Pencarian

Relections Of Life 1

Relections Of Life Kisah-kisah Kehidupan Yang Meneduhkan Hati Karya Sidik Nugroho Bagian 1


?"p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Passion for Knowledge p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan 1. sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah)
Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, meng edarkan, 2. atau menjual kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaima na dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara pa ling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
" Hak Cipta dilindungi Undang-Undang. Diterbitkan oleh PT Bhuana Ilmu Populer Kelompok Gramedia
Jakarta, 2012 Kutipan Pasal 72: Sanksi Pelanggaran Undang-Undang Hak Cipta (UU No. 19 Tahun 2002)
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Kisah-kisah Kehidupan yang Meneduhkan Hati
Sidik Nugroho Relections of Life 366 366 Relections of Life: Kisah-kisah Kehidupan yang Meneduhkan Hati
Oleh Sidik Nugroho Penyunting: Leo Paramadita G. Desain: Vidya Prawitasari
201262966 ISBN 10: 979-074-893-0 ISBN 13: 979-978-074-893-4
" 2012, PT Bhuana Ilmu Populer Jl. Kerajinan No. 3-7, Jakarta 11140
Diterbitkan pertama kali oleh Penerbit PT. Bhuana Ilmu Populer No. Anggota IKAPI: 246/DKI/04
Hak cipta dilindungi oleh undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak Sebagian atau seluruh isi buku ini Tanpa izin tertulis dari Penerbit
S aya bersyukur karena akhirnya buku ini bisa terbit. Tulisan-
tulisan yang mungkin lebih cocok disebut releksi yang ada dalam buku ini lahir dengan cara yang unik, karena umumnya muncul secara tidak terduga entah dari buku yang saya baca, ilm yang saya tonton, atau berbagai pengamatan atau penghayatan atas suatu peristiwa. Singkatnya, dapat dikatakan bahwa mayoritas tulisan yang ada dalam buku ini lahir justru ketika saya sedang tidak berencana untuk menulis.
Semua tulisan yang ada dalam buku ini hendak mengajak Anda untuk melihat dan merenungkan beragam sisi kehidupan yang dinamis dan bergejolak, sembari mengingat Tuhan yang telah menganugerahkan hidup dan melimpahkan kasihNya kepada kita.
Ada tulisan yang mengajak Anda untuk tetap bertahan di masa sulit sembari berdoa. Ada yang berupaya memetik hikmah dari buku atau ilm. Ada ajakan untuk memetik pelajaran berharga dari seorang tokoh, atau bahkan orang biasa yang saya jumpai dalam keseharian. Ada tulisan yang diangkat dari peristiwa-peristiwa bersejarah, atau cerita yang diangkat dari hal-hal yang sederhana dalam keseharian. Juga, ada tulisan yang dibuat berdasarkan pengalaman pribadi saya. Ya, itulah beragam ide dan inspirasi yang mendasari tulisan-tulisan yang ada dalam buku ini.
Semua tulisan ini saya buat dalam rentang waktu yang panjang 2003 2011. Melalui tulisan-tulisan yang ada dalam buku ini, saya mencoba untuk menggali dan menemukan hikmah dari hal-hal yang saya amati, dengar, baca, dan rasakan. Tentu saja, lahirnya tulisan-tulisan ini juga tak luput peran serta orang lain yang turut memberi ide, masukan, kritik, atau sekadar memberi tepukan di pundak untuk menyatakan dukungan.
Semoga setiap tulisan yang ada dalam buku ini bisa membawa keteduhan bagi jiwa Anda. Secara pribadi, saya menyarankan Anda untuk membaca satu tulisan per hari dalam suasana yang tenang agar mendapat manfaat yang lebih besar, misalnya ketika bangun tidur di pagi hari, sebelum tidur, atau ketika istirahat di sela-sela kesibukan.
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
buku ini dengan momen-momen yang akan kita lewati sepanjang tahun, misalnya: beberapa tulisan yang bernuansa pendidikan saya letakan di bulan Mei, beberapa tulisan yang ber nuansa cinta di bulan Februari, beberapa renungan yang ber nuansa kemerdekaan dan sejarah perjuangan bangsa di bulan Agustus, dan seterusnya.
Pada akhirnya, tidak ada karya yang benar-benar sempurna, demikian pula halnya dengan buku ini. Saya yakin Anda akan merasa bahwa ada beberapa tulisan yang baik dan ada juga beberapa yang kurang baik. Saya sendiri pernah merasa bahwa ada beberapa tulisan saya yang tidak begitu baik, tetapi bagi seorang pembaca dianggap baik. Juga, ada tulisan yang saya rasa kurang baik, tetapi justru dianggap berbobot. Karenanya, kritik, saran, dan masukan Anda saya nantikan melalui E-mail:
sidiknugroho@yahoo.com Malang, Desember 2011 Sidik Nugroho
T erima kasih yang sebesar-besarnya saya haturkan kepada be-
berapa pihak: Pertama, untuk Bapak, bapak saya. Bapak adalah orang yang pertama kali meyakinkan saya bahwa saya memiliki bakat untuk menulis. Dulu, saya sempat tidak yakin dengan hal itu, bahkan meng anggap remeh. Namun, waktu terus berjalan, dan sejauh ini beliau memang benar.
Kedua, untuk untuk Ibu, ibu saya, ibu yang suka bercerita. Tidak sedikit tulisan yang ada dalam buku ini yang saya ambil dari kisah-kisahnya. Ibu juga tak pernah berhenti mendoakan saya dan kami sekeluarga. Terima kasih banyak untuk kasih sayang yang tak pernah kering dan menuntut balas.
Juga, kepada Arie Saptaji, rekan penulis yang sejak bertahuntahun lalu saya jadikan guru dan panutan. Melalui tulisan-tulisannya, saya belajar bagaimana menulis dengan baik.
Kepada dua renungan harian, Renungan Blessing dan Renungan Malam, yang telah bersedia memuat sebagian tulisan yang ada dalam buku ini dalam rentang waktu 2003 hingga 2010, saya juga menghaturkan terima kasih.
Dan, terima kasih juga saya haturkan kepada Penerbit Bhuana Ilmu Populer (BIP) yang bersedia menerbitkan buku ini, terutama kepada Noni Mira Timotius, yang sejak awal menyarankan kepada saya untuk menata kembali buku ini agar bisa dinikmati pembaca secara lebih luas. Terima kasih juga saya haturkan kepada Leo Paramadita dan Vidya Prawitasari, editor dan desainer yang juga merangkap teman diskusi dalam menggarap buku ini. Ide dan masukan Mas Leo dan Mbak Vidya sangat berarti bagi saya dan buku ini.
Terakhir, saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada para tokoh yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu di sini para tokoh yang hidup dan karyanya telah mengilhami saya untuk menulis buku ini. Mereka adalah penulis, sutradara, guru, atlet, musisi, dan lain-lain. Juga, mereka yang ada di sekitar kehidupan saya: penjual kopi di warung kopi langganan saya, murid-murid di mereka adalah manusia biasa, yang melaluinya Tuhan berkarya dan mengukir kisah yang akan dikenang sepanjang masa.
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Untuk: Santoso Wahono Basuki, pria berhikmat,
penuh dedikasi, tetapi juga lucu. Indah Lesmonowati, wanita pendoa dan guru yang tekun. Sigit Sarsanto dan Teguh Adi Prasetyo, dua saudara yang telah menjadi ayah yang baik bagi keluarganya.
Dum vita est, spes est. ~ Cicero ~
J a n u a r i Segenap Sukacita Surga 1 Januari 2009. Inilah hari yang membahagiakan bagi kami
sekeluarga, terutama bagi abang saya, istrinya, dan anak pertamanya. Seorang bayi perempuan telah lahir. Namanya Gracia Arinda Sarsanto. Saya pun memberi kabar gembira ini kepada beberapa teman. Salah satu teman saya membalas kabar tersebut melalui sms: ... Seluruh dunia turut merayakannya.
Ketika memandangi bayi-bayi mungil yang ada di ruang khusus bayi, terutama keponakan saya, saya teringat kepada Mahatma Gandhi yang pernah menyatakan kurang lebih demikian: Saya datang ke dunia dengan menangis dan semua orang tertawa; biarlah saya pergi dari dunia dengan tertawa dan orang lain menangis.
Semua orang suka bayi. Semua orang berlaku hati-hati, ramah, dan sangat sabar kepada bayi. Namun, pernahkah kita, dalam sebuah jalan yang ramai ada supir, tukang becak, karyawan, pejabat, dan lain-lain berpikir, dan merenung, bahwa mereka kita pernah menjadi bayi"
Tak ayal, ketika dewasa, beban hidup dan penderitaan datang silih berganti. Masa-masa ketika kita menjadi anak-anak berlalu. Kenangan demi kenangan sirna. Di masa-masa inilah daya hidup kita diuji.
Daya hidup itu, jika besar, akan membuat kita menjadi pejuang yang tangguh dalam kehidupan. Kita bisa tersenyum dan tetap tegar ketika badai datang, bahkan tertawa ketika meninggalkan dunia, seperti yang dinyatakan Gandhi: Ketika tangis kita waktu lahir disambut segenap tawa, maka tawa kita ketika pergi kelak disambut segenap sukacita surga!
*** Bagi orang yang bergelimang dosa, kematian adalah ancaman. Bagi orang-orang yang hidup tulus, kematian dapat menjadi anugerah terindah.
J a n u a r i Kebakaran di Rumah Tetangga
1 Juli 2010. Inilah hari yang tak akan terlupakan dalam hidup
saya. Saya bersama keluarga dan abang saya sedang berada di rumah adik saya di Sekadau, sebuah kota kecil di pedalaman Kalimantan Barat. Ketika itu kami tengah berlibur. Namun, ketika sedang membimbing keponakan saya menyusun puzzle dinosaurus di komputer, tiba-tiba abang saya berteriak, Kebakaran! Kebakaran!
Sontak, kami bergegas ke luar rumah. Setibanya di luar, kami melihat rumah tetangga yang bertingkat dua sudah separuh terbakar api. Rumah itu sangat dekat dengan bagian belakang rumah adik saya, hanya sekitar satu meter jaraknya. Ketika itu, cuaca sangat panas sehingga memudahkan api untuk terus berkobar. Alhasil, memadamkannya bukanlah perkara yang mudah.
Sembari menunggu kedatangan petugas pemadam kebakaran, kami mencoba untuk mengeluarkan barang-barang yang ada di rumah. Entah mengapa, barang-barang tersebut yang sesungguhnya sangat berat terasa ringan.
Kecemasan yang besar membuat saya tidak bisa menahan diri untuk tidak menangis. Tanpa dikomando, saya dan adik saya sama-sama mengangkat kedua tangan di depan rumah dan berseru: Tuhan, jagalah rumah kami!
Saya tidak pernah lupa rumah tetangga adik saya yang kini tinggal seperempat bagian. Dan, saya tidak pernah lupa bagaimana kami semua mengangkat barang dengan sigap. Juga, saya tidak pernah lupa dengan adik saya yang cepat sekali berpikir untuk mencabut tabung gas yang ada di belakang rumahnya.
Kini, saya selalu merenungkan hal ini: Ketika dekat dengan bahaya yang mengancam hidup, kita akan menyadari bahwa hidup ini sangat berharga.
*** Hati yang penuh syukur tidak hanya menjadi kebajikan yang terbesar,
J a n u a r i Kembali pada Pria Itu P ria itu sedang menghadap para petugas penjara. Mereka me-
nanyakan apakah hukuman yang diterimanya telah membuatnya sadar akan kejahatannya. Ia tidak segera menjawab ya atau tidak . Ia malah berkata kurang lebih demikian: Du lu aku hanyalah seorang anak muda yang tak punya banyak pertimbangan dan melakukan sebuah kesalahan besar. Andai aku bisa bertemu dengan orang muda itu dan membujuknya agar tidak melakukannya. Namun, aku tak bisa....
Jawaban itu membuahkan stempel bertuliskan approved . Ya, pembebasan bersyaratnya disetujui!
Pria itu bernama Ellis Red Redding. Tokoh yang diperankan oleh Morgan Freeman dalam ilm The Shawshank Redemption itu menyadarkan saya akan pentingnya menjadi bijaksana.
Red telah mendekam selama puluhan tahun di penjara. Penjara selaku institusi yang menghadirkan suasana statis mampu menghasilkan perenungan sebagaimana yang terungkap di atas.
Sekalipun tidak terpenjara seperti Red, pernahkah Anda berandai-andai untuk kembali menjadi muda" Pernahkah Anda mengingat sebuah kesalahan yang teramat konyol dan terlampau memalukan, dan berharap bahwa itu tidak pernah terjadi"
Jika pernah, sadarilah anugerah Tuhan. Anugerah itu memampukan kita untuk menyadari bahwa kesalahan yang kita lakukan di masa lalu tidak harus membuat hidup kita menjadi berantakan di masa kini. Dalam anugerahNya, Ia memberi pengampunan kepada kita. Anugerah itu membebaskan. Anugerah Tuhan membuat kita percaya diri.
*** Tidak ada perbuatan yang begitu baik yang membuat Tuhan lebih mengasihi kita; tidak ada kesalahan yang begitu parah yang membuat Ia menutup pintu bagi kita.
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
J a n u a r i Harga yang Harus Dibayar D ahulu kala, berlaku hukum yang keras dan tanpa kompromi
atas kejahatan di suatu daerah. Suatu ketika, seorang pria muda kedapatan membunuh seseorang. Keputusan hakim menyatakan bahwa ia harus dihukum gantung.
Menurut kebiasaan yang berlaku di daerah itu, hukuman akan dilaksanakan setelah lonceng yang berukuran sangat besar dibunyikan. Bunyi lonceng itu akan terdengar di seluruh daerah itu. Dan, orang-orang yang mendengarnya akan mengetahui bahwa ada seseorang yang akan dihukum.
Dan, tibalah momen pelaksanaan hukuman itu. Pria muda itu berjalan menuju tiang gantungan. Lonceng telah siap untuk dibunyikan. Namun, ketika petugas menarik tali untuk membunyikan lonceng, lonceng itu tidak berbunyi! Mereka mencobanya beberapa kali dengan lebih keras, tetapi bunyi lonceng itu sangat pelan, tidak seperti biasanya. Tentu saja, hal ini membuat semua orang heran.
Setelah diperiksa, ditemukan seorang pria tua yang mendekap bandul lonceng itu dengan sekuat tenaga. Telinganya mencucurkan darah dan tubuhnya tidak bernyawa lagi karena menahan getaran yang sangat kuat dari lonceng itu. Pria tua itu adalah ayah dari pria muda yang akan menjalankan hukuman!
Kisah ini mengilustrasikan besarnya kasih Tuhan. Kasih yang tanpa syarat, kasih seorang ayah terhadap anaknya yang mau menerima apa pun kondisi dan keberadaan kita. Ketika mengenang kasih ayah, ibu, atau orang-orang yang bersedia menggantikan penderitaan kita, kita memperoleh gambaran ten tang bagaimana Tuhan mengasihi kita dan peduli atas apa yang terjadi dalam hidup kita.
*** Ketika Anda meninggal, Tuhan tidak bertanya berapa banyak perbuatan baik yang telah Anda lakukan, tetapi berapa banyak kasih yang Anda taruh dalam setiap perbuatan itu. Bunda Teresa
J a n u a r i Tempat yang Tersembunyi K erap kali kita berbuat baik dengan harapan orang-orang
yang ada di sekitar kita mengetahuinya, sehingga dengan demikian kita akan dipuji. Namun, suatu ketika, seorang bijak berpesan bahwa ada tiga hal yang sebaiknya dilakukan di tempat yang tersembunyi : memberi sedekah, berdoa, dan berpuasa. Mari kita merenungi salah satunya: berdoa.
Tentu saja, ada alasan mengapa kita diminta untuk ber doa secara rahasia . Ini dimaksudkan agar kehidupan doa kita berbeda dengan orang-orang munaik yang suka berdoa di tempattempat ramai agar dilihat orang.
Memang, ada momen ketika kita berdoa secara ber jemaah bersama-sama dengan saudara seiman. Namun, yang menjadi per tanyaannya adalah: apakah kita hanya akan berdoa jika ada acara doa bersama" Apakah kita beribadah hanya untuk menyukakan manusia, misalnya pemimpin agama kita"
Mari kita mengintrospeksi diri kita dan mengambil komitmen baru di dalam kehidupan doa kita bahwa kita tidak berdoa untuk tujuan yang tidak benar.
Yang kedua: integritas. Tempat yang tersembunyi adalah sebuah tempat yang disukai oleh semua orang. Mengapa" Karena di tempat yang tersembunyi orang bisa melakukan apa pun. Jika Tuhan menemukan kita sedang berdoa di tempat yang tersembunyi, Ia akan menyukainya dan mendengarkan apa pun yang kita minta.
Tempat yang tersembunyi adalah tempat yang dinantikan Tuhan untuk bertemu dengan kita. Mari datangi Dia dengan ketulusan dan iman di sana.
*** Doa yang kita panjatkan dan anugerah Tuhan ibarat dua ember di dalam sumur: ketika yang satu naik, yang lain turun. Gerald Manley Hopkins
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
J a n u a r i Dua Jiwa yang Berbeda R oger Ebert, kritikus ilm ternama, pernah menyatakan
bahwa Hannibal Lecter adalah tokoh yang ditakuti, tetapi juga disayangi. Hannibal Lecter adalah tokoh utama dalam ilm Silence of the Lambs, Hannibal, Red Dragon, dan Hannibal Rising. Komentar Roger Ebert tak berlebihan. Hannibal Lecter memang sangat menakutkan karena otak manusia pun dimakannya, tetapi ia juga disayangi karena ia amat lamboyan dan romantis.
Hannibal Lecter menjadi sedemikian keji karena ketika kecil ia pernah menyaksikan beberapa tentara yang kelaparan memakan adiknya, Mischa. Para tentara tersebut melakukan hal itu karena mereka sudah tidak memiliki makanan. Kebengisan inilah yang menular pada diri Hannibal Lecter, sehingga membuatnya menyimpan dendam.
Dalam Hannibal Rising dikisahkan bahwa ulah para tentara yang rakus nan bengis pada Mischa kerap hadir dalam mimpimimpi Hannibal. Dipadu dengan kebencian, mimpi-mimpi itu berujung pada pembalasan dendam yang tak kalah keji pada tentara-tentara itu.
Dendam itu manusiawi. Bahkan, kita mungkin turut bersorak-sorai ketika tokoh protagonis di ilm berhasil membalas dendam. Namun, sadarkah kita bahwa menyimpan dendam akan membuat kita tak waras seperti Hannibal yang dapat menjadi sosok yang romantis dan kanibal pada saat yang bersamaan"
Apa pun kesalahan orang lain di masa lalu, ampunilah. Pembalasan adalah hak Tuhan. Jika kita tidak mau mengampuni, maka sekalipun tidak sekeji Hannibal kita akan menjadi pribadi yang memiliki dua jiwa yang berbeda.
*** Masa depan yang cerah didasarkan pada masa lalu yang telah dilupakan. Anda tidak dapat melangkah dengan baik dalam kehidupan jika belum melupakan kegagalan dan rasa sakit hati. Anonim
J a n u a r i Tak Selalu Menjadi Nomor Satu
B aru-baru ini, saya membaca sebuah buku yang memikat, yang
mengajarkan tentang makna hidup. Judulnya Selasa Bersama Morrie. Mitch Albom, pengarang kisah nyata ini, mengisahkan pertemuannya di beberapa hari Selasa dengan Morrie Scwartz, mantan dosennya selama kuliah sebelum ia meninggal akibat Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS). Salah satu kisah yang mengesankan adalah ketika ia menyatakan bahwa tak ada salahnya jika kita menjadi nomor dua.
Kita kerap menyatakan diri kita sebagai seorang yang lebih dari pemenang. Kita biasa berpikir jika kita ditakdirkan untuk menjadi nomor satu. Kita seolah-olah mengharamkan kekalahan. Kita dimotivasi untuk menjadi yang terbaik, terpintar, teratas, tertinggi, dan sederet kata berawalan ter- lainnya yang hebat. Namun, ketahuilah bahwa anggapan ini tak sepenuhnya benar. Ketika kita tak mencapai semua itu, bagaimana sikap hati kita"
Dalam hidup ini tak jarang kita kalah bertanding. Dunia ini kejam dan kerap tak adil. Namun, itu tak semestinya membuat kita mengecilkan pengabdian kita. Itulah sebabnya, mengapa Morrie berkata: Abdikan dirimu untuk mencintai sesama, abdikan dirimu untuk masyarakat sekitar, dan abdikan dirimu untuk menciptakan sesuatu yang mempunyai makna dan tujuan bagimu.
Ketika kita terus memberikan yang terbaik, tetapi dunia tak menjadikan kita sebagai nomor satu, tak apa-apa. Karena di dunia kita memang diciptakan untuk tidak selalu menjadi nomor satu.
*** Ketika hasrat akan cinta melebihi kecintaan akan kekuasaan, dunia menemukan kedamaian.
Jimi Hendrix J a n u a r i Belajar untuk Tenang S aat ini, ada begitu banyak persoalan yang harus kita hadapi.
Amukan alam, kelalaian pemeliharaan alat-alat trans portasi, hingga berbagai bencana yang tak terduga yang se dang melanda negeri ini. Belum lagi teror yang membunuh manusia. Atau, seorang ibu yang tega membunuh anaknya sen diri! Rasanya negeri ini tak luput dirundung malang dan berita-berita mengerikan. Karenanya, tidaklah mengherankan bila bagi beberapa orang, koran dan televisi dapat menjadi biang stres.
Pemimpin besar Amerika, Thomas Jefferson, pernah menyatakan, Tidak ada yang dapat memberikan manfaat yang sangat besar kepada seseorang selain tetap tenang dalam menghadapi beragam kondisi yang ada. Hal ini benar adanya. Umumnya, respon yang gegabah membuat segalanya berantakan.
Jika kita tenang, kita akan memperoleh kekuatan. Ini serupa dengan pepatah yang mengatakan, Silent is gold . Ya, diam itu emas. Namun, yang menjadi pertanyaannya adalah: apakah yang seharusnya kita lakukan ketika tenang dan berdiam dalam menghadapi badai kehidupan" Apakah tenang berarti ongkangongkang kaki di warung kopi sembari menonton televisi"
Bukan. Ketenangan tidak melulu berarti keadaan tanpa kegiatan, pasrah dan berdiam diri. Tenang berarti tidak mudah terpancing suasana. Manfaat ketenangan yang terbesar adalah kekhidmatan yang lebih dalam ketika kita berdoa dan menghadap Tuhan. Dengan berdoa, kita membiarkan Tuhan untuk membe rikan hikmatNya, mengubah benak kita yang gundah gulana dengan pikiran yang jernih dan hati yang ikhlas.
Masalah akan selalu ada. Di mana ada masalah, di situ ada solusi yang disediakanNya bagi kita. Hampirilah Dia dalam doa.
*** Dalam situasi yang menyesakkan, harapan adalah suatu kekuatan. G.K. Chesterton
J a n u a r i Hidup untuk Berbagi S eseorang pernah menyatakan: Tujuan hidup bukan (hanya)
untuk menang. Tujuan hidup adalah untuk bertumbuh dan berbagi. Ketika melihat kembali semua yang telah Anda lakukan dalam hidup, Anda akan mendapati bahwa kepuasan dari kesenangan yang Anda bawa (atau bagikan) pada hidup orang lain lebih besar daripada kepuasan yang Anda rasakan ketika Anda menguasai mereka.
Sesungguhnya, ketika seorang pemimpin berhasil mencetak seo rang pemimpin baru atau ketika seorang guru berhasil membawa terutama menyaksikan murid-muridnya meraih impian, ketika itulah mereka mewariskan sesuatu yang sangat berharga: sebuah investasi berjangka panjang dan bernilai tinggi.
Satu-satunya hal yang kerap membuat seseorang tidak mau berbagi dengan orang lain adalah karena ia menemukan beragam perbedaan. Terkadang, kita enggan berbagi karena merasa bahwa orang lain tidak memahami kita. Namun, sadarkah kita bahwa sesungguhnya perbedaan itu memiliki kontribusi yang penting dalam hidup keseharian kita"
Kita perlu menyadari bahwa kita tidak dipanggil untuk hidup sendiri. Renungkanlah hal ini ketika Anda enggan berbagi de ngan orang lain ketika Anda telah mencapai apa yang menjadi visi atau tujuan hidup kita. Sekurang-kurangnya, tepukan pada pundak atau kata-kata yang menguatkan dari seseorang telah membantu kita untuk menjadi diri kita yang saat ini.
*** Dunia menjadi tempat yang indah ketika kita bisa menerima orang lain apa adanya.
Osho J a n u a r i Kejahatan: Diikuti, Dibiarkan, atau Ditumpas"
M enjadi polisi berarti percaya pada hukum... menghormati
persamaan manusia... dan menghargai setiap individu. Setiap hari kau bertugas. Kau membutuhkan integritas dan keberanian, (juga) kejujuran, kasih sayang, sopan santun, ketekunan, dan kesabaran. Sekarang, kalian siap bergabung, berperang dengan kejahatan, demikian retorika itu berkumandang dengan agung dalam ilm Serpico yang dibintangi Al Pacino diangkat dari kisah nyata.
Serpico adalah polisi yang idealis, suka memberantas kejahatan. Bahkan, ia diangkat menjadi detektif. Namun, ketika menjadi detektif ia justru menyadari bahwa kejahatan sudah mengakar dan mustahil diberantas. Polisi kongkalikong dengan penjahat. Mereka disuap agar kejahatan dibiarkan hingga kian merajalela.
Sebuah adegan yang menempelak rasa keadilan dalam ilm itu muncul ketika Serpico berhasil menangkap gembong maia bernama Rudy Corsaro. Setelah ditangkap, Rudy Corsaro malah santai, bahkan bercengkerama dengan leluasa bersama beberapa polisi yang ada di kantor polisi. Awalnya, Serpico hanya bersiul melihat pemandangan tersebut. Namun, tak lama kemudian, ia menjatuhkan Rudy Corsaro ke lantai, memelorotkan celananya, merobek bajunya, dan melemparkannya ke sel kecil yang ada di kantor itu.
Kejahatan selalu ada di sekitar kita, bahkan sengaja dipelihara, sehingga membuatnya mustahil untuk diberantas. Alhasil, ketika hendak membasminya, kita merasa terlalu kecil untuk menegakkan kebaikan.
Yang menjadi pertanyannya sekarang adalah: sekalipun kita tidak bisa menumpasnya, bagaimana sikap kita terhadap kejahatan itu sendiri, mengikuti atau membiarkan"
*** Menegakkan kebenaran dan kejujuran adalah hal yang mustahil, tetapi terperangkap dalam kejahatan dan dusta adalah hal yang mudah.
J a n u a r i Warta yang Tertinggal P ada 1999, saya menjadi pengurus warta sebuah gereja kecil di
Malang. Warta itu digarap dengan komputer sederhana yang saya miliki, lalu di-print di sebuah rental komputer.
Suatu hari di bulan Desember, tepatnya malam Minggu, disket yang saya pakai untuk menyimpan ile warta tersebut tidak bisa dibuka di rental komputer. Saat itu hujan deras, dan, mau ti dak mau, warta tersebut harus selesai malam itu juga karena esoknya harus dibagikan kepada jemaat. Alhasil, saya memutuskan untuk membeli disket baru, lalu kembali ke rumah untuk mengkopi ulang ile, dan kembali menyambangi rental komputer. Untunglah berhasil.
Namun, persoalan lain datang! Ketika itu, motor yang saya gunakan adalah CB-100 tahun 1978. Jika karburatornya kena hujan, motor itu mogok! Dan, itulah yang terjadi.
Esoknya, jemaat yang datang hanya 6 orang, termasuk saya. Setelah ibadah, 3 warta tertinggal di ruang ibadah. Jadi, hanya dua orang selain saya yang membawa warta yang telah dikerjakan dengan susah payah itu. Itu pun belum tentu dibaca. Saya membatin, mungkin warta yang saya kerjakan selama ini tidak menarik. Saya hampir putus asa. Disket rusak, kehujanan, motor mogok, lalu... warta-warta itu ditinggalkan.
Tahun-tahun berlalu sejak kejadian itu. Kini, saya dapat mengucap syukur kepada Tuhan. Sejauh ini, ada beberapa karya saya yang dimuat di media massa dan memenangkan perlombaan, bahkan ada yang terjual di toko buku. Jika selama ini kita beranggapan bahwa pelayanan yang dipercayakan kepada kita siasia, maka sebaiknya kita belajar setia untuk melakukannya. Tuhan memiliki rencana yang indah untuk mengganjar kesetiaan kita.
*** Kesetiaan menggumuli hal-hal yang sama secara terus-menerus tidak hanya menjadikan seseorang ahli di dalamnya, tetapi pada waktunya akan membuat orang lain terkesima.
J a n u a r i Lu Gila! S uatu ketika, seorang pedagang yang tidak bisa menyebut huruf
R dengan baik datang ke Jakarta. Di sana, ia menjual sepatu bekas. Suatu hari, seorang pembeli datang.
Berapa harga sepatu ini"
Dua puluh lima libu, Pak. Ah, sepuluh ribu saja. Lugilaaah...
Apa katamu" Lugilah!
Pembeli itu marah karena merasa dianggap sebagai orang gila: Lu Gila! ( Lu artinya kamu dalam bahasa prokem Jakarta). Padahal, maksud pedagang itu yang sesungguhnya adalah menyatakan rugilah (bila sepatunya ditawar seharga itu).
Cerita ini memang hanya guyon belaka. Saya sendiri tidak tahu bagaimana akhir ceritanya. Bahkan, saya lupa dari siapa saya mendengarnya.
Umumnya, kita menyebut kejadian itu sebagai salah paham. Bukankah kita juga pernah salah paham dengan sahabat, pasangan, atau keluarga kita" Apakah saat ini kita sungguh-sungguh memahami seseorang" Apakah orang lain sungguh-sung guh memahami apa yang sesungguhnya kita maksudkan" Seperti apa dan bagaimanakah hubungan kita dengan orang lain, baik yang memahami kita maupun yang tidak"
Jika Anda mengalami hal ini, jangan terburu-buru untuk menjelaskan semuanya. Mengapa" Karena terkadang penyelesaian yang terburu-buru justru berujung pada konlik. Cobalah untuk tenang dan meluruskan segala kesalahpahaman yang ada melalui doa. Dan, tunggu waktu yang tepat untuk melakukannya, sehingga kedua pihak dapat berpikir jernih atas kesalahpahaman yang terjadi. Mungkin, itu membutuhkan waktu yang agak lama. Namun, bersabarlah. Dengan cara demikian, hidup kita akan lega
J a n u a r i benar. *** Waktu adalah penguji yang terbaik juga untuk setiap kesalahpahaman yang kita alami dengan orang lain.
J a n u a r i Tak Perlu Berdoa D alam khotbahnya beberapa tahun silam di gereja JKI Injil
Kerajaan, Semarang, Bill Wilson menyampaikan sebuah hal penting: untuk mengetahui kehendak Tuhan, kita tak perlu berdoa. Benarkah demikian"
Ia lantas mengisahkan tentang Brooklyn, kota yang menjadi tempat pelayanannya. Di tempat ini, pembunuhan, pemerkosaan, peredaran obat bius dan segala kejahatan lainnya yang mengerikan kerap terjadi. Bahkan, pernah ada anak kecil yang mati di tong sampah, juga dalam sebuah termos. Keadaan ini membuat Bill bertindak. Ia tak tinggal diam. Kini, pelayanannya berhasil dan diakui dunia, bukan hanya Amerika.
Bangsa Indonesia sedang dilanda banyak persoalan. Tak ayal, hal itu memengaruhi segenap pribadi yang ada di dalamnya. Umumnya, kita berpikir dengan cara yang terlalu rohani untuk mengetahui apa yang menjadi kehendak Tuhan: berpuasa, berdoa, atau menyepi di sebuah gua yang sunyi mencari wangsit. Permasalahan dan beragam konlik sedang terjadi di sekitar kita, masihkah kita terus-menerus berpikir, berdoa, dan merenung: apa yang menjadi kehendak Tuhan dalam hidupku bagi lingkungan sekitarku"
Panggilan ilahi berawal dari apa yang terjadi di sekitar kita. Tanpa perlu melakukan apa yang dilakukan oleh Bill Wilson, yang terjun secara langsung ke kawasan kumuh dan rawan konlik, kita dapat menggenapi kehendak Tuhan. Kita perlu berdoa untuk melaksanakan kehendakNya. Juga, kita perlu berdoa agar dapat menuntaskannya. Namun, untuk mengetahui kehendak Tuhan itu" Bill Wilson benar: kita tak perlu berdoa.
*** Iman... berkaitan dengan melakukan. Siapa dirimu bergantung pada tindakanmu, bukan hanya pada apa yang kau yakini. Mitch Albom, dalam Have a Little Faith
J a n u a r i Tinggi Rendah Pelayanan S uatu ketika saya diminta untuk berkhotbah pada ibadah ka-
um muda di sebuah kota. Saya menginap di pastoran gereja yang saya layani. Menjelang sore, saya pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Jujur, saya merasa kurang nyaman dengan kamar mandi tersebut karena agak kotor. Saya berpikir, bukankah tidak salah kalau saya membersihkan kamar mandi ini" Lalu, saya mengambil sikat dan pembersih kamar mandi yang ada di situ, dan membersihkannya sehingga saya dapat mandi dengan perasaan yang lebih enak.
Kisah yang sederhana ini saya ceritakan kepada seorang kawan, dan ia merasa canggung. Namun, saya menyatakan sesuatu yang hingga saat ini tidak pernah saya lupakan kepadanya, Upah seorang pengkhotbah dan tukang kosek WC sama di hadapan Tuhan jika keduanya melakukan pekerjaannya dengan sepenuh hati.
Selang beberapa waktu setelah kejadian itu, saya menemukan pernyataan Martin Luther yang menarik, Sesungguhnya, pelayan yang menyapu lantai dapur sedang melaksanakan kehendak Tuhan sama seperti biarawan yang sedang berdoa, bukan karena ia menyanyikan lagu rohani selagi menyapu, melainkan karena Tuhan senang akan lantai yang bersih.
Lantai bersih adalah hasil kerja terbaik seorang penyapu lantai, sama seperti sebuah khotbah yang dipersiapkan dengan baik. Marilah kita mengubah pandangan kita yang salah tentang adanya ibadah atau bentuk pengabdian yang lebih tinggi atau rendah . Semuanya sama di hadapan Tuhan jika kita melakukannya dengan sepenuh hati.
*** Tuhan itu adil Ia memberikan kepada setiap orang talenta yang tidak lebih dan tidak kurang.
J a n u a r i Mengenang Teman S emasa kuliah, saya memiliki seorang teman. Ia adalah anak
seorang pamong candi yang hidup pas-pasan. Untuk membiayai kuliahnya, ia membantu ayahnya membersihkan arca dan memotong rumput di pekarangan candi.
Meski demikian, ia memiliki semangat yang luar biasa dalam menuntut ilmu. Ia pernah bercerita kepada saya bahwa suatu kali ia pernah berjalan kaki dari kampus kami di Malang ke rumahnya di kecamatan Singosari yang kurang lebih berjarak 12 km! Hal ini dilakukannya karena ia tidak memiliki uang untuk naik angkutan umum.
Kini, kami sama-sama sudah diwisuda.
Jujur saja, saat ini, saya justru sering merenungkan masamasa kuliah. Teman saya itu termasuk salah satu orang yang membantu saya untuk terus berjuang dalam menyelesaikan studi. Saya hampir putus asa, masa kuliah saya sudah kelewat batas: 13 semester!
Jika kisah sederhana ini dapat menggugah hati Anda untuk kembali berjuang menggapai panggilan dan cita-cita Anda, maka ada baiknya kita belajar darinya agar tidak berhenti berjuang untuk memenuhi dan menunaikan tugas kita dalam kehidupan ini. Inspirasi hidup memang tak selalu datang dari 100 tokoh yang mengubah dunia atau semacamnya. Terkadang, orangorang terdekat kita, yang sehari-hari hidup bersahaja, tekun, dan sederhana, sanggup menginspirasi kita, seperti teman saya itu.
*** Setiap orang memiliki kisah untuk diceritakan; baiklah kita menjalin dan memberikan kisah yang baik untuk diceritakan dan dikenang.
J a n u a r i Anak yang Dewasa S aya pernah hadir di sebuah ibadah di mana pengkhotbahnya
menyatakan bahwa kita adalah anak-anak Tuhan yang selalu disayangiNya. Hal ini tidak salah, tetapi sepanjang khotbah saya mendapat kesan baik dari isi maupun ilustrasi khotbahnya bahwa kita bak anak kecil yang sering berbuat salah, nakal dan lucu dan meskipun demikian Tuhan tetap sayang kepada kita. Menurut saya, pengajaran tentang kasih Tuhan melalui khotbah itu tak tersampaikan secara berimbang.
Salah satu ilustrasi yang saya dengarkan adalah seorang anak yang salah membersihkan mobil ayahnya. Ia menggunakan sikat yang terbuat dari besi ketika menggosok mobil ayahnya. Dan, setelah dibilas... catnya banyak yang terkelupas! Ketika sang ayah melihat anaknya berbuat kesalahan, anaknya ketakutan. Namun, setelah itu... kita semua bisa menebak akhir kisahnya: sang ayah mengampuni kesalahan anaknya, dan kemudian memeluknya.
Ilustrasi itu menggambarkan kasih Tuhan. Tuhan sayang kepada kita. Tuhan mencintai kita tanpa syarat. Itu benar. Namun, Tuhan juga menghendaki kita bertumbuh dan menjadi dewasa.
Kita tidak selalu menjadi anak kecil di dunia ini; begitu pula secara rohani. Tuhan tidak hanya memberikan kasih sayang kepada kita, tetapi juga panggilan, tanggung jawab, dan kedisiplinan yang harus kita pikul dan jalani. Kita tidak boleh terus-menerus salah menggunakan sikat pencuci mobil. Mungkin, sudah tiba waktunya bagi kita untuk menyetir mobil itu dengan baik!
*** Bertumbuhlah, jadilah dewasa, nikmatilah petualangan bersama Tuhan. Janganlah minta disuapi jika kita sudah bisa mencari makan.
J a n u a r i Sense of Accomplishment G uru saya dalam menulis Arie Saptaji memberikan kata-
kata yang termuat dalam judul renungan ini untuk saya ketika saya malas merampungkan skripsi saya. Ayah saya lebih kencang mengompori saya agar skripsi itu dituntaskan, tetapi beliau tidak memberikan ketiga kata ini.
Dalam pemahaman saya, sense of accomplishment berarti naluri untuk menuntaskan suatu pekerjaan. Kebiasaan ini akan men jadi bagian yang tertanam di dalam diri kita jika kita selalu menyelesaikan apa yang sudah kita kerjakan sejak awal.
Skripsi saya akhirnya selesai. Sebelumnya, saya sempat berpikir bahwa kuliah yang tidak selesai bukan sebuah masalah. Bill Gates saja bisa jadi orang terkaya sejagad, meskipun tak lulus kuliah. Namun, apakah kita sama dan perlu menjadi sama dengan Bill Gates" Jika sedang kuliah atau memiliki suatu rencana atau proyek tertentu, kita perlu menyelesaikannya. Kebiasaan menunda-nunda, bahkan tidak menuntaskan sesuatu yang telah dimulai, sebaiknya kita tepis dari kehidupan yang kita jalani.
Kebiasaan menunda membuat kita terbiasa tak tuntas dalam melakukan sesuatu. Alhasil, kita gampang bosan, sulit bertekun. Kita identik dengan kutu loncat, suka berpindah-pindah. Kini, mari memperbaharui komitmen kita terhadap rencana dan tanggung jawab yang telah terbengkalai karena selama ini kita tidak memberinya perhatian penuh atau menundanya.
*** Orang yang tidak pernah tuntas dalam mengerjakan segala sesuatu biasanya tak bisa dipercaya, meskipun mereka tampak seperti orang baik.
J a n u a r i Seperti Hobbit Biasa D alam The Lord of the Rings: The Fellowship of the Rings
dikisahkan bahwa sebelum Frodo memulai petualangannya yang menegangkan untuk membawa cincin menuju Mordor, ia bertemu dengan pamannya, Bilbo. Bilbo menyatakan bahwa Frodo tampak seperti hobbit biasa , tetapi di dalam dirinya terdapat kekuatan yang tidak biasa. (Dalam ilm ini hobbit digambarkan sebagai makhluk kecil dengan tinggi badan setengah manusia normal. Mereka romantis dan lucu: suka makan, berkebun, pesta, hidup damai, dan berbagi hadiah.)
Pertemuan itu terjadi di Rivendell, tempat sebagian bangsa Peri tinggal. Dan, jika Anda membaca kisahnya atau menon ton ilmnya sejak Rivendell ditinggalkan, Anda akan mengetahui betapa menegangkan kisah yang dialami Frodo. Ia harus menghadapi makhluk-makhluk yang mengerikan, alam yang sukar dilalui, dan beban yang terberat: membawa sebuah cincin yang dicari oleh musuh, karena merupakan cincin yang dapat digunakan menguasai seluruh dunia.
Ini hanyalah kisah iktif. Namun, seperti yang diungkap pengarangnya, J.R.R. Tolkien: terkadang sebuah kebenaran dapat diungkap melalui bahasa mitos atau kisah iktif.
Seperti Frodo Baggins yang tampak seperti hobbit biasa, kita mungkin tampak sama seperti manusia lainnya. Namun, di dalam diri kita terdapat kekuatan yang besar. Sadarilah kekuatan itu dan yakinlah bahwa dengan keberadaannya kita dimampukan untuk menjadi pemenang. Orang-orang yang berhasil meraih pencapaian yang besar adalah mereka yang tahu jati dirinya, mengandalkan Tuhan, dan memaksimalkan setiap bakat dan daya yang dimilikinya.
*** Sungguh indah berjalan bersama Tuhan. Kita dibawaNya ke belantara hari kemarin dan dibawaNya ke padang rumput hari ini. C.H. Spurgeon
J a n u a r i Mas Rohis T erkadang, saya pergi ke panti pijat tunanetra jika tubuh terasa
lelah. Suatu hari, saya bertemu dengan Mas Rohis, tukang pijat di panti pijat tunanetra Tongkat Putih di dekat rumah saya. Tidak seperti tukang pijat lainnya, Mas Rohis bercerita kepada saya bahwa ia suka membuat puisi dan menulis cerita pendek. Ia juga suka membaca Gema Braille, majalah khusus para tunanetra. Bahkan, beberapa tulisannya dimuat di majalah itu.
Sepanjang pertemuan itu kami berbicara panjang lebar tentang kesamaan minat kami. Dia merasa senang karena menemukan pasien seperti saya. Saya juga senang, bercampur takjub. Bahkan, Mas Rohis meminta saya untuk membawa karya-karya saya jika saya datang di lain waktu. Ia ingin saya membacakannya.
Namun sayang, dua minggu setelah pertemuan itu, ketika saya kembali ke panti pijat Tongkat Putih, ia telah pulang ke daerah asalnya di Madiun. Saya agak kecewa. Memang, seperti sebuah kata-kata bijak: ada seseorang yang melintas sesaat dalam kehidupan kita, tetapi menyisakan jejak yang tak terhapuskan.
Saya singkirkan kekecewaan itu, berupaya memetik hikmah yang penting dari pertemuan itu. Mas Rohis, sekalipun buta tetap aktif berkreasi. Ini yang seharusnya direnungkan oleh kita yang tidak buta. Dengan sepasang mata ini, kita dapat menyaksikan keindahan yang Tuhan berikan. Kedua mata ini adalah aset yang luar biasa karena sangat membantu kita dalam menjalani kehidupan ini.
*** Sesungguhnya yang menarik minat kita untuk melihat berawal dari hati. Hati yang bersih menginginkan tontonan dan pemandangan yang bersih.
J a n u a r i Setia Menjawab Doa H ampir tujuh puluh tahun lamanya setiap kekurangan kami
selalu Tuhan cukupkan. Jumlah anak-anak di Panti Asuhan ini meningkat terus dan hingga kini mencapai 9500 orang. Meski de mikian, belum pernah sekalipun mereka tidak mendapatkan makanan, ujar George Muller, pria yang terkenal sebagai bapak bagi para yatim piatu kepada Charles R. Parsons beberapa tahun sebelum ia meninggal.
Muller adalah pendoa sejati. Ia selalu membaca Alkitab dan berdoa di pagi hari sebelum melakukan segala aktivitasnya. Selain pendoa, ia juga adalah pencatat yang tekun. Selama melayani sebagai bapak bagi anak-anak asuhnya, ia selalu mencatat berapa kali Tuhan menjawab doa-doanya. Dan, tahukah Anda bahwa ternyata Tuhan menjawab doa-doanya hingga lebih dari 25.000 kali!
Puluhan ribu jawaban doa tersebut adalah permintaan Muller yang spesiik atas kebutuhan yang mendesak untuk segera dipenuhi, seperti: peralatan, makanan, atau pakaian yang ia perlukan untuk anak-anak asuhnya. Dan, Tuhan menjawabnya dengan cara yang aneh, bahkan kerap tidak masuk akal.
Jika selama ini kita tidak menerima jawaban atas doa yang kita panjatkan, kita perlu bertanya pada diri sendiri: apakah sesuatu yang aku minta sungguh-sungguh aku butuhkan atau sekadar keinginan untuk memuaskan nafsu duniawi, seperti kemewahan atau kebanggaan diri yang tidak perlu"
Belajarlah dari George Muller, bahwa jika kita memintaNya untuk memenuhi kebutuhan kita, Ia akan setia menjawab doa kita, hingga puluhan ribu kali.
*** Sebenarnya, kalau direnungkan lagi, yang mengetahui apa yang kita butuhkan adalah Tuhan, bukan kita.
J a n u a r i Perhatian yang Tak Sama S eorang yang tak pernah kuliah kedokteran bisa menjadi dokter.
Ada apa gerangan" Bagaimana itu bisa terjadi" Inilah sebuah kisah nyata yang diilmkan dalam Lorenzo s Oil.
Lorenzo, putra Auguste Odone, mengidap adrenoleukodys trophy (ALD). ALD adalah penyakit yang tidak ada obatnya. Umumnya, orang yang mengidap penyakit ini mati. Namun, Auguste Odone dan istrinya, Michaela Odone, pantang menyerah. Mereka men caritahu informasi seputar penyakit itu, bahkan mencoba mem buat obat yang merupakan racikan dari beberapa jenis minyak yang dianggap dapat menghilangkan sakit.
Berkat temuan ayahnya yang tekun belajar, Lorenzo bertahan lebih lama daripada pengidap ALD lainnya. Karenanya, Auguste Odone diangkat menjadi dokter.
Bagian yang menarik dalam ilm ini adalah percakapan antara Auguste Odone dengan dokter yang mengobati Lorenzo. Dikatakan bahwa dokter dan ayah memiliki perhatian yang tak sama untuk kesembuhan seorang anak atau pasien. Seorang ayah akan melakukan apa pun, menjadi apa pun, untuk memberikan yang terbaik bagi putranya.
Kini, mari kita palingkan mata hati kita pada Tuhan. Ia rela melakukan semuanya bagi kita. Dibandingkan semua orang di dunia ini, Tuhan menyediakan perhatian yang lebih besar bagi kita. Juga, ia siap menolong kita jika kita lelah dan menemukan jalan buntu. PerhatianNya tak pernah mengecewakan perhatian yang tak sama.
*** Tuhan memberi pelangi di setiap badai, senyum di setiap air mata, berkat di setiap cobaan, lagu indah di setiap helaian napas, dan jawaban di setiap doa.
Anonim

Relections Of Life Kisah-kisah Kehidupan Yang Meneduhkan Hati Karya Sidik Nugroho di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

J a n u a r i Kita Semua Manusia A da sebuah kisah tentang seorang pemuda berotot dan ber-
badan besar dengan kostum hitam-hitam yang suka mengendarai sebuah motor besar. Ia terkesan sangar karena berewok dan kacamata hitam yang selalu dikenakannya. Ke mana pun ia pergi orang memandangnya dengan perasaan kagum ber campur takut.
Suatu ketika, pemuda itu pergi ke sebuah warung. Di warung itu ada sebuah televisi yang sedang menyiarkan sinetron. Kalau tidak salah, judul sinetron itu Tersanjung. Ia menyaksikan sinetron itu dengan penuh perhatian. Dan, tahukah Anda apa yang dilakukan oleh pemuda itu ketika melihat sebuah adegan pilu" Ia melepas kacamata hitamnya, dan menangis seperti anak kecil!
Kisah ini hanya sebuah guyon. Saya mendengarnya dari teman ketika kuliah. Seperti lirik lagu yang dinyanyikan oleh sebuah grup band, hikmah yang bisa kita ambil dari kisah ini adalah bahwa manusia punya rasa, punya hati, bahkan rocker sekalipun. Manusia, segarang apa pun tampangnya, dapat menangis ketika hatinya diliputi duka. Kita semua manusia, kita semua pernah bersedih.
Kini, adakah di antara kita terutama kaum pria yang me nyatakan bahwa dirinya tidak bisa bersedih atau bahkan antimenangis" Ketika badai menerpa, tak ayal hati kita akan berduka, meskipun kita telah mencoba bertahan dan menghadapi semuanya dengan senyuman. Karenanya, tangisan kadang kala diperlukan: untuk menyesali dosa, untuk memohon ampun, untuk hati yang tertolak... bahkan ketika kegembiraan terlalu besar untuk diungkapkan dengan kata-kata.
*** Air mata yang tak pernah menetes setelah dosa dilakukan berkali-kali adalah tanda kedegilan dan ketumpulan hati.
J a n u a r i Memancing Tanpa Umpan O rang akan mengira bahwa bahwa ia sungguh-sungguh me-
mancing. Padahal, ia memancing tanpa umpan. Apakah ia kurang kerjaan" Mengapa ia memancing tanpa umpan" Siapakah dia"
Ternyata, orang itu adalah Thomas Alva Edison. Siapa yang tidak mengenalnya" Ia adalah penemu ribuan barang-barang elektronik. Tentu saja, yang terkenal adalah bola lampu.
Ia sering menghabiskan waktu berjam-jam di laboratorium untuk melakukan penelitian. Ketika ia merasa penat dan letih, ia memutuskan untuk beristirahat, merenung dan mencari inspirasi pada sebuah kolam pancing yang tenang. Mungkin, karena populer di masanya, ia melakukan kegiatan memancing tanpa umpan ini agar tidak diganggu oleh orang-orang yang ada di sekitarnya, dan, tentu saja, tujuannya bukan untuk mencari ikan.
Kita yang lelah berkarya dan bekerja, apakah kita melakukan hal yang sama dengan Thomas Alva Edison" Sesekali, kita perlu menenangkan diri dan merenung jika kita merasa penat dan letih. Umumnya, pekerjaan yang dilakukan tanpa istirahat akan membuahkan hasil yang tidak maksimal.
Semoga, lewat perenungan kita di masa-masa tenang itu, kita dapat berpikir jernih atas setiap persoalan yang terjadi dalam hidup kita. Juga, mendapatkan inspirasi dalam berkarya dan bekerja kembali dengan semangat baru.
*** Yang penting bukan kelebihan kita. Yang penting adalah bagaimana mendayagunakan kelebihan itu bagi tujuan yang mulia. Arie Saptaji
J a n u a r i Menyadari Gerak Waktu Benda ini mengerat segalanya: Burung, binatang, pohon, dan bunga; Mengerat besi, menggigit baja; Batu keras pun digilingnya;
Membunuh raja, menghancurkan kota Meruntuhkan gunung hingga rata
P uisi di atas adalah sebuah teka-teki dalam buku The Hobbit
karya J.R.R. Tolkien. Dan, jawabannya adalah: waktu. Benar, waktu memiliki kekuatan yang luar biasa, mulai dari mengerat burung hingga meruntuhkan gunung!
Kehidupan yang kita jalani beriringan bersama waktu. Nabi besar tiga agama, Musa, menulis Mazmur 90 untuk menggambar kan kehidupan manusia dalam perjalanannya bersama gerak waktu. Dalam Mazmur yang ditulisnya, Musa ingin mengungkap betapa singkatnya hidup manusia bila dibandingkan dengan kekekalan. Relevan dengan puisi di atas, Musa telah menyaksikan kuasa Tuhan yang ajaib semasa hidupnya yang cukup panjang, 120 ta hun. Masa hidup yang panjang ini ia jalani dengan menghargai hari demi hari yang ia lalui.
Musa menyatakan, Tuhan adalah Tuhan yang ada dari selama-lamanya dan sampai selama-lamanya. Ini menunjukkan betapa mulia kekekalanNya; juga kekekalan yang kelak akan kita miliki bersamaNya. Namun, bagian yang harus kita lakukan selama kita hidup dalam ketidakkekalan di dunia ini adalah memanfaatkan waktu yang ada untuk melakukan hal yang baik hari demi hari.
Sebuah bagian yang amat indah ditulis Nabi Musa adalah: Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.
*** Terkadang, waktu terlalu lambat bagi mereka yang menunggu, terlalu
cepat bagi yang takut, terlalu panjang bagi yang gundah, dan terlalu pendek bagi yang bahagia. Namun, bagi yang selalu mengasihi, waktu
J a n u a r i Kutahu Bapa P liharaku S udahkah Anda menonton ilm Finding Nemo" Film animasi
indah garapan Andrew Stanton ini meraih penghargaan sebagai ilm animasi terbaik di ajang Oscar, 29 Februari 2004.
Ceritanya sederhana. Seekor ikan badut kecil bernama Marlin memiliki seekor anak bernama Nemo. Nemo sangat disayang oleh Marlin karena ia adalah anak satu-satunya. Namun, kebandelan Nemo memisahkan dirinya dari ayahnya. Ia ditangkap oleh seorang penyelam dan dibawa ke Wallaby Way, Sydney. Marlin pun berjuang mencari Nemo.
Dalam perjalanannya mencari Nemo, ia bertemu dengan seekor ikan biru bernama Dory. Petualangan pun dimulai! Mereka menghadapi hiu, ikan ganas di kedalaman laut yang gelap, kerumunan ubur-ubur yang sangat berbahaya dan sebuah paus yang besar! Akhirnya, Nemo ditemukan.
Menyaksikan ilm ini, saya teringat pada sebuah bait lagu rohani yang berbunyi: Kutahu Bapa p liharaku, Dia baik, Dia baik& Marlin tidak pernah melupakan anaknya, yang sejak masih berupa telur selalu dilindungi dengan siripnya. Saat itu, ia selalu berkata, Jangan takut, aku selalu melindungimu. Dan saat Nemo hilang, ia mengorbankan segalanya, bahkan dirinya sendiri, untuk mendapatkannya kembali.
Bukankah Tuhan juga melakukan hal yang sama bagi kita" Mungkin, kita tidak menyadari bahwa selama ini Ia telah menanti kepulangan kita. Saat ini, jika kita meragukan perlindungan dan kesetiaan Tuhan, maka ada baiknya kita berpaling kembali kepadaNya. Ia telah mencari dan merindukan kita dalam dekapanNya.
*** Tuhan... di pintuMu aku mengetuk, aku tak bisa berpaling. Chairil Anwar
J a n u a r i Sekitar Dua Meter Persegi
P akhom adalah seseorang yang suka mencari harta. Ia meng-
inginkan tanah yang luas dan ternak yang banyak. Ia suka mencari daerah baru di mana ia bisa mendapatkan tanah yang luas. Suatu ketika, ia menemukan sebuah tempat bernama Bashkir.
Orang-orang Bashkir menyatakan bahwa Pakhom dapat memiliki tanah di sana semampu ia berkeliling dari pagi hingga sore. Misalnya, jika ia mampu berkeliling hingga 100 hektar, maka ia akan mendapatkan tanah sejumlah 100 hektar. Mendengar hal ini, Pakhom sangat gembira. Pada hari yang ditentukan, ia berkeliling cukup jauh sehingga tanah yang ia dapatkan sangat luas. Namun sayang sekali, ia kelelahan dan akhirnya mati tepat ketika ia selesai berkeliling.
Ini adalah sebuah ringkasan cerita karangan Leo Tolstoy, salah satu pengarang Rusia yang termasyhur. Cerita itu berjudul Berapa Luas Tanah yang Diperlukan Seseorang" Setelah Pakhom mati, pelayannya menguburkan jasadnya. Untuk melakukannya, ia hanya membutuhkan tanah seluas tiga elo saja. Mungkin, sekitar dua meter persegi.
Selama ini, apakah kerja keras yang kita lakukan hanya merupakan ambisi untuk mendapatkan berbagai kepemilikan yang lebih dan lebih banyak seperti Pakhom" Pernahkah kita berpikir bahwa budi yang baik, pengorbanan, kasih bagi sesama, dan kebahagiaan tidak selalu ditentukan oleh berapa luas tanah dan kepemilikan yang kita miliki" Sama seperti Pakhom, kelak kita akan meninggalkan dunia ini tanpa membawa apa pun, hanya jasad dan sebidang tanah yang mungkin luasnya hanya sekitar dua meter persegi.
*** Bekerjalah seolah Anda tidak membutuhkan uang. Mencintailah seolah tak pernah disakiti. Menarilah seolah tak seorang pun sedang menonton. Mark Twain
J a n u a r i Peti Mati yang Mahal B eberapa waktu yang lalu saya menerima berita kematian se-
orang anak kecil yang telah saya doakan agar sembuh. Saya terkejut dan sedih. Ia baru berusia 6 tahun. Pengalaman ini bukan yang pertama kali. Sejak beberapa tahun lalu, belasan orang lain ikut saya doakan dan antarkan dengan petikan gitar karena saya kerap melakukan pelayanan bersama pendeta yang menangani kematian di gereja kami. Dia berkhotbah dan memimpin pujian, saya mengiringinya dengan gitar.
Lain pula kisah yang terjadi pada sebuah keluarga kaya sekitar empat tahun lalu. Yang meninggal adalah pemimpin keluarga itu, sang ayah. Karena sangat kaya, peti mati yang digunakannya sangat bagus. Di salah satu sisinya terukir lukisan perjamuan terakhir: Yesus dan murid-muridNya makan bersama untuk terakhir kalinya sebelum disalib.
Maut dapat menjemput kapan saja pada setiap orang. Itu bisa terjadi pada anak kecil, juga pada orang tua. Mungkin, hari di mana Anda membaca renungan ini adalah hari terakhir hidup Anda. Saya tidak bermaksud untuk menakut-nakuti, tetapi demikianlah adanya. Setiap orang tidak mengetahui kapan ia akan mengembuskan napas hidupnya untuk yang terakhir kalinya.
Mungkin, kita tidak diantarkan dengan peti mati yang mahal jika kita dipanggil pulang, seperti anak kecil yang saya ceritakan di atas. Namun, hidup kita dapat menjadi mahal dan sangat berharga karena telah dijalani dengan cinta, pengabdian, dan bakti bagiNya. Saat itu, kita akan meninggalkan segala yang fana di dunia dengan tenang dan penuh kepercayaan bahwa kita akan disambut dengan gegap gempita malaikat surga. Kita akan merasa sangat berharga... sangat percaya diri.
*** Yang menentukan harga diri kita adalah Pencipta dan Pemilik kita.
J a n u a r i Ketika Perpisahan Itu Terjadi
2 September 1933. Pada tanggal inilah J.E. Tatengkeng
membuat sebuah puisi untuk anaknya yang baru saja lahir, dan kemudian meninggal dunia. Judul puisi itu adalah Anakku . Dari keseluruhan puisi yang ada di buku puisinya yang berjudul Rindu Dendam, hanya puisi itu yang bertanggal.
J.E. Tatengkeng terkenal sebagai pujangga yang karyakaryanya kental dengan pemikiran akan Tuhan. Misalnya, di bait akhir puisi Anakku , ia menulis:
Anak kami Tuhan berikan Anak kami Tuhan panggilkan Hati kami Tuhan hiburkan Nama Tuhan kami pujikan
Intinya, ketika perpisahan itu terjadi, ia tetap bersyukur kepada Tuhan, Sang Pemilik Hidup.
Anak J.E. Tatengkeng mungkin tak sempat hidup. Di bagian lain puisinya ia berkata bahwa mulut anaknya tak dibukanya; tangis-teriaknya tak diperdengarkan. Penantiannya selama sekian lama akan kehadiran anaknya berujung pada perpisahan yang memilukan hati.
Mungkin, baru-baru ini, kita mengalami perpisahan dengan orang yang dekat dengan kita. Terkadang, ketika itu terjadi, kita melaluinya dengan berat karena ada begitu banyak kenangan yang terekam di benak kita. Tak ada salahnya menyimpan kenangan itu, tetapi baiklah kita belajar bersandar. Selain bersandar padaNya, pahamilah bahwa Tuhan tak pernah meninggalkan kita. Seseorang pernah berujar, Bila Tuhan ada dalam segala sesuatu yang kita miliki, maka kita akan tetap memiliki Tuhan meskipun segala sesuatu itu diambil dari hidup kita.
*** Di setiap pertemuan ada perpisahan, tetapi kita tidak terpisah dariNya selamanya.
J a n u a r i Memilah Harapan S alah satu pertanyaan yang kerap ditanyakan kepada anak-anak
adalah: Jika kamu besar, kamu ingin menjadi apa" Beberapa tahun silam, jawaban yang umum terhadap pertanyaan itu adalah: dokter, tentara, guru, atau insinyur. Sekarang, keadaan sudah berubah. Seiring dengan kemudahan informasi, jawaban yang muncul terhadap pertanyaan tersebut mulai beragam, mulai dari aktor, sutradara, desainer, hingga pemadam kebakaran.
Buku-buku motivasi kerap menggunakan kata-kata klise seperti: Gantungkan cita-cita Anda setinggi bintang di langit atau Anda dapat menjadi apa pun yang Anda inginkan . Karenanya, kadang kita berpikir bahwa kita sanggup menjadi segala-galanya.
Kita perlu berhikmat terhadap pernyataan-pernyataan seperti di atas. Pertanyaannya: bagaimana jika kita menginginkan diri kita menjadi presiden, sekaligus aktor, sutradara, astronot, penulis, musisi, pebalap, dan dokter" Apakah kita sanggup" Tampaknya mustahil tanpa bermaksud membatasi kuasa Tuhan.
Anak-anak dan kaum muda perlu memilah harapan-harapannya. Tak ada salahnya berharap menjadi orang besar. Untuk mencapainya, kita perlu berjuang dan memiliki prioritas yang tersusun dengan baik, selain menyadari dengan baik karunia yang Ia berikan kepada kita. Sadari pula kebiasaan hidup kita setiap hari apakah selama ini kebiasaan itu menuntun kita untuk mencapai harapan-harapan kita" Semoga.
*** Tidak semua kata-kata motivasi itu bijak, kita perlu meneranginya dengan mengetahui apa yang sesungguhnya hendak kita raih.
J a n u a r i Impian di Atas Ranjang S uatu ketika, sebuah acara radio, saya lupa namanya, mem-
berikan kesan yang hingga kini masih membekas untuk saya. Presenternya berkata, Kita dapat tidur di atas ranjang yang sama, tetapi kita dapat memiliki impian yang berbeda. Ia tidak menyebutkan dari siapa kata-kata itu ia kutip, mungkin ia mengarangnya sendiri.
Bila malam tiba, kerap kali kita segera tertidur setelah merasa sangat lelah menjalani kehidupan pada hari itu. Mungkin, kita berdoa sebentar setelah melakukan beberapa persiapan sebelum tidur, seperti buang air kecil atau sikat gigi, dan kemudian tidur. Atau, yang lebih parah, kita malah berdoa tanpa mengucapkan amin karena tertidur sebelum selesai berdoa.
Marilah kita renungkan: pernahkah kita mencoba dan belajar untuk memimpikan sesuatu yang baik sebelum tidur" Ada kalanya mimpi kita di malam hari merupakan bentuk lain dari apa dan siapa yang sering kita pikirkan, kegelisahan yang paling membuat kita resah. Namun, tak jarang, mimpi di malam hari memuat visi kita, atau segala sesuatu yang hendak kita capai.
Di masa lalu ada seorang tokoh bernama Yusuf. Sejak muda, ia sering bermimpi bahwa ia akan menjadi orang yang sangat berpengaruh. Mimpi-mimpi itu membuatnya hidup dalam kejujuran dan integritas. Ia tahu bahwa mimpi-mimpinya merupakan anugerah Tuhan bagi hidupnya. Dan, pada akhirnya, ia benar-benar menjadi penguasa Mesir pada waktu yang ditetapkan Tuhan. Bagaimana dengan Anda, apakah Anda ingin memiliki impian yang indah di malam ini dan seterusnya" Selamat bermimpi!
*** Jika Anda menginginkan mimpi Anda menjadi kenyataan, jangan kebanyakan tidur.
Peribahasa Yahudi J a n u a r i Berjuang dengan Kegigihan
C arl Brashear (diperankan oleh Cuba Gooding, Jr.) adalah
seorang negro yang menunjukkan kegigihan yang luar biasa dalam menggapai cita-citanya menjadi penyelam dalam ilm Men of Honor. Ia menghadapi banyak tantangan yang berat. Saat itu, tak ada satu pun orang negro yang memiliki kesempatan untuk menjadi penyelam.
Carl harus sabar menghadapi Billy Sunday (diperankan oleh Robert De Niro) yang berwatak sangat keras, sering membentak dan memakinya. Ketika menempuh pendidikan selam, ia kehilangan ayah tercintanya yang sangat dihormatinya.
Halangan terbesar yang dihadapi Carl untuk tetap menjadi penyelam adalah kecelakaan yang membuat kaki kirinya harus dipotong. Ia lantas mengenakan kaki palsu. Karena kecelakaan ini, kaptennya menyatakan agar ia meninggalkan cita-citanya untuk menjadi seorang penyelam. Namun, ia bersikeras, ia ingin menjadi seorang penyelam.
Carl diizinkan menjadi penyelam jika ia mampu berjalan sebanyak 12 langkah dengan mengenakan pakaian selam seberat 290 pon! Ia pun melewatinya dengan air mata karena menahan rasa sakit. Syukurlah, Carl akhirnya berhasil.
Carl akhirnya menjadi penyelam yang dihormati karena kegigihan tekadnya. Ia tidak pantang menyerah meskipun harus melalui banyak tantangan. Semangatnya tak patah, meskipun kakinya patah. Lihatlah dalam diri kita: apakah kita memiliki kegigihan sebesar itu" Berdoalah, agar kita dimampukanNya untuk gigih menghadapi semua tantangan dalam kehidupan ini.
*** Apa pun yang dapat engkau lakukan atau impikan dapat engkau lakukan, lakukanlah itu! Keberanian itu punya kuasa, keajaiban, dan kegeniusan di dalamnya. Johann Wolfgang von Goethe
F e b r u a r i Hidup Bagai Sekotak Cokelat
H ari Valentine identik dengan cokelat. Pada momen ini, co-
kelat diberikan di mana saja dan kapan saja. Bahkan, orang yang tidak suka cokelat pun dihadiahi cokelat.
Di Amerika, ada cokelat dengan beragam rasa yang dikemas dalam bungkus kecil dalam sebuah kotak. Saya mengetahui hal ini dari sebuah ilm berjudul Forrest Gump. Dalam ilm ini dikisahkan bahwa Forrest Gump (yang diperankan dengan sangat apik oleh Tom Hanks) sangat senang makan cokelat. Terkait dengan hal itu, ibunya pernah berkata: Hidup itu ibarat kotak cokelat, kau tidak akan pernah tahu apa yang akan kau dapatkan. Kotak cokelat memang memuat beberapa cokelat dengan bungkus yang sama, tetapi masing-masing bungkus tersebut memiliki rasa yang berbeda.
Film apik ini memang pas jika dijadikan sebagai renungan atas kehidupan: kita tidak dapat menebak apa yang akan terjadi. Hidup itu penuh misteri, dengan beragam rasa; bak cokelat yang terbungkus dengan kertas yang sama, tetapi rasanya tidak dapat ditebak.
Kini, sudahkah kita bersyukur atas cokelat yang telah kita pilih dalam kehidupan ini" Umumnya, kita menggerutu atas apa yang telah kita putuskan di masa lalu, padahal seharusnya kita menyadari bahwa kita memiliki peluang untuk mengubah keputusan yang telah kita buat di masa lalu melalui anugerah dan bimbinganNya.
*** Kita bukanlah korban (victim) dari suatu keadaan; kita ditakdirkan untuk menjadi pemenang (victor) atas suatu keadaan.
F e b r u a r i Kangen Dibalas Cuek S uatu ketika, pada Juni 2009, di malam yang dingin di Bandung,
saya hendak mengungkapkan rasa kangen saya pada seorang gadis yang sedang saya dekati dan doakan. Ia tinggal di Surabaya. Namun, entah mengapa, telepon saya tidak diangkat. Sms saya pun tidak dibalas. Alhasil, saya mulai kesal, terlebih karena selama di Bandung hampir semua panggilan telepon dan sms saya tidak dibalas. Saya tidak habis pikir mengapa ia bisa bertingkah seperti itu. Juga, saya tidak tahu kesalahan apa yang telah saya lakukan.
Sepulang dari Bandung, saya mendapati bahwa ternyata ia sedang menjalin hubungan dengan pria lain. Sontak, rasa cemburu, diabaikan, dan ditolak menghinggapi diri saya terlebih karena selama ini di mata saya ia tampak memberikan setitik harapan bahwa upaya pendekatan saya akan membuahkan hasil yang baik. Namun, ternyata tidak demikian. Kangen saya dibalas dengan cuek-nya.
Saudara, pernahkah Anda kecele" Anda merasa bahwa di ri Anda berarti, padahal nyatanya tidak. Namun, jika direnungi, yang salah bukan hanya orang yang membuat kita kecele, melainkan kita juga. Kita salah karena memiliki harapan yang keliru.
Dalam kehidupan ini, tidak semua perbuatan baik dibalas dengan perbuatan baik. Bahkan, tak jarang perbuatan baik itu dilakukan dengan pamrih. Ketika mendapati kenyataan ini, saya belajar bahwa kehidupan yang kerap susah ditebak ini tak pantas disesali dengan bermuram durja. Jika perbuatan dan niat baik itu memang ada dalam diri kita, maka Tuhan tidak akan tinggal diam. Ia akan mengganjar kita dengan memperhatikan niat dan ketulusan hati kita.
*** Pengharapan itu baik, tetapi juga perlu senantiasa ditilik apakah sesuai dengan kehendak Tuhan atau tidak.
F e b r u a r i Membesarkan Anak Pelacur J ean Valjean adalah seorang pencuri. Suatu ketika, ia berhasil
kabur dari penjara. Karena tampangnya yang semrawut, tak ada seorang pun yang mau menerimanya di rumah mereka, kecuali seorang pendeta. Pendeta itu memberinya makan dan minum. Namun, entah mengapa, ketika malam hari, ia justru mencuri be berapa peralatan perak milik sang pendeta. Bahkan, pendeta itu dipukul karena memergokinya ketika mencuri. Setelah itu, ia kabur dengan barang curiannya.
Pagi harinya, polisi membawanya ke rumah pendeta itu. Ketika ditanya, apakah Valjean mencuri peralatan perak miliknya, pendeta itu malah menyatakan bahwa ia memberikannya kepada Valjean. Alhasil, Valjean tidak jadi masuk penjara. Dan, tentu saja, ia heran dengan kebaikan pendeta itu.
Tahun-tahun berlalu. Valjean berubah. Kini, ia menjadi wali kota.
Suatu ketika, ia bertemu dengan seorang pelacur yang miskin, yang juga memiliki seorang anak yang masih kecil bernama Cossette. Ketika pelacur itu meninggal, Valjean membesarkan Cossette hingga dewasa.
Kisah karya Victor Hugo dalam Les Miserables ini amat terkenal. Di dalamnya terdapat pesan tentang kasih yang mengubah hati manusia. Tentu saja, hati orang yang dimaksud di sini adalah hati Jean Valjean. Perjumpaannya dengan sang pendeta telah mengubah hidupnya untuk selamanya: pencuri yang berubah menjadi walikota yang berbelas kasih dan dermawan.
Kasih yang demikian besar pasti akan mengubah hati seseorang. Kasih itu juga melambangkan kasih Tuhan, yang di se but Maha Pengasih. Kini, apakah kita pernah mengasihi orang yang kurang beruntung" Ketika merenungkan ketidaklayakan diri kita, dan bahwa kendati demikian Tuhan tetap mau menerima kita, semoga hati kita dijamah oleh belas kasihNya.
*** F e b r u a r i akan pernah tahu keajaiban apa yang akan terjadi dalam kehidupan kita atau dalam kehidupan orang lain.
Helen Keller F e b r u a r i Wanita Buaya Darat S etelah Teman Tapi Mesra , duo Ratu terkenal dengan lagunya
yang berjudul Lelaki Buaya Darat . Heran, lagu-lagu mereka sangat diminati orang. Bahkan, suatu ketika, saya pernah bertemu dengan beberapa anak kecil yang menyanyikan lagu ini dengan penuh semangat, terutama pada kata-kata, Busyet! Aku tertipu lagi! yang tampaknya memang sengaja diberi penekanan secara berlebihan. Alhasil, saya tertawa dibuatnya.
Kalau dipikir-pikir, sejak dulu, istilah buaya darat memang akrab disandang kaum adam. Istilah ini diberikan karena umumnya pria dianggap suka berbohong, ingkar janji, tak tepat waktu, atau pandai menggombal. Namun, yang menarik adalah fakta bahwa ternyata yang menjadi buaya darat bukan hanya lelaki, melainkan juga wanita. Perhatikan penggalan lirik lagu berikut: Mulutnya manis sekali, tapi hati bagai serigala.
Di masa lalu, ada seorang wanita yang bermulut manis. Namanya Delila. Hatinya pun benar-benar bagai serigala. Dengan segenap bujuk rayunya, ia memperdaya Simson, sehingga akhirnya menjadi budak orang Filistin. Dalam suatu kesempatan, dikisahkan bahwa Simson, salah satu manusia berkekuatan super di masa lalu, akhirnya membocorkan rahasia kekuatannya kepada Delila setelah berulang kali ia me rayunya.
Tanpa bermaksud menjelekkan lagu itu, kita perlu menyadari bahwa gelar buaya darat yang sesungguhnya pantas untuk diberikan kepada Iblis. Ia dapat menjadi apa pun: pria atau wanita. Iblis ada di mana-mana. Dia siap merayu, menipu, dan menawarkan beragam kenikmatan semu kepada kita jika kita le ngah. Simson akhirnya menjadi budak iblis karena terbujuk rayuan seorang wanita buaya darat. Karenanya, ingatlah pesan Bang Napi, Waspadalah... waspadalah!
*** Tuhan adalah terang yang menunjukkan jalan Anda di waktu malam; ketika kehilangan hati, Anda akan menemukan keberanian yang hilang itu dalam terangNya. Phil Bosmans
F e b r u a r i Semesta dan Cinta A da sebuah adegan menarik dalam ilm A Beautiful Mind
garapan Ron Howard. Ketika itu, John Nash, tokoh utama yang diperankan dengan apik oleh Russel Crowe, hendak melamar calon istrinya. Adegan itu terjadi di sebuah beranda restoran pada suatu malam yang cerah. Ketika ditanya apakah ia bersedia menikah dengan dirinya, Alicia, sang calon istri yang diperankan oleh Jennifer Connelly, tak langsung menjawabnya. Ia justru bertanya kepada John, Apakah kamu tahu berapa luas alam semesta"
John berkata, Sangat luas. Dari mana kau mengetahuinya" Ya... semua bukti menyatakan seperti itu. Apakah kau memiliki bukti itu"
Tidak, aku tidak memilikinya. Namun, aku percaya, alam semesta sangat luas.
Kemudian, mereka mengaitkan bukti keluasan alam semesta dengan bukti keberadaan cinta. Alam semesta sama seperti cinta, keduanya sulit dibuktikan namun bisa diyakini. Romantis ya"
Cinta memang sulit dinalar. Itulah sebabnya, mengapa masih ada begitu banyak orang yang masih gagap dan kesulitan untuk menerima dan memercayai keberadaan kasih Tuhan. Telah banyak dosa dan penderitaan yang kita lakukan dan alami, yang mungkin membuat kita berpikir bahwa kasihNya sirna. Inilah saatnya untuk duduk dan diam di hadapanNya, dan merenungkan segala kebaikanNya dalam hidup kita. Jika selama ini kita telah kehilangan kasihNya, hari ini juga ia menyediakan kasihNya, yang akan membuat hidup kita berarti. Terimalah kasihNya dengan hati yang percaya.
*** Tak semua bahasa mampu mengubah hati, tetapi kasih bisa. Anonim
F e b r u a r i Tak Pernah Sendiri S ebuah penelitian menyebutkan bahwa saat ini ada begitu
banyak usahawan muda di berbagai negara maju yang berkiprah di dunia ekonomi. Mereka juga kerap disebut eksekutif muda. Penelitian ini menyatakan bahwa para eksekutif itu adalah golongan masyarakat yang paling banyak menghabiskan uangnya untuk bersenang-senang. Hal ini terjadi karena umumnya mereka hidup sendiri (belum nikah), kaya, dan dapat melakukan apa pun yang mereka mau.
Sebenarnya, bukan hanya para eksekutif muda yang dapat terjangkiti bahaya kesendirian, sehingga memutuskan untuk bersenang-senang, menghambur-hamburkan uang, dan berzina. Semua orang bisa membahayakan bila terlalu sering menyendiri, karena godaan untuk berbuat dosa akan semakin kuat, pe ngendalian diri semakin lemah.
Karena itulah Tuhan menghendaki agar kita tidak sendiri. Ia menciptakan Hawa bagi Adam juga Adam bagi Hawa, tentunya. Ia ingin kita memiliki pasangan hidup yang menjadi penyemangat dan teman berbagi. Bukan hanya pasangan suami-istri, dalam me laksanakan tugasNya pun, Ia beberapa kali berharap agar kita tidak berjalan sendiri. Lihatlah dua bersaudara Harun dan Musa, misalnya, yang membawa bangsa Israel keluar dari perbudakan Mesir.
Di atas segalanya, di mana pun kita berada, Ia selalu ada. Dalam hal ini, perspektif kita harus benar: keberadaanNya bukan untuk menghukum dan mengawasi kita bak mata-mata, melainkan untuk menyertai dan menolong kita. Kini, baiklah kita menyadari bahwa sesungguhnya ketika kita harus sendiri (karena harus melakukan suatu tugas tertentu, misalnya), dan tidak ada yang menyertai kita, kita tak pernah sendiri.
*** Kerap kali aku terdorong untuk bertelut di hadapan Tuhan oleh suatu keyakinan kuat, yaitu bahwa tiada tempat lain yang tepat bagiku untuk bernaung. Abraham Lincoln
F e b r u a r i Hilangnya Asmara Dalam Rumah Tangga
D alam khotbahnya, Pendeta Paul Gunadi, menguraikan bebe-
rapa hal yang membuat cinta romantis lenyap dari sebuah rumah tangga.
Pertama, masing-masing pasangan merasa daya tariknya menurun. Kedua, pertengkaran. Ketiga, konsep pemikiran yang salah. Poin yang ketiga dijelaskan dengan sedikit panjang karena kerap kali, secara tidak sadar, kita beranggapan bahwa asmara adalah milik orang yang berpacaran.
Setelah menikah, asmara boleh ada, boleh tidak ada. Mengapa" Karena hal terpenting setelah menikah memikirkan pekerjaan, masa depan, merawat anak, dan sebagainya. Alhasil, asmara tidak lagi mendapatkan tempat dalam pernikahan.
Bagi kebanyakan orang, asmara identik dengan perasaan, hasrat, atau gairah yang amat erat dengan romantisme anak mu da. Inilah konsep cinta yang kerap kita dengar. Namun, jika kita menelisik lebih jauh, semua uraian tentang cinta mengarah ke pa da keputusan hati kita untuk bertindak: kesabaran, ketidakcemburuan, kerendahan hati, dan seterusnya.
Karenanya, setelah sekian lama hidup bersama pasangan kita, yang paling penting adalah keputusan hati kita, bukan sekadar hasrat, gairah, atau perasaan menggebu-gebu untuk selalu bersama seperti ketika kita pacaran dulu.
*** Para sahabat, jika kita mengurusi hal-hal yang penting dalam hidup, jika kita bersikap pantas terhadap orang-orang yang kita cintai,
dan bertindak sejalan dengan keyakinan kita, hidup kita tidak akan didera oleh berbagai urusan yang tertunda. Kata-kata kita akan selalu tulus, pelukan kita akan selalu erat. Kita tidak akan pernah berkubang dalam derita penyesalan. Mitch Albom, dalam Have a Little Faith
F e b r u a r i Kakek-Nenek Memadu Kasih A da sebuah cerita menarik tentang seorang nenek yang te-
lah berusia 78 tahun. Nenek ini adalah seorang pecandu rokok sejak berusia 28 tahun. Ya, sudah 50 tahun! Suatu ketika, ia bertemu dengan seorang pria yang setahun lebih tua darinya. Dan, ia jatuh hati padanya.
Kakek berusia 79 tahun itu menyatakan bahwa jika nenek itu ingin menikah dengannya, ia harus meninggalkan kebiasaan merokoknya. Sang nenek menyanggupi. Mereka lantas menikah dan memadu kasih.
Pelajaran yang dapat kita petik dari kisah ini adalah pengorbanan, bukan sikap sang kakek yang terlalu menuntut. Kalau pun menuntut, itu bukanlah hal yang egois. Mengapa" Karena kita semua mengetahui dampak negatif yang ditimbulkan rokok bahkan pemerintah juga kerap mengingatkan kita akan hal ini.
Kembali pada pengorbanan. Kasih mau berkorban. Kita rela melakukan apa saja demi cinta, bahkan tindakan yang konyol sekalipun (biasanya dilakukan oleh para muda-mudi). Kakek bijak itu tidak meminta sang nenek untuk melakukan tindakan konyol. Justru sebaliknya, kakek bijak itu meminta sang nenek untuk melakukan sesuatu yang positif untuk dirinya sendiri, dan kebersamaan mereka.
Demikian pula halnya dengan Tuhan. Kita hidup bukan hanya untuk memadu kasih dengan pasangan kita secara jasmani. Tuhan adalah Kekasih Sejati. Ketika meninggalkan dunia ini, kita semua akan kembali pada kekekalan. Ketika kita mau memadu kasih denganNya, kita diminta untuk meninggalkan kebiasaan buruk marah dan beragam perasaan atau emosi negatif lainnya agar hubungan kita denganNya berpadu dengan indah.
*** Kasih bukanlah kasih jika tidak memerlukan pengorbanan. Kasih berarti siap menanggung ketidaknyamanan demi kebaikan dan kesejahteraan orang lain.
F e b r u a r i Bukan Hanya Soal Pesona S aya rasa banyak pria akan terpesona dengan gadis bersuara
merdu, lincah, cantik, periang dan lucu. Ia adalah seorang aktris teater yang di dalam setiap pertunjukannya tampil memesona dan membuat para penontonnya tertawa sekaligus gemas. Itulah yang ditampilkan dalam ilm Funny Girl yang dibintangi Barbra Streisand dan Omar Sharif. Barbra menunjukkan segenap kemampuan aktingnya yang sangat apik sebagai Fanny Brice dalam ilm tersebut.
Nick Arnstein (Omar Sharif) kemudian jatuh hati padanya. Dalam pertemuan pertama mereka, Nick pun tampak tak kalah memesona. Ia tampil sebagai seorang gentleman yang tampan. Ia sangat sopan dalam bertutur, dan menampilkan bahasa tubuh yang memikat. Segenap upaya dilakukannya untuk menarik hati Fanny.
Namun, badai menghadang. Suatu ketika, Nick, yang tak punya pekerjaan apa pun kecuali berjudi, mengalami krisis keuangan. Karena ia adalah tipe pria yang selalu menjaga gengsi, ia tak mau menerima bantuan Fanny untuk terlibat dalam sebuah usaha yang didanai oleh Fanny. Malah, Nick justru terlibat dalam penggelapan uang, dan harus mendekam di penjara selama 18 bulan.
Dalam situasi tersebut, Nick meminta Fanny untuk menceraikannya. Namun, Fanny tak mau melakukannya. Keputusan inilah yang membuat saya merenungkan kembali tentang makna cinta yang sejati: komitmen. Suatu saat, beragam pesona pasangan kita yang membuat kita tertarik di masa lalu dapat kita abaikan. Rasanya, itu tak penting lagi. Dan, cinta bukan hanya soal pesona, melainkan soal komitmen. Dan, pada akhirnya, komitmenlah yang membuat sepasang kekasih mampu untuk tetap saling mencintai.
*** Seorang suami yang bijaksana dan seorang istri yang sabar berarti sebuah rumah yang nyaman dan kehidupan yang bahagia. Peribahasa Belanda
F e b r u a r i Semua Kenangan Itu Penting
P ada 20 Maret 20 April 2007, saya mendapatkan kesempatan
untuk mengajar sebagai guru honor di sebuah sekolah swasta di Bintaro, Tangerang. Ketika hendak berpisah dengan murid-murid di sekolah itu, saya diberi topi dan beberapa kartu perpisahan buatan mereka sendiri. Saya amat terkesan.
Beberapa tahun sebelumnya, tepatnya pada 20 April 20 Juni 2004, saya melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di sebuah desa bernama Gadingkulon. Sebuah keluarga yang sering saya kunjungi memajang foto saya dalam sebuah pigura di dinding ruang tamunya, di samping foto Slash, gitaris grup rock Guns n Roses, dan Bung Karno. Sungguh mengesankan.
Dua tahun sebelum KKN, saya putus dengan pacar saya. Alasannya terlalu pribadi untuk diceritakan. Untuk yang satu ini, maaf, saya tak terkesan.
Sebagai manusia, kita lebih menginginkan apa pun yang baik dan mengesankan untuk dikenang dari masa lalu. Mungkin, seperti halnya saya, Anda berharap bisa mengusir semua kenangan buruk yang pernah Anda alami. Namun, mustahil.
Bukan hanya tak bisa, melainkan juga percuma. Percuma kalau kita menghapusnya secara sepihak, karena orang lain masih memiliki kenangan akan kita. Percuma karena orang itu bisa menyembunyikan Anda ke sudut-sudut kenangannya, ke tempattempat yang belum pernah Anda kunjungi, ujar Arie Saptaji, guru menulis saya, dalam sebuah ulasan ilm.
Di sini, saya ingin menambahkan bahwa sesungguhnya keberadaan kenangan buruk dalam pikiran kita tidak akan menjadi buruk jika kita mau merenungkannya, dan tidak melakukan kesalahan yang sama. Bagaimanapun, kenangan itu penting, entah baik atau buruk.
*** Kenangan yang baik mengajar kita untuk bersyukur karena pernah mengalaminya; kenangan buruk mengajar kita untuk tidak mengulangi kesalahan sama.
F e b r u a r i Puisi Rindu Bagi yang Dicinta
I shall look into your faces And hear to what you say And be often very near you When you think I m far away
A ku akan memandang wajah kalian/Dan mendengarkan apa
yang kalian katakan/Dan kerap kali aku ada di dekat kalian/ Ketika kalian berpikir aku berada jauh.
Romantis nian puisi di atas. Siapakah pengarangnya" Ternyata, yang mengarang puisi di atas adalah David Livingstone, seorang penjelajah yang sedang kesepian di pedalaman Afrika.
David Livingstone adalah pria yang hidupnya dikisahkan dengan berani. Ia adalah pria yang bervisi besar untuk melakukan penjelajahan dan mengobati orang sakit, sembari mengajarkan agama di pedalaman Afrika. Ia rela kehilangan kedekatan dengan keluarga demi melakukan apa yang ia yakini sebagai kehendak Tuhan dalam hidupnya.
Mungkin, kita tidak seperti David Livingstone sang penjelajah. Mungkin, kita hanya seorang pebisnis yang kerap bepergian ke luar kota. Atau, seorang eksekutif yang sangat sibuk dengan pekerjaan, sehingga jarang bertemu dengan keluarga di rumah. Nah, minimnya pertemuan itulah yang seharusnya membuat kita tetap mempertahankan cinta kita bagi keluarga. Mengapa" Karena saat kita jauh, godaan untuk berbuat dosa kian besar.
Seberapa sering kita bersyukur atas kepercayaan yang Tuhan berikan melalui profesi kita sehingga Dia memberikan banyak peker jaan buat kita" Kesibukan kita adalah anugerah Tuhan. Ke ti ka kita sibuk, jangan lupakan anugerahNya yang lain untuk kita, yaitu: keluarga. Bersyukurlah pula untuk keluarga yang telah Tuhan berikan. Ketika kita mampu bersyukur untuk hal ini, kita dapat memiliki rindu dalam hati kita bagi mereka.
*** Cinta bisa berbicara, meskipun mulut tertutup.
F e b r u a r i Komitmen Bercinta J ika orang-orang beranggapan bahwa cinta adalah sebuah hal
yang indah, merah muda, penuh pesona, membahagiakan... maka ada sebuah buku yang tidak sepakat dengan anggapan itu. Judulnya Sebuah Pertanyaan untuk Cinta karangan Seno Gumira Ajidarma.
Saya terhenyak ketika membaca kisah-kisah cinta yang ada dalam buku itu. Semuanya merupakan olok-olok bagi apa pun yang selama ini ada di benak saya, yang amat erat dengan kata cinta . Dalam buku itu dikisahkan seorang anak yang dijadikan anak pembantu seorang wanita muda yang kaya, padahal anak itu adalah hasil hubungan gelapnya dengan seseorang. Ada kisah tentang petai yang suka dimakan oleh seorang pria akibat menjalin hubungan yang dekat dengan seorang wanita yang bukan istrinya, yang suka makan petai. Dan, masih banyak lagi.
Di antara cerita-cerita itu, ada cerita tentang seorang pria yang menceraikan istrinya, dan diam-diam si wanita menjalin hubungan dengan sahabat si pria. Pria yang menceraikan istrinya itu menyatakan sesuatu yang mengerikan: Ternyata, perceraian sama indahnya dengan pernikahan itu sendiri.
Semua kisah cinta ini, memang tidak bisa dikatakan sebagai cerita yang memuat pesan atau anggapan penulis tentang cinta. Penulis hanya ingin menampilkan potret cinta ala ibukota. Dan, jika dicermati dengan saksama, semua kisah cinta yang porakporanda ini terjadi karena satu hal: ketiadaan komitmen. Nah, bagaimana komitmen Anda sejauh ini dengan pasangan Anda dalam mengarungi bahtera cinta dan kehidupan"
*** Cinta adalah kebiasaan yang paling sulit untuk dihentikan, dan paling sulit untuk dipuaskan.
Drew Barrymore F e b r u a r i Perjuangan Menemukan Cinta
F ilm Nicholas Nickleby dibuat berdasarkan buku karangan
Charles Dickens. Inti dari ilm ini adalah pesan ayah Nicholas Nickleby ketika ia masih kecil: Suatu ketika, kau akan mendapatkan seseorang yang lebih baik dariku dalam mengasihimu. Dan, perjalanan yang paling penting dalam hidupmu adalah menemukannya. Ya, ilm ini memang mengisahkan tentang pencarian akan cinta.
Dalam ilm ini, Nicholas ditampilkan sebagai seorang yang penuh pengorbanan untuk keluarga dan teman-temannya. Ia menjadi guru bantu di Dotheboys, pemain drama jalanan, dan melakukan apa pun untuk menghidupi keluarganya. Dalam ilm ini, Nicholas ditampilkan sebagai sosok yang nyaris lelah berbuat baik. Puncaknya, ia berkelahi dengan seorang pria hidung belang bernama Hawk yang berkali-kali meminta adiknya untuk menikahinya.
Konlik yang muncul dalam ilm ini datang dari berbagai pihak dan situasi. Di tangan Douglas McGrath, sutradara sekaligus penulis skenario ilm ini, kisah ini sungguh-sungguh menarik, meskipun harus disimak dengan cermat.
Saya kembali merenungkan tentang cinta ketika menyaksikan ilm ini. Cinta adalah sebuah pencarian yang tidak mudah. Cinta itu berarti melakukan yang terbaik, ... meskipun dunia tidak menganggapnya sebagai yang terbaik, ujar Bunda Teresa. Cinta adalah sebuah proses yang diawali dari diri kita sendiri. Akhirnya, seperti Nicholas, ketika kita sudah mencintai dengan segala daya upaya, Tuhan pun tak tinggal diam: Ia akan memberikan seseorang yang juga akan mencintai kita.
*** Di dalam mengasihi bukan dikasihi hati kita diberkati. Di dalam memberi bukan mengejar pemberian kita mendapatkan apa yang kita minta.
F e b r u a r i Komitmen Akan Menjaganya B erita yang dimuat di sebuah Koran pada 20 Desember 2008
ini terasa sangat pedih. Seorang wanita berusia 20 tahun tewas dalam keadaan hamil karena digebuki pacarnya, yang menolak bertanggung jawab atas kehamilan wanita itu, bahkan justru mengajak wanita itu bersetubuh. Tentu saja, wanita itu menolaknya.
Mungkin, penolakan yang dipadu dengan nafsu yang tak tertahankan, dan mungkin juga kepanikan, memicu pria itu untuk menggebuki pacarnya hingga tewas.
Cinta, nafsu, dan komitmen. Dari sinilah segala hal di atas berakar. Kita dapat mencintai seseorang dengan alasan apa pun karena di dunia ini ada begitu banyak deinisi dan makna cinta. Namun, cinta tak luput dari nafsu, karena, sebagai manusia yang normal, ada kalanya ketika mencintai seseorang kita sangat ber hasrat untuk mencumbunya. Cumbu rayu, persetubuhan, dan segala hubungan isik lainnya akan menyakitkan jika dilakukan tanpa komitmen.
Kini, marilah kita renungkan: apa pun yang membuat kita jatuh hati di masa lalu terhadap seseorang akan diuji dengan keberadaan komitmen.
Mata yang indah, paras yang memikat, sebuah perjumpaan yang istimewa dapat menjadi penyebab berseminya cinta. Namun, terkadang, ketika cinta itu tak lagi bersemi, dilanda musim kering dan badai, kita kerap tidak siap. Kita abai terhadap segala kenangan yang kita miliki dengan orang yang kita kasihi, berikut dengan rasa dan aroma yang terkandung dalam kenangan itu seindah apa pun. Nah, di saat itulah komitmen yang akan menjaganya, hingga akhir.
*** Mencintai memang tidak harus memiliki; namun jika kita mencintai dan memiliki seseorang, kita harus setia.
F e b r u a r i Kini, Aku Tak Menyukainya
S uatu ketika, saya iseng menonton telenovela. Saya lupa apa
judulnya. Ketika menontonnya, kerap kali saya mendengar kalimat-kalimat seperti ini: Rasanya, aku telah jatuh cinta kepadanya atau Kini, aku tak menyukainya, dan lain-lain yang semuanya diucapkan oleh seorang wanita yang amat ber pe rasaan.
Hal yang membuat saya jengah dengan kata-kata tersebut adalah: pada suatu waktu, ia dapat mencintai seorang pria dengan menggebu-gebu, dan, di lain waktu, ia tak lagi mencintainya. Tampaknya, cinta disamakan dengan perasaan negatif, yakni kebo sanan.
Cinta Tuhan itu tanpa syarat. Tuhan tak pernah bosan mencintai. Ketika kita jatuh dalam dosa, Tuhan mencintai kita. Bahkan, ketika kita masih hidup dalam dosa dan belum mengenalNya, Tuhan telah mencintai kita. Sungguh ajaib cintaNya. Tuhan adalah cinta itu sendiri Tuhan adalah kasih.
Dalam keberdosaan kita sebagai manusia, tentulah kita tak sempurna dalam mencintai seseorang. Cinta kita tak sebesar cintaNya. Cinta yang kita miliki harus diperjuangkan lewat pengor banan dan pengabdian yang tulus bagi mereka yang kita cin tai. Bila dunia memutuskan untuk tak lagi mencintai ketika mereka telah bosan, kita tak perlu menjadi sama dengan dunia. Baiklah kita tetap mencintai mereka yang harus kita cintai hingga akhir hayat. Dengan demikian, kita menjadi saksi Tuhan yang telah berirman dengan nama cinta.
*** Cinta mendatangkan cinta, benci mendatangkan benci. Ella Wheeler Wilcox


Relections Of Life Kisah-kisah Kehidupan Yang Meneduhkan Hati Karya Sidik Nugroho di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
F e b r u a r i Bersemi dalam Kesederhanaan dan Penderitaan
M ereka berdua hidup ketika Jepang menjajah Indonesia. Saat
itu kehidupan tengah ditekan penderitaan yang tak kecil. Mereka menjual aneka hasil bumi dengan sebuah pedati. Suatu ketika, roda pedati mereka terperosok di kubangan lumpur saat musim hujan.
Sang suami membetulkan roda pedatinya hingga berlumuran lumpur. Ia ditertawakan istrinya karena dianggap lucu. Tak lama kemudian, sang suami naik ke dalam pedati dan mengelapkan lumpur-lumpur yang ada di badannya ke istrinya. Lalu, mereka bermesraan di dalam pedati.
Dalam penderitaan, cinta dapat bersemi dengan indah karena adanya ikatan yang kuat dalam dua batin manusia. Sepenggal kisah di atas diambil dari novel Kembang Jepun karya Remy Sylado.
Kisah itu adalah kisah iktif. Namun, dalam kehidupan yang serba metropolis dan penuh gejolak seperti sekarang, asmara kerap kali disejajarkan dengan kebahagian; kebahagiaan disejajarkan dengan kemapanan; kemapanan disejajarkan dengan harta, jabatan dan kedudukan. Alhasil, kita lupa akan hakikat cinta; bahwa dalam segala kesederhanaan dan penderitaan, ia selalu ada selama kita membuka diri untuk menerima dan memberikannya.
Rangkaian badai kehidupan dan persoalan akan terus terjadi di masa yang akan datang. Tajuk di koran dan berita di televisi dan internet kerap meramalkan hal itu. Seiring dengan itu semua, kesetiaan dan cinta kita akan diuji. Ujian itu menantang kesiapan kita; apakah kita akan berdiri teguh atau goyah. Pada akhirnya, kita pun menyadari, ketika kita tetap teguh mencintai dan dicintai, hal itulah yang memberikan kekuatan kepada kita untuk tetap men jalani kehidupan.
*** Kasih sayang yang indah dirasakan ketika kebersamaan selalu terjadi dalam suka dan duka.
F e b r u a r i Kasih, Kesetiaan, dan Pengabdian
D alam salah satu rekaman khotbahnya, Bill Wilson, pendeta
ternama asal Brooklyn yang banyak menggembalakan anak yang terbuang, menutup khotbahnya tentang kasih dengan sebuah cerita tentang kesetiaan.
Suatu ketika, ia diundang berkhotbah di sebuah gereja di Florida. Dari atas mimbar ia terkesima pada seorang pria tua, usianya sekitar 70 tahun, yang sedang memegangi dagu istrinya, berusaha menegakkannya, supaya ia dapat mendengar ayat-ayat Alkitab yang dijadikan bahan khotbah pada pagi itu dari bisikan si kakek.
Kebaktian usai. Sebelum kakek dan nenek tua itu menuju mobil mereka, Bill menyapa mereka. Dan, dari sang kakek tua ia mendengar sebuah cerita yang akan selalu dikenangnya. Kakek itu berkata bahwa istrinya sudah lumpuh sejak tujuh belas tahun silam. Ia nyaris tidak bisa melakukan apa pun.
Ketika orang meninggalkan orang lain karena tidak ada lagi hal yang menarik dan bermanfaat dari hidupnya, ada saja orang yang justru memberi diri kepada orang yang demikian.
Kasih, kesetiaan, dan pengabdian selalu berjalan beriringan. Tidak bisa tidak! Seseorang yang memiliki kasih akan selalu setia pada apa dan siapa pun yang ia kasihi, dan menjadi pribadi yang mengabdi dengan sepenuh hati untuk kebaikan apa dan siapa pun yang ia kasihi. Mungkin, dunia tempat kita tinggal menganggap ketiga hal ini tidak penting, tetapi sesungguhnya inilah yang menjadi dasar kedamaian hidup.
*** Mencintai seseorang karena pesona yang dimilikinya amat mudah; setia pada orang yang pesonanya telah luluh dan lenyap bukanlah perkara yang mudah.
F e b r u a r i Cincin yang Dibuang ke Laut
S eorang ibu berkisah kepada saya sebuah kisah cinta yang
muram dan pilu. Suatu ketika, seorang wanita, sebutlah namanya In, jatuh hati dengan seorang pelaut, sebutlah namanya Sam. Beberapa waktu berselang, cinta In ditanggapi Sam.
Janji terucap dari bibir Sam bahwa suatu saat ia akan kembali, dan hidup bersama dengan In. Mungkin, seperti sebuah lagu yang digubah oleh Yovie Widianto: Walau ke ujung dunia, pasti ku kan menunggu. Meski ke tujuh samudera, pasti ku kan menanti, In menanti Sam. Dan, sebagai bukti cinta, Sam memberikan sebuah cincin kepada In.
In mengelus-elus cincin itu setiap kali mengingat Sam. Namun sayang, suatu hari ketika kapal Sam berlabuh di sebuah dermaga, In yang kangen padanya amat kaget ketika melihat Sam di kamarnya sedang bermesraan dengan wanita lain. Tanpa banyak berkata-kata, In keluar dari kapal, melepas cincinnya, dan membuangnya ke laut. Cinta In sirna, seperti cincin yang lunglai dan tenggelam di dasar laut. Apa yang terjadi dalam kehidupan In selanjutnya" Ia menjadi wanita penghibur di hotel, di beberapa kota di Kalimantan Barat.
Dari kisah nyata ini, ada dua pelajaran yang dapat kita petik. Pertama, dari Sam, terkadang manusia tidak menepati janjinya. Karenanya, jangan terlalu banyak berharap akan janji yang diucapkan seseorang, dan jangan mudah berjanji. Kedua, dari In, kesedihan akibat dikhianati oleh seseorang tak seharusnya membuat hidup kita berantakan menjadi tak berharga. Selama kita masih bernapas, kita harus belajar tabah, karena orang dan keadaan selalu punya peluang untuk memahitkan hati kita.
*** Ketidakhadiran ibarat angin bagi cinta. Ia mematikan cinta yang kecil, tetapi mengobarkan cinta yang besar.
Francois de la Rochefoucauld
F e b r u a r i Mengonsumsi atau Mencintai"
D alam Pacaran Asyik dan Cerdas, Arie Saptaji mengutip per-
nyataan Michael Lawrence: Terlalu sering dalam hu bungan berpacaran kita berpikir dan bertindak seperti kon sumen ketim bang pelayan. Dan, parahnya kita bukanlah konsumen yang baik.
Kemudian, ia menguraikan hal-hal yang membuat kita tampak sebagai konsumen yang serakah dalam bercinta. Kita mem bangun hubungan hanya untuk memanfaatkan segenap kebe radaan pasangan kita. Kita membangun hubungan hanya untuk kesenangan. Dan yang paling parah, kita membangun hubungan tanpa kepastian sementara hubungan itu sudah berlangsung sekian lama dan mestinya dilanjutkan ke pernikahan.
Sebagai ganti kelangsungan hubungan, mata dan hati kita jelalatan. Kalau ada calon lain yang tampak lebih baik, kita menyanyi bersama ST 12, Putuskanlah saja pacarmu, lalu bilang I love you... padaku.
Hubungan asmara antara dua manusia semestinya dil andasi dengan kasih sayang, pengorbanan, dan keputusan. Namun, karena gaya hidup konsumtif makin disukai banyak orang, hubungan yang kita bangun pun menjadi hubungan yang konsumtif. Ini bukan semata-mata soal sikap yang materialistis, melainkan masalah kesejatian dan konsistensi dalam mencintai orang lain.
Jika kita sudah membangun sebuah hubungan tidak hanya pacaran, tetapi juga pernikahan tetapi selalu ingin mendapatkan yang lebih baik, maka kita tidak akan pernah merasa cukup. Kita selalu ingin mencoba lagi dan lagi. Sebenarnya, dengan cara demikian, kita sedang mengucapkan selamat datang pada lingkaran setan ketidakpuasan.
*** Manusia yang mau bersyukur niscaya mendapatkan sesuatu yang lebih baik dari hari kemarin.
F e b r u a r i Meyakinkan, Lalu Menyakitkan
T eman kos saya berkisah tentang temannya. Pria itu adalah
seorang pimpinan di sebuah perusahaan. Tentu saja, ia kaya, tenar, dan muda. Kekasihnya tak kalah memikat; cantik, energik, dan juga kaya anak seorang pemilik beberapa SPBU. Keduanya menjalin cinta yang banyak diidam-idamkan orang; rumah mewah, mobil mewah, pakaian mewah, dan bulan madu mewah, lengkap sudah!
Namun, apa yang terjadi lima tahun kemudian" Hampir cerai! Si pria kini sering membawa wanita lain, bahkan di kantor tempat ia bekerja.
Mulanya, kata teman saya, Si cewek kagum karena pria itu sangat meyakinkan.
Saya mengangguk-angguk, lalu menimpali dengan spontan, Meyakinkan, lalu menyakitkan.
Ya, kita kerap terjerat pesona sekejap. Sadarlah bahwa suatu waktu hal-hal yang membuat seseorang memikat akan pudar. Mungkin, kewibawaan yang membuat pria itu mampu meyakinkan orang lain akan tetap ada di mata anak buahnya, tetapi tidak di mata istri yang mulai mengenal beragam tabiatnya.
Selang satu minggu setelah mendengar kisah itu, teman saya yang lain mengirimkan pesan singkat: Beberapa orang berkata, Jangan menghayati terlalu banyak jika kau tak ingin mendapatkan kekecewaan! Namun, Ia berkata, Aku menghayati apa yang kaurasakan dan ingin membuat janji setia denganmu. Ya, semua manusia berpeluang mendatangkan sakit hati dan kekecewaan, hanya Tuhan yang tak pernah menyakitkan dan mengecewakan.
*** Ketika tidak ada harapan akan masa depan, tidak ada kekuatan pada masa kini. John C. Maxwell
F e b r u a r i Saya Ingin Menggantikan...
J uli 1941, seorang tahanan perang menghilang dari Auschwitz,
sebuah kamp konsentrasi Nazi bagi orang Yahudi yang terletak di sebelah selatan Polandia. Tentu saja, hal ini membuat tentara Nazi berang. Jika dalam waktu 24 jam tahanan itu tidak ditemukan, 10 orang dari sekitar 600 orang yang ada di sana akan secara acak dipilih untuk dibunuh.
Waktu itu tiba. Seorang mantan serdadu akan turut dibunuh. Francis Gajowniczek namanya. Ketika menerima hukuman itu, Gajowniczek berteriak, Oh anak-anakku, istriku yang malang!
Lalu, muncul keributan. Seorang pria yang dikenal suka mem bagi makanannya, ringkih, dan suka membimbing orang lain untuk mengucapkan doa pengakuan dosa tampil ke depan. Ya, ia adalah seorang imam Katolik. Ia berkata, Saya ingin menggantikan salah satu dari para tahanan ini. Dan, ia menunjuk Gajowniczek.
Namanya Maximilian Kolbe. Ia adalah seorang pemuda yang biasa hidup menderita sejak kecil.
Lalu, mereka membawanya ke penjara bawah tanah di sebuah blok. Di sana, para tahanan disiksa dengan cara tidak diberi makan dan pakaian yang layak. Hingga dua minggu, hanya empat dari sepuluh orang yang bertahan hidup. Dan, Pastor Kolbe meninggal terakhir, di hari ke-15, setelah disuntik mati.
Tentang kepahlawanan, hidup, dan kasihnya, Paus berkata, Berjuta-juta orang telah dikorbankan oleh kesombongan dari kekuasaan dan kegilaan rasialisme. Namun, di tengah-tengah kegelapan tersebut bersinarlah tokoh Maximilian Kolbe. Di atas ruang kematian yang besar tersebut melayanglah irman kehidupanNya yang ilahi dan kekal: kasih yang penuh penebusan.
*** Iman yang kecil akan membawa jiwamu ke surga; tetapi iman yang besar akan membawa surga ke dalam jiwamu.
Charles H. Spurgeon F e b r u a r i Ratna Telah Pergi 7 September 2008. Hari masih pagi, hampir jam tujuh. Hari itu
hari Minggu, dan saya sedang menyetrika baju untuk pergi ke sebuah gereja yang belum pernah saya kunjungi sebelumnya di Surabaya. Saya diundang teman saya untuk pergi ke sana.
Ketika menyetrika, dengan jelas saya mendengar siaran televisi dari kamar teman kos saya. Berita menyebutkan seorang Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang baru saja meninggal dunia. Namanya Ratna.
Yang menarik dari berita itu: tidak ada satu pun saudara Ratna yang mengantar kepergiannya sejak ia sakit hingga ak hirnya menuju liang lahat. Hanya beberapa teman seprofesinya. Sejenak, kegiatan menyetrika saya hentikan, dan merenung: saatsaat menjelang kematiannya sungguh sangat pedih. Ia menderita sebatang kara.
Beberapa minggu kemudian, saya mendengar kata-kata yang menarik dari seorang pendeta. Ia mengutipnya dari D.L. Moody, seorang tokoh ternama di masa lalu. Kurang lebih Moody menyatakan, Betapa banyak karangan bunga yang kita berikan bagi seseorang ketika ia meninggal. Betapa mulia kata-kata yang kita pujikan bagi orang-orang yang telah pergi. Namun, kita lupa, bahkan enggan, untuk melakukan hal yang sama semasa mereka masih hidup.
Memang, kasus yang dialami Ratna adalah kasus khusus; ia pergi atas kemauannya sendiri.
Pernahkah kita berpikir tentang orang-orang terdekat kita yang suatu saat juga akan pergi" Ketika membayangkan bahwa suatu saat mereka tidak lagi dapat membuka matanya, sebaiknya kita membahagiakannya saat ini dengan cara apa pun yang dapat kita lakukan.
*** Semua penyakit berakar pada ketiadaan atau keringnya cinta. Dr. Bernie Siegel
F e b r u a r i Gigih Demi Cinta S uatu ketika, Llyod Christmas, seorang tokoh dalam ilm
komedi Dumb and Dumber, jatuh hati kepada Mary Swanson. Ia menyatakan cinta itu dan ditolak. Namun, ia bertekad untuk terus mencoba peluangnya dengan bertanya, Berapa banyak kesempatan yang aku miliki untuk memikat hatimu" Mary menjawab, Seribu banding satu.
Jawaban ini membuat Lloyd girang. Bahkan, saking riangnya ia berkata, Nah, itu berarti aku masih memiliki kesempatan, kan"
Sekilas ekspresi Lloyd terkesan naif. Orang yang bodoh seperti dia itulah sebabnya, mengapa ilm itu diberi judul demikian berharap mendapatkan seseorang yang istimewa. Dan, ia memperjuangkannya dengan gigih; atas nama cinta. Sedemikian besar hasratnya untuk mendapatkan apa yang paling ia harapkan.
Tampaknya, kita perlu berkaca pada kegigihan Lloyd, terutama dalam hal: bahwa apa pun yang kita upayakan di dunia ini akan menjadi indah jika Tuhan menyertai.
Orang yang mengandalkan kekuatannya sendiri adalah orang yang malang. Kegigihan dalam berusaha itu perlu, tetapi bukan kegigihan yang didorong nafsu atau keserakahan; melainkan kegigihan yang dipertahankan bersama Tuhan. Ketika kita meletakkan semua pengharapan dan kerinduan kita kepada Tuhan, maka seburuk apa pun keadaan kita, Ia bisa memberikan jawaban yang layak untuk kesetiaan dan ketekunan yang kita lakukan.
*** Jika kita sungguh-sungguh menginginkan cinta, maka pada akhirnya cintalah yang akan menunggu kita.
Oscar Wilde F e b r u a r i Ketika Kasih Menjauh S uatu ketika, saya dan beberapa teman dari gereja mengunjungi
sebuah panti jompo di Lawang. Kami membawa oleh-oleh berupa sedikit bahan makanan pokok dan selimut untuk tidur. Se bagian dari mereka yang ada di sana tampak sehat, sebagian lagi tampak lemah. Bahkan, ada seorang yang duduk di kursi roda dengan mata berkaca-kaca ketika mendengar kami bernyanyi, memuji Tuhan.
Pengelola panti jompo menyatakan bahwa para kakek dan nenek yang ada di tempat itu sangat senang bila mendapat kunjungan. Beberapa dari mereka ditelantarkan oleh keluarganya karena beberapa alasan. Keberadaan teman-teman sebaya dan senasib, dan kunjungan sesekali dari tamu seperti kami, memicu semangat mereka untuk bertahan dalam menjalani hidup.
Henri Nouwen, penulis yang kaya akan renungan, pernah berkata: Tidak ada manusia yang dapat bertahan hidup jika tidak ada orang yang mendampinginya di saat-saat kritis. Benar, manusia memang diciptakan untuk berbagi dengan sesamanya tidak sendirian.
Ketika merenungkan kenyataan bahwa suatu saat kita akan tua, lemah, dan mungkin saja berada dalam kondisi kritis, apa kah kita mau menganggap beragam relasi yang telah Tuhan anugerahkan kepada kita sebagai hal yang penting"
Utamanya, sebuah keluarga yang di dalamnya kita ditetapkan untuk saling menopang, mengasihi, dan menerima. Hal ini penting karena ketika kasih dalam hidup kita menjauh, kesendirian akan mendera batin kita.
*** Satu-satunya cara agar kita memperolehi kasih sayang adalah dengan tidak agar kita dicintai, tetapi mulailah memberi kasih sayang kepada orang lain tanpa mengharapkan balasan.
Dale Carnegie F e b r u a r i Yang Diharapkan Ketika Kembali
S ejak empat tahun lalu, hampir tiap akhir pekan saya pulang ke
Malang. Saya bekerja di Sidoarjo, sedangkan kedua orangtua saya tinggal di Malang. Ada saat-saat yang selalu saya tunggu setiap akhir pekan ketika bertemu dengan keluarga. Saat-saat ketika saya dan orangtua saling bercerita di meja makan tentang kehidupan kami masing-masing.
Juga, saat-saat di mana keponakan saya yang masih balita selalu menyambut saya ketika mendengar bunyi pagar rumah dibuka. Ia akan berlari keluar, menyerukan nama saya, dan minta digendong. Ia senang jika saya mengajaknya melihat kambing, domba, dan beberapa ikan di kolam yang ada di dekat sawah di sekitar perumahan kami.
Setiap orang yang baru tiba dari bepergian jauh selalu mengharapkan seseorang menunggunya di stasiun atau bandara. Setiap orang ingin menceritakan kisahnya dan membagi kepedihan hati atau sukacitanya dengan keluarganya, yang menunggunya untuk pulang, ujar seorang yang bijaksana.
Hal itu memang benar. Itulah yang membuktikan bahwa manusia tidak dapat hidup sendiri. Manusia mengharapkan adanya orang lain ketika ia kembali dari suatu tempat. Sesungguhnya, ketika menutup diri, kita mengecilkan arti diri kita yang sebenarnya. Jurang yang dalam berupa prinsip atau tujuan hidup memang dapat menjadi pemisah sebuah relasi. Namun, kita tetap dapat dikasihi, meskipun kadang orang yang mengasihi kita tak selalu sejalan dan sepikiran dengan kita.
*** Untuk mendapatkan kesenangan sepenuhnya, Anda harus memiliki seseorang untuk berbagi dengannya.
Mark Twain F e b r u a r i Cinta yang Menjadi Kenangan
D alam Meniti Bianglala (The Five People You Meet in Heaven)
karangan Mitch Albom, dikisahkan sebuah pertemuan imajiner antara Eddie, si tokoh utama, dengan istrinya yang sudah meninggal. Mereka bertemu di surga. Dalam pertemuan itu, rasa kangen Eddie membuncah karena sudah sekian lama ia tak bertemu istrinya. Istrinya tampak seperti ketika ia masih muda, ketika Eddie merasakan gairah cinta pertamanya. Saat mereka bertemu, sang istri mengucapkan kata-kata yang indah:
Cinta itu tidak pernah hilang. Hanya bentuknya saja yang berbeda. Kau tidak bisa melihat senyumnya... atau berdansa dengannya. Namun, ketika indra-indra itu melemah, indra-indra lain menguat. Kenangan. Kenangan menjadi pasanganmu. Kau memeliharanya. Kau mendekapnya. Kau berdansa dengannya. Kehidupan harus berakhir. Namun, cinta tidak.
Pernahkah Anda kehilangan seseorang yang sungguh-sungguh Anda cintai" Jika Anda sungguh-sungguh mencintai mereka, maka sekalipun waktu terus berjalan dan kesibukan dalam hidup ini tak pernah berhenti, kenangan tentang mereka akan tetap hi dup, bukan" Dan, ketika Anda tak bisa menghapus berbagai kenangan itu, itulah yang menjadi bukti bahwa cinta Anda masih hidup.
Kepergian orang yang dikasihi memang berat untuk dilalui. Namun, kehidupan akan terus berjalan. Suatu saat kita pun akan pergi, dan orang-orang yang mengasihi kita juga akan kehilangan kita. Dan, bersyukurlah kita jika kenangan akan cinta itu tetap hidup, karena dalam kehidupan ini kita memang diciptakan untuk saling mencintai.
*** Ketika Anda menyembunyikan pikiran buruk dalam hati Anda, akan terpancar kekuatan kelam. Berpikir tentang cinta, meski tak mengucapkannya, akan membuat dunia menjadi lebih terang. Ella Wheeler Wilcox
F e b r u a r i Waktu: Sang Penguji Cinta
D i suatu pulau kecil, Cinta tinggal bersama-sama dengan
Kesedihan, Kekayaan, Kebahagiaan dan Kecantikan. Suatu hari, banjir menerpa pulau itu.
Kekayaan lewat, dan Cinta dibiarkannya dengan alasan perahunya sudah penuh harta benda. Kebahagiaan lewat, juga dengan sebuah perahu. Namun, teriakan Cinta tak didengarnya karena ia sangat berbahagia telah menemukan perahu. Tak lama kemudian, kecantikan pun lewat. Melihat Cinta yang basah kuyup dan kotor, ia tak peduli. Terakhir, lewatlah Kesedihan. Ketika melihat Cinta, ia menyatakan bahwa ia terlalu sedih atas banjir yang menerjang pulau itu.
Alhasil, Cinta sendirian tanpa teman. Namun, ketika pulau itu hampir tenggelam, lewatlah sebuah perahu. Cinta dibawanya dan... diselamatkannya. Ternyata, pendayung perahu itu bernama Waktu. Mengapa Cinta diselamatkan Waktu"
Karena, hanya Waktu yang tahu seberapa besar nilai sebuah Cinta, ujar seseorang.
L oumo misura il tempo e il tempo misura l oumo. Pepatah Yunani ini berarti: manusia mengukur waktu dan waktu mengukur manusia. Demikian pula halnya dengan keberadaan cinta dalam diri seseorang hanya waktu yang bisa mengukurnya.
Dalam dunia yang serba instan seperti sekarang ini, kita semakin gamang menerka sebuah cinta yang asli. Banyak kejahatan dilakukan atas nama cinta. Banyak bukti diminta demi meyakinkan keberadaan cinta. Tanpa kesetiaan dan dedikasi, cinta kerap diumbar demi memuaskan nafsu birahi. Namun, pada akhirnya, hanya cinta yang disertai ketulusan yang akan tetap bertahan ketika waktu mengujinya.
*** Cinta yang asli tahan uji, sedangkan yang palsu tak mampu menahan diri.
F e b r u a r i Kenangan dalam Kehilangan
D ua tahun lalu, seorang murid saya meninggalkan sekolah. Dia
adalah anak yang suka bernyanyi. Ia kerap menghabiskan waktu bersama saya ketika istirahat dengan bernyanyi. Ia senang sekali dengan gitar. Juga, ia suka pada saya karena saya sering memainkan gitar. Kepada orangtuanya, ia pernah mengatakan bahwa ia menginginkan potongan rambut seperti saya.
Akan tetapi, suatu ketika, ia harus pergi karena suatu alasan yang rasanya terlalu panjang untuk dikisahkan di sini.
Dalam mengajar, juga mendidik, kita tak boleh pilih-pilih. Namun, tak dapat dipungkiri bahwa dari sekian ratus siswa, ada beberapa siswa yang dekat dengan saya, bahkan ada yang sama sekali tidak. Murid yang satu ini dapat dikatakan yang paling dekat dengan saya di sekolah.
Kehilangan seorang murid yang saya kasihi membuat saya belajar sesuatu yang penting dalam hubungan antar-manusia: bahwa hidup akan menjadi lebih hidup jika kita bisa mengisinya dengan hal-hal yang berarti selama kita hidup dengan orang lain. Itulah yang kelak akan disebut kenangan. Semua kenangan yang baik, indah, lucu, dan tak terlupakan akan menjadi milik kita jika kita bisa menghargai setiap hubungan yang Tuhan anugerahkan untuk kita jalani dengan orang lain.
Dan, rasanya, hal-hal ini pulalah yang menjadi hal indah yang menghiasi benak kita di waktu malam, atau di lain waktu, ketika kita hendak tertidur untuk selamanya, dan tak lagi membuka mata.
*** Adanya kenangan membuat kehilangan seseorang yang berarti dalam hidup kita tak hilang selamanya.
F e b r u a r i Ketika Cinta Harus Kehilangan
M ungkin, tidak banyak orang yang mengenal Mary Austin.
Ia adalah karyawati yang bekerja di sebuah butik di London, yang pernah menjalin hubungan asmara dengan Freddie Mercury vokalis Queen, band legendaris asal Inggris selama tujuh tahun.
Akan tetapi, entah mengapa, perjalanan cinta mereka kandas di tengah jalan. Cinta kami berakhir dengan air mata, tetapi ikatan yang mendalam antara kami berdua tumbuh dari pengalaman itu, dan tidak ada orang yang bisa mengambil hal itu dari kami, ujar Freddie Mercury. Di kemudian hari, ia menciptakan lagu Love of My Life sebuah lagu tentang cinta yang hilang yang tak lekang oleh perubahan zaman.
Banyak orang yang mempersoalkan tentang kehidupan pribadi Freddie Mercury, terutama soal perilakunya yang urakan. Namun, tak sedikit juga yang menggemari karya-karyanya dengan sepenuh hati, dan tidak ambil pusing dengan perilakunya. Terkait dengan relasinya dengan Mary Austin, mereka tetap akrab satu sama lain. Hingga Freddie Mercury wafat pada 24 November 1991, hubungan baik antar keduanya tetap tak terpisahkan. Bahkan, Mary Austin mewarisi beberapa kekayaan Freddie Mercury.
Mayoritas orang cenderung memilih untuk melupakan mantan kekasihnya ketika hubungan mereka kandas di tengah jalan. Bahkan, tak sedikit yang menyimpan trauma dan dendam. Ketika cinta harus pergi, dan tak bisa dipertahankan, kita dituntut untuk bersikap dewasa, tetap kuat, dan terus melanjutkan hidup.
*** Aku mencintaimu tanpa mengetahui bagaimana, mengapa, atau bahkan dari mana engkau berasal. ilm Patch Adams
M a r e t ~ 1 Maret ~ Menularkan Ilmu A ndrew Carnegie, seseorang yang sangat berjasa bagi bangsa
Amerika, pernah menyatakan, Saya berutang terhadap semua keberhasilan yang pernah saya raih, khususnya terhadap kemampuan saya untuk membuat orang-orang yang lebih pandai dari saya berada di sekitar saya.
Carnegie mengakui bahwa semasa hidupnya ia kurang mampu untuk melakukan satu hal yang penting, yaitu: menularkan kelebihannya kepada orang lain. Ia adalah sosok manusia yang hidup dengan pencapaian yang luar biasa di zamannya. Ia mulai bekerja pada usia 13 tahun sebagai pemintal di pabrik kertas de ngan gaji 1,25 dolar seminggu. Seiring berjalannya waktu, ia berkembang menjadi salah satu pebisnis andal. Tak banyak orang yang mampu menyaingi apa yang telah diraihnya.
Kini, mari kita merenung: apakah kita melakukan hal yang sama" Apakah kita merasa kurang mampu untuk membagi apa yang menjadi kelebihan kita pada orang lain" Atau, jangan-jangan kita justru tidak bersedia untuk menularkan kelebihan kita kita kepada orang lain karena takut tersaingi" Jika demikian adanya, mari kita berubah.
Segala sesuatu yang kita kerjakan dalam kehidupan membutuhkan pembaruan/penggantian (regenerasi). Suatu saat, kita akan berbahagia jika kita mendapati bahwa apa pun yang kita kerjakan diteruskan oleh orang lain. Mengapa" Karena dengan demikian kita telah menularkan ilmu kita kepada mereka. Hidup yang pelit tidak akan mendatangkan sukacita. Kebesaran seseorang juga ditentukan dari hal-hal yang ia wariskan kepada orang lain.
*** Anda dapat mengesankan orang-orang dari jauh, tetapi Anda hanya dapat mempengaruhi mereka dari dekat.
Pusaka Para Dewa 2 Dewa Arak 14 Sepasang Alap-alap Bukit Gantar Sepasang Naga Lembah Iblis 2
^