Anne Of Green Gables 3

Anne Of Green Gables Karya Lucy M . Montgomery Bagian 3


Anne melompat bagaikan sebuah roket. Oh, Marilla, apakah tidak terlambat"
Tidak, sekarang baru jam dua. Mereka pasti belum berkumpul dan masih ada waktu satu jam sebelum acara
gaun genggangmu. Aku akan menyiapkan keranjang untukmu. Ada persediaan makanan yang dipanggang di tempat penyimpanan. Aku akan menyuruh Jerry untuk menyiapkan kuda dan kereta bugi, lalu mengantarmu ke tempat piknik.
Oh, Marilla, seru Anne, berlari ke tempat cuci muka. Lima menit yang lalu aku begitu menderita, sehingga kuharap aku tak pernah lahir. Dan sekarang, aku tak akan sudi bertukar tempat dengan malaikat!
Malam itu, Anne yang kelelahan tetapi benar-benar bahagia kembali ke Green Gables dengan perasaan penuh rasa syukur, yang sulit untuk diceritakan.
Oh, Marilla, aku benar-benar mengalami saat-saat yang sangat bergelora. Gelora adalah sebuah kata baru yang kupelajari hari ini. Aku mendengar Mary Alice Bell mengatakannya. Bukankah kata itu sangat ekspresif" Semuanya indah. Acara minum tehnya sangat menyenangkan, kemudian Mr. Harmon Andrews membawa kami semua berperahu di Danau Riak Air Berkilau enam orang setiap kali. Dan Jane Andrews hampir saja terjatuh ke air. Dia membungkuk untuk mengambil bunga teratai dan jika Mr. Andrews tidak menyambar ikat pinggangnya tepat waktu, dia pasti akan terjatuh dan mungkin tenggelam. Kuharap aku yang mengalaminya. Pasti hampir tenggelam merupakan sebuah pengalaman yang romantis. Itu adalah sesuatu yang menggetarkan untuk dikisahkan. Dan kami makan es krim. Aku tidak mampu menerangkan rasa es krim dengan kata-kata. Marilla, aku meyakinkanmu, rasanya sangat menakjubkan.
Malam itu, Marilla menceritakan seluruh peristiwa itu kepada Matthew ketika telah selesai melakukan tugas-tugas malamnya.
mengatakan dengan jujur, tapi aku telah mempelajari sesuatu. Aku selalu tertawa jika memikirkan pengakuan Anne itu, meskipun seharusnya aku tidak melakukannya karena hal itu benar-benar suatu kepalsuan. Tapi, tampaknya hal itu tidak akan seburuk kepalsuan lain, entah bagaimana, dan aku memang bertanggung jawab atas itu semua. Anak itu sulit untuk dimengerti dalam beberapa hal. Tapi, aku yakin dia pasti akan berubah ke arah yang lebih baik. Dan ada satu hal yang sudah pasti, tak akan ada rumah yang membosankan selama dia tinggal di dalamnya.
Kemarahan yang Tidak Perlu Jauh lebih menyenangkan daripada berputar ke jalan; di sana begitu berdebu dan panas, jawab Diana dengan praktis, mengintip ke dalam keranjang makan siangnya dan dalam hati menghitung, jika tiga buah tart raspberry yang nikmat dan segar di dalam keranjang harus dibagi untuk sepuluh orang, berapa gigitan yang akan didapat oleh setiap anak perempuan"
Anak-anak perempuan yang bersekolah di Avonlea selalu berkumpul ketika makan siang. Dan memakan tiga tart raspberry-mu sendiri atau hanya membaginya dengan sahabat terbaikmu akan membuat gadis yang melakukan itu selamanya dicap sebagai gadis yang sangat kejam . Dan tentu saja, jika kue tart itu dibagi ke seluruh anak perempuan, kita pasti tidak akan merasa puas.
Jalan yang dilalui Anne dan Diana untuk pergi ke sekolah adalah jalan yang indah. Anne berpikir perjalanan menuju dan kembali dari sekolah dengan Diana tidak dapat lebih indah lagi, bahkan di dalam imajinasinya. Perjalanan melalui jalan utama akan sangat tidak romantis; tetapi melewati Kanopi Kekasih, Danau Dedalu, Permadani
seperti juga nama-nama tempat yang mereka lewati.
Kanopi Kekasih terbentang di bawah kebun Green Gables dan terbuka lebar ke arah hutan di ujung lahan pertanian keluarga Cuthbert, dinaungi oleh kanopi daundaun pepohonan. Sapi-sapi selalu dituntun melewati jalan itu menuju padang rumput di belakang, dan dari sanalah kayu diambil saat musim dingin. Anne menamainya Kanopi Kekasih sebelum dia genap sebulan tinggal di Green Gables.
Tak ada sepasang pun kekasih yang benar-benar berjalan di sana, dia menerangkan kepada Marilla, tapi, aku dan Diana membaca sebuah buku yang benar-benar memesona, dan ada sebuah tempat bernama Kanopi Kekasih di sana. Jadi, kami ingin memilikinya juga. Dan itu nama yang indah, apakah kau juga berpikir begitu" Sangat romantis! Kita tidak bisa membayangkan sepasang kekasih ada di sana, tentu saja. Aku menyukai jalan itu karena kita bisa mengungkapkan pikiran kita keras-keras tanpa ada orang lain yang menyebutmu gila.
Pada pagi hari, awalnya Anne berjalan sendirian, menyusuri Kanopi Kekasih hingga ke sungai kecil. Di sana, Diana menunggunya, dan dua gadis kecil itu menyusuri jalan di bawah naungan daun-daun pohon mapel yang melengkung mapel adalah pohon-pohon yang sangat ramah, kata Anne; mereka selalu mendesah dan berbisik kepadamu hingga mereka tiba di jembatan dari kayu kasar. Kemudian, mereka meninggalkan jalan itu dan melewati halaman belakang rumah Mr. Barry, melewati Danau Dedalu. Setelah Danau Dedalu, ada Permadani Violet sebuah lekukan kecil yang rimbun di bawah bayangan hutan lebat milik Mr. Andrew Bell. Tentu saja di sana tidak ada
tapi Diana berkata, pada musim semi ada ribuan bunga violet di sana. Oh, Marilla, bisakah kau membayangkan melihat semua" Itu benar-benar membuatku tak bisa bernapas. Aku menamakannya Permadani Violet. Diana berkata, dia tidak pernah melihat orang lain yang menyamaiku dalam memberi nama indah kepada tempattempat yang dikenal. Rasanya menyenangkan karena kita cerdas dalam suatu hal, iya, kan" Tapi, Diana memberi nama sebuah tempat dengan Jalan Birch. Dia ingin menamainya, jadi aku membiarkannya. Tapi, aku yakin aku bisa menemukan sesuatu yang lebih puitis daripada Jalan Birch yang sederhana. Semua orang bisa memikirkan sebuah nama seperti itu. Tapi, Jalan Birch adalah salah satu tempat paling indah di dunia, Marilla.
Memang benar. Tidak hanya Anne, semua orang berpikir begitu juga ketika mereka melewatinya. Jalan itu sempit dan berkelok-kelok, terentang di sepanjang bukit melalui hutan Mr. Bell. Di sana, cahaya matahari berhamburan dalam wujud lapisan-lapisan seperti permukaan intan, bagaikan berasal dari jantung permata yang bersinar sempurna. Cahayanya menyelinap di antara pohon-pohon birch muda yang langsing, yang beranting putih dan berdahan melengkung; tanaman-tanaman pakis, starflower, lily-of-the-valley liar, dan rumpun-rumpun pigeonberry tumbuh lebat di sekitarnya; dan selalu ada aroma rempah-rempah yang nikmat di udara, dan kicauan burung yang bersahutan, serta angin hutan yang seakan tertawa di antara pepohonan di atas. Sejak dulu hingga sekarang, kita bisa melihat seekor kelinci melompat-lompat menyeberangi jalan, jika kita tenang yang jarang sekali bisa dilakukan oleh Anne dan Diana. Seiring turunan lembah, jalan itu terbuka ke jalan utama, dan dari situ mereka
Sekolah di Avonlea merupakan sebuah gedung bercat putih bersih, dengan atap rendah dan jendela-jendela yang lebar. Di bagian dalam, bangunan itu dilengkapi dengan banyak meja kuno yang nyaman, dengan permukaan meja yang bisa dibuka-tutup. Seluruh permukaannya dipenuhi ukiran inisial dan simbol dari tiga generasi murid sekolah di sana. Gedung sekolah itu berada jauh dari jalan dan di belakangnya ada sebuah hutan cemara yang gelap dan sebuah sungai kecil. Di sungai kecil itu semua anak menyimpan botol-botol susu mereka setiap pagi, agar isinya tetap dingin dan manis hingga waktu makan siang.
Marilla melihat Anne pergi ke sekolah pada hari pertama di bulan September dengan banyak sekali kekhawatiran diam-diam di dalam hatinya. Anne adalah seorang gadis kecil yang aneh. Apakah dia akan cocok dengan anak-anak lain" Dan bagaimana caranya dia bisa menahan lidahnya selama waktu sekolah"
Tetapi, bagaimanapun, hal yang terjadi lebih baik daripada kekhawatiran Marilla itu. Anne pulang sore itu dengan penuh semangat.
Kupikir aku akan menyukai sekolah ini, dia mengumumkan. Meskipun aku tidak terlalu memikirkan gurunya. Setiap waktu dia memilin kumisnya dan memerhatikan Prissy Andrews. Prissy sudah besar, kau tahu. Dia sudah enam belas tahun dan sedang mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian masuk Akademi Queen di Charlottetown tahun depan. Tillie Boulter mengatakan bahwa guru itu tergila-gila kepada Prissy. Dia berkulit indah dan memiliki rambut cokelat yang ikal, dan dia menggulungnya dengan sangat anggun. Dia duduk di
juga, hampir setiap saat dia bilang untuk menerangkan pelajaran kepada Prissy. Tapi, Ruby Gillis berkata, dia melihat sang guru menulis sesuatu di batu tulis Prissy. Dan ketika Prissy membacanya, dia tersipu, mukanya semerah bit, dan dia tertawa kecil; dan Ruby Gillis berkata, dia yakin tulisan itu sama sekali tidak ada hubungannya dengan pelajaran.
Anne Shirley, aku tidak mau mendengarmu membicarakan gurumu seperti itu lagi, kata Marilla dengan tajam. Kau tidak bersekolah untuk mengkritik gurumu. Kupikir dia bisa mengajarkanmu sesuatu, dan tugasmu adalah untuk belajar. Dan aku ingin kau benar-benar mengerti bahwa kau tidak boleh pulang ke rumah dengan cerita semacam itu tentangnya. Itu adalah sesuatu yang tidak kuizinkan. Kuharap kau jadi anak yang baik.
Tentu saja aku berusaha jadi anak baik, kata Anne dengan tenang. Itu tidak sesulit yang kau bayangkan. Aku duduk di samping Diana. Bangku kami terletak tepat di sisi jendela dan kami bisa memandang Danau Riak Air Berkilau. Banyak sekali gadis-gadis yang baik di sekolah dan kami senang sekali bermain pada saat istirahat makan siang. Memiliki banyak teman gadis kecil untuk bermain adalah hal yang sangat menyenangkan. Tapi, tentu saja aku paling menyukai Diana dan akan selalu begitu. Aku memuja Diana. Pelajaranku tertinggal jauh dari anak-anak lain. Mereka semua sudah mempelajari buku tingkat lima dan hanya aku satu-satunya yang mempelajari buku bacaan keempat. Kupikir itu sedikit memalukan. Tapi tak ada seorang pun di antara mereka yang memiliki imajinasi
hal itu. Hari ini kami membaca, belajar geografi, sejarah Kanada, dan berlatih dikte. Mr. Phillips mengatakan bahwa ejaanku menyedihkan dan dia mengangkat batu tulis milikku sehingga semua dapat melihatnya, semua diberi tanda. Aku merasa sangat malu, Marilla; kupikir seharusnya dia bersikap lebih sopan terhadap orang yang baru dia kenal. Ruby Gillis memberiku sebuah apel dan Sophia Sloane meminjamkan aku sebuah kartu merah muda cantik dengan tulisan Bolehkah aku berkunjung ke rumahmu" di atasnya. Aku akan mengembalikannya besok. Dan Tillie Boulter membiarkan aku mengenakan cincin manikmaniknya sepanjang siang. Bolehkah aku melepaskan manik-manik dari bantalan jarum yang sudah usang untuk membuat cincinku sendiri" Dan oh, Marilla, Jane Andrews mengatakan kepadaku bahwa Minnie MacPherson mengatakan kepadanya, bahwa dia mendengar Prissy Andrews berkata kepada Sara Gillis, aku memiliki hidung yang sangat cantik. Marilla, itu adalah pujian pertama yang pernah kudengar sepanjang hidupku, dan kau pasti tak bisa membayangkan bagaimana hal itu membuatku merasa aneh. Marilla, apakah aku benar-benar memiliki hidung yang cantik" Aku tahu kau akan mengatakan yang sebenarnya kepadaku.
Hidungmu cukup bagus, jawab Marilla singkat. Diam-diam, dia juga berpikir bahwa hidung Anne memang cantik, tetapi dia tidak berniat untuk mengatakan hal itu kepada Anne.
berjalan lancar. Dan saat ini, pada suatu pagi yang dingin dan kering di bulan September, Anne dan Diana berjalan gembira menyusuri Jalan Birch, mereka adalah dua gadis kecil yang paling bahagia di Avonlea.
Kukira Gilbert Blythe akan bersekolah hari ini, kata Diana. Dia mengunjungi sepupunya di New Brunswick sepanjang musim panas, dan dia baru pulang Sabtu malam. Dia benar-benar tampan, Anne. Dan dia sering mengganggu anak perempuan. Dia begitu senang menyiksa kehidupan kita.
Nada suara Diana mengesankan bahwa dia lebih menyukai kehidupannya tersiksa oleh Gilbert daripada tidak sama sekali.
Gilbert Blythe" tanya Anne. Bukankah itu nama yang tertulis di dinding beranda, dengan nama Julia Bell dan tulisan besar Naksir di antaranya"
Ya, jawab Diana, sambil mendongakkan kepalanya tiba-tiba, tapi aku yakin dia tidak terlalu menyukai Julia Bell. Aku pernah mendengarnya mengatakan, dia mempelajari tabel perkalian di bintik-bintik wajah Julia.
Oh, jangan ungkit-ungkit soal bintik wajah di depanku, Anne memohon. Sungguh tidak menyenangkan karena aku memilikinya begitu banyak. Tapi, kupikir menuliskan soal naksir-naksiran antara anak-anak lelaki dan perempuan di dinding ini adalah hal yang sangat konyol. Aku ingin tahu, siapa yang berani menuliskan namaku di dinding dengan nama seorang anak lelaki. Tapi, tentu saja, dia ragu-ragu menambahkan, tidak akan ada yang mau melakukannya. Anne mendesah. Dia tidak ingin namanya tertulis di
mengetahui bahwa kemungkinan itu bisa saja terjadi.
Tidak mungkin, kata Diana, yang mata hitam dan rambut panjangnya yang berkilau telah memikat hati muridmurid lelaki di sekolah Avonlea, sehingga namanya tertulis di dinding beranda sebanyak setengah lusin. Itu hanya gurauan saja. Dan jangan terlalu yakin namamu tak akan tertulis di sana. Charlie Sloane tergila-gila padamu. Dia memberi tahu ibunya ibunya, kau harus ingat bahwa kau adalah gadis terpandai di sekolah. Itu lebih baik daripada sekadar berwajah cantik.
Tidak, itu salah, kata Anne, yang sangat feminin hingga ke lubuk hatinya. Aku lebih suka menjadi cantik daripada pintar. Dan aku benci Charlie Sloane, aku tidak pernah tahan terhadap seorang anak lelaki dengan mata lebar. Jika seseorang menuliskan namaku dengan namanya, aku tidak akan pernah menerimanya, Diana Barry. Tapi, memang menyenangkan untuk memimpin di kelas kita.
Kau akan bertemu Gilbert di kelasmu setelah ini, kata Diana, dan biasanya dia selalu memimpin di kelas, kau harus tahu. Dia baru mempelajari buku keempat meskipun umurnya hampir empat belas tahun. Empat tahun yang lalu ayahnya sakit. Dia harus pergi ke Alberta untuk mengobati penyakitnya, dan Gilbert ikut bersamanya. Mereka di sana selama tiga tahun dan Gil tidak bisa bersekolah hingga mereka kembali. Kau pasti akan merasa sulit untuk menghadapi ini, Anne.
Aku senang, tukas Anne cepat-cepat. Aku tidak terlalu merasa bangga memimpin di antara anak-anak berusia sembilan atau sepuluh tahun. Kemarin aku gagal mengeja fermentasi . Josie Pye yang bisa menjawabnya, dan kau harus tahu, dia mencontek ke dalam bukunya. Mr.
Andrews tapi aku melihatnya. Aku hanya menatapnya dengan tajam dan galak. Wajahnya menjadi semerah bit dan dia mengejanya sama sekali salah.
Semua gadis keluarga Pye sering berbuat curang, kata Diana dengan geram, ketika mereka memanjat pagar di jalan utama. Gertie Pye benar-benar menyimpan botol susunya di tempat milikku di sungai kemarin. Pernahkah kau melakukannya" Aku tidak akan mengajaknya bicara sekarang.
Ketika Mr. Phillips berada di belakang ruangan untuk mendengarkan pelajaran bahasa Latin Prissy Andrews, Diana berbisik kepada Anne.
Gilbert Blythe itu yang duduk di seberang lorong di sebelahmu, Anne. Tengok saja dia dan coba lihat, apakah kau berpikir dia tampan atau tidak.
Anne menengok dengan hati-hati. Dia memiliki kesempatan bagus untuk melakukannya, karena Gilbert Blythe sedang tenggelam dalam kejahilannya, diam-diam mengikatkan kepang panjang rambut pirang Ruby Gillis yang duduk di depannya, ke sandaran kursi gadis itu. Gilbert adalah seorang anak lelaki jangkung, dengan rambut cokelat yang bergelombang, mata cokelat kehijauan yang bersinar jahil, dan sudut-sudut mulutnya melengkung dalam senyuman iseng. Beberapa saat kemudian, Ruby Gillis akan menunjukkan pekerjaannya kepada sang guru; tetapi dia terjatuh kembali ke kursinya dengan pekikan kecil, karena merasa rambutnya bagaikan tercerabut dari akar. Semua orang memandang ke arahnya, dan Mr. Phillips menatap dengan sangat galak sehingga Ruby mulai terisak. Gilbert telah melepaskan ikatan itu tanpa terlihat dan sedang mempelajari pelajaran sejarah dengan wajah paling tenang di seluruh dunia; tetapi, ketika kericuhan itu sudah mereda,
ekspresi menggelikan. Kupikir Gilbert Blythe-mu memang tampan, Anne mengakui kepada Diana, tapi kupikir dia sangat kurang ajar. Mengedip kepada seorang gadis yang belum dia kenal bukan sikap yang sopan.
Tetapi, baru lewat tengah hari suatu peristiwa mulai terjadi.
Mr. Phillips berada di sudut belakang kelas, menerangkan soal aljabar kepada Prissy Andrews. Seluruh murid lain boleh melakukan kegiatan yang mereka sukai, seperti mengunyah apel hijau mereka, berbisik-bisik, menggambar di batu tulis mereka, dan mengikat jangkrik dengan tali, menuntun mereka naik turun di sepanjang meja. Gilbert Blythe sedang berusaha agar Anne Shirley menoleh ke arahnya. Usahanya gagal total, karena pada saat itu, bukan hanya tidak menyadari keberadaan Gilbert Blythe, Anne tidak memedulikan kehadiran siswa-siswa lain di Sekolah Avonlea itu sendiri. Dengan kedua tangan yang menopang dagu dan mata yang menatap kilauan biru Danau Riak Air Berkilau yang terlihat dari jendela barat, dia terbang jauh, menjelajah negeri impian. Pemandangan menakjubkan yang dia lihat membuatnya tidak bisa mendengar atau melihat apa pun.
Gilbert Blythe tidak terbiasa mengalami kegagalan karena menarik perhatian seorang gadis. Anak itu, gadis kecil Shirley yang berambut merah, berdagu runcing, dan mata besar yang tidak mirip mata gadis lain mana pun di
Gilbert mengulurkan tangan ke seberang lorong, meraih ujung kepang rambut merah Anne yang panjang, merentangkannya, lalu berkata dalam bisikan jelas: Wortel! Wortel!
Dan Anne menoleh ke arahnya dengan murka! Dia lebih marah daripada yang terlihat. Dia melompat berdiri, khayalan indahnya hancur berantakan. Dia menatap galak tepat kepada Gilbert dengan kilatan marah di matanya, yang segera berubah menjadi air mata kesal.
Kau jahat, Anak Lelaki yang Menyebalkan! dia berseru dengan keras. Berani-beraninya kau!
Dan kemudian brak! Anne memukulkan batu tulisnya ke kepala Gilbert dan mematahkannya mematahkan batu tulis, bukan kepala menjadi dua bagian.
Murid-murid Sekolah Avonlea selalu menikmati sebuah peristiwa yang tidak biasa. Khususnya peristiwa ini. Semua orang berkata, Oh dengan nada ngeri. Diana terkesiap. Ruby Gillis, yang sudah ditakdirkan memiliki sifat histeris, mulai menangis. Tommy Sloane membiarkan jangkrikjangkriknya lepas bersamaan ketika dia memandang drama itu dengan mulut menganga.
Mr. Phillips berjalan menyusuri lorong dan tangannya memegang erat bahu Anne.
Anne Shirley, apa artinya semua ini" dia bertanya dengan marah. Anne tidak menjawab. Dia terlalu marah untuk mampu menceritakan ke seluruh murid sekolah bahwa dia dipanggil wortel . Gilbert yang berbicara dengan lantang.
Ini kesalahanku, Mr. Phillips. Aku menggodanya. Mr. Phillips tidak memerhatikan perkataan Gilbert.
mempertunjukkan tabiat buruknya dan jiwa yang mengancam, dia berkata dengan nada suara tenang, bagaikan seorang murid sekolah mampu mengenyahkan seluruh godaan jahat untuk berkelakuan nakal sedikit saja. Anne, berdirilah di podium depan papan tulis sepanjang sisa siang ini.
Sudah pasti Anne lebih memilih mendapat hukuman cambuk, karena jiwa sensitifnya gemetar bagaikan terkena lecutan. Dengan wajah pucat dan serius, dia mematuhi perintah itu. Mr. Phillips mengambil sebatang kapur dan menulis di papan tulis, di atas kepalanya.
Ann Shirley memiliki tabiat yang sangat buruk. Ann Shirley harus belajar untuk mengendalikan amarahnya, kemudian membacakannya keras-keras sehingga anakanak di tingkat terbawah pun, yang belum bisa membaca, bisa mengerti tulisan itu.
Anne berdiri di sana sepanjang siang dengan tulisan di atas kepalanya. Dia sama sekali tidak menangis atau menunduk. Amarah yang membara di hatinya mencegah dia melakukan hal itu, dan membuatnya bisa menahan kepedihan karena dipermalukan. Dengan tatapan terluka dan pipi merah membara, dia membalas tatapan Diana yang penuh simpati, anggukan samar Charlie Sloane, dan senyum jahil Josie Pye. Tetapi, dia sama sekali tidak memandang Gilbert Blythe. Dia tidak akan pernah menatap anak itu lagi! Dia tak akan pernah berbicara kepadanya!!
Ketika sekolah sudah selesai, Anne melangkah berderap dengan kepala berambut merahnya yang diangkat tinggi-tinggi. Gilbert Blythe mencoba menghalanginya di pintu beranda.
rambutmu, Anne, dia berbisik dengan menyesal. Aku betul-betul menyesal. Jangan marah terus kepadaku.
Anne melewatinya tanpa memerhatikan sama sekali, tanpa tanda-tanda mendengar perkataan Gilbert Blythe. Oh, bisa-bisanya kau, Anne" Diana mendesah ketika mereka menyusuri jalan, setengah menuduh, setengah kagum. Diana merasa bahwa dia tak akan pernah bisa menolak permohonan maaf Gilbert.
Aku tak akan pernah memaafkan Gilbert Blythe, kata Anne dengan tegas. Dan Mr. Phillips menulis namaku tanpa huruf e juga. Hatiku sudah membatu, Diana.
Diana sama sekali tidak mengerti maksud Anne, tetapi dia mengerti bahwa itu adalah sesuatu yang buruk.
Kau seharusnya tidak mempermasalahkan Gilbert yang mengolok-olok rambutmu, dia berkata menenangkan. Soalnya, dia juga mengganggu semua gadis lain. Dia menertawakan rambutku karena begitu hitam. Dia memanggilku gagak lusinan kali; dan aku belum pernah mendengarnya meminta maaf karena apa pun sebelumnya.
Ada perbedaan besar antara dipanggil gagak dan dipanggil wortel , kata Anne dengan penuh martabat. Gilbert Blythe telah melukai perasaanku dengan sangat menyakitkan, Diana.
Mungkin masalah itu akan menjadi bencana yang lebih besar jika tak ada hal lain yang terjadi. Tetapi, ketika peristiwa-peristiwa lain terjadi, mereka seolah melupakannya dan segala sesuatu berjalan seperti biasanya.
Murid-murid di Sekolah Avonlea sering menghabiskan waktu siang mereka dengan mengambil getah untuk dikunyah dari pepohonan spruce milik Mr. Bell di atas bukit
luas. Dari sana, mereka bisa mengamati rumah Eben Wright, tempat sang guru tinggal. Ketika melihat Mr. Phillips muncul dari sana, mereka berlari ke gedung sekolah; tetapi jarak dari sana ke sekolah sekitar tiga kali lebih jauh daripada jalan Mr. Wright, sehingga akhirnya mereka tiba di sekolah dengan kehabisan napas dan terengah-engah, sekitar tiga menit lebih lambat.
Pada keesokan harinya, Mr. Phillips memergoki hal itu dan mengumumkan sebelum pulang untuk makan siang, bahwa dia mengharapkan melihat semua muridnya duduk di bangku mereka ketika dia kembali. Setiap murid yang datang terlambat akan dihukum.
Semua anak lelaki dan beberapa anak perempuan pergi ke kebun spruce Mr. Bell seperti biasanya, hanya bermaksud berkunjung sebentar untuk memungut camilan . Tetapi pepohonan spruce begitu menggoda dan butiran-butiran kuning getah itu begitu membangkitkan selera; mereka mengambilnya, mengunyahnya, bercengkerama, dan mondar-mandir di situ; dan seperti biasa, hal pertama yang menyadarkan mereka akan waktu yang terus bergulir adalah teriakan Jimmy Glover dari atas sebatang pohon spruce jantan tua, Guru datang!
Anak-anak perempuan yang berdiri di atas permukaan bumi lebih dulu berlari dan berusaha tiba di gedung sekolah tepat pada waktunya, tanpa terlambat sedikit pun. Sementara, anak-anak lelaki yang harus menuruni pepohonan dengan terburu-buru, agak lebih lambat daripada mereka; dan Anne, yang tidak sedang memungut buah
ujung terjauh grove itu, di antara rumpun-rumpun ilalang yang mencapai pundaknya, bersenandung pelan sendirian, dengan rangkaian rice lily di rambutnya, bagaikan seorang dewi dari negeri antah berantah, tiba paling belakang. Tentu saja, Anne bisa berlari bagaikan seekor kijang; jadi dia berlari dengan hasil memuaskan karena telah mengalahkan anak-anak lelaki tepat di pintu, dan sedang memasuki gedung sekolah di antara mereka, tepat ketika Mr. Phillips sedang menggantung topinya.
Sebetulnya Mr. Phillips tidak begitu ingin mempermasalahkan sesuatu; dia tidak ingin membuang waktu untuk menghukum selusin murid; tetapi dia merasa perlu melakukan sesuatu untuk menegaskan kata-katanya. Jadi, dia menatap berkeliling untuk mencari kambing hitam dan menemukan Anne, yang baru saja duduk di kursinya, napasnya terengah-engah, dengan rangkaian bunga lily dia lupa melepaskannya tergantung di atas salah satu telinganya dan membuatnya terlihat eksentrik dan berantakan.
Anne Shirley, karena tampaknya kau begitu senang berteman dengan anak-anak lelaki, kita harus mendukung kesenanganmu itu siang ini, dia berkata dengan sarkastis. Lepaskan bunga-bunga itu dari rambutmu dan duduklah dengan Gilbert Blythe.
Anak-anak lelaki lain tertawa tertahan. Diana, yang mukanya berubah pucat karena rasa iba, memungut rangkaian bunga dari rambut Anne dan meremas tangannya. Anne menatap gurunya tanpa bergerak, bagaikan dikutuk menjadi batu.
Apakah kau mendengar apa yang kukatakan, Anne" Mr. Phillips bertanya dengan nada mengancam. Ya, Sir, jawab Anne perlahan, tapi saya pikir Anda
Aku meyakinkanmu, aku benar-benar serius masih dengan nada sarkastis, yang dibenci oleh semua murid, khususnya Anne. Kata-katanya sangat menusuk hati. Patuhi kata-kataku sekarang juga.
Sesaat, Anne tampak bagaikan tidak ingin mematuhi gurunya. Kemudian, menyadari bahwa tidak ada yang bisa dia lakukan untuk menolaknya, dia berdiri dengan angkuh, menyeberangi lorong, duduk di sebelah Gilbert Blythe, dan membenamkan wajah ke dalam kedua lengannya di atas meja. Ruby Gillis, yang sempat melihat wajah Anne, mengatakan kepada anak-anak lain sewaktu pulang sekolah bahwa dia benar-benar tidak pernah melihat sesuatu seperti itu begitu putih, dengan bintik-bintik merah kecil yang mengerikan di atasnya.
Bagi Anne, ini adalah akhir dari segalanya. Sudah cukup buruk untuk dihukum sendirian sementara ada selusin anak lain yang sama-sama bersalah; lebih buruk lagi, dia harus duduk dengan seorang anak lelaki, dan kenyataan bahwa anak lelaki itu adalah Gilbert Blythe bagaikan taburan garam di atas lukanya. Anne merasa bahwa dia tidak akan tahan menghadapinya dan tidak ada gunanya untuk berusaha. Kebisuannya diserang oleh rasa malu, amarah, dan penghinaan.
Awalnya, murid-murid lain memerhatikan, berbisik, cekikikan, dan saling menyikut. Tetapi, Anne tidak pernah mengangkat kepalanya. Dan ketika Gilbert mengerjakan soal pecahan dengan penuh konsentrasi, bagaikan tidak memikirkan hal lain, dengan segera mereka kembali ke tugas masing-masing dan Anne telah terlupakan. Ketika Mr. Phillips mengumumkan bahwa pelajaran sejarah sudah selesai, Anne seharusnya boleh keluar, tetapi dia tidak
semacam puisi Untuk Priscilla sebelum mengabsen seisi kelas, sedang sibuk memikirkan sebuah rima yang cocok dan tidak memerhatikannya. Sekali waktu, ketika tidak ada orang yang melihat, dari dalam mejanya Gilbert mengambil sebuah permen merah muda berbentuk jantung hati, dengan tulisan berwarna emas di atasnya, Kau manis, dan menyelipkannya di lekukan lengan Anne. Anne tidak mengangkat kepalanya, hanya mengambil jantung hati merah muda itu dengan hati-hati dengan ujung-ujung jarinya, menjatuhkannya ke lantai, menjejaknya dengan sepatu hingga hancur menjadi bubuk, kemudian kembali ke posisinya semula tanpa sedikit pun melirik ke arah Gilbert.
Ketika sekolah usai, Anne berderap ke mejanya, dengan penuh aksi mengambil semua benda di dalamnya, buku-buku dan tabel-tabelnya, pena dan tinta, buku doa dan buku aritmatikanya, kemudian mengikatnya dengan rapi bersama batu tulisnya yang retak.
Kenapa kau membawa semua benda itu pulang, Anne" Diana ingin tahu, segera setelah mereka mencapai jalan. Dia tidak berani mengajukan pertanyaan itu sebelumnya.
Aku tidak akan lagi kembali ke sekolah, kata Anne. Diana terkesiap dan menatap Anne untuk melihat apakah dia bersungguh-sungguh.
Apakah Marilla akan membiarkanmu tinggal di rumah" dia bertanya lagi.
Dia harus mengizinkanku, jawab Anne. Aku tidak akan pernah bersekolah di bawah ajaran pria itu lagi. Oh, Anne! Diana terlihat bagaikan akan segera
Mr. Phillips akan menyuruhku duduk dengan Gertie Pye yang menyebalkan aku tahu hal itu akan terjadi, karena dia duduk sendirian. Jangan berhenti sekolah, Anne.
Aku akan melakukan hampir semua hal di dunia untukmu, Diana, kata Anne dengan sedih. Aku akan mendaki gunung tinggi dan menyelami lautan dalam, hanya untuk melakukan sesuatu untukmu. Tapi, aku tak bisa melakukan ini, jadi kumohon, janganlah kau memintaku melakukannya. Kau akan membuat hatiku hancur lebur.
Pikirkan semua kesenangan yang akan kau lewatkan, ratap Diana. Kita akan membangun rumah-rumahan baru yang terindah di dekat sungai; dan kita akan bermain bola minggu depan. Kau belum pernah bermain bola, Anne. Hal itu sangat menarik. Dan kita akan belajar lagu-lagu baru Jane Andrews sedang berlatih menyanyikannya sekarang; dan Alice Andrews akan membawa buku Pansy minggu depan dan kita semua akan membacanya keras-keras, bab demi bab, di dekat sungai. Dan kau tahu, kau sangat menyukai membaca keras-keras, Anne.
Tetapi, tidak ada yang bisa mengubah pendirian Anne. Dia sudah meneguhkan hatinya. Dia tidak akan bersekolah di bawah ajaran Mr. Phillips lagi; dia mengatakan hal itu kepada Marilla setibanya di rumah.
Omong kosong, komentar Marilla.
Sama sekali bukan omong kosong, sahut Anne, menatap Marilla dengan tatapan sungguh-sungguh dan penuh pembelaan diri. Kau tidak mengerti, Marilla" Aku telah dihina.
Dihina bagaimana! Kau akan pergi ke sekolah besok, seperti biasanya.
Oh, tidak. Anne menggelengkan kepalanya perlahan. Aku tak akan kembali ke sekolah, Marilla. Aku akan
sebaik mungkin, dan menahan lidahku selama yang aku mampu. Tapi, aku tak akan kembali ke sekolah, aku meyakinkanmu.
Marilla menyadari ada sesuatu yang tersembunyi di balik keteguhan hati yang terpancar di wajah Anne. Dia mengerti bahwa dia akan kesulitan untuk mengatasi masalah itu; tetapi dengan bijaksana dia memutuskan untuk tidak meneruskan pembicaraan saat itu. Aku akan pergi menemui Rachel dan membicarakan hal ini nanti malam, pikirnya. Tidak ada gunanya berdebat dengan Anne sekarang. Dia masih terlalu kesal dan aku tahu bahwa dia akan sangat keras kepala jika pendapatnya didebat. Aku hanya bisa mengira-ngira dari ceritanya, Mr. Phillips terlalu keras mengatasi masalah. Tetapi, aku tak akan mengatakan hal itu kepadanya. Aku akan membicarakannya dengan Rachel. Dia telah mengirimkan sepuluh anaknya ke sekolah dan pasti dia mengetahui sesuatu tentang hal ini. Saat ini, dia pasti sudah mendengar keseluruhan cerita itu dengan lengkap.
Marilla menemukan Mrs. Lynde sedang merajut selimut dengan teratur dan ceria seperti biasanya.
Kukira kau tahu kenapa aku datang, dia berkata, sedikit tersipu.
Mrs. Rachel mengangguk. Pasti tentang masalah Anne di sekolah, dia berkata. Tillie Boulter menceritakannya kepadaku saat dia berjalan pulang dari sekolah.
Aku tak tahu apa yang harus kulakukan terhadap anak itu, kata Marilla. Dia menyatakan tidak akan kembali ke sekolah. Aku belum pernah melihat seorang anak kecil pun
ada masalah sejak dia mulai bersekolah. Aku tahu ada beberapa hal darinya yang harus diluruskan. Dia begitu keras hati. Apa saranmu kepadaku, Rachel"
Yah, karena kau meminta saranku, Marilla, kata Mrs. Lynde dengan ramah Mrs. Lynde sangat senang dimintai saran pertama-tama, aku hanya akan sedikit menyetujui keinginannya. Aku yakin Mr. Phillips salah. Tentu saja, aku tak akan mengatakan kepada anak itu, kau tahu. Dan tentu saja, Mr. Phillips berhak untuk menghukumnya kemarin karena tidak bisa mengendalikan amarah. Tapi, hari ini berbeda. Anak-anak lain yang juga terlambat harus dihukum juga seperti Anne, begitulah. Dan aku tidak setuju menghukum dengan cara menyuruh para gadis duduk dengan anak-anak lelaki. Itu tidak pantas. Tillie Boulter benar-benar merasa kesal. Dia juga berada di pihak Anne dan berkata, murid-murid lain juga begitu. Tampaknya Anne benar-benar populer di antara mereka, entah bagaimana. Aku tidak pernah mengira dia bisa cocok dengan mereka.
Jadi kau benar-benar berpikir bahwa aku sebaiknya membiarkannya tinggal di rumah" tanya Marilla dengan terkejut.
Ya. Aku tak akan menyuruhnya pergi ke sekolah lagi hingga dia sendiri yang memutuskan itu. Bisa juga, Marilla, dia akan kembali tenang selama seminggu atau sekitar itu, dan akan cukup siap kembali ke sekolah, begitulah. Tapi, jika kau yang memaksanya langsung kembali bersekolah, siapa pun tahu bahwa dia akan mengalami ketakutan atau malah mengamuk, dan membuat masalah yang lebih besar daripada sebelumnya. Semakin sedikit tekanan, keadaan akan semakin baik, menurutku. Dia tidak akan terlalu ketinggalan pelajaran karena tidak sekolah, selama itu
guru yang baik. Cara yang dia lakukan tidak bisa diterima, begitulah. Dia mengabaikan anak-anak yang lebih muda dan mencurahkan seluruh perhatiannya kepada murid-murid besar yang dia persiapkan untuk masuk akademi. Dia tidak akan pernah mengajar di sekolah mana pun jika pamannya bukan anggota dewan sekolah satu-satunya anggota dewan sekolah, karena dua anggota yang lain hanya bisa menurut, bagaikan kerbau dicocok hidung, begitulah. Aku harus mengatakan, aku tak tahu bagaimana masa depan pendidikan di pulau ini.
Mrs. Rachel menggelengkan kepalanya, seakan-akan jika dia satu-satunya penanggung jawab sistem pendidikan di provinsi itu, semua akan bisa berjalan lebih baik.
Marilla menerima saran Mrs. Rachel dan tidak mengatakan apa-apa kepada Anne tentang kembali ke sekolah. Anne mempelajari pelajarannya di rumah, melakukan tugas-tugasnya, dan bermain dengan Diana pada senja musim gugur yang dingin dan berhiaskan lembayung; tetapi ketika dia berpapasan dengan Gilbert Blythe di jalan atau bertemu dengannya di sekolah Minggu, dia mengabaikan anak lelaki itu dengan sikap dingin, sama sekali tidak terpengaruh pada kenyataan bahwa Gilbert berusaha menghiburnya saat dia marah. Bahkan, usaha Diana sebagai juru damai juga sia-sia. Anne benar-benar meneguhkan hati untuk membenci Gilbert Blythe hingga akhir hidupnya.
Bagaimanapun, dia mencintai Diana sedalam dia membenci Gilbert, dengan seluruh cinta di hati kecilnya yang penuh kasih. Kasih sayang dan kebencian itu sama
kebun dengan sekeranjang buah apel, menemukan Anne duduk di jendela timur pada senja hari, sambil menangis dengan pedih.
Ada apa lagi sekarang, Anne" dia bertanya. Ini tentang Diana, Anne terisak dengan syahdu. Aku sangat mencintai Diana, Marilla. Aku tak akan pernah mampu hidup tanpanya. Tapi aku tahu betul, jika kami dewasa, Diana akan menikah dan pergi meninggalkanku. Dan oh, apa yang harus kulakukan" Aku benci suaminya aku benar-benar membencinya. Aku telah membayangkan itu semua pernikahan dan segalanya Diana mengenakan gaun yang melayang, dengan sebuah cadar, dan terlihat sama cantik dan anggunnya dengan seorang ratu; dan aku adalah pengiring pengantinnya, dengan gaun yang juga indah, dan lengan gaunku menggelembung, tetapi dengan hati hancur yang tersembunyi di balik wajahku yang tersenyum. Kemudian, aku mengucapkan selamat jalan kepada Diana Tepat di situ, tangisan Anne pecah dan dia terhanyut dalam kepedihan yang semakin hebat.
Marilla berbalik cukup cepat untuk menyembunyikan wajahnya yang berkerut-kerut; tetapi tidak ada gunanya; dia menjatuhkan diri ke kursi terdekat dan tawanya meledak tawa yang keras dan tidak biasa, sehingga Matthew yang sedang menyeberangi halaman di luar rumah terdiam dengan perasaan terkejut. Kapan dia terakhir mendengar Marilla tertawa seperti itu"
Baiklah, Anne Shirley, kata Marilla segera setelah dia bisa berbicara kembali, jika kau bermaksud mengundang kesulitan, demi Tuhan, jangan undang masalah yang begitu sulit. Tentu saja, seharusnya aku berpikir kau sedang berkhayal.
Diana Diundang Minum Teh dengan Hasil yang Tragis Anne terpesona pada dunia penuh warna di sekelilingnya.
Oh, Marilla, dia berseru pada suatu pagi di hari Sabtu, datang sambil menari-nari dengan sepelukan penuh rantingranting indah di tangannya. Aku sangat bahagia karena hidup di sebuah dunia yang memiliki bulan Oktober. Pasti sangat buruk jika kita langsung melompat dari September ke November, iya kan" Lihat ranting-ranting mapel ini. Bukankah mereka memberimu sebuah getaran beberapa getaran" Aku akan menghias kamarku dengan rantingranting ini.
Pasti berantakan, kata Marilla, yang perasaan estetikanya tidak terlalu berkembang. Kau sudah mengisi seluruh penjuru kamarmu terlalu banyak dengan bendabenda dari luar ruangan, Anne. Kamar tidur dibuat untuk tempat kita tidur.
Oh, untuk bermimpi juga, Marilla. Dan kau tahu, seseorang bisa bermimpi jauh lebih indah di dalam sebuah kamar dengan benda-benda indah. Aku akan menaruh ranting-ranting ini di poci biru yang sudah usang dan meletakkannya di mejaku.
sepanjang tangga, kalau begitu. Aku akan pergi ke Pertemuan Penggalangan Dana Amal di Carmody siang ini, dan aku tak akan pulang sebelum gelap. Kau harus menyiapkan makan malam bagi Matthew dan Jerry, jadi jangan lupa untuk menjerang teh sebelum kau duduk di kursi, seperti yang kau lakukan waktu itu.
Benar-benar salahku bisa sampai lupa, kata Anne dengan penuh penyesalan, tapi itu adalah siang saat aku mencoba memikirkan nama bagi Permadani Violet, dan hal itu mengacaukan hal-hal lain. Matthew begitu baik. Dia tidak kesal sedikit pun. Dia menjerang tehnya sendiri dan berkata bahwa kita bisa menunggu sebentar selama itu. Dan aku menceritakan sebuah kisah peri yang indah sementara kami menunggu, jadi dia sama sekali tidak merasa terlalu lama menunggu. Itu adalah kisah peri yang menakjubkan, Marilla. Aku lupa bagaimana akhirnya, jadi aku mengarang sendiri dan Matthew berkata, dia tak bisa membedakan mana kisah yang sebenarnya, mana yang karangan.
Matthew pasti tidak keberatan, Anne, bahkan jika kau terbangun pada tengah malam dan baru menyadari bahwa makan malam harus disiapkan. Tapi, kali ini lakukanlah tugasmu sebaik mungkin. Dan aku tidak tahu apakah yang kulakukan ini benar mungkin ini akan membuatmu lebih kacau daripada sebelumnya kau boleh mengajak Diana kemari untuk bermain dan minum teh di sini.
Oh, Marilla! Anne menepukkan tangannya. Itu sangat menyenangkan! Kau memang mampu membayangkan sesuatu. Jika tidak, kau tak akan mengerti
ini terasa sangat menyenangkan dan begitu dewasa. Tak perlu khawatir aku akan lupa menjerang teh jika aku memiliki tamu. Oh, Marilla, bolehkah aku menggunakan cangkir-cangkir teh dengan hiasan kuncup mawar"
Tentu saja tidak! Cangkir-cangkir berhias kuncup mawar! Yah, apa selanjutnya" Kau tahu, aku tak pernah menggunakannya kecuali jika ada kunjungan pendeta atau Pertemuan Amal. Kau harus menggunakan cangkir-cangkir teh cokelat yang biasa. Tapi, kau boleh membuka stoples kuning kecil berisi manisan ceri. Sudah waktunya manisan itu dimakan kupikir manisannya sudah jadi. Dan kau boleh memotong kue buah serta mengambil beberapa biskuit dan kue kering.
Aku bisa membayangkan diriku duduk di kepala meja dan menuangkan teh, kata Anne, memejamkan matanya dengan penuh impian. Dan menawarkan gula kepada Diana! Aku tahu dia akan menolak, tapi tentu saja aku akan menawarkannya, seperti aku tidak mengetahui hal itu. Kemudian, menawarkannya mengambil seiris kue buah lagi dan menawarkan manisan. Oh, Marilla, hanya memikirkannya saja sudah menjadi sensasi yang menakjubkan! Bolehkah aku membawanya ke kamar tidur tamu untuk menggantungkan topinya saat dia datang" Kemudian mengajaknya duduk di ruang tamu"
Tidak. Ruang duduk cukup layak bagimu dan tamumu. Tapi ada sebotol jus raspberry setengah penuh yang tersisa dari pertemuan sosial gereja malam sebelumnya. Botol itu ada di rak kedua di lemari ruang duduk. Kau dan Diana boleh meminumnya jika mau, juga biskuit untuk dimakan dengan jus itu sepanjang siang. Aku yakin Matthew akan
kentang ke gudang penyimpanan.
Anne berlari ke lembah, melewati Buih-Buih Dryad dan mendaki jalan spruce ke Orchard Slope, untuk mengundang Diana minum teh. Tepat setelah Marilla mengemudikan keretanya ke Carmody, Diana datang, mengenakan gaun miliknya yang terbaik kedua, dan benarbenar tampak pantas untuk diundang minum teh. Pada kesempatan lain dia akan berlari menghambur ke dapur tanpa mengetuk; tetapi saat ini dia mengetuk pintu depan dengan sopan. Dan Anne, yang juga mengenakan gaunnya yang terbaik kedua, membukanya dengan sopan juga. Kedua gadis kecil itu saling berjabat tangan dengan resmi, bagaikan belum pernah bertemu sebelumnya. Tingkah laku bermartabat yang tidak biasa ini berlangsung terus hingga Diana diajak ke kamar loteng timur untuk meletakkan topinya. Kemudian, mereka duduk di ruang duduk selama sepuluh menit dengan sopan.
Bagaimana kabar ibu Anda" tanya Anne dengan sopan, seakan tadi pagi dia tidak melihat Mrs. Barry memetik apel dengan kesehatan dan semangat prima.
Beliau baik-baik saja, terima kasih. Saya pikir Mr. Cuthbert sedang mengangkut kentang ke Ladang Lily siang ini, betulkah" tanya Diana, yang tadi menumpang kereta Matthew dalam perjalanan menuju tanah Mr. Harmon Andrews tadi pagi.
Ya. Panen kentang kami sangat bagus tahun ini. Kuharap hasil panen ayah Anda juga baik.
Memang cukup baik, terima kasih. Apakah Anda sudah memetik apel-apel Anda"
sopan dan melompat dengan cepat. Ayo ke kebun dan memetik beberapa apel Red Sweeting, Diana. Marilla mengatakan kita boleh mengambil semua yang tertinggal di pohon. Marilla itu seorang perempuan yang sangat baik. Dia bilang kita boleh makan kue buah dan manisan ceri saat minum teh. Tapi, memberi tahu tamu apa yang akan kau hidangkan itu tidak sopan, jadi aku tak akan memberi tahumu apa yang akan kita minum. Hanya saja, sesuatu itu dimulai dengan huruf J dan R, dan memiliki warna merah terang. Aku menyukai minuman berwarna merah terang, apakah kau juga menyukainya" Rasanya dua kali lebih manis daripada minuman berwarna lain.
Kebun itu, dengan dahan-dahan pohon yang besar, merunduk ke tanah, dan dipenuhi buah, terbukti begitu nyaman sehingga kedua gadis kecil itu menghabiskan siang mereka di sana, duduk di sebuah sudut berumput sambil memakan apel, bertukar cerita sebanyak mungkin. Di sana hawa dingin telah memudarkan kehijauan dan matahari musim gugur yang redup bersinar hangat. Diana banyak bercerita tentang peristiwa-peristiwa di sekolah kepada Anne. Dia harus duduk dengan Gertie Pye dan membenci hal itu; Gertie selalu menggesekkan pensilnya dan membuat sekujur tubuhnya tentu saja tubuh Diana terasa ngilu. Ruby Gillis telah menyulap semua kutilnya hingga menghilang, itu benar-benar nyata, dengan sebuah batu kali ajaib yang diberikan oleh Mary Joe tua dari daerah tepi sungai. Kita harus menggosok kutil-kutil dengan batu itu, kemudian melemparkannya melewati bahu kirimu pada saat bulan baru terbit. Semua kutil akan menghilang. Nama Charlie Sloane tertulis di sebelah nama Em White pada dinding beranda, dan Em White benar-benar marah karenanya;
di dalam kelas. Mr. Phillips mencambuknya. Lalu, ayah Sam datang ke sekolah dan mengancam Mr. Phillips untuk tidak main tangan dengan salah satu anaknya lagi; Mattie Andrews memiliki tudung merah baru dan rok beratasan silang biru dengan jalinan di atasnya, dan caranya menyombongkan benda-benda itu sangat memuakkan; Lizzie Wright memusuhi Mamie Wilson karena kakak perempuan Mamie Wilson yang sudah dewasa telah merebut kekasih kakak perempuan Lizzie Wright yang sudah dewasa; semua orang kehilangan Anne dan berharap dia akan kembali ke sekolah; dan Gilbert Blythe
Tetapi Anne tidak ingin mendengar berita tentang Gilbert Blythe. Dia melompat dengan cepat dan berkata, mungkin mereka harus masuk dan menikmati jus raspberry.
Anne mencari di rak kedua lemari ruang duduk, tetapi tidak ada botol jus raspberry di sana. Dia menemukannya di bagian belakang rak yang paling atas. Anne meletakkannya di baki dan menaruhnya di meja dengan sebuah gelas.
Nah, silakan menikmati, Diana, dia berkata dengan sopan. Aku tidak ingin minum jus raspberry sekarang. Rasanya aku sudah kenyang setelah makan apel-apel tadi.
Diana menuangkan segelas penuh jus raspberry, menatap nuansa merah terangnya dengan kagum, kemudian menyesapnya sedikit-sedikit.
Ini jus raspberry yang benar-benar enak, Anne, dia berkata. Aku tak tahu jus raspberry bisa terasa begitu nikmat.
Aku senang kau menyukainya. Minumlah sebanyak yang kau mau. Aku akan berlari keluar, lalu menyalakan api. Begitu banyak tanggung jawab yang dipikul oleh seseorang ketika mereka mengurus rumah, iya, kan" Ketika Anne kembali dari dapur, Diana sedang
karena dipersilakan oleh Anne, dia tidak keberatan untuk meminum gelas ketiga. Segelas penuh adalah jumlah yang banyak sekali, dan jus raspberrynya sudah pasti sangat enak.
Jus paling enak yang pernah kuminum, kata Diana. Rasanya jauh lebih enak daripada jus Mrs. Lynde, meskipun dia begitu membanggakan buatannya itu. Ini sama sekali tidak terasa seperti buatannya.
Kupikir jus raspberry Marilla mungkin lebih enak daripada buatan Mrs. Lynde, Anne mengakui dengan setia. Marilla adalah juru masak yang hebat. Dia sedang mencoba mengajariku memasak, tapi kau harus tahu, Diana, itu adalah pekerjaan yang sulit. Begitu sempitnya ruang imajinasi dalam kegiatan memasak. Kau harus mematuhi banyak aturan. Saat terakhir kali aku membuat kue, aku lupa memasukkan terigu. Aku sedang memikirkan kisah paling indah tentangmu dan aku, Diana. Kubayangkan kau terjangkit cacar yang sangat parah dan semua orang mengucilkanmu, tapi dengan berani aku mendekati tempat tidurmu dan merawatmu hingga sembuh; tapi kemudian aku tertular cacar, lalu meninggal. Aku dimakamkan di bawah pohon-pohon poplar di pemakaman, dan kau menanam mawar di makamku, lalu menyirami tanaman itu dengan air matamu; dan kau tak pernah, tak akan pernah melupakan teman lama yang mengorbankan hidupnya bagimu. Oh, itu adalah kisah yang sangat menyedihkan, Diana. Air mata mengalir di pipiku ketika aku mengocok kue itu. Tapi, aku lupa memasukkan terigu dan kue itu gagal total. Terigu adalah bahan kue yang paling mendasar, kau tahu. Marilla sangat marah dan aku tidak heran. Aku memang tantangan yang sulit baginya. Dia benar-benar marah dengan saus pudingku minggu lalu. Kami membuat puding plum untuk
sepoci penuh saus yang tersisa. Marilla berkata itu cukup untuk makan siang berikutnya dan dia menyuruhku menyimpannya di rak dapur, lalu menutupnya. Aku bermaksud untuk menutup poci itu sebaik-baiknya, Diana, tapi ketika aku membawanya, aku membayangkan aku ini seorang biarawati tentu saja aku beragama Protestan, tapi aku membayangkan agamaku Katolik yang memilih kehidupan biara untuk menyembuhkan patah hati, mengasingkan diri dari hal-hal duniawi, dan aku tidak ingat apa-apa tentang menutup saus puding. Aku baru mengingat hal itu besok paginya, dan langsung berlari ke dapur. Diana, kau harus tahu, aku sangat ngeri ketika menemukan seekor tikus tenggelam di dalam saus puding itu! Aku mengangkat bangkai tikus itu dengan sendok dan membuangnya ke halaman, kemudian aku mencuci sendok itu tiga kali. Marilla sedang memerah sapi dan aku berniat untuk mengatakan kepadanya jika dia pulang, aku akan memberi saus itu kepada babi-babi; tapi ketika dia datang, aku sedang berkhayal bahwa aku ini seorang peri es yang sedang menjelajah di hutan, mengubah warna pepohonan menjadi merah dan kuning, seperti yang mereka inginkan, jadi aku tidak memikirkan saus puding itu lagi dan Marilla menyuruhku keluar untuk memetik apel. Nah, Mr. dan Mrs. Chester Ross dari Spencervale berkunjung kemari pada pagi hari. Kau tahu mereka adalah orang-orang yang sangat berkelas, khususnya Mrs. Chester Ross. Marilla memanggilku saat makan siang sudah siap dan semua sudah duduk di meja. Aku mencoba untuk bertingkah sesopan dan sepatut mungkin, karena aku ingin Mrs. Chester Ross berpikir bahwa aku gadis kecil yang sangat santun, meskipun aku tidak cantik. Semua berjalan lancar hingga aku melihat Marilla datang dengan puding plum di
satunya, sudah dihangatkan. Diana, itu adalah saat yang sangat mengerikan. Aku mengingat semuanya dan langsung berdiri di tempatku, lalu memekik, Marilla, kau tidak boleh menghidangkan saus pudingnya. Ada seekor tikus yang tenggelam di dalamnya dan aku lupa mengatakan kepadamu sebelumnya! Oh, Diana, aku tak akan pernah melupakan saat-saat mengerikan itu, bahkan jika aku bisa mencapai usia seratus tahun. Mrs. Chester Ross hanya menatapku dan kupikir aku akan tenggelam ke lantai dengan penuh rasa malu. Dia adalah seorang pengurus rumah yang sempurna dan apa yang akan dia pikirkan tentang kami" Wajah Marilla memerah bagaikan bara api tapi dia tidak mengatakan apa-apa saat itu. Dia hanya membawa saus itu beserta pudingnya dan membawa masuk manisan stroberi. Dia bahkan menawariku, tapi aku tidak bisa menelan makanan sedikit pun. Sepertinya ada bara api yang menyala di kepalaku. Setelah Mrs. Chester Ross pergi, Marilla menatapku dengan galak. Kenapa, Diana, ada apa"
Diana tiba-tiba berdiri dengan goyah; kemudian dia duduk lagi, tangannya memegang kepala.
Aku aku benar-benar sakit, dia berkata, sedikit serak. Aku aku harus pulang sekarang juga.
Oh, kau pasti bermimpi untuk pulang tanpa minum teh, jerit Anne dengan tertekan. Aku akan mengambilkannya sekarang juga aku akan pergi dan menghidangkan teh saat ini juga.
Aku harus pulang, Diana mengulangi, terdengar bodoh tetapi tetap pada pendiriannya.
Biarkan aku mengambilkan makan siang untukmu, bujuk Anne. Biarkan aku mengambilkan seiris kue buah dan sedikit manisan ceri. Berbaringlah di sofa sebentar, dan
enak" Aku harus pulang, kata Diana, dan hanya itu kalimat yang dia ulang-ulang. Anne memohon dengan sia-sia.
Aku belum pernah mendengar seorang tamu pulang tanpa minum teh, dia meratap. Oh, Diana, apakah kau pikir mungkin kau benar-benar terkena cacar" Jika benar, aku akan merawatmu, kau bisa mengandalkanku. Aku tak akan pernah meninggalkanmu. Tapi aku memohon kau akan tinggal hingga waktu minum teh. Di bagian mana kau merasa tidak enak"
Aku benar-benar pusing, kata Diana.
Dan memang betul, dia berjalan dengan sangat goyah. Anne, dengan air mata kekecewaan di matanya, mengambil topi Diana dan mengantarnya hingga ke pagar halaman rumah keluarga Barry. Kemudian, dia tersedu-sedu selama perjalanan kembali ke Green Gables, ketika dia menyimpan botol jus raspberry kembali ke rak dengan sedih dan menyiapkan teh untuk Matthew dan Jerry, dengan semua kegembiraan yang tiba-tiba lenyap.
Keesokan harinya adalah hari Minggu dan hujan turun dengan deras sejak fajar hingga senja. Anne tetap berada di Green Gables saat itu. Hari Senin siang, Marilla menyuruh Anne mengantarkan sesuatu kepada Mrs. Lynde. Dalam waktu yang sangat singkat, Anne berlari kembali dengan air mata mengalir di pipinya. Dia menerobos ke dapur dan membenamkan wajahnya ke sofa dengan penuh kepedihan hati.
Sekarang, apa yang salah, Anne" tanya Marilla dengan penuh keraguan dan kekhawatiran. Aku berharap kau tidak pergi dan bersikap kurang ajar kepada Mrs. Lynde lagi.
yang terdengar semakin keras!
Anne Shirley, jika aku bertanya kepadamu, aku ingin kau menjawab. Duduklah dengan tegak saat ini juga dan ceritakan apa yang kau tangisi.
Anne duduk tegak, menerangkan tragedi yang terjadi. Mrs. Lynde mengunjungi Mrs. Barry hari ini dan Mrs. Barry sedang dalam keadaan yang sangat buruk, dia melolong. Dia berkata, aku membuat Diana mabuk pada hari Sabtu dan mengantarkannya kembali ke rumah dengan tidak bertanggung jawab. Dan dia berkata aku pasti benarbenar gadis kecil nakal dan jahat, dan dia tak akan, tak akan pernah membiarkan Diana bermain denganku lagi. Oh, Marilla, aku begitu dirundung kesulitan!
Marilla menatap Anne dengan terkejut.
Membuat Diana mabuk! dia berkata ketika akhirnya bisa berbicara kembali. Anne, kau atau Mrs. Barry yang gila" Apa yang kau berikan kepada Diana"
Hanya jus raspberry, isak Anne. Aku tak pernah menyangka jus raspberry akan membuat orang mabuk, Marilla bahkan jika mereka menenggak tiga gelas penuh seperti yang dilakukan Diana. Oh, itu terdengar sangat sangat mirip suami Mrs. Thomas! Tapi aku tak bermaksud membuatnya mabuk.
Mabuk macam mana! kata Marilla, berderap menuju rak ruang duduk. Di atas rak ada sebuah botol. Dia langsung tahu, botol itu berisi minuman anggur buatan sendiri, yang sudah berusia tiga tahun, yang membuatnya terkenal di Avonlea meskipun beberapa orang yang lebih taat, Mrs. Barry salah satu di antaranya, sangat tidak setuju dengan hal itu. Dan pada saat yang sama, Marilla mengingat bahwa dia meletakkan botol jus raspberry di
katakan kepada Anne. Dia kembali ke dapur dengan botol minuman anggur di tangannya. Wajahnya berkerut karena menyesali dirinya sendiri.
Anne, kau benar-benar pandai mencari masalah. Kau memberi Diana anggur, bukannya jus raspberry. Apakah kau sendiri tahu perbedaannya"
Aku tidak mencicipinya, kata Anne. Kupikir itu adalah jus. Aku bermaksud untuk bersikap sangat sangat ramah. Diana benar-benar sakit parah dan harus pulang. Mrs. Barry berkata kepada Mrs. Lynde bahwa dia benarbenar mabuk. Dia hanya tertawa dengan tolol ketika ibunya bertanya apa yang telah terjadi, kemudian tidur dan terus tidur selama berjam-jam. Ibunya mencium napasnya dan tahu bahwa dia mabuk. Kemarin dia mengalami sakit kepala yang hebat sepanjang hari. Mrs. Barry sangat keras hati. Dia tidak akan pernah percaya aku tidak sengaja melakukannya.
Kupikir dia sebaiknya menghukum Diana karena kerakusannya meminum tiga gelas penuh apa pun, kata Marilla dengan singkat. Tentu saja, tiga gelas penuh akan membuatnya sakit, bahkan jika itu hanya jus raspberry. Baiklah, cerita ini akan sangat mudah tersebar di antara orang-orang yang sangat menentangku membuat minuman anggur fermentasi, meskipun aku tidak pernah lagi membuatnya sejak tiga tahun yang lalu, karena aku baru tahu bahwa pendeta tidak menyetujuinya. Aku hanya menyimpan botol itu untuk berjaga-jaga jika ada yang sakit. Hei, hei, Nak, jangan menangis. Aku tidak menganggap kau patut disalahkan, meskipun aku menyesal hal itu terjadi.
Bintang-bintang di garis edar mereka tidak berada di pihakku, Marilla. Diana dan aku dipisahkan selamanya. Oh, Marilla, hal ini sempat terlintas di benakku ketika kami pertama kali mengucapkan ikrar persahabatan kami.
Jangan konyol, Anne. Mrs. Barry akan berpikir lebih jernih jika dia tahu bukan kau yang seharusnya disalahkan. Kupikir, dia mengira kau melakukannya hanya sebagai lelucon konyol atau semacam itu. Kau sebaiknya ke sana malam ini dan menceritakan apa yang sebenarnya terjadi.
Keberanianku menguap karena pikiran akan menghadapi ibu Diana yang terluka, desah Anne. Kuharap kau saja yang pergi, Marilla. Kau jauh lebih mampu menghadapi ini semua daripada aku. Sepertinya, dia akan mengerti lebih cepat jika mendengar penjelasanmu, daripada penjelasanku.
Baiklah, aku saja yang pergi, kata Marilla, menyadari bahwa itu mungkin solusi yang lebih bijaksana. Jangan menangis lagi, Anne. Semua akan beres.
Marilla berubah pikiran tentang itu tepat pada saat dia kembali dari Orchard Slope. Anne memerhatikan kedatangannya dan berlari ke pintu beranda untuk menemuinya.
Oh, Marilla, aku bisa melihat dari wajahmu, semua sia-sia, dia berkata dengan sedih. Mrs. Barry tidak memaafkanku, ya"
Sudah pasti! seru Marilla. Dari semua perempuan penuntut yang kukenal, dia adalah yang paling buruk. Aku berkata bahwa semua adalah salahku dan bukan kau yang patut disalahkan, tapi dia tidak memercayaiku sama sekali. Dan dia mengungkit-ungkit masalah anggurku dan
menyebabkan apa pun terhadap seseorang. Aku berkata kepadanya dengan terbuka, anggur fermentasi itu tidak dimaksudkan untuk diminum tiga gelas penuh pada sekali waktu. Dan jika seorang anak menenggak habis tiga gelas penuh minuman, aku sangat yakin bahwa aku akan membuatnya sadar dengan pukulan keras di bokong.
Marilla terburu-buru masuk ke dapur, merasa sangat kesal, meninggalkan jiwa kecil yang sangat terganggu di beranda. Ternyata, Anne melangkah dalam petang musim gugur yang dingin tanpa penghangat kepal; dengan mantap dan penuh tekad dia berjalan melalui lapangan penuh semanggi yang damai, mendaki bukit spruce, hanya diterangi oleh cahaya bulan pucat yang tergantung rendah di hutan sebelah barat. Mrs. Barry muncul di pintu untuk menjawab ketukan Anne yang malu-malu, dan menjumpai seorang tamu berbibir pucat dan bermata penuh tekad di ambang pintu.
Wajahnya mengeras. Mrs. Barry adalah seorang perempuan dengan prasangka dan ketidaksukaan yang kuat, dan kemarahannya berupa ekspresi merengut yang dingin, yang selalu sangat sulit ditaklukkan. Menurut pendapat dan pikirannya, dia benar-benar percaya bahwa Anne membuat Diana mabuk dengan suatu tujuan tertentu dengan sengaja, dan dia benar-benar ingin menyelamatkan anak perempuan kecilnya agar tidak tercemar akibat keakraban yang lebih jauh dengan anak seperti Anne.
Apa yang kau inginkan" dia bertanya dengan dingin. Anne menangkupkan kedua tangannya.
Oh, Mrs. Barry, kumohon, maafkan aku. Aku tidak bermaksud untuk untuk meracuni Diana. Bagaimana aku
yatim piatu yang sengsara, yang diadopsi oleh orang-orang baik hati, dan Anda hanya memiliki seorang teman akrab di dunia ini. Apakah Anda pikir Anda akan meracuninya dengan sengaja" Kupikir itu hanya jus raspberry. Waktu itu aku benar-benar yakin bahwa minuman itu jus raspberry. Oh, kumohon jangan mengatakan bahwa Anda melarang Diana bermain denganku lagi. Jika Anda melakukannya, Anda membuat hidupku terselubung awan gelap kepedihan.
Pidato ini pasti akan melembutkan hati baik Mrs. Lynde dalam sekejap, tetapi hal ini tidak berakibat apa-apa terhadap Mrs. Barry, kecuali dia merasa semakin marah. Dia mencurigai perkataan Anne yang begitu canggih serta ekspresinya yang dramatis, dan membayangkan bahwa anak itu sedang mengolok-oloknya. Jadi, dengan dingin dan kejam dia berkata:
Kupikir kau bukan gadis kecil yang cocok berteman dengan Diana. Sebaiknya kau pulang dan urus dirimu sendiri.
Bibir Anne bergetar. Bisakah Anda mengizinkan aku bertemu Diana sebentar saja untuk mengucapkan selamat berpisah" dia memohon.
Diana sedang pergi ke Carmody bersama ayahnya, sahut Mrs. Barry sambil masuk dan membanting pintu. Anne kembali ke Green Gables dengan putus asa. Harapan terakhirku sudah hilang, dia berkata kepada Marilla. Aku pergi sendiri untuk menjumpai Mrs. Barry dan dia memperlakukanku dengan sangat buruk, aku merasa sangat terhina. Marilla, kupikir dia bukan perempuan baik-baik. Tak ada lagi yang bisa kulakukan
karena takut kecewa. Karena, Marilla, aku tidak percaya bahwa Tuhan sendiri mampu menghadapi orang yang sangat keras kepala seperti Mrs. Barry.
Anne, kau tidak pantas mengucapkan itu, tegur Marilla, berusaha untuk tidak menanggapi pendapat yang tidak religius itu dengan tertawa, yang diam-diam ingin sekali dia lakukan. Dan memang, ketika dia menceritakan seluruh kisah itu kepada Matthew pada malam hari, dia tertawa lepas karena tingkah Anne yang merasa sangat menderita.
Tetapi, ketika dia menyelinap ke loteng timur sebelum tidur dan menemukan bahwa Anne menangis hingga jatuh tertidur, sebuah kelembutan yang tidak biasa terpancar dari wajahnya.
Jiwa kecil yang malang, dia menggumam, menyibakkan seberkas rambut ikal dari wajah si gadis kecil yang dibasahi air mata. Kemudian dia membungkuk dan mengecup pipi merona di atas bantal itu.
Kegairahan Baru dalam Hidup Ibumu masih marah" dia terkesiap.
Diana menganggukkan kepalanya dengan merana. Masih; dan oh, Anne, dia berkata aku tidak boleh bermain denganmu lagi. Aku menangis dan menangis, lalu kukatakan itu bukan kesalahanmu, tapi tak ada gunanya. Lama sekali aku harus membujuk Ma agar diizinkan untuk kemari dan mengucapkan selamat berpisah kepadamu. Ma berkata aku hanya punya waktu sepuluh menit dan dia menatap jam terus untuk memeriksa waktuku.
Sepuluh menit tidak terlalu lama untuk mengatakan selamat tinggal untuk selamanya, kata Anne, berurai air mata. Oh, Diana, maukah kau berjanji dengan sungguhsungguh, tak akan pernah melupakanku, teman masa kecilmu, meskipun suatu saat nanti ada teman lain yang lebih menyayangi dirimu"
Tentu saja aku tak akan lupa, isak Diana, dan aku tak akan pernah memiliki teman dekat lain aku tak ingin memilikinya. Aku tak bisa menyayangi orang lain seperti aku menyayangimu.
Oh, Diana, ratap Anne, sambil menepukkan dua tangannya, apakah kau menyayangiku"
Ya, tentu saja aku menyayangimu. Apakah kau tahu
Tidak. Anne mengembuskan napas panjang. Kupikir kau menyukaiku, tentu saja, tapi aku tak pernah berharap kau menyayangiku. Karena, Diana, kupikir tiada orang yang akan menyayangiku. Tiada yang menyayangiku sejak aku bisa mengingat. Oh, ini sangat menakjubkan! Seberkas sinar akan selalu menyinari kegelapan jarak yang memisahkan diriku dari dirimu, Diana. Oh, tolong katakan hal itu sekali lagi.
Aku sangat menyayangimu, Anne, kata Diana dengan suara tercekat, dan aku akan selalu menyayangimu, kau harus yakin akan hal itu.
Dan diriku akan selalu mencintai dirimu, Diana, kata Anne, dengan syahdu merentangkan tangannya. Pada tahun-tahun mendatang, kenangan akan dirimu akan bercahaya bagaikan bintang yang menyinari hidupku yang sepi, seperti yang tertulis di cerita terakhir yang kita baca bersama. Diana, maukah dirimu memberi diriku seberkas rambut hitam legammu, untuk kenang-kenangan perpisahan selamanya"
Apakah kau memiliki sesuatu untuk memotongnya" tanya Diana sambil menghapus air matanya, karena katakata puitis Anne yang penuh simpati itu menyegarkan dirinya sehingga dia bisa kembali ke dunia penuh kepraktisan.
Ya, untungnya aku menyimpan gunting percaku di saku celemekku, jawab Anne. Dengan khidmat dia memotong seberkas tipis rambut Diana. Selamat jalan, temanku yang tercinta. Sejak saat ini, kita akan menjadi sepasang orang asing, meskipun kita tinggal bersebelahan.
Anne berdiri dan memerhatikan Diana hingga lepas dari pandangan, dengan sedih melambaikan tangan kepada Diana yang beberapa kali menoleh ke belakang. Kemudian, dia kembali ke rumah. Meskipun barusan mengalami drama romantis, tidak sedikit pun dia merasa terhibur kali ini.
Semua sudah usai, dia mengatakan kepada Marilla. Aku tak akan pernah memiliki teman lain. Aku jauh lebih sedih daripada sebelumnya, karena aku tidak memiliki lagi Katie Maurice dan Violetta sekarang. Dan bahkan, jika aku memiliki mereka, semua tidak akan sama. Entah bagaimana, gadis kecil impian tidak sememuaskan seorang teman yang nyata. Diana dan aku mengucapkan selamat tinggal yang indah di dekat mata air. Hal itu akan terpatri di dalam ingatanku untuk selamanya. Aku menggunakan bahasa paling menyedihkan yang bisa kupikirkan, dan menggunakan kata diriku dan dirimu . Diriku dan dirimu terdengar lebih romantis daripada aku dan kau . Diana memberiku seberkas rambutnya dan aku akan menyimpannya di dalam sebuah kantong kecil, lalu aku akan memakainya di leher sepanjang hidupku. Tolong pastikan benda itu akan terkubur bersamaku, karena aku percaya aku tak akan hidup lebih lama lagi. Mungkin ketika dia melihatku terbaring kaku tanpa nyawa di hadapannya, Mrs. Barry akan merasa menyesali apa yang telah dia lakukan, dan membiarkan Diana datang ke pemakamanku.
Kupikir aku tidak takut kau akan mati karena merana selama kau bisa berbicara, Anne, komentar Marilla tanpa rasa simpati.
Senin berikutnya Anne mengejutkan Marilla dengan turun dari kamarnya sambil membawa keranjang buku dan bibirnya mengatup rapat, memancarkan tekad yang kuat.
lagi cahaya dalam kehidupanku, karena sahabatku telah direnggut dengan kasar dari sisiku. Di sekolah, aku bisa melihatnya dan bergumam diam-diam sebelum aku mati.
Kau lebih baik menggumamkan pelajaran dan berhitung, kata Marilla, menyembunyikan kegembiraannya akan perkembangan situasi ini. Jika kau akan kembali bersekolah, kuharap aku tak akan mendengar lagi batu tulis yang dipatahkan di kepala seseorang dan hal-hal semacam itu. Kau harus bersikap baik dan turuti apa yang dikatakan gurumu.
Aku akan mencoba menjadi murid panutan, Anne menyetujui dengan sendu. Tapi, kupikir tak akan terlalu menyenangkan. Mr. Phillips berkata bahwa Minnie Andrews adalah murid panutan, dan tidak ada sedikit pun imajinasi dalam hidup Minnie Andrews. Tapi, aku merasa begitu tertekan, sehingga mungkin hal itu akan mudah bagiku. Aku akan memutar ke jalan besar. Aku tak akan tahan melewati Jalan Birch sendirian. Pasti aku akan menangis pedih jika melakukannya.
Anne disambut dengan hangat di sekolah. Temanteman Anne sangat merindukan imajinasinya dalam permainan, suaranya dalam nyanyian, dan kemampuan dramatisnya dalam membacakan buku keras-keras pada waktu makan siang. Ruby Gillis diam-diam memberinya tiga buah plum biru saat pembacaan doa; Ella May MacPherson memberinya sebuah gambar besar bunga pansy kuning yang digunting dari katalog tentang bunga sejenis hiasan meja yang sangat berharga di Sekolah Avonlea. Sophia Sloane menawarkan diri untuk mengajarinya sebuah pola baru rajutan renda yang sangat anggun, begitu indah untuk hiasan tepi celemek. Katie Boulter memberinya sebotol
atas selembar kertas merah muda pucat yang ditempeli tiram-tiram di tepinya, Julia Bell mencatat kata-kata indah ini:
Ketika senja menurunkan tirai gelapnya Dan menghiasinya dengan sebuah bintang Ingatlah bahwa kau memiliki seorang teman Meskipun mungkin dia jauh darimu
Rasanya sangat menyenangkan karena sambutan mereka, desah Anne dengan penuh gairah kepada Marilla malam itu.
Bukan hanya anak-anak perempuan yang menyambut kehadiran Anne kembali. Ketika Anne mendekati bangkunya setelah waktu makan siang dia disuruh Mr. Phillips untuk duduk dengan Minnie Andrews sang murid panutan dia menemukan sebuah apel stroberi yang besar dan menggiurkan di atas mejanya. Anne mengambilnya dan hampir saja menggigitnya, ketika dia teringat bahwa satu-satunya tempat apel stroberi tumbuh di Avonlea adalah kebun Tuan Blythe, di sisi lain Danau Riak Air Berkilau. Anne menjatuhkan apelnya bagaikan buah itu adalah bara api yang menyala, dan dengan penuh aksi mengelapkan jari-jari pada saputangannya. Apel itu tetap tergeletak tanpa disentuh hingga keesokan paginya, ketika Timothy Andrews kecil, yang bertugas menyapu sekolah dan menyalakan api, menganggap apel itu sebagai salah satu haknya. Tetapi, gerip sejenis kapur untuk menulis di batu tulis milik Charlie Sloane, yang dihias sangat indah dengan kertas merah dan kuning, serta berharga dua sen sementara gerip lainnya hanya berharga satu sen, yang dia berikan kepada Anne setelah waktu makan siang, diterima dengan reaksi yang lebih menyenangkan. Anne sangat senang menerimanya dan menghadiahi sang pemberi
sedang mabuk kepayang itu ke langit ketujuh. Hal itu membuat Charlie Sloane mengacaukan pelajaran diktenya sehingga Mr. Phillips menahannya untuk menuliskan kembali pelajaran itu sepulang sekolah.
Tetapi, seperti Pawai kemenangan Julius Caesar atas penyergapan Brutus
Lebih mengingatkannya akan sang putra terbaik Roma itu,
tidak adanya penghargaan atau cendera mata dari Diana Barry, yang duduk dengan Gertie Pye, membuat kebahagiaan Anne sedikit terganggu.
Kupikir Diana seharusnya tersenyum sekali saja kepadaku, dia mengeluh kepada Marilla malam itu. Tetapi, keesokan paginya, sebuah catatan, yang digulung dan dilipat-lipat dengan sangat kecil dan hati-hati, serta sebuah bingkisan kecil, disampaikan kepada Anne.
Anna Tersayang (tulis Diana) Ma berkata bahwa aku tidak boleh bermain atau berbicara denganmu bahkan di sekolah. Ini bukan salahku dan jangan marah kepadaku, karena aku sangat menyayangimu seperti sebelumnya. Aku sangat rindu untuk menceritakan semua rahasiaku dan aku sama sekali tidak menyukai Gertie Pye. Aku membuatkanmu sebuah pembatas buku baru dari kertas tisu merah. Sekarang pembatas buku itu sedang sangat disukai dan hanya ada tiga anak perempuan di sekolah yang tahu cara membuatnya. Setiap kau melihat pembatas buku ini, ingatlah selalu
Teman sejatimu Dianna Barry Dianaku Yang Tercinta Tentu saja aku tidak marah kepadamu karena kau harus mematuhi ibumu. Jiwa kita bisa bersatu. Aku akan menyimpan bingkisan indahmu selamanya. Minnie Andrews adalah seorang gadis kecil yang sangat baik meskipun dia tidak memiliki imajinasi tapi setelah menjadi sahabat Diana, aku tidak bisa menjadi sahabat Minnie. Tolong maafkan aku jika aku menuliskan kesalahan, karena ejaanku masih buruk, meskipun sudah lumayan membaik.
Sahabatmu hingga maut memisahkan Anne atau Cordelia Shirley
N.B. Malam ini aku akan tidur dengan suratmu yang kusimpan di bawah bantal.
A. atau C.S. Dengan perasaan pesimistis, Marilla menanti-nantikan lebih banyak masalah sejak Anne bersekolah kembali. Tetapi tidak terjadi apa-apa. Mungkin Anne meniru sesuatu dari jiwa panutan Minnie Andrews; setidaknya dia tidak lagi bermasalah dengan Mr. Phillips sejak itu. Dia menenggelamkan diri dalam pelajarannya dengan sepenuh hati dan sepenuh jiwa, bertekad untuk tidak dikalahkan oleh Gilbert Blythe di kelas. Persaingan di antara mereka segera terlihat; Gilbert menyikapinya dengan cukup baik; tetapi tampaknya hal yang sama tidak terjadi pada Anne. Dia benar-benar tidak bisa melupakan kesalahan dan terusmenerus memikirkannya. Dia membenci dengan sepenuh hati, sebagaimana dia menyayangi. Dia tak akan merendahkan hati untuk mengakui bahwa dia adalah saingan terberat Gilbert di sekolah, karena hal itu hanya akan memperjelas keberadaan Gilbert yang sangat Anne abaikan dengan keras kepala; tetapi persaingan itu memang
Gilbert yang memimpin pelajaran ejaan; pada lain waktu Anne, dengan kibasan puas kepang rambut merahnya yang panjang, mengalahkannya. Pada suatu pagi, Gilbert mengerjakan tugas berhitungnya dengan sempurna dan namanya tercantum di papan tulis dalam jajaran murid terbaik; pagi berikutnya nama Anne, yang bergulat sekuat tenaga dengan bilangan desimal semalam sebelumnya, tercantum paling atas. Pada suatu hari mereka seri dan nama mereka ditulis berdampingan. Hal ini lebih buruk daripada ditulis di dinding beranda, dan penderitaan Anne tampaknya membuat Gilbert puas. Ketika ujian tertulis berlangsung pada setiap akhir bulan, hasilnya lebih menyebalkan lagi. Pada bulan pertama, nilai Gilbert lebih tinggi tiga angka. Pada bulan kedua, nilai Anne lebih tinggi lima angka. Tetapi, kemenangan Anne terganggu oleh fakta bahwa Gilbert memberinya selamat dengan sepenuh hati sebelum murid-murid lain melakukannya. Kemenangan ini pasti akan lebih manis bagi Anne jika Gilbert merasakan kesedihan karena telah dikalahkan.
Mr. Phillips mungkin bukan seorang guru yang sempurna; tetapi seorang murid yang sangat bersemangat untuk belajar seperti Anne bisa membuat kemajuan di bawah bimbingan guru macam mana pun. Pada akhir semester, Anne dan Gilbert sama-sama dinaikkan ke kelas lima dan diizinkan untuk mulai belajar elemen-elemen akar yang artinya mempelajari bahasa Latin, geometri, bahasa Prancis, dan aljabar. Anne menemui batu sandungan dalam pelajaran geometri.
Pelajaran ini benar-benar menyebalkan, Marilla, dia mengerang. Aku yakin aku tak akan pernah mampu mengerti pelajaran ini. Sama sekali tidak ada ruang imajinasi dalam geometri. Mr. Phillips berkata, aku adalah murid
seorang murid lain begitu pandai dalam bidang itu. Ini benar-benar menakutkan, Marilla. Bahkan Diana mengerti lebih baik daripada aku. Tapi aku tidak keberatan jika dikalahkan oleh Diana. Bahkan meskipun kami hanya bersua bagaikan sepasang orang asing sekarang. Aku masih menyayanginya dengan kasih sayang tanpa henti. Hal itu membuatku sangat sedih ketika memikirkannya. Tapi, betulkah, Marilla, manusia tidak akan terus menerus sedih dalam kehidupannya di dunia yang menarik ini, iya, kan"
Anne Menyelamatkan Nyawa Sang Perdana Menteri datang pada bulan Januari untuk menggalang dukungan dari pendukung setianya sekaligus orang-orang yang tidak mendukungnya. Mereka akan hadir dalam pertemuan massa raksasa yang dilangsungkan di Charlottetown. Kebanyakan penduduk Avonlea berada pada pihak politik yang sama dengan Perdana Menteri; jadi pada malam pertemuan, hampir semua pria dan sejumlah besar perempuan pergi ke kota yang berjarak tiga puluh kilo dari sana. Mrs. Rachel Lynde juga ikut. Dia adalah seorang politisi yang bersemangat, dan yakin bahwa suatu kampanye politik tidak akan berjalan lancar tanpa kehadirannya, meskipun dia berada di pihak lain. Jadi, dia pergi ke kota dan mengajak suaminya kehadiran Thomas akan berguna untuk menjaga kuda dan Marilla Cuthbert. Marilla sendiri diam-diam memiliki pandangan politik tertentu, dan dia berpikir bahwa itulah satu-satunya kesempatan untuk melihat seorang Perdana Menteri yang sebenarnya. Jadi, dia langsung menerima ajakan itu, meninggalkan Anne dan Matthew untuk menjaga rumah hingga dia kembali keesokan harinya.
pertemuan besar mereka, Anne dan Matthew menikmati dapur Green Gables mereka yang nyaman. Api menyala dengan terang di tungku kuno Waterloo mereka dan kristalkristal es berwarna putih kebiruan berkilau di kaca jendela. Matthew mengangguk-angguk di sofa, hampir tertidur saat membaca Buletin Petani-nya dan Anne duduk menghadap meja, tenggelam dalam pelajarannya dengan penuh tekad, sekali-sekali melirik rak tempat jam dengan sedih. Di sana ada sebuah buku baru yang dipinjamkan Jane Andrews kepadanya hari itu. Jane meyakinkan Anne bahwa buku itu pasti akan membuat banyak getaran, atau kata-kata yang menggetarkan, dan jari-jari Anne tergoda untuk meraihnya. Tetapi, itu berarti Gilbert Blythe akan menang besok. Anne memunggungi rak tempat jam dan mencoba untuk membayangkan buku itu tidak ada di sana.
Matthew, apakah kau pernah belajar geometri ketika kau sekolah"
Yah, hmm, tidak, aku tidak pernah, jawab Matthew, tiba-tiba terbangun.
Kuharap kau pernah, desah Anne, karena kau akan mampu bersimpati kepadaku. Kau tidak bisa bersimpati dengan tepat jika kau tidak pernah mempelajarinya. Geometri membuat awan gelap melingkupi seluruh hidupku. Aku sangat bodoh dalam pelajaran ini, Matthew.
Yah, hmm, aku tidak tahu, kata Matthew, menghibur. Kupikir kau baik-baik saja dalam segala hal. Mr. Phillips mengatakan kepadaku di Toko Blair di Carmody, bahwa kau adalah murid terpandai di sekolah dan membuat kemajuan yang pesat. Kemajuan yang pesat juga terjadi padanya. Ada orang-orang yang meragukan Teddy Phillips dan berkata bahwa dia bukan guru yang cukup baik, tapi kupikir dia baik-baik saja.


Anne Of Green Gables Karya Lucy M . Montgomery di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Anne adalah orang yang baik-baik saja .
Aku yakin akan bisa lebih baik dalam geometri jika saja dia tidak mengubah hurufnya, Anne mengeluh. Aku mempelajari paparan di buku dengan sungguh-sungguh, kemudian dia menggambarkannya di papan tulis dan menaruh huruf-huruf yang berbeda dari gambar di buku, dan aku kebingungan. Kupikir seorang guru tidak boleh melakukan suatu tantangan yang kejam, iya, kan" Kami sekarang mempelajari agrikultur dan akhirnya aku tahu apa yang membuat jalan berwarna merah. Hal itu benar-benar menyenangkan. Aku ingin tahu, apakah Marilla dan Mrs. Lynde sedang bersenang-senang. Mrs. Lynde berkata bahwa Kanada akan menjadi kacau karena segala sesuatu yang diatur di Ottawa, dan hal itu merupakan peringatan keras bagi para pemilih. Dia berkata, jika perempuan diizinkan untuk memilih, kita akan segera melihat perubahan positif. Partai apa yang kau pilih, Matthew"
Konservatif, jawab Matthew segera. Memilih Partai Konservatif adalah bagian dari sisi religius Matthew.
Kalau begitu, aku juga akan memilih Partai Konservatif, Anne memutuskan. Aku senang karena Gil karena seorang di antara murid lelaki di sekolah memilih Partai Liberal. Kupikir Mr. Phillips juga karena ayah Prissy Andrews memilih Partai Liberal, dan Ruby Gillis berkata, jika seorang lelaki sedang mendekati seorang perempuan, dia harus selalu sepaham dengan ibu sang perempuan dalam hal agama, dan ayah sang perempuan dalam hal politik. Apa betul begitu, Matthew"
Yah, hmm, aku tak tahu, jawab Matthew. Apakah kau pernah mendekati seseorang, Matthew" Yah, hmm, tidak, aku tidak tahu apakah pernah,
hal-hal demikian sepanjang hidupnya.
Anne memandang Matthew sambil bertopang dagu. Pasti hal itu menarik, apakah kau juga berpendapat begitu, Matthew" Ruby Gillis berkata, jika dia dewasa, dia akan memiliki banyak sekali pria yang mengantre untuk mendekatinya, dan membuat mereka semua tergila-gila kepadanya; tapi kupikir itu akan terlalu menghebohkan. Aku lebih memilih untuk memiliki seorang kekasih saja. Tapi, Ruby Gillis mengetahui banyak tentang hal itu karena dia memiliki begitu banyak kakak perempuan, dan Mrs. Lynde berkata bahwa gadis-gadis Gillis begitu bergelora bagaikan kue-kue panas. Mr. Phillips mengunjungi Prissy Andrews hampir setiap malam. Dia berkata, dia membantu pelajaran Prissy Andrews. Tapi Miranda Sloane juga sedang belajar untuk ujian masuk Akademi Queen, dan kupikir dia lebih membutuhkan bantuan daripada Prissy karena dia lebih bodoh. Tapi, Mr. Phillips sama sekali tak pernah membantunya pada malam hari. Ada banyak sekali hal di dunia ini yang tak bisa kumengerti, Matthew.
Yah, hmm, aku juga sering tidak mengerti, Matthew mengakui.
Baiklah, aku harus menyelesaikan pelajaranku. Aku tak akan mengizinkan diriku membuka buku baru yang Jane pinjamkan hingga aku selesai. Tapi itu adalah godaan yang sangat berat, Matthew. Bahkan setelah aku memunggungi rak, aku bisa melihat buku itu terletak di sana dengan jelas. Jane berkata, dia menangis tersedu-sedu ketika membacanya. Aku sangat menyukai buku yang membuatku
ruang duduk dan menguncinya di dalam lemari selai, lalu memberikan kuncinya kepadamu. Dan kau tidak boleh memberikannya kepadaku, Matthew, hingga pelajaranku selesai, bahkan jika aku berlutut memohon kepadamu. Menahan diri dari godaan memang mudah untuk dikatakan, tapi jauh lebih mudah menahan diri jika kita tidak memiliki kuncinya. Lalu, bolehkah aku berlari ke gudang untuk mengambil apel mengkal, Matthew" Apakah kau mau apel mengkal"
Yah, hmm, aku tak tahu, tapi aku mau, jawab Matthew, yang tak pernah makan apel mengkal, tetapi tahu bahwa Anne sangat menyukainya.
Tepat ketika Anne kembali dengan gembira dari gudang bawah tanah dengan sepiring apel mengkal, terdengar suara langkah kaki di luar, di atas beranda yang beku. Dan sesaat kemudian, pintu dapur terbuka lebar. Diana Barry menghambur masuk, wajahnya pucat dan napasnya terengah-engah, dengan syal yang terbalut asalasalan di kepalanya. Anne langsung melepaskan lilin dan piringnya dengan kaget. Piring, lilin, dan apel-apel itu jatuh bersamaan, menggelinding di tangga gudang, dan ditemukan bercampur dalam ceceran lilin yang membeku pada keesokan harinya oleh Marilla, yang membereskannya dan bersyukur karena rumahnya tidak terbakar.
Ada apa, Diana" jerit Anne. Apakah akhirnya hati ibumu melunak"
Oh, Anne, cepatlah ikut, Diana memohon dengan gugup. Minnie May sakit parah dia batuk-batuk dan sesak napas. Marie Joe Kecil berkata begitu Pa dan Ma sedang
dokter. Keadaan Minnie May sangat parah dan Mary Joe Kecil tidak tahu apa yang harus dia lakukan dan oh, Anne, aku sangat takut!
Tanpa mengatakan apa-apa, Matthew meraih topi dan mantelnya, melewati Diana dan menghilang di dalam kegelapan halaman.
Dia akan menyiapkan kereta untuk berangkat ke Carmody, memanggil dokter, kata Anne, yang terburu-buru mengenakan tudung dan jaketnya. Aku tahu pasti akan hal itu, bagaikan dia mengatakannya. Matthew dan aku benarbenar belahan jiwa, sehingga aku bisa membaca pikirannya tanpa mendengar kata-katanya sama sekali.
Aku tidak yakin dia akan menemukan dokter di Carmody, isak Diana. Aku tahu bahwa Dr. Blair pergi ke kota dan kukira Dr. Spencer pergi juga. Mary Joe Kecil tidak pernah melihat seseorang yang terkena batuk-sesak dan Mrs. Lynde sedang pergi. Oh, Anne!
Jangan menangis, Di, Anne menghiburnya. Aku sangat tahu apa yang harus kulakukan untuk batuk-sesak. Kau lupa bahwa Mrs. Hammond memiliki tiga pasang anak kembar. Jika kau menjaga tiga pasang anak kembar, kau pasti akan memiliki banyak pengalaman. Mereka beberapa kali terkena batuk-sesak. Tunggu di sini, aku akan mengambil botol ipecac mungkin kau tidak memilikinya di rumah. Ayo kita pergi sekarang. Ipecac adalah sejenis sirop ramuan tanaman obat, campuran dari jahe dan tanaman Ipecacuanha, yang berfungsi sebagai obat cuci perut.
Dua gadis kecil itu saling berpegangan tangan dan berlari terburu-buru melalui Kanopi Kekasih dan menyeberangi lapangan bertanah keras di seberangnya,
untuk dilalui. Meskipun merasa sangat prihatin dengan keadaan Minnie May, Anne sangat menikmati romantika situasi dan betapa manisnya bisa berbagi romantika itu sekali lagi dengan seorang belahan jiwa.
Malam itu cerah dan bersalju, semua bayangan berwarna kecokelatan dan tanah berlapis salju perak; bintang-bintang besar bersinar di atas lapangan yang bisul di sana-sini, cemara tegak yang berwarna hitam menjulang dengan salju yang menaburi ranting-rantingnya, dan angin yang bersiul di antara mereka. Anne berpikir bahwa benarbenar menyenangkan untuk melewati semua misteri dan keindahan ini dengan seorang sahabat yang telah begitu lama dipisahkan.
Minnie May, yang baru berusia tiga tahun, benar-benar sakit parah. Dia terbaring di sofa dapur, demam dan gelisah, napas kerasnya bisa terdengar ke seluruh penjuru rumah. Mary Joe Kecil, seorang gadis Prancis montok dengan wajah lebar dari tepi sungai, yang diminta Mrs. Barry untuk menjaga anak-anak selama dia pergi, merasa putus asa dan panik. Dia tidak mampu untuk memikirkan apa yang harus dilakukan, atau melakukan sesuatu jika dia memikirkannya. Anne bekerja dengan terampil dan penuh keyakinan. Minnie May memang mengalami batuk-sesak; keadaannya lumayan parah, tapi aku pernah melihat yang lebih parah. Pertama-tama, kita harus menyiapkan banyak air panas. Diana, di panci ini hanya ada air tak lebih daripada segelas! Ini, isilah sampai penuh, dan Mary Joe,
melukai perasaanmu, tapi tampaknya kau akan bisa memikirkan hal ini sebelumnya jika kau memiliki imajinasi. Sekarang, aku akan melepaskan pakaian Minnie May dan meletakkannya di tempat tidur. Cobalah mencari pakaian flanel yang lembut, Diana. Aku akan memberinya sesendok ipecac terlebih dahulu.
Minnie May tidak mau meminum ipecac, tetapi tidak sia-sia Anne telah merawat tiga pasang anak kembar. Akhirnya Minnie May mau meminum ipecac, tidak hanya sekali, tetapi berkali-kali sepanjang malam panjang yang menegangkan. Kedua gadis kecil itu bekerja dengan sabar menghadapi Minnie May yang menderita, dan Mary Joe Kecil, yang benar-benar kebingungan melakukan apa yang dia mampu, menjaga api agar tetap menyala dan menghangatkan lebih banyak air yang dibutuhkan oleh sebuah rumah sakit penuh bayi yang batuk-sesak.
Pukul tiga pagi Matthew tiba bersama seorang dokter. Dia harus pergi hingga ke Spencervale untuk menemukan seorang dokter. Tetapi, saat-saat genting yang membutuhkan pertolongan ahli sudah lewat. Minnie May sudah jauh lebih baik dan tertidur nyenyak.
Aku hampir saja menyerah dan putus asa, Anne menjelaskan. Dia semakin parah, semakin parah, hingga dia lebih parah daripada anak-anak kembar Hammond, bahkan pasangan kembar terkecil. Aku benar-benar mengira dia akan tercekik hingga mati. Aku memberinya setiap tetes ipecac di botol itu. Dan ketika sendok terakhir sudah habis, aku berkata kepada diriku sendiri bukan kepada Diana atau Mary Joe Kecil, karena aku tidak ingin
harus mengatakannya untuk melegakan perasaanku Ini adalah harapan terakhir yang ada, dan aku khawatir, ini adalah harapan yang sia-sia . Tapi tiga menit kemudian dia batuk dan memuntahkan dahak, lalu mulai membaik. Anda harus bisa membayangkan kelegaanku, Dokter, karena aku tak bisa menjelaskannya dalam kata-kata. Anda pasti tahu, ada hal-hal yang tidak bisa dijelaskan dalam kata-kata.
Ya, aku tahu, sang dokter mengangguk. Dia menatap Anne seolah sedang memikirkan sesuatu tentang anak itu, yang tidak bisa dijelaskan dalam kata-kata. Tetapi, beberapa saat kemudian, dia menjelaskannya kepada Mr. dan Mrs. Barry.
Gadis kecil berambut merah yang tinggal di rumah keluarga Cuthbert sangat pandai. Dia telah menyelamatkan nyawa bayi Anda, karena mungkin saja semua sudah terlambat saat aku tiba di sana. Tampaknya dia memiliki keterampilan dan pikiran yang benar-benar menakjubkan untuk anak seusianya. Aku tak pernah melihat mata yang seperti mata anak itu ketika dia menerangkan semuanya kepadaku.
Anne pulang pada pagi musim dingin yang indah dan tertutup salju putih, mengantuk karena tidak tidur semalaman, tetapi masih berbicara penuh semangat kepada Matthew ketika mereka menyeberangi lapangan putih yang luas dan berjalan di bawah lengkungan pohon-pohon mapel yang berkilau indah di Kanopi Kekasih.
Oh, Matthew, bukankah ini pagi yang menakjubkan" Dunia tampak seperti sesuatu yang Tuhan bayangkan dari tempat Dia berada, betul, kan" Tampaknya aku bisa meniup pepohonan itu dengan hanya satu embusan napas fuh! Aku begitu bahagia karena hidup di dunia yang memiliki salju putih, apakah kau juga" Dan aku sangat bahagia karena
mungkin aku tak akan tahu apa yang harus dilakukan terhadap Minnie May. Aku benar-benar menyesal karena pernah kesal terhadap Mrs. Hammond, karena dia memiliki anak kembar. Tapi, oh, Matthew, aku sangat mengantuk. Aku tak bisa pergi ke sekolah. Aku tahu, aku tak akan mampu menjaga mataku agar tetap terbuka dan aku pasti akan sangat bodoh. Tapi aku benci harus tinggal di rumah, karena Gil orang lain akan memimpin dalam pelajaran di kelas, dan sangat sulit untuk mengalahkannya lagi meskipun tentu saja, semakin sulit hal itu, kita akan merasa semakin puas jika berhasil bangkit, betul, kan"
Yah, hmm, kupikir kau sudah bertindak dengan baik, kata Matthew, menatap wajah mungil Anne yang pucat dan bayangan gelap di bawah matanya. Kau harus langsung naik ke kamarmu dan tidur dengan nyenyak. Aku akan mengerjakan tugas-tugas di rumah.
Anne langsung naik ke kamarnya dan tertidur begitu lama dan lelap. Dia baru terbangun pada siang musim dingin yang putih dan merona. Ketika turun ke dapur, dia bertemu dengan Marilla yang sudah pulang, sedang duduk sambil merajut.
Oh, apakah kau bertemu Perdana Menteri" Anne langsung bertanya. Seperti apa dia, Marilla"
Yah, kalau dilihat dari penampilannya, dia tidak cocok menjadi perdana menteri, jawab Marilla. Hidungnya sangat aneh! Tapi, dia bisa berpidato. Aku bangga menjadi seorang Konservatif. Rachel Lynde, tentu saja, seorang Liberal, tidak berguna baginya. Makan siangmu ada di oven, Anne, dan kau boleh mengambil manisan plum biru dari lemari. Aku yakin kau pasti lapar. Matthew telah menceritakan kepadaku tentang semalam. Aku harus
Aku sendiri pasti tak akan tahu, karena aku tidak pernah menghadapi kasus batuk-sesak. Nah, jangan dulu berbicara hingga kau selesai makan. Aku bisa melihat dari wajahmu, kau memiliki sekarung penuh bahan pembicaraan. Tapi itu harus menunggu.
Marilla akan memberi tahu Anne sesuatu, tetapi dia tidak mengatakannya karena tahu jika dia melakukan itu, kegembiraan Anne akan membuatnya melambung dari halhal material seperti selera makan atau hidangan makan siangnya. Setelah Anne menghabiskan sepisin manisan plum birunya, dia baru berkata:
Mrs. Barry kemari siang ini, Anne. Dia ingin bertemu denganmu, tapi aku tidak ingin membangunkanmu. Dia berkata kau telah menyelamatkan nyawa Minnie May, dan dia sangat menyesal telah bersikap buruk dalam kasus anggur dulu. Dia berkata, sekarang dia tahu kau tidak bermaksud untuk membuat Diana mabuk, dan dia berharap kau akan memaafkannya dan bersahabat lagi dengan Diana. Kau boleh pergi ke sana petang ini karena Diana tidak bisa keluar rumah. Dia terkena pilek akibat kejadian tadi malam. Sekarang, Anne Shirley, demi Tuhan, jangan melayang ke udara.
Peringatan itu tampaknya memang diperlukan, karena ekspresi Anne sangat girang dan bagaikan melayang. Saat itu juga dia melompat berdiri, wajahnya merona karena hangatnya semangat di dalam dirinya.
Oh, Marilla, bolehkah aku pergi sekarang tanpa mencuci piringku" Aku akan mencucinya saat aku pulang, tapi aku tak bisa mengikatkan diriku kepada sesuatu yang tidak romantis seperti mencuci piring pada saat yang menggetarkan ini.
Anne Shirley apakah kau sudah gila" Kembalilah sekarang juga dan pakailah sesuatu untuk menghangatkan. Aku pasti berbicara dengan angin. Dia sudah keluar tanpa topi atau mantel. Lihat anak itu, berlari di kebun dengan rambut tergerai. Sungguh ajaib jika dia tidak mati kedinginan.
Anne pulang sambil menari-nari saat senja musim dingin yang bernuansa lembayung di atas tempat-tempat yang bersalju. Jauh di langit barat daya, ada sebuah bintang yang sangat terang, kilauannya bagaikan mutiara. Langit di belakangnya berwarna pucat keemasan bercampur dengan semburat merah muda di atas area yang putih dan siluet gelap lembah penuh pohon-pohon spruce. Dentingan lonceng kereta di bukit-bukit bersalju terdengar bagaikan lonceng-lonceng elf di antara udara yang membeku, tetapi alunan musik itu tidak lebih indah daripada senandung yang terdengar di hati Anne dan bibirnya.
Kita akan tahu jika kita benar-benar orang yang bahagia, Marilla, dia berkata. Aku sangat bahagia ya, meskipun rambutku merah. Saat ini, aku memiliki jiwa yang lebih berharga daripada sekadar rambut merah. Mrs. Barry menciumku dan menangis. Dia berkata, dia menyesal, dan dia tak akan pernah bisa membalas kebaikanku. Aku merasa sangat malu, Marilla, tapi aku menjawab sesopan yang aku bisa, Aku tidak memiliki perasaan buruk terhadap Anda, Mrs. Barry. Sekali lagi aku meyakinkan Anda, aku sama sekali tidak bermaksud meracuni Diana. Dan sejak saat ini, aku akan menutup lembaran lama dan membuka lembaran baru. Bukankah itu adalah kata-kata yang sangat bermartabat, Marilla" Aku merasa bagaikan sedang mengipasi bara api di kepala Mrs. Barry. Lalu, aku dan Diana melewatkan siang yang sangat indah. Diana menunjukkan sebuah sulaman renda baru yang indah, yang
Avonlea yang tahu tentang sulaman itu, dan kami mengucapkan ikrar untuk tidak memberitahukannya kepada orang lain. Diana memberiku sebuah kartu cantik dengan gambar rangkaian mawar di atasnya dan sebait puisi di dalamnya:
Jika kau menyayangiku seperti aku menyayangimu Hanya maut yang bisa memisahkan kita berdua.
Dan memang benar, Marilla. Kami akan meminta kepada Mr. Phillips untuk mengizinkan kami duduk berdampingan lagi di sekolah, dan Gertie Pye boleh duduk dengan Minnie Andrews. Kami menyantap hidangan minum teh yang elegan. Mrs. Barry menggunakan peralatan keramiknya yang paling bagus, Marilla, seakan aku tamu yang sebenarnya. Aku tak bisa menceritakan kepadamu bagaimana aku tergetar. Tidak ada orang yang pernah menggunakan peralatan keramik terbaiknya untukku sebelumnya. Dan kami makan kue buah, kue manis, donat, serta dua macam manisan, Marilla. Lalu, Mrs. Barry bertanya kepadaku, apakah aku ingin menambah teh dan berkata, Pa, mengapa kau tidak menawarkan biskuit itu kepada Anne" Pasti membahagiakan untuk menjadi orang dewasa Marilla, diperlakukan dengan sopan seperti itu terasa sangat menyenangkan.
Aku tak yakin tentang hal itu, sahut Marilla, dengan desahan keras.
Yah, pasti akan terasa menyenangkan jika aku sudah dewasa, Anne memutuskan. Aku akan selalu berbicara kepada para gadis kecil dengan ramah, dan aku tak akan pernah tertawa jika mereka menggunakan kata-kata canggih. Dari pengalamanku yang menyedihkan, aku tahu
minum teh, Diana dan aku membuat gula-gula karamel. Gula-gula karamel itu tidak terlalu baik, mungkin karena Diana dan aku belum pernah membuatnya sebelum ini. Diana membiarkan aku mengaduk karamel, sementara dia mengolesi piring dengan mentega. Aku lupa mengaduk dan membuat karamelnya hangus. Dan ketika kami menyimpannya di beranda agar membeku, kucing Diana menginjak salah satu piring dan gula-gula karamel itu harus dibuang. Tapi membuat gula-gula karamel sangat menyenangkan. Kemudian, saat aku pulang, Mrs. Barry memintaku berkunjung sesering mungkin. Diana berdiri di jendela dan memberikan cium jauh sepanjang perjalananku di Kanopi Kekasih. Aku meyakinkanmu, Marilla, aku merasa akan berdoa dengan tulus malam ini, dan aku akan memikirkan sebuah doa baru untuk mengingat peristiwa ini.
Sebuah Pertunjukan, Sebuah Bencana,
dan Sebuah Pengakuan Aku tak mengerti apa yang ingin kau lakukan saat hari sudah gelap begini, Marilla langsung menjawab. Kau dan Diana berjalan pulang dari sekolah bersama-sama, kemudian berdiri di salju selama lebih dari satu setengah jam, lidah-lidah kalian terus bekerja selama itu, berceloteh tak keruan. Jadi, kupikir kau tak perlu segera menemuinya lagi.
Tapi dia ingin bertemu denganku, Anne memohon. Dia memiliki suatu berita yang sangat penting untukku. Bagaimana kau bisa tahu"
Karena dia telah memberi isyarat dari jendela kamarnya. Kami telah menyusun beberapa isyarat dengan lilin dan kertas karton. Kami memasang lilin di atas ambang
menggerakkan karton maju-mundur. Begitu banyak kilatan yang berarti hal-hal tertentu. Itu ideku, Marilla.
Aku sudah menyangka itu idemu, kata Marilla dengan penuh empati. Dan kemudian, kau akan membuat tirai terbakar dengan isyarat konyolmu.
Oh, kami sangat berhati-hati, Marilla. Dan ini sangat menarik. Dua kilatan berarti, Apakah kau di sana" Tiga berarti ya , dan empat berarti tidak . Lima berarti Datanglah kemari sesegera mungkin, karena aku akan memberi tahu sesuatu yang penting. Tadi Diana mengirimkan isyarat lima kilatan, dan aku benar-benar menderita karena ingin tahu.
Baiklah, kau tidak akan menderita lebih lama lagi, sahut Marilla dengan nada sarkastis. Kau boleh pergi, tapi kau harus kembali sepuluh menit lagi. Ingat itu.
Anne memang mengingat hal itu dan kembali pada waktu yang telah ditentukan, meskipun tak ada seorang pun yang tahu apa hal penting yang dia bicarakan dengan Diana dalam batas waktu selama sepuluh menit. Tapi, setidaknya dia memanfaatkan waktu singkat itu sebaik-baiknya.
Oh, Marilla, bagaimana menurutmu" Kau tahu, besok adalah hari ulang tahun Diana. Nah, ibunya berkata bahwa dia boleh mengajakku ke rumahnya pulang sekolah dan menginap di sana. Sepupu-sepupunya akan berkunjung dari Newbridge dengan kereta salju yang besar, untuk menghadiri pertunjukan Klub Debat di aula besok malam. Dan mereka akan mengajak Diana dan aku ke pertunjukan itu jika kau mengizinkanku, tentunya. Apakah kau mengizinkanku, Marilla" Oh, aku merasa sangat bersemangat.
tidak boleh pergi. Lebih baik kau di rumah, tidur di tempat tidurmu sendiri. Dan pertunjukan klub itu hanya buangbuang waktu saja, dan anak-anak perempuan kecil seharusnya tidak diizinkan untuk datang ke tempat-tempat seperti itu.
Aku yakin Klub Debat adalah suatu kegiatan yang sangat terhormat, Anne memohon.
Aku tidak berkata itu tidak terhormat. Tapi kau tak boleh berkeliaran ke pertunjukan dan berada di luar rumah sepanjang malam. Tidak cocok untuk anak-anak kecil. Aku terkejut Mrs. Barry mengizinkan Diana pergi.
Tapi ini adalah suatu acara yang sangat istimewa, Anne meratap, sambil bersimbah air mata. Diana hanya berulang tahun sekali dalam setahun. Ulang tahun bukanlah hal yang biasa-biasa saja, Marilla. Prissy Andrews akan mendeklamasikan Jam Malam Tidak Boleh Berdentang Malam Ini. Itu adalah sesuatu yang memiliki nilai moral, Marilla, aku yakin akan sangat berguna bagiku untuk mendengarkannya. Dan paduan suara akan menyanyikan empat lagu sendu yang indah, hampir seindah himne. Dan oh, Marilla, Pendeta juga akan ambil bagian; ya, tentu saja begitu; dia akan memberikan sambutan. Itu sama saja dengan sebuah khotbah. Kumohon, bolehkah aku pergi, Marilla"
Kau mendengar kata-kataku, Anne, iya, kan" Lepaskan sepatu botmu sekarang dan pergilah tidur. Sudah jam delapan lewat.
Masih ada satu hal lagi, Marilla, kata Anne, bermaksud menyimpan berita yang paling istimewa untuk
Diana bahwa kami boleh tidur di kamar tidur tamu. Pikirkan betapa terhormatnya Anne mungilmu karena dipersilakan tidur di kamar tidur tamu.
Betapa terhormatnya jika kau melupakan itu semua. Tidurlah, Anne, dan aku tak mau mendengar sepatah kata pun lagi darimu.
Ketika Anne, dengan air mata mengalir di pipinya, telah naik dengan wajah sedih, Matthew, yang terdengar sedang tertidur di ruang duduk selama pembicaraan tadi, membuka mata dan berkata dengan tegas:
Yah, hmm, Marilla, kupikir kau harus mengizinkan Anne pergi.
Aku tidak akan, bantah Marilla. Siapa yang membesarkan dan mendidik anak itu, Matthew, kau atau aku"
Yah, hmm, kau, Matthew mengakui. Kalau begitu jangan ikut campur.
Yah, hmm, aku tidak ikut campur. Aku tahu kau punya pendapat sendiri. Dan pendapatku adalah kau harus mengizinkan Anne pergi.
Kau pikir aku harus mengizinkan Anne pergi ke bulan jika dia menginginkannya, aku tidak ragu, itu jawaban kritis Marilla. Aku mungkin akan mengizinkannya menginap di rumah Diana, jika itu saja. Tapi aku tidak setuju dengan rencana pertunjukan itu. Dia akan pergi lalu terkena pilek karena kedinginan, dan kepalanya akan dipenuhi omong kosong dan kegembiraan. Itu akan membuatnya kacau selama seminggu. Aku lebih mengerti sifat anak itu dan apa yang baik untuknya daripada kau, Matthew.
Kupikir kau harus mengizinkan Anne pergi, Matthew mengulangi dengan tegas. Berdebat bukan keahliannya,
mendesah putus asa dan memilih untuk berdiam diri. Pagi berikutnya, ketika Anne sedang mencuci peralatan makan di dapur, Matthew berhenti saat akan menuju ke kandang untuk mengatakan hal itu kepada Marilla lagi:
Kupikir kau harus mengizinkan Anne pergi, Marilla. Selama sesaat, Marilla menyadari bahwa hal itu tidak bisa dibantah lagi. Kemudian, dia menyerah dan berkata dengan kesal:
Baiklah, dia boleh pergi, karena hanya itu yang membuatmu senang.
Anne berlari keluar dari dapur, menggenggam lap piring di tangannya.
Oh, Marilla, Marilla, katakan kalimat indah itu sekali lagi.
Kupikir aku cukup mengatakannya sekali saja. Ini keinginan Matthew dan aku tidak bertanggung jawab akan hal itu. Jika kau terkena radang paru-paru karena tidur di tempat tidur asing atau pergi ke balai pertemuan yang penuh sesak pada tengah malam, jangan salahkan aku, salahkan Matthew. Anne Shirley, kau meneteskan air kotor di lantai. Aku tak pernah melihat anak yang begitu ceroboh.
Oh, aku tahu aku adalah tantangan sulit bagimu, Marilla, sahut Anne dengan penuh penyesalan. Aku membuat begitu banyak kesalahan. Tapi, coba pikirkan semua kesalahan yang tidak kulakukan, meskipun aku bisa. Aku akan mengambil pasir dan menggosok noda itu sebelum pergi sekolah. Oh, Marilla, hatiku begitu terbius dengan keinginan pergi menyaksikan pertunjukan itu. Seumur hidup, aku belum pernah melihat pertunjukan, dan
sekolah, aku merasa begitu terasing. Kau tak tahu bagaimana perasaanku tentang itu, tapi kau melihat, Matthew mengetahui. Matthew mengerti aku, dan begitu menyenangkan untuk dimengerti oleh seseorang, Marilla.
Anne terlalu gembira untuk bersikap bijaksana, seperti saat pelajaran pagi itu di sekolah. Gilbert Blythe mengalahkannya dalam pelajaran ejaan, dan jauh mengalahkannya dalam pelajaran mencongak. Saat itu, Anne tidak merasa dipermalukan sehebat biasanya, karena tenggelam dalam hasratnya menyaksikan pertunjukan dan ruang tidur tamu. Dia dan Diana membicarakannya begitu sering pada hari itu, sehingga seorang guru yang lebih galak daripada Mr. Phillips akan berusaha keras menyuruh mereka diam.
Anne merasa dia tak akan tahan jika tidak akan pergi ke pertunjukan, karena tidak ada hal lain yang dibicarakan di sekolah hari itu. Klub Debat Avonlea, yang berkumpul dua minggu sekali selama musim dingin, pernah menampilkan beberapa pertunjukan kecil yang gratis; tetapi kali ini pertunjukannya besar, dengan tiket sepuluh sen, untuk menyumbang perpustakaan. Anak-anak muda Avonlea telah berlatih selama berminggu-minggu, dan kebanyakan murid tertarik menyaksikannya karena kakakkakak mereka akan ikut ambil bagian. Semua murid sekolah yang berusia di atas sembilan tahun akan menonton, kecuali Carrie Sloane. Ayah Carrie Sloane berpikiran sama dengan Marilla tentang anak-anak kecil yang pergi menyaksikan
bahasa sepanjang siang dan merasa bahwa hidupnya sia-sia saja.
Kegembiraan nyata Anne mulai saat sekolah bubar, dan berkembang sangat pesat hingga mencapai suatu kepuasan yang terasa memabukkan saat menyaksikan pertunjukan itu sendiri. Mereka menyantap hidangan minum teh yang sangat elegan , kemudian datanglah kesempatan berdandan di kamar sempit Diana di tingkat atas. Diana mengatur bagian depan rambut Anne dengan gaya jambul a la pompadour yang baru, dan Anne mengikat poni Diana dengan simpul pita yang dia kuasai dengan ahli; dan mereka bereksperimen dengan sedikitnya enam gaya berbeda untuk rambut bagian belakang. Akhirnya mereka siap, dengan pipi merona dan mata yang bersinar penuh kegairahan.
Sebetulnya, Anne tidak bisa menahan sedikit rasa iri ketika dia membandingkan gaun hitam polos dan mantel abu-abu buatan rumahnya yang tidak berbentuk dan berlengan ketat dengan topi bulu Diana yang indah dan jaket mungilnya yang anggun. Tetapi, saat itu juga dia mengingat bahwa dia memiliki imajinasi dan bisa menggunakannya.
Kemudian sepupu-sepupu Diana, anak-anak keluarga Murray dari Newbridge, datang; mereka semua berdesakdesakan di dalam sebuah kereta salju besar, di antara jerami dan selimut-selimut bulu. Anne terpesona dalam perjalanan menuju lorong, melalui jalan besar yang semulus sutra, dengan salju yang berkeresak di bawah papan seluncur kereta. Saat itu matahari terbenam dengan sangat elok,
di Teluk St. Lawrence tampak melengkung sempurna, bagaikan sebuah mangkuk raksasa berisi mutiara dan safir yang diterangi minuman anggur dan api. Dentingan lonceng kereta luncur dan tawa yang terdengar jauh dari semua arah membuat Anne merasa sedang melewati hutan elf yang ceria.
Oh, Diana, Anne menghela napas, meremas tangan Diana yang terbungkus sarung tangan di bawah selimut bulu, bukankah ini semua seperti mimpi indah" Apakah penampilanku sama seperti biasanya" Aku merasa begitu berbeda sehingga sepertinya tampak dalam penampilanku.
Kau tampak begitu manis, kata Diana, yang baru saja menerima pujian dari salah seorang sepupunya, dan merasa bahwa dia harus membagi pujian itu. Penampilanmu sangat prima.
Susunan acara malam itu membuat getaran-getaran , setidaknya bagi seorang penonton di antara kerumunan, dan, seperti yang dikatakan Anne kepada Diana, setiap getaran diikuti oleh getaran yang lebih hebat. Ketika Prissy Andrews, dalam balutan busana sutra merah muda yang baru, dengan kalung mutiara tergantung di leher putihnya dan bunga carnation sungguhan di rambutnya ada rumor yang mengatakan bahwa sang guru telah membelikan semua itu di kota untuknya mendaki tangga curam, dibalut kegelapan tanpa seberkas pun cahaya, Anne gemetaran karena perasaan simpati yang sangat kuat; ketika paduan suara menyanyikan Jauh di Atas Bunga-Bunga Daisy yang Manis , Anne menatap langit-langit seakan ada malaikatmalaikat yang menemani; ketika Sam Sloane maju untuk menerangkan dan menggambarkan Bagaimana Seekor
tertawa hingga orang-orang di dekatnya tertawa juga, lebih karena bersimpati kepadanya daripada geli dengan pilihan topik yang sudah kuno, bahkan di Avonlea; dan ketika Mr. Phillips mempertunjukkan pidato Mark Antony di atas tubuh kaku Caesar dengan nada yang sangat mengguncang sambil menatap Prissy Andrews pada setiap akhir kalimat Anne merasa bahwa dia bisa bangkit dan mengikuti perintah saat itu juga, jika ada seorang warga negara Roma yang memimpin.
Hanya sebuah acara yang tidak menarik baginya. Ketika Gilbert Blythe mendeklamasikan Bingen di Tepi Sungai Rhine , Anne meminjam buku perpustakaan Rhoda Murray dan membacanya hingga Gilbert selesai. Dia duduk kaku dan tidak bergerak, sementara Diana bertepuk tangan hingga tangannya perih.
Jam sebelas mereka pulang, merasa puas dan kelelahan, tetapi masih merasakan kesenangan yang manis karena membicarakannya sepanjang perjalanan pulang. Semua orang tampak mengantuk, rumah itu begitu gelap dan sunyi. Anne dan Diana berjingkat-jingkat ke ruang tamu, sebuah ruang sempit yang memanjang. Di sebelahnya terletak kamar tidur tamu. Rasanya begitu hangat dan menyenangkan karena disinari cahaya redup kayu bakar di perapian.
Kita melepaskan pakaian di sini saja, kata Diana. Rasanya begitu nyaman dan hangat.
Bukankah tadi itu waktu yang sangat menyenangkan" desah Anne dengan antusias. Pasti menyenangkan untuk maju dan berdeklamasi di sana.
Ya, tentu saja, suatu hari. Mereka selalu menginginkan murid-murid besar untuk berdeklamasi. Gilbert Blythe sering melakukannya dan dia hanya dua tahun lebih tua dari kita. Oh, Anne, bagaimana kau bisa berpura-pura tidak mendengarkannya" Ketika dia mendeklamasikan baris, Ada yang lain, bukan seorang saudara perempuan, dia menatap ke arahmu.
Sembilan Bintang Biru 3 Dendam Iblis Seribu Wajah Karya Khu Lung Makhluk Mungil Pembawa 2
^