Neraka Hitam 11
Neraka Hitam Seri Bara Maharani Karya Khu Lung Bagian 11
Kok See-piau kembali tertawa dingin.
"Pun-sinkun duga dia tak akan berbuat demikian, sudah
pasti dengan melalui samudra, dia menuju ke Liau tang"
"Kalau toh saudara begitu yakin dengan dugaanmu,
mengapa tidak segara melakukan pengejaran?"
748 Tiba-tiba bayangan tubuh Bwe Su-yok yang ramping
muncul ditebing seberang sana, terdengar ia berkata dengan
suara sedingin es, "Perkumpulan kami akan segera melakukan
pengejaran bersama Kok sinkun, Hoa In-liong! Hu hoat
perkumpulan kami telah menangkap Si Leng jin dan
pelayannya, bila kau masih mengharapkan kedua orang ini
harap segera menyusul datang di Teng cin, pun-kaucu akan
meninggalkan sebuah perahu untukmu"
Mendengar seruan tersebut Hoa In-liong naik pitam, segera
bentaknya keras-keras, "Bwe Su-yok, apakah kau benar-benar
hendak mencari gara-gara terus..?"
"Kalau benar mau apa kau?"
Kemarahan Hoa In-liong makin berkobar, tapi setelah
berpikir sejenak kemarahan itu segera di padamkan, dia
segera mengangguk.
"Baiklah sampai waktunya aku orang she Hoa pasti
datang!" "Akan kutunggu kedatanganmu!" Kemudian sambil
membalikkan badan bersama Kok See-piau lenyap dibalik
tebing sana. Tiba-tiba terdengar suara Cho Thian hua berkumandang
datang, "Goan cing taysu, aku ingin sekali beradu kekuatan
denganmu, tak ada salahnya kalau kau juga ikut datang,
sedang bocah dari keluarga Hoa, kau cukup pantas untuk
bertarung melawan lohu, tapi lebih baik lagi jika kau datang
bersama bapakmu"
Suara itu makin lama semakin jauh, dengan tenaga dalam
yang dimilikinya sepanjang mengucapkan beberapa patah kata
itu, mungkin tubuhnya sudah berada beberapa li jauhnya,
749 "Pinto pasti akan memenuhi harapan mu!" sahut Goan cing
taysu dengan ilmu menyampaikan suara.
Waktu itu Hoa In-liong telah membalikkan badan, setelah
menjura kepada semua orang, katanya.
"Saudara sekalian, walaupun kita harus berjaga-jaga
terhadap orang orang Mo kau yang mungkin akan
mengingkari janji, pasti kekua tan mereka sudah tak perlu
dirisaukan, itu pun tak lebih cuma gertak sambal, dia pasti
akan membenahi tubuh organisasinya lebih dulu. Sedang
maksudnya untuk membunuh Jin Hian rasanya bukan omong
kosong belaka, aku harus segera menyusul kesana. Bila
saudara kalian tiada urusan lain, silahkan untuk pulang ke
rumah masing-masing, mungkin juga perkataan Kok See-piau
bukan gertak sambal, maka aku mohon saudara sekalian dan
Coa tahiap bisa saling membantu untuk mencari letak kantorkantor
cabang Hian-beng-kau dipelbagai tempat"
Selesai berkata, dia lantas memberi hormat kepada semua
jago. Tak seorangpun diantara kawanan jago itu yang bersedia
pergi, terdengar Tio Ceng tang berkata dengan lantang.
"Setiap orang kewajiban untuk membasmi iblis melindungi
kebenaran, jika Kok See-piau dan Bwe Su-yok tak mau
bertobat dan kem bali ke jalan yang benar, sepantasnya kalau
kita kejar mereka dan melenyapkannya dan muka bumi"
"Benar!" sambung Cia Yu cong keras, "bila pohon tumbang,
kera pun bubar, asal Kok See-piau kita bunuh, niscaya kantorkantor
cabangnya akan bubar dengan sendirinya"
750 Dalam waktu singkat pelbagai seruan berkumandang dalam
arena, banyak orang yang setuju untuk mengadakan
pengejaran guna membasmi kedua perkempulan itu.
Akan tetapi Hoa In-liong tidak setuju dengan pendapat
orang-orang itu, dengan perasaan menyesal dia berkata.
"Aku rasa Kok See-piau dan Bwe Su-yok bisa bersikap
demikian karena ingin mencari gara-gara dengan keluarga
Hoa kami, aku pikir sudah sepantasnya kalau persoalan ini pun
diselesaikan sendiri oleh keluarga Hoa, aku tak berani
mengganggu kalian lagi"
Belum habis ia berkata, suasana kembali menjadi gaduh,
semua orang menuduh Hoa In-liong menganggap asing diri
mereka, ada pula yang mengatakan bahwa persoalan dari
keluarga Hoa adalah persoalan dunia persilatan yang tak bisa
dipisah-pisahkan.
Tapi Ko Thay, Bong Pay dan Pek Soh gi tidak setuju dengan
pendapat tersebut, sebaliknya Tiang heng Tokoh, Pui Chegiok,
Cia giok bersama Cia lu, Hek Lotio dan anggota Cian li
kau sekalian menyingkir ke samping sambil berbisik- bisik
sendiri, mereka tidak terlalu memperdulikan urusan disana.
Dengan susah payah akhirnya Hoa In-liong berhasil juga
untuk menenangkan suasana, kemudian dia lantas berkata,
"Kesedihan saudara sekalian untuk memberi bantuan sungguh
membuat aku orang she Hoa merasa amat berterima kasih,
baiklah kita bagi saja menjadi dua rombongan yang satu
melalui Yae im sedang yang lain mengikuti samudra untuk
akhirnya kita berkumpul kembali di".."
Tiba-tiba ia berhenti sejenak sambil melirik kearah Goan
cing taysu yang berada disisinya.
751 Goan cing taysu merenung sebentar kemudian berkata,
"Lolap pernah keluar perbatasan sekali, kota yang paling besar
diwilayah itu boleh dibilang adalah Teng liau dan Tiong wi"
Hoa In-liong segera berpaling kembali, katanya lantang,
"Kalau begitu kita akan bersua kembali dikota Teng liau, cuma
aku minta untuk rombongan yang melalui samudra harus
pandai berenang atau paling tidak pandai berjalan diatas
permukaan air sebab mara bahayanya jauh lebih besar
daripada melalui darat"
Mendengar perkataan itu, dari sekian ribu orang yang
berkumpul disitu segera saIing berpandangan. Mereka yang
datang dari pesisir laut boleh dibilang sedikit sekali jumlahnya,
apalagi kalau disebut pandai didalam ilmu berenang, boleh
dibilang sedikit sekali, sedangkan orang yang bisa berjalan di
airpun hanya jago-jago kelas satu, dari antara dua ratus orang
mungkin sulit ditemukan seorang.
Tiba-tiba Ko Thay berkata, "Liong ji, kau berani menjamin
kalau Kok See-piau bukan sedang melaksanakan siasat suara
ditimur menyergap ke barat?"
Di hari-hari biasa dia jarang sekali berbicara tapi otaknya
amat cerdas, setiap perkataannya pasti amat mengena
sasaran. Maka dari itu Hoa In-liong segera memikirkan kembali
semua persoalan yang dihadapinya setelah mendengar
perkataan itu, kemudian sambil mendongakkan kepalanya dia
berkata, "Siautit pikir, kebanyakan Kok See-piau tentu hendak
menantang kita untuk berduel diatas lautan, bila dia
melakukan siasat suara ditimur menyerang ke barat, di
daratan Tionggoan ada nenek serta ayahku, jangan dilihat
ayah cuma berdiam diri belaka, sesungguhnya dia orang tua
sudah melakukan persiapan yang seksama, aku pikir sulit buat
752 Kok See-piau untuk bertingkah disitu, bila kita urusi pihak itu,
sudah pasti lebih banyak kecelenya daripada berhasil"
Ko Thay lantas manggut- manggut! "Kau hendak
menghimpun segenap kekuatan di Liau tang, itu berarti kau
percaya penuh dengan perkataan dari Kok See-piau bahwa Jin
Hiau berada disana?"
"Soal ini siautit telah mempertimbangkannya berulang kali"
jawab Hoa In-liong setelah termenung sejenak, "aku rasa
perkataan dari Kok See-piau ini bisa dipercaya"
"Dengan dasar apa kau berani mengatakan begitu?" tanya
Ko Thay sambil mengernyitkan alis matanya yang tebal.
"Pertama, Jin Hian bila ingin menyembunyikan diri hanya
tersedia dua jalan saja, sedang jalan manapun yang bakal dia
pilih akhirnya pasti akan melalui Liau tang.
Seorang jago yang bernama Nyo Ki ho tiba-tiba menyela,
"Pengetahuan Hoa kongcu amat luas, sudah barang tentu
kami tak bisa menyamainya, cuma dari Yan tio menuju
keutara, kau bisa sampai di Liau tang, bisa juga langsung
menuju ke gurun pasir"
Hoa In-liong mengalihkan sorot matanya ke wajah orang
itu, kemudian sambil mengulapkan tangannya dia berkata,
"Perkataan saudara Nyo memang ada betulnya, tapi bila Jin
Hian kabur melalui selatan, dalam tergesa gesanya sulit bagi
mereka untuk mendapat perahu, sudah barang tentu anak
buahnya tak mungkin bisa kabur semua melalui laut, itu
berarti mereka pasti berjanji akan berkumpul di Liau tang,
kemudian baru meneruskan perjalanan menuju keluar
perbatasan atau gurun pasir guna menyembunyikan diri, itu
berarti bagaimanapun juga sudah pasti mereka akan
berkumpul juga diwilayah Liau tang"
753 "Terima kasih atas petunjuk kongcu! Nyo Ki ho buru-buru
menjura. "Hmm! Sok pintar, tukas Ko Thay tiba-tiba, "darimana kau
bisa tahu kalau Jin Hian pasti melalui lautan" Hong im hwee
adalah kelompok jago yang berasal dari utara"
"Siautit rasa Kok See-piau sudah pasti jauh lebih
memahami kebiasaan Jin Hian daripada kita, dugaannya
kebanyakan tak bakal salah lagi, sedang Kok See-piau
termaksud memancing kita menuju ke samudra dan
berencana hendak merebut kemenangan dari situ padahal
diapun enggan melepaskan Jin Hian, siapa tahu keputusan Jia
Hian kabur melalui lautan karena diantara anak buahnya
terdapat jago lihay dari atas air?"
"Menebak secara sembarangan, sudah pasti akan menemui
kegagalan total".." kata Ko Thay.
Tiba-tiba terdengar seseorang menimbrung dengan suara
nyaring, "Hoa kongcu, dari tujuh orang kakek yang bertarung
melawan kongcu diatas tebing tadi diantaranya terdapat
manusia-manusia yang menamakan dirinya Pak hay sam hioag
(tiga oraag gagah dari lautan utara) ketiga orang ini sudah
puluhan tahun lamanya malang melintang diatas samudra
sekitar wilayah Gi dan Liau"
Hoa In-liong segera berpaling, dia kenali orang yang
berbicara itu adalah seorang jago dari sungai Huang hoa yang
bernama Huang ho ciau (ular sakti dari sungai huang ho) Cing
Siau siang. Dulu sewaktu Hoa Thian bong mendapat perintah dari
ibunya untuk turun gunung dan bertarung melawan orangorang
Kiu-im-kau di sungai Huang ho, Cing Su siang pernah
754 membantunya dengan mati-matian, kemudian Hoa Thian-hong
pun pernah memberi petunjuk ilmu silat kepadanya sehingga
kepandaiannya mendapat kemajuan pesat, semenjak itu
hubungannya dengan keluarga Hoa boleh dibilang cukup
akrab. Hoa In-liong segera menjura seraya berkata.
Terima kasih banyak atas petunjuk locianpwe.
"Aaaah ".mana mana?"" buru-buru si ular sakti dari
sungai Huang ho ini balas memberi hormat.
"Baiklah, anggap saja jalan pemikiranmu itu benar" ujar Ko
Thay lagi sambil tertawa, "tapi menurut pendapatanmu tadi,
semua jago lihay dari pihak kita akan melalui jalan air,
beranikah kau menjamin bahwa pihak lawan tiada jago
tangguh yang melalui jalan darat?"
Hoa In-liong menjadi tertegun.
Siautit hanya menduga bahwa kekuatan inti lawan pasti
akan melalui jalan air, bukan berarti aku berani menjamin
tiada jago lihay yang melalui jalan darat"
Ko Thay segeta menarik muka, katanya, "Nah, ini
membuktikan kalau usiamu masih muda, pengalamanmu cetek
dan rencana mu kurang matang, kau masih belum mampu
untuk menanggung tanggung jawab sebesar ini, kini semua
rekan persilatan percaya padamu, tapi bila kau sampai salah
mengatur hingga terjadi kesalahan besar, dapatkah hatimu
menjadi tenteram?"
Semenjak dulu, Ko Thay gemar bersikap demikian, dalam
menghadapi setiap masalah dia selalu meneliti cara kerja Hoa
In-liong sejelas jelasnya, tapi belum pernah menegur secara
755 begini rupa, apalagi dihadapan jago-jago dari seluruh dunia,
tak bisa disangkal lagi dia memang bermaksud untuk menegur
pemuda itu agar lebih bersikap berhati-hati.
Hoa In-liong dapat memahami maksud pamannya, maka
dia hanya manggut-manggut menerima dampratan itu.
Dari sekian banyak jago yang hadir di arena, kecuali
mereka mengagumi didikan keluarga dari keluarga Hoa, tak
seorang pun yang berbicara lagi.
Sejak awal sampai sekarang Coa hujin memperhatikan
terus semua gerak-gerik dan tindak tanduk Hoa In-liong,
setelah melihat kesemuanya itu, diam-diam ia lantas berpikir,
"Enci Chin dan enci Pek semuanya mengatakan dia binal, tapi
aku rasa ia tidak binal seperti apa yang dikatakan?""
Dari kakek luarnya nyonya ini pernah mendengar pujipujiannya
atas kehebatan Hoa In-liong, dengan keluarga Hoa
pun dia mempunyai hubungan yang akrab, apalagi setelah
menyaksikan hubungan pemuda itu dengan putrinya, dalam
hati kecilnya, nyonya Coa diam-diam sudah menganggap Hoa
In-liong sebagai bakal menantunya.
Tiba-tiba Yau Tiong in menjura kepada Hoa In-liong seraya
berkata, "Mengejar musuh adalah suatu tugas yang paling
penting, Hoa kongcu aku orang she Yau hendak mohon diri
lebih dulu, kita sampai berjumpa lagi di Liau tang"
Bersama Liau Ik tiong dan sekalian murid Tiam cong pay
berangkatlah mereka meninggalkan tempat itu.
Kawanan jago yang hadir sekarang, sebagian besar adalah
jago-jago yang suka berterus terang maka mereka yang tak
ingin melakukan perjalanan melalui samudra, berduyun-duyun
mohon diri untuk berangkat lebih dahulu.
756 Tiba-tiba Pek Soh gi berteriak, "Saudara sekalian, bila ada
yang terluka harap tetap tinggal disini, biar Pek Soh gi
memberi perawatan seperlunya"
Sekalipun Pek Soh gi berkata demikian, akan tetapi
Neraka Hitam Seri Bara Maharani Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
kawanan jago itu kebanyakan adalah jago-jago yang perkasa,
hanya sedikit luka yang diderita, sudah barang tentu mereka
enggan merepotkan orang, kecuali lukanya terlalu parah,
kebanyakan sudah angkat kaki meninggalkan tempat itu.
Dalam waktu singkat sudah sebagian besar jago yang telah
berangkat meninggalkan tempat itu.
Pek Soh gi segera turun tangan merawat para jago yang
terluka parah di bantu oleh Bong Pay dan Biau-nia Sam-sian,
sekalipun demikian mereka dibikin repot juga hingga tiada
waktu untuk beristirahat.
Tiba-tiba Ko Thay berpaling kearah Hoa Ngo, kemudian
katanya. "Ngo te, mari kita juga lewat jalan darat"
Sekalipun dihati kecilnya Hoa Ngo enggan, namun ia tak
berani membantah, maka dia cuma mendengus dan sama
sekali tidak beranjak.
Sambil tersenyum Haputule lantas berkata, "Aku paling
takut kalau melihat air, biar Ngo te bersama mereka, sedang
aku akan me nemanimu untuk melakukan perjalanan
bersama" Kedua orang itupun tidak banyak berbicara lagi, mereka
lantas berlalu meninggalkan tempat itu.
757 Tiba-tiba Hoa In-liong menyaksikan Tiang heng Tokoh dan
Pui Che-giok diiringi para jago dari Cian Ii kau secara diamdiam
meninggalkan tempat itu, Cia In liong mengikuti
dibelakangnya tapi secara diam-diam berpaling sambil
mengerdipkan matanya berulang kali.
Pemudi itu menjadi amat gelisah, dengan cepat ia
menghadang dihadapan Tiang heng Tokoh Kemudian katanya
sambil tertawa paksa.
"Bibi ku, Liong ji sedang membutuhkan bantuanmu, kau tak
boleh pergi dulu"
"Ilmu silat pinto sekalian amat cekak, tetapi tinggal
disinipun tak ada gunanya" kata Thiang heng Tokoh dingin.
Mendengar itu, Hoa In-liong lantas berpikir.
"Aku harus mencari suatu akal untuk menahan disini, paling
tidak sampai kedatangan ayah dan ibu"
Berpikir demikian, dengan cepat dia lantas berkata, "Bibi
Ku, tolong tanya bagaimana dengan kepandaian cici sekalian
dalam air?"
"Bukannya kami sengaja menyombongkan diri" timbrung
Cia In tiba- tiba, "kalau soal kepandaian dalam air mah kami
terhitung nomor satu, apalagi suhu dan supek, mereka tak
usah dibicarakan lagi"
"In ji, jangan banyak bicara" bentak Tiang heng Tokoh
dengan nada tak senang.
Cia In tersenyum dan segera membungkam.
758 Seorang sumoaynya yang bernama Le ji segera
mendekatinya sambil berbisik, "Suci, kenapa kau
membantunya" Bukankah suhu selalu berkata bahwa orang
keluarga Hoa paling menggemaskan?"
Cia In tertawa hambar, sahutnya lirih. "Aku sedang
membantu supek, bukan membantunya"
"Aku tidak percaya!" seru Le ji sambil tertawa"
"Setan licik" tumpah Cia In dihati, "cerewet amat kau, kalau
caramu bicara melulu, urusan bisa bertambah berabe?".."
Dalam pada itu Tiong heng Tokoh telah berkata dengan
dingin. "Terus terang kukatakan kepadamu, pinto tak akan
mengijinkan mereka untuk melibatkan kembali diri mereka
dalam masalah dunia persilatan"
Sesudah berhenti sejenak, tiba-tiba ia memperlunak nada
suaranya dan berkata lebih jauh.
"Lioig ji, bila kau benar-benar menganggap diriku sebagai
bibi Ku, sudah sepantasnya jika kau pun dapat memahami
kesulitan yang sedang dihadapi bibi Ku sekarang"
Hoa In-liong segera berlagak ikut sedih, katanya.
"Liong ji tidak berani, cuma?"."
"Cuma kenapa?" seru Tiang heng tokoh tanpa terasa.
Dangan dahi berkerut Hoa In-liong menghela napas
panjang. 759 "Aaaai. ". Liong ji sudah tahu kalau urusan belum selesai,
tapi tidak kusangka kalau urusan nya begini susah untuk di
selesaikan"
Kebetulan Lan Hoa siancu sedang selesai mengobati
seseorang, mendengar perkataan itu dengan gemas dia
berseru. "Semuanya ini salahmu, kenapa tidak manfaatkan
kesempatan itu untuk turun tangan" Kalau kau menuruti
anjuran kami, mana mungkin akan kau jumpai begini banyak
kesulitan?"
Pek Soh gi yang sedang mengoleskan obat luka dilengan
seorang yang kutung lengannya, segera menimbrung, "Enci
Lan, apa yang dilakukan Liong ji sesungguhnya tepat sekali,
bagaimanapun juga sudah sepantasnya kalau kita memberi
kesempatan kepada orang lain untuk bertobat"
"Hmm"..memang tidak malu orang lain menyebut dirimu
sebagai Cu sim siancu (si dewi yang welas kasih)" dengus Lan
Hoa siancu, kalau bersikap sungkan kepada musuh, sama
artinya dengan mencelakai diri sendiri, kau tahu apa akibatnya
jika melepaskan harimau pulang ke gunung" Akhirnya yang
rugi juga kita sendiri"
"Omintohud!" sela Cu Im taysu, "Buddha adalah maha
pengasih, sekalipun menghadapi seorang yang jahatnya bukan
kepalang asal dia mau bertobat kita wajib memberi
kesempatan kepadanya untuk memperbaiki diri, mengerti
nona besar?"
"Biar Buddha maha pengasih, yang pasti aku tak akan
berbelas kekasihan kepada siapapun, jerit Lan Hoa siancu
penasaran. 760 Cu Im taysu tergelak sehabis mendengar perkataan itu,
semua orang juga tak tahan untuk tertawa terbahak-bahak.
Setelah Pek Soh gi mengambil alih pembicaraan, Hoa Inliong
menjadi gembira sekali karena tak usah buka suara lagi,
diam-diam dia mengatur siasat untuk menghadapi Tiang heng
Tokoh. Sementara itu, Tiang heng tokoh sudah berkata kembali
sesudah termenung sebentar.
"Keadaannya tidak terlalu jelek, sekali pun bakal terdapat
beberapa kesulitan, rasanya juga tidak terlampau
menyulitkan!" Hoa In-liong tertawa getir.
"Bibi Ku, mana kau tahu" Aaai, tapi bibi Ku memang sudah
bertekad tidak mencampuri urusan ini lagi, lebih baik tak usah
ku bicarakan lagi"
Betul juga Tiang heng Tokoh segera tertipu oleh siasatnya
itu, sambil tertawa dingin katanya, "Kau tak usah tersendatsendat
kalau berbicara asal kau bisa mengemukakan alasan
yang kuat, pinto pasti akan menuruti per kataanmu?"
Diam-diam Hoa In-liong merasa girang setelah mendengar
perkataan itu, buru-buru serunya.
"Bibi Ku, tentunya kau juga mengerti, setelah berada diatas
air, itu berarti Kiu-im-kau yang pegang kuasa, siapapun
jangan harap bisa menandingi kehebatan mereka"
"Ciau li kau juga tak mampu menghadapi mereka!"
Hoa In-liong segera tertawa.
761 "Bibi Ku, kau jangan mengelabuhi diriku, kau dan bibi Pui
adalah orang yang punya tujuan, apalagi selama banyak tahun
belakangan ini melatih diri secara tekun, melatih anak murid
secara cepat, aku tahu kalau kalian sudah mempunyai rencara
yang masak"
Pui Che-giok segera mengeleng-gelengkan kepalanya
sambil tertawa.
"Bocah, kau betul-betul cerdik dan licin, rupanya dalam
persoalan apapun kita tak sanggup untuk mengelabuhi dirimu"
Dari kata-kata itu, Hoa In-liong tahu kalau Pui Che-giok
bersedia membantunya, buru-buru ia memberi hormat"
"Bibi Pui terlalu memuji!"
Sesudah berhenti sejenak, ketika dilihatnya Tiang heng
Tokoh masih membungkam diri, terpaksa sambungnya lebih
jauh, "Kok See-piau secara terang-terangan membeberkan
jejaknya, memancing kita untuk melakukan pengejaran,
sedang Bwe Su-yok menawan Si Leng jin dan pelayannya
memaksa aku menyusul ke situ"."
"Liong ji!" tiba-tiba Hoa Ngo menukas sambil tertawa,
"yang diculik oleh Bwe Su-yok kan si dayang tersebut,
darimana ia bisa tahu kalau kita pasti akan memberi
pertolongan" Bukankah budak itu mempunyai hubungan yang
erat sekali dengan Jin Hian?"
Hoa In-liong pura-pura tidak mendengar perkataan itu,
lanjutnya. "Jelaslah sudah bahwa tujuan mereka tak lain adalah ingin
menghadang siautit ditengah jalan serta membunuhnya"
762 Tidak menanti pemuda itu menyelesaikan kata-katanya,
sambil tertawa Tiang beng Tokoh telah menukas, "Aku rasa
dayang itu tak akan tega untuk berbuat demikian!"
Merah padam selembar wajah Hoa In-liong karena jengah,
tukasnya, "Cobalah bibi Ku berpikir, dalam usaha mereka
membunuh Jin Hian, tentunya semakin rahasia semakin baik,
bila kulakukan pengejaran, para cianpwe dan sahabat pasti
tak akan berpeluk tangan belaka, mereka tentu akan
membantu diriku, padahal Kok See-piau dan Bwe Su-yok tahu
bahwa mereka tak akan berhasil meraih kemenangan dengan
pertarungan diatas daratan, maka mereka bermaksud
memindahkan medan pertempuran ke tengah lautan, menurut
dugaanku, bukan saja Bwe Su-yok sanggup membereskan
kami maupun Jin Hian, bahkan Kok See-piau pun sudah
termasuk dalam perhitungannya. Bukan Liong ji sombong, jika
orang-orang dari ke tiga kelompok ini terbasmi, sama artinya
dengan hilangnya separuh kekuatan dunia persilatan, apabila
jika berhasil menawan kami, dia pasti akan memaksa ayahku
untuk bertukar syarat, hal ini lebih mengerikan sekali kalau
dipikirkan, justru lantaran kau hadir disini, Liong ji tidak terlalu
kuatir terhadap mereka, jika kau tidak mau tahu dengan
persoalan ini, bukankah Liong ji bakal kelabakan dan tak tahu
apa yang musti dilakukan?"
Sebenarnya perkataan itu cuma diucapkan secara ngawur
saja, tapi semakin berbicara semakin beralasan dan masuk
diakal, membuat paras muka semua orangpun ikut berubah.
Pui Che-giok tertawa cekikikan setelah mendengar ucapan
itu, dia lantas berpaling sambil tertawa, "No?"tootiang, coba
lihatlah! Sungguh mengenaskan bocah ini, bagaimana kalau
kita membantunya?"
Bagaimana mungkin Tiang heng Tokoh tidak memahami
maksud hati Hoa In-liong" Tapi ketika dilihatnya Pui Che-giok
763 ke bawah semuanya telah setuju, apalagi hal itupun demi
kebaikan keluarga Hoa, ia merasa terdesak dan tak dapat
menghindarkan diri lagi dari kenyataan tersebut.
Karena itu, setelah termenung lama sekali, dengan kening
berkerut dia mengangguk.
"Baiklah!"
Tak terlukiskan rasa girang Hoa In-liong mendengar hal itu,
buru-buru ia memberi hormat.
"Terima kasih banyak Bibi Ku atas kesediaanmu!"
Cu Im taysu dan Hoa Ngo sekalian yang lebih rapat
hubungannya dengan keluarga Hoa, merasa amat berlaga hati
setelah dilihatnya Hoa In-liong berhasil menahan Tiang heng
Tokoh. Tiba-tiba Coa Cong gi berkata dengan suara lantang, "Adik
In liong, aku adalah seekor itik darat, mana tak pandai
berenang juga tak memiliki ilmu meringankan tubuh sebangsa
Teng peng tok sui, tapi justru ingin sekali mencicipi bagaimana
rasanya naik perahu menentang ombak, bagaimana baiknya
menurut pendapatmu?"
"Aku sendiri juga tak tahu" jawab Hoa In-liong sambil
berpaling dan tertawa.
Jilid 19 "Kau tidak tahu?" seru Coa Cong gi dengan mata melotot,
"kalau begitu aku akan pergi juga, walaupun bagaimanapun
juga" 764 "Anak Gi, jangan ngaco belo! " Coa hujin segera
membentak dengan suara nyaring.
Dengan wajah serius Hoa In-liong segera menjura kepada
Coa hujin, kemudian ujarnya, "Pek bo, maaf siautit
memberanikan diri untuk berbicara, ada baiknya kalau dengan
membawa saudara Cong gi dan adik Wi berangkat ke Lok
yang untuk berjumpa dengan Pek hu."
00000O00000 59 Padahal sedari tadi Coa hujin sudah ingin berangkat ke kota
Lok yang untuk bertemu dengan suaminya, cuma saja dia
rikuh untuk mengu-taerakannya keluar, maka setelah
mendengar perkataan itu, dia lantas berpaling ke arah Goau
cing taysu minta persetujuan.
Tampak Goan cing taysu termenung beberapa saat
lamanya, kemudian berkata, "Liong ji, mungkin kau telah
melupakan suatu hal"
"Apa lagi Kong kong?" seru Hoa In-liong setelah tertegun
beberapa saat lamanya . "Masalah Yu Siang tek suami istri!"
"Oooh?"!." Hoa In-liong berseru tertahan tanpa
perdulikan sikapnya yang rada gugup, dia lantas berpaling ke
arah Yu Siau lam dan berkata sambil tertawa, "Saudara Siau
lam, kau juga harus berangkat ke kota Liok yang, urusan di
765 Liau teng tak bisa kau ikuti"
"Kenapa?" tanya Yu Siau lam tertegun, bukankah
membasmi iblis menegakkan kebenaran adalah kewajiban
setiap orang?"
Hoa In-liong segera tertawa terbahak-bahak.
"Haahhh". haaahhh "haaahh. ..Pek hu dan Pek bo
sekarang berada di Lok yang, kau sebagai seorang putra yang
Neraka Hitam Seri Bara Maharani Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
berbakti sudah sewajarnya kalau berkumpul dengan mereka,
apalagi ayah ibumu baru lolos dari bahaya"
Yu Siau lam menjadi gembira sekali sesudah mendengar
berita itu, belakangan ini dia selalu menguatirkan keselamatan
ayah ibunya, maka bisa dibayangkan betapa terharunya
pemuda itu setelah mendapat kabar tersebut, sehingga untuk
beberapa saat lamanya ia tak mampu mengu-capkan sepatah
katapun. "Hoa kongcu, sungguhkah ini?" seru Tam Si bin pula
dengan cemas. Tapi setelah perkataan itu diutarakan tiba-tiba ia merasa
ucapannya itu kurang tepat, maka buru-buru tambahnya,
"Sebab lohu".."
Sambil tersenyum Hoa Ia liong menukas.
"Berhubung pihak Mo kau hendak membuat phi tok liong
wan, oleh pihak Hian-beng-kau Yu pek hu dan pek bo telah
diserahkan kepada orang-orang Mo kau, untunglah didalam
pembuatan obat-obatan tersebut Yu pek hu telah berbuat
cerdik dengan melakukan sabotase secara diam-diam, coba
kalau bukan lantaran hal itu, tak akan segampang ini boanpwe
766 berhasil menyelamatkan para jago yang tertawan, malah
besar kemungkinan boanpwe tak bisa ikut menghadiri
pertemuan besar yang diadakan oleh pihak Hian-beng-kau"
Tiba-tiba tanpa mengucapkan sepatah katapun Yu Siau lam
membalikkan badan dan kabur meninggalkan tempat itu.
Ketika dilihatnya pemuda itu seperti terpengaruh oleh
emosi, Hoa In-liong kuatir ia menjumpai hal-hal yang diluar
dugaan, dengan cepat tubuhnya berkelebat kemuka dan
mencengkeram urat nadi pada pergelangan tangan Yu Siau
lam. "Saudara Siau lam!" bentaknya, "harap tenangkan hatimu,
pek bu dan pek bo berada dalam keadaan sehat wal"afiat"
Sesungguhnya Yu Siau lam adalah seorang pemuda yang
pandai menguasai diri, sekalipun perasaannya agak tergolak
sewaktu mendengar kabar tentang orang tuanya, tapi setelah
mendengar perkataan dari Hoa In-liong itu perasaannya
seketika menjadi tenang kembali.
Kepada Hoa In-liong katanya sambil tertawa rikuh:
"Adik In liong, aku tidak apa-apa"
"Harap saudara Siau lam dapat mengendalikan diri, dengan
begitu siaute pun bisa berlega hati" kata Hoa In-liong seraya
melepaskan cengkeramannya,
Yu siau lam tertawa getir, serunya kemudian, "Hayo
berangkat!"
Tiba-tiba ia membalikkan badan dan beranjak pergi.
767 Tentu saja tindakannya itu membuat Hoa In-liong menjadi
tertegun, dengan wajah melonggo dia menegur, "Saudara
Siau Lam, mau apa kau?"
Tanpa berpaling Ya Siau lam berkata dangan tenang.
"Dengan kepandaian berenangku, tanpa berhenti aku bisa
berenang sejauh sepuluh li, tentu saja aku harus
menyumbangkan dulu tenagaku sebelum pergi menyambangi
orang tua, kalau tidak demikian dia orang tua pasti akan
mendamprat diriku sebagai egois"
Tiba-tiba Coa hujin menghela napas panjang dan ikut
berkata, "Yu hiantit bisa mendahulukan kepentingan umum
daripada kepentingan pribadi, hal mana sungguh membuat
aku yang menjadi pek bo nya merasa malu sendiri"
Ia lantas berpaling kearah Goan cing taysu sambil katanya,
"Sian ji bertekad untuk turut serta dalam rombongan menuju
ke liau tang, nama cousu tak boleh ternoda oleh perbuatan
Sian ji yang egois ini, soal Goan han, biarlah agak lambat
sedikit juga tidak mengapa"
Goan cing taysu segera manggut-manggut.
"Kalau kau bisa berbuat demikian, hal ini memang lebih
baik?"." katanya.
Hoa In-liong yang menyaksikan kejadian itu segera tahu,
bahwa dibujuk terus juga tak berguna, maka ketika dilihatnya
dua bersau dara Kiong masih berada disana, sambil menarik
muka, dia lantas menegur, "Kenapa kalian belum pulang ke
gunung" Mau apa menunggu disini" Kalau terjadi sesuatu atas
diri kalian, kau suruh aku bagai mana caranya bertemu
dengan kakek kalian"
768 "Ilmu berenang yang kami miliki secara dipaksakan masih
bisa pula dipakai untuk menghadapi lawan" kata Kiong Gwat
hui. "Tidak bisa!"
Kiong Gwat hui segera menuding kearah Kongsun Peng
seraya berteriak manja, "Dia kan belum tentu jauh lebih hebat
dari pada diriku, kenapa ia boleh ikut" Hey, Kongsun sauhiap,
bagaimana dengan ilmu berenangmu?"
Hoa In-liong segera berpaling ke arah Kongsun Peng sambil
mengerdipkan matanya maksudnya dia minta Kongsun Peng
sengaja menyombongkan ilmu berenangnya agar bisa
menyumbat mulut kakak beradik dari keluarga Kiong itu.
Siapa tahu Kongsun Peng merasa gugup sekali sudah
mendengar perkataan dari Kiong Gwat hui, hakekatnya ia
sama sekali tidak memperhatikan kerdipan mata dari Hoa Inliong
tersebut, dengan wajah merah padam seperti babi
panggang dan suara tergagap dia berseru, "Aku sendiripun tak
mampu, cuma"..
Tidak menanti ia menyelesailan kata-katanya, Kiong Gwat
hui telah tertawa cekikikan karena geli.
Hoa jiko, sudah dengar belum kata katanya itu?" serunya.
Kalau budak ini ribut terus macam begini, entah sampai
kapan selesainya?"..?" pikir Hoa In-liong.
Maka diapun tidak memaksa mereka untuk pulang lagi.
Sementara itu Goan cing taysu telah berkata sambil
tersenyum. 769 "Baiklah! Siapa yang ingin ikut pergi, biarkan ikut perlu,
Liong ji juga tak usah menghalangi niat mereka lagi"
Kiong Gwat hui merasa bangga sekali dengan ucapan itu,
katanya sambil tertawa.
"Nah, sekarang apa yang hendak Kau katakan lagi"
Bagaimanapun juga Goan cing locianpwe memang lebih adil,
sedangkan Hoa jiko jahat dan kurang ajar, hmm! Jangan kau
anggap ilmu silatmu sudah melebihi orang lain, kalau ada
waktu dilain saat, aku pasti akan menantangmu uatuk berada
kepandaian"
Hoa In-liong benar-benar dibuat amat rikuh, tapi Goan cing
taysu telah berkata demikian, maka diapun merasa tidak
leluasa untuk banyak berbicara lagi.
Sementara itu dalam hati kecilnya dia mulai menyusun
rencana, dia bermaksud hendak meminta pertolongan Goan
cing taysu untuk memberi petunjuk ilmu silat kepada Kongsun
Peng sekalian, selain itu diapun ingin minta bantuan dari
orang-orang Cian li kau untuk mengawasi para jago yang agak
cetek ilmu silatnya.
Tiba-tiba terdengar Pek Soh gi berkata, "Liong ji, bukankah
kau selalu memperhatikan Kok Gi pek, apakah selama in ia tak
pernah munculkan diri?"
Hoa In-liong termenung dan berpikir sejenak, kemudian
sahutnya" "Para Ciu Hoa juga tak seorang pun yang menampakkan
diri. Aku pikir hal ini tak perlu diherankan, sang kelinci pun
mempunyai sarang paling tidak tiga buah, sudah pasti sarang
Kok See-piau juga bukan sebuah istana Kiu ci piat kiong di
bukit Ci san ini saja, aku tahu kalau ambisinya untuk
770 menguasahi dunia persilatan amat besar, setelah menderita
kekalahan jelas mereka akan dibawa kabur ke suatu tempat
rahasia untuk menghimpun kekuatan lagi seraya menunggu
saat yang baik guna muncul kembali didalam dunia persilatan"
"Aaai?"! Tampaknya kecerdasan Kok See-piau satu
tingkat jauh lebih dalam bila dibandingkan dengan kawanan
iblis lainnya" keluh Cu Im taysu sambil menghela napas.
"Kalau Thian hong mau menuruti perkataanku dan sadari
dulu menjagal si bajingan tengik yang cabul itu, sudah pasti
dia tak akan berhasil seperti sekarang ini dan menjadi bibit
penyakit untuk kita semua" kata Ciu Thian hau dengan suara
dingin. "Tapi sekarang toh masih belum terlalu terlambat" kata Hoa
In-liong sambil tertawa paksa.
Sementara pembicaraan masih berlangsung, tiba-tiba ada
orang yang datang menyerahkan pedang mestika milik Hoa
In-liong yang terjatuh ke dalam lembah tadi beserta senjata
kaitan Pek giok kau milik Thia Siok-bi, buru-buru si anak muda
itu mengucapkan terima kasih.
Hari itu udara dia atas lautan amat tenang, ombakpun tidak
seberapa besar, sejauh pandangan ke depan, laut dan langit
seakan-akan berhubungan antara yang satu dengan lainnya.
Berapa titik perahu layar sedang pelan-pelan bergerak
menuju ketengah samudra yang seolah-olah tak pertepian itu.
Setelah bersembahyang untuk arwah Thian Ik-cu yang
telah tiada, Hoa In-liong sekalipun berangkat menuju keutara
dan menumpang dalam sebuah perahu amat besar.
771 Pek Siau-thian dan Thia Siok-bi ternyata tidak turut didalam
rombongan tersebut.
Pada setiap tiang layar perahu-perahu pihak mereka,
semuanya dikibarkan selembar panji hitam yang melukiskan
seekor nasa emas yang sedang memantangkan kelima Jari
cakarnya, itulah lambang perahu dari Mu Hay yu liang (naga
sakti dari empat samudra).
Beng liong sin yang meraja lela sepanjang sungai Tiang
sang ke utara, laut kuning laut utara dan sekitarnya.
Berbicara yang sebetulnya, Su Hay yu liong Beng Tiong sin
susungguhuya berstatus setengah perampok, ia menarik pajak
dari setiap perahu nelayan dan perahu saudagar yang melalui
perairannya, cuma andaikata para nelayan itu menghadapi
persoalan, merekapun bersedia memberi bantuan dengan
melindungi nelayan-nelayan tersebut.
Adapun pajak yang harus dibayar adalah ditentukan oleh
para nelayan itu sendiri, jumlahnya tidak terhitung terlampau
tinggi dan masih boleh dibilang adil.
Sebaliknya jika terjadi perampokkan didaerah perairannya,
maka dia akan menggunakan hitam makan hitam untuk
menyikat barang rampasan perampok-perampok lain, sedang
bila ada pembesar korup atau saudagar curang yang melalui
tempat itu, diapun membegal mereka.
Untung saja sifat orang ini cukup bijaksana, selamanya dia
hanya merampas harta, tidak melukai nyawa orang, dengan
peraturan nya yang amat ketat, belum pernah anak buahnya
melakukan sesuatu perbuatan yang melanggar hukum langit.
Justru karena sifatnya itu, maka para jago dari golongan
pendekar pun tiada yang meng gubris perbuatannya itu.
772 Kali ini Hoa In-liong telah mendatangi mereka untuk
memohon bantuannya, sebagaimana diketahui, nama keluarga
Hoa sudah amat tersohor dalam dunia persilatan waktu itu,
apalagi Beng Tiong sin memang sudah menguasai penuh
daerah perairan disekitiarnya maka begitu mendapat
kunjungan Hoa jiya, buru-buru ia menyambut kedatangannya
dengan segala kehormatan.
Ketika maksudnya dikemukakan, sambil menepuk dada,
Beng Tiong sin langsung saja menyatakan kesanggupannya.
Bukan saja dia telah menyediakan lima buah perahu perang
yang terbagus, bahkan turun tangan sendiri untuk mengiringi
keberang katan mereka.
Sesungguhnya Hoa In-liong tidak bermaksud demikian, dia
hanya ingin meminjam perahu dan seorang yang hapal
dengan daerah pengairan dilaut utara saja hanya sebagai
petunjuk jalan, dia tak ingin memaksa orang itu harus
bermusuhan secara terbuka dengan pihak Kok See-piau, Bwe
Su-yok serta Jin Hian sekalian.
Seng Tiong sio ternyata bersikeras untuk turut serta
didalam pergerakan itu, sepintas lalu ia membantu seperti
karena didorong nalurinya untuk ikut menegakkan keadilan,
padahal sesungguhnya diapun memiliki suatu maksud pribadi.
Sebagaimana diketahui, Pek hay sam liong yang berpihak
kepada Jin Hian juga malang melintang dilautan utara selama
ini, belum pernah mereka memberi muka kepadanya, setiap
kali anak buahnya ketanggor mereka, selalu dihajar sampai
kocar kacir tak karuan.
773 Beng Tiong sin cukup menyadari akan keterbatasan ilmu
silatnya, maka selama ini dia hanya bisa menerima kenyataan
tersebut deegan hati kecut.
Tapi skarang kesempatan baik untuk membalas dendam
telah tiba, mungkinkah dia akan melepaskan peluang tersebut
dengan begitu saja?""
Apalagi bisa bergaul dengan orang-orang keluarga Hoa
merupakan sesuatu kejadian yang pantas dibanggakan dan
bisa menambah pamornya di mata orang, sudah barang tentu
dengan senang hati permintaan itu segera dikabulkan?"
Berlayar diatas lautan sebagian besar adalah tergantung
pada hembusan angin, beberapa hari belakangan ini ternyata
angin ber- hembas sangat lemah sehingga perahupun berjalan
sangat lambat. Diam-diam Hoa In-liong gelisah sekali menyaksikan
kenyataan itu, dia mulai menyesal mengapa harus melakukan
pengejaran lewat lautan, coba kalau melalui daratan dengan
mendahului didepan musuh, siapa tahu mereka masih memiliki
sisa waktu untuk mengadakan persiapan di wilayah Liau tang.
Tapi berulang kali Beng Tiong sin menghibur hatinya, dia
berkata bahwa rombongan Jin Hian dan dua perkumpulan
lainnya juga tiba disana belum lama, hal tersebut
sesungguhnya tak perlu dirisaukan.
Hoa In-liong juga tahu bahwa gelisahpun tak ada gunanya,
maka ia pergunukan kesempitan selama beberapa hari ini
untuk memperdalam ilmu silat sendiri.
Sementara Kongsun Peng, Yu Siau lam sekalian juga
memohon petunjuk ilmu silat dari Coan cing taysu serta Ciu
Thian hau sekalian.
774
Neraka Hitam Seri Bara Maharani Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Dengan senang hati para angkatan tua itu memberi
petunjuk sejauh mana mereka butuhkan.
Menjumpai Kesempatan yang demikian baiknya ini, sudah
barang tentu para jago muda itu menjadi bersemangat untuk
melatih diri, tiap hari mereka memohon petunjuk dan
melatihnya siaang malam dengan tekun, tak heran dalam
beberapa hari yang amat singkat ini kepandaian silat mereka
telahh mendapatkan kemajuan yang amat pesat.
Dalam pada itu, Beng Tiong sin sedang menemani Hoa Inliong
sekalian berdiri diujung geladak sambil memandang jauh
ke depan. Tiba-tiba Hoa Ngo berkata, "Liong ji, yakinkah kau bahwa
Kok See-piau benar-benar sedang melakukan pengejaran
terhadap Jin Hian dan rombongan?"
Mereka masuk kelautan lebih duluan, kita juga sudah
mencari kabar sebelum, berangkat, apalagi ada orang yang
menyaksikan pihak Hian-beng-kau dan Kiu-im-kau telah
berangkat berlayar menyusul rombongan dari Hong im hwe,
masakah hal ini bisa salah lagi?"
Hoa Ngo segera menggelengkan kepalanya berulang kali,
dia berkata. "Seberapa orang itu yang satu jauh lebih licik daripada
yang lain tanpa suatu ke yakinan yang kuat, tak mungkin
mereka akan masuk kelautan, siapa tahu kalau mereka henya
pura-pura berlayar, lalu setelah sampai ditengah jalan secara
diam-diam merapat kembali kedaratan?"?"
Hoa In liang termenung sebentar lalu jawabnya.
775 "Jin Hian sudah tiada jalan lain yang bisa di tempuh lagi
kecuali jalan ini, dia pasti tak akan kembali kedaratan
Tionggoan secara diam-diam, sebab hal itu justru akan
membahayakan jiwanya. Dalam pertemuan besar Toan wu
hwee, seandainya Jin Hian tidak menjegal kaki Kok See-piau
dari belakang, usaha Hian-beng-kau untuk menjebak semua
jago yang hadir dalam pertemuan itu pasti telah berhasil
dengan sukses, dunia persilatanpun mungkin sudah terjatuh
ketangannya. Tapi gara-gara Jin Hian semua harapannya
buyar seperti terhembus angin, dendam sakit hati sebesar ini
tak mungkin bisa dilupakan oleh Kok See-piau, malah mungkin
dia belum akan puas sebelum mencincang dagingnya dan
menghirup darahnya, coba di pikirlah sendiri, masa dia akan
melepaskan musuh besarnya itu dengan begitu saja?"
Setelah berhenti sejenak, dia menambahkan.
"Apalagi bertarung diatas lautan, pihak mereka jauh lebih
beruntung posisinya daripada orang lain"
"Kalau memang demikian, mengapa setelah kita kejar
selama beberapa hari, masih belum tampak juga jejak
mereka?" seru Hoa Ngo dengan mata melotot.
Bong Pay segera tertawa, selanya, "Ngo te apakah kau
tidak merasa terlalu terburu napsu?"
Mendadak Hoa In-liong berteriak keras, "Lihat! Didepan
sana ada perahu!"
"Yaa, besar kemungkinan perahu itu adalah perahu orangorang
Hian-beng-kau serta Kiu-im-kau.
Beng Tiong sin setengah percaya setengah tidak ketika
mendengar seruan itu sebab ia belum mendapat laporan dari
petugasnya yang berada diatas tiang, bisiknya kemudian"
776 "Aaai, benarkah itu?"
Cepat dia mengeluarkan sebuah teropong dan memeriksa
keadaan didepan sana, "betul juga, diujung laut sebelah
depan sana kelihatan ada beberapa titik hitam yang bergerakgerak
seperti perahu.
Hal mana segera mengejutkan hatinya, pikirnya kemudian,
"Heran, padahal jarak dari sini sampai ke situ masih jauh
sekali, mengapa dengan mata telanjang mereka bisa
menangkap titik se kecil itu" Pada hal aku yang melihat
dengan teropongpun memakan waktu yang cukup lama?"
Sifat kekanak-kanakan Coa Wi-wi belum hilang, ketika
dilihatnya Beng Tiong sin menempelkan matanya pada sebuah
benda lonjong untuk memandang ke tempat kejauhan, tanpa
terasa dia bertanya".
"Eeeh. ".benda apa sih itu" Bolehkah meminjamkannya
kepadaku sebentar"..?"
Beng Tiong sin tentu saja tak berani menampik, sambil
menyerahkan teropong itu sahutnya sambil tertawa, "Benda
ini bernama Cian li king (teropong seribu li) datang dari Persia,
kegunaannya bisa mendekatkan benda yang berada ditempat
kejauhan, bila nona suka dengan benda itu, ambil saja, aku
masih memiliki beberapa buah lagi"
"Ooh"sesuatu yang luar biasa, coba aku lihat kata Coa Wiwi
tertawa. Dia lantas menempelkan matanya pada ujung teropong dan
melongok ke depan, mendadak jeritnya, "Enci In, Enci Lian,
enci Hui, kalian cepat kemari, betul juga, kita bisa melihat
benda didepan sana dengan jelas.
777 Sesudah berhenti sejenak, katanya lagi.
"Haah, betul juga! Didepan situ ada perahunya, satu, dua,
tiga"..semuanya berjumlah delapan, diatas tiang bendera
berkibar sebuah panji dengan sulaman?""
"Haahhh"..haaahhhh".haaahhh"..pasti sulaman kepala
setan" sambung Hoa In-liong.
"Betul!" sahut Coa Wi-wi sambil manggut-manggut.
"enci In, aai".kheki betul aku, sudah dipanggil-panggil
kenapa belum datang juga?"
Menyaksikan kepolosan dan kelincahan si nona yang cantik
dan menarik itu, semua orang merasa hatinya lega dan
nyaman, tanpa terasa semua orang ikut tersenyum.
Beng Tiong sin diam-diam merasa keheranan lagi, dengan
teropong tersebut dia cuma bisa mengenali titik-titik hitam
tersebut sebagai perahu, kenapa gadis itu bisa melihat
lambang diatas panji perahu depan"
Sesungguhnya ia sudah memandang Coa Wi-wi terlalu
rendah, ia tidak percaya kalau gadis secantik ini memiliki ilmu
silat yang amat luar biasa, apalagi memiliki ketajaman mata
yang berlipat kali lebih tajam dari manusia biasa.
Tiba-tiba terdengar kelasi yang berada di atas tiang
berteriak keras, "Sebelah utara condong ketimur delapan
derajat ada perahu, kurang lebih".. "
Ngo can, tak usah berbicara lagi!" bentak Beng liong sin
keras-keras. 778 Orang yang berada diatas tiang itu segera tutup mulut
dengan ketakutan bercampur keheranan, ia tak habis mengerti
kenapa Beng liong sin gusar kepadanya.
Terdengar Beng Tiong sin berguman lagi setengah
menggerutu, "Goblok! Orang lain sudah melihat dengan jelas,
kau masih cerewet melulu. ?"
Tiba-tiba Coa Wi-wi menyodorkan teropong Tian li cing
tersebut kepada Hoa In-liong, kataanya, "Jiko, kau juga
lihatlah dengan benda ini"
"Haaahh"..haaahh?"haahh?"tidak usah" sahut Hoa Inliong
sambil tertawa terbahak-bahak, "ketika aku ulang tahun
yang kesepuluh, ada orang menghadiahkan sebuah teropong
cian li cing tersebut untuk ku, waktu itu aku membawanya
setiap hari untuk bermain, tapi akhirnya aku menjadi jemu
sendiri" "Huuh, tidak mau melihat yaa sudah" seru Coa Wi-wi
sambil mencibirkan bibirnya yang kecil.
Dia lantas berpaling, ketika dilihatnya Cia In sekalian
sedang keluar dari ruang perahu, ia lantas berteriak, "Enci In,
cepat kau lihat!"
Cia In tak tega untuk menampik maksud hatinya, maka
diapun menerima teropong itu dan melihat sebentar,
kemudian katanya hambar, "Ehmm, betul juga!"
Dia lantas sodorkan ke tangan Kiong Gwat hui, setelah
melirik sekejap ke arah Hoa In-liong, diapun berjalan menuju
ke buritan kapal.
779 Sementara itu gadis lainnya sedang saling berebut untuk
melihat sambil tertawa cekikikan, suara pembicaraan mereka
yang ribut membuat suasana bertambah ramai.
Coa Wi-wi malah sebaliknya, tidak tertarik lagi, dia
mengejar ke mana Cia In pergi.
Hoa In-liong melirik sekejap ke arahnya dengan mulut
membungkam, dihati kecilnya diam-diam ia menghela napas.
Mendadak ia tidak menjumpai Kiong Gwat hui hadir disitu,
segera pikirnya dalam hati, "Keramaian apapun pasti diikuti
budak ini, mengapa kali ini terkecuali?"
Sesudah termenung sejenak, ia lantas memburu ke sisi
perahu untuk mencari jejaknya, disuau tempat yang tertutup
akhirnya ia menjumpai Kiong Gwat hui dan Kongsun Peng
sedang duduk berdampingan dan bercakap-cakap dengan
suara lirih, sikap mereka kelihatan amat mesra.
Dia-diam ia merasa girang sekali setelah menyaksikan
keadaan itu, ia tidak mengganggu mereka berdua dan cepat
kembali ke geladak, kepada Beng Tiong sin katanya, "Beng
tangkah, tahukah kau sampai kapan kita baru berhasil
menyusul perahu dari pihak Kiu-im-kau itu?"
Beng Tiong sin berpaling dan memeriksa sejenak,
kemudian sahutnya.
"Paling tidak juga satu hari lagi!"
Mendengar itu Hoa In-liong lantas berpikir.
"Cuma jarak perjalanan sedekat inipun membutuhkan
waktu yang begini lama, betul-betul bikin hati orang menjadi
jemu rasanya 780 "Hoa Kongu!" terdengar Beng Tiong sin berkata lagi,
"meskipun perahu musuh sudah kelihatan, tapi jarak kita
paling tidak juga masih lima enam puluh li, bila ada angin
dalam tiga empat jam kita sudah bisa menyusul mereka, tapi
tanpa angin seperti sekarang ini, seharipun belum tentu bisa
menyusul mereka, itu menurut perhitungan dengan perahu
milik aku orang she Beng, coba kalau perahu biasa, hal ini tak
mungkin bisa dilakukan"
"Aku juga tahu kalau perjalanan di laut tidak sama dengan
perjalanan didarat" kata Hoa In-liong sambil tertawa, "aku
mah belum sampai sebodoh itu"
Tiba-tiba angin sejuk berhembus lewat, membuat orang
merasa lega dan semua kemangkelan serasa lenyap tak
berbekas. Beng Tiong sin menjadi kegirangan serunya cepat, "Bila
hembusan angin ini tidak berhenti, tak sampai setengah
harian, kita sudah akan berhasil menyusul mereka"
Selama beberapa bari belakangan ini hanya saat sekarang
merupakan saat yang paling menggembirakan, Siau yau sian
Cu Thong yang baru sembuh dari lukanya merasa kesal
setelah mengurung diri selama beberapa hari dalam ruangan,
saat itu diapun sudah keluar dari ruangan dan bercakap-cakap
dengan Cia Thian hau serta Cu Im taysu sekalian diatas loteng
perahu. Sementara itu Coa Wi-wi yang menyusul Cia In berhasil
menemukan gadis itu ada disisi kiri perahu sambil bermuram
durja, waktu itu ia sedang memandang hutan nan hijau
dikejauhan sana sambil termangu-mangu.
Dengan kening berkerut segera sapanya, "Enci In!
781 Cia In terkejut dan segera berpaling, "Adik wi, kau sedang
memanggil aku?" tegurnya.
Aaaii ".! Coa Wi-wi menghela napas panjang sambil
menghampirinya, kenapa sih enci In begitu murung" Sungguh
membuat aku ikut merasa sedih dan kesal!"
Cia In mersa amat terharu sekali, sambil membenahi
rambutnya yang kacau terhembus angin, ia menghela napas,
katanya, "Perhatian adik Wi sangat mengharukan hatiku,
cuma"..aaai! Darimana kau bisa mengetahui isi hatiku"
"Tidak, aku tahu, enci In tentunya disebabkan"..
"Gadis ini terlalu pintar"
Cia In segera berpikir, lebih baik jangan kuucapkan katakata
yang susah dihadap"..
Berpikir demikian, sambil tertawa dia lantas menukas, "Isi
hatiku adalah ingin melihat kau dan jiko kawin serta hidup
secara berbahagia sepanjang waktu, dengan begitu aku pun
bisa berlega hati"
Merah padam selembar wajah Coa Wi-wi karena jengah,
katanya, "Akupun tahu kalau enci In sangat baik kepadaku,
cuma isi hati enci In sudah jelas bukan?"
"Apa yang barusan kukatakan, sesungguhnya memang
benar-benar merupakan isi hati enci In, cuma,?"..aku
memang masih ada isi hati lain yang belum diucapkan"
"Lantas apakah isi hatimu itu?"
782 "Enci In sudah mulai jemu dan muak menghadapi dendam
dan saling bunuh membunuh yang terjadi didalam dunia ini,
enci bertekad untuk cukur rambut menjadi pendeta, tapi budi
kebaikan guruku yang telah mendidik aku selama ini lebih
tebal dari langit, bagaimanapun juga aku merasa tak tega
untuk mengutarakannya keluar"
Coa Wi-wi menjadi tertegun sehabis mendengar perkataan
itu, tiba-tiba ia mendongakkan kepalanya seraya berseru, "Bibi
Ku, bibi Pui, ucapan enci In toh sudah kalian dengar, mengapa
kalian berdua tidak munculkan diri untuk membujuknya?"
Baru saja Cia In tertegun, tampak Tiang heng Tokoh dan
Pui Che-giok telah melayang datang.
Pui Che-giok segera menghela napas panjang, katanya, "In
ji, jadi kau tak mau meneruskan warisan perguruan kita ini?"
Tiba-tiba Cia In menjatuhkan diri berlutut, dengan air mata
bercucuran katanya.
"Harap suhu bersedia mengampuni dosa tecu, tecu benarbenar
ingin mengikuti supek untuk belajar agama"
Dengan kening berkerut Tiang heng tokoh berkata,
"Bertapa bukan sesuatu yang boleh dianggap sebagai bahan
permainan, belum tentu kau bisa tahan untuk hidup terpencil
dan jauh dari keramaian dunia, buat apa sih kau musti
menyiksa diri?"
"In ji pasti bisa menerima semua penderitaan tersebut,
harap supek mau mengabulkan permintaanku ini" rengek Cia
In sedih. 783
Neraka Hitam Seri Bara Maharani Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Untuk dibicarakan memang gampang, tapi sukar untuk
dilaksanakan. Kau bangunlah lebih dulu, persoalan ini bisa kita
rundingkan kembali dikemudian hari"
Tapi Cia In tetap berlutut diatas tanah. "Supek, kumohon
kau orang tua bersedia memenuhi keinginan In ji ini"
pintanya. Tiang heng Tokoh mengerutkan dahinya, tapi
setelah berpikir sebentar, tiba-tiba ia tersenyum, sambil
membangunkan gadis itu katanya, "Keinginanmu itu supek tak
mungkin bisa memenuhinya, tapi kalau keinginanmu yang lain,
mungkin juga supek bisa mengusahakan agar berhasil?"."
Mula-mula Cia In agak tertegun, kemudian merah padam
selembar wajahnya karena jengah, dia ingin membantah tapi
kuatir semakin dibantah keadaannya semakin runyam, setelah
gelagapan sendiri, akhirnya sambil mendepakkan kaki ke
lantai, dia menyelinap masuk kedalam ruangan.
Menyaksikan kesemuanya itu, Pui Che-giok gelengkan
kepalanya berulang kali sambil bergumam dengan suara lirih.
"Aaai"..!Siapa yang terlalu romantis, akhirnya pasti akan
menanggung kekecewaan, tapi"..berapa orang didunia ini
yang bisa terlepas dari soal cinta?"
Tiba-tiba terdengar suara dari Goan cing taysu bergema
datang. "Buddna maha pengasih datang kedunia dengan membawa
kasih dan cinta, tak mungkin dunia ini kehilangan cinta, bila
tak mampu dilakukan, janganlah terlalu memaksakan, sesuatu
yang terlalu dipaksakan akan berakibat kurang nenyenangkan,
mengerti kah kalian Heng toyu, dan Pui kaucu?"?"
784 Dengan terkejut kedua orang itu berkerling, entah sedari
kapan tahu-tahu Goan cing taysu telah berdiri dibelakang
mereka. Tiang heng Tokoh menggerakkan bibirnya seperti hendak
mengatakan sesuatu, tapi kemudian niat tersebut diurungkan.
Sedangkan Pui Che-giok hanya berdiri tertegun seperti tak
tahu apa yang mesti dikatakan.
Coa Wi-wi pun berdiri tertegun seperti mengerti seperti
juga tidak, untuk sesaat suasana menjadi amat hening.,
Setelah melakukan pengejaran hampir satu jam lamanya, Hoa
In-liong sekalian menjumpai lebih kurang dua tiga puluh li
didepan barisan perahu-perahu Kiu im kiu terdapat
rombongan perahu lain, mungkin itulah perahu yang
ditumpangi Jin Hian sekalian.
Menjelang tengah hari, perahu yang di tumpangi Hoa Inliong
sudah berada hanya sebelas dua belas li dari perahuperahu
Kiu-im-kau, sebaliknya perahu yang ditumpangi Jin
Hian sekalian tinggal sepuluh li dari perahu utama dari pihak
Kiu-im-kau. Jauh diujung depan sana, diwilayah sebelah utara tampak
daratan nan hijau telah terbentang didepan mata, ternyata
kejar mengejar yang berlangsung selama beberapa hari ini
telah membawa ketiga pihak rombongan itu semakin
mendekati wilayah Lian tang.
Ditengah samudra yang luas, para jago dari ketiga belah
pihak mulai dapat menyaksikan gerak-gerik musuh diatas
perahu masing-masing.
785 "Diatas kelima buah perahu besar milik Beng Tiong sin
dilengkapi pula dengan meriam-meriam besar, empat diperahu
utama dan dua diperahu lainya.
Pada waktu itu belasan lelaki kekar yang bertubuh tegap
sedang menggosok meriam, mengangkut musiu, mengisi
meriam dan sibuk bekerja tampak peluh telah membasahi
tubuh orang-orang itu.
Tiba-tiba Hoa In-liong menjumpai pada setiap buritan
perahu perahu Kiu-im-kau juga dilengkapi dengan sebuah
meriam, dua orang lelaki berbaju hitam yang membawa obor
berdiri serius disisi meriam tersebut.
Menyaksikan ketenangan orang-orang itu serta bentuk
meriam yang jauh lebih besar dan menyeramkan itu, satu
ingatan segera melintas dalam benak anak muda itu, pikirnya,
"Agaknya gelagat tidak menguntungkan bila dilihat dari
keadaan mereka, rupanya pihak Kiu-im-kau telah mempunyai
rencana yang cukup matang, jauh berbeda dari pihak kami
yang menjadi repot setelah persoalan menjelang didepan
mata ?" Berpikir demikian, dia lantas bertanya kepada Beng Tiong
sin, "Beng tangkeh, meriam-meriam mu itu bisa mencapai
jarak berapa jauh".."
Tanpa berpikir panjang Beng Tiong sin segera menjawab,
"Kurang lebih tiga li, paling jauh pun bisa mencapai empat li"
"Lantas berapa jauh jarak yang bisa dicapai oleh meriammeriam
pihak Kiu-im-kau" Apakah Beng tangkeh bisa memberi
ancer-ancernya?" Beng Tiong sin segera mengeluarkan
teropongnya dan memeriksa sebentar, dia ia merasa amat
terkejut tadi diluar, jawabnya, "Meriam diatas perahu ku ini
786 termasuk meriam kelas satu, aku pikir belum tentu meriammeriam
Kiu-im-kau bisa menandingi kami"
Hoa In-liong segera tersenyum, ujarnya kemudian, "Aku
lihat ada baiknya kita jangan beradu meriam dengan mereka,
cari saja akal lain untuk beradu kekuatan dengan mereka,
entah bagaimana menurut pendapat Beng tangkeh?"
"Tidak usah" jawab Beng Tiong sin dengan angkuh,
"sekalipun harus berduel mati-matian, aku percaya meriam
kita tak akan kalah dari meriam-meriam lawan"
Sejak terjun ke dalam dunia persilatan, pengalaman yang
dimiliki Hoa In-liong sudah memperoleh kemajuan yang pesat,
melihat keyakinan orang ini, dia lantas tahu jika pembicaraan
dilanjutkan, bisa jadi orang akan salah mengira dirinya
memandang hina, oleh sebab itu dia cuma tertawa hambar
dan tidak berbicara lagi.
Sebenarnya perahu-perahu dari ketiga belah pihak berlayar
dengan cara beriring, akan tetapi setelah menemukan jejak
musuh mereka segera memerintahkan perahu di belakang
untuk menyusul ke depan dan berganti formasi menjadi
berlayar berjajar.
Hoa In-liong memperhatikan perahu-perahu di pihak Jin
Hian sana, ia menyaksikan Jin Hian telah muncul dari ruang
perahunya untuk memeriksa keadaan, tapi tidak nampak Bwe
Su-yok maupun Kok See-piau muncul dari ruang perahunya.
Melihat itu, pemuda kita lantas berpikir.
"Berada dalam keadaan seperti ini, Kiu-im-kau terpaksa
akan menghadapi dua arena pertarungan sekaligus, kenapa
Bwe Su-yok begitu gegabah tanpa munculkan diri untuk
787 melakukan pemeriksaan?" Bukankah tindakan ini kurang
cerdas?" Baru selesai berpikir, tiba-tiba dari buritan sebuah perahu
Kiu-im-kau berjalan keluar seorang gadis berwajah dingin
yang membawa sebuah tongkat berkepala setan, orang itu tak
lain adalah Kiu in kaucu Bwe Su-yok.
Disampingnya mengikuti pula Un yong ciau, Kek tian tok
sekalian. Menyusul kemudian dari perahu sebelah kiri
kanannya segera bermunculan pula Kok See-piau, Che Thian
hua, Gi Tang cuan sekalian jago-jago dari Hian-beng-kau.
Dengan sepasang biji matanya yang Jeli, Bwe Su-yok
memperhatikan sekejap perahu yang ditumpangi Hoa In-liong
kemudian sambil tertawa dingin katanya, Hoa In-liong kenapa
kau bukan datang seorang diri, tapi mengajak begitu banyak
orang untuk mengiringi kematianmu bersama"
"Menang kalah belum ditentukan, lebih baik kau jangan
keburu bersenang hati lebih dahulu" sahut Hoa In-liong
hambar. Setelah berhenti Sejenak, tambahnya, "Bagaimana dengan
Si Leng jin dan pelayannya?"
Tiba-tiba muncul perasaan dengki dalam hati Bwe Su-yok,
dengan dingin, ia menjawab, "Budak itu terlalu keras kepala,
tak menuruti perkataanku, karena marah aku telah membuang
mereka ke dalam lautan sebagai umpan ikan"
Meskipun tidak percaya, agak tergetar juga perasaan Hoa
In-liong setelah mendengar perkataan itu, bentaknya segera,
"Sungguhkah perkataanmu itu?"
"Tentu saja sungguh!"
788 Diam-diam Hoa In-liong segera berpikir kembali.
"Makin lama budak ini semakin sok lagaknya, aku harus
memberi pelajaran yang setimpal kepadanya, sialan!"
Tiba-tiba terdengar Kok See-piau terseru sambil tertawa,
"Bwe kaucu buat apa kau musti banyak bicara dengan
kawanan manusia yang sudah hampir mampus itu" Lebih baik
cepat-cepat dihantar pulang ke langit barat saja kan beres"
"Hmm, tidak akan semudah itu kawan!" teriak Beng tiong
Jin dengan suara lantang.
Dalam pada itu, perahu masing-masing sudah berada pada
jarak lima enam li dari perahu lawan.
Buat jago-jago lihay seperti Hoa In-liong, Kok See-piau dan
sekalian jago lainnya berbicara dalam jarak sejauh ini masih
bukan menjadi persoalan, tapi Beng Tiong sin harus
mengerahkan tenaga yang cukup besar untuk mengutarakan
kata-kata tersebut, itupun sebagian besar diantaranya buyar
terhembus angin, sehingga apa yang dia ka takan hakekatnya
tidak terlalu jelas.
Agaknya Bwe Su-yok maupun Kok See-piau berdua juga
bisa menduga kedudukannya dalam perahu, kedua orang itu
hanya menjengek sinis dan sama sekali tidak menggubris.
Tiba-tiba Lei Kiu-it dari Kiu-im-kau berseru lantang, "Seng
Tiong sin, kau tak lebih cuma seorang perampok, berani betul
berlagak sok dengan mengandalkan keluarga Hoa, Hmm!
Sebentar akan kubekuk dirimu dan suruh kau merasakan
bagaimana enaknya disiksa oleh pun thamcu, agar kolong
langit tahu bagaimana akibatnya jika ada orang berani
bermusuhan dengan Kui im kaucu"
789 Setelah Beng Tiong sin mendengar ancaman lei Kiu-it yang
menyeramkan itu, apalagi membayangkan kalau musuhnya
adalah seorang gembong iblis, andaikata pihak pendekar
membiarkan musuh terlepas seorang saja, itu berarti dirinya
akan tewas tanpa tempat kubur, tanpa sadar ia menjadi bersin
berulang kali dan membungkam dalam seribu bahasa.
Ketika para gadis dari Cian li kau menyaksikan orang itu
terbungkam setelah bersikap sok gagah menjadi geli dan
sama-sama tertawa.
Hoa In-liong segera melotot sekejap ke arah mereka,
kemudian seraya berpaling katanya lantang, "Beng Tongkeh
bersedia meminjamkan perahunya lantaran atas permintaan
dari aku orang she Hoa, Kiu-im-kau dan Hian-beng-kau adalah
kumpulan orang gagah, mereka pasti tak akan membuat
susahnya dirimu, selama keluarga Hoa masih utuh, pokoknya
partai-partai tersebut tak akan menganggu seujung rambut
Beng tongkeh, bila Lei tiamcu ada persoalan, silahkan
diutarakan secara langsung kepadaku"
Mendengar ucapan tersebut, dengan perasaan berterima
kasih, Beng Tiong sin melirik sekejap kearah Hoa In-liong.
Kok See-piau segera tertawa dingin, ujarnya, "Orang she
Hoa, kau ini ibaratnya patung dewa terbuat dari lumpur yang
ingin menyeberangi sungai, untuk melindungi diri sendiri saja
sudah sulit, apa gunanya kau musti cabangkan pikiran untuk
menguasahi keselamatan orang lain"
Sementara pembicaraan berlangsung, selisih jarak kedua
belah pihak lebih mendekati hampir satu li lagi.
Tiba-tiba Bwe Su-yok tertawa dingin, tangannya lantas
diulapkan memberi tanda.
790 Seorang lelaki kekar yang berada disisinya segera
mengeluarkan terompet keong dan meniupnya bertaut-taut.
Pekikan panjang yang berat dan kasar berkumandang
membelah angkasa, suara tersebut begitu keras hingga tersiar
sampai ditempat kejauhan.
Belum lagi suara terompet itu selesai berbunyi, tiba-tiba
dari atas perahu Kiu-im-kau melintas cahaya api, menyusul
kemudian terdengar bunyi menggelegar yang amat
memekikkan telinga.
"Celaka"bunyi meriam!" pekik semua orang dihati.
Ketika ledakan dahsyat itu menggelegar, peluru meriam
yang ditembakkan dari perahu lawan segera meluncur ke
depan dan meledak diatas air, suatu gelombang dahsyat
segera terjadi, butiran air memancar setinggi tiang dan
menyebar sampai empat lima kaki jauhnya, banyak orang
yang basah kuyup bajunya akibat kejadian itu.
Perahu yang berada disebalah barat terkena tembakan
yang mengakibatkan tiang layar mereka terjilat api,
penumpangnya menjadi panik dan bekerja keras untuk
memadamkan kebakaran yang lebih membesar, dengan susah
payah api berhasil dipadamkan, tapi dengan patahya tiang
layang utama, perahu itu menjadi melambat, untung saja
yang terkena bukan lambung perahu sehingga
keselamatannya tak sampai terancam.
Beng Tiong sin marah sekali setelah menyaksi kan kejadian
itu dia segera turunkan perintah untuk balas melancarkan
serangan dengan meriamnya, sayang waktu itu jaraknya
masih ada empat li lebih, sehingga peluru-peluru yang
ditembakkan segera terjatuh keair ketika tiba beberapa kaki
791 dibelakang sasaran, sekalipun gagal menghajar perahu
musuh, tapi akibatnya cukup membuat tim bulnya gelombang
yang amat dahsyat.
Pihak Kiu-im-kau kembali melancarkan tembakan meriam,
kali ini sasarannya adalah perahu di sayap kiri Beng Tiong sin,
perahu tersebut terkena tembakan dan meledak, tubuh
perahu merekah dan muncul sebuah lubang besar, air laut
segera masuk kedasar ruangan, ini membuat penumpangnya
harus menolong segera tergesa-gesa, sayang lubang bekas
tembakan itu terlalu besar, sekalipun disumbat dengan kain
selimut, toh akhirnya tertembus juga oleh arus air
Beng Tiong sin betul-betul merasa gusar, ia merampas
sebatang obor dan menyulut sendiri api meriamnya, kali ini
tembakan tersebut menghajar di sisi perahu Kiu-im-kau yang
mengakibatkan tubuh perahu lawan retak, tapi lubang itu
segera bisa disumbat untuk melanjutkan perjalanan.
Hoa ln liong yang menyaksikan kejadian ini segera berkerut
Neraka Hitam Seri Bara Maharani Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
kening, dia tahu jika pertempuran diteruskan, kendatipun
beberapa buah perahu lawan berhasil ditenggelamkan, paling
tidak pihak mereka akan tertumpas semua, yang berilmu
tinggi mungkin saja masih bisa selamat, tapi mereka yang
rendah ilmu silatnya sudah pasti akan tenggelam berikut
perahu yang mereka tumpangi.
Maka buru-buru dia berseru, Turunkan layar utama,
kurangi kecepatan!"
Beng Tiong sin segera memerintahkan anak buahnya untuk
melaksanakan perintah itu, sebab perkataan dari Hoa In-liong
sama seperti perintah pribadinya, maka tak ada seorang
kelasipun yang berani membangkang, cepat-cepat mereka
bekerja keras dan menurunkan layar utama.
792 Dengan diturunkannya layar layar utama tersebut, gerak
laju ke empat perahu itupun semakin berkurang.
Pihak Kiu-im-kau rupanya belum puas dengan hasil yang
dicapai, tembakan-tembakan meriam mereka masih
berlangsung dengan gencar, bunyi menggelegar yang
memekakkan telinga serta muncratan air laut setinggi bukit
membuat pemandangan disana bertambah menyeramkan.
Tiba-tiba sebuah tembakan meriam ditujukan ke arah ujung
perahu yang ditumpangi oleh Hoa In-liong sekalian.
Sambaran peluru meriam itu cepatnya sukar dilukisan
dengan kata-kata, untung saja Hoa In-liong memiliki tenaga
dalam yang cukup sempurna, tangannya segera digetarkan,
sekeping uang perak segera disambit kearah depan dan tepat
mengena diatas peluru meriam tersebut lebih kurang tujuh
kaki dari sasaran.
Suatu ledakan dahsyat yang amat memekikkan telinga
menggelegar di udara, para kelasi tersebut sama-sama roboh
terjengkang keatas geladak, meskipun peluru meriam itu
meledak ditengah jalan, tapi ledakan tersebut cukup
mengakibatkan timbulnya pecahan baja yang menyebar ke
empat penjuru dengan kekuatan dahsyat.
Goan cing taysu cepat bertindak dengan mergebaskan
ujung bajunya, menyusul kemudian Ciu Thian hua, Cu Im
taysu dan Cu thong sama-sama membentak keras, enam buah
telapak tangan mereka bersama- sama diayunkan ke depan
melepaskan sebuah pukulan dahsyat yang luar biasa sekali.
Dalam waktu singkat pecahan baja akibat dari ledakan
peluru meriam itu berhasil dihantam sehingga terpental ke
depan dan jatuh ke dalam lautan.
793 Anak buah Beng Tiong sin belum pernah menyaksikannya,
sekarang dalam kejut dan tertegunnya mereka semakin
menaruh hormat ke pada Hoa In-liong sekalian yang kini
dipandangangnya melebihi malaikat.
Sementara itu, Kok See-piau yang menyaksikan kejadian itu
diam-diam berpekik sayang sedangkan Cho Thian hau segera
bereru sambil tertawa terbahak-bahak,
"!Haaah".haaah?"haaahh".bocah dari keluarga Hoa, Goan
cing, untung saja lohu tak jadi kehilangan dua orang lawan
tangguh seperti kalian!"
Bwe Su-yok sendiripun diam-diam mengucurkan peluh
dingin karena kaget, diam-diam ia merasa gusar sekali,
pikirnya, "Aku hanya menitahkan kepada mereka untuk
menembaki ke empat perahu yang berada di kiri kanannya,
siapa yang begitu bernyali berani melanggar perintahku?"
Bibirnya baru saja bergetar hendak menegar, tiba-tiba satu
ingatan lain melintas pula dalam benaknya, "Melepaskan
tembakan meriam dari atas perahu bukan sesuatu yang
gampang, dan lagi perahunya juga turut bergerak kian kemari,
tak bisa disangkal kalau suatu kesalahan mungkin bisa terjadi,
lebih baik aku tak usah berkaok-kaok, kalau sampai semua
orang tahu akan hal ini, urusan malah bertambah runyam!"
Berpikir demikian dia lantas menahan diri untuk tidak
berteriak lagi.
Dalam waktu singkat, selisih jarak perahu-perahu ke dua
belah pihak telah terpisah sejauh lima enam li, dalam keadaan
begini peluru peluru meriam tak bisa menjangkau.
Dalam pada itu perahu yang terkena tembakan tadi
sekarang sudah tenggelam separuh, sekalipun belum
tenggelam meluruhnya namun para penumpang perahu itu
794 memandang perahu mereka melebihi nyawa sendiri, sebelum
mendapat perintah dari Beng Tiong sin untuk meniggalkan
perahu, mereka tidak berani bertindak ssembarangan, orangorang
diperahu itu kelihatan masih sibuk berusaha
menyelamakan perahunya.
Hoa In-liong yang menyaksikan kejadian segera berkata,
"Beng tangkeh, turunkan perintah agar orang-orang diperahu
itu segera menyelamatkan diri!"
Agaknya Beng Tiong sin juga merasakan bshwa perahu
tersebut tak bisa diselamatkan lagi, terpaksa dia berteriak,
"Semuanya, cepat tinggalkan perahu untuk mencari selamat,
gunakan perahu-perahu penyelamat untuk berpindah perahu,
beritahu kepada Li Tiong, tak menjadi soal biar perahu mereka
untuk bergerak pelan-pelan di belakang sana.
Dari atas perahu itu kedengaran ada orang yang
mengiakan, menyusul kemudian sampan-sampan penyelamat
diturunkan ke air, para penumpang perahu pun bersama-sama
turun ke sampan kecil itu untuk menyelamatkan diri.
Baru saja mereka selesai bekerja, perahu yang terkena
tembakan itu sudah makin tenggelam, kini tinggal tiga jengkal
saja dari permukaan air.
Menanti sampai sampan kecil itu mulai mereka dayung
pergi, perahu pertang yang besar itu tiba-tiba tenggelam ke
dasar laut dengan menimbulkan gelombang yang cukup besar,
andaikata terlambat satu detik saja niscaya sampan-sampan
kecil itu berikut orangnya akan turut tenggelam kedasar laut.
Begitu tegang dan berbahayanya suasana waktu itu,
membuat para jago yang menyaksikan turut mengucurkan
peluh dingin. 795 Tiba-tiba bunyi tembakan meriam dari armada perahu
lawan mulai berdentuman lagi, percikan api dan muncratan air
tampak berhamburan jauh di muka sana, rupanya dari pihak
Kiu-im-kau dengan pihak Hong im hwe telah terlibat dalam
suatu duel meriam pula.
Sementara itu sampan-sampan penyelamat tadi secara
terpisah bergerak menuju ketiga buah perahu besar lainya,
buru-buru Beng Tiong sin memerintahkan untuk menurunkan
tangga tali agar orang-orang didalam sampan kecil itu bisa
naik keatas perahu.
Menyaksikan kejadian tersebut, semua orang hanya bisa
mengeluh, dari lima buah perahu yang berangkat, sebuah
tertembak hingga tenggelam, yang sebuah terkocar-kacir
sampai keadaannya tertinggal jauh. Beng Tiong sin yang
melihat hal ini amat gemas dan mendendam.
Hoa In-liong segera menghibur hatinya yang risau itu,
"Beng tangkeh, buat apa kau musti marah, biarpun dalam
pertarungan babak pertama pihak mereka yang menang, toh
akhirnya siapa yang bakal menang siapa yang bakal kalah
masih belum tahu, pokoknya kalau terjadi kerugian aku semua
yang mengganti"
Mendengar itu Beng Tiong sin segera tertawa terbahakbahak.
"Haaahh?".haaahh?"haaahh?"Hoa kongcu terlalu
pandang rendah diriku" serunya, "betu1 aku orang she Beng
bukan orang kaya, tapi kalau cuma beberapa buah perahu sih
belum ku pandang sebelah mata pun, yang menjadi persoalan
sekarang adalah rasa mangkelku yang tak tertahan rasanya"
Bong Pay segera tertawa, katanya, "Kalah menang adalah
suatu kejadian yang lumrah dalam setiap pertempuran, apa
796 lagi bukan kepandaian asli yang diadu, kenapa kau musti
risaukan ataupun murung, cuma kau memang bertindak
terlalu gegabah sedikit, coba kalau kau turuti perkataan Liong
ji, mungkin tidak begini akibatnya"
Beng Tiong sin segera menghela napas panjang.
"Aaai ".! Betul juga perkataan itu, padahal Hoa kongcu
telah memperingatkan aku, adalah aku orang she Beng sendiri
yang terlalu keras kepala sehinnga mengakibatkan terjadinya
keadaan ini, setelah Bong tayhiap menyinggungnya, aku
menjadi bertambah malu rasanya"
Hoa Ngo memandang sekejap pertempuran meriam yang
sedang berlangsung antara Kiu-im-kau dengan Hong im hwe
didepan sana, kemudian katanya dengan suara dalam,
"Tampaknya Bwe Su-yok hendak membereskan Jin Hian lebih
dahulu kemudian baru menghadapi kita, masakah kita hanya
akan berpeluk tangan menonton keramaian belaka?"
"Sekalipun kita sudah terkena tembakan dari pihak Kiu-imkau
sehinga satu perahu kita tenggelam dan sebuah perahu
rusak berat, tapi tak seorang jago pun yang menderita luka,
kekuatan kita masih belum berkurang, hanya aku pikir bila
mendekatkan perahu kita dengan mereka, hal ini kurang
menguntungkan"
"Aaahh",omong kosong!" seru Hoa Ngo ketus.
"Kita toh tak bisa menunggu sampai pihak Kiu-im-kau
datang menyerang kita" seru Cu Thong pula.
Hoa In-liong segera tersenyum katanya, "Tentu saja, maka
dari itu kita harus mencari akal lain, menurut pendapat boan
pwe, harap cianpwe sekalian dengan menumpang sampan
secara terang-terangan menye rang musuh, sedangkan siautit
797 dengan jalan berenang akan melakukan sergapan, entah
bagaimana menurut pendapat para cianpwe sekalian?"
"Jiko, apakah kali memiliki kemampuan untuk berenang
sejauh itu?" seru Coa Wi-wi kuatir.
Hoa ln liong kembali tertawa. "Aku rasa tidak menjadi soal!"
sahutnya. Dalam perundingan itu, semua orang merasa
rencana penyergapan tersebut terhitung juga sebagai suatu
cara yang bisa dilaksanakan, maka merekapun tidak sangsi
lagi untuk segera melaksanakamya.
Dalam pada itu pertempuran diatas laut antara Kiu-im-kau
melawan Hong im hwe telah diketahui siapa pemenangnya
dalam waktu singkat.
Bunyi tembakan meriam sudah kian bertambah jarang, tapi
jilatan api yang membumbung tinggi ke angkasa terjadi di
depan sana, keenam buah perahu Hong im hwe yang terlibat
dalam pertempuran itu, ada ju ga diantaranya yang sudah
terkena tembakan yang mengakibatkan terjadinya kebakaran
hebat. Para penumpangnya menjadi panik dan sama-sama
berebut naik ke atas sampan penyelamat untuk
menyelamatkan diri, bahkan ada pula yang saking gugupnya
sampai tercebur ke laut, tapi dalam suasana begini siapapu
tak mau tahu urusan orang Lain.
Dari pihak Kiu-im-kau sendiri ada dua buah perahu yang
terkena tembakan dan pelan-pelan tenggelam, tapi anggota
Kiu-im-kau sudah terbiasa dalam pertempuran laut, dengan
teratur dan sama sekali tidak kacau balau, mereka bersama
menyelamatkan diri ke atas perahu lainnya.
798 Hasil dari perrempuran laut antara Hong im hwe melawan
Kiu-im-kau ini adalah tiga perahu ditukar dengan dua buah,
cukup besar kerugian yang dideritanya, dibandingkan dengan
pihak pendekar, keadaan mereka jauh lebih parah, tapi Jin
Hian kuatir musuhnya mengejar lebih ke depan, dengan
kepandaian dari Cho Thian hua jelas mereka akan kalah
hebat, karenanya tanpa memperdulikan keselamatan anak
buahnya, dia berlayar terus untuk kabur ke depan.
Bwe Su-yok yang menyaksikan kejadian itu hanya tertawa
sinis,ternyata ia tidak melakukan pergejaran, tangan kanannya
segera diulapkan. Bunyi terompet keong, tiga pendek dua
panjang segera berkumandang di udara.
Mendengar suara terompet tersebut, keenam buah perahu
itu pelan-pelan memutar haluan dan bergerak dengan
membelah ombak, ternyata mereka membentuk formasi
setengah busur diatas permukaan laut.
Kok See-piau menjadi tertegun menyaksikan hal itu,
serunya dengan lantang.
"Bwe kaucu, mengapa tidak kita basmi dulu Jin Hian dan
rombongan kemudian baru menghadapi keluarga Hoa?"
"Orang she Jin itu tak bakal lolos dari cengkeraman kita,
harap sinkun legakan hati" jawab Bwe Su-yok hambar.
Kok See-piau adalah seorang yang teliti dan cerdik,
terkesiap hatinya sesudah mendengar perkataan itu, pikirnya,
"Bwe Su-yok berani berkata demikian, itu berarti didepan sana
masih ada jebakan, siapa tahu pihak kamipun sudah termasuk
dalam perhitungan mereka, hmm! Tiap hari memburu burung
manyar, masa aku akan membiarkan burung manyar
mematuk-matukku?"
799 Tiba-tiba terdengar Go Tong cuan berbisik dengan ilmu
menyampaikan suara.
Apakah sinkun menjumpai Bwe Su-yok seperti menyimpan
suatu rencana besar?"
Kok See-piau mengangguk, sahutnya pula dengan ilmu
menyampaikan suara.
"Tampaknya pendapat kita sama, jadi Go hu kaucu juga
merasakannya" Andaikata diatas daratan Kiu-im-kau jelas
bukan tandingannya kita, tapi selama berada diatas lautan hal
ini benar-benar amat menjemukan"
Go Tang cuan melirik sekejap kearah para anggota Kiu-imkau
yang berada disekeliling tempat itu kemudian katanya,
"Begitu melihat gelagat tidak baik, kita segera turun tangan
untuk menguasahi Bwe Su-yok, dengan begitu maka kita pun
tak usah kuatir orang-orang Kiu-im-kau main gila lagi.
"Tepat sekali sahut Kok See-piau sambil mengangguk,
"cuma jangan terlalu terburu napsu, setelah kita bereskan
keluarga Hoa, entah dia bermaksud jahat atau tidak, kita tetap
turun tangan antuk membekuknya"
Tiba-tiba terdengar bunyi tembakan meriam dari Kiu-imkau
kembali menggelegar diudara, pembicaraan mereka
segera terputus sampai ditengah jalan.
Ketika mereka alihkan pandangan matanya ketengah
lautan, tampaklah peluru-peluru meriam saling berledakan di
atas air, sementara ada belasan buah sampan kecil bergerak
mendekat dengan kecepatan tinggi, ternyata sampan-sampan
Neraka Hitam Seri Bara Maharani Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
itu sama sekali tidak terpengaruh oleh tembakan-tembakan
meriam yang gencar itu.
800 Orang-orang Hian-beng-kau dan Kiu-im-kau menjadi amat
terperanjat, ketika mereka amati dengan lebih seksama, maka
tampaklah diatas setiap sampan tersebut masing-masing
duduk dua orang, satu orang memegang kemudi satu orang
memegang dayung, hanya sekali mendayung sampan telah
meluncur sejauh beberapa tombak, kece patannya bagaikan
sambaran anak panah.
Ternyata penumpang-penumpang sampan itu semuanya
adalah jago-jago lihay kelas satu dari dunia persilatan, bukan
saja pengalamannya sangat luas, ketajaman mata merekapun
luar biasa, mereka cukup mengetahui akan kelihayan
tembakan meriam orang-orang Kiu-im-kau, maka sepanjang
jalan mereka selalu memperhatikan arah dari moncong
meriam itu. Kebanyakan arah sasaran dari tembakan meriam itu bisa
diduga sebe1umnya, ini disebabkan gerakan meriam itu
lamban sedang sampan- sampan tersebut bisa bergerak lebih
lincah untuk berkelit ke sana ke mari, akibatnya tembakantembakan
meriam dari Kiu-im-kau sama sekali tidak
mendatangkan hasil apa-apa.
Sungguh amat cepat gerak laju sarapan-sampan tersebut,
dalam waktu singkat, jarak mereka sudah tinggal beberapa
puluh kaki lagi.
Ketika Bwe Su-yok menyaksikan tembakan meriam sama
sekali tidak mendatangkan hasil, dia lantas berteriak dengan
kening berkerut, "Lepaskan anak panah!"
Menyusul perintah itu, hujan panah berhamburan dari
mana-mana, dengan amat dahsyatnya panah-panah tersebut
menyambar ke arah para jago yang berada diatas sampan
kecil. 801 Pada hakekatnya ilmu silat yang dimiliki para jago diatas
sampan itu luar biasa lihaynya, mereka bisa memegang
kemudi dengan kaki sementara sepasang tangannya
diayunkan kesana kemari merontokkan panah-panah yang
tertuju ke arah mereka, sedangkan pendayungnya sama sekali
tidak ambil pusing, seakan akan mereka tidak menganggap
serangan panah dari orang-orang Kiu-im-kau itu sebagai suatu
ancaman yang serius.
Cho Thian hua yang menyaksikan kejadian itu merasa
tangannya menjadi gatal, kebetulan ia menyaksikan disisinya
ada sebuah sampan, maka ia sambar sampan itu kemudian
diceburkan ke dalam laut, sementara tubuhnya sendiri
bagaikan sambaran kilat meluncur turun ke atas sampan itu,
sambil tertawa terbahak-bahak dia mengebaskan ujung
bajunya dan menggerakkan perahunya menyongsong
sampan-sampan yang ditumpangi para pendekar.
Kebetulan sampan yang sedang ia terjang adalah sampan
yang ditumpangi oleh Hoa Ngo serta Tam Si bin, sambil
tertawa tergelak Cho Thian hua melepaskan sebuah pukulan
dahsyat ke depan.
Hoa Ngo serta Tam Si bin cepat-cepat mengayunkan pula
keempat buah telapak tangan mereka dengan menggunakan
tenaga sebesar dua belas bagian.
Kelihayan ilmu silat yang dimiliki Cho Thian hua telah
diketahui oleh setiap orang, Hoa Ngo cukup cerdik, dia enggan
melakukan serangan beradu kekerasan, begitu serangan telah
dilepaskan, kakinya segera menekan ke belakang sehingga
sampan tersebut secara tiba-tiba bergerak muudur ke
belakang. Kendatipun begitu, ketika ke dua gulung tenaga pukulan itu
saling membentur satu sama lainnya, terjadilah suatu
802 benturan keras yang mengakibatkan olengnya sampan, ombak
menggulung-gulung dahsyat, sampan kecil itupun oleng ke
sebelah kiri terpukul oleh ombak, sampan segera terbalik dan
kedua orang perempuannya tercebur ke dalam air.
Goan cing taysu segera mendayung sampannya
menyongsong ke arah Cho Thian hua.
Sambil tertawa terbahak-bahak Cho Thian hua
mengebaskan ujung baju kanannya dan segera menyongsong
kedatangannya itu.
Sementara itu pihak Kiu-im-kau telah menghentikan hujan
panah mereka setelah melihat cara itu tidak mendatangkan
hasil, jago-jago dari tingkat Tiamcu dan Tongcu serentak
turun ke air bersama jago- jago dari Hian-beng-kau, kemudian
sampan mereka di gerakkan untuk menyongsong perahuperahu
para pendekar. Ketika perahu sudah hampir dekat, para jago dari Kiu-imkau
segera terjun kedalam air, jelas mereka berniat untuk
menghancurkan sampan musuh dari bawah air.
Dalam waktu singkat, suatu pertarungan sengit telah terjadi
diatas permukaan laut, bunyi bentakan dan bentrokan senjata
berkumandang sampai ditempat kejahuan.
Goan cing taysu maupun Cho Thian hua yang sudah
bertarung belasan jurus mulai merasakan sulitnya untuk
bertarung diatas air, sebab kekuatan mereka tak bisa
digunakan sepenuhnya, tanpa disadari perahu mereka telah
bergerak maju meninggalkan rekan-rekan lainnya.
Mendadak Hua Ngo munculkan diri dari permukaan air,
kemudian bentaknya keras-keras.
803 "Setan tua she Cho!"
Telapak tangan kanannya ditabok ke depan, segulung
pancuran air menyambar kewajah Cho Thian hau.
Cepat-cepat Cho Thian hua mengayunkan tangannya untuk
menyampok semburan air itu, dengan air memancar keempat
penjuru dan membasahi seluruh pakaiannya, ini membuat naik
darah dan segera melancarkan sebuah serangan dahsyat.
Tapi dengan cepat Hoa Ngo telah menyelam kembali ke
dalam air dan lenyap tak berbekas.
Dari pihak pendekar, meskipun jumlahnya lebih sedikit,
ternyata kebanyakan adalah jago-jago kelas satu, yang pandai
pula ilmu dalam air, karena itu meski sudah bertarung sekian
lama mereka masih tetap mempertahankan posisi masingmasing.
Kiu-im-kau berusaha menenggelamkan sampan-sampan
lawan, tapi begitu merasakan sesuatu gerakan di air, para
jago segera menyerang dengan senjata rahasia, ia membuat
para jago dari Kiu-im-kau tak berani banyak berkutik.
"Selain itu para jago dari pihak golongan putih juga
mempunyai kerja sama yang cukup erat, bila sampan mereka
tengelam maka mereka lantas melompat ke atas sampan lain,
dengan begitu untuk sesaat usaha mereka tidak
mendatangkan hasil apa-apa.
Bwe Su-yok dengan biji matanya yang jeli berusaha
mencari Hoa In-liong di antara jago-jago yang sedang
bertarung, ketika ia tidak menemukan anak muda itu dan
sedang tercengang, tiba-tiba terdengar bunyi air yang
memisah kesamping, menyusul munculnya sesosok bayangan
manusia secepat kilat.
804 Ia menjadi amat terkejut, belum sampai menghindarkan
diri, tahu- tahu pergelangan tangannya sudah dicengkeram
oleh Hoa In-liong.
Padahal Kiu im su ciat berada disekeliling Bwe Su-yok, tapi
serangan dari Hoa In-liong terlalu cepat sehingga waktu
mereka berempat hendak memberi pertolongan, keadaan
sudah terlambat dan Bwe Su-yok sudah terjatuh ketangan
lawan. Un Yong ciau berdiri paling dekat, ia lantas berpekik
nyaring seraya menerjang ke depan, ruyung lemas berserat
emas ditangannya berputar kencang bagaikan seekor naga
sakti, dengan cepatnya sebuah sergapan dilancarkan.
Dengan cepat Hoa In-liong berputar ke samping sambil
menarik tubuh Bwe Su-yok memutar setengah lingkaran, dia
biarkan ruyung lemas berserat emas itu menyambar lewat dari
sisi telinganya, kemudian tangan kanannya menyambar ke
depan mencengkeram ujung ruyung tersebut dan
membetotnya keras-keras.
Un Yong ciau amat terkejut, sekuat tenaga dia berusaha
untuk membetotnya kembali, tapi segulung tenaga bentakan
keras membuat ruyung lemas ini terlepas dari
cengkeramannya, bahkan tubuhnya ikut maju pula dengan
sempoyongan. Tiba-tiba desingan angin tajam menyambar lewat dari
belakang, sik Ban-cian dengan ilmu penotok jalan darahnya
menyergap tiba dengan kecepatan luar biasa.
Kiong lan tertawa seram pula, dengan jurus Ngo lui liat
leng (panca geledek menyambar puncak) dia menyerang
punggung orang secepat kilat, sedangkan Tu Cu yu dengan
805 pedang nya yang menciptakan lima enam kuntum bunga
pedang langsung menyerang jalan darah penting di pinggang
dan iga Hoa In-liong.
Sudah puluhan tahun lamanya Kiu im suciat turun tangan
bersama, boleh, dibilang mereka sudah mempunyai hubungan
batin yang erat, begitu turun tangan kerja sama mereka amat
rapat dan sempurna, hampir tiada titik kelemahan yang bisa
ditemukan. Tapi ketiga orang itupun tahu akan kelihayan Hoa In-liong,
mereka sadar serangan tersebut sulit untuk melakukannya,
tapi paling tidak mereka berusaha untuk memaksanya agar
melepaskan Bwe Su-yok dari cengkeraman lawan.
Hoa In-liong tertawa nyaring, "Sreeet!" tiba-tiba ruyungnya
berputar menggulung senjata penotok jalan darah dari Sik
Ban-cian, sementara gagang ruyungnya lepas tangan dan
ditimpuk ke arah Tu Cu yu.
Menyaksikan datangnya serangan tersebut, Sik Ban cuan
tahu kalau dia tak akan sanggup untuk menahan serangan itu,
buru-buru tubuhnya melompat lima depa kesamping untuk
menghindarkan diri.
Tu Cu yu mendengus dingin, pedangnya disambar ke atas
ruyung lemas itu, siapa tahu dari atas ruyung itu tiba-tiba
memancar ke luar segulung tenaga yang berat bagaikan bukit
karang, "Cring!" pedangnya segera patah menjadi dua bagian,
sementara ruyung le masnya itu dengan membawa desingan
angin tajam menyambar keatas tubuhnya.
Jilid 20 806 Tu Cu yu menjadi teramat kaget, serasa sukmanya
melayang meninggalkan raganya, cepat-cepat ia menjatuhkan
diri kebelakang dengan gerak jembatan besi nyaris tubuhnya
tertembus oleh sambaran ruyung tersebut.
Akibat dari kelitannya itu, ruyung lemas tadi menghajar
diatas pinggiran perahu yang mengakibatkan terjadinya suatu
retakan yang besar sekali. Sementara itu, ketiga ruyung lemah
tadi sudah diayunkan ke depan melancarkan serangan, sambil
membalikkan badannya Hoa In-liong kembali melancarkan
sebuah pukulan dahsyat.
Pukulan itu dilancarkan amat sederhana, tapi sulit buat
Khong im untuk menghindarinya, terpaksa sambil mengertak
gigi dia mengayunkan sepasang telapak tangannya berbareng.
"Blaam"..!" suatu benturan keras terjadi, hawa darah
dalam dadanya bergolak keras dan mundur empat lima
langkah dengan sempoyongan dengan kakinya melangkah
lewat papan geladak tersebut segera hancur berantakan.
Bentrokan sebanyak beberapa gebrakan ini terjadi dalam
waktu singkat, para jago Kiu-im-kau yang berada disekitar
tempat itu sudah mengetahui akan kelihayannya, tapi kaucu
mereka terjatuh ke tangan lawan, bagaimanapun juga mereka
tak bisa berpeluk tangan belaka, bentakan keras
berkumandang tiada hentinya, serentak mereka siap maju ke
depan melancarkan serangan.
Hoa In-liong segera mengerutkan dahinya rapat-rapat,
katanya, Bwe Su-yok cepat perintahkan anak buahmu untuk
berhenti menyerang?".!"
Sambil miring ke samping menghindari serangan dari Un
Yong ciau, tangan kanannya menyambar ke depan,
807 mencengkeram tengkuk seorang ang gota Kiu-im-kau dan
melemparkannya ke laut.
Bwe Su-yok tetap berdiri tegang, ia berlagak seakan-akan
tidak mendengar ucapan itu.
Hoa In-liong menjadi naik darah, cengkeraman pada
tangan kirinya segera diperhebat, seketika itu juga gadis itu
merasakan tulang pergelangan tangannya sakit seperti
tulangnya hancur, ia tak mampu berkutik lagi, tapi sambil
menggertak gigi gadis itu tetap membungkam dalam seribu
bahasa. Tu Cu yu merampas sebilah pedang dari anak buahnya dan
maju sambil melancarkan tusukan, bentaknya, "Hoa Yang,
kalau punya kepandaian hayo lepaskan kaucu kami, kita boleh
berduel secara jantan!"
Hoa In-liong tertawa dingin, tiba-tiba ia menggeserkan
tubuh Bwe Su-yok ke hadapannya.
Tu Cu yu menjadi amat terperanjat, cepat-cepat pedangnya
dimiringkan ke samping dan menyambar lewat disisi tubuh
Bwe Su-yok, kendatipun tak sampai melukainya tak urung
peluh dingin membasahi juga sekujur badannya.
Dengan gusar Hoa In-liong berseru, "Aku tak ingin
melakukan pembunuhan yang terlalu banyak maka aku
bermaksud baik agar semua orang menghentikan
pertarungan, bila kau tidak menurunkan perintah lagi, jangan
salahkan kalau aku bertindak kejam?""
Bwe Su-yok tetap menggigit bibir membungkam dalam
seriba bahasa, Hoa In-liong dibuat apa boleh buat sehingga
terpaksa harus mengayunkan kembali telapak tangannya
untuk melawan musuh.
808 Dengan kepandaian silat yang dimiliki Hoa In-liong,
sekalipun yang dihadapi adalah anak buah Kiu-im-kau yang
diantaranya terdapat pula Kiu im su ciat, tapi setiap serangan
yang dilancarkan kalau bukan jago-jago Kiu-im-kau itu jatuh
terbanting, tentu terlempar kelaut atau tertotok jalan
darahnya, untung saja Hoa In-liong masih memandang wajah
Bwe Su-yok sehingga tak ingin melakukan pembunuhan terlalu
banyak, kalau tidak sudah pasti akan lebih banyak anggota
Neraka Hitam Seri Bara Maharani Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Kiu-im-kau yang akan menjadi korban.
Kok See-piau sekalian juga telah mengetahui akan kejadian
tersebut, kalau bisa dia ingin menyaksikan Hoa In-liong
membunuh Bwe Su-yok, dengan alasan jaraknya terlalu jauh
dan lagi sampan-sampan mereka sudah turun ke laut semua,
mereka tidak memberikan pertolongan sebaliknya hanya
menonton belaka dari kejauhan.
Dalam pada itu, para jago Kiu-im-kau yang sedang
bertarung melawan para pendekar diatas lautan telah
merasakan juga akan terjadinya suatu perubahan diatas
perahu, dengan perasaan terkejut buru-buru mereka kembali
ke perahu. Lei Kiu-it melompat naik keatas perahu paling duluan,
tangannya segera diayunkan ke depan melancarkan sebatang
jarum To kut teng untuk menyergap punggung Hoa In-liong.
Si anak muda itu segera menggerakkan tangan nya untuk
menyambar ke belakang, setelah menangkap jarum tersebut,
dia lantas berpikir, "Sepanjang hidupnya entah berapa banyak
perbuatan keji yang telah dilakukan Lei Kiu-it" Dia termasuk
juga salah seorang pembunuh Suma siok ya, manusia macam
ini tak boleh dibiarkan hidup lebih jauh".."
809 Hawa napsu membunuhnya segera berkobar di dalam
dada, dia membalikkan tangannya dan segera menimpuk balik
jarum To kut ciam tersebut ketubuh Lei Kiu-it.
Sudah barang tentu Lei Kiu-it tak akan termakan senjata
rahasia sendiri, dalam gugupnya ia bekelit ke samping untuk
menghindarkan diri.
Tiba-tiba Hoa In Hong membentak keras, tubuhnya
meluncur ke depan dan melepaskan sebuah pukulan dahsyat.
Terdengar Lei Kiu-it menjerit ngeri, tubuhnya terpental
keluar dari perahu dan tercebur ke laut, semenjak itu
tubuhnya tak pernah muncul kembali ke dalam keadaan hidup.
Para jago dari Kiu-im-kau semakin keder dan pecah nyali
menyaksikan kelihyaan orang itu, namun mereka tak dapat
berpeluk tangan belaka, maka secara nekad serangan demi
serangan dilancarkan secara bertubi-tubi. Mendadak Hoa Inliong
berpikir. "Bagaimanapun juga, Bwe Su-yok adalah
seorang ketua dari suatu perkumpulan besar, sudah barang
tentu dia enggan memperlihatkan kelemahannya didepan anak
buah sendiri, aku tak boleh membuatnya kehilangan muka.
Pada dasarnya pemuda ini memang seorang yang romantis,
bagaimanapun kondisinya dia tak pernah lupa untuk
memikirkan sesuatu yang baik untuk sang gadisnya, maka dia
lepas tangan sambil berkata, "Suruhlah mereka menghentikan
pertarungan, mari kita bercakap-cakap dalam ruangan "
Bwe Su-yok menguruti pergelangan tangan sendiri yang
kaku, kemudian membentak nyaring, "Kalian berhenti semua!"
Sejak tadi orang orang Kiu-im-kau sudah dibuat keder oleh
kelihayan orang itu, maka begitu perintah diturunkan,
serentak mereka menghentikan serangan.
810 Kok See-piau yang menyaksikan kejadian itu segera
berpikir. "Sudah lama aku dengar Bwe Su-yok mempunyai hubungan
yang tidak jelas dengan kokoh itu, tampaknya mereka hendak
menyingkirkan soal permusuhan untuk bersahabat?"
Hatinya sangat risau sekali, tapi ketika terbayang bahwa
sebagian besar anak buahnya pasti membangkang bila Bwe
Su-yok be nar-benar sampai berbuat demikian, hatinya rada
lega juga".
Dengan mata yang jeli Bwe Su-yok melotot sekejap ke arah
Hoa In-liong, kemudian sambil mengulapkan tangannya dia
membalikkan badan dan masuk ke dalam ruang perahu. Hoa
In-liong kembali berpikir, "Rupanya dia maksudkan untuk
mengundang aku berbicara dalam ruang perahu".."
Kuatir kalau rasa harga dirinya sebagai seorang ketua
tersinggung, pemuda itu merasa rada menyesal dengan apa
yang telah dilakukan barusan?""
Kiu im suciat merasa tidak berlega hati, mereka siap
mengikuti dari belakang, melihat itu sambil berpaling Bwe Suyok
menegur dengan nada tak senang, "Kalian toh tak mampu
melindung diriku, tak usah ikut!"
Dengan wajah jengah kiu im suciat sama-sama
menundukkan kepalanya dan berhenti.
Setelah masuk ke ruang perahu, Hoa In-liong mencoba
untuk memperhatikan sekejap sekeliling tempat itu, dilihatnya
lukisan orang ternama banyak menghiasi dinding, ruangan itu
bersih dengan dekorasi yang indah, sama sekali tidak berbau
orang persilatan.
811 Seorang dayang cilik menyongsong kedatangannya sambil
memberi hormat, katanya, "Ya tay, baik-baikkah kau" Kau
tahu nona kami?"
"Tak usah banyak bicara!" tiba-tiba Bwe Su-yok menukas,
"keluar dari sini!"
Hoa In-liong Segera mengenali dayang cilik itu sebagai Siau
kian, menyaksikan wajahnya yang tertegun dan tidak habis
mengerti, buru-buru dia mengulapkan tangan nya tanda tak
usah banyak adat, katanya sambil tertawa, "Nona mu sedang
kurang enak badan, perasaannya juga kurang baik, keluarlah
lebih dulu"
Agaknya Siau kian juga tahu kalau gelagat tidak beres, dia
tak berani banyak bicara lagi dan segera mengundurkan diri.
Dengan wajah dingin dan kaku Bwe Su-yok duduk seorang
diri disudut ruangan, sambil tersenyum Hoa In-liong turut
ambil tempat duduk, mereka berdua sama-sama tidak
bersuara sehingga suasana dalam ruangan itu terasa murung
dan sesak. Tak lama kemudian Siau kian muncul menghidangkan air
teh kemudian mundur kembali, melihat Bwe Su-yok belum
juga bersuara, Hoa In-liong lantas berpikir, "Keadaan tak bisa
dibiarkan begini terus, baik buruk persoalan harus dibikin jelas
lebih dulu"
Maka dia lantas berkata, "Dapatkah aku berjumpa dulu
dengan Si Leng jin dan pelayannya"
Menyaksikan betapa kuatirnya pemuda itu atas
keselamatan Si Leng jin, Bwe Su-yok merasa hatinya menjadi
kecut dan buru-buru ber paling untuk menahan melelehnya air
mata, sementara dimulut dia menjawab dengan dingin
812 "Aku toh sudah berkata sedari tadi, ia sudah mampus!"
Diam-diam Hoa In-liong merasa amat gusar, tapi setelah
berpikir sebentar katanya lagi dengan suara dalam, "Mengapa
sampai kini kau belum juga mau sadar. Mengapa kau musti
bergaul terus dengan Hian-beng-kau. Jangan kau anggap Kok
See-piau adalah seorang yang baik"
"Aku toh bukan anak berusia tiga tahun, tak usah kau
campuri urusanku!" tukas Bwe Su-yok ketus.
Hoa In Hong mengerutkan dahinya, kemudian ia berkata
lagi. "Apakah kau masih ingin terus menerus terkecoh oleh
orang lain tak enggan mendengarkan nasehat orang?"
"Kau itu apaku. Mengapa harus menasehati diriku?"
"Ini bukan nasehat, melainkan suatu peringatan bagimu"
kata Hoa In-liong dengan wajah serius.
Tidak sampai pemuda itu menyelesaikan kata-katanya, Bwe
Su-yok telah bangkit berdiri katanya dengan dingin, "Mmm
semua pembicaraan cuma kata-kata yang tak sedap didengar,
maaf aku hendak mohon diri"
Sambil beranjak dia lantas membalikkan badan dan pergi
meninggalkan tempat itu.
Melibat kekerasan kepala orang itu, Hoa In-liong tak kuasa
menahan amarahnya, dia lantas menubruk kemuka sambil
tertawa keras. "Nona Bwe harap berhenti"
813 Waktu itu Bwe Su-yok telah bersiap sedia, dia pun tidak
puas karena kena dibekuk dalam satu gebrakan tadi sambil
membalikkan tangannya dia melepaskan sebuah totokan
kemuka, bersamaan itu pula kakinya melangkah dengan ilmu
Loan ngo heng mi sian tun hoat.
Baru saja badannya bergerak, tiba-tiba pinggangnya terasa
kencang dan tahu-tahu ia sadar dipeluk oleh Hoa In liang.
Sebagai seorang gadis yang angkuh dan bersifat dingin,
selama hidup boleh dibilang tak pernah berbenturan badan
dengan pria lain, bahkan bicara saling berhadapanpun jarang,
bisa dibayang kan bagaimana paniknya ketika pinggangnya
dipeluk oleh Hoa In-liong, sekarang sehingga tubuhnya boleh
dibilang bersandar diatas dada pemuda itu, bau lelaki yang
aneh membuat jantungnya berdebar keras.
Tapi dengan cepat ia dapat menguasahi diri kembali, tibatiba
timbul rasa malu dan gusar yang bercampur aduk dalam
benaknya, dia segera menjerit lengking, "Lepaskan aku!" Hoa
In-liong segera lepas tangan, katanya dengan suara dalam,
"Aku bertekad akan mencampuri urusan ini!"
Sedih dan kesal bercampur aduk dalam benak Bwe Su-yok
ketika itu, mendadak satu ingatan muncul dalam benaknya,
dengan ganas dia berkata, "Aku ingin melihat dengan cara apa
kau hendak mencampuri urusanku"..!"
Sambil membalikkan jari tangannya tiba-tiba ia menotok
jalan darah Ciat ho niat sendiri.
Hoa In-liong merasa amat terperanjat, dengan cepat dia
menangkap pergelangan tangan kanan nya dan berkata
sambil menghela napas panjang, "Su-yok mengapa kau harus
menaruh salah paham terhadap maksud baikku?"
814 Sekujur badan Bwe Su-yok gemetar keras, tiba-tiba air
matanya jatuh bercucuran dengan deras, sambil menubruk ke
dalam pelukan Hoa In-liong katanya terbata-bata, "Aku benci
kepadamu?""kau tak pernah menaruh perhatian
kepadaku?""aku?""aku?".makanya akupun tak berani
mengutarakan rahasia hatiku?"
Kesedihan yang memuncak membuat gadis itu tak kuasa
menahan diri, ia menangis tersedu-sedu.
Dengan penuh kasih sayang, Hoa In-liong membelai
rambutnya, lalu berkata dengan lembut.
"Sekalipun demikian, kau juga tak usah berbuat demikian!"
"Aku ingin membuatmu sedih dan menderita, agar
menyesal sepanjang masa"
Timbul perasaan kasihan dan sayang dalam hati Hoa Inliong
terhadap dara itu sambil menghela napas keluhnya,
"Aaai".! Kau ini si budak dungu".. " Tiba-tiba terdengar bunyi
suara langkah manusia berkumandang datang dari ruangan pe
rahu, sambil mengerutkan dahinya Hoa In-liong segera
berpikir. "Mungkin Un Yong ciau sekalian yang merasa tidak
tenteram datang menjenguk!"
Berpikir demikian, dia lantas membimbing bangun Bwe Suyok
sambil berbisik, "Ada orang datang!"
Buru-buru Bwe Si yok berdiri tegak dan menyeka air
matanya, tapi sebelum kering tiba-tiba seorang gadis cantik
muncul di situ, ternyata dara itu tak lain adalah Si Leng jin.
815 Hoa In-liong menjadi tertegun menyaksikan ke munculan
dara itu, serunya tanpa sadar:
"Kau tidak mengapa?"
Si Leng jin memutar biji matanya dan segera menangkap
bekas air mata yang masih membasahi pipi Bwe Su-yok,
katanya kemudian dengan wajah tercengang:
"Enci Su-yok, kau menangis?"
"Huuss, jangan sembarangan bicara!" buru-buru Bwe Suyok
menukas dengan wajah berubah menjadi merah jengah.
Si Leng jin segera berpaling kembali, omelnya, "Engkoh
Liong, aku dengar dari Siau kian katanya kalian sedang
cekcok, maka aku buru-buru kemari, mengapa kau musti
menganiaya enci Su-yok?"?"
ooooooOoooooo 60 Hoa In-liong tertawa getir dan tak bisa membantah,
sementara dalam hatinya ia berpikir, "Aneh, kalau didengar
dari perkataan Leng jin ini, tampaknya ia condong kepadanya,
agaknya hubungan kedua orang ini sudah cukup akrab, heran,
apa yang telah terjadi?"
Sementara ia masih berpikir, si Leng jin telah berkata
kembali. "Aku tahu, sudah pasti beberapa ucapan dari enci Yok telah
menggusarkan hatimu, yaa bukan?"
Setelah berhenti sajenak, sambil tertawa dia melanjutkan.
816 "Enci Yok sangat baik kepadaku, kami sudah mengikat diri
sebagai saudara angkat, soal lain tak usah dibicarakan, namun
dalam hati enci Su-yok hanya ada satu orang, cuma orang itu
tidak memahami tindak handuk serta segala perbuatannya,
sebaliknya malah justru merata tidak berkenan dengan segala
perbuatannya, engkoh Liong coba menurut pendapatmu,
manusia semacam ini menggemaskan atau tidak?"
Mendengar ucapan itu, Bwe Su-yok merasakan hati
kecilnya tersentuh, kembali ia mengucurkan air mata dengan
sedih. "Adikku yang baik!" cepat-cepat katanya "buat apa dia
musti tahu" Siapa suruh aku mencari penyakit buat diriku
sendiri?" Perkataan dari Si Leng jin ini sama sekali diluar dugaan Hoa
In-liong, rasa sesal segera muncul dalam hatinya, ia menatap
wajah Bwe Su-yok, bibirnya bergerak ingin mengucapkan
beberapa patah kata minta maaf, tapi dia tak tahu darimana
harus mulai dengan perka taannya itu"..
Si Leng jin ikut terbungkam, matanya berkaca-kaca
sehingga tiba- tiba suasana dalam ruangan itu menjadi
hening. Tiba-tiba dari luar ruangan terdengar seseorang berseru
dengan suara lantang.
"Lapor kaucu, Kaucu generasi yang lalu telah membawa
orang datang kemari!"
Diam-diam Hoa In-liong merasa terkejut, segera pikirnya,
"Kalau dilihat dari sini, jelaslah sudah bahwa mundurnya KiuTiraikasih
Website http://kangzusi.com/
817 im-kaucu dengan memberikan kedudukannya kepada Bwe Suyok
Neraka Hitam Seri Bara Maharani Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
tidak lebih hanya suatu siasat licik.
Bwe Su-yok sendiripun kelihatan agak tertegun, menyusul
kemudian dengan suara lirih gumamnya, "Yang bakal datang
tak akan bisa lolos, buat apa musti menghindarkan diri"
Setelah mantapkan hati dia lantas berseru kepada orang di
luar. "Aku segera akan menyambut kedatangan dia orang tua,
harap kalian semua membuat persiapan!"
Tak lama kemudian mereka bertiga sudah tiba diatas
geladak. Tampak matahari yang merah telah tenggelam dilangit
barat, diantara awan berwarna putih tampak pancaran sinar
ke emas-emasan yang kelihatan sangat indah memancar ke
empat penjuru. Dari sudut utara sana muncul serombongan ar mada kapal
laut, sekilas pandangan saja dapat diketahui bahwa armada
itu terdiri dari suatu jumlah kekuatan yang besar sekali.
Dibawah sinar matahari, terlihat jelas panji kepala setan
dari Kiu-im-kau berkibar terhembus angin sementara tiga buah
perahu dari Jin Hian sudah tak nampak bayangan lagi.
Terkesiap juga Hoa In-liong menyaksikan kesemuanya itu,
diam-diam pikirnya, "Ternyata Kiu-im-kau selalu
menyembunyikan kekuatan mereka yang sesungguhnya,
ditinjau dari situasi saat ini, mungkin saja kesemuanya ini
adalah hasil rencana dari Kiu-im-kaucu yang memang
berhasrat menjumpai para jago ditengah lautan. aai"
818 gembong-gembong iblis ini betul-betul licik dan banyak tipu
muslihatnya"
Berpikir sampai disitiu dia lantas mengamati perahu
pertama yang makin mendekat itu, tapi setelah menyaksikan
beberapa orang yang berdiri di ujung geladak itu ia menjadi
amat tercengang, teriaknya kemudian dengan lantang,
"Toako, mengapa kau juga datang?"
Terdengar Hao Si menjawab dengan suara keras, "Ayah
dan ibu sebentar juga akan menyusul ke mari dengan
membawa serta nona Jin Jite, tahukah kau akan hal ini?"
Kejut dan gembira Hoa In-liong setelah mendengar
perkataan itu, teriaknya lagi, "Kapan mereka baru sampai
disini?" "Paling lambat juga satu hari lagi"
"Bagaimana dengan Jin Hian" Apakah sudah berhasil
dihadang?"
"Jin Hian telah bersedia untuk mengasingkan diri ditempat
terpencil dan selama hidup tidak muncul kembali dalam dunia
persilatan, maka kami biarkan mereka pergi. Diatas darat
masih terdapat banyak rekan persilatan dari pelbagai penjuru
yang menantikan kedatangan kita, soal lain nanti saja kita
bicarakan lagi, jaraknya terlalu jauh tak enak untuk bercakapcakap.
Sementara itu para jago pun ada separuh bagian sudah
naik keatas perahu besar dan bertarung disitu, tapi setelah
dilihatnya orang-orang keluarga Hoa datang bersamaan Kiuim-
kau, dengan perasaan tercengang, masing-masing pihak
segera menghentikan pertarungan dan menengok ke depan.
819 Tiba-tiba dari antara deretan orang yang berdiri diantara
Kiu-im-kaucu itu, Coa hujin, Swan Bun sian menemukan
seorang lelaki gagah berbaju perlente, tanpa terasa dia landas
berteriak keras.
"Goan hau!"
Dengan wajah berseri dan penuh pergolakan emosi, lelaki
berbaju parlente itupun berteriak, "Bun sian baik-baikkah kau"
Apakah kakek dia orang tua juga baik" Bagaimana dengan
anak-anak?"
Menyinggung soal anak, Coa Wi-wi segera mengalihkan
pandangan matanya kearah lelaki kekar itu, ia merasa ada
suatu hubungan batin yang erat muncul dalam hatinya, segera
ditariknya ujung baju ibunya sambil berbisik.
"Ibu apakah dia ayah?"
Setelah berjumpa muka dengan suaminya yang sudah
banyak tahun tak pernah bersua, Coa hujin merasakan suatu
pergolakan perasaan yang amat hebat, mendengar perkataan
itu dia lantas mengangguk.
Sementara itu seorang kakek berwajah cerah yang berdiri
disebelah kiri Kiu-im-kaucu sedang mengamati ke sana kemari
dengan pandangan tajam, kemudian dengan lantang dia
berseru, "Anak Jin, dimana kau?" Mendengar suara itu,
bagaikan baru sadar dari impian setelah tertegun sejenak Si
Leng jin berteriak kegirangan, "Ayah, anak Jin berada disini!"
Tiba-tiba terjadi kegaduhan dalam tubuh orang-orang Hianbeng-
kau. Ketika Kok See-piau menyaksikan orang-orang Kiu-im-kau
berubah haluan, apalagi menyaksikan kemunculan Si Seng tek
820 dan melihat ketidak siapan anak buahnya, tak terlukiskan rasa
kaget yang mencekam perasaannya, tanpa banyak berbicara
lagi, tiba-tiba ia berpekik nyaring.
Mendengar tanda rahasia tersebut, orang-orang Hian-bengkau
segera bergerak menyergap orang-orang Kiu-im-kau.
Dari delapan buah tersebut, selain perahu yang ditumpangi
Bwe Su-yok, hampir sebagian besar anggotanya adalah orangorang
Hian-beng-kau, rupanya Kok See-piau memang punya
rencana sampai kesitu, dengan mengatur jago-jagonya
sedemikian rupa.
Kendatipun Kiu-im-kau sendiri juga mengadakan persiapan
mana mungkin mereka bisa melawan musuh sebayak itu,
dalam waktu singkat ada yang mati tersergap adapula yang
mencebur kelaut dengau membawa luka, separuh bagian
diantaranya tahu-tahu sudah meninggalkan perahu.
Cepat-cepat orang-orang Hian-beng-kau memutar haluan
dan ingin membalikkan perahunya untuk kabur dari situ.
Tiba-tiba Kiu-im-kaucu membentak keras, "Kok See-piau,
kau benar-benar tak tahu diri, jika tidak menghentikan
perbuatanmu itu bila kubiarkan orang Hian-beng-kau bisa lolos
seorangpun aku segera akan bunuh diri. Lautan ini amat luas,
tak mungkin kau bisa meloloskan diri"
Kok See-piau segera tertawa dingin.
"Heeeh?"..heehh"..hhheeh"..bagaimanpun juga toh
sama saja, mau beradu jiwa juga boleh"
"Tidak demikian persoalannya kata Kiu-im-kaucu dengan
suara dalam, aku tak ada minat untuk membasmi kalian diatas
lautan, telah tiba diatas daratan nanti Hoa kongcu sekalian
821 yang akan membereskan persoalan ini dengan kalian sendiri,
pihak kami mengundurkan diri dari persoalan ini"
Mula-mula Kok See-piau agak tertegun kemudian baru
mengerti, dia tahu rupanya perempuan ini membiarkan pihak
pendekar bertarung dengan pihaknya lebih dulu, sebab
bagaimanapun jua bagi Kiu-im-kau hanya ada keuntungan
tanpa kerugian.
Sebaiknya bila bertarung diatas lautan, Kiu-im-kau sudah
pasti akan bekerja sama dengan pihak pendekar, sudah pasti
Hian-beng-kau akan punah sama sekali kekuatannya,
kendatipun Cho Thian hua menunjang dirinya"
Maka setelah berpikir sejenak, terpaksa ia berteriak keras.
"Semua anggota Hian-beng-kau segera menghentikan
pertempuran!"
Mendengar teriakan itu, terpaksa para jago Hian-beng-kau
menghentikan pertarungan dan membiarkan orang-orang Kiuim-
kau untuk menjalankan perahunya untuk bergabung
dengan armada lainnya.
Dengan gerakan yang cepat, perahu dari kedua belah pihak
saling mendekat, dalam waktu singkat perahu-perahu itu
sudah beradu muka, sekali pun cepat dalam waktu namun
lama dalam penantian bagi mereka yang berharap bisa cepat
Kisah Sepasang Rajawali 11 Peristiwa Burung Kenari Pendekar Harum Seri Ke 3 Karya Gu Long Naga Naga Kecil 1
Kok See-piau kembali tertawa dingin.
"Pun-sinkun duga dia tak akan berbuat demikian, sudah
pasti dengan melalui samudra, dia menuju ke Liau tang"
"Kalau toh saudara begitu yakin dengan dugaanmu,
mengapa tidak segara melakukan pengejaran?"
748 Tiba-tiba bayangan tubuh Bwe Su-yok yang ramping
muncul ditebing seberang sana, terdengar ia berkata dengan
suara sedingin es, "Perkumpulan kami akan segera melakukan
pengejaran bersama Kok sinkun, Hoa In-liong! Hu hoat
perkumpulan kami telah menangkap Si Leng jin dan
pelayannya, bila kau masih mengharapkan kedua orang ini
harap segera menyusul datang di Teng cin, pun-kaucu akan
meninggalkan sebuah perahu untukmu"
Mendengar seruan tersebut Hoa In-liong naik pitam, segera
bentaknya keras-keras, "Bwe Su-yok, apakah kau benar-benar
hendak mencari gara-gara terus..?"
"Kalau benar mau apa kau?"
Kemarahan Hoa In-liong makin berkobar, tapi setelah
berpikir sejenak kemarahan itu segera di padamkan, dia
segera mengangguk.
"Baiklah sampai waktunya aku orang she Hoa pasti
datang!" "Akan kutunggu kedatanganmu!" Kemudian sambil
membalikkan badan bersama Kok See-piau lenyap dibalik
tebing sana. Tiba-tiba terdengar suara Cho Thian hua berkumandang
datang, "Goan cing taysu, aku ingin sekali beradu kekuatan
denganmu, tak ada salahnya kalau kau juga ikut datang,
sedang bocah dari keluarga Hoa, kau cukup pantas untuk
bertarung melawan lohu, tapi lebih baik lagi jika kau datang
bersama bapakmu"
Suara itu makin lama semakin jauh, dengan tenaga dalam
yang dimilikinya sepanjang mengucapkan beberapa patah kata
itu, mungkin tubuhnya sudah berada beberapa li jauhnya,
749 "Pinto pasti akan memenuhi harapan mu!" sahut Goan cing
taysu dengan ilmu menyampaikan suara.
Waktu itu Hoa In-liong telah membalikkan badan, setelah
menjura kepada semua orang, katanya.
"Saudara sekalian, walaupun kita harus berjaga-jaga
terhadap orang orang Mo kau yang mungkin akan
mengingkari janji, pasti kekua tan mereka sudah tak perlu
dirisaukan, itu pun tak lebih cuma gertak sambal, dia pasti
akan membenahi tubuh organisasinya lebih dulu. Sedang
maksudnya untuk membunuh Jin Hian rasanya bukan omong
kosong belaka, aku harus segera menyusul kesana. Bila
saudara kalian tiada urusan lain, silahkan untuk pulang ke
rumah masing-masing, mungkin juga perkataan Kok See-piau
bukan gertak sambal, maka aku mohon saudara sekalian dan
Coa tahiap bisa saling membantu untuk mencari letak kantorkantor
cabang Hian-beng-kau dipelbagai tempat"
Selesai berkata, dia lantas memberi hormat kepada semua
jago. Tak seorangpun diantara kawanan jago itu yang bersedia
pergi, terdengar Tio Ceng tang berkata dengan lantang.
"Setiap orang kewajiban untuk membasmi iblis melindungi
kebenaran, jika Kok See-piau dan Bwe Su-yok tak mau
bertobat dan kem bali ke jalan yang benar, sepantasnya kalau
kita kejar mereka dan melenyapkannya dan muka bumi"
"Benar!" sambung Cia Yu cong keras, "bila pohon tumbang,
kera pun bubar, asal Kok See-piau kita bunuh, niscaya kantorkantor
cabangnya akan bubar dengan sendirinya"
750 Dalam waktu singkat pelbagai seruan berkumandang dalam
arena, banyak orang yang setuju untuk mengadakan
pengejaran guna membasmi kedua perkempulan itu.
Akan tetapi Hoa In-liong tidak setuju dengan pendapat
orang-orang itu, dengan perasaan menyesal dia berkata.
"Aku rasa Kok See-piau dan Bwe Su-yok bisa bersikap
demikian karena ingin mencari gara-gara dengan keluarga
Hoa kami, aku pikir sudah sepantasnya kalau persoalan ini pun
diselesaikan sendiri oleh keluarga Hoa, aku tak berani
mengganggu kalian lagi"
Belum habis ia berkata, suasana kembali menjadi gaduh,
semua orang menuduh Hoa In-liong menganggap asing diri
mereka, ada pula yang mengatakan bahwa persoalan dari
keluarga Hoa adalah persoalan dunia persilatan yang tak bisa
dipisah-pisahkan.
Tapi Ko Thay, Bong Pay dan Pek Soh gi tidak setuju dengan
pendapat tersebut, sebaliknya Tiang heng Tokoh, Pui Chegiok,
Cia giok bersama Cia lu, Hek Lotio dan anggota Cian li
kau sekalian menyingkir ke samping sambil berbisik- bisik
sendiri, mereka tidak terlalu memperdulikan urusan disana.
Dengan susah payah akhirnya Hoa In-liong berhasil juga
untuk menenangkan suasana, kemudian dia lantas berkata,
"Kesedihan saudara sekalian untuk memberi bantuan sungguh
membuat aku orang she Hoa merasa amat berterima kasih,
baiklah kita bagi saja menjadi dua rombongan yang satu
melalui Yae im sedang yang lain mengikuti samudra untuk
akhirnya kita berkumpul kembali di".."
Tiba-tiba ia berhenti sejenak sambil melirik kearah Goan
cing taysu yang berada disisinya.
751 Goan cing taysu merenung sebentar kemudian berkata,
"Lolap pernah keluar perbatasan sekali, kota yang paling besar
diwilayah itu boleh dibilang adalah Teng liau dan Tiong wi"
Hoa In-liong segera berpaling kembali, katanya lantang,
"Kalau begitu kita akan bersua kembali dikota Teng liau, cuma
aku minta untuk rombongan yang melalui samudra harus
pandai berenang atau paling tidak pandai berjalan diatas
permukaan air sebab mara bahayanya jauh lebih besar
daripada melalui darat"
Mendengar perkataan itu, dari sekian ribu orang yang
berkumpul disitu segera saIing berpandangan. Mereka yang
datang dari pesisir laut boleh dibilang sedikit sekali jumlahnya,
apalagi kalau disebut pandai didalam ilmu berenang, boleh
dibilang sedikit sekali, sedangkan orang yang bisa berjalan di
airpun hanya jago-jago kelas satu, dari antara dua ratus orang
mungkin sulit ditemukan seorang.
Tiba-tiba Ko Thay berkata, "Liong ji, kau berani menjamin
kalau Kok See-piau bukan sedang melaksanakan siasat suara
ditimur menyergap ke barat?"
Di hari-hari biasa dia jarang sekali berbicara tapi otaknya
amat cerdas, setiap perkataannya pasti amat mengena
sasaran. Maka dari itu Hoa In-liong segera memikirkan kembali
semua persoalan yang dihadapinya setelah mendengar
perkataan itu, kemudian sambil mendongakkan kepalanya dia
berkata, "Siautit pikir, kebanyakan Kok See-piau tentu hendak
menantang kita untuk berduel diatas lautan, bila dia
melakukan siasat suara ditimur menyerang ke barat, di
daratan Tionggoan ada nenek serta ayahku, jangan dilihat
ayah cuma berdiam diri belaka, sesungguhnya dia orang tua
sudah melakukan persiapan yang seksama, aku pikir sulit buat
752 Kok See-piau untuk bertingkah disitu, bila kita urusi pihak itu,
sudah pasti lebih banyak kecelenya daripada berhasil"
Ko Thay lantas manggut- manggut! "Kau hendak
menghimpun segenap kekuatan di Liau tang, itu berarti kau
percaya penuh dengan perkataan dari Kok See-piau bahwa Jin
Hiau berada disana?"
"Soal ini siautit telah mempertimbangkannya berulang kali"
jawab Hoa In-liong setelah termenung sejenak, "aku rasa
perkataan dari Kok See-piau ini bisa dipercaya"
"Dengan dasar apa kau berani mengatakan begitu?" tanya
Ko Thay sambil mengernyitkan alis matanya yang tebal.
"Pertama, Jin Hian bila ingin menyembunyikan diri hanya
tersedia dua jalan saja, sedang jalan manapun yang bakal dia
pilih akhirnya pasti akan melalui Liau tang.
Seorang jago yang bernama Nyo Ki ho tiba-tiba menyela,
"Pengetahuan Hoa kongcu amat luas, sudah barang tentu
kami tak bisa menyamainya, cuma dari Yan tio menuju
keutara, kau bisa sampai di Liau tang, bisa juga langsung
menuju ke gurun pasir"
Hoa In-liong mengalihkan sorot matanya ke wajah orang
itu, kemudian sambil mengulapkan tangannya dia berkata,
"Perkataan saudara Nyo memang ada betulnya, tapi bila Jin
Hian kabur melalui selatan, dalam tergesa gesanya sulit bagi
mereka untuk mendapat perahu, sudah barang tentu anak
buahnya tak mungkin bisa kabur semua melalui laut, itu
berarti mereka pasti berjanji akan berkumpul di Liau tang,
kemudian baru meneruskan perjalanan menuju keluar
perbatasan atau gurun pasir guna menyembunyikan diri, itu
berarti bagaimanapun juga sudah pasti mereka akan
berkumpul juga diwilayah Liau tang"
753 "Terima kasih atas petunjuk kongcu! Nyo Ki ho buru-buru
menjura. "Hmm! Sok pintar, tukas Ko Thay tiba-tiba, "darimana kau
bisa tahu kalau Jin Hian pasti melalui lautan" Hong im hwee
adalah kelompok jago yang berasal dari utara"
"Siautit rasa Kok See-piau sudah pasti jauh lebih
memahami kebiasaan Jin Hian daripada kita, dugaannya
kebanyakan tak bakal salah lagi, sedang Kok See-piau
termaksud memancing kita menuju ke samudra dan
berencana hendak merebut kemenangan dari situ padahal
diapun enggan melepaskan Jin Hian, siapa tahu keputusan Jia
Hian kabur melalui lautan karena diantara anak buahnya
terdapat jago lihay dari atas air?"
"Menebak secara sembarangan, sudah pasti akan menemui
kegagalan total".." kata Ko Thay.
Tiba-tiba terdengar seseorang menimbrung dengan suara
nyaring, "Hoa kongcu, dari tujuh orang kakek yang bertarung
melawan kongcu diatas tebing tadi diantaranya terdapat
manusia-manusia yang menamakan dirinya Pak hay sam hioag
(tiga oraag gagah dari lautan utara) ketiga orang ini sudah
puluhan tahun lamanya malang melintang diatas samudra
sekitar wilayah Gi dan Liau"
Hoa In-liong segera berpaling, dia kenali orang yang
berbicara itu adalah seorang jago dari sungai Huang hoa yang
bernama Huang ho ciau (ular sakti dari sungai huang ho) Cing
Siau siang. Dulu sewaktu Hoa Thian bong mendapat perintah dari
ibunya untuk turun gunung dan bertarung melawan orangorang
Kiu-im-kau di sungai Huang ho, Cing Su siang pernah
754 membantunya dengan mati-matian, kemudian Hoa Thian-hong
pun pernah memberi petunjuk ilmu silat kepadanya sehingga
kepandaiannya mendapat kemajuan pesat, semenjak itu
hubungannya dengan keluarga Hoa boleh dibilang cukup
akrab. Hoa In-liong segera menjura seraya berkata.
Terima kasih banyak atas petunjuk locianpwe.
"Aaaah ".mana mana?"" buru-buru si ular sakti dari
sungai Huang ho ini balas memberi hormat.
"Baiklah, anggap saja jalan pemikiranmu itu benar" ujar Ko
Thay lagi sambil tertawa, "tapi menurut pendapatanmu tadi,
semua jago lihay dari pihak kita akan melalui jalan air,
beranikah kau menjamin bahwa pihak lawan tiada jago
tangguh yang melalui jalan darat?"
Hoa In-liong menjadi tertegun.
Siautit hanya menduga bahwa kekuatan inti lawan pasti
akan melalui jalan air, bukan berarti aku berani menjamin
tiada jago lihay yang melalui jalan darat"
Ko Thay segeta menarik muka, katanya, "Nah, ini
membuktikan kalau usiamu masih muda, pengalamanmu cetek
dan rencana mu kurang matang, kau masih belum mampu
untuk menanggung tanggung jawab sebesar ini, kini semua
rekan persilatan percaya padamu, tapi bila kau sampai salah
mengatur hingga terjadi kesalahan besar, dapatkah hatimu
menjadi tenteram?"
Semenjak dulu, Ko Thay gemar bersikap demikian, dalam
menghadapi setiap masalah dia selalu meneliti cara kerja Hoa
In-liong sejelas jelasnya, tapi belum pernah menegur secara
755 begini rupa, apalagi dihadapan jago-jago dari seluruh dunia,
tak bisa disangkal lagi dia memang bermaksud untuk menegur
pemuda itu agar lebih bersikap berhati-hati.
Hoa In-liong dapat memahami maksud pamannya, maka
dia hanya manggut-manggut menerima dampratan itu.
Dari sekian banyak jago yang hadir di arena, kecuali
mereka mengagumi didikan keluarga dari keluarga Hoa, tak
seorang pun yang berbicara lagi.
Sejak awal sampai sekarang Coa hujin memperhatikan
terus semua gerak-gerik dan tindak tanduk Hoa In-liong,
setelah melihat kesemuanya itu, diam-diam ia lantas berpikir,
"Enci Chin dan enci Pek semuanya mengatakan dia binal, tapi
aku rasa ia tidak binal seperti apa yang dikatakan?""
Dari kakek luarnya nyonya ini pernah mendengar pujipujiannya
atas kehebatan Hoa In-liong, dengan keluarga Hoa
pun dia mempunyai hubungan yang akrab, apalagi setelah
menyaksikan hubungan pemuda itu dengan putrinya, dalam
hati kecilnya, nyonya Coa diam-diam sudah menganggap Hoa
In-liong sebagai bakal menantunya.
Tiba-tiba Yau Tiong in menjura kepada Hoa In-liong seraya
berkata, "Mengejar musuh adalah suatu tugas yang paling
penting, Hoa kongcu aku orang she Yau hendak mohon diri
lebih dulu, kita sampai berjumpa lagi di Liau tang"
Bersama Liau Ik tiong dan sekalian murid Tiam cong pay
berangkatlah mereka meninggalkan tempat itu.
Kawanan jago yang hadir sekarang, sebagian besar adalah
jago-jago yang suka berterus terang maka mereka yang tak
ingin melakukan perjalanan melalui samudra, berduyun-duyun
mohon diri untuk berangkat lebih dahulu.
756 Tiba-tiba Pek Soh gi berteriak, "Saudara sekalian, bila ada
yang terluka harap tetap tinggal disini, biar Pek Soh gi
memberi perawatan seperlunya"
Sekalipun Pek Soh gi berkata demikian, akan tetapi
Neraka Hitam Seri Bara Maharani Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
kawanan jago itu kebanyakan adalah jago-jago yang perkasa,
hanya sedikit luka yang diderita, sudah barang tentu mereka
enggan merepotkan orang, kecuali lukanya terlalu parah,
kebanyakan sudah angkat kaki meninggalkan tempat itu.
Dalam waktu singkat sudah sebagian besar jago yang telah
berangkat meninggalkan tempat itu.
Pek Soh gi segera turun tangan merawat para jago yang
terluka parah di bantu oleh Bong Pay dan Biau-nia Sam-sian,
sekalipun demikian mereka dibikin repot juga hingga tiada
waktu untuk beristirahat.
Tiba-tiba Ko Thay berpaling kearah Hoa Ngo, kemudian
katanya. "Ngo te, mari kita juga lewat jalan darat"
Sekalipun dihati kecilnya Hoa Ngo enggan, namun ia tak
berani membantah, maka dia cuma mendengus dan sama
sekali tidak beranjak.
Sambil tersenyum Haputule lantas berkata, "Aku paling
takut kalau melihat air, biar Ngo te bersama mereka, sedang
aku akan me nemanimu untuk melakukan perjalanan
bersama" Kedua orang itupun tidak banyak berbicara lagi, mereka
lantas berlalu meninggalkan tempat itu.
757 Tiba-tiba Hoa In-liong menyaksikan Tiang heng Tokoh dan
Pui Che-giok diiringi para jago dari Cian Ii kau secara diamdiam
meninggalkan tempat itu, Cia In liong mengikuti
dibelakangnya tapi secara diam-diam berpaling sambil
mengerdipkan matanya berulang kali.
Pemudi itu menjadi amat gelisah, dengan cepat ia
menghadang dihadapan Tiang heng Tokoh Kemudian katanya
sambil tertawa paksa.
"Bibi ku, Liong ji sedang membutuhkan bantuanmu, kau tak
boleh pergi dulu"
"Ilmu silat pinto sekalian amat cekak, tetapi tinggal
disinipun tak ada gunanya" kata Thiang heng Tokoh dingin.
Mendengar itu, Hoa In-liong lantas berpikir.
"Aku harus mencari suatu akal untuk menahan disini, paling
tidak sampai kedatangan ayah dan ibu"
Berpikir demikian, dengan cepat dia lantas berkata, "Bibi
Ku, tolong tanya bagaimana dengan kepandaian cici sekalian
dalam air?"
"Bukannya kami sengaja menyombongkan diri" timbrung
Cia In tiba- tiba, "kalau soal kepandaian dalam air mah kami
terhitung nomor satu, apalagi suhu dan supek, mereka tak
usah dibicarakan lagi"
"In ji, jangan banyak bicara" bentak Tiang heng Tokoh
dengan nada tak senang.
Cia In tersenyum dan segera membungkam.
758 Seorang sumoaynya yang bernama Le ji segera
mendekatinya sambil berbisik, "Suci, kenapa kau
membantunya" Bukankah suhu selalu berkata bahwa orang
keluarga Hoa paling menggemaskan?"
Cia In tertawa hambar, sahutnya lirih. "Aku sedang
membantu supek, bukan membantunya"
"Aku tidak percaya!" seru Le ji sambil tertawa"
"Setan licik" tumpah Cia In dihati, "cerewet amat kau, kalau
caramu bicara melulu, urusan bisa bertambah berabe?".."
Dalam pada itu Tiong heng Tokoh telah berkata dengan
dingin. "Terus terang kukatakan kepadamu, pinto tak akan
mengijinkan mereka untuk melibatkan kembali diri mereka
dalam masalah dunia persilatan"
Sesudah berhenti sejenak, tiba-tiba ia memperlunak nada
suaranya dan berkata lebih jauh.
"Lioig ji, bila kau benar-benar menganggap diriku sebagai
bibi Ku, sudah sepantasnya jika kau pun dapat memahami
kesulitan yang sedang dihadapi bibi Ku sekarang"
Hoa In-liong segera berlagak ikut sedih, katanya.
"Liong ji tidak berani, cuma?"."
"Cuma kenapa?" seru Tiang heng tokoh tanpa terasa.
Dangan dahi berkerut Hoa In-liong menghela napas
panjang. 759 "Aaaai. ". Liong ji sudah tahu kalau urusan belum selesai,
tapi tidak kusangka kalau urusan nya begini susah untuk di
selesaikan"
Kebetulan Lan Hoa siancu sedang selesai mengobati
seseorang, mendengar perkataan itu dengan gemas dia
berseru. "Semuanya ini salahmu, kenapa tidak manfaatkan
kesempatan itu untuk turun tangan" Kalau kau menuruti
anjuran kami, mana mungkin akan kau jumpai begini banyak
kesulitan?"
Pek Soh gi yang sedang mengoleskan obat luka dilengan
seorang yang kutung lengannya, segera menimbrung, "Enci
Lan, apa yang dilakukan Liong ji sesungguhnya tepat sekali,
bagaimanapun juga sudah sepantasnya kalau kita memberi
kesempatan kepada orang lain untuk bertobat"
"Hmm"..memang tidak malu orang lain menyebut dirimu
sebagai Cu sim siancu (si dewi yang welas kasih)" dengus Lan
Hoa siancu, kalau bersikap sungkan kepada musuh, sama
artinya dengan mencelakai diri sendiri, kau tahu apa akibatnya
jika melepaskan harimau pulang ke gunung" Akhirnya yang
rugi juga kita sendiri"
"Omintohud!" sela Cu Im taysu, "Buddha adalah maha
pengasih, sekalipun menghadapi seorang yang jahatnya bukan
kepalang asal dia mau bertobat kita wajib memberi
kesempatan kepadanya untuk memperbaiki diri, mengerti
nona besar?"
"Biar Buddha maha pengasih, yang pasti aku tak akan
berbelas kekasihan kepada siapapun, jerit Lan Hoa siancu
penasaran. 760 Cu Im taysu tergelak sehabis mendengar perkataan itu,
semua orang juga tak tahan untuk tertawa terbahak-bahak.
Setelah Pek Soh gi mengambil alih pembicaraan, Hoa Inliong
menjadi gembira sekali karena tak usah buka suara lagi,
diam-diam dia mengatur siasat untuk menghadapi Tiang heng
Tokoh. Sementara itu, Tiang heng tokoh sudah berkata kembali
sesudah termenung sebentar.
"Keadaannya tidak terlalu jelek, sekali pun bakal terdapat
beberapa kesulitan, rasanya juga tidak terlampau
menyulitkan!" Hoa In-liong tertawa getir.
"Bibi Ku, mana kau tahu" Aaai, tapi bibi Ku memang sudah
bertekad tidak mencampuri urusan ini lagi, lebih baik tak usah
ku bicarakan lagi"
Betul juga Tiang heng Tokoh segera tertipu oleh siasatnya
itu, sambil tertawa dingin katanya, "Kau tak usah tersendatsendat
kalau berbicara asal kau bisa mengemukakan alasan
yang kuat, pinto pasti akan menuruti per kataanmu?"
Diam-diam Hoa In-liong merasa girang setelah mendengar
perkataan itu, buru-buru serunya.
"Bibi Ku, tentunya kau juga mengerti, setelah berada diatas
air, itu berarti Kiu-im-kau yang pegang kuasa, siapapun
jangan harap bisa menandingi kehebatan mereka"
"Ciau li kau juga tak mampu menghadapi mereka!"
Hoa In-liong segera tertawa.
761 "Bibi Ku, kau jangan mengelabuhi diriku, kau dan bibi Pui
adalah orang yang punya tujuan, apalagi selama banyak tahun
belakangan ini melatih diri secara tekun, melatih anak murid
secara cepat, aku tahu kalau kalian sudah mempunyai rencara
yang masak"
Pui Che-giok segera mengeleng-gelengkan kepalanya
sambil tertawa.
"Bocah, kau betul-betul cerdik dan licin, rupanya dalam
persoalan apapun kita tak sanggup untuk mengelabuhi dirimu"
Dari kata-kata itu, Hoa In-liong tahu kalau Pui Che-giok
bersedia membantunya, buru-buru ia memberi hormat"
"Bibi Pui terlalu memuji!"
Sesudah berhenti sejenak, ketika dilihatnya Tiang heng
Tokoh masih membungkam diri, terpaksa sambungnya lebih
jauh, "Kok See-piau secara terang-terangan membeberkan
jejaknya, memancing kita untuk melakukan pengejaran,
sedang Bwe Su-yok menawan Si Leng jin dan pelayannya
memaksa aku menyusul ke situ"."
"Liong ji!" tiba-tiba Hoa Ngo menukas sambil tertawa,
"yang diculik oleh Bwe Su-yok kan si dayang tersebut,
darimana ia bisa tahu kalau kita pasti akan memberi
pertolongan" Bukankah budak itu mempunyai hubungan yang
erat sekali dengan Jin Hian?"
Hoa In-liong pura-pura tidak mendengar perkataan itu,
lanjutnya. "Jelaslah sudah bahwa tujuan mereka tak lain adalah ingin
menghadang siautit ditengah jalan serta membunuhnya"
762 Tidak menanti pemuda itu menyelesaikan kata-katanya,
sambil tertawa Tiang beng Tokoh telah menukas, "Aku rasa
dayang itu tak akan tega untuk berbuat demikian!"
Merah padam selembar wajah Hoa In-liong karena jengah,
tukasnya, "Cobalah bibi Ku berpikir, dalam usaha mereka
membunuh Jin Hian, tentunya semakin rahasia semakin baik,
bila kulakukan pengejaran, para cianpwe dan sahabat pasti
tak akan berpeluk tangan belaka, mereka tentu akan
membantu diriku, padahal Kok See-piau dan Bwe Su-yok tahu
bahwa mereka tak akan berhasil meraih kemenangan dengan
pertarungan diatas daratan, maka mereka bermaksud
memindahkan medan pertempuran ke tengah lautan, menurut
dugaanku, bukan saja Bwe Su-yok sanggup membereskan
kami maupun Jin Hian, bahkan Kok See-piau pun sudah
termasuk dalam perhitungannya. Bukan Liong ji sombong, jika
orang-orang dari ke tiga kelompok ini terbasmi, sama artinya
dengan hilangnya separuh kekuatan dunia persilatan, apabila
jika berhasil menawan kami, dia pasti akan memaksa ayahku
untuk bertukar syarat, hal ini lebih mengerikan sekali kalau
dipikirkan, justru lantaran kau hadir disini, Liong ji tidak terlalu
kuatir terhadap mereka, jika kau tidak mau tahu dengan
persoalan ini, bukankah Liong ji bakal kelabakan dan tak tahu
apa yang musti dilakukan?"
Sebenarnya perkataan itu cuma diucapkan secara ngawur
saja, tapi semakin berbicara semakin beralasan dan masuk
diakal, membuat paras muka semua orangpun ikut berubah.
Pui Che-giok tertawa cekikikan setelah mendengar ucapan
itu, dia lantas berpaling sambil tertawa, "No?"tootiang, coba
lihatlah! Sungguh mengenaskan bocah ini, bagaimana kalau
kita membantunya?"
Bagaimana mungkin Tiang heng Tokoh tidak memahami
maksud hati Hoa In-liong" Tapi ketika dilihatnya Pui Che-giok
763 ke bawah semuanya telah setuju, apalagi hal itupun demi
kebaikan keluarga Hoa, ia merasa terdesak dan tak dapat
menghindarkan diri lagi dari kenyataan tersebut.
Karena itu, setelah termenung lama sekali, dengan kening
berkerut dia mengangguk.
"Baiklah!"
Tak terlukiskan rasa girang Hoa In-liong mendengar hal itu,
buru-buru ia memberi hormat.
"Terima kasih banyak Bibi Ku atas kesediaanmu!"
Cu Im taysu dan Hoa Ngo sekalian yang lebih rapat
hubungannya dengan keluarga Hoa, merasa amat berlaga hati
setelah dilihatnya Hoa In-liong berhasil menahan Tiang heng
Tokoh. Tiba-tiba Coa Cong gi berkata dengan suara lantang, "Adik
In liong, aku adalah seekor itik darat, mana tak pandai
berenang juga tak memiliki ilmu meringankan tubuh sebangsa
Teng peng tok sui, tapi justru ingin sekali mencicipi bagaimana
rasanya naik perahu menentang ombak, bagaimana baiknya
menurut pendapatmu?"
"Aku sendiri juga tak tahu" jawab Hoa In-liong sambil
berpaling dan tertawa.
Jilid 19 "Kau tidak tahu?" seru Coa Cong gi dengan mata melotot,
"kalau begitu aku akan pergi juga, walaupun bagaimanapun
juga" 764 "Anak Gi, jangan ngaco belo! " Coa hujin segera
membentak dengan suara nyaring.
Dengan wajah serius Hoa In-liong segera menjura kepada
Coa hujin, kemudian ujarnya, "Pek bo, maaf siautit
memberanikan diri untuk berbicara, ada baiknya kalau dengan
membawa saudara Cong gi dan adik Wi berangkat ke Lok
yang untuk berjumpa dengan Pek hu."
00000O00000 59 Padahal sedari tadi Coa hujin sudah ingin berangkat ke kota
Lok yang untuk bertemu dengan suaminya, cuma saja dia
rikuh untuk mengu-taerakannya keluar, maka setelah
mendengar perkataan itu, dia lantas berpaling ke arah Goau
cing taysu minta persetujuan.
Tampak Goan cing taysu termenung beberapa saat
lamanya, kemudian berkata, "Liong ji, mungkin kau telah
melupakan suatu hal"
"Apa lagi Kong kong?" seru Hoa In-liong setelah tertegun
beberapa saat lamanya . "Masalah Yu Siang tek suami istri!"
"Oooh?"!." Hoa In-liong berseru tertahan tanpa
perdulikan sikapnya yang rada gugup, dia lantas berpaling ke
arah Yu Siau lam dan berkata sambil tertawa, "Saudara Siau
lam, kau juga harus berangkat ke kota Liok yang, urusan di
765 Liau teng tak bisa kau ikuti"
"Kenapa?" tanya Yu Siau lam tertegun, bukankah
membasmi iblis menegakkan kebenaran adalah kewajiban
setiap orang?"
Hoa In-liong segera tertawa terbahak-bahak.
"Haahhh". haaahhh "haaahh. ..Pek hu dan Pek bo
sekarang berada di Lok yang, kau sebagai seorang putra yang
Neraka Hitam Seri Bara Maharani Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
berbakti sudah sewajarnya kalau berkumpul dengan mereka,
apalagi ayah ibumu baru lolos dari bahaya"
Yu Siau lam menjadi gembira sekali sesudah mendengar
berita itu, belakangan ini dia selalu menguatirkan keselamatan
ayah ibunya, maka bisa dibayangkan betapa terharunya
pemuda itu setelah mendapat kabar tersebut, sehingga untuk
beberapa saat lamanya ia tak mampu mengu-capkan sepatah
katapun. "Hoa kongcu, sungguhkah ini?" seru Tam Si bin pula
dengan cemas. Tapi setelah perkataan itu diutarakan tiba-tiba ia merasa
ucapannya itu kurang tepat, maka buru-buru tambahnya,
"Sebab lohu".."
Sambil tersenyum Hoa Ia liong menukas.
"Berhubung pihak Mo kau hendak membuat phi tok liong
wan, oleh pihak Hian-beng-kau Yu pek hu dan pek bo telah
diserahkan kepada orang-orang Mo kau, untunglah didalam
pembuatan obat-obatan tersebut Yu pek hu telah berbuat
cerdik dengan melakukan sabotase secara diam-diam, coba
kalau bukan lantaran hal itu, tak akan segampang ini boanpwe
766 berhasil menyelamatkan para jago yang tertawan, malah
besar kemungkinan boanpwe tak bisa ikut menghadiri
pertemuan besar yang diadakan oleh pihak Hian-beng-kau"
Tiba-tiba tanpa mengucapkan sepatah katapun Yu Siau lam
membalikkan badan dan kabur meninggalkan tempat itu.
Ketika dilihatnya pemuda itu seperti terpengaruh oleh
emosi, Hoa In-liong kuatir ia menjumpai hal-hal yang diluar
dugaan, dengan cepat tubuhnya berkelebat kemuka dan
mencengkeram urat nadi pada pergelangan tangan Yu Siau
lam. "Saudara Siau lam!" bentaknya, "harap tenangkan hatimu,
pek bu dan pek bo berada dalam keadaan sehat wal"afiat"
Sesungguhnya Yu Siau lam adalah seorang pemuda yang
pandai menguasai diri, sekalipun perasaannya agak tergolak
sewaktu mendengar kabar tentang orang tuanya, tapi setelah
mendengar perkataan dari Hoa In-liong itu perasaannya
seketika menjadi tenang kembali.
Kepada Hoa In-liong katanya sambil tertawa rikuh:
"Adik In liong, aku tidak apa-apa"
"Harap saudara Siau lam dapat mengendalikan diri, dengan
begitu siaute pun bisa berlega hati" kata Hoa In-liong seraya
melepaskan cengkeramannya,
Yu siau lam tertawa getir, serunya kemudian, "Hayo
berangkat!"
Tiba-tiba ia membalikkan badan dan beranjak pergi.
767 Tentu saja tindakannya itu membuat Hoa In-liong menjadi
tertegun, dengan wajah melonggo dia menegur, "Saudara
Siau Lam, mau apa kau?"
Tanpa berpaling Ya Siau lam berkata dangan tenang.
"Dengan kepandaian berenangku, tanpa berhenti aku bisa
berenang sejauh sepuluh li, tentu saja aku harus
menyumbangkan dulu tenagaku sebelum pergi menyambangi
orang tua, kalau tidak demikian dia orang tua pasti akan
mendamprat diriku sebagai egois"
Tiba-tiba Coa hujin menghela napas panjang dan ikut
berkata, "Yu hiantit bisa mendahulukan kepentingan umum
daripada kepentingan pribadi, hal mana sungguh membuat
aku yang menjadi pek bo nya merasa malu sendiri"
Ia lantas berpaling kearah Goan cing taysu sambil katanya,
"Sian ji bertekad untuk turut serta dalam rombongan menuju
ke liau tang, nama cousu tak boleh ternoda oleh perbuatan
Sian ji yang egois ini, soal Goan han, biarlah agak lambat
sedikit juga tidak mengapa"
Goan cing taysu segera manggut-manggut.
"Kalau kau bisa berbuat demikian, hal ini memang lebih
baik?"." katanya.
Hoa In-liong yang menyaksikan kejadian itu segera tahu,
bahwa dibujuk terus juga tak berguna, maka ketika dilihatnya
dua bersau dara Kiong masih berada disana, sambil menarik
muka, dia lantas menegur, "Kenapa kalian belum pulang ke
gunung" Mau apa menunggu disini" Kalau terjadi sesuatu atas
diri kalian, kau suruh aku bagai mana caranya bertemu
dengan kakek kalian"
768 "Ilmu berenang yang kami miliki secara dipaksakan masih
bisa pula dipakai untuk menghadapi lawan" kata Kiong Gwat
hui. "Tidak bisa!"
Kiong Gwat hui segera menuding kearah Kongsun Peng
seraya berteriak manja, "Dia kan belum tentu jauh lebih hebat
dari pada diriku, kenapa ia boleh ikut" Hey, Kongsun sauhiap,
bagaimana dengan ilmu berenangmu?"
Hoa In-liong segera berpaling ke arah Kongsun Peng sambil
mengerdipkan matanya maksudnya dia minta Kongsun Peng
sengaja menyombongkan ilmu berenangnya agar bisa
menyumbat mulut kakak beradik dari keluarga Kiong itu.
Siapa tahu Kongsun Peng merasa gugup sekali sudah
mendengar perkataan dari Kiong Gwat hui, hakekatnya ia
sama sekali tidak memperhatikan kerdipan mata dari Hoa Inliong
tersebut, dengan wajah merah padam seperti babi
panggang dan suara tergagap dia berseru, "Aku sendiripun tak
mampu, cuma"..
Tidak menanti ia menyelesailan kata-katanya, Kiong Gwat
hui telah tertawa cekikikan karena geli.
Hoa jiko, sudah dengar belum kata katanya itu?" serunya.
Kalau budak ini ribut terus macam begini, entah sampai
kapan selesainya?"..?" pikir Hoa In-liong.
Maka diapun tidak memaksa mereka untuk pulang lagi.
Sementara itu Goan cing taysu telah berkata sambil
tersenyum. 769 "Baiklah! Siapa yang ingin ikut pergi, biarkan ikut perlu,
Liong ji juga tak usah menghalangi niat mereka lagi"
Kiong Gwat hui merasa bangga sekali dengan ucapan itu,
katanya sambil tertawa.
"Nah, sekarang apa yang hendak Kau katakan lagi"
Bagaimanapun juga Goan cing locianpwe memang lebih adil,
sedangkan Hoa jiko jahat dan kurang ajar, hmm! Jangan kau
anggap ilmu silatmu sudah melebihi orang lain, kalau ada
waktu dilain saat, aku pasti akan menantangmu uatuk berada
kepandaian"
Hoa In-liong benar-benar dibuat amat rikuh, tapi Goan cing
taysu telah berkata demikian, maka diapun merasa tidak
leluasa untuk banyak berbicara lagi.
Sementara itu dalam hati kecilnya dia mulai menyusun
rencana, dia bermaksud hendak meminta pertolongan Goan
cing taysu untuk memberi petunjuk ilmu silat kepada Kongsun
Peng sekalian, selain itu diapun ingin minta bantuan dari
orang-orang Cian li kau untuk mengawasi para jago yang agak
cetek ilmu silatnya.
Tiba-tiba terdengar Pek Soh gi berkata, "Liong ji, bukankah
kau selalu memperhatikan Kok Gi pek, apakah selama in ia tak
pernah munculkan diri?"
Hoa In-liong termenung dan berpikir sejenak, kemudian
sahutnya" "Para Ciu Hoa juga tak seorang pun yang menampakkan
diri. Aku pikir hal ini tak perlu diherankan, sang kelinci pun
mempunyai sarang paling tidak tiga buah, sudah pasti sarang
Kok See-piau juga bukan sebuah istana Kiu ci piat kiong di
bukit Ci san ini saja, aku tahu kalau ambisinya untuk
770 menguasahi dunia persilatan amat besar, setelah menderita
kekalahan jelas mereka akan dibawa kabur ke suatu tempat
rahasia untuk menghimpun kekuatan lagi seraya menunggu
saat yang baik guna muncul kembali didalam dunia persilatan"
"Aaai?"! Tampaknya kecerdasan Kok See-piau satu
tingkat jauh lebih dalam bila dibandingkan dengan kawanan
iblis lainnya" keluh Cu Im taysu sambil menghela napas.
"Kalau Thian hong mau menuruti perkataanku dan sadari
dulu menjagal si bajingan tengik yang cabul itu, sudah pasti
dia tak akan berhasil seperti sekarang ini dan menjadi bibit
penyakit untuk kita semua" kata Ciu Thian hau dengan suara
dingin. "Tapi sekarang toh masih belum terlalu terlambat" kata Hoa
In-liong sambil tertawa paksa.
Sementara pembicaraan masih berlangsung, tiba-tiba ada
orang yang datang menyerahkan pedang mestika milik Hoa
In-liong yang terjatuh ke dalam lembah tadi beserta senjata
kaitan Pek giok kau milik Thia Siok-bi, buru-buru si anak muda
itu mengucapkan terima kasih.
Hari itu udara dia atas lautan amat tenang, ombakpun tidak
seberapa besar, sejauh pandangan ke depan, laut dan langit
seakan-akan berhubungan antara yang satu dengan lainnya.
Berapa titik perahu layar sedang pelan-pelan bergerak
menuju ketengah samudra yang seolah-olah tak pertepian itu.
Setelah bersembahyang untuk arwah Thian Ik-cu yang
telah tiada, Hoa In-liong sekalipun berangkat menuju keutara
dan menumpang dalam sebuah perahu amat besar.
771 Pek Siau-thian dan Thia Siok-bi ternyata tidak turut didalam
rombongan tersebut.
Pada setiap tiang layar perahu-perahu pihak mereka,
semuanya dikibarkan selembar panji hitam yang melukiskan
seekor nasa emas yang sedang memantangkan kelima Jari
cakarnya, itulah lambang perahu dari Mu Hay yu liang (naga
sakti dari empat samudra).
Beng liong sin yang meraja lela sepanjang sungai Tiang
sang ke utara, laut kuning laut utara dan sekitarnya.
Berbicara yang sebetulnya, Su Hay yu liong Beng Tiong sin
susungguhuya berstatus setengah perampok, ia menarik pajak
dari setiap perahu nelayan dan perahu saudagar yang melalui
perairannya, cuma andaikata para nelayan itu menghadapi
persoalan, merekapun bersedia memberi bantuan dengan
melindungi nelayan-nelayan tersebut.
Adapun pajak yang harus dibayar adalah ditentukan oleh
para nelayan itu sendiri, jumlahnya tidak terhitung terlampau
tinggi dan masih boleh dibilang adil.
Sebaliknya jika terjadi perampokkan didaerah perairannya,
maka dia akan menggunakan hitam makan hitam untuk
menyikat barang rampasan perampok-perampok lain, sedang
bila ada pembesar korup atau saudagar curang yang melalui
tempat itu, diapun membegal mereka.
Untung saja sifat orang ini cukup bijaksana, selamanya dia
hanya merampas harta, tidak melukai nyawa orang, dengan
peraturan nya yang amat ketat, belum pernah anak buahnya
melakukan sesuatu perbuatan yang melanggar hukum langit.
Justru karena sifatnya itu, maka para jago dari golongan
pendekar pun tiada yang meng gubris perbuatannya itu.
772 Kali ini Hoa In-liong telah mendatangi mereka untuk
memohon bantuannya, sebagaimana diketahui, nama keluarga
Hoa sudah amat tersohor dalam dunia persilatan waktu itu,
apalagi Beng Tiong sin memang sudah menguasai penuh
daerah perairan disekitiarnya maka begitu mendapat
kunjungan Hoa jiya, buru-buru ia menyambut kedatangannya
dengan segala kehormatan.
Ketika maksudnya dikemukakan, sambil menepuk dada,
Beng Tiong sin langsung saja menyatakan kesanggupannya.
Bukan saja dia telah menyediakan lima buah perahu perang
yang terbagus, bahkan turun tangan sendiri untuk mengiringi
keberang katan mereka.
Sesungguhnya Hoa In-liong tidak bermaksud demikian, dia
hanya ingin meminjam perahu dan seorang yang hapal
dengan daerah pengairan dilaut utara saja hanya sebagai
petunjuk jalan, dia tak ingin memaksa orang itu harus
bermusuhan secara terbuka dengan pihak Kok See-piau, Bwe
Su-yok serta Jin Hian sekalian.
Seng Tiong sio ternyata bersikeras untuk turut serta
didalam pergerakan itu, sepintas lalu ia membantu seperti
karena didorong nalurinya untuk ikut menegakkan keadilan,
padahal sesungguhnya diapun memiliki suatu maksud pribadi.
Sebagaimana diketahui, Pek hay sam liong yang berpihak
kepada Jin Hian juga malang melintang dilautan utara selama
ini, belum pernah mereka memberi muka kepadanya, setiap
kali anak buahnya ketanggor mereka, selalu dihajar sampai
kocar kacir tak karuan.
773 Beng Tiong sin cukup menyadari akan keterbatasan ilmu
silatnya, maka selama ini dia hanya bisa menerima kenyataan
tersebut deegan hati kecut.
Tapi skarang kesempatan baik untuk membalas dendam
telah tiba, mungkinkah dia akan melepaskan peluang tersebut
dengan begitu saja?""
Apalagi bisa bergaul dengan orang-orang keluarga Hoa
merupakan sesuatu kejadian yang pantas dibanggakan dan
bisa menambah pamornya di mata orang, sudah barang tentu
dengan senang hati permintaan itu segera dikabulkan?"
Berlayar diatas lautan sebagian besar adalah tergantung
pada hembusan angin, beberapa hari belakangan ini ternyata
angin ber- hembas sangat lemah sehingga perahupun berjalan
sangat lambat. Diam-diam Hoa In-liong gelisah sekali menyaksikan
kenyataan itu, dia mulai menyesal mengapa harus melakukan
pengejaran lewat lautan, coba kalau melalui daratan dengan
mendahului didepan musuh, siapa tahu mereka masih memiliki
sisa waktu untuk mengadakan persiapan di wilayah Liau tang.
Tapi berulang kali Beng Tiong sin menghibur hatinya, dia
berkata bahwa rombongan Jin Hian dan dua perkumpulan
lainnya juga tiba disana belum lama, hal tersebut
sesungguhnya tak perlu dirisaukan.
Hoa In-liong juga tahu bahwa gelisahpun tak ada gunanya,
maka ia pergunukan kesempitan selama beberapa hari ini
untuk memperdalam ilmu silat sendiri.
Sementara Kongsun Peng, Yu Siau lam sekalian juga
memohon petunjuk ilmu silat dari Coan cing taysu serta Ciu
Thian hau sekalian.
774
Neraka Hitam Seri Bara Maharani Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Dengan senang hati para angkatan tua itu memberi
petunjuk sejauh mana mereka butuhkan.
Menjumpai Kesempatan yang demikian baiknya ini, sudah
barang tentu para jago muda itu menjadi bersemangat untuk
melatih diri, tiap hari mereka memohon petunjuk dan
melatihnya siaang malam dengan tekun, tak heran dalam
beberapa hari yang amat singkat ini kepandaian silat mereka
telahh mendapatkan kemajuan yang amat pesat.
Dalam pada itu, Beng Tiong sin sedang menemani Hoa Inliong
sekalian berdiri diujung geladak sambil memandang jauh
ke depan. Tiba-tiba Hoa Ngo berkata, "Liong ji, yakinkah kau bahwa
Kok See-piau benar-benar sedang melakukan pengejaran
terhadap Jin Hian dan rombongan?"
Mereka masuk kelautan lebih duluan, kita juga sudah
mencari kabar sebelum, berangkat, apalagi ada orang yang
menyaksikan pihak Hian-beng-kau dan Kiu-im-kau telah
berangkat berlayar menyusul rombongan dari Hong im hwe,
masakah hal ini bisa salah lagi?"
Hoa Ngo segera menggelengkan kepalanya berulang kali,
dia berkata. "Seberapa orang itu yang satu jauh lebih licik daripada
yang lain tanpa suatu ke yakinan yang kuat, tak mungkin
mereka akan masuk kelautan, siapa tahu kalau mereka henya
pura-pura berlayar, lalu setelah sampai ditengah jalan secara
diam-diam merapat kembali kedaratan?"?"
Hoa In liang termenung sebentar lalu jawabnya.
775 "Jin Hian sudah tiada jalan lain yang bisa di tempuh lagi
kecuali jalan ini, dia pasti tak akan kembali kedaratan
Tionggoan secara diam-diam, sebab hal itu justru akan
membahayakan jiwanya. Dalam pertemuan besar Toan wu
hwee, seandainya Jin Hian tidak menjegal kaki Kok See-piau
dari belakang, usaha Hian-beng-kau untuk menjebak semua
jago yang hadir dalam pertemuan itu pasti telah berhasil
dengan sukses, dunia persilatanpun mungkin sudah terjatuh
ketangannya. Tapi gara-gara Jin Hian semua harapannya
buyar seperti terhembus angin, dendam sakit hati sebesar ini
tak mungkin bisa dilupakan oleh Kok See-piau, malah mungkin
dia belum akan puas sebelum mencincang dagingnya dan
menghirup darahnya, coba di pikirlah sendiri, masa dia akan
melepaskan musuh besarnya itu dengan begitu saja?"
Setelah berhenti sejenak, dia menambahkan.
"Apalagi bertarung diatas lautan, pihak mereka jauh lebih
beruntung posisinya daripada orang lain"
"Kalau memang demikian, mengapa setelah kita kejar
selama beberapa hari, masih belum tampak juga jejak
mereka?" seru Hoa Ngo dengan mata melotot.
Bong Pay segera tertawa, selanya, "Ngo te apakah kau
tidak merasa terlalu terburu napsu?"
Mendadak Hoa In-liong berteriak keras, "Lihat! Didepan
sana ada perahu!"
"Yaa, besar kemungkinan perahu itu adalah perahu orangorang
Hian-beng-kau serta Kiu-im-kau.
Beng Tiong sin setengah percaya setengah tidak ketika
mendengar seruan itu sebab ia belum mendapat laporan dari
petugasnya yang berada diatas tiang, bisiknya kemudian"
776 "Aaai, benarkah itu?"
Cepat dia mengeluarkan sebuah teropong dan memeriksa
keadaan didepan sana, "betul juga, diujung laut sebelah
depan sana kelihatan ada beberapa titik hitam yang bergerakgerak
seperti perahu.
Hal mana segera mengejutkan hatinya, pikirnya kemudian,
"Heran, padahal jarak dari sini sampai ke situ masih jauh
sekali, mengapa dengan mata telanjang mereka bisa
menangkap titik se kecil itu" Pada hal aku yang melihat
dengan teropongpun memakan waktu yang cukup lama?"
Sifat kekanak-kanakan Coa Wi-wi belum hilang, ketika
dilihatnya Beng Tiong sin menempelkan matanya pada sebuah
benda lonjong untuk memandang ke tempat kejauhan, tanpa
terasa dia bertanya".
"Eeeh. ".benda apa sih itu" Bolehkah meminjamkannya
kepadaku sebentar"..?"
Beng Tiong sin tentu saja tak berani menampik, sambil
menyerahkan teropong itu sahutnya sambil tertawa, "Benda
ini bernama Cian li king (teropong seribu li) datang dari Persia,
kegunaannya bisa mendekatkan benda yang berada ditempat
kejauhan, bila nona suka dengan benda itu, ambil saja, aku
masih memiliki beberapa buah lagi"
"Ooh"sesuatu yang luar biasa, coba aku lihat kata Coa Wiwi
tertawa. Dia lantas menempelkan matanya pada ujung teropong dan
melongok ke depan, mendadak jeritnya, "Enci In, Enci Lian,
enci Hui, kalian cepat kemari, betul juga, kita bisa melihat
benda didepan sana dengan jelas.
777 Sesudah berhenti sejenak, katanya lagi.
"Haah, betul juga! Didepan situ ada perahunya, satu, dua,
tiga"..semuanya berjumlah delapan, diatas tiang bendera
berkibar sebuah panji dengan sulaman?""
"Haahhh"..haaahhhh".haaahhh"..pasti sulaman kepala
setan" sambung Hoa In-liong.
"Betul!" sahut Coa Wi-wi sambil manggut-manggut.
"enci In, aai".kheki betul aku, sudah dipanggil-panggil
kenapa belum datang juga?"
Menyaksikan kepolosan dan kelincahan si nona yang cantik
dan menarik itu, semua orang merasa hatinya lega dan
nyaman, tanpa terasa semua orang ikut tersenyum.
Beng Tiong sin diam-diam merasa keheranan lagi, dengan
teropong tersebut dia cuma bisa mengenali titik-titik hitam
tersebut sebagai perahu, kenapa gadis itu bisa melihat
lambang diatas panji perahu depan"
Sesungguhnya ia sudah memandang Coa Wi-wi terlalu
rendah, ia tidak percaya kalau gadis secantik ini memiliki ilmu
silat yang amat luar biasa, apalagi memiliki ketajaman mata
yang berlipat kali lebih tajam dari manusia biasa.
Tiba-tiba terdengar kelasi yang berada di atas tiang
berteriak keras, "Sebelah utara condong ketimur delapan
derajat ada perahu, kurang lebih".. "
Ngo can, tak usah berbicara lagi!" bentak Beng liong sin
keras-keras. 778 Orang yang berada diatas tiang itu segera tutup mulut
dengan ketakutan bercampur keheranan, ia tak habis mengerti
kenapa Beng liong sin gusar kepadanya.
Terdengar Beng Tiong sin berguman lagi setengah
menggerutu, "Goblok! Orang lain sudah melihat dengan jelas,
kau masih cerewet melulu. ?"
Tiba-tiba Coa Wi-wi menyodorkan teropong Tian li cing
tersebut kepada Hoa In-liong, kataanya, "Jiko, kau juga
lihatlah dengan benda ini"
"Haaahh"..haaahh?"haahh?"tidak usah" sahut Hoa Inliong
sambil tertawa terbahak-bahak, "ketika aku ulang tahun
yang kesepuluh, ada orang menghadiahkan sebuah teropong
cian li cing tersebut untuk ku, waktu itu aku membawanya
setiap hari untuk bermain, tapi akhirnya aku menjadi jemu
sendiri" "Huuh, tidak mau melihat yaa sudah" seru Coa Wi-wi
sambil mencibirkan bibirnya yang kecil.
Dia lantas berpaling, ketika dilihatnya Cia In sekalian
sedang keluar dari ruang perahu, ia lantas berteriak, "Enci In,
cepat kau lihat!"
Cia In tak tega untuk menampik maksud hatinya, maka
diapun menerima teropong itu dan melihat sebentar,
kemudian katanya hambar, "Ehmm, betul juga!"
Dia lantas sodorkan ke tangan Kiong Gwat hui, setelah
melirik sekejap ke arah Hoa In-liong, diapun berjalan menuju
ke buritan kapal.
779 Sementara itu gadis lainnya sedang saling berebut untuk
melihat sambil tertawa cekikikan, suara pembicaraan mereka
yang ribut membuat suasana bertambah ramai.
Coa Wi-wi malah sebaliknya, tidak tertarik lagi, dia
mengejar ke mana Cia In pergi.
Hoa In-liong melirik sekejap ke arahnya dengan mulut
membungkam, dihati kecilnya diam-diam ia menghela napas.
Mendadak ia tidak menjumpai Kiong Gwat hui hadir disitu,
segera pikirnya dalam hati, "Keramaian apapun pasti diikuti
budak ini, mengapa kali ini terkecuali?"
Sesudah termenung sejenak, ia lantas memburu ke sisi
perahu untuk mencari jejaknya, disuau tempat yang tertutup
akhirnya ia menjumpai Kiong Gwat hui dan Kongsun Peng
sedang duduk berdampingan dan bercakap-cakap dengan
suara lirih, sikap mereka kelihatan amat mesra.
Dia-diam ia merasa girang sekali setelah menyaksikan
keadaan itu, ia tidak mengganggu mereka berdua dan cepat
kembali ke geladak, kepada Beng Tiong sin katanya, "Beng
tangkah, tahukah kau sampai kapan kita baru berhasil
menyusul perahu dari pihak Kiu-im-kau itu?"
Beng Tiong sin berpaling dan memeriksa sejenak,
kemudian sahutnya.
"Paling tidak juga satu hari lagi!"
Mendengar itu Hoa In-liong lantas berpikir.
"Cuma jarak perjalanan sedekat inipun membutuhkan
waktu yang begini lama, betul-betul bikin hati orang menjadi
jemu rasanya 780 "Hoa Kongu!" terdengar Beng Tiong sin berkata lagi,
"meskipun perahu musuh sudah kelihatan, tapi jarak kita
paling tidak juga masih lima enam puluh li, bila ada angin
dalam tiga empat jam kita sudah bisa menyusul mereka, tapi
tanpa angin seperti sekarang ini, seharipun belum tentu bisa
menyusul mereka, itu menurut perhitungan dengan perahu
milik aku orang she Beng, coba kalau perahu biasa, hal ini tak
mungkin bisa dilakukan"
"Aku juga tahu kalau perjalanan di laut tidak sama dengan
perjalanan didarat" kata Hoa In-liong sambil tertawa, "aku
mah belum sampai sebodoh itu"
Tiba-tiba angin sejuk berhembus lewat, membuat orang
merasa lega dan semua kemangkelan serasa lenyap tak
berbekas. Beng Tiong sin menjadi kegirangan serunya cepat, "Bila
hembusan angin ini tidak berhenti, tak sampai setengah
harian, kita sudah akan berhasil menyusul mereka"
Selama beberapa bari belakangan ini hanya saat sekarang
merupakan saat yang paling menggembirakan, Siau yau sian
Cu Thong yang baru sembuh dari lukanya merasa kesal
setelah mengurung diri selama beberapa hari dalam ruangan,
saat itu diapun sudah keluar dari ruangan dan bercakap-cakap
dengan Cia Thian hau serta Cu Im taysu sekalian diatas loteng
perahu. Sementara itu Coa Wi-wi yang menyusul Cia In berhasil
menemukan gadis itu ada disisi kiri perahu sambil bermuram
durja, waktu itu ia sedang memandang hutan nan hijau
dikejauhan sana sambil termangu-mangu.
Dengan kening berkerut segera sapanya, "Enci In!
781 Cia In terkejut dan segera berpaling, "Adik wi, kau sedang
memanggil aku?" tegurnya.
Aaaii ".! Coa Wi-wi menghela napas panjang sambil
menghampirinya, kenapa sih enci In begitu murung" Sungguh
membuat aku ikut merasa sedih dan kesal!"
Cia In mersa amat terharu sekali, sambil membenahi
rambutnya yang kacau terhembus angin, ia menghela napas,
katanya, "Perhatian adik Wi sangat mengharukan hatiku,
cuma"..aaai! Darimana kau bisa mengetahui isi hatiku"
"Tidak, aku tahu, enci In tentunya disebabkan"..
"Gadis ini terlalu pintar"
Cia In segera berpikir, lebih baik jangan kuucapkan katakata
yang susah dihadap"..
Berpikir demikian, sambil tertawa dia lantas menukas, "Isi
hatiku adalah ingin melihat kau dan jiko kawin serta hidup
secara berbahagia sepanjang waktu, dengan begitu aku pun
bisa berlega hati"
Merah padam selembar wajah Coa Wi-wi karena jengah,
katanya, "Akupun tahu kalau enci In sangat baik kepadaku,
cuma isi hati enci In sudah jelas bukan?"
"Apa yang barusan kukatakan, sesungguhnya memang
benar-benar merupakan isi hati enci In, cuma,?"..aku
memang masih ada isi hati lain yang belum diucapkan"
"Lantas apakah isi hatimu itu?"
782 "Enci In sudah mulai jemu dan muak menghadapi dendam
dan saling bunuh membunuh yang terjadi didalam dunia ini,
enci bertekad untuk cukur rambut menjadi pendeta, tapi budi
kebaikan guruku yang telah mendidik aku selama ini lebih
tebal dari langit, bagaimanapun juga aku merasa tak tega
untuk mengutarakannya keluar"
Coa Wi-wi menjadi tertegun sehabis mendengar perkataan
itu, tiba-tiba ia mendongakkan kepalanya seraya berseru, "Bibi
Ku, bibi Pui, ucapan enci In toh sudah kalian dengar, mengapa
kalian berdua tidak munculkan diri untuk membujuknya?"
Baru saja Cia In tertegun, tampak Tiang heng Tokoh dan
Pui Che-giok telah melayang datang.
Pui Che-giok segera menghela napas panjang, katanya, "In
ji, jadi kau tak mau meneruskan warisan perguruan kita ini?"
Tiba-tiba Cia In menjatuhkan diri berlutut, dengan air mata
bercucuran katanya.
"Harap suhu bersedia mengampuni dosa tecu, tecu benarbenar
ingin mengikuti supek untuk belajar agama"
Dengan kening berkerut Tiang heng tokoh berkata,
"Bertapa bukan sesuatu yang boleh dianggap sebagai bahan
permainan, belum tentu kau bisa tahan untuk hidup terpencil
dan jauh dari keramaian dunia, buat apa sih kau musti
menyiksa diri?"
"In ji pasti bisa menerima semua penderitaan tersebut,
harap supek mau mengabulkan permintaanku ini" rengek Cia
In sedih. 783
Neraka Hitam Seri Bara Maharani Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Untuk dibicarakan memang gampang, tapi sukar untuk
dilaksanakan. Kau bangunlah lebih dulu, persoalan ini bisa kita
rundingkan kembali dikemudian hari"
Tapi Cia In tetap berlutut diatas tanah. "Supek, kumohon
kau orang tua bersedia memenuhi keinginan In ji ini"
pintanya. Tiang heng Tokoh mengerutkan dahinya, tapi
setelah berpikir sebentar, tiba-tiba ia tersenyum, sambil
membangunkan gadis itu katanya, "Keinginanmu itu supek tak
mungkin bisa memenuhinya, tapi kalau keinginanmu yang lain,
mungkin juga supek bisa mengusahakan agar berhasil?"."
Mula-mula Cia In agak tertegun, kemudian merah padam
selembar wajahnya karena jengah, dia ingin membantah tapi
kuatir semakin dibantah keadaannya semakin runyam, setelah
gelagapan sendiri, akhirnya sambil mendepakkan kaki ke
lantai, dia menyelinap masuk kedalam ruangan.
Menyaksikan kesemuanya itu, Pui Che-giok gelengkan
kepalanya berulang kali sambil bergumam dengan suara lirih.
"Aaai"..!Siapa yang terlalu romantis, akhirnya pasti akan
menanggung kekecewaan, tapi"..berapa orang didunia ini
yang bisa terlepas dari soal cinta?"
Tiba-tiba terdengar suara dari Goan cing taysu bergema
datang. "Buddna maha pengasih datang kedunia dengan membawa
kasih dan cinta, tak mungkin dunia ini kehilangan cinta, bila
tak mampu dilakukan, janganlah terlalu memaksakan, sesuatu
yang terlalu dipaksakan akan berakibat kurang nenyenangkan,
mengerti kah kalian Heng toyu, dan Pui kaucu?"?"
784 Dengan terkejut kedua orang itu berkerling, entah sedari
kapan tahu-tahu Goan cing taysu telah berdiri dibelakang
mereka. Tiang heng Tokoh menggerakkan bibirnya seperti hendak
mengatakan sesuatu, tapi kemudian niat tersebut diurungkan.
Sedangkan Pui Che-giok hanya berdiri tertegun seperti tak
tahu apa yang mesti dikatakan.
Coa Wi-wi pun berdiri tertegun seperti mengerti seperti
juga tidak, untuk sesaat suasana menjadi amat hening.,
Setelah melakukan pengejaran hampir satu jam lamanya, Hoa
In-liong sekalian menjumpai lebih kurang dua tiga puluh li
didepan barisan perahu-perahu Kiu im kiu terdapat
rombongan perahu lain, mungkin itulah perahu yang
ditumpangi Jin Hian sekalian.
Menjelang tengah hari, perahu yang di tumpangi Hoa Inliong
sudah berada hanya sebelas dua belas li dari perahuperahu
Kiu-im-kau, sebaliknya perahu yang ditumpangi Jin
Hian sekalian tinggal sepuluh li dari perahu utama dari pihak
Kiu-im-kau. Jauh diujung depan sana, diwilayah sebelah utara tampak
daratan nan hijau telah terbentang didepan mata, ternyata
kejar mengejar yang berlangsung selama beberapa hari ini
telah membawa ketiga pihak rombongan itu semakin
mendekati wilayah Lian tang.
Ditengah samudra yang luas, para jago dari ketiga belah
pihak mulai dapat menyaksikan gerak-gerik musuh diatas
perahu masing-masing.
785 "Diatas kelima buah perahu besar milik Beng Tiong sin
dilengkapi pula dengan meriam-meriam besar, empat diperahu
utama dan dua diperahu lainya.
Pada waktu itu belasan lelaki kekar yang bertubuh tegap
sedang menggosok meriam, mengangkut musiu, mengisi
meriam dan sibuk bekerja tampak peluh telah membasahi
tubuh orang-orang itu.
Tiba-tiba Hoa In-liong menjumpai pada setiap buritan
perahu perahu Kiu-im-kau juga dilengkapi dengan sebuah
meriam, dua orang lelaki berbaju hitam yang membawa obor
berdiri serius disisi meriam tersebut.
Menyaksikan ketenangan orang-orang itu serta bentuk
meriam yang jauh lebih besar dan menyeramkan itu, satu
ingatan segera melintas dalam benak anak muda itu, pikirnya,
"Agaknya gelagat tidak menguntungkan bila dilihat dari
keadaan mereka, rupanya pihak Kiu-im-kau telah mempunyai
rencana yang cukup matang, jauh berbeda dari pihak kami
yang menjadi repot setelah persoalan menjelang didepan
mata ?" Berpikir demikian, dia lantas bertanya kepada Beng Tiong
sin, "Beng tangkeh, meriam-meriam mu itu bisa mencapai
jarak berapa jauh".."
Tanpa berpikir panjang Beng Tiong sin segera menjawab,
"Kurang lebih tiga li, paling jauh pun bisa mencapai empat li"
"Lantas berapa jauh jarak yang bisa dicapai oleh meriammeriam
pihak Kiu-im-kau" Apakah Beng tangkeh bisa memberi
ancer-ancernya?" Beng Tiong sin segera mengeluarkan
teropongnya dan memeriksa sebentar, dia ia merasa amat
terkejut tadi diluar, jawabnya, "Meriam diatas perahu ku ini
786 termasuk meriam kelas satu, aku pikir belum tentu meriammeriam
Kiu-im-kau bisa menandingi kami"
Hoa In-liong segera tersenyum, ujarnya kemudian, "Aku
lihat ada baiknya kita jangan beradu meriam dengan mereka,
cari saja akal lain untuk beradu kekuatan dengan mereka,
entah bagaimana menurut pendapat Beng tangkeh?"
"Tidak usah" jawab Beng Tiong sin dengan angkuh,
"sekalipun harus berduel mati-matian, aku percaya meriam
kita tak akan kalah dari meriam-meriam lawan"
Sejak terjun ke dalam dunia persilatan, pengalaman yang
dimiliki Hoa In-liong sudah memperoleh kemajuan yang pesat,
melihat keyakinan orang ini, dia lantas tahu jika pembicaraan
dilanjutkan, bisa jadi orang akan salah mengira dirinya
memandang hina, oleh sebab itu dia cuma tertawa hambar
dan tidak berbicara lagi.
Sebenarnya perahu-perahu dari ketiga belah pihak berlayar
dengan cara beriring, akan tetapi setelah menemukan jejak
musuh mereka segera memerintahkan perahu di belakang
untuk menyusul ke depan dan berganti formasi menjadi
berlayar berjajar.
Hoa In-liong memperhatikan perahu-perahu di pihak Jin
Hian sana, ia menyaksikan Jin Hian telah muncul dari ruang
perahunya untuk memeriksa keadaan, tapi tidak nampak Bwe
Su-yok maupun Kok See-piau muncul dari ruang perahunya.
Melihat itu, pemuda kita lantas berpikir.
"Berada dalam keadaan seperti ini, Kiu-im-kau terpaksa
akan menghadapi dua arena pertarungan sekaligus, kenapa
Bwe Su-yok begitu gegabah tanpa munculkan diri untuk
787 melakukan pemeriksaan?" Bukankah tindakan ini kurang
cerdas?" Baru selesai berpikir, tiba-tiba dari buritan sebuah perahu
Kiu-im-kau berjalan keluar seorang gadis berwajah dingin
yang membawa sebuah tongkat berkepala setan, orang itu tak
lain adalah Kiu in kaucu Bwe Su-yok.
Disampingnya mengikuti pula Un yong ciau, Kek tian tok
sekalian. Menyusul kemudian dari perahu sebelah kiri
kanannya segera bermunculan pula Kok See-piau, Che Thian
hua, Gi Tang cuan sekalian jago-jago dari Hian-beng-kau.
Dengan sepasang biji matanya yang Jeli, Bwe Su-yok
memperhatikan sekejap perahu yang ditumpangi Hoa In-liong
kemudian sambil tertawa dingin katanya, Hoa In-liong kenapa
kau bukan datang seorang diri, tapi mengajak begitu banyak
orang untuk mengiringi kematianmu bersama"
"Menang kalah belum ditentukan, lebih baik kau jangan
keburu bersenang hati lebih dahulu" sahut Hoa In-liong
hambar. Setelah berhenti Sejenak, tambahnya, "Bagaimana dengan
Si Leng jin dan pelayannya?"
Tiba-tiba muncul perasaan dengki dalam hati Bwe Su-yok,
dengan dingin, ia menjawab, "Budak itu terlalu keras kepala,
tak menuruti perkataanku, karena marah aku telah membuang
mereka ke dalam lautan sebagai umpan ikan"
Meskipun tidak percaya, agak tergetar juga perasaan Hoa
In-liong setelah mendengar perkataan itu, bentaknya segera,
"Sungguhkah perkataanmu itu?"
"Tentu saja sungguh!"
788 Diam-diam Hoa In-liong segera berpikir kembali.
"Makin lama budak ini semakin sok lagaknya, aku harus
memberi pelajaran yang setimpal kepadanya, sialan!"
Tiba-tiba terdengar Kok See-piau terseru sambil tertawa,
"Bwe kaucu buat apa kau musti banyak bicara dengan
kawanan manusia yang sudah hampir mampus itu" Lebih baik
cepat-cepat dihantar pulang ke langit barat saja kan beres"
"Hmm, tidak akan semudah itu kawan!" teriak Beng tiong
Jin dengan suara lantang.
Dalam pada itu, perahu masing-masing sudah berada pada
jarak lima enam li dari perahu lawan.
Buat jago-jago lihay seperti Hoa In-liong, Kok See-piau dan
sekalian jago lainnya berbicara dalam jarak sejauh ini masih
bukan menjadi persoalan, tapi Beng Tiong sin harus
mengerahkan tenaga yang cukup besar untuk mengutarakan
kata-kata tersebut, itupun sebagian besar diantaranya buyar
terhembus angin, sehingga apa yang dia ka takan hakekatnya
tidak terlalu jelas.
Agaknya Bwe Su-yok maupun Kok See-piau berdua juga
bisa menduga kedudukannya dalam perahu, kedua orang itu
hanya menjengek sinis dan sama sekali tidak menggubris.
Tiba-tiba Lei Kiu-it dari Kiu-im-kau berseru lantang, "Seng
Tiong sin, kau tak lebih cuma seorang perampok, berani betul
berlagak sok dengan mengandalkan keluarga Hoa, Hmm!
Sebentar akan kubekuk dirimu dan suruh kau merasakan
bagaimana enaknya disiksa oleh pun thamcu, agar kolong
langit tahu bagaimana akibatnya jika ada orang berani
bermusuhan dengan Kui im kaucu"
789 Setelah Beng Tiong sin mendengar ancaman lei Kiu-it yang
menyeramkan itu, apalagi membayangkan kalau musuhnya
adalah seorang gembong iblis, andaikata pihak pendekar
membiarkan musuh terlepas seorang saja, itu berarti dirinya
akan tewas tanpa tempat kubur, tanpa sadar ia menjadi bersin
berulang kali dan membungkam dalam seribu bahasa.
Ketika para gadis dari Cian li kau menyaksikan orang itu
terbungkam setelah bersikap sok gagah menjadi geli dan
sama-sama tertawa.
Hoa In-liong segera melotot sekejap ke arah mereka,
kemudian seraya berpaling katanya lantang, "Beng Tongkeh
bersedia meminjamkan perahunya lantaran atas permintaan
dari aku orang she Hoa, Kiu-im-kau dan Hian-beng-kau adalah
kumpulan orang gagah, mereka pasti tak akan membuat
susahnya dirimu, selama keluarga Hoa masih utuh, pokoknya
partai-partai tersebut tak akan menganggu seujung rambut
Beng tongkeh, bila Lei tiamcu ada persoalan, silahkan
diutarakan secara langsung kepadaku"
Mendengar ucapan tersebut, dengan perasaan berterima
kasih, Beng Tiong sin melirik sekejap kearah Hoa In-liong.
Kok See-piau segera tertawa dingin, ujarnya, "Orang she
Hoa, kau ini ibaratnya patung dewa terbuat dari lumpur yang
ingin menyeberangi sungai, untuk melindungi diri sendiri saja
sudah sulit, apa gunanya kau musti cabangkan pikiran untuk
menguasahi keselamatan orang lain"
Sementara pembicaraan berlangsung, selisih jarak kedua
belah pihak lebih mendekati hampir satu li lagi.
Tiba-tiba Bwe Su-yok tertawa dingin, tangannya lantas
diulapkan memberi tanda.
790 Seorang lelaki kekar yang berada disisinya segera
mengeluarkan terompet keong dan meniupnya bertaut-taut.
Pekikan panjang yang berat dan kasar berkumandang
membelah angkasa, suara tersebut begitu keras hingga tersiar
sampai ditempat kejauhan.
Belum lagi suara terompet itu selesai berbunyi, tiba-tiba
dari atas perahu Kiu-im-kau melintas cahaya api, menyusul
kemudian terdengar bunyi menggelegar yang amat
memekikkan telinga.
"Celaka"bunyi meriam!" pekik semua orang dihati.
Ketika ledakan dahsyat itu menggelegar, peluru meriam
yang ditembakkan dari perahu lawan segera meluncur ke
depan dan meledak diatas air, suatu gelombang dahsyat
segera terjadi, butiran air memancar setinggi tiang dan
menyebar sampai empat lima kaki jauhnya, banyak orang
yang basah kuyup bajunya akibat kejadian itu.
Perahu yang berada disebalah barat terkena tembakan
yang mengakibatkan tiang layar mereka terjilat api,
penumpangnya menjadi panik dan bekerja keras untuk
memadamkan kebakaran yang lebih membesar, dengan susah
payah api berhasil dipadamkan, tapi dengan patahya tiang
layang utama, perahu itu menjadi melambat, untung saja
yang terkena bukan lambung perahu sehingga
keselamatannya tak sampai terancam.
Beng Tiong sin marah sekali setelah menyaksi kan kejadian
itu dia segera turunkan perintah untuk balas melancarkan
serangan dengan meriamnya, sayang waktu itu jaraknya
masih ada empat li lebih, sehingga peluru-peluru yang
ditembakkan segera terjatuh keair ketika tiba beberapa kaki
791 dibelakang sasaran, sekalipun gagal menghajar perahu
musuh, tapi akibatnya cukup membuat tim bulnya gelombang
yang amat dahsyat.
Pihak Kiu-im-kau kembali melancarkan tembakan meriam,
kali ini sasarannya adalah perahu di sayap kiri Beng Tiong sin,
perahu tersebut terkena tembakan dan meledak, tubuh
perahu merekah dan muncul sebuah lubang besar, air laut
segera masuk kedasar ruangan, ini membuat penumpangnya
harus menolong segera tergesa-gesa, sayang lubang bekas
tembakan itu terlalu besar, sekalipun disumbat dengan kain
selimut, toh akhirnya tertembus juga oleh arus air
Beng Tiong sin betul-betul merasa gusar, ia merampas
sebatang obor dan menyulut sendiri api meriamnya, kali ini
tembakan tersebut menghajar di sisi perahu Kiu-im-kau yang
mengakibatkan tubuh perahu lawan retak, tapi lubang itu
segera bisa disumbat untuk melanjutkan perjalanan.
Hoa ln liong yang menyaksikan kejadian ini segera berkerut
Neraka Hitam Seri Bara Maharani Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
kening, dia tahu jika pertempuran diteruskan, kendatipun
beberapa buah perahu lawan berhasil ditenggelamkan, paling
tidak pihak mereka akan tertumpas semua, yang berilmu
tinggi mungkin saja masih bisa selamat, tapi mereka yang
rendah ilmu silatnya sudah pasti akan tenggelam berikut
perahu yang mereka tumpangi.
Maka buru-buru dia berseru, Turunkan layar utama,
kurangi kecepatan!"
Beng Tiong sin segera memerintahkan anak buahnya untuk
melaksanakan perintah itu, sebab perkataan dari Hoa In-liong
sama seperti perintah pribadinya, maka tak ada seorang
kelasipun yang berani membangkang, cepat-cepat mereka
bekerja keras dan menurunkan layar utama.
792 Dengan diturunkannya layar layar utama tersebut, gerak
laju ke empat perahu itupun semakin berkurang.
Pihak Kiu-im-kau rupanya belum puas dengan hasil yang
dicapai, tembakan-tembakan meriam mereka masih
berlangsung dengan gencar, bunyi menggelegar yang
memekakkan telinga serta muncratan air laut setinggi bukit
membuat pemandangan disana bertambah menyeramkan.
Tiba-tiba sebuah tembakan meriam ditujukan ke arah ujung
perahu yang ditumpangi oleh Hoa In-liong sekalian.
Sambaran peluru meriam itu cepatnya sukar dilukisan
dengan kata-kata, untung saja Hoa In-liong memiliki tenaga
dalam yang cukup sempurna, tangannya segera digetarkan,
sekeping uang perak segera disambit kearah depan dan tepat
mengena diatas peluru meriam tersebut lebih kurang tujuh
kaki dari sasaran.
Suatu ledakan dahsyat yang amat memekikkan telinga
menggelegar di udara, para kelasi tersebut sama-sama roboh
terjengkang keatas geladak, meskipun peluru meriam itu
meledak ditengah jalan, tapi ledakan tersebut cukup
mengakibatkan timbulnya pecahan baja yang menyebar ke
empat penjuru dengan kekuatan dahsyat.
Goan cing taysu cepat bertindak dengan mergebaskan
ujung bajunya, menyusul kemudian Ciu Thian hua, Cu Im
taysu dan Cu thong sama-sama membentak keras, enam buah
telapak tangan mereka bersama- sama diayunkan ke depan
melepaskan sebuah pukulan dahsyat yang luar biasa sekali.
Dalam waktu singkat pecahan baja akibat dari ledakan
peluru meriam itu berhasil dihantam sehingga terpental ke
depan dan jatuh ke dalam lautan.
793 Anak buah Beng Tiong sin belum pernah menyaksikannya,
sekarang dalam kejut dan tertegunnya mereka semakin
menaruh hormat ke pada Hoa In-liong sekalian yang kini
dipandangangnya melebihi malaikat.
Sementara itu, Kok See-piau yang menyaksikan kejadian itu
diam-diam berpekik sayang sedangkan Cho Thian hau segera
bereru sambil tertawa terbahak-bahak,
"!Haaah".haaah?"haaahh".bocah dari keluarga Hoa, Goan
cing, untung saja lohu tak jadi kehilangan dua orang lawan
tangguh seperti kalian!"
Bwe Su-yok sendiripun diam-diam mengucurkan peluh
dingin karena kaget, diam-diam ia merasa gusar sekali,
pikirnya, "Aku hanya menitahkan kepada mereka untuk
menembaki ke empat perahu yang berada di kiri kanannya,
siapa yang begitu bernyali berani melanggar perintahku?"
Bibirnya baru saja bergetar hendak menegar, tiba-tiba satu
ingatan lain melintas pula dalam benaknya, "Melepaskan
tembakan meriam dari atas perahu bukan sesuatu yang
gampang, dan lagi perahunya juga turut bergerak kian kemari,
tak bisa disangkal kalau suatu kesalahan mungkin bisa terjadi,
lebih baik aku tak usah berkaok-kaok, kalau sampai semua
orang tahu akan hal ini, urusan malah bertambah runyam!"
Berpikir demikian dia lantas menahan diri untuk tidak
berteriak lagi.
Dalam waktu singkat, selisih jarak perahu-perahu ke dua
belah pihak telah terpisah sejauh lima enam li, dalam keadaan
begini peluru peluru meriam tak bisa menjangkau.
Dalam pada itu perahu yang terkena tembakan tadi
sekarang sudah tenggelam separuh, sekalipun belum
tenggelam meluruhnya namun para penumpang perahu itu
794 memandang perahu mereka melebihi nyawa sendiri, sebelum
mendapat perintah dari Beng Tiong sin untuk meniggalkan
perahu, mereka tidak berani bertindak ssembarangan, orangorang
diperahu itu kelihatan masih sibuk berusaha
menyelamakan perahunya.
Hoa In-liong yang menyaksikan kejadian segera berkata,
"Beng tangkeh, turunkan perintah agar orang-orang diperahu
itu segera menyelamatkan diri!"
Agaknya Beng Tiong sin juga merasakan bshwa perahu
tersebut tak bisa diselamatkan lagi, terpaksa dia berteriak,
"Semuanya, cepat tinggalkan perahu untuk mencari selamat,
gunakan perahu-perahu penyelamat untuk berpindah perahu,
beritahu kepada Li Tiong, tak menjadi soal biar perahu mereka
untuk bergerak pelan-pelan di belakang sana.
Dari atas perahu itu kedengaran ada orang yang
mengiakan, menyusul kemudian sampan-sampan penyelamat
diturunkan ke air, para penumpang perahu pun bersama-sama
turun ke sampan kecil itu untuk menyelamatkan diri.
Baru saja mereka selesai bekerja, perahu yang terkena
tembakan itu sudah makin tenggelam, kini tinggal tiga jengkal
saja dari permukaan air.
Menanti sampai sampan kecil itu mulai mereka dayung
pergi, perahu pertang yang besar itu tiba-tiba tenggelam ke
dasar laut dengan menimbulkan gelombang yang cukup besar,
andaikata terlambat satu detik saja niscaya sampan-sampan
kecil itu berikut orangnya akan turut tenggelam kedasar laut.
Begitu tegang dan berbahayanya suasana waktu itu,
membuat para jago yang menyaksikan turut mengucurkan
peluh dingin. 795 Tiba-tiba bunyi tembakan meriam dari armada perahu
lawan mulai berdentuman lagi, percikan api dan muncratan air
tampak berhamburan jauh di muka sana, rupanya dari pihak
Kiu-im-kau dengan pihak Hong im hwe telah terlibat dalam
suatu duel meriam pula.
Sementara itu sampan-sampan penyelamat tadi secara
terpisah bergerak menuju ketiga buah perahu besar lainya,
buru-buru Beng Tiong sin memerintahkan untuk menurunkan
tangga tali agar orang-orang didalam sampan kecil itu bisa
naik keatas perahu.
Menyaksikan kejadian tersebut, semua orang hanya bisa
mengeluh, dari lima buah perahu yang berangkat, sebuah
tertembak hingga tenggelam, yang sebuah terkocar-kacir
sampai keadaannya tertinggal jauh. Beng Tiong sin yang
melihat hal ini amat gemas dan mendendam.
Hoa In-liong segera menghibur hatinya yang risau itu,
"Beng tangkeh, buat apa kau musti marah, biarpun dalam
pertarungan babak pertama pihak mereka yang menang, toh
akhirnya siapa yang bakal menang siapa yang bakal kalah
masih belum tahu, pokoknya kalau terjadi kerugian aku semua
yang mengganti"
Mendengar itu Beng Tiong sin segera tertawa terbahakbahak.
"Haaahh?".haaahh?"haaahh?"Hoa kongcu terlalu
pandang rendah diriku" serunya, "betu1 aku orang she Beng
bukan orang kaya, tapi kalau cuma beberapa buah perahu sih
belum ku pandang sebelah mata pun, yang menjadi persoalan
sekarang adalah rasa mangkelku yang tak tertahan rasanya"
Bong Pay segera tertawa, katanya, "Kalah menang adalah
suatu kejadian yang lumrah dalam setiap pertempuran, apa
796 lagi bukan kepandaian asli yang diadu, kenapa kau musti
risaukan ataupun murung, cuma kau memang bertindak
terlalu gegabah sedikit, coba kalau kau turuti perkataan Liong
ji, mungkin tidak begini akibatnya"
Beng Tiong sin segera menghela napas panjang.
"Aaai ".! Betul juga perkataan itu, padahal Hoa kongcu
telah memperingatkan aku, adalah aku orang she Beng sendiri
yang terlalu keras kepala sehinnga mengakibatkan terjadinya
keadaan ini, setelah Bong tayhiap menyinggungnya, aku
menjadi bertambah malu rasanya"
Hoa Ngo memandang sekejap pertempuran meriam yang
sedang berlangsung antara Kiu-im-kau dengan Hong im hwe
didepan sana, kemudian katanya dengan suara dalam,
"Tampaknya Bwe Su-yok hendak membereskan Jin Hian lebih
dahulu kemudian baru menghadapi kita, masakah kita hanya
akan berpeluk tangan menonton keramaian belaka?"
"Sekalipun kita sudah terkena tembakan dari pihak Kiu-imkau
sehinga satu perahu kita tenggelam dan sebuah perahu
rusak berat, tapi tak seorang jago pun yang menderita luka,
kekuatan kita masih belum berkurang, hanya aku pikir bila
mendekatkan perahu kita dengan mereka, hal ini kurang
menguntungkan"
"Aaahh",omong kosong!" seru Hoa Ngo ketus.
"Kita toh tak bisa menunggu sampai pihak Kiu-im-kau
datang menyerang kita" seru Cu Thong pula.
Hoa In-liong segera tersenyum katanya, "Tentu saja, maka
dari itu kita harus mencari akal lain, menurut pendapat boan
pwe, harap cianpwe sekalian dengan menumpang sampan
secara terang-terangan menye rang musuh, sedangkan siautit
797 dengan jalan berenang akan melakukan sergapan, entah
bagaimana menurut pendapat para cianpwe sekalian?"
"Jiko, apakah kali memiliki kemampuan untuk berenang
sejauh itu?" seru Coa Wi-wi kuatir.
Hoa ln liong kembali tertawa. "Aku rasa tidak menjadi soal!"
sahutnya. Dalam perundingan itu, semua orang merasa
rencana penyergapan tersebut terhitung juga sebagai suatu
cara yang bisa dilaksanakan, maka merekapun tidak sangsi
lagi untuk segera melaksanakamya.
Dalam pada itu pertempuran diatas laut antara Kiu-im-kau
melawan Hong im hwe telah diketahui siapa pemenangnya
dalam waktu singkat.
Bunyi tembakan meriam sudah kian bertambah jarang, tapi
jilatan api yang membumbung tinggi ke angkasa terjadi di
depan sana, keenam buah perahu Hong im hwe yang terlibat
dalam pertempuran itu, ada ju ga diantaranya yang sudah
terkena tembakan yang mengakibatkan terjadinya kebakaran
hebat. Para penumpangnya menjadi panik dan sama-sama
berebut naik ke atas sampan penyelamat untuk
menyelamatkan diri, bahkan ada pula yang saking gugupnya
sampai tercebur ke laut, tapi dalam suasana begini siapapu
tak mau tahu urusan orang Lain.
Dari pihak Kiu-im-kau sendiri ada dua buah perahu yang
terkena tembakan dan pelan-pelan tenggelam, tapi anggota
Kiu-im-kau sudah terbiasa dalam pertempuran laut, dengan
teratur dan sama sekali tidak kacau balau, mereka bersama
menyelamatkan diri ke atas perahu lainnya.
798 Hasil dari perrempuran laut antara Hong im hwe melawan
Kiu-im-kau ini adalah tiga perahu ditukar dengan dua buah,
cukup besar kerugian yang dideritanya, dibandingkan dengan
pihak pendekar, keadaan mereka jauh lebih parah, tapi Jin
Hian kuatir musuhnya mengejar lebih ke depan, dengan
kepandaian dari Cho Thian hua jelas mereka akan kalah
hebat, karenanya tanpa memperdulikan keselamatan anak
buahnya, dia berlayar terus untuk kabur ke depan.
Bwe Su-yok yang menyaksikan kejadian itu hanya tertawa
sinis,ternyata ia tidak melakukan pergejaran, tangan kanannya
segera diulapkan. Bunyi terompet keong, tiga pendek dua
panjang segera berkumandang di udara.
Mendengar suara terompet tersebut, keenam buah perahu
itu pelan-pelan memutar haluan dan bergerak dengan
membelah ombak, ternyata mereka membentuk formasi
setengah busur diatas permukaan laut.
Kok See-piau menjadi tertegun menyaksikan hal itu,
serunya dengan lantang.
"Bwe kaucu, mengapa tidak kita basmi dulu Jin Hian dan
rombongan kemudian baru menghadapi keluarga Hoa?"
"Orang she Jin itu tak bakal lolos dari cengkeraman kita,
harap sinkun legakan hati" jawab Bwe Su-yok hambar.
Kok See-piau adalah seorang yang teliti dan cerdik,
terkesiap hatinya sesudah mendengar perkataan itu, pikirnya,
"Bwe Su-yok berani berkata demikian, itu berarti didepan sana
masih ada jebakan, siapa tahu pihak kamipun sudah termasuk
dalam perhitungan mereka, hmm! Tiap hari memburu burung
manyar, masa aku akan membiarkan burung manyar
mematuk-matukku?"
799 Tiba-tiba terdengar Go Tong cuan berbisik dengan ilmu
menyampaikan suara.
Apakah sinkun menjumpai Bwe Su-yok seperti menyimpan
suatu rencana besar?"
Kok See-piau mengangguk, sahutnya pula dengan ilmu
menyampaikan suara.
"Tampaknya pendapat kita sama, jadi Go hu kaucu juga
merasakannya" Andaikata diatas daratan Kiu-im-kau jelas
bukan tandingannya kita, tapi selama berada diatas lautan hal
ini benar-benar amat menjemukan"
Go Tang cuan melirik sekejap kearah para anggota Kiu-imkau
yang berada disekeliling tempat itu kemudian katanya,
"Begitu melihat gelagat tidak baik, kita segera turun tangan
untuk menguasahi Bwe Su-yok, dengan begitu maka kita pun
tak usah kuatir orang-orang Kiu-im-kau main gila lagi.
"Tepat sekali sahut Kok See-piau sambil mengangguk,
"cuma jangan terlalu terburu napsu, setelah kita bereskan
keluarga Hoa, entah dia bermaksud jahat atau tidak, kita tetap
turun tangan antuk membekuknya"
Tiba-tiba terdengar bunyi tembakan meriam dari Kiu-imkau
kembali menggelegar diudara, pembicaraan mereka
segera terputus sampai ditengah jalan.
Ketika mereka alihkan pandangan matanya ketengah
lautan, tampaklah peluru-peluru meriam saling berledakan di
atas air, sementara ada belasan buah sampan kecil bergerak
mendekat dengan kecepatan tinggi, ternyata sampan-sampan
Neraka Hitam Seri Bara Maharani Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
itu sama sekali tidak terpengaruh oleh tembakan-tembakan
meriam yang gencar itu.
800 Orang-orang Hian-beng-kau dan Kiu-im-kau menjadi amat
terperanjat, ketika mereka amati dengan lebih seksama, maka
tampaklah diatas setiap sampan tersebut masing-masing
duduk dua orang, satu orang memegang kemudi satu orang
memegang dayung, hanya sekali mendayung sampan telah
meluncur sejauh beberapa tombak, kece patannya bagaikan
sambaran anak panah.
Ternyata penumpang-penumpang sampan itu semuanya
adalah jago-jago lihay kelas satu dari dunia persilatan, bukan
saja pengalamannya sangat luas, ketajaman mata merekapun
luar biasa, mereka cukup mengetahui akan kelihayan
tembakan meriam orang-orang Kiu-im-kau, maka sepanjang
jalan mereka selalu memperhatikan arah dari moncong
meriam itu. Kebanyakan arah sasaran dari tembakan meriam itu bisa
diduga sebe1umnya, ini disebabkan gerakan meriam itu
lamban sedang sampan- sampan tersebut bisa bergerak lebih
lincah untuk berkelit ke sana ke mari, akibatnya tembakantembakan
meriam dari Kiu-im-kau sama sekali tidak
mendatangkan hasil apa-apa.
Sungguh amat cepat gerak laju sarapan-sampan tersebut,
dalam waktu singkat, jarak mereka sudah tinggal beberapa
puluh kaki lagi.
Ketika Bwe Su-yok menyaksikan tembakan meriam sama
sekali tidak mendatangkan hasil, dia lantas berteriak dengan
kening berkerut, "Lepaskan anak panah!"
Menyusul perintah itu, hujan panah berhamburan dari
mana-mana, dengan amat dahsyatnya panah-panah tersebut
menyambar ke arah para jago yang berada diatas sampan
kecil. 801 Pada hakekatnya ilmu silat yang dimiliki para jago diatas
sampan itu luar biasa lihaynya, mereka bisa memegang
kemudi dengan kaki sementara sepasang tangannya
diayunkan kesana kemari merontokkan panah-panah yang
tertuju ke arah mereka, sedangkan pendayungnya sama sekali
tidak ambil pusing, seakan akan mereka tidak menganggap
serangan panah dari orang-orang Kiu-im-kau itu sebagai suatu
ancaman yang serius.
Cho Thian hua yang menyaksikan kejadian itu merasa
tangannya menjadi gatal, kebetulan ia menyaksikan disisinya
ada sebuah sampan, maka ia sambar sampan itu kemudian
diceburkan ke dalam laut, sementara tubuhnya sendiri
bagaikan sambaran kilat meluncur turun ke atas sampan itu,
sambil tertawa terbahak-bahak dia mengebaskan ujung
bajunya dan menggerakkan perahunya menyongsong
sampan-sampan yang ditumpangi para pendekar.
Kebetulan sampan yang sedang ia terjang adalah sampan
yang ditumpangi oleh Hoa Ngo serta Tam Si bin, sambil
tertawa tergelak Cho Thian hua melepaskan sebuah pukulan
dahsyat ke depan.
Hoa Ngo serta Tam Si bin cepat-cepat mengayunkan pula
keempat buah telapak tangan mereka dengan menggunakan
tenaga sebesar dua belas bagian.
Kelihayan ilmu silat yang dimiliki Cho Thian hua telah
diketahui oleh setiap orang, Hoa Ngo cukup cerdik, dia enggan
melakukan serangan beradu kekerasan, begitu serangan telah
dilepaskan, kakinya segera menekan ke belakang sehingga
sampan tersebut secara tiba-tiba bergerak muudur ke
belakang. Kendatipun begitu, ketika ke dua gulung tenaga pukulan itu
saling membentur satu sama lainnya, terjadilah suatu
802 benturan keras yang mengakibatkan olengnya sampan, ombak
menggulung-gulung dahsyat, sampan kecil itupun oleng ke
sebelah kiri terpukul oleh ombak, sampan segera terbalik dan
kedua orang perempuannya tercebur ke dalam air.
Goan cing taysu segera mendayung sampannya
menyongsong ke arah Cho Thian hua.
Sambil tertawa terbahak-bahak Cho Thian hua
mengebaskan ujung baju kanannya dan segera menyongsong
kedatangannya itu.
Sementara itu pihak Kiu-im-kau telah menghentikan hujan
panah mereka setelah melihat cara itu tidak mendatangkan
hasil, jago-jago dari tingkat Tiamcu dan Tongcu serentak
turun ke air bersama jago- jago dari Hian-beng-kau, kemudian
sampan mereka di gerakkan untuk menyongsong perahuperahu
para pendekar. Ketika perahu sudah hampir dekat, para jago dari Kiu-imkau
segera terjun kedalam air, jelas mereka berniat untuk
menghancurkan sampan musuh dari bawah air.
Dalam waktu singkat, suatu pertarungan sengit telah terjadi
diatas permukaan laut, bunyi bentakan dan bentrokan senjata
berkumandang sampai ditempat kejahuan.
Goan cing taysu maupun Cho Thian hua yang sudah
bertarung belasan jurus mulai merasakan sulitnya untuk
bertarung diatas air, sebab kekuatan mereka tak bisa
digunakan sepenuhnya, tanpa disadari perahu mereka telah
bergerak maju meninggalkan rekan-rekan lainnya.
Mendadak Hua Ngo munculkan diri dari permukaan air,
kemudian bentaknya keras-keras.
803 "Setan tua she Cho!"
Telapak tangan kanannya ditabok ke depan, segulung
pancuran air menyambar kewajah Cho Thian hau.
Cepat-cepat Cho Thian hua mengayunkan tangannya untuk
menyampok semburan air itu, dengan air memancar keempat
penjuru dan membasahi seluruh pakaiannya, ini membuat naik
darah dan segera melancarkan sebuah serangan dahsyat.
Tapi dengan cepat Hoa Ngo telah menyelam kembali ke
dalam air dan lenyap tak berbekas.
Dari pihak pendekar, meskipun jumlahnya lebih sedikit,
ternyata kebanyakan adalah jago-jago kelas satu, yang pandai
pula ilmu dalam air, karena itu meski sudah bertarung sekian
lama mereka masih tetap mempertahankan posisi masingmasing.
Kiu-im-kau berusaha menenggelamkan sampan-sampan
lawan, tapi begitu merasakan sesuatu gerakan di air, para
jago segera menyerang dengan senjata rahasia, ia membuat
para jago dari Kiu-im-kau tak berani banyak berkutik.
"Selain itu para jago dari pihak golongan putih juga
mempunyai kerja sama yang cukup erat, bila sampan mereka
tengelam maka mereka lantas melompat ke atas sampan lain,
dengan begitu untuk sesaat usaha mereka tidak
mendatangkan hasil apa-apa.
Bwe Su-yok dengan biji matanya yang jeli berusaha
mencari Hoa In-liong di antara jago-jago yang sedang
bertarung, ketika ia tidak menemukan anak muda itu dan
sedang tercengang, tiba-tiba terdengar bunyi air yang
memisah kesamping, menyusul munculnya sesosok bayangan
manusia secepat kilat.
804 Ia menjadi amat terkejut, belum sampai menghindarkan
diri, tahu- tahu pergelangan tangannya sudah dicengkeram
oleh Hoa In-liong.
Padahal Kiu im su ciat berada disekeliling Bwe Su-yok, tapi
serangan dari Hoa In-liong terlalu cepat sehingga waktu
mereka berempat hendak memberi pertolongan, keadaan
sudah terlambat dan Bwe Su-yok sudah terjatuh ketangan
lawan. Un Yong ciau berdiri paling dekat, ia lantas berpekik
nyaring seraya menerjang ke depan, ruyung lemas berserat
emas ditangannya berputar kencang bagaikan seekor naga
sakti, dengan cepatnya sebuah sergapan dilancarkan.
Dengan cepat Hoa In-liong berputar ke samping sambil
menarik tubuh Bwe Su-yok memutar setengah lingkaran, dia
biarkan ruyung lemas berserat emas itu menyambar lewat dari
sisi telinganya, kemudian tangan kanannya menyambar ke
depan mencengkeram ujung ruyung tersebut dan
membetotnya keras-keras.
Un Yong ciau amat terkejut, sekuat tenaga dia berusaha
untuk membetotnya kembali, tapi segulung tenaga bentakan
keras membuat ruyung lemas ini terlepas dari
cengkeramannya, bahkan tubuhnya ikut maju pula dengan
sempoyongan. Tiba-tiba desingan angin tajam menyambar lewat dari
belakang, sik Ban-cian dengan ilmu penotok jalan darahnya
menyergap tiba dengan kecepatan luar biasa.
Kiong lan tertawa seram pula, dengan jurus Ngo lui liat
leng (panca geledek menyambar puncak) dia menyerang
punggung orang secepat kilat, sedangkan Tu Cu yu dengan
805 pedang nya yang menciptakan lima enam kuntum bunga
pedang langsung menyerang jalan darah penting di pinggang
dan iga Hoa In-liong.
Sudah puluhan tahun lamanya Kiu im suciat turun tangan
bersama, boleh, dibilang mereka sudah mempunyai hubungan
batin yang erat, begitu turun tangan kerja sama mereka amat
rapat dan sempurna, hampir tiada titik kelemahan yang bisa
ditemukan. Tapi ketiga orang itupun tahu akan kelihayan Hoa In-liong,
mereka sadar serangan tersebut sulit untuk melakukannya,
tapi paling tidak mereka berusaha untuk memaksanya agar
melepaskan Bwe Su-yok dari cengkeraman lawan.
Hoa In-liong tertawa nyaring, "Sreeet!" tiba-tiba ruyungnya
berputar menggulung senjata penotok jalan darah dari Sik
Ban-cian, sementara gagang ruyungnya lepas tangan dan
ditimpuk ke arah Tu Cu yu.
Menyaksikan datangnya serangan tersebut, Sik Ban cuan
tahu kalau dia tak akan sanggup untuk menahan serangan itu,
buru-buru tubuhnya melompat lima depa kesamping untuk
menghindarkan diri.
Tu Cu yu mendengus dingin, pedangnya disambar ke atas
ruyung lemas itu, siapa tahu dari atas ruyung itu tiba-tiba
memancar ke luar segulung tenaga yang berat bagaikan bukit
karang, "Cring!" pedangnya segera patah menjadi dua bagian,
sementara ruyung le masnya itu dengan membawa desingan
angin tajam menyambar keatas tubuhnya.
Jilid 20 806 Tu Cu yu menjadi teramat kaget, serasa sukmanya
melayang meninggalkan raganya, cepat-cepat ia menjatuhkan
diri kebelakang dengan gerak jembatan besi nyaris tubuhnya
tertembus oleh sambaran ruyung tersebut.
Akibat dari kelitannya itu, ruyung lemas tadi menghajar
diatas pinggiran perahu yang mengakibatkan terjadinya suatu
retakan yang besar sekali. Sementara itu, ketiga ruyung lemah
tadi sudah diayunkan ke depan melancarkan serangan, sambil
membalikkan badannya Hoa In-liong kembali melancarkan
sebuah pukulan dahsyat.
Pukulan itu dilancarkan amat sederhana, tapi sulit buat
Khong im untuk menghindarinya, terpaksa sambil mengertak
gigi dia mengayunkan sepasang telapak tangannya berbareng.
"Blaam"..!" suatu benturan keras terjadi, hawa darah
dalam dadanya bergolak keras dan mundur empat lima
langkah dengan sempoyongan dengan kakinya melangkah
lewat papan geladak tersebut segera hancur berantakan.
Bentrokan sebanyak beberapa gebrakan ini terjadi dalam
waktu singkat, para jago Kiu-im-kau yang berada disekitar
tempat itu sudah mengetahui akan kelihayannya, tapi kaucu
mereka terjatuh ke tangan lawan, bagaimanapun juga mereka
tak bisa berpeluk tangan belaka, bentakan keras
berkumandang tiada hentinya, serentak mereka siap maju ke
depan melancarkan serangan.
Hoa In-liong segera mengerutkan dahinya rapat-rapat,
katanya, Bwe Su-yok cepat perintahkan anak buahmu untuk
berhenti menyerang?".!"
Sambil miring ke samping menghindari serangan dari Un
Yong ciau, tangan kanannya menyambar ke depan,
807 mencengkeram tengkuk seorang ang gota Kiu-im-kau dan
melemparkannya ke laut.
Bwe Su-yok tetap berdiri tegang, ia berlagak seakan-akan
tidak mendengar ucapan itu.
Hoa In-liong menjadi naik darah, cengkeraman pada
tangan kirinya segera diperhebat, seketika itu juga gadis itu
merasakan tulang pergelangan tangannya sakit seperti
tulangnya hancur, ia tak mampu berkutik lagi, tapi sambil
menggertak gigi gadis itu tetap membungkam dalam seribu
bahasa. Tu Cu yu merampas sebilah pedang dari anak buahnya dan
maju sambil melancarkan tusukan, bentaknya, "Hoa Yang,
kalau punya kepandaian hayo lepaskan kaucu kami, kita boleh
berduel secara jantan!"
Hoa In-liong tertawa dingin, tiba-tiba ia menggeserkan
tubuh Bwe Su-yok ke hadapannya.
Tu Cu yu menjadi amat terperanjat, cepat-cepat pedangnya
dimiringkan ke samping dan menyambar lewat disisi tubuh
Bwe Su-yok, kendatipun tak sampai melukainya tak urung
peluh dingin membasahi juga sekujur badannya.
Dengan gusar Hoa In-liong berseru, "Aku tak ingin
melakukan pembunuhan yang terlalu banyak maka aku
bermaksud baik agar semua orang menghentikan
pertarungan, bila kau tidak menurunkan perintah lagi, jangan
salahkan kalau aku bertindak kejam?""
Bwe Su-yok tetap menggigit bibir membungkam dalam
seriba bahasa, Hoa In-liong dibuat apa boleh buat sehingga
terpaksa harus mengayunkan kembali telapak tangannya
untuk melawan musuh.
808 Dengan kepandaian silat yang dimiliki Hoa In-liong,
sekalipun yang dihadapi adalah anak buah Kiu-im-kau yang
diantaranya terdapat pula Kiu im su ciat, tapi setiap serangan
yang dilancarkan kalau bukan jago-jago Kiu-im-kau itu jatuh
terbanting, tentu terlempar kelaut atau tertotok jalan
darahnya, untung saja Hoa In-liong masih memandang wajah
Bwe Su-yok sehingga tak ingin melakukan pembunuhan terlalu
banyak, kalau tidak sudah pasti akan lebih banyak anggota
Neraka Hitam Seri Bara Maharani Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Kiu-im-kau yang akan menjadi korban.
Kok See-piau sekalian juga telah mengetahui akan kejadian
tersebut, kalau bisa dia ingin menyaksikan Hoa In-liong
membunuh Bwe Su-yok, dengan alasan jaraknya terlalu jauh
dan lagi sampan-sampan mereka sudah turun ke laut semua,
mereka tidak memberikan pertolongan sebaliknya hanya
menonton belaka dari kejauhan.
Dalam pada itu, para jago Kiu-im-kau yang sedang
bertarung melawan para pendekar diatas lautan telah
merasakan juga akan terjadinya suatu perubahan diatas
perahu, dengan perasaan terkejut buru-buru mereka kembali
ke perahu. Lei Kiu-it melompat naik keatas perahu paling duluan,
tangannya segera diayunkan ke depan melancarkan sebatang
jarum To kut teng untuk menyergap punggung Hoa In-liong.
Si anak muda itu segera menggerakkan tangan nya untuk
menyambar ke belakang, setelah menangkap jarum tersebut,
dia lantas berpikir, "Sepanjang hidupnya entah berapa banyak
perbuatan keji yang telah dilakukan Lei Kiu-it" Dia termasuk
juga salah seorang pembunuh Suma siok ya, manusia macam
ini tak boleh dibiarkan hidup lebih jauh".."
809 Hawa napsu membunuhnya segera berkobar di dalam
dada, dia membalikkan tangannya dan segera menimpuk balik
jarum To kut ciam tersebut ketubuh Lei Kiu-it.
Sudah barang tentu Lei Kiu-it tak akan termakan senjata
rahasia sendiri, dalam gugupnya ia bekelit ke samping untuk
menghindarkan diri.
Tiba-tiba Hoa In Hong membentak keras, tubuhnya
meluncur ke depan dan melepaskan sebuah pukulan dahsyat.
Terdengar Lei Kiu-it menjerit ngeri, tubuhnya terpental
keluar dari perahu dan tercebur ke laut, semenjak itu
tubuhnya tak pernah muncul kembali ke dalam keadaan hidup.
Para jago dari Kiu-im-kau semakin keder dan pecah nyali
menyaksikan kelihyaan orang itu, namun mereka tak dapat
berpeluk tangan belaka, maka secara nekad serangan demi
serangan dilancarkan secara bertubi-tubi. Mendadak Hoa Inliong
berpikir. "Bagaimanapun juga, Bwe Su-yok adalah
seorang ketua dari suatu perkumpulan besar, sudah barang
tentu dia enggan memperlihatkan kelemahannya didepan anak
buah sendiri, aku tak boleh membuatnya kehilangan muka.
Pada dasarnya pemuda ini memang seorang yang romantis,
bagaimanapun kondisinya dia tak pernah lupa untuk
memikirkan sesuatu yang baik untuk sang gadisnya, maka dia
lepas tangan sambil berkata, "Suruhlah mereka menghentikan
pertarungan, mari kita bercakap-cakap dalam ruangan "
Bwe Su-yok menguruti pergelangan tangan sendiri yang
kaku, kemudian membentak nyaring, "Kalian berhenti semua!"
Sejak tadi orang orang Kiu-im-kau sudah dibuat keder oleh
kelihayan orang itu, maka begitu perintah diturunkan,
serentak mereka menghentikan serangan.
810 Kok See-piau yang menyaksikan kejadian itu segera
berpikir. "Sudah lama aku dengar Bwe Su-yok mempunyai hubungan
yang tidak jelas dengan kokoh itu, tampaknya mereka hendak
menyingkirkan soal permusuhan untuk bersahabat?"
Hatinya sangat risau sekali, tapi ketika terbayang bahwa
sebagian besar anak buahnya pasti membangkang bila Bwe
Su-yok be nar-benar sampai berbuat demikian, hatinya rada
lega juga".
Dengan mata yang jeli Bwe Su-yok melotot sekejap ke arah
Hoa In-liong, kemudian sambil mengulapkan tangannya dia
membalikkan badan dan masuk ke dalam ruang perahu. Hoa
In-liong kembali berpikir, "Rupanya dia maksudkan untuk
mengundang aku berbicara dalam ruang perahu".."
Kuatir kalau rasa harga dirinya sebagai seorang ketua
tersinggung, pemuda itu merasa rada menyesal dengan apa
yang telah dilakukan barusan?""
Kiu im suciat merasa tidak berlega hati, mereka siap
mengikuti dari belakang, melihat itu sambil berpaling Bwe Suyok
menegur dengan nada tak senang, "Kalian toh tak mampu
melindung diriku, tak usah ikut!"
Dengan wajah jengah kiu im suciat sama-sama
menundukkan kepalanya dan berhenti.
Setelah masuk ke ruang perahu, Hoa In-liong mencoba
untuk memperhatikan sekejap sekeliling tempat itu, dilihatnya
lukisan orang ternama banyak menghiasi dinding, ruangan itu
bersih dengan dekorasi yang indah, sama sekali tidak berbau
orang persilatan.
811 Seorang dayang cilik menyongsong kedatangannya sambil
memberi hormat, katanya, "Ya tay, baik-baikkah kau" Kau
tahu nona kami?"
"Tak usah banyak bicara!" tiba-tiba Bwe Su-yok menukas,
"keluar dari sini!"
Hoa In-liong Segera mengenali dayang cilik itu sebagai Siau
kian, menyaksikan wajahnya yang tertegun dan tidak habis
mengerti, buru-buru dia mengulapkan tangan nya tanda tak
usah banyak adat, katanya sambil tertawa, "Nona mu sedang
kurang enak badan, perasaannya juga kurang baik, keluarlah
lebih dulu"
Agaknya Siau kian juga tahu kalau gelagat tidak beres, dia
tak berani banyak bicara lagi dan segera mengundurkan diri.
Dengan wajah dingin dan kaku Bwe Su-yok duduk seorang
diri disudut ruangan, sambil tersenyum Hoa In-liong turut
ambil tempat duduk, mereka berdua sama-sama tidak
bersuara sehingga suasana dalam ruangan itu terasa murung
dan sesak. Tak lama kemudian Siau kian muncul menghidangkan air
teh kemudian mundur kembali, melihat Bwe Su-yok belum
juga bersuara, Hoa In-liong lantas berpikir, "Keadaan tak bisa
dibiarkan begini terus, baik buruk persoalan harus dibikin jelas
lebih dulu"
Maka dia lantas berkata, "Dapatkah aku berjumpa dulu
dengan Si Leng jin dan pelayannya"
Menyaksikan betapa kuatirnya pemuda itu atas
keselamatan Si Leng jin, Bwe Su-yok merasa hatinya menjadi
kecut dan buru-buru ber paling untuk menahan melelehnya air
mata, sementara dimulut dia menjawab dengan dingin
812 "Aku toh sudah berkata sedari tadi, ia sudah mampus!"
Diam-diam Hoa In-liong merasa amat gusar, tapi setelah
berpikir sebentar katanya lagi dengan suara dalam, "Mengapa
sampai kini kau belum juga mau sadar. Mengapa kau musti
bergaul terus dengan Hian-beng-kau. Jangan kau anggap Kok
See-piau adalah seorang yang baik"
"Aku toh bukan anak berusia tiga tahun, tak usah kau
campuri urusanku!" tukas Bwe Su-yok ketus.
Hoa In Hong mengerutkan dahinya, kemudian ia berkata
lagi. "Apakah kau masih ingin terus menerus terkecoh oleh
orang lain tak enggan mendengarkan nasehat orang?"
"Kau itu apaku. Mengapa harus menasehati diriku?"
"Ini bukan nasehat, melainkan suatu peringatan bagimu"
kata Hoa In-liong dengan wajah serius.
Tidak sampai pemuda itu menyelesaikan kata-katanya, Bwe
Su-yok telah bangkit berdiri katanya dengan dingin, "Mmm
semua pembicaraan cuma kata-kata yang tak sedap didengar,
maaf aku hendak mohon diri"
Sambil beranjak dia lantas membalikkan badan dan pergi
meninggalkan tempat itu.
Melibat kekerasan kepala orang itu, Hoa In-liong tak kuasa
menahan amarahnya, dia lantas menubruk kemuka sambil
tertawa keras. "Nona Bwe harap berhenti"
813 Waktu itu Bwe Su-yok telah bersiap sedia, dia pun tidak
puas karena kena dibekuk dalam satu gebrakan tadi sambil
membalikkan tangannya dia melepaskan sebuah totokan
kemuka, bersamaan itu pula kakinya melangkah dengan ilmu
Loan ngo heng mi sian tun hoat.
Baru saja badannya bergerak, tiba-tiba pinggangnya terasa
kencang dan tahu-tahu ia sadar dipeluk oleh Hoa In liang.
Sebagai seorang gadis yang angkuh dan bersifat dingin,
selama hidup boleh dibilang tak pernah berbenturan badan
dengan pria lain, bahkan bicara saling berhadapanpun jarang,
bisa dibayang kan bagaimana paniknya ketika pinggangnya
dipeluk oleh Hoa In-liong, sekarang sehingga tubuhnya boleh
dibilang bersandar diatas dada pemuda itu, bau lelaki yang
aneh membuat jantungnya berdebar keras.
Tapi dengan cepat ia dapat menguasahi diri kembali, tibatiba
timbul rasa malu dan gusar yang bercampur aduk dalam
benaknya, dia segera menjerit lengking, "Lepaskan aku!" Hoa
In-liong segera lepas tangan, katanya dengan suara dalam,
"Aku bertekad akan mencampuri urusan ini!"
Sedih dan kesal bercampur aduk dalam benak Bwe Su-yok
ketika itu, mendadak satu ingatan muncul dalam benaknya,
dengan ganas dia berkata, "Aku ingin melihat dengan cara apa
kau hendak mencampuri urusanku"..!"
Sambil membalikkan jari tangannya tiba-tiba ia menotok
jalan darah Ciat ho niat sendiri.
Hoa In-liong merasa amat terperanjat, dengan cepat dia
menangkap pergelangan tangan kanan nya dan berkata
sambil menghela napas panjang, "Su-yok mengapa kau harus
menaruh salah paham terhadap maksud baikku?"
814 Sekujur badan Bwe Su-yok gemetar keras, tiba-tiba air
matanya jatuh bercucuran dengan deras, sambil menubruk ke
dalam pelukan Hoa In-liong katanya terbata-bata, "Aku benci
kepadamu?""kau tak pernah menaruh perhatian
kepadaku?""aku?""aku?".makanya akupun tak berani
mengutarakan rahasia hatiku?"
Kesedihan yang memuncak membuat gadis itu tak kuasa
menahan diri, ia menangis tersedu-sedu.
Dengan penuh kasih sayang, Hoa In-liong membelai
rambutnya, lalu berkata dengan lembut.
"Sekalipun demikian, kau juga tak usah berbuat demikian!"
"Aku ingin membuatmu sedih dan menderita, agar
menyesal sepanjang masa"
Timbul perasaan kasihan dan sayang dalam hati Hoa Inliong
terhadap dara itu sambil menghela napas keluhnya,
"Aaai".! Kau ini si budak dungu".. " Tiba-tiba terdengar bunyi
suara langkah manusia berkumandang datang dari ruangan pe
rahu, sambil mengerutkan dahinya Hoa In-liong segera
berpikir. "Mungkin Un Yong ciau sekalian yang merasa tidak
tenteram datang menjenguk!"
Berpikir demikian, dia lantas membimbing bangun Bwe Suyok
sambil berbisik, "Ada orang datang!"
Buru-buru Bwe Si yok berdiri tegak dan menyeka air
matanya, tapi sebelum kering tiba-tiba seorang gadis cantik
muncul di situ, ternyata dara itu tak lain adalah Si Leng jin.
815 Hoa In-liong menjadi tertegun menyaksikan ke munculan
dara itu, serunya tanpa sadar:
"Kau tidak mengapa?"
Si Leng jin memutar biji matanya dan segera menangkap
bekas air mata yang masih membasahi pipi Bwe Su-yok,
katanya kemudian dengan wajah tercengang:
"Enci Su-yok, kau menangis?"
"Huuss, jangan sembarangan bicara!" buru-buru Bwe Suyok
menukas dengan wajah berubah menjadi merah jengah.
Si Leng jin segera berpaling kembali, omelnya, "Engkoh
Liong, aku dengar dari Siau kian katanya kalian sedang
cekcok, maka aku buru-buru kemari, mengapa kau musti
menganiaya enci Su-yok?"?"
ooooooOoooooo 60 Hoa In-liong tertawa getir dan tak bisa membantah,
sementara dalam hatinya ia berpikir, "Aneh, kalau didengar
dari perkataan Leng jin ini, tampaknya ia condong kepadanya,
agaknya hubungan kedua orang ini sudah cukup akrab, heran,
apa yang telah terjadi?"
Sementara ia masih berpikir, si Leng jin telah berkata
kembali. "Aku tahu, sudah pasti beberapa ucapan dari enci Yok telah
menggusarkan hatimu, yaa bukan?"
Setelah berhenti sajenak, sambil tertawa dia melanjutkan.
816 "Enci Yok sangat baik kepadaku, kami sudah mengikat diri
sebagai saudara angkat, soal lain tak usah dibicarakan, namun
dalam hati enci Su-yok hanya ada satu orang, cuma orang itu
tidak memahami tindak handuk serta segala perbuatannya,
sebaliknya malah justru merata tidak berkenan dengan segala
perbuatannya, engkoh Liong coba menurut pendapatmu,
manusia semacam ini menggemaskan atau tidak?"
Mendengar ucapan itu, Bwe Su-yok merasakan hati
kecilnya tersentuh, kembali ia mengucurkan air mata dengan
sedih. "Adikku yang baik!" cepat-cepat katanya "buat apa dia
musti tahu" Siapa suruh aku mencari penyakit buat diriku
sendiri?" Perkataan dari Si Leng jin ini sama sekali diluar dugaan Hoa
In-liong, rasa sesal segera muncul dalam hatinya, ia menatap
wajah Bwe Su-yok, bibirnya bergerak ingin mengucapkan
beberapa patah kata minta maaf, tapi dia tak tahu darimana
harus mulai dengan perka taannya itu"..
Si Leng jin ikut terbungkam, matanya berkaca-kaca
sehingga tiba- tiba suasana dalam ruangan itu menjadi
hening. Tiba-tiba dari luar ruangan terdengar seseorang berseru
dengan suara lantang.
"Lapor kaucu, Kaucu generasi yang lalu telah membawa
orang datang kemari!"
Diam-diam Hoa In-liong merasa terkejut, segera pikirnya,
"Kalau dilihat dari sini, jelaslah sudah bahwa mundurnya KiuTiraikasih
Website http://kangzusi.com/
817 im-kaucu dengan memberikan kedudukannya kepada Bwe Suyok
Neraka Hitam Seri Bara Maharani Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
tidak lebih hanya suatu siasat licik.
Bwe Su-yok sendiripun kelihatan agak tertegun, menyusul
kemudian dengan suara lirih gumamnya, "Yang bakal datang
tak akan bisa lolos, buat apa musti menghindarkan diri"
Setelah mantapkan hati dia lantas berseru kepada orang di
luar. "Aku segera akan menyambut kedatangan dia orang tua,
harap kalian semua membuat persiapan!"
Tak lama kemudian mereka bertiga sudah tiba diatas
geladak. Tampak matahari yang merah telah tenggelam dilangit
barat, diantara awan berwarna putih tampak pancaran sinar
ke emas-emasan yang kelihatan sangat indah memancar ke
empat penjuru. Dari sudut utara sana muncul serombongan ar mada kapal
laut, sekilas pandangan saja dapat diketahui bahwa armada
itu terdiri dari suatu jumlah kekuatan yang besar sekali.
Dibawah sinar matahari, terlihat jelas panji kepala setan
dari Kiu-im-kau berkibar terhembus angin sementara tiga buah
perahu dari Jin Hian sudah tak nampak bayangan lagi.
Terkesiap juga Hoa In-liong menyaksikan kesemuanya itu,
diam-diam pikirnya, "Ternyata Kiu-im-kau selalu
menyembunyikan kekuatan mereka yang sesungguhnya,
ditinjau dari situasi saat ini, mungkin saja kesemuanya ini
adalah hasil rencana dari Kiu-im-kaucu yang memang
berhasrat menjumpai para jago ditengah lautan. aai"
818 gembong-gembong iblis ini betul-betul licik dan banyak tipu
muslihatnya"
Berpikir sampai disitiu dia lantas mengamati perahu
pertama yang makin mendekat itu, tapi setelah menyaksikan
beberapa orang yang berdiri di ujung geladak itu ia menjadi
amat tercengang, teriaknya kemudian dengan lantang,
"Toako, mengapa kau juga datang?"
Terdengar Hao Si menjawab dengan suara keras, "Ayah
dan ibu sebentar juga akan menyusul ke mari dengan
membawa serta nona Jin Jite, tahukah kau akan hal ini?"
Kejut dan gembira Hoa In-liong setelah mendengar
perkataan itu, teriaknya lagi, "Kapan mereka baru sampai
disini?" "Paling lambat juga satu hari lagi"
"Bagaimana dengan Jin Hian" Apakah sudah berhasil
dihadang?"
"Jin Hian telah bersedia untuk mengasingkan diri ditempat
terpencil dan selama hidup tidak muncul kembali dalam dunia
persilatan, maka kami biarkan mereka pergi. Diatas darat
masih terdapat banyak rekan persilatan dari pelbagai penjuru
yang menantikan kedatangan kita, soal lain nanti saja kita
bicarakan lagi, jaraknya terlalu jauh tak enak untuk bercakapcakap.
Sementara itu para jago pun ada separuh bagian sudah
naik keatas perahu besar dan bertarung disitu, tapi setelah
dilihatnya orang-orang keluarga Hoa datang bersamaan Kiuim-
kau, dengan perasaan tercengang, masing-masing pihak
segera menghentikan pertarungan dan menengok ke depan.
819 Tiba-tiba dari antara deretan orang yang berdiri diantara
Kiu-im-kaucu itu, Coa hujin, Swan Bun sian menemukan
seorang lelaki gagah berbaju perlente, tanpa terasa dia landas
berteriak keras.
"Goan hau!"
Dengan wajah berseri dan penuh pergolakan emosi, lelaki
berbaju parlente itupun berteriak, "Bun sian baik-baikkah kau"
Apakah kakek dia orang tua juga baik" Bagaimana dengan
anak-anak?"
Menyinggung soal anak, Coa Wi-wi segera mengalihkan
pandangan matanya kearah lelaki kekar itu, ia merasa ada
suatu hubungan batin yang erat muncul dalam hatinya, segera
ditariknya ujung baju ibunya sambil berbisik.
"Ibu apakah dia ayah?"
Setelah berjumpa muka dengan suaminya yang sudah
banyak tahun tak pernah bersua, Coa hujin merasakan suatu
pergolakan perasaan yang amat hebat, mendengar perkataan
itu dia lantas mengangguk.
Sementara itu seorang kakek berwajah cerah yang berdiri
disebelah kiri Kiu-im-kaucu sedang mengamati ke sana kemari
dengan pandangan tajam, kemudian dengan lantang dia
berseru, "Anak Jin, dimana kau?" Mendengar suara itu,
bagaikan baru sadar dari impian setelah tertegun sejenak Si
Leng jin berteriak kegirangan, "Ayah, anak Jin berada disini!"
Tiba-tiba terjadi kegaduhan dalam tubuh orang-orang Hianbeng-
kau. Ketika Kok See-piau menyaksikan orang-orang Kiu-im-kau
berubah haluan, apalagi menyaksikan kemunculan Si Seng tek
820 dan melihat ketidak siapan anak buahnya, tak terlukiskan rasa
kaget yang mencekam perasaannya, tanpa banyak berbicara
lagi, tiba-tiba ia berpekik nyaring.
Mendengar tanda rahasia tersebut, orang-orang Hian-bengkau
segera bergerak menyergap orang-orang Kiu-im-kau.
Dari delapan buah tersebut, selain perahu yang ditumpangi
Bwe Su-yok, hampir sebagian besar anggotanya adalah orangorang
Hian-beng-kau, rupanya Kok See-piau memang punya
rencana sampai kesitu, dengan mengatur jago-jagonya
sedemikian rupa.
Kendatipun Kiu-im-kau sendiri juga mengadakan persiapan
mana mungkin mereka bisa melawan musuh sebayak itu,
dalam waktu singkat ada yang mati tersergap adapula yang
mencebur kelaut dengau membawa luka, separuh bagian
diantaranya tahu-tahu sudah meninggalkan perahu.
Cepat-cepat orang-orang Hian-beng-kau memutar haluan
dan ingin membalikkan perahunya untuk kabur dari situ.
Tiba-tiba Kiu-im-kaucu membentak keras, "Kok See-piau,
kau benar-benar tak tahu diri, jika tidak menghentikan
perbuatanmu itu bila kubiarkan orang Hian-beng-kau bisa lolos
seorangpun aku segera akan bunuh diri. Lautan ini amat luas,
tak mungkin kau bisa meloloskan diri"
Kok See-piau segera tertawa dingin.
"Heeeh?"..heehh"..hhheeh"..bagaimanpun juga toh
sama saja, mau beradu jiwa juga boleh"
"Tidak demikian persoalannya kata Kiu-im-kaucu dengan
suara dalam, aku tak ada minat untuk membasmi kalian diatas
lautan, telah tiba diatas daratan nanti Hoa kongcu sekalian
821 yang akan membereskan persoalan ini dengan kalian sendiri,
pihak kami mengundurkan diri dari persoalan ini"
Mula-mula Kok See-piau agak tertegun kemudian baru
mengerti, dia tahu rupanya perempuan ini membiarkan pihak
pendekar bertarung dengan pihaknya lebih dulu, sebab
bagaimanapun jua bagi Kiu-im-kau hanya ada keuntungan
tanpa kerugian.
Sebaiknya bila bertarung diatas lautan, Kiu-im-kau sudah
pasti akan bekerja sama dengan pihak pendekar, sudah pasti
Hian-beng-kau akan punah sama sekali kekuatannya,
kendatipun Cho Thian hua menunjang dirinya"
Maka setelah berpikir sejenak, terpaksa ia berteriak keras.
"Semua anggota Hian-beng-kau segera menghentikan
pertempuran!"
Mendengar teriakan itu, terpaksa para jago Hian-beng-kau
menghentikan pertarungan dan membiarkan orang-orang Kiuim-
kau untuk menjalankan perahunya untuk bergabung
dengan armada lainnya.
Dengan gerakan yang cepat, perahu dari kedua belah pihak
saling mendekat, dalam waktu singkat perahu-perahu itu
sudah beradu muka, sekali pun cepat dalam waktu namun
lama dalam penantian bagi mereka yang berharap bisa cepat
Kisah Sepasang Rajawali 11 Peristiwa Burung Kenari Pendekar Harum Seri Ke 3 Karya Gu Long Naga Naga Kecil 1