Kembaran Ketiga 4
Kembaran Ketiga The Third Twin Karya Ken Follett Bagian 4
satu sel dengan orang seperti
Porky. Ia tidak akan pernah melupakan ini, sumpahnya. Begitu menjadi pengacara,
membela mereka yang dituduh melakukan tindak kejahatan, ia tidak akan
pernah menerima suatu pengakuan sebagai bahan bukti. Ia membayangkan
dirinya sendiri di muka suatu sidang juri. Aku pernah dituduh melakukan suatu
tindak kejahatan yang tidak kulakukan, sampai aku hampir saja membuat
pengakuan," ia akan berkata begitu. Aku sudah pernah berada dalam situasi
seperti itu, jadi aku tahu."
Kemudian terpintas dalam dirinya bahwa kalau ia sampai dihukum gara-gara
ini, ia akan dikeluarkan dari fakultas hukum dan tidak akan pernah dapat
membela siapa pun. Steve terus berusaha meyakinkan dirinya sendiri bahwa ia tidak akan sampai
dihukum. Tes DNA itu akan membersihkan namanya. Sekitar tengah malam, ia
dikeluarkan dari sel itu, diborgol, lalu diantar ke Rumah Sakit Mercy, yang
terletak beberapa blok dari markas kepolisian tersebut. Di sana contoh
darahnya diambil untuk memeriksa DNA-nya. Ia masih sempat menanyakan
kepada si perawat, berapa lama proses tes itu, dan merasa kecewa mendengar
bahwa hasilnya paling cepat akan siap dalam waktu tiga hari. la kembali ke
selnya dengan hati menciut. Ia disatukan lagi dengan Porky, yang untungnya
masih tidur nyenyak. Steve memperhitungkan bahwa ia tahan tidak tidur selama dua puluh empat
jam. Itu batas waktu terlama bagi mereka untuk menahannya tanpa surat
penahanan resmi dari pihak pengadilan. Ia ditangkap sekitar pukul enam sore,
jadi ia akan mendekam di sini sampai sekitar waktu yang sama sore ini.
Kemudian, kepadanya harus diberikan kesempatan untuk minta dilepas dengan
jaminan. Itu akan menjadi peluang baginya untuk meninggalkan tempat ini.
Ia berusaha mengingat-ingat isi mata kuliahnya mengenai dikeluarkan dari
tahanan dengan jaminan. Satu-satunya hal yang akan dipertanyakan pihak
pengadilan adalah apakah si tertuduh akan muncul saat perkaranya disidangkan
kelak," ujar Profesor Rexam ketika itu. Nadanya terdengar begitu
membosankan waktu itu, namun kini begitu besar artinya. Ia mulai ingat detail-detailnya. Ada dua faktor yang harus diperhitungkan. Yang pertama adalah
prakiraan besarnya hukuman yang akan dijatuhkan. Kalau tuduhannya serius,
risiko untuk mengabulkan permohonan dilepas dengan jaminan itu akan lebih
besar: tertuduh untuk tindak pembunuhan cenderung untuk kabur daripada
tertuduh suatu kasus pencurian ringan. Hal yang sama juga berlaku andai kata
ia sudah memiliki catatan kejahatan, dan sebagai akibatnya menghadapi
kemungkinan dijatuhi hukuman yang lebih berat. Steve belum memiliki catatan
kejahatan: meskipun ia pernah dihukum gara-gara tindak penye-206
rangan, usianya ketika itu baru delapan belas tahun, dan catatan itu tidak
dapat digunakan untuk memperberat tuntutan atas dirinya. Ia akan tampil di
muka sidang pengadilan dengan lembaran yang masih bersih. Namun tuntutan
yang dihadapinya betul-betul serius.
Faktor kedua, seingatnya, adalah hubungan si tahanan dengan masyarakat di
sekelilingnya: dengan keluarganya, rumah, dan pekerjaannya. Seorang laki-laki
yang sudah tinggal bersama istri dan anak-anaknya di suatu alamat yang sama
selama lima tahun dan bekerja di sekitar situ, akan dilepas dengan jaminan,
sedangkan seseorang yang tidak memiliki keluarga yang tinggal di kota itu, baru
menempati apartemennya selama enam minggu, dan menyatakan bahwa ia
seorang musisi tanpa pekerjaan tetap, cenderung akan ditoiak. Dalam hal ini,
Steve merasa cukup tenang, la tinggal bersama orangtuanya, dan sedang
menjalani tahun keduanya di fakultas hukum; ia akan rugi besar kalau mencoba
kabur. Sidang seharusnya tidak menjadikan unsur apakah si tertuduh akan
membahayakan masyarakat atau tidak sebagai bahan pertimbangan. Itn akan
menyalahi asas praduga tak bersalah. Namun dalam prakteknya mereka toh
melakukan itu. Secara tidak resmi, seseorang yang terlibat dalam serangkaian
tindak kekerasan memiliki kecenderungan lebih besar untuk tidak dilepas
dengan jaminan, daripada seseorang yang hanya satu kali melakukan tindakan
yang sama. Kalau Steve dituduh melakukan serangkaian pemerkosaan, bukan
hanya satu kali, pe luangnya untuk dilepas dengan jaminan akan lebih
mendekati angka nol. Melihat situasinya saat itu, kemungkinannya bisa apa saja, dan sementara
mengawasi Porky, ia mencoba menghafalkan kata-kata yang akan diucapkannya
kepada hakim kelak. la masih tetap bersiteguh untuk bertindak sebagai pengacara bagi dirinya
sendiri. Ia belum memakai hak
207 nya untuk menelepon seseorang, la bertekad untuk menyembunyikan semua ini
dari kedua orangtuanya, sampai ia dapat mengatakan bahwa ia sudah bersih.
Bayangan untuk mengungkapkan kepada mereka bahwa ia sedang berada di
dalam tahanan betul-betul berat baginya; mereka akan merasa amat terpukul
dan sedih. Ia sangat ingin berbagi beban dengan mereka, tapi setiap kali
tergoda untuk melakukan itu, ia teringat akan wajah mereka ketika mereka
melangkah masuk ke dalam rumah tahanan itu tujuh tahun yang lalu, setelah
perkelahiannya dengan Tip Hendricks, dan ia tahu bahwa kekecewaan mereka
akan lebih melukai dirinya daripada yang mungkin dilakukan oleh Porky
Butcher. Semakin malam, semakin banyak orang yang dijebloskan ke dalam sel-sel itu.
Ada yang acuh tak acuh dan menurut saja, ada yang protes keras bahwa ia
tidak bersalah. Seseorang berusaha memberikan perlawanan, dan akhirnya
dihajar secara profesional.
Menjelang pukul lima pagi suasana lebih tenang. Sekitar pukul delapan,
pengganti Spike mengantarkan sarapan dalam wadah-wadah dari styrofoam,
yarig dibeli di sebuah restoran bernama Mother Hubbard s. Datangnya makanan
membangunkan para tahanan di sel-sel lain, dan kegaduhan itu membuat Porky
terbangun. Steve tetap diam di tempatnya, duduk di lantai, menerawangi kejauhan. Tapi
dengan hati waswas ia mengawasi Porky melalui sudut matanya. Sikap
bersahabat akan dianggap sebagai tanda kelemahan, putusnya. Senantiasa pasif
dan waspada merupakan sikap yang harus diambilnya.
Porky duduk di dipannya, memegangi kepalanya sam bil melayangkan mata ke
arah Steve, tapi ia tidak mengatakan apa-apa. Steve menduga Porky sedang
menilai dirinya. Setelah beberapa saat, Porky berkata. Ngapain kau di sini""
208 Steve memasang tampang bego dan tidak peduli, kemudian tanpa terburu-buru
ia menoleh, sehingga pandangannya bertemu dengan Porky. Untuk sesaat
mereka saling menatap. Porky seorang laki-laki tampan, dengan wajah agak
gemuk yang berkesan sedikit agresif, la menatap Steve dengan matanya yang
kemerahan. Steve menilainya sebagai seorang tukang foya-foya, seorang
pecundang, tapi juga berbahaya. Ia mengalihkan pandang, untuk
mengekspresikan sikap tidak pedulinya. Ia tidak menjawab pertanyaan itu.
Semakin lama waktu yang dibutuhkan Porky untuk menilai dirinya, semakin
aman situasinya baginya. Ketika si petugas menyodorkan makanan melalui celah di terali sel itu, Steve
tidak bereaksi. Porky mengambil bakinya. Ia menghabiskan semua serpihan daging asapnya,
telur dan roti panggangnya, meminum kopinya, lalu menggunakan WC dengan
suara ribut, tanpa malu-malu.
Setelah selesai, ia menarik celananya, dan duduk di dipannya. Sambil menatap
Steve, ia berkata, Kenapa kau dijebloskan di sini, anak bule""
Ini merupakan momentum yang paling berbahaya. Porky sedang mencobainya,
menilai dirinya. Steve kini harus menampilkan sosok yang sama sekali berbeda
daripada dirinya, seorang mahasiswa kelas menengah yang masih polos, yang
tidak pernah lagi terlibat perkelahian sejak remaja.
Ia menoleh ke arah Porky, seakan baru memperhatikan keberadaannya untuk
pertama kali. Ia menatapnya lurus-lurus selama beberapa saat, sebelum
memberikan jawaban. Sambil sedikit menggumam, ia berkata, Ada yang
ngajak aku cari perkara, jadi kuladeni."
Porky membalas tatapannya. Steve tidak dapat mengatakan apakah laki-laki itu
mempercayainya atau tidak. Setelah agak lama. Porky berkata,
Pembunuhan"" Tingkat satu." 209 Aku juga." Rupanya Porky mempercayainya. Dengan santai Steve menambahkan,
Pokoknya dia nggak bakal bisa mengganggu aku lagi."
Yeah," sahut Porky. Suasana hening selama beberapa saat. Rupanya Porky sedang berpikir. Akhirnya
ia berkata, Kenapa mereka mengurung kita di sini sama-sama""
Mereka nggak punya bukti untuk menuntutku," jawab
Steve. Jadi, mereka pikir, kalau aku menghajarmu di sini, mereka akan punya kasus."
Porky merasa tersinggung. Bagaimana kalau aku yang menghajarmu""
tantangnya. Steve angkat bahu. Kalau begitu, kau yang dapat masalah."
Porky mengangguk perlahan, Yeah," ujarnya. Masuk akal."
Rupanya ia mulai kehabisan bahan percakapan. Selang beberapa saat, ia
merebahkan dirinya kembali.
Steve menunggu. Sudah selesaikah"
Tak lama setelah itu, Porky sepertinya tertidur lagi.
Saat ia mendengkur, Steve melorotkan tubuh di tembok dengan perasaan lemas
dan sekaligus lega. Sesudah itu, selama beberapa jam tidak terjadi apa-apa.
Tidak ada yang datang untuk berbicara dengan Steve, tidak ada yang
mengungkapkan kepadanya apa yang sedang terjadi. Tidak ada tempat untuk
memperoleh informasi. Ia ingin tahu, kapan ia akan memperoleh kesempatan
untuk minta dibebaskan, tapi tak seorang pun mengungkapkan itu kepadanya.
Ia mencoba berbicara dengan si petugas baru, namun laki-laki itu tidak
mengacuhkannya. Porky masih tidur saat si petugas muncul, lalu membuka pintu sel. Ia
memborgol pergelangan tangan dan kaki Steve, kemudian membangunkan
Porky dan mela 210 kukan hal yang sama atas dirinya. Mereka dirantai bersama dua orang lagi,
digiring beberapa langkah menuju pojok blok itu, lalu ke sebuah ruang kerja
yang kecil. Di dalamnya terdapat dua meja tulis, masing-masing dengan sebuah komputer
dan mesin cetak laser. Di muka kedua meja tulis itu terdapat sederetan kursi
plastik berwarna abu-abu. Di belakang meja yang satu duduk seorang wanita
kulit hitam berpakaian rapi dan berusia sekitar tiga puluhan. Ia melirik ke arah
mereka dan berkata, Silakan duduk," lalu meneruskan tugasnya mengetik di
papan tutsnya dengan jari-jari terawat.
Mereka menyeret langkah sepanjang deretan kursi itu, lalu duduk. Ruang
kantor itu biasa-biasa saja, dengan lemari-lemari arsip, papan-papan
pengumuman, sebuah alat pemadam api, dan lemari besi kuno. Dibandingkan
sel mereka, tempat ini lebih indah.
Porky menutup matanya dan sepertinya tidur lagi. Di antara kedua tahanan
yang lain, satu menatap dengan ekspresi seakan tak percaya ke arah kaki
kanannya yang dibungkus gips, sementara yang lain tersenyum entah ke mana,
jelas-jelas tidak menyadari di mana ia berada, seakan sedang teler atau
terganggu pikirannya, atau kedua-duanya.
Akhirnya wanita itu mengalihkan mata dari layarnya. Sebut nama Anda,"
ujarnya. Steve berada dalam urutan pertama, karenanya ia menjawab, Steven Logan."
Mr. Logan, aku Panitera Williams."
Tentu: wanita ini seorang petugas pengadilan. Kini ia ingat bagian prosedur ini
dari mata kuliahnya. Panitera adalah pejabat pengadilan yang kedudukannya
lebih rendah daripada hakim. Ia menangani surat-surat penahanan dan hal-hal
kecil lain yang berhubungan dengan prosedurnya. Ia memiliki wewenang untuk
memberikan status tahanan luar kepada seorang tersangka, dengan
211 imbalan; ini membuat semangat Steve bangkit kembali. Mungkin ia toh bisa
keluar dari sini. Wanita itu berkata lagi, Aku di sini untuk mengungkapkan kepada Anda,
pelanggaran apa yang dituduhkan atas diri Anda, tanggal perkara Anda
disidangkan, waktu dan tempatnya, apakah Anda akan bebas dengan imbalan
atau dilepas, dan andai kata dilepas, apakah dengan syarat." Bicaranya amat
cepat, tapi pernyataannya mengenai bebas dengan imbalan sesuai dengan apa
yang diingat Steve. Jadi, inilah orang yang harus ia yakinkan bahwa ia dapat
diandalkan untuk muncul dalam sidang yang akan menangani perkaranya.
Anda berada di hadapanku berdasarkan tuntutan atas tindak pemerkosaan
tingkat satu, tindak penyerangan dengan maksud untuk memerkosa,
menganiaya, dan melakukan sodomi." Wajahnya yang bundar tidak
menunjukkan ekspresi saat ia merinci tindakan-tindakan kejahatan yang
dituduhkan atas Steve. Wanita itu menjadwalkan tanggal sidangnya tiga minggu
kemudian, dan Steve ingat bahwa setiap tersangka harus sudah ditentukan
tanggal persidangannya tidak lebih lama daripada tiga puluh hari setelah hari
penahanannya. Atas tindakan memerkosa yang dituduhkan, Anda dihadapkan pada tuntutan
penjara seumur hidup. Atas tindak penyerang
an dengan maksud untuk memerkosa, dua sampai lima belas tahun. Dua-duanya merupakan tindak
kejahatan serius." Steve mengerti apa yang dimak-sudnlengan tindak kejahatan
serius, tapi ia mempertanyakan apakah Porky Butcher juga mengerti-Si
pemerkosa juga menimbulkan kebakaran di gedung olah raga itu, seingat Steve.
Mengapa tidak ada tuntutan sehubungan peristiwa kebakaran itu" Mungkin
karena pihak kepolisian tidak dapat menemukan bukti yang dapat secara
langsung menghubungkan dirinya dengan api itu.
Wanita itu menyodorkan dua helai kertas ke arahnya.
212 Yang pertama menyatakan bahwa ia sudah diberitahu mengenai haknya untuk
diwakili, yang kedua mengungkapkan kepadanya cara untuk menghubungi
seorang pembela umum. Ia harus menandatangani masing-masing lembar.
Wanita itu memberondongnya dengan serangkaian pertanyaan, lalu
memasukkan jawabannya ke dalam kom putemya, Sebutkan nama lengkap
Anda. Anda tinggal di mana" Nomor telepon Anda" Sudah berapa lama Anda
tinggal di sana" Di-mana Anda tinggal sebelumnya""
Steve mulai merasa lebih optimis saat mengungkapkan kepada si petugas
pengadilan bahwa ia tinggal bersama kedua orangtuanya, ia sedang menjalani
tahun kedua di fakultas hukum, dan bahwa ia tidak memiliki catatan kejahatan
sebagai orang dewasa. Wanita itu menanyakan apakah ia pernah punya masalah
kecanduan obat bius atau alkohol, dan ia bisa menjawab tidak. Ia
mempertanyakan apakah ia akan memperoleh kesempatan untuk mengajukan
permohonan bebas dengan imbalan, namun si wanita berbicara begitu cepat,
dan kelihatannya sudah memiliki rumusan tertentu yang harus ia ikuti.
Untuk tuntutan melakukan tindak sodomi kuanggap alasannya tidak cukup
meyakinkan," ujarnya. Ia mengalihkan pandang dari layar komputer ke arah
Steve Ini tidak berarti Anda tidak melakukan pelanggaran ini, tapi data-data
yang ada di sini, di dalam laporan pihak kepolisian, bagiku tidak memenuhi
persyaratan untuk tuduhan itu."
Steve mempertanyakan mengapa para detektif itu memasukkan tuntutan ini.
Mungkin mereka berharap ia akan menyangkalnya habis-habisan, lalu
menelanjangi dirinya sendiri dengan berkata, Itu betul-betul keterlaluan, aku
memang menyetubuhinya, tapi aku rujak melakukan tindakan sodomi sama
sekali. Memangnya kalian anggap aku apa"
Si petugas pengadilan berkata lagi, Tapi Anda masih akan dituntut di hadapan
sidang untuk tindakan itu."
Steve tampak bingung. Apa maksudnya andai kata ia masih tetap akan dituntut
di hadapan sidang untuk tindakan itu" Dan kalau dirinya, seorang mahasiswa
tingkat dua fakultas hukum, menganggap ini sulit untuk dimengerti, bagaimana
dengan mereka yang lebih awam"
Si petugas pengadilan berkata, Apa ada yang ingin Anda tanyakan""
Steve menarik napas dalam-dalam. Aku ingin mengajukan permohonan dilepas
sebagai tahanan luar," ujarnya. Aku tidak bersalah &"
Wanita itu memotongnya. Mr. Logan, Anda berada di hadapanku berdasarkan
tuntutan atas beberapa tindak kejahatan serius, yang peraturannya digariskan
Kembaran Ketiga The Third Twin Karya Ken Follett di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
di bawah undang-undang No. 638B. Ini berarti bahwa aku. sebagai seorang
petugas pengadilan, tidak dapat mengeluarkan keputusan lepas dengan imbalan
untuk diri Anda. Hanya seorang hakim yang dapat melakukannya."
Steve merasa seakan wajahnya ditampar. Ia begitu kecewa, sehingga merasa
mual. Ia menatap wanita itu dengan pandangan tak percaya. Lalu apa gunanya
seluruh prosedur ini"" ujarnya dalam nada marah.
Sementara ini Anda ditahan dengan status tidak bisa dilepas sebagai tahanan
luar." Nada suara Steve meninggi. Jadi, untuk apa Anda mengajukan semua
pertanyaan ini kepadaku dan membuat aku berharap harap9 Kusangka aku bisa
keluar dari sini!" b
Si petugas pengadilan tampak tidak tergerak. Informasi yang Anda berikan
mengenai alamat Anda dan sebagainya akan dicek kebenarannya oleh seorang
penyidik prasidang, yang akan melaporkan hasilnya pada pepgadilan," ujarnya
dengan tenang. Anda boleh mengajukan permohonan untuk dilepas dengan
jaminan besok, dan keputusannya akan berada di tangan hakim."
214 Aku dimasukkan ke dalam satu sel bersama orang ini!" ujar Steve sambil
menunjuk ke arah Porky yang sedang tidur.
Bagian itu bukan tanggung jawabku &"
Dia seorang pembunuh! Satu-satunya alasan dia belum membunuhku adalah
karena dia masih terlalu teler untuk melakukan itu! Sekarang secara resmi aku
mengajukan protesku kepada Anda, sebagai seorang petugas pengadilan, bahwa
aku dianiaya secara merfial dan bahwa nyawaku dalam bahaya."
Kalau sel-selnya sudah penuh, Anda memang terpaksa &"
Sel-sel itu sama sekali belum penuh. Menolehlah ke sana, Anda bisa lihat
sendiri. Kebanyakan masih kosong. Mereka menjebloskan aku bersamanya
supaya dia dapat menghajarku. Dan kalau itu dia lakukan, aku akan akan
menuntut Anda, secara pribadi. Panitera Williams, karena membiarkan itu
terjadi." Sikap si petugas pengadilan melembut sedikit Aku akan perhatikan itu.
Sekarang akan kuserahkan beberapa berkas ke tangan Anda." Ia menyerahkan
berkas tuntutannya, berkas pernyataan, dan beberapa berkas lain. Tolong
tanda tangani satu per satu dan ambil sebuah copy."
Dalam keadaan frustrasi dan sedih, Steve menerima bolpoin yang disodorkan
petugas pengadilan itu. lalu mulai menandatangani berkas-berkas tersebut.
Sementara itu, si petugas penjara berusaha membangunkan Porky. Steve
menyerahkan berkas-berkasnya kembali kepada si panitera. Wanita itu
memasukkannya ke dalam sebuah map.
Sesudah itu, ia menoleh ke arah Porky. Sebutkan nama Anda."
Steve membenamkan kepala ke dalam kedua belah tangannya.
215 BAB 18 kan Mh mengawasi pintu masuk ruang interogasi yang terbuka pelan-pelan itu.
Laki-laki yang melangkah masuk itu ternyata benar-benar kembaran Steven
Logan. Di sebelahnya. Jeannie mendengar Lisa menahan napas.
Tampang Dennis Pinker begitu mirip dengan Steven, sehingga Jeannie tidak
akan pernah dapat membedakan mereka satu sama lain. "
Teoriku ternyata benar, pikirnya dengan perasaan bangga. Meskipun orangtua
kedua, anak muda itu bersiteguh menyangkal kemungkinan bahwa mereka
adalah pasangan kembar, mereka toh bagai pinang dibelah dua.
Rambut pirangnya yang berombak dipotong dalam gaya yang persis sama:
pendek, dengan belahan. Dennis menggulung lengan kemeja seragam
penjaranya dengan rapi, seperti Steven menggulung manset kemeja linennya
yang biru. Dennis menutup pintu di belakangnya dengan tumitnya, seperti yang
dilakukan Steven saat memasuki ruang kerja" Jeannie di Nut House. Sambil
duduk, ia melontarkan senyum polos kebocahan yang menarik ke arah Jeannie,
persis seperti senyum Steven. Sulit bagi Jeannie untuk mempercayai bahwa ia
bukan Steven. 216 Jeannie menoleh ke arah Lisa. Temannya sedang menatap Dennis dengan mata
melebar. Wajahnya tampak pucat dan ketakutan. Dia pelakunya," desahnya.
Dennis menatap Jeannie, lalu berkata, Kau mesti memberikan celana
dalammu padaku." Jeannie merinding mendengar ucapannya yang begitu meyakinkan itu, namun
secara intelektual ia juga merasa amat antusias. Steven tidak akan pernah
mengucapkan kata-kata seperti itu. Ini dia, materi genetika sama yang
ditransformasi ke dalam dua individu yang sama sekali berbeda yang satu
seorang mahasiswa simpatik, yang lain jiwanya terganggu. Tapi apakah
perbedaan itu hanya sebatas itu saja"
Robinson, si petugas jaga, berkata dengan tenang, Nah, jaga kelakuanmu dan
jangan macam-macam, Pinker, atau kau bakal dapat masalah."
Dennis melontarkan senyum kebocahan itu lagi, namun kata-katanya
menakutkan. Robinson tidak akan menyadari apa yang terjadi, tapi kau akan
menuruti perintahku," ujarnya pada Jeannie. Kau akan keluar dari sini dengan
semilir angin membelai bokong telanjangmu."
Jeannie berusaha menenangkan diri. Ini cuma gertakan, la seorang wanita yang
pintar dan tegar. Dennis akan mendapati bahwa tidak mudah menyerang
dirinya bahkan andai kata mereka cuma berduaan. Dengan adanya si petugas
penjara yang jangkung itu, berdiri di dekatnya dengan sebuah tongkat pemukul
dan pistol, ia akan cukup aman.
Kau tidak apa-apa"" gumamnya pada Lisa.
Wajah Lisa tampak pucat, namun garis bibirnya mengekspresikan ketegaran
saat ia menjawab dengan tegas, Aku tidak apa-apa."
Seperti orangtuanya, Dennis sudah mengisi beberapa formulir sebelumnya. Kini
Lisa mulai mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang lebih kompl
eks, yang tidak dapat 217 dilengkapi hanya dengan memberikan tanda centang. Sementara mereka
bekerja, Jeannie mempelajari hasilnya sambil membandingkan Dennis dengan
Steven. Persamaan di antara keduanya betul-betul menakjubkan: profil
psikologis, minat dan hobi, selera, keterampilan fisik semuanya persis sama.
Dennis bahkan memiliki IQ tinggi yang setaraf dengan Steve.
Betul-betul sayang sekali, ujarnya pada dirinya. Anak muda ini memiliki bakat
untuk menjadi ilmuwan, dokter bedah, insinyur, perancang software. Tapi saat
ini ia berada di sini, hidup terisolasi.
Perbedaan terbesar antara Dennis dan Steven adalah dalam cara mereka
bergaul. Steven adalah pribadi yang matang, dengan kemampuan bergaul di
atas rata-rata ia bisa membawa diri di antara mereka yang tidak dikenalnya,
siap menerima wibawa kekuasaan, merasa santai di antara kawan-kawannya,
senang ikut ambil bagian dalam suatu tim. Dennis memiliki kemampuan
beradaptasi dengan sekelilingnya seperti seorang bocah berusia tiga tahun. Ia
mengambil begitu saja apa pun yang ia inginkan, menemui kesulitan dalam
berbagi, ia merasa takut menghadapi orang-orang yang asing baginya, dan
kalau tidak memperoleh apa yang diinginkannya, ia akan marah dan kasar.
Jeannie masih ingat ketika ia sendiri berusia tiga tahun. Ia melihat dirinya
bersandar pada pagar tempat tidur bayi adiknya yang baru lahir. Patty sedang
tidur dalam pakaian cantik berwarna merah muda, dengan bordiran bunga-bunga biru di bagian kerahnya. Jeannie masih dapat merasakan amarah yang
menguasai dirinya saat ia menerawangi wajah mungil itu. Patty telah mencuri
mommy dan daddy-nya. Dengan seluruh daya yang dimilikinya, Jeannie ingin
membunuh si pengacau ini, yang telah menyita begitu banyak kasih sayang dan
perhatian yang sebelumnya hanya dicurahkan kepadanya. Ketika Bibi Rosa
mengatakan. Kau sayang pada adik
218 kecilmu, bukan"" Jeannie menjawah, Aku benci padanya, lebih baik dia
mati." Bibi Rosa menamparnya, sehingga Jeannie merasa semakin diperlakukan
tidak adil. Jeannie tumbuh dewasa, Steven juga. tapi lain halnya dengan Dennis. Kenapa
Steven tidak seperti Dennis" Apakah ia diselamatkan oleh cara ia dibesarkan"
Ataukah kelihatannya saja ia lain" Apakah kemampuannya untuk bergaul tidak
lebih dari kedok untuk menutupi jiwanya yang terganggu di baliknya"
Saat memperhatikan dan mendengarkan, Jeannie menyadari bahwa masih ada
perbedaan lain. Ia merasa takut pada Dennis. Ia tidak dapat mengatakan secara
persis, apa sebetulnya alasannya, tapi ada sesuatu yang negatif mengenai anak
muda itu. Perasaannya mengatakan bahwa Dennis akan melakukan apa pun
yang melintas di kepalanya, tanpa memedulikan konsekuensinya. Steven sama
sekali tidak menimbulkan perasaan itu dalam dirinya sekejap pun.
Jeannie memotret Dennis, lalu membuat gambar close-up kedua telinganya.
Pasangan kembar identik biasanya memiliki telinga yang mirip sekali, terutama
pada bagian cupingnya. Saat mereka hampir selesai, Lisa mengambil contoh darah Dennis; ini memang
keahliannya. Jeannie hampir tak sabar lagi untuk melihat perbandingan hasil
pengetesan DNA-nya. la yakin Steve dan Dennis memiliki gen-gen yang sama Itu
akan membuktikan bahwa mereka sebetulnya toh pasangan kembar identik.
Sesuai rutin, Lisa menutup tabungnya, memberikan paraf pada labelnya,
kemudian pergi untuk memasukkannya ke dalam cool box di dalam bagasi mobil
mereka; Jeannie menyelesaikan wawancara itu sendiri.
Saat melengkapi rangkaian pertanyaannya yang terakhir, Jeannie berandai ia
dapat mempertemukan Steve dan Dennis di laboratoriumnya selama satu
minggu. Tapi itu tidak akan mungkin bagi kebanyakan pasangan
219 kembarnya. Dalam menekuni para kriminal, secara konstan ia akan berhadapan
dengan masalah bahwa beberapa di antara subjeknya berada di dalam penjara.
Tes-tes yang lebih canggih, yang melibatkan penggunaan mesin-mesin
laboratorium, tidak akan dapat dilaksanakan atas Dennis sampai ia keluar dari
penjara kalau ia keluar. Jeannie harus bisa menerima kenyataan itu Tapi ia
masih memiliki banyak data lain untuk diolahnya.
Ia selesai dengan daftar pertanyaan terakhir. Terima kasih
untuk kesabaran Anda, Mr. Pinker," ujarnya.
Tapi kau belum menyerahkan celana dalammu," sahut Pinker dengan tenang.
Robinson berkata, Eh, Pinker, kau sudah begitu baik sepanjang sore. jangan
kaurusak suasananya."
Dennis menatap si petugas jaga dengan pandangan menantang. Kemudian ia
berkata kepada Jeannie, Si Robinson takut sama tikus, tahu9
Tiba-tiba Jeannie merasa tidak enak. Sesuatu yang tidak ia mengerti sedang
berlangsung. Cepat-cepat ia membenahi berkas-berkasnya.
Robinson tampak salah tingkah. Aku tidak suka pada tikus, betul, tapi aku
tidak takut pada mereka"
Juga tidak pada si abu-abu gendut di pojok situ"" ujar Dennis sambil
menunjuk. Robinson menoleh. Tidak ada apa-apa di sana, tapi begitu Robinson
memunggunginya Dennis merogoh sakunya, lalu mengeluarkan sebuah
bungkusan yang tertutup rapat. Gerakannya begitu cepat, sehingga Jeannie
tidak dapat menebak apa yang sedang ia lakukan, sampai terlambat. Ia
membuka sehelai sapu tangan berbintik-bintik biru untuk menampilkan seekor
tikus abu-abu yang gemuk, dengan ekor berwarna kemerahan. Tubuh Jeannie
menggigil. Ia tidak jijik, tapi ada sesuatu yang membuatnya bergidik melihat si
tikus dalam cakupan lembut tangan-tangan yang belum lama ini telah mencekik
seorang wanita sampai mati.
220 Sebelum Robinson sempat membalikkan tubuhnya kembali, Dennis telah
melepaskan si tikus. Binatang itu lari melintasi ruangan tersebut. Itu, Robinson, di sana!" seru
Dennis. Robinson memutar tubuhnya, melihat si tikus, lalu berubah pucat, Sial,"
umpatnya sambil meraih tongkat pemukulnya.
Si tikus lari menelusuri dinding, mencari tempat untuk bersembunyi. Robinson
segera mengejarnya, sambil mengayun-ayunkan pemukulnya. Ulahnya
meninggalkan beberapa guratan hitam di dinding, namun hantamannya tidak
mengenai sasaran. Jeannie mengawasi Robinson, sementara bawah sadarnya seakan
mengingatkannya untuk waspada. Ada yang tidak beres di sini, sesuatu yang
betul-betul tidak masuk akal. Intermeso ini sama sekali tidak lucu. Dermis
bukan tukang bercanda, ia seorang penderita penyimpangan seks dan seorang
pembunuh. Apa yang dilakukannya amat janggal. Kecuali, ujar Jeannie pada
dirinya sambil merinding, ini merupakan suatu cara untuk mengalihkan
perhatian, dan Dennis sudah memiliki rencana lain &.
Ia merasa sesuatu menyentuh rambutnya. Ia menoleh. Tiba-tiba jantungnya
seakan berhenti berdetak.
Ternyata Dermis sudah beranjak dari tempatnya dan sekarang berdiri di
dekatnya. Ia menghunuskan sebilah pisau buatan sendiri di muka Jeannie;
sebuah sendok timah yang bagian lengkungnya sudah dipipihkan dan diasah
membentuk mata anak panah.
Jeannie mencoba berteriak, tapi tenggorokannya seperti disumbat. Satu detik
yang lalu ia mengira situasinya cukup aman; kini ia sedang diancam oleh
seorang pembunuh dengan sebuah pisau. Bagaimana ini dapat terjadi dalam
waktu sesingkat itu" Kepalanya terasa kosong; ia hampir tidak dapat berpikir.
Dermis menjambak rambut Jeannie dengan tangan kirinya, lalu memindahkan
ujung pisaunya ke dekat 221 matanya sedemikian rupa, sehingga Jeannie tidak dapat memfokuskannya lagi.
Ia mendoyongkan tubuh, kemudian mengatakan sesuatu ke telinga Jeannie.
Napas laki-laki itu terasa panas di pipinya dan tubuhnya bau keringat. Suaranya
begitu rendah, sehingga Jeannie hampir tidak dapat menangkap kata-katanya
di antara suara ribut yang ditimbulkan oleh ulah Robinson Lakukan apa yang
kukatakan, atau akan kuiris bola matamu
Hati Jeannie menciut ketakutan. Oh, jangan, jangan bikin aku buta,"
mohonnya. Mendengar suaranya sendiri dalam nada pasrah yang begitu asing baginya,
membuat Jeannie kembali sadar akan keberadaannya. Mati-matian ia berusaha
menguasai diri dan berpikir terang. Robinson masih sibuk mengejar si tikus, dan
sama sekali tidak menyadari polah Dennis. Sulit bagi Jeannie untuk
mempercayai bahwa ini sungguh-sungguh terjadi. Mereka sedang berada di
sebuah bangunan penjara, dan ia di bawah pengawalan seorang petugas jaga
yang bersenjata, namun nasibnya ada di tangan Dennis. Betapa ironisnya,
beberapa menit yang lalu ia mengira bisa membual laki-laki itu menyesal kalau
sampai berani menyerangnya! Jeannie mulai menggigil ketakutan.
Dennis mengentakkan rambutnya, untuk memaksanya berdiri.
Aduh!" Bahkan saat mengucapkan kata itu, Jeannie mengumpati dirinya, tapi
ia terlalu takut untuk berbuat lain. Akan kuturuti maumu!"
Ia merasakan bibir laki-laki itu di dekat telinganya. Lepaskan celana
dalammu," desah Dennis.
Jeannie terenyak: Ia sudah siap melakukan apa pun yang diinginkan laki-laki
itu, seberapa pun memalukannya, agar dapat terlepas dari cengkeramannya;
tapi melepaskan celana dalamnya sama berbahayanya dengan menantangnya.
Jeannie tidak dapat memutuskan apa yang akan ia lakukan, la mencoba melirik
ke arah Robinson. Si petugas jaga berada-di luar jangkauan
222 penglihatannya, di belakangnya, dan ia tidak berani menoleh karena posisi
pisau yang dihunuskan ke arah matanya. Namun Jeannie dapat mendengar
suara Robinson mengutuki si tikus sambil berusaha menghajarnya dengan
pemukulnya, dan sepertinya ia masih belum menyadari apa yang sedang
dilakukan Dennis saat itu
Waktuku tidak banyak lagi," gumam Dennis dalam suara bernada dingin.
Kalau aku tidak memperoleh apa yang kuinginkan, kau tidak akan pernah
melihat matahari yang bersinar lagi."
Jeannie mempercayainya. Ia baru saja menghabiskan tiga jamnya yang terakhir
dengan mewawancarai laki-laki ini, dan ia tahu bagaimana pembawaannya.
Dermis tidak memiliki kata hati; ia tidak memiliki kemampuan untuk merasa
bersalah atau menyesal. Kalau Jeannie tidak menuruti keinginannya, ia akan
mencederainya tanpa ragu sedikit pun.
Tapi apa yang akan dilakukannya setelah aku melepaskan celana dalamku,
tanya Jeannie pada dirinya.. Apakah ia akan merasa puas. lalu menjauhkan
pisau itu dari wajahnya" Apakah ia toh akan melukainya" Atau ia akan minta
lebih banyak lagi"
Kembaran Ketiga The Third Twin Karya Ken Follett di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Kenapa Robinson belum juga berhasil membunuh tikus sialan itu9
Cepat!" desis Dennis.
Apa yang lebih menakutkan daripada menjadi buta" Oke," erang Jeannie.
Ia membungkuk dengan kaku, sementara Dennis masih mencengkeram
rambutnya dan menghunuskan pisau ke arahnya. Dengan susah payah ia
menaikkan rok gaun linennya, lalu menanggalkan celana dalam putihnya yang
terbuat dari bahan katun Dennis menggeram dalam suara berat seekor beruang
saat celana dalam Jeannie jatuh ke lantai. Jeannie merasa malu, meskipun
akal sehatnya mengatakan kepadanya bahwa ini bukan salahnya. Cepat-cepat
ia menurunkan roknya untuk me-223
nutupi ketelarijangannya. Sesudah itu ia menendang celana tersebut ke
tengah-tengah ruangan yang ditutupi lantai plastik berwarna keabuan itu. la
benar-benar merasa lemah.
Dermis melepaskan cengkeramannya, memungut celana dalam itu, untuk
ditempelkan ke wajahnya. Ia menghirup aromanya sambil memejamkan mata
untuk menikmatinya. Jeannie memperhatikan ulahnya, masih dalam keadaan terguncang oleh situasi
yang dipaksakan itu. Meskipun laki-laki itu tidak menyentuhnya, bulu kuduknya
toh berdiri. Apa yang akan dilakukannya setelah ini"
Tongkat pemukul Robinson menimbulkan suara hantaman yang meremukkan.
Jeannie menoleh dan melihat bahwa akhirnya si petugas jaga berhasil
menghajar si tikus. Tongkatnya mengenai bagian belakang tubuh binatang
gemuk itu, dan di lantai plastik berwarna keabuan terdapat bercak-bercak
merah. Si tikus tidak bisa lari lagi, meskipun masih hidup. Matanya terbuka dan
tubuhnya bergerak naik turun mengikuti irama napasnya. Robinson
mengayunkan pemukulnya sekali lagi, menghantam kepalanya. Si tikus berhenti
bergerak, dan dari tengkorak kepalanya yang hancur mengalir cairan kental
berwarna .abu-abu. Jeannie menoleh ke arah Dennis. Di luar dugaannya, laki-laki itu sudah duduk
kembali di tempatnya, seperti sebelumnya. Tampangnya seakan ia tidak pernah
beranjak dari sana. Gayanya seakan sama sekali tidak bersalah. Baik pisau
maupun celana dalam itu sudah menghilang entah ke mana.
Apakah ia sudah terlepas dari ancaman bahaya" Sudah selesaikah
permainannya" Robinson tampak terengah-engah. Ia melayangkan pandangan curiga ke arah
Dennis, lalu berkata, Bukan kau yang membawa binatang itu ke sini. kan,
Pinker9" 224 Bukan, Sir," sahut Dennis naif.
Di kepala Jeannie terangkai kalimat, Ya, dia
yang membawanya! Tapi entah
kenapa ia tidak mengucapkannya.
Robinson berkata lagi, Sebab, kalau ini memang ulahmu, aku akan &" Si
penjaga melirik ke arah Jeannie, lalu memutuskan untuk tidak mengucapkan
apa yang akan ia lakukan atas diri Dennis. Aku yakin kau tahu bahwa aku akan
membuatmu menyesal."
Ya, Sir." Jeannie menyadari bahwa situasinya sudah lebih aman sekarang. Tapi rasa
leganya langsung diganti oleh kemarahan-Ia menatap Dennis dengan pandangan
berapi-api. Apakah laki-laki itu akan terus berpura-pura tidak ada apa-apa"
Robinson berkata, Oke, sekarang ambil seember air untuk membersihkan
tempat ini." Baik, Sir."
Itu kalau Dr. Ferrami sudah selesai denganmu."
Jeannie mencoba mengatakan. Sementara kau sibuk mengejar tikus itu, Dennis
mencuri celana dalamku, namun kata-kata itu tidak mau keluar.
Kedengarannya begitu konyol. Dan ia sudah dapat membayangkan
konsekuensinya kalau ia sampai mengucapkannya. Ia bakal tertahan di sini
selama sejam lagi, sementara pelanggaran itu diusut. Tubuh Dennis akan
digeledah dan celana dalamnya akan ditemukan. Benda itu akan ditunjukkan
kepada Sipir Temoigne. Sudah terbayang oleh Jeannie bagaimana laki-laki itu
akan memeriksa barang buktinya dengan tampangnya yang menyebalkan itu &.
Tidak. Ia tidak akan mengatakan apa-apa. - Ia merasa sedikit bersalah.
Biasanya ia selalu menyesali para korban tindak kekerasan yang memilih untuk
tetap diam, sementara pelakunya dibiarkan berkeliaran bebas tanpa perlu
mempertanggungjawabkan perbuatannya. Ide itu membuatnya begitu sengit,
sehingga untuk 225 sesaat ia merasa terdorong untuk mengadukannya, hanya untuk membuyarkan
skenarionya. Kemudian terbayang olehnya bagaimana Temoigne, Robinson, dan
para lelaki lain di penjara itu akan menatapnya sambil mengatakan dalam hati,
Dia tidak memakai celana dalam, dan ia menyadari bahwa beban itu terlalu
berat untuknya Betapa lihainya Dermis, selihai laki-laki yang menyulut api di gedung olahraga
serta memerkosa Lisa, selihai Steve &.
Anda agak pucat," ujar Robinson padanya. Rupanya Anda juga tidak suka
pada tikus, seperti aku."
Jeannie berusaha menguasai diri. Semua sudah berakhir, la selamat, bahkan
masih dapat melihat. Apa sebetulnya yang masih perlu dikeluhkan" tanyanya
pada dirinya. Bisa saja aku sudah cedera atau diperkosa. Tapi aku cuma
kehilangan pakaian dalamku. Bersyukurlah. Aku tidak apa-apa, terima kasih,"
ujarnya. Kalau begitu, kuantar Anda keluar."
Bertiga mereka keluar dari ruangan itu
Di luar pintu Robinson berkata, Ambil lap pel, Pinker."
Dennis melontarkan senyuman ke arah Jeannie, sebuah senyuman intim, seakan
mereka sepasang kekasih yang baru saja melewatkan sore itu bersama-sama di
tempat tidur. Kemudian ia menghilang. Jeannie mengawasinya dari belakang
dengan perasaan amat lega, meskipun mendadak ia toh merasa tidak enak,
mengingat laki-laki itu masih mengantongi pakaian dalamnya di sakunya.
Apakah ia akan tidur dengan menempelkan celana dalam itu pada pipinya,
seperti seorang bocah dengan boneka teddy bear-nya" Atau ia melilitkannya
pada alat vitalnya saat bermasturbasi, seolah-olah ia sedang bercinta
dengannya" Apa pun yang akan dilakukannya. Jeannie merasa dirinya dilibatkan
secara paksa, haknya sebagai seorang pribadi dilanggar dan keleluasaannya
dicemarkan. 226 Robinson mengantar Jeannie sampai ke pintu gerbang, kemudian menjabat
tangannya. Jeannie menyeberangi pelataran yang panas itu, menuju mobil Ford
sewaan mereka, sambil berkata dalam hatii Aku baru merasa lega setelah
keluar dari tempat ini. Ia sudah mendapatkan contoh DNA Dennis, itu yang
paling penting. Lisa sedang duduk di belakang kemudi, dengan AC menyala untuk menyejukkan
udara di dalam mobil. Jeannie langsung melonjorkan tubuh di bangku
sebelahnya. Tampangmu nggak keruan," ujar Lisa saat ia menjalankan kendaraannya.
Kita mampir di daerah pertokoan pertama yang kita lewati," ujar Jeannie.
Oke. Kau butuh sesuatu""
Aku akan menceritakannya padamu," sahut Jeannie. Tapi kau tidak akan
mempercayainya." di-scandandi-djvu-kan untuk dimhader (dimhad.co cc oleh:
Dilarang meng-komersil-kan atau kesialan menimpa hidu
p anda selamanya. 227 BAB 19 Setelah acara makan siang itu, Berrington pergi ke sebuah bar yang tenang di
sekitar situ. lalu memesan segelas martini.
Ide Jim Proust untuk melakukan tindak pembunuhan betul-betul amat
mengguncangkan baginya. Berrington tahu bahwa ulahnya mencengkeram kerah
kemeja Jim serta berteriak-teriak padanya memang konyol. Tapi ia tidak
menyesalinya. Setidaknya ia sudah memastikan Jim tahu persis bagaimana
sikapnya. Memang bukan hal baru bagi mereka untuk berselisih paham. Ia teringat krisis
serius mereka yang pertama, di awal tahun tujuh puluhan, ketika skandal
Watergate terbongkar. Saat itu merupakan masa yang serba salah: pandangan
konservatif dianggap negatif, kaum politisi yang berpegang teguh pada hukum
dan peraturan ternyata menyeleweng, dan kegiatan-kegiatan tidak jelas, tak
peduli seberapa baik pun tujuannya, secara tiba-tiba dianggap subversif.
Preston Barck amat ketakutan waktu itu, dan ingin menyudahi seluruh misi. Jim
Proust menyebutnya pengecut, dan bersikeras menyatakan bahwa situasinya
cukup aman. Ia mengusulkan agar mereka melanjutkan proyek ini sebagai
usaha kerja sama dengan pihak CIA-Angkatan Bersenjata, kalau mungkin
dengan menggunakan sistem sekuriti yang lebih ketat. Tak perlu
228 diragukan bahwa ia sudah siap untuk melenyapkan pihak mana pun yang
berniat mengotak-atik apa yang sedang mereka kerjakan. Berrington-lah yang
ketika itu mengusulkan untuk mendirikan suatu perusahaan swasta dan mulai
menjaga jarak dengan pemerintah. Kini sekali lagi tergantung pada dirinya,
apakah mereka akan menemukan jalan keluar untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang sedang mereka hadapi ini.
Suasana tempat itu suram dan dingin. Seperangkat TV di meja bar
menayangkan sebuah opera sabun, tapi suaranya dikecilkan. Minuman gin yang
dingin itu berhasil menenangkan Berrington. Amarahnya kepada Jim berangsur-angsur mereda, dan ia mulai memusatkan pikirannya pada Jeannie Ferrami.^
Akibat kecemasannya, ia telah membuat janji dengan agak terburu-buru.
Tanpa menggunakan pikiran jernih, ia menyatakan pada Jim dan Preston bahwa
ia akan menghadapi Jeannie. Kini ia terpaksa menuntaskan apa yang telah ia
sepakati. Ia hams menghentikan Jeannie Ferrami melakukan interogasinya
sehubungan dengan keberadaan Steve Logan dan Dennis Pinker.
Situasinya sama sekali tidak mudah. Meskipun ia yang mempekerjakan Jeannie
serta mengatur peroleh an dana proyeknya, ia tidak dapat memerintahnya ini-itu dengan begitu saja; seperti yang ia katakan pada Jim, universitasnya
bukanlah dinas kemiliteran. Jeannie dipekerjakan oleh JFU, dan pihak Genetico
sudah menyerahterimakan subsidi mereka selama setahun. Kelak, tentu saja,
dengan mudah ia dapat menekannya; tapi ide itu tidak relevan. Jeannie harus
disetop secepatnya, hari ini atau besok, sebelum hasil lacakannya keburu
menghancurkan mereka semua.
Tenang, ujarnya pada dirinya, tenang.
Titik kelemahan Jeannie adalah pemakaian sistem database medisnya yang
tanpa izin dari pasien-pasien yang bersangkutan. Ini bisa diolah menjadi
skandal 229 oleh koran-koran, tanpa mempermasalahkan apakah keleluasaan pribadi
seseorang betul-betul dilanggar atau tidak. Pihak universitas biasanya tidak
menyukai skandal; itu akan mempengaruhi usaha mereka untuk mendapatkan
subsidi. Memang tragis sekali untuk membubarkan begitu saja suatu proyek ilmiah yang
begitu berpotensi. Ini betul-betul bertentangan dengan segala yang
diperjuangkan Berrington selama ini. Ia telah mendorong Jeannie untuk maju,
dan kini ia harus menghentikannya. Jeannie akan kecewa sekali, dengan alasan
yang amat masuk akal. Berrington mengingatkan dirinya bahwa Jeannie
memiliki gen-gen yang kurang baik, sehingga cepat atau lambat ia akan terlibat
masalah, namun Berrington toh tak ingin dirinyalah yang menjadi sebab
kejatuhan Jeannie. Berrington mencoba untuk tidak membayangkan bentuk tubuhnya. Sejak dulu
kaum wanita memang merupakan titik kelemahannya. Ia tidak pernah tergoda
oleh kebiasaan-kebiasaan buruk lain: ia minum-minum secukupnya, tidak
pernah berjudi, dan tidak mengerti untuk apa orang memakai obat-obat
terlarang, la mencintai Vivvie, mantan istrinya, tapi bahkan ketika status
mereka masih suami-istri ia tak dapat menahan godaan untuk berselingkuh
dengan wanita-wanita lain, sehingga pada akhirnya Viwic meninggalkan dirinya.
Kini, saat memikirkan Jeannie, ia membayangkan jari-jari wanita itu
menelusuri rambutnya sambil berkata, Anda telah begitu baik kepadaku, aku
berutang budi pada Anda, entah bagaimana caranya aku dapat menyatakan
terima kasihku. Pikiran-pikiran seperti itu membuatnya malu pada dirinya. Seharusnya ia
berlaku sebagai pelindung dan pembimbingnya, bukan sebagai seorang perayu.
Di samping nafsu, ia juga dijalari oleh perasaan kesal. Biar bagaimanapun,
Jeannie cuma seorang wanita:
230 bagaimana mungkin ia dapat menjadi ancaman bagi mereka" Bagaimana
seorang wanita muda dengan sebentuk cincin di cuping hidungnya dapat
membahayakan posisi dirinya, Preston, dan Jim di saat mereka sebentar lagi
akan meraih ambisi seumur hidup mereka" Rasanya tak mungkin mereka akan
gagal sekarang; bayangan itu membuat kepalanya berputar-putar.dalam
kepanikan. Di saat tidak sedang membayangkan dirinya bercinta dengan
Jeannie, dalam fantasinya ia sedang mencekik leher gadis itu.
Selain itu, ia enggan membuat kehebohan mengenai masalah ini. Sulit sekali
mengendalikan pihak pers. Ada kemungkinan mereka akan mulai dengan
menyelidiki seluruh kegiatan Jeannie, kemudian berlanjut sampai kepada
dirinya. Ini strategi berbahaya. Tapi ia tidak memiliki ide lain untuk
mengimbangi usul Jim yang lebih fatal itu.
Ia mengosongkan isi gelasnya. Pelayan bar menawarkan segelas martini lagi,
namun ia menolaknya. Ia melayangkan pandang ke sekitar ruang bar itu dan
melihat sebuah pesawat telepon umum di sebelah kamar kecil pria. Ia
menyusur kartu American Express-nya melalui alat sensor pesawat itu, lalu
memutar nomor telepon kantor Jim. Salah seorang anak muda arogan yang
bekerja untuk Jim menjawab, Kantor Senator Proust."
Aku Berrington Jones &"
Maaf, tapi Senator sedang rapat sekarang."
Seharusnya ia melatih mereka untuk bersikap lebih simpatik, umpat Berrington
dalam hati. Kalau begitu, coba kita cari cara untuk tidak mengganggunya,"
ujarnya. Apakah dia harus menghadiri salah satu pertemuan pers sore ini""
Aku tidak yakin. Boleh aku tahu untuk apa Anda tanyakan itu. Sir""
Tidak, Nak, kan tidak boleh tahu," ujar Berrington
231 dalam nada kesal. Asisten-asisten yang sok tahu merupakan malapetaka bagi
Capitol Hill. Tapi kau boleh jawab pertanyaanku; kau mau langsung hubungkan
aku dengan Jim Proust sekarang, atau kau boleh kehilangan pekerjaanmu. Nah,
silakan pilih." Tolong jangan ditutup dulu."
Untuk waktu lama tidak terdengar apa-apa. Berrington menyadari bahwa
mengharapkan Jim akan mengajari anak buahnya untuk bersikap lebih simpatik
adalah seperti berharap seekor simpanse mau mengajari anak-anaknya tata
krama di meja makan. Gaya si bos biasanya menular kepada para anggota
stafnya; orang yang tidak pernah memperhatikan tata krama cenderung
memiliki pegawai yang akan mengabaikan sopan santun.
Sebuah suara lain terdengar. Profesor Jones, lima belas menit lagi Senator
akan menghadiri acara jumpa pers dalam rangka peluncuran buku Anggota
Kongres Dinkey, New Hope for America."
Betul-betul pas sekali. Di mana""
Di Hotel Watergate."
Katakan pada Jim bahwa aku akan hadir, dan tolong pastikan namaku
tercantum di daftar tamu." Berrington menutup pesawatnya tanpa menantikan
jawaban. la meninggalkan bar itu, lalu naik taksi ke Hotel Watergate. Ini harus ia tangani
dengan hati-hati. Memanipulasi pihak pers besar risikonya; seorang reporter
yang baik mungkin akan melihat ada apa sebetulnya di balik sebuah cerita, dan
mempertanyakan mengapa itu dipersoalkan. Tapi setiap kali ia mulai
mempertimbangkan risiko itu, ia mengingatkan diri akan imbalannya, lalu
berusaha meneguhkan tekadnya.
Ia menemukan ruangan tempat acara jumpa pers itu akan diadakan. Namanya
tidak tercantum dalam daftar tamu anggota staf yang sok tahu biasanya tidak
efisien namun penerbit buku itu mengenali wajahnya dan menyambutnya
sebagai penambah marak suasana
232 untuk publisitasnya melalui kamera. Berrin
gton merasa lega bahwa ia
mengenakan kemeja Tumbull & Asser bergaris-garis halus yang membuat
tampangnya begitu keren dalam foto-foto.
la mengambil segelas Perrier, lalu melayangkan pandang ke seputar ruangan
itu. Ada sebuah mimbar kecil di muka latar berupa sampul yang sudah
diperbesar dari buku yang akan diluncurkan, dan setumpuk berkas berisi bahan
Kembaran Ketiga The Third Twin Karya Ken Follett di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
untuk dibagi-bagikan kepada pihak pers di sebuah meja kecil di sebelahnya.
Para anggota kru televisi tampak sibuk menyiapkan sistem penyinaran mereka.
Berrington melihat satu-dua orang reporter yang dikenalnya, tapi tak seorang
pun yang betul-betul dapat ia percayai.
Namun semakin lama semakin banyak yang datang. Ia bergerak mengitari
ruangan untuk berbasa-basi di sana-sini, sementara matanya terus mengawasi
pintu Kebanyakan para jurnalis itu tahu siapa dirinya: ia seorang selebriti,
meskipun tidak dari peringkat atas. Ia belum pernah membaca bukunya, namun
Dinkey, seorang tradisionalis berhaluan sayap kanan, memiliki pandangan
hampir sama seperti yang dianut Berrington, Jim, dan Preston, sehingga tidak
sulit bagi Berrington untuk mengungkapkan kepada para reporter di situ bahwa
ia sepaham dengan apa yang ingin disampaikan melalui buku itu.
Beberapa menit lewat pukul tiga, Jim muncul bersama Dinkey. Persis di
belakang mereka tampak Hank Stone, tokoh senior dari New York Times
berkepala botak, hidung merah, perut menyembul di atas batas pinggang
celana panjangnya, leher kemeja tidak dikancing, dasi molor ke bawah, dan
sepatu kecokelatan yang sudah usang. Pasti ia reporter berpenampilan paling
gawat dalam korps wartawan White House.
Berrington menimbang-nimbang, apakah Hank bisa diandalkan.
233 Hank tidak menganut pandangan politik yang jelas. Berrington berkenalan
dengannya pada saat ia sedang mengolah artikel tentang Genetico, lima belas
atau dua puluh tahun yang lalu. Sejak mendapat pekerjaan di Washington, ia
pernah membuat ulasan tentang ide Berrington sekali dua kali, dan ide Jim
Proust beberapa kali. Gayanya lebih sensasional daripada intelektual,
sebagaimana biasanya di koran-koran, namun ia tidak pernah berlagak
bermoral seperti kebanyakan jurnalis beraliran liberal.
Hank akan menanggapi suatu masukan secara selektif; kalau ia menganggap
ceritanya baik, ia akan menulisnya. Tapi apakah ia dapat diandalkan untuk
tidak mengorek-ngorek lebih dalam" Berrington tidak dapat memastikannya.
la menyapa Jim, kemudian berjabat tangan dengan Dinkey. Mereka berbincang-bincang selama beberapa saat, sementara Berrington terus berharap munculnya
prospek yang lebih baik. Namun yang ia tunggu-tunggu tak juga tampak, dan
konferensi pers akan segera dimulai.
Berrington duduk mendengarkan sambutan demi sambutan, sambil berusaha
menahan kesabarannya. Waktunya tidak banyak lagi. Andai kata masih punya
waktu beberapa hari lagi, ia bisa menemukan seseorang yang lebih baik
daripada Hank, tapi ia tidak memiliki waktu beberapa hari, ia cuma punya
beberapa jam. Dan pertemuan secara kebetulan seperti ini cenderung tidak
begitu mencurigakan dibandingkan membuat perjanjian dengan mengajak si
jurnalis pergi makan siang.
Saat acara itu berakhir masih juga belum tampak seseorang yang lebih baik
daripada Hank. Saat para wartawan mulai bubar, Berrington mencegat Hank. Hank. Wah,
kebetulan sekali kita berpapasan. Rasanya aku punya cerita untukmu."
Bagus!" 234 Tentang penyalahgunaan informasi medis melalui database."
Hank mengerutkan wajahnya. Sebetulnya bukan bidangku, Berry, tapi coba
teruskan." Berrington mengerang dalam hati. Rupanya Hank sedang tidak mudah tergugah.
Ia melanjutkan usahanya, dengan mengerahkan karismanya. Menurutku ini
justru tepat untukmu, mengingat kau akan melihat potensi yang mungkin akan
dilewatkan oleh seorang reporter biasa."
Oke, cobalah." Pertama-tama, anggap pembicaraan ini tidak pernah ada."
Begitu lebih menjanjikan."
Kedua, kau tentunya akan mempertanyakan kenapa aku memberikan cerita ini
kepadamu, tapi kau tidak akan mengajukannya."
Itu lebih bagus lagi," ujar Hank, namun ia belum menjanjikan apa-apa.
Berrington memutuskan untuk tidak mendesaknya. Di Jones Fa
lls University, di departemen psikologinya, ada seorang peneliti muda bernama Dr. Jean
Ferrami. Dalam usahanya mencari subjek yang cocok untuk risetnya, dia
menelusuri sejumlah database medis tanpa seizin pemilik catatan dalam file-file itu."
Hank menarik hidungnya yang merah. Tentang apa cerita ini" Tentang
penyalahgunaan dalam pemakaian komputer, atau etika dunia ilmu""
Aku tidak tahu, kau kan jurnalisnya."
Hank tampak tidak begitu antusias. Topiknya kurang menarik."
Jangan sok jual mahal, brengsek. Berrington menyentuh lengan Hank dengan
cara bersahabat. Begini saja, bagaimana kalau kaucoba tanya sana-sini""
bujuknya. Hubungi pimpinan universitas, namanya Maurice Obeli. Telepon Dr.
Ferrami. Katakan pada mereka bahwa
235 ini cerita besar, dan dengarkan tanggapan mereka. Aku yakin reaksi mereka
bakal menarik sekali." Masa""
Aku berani bertaruh, Hank. Waktumu tidak akan terbuang sia-sia." Bilang oke,
brengsek, bilang oke! Hank tampak ragu, kemudian berkata, Oke, aku akan coba."
Berrington berusaha menyembunyikan rasa puasnya di balik ekspresi wajah
yang serius, namun ia toh tersenyum sedikit.
Hank melihatnya. Kerutan alisnya membayang di wajahnya. Kau tidak sedang
mencoba memperalatku, kan, Berry" Untuk membuat seseorang gelisah,
umpamanya"" Berrington tersenyum sambil melingkarkan lengannya di pundak si jurnalis.
Hank," ujarnya. Percayalah padaku."
236 BAB 20 Jeannie membeli sebungkus celana dalam katun putih isi tiga di Walgreen, di
sebuah mal kecil persis di luar Richmond. Ia memakai satu di kamar kecil
wanita restoran Burger King yang terletak di sebelahnya, kemudian merasa
jauh lebih enak. Sungguh aneh, betapa tidak berdaya perasaannya tanpa pakaian dalam. Ia
hampir tidak dapat berkonsentrasi pada hal-hal lain. Sewaktu masih mencintai
Will Temple, ia suka ke mana-mana tanpa celana dalam. Itu membuatnya
merasa seksi sepanjang hari. Saat duduk di ruang perpustakaan, atau bekerja di
laboratoriumnya, atau sekadar keluyuran di jalan, ia berkhayal Will tiba-tiba
muncul begitu saja, penuh nafsu berahi, dan berkata padanya, Aku tidak punya
banyak waktu, tapi aku menginginkan dirimu, sekarang, di sini, dan ia sudah
siap untuknya. Tapi tanpa seorang laki-laki dalam kehidupannya, ia
membutuhkan pakaian dalamnya, sama seperti ia membutuhkan sepatunya.
Setelah berpakaian sepantasnya, ia kembali ke mobil. Lisa membawa mereka
ke bandara Richmond-Williamsburg, untuk mengembalikan kendaraan sewaan
mereka, lalu menaiki pesawat untuk terbang kembali ke Baltimore.
Kunci misteri itu tentunya ada di rumah sakit tempat
237 Dennis dan Steven dilahirkan, putus Jeannie saat pesawat mereka
meninggalkan landasan. Entah bagaimana, pasangan kembar identik itu
akhirnya dibesarkan oleh ibu-ibu yang berlainan. Skenario yang mirip dongeng,
tapi itulah yang terjadi.
Jeannie menelusuri berkas-berkas di dalam tas kerjanya, untuk memeriksa
data-data yang ia miliki tentang kedua subjeknya itu. Steven lahir pada tanggal
25 Agu tus Tapi di luar dugaannya, ia mendapati Dennis ternyata lahir pada
tanggal 7 September hampir dua minggu sesudahnya.
Pasti ada yang salah," ujarnya. Aku tidak mengerti, kenapa aku tidak
mengecek ini sebelumnya." Ia menyodorkan data-data yang saling
bertentangan itu kepada Lisa.
Kita bisa cek lagi itu," ujar Lisa.
Apakah di dalam salah satu formulir kita ada pertanyaan mengenai nama
rumah sakit tempat si subjek dilahirkan""
Lisa tertawa getir. Rasanya pertanyaan itu tidak kita masukkan."
Dalam kasus ini, tentunya itu sebuah rumah sakit militer. Kolonel Logan
bekerja di dinas kemiliteran, dan tentunya si Mayor* seorang prajurit pada
saat Dennis dilahirkan."
Kita akan cek itu." Lisa tidak merasa tak sabaran seperti Jeannie. Baginya proyek ini cuma salah
satu riset. Tapi bagi Jeannie proyek ini berarti segalanya. Aku ingin
menghubungi mereka sekarang juga," ujarnya. Apa ada telepon di pesawat
ini"" Lisa mengerutkan alisnya. Kau mau menelepon ibu Steven""
Jeannie menangkap nada kurang setuju dalam suara Lisa. Ya. Kenapa tidak""
Apa dia tahu bahwa anaknya dalam tahanan""
238 Pertanyaan bagus. Aku tidak tahu. Si
al. Bukan hakku meneruskan berita itu
kepadanya." Mungkin dia sudah menelepon mereka."
Mungkin ada baiknya kalau aku menjenguknya di tahanan. Itu diperbolehkan,
bukan"" Kukira begitu. Tapi sepertinya mereka memiliki jam-jam berkunjung, seperti
di rumah sakit." Aku akan muncul begitu saja. Siapa tahu" Setidaknya aku bisa menghubungi
pasangan Pinker" Ia melambaikan tangan ke arah seorang pramugari. Apakah
ada telepon di pesawat ini""
Tidak, sayang sekali."
Apa boleh buat." Si pramugari tersenyum. Kau tidak ingat aku. Jeannie""
Jeannie menatapnya untuk pertama kali, kemudian langsung mengenalinya.
Penny Watermeadow!" serunya. Penny pernah kuliah di Minnesota bersama
leannie untuk meraih gelar kesarjanaannya dalam bahasa Inggris. Apa kabar""
Aku baik-baik saja. Bagaimana denganmu""
Aku di Jones Falls, melakukan riset yang rupanya sedang menghadapi
beberapa masalah. Kukira kau sedang mengejar pekerjaan yang sifatnya lebih
akademis." Tadinya memang, tapi nggak berhasil.**
Jeannie merasa rikuh bahwa ia berhasil, sedangkan temannya tidak. Sayang
sekali." Tapi aku toh merasa puas sekarang. Aku menikmati pekerjaan ini, dan
imbalannya jauh lebih banyak daripada bekerja di salah satu perguruan tinggi."
Jeannie tidak mempercayai ucapannya. Sungguh mengguncangkan baginya
untuk melihat seorang wanita bergelar sarjana bekerja sebagai pramugari.
Aku selalu membayangkan kau akan menjadi seorang guru yang baik."
Aku pernah mengajar di sebuah sekolah menengah
239 selama beberapa waktu. Aku pernah ditusuk oleh seorang siswa yang tidak
sependapat denganku mengenai Macbeth. Aku lalu mempertanyakan pada
diriku, untuk apa aku melakukannya mempertaruhkan nyawaku untuk
mengajar Shakespeare pada anak-anak muda yang sudah tak sabar lagi untuk
kembali berkeliaran di jalan dan mencuri uang untuk membeli kokain."
Jeannie masih ingat nama suami Penny. Bagaimana dengan Danny""
Dia baik-baik saja. Dia seorang sales manager regional sekarang. Artinya dia
harus sering pergi, tapi penghasilannya juga lumayan."
Wah, menyenangkan sekali bertemu denganmu lagi. Kau tinggal di Baltimore""
Washington, DC." Berikan nomor teleponmu, aku akan menghubungimu." Jeannie menyodorkan
bolpoin, kemudian Penny menuliskan nomor teleponnya di salah sebuah map
Jeannie. Kita pergi makan siang sama-sama," ujar Penny. Bakai menyenangkan
sekali." Pasti."
Penny meninggalkan mereka.
Lisa berkata, Tampangnya cerdas."
Dia memang pintar. Sayang sekali. Nggak ada yang salah dengan profesi
sebagai pramugari, tapi sepertinya dua puluh lima tahun pendidikan menjadi
sia-sia." Apa kau akan menghubunginya""
Kukira tidak. Tentunya dia menyesal. Keberadaanku cuma akan mengingatkan
dirinya pada apa yang pernah dia impikan dulu. Menyedihkan."
Kukira juga begitu. Aku kasihan padanya."
Aku juga." Begitu mereka mendarat. Jeannie menuju ke sebuah pesawat telepon umum
untuk menghubungi pasangan Pinker di Richmond, tapi pesawat mereka
rupanya se 240 dang sibuk. Sial," umpatnya. Ia menunggu selama lima menit, lalu mencoba
sekali lagi. namun nadanya masih tetap sama. Charlotte tentunya sedang
menelepon keluarganya yang berdarah panas untuk menceritakan mengenai
kunjungan kita," ujarnya. Aku akan coba lagi nanti."
Mobil Lisa ada di pelataran parkir. Mereka menuju ke arah kota, ialu Lisa
mengantar Jeannie ke apartemennya. Sebelum turun dari mobil, Jeannie
berkata, Boleh aku minta sesuatu darimu""
Tentu. Tapi aku nggak mau janji akan melakukannya." Lisa tertawa.
Tolong mulai olah DNA-nya malam ini."
Wajah Lisa memanjang. Oh, Jeannie. kita kan sudah keluar seharian. Aku
masih mesti belanja untuk makan malam."
Aku tahu. Dan aku masih mesti pergi ke rumah tahanan itu. Bagaimana kalau
kita bertemu di laboratorium nanti, pukul sembilan""
Oke." Lisa tersenyum. Aku ingin tahu hasil tesnya nanti."
Kalau kita mulai malam ini, kita sudah bisa lihat hasilnya besok lusa."
Lisa tampak jurang yakin. Setelah memotong beberapa prosedur, ya."
Bagus!" Jeannie turun dari mobil itu, kemudian Lisa melesat pergi.
Sebetulnya Jeannie ingin langsung naik ke mobilnya sendiri, lalu langsu
ng pergi ke kantor polisi, tapi ia memuluskan lebih baik mengecek keadaan ayahnya
dulu, karena itu ia masuk ke rumahnya.
Ayahnya sedang menonton Wheel of Fortune. Hai, Jeannie, kok baru pulang""
ujarnya. Aku kan kerja, dan aku belum selesai." jawab Jeannie. Bagaimana hari ini""
Agak membosankan, di sini sendirian."
241 Jeannie merasa kasihan pada ayahnya. Sepertinya ia tidak punya teman.
Namun tampangnya jauh lebih baik daripada malam sebelumnya.
Penampilannya bersih, habis bercukur dan istirahat. Ia telah memanaskan
sepotong piza dari lemari es Jeannie untuk makan siangnya; perabotan bekas
makannya masih berserakan di pojok dapur. Jeannie baru akan menanyakan
kepadanya, siapa yang akan memasukkan semua itu ke mesin pencuci
perabotan, namun ia keburu mengurungkan niatnya.
Ia meletakkan tas kantornya, ialu mulai merapi rapi kan dapurnya. Si ayah
tidak mematikan pesawat TV-nya.
Aku baru dari Richmond, Virginia," ujar Jeannie.
Itu bagus. Manis. Kita makan apa nanti malam""
Tidak, ujar Jeannie pada dirinya, tidak bisa dibiarkan. Ia tidak akan
memperlakukan aku sebagaimana ia memperlakukan Mom. Bagaimana kalau
Daddy menyiapkan sesuatu"" ujarnya.
Ucapan itu berhasil menggugah perhatian ayahnya. Ia mengalihkan matanya
dari pesawat TV. Aku kan tidak bisa masak!"
Aku juga tidak bisa. Daddy."
Si ayah mengerutkan alisnya, lalu tersenyum. Kalau begitu, kita makan di
luar!" Ekspresi wajahnya saat itu begitu akrab. Ingatan Jeannie langsung kembali ke
suatu masa, sekitar dua puluh tahun yang lalu. Ia dan Patty sama-sama
mengenakan celana jeans yang baru. Ia melihat Daddy dengan rambutnya yang
hitam dan cambang berkata, Ayo kita ke pasar malam! Kita beli harum manis"
Ayo naik mobil!" Ia iaki-iaki paling menyenangkan di dunia waktu itu Kemudian
kenangan Jeannie beralih ke sekitar sepuluh tahun yang ialu. Ia mengenakan
celana jeans hitam dan sepatu bot Doc Marten waktu itu; rambut Daddy lebih
pendek dan mulai ubanan. Daddy berkata, Akan kuantar kau sampai ke Boston
dengan barang 242 barangmu; aku akan beli minibus. Dengan begitu kita punya waktu untuk
dihabiskan bersama-sama; kita akan makan fast food di jalan. Bakal seru sekali
nanti! Usahakan siap pukul sepuluh!" Jeannie menunggu sepanjang hari, tapi si
Kembaran Ketiga The Third Twin Karya Ken Follett di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
ayah tidak pernah muncul, dan pada hari berikutnya ia naik sebuah bus
Greyhound. Kini, melihat binar ayo-kita-bergembira yang sama di matanya, Jeannie cuma
dapat berandai dengan sepenuh hati, kalau saja ia bisa berusia sembilan tahun
kembali dan mempercayai seiiap patah kata yang diucapkan ayahnya. Tapi ia
sudah dewasa sekarang, karena itu ia berkata, Daddy punya uang berapa""
Tampang si ayah berubah sedih. Aku tidak punya sepeser pun, kan aku sudah
bilang." Aku juga tidak punya. Jadi, kita tidak bisa pergi makan di luar." Jeannie
membuka lemari esnya. Ia masih punya daun selada, beberapa tongkol jagung,
sebutir jeruk lemon, sebungkus daging anak domba, sebutir tomat, dan sekotak
beras Uncle Ben yang isinya tinggal setengah. Ia mengeluarkan itu semua dan
meletakkannya di meja dapur. Begini saja." ujarnya. Kita akan makan jagung
dengan mentega yang sudah dicairkan sebagai hidangan pembuka, ialu daging
anak domba dengan bumbu sari jeruk lemon yang dimakan dengan selada dan
nasi, ialu es krim sebagai hidangan penutup
Wah, itu baru asyik!"
Daddy yang menyiapkannya, sementara aku pergi."
Si ayah berdiri, kemudian menatap bahan makanan yang baru saja dikeluarkan
Jeannie. Jeannie memungut tas kantornya. Aku pulang sekitar pukul sepuluh."
Aku tidak tahu cara memasak ini semua!" ujar si ayah sambil mengacungkan
setongkoi jagung. Dari sebuah rak di atas lemari esnya, Jeannie mengambil The Readers Digest
Att-the-Year-Round Cookbook Buku Masak Sepanjang Tahun The Reader s Di
243 gest. Ia menyerahkan buku itu kepada ayahnya. Cari saja resepnya di sini,"
ujarnya. Dan setelah mengecup pipi ayahnya, ia keluar.
Saat memasuki mobilnya, kemudian melesat ke arah kota, ia hanya dapat
berharap sikapnya terhadap ayahnya tidak terlalu keras. Ayahnya berasal dari
generasi yang lebih tua, peraturan peraturannya tentunya lain di zamannya.
Namun ia tidak bisa berfungsi sebagai pengurus rumah tangga ayahnya, bahkan
andai kata ia mau; ia harus mempertahankan pekerjaannya. Dengan
memberikan tempat bernaung malam itu kepada ayahnya, ia telah berbuat
lebih banyak untuk ayahnya daripada yang pernah dilakukan sang ayah
untuknya hampir seumur hidupnya. Namun Jeannie toh menyesal tidak
meninggalkan ayahnya dalam suasana yang lebih menyenangkan. Ayahnya
memang tidak becus, tapi ia juga satu-satunya ayah yang dimilikinya.
Jeannie memarkir mobilnya di sebuah garasi yang sudah disediakan, lalu
menyeberangi distrik lampu merah, menuju markas besar dinas kepolisian. Ia
memasuki sebuah lobi megah dengan bangku-bangku dari marmer dan sebuah
lukisan dinding yang menggambarkan adegan-adegan sejarah kota Baltimore. Ia
menyatakan kepada petugas piket bahwa ia datang untuk menemui Steven
Logan, yang sedang berada di dalam tahanan. Ia sudah memperhimngkan akan
ada argumentasi mengenai itu, namun setelah menunggu beberapa menit,
seorang wanita muda berseragam mengantarnya ke dalam, lalu naik ke atas
dengan lift. Jeannie digiring masuk ke dalam sebuah ruangan sempit. Tidak ada apa-apa di
situ, selain sebuah jendela kecil di salah satu dinding, dan sebuah panel sistem
suara di bawahnya. Jendela itu mengarah ke sebuah mangan kecil lain yang
serupa. Tidak ada celah sedikit pun untuk menyodorkan apa-apa dari ruangan
yang satu ke mangan yang lain melalui dinding itu.
244 Jeannie menerawangi jendela itu Setelah sekitar lima menit Steven dibawa
masuk. Saat memasuki ruangan satunya, Jeannie melihat tangannya diborgoi
dan kakinya dipasangi rantai, seakan ia amat berbahaya. Steven menghampiri
jendela itu. Begitu mengenali Jeannie, ia tersenyum lebar. Kejutan yang1
menyenangkan!" ujarnya. Malah ini satu-satunya hal menyenangkan yang
terjadi atas diriku sepanjang hari .ini."
Meskipun pembawaannya ceria, tampang anak muda itu betul-betul tidak
keruan: tegang dan capek. Bagaimana keadaanmu"" ujar Jeannie.
Agak gawat. Mereka memasukkan aku satu sei bersama seorang pembunuh
yang masih berada di bawah pengaruh obat bius. Aku nggak berani tidur."
Jeannie merasa amat prihatin mendengar itu. Ia mengingatkan dirinya bahwa
anak muda itu ditahan karena tuduhan telah memerkosa Lisa. Namun ia tidak
dapat menerima kenyataan itu. Masih berapa lama kau harus mendekam di
sini"* Aku akan dihadapkan ke hakim besok, untuk memutuskan statusku sebagai
tahanan luar. Kalau ditolak, aku bisa dikurung di sini sampai hasil tes DNA itu
keluar. Sepertinya itu akan memakan waktu tiga hari."
Berbicara soal DNA. Jeannie teringat akan tujuannya datang ke situ. Aku
bertemu dengan kembaranmu hari ini."
Lalu"" Semuanya jelas. Dia memang pasangan kembarmu."
Mungkin dia yang memerkosa Lisa Hoxton."
Jeannie menggeleng-gelengkan kepalanya. Andai kata dia sempat kabur dari
penjara akhir minggu itu, ya. Tapi nyatanya dia disekap dalam kurungan.*
Apa tak mungkin dia kabur, lalu kembali" Supaya dia punya alibi""
Itu terlalu muluk. Kalau Dermis memang berhasil kabur dari penjara, tidak akan
a^jfblasan baginya untuk kembali."
245 Kukira itu masuk akal." ujar Steven dalam nada sedih.
Ada beberapa hal yang ingin kutanyakan padamu." Silakan."
Pertama-tama, aku ingin mengecek ulang tanggal lahirmu."
25 Agustus." Tanggal itulah yang ditulis Jeannie sebelumnya. Mungkin ia keliru saat menulis
tanggal lahir Dennis. Dan apakah kau secara kebetulan tahu di mana kau
dilahirkan"" Ya Dad sedang bertugas di Fort Lee. Virginia, ketika itu, sehingga aku
dilahirkan di sebuah rumah sakit tentara di sana."
Tentu saja^ Mom menulis tentang itu dalam bukunya, Having a Bab" Ia
menyipitkan matanya dengan cara yang mulai terasa tidak asing bagi Jeannie.
Artinya ia sedang mencoba menjajaki apa yang terlintas dalam pikirannya.
Dennis lahir di mana""
Aku belum tahu sejauh ini."
Tapi hari lahir kami sama."
Sayangnya, dia menyatakan lahir tanggal 7 September. Tapi mungkin terjadi
kekeliruan. Aku akan cek lagi. Akan kutelepon ibunya begitu aku sampai di
kantorku. Kau sudah bicara dengan orangtuamu""
Belum." Kau mau aku menghubungi mereka"
" Jangan! Kumohon. Aku tak ingin mereka tahu sebelum aku bisa mengatakan
kepada mereka bahwa namaku sudah bersih."
Jeannie mengerutkan alisnya Dari semua yang sudah kauungkapkan padaku
mengenai mereka, sepertinya mereka tipe orangtua yang akan memberikan
dukungan." Memang. Tapi ak^Jidak mau mereka susah."
Tentu saja ini akan menyakitkan bagi mereka. Tapi
246 mungkin mereka lebih suka dibentahu supaya dapat menolongmu."
Tidak. Kumohon jangan hubungi mereka"
Jeannie angkat bahu. Ada sesuatu yang disembunyikan Steven darinya. Namun
ini adalah keputusannya. Jeannie & seperti apa dia""
Dennis" Dari luar, dia amat mirip denganmu."
Apakah rambutnya panjang, pendek, punya kumis, kuku-kuku kotor, jerawat,
agak pincang &" Rambutnya sependek rambutmu, dia tidak pakai kumis atau cambang,
tangannya bersih, dan kulitnya bening. Dia bisa tampil seperti dirimu."
Wauw." Tampang Steven berubah resah.
Yang betul-betul berbeda adalah pembawaannya. Sepertinya dia tidak tahu
cara bergaul dengan manusia lain."
Aneh sekali." Menurutku tidak. Malah fakta itu mengkonfirmasi kebenaran teoriku. Kalian
sama-sama termasuk dalam kelompok anak-anak yang berangasan. Aku
mencomot istilah itu dari sebuah film Prancis. Aku memakainya untuk tipe anak
yang tidak mengenal takut, sulit diatur, hiperaktif. Anak-anak seperti ini
biasanya mengalami masalah dalam pergaulan. Charlotte Pinker dan suaminya
gagal dalam menangani Dennis. Kedua orangtuamu berhasil."
Steven belum puas. Tapi pada dasarnya, Dennis dan aku sama."
Kalian sama-sama lahir berangasan." Tapi aku dipoles tata krama."
Jeannie melihat ia benar-benar terguncang. Kenapa kau jadi begitu risau gara-gara itu""
Aku ingin menganggap diriku manusia, bukan seekor gorila yang dilatih."
Jeannie tertawa, meskipun tampang Steven masib amat serius. Gorila
memang harus belajar bergaul.
247 Begitu pula semua jenis binatang yang hidup dalam kelompok. Dari situlah
lahirnya pelanggaran."
Steven tampak tergugah. Dari tinggal di dalam kelompok""
Ya. Pelanggaran merupakan penyimpangan dari suatu peraturan masyarakat
yang dianggap penting. Jenis binatang yang hidupnya sendirian tidak memiliki
peraturan-peraturan. Seekor beruang akan menyelonong masuk ke dalam
sarang beruang lain, mencuri makanannya serta membunuh anak-anaknya.
Serigala tidak akan melakukan hal seperti itu: kalau mereka toh melakukannya,
mereka tidak akan bisa tinggal berkelompok. Serigala termasuk jenis hewan
monogamous; mereka ikut memelihara anak-anak serigala lain, dan mereka
menghormati ruang gerak pribadi masing-masing. Kalau ada yang melanggar
peraturan, mereka akan menghukumnya; kalau dia masih ngotot, mereka akan
mengucilkannya dari kelompok, atau membunuhnya."
Bagaimana kalau peraturan-peraturan yang tidak begitu penting yang
dilanggar"" Seperti kentut di dalam lift" Kita akan menyebutnya tidak tahu aturan.
Hukumannya hanya sikap kurang berkenan dari yang lain. Sungguh-sungguh
menakjubkan, efek dari sikap itu."
Kenapa kau begitu menaruh perhatian kepada mereka yang terlibat dalam
pelanggaran"" Jeannie teringat ayahnya. Ia belum dapat memastikan apakah di dalam dirinya
terdapat gen kriminal atau tidak. Steve akan merasa jauh lebih enak andai kata
tahu bahwa ia sendiri meresahkan soal warisan genetikanya. Tapi ia sudah
terlalu lama berbohong mengenai daddy nya sehingga tidak mudah baginya
membuka pembicaraan mengenai ayahnya sekarang. Itu kan bukan masalah
kecil," ujar Jeannie menghindar. Semua orang menaruh perhatian kalau
terjadi suatu kasus pelanggaran."
Pintu di belakang Jeannie dibuka. Si polisi wanita
248 yang masih muda itu melongokkan kepalanya. Waktu Anda sudah habis, Dr
Ferrami." Oke," sahut Jeannie. Steve, tahukah kau bahwa Lisa Hoxton adalah
sahabatku di Baltimore""
Tidak, aku tidak tahu."
Kami bekerja sama; dia seorang teknisi laboratorium."
Seperti apa dia""
Dia bukan tipe yang akan sembarangan menuding seseorang."
Steven mengangguk. Tapi aku juga ingin kau tahu bahwa aku tidak percaya kaulah pelakunya."
Untuk sesaat Jeannie mengira Steve akan mengucurkan air mata. Terima
kasih." ujar anak muda itu
dalam nada parau. Aku tidak bisa mengungkapkan
padamu, betapa berartinya itu bagiku."
Hubungi aku begitu kau keluar." Jeannie memberikan nomor telepon
rumahnya. Kau bisa ingat itu""
Tidak ada masalah." Jeannie merasa enggan untuk berdiri. Ia memberikan senyum untuk
membesarkan hati. Semoga kau beruntung."
Trims." Jeannie memutar tubuhnya, lalu pergi.
Si polisi wanita menemaninya sampai ke lobi. Hari sudah mulai gelap saat ia
kembali ke garasi parkir itu. Ia mengarahkan kendaraannya ke Jones Falls
Expressway, kemudian menyalakan lampu besar Mercedes tuanya. Saat menuju
ke utara, ia mulai ngebut, karena ingin segera tiba di kawasan universitasnya.
Ia memang selalu ngebut. Ia tahu bahwa ia seorang pengemudi yang terampil,
tapi juga agak gegabah. Tapi ia memiliki kesabaran untuk melajukan
kendaraannya tidak melebihi batas kecepatan lima puluh lima mil per jam.
Mobil Honda Accord putih Lisa sudah bertengger di
249 luar Nut House. Jeannie memarkir kendaraannya di sebelahnya, lalu masuk ke
dalam. Lisa baru saja menyalakan lampu-lampu di ruang laboratorium. Cool
box-nya yang berisi contoh darah Dennis Pinker masih tergeletak di meja
kerjanya. Kantor Jeannie terletak persis di seberang lorong. Ia membuka pintunya dengan
cara menyusuri kartu plastiknya melalui alat pembaca kode, lalu masuk ke
dalam. Begitu duduk di belakang meja tulisnya ia memutar nomor keluarga
Pinker di Richmond. Akhirnya!" serunya begitu mendengar nada panggil itu.
Charlotte yang menjawab. Bagaimana keadaan anakku"" tanyanya.
Dia sehat-sehat saja," sahut Jeannie. Tampangnya sama sekali tidak seperti
penderita gangguan jiwa, ujarnya dalam hati, sampai dia menghunuskan pisau
ke arahku dan mencuri celana dalamku. Jeannie mencoba memusatkan
perhatiannya kepada sesuatu yang lebih positif. Dia sangat kooperatif."
Kelakuannya memang baik," ujar Charlotte dalam aksen Selatan kental yang
biasa ia gunakan untuk memberikan tekanan pada ucapannya.
Mrs. Pinker, boleh aku tanya sekali lagi pada Anda kapan hari lahirnya""
Dia lahir pada tanggal 7 September." Seakan itu suatu hari nasional yang
penting. Ternyata itu bukan jawaban yang diharapkan Jeannie. Dan di rumah sakit
mana dia dilahirkan"*
Kami di Fort Bragg, North Carolina, waktu itu.**
Jeannie berusaha menelan umpatan kecewanya.
Si Mayor bertugas untuk melatih mereka yang kena wajib militer ke Vietnam,"
ujar Charlotte dalam nada bangga. Komando Medis Angkatan Bersenjata
memiliki sebuah rumah sakit besar di Bragg. Di situlah Dennis dilahirkan."
Jeannie tidak tahu lagi harus berkata apa. Situasinya
250 masih sama misteriusnya seperti sebelumnya. Mrs. Pinker, aku ingin
mengucapkan terima kasih sekali lagi untuk kerja sama Anda." Sama-sama."
Jeannie kembali ke laboratorium, lalu berkata pada Lisa, Rupanya Steve dan
Dennis lahir dalam tenggang waktu tiga belas hari, dan di negara bagian yang
berlainan. Aku betul-betul tidak mengerti."
Lisa membuka sebuah kotak tabung percobaan yang baru. Yah, tapi ada satu
tes yang tidak dapat dibantah lagi hasilnya. Kalau mereka memiliki DNA yang
sama, mereka pasti pasangan kembar identik, tidak peduli apa pun yang
dikatakan orang mengenai kelahiran mereka." Ia mengeluarkan dua tabung
kaca kecil. Panjangnya hanya beberapa inci. Masing-masing memiliki sebuah
tutup dan dasar berbentuk kerucut Ia mengeluarkan sebungkus kertas label,
lalu menulis Dennis Pinker" di atas yang satu dan Steven Logan" di atas yang
lain, untuk ditempelkan pada tabung-tabung itu. Sesudah itu ia
menempatkannya di sebuah rak.
Ia membuka segel contoh darah Dennis, lalu memasukkannya setetes ke dalam
salah satu tabung. Kemudian ia mengambil wadah berisi contoh darah Steven
dari dalam lemari es dan melakukan hai yang sama.
Dengan menggunakan sebuah pipet berkaliber presisi tinggi, berupa pipa yang
salah am ujungnya berbentuk labu, ia menambahkan sejumlah kecil kloroform
pada masing-masing tabung. Kemudian ia mengambil sebuah pipet baru untuk
membubuhkan fenol dalam jumlah persis sama.
Ia menutup kedua tabung itu dan memasukkannya ke dalam Whrilmixer untuk
mengagitasi bahan-bahan itu selama bebe
rapa detik. Kloroform akan
melarutkan lemak dan fenol akan menguraikan protein, tapi untaian molekul-molekul asam deo mbonukleat nya yang panjang akan tetap utuh.
251 Lisa menempatkan tabung-tabung itu kembali di raknya. Hanya itu yang
Kembaran Ketiga The Third Twin Karya Ken Follett di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
dapat, kita lakukan sementara ini," ujarnya.
Bahan fenol yang dilarutkan air pelan-pelan akan memisahkan diri dari
kloroform. Akan terbentuk suatu lengkung pada permukaan larutan di dalam
tabung itu. DNA-nya akan berada di bagian yang cair, yang akan diambil dengan
pipet untuk tahap pengetesan selanjutnya. Tapi untuk itu mereka harus
menunggu sampai pagi. Sebuah pesawat telepon berdering entah di mana. Jeannie mengerutkan alis;
sepertinya bunyinya berasal dari ruangan kerjanya. Ia menyeberangi lorong
untuk menjawabnya. Ya""
Dengan Dr. Ferrami""
Jeannie paling sebal menerima telepon dari orang-orang yang langsung
menanyakan dengan siapa mereka berbicara, tanpa memperkenalkan diri lebih
dahulu. Rasanya seperti mengetuk pintu seseorang, ialu berkata, Siapa kau""
Jeannie berusaha menahan diri untuk tidak bersikap sarkastis, kemudian
menjawab, Aku Dr. Jeannie Ferrami. Dengan siapa aku berbicara"
Dengan Naomi Freelander, dari New York Times" Suaranya seperu seorang
perokok berat berusia sekitar lima puluhan. Aku punya beberapa pertanyaan
untuk Anda." Malam-malam begini" "
Aku bekerja tanpa melihat waktu. Sepertinya Anda juga begitu."
Kenapa Anda meneleponku""
Aku sedang melakukan .riset untuk sebuah artikel mengenai etika dalam dunia
ilmu pengetahuan." Oh." Jeannie langsung ingat akan Steve yang tadinya sama sekali tidak
menyadari fakta bahwa mungkin ia seorang anak angkat. Masalah ini
berhubungan dengan soal etika, meskipun bukannya tidak bisa diselesaikan
tapi tentunya The Times tidak tahu mengenai itu. Apa yang ingin Anda
ketahui"" 252 Setahuku Anda menelusuri database medis untuk mendapatkan subjek-subjek
yang tepat untuk studi Anda."
Oh, oke." Jeannie lebih santai. Tidak ada yang perlu ia cemaskan mengenai
topik ini. Yah, aku sudah menciptakan suatu sarana riset yang dapat
menelusuri data-data komputer untuk menemukan pasangan-pasangan yang
sesuai. Tujuanku adalah menemukan pasangan kembar identik. Sistem ini dapat
diterapkan melalui database mana pun."
Tapi Anda sudah mendapatkan akses untuk menggunakan catatan-catatan
medis ini. Akan sangat berarti kalau Anda mendefinisikan apa yang Anda maksudkan
dengan akses. Aku cukup berhati-hati untuk tidak melanggar hak pribadi
seseorang. Aku belum pernah menelusuri detail-detail medis siapa pun. Dalam
program ini, data-data seperti itu tidak akan dicetak."
Lalu apa yang tercetak""
Nama dari kedua individu itu, beserta alamat dan nomor telepon mereka."
Tapi nama-nama itu tercetak secara berpasangan.*
Tentu saja, itu memang tujuannya."
Jadi, kalau Anda menggunakan, katakanlah, suatu database
electroencephalogram. Anda akan mendapati bahwa gelombang otak John Doe
persis sama seperti milik Jim Fitz""
Persis sama atau mirip. Tapi aku tidak akan tahu apa-apa mengenai kondisi
kesehatan masing-masing individu."
Namun demikian, andai kata Anda tahu sebelumnya bahwa John Doe adalah
seorang penderita gangguan jiwa. Anda bisa menyimpulkan bahwa Jim Fitz juga
menderita hal yang samaT* - Kami tidak akan tahu mengenai hal seperti itu.
"Mungkin saja Anda kenal John Doe."
Maksud Anda"" 253 Mungkin dia seorang pesuruh di kantor Anda, atau entah apa."
Ah, Anda mengada-ngada." Tapi itu mungkin."
Itukah topik yang ingin Anda liput dalam artikel Anda""
Mungkin." Oke. secara teoretis itu memang mungkin, meskipun kecil sekali, sehingga
mereka yang bersifat terbuka tidak akan mempermasalahkannya."
Itu patut dijadikan bahan pertimbangan."
Si reporter rupanya bertekad untuk membuat berita sensasi, tanpa
memedulikan fakta-fakta yang ada, ujar Jeannie pada dirinya; dan ia mulai
waswas. Ia sudah punya cukup banyak masalah tanpa polah usil pihak media
massa. Seberapa seriusnya hal ini"" tanyanya. Apakah Anda sudah
menemukan seseorang yang merasa keleluasaan pribadinya dilanggar gara-gara
program ini"" Aku tertarik pada sudut potensinya.
" Suatu ide tiba-tiba melintas dalam dirinya. Siapa yang meminta Anda
menghubungi aku, sebetulnya""
Kenapa itu Anda tanyakan""
Untuk alasan yang sama Anda mengajukan pertanyaan-pertanyaan Anda
kepadaku. Aku ingin tahu yang sebenarnya."
Aku tidak bisa mengungkapkannya kepada Anda."
Menarik sekali," ujar Jeannie. Aku sudah membeberkan panjang lebar pada
Anda mengenai riset dan metodeku. Tidak ada yang kusembunyikan. Tapi Anda
tidak dapat melakukan hal yang sama. Rupanya Anda. katakanlah, merasa
rikuh. Apakah ada yang tidak wajar mengenai cara Anda mendapatkan
informasi tentang proyekku""
Aku sama sekali tidak merasa rikuh," jawab si reporter dalam nada ketus
254 Jeannie mulai marah. Memangnya ia mengira dirinya siapa" Oke, ada pihak
yang merasa rikuh. Kalau tidak, kenapa Anda tidak mau mengatakan siapa yang
memberikan informasi itu kepada Anda""
Aku harus melindungi sumber informasiku."
Dari apa"" Jeannie tahu bahwa sebaiknya ia mulai mundur. Tidak ada yang
dapat ia peroleh dengan menantang pihak pers. Tapi sikap wanita itu betul-betul menyebalkan. Seperti sudah kujelaskan tadi, tidak ada yang salah
mengenai metodeku dan tidak ada seorang pun yang terancam hak keleluasaan
pribadinya. Jadi, untuk apa sumber informasi Anda harus bersikap begitu
misterius"" Semua orang punya alasan."
Sepertinya sumber informasi Anda memiliki maksud-maksud negatif, bukan""
Bahkan pada saat mengatakan itu, Jeannie membatin, Untuk apa seseorang
mau melakukan ini pada diriku"
Aku tidak bisa mengomentari itu."
A/o comment, he"" ujar Jeannie dalam nada ketus. Ada baiknya aku ingat-ingat ungkapan itu."
Dr. Ferrami, aku ingin mengucapkan terima kasih untuk kerja sama Anda."
Sudahlah," sahut Jeannie, kemudian menutup pesawatnya.
Ia masih menerawangi pesawat itu selama beberapa saat. Nah, apa artinya ini
semua"" ujarnya.
255 -^jr^ndan d i-djvu-kan unuik~ dinlliadcr (dimhad.co.cc) okh-OBI
imilmal dinihad pallgcu, sulni bbsc, kangz"" I stlichiarga, otoy dengan
kameranya, syauqy I Tanlianaoki.wcirdpress.coill -irya, g"81* j semua di
mliader. ""TKmeng-komersil-kiiuMt"1 1"1"" nienliiipn Tnrle.
I RABU BAB 21 Berrington Jones tidak dapat tidur nyenyak. Ia telah melewatkan malam itu
bersama Pippa Harpenden. Pippa adalah seorang sekretaris di fakultas fisika. Ia
sudah pernah diajak oleh banyak profesor, termasuk beberapa yang. sudah
beristri, namun hanya dengan Berrington lah ia mau berkencan. Berrington
mengenakan pakaian terbaiknya saat menggandeng wanita itu ke sebuah
restoran bersuasana intim, kemudian memesan anggur yang eksklusif. Ia telah
menikmati lirikan iri kaum laki-laki yang sebaya dengannya, yang makan malam
bersama istri-istri mereka S yang sudah tua dan jelek. Kemudian ia mengajak
Pippa pulang. Ia menyalakan lilin-lilin, mengenakan piama sutra, ialu bercinta
dengannya perlahan-lahan, sampai wanita itu mendesah kesenangan.
Tapi ia terbangun pada pukul empat pagi dan mulai memikirkan hal-hal yang
dapat menggagalkan rencananya. Sepanjang sore kemarin, Hank Stone
menenggak anggur murahan yang disuguhkan oleh pihak penerbit buku itu bisa
saja ia sudah lupa sama sekali mengenai pembicaraannya dengan Berrington.
Namun andai kata ia ingat, masih ada kemungkinan pihak
259 redaksi New York Times memutuskan untuk tidak melanjutkan liputan itu.
Mungkin mereka akan tanya sana-sini sedikit, lalu menyadari bahwa tidak ada
yang aneh mengenai apa yang sedang dikerjakan Jeannie. Atau bisa saja
mereka menanggapinya dengan begitu santai, dan baru mulai bergerak minggu
depan, di saat segalanya sudah terlambat.
Setelah bolak-balik di tempat tidurnya selama beberapa saat, Pippa bergumam,
Kau tidak apa apa. Berry""
Berrington membelai rambutnya yang pirang dan panjang, sementara Pippa
mengeluarkan dengusan dengusan lembut yang mengundang. Bercinta dengan
seorang wanita cantik biasanya merupakan selingan yang menghibur saat
menghadapi kesusahan, namun kali ini rasanya prinsip itu tidak berlaku. Terlalu
banyak yang ada dalam pikirannya. Akan melegakan andai kata ia bisa
membicarakan masalahnya dengan Pippa wanita itu cukup cerdas, sikapnya
juga penuh pengertian dan simpatik tapi ia tidak dapat membeberkan rahasia
seperti itu kepada siapa pun.
Selang beberapa saat, ia turun dari tempat tidur untuk pergi lari pagi. Ketika ia
kembali, Pippa sudah pergi, dengan meninggalkan surat pendek berisi ucapan
terima kasih yang di bungkus di dalam stocking nilon hitamnya yang tipis.
Pengurus rumah tangganya tiba beberapa menit menjelang pukul delapan dan
membuatkan telur dadar baginya. Marianne adalah seorang gadis kurus dan
selalu resah yang berasal dari Martinique, sebuah tempat di Kepulauan Karibia
Prancis. Ia hanya bisa berbicara bahasa Inggris sedikit-sedikit dan amat takut
dikirim kembali ke tempat asalnya. Gara-gara ini, ia menjadi amat patuh.
Marianne seorang gadis cantik, dan Berrington memperkirakan andai kata ia
menyuruh gadis itu tidur dengannya, Marianne akan menganggap itu adalah
bagian dari tugasnya sebagai seorang pegawai. Namun
260 Berrington tidak melakukan hal itu, tentu saja; tidur dengan seorang pelayan
bukanlah gayanya. Ia pergi mandi, bercukur, lalu memilih pakaian yang menampilkan kesan
berwibawa, berupa setelan jas abu-abu arang dengan garis-garis halus, kemeja
putih, dan dasi hitam dengan bintik-bintik kecil berwarna merah. Ia memakai
kancing manset dari emas yang digrafir, menyisipkan sehelai saputangan putih
dari linen ke saku dadanya, lalu menyikat sepatu Oxford hitamnya sampai
mengilat. Ia berangkat ke kampus, menuju ruang kantornya, lalu menyalakan
komputernya. Seperti kebanyakan kaum akademik yang brilian, jam
mengajarnya tidak begitu banyak. Di Jones Falls ia hanya memberikan satu sesi
kuliah setahun. Perannya adalah mengarahkan dan menyelia riset para ilmuan
di fakultasnya, serta menambahkan prestise namanya pada karya-karya tulis
yang mereka susun. Tapi pagi ini ia tidak dapat memusatkan perhatian,
karenanya ia melihat ke luar jendela dan menonton empat orang anak muda
yang sedang bermain tenis, sambil menunggu pesawat teleponnya berdering.
Ternyata ia tidak perlu menunggu lama.
Pukul sembilan lewat tiga puluh, pimpinan Jones Falls University, Maurice
Obeli, menelepon. Kita sedang menghadapi masalah," ujarnya.
Tubuh Berrington menegang. Ada apa, Maurice""
Aku ditelepon seorang wanita dari New York Times. Dia bilang seseorang di
bagianmu melanggar hak keleluasaan pribadi orang. Namanya Dr. Ferrami."
Syukurlah, pikir Berrington dengan hati**berbunga-bunga; rupanya Hank Stone
tergugah! Ia membuat nada suaranya terdengar prihatin. Aku akan segera ke
tempatmu." Ia menutup pesawatnya, lata duduk selama beberapa saat,
memutar otak. Masih terlalu awal untuk merayakan kemenangan ini. Ia baru
saja memulai selu 261 ruh prosesnya. Kini ia berusaha menggiring Maurice dan Jeannie ke arah yang
diinginkannya. Nada suara Maurice terdengar khawatir. Itu awal yang baik. Berrington harus
memastikan agar ia tetap merasa khawatir. Ia harus membuat Maurice merasa
bahwa akan merupakan malapetaka andai kata Jeannie tidak segera berhenti
menggunakan program riset database-nya Begitu Maurice sudah memutuskan
untuk mengambil tindakan tegas, Berrington harus memastikan ia tetap
mempertahankan keputusannya itu.
Yang terpenting adalah ia harus mencegah terjadinya kompromi. Berrington
tahu bahwa pada dasarnya Jeannie bukan orang yang mudah diajak
berkompromi, tapi kalau seluruh masa depannya menjadi taruhan, mungkin
saja ia akan menempuh segala macam cara. Berrington harus berusaha
memancing amarahnya dan sifat suka membangkangnya.
Ia harus melakukan itu dengan kesan bermaksud baik. Kalau ia mencoba
menyudutkan Jeannie secara mencolok, Maurice akan curiga. Berrington harus
pura-pura sedang berupaya membela Jeannie.
Ia meninggalkan Nut House dan menyeberangi kawasan kampus, lewat Barry
more Theater dan Fakultas Seni, menuju ke arah Hillside Hall. Bangunan yang
tadinya rumah peristirahatan donatur orisinal universitas itu kini telah berubah
fungsi menjadi gedung administrasi. Kantor pimpinan universitas adalah bekas
ruang duduk megah rumah tua itu. Berrington mengangguk dengan simpatik ke
arah sekretaris Dr. Obell. lalu berkata, Dia sedang menungguku."
Silakan lan gsung masuk. Profesor," ujar si sekretaris.
Maurice sedang duduk di dekat sebuah jendela besar yang menghadap ke
kebun. Ia seorang laki-laki pendek berdada bidang, yang kembali dari Vietnam
dengan kursi roda, dalam keadaan lumpuh dari batas pinggang ke bawah.
Berrington menilainya mudah untuk diajak
262 berbicara, mungkin karena mereka sama-sama pernah bertugas dalam dinas
kemiliteran. Mereka juga sama-sama menyukai musik karya Mahler.
Maurice sering memasang tampang tegang. Untuk mengelola JFU, ia berusaha
mendapatkan sepuluh juta dolar setahun dari para donatur, baik secara pribadi
maupun melalui perusahaan, dan akibatnya ia amat mencemaskan pubilisitas
yang sifatnya negatif. Ia memutar kursi rodanya, kemudian menggelinding ke arah meja tulisnya.
Mereka sedang mengolah artikel besar mengenai etika dalam dunia ilmu
pengetahuan, katanya. Berry, aku tak bisa membiarkan mereka memuat nama
Jones Falls dalam artikel itu sebagai contoh perilaku tidak etis dalam dunia
ilmu pengetahuan. Separuh dari donor-donor yang paling kita andalkan bakal
geger. Kita harus melakukan sesuatu untuk mengatasi ini."
Siapa nama cewek itu""
Maurice memeriksa buku notesnya. Naomi Freelander. Dia duduk dalam dewan
redaksi yang menangani soal etika. Apa kau tahu bahwa mereka memiliki
dewan redaksi seperti itu" Aku tidak."
Aku tidak akan heran kalau New York Times memilikinya."
Tapi itu bukan alasan bagi mereka untuk berlagak seperti orang-orang
Gestapo. Semula mereka akan menarik artikel ini, katanya, tapi kemarin
mereka memperoleh masukan menyangkut si Ferrami-mu itu."
Dari mana mereka mendapat masukan itu"" tanya Berrington.
Tentunya dari salah satu bajingan di sini yang tidak punya rasa loyalitas sama
sekali." Rupanya begitu."
Maurice menghela napas. Katakan bahwa itu tidak benar, Berry. Katakan
padaku bahwa dia sama sekali tidak melanggar hak keleluasaan pribadi orang."
Berrington menyilangkan kakinya, mencoba tampil
263 santai, meski sebenarnya ia merasa sangat tegang. Di sinilah ia harus mulai
bersiasat. Menurutku dia tidak melakukan pelanggaran," ujarnya. Dia
menelusuri database medis untuk menemukan orang-orang yang tidak
menyadari bahwa mereka sebetulnya memiliki pasangan kembar. Brilian sekali,
sebenarnya." Apakah ia menelusuri data-data medis orang tanpa seizin mereka""
Bemngton pura-pura enggan menjawab. Ehm & bisa dibilang begitu."
Kalau begitu, dia harus menghentikan kegiatan itu."
Masalahnya, dia betul-betul membutuhkan informasi ini untuk proyek
Kembaran Ketiga The Third Twin Karya Ken Follett di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
risetnya." Mungkin kita tawarkan padanya suatu kompensasi."
Tidak pernah terpintas dalam Berrington kemungkinan untuk menyuap Jeannie.
Ia meragukan hasilnya, namun tak ada salahnya mencoba. Itu ide bagus."
Apa dia sudah memiliki jabatan tetap""
Dia baru mulai bekerja di sini semester ini, sebagai asisten profesor.
Sedikitnya masih enam tahun sebelum dia dapat menduduki jabatan tetap. Tapi
kita bisa memberikan kenaikan gaji kepadanya. Setahuku dia butuh uang. Dia
pernah mengungkapkan itu kepadaku."
Berapa yang diterimanya sekarang""
Tiga puluh ribu dolar setahun."
Berapa menurutmu sebaiknya kita tawarkan kepadanya""
Jumlahnya harus mantap. Delapan atau sepuluh ribu lagi."
Dan mengenai sumber dananya""
Berrington tersenyum. Kurasa aku bisa membujuk pihak Genetico."
Kalau begitu, itu yang akan kita lakukan. Panggil -dia ke sini sekarang. Berry.
Kalau dia ada di kawasan kampus, suruh dia masuk ke sini sekarang juga. Kita
selesaikan ini sebelum tim yang sok etis itu menelepon kita lagi1
264 Berrington meraih pesawat telepon Maurice, lalu memutar nomor ruang kerja
Jeannie. Deringannya langsung dijawab. Jeannie Ferrami."
Aku Berrington." Selamat pagi." Nadanya waswas. Apakah ia tahu mengenai niat Berrington
merayunya pada hari Senin malam itu" Mungkin ia mengira dirinya sedang
dicoba lagi. Atau mungkin ia sudah tahu mengenai masalah mereka dengan New
York Times" Bisa temui aku sekarang""
Di ruang kerja Anda""
Aku sedang berada di kantor Dr. Obell, di Hillside Hall."
Jeannie menghela napas. Apakah ini mengenai seorang wanita bernama Naomi
Freelander"" Ya." Semuany a cuma gertak sambal. Anda tahu itu." Ya, tapi kita harus
menghadapinya" Aku akan segera ke sana."
Berrington menutup pesawatnya. Dia sedang menuju kemari," ujarnya pada
Maurice. Sepertinya dia sudah dihubungi oleh pihak Times."
Menit-menit berikutnya akan merupakan saat-saat yang menentukan. Andai
kata Jeannie dapat membela dirinya sendiri dengan baik, ada kemungkinan
Maurice akan mengubah strateginya. Berrington harus mengupayakan agar
Maurice tetap pada pendiriannya, tanpa menampilkan sikap negatif terhadap
Jeannie. Gadis itu memiliki temperamen panas dan nekat, sama sekali bukan
tipe yang memilih untuk mengalah, terutama kalau ia yakin dirinya benar. Ada
kemungkinan ia bisa menjadi musuh Maurice tanpa bantuan Berrington. Tapi
menghadapi kemungkinan ia akan berlaku manis dan mau dibujuk, Berrington
membutuhkan rencana cadangan.
Tiba-tiba suatu inspirasi melintasi pikirannya. Ia
berkata, Sambil menunggu, ada baiknya kita membuat konsep sebuah
pernyataan pers." Itu ide bagus."
Berrington meraih sebuah bloknot dan mulai meng orat oret Ia butuh sesuatu
yang tak mungkin disepakati Jeannie, sesuatu yang akan melukai harga dirinya
dan membuatnya sangat marah. Ia menulis bahwa Jones Falls University
mengakui kesalahan yang terjadi. Pihak universitas meminta maaf kepada
mereka yang merasa keleluasaan pribadinya dilanggar, dan menjanjikan bahwa
program itu sudah tidak diberlakukan terhitung mulai hari itu.
Ia menyerahkan hasilnya kepada sekretaris Maurice sambil memintanya untuk
langsung memprosesnya lewat komputernya.
Jeannie muncul dengan suasana hati diliputi kegeraman. Ia mengenakan kaus
hijau zamrud yang longgar, celana jeans hitam ketat, dan semacam sepatu bot
montir yang kini sedang dianggap mode. Ia memakai sebuah cincin perak di
cuping hidungnya, rambutnya yang lebat dan berwarna gelap diikat ke
belakang. Tampangnya sebetulnya menggemaskan, di mata Berrington, tapi
penampilan seperti itu tidak membuat si pimpinan universitas terkesan.
Baginya penampilan Jeannie mengekspresikan tipe seorang akademik muda
yang urakan dan mungkin akan membawa JFU dalam posisi serba salah.
Maurice mempersilakannya duduk, lalu bercerita kepadanya tentang telepon
yang diterimanya dari pihak pers. Sikapnya kaku. Ia merasa lebih nyaman
berada di antara kaum laki-laki yang lebih matang, ujar Berrington pada
dirinya: seorang wanita muda dalam celana jeans ketat membuatnya rikuh.
Wanita yang sama juga menghubungi aku," ujar Jeannie dalam nada sebal.
Norak sekali." Tapi kau memang mengakses database medis," ujar (Maurice.
266 Aku tidak membaca isi database-nya, komputerkulah yang melakukan itu. Tak
ada seorang pun yang membaca data-data medis siapa pun. Programku
menampilkan sebuah daftar nama dan alamat, berdasarkan pasangan."
Tapi &" Kami tidak akan melangkah lebih jauh tanpa lebih dahulu meminta izin dari
subjek yang dianggap berpotensi. Kami bahkan tidak mengungkapkan kepada
mereka bahwa mereka memiliki pasangan kembar, sampai setelah mereka
menyatakan bersedia ikut ambil bagian dalam studi kami. Jadi, keleluasaan
pribadi siapa sebetulnya yang dilanggar""
Berrington berpura-pura memberikan dukungan padanya. Kan aku sudah bilang
tadi, Maurice," ujarnya. Rupanya pihak Times telah melihat dari sudut yang
salah." Menurut mereka tidak. Dan aku harus mempertimbangkan reputasi
univeritas." Jeannie berkata, Percayalah, hasil pekerjaanku akan meningkatkan itu." Ia
mendoyongkan tubuhnya ke muka, dan Berrington menangkap nada gairah
untuk berjuang demi kemajuan ilmu pengetahuan, seperti yang dirasakan
setiap ilmuwan berbakat. Proyek ini betul-betul penting. Aku satu-satunya
orang yang berhasil mewujudkan cara untuk mempelajari unsur genetika dalam
kriminalitas. Begitu kita mempublikasi hasilnya, akan terjadi sensasi."
Apa yang dikatakannya betul," ujar Berrington menimpali. Dan nyatanya
memang begitu. Bidang yang sedang ditekuninya itu memang amat menarik.
Sayang sekali kalau harus dihentikan. Tapi memang tidak ada pilihan lain.
Maurice menggeleng. Tugasku adalah melindungi universitas ini dari skandal."
Dengan nekat Jeannie berkata,
Tapi juga merupakan tugas Anda untuk
membela kebebasan akademis."
Ia telah mengambil langkah yang salah. Dulu sekali,
267 jelas, para pimpinan universitas berjuang demi hak kebebasan untuk
memperdalam ilmu, tapi hari-hari itu sudah lama berlalu. Jeannie hanya akan
menyinggung perasaan Maurice dengan menyebut-nyebut soal kebebasan
akademis. Maurice menjadi panas. Kau tidak perlu menguliahi aku tentang tugas-tugasku
sebagai pimpinan universitas, ^Nona," ujarnya dalam nada ketus.
Jeannie rupanya tidak menangkap maksud tersirat itu, dan ini membuat hati.
Berrington berbunga. O ya"" ujarnya pada Maurice, dalam nada yang mulai
bersemangat Anda menghadapi suatu konflik. Di satu pihak, ada koran yang
ngotot meliput sebuah berita yang sebetulnya tidak ada; di pihak lain, seorang
ilmuwan yang sedang mengejar kebenaran. Kalau seorang pimpinan universitas
merasa bimbang dalam menghadapi , tekanan seperti ini, entah apa jadinya
nanti"" Hati Berrington melonjak. Tampang Jeannie betul-betul amat menarik, dengan
pipi merona kemerahan dan mata berapi-api, namun ia sedang menggali liang
kuburnya sendiri. Maurice merasa tersinggung sekali.
Kemudian Jeannie rupanya menyadari apa yang sedang ia lakukan, sebab
secara tiba-tiba ia mengubah taktiknya. Tapi di pihak lain, kita sama-sama
tidak menginginkan publisitas bernada negatif untuk universitas ini," ujarnya
dalam nada lebih simpatik. Aku bisa mengerti kekhawatiran Anda. Dr. Obell."
Amarah Maurice langsung mereda. Hati Berrington menciut. Aku mengerti
bahwa ini membuatmu berada dalam posisi serba salah," ujar Maurice. Pihak
universitas bersedia memberikan kompensasi padamu, dalam bentuk kenaikan
gaji sebesar sepuluh ribu dolar setahun."
Jeannie tampak terperangah.
Berrington berkata, Itu akan memungkinkaumu mengeluarkan ibumu dari
tempat yang membuatmu begitu resah itu"
268 Untuk sesaat Jeannie tampak ragu. Aku amat menghargai tawaran Anda,"
ujarnya, tapi itu tidak akan menyelesaikan masalahnya Aku masih tetap
membutuhkan pasangan kembar yang terlibat dalam tindakan kriminal untuk
risetku. Kalau tidak, tidak akan ada bahan bagiku untuk dipelajari."
Berrington sama sekali tidak memperhitungkan kemungkinan bahwa Jeannie
bisa disuap. Maurice berkata, Tentunya ada cara lain untuk menemukan subjek-subjek
yang cocok bagimu." Tidak, tidak ada. Aku membutuhkan pasangan-pasangan kembar identik, yang
dibesarkan secara terpisah, setidaknya pasangan yang salah satu di antaranya
pernah terlibat dalam tindakan kriminal. Itu memang sulit. Program
komputerku bisa melokasi mereka yang bahkan sama sekali tidak menyadari
bahwa mereka memiliki pasangan kembar. Tidak ada metode lain untuk
melakukan itu." O ya"" ujar Maurice.
Nadanya menjadi lebih akrab. Kemudian sekretaris Maurice masuk dan
menyerahkan sehelai kertas kepadanya. Isinya pemberitahuan pers sesuai
dengan konsep yang ditulis Berrington Maurice memperlihatkan kertas itu
kepada Jeannie, sambil berkata, Kita harus menyiarkan sesuatu yang bunyinya
kira-kira begini hari ini, kalau kita ingin meredam berita itu."
Jeannie membacanya sekilas. Amarahnya bangkit lagi. Tapi ini kan omong
kosong!" semburnya. Tidak ada kesalahan yang pernah dibuat. Tidak ada
seorang pun yang keleluasaan pribadinya dilanggar. Tidak ada seorang pun yang
pernah mengajukan keluhan!"
Berrington berusaha menyembunyikan rasa puasnya. Betul-betul paradoks
bahwa Jeannie bisa begitu berapi-api, namun toh memiliki kesabaran dan
ketekunan untuk melakukan riset ilmiah yang begitu berkepanjangan dan rumit
Berrington pernah melihatnya bekerja dengan
269 dan >an subjek subjekuya sepertinya mereka tidak pernah bisa membuatnya kesal atau
capek, bahkan pada saat mereka membuat kacau jalannya tes. Dengan mereka,
ia mendapati bahwa perilaku buruk amat menarik dan dapat ditolerir, la cuma
menulis apa yang mereka katakan, lalu mengucapkan terima kasih kepada
mereka dengan tulus. Namun di luar ruang laboratorium, ia bisa meledak-ledak
seperti petasan begitu menghadapi sedikit provokasi.
Dendam Asmara 1 Gadis Misterius Karya Sherls Astrella Cewek Baru 2
satu sel dengan orang seperti
Porky. Ia tidak akan pernah melupakan ini, sumpahnya. Begitu menjadi pengacara,
membela mereka yang dituduh melakukan tindak kejahatan, ia tidak akan
pernah menerima suatu pengakuan sebagai bahan bukti. Ia membayangkan
dirinya sendiri di muka suatu sidang juri. Aku pernah dituduh melakukan suatu
tindak kejahatan yang tidak kulakukan, sampai aku hampir saja membuat
pengakuan," ia akan berkata begitu. Aku sudah pernah berada dalam situasi
seperti itu, jadi aku tahu."
Kemudian terpintas dalam dirinya bahwa kalau ia sampai dihukum gara-gara
ini, ia akan dikeluarkan dari fakultas hukum dan tidak akan pernah dapat
membela siapa pun. Steve terus berusaha meyakinkan dirinya sendiri bahwa ia tidak akan sampai
dihukum. Tes DNA itu akan membersihkan namanya. Sekitar tengah malam, ia
dikeluarkan dari sel itu, diborgol, lalu diantar ke Rumah Sakit Mercy, yang
terletak beberapa blok dari markas kepolisian tersebut. Di sana contoh
darahnya diambil untuk memeriksa DNA-nya. Ia masih sempat menanyakan
kepada si perawat, berapa lama proses tes itu, dan merasa kecewa mendengar
bahwa hasilnya paling cepat akan siap dalam waktu tiga hari. la kembali ke
selnya dengan hati menciut. Ia disatukan lagi dengan Porky, yang untungnya
masih tidur nyenyak. Steve memperhitungkan bahwa ia tahan tidak tidur selama dua puluh empat
jam. Itu batas waktu terlama bagi mereka untuk menahannya tanpa surat
penahanan resmi dari pihak pengadilan. Ia ditangkap sekitar pukul enam sore,
jadi ia akan mendekam di sini sampai sekitar waktu yang sama sore ini.
Kemudian, kepadanya harus diberikan kesempatan untuk minta dilepas dengan
jaminan. Itu akan menjadi peluang baginya untuk meninggalkan tempat ini.
Ia berusaha mengingat-ingat isi mata kuliahnya mengenai dikeluarkan dari
tahanan dengan jaminan. Satu-satunya hal yang akan dipertanyakan pihak
pengadilan adalah apakah si tertuduh akan muncul saat perkaranya disidangkan
kelak," ujar Profesor Rexam ketika itu. Nadanya terdengar begitu
membosankan waktu itu, namun kini begitu besar artinya. Ia mulai ingat detail-detailnya. Ada dua faktor yang harus diperhitungkan. Yang pertama adalah
prakiraan besarnya hukuman yang akan dijatuhkan. Kalau tuduhannya serius,
risiko untuk mengabulkan permohonan dilepas dengan jaminan itu akan lebih
besar: tertuduh untuk tindak pembunuhan cenderung untuk kabur daripada
tertuduh suatu kasus pencurian ringan. Hal yang sama juga berlaku andai kata
ia sudah memiliki catatan kejahatan, dan sebagai akibatnya menghadapi
kemungkinan dijatuhi hukuman yang lebih berat. Steve belum memiliki catatan
kejahatan: meskipun ia pernah dihukum gara-gara tindak penye-206
rangan, usianya ketika itu baru delapan belas tahun, dan catatan itu tidak
dapat digunakan untuk memperberat tuntutan atas dirinya. Ia akan tampil di
muka sidang pengadilan dengan lembaran yang masih bersih. Namun tuntutan
yang dihadapinya betul-betul serius.
Faktor kedua, seingatnya, adalah hubungan si tahanan dengan masyarakat di
sekelilingnya: dengan keluarganya, rumah, dan pekerjaannya. Seorang laki-laki
yang sudah tinggal bersama istri dan anak-anaknya di suatu alamat yang sama
selama lima tahun dan bekerja di sekitar situ, akan dilepas dengan jaminan,
sedangkan seseorang yang tidak memiliki keluarga yang tinggal di kota itu, baru
menempati apartemennya selama enam minggu, dan menyatakan bahwa ia
seorang musisi tanpa pekerjaan tetap, cenderung akan ditoiak. Dalam hal ini,
Steve merasa cukup tenang, la tinggal bersama orangtuanya, dan sedang
menjalani tahun keduanya di fakultas hukum; ia akan rugi besar kalau mencoba
kabur. Sidang seharusnya tidak menjadikan unsur apakah si tertuduh akan
membahayakan masyarakat atau tidak sebagai bahan pertimbangan. Itn akan
menyalahi asas praduga tak bersalah. Namun dalam prakteknya mereka toh
melakukan itu. Secara tidak resmi, seseorang yang terlibat dalam serangkaian
tindak kekerasan memiliki kecenderungan lebih besar untuk tidak dilepas
dengan jaminan, daripada seseorang yang hanya satu kali melakukan tindakan
yang sama. Kalau Steve dituduh melakukan serangkaian pemerkosaan, bukan
hanya satu kali, pe luangnya untuk dilepas dengan jaminan akan lebih
mendekati angka nol. Melihat situasinya saat itu, kemungkinannya bisa apa saja, dan sementara
mengawasi Porky, ia mencoba menghafalkan kata-kata yang akan diucapkannya
kepada hakim kelak. la masih tetap bersiteguh untuk bertindak sebagai pengacara bagi dirinya
sendiri. Ia belum memakai hak
207 nya untuk menelepon seseorang, la bertekad untuk menyembunyikan semua ini
dari kedua orangtuanya, sampai ia dapat mengatakan bahwa ia sudah bersih.
Bayangan untuk mengungkapkan kepada mereka bahwa ia sedang berada di
dalam tahanan betul-betul berat baginya; mereka akan merasa amat terpukul
dan sedih. Ia sangat ingin berbagi beban dengan mereka, tapi setiap kali
tergoda untuk melakukan itu, ia teringat akan wajah mereka ketika mereka
melangkah masuk ke dalam rumah tahanan itu tujuh tahun yang lalu, setelah
perkelahiannya dengan Tip Hendricks, dan ia tahu bahwa kekecewaan mereka
akan lebih melukai dirinya daripada yang mungkin dilakukan oleh Porky
Butcher. Semakin malam, semakin banyak orang yang dijebloskan ke dalam sel-sel itu.
Ada yang acuh tak acuh dan menurut saja, ada yang protes keras bahwa ia
tidak bersalah. Seseorang berusaha memberikan perlawanan, dan akhirnya
dihajar secara profesional.
Menjelang pukul lima pagi suasana lebih tenang. Sekitar pukul delapan,
pengganti Spike mengantarkan sarapan dalam wadah-wadah dari styrofoam,
yarig dibeli di sebuah restoran bernama Mother Hubbard s. Datangnya makanan
membangunkan para tahanan di sel-sel lain, dan kegaduhan itu membuat Porky
terbangun. Steve tetap diam di tempatnya, duduk di lantai, menerawangi kejauhan. Tapi
dengan hati waswas ia mengawasi Porky melalui sudut matanya. Sikap
bersahabat akan dianggap sebagai tanda kelemahan, putusnya. Senantiasa pasif
dan waspada merupakan sikap yang harus diambilnya.
Porky duduk di dipannya, memegangi kepalanya sam bil melayangkan mata ke
arah Steve, tapi ia tidak mengatakan apa-apa. Steve menduga Porky sedang
menilai dirinya. Setelah beberapa saat, Porky berkata. Ngapain kau di sini""
208 Steve memasang tampang bego dan tidak peduli, kemudian tanpa terburu-buru
ia menoleh, sehingga pandangannya bertemu dengan Porky. Untuk sesaat
mereka saling menatap. Porky seorang laki-laki tampan, dengan wajah agak
gemuk yang berkesan sedikit agresif, la menatap Steve dengan matanya yang
kemerahan. Steve menilainya sebagai seorang tukang foya-foya, seorang
pecundang, tapi juga berbahaya. Ia mengalihkan pandang, untuk
mengekspresikan sikap tidak pedulinya. Ia tidak menjawab pertanyaan itu.
Semakin lama waktu yang dibutuhkan Porky untuk menilai dirinya, semakin
aman situasinya baginya. Ketika si petugas menyodorkan makanan melalui celah di terali sel itu, Steve
tidak bereaksi. Porky mengambil bakinya. Ia menghabiskan semua serpihan daging asapnya,
telur dan roti panggangnya, meminum kopinya, lalu menggunakan WC dengan
suara ribut, tanpa malu-malu.
Setelah selesai, ia menarik celananya, dan duduk di dipannya. Sambil menatap
Steve, ia berkata, Kenapa kau dijebloskan di sini, anak bule""
Ini merupakan momentum yang paling berbahaya. Porky sedang mencobainya,
menilai dirinya. Steve kini harus menampilkan sosok yang sama sekali berbeda
daripada dirinya, seorang mahasiswa kelas menengah yang masih polos, yang
tidak pernah lagi terlibat perkelahian sejak remaja.
Ia menoleh ke arah Porky, seakan baru memperhatikan keberadaannya untuk
pertama kali. Ia menatapnya lurus-lurus selama beberapa saat, sebelum
memberikan jawaban. Sambil sedikit menggumam, ia berkata, Ada yang
ngajak aku cari perkara, jadi kuladeni."
Porky membalas tatapannya. Steve tidak dapat mengatakan apakah laki-laki itu
mempercayainya atau tidak. Setelah agak lama. Porky berkata,
Pembunuhan"" Tingkat satu." 209 Aku juga." Rupanya Porky mempercayainya. Dengan santai Steve menambahkan,
Pokoknya dia nggak bakal bisa mengganggu aku lagi."
Yeah," sahut Porky. Suasana hening selama beberapa saat. Rupanya Porky sedang berpikir. Akhirnya
ia berkata, Kenapa mereka mengurung kita di sini sama-sama""
Mereka nggak punya bukti untuk menuntutku," jawab
Steve. Jadi, mereka pikir, kalau aku menghajarmu di sini, mereka akan punya kasus."
Porky merasa tersinggung. Bagaimana kalau aku yang menghajarmu""
tantangnya. Steve angkat bahu. Kalau begitu, kau yang dapat masalah."
Porky mengangguk perlahan, Yeah," ujarnya. Masuk akal."
Rupanya ia mulai kehabisan bahan percakapan. Selang beberapa saat, ia
merebahkan dirinya kembali.
Steve menunggu. Sudah selesaikah"
Tak lama setelah itu, Porky sepertinya tertidur lagi.
Saat ia mendengkur, Steve melorotkan tubuh di tembok dengan perasaan lemas
dan sekaligus lega. Sesudah itu, selama beberapa jam tidak terjadi apa-apa.
Tidak ada yang datang untuk berbicara dengan Steve, tidak ada yang
mengungkapkan kepadanya apa yang sedang terjadi. Tidak ada tempat untuk
memperoleh informasi. Ia ingin tahu, kapan ia akan memperoleh kesempatan
untuk minta dibebaskan, tapi tak seorang pun mengungkapkan itu kepadanya.
Ia mencoba berbicara dengan si petugas baru, namun laki-laki itu tidak
mengacuhkannya. Porky masih tidur saat si petugas muncul, lalu membuka pintu sel. Ia
memborgol pergelangan tangan dan kaki Steve, kemudian membangunkan
Porky dan mela 210 kukan hal yang sama atas dirinya. Mereka dirantai bersama dua orang lagi,
digiring beberapa langkah menuju pojok blok itu, lalu ke sebuah ruang kerja
yang kecil. Di dalamnya terdapat dua meja tulis, masing-masing dengan sebuah komputer
dan mesin cetak laser. Di muka kedua meja tulis itu terdapat sederetan kursi
plastik berwarna abu-abu. Di belakang meja yang satu duduk seorang wanita
kulit hitam berpakaian rapi dan berusia sekitar tiga puluhan. Ia melirik ke arah
mereka dan berkata, Silakan duduk," lalu meneruskan tugasnya mengetik di
papan tutsnya dengan jari-jari terawat.
Mereka menyeret langkah sepanjang deretan kursi itu, lalu duduk. Ruang
kantor itu biasa-biasa saja, dengan lemari-lemari arsip, papan-papan
pengumuman, sebuah alat pemadam api, dan lemari besi kuno. Dibandingkan
sel mereka, tempat ini lebih indah.
Porky menutup matanya dan sepertinya tidur lagi. Di antara kedua tahanan
yang lain, satu menatap dengan ekspresi seakan tak percaya ke arah kaki
kanannya yang dibungkus gips, sementara yang lain tersenyum entah ke mana,
jelas-jelas tidak menyadari di mana ia berada, seakan sedang teler atau
terganggu pikirannya, atau kedua-duanya.
Akhirnya wanita itu mengalihkan mata dari layarnya. Sebut nama Anda,"
ujarnya. Steve berada dalam urutan pertama, karenanya ia menjawab, Steven Logan."
Mr. Logan, aku Panitera Williams."
Tentu: wanita ini seorang petugas pengadilan. Kini ia ingat bagian prosedur ini
dari mata kuliahnya. Panitera adalah pejabat pengadilan yang kedudukannya
lebih rendah daripada hakim. Ia menangani surat-surat penahanan dan hal-hal
kecil lain yang berhubungan dengan prosedurnya. Ia memiliki wewenang untuk
memberikan status tahanan luar kepada seorang tersangka, dengan
211 imbalan; ini membuat semangat Steve bangkit kembali. Mungkin ia toh bisa
keluar dari sini. Wanita itu berkata lagi, Aku di sini untuk mengungkapkan kepada Anda,
pelanggaran apa yang dituduhkan atas diri Anda, tanggal perkara Anda
disidangkan, waktu dan tempatnya, apakah Anda akan bebas dengan imbalan
atau dilepas, dan andai kata dilepas, apakah dengan syarat." Bicaranya amat
cepat, tapi pernyataannya mengenai bebas dengan imbalan sesuai dengan apa
yang diingat Steve. Jadi, inilah orang yang harus ia yakinkan bahwa ia dapat
diandalkan untuk muncul dalam sidang yang akan menangani perkaranya.
Anda berada di hadapanku berdasarkan tuntutan atas tindak pemerkosaan
tingkat satu, tindak penyerangan dengan maksud untuk memerkosa,
menganiaya, dan melakukan sodomi." Wajahnya yang bundar tidak
menunjukkan ekspresi saat ia merinci tindakan-tindakan kejahatan yang
dituduhkan atas Steve. Wanita itu menjadwalkan tanggal sidangnya tiga minggu
kemudian, dan Steve ingat bahwa setiap tersangka harus sudah ditentukan
tanggal persidangannya tidak lebih lama daripada tiga puluh hari setelah hari
penahanannya. Atas tindakan memerkosa yang dituduhkan, Anda dihadapkan pada tuntutan
penjara seumur hidup. Atas tindak penyerang
an dengan maksud untuk memerkosa, dua sampai lima belas tahun. Dua-duanya merupakan tindak
kejahatan serius." Steve mengerti apa yang dimak-sudnlengan tindak kejahatan
serius, tapi ia mempertanyakan apakah Porky Butcher juga mengerti-Si
pemerkosa juga menimbulkan kebakaran di gedung olah raga itu, seingat Steve.
Mengapa tidak ada tuntutan sehubungan peristiwa kebakaran itu" Mungkin
karena pihak kepolisian tidak dapat menemukan bukti yang dapat secara
langsung menghubungkan dirinya dengan api itu.
Wanita itu menyodorkan dua helai kertas ke arahnya.
212 Yang pertama menyatakan bahwa ia sudah diberitahu mengenai haknya untuk
diwakili, yang kedua mengungkapkan kepadanya cara untuk menghubungi
seorang pembela umum. Ia harus menandatangani masing-masing lembar.
Wanita itu memberondongnya dengan serangkaian pertanyaan, lalu
memasukkan jawabannya ke dalam kom putemya, Sebutkan nama lengkap
Anda. Anda tinggal di mana" Nomor telepon Anda" Sudah berapa lama Anda
tinggal di sana" Di-mana Anda tinggal sebelumnya""
Steve mulai merasa lebih optimis saat mengungkapkan kepada si petugas
pengadilan bahwa ia tinggal bersama kedua orangtuanya, ia sedang menjalani
tahun kedua di fakultas hukum, dan bahwa ia tidak memiliki catatan kejahatan
sebagai orang dewasa. Wanita itu menanyakan apakah ia pernah punya masalah
kecanduan obat bius atau alkohol, dan ia bisa menjawab tidak. Ia
mempertanyakan apakah ia akan memperoleh kesempatan untuk mengajukan
permohonan bebas dengan imbalan, namun si wanita berbicara begitu cepat,
dan kelihatannya sudah memiliki rumusan tertentu yang harus ia ikuti.
Untuk tuntutan melakukan tindak sodomi kuanggap alasannya tidak cukup
meyakinkan," ujarnya. Ia mengalihkan pandang dari layar komputer ke arah
Steve Ini tidak berarti Anda tidak melakukan pelanggaran ini, tapi data-data
yang ada di sini, di dalam laporan pihak kepolisian, bagiku tidak memenuhi
persyaratan untuk tuduhan itu."
Steve mempertanyakan mengapa para detektif itu memasukkan tuntutan ini.
Mungkin mereka berharap ia akan menyangkalnya habis-habisan, lalu
menelanjangi dirinya sendiri dengan berkata, Itu betul-betul keterlaluan, aku
memang menyetubuhinya, tapi aku rujak melakukan tindakan sodomi sama
sekali. Memangnya kalian anggap aku apa"
Si petugas pengadilan berkata lagi, Tapi Anda masih akan dituntut di hadapan
sidang untuk tindakan itu."
Steve tampak bingung. Apa maksudnya andai kata ia masih tetap akan dituntut
di hadapan sidang untuk tindakan itu" Dan kalau dirinya, seorang mahasiswa
tingkat dua fakultas hukum, menganggap ini sulit untuk dimengerti, bagaimana
dengan mereka yang lebih awam"
Si petugas pengadilan berkata, Apa ada yang ingin Anda tanyakan""
Steve menarik napas dalam-dalam. Aku ingin mengajukan permohonan dilepas
sebagai tahanan luar," ujarnya. Aku tidak bersalah &"
Wanita itu memotongnya. Mr. Logan, Anda berada di hadapanku berdasarkan
tuntutan atas beberapa tindak kejahatan serius, yang peraturannya digariskan
Kembaran Ketiga The Third Twin Karya Ken Follett di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
di bawah undang-undang No. 638B. Ini berarti bahwa aku. sebagai seorang
petugas pengadilan, tidak dapat mengeluarkan keputusan lepas dengan imbalan
untuk diri Anda. Hanya seorang hakim yang dapat melakukannya."
Steve merasa seakan wajahnya ditampar. Ia begitu kecewa, sehingga merasa
mual. Ia menatap wanita itu dengan pandangan tak percaya. Lalu apa gunanya
seluruh prosedur ini"" ujarnya dalam nada marah.
Sementara ini Anda ditahan dengan status tidak bisa dilepas sebagai tahanan
luar." Nada suara Steve meninggi. Jadi, untuk apa Anda mengajukan semua
pertanyaan ini kepadaku dan membuat aku berharap harap9 Kusangka aku bisa
keluar dari sini!" b
Si petugas pengadilan tampak tidak tergerak. Informasi yang Anda berikan
mengenai alamat Anda dan sebagainya akan dicek kebenarannya oleh seorang
penyidik prasidang, yang akan melaporkan hasilnya pada pepgadilan," ujarnya
dengan tenang. Anda boleh mengajukan permohonan untuk dilepas dengan
jaminan besok, dan keputusannya akan berada di tangan hakim."
214 Aku dimasukkan ke dalam satu sel bersama orang ini!" ujar Steve sambil
menunjuk ke arah Porky yang sedang tidur.
Bagian itu bukan tanggung jawabku &"
Dia seorang pembunuh! Satu-satunya alasan dia belum membunuhku adalah
karena dia masih terlalu teler untuk melakukan itu! Sekarang secara resmi aku
mengajukan protesku kepada Anda, sebagai seorang petugas pengadilan, bahwa
aku dianiaya secara merfial dan bahwa nyawaku dalam bahaya."
Kalau sel-selnya sudah penuh, Anda memang terpaksa &"
Sel-sel itu sama sekali belum penuh. Menolehlah ke sana, Anda bisa lihat
sendiri. Kebanyakan masih kosong. Mereka menjebloskan aku bersamanya
supaya dia dapat menghajarku. Dan kalau itu dia lakukan, aku akan akan
menuntut Anda, secara pribadi. Panitera Williams, karena membiarkan itu
terjadi." Sikap si petugas pengadilan melembut sedikit Aku akan perhatikan itu.
Sekarang akan kuserahkan beberapa berkas ke tangan Anda." Ia menyerahkan
berkas tuntutannya, berkas pernyataan, dan beberapa berkas lain. Tolong
tanda tangani satu per satu dan ambil sebuah copy."
Dalam keadaan frustrasi dan sedih, Steve menerima bolpoin yang disodorkan
petugas pengadilan itu. lalu mulai menandatangani berkas-berkas tersebut.
Sementara itu, si petugas penjara berusaha membangunkan Porky. Steve
menyerahkan berkas-berkasnya kembali kepada si panitera. Wanita itu
memasukkannya ke dalam sebuah map.
Sesudah itu, ia menoleh ke arah Porky. Sebutkan nama Anda."
Steve membenamkan kepala ke dalam kedua belah tangannya.
215 BAB 18 kan Mh mengawasi pintu masuk ruang interogasi yang terbuka pelan-pelan itu.
Laki-laki yang melangkah masuk itu ternyata benar-benar kembaran Steven
Logan. Di sebelahnya. Jeannie mendengar Lisa menahan napas.
Tampang Dennis Pinker begitu mirip dengan Steven, sehingga Jeannie tidak
akan pernah dapat membedakan mereka satu sama lain. "
Teoriku ternyata benar, pikirnya dengan perasaan bangga. Meskipun orangtua
kedua, anak muda itu bersiteguh menyangkal kemungkinan bahwa mereka
adalah pasangan kembar, mereka toh bagai pinang dibelah dua.
Rambut pirangnya yang berombak dipotong dalam gaya yang persis sama:
pendek, dengan belahan. Dennis menggulung lengan kemeja seragam
penjaranya dengan rapi, seperti Steven menggulung manset kemeja linennya
yang biru. Dennis menutup pintu di belakangnya dengan tumitnya, seperti yang
dilakukan Steven saat memasuki ruang kerja" Jeannie di Nut House. Sambil
duduk, ia melontarkan senyum polos kebocahan yang menarik ke arah Jeannie,
persis seperti senyum Steven. Sulit bagi Jeannie untuk mempercayai bahwa ia
bukan Steven. 216 Jeannie menoleh ke arah Lisa. Temannya sedang menatap Dennis dengan mata
melebar. Wajahnya tampak pucat dan ketakutan. Dia pelakunya," desahnya.
Dennis menatap Jeannie, lalu berkata, Kau mesti memberikan celana
dalammu padaku." Jeannie merinding mendengar ucapannya yang begitu meyakinkan itu, namun
secara intelektual ia juga merasa amat antusias. Steven tidak akan pernah
mengucapkan kata-kata seperti itu. Ini dia, materi genetika sama yang
ditransformasi ke dalam dua individu yang sama sekali berbeda yang satu
seorang mahasiswa simpatik, yang lain jiwanya terganggu. Tapi apakah
perbedaan itu hanya sebatas itu saja"
Robinson, si petugas jaga, berkata dengan tenang, Nah, jaga kelakuanmu dan
jangan macam-macam, Pinker, atau kau bakal dapat masalah."
Dennis melontarkan senyum kebocahan itu lagi, namun kata-katanya
menakutkan. Robinson tidak akan menyadari apa yang terjadi, tapi kau akan
menuruti perintahku," ujarnya pada Jeannie. Kau akan keluar dari sini dengan
semilir angin membelai bokong telanjangmu."
Jeannie berusaha menenangkan diri. Ini cuma gertakan, la seorang wanita yang
pintar dan tegar. Dennis akan mendapati bahwa tidak mudah menyerang
dirinya bahkan andai kata mereka cuma berduaan. Dengan adanya si petugas
penjara yang jangkung itu, berdiri di dekatnya dengan sebuah tongkat pemukul
dan pistol, ia akan cukup aman.
Kau tidak apa-apa"" gumamnya pada Lisa.
Wajah Lisa tampak pucat, namun garis bibirnya mengekspresikan ketegaran
saat ia menjawab dengan tegas, Aku tidak apa-apa."
Seperti orangtuanya, Dennis sudah mengisi beberapa formulir sebelumnya. Kini
Lisa mulai mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang lebih kompl
eks, yang tidak dapat 217 dilengkapi hanya dengan memberikan tanda centang. Sementara mereka
bekerja, Jeannie mempelajari hasilnya sambil membandingkan Dennis dengan
Steven. Persamaan di antara keduanya betul-betul menakjubkan: profil
psikologis, minat dan hobi, selera, keterampilan fisik semuanya persis sama.
Dennis bahkan memiliki IQ tinggi yang setaraf dengan Steve.
Betul-betul sayang sekali, ujarnya pada dirinya. Anak muda ini memiliki bakat
untuk menjadi ilmuwan, dokter bedah, insinyur, perancang software. Tapi saat
ini ia berada di sini, hidup terisolasi.
Perbedaan terbesar antara Dennis dan Steven adalah dalam cara mereka
bergaul. Steven adalah pribadi yang matang, dengan kemampuan bergaul di
atas rata-rata ia bisa membawa diri di antara mereka yang tidak dikenalnya,
siap menerima wibawa kekuasaan, merasa santai di antara kawan-kawannya,
senang ikut ambil bagian dalam suatu tim. Dennis memiliki kemampuan
beradaptasi dengan sekelilingnya seperti seorang bocah berusia tiga tahun. Ia
mengambil begitu saja apa pun yang ia inginkan, menemui kesulitan dalam
berbagi, ia merasa takut menghadapi orang-orang yang asing baginya, dan
kalau tidak memperoleh apa yang diinginkannya, ia akan marah dan kasar.
Jeannie masih ingat ketika ia sendiri berusia tiga tahun. Ia melihat dirinya
bersandar pada pagar tempat tidur bayi adiknya yang baru lahir. Patty sedang
tidur dalam pakaian cantik berwarna merah muda, dengan bordiran bunga-bunga biru di bagian kerahnya. Jeannie masih dapat merasakan amarah yang
menguasai dirinya saat ia menerawangi wajah mungil itu. Patty telah mencuri
mommy dan daddy-nya. Dengan seluruh daya yang dimilikinya, Jeannie ingin
membunuh si pengacau ini, yang telah menyita begitu banyak kasih sayang dan
perhatian yang sebelumnya hanya dicurahkan kepadanya. Ketika Bibi Rosa
mengatakan. Kau sayang pada adik
218 kecilmu, bukan"" Jeannie menjawah, Aku benci padanya, lebih baik dia
mati." Bibi Rosa menamparnya, sehingga Jeannie merasa semakin diperlakukan
tidak adil. Jeannie tumbuh dewasa, Steven juga. tapi lain halnya dengan Dennis. Kenapa
Steven tidak seperti Dennis" Apakah ia diselamatkan oleh cara ia dibesarkan"
Ataukah kelihatannya saja ia lain" Apakah kemampuannya untuk bergaul tidak
lebih dari kedok untuk menutupi jiwanya yang terganggu di baliknya"
Saat memperhatikan dan mendengarkan, Jeannie menyadari bahwa masih ada
perbedaan lain. Ia merasa takut pada Dennis. Ia tidak dapat mengatakan secara
persis, apa sebetulnya alasannya, tapi ada sesuatu yang negatif mengenai anak
muda itu. Perasaannya mengatakan bahwa Dennis akan melakukan apa pun
yang melintas di kepalanya, tanpa memedulikan konsekuensinya. Steven sama
sekali tidak menimbulkan perasaan itu dalam dirinya sekejap pun.
Jeannie memotret Dennis, lalu membuat gambar close-up kedua telinganya.
Pasangan kembar identik biasanya memiliki telinga yang mirip sekali, terutama
pada bagian cupingnya. Saat mereka hampir selesai, Lisa mengambil contoh darah Dennis; ini memang
keahliannya. Jeannie hampir tak sabar lagi untuk melihat perbandingan hasil
pengetesan DNA-nya. la yakin Steve dan Dennis memiliki gen-gen yang sama Itu
akan membuktikan bahwa mereka sebetulnya toh pasangan kembar identik.
Sesuai rutin, Lisa menutup tabungnya, memberikan paraf pada labelnya,
kemudian pergi untuk memasukkannya ke dalam cool box di dalam bagasi mobil
mereka; Jeannie menyelesaikan wawancara itu sendiri.
Saat melengkapi rangkaian pertanyaannya yang terakhir, Jeannie berandai ia
dapat mempertemukan Steve dan Dennis di laboratoriumnya selama satu
minggu. Tapi itu tidak akan mungkin bagi kebanyakan pasangan
219 kembarnya. Dalam menekuni para kriminal, secara konstan ia akan berhadapan
dengan masalah bahwa beberapa di antara subjeknya berada di dalam penjara.
Tes-tes yang lebih canggih, yang melibatkan penggunaan mesin-mesin
laboratorium, tidak akan dapat dilaksanakan atas Dennis sampai ia keluar dari
penjara kalau ia keluar. Jeannie harus bisa menerima kenyataan itu Tapi ia
masih memiliki banyak data lain untuk diolahnya.
Ia selesai dengan daftar pertanyaan terakhir. Terima kasih
untuk kesabaran Anda, Mr. Pinker," ujarnya.
Tapi kau belum menyerahkan celana dalammu," sahut Pinker dengan tenang.
Robinson berkata, Eh, Pinker, kau sudah begitu baik sepanjang sore. jangan
kaurusak suasananya."
Dennis menatap si petugas jaga dengan pandangan menantang. Kemudian ia
berkata kepada Jeannie, Si Robinson takut sama tikus, tahu9
Tiba-tiba Jeannie merasa tidak enak. Sesuatu yang tidak ia mengerti sedang
berlangsung. Cepat-cepat ia membenahi berkas-berkasnya.
Robinson tampak salah tingkah. Aku tidak suka pada tikus, betul, tapi aku
tidak takut pada mereka"
Juga tidak pada si abu-abu gendut di pojok situ"" ujar Dennis sambil
menunjuk. Robinson menoleh. Tidak ada apa-apa di sana, tapi begitu Robinson
memunggunginya Dennis merogoh sakunya, lalu mengeluarkan sebuah
bungkusan yang tertutup rapat. Gerakannya begitu cepat, sehingga Jeannie
tidak dapat menebak apa yang sedang ia lakukan, sampai terlambat. Ia
membuka sehelai sapu tangan berbintik-bintik biru untuk menampilkan seekor
tikus abu-abu yang gemuk, dengan ekor berwarna kemerahan. Tubuh Jeannie
menggigil. Ia tidak jijik, tapi ada sesuatu yang membuatnya bergidik melihat si
tikus dalam cakupan lembut tangan-tangan yang belum lama ini telah mencekik
seorang wanita sampai mati.
220 Sebelum Robinson sempat membalikkan tubuhnya kembali, Dennis telah
melepaskan si tikus. Binatang itu lari melintasi ruangan tersebut. Itu, Robinson, di sana!" seru
Dennis. Robinson memutar tubuhnya, melihat si tikus, lalu berubah pucat, Sial,"
umpatnya sambil meraih tongkat pemukulnya.
Si tikus lari menelusuri dinding, mencari tempat untuk bersembunyi. Robinson
segera mengejarnya, sambil mengayun-ayunkan pemukulnya. Ulahnya
meninggalkan beberapa guratan hitam di dinding, namun hantamannya tidak
mengenai sasaran. Jeannie mengawasi Robinson, sementara bawah sadarnya seakan
mengingatkannya untuk waspada. Ada yang tidak beres di sini, sesuatu yang
betul-betul tidak masuk akal. Intermeso ini sama sekali tidak lucu. Dermis
bukan tukang bercanda, ia seorang penderita penyimpangan seks dan seorang
pembunuh. Apa yang dilakukannya amat janggal. Kecuali, ujar Jeannie pada
dirinya sambil merinding, ini merupakan suatu cara untuk mengalihkan
perhatian, dan Dennis sudah memiliki rencana lain &.
Ia merasa sesuatu menyentuh rambutnya. Ia menoleh. Tiba-tiba jantungnya
seakan berhenti berdetak.
Ternyata Dermis sudah beranjak dari tempatnya dan sekarang berdiri di
dekatnya. Ia menghunuskan sebilah pisau buatan sendiri di muka Jeannie;
sebuah sendok timah yang bagian lengkungnya sudah dipipihkan dan diasah
membentuk mata anak panah.
Jeannie mencoba berteriak, tapi tenggorokannya seperti disumbat. Satu detik
yang lalu ia mengira situasinya cukup aman; kini ia sedang diancam oleh
seorang pembunuh dengan sebuah pisau. Bagaimana ini dapat terjadi dalam
waktu sesingkat itu" Kepalanya terasa kosong; ia hampir tidak dapat berpikir.
Dermis menjambak rambut Jeannie dengan tangan kirinya, lalu memindahkan
ujung pisaunya ke dekat 221 matanya sedemikian rupa, sehingga Jeannie tidak dapat memfokuskannya lagi.
Ia mendoyongkan tubuh, kemudian mengatakan sesuatu ke telinga Jeannie.
Napas laki-laki itu terasa panas di pipinya dan tubuhnya bau keringat. Suaranya
begitu rendah, sehingga Jeannie hampir tidak dapat menangkap kata-katanya
di antara suara ribut yang ditimbulkan oleh ulah Robinson Lakukan apa yang
kukatakan, atau akan kuiris bola matamu
Hati Jeannie menciut ketakutan. Oh, jangan, jangan bikin aku buta,"
mohonnya. Mendengar suaranya sendiri dalam nada pasrah yang begitu asing baginya,
membuat Jeannie kembali sadar akan keberadaannya. Mati-matian ia berusaha
menguasai diri dan berpikir terang. Robinson masih sibuk mengejar si tikus, dan
sama sekali tidak menyadari polah Dennis. Sulit bagi Jeannie untuk
mempercayai bahwa ini sungguh-sungguh terjadi. Mereka sedang berada di
sebuah bangunan penjara, dan ia di bawah pengawalan seorang petugas jaga
yang bersenjata, namun nasibnya ada di tangan Dennis. Betapa ironisnya,
beberapa menit yang lalu ia mengira bisa membual laki-laki itu menyesal kalau
sampai berani menyerangnya! Jeannie mulai menggigil ketakutan.
Dennis mengentakkan rambutnya, untuk memaksanya berdiri.
Aduh!" Bahkan saat mengucapkan kata itu, Jeannie mengumpati dirinya, tapi
ia terlalu takut untuk berbuat lain. Akan kuturuti maumu!"
Ia merasakan bibir laki-laki itu di dekat telinganya. Lepaskan celana
dalammu," desah Dennis.
Jeannie terenyak: Ia sudah siap melakukan apa pun yang diinginkan laki-laki
itu, seberapa pun memalukannya, agar dapat terlepas dari cengkeramannya;
tapi melepaskan celana dalamnya sama berbahayanya dengan menantangnya.
Jeannie tidak dapat memutuskan apa yang akan ia lakukan, la mencoba melirik
ke arah Robinson. Si petugas jaga berada-di luar jangkauan
222 penglihatannya, di belakangnya, dan ia tidak berani menoleh karena posisi
pisau yang dihunuskan ke arah matanya. Namun Jeannie dapat mendengar
suara Robinson mengutuki si tikus sambil berusaha menghajarnya dengan
pemukulnya, dan sepertinya ia masih belum menyadari apa yang sedang
dilakukan Dennis saat itu
Waktuku tidak banyak lagi," gumam Dennis dalam suara bernada dingin.
Kalau aku tidak memperoleh apa yang kuinginkan, kau tidak akan pernah
melihat matahari yang bersinar lagi."
Jeannie mempercayainya. Ia baru saja menghabiskan tiga jamnya yang terakhir
dengan mewawancarai laki-laki ini, dan ia tahu bagaimana pembawaannya.
Dermis tidak memiliki kata hati; ia tidak memiliki kemampuan untuk merasa
bersalah atau menyesal. Kalau Jeannie tidak menuruti keinginannya, ia akan
mencederainya tanpa ragu sedikit pun.
Tapi apa yang akan dilakukannya setelah aku melepaskan celana dalamku,
tanya Jeannie pada dirinya.. Apakah ia akan merasa puas. lalu menjauhkan
pisau itu dari wajahnya" Apakah ia toh akan melukainya" Atau ia akan minta
lebih banyak lagi"
Kembaran Ketiga The Third Twin Karya Ken Follett di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Kenapa Robinson belum juga berhasil membunuh tikus sialan itu9
Cepat!" desis Dennis.
Apa yang lebih menakutkan daripada menjadi buta" Oke," erang Jeannie.
Ia membungkuk dengan kaku, sementara Dennis masih mencengkeram
rambutnya dan menghunuskan pisau ke arahnya. Dengan susah payah ia
menaikkan rok gaun linennya, lalu menanggalkan celana dalam putihnya yang
terbuat dari bahan katun Dennis menggeram dalam suara berat seekor beruang
saat celana dalam Jeannie jatuh ke lantai. Jeannie merasa malu, meskipun
akal sehatnya mengatakan kepadanya bahwa ini bukan salahnya. Cepat-cepat
ia menurunkan roknya untuk me-223
nutupi ketelarijangannya. Sesudah itu ia menendang celana tersebut ke
tengah-tengah ruangan yang ditutupi lantai plastik berwarna keabuan itu. la
benar-benar merasa lemah.
Dermis melepaskan cengkeramannya, memungut celana dalam itu, untuk
ditempelkan ke wajahnya. Ia menghirup aromanya sambil memejamkan mata
untuk menikmatinya. Jeannie memperhatikan ulahnya, masih dalam keadaan terguncang oleh situasi
yang dipaksakan itu. Meskipun laki-laki itu tidak menyentuhnya, bulu kuduknya
toh berdiri. Apa yang akan dilakukannya setelah ini"
Tongkat pemukul Robinson menimbulkan suara hantaman yang meremukkan.
Jeannie menoleh dan melihat bahwa akhirnya si petugas jaga berhasil
menghajar si tikus. Tongkatnya mengenai bagian belakang tubuh binatang
gemuk itu, dan di lantai plastik berwarna keabuan terdapat bercak-bercak
merah. Si tikus tidak bisa lari lagi, meskipun masih hidup. Matanya terbuka dan
tubuhnya bergerak naik turun mengikuti irama napasnya. Robinson
mengayunkan pemukulnya sekali lagi, menghantam kepalanya. Si tikus berhenti
bergerak, dan dari tengkorak kepalanya yang hancur mengalir cairan kental
berwarna .abu-abu. Jeannie menoleh ke arah Dennis. Di luar dugaannya, laki-laki itu sudah duduk
kembali di tempatnya, seperti sebelumnya. Tampangnya seakan ia tidak pernah
beranjak dari sana. Gayanya seakan sama sekali tidak bersalah. Baik pisau
maupun celana dalam itu sudah menghilang entah ke mana.
Apakah ia sudah terlepas dari ancaman bahaya" Sudah selesaikah
permainannya" Robinson tampak terengah-engah. Ia melayangkan pandangan curiga ke arah
Dennis, lalu berkata, Bukan kau yang membawa binatang itu ke sini. kan,
Pinker9" 224 Bukan, Sir," sahut Dennis naif.
Di kepala Jeannie terangkai kalimat, Ya, dia
yang membawanya! Tapi entah
kenapa ia tidak mengucapkannya.
Robinson berkata lagi, Sebab, kalau ini memang ulahmu, aku akan &" Si
penjaga melirik ke arah Jeannie, lalu memutuskan untuk tidak mengucapkan
apa yang akan ia lakukan atas diri Dennis. Aku yakin kau tahu bahwa aku akan
membuatmu menyesal."
Ya, Sir." Jeannie menyadari bahwa situasinya sudah lebih aman sekarang. Tapi rasa
leganya langsung diganti oleh kemarahan-Ia menatap Dennis dengan pandangan
berapi-api. Apakah laki-laki itu akan terus berpura-pura tidak ada apa-apa"
Robinson berkata, Oke, sekarang ambil seember air untuk membersihkan
tempat ini." Baik, Sir."
Itu kalau Dr. Ferrami sudah selesai denganmu."
Jeannie mencoba mengatakan. Sementara kau sibuk mengejar tikus itu, Dennis
mencuri celana dalamku, namun kata-kata itu tidak mau keluar.
Kedengarannya begitu konyol. Dan ia sudah dapat membayangkan
konsekuensinya kalau ia sampai mengucapkannya. Ia bakal tertahan di sini
selama sejam lagi, sementara pelanggaran itu diusut. Tubuh Dennis akan
digeledah dan celana dalamnya akan ditemukan. Benda itu akan ditunjukkan
kepada Sipir Temoigne. Sudah terbayang oleh Jeannie bagaimana laki-laki itu
akan memeriksa barang buktinya dengan tampangnya yang menyebalkan itu &.
Tidak. Ia tidak akan mengatakan apa-apa. - Ia merasa sedikit bersalah.
Biasanya ia selalu menyesali para korban tindak kekerasan yang memilih untuk
tetap diam, sementara pelakunya dibiarkan berkeliaran bebas tanpa perlu
mempertanggungjawabkan perbuatannya. Ide itu membuatnya begitu sengit,
sehingga untuk 225 sesaat ia merasa terdorong untuk mengadukannya, hanya untuk membuyarkan
skenarionya. Kemudian terbayang olehnya bagaimana Temoigne, Robinson, dan
para lelaki lain di penjara itu akan menatapnya sambil mengatakan dalam hati,
Dia tidak memakai celana dalam, dan ia menyadari bahwa beban itu terlalu
berat untuknya Betapa lihainya Dermis, selihai laki-laki yang menyulut api di gedung olahraga
serta memerkosa Lisa, selihai Steve &.
Anda agak pucat," ujar Robinson padanya. Rupanya Anda juga tidak suka
pada tikus, seperti aku."
Jeannie berusaha menguasai diri. Semua sudah berakhir, la selamat, bahkan
masih dapat melihat. Apa sebetulnya yang masih perlu dikeluhkan" tanyanya
pada dirinya. Bisa saja aku sudah cedera atau diperkosa. Tapi aku cuma
kehilangan pakaian dalamku. Bersyukurlah. Aku tidak apa-apa, terima kasih,"
ujarnya. Kalau begitu, kuantar Anda keluar."
Bertiga mereka keluar dari ruangan itu
Di luar pintu Robinson berkata, Ambil lap pel, Pinker."
Dennis melontarkan senyuman ke arah Jeannie, sebuah senyuman intim, seakan
mereka sepasang kekasih yang baru saja melewatkan sore itu bersama-sama di
tempat tidur. Kemudian ia menghilang. Jeannie mengawasinya dari belakang
dengan perasaan amat lega, meskipun mendadak ia toh merasa tidak enak,
mengingat laki-laki itu masih mengantongi pakaian dalamnya di sakunya.
Apakah ia akan tidur dengan menempelkan celana dalam itu pada pipinya,
seperti seorang bocah dengan boneka teddy bear-nya" Atau ia melilitkannya
pada alat vitalnya saat bermasturbasi, seolah-olah ia sedang bercinta
dengannya" Apa pun yang akan dilakukannya. Jeannie merasa dirinya dilibatkan
secara paksa, haknya sebagai seorang pribadi dilanggar dan keleluasaannya
dicemarkan. 226 Robinson mengantar Jeannie sampai ke pintu gerbang, kemudian menjabat
tangannya. Jeannie menyeberangi pelataran yang panas itu, menuju mobil Ford
sewaan mereka, sambil berkata dalam hatii Aku baru merasa lega setelah
keluar dari tempat ini. Ia sudah mendapatkan contoh DNA Dennis, itu yang
paling penting. Lisa sedang duduk di belakang kemudi, dengan AC menyala untuk menyejukkan
udara di dalam mobil. Jeannie langsung melonjorkan tubuh di bangku
sebelahnya. Tampangmu nggak keruan," ujar Lisa saat ia menjalankan kendaraannya.
Kita mampir di daerah pertokoan pertama yang kita lewati," ujar Jeannie.
Oke. Kau butuh sesuatu""
Aku akan menceritakannya padamu," sahut Jeannie. Tapi kau tidak akan
mempercayainya." di-scandandi-djvu-kan untuk dimhader (dimhad.co cc oleh:
Dilarang meng-komersil-kan atau kesialan menimpa hidu
p anda selamanya. 227 BAB 19 Setelah acara makan siang itu, Berrington pergi ke sebuah bar yang tenang di
sekitar situ. lalu memesan segelas martini.
Ide Jim Proust untuk melakukan tindak pembunuhan betul-betul amat
mengguncangkan baginya. Berrington tahu bahwa ulahnya mencengkeram kerah
kemeja Jim serta berteriak-teriak padanya memang konyol. Tapi ia tidak
menyesalinya. Setidaknya ia sudah memastikan Jim tahu persis bagaimana
sikapnya. Memang bukan hal baru bagi mereka untuk berselisih paham. Ia teringat krisis
serius mereka yang pertama, di awal tahun tujuh puluhan, ketika skandal
Watergate terbongkar. Saat itu merupakan masa yang serba salah: pandangan
konservatif dianggap negatif, kaum politisi yang berpegang teguh pada hukum
dan peraturan ternyata menyeleweng, dan kegiatan-kegiatan tidak jelas, tak
peduli seberapa baik pun tujuannya, secara tiba-tiba dianggap subversif.
Preston Barck amat ketakutan waktu itu, dan ingin menyudahi seluruh misi. Jim
Proust menyebutnya pengecut, dan bersikeras menyatakan bahwa situasinya
cukup aman. Ia mengusulkan agar mereka melanjutkan proyek ini sebagai
usaha kerja sama dengan pihak CIA-Angkatan Bersenjata, kalau mungkin
dengan menggunakan sistem sekuriti yang lebih ketat. Tak perlu
228 diragukan bahwa ia sudah siap untuk melenyapkan pihak mana pun yang
berniat mengotak-atik apa yang sedang mereka kerjakan. Berrington-lah yang
ketika itu mengusulkan untuk mendirikan suatu perusahaan swasta dan mulai
menjaga jarak dengan pemerintah. Kini sekali lagi tergantung pada dirinya,
apakah mereka akan menemukan jalan keluar untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang sedang mereka hadapi ini.
Suasana tempat itu suram dan dingin. Seperangkat TV di meja bar
menayangkan sebuah opera sabun, tapi suaranya dikecilkan. Minuman gin yang
dingin itu berhasil menenangkan Berrington. Amarahnya kepada Jim berangsur-angsur mereda, dan ia mulai memusatkan pikirannya pada Jeannie Ferrami.^
Akibat kecemasannya, ia telah membuat janji dengan agak terburu-buru.
Tanpa menggunakan pikiran jernih, ia menyatakan pada Jim dan Preston bahwa
ia akan menghadapi Jeannie. Kini ia terpaksa menuntaskan apa yang telah ia
sepakati. Ia hams menghentikan Jeannie Ferrami melakukan interogasinya
sehubungan dengan keberadaan Steve Logan dan Dennis Pinker.
Situasinya sama sekali tidak mudah. Meskipun ia yang mempekerjakan Jeannie
serta mengatur peroleh an dana proyeknya, ia tidak dapat memerintahnya ini-itu dengan begitu saja; seperti yang ia katakan pada Jim, universitasnya
bukanlah dinas kemiliteran. Jeannie dipekerjakan oleh JFU, dan pihak Genetico
sudah menyerahterimakan subsidi mereka selama setahun. Kelak, tentu saja,
dengan mudah ia dapat menekannya; tapi ide itu tidak relevan. Jeannie harus
disetop secepatnya, hari ini atau besok, sebelum hasil lacakannya keburu
menghancurkan mereka semua.
Tenang, ujarnya pada dirinya, tenang.
Titik kelemahan Jeannie adalah pemakaian sistem database medisnya yang
tanpa izin dari pasien-pasien yang bersangkutan. Ini bisa diolah menjadi
skandal 229 oleh koran-koran, tanpa mempermasalahkan apakah keleluasaan pribadi
seseorang betul-betul dilanggar atau tidak. Pihak universitas biasanya tidak
menyukai skandal; itu akan mempengaruhi usaha mereka untuk mendapatkan
subsidi. Memang tragis sekali untuk membubarkan begitu saja suatu proyek ilmiah yang
begitu berpotensi. Ini betul-betul bertentangan dengan segala yang
diperjuangkan Berrington selama ini. Ia telah mendorong Jeannie untuk maju,
dan kini ia harus menghentikannya. Jeannie akan kecewa sekali, dengan alasan
yang amat masuk akal. Berrington mengingatkan dirinya bahwa Jeannie
memiliki gen-gen yang kurang baik, sehingga cepat atau lambat ia akan terlibat
masalah, namun Berrington toh tak ingin dirinyalah yang menjadi sebab
kejatuhan Jeannie. Berrington mencoba untuk tidak membayangkan bentuk tubuhnya. Sejak dulu
kaum wanita memang merupakan titik kelemahannya. Ia tidak pernah tergoda
oleh kebiasaan-kebiasaan buruk lain: ia minum-minum secukupnya, tidak
pernah berjudi, dan tidak mengerti untuk apa orang memakai obat-obat
terlarang, la mencintai Vivvie, mantan istrinya, tapi bahkan ketika status
mereka masih suami-istri ia tak dapat menahan godaan untuk berselingkuh
dengan wanita-wanita lain, sehingga pada akhirnya Viwic meninggalkan dirinya.
Kini, saat memikirkan Jeannie, ia membayangkan jari-jari wanita itu
menelusuri rambutnya sambil berkata, Anda telah begitu baik kepadaku, aku
berutang budi pada Anda, entah bagaimana caranya aku dapat menyatakan
terima kasihku. Pikiran-pikiran seperti itu membuatnya malu pada dirinya. Seharusnya ia
berlaku sebagai pelindung dan pembimbingnya, bukan sebagai seorang perayu.
Di samping nafsu, ia juga dijalari oleh perasaan kesal. Biar bagaimanapun,
Jeannie cuma seorang wanita:
230 bagaimana mungkin ia dapat menjadi ancaman bagi mereka" Bagaimana
seorang wanita muda dengan sebentuk cincin di cuping hidungnya dapat
membahayakan posisi dirinya, Preston, dan Jim di saat mereka sebentar lagi
akan meraih ambisi seumur hidup mereka" Rasanya tak mungkin mereka akan
gagal sekarang; bayangan itu membuat kepalanya berputar-putar.dalam
kepanikan. Di saat tidak sedang membayangkan dirinya bercinta dengan
Jeannie, dalam fantasinya ia sedang mencekik leher gadis itu.
Selain itu, ia enggan membuat kehebohan mengenai masalah ini. Sulit sekali
mengendalikan pihak pers. Ada kemungkinan mereka akan mulai dengan
menyelidiki seluruh kegiatan Jeannie, kemudian berlanjut sampai kepada
dirinya. Ini strategi berbahaya. Tapi ia tidak memiliki ide lain untuk
mengimbangi usul Jim yang lebih fatal itu.
Ia mengosongkan isi gelasnya. Pelayan bar menawarkan segelas martini lagi,
namun ia menolaknya. Ia melayangkan pandang ke sekitar ruang bar itu dan
melihat sebuah pesawat telepon umum di sebelah kamar kecil pria. Ia
menyusur kartu American Express-nya melalui alat sensor pesawat itu, lalu
memutar nomor telepon kantor Jim. Salah seorang anak muda arogan yang
bekerja untuk Jim menjawab, Kantor Senator Proust."
Aku Berrington Jones &"
Maaf, tapi Senator sedang rapat sekarang."
Seharusnya ia melatih mereka untuk bersikap lebih simpatik, umpat Berrington
dalam hati. Kalau begitu, coba kita cari cara untuk tidak mengganggunya,"
ujarnya. Apakah dia harus menghadiri salah satu pertemuan pers sore ini""
Aku tidak yakin. Boleh aku tahu untuk apa Anda tanyakan itu. Sir""
Tidak, Nak, kan tidak boleh tahu," ujar Berrington
231 dalam nada kesal. Asisten-asisten yang sok tahu merupakan malapetaka bagi
Capitol Hill. Tapi kau boleh jawab pertanyaanku; kau mau langsung hubungkan
aku dengan Jim Proust sekarang, atau kau boleh kehilangan pekerjaanmu. Nah,
silakan pilih." Tolong jangan ditutup dulu."
Untuk waktu lama tidak terdengar apa-apa. Berrington menyadari bahwa
mengharapkan Jim akan mengajari anak buahnya untuk bersikap lebih simpatik
adalah seperti berharap seekor simpanse mau mengajari anak-anaknya tata
krama di meja makan. Gaya si bos biasanya menular kepada para anggota
stafnya; orang yang tidak pernah memperhatikan tata krama cenderung
memiliki pegawai yang akan mengabaikan sopan santun.
Sebuah suara lain terdengar. Profesor Jones, lima belas menit lagi Senator
akan menghadiri acara jumpa pers dalam rangka peluncuran buku Anggota
Kongres Dinkey, New Hope for America."
Betul-betul pas sekali. Di mana""
Di Hotel Watergate."
Katakan pada Jim bahwa aku akan hadir, dan tolong pastikan namaku
tercantum di daftar tamu." Berrington menutup pesawatnya tanpa menantikan
jawaban. la meninggalkan bar itu, lalu naik taksi ke Hotel Watergate. Ini harus ia tangani
dengan hati-hati. Memanipulasi pihak pers besar risikonya; seorang reporter
yang baik mungkin akan melihat ada apa sebetulnya di balik sebuah cerita, dan
mempertanyakan mengapa itu dipersoalkan. Tapi setiap kali ia mulai
mempertimbangkan risiko itu, ia mengingatkan diri akan imbalannya, lalu
berusaha meneguhkan tekadnya.
Ia menemukan ruangan tempat acara jumpa pers itu akan diadakan. Namanya
tidak tercantum dalam daftar tamu anggota staf yang sok tahu biasanya tidak
efisien namun penerbit buku itu mengenali wajahnya dan menyambutnya
sebagai penambah marak suasana
232 untuk publisitasnya melalui kamera. Berrin
gton merasa lega bahwa ia
mengenakan kemeja Tumbull & Asser bergaris-garis halus yang membuat
tampangnya begitu keren dalam foto-foto.
la mengambil segelas Perrier, lalu melayangkan pandang ke seputar ruangan
itu. Ada sebuah mimbar kecil di muka latar berupa sampul yang sudah
diperbesar dari buku yang akan diluncurkan, dan setumpuk berkas berisi bahan
Kembaran Ketiga The Third Twin Karya Ken Follett di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
untuk dibagi-bagikan kepada pihak pers di sebuah meja kecil di sebelahnya.
Para anggota kru televisi tampak sibuk menyiapkan sistem penyinaran mereka.
Berrington melihat satu-dua orang reporter yang dikenalnya, tapi tak seorang
pun yang betul-betul dapat ia percayai.
Namun semakin lama semakin banyak yang datang. Ia bergerak mengitari
ruangan untuk berbasa-basi di sana-sini, sementara matanya terus mengawasi
pintu Kebanyakan para jurnalis itu tahu siapa dirinya: ia seorang selebriti,
meskipun tidak dari peringkat atas. Ia belum pernah membaca bukunya, namun
Dinkey, seorang tradisionalis berhaluan sayap kanan, memiliki pandangan
hampir sama seperti yang dianut Berrington, Jim, dan Preston, sehingga tidak
sulit bagi Berrington untuk mengungkapkan kepada para reporter di situ bahwa
ia sepaham dengan apa yang ingin disampaikan melalui buku itu.
Beberapa menit lewat pukul tiga, Jim muncul bersama Dinkey. Persis di
belakang mereka tampak Hank Stone, tokoh senior dari New York Times
berkepala botak, hidung merah, perut menyembul di atas batas pinggang
celana panjangnya, leher kemeja tidak dikancing, dasi molor ke bawah, dan
sepatu kecokelatan yang sudah usang. Pasti ia reporter berpenampilan paling
gawat dalam korps wartawan White House.
Berrington menimbang-nimbang, apakah Hank bisa diandalkan.
233 Hank tidak menganut pandangan politik yang jelas. Berrington berkenalan
dengannya pada saat ia sedang mengolah artikel tentang Genetico, lima belas
atau dua puluh tahun yang lalu. Sejak mendapat pekerjaan di Washington, ia
pernah membuat ulasan tentang ide Berrington sekali dua kali, dan ide Jim
Proust beberapa kali. Gayanya lebih sensasional daripada intelektual,
sebagaimana biasanya di koran-koran, namun ia tidak pernah berlagak
bermoral seperti kebanyakan jurnalis beraliran liberal.
Hank akan menanggapi suatu masukan secara selektif; kalau ia menganggap
ceritanya baik, ia akan menulisnya. Tapi apakah ia dapat diandalkan untuk
tidak mengorek-ngorek lebih dalam" Berrington tidak dapat memastikannya.
la menyapa Jim, kemudian berjabat tangan dengan Dinkey. Mereka berbincang-bincang selama beberapa saat, sementara Berrington terus berharap munculnya
prospek yang lebih baik. Namun yang ia tunggu-tunggu tak juga tampak, dan
konferensi pers akan segera dimulai.
Berrington duduk mendengarkan sambutan demi sambutan, sambil berusaha
menahan kesabarannya. Waktunya tidak banyak lagi. Andai kata masih punya
waktu beberapa hari lagi, ia bisa menemukan seseorang yang lebih baik
daripada Hank, tapi ia tidak memiliki waktu beberapa hari, ia cuma punya
beberapa jam. Dan pertemuan secara kebetulan seperti ini cenderung tidak
begitu mencurigakan dibandingkan membuat perjanjian dengan mengajak si
jurnalis pergi makan siang.
Saat acara itu berakhir masih juga belum tampak seseorang yang lebih baik
daripada Hank. Saat para wartawan mulai bubar, Berrington mencegat Hank. Hank. Wah,
kebetulan sekali kita berpapasan. Rasanya aku punya cerita untukmu."
Bagus!" 234 Tentang penyalahgunaan informasi medis melalui database."
Hank mengerutkan wajahnya. Sebetulnya bukan bidangku, Berry, tapi coba
teruskan." Berrington mengerang dalam hati. Rupanya Hank sedang tidak mudah tergugah.
Ia melanjutkan usahanya, dengan mengerahkan karismanya. Menurutku ini
justru tepat untukmu, mengingat kau akan melihat potensi yang mungkin akan
dilewatkan oleh seorang reporter biasa."
Oke, cobalah." Pertama-tama, anggap pembicaraan ini tidak pernah ada."
Begitu lebih menjanjikan."
Kedua, kau tentunya akan mempertanyakan kenapa aku memberikan cerita ini
kepadamu, tapi kau tidak akan mengajukannya."
Itu lebih bagus lagi," ujar Hank, namun ia belum menjanjikan apa-apa.
Berrington memutuskan untuk tidak mendesaknya. Di Jones Fa
lls University, di departemen psikologinya, ada seorang peneliti muda bernama Dr. Jean
Ferrami. Dalam usahanya mencari subjek yang cocok untuk risetnya, dia
menelusuri sejumlah database medis tanpa seizin pemilik catatan dalam file-file itu."
Hank menarik hidungnya yang merah. Tentang apa cerita ini" Tentang
penyalahgunaan dalam pemakaian komputer, atau etika dunia ilmu""
Aku tidak tahu, kau kan jurnalisnya."
Hank tampak tidak begitu antusias. Topiknya kurang menarik."
Jangan sok jual mahal, brengsek. Berrington menyentuh lengan Hank dengan
cara bersahabat. Begini saja, bagaimana kalau kaucoba tanya sana-sini""
bujuknya. Hubungi pimpinan universitas, namanya Maurice Obeli. Telepon Dr.
Ferrami. Katakan pada mereka bahwa
235 ini cerita besar, dan dengarkan tanggapan mereka. Aku yakin reaksi mereka
bakal menarik sekali." Masa""
Aku berani bertaruh, Hank. Waktumu tidak akan terbuang sia-sia." Bilang oke,
brengsek, bilang oke! Hank tampak ragu, kemudian berkata, Oke, aku akan coba."
Berrington berusaha menyembunyikan rasa puasnya di balik ekspresi wajah
yang serius, namun ia toh tersenyum sedikit.
Hank melihatnya. Kerutan alisnya membayang di wajahnya. Kau tidak sedang
mencoba memperalatku, kan, Berry" Untuk membuat seseorang gelisah,
umpamanya"" Berrington tersenyum sambil melingkarkan lengannya di pundak si jurnalis.
Hank," ujarnya. Percayalah padaku."
236 BAB 20 Jeannie membeli sebungkus celana dalam katun putih isi tiga di Walgreen, di
sebuah mal kecil persis di luar Richmond. Ia memakai satu di kamar kecil
wanita restoran Burger King yang terletak di sebelahnya, kemudian merasa
jauh lebih enak. Sungguh aneh, betapa tidak berdaya perasaannya tanpa pakaian dalam. Ia
hampir tidak dapat berkonsentrasi pada hal-hal lain. Sewaktu masih mencintai
Will Temple, ia suka ke mana-mana tanpa celana dalam. Itu membuatnya
merasa seksi sepanjang hari. Saat duduk di ruang perpustakaan, atau bekerja di
laboratoriumnya, atau sekadar keluyuran di jalan, ia berkhayal Will tiba-tiba
muncul begitu saja, penuh nafsu berahi, dan berkata padanya, Aku tidak punya
banyak waktu, tapi aku menginginkan dirimu, sekarang, di sini, dan ia sudah
siap untuknya. Tapi tanpa seorang laki-laki dalam kehidupannya, ia
membutuhkan pakaian dalamnya, sama seperti ia membutuhkan sepatunya.
Setelah berpakaian sepantasnya, ia kembali ke mobil. Lisa membawa mereka
ke bandara Richmond-Williamsburg, untuk mengembalikan kendaraan sewaan
mereka, lalu menaiki pesawat untuk terbang kembali ke Baltimore.
Kunci misteri itu tentunya ada di rumah sakit tempat
237 Dennis dan Steven dilahirkan, putus Jeannie saat pesawat mereka
meninggalkan landasan. Entah bagaimana, pasangan kembar identik itu
akhirnya dibesarkan oleh ibu-ibu yang berlainan. Skenario yang mirip dongeng,
tapi itulah yang terjadi.
Jeannie menelusuri berkas-berkas di dalam tas kerjanya, untuk memeriksa
data-data yang ia miliki tentang kedua subjeknya itu. Steven lahir pada tanggal
25 Agu tus Tapi di luar dugaannya, ia mendapati Dennis ternyata lahir pada
tanggal 7 September hampir dua minggu sesudahnya.
Pasti ada yang salah," ujarnya. Aku tidak mengerti, kenapa aku tidak
mengecek ini sebelumnya." Ia menyodorkan data-data yang saling
bertentangan itu kepada Lisa.
Kita bisa cek lagi itu," ujar Lisa.
Apakah di dalam salah satu formulir kita ada pertanyaan mengenai nama
rumah sakit tempat si subjek dilahirkan""
Lisa tertawa getir. Rasanya pertanyaan itu tidak kita masukkan."
Dalam kasus ini, tentunya itu sebuah rumah sakit militer. Kolonel Logan
bekerja di dinas kemiliteran, dan tentunya si Mayor* seorang prajurit pada
saat Dennis dilahirkan."
Kita akan cek itu." Lisa tidak merasa tak sabaran seperti Jeannie. Baginya proyek ini cuma salah
satu riset. Tapi bagi Jeannie proyek ini berarti segalanya. Aku ingin
menghubungi mereka sekarang juga," ujarnya. Apa ada telepon di pesawat
ini"" Lisa mengerutkan alisnya. Kau mau menelepon ibu Steven""
Jeannie menangkap nada kurang setuju dalam suara Lisa. Ya. Kenapa tidak""
Apa dia tahu bahwa anaknya dalam tahanan""
238 Pertanyaan bagus. Aku tidak tahu. Si
al. Bukan hakku meneruskan berita itu
kepadanya." Mungkin dia sudah menelepon mereka."
Mungkin ada baiknya kalau aku menjenguknya di tahanan. Itu diperbolehkan,
bukan"" Kukira begitu. Tapi sepertinya mereka memiliki jam-jam berkunjung, seperti
di rumah sakit." Aku akan muncul begitu saja. Siapa tahu" Setidaknya aku bisa menghubungi
pasangan Pinker" Ia melambaikan tangan ke arah seorang pramugari. Apakah
ada telepon di pesawat ini""
Tidak, sayang sekali."
Apa boleh buat." Si pramugari tersenyum. Kau tidak ingat aku. Jeannie""
Jeannie menatapnya untuk pertama kali, kemudian langsung mengenalinya.
Penny Watermeadow!" serunya. Penny pernah kuliah di Minnesota bersama
leannie untuk meraih gelar kesarjanaannya dalam bahasa Inggris. Apa kabar""
Aku baik-baik saja. Bagaimana denganmu""
Aku di Jones Falls, melakukan riset yang rupanya sedang menghadapi
beberapa masalah. Kukira kau sedang mengejar pekerjaan yang sifatnya lebih
akademis." Tadinya memang, tapi nggak berhasil.**
Jeannie merasa rikuh bahwa ia berhasil, sedangkan temannya tidak. Sayang
sekali." Tapi aku toh merasa puas sekarang. Aku menikmati pekerjaan ini, dan
imbalannya jauh lebih banyak daripada bekerja di salah satu perguruan tinggi."
Jeannie tidak mempercayai ucapannya. Sungguh mengguncangkan baginya
untuk melihat seorang wanita bergelar sarjana bekerja sebagai pramugari.
Aku selalu membayangkan kau akan menjadi seorang guru yang baik."
Aku pernah mengajar di sebuah sekolah menengah
239 selama beberapa waktu. Aku pernah ditusuk oleh seorang siswa yang tidak
sependapat denganku mengenai Macbeth. Aku lalu mempertanyakan pada
diriku, untuk apa aku melakukannya mempertaruhkan nyawaku untuk
mengajar Shakespeare pada anak-anak muda yang sudah tak sabar lagi untuk
kembali berkeliaran di jalan dan mencuri uang untuk membeli kokain."
Jeannie masih ingat nama suami Penny. Bagaimana dengan Danny""
Dia baik-baik saja. Dia seorang sales manager regional sekarang. Artinya dia
harus sering pergi, tapi penghasilannya juga lumayan."
Wah, menyenangkan sekali bertemu denganmu lagi. Kau tinggal di Baltimore""
Washington, DC." Berikan nomor teleponmu, aku akan menghubungimu." Jeannie menyodorkan
bolpoin, kemudian Penny menuliskan nomor teleponnya di salah sebuah map
Jeannie. Kita pergi makan siang sama-sama," ujar Penny. Bakai menyenangkan
sekali." Pasti."
Penny meninggalkan mereka.
Lisa berkata, Tampangnya cerdas."
Dia memang pintar. Sayang sekali. Nggak ada yang salah dengan profesi
sebagai pramugari, tapi sepertinya dua puluh lima tahun pendidikan menjadi
sia-sia." Apa kau akan menghubunginya""
Kukira tidak. Tentunya dia menyesal. Keberadaanku cuma akan mengingatkan
dirinya pada apa yang pernah dia impikan dulu. Menyedihkan."
Kukira juga begitu. Aku kasihan padanya."
Aku juga." Begitu mereka mendarat. Jeannie menuju ke sebuah pesawat telepon umum
untuk menghubungi pasangan Pinker di Richmond, tapi pesawat mereka
rupanya se 240 dang sibuk. Sial," umpatnya. Ia menunggu selama lima menit, lalu mencoba
sekali lagi. namun nadanya masih tetap sama. Charlotte tentunya sedang
menelepon keluarganya yang berdarah panas untuk menceritakan mengenai
kunjungan kita," ujarnya. Aku akan coba lagi nanti."
Mobil Lisa ada di pelataran parkir. Mereka menuju ke arah kota, ialu Lisa
mengantar Jeannie ke apartemennya. Sebelum turun dari mobil, Jeannie
berkata, Boleh aku minta sesuatu darimu""
Tentu. Tapi aku nggak mau janji akan melakukannya." Lisa tertawa.
Tolong mulai olah DNA-nya malam ini."
Wajah Lisa memanjang. Oh, Jeannie. kita kan sudah keluar seharian. Aku
masih mesti belanja untuk makan malam."
Aku tahu. Dan aku masih mesti pergi ke rumah tahanan itu. Bagaimana kalau
kita bertemu di laboratorium nanti, pukul sembilan""
Oke." Lisa tersenyum. Aku ingin tahu hasil tesnya nanti."
Kalau kita mulai malam ini, kita sudah bisa lihat hasilnya besok lusa."
Lisa tampak jurang yakin. Setelah memotong beberapa prosedur, ya."
Bagus!" Jeannie turun dari mobil itu, kemudian Lisa melesat pergi.
Sebetulnya Jeannie ingin langsung naik ke mobilnya sendiri, lalu langsu
ng pergi ke kantor polisi, tapi ia memuluskan lebih baik mengecek keadaan ayahnya
dulu, karena itu ia masuk ke rumahnya.
Ayahnya sedang menonton Wheel of Fortune. Hai, Jeannie, kok baru pulang""
ujarnya. Aku kan kerja, dan aku belum selesai." jawab Jeannie. Bagaimana hari ini""
Agak membosankan, di sini sendirian."
241 Jeannie merasa kasihan pada ayahnya. Sepertinya ia tidak punya teman.
Namun tampangnya jauh lebih baik daripada malam sebelumnya.
Penampilannya bersih, habis bercukur dan istirahat. Ia telah memanaskan
sepotong piza dari lemari es Jeannie untuk makan siangnya; perabotan bekas
makannya masih berserakan di pojok dapur. Jeannie baru akan menanyakan
kepadanya, siapa yang akan memasukkan semua itu ke mesin pencuci
perabotan, namun ia keburu mengurungkan niatnya.
Ia meletakkan tas kantornya, ialu mulai merapi rapi kan dapurnya. Si ayah
tidak mematikan pesawat TV-nya.
Aku baru dari Richmond, Virginia," ujar Jeannie.
Itu bagus. Manis. Kita makan apa nanti malam""
Tidak, ujar Jeannie pada dirinya, tidak bisa dibiarkan. Ia tidak akan
memperlakukan aku sebagaimana ia memperlakukan Mom. Bagaimana kalau
Daddy menyiapkan sesuatu"" ujarnya.
Ucapan itu berhasil menggugah perhatian ayahnya. Ia mengalihkan matanya
dari pesawat TV. Aku kan tidak bisa masak!"
Aku juga tidak bisa. Daddy."
Si ayah mengerutkan alisnya, lalu tersenyum. Kalau begitu, kita makan di
luar!" Ekspresi wajahnya saat itu begitu akrab. Ingatan Jeannie langsung kembali ke
suatu masa, sekitar dua puluh tahun yang lalu. Ia dan Patty sama-sama
mengenakan celana jeans yang baru. Ia melihat Daddy dengan rambutnya yang
hitam dan cambang berkata, Ayo kita ke pasar malam! Kita beli harum manis"
Ayo naik mobil!" Ia iaki-iaki paling menyenangkan di dunia waktu itu Kemudian
kenangan Jeannie beralih ke sekitar sepuluh tahun yang ialu. Ia mengenakan
celana jeans hitam dan sepatu bot Doc Marten waktu itu; rambut Daddy lebih
pendek dan mulai ubanan. Daddy berkata, Akan kuantar kau sampai ke Boston
dengan barang 242 barangmu; aku akan beli minibus. Dengan begitu kita punya waktu untuk
dihabiskan bersama-sama; kita akan makan fast food di jalan. Bakal seru sekali
nanti! Usahakan siap pukul sepuluh!" Jeannie menunggu sepanjang hari, tapi si
Kembaran Ketiga The Third Twin Karya Ken Follett di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
ayah tidak pernah muncul, dan pada hari berikutnya ia naik sebuah bus
Greyhound. Kini, melihat binar ayo-kita-bergembira yang sama di matanya, Jeannie cuma
dapat berandai dengan sepenuh hati, kalau saja ia bisa berusia sembilan tahun
kembali dan mempercayai seiiap patah kata yang diucapkan ayahnya. Tapi ia
sudah dewasa sekarang, karena itu ia berkata, Daddy punya uang berapa""
Tampang si ayah berubah sedih. Aku tidak punya sepeser pun, kan aku sudah
bilang." Aku juga tidak punya. Jadi, kita tidak bisa pergi makan di luar." Jeannie
membuka lemari esnya. Ia masih punya daun selada, beberapa tongkol jagung,
sebutir jeruk lemon, sebungkus daging anak domba, sebutir tomat, dan sekotak
beras Uncle Ben yang isinya tinggal setengah. Ia mengeluarkan itu semua dan
meletakkannya di meja dapur. Begini saja." ujarnya. Kita akan makan jagung
dengan mentega yang sudah dicairkan sebagai hidangan pembuka, ialu daging
anak domba dengan bumbu sari jeruk lemon yang dimakan dengan selada dan
nasi, ialu es krim sebagai hidangan penutup
Wah, itu baru asyik!"
Daddy yang menyiapkannya, sementara aku pergi."
Si ayah berdiri, kemudian menatap bahan makanan yang baru saja dikeluarkan
Jeannie. Jeannie memungut tas kantornya. Aku pulang sekitar pukul sepuluh."
Aku tidak tahu cara memasak ini semua!" ujar si ayah sambil mengacungkan
setongkoi jagung. Dari sebuah rak di atas lemari esnya, Jeannie mengambil The Readers Digest
Att-the-Year-Round Cookbook Buku Masak Sepanjang Tahun The Reader s Di
243 gest. Ia menyerahkan buku itu kepada ayahnya. Cari saja resepnya di sini,"
ujarnya. Dan setelah mengecup pipi ayahnya, ia keluar.
Saat memasuki mobilnya, kemudian melesat ke arah kota, ia hanya dapat
berharap sikapnya terhadap ayahnya tidak terlalu keras. Ayahnya berasal dari
generasi yang lebih tua, peraturan peraturannya tentunya lain di zamannya.
Namun ia tidak bisa berfungsi sebagai pengurus rumah tangga ayahnya, bahkan
andai kata ia mau; ia harus mempertahankan pekerjaannya. Dengan
memberikan tempat bernaung malam itu kepada ayahnya, ia telah berbuat
lebih banyak untuk ayahnya daripada yang pernah dilakukan sang ayah
untuknya hampir seumur hidupnya. Namun Jeannie toh menyesal tidak
meninggalkan ayahnya dalam suasana yang lebih menyenangkan. Ayahnya
memang tidak becus, tapi ia juga satu-satunya ayah yang dimilikinya.
Jeannie memarkir mobilnya di sebuah garasi yang sudah disediakan, lalu
menyeberangi distrik lampu merah, menuju markas besar dinas kepolisian. Ia
memasuki sebuah lobi megah dengan bangku-bangku dari marmer dan sebuah
lukisan dinding yang menggambarkan adegan-adegan sejarah kota Baltimore. Ia
menyatakan kepada petugas piket bahwa ia datang untuk menemui Steven
Logan, yang sedang berada di dalam tahanan. Ia sudah memperhimngkan akan
ada argumentasi mengenai itu, namun setelah menunggu beberapa menit,
seorang wanita muda berseragam mengantarnya ke dalam, lalu naik ke atas
dengan lift. Jeannie digiring masuk ke dalam sebuah ruangan sempit. Tidak ada apa-apa di
situ, selain sebuah jendela kecil di salah satu dinding, dan sebuah panel sistem
suara di bawahnya. Jendela itu mengarah ke sebuah mangan kecil lain yang
serupa. Tidak ada celah sedikit pun untuk menyodorkan apa-apa dari ruangan
yang satu ke mangan yang lain melalui dinding itu.
244 Jeannie menerawangi jendela itu Setelah sekitar lima menit Steven dibawa
masuk. Saat memasuki ruangan satunya, Jeannie melihat tangannya diborgoi
dan kakinya dipasangi rantai, seakan ia amat berbahaya. Steven menghampiri
jendela itu. Begitu mengenali Jeannie, ia tersenyum lebar. Kejutan yang1
menyenangkan!" ujarnya. Malah ini satu-satunya hal menyenangkan yang
terjadi atas diriku sepanjang hari .ini."
Meskipun pembawaannya ceria, tampang anak muda itu betul-betul tidak
keruan: tegang dan capek. Bagaimana keadaanmu"" ujar Jeannie.
Agak gawat. Mereka memasukkan aku satu sei bersama seorang pembunuh
yang masih berada di bawah pengaruh obat bius. Aku nggak berani tidur."
Jeannie merasa amat prihatin mendengar itu. Ia mengingatkan dirinya bahwa
anak muda itu ditahan karena tuduhan telah memerkosa Lisa. Namun ia tidak
dapat menerima kenyataan itu. Masih berapa lama kau harus mendekam di
sini"* Aku akan dihadapkan ke hakim besok, untuk memutuskan statusku sebagai
tahanan luar. Kalau ditolak, aku bisa dikurung di sini sampai hasil tes DNA itu
keluar. Sepertinya itu akan memakan waktu tiga hari."
Berbicara soal DNA. Jeannie teringat akan tujuannya datang ke situ. Aku
bertemu dengan kembaranmu hari ini."
Lalu"" Semuanya jelas. Dia memang pasangan kembarmu."
Mungkin dia yang memerkosa Lisa Hoxton."
Jeannie menggeleng-gelengkan kepalanya. Andai kata dia sempat kabur dari
penjara akhir minggu itu, ya. Tapi nyatanya dia disekap dalam kurungan.*
Apa tak mungkin dia kabur, lalu kembali" Supaya dia punya alibi""
Itu terlalu muluk. Kalau Dermis memang berhasil kabur dari penjara, tidak akan
a^jfblasan baginya untuk kembali."
245 Kukira itu masuk akal." ujar Steven dalam nada sedih.
Ada beberapa hal yang ingin kutanyakan padamu." Silakan."
Pertama-tama, aku ingin mengecek ulang tanggal lahirmu."
25 Agustus." Tanggal itulah yang ditulis Jeannie sebelumnya. Mungkin ia keliru saat menulis
tanggal lahir Dennis. Dan apakah kau secara kebetulan tahu di mana kau
dilahirkan"" Ya Dad sedang bertugas di Fort Lee. Virginia, ketika itu, sehingga aku
dilahirkan di sebuah rumah sakit tentara di sana."
Tentu saja^ Mom menulis tentang itu dalam bukunya, Having a Bab" Ia
menyipitkan matanya dengan cara yang mulai terasa tidak asing bagi Jeannie.
Artinya ia sedang mencoba menjajaki apa yang terlintas dalam pikirannya.
Dennis lahir di mana""
Aku belum tahu sejauh ini."
Tapi hari lahir kami sama."
Sayangnya, dia menyatakan lahir tanggal 7 September. Tapi mungkin terjadi
kekeliruan. Aku akan cek lagi. Akan kutelepon ibunya begitu aku sampai di
kantorku. Kau sudah bicara dengan orangtuamu""
Belum." Kau mau aku menghubungi mereka"
" Jangan! Kumohon. Aku tak ingin mereka tahu sebelum aku bisa mengatakan
kepada mereka bahwa namaku sudah bersih."
Jeannie mengerutkan alisnya Dari semua yang sudah kauungkapkan padaku
mengenai mereka, sepertinya mereka tipe orangtua yang akan memberikan
dukungan." Memang. Tapi ak^Jidak mau mereka susah."
Tentu saja ini akan menyakitkan bagi mereka. Tapi
246 mungkin mereka lebih suka dibentahu supaya dapat menolongmu."
Tidak. Kumohon jangan hubungi mereka"
Jeannie angkat bahu. Ada sesuatu yang disembunyikan Steven darinya. Namun
ini adalah keputusannya. Jeannie & seperti apa dia""
Dennis" Dari luar, dia amat mirip denganmu."
Apakah rambutnya panjang, pendek, punya kumis, kuku-kuku kotor, jerawat,
agak pincang &" Rambutnya sependek rambutmu, dia tidak pakai kumis atau cambang,
tangannya bersih, dan kulitnya bening. Dia bisa tampil seperti dirimu."
Wauw." Tampang Steven berubah resah.
Yang betul-betul berbeda adalah pembawaannya. Sepertinya dia tidak tahu
cara bergaul dengan manusia lain."
Aneh sekali." Menurutku tidak. Malah fakta itu mengkonfirmasi kebenaran teoriku. Kalian
sama-sama termasuk dalam kelompok anak-anak yang berangasan. Aku
mencomot istilah itu dari sebuah film Prancis. Aku memakainya untuk tipe anak
yang tidak mengenal takut, sulit diatur, hiperaktif. Anak-anak seperti ini
biasanya mengalami masalah dalam pergaulan. Charlotte Pinker dan suaminya
gagal dalam menangani Dennis. Kedua orangtuamu berhasil."
Steven belum puas. Tapi pada dasarnya, Dennis dan aku sama."
Kalian sama-sama lahir berangasan." Tapi aku dipoles tata krama."
Jeannie melihat ia benar-benar terguncang. Kenapa kau jadi begitu risau gara-gara itu""
Aku ingin menganggap diriku manusia, bukan seekor gorila yang dilatih."
Jeannie tertawa, meskipun tampang Steven masib amat serius. Gorila
memang harus belajar bergaul.
247 Begitu pula semua jenis binatang yang hidup dalam kelompok. Dari situlah
lahirnya pelanggaran."
Steven tampak tergugah. Dari tinggal di dalam kelompok""
Ya. Pelanggaran merupakan penyimpangan dari suatu peraturan masyarakat
yang dianggap penting. Jenis binatang yang hidupnya sendirian tidak memiliki
peraturan-peraturan. Seekor beruang akan menyelonong masuk ke dalam
sarang beruang lain, mencuri makanannya serta membunuh anak-anaknya.
Serigala tidak akan melakukan hal seperti itu: kalau mereka toh melakukannya,
mereka tidak akan bisa tinggal berkelompok. Serigala termasuk jenis hewan
monogamous; mereka ikut memelihara anak-anak serigala lain, dan mereka
menghormati ruang gerak pribadi masing-masing. Kalau ada yang melanggar
peraturan, mereka akan menghukumnya; kalau dia masih ngotot, mereka akan
mengucilkannya dari kelompok, atau membunuhnya."
Bagaimana kalau peraturan-peraturan yang tidak begitu penting yang
dilanggar"" Seperti kentut di dalam lift" Kita akan menyebutnya tidak tahu aturan.
Hukumannya hanya sikap kurang berkenan dari yang lain. Sungguh-sungguh
menakjubkan, efek dari sikap itu."
Kenapa kau begitu menaruh perhatian kepada mereka yang terlibat dalam
pelanggaran"" Jeannie teringat ayahnya. Ia belum dapat memastikan apakah di dalam dirinya
terdapat gen kriminal atau tidak. Steve akan merasa jauh lebih enak andai kata
tahu bahwa ia sendiri meresahkan soal warisan genetikanya. Tapi ia sudah
terlalu lama berbohong mengenai daddy nya sehingga tidak mudah baginya
membuka pembicaraan mengenai ayahnya sekarang. Itu kan bukan masalah
kecil," ujar Jeannie menghindar. Semua orang menaruh perhatian kalau
terjadi suatu kasus pelanggaran."
Pintu di belakang Jeannie dibuka. Si polisi wanita
248 yang masih muda itu melongokkan kepalanya. Waktu Anda sudah habis, Dr
Ferrami." Oke," sahut Jeannie. Steve, tahukah kau bahwa Lisa Hoxton adalah
sahabatku di Baltimore""
Tidak, aku tidak tahu."
Kami bekerja sama; dia seorang teknisi laboratorium."
Seperti apa dia""
Dia bukan tipe yang akan sembarangan menuding seseorang."
Steven mengangguk. Tapi aku juga ingin kau tahu bahwa aku tidak percaya kaulah pelakunya."
Untuk sesaat Jeannie mengira Steve akan mengucurkan air mata. Terima
kasih." ujar anak muda itu
dalam nada parau. Aku tidak bisa mengungkapkan
padamu, betapa berartinya itu bagiku."
Hubungi aku begitu kau keluar." Jeannie memberikan nomor telepon
rumahnya. Kau bisa ingat itu""
Tidak ada masalah." Jeannie merasa enggan untuk berdiri. Ia memberikan senyum untuk
membesarkan hati. Semoga kau beruntung."
Trims." Jeannie memutar tubuhnya, lalu pergi.
Si polisi wanita menemaninya sampai ke lobi. Hari sudah mulai gelap saat ia
kembali ke garasi parkir itu. Ia mengarahkan kendaraannya ke Jones Falls
Expressway, kemudian menyalakan lampu besar Mercedes tuanya. Saat menuju
ke utara, ia mulai ngebut, karena ingin segera tiba di kawasan universitasnya.
Ia memang selalu ngebut. Ia tahu bahwa ia seorang pengemudi yang terampil,
tapi juga agak gegabah. Tapi ia memiliki kesabaran untuk melajukan
kendaraannya tidak melebihi batas kecepatan lima puluh lima mil per jam.
Mobil Honda Accord putih Lisa sudah bertengger di
249 luar Nut House. Jeannie memarkir kendaraannya di sebelahnya, lalu masuk ke
dalam. Lisa baru saja menyalakan lampu-lampu di ruang laboratorium. Cool
box-nya yang berisi contoh darah Dennis Pinker masih tergeletak di meja
kerjanya. Kantor Jeannie terletak persis di seberang lorong. Ia membuka pintunya dengan
cara menyusuri kartu plastiknya melalui alat pembaca kode, lalu masuk ke
dalam. Begitu duduk di belakang meja tulisnya ia memutar nomor keluarga
Pinker di Richmond. Akhirnya!" serunya begitu mendengar nada panggil itu.
Charlotte yang menjawab. Bagaimana keadaan anakku"" tanyanya.
Dia sehat-sehat saja," sahut Jeannie. Tampangnya sama sekali tidak seperti
penderita gangguan jiwa, ujarnya dalam hati, sampai dia menghunuskan pisau
ke arahku dan mencuri celana dalamku. Jeannie mencoba memusatkan
perhatiannya kepada sesuatu yang lebih positif. Dia sangat kooperatif."
Kelakuannya memang baik," ujar Charlotte dalam aksen Selatan kental yang
biasa ia gunakan untuk memberikan tekanan pada ucapannya.
Mrs. Pinker, boleh aku tanya sekali lagi pada Anda kapan hari lahirnya""
Dia lahir pada tanggal 7 September." Seakan itu suatu hari nasional yang
penting. Ternyata itu bukan jawaban yang diharapkan Jeannie. Dan di rumah sakit
mana dia dilahirkan"*
Kami di Fort Bragg, North Carolina, waktu itu.**
Jeannie berusaha menelan umpatan kecewanya.
Si Mayor bertugas untuk melatih mereka yang kena wajib militer ke Vietnam,"
ujar Charlotte dalam nada bangga. Komando Medis Angkatan Bersenjata
memiliki sebuah rumah sakit besar di Bragg. Di situlah Dennis dilahirkan."
Jeannie tidak tahu lagi harus berkata apa. Situasinya
250 masih sama misteriusnya seperti sebelumnya. Mrs. Pinker, aku ingin
mengucapkan terima kasih sekali lagi untuk kerja sama Anda." Sama-sama."
Jeannie kembali ke laboratorium, lalu berkata pada Lisa, Rupanya Steve dan
Dennis lahir dalam tenggang waktu tiga belas hari, dan di negara bagian yang
berlainan. Aku betul-betul tidak mengerti."
Lisa membuka sebuah kotak tabung percobaan yang baru. Yah, tapi ada satu
tes yang tidak dapat dibantah lagi hasilnya. Kalau mereka memiliki DNA yang
sama, mereka pasti pasangan kembar identik, tidak peduli apa pun yang
dikatakan orang mengenai kelahiran mereka." Ia mengeluarkan dua tabung
kaca kecil. Panjangnya hanya beberapa inci. Masing-masing memiliki sebuah
tutup dan dasar berbentuk kerucut Ia mengeluarkan sebungkus kertas label,
lalu menulis Dennis Pinker" di atas yang satu dan Steven Logan" di atas yang
lain, untuk ditempelkan pada tabung-tabung itu. Sesudah itu ia
menempatkannya di sebuah rak.
Ia membuka segel contoh darah Dennis, lalu memasukkannya setetes ke dalam
salah satu tabung. Kemudian ia mengambil wadah berisi contoh darah Steven
dari dalam lemari es dan melakukan hai yang sama.
Dengan menggunakan sebuah pipet berkaliber presisi tinggi, berupa pipa yang
salah am ujungnya berbentuk labu, ia menambahkan sejumlah kecil kloroform
pada masing-masing tabung. Kemudian ia mengambil sebuah pipet baru untuk
membubuhkan fenol dalam jumlah persis sama.
Ia menutup kedua tabung itu dan memasukkannya ke dalam Whrilmixer untuk
mengagitasi bahan-bahan itu selama bebe
rapa detik. Kloroform akan
melarutkan lemak dan fenol akan menguraikan protein, tapi untaian molekul-molekul asam deo mbonukleat nya yang panjang akan tetap utuh.
251 Lisa menempatkan tabung-tabung itu kembali di raknya. Hanya itu yang
Kembaran Ketiga The Third Twin Karya Ken Follett di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
dapat, kita lakukan sementara ini," ujarnya.
Bahan fenol yang dilarutkan air pelan-pelan akan memisahkan diri dari
kloroform. Akan terbentuk suatu lengkung pada permukaan larutan di dalam
tabung itu. DNA-nya akan berada di bagian yang cair, yang akan diambil dengan
pipet untuk tahap pengetesan selanjutnya. Tapi untuk itu mereka harus
menunggu sampai pagi. Sebuah pesawat telepon berdering entah di mana. Jeannie mengerutkan alis;
sepertinya bunyinya berasal dari ruangan kerjanya. Ia menyeberangi lorong
untuk menjawabnya. Ya""
Dengan Dr. Ferrami""
Jeannie paling sebal menerima telepon dari orang-orang yang langsung
menanyakan dengan siapa mereka berbicara, tanpa memperkenalkan diri lebih
dahulu. Rasanya seperti mengetuk pintu seseorang, ialu berkata, Siapa kau""
Jeannie berusaha menahan diri untuk tidak bersikap sarkastis, kemudian
menjawab, Aku Dr. Jeannie Ferrami. Dengan siapa aku berbicara"
Dengan Naomi Freelander, dari New York Times" Suaranya seperu seorang
perokok berat berusia sekitar lima puluhan. Aku punya beberapa pertanyaan
untuk Anda." Malam-malam begini" "
Aku bekerja tanpa melihat waktu. Sepertinya Anda juga begitu."
Kenapa Anda meneleponku""
Aku sedang melakukan .riset untuk sebuah artikel mengenai etika dalam dunia
ilmu pengetahuan." Oh." Jeannie langsung ingat akan Steve yang tadinya sama sekali tidak
menyadari fakta bahwa mungkin ia seorang anak angkat. Masalah ini
berhubungan dengan soal etika, meskipun bukannya tidak bisa diselesaikan
tapi tentunya The Times tidak tahu mengenai itu. Apa yang ingin Anda
ketahui"" 252 Setahuku Anda menelusuri database medis untuk mendapatkan subjek-subjek
yang tepat untuk studi Anda."
Oh, oke." Jeannie lebih santai. Tidak ada yang perlu ia cemaskan mengenai
topik ini. Yah, aku sudah menciptakan suatu sarana riset yang dapat
menelusuri data-data komputer untuk menemukan pasangan-pasangan yang
sesuai. Tujuanku adalah menemukan pasangan kembar identik. Sistem ini dapat
diterapkan melalui database mana pun."
Tapi Anda sudah mendapatkan akses untuk menggunakan catatan-catatan
medis ini. Akan sangat berarti kalau Anda mendefinisikan apa yang Anda maksudkan
dengan akses. Aku cukup berhati-hati untuk tidak melanggar hak pribadi
seseorang. Aku belum pernah menelusuri detail-detail medis siapa pun. Dalam
program ini, data-data seperti itu tidak akan dicetak."
Lalu apa yang tercetak""
Nama dari kedua individu itu, beserta alamat dan nomor telepon mereka."
Tapi nama-nama itu tercetak secara berpasangan.*
Tentu saja, itu memang tujuannya."
Jadi, kalau Anda menggunakan, katakanlah, suatu database
electroencephalogram. Anda akan mendapati bahwa gelombang otak John Doe
persis sama seperti milik Jim Fitz""
Persis sama atau mirip. Tapi aku tidak akan tahu apa-apa mengenai kondisi
kesehatan masing-masing individu."
Namun demikian, andai kata Anda tahu sebelumnya bahwa John Doe adalah
seorang penderita gangguan jiwa. Anda bisa menyimpulkan bahwa Jim Fitz juga
menderita hal yang samaT* - Kami tidak akan tahu mengenai hal seperti itu.
"Mungkin saja Anda kenal John Doe."
Maksud Anda"" 253 Mungkin dia seorang pesuruh di kantor Anda, atau entah apa."
Ah, Anda mengada-ngada." Tapi itu mungkin."
Itukah topik yang ingin Anda liput dalam artikel Anda""
Mungkin." Oke. secara teoretis itu memang mungkin, meskipun kecil sekali, sehingga
mereka yang bersifat terbuka tidak akan mempermasalahkannya."
Itu patut dijadikan bahan pertimbangan."
Si reporter rupanya bertekad untuk membuat berita sensasi, tanpa
memedulikan fakta-fakta yang ada, ujar Jeannie pada dirinya; dan ia mulai
waswas. Ia sudah punya cukup banyak masalah tanpa polah usil pihak media
massa. Seberapa seriusnya hal ini"" tanyanya. Apakah Anda sudah
menemukan seseorang yang merasa keleluasaan pribadinya dilanggar gara-gara
program ini"" Aku tertarik pada sudut potensinya.
" Suatu ide tiba-tiba melintas dalam dirinya. Siapa yang meminta Anda
menghubungi aku, sebetulnya""
Kenapa itu Anda tanyakan""
Untuk alasan yang sama Anda mengajukan pertanyaan-pertanyaan Anda
kepadaku. Aku ingin tahu yang sebenarnya."
Aku tidak bisa mengungkapkannya kepada Anda."
Menarik sekali," ujar Jeannie. Aku sudah membeberkan panjang lebar pada
Anda mengenai riset dan metodeku. Tidak ada yang kusembunyikan. Tapi Anda
tidak dapat melakukan hal yang sama. Rupanya Anda. katakanlah, merasa
rikuh. Apakah ada yang tidak wajar mengenai cara Anda mendapatkan
informasi tentang proyekku""
Aku sama sekali tidak merasa rikuh," jawab si reporter dalam nada ketus
254 Jeannie mulai marah. Memangnya ia mengira dirinya siapa" Oke, ada pihak
yang merasa rikuh. Kalau tidak, kenapa Anda tidak mau mengatakan siapa yang
memberikan informasi itu kepada Anda""
Aku harus melindungi sumber informasiku."
Dari apa"" Jeannie tahu bahwa sebaiknya ia mulai mundur. Tidak ada yang
dapat ia peroleh dengan menantang pihak pers. Tapi sikap wanita itu betul-betul menyebalkan. Seperti sudah kujelaskan tadi, tidak ada yang salah
mengenai metodeku dan tidak ada seorang pun yang terancam hak keleluasaan
pribadinya. Jadi, untuk apa sumber informasi Anda harus bersikap begitu
misterius"" Semua orang punya alasan."
Sepertinya sumber informasi Anda memiliki maksud-maksud negatif, bukan""
Bahkan pada saat mengatakan itu, Jeannie membatin, Untuk apa seseorang
mau melakukan ini pada diriku"
Aku tidak bisa mengomentari itu."
A/o comment, he"" ujar Jeannie dalam nada ketus. Ada baiknya aku ingat-ingat ungkapan itu."
Dr. Ferrami, aku ingin mengucapkan terima kasih untuk kerja sama Anda."
Sudahlah," sahut Jeannie, kemudian menutup pesawatnya.
Ia masih menerawangi pesawat itu selama beberapa saat. Nah, apa artinya ini
semua"" ujarnya.
255 -^jr^ndan d i-djvu-kan unuik~ dinlliadcr (dimhad.co.cc) okh-OBI
imilmal dinihad pallgcu, sulni bbsc, kangz"" I stlichiarga, otoy dengan
kameranya, syauqy I Tanlianaoki.wcirdpress.coill -irya, g"81* j semua di
mliader. ""TKmeng-komersil-kiiuMt"1 1"1"" nienliiipn Tnrle.
I RABU BAB 21 Berrington Jones tidak dapat tidur nyenyak. Ia telah melewatkan malam itu
bersama Pippa Harpenden. Pippa adalah seorang sekretaris di fakultas fisika. Ia
sudah pernah diajak oleh banyak profesor, termasuk beberapa yang. sudah
beristri, namun hanya dengan Berrington lah ia mau berkencan. Berrington
mengenakan pakaian terbaiknya saat menggandeng wanita itu ke sebuah
restoran bersuasana intim, kemudian memesan anggur yang eksklusif. Ia telah
menikmati lirikan iri kaum laki-laki yang sebaya dengannya, yang makan malam
bersama istri-istri mereka S yang sudah tua dan jelek. Kemudian ia mengajak
Pippa pulang. Ia menyalakan lilin-lilin, mengenakan piama sutra, ialu bercinta
dengannya perlahan-lahan, sampai wanita itu mendesah kesenangan.
Tapi ia terbangun pada pukul empat pagi dan mulai memikirkan hal-hal yang
dapat menggagalkan rencananya. Sepanjang sore kemarin, Hank Stone
menenggak anggur murahan yang disuguhkan oleh pihak penerbit buku itu bisa
saja ia sudah lupa sama sekali mengenai pembicaraannya dengan Berrington.
Namun andai kata ia ingat, masih ada kemungkinan pihak
259 redaksi New York Times memutuskan untuk tidak melanjutkan liputan itu.
Mungkin mereka akan tanya sana-sini sedikit, lalu menyadari bahwa tidak ada
yang aneh mengenai apa yang sedang dikerjakan Jeannie. Atau bisa saja
mereka menanggapinya dengan begitu santai, dan baru mulai bergerak minggu
depan, di saat segalanya sudah terlambat.
Setelah bolak-balik di tempat tidurnya selama beberapa saat, Pippa bergumam,
Kau tidak apa apa. Berry""
Berrington membelai rambutnya yang pirang dan panjang, sementara Pippa
mengeluarkan dengusan dengusan lembut yang mengundang. Bercinta dengan
seorang wanita cantik biasanya merupakan selingan yang menghibur saat
menghadapi kesusahan, namun kali ini rasanya prinsip itu tidak berlaku. Terlalu
banyak yang ada dalam pikirannya. Akan melegakan andai kata ia bisa
membicarakan masalahnya dengan Pippa wanita itu cukup cerdas, sikapnya
juga penuh pengertian dan simpatik tapi ia tidak dapat membeberkan rahasia
seperti itu kepada siapa pun.
Selang beberapa saat, ia turun dari tempat tidur untuk pergi lari pagi. Ketika ia
kembali, Pippa sudah pergi, dengan meninggalkan surat pendek berisi ucapan
terima kasih yang di bungkus di dalam stocking nilon hitamnya yang tipis.
Pengurus rumah tangganya tiba beberapa menit menjelang pukul delapan dan
membuatkan telur dadar baginya. Marianne adalah seorang gadis kurus dan
selalu resah yang berasal dari Martinique, sebuah tempat di Kepulauan Karibia
Prancis. Ia hanya bisa berbicara bahasa Inggris sedikit-sedikit dan amat takut
dikirim kembali ke tempat asalnya. Gara-gara ini, ia menjadi amat patuh.
Marianne seorang gadis cantik, dan Berrington memperkirakan andai kata ia
menyuruh gadis itu tidur dengannya, Marianne akan menganggap itu adalah
bagian dari tugasnya sebagai seorang pegawai. Namun
260 Berrington tidak melakukan hal itu, tentu saja; tidur dengan seorang pelayan
bukanlah gayanya. Ia pergi mandi, bercukur, lalu memilih pakaian yang menampilkan kesan
berwibawa, berupa setelan jas abu-abu arang dengan garis-garis halus, kemeja
putih, dan dasi hitam dengan bintik-bintik kecil berwarna merah. Ia memakai
kancing manset dari emas yang digrafir, menyisipkan sehelai saputangan putih
dari linen ke saku dadanya, lalu menyikat sepatu Oxford hitamnya sampai
mengilat. Ia berangkat ke kampus, menuju ruang kantornya, lalu menyalakan
komputernya. Seperti kebanyakan kaum akademik yang brilian, jam
mengajarnya tidak begitu banyak. Di Jones Falls ia hanya memberikan satu sesi
kuliah setahun. Perannya adalah mengarahkan dan menyelia riset para ilmuan
di fakultasnya, serta menambahkan prestise namanya pada karya-karya tulis
yang mereka susun. Tapi pagi ini ia tidak dapat memusatkan perhatian,
karenanya ia melihat ke luar jendela dan menonton empat orang anak muda
yang sedang bermain tenis, sambil menunggu pesawat teleponnya berdering.
Ternyata ia tidak perlu menunggu lama.
Pukul sembilan lewat tiga puluh, pimpinan Jones Falls University, Maurice
Obeli, menelepon. Kita sedang menghadapi masalah," ujarnya.
Tubuh Berrington menegang. Ada apa, Maurice""
Aku ditelepon seorang wanita dari New York Times. Dia bilang seseorang di
bagianmu melanggar hak keleluasaan pribadi orang. Namanya Dr. Ferrami."
Syukurlah, pikir Berrington dengan hati**berbunga-bunga; rupanya Hank Stone
tergugah! Ia membuat nada suaranya terdengar prihatin. Aku akan segera ke
tempatmu." Ia menutup pesawatnya, lata duduk selama beberapa saat,
memutar otak. Masih terlalu awal untuk merayakan kemenangan ini. Ia baru
saja memulai selu 261 ruh prosesnya. Kini ia berusaha menggiring Maurice dan Jeannie ke arah yang
diinginkannya. Nada suara Maurice terdengar khawatir. Itu awal yang baik. Berrington harus
memastikan agar ia tetap merasa khawatir. Ia harus membuat Maurice merasa
bahwa akan merupakan malapetaka andai kata Jeannie tidak segera berhenti
menggunakan program riset database-nya Begitu Maurice sudah memutuskan
untuk mengambil tindakan tegas, Berrington harus memastikan ia tetap
mempertahankan keputusannya itu.
Yang terpenting adalah ia harus mencegah terjadinya kompromi. Berrington
tahu bahwa pada dasarnya Jeannie bukan orang yang mudah diajak
berkompromi, tapi kalau seluruh masa depannya menjadi taruhan, mungkin
saja ia akan menempuh segala macam cara. Berrington harus berusaha
memancing amarahnya dan sifat suka membangkangnya.
Ia harus melakukan itu dengan kesan bermaksud baik. Kalau ia mencoba
menyudutkan Jeannie secara mencolok, Maurice akan curiga. Berrington harus
pura-pura sedang berupaya membela Jeannie.
Ia meninggalkan Nut House dan menyeberangi kawasan kampus, lewat Barry
more Theater dan Fakultas Seni, menuju ke arah Hillside Hall. Bangunan yang
tadinya rumah peristirahatan donatur orisinal universitas itu kini telah berubah
fungsi menjadi gedung administrasi. Kantor pimpinan universitas adalah bekas
ruang duduk megah rumah tua itu. Berrington mengangguk dengan simpatik ke
arah sekretaris Dr. Obell. lalu berkata, Dia sedang menungguku."
Silakan lan gsung masuk. Profesor," ujar si sekretaris.
Maurice sedang duduk di dekat sebuah jendela besar yang menghadap ke
kebun. Ia seorang laki-laki pendek berdada bidang, yang kembali dari Vietnam
dengan kursi roda, dalam keadaan lumpuh dari batas pinggang ke bawah.
Berrington menilainya mudah untuk diajak
262 berbicara, mungkin karena mereka sama-sama pernah bertugas dalam dinas
kemiliteran. Mereka juga sama-sama menyukai musik karya Mahler.
Maurice sering memasang tampang tegang. Untuk mengelola JFU, ia berusaha
mendapatkan sepuluh juta dolar setahun dari para donatur, baik secara pribadi
maupun melalui perusahaan, dan akibatnya ia amat mencemaskan pubilisitas
yang sifatnya negatif. Ia memutar kursi rodanya, kemudian menggelinding ke arah meja tulisnya.
Mereka sedang mengolah artikel besar mengenai etika dalam dunia ilmu
pengetahuan, katanya. Berry, aku tak bisa membiarkan mereka memuat nama
Jones Falls dalam artikel itu sebagai contoh perilaku tidak etis dalam dunia
ilmu pengetahuan. Separuh dari donor-donor yang paling kita andalkan bakal
geger. Kita harus melakukan sesuatu untuk mengatasi ini."
Siapa nama cewek itu""
Maurice memeriksa buku notesnya. Naomi Freelander. Dia duduk dalam dewan
redaksi yang menangani soal etika. Apa kau tahu bahwa mereka memiliki
dewan redaksi seperti itu" Aku tidak."
Aku tidak akan heran kalau New York Times memilikinya."
Tapi itu bukan alasan bagi mereka untuk berlagak seperti orang-orang
Gestapo. Semula mereka akan menarik artikel ini, katanya, tapi kemarin
mereka memperoleh masukan menyangkut si Ferrami-mu itu."
Dari mana mereka mendapat masukan itu"" tanya Berrington.
Tentunya dari salah satu bajingan di sini yang tidak punya rasa loyalitas sama
sekali." Rupanya begitu."
Maurice menghela napas. Katakan bahwa itu tidak benar, Berry. Katakan
padaku bahwa dia sama sekali tidak melanggar hak keleluasaan pribadi orang."
Berrington menyilangkan kakinya, mencoba tampil
263 santai, meski sebenarnya ia merasa sangat tegang. Di sinilah ia harus mulai
bersiasat. Menurutku dia tidak melakukan pelanggaran," ujarnya. Dia
menelusuri database medis untuk menemukan orang-orang yang tidak
menyadari bahwa mereka sebetulnya memiliki pasangan kembar. Brilian sekali,
sebenarnya." Apakah ia menelusuri data-data medis orang tanpa seizin mereka""
Bemngton pura-pura enggan menjawab. Ehm & bisa dibilang begitu."
Kalau begitu, dia harus menghentikan kegiatan itu."
Masalahnya, dia betul-betul membutuhkan informasi ini untuk proyek
Kembaran Ketiga The Third Twin Karya Ken Follett di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
risetnya." Mungkin kita tawarkan padanya suatu kompensasi."
Tidak pernah terpintas dalam Berrington kemungkinan untuk menyuap Jeannie.
Ia meragukan hasilnya, namun tak ada salahnya mencoba. Itu ide bagus."
Apa dia sudah memiliki jabatan tetap""
Dia baru mulai bekerja di sini semester ini, sebagai asisten profesor.
Sedikitnya masih enam tahun sebelum dia dapat menduduki jabatan tetap. Tapi
kita bisa memberikan kenaikan gaji kepadanya. Setahuku dia butuh uang. Dia
pernah mengungkapkan itu kepadaku."
Berapa yang diterimanya sekarang""
Tiga puluh ribu dolar setahun."
Berapa menurutmu sebaiknya kita tawarkan kepadanya""
Jumlahnya harus mantap. Delapan atau sepuluh ribu lagi."
Dan mengenai sumber dananya""
Berrington tersenyum. Kurasa aku bisa membujuk pihak Genetico."
Kalau begitu, itu yang akan kita lakukan. Panggil -dia ke sini sekarang. Berry.
Kalau dia ada di kawasan kampus, suruh dia masuk ke sini sekarang juga. Kita
selesaikan ini sebelum tim yang sok etis itu menelepon kita lagi1
264 Berrington meraih pesawat telepon Maurice, lalu memutar nomor ruang kerja
Jeannie. Deringannya langsung dijawab. Jeannie Ferrami."
Aku Berrington." Selamat pagi." Nadanya waswas. Apakah ia tahu mengenai niat Berrington
merayunya pada hari Senin malam itu" Mungkin ia mengira dirinya sedang
dicoba lagi. Atau mungkin ia sudah tahu mengenai masalah mereka dengan New
York Times" Bisa temui aku sekarang""
Di ruang kerja Anda""
Aku sedang berada di kantor Dr. Obell, di Hillside Hall."
Jeannie menghela napas. Apakah ini mengenai seorang wanita bernama Naomi
Freelander"" Ya." Semuany a cuma gertak sambal. Anda tahu itu." Ya, tapi kita harus
menghadapinya" Aku akan segera ke sana."
Berrington menutup pesawatnya. Dia sedang menuju kemari," ujarnya pada
Maurice. Sepertinya dia sudah dihubungi oleh pihak Times."
Menit-menit berikutnya akan merupakan saat-saat yang menentukan. Andai
kata Jeannie dapat membela dirinya sendiri dengan baik, ada kemungkinan
Maurice akan mengubah strateginya. Berrington harus mengupayakan agar
Maurice tetap pada pendiriannya, tanpa menampilkan sikap negatif terhadap
Jeannie. Gadis itu memiliki temperamen panas dan nekat, sama sekali bukan
tipe yang memilih untuk mengalah, terutama kalau ia yakin dirinya benar. Ada
kemungkinan ia bisa menjadi musuh Maurice tanpa bantuan Berrington. Tapi
menghadapi kemungkinan ia akan berlaku manis dan mau dibujuk, Berrington
membutuhkan rencana cadangan.
Tiba-tiba suatu inspirasi melintasi pikirannya. Ia
berkata, Sambil menunggu, ada baiknya kita membuat konsep sebuah
pernyataan pers." Itu ide bagus."
Berrington meraih sebuah bloknot dan mulai meng orat oret Ia butuh sesuatu
yang tak mungkin disepakati Jeannie, sesuatu yang akan melukai harga dirinya
dan membuatnya sangat marah. Ia menulis bahwa Jones Falls University
mengakui kesalahan yang terjadi. Pihak universitas meminta maaf kepada
mereka yang merasa keleluasaan pribadinya dilanggar, dan menjanjikan bahwa
program itu sudah tidak diberlakukan terhitung mulai hari itu.
Ia menyerahkan hasilnya kepada sekretaris Maurice sambil memintanya untuk
langsung memprosesnya lewat komputernya.
Jeannie muncul dengan suasana hati diliputi kegeraman. Ia mengenakan kaus
hijau zamrud yang longgar, celana jeans hitam ketat, dan semacam sepatu bot
montir yang kini sedang dianggap mode. Ia memakai sebuah cincin perak di
cuping hidungnya, rambutnya yang lebat dan berwarna gelap diikat ke
belakang. Tampangnya sebetulnya menggemaskan, di mata Berrington, tapi
penampilan seperti itu tidak membuat si pimpinan universitas terkesan.
Baginya penampilan Jeannie mengekspresikan tipe seorang akademik muda
yang urakan dan mungkin akan membawa JFU dalam posisi serba salah.
Maurice mempersilakannya duduk, lalu bercerita kepadanya tentang telepon
yang diterimanya dari pihak pers. Sikapnya kaku. Ia merasa lebih nyaman
berada di antara kaum laki-laki yang lebih matang, ujar Berrington pada
dirinya: seorang wanita muda dalam celana jeans ketat membuatnya rikuh.
Wanita yang sama juga menghubungi aku," ujar Jeannie dalam nada sebal.
Norak sekali." Tapi kau memang mengakses database medis," ujar (Maurice.
266 Aku tidak membaca isi database-nya, komputerkulah yang melakukan itu. Tak
ada seorang pun yang membaca data-data medis siapa pun. Programku
menampilkan sebuah daftar nama dan alamat, berdasarkan pasangan."
Tapi &" Kami tidak akan melangkah lebih jauh tanpa lebih dahulu meminta izin dari
subjek yang dianggap berpotensi. Kami bahkan tidak mengungkapkan kepada
mereka bahwa mereka memiliki pasangan kembar, sampai setelah mereka
menyatakan bersedia ikut ambil bagian dalam studi kami. Jadi, keleluasaan
pribadi siapa sebetulnya yang dilanggar""
Berrington berpura-pura memberikan dukungan padanya. Kan aku sudah bilang
tadi, Maurice," ujarnya. Rupanya pihak Times telah melihat dari sudut yang
salah." Menurut mereka tidak. Dan aku harus mempertimbangkan reputasi
univeritas." Jeannie berkata, Percayalah, hasil pekerjaanku akan meningkatkan itu." Ia
mendoyongkan tubuhnya ke muka, dan Berrington menangkap nada gairah
untuk berjuang demi kemajuan ilmu pengetahuan, seperti yang dirasakan
setiap ilmuwan berbakat. Proyek ini betul-betul penting. Aku satu-satunya
orang yang berhasil mewujudkan cara untuk mempelajari unsur genetika dalam
kriminalitas. Begitu kita mempublikasi hasilnya, akan terjadi sensasi."
Apa yang dikatakannya betul," ujar Berrington menimpali. Dan nyatanya
memang begitu. Bidang yang sedang ditekuninya itu memang amat menarik.
Sayang sekali kalau harus dihentikan. Tapi memang tidak ada pilihan lain.
Maurice menggeleng. Tugasku adalah melindungi universitas ini dari skandal."
Dengan nekat Jeannie berkata,
Tapi juga merupakan tugas Anda untuk
membela kebebasan akademis."
Ia telah mengambil langkah yang salah. Dulu sekali,
267 jelas, para pimpinan universitas berjuang demi hak kebebasan untuk
memperdalam ilmu, tapi hari-hari itu sudah lama berlalu. Jeannie hanya akan
menyinggung perasaan Maurice dengan menyebut-nyebut soal kebebasan
akademis. Maurice menjadi panas. Kau tidak perlu menguliahi aku tentang tugas-tugasku
sebagai pimpinan universitas, ^Nona," ujarnya dalam nada ketus.
Jeannie rupanya tidak menangkap maksud tersirat itu, dan ini membuat hati.
Berrington berbunga. O ya"" ujarnya pada Maurice, dalam nada yang mulai
bersemangat Anda menghadapi suatu konflik. Di satu pihak, ada koran yang
ngotot meliput sebuah berita yang sebetulnya tidak ada; di pihak lain, seorang
ilmuwan yang sedang mengejar kebenaran. Kalau seorang pimpinan universitas
merasa bimbang dalam menghadapi , tekanan seperti ini, entah apa jadinya
nanti"" Hati Berrington melonjak. Tampang Jeannie betul-betul amat menarik, dengan
pipi merona kemerahan dan mata berapi-api, namun ia sedang menggali liang
kuburnya sendiri. Maurice merasa tersinggung sekali.
Kemudian Jeannie rupanya menyadari apa yang sedang ia lakukan, sebab
secara tiba-tiba ia mengubah taktiknya. Tapi di pihak lain, kita sama-sama
tidak menginginkan publisitas bernada negatif untuk universitas ini," ujarnya
dalam nada lebih simpatik. Aku bisa mengerti kekhawatiran Anda. Dr. Obell."
Amarah Maurice langsung mereda. Hati Berrington menciut. Aku mengerti
bahwa ini membuatmu berada dalam posisi serba salah," ujar Maurice. Pihak
universitas bersedia memberikan kompensasi padamu, dalam bentuk kenaikan
gaji sebesar sepuluh ribu dolar setahun."
Jeannie tampak terperangah.
Berrington berkata, Itu akan memungkinkaumu mengeluarkan ibumu dari
tempat yang membuatmu begitu resah itu"
268 Untuk sesaat Jeannie tampak ragu. Aku amat menghargai tawaran Anda,"
ujarnya, tapi itu tidak akan menyelesaikan masalahnya Aku masih tetap
membutuhkan pasangan kembar yang terlibat dalam tindakan kriminal untuk
risetku. Kalau tidak, tidak akan ada bahan bagiku untuk dipelajari."
Berrington sama sekali tidak memperhitungkan kemungkinan bahwa Jeannie
bisa disuap. Maurice berkata, Tentunya ada cara lain untuk menemukan subjek-subjek
yang cocok bagimu." Tidak, tidak ada. Aku membutuhkan pasangan-pasangan kembar identik, yang
dibesarkan secara terpisah, setidaknya pasangan yang salah satu di antaranya
pernah terlibat dalam tindakan kriminal. Itu memang sulit. Program
komputerku bisa melokasi mereka yang bahkan sama sekali tidak menyadari
bahwa mereka memiliki pasangan kembar. Tidak ada metode lain untuk
melakukan itu." O ya"" ujar Maurice.
Nadanya menjadi lebih akrab. Kemudian sekretaris Maurice masuk dan
menyerahkan sehelai kertas kepadanya. Isinya pemberitahuan pers sesuai
dengan konsep yang ditulis Berrington Maurice memperlihatkan kertas itu
kepada Jeannie, sambil berkata, Kita harus menyiarkan sesuatu yang bunyinya
kira-kira begini hari ini, kalau kita ingin meredam berita itu."
Jeannie membacanya sekilas. Amarahnya bangkit lagi. Tapi ini kan omong
kosong!" semburnya. Tidak ada kesalahan yang pernah dibuat. Tidak ada
seorang pun yang keleluasaan pribadinya dilanggar. Tidak ada seorang pun yang
pernah mengajukan keluhan!"
Berrington berusaha menyembunyikan rasa puasnya. Betul-betul paradoks
bahwa Jeannie bisa begitu berapi-api, namun toh memiliki kesabaran dan
ketekunan untuk melakukan riset ilmiah yang begitu berkepanjangan dan rumit
Berrington pernah melihatnya bekerja dengan
269 dan >an subjek subjekuya sepertinya mereka tidak pernah bisa membuatnya kesal atau
capek, bahkan pada saat mereka membuat kacau jalannya tes. Dengan mereka,
ia mendapati bahwa perilaku buruk amat menarik dan dapat ditolerir, la cuma
menulis apa yang mereka katakan, lalu mengucapkan terima kasih kepada
mereka dengan tulus. Namun di luar ruang laboratorium, ia bisa meledak-ledak
seperti petasan begitu menghadapi sedikit provokasi.
Dendam Asmara 1 Gadis Misterius Karya Sherls Astrella Cewek Baru 2