Pencarian

Vladd Spaceboy 1

Vladd Spaceboy Karya Hilman Hariwijaya Bagian 1


Vladd - Spaceboy Hilman Hariwijaya 1. Spaceboy PEGUNUNGAN itu tampak gelap dan dipenuhi pohon-pohon besar. Suasananya sunyi senyap, hanya terdengar suara-suara binatang malam. Dingin yang menggigit juga makin bikin hewan memilih berlindung di sarangnya. Sepertinya, memang tak ada tanda-tanda kehidupan. Tapi tiba-tiba di kejauhan, tampak cahaya menyorot dari sebuah senter kecil. Senter itu dibawa oleh tiga anak bandel bernama Perry Lontoh, James Raharja, dan Yudiantara. Perry yang berjalan paling depan, tampak memimpin misi itu. Di belakangnya James, dan paling belakang sekali Yudiantara dengan wajah ketakutan. Ketiga anak itu kayaknya lagi menjalankan misi rahasia. Misi apa sih"
"Perry, James, kita pulang aja yuk"" ujar Yudiantara yang paling penakut, dengan suara bergetar.
"Ssst, jangan berisik. Dia pasti di sekitar sini. Ikuti gue!" bisik Perry yang badannya paling berotot, karena tiap hari dia emang seneng banget ngangkat barbel. Makanya sama temen-temennya dijuluki Mr. Muscle Man.
Perry berjalan membelah semak-semak. Anak buahnya pun mengikuti dengan langkah-langkah pelan. Tangan-tangan mereka menyibak ilalang yang tumbuh setinggi lutut. "Sst," itu dia!" Perry langsung merunduk, dan mengintip.
Di depan mereka, tampak Vladd, cowok kecil nan ceking, "lagi konsen sendiri bekerja dengan komputer laptop mininya, yang disambungkan ke sebuah parabola kecil. Vladd duduk di sebuah batu, di puncak sebuah gunung. Di komputernya terlihat grafik yang menunjukkan getaran, seperti menerima sinyal-sinyal pesan, dan bunyi-bunyi dengungan yang menandakan ada respons dari pesan yang dikirim oleh Vladd.
Vladd melotot dan berusaha memecahkan kode pesan yang diterima. Tangannya gemetar, wajahnya tegang. Dengan seluruh keahlian komputer yang dia miliki, dia bekerja cepat dan tangkas. Berusaha sekuat tenaga menerjemahkan pesan yang ia terima melalui komputer.
Sementara komputernya bekerja, Vladd mengambil tape recorder kecil. Sambil melihat ke arah jam G-Shock di pergelangan tangannya, ia merekam suaranya, "Minggu, 15 Agustus... jam 24.15.... Akhirnya saya menerima pesan balasan dari sinyal-sinyal yang selalu saya kirim, sejak empat bulan yang lalu.... Pesan dari ruang angkasa...."
Ketiga anak yang mengintip saling berpandangan, bengong mendengar penuturan Vladd.
Vladd meletakkan kembali tape perekamnya, lalu mengetik lagi di komputernya. Di layar, tampak peta di daerah pegunungan itu dengan titik merah menyala. Vladd kaget. Hah" Pesan ini berasal dari bumi" Ada UFO mendarat di bumi"
Merasa sudah bisa memecahkan kode pesan itu, Vladd meng-convert program di komputernya, dan tampak huruf-huruf aneh di layar komputer.
Vladd bengong memandangi huruf-huruf aneh itu. Apa sih artinya"
Vladd berpikir keras. Didengarnya suara dengungan itu seperti membentuk pola yang sama berulang-ulang. Vladd lalu merekam lagi suaranya ke tape kecil. "Apa pun pesannya, makhluk ini berusaha mengirimkan pesan yang sama berulang-ulang. Sinyalnya begitu kuat. Pesan apa, ya" Pesan ini seperti S.O.S.... Pesan minta tolong.... Bagaimana kalo memang ada. pesawat angkasa luar yang minta tolong""
Tiga pasang mata yang mengintip mulai bereaksi. James tersenyum nakal, memberi kode kepada Perry. Perry lalu memasang batu kecil di ketapelnya yang sejak tadi menggantung di leher. Perry membidikkan ke arah Vladd. TAKK!!! Tepat kena tengkuk Vladd.
Vladd kaget setengah mati, sambil menjerit. Soalnya dia kan tadi lagi tegaaaang banget.
Perry, James, dan Yudiantara keluar dari persembunyian mereka sambil tertawa-tawa.
" Huahahahahaaaa...."
Vladd menatap mereka dengan kesal, sambil mengelus-elus tengkuknya yang kesakitan.
"Ngapain lo, Vladd, ngomong sendiri" Dasar anak aneh! Lo udah gila, ya"" hardik Perry.
Vladd kesal. "Siapa yang gila" Gue hampir berhasil kontak sama makhluk angkasa luar, tau!! !"
Perry, James, dan Yudiantara bengong, saling bertatapan, lalu tertawa mengejek lagi.
"Hahahaha... Makhluk angkasa luar" Dasar tukang mengkhayal, lo!! Hahaha!!!"
"Udah, sana balik ke tenda! Lo dicariin Pak Bangke! Malem-malem mojok sendirian! Digondol kuntilanak baru tau rasa, lo!" ujar Yu
diantara. Vladd kesal, lalu membereskan alat-alatnya, memasukkannya ke dalam ransel.
Perry yang badannya gede, menarik tangan Vladd yang mungil. Vladd berusaha melepaskan diri, tapi nggak mampu.
"Udah, buruan. Gue kan seksi keamanan di sini, jadi kalo lo sampe kenapa-napa, gue yang tanggung jawab. Ayo, pulang, Anak bandel! Balik ke perkemahan!" perintah Perry Lontoh. Vladd terpaksa nurut.
* * * Minggu itu anak sekolah Vladd emang lagi ngadain kemping. Kebetulan ada libur hari kejepit di antara hari Minggu dan hari Selasa. Makanya keesokan paginya, ketika udara tampak begitu cerah, tampak dua buah tenda warna-warni berdiri dengan manisnya di kaki bukit. Tak jauh dari situ mengalir bening sungai pegunungan. Anak-anak tampak happy dengan berbagai kegiatan mereka. Ada yang asyik mandi, ada yang ngangkut air, ada yang main tongkat, ada yang masak, de el el.
Sementara kawan-kawannya asyik dengan kegiatan masing-masing, di sebuah bongkahan batu besar Vladd masih meneruskan mengotak-atik komputernya. Pak Bagke, guru Vladd yang nama aslinya Bambang Eko tapi disingkat kejam oleh anak-anak menjadi Bangke, mendatangi Vladd.
"Kamu tuh diajak liburan, malah sibuk sama komputer melulu. Botak baru tau rasa lho! Kata Perry, semalam kamu minggat lagi sendirian ke lereng gunung, ya" Katanya kamu juga bawa-bawa komputer" Ngapain sih" Kalo diterkam macan gimana""
"Ada sesuatu yang saya kerjakan, Pak!" Vladd menjawab singkat sambil masih asyik dengan komputernya.
"Sesuatu apa" Ngirirn pesan ke angkasa luar" Jangan mengkhayal, Vladd. Daripada buang waktu, enakan kita main game aja yuk"! Itu kan acara refreshing, nanti cepet tua lho!" Vladd diem.
Pak Bangke ngintip ke komputer Vladd. Terlihat pesan aneh:
"Sejak empat bulan yang lalu aku selalu menerima berita-beritamu. Tapi aku bingung bagaimana harus menjawab. Karena aku yakin kamu tidak akan pernah tahu bahasaku. Maka itu aku selalu mengurungkan niatku untuk membalas beritamu."
"Wah, itu sih virus, Vladd. Komputer kamu kena virus!!!" ujar Pak Bangke sok tau.
"Bukan. Ini pesan dari makhluk UFO. Saya harus menerjemahkannya!!!"
Pak Bangke bengong, lalu tertawa ngakak. "Huahahaha... kamu ini ada-ada aja. Keras kepala banget sih" Ya udah, kalo nggak mau maen game. Kami semua mau jalan-jalan lintas alam, Kamu ikut""
Vladd menggeleng. "Ya sudah. Tapi jangan ke mana-mana lagi, ya" Ayo, Anak-anak! Kita berangkat!" Semua berteriak riang dan langsung menyiapkan ransel. Beberapa anak, termasuk Perry, Yudiantara, dan James, mengejek Vladd yang nggak mau ikut. Tapi Vladd nggak peduli.
Tak berapa lama, anak-anak sudah pergi semua. Perkemahan tampak sepi. Dan Vladd pun semakin konsen bekerja dengan komputernya. Setelah berkali-kali melihat titik merah di sebuah peta dalam layar komputernya, Vladd pun memutuskan untuk menyelidiki tempat itu. Vladd menyiapkan ransel, dan mengeluarkan alat pelacak penunjuk arah yang mengeluarkan indikator lampu kecil berwarna merah, dan berbunyi bip-bip. Di layar kecil alat pelacak itu tertulis: SEARCHING FOR ALIEN.
Vladd pun melangkah ke arah yang ditunjukkan itu.
Di sebuah tempat yang sepi, Vladd berhenti. Ia mengarahkan alat pelacak ke seluruh penjuru. Pada arah selatan, tanda petunjuk merah berbunyi makin keras. Vladd langsung menuju selatan. Akhirnya Vladd sampai di sebuah tempat yang tersembunyi, seperti hutan yang lebat. Indikator di alat pelacaknya makin kuat. Dada Vladd berdebar-debar, tetapi ia terus memasuki hutan itu. Tiba-tiba wajah Vladd berubah tegang. Di depannya, di tempat yang agak tersembunyi, sebuah pesawat angkasa luar yang tak begitu besar tampak sudah mendarat.
Jantung Vladd berdegup kencang. Untuk beberapa saat, dia tak bisa berkata-kata.
Tiba-tiba pintu pesawat itu terbuka. Vladd sampai melompat ke belakang saking kagetnya. Badannya gemetar. Lalu dari dalam pesawat, muncul anak angkasa luar yang tingginya hampir sama dengan Vladd. Kulitnya berwarna keperakan. Kupingnya lancip seperti kuping Mr. Spock. Rambutnya disisir lancip ke atas, menyerupai antena. Bajunya pun baju perak, seperti baju astronaut.
Makhluk itu berjalan menuju Vladd. Wajahnya tampak ra
mah. Wajah Vladd tegang luar biasa.
Tiba-tiba dari jidat si bocah angkasa luar keluar sinar bintik-bintik bintang yang memancar lurus ke jidat Vladd. Lalu lewat pikiran atau telepati, tanpa membuka mulut, makhluk itu mulai berkomunikasi dengan Vladd.
"Halo... saya Spaceboy.... Saya bocah dari angkasa luar...." .
Vladd terkejut, karena menerima telepati dari Spaceboy. .
"Nggak usah takut. Saya tak mengerti bahasa kamu, makanya saya berkomunikasi lewat pikiran. Balaslah kata-kata saya lewat pikiranmu...."
Vladd pun berujar dalam hati, "S-saya Vladd. Nama saya Vladd...." .
Dan anehnya, Spaceboy langsung mengerti. "Vladd" Senang bertemu dengan kamu, Vladd...." "K-kamu dari mana" Dan mengapa mengirim pesan ke komputer saya""
Spaceboy tersenyum. "Saya dari planet yang sangat jauh dari planet kamu. Saya dan tata surya yang lain. Namanya tata surya Zeta. Kebetulan pesawat induk saya sedang mampir di tata surya Bimasakti. Kami dalam perjalanan menjelajah alam semesta yang sangaaat luas. Ketika sedang transit, saya tertarik pada planet kamu, karena saya melihat ada kehidupan di sini. Karena kami bisa menangkap sinyal-sinyal yang terus-menerus kamu kirimkan. Maka dengan pesawat sekoci ini saya mencoba mampir...."
"Kamu sendirian""
"Ya, saya memang anak nakal. Padahal pihak pesawat induk tak mengizinkan. Tapi saya nekat, saya penasaran."
"Eh, t-tadi k-kamu bilang, kamu bisa menangkap sinyal saya""
"Ya, kami semua menangkap. Tapi kami tak mau memberi respons dulu. Hanya saya yang tertarik untuk datang ke sini. Tapi ketika mau mendarat, cuaca buruk, pesawat saya sempat menabrak gunung. Alat komunikasinya rusak Jadi saya tak bisa mengontak ke pesawat induk, karena sinyalnya lemah. Saya pun mengirim pesan minta tolong pada semua yang bisa menangkap sinyal saya. Ternyata pesan itu tertangkap di komputer kamu.... Saya berterima kasih, kamu mau datang. Saya mau minta tolong ke kamu...."
"Apa yang bisa saya tolong""
"Ikutlah ke pesawat saya. Saya minta tolong komputer kamu mengirimkan pesan ke pesawat induk. Karena pesanmu bisa sampai ke sana...."
Spaceboy mengulurkan tangan, mengajak Vladd masuk ke pesawatnya. Vladd agak ragu. Tapi ketika Spaceboy tersenyum meyakinkan, dengan mantap Vladd melangkah masuk ke pesawat canggih itu.
Begitu masuk pesawat, Vlad" langsung terkagum-kagum melihat kecanggihannya. Ini semua impian yang sejak lama ia cita-citakan.
"Saya tak menyangka, kamu bisa mengirim pesan ke pesawat induk kami. Kamu anak jenius...," puji Spaceboy.
Vladd tersenyum bangga. "Sudah lama saya ingin kontak dengan makhluk angkasa luar seperti kamu, Spaceboy." "Dan kamu berhasil. Bisa pinjam komputernya""
Vladd buru-buru mengeluarkan laptop dan parabola mininya dari dalam ransel. Lalu menyerahkannya ke Spaceboy. Anak dari planet lain itu langsung meletakkan laptop Vladd di antara alat komunikasinya yang rusak, lalu dengan cekatan langsung menyambungkan berapa kabel dan mengetik-ngetik sesuatu pada keyboard. Vladd cuma berdiri menunggu, sambil memandang kagum.
Spaceboy menunggu di layar. Terlihat ada grafik jawaban yang aneh. Spaeboy langsung melonjak-lonjak kegirangan. "Berhasil! Berhasil!!! Mereka akan segera menjemput kemari. Kamu hebat!!!"
Spaceboy memeluk Vladd. Vladd tertawa riang.
"Apa kata mereka"" tanya Vladd penasaran.
"Ibu saya marah-marah... hehehe...."
Vladd ikut ketawa. Ibu sih di mana-mana sama. Mudah kuatir... hihihi....
Vladd membayangkan, peradaban mereka pasti jauh lebih maju. Vladd ingin sekali ketemu mereka. Dall karena Spaceboy pikirannya lagi online sama pikiran Vladd, Spaceboy jadi bisa membaca pikiran Vladd. Spaceboy pun menyahut, "Ya. Tapi planet bumi juga akan maju kalo punya anak seperti kamu...."
Vladd tersenyum bangga. Setelah beberapa lama ngobrol, akhirnya tiba waktunya untuk mereka berpisah. Spaceboy melihat tanda-tanda pesawat induknya bakal datang. Vladd dan Space berpelukan.
"Oke, sampai ketemu, Vladd.... Saya nggak pernah lupa sama pertolongan kamu...." "Mampir lagi, ya" Kalo waktunya banyak, kita bisa main-main...."
"Oke! Oke! Dan saya bisa mentranspor kamu pulang. Jadi kamu nggak usah capek-capek...."
Vladd berpikir sejenak. "Kalo gitu kirim saja saya ke rumah. Kira-kira seratus kilo dari sini, posisinya di Jakarta Selatan! Saya nggak mau balik ke perkemahan lagi.... Anak-anaknya menyebalkan semua!"
Spaceboy lalu menuntun Vladd berdiri di bawah alat transpor, seperti yang di film Star Trek. Vladd berdiri sambil memakai ranselnya.
"Sampai ketemu, Vladd...."
Vladd melambaikan tangannya.
Spaceboy memencet tombol, Vladd pun menghilang seperti pasir dari pandangan. Dan tiba-tiba muncul di seberang Jalan depan rumahnya. Vladd seolah tak percaya apa yang baru dialami. Seperti mimpi. Vladd kini sudah berada tepat di seberang j al depan rumahnya Dan Vladd ngeliat Sapi'i, temannya itu, lagi berbicara dengan Satpam Lukijo yang sok galak dan kumisnya horizontal. Si Sapi'i
lagi diusir-usir satpam. "Ni anak dibilangin ngeyel. Mas Vladd lagi nggak ada! Lagi kemping! Sana pulang!!!"
"Sapi'iiiiiiii!" Vladd tiba-tiba berteriak dari seberang jalan. Sapi'i'menoleh, dan gembira melihat Vladd. Sedang si Lukijo bengong. "Mas Vladd" Kapan pulangnya""
Tanpa mengindahkan Lukijo, Vladd lalu mengajak Sapi'i masuk ke rumahnya. Lukijo nggak bisa berbuat apa-apa. Di dalam rumah Vladd dan Sapi'i langsung amprokan sama Papi Eraisuli dan Mami Smirnov, orangtua Vladd yang sudah rapi mau pergi. Kedua orangtua Vladd jelas kaget melihat anaknya yang tiba-tiba muncul.
"Vladd" Kamu sudah pulang, Sayang" Kok mendadak" Kok nggak telepon-telepon" Katanya besok baru pulang"" tanya Mami Smirnov.
"Gimana kempingnya, Vladd" Seru"" tanya Papi Eraisuli.
Vladd menggeleng, sebel. "Nggak. Nggak seru. Makanya Vladd pulang duluan."
"Naik apa, Vladd" Siapa yang ngantar"" maminya mulai cemas.
"Pulang sendiri. Naik bis," ujar Vladd bo'ong.
"Naik bis" Kok naik bis" Aduh, kamu jangan nekat dong, Vladd. Kamu kan tau sekarang kejahatan di mana-mana meningkat," maminya makin cemas.
"Sudahlah, Mi. Yang penting Vladd udah sampe rumah dengan selamat. Ayo, Mi. Nanti kita ketinggalan pesawat!" ajak Papi Eraisuli sambil melihat ke arlojinya.
Mami Smirnov mengangguk, lalu ngomong lagi ke Vladd, " Oya, Vladd. Mami sama Papi mau ke Singapur dulu. Papi ada rapat pemegang saham, dan Mami mau belanja keperluan dagang. Besok udah balik kok. Kamu nggak apa-apa kan ditinggal" Titip apa, Sayang""
Vladd menggeleng. Smirnov mencubit pipi Vladd, lalu memerintahkan Maryati dan Johan untuk mengangkuti koper ke mobil. Vladd mengajak Sapi'i ke kamarnya di lantai atas. Ngajak maen game.
Tanpa setau mereka, sebuah mobil boks milik perampok sudah lama mengintip tak jauh dari
rumah Vladd. Dan ketika Satpam Lukijo membuka pintu gerbang rumah Vladd karena sedan mewah yang membawa Smirnov dan Eraisuli ke airport mau keluar, mobil boks milik kawanan perampok pun menerobos masuk.
Dengan membawa pistol dan senjata tajam, para penjahat turun dan menyerbu Lukijo. Dalam sekejap Lukijo berhasil dilumpuhkan dan diikat di pos satpam.
Eraisuli dan Smirnov nggak tau, karena mereka sudah langsung melesat ke Bandara Soekarno-Hatta.
Kelima kawanan perampok yang berseragam item-tem ninja itu berhamburan masuk ke rumah.
Maryati-kepala pembantu yang cerewet itu-lagi sibuk ngasih pengarahan pada dua anak buahnya, Narsakip dan Bik Zuleha ketika tiba-tiba pintu didobrak kawanan perampok.
Maryati cs terpekik kaget. Tapi baru mau tarik suara untuk menjerit bareng, kepala kawanan perampok itu menghardik, "Jangan ada yang teriak! Sekali berteriak, kalian akan saya mampusin semua!"
Secara refleks mulut para pembantu rumah tangga itu terkunci rapat.
Lalu tanpa pemberontakan sama sekali, perampok itu mengikat Maryati cs di bawah tangga, sambil menginterogasi secara paksa, di bawah ancaman pistol.
Dua perampok yang lain sudah mulai menggotong-gotong barang-barang yang dianggap berharga. "Di mana kamar majikan kamu"! Ayo, jawab!!!" bentak kepala perampok.
Karena ketakutan Narsakip hendak menunjuk kamar Eraisuli, tapi keburu dicegah oleh Maryati. Maryati dan Narsakip jadi bertengkar mulut. Pimpinan perampok semakin murka pada Maryati dan Narsakip. Tapi seketika mereka langsung menutup mulut ketika mendengar siulan riang dan langkah seora
ng anak kecil. Olala, rupanya Sapi'i turun dari lantai atas. Si Sapi'i ini rupanya kelaparan, dan ia mau nyari makanan ke dapur. Sementara itu Vladd masih sibuk dengan mainannya di kamar.
Sapi'i cuek melenggang ke arah dapur sambil menyanyikan lagu dangdut. Dia nggak sadar kalau di rumah itu sedang terjadi perampokan. Tapi tiba-tiba ia mendengar erangan Maryati yang mulutnya terbekap kain. Sapi'i menoleh ke arah bawah tangga. Sapi'i kaget melihat para pembantu diiket dan tiga perampok menatap buas ke arahnya. Para perampok segera mengejar si Sapi'i.
Sapi'i ketakutan, dan lari terbirit-birit sambil berteriak minta tolong, "VLAADD! VLAADD...! ADA RAMPOK, VLAMDD...!!! RAMPOK... RAMPOK...!!! VLA AD...! VLAADD.!!!"
Kejar-kejaran tegang terjadi. Beberapa kali Sapi'i nyaris ketangkap. Karena kesal tak berhasil membekuk si Sapi'i, kepala perampok mengacungkan senjatanya ke arah Sapi'i. Sapi'i semakin histeris.
Sementara di luar kamar terjadi ketegangan, di dalam kamarnya Vladd juga merasakan ketegangan karena seru bermain game. Suaranya pun bising, hingga suara berisik di luar tak terdengar.
Akhirnya Sapi'i berhasil berlari mendekati pintu kamar Vladd. Sambil jelalatan ke sana kemari, Sapi'i ngetok-ngetok pintu sekeras-kerasnya. Pintu terbuka, Vladd muncul dan kaget melihat Sapi'i panik. Lebih kaget lagi ketika ia ngeliat dua perampok berlari menuju ke arah mereka.
"Rampok... Rampok!!! Vladd, mereka itu rampok. Ayo, kabur!!"
Belum sempet ngomong apa-apa, Sapi'i udah narik tangan Vladd keluar dari kamar, dan mengajaknya lari. Tanpa diduga, dari arah berlawanan muncul si kepala perampok. Vladd dan Sapi'i terkepung dari dua arah. Secara refleks Sapi'i menyeret Vladd untuk terjun bebas ke lantai bawah. Sapi'i mendarat mulus di sofa. Sedang Vladd sempat kejedot bibir meja dan benjol. Vladd dan Sapi'i buru-buru sembunyi karena kepala perampok sudah mengarahkan moncong pistolnya ke arah mereka. Perampok-perampok yang lain berhamburan ke lantai bawah mengejar Vladd dan Sapi'i. Saking lincahnya anak-anak itu berlari, para perampok kehilangan jejak, tapi mereka terus mencari.
"Mereka tidak boleh lolos! Mereka akan jadi ancaman kalo sampe keluar dari rumah ini! Joy... Broer...! Kunci semua pintu!" teriak si pemimpin.
"Oke, Bang!" Joy dan Broer segera melaksanakan perintah kepalanya. Pimpinan perampok sengaja berteriak lantang, "Ha... ha... haaaa...!!! Hei, bocah-bocah tengil, sekarang kalian tidak akan bisa lolos. Semua pintu sudah terkunci. Sebaiknya kalian menyerah! Abang janji kagak bakal ngebunuh, asal jangan berisik. Jangan teriak, dan jangan bikin ulah!!!"
Sementara itu di tempat persembunyiannya, Vladd berbisik ke sobatnya, "Sapi'i, saya harus ke kamar, ngambil remote control. Kamu ngumpet aja, tunggu saya balik"
Sapi'i mendelik heran. "Vladd, buat apa remote" Sekarang yang penting gimana kita bisa lolos dari rumah ini, dan manggil polisi."
"Sst, tenang! Percaya deh!"
Vladd lalu ninggalin Sapi'i. Sambil mengendap-endap la berusaha ke kamarnya yang berada di lantai atas.
Di beberapa sudut ruang lain tampak wajah-wajah beringas para perampok sedang mencari-cari. Mata mereka terlihat liar dan mengancam!
Vladd mengintai. Di bawah tangga ruang tengah tampak tiga pembantu terikat tak berdaya di bawah ancaman golok seorang perampok. Vladd jadi tak bisa menerobos naik ke lantai atas. Vladd
harus mencari jalan lain. Perampok-perampok yang lain semakin gencar mencari Vladd dan Sapi'i sampai ke kolong-kolong meja. Di tempat persembunyiannya. Sapi'i merasa terancam. Ia gemetaran.
Dua perampok tampak semakin mendekat ke arahnya. Dengan merangkak-bangkit dan berjinjit-jinjit ia berusaha mencari persembunyian yang lebih aman. Dasar sial, tangan Sapi'i menyenggol pot kaca dan pecah. Akhirnya Sapi'i terlihat oleh beberapa perampok. Tak ada jalan lain, terpaksa Sapi'i lari sekencang-kencangnya sambil melempar-lemparkan benda yang ada untuk menghambat lari para perampok. Semua perampok mengejar Sapi'i.
Vladd sebetulnya mencemaskan keselamatan Sapi'i. Tapi ada untungnya juga. Sementara semua perampok mengejar Sapi'i, Vladd dengan leluasa menaiki tangga
menuju kamarnya. Ketika hampir sampe ke pintu kamar, kepala perampok meneriaki Vladd dan mengejarnya. Vladd buru-buru masuk dan mengunci pintu.
Di dalam kamar, Vladd kebingungan mencari remote-nya. Sementara itu kepala perampok menggedor-gedor pintu kamar Vladd sambil berteriak-teriak mengancam.
Vladd semakin panik mencari remote-nya yang entah ngumpet di mana. Seisi kamarnya diacak-acak: "REMOOOTE...! DI MANA KAMU""" REMOOOTE...!!!"
Kepala perampok semakin seru menggedor-gedor pintu kamar Vladd. Tidak puas menggedor dengan tangannya, ia gedor dengan kakinya. Capek dengan kakinya, ia mulai mengarahkan moncong pistolnya, mau menembak kunci pintu kamar Vladd. Tapi-klik!-pistolnya kosong, kehabisan peluru.
Akhirnya dengan kesal kepala perampok itu berusaha mendobrak pintu kamar Vladd. Sambil mengambil ancang-ancang beberapa langkah ke belakang, meniru gaya Bruce Lee, penjahat itu menerjang ke arah pintu. Belum sempat kakinya menyentuh pintu, Vladd sudah berhasil menemukan remote-nya, dan membuka pintu kamarnya secara otomatis. Kepala perampok itu kontan jatuh ngedubrak di hadapan Vladd. Vladd tertawa ngakak.
Kaki kepala perampok itu terkilir. Namun ia tetap memaksakan berdiri untuk menyerang Vladd. Ketika hendak melepaskan pukulannya, Vladd memencet tombol skip di remote-nya. Seketika itu juga kepala perampok terpental jauh ke belakang dan jatuh ke lantai bawah.
Para anak buahnya yang sudah berhasil menawan Sapi'i terperanjat melihat bosnya tiba-tiba melayang dari lantai atas, seperti terlempar oleh kekuatan dahsyat, dan jatuh terempas di lantai yang keras. Saat mereka lengah itu, Sapi'i tiba-tiba tancap gas melompat terbang ke troli makanan yang kebetulan tak jauh dari situ. Troli itu meluncur kencang. Saking kencangnya Sapi'i ngusruk nabrak pintu kamar Maryati, si kepala pembantu. Pintu kamar jebol. Dan trolinya terus meluncur, nabrak lemari plastik yang di atasnya penuh dengan tas-tas. Lemari pakaian Maryati roboh menimpa Sapi'i. Sapi'i langsung semaput.
Lalu dengan gaya heronya, Vladd menuruni tangga sambil meminta keempat perampok itu menyerah, karena bosnya sudah lumpuh.
Salah seorang perampok penasaran. Ia segera pasang kuda-kuda, menyongsong Vladd. Vladd dengan tenang memperhatikan perampok itu jumpalitan berkuda-kuda. Tapi, dengan sekali tekan tombol freeze di remote-nya, si perampok itu pun tiba-tiba kaku.
Kini perampoknya tinggal tiga. Dan ketiga-tiganya seakan kalap. Mereka maju bersama mengepung Vladd dan mengitarinya sambil pasang kuda-kuda. Vladd mengarahkan remote-nya pada ketiga perampok itu satu per satu sambil memencet tombol skip. Ketiga perampok itu kontan pada mental.
Akhirnya semua perampok berhasil dilumpuhkan. Vladd tinggal mengangkat telepon, memanggil polisi.
2. Teman Dari Angkasa Luar
KOMPUTER di kamar Vladd kemasukan e-mail. Ada suara berat dari speaker yang memberi tahu Vladd. "You've got mail!" Tapi Vladd sendiri nggak denger pesan itu. Dia lagi asyik tiduran di ranjang, sambil baca buku tentang ruang angkasa, dan memakai walkman. Suara musik yang nge-beat terdengar sedikit bocor dari headphone-nya, bikin kepala bergoyang-goyang.
Maminya yang menelepon Vladd dari kamarnya juga cuma dijawab oleh answering machine. Smirnov kesel, lalu meninggalkan pesan, "Vladd, ini Mami! Papi dan Mami nanti malam diundang dinner sama relasi Papi yang penting. Dia bawa anak seusia kamu. Jadi nanti malam kita dinner di Hailai bareng mereka. Kamu jangan kelayapan, soalnya kamu juga diundang! Dan pakai baju yang bagus! Mami mau ke salon dulu! Daaag!"
Setelah itu Smirnov mematikan HP-nya, dan berujar ke Maryati,
"Mar, tolong jaga Vladd. Jangan sampe pergi ke mana-mana. Jam lima dia harus sudah mandi. Kami mau makan di luar."
Maryati mengangguk takzim. "Baik, Nya."
"Sekarang saya pergi dulu. Jangan ada yang nggak beres!"
Smirnov lalu bergegas pergi. Begitu sampe ruang tamu, ternyata muncul Pak Bangke bersama Perry Lontoh dan James Raharja. Mereka diantar Satpam Lukijo. Smirnov kaget.
"Maaf, Nya. Ini ada wali kelas Vladd, dan teman-temannya. Katanya urusannya penting...," ujar Lukijo.
Pak Bangke mengangguk. Sambil
nyengir kuda ia mengulurkan tangannya, berkenalan.
"Selamat siang, Bu. Maaf mengganggu. Saya mau bicara sebentar tentang ulah anak Ibu yang bernama Vladd. Saya membawa dua saksi, murid saya, James Rahafja dan Perry Lontoh...."
Smirnov mengernyitkan alis, dan tampang nggak sabar, karena udah keburu mau pergi. "Ya, ada apa" Eh, silakan duduk dulu, Pak.... Ayo, Adik-adik...."
"Terima kasih. Saya cuma mau lapor bahwa Vladd bikin kami panik sewaktu kemping. Dia tiba-tiba saja hilang," ungkap Pak Bangke.
"Betul, Tante. Saya yang jadi seksi keamanan sampai bingung. Saya kira Vladd dimakan binatang buas," tambah Perry.
"Nggak taunya, Vladd malah sudah pulang duluan," lanjut James.
Smirnov bengong. "Masa sih""
Pak Bangke mengiyakan. "Betul, Bu. Vladd pulang tanpa pamit pada kami. Padahal kami sudah minta agar Vladd jangan ke mana-mana...."
Smirnov tercenung. "Oh, jadi Vladd nakal, ya""
"Iya. Dia bikin kami semua kebingungan, Tante. Sebaiknya anak nakal itu dihukum.... Atau, serahkan saja pada kami, Tante. Biar kami hukum," kata Perry berapi-api, seperti mendapat angin.
Smirnov menggeleng. "Eng, maaf, tapi saya tak bisa menghukum Vladd. Saya dan orang-orang serumah sangat beruntung Vladd pulang duluan. Pada saat itu saya dan suami saya pergi ke Singapura, dan rumah kami kemasukan rampok. Ada lima orang penjahat. Vladd-lah yang menggagalkan aksi perampokan itu. Jadi kami sangat bersyukur Vladd pulang duluan...." Perry, James, dan Pak Bangke terperanjat.
"Apa" Vladd menggagalkan aksi perampokan"" Perry melotot.
"Anak kurus itu"" James ikut-ikutan melotot.
"Bagaimana mungkin, Bu"" Pak Bangke penasaran.
"Saya juga nggak ngerti. Saya kan lagi di Singapura. Tapi para pembantu saya bilang begitu." Smirnov lalu melirik ke jam tangannya. "Maaf, saya ada janji di luar. Apakah masalahnya sudah selesai""
Pak Bangke tersentak, lalu berdiri. "Oya. Sudah. Maaf, kami mengganggu...." Perry dan James ikut berdiri.
Sementara di kamarnya, Vladd nggak tau bahwa ia kedatangan tamu. Dengan santai ia malah menaruh bukunya dan bangkit dari tidur-tidurannya. Ketika matanya tertuju ke arah komputer, serta-merta ia melotot. Buru-buru dibukanya headphone yang sedang dipakainya. Ternyata e-mail yang dari tadi masuk itu pesan dari Spaceboy.. Vladd buru-buru membaca.
"Halo, Vladd" Apa kabar"
Saya sudah berhasil mempelajari bahasamu. Saya masih di tata surya kamu, dan saya mau maen ke planet kamu lagi. Tunggu, ya, kedatangan saya. Pasti surprise! Surprise!!! SPACEBOY" Vladd langsung meng-yes! "Asyik! Spaceboy mau dateng!!!"
Belum habis gembira Vladd, tiba-tiba lewat alat transpor Spaceboy muncul di kamarnya. Vladd jelas kaget campur senang.
"Spaceboy! Kok cepet banget munculnya""
"Iya dong. Gimana ngomong saya" Lancar nggak""
"Lancar banget! Kamu hebat, Spaceboy!"
"Ya, soalnya saya belajar pake komputer yang ditransfer langsung ke otak saya. Begitulah cara belajar di planet saya. Nggak usah pake baca buku, tapi semua data bisa langsung ditransfer ke otak lewat alat canggih. Jadi sambil tidur, otak diisi," jelas Spaceboy.
"Ih, canggih banget."
"Oke, sekarang ajak saya jalan-jalan di planet kamu.... Saya nggak sabar mau tau lebih banyak!"
Vladd setuju. Dan mereka terpaksa harus minggat. Nggak bisa lewat pintu depan, takut dilarang orang rumah. Vladd pun mengambil ranselnya, juga remote-nya.
Mereka turun pake tali dari jendela kamar Vladd di lantai dua. Setelah itu Vladd meminta Spaceboy menunggu, sementara dia mengendap-endap mengambil sepedanya di garasi. Dengan memboncengkan Spaceboy, Vladd melewati pos penjagaan depan rumah yang kosong, karena Satpam Lukijo sedang bertugas di dalam.
Vladd bersepeda berboncengan dengan Spaceboy menelusuri kota, sambil menunjuk kiri dan kanan, bak seorang guide lagi ngejelasin ke turis. Saat itulah sebuah jip melintas, membawa Perry dan James. James langsung ngeliat Vladd dan Spaceboy yang sedang bersepeda.
"Per... Per... liat tuh si anak brengsek!" jerit James.
Perry melihat ke arah yang ditunjuk James. "Wah, iya. Sialan banget, kita ke rumahnya, dia malah jalan-jalan. Sama siapa tuh""
"Tau! Aneh banget temennya. Pake baju perak!
Ih, kulitnya juga perak!!! Samaan sama Vladd, kali. Gila nonton Star Wars!"
Lalu kedua anak bandel itu mulai kumat isengnya. James memberi kode kepada sopirnya untuk'menjajari sepeda Vladd. Perry mengeluarkan ketapelnya, dan membidik kepala Spaceboy yang duduk di boncengan. PLAK!!!
Spaceboy menjerit, sampai terjatuh ke aspal.
Vladd kaget. Begitu menoleh, James sudah mengarahkan ketapel ke arahnya dan-TAKK!!!-kena badan Vladd.
Vladd kesal, langsung turun dari sepedanya. "Kenapa sih kalian selalu ngeganggu""
Perry dan James malah tertawa terbahak- bahak, sambil nyanyi, "I'm a creep... I'm a weirdo... what the hell I'm doing here... I'm not belong here..."
"Mau tau kenapa kita kerjain" Abis lonya yang aneh. Ngapain sih bergaul sama anak bencong"" ujar James sambil menunjuk Spaceboy. "Pake bedak segala...."
James mengira kulit Spaceboy yang perak adalah bedak.
"Dasar bencong, hahahaha...."
"Bencong" Bencong apaan sih"" tanya Spaceboy heran sambil bangkit dari jatuhnya. "Dia bukan bencong! Dia anak cerdas dari angkasa luar!" bela Vladd.
Perry dan James saling berpandangan. Bengong sejenak. Lalu serentak tertawa terbahak-bahak. Sopirnya yang dari tadi diam, kini ikut tertawa. Vladd kesal. Ia lalu mengarahkan remote ke Perry, James, dan si sopir satu per satu sambil memencet tombol keep.
Dan Perry, James, serta si sopir pun terus tertawa terbahak-bahak, sambil memegangi perut dan sampai keluar air matanya. Tiba-tiba polisi lewat. Ia melihat mobil James yang berhenti di daerah terlarang. Polisi segera menghampiri mobil James. Sedang Vladd buru-buru mengajak Space boy naik ke boncengan dan pergi.
Polisi melongokkan kepalanya ke jendela mobil. Heran melihat ketiga orang itu lagi tertawa terbahak-bahak.
"Selamat siang, Pak. Maaf, mengganggu. Saudara berhenti di tempat yang terlarang," ujar polisi sopan namun tegas.
Sopir, James, dan Perry hanya memandang ke polisi, tapi tak bisa menghentikan tawa mereka. Si polisi jelas berang diketawain kayak gitu.
"Maaf, Pak. Bisa perlihatkan SIM dan STNK"" ujar polisi itu lagi dengan nada agak tersinggung.
Si sopir malah makin keras ketawanya. Sambil memegangi perut.
Pak Polisi jelas geram. "Apa yang lucu" Saya bilang, perlihatkan SIM dan STNK!"
Perry dan James malah ketawa lagi.
Akhirnya si polisi memandang kedua anak itu dengan marah. "Kalian jangan main-main, ya" Kalian tak boleh menertawakan aparat! Ayo, semua ikut ke pos polisi!!!" Dan ketiga manusia itu makin keras tertawa.....
Vladd dan Spaceboy sudah sampe ke supermarket. Mereka pun masuk dan memborong permen. Para kasir dan beberapa pembeli di supermarket melihat heran ke arah Spaceboy. Tapi mereka cuma berpikir, anak itu nekat aja keluyuran dengan dandanannya yang aneh begitu. Selebihnya mereka nggak ambil pusing lagi dengan ulah anak-anak sekarang yang sulit mereka mengerti. Mungkin anak itu berdandan begitu untuk menyambut tahun baru milenium yang temanya serbametalik.
Vladd dan Spaceboy pun berlari-larian di sepanjang gang supermarket. Di counter cokelat, Spaceboy ngambil cokelat banyak-banyak, lalu membawanya ke kasir. Si kasir bengong, memandang Spaceboy yang aneh, dan cokelat, bergantian.
"Kamu nggak dimarahin sama mama kamu makan cokelat segini banyak"" tanya kasir.
"Mama saya jauh... jutaan kilometer dari sini. Di pesawat induk dekat Planet Pluto," jawab Spaceboy polos.
Kasir cuma menggeleng, mengira Spaceboy membual.
"Anak nakal," gerutunya.
Vladd pun membayar harga cokelat.
Di sebuah taman kota yang rindang, dan agak di dataran tinggi, hingga bisa melihat mobil lalu-lalang di jalanan, Vladd dan Spaceboy duduk berdua sambil menghabiskan cokelat. Spaceboy makan
dengan lahapnya, sementara Vladd mengeluarkan walkman dan memasang headphone. Lalu kepalanya bergoyang-goyang.
Spaceboy melihat ke arah Vladd heran. Lalu bertanya, "Kamu ngapain""
Vladd membuka headphone-nya. "Apa""
"Kamu ngapain""
"Ini, dengar lagu. Kasetnya Sapi'i, temen saya, ketinggalan. Lagu dangdut. Enak...."
Vladd memasangkan headphone ke kuping Spaceboy. Lalu terdengar lagu dangdut. Spaceboy wajahnya langsung cerah.
"Ih, lagunya enaaak." Kontan Spaceboy joget-jo
get dengan gaya yang aneh. Vladd bengong. Dia cuma bisa geleng-geleng kepala melihat ulah si Spaceboy.
Ketika matahari makin tinggi, Vladd kehausan.
"Spaceboy, kamu tunggu di sini dulu, ya" Saya mau beli minuman. Jangan ke mana-mana," ujar Vladd.
Tapi Spaceboy cuek. Soalnya dia nggak bisa denger ucapan Vladd. Dia malah asik joget terus.
Vladd menghampiri sepedanya dan segera pergi.
Saat Spaceboy membalikkan badannya, Vladd udah nggak ada.
Space boy heran. Ia memanggil-manggil Vladd. "Vladd! Vladd" Kamu ke mana""
Spaceboy mencari-cari, tapi Vladd nggak ada. Di tepi jalan, sebuah bis berhenti. Kondektur menawari Spaceboy untuk naik. Spaceboy mengangguk. Ia naik ke bis. Lalu dibawa pergi.
Saat itu di rumah Vladd, Maryati sedang melewati ruang tengah sambil membawa baki berisi segelas cokelat susu, roti kroisan, dan penganan lainnya. Maryati mau mengantarkan makanan itu ke kamar Vladd. Biasa, ini kan saatnya tea time. Maryati nggak tau kalo Vladd saat itu nggak ada di kamarnya. Padahal dari tadi dia udah jaga-jaga banget agar Vladd nggak pergi ke mana-mana, sesuai instruksi majikannya.
Di depan kamar Vladd, Maryati mengetuk-ngetuk.
"Mas Vladd... Ini Maryati. Kata Nyonya, sore begini Mas harus tea time. Biar nggak kambuh sakit maag-nya!"
Tak terdengar jawaban. Maryati meletakkan nampan di depan pintu kamar Vladd. Lalu mengetuk-ngetuk lagi.
"Mas Vlaaadd" Mas Vladd""
Tetap tak ada jawaban. Tak ada tanda-tanda kehidupan. Maryati kuatir. Lalu berusaha membuka pintu. Tapi yang bunyi malah alarm. Ngiung-ngiung-ngiung...! Maryati kaget bukan alang kepalang. Maryati lalu berteriak-teriak memanggil Narsakip.
"Narsakip!!! Naaaar!!!"
Sedetik kemudian muncul Narsakip bareng Lukijo si satpam. Mereka mengira ada rampok lagi, jadinya Lukijo muncul dengan perlengkapan security-nya, sedangkan Narsakip berikut peralatan berkebunnya. Bik Zuleha pun menyusul di belakangnya, heboh bawa perlengkapan masak.
"Ada apa, Mar" Maling" Perampok"" seru Lukijo.
Maryati menggeleng. "Bukan. Anak bandel itu memasang alarm baru lagi. Tadi saya ketuk-ketuk, tak ada reaksi. Sampe alarm berbunyi, juga tak ada sahutan dari dalam. Saya takut ada apa-apa dengan Vladd."
"Jadi gimana" Mau didobrak"" tantang Lukijo penuh semangat. "Sebentar...."
Maryati lalu memberi isyarat pada Bik Zulea. Bik Zuleha manggut-manggut mengerti. Nggak lama depan kamar Vladd dipenuhi suara gedombrengan orkes dapur. Duet kompak Maryati-Bik Zuleha
makin rame ditambah suara pentungan Lukijo yang memukul-mukul pintu. Narsakip nggak mo kalah. Alat pemotong rumputnya dibuka-tutup dengan keras. Suaranya menyayat hati. Mereka rame-rame bikin keributan supaya Vladd bangun dan keluar.
Tapi tetap tak ada reaksi.
"Stop, stooopp!"
Serentak orkes nekat itu berhenti. Maryati menempelkan kuping di pintu kamar Vladd. Sepi. Nggak ada suara apa-apa. Cuma suara alarm aja yang terus-terusan berbunyi. "Dobrak"" Lukijo makin nggak sabar.
Maryati mengangguk. Para orblak (alias orang belakang) mengambil ancang-ancang untuk mendobrak. Begitu mereka Siap-siap mau mendobrak, Maryati berteriak lagi, "Stoooooop!!!"
Semua orang langsung stop-motion, berdiri kaku dalam posisinya. "Ada apa lagi, Mar""
"Gilaa, kalo kita dobrak, pintunya bisa rusak. Siapa yang mau dipotong gaji buat ngegantiin"" Semua menggeleng.
"Makanya, kita intip dulu dari luar... dari jendela.... Kamu intip, Narsakip!" perintah Maryati.
Narsakip langsung ke kebun, menuju bawah jendela kamar Vladd. Dan Narsakip menjerit dengan suara melengking, demi melihat jendela kamar Vladd terbuka. Ada seutas tambang menjulur ke bawah.
Vladd ilang" Maryati, Lukijo, dan Zuleha yang bergegas datang pun ikut menjerit. Sementara itu Vladd udah kembali ke taman lagi sambil membawa dua botol minuman: Vladd heran ngeliat Spaceboy nggak ada di tempat. Di mana dia" Vladd memanggil-manggil Spaceboy.
Saat itu Spaceboy udah jauh dari taman.


Vladd Spaceboy Karya Hilman Hariwijaya di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Dan dia ketemu sama dua penjahat yang sedang membobol bank Karena kepolosannya, Spaceboy mengira si penjahat ini orang yang sedang dalam kesulitan.
"Lagi ngapain sih"" tanya Spaceboy ketika melihat para penjahat lagi berusaha keras membuka k
unci gembok. "Bisa dibantu""
Para penjahat kaget, dan menghardik, "Siapa kamu""
"Saya Spaceboy. Saya ingin membantu kalian. Kalian mau masuk, ya" Kuncinya ilang"" Lalu tanpa disuruh, serta-merta Spaceboy mengarahkan telunjuknya ke dinding bank. Lewat tenaga dalamnya, tiba-tiba dinding itu bolong. Tentu saja dua penjahat itu kaget bercampur girang. Tanpa ditunda-tunda lagi mereka langsung masuk dan membawa kabur brankas.
"Trims, ya""
Seiring dengan kaburnya dua penjahat itu, alarm bank pun meraung-raung. Tak berapa lama mobil polisi datang. Spaceboy langsung ditangkap!
Begitu dapat laporan Vladd ilang, Smirnov langsung pulang dan marah-marah. Semua pembantunya menunduk di depannya.
"Bagaimana mungkin Vladd bisa ilang" Maryati! Mana tanggung jawab kamu" Saya kan sudah bilang. Jangan ada apa-apa. Tuan mau ngajak dinner!!!" ujar Smirnov kesal.
"M-maap, Bu...." Maryati tertunduk sedalamdalamnya.
"Kamu lagi, Lukijo! Tugas kamu kan jaga keamanan. Kenapa Vladd bisa ilang"" Lukijo mengkeret.
"Sekarang, ayo lapor polisi. Kita bilang, Vladd diculik! Pokoknya semua harus beres sebelum Tuan pulang. Mengerti"""" Semua mengangguk. "Cepat kerjakan!!!!" Semua bubar.
Di kantor polisi, Spaceboy sedang diinterogasi. Polisi yang menginterogasi kewalahan karena mengira Spaceboy anak nakal yang keras kepala. Misalnya, ketika ditanya berapa umurnya, karena perhitungan di planet Spaceboy beda sama di bumi, Spaceboy ngejawab, "Empat ribu tahun!" Siapa yang nggak syok" Akhirnya lewat telepati, Spaceboy memanggil Vladd. Vladd segera datang. Pikir Spaceboy, kalo Vladd datang, urusan bisa beres. Polisi juga lega, karena Vladd nggak seaneh Spaceboy.
"Spaceboy" Ada apa" Ke mana aja kamu""
Si polisi menjawab kesal, "Ini teman kamu" Asal tau aja, teman kamu ini baru membobol bank!" Vladd kaget. "Membobol bank""
Spaceboy pun menjelaskan duduk persoalannya. Polisi nggak percaya. "Tapi saya yakin dia benar, Pak. Anak ini anak ajaib," bela Vladd. "Ajaib apa" Emangnya Joshua"" "Suer, Pak," Vladd ngotot.
"Kalo bener ajaib, sekarang ke mana penjahat yang bener-bener membobol bank"" tanya polisi. "Sebentar." Vladd kemudian ngomong ke Spaceboy, "Spaceboy, di mana.penjahat tadi" Bisa nggak kamu bawa ke slm"
Spaceboy mengangguk. Vladd menghela napas lega.
Spaceboy memejamkan mata, seperti orang bersemadi. Ia memusatkan konsentrasinya.
Vladd dan polisi memandang tegang campur heran. Lalu lewat tenaga dalamnya, Spaceboy tiba-tiba bisa menghadirkan kedua, penjahat di kantor polisi itu. Lengkap dengan mobil dan brankas curiannya. Si penjahat heran, karena mereka tau-tau sudah berada di dalam kantor polisi. Para polisi juga heran, tau-tau ada mobil muncul di tengah-tengah kantor. Seperti ilusinya David Copperfiled.
Kedua penjahat itu langsung ditangkap plus barang bukti rampokannya. Sedangkan Spaceboy dibebaskan.
Tapi pengalaman itu bikin Spaceboy lelah luar biasa. Ketika berjalan ke luar kantor P011S1, Spaceboy pamitan. "Semadi kayak tadi menghabiskan banyak energi saya, Vladd. Saya harus pulang, harus makan energi lagi di pesawat. Kamu saya transpor ke kamar aja, ya""
Vladd mengangguk. Mereka pun berpisah.
Dan sedetik kemudian, Vladd tiba-tiba sudah muncul di kamarnya. Bersamaan dengan datangnya dua polisi ke rumah Vladd.
Kedua polisi langsung ingin memeriksa kamar Vladd.
"Tapi, kamarnya nggak bisa dibuka. Ada alarmnya," ujar Maryati.
"Sudah, kita dobrak saja!" putus Smirnov.
Smirnov, Maryati, Lukijo, Zuleha, Narsakip, dan dua polisi naik ke lantai atas. Di depan pintu kamar Vladd, semua berkumpul. Kembali alarm berbunyi keras. "Gimana" Langsung dobrak"" ujar Lukijo semangat. Polisi mengangguk.
Mereka semua, kecuali Smirnov, mengambil ancang-ancang untuk mendobrak. Begitu mereka mendorong bersamaan dengan tenaga sekuat-kuatnya, tiba-tiba saja pintu kamar terbuka lebar. Vladd emang membuka pintu kamarnya dengan remote-nya. Semua jatuh tersungkur. Vladd melongo.
"Ngapain pada ke sini""
"Vladd, kamu dari tadi di kamar"" tanya Smirnov nggak kalah kaget. Vladd dengan jail, mengangguk.
Sedangkan Smirnov dan polisi-polisi itu memandang bengis ke Maryati. Maryati ketakutan.
" Eh, t-tadi Mas Vladd bener nggak ada..."
Seraya bangkit, polisi itu menggerutu, Kamu jangan main-main ya dengan polisi!!!" Maryati makin pucat, ketakutan.
3. Hukuman Mami PAGI itu mami dan papi Vladd masih tertidur lelap. Tiba-tiba telepon di kamar mereka berdering. Papi kontan menutupi kupingnya dengan bantal. Terpaksa deh maminya yang ngangkat telepon dengan mata terpejam. "Halo" Iya, saya maminya Vladd," suara Smirnov serak Mendadak dia berteriak sambil melotot, "APA" KAPAN" DI MANA" BAGAIMANA""
Eraisuli merasa terganggu sekaligus penasaran dengan teriakan Smirnov. Dia membuka bantal. Semen tara Smirnov masih bicara dengan penelepon di seberang sana. Smirnov bertingkah kayak anak sekolahan yang ditegur gurunya karena ketauan nyontek. Dari mulutnya cuma keluar kata-kata:" "Iya, Pak. Baik, Pak. Pasti, Pak. Terima kasih, Pak."
Selesai menjawab telepon, Smirnov ngomel-ngomel. Katanya sih yang nelepon tadi itu Pak Lontoh. Ayahnya Perry, teman sekelas Vladd. Dia marah-marah karena nggak terima anaknya ditinju sampe biru-biru oleh Vladd.
Vladd ninju Perry sampe biru" Yang jelas nggak mungkin. Perry potongan dan jaitannya mirip Ade Rai. Sedang Vladd" Mirip Bart Simpson. Tapi tadi ayah Perry sendiri yang bilang kalo Perry ditinju oleh Vladd. Eittt, tunggu dulu! Yang menelepon Smirnov itu bukan Pak Lontoh. Itu Perry sendiri! Perry sengaja mengubah suaranya biar mirip suara bapak-bapak. Dan hasilnya, tipuan itu sukses!
Perry dan James ber-gimme five sambil cekikikan.
Sementara Smirnov jadi sewot banget. Kantuknya hilang lenyap. Dia langsung turun dari tempat tidur. Bergegas ke kamar Vladd. Eraisuli cuek melanjutkan tidurnya yang terpotong. Masih dengan gaun tidurnya dan rambut penuhi rol, Smirnov dengan heboh mengetuk pintu kamar Vladd, "Vladd! Vladdvanio! Buka pintunya, Vladd! Mami nggak main-main! Cepat, buka pintunya! Kalo enggak, Mami dobrak!"
Smirnov berhenti sejenak, menunggu reaksi Vladd. Begitu dari dalam nggak ada respons, Smirnov mengambil ancang-ancang untuk mendobrak. Saat mendobrak pintu ujung gaun tidurnya terkait pintu. Gaun itu terkoyak. Sementara pintu kamar Vladd tetap tertutup rapat.
Mirna memegangi bagian gaunnya yang koyak lalu menjerit histeris meneriakkan seluruh nama penghuni rumah. Nggak lama Eraisuli, Maryati, dan gerombolannya (Zuleha, Narsakip, Lukijo, Johan) tergopoh-gopoh datang. Karena terlalu semangat Maryati terpeleset, jatuh tersungkur. Lukijo, Narsakip, Johan, dan Zuleha ikut berjatuhan. Persis tabrakan beruntun.
"Ada apa lagi sih, Mi" Pagi-pagi sudah histeris. Nggak bisa nunggu Siangan dikit"" keluh Eraisuli kesal.
Tapi Smirnov keliatannya lebih kesal lagi. Dan mempertontonkan bagian gaunnya yang koyak pada Eraisuli. "Ini semua gara-gara Vladd, Pi! Liat nih gaun sutra kasmir ini robek. Jadi nggak bisa dipake lagi!"
"Bakal saya aja, Nyonya!" celetuk Maryati girang. Celetukan itu langsung ditanggapi jitakan kompak dari rekan-rekan Maryati, sesama orblak di rumah Vladd.
Sementara itu di dalam kamarnya Vladd terbangun. Dia mulai terganggu oleh keributan yang ditimbulkan oleh jeritan Mirna yang berpadu dengan raungan alarm. Dengan mata setengah terpejam Vladd meraih remote pintu di meja kecil di samping tempat tidurnya. Vladd memijit tombol unlock. Suara alarm berhenti. Dan pintu pelan-pelan terbuka secara otomatis. Vladd lalu meneruskan tidurnya.
"Papi tau nggak" Anak Papi itu memang betul-betul pengacau! Kemaren dia meninju mata Perry sampe biru. Sebelumnya dia kan udah bikin acara dinner kita berantakan. Dan sekarang, gaun Mami robek gara-gara dia nggak mau bukain pintu!"
Eraisuli dan segenap orblak melongo kompak. Mereka menatap pintu kamar Vladd yang terbuka lebar.
"Mami liat dulu dong, baru ngomel!" sahut Eraisuli kalem.
Smirnov menoleh lalu bengong. Nggak lama dia langsung menyerbu masuk kamar Vladd dibuntuti oleh Eraisuli. Smirnov membangunkan Vladd dengan galak.
"Wake up, lazy head! Kamu hari ini Mami hukum! Hukumannya, hmm... temenin Mami pergi. Kamu harus mau Mami ajak ke mana aja. Nggak boleh protes. Dan nggak ada pertanyaan. Sekarang juga kamu mandi dan nggak usah sarapan pagi! Beran
inya kamu sama anak lemah, si Perry!"
Vladd tentu saja bengong maminya bilang Perry anak lemah. Tapi maminya nggak kasih penjelasan lebih lanjut. Smirnov langsung balik kanan keluar kamar. Eraisuli kembali mengekor Smirnov setelah sempat membisiki Vladd. Dia bilang Vladd hebat. Jelas aja Vladd makin bengong.
Biarpun nggak begitu ngerti kenapa dia dapat hukuman nganter maminya, Vladd tetap nurut. Pergi seharian sama Smirnov. Kebetulan hari ini hari Minggu.
Acara pertama hari itu adalah kunjungan ke salon langganan Smirnov. Di salon yang bener-bener mewah itu Mirna satu-satunya pengunjung. Dia dikerubuti sejumlah karyawan salon. Ada yang menata rambutnya. Merias wajahnya. Memijat punggungnya. Merawat kuku tangan dan kakinya. Pokoknya suasana heboh banget.
Vladd yang suntuk beranjak keluar. Tiba-tiba Smirnov menjerit memanggilnya. "Vladd! Bilang Johan, isi bensin dulu. Mami nggak mau nanti dia mampir ke pom bensin. Jangan lupa ya."
Vladd mengiyakan. Baru beberapa langkah, Jeritan Smirnov terdengar lagi. "Oya, suruh Johan sarapan dulu. Kalo dia masuk angin, nanti Mami yang repot!"
"Kenapa repot" Diserbu gas amoniaknya Johan, ya"" sahut Vladd cekikikan sambil melangkah lagi. Kembali Smirnov menjerit heboh, "Kamu juga sarapan, Vladd. Tapi jangan junk food, fast food pinggir jalan. Bisa diare kamu. Jangan yang dingin-dingin juga. Perut kamu nggak tahan. Sama jangan..."
Belum habis kalimat Smirnov, Vladd udah nggak tahan lagi.. Dia me-remote maminya, "Mami, diam!"
Mendadak suara Smirnov hilang. Dia menjerit tapi suaranya nggak terdengar. Vladd cekikikan jail. Karena cekikikan dia nggak liat jalan lalu menabrak kaca salon. Vladd kontan pusing. Seisi salon terbahak Vladd menyeringai malu. Dia langsung sadar kalo udah kualat sama maminya. Buru-buru Vladd minta maaf lalu me-remote Smirnov jadi normal kembali.
Smirnov girang mendapatkan suaranya kembali. Dia berjanji akan mentraktir karyawan salon makan mie ayam enak di seberang salon. Begitu mendengar janji itu, serentak seluruh karyawan salon berhamburan keluar. Semangat banget karena ada yang mau menraktir. Smirnov ditinggalkan dalam keadaan tanggung.
Siang ini Smirnov memimpin rapat di ruang pertemuan sebuah pabrik panci. Smirnov bicara dengan penuh semangat. Sementara ibu-ibu pendengarnya duduk terkantuk-kantuk. Vladd yang duduk di pojok belakang malah sudah tertidur pulas.
Acara rehat kopi tiba. Para ibu mendadak segar kembali. Mereka bergerak menuju tempat hidangan disajikan. Meja hidangan itu letaknya dekat dengan tempat Vladd tertidur. Seorang ibu yang lewat mencolek pipi Vladd, gemes.
"Anak Bu Mirna cakep, ya""
Ibu-ibu yang lain jadi ikutan gemes. Bahkan ada yang memegang rambut Vladd yang berdiri. Akhirnya gerombolan ibu-ibu iseng itu mengerumuni Vladd. Mereka heboh menarik rambut, mencolek pipi, mencubit, bahkan menjitak kepala Vladd. Dalam kerumunan ibu-ibu itu dengan susah payah Vladd memijit tombol remote-nya. Nggak lama kemudian Vladd melenting tinggi lalu jatuh
tepat di pangkuan seorang ibu yang sedang menikmati kopi panas. Kopi tumpah ke wajah Vladd. Vladd menjerit kencang. Si ibu menjerit, kaget.
Sepulangnya dari acara rapat, di dalam mobil Vladd tampak kuyu dan manyun. Sementara Smirnov masih ceria aja.
"Mi, kita pulang, ya" Vladd capek..," ujar Vladd lesu.
Smirnov tersenyum geli. "Pulang" Siang begini" Kamu nggak malu diketawain anak teka" Mami masih pengen ke mal dulu." Vladd makin tertunduk lesu.
Di depan mal Smirnov turun dari mobil sambil bicara di HP. Vladd mengikuti dengan malas. Seorang pencopet mengamati Smirnov dari kejauhan. Dari penampilannya yang wuahh sepintas saja si pencopet sudah dapat menebak kalo Smirnov adalah ibu muda yang kaya raya. Dia langsung membuntuti Smirnov. Beberapa saat sebelum memasuki mal, pencopet berhasil merampas HP dan tas Smirnov. Smirnov menjerit kaget. Vladd ikutan kaget.
Sementara itu si capet sudah berlari cepat sekali. Menubruk orang-orang. Nggak ada yang berani menghentikannya. Vladd spontan berlari sambil mengeluarkan remote-nya. Diarahkannya remote tersebut ke pencopet yang sedang berlari. "Mental!" teriak Vladd.
Karen a pencopet berlari kencang, remote Vladd malah kena ke orang lain. Orang itu kontan mental sambil menjerit kencang. Vladd terus mengejar si pencopet. Dia kembali membidikkan remote-nya. "Nyungsep!" Ups! Meleset lagi. Kali ini kena anak pedagang asongan yang tiba-tiba nyungsep. Sekah lagi Vladd mengarahkan remote-nya sambil berteriak, "Slow motion!"
Sukses! Si pencopet mendadak berlari dengan gerakan slow motion. Pelan banget. Vladd girang. Dengan mudah dia mengejar pencopet itu. Lalu merebut kembali HP dan tas maminya. Si pencopet berusaha memukul Vladd. Tapi gerakannya lambat sekali, hingga Vladd dengan mudahnya menghindar dan balas menendang tulang kering si pencopet. Pencopet itu menjerit kesal. Beberapa saat kemudian dia diamankan oleh satpam mal.
Smirnov bangga melihat keberanian Vladd menghadapi pencopet. Dia memeluk dan ngesun Vladd bertubi-tubi. "Kamu hebat sekali, Vladd. Pantes aja si Perry sampe babak belur kamu kerjain!"
Vladd bengong. Jelas aja dia nggak nyambung. Gimana kisahnya si Perry bisa dia bikin babak belur" Ngeliat bodihya aja Vladd suka minder. Tapi, biarin aja deh. Saat ini Vladd nggak peduli. Dia sedang bangga-bangganya dikagumi Smirnov.
Peristiwa kecopetan nggak membuat Smirnov jera untuk shopping. Dia malah tambah semangat belanja karena merasa terlindungi oleh Vladd.
Sekarang mereka memasuki lorong-lorong swalayan di dalam mal. Vladd mendorong kereta sarat barang belanjaan. Semen tara Smirnov lincah memasukkan berbagai barang ke dalam kereta sambil bertelepon ria.
Vladd manyun berat. "Mi, kalo belanja bulanan ajak Maryati, jangan Vladd!"
"Siapa yang belanja bulanan"" Smirnov tersenyum geli. "Itu memang urusan Maryati. Dan lagi belanja bulanan kan cukup angkat telepon aja. Oya, keretanya udah penuh ya, Sayang" Kamu parkirin dekat kasir deh. Trus ambil kereta satu lagi. Masih banyak yang belum Mami ambil nih!"
Vladd makin manyun. Dia mendorong kereta setengah berlari, lalu berhenti di depan kasir dengan posisi melintang. Saat mengambil kereta baru dia memperhatikan seorang anak kecil berusaha meraih sekantong permen di rak bagian atas. Vladd me-remote ke arah rak permen. "Jatuh," kata Vladd. Saat itu seorang pengunjung yang lewat menyenggol tangannya. Sekejap semua permen di rak berjatuhan menimpa si anak kecil. Anak kecil itu tertimbun permen. Ibunya datang memarahinya.
"Ups!" Vladd menutup mulutnya dengan telapak tangan. Buru-buru dia mendorong kereta belanja. Bergegas mencari Smirnov.
Acara belanja berlangsung hingga malam. Smirnov nggak peduli Vladd ngomel-ngomel terus. Buat Smirnov yang penting shopping, shopping, dan shopping! Dia begitu ceria keluar-masuk toko di dalam mal. Semen tara Vladd tampak kerepotan memegang beberapa tas belanjaan Smirnov. Vladd lama-lama nggak tahan juga. Dia mencampakkan tas belanjaan Smirnov ke lantai.
"Kayaknya Vladd mau pingsan, Mi!" cetus Vladd dengan lidah terjulur kayak anjing kehausan.
"Ya udah, kita cari minum dulu yuk!" bujuk Smirnov sambil menyeret Vladd memasuki kedai kopi di mal tersebut.
Saat minum-minum, Smirnov membaca-baca sebuah majalah wanita. Sementara itu Vladd makan kue kecil sambil memperhatikan orang yang lalu-lalang. Matanya berhenti pada seorang laki-laki kurus berpakaian lusuh di luar kedai kopi.
"Mi, Vladd pengen kasih bapak itu kue sama uang. Tapi Vladd lagi nggak bawa uang. Pake uang Mami, ya"" ujar Vladd.
"Iya, Sayang. Kamu ambil sendiri deh di dompet Mami," sahut Smirnov sambil terus membaca majalah.
Vladd bergegas membungkus kue dan mengambil uang dari dompet Smirnov, lalu menyerahkannya pada bapak kurus di luar kedai kopi. Ketika kembali, Smirnov bilang kalo Sapi'i datang ke rumah. Maryati baru saja telepon Smirnov. Vladd girang karena ada alasan untuk memaksa maminya segera pulang.
Smirnov menyuruh Vladd untuk duluan ke mobil. Smirnov masih ingin ke toilet. Nggak usah disuruh dua kali Vladd langsung melesat pergi. Smirnov membuka dompetnya. Memeriksa uang dolarnya yang akan dia setor untuk arisan di rumah Bu Kusno. Mendadak Smirnov melotot kaget. Uang dolarnya lenyap. Dia berteriak panik memanggil nama Vladd.
Smirnov masuk mobil sambil ngomel-ngomel pada Vladd yang duduk tersenyum. "Kamu terlalu, Vladd! Dolar Mami kamu kasih ke orang begitu saja. Itu seribu dolar, nggak sedikit! Setoran arisan Mami jadi kurang! Kamu memang keterlaluan!"
Vladd tetap duduk sambil tersenyum. Nggak bereaksi. Bikin Smirnov makin sewot. Dia mencoba memukul lengan Vladd. Tapi tepukan itu menembus tubuh Vladd. Smirnov menjerit histeris.
Saat itu Sapi'i sedang diinterogasi oleh Maryati dan Lukijo di teras. Biasa deh, ditanyain keperluannya apa. Kenapa malam-malam datang berkunjung. Dan sebagainya dan sebagainya.
Lukijo dengan gaya satpamnya menyodorkan buku tamu untuk diisi. Sapi'i mengisi buku tamu. Lukijo dan Maryati diskusi di pojok teras. Nggak lama Vladd datang naik taksi. Vladd langsung mengajak Sapi'i masuk. Maryati dan Lukijo bengong.
"Kok Mas Vladd sendiri" Nyonya Mirna ke mana"" tanya Maryati.
"Saya juga heran, Mar!" sahut Lukijo sambil garuk-garuk kepala. "Apa Mas Vladd disuruh Nyonya pulang duluan""
Sebetulnya saat itu Smirnov sedang sesenggukan di kantor polisi. Di sebelahnya, Johan sang sopir, juga keliatan panik.
"Vladd anaknya baik, Pak Betah di rumah. Nggak suka kelayapan. Cuma kemaren dia khilaf meninju mata temannya sampe biru. Tapi cuma itu saja, Pak Sebelum-sebelumnya, memukul nyamuk pun dia nggak tega!"
"Maaf, Bu, ciri-ciri anak Ibu" Apa Ibu punya fotonya"" tanya polisi yang menerima pengaduan Smirnov.
Smirnov mengaduk-aduk tas tangannya, mengeluarkan selembar foto. Lalu menyerahkannya pada polisi. Polisi itu menatap foto di tangannya dan wajah Smirnov dengan dahi berkerut. "Bu, ini..."
Smirnov manggut-manggut sambil tersenyum bangga. "Iya, Pak Polisi. Kulitnya, senyum manisnya. Semuanya mirip saya!" .
Pak Polisi itu kembali menatap foto di tangannya sambil mengernyit. Foto berukuran jumbo close up itu ternyata foto Smirnov sendiri yang sedang tersenyum lebar.
Sementara itu di kamarnya Vladd sedang menceritakan pengalamannya mengawal Smirnov pada Sapi'i. "Ternyata remote ini sakti. Bukan cuma bisa ngalahin penjahat. Tapi bisa bikin hologram juga!" tukas Vladd sambil menimang remote-nya.
"Jadi Mami kamu mikir kamu masih ada di mobil," kata Sapi'i dengan kagumnya.
"Iya, I'. Padahal itu kan hologram!" jawab Vladd.
Mereka berdua ketawa. 4. Ulang Tahun Vladd PAGI itu sebelum sibuk sama urusannya di luar, Mami Smirnov dan Papi Eraisuli ribut berdebat soal anaknya yang bentar lagi mo ultah. Tapi karena masalahnya cukup confidential, suami-istri itu ngomongnya berbisik-bisik.
"Papi sih kelewat sibuk, jadi hal penting kayak gini sampe kelupaan," gerutu Mami.
"Lho, Mami yang sering di rumah kok ikut-ikutan lupa" Harusnya kan ini tugas Mami," elak Papi.
"Siapa bilang Mami sering di rumah""
Belum lagi Pak Eraisuli ngejawab, tiba-tiba Vladd turun dari kamarnya di lantai atas sambil menyandang subnotebook-nya. Vladd udah siap mo sekolah.
Dua-duanya langsung tutup mulut. Cuma Pak Eraisuli sempet bisik-bisik lagi ke istrinya, "Sudah, nggak usah panik, kita masih punya waktu satu hari."
Smirnov mengangguk. Lalu seperti nggak ada apa-apa, dia menegur anaknya. "Hai, Gorgeous, besok kamu jangan ke mana-mana, ya""
Vladd, cuek duduk di meja makan, sambil nyomot sandwich isi daging iris. "Lho, emangny selama ini Vladd suka ke mana aja, Mam" Perjalanan hidup Vladd kan dari rumah ke sekolah, dari sekolah ke rumah...."
Mami Smirnov tertawa garing. "Alaaaah, kamu kan suka ngabur, Vladd. Maksud Mami besok kan hari istimewamu, kamu ulang tahun. Masa kamu lupa..."" "Nggak, Vladd nggak lupa. Tapi Vladd biasa-biasa aja tuh."
"Eh, nggak boleh biasa-biasa aja atuh! Pesta ini harus dirayakan." Mami Smirnov lalu bangkit, memanggil Maryati. "Maaaar, come here! Bawa undangannya sekalian!"
Maryati datang tergopoh. Tangannya membawa setumpuk undangan. Mami lalu menyerahkan undangan itu ke Vladd.
"Nah, kasih undangan ini ke seluruh teman sekolahmu. Oh ya, di sekolahmu ada berapa murid" Seribu" Dua ribu" Sepuluh ribu" Pokoknya undang semua...."
Vladd bingung melihat tumpukan undangan di tangannya. "Mami apa-apaan sih" Ini mau ngundang ulang tahunan apa ngundang demo, kok banyak bener""
"I ya, Mam, lebih baik undang teman-teman dekatnya saja. Teman sekelas Vladd paling cuma tujuh-delapan orang...," ujar Pak Eraisuli mendukung Vladd.
Belum istrinya menjawab, Maryati yang sok tau itu tiba-tiba buka mulut, "Maap lho, Bik Mar mau kasih saran. Sekolah Vladd itu kan sekolahnya orang kaya.... Kalo semua diundang, kadonya pasti banyak, dan bagus-bagus semua...."
Papi Eraisuli dan Mami Smirnov memandang ke arah Maryati.
Vladd langsung mendengus. "Vladd nggak pengen kado!"
"Kok nggak pengen" Tapi pestanya pengen, kan"" ujar Smirnov.
"Nggak!" Mami Smirnov apal banget sama kekeraskepalaan anaknya. Dia pun akhirnya mengalah. "Ya sudah, kamu bawa secukupnya. Tapi asal tau aja, rumah ini masih sanggup menampung tamu seribu orang." .
Vladd mengambil sekitar sepuluh lembar undangan, lalu ia membalikkan badannya.
Siang itu Zuleha, sang juru masak keluarga Vladd, lagi asyik memasak di dapur yang serbacanggih dan lengkap. Pakaiannya khas, topi koki yang tinggi dan celemek putih. Maryati dengan gaya inspektur upacara, masuk sambil memeriksa menu-menu yang lagi dibuat anak buahnya itu. Gayanya sok ngebos banget.
"Zuleha, tart enam belas tingkatnya sudah disiapkan"" tanya Maryati tiba-tiba.
Zuleha yang nggak tau kemunculan Maryati, jadi tersentak kaget. Lalu menjawab gugup, "S-saya bikin kue-kue kering dulu, baru bikin yang enam belas tingkat itu."
"Lho, harusnya kan tart itu dulu, baru yang lain. Tingkatnya harus sesuai umurnya. Jangan kayak tahun lalu, ulang tahun kelima belas, kamu bikin tart cuma empat belas. Terpaksa ditambah sama gabus biar pas lima belas!" jelas Maryati.
Zuleha nyengit. "Lha, kalau dia ulang tahun kedua lima, bisa-bisa kuenya setinggi rumah dong!"
Playboy Dari Nanking 3 Nurseta Satria Karang Tirta Karya Kho Ping Hoo Dendam Si Anak Haram 7
^