Neraka Hitam 8
Neraka Hitam Seri Bara Maharani Karya Khu Lung Bagian 8
rekan-rekan mereka yang pingsan.
Cara kerja mereka ternyata gesit dan tertib, dalam waktu
singkat suasana telah pulih kembali seperti sedia kala.
Dengan wajah penuh kegusaran Kok See-piau segera
berteriak, "Wahai jago-jago lihay dari Biau nia, kalau memang
sudah datang, kenapa tidak segera unjukkan diri?"
Semula semua orang masih sangsi tapi setelah mendengar
seruan tersebut jadi sadar kembali, memang kecuali orangorang
Biau, tak ada orang manusiapun yang memiliki
kepandaian racun lihay seperti mereka, lebih-lebih lagi punya
nyali seperti mereka.
526 Terdengar dari depan istana, tiba-tiba berkumandang suara
teriakan yang amat nyaring "Orang she Kok, kami berada
disini, mau apa kau?"
Sebenarnya perhatian semua orang tertuju ke mulut
lembah, siapa tahu justru tiga orang perempuan suku Biau
yang cantik dan bertangan telanjang itu muncul dari pintu
istana, seketika suasana menjadi gempar.
Ternyata ketiga orang itu adalah Biau-nia Sam-sian (tiga
dewi dari wilayah Piau).
"Sambil tertawa, Ci wi siacu segera berkata
"Kok See-piau, istana Kiu ci siat kiong mu ini sungguh
dibangun sangat indah dan megah, sebenarnya hendak kami
persembahkan untuk dewa api, namun kamipun merasa tak
tega untuk turun tangan"
"Apa yang telah kau lakukan terhadap anggota
perkumpulan kami?" bentak Kok See-piau.
"Aku lihat mereka sudah terlampau letih dalam bertugas,
maka sengaja kusulutkan sebatang hio Ui-liang hio agar
mereka dapat beristirahat sebenar" kata Lam Soa siancu
sambil tertawa-tawa.
Setelah berhenti sebentar, ia berkata kembali, "Mungkin
kau merasa heran, kenapa dengan jarak sejauh ini kami bisa
meracuni arak darah itu" Terus terung saja kuberitahukan
kepadamu, sejak semalam kami telah polesi dinding sebelah
dalam dari hiolo emas itu dengan selapis obat beracun yang
tak berwarna dan tak berbau"
527 Tak terlukiskan rasa gusar Kok See-piau menghadapi
kejadian ini, pikirnya, "Semua jago perkumpulan telah datang
disini, tak kusangka tiga orang perempuan rendah ini berani
bertingkah dihadapanku.
Berpikir demikian, dia lantas mengulapkan tangannya, tiga
orang kakek yang ada disampingnya segera melompat turun
dari mimbar, kemudian secepat kilat melompat ke atas anak
tangga istana. Dengan cemas Pek Soh-gi segera berseru, "Toako,
perbuatan Biau nia san sian mengacau ucapan pembukaan ini
sudah merupakan suatu pelanggaran terhadap peraturan
dunia persilatan. Kok See-piau pasti akan turun tangan kejam
terhadapnya, kita tak boleh berpeluk tangan belaka"
Bong Pay memandang sekejap ke arah tiga orang kakek
itu, lalu ujarnya, "Ilmu melepaskan racun dari wilayah Biau
sudah menggetarkan seluruh dunia persilatan, belum tentu
Kok See-piau bisa berbuat banyak terhadap mereka, dalam
posisi demikian, lebih baik kita bertindak menurut keadaan,
jangan sampai karena salah bertindak mengakibatkan
terjadinya hal-hal yang justru akan merugikan pihak kita
sendiri" Sementara itu, belum sampai ke tiga orang kakek itu
menaiki tangga istana, mendadak kepala mereka serasa
pusing tujuh keliling, saat itulah mereka baru terperanjat.
Sadarlah ketiga orang itu bahwa mereka sudah terkena
racun keji dari wilayah Biau, untuk mundur sudah tak sempat,
dua orang diantaranya segera roboh terjengkang ke tanah,
hanya kakek disebelah tengah yang berhasil mundur sejauh
tiga kaki dan berdiri kaku sambil berusaha mendesak keluar
hawa racun dari tubuhnya.
528 Berbicara dari kepandaian silat yang dimiliki ketiga orang
itu, sesungguhnya mereka sudah terhitung jagoan kelas satu
dalam dunia persilatan, bila terjadi pertarungan sungguhan,
belum tentu Biau-nia Sam-sian dapat menandingi mereka, tapi
belum lewat segebrakan mereka sudah roboh dua orang dari
sini terbuktikan sudah bahwa ilmu meracun dari wilayah Biau
memang betul betul sangat Iihay.
Terdapat peristiwa itu, ternyata Biau-nia Sam-sian berlagak
seakan akan tidak melihatnya.
Li hoa siancu berkata kemudian sambil tertawa merdu,
"Kok See-piau, kami telah mempersiapkan delapan belas lapis
barisan racun disekitar tangga istana ini, ingin ku buktikan
sampai dimanakah taraf kepandaian silat dari para jago
dewasa ini, Nah, terbukti sudah kalau ketiga orang anak
manusia itu tak becus, belum sampai lima lapis barisan yang
ditembusi, mereka sudah roboh, aku lihat lebih baik kau turun
tangan sendiri, coba di lihat berapa lapis barisan yang berhasil
kau tembusi"
Paras muka Kok See-piau telah berubah menjadi hijau
membesi dengan nada menyeramkan dia berkata, "Jika hari ini
aku orang she Kok tidak berhasil menangkap kalian dan
mencincangnya menjadi berkeping-keping, perkumpulan Hianbeng-
kau segera akan kububarkan!"
Tampaknya kemarahan yang menyelimuti hatinya sekarang
sudah mencapai pada puncaknya.
Haruslah diketahui, bahwasanya Biau-nia Sam-sian telah
mengacau upacara peresmian perkumpulan Hian-beng-kau,
hal ini berarti telah mengikat tali permusuhan yang mendalam
sekali dengan beribu-ribu anggota perkumpulannya, apalagi
mereka dihadapan umum, hal ini semakin menyakitkan hati
semua orang. 529 Sebagaimana telah diketahui tujuan Kok See-piau dengan
perkumpulannya adalah mempersatukan seluruh umat
persilatan dibawah komandonya, sudah barang tentu dia tak
ingin kehilangan pamornya didepan para jago dari seluruh
penjuru dunia. Maka, kepada kakek berjubah hijau yang berdiri
disampingnya, ia berkata pelan.
"Suheng, terpaksa harus merepotkan dirimu untuk
membekuk ketiga orang perempuan rendah itu!"
Kakek berjubah hijau itu manggut-manggut, dengan
langkah yang pelan ia menuruni mimbar dan menuju kearah
tangga istana, gerakan tubuhnya sangat enteng, dalam waktu
singkat ia telah tiba di serambi panjang.
Para jago yang menyaksikan kelihayan kakek itu samasama
merasa terperanjat, Bong Pay, Coa hujin, Cu Im taysu
serta Haputule bersama sama lari keluar dari barak dan
bergerak menuju ke tangga istana.
Kok See-piau tertawa dingin, ia memberi tanda kepada
anak buahnya, dua orang dari Po cu sam jian, Im sau siang
koay, Ui Sia ling serta sekalian jago lihay lainnya segera
melompat turun dari mimbar dan menghadang jalan pergi
kawanan jago itu.
Coa hujin yang menyaksikan kejadian itu segera
mengerutkan dahinya, kemudian berbisik, "Perlukah kita
menerjang rintangan tersebut dengan kekerasan?".?"
"Dalam keadaan seperti ini, aku pikir Biau-nia Sam-sian
masih mampu untuk menghindarkan ke dalam istana bilamana
530 gelagat tidak mengijinkan, aku rasa lebih baik kita jangan
bertindak dulu dengan gegabah"
Sementara itu kakek berjubah hijau itu telah menatap
tajam-tajam wajah Biau-nia Sam-sian, kemudian tegurnya
dengan dingin, "Kalian lebih suka menyerahkan diri ataukah
ingin mencicipi dulu sedikit penderitaan?"
Selama hidup belum pernah Biau-nia Sam-sian jeri kepada
orang lain, dengan kening berkerut, Lan hoa siancu segera
berseru, "Hei setan tua, siapakah kau?"
Hmm, jika nama lohu kusebutkan, sudah pasti kalian akan
mati karena kaget, lebih baik kusebutkan saja"
Huuuh".! Mengibul dengan kata-kata sombong, apakah
tidak takut lidahmu tersambar oleh angin gunung" Palingpaling
kau hanya siluman kayu atau siluman rumput yang
telah mencapai masa pertapaannya"
Kakek berjubah hijau itu merasa amat gusar, ia mendengus
dingin kemudian tubuhnya berkelebat maju ke depan.
Semua orang hanya merasakan pandangan matanya
menjadi kabur, tahu-tahu ia sudah melewati tangga batu dan
berdiri dimuka istana, kecepatan gerakan tubuhnya sukar
dilukiskan dengan kata-kata.
Betul, racun jahat dari wilayah biau sangat lihay, namun
kenyataanya racun-racun itu sama sekali tidak bermanfaat
terhadanya. Sekalipun Bian nia san sian sudah tahu kalau kakek berbaju
hijau itu luar biasa lihaynya, mereka tak menyangka kalau
kelihayannya telah mencapai taraf sehebat ini, dalam
kagetnya, tiga orang dengan geram, tangan segera diayunkan
531 bersama kemuka melepaskan selapis kabut beracun Kiu-tokciang
yang tak berwarna dan tak berbau.
Kakek berjubah hijau itu segera mengebaskan ujung
bajunya ke depan, segulung angin pukulan yang maha
dashyat seketika itu juga membuyarkan kabut Kiu-tok-ciang ke
tengah udara. Untuk pertama kalinya ilmu beracun dari wilayah Biau tidak
menghasilkan apa-apa dalam penggunaanya.
Bian nia san sian menjadi amat kaget oleh peristiwa
tersebut, belum sempat mereka berpikir lebih jauh, sambil
tertawa dingin kakek berjubah hijau itu telah berkata,
"Sekarang tiba giliran buat kalian untuk merasakan
kelihayanku ini!"
Ketika telapak tangannya diayunkan ke depan, segulung
angin pukulan yang maha dahsyat segera mengurung sekujur
badan Biau nia san sian.
Dalam keadaan tergopoh-gopoh, Biau-nia Sam-sian tak
sempat lagi untuk menghindarkan diri, tampaknya mereka
segera akan terluka diujung telapak lengan kakek berbaju
hijau itu. Kelihayan ilmu silat yang dimiliki kakek berjubah hijau itu
sungguh sukar dilukiskan dengan kata-kata, Bong Pay sekalian
menjadi terperanjat, sekalipun mereka sadar dibantupun tak
sempat lagi, mereka tak bisa tidak harus berusaha dengan
sekuat tenaga. Dipimpin langsung oleh Bong Pay, mereka segera
menerjang kemuka, sebuah pukulan segera dilancarkan ke
arah Ui Shia ling dari bukit Lau san, tapi pihak musuhpun
532 segera memberikan perlawanan, pertarungan sengit segera
berkobar. Sekalipun para jago dari golongan lurus memiliki tenaga
dalam yang sempurna, akan tetapi pihak penghadang pun
merupakan jago-jago pilihan, usaha mereka untuk memberi
pertolongan segera terbendung, jangankan untuk menolong
jiwa Biau-nia Sam-sian, untuk menembusi pertahanan pun
sudah sulitnya bukan kepalang.
Untunglah disaat yang kritis inilah tiba-tiba terdengar suara
pujian kepada sang Buddha berkuman dang memecahkan
kebeningan, menyusul kemudian dari arah belakang istana
muncul selapis tenaga pukulan yang amat lunak"..
Dalam waktu singkat, pukulan kakek berjubah hijau yang
berat bagaikan bukit karang itu sudah terpancing kesamping,
kemudian". "Blang! menghantam diatas permukaan tanah.
Debu dan pasir segera beterbangan memenuhi seluruh
angkasa, pada lapangan batu yang belasan kaki luarnya
didepan istana Kiu ci kiong itu segera muncul sebuah liang
yang sangat besar.
Sekalipun secara beruntung Biau-nia Sam-sian berhasil
meloloskan diri dari ancaman maut, toh mereka merasakan
juga getaran keras yang menga kibatkan darah dalam
tubuhnya bergolak keras, dengan sempoyongan mereka
sama-sama mundur sejauh beberapa langkah.
Kakek berjubah hijau itu sesungguhnya menganggap
dirinya sebagai jago nomor satu didunia ini, betapa herannya
dia setelah mengetahui ada orang yang sanggup
menyingkirkan kekuatan pukulannya itu, sambil berseru
tertahan ia lantas berpaling ke samping.
533 Dari balik pintu istana pelan-pelan berjalan ke luar Coan
cing taysu yang berjubah pendeta dengan tangan membawa
tasbeh. Dibelakangnya mengikuti seorang gadis cantik yang
rupawan, dia bukan lain adalah Coa Wi-wi.
Ketika para jago dari golongan lurus dan para jago dari
Hian-beng-kau menyaksikan situasi diatas tangga istana telah
mengalami perubahan, serentak merekapun menghentikan
pertarungan dan sama-sama mengalihkan pandangan
matanya ketengah istana.
Coa hujin yang menyaksikan putrinya muncul bersama
kakeknya, dengan cepat merasakan hatinya lega tapi ia tahu
tak baik menyapa anaknya dalam keadaan seperti ini, maka
diapun hanya berdiam diri.
Terdengar kakek berjubah hijau itu mendengus dingin, lalu
menegur, "Apakah kau adalah Goan cing siau hwsesio?"
Ucapannya kasar dan sombong sedikitpun tidak
mengindahkan sopan santun".
Ternyata Coan cing taysu tidak menjadi marah oleh sikap
kasar lawannya, sambil tersenyum ia menjawab, "Yaa, benar
memang pinto adanya. Jika aku terpaksa turun tangan secara
keras, harap sicu sudilah memaafkan"
Coa Wi-wi yang berada disampingnya segera mengomel.
"Hei, tahun ini kongkongku sudah berusia sembilan puluh
tahun lebih! Siapakah kau si setan tua" Berani betul bersikap
kurang ajar terhadap kongkongku, jika tidak kau rubah
sebutanmu itu, hmm! Hmm"..
534 Wajahnya yang cantik, tindak tanduknya yang lincah
membuat kata-kata yang bengis itu justru tampak
menyenangkan, hal ini membuat semua orang menjadi
Neraka Hitam Seri Bara Maharani Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
terkesima dibuatnya.
Bukannya menjadi gusar, kakek berbaju hijau itu malah
tertawa "Haahah".. haahhh?".. haahah?". nona cilik! Kalau
kongkong mu paling banter berusia sembilan puluh tahun,
maka tahun ini lohu sudah berusia seratus empat puluh tahun,
itu berarti aku lebih tua empat puluh sembilan tahun dari
kongkongmu, coba bayangkan sendiri, pantaskah kupanggil
dirinya sebagai hwesio cilik?"
Waktu itu semua jago yang terada diarena sudah dibikin
terperanjat oleh keampuhan ilmu silat yang dimiliki kakek
berjubah hijau itu, beribu-ribu pasang mata bersama-sama
dialihkan kearahnya tanpa berkedip. Maka ketika mendengar
ucapan tersebut, serentak semua orang mulai berbisik-bisik.
Seorang manusia bisa hidup sampai setua itu, hakekatnya
sulit untuk dipercaya oleh siapapun, tapi kalau dilihat dari
kelihayan kakek tersebut, merekapun tak bisa tidak, harus
mempercayainya juga.
Haruslah diketahui, jika seorang dapat hidup sampai
berusia seratus tahun lebih, dan ia berlatih ilmu silatnya terusmenerus,
ma ka kelihayan ilmu silat yang dimiliki orang itu
pasti tak terlukiskan hebatnya.
Coa Wi-wi segera membelalakkan matanya lebar-lebar,
kemudian serunya, "Masa sepanjang itu usiamu?"
Sambil menggelengkan kepalanya tanda tak percaya, ia
berkata kembali, "Omong kosong! Hanya setan yang percaya
dengan perkataanmu itu!"
535 Kakek berjubah hijau itu segera tertawa terbahak-bahak.
"Haaahhh"..haaahhh?"..haaaahhh bocah cilik tak tahu
urusan, lohu akan berbicara dengan kongkongmu!" Kemudian
sambil berpaling ke arah Goan cing, ia berkata, "Goan cing,
apakah kaupun tak percaya?"
"Pinceng mana berani tak percaya?" jawab Goan cing taysu
dengan serius, "hanya saja, apakah aku boleh tahu siapakah
nama lo sicu?"
"Asal kau mengetahui diriku sebagai Liok tee sin sian (dewa
daratan), itu sudah lebih dari cukup, soal lain lebih baik tak
usah kau tanyakan lagi" jawab kakek berjubah hijau dengan
angkuh. Kakek berjubah hijau itu menyebut dirinya sebagai Liok tee
sin sian, si dewa daratan, sesungguhnya sebutan itu
terlampau jumawa dan takabur, akan tetapi oleh karena
semua orang yang hadir di arena sudah menyaksikan sendiri
kelihayan ilmu silatnya, maka tak seorangpun diantara mereka
berani mengejek.
Tiba-tiba terdengar Coa Wi-wi mendengus dingin, sambil
mencibirkan bibirnya ia berseru, "Hmm! Liok tee sin sian
apaan" Aku lihat, kau lebih cocok kalau disebut sebagai si tua
bangka celaka!"
Kakek berjubah hitam itu pura-pura tidak mendengar
ejekan tersebut, kembali ia berkata, "Goan cing kau anggap
ilmu silat yang kumiliki itu sudah cukup dikatakan sebagai
hebat tidak?"
Goan cing taysu termenung sebentar, kemudian jawabnya,
"Kalau dilihat dari kesempurnaan ilmu silat yang dimiliki lo si
cu, memang pantas kalau dika takan sebagai hebat, cuma ada
536 satu hal yang masih pinceng bingungkan, bolehkah aku
bertanya kepada diri situ?"
"Katakan!"
"Menurut pendapat pinceng yang bodoh, kehidupan
seorang dewa adalah suatu kehidupan yang bebas merdeka
dan terlepas dari segala urusan ke duniawan, biasanya mereka
hanya berpesiar dan mendekati keindahan alam".
Belum habis pendeta itu berkata, kakek berjubah hijau itu
telah menukas. "Lohu sudah berusia seratus tahun lebih kalau hanya katakata
semacam itu, buat apa aku musti mendengarkan-nya dari
mulutmu?" 00000O0O00 53 Goan Cing Taysu segera merangkap tangannya didepan
dada seraya berseru, "Asal sicu sudah mengerti, itu tandanya
bagus" Kakek berjubah hijau itu kembali mendengus. "Hmmm!
Kata-kata yang tak berguna lebih baik tak usah dibicarakan
lagi, sudah lama lohu de ngar tentang kelihayan Malaikat ilmu
silat, sayang selama ini tak berjodoh untuk menjumpainya
sendiri, hari ini aku pasti akan manfaatkan kesempatan ini
dengan sebaik baiknya"
Setelah berhenti sejenak, ia membentak, "Berhati-hatilah!"
Telapak tangan kanannya diayunkan ke bawah lalu pelanpelan
didorong ke depan.
537 Serangan ini tampaknya sederhana dan tiada sesuatu yang
aneh, tapi dengan wajah berubah menjadi serius, Goan-cing
taysu mengebaskan ujung bajunya, secara tiba-tiba melompat
mundur sejauh tiga kaki dari posisi semula.
"Manusia dengan usia seperti sicu sudah langka dijumpai
didunia ini, buat apa kau musti menceburkan diri lagi ke dunia
ini serta menodai tubuh sendiri dengan amisnya darah?"
Dengan gerakan tak berubah dan tak nampak sesuatu
gerakan pun seperti sesosok bayangan, kakek berjubah hijau
itu sudah menyusul ke depan, serunya, "Jika ingin
mengucapkan sesuatu, tunggu saja setelah menyambut
sepuluh jurus seranganku ini!"
Goan cing taysu segera mundur kebelakang, serunya
dengan suara dalam. "Sicu"..
Dengan tak sabar kakek berjubah hijau itu menukas!
"Apakah keturunan dari Malaikat ilmu silat adalah manusia
lemah seperti ini" kenapa tidak kau balas seranganku ini?"
"Kongkong!" Coa Wi-wi yang berada disampingngnya
segera berteriak dengan tak sabar, "beri saja sedikit pelajaran
kepada tua bangka yang tak tahu diri itu"
Walaupun ilmu silat yang dimiliki kakek berjubah hijau itu
sangat lihay, tentu saja Goan cing taysu tak akan gentar
mengha dapinya, ketika mendengar ucapan lawan yang
mendesaknya terus menerus, pendeta yang berjiwa besar ini
segera berpikir, "Dalam suatu pertarungan yang dicari orang
adalah kemenangan, walaupun kemenangan itu bakal diraih
dengan kecerdasan otak, yaa, apa boleh buat, kini
persoalannya sudah menyangkut nama baik leluhur,
bagaimanapun juga aku tak bisa mengalah terus-menerus.
538 Berpikir demikian, ia lantas berdiri sekokoh batu karang,
kemudian ujarnya.
"Maaf jika pinceng terpaksa harus melepaskan serangan
balasan!" Ditengah pembicaraan tersebut, telapak tangan kanannya
segera disilangkan didepan dada, lalu dengan jari tengah dan
jari telunjuk tangan kanannya, ia totok jalan darah kematian di
kening kakek berjubah hijau itu dari tempat kejauhan.
Kakek berjubah hijau itu segera merasa bahwa posisi ini
betul-betul sempurna dalam penyerangan maupun
pertahanan, sama sekali tak dijumpai titik kelemahan barang
secuwilpun yang bisa dimanfaatkan, ibaratnya sebuah dinding
yang terbuat dari baja, pertahanan itu sungguh-sungguh amat
sulit untuk ditembusi.
Melihat itu, sambil tertawa segera katanya.
"Aku lihat hanya kau serta Hoa Thian-hong, dua orang
yang masih sanggup menerima beberapa jurus seranganku!"
Telapak tangan kanannya segera di dorong ke depan,
belum mencapai setengah jalan tiba-tiba ditarik kembali,
tangan kirinya berputar kencang, berbarengan dengan
gerakan telapak tangan kanannya segera dibacok ke bawah
dengan kecepatan luar biasa.
Terdengar suara retakan keras yang memekikkan telinga
berkumandabg memecahkan keheningan, belum lagi
serangannya di lancarkan, kekuatannya sudah cukup
menghancurkan batu karang, hawa pembunuhan yang
menyelimuti angkasa sungguh menciutkan hati orang.
539 "Omintohud?""!" Goan cing taysu berseru memuji
keagungan sang Buddha, tanpa merubah gerakan tangan
kanannya, telapak tangan kirinya dibalik lalu dilontar kan ke
depan. Berbicara soal taraf kepandaian silat, maka kepandaian
yang dimiliki kedua orang ini boleh dikata sudah mencapai
puncak yang tertinggi, belum tentu bisa ditemukan dua tiga
orang di dunia ini yang sanggup manandingi kehebatan
mereka, tanpa terasa semua orang memusatkan segenap
perhatiannya untuk mengikuti jalannya pertarungan itn, siapa
tahu dari sana dapat menarik manfaat yang berguna bagi diri
sendiri. Namun dalam kenyataannya, ternyata serangan serangan
yang dilancarkan kedua orang itu tidak sama seperti jago lihay
lainnya yang bergerak secepat kilat, semua gerakan yang
mereka gunakan pada hakekatnya seperti orang yang baru
belajar ilmu silat, bukan saja tiada sesuatu yang hebat, tidak
pula mengandung kekuatan yang luar biasa, sebagian jago
yang berilmu cetek diam-diam merasa kecewa sekali,
dianggapnya pertarungan itu tidak lebih jelek dari pertarungan
kampungan. Hanya beberapa bagian saja dari kawanan jago tersebut
yang betul-betul menyadari bahwa ilmu silat yang dimiliki
kedua orang ini telah mencapai tingkatan yang tak terhingga.
Justru dibalik sederhanaan kebiasaan dari gerakan mereka,
tersimpan sesuatu perubahan yang luar biasa.
Jangan dianggap jurus-jurus serangan mereka sederhana
dan tiada sesuatu yang bagus dilihat, padahal ppertarungan
semacam ini ini justru amat sulit dilakukan oleh setiap
manusia. 540 Sebab disamping harus berjaga-jaga terhadap perubahan
jurus serangan berikutnya dari lawan, merekapun harus
mencari titik kelemahan ditubuh musuh untuk mempersiapkan
serangan berikutnya, akal pikiran mereka sedikit saja
bercabang maka akibatnya akan menyangkut keselamatan
jiwa mereka, itu berarti selain beradu pengetahuan dalam ilmu
silat, merekapun beradu tenaga dalam, kecer dasan serta
pengalaman. Ketika pertarungan mencapai jurus yang ke sembilan,
seperminum teh sudah lewat tanpa terasa.
Mendadak terlihatlah kakek berjubah hijau itu melepaskan
sebuah pukulan ke udara, kemudian dengan cepat mundur
kebelakang. Semua orang menjadi keheranan mereka tak habis
mengerti kenapa sebelum genap sepuluh jurus ia telah
menarik serangannya sambil mundur?"
Tiba-tiba Goan cing tasyu berkata, "Selama ini kita tiada
perselisihan apa-apa, mengapa sicu begitu kemaruk ingin
mencari kemenangan?"
Kakek berjubah hijau itu hanya membungkam diri dalam
seribu bahasa, tubuhnya tegak sekokoh karang, rambutnya
dan jubahnya tanpa angin mulai bergerak-gerak, lalu kian
lama kian menggembung menjadi sangat besar".
Ketika memperhatikan kembali keadaan Goan cing taysu,
tampaklah pendeta itupun berdiri dengan wajah serius,
tubuhnya secepat angin bergerak kian kemari mengambil
langkah Lak cap si kwa, makin bergerak semakin cepat
sehingga pada akhirnya hampir seluruh bayangan tubuhnya
tak tampak jelas, yang ada hanya seekor naga berwarna abuabu
yang berputar tiada hentinya.
541 Semua orang tahu bahwa perbuatan kedua orang itu bukan
cuma bergurau belaka, melainkan merupakan suatu
pertarungan terakhir yang telah mengerahkan segenap kepan
daian yang dimiliki.
Suasana menjadi tegang, semua orang mengalihkan
perhatiannya ke tengah arena dan melotot dengan mata
terbelalak serta mulut melongo.
Coa hujin serta Coa Wi-wi paling tegang dibandingkan
dengan yang lain, hampir saja jantung mereka melompat
keluar dari dalam rongga dadanya".
Siapa tahu, setelah saling bertahan sekian waktu, tiba-tiba
kakek berjubah hijau itu menghela napas panjang, gelembung
pada ju bahnya makin lama semakin mengimpis dan akhirnya
pulih kembali seperti sedia kala, belum lagi helaan napasnya
habis, mendadak ia tertawa terbahak-bahak pula.
Mendadak Goan cing taysu menghentikan pula gerakan
tubuhnya, kemudiann sambil merangkap tangannya memberi
hormat ia berkata, Atas kesediaan Lo sicu menarik kembali
serangannya disaat mara bahaya telah mengancam, terlebih
dulu pinceng ucapkan banyak-banyak terima kasih.
Kau tak usah berterima kasih!! jawab kakek berjubah hijau
itu dengan dingin, "oleh karena lohu tak yakin untuk
membunuhmu dalam sebuah serangan yang terakhir ini, maka
sengaja kubatalkan niatku tersebut?""
Setelah berhenti sebentar, ia menambahkan, "Memandang
pada kemampuanmu untuk menyambut sepuluh jurus
seranganku ini apa yang ingin kau katakan sekarang boleh kau
utarakan!! 542 Diam-diam Goan cing taysu berpikir.
"Bila Kok See-piau mempunyai orang ini sebagai tulang
punggungnya, ibarat harimau yang tumbuh sayap, tak heran
ia berani menantang keluarga Hoa, aai"..! Lolap saja tak
sanggup menaklukan dirinya, terpaksa aku musti mencari akal
lain?""
"Berpikir sampai disini, pelan-pelan iapun berkata,
"Sebenarnya disebabkan karena apakah Lo sicu muncul
kembali didalam dunia persilatan?"
Sambil tertawa jawab kakek berjubah hijau itu berkata.
Adapun kemunculan lohu kali ini adalah khusus untuk
mencari gara-gara dengan keluarga Hoa dan sekarang
ditambah pula dengan keluarga Coa kalian. Nah hwesio cilik,
sudah puas?"
Goan cing taysu segera mengerutkan dahi nya rapat-rapat.
"Sebetulnya ada dendam atau sakit hati apakah yang
pernah terikat antara lo sicu dengan keluarga Hoa serta
keluarga Coa kami"
Neraka Hitam Seri Bara Maharani Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Haaahh"haahh".haaahhh"lohu datang ke mari oleh
karena mendapat undangan dari orang, walaupun sampai
pecah bibirmu berbicara, jangan harap bisa merubah jalan
pemikiranku, sebab percuma saja?""
Goan cing taysu menjadi kewalahan dan tak bisa berbuat
apa-apa, mendadak satu ingatan melintas dalam benaknya,
katanya kemudian, "Baiklah urusan itu lebih baik tak usah
disinggung kembali, sekarang pinceng ingin mencoba untuk
menebak asal usul lo sicu!"
543 Kakek berjubah hijau itu segera tertawa terbahak-bahak.
"Haaahh"..haaahh?"haaah?"masa kau bisa menebak
asal usulku" Lohu tidak percaya!"
"Apa salahnya kalau sicu mendengarkan dugaanku ini?"
Kakek berjubah hijau itu segera tersenyum.
"Baiklah, katakan! Akan lohu dengarkan?".."
Setelah termenung sebentar, Goan cing taysu berkata,
"Jurus pertama yang sicu pergunakan agaknya adalah
perubahan gerak dari ilmu Ji im jiu (tangan sakti pembuyar
awan) dari bukit Mao san, hanya gerakan tersebut jauh lebih
disempurnakan"
Kakek berjubah hijau itu segera manggut-manggut.
"Ehmm!, kau bisa melihat asal dari kepandaianku, betulbetul
tajam penglihatanmu itu"
Goan cing taysu tersenyum, kembali katanya, "Gerakan
kedua adalah ilmu Kim kong ciat eng, jurus ketiga adalah".."
"Kau bisa mengenali kepandaianku, hal ini sudah
merupakan suatu hal wajar" tukas kakek berjubah hijau itu,
"tapi jika kau ingin menebak asal usul lohu dengan cara
demikian, hmm! Jangan mimpi disiang hari bolong?""
Goan cing taysu tersenyum, kembali ia berkata.
"Semua kepandaian yang sicu gunakan, sebagian besar
justru merupakan ilmu paling lihay diri pelbagai perguruan,
dari sini lah dapat diketahui asal usul sicu yang sebenarnya,
cuma saja?".
544 "Cuma saja kenapa?"
Dengan wajah serius Goan cing taysu berkata, "Setelah
mengalami penyempurnaan pada jurus yang pertama, maka
jurus itu boleh dibilang sudah termasuk ilmu silat aliran Kiu ci
kiong, apalagi sejak jurus keatas, hakekatnya semua gerak
serangan itu merupakan jurus jurus ciptaan terbaru dari aliran
Kiu ci kiong"
Mendengar perkataan itu, mencorong sinar tajam dari balik
mata kakek berjubah hijau itu ditatapnya wajah Goan cing
taysu lekat-lekat, kemudian tegurnya, "Masih ada yang lain?"
"Pinceng terlalu bodoh, yang lain aku tak berhasil untuk
mengenalinya dengan tepat"
Mendengar sampai disitu, diam-diam kakek berjubah hijau
itu berpikir, "Ilmu silat aliran Kiu ci kiong belum pernah
diwariskan ke dunia luar, darimana keledai gundul ini bisa
mengetahui" Sekalipun jurus kesembilan tidak ia kenali,
namun prestasinya sudah cukup mengejutkan hati?"?"
Dalam hati ia berpikir demikian, diluar ujarnya sambil
tertawa, "Ehmm?""..tampaknya keturunan dari malaikat
silat memang tak sampai mengecewakan diriku"
Kakek berjubah hijau itu tertawa.
"Hwesio cilik, anggap saja matamu cukup tajam",
setelah berhenti sejenak, lanjutnya, "Tapi, menurut
anggapanmu siapakah lohu?"
Pertanyaan ini segera membungkamkan diri Goan cing
taysu, ia bisa mengenali aliran jurus serangan yang digunakan
545 kakek berjubah hijau itu, lantaran ia pernah membaca isi dari
tulisan yang tercantum diatas Pek giok siau ciam (batas buku
batu kemala) dari istana Kiu si kiong milik Hoa In-liong.
Betul isi catatan itu hanya dilihat sepintas lalu, namun
dengan dasar kesempurnaan ilmu silat yang dimilikinya, hal
mana sudah terlebih dari cukup, itulah sebabnya ia kenal betul
gerakan silat aliran Kiu ci kiong".
Sebaliknya tentang keadaan dari istana Kiu cing kiong
sendiri, ia merasa gelap dan tak tahu, sudah barang tentu
iapun tak bisa menebak asal usul dari kakek berjubah hijau
itu. Ketika dilihatnya Goan cing tasyu dibuat terbungkam, kakek
berjubah hijau itu menjadi amat gembira, ia tertawa terbahakbahak
dengan kerasnya, baru saja dia akan berbicara?"
Tiba-tiba terdengar Cu Im taysu yang berada dibawah telah
berseru dengan lantang, "Pada dua puluh tahun berselang,
pinceng pernah mendengar Ui san su hau (empat tua dari Ui
san) membicarakan tentang sejarah Ciu ci sinkun serta
keadaan dalam istana Kiu ci kiong, konon harta karun yang
terdapat dalam istana tersebut tak terhitung jumlahnya, para
jago lihay yang berada disana pun rata-rata berilmu tinggi?""
Kakek berjubah hijau itu mengalihkan sinar matanya
memandang sekejap ke arah Cu Im taysu, ketika mendengar
ia berkata sampai disitu. tiba-tiba menambahkan, "Jumlah
seluruhnya adalah lima ratus tujuh puluh tiga orang"
Mendengar jawaban tersebut, Cu Im taysu segera berpikir,
"Kalau dilihat dari kehapalannya terhadap segala sesuatu
tentang istana Kiu ci ki ong, tak bisa diragukan lagi, orang ini
sudah pasti salah seorang diantaranya"
546 Berpikir demikian, diapun berkata, "Waktu itu, Kiu ci sinkun
semuanya menerima tiga puluh enam orang murid, tiga puluh
lima orang diantaranya ternyata berani bekerja sama untuk
membunuh".."
"Tutup mulut!" tiba-tiba kakek berbaju hijau itu membentak
keras. Dengan tenaga dalam yang dimiliki kakek berjubah hijau
itu, bentakan tersebut sungguh ibaratnya guntur yang
membelah bumi ditengah hari bolong, mereka yang berilmu
cetek seketika merasakan telinganya sakit seperti ditusuktusuk,
setengah harian lamanya tak bisa mendengar kembali,
sebaliknya mereka yang berilmu tinggi, merasakan hatinya
amat tersiksa. Semua orang tahu, kata-kata selanjutnya sudah pasti
adalah, "membunuh guru sendiri menghianati perguruan", dari
sikap gusar kakek berjubah hijau sekarang itu membuktikan
bahwa kakek itu sudah pasti datang dari istana Kiu ci kiong,
hanya beberapa orang yang mengetahui latar belakang
persoalan ini saja yang lamat-lamat mulai menebak siapa
gerangan kakek berjubah hijau ini, sedang lainnya masih tetap
tidak habis mengerti"..
Cu Im taysu tertawa-tawa, katanya kembali, "Seratus tahun
kemudian istana Kiu ci kiong telah muncul kembali, saat itulah
baru diketahui bahwa semua anggota istana telah tewas, tapi
Cho Thian-hua yang merupakan murid terbuncit dari tiga
puluh enam murid lainnya tak tampak ada disitu, konon Cho
Thian-hua telah mampus pada usia dua puluh tahun?"."
"Keledai gundul busuk, kau berani menyumpai lohu?" teriak
kakek berjubah hijau itu sambil tertawa dingin.
547 Walaupun secara lamat-lamat Cu Im taysu telah menduga
sampai kesitu, tapi pengakuan langsung dari kakek berjubah
hijau itu toh sempat menggetarkan kembali hatinya.
"Jadi Lo sicu benar-benar adalah Cho Thian-hua?"
tanyanya. Kakek berjubah hijau itu tertawa angkuh. "Setiap manusia
didunia ini mengatakan lohu sudah mati muda,
haaahh"..haaahh?" haaahh"..siapa tahu usia lohu justru
jauh lebih panjang dari siapapun juga"
Kecuali para anggota Hian-beng-kau sejak dari Seng-sutpay,
Kiu-im-kau sampai para jago dari golongan Hiap gi, tak
seorangpun yang tidak merasa terkejut oleh kenyataan ini.
Haruslah diketahui, dalam anggapan umat persilatan, Cho
Thian-hua adalah seseorang yang sudah mati lama sekali, tapi
sekarang tahu-tahu sudah munculkan diri dihadapan umum,
sudah barang tentu kejadian ini segera menggemparkan
seluruh gelanggang.
Tapi hal itu masih merupakan masalah yang kedua masalah
yang terutama adalah pada masa lalu oleh karena Tang Kwiksiu
berhasil memperoleh kitab pusaka Thian hua cha ki milik
Cho Thian-hua, tiba-tiba namanya menjadi menjadi amat
tenar dalam dunia persilatan dan kini pencipta buku itu telah
muncul sendiri disini, rasa curiga dan ragu-ragu tentu saja tak
bisa dihindari.
Mendadak Bwe yok berbisik kepada kakek bercambang
yang berada disampinrgnya, dengan ilmu menyampaikan
suara. "Ua huhoat, Kok See-piau telah merahasiakan sebagaian
besar keku atan perkumpulan Hian-beng-kau yang
548 sebenarnya, ini menandakan kalau ia tidak berhati ikhlas
dalam persekutuan ini"
Kakek bercambang itu bukan lain adalah pemimpin dari Kiu
im su-ciat (empat manusia sakti dari Kiu-im) yang bernama Un
Yong ciau, dibawah urutan namanya adalah Tu Cu yu, Khong
im serta Sik Ban cuan. Diantara empat orang ini, hanya Tu Cu
yu seorang yang tidak nampak.
Dengan kening berkerut Un Yong ciau segera berbisik pula
dengan ilmu menyampaikan suara.
"Lantas bagaimanakah pendapat kaucu?"
"Menurut pendapatanku, baik atau buruk kita harus bersiap
sedia untuk menghadapi segala sesuatu yang tak diinginkan
dari pihaknya"
"Jite telah membawa orang berjaga-jaga diluar lembah,
antara Mokau dengan kitapun sudah ada persetujuan diamdiam,
aku rasa sekalipun Kok See-piau mempunyai rencana
busuk, tak nanti ia bisa laksanakan seperti apa yang
diharapkan"
"Orang-orang Mokau tak bisa dipercaya janjinya" kata Bwe
Su-yok dengan nada dingin, "apalagi menanggulangi
kesusahan bersama-sama, betul Lu butoat berada diluar
lembah, tapi bisakah dia mencegah begitu banyak pekerjaan?"
"Agaknya kaucu sudah memiliki keputusan yang mantap,
silahkan diutarakan kepada hamba!"
Dengan sepasang matanya yang jeli, Bwe Su-yok
memperhatikan terus ke barak para pendekar, ketika
dilihatnya Hoa In-liong belum nampak juga, diam-diam ia
lantas berpikir, "Pertemuan besar ini sangat mempengaruhi
549 situasi dunia persilatan pada puluhan tahun selanjutnya, saat
ini pula antara yang lurus dan yang sesat saling beradu
kekuatan, sebagai orang yang memikul beban berat atas
persoalan ini, tak mungkin ia tak datang ke sini, janganjangan
ia sudah ketimpa musibah yang tak diharapkan?"
Saking kelamaan-nya berpikir akan hal itu, dia sampai lupa
memberi jawaban.
Un Yong ciau menjadi tertegun, dia ulangi sekali lagi
pertanyaan tersebut, saat itulah bwe Su-yok baru sadar dari
lamunannya dan buru-buru menentramkan pikirannya.
"Bersiap-siap sajalah kalian untuk turun tangan, katanya
kemudian dengan dingin.
Setelah berhenti sejenak, dia menambahkan, "Sebelum ada
perintah dariku, dalam keadaan yang bagaimanapun, kalian
dilarang turun tangan secara sembarangan"
"Kaucu!" kata Un Yong ciau dengan perasaan bimbang,
merurut hasil persekutuan, kita tiga perkumpulan akan bekerja
sama untuk membasmi para jago dari golongan Hiap gi lebih
dulu, dengan demikian sisa lainnya yang menyerah akan
menyerah, yang harus dibunuhpun akan dibunuh, setelah
kekuasaan dunia persilatan jatuh kepihak kita, kekuatan
keluarga Hoa pasti akan makin lemah, apakah menurut
pendapat kaucu dalam pembasmian nanti pihak perkumpulan
kita hanya akan berpeluk tangan menonton keramaian
belaka?" "Tentu saja tidak" jawab Bwe Su-yok hambar, pokoknya
kalian lakukan saja setiap perintahku"
550 Setelah mereka mengambil keputusan secara diam-diam,
tampaklah Seng Tocu dan dua bersaudara Leng bou sekalian
juga sedang berunding dengan suara berbisik-bisik.
Tampak Leng hou Ki berpaling sambil berkata, "Toa
suheng, setelah Kok See-piau bajingan itu mempunyai tulang
punggung sebebat ini, tak heran ambisinya begitu besar dan
berani berniat untuk mencaplok seluruh dunia persilatan"
Seng Tocu mengalihkan sinar matanya untuk melirik
sekejap Kiu im su ciat, kemudian ujarnya, "Siapa bilang cuma
pihak Hian-beng-kau belaka" Semenjak perempuan bajingan
dari Kiu-im-kau mengundurkan diri, sebetulnya kukira pihak
mereka merupakan pihak yang terlemah, siapa tahu diantara
yang kuat masih ada pula yang lebih kuat, ditinjau dari
keaadaannya sekarang, sebagai pihak yang paling lemah
justru adalah pihak kita sendiri"
Dengan perasaan penasaran Leng hou Ki mendengus.
"Hmm, memangnya pihak kita masih lebih lemah dari pada
pikak Kiu-im-kau?"?"" serunya.
"Dalam persoalan ini, janganlah kau nilai sesuatu keadaan
dengan emosi?"" kata Seng Tocu dengan nada berat, "sebab
bila kita berani bertindak secara gegabah, maka mungkin
sekali hanya ada satu dua orang saja dari pihak kita yang bisa
pulang kembali ke Seng-sut-pay. Makanya bila sampai terjadi
pertarungan nanti pihak kita tak boleh menempatkan diri pada
barisan paling depan!"
"Jadi kalau begitu, soal pembalasan dendam juga tak boleh
disinggung kembali" seru Hong Liong dengan kening berkerut.
"Yaa, aku pikir hal itu memang sulit untuk dilaksanakan!"
551 Agaknya Hong Liong serasa amat tidak puas, bibirnya
sudah bergerak siap berbicara.
Tapi pada saat itulah, terdengar Cho Thian-hua telah
berkata kembali, "Hwesio cilik, bila tiada urusan lain lohu akan
mulai turun tangan"..!"
"Tunggu sebentar sicu!" cegah Goan cing taysu "pinceng
masih ingin mengajukan sebuah pertanyaan lagi"
"Cepat diajukan! Lohu sudah amat gelisah sekali hingga
seluruh badanku terasa mulai gatal!" Goan cing taysu
tersenyum, katanya, "Ketua menghentikan pertarungan tadi,
kenapa sicu menghela napas lebih dulu kemudian baru
Neraka Hitam Seri Bara Maharani Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
tertawa?" Cho Thian-hua berpikir sebentar, lalu jawabnya,
"Memberitahukan soal ini kepadamu juga tak mengapa, ketika
munculkan diri untuk kedua kalinya ini, sebetulnya lohu
mengira sudah tiada tandingannya lagi didunia ini, siapa tahu
kau si hwesio cilik masih sanggup menandingi diriku, kejadian
ini sangat diluar dugaanku, sebab itulah aku menghela
napas".."
"Tapi jika berbicara dari orang-orang yang lain didunia ini,
ternyata mereka tak mampu menahan sebuah pukulanmu, hal
ini sangat menggembirakan hatimu, maka kau tertawa
terbahak-bahak, bukankah demikian?" sambung Goan cing
taysu dengan cepat.
Mendengar perkataan itu, Cho Thian-hua segera
mendongakkan kepalanya dan tertawa terbahak-bahak.
"Haahh?"haaahhh?".haaahhh?"bagus, bagus sekali,
Goan cing, kau memang pantas menjadi tandinganku"
552 "Terima kasih atas pujian dari sicu!"
Tiba-tiba Cho Thian-hua mandengus dengan suara dalam,
katanya lagi, "Goan cing, kau jangan keburu merasa bangga
lebih dahulu, bila berlangsung suatu pertarungan jarak lama,
sudah dapat dipastikan kemenangan berada dipihakku."
Goan cing taysu tertawa hambar.
"Sicu memiliki ilmu silat yang luar biasa hebatnya, tentu
saja pinceng ketinggalan jauh sekali, tapi didunia ini masih
ada orang yang sanggup menandingi kepandaian itu"
"Hmmm, kau maksudkan Hoa Thian-hong?" jengek Cho
Thian-hua sinis, ketika muncul kembali ke dalam dunia
persilatan kali ini, akupun mendengar setiap orang
menyanjung-nyanjung dirinya setinggi langit, padahal dasar
terpenting dari ilmu silat adalah kesempurnaan dalam tenaga
dalam yang sudah mencapai seratus dua puluh tahun hasil
latihan ini?"." Hmm!"
Tiba-tiba Coa Wi-wi mendengus dingin.
"Hmm".!" Berlagak sok, tidak pandang sebelah mata
kepada orang lain, rasain kalau dikeokkan orang"
Cho Thian-hua segera mengalihkan sorot matanya dan
memperhatikan beberapa kejap diri Coa Wi-wi, sekalipun dia
adalah seorang gembong iblis yang lihay, bagaimanapun juga
usianya sudah terlalu lanjut, dia sendiri pun tak tahu sampai
kapan kehidupannya ini akan berlangsung.
Dalam suasana begini, ia merasakan juga dirinya yang
sebatang kara dan hidup tanpa sanak keluarga itu.
553 Betul selama ini, rasa kesepian tersebut masih dapat
diatasi, akan tetapi setelah bertemu dengan Coa Wi-wi yang
cantik jelita bak bidadari dari kahyangan, terutama sikap
polosnya yang manja dan menyenang kan itu, dengan cepat
mendatangkan perasaan simpatik dan senang dihatinya yang
tua, sebab itulah bukan saja ia tidak menjadi gurar oleh
sindiran-sindiran si nona, sebaliknya makin dilihat semakin
tertarik dan senang.
Akhirnya karena tak tahan, diapun berkata dengan lembut,
"Coa Wi-wi, jika kau bersedia menganggap lohu sebagai ayah
angkatmu, lohu jamin kau pasti akan menjadi seorang jago
paling lihay dalam dunia ini"
"Huuh?"..! Kau sendiri saja bukan seorang jago lihay yang
tiada tandingannya di kolong langit, mana mungkin bisa
mendidik orang lain menjadi seorang jagoan yang paling
hebat didunia?" ejek Coa Wi-wi sambil mencibirkan bibirnya.
Mendengar perkataan itu, Cho Thian-hua segera tertawa
terbahak-bahak.
"Haaahhh"..haaahhh?"..haah?""jika kau tak percaya,
tanya saja kepada kongkong mu!"
Dengan wajah serius Goan cing taysu berkata, "Pinceng
mengakui bahwa diriku memang bukan tandingan mu. Hoa
tayhiap berbakat bagus dan berilmu jauh diatas diri pinceng,
belum tentu sicu dapat menandinginya, cuma yang pinceng
maksudkan bukanlah Hoa tayhiap, melainkan sesorang yang
lain" "Siapa?" tanya Cho Thian-hua dengan sepasang alis
matanya berkenyit.
554 "Menurut dugaan pinceng hari ini orang tersebut pasti akan
tiba disini, jika lo sicu mempunyai kegembiraan, silahkan saja
menunggu beberapa waktu lagi"
Cho Thian-hua kembali tertawa.
"Sebenarnya lohu ingin segera turun tangan melawanmu
tapi setelah mendengar perkataanmu itu timbul rasa ingin
tahu dalam hatiku, ingin kukelahui malaikat darimanakah yang
kau maksudkan itu" Heeeh"..heeeh?"heeeh?"sekalipun
perbuatanmu itu hanya suatu siasat untuk menunda waktu,
akupun merasa rela"
Lalu kepada Coa Wi-wi katanya pula sambil tartawa, "Budak
cilik, persoalan kita lebih baik dibicarakan pula nanti saja!"
"Bagaimana jika kau yang kalah!" seru Coa Wi-wi.
Cho Thian-hua tertegun, lalu sahutnya sambil tertawa,
"Aaah"! Hal ini tak mungkin terjadi" Coa Wi-wi gelengkan
kepalanya berulang kali. "Suatu kejadian kemungkinan besar
bisa terjadi manapun, aku lihat lebih baik kau mengambil
keputusana lebih dulu, dari pada sampai waktunya malu untuk
turun dari panggung!"
"Baiklah" kata Cho Thian-hua kemudian sambil tertawa,
"asal ada orang sanggup bertarung seimbang denganku, soal
penerimaan murid tentu saja tak akan dibicarakan lagi, selain
itu lohu akan menghadiahkan pula sebuah benda untukmu"
"Kalau sudah kalah bertarung nanti jangan mungkir lho!"
teriak gadis itu keras-keras.
Cho Thian hoa mengerutkan dahinya, ia hendak marah
rupanya, tapi senyum getir segera tersungging diujung
bibirnya. 555 "Budak cilik, kau anggap aku sebagai manusia apa"
Memangnya seperti bocah cilik saja seperti kau?"
Seraya berkata ia putar badan dan melayang turun dari
tangga istana"..
Mendadak terdengar Ci wi siancu tertawa dingin, kemudian
serunya, "Cho loji, sekarang ku suruh kau merasakan
kelihaiyan dari kami anggota perguruan Kiu tok sian ci!"
Waktu itu Cho Thian-hua sudah sampai ditengah jalan,
mendadak paras mukanya berubah hebat, cepat-cepat
tubuhnya menyingkir sejauh enam tujuh kaki dari posisi
semula, setelah melirik sekejap ke arah Biau-nia Sam-sian
dengan perasaan gemas, ia pejamkan matanya dan berdiri
ditempat sambil mengatur pernapasan.
Sebagai manusia-manusia yang sudah terbiasa berwatak
tinggi hati, apalagi selama mengandalkan ilmu beracun dari
wilayah Biau belum pernah mengalami kegagalan, peristiwa
memalukan yang hampir saja merenggut nyawa mereka
bertiga ini membuat Biau-nia Sam-sian menjadi malu
bercampur gusar.
Semenjak tadi mereka sudah bertekad untuk membalas
dendam atas sakit hati itu, tapi sayang tenaga dalam yang
dimiliki Cho Thian-hua terlampau tinggi, bukan suatu
pekerjaan yang gampang buat mereka untuk meracuni jago
tersebut. Lan hoa siancu yang cerdik segera mendapat akal bagus,
secara diam-diam ia memasang kembali tiga lapis racun jahat
disekitar beranda istana, ia menduga Cho Thian-hua yang bisa
masuk ke istana dengan gampang, pasti akan berlalu pula dari
556 situ dengan gegabah, betul juga ternyata kakek sakti itu
segera termakan oleh siasat mereka.
Apa yang dikatakan Lan hoa siancu sebagai delapan belas
lapis racun seperti yang diucapkan tadi, sebetulnya hanya
omong kosong belaka tapi dalam kenyataan ia memang sudah
memasang lima lapis racun disana, walaupun tidak sehebat
racun Kiu-tok-ciang, namun termasuk juga racun-racun yang
luar biasa hebatnya.
Siapa tahu dengan sangat mudahnya Cho Thian-hua
berhasil melewati tempat itu secara gampang, maka ketiga
macam racun yang disebarkan kali ini semuanya merupakan
racun-racun yang diciptakan belakangan ini. kehebatannya
tidak berada dibawah kehebatan racun Kiu-tok-ciang, apalagi
dipergunakan bersama, kelihayannya benar-benar
mengerikan. Jilid 14 Kepandaian melepaskan racun dari wilayah Biau terhitung
tiada tandingannya didunia saat ini, semenjak Kiu tok siau ci
mengundurkan diri dari keramaian keduniawian, secara resmi
Lan hoa siancu lah yang memangku jabatan ketua perguruan,
lewat penyelidikan yang tekun, ilmu beracun yang mereka
miliki telah disempurnakan sedemikian rupa hingga
memperoleh kemajuan yang pesat sekali.
Betul diwajahnya Cho Thian hua bersikap seolah-olah tidak
pandang sebelah matapun terhadap perempuan-perempuan
suku Biau itu, sesungguhnya ia tak berani bertindak gegabah,
tanpa persiapan yang benar-benar sempurna bahkan diapun
tak akan berani menembusi pertahanan lapisan racun mereka
secara sembarangan.
557 Begitulah terdengar Li hoa siancu dengan perasaan cemas
berseru, "Taysu, cepat gunakan kesempatan ini untuk
membinasakan setan tua tersebut!"
"Lolap mana boleh mencari keuntungan dikala orang lain
belum siap?" pikir Goan cing taysu.
Berpikir demikian, ia lantas gelengkan kepalanya berulang
kali sambil berkata, "Sekalipun Cho Thian hua sudah
keracunan, namun tenaga serangannya masih cukup
mengerikan, tak boleh diserang secara gegabah!"
Menyaksikan Goan cing taysu enggan manfaatkan
kesempatan baik itu, diam-diam Lan hoa siancu merasa gemas
bercampur mendongkol sehingga menggertak gigi kencangkencang,
diam-diam makinya dihati, "Hwesio goblok, hanya
membuang buang tenagaku saja dengan percuma"
Bagaimanapun juga Goan cing taysu pernah
menyelamatkan jiwa mereka semua, maka ia merasa tak enak
hati untuk mendapratnya secara terang-terangan.
Sebagaimana diketahui, selamanya Biau-nia Sam-sian
bertindak menurut suara hati mereka sendiri, peraturan dunia
persilatan boleh dibilang tidak berlaku bagi mereka, sekalipun
begitu merekapun merasa tak enak untuk memaksa Goan cing
taysu untuk turun tangan.
Selain daripada itu, merekapun mengerti bahwa apa yang
diucapkan Goan cing taysu ada benarnya juga, seekor ular
kecilpun ingin hidup terus, apalagi manusia.
Betul Cho Thian hua sudah keracunan, tapi manusia lihay
itu masih tak boleh dipandang enteng, selain daripada itu,
mereka bertiga pun sadar bahwa kekuatan gabungan mereka
558 masih belum sanggup untuk menerima serangan terakhir
darinya, maka dari itu dengan perasaan apa boleh buat
terpaksa mereka membiarkan Cho Thian hua bersemedi untuk
mendesak keluar sari racun dari tubuhnya, Kok See-piau yang
menyaksikan kejadian itu tampaknya mereka tidak tenteram,
ia segera berkelebat kebawah dan mendekati ke samping Cho
Thian untuk bersiap siaga menghadapi segala sesuatunya
yang tak diinginkan.
Menyaksikan gerakan tubuhnya yang sangat cepat itu,
Biau-nia Sam-sian Kembali merasa terperanjat, mereka tak
menyangka kalau tenaga dalam yang dimiliki Kok See-piau
saat ini ternyata sedemikian sempurnanya.
"Suheng, bagaimana perasaanmu" tanya Kok See-piau
dengan suara yang lirih.
Tiba-tiba Cho Thian hua melototkan sepasang matanya
bulat-bulat, lalu menjawab dengan sinis, "Hmm, kalau cuma
sedikit racun begini, memangnya bisa mengapa- apakan
diriku?" Tangan kanannya segera diluruskan ke depan dengan jari
telunjuk direntangkan ke depan, lalu bawa murninya
dikerahkan untuk menembusi kulit ujung jarinya, tampaklah
darah berwarna hitam setetes demi setetes menetes keluar
tiada hentinya.
Ketika menyentuh lantai, berbunyilah suara gemerincing
seperti suara tembaga yang beradu, dari sini dapat diketahui
betapa keras dan hebatnya sari racun tersebut.
Setelah setetes, kembali meleleh keluar setetes, kemudian
secara beruntun keluar dari belasan tetes darah hitam, saat
itulah darah yang hitam sudah mulai berubah menjadi merah,
559 tetesan yang keluar pun kian lama kian bertambah pelan
sebelum akhirnya berhenti sama sekali.
Ternyata waktu yang dibutuhkan untuk proses
penyembuhan ini berlangsung hampir sepernanak nasi
lamanya. Kok See-piau mendengus, katanya, "Biar siaute yang
membekuk tiga orang perempuan rendah itu!"
"Tak usah sute, serahkan saja kepadaku" jawab Cho Thian
hua. Sorot matanya segera dialihkan ke wajah Goan cing tasyu,
kemudian menambahkan, "Goan cing, kau telah menyianyiakan
suatu kesempatan yang sangat baik"."
Goan cing taysu mengerutkan dahinya, lalu berkata dengan
tertawa, "Maaf, pinceng tidak mengerti dengan apa yang sicu
maksudkan"
Cho Thian hua tertawa, katanya, "Sekalipun kalian cuma
berpura-pura sok jujur dan sok berbelas kasihan, cuma lohu
tetap menerima maksud baik itu, pokoknya aku tak akan
membuat menjadi penasaran!"
Senyumannya tiba-tiba lenyap, sambil berpaling ke arah
Biau-nia Sam-sian ia mendengus dingin.
Mendesak keluar racun yang dilepaskan pihak Kiu tok sian
ci dengan pengerahan tenaga dalam, boleh dibilang Cho Thian
hua merupakan orang pertama yang melakukannya, terhadap
kemampuan musuh yang amat dahyat itu, diam-diam Biau-nia
Sam-sian merasa amat terkesiap.
560 Kendatipun demikian, mereka enggan menunjukkan
kelemahannya dihadapan orang lain, melihat sikap musuh,
Neraka Hitam Seri Bara Maharani Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Lan hoa siancu segera berseru dengan dingin, "Berpura-pura
hebat, menggertak orang biar takut, tak mungkin gertakanmu
itu menjerikan hati kami, Ingat saja, hutang ini setiap saat
pasti akan ditagih oleh kami orang-orang dari Hu hiang kok"
Cho Thian hua mendengus gusar, agaknya ia berniat untuk
turun tangan, akan tetapi berhubung ia sudah kehilangan
banyak tenaganya dikala mendesak keluar sari racun dari
tubuhnya, dan lagi iapun tahu bahwa Goan cing tasyu tak
akan berpeluk tangan belaka, sebelum tenaga dalamnya pulih
kembali seperti sedia kala, ia tak berani turun tangan secara
gegabah. Sambil menekan rasa gusarnya yang meluap-luap, dia
ulapkan tangannya seraya berseru, "Mari kita selesaikan dulu
upacara yang tertunda, bagaimanapun juga perempuanperempuan
itu tak bakal sanggup melarikan diri dari sini"
Setelah melirik sekejap kearah Biau-nia Sam-sian dengan
pandangan menyeramkan, bersama Kok See-piau ia berlalu
meninggalkan tempat tersebut.
Biau-nia Sam-sian pun segera menarik kembali jebakannya
dan bersama-sama Goan cing tasyu dan Coa Wi-wi
menggabungkan diri dengan para pendekar lainnya.
"Ibu?"..!" dengan gembira Coa Wi-wi memanggil ibunya
sambil menubruk kedalam pelukan Coa hujin.
Oleh karena kekuatan musuh jauh lebih tangguh dan jauh
diluar dugaan, semua orang tak sempat untuk membicarakan
soal yang lain lagi.
561 sekembalinya ke barak sebelah barat, Bong Pay segera
bertanya, "Tasyu, sanggupkah kau untuk menangkan Cho
Thian hua?"
Goan cing tasyu melirik sekejap ke arah mimbar upacara,
dimana Kok See-piau sedang melaksanakan upacaranya
dengan hikmat, sementara para anggota perkumpulannya
yang semula berada didepan mimbar, kini telah beralih ke
belakang mimbar sehingga membicarakan tempat tersebut
sebagai suatu arena kosong, tampaknya mereka telah bersiapsiap
untuk turun tangan.
Goan cing tasyu mengatur sebentar pernapasan-nya lalu
menarik kembali sorot matanya, dengan tawa dia menjawab,
"Kalau berbicara menurut keadaanku yang lampau, sekalipun
tak bisa mengalahkan dirinya, paling tidak masih dapat
bertahan seimbang tapi kini hawa murniku sudah berkurang
banyak, sekalipun tidak menjadi halangan untuk bertarung
dengan jagoan lainnya, tapi untuk menghadapi jago
setangguh Cho Thian hua, lama kelamaan tenagaku pasti akan
bertambah merosot, aku pikir keadaan tersebut sulit bagiku
untuk mengatasinya"
Coa hujin yang mendengar perkataan itu menjadi terkejut,
segera serunya, "Kenapa kau orang tua"."
"Inilah yang dinamakan takdir" tukas Goan cing taysu,
"buat apa anak Siao musti banyak bertanya?"
Ketika mendengar perkataan itu, rasa murung dan kuatir
Bong Pay sekalian bertambah membara, sebetulnya semua
orang mengharapkan Goan cing taysu bisa menahan kelihayan
Cho Thian hua tapi keadaan tersebut ternyata tidak seperti
yang diharapkan, hal mana membuat posisi yang mereka
hadapi menjadi bertambah bahaya.
562 Tiba-tiba Coa Wi-wi berkata dengan manja, "Kongkong,
bukankah tadi kau mengatakan ada orang yang mampu
melawan Hoa bangka terse but, benarkah perkataanmu itu?"
"Tentu saja berar!" jawab Goan cing taysu sambil
tersenyum. Bong Pay yang berada disampingnya menjadi tak tahan,
buru-buru tanyanya dengan cepat, "Siapakah jago lihay itu"
Apakah tausu bersedia memberitahukan kepada kami semua?"
Goan cing taysu tersenyum. "Tentu boleh saja!"
"siapa?" tanya Coa Wi-wi tak sabar lagi. Goan cing taysu
memandang sekejap ke arah semua orang yang hadir disitu,
kemudian katanya, "Orang itu bukan lain adalah ji kongcu dari
keluarga Hoa!"
Begitu ucapan tersebut diutarakan semua orang menjadi
tertegun, walaupun mereka sadar bahwa Goan cing taysu tak
akan berbicara sembarangan apalagi membohongi mereka,
tapi kenyataan tersebut sungguh membuat mereka tak
percaya. Tiba-tiba Hoa Ngo berkata, "Sekalipun tenaga dalam yang
dimiliki Liong ji telah peroleh kemajuan yang amat pesat,
rasanya tak mungkin ia bisa mencapai taraf yang sedemikian
hebatnya bukan?"
"Tentu saja dibalik kesemuanya ini dikarenakan masih ada
alasan alasan tertentu".."
Ketika berbicara sampai ditengah jalan, mendadak ia
merasa tak baik untuk menceritakan soal penggunaan Wao
kong koan teng yang telah digunakannya untuk menambah
tenaga pada diri Hoa In-liong itu kepada semua Orang, maka
secara tiba-tiba saja ia menutup mulut.
563 Melihat pendeta itu tutup mulut secara tiba-tiba, semua
orang lantas tahu bahwa dibalik kesemuanya itu pasti ada
sebab-sebab tertentu, maka merekapun tidak mendesak lebih
lanjut. Dengan nada kuatir dan penuh perhatian Pek Soh gi
berkata" "Liong ji terlalu berani dan sembrono, tentunya ia sudah
banyak mendatangkan kesulitan dan kerepotan pada diri
taysu?" "Aaaah"! Kenapa Bong hujin musti berkata demikian"."
kata Goan cing taysu sambil tersenyum.
"Taysu, dimanakah Hoa ji kongcu pada saat ini?" mendadak
Tam Si bin yang berdiri disamping bertanya.
Haputule bertanya pula.
"Tolong tanya taysu, sampai kapan Hong ji baru akan tiba
disini" Kenapa ia tak datang bersama-sama taysu?"
Sekarang ia sedang repot menyembuhkan sekawan jago
lihay yang kena racun jahat dari Mo kau, dewasa ini para jago
lihay dari para perkumpulan besar telah berkumpul semua di
sini, inilah kesempatan yang paling baik baginya untuk
menolong mereka serta membebaskan orang-orang itu dari
ancaman musuh"
Dengan kening berkerut Ting Ji san segera menimbrung.
"Persoalan ini merupakan suatu masalah yang amat besar,
masa boleh membiarkan dia repot seorang diri" Sepantasnya
kalau ia minta bantuan dari rekan-rekan lainnya"
564 "Yaa taysu" kata Ho Kee sian, pula, "apakah kau dapat
menjelaskan kepada kami dimanakah Liong sauya berada saat
ini, lohu akan segera menyusul kesana"
Sekarang Hoa In-liong sudah menjadi pucuk pimpinan dari
para pendekar, ia dianggap sebagai satu-satunya harapan dari
semua jago, otomatis ke selamatan jiwanya amat menarik
pula perhatian semua rekan-rekan sealiran, maka
berbondong-bondonglah mereka mengajukan pertanyaan.
Goan cing taysu yang harus menghadapi berondongan
pertanyaan sebanyak itu menjadi kewalahan, akhirnya diapun
tidak berbicara apa- apa lagi kecuali menutup mulut sendiri
rapat-rapat. Mendadak dari balik barak musuh, melompat keluar Sik Ban
cuan. Setibanya ditengah arena, serunya kepadanya para
pendekar yang berada dibarak seberang, Ku Ing ing berada
dimana" BaIk-Cu Im taysu maupun Haputule jadi tertegun
dibuatnya, mereka sudah keheranan ketika dilihatnya Tiang
heng Tokoh tidak datang bersama Coa Wi-wi, sebenarnya
masalah ini sudah akan ditanyakan sedari tadi tapi karena
persoalan Hoa In-liong, urusan itu menjadi tersisihkan untuk
sementara waktu.
Setelah pihak Kiu-im-kau menegur secara langsung
sekarang, mereka baru mulai gelisah dibuatnya.
Dengan sepasang kening berkerut, Haputule bertanya
kepada Coa Wi-wi, "Nona Coa, apakah Giok teng hujin tidak
datang?" 565 Belum sempat Coa Wi-wi menjawab, tiba-tiba dari arah
mulut lembah terdengar seseorang menyahut dengan suara
dingin, "Tiang heng berada disini"
Ketika Coa Wiwi berpaling maka nampaklah dari balik jalan
tembus dimulut lembah itu, pelan-pelan muncul Tiang heng
Tokoh, di belakangnya mengikuti seorang perempuan cantik
berbaju ungu yang berambut panjang dan bergaun panjang
pula. Diam-diam ia merasa amat gelisah, pikirnya, "Aaaii".! Mau
apa bibi Ku datang kemari?"
Ia lantas bangkit berdiri untuk menyambut kedatangannya.
Bong Pay, Cu Im taysu serta Hapulule sama-sama beranjak
pula dari tempat duduknya dan berjalan keluar dari barak.
Disebelah sini ia merasa gelissh. Bwe Su-yok yang berada
diseberang sanapun tertegun, pikirnya pula.
"Sewaktu berada diluar kota Thian ki sut shia tempo hari,
sengaja aku mengikat janji ini, apakah dengan kecerdasanmu
masih tak jelas dengan maksud hatiku ini?"
Sementatara itu, Sik Ban-cian telah mengalihkan sinar
matanya memandang sekejap kearah Tiang heng Tokoh, lalu
sambil tertawa dingin, katanya, "Bagus, bagus sekali, akhirnya
kaudatang juga!" Sambil memutar badannya menghadap Bwe
Su-yok, ia memberi hormat dari kejahuan lalu berkata, "Harap
kaucu menurunkan perintah!"
Bwe Su-yok mengernyitkan alis matanya, dengan
memegang toyanya pelan-pelan ia bangkit berdiri.
566 "Kenapa musti merepotkan kaucu?" kata Un Yong ciau tibatiba,
serahkan saja persoalan ini kepada hamba"
"Dalam keadaan dan situasi semacam ini pun, kaucu
merasa perlu untuk memberikan sedikit keterangan dan
pertanggungan jawabnya didepan para enghiong yang sedang
berkumpul disini" kata Bwe Su-yok dingin.
Un Yong ciau merasa agak tertegun, lalu katanya, "Hamba
tak tahu, akan hamba iringi perjalanan kaucu"
Bwe Su-yok manggut-manggut, kedua orang itupun
berjalan menuju ketengah arena. Dengan pandangan hambar,
Tio heng Tokoh menyapu sekejap sekeliling arena, lalu sambil
ulapkan tangannya ia berseru, "Che giok kau boleh kesana"
Pui Che-giok tertegun, kemudian katanya, "Che giok
bersedia menemani no?". tootiang!"
Dengan dingin Tiang heng Tokoh berseru, "Bagaimanapun
juga kau adalah seorang kaucu dari suatu perkumpulan,
bersikaplah seperti dulu, nah pergilah!"
Ketika dilihatnya Pui Che-giok masih berdiri tak bergerak, ia
menghela napas dihati kemudian katanya dengan gusar,
"Bagaimana pun juga aku sudah bukan majikanmu lagi, kalau
kau tak mau turuti perkatanku juga terserah dirimu sendiri"
Mendengar perkataan itu, mula-mula Pui Che-giok agak
tertegun, menyusul kemudian air matanya jatuh bercucuran
membasahi pipinya, setelah memberi hormat ia berjalan
menuju kebarak sebelah barat.
Setelah berjumpa dengan empat orang itu, ia maju
menyongsong dengan cepat sambil katanya, "Kalian berempat
menonton dulu dari samping, bila nona menjumpai bahaya
567 nanti rasanya belum terlambat untuk turun tangan, sekarang
kalian tak perlu untuk maju menjumpai dirinya"
"Bila Pui" kata Coa Wi-wi dengan kening berkerut, "terangterangan
bibiku tak perlu datang, kenapa ia muski datang
mencari kesulitan buat diri sendiri?"
Dengan sedih Pui Che-giok menjawab, "Nak, masih banyak
urusan yang harus ia selesaikan, kau tak akan mengerti"
Sambil berkata, tak bisa ditahan lagi air matanya jatuh
bercucuran membasahi pipinya.
Dengan dahi berkerut Bong Pay segera berkata, "Cepat
atau lambat persoalan ini memang harus diselesaikan, biar
aku orang she Bong mencari orang-orang Kiu-im-kau untuk
mem bicarakan persoalan ini"
Seraya berkata dia lantas berjalan menuju ke arah Bwe Suyok.
Buru buru Pui Che-giok berseru, "Bong tayhiap, apakah kau
berbuat demikian untuk membalas budi kepadanya?"
Bong Pay berhenti, lalu sahutnya sambil berpaling, "Adakah
sesuatu yang tak benar?"
Kiranya ketika ia menderita luka parah dalam pertemuan
Kian ciau tay hwe tempo dulu, seandainya tiada selembar
daun lengci dari Giok teng hujin, mungkin jiwanya sudah
melayang. Betul kejadian itu sudah lewat puluhan tahun, namun budi
kebaikan tersebut masih melekat didalam hatinya, ia merasa
budi tersebut harus dibalas walau berada dimana dan kapan
saja, 568 Pui Che-giok berkata, "Jika kau ikut munculkan diri, maka
suatu pertarungan sengit pasti akan berkobar, dan Kiu-im-kau
pasti akan turun tangan lebih dulu, itu berarti besar
kemungkinannya perkumpulan ini akan musnah paling dulu
dari muka bumi"
"Kalau bisa demikian hal ini lebih bagus lagi!" jawab Bong
Pay. Tapi tahukah kau akan kesulitan yang dialami nonaku"
Bagaimanapun juga ia berasal dari Kiu-im-kau, dia tak ingin
menyaksikan Kiu-im-kau hancur berantakan dan musnah dari
muka bumi, apalagi kejahatan yang dilakukan pihak Kiu-imkau
tidak terhitung seberapa besar, bila ingin menjadi biang
keladi dari semua kejahatan yang berlangsung selama ini,
maka kita harus mencari langsung kepada pihak Hian-bengkau
serta Mo kau. Bong tayhiap, bila kau masih teringat
dengan kebaikan nona kami, maka kau harus memikirkan pula
kepentingan nona kami"
Bong Pay termenung sebentar, kemudian dengan kening
berkerut katanya, "Tapi jika pihak Kiu-im-kau membuka
serangan lebih dahulu, bagaimanapun juga kita harus
menghadapinya dengan sepenuh tenaga"
Pui Che-giok menghela napas panjang.
"Situasi jauh lebih serius dari orangnya, andaikata memang
sampai terjadi begini, terpaksa kita pun harus bertindak pula"
Neraka Hitam Seri Bara Maharani Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Agaknya Bwe Su-yok sendiripun merasakan pikiran-nya
gundah dan tak tenang, jarak yang sedemikian pendeknya
ternyata harus dilalui dalam waktu yarg relatif cukup lama.
569 Dalam waktu sekian panjang, pelbagai ingatan berkecamuk
dalam benaknya, tapi tak sebuah pun diantaranya yang bisa
membebaskan simpul mati yang sedang dihadapinya itu,
diam-diam ia menghela napas panjang.
Setelah berdiri tegak, ia memandang sekejap ke arah Tiang
heng Tokoh, kemudian dengan nada kesal serunya,
"Kau?"?"
Belum lagi perkataan tersebut dilanjutkan tiba-tiba
terdengar suara pekikan yang amat nyaring berkumandang
diangkasa dan memotong perkataan tersebut.
Suara pekikan tersebut mengalun diangkasa dan
berkumandang tiada hentinya, suara yang panjang dan
berkepanjangan membuat seluruh angkasa serasa ikut
begetar keras. Tapi anehnya, walaupun suara pekikan itu amat nyaring,
namun dalam pendengaran semua orang justru terasa lembut
dan enak di dengar seperti jeritan burung hong atau naga, tak
bisa diragukan lagi pekikan nyaring itu jelas berasal dari
seorang jago persilatan yang berilmu tinggi.
Setiap jago yang hadir di arena segera berubah wajahnya,
mereka tahu bahwa disitu telah kedatangan seorang jago
persilatan yang berilmu sangat lihay.
Paras muka Cho Thian hua ikut berubah hebat, tiba-tiba
serunya dengan suara lantang.
"Apakah yang datang adalah Hoa Thian-hong?"
Suara pekikan nyaring itu makin mendekat dan akhirnya
berhenti, menyusul kemudian seseorang menjawab dengan
lantang. 570 Kalau hanya persoalan semacam ini saja buat apa musti
merepotkan kehadiran ayahku" Aku adalah Hoa Yang!"
Aaaa, dia adalah Jiko!" jerit Coa Wi-wi kaget.
Bibirnya segera bergetar siap berteriak memanggil pemuda
itu. Tiba-tiba Coa hujin menegur dengan suara dalam.
Anak Wi, jangan berisik!
Diantara sekian banyak jago yang hadir disitu, Seng To cu
boleh dibilang paling terkesiap, sambil melompat bangun
gumamnya seorang diri.
Heran, ternyata bocah muda itu masih hidup, lagi pula
tenaga dalamnya telah memperoleh kemajuan sepesat ini,
heran, heran, sungguh mengherankan!
Kok See-piau menjadi tercengang dan tidak habis mengerti
pikirnya, "Heran, sedari kapan bocah cilik dari keluarga Hoa
memiliki ilmu silat selihay ini?"
Berpikir sampai disitu, dengan suara rendah ia pun berbisik,
"Asal bocah keparat itu munculkan diri nanti, harap suheng
membunuhnya dengan sepenuh tenaga"
"Apa yang musti dikatakan lagi" jawab Cho Thian hua
dingin. Sorot matanya segera dialihkan keatas tebing sebelah timur
kemudian bentaknya, "Bocah keparat dari keluarga Hoa,
kenapa kau tidak turun kemari?"
571 Sementara itu, semua orang sudah tahu kalau suara
tersebut berasal dari puncak tebing sebelah timur, sorot mata
mereka semua segera dialihkan ke sana.
Dengan demikian, pertikaian antara Kiu-im-kau dengan Ku
ing ing pun menjadi tertunda untuk sementara waktu.
kedengaran Hoa In-liong tertawa nyaring kemudian
menegur, "Kau kah yang bernama Cho Thian hua?"
Mendengar ucapan tersebut, dengan kening berkerut Cho
Thian hua segera menghardik.
"Bocah keparat, tak tahu adat!"
Hoa In-liong kembali tertawa nyaring, ucapnya, "Orang
kuno bilang, hidup berusia tujuh puluh tahun manusia sudah
dianggap tua, tahun ini kau berusia dua kali tujuh puluh
tahun, seharusnya boleh dianggap orang tua yang sudah tua,
semestinya Hoa Yang harus menghormati kau sebagai seorang
locian pwe, sayangnya kau membantu kaum laknat berbuat
kejahatan dan mendatangkan bencana bagi umat persilatan,
jadinya akupun musti beranggapan lain terhadapmu"
Cho Thian hua menjadi gusar sekali setelah mendengar
perkataan itu, ia mendengus dingin, lalu dampratnya, "Bocah
keparat, bau tetekmu saja belum hilang, begitu berani kau
sindir lohu dengan kata-kata tak sedap, hmm! Lohu mesti
baik-baik memberi pelajaran kepadamu"
Hoa In-liong tertawa terbahak bahak.
"Haaahh?"haaahh?"haaahhh"..kalau ingin pelajaran
silahkan naik sendiri kemari, maaf kalau aku malas turun
kesitu" 572 Tak terlukiskan hawa amarah yang berkobar didada Cho
Thian hua, dia melirik sekejap ke arah Kok See-piau kemudian
katanya "Sute, biar Ih heng naik kesana untuk meringkus
bocah keparat tersebut?"
"Untuk menghadapi bocah keparat dari keluarga Hoa,
kenapa suheng musti menurunkan gengsi sendiri?" jawab Kok
See-piau dengan kening berkerut, biar kuutus orang lain saja.
Dengan cepat Cho Thian hua gelengkan kepalanya
berulang kali. "Ilmu silat yang dimiliki bocah keparat itu tidak lemah, aku
kuatir orang tak akan mampu mengapa-apakan dirinya"
"Selihay-lihaynya bocah keparat itu, aku tak percaya kalau
ia lebih hebat dari pada Leng lam it khi (manusia aneh dari
propinsi Leng lam), biar kuutus saja dirinya untuk meringkus
bangsat itu"
Cho Thian hua termenung dan berpikir sebentar, kemudian
sahutnya, "Baiklah!"
Kok See-piau lantas berpaling ke arah Leng lam it khi
seraya perintahnya, "Harap Koan lojin suka naik ke atas untuk
membekuk bajingan cilik itu".!"
0000O0000 56 Nama asli dari Leng lam it khi adalah Cu It koan, jarang
sekali umat persilatan mengetahui nama aslinya itu. Berbicara
soal ilmu silat, ia termasuk tiga orang terdepan dari
perkumpulan Hian-beng-kau, atau dengan perkataan lain,
573 diutusnya jago tua ini oleh Kok See-piau sesungguhnya
merupakan suatu kehormatan bagi Hoa In-liong.
Leng lam it khi memberi hormat lalu maju ke depan, tanpa
berbicara bayangan tubuhnya segera berkelebat lewat dan
lenyap dari pandangan mata?".
Para pendekar dibarak barat yang menyaksikan kejadian
itu, diam-diam merasa kuatir juga bagi keselamatan Hoa Inliong,
meski mereka sudah mendengar penjelasan dari Goan
cing taysu. Tak sampai seperminum teh kemudiaa, tiba-tiba tampak
Leng lam it khi muncul diatas tebing sebelah timur, dari situ
jago tua tersebut berteriak dengan suara lantang, Lapor
sinkun, hasil pencarian menunjukkan bahwa bayangan tubuh
Hoa Yang telah lenyap tak berbekas"
"Tak mungkin bajingan cilik dari keluarga Hoa itu melarikan
diri pikir Kok See-piau.
Berpikir demikian dia lantas mendongakkan kepalanya
sambil berteriak keras, "Hoa Yang, kau betul-betul sudah
membuat malu orang-orang keluarga Hoa, kalau berani orang
sombong, kenapa sebelum bertarung sudah kabur lebih dulu?"
Baru selesai ucapan tersebut diutarakan, tiba-tiba
terdengar suara gelak tertawa yang amat nyaring
berkumandang datang dari atas tebing sebelah barat.
Dalam kejutnya, semua orang lantas berpaling kearah
mana berasal nya suara tersebut".
Tampak seorang pemuda tampan yang gagah perkasa
berdiri angker diatas puncak tebing sebelah barat dia
menggunakan jubah yang per-lente dengan pedang tersoren
574 dipinggang dan kipas ditangan, tampang maupun
dandanannya persis seperti seorang kongcu keturunan
hartawan. Siapa lagi orang itu kalau bukan Hoa jiya dari bukit Im
tiong san"
Terdengar si anak muda itu tertawa terbahak-bahak,
kemudian dengan suara lantang berseru, "Kok See-piau, kau
punya mata seperti orang buta, kalau mengutus orang
semestinya diberitahu tempatnya yang tepat, buat apa kau
suruh dia ke puncak tebing seberang" Cho Thian hua kau
yang menyebut dirinya sebagai Liok tee sin sian pun sungguh
tak becus, masakah kau tak tahu kalau aku orang she Hoa
berada disini?"
Begitu ucapan tersebut diutarakan, bukan saja Cho Thian
hua dan Kok See-piau menjadi malu bercampur gusar, bahkan
kawanan jago lihay lain pun diam-diam merasa malu sendiri.
Tiba-tiba terdengar Coa Cong gi bertanya, "Kongkong
bukankah adik Im liong berada di tebing seberang" Sedari
kapan ia sudah berpindah tempat?"
Walaupun Goan cing taysu berada disampingnya, akan
tetapi berhubung pemuda ini sudah terbiasa bicara keras dan
nyaring, maka pertanyaan itupun dapat didengar oleh setiap
orang yang berada dibarak tersebut.
Berhubung sebagian besar memang tidak tahu keadaan
yang sebenarnya, maka para jago yang berada dalam barak
itu sama-sama memusatkan perhatiannya untuk ikut
mendengarkan penjelasan tersebut.
Goan cing taysu tersenyum, kemudian katanya, "Sejak awal
sampai akhir Liong ji bersembunyi terus diatas puncak tebing
575 itu, tapi dengan pantulan hawa murninya yang sempurna ia
telah mengirim getaran suaranya ketebing seberang, sehingga
hal mana membuat orang mengira kalau dia ada disitu
padahal sesungguhnya tidak demikian, pemutaran posisi yang
sebenarnya ini cukup membingungkan banyak orang, cuma
saja sebelumnya aku sudah tahu lebih dulu, maka aku tak
sampai terkecoh pula olehnya"
Mendengar keterangan tersebut, Hoa ngo segera tertawa
rendah, katanya. "Sejak kecil bocah ini dasarnya memang
binal, tak disangka dalam situasi beginipun ia masih tak lupa
untuk mempermainkan pihak Hian-beng-kau, betul-betul
kebangetan"
Hoa In-liong dibesarkan bersama dengannya dalam
perkampungan, kebinalan mereka boleh dibilang setali tiga
uang, ini membuat hubungan kedua orang ini sangat akrab
melebihi siapa pun.
Karenanya meski ia berbicara dengan nada menegur,
padahal tak terbendung rasa girangnya yang meluap dihati.
Dalam pada itu, Cho Thian hua telah tertawa dingin tiada
hentinya. "Heehh?"heehh"..hheeeh?".kalau Cuma menghimpun
tenaga menyalurkan getaran suara mah terhitung suatu
kepandaian kecil, jauh kalau dibandingkan pembagian suara
berubah menjadi getaran, bocah keparat, apa yang musti kau
banggakan?"
"Haaah"..haaahh"..haah"siapa bilang aku merasa
bangga?" jawab Hoa In-liong sambil tertawa nyaring, "aku
cuma merasa bahwa perkumpulan anda cukup menggelikan
hati" 576 Kok See-piau berusaha keras untuk menekan hawa
amarahnya yang berkobar dalam hatinya, kemudian tertawa
seram. "Hoa Yang!" dia berseru "Hoa Thian-hong takut mampus
tak berani datang, kalau memang kau yang dikirim untuk
menghantar kematian, setelah sampai disini kenapa tidak
turun kemari?"
Hoa In-liong tertawa.
"Aku lihat napsu membunuh Sin kun sudah berkobar-kobar,
apalagi bermaksud mencabut nyawaku, aku orang she Hoa
merasa takut sekali, buat apa aku musti turun untuk
menghantar kematian?"
Jawaban ini segera membuat Kok See-piau menjadi
tertegun, tapi sejenak kemudian sambil tertawa dingin
katanya, "Keluarga Hoa bisa muncul keturunan macam kau
hemm"hemm".. betul-betul suatu kejadian yang sangat
aneh" Hoa In-liong tertawa terbahak-bahak.
"Haaahhh". haaahhh"..haaahhh". ucapan Sinkun
memang benar, benar aku memang terhitung keturunan
paling tak becus dari keluarga Hoa"
Saking mendongkolnya, kalau bisa Kok See-piau ingin
mencincang tubuh Hoa In-liong menjadi berkeping keping,
maka ketika dilihatnya ia gagal memancing pemuda itu turun
ke bawah, sebenarnya ia ingin mengutus orang untuk naik lagi
ke atas, tapi iapun merasa tindakan ini terlalu gegabah dan
menurunkan derajat sendiri, maka untuk sesaat ia hanya
berdiri termenung tanpa mengetahui apa yang musti
dilakukan. 577 Menyaksikan ia terbungkam, Hoa In-liong memutar biji
matanya, lalu berkata sambil tertawa, "Kok See-piau, aku
orang she Hoa mempunyai suatu persoalan maha besar yang
bisa membuat kau merasa amat terkejut, inginkah kau untuk
mendengarnya?"
"Di kolong langit masih belum ada persoalan yang bisa
membuat pun sinkun merasa terkejut" jawab Kok See-piau
dingin. "Oooh?" jadi kalau begitu, kau tak ingin mendengarnya?"
ucap Hoa In-liong sambil tertawa.
Kok See-piau tertawa dingin, pikirnya"
Entah apa yang menyebabkan bajingan cilik itu bersikap
demikian?"
Mendengar dari balik barak sebelah tengah melompat
keluar seseorang yang langsung berseru kepada Hoa In-liong.
"Keparat cilik she Hoa, kau mempunyai berita apa yang
cukup mengejutkan bagi orang" Bila Kok See-piau enggan
mendengarkan, biar lohu saja yang mendengarkan"
Neraka Hitam Seri Bara Maharani Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Semua orang segera mengalihkan perhatian-nya ke arah
orang itu"..
Dia adalah seorang kakek bermata merah yang bertulang
kening tinggi dengan pipi yang peyot, rambutnya disanggul ala
iman tapi mengenakan baju preman, bentuk wajah aneh sekali
dan ternyata tak dikenali oleh kawanan jago yang hadir disitu.
Meski demikian semua orang tak berani mentertawakan
keanehan bentuk wajahnya sebab setiap orang tahu bahwa
578 pelbagai macam manusia telah berkumpul disitu, kalau orang
ini tidak memiliki ilmu silat yang lihay, tak mungkin dia berani
angkat bicara di hadapan orang banyak.
Hoa In-liong mengaaihkan sinar matanya ke wajah orang
itu, ketika dikenalinya sebagai Kiong Hau, ia lantas tertawa
terbahak bahak Haaahh?".haaah?".haaahh?".rupanya kau, kemana
larinya Gai Gi hong?"
Dari dalam barak segera melompat keluar Im heng jiu
(tangan sakti angin dingin) Gai Gi hong yang bercodet dipipi
kirinya dengan mata tunggal itu, katanya dengan nyaring,
"Ada urusan apa kau panggil loya mu?"
"Haahh?"haaahh?" haaahh?".mungkin saja kalian
bukan cuma berdua saja, tapi diantara sekian banyak
manusia, kalian toh tetap tersendiri dengan kekuatan yang
minim, tiada keuntungan apa-apa yang bisa kalian raih dari
sini, menurut anjuranku, alangkah baiknya kalau mumpung
masih ada kesempatan, cepat kabur sejauh-jauhnya dari sini"
"Kentut busukmu!" bentak Gai Gi hong gusar.
"Yaa, yaa, sekarang tidak percaya, tunggu saja nanti! Tahu
rasa bakalnya"
Tiba-tiba terdengar Pho Siu berseru dengan nyaring, "Paras
muka saudara Kiong telah mengalami perubahan berat, maaf
jika siaute tak bisa mengenali dirimu. Aku tahu bahwa kau
serta Saudara Gui mempunyai dendam sedalam lautan dengan
keluarga Hoa, meski Hoa Goan siu sudah mampus, Bun Siau ih
serta anak cucunya masih hidup segar bugar, itu berarti kita
menghadapi musuh yang sama, apa salahnya jika kalian
579 berdua pindah saja kemari dan duduk bergabung dengan kami
semua?" "Siaute datang kemari cuma menonton keramaian belaka,
dan tidak berniat mencari permusuhan dengan orang, maksud
baik saudara Phoa biar kuterima dihati saja" kata Kiong Hau
hambar. Ketanggor batunya, merah padam selembar wajah Phoa Siu
karena jengah, diam-diam dampratnya, "Tua bangka sialan,
betul-betul tak tahu diri!"
Dalam pada itu terdengar Hoa In-liong berkata lagi sambil
tertawa. "Kiong Hau, aku orang she Hoa menghormati dirimu
sebagai seorang enghiong yang gagah perkasa, andaikata
kau?""
"Tak usah banyak bicara" tukas Kiong Hau dengan cepat,
"lohu tidak ambil perduli apakah kau akan menghormati diriku
atau tidak?"
Hoa In-liong tertawa hambar ujarnya, "Paham yang berada
tak mungkin berkomplot anggap saja aku orang she Hoa
terlalu banyak mulut"
Setelah berhenti sejenak, ia berkata lebih jauh, "Kau tahu
kemana perginya Tang Kwik-siu?"
Tiba-tiba terdengar Hong liong berseru dengan suara
menyeramkan, "Kemana lagi" Tentu saja pergi membunuh
habis kalian kawanan manusia munafik yang berlagak sok
suci!" 580 Hoa In-liong pura-pura tidak mendengar akan pembicaraan
tersebut, katanya lebih lanjut, "Kau tahu Tang Kwik-siu
mengandung maksud keji dengan menanam bahan peledak
disekeliling lembah ini, dia bermaksud membasmi kita semua
jikalau keadaannya tidak menguntungken"
Begitu ucapan tersebut diutarakan, semua orang merasa
terperanjat, betul mereka tidak percaya seratus persen, toh
sinar mata semua orang di alihkan jaga kearah orang-orang
Mo kau, tidak terkecuali pihak Hian-beng-kau maupun Kiu-imkau.
Hong liong menjadi gusar sekali sehabis mendengar
perkataan itu, bentaknya keras-keras, "Bajingan cilik kau lagi
berkentut!" Hoa In-liong tertawa.
"Kalau bukan begitu, kemana kaburnya gurumu?"
"Ciss! Kau anggap jejak guru taoya mu pantas
diberitahukan kepadamu?" kata Hong Liong gusar.
"Haahh?"haahh"..haahh". tentu saja tidak pantas, tapi
aku merasa agak curiga terhadap gerak-gerik gurumu
belakangan ini"
"Anjing kecil tak usah mengaco belo" teriak Hong Liong
gusar, "suhu toayamu tereng-terangan berada di?""
Mendadak ia menyadari akan kehilafannya buru-buru
mulutnya membungkam kembali.
Tadi justru dengan sikapnya yang berusaha merahasiakan
jejak gurunya ini, orang malah semakin curiga terhadapnya,
sinar mata semua orang semakin lekat mengawasi wajah nya,
seakan-akan mereka semua berusaha untuk mencari suatu
titik kecurigaan dari mimik wajahnya.
581 Dasar berangasan, hal mana kontan saja membangkitkan
hawa amarah dalam hatinya namun ia lebih-lebih tak sanggup
untuk berbicara lagi.
Waktu itu Hoa In-liong berdiri seorang diri diatas puncak
tebing dengan kawanan jago dari dunia persilatan berada
dibawah lembah, walaupun berhadapan dengan musuh
tangguhh ternyata sikapnya berbicara maupun menggoda
orang amat leluasa, seakan-akan ia tak pandang sebelah
matapun terhadap orang lain, ini membuat pihak Hian-bengkau,
Kiu-im-kau serta Mo kau dibuat agak keder juga.
Setelah dikacau oleh anak muda itu, situasi dalam arena
berubah menjadi lebih kuat, melihat itu Bwe Su-yok
mengerutkan dahinya, lalu dengan ilmu menyampaikan suara
bisiknya kepada Un Yong ciau serta Sik Ban-cian, "Huhoat
berdua, situasi semacam ini sama sekali bukan saat yang
paling baik untuk menyelesaikan pelbagai persoalan"
"Tapi bagaimanapun juga penghianat itu harus diberi
hukuman!" seru Sik Ban-cian cepat-cepat dengan ilmu
menyampaikan suara pula.
"Sik huhoat!" tegur Bwe Su-yok dengan suara dalam,
"apakah kau ingin menyaksikan perkumpulan kita hancur dan
musnah dari muka bumi?"
Baik Un Yong ciau maupun Sin Ban-cian bukannya tidak
tahu bahwa pertarungan yang terjadi pasti akan mengundang
campur tangan dari pihak para pendekar, seandainya
pertempuran sengit sampai berkobar, lantas pihak Hian-bengkau
dan Mo kau hanya berpeluk tangan belaka, sudah bisa
dipastikan pihak Kiu-im-kau akan terancam bahaya besar.
582 Berpikir sampai kesitu, Sik Ban-cian segera mengerutkan
dahinya rapat-rapat dan tidak berbicara lagi.
Dipihak lain, Coa Wi-wi telah memutar biji matanya kian
kemari, tiba-tiba ia peroleh akal bagus, maka dengan ilmu
menyampaikan suara Coa im ji mi, bisiknya kepada Tiang
heng Tokoh, "Bibi Ku, mengertikah kau akan maksud
kemunculan jiko itu?"
Tentu saJa Tiang heng Tokoh mengerti bahwa kemunculan
Hoa In-liong tak lain adalah hendak mengacau suasana
sehingga membuat pihak Kiu-im-kau tidak mampu melakukan
niatnya. Diam-diam ia berpikir, "Aaaai?"! Bocah, buat apa kau
musti berbuat demikian?"
Sementara itu terdengar Coa Wi-wi berkata lagi, "Bibi Ku,
jika kau menyayangi perkumpulan Kiu-im-kau maka
sepantasnya jika kau mengundurkan diri lebih dulu, berilah
kesempatan kepada kami untuk menghadapi Hian-beng-kau
atau Mo kau terlebih dulu"
Tiang heng Tokoh berpaling, bibirnya bergetar seperti
hendak mengucapkan sesuatu, namun niat itu kemudian
dibatalkan. Menyaksikan keadaan tersebut, Coa Wi-wi tahu bahwa
hatinya sudah tertarik, ia menjadi girang sekali, cepat
teriaknya lagi, "Bibi Ku, cepat kemari!"
Diam-diam Tiang heng Tokoh berpikir, "Berbicara tentang
persoalan ini, aku memang kalah dalam penyusunan rencana,
tapi urusan telah berkembang menjadi begini, bagaimanapun
juga aku harus mencari suatu cara yang baik untuk
menyelesaikan masalah ini".." berpikir sampai disitu, tiba-tiba
583 ia menganggukkan kepalanya kepada Bwe Su-yok, lalu tanpa
mengucapkan sepatah katapun, ia putar badan dan
meninggalkan tempat itu menuju ke arah barak para
pendekar, lalu bersama-sama Bong Pay sekalian berempat
masuk ke dalam barak.
Bwe Su-yok dan Un Yong ciau hanya membungkam diri
menyaksikan kepergiannya, sedangkan Sik Ban-cian telah
membuka mulutnya hendak menegur, tapi niat itu kembali
dibatalkan secara tiba-tiba.
Mendadak terdengar Seng To cu berkata dengan suara
dingin. "Pemimpin partai kami adalah seorang pemimpin yang jujur
dan cemerlang, tak mungkin kaucu kami akan melakukan
perbuatan rendah semacam itu. Hoa Yang! Kau memfitnah
orang dengan tuduhan yang bukan-bukan, tidakkah merasa
bahwa perbuatanmu ini telah menghina semua orang didunia
ini?".?"
Selama ini Hoa In-liong memperhatikan terus gerak-gerik
Tiang heng Tokoh, ketika dilihatnya perempuan itu berhasil
digerakan hatinya, diam-diam ia menghembuskan napas lega.
Maka ketika mendengar perkataan itu, ia lantas tertawa
panjang, kemudian sahutnya.
"Percuma saja kau berkata demikian, meski kau sangkal
beribu kali, sebelum kalian terangkan dimanakah Tang Kwiksiu
berada sekarang, jangan harap bisa menghilangkan rasa
curiga semua orang terhadap partai kalian?""
Beng Wi cian dari pihak Hian-beng-kau tiba-tiba berkata.
584 "Lapor sinkun, bocah keparat itu agaknya sedang mengaco
belo sambil mengulur waktu!"
Kok Se piau manggut-manggut.. "Akupun tahu, menurut
pendapatmu apa yang harus kita lakukan?"
"Kewajiban bocah keparat itu sedang berusaha untuk
mencegah pihak Kiu-im-kau mencari gara-gara dengan Ku Ing
ing, lebih baik Sinkun perintahkan saja kepada pihak Kiu-imkau
agar turun tangan, kita lihat saja apakah bocah keparat
dari keluarga Hoa itu bakal turun kemari atau tidak?"..?"
"Dalam pertemuan Kian ciau Hong, im hwee mengalami
kerugian yang paling parah lantaran pihak mereka membuka
serangan lebih dahulu, setelah ada contoh yang begini jelas,
sudah pasti Bwe Su-yok tak akan sudi membuka serangan
terlebih dulu"
Beng Wi cian termenung sebentar, kemudian jawabnya,
"Seandainya hamba membawa orang untuk membantu
dirinya, Bwe Su-yok pasti akan turun tangan terhadap Ku Ing
ing dengan lega hati"
Kok See-piau berpikir sebentar, lalu berkata, "Siasat ini
memang cukup baik, tapi kalau hanya kekuatanmu seorang
rasanya terlampau lemah, belum tentu Bwe Su-yok mau turun
tangan dengan lega hati, biar Toan bok Thamcu serta Cui
thamcu ikut serta dalam operasi ini"
Setelah merundingkan dengan matang, Kok See-piau
mendongakkan kepalanya kembali, lalu sambil tertawa dingin
katanya, "Hoa Yang, jika kau punya minat, silahkan saja menunggu
perkembangan selanjutnya dari atas sana!"
585 Hoa In-liong adalah seorang manusia pintar, melihat itu dia
lantas berpikir, Kok See-piau sekalian bukan sekawanan
manusia bodoh, jangan-jangan maksud hatiku telah diketahui
mereka?" Dalam hati ia berpikir demikian, diluar katanya sambil
tertawa, Maaf, aku orang she Hoa masih ada urusan penting
lainnya, aku tak bisa menemani kalian lebih jauh"
Selesai berkata, dia lantas memutar badannya dan lenyap
dibalik tebing curam sana.
Tindakannya ini kelewat mendadak dan sama sekali diluar
dugaan, seketika itu juga semua orang dibikin tertegun oleh
sikapnya itu. Dengan kening berkerut Li hoa Siancu berguman, "Heran
permainan setan apalagi yang sedang dilakukan Liong ji?"
Sesudah berhenti sejenak, tanyanya kepada Goan cing
taysu, "Taysu apakah kau tahu akan hal ini?"
Sambil tertawa Goan cing taysu gelengkan kepalanya
berulang kali. "Lolap sendiripun dibuat tidak habis mengerti" jawabnya.
Beng wi ciau tertegun pula oleh tindakan pemuda tersebut,
dengan penuh kecurigaan, dia berbisik.
"Sinkun, keparat Hoa adalah manusia yang licik dan
berbahaya, jangan-jangan tindakannya itu disertai dengan
suatu rencana busuk?"
"Rencana busuk apakah itu?" tanya Kok See-piau dengan
kening berkerut.
586 "Hamba sendiripun kurang jelas, apakah perlu kita lepaskan
tanda rahasia agar orang-orang diluar lembah menghadang
jalan perginya?"
Kok See-piau menggelengkan kepalanya berulang kali,
tukasnya. "Jangan! Kawanan manusia itu belum tentu bisa mengapaapakan
dirinya, dengan tindakan tersebut justru tempat
persembunyian mereka akan ketahuan.
Tiba-tiba Cho Thian hua menimbrung. "Sute, kenapa kau
musti risau oleh perbuatan bajingan cilik itu" Yang aneh itu
tak aneh, kalau aneh pasti kalah, memangnya kau kuatir
bajingan cilik itu bisa terbang ke langit?"
"Benar juga perkataan suheng!" kata Kok See-piau.
Dia lantas ulapkan tangannya seraya berseru.
Neraka Hitam Seri Bara Maharani Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Laksanakan seperti yang direncanakan semula!"
Beng Wi ciau bertiga segera mengiakan dan bersama-sama
melompat turun dari atas mimbar, lalu mereka memberi
tanda, puluhan orang anggota Hian-beng-kau anak buah
ketiga orang thamcu tersebut serentak keluar dari barisan dan
mengikuti mereka menuju ketengah arena.
Bwee Su-yok melirik sekejap kearah mereka dengan dingin,
lalu serunya. "Kalian bertiga".."
Sambi! menjura jawab Beng Wii ciau, "Kami sekalian
mendapat perintah dari sinkun untuk membantu perkumpulan
anda!" 587 Tiba-tiba Bong Pay tertawa dingin, lalu serunya, Bagus
sekali kalau memang ada orang luar yang ikut campur dalam
persoalan ini, aku orang she Bong sekalipun tak akan berpeluk
tangan belaka. Bersama Cu Im taysu dan Coa Wi-wi, mereka segera tampil
kembali keluar barak.
Tam Im bin tertawa tergelak.
"Dengan Kui Heng, aku mempunyai perjanjian untuk
melangsungkan pertarungan, tentu saja akupun tak bisa
berpeluk tangan belaka" katanya, Selesai berkata diapun
beranjak. Haputule bangkit berdiri dan tanpa mengucapkan sepatah
katapun segera berjalan keluar dari barak itu, Tiang heng
Tokoh betul-betul merasa apa boleh buat, diapun sadar bahwa
cepat atau lambat suatu pertarungan pasti akan berlangsung,
setelah menghela napas, katanya kepada Pui Che-giok yang
berada disampingnya dengan lirih, "Akupun tak akan
mengurusi dirimu lagi, kalau kau ingin turun tangan, turun
tanganlah sehendak hatimu!"
Ketika Sik Ban-cian menyaksikan kemunculan Haputule,
hawa amarah dalam hatinya segera berkobar, dengan penuh
kegusaran bentaknya.
"Bangsat keparat, tempo hari kau berhasil melarikan diri,
hari ini mari kita beradu kekuatan lagi"
Haputule tertawa dingin, dengan langkah lebar dia
menghampiri Sik Ban-cian.
Agaknya Sik Ban-cian sudah tidak sabar lagi menghadapi
sikap angkuh musuhnya.
588 sambil mendengus marah ujung bajunya segera dikebaskan
ke depan melancarkan sebuah serangan, sementara tangan
kanannya dengan jurus Im kay kian jit (awan menyingkir
kelihatan matahari) dengan disertai tenaga pukulan Yu cing
ciang, diam-diam dilontarkan ke depan dibalik kebutan ujung
bajunya itu. Jurus serangan ini teramat keji dan kejam kalau berganti
dengan orang lain, mereka pasti akan berusaha untuk
menghindari serangan yang datang lebih duluan.
Berbeda dengan Haputule, dalam tubuhnya mengalir darah
ksatria dari suku Fibu lo, yang terkenal karena pantang
mundurnya, sambil tertawa dingin cahaya emas di tangan
kanannya berkelebat lewat dan langsung di bacokkan ke atas
kepala Sin Ban-cian.
Ketika terjadi pertarungan diluar kota Gi sui shia tempo
hari, nyaris lengan Sik Ban-cian terpapas kutung oleh jurus
serangan tersebut, maka setelah menghadapi ancaman yang
sama kini, cepat-cepat tubuh nya berkelebat ke samping, dari
pukulan tangan kanannya berubah menjadi serangan jari yang
langsung menusuk Ke dada kiri Haputule.
Menghadapi serangan itu, Haputule membentak keras,
tubuhnya berputar kencang menghindari datangnya serangan
jari tangan itu, lalu cahaya emas berkelebat lewat dan
menyergap turun kebawah.
Sik Ban-cian tidak menyangka kalau musuhnya pantang
mundur dan bertarung bukan dengan cara seorang jago lihay,
melibat ujung pedang lawan sudah tiba didepan mata,
terpaksa dia harus menyalurkan hawa murninya ke ujung baju
sebelah kanan dan menyambut datangnya ancaman itu.
589 Begitu saling membentur, kedua belah pihak segera
berpisah kembali, Sik Ban-cian mundur sejauh beberapa kaki
dari posisi semula, tanpa menimbulkan sedikit suarapun, tahutahu
ujung baju kanannya sudah terpapas kutung sebagian.
Belum lagi dua gebrakan, dia harus menelan kekalahan
yang tragis, hal mana segera membangkitkan bawa amarah
yang luar biasa dalam hatinya, bentaknya keras-keras.
"Haputule hari ini kalau ada kau tak akan ada aku!"
Senjata totokan jalan darahnya yang terbuat dari emas
segera dicabut keluar, kemudian dengan garangnya menubruk
ke depan. Haputule tertawa dingin, ejeknya pula.
Tentu saja kalau ada aku tak akan ada kau!
Ketika dilihatnya serangan dari Sik Ban-cian sangat ganas
dan hebat, ia tak berani bertindak gegabah, dihadapinya
serangan musuh itu dengan penuh tenaga.
Senjata penotok jalan darah milik Sik Ban-cian ada dua
depa panjangnya, sementara pedang emas dari Haputule
cuma lima inci dan lebih mirip dengan sebuah mainan kanakkanak
dari pada senjata pembunuh, meski begitu cahaya
tajam yang memancar keluar amat menyilaukan mata.
Orang bilang: Satu inci lebih panjang, satu inci lebih
pendek, satu bagian lebih berbahaya.
Dengan sistim pertarungan bergerilya, Haputule selalu
manfaatkan setiap kesempatan untuk melancarkan serangan
mematikan. 590 Didalam genggamannya, pedang pendek itu berkembang
seolah-olah sebilah pancuran cahaya tajam yang dua depa
panjangnya, jurus-jurus serangan yang ampuh dan kekuatan
yang dahsyat merubah senjata tersebut seakan-akan bukan
sebilah pedang pendek saja.
Sebagaimana diketahui, pedang emas itu merupakan
senjata paling tajam dalam dunia persilatan dewasa itu, ketika
gurunya Sung Tang lay merajai daratan Tionggoan tempo
hari, sebagian besar adalah berkat keampuhan pedang itu, hal
mana pada akhirnya sampai memancing perhatian banyak
jago silat yang bersama-sama mengincar senjatanya itu.
Sik Ban-cian termasuk diantara Kiu im su ciat (sembilan
manusia bengis empat manusia sakti) semenjak lima tahun
berselang telah menggetarkan sungai telaga, tenaga dalam
nya bukan saja amat sempurna, jurus serangannya pun
ampuh. Muski demikian, pada saat ini ia tak berani bertindak
gegabah, dengan wajah serius dan mengembangkan ilmu
langkah Loan ngo heng sian tun hoat senjata penotok jalan
darahnya diputar kian kemari mengkombina sikan serangan
telapak tangannya dengan ilmu Yu cing cang.
Walaupun posisi tersebut hakekatnya seimbang dan tidak
diketahui siapa lebih tangguh, namun bagi penglihatan orang
lain, Haputule justru berada pada posisi diatas angin.
Diam-diam para jago dari tiga perkumpulan besar merasa
terkejut bercampur keheranan, mereka tidak menyangka kalau
Haputule sesungguhnya memiliki ilmu silat selihay ini.
Tam Sin bin melirik sekejap kearah Cui Heng, kemudian
katanya sambil tertawa.
591 "Cui tham cu, kesempatan baik seperti ini jarang bisa
ditemukan, bagaimana kalau sekarang juga kita laksanakan
janji kita sewaktu berada di mulut lembah tadi?"
Cui Heng mengerutkan dahinya, tanpa berbicara lagi dia
meloloskan senjata poan koan pitnya, kemudian maju ke
depan sambil melancarkan serangan.
Tam Si bin tertawa terbahak-bahak, ia tidak menggunakan
senjata, telapak tangan kanannya di ayunkan kemuka, sebuah
pukulan yang amat dahsyat segera dilontarkan ke depan.
Sungguh dahsyat serangan tersebut, bukan saja tenaganya
kuat, desingan angin serangannya juga tajam.
Cui Heng mendengus dingin, tubuhnya berkelebat
kesamping, menggunakan kesempatan tersebut dengan jurus
Ci thian hia tee (menuding langit menggaris bumi) dia
berputar kesamping menyerang Tam Si bin dari sayap kiri.
Tam Si bin berdiri tak berkutik, telapak tangannya kembali
diayunkan ke depan melancarkan sebuah pukulan.
Tenaga pukulannya berat dan kuat, desingan tajam
memekikkan telinga, Cui Heng tak berani menyambut dengan
kekerasan, cepat dia bergeser ke samping sambil buru-buru
berganti jurus serangan.
Kok See-piau yang mengikuti jalannya pertandingan itu dari
kejauhan segera mengerutkan dahinya setelah menyaksikan
kejadian tersebut katanya kemudian, "Tua bangka itu sudah
berhasil dengan ilmu sakti Kui goat sinkangnya, Cui thamcu
mungkin bukan tandingannya"
592 Tiba-tiba Pi Ci liang berkata, "Lohu mempunyai sedikit
perselisihan dengan setan tua itu, berilah perintah itu
kepadaku" "Harap Pi tianglo tunggu sebentar" cegah Kok See-piau
mengulapkan tangannya.
Pelan-pelan sorot matanya dialihkan kewajah Seng To cu.
Melihat itu, Seng To cu segera tertawa terbahak-bahak.
"Samte, Sute, kalian turunlah ke arena. Dua bersaudara
Lenghou segera mengiakan dan bersama-sama masuk ke
dalam arena. Coa Wi-wi segera menghadang jalan pergi mereka, serunya
sambil tertawa merdu, "Saudara berdua, bagaimana jika
pertarungan di bukit Tiong san tempo hari kita lanjutkan di
sini saja!"
Lenghou Yu melototkan sepasang matanya dengan buas,
serunya sambil menyeringai seram, "Budak cilik, kau jangan
sombong Lenghou loya mu akan segera menjumpai dirimu"
Tangan kanannya diayunkan ke depan, sebuah pukulan
segera dilontarkan ke arah Coa Wi-wi dari kejauhan.
Coa Wi-wi memutar tangannya dan balas mencengkeram
pergelangan tangan Lenghou Yu, sementara tangan kirinya
diayun ke depan menolak tubuh Lenghou Ki, sembari
bentaknya. "Lebih baik kalian berdua maju ke depan bersama-sama
saja" Lenghou Ki tidak menyangka kalau gadis itu berani
menentang mereka berdua, damprat nya dengan mendongkol.
593 "Budak busuk!"
Sebuah pukulan kembali dilontarkan ke depan.
Diam-diam Coa Wi-wi berpikir, Situasi semacam ini tak baik
untuk melangsungkan pertarungan dengan beradu
kekerasan?"".
Maka sambil tertawa cekikikan dia lantas bertekuk
pinggang dan menghindarkan diri dari sergapan kedua orang
itu. Gerakan tubuhnya amat lincah, enteng dan cepat, jauh
melebihi dua bersaudara Leng hou, setelah ia mengambil
keputusan untuk bertarung ala gerilya maka percumalah
serangan gabungan dari bersaudara Lenghou, sekalipun
lapisan telapak tangan mereka me nyelimuti seluruh angkasa
dan tenaga serangan mereka bagaikan bukit ia tetap bisa
bergerak kian kemari secara leluasa, malahan setiap kali
sempat melancarkan pula sebuah pukulan balasan yang
dahsyat. Ketika Toan bok See liang dan Beng wi ciau menyaksikan
Cui Heng makin terdesak dibawah angin setelah bergebrak
dua puluh jurus melawan musuhnya, mereka saling bertukar
pandangan sekejap, lalu Toan bok See liang maju ke depan
menghampiri kedua orang itu.
Bong Pay mendengus gusar, baru saja ia hendak
menghalangi jalan perginya, tiba-tiba terdengar Hoa Ngo
membentak marah, "Bajingan anjing!"
Ia melayang keluar dari baraknya dan langsung menyergap
diri Toan bok See liang.
594 Semenjak melangkah ke depan tadi, Toan bok See liang
sudah menduga kalau tindakannya ini pasti akan dihadang
orang, ia telah bersiap siaga semenjak tadi, maka begitu
disergap tiba-tiba saja sebuah pukulan dilontarkan ke depan
Dalam waktu singkat, kedua orang itu sudah terlibat dalam
suatu pertarungan yang amat seru.
Sebagai seorang jago yang berakal panjang, ketika Beng
Wi cian menyaksikan Bong Pay serta Cu Im tayiu hanya berdiri
disamping saja, ia tahu bahwa percuma untuk menolong Cui
Heng yang keteter, maka dia lantas membatalkan niatnya
untuk turun tangan dan mengalihkann kembali perhatian-nya
untuk mengikuti jalannya pertarungan antara Cui Heng
melawan Tam Si bin tersebut.
Berhubung pihak Hian-beng-kau, Kiu-im-kau maupun Mo
kau tak ingin membiarkan jago-jago lihaynya mampus duluan
ditangan para pendekat kaum lurus, maka berusaha keras
menghindarkan diri dari pertarungan terbuka dengan
lawannya, walaupun pertarungan ditengah arena berlangsung
dengan seru, namun para pemimpin dari pelbagai ke lompok
justru hanya menonton belaka dari sisi arena tanpa berniat
untuk campur tangan.
Cuma setiap orang tahu bahwa suatu pertarungan terbuka
tak akan terhindar, akhirnya salah satu pihak diantara mereka
akan menjadi kelompok pertama menjadi bulan-bulanan
musuh, tentu saja setiap kelompok berharap agar bukan
kelompoknya yang menjadi sasaran.
Dalam padaa itu, Kiong Hau dan Gui Gi hong telah kembali
lagi ke dalam barak sepeninggal Hoa In-liong, ternyata mereka
betul-betul hanya berindak sebagi penonton belaka.
595 Jumlah manusia yang berkumpul di barak sebelah tengah
merupakan jumlah yang terbanyak, tapi sembilan puluh
persen merupakan kawanan manusia yang berilmu rendah.
Tentu saja semua pihak tahu bahwa diantara sekian banyak
orang, pasti terdapat pula jago-jago lihay yang berilmu tinggi,
namun mereka tidak tertalu mmemperhatikan, tentu saja
pihak kaum lurus lebih lebih tidak memperhatikan pula.
Pihak Hian-beng-kau, Kiu-im-kau dan Mo kau masingmasing
mempertinggi terus ke waspadaannya selama
pertemuan ini berlang sung, mereka kuatir sejarah dalam
Neraka Hitam Seri Bara Maharani Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
pertemuan Kian ciau tay hwe dimasa lalu terulang kembali,
mereka takut munculnya suatu kelompok baru secara tiba-tiba
yang akan mengeruhkan suasana.
Itulah sebabnya selain selalu waspada mereka
mempertahankan pula kekuatan inti masing-masing sebagai
persiapan untuk menghadapi segala kemungkinan yang tak
diinginkan. Diantara sekian banyak orang, Kok See-piau boleh dibilang
paling sibuk, secara diam-diam ia mengutus orang orangnya
pula untuk melakukan penyelidikan secara diam-diam apakah
ada jago lihay yang terlepas dari pengawasan mereka.
Suasana yang paling bertentangan dan saling curiga
mencurigai ini tentu saja tak dapat mengelabuhi para
pendekar, diam-diam semua orang mulai merundingkan dan
mencari akal untuk membasmi jago lihay lawan sebanyakbanyaknya
dengan pengorbanan sekecil mungkin.
Dalam pada itu, pertarungan sengit telah berlangsung
hampir setengah jam lamanya, ketiga kelompok manusia yang
sedang bertempur masih tetap memperhankan diri dengan
596 seimbang, hanya posisi Cui Heng yang berhadapan dengan
Tam Si bin saja kian lama kian bertambah gawat.
Kok See-piau yang menyaksikan kejadian itu, segera
berseru dengan suara dalam.
"Mo tianglo, Ui Tianglo, harap kalian menggantikan
kedudukan Cui thamcu!
Im san tiang koay serta Lau san in siu Ki Shia leng yang
menerima perintah segera beranjak, dan secepat kilat
bergerak mendekati Ciu Heng serta Tam Si bin.
Waktu itu, Tam Si bin telah berada diatas angin, ketika
menyaksikan gelagat tak baik, dia lantas berpikir.
Kalau aku tidak buru-buru melancarkan serangan
mematikan, kesempatan baik ini pasti akan lenyap dalam
sekejap" Berpikir demikian, hawa napsu membunuhnya segera
berkobar, tiba- tiba ia membentak keras, "Ciu Heng!"
Dalam waktu singkat hawa pukulan yang terhimpun dalam
telapak tangan Tam Si bin menjadi berkali-kali lipat lebih
dahsyat desingan angin tajam yang memekikkan telinga,
sungguh membetot sukma rasanya.
Inilah bertanda kalau tenaga sakti Kui goan sinkang dalam
tubuhnya telah disalurkan hingga mencapai pada puncaknya.
Dalam waktu singkat, bayangan telapak tangan yang
berlapis-lapis segera menyelimuti sekujur tubuh Cui Heng
rapat-rapat. 597 Cui Heng sebagai Lee Ti thamcu dalam perkumpulan Hianbeng-
kau sesungguhnya memiliki kepandaian silat yang cukup
menjagoi dunia per silatan, tapi untuk melawan tenaga
serangan dari Tam Si bin yang maha dahsyat itu, ia justru
terdesak hebat dan berulang kali menjumpai mara bahaya"..
Beng Wi cian menjadi terkesiap menyaksikan kejadian itu,
ia tak berani sangsi lagi, cepat tubuhnya bergerak ke depan.
"Sambut dulu sebuah pukulanku ini!" mendadak Bong Pay
membentak keras.
Tubuhnya maju ke depan menghadang jalan pergi orang
itu, sebuah pukulan segera dilontarkan ke muka.
"Bong Wi cian membentak nyaring, sepasang telapak
tangannya segera didorong pula ke depan menyambut
datangnya ancaman tersebut dengan keras lawan keras.
"Blaaam?"..!" suatu ledakan keras menggelegar di udara,
kedua orang itu sama-sama tergetar keras akibat benturan
tersebut. "Pada saat yang bersamaan Tam Si bin telah membentak
nyaring, dengan jurus Ban tiong tiau goan dia hajar bahu kiri
Cui Heng keras-keras.
Sedimikian dahsyatnya pukulan ini sehingga tubuh Cui
Heng mencelat ke depan, isi perutuya hancur remuk, darah
kental mengucur keluar tiada hentinya dari bibir.
Cui Heng tidak berdiam diri belaka, dengan sisa kekuatan
yang masih dimilikinya mendadak poa koan pit dalam
genggamanya disambitkan ke ulu hati Tam Si bin".
598 Mengetahui akan datangnya ancaman bahaya, buru-buru
Tam Si bin mengegos kesamping menghindarkan diri dari
serangan itu, namun sayang bahunya tak sempat ditarik
kebelakang?"
Dengan tenaga sambitan yang begitu besar dari senjata
poan koan pit tersebut, tak ampun lagi bahu kirinya terhajar
telak sehingga tembus kedalam tulang.
Detik itu juga Ui Sia ling telah menerjang tiba dengan
wajah dingin membesi dan penuh perasaan dendam, jagoan
dari bukit Lau San ini secara kilat melontarkan sebuah pukulan
dashyat ke depan. Setelah bahu kirinya tertusuk poan coan
pit, gerak-gerik Tam Si bin menjadi tidak leluasa, ditambah
lagi rasa sakit yang menusuk tulang, membuat gerak-geriknya
semakin lamban"
Ketika dilihatnya serangan dari Ui Sia ling meluncur tiba,
cepat-cepat ia memutar badannya lalu sambil menggigit bibir
mundur dari posisi semula.
Meleset dengan serangannya yang pertama, Ui Sia ling
memburu ke depan dan siap melontarkan serangan yang
kedua. Tiba-tiba cahaya tajam berkelebat lewat didepan mata,
seorang kakek berjubah hijau telah maju sambil melepaskan
sebuah tusukan kilat.
Dengan dahi berkerut ia menegur, "Apakah Lau Ik tiong
yang telah datang?"
Begitu mundur tubuhnya bergerak maju kembali,
pedangnya menyambar ke depan dengan tak kalah cepatnya.
599 "Benar, inilah Tiam cong siang kiam!" sahut Lau Ik tiong
dingin. Jilid 15 Di tengah pembicaraan tersebut, suara benturan senjata
berkumandang berulang kali, dalam waktu singkat kedua
orang itu sudah saling menyerang sebanyak empat lima kali.
Dipihak lain, Co Im taysu telah terlibat dalam pertarungan
sengit melawan Im san toa koay sedangkan Ciang Pek jin dari
Tiam cong siang kiam bertarung melawan ji koay,
pertempuran berlangsung amat seru.
Sesungguhnya Im san toa koay (manusia aneh pertama
dari buku Im san) Mo Ciang lam bukan tandingan Cu Im
taysu, apa mau dikata watak Cu Im taysu belakangan ini
semakin lembut dan penuh welas kasih, apabila bukan karena
terpaksa dia enggan melukai lawannya, sebab itu mereka
berdua bertarung seimbang.
Dalam pada itu, Tam si bin telah mengundurkan diri keluar
arena, dengan tangan kirinya mencekal gagang poan koen pit,
sambil menahan sakit ia cabut keluar senjata tersebut, betul
sudah menggetarkan gigi, namun tak urung mengucur juga
peluh sebesar kacang kedelai dari jidatnya, darahpun mengalir
keluar dengan amat derasnya?".
Buru buru Pek Soh gi menghampirinya sambil
membubuhkan obat luka diatas mulut luka tersebut.
Dengan tewasnya Kui Heng, pertarungan berlangsung
makin seru, walaupun sebagian besar kawanan jago dari Hianbeng-
kau yang turun ke gelanggang saat ini, namun kekuatan
600 Hian-beng-kau pula yang terhitung paling besar dan tangguh,
karena sebagian besar jago lihaynya belum sampai turun
tangan. Kok See-piau yang pandai membawa diri, diam-diam
Kisah Pedang Bersatu Padu 13 Romantika Sebilah Pedang Karya Gu Long Dendam Iblis Seribu Wajah 8
rekan-rekan mereka yang pingsan.
Cara kerja mereka ternyata gesit dan tertib, dalam waktu
singkat suasana telah pulih kembali seperti sedia kala.
Dengan wajah penuh kegusaran Kok See-piau segera
berteriak, "Wahai jago-jago lihay dari Biau nia, kalau memang
sudah datang, kenapa tidak segera unjukkan diri?"
Semula semua orang masih sangsi tapi setelah mendengar
seruan tersebut jadi sadar kembali, memang kecuali orangorang
Biau, tak ada orang manusiapun yang memiliki
kepandaian racun lihay seperti mereka, lebih-lebih lagi punya
nyali seperti mereka.
526 Terdengar dari depan istana, tiba-tiba berkumandang suara
teriakan yang amat nyaring "Orang she Kok, kami berada
disini, mau apa kau?"
Sebenarnya perhatian semua orang tertuju ke mulut
lembah, siapa tahu justru tiga orang perempuan suku Biau
yang cantik dan bertangan telanjang itu muncul dari pintu
istana, seketika suasana menjadi gempar.
Ternyata ketiga orang itu adalah Biau-nia Sam-sian (tiga
dewi dari wilayah Piau).
"Sambil tertawa, Ci wi siacu segera berkata
"Kok See-piau, istana Kiu ci siat kiong mu ini sungguh
dibangun sangat indah dan megah, sebenarnya hendak kami
persembahkan untuk dewa api, namun kamipun merasa tak
tega untuk turun tangan"
"Apa yang telah kau lakukan terhadap anggota
perkumpulan kami?" bentak Kok See-piau.
"Aku lihat mereka sudah terlampau letih dalam bertugas,
maka sengaja kusulutkan sebatang hio Ui-liang hio agar
mereka dapat beristirahat sebenar" kata Lam Soa siancu
sambil tertawa-tawa.
Setelah berhenti sebentar, ia berkata kembali, "Mungkin
kau merasa heran, kenapa dengan jarak sejauh ini kami bisa
meracuni arak darah itu" Terus terung saja kuberitahukan
kepadamu, sejak semalam kami telah polesi dinding sebelah
dalam dari hiolo emas itu dengan selapis obat beracun yang
tak berwarna dan tak berbau"
527 Tak terlukiskan rasa gusar Kok See-piau menghadapi
kejadian ini, pikirnya, "Semua jago perkumpulan telah datang
disini, tak kusangka tiga orang perempuan rendah ini berani
bertingkah dihadapanku.
Berpikir demikian, dia lantas mengulapkan tangannya, tiga
orang kakek yang ada disampingnya segera melompat turun
dari mimbar, kemudian secepat kilat melompat ke atas anak
tangga istana. Dengan cemas Pek Soh-gi segera berseru, "Toako,
perbuatan Biau nia san sian mengacau ucapan pembukaan ini
sudah merupakan suatu pelanggaran terhadap peraturan
dunia persilatan. Kok See-piau pasti akan turun tangan kejam
terhadapnya, kita tak boleh berpeluk tangan belaka"
Bong Pay memandang sekejap ke arah tiga orang kakek
itu, lalu ujarnya, "Ilmu melepaskan racun dari wilayah Biau
sudah menggetarkan seluruh dunia persilatan, belum tentu
Kok See-piau bisa berbuat banyak terhadap mereka, dalam
posisi demikian, lebih baik kita bertindak menurut keadaan,
jangan sampai karena salah bertindak mengakibatkan
terjadinya hal-hal yang justru akan merugikan pihak kita
sendiri" Sementara itu, belum sampai ke tiga orang kakek itu
menaiki tangga istana, mendadak kepala mereka serasa
pusing tujuh keliling, saat itulah mereka baru terperanjat.
Sadarlah ketiga orang itu bahwa mereka sudah terkena
racun keji dari wilayah Biau, untuk mundur sudah tak sempat,
dua orang diantaranya segera roboh terjengkang ke tanah,
hanya kakek disebelah tengah yang berhasil mundur sejauh
tiga kaki dan berdiri kaku sambil berusaha mendesak keluar
hawa racun dari tubuhnya.
528 Berbicara dari kepandaian silat yang dimiliki ketiga orang
itu, sesungguhnya mereka sudah terhitung jagoan kelas satu
dalam dunia persilatan, bila terjadi pertarungan sungguhan,
belum tentu Biau-nia Sam-sian dapat menandingi mereka, tapi
belum lewat segebrakan mereka sudah roboh dua orang dari
sini terbuktikan sudah bahwa ilmu meracun dari wilayah Biau
memang betul betul sangat Iihay.
Terdapat peristiwa itu, ternyata Biau-nia Sam-sian berlagak
seakan akan tidak melihatnya.
Li hoa siancu berkata kemudian sambil tertawa merdu,
"Kok See-piau, kami telah mempersiapkan delapan belas lapis
barisan racun disekitar tangga istana ini, ingin ku buktikan
sampai dimanakah taraf kepandaian silat dari para jago
dewasa ini, Nah, terbukti sudah kalau ketiga orang anak
manusia itu tak becus, belum sampai lima lapis barisan yang
ditembusi, mereka sudah roboh, aku lihat lebih baik kau turun
tangan sendiri, coba di lihat berapa lapis barisan yang berhasil
kau tembusi"
Paras muka Kok See-piau telah berubah menjadi hijau
membesi dengan nada menyeramkan dia berkata, "Jika hari ini
aku orang she Kok tidak berhasil menangkap kalian dan
mencincangnya menjadi berkeping-keping, perkumpulan Hianbeng-
kau segera akan kububarkan!"
Tampaknya kemarahan yang menyelimuti hatinya sekarang
sudah mencapai pada puncaknya.
Haruslah diketahui, bahwasanya Biau-nia Sam-sian telah
mengacau upacara peresmian perkumpulan Hian-beng-kau,
hal ini berarti telah mengikat tali permusuhan yang mendalam
sekali dengan beribu-ribu anggota perkumpulannya, apalagi
mereka dihadapan umum, hal ini semakin menyakitkan hati
semua orang. 529 Sebagaimana telah diketahui tujuan Kok See-piau dengan
perkumpulannya adalah mempersatukan seluruh umat
persilatan dibawah komandonya, sudah barang tentu dia tak
ingin kehilangan pamornya didepan para jago dari seluruh
penjuru dunia. Maka, kepada kakek berjubah hijau yang berdiri
disampingnya, ia berkata pelan.
"Suheng, terpaksa harus merepotkan dirimu untuk
membekuk ketiga orang perempuan rendah itu!"
Kakek berjubah hijau itu manggut-manggut, dengan
langkah yang pelan ia menuruni mimbar dan menuju kearah
tangga istana, gerakan tubuhnya sangat enteng, dalam waktu
singkat ia telah tiba di serambi panjang.
Para jago yang menyaksikan kelihayan kakek itu samasama
merasa terperanjat, Bong Pay, Coa hujin, Cu Im taysu
serta Haputule bersama sama lari keluar dari barak dan
bergerak menuju ke tangga istana.
Kok See-piau tertawa dingin, ia memberi tanda kepada
anak buahnya, dua orang dari Po cu sam jian, Im sau siang
koay, Ui Sia ling serta sekalian jago lihay lainnya segera
melompat turun dari mimbar dan menghadang jalan pergi
kawanan jago itu.
Coa hujin yang menyaksikan kejadian itu segera
mengerutkan dahinya, kemudian berbisik, "Perlukah kita
menerjang rintangan tersebut dengan kekerasan?".?"
"Dalam keadaan seperti ini, aku pikir Biau-nia Sam-sian
masih mampu untuk menghindarkan ke dalam istana bilamana
530 gelagat tidak mengijinkan, aku rasa lebih baik kita jangan
bertindak dulu dengan gegabah"
Sementara itu kakek berjubah hijau itu telah menatap
tajam-tajam wajah Biau-nia Sam-sian, kemudian tegurnya
dengan dingin, "Kalian lebih suka menyerahkan diri ataukah
ingin mencicipi dulu sedikit penderitaan?"
Selama hidup belum pernah Biau-nia Sam-sian jeri kepada
orang lain, dengan kening berkerut, Lan hoa siancu segera
berseru, "Hei setan tua, siapakah kau?"
Hmm, jika nama lohu kusebutkan, sudah pasti kalian akan
mati karena kaget, lebih baik kusebutkan saja"
Huuuh".! Mengibul dengan kata-kata sombong, apakah
tidak takut lidahmu tersambar oleh angin gunung" Palingpaling
kau hanya siluman kayu atau siluman rumput yang
telah mencapai masa pertapaannya"
Kakek berjubah hijau itu merasa amat gusar, ia mendengus
dingin kemudian tubuhnya berkelebat maju ke depan.
Semua orang hanya merasakan pandangan matanya
menjadi kabur, tahu-tahu ia sudah melewati tangga batu dan
berdiri dimuka istana, kecepatan gerakan tubuhnya sukar
dilukiskan dengan kata-kata.
Betul, racun jahat dari wilayah biau sangat lihay, namun
kenyataanya racun-racun itu sama sekali tidak bermanfaat
terhadanya. Sekalipun Bian nia san sian sudah tahu kalau kakek berbaju
hijau itu luar biasa lihaynya, mereka tak menyangka kalau
kelihayannya telah mencapai taraf sehebat ini, dalam
kagetnya, tiga orang dengan geram, tangan segera diayunkan
531 bersama kemuka melepaskan selapis kabut beracun Kiu-tokciang
yang tak berwarna dan tak berbau.
Kakek berjubah hijau itu segera mengebaskan ujung
bajunya ke depan, segulung angin pukulan yang maha
dashyat seketika itu juga membuyarkan kabut Kiu-tok-ciang ke
tengah udara. Untuk pertama kalinya ilmu beracun dari wilayah Biau tidak
menghasilkan apa-apa dalam penggunaanya.
Bian nia san sian menjadi amat kaget oleh peristiwa
tersebut, belum sempat mereka berpikir lebih jauh, sambil
tertawa dingin kakek berjubah hijau itu telah berkata,
"Sekarang tiba giliran buat kalian untuk merasakan
kelihayanku ini!"
Ketika telapak tangannya diayunkan ke depan, segulung
angin pukulan yang maha dahsyat segera mengurung sekujur
badan Biau nia san sian.
Dalam keadaan tergopoh-gopoh, Biau-nia Sam-sian tak
sempat lagi untuk menghindarkan diri, tampaknya mereka
segera akan terluka diujung telapak lengan kakek berbaju
hijau itu. Kelihayan ilmu silat yang dimiliki kakek berjubah hijau itu
sungguh sukar dilukiskan dengan kata-kata, Bong Pay sekalian
menjadi terperanjat, sekalipun mereka sadar dibantupun tak
sempat lagi, mereka tak bisa tidak harus berusaha dengan
sekuat tenaga. Dipimpin langsung oleh Bong Pay, mereka segera
menerjang kemuka, sebuah pukulan segera dilancarkan ke
arah Ui Shia ling dari bukit Lau san, tapi pihak musuhpun
532 segera memberikan perlawanan, pertarungan sengit segera
berkobar. Sekalipun para jago dari golongan lurus memiliki tenaga
dalam yang sempurna, akan tetapi pihak penghadang pun
merupakan jago-jago pilihan, usaha mereka untuk memberi
pertolongan segera terbendung, jangankan untuk menolong
jiwa Biau-nia Sam-sian, untuk menembusi pertahanan pun
sudah sulitnya bukan kepalang.
Untunglah disaat yang kritis inilah tiba-tiba terdengar suara
pujian kepada sang Buddha berkuman dang memecahkan
kebeningan, menyusul kemudian dari arah belakang istana
muncul selapis tenaga pukulan yang amat lunak"..
Dalam waktu singkat, pukulan kakek berjubah hijau yang
berat bagaikan bukit karang itu sudah terpancing kesamping,
kemudian". "Blang! menghantam diatas permukaan tanah.
Debu dan pasir segera beterbangan memenuhi seluruh
angkasa, pada lapangan batu yang belasan kaki luarnya
didepan istana Kiu ci kiong itu segera muncul sebuah liang
yang sangat besar.
Sekalipun secara beruntung Biau-nia Sam-sian berhasil
meloloskan diri dari ancaman maut, toh mereka merasakan
juga getaran keras yang menga kibatkan darah dalam
tubuhnya bergolak keras, dengan sempoyongan mereka
sama-sama mundur sejauh beberapa langkah.
Kakek berjubah hijau itu sesungguhnya menganggap
dirinya sebagai jago nomor satu didunia ini, betapa herannya
dia setelah mengetahui ada orang yang sanggup
menyingkirkan kekuatan pukulannya itu, sambil berseru
tertahan ia lantas berpaling ke samping.
533 Dari balik pintu istana pelan-pelan berjalan ke luar Coan
cing taysu yang berjubah pendeta dengan tangan membawa
tasbeh. Dibelakangnya mengikuti seorang gadis cantik yang
rupawan, dia bukan lain adalah Coa Wi-wi.
Ketika para jago dari golongan lurus dan para jago dari
Hian-beng-kau menyaksikan situasi diatas tangga istana telah
mengalami perubahan, serentak merekapun menghentikan
pertarungan dan sama-sama mengalihkan pandangan
matanya ketengah istana.
Coa hujin yang menyaksikan putrinya muncul bersama
kakeknya, dengan cepat merasakan hatinya lega tapi ia tahu
tak baik menyapa anaknya dalam keadaan seperti ini, maka
diapun hanya berdiam diri.
Terdengar kakek berjubah hijau itu mendengus dingin, lalu
menegur, "Apakah kau adalah Goan cing siau hwsesio?"
Ucapannya kasar dan sombong sedikitpun tidak
mengindahkan sopan santun".
Ternyata Coan cing taysu tidak menjadi marah oleh sikap
kasar lawannya, sambil tersenyum ia menjawab, "Yaa, benar
memang pinto adanya. Jika aku terpaksa turun tangan secara
keras, harap sicu sudilah memaafkan"
Coa Wi-wi yang berada disampingnya segera mengomel.
"Hei, tahun ini kongkongku sudah berusia sembilan puluh
tahun lebih! Siapakah kau si setan tua" Berani betul bersikap
kurang ajar terhadap kongkongku, jika tidak kau rubah
sebutanmu itu, hmm! Hmm"..
534 Wajahnya yang cantik, tindak tanduknya yang lincah
membuat kata-kata yang bengis itu justru tampak
menyenangkan, hal ini membuat semua orang menjadi
Neraka Hitam Seri Bara Maharani Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
terkesima dibuatnya.
Bukannya menjadi gusar, kakek berbaju hijau itu malah
tertawa "Haahah".. haahhh?".. haahah?". nona cilik! Kalau
kongkong mu paling banter berusia sembilan puluh tahun,
maka tahun ini lohu sudah berusia seratus empat puluh tahun,
itu berarti aku lebih tua empat puluh sembilan tahun dari
kongkongmu, coba bayangkan sendiri, pantaskah kupanggil
dirinya sebagai hwesio cilik?"
Waktu itu semua jago yang terada diarena sudah dibikin
terperanjat oleh keampuhan ilmu silat yang dimiliki kakek
berjubah hijau itu, beribu-ribu pasang mata bersama-sama
dialihkan kearahnya tanpa berkedip. Maka ketika mendengar
ucapan tersebut, serentak semua orang mulai berbisik-bisik.
Seorang manusia bisa hidup sampai setua itu, hakekatnya
sulit untuk dipercaya oleh siapapun, tapi kalau dilihat dari
kelihayan kakek tersebut, merekapun tak bisa tidak, harus
mempercayainya juga.
Haruslah diketahui, jika seorang dapat hidup sampai
berusia seratus tahun lebih, dan ia berlatih ilmu silatnya terusmenerus,
ma ka kelihayan ilmu silat yang dimiliki orang itu
pasti tak terlukiskan hebatnya.
Coa Wi-wi segera membelalakkan matanya lebar-lebar,
kemudian serunya, "Masa sepanjang itu usiamu?"
Sambil menggelengkan kepalanya tanda tak percaya, ia
berkata kembali, "Omong kosong! Hanya setan yang percaya
dengan perkataanmu itu!"
535 Kakek berjubah hijau itu segera tertawa terbahak-bahak.
"Haaahhh"..haaahhh?"..haaaahhh bocah cilik tak tahu
urusan, lohu akan berbicara dengan kongkongmu!" Kemudian
sambil berpaling ke arah Goan cing, ia berkata, "Goan cing,
apakah kaupun tak percaya?"
"Pinceng mana berani tak percaya?" jawab Goan cing taysu
dengan serius, "hanya saja, apakah aku boleh tahu siapakah
nama lo sicu?"
"Asal kau mengetahui diriku sebagai Liok tee sin sian (dewa
daratan), itu sudah lebih dari cukup, soal lain lebih baik tak
usah kau tanyakan lagi" jawab kakek berjubah hijau dengan
angkuh. Kakek berjubah hijau itu menyebut dirinya sebagai Liok tee
sin sian, si dewa daratan, sesungguhnya sebutan itu
terlampau jumawa dan takabur, akan tetapi oleh karena
semua orang yang hadir di arena sudah menyaksikan sendiri
kelihayan ilmu silatnya, maka tak seorangpun diantara mereka
berani mengejek.
Tiba-tiba terdengar Coa Wi-wi mendengus dingin, sambil
mencibirkan bibirnya ia berseru, "Hmm! Liok tee sin sian
apaan" Aku lihat, kau lebih cocok kalau disebut sebagai si tua
bangka celaka!"
Kakek berjubah hitam itu pura-pura tidak mendengar
ejekan tersebut, kembali ia berkata, "Goan cing kau anggap
ilmu silat yang kumiliki itu sudah cukup dikatakan sebagai
hebat tidak?"
Goan cing taysu termenung sebentar, kemudian jawabnya,
"Kalau dilihat dari kesempurnaan ilmu silat yang dimiliki lo si
cu, memang pantas kalau dika takan sebagai hebat, cuma ada
536 satu hal yang masih pinceng bingungkan, bolehkah aku
bertanya kepada diri situ?"
"Katakan!"
"Menurut pendapat pinceng yang bodoh, kehidupan
seorang dewa adalah suatu kehidupan yang bebas merdeka
dan terlepas dari segala urusan ke duniawan, biasanya mereka
hanya berpesiar dan mendekati keindahan alam".
Belum habis pendeta itu berkata, kakek berjubah hijau itu
telah menukas. "Lohu sudah berusia seratus tahun lebih kalau hanya katakata
semacam itu, buat apa aku musti mendengarkan-nya dari
mulutmu?" 00000O0O00 53 Goan Cing Taysu segera merangkap tangannya didepan
dada seraya berseru, "Asal sicu sudah mengerti, itu tandanya
bagus" Kakek berjubah hijau itu kembali mendengus. "Hmmm!
Kata-kata yang tak berguna lebih baik tak usah dibicarakan
lagi, sudah lama lohu de ngar tentang kelihayan Malaikat ilmu
silat, sayang selama ini tak berjodoh untuk menjumpainya
sendiri, hari ini aku pasti akan manfaatkan kesempatan ini
dengan sebaik baiknya"
Setelah berhenti sejenak, ia membentak, "Berhati-hatilah!"
Telapak tangan kanannya diayunkan ke bawah lalu pelanpelan
didorong ke depan.
537 Serangan ini tampaknya sederhana dan tiada sesuatu yang
aneh, tapi dengan wajah berubah menjadi serius, Goan-cing
taysu mengebaskan ujung bajunya, secara tiba-tiba melompat
mundur sejauh tiga kaki dari posisi semula.
"Manusia dengan usia seperti sicu sudah langka dijumpai
didunia ini, buat apa kau musti menceburkan diri lagi ke dunia
ini serta menodai tubuh sendiri dengan amisnya darah?"
Dengan gerakan tak berubah dan tak nampak sesuatu
gerakan pun seperti sesosok bayangan, kakek berjubah hijau
itu sudah menyusul ke depan, serunya, "Jika ingin
mengucapkan sesuatu, tunggu saja setelah menyambut
sepuluh jurus seranganku ini!"
Goan cing taysu segera mundur kebelakang, serunya
dengan suara dalam. "Sicu"..
Dengan tak sabar kakek berjubah hijau itu menukas!
"Apakah keturunan dari Malaikat ilmu silat adalah manusia
lemah seperti ini" kenapa tidak kau balas seranganku ini?"
"Kongkong!" Coa Wi-wi yang berada disampingngnya
segera berteriak dengan tak sabar, "beri saja sedikit pelajaran
kepada tua bangka yang tak tahu diri itu"
Walaupun ilmu silat yang dimiliki kakek berjubah hijau itu
sangat lihay, tentu saja Goan cing taysu tak akan gentar
mengha dapinya, ketika mendengar ucapan lawan yang
mendesaknya terus menerus, pendeta yang berjiwa besar ini
segera berpikir, "Dalam suatu pertarungan yang dicari orang
adalah kemenangan, walaupun kemenangan itu bakal diraih
dengan kecerdasan otak, yaa, apa boleh buat, kini
persoalannya sudah menyangkut nama baik leluhur,
bagaimanapun juga aku tak bisa mengalah terus-menerus.
538 Berpikir demikian, ia lantas berdiri sekokoh batu karang,
kemudian ujarnya.
"Maaf jika pinceng terpaksa harus melepaskan serangan
balasan!" Ditengah pembicaraan tersebut, telapak tangan kanannya
segera disilangkan didepan dada, lalu dengan jari tengah dan
jari telunjuk tangan kanannya, ia totok jalan darah kematian di
kening kakek berjubah hijau itu dari tempat kejauhan.
Kakek berjubah hijau itu segera merasa bahwa posisi ini
betul-betul sempurna dalam penyerangan maupun
pertahanan, sama sekali tak dijumpai titik kelemahan barang
secuwilpun yang bisa dimanfaatkan, ibaratnya sebuah dinding
yang terbuat dari baja, pertahanan itu sungguh-sungguh amat
sulit untuk ditembusi.
Melihat itu, sambil tertawa segera katanya.
"Aku lihat hanya kau serta Hoa Thian-hong, dua orang
yang masih sanggup menerima beberapa jurus seranganku!"
Telapak tangan kanannya segera di dorong ke depan,
belum mencapai setengah jalan tiba-tiba ditarik kembali,
tangan kirinya berputar kencang, berbarengan dengan
gerakan telapak tangan kanannya segera dibacok ke bawah
dengan kecepatan luar biasa.
Terdengar suara retakan keras yang memekikkan telinga
berkumandabg memecahkan keheningan, belum lagi
serangannya di lancarkan, kekuatannya sudah cukup
menghancurkan batu karang, hawa pembunuhan yang
menyelimuti angkasa sungguh menciutkan hati orang.
539 "Omintohud?""!" Goan cing taysu berseru memuji
keagungan sang Buddha, tanpa merubah gerakan tangan
kanannya, telapak tangan kirinya dibalik lalu dilontar kan ke
depan. Berbicara soal taraf kepandaian silat, maka kepandaian
yang dimiliki kedua orang ini boleh dikata sudah mencapai
puncak yang tertinggi, belum tentu bisa ditemukan dua tiga
orang di dunia ini yang sanggup manandingi kehebatan
mereka, tanpa terasa semua orang memusatkan segenap
perhatiannya untuk mengikuti jalannya pertarungan itn, siapa
tahu dari sana dapat menarik manfaat yang berguna bagi diri
sendiri. Namun dalam kenyataannya, ternyata serangan serangan
yang dilancarkan kedua orang itu tidak sama seperti jago lihay
lainnya yang bergerak secepat kilat, semua gerakan yang
mereka gunakan pada hakekatnya seperti orang yang baru
belajar ilmu silat, bukan saja tiada sesuatu yang hebat, tidak
pula mengandung kekuatan yang luar biasa, sebagian jago
yang berilmu cetek diam-diam merasa kecewa sekali,
dianggapnya pertarungan itu tidak lebih jelek dari pertarungan
kampungan. Hanya beberapa bagian saja dari kawanan jago tersebut
yang betul-betul menyadari bahwa ilmu silat yang dimiliki
kedua orang ini telah mencapai tingkatan yang tak terhingga.
Justru dibalik sederhanaan kebiasaan dari gerakan mereka,
tersimpan sesuatu perubahan yang luar biasa.
Jangan dianggap jurus-jurus serangan mereka sederhana
dan tiada sesuatu yang bagus dilihat, padahal ppertarungan
semacam ini ini justru amat sulit dilakukan oleh setiap
manusia. 540 Sebab disamping harus berjaga-jaga terhadap perubahan
jurus serangan berikutnya dari lawan, merekapun harus
mencari titik kelemahan ditubuh musuh untuk mempersiapkan
serangan berikutnya, akal pikiran mereka sedikit saja
bercabang maka akibatnya akan menyangkut keselamatan
jiwa mereka, itu berarti selain beradu pengetahuan dalam ilmu
silat, merekapun beradu tenaga dalam, kecer dasan serta
pengalaman. Ketika pertarungan mencapai jurus yang ke sembilan,
seperminum teh sudah lewat tanpa terasa.
Mendadak terlihatlah kakek berjubah hijau itu melepaskan
sebuah pukulan ke udara, kemudian dengan cepat mundur
kebelakang. Semua orang menjadi keheranan mereka tak habis
mengerti kenapa sebelum genap sepuluh jurus ia telah
menarik serangannya sambil mundur?"
Tiba-tiba Goan cing tasyu berkata, "Selama ini kita tiada
perselisihan apa-apa, mengapa sicu begitu kemaruk ingin
mencari kemenangan?"
Kakek berjubah hijau itu hanya membungkam diri dalam
seribu bahasa, tubuhnya tegak sekokoh karang, rambutnya
dan jubahnya tanpa angin mulai bergerak-gerak, lalu kian
lama kian menggembung menjadi sangat besar".
Ketika memperhatikan kembali keadaan Goan cing taysu,
tampaklah pendeta itupun berdiri dengan wajah serius,
tubuhnya secepat angin bergerak kian kemari mengambil
langkah Lak cap si kwa, makin bergerak semakin cepat
sehingga pada akhirnya hampir seluruh bayangan tubuhnya
tak tampak jelas, yang ada hanya seekor naga berwarna abuabu
yang berputar tiada hentinya.
541 Semua orang tahu bahwa perbuatan kedua orang itu bukan
cuma bergurau belaka, melainkan merupakan suatu
pertarungan terakhir yang telah mengerahkan segenap kepan
daian yang dimiliki.
Suasana menjadi tegang, semua orang mengalihkan
perhatiannya ke tengah arena dan melotot dengan mata
terbelalak serta mulut melongo.
Coa hujin serta Coa Wi-wi paling tegang dibandingkan
dengan yang lain, hampir saja jantung mereka melompat
keluar dari dalam rongga dadanya".
Siapa tahu, setelah saling bertahan sekian waktu, tiba-tiba
kakek berjubah hijau itu menghela napas panjang, gelembung
pada ju bahnya makin lama semakin mengimpis dan akhirnya
pulih kembali seperti sedia kala, belum lagi helaan napasnya
habis, mendadak ia tertawa terbahak-bahak pula.
Mendadak Goan cing taysu menghentikan pula gerakan
tubuhnya, kemudiann sambil merangkap tangannya memberi
hormat ia berkata, Atas kesediaan Lo sicu menarik kembali
serangannya disaat mara bahaya telah mengancam, terlebih
dulu pinceng ucapkan banyak-banyak terima kasih.
Kau tak usah berterima kasih!! jawab kakek berjubah hijau
itu dengan dingin, "oleh karena lohu tak yakin untuk
membunuhmu dalam sebuah serangan yang terakhir ini, maka
sengaja kubatalkan niatku tersebut?""
Setelah berhenti sebentar, ia menambahkan, "Memandang
pada kemampuanmu untuk menyambut sepuluh jurus
seranganku ini apa yang ingin kau katakan sekarang boleh kau
utarakan!! 542 Diam-diam Goan cing taysu berpikir.
"Bila Kok See-piau mempunyai orang ini sebagai tulang
punggungnya, ibarat harimau yang tumbuh sayap, tak heran
ia berani menantang keluarga Hoa, aai"..! Lolap saja tak
sanggup menaklukan dirinya, terpaksa aku musti mencari akal
lain?""
"Berpikir sampai disini, pelan-pelan iapun berkata,
"Sebenarnya disebabkan karena apakah Lo sicu muncul
kembali didalam dunia persilatan?"
Sambil tertawa jawab kakek berjubah hijau itu berkata.
Adapun kemunculan lohu kali ini adalah khusus untuk
mencari gara-gara dengan keluarga Hoa dan sekarang
ditambah pula dengan keluarga Coa kalian. Nah hwesio cilik,
sudah puas?"
Goan cing taysu segera mengerutkan dahi nya rapat-rapat.
"Sebetulnya ada dendam atau sakit hati apakah yang
pernah terikat antara lo sicu dengan keluarga Hoa serta
keluarga Coa kami"
Neraka Hitam Seri Bara Maharani Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Haaahh"haahh".haaahhh"lohu datang ke mari oleh
karena mendapat undangan dari orang, walaupun sampai
pecah bibirmu berbicara, jangan harap bisa merubah jalan
pemikiranku, sebab percuma saja?""
Goan cing taysu menjadi kewalahan dan tak bisa berbuat
apa-apa, mendadak satu ingatan melintas dalam benaknya,
katanya kemudian, "Baiklah urusan itu lebih baik tak usah
disinggung kembali, sekarang pinceng ingin mencoba untuk
menebak asal usul lo sicu!"
543 Kakek berjubah hijau itu segera tertawa terbahak-bahak.
"Haaahh"..haaahh?"haaah?"masa kau bisa menebak
asal usulku" Lohu tidak percaya!"
"Apa salahnya kalau sicu mendengarkan dugaanku ini?"
Kakek berjubah hijau itu segera tersenyum.
"Baiklah, katakan! Akan lohu dengarkan?".."
Setelah termenung sebentar, Goan cing taysu berkata,
"Jurus pertama yang sicu pergunakan agaknya adalah
perubahan gerak dari ilmu Ji im jiu (tangan sakti pembuyar
awan) dari bukit Mao san, hanya gerakan tersebut jauh lebih
disempurnakan"
Kakek berjubah hijau itu segera manggut-manggut.
"Ehmm!, kau bisa melihat asal dari kepandaianku, betulbetul
tajam penglihatanmu itu"
Goan cing taysu tersenyum, kembali katanya, "Gerakan
kedua adalah ilmu Kim kong ciat eng, jurus ketiga adalah".."
"Kau bisa mengenali kepandaianku, hal ini sudah
merupakan suatu hal wajar" tukas kakek berjubah hijau itu,
"tapi jika kau ingin menebak asal usul lohu dengan cara
demikian, hmm! Jangan mimpi disiang hari bolong?""
Goan cing taysu tersenyum, kembali ia berkata.
"Semua kepandaian yang sicu gunakan, sebagian besar
justru merupakan ilmu paling lihay diri pelbagai perguruan,
dari sini lah dapat diketahui asal usul sicu yang sebenarnya,
cuma saja?".
544 "Cuma saja kenapa?"
Dengan wajah serius Goan cing taysu berkata, "Setelah
mengalami penyempurnaan pada jurus yang pertama, maka
jurus itu boleh dibilang sudah termasuk ilmu silat aliran Kiu ci
kiong, apalagi sejak jurus keatas, hakekatnya semua gerak
serangan itu merupakan jurus jurus ciptaan terbaru dari aliran
Kiu ci kiong"
Mendengar perkataan itu, mencorong sinar tajam dari balik
mata kakek berjubah hijau itu ditatapnya wajah Goan cing
taysu lekat-lekat, kemudian tegurnya, "Masih ada yang lain?"
"Pinceng terlalu bodoh, yang lain aku tak berhasil untuk
mengenalinya dengan tepat"
Mendengar sampai disitu, diam-diam kakek berjubah hijau
itu berpikir, "Ilmu silat aliran Kiu ci kiong belum pernah
diwariskan ke dunia luar, darimana keledai gundul ini bisa
mengetahui" Sekalipun jurus kesembilan tidak ia kenali,
namun prestasinya sudah cukup mengejutkan hati?"?"
Dalam hati ia berpikir demikian, diluar ujarnya sambil
tertawa, "Ehmm?""..tampaknya keturunan dari malaikat
silat memang tak sampai mengecewakan diriku"
Kakek berjubah hijau itu tertawa.
"Hwesio cilik, anggap saja matamu cukup tajam",
setelah berhenti sejenak, lanjutnya, "Tapi, menurut
anggapanmu siapakah lohu?"
Pertanyaan ini segera membungkamkan diri Goan cing
taysu, ia bisa mengenali aliran jurus serangan yang digunakan
545 kakek berjubah hijau itu, lantaran ia pernah membaca isi dari
tulisan yang tercantum diatas Pek giok siau ciam (batas buku
batu kemala) dari istana Kiu si kiong milik Hoa In-liong.
Betul isi catatan itu hanya dilihat sepintas lalu, namun
dengan dasar kesempurnaan ilmu silat yang dimilikinya, hal
mana sudah terlebih dari cukup, itulah sebabnya ia kenal betul
gerakan silat aliran Kiu ci kiong".
Sebaliknya tentang keadaan dari istana Kiu cing kiong
sendiri, ia merasa gelap dan tak tahu, sudah barang tentu
iapun tak bisa menebak asal usul dari kakek berjubah hijau
itu. Ketika dilihatnya Goan cing tasyu dibuat terbungkam, kakek
berjubah hijau itu menjadi amat gembira, ia tertawa terbahakbahak
dengan kerasnya, baru saja dia akan berbicara?"
Tiba-tiba terdengar Cu Im taysu yang berada dibawah telah
berseru dengan lantang, "Pada dua puluh tahun berselang,
pinceng pernah mendengar Ui san su hau (empat tua dari Ui
san) membicarakan tentang sejarah Ciu ci sinkun serta
keadaan dalam istana Kiu ci kiong, konon harta karun yang
terdapat dalam istana tersebut tak terhitung jumlahnya, para
jago lihay yang berada disana pun rata-rata berilmu tinggi?""
Kakek berjubah hijau itu mengalihkan sinar matanya
memandang sekejap ke arah Cu Im taysu, ketika mendengar
ia berkata sampai disitu. tiba-tiba menambahkan, "Jumlah
seluruhnya adalah lima ratus tujuh puluh tiga orang"
Mendengar jawaban tersebut, Cu Im taysu segera berpikir,
"Kalau dilihat dari kehapalannya terhadap segala sesuatu
tentang istana Kiu ci ki ong, tak bisa diragukan lagi, orang ini
sudah pasti salah seorang diantaranya"
546 Berpikir demikian, diapun berkata, "Waktu itu, Kiu ci sinkun
semuanya menerima tiga puluh enam orang murid, tiga puluh
lima orang diantaranya ternyata berani bekerja sama untuk
membunuh".."
"Tutup mulut!" tiba-tiba kakek berbaju hijau itu membentak
keras. Dengan tenaga dalam yang dimiliki kakek berjubah hijau
itu, bentakan tersebut sungguh ibaratnya guntur yang
membelah bumi ditengah hari bolong, mereka yang berilmu
cetek seketika merasakan telinganya sakit seperti ditusuktusuk,
setengah harian lamanya tak bisa mendengar kembali,
sebaliknya mereka yang berilmu tinggi, merasakan hatinya
amat tersiksa. Semua orang tahu, kata-kata selanjutnya sudah pasti
adalah, "membunuh guru sendiri menghianati perguruan", dari
sikap gusar kakek berjubah hijau sekarang itu membuktikan
bahwa kakek itu sudah pasti datang dari istana Kiu ci kiong,
hanya beberapa orang yang mengetahui latar belakang
persoalan ini saja yang lamat-lamat mulai menebak siapa
gerangan kakek berjubah hijau ini, sedang lainnya masih tetap
tidak habis mengerti"..
Cu Im taysu tertawa-tawa, katanya kembali, "Seratus tahun
kemudian istana Kiu ci kiong telah muncul kembali, saat itulah
baru diketahui bahwa semua anggota istana telah tewas, tapi
Cho Thian-hua yang merupakan murid terbuncit dari tiga
puluh enam murid lainnya tak tampak ada disitu, konon Cho
Thian-hua telah mampus pada usia dua puluh tahun?"."
"Keledai gundul busuk, kau berani menyumpai lohu?" teriak
kakek berjubah hijau itu sambil tertawa dingin.
547 Walaupun secara lamat-lamat Cu Im taysu telah menduga
sampai kesitu, tapi pengakuan langsung dari kakek berjubah
hijau itu toh sempat menggetarkan kembali hatinya.
"Jadi Lo sicu benar-benar adalah Cho Thian-hua?"
tanyanya. Kakek berjubah hijau itu tertawa angkuh. "Setiap manusia
didunia ini mengatakan lohu sudah mati muda,
haaahh"..haaahh?" haaahh"..siapa tahu usia lohu justru
jauh lebih panjang dari siapapun juga"
Kecuali para anggota Hian-beng-kau sejak dari Seng-sutpay,
Kiu-im-kau sampai para jago dari golongan Hiap gi, tak
seorangpun yang tidak merasa terkejut oleh kenyataan ini.
Haruslah diketahui, dalam anggapan umat persilatan, Cho
Thian-hua adalah seseorang yang sudah mati lama sekali, tapi
sekarang tahu-tahu sudah munculkan diri dihadapan umum,
sudah barang tentu kejadian ini segera menggemparkan
seluruh gelanggang.
Tapi hal itu masih merupakan masalah yang kedua masalah
yang terutama adalah pada masa lalu oleh karena Tang Kwiksiu
berhasil memperoleh kitab pusaka Thian hua cha ki milik
Cho Thian-hua, tiba-tiba namanya menjadi menjadi amat
tenar dalam dunia persilatan dan kini pencipta buku itu telah
muncul sendiri disini, rasa curiga dan ragu-ragu tentu saja tak
bisa dihindari.
Mendadak Bwe yok berbisik kepada kakek bercambang
yang berada disampinrgnya, dengan ilmu menyampaikan
suara. "Ua huhoat, Kok See-piau telah merahasiakan sebagaian
besar keku atan perkumpulan Hian-beng-kau yang
548 sebenarnya, ini menandakan kalau ia tidak berhati ikhlas
dalam persekutuan ini"
Kakek bercambang itu bukan lain adalah pemimpin dari Kiu
im su-ciat (empat manusia sakti dari Kiu-im) yang bernama Un
Yong ciau, dibawah urutan namanya adalah Tu Cu yu, Khong
im serta Sik Ban cuan. Diantara empat orang ini, hanya Tu Cu
yu seorang yang tidak nampak.
Dengan kening berkerut Un Yong ciau segera berbisik pula
dengan ilmu menyampaikan suara.
"Lantas bagaimanakah pendapat kaucu?"
"Menurut pendapatanku, baik atau buruk kita harus bersiap
sedia untuk menghadapi segala sesuatu yang tak diinginkan
dari pihaknya"
"Jite telah membawa orang berjaga-jaga diluar lembah,
antara Mokau dengan kitapun sudah ada persetujuan diamdiam,
aku rasa sekalipun Kok See-piau mempunyai rencana
busuk, tak nanti ia bisa laksanakan seperti apa yang
diharapkan"
"Orang-orang Mokau tak bisa dipercaya janjinya" kata Bwe
Su-yok dengan nada dingin, "apalagi menanggulangi
kesusahan bersama-sama, betul Lu butoat berada diluar
lembah, tapi bisakah dia mencegah begitu banyak pekerjaan?"
"Agaknya kaucu sudah memiliki keputusan yang mantap,
silahkan diutarakan kepada hamba!"
Dengan sepasang matanya yang jeli, Bwe Su-yok
memperhatikan terus ke barak para pendekar, ketika
dilihatnya Hoa In-liong belum nampak juga, diam-diam ia
lantas berpikir, "Pertemuan besar ini sangat mempengaruhi
549 situasi dunia persilatan pada puluhan tahun selanjutnya, saat
ini pula antara yang lurus dan yang sesat saling beradu
kekuatan, sebagai orang yang memikul beban berat atas
persoalan ini, tak mungkin ia tak datang ke sini, janganjangan
ia sudah ketimpa musibah yang tak diharapkan?"
Saking kelamaan-nya berpikir akan hal itu, dia sampai lupa
memberi jawaban.
Un Yong ciau menjadi tertegun, dia ulangi sekali lagi
pertanyaan tersebut, saat itulah bwe Su-yok baru sadar dari
lamunannya dan buru-buru menentramkan pikirannya.
"Bersiap-siap sajalah kalian untuk turun tangan, katanya
kemudian dengan dingin.
Setelah berhenti sejenak, dia menambahkan, "Sebelum ada
perintah dariku, dalam keadaan yang bagaimanapun, kalian
dilarang turun tangan secara sembarangan"
"Kaucu!" kata Un Yong ciau dengan perasaan bimbang,
merurut hasil persekutuan, kita tiga perkumpulan akan bekerja
sama untuk membasmi para jago dari golongan Hiap gi lebih
dulu, dengan demikian sisa lainnya yang menyerah akan
menyerah, yang harus dibunuhpun akan dibunuh, setelah
kekuasaan dunia persilatan jatuh kepihak kita, kekuatan
keluarga Hoa pasti akan makin lemah, apakah menurut
pendapat kaucu dalam pembasmian nanti pihak perkumpulan
kita hanya akan berpeluk tangan menonton keramaian
belaka?" "Tentu saja tidak" jawab Bwe Su-yok hambar, pokoknya
kalian lakukan saja setiap perintahku"
550 Setelah mereka mengambil keputusan secara diam-diam,
tampaklah Seng Tocu dan dua bersaudara Leng bou sekalian
juga sedang berunding dengan suara berbisik-bisik.
Tampak Leng hou Ki berpaling sambil berkata, "Toa
suheng, setelah Kok See-piau bajingan itu mempunyai tulang
punggung sebebat ini, tak heran ambisinya begitu besar dan
berani berniat untuk mencaplok seluruh dunia persilatan"
Seng Tocu mengalihkan sinar matanya untuk melirik
sekejap Kiu im su ciat, kemudian ujarnya, "Siapa bilang cuma
pihak Hian-beng-kau belaka" Semenjak perempuan bajingan
dari Kiu-im-kau mengundurkan diri, sebetulnya kukira pihak
mereka merupakan pihak yang terlemah, siapa tahu diantara
yang kuat masih ada pula yang lebih kuat, ditinjau dari
keaadaannya sekarang, sebagai pihak yang paling lemah
justru adalah pihak kita sendiri"
Dengan perasaan penasaran Leng hou Ki mendengus.
"Hmm, memangnya pihak kita masih lebih lemah dari pada
pikak Kiu-im-kau?"?"" serunya.
"Dalam persoalan ini, janganlah kau nilai sesuatu keadaan
dengan emosi?"" kata Seng Tocu dengan nada berat, "sebab
bila kita berani bertindak secara gegabah, maka mungkin
sekali hanya ada satu dua orang saja dari pihak kita yang bisa
pulang kembali ke Seng-sut-pay. Makanya bila sampai terjadi
pertarungan nanti pihak kita tak boleh menempatkan diri pada
barisan paling depan!"
"Jadi kalau begitu, soal pembalasan dendam juga tak boleh
disinggung kembali" seru Hong Liong dengan kening berkerut.
"Yaa, aku pikir hal itu memang sulit untuk dilaksanakan!"
551 Agaknya Hong Liong serasa amat tidak puas, bibirnya
sudah bergerak siap berbicara.
Tapi pada saat itulah, terdengar Cho Thian-hua telah
berkata kembali, "Hwesio cilik, bila tiada urusan lain lohu akan
mulai turun tangan"..!"
"Tunggu sebentar sicu!" cegah Goan cing taysu "pinceng
masih ingin mengajukan sebuah pertanyaan lagi"
"Cepat diajukan! Lohu sudah amat gelisah sekali hingga
seluruh badanku terasa mulai gatal!" Goan cing taysu
tersenyum, katanya, "Ketua menghentikan pertarungan tadi,
kenapa sicu menghela napas lebih dulu kemudian baru
Neraka Hitam Seri Bara Maharani Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
tertawa?" Cho Thian-hua berpikir sebentar, lalu jawabnya,
"Memberitahukan soal ini kepadamu juga tak mengapa, ketika
munculkan diri untuk kedua kalinya ini, sebetulnya lohu
mengira sudah tiada tandingannya lagi didunia ini, siapa tahu
kau si hwesio cilik masih sanggup menandingi diriku, kejadian
ini sangat diluar dugaanku, sebab itulah aku menghela
napas".."
"Tapi jika berbicara dari orang-orang yang lain didunia ini,
ternyata mereka tak mampu menahan sebuah pukulanmu, hal
ini sangat menggembirakan hatimu, maka kau tertawa
terbahak-bahak, bukankah demikian?" sambung Goan cing
taysu dengan cepat.
Mendengar perkataan itu, Cho Thian-hua segera
mendongakkan kepalanya dan tertawa terbahak-bahak.
"Haahh?"haaahhh?".haaahhh?"bagus, bagus sekali,
Goan cing, kau memang pantas menjadi tandinganku"
552 "Terima kasih atas pujian dari sicu!"
Tiba-tiba Cho Thian-hua mandengus dengan suara dalam,
katanya lagi, "Goan cing, kau jangan keburu merasa bangga
lebih dahulu, bila berlangsung suatu pertarungan jarak lama,
sudah dapat dipastikan kemenangan berada dipihakku."
Goan cing taysu tertawa hambar.
"Sicu memiliki ilmu silat yang luar biasa hebatnya, tentu
saja pinceng ketinggalan jauh sekali, tapi didunia ini masih
ada orang yang sanggup menandingi kepandaian itu"
"Hmmm, kau maksudkan Hoa Thian-hong?" jengek Cho
Thian-hua sinis, ketika muncul kembali ke dalam dunia
persilatan kali ini, akupun mendengar setiap orang
menyanjung-nyanjung dirinya setinggi langit, padahal dasar
terpenting dari ilmu silat adalah kesempurnaan dalam tenaga
dalam yang sudah mencapai seratus dua puluh tahun hasil
latihan ini?"." Hmm!"
Tiba-tiba Coa Wi-wi mendengus dingin.
"Hmm".!" Berlagak sok, tidak pandang sebelah mata
kepada orang lain, rasain kalau dikeokkan orang"
Cho Thian-hua segera mengalihkan sorot matanya dan
memperhatikan beberapa kejap diri Coa Wi-wi, sekalipun dia
adalah seorang gembong iblis yang lihay, bagaimanapun juga
usianya sudah terlalu lanjut, dia sendiri pun tak tahu sampai
kapan kehidupannya ini akan berlangsung.
Dalam suasana begini, ia merasakan juga dirinya yang
sebatang kara dan hidup tanpa sanak keluarga itu.
553 Betul selama ini, rasa kesepian tersebut masih dapat
diatasi, akan tetapi setelah bertemu dengan Coa Wi-wi yang
cantik jelita bak bidadari dari kahyangan, terutama sikap
polosnya yang manja dan menyenang kan itu, dengan cepat
mendatangkan perasaan simpatik dan senang dihatinya yang
tua, sebab itulah bukan saja ia tidak menjadi gurar oleh
sindiran-sindiran si nona, sebaliknya makin dilihat semakin
tertarik dan senang.
Akhirnya karena tak tahan, diapun berkata dengan lembut,
"Coa Wi-wi, jika kau bersedia menganggap lohu sebagai ayah
angkatmu, lohu jamin kau pasti akan menjadi seorang jago
paling lihay dalam dunia ini"
"Huuh?"..! Kau sendiri saja bukan seorang jago lihay yang
tiada tandingannya di kolong langit, mana mungkin bisa
mendidik orang lain menjadi seorang jagoan yang paling
hebat didunia?" ejek Coa Wi-wi sambil mencibirkan bibirnya.
Mendengar perkataan itu, Cho Thian-hua segera tertawa
terbahak-bahak.
"Haaahhh"..haaahhh?"..haah?""jika kau tak percaya,
tanya saja kepada kongkong mu!"
Dengan wajah serius Goan cing taysu berkata, "Pinceng
mengakui bahwa diriku memang bukan tandingan mu. Hoa
tayhiap berbakat bagus dan berilmu jauh diatas diri pinceng,
belum tentu sicu dapat menandinginya, cuma yang pinceng
maksudkan bukanlah Hoa tayhiap, melainkan sesorang yang
lain" "Siapa?" tanya Cho Thian-hua dengan sepasang alis
matanya berkenyit.
554 "Menurut dugaan pinceng hari ini orang tersebut pasti akan
tiba disini, jika lo sicu mempunyai kegembiraan, silahkan saja
menunggu beberapa waktu lagi"
Cho Thian-hua kembali tertawa.
"Sebenarnya lohu ingin segera turun tangan melawanmu
tapi setelah mendengar perkataanmu itu timbul rasa ingin
tahu dalam hatiku, ingin kukelahui malaikat darimanakah yang
kau maksudkan itu" Heeeh"..heeeh?"heeeh?"sekalipun
perbuatanmu itu hanya suatu siasat untuk menunda waktu,
akupun merasa rela"
Lalu kepada Coa Wi-wi katanya pula sambil tartawa, "Budak
cilik, persoalan kita lebih baik dibicarakan pula nanti saja!"
"Bagaimana jika kau yang kalah!" seru Coa Wi-wi.
Cho Thian-hua tertegun, lalu sahutnya sambil tertawa,
"Aaah"! Hal ini tak mungkin terjadi" Coa Wi-wi gelengkan
kepalanya berulang kali. "Suatu kejadian kemungkinan besar
bisa terjadi manapun, aku lihat lebih baik kau mengambil
keputusana lebih dulu, dari pada sampai waktunya malu untuk
turun dari panggung!"
"Baiklah" kata Cho Thian-hua kemudian sambil tertawa,
"asal ada orang sanggup bertarung seimbang denganku, soal
penerimaan murid tentu saja tak akan dibicarakan lagi, selain
itu lohu akan menghadiahkan pula sebuah benda untukmu"
"Kalau sudah kalah bertarung nanti jangan mungkir lho!"
teriak gadis itu keras-keras.
Cho Thian hoa mengerutkan dahinya, ia hendak marah
rupanya, tapi senyum getir segera tersungging diujung
bibirnya. 555 "Budak cilik, kau anggap aku sebagai manusia apa"
Memangnya seperti bocah cilik saja seperti kau?"
Seraya berkata ia putar badan dan melayang turun dari
tangga istana"..
Mendadak terdengar Ci wi siancu tertawa dingin, kemudian
serunya, "Cho loji, sekarang ku suruh kau merasakan
kelihaiyan dari kami anggota perguruan Kiu tok sian ci!"
Waktu itu Cho Thian-hua sudah sampai ditengah jalan,
mendadak paras mukanya berubah hebat, cepat-cepat
tubuhnya menyingkir sejauh enam tujuh kaki dari posisi
semula, setelah melirik sekejap ke arah Biau-nia Sam-sian
dengan perasaan gemas, ia pejamkan matanya dan berdiri
ditempat sambil mengatur pernapasan.
Sebagai manusia-manusia yang sudah terbiasa berwatak
tinggi hati, apalagi selama mengandalkan ilmu beracun dari
wilayah Biau belum pernah mengalami kegagalan, peristiwa
memalukan yang hampir saja merenggut nyawa mereka
bertiga ini membuat Biau-nia Sam-sian menjadi malu
bercampur gusar.
Semenjak tadi mereka sudah bertekad untuk membalas
dendam atas sakit hati itu, tapi sayang tenaga dalam yang
dimiliki Cho Thian-hua terlampau tinggi, bukan suatu
pekerjaan yang gampang buat mereka untuk meracuni jago
tersebut. Lan hoa siancu yang cerdik segera mendapat akal bagus,
secara diam-diam ia memasang kembali tiga lapis racun jahat
disekitar beranda istana, ia menduga Cho Thian-hua yang bisa
masuk ke istana dengan gampang, pasti akan berlalu pula dari
556 situ dengan gegabah, betul juga ternyata kakek sakti itu
segera termakan oleh siasat mereka.
Apa yang dikatakan Lan hoa siancu sebagai delapan belas
lapis racun seperti yang diucapkan tadi, sebetulnya hanya
omong kosong belaka tapi dalam kenyataan ia memang sudah
memasang lima lapis racun disana, walaupun tidak sehebat
racun Kiu-tok-ciang, namun termasuk juga racun-racun yang
luar biasa hebatnya.
Siapa tahu dengan sangat mudahnya Cho Thian-hua
berhasil melewati tempat itu secara gampang, maka ketiga
macam racun yang disebarkan kali ini semuanya merupakan
racun-racun yang diciptakan belakangan ini. kehebatannya
tidak berada dibawah kehebatan racun Kiu-tok-ciang, apalagi
dipergunakan bersama, kelihayannya benar-benar
mengerikan. Jilid 14 Kepandaian melepaskan racun dari wilayah Biau terhitung
tiada tandingannya didunia saat ini, semenjak Kiu tok siau ci
mengundurkan diri dari keramaian keduniawian, secara resmi
Lan hoa siancu lah yang memangku jabatan ketua perguruan,
lewat penyelidikan yang tekun, ilmu beracun yang mereka
miliki telah disempurnakan sedemikian rupa hingga
memperoleh kemajuan yang pesat sekali.
Betul diwajahnya Cho Thian hua bersikap seolah-olah tidak
pandang sebelah matapun terhadap perempuan-perempuan
suku Biau itu, sesungguhnya ia tak berani bertindak gegabah,
tanpa persiapan yang benar-benar sempurna bahkan diapun
tak akan berani menembusi pertahanan lapisan racun mereka
secara sembarangan.
557 Begitulah terdengar Li hoa siancu dengan perasaan cemas
berseru, "Taysu, cepat gunakan kesempatan ini untuk
membinasakan setan tua tersebut!"
"Lolap mana boleh mencari keuntungan dikala orang lain
belum siap?" pikir Goan cing taysu.
Berpikir demikian, ia lantas gelengkan kepalanya berulang
kali sambil berkata, "Sekalipun Cho Thian hua sudah
keracunan, namun tenaga serangannya masih cukup
mengerikan, tak boleh diserang secara gegabah!"
Menyaksikan Goan cing taysu enggan manfaatkan
kesempatan baik itu, diam-diam Lan hoa siancu merasa gemas
bercampur mendongkol sehingga menggertak gigi kencangkencang,
diam-diam makinya dihati, "Hwesio goblok, hanya
membuang buang tenagaku saja dengan percuma"
Bagaimanapun juga Goan cing taysu pernah
menyelamatkan jiwa mereka semua, maka ia merasa tak enak
hati untuk mendapratnya secara terang-terangan.
Sebagaimana diketahui, selamanya Biau-nia Sam-sian
bertindak menurut suara hati mereka sendiri, peraturan dunia
persilatan boleh dibilang tidak berlaku bagi mereka, sekalipun
begitu merekapun merasa tak enak untuk memaksa Goan cing
taysu untuk turun tangan.
Selain daripada itu, merekapun mengerti bahwa apa yang
diucapkan Goan cing taysu ada benarnya juga, seekor ular
kecilpun ingin hidup terus, apalagi manusia.
Betul Cho Thian hua sudah keracunan, tapi manusia lihay
itu masih tak boleh dipandang enteng, selain daripada itu,
mereka bertiga pun sadar bahwa kekuatan gabungan mereka
558 masih belum sanggup untuk menerima serangan terakhir
darinya, maka dari itu dengan perasaan apa boleh buat
terpaksa mereka membiarkan Cho Thian hua bersemedi untuk
mendesak keluar sari racun dari tubuhnya, Kok See-piau yang
menyaksikan kejadian itu tampaknya mereka tidak tenteram,
ia segera berkelebat kebawah dan mendekati ke samping Cho
Thian untuk bersiap siaga menghadapi segala sesuatunya
yang tak diinginkan.
Menyaksikan gerakan tubuhnya yang sangat cepat itu,
Biau-nia Sam-sian Kembali merasa terperanjat, mereka tak
menyangka kalau tenaga dalam yang dimiliki Kok See-piau
saat ini ternyata sedemikian sempurnanya.
"Suheng, bagaimana perasaanmu" tanya Kok See-piau
dengan suara yang lirih.
Tiba-tiba Cho Thian hua melototkan sepasang matanya
bulat-bulat, lalu menjawab dengan sinis, "Hmm, kalau cuma
sedikit racun begini, memangnya bisa mengapa- apakan
diriku?" Tangan kanannya segera diluruskan ke depan dengan jari
telunjuk direntangkan ke depan, lalu bawa murninya
dikerahkan untuk menembusi kulit ujung jarinya, tampaklah
darah berwarna hitam setetes demi setetes menetes keluar
tiada hentinya.
Ketika menyentuh lantai, berbunyilah suara gemerincing
seperti suara tembaga yang beradu, dari sini dapat diketahui
betapa keras dan hebatnya sari racun tersebut.
Setelah setetes, kembali meleleh keluar setetes, kemudian
secara beruntun keluar dari belasan tetes darah hitam, saat
itulah darah yang hitam sudah mulai berubah menjadi merah,
559 tetesan yang keluar pun kian lama kian bertambah pelan
sebelum akhirnya berhenti sama sekali.
Ternyata waktu yang dibutuhkan untuk proses
penyembuhan ini berlangsung hampir sepernanak nasi
lamanya. Kok See-piau mendengus, katanya, "Biar siaute yang
membekuk tiga orang perempuan rendah itu!"
"Tak usah sute, serahkan saja kepadaku" jawab Cho Thian
hua. Sorot matanya segera dialihkan ke wajah Goan cing tasyu,
kemudian menambahkan, "Goan cing, kau telah menyianyiakan
suatu kesempatan yang sangat baik"."
Goan cing taysu mengerutkan dahinya, lalu berkata dengan
tertawa, "Maaf, pinceng tidak mengerti dengan apa yang sicu
maksudkan"
Cho Thian hua tertawa, katanya, "Sekalipun kalian cuma
berpura-pura sok jujur dan sok berbelas kasihan, cuma lohu
tetap menerima maksud baik itu, pokoknya aku tak akan
membuat menjadi penasaran!"
Senyumannya tiba-tiba lenyap, sambil berpaling ke arah
Biau-nia Sam-sian ia mendengus dingin.
Mendesak keluar racun yang dilepaskan pihak Kiu tok sian
ci dengan pengerahan tenaga dalam, boleh dibilang Cho Thian
hua merupakan orang pertama yang melakukannya, terhadap
kemampuan musuh yang amat dahyat itu, diam-diam Biau-nia
Sam-sian merasa amat terkesiap.
560 Kendatipun demikian, mereka enggan menunjukkan
kelemahannya dihadapan orang lain, melihat sikap musuh,
Neraka Hitam Seri Bara Maharani Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Lan hoa siancu segera berseru dengan dingin, "Berpura-pura
hebat, menggertak orang biar takut, tak mungkin gertakanmu
itu menjerikan hati kami, Ingat saja, hutang ini setiap saat
pasti akan ditagih oleh kami orang-orang dari Hu hiang kok"
Cho Thian hua mendengus gusar, agaknya ia berniat untuk
turun tangan, akan tetapi berhubung ia sudah kehilangan
banyak tenaganya dikala mendesak keluar sari racun dari
tubuhnya, dan lagi iapun tahu bahwa Goan cing tasyu tak
akan berpeluk tangan belaka, sebelum tenaga dalamnya pulih
kembali seperti sedia kala, ia tak berani turun tangan secara
gegabah. Sambil menekan rasa gusarnya yang meluap-luap, dia
ulapkan tangannya seraya berseru, "Mari kita selesaikan dulu
upacara yang tertunda, bagaimanapun juga perempuanperempuan
itu tak bakal sanggup melarikan diri dari sini"
Setelah melirik sekejap kearah Biau-nia Sam-sian dengan
pandangan menyeramkan, bersama Kok See-piau ia berlalu
meninggalkan tempat tersebut.
Biau-nia Sam-sian pun segera menarik kembali jebakannya
dan bersama-sama Goan cing tasyu dan Coa Wi-wi
menggabungkan diri dengan para pendekar lainnya.
"Ibu?"..!" dengan gembira Coa Wi-wi memanggil ibunya
sambil menubruk kedalam pelukan Coa hujin.
Oleh karena kekuatan musuh jauh lebih tangguh dan jauh
diluar dugaan, semua orang tak sempat untuk membicarakan
soal yang lain lagi.
561 sekembalinya ke barak sebelah barat, Bong Pay segera
bertanya, "Tasyu, sanggupkah kau untuk menangkan Cho
Thian hua?"
Goan cing tasyu melirik sekejap ke arah mimbar upacara,
dimana Kok See-piau sedang melaksanakan upacaranya
dengan hikmat, sementara para anggota perkumpulannya
yang semula berada didepan mimbar, kini telah beralih ke
belakang mimbar sehingga membicarakan tempat tersebut
sebagai suatu arena kosong, tampaknya mereka telah bersiapsiap
untuk turun tangan.
Goan cing tasyu mengatur sebentar pernapasan-nya lalu
menarik kembali sorot matanya, dengan tawa dia menjawab,
"Kalau berbicara menurut keadaanku yang lampau, sekalipun
tak bisa mengalahkan dirinya, paling tidak masih dapat
bertahan seimbang tapi kini hawa murniku sudah berkurang
banyak, sekalipun tidak menjadi halangan untuk bertarung
dengan jagoan lainnya, tapi untuk menghadapi jago
setangguh Cho Thian hua, lama kelamaan tenagaku pasti akan
bertambah merosot, aku pikir keadaan tersebut sulit bagiku
untuk mengatasinya"
Coa hujin yang mendengar perkataan itu menjadi terkejut,
segera serunya, "Kenapa kau orang tua"."
"Inilah yang dinamakan takdir" tukas Goan cing taysu,
"buat apa anak Siao musti banyak bertanya?"
Ketika mendengar perkataan itu, rasa murung dan kuatir
Bong Pay sekalian bertambah membara, sebetulnya semua
orang mengharapkan Goan cing taysu bisa menahan kelihayan
Cho Thian hua tapi keadaan tersebut ternyata tidak seperti
yang diharapkan, hal mana membuat posisi yang mereka
hadapi menjadi bertambah bahaya.
562 Tiba-tiba Coa Wi-wi berkata dengan manja, "Kongkong,
bukankah tadi kau mengatakan ada orang yang mampu
melawan Hoa bangka terse but, benarkah perkataanmu itu?"
"Tentu saja berar!" jawab Goan cing taysu sambil
tersenyum. Bong Pay yang berada disampingnya menjadi tak tahan,
buru-buru tanyanya dengan cepat, "Siapakah jago lihay itu"
Apakah tausu bersedia memberitahukan kepada kami semua?"
Goan cing taysu tersenyum. "Tentu boleh saja!"
"siapa?" tanya Coa Wi-wi tak sabar lagi. Goan cing taysu
memandang sekejap ke arah semua orang yang hadir disitu,
kemudian katanya, "Orang itu bukan lain adalah ji kongcu dari
keluarga Hoa!"
Begitu ucapan tersebut diutarakan semua orang menjadi
tertegun, walaupun mereka sadar bahwa Goan cing taysu tak
akan berbicara sembarangan apalagi membohongi mereka,
tapi kenyataan tersebut sungguh membuat mereka tak
percaya. Tiba-tiba Hoa Ngo berkata, "Sekalipun tenaga dalam yang
dimiliki Liong ji telah peroleh kemajuan yang amat pesat,
rasanya tak mungkin ia bisa mencapai taraf yang sedemikian
hebatnya bukan?"
"Tentu saja dibalik kesemuanya ini dikarenakan masih ada
alasan alasan tertentu".."
Ketika berbicara sampai ditengah jalan, mendadak ia
merasa tak baik untuk menceritakan soal penggunaan Wao
kong koan teng yang telah digunakannya untuk menambah
tenaga pada diri Hoa In-liong itu kepada semua Orang, maka
secara tiba-tiba saja ia menutup mulut.
563 Melihat pendeta itu tutup mulut secara tiba-tiba, semua
orang lantas tahu bahwa dibalik kesemuanya itu pasti ada
sebab-sebab tertentu, maka merekapun tidak mendesak lebih
lanjut. Dengan nada kuatir dan penuh perhatian Pek Soh gi
berkata" "Liong ji terlalu berani dan sembrono, tentunya ia sudah
banyak mendatangkan kesulitan dan kerepotan pada diri
taysu?" "Aaaah"! Kenapa Bong hujin musti berkata demikian"."
kata Goan cing taysu sambil tersenyum.
"Taysu, dimanakah Hoa ji kongcu pada saat ini?" mendadak
Tam Si bin yang berdiri disamping bertanya.
Haputule bertanya pula.
"Tolong tanya taysu, sampai kapan Hong ji baru akan tiba
disini" Kenapa ia tak datang bersama-sama taysu?"
Sekarang ia sedang repot menyembuhkan sekawan jago
lihay yang kena racun jahat dari Mo kau, dewasa ini para jago
lihay dari para perkumpulan besar telah berkumpul semua di
sini, inilah kesempatan yang paling baik baginya untuk
menolong mereka serta membebaskan orang-orang itu dari
ancaman musuh"
Dengan kening berkerut Ting Ji san segera menimbrung.
"Persoalan ini merupakan suatu masalah yang amat besar,
masa boleh membiarkan dia repot seorang diri" Sepantasnya
kalau ia minta bantuan dari rekan-rekan lainnya"
564 "Yaa taysu" kata Ho Kee sian, pula, "apakah kau dapat
menjelaskan kepada kami dimanakah Liong sauya berada saat
ini, lohu akan segera menyusul kesana"
Sekarang Hoa In-liong sudah menjadi pucuk pimpinan dari
para pendekar, ia dianggap sebagai satu-satunya harapan dari
semua jago, otomatis ke selamatan jiwanya amat menarik
pula perhatian semua rekan-rekan sealiran, maka
berbondong-bondonglah mereka mengajukan pertanyaan.
Goan cing taysu yang harus menghadapi berondongan
pertanyaan sebanyak itu menjadi kewalahan, akhirnya diapun
tidak berbicara apa- apa lagi kecuali menutup mulut sendiri
rapat-rapat. Mendadak dari balik barak musuh, melompat keluar Sik Ban
cuan. Setibanya ditengah arena, serunya kepadanya para
pendekar yang berada dibarak seberang, Ku Ing ing berada
dimana" BaIk-Cu Im taysu maupun Haputule jadi tertegun
dibuatnya, mereka sudah keheranan ketika dilihatnya Tiang
heng Tokoh tidak datang bersama Coa Wi-wi, sebenarnya
masalah ini sudah akan ditanyakan sedari tadi tapi karena
persoalan Hoa In-liong, urusan itu menjadi tersisihkan untuk
sementara waktu.
Setelah pihak Kiu-im-kau menegur secara langsung
sekarang, mereka baru mulai gelisah dibuatnya.
Dengan sepasang kening berkerut, Haputule bertanya
kepada Coa Wi-wi, "Nona Coa, apakah Giok teng hujin tidak
datang?" 565 Belum sempat Coa Wi-wi menjawab, tiba-tiba dari arah
mulut lembah terdengar seseorang menyahut dengan suara
dingin, "Tiang heng berada disini"
Ketika Coa Wiwi berpaling maka nampaklah dari balik jalan
tembus dimulut lembah itu, pelan-pelan muncul Tiang heng
Tokoh, di belakangnya mengikuti seorang perempuan cantik
berbaju ungu yang berambut panjang dan bergaun panjang
pula. Diam-diam ia merasa amat gelisah, pikirnya, "Aaaii".! Mau
apa bibi Ku datang kemari?"
Ia lantas bangkit berdiri untuk menyambut kedatangannya.
Bong Pay, Cu Im taysu serta Hapulule sama-sama beranjak
pula dari tempat duduknya dan berjalan keluar dari barak.
Disebelah sini ia merasa gelissh. Bwe Su-yok yang berada
diseberang sanapun tertegun, pikirnya pula.
"Sewaktu berada diluar kota Thian ki sut shia tempo hari,
sengaja aku mengikat janji ini, apakah dengan kecerdasanmu
masih tak jelas dengan maksud hatiku ini?"
Sementatara itu, Sik Ban-cian telah mengalihkan sinar
matanya memandang sekejap kearah Tiang heng Tokoh, lalu
sambil tertawa dingin, katanya, "Bagus, bagus sekali, akhirnya
kaudatang juga!" Sambil memutar badannya menghadap Bwe
Su-yok, ia memberi hormat dari kejahuan lalu berkata, "Harap
kaucu menurunkan perintah!"
Bwe Su-yok mengernyitkan alis matanya, dengan
memegang toyanya pelan-pelan ia bangkit berdiri.
566 "Kenapa musti merepotkan kaucu?" kata Un Yong ciau tibatiba,
serahkan saja persoalan ini kepada hamba"
"Dalam keadaan dan situasi semacam ini pun, kaucu
merasa perlu untuk memberikan sedikit keterangan dan
pertanggungan jawabnya didepan para enghiong yang sedang
berkumpul disini" kata Bwe Su-yok dingin.
Un Yong ciau merasa agak tertegun, lalu katanya, "Hamba
tak tahu, akan hamba iringi perjalanan kaucu"
Bwe Su-yok manggut-manggut, kedua orang itupun
berjalan menuju ketengah arena. Dengan pandangan hambar,
Tio heng Tokoh menyapu sekejap sekeliling arena, lalu sambil
ulapkan tangannya ia berseru, "Che giok kau boleh kesana"
Pui Che-giok tertegun, kemudian katanya, "Che giok
bersedia menemani no?". tootiang!"
Dengan dingin Tiang heng Tokoh berseru, "Bagaimanapun
juga kau adalah seorang kaucu dari suatu perkumpulan,
bersikaplah seperti dulu, nah pergilah!"
Ketika dilihatnya Pui Che-giok masih berdiri tak bergerak, ia
menghela napas dihati kemudian katanya dengan gusar,
"Bagaimana pun juga aku sudah bukan majikanmu lagi, kalau
kau tak mau turuti perkatanku juga terserah dirimu sendiri"
Mendengar perkataan itu, mula-mula Pui Che-giok agak
tertegun, menyusul kemudian air matanya jatuh bercucuran
membasahi pipinya, setelah memberi hormat ia berjalan
menuju kebarak sebelah barat.
Setelah berjumpa dengan empat orang itu, ia maju
menyongsong dengan cepat sambil katanya, "Kalian berempat
menonton dulu dari samping, bila nona menjumpai bahaya
567 nanti rasanya belum terlambat untuk turun tangan, sekarang
kalian tak perlu untuk maju menjumpai dirinya"
"Bila Pui" kata Coa Wi-wi dengan kening berkerut, "terangterangan
bibiku tak perlu datang, kenapa ia muski datang
mencari kesulitan buat diri sendiri?"
Dengan sedih Pui Che-giok menjawab, "Nak, masih banyak
urusan yang harus ia selesaikan, kau tak akan mengerti"
Sambil berkata, tak bisa ditahan lagi air matanya jatuh
bercucuran membasahi pipinya.
Dengan dahi berkerut Bong Pay segera berkata, "Cepat
atau lambat persoalan ini memang harus diselesaikan, biar
aku orang she Bong mencari orang-orang Kiu-im-kau untuk
mem bicarakan persoalan ini"
Seraya berkata dia lantas berjalan menuju ke arah Bwe Suyok.
Buru buru Pui Che-giok berseru, "Bong tayhiap, apakah kau
berbuat demikian untuk membalas budi kepadanya?"
Bong Pay berhenti, lalu sahutnya sambil berpaling, "Adakah
sesuatu yang tak benar?"
Kiranya ketika ia menderita luka parah dalam pertemuan
Kian ciau tay hwe tempo dulu, seandainya tiada selembar
daun lengci dari Giok teng hujin, mungkin jiwanya sudah
melayang. Betul kejadian itu sudah lewat puluhan tahun, namun budi
kebaikan tersebut masih melekat didalam hatinya, ia merasa
budi tersebut harus dibalas walau berada dimana dan kapan
saja, 568 Pui Che-giok berkata, "Jika kau ikut munculkan diri, maka
suatu pertarungan sengit pasti akan berkobar, dan Kiu-im-kau
pasti akan turun tangan lebih dulu, itu berarti besar
kemungkinannya perkumpulan ini akan musnah paling dulu
dari muka bumi"
"Kalau bisa demikian hal ini lebih bagus lagi!" jawab Bong
Pay. Tapi tahukah kau akan kesulitan yang dialami nonaku"
Bagaimanapun juga ia berasal dari Kiu-im-kau, dia tak ingin
menyaksikan Kiu-im-kau hancur berantakan dan musnah dari
muka bumi, apalagi kejahatan yang dilakukan pihak Kiu-imkau
tidak terhitung seberapa besar, bila ingin menjadi biang
keladi dari semua kejahatan yang berlangsung selama ini,
maka kita harus mencari langsung kepada pihak Hian-bengkau
serta Mo kau. Bong tayhiap, bila kau masih teringat
dengan kebaikan nona kami, maka kau harus memikirkan pula
kepentingan nona kami"
Bong Pay termenung sebentar, kemudian dengan kening
berkerut katanya, "Tapi jika pihak Kiu-im-kau membuka
serangan lebih dahulu, bagaimanapun juga kita harus
menghadapinya dengan sepenuh tenaga"
Pui Che-giok menghela napas panjang.
"Situasi jauh lebih serius dari orangnya, andaikata memang
sampai terjadi begini, terpaksa kita pun harus bertindak pula"
Neraka Hitam Seri Bara Maharani Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Agaknya Bwe Su-yok sendiripun merasakan pikiran-nya
gundah dan tak tenang, jarak yang sedemikian pendeknya
ternyata harus dilalui dalam waktu yarg relatif cukup lama.
569 Dalam waktu sekian panjang, pelbagai ingatan berkecamuk
dalam benaknya, tapi tak sebuah pun diantaranya yang bisa
membebaskan simpul mati yang sedang dihadapinya itu,
diam-diam ia menghela napas panjang.
Setelah berdiri tegak, ia memandang sekejap ke arah Tiang
heng Tokoh, kemudian dengan nada kesal serunya,
"Kau?"?"
Belum lagi perkataan tersebut dilanjutkan tiba-tiba
terdengar suara pekikan yang amat nyaring berkumandang
diangkasa dan memotong perkataan tersebut.
Suara pekikan tersebut mengalun diangkasa dan
berkumandang tiada hentinya, suara yang panjang dan
berkepanjangan membuat seluruh angkasa serasa ikut
begetar keras. Tapi anehnya, walaupun suara pekikan itu amat nyaring,
namun dalam pendengaran semua orang justru terasa lembut
dan enak di dengar seperti jeritan burung hong atau naga, tak
bisa diragukan lagi pekikan nyaring itu jelas berasal dari
seorang jago persilatan yang berilmu tinggi.
Setiap jago yang hadir di arena segera berubah wajahnya,
mereka tahu bahwa disitu telah kedatangan seorang jago
persilatan yang berilmu sangat lihay.
Paras muka Cho Thian hua ikut berubah hebat, tiba-tiba
serunya dengan suara lantang.
"Apakah yang datang adalah Hoa Thian-hong?"
Suara pekikan nyaring itu makin mendekat dan akhirnya
berhenti, menyusul kemudian seseorang menjawab dengan
lantang. 570 Kalau hanya persoalan semacam ini saja buat apa musti
merepotkan kehadiran ayahku" Aku adalah Hoa Yang!"
Aaaa, dia adalah Jiko!" jerit Coa Wi-wi kaget.
Bibirnya segera bergetar siap berteriak memanggil pemuda
itu. Tiba-tiba Coa hujin menegur dengan suara dalam.
Anak Wi, jangan berisik!
Diantara sekian banyak jago yang hadir disitu, Seng To cu
boleh dibilang paling terkesiap, sambil melompat bangun
gumamnya seorang diri.
Heran, ternyata bocah muda itu masih hidup, lagi pula
tenaga dalamnya telah memperoleh kemajuan sepesat ini,
heran, heran, sungguh mengherankan!
Kok See-piau menjadi tercengang dan tidak habis mengerti
pikirnya, "Heran, sedari kapan bocah cilik dari keluarga Hoa
memiliki ilmu silat selihay ini?"
Berpikir sampai disitu, dengan suara rendah ia pun berbisik,
"Asal bocah keparat itu munculkan diri nanti, harap suheng
membunuhnya dengan sepenuh tenaga"
"Apa yang musti dikatakan lagi" jawab Cho Thian hua
dingin. Sorot matanya segera dialihkan keatas tebing sebelah timur
kemudian bentaknya, "Bocah keparat dari keluarga Hoa,
kenapa kau tidak turun kemari?"
571 Sementara itu, semua orang sudah tahu kalau suara
tersebut berasal dari puncak tebing sebelah timur, sorot mata
mereka semua segera dialihkan ke sana.
Dengan demikian, pertikaian antara Kiu-im-kau dengan Ku
ing ing pun menjadi tertunda untuk sementara waktu.
kedengaran Hoa In-liong tertawa nyaring kemudian
menegur, "Kau kah yang bernama Cho Thian hua?"
Mendengar ucapan tersebut, dengan kening berkerut Cho
Thian hua segera menghardik.
"Bocah keparat, tak tahu adat!"
Hoa In-liong kembali tertawa nyaring, ucapnya, "Orang
kuno bilang, hidup berusia tujuh puluh tahun manusia sudah
dianggap tua, tahun ini kau berusia dua kali tujuh puluh
tahun, seharusnya boleh dianggap orang tua yang sudah tua,
semestinya Hoa Yang harus menghormati kau sebagai seorang
locian pwe, sayangnya kau membantu kaum laknat berbuat
kejahatan dan mendatangkan bencana bagi umat persilatan,
jadinya akupun musti beranggapan lain terhadapmu"
Cho Thian hua menjadi gusar sekali setelah mendengar
perkataan itu, ia mendengus dingin, lalu dampratnya, "Bocah
keparat, bau tetekmu saja belum hilang, begitu berani kau
sindir lohu dengan kata-kata tak sedap, hmm! Lohu mesti
baik-baik memberi pelajaran kepadamu"
Hoa In-liong tertawa terbahak bahak.
"Haaahh?"haaahh?"haaahhh"..kalau ingin pelajaran
silahkan naik sendiri kemari, maaf kalau aku malas turun
kesitu" 572 Tak terlukiskan hawa amarah yang berkobar didada Cho
Thian hua, dia melirik sekejap ke arah Kok See-piau kemudian
katanya "Sute, biar Ih heng naik kesana untuk meringkus
bocah keparat tersebut?"
"Untuk menghadapi bocah keparat dari keluarga Hoa,
kenapa suheng musti menurunkan gengsi sendiri?" jawab Kok
See-piau dengan kening berkerut, biar kuutus orang lain saja.
Dengan cepat Cho Thian hua gelengkan kepalanya
berulang kali. "Ilmu silat yang dimiliki bocah keparat itu tidak lemah, aku
kuatir orang tak akan mampu mengapa-apakan dirinya"
"Selihay-lihaynya bocah keparat itu, aku tak percaya kalau
ia lebih hebat dari pada Leng lam it khi (manusia aneh dari
propinsi Leng lam), biar kuutus saja dirinya untuk meringkus
bangsat itu"
Cho Thian hua termenung dan berpikir sebentar, kemudian
sahutnya, "Baiklah!"
Kok See-piau lantas berpaling ke arah Leng lam it khi
seraya perintahnya, "Harap Koan lojin suka naik ke atas untuk
membekuk bajingan cilik itu".!"
0000O0000 56 Nama asli dari Leng lam it khi adalah Cu It koan, jarang
sekali umat persilatan mengetahui nama aslinya itu. Berbicara
soal ilmu silat, ia termasuk tiga orang terdepan dari
perkumpulan Hian-beng-kau, atau dengan perkataan lain,
573 diutusnya jago tua ini oleh Kok See-piau sesungguhnya
merupakan suatu kehormatan bagi Hoa In-liong.
Leng lam it khi memberi hormat lalu maju ke depan, tanpa
berbicara bayangan tubuhnya segera berkelebat lewat dan
lenyap dari pandangan mata?".
Para pendekar dibarak barat yang menyaksikan kejadian
itu, diam-diam merasa kuatir juga bagi keselamatan Hoa Inliong,
meski mereka sudah mendengar penjelasan dari Goan
cing taysu. Tak sampai seperminum teh kemudiaa, tiba-tiba tampak
Leng lam it khi muncul diatas tebing sebelah timur, dari situ
jago tua tersebut berteriak dengan suara lantang, Lapor
sinkun, hasil pencarian menunjukkan bahwa bayangan tubuh
Hoa Yang telah lenyap tak berbekas"
"Tak mungkin bajingan cilik dari keluarga Hoa itu melarikan
diri pikir Kok See-piau.
Berpikir demikian dia lantas mendongakkan kepalanya
sambil berteriak keras, "Hoa Yang, kau betul-betul sudah
membuat malu orang-orang keluarga Hoa, kalau berani orang
sombong, kenapa sebelum bertarung sudah kabur lebih dulu?"
Baru selesai ucapan tersebut diutarakan, tiba-tiba
terdengar suara gelak tertawa yang amat nyaring
berkumandang datang dari atas tebing sebelah barat.
Dalam kejutnya, semua orang lantas berpaling kearah
mana berasal nya suara tersebut".
Tampak seorang pemuda tampan yang gagah perkasa
berdiri angker diatas puncak tebing sebelah barat dia
menggunakan jubah yang per-lente dengan pedang tersoren
574 dipinggang dan kipas ditangan, tampang maupun
dandanannya persis seperti seorang kongcu keturunan
hartawan. Siapa lagi orang itu kalau bukan Hoa jiya dari bukit Im
tiong san"
Terdengar si anak muda itu tertawa terbahak-bahak,
kemudian dengan suara lantang berseru, "Kok See-piau, kau
punya mata seperti orang buta, kalau mengutus orang
semestinya diberitahu tempatnya yang tepat, buat apa kau
suruh dia ke puncak tebing seberang" Cho Thian hua kau
yang menyebut dirinya sebagai Liok tee sin sian pun sungguh
tak becus, masakah kau tak tahu kalau aku orang she Hoa
berada disini?"
Begitu ucapan tersebut diutarakan, bukan saja Cho Thian
hua dan Kok See-piau menjadi malu bercampur gusar, bahkan
kawanan jago lihay lain pun diam-diam merasa malu sendiri.
Tiba-tiba terdengar Coa Cong gi bertanya, "Kongkong
bukankah adik Im liong berada di tebing seberang" Sedari
kapan ia sudah berpindah tempat?"
Walaupun Goan cing taysu berada disampingnya, akan
tetapi berhubung pemuda ini sudah terbiasa bicara keras dan
nyaring, maka pertanyaan itupun dapat didengar oleh setiap
orang yang berada dibarak tersebut.
Berhubung sebagian besar memang tidak tahu keadaan
yang sebenarnya, maka para jago yang berada dalam barak
itu sama-sama memusatkan perhatiannya untuk ikut
mendengarkan penjelasan tersebut.
Goan cing taysu tersenyum, kemudian katanya, "Sejak awal
sampai akhir Liong ji bersembunyi terus diatas puncak tebing
575 itu, tapi dengan pantulan hawa murninya yang sempurna ia
telah mengirim getaran suaranya ketebing seberang, sehingga
hal mana membuat orang mengira kalau dia ada disitu
padahal sesungguhnya tidak demikian, pemutaran posisi yang
sebenarnya ini cukup membingungkan banyak orang, cuma
saja sebelumnya aku sudah tahu lebih dulu, maka aku tak
sampai terkecoh pula olehnya"
Mendengar keterangan tersebut, Hoa ngo segera tertawa
rendah, katanya. "Sejak kecil bocah ini dasarnya memang
binal, tak disangka dalam situasi beginipun ia masih tak lupa
untuk mempermainkan pihak Hian-beng-kau, betul-betul
kebangetan"
Hoa In-liong dibesarkan bersama dengannya dalam
perkampungan, kebinalan mereka boleh dibilang setali tiga
uang, ini membuat hubungan kedua orang ini sangat akrab
melebihi siapa pun.
Karenanya meski ia berbicara dengan nada menegur,
padahal tak terbendung rasa girangnya yang meluap dihati.
Dalam pada itu, Cho Thian hua telah tertawa dingin tiada
hentinya. "Heehh?"heehh"..hheeeh?".kalau Cuma menghimpun
tenaga menyalurkan getaran suara mah terhitung suatu
kepandaian kecil, jauh kalau dibandingkan pembagian suara
berubah menjadi getaran, bocah keparat, apa yang musti kau
banggakan?"
"Haaah"..haaahh"..haah"siapa bilang aku merasa
bangga?" jawab Hoa In-liong sambil tertawa nyaring, "aku
cuma merasa bahwa perkumpulan anda cukup menggelikan
hati" 576 Kok See-piau berusaha keras untuk menekan hawa
amarahnya yang berkobar dalam hatinya, kemudian tertawa
seram. "Hoa Yang!" dia berseru "Hoa Thian-hong takut mampus
tak berani datang, kalau memang kau yang dikirim untuk
menghantar kematian, setelah sampai disini kenapa tidak
turun kemari?"
Hoa In-liong tertawa.
"Aku lihat napsu membunuh Sin kun sudah berkobar-kobar,
apalagi bermaksud mencabut nyawaku, aku orang she Hoa
merasa takut sekali, buat apa aku musti turun untuk
menghantar kematian?"
Jawaban ini segera membuat Kok See-piau menjadi
tertegun, tapi sejenak kemudian sambil tertawa dingin
katanya, "Keluarga Hoa bisa muncul keturunan macam kau
hemm"hemm".. betul-betul suatu kejadian yang sangat
aneh" Hoa In-liong tertawa terbahak-bahak.
"Haaahhh". haaahhh"..haaahhh". ucapan Sinkun
memang benar, benar aku memang terhitung keturunan
paling tak becus dari keluarga Hoa"
Saking mendongkolnya, kalau bisa Kok See-piau ingin
mencincang tubuh Hoa In-liong menjadi berkeping keping,
maka ketika dilihatnya ia gagal memancing pemuda itu turun
ke bawah, sebenarnya ia ingin mengutus orang untuk naik lagi
ke atas, tapi iapun merasa tindakan ini terlalu gegabah dan
menurunkan derajat sendiri, maka untuk sesaat ia hanya
berdiri termenung tanpa mengetahui apa yang musti
dilakukan. 577 Menyaksikan ia terbungkam, Hoa In-liong memutar biji
matanya, lalu berkata sambil tertawa, "Kok See-piau, aku
orang she Hoa mempunyai suatu persoalan maha besar yang
bisa membuat kau merasa amat terkejut, inginkah kau untuk
mendengarnya?"
"Di kolong langit masih belum ada persoalan yang bisa
membuat pun sinkun merasa terkejut" jawab Kok See-piau
dingin. "Oooh?" jadi kalau begitu, kau tak ingin mendengarnya?"
ucap Hoa In-liong sambil tertawa.
Kok See-piau tertawa dingin, pikirnya"
Entah apa yang menyebabkan bajingan cilik itu bersikap
demikian?"
Mendengar dari balik barak sebelah tengah melompat
keluar seseorang yang langsung berseru kepada Hoa In-liong.
"Keparat cilik she Hoa, kau mempunyai berita apa yang
cukup mengejutkan bagi orang" Bila Kok See-piau enggan
mendengarkan, biar lohu saja yang mendengarkan"
Neraka Hitam Seri Bara Maharani Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Semua orang segera mengalihkan perhatian-nya ke arah
orang itu"..
Dia adalah seorang kakek bermata merah yang bertulang
kening tinggi dengan pipi yang peyot, rambutnya disanggul ala
iman tapi mengenakan baju preman, bentuk wajah aneh sekali
dan ternyata tak dikenali oleh kawanan jago yang hadir disitu.
Meski demikian semua orang tak berani mentertawakan
keanehan bentuk wajahnya sebab setiap orang tahu bahwa
578 pelbagai macam manusia telah berkumpul disitu, kalau orang
ini tidak memiliki ilmu silat yang lihay, tak mungkin dia berani
angkat bicara di hadapan orang banyak.
Hoa In-liong mengaaihkan sinar matanya ke wajah orang
itu, ketika dikenalinya sebagai Kiong Hau, ia lantas tertawa
terbahak bahak Haaahh?".haaah?".haaahh?".rupanya kau, kemana
larinya Gai Gi hong?"
Dari dalam barak segera melompat keluar Im heng jiu
(tangan sakti angin dingin) Gai Gi hong yang bercodet dipipi
kirinya dengan mata tunggal itu, katanya dengan nyaring,
"Ada urusan apa kau panggil loya mu?"
"Haahh?"haaahh?" haaahh?".mungkin saja kalian
bukan cuma berdua saja, tapi diantara sekian banyak
manusia, kalian toh tetap tersendiri dengan kekuatan yang
minim, tiada keuntungan apa-apa yang bisa kalian raih dari
sini, menurut anjuranku, alangkah baiknya kalau mumpung
masih ada kesempatan, cepat kabur sejauh-jauhnya dari sini"
"Kentut busukmu!" bentak Gai Gi hong gusar.
"Yaa, yaa, sekarang tidak percaya, tunggu saja nanti! Tahu
rasa bakalnya"
Tiba-tiba terdengar Pho Siu berseru dengan nyaring, "Paras
muka saudara Kiong telah mengalami perubahan berat, maaf
jika siaute tak bisa mengenali dirimu. Aku tahu bahwa kau
serta Saudara Gui mempunyai dendam sedalam lautan dengan
keluarga Hoa, meski Hoa Goan siu sudah mampus, Bun Siau ih
serta anak cucunya masih hidup segar bugar, itu berarti kita
menghadapi musuh yang sama, apa salahnya jika kalian
579 berdua pindah saja kemari dan duduk bergabung dengan kami
semua?" "Siaute datang kemari cuma menonton keramaian belaka,
dan tidak berniat mencari permusuhan dengan orang, maksud
baik saudara Phoa biar kuterima dihati saja" kata Kiong Hau
hambar. Ketanggor batunya, merah padam selembar wajah Phoa Siu
karena jengah, diam-diam dampratnya, "Tua bangka sialan,
betul-betul tak tahu diri!"
Dalam pada itu terdengar Hoa In-liong berkata lagi sambil
tertawa. "Kiong Hau, aku orang she Hoa menghormati dirimu
sebagai seorang enghiong yang gagah perkasa, andaikata
kau?""
"Tak usah banyak bicara" tukas Kiong Hau dengan cepat,
"lohu tidak ambil perduli apakah kau akan menghormati diriku
atau tidak?"
Hoa In-liong tertawa hambar ujarnya, "Paham yang berada
tak mungkin berkomplot anggap saja aku orang she Hoa
terlalu banyak mulut"
Setelah berhenti sejenak, ia berkata lebih jauh, "Kau tahu
kemana perginya Tang Kwik-siu?"
Tiba-tiba terdengar Hong liong berseru dengan suara
menyeramkan, "Kemana lagi" Tentu saja pergi membunuh
habis kalian kawanan manusia munafik yang berlagak sok
suci!" 580 Hoa In-liong pura-pura tidak mendengar akan pembicaraan
tersebut, katanya lebih lanjut, "Kau tahu Tang Kwik-siu
mengandung maksud keji dengan menanam bahan peledak
disekeliling lembah ini, dia bermaksud membasmi kita semua
jikalau keadaannya tidak menguntungken"
Begitu ucapan tersebut diutarakan, semua orang merasa
terperanjat, betul mereka tidak percaya seratus persen, toh
sinar mata semua orang di alihkan jaga kearah orang-orang
Mo kau, tidak terkecuali pihak Hian-beng-kau maupun Kiu-imkau.
Hong liong menjadi gusar sekali sehabis mendengar
perkataan itu, bentaknya keras-keras, "Bajingan cilik kau lagi
berkentut!" Hoa In-liong tertawa.
"Kalau bukan begitu, kemana kaburnya gurumu?"
"Ciss! Kau anggap jejak guru taoya mu pantas
diberitahukan kepadamu?" kata Hong Liong gusar.
"Haahh?"haahh"..haahh". tentu saja tidak pantas, tapi
aku merasa agak curiga terhadap gerak-gerik gurumu
belakangan ini"
"Anjing kecil tak usah mengaco belo" teriak Hong Liong
gusar, "suhu toayamu tereng-terangan berada di?""
Mendadak ia menyadari akan kehilafannya buru-buru
mulutnya membungkam kembali.
Tadi justru dengan sikapnya yang berusaha merahasiakan
jejak gurunya ini, orang malah semakin curiga terhadapnya,
sinar mata semua orang semakin lekat mengawasi wajah nya,
seakan-akan mereka semua berusaha untuk mencari suatu
titik kecurigaan dari mimik wajahnya.
581 Dasar berangasan, hal mana kontan saja membangkitkan
hawa amarah dalam hatinya namun ia lebih-lebih tak sanggup
untuk berbicara lagi.
Waktu itu Hoa In-liong berdiri seorang diri diatas puncak
tebing dengan kawanan jago dari dunia persilatan berada
dibawah lembah, walaupun berhadapan dengan musuh
tangguhh ternyata sikapnya berbicara maupun menggoda
orang amat leluasa, seakan-akan ia tak pandang sebelah
matapun terhadap orang lain, ini membuat pihak Hian-bengkau,
Kiu-im-kau serta Mo kau dibuat agak keder juga.
Setelah dikacau oleh anak muda itu, situasi dalam arena
berubah menjadi lebih kuat, melihat itu Bwe Su-yok
mengerutkan dahinya, lalu dengan ilmu menyampaikan suara
bisiknya kepada Un Yong ciau serta Sik Ban-cian, "Huhoat
berdua, situasi semacam ini sama sekali bukan saat yang
paling baik untuk menyelesaikan pelbagai persoalan"
"Tapi bagaimanapun juga penghianat itu harus diberi
hukuman!" seru Sik Ban-cian cepat-cepat dengan ilmu
menyampaikan suara pula.
"Sik huhoat!" tegur Bwe Su-yok dengan suara dalam,
"apakah kau ingin menyaksikan perkumpulan kita hancur dan
musnah dari muka bumi?"
Baik Un Yong ciau maupun Sin Ban-cian bukannya tidak
tahu bahwa pertarungan yang terjadi pasti akan mengundang
campur tangan dari pihak para pendekar, seandainya
pertempuran sengit sampai berkobar, lantas pihak Hian-bengkau
dan Mo kau hanya berpeluk tangan belaka, sudah bisa
dipastikan pihak Kiu-im-kau akan terancam bahaya besar.
582 Berpikir sampai kesitu, Sik Ban-cian segera mengerutkan
dahinya rapat-rapat dan tidak berbicara lagi.
Dipihak lain, Coa Wi-wi telah memutar biji matanya kian
kemari, tiba-tiba ia peroleh akal bagus, maka dengan ilmu
menyampaikan suara Coa im ji mi, bisiknya kepada Tiang
heng Tokoh, "Bibi Ku, mengertikah kau akan maksud
kemunculan jiko itu?"
Tentu saJa Tiang heng Tokoh mengerti bahwa kemunculan
Hoa In-liong tak lain adalah hendak mengacau suasana
sehingga membuat pihak Kiu-im-kau tidak mampu melakukan
niatnya. Diam-diam ia berpikir, "Aaaai?"! Bocah, buat apa kau
musti berbuat demikian?"
Sementara itu terdengar Coa Wi-wi berkata lagi, "Bibi Ku,
jika kau menyayangi perkumpulan Kiu-im-kau maka
sepantasnya jika kau mengundurkan diri lebih dulu, berilah
kesempatan kepada kami untuk menghadapi Hian-beng-kau
atau Mo kau terlebih dulu"
Tiang heng Tokoh berpaling, bibirnya bergetar seperti
hendak mengucapkan sesuatu, namun niat itu kemudian
dibatalkan. Menyaksikan keadaan tersebut, Coa Wi-wi tahu bahwa
hatinya sudah tertarik, ia menjadi girang sekali, cepat
teriaknya lagi, "Bibi Ku, cepat kemari!"
Diam-diam Tiang heng Tokoh berpikir, "Berbicara tentang
persoalan ini, aku memang kalah dalam penyusunan rencana,
tapi urusan telah berkembang menjadi begini, bagaimanapun
juga aku harus mencari suatu cara yang baik untuk
menyelesaikan masalah ini".." berpikir sampai disitu, tiba-tiba
583 ia menganggukkan kepalanya kepada Bwe Su-yok, lalu tanpa
mengucapkan sepatah katapun, ia putar badan dan
meninggalkan tempat itu menuju ke arah barak para
pendekar, lalu bersama-sama Bong Pay sekalian berempat
masuk ke dalam barak.
Bwe Su-yok dan Un Yong ciau hanya membungkam diri
menyaksikan kepergiannya, sedangkan Sik Ban-cian telah
membuka mulutnya hendak menegur, tapi niat itu kembali
dibatalkan secara tiba-tiba.
Mendadak terdengar Seng To cu berkata dengan suara
dingin. "Pemimpin partai kami adalah seorang pemimpin yang jujur
dan cemerlang, tak mungkin kaucu kami akan melakukan
perbuatan rendah semacam itu. Hoa Yang! Kau memfitnah
orang dengan tuduhan yang bukan-bukan, tidakkah merasa
bahwa perbuatanmu ini telah menghina semua orang didunia
ini?".?"
Selama ini Hoa In-liong memperhatikan terus gerak-gerik
Tiang heng Tokoh, ketika dilihatnya perempuan itu berhasil
digerakan hatinya, diam-diam ia menghembuskan napas lega.
Maka ketika mendengar perkataan itu, ia lantas tertawa
panjang, kemudian sahutnya.
"Percuma saja kau berkata demikian, meski kau sangkal
beribu kali, sebelum kalian terangkan dimanakah Tang Kwiksiu
berada sekarang, jangan harap bisa menghilangkan rasa
curiga semua orang terhadap partai kalian?""
Beng Wi cian dari pihak Hian-beng-kau tiba-tiba berkata.
584 "Lapor sinkun, bocah keparat itu agaknya sedang mengaco
belo sambil mengulur waktu!"
Kok Se piau manggut-manggut.. "Akupun tahu, menurut
pendapatmu apa yang harus kita lakukan?"
"Kewajiban bocah keparat itu sedang berusaha untuk
mencegah pihak Kiu-im-kau mencari gara-gara dengan Ku Ing
ing, lebih baik Sinkun perintahkan saja kepada pihak Kiu-imkau
agar turun tangan, kita lihat saja apakah bocah keparat
dari keluarga Hoa itu bakal turun kemari atau tidak?"..?"
"Dalam pertemuan Kian ciau Hong, im hwee mengalami
kerugian yang paling parah lantaran pihak mereka membuka
serangan lebih dahulu, setelah ada contoh yang begini jelas,
sudah pasti Bwe Su-yok tak akan sudi membuka serangan
terlebih dulu"
Beng Wi cian termenung sebentar, kemudian jawabnya,
"Seandainya hamba membawa orang untuk membantu
dirinya, Bwe Su-yok pasti akan turun tangan terhadap Ku Ing
ing dengan lega hati"
Kok See-piau berpikir sebentar, lalu berkata, "Siasat ini
memang cukup baik, tapi kalau hanya kekuatanmu seorang
rasanya terlampau lemah, belum tentu Bwe Su-yok mau turun
tangan dengan lega hati, biar Toan bok Thamcu serta Cui
thamcu ikut serta dalam operasi ini"
Setelah merundingkan dengan matang, Kok See-piau
mendongakkan kepalanya kembali, lalu sambil tertawa dingin
katanya, "Hoa Yang, jika kau punya minat, silahkan saja menunggu
perkembangan selanjutnya dari atas sana!"
585 Hoa In-liong adalah seorang manusia pintar, melihat itu dia
lantas berpikir, Kok See-piau sekalian bukan sekawanan
manusia bodoh, jangan-jangan maksud hatiku telah diketahui
mereka?" Dalam hati ia berpikir demikian, diluar katanya sambil
tertawa, Maaf, aku orang she Hoa masih ada urusan penting
lainnya, aku tak bisa menemani kalian lebih jauh"
Selesai berkata, dia lantas memutar badannya dan lenyap
dibalik tebing curam sana.
Tindakannya ini kelewat mendadak dan sama sekali diluar
dugaan, seketika itu juga semua orang dibikin tertegun oleh
sikapnya itu. Dengan kening berkerut Li hoa Siancu berguman, "Heran
permainan setan apalagi yang sedang dilakukan Liong ji?"
Sesudah berhenti sejenak, tanyanya kepada Goan cing
taysu, "Taysu apakah kau tahu akan hal ini?"
Sambil tertawa Goan cing taysu gelengkan kepalanya
berulang kali. "Lolap sendiripun dibuat tidak habis mengerti" jawabnya.
Beng wi ciau tertegun pula oleh tindakan pemuda tersebut,
dengan penuh kecurigaan, dia berbisik.
"Sinkun, keparat Hoa adalah manusia yang licik dan
berbahaya, jangan-jangan tindakannya itu disertai dengan
suatu rencana busuk?"
"Rencana busuk apakah itu?" tanya Kok See-piau dengan
kening berkerut.
586 "Hamba sendiripun kurang jelas, apakah perlu kita lepaskan
tanda rahasia agar orang-orang diluar lembah menghadang
jalan perginya?"
Kok See-piau menggelengkan kepalanya berulang kali,
tukasnya. "Jangan! Kawanan manusia itu belum tentu bisa mengapaapakan
dirinya, dengan tindakan tersebut justru tempat
persembunyian mereka akan ketahuan.
Tiba-tiba Cho Thian hua menimbrung. "Sute, kenapa kau
musti risau oleh perbuatan bajingan cilik itu" Yang aneh itu
tak aneh, kalau aneh pasti kalah, memangnya kau kuatir
bajingan cilik itu bisa terbang ke langit?"
"Benar juga perkataan suheng!" kata Kok See-piau.
Dia lantas ulapkan tangannya seraya berseru.
Neraka Hitam Seri Bara Maharani Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Laksanakan seperti yang direncanakan semula!"
Beng Wi ciau bertiga segera mengiakan dan bersama-sama
melompat turun dari atas mimbar, lalu mereka memberi
tanda, puluhan orang anggota Hian-beng-kau anak buah
ketiga orang thamcu tersebut serentak keluar dari barisan dan
mengikuti mereka menuju ketengah arena.
Bwee Su-yok melirik sekejap kearah mereka dengan dingin,
lalu serunya. "Kalian bertiga".."
Sambi! menjura jawab Beng Wii ciau, "Kami sekalian
mendapat perintah dari sinkun untuk membantu perkumpulan
anda!" 587 Tiba-tiba Bong Pay tertawa dingin, lalu serunya, Bagus
sekali kalau memang ada orang luar yang ikut campur dalam
persoalan ini, aku orang she Bong sekalipun tak akan berpeluk
tangan belaka. Bersama Cu Im taysu dan Coa Wi-wi, mereka segera tampil
kembali keluar barak.
Tam Im bin tertawa tergelak.
"Dengan Kui Heng, aku mempunyai perjanjian untuk
melangsungkan pertarungan, tentu saja akupun tak bisa
berpeluk tangan belaka" katanya, Selesai berkata diapun
beranjak. Haputule bangkit berdiri dan tanpa mengucapkan sepatah
katapun segera berjalan keluar dari barak itu, Tiang heng
Tokoh betul-betul merasa apa boleh buat, diapun sadar bahwa
cepat atau lambat suatu pertarungan pasti akan berlangsung,
setelah menghela napas, katanya kepada Pui Che-giok yang
berada disampingnya dengan lirih, "Akupun tak akan
mengurusi dirimu lagi, kalau kau ingin turun tangan, turun
tanganlah sehendak hatimu!"
Ketika Sik Ban-cian menyaksikan kemunculan Haputule,
hawa amarah dalam hatinya segera berkobar, dengan penuh
kegusaran bentaknya.
"Bangsat keparat, tempo hari kau berhasil melarikan diri,
hari ini mari kita beradu kekuatan lagi"
Haputule tertawa dingin, dengan langkah lebar dia
menghampiri Sik Ban-cian.
Agaknya Sik Ban-cian sudah tidak sabar lagi menghadapi
sikap angkuh musuhnya.
588 sambil mendengus marah ujung bajunya segera dikebaskan
ke depan melancarkan sebuah serangan, sementara tangan
kanannya dengan jurus Im kay kian jit (awan menyingkir
kelihatan matahari) dengan disertai tenaga pukulan Yu cing
ciang, diam-diam dilontarkan ke depan dibalik kebutan ujung
bajunya itu. Jurus serangan ini teramat keji dan kejam kalau berganti
dengan orang lain, mereka pasti akan berusaha untuk
menghindari serangan yang datang lebih duluan.
Berbeda dengan Haputule, dalam tubuhnya mengalir darah
ksatria dari suku Fibu lo, yang terkenal karena pantang
mundurnya, sambil tertawa dingin cahaya emas di tangan
kanannya berkelebat lewat dan langsung di bacokkan ke atas
kepala Sin Ban-cian.
Ketika terjadi pertarungan diluar kota Gi sui shia tempo
hari, nyaris lengan Sik Ban-cian terpapas kutung oleh jurus
serangan tersebut, maka setelah menghadapi ancaman yang
sama kini, cepat-cepat tubuh nya berkelebat ke samping, dari
pukulan tangan kanannya berubah menjadi serangan jari yang
langsung menusuk Ke dada kiri Haputule.
Menghadapi serangan itu, Haputule membentak keras,
tubuhnya berputar kencang menghindari datangnya serangan
jari tangan itu, lalu cahaya emas berkelebat lewat dan
menyergap turun kebawah.
Sik Ban-cian tidak menyangka kalau musuhnya pantang
mundur dan bertarung bukan dengan cara seorang jago lihay,
melibat ujung pedang lawan sudah tiba didepan mata,
terpaksa dia harus menyalurkan hawa murninya ke ujung baju
sebelah kanan dan menyambut datangnya ancaman itu.
589 Begitu saling membentur, kedua belah pihak segera
berpisah kembali, Sik Ban-cian mundur sejauh beberapa kaki
dari posisi semula, tanpa menimbulkan sedikit suarapun, tahutahu
ujung baju kanannya sudah terpapas kutung sebagian.
Belum lagi dua gebrakan, dia harus menelan kekalahan
yang tragis, hal mana segera membangkitkan bawa amarah
yang luar biasa dalam hatinya, bentaknya keras-keras.
"Haputule hari ini kalau ada kau tak akan ada aku!"
Senjata totokan jalan darahnya yang terbuat dari emas
segera dicabut keluar, kemudian dengan garangnya menubruk
ke depan. Haputule tertawa dingin, ejeknya pula.
Tentu saja kalau ada aku tak akan ada kau!
Ketika dilihatnya serangan dari Sik Ban-cian sangat ganas
dan hebat, ia tak berani bertindak gegabah, dihadapinya
serangan musuh itu dengan penuh tenaga.
Senjata penotok jalan darah milik Sik Ban-cian ada dua
depa panjangnya, sementara pedang emas dari Haputule
cuma lima inci dan lebih mirip dengan sebuah mainan kanakkanak
dari pada senjata pembunuh, meski begitu cahaya
tajam yang memancar keluar amat menyilaukan mata.
Orang bilang: Satu inci lebih panjang, satu inci lebih
pendek, satu bagian lebih berbahaya.
Dengan sistim pertarungan bergerilya, Haputule selalu
manfaatkan setiap kesempatan untuk melancarkan serangan
mematikan. 590 Didalam genggamannya, pedang pendek itu berkembang
seolah-olah sebilah pancuran cahaya tajam yang dua depa
panjangnya, jurus-jurus serangan yang ampuh dan kekuatan
yang dahsyat merubah senjata tersebut seakan-akan bukan
sebilah pedang pendek saja.
Sebagaimana diketahui, pedang emas itu merupakan
senjata paling tajam dalam dunia persilatan dewasa itu, ketika
gurunya Sung Tang lay merajai daratan Tionggoan tempo
hari, sebagian besar adalah berkat keampuhan pedang itu, hal
mana pada akhirnya sampai memancing perhatian banyak
jago silat yang bersama-sama mengincar senjatanya itu.
Sik Ban-cian termasuk diantara Kiu im su ciat (sembilan
manusia bengis empat manusia sakti) semenjak lima tahun
berselang telah menggetarkan sungai telaga, tenaga dalam
nya bukan saja amat sempurna, jurus serangannya pun
ampuh. Muski demikian, pada saat ini ia tak berani bertindak
gegabah, dengan wajah serius dan mengembangkan ilmu
langkah Loan ngo heng sian tun hoat senjata penotok jalan
darahnya diputar kian kemari mengkombina sikan serangan
telapak tangannya dengan ilmu Yu cing cang.
Walaupun posisi tersebut hakekatnya seimbang dan tidak
diketahui siapa lebih tangguh, namun bagi penglihatan orang
lain, Haputule justru berada pada posisi diatas angin.
Diam-diam para jago dari tiga perkumpulan besar merasa
terkejut bercampur keheranan, mereka tidak menyangka kalau
Haputule sesungguhnya memiliki ilmu silat selihay ini.
Tam Sin bin melirik sekejap kearah Cui Heng, kemudian
katanya sambil tertawa.
591 "Cui tham cu, kesempatan baik seperti ini jarang bisa
ditemukan, bagaimana kalau sekarang juga kita laksanakan
janji kita sewaktu berada di mulut lembah tadi?"
Cui Heng mengerutkan dahinya, tanpa berbicara lagi dia
meloloskan senjata poan koan pitnya, kemudian maju ke
depan sambil melancarkan serangan.
Tam Si bin tertawa terbahak-bahak, ia tidak menggunakan
senjata, telapak tangan kanannya di ayunkan kemuka, sebuah
pukulan yang amat dahsyat segera dilontarkan ke depan.
Sungguh dahsyat serangan tersebut, bukan saja tenaganya
kuat, desingan angin serangannya juga tajam.
Cui Heng mendengus dingin, tubuhnya berkelebat
kesamping, menggunakan kesempatan tersebut dengan jurus
Ci thian hia tee (menuding langit menggaris bumi) dia
berputar kesamping menyerang Tam Si bin dari sayap kiri.
Tam Si bin berdiri tak berkutik, telapak tangannya kembali
diayunkan ke depan melancarkan sebuah pukulan.
Tenaga pukulannya berat dan kuat, desingan tajam
memekikkan telinga, Cui Heng tak berani menyambut dengan
kekerasan, cepat dia bergeser ke samping sambil buru-buru
berganti jurus serangan.
Kok See-piau yang mengikuti jalannya pertandingan itu dari
kejauhan segera mengerutkan dahinya setelah menyaksikan
kejadian tersebut katanya kemudian, "Tua bangka itu sudah
berhasil dengan ilmu sakti Kui goat sinkangnya, Cui thamcu
mungkin bukan tandingannya"
592 Tiba-tiba Pi Ci liang berkata, "Lohu mempunyai sedikit
perselisihan dengan setan tua itu, berilah perintah itu
kepadaku" "Harap Pi tianglo tunggu sebentar" cegah Kok See-piau
mengulapkan tangannya.
Pelan-pelan sorot matanya dialihkan kewajah Seng To cu.
Melihat itu, Seng To cu segera tertawa terbahak-bahak.
"Samte, Sute, kalian turunlah ke arena. Dua bersaudara
Lenghou segera mengiakan dan bersama-sama masuk ke
dalam arena. Coa Wi-wi segera menghadang jalan pergi mereka, serunya
sambil tertawa merdu, "Saudara berdua, bagaimana jika
pertarungan di bukit Tiong san tempo hari kita lanjutkan di
sini saja!"
Lenghou Yu melototkan sepasang matanya dengan buas,
serunya sambil menyeringai seram, "Budak cilik, kau jangan
sombong Lenghou loya mu akan segera menjumpai dirimu"
Tangan kanannya diayunkan ke depan, sebuah pukulan
segera dilontarkan ke arah Coa Wi-wi dari kejauhan.
Coa Wi-wi memutar tangannya dan balas mencengkeram
pergelangan tangan Lenghou Yu, sementara tangan kirinya
diayun ke depan menolak tubuh Lenghou Ki, sembari
bentaknya. "Lebih baik kalian berdua maju ke depan bersama-sama
saja" Lenghou Ki tidak menyangka kalau gadis itu berani
menentang mereka berdua, damprat nya dengan mendongkol.
593 "Budak busuk!"
Sebuah pukulan kembali dilontarkan ke depan.
Diam-diam Coa Wi-wi berpikir, Situasi semacam ini tak baik
untuk melangsungkan pertarungan dengan beradu
kekerasan?"".
Maka sambil tertawa cekikikan dia lantas bertekuk
pinggang dan menghindarkan diri dari sergapan kedua orang
itu. Gerakan tubuhnya amat lincah, enteng dan cepat, jauh
melebihi dua bersaudara Leng hou, setelah ia mengambil
keputusan untuk bertarung ala gerilya maka percumalah
serangan gabungan dari bersaudara Lenghou, sekalipun
lapisan telapak tangan mereka me nyelimuti seluruh angkasa
dan tenaga serangan mereka bagaikan bukit ia tetap bisa
bergerak kian kemari secara leluasa, malahan setiap kali
sempat melancarkan pula sebuah pukulan balasan yang
dahsyat. Ketika Toan bok See liang dan Beng wi ciau menyaksikan
Cui Heng makin terdesak dibawah angin setelah bergebrak
dua puluh jurus melawan musuhnya, mereka saling bertukar
pandangan sekejap, lalu Toan bok See liang maju ke depan
menghampiri kedua orang itu.
Bong Pay mendengus gusar, baru saja ia hendak
menghalangi jalan perginya, tiba-tiba terdengar Hoa Ngo
membentak marah, "Bajingan anjing!"
Ia melayang keluar dari baraknya dan langsung menyergap
diri Toan bok See liang.
594 Semenjak melangkah ke depan tadi, Toan bok See liang
sudah menduga kalau tindakannya ini pasti akan dihadang
orang, ia telah bersiap siaga semenjak tadi, maka begitu
disergap tiba-tiba saja sebuah pukulan dilontarkan ke depan
Dalam waktu singkat, kedua orang itu sudah terlibat dalam
suatu pertarungan yang amat seru.
Sebagai seorang jago yang berakal panjang, ketika Beng
Wi cian menyaksikan Bong Pay serta Cu Im tayiu hanya berdiri
disamping saja, ia tahu bahwa percuma untuk menolong Cui
Heng yang keteter, maka dia lantas membatalkan niatnya
untuk turun tangan dan mengalihkann kembali perhatian-nya
untuk mengikuti jalannya pertarungan antara Cui Heng
melawan Tam Si bin tersebut.
Berhubung pihak Hian-beng-kau, Kiu-im-kau maupun Mo
kau tak ingin membiarkan jago-jago lihaynya mampus duluan
ditangan para pendekat kaum lurus, maka berusaha keras
menghindarkan diri dari pertarungan terbuka dengan
lawannya, walaupun pertarungan ditengah arena berlangsung
dengan seru, namun para pemimpin dari pelbagai ke lompok
justru hanya menonton belaka dari sisi arena tanpa berniat
untuk campur tangan.
Cuma setiap orang tahu bahwa suatu pertarungan terbuka
tak akan terhindar, akhirnya salah satu pihak diantara mereka
akan menjadi kelompok pertama menjadi bulan-bulanan
musuh, tentu saja setiap kelompok berharap agar bukan
kelompoknya yang menjadi sasaran.
Dalam padaa itu, Kiong Hau dan Gui Gi hong telah kembali
lagi ke dalam barak sepeninggal Hoa In-liong, ternyata mereka
betul-betul hanya berindak sebagi penonton belaka.
595 Jumlah manusia yang berkumpul di barak sebelah tengah
merupakan jumlah yang terbanyak, tapi sembilan puluh
persen merupakan kawanan manusia yang berilmu rendah.
Tentu saja semua pihak tahu bahwa diantara sekian banyak
orang, pasti terdapat pula jago-jago lihay yang berilmu tinggi,
namun mereka tidak tertalu mmemperhatikan, tentu saja
pihak kaum lurus lebih lebih tidak memperhatikan pula.
Pihak Hian-beng-kau, Kiu-im-kau dan Mo kau masingmasing
mempertinggi terus ke waspadaannya selama
pertemuan ini berlang sung, mereka kuatir sejarah dalam
Neraka Hitam Seri Bara Maharani Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
pertemuan Kian ciau tay hwe dimasa lalu terulang kembali,
mereka takut munculnya suatu kelompok baru secara tiba-tiba
yang akan mengeruhkan suasana.
Itulah sebabnya selain selalu waspada mereka
mempertahankan pula kekuatan inti masing-masing sebagai
persiapan untuk menghadapi segala kemungkinan yang tak
diinginkan. Diantara sekian banyak orang, Kok See-piau boleh dibilang
paling sibuk, secara diam-diam ia mengutus orang orangnya
pula untuk melakukan penyelidikan secara diam-diam apakah
ada jago lihay yang terlepas dari pengawasan mereka.
Suasana yang paling bertentangan dan saling curiga
mencurigai ini tentu saja tak dapat mengelabuhi para
pendekar, diam-diam semua orang mulai merundingkan dan
mencari akal untuk membasmi jago lihay lawan sebanyakbanyaknya
dengan pengorbanan sekecil mungkin.
Dalam pada itu, pertarungan sengit telah berlangsung
hampir setengah jam lamanya, ketiga kelompok manusia yang
sedang bertempur masih tetap memperhankan diri dengan
596 seimbang, hanya posisi Cui Heng yang berhadapan dengan
Tam Si bin saja kian lama kian bertambah gawat.
Kok See-piau yang menyaksikan kejadian itu, segera
berseru dengan suara dalam.
"Mo tianglo, Ui Tianglo, harap kalian menggantikan
kedudukan Cui thamcu!
Im san tiang koay serta Lau san in siu Ki Shia leng yang
menerima perintah segera beranjak, dan secepat kilat
bergerak mendekati Ciu Heng serta Tam Si bin.
Waktu itu, Tam Si bin telah berada diatas angin, ketika
menyaksikan gelagat tak baik, dia lantas berpikir.
Kalau aku tidak buru-buru melancarkan serangan
mematikan, kesempatan baik ini pasti akan lenyap dalam
sekejap" Berpikir demikian, hawa napsu membunuhnya segera
berkobar, tiba- tiba ia membentak keras, "Ciu Heng!"
Dalam waktu singkat hawa pukulan yang terhimpun dalam
telapak tangan Tam Si bin menjadi berkali-kali lipat lebih
dahsyat desingan angin tajam yang memekikkan telinga,
sungguh membetot sukma rasanya.
Inilah bertanda kalau tenaga sakti Kui goan sinkang dalam
tubuhnya telah disalurkan hingga mencapai pada puncaknya.
Dalam waktu singkat, bayangan telapak tangan yang
berlapis-lapis segera menyelimuti sekujur tubuh Cui Heng
rapat-rapat. 597 Cui Heng sebagai Lee Ti thamcu dalam perkumpulan Hianbeng-
kau sesungguhnya memiliki kepandaian silat yang cukup
menjagoi dunia per silatan, tapi untuk melawan tenaga
serangan dari Tam Si bin yang maha dahsyat itu, ia justru
terdesak hebat dan berulang kali menjumpai mara bahaya"..
Beng Wi cian menjadi terkesiap menyaksikan kejadian itu,
ia tak berani sangsi lagi, cepat tubuhnya bergerak ke depan.
"Sambut dulu sebuah pukulanku ini!" mendadak Bong Pay
membentak keras.
Tubuhnya maju ke depan menghadang jalan pergi orang
itu, sebuah pukulan segera dilontarkan ke muka.
"Bong Wi cian membentak nyaring, sepasang telapak
tangannya segera didorong pula ke depan menyambut
datangnya ancaman tersebut dengan keras lawan keras.
"Blaaam?"..!" suatu ledakan keras menggelegar di udara,
kedua orang itu sama-sama tergetar keras akibat benturan
tersebut. "Pada saat yang bersamaan Tam Si bin telah membentak
nyaring, dengan jurus Ban tiong tiau goan dia hajar bahu kiri
Cui Heng keras-keras.
Sedimikian dahsyatnya pukulan ini sehingga tubuh Cui
Heng mencelat ke depan, isi perutuya hancur remuk, darah
kental mengucur keluar tiada hentinya dari bibir.
Cui Heng tidak berdiam diri belaka, dengan sisa kekuatan
yang masih dimilikinya mendadak poa koan pit dalam
genggamanya disambitkan ke ulu hati Tam Si bin".
598 Mengetahui akan datangnya ancaman bahaya, buru-buru
Tam Si bin mengegos kesamping menghindarkan diri dari
serangan itu, namun sayang bahunya tak sempat ditarik
kebelakang?"
Dengan tenaga sambitan yang begitu besar dari senjata
poan koan pit tersebut, tak ampun lagi bahu kirinya terhajar
telak sehingga tembus kedalam tulang.
Detik itu juga Ui Sia ling telah menerjang tiba dengan
wajah dingin membesi dan penuh perasaan dendam, jagoan
dari bukit Lau San ini secara kilat melontarkan sebuah pukulan
dashyat ke depan. Setelah bahu kirinya tertusuk poan coan
pit, gerak-gerik Tam Si bin menjadi tidak leluasa, ditambah
lagi rasa sakit yang menusuk tulang, membuat gerak-geriknya
semakin lamban"
Ketika dilihatnya serangan dari Ui Sia ling meluncur tiba,
cepat-cepat ia memutar badannya lalu sambil menggigit bibir
mundur dari posisi semula.
Meleset dengan serangannya yang pertama, Ui Sia ling
memburu ke depan dan siap melontarkan serangan yang
kedua. Tiba-tiba cahaya tajam berkelebat lewat didepan mata,
seorang kakek berjubah hijau telah maju sambil melepaskan
sebuah tusukan kilat.
Dengan dahi berkerut ia menegur, "Apakah Lau Ik tiong
yang telah datang?"
Begitu mundur tubuhnya bergerak maju kembali,
pedangnya menyambar ke depan dengan tak kalah cepatnya.
599 "Benar, inilah Tiam cong siang kiam!" sahut Lau Ik tiong
dingin. Jilid 15 Di tengah pembicaraan tersebut, suara benturan senjata
berkumandang berulang kali, dalam waktu singkat kedua
orang itu sudah saling menyerang sebanyak empat lima kali.
Dipihak lain, Co Im taysu telah terlibat dalam pertarungan
sengit melawan Im san toa koay sedangkan Ciang Pek jin dari
Tiam cong siang kiam bertarung melawan ji koay,
pertempuran berlangsung amat seru.
Sesungguhnya Im san toa koay (manusia aneh pertama
dari buku Im san) Mo Ciang lam bukan tandingan Cu Im
taysu, apa mau dikata watak Cu Im taysu belakangan ini
semakin lembut dan penuh welas kasih, apabila bukan karena
terpaksa dia enggan melukai lawannya, sebab itu mereka
berdua bertarung seimbang.
Dalam pada itu, Tam si bin telah mengundurkan diri keluar
arena, dengan tangan kirinya mencekal gagang poan koen pit,
sambil menahan sakit ia cabut keluar senjata tersebut, betul
sudah menggetarkan gigi, namun tak urung mengucur juga
peluh sebesar kacang kedelai dari jidatnya, darahpun mengalir
keluar dengan amat derasnya?".
Buru buru Pek Soh gi menghampirinya sambil
membubuhkan obat luka diatas mulut luka tersebut.
Dengan tewasnya Kui Heng, pertarungan berlangsung
makin seru, walaupun sebagian besar kawanan jago dari Hianbeng-
kau yang turun ke gelanggang saat ini, namun kekuatan
600 Hian-beng-kau pula yang terhitung paling besar dan tangguh,
karena sebagian besar jago lihaynya belum sampai turun
tangan. Kok See-piau yang pandai membawa diri, diam-diam
Kisah Pedang Bersatu Padu 13 Romantika Sebilah Pedang Karya Gu Long Dendam Iblis Seribu Wajah 8