Pencarian

Manusia Harimau Jatuh Cinta 3

Manusia Harimau Jatuh Cinta Serial Manusia Harimau Karya S B. Chandra Bagian 3


Ketiga orang yang diterkam dan dibunuh, lalu sebagian dimakan dua ekor harimau yang SERIAL MANUSIA HARIMAU
88 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id mendatangi mobil mogok itu terdiri atas dua laki-laki dan seorang perempuan. Lelaki yang seorang segera dikenal, karena ia, memang orang punya nama. Dan namanya tak lain dari Husni, pemborong kaya yang baik hati.
Kejadian yang mengerikan bagi semua orang itu diceritakan secara lengkap oleh pak supir yang bernama Anang. Karena perbaikan mesin yang dicoba Anang, memakan waktu lumayan lama, maka semua penumpang merasa kepana:;an di dalam kendaraan. Mereka keluar, karena tidak ada yang perlu ditakutkan. Harimau sekitar Muara Bungo cukup terkenal, tetapi mereka sudah di pinggir kota. Tidak kan ada harimau di sana. Dan Anang melihat kedua raja rimba itu datang. Dengan tenang, sama sekali tidak melompat lalu menerkam. Sedikit, pun tidak tergesa-gesa. Mereka tahu, bahwa penampilan mereka memenuhi segala syarat untuk membuat para manusia tidak sanggup bergerak. Karena takut yang tak terhingga. Menjerit pun tak kuasa. Pasrah saja kepada nasib. Dan ketentuan nasib itu seperti berada pada si harimau.
Keempat manusia itu hanya punya satu keyakinan. Bahwa mereka akan mati. Hanya keajaiban yang mungkin dapat menyelamatkan mereka. Bukan selamat dalam arti kata tetap utuh. Paling nasib baik pun luka-luka berat, tetapi tidak mati. Itu sudah suatu keajaiban, yang kemungkinannya hanya satu di antara seratus.
Hanya satu orang di antara mereka yang punya penyesalan. Bahwa ancaman bencana ini barangkali ada sangkut pautnya.dengan perbuatannya. Mengatur penculikan, memperkosa dan menyebabkan kematian Menora. Semua dapat dilakukannya berkat kekuatan uangnya.
Ia telah mempergunakan rezeki yang dilimpahkan Tuhan dengan cara yang bukan saja tidak diridhoi si Pemberi tetapi juga sangat melawan unsur kemanusiaan yang wajar.
Setelah sekitar tiga meter di hadapan keempat orang itu, harimau-harimau itu berhenti.
Saling pandang seperti bertanya atau mufakat, apa yang akan dilakukan atau mana yang diterkam duluan. Pada saat berikutnya seekor harimau menerkam laki-laki yang menculik Menora sementara kawannya mengambil si perempuan yang bernama Raodah sebagai mangsanya. Setelah melumpuhkan kedua korban dengan menggigit tengkuk masing-masing, kedua tubuh itu mereka seret ke dalam semak-semak di pinggir jalan.
Supir dan Husni yang selamat tanpa mampu bicara kini saling pandang. Ada sedikit kelegaan. Kedua harimau telah memilih mangsa masing-masing, tentu untuk dimakan.
Mungkin di dalam hati tidak sempat menaruh kasihan kepada mereka. Tetapi mungkin SERIAL MANUSIA HARIMAU
89 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id mampu bersyukur bahwa mereka dibiarkan selamat. Barangkali juga kemudian terpikir oleh mereka, bahwa mustahil kedua harimau itu masih akan kembali. Satu manusia untuk tiap harimau tentu cukup. Takkan habis dimakan sekaligus. Pasti akan disisakan untuk malam hari atau bahkan keesokan harinya. Harimau memang punya kebiasaan untuk kembali ke sisa-sisa korban yang belum dimakan.
Husni juga yang kemudian bisa mengeluarkan beberapa patah kata.
"Rupanya belum ajal kita," katanya.
"Mudah-mudahan begitu," sahut Anang. "Saya tidak menyangka di sini ada harimau.
Ini sudah masuk kota. Mestinya kita lekas pergi, tetapi mesin belum baik."
"Kita jalan kaki saja. Daripada diam di sini," kata Husni. Tetapi pada saat itu terdengar suara geraman. Seekor harimau muncul kembali dari semak-semak, memandangi kedua lelaki yang kini gemetaran lagi. Dia kembali bukan untuk pamitan. Itu sudah pasti. la belum puas. Kini tentu bukan karena lapar lagi, tetapi oleh haus nyawa. Mungkin mereka kehilangan anak atau kawan yang mereka ketahui telah dibunuh atau diambil oleh manusia.
Dan mereka berdendam. Tidak tahu manusia mana yang bersalah tetapi orang-orang ini manusia seperti yang membunuh atau mengambil keluarga mereka.
Tetapi teman raja rimba itu tidak datang menyertai. Tentu sedang sibuk melahap daging empuk dengan darahnya yang manis. Kemudian, aneh sekali, mata harimau menatap Husni. Memandanginya dari atas ke bawah seperti seorang manusia menilai orang yang menarik perhatiannya. Baik karena mengagumi maupun karena membencinya. Lalu dilakukannya lompatan itu. Lompatan pembawa maut bagi manusia terkenal kaya yang menyandang nama Husni. Ia tidak langsung menggigit tengkuknya. Ia pilih mukanya.
Taring-taringnya yang panjang dan tajam ditanamkannya ke muka Husni. Menyebabkan dia tidak langsung mati. Tetapi meronta-ronta, walaupun tanpa harapan.
Dan semua itu terjadi di hadapan Anang yang tidak mampu berbuat apa pun.
Jangankan berteriak, berpikir pun ia sudah tidak mampu. Ia tidak punya daya, tidak punya tenaga. Ia, lemah total.
*** DALAM keadaan Husni masih meronta-ronta, harimau itu melepaskan mangsanya, kemudian SERIAL MANUSIA HARIMAU
90 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id dipandanginya seolah-olah tampang korban itu menarik perhatian dan perlu mendapat pengamatan khusus. Setelah itu ia menoleh kepada Anang, yang kian gemetaran karena yakin bahwa kini tibalah gilirannya. Tiada sebab bagi si harimau untuk memeliharanya.
Tiada sebab sama sekali. Mereka serombongan. Tidak adil, bahkan akan menimbulkan kesan yang aneh sekali, kalau seorang di antara mereka tidak dibinasakan. Harimau apa, yang pakai pilih-pilih bulu segala!
Anang tahu bahwa jika harimau memandang, orang harus memandang pula tepat ke mata si harimau tanpa berkedip. Si harimau akan kalah kuat lalu berpaling dan pergi. di saat demikian, kekuatan dan ketabahan biasa menjadi modal untuk menyelamatkan nyawa.
Tetapi Anang tidak mampu menatapnya. Ia tertunduk, pasrah kepada nasib. Tetapi di luar dugaannya, harimau itu tidak menyerang. Digigitnya Husni di bahu lalu diseretnya ke dalam belukar. Anang tidak merasa bebas dari maut. Harimau itu pasti kembali. Tetapi yang dinantikannya justru tidak terjadi.
Sebelum ajal berpantang mati pun berlakulah. Sebuah mobil lewat dan dengan kekuatan serta keberanian entah dari mana datangnya, supir itu memberi aba-aba. Mobil itu berhenti.
"Tolong saya," hanya itu katanya.
Tanpa memberi kesempatan bagi si pengemudi untuk bertanya, ia bergegas membuka pintu lalu masuk dan menutupnya kembali dengan satu bantingan. Kini napasnya terengah-engah seperti orang sangat keletihan.
"Mobilmu mogok?" tanya bung supir.
"Lekaslah jalan," kata Anang. "Ada harimau."
Dan supir menancap gas kendaraannya yang terus hidup.
"Mana harimaunya?" tanya seorang penumpang.
"Ada dua. Sudah membunuh tiga penumpangku!"
Semua penumpang mendadak sontak jadi pucat. Seorang penumpang memberinya minum dari termos.
"Kami tidak melihat harimau," kata seorang yang seperti tidak percaya akan cerita Anang. Dengan terputus-putus karena belum normal kembali, Anang menceritakan apa yang telah terjadi.
Mobil masuk kota, langsung ke kantor polisi. Anang melaporkan apa yang telah terjadi.
Ia tidak mengenal dua di antara korban harimau itu, tetapi yang seorang pemborong SERIAL MANUSIA HARIMAU
91 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id kenamaan, Husni.
"Mustahil," kata seorang di antara mereka. Ia lalu menangis. Karena ia saudara sepupu Husni. Dia tidak tahu secara terperinci, tetapi ada didengarnya bahwa Husni jatuh cinta kepada seorang gadis jelita di kota itu. Bagaimana kelanjutannya tidak diketahuinya.
Polisi segera mengirim seregu tenaga ditambah pemburu yang punya nyali untuk coba mencari binatang Was itu. Anang dengan berbagai bujukan akhirnya mau juga mengantarkan ke tempat kejadian. Sebenarnya ia sangat takut, karena hanya dia yang tidak dibinasakan si raja rimba. Bantuannya kepada para pemburu dan polisi mungkin akan membuat harimau-harimau itu marah dan membunuhnya. Mereka akan berpikir bahwa dia manusia tak tahu diri. Sudah dengan sengaja, karena kasihan tidak diterkam, malah mengantarkan orang-orang bersenjata untuk membunuh. Dasar manusia tak tahu balas budi.
Karena sedannya yang mogok merupakan petunjuk pasti tempat terjadinya bencana, maka mereka tidak perlu mencari-cari.
"Ke mana perginya harimau-harimau itu?" tanya Letnan Polisi Manurung yang diam-diam juga merasa sangat gentar. Lebih baik menguber residivis yang sadis daripada mencari harimau. Binatang buas ini terkenal sangat pandai bersembunyi, bahkan bisa mendatangi sasarannya tanpa memperdengarkan bunyi sedikit pun. Walaupun kaki-kakinya yang besar dengan badannya yang berat harus melalui dahan-dahan kering. Tidak diketahui, mengapa mereka bisa berjalan tanpa memperdengarkan suara. Tetapi sudah tentu Manurung dengan segala daya menyembunyikan rasa takutnya. Bawahannya yang peka pendengaran dapat merasakan suaranya yang berbeda dari biasa. Suara manusia bimbang yang menekan perasaan takut.
Anang hanya menunjukkan arah menghilangnya kedua raja rimba dari jeep hardtop.
Tidak mau turun. Dan untunglah tidak ada di antara mereka yang memaksanya untuk turun. Sebab dia sudah memberi alasannya yang masuk akal.
"Mereka pasti akan menerkam saya, sebab saya yang menunjukkan. Mereka akan menganggap saya sebagai pengkhianat!" kata Anang. Juga pengemudi hardtop tidak turut turun supaya selalu stand by, kalau mereka mesti segera lari.
Berjalan dengan kaki agak goyah sejauh beberapa meter, terdengar suara menggeram.
Dan tak lama kemudian mereka melihatnya. Dua ekor harimau dewasa yang sedang SERIAL MANUSIA HARIMAU
92 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id menghadapi mangsa.
"Diam," bisik si pemburu kawakan. Dia mengangkat dan membidikkan laras senapan dubbel loop-nya. Dan anehnya kedua harimau itu serentak menoleh ke arah empat manusia yang sedang menginlai dan mengancam nyawa mereka.
Suparjo juga mengangkat dan mengarahkan senjata laras panjangnya. Dengan aba-aba mereka memilih sasaran. Masing-masing seekor.
Letnan Manurung memberi tanda untuk serentak menembak. Pelatuk ditarik. Tetapi dengan sangat mengejutkan dan membuat mereka tambah pucat, tak satu letusan pun terdengar. Kedua senjata api itu macet. Si pemburu memandang Manurung. Dua pasang mata bertemu. Bicara tanpa kata. Keduanya mengatakan tanpa suara, bahwa kejadian itu terlalu mengherankan. Mengapa kedua-duanya senjata itu tidak bekerja" Suatu kebetulan"
Masa iya! Baik Manurung maupun si pemburu yang tahu sedikit banyak tentang harimau, berpikir macam-macam. Apakah ini bukan harimau biasa" Karena kedua binatang itu tidak pergi, juga tidak memperlihatkan tanda-tanda akan menyerang, maka Letnan Manurung memberi tanda untuk menembak sekali lagi. Tetapi tatkala dia memberi aba-aba untuk menarik pelatuk, mendadak kedua harimau itu lenyap bersama terdengarnya dua letusan yang menggema. Tanpa mufakat dan tanpa mengatakan sepatah kata pun, tetapi seperti ada yang memberi komando, keempat orang itu lari tunggang langgang ke jalan raya yang hanya beberapa belas meter dari sana. Langsung menuju mobil dan memerintahkan pengemudi mudi untuk cepat pergi. Dalam kepanikan yang amat menakutkan hanya napas-napas yang seperti kejar mengejar yang terdengar.
Lama kemudian baru si pemburu berkata, "Itu bukan harimau. Itu setan. Harimau tidak mungkin begitu!" Manurung tidak menanggapi. Dia teringat ke negerinya di bagian selatan, tempat penduduk mengenal berbagai jenis harimau. Termasuk harimau piaraan dan suruhan yang bisa mendadakk raib dan tidak dimakan peluru. Harimau yang merupakan "
penjelmaan dari manusia yang telah mati. Keluar dari ltuburannya di malam hari atau bahkan kapan saja dikehendakinya lalu berkeliaran ke mana saja. Sampai-sampai menyeberang lautan.
"Barangkali harimau suruhan," kata Manurung.
Semua yang mendengar memandang heran. Hanya Anang yang tertunduk. Seperti Manurung, ia pernah mendengar tentang adanya binatang-binatang yang dapat disuruh oleh SERIAL MANUSIA HARIMAU
93 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id orang hebat yang menguasainya. Apakah kedua harimau itu disuruh hanya untuk membunuh Husni dan kedua orang menumpangnya" Siapa yang menyuruh dan apakah sebabnya" Yang pasti, siapa pun yang menyuruh tentu orang itu mempunyai rasa sakit hati terhadap ketiga orang itu. Tetapi mengapa" Apakah yang telah mereka lakukan bersama"
Yang amat mengherankan ialah mengenai diri Husni. Ia terkenal sebagai orang sangat baik hati. Tidak sombong seperti kebanyakan orang kaya. Apa yang terpikir oleh Anang, begitu juga yang dipikir Manurung sambil mengajukan berbagai pertanyaan pada dirinya sendiri.
Kini dia teringat bahwa menurut cerita orang, beberapa hari yang lalu Husni datang ke Muara Bungo. Tetapi hanya seorang diri.
Sebagai perwira polisi yang punya kecerdasan herpikir lain daripada orang awam, ia lalu memerintahkan seorang anggota intelnya untuk mencari info mengenai pemborong itu.
Tetapi dalam pada itu ia juga menyuruh seorang bawahannya untuk menghubungi Pak Itam yang dikenal sebagai pawang harimau. Kemampuan orang ini sudah cukup dikenal pula di kota kecil itu. Telah beberapa kali ia memanggil harimau yang berdosa. Karena menerkam dan memakan penduduk. Ada yang masuk perangkap. Tidak begitu mengherankan. Bukan tidak boleh jadi harimau lapar yang tergiur oleh kambing yang dijadikan umpan. Walaupun yang dipanggil sebenarnya hanya harimau yang berdosa. Tetapi ada pula harimau yang datang ke tempat Pak Itam menanti di hutan. Datang sambil tunduk lalu bersimpuh di hadapannya. Dengan air mata ia mengakui kesalahannya. Telah membinasakan manusia yang sedang menebang kayu atau menyadap getah. Ia datang menyerahkan diri untuk dibunuh.
Sebelum berangkat Pak Itam membaca mantera-manteranya. Memanggil sambil berkomunikasi.
"Ia tidak akan datang Pak Letnan," kata Pak Itam kepada Letnan Manurung. "Ia menjalankan perintah majikannya. Dan ketiga orang itu memang punya dosa."
"Siapa yang menyuruh?" tanya Manurung.
"Menyesal sekali. Itu saya tidak tahu. Saya hanya punya sedikit pengetahuan tentang harimau. Tidak tentang pemeliharaan harimau. Yang pasti, orang itu mempunyai ilmu tinggi."
Bersama Pak Itam dan seregu polisi dengan juru tembak mereka pergi lagi ke tempat ketiga korban harimau itu terbaring. Dan memang mengherankan. Tiada gangguan.
SERIAL MANUSIA HARIMAU
94 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id Barulah mereka tahu, bahwa yang tewas dan sebagian tubuh serta isi perutnya telah dilahap harimau hanya seorang perempuan dan seorang laki-laki. Husni ternyata masih hidup., walaupun sudah sekarat. Seperti si harimau dengan sengaja tidak membunuhnya. Yang dirusak hanya mukanya. Bahu kanannya remuk oleh taring-taring besar dan tajam.
Napasnya masih turun naik. Jelas kelihatan.
Husni pergi segera dilarikan ke rumah sakit. Orang sekarat harus ditolong, walaupun sekedar menunda kematiannya. Kalau bisa, jiwanyu diselamatkan.
Mereka semua memandang Pak Itam tanpa tanya, tetapi pawang itu mengerti, bahwa mereka ingin suatu jaminan, bahwa si raja hutan tidak akan datang menerkam sewaktu mereka mengangkat sisa tubuh kedua korban dan badan Husni yang masih bernyawa.
Merasa, bahwa kedua harimau itu memang bukan harimau biasa, pawang itu sendiri merasa ragu. Ia punya firasat, bahkan keyakinan bahwa penyerangan terhadap ketiga orang itu oleh harimau bukan keganasan biasa. Bukan pula karena lapar. Hampir tidak pernah kejadian harimau berani menyerang manusia yang terdiri lebih dari dua orang. Tak jelas mengapa, mungkin juga karena takut menghadapi risiko. Sebab seekor harimau tak mungkin menerkam dua mangsa sekaligus. Yang tidak diterkam bisa bertindak, sedangkan dia harus menumpahkan perhatian dan tenaga kepada yang disergap.
"Kita harus segera membawa yang masih bernyawa ini," kata Letnan Polisi Manurung.
Hanya pawang Itam yang menanggapi, "Sama-samalah kita meminta, semoga tidak ada- apa-apa." Mendengar jawaban ini semua orang merasa takut, Harimau tidak akan merelakan sisa makanannya diambil binatang lain atau manusia. Itu rezekinya. Tiap makhluk yang mengambil akan dianggapnya sebagai perampas. Dan perampas harus dibinasakan. Tetapi mereka juga merasa, bahwa sebagai manusia yang punya hati dan benak, mereka tak dapat lari dari suatu kewajiban kemanusiaan.
Lebih dulu diangkat badan Husni yang mukanya sudah sukar dikenal. Pawang Itam tetap tinggal di situ dengan mantera-manteranya yang tidak putus-putusnya dibaca.
Sebagian dari rombongan segera pergi melarikan Husni.
Ketika tiba giliran Raodah dan kawannya diangkut, terdengar suara mengaum.
Membuat tiga orang yang masih ada di sana tambah pawang Itam dihantui rasa takut. Jelas, bahwa bunyi itu suatu peringatan agar sisa badan yang sudah tidak bisa ditolong itu jangan dipindahkan dari sana. Sekali lagi l mereka memandang Pak Itam. Ingin suatu ketentuan SERIAL MANUSIA HARIMAU
95 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id apa yang akan dilakukan. Dalam hati mereka semua berharap agar Pak Itam mengatakan bahwa yang terbaik mereka pergi saja. Untuk tidak menghadap resiko si raja hutan marah dan menerkam. Memang ada pawang yang terkenal keampuhannya. Tetapi tidak dapat dinilai sebagai suatu jaminan, bahwa kedua raja hutan itu akan mengalah. Apalagi kedua hewan buas itu bukan harimau biasa. Mereka dikendalikan dan diperintah oleh manusia.
Dan apa yang mereka takuti dan diharap tidak sampai terjadi, justru menjadi kenyataan yang membuat tubuh mereka gemetaran. Tidak terkecuali Pak Itam, walaupun dia seorang pawang. Bukan tidak ada pawang harimau yang diterkam harimau. Sebagaimana ada pawang buaya jadi mayat oleh sambaran buaya. Dua raja hutan dengan moncong yang masih berlepotan darah menampakkan diri sambil mendekat. Pada jarak kira-kira enam meter mereka berhenti. Dua pemburu dan seorang anggota polisi mengangkat senjata, mengarahkan laras ke pemakan manusia itu. Dengan tangan gemetar. Pawang Itam menatap mata kedua harimau. Dia rasa kekecutan hatinya. Dia rasakan, pandangan matanya tidak mengandung kekuatan yang biasa. Kedua binatang itu juga menatap mukanya. Dan terus menatap. 'I'idak tunduk lalu pergi seperti biasanya. Bahkan mereka bergerak maju tiga langkah lagi. Dan anehnya tiga orang yang siap dengan senjata api mereka bagaikan terpaku.
Tidak mampu menekan pelatuk senjata yang mungkin merobohkan penantang mereka, kalau saja tidak macet atau meletus tanpa mengenai sasaran. Atau kedua harimau yang aneh itu tidak dimakan peluru.
Raja rimba itu bergerak lagi, kini bukan beberapa langkah, tetapi langsung menuju sisa korban mereka. Pawang memandang dengan mata tak percaya. Laras tiga senapan turun mengarah bumi di tangan tak berdaya. Dan mereka pun memandang dengan perasaan tidak menentu. Tenang, bagaikan tak ada makhluk lain kecuali mereka, kedua harimau itu menarik sisa tubuh kedua mangsa mereka. Di hadapan mata dan hidung empat manusia yang tidak berbuat suatu apa pun selain memandang. Karena hanya itulah yang dapat mereka lakukan. Mereka semua, termasuk pawang Itam yang sangat terkenal, seperti terpukau atau dipukau.
Beberapa saat setelah kedua raja rimba itu menghilang, barulah manusia-manusia itu, tanpa sepatah kata pun bergerak menuju jalan raya tempat mobil mereka menunggu. Dan mereka naik, seorang demi seorang, masih tanpa kata.
Beberapa lama kemudian pula, barulah pawang Itam berkata, "Kita tak dapat berbuat SERIAL MANUSIA HARIMAU
96 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id lain. Mereka, bukan harimau biasa!"
"Aku juga merasakan itu. Aku tak mampu menembak. Aku kehilangan semangat, kehilangan tenaga. Berpikir pun tak mampu!" kata seorang pemburu kenamaan.
Mereka langsung ke kantor polisi dulu, melaporkan apa yang telah terjadi. Yang tidak menyaksikan sendiri hanya terbengong-bengong. Seperti mendengar suatu kisah khayal yang tidak masuk akal. Tetapi itulah yang telah terjadi. Kewajaran dan hukum akal tidak terpakai.
*** KETIKA berita mengerikan itu sampai ke Palemhang dan ke telinga Teuku Samalanga, ia dengan membawa serta adiknya Safinah segera menuju Muara Bungo. Atas permintaan Teuku, Letnan PoI isi Manurung turut serta ke rumah sakit, mengunjungi Husni yang masih bernapas.
"Dia banyak menyebut-nyebut Teuku Samalanga," kata perwira polisi itu.
Aneh memang. Dalam keadaannya yang sekarat, Husni mengenal suara Teuku bahkan mengenali wajahnya.
"Ampuni aku," kata Husni pelan. Air mata mengalir. "Aku hanya menantikan kedatangan Teuku. Aku bajingan, aku bajingan. Aku patut menerima nasib ini."
Letnan Wnurung heran mendengar. Tidak mengerti, mengapa kontraktor kaya itu berkata begitu. Mengigaukah dia" Tetapi kata-katanya teratur jelas. Hanya menunggu kedatangan Teuku Samalanga. Kenapa bukan menanti isteri dan kedua anaknya.
*** MESKIPUN muka Husni sudah dapat dikatakan binasa sama sekali oleh cakaran Mara, Teuku SamaIanga sama sekali tidak merasa kasihan. Dan wajarIah kalau sebagai manusia biasa ia tidak iba melihat korban Mara, yang harimau piaraannya. Ketika mendengar berita mengganasnya. dua harimau terhadap hanya tiga di antara empat orang, Teuku sudah tahu, bahwa kedua harimau itu pasti Mara dan Mira. Harimau biasa tidak akan menerkam orang dalam jumlah sebanyak itu.
SERIAL MANUSIA HARIMAU
97 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id Letnan Manurung mendengarkan dengan sangat tertarik dan penuh tanda tanya.
Apalagi melihat Husni menangis terisak-isak dalam keadaannya yang menurut hukum kurang wajar sudah berada di ambang pintu kubur.
"Teuku mengampuni saya?" tanya Husni.
Teuku Samalanga tidak menjawab. Bagaimana mau mengampuni, merasa kasihan saja pun dia tidak.
"Berilah aku ampun, supaya aku bisa pergi dengan tenang! Aku mengakui dosa dan telah menerima hukuman!"
Teuku Samalanga tetap tidak memberi reaksi, sehingga menimbulkan kesan pada Letnan Manurung, bahwa perbuatan orang yang jadi mangsa harimau ini tentu sangat menyakiti Teuku sehingga dia berhati batu, tidak tergugah sedikit pun.
Letnan Manurung memandang dengan mata memohon kepada Teuku agar mengabulkan permintaan Husni. Mungkin permintaan terakhir dari seorang hamba Allah yang segera menghadap Tuhannya untuk diadili di sana. Dan Teuku mengerti apa maksud letnan itu. Tetapi ia tetap memandangi Husni tanpa mengeluarkan kata barang sepatah pun.
"Ampunilah saya Teuku. Dengan kata-kata yang tidak keluar dari hati pun jadilah. Saya mohon Teuku," kata Husni mengemis iba. Tetapi hati orang Aceh itu tidak terlembutkan sedikit pun. Dia cuma tidak mengatakan, bahwa bagi orang semacam Husni tidak ada ampun.
"Kasihan dia Teuku," kata Letnan Manurung dan dengan berbisik ia berkata,
"Maafkanlah, walaupun sekedar di mulut!"
Tetapi kata-kata Manurung tidak menimbulkan pengaruh apa pun terhadap Teuku Samalanga. Adiknya tidak bisa kembali. Tidak bisa diganti. Dan matinya karena satu manusia sebejat Husni yang oleh kekayarayaannya merasa tak perlu membendung nafsu.
Menurut pikiran Teuku Samalanga, Husni punya pendirian, bahwa orang yang punya duit inelimpah boleh berbuat apa saja di negeri ini. Syukur da telah didahului oleh kedua harimaunya. Kalau tidak, tentu dia sendiri akan menebas batang leher kontraktor itu.
Mata Husni mulai terbeliak, seperti tak rela meninggalkan dunia karena dosanya tidak diampuni.
Letnan Manurung memandang Teuku Samalanga lagi, seperti mohon dengan sangat agar dia mau mengampuni sekedar dengan kata-kata agar orang sekarat itu bisa pergi SERIAL MANUSIA HARIMAU
98 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id dengan mata terkatup.
Tetapi orang dari Aceh itu betul-betul tidak bisa memaafkan, walaupun hanya dengan mulut. Dan orang kaya yang pada suatu saat tak kuasa melawan godaan iblis itu, menyentakkan napas terakhir dengan tubuh terangkat-angkat dan mata terus terbeliak.
Sampai badan itu tak bergerak lagi, mata Husni tetap terbuka lebar.
"Dia telah pergi," kata Letnan Manurung.
Teuku Samalanga memandangi wajah amat mengerikan itu tanpa menimbulkari kesan pada dirinya. Letnan Manurung menutup kelopak mata Husni. Tidak berhasil. Ia telah banyak kali melihat orang menghembuskan napas terakhir, tetapi baru kali ini mengalami sendiri mata yang tidak dapat ditutupkan.
Menoleh kepada Teuku Samalanga, letnan polisi itu berkata, "Barangkali dia ingin Teuku yang menutupkan matanya. Apa pun kesalahannya semasa hidup terhadap Teuku, cobalah tutup matanya. Tanda Teuku telah memaafkan kesalahannya!" Betapapun lembutnya Manurung berkata, Teuku tetap tidak sudi menjamah mayat itu.
Letnan Manurung mengajak Teuku Samalanga sekendaraan dengannya ke kantor untuk mengatakan apa yang hendak dikatakannya mengenai korban harimau itu.
Di kantor polisi lelaki yang telah kehilangan adik tersayangnya itu tidak segera dapat bercerita. Dan letnan yang bijaksana membiarkan. Tidak ia menganjurkannya dia untuk bicara. Dibiarkannya orang itu meredakan amarah dan dendamnya.
Tak kurang dari sejam dua puluh menit kemudian barulah Teuku tanpa dipinta memulai ceritanya. Ia menceritakan apa yang dialaminya sejak menjadi karyawan Husni, sampai orang kaya yang majikannya itu melamar adiknya. Tentang dia menolak dan diberhentikan dari pekerjaan. Kcmudian sampai pada peristiwa mengerikan ten tang lenyapnya Menora. Dilanjutkan dengan berita dttcrkamnya dua lelaki dan seorang perempuan oleh dua ekor harimau.
Sampai di situ Teuku Samalanga diam, seolah-olah ceritanya telah selesai. Bahwa itulah adanya, tiada lebih dari itu.
Tidak disangka Teuku bahwa Manurung menduga kisahnya tidak sekedar itu. Bahwa letnan polisi yang dari Tapanuli itu punya sedikit pengetahuan tentang sifat dan jenis-jenis harimau yang ada di daerahnya.
"Tahukah Teuku barangkali, mengapa dua ekor harimau memilih hanya tiga dari empat SERIAL MANUSIA HARIMAU
99 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id orang yang semuanya dapat dibinasakannya" Tidakkah sangat mengherankan, Husni dibiarkan hidup sampai Teuku sempat bertemu dengannya dan mohon pengampunan atas dosa-dosanya."
Teuku tidak menjawab. Padahal dengan mudah dia dapat mengatakan bahwa kejadian itu memang sangat aneh, tetapi ia sendiri tidak tahu mengapa bisa terjadi seperti itu. Ia tak dapat dan tak mau berbohong.
"Di negeri saya ada harimau yang dikuasai manusia. Dapat disuruh melakukan apa saja.
Ada juga orang mati yang kemudian menjelma jadi harimau, babi, anjing atau binatang lainnya. Bahkan ada yang namanya manusia harimau dengan tubuh harimau tetapi berkepala manusia!" kata Manurung lagi dalam usaha memancing keterangan atau cerita dari Teuku Samalanga.
Karena Teuku Samalanga tetap tidak memberi jawaban, Letnan Manurung yang tidak mudah putus asa bertanya, "Apakah di daerah Teuku juga ada hewan-hewan buas piaraan yang tunduk kepada perintah majikannya?"
Tanpa ragu-ragu Teuku menjawab, "Ada." Hanya sepatah kata itu diucapkannya.
Dari anak buahnya yang ditugaskan mencari informasi mengenai Husni letnan polisi itu memperoleh keterangan, bahwa Husni datang ke kota itu beberapa hari yang lampau. Juga tentang seorang gadis ayu yang dibawa oleh seorang wanita dan lelaki. Karena Muara Bungo hanya sebuah kota kecil, maka kedatangan orang-orang baru cepat menarik perhatian.
Ketiga pendatang itu memasuki sebuah rumah yang diketahui beberapa hari sebelumnya telah dilengkapi dengan perabotan lumayan mewah. Ke rumah itu pulalah Husni berkunjung lalu tinggal di sana.
Ada pula orang melihat kepergian Husni dan dua dari tiga tamu yang datang duluan sebagai penghuni. Tetapi gadis berpotongan ramping yang datang bersama mereka sudah tidak ikut keluar rumah dan tidak pernah keluar dari sana.
Tidak sulit menarik kesimpulan, bahwa wanita muda dan punya paras menawan itu sudah tidak ada lagi. Pernah masuk tetapi tidak pernah keluar lagi.
Tetapi tidak ada satu saksi pun yang mcnceritakan, bahwa dari rumah itu dibawa sesuatu yang mencurigakan, yang bisa diduga kini sebagai muyat gadis yang tidak pernah kelihatan setelah kunjunganaya ke sana.
Oleh kesigapan polisi di Pal:embang akhirnya diketahui, bahwa Menora yang adik SERIAL MANUSIA HARIMAU
100 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id Teuku Samalanga telah pergi bersama seorang wanita. Pengemudi kendaraan yang mereka tumpang itu pun dapat dilacak dan diminta keterangan. Ceritanya sesuai dengan info yang diperoleh di Muara Bungo, bahwa gadis dan wanita berikut seorang lelaki dari Palembang telah diantarkan supir ke rumah yang sudah dipersiapkan itu.
Kemudian terbuktilah apa yang telah terjadi. Di belakang rumah dijumpai tanah bekas galian yang telah ditutupi dengan rapi sehingga tidak akan kentara kalau tidak diselidiki oleh tenaga-tenaga polisi yang sudah berpengalaman. Mayat Menora terbaring tanpa kain kafan di lubang yang sudah ditutup rapi. Penggalian dilakukan dengan turut hadirnya Teuku Samalanga yang melepaskan tangisnya tanpa usaha membendung. Ia sendiri yang masuk ke hubang dan mengangkat tubuh adiknya, yang sedikit pun tidak mengeluarkan bau walaupun sudah beberapa hari di dalam bumi.
Tanpa diceritakan oleh Teuku, letnan polisi itu mengetahui, bahwa Husni pasti turut terlibat dalam kematian gadis itu. Bahkan bukan tidak mungkin dia yang membunuh.
Tetapi mengapa" Ia terkenal sebagai orang yang sangat baik, bahkan taat pada agamanya.
Manurung yakin, bahwa bukan hanya Husni yang berdosa dalam kematian Menora. Meng-hubungkannya dengan hanya tiga dari empat manusia yang dibinasakan dua ekor harimau, ia mempunyai sangkaan keras, bahwa kedua orarig itu pun pegang peranan.
Pemeriksaan mayat menunjukkan, bahwa Menora telah tidak perawan lagi. Dan kegadisannya direnggut dengan kekerasan. Dalam tindak perenggutan itu Husni telah kehilangan seluruh kehalusannya. Ia yang pada saat itu sedang kesetanan jadi tambah menggila karena Menora memberi perlawanan sekuat daya. Tetapi hasil pemeriksaan itu pun membuktikan bahwa Menora bukan dibunuh melainkan menggantung diri. Bekas tali masih terlihat pada lehernya.
Berita terkaman harimau yang aneh segera disusul oleh bisik-bisik bahwa Husni yang kaya dan 'cukup terpandang di Palembang telah melakukan pemerkosaan sebelum dia mati dikoyak-koyak harimau.
Karena yang diperkosa seorang gadis yang adik dukun muda cukup kawakan, maka perlahan-lahan mulai ada yang berbisik, bahwa bukan tidak mungkin kedua harimau itu suruhan Teuku Samalanga. Tetapi orang hanya berani berbisik karena takut. Manusia memang makhluk yang aneh, walaupun punya akal terbaik di antara semua makhluk yang hidup. Mereka takut, tetapi toh rnelakukannya: Seperti berbisik-bisik itu. Untuk apa" Belum SERIAL MANUSIA HARIMAU
101 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id tentu benar. Tetapi bagi mereka terasa enak menimbulkan dugaan yang menegangkan, apalagi mencekam.
Kakak Husni yang juga kaya hanya mendengar bahwa adiknya diterkam harimau.
Bahwa adiknya itu pernah memberhentikan seorang karyawannya. Mungkin orang itu sakit hati lalu minta bantuan kepada seorang pandai yang benar-benar punya kepandaian luar biasa. Guna membalaskan sakit hatinya. Karena ada manusia yang usil mulut, maka sampai pula cerita kepada kakak Husni, bahwa orang yang diberhentikan itu memang penipu.
Tentu saja tidak bisa dipakai lebih lama. Yang buruk tidak sampai ke telinganya. Karena orang-orang di lingkungannya hanya mereka yang suka menjilat, ambil muka. Biasa!
Tukang jilat di mana-mana ada. Cara yang paling mudah untuk disenangi supaya dapat rezeki atau naik pangkat adalah dengan jalan menjilat. Naik pangkat secara wajar, melalui prestasi kerja yang baik, sekarang sudah merupakan jalan yang amat panjang Bagi orang asing tentu terdengar aneh. Tetapi bagi orang kita sudah bukan kabar lagi. Itulah makanya kakak Husni yang bernama Hasan tidak sampai mengetahui bahwa adiknya itu telah melakukan perenggutan keperawanan seorang gadis dan dia juga biang keladi kematian Menora yang masih sekolah. Apalagi semua orang kenal kebaikan Husni. Tidak masuk akal rasanya orang semacam dia mau menculik dan memerkosa.
Hasan menghubungi. Abduh. Dan dukun itu mencoba. Mula-mula secara biasa. Lalu menggunakan segenap ilmu yang ada padanya. Ternyata lawannya kelas berat yang tidak terhadapi olehnya. Itulah makanya ia minta tolong kepada Erwin yang sudah terbukti keampuhannya. Dari ayahnya Dja Lubuk kakeknya Raja Tigor ia mendapat info bahwa kalau ia memenuhi permintaan Abduh ia akan berhadapan dengan orang yang amat tinggi ilmunya. Erwin tidak mengabaikan nasihat ayahnya. Kakeknya juga mengatakan bahwa dia masih perlu belajar lagi. Akan ada seorang tua nanti menemuinya di Tapanuli.
Karena ompung dan ayahnya menyuruhnya berhati-hati, maka setelah sembuh dari luka yang didapatnya dalam pertarungan dengan Jabalkat, Erwin meminta keterangan kepada Abduh, apakah sebabnya sampai suami Fatimah diterkam harimau. Baik dia maupun anaknya Fatimah tidak mengetahui apa sebabnya. Sepanjang tahu mereka Husni sangat disukai masyarakat oleh kebaikan hatinya. Kalaupun ada orang yang sakit hati, maka orang itu barangkali seorang pekerja yang diberhentikannya karena suka mencuri. Orang itu kabarnya punya kepandaian juga. Fatimah sama sekali tidak menceritakan bahwa ia pernah SERIAL MANUSIA HARIMAU
102 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id kedatangan tamu ketika ia di rumahnya sendiri. Bahwa tamu itu bernama Samalanga dan menanyakan suaminya. Ia tidak punya dugaan sedikit pun bahwa pendatang itu punya kaitan secara tak langsung dalam kematian suaminya. Memang, tatkala Samalanga ke Lahat mencari Husni, pemborong itu belum diterkam harimau, tetapi sudah menyebabkan kematian Menora setelah memerkosanya karena tidak kuat melawan bujukan iblis.
"Erwin akan mampu menghadapi dukun yang punya harimau itu," kata Abduh.
"Belum tentu, karena ilmunya sangat tinggi," jawab Erwin merendah.
"Kau terlalu merendahkan diri. Itu baik. Tetapi aku tahu, bahwa kemampuannya masih dibawah kesanggupanmu!" kata Abduh yang yakin, bahwa takkan ada orang yang punya ilmu sehebat Erwin.
"Ayahku mengatakan, bahwa dukun yang pemilik harimau itu sukar dikalahkan," kata Erwin. Mendetigar ini Abduh heran dan tak percaya. Bagaimana mungkin ayahnya memberi tahu, sedangkan orang tua itu sudah tiada. Erwin sendiri pernah mengatakan hahwa ia sudah lama kehilangan ayah.
"Ayah dan kakekku datang menemuiku dan menceritakan tentang orang berilmu tinggi itu," kata Erwin. "Aku akan menyelidiki dulu."
"Aku akan malu sekali kalau sampai tak berhasil," kata Abduh berterus terang. "Husni menantuku dan abangnya Hasan telah datang meminta supaya aku berikhtiar."
Erwin berjanji akan melakukan segala yang dapat dilakukannya. Apa yang tak pernah dilakukannya terpaksa tak dapat dielakkan sekali ini. Ia perlu melakukan penyelidikan dulu sebagai orang biasa, bukan sebagai manusia harimau yang dapat menghilang. Untuk itu ia perlu uang. Yang dia tak punya. Erwin merasa malu harus minta tolong.
Dari tanya sana tanya sini, ia kemudian pernah ke Palembang. Tidak terlalu sulit mencari keterangan yang dibisik-bisikkan orang. Bahwa Husni telah memperkosa seorang gadis yang adik seorang pintar dari Aceh. Penerkaman hanya tiga dari empat orang pun cukup memberi keyakinan kepada Erwin, bahwa harimau-harimau itu pasti bukan harimau biasa. Kalau bukan siluman tentu suruhan.
Langkahnya sampai ke rumah Teuku Samalanga. Orang hebat yang tidak punya kepandaian tenung atau membaca wajah orang itu tidak tahu bahwa Erwin punya tujuan khusus. Tetapi ada terasa olehnya bahwa Erwin bukan manusia biasa. Dia tidak tahu apa sebabnya.
SERIAL MANUSIA HARIMAU
103 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id Lain halnya dengan Erwin. Ia tahu dengan orang pintar bagaimana ia berhadapan.
Sudah diceritakan ayah dan kakeknya.
Salam yang diucapkan dan tangan yang diulurkan oleh Erwin membuat Teuku Samalanga merasa senang. Terkesan di hatinya bahwa Erwin seorang Islam yang baik.
"Saya Erwin, bahagia sekali dapat berkenalan dengan Teuku," kata Erwin membungkukkan badan sedikit. Kini membuat Teuku Samalanga merasa agak kikuk dan malu dan merasa amat dihormati. "Saya turut berduka atas petaka yang menimpa Teuku sekeluarga," ucap Erwin lagi, membuat orang pintar dari Aceh itu terheran dan bertanya dalam hati, mengapa orang yang baru sekali dilihatnya ini mengetahui musibah yang menimpa dirinya. Apakah maunya" Sekedar menyatakan belasungkawa" Dipandangnya mata Erwin. Bukan mata biasa seperti kebanyakan orang.
*** TEUKU Samalanga mempersilakan tamunya masuk. Safinah yang mendengar kakaknya kedatangan seseorang segera keluar. Seperti biasa, dukun yang punya pendidikan tingkat menengah itu memperkenalkan saudaranya. Ketika berjabatan tangan, gadis itu pun merasa bahwa Erwin mempunyai sesuatu.
"Saya datang menyatakan turut berduka atas musibah yang menimpa diri Nora," kata Erwin. Sopan, sebagaimana ia selalu bersikap sopan. Setelah Teuku mempersilakan Erwin duduk sementara Safinah mengambil teh dengan hati berdebar tanpa sebab, orang Aceh itu bertanya, dari mana Erwin mengenal namanya.
"Dari ayah dan kakek saya," jawab Erwin.
"Berbahagia sekali masih mempunyai keduanya. Apakah nenek dan ibu Saudara masih ada. Di mana beliau-beliau?"
"Semuanya telah tiada," jawab Erwin menimbulkun rasa heran pada Teuku.
Pada saat Teuku keheranan, Safinah keluar dengan dua cangkir teh dan kue kering. Ia bertanya kepada abangnya apakah ia boleh ikut duduk dan tanpa menunggu jawaban ia telah mengambil kursi.
"Saya tidak mengerti," kata Teuku.
"Ayah dan kakek saya telah mengatakan, bahwa Teuku orang hebat dari Aceh. Itulah SERIAL MANUSIA HARIMAU
104 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id makanya saya merasa beruntung sekali dapat berkenalan dengan Teuku," kata Erwin dengan nada biasa. Karena, memang tidak ada yang mengherankan baginya. Scbaliknya Teuku kian heran, bahkan cenderung berpikir bahwa tamu itu sedang menjalankan suatu muslihat.
Tetapi melihat gayanya, orang ini bukan pembohong. Mungkin orang yang agak sakit ingatan. Safinah yang belum tahu bagaimana awal cerita hanya mendengarkan. Baginya hanya timbul perasaan, bahwa Erwin bukan manusia biasa dan membuat hatinya belum berhenti berdebar.
"Saudara bilang sudah tak ada," kata Teuku. Kini Safinah mulai mengerti dan turut heran, sehingga ia tambah ingin tahu.
"Ya tetapi ayah dan kakek saya itu yang mengatakan," ujar Erwin. Dia tahu bahwa Teuku merasa tidak mungkin, namun tidak mau mengatakannya.
Sebab mengatakan tak mungkin sama saja dengan menuduh Erwin berdusta. Dari sikap Teuku, manusia harimau itu mengetahui, bahwa tuan rumah yang punya ilmu itu punya sopan santun yang tidak dimiliki oleh banyak manusia.
"Ayah dan kakek saya itu datang untuk mengabarkan itu. Saya mengatakan ini kepada Teuku karena sudah mendengar dari orang-orang yang saya tanyai, bahwa Teuku orang pintar dan baik hati. Dan tadinya pernah bekerja pada Tuan Husni yang telah dibinasakan oleh kedua harimau Teuku." Wajah Teuku jadi agak berubah, begitu juga wajah Safinah.
"Ia pantas menerima hukuman itu. Itulah cara yang terbaik. Daripada Teuku sendiri turun tangan dengan parang sakti Teuku." Mendengar itu Teuku bertambah heran dan sekaligus mulai merasa hormat kepada Erwin. Tidak disangsikan lagi bahwa dia bukan orang sembarangan. Sampaisampai ke parang miliknya dia tahu. Dan kedatangan ayah dan kakeknya yang sudah tiada. Orang ini tentu punya sesuatu yang tidak dipunyainya.
"Betul, saya punya sedikit-sedikit, belum dapat diandalkan," kata Erwin. Orang Aceh itu mengerti bahasa orang berilmu. Ia segera menanggapi, bahwa Erwin seorang kelas tinggi yang merendahkan diri, sesuai dengan sifat orang yang benar-benar punya kebolehan tidak kepalang tanggung. Yang suka besar omong itu hanyalah mereka yang juga punya pengetahuan hanya secuil, tetapi berlagak seperti orang yang "bukan main."
"Saudara dapat membaca pikiran saya, lalu mcenanggapi. Pengetahuan begitu tidak ada pada saya. Itulah makanya terjadi apa yang telah menimpa kami. Saya tidak dapat membaca maksud dan rencana lelaki yang merusak dan menyebabkan kematian adik tersayang kami."
SERIAL MANUSIA HARIMAU
105 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
"Tidak ada manusia yang mempunyai segala ilmu. Saya tidak mempunyai parang bertuah. Saya juga tidak mempunyai sepasang harimau yang dapat saya suruh!"
Teuku Samalanga tidak membantah. Ia menyahut polos, "Diberi seorang tua beberapa tahun yang lalu. Saya tidak menyuruh kedua sahabat saya itu untuk membunuh si keparat itu," kata Teuku memaksudkan diri Husni yang tetap didendamnya walaupun sudah tiada.
Inilah dendam yang tidak berakhir atau setidak-tidaknya tidak mudah padam.
"Kalau begitu mereka lebih daripada suruhan. Mereka tahu, apa yang mereka harus lakukan untuk majikannya!"
Teuku Samalanga tidak menjawab. Dalam hati ia membenarkan ucapan tamunya yang cerdas dan berilmu tinggi.
"Kalau boleh saya bertanya, adakah maksud saudara yang lain menemui saya," tanya Teuku Samalanga. Safinah semakin tertarik. Apa kata Erwin yang kelihatan seusia dengan kakaknya dan punya kebolehan yang tidak dapat dipandang enteng.
"Saya rasa Teuku mengetahui, bahkan sudah sejak beberapa hari yang lalu, bahwa seorang tak dikenal akan datang dengan maksud yang tidak terlalu baik," kata Erwin. Apa yang tidak terlalu baik, pikir Safinah yang kini mulai curiga kepada orang yang sudah pasti punya kelebihan dari manusia lain. Tanpa sembunyi-sembunyi ia memandang Erwin.
Pandangannya yang lembut tetapi mantap tidak mengurangi kekerasan hati Aceh-nya.
Apakah orang ini hendak menantang abangnya" Begitulah juga kini yang terpikir oleh Teuku Samalanga setelah Erwin mengatakan, bahwa Teuku tentu tahu akan kedatangannya dengan maksud yang tidak terlalu baik seperti katanya tadi.
Tetapi dengan tenang Teuku bertanya, "Apakah maksud itu" Saya sudah menerangkan tadi, bahwa saya tidak punya kebolehan membaca pikiran dan maksud orang. Tetapi bagaimanapun saya amat menghargai Saudara, telah mengatakan tujuan yang kata Saudara tidak baik itu."
"Terus terang ada pihak yang meminta saya melakukan suatu usaha yang tak mungkin berhasil!" kata Erwin.
"Usaha apa?" tanya Teuku.
"Menghadapi Teuku, yang pada waktu itu sama sekali tidak saya kenal. Kakek dan ayah saya yang berpesan supaya jangan bodoh berani-berani berhadapan dengan orang yang bukan tandingan. Saya bisa binasa."
SERIAL MANUSIA HARIMAU
106 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
"Kakek dan ayah Saudara membesar-besarkan."
"Saya kira tidak. Ketika kami bicara, ada kilat menyambar di dalam kamar. Itulah suatu pertanda dari kehebatan yang jarang ada tandingannya, kata ayah saya." Safinah dan Teuku diam. Tidak jadi bangga apalagi sombong. Teuku yakin, bahwa kalaupun tidak dalam semua hal, tetapi dalam beberapa bidang tamunya ini pasti tidak pula dapat dianggap ringan.
Bahkan mungkin tidak dapat dilawan. Apalagi dengan adanya ayah dan kakek yang setia mendampingi manakala perlu.
"Sudah saya katakan tadi bahwa layak Tuan Husni itu mendapat hukuman tanpa Teuku sendiri perlu turun tangan. Dan setelah saya tahu duduk perkara, saya tidak kan sudi mencoba apa pun sekiranya saya benar-benar punya ilnu tinggi. Apalagi dengan kekuatan saya yang baru seumur bawang," kata Erwin.
"Saudara orang hebat yang polos," kata Teuku.
"Tidak lebih polos dari Saudara," sambut Erwin. Teuku tambah kagum, begitu pula Safinah.
"Siapakah yang minta bantuan kepada Abang Erwin?" tanya Safinah. Dan abangnya membiarkan dia menyela. Apalagi dia sendiri pun sebenarnya ingin tahu.
"Tak ada baiknya kita bicarakan itu. Dan kalau kita benar-benar berdiri di tengah, saya rasa memang wajarlah dia mencari bantuan untuk membalas. Karena dia merasa disakiti.
Dan dia tidak tahu duduk perkara yang sebenarnya. Hanya sebagian informasi dan cerita yang disampaikan orang kepadanya. Karena mereka hendak menyembunyikan yang buruk.
Demi nama baik yang biasa disandang Tuan Husni. Memang dia biasanya baik. Bahkan baik sekali. Saya banyak mendengar ini. Hanya kemudian secara mendadak dia berubah.


Manusia Harimau Jatuh Cinta Serial Manusia Harimau Karya S B. Chandra di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Entah karena apa. Dia seperti kemasukan iblis. Yang melakukan kejahatan itu adalah Tuan Husni dan diselapi setan," kata Erwin menguraikan cerita yang didengarnya dan pendapatnya mengenai peristiwa itu.
Diam-diam Teuku Samalanga menyadari dan harus mengakui bahwa perubahan Husni terjadi setelah ia berkenalan dengan adiknya, Menora. Kalau dia tidak berkenalan dengan gadis itu barangkali dia tidak pernah akan kesetanan dan Menora juga tidak akan mati dengan cara begitu. Husni sama sekali tidak bersalah kalau sampai jatuh hati kepada Menora. Semua orang berhak menyenangi atau jatuh cinta kepada seseorang. Tetapi kalau ada hambatan, misalnya sudah punya isteri atau tunangan, tidak akan mampu membiayai SERIAL MANUSIA HARIMAU
107 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id rumah tangga ataupun yang dicintai tidak dapat membalas, haruslah orang mendinginkan kepala dan mengambil keputusan yang bijaksana. Jangan sampai yang berkuasa lantas menggunakan kekuasaan atau yang kaya mempergunakan harta kekayaannya untuk mencapai maksud. Itu sama dengan paksaan dan sama pula jahatnya dengan perkosaan.
Tetapi bagaimanapun Teuku Samalanga dan Safinah merasa bahwa sedikit banyak adik merekalah jadi penyebab hilangnya kcseimbangan Husni sehingga menyebabkan iblis iiiudah memasuki dirinya. Memang benar, kalau tidak pernah sampai berkenalan, Menora tidak akan ditimpa bencana itu, tetapi kejahatan Husni sampai menculik dan memerkosa lalu akhirnya menyebabkan kematian adiknya tetap tidak menjadi ringan karenanya.
Pada waktu mereka berbincang-bincang terdengar orang memberi salam. Seperti biasa Teuku menyakuti dengan salam pula, melihat ke luar. Ada tamu. Sudah berusia lanjut, berambut dan bermisai putih. Gagah masih. Pada usia mudanya tentu ganteng sekali.
"Boleh saya masuk?" tanya orang tua itu lalu masuk tanpa menunggu dipersilakan.
Radikal juga dia. Dan seperti tidak punya segan-segan. Kemudian Teuku mempersilakan, walaupun ia merasa seperti ada yang memaksanya untuk mempersilakan. Padahal hatinya masih ragu-ragu, ingin tahu siapakah orang itu dan apa maksud kedatangannya. Semua itu hanya tinggal di dalam hati, tidak ditanyakannya.
Orang tua itu masuk. Begitu tamu baru itu sampai di dalam, Teuku dan adiknya jadi sangat terkejut heran mendengar Erwin berkata tertahan, "Ayah," lalu ia berlutut mencium tangan Dja Lubuk. Yang datang itu memang, tiada lain daripada Dja Lubuk, ayah Erwin dalam wujud manusia utuh. Tua, tetapi gagah dan penuh wibawa. Teuku dan adiknya Safinah saling pandang. Tanpa kata, seperti tak percaya akan apa yang mereka hadapi.
"Inilah ayahku, Teuku," kata Erwin. Begitu pula dikatakannya kepada Safinah. Kedua kakak beradik itu mendekat dan menyalam Dja Lubuk dengan sikap sangat hormat.
Walaupun merasa seperti dalam mimpi. Tangan orang tua yang sebenarnyanya sudah meninggal itu hangat. Sama dengan orang biasa. Matanya memandang lembut kepada Teuku dan Safinah, tetapi kedua orang itu segera menundukkan muka karena tak kuat menatap wibawa yang dipancarkannya.
Oleh herannya, baik Teuku maupun adiknya tidak mempersilakan tamunya duduk, tetapi Dja Lubuk mengambil tempat di sebuah kursi. Begitu pula Erwin dan kedua pemilik rumah. "Enak duduk bersama orang utara yang sarat ilmu," kata Dja Lubuk. Oleh heran SERIAL MANUSIA HARIMAU
108 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id yang belum juga mengurang, Teuku tidak menjawab. Melihat, bahwa Teuku dan adiknya terus tunduk karena tak kuasa memandang matanya, Dja Lubuk berkata, "Kalian tak suka melihat aku?" mendengar ini Safinah dan Teuku langsung memandang karena tak mau disangka tidak menyukai. Dalam hati mereka bertanya, benarkah orang tua ini sudah meninggal" Lalu bangkit dari makamnya dan kini duduk bersama" Tidak ada tanda-tanda bahwa ia lain daripada manusia biaasa.
"Memang benar, aku telah tiada. Tetapi seperti kalian lihat, aku ini ada. Sengaja datang untuk menyampaikan rasa gembira karena Teuku dan anakku Erwin jadi sahabat. Aku tadinya mengkhawatirkan kalau-kalau kalian jadi bermusuhan!"
Safinah masuk mengambil sebuah cangkir dan mengisinya dengan teh manis yang tersedia di dalam leko. Kemudian ia mempersilakan tamunya minum. Dan dengan mengucapkan terima kasih Dja Lubuk minum, tanpa terdengar suara hirupan. Ia tahu bagaimana minum dengan sopan. Orang ini pasti punya ilmu luar biasa. Dibawanya ke liang kubur dan kemudian dibawanya lagi ke atas bumi untuk mendampingi anak tersayangnya.
Mereka hanya sesekali bertanya dan tertawa santai tetapi amat terbatas. Terutama Safinah dan Ceuku. Bagaimanapun mereka terus dicekam keheranan dan hampir tidak percaya, bahwa mereka sampai duduk dan bercerita dengan orang yang bangkit dari kuburnya. Dan pengalaman kedua saudara yang baru ditimpa kemalangan itu kiranya bukan sampai di situ. Sekali lagi terdengar orang mengucapkan salam. Dan sekali lagi pula Teuku pergi melihat. Tentu saja ia jadi kian heran, karena seorang tua lagi datang. Lebih tua dari Dja Lubuk, juga penuh wibawa tetapi tidak seganteng dia. Sama halnya dengan Dja Lubuk, dia pun bertanya apakah dia boleh masuk dan tanpa menunggu jawaban ia pun masuk.
Keheranan Teuku dan Safinah kian memuncak ketika Erwin bangkit dan mencium tangan orang itu sambil berkata "ompung." Teuku dan adiknya tahu, bahwa ompung artinya kakek atau nenek di Tapanuli. Dan mereka pun segera tahu, bahwa yang ini pun orang telah meninggal yang datang lagi ke permukaan bumi.
Kini, baik Teuku Samalanga, apalagi Safinah merasa lebih daripada bermimpi. Dua manusia, telah meninggal, keluar dari kuburan lalu datang ke rumah mereka untuk bercakap-cakap. Bagaimanapun aneh dan tak masuk akal, tetapi inilah yang terjadi di rumah Teuku Samalanga yang dari kampungnya merantau ke kota Palembang.
"Aku pun datang untuk menyatakan rasa senangku terhadap persahabatan kalian.
SERIAL MANUSIA HARIMAU
109 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id Cucuku ini belum banyak pengetahuan, barangkali Teuku suka melimpahkan sedikit-sedikit kepadanya," kata Raja Tigor tak kalah ramahnya dengan Dja Lubuk. Terasa oleh Teuku Samalanga dan adiknya betapa halus budi pekerti dan bahasa orang-orang Mandailing ini.
"Sesekali datanglah ke daerah kami. Tidak banyak orang yang mengenal. Hanya daerah miskin dengan sedikit tanaman kopi dan karet. Tapi banyak pengisi rimbanya. Teuku mempunyai dua ya," kata Raja Tigor. "Kedua-duanya sangat terlatih. Jarang piaraan sepintar itu." Mendengar ini Teuku semakin sadar bahwa ia benar-benar berhadapan dengan keluarga berkepandaian aneh dan sangat ajaib. Sehingga yang satu mati tetap saja dapat berkumpul seperti biasa dengan yang masih hidup.
Bagaimanapun rendah hati dan tak tahu menyombong, Erwin merasa bangga mempunyai kakek dan ayah yang tanpa diduga sedikit pun datang bertamu ke rumah Teuku Samalanga yang semula diperkirakan akan jadi lawannya bertanding. Ia mula-mula percaya, bahwa orang yang dimintai bantuan oleh musuh Husni pasti manusia yang amat tangguh.
Itu telah dikatakan oleh Abduh yang mertua Husni. Yang sekaligus ayah Hasanah yang tergila-gila pula setengah mati terhadap Erwin. Kebanggaan Erwin punya sebab yang mudah dipahami. Ia senang melihat Safinah yang ramah dan sportif walaupun abangnya berilmu tinggi dengan kemampuan mengobati penyakit-penyakit berat. Ia juga amat senang kepada Teuku yang ternyata amat baik hati. Apa yang dipujinya mengenai diri Teuku memang keluar dari hati. Bukan untuk ambil muka. Tetapi selain itu semua, tanpa dapat dilawan dan ia pun sama sekali tidak berusaha melawan suatu perasaan di dalam hatinya, bahwa Safinah tanpa sengaja telah menyelinap ke dalam hatinya. Aneh, perasaan itu datang begitu saja. Mendadak, tidak dapat dijelaskan mengapa. Barangkali boleh dikatakan termasuk apa yang orang kata tertarik pada pandangan pertama. Tidak dapat dibantah bahwa perasaan ini pasti lain. Hasanah yang merawat dan berdaya upaya mengambil hatinya, tidak berhasil. Begitu pula Susanty yang menyebabkan dia menghindar dari Jakarta.
Erwin yan tidak.biasanya mencuri-curi pandang, sekali ini mengerling-ngerling Safinah, si perawan Aceh berhati karang itu. Adik dari Teuku Samalanga yang berparang panjang disertai dua harimau yang telah membuktikan kecerdasan dan keganasan. Harima liar yang pemakan manusia. Sedangkan dirinya manusia merangkap harimau.
*** SERIAL MANUSIA HARIMAU
110 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id ERWIN yang merasa bahwa dia tertarik pada Safinah, mendadak menggelengkan kepalanya untuk membuang apa yang coba menggoda hatinya. Dia malu pada dirinya, yang dinilainya tak tahu diuntung, walaupun beberapa wanita jatuh hati padanya tanpa mendapat balasan seimbang. Sekali ini dia merasa, bahwa hatinyalah yang bergoncang, sedangkan Safinah mungkin tidak merasa apa-apa. Betapa malunya kalau si penampik cinta itu sekarang mendadak jatuh hati pada seorang yang baru sekali dilihatnya.
Ketika dia memandang ayah kemudian ompungnya tampak senyum pada wajah kedua orang tua itu. Entah senyum apa namanya. Tetapi dia tidak sangsi lagi bahwa ayah dan kakeknya telah membaca apa yang tersurat di dalam hatinya.
Dan ayah yang suka menggoda karena sayang pada anaknya itu berkata sambil melihat Safinah, "Boleh bapak mengatakan sesuatu tentang dirimu gadis jelita?"
Safinah dan kakaknya kaget tetapi hampir serentak berkata, "Silakan pak. Apa yang bapak lihat?"
"Bukan lihat. Hanya menduga," jawab Dja Lubuk.
"Katakanlah pak," pinta Safmah.
"Ada orang sedang memikirkan dirimu."
Safinah tertawa. Lega, karena semula dia, menyangka, bahwa orang tua itu akan mengatakan sesuatu yang menakutkan atau setidaknya jadi pikiran. Melirik ke anaknya Dja Lubuk melihat, bahwa Erwin memerah jambu. Ia tahu bahwa ayahnya memaksudkan dirinya. Tetapi sama sekali bukan dengan maksud jelek.
"Kenapa kau tertawa?" tanya Dja Lubuk. "Kau tahu siapa yang memikirkan dirimu itu?"
Muka Erwin kian memerah. Kalau ayahnya nanti sampai menyebut dirinya, benar-benar tidak lucu. Tetapi masa iya ayahnya akan membuat dia malu dengan mengatakan bahwa yang memikirkan Safinah itu tak lain daripada seseorang yang sedang berada di antara mereka. Mengatakan begitu saja Safinah akan tahu bahwa orang itu pasti Erwin. Mustahil orang-orang tua yang sebenarnya sudah mati, walaupun ada di sana.
Menjawab Safinah, "Kalau cuma dipikirkan seseorang biar saja pak. Tiap orang tentu memikirkan seseorang atau bahkan lebih daripada seorang. Kakak saya ini entah memikirkan siapa. Dan barangkali bang Erwin juga memikirkan seseorang. Dan dia dipikirkan pula oleh beberapa orang. Anak bapak kan ganteng," kata Safinah berani SERIAL MANUSIA HARIMAU
111 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id berkelakar karena merasa keluarga itu semua baik budi dan rcndah hati. Teuku Samalanga tertawa.
"Kalau kukatakan bahwa orang yang memikirkan Safinah ini seorang yang biasanya tidak mau lahu dengan wanita, bagaimana" Apa masih juga tidak peduli?" tanya Dja Lubuk.
Gadis itu jadi tertarik.
"Kalau benar begitu, cukup menarik juga," kata Safinah ringan. "Bolehkah saya tahu siapa orangnya" Atau bagaimana orangnya." Mendengar pertanyaan ini, Erwin memucat dan berdebar. Siapa tahu, sekali ini ayahnya berkelakar agak jauh. Untung saja dia bisa menahan diri. Tidak jadi salah tingkah.
"Orangnya baik. Itu dapat kujamin. Tetapi dia selalu gelisah oleh nasib yang menimpa dirinya. Suatu takdir yang tak dapat dielakkan."
"Apakah saya juga akan jatuh cinta padanya pak?" tanya Safinah.
"Maafkan, aku tak mau menjawabnya," kata Dja Lubuk. Lalu dia menunduk.
Safinah merasa heran, begitu pula Teuku Samalanga. Orang tua ini berkata polos, tetapi ia menyembunyikan orang yang katanya memikirkan Safinah. Mengapa" Tak mungkin tanpa sebab. Tentu berdasarkan penglihatannya. Justru ini yang membuat Safinah kian tertarik.
"Mengapa bapak menyembunyikannya" Ada apa sebenarnya. Saya jadi ingin tahu,"
pinta Safinah. Ia yakin sekali, bahwa kedua orang tua itu, begitu pula Erwin mempunyai pengetahuan amat tinggi. Bapak itu pasti mempunyai alasan kuat untuk tidak mau mengatakan apakah Safinah akan jatuh cinta. Padahal jawabannya hanya berupa "ya" atau
''tidak" saja.
"Karena orang itu punya kemauan keras. Punya kepintaran pula. Juga punya sesuatu yang kukatakan "takdir" tadi. Mungkin kau semula tidak cinta padanya, tetapi oleh kepandaiannya akhirnya kau jadi jatuh hati juga. Boleh jadi pula sebaliknya. Kau mencintainya, kemudian setelah mengetahui nasib yang kukatakan takdir itu kau berbalik jadi takut dan benci padanya."
Safinah termenung diam. Dia terpengaruh oleh keterangan Dja Lubuk. Begitu pula abangnya. Teuku Samalanga tidak ragu-ragu akan apa yang dilihat oleh Dja Lubuk. Lain halnya dengan Erwin. Dengan apa yang diceritakan ayahnya ia tahu, bahwa belum tentu dirinya akan dicintai oleh Safinah. Tetapi boleh jadi pula Safinah yang semula membalas SERIAL MANUSIA HARIMAU
112 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id cintanya kemudian akan berbalik jadi takut dan benci kepadanya. Dia khayalkan apa kira-kira yang mungkin terjadi.
"Pak Dja Lubuk," kata Safinah, "saya mulai kuatir. Tolong katakan, di mana orang yang bapak inaksud itu. Di Aceh ataukah di kota Palembang ini?"
"Kalau sekedar itu boleh kujawab. Orang itu ada di Palembang. Aku dapat merasakannya. Kalau dia dipisahkan oleh lebih dari tiga sungai dari tempat kita duduk ini saya tidak akan dapat merasakan kehadirannya !"
"Apakah dia tetangga kami pak?" tanya Teuku Samalanga yang cemas memikirkan adiknya.
"Tidak, dia sedang di kota ini, kadang-kadang melintasi rumah ini, tetapi bukan tetangga. Tempat kediamannya yang sebenarnya juga bukan di sini. Kelak kalian akan mengetahuinya," kata Dja Lubuk.
"Apa maksudnya melintas di depan rumah kita ini pak?" tanya Safinah.
Hati Erwin yang berdebar-debar cemas sejak ia tahu dirinya yang dimaksud ayahnya, seperti terhenti sejenak. Ayah tersayangnya sudah sekian kali menyerempet-nyerempet dirinya. Dia kuatir kalau Safinah sampai tahu, bahwa dialah orangnya yang sedang memikirkan dara itu.
"Tidak ada maksud buruk. Dia pernah masuk pekarangan ramar kalian ini," kata Dja Lubuk. " Dia sengaja menggoda anaknya. Dia tahu anaknya tidak enak hati, tetapi orang yang jatuh cinta juga tidak boleh hanya mau enaknya saja, begitu piker Dja Lubuk.
"Apakah dia ada menanamkan sesuatu di pekarangan ini?" tanya Safinah yang percaya akan kekuatan guna-guna, baik yang dikirim melalui mantera maupun yang ditanam di sekitar rumah. Ada kala nya di depan pintu supaya dilangkahi oleh orang yang dimaksud.
"Ah tidak. Orang ini tidak punya sifat buruk. Dia bahkan sangat benci pada orang yang mempergunakan guna-guna."
"Kami sudah agak lama di sini," kata Raja Tigor tiba-tiba. "Kami pulang dulu. Mari,"
katanya kepada Dja Lubuk.
"Bagaimana Erwin," kata Dja Lubuk kepada anaknya. "Betul kata ompungmu. Kami sudah terlalu lama. Sudah banyak ngobrol dengan Teuku yang hendaknya suka jadi sahabatmu. Belajarlah dari dia. Kami senang, kau tidak sampai dipergunakan orang untuk berhadapan dengan Teuku !"
SERIAL MANUSIA HARIMAU
113 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
"Memang aku pun tidak bersedia ayah. Nomor satu karena apa yang dilakukan kedua harimau piaraannya itu sudah wajar. Kedua karena aku sadar bahwa aku tak mampu menghadapinya, sekiranya ia melakukan perbuatan tercela yang menyakiti orang lain. Ayah tahu, kepandaianku baru sekuku Teuku saja," kata Erwin membuat Teuku merasa malu, tetapi juga tambah hormat kepada ketiga tamunya itu.
Dja Lubuk, kemudian Raja Tigor disalam oleh Erwin dengan mencium tangan mereka.
Lalu kedua orang tua itu menyalam Teuku dengan adiknya. Setelah itu mereka melangkah.
Hanya selangkah, lalu raiblah mereka tanpa meninggalkan bekas. Berbeda dengan kedatangan mereka tadi.
Erwin tunduk sementara Safinah dan Teuku saling pandang. Mereka amat mengagumi Erwin yang sama sekali tidak menunjukkan kehebatan atau rasa bangga atas kemampuan ayah dan kakeknya.
"Saya merasa sangat beruntung dan mendapat kchormatan boleh berkenalan dengan Saudara dan ayah serta ompung saudara," kata Teuku Samalanga.
"Terima kasih," jawab Erwin yang lalu menguI;ingi bahwa ia merasa bahagia dapat bertemu dengan Teuku Samalanga.
"Kata ayah saya, kedua nenek piaraan Teuku itu bernama Mara dan Mira," kata Erwin.
Teuku membenarkan. Erwin lalu mengatakan, bahwa ia ingin sekali berkenalan dengan kedua piaraan itu.
"Untuk apa?" tanya Teuku.
"Untuk menyatakan rasa kagum saya. Karena inereka bukan suruhan biasa. Mereka dapat bertindak sesuai dengan keharusan. Jadi tidak sematamata atas perintah. Saya pernah mengenal seorang kucing seperti itu," ujar Erwin lalu menceritakan tentang Sati, Kucing suruhan kepunyaan Sumarta yang kemudian menjadi sahabatnya. Dengan Sumarta dia pernah ke Muangthai. Di sana dia bertemu dengan seorang nenek yang menunggang dan menguasai seekor harimau yang sangat besar.
"Sudah jauh perjalanan Saudara," kata Teuku "Saya dengar di negeri Thai banyak sekali harimau."
"Ya, dan besar-besar. Ada orang-orang pintar yang memiliki harimau dan gajah suruhan." Atas pertanyaan Safinah dan abangnya Erwin menceritakan pengalamannya dengan dr Anton yang akhirnya kawin dengan Nona Lydia Savetsela yang asal Muangthai SERIAL MANUSIA HARIMAU
114 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id dan Christine yang tergila-gila oleh kekuatan guna-guna Sumarta yang pekerjaan sehari-harinya tukang jual buah, tetapi kemudian jadi semacam dukun oleh kesaktian kucing suruhannya.
Atas mufakat bersama, ketiga orang itu akan berangkat keesokan harinya ke Muara Bungo. Safinah dan abangnya untuk ziarah ke makam Menora yang dikebumikan di sana.
Erwin ingin melihat tempat Husni dan kedua kaki tangannya diterkam harimau-harimau milik Teuku.
"Di mana saudara menginap malam ini?" tanya Teuku, yang sudah mengetahui bahwa tamunya itu datang dari Lahat.
"Tidak menjadi soal," jawab Erwin. "Di surau atau di mesjid." Ia yang sedang tertarik pada Safinah yang kelihatan lumayan berada, tidak segan-segan mengatakan yang sebenarnya. Akan bermalam di surau. Kata-kata lain untuk ditempat yang tidak usah mengeluarkan biaya. Safinah memandang kakaknya. Cukup untuk membuat Teuku menawarkan kepada Erwin untuk bermalam di rumah mereka saja. Manusia harimau itu menolak, tetapi atas permintaan Safinah akhirnya anak Dja Lubuk menurut. Tidur di bawah satu atap dengan wanita yang disukaiuya tetapi belum tentu menyukai dirinya.
"Kalian baik sekali," kata Erwin. "Tidakkah kalian curiga?"
"Jangan berkata begitu. Kami malah mendapat kehormatan dapat bersama saudara.
Sungguh, kami merasa bahagia sekali."
"Kalian sudah melihat, bahwa ayah dan kakek"Kuatir" Bukankah kita telah bersahabat. Begitu dipinta ayah dan ompungmu. Begitu pula keinginan dan harapanku kepada saudara."
"Terima kasih. Kuharap aku dapat memenuhi harapan kalian," kata Erwin, penuh keraguan dan kecemasan. Oleh karena ia sewaktu-waktu bisa berubah menjadi bertubuh harimau. Kalau sampai terjadi, akan celakalah dia. Tetapi kalau sampai terjadi dan Safinah mengetahuinya ia akan segera tahu bagainana sikap gadis itu terhadap dirinya. Itulah yang tadi tak dikatakan ayahnya, tetapi jelas digambarkan, bahwa takdir dirinya akan menentukan apakah waiita pilihan hatinya masih akan menyukai dia. Seperti Indahayati tetap mencintainya setelah mengetahui, bahwa ia makhluk yang berbadan harimau dan berkepala SERIAL MANUSIA HARIMAU
115 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id manusia. Sehingga dinamakan manusia harimau.
*** MALAM itu mereka bertiga makan bersama. Setelah Erwin duduk dengan pakaian tak berganti walaupun telah mandi, tahulah kedua kakak beradik dari Aceh itu bahwa tamu mereka tidak punya pesalin, walaupun dia membawa ransel yang tidak mereka ketahui apa isinya. Dia orang berilmu, punya sopan santun terpuji. Semiskin itukah dia" Ataukah dia termasuk orang yang punya pantangan tak boleh ganti pakaian semaunya" Memang ada orang berilmu yang hanya boleh sekali sepekan bersalin pakaian.
Dan pada hari tertentu pula. Ada lagi yang tidak boleh beralas kaki. Tetapi Erwin ini memakai sandal jepit. Hanya pakaiannya agak kumal.
Safinah dan Teuku meminta agar Erwin tidak segan-segan. Berbuat seperti di rumah sendiri. Erwin tahu apa yang dipikir dan dipertanyakan pada diri sendiri oleh kedua orang Aceh yang baik hati itu.
"Saya memang musafir tak mampu. Tidak ganti pakaian bukan karena pantang, tetapi karena memang tidak punya. Ada sepotong dua di Jakarta tidak dibawa. Untuk memperingkas bawaan."
Safinah memandang abangnya. Keduanya menyadari, bahwa tamu mereka membaca pikiran mereka dan menunjukkan bahwa ia tahu apa yang mereka pikir tentang dirinya.
Sedang mereka makan, datang seorang laki-laki bermobil. Mohon bantuan Teuku. Ada serang yang sedang sekarat. Mengempas-empaskan badan sambil meronta-ronta. Seorang dokter yang hendak memberinya suntik penenang dipukulnya sampai terlentang.
"Maaf," kata Teuku. "Pikiran saya belum wajar. Tak sanggup saya memusatkannya pada suatu tujuan." Lalu Teuku minta kepada Erwin untuk sudi berusaha menolong si sakit.
Menghormati permintaan tuan rumah, yang wajar belum dapat mengkonsentrasi pikiran oleh musibah yang baru menimpa, Erwin mengangguk dengan kata-kata, "Saya coba.
Tetapi saya bukan ahli. Sekedar berusaha. Tuhan jualah yang menentukan!"
Keluarga Raden Rahmat termasuk keluarga terkenal kaya di Palembang. Ketika Teuku dan Erwin tiba di sana, masih ada dua orang dokter yang seorang dukun terkenal yang ternyata tidak berhasil. Seperti , biasa, mereka memandang ringan kepada Erwin yang masih SERIAL MANUSIA HARIMAU
116 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id muda dan berpakaian lusuh. Kalau mereka tidak berhasil, bagaimana pula si dukun palsu ini akan bisa berbuat lain daripada coba menipu, pikir inereka.
"Saya bukan orang pandai. Tetapi saya ingin terangkan, bahwa saya pasti tidak punya niat menipu.. Kalau ada yang menyangka begitu, buanglah pikiran itu jauh-jauh," kata Erwin. Dan ia memandang lurus-lurus pada dua orang dokter dan dukun yang sudah berumur serta cukup dikenal di Palemhang. Ketiga orang itu menundukkan muka. Jelas tampak oleh Teuku. Jelas pula tampak oleh Raden Akib yang abang si sakit. Teuku merasa girang atas kata-kata pedas sahabat barunya itu.
Seperti biasanya kebanyakan dukun, Erwin pun meminta semangkuk putih air dan sebutir telur ayam. Dimasukkannya telur ke dalam air, tenggelam. Si sakit meronta-ronta, dipegangi oleh tiga orang laki-laki. Cepat Erwin mengeluarkan pisau tuanya yang sudah karatan. Membaca mantera. Menakjubkan semua yang hadir, Raden Rahmat berhenti mengamuk. Menjadi tenang. Pak dukun yang gagal dan dua dokter yang tidak berhasil, mulai malu. Tidak selalu terjadi, tetapi kali ini seorang muda berpakaian kumal ternyata unggul. Erwin mencelupkan ujung pisaunya ke dalam air, membaca lagi. Kemudian menarik pisau dari mangkuk, menyimpannya kernbali. Telur yang tenggelam tadi kini timbul seperti telur yang tidak ada isinya. Semua mata memandang, kagum tanpa menyebutkan sepatah kata pun.
Mendadak si sakit bicara, "Hai, mengapa kalian kerumuni aku" Aku bukan tontonan.
Pergi kalian semua. Aku mau ngomong-ngomong dengan kawanku ini saja," kata Raden Rahmat sambil menunjuk Erwin dan Teuku Samalanga.
Raden Rahmat memberi salam. Katanya, "Aku pernah melihat kalian dalam mimpiku.
Lalu kita makan bersama-sama." Ia yang tuan rumah lalu memerintahkan agar makan malam disiapkan. Dikatakannya bahwa isterinya dan Raden Akib boleh turut makan. Lalu mereka makan berlima. Tidak ada membicarakan penyakit.
Setelah selesai makan dan Erwin mohon diri, ia minta agar menunggu sebentar. Raden Rahmat masuk, keluar lagi dengan seberkas uang, lima ratus ribu. Masih baru-baru dengan nomor urut. "Aku ingin saudara menerima pemberianku yang sedikit ini," katanya. Erwin menerima, menghitung empat puluh ribu, lalu mengembalikan lebihnya kepada Raden Rahmat. Membuat semua orang tercengang. Tak mengerti. Dukun sombong atau dukun kurang waraskah ini"
SERIAL MANUSIA HARIMAU
117 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
*** TANPA dipinta Erwin berkata, "Bukan sombong dan kurasa juga bukan kurang waras. Apa yang mau disombongkan. Aku bukan orang kaya. Tentang kewarasan kurasa memadai."
Raden Rahmat dan isteri, abangnya Raden Akib dan Teuku Samalanga kaget dan malu.
Pertanyaan mereka di dalam hati dapat dibaca oleh Erwin. Keheranan mereka disertai dengan ketidakmengertian. Mengapa dukun yang tidak punya duit itu tidak mau menerima uang yang tentu amat perlu baginya. Setidak-tidaknya untuk pembeli dan pengganti pakaian yang sudah agak kumal.
"Masih ada sehelai kemeja dan celana untuk persalinan," kata Erwin menjawab keheranan yang tidak dinyatakan dengan kata-kata itu. Tentu saja ucapannya itu membuat mereka bertambah kagum pada dirinya.
Sama halnya dengan banyak pasien yang suda ditolongnya, Raden Rahmat bertanya apakah yang dapat diperbuatnya sebagai tanda terima kasih.
"Bersyukur sajalah kepada Tuhan, bahwa Tuan mulai sembuh kembali. Sebab Dialah sebenarnya yang Mahapemurah dan pengasih. Tanpa izinNya Tuan tidak akan sembuh,"
kata Erwin. Mereka tunduk. Tidak pernah menyangka ada manusia seperti ini. Apalagi di zaman sekarang, di mana kebanyakan manusia hanya memandang harta dan berlomba untuk mendapat sebanyak mungkin. Sebagian dari mereka dengan menghalalkan segala cara. Yang teramat malu adalah Teuku Samalanga sendiri. Tamunya ini bukan hanya aneh, tetapi begitu banyak punya pengetahuan tentang kehendak Allah dan mengamalkannya dengan baik.
Betapa masih rendah budinya dibandingkan dengan orang dari Mandailing itu. Dia sendiri tidak pernah menjahili sesama manusia, suka pula menolong, tetapi kebaikannya itu menjadi hanya sebesar zarrah kalau dibandingkan dengan ketinggian budi Erwin. Masih ada orang yang tidak mementingkan materi padahal ia dengan mudah dapat meraihnya. Dengan jalan halal lagi. Apa yang diberikan Raden Rahmat kepadanya sama sekali bukan harga menurut tarip, tetapi suatu pemberian dari rasa senang dan penuh keikhlasan.
Tidak tahu bagaimana perasaan kedua orang dokter dan seorang dukun yang semula mengejek Erwin di dalam hati masing-masing, kalau mereka melihat kenyataan ini. Sayang mereka sudah pulang, karena dianggap tidak berguna oleh Raden Rahmat yang tadinya SERIAL MANUSIA HARIMAU
118 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id sakit. Mereka sama sekali tidak ditawari untuk turut serta bersantap.
"Siapa nama bapak?" tanya Raden Akib.
"Jangan panggil saya bapak, tidak pantas. Sayalah yang harus ber-bapak. Nama saya Erwin. Cukup menyebut saya dengan nama saja," kata Erwin. Ia lalu mohon diri, diikuti oleh Teuku Samalanga yang tidak putusnya mengagumi orang itu.
"Jangan kagumi aku," kata Erwin. "tanpa kehendak Tuhan aku sama sekali bukan apa-apa. Hanya manusia biasa yang berikhtiar dan memohon kemurahan Allah. Tiada lebih dari itu."
"Saudara terlalu merendahkan diri. Merendahkan diri memang terpuji, tetapi kalau sampai berlebihan seperti Saudara membuat aku jadi sangat malu. Sebenarnya akulah yang bukan apa-apa. Karena tiap habis menolong seseorang, aku selalu mengharapkan imbalan yang cukup, walaupun aku tidak terang-terangan meminta," kata Teuku Samalanga.
"Suatu keterbukaan yang baik sekali," tanggap Erwin. "Tanpa menentukan upah itu saja sudah baik sekali. "
"Tetapi mengapa Saudara tidak mau menerima pemberian sukarela tadi?"
"Entahlah. Tak dapat saya jawab. Saya tidak ingin memiliki banyak uang. Atau belum ingin. Entah di kemudian hari barangkali saya jadi lain."
"Bukan pantangan?" tanya Teuku Samalanga.
"Tidak. Saya sendiri pun tidak mengerti mengapa saya begini."
"Saudara berhati mulia."
"Entahlah. Saya menyangsikannya. Sebab," kata Erwin tanpa meneruskan.
Teuku bertanya apa sebabnya.
"Banyak. Namanya saja sudah manusia. Ada saja kekurangan dan kesalahannya. Mana pula ada ma- nusia yang sempurna. Hanya berusaha untuk dapat sebaik mungkin."
Teuku Samalanga bukan saja bertambah kagum, tetapi tidak mengerti, manusia apakah Erwin ini. Bukan hanya berilmu tinggi dan rendah hati, tetapi juga begitu dalam pengetahuannya tentang sifat manusia dalam kenyataan. Ia sendiri juga punya kebolehan yang bukan sekedar lumayan, tetapi apa yang dimiliki Erwin sungguh tidak dapat diduga, jikalau orang hanya melihat keadaan lahiriahnya.
"Saya sangat bersyukur mendapat sahabat yang begini hebat," kata Teuku tak mampu menahan suara hati nuraninya.
SERIAL MANUSIA HARIMAU
119 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
"Terima kasih, tetapi saya benar-benar tidak merasa punya suatu kelebihan yang Teuku katakan itu. Sayalah yang merasa bahagia tanpa sengaja menemukan seorang besar seperti Teuku. Persahabatan yang tidak direncanakan ini telah menyebabkan pula saya dapat berbuat sedikit untuk Raden Rahmat," ujar Erwin.
Tiba di rumah, Teuku langsung memanggil SaI'inah dan berkata, "Ucapkan selamat dan terima kasih kepada sahabat kita ini?"
Meskipun masih belum tahu untuk apa ucapan selamat itu, tetapi secara spontan Safinah menyalam Erwin sambil menurut kehendak abangnya. Mengucapkan selamat dan terima kasih. Kemudian baru ia bertanya, "Apakah yang telah terjadi?"
"Coba tanya kepada sahabat kita ini," jawab Teuku Samalanga.
"Apa bang Erwin?" tanya Safinah langsung kepada Erwin.
"Tak ada sesuatu yang luar biasa," jawab Erwin merendah seperti biasa.
"Masa iya. Lalu untuk apa ucapan selamat dan terima kasih itu" Mustahil tanpa sebab.
Ceritakanlah, Safinah bisa dipercaya, tidak akan menceritakannya pula kepada lain orang!"
kata Safmah berkelakar ringan. Dia memang ingin tahu apa yang telah terjadi.
"Tuhan telah memerintahkan saya coba mengobati seseorang. Dengan izinNya pula orang itu sembuh. Lalu Teuku dan saya diajak makan bersama. Hanya itu."
Safinah memandang abangnya. Dengan mata minta penjelasan.
Setelah memandang Erwin dan orang ini hanya menundukkan muka, Teuku bercerita,
"Ketika kami tiba di rumah Raden Rahmat yang sudah lama sakit, ada dua dokter dan seorang dukun di sana. Keanehan pertama, saudara kita ini memandang mereka bertiga lalu berkata, "Saya datang bukan untuk menipu." Dan ketiga orang yang tentunya hebat menurut pendidikan atau kepandaian masing-masing menundukkan muka. Tidak menanggapi ucapan sahabat kita ini. Padahal jelas, yang dimaksudkannya ketiga orang itu yang menyangka Erwin datang ke sana hanya mau mengeruk uang tanpa punya kepandaian apa-apa! Dia membaca itu pada diri mereka atau bahkan lebih dari itu. Dia bisa membaca otak dan hati mereka."
"Iya bang Erwin" Berbahaya juga. Dia bisa pula membaca jalan pikiran kita," kata Safinah berkelakar lagi.
"Teuku melebih-lebihkan. Tetapi memang benar, saya ke sana tanpa maksud buruk.
Tetapi juga tidak lebih dari sekedar mencoba," kata Erwin. Tetap saja merendahkan diri SERIAL MANUSIA HARIMAU
120 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id seperti biasa. Sudah sifat. Tidak mudah merubahnya.
Teuku lalu meneruskan ceritanya, "Hanya dalam tempo kurang dari seperempat jam, Raden Rahmat sudah normal kembali. Tadinya dia seperti orang gila yang mau mengamuk saja. Lalu terjadi adegan lucu. Orang yang baru sembuh itu marah karena merasa dirinya dijadikan tontonan. Diusirnya mereka. Tanya kawan kita ini dan aku yang boleh tinggal.
Aku benar-benar merasa takjub. Belum pernah melihat yang seperti itu."
Teuku lalu menceritakan tentang mereka berdua diajak makan oleh yang baru sembuh.
Hanya isteri dan abangnya yang boleh turut makan bersama.
"Hebat," kata Safinah lalu mengulurkan tangannya sekali lagi, menyalam Erwin. Dan Erwin menyamhutnya. Dia senang juga memang, tetapi dia juga merasakan bahwa tangannya agak bergetar mengikuti getaran hatinya. Ia bukan sekedar tertarik lagi pada Safinah. Tetapi dia telah dapat membaca, bahwa Safinah baru sampai pada tingkat persahabatan baru. Dia benar-benar kagum atas ketinggian ilmu Erwin. Tak lebih dari itu.
Padahal Erwin ingin yang jauh lebih banyak daripada itu. Untunglah Safinah dan abangnya tak dapat membaca perasaannya.
"Bukan hanya itu Saf," kata Teuku.
"Sudahlah Teuku. Kan sudah tidak ada apa-apa lagi," kata Erwin.
"Begitulah rupanya dia. Yang aneh tetapi sangat baik pun mau disembunyikannya.
Namun demikian aku mau menceritakannya kepadamu Saf. Walaupun bang Erwin kita jadi marah kepadaku," kata Teuku Samalanga. Lalu dia menceritakan tentang pemberian sebanyak lima ratus ribu dari Raden Rahmat. Erwin hanya mengambil empat lembar uang lima ribuan. Yang selebihnya dikembalikannya.
Kini Safinah tidak mengulurkan tangan. Ia pandangi Erwin dengan mata seperti tak masuk akal. Tetapi dia tidak bertanya apa-apa. Dia sangat heran dan tidak bisa mengerti.
Dia yang tak punya pakaian, yang tampak jelas begitu miskin menolak pemberian yang pasti bisa sangat berguna baginya.
"Hebat tidak?" tanya Teuku kepada adiknya.
Setelah tetap diam sejenak, barulah ia berkata:
"Entahlah. Aku tidak mengerti. Seperti dongeng. Tetapi aku salut kepadanya!" Dan Safinah diam lagi seperti membayangkan apa yang telah berlangsung di rumah Raden Rahmat.
SERIAL MANUSIA HARIMAU
121 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
"Berbahagia sekali mendapat kawan semulia hatimu bang Erwin," kata Safinah melahirkan apa yang terasa di dalam hati.
"Terima kasih. Jangan tanya mengapa aku begitu!" kata Erwin.
Tetapi Safinah bertanya: "Ilmu apa itu bang Erwin?"
"Itu bukan ilmu. Justru barangkali suatu kelemahan!"
Teuku dan adiknya memandangi Erwin seperti hendak menerobos apa sebenarnya pengisi dada dan hatinya, makanya ia begitu. Tetapi mereka tidak punya kemampuan untuk membacanya.
"Aneh, aku tetap merasa aneh dan barangkali akan seumur hidupku tidak mengerti,"
kata Teuku Samalanga. Kemudian lahirlah pertanyaan itu. Pertanyaan yang sama sekali tidak diharapkan Erwin,
Tetapi suatu pertanyaan yang sesungguhnya wajar dari seorang yang merasa Erwin sudah menjadi seperti salah seorang anggota keluarga. "Saudara Erwin sudah berkeluarga?"
Erwin tidak segera menjawab, tetapi dia lihat Safinah tertarik ingin mendengar jawaban. Karena Erwin tidak menjawab, maka Teuku berkata, "Maaf, kalau pertanyaanku itu terlalu jauh."
"Tidak, sama sekali tidak," kata Erwin pelan. Safinah dan Teuku mudah melihat dari wajah Erwin bahwa ia sedih. Tentu karena soal yang ditanyakan Teuku. Padahal ia bertanya semata-mata dari rasa persahabatan. Tak lebih daripada itu.
"Aku pernah berkeluarga," kata Erwin. Terdengar suara mengandung kesedihan.
"Tetapi isteriku itu telah tiada. Begitu pula anak kesayangan kami."
Safinah dan Teuku menundukkan kepala sambil nenyatakan turut merasakan kesedihan Erwin. Dan kini, tanpa ditanya, Erwin sendiri yang melanjutkan: "Anak dan isteriku meninggal bersama. Dibunuh makhluk yang tadinya jadi alat orang untuk membinasakan diriku. Tetapi kemudian bersahabat karib. Namun dia juga yang membianasakan isteri dan anakku, yang kedua-duanya merupakan milik paling kusayang yang menjadi dorongan moril dalam semua usahaku!"
Setelah Keadaan senyap sajenak, Safinah bertaiya, "Sudah bang Erwin binasakan penjahat itu?"
"Tidak !"
Teuku bertanya heran karena ia meyakini kemampuan Erwin, "Mengapa tidak?"
SERIAL MANUSIA HARIMAU
122 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
"Karena kami kemudian jadi bersahabat kembali!"
"Gila!" kata Safinah tak kuat menahan perasaan. Ia seperti tak bisa menerima mengapa Erwin tidak menghabisi orang yang membunuh anak dan isterinya. Dan dia mengatakan
"gila" karena Erwin bersahabat pula kembali dengan pembunuh orang-orang tersayangnya itu.
"Keterlaluan. Saudara tidak pantas bersahabat kembali dengannya. Tetapi harus membunuhny,a pula. Bukankah hutang nyawa bayar nyawa," kata Teuku sesuai dengan jerit hati Aceh-nya. Dia masih meneruskan, "Andaikata saudara bunuh pun masih tetap belum seimbang. Karena dia hanya mempunyai satu nyawa, sedangkan saudara kehilangan dua.
Mestinya satu nyawa dibalas dengan paling sedikit satu nyawa juga." Teuku merasa panas, seolah-olah dialah yang dijahati, padahal Erwin yang ditimpa tindak kebuasan itu.
"Bolehkah aku coba membunuhnya" Dengan izin saudara tentu!"
"Terima kasih atas simpati Teuku dan nona Safinah. Tetapi tak usah, karena kurasa dia pun sudah cukup terhukum!"
"Terhukum bagaimana" Selama dia masih hidup," tanya Safinah yang menilai masalah ini sangat serius.
"Siapa namanya, bagaimana orangnya?" tanya Teuku.
Erwin tidak segera menjawab. Tetapi kemudian katanya, "Ki Ampuh."
"Bagaimana orangnya yang punya nama sehebat itu. Tetapi juga ganas melebihi hewan yang terbuas," tanya Teuku bernada geram.
"Seperti babi!" kata Erwin.
Setelah saling pandang dengan adiknya, Teuku berkata lagi, "Kalau begitu saudara sangat membencinya." Teuku dan adiknya menarik kesimpulan begitu karena Erwin mengatakan rupanya seperti babi.
"Tidak. Malah kasihan," jawab Erwin, membuat Teuku dan adiknya tambah heran saja.
"Aneh sekali. Mengatakannya seperti babi, tetapi malah kasihan!" ujar Teuku Samalanga penasaran.
'"Maksudku dia sudah jadi babi. Babi hutan!" jawab Erwin.
Oleh ketakjubannya, kini Safinah dan Teuku yang terdiam. Sudah mendengar sebagian ceritanya, tetapi tidak mengerti bagaimana sebenarnya duduk kisah ini.
Erwin menjawab keheranan tuan dan nona pemilik rumah. "Dia jadi babi dimakan oleh SERIAL MANUSIA HARIMAU
123 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id sumpahnya sendiri. Barangkali kutukan sumpah!"
Safinah dan abangnya tidak menanggapi keterangan Erwin. Mereka jadi semakin tak habis pikir, bagaimana semuanya itu sampai bisa terjadi. Mereka yakin, bahwa Erwin telah menceritakan sebagian dari kisah hidupnya, yaitu bagaimana ia kehilangan isteri dan anak dan tentang seorang hebat yang akhirnya terkutuk menjadi seekor babi hutan.
"Mengapa bang Erwin bersahabat kembali dengan Ki Ampuh yang telah berbuat ganas dan kemudian jadi babi itu?" tanya Safinah.
"Ia membunuh anak dan isteriku setelah dia menjadi babi," jawab Erwin.
Teuku Samalanga dan adiknya kian tidak mengerti, serasa tak masuk akal, tetapi tiada sebab bagi Erwin untuk mendongeng. Ini masalah kehilangan anak dan isteri.
"Maafkan kami telah menyebabkan saudara mengenang masa lalu yang rupanya penuh derita," kata Safinah.
"Jangan pikirkan," kata Erwin. "Malah baik. Kalian membuat aku teringat ke masa lalu, yang memang tidak boleh sampai dilupakan. Dan aku takkan mungkin melupakannya."


Manusia Harimau Jatuh Cinta Serial Manusia Harimau Karya S B. Chandra di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Lalu katanya mengalihkan persoalan, "Kuharap kita jadi pergi besok ke tempat kedua harimau saudara membalaskan sakit hati kalian terhadap penjahat itu."
"Tentu saja jadi. Bukankah aku sudah menjanjikan," kata Teuku.
"Dan aku ikut. Boleh kan bang?" tanya Safinah kepada kakaknya.
Teuku Samalanga tak kuasa menolak.
Setelah memberi Erwin sehelai sarung pelekat, dipersilakannya orang hebat itu untuk istirahat.
Semalaman Teuku dan adiknya memikirkan mengapa ada manusia seperti Erwin.
Dalam pada itu si manusia harimau membayangkan apa kira-kira yang akan terjadi di tempat tiga manusia jadi korban harimau piaraan itu.
*** PERJALANAN ke Muara Bungo dimulai dengan debaran jantung Erwin dan Teuku Samalanga.
Hanya debarannya yang sama, sebab-sebabnya berlainan. Erwin memikirkan bagaimana ia akan menghadapi kedua harimau Teuku sampai mau dipanggilnya. Sedangkan Teuku bertanya di dalam hati, apakah sebenarnya lagi yang akan dilakukan Erwin yang belum SERIAL MANUSIA HARIMAU
124 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id dimengertinya bagaimana cara dia berpikir dan berbuat. Yang telah sudah semuanya serba aneh. Safinah sendiri hanya ingin tahu di mana terjadinya tempat kecelakaan atau pembalasan dendam.
Walaupun makan waktu cukup lama, dengan tukar mobil di Lubuklinggau akhirnya perjalanan mencapai tujuan.
"Nah, di pinggir jalan inilah terjadinya."
"Di pinggir jalan?" tanya Erwin.
"Begitu menurut keterangan pak Marpaung yang memimpin pemeriksaan. Dari jalanan baru diseret ke semak belukar. Menurut supir Anang yang mengemudikan mobil mereka, yang dipilih duluan seorang wanita dengan seorang pria. Tidak tahu mengapa begitu.
Barangkali mereka turut pegang peranan di dalam penculikan sampai akhirnya menyebabkan adikku bunuh diri. Setelah diperkosa oleh kontraktor kaya Husni!"
Mereka turun di sana. Supir yang jelas kelihatan ketakutan karena ia pun mendengar tentang serangan dua ekor harimau atas tiga manusia, tidak bersedia keluar dari kendaraan.
Kalau dia tahu, bahwa para penumpangnya akan berhenti di situ ia pasti tidak akan mau walaupun dibayar lima kali lipat.
Erwin bertanya di mana tempat pemakanan, korban-korban kedua harimau piaraan itu.
Teuku yang yakin, bahwa harimau suruhannya tidak akan mungkin menyerang dirinya segera masuk belukar dan menunjukkan lokasi.
"Hanya beberapa meter dari jalan raya," kata Erwin. "Mari kita jalan lebih ke dalam, barangkali ke tempat yang agak luas."
Ketika Erwin mengatakan begitu, Teuku berpikir bahwa orang Tapanuli yang terkenal dengan silat harimaunya menyangka, bahwa Erwin mau menguji ketangguhan kedua binatang piaraannya.
Lapangan kecil yang dicari segera juga didapat.
Erwin berhenti. Tanpa tanya, Teuku dengan adiknya juga turut berhenti. Walaupun milik sendiri, Teuku tetap berdebar karena tidak tahu apa sebenarnya kehendak manusia dari Tapanuli Selatan itu. Tanpa kuasa menahan keinginan tahunya Teuku bertanya apa yang hendak dilakukan Erwin.
"Ingin berkenalan dengan dua sahabat Teuku. Boleh kan?"
Teuku tidak menjawab, sebab baru sekali ini ada orang mau berkenalan dengan harimau SERIAL MANUSIA HARIMAU
125 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id yang telah membinasakan tiga manusia. Suatu kenyataan bahwa kedua binatang buas itu mau membunuh. Bahkan barangkali senang sekali melakukan pembunuhan demi kepentingan majikan mereka.
Safinah yang wanita tentu saja lebih berdebar, bahkan takut menantikan apa gerangan yang akan terjadi di sana. Yang pasti Erwin bukan manusia sembarangan.
"Kumohon kalian jangan bertanya apa-apa lagi. Aku belum tentu berhasil, tetapi aku harap tidak akan mengecewakan diriku. Sekali lagi kuulangi, aku belum tentu berhasil. Dan kalau aku tidak berhasil kalian akan melihat suatu bukti bahwa aku sebetulnya belum punya ilmu seperti yang kalian duga.
Safinah dengan abangnya menanti dengan jantung yang lebih berdebar.
"Menghindarlah kalian agak jauh!" pinta Erwin. "Kami tidak boleh melihat?" tanya Safinah.
"Boleh, mengapa tidak! Tetapi kalau kalian terlalu dekat dengan aku, mereka akan terpengaruh oleh kehadiran kalian. Mereka harus memandang diriku sebagai orang asing.
Bukan sahabat kalian."
Teuku dan adiknya mengerti lalu menjauh, bersembunyi di dalam belukar tetapi dapat mengikuti dengan jelas segala apa yang akan terjadi.
Erwin duduk, lalu membaca beberapa mantera. Perbuatan itu dilakukannya menghadap keempat penjuru mata angin. Utara, Timur, Selatan kemudian nenghadap ke Barat. Setelah itu ia menghadap ke arah utara kembali.
Ia tafakur sejurus lamanya tanpa bergerak sedikit pun. Lalu ia menengadah ke langit.
Setelah itu ia berdiri perlahan-lahan, menyusun kedua tangannya bagaikan orang membuat sembah. Disusul lengan gerakan merendahkan diri sedikit. Lalu kedua tangannya bergerak perlahan, persis seperti persiapan orang yang akan bersilat. Gerakan itu secara sistimatis menjadi agak cepat, lebih cepat, lalu ligat. Kedua belah kakinya pun mengimbangi gerakan tangannya. Setelah beberapa lama yang tampak hanya gerakan-gerakan yang tidak bisa lagi diikuti dengan mata ke mana arah dan bagaimana gayanya. Teuku memperhatikan dengan keheranan yang belum dialaminya selama melihat berbagai macam gaya silat. Orang ini mempunyai kemampuan yang jauh di atas apa yang diduganya semula. Tadinya ia menyangka, bahwa Erwin hanya hebat dalam perdukunan, baik pengobatan, maupun barangkali per dukunan bidang kejahilan. Ternyata Erwin juga, ahli silat entah apa SERIAL MANUSIA HARIMAU
126 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id namanya.
Secara amat teratur gerakan itu kembali seperti semula, lambat dan kian lambat, lalu ia berdiri tegak sambil menyusun kedua belah tangan. Ia menundukkan kepala. Dan apa yang dinantikannya itu terjadi.
Dua ekor harimau besar keluar dari belukar persis dari hadapan Erwin. Laki-laki itu merasakan kedatangan itu walaupun ia belum melihatnya. Ia angkat kepalanya, memandang lurus-lurus ke depan. Ia sama sekali tidak terkejut. Justru pemiliknya, Teuku Samalanga yang kaget dan tak dapat menahan debaran jantungnya. Yang datang itu tak lain daripada Mara dan Mira. Kedua binatang buas piaraan itu menggeram. Seperti marah atau memang benar-benar sangat marah. Teuku sendiri pun tidak dapat menebaknya. Ia merasa harus mencegah jangan sampai terjadi sesuatu atas diri Erwin. Tetapi suatu pikiran lain mencegahnya berbuat sesuatu. Safinah memegang tangan abangnya. Meskipun ia tahu abangnya memelihara dua harimau, tetapi ia belum pernah melihatnya. Dan apa yang dilihatnya itu sungguh amat mengecutkan hatinya. Kalau mereka menerkam Erwin, kira-kira akan binasalah sahabat baru mereka yang rendah hati itu. Mata kedua kakak beradik itu seperti tidak berkedip-kedip, takut kehilangan suatu bagian dari apa yang akan terjadi.
Harimau-harimau itu mendekat pelan-pelan, seperti dengan langkah teratur. Erwin juga bergerak ke arah mereka dengan langkah perlahan. Juga seperti diatur. Mendadak Erwin berhenti. Kedua harimau piaraan yang kelihatan amat ganas itu juga berhenti. Di sinilah letak kunci yang menentukan.
Erwin memandang lurus-lurus ke mata harimau yang juga menantangnya dengan sorot mata yang garang. Dari semak-semak Teuku Samalanga dengan perasaan tegang memperhatikan seluruh adegan. Ia yang memiliki dua harimau itu mempunyai perasaan yang lebih mencekam daripada Erwin yang beradu pengaruh dengan kedua piaraannya.
Mendadak kedua binatang buas itu menggeram lagi. Teuku menyangka, bahwa mereka tentu marah dan akan menerkam Erwin yang berdiri siap menghadapi segala kemungkinan.
Tetapi yang terjadi justru yang sama sekali tidak diduga. Mara dan Mira menundukkan kepala tanda menyerah, tak kuat memandang mata Erwin yang memancarkan suatu kekuatan gaib sehingga kedua hewan yang amat garang itu tidak sanggup berkutik.
Setelah tunduk Mara dan Mira merapatkan perut ke bumi lalu bergerak pelan, mengingsut-ingsut ke hadapan Erwin, dekat sekali dengan tempatnya berdiri. Kenyataan ini SERIAL MANUSIA HARIMAU
127 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id membuat Teuku Samalanga dan adiknya sangat kagum tetapi juga lega. Tetapi Teuku juga merasa bahwa Erwin lebih kuat dari kedua binatang perkasa yang biasanya belum pernah terkalahkan oleh apa dan siapa pun.
"Aku Erwin, anak Dja Lubuk, cucu Raja Tigor," kata Erwin dengan suara sampai terdengar oleh Teuku dan Safinah. Kedua hewan itu menggerak gerakkan ekornya, ingin mengakui lebih jelas bahwa mereka mengetahui dan tidak kuasa melawannya.
Erwin duduk lalu mengelus-elus kepala keduanya.
"Aku bukan musuhmu. Aku ingin bersahabat dengan kalian, karena majikanmu juga telah menjadi sahabatku!" kata Erwin.
Mara dan Mira mengangkat kepala pelan-pelan, memandang Erwin. Ingin mengatakan, bahwa mereka pun merasa bahagia bersahabat dengan Erwin yang telah disaksikan mereka lebih perkasa dari mereka sendiri.
Erwin memanggil Teuku Samalanga. Ia duduk di samping Erwin, mengucapkan terima kasih atas jasa mereka telah membinasakan musuh-musuh berupa manusia. Tanpa disuruh oleh Teuku sendiri.
Walaupun tidak dipanggil, Safinah juga datang dan turut pula duduk di samping saudaranya.
"Memang benar apa yang dikatakan saudara Erwin. Kami telah menjadi sahabat, yang semoga tidak akan berpisah selain kalau maut memisahkan kami. Dan kalian pun harus memandangnya sebagai sahabat. Jangan dendam oleh kekuatannya yang jauh lebih besar dari kita! Kalau ada yang memusuhi Erwin, maka kalian pun harus memusuhinya. Kalau Erwin memerlukan, kalian harus mendampinginya."
Mara dan Mira memandang majikan mereka seperti hendak mengatakan, bahwa mereka mengerti dan akan mematuhi kehendak Teuku.
Erwin berdiri, diikuti oleh Teuku dan Safinah.
"Berdirilah kalian," perintah Erwin, "aku menyerahkan kalian kembali kepada majikan kalian, Teuku Samalanga," lalu Erwin memandang Teuku, kemudian memberi salam.
Teuku menerima salam dari si manusia harimau, keduanya berpandangan. Teuku meneteskan air mata oleh keharuannya. Setelah Teuku menyuruh Mara dan Mira kembali masuk rimba, kedua hewan piaraan dan suruhan itu bergerak mundur tanda hormat. Setelah berjarak sepuluh meter barulah mereka sujud kembali, berdiri dan melompat ke dalam SERIAL MANUSIA HARIMAU
128 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id semak belukar untuk kembali ke tempat kediaman mereka. Suatu keanehan ialah tidak adanya keturunan mereka, tidak beranak, walaupun mereka ibarat laki-bini. Sampai kini tidak diketahui di mana letak rahasianya. Mereka berbuat tetapi tidak bisa mendapat anak, karena mereka piaraan orang berilmu ataukah Teuku Samalanga yang membuat mereka tidak bisa beranak, namun mendapat kesenangan mereka dengan cara lain. Ataukah mereka sudah dibuat merasa seperti adik kakak dan tidak pernah bersebadan.
*** TANPA kata ketiga orang itu berjalan menuju mobil yang menanti agak jauh dari tempat mereka melakukan pertemuan dengan kedua harimau piaraan orang pandai dari Aceh itu.
Di perjalanan itu pun setelah setengah jam semuanya diam barulah Teuku berkata,
"Saudara luar biasa sekali." Erwin tidak menanggapi. Hanya di dalam hati ia menjawab bahwa semua itu hanya dimungkinkan oleh karena ia anak Dja Lubuk dan cucu Raja Tigor.
Mengetahui tidak ada tanggapan dari Erwin, orang dari Aceh itu mengerti, bahwa tamunya itu tidak mau bicara tentang itu di dalam mobil karena akan menimbulkan pertanyaan di dalam hati pengemudi taksi dan akan terasa olehnya bahwa penumpangnya bukan orang biasa. Yang demikian mudah tersebar luas dan akan menimbulkan kehebohan di antara masyarakat yang akibatnya belum tentu menguntungkan. Bahkan lebih mungkin merugikan mereka sendiri.
Atas usul Teuku mereka bermalam di Lubuklinggau, sebuah kota yang diperkirakan nomor dua terbesar di daerah Sumatera Selatan setelah kota Palembang sendiri. Sama halnya dengan ketika mereka pergi ke Muara Bungo menukar kendaraan ketika tiba di Lubuklinggau. Dari muara Bungo ke Lubuklinggau saja sudah memakan jarak sekitar tiga ratus kilo. Kira-kira sejauh itu pula dari Lubuklinggau ke Palembang.
Di penginapan sederhana malam itu, barulah 'I'euku bicara lagi dengan Erwin. Itu pun setelah agak lama duduk berduaan tanpa kata.
"Harimau piaraanku itu jelas kalah pada kekuatanmu sahabat," katanya menukar istilah
"saudara". "Tetapi sebelum kita bercerita lebih mendalam bolehkah aku tahu, silat apa namanya yang saliabat perlihatkan kemarin?"
"Kata orang di kampungku "silat harimau." Dan jurus pemutus biasanya juga harimau,"
SERIAL MANUSIA HARIMAU
129 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id jawab Erwin polos.
"Apa maksud sahabat memperlihatkan jurusan-jurusan yang baru bagiku itu" Adakah sebagai tantangan terhadap kedua punyaku?"
"Bisa dua macam. Sebagai tantangan atau memperkenalkan diri. Sebab piaraan Teuku melihat apa yang kulakukan. Rupanya mereka memilih bersahabat daripada bermusuh.
Melakukan pertandingan tanpa guna. Sebab pasti akan ada yang celaka. Mereka atau aku.
Teuku pun tentu tidak menyukai itu."
Teuku diam, berpikir. Memang dia tidak menyukai pertarungan antara kedua harimau piaraannya dengan Erwin.
Manusia harimau dari Mandailing itu meneruskan lagi, "Yang terutama dipandang mereka bukan diriku, tetapi ayah dan kakekku." Sesungguhnya aku belum apa-apa. Namun begitu, setelah kita bersahabat begini aku merasa perlu menceritakan, bahwa aku memang masih menuntut dan mencari pengalaman. Semua ini meminta ketekunan dan memakan waktu. Kuyakin dari Teuku pun banyak yang dapat kupelajari. Aku tidak mempunyai pedang seperti Teuku."
"Tetapi aku juga tidak mempunyai pisau tua seperti yang sahabat gunakan ketika mengobati Raden Rahmat. Pusaka atau pemberian seorang sakti" Tak usah dijawab kalau aku tidak boleh tahu," kata Teuku berhati-hati.
"Bukan pemberian orang sakti. Peninggalan ayahku. Kami keturunan miskin. Tanda mata beliau hanya pisau ini. Ada lagi sebuah yang lain. Dari seorang nenek, masih keluarga kami. Untuk usaha pengobatan juga."
"Sahabat sangat sederhana dalam hidup dan berpikir. Tetapi luar biasa dalam tindakan dan sikap. Pengalaman saudara tentu banyak dan mengasyikkan."
"Juga menyedihkan dan menakutkan," kata Erwin.
"Sahabat mengenal rasa takut?"
"Tentu. Memangnya apa aku ini" Kurasa tiada manusia yang tidak mengenal rasa takut.
Kecuali kalau ia kemasukan setan atau gila!" Erwin mengenang beberapa pengalamannya yang penuh derita. Saat-saat dia mendadak berubah jadi harimau dan ketika ia berhadapan dengan Ki Ampuh serta mbah Panasaran wanita sakti yang tidak mengenal tua di Banten itu.
"Dari sini, sahabat akan ke mana?"
SERIAL MANUSIA HARIMAU
130 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
"Pulang ke kampungku. Ziarah ke makam ayah, ibu dan kakek serta leluhurku!"
"Boleh aku bertanya" Maksudku tentang yang lain."
"Boleh saja. Tiada pantangan bagi siapa pun untuk bertanyaan."
"Apakah sahabat juga memelihara?"
"Memelihara apa" Maksud Teuku seperti milik Teuku itu?"
"ha!"
"Tidak. saya tidak punya piaraan!"
"Mengapa kedua piaraanku itu takut pada sahabat?"
"Aku memang pernah dan lulus belajar silat harimau. Dan mereka dianggap binatang terhebat dan paling perkasa di negeri kami. Kami menyebutnya juga "na beteng i,"
Jodoh Rajawali 26 Pedang Ular Mas Karya Yin Yong Kisah Pedang Bersatu Padu 1
^