Pencarian

Naga Merah 15

Naga Merah Hiat Liong Toan Karya Khu Lung Bagian 15


kedatangan tiga tetamu, maaf atas kealpaanku Sin kie cu yang
agak terlambat menyambut. "
Saat itu dari dalam goa tampak berjalan keluar seorang tua
berpakaian imam.
Koan Beng yang lebih dulu maju dan memberi hormat
seraya berkata,
"Locianpwee, maafkan boanpwee telah membawa orang
untuk mengganggu."
Naga Merah lantas lompat maju dan berkata dengan nada
gembira,
"Hai, kau si orang tua ini ternyata telah sembunyikan diri
ditempat ini, bagus sekali kelakuanmu situkang meramal.
Hampir dua puluh tahun aku disekap di dalam goa, kau tidak
menengok atau memberi pertolongan, maka sekarang jangan
kau sesalkan kalau aku nanti bikin patah tulang igamu. "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hukumanmu itu memang sudah seharusnya kan? Aku kata
betul atau tidak?" jawabnya Sin kie cu sambil tersenyum.
"Sudah, sudah, siapa tidak tahu kau Sin kie cu memang
pandai putar lidah, Adakah kau tahu maksud kedatangan kita
hari ini? "
"Sudah tahu, cuma ini merupakan persoalan yang sangat
pelik, sebab tujuh hari kemudian dalam lembah Hong hwee
kok akan kehilangan banyak jiwa manusia .... "
"Siapa-siapa yang akan mampus? "
"Rahasia alam tidak boleh dibocorkan! "
"Kalau begitu apa kau tidak bersedia pergi kesana? "
"Bu jie Thian sie dahulu adalah sahabat karibku, sudah
tentu aku pergi. Cuma Hiat im cu sudah mengetahui maksud
kita yang hendak datang kelembah Hong hwee kok. "
"Bagaimana ia tahu? "
"Oleh orang-orang rimba persilatan ia dianggap sebagai
kepala dari tiga ?Cu? apa ia ada begitu bodoh sehingga tidak
dapat menduga maksud kita? Maka pertumpahan darah besar-
besaran di lembah itu sudah tentu tidak dapat dihindarkan
lagi. "
Tan Liong terperanjat, cepat ia menanya,
"Benarkah ucapan locianpwee ini? "
"Pinto, sejak berkecimpung di dunia Kangouw hingga saat
ini belum pernah membohong, tuan boleh segera berangkat
ke Ciong lam san untuk membuktikan sendiri. "
Sehabis berkata begitu ia mengeluarkan sebutir pil
diberikan kepada Tan Liong seraya berkata,
"Obat ini kau berikan kepada Oey Bwee Cian supaya
diminum, setelah kau bantu menyembuhkan lukanya ia segera
akan sembuh. pergilah dalam waktu tujuh hari kau masihTiraikasih Website http://kangzusi.com/
harus pergi ke lautan Utara untuk menolong dirinya Pek lek
cu. "
Setelah menyambuti pil itu Tan Liong berkata,
"Disini boanpwee mengucapkan terima kasih atas
pemberian obat itu, juga atas nama Oey Bwee Cian dan Ciong
lam pay boanpwee mengucapkan banyak terima kasih. Dalam
waktu tujuh hari boanpwee pasti akan berusaha pula untuk
menolong jiwa Pek lek cu. "
"Kali ini dalam perjalananmu kepada Hian peng kauw
dilautan utara kau harus bertindak dengan melihat gelagat
kalau kau dapat menghadapi dengan tepat mungkin hanya
akan menemukan kekagetannya saja tidak mendapat bahaya
jikalau tidak kau tidak akan terlepas dari ancaman tangan
iblis."
"Boanpwee akan ingat baik-baik pesan locianpwee ini dan
kini boanpwee minta diri." Jawabnya Tan Liong dengan sikap
menghormat dan setelah itu ia bersama Koan Beng melakukan
perjalanannya ke gunung Ciong lam san.
Perjalanan itu tidak memerlukan banyak waktu tidak antara
lama kuil yang menjadi tempat kedudukan partai Ciong lam
pay sudah terlihat didepan mata.
Dengan sekonyong-konyong Koan Beng hentikan kakinya di
atas gunung itu ia merasa seakan akan telah melakukan suatu
perbuatan yang tidak dapat dimaafkan.
Mengingat akan perbuatannya yang sudah lalu sudah tentu
ia tidak mempunyai keberanian injak kaki disitu lagi.
Tan Liong menyaksikan keadaan Kong Beng merasa agak
heran lalu menanya,
"Saudara Koan mengapa tidak jalan? "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku ingat perbuatanku yang lalu aku merasa bahwa aku
pernah menyiram darah di atas gunung Ciong lam san .... "
jawabnya Koan Beng sambil ketawa getir.
"Apa yang sudah lalu kita jangan bicarakan lagi mari jalan."
Koan Beng bersangsi sejenak akhirnya ia ikut Tan Liong
naik ke atas gunung.
"Saudara Tan, kau pikir apakah adik Cu Lian masih mau
memberi maaf padaku? "
Koan Beng mendadak menanya,
"Sudah tentu bisa. "
"Asal ia mau memberi maaf padaku aku sudah puas. "
Kwee Yam San yang bertugas melakukan penjagaan di atas
gunung itu ketika melihat datangnya dua bayangan orang
tampaknya terkejut.
Tapi begitu melihat bahwa salah satu di antara dua orang
itu adalah Tan Liong ia semakin heran hingga mundur
setindak seraya menanya,
"Kau .... adakah kau Tan Liong? "
"Tidak salah aku adalah Tan Liong. " jawabnya sambil
ketawa hambar.
Dan ketika Kwee Yam San melihat Koan Beng wajahnya
berubah seketika.
Tan Liong tahu bahwa Kwee Yam San salah paham pada
Koan Beng maka ia lantas berkata sambil ketawa,
"Kwee Tiancu, kau jangan kaget, saudara ini datang
bersama aku, sudah tentu tiada mengandung maksud jahat,
Tiancu tak usah kuatir. "
"Bukankah kau sudah binasa? "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tapi kini aku hidup kembali." jawabnya Tan Liong sambil
ketawa. "Tolong Kwee Tiancu sampaikan kepada Ciang bunjin,
bahwa Tan Liong datang berkunjung. "
Dengan hati penuh tanda tanya Kwee Yam San mengawasi
sejenak. Ia benar-benar tak habis pikir. Tan Liong yang
dikabarkan sudah mati mengapa mendadak bisa muncul di
gunung Ciong lam san? Karena dulu dia ketua Ciong lam pay
sudah tentu harus diperlakukan secara terhormat. Maka
seketika itu ia lantas berkata dengan sikap menghormat,
"Kalau begitu, harap jiwi tunggu sebentar aku akan kembali
lagi. "
Munculnya kembali Tan Liong benar-benar telah
menggemparkan orang-orang Ciong lam pay, juga Oey Bwee
Cian tidak terkecuali terheran-heran.
Yang paling sulit kedudukannya ialah Tiancu bagian hukum
Li Tiauw Yang karena Tan Liong dulu ada ketua Ciong lam pay
dan kini jabatan itu sudah diserahkan kepada Oey Bwee Cian
diluar tahunya bagaimana ia harus menjelaskan padanya?
Maka dengan cepat ia bersama Ciong Lam Cit hiong atau
tujuh jago dari Ciong lam pay serta Chio bin Ie hiap itu tabib
yang membebaskan Tan Liong dari kamar tahanan lari turun
ke bawah gunung.
Ditengah perjalanan Chio bin Ie hiap berkata kepada Li
Tiauw Yang masih belum hilang kagetnya.
"Li Tiancu mengapa kau heran? "
"Tan Liong sudah tewas di Thian seng hwee tapi sekarang
mendadak muncul disini karena ia dulu ada Ciang bunjin partai
kita tapi jabatan itu kini sudah diserahkan kepada Oey Bwee
Cian. "
"Apa kau anggap Tan Liong benar-benar sudah tewas di
Thian seng hwee? "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mendengar pertanyaan tabib tua itu Li Tiauw Yang dan
tujuh jago Ciong lam pay pada hentikan kakinya semua mata
ditujukan kepada tabib kenamaan itu.
"Betul. Memang benar ia sudah mati di Thian seng hwee. "
"Kau salah. Tan Liong sebetulnya belum tewas, aku
sebetulnya tidak akan membocorkan rahasia ini tapi karena
Tan Liong kini sudah muncul lagi di atas gunung ini maka aku
sekarang hendak menjelaskan duduknya perkara. Tan Liong
tidak membutuhkan jabatan Ciang bunjin, pemuda wajah jelek
itu adalah Tan Liong. .... "
"Apa? " Demikian Li Tiauw Yang dan lain-lainnya menanya
hampir berbareng, "Apa pemuda berwajah jelek itu adalah
Tan Liong? "
"Betul, pemuda jelek itu adalah dia karena waktu itu aku
telah dipesan wanti-wanti maka aku tidak membuka mulut,
sebab dengan wajahnya yang sudah berubah jelek itu ia
merasa rendah diri hingga tidak suka menjabat jabatan Ciang
bunjin. "
"Ow, pantas saja tingkah lakunya agak mencurigakan. "
"Tan Liong ada seorang yang berhati lapang, jujur karena
ia sendiri yang tidak mau jabatan itu maka kita tidak bisa
berbuat apa-apa tapi terhadap Ciong lam pay boleh dikata
besar sekali jasanya.... "
"Jikalau tidak ada Tan Liong, Ciong lam pay barangkali
sudah dimusnahkan oleh Thian seng hwee maka orang ini
didalam mata dan hati kita mempunyai kedudukan jauh lebih
tinggi dari pada Oey Ciang bunjin sendiri".
Sementara itu mereka sudah tiba dihadapan Tan Liong. Li
Tiauw Yang bersama tujuh jago Ciong lam pay dengan
berbareng lantas berlutut memberi hormat seraya berkata,
"Teecu hunjuk hormat kepada Ciang bunjin .... "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tan Liong tersipu-sipu ia berkata dengan suara gelagapan,
"Eh .... eh .... mana boleh begitu .... bangun! "
Li Tiauw Yan dan tujuh jago lalu bangkit dan berdiri
disamping dengan sikap menghormat seolah-olah menyambut
kedatangan ketuanya.
Chio bin Ie hiap lalu berkata sambil ketawa,
"Ciang bunjin berapa bulan tidak bertemu apa keadaan ada
baik? Tidak disangka wajahmu sudah pulih seperti sedia kala,
disini aku haturkan selamat. "
"Oey Bwee Cian barulah Ciang bunjin Ciong lam pay karena
didalam partai tidak boleh ada dua ketua maka tuan-tuan
panggil aku Tan Liong saja. "
"Tadinya tuan memang adalah Ciang bunjin kita .... "
"Sekarang jabatan itu sudah dipegang oleh Oey Bwee Cian
maka urusan ini tidak usah dibicarakan lagi. "
"Jika bukan tuan, partai Ciong lam pay barangkali sudah
lama hancur ditangan orang-orang Thian seng hwee. "
"Karena aku sudah terima baik pesan Yo Swie peng siansu
sudah pada tempatnya kalau aku keluarkan tenaga, ini ada
merupakan keharusan. Untuk apa kalian pikirkan Tan Liong
tidak bisa menjabat kedudukan ketua kiranya Yo siansu juga
akan memaafkan kesulitanku, tapi selanjutnya Ciong lam pay
ada urusan sudah tentu Tan Liong tidak akan berpeluk tangan.
" ia berdiam sejenak lalu berkata pula,
"Kabarnya Ciang bunjin telah terluka ditangan Yao lie lu? "
"Betul. "
"Kalau begitu marilah kalian antar aku menengok padanya."
Li Tiauw Yang anggukkan kepala pada saat itu tujuh jago
agaknya baru dapat lihat Koan Beng hingga wajah mereka
lantas berubah.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tan Liong segera memberi keterangan,
"Tuan-tuan jangan kaget, saudara Koan dulu memang
sudah pernah tersesat hingga digunakan sebagai kaki tangan
oleh Thian seng hwee tapi sekarang sudah menyesal dan
sudah berjanji hendak rubah semua kesalahannya harap
perlakukan secara hormat. "
Ia lalu menanyakan kediaman Cu Lian, kemudian bersama
rombongan Li Tiauw Yang menuju kedaerah perumahan.
Daerah perumahan itu terletak dibelakang kuil Ciong lam
koan, penghuninya sebagian besar dari kaum wanita, yang
merupakan keluarga orang-orang Ciong lam pay.
Cu Lian berdiam disebuah rumah yang kecil mungil
bentuknya.
Sejak ia berada di Ciong lam san, Ouy Bwee Cian telah
perlakukan padanya sangat baik maka selama itu ia terus
berdiam diatas gunung dengan sebetulnya didunia yang lebar
ini, untuk mendapat satu tempat, meneduh juga bukan satu
hal yang mudah.
Tan Liong mengawasi Koan Beng sejenak lalu berkata
padanya,
"Saudara Koan masuklah baik-baik dan hibur padanya, kau
harus menyatakan kesalahanmu jangan melukai hatinya lagi. "
Koan Beng anggukkan kepala, karena terpengaruh oleh
perasaannya hingga badannya gemetaran.
Tan Liong perlahan-lahan undurkan diri. Seharusnya ia
tengok sekali lagi wanita bekas kekasihnya yang tidak
beruntung itu tapi ia tidak mempunyai keberanian. Ia hanya
berdoa dalam hatinya "Biarlah Tuhan melindungi mereka."
Ketika ia tiba di Yang sin tian hatinya bersangsi sebab ia
sekarang sudah pulih kembali wajahnya, kalau nanti Oey Bwee
Cian berjumpa padanya entah reaksi apa yang akan timbul?Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Oleh karena itu maka ia lantas batalkan maksudnya hendak
menengok Oey Bwee Cian.
Ia keluarkan obat pil pemberian Sin kie cu lalu diberikan
kepada Li Tiauw Yang seraya berkata,
"Li Tiancu, pil ini harap kau berikan kepada Cian bunjin
supaya diminum harap jangan beritahukan padanya tentang
kedatanganku ini .... "
"Tapi ia sudah tahu kalau kau datang. "
"Ow! Tapi kalian beritahukan padanya, karena ada urusan
penting, maka aku sudah pergi lagi, aku harus segera
berangkat kelautan utara untuk menolong jiwa Pek lek cu dari
bahaya maut. "
"Mana boleh begitu kau sudah merupakan salah satu
anggota Ciong lam pay, bagaimana begitu cepat berlalu? "
Tan Liong memberi tahukan padanya bahwa dalam
perjalanannya ke lautan utara ini ada hubungan sangat
penting dengan dunia rimba persilatan, oleh karena itu, maka
Li Tiauw Yang juga tidak berani menahan. Ia membiarkan Tan
Liong meninggalkan Ciong lam san.
**dw**
Salju beterbangan bagaikan kapas ditiup angin, seluruh
jagat diliputi warna putih, hawa udara daerah utara pada
waktu musim dingin tiada kedapatan sejengkal tanah warna
merah.


Naga Merah Hiat Liong Toan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Dengan seorang diri Tan Liong berjalan tanpa mengenal
waktu setelah melalui propinsi Jehol lalu mengambil jalan
ketimur menuju kepulau Hian Peng to.
Sebuah gunung es, tampak berdiri tegak ditengah lautan.
Disebuah kota kecil dipantai utara Tan Liong berhenti untuk
mengisi perut. Sehabis makan baru saja hendak keluar,Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
seorang wanita muda berpakaian warna biru mendadak
menegur padanya,
"Tuan barangkali adalah tuan Tan Liong Ciang bunjin partai
Ciong lam pay yang namanya menggemparkan daerah
Tionggoan. "
Tan Liong diam-diam terperanjat, kedatangannya ke pulau
Hian peng kauw itu, keculai orang-orangnya sendiri tak ada
orang lain yang mengetahui bagaimana nona ini, yang belum
pernah dikenalnya dapat mengetahui namanya? Maka ia
lantas menjawab,
"Tak salah, aku yang rendah adalah Tan Liong. "
"Apakah kau hendak menolong Pek lek cu? " kembali nona
itu menanya sambil tersenyum.
"Bagaimana nona bisa tahu?" Tan Liong balas menanya
dengan perasaan heran.
"Apa kau heran, aku telah diutus untuk menyambut
kedatangan Ciang bunjin yang hendak pergi ke pulau Hian
peng kauw."
Bukan kepalang kagetnya Tan liong ia sungguh tak mengira
bahwa orang-orang Hian peng kauw sudah mengetahui
maksud kedatangannya ke pulau Hian peng to yang hendak
menolong dirinya Pek lek cu, dengan demikian dalam
perjalanannya ini pasti akan mengalami banyak kesulitan yang
menantikannya.
Nona baju biru itu keika menyaksikan sikap Tan Liong,
lantas ketawa geli seraya berkata,
"Ciang bunjin, mengapa kau kaget? Waktu cepat berlalu,
lebih baik kita lekas-lekas naik perahu. "
"Apa kedatangan nona ini atas perrintah kauwcu? "
"Legakan hatimu, kedatanganku untk menyambut kau ini
bukanlah atas perintah kauwcu. "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Lalu atas perintah siapa? "
"Tentang ini aku hendak pegang rahasia, setelah kau nanti
kesana, kau pasti akan tahu. "
Tan Liong tampak bersangsi, nona baju biru itu lalu berkata
pula,
"Ciang bunjin tak berani pergi? Apa takut aku akan
mencelakakan dirimu? "
Ucapan ini telah membangkitkan harga diri Tan Liong,
dengan tanpa pikir ia lantas menyahut dengan suara dingin.
"Sekalipun ke gunung pedang aku Tan Liong juga tak
takut."
"Kalau begitu marilah kita berangkat. "
Otak Tan Liong penuh dengan berbagai pertanyaan, ia tak
tahu entah siapa yang memerintahkan nona baju biru ini
untuk menyambut kedatangannya.
Tapi dalam keadaan demikian mau tak mau ia terpaksa
keraskan hati untuk mengikut nona itu.
Tepat pada saat Tan Liong dan nona baju biru itu berjalan
keluar dari rumah makan seorang laki-laki setengah umur
berbaju kelabu dan menggendong pedang dipunggungnya
yang duduk disatu dalam rumah makan tersebut juga segera
bangkit pelahan-lahan.
Sambil mengawasi bayangan dua muda-mudi itu menghela
napas kemudian dengan gerak kakinya yang gesit ia berjalan
mengikuti jejak Tan Liong.
"Siapakah orang laki-laki itu ....? "
Tan Liong dan nona baju biru itu berjalan laksana terbang
sebentar saja sudah tiba dipantai laut, disana sudah
menantikan sebuah perahu layar.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengan gerak tubuhnya yang ringan dan gayanya yang
manis nona baju biru itu melayang keatas perahu. Perbuatan
itu segera diikuti oleh Tan Liong.
Tiba diatas perahu nona baju biru itu lalu berkata, "Ciang
bunjin sekarang kita berangkat. "
Tan Liong anggukkan kepalanya, nona baju biru itu segera
pasang layarnya dan mengangkat jangkar perahu itu lantas
berlayar menuju kepulau Hian peng to.
"Diatas perahu banyak angin, sebaiknya ciang bun jin
mengaso di dalam saja." berkata si nona itu sambil
memandang Tan Liong.
Tan Liong anggukkan kepala, meski otaknya masih diliputi
berbagai pertanyaan tapi diluarnya tetap mengunjukkan sikap
tenang.
Sesaat pada waktu nona baju biru itu melangkah masuk ke
dalam kamar tiba-tiba ia berseru kaget dan lantas mundur
lagi.
Ketakutan nona itu mengejutkan Tan Liong. Tatkala ia
melongok ke dalam kamar. disitu ada duduk seorang laki-laki
setengah umur berpakaian warna kelabu.
Dengan paras berubah nona baju biru itu lalu menegur,
"Tuan siapa? Kenapa ada di sini? "
Laki-laki itu geser tubuhnya, sambil mengawasi Tan Liong
dan nona baju biru itu ia berkata,
"Bukankah perahu ini hendak berlayar ke pulau Hian peng
to? "
"Tidak salah. "
"Nah, aku juga hendak pergi kesana. "
"Tapi perahu itu tidak memuat penumpang lain, silakan
tuan naik lagi ke darat. " jawabnya si nona itu dingin.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apa kau takut aku membuka rahasiamu? Nona tidak usah
kuatir, aku tidak akan memberitahukan kepada siapapun juga
bahwa kau diam-diam membawa orang laki-laki kepulau Hian
peng to." berkata laki-laki itu sambil tersenyum.
Mendengar itu paras nona itu berubah pula agaknya lelaki
setengah umur ini telah mengetahui rahasianya.
Tan Liong ketika mendengar suara lelaki itu hatinya
bercekat, ia seperti kenal suara itu, tapi entah dimana, ia
sudah tidak ingat lagi, maka ia lantas menanya kepada nona
baju biru itu.
"Apa nona tidak kenal dia? "
Tapi nona itu tidak menjawab pertanyaannya, sebaliknya
mengawasi dengan sinat mata gusar kepada lelaki setengah
umur itu seraya berkata,
"Kau siapa? "
"Ini! Nona tidak perlu tahu. "
"Aku minta supaya segera kau enyah dari sini, kalau tidak
jangan sesalkan kalau aku berlaku kasar terhadap kau. "
"Nona sebetulnya agak keterlaluan, aku ada urusan hendak
pergi ke pulau Hian peng to, kalau anggap aku akan
menghalangi nona, aku boleh duduk diatas dek saja. "
"Numpang tanya, hendak mencari siapa tuan pergi ke pulau
Hian peng to? " tanya Tan Liong.
"Tentang ini Ciang bunjin tidak perlu tahu, " ia berdiam
sejenak dan berkata pula, "Bolehkah Ciang bunjin menolong
aku agar bicarakan dengan nona ini? "
Tan Liong mencari ingin tahu siapa adanya laki-laki itu
tetapi ia tetap tidak ingat suaranya itu tak asing baginya,
namun sudah tidak ingat dimana ia pernah dengar suara itu.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kalau kau memang tidak boleh tidak harus pergi kesana,
lebih satu orang juga tidak menjadi soal nona, biarlah berlayar
bersama-sama" demikian ia berkata.
Tapi nona baju biru itu tampaknya amat gelisah, sambil
membanting kakinya ia berkata.
"Ini mana boleh? "
"Kenapa tidak boleh? " bertanya laki-laki setengah umur
itu, "Aku jamin tiada seorang pun yang bisa tahu kau bawa
aku kesana. "
Sehabis berkata laki-laki itu perlahan lahan bangkit dan
keluar dari kamar.
Tan Liong tidak mau tinggal dalam kamar bersama-sama si
nona ia masih tetap berdiri diatas dek. Ia mengawasi laki-laki
yang tenang berdiri dipinggir perahu, sambil memandang laut,
diam-diam ia menduga bahwa laki-laki ini pasti ada orang
berkepandaian sangat tinggi.
Mendadak ia dengar laki-laki itu berkata padanya,
"Ciang bunjin, diatas dek banyak angin sebaiknya mengaso
di dalam kamar."
Tan Liong dalam hati merasa heran mengapa ia
mengetahui dirinya.
"Numpang tanya, ada urusan apa kau hendak kepulau Hian
peng kauw? "
"Dan Ciang bunjin sendiri kepulau itu ada urusan apa? "
demikian balas menanya laki-laki itu. "Kau ingin menolong Pek
lek cu hanya dengan tenagamu sendiri barangkali tidak
mudah. "
"Bagaimana kau tahu aku hendak menolong Pek lek cu? "
Tanya Tan Liong.
"Aku ....? Kapan aku memberitahukan kepadamu? "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kalau kau sudah lupa yah, sudah, lima hari kemudian
dalam pertempuran di lembah Hong hwee kok bomnya Pek lek
cu tak boleh ketinggalan. "
"Siapakah sebetulnya kau ini? "
"Aku? " laki-laki itu mendadak ketawa terbahak-bahak. "Di
kemudian hari kau akan tahu sendiri. Ayahmu Tan Chiang Bin
sudah tidak ada di Thian seng hwee lagi? "
"Betul ? "
"Betulkah kau jatuh cinta kepada wanita cantik baju
merah? "
Mendengar pertanyaan itu mata Tan Liong dibuka lebar-
lebar dengan perasaan kaget dan terheran-heran ia mundur
dua tindak, lama tak bisa menjawab,
Laki-laki itu berkata pula sambil tertawa hambar.
"Ia adalah bunga mawar berduri harap Ciang bunjin
berlaku hati-hati. "
"Bagaimana kau tahu? "
"Aku tahu terlalu banyak sekali, tahukah kau siapa adanya
wanita cantik baju merah itu? "
"Apa Hiat im cu? "
Laki-laki itu tampak berpikir sejenak baru berkata.
"Membuka kedok Hiat im cu. kau segera mengetahui siapa
adanya wanita cantik baju merah itu. Hiat im cu merupakan
sumber dari segala sumbernya bencana dunia Kang-zsouw
dan kini ditambah dengan Tok gan Lo koay, Hiat hun Koay po
dan Siao hun lie yang baru-baru ini menjabat ketua Thian
seng hwee, maka dalam pertempuran dahsyat yang akan
berlangsung di lembah Hong hwee kok, bagaimana
kesudahannya sesungguhnya susah diduga. "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apakah Hiat im cu sudah tahu kalau kita hendak menolong
Bu jie Thian sie? "
"Sudah tentu tahu. "
Tan Liong melengak, "Bagaimana ia dapat mengetahui hal
ini? "
"Kau terlalu pandang rendah diri Hiat im cu. Kepandaian,
kecerdasan, kekuatan orang ini jauh di atas orang-orang kuat
dunia Kang-zsouw yang ada pada dewasa ini. Setiap gerak
gerik orang tak akan lolos dari matanya. "
"Kalau begitu siapakah yang akan merebut kemenangan
dalam pertempuran di lembah Hong hwee kok nanti? "
"Tentang ini siapapun tidak dapat menduganya hanya yang
sudah pasti adalah korban jiwa manusia yang tak dapat
dielakkan lagi. "
"Jika bangkai berapi digunakan dalam pertempuran itu
siapapun tak dapat memasuki lembah Hong hwee kok. "
"Itulah sebabnya orang-orang rimba pesilatan daerah
Tionggoan jika hendak menolong Bu jie Thian sie sudah pasti
akan menjumpai banyak rintangan. "
"Jika tidak dapat menolong Bu jie Thian sie bukankah itu
berarti tidak dapat memecahkan senjata bangkai berapi yang
amat dahsyat itu? "
"Ini juga belum tentu. "
"Apa artinya perkataanmu ini? "
"Kekuatan sendiri sudah cukup untuk menahan kekuatan
bangkai berapi itu."
"Aku.? "
"Ya, kekuatanmu pada dewasa ini sekalipun Hiat im cu atau
Lam kek Sian ong juga masih belum mampu menandingi ilmu
pukulanmu. Im ciang dapat menahan hawa panasnya bangkaiTiraikasih Website http://kangzusi.com/
berapi jika kau dapat menghadapinya dengan tepat pasti
dapat mengurangi jumlahnya korban jiwa. "
"Kalau begitu ada perlu apa kau hendak pegi kepulau Hian
peng kauw? "
-o0o0dw0o0o-
JILID KE : 34
"Tidak ada keperluan apa-apa, cuma sekarang aku harus
beritahukan padamu nanti jam tiga menjelang pagi, kau harus
ingat dan tunggu aku ditempat berlabuhnya perahu ini,
sekarang kau masuklah ke kamar! "
Belum lama Tan Liong berada di dalam kamar, perahu itu
sudah tiba dipulau Hian peng to.
Nona baju biru itu telah rapatkan perahunya di salah satu
tempat, sedang laki-laki setengah umur itu masih berdiri tegak
di atas dek dengan tidak bergerak.
"Tuan hendak kemana? Ini sudah tiba di pulau Han peng
to. " Berkata nona baju biru dengan suara dingin,
"Kau pergilah. aku disini menunggu Ciang bunjin."
"Perlu apa kau menunggu padanya? "
"Tentang ini aku sudah bicarakan dengan Ciang bunjin, kau
boleh menanya sendiri kepadanya. "
Meski Tan Liong tidak mengerti kedatangan laki-laki aneh
itu, tapi ia mau menduga bahwa kedatangannya itu pasti ada
mengandung maksud tertentu, karena tampaknya bukan
seperti orang dari golongan jahat, mengapa tidak mau
memberi bantuan padanya. Maka ia lekas berkata,
"Nona, mari kita pergi ia akan disini menunggu aku
pulang."Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Nona baju biru itu terpaksa naik ke darat bersama-sama
Tan Liong.
"Nona sebetulnya diperintah oleh siapa? Harap suka bicara
terus terang. " demikian Tan Liong ulangi lagi pertanyaannya
yang selama itu belum dapat jawaban pasti.
"Kau nanti akan tahu sendiri, sekarang perlu apa banyak
bicara? Jika Ciang bunjin tidak berani pergi, silahkan kembali
saja. "


Naga Merah Hiat Liong Toan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Aku Tan Liong ada satu laki-laki, apa yang kutakuti?
Baiklah kau unjukkan jalan. "
Nona baju biru itu tidak berkata apa-apa lagi, ia lantas
gerakkan kakinya lari ke atas bukit.
Tan Liong bersangsi sejenak, akhirnya ia mengikuti jejak si
nona.
Ia melihat keadaan sekitarnya, tida terdapat sebuah
rumahpun disitu.
Apa yang membuat ia heran, nona ini mengatakan bukan
diperintah oleh Kauwsu Hian peng kauw namun siapa
sebetulnya yang menyuruhnya?
Sebentar kemudian nona itu sudah berada didepan sebuah
rumah Es. Ia hentikan kakinya dan berkata kepada Tan Liong.
"Ciang bunjin, silahkan masuk. "
"Ini rumah siapa ....? "
"Kau masuk saja tentu kau akan tahu. "
Tan Liong ragu-ragu tapi akhirnya ia bertindak masuk tanpa
ragu-ragu lagi. Nona baju biru itu mendadak ingat dirinya laki-
laki setengah umur itu diam-diam ia merasa kuatir maka
dengan cepat ia balikkan badan dan lari ke pantai dimana
perahunya tadi ditambat.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tapi tatkala ia tiba diperahu laki-laki tadi ternyata sudah
tak ada.
Nona baju biru itu berdiri menjublek.
Ia dapat membayangkan bahwa kedatangan laki-laki itu
pasti ada maksudnya.
Kita tunda dulu kemana perginya laki-laki aneh itu marilah
kita balik kepada Tan Liong.
Setelah masuk pintu rumah Es itu Tan Liong telah dapat
kenyataan bahwa rumah itu besar sekali, dinding rumah mesti
terdiri dari batu Es, tapi hawanya hangat.
Ruang tamunya diperlengkapi cukup baik tapi seorangpun
tidak tertampak.
Maka ia coba batuk-batuk kecil kemudian berkata dengan
suara lantang,
"Apa didalam ada orang? "
Suaranya itu diambut oleh ketawa dingin seorang wanita
baju hijau sudah berdiri di hadapan matanya.
Tan Liong mundur dua tindak dan berkata dengan
perasaan kaget, "Kau .... kau .... "
Wanita itu bukan lain daripada wanita buruk baju hijau
yang dulu pernah dilihatnya. Tan Liong bercekat, kembali ia
mundur lagi.
Wanita baju hijau itu lalu berkata dengan suara dingin,
"Tidak salah, inilah aku. Ini tentu diluar dugaanmu bukan?"
Tan Liong sungguh tidak menyangka bahwa disini ia akan
berjumpa lagi dengan wanita buruk itu. Wanita ini dulu pernah
membenci padanya dilihat wajahnya yang buruk, dan kini ia
dipancing kemari sudah pasti banyak kejadian yang telah
menanti.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ada perlu apa hanya suruh aku datang kemari? Harap
bicara terus terang. " demikian ia menanya.
"Ciang bunjin datang dari tempat sangat jauh, sudah
selayaknyalah kalau aku harus sambut secara sepatutnya. "
jawab wanita itu sambil tersenyum.
Kelakuan wanita itu sebaliknya membuat Tan Liong
bingung, karena wanita itu telah mengutus orang untuk
menyambut kedatangannya, tidak mungkin kalau tidak ada
maksudnya.
"Apa nona ada orangnya Hian peng kauw? "
"Tidak salah, Pak hay Mo kun ialah ayahku. "
"Pak hay Mo kun itu ada ayahmu? "
"Kenapa? Kau heran? "
Tan Liong diam-diam bergidik. Pak hey Mo kun adalah
ayahnya wanita buruk ini, hal ini benar-benar diluar
dugaannya.
"Kalau begitu dengan maksud apa nona memancing aku
datang kemari? "
"Maksud? Sudah tentu ada, tapi harap Ciang bunjin jangan
pandang terlalu aneh. Karena kau datang dari tempat jauh,
dan dahulu kita satu sama lain pernah bertemu maka sudah
seharusnya kalau aku perlakukan kau secara hormat. "
"Barangkali tidak begitu sederhana? "
"Jika Ciang bunjin tak menampik, marilah kita minum teh
dulu apakah Ciang bunjin tak keberatan? "
"Aku tadi sudah makan cukup kenyang, sekarang ini tidak
merasa lapar dahaga. "
"Apa Ciang bunjin takut aku akan main gila hingga tidak
berani makan hidanganku? "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Selagi Tan liong hendak menjawab nona baju biru yang
diutus oleh wanita buruk tadi mendadak muncul dan berkata
kepada wanita buruk baju hijau itu,
"Entah siocia memerlukan diri budakmu ini atau tidak? "
"Tidak, oh ya, ketika kau bawa Ciang bunjin kemari apa
ada orang lain yang mengetahui? "
"Tidak .... " jawabnya nona baju biru tapi bayangan laki-laki
setengah umur itu terlintas dalam otaknya sehingga hampir
saja ia membuka mulut akhirnya ditelan kembali ia tidak
beritahukan tentang diri laki-laki itu.
"Kalau begitu baiklah kau keluar dulu sebentar jika ada
urusan akan kupanggil lagi. "
Nona baju biru itu setelah mengucapkan "Baik..", lalu
mengundurkan diri.
Wanita buruk baju hijau itu berkata pula sambil menatap
wajah Tan Liong.
"Jika Ciang bunjin takut akan taruh racun didalam hidangan
dan arak aku juga tidak akan memaksanya minum bersama-
sama. "
Dikatakan demikian Tan Liong merasa tidak enak. Jika ia
tidak mau minum bersama-sama sudah tentu menunjukkan
bahwa dia takut padanya, tapi kalau ia terima ia tak tahu apa
yang akan dilakukan oleh wanita buruk ini.
Untuk menjaga nama baiknya ia anggap tidak pantas
menunjukkan kelemahannya, maka ia lantas menjawab sambil
ketawa dingin.
"Kalau begitu baiklah, aku terima undanganmu, "
"Ciang bunjin telah membantu aku melunaskan janjiku
kepada diriku, tidak tahu bagaimana aku harus menyatakan
terima kasihku. "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tan Liong tidak menjawab wanita baju hijau itu lalu
mengajak Tan Liong masuk keruang dalam.
Tan Liong memperhatikan keadaan disekitarnya, tiba-tiba ia
dengar suara keresekan dan dinding yang terbuat dari batu es
itu mendadak terbuka sebuah pintu kecil.
Wanita baju hijau itu mengajak Tan Liong masuk melalui
pintu itu.
Itu ternyata ada sebuah kamar untuk wanita, didepan
tempat tidur sudah tersedia meja makan lengkap dengan
hidangan dan minumannya.
Tan Liong berdiri kesima sedang wanita baju hijau itu
lantas berkata pula,
"Diatas gunung es tidak dapat menyediakan hidangan yang
enak, hanya ini beberapa rupa sayuran saja barangkali tidak
cocok bagi selera Ciang bunjin. "
Tan Liong tidak dapat menjawab,
"Apa maksud kedatangan Ciang bunjin ini hendak
menolong Pek lek cu? "
"Tidak salah. "
"Kau terlalu pandang rendah terhadap Hian peng kauw, Pel
lek cu yang mempunyai kekuatan dan kepandaian begitu
tinggi tokh masih tertangkap apalagi kau. Baiklah sekarang
aku jelaskan maksudku ajak kau makan bersama. Aku dahulu
bersumpah setelah makan minum bersama satu kali,
selanjutnya antara kau dengan aku sudah terhitung musuh. "
"Apa kepandaianku maupun kekuatanku tidak sebanding
dengan Pek lek cu?"
"Bukan itu maksudku, sebab senjata bom Pek lek tan yang
dipunyai oleh Pek lek cu ada merupakan senjata yang paling
ampuh dalam rimba persilatan, tapi tokh dia masih tertangkap
walaupun kepandaianmu lebih tinggi dari padanya barangkaliTiraikasih Website http://kangzusi.com/
juga tidak ada tempat bagimu untuk mengunjukkan
kekuatanmu itu. "
"Tapi aku justru ingin coba sampai dimana kekuatan orang-
orang Hian peng kauw. "
"Tentang ini juga terpaksa menunggu setelah kau keluar
dari sini, sekarang aku masih anggap kau sebagai sahabatku,
dan kau juga pandang aku sebagai musuh, nanti setelah kau
keluar dari sini barulah kita berhadapan sebagai musuh. "
Selagi Tan Liong hendak menjawab tiba-tiba ia dapatkan
benda apa-apa didalam sakunya.
Ia diam-diam terperanjat sebab benda itu tatkala ia
bergerak ada mengeluarkan suara seperti kertas. Ia lalu
keluarkan benda itu dan memang benar adalah segumpal
kertas.
Bukan kepalang kagetnya Tan Liong sejak kapan benda
kertas itu berada disakunya?
Mengapa ia tidak tahu ada orang yang memasukkan
kedalamnya.
Wanita baju hijau itu juga agak berubah wajahnya tapi tak
berkata apa-apa.
Tan Liong buru-buru buka lembaran kertas itu diatasnya
ada tulisan yang berbunyi sebagai berikut,
Ciang bunjin, jangan minum sampai mabuk
Kau masih akan menghadapi pertempuran dahsyat
Tertanda : Tamu di atas perahu.
Tan Liong kini baru tahu bahwa kertas itu ditinggalkan oleh
laki-laki setengah umur yang numpang di dalam perahunya,Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
caranya orang itu masukkan kertas ke dalam saku Tan Liong
yang membuat ia sangat kagum.
Ia buru-buru masukkan lagi ke dalam sakunya, tapi wanita
baju hijau itu lantas menanya dengan nada suara dingin,
"Apa Cing bunjin ada membawa kawan? "
"Kawan? Aku Tan Liong datang seorang diri untuk apa
membawa kawan. "
"Tapi apa yang tertulis di atas kertas itu? "
"Tentang ini nona tidak berhak untuk menanyakan. "
"Kalau begitu marilah kita duduk! "
Tan Liong terpaksa menurut, ia duduk berhadapan dengan
wanita baju hijau itu.
Wanita itu menuang dua cawan arak, satu diberikan kepada
Tan Liong ia lalu angkat cawan yang dipegangnya dan
berkata,
"Aku haturkan selamat datang kepada Ciang bunjin, mari
kita minum kering! "
Tan Liong terpaksa minum sampai habis arak yang
diberikan padanya, setelah menuangkan kembali satu cawan,
wanita baju hijau itu berkata dengan suara duka,
"Mengingat bahwa aku Gouw Siao Lee bisa minum
bersama-sama dengan Ciang bunjin aku sudah merasa puas. "
Mendengar perkataan itu, Tan Liong tak tahu bagaimana
harus menjawab,
Gouw Siao Lee berkata pula,
"Tapi setelah kita nanti berpisah, untuk mendapatkan
kesempatan seperti hari ini, barangkali sudah tak mungkin
lagi. berapa lama manusia hidup dalam dunia? Maka setelahTiraikasih Website http://kangzusi.com/
tercapai maksud yang terkandung dalam hatiku, aku sudah
merasa puas. "
"Nona, dengan aku ada berdiri sebagai musuh, tapi atas
kecintaan nona, kini kita telah duduk dan makan minum
bersama-sama sebagai sahabat. Terhadap semua kebaikan ini,
aku tak tahu bagaimana harus menjawabnya. "
"Banyak bicara nanti menghabiskan waktu secara cuma-
cuma, sebaiknya kita makan minum sepuas-puasnya. "
Tan Liong malah merasa tidak enak. Ia diam-diam angkat
cawannya dan selagi hendak dihirup mendadak mendengar
tiupan terompet, hingga ia urungkan maksudnya.
"Ciang bunjin, tunggu aku sebentar, aku akan keluar dan
segera kembali." berkata wanita itu dengan berubah
wajahnya.
Dengan tanpa menunggu jawaban Tan Liong, ia sudah lari
keruang tamu.
Tan Liong tahu pasti ada terjadi apa-apa maka ia juga
segera menyusul.
Pada saat itu nona baju biru itu telah masuk dengan sikap
tersipu-sipu.
"Siocia, celaka! Ayahmu bersama tongcu bagian dalam dan
luar telah datang kemari semuanya. "
"Apa kau kata? " tanya Gouw Siao Lee kaget.
Tan Liong juga terkejut, ia tidak menyangka bahwa dalam
saat genting itu, kedatangannya telah diketahui oleh Pak hay
Mo kun dan orang-orangnya.
Maka ia segera ingat kepada dirinya itu lelaki setengah
umur yang menggendong pedang dipunggungnya. Ia
menduga bahwa itu adalah perbuatannya lelaki tersebut.
Tapi dengan maksud apa lelaki itu berbuat demikian?Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sementara itu suara terompet itu terdengar makin dekat ia
lalu berpikir bahwa tidak seharusnya ia melibatkan dirinya
Gouw Siao Lee maka ia lantas berkata,
"Kebaikan nona akan kuingat untuk selamanya-lamanya
biarlah aku sekarang pergi dulu. "
Dengan tanpa ayal ia lantas lari keluar Gouw Siao Lee coba
mencegah tapi tidak berhasil.
Berada di luar rumah diatas tanah yang penuh salju ia
nampak banyak orang sedang lari mendatangi.
Dengan sangat berani ia lari memapaki rombongan orang-
orang itu yang bukan lain dari pada rombongan orang-orang
Hian peng kauw yang dipimpin oleh kauwcunya sendiri.
Sebentar saja kedua pihak sudah berdiri berhadapan.
Rombongan orang-orang Hian peng kauw itu lebih sepuluh
orang ketika berhadapan dengan Tan Liong mereka berbaris
dengan rapi.
Pak hay Mo kun dengan sinar mata dingin mengawasi Tan
Liong sejenak lalu berkata sambil ketawa.
"Tuan adakah Ciang bunjin partai Ciong lam pay? "
"Dulu ya, tapi sekarang jabatan itu sudah dipegang orang
lain. "
Orang yang berdiri dibelakang Pak hay Mo kun ada seorang
tua berkulit dan berambut putih, orang itu adalah suhunya
Gouw Siao Lee orang namakan dia Peng hay Siang jin. Orang
tua itu perdengarkan suaranya ketawa dingin lalu maju dan


Naga Merah Hiat Liong Toan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menanya kepada Tan Liong.
"Kalau begitu kedatangan tuan ini adalah untuk menolong
Pek lek cu? "
"Tepat. "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bocah, kau sesungguhnya tidak tahu diri meski orang
sohorkan kepandaianmu yang katanya menjagoi di daerah
Tionggoan tapi disini bukanlah tempatmu untuk berlaku
sesukamu. Sekarang lohu ingin coba-coba sampai dimana
kepandaianmu yang disohorkan itu. "
Ditantang terang-terangan Tan liong diam-diam juga
terperanjat. Ia menduga orang tua itupasti bukan orang
sembarangan.
Saat itu terdengar suara Pak hay Mo kun yang amat
nyaring.
"Lwee gwa Tongcu dengar perintah! "
Dari dalam rombongan lantas keluar dua orang tua yang
segera menjawab dengan sikapnya yang sangat menghormat.
"Teecu disini kauwcu hendak perintahkan apa kepada
teecu? "
"Anakku Gouw Siao Lee berani melanggar peraturan
perkumpulan dengan diluar tahuku ia membawa orang datang
kepulau. Sekarang aku perintahkan kamu segera tangkap dan
bawa ia keperkumpulan. "
Kedua tongcu itu terima baik perintah tersebut, Baru saja
hendak berangkat Tan Liong sudah menghadang seraya
berkata dengan nada dingin.
"Ini ada urusanku, tidak ada sangkut pautnya dengan nona
Gouw. Jika kalian berdua hendak juga menjalankan perintah
itu terpaksa harus terima dulu kedua kepalanku ini! "
Menyaksikan sikap keren Tan Liong kedua tongcu itu
merandek dan mundur beberapa tindak.
Menampak kejadian itu wajah Pak hay Mo kun lantas
berubah.
"Apa kamu berdua berani melanggar perintah? " demikian
bentaknya.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kedua tongcu itu cepat menjawab, "Teecu tidak berani. "
dan lantas lompat keluar.
Tan Liong lalu membentak dengan suara keras, "Kalian cari
mampus." dan dengan kecepatan bagaikan kilat sudah
melancarkan serangan ke arah dua tongcu itu.
Serangan itu dilakukan dalam keadaan gusar betapa
hebatnya serangan tersebut. Tan Liong sendiri juga hampir
tidak percaya sebab seketika itu juga lantas terdengar suara
jeritan ngeri, tubuh kedua tongcu itu melayang sampai lima
tombak jauhnya dan ketika jatuh ditanah tidak bisa berkutik
lagi.
Tan Liong melongo, begitu pula orang-orang Hian peng
kauw, semua menyaksikan dengan perasaan terheran-heran.
Mereka sungguh tidak habis mengerti bagaimana dengan satu
pukulan Tan Liong sekaligus merenggut jiwanya tongcu itu.
Tan Liong terkejut dengan kemajuan atas kekuatannya
sendiri, inilah hasilnya. Lam kek Sian ong dan Naga Merah
yang telah menembuskan kekuatannya lima buah Leng-ki
yang tertimbun dalam dirinya.
Tan Liong lalu berkata sambil ketawa dingin,
"Siapa yang tidak takut mampus boleh coba lagi! "
Perkataan Tan Liong menyadarkan semua orang-orang
Hian peng kauw yang berdiri disitu, begitulah Peng hay Sian
jin lantas berkata sambil ketawa dingin.
"Benar-benar bukan cuma nama kosong belaka. Kekuatan
tuan benar-benar sangat mengagumkan. "
"Jika kalian mau membebaskan Pek lek cu, segala urusan
kubikin habis tapi jikalau tidak, diatas pulau Hian peng to ini
nanti akan banjir darah. "
"Lohu justru ingin coba-coba kekuatanmu. " berkata Peng
hay Siang jin dengan maju menghampiri. Dan dengan tanpaTiraikasih Website http://kangzusi.com/
menunggu jawaban lawannya ia sudah melancarkan
serangannya yang amat dahsyat.
Tan Liong terperanjat ia tak sangka bahwa orang tua itu
mempunyai kekuatan begitu hebat.
Ia miringkan sedikit tubuhnya kemudian menyambuti
serangan orang tua itu.
Serangan kedua pihak hampir dilakukan dalam waktu
berbareng saat itu semua orang Hian peng kauw sudah siap
sedia jika Peng hay Siang jin terdesak mereka akan turun
tangan berbareng.
Dalam keadaan sangat genting itu dari jauh sesosok
bayangan orang dengan gerak badannya yang sangat gesit
lari menuju ke pusat perkumpulan Hian peng kauw.
Gerakan orang itu tiada seorangpun yang tahu.
Orang itu bukan lain dari pada laki-laki setengah umur yang
bersama-sama Tan Liong berlayar kepulau tersebut.
Kalau bukan akalnya orang itu yang memancing keluar
kauwcu berikut semua orang-orang terkuat dari golongan Hian
peng kauw, Tan Liong pasti tak berhasil membebaskan Pek lek
cu. Kita tunda dahulu gerak gerik orang itu, mari balik kepada
Tan Liong yang bertempur dengan Peng hay Siang jin.
Tatkala Tan Liong menyambuti serangannya, Peng hay
Siang jin agaknya sudah dapat mengukur sampai dimana
kekuatan anak muda itu, maka ia tidak berani menyambuti
secara gegabah. Dengan cepat ia menyingkir dan kemudian
melancarkan serangannya lagi.
Peng hay Siang jin merupakan orang terlihai dalam barisan
Hian peng kauw, kalau bukan karena ia Pek lek cu tidak akan
tertangkap dan hari itu Tan Liong juga tidak perlu datang
kepulau Hian peng to.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tan liong juga merasa cukup berat menghadapi lawan
orang tua itu maka ia segera menggunakan ilmunya Im Yang
ciang.
Menghadapi serangan yang amat ampuh itu Peng hay
Siang jin ketakutan setengah mati ia buru buru mundur
sampai setombak lebih.
Semua itu telah disaksikan oeh orang-orang Hian peng
kauw dengan perasaan kawatir, mereka sungguh tak sangka
bahwa pemuda itu mempunyai kekuatan begitu hebat.
Walaupun demikian untuk menjatuhkan lawannya dengan
cepat juga bukan merupakan soal mudah.
Tan Liong yang ingin mengakhiri pertempuran itu dengan
cepat, lalu mengerahkan seluruh kekuatannya dan menyerang
dengan beruntun sampai empat kali.
Serentetan serangannya itu benar-benar membuat Peng
hay Siang jin tidak berdaya. Tatkala serangannya yang
keempat tiba Peng hay Siang jin lalu berlaku nekad, ia paksa
menyambuti serangan yang sangat hebat itu.
Tan Liong keluarkan suara bentakan, "Kau cari mampus! "
lalu menyerang dengan kekuatan penuh sehingga
serangannya itu menimbulkan suara "bung.... bung ....! dan
disusul dengan suara seruan tertahan Peng hay Siang jin.
Darah hidup menyembur keluar dari hidung dan mulut orang
tua itu akhirnya terpental sejauh satu tombak lebih, lalu jatuh
ditanah tanpa bisa bangun lagi.
Hampir berbareng pada saat rubuhnya Peng hay Siang jin,
dari dalam rombongan orang Hian peng kauw terdengar suara
bentakan riuh, lalu disusul oleh serangan dari kekuatan tenaga
sepuluh orang lebih.
Tan Liong yang masih belum berdiri tegak bagaimana
mampu menyambuti serangan-serangan tersebut? Maka
terpaksa ia lompat jauh untuk mengelakkan serangan itu.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tiba-tiba ia dengar suara gemuruh ternyata sebuah gunung
es telah rubuh tergempur oleh kekuatan tenaga tadi.
Tan Liong diam-diam bergidik, ia tidak dapat
membayangkan entah bagaimana seandainya serangan itu
tadi mengenakan dirinya.
Belum lagi lenyap pikirannya tiba-tiba terdengar suara
orang membentak,
"Manusia tidak tahu malu, berani menggunakan cara
sangat kotor dan rendah, sekarang sambutilah bom Pek lek
tan-ku .... "
Suara itu bukan lain daripada suaranya Pek lek cu. Akhirnya
ia telah lolos dan muncul dalam waktu yang tepat.
Setelah perdengarkan ancaman itu sebuah bomnya yang
sangat ampuh lantas disambitkan keatas rombongan orang-
orang Hian peng kauw !
Orang-orang Hian peng kauw tiada satupun yang menduga
Pek lek cu mendadak bisa muncul disitu. Dalam lagetnya dan
herannya sebuah bom sudah jatuh dalam rombongannya.
Suara ledakan bom itu telah menggetarkan bumi diatas
pulau kecil itu. separuh lebih orang-orang Hian peng kauw
telah binasa dalam keadaan mengerikan sedang yang
beruntung lolos dari bahaya maut itu pada lari dalam keadaan
panik.
Dilain pihak ada berdiri Pek lek cu dengan sikap beringas
dibelakangnya ada berdiri itu laki-laki setengah umur dengan
pedangnya selalu tidak ketinggalan diatas punggung.
"Siapa tidak takut mati boleh coba lagi! "
Demikian terdengar suaranya Pek lek cu sambil ketawa
dingin.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sisa orang-orang Hian peng kauw yang masih hidup ketika
menyaksikan keadaan yang mengerikan itu ketakutan
setengah mati, sudah tiada satupun yang berani maju lagi.
Pak hay Mo kun yang menyaksikan banyak anak buahnya
mati dibawah bom Pek lek tan hatinya merasa pilu.
"Pek lek cu perbuatanmu itu sungguh kejam sekali."
demikian ia berkata sambil kertak gigi yang segera melesat
menerjang Pek lek cu serta melancarkan serangannya.
Tapi Tan Liong yang sejak tadi memperhatikan dirinya
kauwcu itu ketika mendapat lihat ia bergerak segera melesat
menghadang dihadapan Pek lek cu untuk menyambut
serangan tersebut seraya membentak.
"Pak hay Mo kun, hutangmu kita selesaikan dulu."
Dilain saat segera terdengar suara nyaring yang timbul dari
beradunya dua orang itu.
Kekuatan Pek hay Mo kun masih belum mampu menandingi
kekuatan Tan Liong maka setelah kedua kekuatan itu beradu
Pek hay Mo kun tampak mundur terhuyung hingga sepuluh
tindak lebih, mulutnya menyemburkan darah segar badannya
hampir rubuh.
Tan Liong masih merasa dendam sakit hati terhadap Pak
hay Mo kun karena dahulu ketika ia masih dalam keadaan
terluka diselat Bu song hiap kauwcu itu pernah turun tangan
padanya maka ia sekarang coba membalasnya.
Walaupun demikian Tan Liong masih belum puas ia gemas
sekali terhadap kauwcu itu hingga berniat hendak
menamatkan jiwanya.
Tapi baru saja ia bergerak hendak turun tangan sesosok
bayangan hijau mendadak berdiri dihadapan Pek hay Mo kun
dengan sebelah tangan ia balas menyerang Tan Liong.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kejadian itu mengejutkan Tan Liong dengan cepat ia tarik
mundur serangannya sebab ia telah mengetahui bahwa
bayangan hijau itu adalah Pak hay Mo kun Gouw Siao Lee.
"Tan Liong, perbuatanmu itu sebetulnya terlalu kejam. "
berkata nona itu dengan nada suara dingin.
"Itu semua disebabkan karena ia dulu menurunkan tangan
kejam terhadap diriku ketika aku dalam keadaan terluka .... "
jawabnya Tan Liong sambil menghela napas.
"Kapan ayahku turun tangan terhadap kau? "
"Dulu ketika ada pertemuan diselat Bu song hiap untuk
menyaksikan munculnya Naga Merah kala itu aku sedang
terluka, ia telah marah memukul aku hingga aku hampir
binasa diselat itu apakah kini aku tidak boleh membalas? "
"Sekarang kau sudah berikan pukulan padanya apa ini
bukan berarti sudah membayar hutangnya kepadamu tempo
hari? "
"Ya," jawab Tan Liong sambil menghela napas.
"Kalau dengan ini kau masih belum merasa puas apa kau
hendak menghabisi nyawanya ....?"
Diluar dugaan si nona saat itu Pek hay Mo kun mendadak
membentak dengan suara keras,
"Kau enyah dari sini ...." dan kemudian dari belakang
menyerang puterinya sendiri.
Gouw Siao Lee hendak menyingkir, tapi sudah terlambat ....
Pukulan itu ternyata mengena dengan tepat pada belakang
punggungnya hingga seketika itu tubuhnya terpental dan
lantas tubuh itu tidak bergerak lagi.
Wajah Tan Liong berubah, dengan suara keras ia
membentak,
"Pek hay Mo kun kau terlalu kejam .... "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengan tanpa banyak bicara lagi, ia lantas lompat dan
melancarkan serangan.
Tiba-tiba terdengar suara, "Tahan ...." dan sesosok
bayangan orang menahan dihadapan Tan Liong, dengan
tangannya ia desak kembali serangan Tan Liong yang
diarahkan kepada Pek hay Mo kun.
Kejadian itu membuat kaget dan heran hati Tan Liong.
Ketika ia angkat kepala, ia baru tahu bahwa orang yang
menghalangi maksudnya itu adalah laki-laki setengah umur
yang menggendong pedang di punggungnya.
Untuk sesaat lamanya Tan Liong terkesima.
Laki-laki setengah umur itu mengawasi padanya sambil
tersenyum kemudian berkata,
"Tan Liong, pepatah ada mengatakan, Kalau tidak suka
dipandang muka Paderi, pandanglah muka Budha. Gouw Siao
Lee pernah melepas budi beberapa kali terhadap kau,
kekasihmu yang pertama Cu Lian, jika bukan dia yang
memberi setangkai Swat lan barangkali tidak akan hidup
sampai sekarang. Pak hay Mo kun meski ada seorang berdosa
besar, dengan memandang muka Gouw Siao Lee itu belum
terbalas olehnya...."
Ia menarik napas panjang, sedang dalam hatinya berpikir,
aku hampir melakukan kesalahan lagi.
"Jika bukan karena Gouw Siao Lee apa kau bisa mendarat
diatas pulau Es ini menolong dirinya Pek lek cu?" berkata laki-
laki itu.
Tan Liong benar-benar merasa tak enak hati terhadap
Gouw Siao Lee.
Laki-laki setengah umur itu berkata pula,
"Disini ada sebutir pil, kau masukkan ke dalam mulut Gouw
Siao Lee, ia terkena pukulan ayahnya hingga menimbulkanTiraikasih Website http://kangzusi.com/
luka didalam badannya. setelah makan obat ini kau bantu


Naga Merah Hiat Liong Toan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dengan kekuatan tenaga dalammu mungkin ia bisa sembuh
kembali. "
Tan Liong sambuti pil tersebut dan berjalan ketempat
dimana Gouw Siao Lee rebah.
Laki-laki setengah umur itu mengawasi bangkai bangkai
orang Hian peng kauw yang berserakan diatas salju, ia
menghela napas panjang sambil pejamkan matanya.
Kemudian ia berjalan menghampiri Pak hay Mo kun seraya
berkata,
"Hian peng kauwcu, aku yang rendah disini memberi
hormat, " sehabis berkata lantas menjura dalam-dalam.
Pak hay Mo kun dibikin bingung oleh kelakuan laki-laki
aneh itu sehingga ia berdiri terkesima sekian lama baru balik
menanya dengan nada suara dingin,
"Tuan orang pandai dari mana? "
"Tentang ini perlu apa Kauwcu hendak minta penjelasan ....
?" jawabnya laki-laki aneh itu sambil tersenyum.
"Tuankah yang membebaskan Pek lek cu? "
"Betul, lima hari mendatang dalam pertempuran dilembah
Hong hwee kok, tidak boleh ketinggalan bom Pek lek cu maka
aku terpaksa menolong padanya. "
Mendengar perkataan laki-laki itu hati Pak hay Mo kun
bercekat ia seperti pernah dengar suara laki-laki itu hingga
rasanya ia tidak asing lagi. dan apa yang mengherankan
padanya ialah, Pek lek cu yang ditawan dalam penjara Hian
lau tempat tahanan itu kecuali beberapa anggota penting
dalam perkumpulan Hian peng kauw orang luar tidak ada yang
tahu mengapa laki-laki ini mengetahui letak tempat itu?Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Karena tuan berani mengganggu keamanan pulau Hian
peng to maka ini berarti musih besar bagiku si orang she
Gouw .... "
"Tuduhan Gouw Kauwcu sesungguhnya terlalu berat, aku
yang rendah meski mengganggu tempat kediamanmu, tapi
tidak ada maksud melakukan pembunuhan.... "
"Jika bukan karena tuan, bom Pek lek tan itu tidak akan
menelan banyak korban jiwa anak murid kami. "
Baru saja laki-laki itu hendak menjawab sudah didahului
oleh Pek lek cu,
"Jangan kata cuma beberapa puluh jiwa sekalipun pusat
perkumpulanmu, aku juga akan musnahkan dengan bom Pek
lek tanku! "
"Kau boleh coba!" Jawab Pek hay Mo kun dengan wajah
berubah.
Sebelum Pek lek cu bertindak lebih jauh sudah dicegah oleh
laki-laki aneh itu.
"Pek lek cu, perlu apa kau begitu marah, bom Pek lek tan
menghamburkan waktu, tenaga dan pikiranmu tidak sedikit,
dalam waktu 50 tahun kau baru dapat menghasilkan 15 buah
saja, mengapa kau hendak obral untuk membunuh orang-
orang yang tidak berdosa? "
Mendengar teguran itu Pek lek cu baru ingat bahwa laki-laki
itu adalah tuan penolongnya sendiri maka ia lantas ucapkan
terima kasihnya,
"Pertolongan tuan, Pek lek cu tidak akan melupakan untuk
selama-lamanya, disini Pek lek cu ucapkan terima kasih
banyak-banyak. "
"Sungguh tidak kukira Pek lek cu juga pandai meniru
sikapnya orang terpelajar tapi aku masih merasa sangsi apaTiraikasih Website http://kangzusi.com/
benar kau hendak mengebom pusat perkumpulan Hian peng
kauw? " kata laki-laki itu sambil tersenyum.
Pek lek cu wajahnya merah seketika dengan cepat ia
menjawab,
"Jikalau tuan tidak senang sudah tentu aku tidak berani
berbuat demikian. "
"Kalau begitu baiklah, dengan memandang mukaku kau
jangan obral bom peledakmu itu. "
"Pek lek cu akan selalu ingat akan pesanmu ini. "
Laki-laki itu dengan sikap sungguh-sungguh mengawasi
wajah Pak hay Mo kun kemudian berkata padanya dengan
nada dingin.
"Gouw Kauwcu, aku numpang tanya padamu apa pusat
perkumpulanmu itu mampu tahan bom peledaknya Pek lek
cu?"
"Apakah benar-benar hendak mengebom dengan bom Pek
lek tannya? "
"Jangan kata gedung perkumpulanmu itu, yang hanya
terdiri dari beberapa puluh petak rumah batu es, sekalipun
gedung yang terbuat dari baja atau besi juga akan
dihancurkan oleh kekuatannya bom Pek lek tan lagi pula
siapakah diantara anak buahmu yang berkepandaian paling
tinggi? "
"Peng hay Sian jin. "
"Benar, Peng hay Siang jin berkepandaian paling tinggi,
tapi ia sekarang sudah rebah menggeletak diatas salju jika
masih belum tahu gelagat dan umbar hawa kemarahanmu
akhirnya hanya menambah jumlahnya korban bagi pihakmu
sendiri. "
"Belum tentu. " jawabnya Pak hay Mo kun dingin,Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Jika demikian halnya, apa benar-benar kau menghendaki
Tan Liong dan Pek lek cu membikin musnah Hian peng kauw?"
berkata lelaki itu sambil menatap wajah Pak hay Mo kun. "Aku
ingin tanya padamu, apakah Kauwcu sanggup menyambuti
serangan tangan Tan Liong satu kali saja? "
Pak hay Mo kun tundukkan kepalanya tidak berani
menjawab.
Laki-laki itu berkata pula,
"Berebut nama dan ingin menang sendiri kesudahannya
cuma menambah korban jiwa anak buahmu sendiri. Jika kau
Gouw Kauwcu bisa menyadari keadaanmu sendiri, aku yang
tak berguna ini sudi menjadi orang perantara untuk
mendamaikan persengketaan ini. "
"Tentang ini aku rasa tidak mungkin. "
"Tak mungkin juga harus dibikin mungkin. Jika kau tetap
keras kepala sambutilah pedangku ini. "
"Apa tuan ingin campur tangan? "
"Benar! "
Wajah Pak hay Mo kun lantas berubah, katanya,
"Semua ini terjadi lantaran kau, bagaimana aku mau
mengerti terhadap kau?"
Sehabis berkata begitu lalu mendekati laki-laki setengah
umur itu.
"Gouw Kauwcu, aku ingin bicara terus terang lebih dahulu,
jikalau kau mampu mengelakkan diri dari sekarang pedangku
dalam tiga kali serangan aku dengan Pek lek cu dan Tan Liong
bertiga akan menyerahkan diri padamu terserah padamu
bagaimana hendak perlakukan terhadap kita. Jika kau tidak
mampu mengelakkan dia bagaimana? "
"Aku hendak bunuh diri. "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tidak perlu berbuat demikian jika kau terjatuh tidak
mampu mengelakkan diri dari seranganku. Begini saja kau
selanjutnya tidak boleh injak kaki di daerah Tionggoan lagi ....
dan putuskan hubunganmu dengan Thian seng hwee. "
"Boleh, keluarkanlah senjatamu! "
Laki-laki setengah umur itu tersenyum, mendadak ia
menanya,
"Sebelum kita turun tangan ada sesuatu hal aku ingin
menanya padamu."
"Tanya apa? "
"Diantara orang-orang rimba persilatan di daerah
Tionggoan dengan siapa Gouw Kauwcu ada mempunyai
perhubungan paling erat? "
Pertanyaan yang bukan-bukan ini membuat Pak hay Mo
kun melengak.
Laki-laki itu berkata pula,
"Gouw Kauwcu tidak perlu banyak pikiran aku hanya ingin
tahu saja. "
"Ketua Thian seng hwee adalah sahabat karibku. "
"Apa ketua Thian seng hwee yang sekarang Siao hun lie? "
"Apa kau kata?" Tanya Pak hay Mo kun dengan wajah
berubah.
"Kenapa Gouw Kauwcu kaget? Aku hanya menanya saja.
Benarkah Gouw Kauwcu bersahabat erat dengan ketua Thian
seng hwee Siao hun lie? "
"Siapa kata bahwa ketua Thian seng hwee adalah Siao hun
lie? "
"Apakah Gouw Kauwcu tidak tahu bahwa Thian seng hwee
sekarang sudah ganti ketua? "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bukan kepalang kagetnya Pak hay Mo kun ketika
mendengar ucapan itu.
"Dan dimana adanya Bong bin Sin kiam Tan Chiang Bin? "
demikian tanyanya.
"Sudah turun tahta. "
"Tan Chiang Bin sudah turun tahta? Kenapa? "
"Ini ada urusannya Thian seng hwee, siapa tahu? Kalau
begitu diantara orang-orang rimba persilatan daerah
Tionggoan, mungkin Tan Chiang Bin ada sahabatmu yang
paling akrab? "
"Benar. "
"Kalau begitu, marilah kita sekarang mulai. Sebagai tetamu
tidak selayaknya menghina tuan rumah, sebaiknya Gouw
Kauwcu yang turun tangan dulu."
Pak hay Mo kun tampaknya masih terpengaruh pikirannya
oleh berita yang diterimanya secara tidak terduga tentang
nasib sahabat karibnya itu, maka ia tidak menjawab usul laki-
laki itu.
"Gouw Kauwcu, kau mulailah! " kata pula laki-laki itu.
Pek hay Mo kun agaknya baru tersadar dari lamunannya
kembali ia menanya.
"Tuan tahu Thian seng hwee sudah ganti ketua. kalau
negitu, kemana perginya Tan Chiang Bin? "
"Mungkin sudah menungal dunia. "
"Apa? Tan Chiang Bin sudah wafat? "
"Benar, Tan Chiang Bin mungkin sudah binasa."
"Siapa yang membunuh Tan Chiang Bin? "
"Apa Gouw Kauwcu ingin menuntut balas dendam
baginya?"Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tidak salah. "
Laki-laki itu tampak berpikir,kemudian berkata,
"Betul atau tidaknya Tan Chiang Bin binasa dilembah Lui in
kok, tentang ini siapapun tidak tahu cuma Thian seng hwee
selama berapa puluh tahun ini, tiada seorangpun yang bisa
keluar dari sana dalam keadaan hidup, maka aku dapat
memastikan ia tentunya sudah binasa. "
"Tan Chiang Bin ada seorang gagah perkasa adalah ia yang
mendirikan Thian seng hwee, bagaimana ia bisa turun tahta? "
"Tentang ini siapa yang tahu. Marilah kita mulai Gouw
Kauwcu. "
"Kalau begitu keluarkanlah senjatamu. "
Laki-laki aneh itu tersenyum, ia menghunus pedangnya,
tatkala pedang itu keluar dari sarungnya, memancarkan sinar
berkilauan.
Pak hay Mo kun mendadak gemetaran agaknya dibikin silau
oleh sinar pedang yang luar biasa itu, hingga mundur
setengah langkah, matanya mengawasi pedang itu dan tiba-
tiba wajahnya berubah dan mundur lagi setindak mulutnya
berkata dengan suara gelagapan. "Kau, kau, kau .... "
Laki-laki itu masukkan pedangnya ke dalam sarungnya lagi,
lalu berkata dengan nada suara dingin,
"Gouw Kauwcu, jika kau takut aku menggunakan pedang
baiklah kita bertempur dengan tangan kosong saja. "
Dengan wajah pucat pasi, Pak hay Mo kun cuma bisa
mengeluarkan kata-kata,
"Kau .... kau .... "
Laki-laki aneh itu tersenyum dan berkata pula,
"Apa kau tidak suka melayani aku lagi? "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pak hay Mo kun tenangkan perasaannya ia menanya,
"Apa benar kau .... ? "
"Ya, itulah aku! " jawabnya sambil tersenyum.
"Kau adalah .... "
"Kalau kau tahu sudah saja, perlu apa banyak tanya? Jika
kau anggap aku sebagai sahabat, sebelum aku muncul lagi
didunia Kang-zsouw, tolong balaskan dendam sakit hatiku.
Aku juga akan membantu kau menyelidiki musuhnya Tan
Chiang Bin. " demikian laki-laki itu memotong ucapan Pak hay
Mo kun.
Perubahan yang tidak terduga ini benar-benar
membingungkan Pek lek cu. Ia cuma menduga bahwa laki-laki
itu pasti ada mempunyai hubungan erat dengan Pak hay Mo
kun. Saat itu laki-laki itu lantas berkata kepada Pek lek cu.
"Pek lek cu, kau dengan Tan Liong boleh jalan dulu. "
"Dan kau sendiri? "
"Aku dengan Kauwcu meski belum terhitung sahabat akrab,
tapi sudah beberapa puluh tahun saling mengenal, sebagai
sahabat lama berjumpa lagi, aku rasanya tidak enak kalau
meninggalkan padanya begitu saja. "
"Kau hendak tinggal di pulau Hian peng to? "
"Begitulah, rasanya Gouw kauwcu tentunya tokh tidak akan
menolak bukan?"
"Sudah tentu tidak, kau harus tinggal beberapa hari dulu di
tempatku ini. "
"Kalau begitu kau suka bikin habis permusuhan ini? "
Pak hay Mo kun nampak kemerah-merahan wajahnya,
katanya,Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Dengan adanya kau disini, bagimana siauwtee berani
membantah? "
Laki-laki itu tersenyum dan berkata,
"Kalau begitu, aku harus ucapkan terima kasih lebih dahulu
atas pengharganmu terhadapku. " kemudian ia berpaling dan
berkata kepada Pek lek cu.
"Pek lek cu, kalian boleh jalan dulu maafkan aku tidak
dapat mengantar, lima hari kemudian, dalam pertempuran di
lembah Hong hwee kok, mungkin aku juga datang. "
Pek lek cu anggukkan kepala, lalu menatap wajah Tan
Liong yang tengah membantu menyadarkan Gouw Siao Lee.
Gouw Siao lee yang terluka tenaga dalamnya oleh serangan
ayahnya sendiri, setelah makan obat pemberian lelaki
setengah umur yang aneh itu serta dibantu dengan tenaga
dalam Tan Liong lukanya sudah sembuh kembali.
Ketika membuka matanya yang masih lemah segera dapat


Naga Merah Hiat Liong Toan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

lihat bayangan raut muka orang yang samar-samar lalu
menanya dengan suara lemah.
"Kau, kau siapa? "
"Aku Tan Liong! "
"Tan Liong? "
"Ya. "
Gouw Siao Lee unjukkan senyum getir dan berkata pula,
"Apakah kau berada dalam impian? "
"Tidak, ini ada kenyataan. "
"Apakah aku belum mati? "
"Kau hanya terluka saja. "
Gouw Siao Lee agaknya baru ingat apa yang telah terjadi
katanya sambil ketawa getir,Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ya, sekarang aku ingat, bukankah ayahku yang memukul
aku sehingga terluka? "
"Ya. "
"Apa aku sekarang sudah sembuh? Kaukah yang bantu
menyembuhkan? "
"Ya. "
"Hidangan yang aku suguhkan untuk kau dalam kamarku
mungkin belum dingin, apakah sudi menemani aku minum
secawan arak saja? "
"Maaf, aku masih ada lain urusan yang harus kuselesaikan."
"Perjamuan tadi baru berlangsung setengahnya, bagaimana
boleh ditinggal begitu saja? "
"Tapi .... "
"Aku sudah kata, perjamuan yang aku adakan hanya
khusus untuk kau ini, maksudnya tak lain dari pada untuk
memenuhi janji dalam hatiku sendiri, apakah kau hendak
membuat kecewa hatiku? "
"Tan Liong sudah menanggung budi besar sekali terhadap
kau, bagaimana berani membuat repot lagi? "
"Ini bukan berarti membuat repot melainkan kehendakku
sendiri yang hendak memenuhi janji. "
Karena Tan Liong tidak ingin membuat ia kecewa maka ia
lantas terima baik permintaan si nona itu.
"Aku tidak tahu bagaimana harus mengucapkan terima
kasihku padamu,kau tolong bimbing aku bangun, biarlah aku
beristirahat sebentar nanti segera boleh jalan. "
Berkata Gouw siao Lee dengan paras berseri,
Tan Liong setelah membimbing bangun Gouw Siao Lee lalu
menghampiri Pak hay Mo kun dan berkata padanya,Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Pak hay Mo kun kau berlaku demikian kejam terhadap
putrimu sendiri apa gunanya kau hidup? "
Sehabis berkata ia lalu menyerang Pak hay Mo kun tapi
segera dicegah oleh laki-laki setengah umur yang sangat aneh
itu. "Tan Liong, kau jangan gegabah. "
Ucapan laki-laki itu agaknya mengandung kekuatan gaib
dan wibawa yang sangat besar sehingga Tan liong tidak
berani membantah ia mundur satu langkah dengan mata
terbuka lebar memandang laki-laki setengah umur itu.
"Tan Liong, Pak hay Mo kun meski bersalah sekarang
pandanglah mukaku karena ia sudah bersedia membikin habis
permusuhan ini maka kau sekarang boleh pergi. "
Katanya laki-laki itu sambil ketawa hambar.
"Mengapa ia memukul anaknya sendiri sampai sedemikian
rupa? "
"Ini juga tidak boleh disalahkan karena saat itu ia benci
sekali terhadap anaknya yang dianggapnya telah
menyelundupkan orang luar secara diam-diam masuk ke pulau
ini sehingga mengakibatkan banyak kematian anak buahnya.
Baik atau jahatnya suatu manusia ada tergantung pada
pikirannya sendiri sekarang barangkali sudah memaafkan
anaknya.
Dengan wajah merah dan kemalu-maluan Pak hay Mo kun
berkata,
"Ya, aku ampuni kesalahannya. "
Gouw Siao Lee tiba-tiba nyeletuk,
"Ayah, benarkah ayah mengampuni kesalahan anakmu ini? "
Sambil mengawasi wajah anaknya yang pucat pasi itu sang
ayah lalu menjawab.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ayahmu karena sudah gelap mata hingga turun tangan
padamu kau juga tidak usah sesalkan perbuatan ayahmu ini. "
Ia berhenti sejenak lalu berpaling dan berkata kepada laki-laki
setengah umur itu.
"Kalau begitu marilah jalan. "
Setelah itu ia lalu bimbing Peng hay Siang jin yang terluka
parah. Ia jalan lebih dulu.
Laki-laki aneh itu lalu berkata kepada Tan Liong sambil
tersenyum,
"Huciang bunjin, maafkan lohu tidak dapat mengantar lebih
jauh. "
Setelah itu ia lalu menyusul Pak hay Mo kun.
Setelah dua orang itu berlalu, Pek lek cu simpan kembali
bomnya, kemudian ia berkata kepada Tan Liong,
"Ciang bunjin, siapakah orang aneh itu? "
"Akupun tak tahu .... cuma aku seperti pernah dengar nada
suaranya. " jawab Tan Liong sambil gelengkan kepala,
"Kau pernah dengar suaranya? "
"Benar, tapi sudah tak ingat lagi dimana .... "
Pek lek cu agaknya berpikir keras untuk mengingat kembali
siapa adanya laki-laki aneh yang tindak tanduknya sangat
aneh itu. kemudian ia berkata sambil menghela napas.
"Orang aneh itu sudah menolong jiwaku, entah bagaimana
aku harus membalasnya. "
"Orang aneh itu pasti ada mempunyai hubungan
persahabatan akrab dengan Pak hay Mo kun kalau tidak, tidak
nanti sepatah kata saja mampu mendamaikan pertikaian ini. "
kata Tan Liong sambil tersenyum.
"Benar .... "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Jikalau ia tak menggunakan siasat memancing Harimau
dari sarangnya diwaktu Pak hay Mo kun dan Peng hay Siang
jin sedang repot menghadapi aku ia menolong kau keluar dari
tempat tahanan secara terang-terangan barang kali tidak
mampu membebaskan kau buat selama-lamanya. "
"Tapi pedang Hian peng kiam tak dapat kuambil. "
"Tentang ini tidak menjadi soal. Waktu itu aku perintahkan
mengambil pedang itu maksudku ialah supaya kau
membalaskan sakit hatiku atas perbuatannya Pak hay Mo kun
yang telah memukul aku selagi dalam keadaan terluka tapi
sekarang urusan itu sudah selesai, untuk apa pedang itu? "
"Kalau begitu kita sekarang boleh pergi? "
"Aku masih ada sedikit urusan, nanti kira-kira dua jam lagi
kita boleh berangkat. "
Mereka bertiga, Tan liong, Gouw Siao Lee dan Pek lek cu
lalu berjalan menuju ke rumah es nya Gouw Siao Lee. Setiba
di sana Gouw Siao Lee segera perintahkan pelayannya, itu si
nona baju biru, supaya antarkan Pek lek cu ke pantai untuk
menantikan Tan Liong.
Mereka berdua lalu masuk ke kamar untuk melanjutkan
perjamuan yang ditinggalkan setengah jalan.
Setelah jamuan makan selesai, Tan Liong pamitan kepada
Gouw Siao Lee.
"Nona Gouw, terima kasih atas sambutanmu yang hangat
ini aku Tan Liong akan ingat dihati untuk selama-lamanya. Kini
aku hendak memohon diri padamu. "
-o0o0dw0o0o-Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
JILID KE : 35
"Ya, sudah waktunya kau pulang, kau tentunya masih ingat
perkataanku, nanti setelah kau keluar dari rumah ini, kita akan
berhadapan sebagai musuh benar-benar. "
"Musuh? "
"Benar! "
"Ada permusuhan apa antara kita? "
"Apa Ciang bunjin sudah lupa ucapanku dahulu, ketika kau
mencuri wajahku? "
Tan Liong segera teringat maka ia lantas berkata sambil
tertawa getir.
"Apa nona masih tidak mau memaafkan kesalahanku yang
tak sengaja itu? "
Gouw Siao Lee gelengkan kepalanya. "Meski aku ingin
berbuat demikian tapi aku tidak bisa lakukan sebab aku harus
mematuhi sumpahku sendiri. "
"Kalau memang begitu ya apa boleh buat, harap nona suka
jaga diri baik-baik. "
Sehabis berkata demikian ia lantas meninggalkan kamar
itu, Gouw Siao Lee mengawasi berlalunya Tan Liong, air
matanya meleleh keluar .... ia ingin memanggil tapi ia tidak
mampu membuka mulutnya.
Perlahan-lahan bayangan Tan Liong menghilang diantara
kabut salju. ....
Gouw Siao Lee ketawa getir ia seperti sesalkan dirinya
sendiri betapa ganjilnya perhubungannya itu. Ia cinta padanya
tapi juga benci padanya.
Meski malam itu angin meniup kencang salju turun deras
tapi ia seolah-olah tidak menghiraukan itu semua ia tetapTiraikasih Website http://kangzusi.com/
berdiri di depan pintu mengawasi suasana yang gelap
bagaikan pikirannya sendiri.
Malam telah berakhir. Matahari pagi mulai muncul
menerangi jagat raya yang luas ....
Gouw Siao Lee hampir semalam suntuk berdiri di pintu
mungkin sudah terlalu letih ia gerakkan kakinya masuk ke
dalam.
Dilain pihak Tan Liong dan Pek lek cu malam itu telah
meninggalkan pulau Han peng to. Disepanjang jalan Tan Liong
nampak kurang gembira bahkan sebentar-sebentar menghela
napas pendek.
Pek lek cu agaknya merasa heran ia menanya sambil
tersenyum.
"Ciang bunjin kenapa kau menghela napas? "
"Tidak apa-apa. " jawabnya singkat.
"Barusan laki-laki aneh itu mengatakan pertempuran di
lembah Hong hwee kok apakah yang menjadi sebab? "
Tan Liong memberitahukan padanya tentang munculnya
senjata bangkai berapi, tentang dirinya Bu jieThian sie yang
terkurung dalam barisan batu ajaib kangzusi yang harus diberi
pertolongan supaya terbebas dari kurungan kemudian
mempelajari ilmu silat yang tertulis diatas mangkok ajaib
barulah dapat memusnahkan senjata bangkai berapi yang
amat dahsyat itu.
Bukan kepalang kagetnya Pek lek cu ketika mendengar
penuturan tersebut kemudian ia menanya,
"Hong hwee kok adalah tempat kediaman Hiat im cu ia ada
seorang yang berkepandaian sangat tinggi yang sudah tidak
ada taranya. Pertempuran itu nanti akan merupakan suatu
pertempuran yang sangat hebat. "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Memang benar sekarang Naga Merah sudah terbebas dari
kurungan, empat hari kemudian di lembah Hong hwee kok
akan ada suatu pertempuran besar. Pihak mana yang nanti
akan merebut kemenangan siapapun tidak berani
meramalkan. "
"Dimana adanya Naga Merah sekarang? "
"Di gua Pek hoa gam dibawah kaki gunung Ciong lam san."
"Pek hoa gam? "
"Ya, mereka ingin mengundang Sin kie cu untuk
memecahkan barisan ajaib itu menolong Bu jie Thian sie
keluar dari kurungan barisan batu ajaib itu. "
Pek lek cu nampak terperanjat. "Kau kata Sin kie cu itu
orang luar biasa pada tiga puluh tahun berselang? "
"Mungkin dia. "
"Apa dia belum wafat? "
"Belum. "
"Dia ada seorang pandai luar biasa, kalau mendapat
bantuannya, kita tidak usah kawatir tidak dapat memecahkan
barisan itu. "
Pada saat itu dari dalam perahu tiba-tiba terdengar suara
orang nyeletuk.
"Sin kie cu meski dia pandai sekali terhadap sebangsa ilmu
barisan purbakala akan tetapi kepandaian Hiat im cu dan
senjata bangkai berapi mungkin bukan tandingannya. "
Suara yang datangnya secara tiba-tiba itu benar-benar
mengejutkan Tan Liong dan Pel lek cu.
Selagi Pek lek cu hendak menegur, dari dalam kamar
perahu muncul dirinya laki-laki setengah umur yang sangat
aneh itu.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Munculnya kembali laki-laki aneh itu secara tidak terduga
benar-benar mengherankan Tan Liong dan Pek lek cu
bukankah laki-laki itu tadi sudah mengikut Pak hay Mo kun ke
pusat perkumpulan Hian peng kauw? Mengapa bisa muncul
disini secara mendadak.
Laki laki aneh itu hanya tersenyum saja memandang sikap
dua orang itu kemudian ia berkata,
"Apa jiwi merasa heran dengan kedatanganku secara tiba-
tiba ini? "
"Benar, sejak kapan kau nyelundup kedalam perahuku ini?"
demikian Tan Liong balas menanya.
"Aku lebih dulu setindak naik ke parahu ini daripada Pek lek
cu, bukankah aku sudah beri janji padamu bahwa jam tiga
malam aku akan tunggu kau disini? "
"Tapi bukankah tadi kau sudah pergi ke pusat perkumpulan
Hian peng kauw bersama Pak hay Mo kun? "
"Itu memang benar. "
"Kalau begitu kapan kau balik? " Pek lek cu tanya.
"Tentang ini hanya kau sendiri yang tidak perhatikan aku
datang lebih dulu sedetik dari pada kau. "
"Bolehkah kiranya tuan memberitahukan namamu yang
mulia? "demikian Pek lek cu menanya.
"Tentang namaku maaf aku tidak dapat memberitahukan
padamu kiranya jiwi tentu tidak akan buat sesalan. "
"Aku rasanya seperti dimana pernah dengar suaramu .... "
berkata Tan Liong.
"Apa iya? "
"Ya, suaramu ini sangat tidak asing bagiku tapi aku tidak
ingat, dimana aku pernah dengar. numpang tanya, kau sudah
pernah melihat aku atau belum? "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ciang bunjin namanya sangat tersohor dalam pertempuran
diperkumpulam Thian seng hwee membuat Tan Chiang Bin
sampai tidak berdaya dan kehilangan 50 atau 60 jiwa anak


Naga Merah Hiat Liong Toan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

buahnya, hal itu telah menggemparkan seluruh dunia
Kangouw, bagaimana aku tidak kenal padamu? "
"Pernah kau lihat aku? "
"Pernah, tapi kau tidak lihat. "
"Heran, suaramu makin lama kudengar makin tidak asing
bagiku. "
"Apa Ciang bunjin tidak salah? "
"Tidak, tidak sedikitpun salah, entah dimana aku pernah
dengar suaramu ini sayang aku kini sudah tidak ingat lagi. "
"Tentang ini baiklah kita jangan bicarakan lagi. Sebaliknya
aku ingin tanya padamu bukankah perjalananmu ke pulau
Hian peng to ini adalah hendak menolong dirinya Pek lek cu
yang kemudian bersama-sama turut ambil bagian dalam
pertempuran di lembah Hong hwee kok? "
"Benar, apa kau juga ingin turut? "
"Mungkin aku juga ingin turut ambil bagian. " Ia berdiam
sejenak, matanya menatap wajah Tan Liong, kemudian
berkata pula,
"Ciang bunjin, aku ingin menanya suatu hal padamu. "
"Boleh saja. "
"Kabarnya Ciang bunjin benci sekali dengan ayahmu, Tan
Chiang Bin? "
Pertanyaan ini mengejutkan Tan Liong untuk sesaat hatinya
bercekat, kemudian ia menjawab,
"Memang benar aku pernah membenci padanya. "
"Kenapa? "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ia telah meninggalkan ibuku dan kabur bersama-sama
dengan Siao hun lie Chi Bun bun. "
"Siapakah ibumu? "
Pertanyaan ini membuat Tan Liong terbungkam, hingga
wajahnya berubah seketika. Ia pernah mendapat keterangan
dari Naga Merah bahwa ia bukan dilahirkan oleh Cui hoa Sian
cu, juga bukan oleh Say siong go. Tapi siapa sebetulnya yang
melahirkan ia sendiri juga tidak jelas.
"Apa kau tidak tahu siapa sebenarnya ibumu sendiri? "
"Ya, aku memang tidak tahu siapa sebenarnya ibuku. "
"Kenapa? Bagaimana kau tidak tahu kau dilahirkan oleh
siapa? "
"Betul, terhadap asal usul diriku sendiri hingga saat ini
masih merupakan satu teka teki. "
"Apa kau cuma tahu bahwa Tan Chiang Bin telah
meninggalkan ibumu? "
Tan Liong anggukkan kepala
"Mengenai asal usul dirimu dalam pertempuran besar
dalam lembah Hong hwee kok nanti mungkin kau akan dapat
tahu. Sekarang aku juga tidak perlu tanya banyak-banyak,
cuma satu-satunya hal yang dapat aku memberitahukan
padamu ialah, Tan Chiang Bin bukan orang jahat, ia
melakukan ibumu tiada celanya. ... "
"Bagaimana aku bisa tahu kalau aku tidak bersalah? "
Memotong Tan Liong dengan nada suara dingin. "Sejak anak-
anak aku tidak pernah mendapat cintanya ayahku, sebaliknya
ia telah kabur bersama wanita jahat. "
Laki-laki aneh itu menghela napas dan berkata,
"Mungkin ia mempunyai kesulitannya sendiri yang tidak
dapat dijelaskan, hanya menurut apa yang aku tahu jika TanTiraikasih Website http://kangzusi.com/
Chiang Bin tidak pandang perhubungan darah antara ayah
dengan anak, partai Ciong lam pay mungkin siang-siang sudah
musnah ditangannya. "
"Belum tentu. "
"Kau terlalu tidak pandang mata kepada Tan Chiang Bin.
Jangan kata cuma partai Ciong lam pay yang tidak ada
artinya, sekalipun Siauw lim pay, asal Thian seng hwee
kerahkan seluruh kekuatannya juga dapat dimusnahkan, hal
ini siapapun tidak ragu-ragu lagi. "
Tan Liong hanya sambut dengan suara dingin tidak
menjawab atau memberi pendapat.
Laki-laki aneh itu berkata pula,
"Aku kenal baik dengan ayahmu, selanjutnya harap kau
mengerti keadaannya. "
Saat itu perahu yang mereka tumpangi sudah merapat
dipantau Cang ho, bertiga lalu mendarat. Si nona baju biru
lantas berkata kepada Tan Liong.
"Ciang bunjin, kalau kau ada waktu terluang, harap kau
suka berkunjung lagi ke pulau Hian peng to. "
Tan Liong mengawasi padanya sejenak, lalu menjawab,
"Baiklah kalau aku ada tempo, aku pasti akan datang lagi. "
Nona itu ketawa kemudian memasang lagi layarnya dan
kembali ke pulau.
Laki-laki aneh itu mengawasi Tan Liong dan Pek lek cu
sejenak lalu berkata,
"Aku masih ada sedikit urusan, maka aku hendak jalan
lebih dulu, jika waktu mengijinkan, kita mungkin dapat
berjumpa lagi dilembah Hong hwee kok. "
Sehabis berkata lantas menghilang.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pek lek cu berkata sendirian sambil mengawasi berlalunya
laki-laki aneh itu.
"Benar-benar ia aneh merupakan seorang yang sangat
aneh. "
Tan Liong lalu berkata,
"Benar, orang itu bukan saja sangat aneh tindak
tanduknya, kepandaiannya juga sangat tinggi sekali. " berkata
sampai disitu mendadak perasaannya berubah lantas berseru.
Pek lek cu mengawasi perubahan sikap anak muda itu,
tampaknya juga heran, maka ia lantas bertanya,
"Ada apa? "
"Ayahku Tan Chiang Bin. "
Mendengar jawaban itu Pek lek cu terperanjat,
"Tan Chiang Bin? "
"Tidak salah lagi, aku ingat betul, orang aneh itu adalah
ayahku. "
"Bagaimana kau tahu? "
"Aku pernah dengar suaranya, suara itu sama benar
dengan suara ayahku ketika aku berada di Thian seng hwee.
Semula aku merasa memang tidak asing dengan suara itu
namun tidak ingat dimana aku pernah dengar dan sekarang
baru aku ingat. "
"Mungkin benar dia ayahmu, sebab tadi ketika hendak
bertempur dengan Pak hay Mo kun selagi menghunus
pedangnya, aku dapat lihat dengan tegas, diujung pedang ada
terdapat ukiran tiga tangkai bunga Bwee. "
"Benar ayahku dulu memang mendapat gelar Bwee Sin
kiam. "
Pek lek cu berpikir sejenak lalu berkata,Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kenapa ia tidak mau berlaku terus terang terhadap kau
sebaliknya sengaja membuat bingung, orang ini benar-benar
aku tidak mengerti. "
"Ia tentunya merasa tidak enak kenalkan dirinya kepadaku
sebab ia telah melakukan perbuatan yang tidak pantas
terhadap diriku. "
Pek lek cu geleng-gelengkan kepala dan berkata,
"Mungkin benar seperti apa yang ia telah katakan ada
kemungkinan besar ia ada kesulitan yang tidak dapat
diutarakan maka aku harap kau selanjutnya dapat memahami
keadaannya. "
"Tentang ini sebaiknya jangan dibicarakan dulu sebaiknya
kita harus pergi ke Pek hoa gam untuk merundingkan dengan
cara bagaimana hendak menghadapi Hiat im cu dan senjata
Bangkai berapi."
Keduanya setelah mengisi perut di kota pantai itu lalu
melanjutkan perjalanannya menuju ke lembah Pek kang hoa
zusi gam com. Pada hari berikutnya, Pek lek cu dan Tan Liong
ketika tiba di kota Kay hong, selagi hendak makan disalah satu
tempat rumah makan mendadak Tan Liong berseru kaget
karena matanya dapat lihat satu tanda guratan sesosok tubuh
manusia sebelah warna merah dan sebelah warna hitam.
Pek lek cu yang juga dapat lihat tanda itu lantas menanya,
"Tanda apa itu? "
"Ini adalah tanda yang ditinggalkan Im yang Ie su yang
sudah kita janjikan pada kala itu, ia pasti ada urusan penting
mencari aku, maka harap kau pergi dulu ke Pek hoa gam
besok aku segera menyusul. "
"Baiklah, aku nanti akan berjalan lebih dulu. "
Selagi Pek lek cu hendak berlalu, Tan Liong tiba-tiba
memanggil dan berkata padanya,Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Locianpwee .... "
"Ada urusan apa? "
"Aku, aku, aku ingin minta tolong padamu. "
"Ada urusan apa katakan saja terus terang. "
"Aku ingin bertaruh lagi denganmu! "
"Bertaruh? Perlu apa? "
"Aku ingin dapatkan bom Pek lek tan. "
"Kau ingin dapatkan bom Pek lek tan? " tanyanya Pek lek
cu sambil ketawa terbahak-bahak.
"Benar. "
"Apa kau kira aku ini seorang kikir? "
"Aku merasa tak enak minta darimu, "
"Kalau memang membutuhkan, aku boleh berikan tiga
buah padamu, tapi kau jangan pakai untuk membunuh orang
yang tak berdosa. "
"Aku akan ingat pesanmu itu. "
Pek lek cu lalu menyerahkan tiga buah bom Pek lek tan
kepada Tan Liong, dan ia sendiri berangkat lebih dulu ke Pek
hoa gam.
Baru saja Tan Liong simpan bom itu ke dalam badannya,
tiba-tiba pundaknya ditepuk orang dan dibelakang dirinya
terdengar orang berkata,
"Huciang bunjin, bolehkan bagi aku sebuah saja untuk
kupakai? "
Tan Liong terperanjat cepat ia putar tubuhnya, dibelakang
dirinya ternyata ada berdiri Im yang Ie su.
"Locianpwee, kau mencari aku ada urusan apa? " demikian
tanyanya Tan Liong sambil tersenyum.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kalau tidak ada urusan perlu, apa aku cari kau? "
"Ada urusan apa sebetulnya? "
"Sekarang kita harus berangkat ke lembah Lui in kok. "
"Lui in kok? Perlu apa? "
"Chie Peng dan Chie Cui tertangkap oleh orang-orang Thian
seng hwee. "
Mendengar keterangan itu wajah Tan Liong lantas berubah,
"Apa Chie Peng dan Chie Cui pergi menyatroni Thian seng
hwee? "
"Ya, "
"Kalau begitu kita harus lekas pergi menolong mereka.
Mengapa mereka berbuat begitu bodo? "
"Mereka hendak mencari Hiat hun Koay po untuk menuntut
balas. Selain dari pada itu masih ada satu hal yang kau harus
ketahui, apakah kau sudah tahu bahwa ayahmu masih belum
mati? "
"Aku pernah melihat seorang laki-laki sangat aneh, ia
seperti ayahku, tapi ia tidak mengatakan terus terang. "
Ia lalu menceritakan pengalamannya dalam perjalanan
kepulau Hian Peng to
Im yang Ie su lalu berkata,
"Mungkin benar orang itu adalah ayahmu .... , marilah kita
sekarang berangkat ke lembah Lui in kok. "
Lembah Lui in kok, keadaannya masih serupa seperti
pertama kali Tan Liong datang kesitu, tidak mengalami
perubahan apa-apa,
Selagi Tan Liong hendak masuk ke lembah, Im yang Ie su
berkata,Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kalau kita menerjang pos penjagaan secara gegabah, pasti
akan mengejutkan mereka, sehingga diperkuat penjagaannya,
mengapa kita tidak mengambil jalan secara diam-diam? "
Tan Liong setujui usul orang tua itu, setelah berunding
sejenak, Tan Liong lalu masuk ke pusat perkumpulan Thian
seng hwee melalui jalan sebelah selatan.
Tapi baru saja Tan Liong masuk ke dalam rimba. mendadak
terdengar suara orang ketawa dingin, ia terperanjat karena
suara itu seperti suaranya seorang wanita.
Ia agak heran, sebab kedatangannya dengan Im yang Ie su
ke lembah itu, tidak diketahui oleh lain orang, bagaimana
mendadak ada suara ketawa mengejek?
Karena ia sudah bertekad hendak menolong jiwanya Chie
Peng dan Chie Cui, maka ia tidak menghiraukan suara ketawa
itu. Ia hendak melanjutkan perjalanannya.
Mendadak sesosok tubuh manusia berada didepan Tan
Liong. Gerakan orang itu yang sangat gesit dan lincah
mengejutkan Tan Liong hingga ia mundur dua langkah.
Setelah menegasi, hatinya bercekat, sebab orang itu
ternyata ada seorang wanita setengah tua berpakaian hitam.
Dan dibelakangnya ada berdiri Hoan Giok Hoa.
Munculnya Hoan Giok Hoa dan wanita setengah tua itu
secara tiba-tiba benar-benar mengejutkan Tan Liong.
Dengan mata sayu Hoan Giok Hoa memandang wajah Tan
Liong. Dari sinar matanya dapat juga dibaca bagaimana
perasaan hatinya pada saat itu.
Tan Liong agaknya baru sadar wanita setengah tua itu
mungkin adalah isterinya Sam gan Mo kun Thian liong lie.
Pada saat itu, wanita setengah tua itu dengan sinar mata
tajam menatap wajah Tan Liong kemudian berkata padanya
dengan nada suara dingin,Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apakah kau Tan Liong? "
"Tidak salah. "
"Kau telah membunuh Sam gan Mo kun? "
"Benar .... "
Belum lagi Tan Liong melanjutkan kata-katanya, wanita itu
sudah gerakkan badannya dan berkata dengan suara bengis.
"Tan Liong, serahkan jiwamu! " tangannya segera bergerak
menyerang dada Tan Liong.
Tan Liong benar-benar tidak menduga bahwa didalam
rimba sekitar lembah Lui in kok itu akan bertemu dengan
Thian liong lie dan Hoan Giok Hoa. Karena dalam keadaan
tidak berjaga-jaga serangan wanita setengah tua itu hampir
saja mengenai dadanya.
Tan Liong lantas naik darah dengan suara gusar ia berkata,
"Kau telah berkhianat kepada partai dan membunuh Yo Swi
Peng, aku justeru hendak mencari kau tidak dikira kau
antarkan diri sendiri. Kau juga jangan sesalkan kalau aku tidak
akan memberi hati padamu. "


Naga Merah Hiat Liong Toan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Sehabis berkata ia lalu balas menyerang.
Kedatangan Thian liong lie dengan maksud hendak
menuntut balas atas kematian suaminya, maka ia
mengerahkan seluruh kepandaian dan kekuatannya untuk
melawan Tan Liong. Dalam keadaan demikian sudah tentu
tidak mudah bagi Tan Liong untuk dapat mengakhiri
pertempuran itu dengan cepat.
Setengah jam kemudian Tan Liong terpaksa menggunakan
ilmunya Im yang ciang untuk menundukkan musuhnya.
Begitulah ketika serangan yang amat dahsyat itu mengenai
Thian liong lie diantara suara jeritan Hoan Giok Hoa wanitaTiraikasih Website http://kangzusi.com/
setengah tua itu lantas jatuh rubuh ditanah dengan
mengeluarkan darah dari mulutnya.
Tan Liong segera akan menamatkan jiwa wanita itu, tapi
lantas dicegah oleh Hoan Giok Hoa, "Engko Tan, kau tidak
boleh turun tangan lagi .... "
Tan Liong terperanjat, dengan cepat ia tarik kembali
serangannya yang sudah akan jatuh di badan Thian liong lie.
Sedang Hoan Giok Hoa dengan air mata berlinang linang
mengawasi padanya ....
"Adik Hoan ...." demikian Tan Liong cuma bisa mengatakan
karena tennggorokannya seperti terkancing.
"Engko Tan, kau sudah membunuh ayahku, apa kau masih
tega hati untuk menghabisi ibuku sekalian?" berkata Hoan
giok Hoa dengan suara bergetar,
"Aku berbuat demikian karena terpaksa, perintah suhu aku
tidak boleh ingkari. Tentang ini aku percaya kau tentunya juga
mengerti sendiri." kata Tan Liong sambil menghela napas
panjang.
"Ayahku memang sudah mengkhianati partai. maka
kematiannya itu memang sudah seharusnya, tapi ibuku tidak
turut ambil bagian dalam usahanya membunuh Yo Swie Peng.
"Bagaimana kau tahu kalau ibumu tidak turut campur
tangan?"
"Sebab ibuku adalah puterinya Yo swie Peng. "
Mendengar keterangan itu Tan Liong terperanjat.
"Apa? Ia itu puterinya Yo Swie Peng? "
"Benar, ibuku adalah putrinya Yo Swie Peng, ia telah
melanggar kehormatan ibuku sehingga diusir oleh kakek,
sebab kala itu ibuku sudah mengandung, maka terpaksa ikut
ayah, tentang perbuatan ayah terhadap kakek ibu sama sekali
tidak tahu. "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bagaimana kau tahu perselisihan itu? "
"Ini adalah ibuku yang ingin memberitahu padaku. "
"Kalau begitu ibumu sudah terang tidak berdosa. "
"Ya, ibu adalah seorang yang tidak berdosa dan tidak
beruntung dalam hidupnya. "
"Hampir saja aku kesalahan tangan membunuh orang yang
tidak berdosa ... "
Berkata sampai disitu Tan Liong agaknya ingat sesuatu
maka ia lantas menanya,
"Adik Hoan, kabarnya kau sudah mengandung ....? "
Airmata Hoan Giok Hoa mengalir semakin deras, ia
menjawab dengan suara duka,
"Ya, memang benar, aku sudah mengandung."
Tan Liong tidak merasa kaget, ia cuma mengawasi Hoan
Giok Hoa. Perasaannya seperti sudah beku, katanya,
"Itu adalah anak kita."
"Ya, anak kita."
"Adik Hoan, apa kau suka maafkan diriku?"
"Apa yang harus dimaafkan?"
"Karena aku telah membunuh mati ayahmu .... Sam gan
Mo kun"
Hoan Giok Hoa menjerit, tiba-tiba ia jatuhkan dirinya dalam
pelukan Tan Liong.
Tan Liong tidak berdaya, ia cuma berdiri menjublek,
membiarkan hoan Giok Hoa menangis sepuas-puasnya.
Lama sekali ia baru membalas memeluk tubuh Hoan Giok
Hoa seraya berkata,Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Adik Hoan, buat apa kau menangis? Aku tahu bahwa aku
berdosa terhadap dirimu, tapi kau harus tahu keadaanku. "
Hoan Giok Hoa tidak menjawab, ia menangis semakin
sedih.
"Adik Hoa, kau jangan terlalu berduka! "
Tiba-tiba Hoan Giok Hoa mendorong tubuh Tan Liong,
suara tangisannya juga berhenti, diparasnya yang pucat pasi
masih banyak tetesan air mata.
Tan Liong lantas memeluk padanya seraya berkata,
"Adik Hoan, aku cinta padamu. "
"Apakah perkataanmu ini dapat dipercaya? "
"Ya, aku cinta padamu, aku harus berbuat demikian sebab
dalam perutmu sudah ada darah dagingku. "
Hoan Giok Hoa mendadak ketawa terbahak-bahak tapi
ketawanya itu bukan ketawa girang melainkan ketawa duka,
hingga kedengarannya sangat menyedihkan,
"Adik Hoan, kau kenapa? " tegurnya Tan Liong.
Hoan Giok Hoa berhenti ketawa, dengan sinar mata dingin
menatap wajah Tan Liong kemudian berkata,
"Apa cuma lantaran didalam perutku sudah ada
kandunganmu, maka kau baru mencintai aku? "
Pertanyaan ini membuat hati Tan Liong tercekat, ia
agaknya mendapat firasat jelek hingga lama tidak mampu
menjawab.
"Kenapa kau bungkam? " Tanya Hoan Giok Hoa dingin.
"Ya, adik Hoan, aku tak suka berbohong pada kau juga
tidak suka hatiku ditipu oleh perasaanku sendiri, ketika
pertama kau berjumpa dengan aku dan kau mencinta aku,
hatiku sebetulnya sudah beku aku tidak dapat mencintaTiraikasih Website http://kangzusi.com/
wanita lain lagi. Sebab cintaku sudah dibawa pergi oleh
kekasihku yang pertama. "
"Kenapa kau tak bisa mencinta lagi? "
"Aku tahu jika aku mencinta kau, itu hanya satu penipuan
belaka sebab cintaku itu tak setulus hatimu.Tentang ini aku
percaya kau tentunya dapat mengerti. "
"Apa benar? "
"Ya, apakah kau tidak pecaya lagi padaku? "
"Tapi aku tidak mau anak dalam perutku ini!" jawabnya
sambil ketawa dingin.
Hati Tan Liong bagaikan dihantam dengan godam,
tanyanya dengan suara gemetar,
"Kau tak mengingini anakmu itu? "
Hoan Giok Hoa menjawab sambil ketawa dingin,
"Ya, aku tak mau anak itu sebab itu anak haram! "
Tan Liong menggigil ia menanya dengan suara gemetar.
"Kau .... kau kata itu anak haram? "
"Apa kau kira bukan haram? Maka aku hendak gugurkan
padanya! "
"Apa? Kau hendak gugurkan? "
"Ya! "
"Tidak! Kau tidak boleh berbuat demikian. "
"Bayi ada didalam perutku, aku hendak berbuat apa
dengannya itu ada tergantung dengan kehendakku sendiri,
apa kau dapat menghalanginya? "
"Tidak, kau tidak boleh berbuat demikian ini ada satu
perbuatan kejam! Kau .... "
Tan Liong merasa sangat cemas.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tapi Hoan Giok Hoa sambut itu dengan sikap dingin
katanya dengan nada dingin.
"Ya itu adalah darah dagingmu aku tahu kau akan merasa
pilu tapi aku tidak boleh tidak harus berbuat demikian karena
itu ada buah dari perbuatan haram coba kau pikir apakah kita
dapat hidup bersatu? "
"Mengapa tidak? Asal kau dapat mengampuni dosaku kita
dapat hidup suami isteri. "
"Tan Liong, ketahuilah olehmu kau sudah membunuh
ayahku apakah aku masih dapat menikah denganmu? "
"Tapi kau juga tak seharusnya menggugurkan
kandunganmu. "
"Apa kau anggap itu terlalu kejam? "
"Ya, karena bayi itu tidak berdosa apa-apa. "
"Ini adalah pembalasanku ....! "
"Pembalasan ....? Kau maksudkan pembalasan terhadap
diriku ....? "
"Ya, pembalasan terhadap dirimu Tan Liong aku tidak
menyangkal bahwa aku pernah cinta padamu, bahkan cintaku
itu ada sedemikian dalam, tapi sekarang aku mengerti bahwa
itu hanya satu impian dewi belaka. setelah pertemuan di
lembah Hong hwee kok aku sebetulnya sudah ambil
keputusan tidak akan menjumpai kau lagi. mengapa? Aku
sendiri juga tak tahu mungkin selama kita berpisahan dalam
beberapa hari ini ada kalanya aku dapat melupakan wajahmu.
Namun aku harus melihat kau sekali lagi, supaya wajahmu
terukir selama lamanya didalam lubuk hatiku, sehingga tidak
terhapus. Barang kali kau akan tertawakan aku terlalu gila.
Tidak, aku mengerti kau kangzusi adalah laki-laki pertama
yang menempati hatiku hal ini tak akan kulupakan untuk
selama-lamanya.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Walaupun semua yang telah terjadi itu kini ibarat impian
yang menakutkan, tapi sekarang bagaimana aku harus sadar.
Aku telah berpikir dengan tenang, apakah yang aku dapatkan?
Dan aku sekarang kehilangan apa .... Aku tidak bisa sesalkan
kau juga tidak akan sesalkan diriku. Dalam perjalanan sisa
hidupku cuma meninggalkan bekas dari satu pengalaman
indah sebagai kenang-kenangan walaupun hanya sepintas lalu
saja tapi aku sudah merasa puas. Sekarang akutidak muluk-
muluk, aku mengerti bahwa cintamu padaku itu adalah satu
perbuatan keliru, tapi kala itu aku tidak berpikir demikian,
sebab aku tidak dapat menindas perasaanku yang meluap-
luap. Sekarang semuanya telah berlalu bagaikan asap tertiup
angin aku ingin bertemu sekali lagi saja dengan kau dan
selanjutnya perhubungan antara kita akan putus. "
Setiap patah kata yang keluar dari mulut Hoan Giok Hoa
seolah-olah ujung pedang yang menusuk hati Tan Liong.
betapapun keras hati Tan Liong juga merasa sangat terharu
sehingga air matanya turun dengan tanpa dirasa.
Hoan Giok Hoa berkata pula,
"Siapapun tidak perlu berduka, sebetulnya kau juga tidak
akan susah hati karena kehilangan aku, sebaliknya dengan
aku untuk selanjutnya barangkali aku tidak dapat melupakan
kau. "
Sehabis berkata ia tersenyum kemudian balikkan badan
membimbing ibunya yang terluka lalu lambat-lambat berjalan
turun gunung.
Tan Liong bagaikan orang kehilangan pikiran mengawasi
berlalunya Hoan Giok Hoa. Kemudian ia berseru dengan
mendadak, "Adik Hoan ....! "
Hoan Giok Hoa balikkan badan dan berkata sambil ketawa
getir.
"Dalam keadaan tidak diduga kita saling bertemu dan
sekarang berpisah secara diam-diam, bukankah itu ada yangTiraikasih Website http://kangzusi.com/
paling baik. Penghidupan manusia ialah sandiwara dan
sekarang sandiwara yang kita mainkan itu sudah tiba
waktunya harus selesai. "
"Adik Hoan, benarkah kau hendak menggugurkan
kandunganmu? "
"Ya, mengapa tanya lagi? "
"Adik Hoan, kau tidak boleh berbuat demikian, jika bayi itu
adalah tidak berdosa, ia tidak bersalah apa-apa mengapa kau
begitu kejam terhadap padanya? "
"Soal ini perlu kita bicarakan lagi. Tan Liong, lain kali jika
berjumpa lagi semoga kita masih merupakan sahabat baik. "
Sehabis berkata demikian ia lantas balikkan badannya dan
berlalu.
Tan Liong masih coba memanggil tapi Hoan Giok Hoa tidak
menoleh lagi, ia tetap melanjutkan perjalanannya turun
gunung sambil membimbing ibunya.
Sepasang kekasih itu akhirnya berpisahan dalam keadaan
mengenaskan.
Benar seperti apa yang Hoan Giok Hoa katakan, itu cuma
merupakan satu impian yang menakutkan setelah tersadar
dari impiannya antara ia dengan Tan Liong juga berakhir
sudah hubungannya.
Sudah tidak ada apa-apa lagi yang patut diberati, sekalipun
ada apa yang mereka dapat.
Setelah bayangan Hoan Giok Hoa hilang dari
pandangannya, Tan Liong berteriak-teriak bagaikan orang gila
dalam waktu sekejap itu, budi pekertinya seolah-olah sudah
terbang meninggalkan raganya.
Ia ingin menangis, tapi tidak mau keluar air matanya,
kemarahan, kesedihan dalam hatinya, ia tidak tahu bagaimanaTiraikasih Website http://kangzusi.com/
harus dikeluarkan, jika tidak dikeluarkan mungkin ia bisa gila
benar.
Ia menggeram hebat, sepasang tangannya mendadak
bergerak menghantam pohon besar didepannya, hingga
pohon itu rubuh tanpa ampun lagi.
Walaupun demikian, ia masih belum berhenti, tangannya
bergerak menghantam apa saja yang ada di depan hingga
beberapa batang pohon telah menjadi korban.
Setelah merasa puas, ia berdiri bingung, ia seperti sudah
lupa dimana dirinya sekarang berada, bahkan ia seperti sudah
hilang dari dunia.
Akhirnya ia berkata sendiri, "Tan Liong, Tan Liong! Apa
sebetulnya yang kau lakukan? Itu adalah darah dagingmu
sendiri, jiwa bayi itu tidak berdosa. "
Pada saat itu dari dalam rimba tiba-tiba muncul beberapa
puluh orang, lari menghampiri Tan Liong.
Orang-orang itu bukan lain dari anak buahnya Thian seng
hwee. Ketika dapat lihat Tan Liong, tiada satupun yang tidak
merasa kaget dan heran.
Tan Liong agaknya masih belum sadar bahwa dirinya dalam
keadaan bahaya hanya samar-samar ia seperti melihat
beberapa bayangan orang.
Orang-orang Thian seng hwee itu dipimpin oleh tongcu
bagian luar Jie Seng. Dialah yang maju ke depan Tan Liong
dan menegur dengan suara dingin,
"Tidak disangka adalah kau Ciang bunjin. Aku si orang she
Khu beruntung dapat menemukanmu.
Tan Liong seperti baru tersadar dari lamunannya, dengan
sinar mata tajam ia menyapu orang-orang itu sejenak lalu
berkata sambil ketawa dingin,


Naga Merah Hiat Liong Toan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Apa kalian hendak mengantar nyawa? "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ciang bunjin dengan kami ada mempunyai permusuhan
terlalu dalam, kita justeru mencari kau, ketika kami dapat
dengar bahwa kau masih hidup, sungguh tidak disangka kau
sendiri yang antarkan jiwa .... " demikian Khu Jit Seng
berkata.
Tan Liong yang masih belum reda hawa amarahnya ketika
mendengar perkataan demikian, mapsu membunuhnya
berkobar lagi, dengan tanpa banyak bicara lagi, ia lompat
menerjang dan menghujani serangan kepada orang-orang
Thian seng hwee.
Serangan yang dilakukan dalam keadaan kalap itu sudah
tentu sangat hebat, maka sebentar kemudian lalu terdengar
suara jeritan beberapa orang Thian seng hwee yang berada
paling depan sudah lantas melayang jiwanya.
Bukan kepalang kagetnya Khu Jit Seng, karena baru
beberapa hari saja, anak muda itu kepandaiannya sudah maju
sedemikian rupa.
Tan Liong setelah membinasakan dua orang Thian seng
hwee lagi tiba-tiba dari belakangnya terdengar suara orang
berkata,
"Huciang bunjin, lekas menyingkir dari sini, apa perlunya
kau membunuh orang yang tak berdosa? Chie Peng dan Chie
Cui telah menunggu diluar lembah Lui in kok. "
Mendengar suara itu Tan Liong terperanjat sebab ia masih
kenali bahwa suara itu adalah suara ayahnya sendiri.
Untuk sesaat ia berdiri kesima kemudian mengawasi orang-
orang Thian seng hwee dan berkata dengan suara dingin,
"Kali ini biarlah kuberi ampun, tapi lain kali jika ketemu lagi
dengan aku, awas tanganku tak akan memberi ampun lagi. "
Sehabis berkata demikian ia lantas lompat melesat dan lari
turun gunung.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Orang-orang Thian seng hwee itu tiada satupun yang
berani mengejar, sebetulnya Khu Jit Seng juga mengetahui
kekuatannya sendiri, biar bagaimana ia tidak mampu melawan
anak muda itu.
Dalam waktu sekejap saja Tan Liong sudah berlalu sepuluh
tombak lebih, tiba-tiba ia dengar suara orang ketawa dingin
kemudian ia seperti ada kekuatan tenaga dalam yang
menyerang ke arah dirinya.
Bukan kepalang kagetnya Tan Liong, kalau ia tidak
mempunyai kepandaian dan kegesitan luar biasa, mungkin ia
sudah binasa karena serangan menggelap itu.
Dengan cepat ia melompat mundur, ketika ia pasang
matanya, dihadapannya telah berdiri seorang wanita muda
yang elok sekali tapi pakaiannya compang-camping.
Tan Liong berdiri kesima.
Paras wanita muda itu dengan dandanan yang compang-
camping merupakan suatu perbedaan yang sangat menyolok
sekali. Dilihat dari dandanannya wanita itu mirip dengan
seorang pengemis, tapi parasnya sangat elok, tidak kalah
dibandingkan dengan Oey Bwee Cian.
Sekian lama Tan Liong masih berdiri kesima mulutnya cuma
dapat mengeluarkan ucapan,
"Aneh! "
Wanita cantik berpakaian compang-camping itu
mengunjukkan ketawa dinginnya, kemudian ia menanya,
"Siapa kau? "
Suaranya sangat merdu hingga menggoncangkan hati Tan
Liong sampai ia tidak mampu menjawab.
Wanita cantik itu menatap wajah Tan Liong. Mendadak ia
unjukkan ketawanya yang manis lalu berkata,Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku ingat, kau barangkali pemuda yang namanya
menggemparkan dunia Kangouw, kaulah Tan Liong! "
Tan Liong terperanjat lalu menjawab,
"Benar, aku adalah Tan Liong. "
"Juga Ciang bunjin Ciong lam pay? "
"Bukan. Ciong lam pay sudah ada ketuanya sendiri .... "
"Kalau begitu kau tentu wakil ketuanya? "
"Tidak salah. "
"Tahukah kau, siapa aku? "
Tan Liong gelengkan kepalanya dan berkata,
"Aku masih sangat asing dengan nona dewi, entah apa
sebabnya nona membokong diriku? "
Wanita itu ketawa terbahak-bahak sikap wanita itu benar-
benar membingungkan Tan Liong maka ia lantas menanya,
"Nona apa yang kau tertawakan? "
Wanita itu hentikan ketawanya dan menjawab, "Aku
ketawakan kau! "
"Ketawakan aku? "
"Benar, orang bilang kau ada satu tukang membunuh
orang tapi hari ini setelah aku lihat sendiri aku baru tahu
bahwa ucapan orang-orang itu ternyata bohong. Kau ternyata
ada satu laki-laki gagah dan tampan pula. Kecuali main cinta
kau masih mempunyai kepandaian apa lagi? "
Wanita itu berkata pula,
"Semula aku hampir saja melakukan kesalahan besar jika
aku menyerang sampai mati dirinya seorang pemuda tampan
seperti kau ini. Dimana aku dapat mencari suami yang lebih
tampan dari padamu? "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pertanyaan secara blak-blakan ini benar gila hingga Tan
Liong lantas menjadi gusar.
Tapi kemudian ia seperti ingat sesuatu maka lantas
menanya,
"Nona siapa? Bolehkah kiranya memberitahukan namamu
yang mulia? Jikalau tidak jangan sesalkan kalau aku nanti
berlaku kasar terhadap kau. "
Tapi wanita cantik itu masih unjukkan tertawanya yang
manis dan menawan hati.
"Astaga! Mengapa kau begitu galak? Aku .... "
"Kalau tidak bicara terus terang aku nanti pasti akan
berlaku tidak sungkan-sungkan lagi. "
"Tapi aku sudah lupa dengan namaku sendiri. "
Wajah Tan Liong lantas berubah, ia membentak,
"Apakah kau Siao hun lie, ketua Thian seng hwee yang
sekarang? "
Wanita cantik itu tercengang kemudian menjawab,
"Benar. "
Nafsunya membunuh Tan Liong berkobar lagi katanya
mengejek,
"Oh, kiranya adalah kau, aku kira siapa dengan maksud apa
kau merintangi perjalananku? "
"Oh! Mengapa kau begitu mengotot? Bukankah kita
berbicara lebih baik secara begini? Perlu apa kau berlaku
begitu galak? "
"Siapa sudi melayani perempuan gila seperti kau ini? Kalau
kau tidak mau menyingkir awas aku nanti segera bertindak
...."Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Wanita itu mendadak sikapnya berubah sedih dengan suara
mengharukan ia berkata,
"Orang secara sopan dan baik-baik bicara denganmu ....
tapi .... kau .... dengan sikap demikian kasar perlakukan
seorang wanita. "
Bicara sampai disitu ia lantas menangis. Siao hun lie
memang seorang wanita aneh ia pandai memikat hati lelaki
juga pandai main sandiwara.
Karena Tan Lion paling takut menghadapi perempuan
menangis, maka tangisan Siao hun lie itu membuat ia
kewalahan ia tidak tahu bagaimana harus berbuat, ia cuma
berdiri menjawab sambil mengawasi wanita itu.
Wanita itu makin lama makin menyayat hati, seolah-olah
benar-benar merasa sedih atas perlakuan Tan Liong.
"Aku tokh tidak menghina kau, kenapa kau bersedih? "
berkata Tan Liong cemas.
"Diajak bicara baik-baik, mengapa kau perlakukan aku
begitu ....? "
Tan Liong tidak berdaya akhirnya ia berkata sambil
menghela napas.
"Baiklah, ada urusan apa kau katakan saja perlu apa harus
menangis? "
Siao hun lie hentikan tangisnya dan berkata,
"Kalau kau tidak ingin aku berduka bicaralah baik-baik
denganku. "
"Katakanlah. "
Tan Liong masih berdiri menjublek tidak menjawab,
Siao hun lie mendekati padanya dan berkata,
"Apa betul kau tidak marah lagi terhadap aku, jawablah! "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Jikalau kau tidak bermaksud jahat terhadap aku, apa
perlunya aku marah padamu? "
Siao hun lie tersenyum, nampaknya semakin menggiurkan.
"Ciang bunjin, kau tahun ini umur berapa? "
Pertanyaan ini membuat Tan Liong heran hingga ia tidak
bisa menjawab.
Siao hun lie maju semakin dekat hingga terpaksa Tan Liong
peringatkan padanya.
Dengan kecepatan bagaikan kilat Siao hun lie menarik
tangan dan menekan jalan darah pergelangan tangan Tan
Liong.
Tan Liong mendadak merasakan kesemutan sedang
tangannya sudah digenggam oleh tangan Siao hun lie.
Tan Liong baru sadar bahwa dirinya telah tertipu tapi sudah
terlambat.
"Kau .... " demikian bentaknya.
Paras Siao hun lie lantas berubah keren.
"Huciang bunjin, lebih baik kau menurut saja, kalau kau
masih tidak tahu diri, awas! aku nanti akan turun tangan
kejam. "
Tan Liong tak berdaya ia hanya mengawasi wanita itu
dengan sinar mata beringas.
"Nona, perbuatanmu ini apa maksudmu? " Tanya Tan Liong
sambil mengerahkan seluruh kekuatan tenaga dalamnya
kebagian pergelangan tangannya.
"Huciang bunjin, kau harus mengerti Siao hun lie masih
belum gila benar-benar, sebaiknya kau jangan hamburkan
seluruh kekuatan tenaga dalammu. "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sementara itu, pergelangan tangan Tan Liong dirasakan
seperti diiris pisau tajam, hingga menimbulkan rasa sakit luar
biasa,
"Nona, kau terlalu kejam. "
"Kau telah menghabiskan beratus-ratus jiwa anak buah
Thian seng hwee dengan bom Pek lek tan apa itu tidak
kejam?"
"Membokong orang dalam keadaan tidak berjaga-jaga apa
kau tidak takut namamu dan kedudukanmu sebagai ketua
akan menjadi buah tertawaan orang? "
"Terhadap kau aku tidak perdulikan itu. "
"Apa yang kau kehendaki bicaralah terus terang! "
"Ikut aku ke markas Thian seng hwee. "
"Tidak bisa. "
"Tidak bisa juga harus bisa. Jangan lupa bahwa jiwamu
berada ditanganku. "
"Tapi apa yang kau bisa berbuat terhadap aku? "
"Bisa berbuat apa? Kalau aku sekarang hendak membunuh
kau, bukankah itu sangat mudah sekali? "
"Boleh coba saja. "
"Tapi aku sekarang belum ingin membunuhmu. "
Pada saat itu Khu Jit Seng dan beberapa puluh orang Thian
seng hwee sudah mengurung diri Tan Liong.
Khu Jit Seng memberi hormat kepada Siao hun lie seraya
berkata,
"Teecu disini memberi hormat. "
"Disini sudah tak ada urusan lagi, kalian boleh pulang. "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Khu Jit Seng mengawasi Tan Liong sambil ketawa dingin,
kemudian memimpin anak buahnya, pulang ke lembah Lui in
kok. "Huciang bunjin, mari jalan. " berkata Siao hun lie sambil
mengawasi Tan Liong.
"Boleh kau bawa aku pergi asal aku binasa ditanganmu. "
"Kalau begitu, apakah benar-benar kau tidak mau ikut? "
"Tidak, Tan Liong tidak sudi berjalan dengan kau. "
"Kalau begitu jangan sesalkan aku berlaku kejam. "
Sehabis berkata demikian ia tambah dua bagian
kekuatannya untuk menekan tangan Tan Liong hingga
membuat Tan Liong kesakitan.
"Kau mau jalan atau tidak? "
"Tidak! "
"Tidak? Katakanlah sekali lagi. "
Wanita itu tampaknya sudah kehilangan sabarnya, dengan
Pedang Langit Dan Golok Naga 11 Ghost Campus Karya Crimson Azzalea Relikui Kematian 11
^