Pencarian

Anak Harimau 9

Anak Harimau Karya Siau Siau Bagian 9


Sebelum Gui Pak-ciang menyelesaikan kata katanya.
Tok Nio-cu telah mendengus sembari menukas.
"Mengapa sih makin tua kau seperti semakin pikun"
Beruang berlengan tunggal bisa menyusup masuk secara
diam-diam dan bersembunyi di tempat kegelapan, berarti
http://kangzusi.com/
dia dapat pula menyerang Lan tayhiap secara tiba-tiba,
masa hal seperti ini tak mungkin ia lakukan?"
Gui Pang ciang segera terbungkam oleh perkataan itu.
Sebenarnya Lan See giok ingin menceritakan semua
pengalamannya, tapi kemudian ia merasa hal ini tak perlu, sebab hanya akan mengalutkan keadaan saja hingga
merugikan diri sendiri.
Lagi pula tujuan kedatangannya ke Pek hoo cay juga tak
lain hanya ingin menyerap lebih banyak hal-hal yang
mencurigakan dari beruang berlengan tunggal, dari
pembicaraannya dengan Gui Pak ciang. . . .
Betul lima manusia cacad dari tiga telaga terlibat semua dalam usaha melacaki jejak ayahnya, tapi diapun percaya
orang yang membunuh ayahnya pasti orang lain.
Sebagai seorang pemuda yang saleh, dia tak ingin
mengandalkan kepandaian silatnya untuk sembarangan
membunuh hingga akibat nya mereka yang tak bersalahpun
ikut mengorbankan selembar jiwanya.
Bila hal ini sampai dilakukan, bukan saja bibi Wan nya
tak akan senang hati, gurunya pasti marah dan bila sampai tersiar luas dalam dunia persilatan, bukan cuma dirinya
akan dikucilkan orang, arwah ayahnya yang berada dialam
baka pun akan turut menanggung malu.
Oleh sebab itu pemuda tersebut bertekad hendak
menyelidiki dulu persoalan tersebut sampai jelas sebelum melakukan tindakan pembalasan.
Dari penuturan Gui Pak ciang tentang di buatnya pintu
baru oleh beruang berlengan tunggal untuk melarikan diri, kecurigaannya terhadap Kiong Tek ciong memang
bertambah besar, tapi diapun tak ingin menyingkirkan rasa curiganya terhadap tingkah laku Setan bermata tunggal
http://kangzusi.com/
yang menggeledah pembaringan serta barang-barang
miliknya.. Tok Nio-cu yang menjumpai pemuda itu hanya
termenung saja, segera-menegur sambil tertawa genit:
"Siauhiap, bagaimana menurut pendapatmu tentang
perkataanku barusan?"
Lan See giok segera memusatkan kembali pikirannya
seraya menjawab. "Hal ini tergantung
bagaimana penjelasan si beruang berlengan tunggal setelah berhasil disusul oleh Lo caycu."
Gui Pak ciang menggelengkan kepalanya berulang kali.
"Kami berdua segera bertarung begitu berjumpa,
akibatnya aku tidak menegur, dia pun tidak bertanya, jadi berbicara yang sesungguhnya aku sama sekali tidak tahu
dengan cara bagaimana si beruang berlengan tunggal bisa
mendapat tahu alamat ayahmu dan bagaimana mungkin ia
bisa membuka lorong rahasia tersebut. Apalagi berbincang soal jalan pemikiranku waktu itu, masalah-masalah
demikian sama sekali tidak penting bagiku"
Lan See-giok merasa perkataan dari Gui Pak ciang ada
benarnya juga, sebab waktu itu apa yang terpikir olehnya hanya bagaimana cara merebut kotak kecil itu, sehingga
masalah-masalah demikian memang sama sekali tidak
penting baginya.
Walaupun hasil pembicaraan kali ini tidak berhasil
baginya untuk mendapat tahu siapa gerangan pembunuh
sebenarnya, tapi kalau dilihat dari keberhasilannya
mendapat tahu bahwa si beruang berlengan tunggal
mengetahui pintu rahasia tersebut, boleh di bilang
perjalanannya ke Pek ho cay kali ini tidak sia-sia belaka.
http://kangzusi.com/
Lan See giok menganggap pertanyaannya sudah cukup,
maka ia segera bangkit berdiri dan ujarnya seraya menjura:
"Aku berterima kasih sekali atas sambutan dan jamuan yang diselenggarakan Lo-caycu bagi kehadiranku ini,
mumpung waktu belum terlampau larut malam, aku
bermaksud untuk mohon diri lebih dulu."
Tok Nio-cu segera bangkit berdiri sambil berseru cepat:
"Siauhiap, saat ini tengah malam sudah lewat, mengapa kau harus meninggalkan tempat ini" Apa salahnya kalau
beristirahat dulu semalam, besok baru melanjutkan
perjalanan lagi.
Gui Pak ciang serta ke enam orang lainnya serentak
bangkit berdiri dan berusaha pula menahan pemuda itu.
Namun Lan See giok menampik dengan tegar.
"Sekarang aku masih mempunyai urusan penting lainnya sehingga tak berani berdiam kelewat lama, maksud baik Lo caycu dan nyonya biar kuterima dalam hati saja."
Seusai berkata dia lantas meninggalkan meja perjamuan.
Melihat maksud hati sang pemuda yang teguh, Tok Nio-
cu tahu kalau percuma saja ia mencoba menahannya, maka
katanya kemudian:
"Bila siauhiap masih ada urusan penting, tentu saja kami tak berani menahannya lebih jauh, cuma dalam perjalanan
siauhiap untuk menelusuri jejak musuh besarmu kali ini , aku pikir pasti membutuhkan seekor kuda jempolan. bila
siauhiap tidak menampik aku bersedia menghadiahkan
kuda Pek liang kou milikku untuk siauhiap . . .
Lan See-giok sangat terharu, namun dia pun enggan
menerima hadiah orang dengan begitu saja, maka sebelum
http://kangzusi.com/
perempuan itu menyelesaikan kata-katanya, dia telah
menjura sambil tukasnya:
"Aku tak pandai menunggang kuda dan lagi sama sekali tak berpengalaman merawat kuda. maksud baik nyonya
biar ku terima di hati saja..
Selesai berkata kembali dia melangkah ke luar dari
ruangan. Tok Nio-cu tentu saja tak ingin memaksa kan
kehendaknya, katanya kemudian sambil tersenyum:
"Lan siauhiap, kau terlampau merendah saja."
"Bersama si toya baja berkaki tunggal Gui Pak-ciang sekalian, mereka menghantar pemuda itu sampai di luar
ruangan" Dalam keadaan begini, Lan See-giok hanya ingin
secepatnya meneruskan perjalanan, begitu sampai di luar
ruangan, dia lantas menjura kepada Gui Pak-ciang dan Tok Nio-cu sambil katanya:
"Harap Kalian berdua menghantar sampai di sini saja, kini tengah malam sudah lewat, tidak usah merepotkan
orang lain untuk membuka pintu benteng lagi, aku pikir
ingin memohon diri disini saja."
Gui Pak ciang tertawa terbahak-bahak bersama Tok Nio-
cu katanya. "Jalan pemikiran siauhiap memang amat sempurna, tapi sebagai tuan rumah paling tidak kami harus menghantar mu sampai di atas benteng .. ..
Lan See-giok tak ingin menampik lebih jauh, tanpa
banyak berbicara dia segera melejit ke atas atap rumah dan melayang ke bangunan seberang.
http://kangzusi.com/
Berhubung Gui Pak-ciang dan Tok Nio-cu sudah
mengetahui kalau Lan See giok memiliki kepandaian silat
yang tinggi, meski kagum dan memuji dihati. mereka sama
sekali tidak tercengang, serentak kedua orang itu menyusul dari belakang.
Dalam waktu singkat mereka telah tiba di depan pintu
gerbang benteng. .
Ketika menyaksikan kemunculan pemimpin benteng
beserta istri di situ, serentak para penjaga membungkukkan badan nya memberi hormat, sementara sorot mata penuh
rasa terkejut dialihkan ke wajah sang pemuda, Lan See-giok menghentikan langkahnya sambil berkata lagi.
"Harap kalian menjaga diri baik-baik, aku akan mohon diri lebih dulu."
Dengan mengerahkan ilmu Hud kong sin kang untuk
menunjang gerakan tubuh menunggang angin terbang
melayang, pemuda itu meluncur ke bawah secepat
sambaran kilat dan langsung meluncur ke arah hutan pohon siong yang lebat itu.
Tampaknya Lan See giok memang ada maksud untuk
mendemonstrasikan
kehebatannya, dia telah mempergunakan tehnik "melayang" untuk meluncur ke bawah bukit, meski kelihatannya lamban, padahal cepatnya bukan alang kepalang, dalam waktu singkat bayangan
tubuhnya sudah berada dimuka hutan.
Gui Pak-ciang maupun Tok Nio-cu dan para penjaga
lainnya untuk sesaat dibikin tertegun saking kagetnya,
belum pernah mereka dengar tentang ilmu meringankan
tubuh yang begini hebatnya.
Sementara mereka masih melamun, bayangan tubuh Lan
See giok telah lenyap dibalik hutan sana.
http://kangzusi.com/
Segera Gui Pak ciang dan Tok Nio-cu berseru lantang.
"Lan siauhiap, harap kau menjaga diri baik-baik, maaf bila kami tak bisa mengantar lebih jauh."
Dari kejauhan sana segera berkumandang suara Jawaban
dari Lan See giok:
"Silahkan kalian kembali, bila ada jodoh kita akan
berjumpa kembali lain kesempatan."
Menyaksikan kehebatan pemuda itu, tanpa terasa Gui
Pak-ciang menggelengkan kepalanya berulang kali sambil
berguman: "Ya, dengan ilmu meringankan tubuh yang begini
hebatnya, menunggang kuda justru malah akan merepotkan"
Dia lantas membalikkan badan dan kembali dulu ke
dalam ruangan..
Lan See giok ingin secepatnya menempuh perjalanan,
maka sambil mengerahkan ilmu meringankan tubuhnya
yang sempurna dia melaju menuju ke bukit Tay ang san.
Dalam perjalanan, otaknya berputar tiada hentinya
memikirkan soal perbuatan si Beruang berlengan tunggal
yang membuka pintu masuk baru secara diam-diam. sudah
jelas pekerjaan tersebut tak akan selesai di kerjakan selama satu hari.
Padahal seingatnya ayahnya adalah si orang yang sangat
cekatan, bagaimana mungkin perbuatan orang tersebut
sampai tak di ketahui olehnya.."
Darimana si beruang berlengan tunggal mendapat tahu
kalau ayahnya bersembunyi dalam kuburan..
Berdasarkan keterangan dari Gui Pak ciang, berkumpulnya lima manusia cacad di pekuburan raja hanya
http://kangzusi.com/
merupakan suatu kejadian yang kebetulan saja, memang
sebelum peristiwa mereka tak pernah mengadakan kontak
satu sama lainnya.
Tapi benarkah peristiwa itu hanya suatu kebetulan"
Jika dipikirkan dengan lebih mendalam dia dapat merasa
bahwa di antara kelima orang tersebut tampaknya sudah
mempunyai perjanjian secara diam-diam.
Teringat persoalan ini, diapun lantas berpendapat bahwa
keterangan yang diberikan Gui Pak-ciang kepadanya, belum tentu betul semuanya, sebab bukankah dia berkata akan
tetap memegang janji"
Setelah memikirkan masalah tersebut berulang kali,
akhirnya dia merasa persoalan baru akan menjadi terang
bila ia sudah tiba Tayang-san dan mengorek keterangan dari mulut si beruang berlengan tunggal Kiong Tek-ciang.
Tanpa terasa hari sudah terang tanah.
Dibalik kabut pagi yang lamat-lamat menyelimuti
permukaan tanah, tampak bayangan bukit menjulang jauh
di depan sana, di situlah terletak bukit Bu-tong-san.
Lan see-giok tidak berniat sama sekali untuk berpesiar,
dia hanya ingin secepatnya sampai di bukit Tayang-san dan mengungkap misteri yang menyelimuti pikirannya selama
ini, karenanya dia memutuskan untuk menyeberangi bukit
Bu-tong-san dan langsung menuju ke kota Siang yang.
Dengan mengerahkan ilmu meringankan tubuhnya yang
sempurna, dia melesat ke depan memasuki bukit Bu-tong-
san melalui kaki bukit sebelah barat.
Semakin jauh dia menempuh perjalanan dirasakan
semakin sukar dan berbahaya, bukan begitu saja bahkan
http://kangzusi.com/
kabut makin lama semakin menebal sehingga untuk
beberapa saat dia kehilangan arah mata angin.
Setelah mendaki sebuah dinding tebing dan melalui
sebuah bukit curam, dihadapan nya sekarang terbentang
sebuah lembah hijau yang luasnya mencapai puluhan
hektar. Aneka bunga yang indah tumbuh di dalam lembah
tersebut, hawa udara terasa hangat bagaikan di musim semi, rumput bagaikan permadani hijau, tiga empat batang pohon siong raksasa tumbuh di sana sini, betul-betul sebuah
tempat pengasingan yang amat romantis dan indah.
Lan See giok memperhatikan sekitar tempat itu beberapa
saat, tiba-tiba berkilat sepasang matanya, rasa kaget
bercampur gembira menyelimuti seluruh wajahnya ..
Di bawah ranting - ranting pohon siong yang rindang,
tampak seekor bangau kecil sedang memandang ke arahnya
dengan seksama, binatang tersebut sama sekali tidak
menunjukkan rasa takut terhadap kehadiran orang asing.
Lan See giok merasa tertarik sekali, pelan-pelan dia
berjalan menghampirinya, takut kalau burung-burung
bangau itu terbang ketakutan, ia tak berani menubruk
secara sembarangan.
Kedua ekor burung bangau itu memang kelihatan aneh,
menghadapi Lan See giok yang berjalan mendekat sambil
tersenyum itu, mereka tidak nampak takut atau berniat
untuk kabur, kepalanya malah berulang kali berpaling
mengawasi orang asing tersebut.
Lan See giok mendekati tepi kolam, dia menjumpai air
kolam amat jernih dengan aneka ikan berenang kian
kemari, anehnya burung bangau tersebut tiada menyantap
http://kangzusi.com/
ikan-ikan tersebut, mereka justru mematuki pohon siong
dengan paruh paruhnya.
Peristiwa ini membuat Lan See-giok tidak habis
mengerti, mungkinkah sepasang burung bangau itu
peliharaan orang" Kalau benar berarti si pemelihara tersebut adalah seorang tokoh persilatan yang sedang hidup
mengasingkan diri di sini.
Sementara pemuda itu masih termenung, tiba-tiba dari
tengah udara berkumandang suara pekikan bangau yang
sangat keras. Dengan perasaan "terkejut "Lan See-giok mendongakkan kepalanya ..
Tampak seekor burung bangau besar sedang meluncur
datang dari arah utara dan menukik ke bawah sambil
menyambar sang pemuda yang berdiri di tepi kolam itu.
Pemuda itu lantas menduga, bisa jadi burung bangau
besar ini adalah sang induk dari sepasang burung bangau
kecil itu. Bangau raksasa tersebut sungguh hebat, sambil menukik
ke bawah dengan paruhnya yang panjang itu menyerang


Anak Harimau Karya Siau Siau di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ubun-ubun Lan See giok.
Pemuda itu sama sekali tak berniat melukainya, karena
menganggap sebagai kewajiban
sang induk untuk melindungi anak anaknya, itulah sebabnya ketika sang
bangau menyerang, serta merta dia melompat mundur
sejauh dua kaki lebih untuk meloloskan diri.
Siapa sangka. baru saja Lan See giok menggerakkan
tubuhnya, sayap kanan bangau itu sudah menyerang
dengan membawa deruan angin pukulan yang amat
dahsyat, begitu dahsyatnya kebasan tadi membuat anak
muda itu tertegun.
http://kangzusi.com/
Dengan perasaan terkejut Lan See giok segera
menjejakkan kakinya ke atas tanah dan melayang mundur
sejauh lima kaki lebih.
Bangau raksasa tersebut memang sangat hebat, disaat
Lan See giok sedang melompat ke belakang itulah,
mendadak ia rentangkan sayapnya sambil menyerang ke
depan, sepasang cakarnya secepat kilat mencengkeram jalan darah cian keng hiat dibahu pemuda itu.
Tak terlukiskan rasa terkejut Lan See giok menghadapi
kejadian ini, sekarang dia yakin kalau burung bangau itu merupakan binatang peliharaan orang, sebab sudah jelas
mengerti gerakan ilmu silat.
Karenanya anak muda itu mengebaskan kembali ujung
bajunya dan melesat mundur ke belakang.
Bangau raksasa itu memang luar biasa sambil
menyingkap sayapnya, kini dia me-nyerang dengan
paruhnya. Sebagai pemuda yang berjiwa luhur, Lan See giok tak
ingin melukai burung itu, diiringi bentakan keras dia
mengeluarkan tehnik lembek dari ilmu kebasan baju
menyapu angkasa, untuk menghantam burung itu . .
Segulung angin pukulan yang lembut tapi sangat kuat
dengan cepat menyambar burung bangau tersebut.
Agaknya burung bangau itu cukup mengetahui akan
kelihaian serangan mana, sambil berpekik keras ia lantas melayang ke tengah udara untuk menghindarkan diri.
Kedua ekor burung bangau kecil itupun segera turut
terbang pula ke atas tebing.
Pada saat itulah ..
http://kangzusi.com/
Bentakan gusar yang amat keras mendadak berkumandang dari balik pepohonan siong.
"Tak tahu malu, ingin mencuri bangau kecil milikku
rupanya..?"
Lan See giok amat gusar pada mulanya setelah
mendengar tuduhan itu namun setelah mengetahui
orangnya, hilang lenyap semua amarah dalam dadanya, tak
tahan dia tertawa geli:
Ternyata pendatang adalah seorang gadis cilik berumur
sebelas dua belas tahunan. dia mengenakan baju hijau dan menyoren pedang pendek di punggung, waktu itu dia
sedang meluncur datang dengan kecepatan tinggi.
Gadis itu mengenakan baju hijau, mempunyai sepasang
mata yang besar, kulit badan yang halus dan muka
berbentuk buah apel, selain cantik, juga nampak polos,
lincah dan amat menyenangkan.
Sementara dia masih mengamati nona cilik itu, si nona
telah berada dihadapannya sambil berteriak marah:
"Baru saja ia pergi dari sini, kau sudah datang mencuri bangau ku. hmm! Baiklah, akupun tak ingin menyalahkan
kau, juga tak ingin memukulmu, ayo cepat pergi dari sini!"
Sembari berkata, dia mengulapkan tangannya berulangkali memberi tanda agar pemuda itu pergi
secepatnya. Lan See giok segera tertawa, dia merasa gadis cilik ini
memang menarik sekali, tanpa terasa semua rasa kesal
hilang lenyap dari benaknya, sambil tersenyum katanya
kemudian. http://kangzusi.com/
"Adik. cilik, aku hanya tersesat dan kehilangan arah, sehingga tidak kuketahui bagaimana caranya ke luar dari
sini!" Nona cilik itu seperti tak percaya, ia mendengus.
"Hmmm, bohong! Kau sudah dewasa, masa tidak tahu
jalan?" Dengan cepat Lan See giok menggelengkan kepalanya
berulang kali. "Sungguh, aku betul-betul tersesat!" katanya sambil berlagak kebingungan.
Gadis cilik itu segera menuding ke empat penjuru seraya
berseru keras, "Di situ adalah timur, sana utara, sana selatan dan sini barat "
Lan See giok mencoba untuk mengamati sekeliling situ,
segera terasa olehnya arah utara dan selatan sukar dilewati, hanya tebing di sebelah timur yang nampaknya paling
mudah dilalui, kepada nona cilik berbaju hijau itu kata nya kemudian sambil tersenyum:
"Adik cilik, selamat tinggal kalau begitu, semoga kita berjodoh dan bisa berjumpa kembali.,!"
"Hmm, siapa sih yang sudi bertemu lagi dengan mu?"
nona cilik itu mencibir dengan sinis, "kau orang dewasa sedang aku cuma anak kecil, aku tak senang bermain
denganmu!"
Lan See giok merasa gadis ini menarik sekali, tanyanya
kemudian sambil tersenyum:
"Kalau begitu kau senang bermain dengan siapa".,
"Huuh, aku mah tak sudi memberitahukan kepadamu!"
http://kangzusi.com/
Timbul kegembiraan Lan See giok setelah melihat
kelincahan dan kepolosan gadis cilik itu, ditambah pula dia memang berniat menyelidiki asal usul nona itu, maka
sambil berpura pura menebak katanya kemudian setelah
termenung sebentar.
"Apakah paman gurumu?"
Nona cilik berbaju hijau itu segera mendengus. "Hmmm, paman guru punya jenggot aku sih tak senang bermain
dengannya!"
"Kalau begitu dengan suhumu?" desak See giok lagi. .
Kali ini nona cilik itu hanya mengerutkan hidungnya
sebagai pertanda tidak benar Lan See giok tahu kalau gadis cilik itu senang bermain dengan burung bangau, tapi ia
justru tak mau menanyakan hal itu.
Keningnya dikerutkan kemudian dan berlagak seakan
akan tak mampu menebaknya.
Nona cilik itu menjadi mendongkol sekali melihat Lan
See-giok tak bisa menebaknya secara jitu, serunya tiba-tiba:
"Kau memang goblok, sudah begini besar masa tak bisa menebaknya dengan tepat!"
"Oooh. tahu aku sekarang, tentunya si burung bangau raksasa itu bukan ?" pemuda itu segera berlagak seakan akan baru mengerti.
Siapa tahu nona cilik berbaju hijau itu justru
menganggap Lan See giok sebagai manusia yang paling
bodoh, dengan suara keras ia berteriak tiba-tiba:
"Kau memang goblok sekali, orang itu adalah Tek lim siau suheng, mengerti?"
"Haaahhh. haaahhh..haaahhh..sumoay suka dengan
suheng, kejadian semacam ini memang lumrah, ya, yaa aku
http://kangzusi.com/
memang goblok sekali, masa hal seperti inipun, tak dapat kuduga.."
Merah padam selembar pipi si nona karena jengah, buru-
buru dia berseru:
"Kau jahat, aku harus menghajarmu !"
Tubuhnya menubruk ke depan, sepasang tangannya yang
kecil direntangkan dan segera menyerang dada pemuda itu.
Pada dasarnya Lau See giok tidak berminat sama sekali
untuk bertarung dengan nona cilik itu. begitu usahanya
menyelidiki asal usul nona itu menemui kegagalan. dia
memutuskan untuk meninggalkan tempat tersebut secepatnya. Sekali lagi ia tertawa terbahak bahak.
"Adik cilik, selamat tinggal kalau begitu, harap kau jangan marah-marah!"
Dengan cepat dia melompat ke muka dan bergerak
menuju ke bawah tebing sebelah timur,
Tiba-tiba paras muka nona berbaju hijau itu berubah
hebat. cepat dia bergerak mengejar sambil berteriak keras.
"Berhenti-berhenti, kau tak boleh kesana!"
Lan See giok tahu pasti ada hal yang tak beres diarah
tersebut, cepat dia menghentikan langkahnya, kemudian
bertanya dengan nada tak habis mengerti.
"Kenapa adik cilik?"
"Sucou sedang bersemedi disini, siapapun dilarang
mengusik ketenangannya!"
"Oooh ."
http://kangzusi.com/
Dengan perasaan kaget Lan See giok berpaling, betul
juga, di bawah tebing di belakang deretan pepohonan ia
saksikan sebuah mulut gua secara lamat-lamat.
Tergerak hatinya untuk sekali lagi menyelidiki asal usul nona cilik itu, tanyanya kemudian.
"Adik cilik. siapa sih sucoumu itu?"
Berhubung Lan See-giok masih saja berdiri tak bergerak
di situ, dengan cemas nona cilik berbaju hijau itu mendepak depakkan kaki-nya berulang kali sambil berseru.
"Hei, kemarilah dulu, setelah kemari aku baru akan
memberitahukan kepadamu."
Lan See giok sudah menduga bahwa nona cilik ini binal
dan banyak akal muslihatnya tentu saja dia tak ingin
dipecundangi orang dengan begitu saja.
Maka katanya kemudian sambil tetap tak bergerak dari
posisinya semula.
"Kau enggan memberitahukan kepadaku juga tak
mengapa, aku kan bisa masuk dan menanyakan sendiri
kepada sucou mu."
Paras muka nona cilik berbaju hijau itu berubah hebat, ia menjadi gugup sekali, serunya kemudian dengan gelisah:
"Baik, baik , aku akan memberitahukan kepadamu, kau jangan ke situ sucou ku adalah Keng-hian sian tiang!"
Lan See-giok terkejut sekali sesudah mendengar nama
tersebut, ia tak menyangka kalau penghuni lembah hijau ini adalah keng-hian sian tiang, tianglo angkatan yang tua dari Bu-tong-pay.
Sadar kalau dia sudah melanggar pantangan besar umat
persilatan, pemuda
itu memutuskan untuk berlalu http://kangzusi.com/
secepatnya dari situ, dari pada menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan.
Pada saat dia hendak melangkah pergi, satu ingatan
kembali melintasi di dalam benaknya, dia teringat kembali dengan surat gurunya To Seng cu yang konon dititipkan
kepada Keng hian Sian tiang dari luar lautan.
Cepat pemuda itu melayang ke hadapan si nona,
kemudian tanyanya lirih.
"Adik cilik, maksudmu sucou mu Keng hian sian tiang sedang menutup diri"
Nona cilik berbaju hijau itu nampak lega sekali setelah
melihat Lan See giok menghampirinya, mendengar
pertanyaan itu dengan cepat dia mengangguk,
Lan See giok kembali bertanya dengan nada penuh-
perhatian. "Sudah berapa lama dia orang tua menutup diri?"
"Sudah hampir tiga tahun" jawab si nona cilik itu tanpa ragu-ragu, Berubah hebat paras muka Lan See giok, saking kagetnya dia sampai termangu mangu.
Suatu firasat tak enak cepat menyelimuti hatinya. Dia
seperti merasa bahwa kepergian- To Seng-cu menuju ke luar lautan nampaknya lebih banyak bahayanya dari pada
selamat. Nona cilik itu mengira Lan See-giok di buat ketakutan
oleh nama besar sucounya sehingga mukanya berubah jadi
pucat, peluh bercucuran dan sinar matanya mendelong,
bentaknya kemudian:
"He!, mengapa kau belum juga pergi?"
Lan See-giok berusaha mengendalikan perasaan sendiri
dengan cepat, kemudian
dengan membawa suatu pengharapan ia bertanya lagi.
http://kangzusi.com/
"Adik cilik, apakah tahun berselang Keng hian sian tiang pernah meninggalkan daratan Tionggoan menuju ke luar
lautan?" Nona cilik itu menjadi tak senang hati berhubung Lan
See-giok bertanya terus tiada hentinya, sedikit agak marah dia berseru:
"Kau ini memang aneh sekali, aku kan sudah bilang
sucou telah tiga tahun menutup diri" Itu berarti dia tak pernah meninggalkan guanya barang selangkahpun, buat
apa dia mesti bersusah payah pergi ke luar lautan?"
Habis sudah semua pengharapan Lan See giok, kini dia
sudah tidak berminat untuk bertanya lebih lanjut, sambil mengendalikan gejolak perasaannya yang panik dan tak
tenang, kepada bocah perempuan itu kata nya kemudian:
"Selamat tinggal adik cilik, maaf kalau aku telah
mengganggu ketenanganmu!"
Tiba-tiba saja dia meluncur kearah tebing sebelah muka.
Sekali lagi paras muka bocah perempuan itu berubah
hebat, sambil membentak keras ia berusaha untuk mengejar dari belakang. tapi, baru saja dia menggerakkan badannya, Lan See-giok sudah mencapai tebing sebelah muka dan
melambung ke tengah udara, dalam waktu singkat ia sudah
mencapai puncak tebing dan sekali berkelebat, bayangan
tubuhnya sudah lenyap dari pandangan mata.
Belum pernah nona cilik berbaju hijau itu menyaksikan
ilmu meringankan tubuh seperti ini, tanpa sadar dia
hentikan gerak majunya dan membelalakkan matanya
lebar-lebar sambil menyaksikan bayangan tubuh Lan See-
giok lenyap dari pandangan mata.
Perasaan Lan See-giok saat itu amat kalut dengan
membawa perasaan-perasaan pedih bercampur gusar dia
http://kangzusi.com/
menembusi hutan mendaki bukit, semua perjalanan
ditempuh dengan ilmu Liat-hong-hui-heng yang hebat
sehingga gerakannya cepat bagaikan kilat.
Dalam keadaan begini, dia hanya ingin secepatnya
kembali ke telaga Phoa yangoh dan mencari si naga sakti
pembalik sungai untuk menanyakan apa maksudnya
dengan permainan surat palsu tersebut
Walaupun begitu, diapun tidak membenci si Naga sakti
pembalik sungai sebab ia tahu si naga sakti pembalik sungai sampai berbuat demikian pasti diperuntungkan maksud
baik. Kemudian diapun membayangkan kembali bagaimana si
naga sakti pembalik sungai sudah setengah tahun lamanya
tak pernah berkunjung ke bukit Hoa-san, menurut Si Cay-
soat, kejadian semacam ini belum pernah dialaminya.
Dari sini bisa dibuktikan pula bahwa si naga sakti


Anak Harimau Karya Siau Siau di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

pembalik sungai bisa jadi sudah tidak berada di
perkampungan nelayan lagi.
Diapun masih ingat perkataan dari si naga sakti pembalik sungai yang mengatakan di saat menerima surat tersebut
dari gurunya. bibi Wan juga kebetulan hadir di situ. bila dipikirkan kembali, bisa jadi itupun merupakan tipuan si naga sakti pembalik sungai.
Ke luar dari wilayah Bu tong-pay. hari sudah mendekati
malam, pemuda itu mengisi perutnya secara tergesa-gesa di sebuah kota kecil bawah bukit, kemudian meneruskan
kembali perjalanannya menuju kota Kou-sia.
Pada hari ketiga, ketika matahari sudah tenggelam di
langit barat, sampailah pemuda itu di depan kota Siang-
yang. http://kangzusi.com/
Suasana di dalam kota ramai sekali, apalagi malam itu
adalah malam Cap go-meh tidak heran kalau banyak orang
yang berlalu lalang ditengah jalan.
Sementara dia masih melamun tak karuan tiba-tiba dari
belakang tubuhnya berkumandang suara derap kaki kuda
yang amat ramai.
Menyusul kemudian terdengar seseorang berseru dengan
nada terkejut bercampur kegirangan.
"Adik Giok-adik Giok, akhirnya aku berhasil juga
menyusulmu .."
Dengan perasaan terkejut Lan See-Giok berpaling,
ternyata Tok Nio-cu dengan mantel dan pakaian ringkasnya berwarna hitam sedang menggapai ke arahnya dari atas
kudanya yang berwarna putih.
Pemuda itu segera berkerut kening, berbagai ingatan
melintas dalam benaknya dia tak habis mengerti mengapa
perempuan itu menyusulnya"
Belum habis dia berpikir, Tok Nio-cu telan menghampirinya sambil tersenyum, malah tubuhnya sudah
melompat turun dari atas kuda.
Kehadiran yang secara tiba-tiba dari Tok Nio-cu dengan
cepat meningkatkan kewaspadaan dalam hati Lan See giok,
namun diluarnya dengan senyuman dikulum dia segera
menyapa: "Nyonya, ada urusan apa kau buru-buru datang ke kota Siang yang,.."
Tok Nio-cu tersenyum, "Mari kita masuk kota sebelum berbincang!"
"Baik mari kita berangkat."
http://kangzusi.com/
Sambil menuntun kudanya Tok Nio-cu masuk ke kota
bersama-sama Lan See-giok, senyuman manis selalu
menghiasi ujung bibirnya, sementara rasa - penat yang di alaminya selama beberapa hari, nampaknya sudah ikut
lenyap tak berbekas.
Sebaliknya Lan See-giok penuh diliputi perasaan curiga,
ia tak tahu apa maksud dan tujuan Tok-Nio-cu
menyusulnya sampai di situ, tapi bila ditinjau dari
kehadirannya yang cuma seorang diri, bisa jadi ia tidak
membawa maksud jahat.
Makin ke kota, orang yang berlalu lalang dijalananpun
semakin ramai, kini mereka harus jalan berdesak-desakan.
Sepanjang jalan boleh dibilang Tok Nio-cu selalu
menempel di sisi badan See giok, bau harum semerbak yang memancar ke luar dari tubuhnya, selalu masuk hidung
pemuda itu, apalagi sepasang payudaranya yang montok
dan padat berisi, setiap kali seperti sengaja tak sengaja di gesek-gesekan pada lengan pemuda itu.
Tok Nio-cu adalah seorang nyonya muda yang berusia
dua puluh lima-enam tahunan, badannya boleh dibilang
sudah matang dan menyiarkan api birahi yang membara,
penampilannya itu tentu saja sangat memancing perhatian
orang banyak. Namun sayang pikiran dan perasaan Lan See-giok waktu
itu diliputi kekalutan, dia hanya tahu menempuh perjalanan cepat, di tambah lagi dia belum mengetahui secara pasti
akan maksud kedatangan Tok Nio-cu. hal mana membuat
hatinya kesal dan murung.
Itulah sebabnya, pemuda itu sama sekali tidak
merasakan ataupun menggubris terhadap senggolan-
senggolan payudara yang montok dari perempuan tersebut.
http://kangzusi.com/
Sementara perjalanan ditempuh, tiba-tiba Tok Nio-cu
menjawil tangan pemuda itu sambil berbisik lembut:
"Adik Giok, bagaimana kalau kita menginap di rumah
penginapan yang merangkap dengan rumah makan ini?"
Lan See giok memang berharap bisa selekasnya
mengetahui sebab musabab Tok Nio cu menyusulnya
sampai ke situ, melihat bangunan rumah itu memang
megah, diapun manggut-manggut menyetujui,
Ketika mereka berdua tiba di pintu rumah penginapan,
dua orang pelayan segera menyambut kedatangan mereka,
seorang menerima kuda sedang yang lain membawa Lan
See giok berdua memasuki ruangan.
Tok Nio-cu segera minta sebuah pavilliun dengan
perabot lengkap dan pelayan.
Walaupun Lan See giok menganggap pembicaraan
mereka membutuhkan suatu tempat yang tenang, namun ia
tak setuju menyewa sebuah pavilliun secara tersendiri,
apalagi dengan kehadiran pelayan, otomatis pembicaraan
akan semakin tak leluasa.
Tapi sebelum ia kemukakan pikiran tersebut kepada Tok
Nio-cu, pelayan telah membawa mereka ke depan sebuah
pavilliun yang indah sekali, karenanya pemuda itu pun
mengurungkan niatnya untuk berbicara lebih jauh . . .
Pelayan segera mengetuk pintu, empat dayang membuka
pintu dan menyambut kedatangan mereka.
"Tuan, nona, silahkan masuk !" seru mereka hampir bersama sama. Pavilliun itu sangat indah dengan perabot
yang mewah dan dekorasi yang menawan hati. selain dua
kamar yang mewah, dilengkapi juga dengan sebuah ruang
tamu. http://kangzusi.com/
Setelah masuk ke dalam ruangan. Lan See-giok baru
menjura sambil katanya:
"Nyonya, silahkan duduk."
Tok Nio-cu tertawa genit.
"Siauhiap adalah tamu, sudah sepantasnya kau yang
duduk di kursi utamanya, maafkan sebutan adik Giok yang
kupakai tadi, maklum karena banyak orang"
"Aaah, sebutan siauhiap atau adik, bagiku sama saja, nyonya tak perlu memikirkannya di hati"
Tanpa sungkan dia lantas mengambil tempat duduk.
Paras muka Tok Nio-cu berseri, katanya kemudian
penuh rasa gembira.
"Kalau memang begitu, biar aku membahasa diri sebagai enci saja. cuma aku takut sebutan ini justru akan menodai nama adik"
Sebenarnya Lan See-giok bermaksud untuk bersungkan
sungkan saja, ia tak menyangka kalau Tok Nio-cu justru
menunggangi kesempatan tersebut.
Untuk sesaat ia dibikin mendongkol selain geli, namun
diapun tak bisa berbuat banyak.
Sementara itu dua orang dayang telah menghidangkan
makanan kecil dan air teh, kemudian muncul dua orang
dayang menghidangkan sebuah mangkuk besar yang
diberikan kepada Lan See giok dan Tok Nio-cu seraya
berkata: "Tuan, nyonya, silahkan makan Goan siau dulu."
Dengan hormat sekali mereka letakkan mangkuk ke atas
meja sambil membuka penutupnya, nampak ronde yang
hangat di atas mangkuk tersebut.
http://kangzusi.com/
Merah jengah selembar wajah Lan See giok mendengar
sebutan yang digunakan pelayan-pelayan itu, meski sebutan itu memang tak ada salahnya. tapi jika digabungkan dengan Tok Nio cu, maka akan menimbulkan makna yang lain.
Biarpun demikian, tentu saja pemuda itu pun merasa
kurang leluasa untuk mencegah pelayan-pelayan tersebut
menggantikan sebutan demikian.
Lain dengan Tok Nio cu, ia segera mengerling sekejap ke
arah Lan See giok sambil tersenyum jengah.
Lan See giok sama sekali tak berniat makan ronde
sebelum mengetahui maksud kedatangan Tok Nio-cu,
kepada perempuan itu dia segera bertanya:
"Nyonya, sebetulnya ada urusan apa sih kau menyusulku sampai disini?"
Tok Nio-cu melirik sekejap wajah Lan See giok yang
gelisah, kemudian tertawa genit:
"Sebenarnya urusan itu penting sekali, tapi sesudah berhasil menyusulmu, urusan menjadi tak penting lagi"
Lan See giok segera berkerut kening dengan perasaan tak
mengerti, rasa tak senang hati pun segera menyelimuti
wajahnya: Tok Nio cu tertawa cekikikan.
"Sudahlah, jangan panik dulu, mari kita habiskan
wedang ronde ini lebih dulu, tak usah kuatir, cici tentu akan memberitahukan kepadamu.."
Menyaksikan tingkah laku Tok Nio-cu, Lan See-giok jadi
teringat kembali dengan Oh Li-cu dari Wi-lim-poo, ia
merasa perempuan ini bagaikan duplikat dari Oh Li-cu,
apalagi jika dihubungkan dengan julukannya yang tak
http://kangzusi.com/
sedap, tiba-tiba saja timbul perasaan muak dihati kecil arak muda itu.
Tapi untuk melepaskan diri secepatnya dari perempuan
itu, terpaksa dia habiskan semangkuk wedang ronde
tersebut. Hampir tertawa geli Tok Nio-cu melihat sikap Lan See-
giok yang seolah-olah dibuat apa boleh buat.
Kalau pemuda Itu menghabiskan wedang nya secara
tergesa gesa. maka Tok Nio-cu justru meneguk wedangnya
amat lamban, ini membuat pemuda
itu semakin mendongkol, tentu saja yang bisa dilakukan olehnya hanya menahan diri belaka.
Jangan dilihat sikap Tok Nio cu yang genit dan jalang,
sewaktu bersantap caranya halus lagi anggun, selesai makan wedang, dia mengeluarkan secarik sapu tangan untuk
menyeka bibirnya yang merah.
Setelah itu semua dia baru memandang sekejap kearah
Lan See giok yang sudah marah sambil tertawa dan
tanyanya hambar:
"Bukankah kau hendak pergi ke bukit Tayang-san?"
Sudah setengah harian Lan See giok menunggu, ternyata
pertanyaan pertama adalah bertanya apakah dia akan ke
bukit Tayang san, saking gemasnya dia mengangguk seraya
menjawab singkat:
"Benar!"
Sekali lagi Tok Nio cu memandang wajah sang pemuda
dengan lembut, lalu tanyanya lagi.
"Tahukah kau, bagaimana caranya menuju ke sana?"
http://kangzusi.com/
Pertanyaan itu segera mengobarkan hawa amarah dalam
dada Lan See-giok. tapi ia masih berusaha untuk menahan
diri, sahut nya dingin.
"Aku bisa menelusuri jalan raya menuju ke sana. dalam hal ini nyonya tak perlu menguatirkan."
Tok Nio cu tertawa tenang, kembali dia bertanya:
"Tay ang san dengan tiga tebing, sembilan puncak serta dua belas benteng merupakan daerah yang rawan dan
berbahaya, pos penjagaan berada dimana mana, penjaganya
terdiri dari jagoan-jagoan tangguh, di samping anak
buahnya mencapai puluhan ribu, terdapat pula perangkap-
perangkap serta jebakan-jebakan yang berbahaya, jangan
lagi manusia, burungpun sulit terbang melewati nya.
Apakah kau sudah tahu tentang keadaan-keadaan tersebut?"
Lan See giok cukup sadar bahwa persoalan-persoalan
tersebut merupakan masalah yang besar dari penting,
apalagi dia memang tak pernah menyangka kalau Tay ang
san memiliki kekuasaan dan pengaruh sebegitu besarnya.
Namun ia masih mendongkol sekali terhadap perempuan
itu, maka katanya kemudian lantang.
"Biarpun Tay ang san terdiri dari bukit golok dan hutan pedang, apa yang mesti ku-takuti"
Tok Nio cu tidak memberi kesempatan kepada Lan See
giok untuk menyelesaikan kata katanya, dengan cepat dia
menyela lagi. "Oooh. jadi maksudmu asal kau labrak ke tiga tebing,
sembilan puncak lain merobohkan kedua belas pemimpin
benteng, maka si beruang berlengan tunggal dapat
ditemukan secara mudah?"
http://kangzusi.com/
Lan See-giok tertegun, ditatapnya Tok Nio-cu yang
tampaknya sudah mempunyai persiapan matang itu lekat-
lekat, sementara mulutnya terbungkam dalam seribu
bahasa. Tok Nio-cu kembali tertawa ringan. Terusnya:
"Berbicara soal kepandaian silatnya, si Beruang
berlengan tunggal memang hanya bisa dibandingkan
dengan kawasan jago lihay biasa, pada hakekatnya ia tak
akan mampu menandingi kemampuanmu.
"Tapi ia didukung dan dilindungi oleh begini banyak pemimpin benteng serta jago-jago berilmu tinggi. apalagi orang-orang tersebut merupakan kawanan manusia nekad
yang tak takut mati, biar kau hendak membantai
merekapun tak bakal habis dibantai, keadaannya masih
mendingan jika kau termasuk manusia kejam, tapi aku tahu kau saleh dan penuh welas kasih, kecuali terhadap
seseorang manusia yang sangat jahat dan berdosa, kau tak akan tega untuk membunuhnya . . . "
"Aaah. belum tentu" Lan See giok segera mendengus, namun ia sadar apa yang diucapkan Tok Nio-cu memang
merupakan titik kelemahannya, "bila keadaan memang
memaksa, aku tidak akan memperdulikan hal-hal semacam
itu" Kembali Tok Nio-cu tertawa.
"Misalkan si Beruang berlengan tunggal selalu berusaha menghindarkan diri dan enggan berjumpa dengan dirimu,
bila kau datang ke tebing Bong thian nia, ia pergi ke puncak Ti seng hong. bila kau pergi ke benteng Gi sim cay. dia
pergi ke benteng Ka cu cay . . . bagaimana tindakanmu.
Ooh. adik Giok ku! Kau toh bukan dewa, Ji long seng atau Na cha si pangeran ketiga yang mampu merubah diri,
http://kangzusi.com/
akhirnya kau sendirilah yang bakal kehabisan tenaga dan
mati lelah di bukit Tay ang san"
Diam-diam Lan See giok gelisah sekali, setelah
mendengar keterangan tersebut. namun dia toh masih juga
tak mau mengaku kalah. kembali katanya:
"Aku toh bisa menyusup ditengah malam buta, dan
secara langsung menuju ke puncak utama, dengan suatu
sergapan mendadak, aku yakin musuh pasti akan
kelabakan. dan asalkan si Beruang berlengan tunggal sudah kutemukan, aku yakin dia tak bakal bisa kabur lagi!"
Tok Nio-cu mengerling sekejap ke arah Lan See-giok,
lalu manggut-manggut memuji. tapi dia toh berkata lagi.
"Bagaimana kalau sebelum, kedatanganmu sudah ada
orang lain tiba dulu di bukit Tay ang san dan melaporkan kejadian ini kepada si Beruang berlengan tunggal" Bila ia sudah mendapat kabar bahwa di dalam waktu singkat kau
hendak mencari balas kepadanya, apakah dia bakal
menantikan kedatanganmu"."
Lan See-giok merasa terkejut sekali, paras mukanya


Anak Harimau Karya Siau Siau di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

berubah hebat dan tanpa sadar ia berseru.
"Aaah, masa akan terjadi peristiwa semacam ini?"
Tok Nio co tertawa dingin.
"Kau anggap dengan susah payah aku menempuh
perjalanan ratusan li untuk menyusulmu, tujuannya cuma
ingin membohongi diri-mu saja . ?"
Dengan cepat si anak muda tersebut merasakan betapa
gawatnya masalah yang sedang dihadapi, seandainya ada
orang telah menyampaikan kabar tersebut, dengan wilayah
yang begitu luas di bukit Tay ang san, memang menjadi
kesulitan yang besar bagi nya untuk menemukan si Beruang
http://kangzusi.com/
berlengan tunggal bila yang bersangkutan berniat menghindarkan diri.
Apalagi di seputar wilayah tersebut memang telah
dipersiapkan pelbagai macam jebakan dan alat perangkap,
selangkah saja kurang berhati hati, akibatnya dia bakal mati konyol di tangan musuh.
Membayangkan kesemuanya itu, Lan See-giok merasa
bertambah gelisah, tiada henti nya ia berusaha untuk
bertanya kepada diri sendiri, siapa gerangan orang yang
menyampaikan berita tersebut kepada musuhnya"
Tiba-tiba satu ingatan melintas di dalam benaknya, ia
segera berseru tertahan:
"Apakah Lo caycu sudah berangkat ke Tay ang san?"
Sementara itu Tok Nio-cu sedang mendongkol karena
maksud baiknya tidak ditanggapi sebagaimana yang
diharapkan semula, mendengar pertanyaan itu, dia hanya
mendengus dingin:
"Hmm! Mereka adalah musuh bebuyutan, setiap kali
bertemu pasti saling gebuk-gebukan sampai muncrat darah, mana mungkin ia berkesudian hati untuk memberi kabar
kepada Beruang berlengan tunggal?"
"Lantas siapakah orang itu?" tanya Lan See giok berkerut kening, wajahnya gelisah bercampur tak habis mengerti.
Tok Nio-cu menjadi tak tega sendiri melihat kegelisahan
si pemuda tersebut, kata nya Kemudian lirih:
"Orang itu tak lain adalah pelindung benteng kami, si harimau berkaki cebol! "
"Oooh, kau maksudkan manusia yang kutendang sampai
mencelat pada malam itu?" Lan See giok seperti baru memahami.
http://kangzusi.com/
"Ya. betul, dialah orangnya!"
"Sejak kapan ia meningggalkan Pek-ho cay!"
"Setengah jam setelah kau meninggalkan benteng Pek
hoo cay!" Diam-diam Lan See giok memperhitungkan waktunya,
mendadak berkilat sepasang matanya, cepat ia bangkit
berdiri dan berseru kepada Tok Nio-cu sambil menjura.
"Aku mengucapkan banyak terima kasih atas perhatian nyonya. budi kebaikanmu pasti akan kubalas di kemudian
hari, nah aku hendak memohon diri lebih dulu."
Namun Tok Nio-cu masih tetap duduk tak bergerak
sama sekali, ditatapnya Lan See-giok kemudian katanya
sambil tertawa dingin.
"Kau anggap bila berangkat ke Tang ang san sekarang juga, maka kau sudah dapat mendahului si Harimau
berkaki cebol sampai di tempat tujuan?"
Tanpa ragu-ragu Lan See giok mengangguk.
Sekali lagi Nio-cu tertawa dingin.
"Heeehhh..heeehhh..heeehhh.. si harimau berkaki cebol itu membawa bekal banyak, lagi pula dia telah bertekad
untuk sampai di tempat tujuan mendahuluimu, saban
tempat pemberhentian ia pasti menukar kuda, siang malam
ia menempuh perjalanan tiada hentinya, selang beberapa
hari berselang ia telah menyeberangi Han-sui, aku rasa hari ini sudah tiba di Tiang-an tian dan mulai memasuki wilayah bukit Tayang-san."
Lan See-giok benar-benar merasakan hati nya gelisah
sekali, alis matanya berkerut sepasang matanya berapi-api.
peristiwa semacam ini benar-benar merupakan suatu
peristiwa yang mimpipun tak pernah dibayangkan olehnya.
http://kangzusi.com/
Tanpa terasa ia bertanya dengan suara mendongkol:
"Menurut pendapatmu, apa yang harus kulakukan?"
Tok Nio-cu tertawa cekikikan penuh perasaan bangga,
katanya kemudian angkuh:
"Bukankah sudah kujelaskan tadi" Sebetulnya persoalan ini penting sekali- tapi setelah berhasil menyusulmu menjadi sama sekali tak berarti lagi."
Dengan perasaan tidak habis mengerti Lan See-giok
menengok kearah Tok Nio-cu, kemudian tanyanya pula
dengan gelisah,
"Mengapa demikian?",
Kebetulan sekali para pelayan datang menghidangkan
sayur dan arak sehingga pembicaraanpun terhenti sejenak.
Tok Nio cu memandang sekejap hidangan-hidangan
yang lezat itu. lalu tertawa gesit.
"Sekarang, minumlah arakmu dengan hati tenang,
pokoknya enci jamin akan memberikan seorang Beruang
berlengan tunggal yang utuh kepadamu untuk diperiksa dan membalas dendam."
Lan See giok pun sadar bahwa gelisah terus tidak ada
gunanya, hal ini memang perlu diatasi dengan pemikiran
yang masak, lagi pun Tok Nio-cu berani berkata demikian, hal ini sudah mempunyai keyakinan untuk berhasi1.
Walaupun demikian, berhubung pikirannya sedang
kalut, biarpun hidangan yang berada dihadapannya rata-
rata sangat lezat, tak sesuappun yang tega ditelan.
Tok Nio cu turun tangan sendiri memenuhi cawan Lan
See giok dengan arak, sikapnya wajar senyuman manis
dikulum, seakan akan dia sedang merayakan hari cap-go-
meh tersebut bersama sama kekasihnya.
http://kangzusi.com/
Lama kelamaan habis sudah kesabaran Lan See giok,
tidak tahan kembali dia bertanya.
"Nyonya mempunyai akal bagus apa sih yang bisa
memaksa Beruang berlengan tunggal untuk munculkan diri
menjumpai aku?"
Tok Nio cu tertawa misterius.
"Selesai bersantap nanti, mari kita berdua berjalan jalan melihat keramaian dulu di jalan raya- "
"Kalau kau ingin pergi, pergilah sendiri" tampik Lin See giok agak marah, "aku mah tak berhasrat sama sekali untuk merayakan hari cap go meh ini!"
Sekali lagi Tok Nio tertawa cekikikan, dengan cepat dia
memberi penjelasan.
"Setelah mendapat laporan bahwa Harimau berkaki
cebol melarikan diri pada malam itu, segera kukirim dua
puluh ekor kuda cepat untuk mengejarnya dengan pesan
entah dibunuh atau ditawan hidup-hidup, mereka harus
bertindak menurut keadaan, selain telah kujanjikan pula
agar malam ini berkumpul semua di kota Siang-yang. Maka
selesai bersantap nanti kita memakai alasan melihat
keramaian di dalam kota, padahal yang sebetulnya kita
pergi mencari mereka."
Lan See giok tidak bisa berbicara lagi, dia mengerti
biarpun si harimau berkaki cebol berhasil disusul olehnya.
namun dengan anggota benteng yang begitu banyak di bukit Tay ang san, rasanya memang bukan suatu pekerjaan yang
gampang untuk berjumpa dengan si beruang berlengan
tunggal. Begitu selesai bersantap, kedua orang itu segera
meninggalkan rumah penginapan.
http://kangzusi.com/
Suasana di jalan raya sangat ramai, manusia yang berlalu lalang sangat banyak sehingga mereka harus saling berdesak
-desakan. Sementara Lan See giok dan Tok Nio-cu masih berdiri di
depan pintu menyaksikan manusia yang berdesakan di
tengah jalan. tiba-tiba berkilat sepasang mata pemuda itu sekujur tubuhnya gemetar keras dan sorot matanya
ditujukan ke arah sebuah jendela dengan pandangan
tertegun: Tok Nio-cu segera merasakan keanehan dari pemuda itu,
ia segera menyikutnya pelan.
Dengan cepat Lan See-giok menjadi sadar kembali, dia
seperti teringat akan sesuatu tanpa mengucapkan sepatah
katapun, tergopoh-gopoh membalikkan badan dan lari
masuk ke dalam ruangan.
Tertegun Tok Nio-cu melihat hal ini, serunya cepat.
"Adik Giok!"
Sambil membalikkan tubuh. dia menyusul ke dalam
ruangan. Pada saat yang bersamaan, dari arah jendela rumah
makan seberang berkumandang pula suara teriakan keras
yang penuh mengandung nada terkejut bercampur gembira.
"Adik Giok!"
Tok Nio-cu yang sedang kabur menjadi tertegun, segera
ia berhenti seraya berpaling, namun apa yang terlihat
membuatnya tertegun.
Rupanya seorang gadis berwajah cantik dengan pakaian
ringkas warna putih dan menyoren pedang di punggungnya,
sedang menyeberangi jalan mengejar ke arahnya.
http://kangzusi.com/
Tok Nio cu merasa wajah gadis itu seperti sangat dikenal olehnya seakan akan pernah bersua di suatu tempat,
hidungnya yang mancung. matanya yang jeli, bibirnya yang mungil serta wajah berbentuk kwaci yang diliputi
kegelisahan. -ooo0dw0ooo- BAB 19 YANG lebih aneh lagi, ternyata gadis itu berwajah mirip
sekali dengan wajah sendiri.
Sementara dia masih mengawasi gadis tersebut dengan
seksama, si nona berbaju putih itu sudah sampai
dihadapannya dan langsung mengejar ke ruang dalam-
Dengan cepat Tok Nio-cu berhasil memperoleh kembali
ketenangan pikirannya, segera bentaknya penuh amarah:
"Hei, hei! Mau mencari siapa kau?"
Sambil membentak gusar, dia menerjang ke arah gadis
tersebut- Nona berbaju putih itu sama sekali tidak menggubris, dia masih melanjutkan pengejarannya ke ruang dalam.
Meledak amarah Tok Nio cu melihat tindakan lawan,
sambil membentak ia melejit ke tengah udara dan langsung melayang turun di hadapan gadis tersebut.
Disaat tubuhnya sedang melayang turun itulah, si nona
berbaju putih itu sudah mengeluarkan jurus burung hong
kembali ke sarang dan langsung menyusup ke dalam
pavilliun. . Gagal dengan hadangannya, Tok
Nio-cu malu bercampur gelisah, dengan cepat dia nyusul di belakangnya.
http://kangzusi.com/
Kali ini dia berhasil menghadang persis di hadapan gadis berbaju putih itu, lalu dengan kening berkerut bentaknya keras-keras:
"Hei. siapakah kau" Mengapa berniat mengejar adik
Giok?" Sementara itu si nona berbaju putih itu merasa gelisah
bercampur mendongkol karena melihat Lan See-giok
berusaha menghindari dirinya, pucat pias wajahnya dan
titik air mata jatuh bercucuran, sekujur badannya gemetar keras menahan emosi.
Ketika dilihatnya Tok Nio-cu menghadang di depan
mata sambil membentak-bentak,
amarahnya segera memuncak, dia membentak pula dengan suara keras.
"Siapa kau" Siapa suruh kau mencampuri urusanku?"
Sebagai seseorang yang sudah lama berkecimpungan
dalam dunia persilatan dan memiliki pengalaman yang
matang. Tok Nio-cu tahu kalau antara si nona dengan Lan
See-giok pasti mempunyai hubungan yang luar biasa itulah sebabnya sambil menahan hawa amarahnya, ia tertawa
dingin: "Dia adalah adik Giok ku, sedangkan aku adalah
encinya. mengapa aku tak boleh mencampuri urusannya?"
Nona berbaju putih itu semakin gusar:
"Dia adalah suamiku, aku adalah istrinya Oh Li cu,
mengapa pula aku tidak boleh mengejarnya?"
Tok Nio cu melongo kemudian berdiri tertegun.
Sementara ke empat dayang yang berada dalam ruangan
menjadi kaget dan ketakutan.
http://kangzusi.com/
Selama berapa tahun terakhir ini, boleh dibilang Oh Li
cu sudah banyak menderita, dia berkelana ke seantero jagad dengan tujuan mencari Lan See-giok.
Akhirnya setelah bersusah payah, ia berhasil juga
menemukan adik Giok yang di cintainya, apa mau dikata,
belum saja berjumpa. adik Giok nya sudah lari terbirit birit karena ketakutan, seakan akan ia telah melihat kalajengking yang sangat berbisa saja.
Teringat akan hal yang sangat menyedihkan hati ini, dia
pingin menangis saja -jadinya, sambil memandang ke ruang pavilliun, serunya berulang kali dengan suara gemetar:
"Adik Giok, adik Giok. aku adalah Li cu, sudah hampir setahun lamanya aku mencarimu!"
Namun ruang pavilliun berada dalam keadaan sunyi dan
hening, tak terdengar jawaban dari Lan See giok.
Dalam pada itu, Tok Nio cu telah berhasil menenangkan
hatinya, dia seperti memahami sesuatu, sambil tertawa
dingin jengeknya kemudian:
"Hei, kalau memang kau adalah bininya, heran mengapa ia justru sama sekali tidak menggubrismu ?"
Oh Li cu naik darah, keningnya berkerut dan bentaknya
keras-keras, "Minggir kau se jauh jauhnya dari sini, siapa suruh kau banyak bertanya?"
Ditengah bentakan keras, telapak tangan nya secepat
kilat menyapu wajah Tok Nio cu dengan jurus menyapu
rata bukit mega.
Tok Nio-cu semakin berani setelah mengetahui Lan See
giok sama sekali tidak menggubris Oh Li cu, sambil
membentak dia bertekuk pinggang lalu melejit ke depan,
http://kangzusi.com/
telapak tangannya dibalik mencengkeram urat nadi Oh Li
cu. Sebagai ahli waris dari Oh Tin san serta Say nyoo-hui,
ilmu silat yang dimiliki Oh Li cu memang luar biasa sekali, dia tertawa dingin, telapak tangannya yang sedang
menyapu ke muka mendadak berubah menjadi bacokan
langsung membabat dada lawan.
Dengan pengalamannya yang cukup luas dalam dunia
persilatan, meskipun Tok Nio cu agak terkejut menghadapi ancaman tersebut, namun dia tak sampai menjadi gugup
atau panik. Serta merta tubuh bagian atasnya dibuang ke belakang,
ujung kakinya menjejak permukaan tanah dan melompat
mundur ke belakang,
Ke empat dayang yang berdiri didekatnya menjerit kaget
karena ketakutan, dengan wajah pucat pias serentak
melarikan diri mencari selamat.
Setelah berhasil mendesak mundur Tok Nio-cu, Oh Li cu
sama sekali tidak menggubris lawannya lagi, dia langsung menerjang masuk ke ruang dalam.
Amarah Tok Nio-cu segera meledak ledak sambil
membentak keras telapak tangannya diputar menciptakan
selapis bayangan telapak tangan yang diiringi desingan


Anak Harimau Karya Siau Siau di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

angin tajam mendesak mundur tubuh Oh Li cu . .
Sejak melihat Lan See giok memasuki ruang pavilliun,
kemudian menjumpai pemuda itu, begitu tega mengurung
diri dan menghindarinya, Oh li cu lantas berpendapat
bahwa pemuda tersebut sudah pasti telah dipengaruhi
perempuan muda yang genit itu.
Semua kekesalan dan amarahnya segera berubah
menjadi api cemburu yang entah dari mana datangnya.
http://kangzusi.com/
Ketika tubuhnya kena didesak oleh serangan gencar Tok
Nio cu sehingga terpaksa harus mundur dari ruangan, ia
menjadi nekad dan tangannya diputar kencang. "Criing . !"
Diiringi desingan suara nyaring, cahaya tajam berkilauan di udara, sebilah pedang tajam tahu-tahu sudah berada
dalam genggamannya .
Kemudian sambil mengawasi Tok Nio cu dengan sorot
mata penuh kebencian dan hawa napsu membunuh
menyelimuti seluruh wajahnya dia berkata sambil menggigit bibir:
"Sudah pasti kau.. pasti kau siluman rase yang telah mempengaruhi adik Giok, bila hari ini nonamu tak bisa
mencincang tubuhmu sehingga hancur menjadi perkedel.
nonamu lebih suka menggorok leher dan menghabisi nyawa
sendiri!" Sembari berbicara, dia mengawasi Tok Nio cu lekat-
lekat, sementara pedangnya disiapkan di depan dada dan
selangkah demi selangkah maju mendekati ke muka.
Tok Nio-cu tertawa dingin, di atas wajah nya sama sekali tidak terlintas rasa takut, sahutnya:
"Bila kau tak mampu memikat adik Giok mu, berarti kau sendiri yang tidak memiliki kepandaian, hari ini, bila kau tidak menggorok lehermu sendiri, jangan harap dapat
meninggalkan tempat ini dalam keadaan selamat!"
Tangannya segera merogoh ke dalam saku kulit kecil
yang tergantung di pinggangnya dan mengeluarkan tiga
butir peluru Tok-leng tan .."
Lan See giok yang melihat kejadian tersebut dari tempat
persembunyiannya menjadi kaget, tiba-tiba wajahnya
berubah, ia tahu bagaimanapun juga harus munculkan diri
guna mengatasi masalah tersebut..
http://kangzusi.com/
Berbicara yang sebenarnya, dia bukannya takut bertemu
dengan Oh Li cu yang benar adalah dia merasa tak bisa
memberi penjelasan kepada gadis itu atas usahanya
melarikan diri waktu dulu.
Selain itu, diapun menaruh curiga kepada Oh Tin-san
sebagai salah seorang pembunuh keji ayahnya, karena itu
dia enggan bertemu dengan putrinya.
Tapi sekarang, Oh li-cu dan Tok Nio-cu telah saling
berhadapan dengan senjata terhunus, entah siapa yang
akhirnya menjadi korban, yang jelas kejadian semacam ini sama sekali tak diharapkan olehnya.
Baginya, Oh Li cu mempunyai budi pertolongan dan
membantunya kabur dari Wi-lim-poo.
Sedang mengenai pengumuman Oh-Tin san tentang
perkawinan mereka, kejadian tersebut hanya merupakan
keputusan sepihak, baginya hal tersebut tak pernah diakui.
Sedangkan Tok Nio-cu, perempuan ini lebih-lebih tak
boleh sampai terluka, besok dia masih harus berangkat ke Tay ang san dan segala sesuatunya, ia masih mengharap
kan petunjuk jalan darinya, terutama sekali rencananya
untuk memancing Beruang berlengan tunggal ke luar dari
tempat persembunyiannya.
Di samping itu . orang-orang Pek-ho-cay telah berjanji
akan berkumpul di kota ini malam nanti, Perempuan itu
diperlukan untuk mengadakan kontak dengan mereka.
karena itu kehadiran perempuan tersebut amat diharapkan.
Sementara dia masih berpikir, Oh-li-cu dengan pedang di
depan dada telah meng-himpun tenaganya siap melancarkan serangan.
Tok Nio-cu dengan peluru api beracunnya sedang
mengawasi pedang ditangan Oh
Li-cu lekat-lekat, http://kangzusi.com/
tampaknya dia hendak mengatasi serangan dengan
ketenangan. Asal pedang Oh-Li-cu digerakkan, niscaya ketiga butir
peluru api beracunnya akan di sambit ke luar.
Lan See giok dapat melihat betapa gawatnya situasi yang
terbentang dihadapannya sekarang, cepat-cepat dia menampakkan diri dari tempat persembunyiannya,
kemudian berseru keras:
"Hei, kalian jangan salah paham, kalian jangan salah paham dulu.!"
Sambil berseri, dia melompat ke tengah ruangan.
Melihat si anak muda itu telah menampakkan diri, Tok
Nio cu memandang sekejap ke arah Oh Li-cu sambil
tertawa dingin, kemudian memasukkan kembali peluru api
beracunnya ke dalam saku.
Oh Li-cu pun memperlihatkan rasa gembira yang tak
terlukiskan dengan kata-kata setelah menyaksikan kemunculan pemuda itu ia menjumpai Lan See giok lebih
tampan dan lebih dewasa, kini ia sudah menjadi seorang
pemuda yang matang sekali.
Namun bila teringat kembali sikap Lan See-giok yang
melarikan diri serta berusaha menghindari pertemuan
dengannya tadi, kembali ia merasakan hatinya bagaikan
ditembusi beratus batang anak panah, air matanya tak
terbendung lagi dan segera bercucuran seperti air bah yang menjebol kan tanggul.
Sebagai seorang pemuda yang berhati baik apa lagi Oh
Li cu selalu menunjukkan sikap yang amat memperhatikan
diri nya, anak muda itu tak bisa melukai hatinya lebih jauh..
Sembari menjura katanya kemudian:
http://kangzusi.com/
"Enci Cu, silahkan duduk di dalam ruangan!"
Panggilan "enci" itu segera mengobati jerih payah Oh Li cu yang telah merantau dan berusaha mencarinya hampir
setahun lamanya, namun biarpun hatinya sedikit agak
terhibur, tapi teringat kejadian tadi rasa sedih dalam hatinya belum juga hilang.
Menyaksikan keadaan si nona yang masih saja berdiri
termangu seolah-olah tidak mendengar sama sekali apa
yang dikatakan barusan, dengan nada minta maaf sekali
lagi dia berkata:
"Enci Cu. harap kau sudi memaafkan siaute yang
mempunyai kesulitan untuk memberi keterangan kepadamu. tadi, sesungguh nya aku bukan bermaksud
menghindarimu, tapi aku berbuat demikian disebabkan
keadaan yang terpaksa. atas kesalahan tadi biar siaute minta maaf, harap cici jangan marah lagi."
Sembari berkata, ia betul-betul menjura dalam-dalam
kepala gadis tersebut.
Oh Li cu menghela napas sedih, dia menyarungkan
kembali pedangnya lalu berkata dengan air mata
bercucuran: "Semua duduknya persoalan telah di jelaskan Hu-yong siancu Han lihiap kepadaku, dan cici bersedia membantu
untuk mengungkap latar belakang kejadian itu sampai
tuntas, seandainya pembunuh ayahmu Lan tayhiap benar-
benar adalah ayahku, yaa anggaplah nasibku memang jelek, kau tak usah berkata apapun, cici akan mengakui sendiri
bahwa nasibku memang buruk."
Lan See giok manggut-manggut sedih, ia segera
mempersilahkan gadis itu untuk memasuki ruangan.
http://kangzusi.com/
Sementara itu, Tok Nio-cu yang turut mendengarkan
pembicaraan mana, kian lama ia kian bertambah
kebingungan, apalagi Lan See giok memang tak pernah
membicarakan soal Oh Tin san kepadanya, jadi untuk
beberapa saat diapun tak habis mengerti.
Oh Li cu melangkah masuk ke dalam ruangan, selama
ini dia tidak berpaling ke arah Tok Nio-cu, bahkan
memandang sekejappun tidak, ia langsung menuju ke ruang
dalam. Sebaliknya Tok Nio-cu yang melihat Lau See giok
menyebut "cici" kepada Oh Li cu, ini menandakan bahwa pemuda tersebut telah mengakui Oh Li cu sebagai bininya
tiba-tiba saja ia merasa sedih bercampur cemburu.
Setelah mempersilahkan Oh Li cu, Lan See giok segera
mempersilahkan juga Tok Nio cu untuk masuk.
Tok Nio-cu tertawa genit, ia merasa gembira sekali
dengan sikap pemuda itu, maka sambil membalikkan badan
bersama pemuda itu masuk ke dalam ruangan
Ke empat dayang yang semula ketakutan, sekarang telah
bekerja kembali menghidang kan air teh.
Setelah semua orang duduk, Lan See giok baru
menuding ke arah Tok Nio-cu dan memperkenalkan kepada
Oh Li cu. "Dia adalah Gui hujin, dari benteng Pek hoo cay,"
Tok Nio-cu yang mendengar itu segera menyambung
dengan cepat: "Aku adalah Tok Nio cu Be Cui peng."
Kemudian Lan See giok segera memperkenalkan Oh Li
cu kepada perempuan itu:
http://kangzusi.com/
"Dan dia adalah putri kesayangan dari Oh Po cu dari Wi-lim-poo, nona Oh Li cu."
"Oooh, rupanya putri kesayangan dari Oh Pocu selamat berjumpa, selamat berjumpa" seru Tok Nio-cu kemudian sambil tertawa nyaring.
Ketika Lan See giok melihat di atas wajah On Li cu
masih diliputi hawa amarahnya. dia mengangguk pelan
terhadap Tok Nio-cu, seolah kuatir perempuan itu
mengejek lebih jauh, maka dia segera memberi penjelasan.
"Gui caycu dari benteng Pak ho cay adalah sahabat karib dari Oh lo pocu, hubungan persahabatan mereka amat
akrab dan sekarang kalian berdua telah berjumpa,
kesempatan untuk berkumpul pun akan bertambah banyak,
dengan pengalaman Gui hujin yang luas dan pengetahuan
yang banyak, sudah sepantasnya bila enci Cu sering-kali
memohon petunjuk dari Gui hujin "
Selama ini Oh Li cu selalu menaruh curiga kepada Tok
Nio cu bahwasanya perempuan itu mempunyai hubungan
yang luar biasa dengan adik Giok nya. itulah yang
menyebabkan timbul perasaan cemburu dalam hatinya.
Kendaripun demikian, diapun enggan menyusahkan
pemuda pujaan hatinya, karena itu dengan memaksakan
diri dia harus mengucapkan beberapa patah kata merendah
untuk perempuan tersebut.
Melihat perkataan dari Oh Li cu diutarakan amat
terpaksa, sebaliknya Tok Nio-cu menunjukkan sikap acuh
tak acuh, seakan akan sama sekali tidak menaruh perhatian atas hal mana, buru-buru Lan See giok mengalihkan
pembicaraan ke soal lain, ujarnya kemudian kepada Oh Li-
cu: http://kangzusi.com/
"Enci Cu, semenjak berpisah di pesisir telaga tempo hari, baik-baiklah kau selama satu tahun belakangan ini?"
Sebelum menjawab, tiba-tiba saja sepasang mata Oh Li
cu berubah menjadi merah, matanya berkaca kaca.
Tok Nio-cu sebagai seseorang yang berpengalaman luas.
tentu saja enggan mendengarkan urusan pribadi kedua
orang itu, ditambah pula dia kuatir orang-orang Pek ho cay belum berkumpul semua, maka sambil bangkit berdiri
katanya kemudian:
"Silahkan adik Giok dan nona Oh berbincang-bincang
dulu, aku hendak pergi ke pekan raya dulu untuk melihat
apakah saudara-saudara ku sudah berkumpul semua.."
Sembari berkata, dia lantas beranjak ke luar dari
ruangan. Buru-buru Lan See giok bangkit berdiri sambil
mengantar, malah mengucapkan pula rasa terima kasihnya.
Karena pemuda itu bangkit berdiri, terpaksa On Li cu
turut bangkit pula, sekarang ia sudah dapat menilai bahwa hubungan antara adik Giok dengan Tok Nio-cu tersebut
ternyata masih jauh di bawah apa yang diduganya semula.
Walaupun begitu, dia toh masih rada curiga, karenanya
sepeninggal Tok Nio-cu ia segera bertanya dengan perasaan tidak habis mengerti:
"Adik Giok. bagaimana sih ceritanya sehingga kau dapat bergaul dengan orang-orang dari Pek-ho-cay?"
Sampai sekarang Lan See-giok masih belum tahu apa
saja yang telah dibicarakan Hu-yong siancu kepadanya,
karena itu diapun tak berani menceritakan pengalaman nya belajar silat di bukit Hoa san.
http://kangzusi.com/
Secara ringkas dia hanya bercerita tentang kepergiannya
ke Pek ho cay untuk menuntut balas terhadap Gui Pak
ciang .. selesai mendengarkan penuturan itu, Oh Li cu
segera bertanya dengan perasaan tak mengerti.
"Lantas ke mana kau hendak pergi dalam langkah kedua ini?"
"Bukit Tay ang San!" jawab Lan See giok tanpa ragu-ragu.
Berubah hebat paras muka Oh Li cu mendengar nama
tersebut, ia berseru tertahan:
"Bukit Tay ang san" Aku dengar Tay ang san meliputi daerah seluas berapa ratus li, semuanya terdiri dari tiga bukit, sembilan puncak dan dua belas benteng, semuanya di jaga oleh jago-jago kenamaan dari golongan hitam dan
konon ilmu silat mereka luar biasa sekali, jangan lagi cuma kau seorang biar kami bertiga pergi bersama pun masih
merupakan masalah besar" Ditinjau dari perubahan sikap
Oh Li cu, dengan cepat Lan See giok mendapat tahu kalau
keterangan dari Tok Nio cu tadi, memang tidak bohong
selain itu dia juga mendapat tahu kalau Oh Li cu belum
tahu jika ia telah belajar silat di bukit Hoa san.
Setelah tertawa hambar, katanya kemudian dengan nada
sedih: "Dendam sakit hati ayahku lebih dalam dari-pada
samudra, sekalipun aku tahu jalan tersebut merupakan
sebuah jalan kematian bagiku, mau tak mau aku toh harus
mendatanginya juga!"
"Baiklah" akhirnya Oh Li cu menghela napas. "cici akan mengiringi kepergianmu ini, bila aku bisa mati bersamamu, hatiku pun rela ."
http://kangzusi.com/
Lan See-giok benar-benar terharu sekali oleh ucapan
mana, akan tetapi diapun enggan membiarkan gadis
tersebut mengorbankan jiwa demi dirinya. dengan perasaan berterima kasih katanya kemudian.
"Dendam sakit hati ayahku lebih dalam dari samudra, aku tak ingin musuh besarku itu mampus ditangan orang
lain. Cici kau adalah seorang putri seorang kenamaan, kau amat bernilai tinggi, bila sampai menderita cedera atau


Anak Harimau Karya Siau Siau di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sesuatu yang tak diinginkan, sudah pasti siaute akan
menyesal sepanjang jaman "
Sebelum anak muda itu menyelesaikan kata katanya,
dengan air mata bercucuran dan sekujur badan gemetar
keras, Oh Li-cu telah menyela.
"Gara-gara kau, cici telah meninggalkan rumah,
memutuskan hubungan dengan orang tua. setiap hari aku
melakukan perjalanan, menembusi angin dan salju untuk
mencari jejakmu, setahun terakhir ini aku telah banyak
menderita bagimu, sukar makan tak nyenyak tidur
memikirkan kau. sungguh tak kusangka. kau hari ini.."
Gadis itu tak sanggup melanjutkan, kembali kata katanya, air mata bercucuran dengan deras dan meledaklah isak
tangisnya yang memilukan hati.
Lan See giok turut merasa sedih, rasa terima kasih
memenuhi dadanya, dia dapat merasakan perubahan dari
Oh Li-cu, terutama selama setahun belakangan ini.
Dengan perasaan terharu dan gelisah, cepat-cepat ia
berseru: "Budi kebaikan cici tak pernah akan siaute lupakan, hanya saja.."
http://kangzusi.com/
"Sudah, jangan berbicara lagi, jangan dibicarakan lagi.."
teriak Oh Li-cu sambil menutupi wajahnya dengan kedua
belah tangan lalu menangis tersedu.
Lan See giok tak ingin Oh Li cu bersedih hati, ia
terbungkam untuk sesaat dan cuma bisa mendengarkan isak
tangis nona itu dengan wajah melongo.
Untuk sesaat suasana dalam ruang pavilliun itu hanya
dipenuhi oleh suara sedu sedan yang memilukan hati..
Entah berapa saat sudah lewat, akhirnya isak tangis dari Oh Li-cu pun mulai mereda.
Lan See giok segera manfaatkan kesempatan itu untuk
mengalihkan pembicaraan ke soal lain, katanya:
"Enci Cu, bukankah kau telah bersua dengan Hu-yong
siancu bibi Wan" Apa saja yang telah ia katakan
kepadamu?"
Dengan sapu tangannya Oh Li cu menyeka air mata
yang berlinang, bukan menjawab dia malah berbalik
bertanya: "Ketika kau menunggang kuda putih tempo hari,
agaknya memang berniat untuk melarikan diri rupanya.."
Terhadap pertanyaan tersebut, Lan See- giok memang
telah mempersiapkan diri semenjak tadi, maka tanpa sangsi barang sedikitpun jua dia menjawab:
"Kalau menurut pandanganmu waktu itu, apakah siaute memang mempunyai rencana untuk melarikan diri?"
Oh Li-cu seperti belum juga mau percaya, kembali
tanyanya dengan nada tak mengerti.
"Tapi mengapa aku tak berhasil menemukan jejakmu
meski seluruh bukit dan hutan telah kucari?"
http://kangzusi.com/
"Kalau dibicarakan sesungguhnya merupakan suatu
kebetulan saja." Lan See-giok menjelaskan dengan kening berkerut, "kalau tidak, mungkin aku sudah terbanting mampus oleh kuda putih tua itu. Sewaktu mendekam di
punggung kuda waktu itu aku dilarikan ke atas sebuah bukit kecil, tiba-tiba saja terhembus segulung angin kuat yang menerpa datang, kuda tua tadipun segera berhenti berlari."
"Apakah kau ditolong oleh kakek berjubah kuning?"
tanya Oh Li cu tak sabar.
Cepat-cepat Lan See-giok mengangguk.
"Ya, masih ada pula Hu-yong siancu bibi Wan!"
Oh Li cu segera mengangguk berulang kali, ia merasa
penjelasan anak muda tersebut mirip sekali dengan
penjelasan dari Hu-yong siancu, maka tanyanya lebih jauh dengan perasaan tak mengerti:
"Apakah kau segera dibawa pergi oleh kakek berjubah kuning itu?"
Lan See giok segera teringat kembali bagaimana gurunya
To Seng-cu masih sempat menampakkan diri dihadapan Oh
Tin san suami istri dari balik rumah bibi Wan hingga
membuat gembong iblis itu kabur ketakutan.
Karenanya dia menggelengkan kepalanya.
"Tidak, kami pulang dulu ke rumah kediaman bibi Wan, baru malam berikutnya aku meninggalkan rumah kediaman
bibi Wan."
Sekali lagi Oh Li-cu menganggukkan kepalanya, maka
diapun bertanya dengan perasaan kuatir.
"Apakah selama setahun belakangan ini, kau selalu
mengikuti tokoh sakti itu belajar silat?"
http://kangzusi.com/
Lan See giok mengiakan sambil mengangguk "Bagaimana dengan taraf kepandaian silat mu sekarang"
Apakah telah memperoleh kemajuan yang pesat?" gadis itu
bertanya lebih jauh.
"Tentu saja ada kemajuan yang telah ku peroleh, cuma saja sampai di manakah kemajuan yang berhasil kucapai
itu, siaute sendiri juga tidak tahu."
Meninjau dari mimik muka anak muda itu Oh Li-cu
menyimpulkan bahwa kemajuan yang dicapai pemuda
tersebut dalam ilmu silatnya tidak begitu pesat, karenanya dia bertanya lagi:
"Adik Giok, kau belajar silat dimana," Siapa pula kakek berjubah kuning Itu.?"
"Maafkanlah daku cici, nama besar guru ku tak bisa
disebut sebut, perguruankupun merupakan rahasia orang
luar." Kemudian sewaktu dilihatnya Oh Li cu menunjukkan
perasaan tak senang hati. ia menjelaskan lebih jauh.
"Cuma ayahmu mengetahui dengan jelas akan asal usul guruku itu, asal cici bertanya kepadanya, bukankah akan
segera kau ketahui?"
Oh Li cu sangat tidak puas dengan jawaban dari Lan See
giok sebelum ia bertanya lebih lanjut, bayangan manusia
telah berkelebat lewat di depan pintu, tahu-tahu Tok Nio-cu sudah berjalan masuk dengan langkah tergesa gesa:
Lan See giok menjumpai Tok Nio cu berkerut kening,
wajahnya nampak berat dan serius, hal ini membuatnya
berkesimpulan bahwa orang-orang dari Pek ho cay tidak
berhasil menyusul si harimau berkaki cebol
http://kangzusi.com/
Sambil menyambut kedatangan perempuan itu, Lan See
giok segera menegur:
"Apakah mereka telah berhasil menyusul si harimau
berkaki cebol..?"
Dengan kening berkerut Tok Nio-cu menghela napas
panjang. "Aai. si harimau berkaki cebol memang seorang setan alas yang licin, laporan dari setiap pos mengatakan bahwa mereka tidak melihat orang itu berganti kuda di tempat
mereka, setelah sampai di kota Huan-sia, jejaknya baru
ketahuan.. "Apakah sudah berhasil dikejar?" tanya Lan See giok gelisah.
Dengan sedih Tok-Nio-cu menggelengkan kepalanya
berulang kali: "Dia sudah lewat semenjak dua hari berselang."
"Aneh betul" seru Lan See giok kemudian makin
gelisah."jarak dari tempat itu sampai di Pek hoo cay hampir mencapai ratusan li diantaranya terpisah oleh perbukitan Bu -tong san, Dengan cara bagaimana ia dapat berlalu dari situ?"
"Menurut dugaan dari para pengejar, bisa jadi dia
menelusuri Pek hoo cay, melalui Tin-siang langsung
menuju ke Kong-hua dan tiba di kota huan sia. Bisa jadi
pada hari pertama ia telah menduga akan datangnya
pengejar dari pihak benteng, karena itu dia menyembunyikan diri di tempat kegelapan. menanti para
pengejar sudah lewat, dia baru mulai melakukan perjalanan menuju kota Han sia dan sekarang bisa jadi telah memasuki wilayah Tayang san di bawah pengaruh si Beruang
berlengan tunggal, dalam keadaan demikian sekalipun para
http://kangzusi.com/
jago dari Pek-ho cay berhasil menyusulnyapun belum tentu berani menangkapmya."
Diam-diam Lan See-giok merasa gelisah, namun diapun
merasa kagum sekali, sejak perjumpaan di Pek ho cay
tempo hari dia sudah menduga kalau si harimau berkaki
cebol adalah seorang manusia yang pandai bekerja.
Oh Li cu yang selama ini mendengarkan pembicaraan
tersebut, tiba-tiba mencorong sinar tajam dari balik
matanya, ia segera bertanya dengan gelisah:
"Adik giok, kau mempunyai kuda?"
Sebelum pemuda itu menjawab. Tok Nio cu telah
menyela lebih dulu.
"Aku telah memilihkan seekor kuda Wu-wi dari antara dua puluhan "ekor kuda jempolan."
"Sayang sekali biar adu kudapun, aku tak mau
menaikinya!" tukas pemuda itu sedih.
Dengan gemas Oh Li cu segera berseru:
"Tempo hari, kau toh tidak sampai di banting oleh kuda tua itu hingga terluka" Apa sih yang mesti kau takuti"
Dengan kepandaian silat yang kau miliki, asal kau
bertindak lebih hati-hati saja, tanggung tak bakal ada
persoalan."
Tampaknya Tok Nio cu sudah mengambil keputusan
untuk menyerahkan kuda kesayangannya untuk Lan See
giok, dengan cepat dia menimbrung dari samping.
"Kalau memang begitu, biar aku yang menunggang Wu
wi, sedang adik giok boleh memakai kuda pek liong kou
milikku, bukan cuma cepat, kuda itupun bisa lari tenang, sewaktu berlari biar kita menaruh semangkuk air di atas
pelannya pun, air dalam mangkuk tak bakalan tumpah."
http://kangzusi.com/
Oh Li cu tahu kalau kata-kata semacam itu hanya
bermaksud untuk memuji kehebatan kudanya saja.
memanfaatkan kesempatan tersebut katanya kemudian.
"Nah, itu lebih bagus lagi, Pek liong kou memang salah satu kuda jempolan yang sangat langka dalam dunia ini, dia bisa lari cepat tapi tenang, adik Giok, sekarang kau tak perlu kuatir untuk menungganginya lagi"
Kemudian sambil berpaling kearah Tok Nio cu. kembali
dia berkata. "Bagaimana kalau kita berangkat sekarang juga" Kuda Ci hwee kou milikku adalah keturunan dari Ci toh-kou. kuda
kesayangan Kwan Kong dimasa lampau, biarpun tak bisa
menempuh seribu li dalam sehari, delapan ratus li mah
masih bisa dicapai, asal kita berangkat pada malam ini, esok juga, kita sudah pasti telah-sampai di bukit Tayang san.."
"Sayang sudah tak sempat lagi" cegah Tok Nio cu,
"sekalipun si harimau berkaki cebol belum tiba di tempat tujuan, burung-burung merpati pos milik Tay ang san sudah pasti telah tiba lebih dulu di tempat tujuan."
Waktu itu Lan See giok sudah dibuat kehabisan akal oleh
pembicaraan kedua orang itu, tanpa terasa tanyanya
kemudian dengan perasaan sangat gelisah:
"Lantas apa yang mesti kita lakukan menurut pendapat
nyonya?" Dengan rencana yang matang. Tok Nio cu menjawab:
"Kalau toh masalahnya sudah tak mungkin ditolong lagi.
lebih baik kita bertindak secara tenang saja, perjalanan yang seharusnya bisa dicapai dalam dua hari. kita boleh
menempuhnya di dalam lima hari .
http://kangzusi.com/
"Kalau begitu, bukankah hal tersebut berarti kita akan memberi kesempatan yang lebih banyak bagi Beruang
berlengan tunggal untuk mempersiapkan diri?" seru Oh Li cu tidak setuju.
Tok Nio-cu tertawa dingin:
"Kecepatan orang-orang Tay ang san menerima berita
sangat mengejutkan hati, bila kau tak percaya lihat saja besok, kita bersama-sama ke luar dari Siang-yang, tanggung ada orang yang segera akan menguntit perjalanan kita."
Walaupun Lan See giok dan Oh Li cu mengangguk
berulang kali, toh mereka tetap tidak begitu percaya.
Terdengar Tok Nio cu berkata lebih jauh.
"Saat ini kita harus menghimpun tenaga sebaik baiknya sambil menjaga kondisi badan tetap prima, sampai
waktunya meski kita tak usah mendobrak kedua belas
benteng mereka, namun setelah memasuki puncak Keng
thian hong, aku yakin para caycu yang lain akan
berdatangan untuk memberi bantuan kepada rekannya, dan
saat itu pertarungan berdarah tak akan bisa dihindari lagi!"
Kemudian ia mengerling sekejap ke arah Lan See giok
dengan sorot mata yang lembut dan genit, dengan nada
suara yang memikat terusnya: "Tentu saja semuanya ini tergantung keputusan dari adik Giok sendiri, bila adik Giok memutuskan akan berangkat pada malam ini juga, sekarang
aku akan perintah kan para pelayan untuk menghubungi
kasir agar rekening dihitung dan kuda dipersiapkan!"
Selama ini, Oh Li-cu selalu berkesimpulan bahwa Tok
Nio-cu mempunyai maksud tujuan yang kurang baik atas
adik Giok nya, ini dilihat dari sorot matanya yang jalang serta nada suaranya yang memikat hati..
http://kangzusi.com/
Sementara dia berniat untuk membujuk Lan See giok
agar segera berangkat, si anak muda itu telah memutuskan secara tegas.
"Kalau memang begitu, kita berangkat besok pagi saja!"
Tok Nio-cu tertawa renyah, kepada Oh Li cu katanya
kemudian. "Walaupun sekarang waktu masih pagi, namun besok kita harus menempuh perjalanan pagi-pagi sekali,
mari kita pergi beristirahat saja ..
Tiba- tiba satu ingatan melintas dalam benak Oh Li cu,
sambil berpaling kearah Lan See giok segera ujarnya,
"Meskipun aku telah menitipkan kudaku di dalam rumah penginapan seberang, tapi sebetulnya aku belum memesan
kamar.." "Itu mah gampang sekali" sambung Tok Nio cu penuh keramahan. "biar kuperintahkan kepada pelayan untuk menyediakan sebuah kamar lagi untukmu"
"Tidak usah" cegah Lan See giok, ia merasa tindakan semacam itu hanya merupakan, suatu pemborosan belaka.
"satu dua jam" akan lewat dengan cepat, biar nyonya tinggal di kamar sebelah timur sedang enci Cu di kamar
sebelah barat. sedang aku sendiri cukup bersemedi di ruang tengah saja"
Napsu birahi yang semula menyelimuti wajah Tok Nio-
cu seketika hilang lenyap tak membekas, tapi ia masih
memaksakan diri untuk berkata sambil tersenyum:
"Begitu pun ada baiknya, cuma hal ini akan menyiksa adik Giok, Besok kita bersua lagi. maaf kalau aku akan
mengundurkan diri lebih dulu"
Lan See giok dan Oh Li cu serentak bangkit berdiri
sambil berseru:
http://kangzusi.com/
"Selamat malam!"
Dengan senyum dikulum Tok Nio cu mengundurkan diri
dari ruangan dan langsung menuju ke ruang timur, dua
orang dayang mengikuti di belakangnya untuk melayani
keperluan nyonya tersebut.
Oh Li cu mengawasi sampai Tok Nio-cu masuk ke ruang
timur, kemudian dengan cekatan dia berpaling ke arah sang pemuda sambil bisiknya lirih:
"Hei, pil pemunah racun Ban leng ciat tok wan
pemberianku dulu apakah masih berada disakumu?"
Lan See giok tertegun, lalu mengangguk dengan
perasaan tak mengerti.
"Yaa, masih berada disakuku!"
Bagaikan seorang istri yang sangat memperhatikan
suaminya, Oh Li cu kembali berbisik.
"Ayo cepat kau telan sebutir!"
Lan See giok sungguh dibuat kebingungan oleh sikap
gadis tersebut tapi dia- toh menjelaskan juga.
"Aku pernah minum cairan kemala Leng-sik-giok-ji,
secara otomatis di dalam cairan darahku sudah terkandung hawa sakti yang dapat melawan pengaruh racun "
Oh Li cu sudah pernah mengalami kegagalan, karena itu
dia cukup mempercayai perkataan anak muda tersebut,
maka sambil tertawa genit ujarnya lembut:
"Tidurlah sampai berjumpa esok pagi!"
Setelah melemparkan sekulum senyuman manis, dia
membalikkan badan dan beranjak ke luar dari ruangan,
Dua orang dayang segera mengikuti pula di belakangnya


Anak Harimau Karya Siau Siau di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

untuk melayani keperluan perempuan itu.
http://kangzusi.com/
Lan See giok termangu mangu untuk beberapa saat
lamanya, ia merasa Oh Li cu telah berubah sama sekali,
terutama setelah perpisahannya dalam setahun ini.
Kini si nona berubah menjadi begitu cantik, menawan
hati, lembut dan memberikan kesan yang indah bagi
siapapun yang memandangnya.
Bila membayangkan kembali sikapnya ketika masih
berada di Benteng Wi-lim-poo tempo hari, dia begitu cabul, jalang keji dan buas, terutama kesombongannya, sedikit-sedikit lantas turun tangan melakukan pembunuhan, waktu
itu dia benar-benar termasuk seorang perempuan berhati
sejahat bisa ular beracun.
Tapi sekarang, dia seperti telah berubah sama sekali, tapi persoalan apakah yang membuatnya berubah" Waktu"
Cinta" Atau pengalaman" Atau mungkin kasih sayang
membuat hatinya berubah selembut kapas ..
Membayangkan kesemuanya itu, dia hanya bisa
menggelengkan kepalanya sambil tertawa.
Sepeninggal kedua orang perempuan itu Lan See-giok
duduk bersila di atas kursi dan bersemedi untuk melatih
ilmu Hud-kong sinkangnya.
Waktu berlalu sangat cepat, tanpa terasa kentongan
ketiga sudah lewat.
Kota Siang-yang yang selalu sibuk dan ramai, lambat
laun sudah berubah menjadi lengang kembali.
Oh Li cu merasa sangat gundah, pikiran nya kalut dan
hatinya tak pernah tenang, membayangkan kesulitan,
penderitaan dan jerih payahnya selama setahun terakhir,
akhirnya hanya begini hasil yang diperolehnya.
http://kangzusi.com/
Membayangkan kesemuanya itu, tanpa terasa dua titik
air mata jatuh berlinang.
Berkat doa restu, akhirnya adik Giok berhasil ditemukan
kembali, namun bagaimanakah nasibnya kemudian"
Apakah semuanya bisa diramalkan mulai sekarang"
Dia hanya bisa berdoa, moga-moga saja ia dapat
mendampingi adik Gioknya sepanjang jaman.
Berpikir sampai di sini ia segera teringat kembali dengan Lan See-giok yang tidur di ruang tengah. .
Pelan-pelan dia turun dari ranjang dan menuju ke ruang
tengah, dia ingin tahu bagaimana keadaan adik Gioknya
sekarang Bersamaan waktunya melompat turun dari ranjang, tiba-
tiba terdengar pula pintu dibuka orang dari ruang sebelah.
Oh Liu cu terkejut, ia segera teringat akan Tok Nio cu,
maka sambil menahan napas, dan perlambat langkahnya,
pelan-pelan dia menuju ke depan jendela.
Tiba di depan jendela, dengan jari tangannya dia
melubangi kertas jendela kemudian mengintip ke luar.
Betul juga, Tok Nio-cu dengan langkah yang berhati hati
sekali sedang membuka pintu kamar.
Tak terlukiskan rasa gusar Oh Li cu menyaksikan hal ini, diam-diam dia mengumpat dihati kecilnya
"Keparat, ternyata siluman rase itu memang mempunyai tujuan yang amat jahat.."
Baru saja dia hendak melompat ke luar dari jendela,
mendadak dilihatnya Tok Nio-cu, mengempit segulung
selimut di bawah ketiak nya.
http://kangzusi.com/
Hawa amarah kontan berubah menjadi kobaran api
cemburu setelah melihat hal ini, diam-diam Oh Li cu
mendengus dingin, kemudian pikirnya lagi.
"Siapa yang suruh kau memperhatikan suamiku?"
Dengan cepat dia melompat ke depan pembaringan
sambil menyambar sebuah selimut, tapi sebelum melompat
ke luar dari ruangan, satu ingatan telah melintas dalam
benaknya. Niatnya semula segera diurungkan, dia ingin menyelidiki
perbuatan apakah yang hendak dilakukan Tok Nio cu.
Tapi setibanya di depan jendela dan menyaksikan apa
yang terbentang di depan mata. kembali nona ini dibuat
tidak habis mengerti.
Tok Nio-cu berdiri ditengah halaman dan memandang
ke ruang tengah dengan wajah termangu. dia seakan akan
dibuat terkesiap oleh pemandangan yang terbentang
dihadapannya. Dari posisi Oh Li cu berada saat ini, Sulit baginya untuk memandang keadaan di ruang tengah, maka ia melompat
ke arah pintu dan mengintip dari situ.
Suasana di ruang tengah terang benderang bermandikan
cahaya, tiada sesuatu gejala yang aneh hanya saja dia tak dapat melihat tempat dimana adik Giok berada sekarang.
Sementara ia bermaksud untuk menyelinap ke luar,
mendadak dilihatnya Tok Nio-cu sedang menggelengkan
kepalanya berulang kali kemudian setelah berguman
memuji, dia masuk kembali ke dalam kamarnya.
Dalam keadaan begini meskipun Oh Li cu tidak habis
mengerti, namun dia sendiri pun mengurungkan niatnya
untuk mengantar selimut buat sang pemuda, andaikata
http://kangzusi.com/
perbuatannya sampai ditampik oleh adik Giok, bukankah
hal ini akan ditertawakan oleh Tok Nio cu"
Setelah berbaring kembali di atas pembaringan, dia
membayangkan kembali gumaman memuji dari Tok Nio cu
tadi, agaknya ia telah menjumpai suatu keajaiban pada diri adik Giok.
Sudah barang tentu dia tak pernah akan menyangka
kalau Tok Nio-cu telah menyaksikan lingkaran cahaya di
atas kedua belah bahu dan ubun-ubun Lan See giok yang
sedang duduk bersemedi.
Untung saja Tok Nio cu yang sudah berpengalaman luas
yang melihat kejadian ini, coba kalau ke empat orang
dayang tersebut, niscaya mereka sudah berteriak teriak
panik. Ada satu hal yang mungkin tak pernah disangka oleh
Tok Nio-cu serta Oh Li-cu, yakni gerak gerik mereka
berdua ternyata tak sebuahpun yang lolos dari pengamatan Lan See giok dengan Hud kong sinkangnya.
Cuma dia enggan membuyarkan tenaga latihannya
hanya untuk menangkap perbuatan mereka berdua..
Kentongan kelima sudah berbunyi. fajar pun mulai
menyingsing.. Selesai sarapan, Lan See giok bertiga mulai merencanakan perjalanan mereka.
Berhubung Tok Nio cu tidak membicarakan tentang
peristiwa semalam, Oh Li cu juga tidak mengungkapnya,
otomatis Lan See giok pun berlagak pilon.
Selesai membayar rekening, mereka bertiga ke luar dari
rumah penginapan, kuda Ci hwee kou milik Oh Li cu juga
telah dipersiapkan.
http://kangzusi.com/
Pek liong kou adalah seekor kuda berwarna putih mulus
dengan pelana emas dan alas perak.
Sedangkan kuda Wu-wi kou berbulu hitam pekat, tinggi
kekar dan gagah, sebaliknya Ci hwee kou berbulu serba
merah. Dengan menunggang kuda, berangkatlah ketiga orang itu
menuju kearah timur kota.
Pada mulanya Lan See giok masih ragu dengan
kemampuan kudanya yang dikatakan sangat hebat itu,
namun setelah perjalanan sekian lama, dia merasakan kuda putih itu memang bisa lari dengan cepat tapi mantap, sama sekali tidak menderita dan kemungkinan. terjatuh kecil
sekali. Tanpa terasa dua belas li sudah dilewatkan dengan cepat.
Mendadak terdengar Tok Nio-cu berbisik dengan suara
rendah. "Adik Giok, cepat berpaling, orang kelima di belakangmu sudah lama sekali menguntit perjalanan kita."
Tergerak hati Lan See giok mendengar perkataan itu,
dengan cepat ia berpaling.
Lebih kurang puluhan kaki di belakangnya terlihat ada
lima ekor kuda dengan lima lelaki kekar, berpakaian ringkas sedang, melarikan kudanya menguntit mereka.
Oh Li-cu sangat gusar setelah melihat kejadian tersebut, dengan kening berkerut seru nya. "Kawanan tikus itu betul-betul tak tahu diri, rupanya mereka sudah bosan hidup
semua." Lan See giok sendiri meski agak mendongkol, namun dia
enggan mencari banyak urusan, segera katanya.
"Kalau begitu mari kita percepat lari kuda kita untuk meninggalkan mereka jauh-jauh!"
http://kangzusi.com/
Tok Nio-cu tersenyum hambar, suatu senyuman yang
penuh mengandung arti, namun ia tidak berkata apa-apa.
Lan See giok yang menyaksikan hal tersebut menjadi
tidak habis mengerti, namun dia pun tidak banyak bertanya dan segera melarikan kudanya meninggalkan tempat itu . .
Dengan kemampuan ketiga ekor kuda itu, dalam waktu
singkat mereka telah menempuh perjalanan sejauh sepuluh
li lebih.. Menanti Lan See giok berpaling kembali di belakang
tubuhnya hanya nampak debu yang mengepul di angkasa.
sementara ke lima orang penunggang kuda tadi sudah
tertinggal jauh di belakang, bahkan sama sekali sudah tak nampak lagi.
Tetapi pada saat itulah-
Terdengar suara sayap yang berkebas menembusi
angkasa melintasi di atas kepala ke tiga orang itu-
Tok Nio cu mendongakkan kepalanya sambil menengok
sekejap, kemudian ia tertawa senang.
Tentu saja Lan See giok dan Oh Ii cu tidak habis
mengerti, mereka ikut mendongakkan kepalannya, tampak
setitik bayangan abu-abu melintas ditengah angkasa dan
meluncur ke arah timur dengan kecepatan bagaikan
sambaran petir.
Dalam waktu singkat bayangan tersebut sudah berada
ratusan kaki jauhnya dari tempat semula.
Dengan cepat mereka berdua menjadi sadar, rupanya
bayangan abu-abu itu adalah burung merpati pos yang di
lepaskan ke lima orang penguntit tersebut.
Di samping itu. mereka berdua juga segera mengerti apa
sebabnya Tok, Nio-cu tertawa bangga tadi, tentunya dia
http://kangzusi.com/
seperti hendak berkata demikian. Menempuh perjalanan
lebih cepatpun percuma, lebih baik melanjutkan, perjalanan sesuai jadwal.
Berpikir sampai disini, Lan See giok segera memperlambat lari kudanya, otomatis Oh Li cu dan Tok
Nio cu pun ikut mengurangi kecepatan lari kudanya.
Tiba-tiba .. Dari arah belakang kembali berkumandang suara burung
yang terbang melintasi di angkasa.
Lan See giok, Tok Nio cu serta Oh Li cu sama-sama
tergerak hatinya, mereka tahu kelima orang yang berada di belakang kembali telah melepaskan burung merpati pos.
Ketika mereka bertiga berpaling, benar juga seekor
burung merpati pos sedang terbang melintas, jarak
ketinggian dari permukaan tanah paling banter cuma enam
kaki. Tiba-tiba satu ingatan melintas dalam benak Lan See
giok, disaat Tok Nio-cu dan Oh Li cu sedang mengamati
burung merpati tersebut, diam-diam ia menghimpun hawa
murninya yang disalurkan ke dalam lima jari tangannya,
kemudian segera menyentil nya ke udara..
Suara desingan angin tajam langsung meluncur ke
tengah udara dan persis menghantam burung merpati yang
kebetulan sedang terbang melintas.
"Prakkk!"
Burung merpati itu terguling guling di tengah udara
kemudian meluncur ke muka dan akhirnya menukik ke
arah persawahan beberapa puluh kaki di depan sana.
http://kangzusi.com/
Tok Nio cu maupun On Li cu sama-sama terperanjat
setelah menyaksikan kejadian itu, serentak mereka menjerit kaget.
Burung merpati itu menukik langsung ke arah
persawahan dan menggeletak mampus,
Tok Nio cu serta Oh Li cu tertegun untuk sesaat,
kemudian mereka melarikan kudanya menghampiri bangkai
merpati tadi. Lan See giok memperhatikan sekejap keadaan di
sekeliling tempat itu, setelah sadar kalau di sekitar situ tiada orang lain, dia baru turut menyusul ke bawah.
Sementara dia mendekat, Tok Nio cu telah melayang
turun ke bawah dan memungut bangkai burung merpati itu,
ternyata sudah mampus.
Maka kepada Lan See giok serta Oh Li cu ujarnya
kemudian: "Ayo cepat berangkat, ini namanya kemauan takdir,
sungguh tak nyana merpati pos ini bisa terserang angin
duduk sehingga mampus secara mendadak"
Dengan cepat dia melompat naik ke atas kudanya dan
menyembunyikan bangkai merpati itu ke dalam kantung
senjata rahasia.
Oh Li cu merasa agak bimbang, tentu saja ia tak percaya
ada kejadian yang begini kebetulan, Lan See giok yang
melihat hal tersebut cuma membungkam diri mesti hati
kecilnya tertawa geli.
Dengan cepat mereka bertiga melanjutkan perjalanan
lagi menuju ke depan.
http://kangzusi.com/
Tidak sampai lima li, di depan situ muncul sebuah
jembatan batu, ketika tiba dimuka jembatan, tampak air
yang mengalir di sungai itu deras sekali.
Tergerak hati Tok Nio cu, dia mengeluarkan bangkai
merpati itu, melepaskan tabung kecil yang terikat di kakinya kemudian membuang bangkai tersebut ke dalam sungai.
Melihat cara kerja perempuan itu, diam-diam Lan See
giok dan Oh Li cu memuji ketelitian cara kerjanya.
Selesai membuang bangkai burung itu, Tok Nio-cu
melanjutkan perjalanannya kembali sambil mengeluarkan
selembar kertas dari dalam tabung kecil itu, setelah diamati sekejap, ia pun berkata sambil tertawa.
"Sekarang kita boleh melanjutkan perjalanan dengan
berlega hati, tak usah kuatir, sepanjang jalan tak bakal ada orang yang akan menguntit kita lagi."
Dia melarikan kudanya mendekati Lan See giok dan
menyerahkan surat tersebut kepadanya.
Lan See-giok menerima surat tersebut dan dibaca isinya.
ternyata berbunyi demikian:
"Sasaran ada tiga, diantara nya Tok Nio cu. Tertanda ketua cabang kota Kang tin."
Selesai

Anak Harimau Karya Siau Siau di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

membaca surat itu, Lan See giok menyerahkannya ke tangan Oh Li cu.
Ia merasa terkejut bercampur kagum atas kecepatan
pihak Tay ang san untuk menyampaikan berita, di samping
itu diapun, mengagumi cara kerja Tok Nio cu yang begitu
cekatan dan seksama dalam melaksanakan pekerjaannya.
Sementara itu Oh Li cu telah berpaling kearah Tok Nio
cu sambil bertanya dengan nada tak habis mengerti.
http://kangzusi.com/
"Mengapa di tengah jalan kita tak perlu kuatir" dikuntit orang lagi..
Sambil berkata ia menggulung kertas itu, meremasnya
lalu disentilkan ke dalam semak belukar di sisi jalan.
Tok Nio cu merasa sangat tak senang hati melihat Oh Li
cu tidak menyebut sesuatu kepadanya, namun berhubung
Lan See giok hadir di situ, tentu saja ia tak dapat
membungkam diri terus menerus.
Karena itu setelah tertawa hambar, sahutnya dingin:
"Berhubung burung merpati ini tak mencapai kota Pang kang tin, maka para ketua cabang di kota berikutnya jadi kehilangan berita, otomatis mereka tak akan mengetahui
siapakah sasaran yang sebetulnya, dengan terputusnya
berita itu mereka pun akan kehilangan jejak"
"Tapi. bukankah sudah dikirim burung merpati yang
pertama?" tanya Oh Li cu tidak habis mengerti.
"Merpati yang pertama tadi sudah barang tentu
dikirimkan kepada si Beruang berlengan tunggal Kiong Tek ciong yang berada di bukit Tay ang san . . . "
Lan See giok segera mengangguk memuji setelah
mendengar perkataan itu.
Pada dasarnya Oh Li cu memang tak puas melihat Tok
Nio-cu turut serta dalam perjalanan mereka menuju ke
bukit Tay ang san, apalagi setelah menjumpai sikap
mengejek dan menghina yang menghiasi wajahnya,
sekarang hatinya semakin panas, maka dengan nada
menyindir diapun berkata ketus:
"Bukankah di pihak Kiong-ciong situ sudah mendapat
kabar dari si harimau, berkaki cebol dari benteng kalian yang menyampaikan berita kepadanya " Buat apa orang-
http://kangzusi.com/
orang itu mesti memberi kabar lagi kepada pemimpin
mereka di Tay ang san" "
Tok Nio-cu tidak menjadi marah oleh ejekan, sahut
sambil tertawa bangga. "Tujuan mereka melepaskan burung merpati itu tak lain adalah memberi tahu kepada Kiong Tek ciong agar berhati hati. sebab terdapat aku Tok Nio-cu yang mendampingi adik Giok !"
Berubah hebat paras muka Oh Li cu saking
mendongkolnya namun ia masih berusaha untuk menahan
amarahnya dengan berkata ketus:
"Jarak dari Pek hoo cay sampai di Tay ang san mencapai ribuan li jauhnya, aku lihat Gui hujin tidak usah berangkat ke situ lagi."
Tok Nio cu segera berkerut kening, agak mendongkol dia
berseru. "Aku pergi ke Tay ang san tujuannya tak lain untuk
menyeret pulang Harimau berkaki cebol si penghianat itu.
kebetulan saja aku bersua dengan adik Giok ditengah jalan sehingga akhirnya kami putuskan untuk berangkat
bersama" Dengan cepat Lan See giok menjumpai situasi yang
semakin tak beres, jika dia tidak berusaha melerai, sudah pasti percekcokan antara Tok Nio cu dengan Oh Li cu akan semakin bertambah sengit, malah bisa jadi suatu
pertarungan tak terelakkan.
Dalam keadaan demikian, satu ingatan segera melintas
di dalam benaknya dengan perasaan tak sabar serunya.
"Kalian berdua tak usah cekcok terus biar siaute
berangkat ke sana seorang diri saja!"
http://kangzusi.com/
Dengan diutarakannya perkataan tersebut, Tok Nio cu
dan Oh Li cu segera terbungkam dalam seribut bahasa.
Lan See giok segera merasa bahwa cara tersebut sangat
manjur sekali, Ini berarti dia pun sudah mengetahui sebab-sebab utama dari perselisihan antara Tok Nio-cu dengan Oh Li cu.
Tengah hari itu mereka bertiga bersantap di kota peng
kang tin, walaupun sepanjang ja1an mereka jumpai satu
dua orang lelaki berpakaian ringkas yang mirip orang-orang dari kantor cabang Pek kang tin, namun orang-orang itu
sama sekali tidak menaruh perhatian khusus terhadap Lan
See giok bertiga.
Setelah meninggalkan kota Peng kang tin, betul juga,
seperti apa yang diduga Tok Nio-cu, tiada orang yang
menguntit mereka lagi.
Hal ini membuat Lan See giok, merasa semakin kagum
terhadap kemampuan Tok Nio cu, dia merasa perlu sekali
mengajak seseorang yang amat berpengalaman semacam
Tok Nio cu di dalam perjalanannya menuju ke Tay ang san
kali ini. Sebaiknya Oh Li-cu merasa kagum juga terhadap
kecerdasan dan pengalaman Tok Nio cu, kendatipun
demikian, dia tetap merasa tak puas terhadap kesombongan serta sikap tinggi hati Tok Nio-cu.
Sesuai dengan rencana dari Tok Nio cu, menjelang
maghrib hari ke dua mereka bertiga telah tiba di Tiang siu tian, sebuah kota di kaki selatan bukit Tay ang san.
Tiang siu tian adalah sebuah kota keresidenan yang
cukup banyak penduduknya, banyak orang berdagang di
situ, sehingga tak heran kalau suasana kota ramai sekali.
http://kangzusi.com/
Deretan tanah perbukitan Tay ang san yang terjal dan
berbahaya terletak di sebelah utara kota.
Setelah memasuki kota, Lan See giok bertiga turun dari
kudanya di depan sebuah rumah penginapan yang paling
besar di kota itu.
Berhubung Tok Nio-cu berusia paling tua diantara ketiga
orang itu, secara otomatis Lan See giok membiarkan ia
berjalan di muka, sedangkan Oh Li cu dengan gembira
berjalan bersama pemuda itu di belakang nya.
Tak lama kemudian mereka sudah sampai di sebuah
pavilliun yang letaknya di ujung belakang rumah
penginapan. Sementara mereka bertiga masih duduk bergurau,
mendadak seorang pelayan muncul dalam ruangan itu
dengan wajah panik dan langkah terburu-buru.
Lan See-giok tahu, tentu ada sesuatu yang tak beres,
ternyata pelayan itu membawa selembar kartu merah.
Seorang kacung yang melayani pavilliun itu cepat ke luar dari ruangan, pelayan itupun menyerahkan kartu merah itu ke tangan si kacung sambil meninggalkan pesan dengan
suara lirih. Kemudian terlihat kacung itu manggut-manggut dan
masuk kembali-ke dalam ruangan.
Lan See-giok tidak begitu memahami atas semua
peraturan dunia persilatan, namun ia yakin kartu merah itu dikirim oleh pihak orang-orang Tay ang san.
Setibanya lima langkah di depan meja, kacung itu
mengangkat kartu merah itu tinggi-tinggi, kemudian berseru dengan suara nyaring.
http://kangzusi.com/
"Ketua cabang kota Tiang-siu tian. Liang Si-gwan, anak
buah ketua benteng dari Tay-ang-san dengan tiga puncak
sembilan tebing dua belas benteng, si lengan tunggal
penggetar langit Kiong Tek-ciong khusus datang menghadap setelah mendengar akan kehadiran Gui hujin
dari Pek-ho-cay!"
Berubah paras muka Lan See giok mendengar perkataan
itu, dia tak mengira kalau Tok Nio cu mempunyai nama
yang begitu termasyhur dalam dunia persilatan.
Di samping itu diapun tahu akan julukan Kiong Tek-
ciong di bukit Tayang-san sebagai si lengan tunggal
penggetar langit.
-ooo0dw0ooo- BAB 20 OH LI-CU yang melihat kejadian ini segera menjadi
percaya kalau burung merpati pertama yang terlihat mereka tempo hari. dilepaskan lawan tak lain karena kehadiran Tok Nio cu, hal ini membuat rasa tak puas yang semula
menyelimuti wajahnya seketika hilang lenyap tak berbekas.
Seorang dayang segera maju untuk menerima kartu
merah itu kemudian diangsurkan ke hadapan Tok Nio cu
dengan sikap yang amat menaruh hormat.
Tok Nio cu sama sekali tidak memandang sekejap pun,
kepada sang pelayan yang masih berdiri di depan halaman, katanya kemudian dengan suara dalam.
"Tolong sampaikan kepada Liang toucu, kami baru
bersantap sampai di tengah jalan sehingga kurang leluasa untuk menyambutnya, tunggu dulu sebentar, seusai
http://kangzusi.com/
bersantap akan kuutus seorang pelayan untuk mengundang
kehadiran Liang toucu ."
Pelayan yang berdiri ditengah halaman itu mengiakan
dengan hormat, kemudian
buru-buru meninggalkan
halaman. Tok Nio-cu tahu bahwa Lan See giok serta Oh Li-cu
sudah tak bernapsu lagi untuk bersantap. maka kepada
pelayan sekalian yang berdiri di situ ia menitahkan:
"Bersihkan semua sisa hidangan!"
Selesai berkata, ia memberi tanda kepada Lan See giok
serta Oh Li-cu kemudian mengundurkan diri dari ruangan.
Lan See giok berdua memahami maksud tersebut dan
mengikuti dari belakang.
Setibanya di halaman belakang, Tok Nio cu memperhatikan sekejap keadaan di sekeliling tempat itu,
kemudian ujarnya dengan suara yang amat lirih.
"Tiang siu kian merupakan pintu gerbang Tay ang san, ketua cabang yang berada di sini merupakan seorang jagoan yang setaraf kedudukannya dengan para caycu di atas
gunung, selain ilmu silatnya sangat hebat, kecerdasan dan kelicikan mereka pun luar biasa. dia termasuk satu satunya jagoan kepercayaan si beruang berlengan tunggal yang
paling tangguh, Liang si gwan orangnya sederhana. halus
dan seorang seniman. dia disebut orang Say go yong
(Tandingan Go Yong), akalnya tajam otaknya cerdas, bila
Liang Si gwan telah datang nanti, adik Giok boleh
mengutarakan maksud tujuanmu secara berterus terang.
sedangkan masalah lain lakukan menurut kode mataku"
Lan See giok segera mengangguk sambil mengiakan
berulang kali, Tok Nio cu segera berpaling pula kearah Oh Li cu sambil menambahkan.
http://kangzusi.com/
"Jika Liang Si gwan menanyakan soal asal usul nona Oh, kau harus menjawab seadanya saja dan tidak usah
membicarakan masalah orang tuamu serta masalah Wi-lim-
poo dengannya"
"Mengapa?" tanya Oh Li cu sambil berkerut kening dengan wajah tidak mengerti.
Tok Nio cu tertawa hambar.
"Setelah ku utarakan nanti, harap nona Oh jangan
marah, sesungguhnya kedua belas orang caycu dari Tay ang san seperti tak pernah memandang sebelah matapun
terhadap Wi-lim-poo, terutama sekali antara Kiong Tek
ciong dengan ayahmu agaknya seperti mempunyai suatu
dendam kesumat yang dalam."
Berubahlah paras muka Oh Li cu, dia menjadi marah,
serunya kemudian dengan cepat.
"Kali ini. akan kusuruh mereka rasakan kelihaian dari anggota Wi-lim-poo!"
Lan See giok sendiripun segera merasa bahwa Tok Nio
cu kelewat memandang rendah pihak Wi-lim-poo, dengan
cepat dia memberi penjelasan.
"Wi-lim-poo mempunyai kekuatan yang besar di telaga Phoa yang oh, kapal perang nya mencapai ratusan buah,
anggota benteng pun semuanya kekar dan berdisiplin tinggi, berbicara soal kekuatan, belum tentu mereka berada di
bawah kekuatan Tay ang san."
Gembira nian perasaan Oh Li cu oleh karena Lan See-
giok membelai Wi-lim-poo tanpa terasa dia memandang
sekejap kearah pemuda itu dengan pandangan mesra.
Tok Nio-cu tertawa hambar.
http://kangzusi.com/
"Dalam soal ini, cici rasanya jauh lebih jelas
daripadamu, kau lupa rupanya bahwa Tayang-san bukan
Phoa yang oh."
Merah jengah selembar wajah Lan See giok, sekarang dia
baru teringat, biarpun Wi-lim-poo memiliki angkatan laut yang kuat, namun memang tak berdaya sama sekali untuk
menghadapi pihak Tay ang san.
Oh Li cu tertawa dingin, dengan perasaan tak puas
kembali dia bertanya.
"Apa kau anggap keadaan medan dari bentengmu itu
jauh melebihi ketiga tebing sembilan puncak dari Tay ang san, dan anggotanya jauh lebih banyak daripada kedua
belas caycu dari Tay ang san ."
Tok Nio-cu berkerut kening, kemudian menjawab
dengan angkuh: "Walaupun Pek ho cay bukan terdiri dari dinding baja tembok besi, namun penjagaan serta pertahanan kami kuat
sekali. kalau bukan seorang jago yang benar-benar sangat hebat, jangan harap bisa memasuki Pek ho cay secara
mudah, bahkan mungkin jauh lebih sukar ketimbang
memasuki Tay ang san apalagi biarpun pihak Tay ong san
memiliki jago-jago yang tak terhitung jumlahnya, namun
belum tentu ada yang mampu menandingi kami suami istri
berdua." Lan See giok pernah menyaksikan dengan mata kepala
sendiri bagaimana si Beruang berlengan tunggal didesak
oleh Gui Pak ciang dari Pek ho cay sehingga mati kutunya, karena itu dia lebih mempercayai perkataan perempuan itu.
PUCAT pias selembar wajah Oh Li cu setelah
mendengar perkataan itu, sekujur badannya gemetar keras, dengan perasaan yang amat mendongkol katanya:
http://kangzusi.com/
"Kalau toh benteng kalian begitu tangguh dan hebat, mengapa adik Giok bisa memasuki benteng kalian secara
mudah?" Tok Nio-cu mengerling sekejap ke arah Lan See giok,
lalu tertawa menggiurkan:
"Berapa banyak sih manusia di dunia ini yang memiliki kepandaian silat sehebat adik Giok?"
Ucapan tersebut kontan membuat Oh Li cu tertegun.
seketika itu juga dia melupakan kegenitan Tok Nio-cu, dia tidak tahu perkataan dari perempuan itu adalah kenyataan ataukah hanya sengaja menyanjung adik Giok nya.
Lan See-giok kuatir kedua orang itu ribut lagi. cepat
ujarnya kepada Tok Nio-cu.
"Sisa hidangan di meja sudah dibersihkan aku rasa kau harus mengirim orang untuk mengundang kehadiran Liang
toucu!" Tok Nio-cu tertawa seraya mengangguk, mereka bertiga
segera kembali ke ruang tengah. .
Sementara Itu meja di tengah ruangan telah diatur
kembali dengan rapi, tiga cawan teh telah dihidangkan.
Kepada seorang kacung yang berdiri di luar ruangan.
Tok Nio-cu segera berseru dengan suara dalam.
"Undang kehadiran Liang toucu!"
Kacung itu mengiakan dengan cepat kemudian buru-
buru berjalan ke luar dari! halaman.
Beberapa saat kemudian, kacung itu sudah muncul
kembali dengan langkah tergesa gesa, begitu sampai di


Anak Harimau Karya Siau Siau di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

depan pintu, dia segera berseru keras.
"Liang toucu tiba."
http://kangzusi.com/
"Silahkan!" jawab Tok Nio-cu tersenyum.
Kacung itu segera membalikkan badan dan berseru
kembali dengan lantang:
"Hujin mempersilahkan Liang toucu masuk!"
Dari depan pintu halaman segera berjalan masuk sesosok
bayangan manusia.
Dengan senyuman dikulum dan mata memancarkan
cahaya berkilat, Tok Nio-cu bangkit berdiri dari kursinya, Lan See giok dan Oh Li-cu serentak turut bangkit berdiri pula . . .
Yang dinamakan Liang Si gwan adalah seorang
sastrawan berusia tiga puluh tahunan, dia mengenakan
pakaian model sastrawan dengan wajah yang bersih, dari
kesederhanaannya bisa diketahui bahwa orang ini sangat
berbahaya. Terutama sekali sepasang matanya yang memancarkan
sinar tajam dan wajahnya yang memancarkan keseriusan,
ini menunjukkan bahwa diapun seorang yang cerdas.
Begitu bersua dengan Tok Nio-cu, Liang Si gwan buru-
buru masuk ke ruang tamu dan memberi hormat sambil
katanya: "Liang Si-gwan, ketua cabang Tiang-lu-tian dari Tay ang san khusus datang menjumpai nyonya Gui!"
Tok Nio-cu tertawa hambar, kemudian menjawab
nyaring: "Liang toucu tak usah banyak adat, silahkan duduk
berbincang-bincang!"
http://kangzusi.com/
Liang Si gwan mengiakan, dia melirik sekejap ke arah
Lan See giok dan Oh Li cu yang duduk bersanding,
kemudian baru duduk di sisi sebelah kanan.
Lan See-giok dapat merasakan bahwa sikap hormat
Liang Si-gwan terhadap Tok Nio-cu sebagian disebabkan
karena baik Tok Nio-cu maupun si beruang berlengan
tunggal sama-sama merupakan jagoan yang mempunyai
kedudukan dalam dunia persilatan, selain itu juga
dikarenakan orang itu agak segan terhadap ilmu silatnya
yang hebat Tapi jika dilihat dari kemampuan Tok Nio-cu sewaktu
bertempur melawan Oh Li cu di kota Siang-yang tempo
hari rasanya perempuan tersebut tidak memiliki ilmu silat yang kelewat tangguh.
Dalam pada itu, Liang Si gwan telah memandang
sekejap kearah Lan See giok serta Oh Li cu, kemudian
sambil menjura sekali lagi kepada Tok Nio-cu, ia berkata:
"Berhubung berita kami terputus ditengah jalan sehingga tak bisa menyambut kedatangan nyonya serta Lan siauhiap
suami istri di luar kota, sengaja aku datang kemari sekarang untuk memohon maaf atas kekhilafan tersebut"
Lan See giok merasa sangat tidak tenang sesudah
mendengar Liang Si gwan salah mengira dia dan Oh Li cu
sebagai suami istri, namun diapun merasa kurang leluasa
untuk membantahnya, dihati kecilnya dia tahu, sudah pasti hal tersebut terjadi karena percekcokan Oh Li cu dengan
Tok Nio-cu di Siang yang tempo hari.
Sebaiknya Oh Li cu kelihatan agak tersipu sipu, namun
dihati kecilnya menunjukkan senyuman penuh kepuasan.
Tok Nio-cu memandang sekejap ke arah Liang Si gwan,
kemudian sahutnya lembut.
http://kangzusi.com/
"Liang toucu kelewat merendah, adapun kedatangan
Kami kemari ada kalanya melalui jalan raya. ada kalanya
melalui jalan samping, mungkin soal inilah yang membuat
kalian tidak peroleh berita kami secara pasti."
Atas pertanyaan tersebut. Liang Si gwan cuma dapat
mengangguk seadanya saja, setelah itu dia baru berkata
lebih jauh. "Untuk kehadiran Nyonya serta Lan siauhiap suami istri, aku telah peroleh pemberitahuan secara langsung dari
markas pusat, sehingga segala persiapan telah dilakukan
secara baik. Kini aku khusus datang kemari untuk
mengundang kalian bertiga, sudi mengunjungi pesanggrahan Eng pia kek kami agar dapat dilayani lebih
Rahasia Ciok Kwan Im 6 Kuda Putih Karya Okt Kisah Pedang Bersatu Padu 14
^