Pencarian

Manusia Harimau Jatuh Cinta 4

Manusia Harimau Jatuh Cinta Serial Manusia Harimau Karya S B. Chandra Bagian 4


maknanya "yang gagah perkasa."
"Kudengar banyak orang di sana memelihara harimau."
"Ada juga. Tidak banyak!"
"Aku sangat tertarik dengan kenyataan-kenyataan itu."
"Tidak aneh bagi Teuku, bukan" Karena Teuku sendiri juga memelihara, yang bahkan dapat bekerja tanpa perintah Teuku tetapi demi keinginan dan kepentingan Teuku."
"Bolehkah aku turut ke kampung sahabat?"
"Tentu saja, tetapi jangan sekarang. Aku ke sana atas perintah orang yang harus kupatuhi dan aku senang mematuhinya."
Mereka ngomong-ngomong tentang berbagai ilmu. Tetapi sama-sama tertutup.
Bersahabat sudah, tetapi saling percaya sepenuhnya, belum.
Sampai terjadi lagi suatu kenyataan yang membingungkan Erwin pada keesokan harinya.
*** PADA malam sekembali dari Muara Bungo itu, Teuku Samalanga sukar tidur. Bukan dia tak diserang kantuk, setelah perjalanan jauh cukup melelahkan itu, tetapi gangguan pikiran oleh aneka pertanyaan membuat dia gelisah. Apa yang dimilikinya ternyata masih jauh daripada kemampuan sahabat baiknya Erwin, yang belum diketahuinya di mana letak rahasia kelebihannya itu. Bagaimana sampai kedua harimaunya tunduk kepada Erwin, sedangkan ia SERIAL MANUSIA HARIMAU
131 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id sendiri tidak memiliki harimau. Biasanya piaraan dihadapkan dengan piaraan pula. Tinggal si pemiliklah beradu kuat dengan ilmu gaibnya. Harimau-harimau yang kalah memperlihatkan, bahwa pemiliknya tidak kuat menghadapi lawannya.
Pawang harimau tidak dapat berbuat seperti apa yang dilakukan Erwin. Mereka hanya dapat memanggil harimau yang telah melakukan kesalahan, biasanya kalau ia membunuh manusia. Dipasang perangkap. Harimau tak berdosa tidak akan mau masuk ke dalamnya.
Hanya yang bersalah itulah yang tergerak untuk memakan umpan di dalam perangkap.
Bilamana ia sudah tertangkap dan pada saatnya si pawang datang lalu membacakan mantera-manteranya ia akan tunduk. Tandanya ia mengaku salah dan pasrah apa pun yang akan dilakukan atas dirinya. Tetapi bukan tidak ada perangkap harimau dipasang sematamata untuk menangkap harimau guna mendapatkan uang. Kalau yang punya perangkap datang dan kemudian orang kampung pun ramai melihat, maka ia akan memandang berkeliling dengan mata tajam, mencari siapakah gerangan yang telah memasang perangkap.
Ia akan menemukan orang itu, lalu dipandanginya dengan sorot mata mengandung dendam.
Mengapa kemerdekaannya dirampas sedangkan ia tidak melakukan kesalahan. Ia merasa berhak hidup di hutan yang memang jadi tempat kediamannya. Kalau ia ditembak ketika masih dalam perangkap, akan tewaslah dia dengan raungan terakhir yang hendak mengatakan, bahwa manusia telah berlaku kejam terhadap dirinya. Kalau ia dapat berkata, maka ia akan menjerit, "Hutan ini milik Allah, kami pun makhluk milik Allah. Mengapa kalian hendak menguasai harta milik Tuhan ini, membunuh aku yang tidak berdoa. Kalian kejam merampas nyawaku di rumahku. Bukankah kami tidak masuk ke rumah kalian!"
Raungan ini akan didengar oleh kawan-kawannya dan mereka turut berdendam. Terutuma keluarganya, kalau ia mempunyai keluarga. Misalnya bini, laki atau anak. Ia akan masuk kampung dan melakukan pembalasan. Bukan semata-mata membunuhi ternak, tetapi terutama mencari manusia untuk pembayar nyawa kawannya yang sudah direnggut oleh tangantangan jahil manusia. Sedapat mungkin orang yang telah memasang perangkap maut itu.
Dapat pula terjadi yang aneh dan cukup mengerikan. Kalau sampai harimau terperangkap itu mendobrak kurungannya sewaktu banyak orang menonton dirinya, maka ia akan mengamuk. Dalam hal yang demikian maka orang yang memasang perangkaplah yang akan dibunuhnya, dirobek perutnya lalu dimakan habis seluruh isinya. Biasanya dimulai SERIAL MANUSIA HARIMAU
132 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id dengan menghabiskan jantungnya. Kalau ia harimau yang boleh kita namakan mengenal keadilan, maka cukuplah baginya menerkam dan melahap pemasang perangkap itu saja.
Tetapi kalau ia tergolong sadis dan tidak pakai pertimbangan, maka manusia-manusia lain itu pun akan diamuknya. Kalau ia sampai mati dikeroyok, ia akan puas. Bukan mati konyol.
Padahal biasanya harimau tidak berani menyerang sekelompok orang, walaupun yang diperlukannya untuk pengisi perut yang telah sangat lapar hanya satu manusia saja.
Kalau kita bercerita tentang harimau, maka banyak orang yang tertarik akan kebuasan binatang rimb fi-ii boleh mengetahui, bahwa pada lazimnya harimau hanya menerkam manusia tak berdosa kalau ia lapar sekali dan tidak bisa mendapat rusa, kijang atau babi hutan. Selagi masih ada hewan lain untuk diterkam bagi pengisi perutnya ia tidak akan menerkam manusia. Kalau harimau menerkam manusia tak, berdosa, sedangkan di hutan itu masih banyak hewan yang bisa dijadikan makanan, maka ia akan dibenci dan dijauhi oleh kawan-kawannya, karena ia telah merusak citra harimau di mata manusia. Perbuatan begitu dianggap mencari musuh dan yang ; akan jadi korban pembalasan belum tentu harimau yang telah berdosa itu. Di antara harimau ada ketententuan-ketentuan yang harus ditaati, sama dengan ketentuan-ketentuan tak tertulis yang perlu diperhatikan di antara masyarakat manusia.
*** TIDAK disangsikan Teuku Samalanga sedikit pun, bahwa Erwin pasti ia seorang yang mempunyai kebolehan amat tinggi, tetapi menampilkan diri seperti orang yang tidak berisi sedikit pun. Sifatnya yang tidak mau menerima banyak uang saja, sudah merupakan sesuatu yang sangat ganjil yang tidak kunjung dimengerti. Apa sebab, apa sebab" Bagaimanapun selagi hidup manusia perlu berpenampilan rapi supaya jangan diremehkan manusia lainnya.
Setelah sembahyang subuh, barulah Teuku Samalanga menjadi agak tenang dan tertidur.
Dia tahu, bahwa Erwin pada waktu yang sama juga sembahyang di kamar tidurnya, masih jelas terdengar olehnya tamunya itu mengucapkan "Allahu Akbar."
Dia orang yang taat pula pada perintah Tuhannya, pikir Teuku Samalanga.
Diperkirakan ia tidak mempraktekkan ilmu hitam.
Kalau Erwin sehabis sembahyang subuh pergi berjalan-jalan untuk memelihara kesehatan, maka pada pagi itu Teuku tidur sampai jam delapan. Safinah sendiri heran, tetapi SERIAL MANUSIA HARIMAU
133 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id ia tidak membangunkan kakaknya. Ia sendiri pun pada malam itu sukar tidur oleh kesan-kesan apa yang disaksikannya pada tempat terbuka di dekat Muara Bungo. Dia pun bertanya-tanya pada dirinya ilmu apakah yang dianut Erwin sampai kedua harimau kakaknya tunduk kepadanya. Dia pun merasa bahwa pastilah Erwirl melebihi kemampuan kakaknya yang diketahuinya telah banyak menolong orang dan disegani pula di kampung mereka di Aceh sana. Bukan hanya kakaknya, tetapi ayahnya pun cukup terkenal oleh kebolehan yang dimilikinya. Dia tabu, bahwa ayahnya mempunyai ilmu kebal dan bagi masyarakat kampungnya bukan suatu keanehan kalau mendengar ada orang-orang jatuh di tangannya. Yaitu orang-orang yang menantang dirinya dalam unjuk kekuatan dan ilmu.
Ayahnya malah terkenal sebagai guru ilmu gaib. Yang diterima hanyalah mereka yang benar-benar punya tujuan baik, sebab ilmu yang benar hanya digunakan untuk kebajikan.
Tiada lain daripada kebajikan. Jangan dilupakan, bahwa membela diri termasuk perbuatan yang baik. Orang yang tidak mempertahankan nyawa manakala ia diserang hanyalah mereka yang tidak sempat bertindak atau orang yang tidak berani bertindak. Yang tidak sempat melawan tentu punya aneka sebab, tetapi yang tidak berani melawan pasti akan mati konyol, kalau musuh sampai merobohkan dirinya!
Teuku Samalanga tahu, bahwa Erwin yang sudah hebat itu masih merasa belum mempunyai cukup kemarnpuan. Oleh karenanya ia mau kembali lagi menambah isi dadanya ke Mandailing. Dan tentu karena itulah makanya ia kali ini belum bersedia membawanya turut serta ke kampungnya. Aceh memang terkenal dengan berbagai ilmu kebatinan, termasuk ilmu kebal yang tahan peluru dan senjata tajam. Tetapi dia juga tahu, bahwa di Mandailing ilmu-ilmu semacam itu juga ada. Tentang kekebalan Aceh dinilai lebih kuat, tetapi di bidang persilatan dan perdukunan Mandailing lebih ampuh. Pernah didengarnya tentang orang-orang pintar di tano Batak dan Mandailing yang dapat memanggil orang yang diam di seberang lautan sekali pun. Jampi-jampi mereka begitu kuatnya, sehingga orang yang dipanggil terus menerus gelisah ingin pulang. Ia sendiri selalu tidak tahu apa sebabnya. Seringkali bukan karena rindu pada keluarga atau kampung halaman. Tetapi hatinya ingin pulang. Setelah mulai berangkat barulah hatinya agak lega atau jantungnya berdebar tak tentu sebab. Apa pun yang dirasakannya ia ingin lekas sampai ke kampung atau kotanya. Tidak tahu apa yang menantikan dirinya. Kegembiraan, problema berat atau kematian. Begitulah kuatnya ilmu-imbau orang Batak dan Mandailing. Di Minangkabau SERIAL MANUSIA HARIMAU
134 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id pun ilmu ini cukup dikenal, walaupun hanya sedikit orang sangat pandai yang memilikinya.
Sejak saat itu Teuku yang mempunyai parang panjang dan dua ekor harimau piaraan bertekad untuk menambah ilmunya. Untuk itu ia akan lebih mendekatkan dirinya pada Erwin. Dan ia menceritakan maksud hatinya kepada Safinah, yang serta merta menyetujui, karena ia sendiri telah melihat kehebatan Erwin dalam ilmu yang kian lama kian sedikit pewarisnya itu.
Lain pula halnya dengan Erwin yang melakukan gerak jalan. Ia memang senang telah dapat menundukkan Mira dan Mara, karena kenyataan itu membuktikan bahwa ilmunya di bidang itu sudah dapat dikatakan lumayan. Yaitu kedua harimau itu lebih suka bersahabat daripada bertarung dengannya.
Andaikata kedua macan yang bukan sembarang macan itu memilih pertarungan, belum tentu siapa yang lebih unggul. Mungkin benar, apa yang dikatakannya, bahwa kedua harimau itu memilih persahabatan karena ia anak Dja Lubuk dan cucu Raja Tigor.
Tetapi lebih daripada merasa senang akan keberhasilannya itu, ia sangat tergoda oleh ingatannya kepada Safinah. Ia merasa bahwa ia bukan sekedar tertarik, tetapi telah jatuh hati pada gadis asal Aceh itu. Dan ia tahu bahwa wanita itu baru sekedar simpati kepadanya, karena telah menolong abangnya dalam penyembuhan Raden Rahmat. Apakah gadis itu nanti akan tertarik padanya seperti dia tertarik dan bahkan jatuh hati, masih merupakan tanda tanya yang hanya dapat dijawab oleh waktu-waktu yang akan datang. Pada waktu ia teringat pada gadisgadis yang tanpa dikehendakinya terpikat padanya. Mengapa Safinah yang justru disukainya itu tidak segera menunjukkan rasa senang. Senang dalam arti kata yang dikehendakinya. Erwin menghela napas. Agak kecewa, tetapi masih jauh dari putus asa. Mengapa harus putus asa! Mencoba saja pun dia belum.
Ketika ia tiba di rumah, sarapan pagi telah tersedia, tetapi Teuku Samalanga belum bangun. Ia duduk-duduk di beranda muka. Safinah yang ramah turut pula duduk dan mengajaknya ngomong-ngomong. Dengan suara santai. Sedangkan dia sendiri merasa agak kikuk karena mempunyai perasaan lain. Dirasakannya sesuatu kegugupan dan darah bergemuruh. Kegugupan dan gemuruh yang tidak ada pada Safinah.
Pada suatu kesempatan Safinah bertanya, "Mengapa bang Erwin tidak mau mengajak serta kakak saya ke kampung abang?"
"Saya pulang untuk beberapa urusan keluarga, ziarah dan menemui orang-orang tua SERIAL MANUSIA HARIMAU
135 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id yang masih ada. Akan menjemukan bagi Teuku," sahut Erwin.
"Dia mengatakan ingin belajar di Mandailing."
"Teuku sudah mempunyai cukup kebolehan, Kurasa tidak ada lagi yang perlu dituntutnya. Kepandaian orang di daerah saya masih belum setaraf ilmu yang ada di Aceh!"
"Abang terus saja merendahkan diri, padahal abang saya itu sungguh-sungguh ingin menambah pengetahuan. Tak bolehkah orang dari Aceh menambah ilmu di Mandailing?"
Pertanyaan itu menyentuh perasaan Erwin. Mengandung semacam sindiran walaupun dalam bentuk pertanyaan.
Dengan rasa malu yang disembunyikan Erwin menjawab, "Bukan begitu. Siapa pun boleh mencari dan rnenuntut ilmu. Tetapi bagi orang yang sudah cukup berisi seperti abang nona, sudah tidak perlu lagi!"
"Janganlah menyebut nona, tak akrab kedengarannya. Abang lebih tua, sebut saja namaku!"
Erwin senang mendengar, tetapi yang celaka, darahnya tambah bergemuruh. Apakah ini boleh dikatakan sebagai suatu kemajuan dalam harapannya"
"Baiklah, kalau begitu kehendak," ia tidak meneruskan.
"Safinah, namaku Safinah. Boleh abang sebut dengan Saf atau Ina saja," ujar Safinah tambah menyenangkan tetapi juga menggoncangkan Erwin. "Tetapi Safinah keturunan bangsawan. Saya hanya orang biasa!"
"Apa bangsawan. Kebangsawanan adanya di dalam hati, sikap dan sifat serta perbuatan.
Bukan sekedar keturunan!" kata Safinah.
Erwin memandang, Safinah juga memandang sehingga mata mereka bertemu. Sekali lagi Erwin yang duluan tunduk, padahal biasanya matanya tak tertentang oleh orang lain.
Safinah pun mestinya tidak kuat menentang matanya, tetapi hati Erwin telah lebih dulu tunduk. Dan kekuatan mata itu harus ditunjang oleh hati.
"Safinah seorang yang amat maju dalam berpikir. Memang begitulah sebenarnya," kata Erwin. "Manusia yang bangsawan di dalam hati, sifat, sikap dan perbuatan itu tidak banyak.
Kalian termasuk di dalam yang tidak banyak itu."
"Terima kasih. Abanglah yang sebenarnya bangsawan sejati. Sudah abang buktikan ketika mengobati Raden Rahmat. Kami semua senang pada abang. Dan tentu banyak orang lain sangat senang pada abang Erwin!"
SERIAL MANUSIA HARIMAU
136 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
"Ya, ada yang senang ada yang benci," kata Erwin menanggapi.
"Boleh aku bertanya sedikit tentang kehidupan bang Erwin!"
"Tentu saja," jawab Erwin tetapi hatinya berdebar. Mau menanyakan apa wanita ini.
"Setelah bencana yang menimpa diri abang, apakah abang tidak pernah tertarik lagi pada wanita" Kurasa abang mempunyai type yang disukai wanita. Maaf kalau aku bertanya hal yang sangat pribadi. Aku llanya ingin tahu kalau boleh," ujar Safinah lembut dan berhati-hati.
Erwin seperti tersentak. Yang ditanyakan justru yang paling ditakutinya. Sedang ia kebingungan untunglah datang dewa penolong. Teuku Samalanga yang sudah berpakaian rapi mengajak mereka sarapan.
"Mengapa tidak dahuluan saja?" tanya Teuku ramah. Erwin serasa dibebaskan dari hukuman mati.
"Kami menunggu Teuku," jawab Erwin. Bersyukur dan lega.
"Tentu sudah lama kalian mengobrol. Hari sudah hampir pukul sembilan!" kata Teuku yang mempersilakan Erwin duduk menghadapi makan pagi. Tetapi dasar mereka rupanya belum boleh mendapat ketenangan, pada waktu itu datang tamu memberi salam. Orang yang sudah dikenal Teuku. Suruhan dari Ong Chu Fat, saudagar alat-alat rumah tangga paling besar dan terkaya di Palembang.
Teuku berdiri. Sebelum ia bertanya si pendatang telah berkata, "Keadaan nona tambah parah Pak. Matanya terbalik-balik, busa keluar dari mulut dan hidungnya! Juga dari telinga."
"Baiklah, sebentar lagi aku datang," kata Teuku. Ia mengajak orang itu turut makan dulu, tetapi dengan sopan ia menolak.
Mereka mulai sarapan. Erwin dan Safinah biasa-biasa saja, tetapi Teuku jelas kelihatan seperti berpikir. Agak gugup. Erwin dan adik Teuku melihat, fetapi tidak bertanya. Takut mengganggu. Mungkin Teuku lebih suka dibiarkan dengan problemanya, kalau ia mempunyai masalah.
Tetapi akhirnya Teuku sendiri yang berbicara.
Katanya, "Aku sudah kewalahan sahabat!" Atas pertanyaan Erwin ia menceritakan tentang seorang gadis, anak Ong Chu Fat yang sudah berbulan-bulan sakit tanpa ada dokter dan dukun yang sanggup memulihkan keadaannya. Suatu kejadian yang selama petualangan Erwin telah beberapa kali datang berulang. Tetapi yang ini tidak menyangkut dirinya. lni SERIAL MANUSIA HARIMAU
137 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id urusan Teuku Samalanga, yang diketahuinya cukup terkenal dan mempunyai kebolehan tinggi dalam obat mengobat secara jampi dan ilmu gaib.
"Aku percaya Teuku akan berhasil," kata Erwin setelah tuan rumah selesai bercerita.
"Aku meragukannya. Aku tak pernah lebih dari tujuh hari menangani orang sakit yang meminta pengobatan!" kata Teuku.
"Dan selalu berhasil, bukankah begitu?" tanya Erwin penuh keyakinan.
"Ya, alhamdulillah, memang begitu. Tentu saja dengan izin Tuhan, seperti yang selalu sahabat katakan! Tapi yang sekali ini, aku hampir putus asa. Tak sanggup! Jelas ini terkena buatan orang. Orang dari timur. Kurasa akan mengatakan tak sanggup saja nanti. Biar orang lain pula mencoba. Aku ingin menolong, tetapi kemampuan tak sampai!"
Erwin tidak menanggapi lagi. Sehingga Teuk memandang Safinah dan oleh kode adiknya ia bertanya kepada Erwin, apakah ia mau coba menolong.
Tanpa menunggu jawaban Erwin, Teuku berkata, "Nanti kita sama-sama ke sana.
Sahabat akan kasihan melihat nona cantik dan selalu hidup riang serta amat ramah itu!"
Erwin tidak menjawab, tetapi ajakan Teuku tidak ditolaknya. Bertiga mereka ke sana, Karena Safinah pun ingin pula melihat wanita muda yang sakit parah itu.
*** KEDATANGAN Teuku Samalanga dengan seorang wanita dan seorang lelaki yang yang belum dikenal keluarga Ong Chu Fat menimbulkan rasa heran pada mereka yang sedang kebingungan itu. Bagaimana tidak bingung anak Ong hanya dua orang. Seorang lelaki yang abang anak gadis itu telah meninggal dalam suatu tabrakan dengan truk. Kini Ong Mei Lan, yang membuat mereka hampir putus asa. Sudah tak kurang dari enam dokter coba menolong, tetapi tiada berhasil. Keluarnya busa dari muut dan bahkan dari dubur bukan hal yang aneh. Tetapi kalau busa sampai keluar dari telinga, sungguh suatu hal yang amat menakutkan. Itulah yang tidak dimengerti dan tak terpecahkan oleh para dokter yang semuanya terkenal punya reputasi tinggi.
Ketika seorang dukun bernama Fadillah mengatakan, bahwa penyakit ini bukan penyakit biasa, para dokter itu pun tidak kuasa membantah, walaupun istilah "buatan orang"
jahil kurang diterima oleh akal mereka yang sarjana. Padahal para dokter itu pun tahu, SERIAL MANUSIA HARIMAU
138 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id bahwa memang ada penyakit aneh yang tak tersembuhkan oleh dukun tetapi sembuh oleh kepintaran sang dukun yang tidak dapat dijelaskan secara ilmiah. Tetapi dukun Fadillah yang juga punya nama di kota Palembang akhirnya menyatakan tidak sanggup menyembuhkan. Dukun yang berhati lumayan baik ini terus terang mengatakan, "Ilmu yang membuat lebih daripada saya. Tidak dapat saya lawan. Saya menyerah," katanya. Dia boleh dikata dukun baik, karena mau berterus terang tentang ketidaksanggupannya. Kebaikannya pun lebih nyata, ketika ia menolak bayaran. "Saya tidak berhasil, tidak berhak menerima imbalan!" Dua orang dokter yang hadir pada waktu itu diam-diam salut kepada Fadillah.
Rupanya tidak semua dukun mata duitan. Tidak sanggup menerima uang dari usaha yang tidak berhasil. Kedua dokter itu menyalam Fadillah ketika dia beranjak dari sana dengan ucapan, "Maafkan ketidakmampuan saya. Tetapi saya telah berusaha. Sekedar usaha, sebab penentuan tetap berada di tangan Yang Satu. Mungkin ada dukun lain yang sanggup. Saya yakin, penyakit anak tuan dan nyonya adalah hasil kejahilan manusia. Saya usul untuk mencari dukun lain." Dan ia pergi dengan rasa kecewa, karena ia tidak dapat menolong.
Bukan karena tidak jadi terima bayaran.
Melihat keadaan Mei Lan yang tidak menunjukkan perubahan itu, Teuku Samalanga mohon kepada Erwin untuk mencobakan kebolehannya.
Kini mata orang tua Mei Lan dan dua anggota keluarga yang ada di sana tertumpu pada Erwin, yang sama sekali tidak mempunyai penampilan sebagai orang yang punya simpanan di dalam dadanya.
Pun mata Safinah tertuju kepada Erwin.
"Tuan," kata Erwin kepada Ong Chu Fat. "Terus terang saya katakan, bahwa kalau Teuku tidak sanggup, maka saya pun rasanya tidak akan mungkin sanggup. Karena pengetahuan saya yang amat sedikit berada jauh di bawah kemampuan Teuku."
"Cobalah bang Erwin. Teuku sudah mengaku tidak sanggup. Cobalah, barangkali abang bertangan dingin. Saya pribadi pun yang baru kali ini melihat nona Mei Lan, sangat ingin akan kesembuhannya!"
Dengan harapan yang kian menipis, nyonya Ong berkata kepada Erwin, "Tolonglah pak. Seperti kata nona ini, siapa tahu bapak bertangan dingin. Kami akan membayar berapa saja, kalau anak kami vang tinggal satu-satunya ini dapat bapak tolong!"
"Tolong saya," kata Erwin kepada nyonya Ong. "Jangan bicara perkara bayaran."
SERIAL MANUSIA HARIMAU
139 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id Tuan dan nyonya Ong mohon maaf dengan peiasaan heran dan malu. Teuku dan Safinah juga heran tetapi disertai rasa bangga di dalam hati. Baru kali ini mereka mempunyai sahabat yang tidak suka mendengar uang.
"Dengan izin Teuku, saya akan mencoba," kata Erwin.
Kata-kata ini tambah meningkatkan penghargaan Teuku dan adiknya kepada orang Mandailing yang bukan kepalang itu. Yang pasti dia telah sanggup menundukkan daa harimau perkasa piaraan Teuku.
Erwin meminta nama lengkap, hari dan tanggal lahir gadis yang sudah cukup lama menderita itu.
Setelah itu ia"seperti biasa"meminta air putih di dalam mangkuk putih. Juga sebuah jeruk purut jantan, yang dalam tempo singkat juga tersedia. Lalu tujuh butir lada putih.
Sebagai biasa, dikeluarkannya pisau tua yang sudah karatan, yang tempo hari juga sudah dilihat oleh Teuku ketika Erwin mengobati Raden Rahmat.
Semua benda itu dimasukkannya ke dalam mangkuk. Segera pula semuanya tenggelam.
Erwin mengernyitkan dahi. Ia menghadapi keadaan yang baginya amat serius. Biasanya limau mengapung, kalau si pembuat kejahilan belum termasuk kelas berat.
"Beri saya sebuah pisang atau buah apa saja.Tetapi yang lebih baik, sepotong batang pisang, kalau di sini ada pohon pisang!" Mendengar permintaan ini Teuku dan keluarga Mei Lan merasa heran. Belum pernah ada dukun minta pisang atau buah lain atau sekerat batang pisang. Dukun yang seorang ini memang lain. Tetapi kelainan bukanlah berarti suatu kehebatan atau keberhasilan.
Sekerat batang pisang pun segera pula tersedia. Di halaman belakang rumah keluarga Ong memang ada serumpun pohon pisang ambon.
Ditimang-timang Erwin batang pisang yang hanya sepuluh senti dan diambil dari anak pohon. Ia minta pula sekapur sirih, yang juga disediakan dalarn tempo singkat karena itu nyonya Ong pemakan sirih. Kelahiran Palembang dan sudah seperti pribumi.
Setelah sirih dikunyah lumat dan bibir Erwin pun kelihatan merah seperti harimau baru menerkam mangsa, diangkatnya batang pisang tadi, disemburnya tujuh kali. Terdengar suara angin kencang, sebagaimana sudah beberapa kali dialami Erwin. Dan juga tidak aneh bagi Teuku yang biasa mengobati penyakit melalui ilmu gaib. Tandanya yang membuat ada di sana tanpa memperlihatkan diri. Kemudian beberapa benda berjatuhan dari tempatnya SERIAL MANUSIA HARIMAU
140 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id diletakkan. kan. Juga oleh kekuatan gaib dukun yang menjahili Mei Lan. Entah untuknya sendiri entah atas suruhan orang lain.
Batang pisang diletakkan kembali di atas lantai.
Erwin mengangkat lalu memanterai pisau tuanya. Tampak jelas, Erwin memegang pisau itu kian erat sampai ia berpeluh. Seperti mempertahankan pisau itu dari rebutan seseorang. Dan memang demikianlah kenyataannya. Ada tenaga gaib yang amat kuat mengeluarkan seluruh tenaga untuk merebut pisau tua itu. Pada saat Erwin telah bersimbah peluh itulah terdengar suara auman harimau di dalam ruangan itu. Dikecualikan Teuku, semua yang hadir terkejut dan pucat. Mei Lan bergerak di ranjangnya. Suatu gerakan yang sudah lama tak pernah dilihat orang tuanya.
Pegangan Erwin pada pisau mengendur. Digenggamnya hulu pisau lalu ditikamkannya ke batang pisang. Terdengar suatu jerit melengking. Jelas jerit wanita. Tetapi bukan Mei Lan. Suara menegakkan bulu roma itu datang dari tengah ruangan.
Kemudian terdengar suara "ampun, ampun." Angin yang tadi sudah kian kencang juga mendadak mereda. Erwin menarik napas terengah-engah. Dia sangat letih. Keringat yang membasahi mukanya disekanya dengan tangan. Hanya dengan tangan karena ia tidak mempunyai sapu tangan. Safinah memberikan sapu tangannya. Walaupun sedang kelelahan, hati Erwin berdesau. Karena saputangan dari Safinah, orang yang telah menggoncang hatinya. Setelah menatap muka perawan itu, ia menerima lalu menyekakan ke mukanya.
Dengan jeritan "ampun" dan meredanya angin, tampak Mei Lan membuka mata dan melihat ke sekelilingnya. Juga suatu perbuatan yang sangat lama tidak pernah dilakukannya.
Hati Ong dan isterinya, begitu pula kedua saudaranya seperti bunga layu disiram air sejuk.
Ayah dan ibu itu tak kuat menahan air mata haru. Teuku dan adiknya memandang kagum pada Erwin. Erwin berdiri dari tempat ia duduk di lantai, inemandangi wajah Mei Lan tanpa berkedip lalu bibirnya kumat-kamit membaca jampi. Mei Lan menggerakkan kepala lalu memandang ke Erwin sehingga matanya bertemu tepat dengan pandangan Erwin. Ia tersenyum, lebih menggirangkan hati kedua orang tuanya, karena senyum telah lebih tiga bulan lenyap dari wajah gadis itu. Semua melihat bahwa dukun muda itu tidak membalas senyumnya. Ia terus saja membaca-baca. Kemudian Erwin menyapu wajah Mei Lan dengan telapak tangan kanannya. Kini gadis itu berpaling memandang kedua orang tuanya.
"Mama . . . papa," ucapnya pelan tetapi jelas. Ia telah mengenal ayah dan ibunya SERIAL MANUSIA HARIMAU
141 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id kembali. Kedua orang tua itu tak kuasa lagi menahan diri dan berlutut dan memeluk anak mereka.
"Kenapa papa dan mama menangis?" tanya Mei Lan.
Kini kedua wajah itu berubah memperlihatkan tawa. "Karena terlalu senang dan?" kata ayah Mei Lan tanpa meneruskan kalimatnya yang hampir keseleo. Dia tadinya mau mengatakan bahwa mereka tadinya sudah tidak punya harapan lagi. Untung ia cepat merasa kekeliruannya.
"Dan apa papa?" tanya Mei Lan, membuat ayahnya merasa terdesak.
"Dan tak ada apa pun yang lebih menyenangkan dari ini," kata Ong, beruntung masih mampu memilih kata-kata yang tepat.
"Aku lemes sekali mama," kata perawan itu,
"Ya, tentu masih lemas. Habis makan sedikit air kaldu panas nanti Lanny akan merasa agak segar Mau?" tanya mamanya.
"Mau, tentu mau," sahut Mei Lan diluar dugaan orang tuanya. Sudah sekian lama ia hanya menelan air putih. Dia tak mampu menelan lain daripada itu. Dan itu pun dengan setengah paksa., Kadang-kadang tanpa disadarinya. Dan itulah yan menyebabkan badannya kurus kering, tiada bertenaga, tiada semangat, tiada lagi gairah apa pun. Kalau pun ada yang diingininya, tiada lain daripada bebas dari penderitaan yang tidak menentu itu. Dia hanya ingin mati. Dia sadar, dari mulut, hidung dan telinganya keluar busa. Mana mungkin ada harapan untuk hidup. Pada saat seperti itu orang dalam keadaan gawat selalu tidak ingat, bahwa yang menentukan kematian makhluk termasuk manusia hanya Allah. Tiada lain daripadaNya.
Tetapi melebihi orang tua Mei Lan, adalah kegembiraan Erwin. Karena berkat usahanya dan dengan kehendak Allah ia telah membebaskan gadis itu dari sebagian penyakit yang ditimpakan sesama manusia atas dirinya. Memang benar baru sebagian. Ia tahu betul, bahwa usahanya belum selesai. Masih ada tantangan yang harus dihadapinya. Dukun jahil itu tidak akan menyerah sampai di situ saja. Kalau diibaratkan pertandingan, baru ronde atau babak pertama. Ia mengetahui itu dari perasaannya yang masih gemuruh. Ketenangan yang wajar belum kembali.
Ong dan isterinya berlutut menyalam dan mencium tangan Erwin, yang dibiarkannya karena telah mengetahui dari Teuku Samalanga bahwa keluarga ini pemeluk agama Budha.
SERIAL MANUSIA HARIMAU
142 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id Dirinya dianggap sebagai dewa yang sengaja diturunkan dari kahyangan untuk menyelamatkan anak mereka. Menurut keyakinan mereka, manusia ini tentu bukan orang biasa. Sebab orang biasa sudah tidak mungkin dapat menolong, begitulah pikir mereka.
"Terima kasih datok," kata Ong. Begitu juga kata isterinya. Erwin merasa tangannya basah oleh air mata mereka yang sangat bahagia itu. Dan kenyataan ini merupakan dorongan bagi Erwin untuk mengerahkan segala kemampuannya guna menghadapi lawannya. Kalau ia di babak berikutnya kalah, maka penyakit Mei Lan akan kembali. Dan ia akan lama, mungkin bertahun-tahun menderita. Telah dilihatnya dari jeruk dan lada tadi, bahwa sang dukun jahat bukan terutama menghendaki kematian gadis itu dengan segera.
Tetapi mau membuatnya merana dan menderita berkepanjangan. Itu lebih berat dari suatu kematian. Sebab dengan kematian, terhentilah segala derita dunia. Sakit hati dukun atau yang memerintahkannya itu begitu besar, sehingga kematian yang segera tidak cukup untuk memuaskan dendam yang terus membawa.
"Jangan panggil saya datok," pinta Erwin lembut. "Saya orang biasa bukan orang yang dikeramatkan."
"Kalau bukan datok, mana bisa sembuhkan anak saya!" kata Ong dengan setulus hati.
Baginya, Erwin seperti keramat hidup.
"Yang sembuhkan bukan saya, melainkan Tuhan Allah."
Walaupun dipinta begitu, Ong, isterinya dan kedua saudaranya yang hadir di sana tetap saja " menyebut si manusia harimau dengan "datok."
Erwin melirik Safinah yang menyambutnya dengan senyum, sehingga menambah suburnya harapan Erwin. Bahwa gadis Aceh itu senang padanya, sudah tidak perlu disangsikan. Tetapi senang pada seseorang sama sekali belum mencakup cinta. Sedangkan di dalam cinta sudah terpadu rasa senang dan sayang.
Tanpa disangka oleh siapa pun yang ada di situ, Mei Lan bertanya lembut, "Abang yang menyembuhkan saya?"
"Bukan saya. Tuhan. Saya hanya meminta kepada Tuhan. Saya akan meminta lagi supaya nona betul-betul sembuh!" kata Erwin, merendah hati seperti biasa.
Di situlah letak salah satu kejujuran Erwin. Semua mereka menyangka, bahwa si sakit telah sembuh. Betapa tidak menyangka begitu! Semua busa yang mengalir terus dari mulut, hidung dan telinganya berhenti. Bagi orang tua Mei Lan, yang demikian berarti SERIAL MANUSIA HARIMAU
143 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id kesembuhan. Sebab itulah yang sangat merisaukan dan hampir memutuskan seluruh sisa harapan. Mata kasar mereka hanya melihat kelainan yang amat menakutkan itu. Apalagi kemudian Mei Lan mau tersenyum dan sudah bisa menyapa orang tuanya. Lalu pandai pula bicara langsung dengan dukun yang mengobatinya, yang olehnya disebut "abang."
Sementara orang tuanya menganggap sebutan abang kepada dukun itu tentu kualat. Mestinya panggil "datok." Apalagi bagi Mei Lan yang masih begitu muda. Baru sekitar dua puluh tahun.
Tetapi bukan sekedar itu yang tampak oleh Erwin. Pada mata Mei Lan masih ada sisa pengaruh ilmu jahil yang ditimpakan atas dirinya.
Setelah Erwin mengatakan, bahwa untuk hari itu pengobatan sudah selesai dan akan dilanjutkannya dari rumah, maka ia mohon diri bersama Teuku Samalanga dan Safinah.
"Bang Erwin kembali lagi nanti sore, ya," kata Mei Lan. "Supaya Mei Lan bisa sembuh!" Bagi Ong dan isterinya kata-kata itu hanya ucapan biasa karena anak mereka berterima kasih dan memang ingin segera sembuh. Tetapi Erwin yang sudah beberapa kali mengalami hal yang akhirnya menyusahkan dirinya atau orang lain, kini kuatir lagi.
Pengalaman dan nasib masa silamnya membuat dia berpikir lain daripada Ong dan isterinya.
Tetapi untuk menyenangkan Mei Lan yang diharapnya bisa sembuh kembali ia menyahut ramah: "Ya, nanti saya kembali. Istirahatlah dan coba makan yang banyak supaya badan nona kuat kembali!"
"Mei Lan akan makan banyak kalau bang Erwin datang lagi nanti," kata gadis itu. Kini Ong dan isterinya saling pandang. Tanpa kata. Dan Teuku juga saling pandang dengan Safinah. Juga tanpa kata.
Ong memerintahkan seorang pembantu rumah tangga untuk memberitahu supir agar mengantarkan ketiga tamunya. Erwin mau menolak, tetapi Teuku memberi isyarat supaya menerima saja.
Setelah ketiga orang itu berada di luar pintu, diantar oleh Ong dan isterinya, dengan amat mengejutkan mereka, Mei Lan telah pula berada di sana untuk sekali lagi meminta kepada Erwin datang pada petang harinya. Tidak ada seorang pun di antara mereka menyangka, bahwa gadis itu sudah mampu berdiri sementara badannya begitu kurus dan tentunya amat lemah oleh lamanya berbaring di tempat tidur dan hampir tak mau makan sama sekali. Hati Ong dan nyonya tambah goncang, sementara Erwin kian bingung SERIAL MANUSIA HARIMAU
144 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id bagaimana Mei Lan yang masih sangat lemah memerlukan keluar dan mengulangi kata-kata itu.
Safinah melirik Erwin. Karena Erwin juga sedang meliriknya, maka di sini bertemu dua lirikan. Safinah tersenyum, entah mau mengatakan Erwin hebat atau sekedar mau melihat perubahan wajah oleh keramah tamahan Mei Lan. Yang diketahui Erwin hanyalah bahwa Safinah bukan cemburu.
Mau cemburu apa, dia sama sekali tidak menaruhfiati pada tamunya itu. Walaupun dia telah membuktikan kehebatannya paling sedikit dalam dua bidang.Ditambah sifatnya yang aneh, tetapi amat terpuji. Sebagai wanita Safinah merasa, bahwa Mei Lan telah tertarik pada dukunnya. Yang begitu sederhana, mendekati penampilan orang miskin!
Mengapa" Karena jasanya dalam pengobatan ataukah Erwin mengguna-gunai dia sambil mengobati penyakitnya"
*** SETIBA di rumah, mereka duduk bertiga menceritakan Mei Lan dan orang tuanya, Erwin memandang Safinah. Ia berkata datar, "Aku tidak mengguna-gunainya Saf. Buanglah pikiran itu. Aku hanya berusaha mengobatinya, lain tidak!"
Mendengar kata-kata Erwin itu, Teuku Samalanga memandang adiknya yang jelas tampak memerah padam wajahnya.
"Maafkan aku Bang Erwin. Memang ada juga pikiranku begitu. Melihat tingkah lakunya yang sangat aneh. Hanya sekilas terlintas dalam pikiranku. Aku sama sekali tidak menuduhmu! Tetapi dari apa yang kulihat tadi, pastilah Bang Erwin mempunyai sesuatu di dalam diri yang membuat wanita muda terpikat. Itu bukan kesalahan Abang. Rupanya sudah nasib baik Abang untuk tanpa sengaja menaklukkan wanita!"
"Entahlah. Tetapi kalaupun ada kebenarannya, itu bukan kehendak hatiku," kata Erwin.
"Memang bukan kehendak hati. Suatu nasib baik," kata Safinah.
"Nasib baik katamu. Aku telah beberapa kali mendapat kesulitan d buatnya!"
"Kalau begitu suatu keberuntungan yang membawa petaka," kata Teuku Samalanga.
"Entahlah," kata Erwin. "Bagaimana mungkin, aku yang hidup begini ingin menarik hati apalagi menjatuhkan hati wanita." Sambil berkata begitu, Erwin juga malu kepada SERIAL MANUSIA HARIMAU
145 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id dirinya, karena diam-diam dia sudah jatuh hati kepada Safinah. Di luar keinginannya, tetapi tidak pula dapat dilawannya. Juga tidak berani menyatakannya. Apalagi ia dapat membaca hati wanita itu. Yang sama sekali tidak atau sekurang-kurangnya sedikit pun belum mencintainya dalam arti yang dikehendakinya.
"Aku pikir dia akan minta kepada orang tuanya agar dikawinkan denganmu, sahabat,"
kata Teuku Samalanga setengah berkelakar tetapi juga dengan keyakinan, bahwa yangg begitu bukan mustahil akan terjadi.
"Aku juga berpikir begitu," kata Safinah. Erwin hanya mendengar tanpa menanggapi.
Mau menanggapi apa! Dia sendiri pun sebenarnya telah merasakan kemungkinan itu. Dia teringat kepada beberapa peristiwa serupa di masa lalu.
Akhirnya dia berkata, "Kalian tolonglah aku dengan doa, agar Mei Lan bisa sembuh.
Kasihan. Dia dianiaya orang. Dan yang kuhadapi ini bukan kepalang hebatnya. Belum tentu aku akan mampu mengalahkannya!"
Tak lama setelah itu, Safinah menghidangkan minuman. Dan ketika mereka minum sambil hendak meneruskan obrolan, terdengar suara seorang wanita memberi salam. Safinah segera keluar. Memang ada seorang tamu wanita.
"Saya ingin bertemu dengan Teuku Samalanga," kata wanita itu. Orangnya masih muda, sekitar dua puluh empat tahun. Ditakdirkan berwajah cantik. Potongan tubuh juga aduhai benar! Jika iman kepalang tanggung akan oleng juga dibuatnya. Sudah pasti banyak lelaki yang bisa jatuh hati pada pandangan pertama.
Safinah mempersilakan tamunya masuk, membawanya ke ruangan tempat mereka duduk ngomong-ngomong, memperkenalkannya kepada abangnya. Teuku yang masih bujangan itu agak terpesona. Wanita itu berpakaian rapi dengan corak yang amat serasi.
Menandakan dia tahu betul bagaimana memantas diri. Kebaya hijau muda manis sekali di-padu dengan kain panjang berdasar warna cerah dengan liris coklat tua. Selopnya sewarna dengan kebaya. Sanggulnya terletak manis di atas kuduk. Penampilan sederhana yang amat menyenangkan mata si pemandang dan memberi keyakinan penuh pada si pemilik.
Setelah berkenalan dengan Teuku sambil menyebutkan namanya Carolina, ia diperkenalkan Safinah dengan Erwin. Dalam berjabatan tangan, Erwin kaget. Tangannya lembut sebagaimana harusnya, tetapi tapi sekaligus menyebabkan getaran yang tidak wajar.
Mustahil, mustahil, kata Erwin di dalam hati. Mana mungkin wanita semuda dan SERIAL MANUSIA HARIMAU
146 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id secantik ini mempunyai pengetahuan tinggi atau ilmu yang sekedarnya saja pun.
"Adik Teuku cantik sekali," kata wanita itu.
"Masih kalah cantik dari Kakak," sahut Safinah. Hati si tamu senang mendengarnya.
Walaupun dia menanggapi, "Tidak, Adik Safinah lebih cakep!"
Carolina seperti kurang acuh kepada Erwin. Sebaliknya dukun muda ini selalu memperhatikannya. Karena timbul pertanyaan yang tidak terjawab di dalam hatinya. Teuku juga banyak memandangi atau mengerling dia. Lain pula sebabnya. Bukan seperti Erwin. Ia seperti orang yang jatuh hati pada pandangan pertama terhadap Carolina.
"Adakah sesuatu yang dapat saya lakukan untuk Nona?" tanya Teuku dengan suara agak lain karena mengandung perasaan yang dia tidak ingin sampai diketahui oleh tamunya yang molek itu.
"Sebenarnya tidak ada yang terlalu khusus. Saya mendengar bahwa Teuku punya kepandaian tinggi. Telah banyak menolong orang. Dan saya mendengar juga, bahwa Teuku sedang kedatangan tamu yang juga punya ilmu tinggi. Saya ingin berkenalan, barangkali pada suatu kesempatan saya memerlukan bantuan Teuku atau Tuan Erwin ini!" kata Carolina.
"Wah, saya sih tidak punya apa-apa," kata Erwin.
"Orang padat isi memang selalu merendahkan diri, bukankah begitu Teuku?" kata Carolina. Dan orang Aceh itu mengiyakan. Malah ditambahkannya, "Saya ingin berguru kepada sahabat saya ini." Carolina pandai bicara. Lancar sehingga menimbulkan suasana seperti sudah berkenalan lama.
"Kakak masih kuliah, mengajar ataukah pengusaha, kalau saya boleh tahu?" tanya Safinah. Suatu pertanyaan yang sangat disenangi Erwin, karena ia sendiri pun ingin tahu, apa professi wanita ini.
"Saya swasta. Baru belajar berusaha," jawab Carolina.
"Bang Erwin dari Jakarta ya," kata Carolina. Safinah dan Teuku heran juga, bagaimana tamu itu tahu, bahwa Erwin dari Jakarta. Apakah pernah melihatnya di sana" Erwin mengiyakan. Tidak heran, karena ia sudah tahu, bahwa wanita ini punya pengetahuan.
Telah dirasakannya sejak kedatangannya tadi.
"Nona Carolina bergerak di bidang usaha apa?" tanya Erwin.
"Perangkaian bunga. Tidak besar-besaran tetapi saya ingin yang lain daripada mereka.
SERIAL MANUSIA HARIMAU
147 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id Yang menyenangkan dan mengagumkan!" jawab perempuan itu dengan diiringi tawa kecil menimbulkan lesung pipit di kedua belah pipinya. Ia memandang Erwin dengan mata hidup. Erwin juga memandangnya dengan suatu kekuatan yang tidak dimiliki oleh banyak orang. Perempuan itu tidak berkedip, Erwin juga tidak, sampai ia tertawa untuk melenyapkan kesan, bahwa ia sedang menguji Carolina.
"Suatu ide yang baik sekali. Pasti akan menarik banyak langganan dan membangkitkan rasa kagum!" ujar Erwin.
Teuku Samalanga juga memandang wanita itu, tetapi bukan dengan perasaan serta maksud seperti Erwin. Ia senang melihat tawa pada wajah yang amat menarik itu. Dan hatinya kian berdebar dengan suatu pengakuan diam-diam, bahwa wanita ini sesuai dengan idaman hatinya. Safinah yang mengerling abangnya juga dapat melihat bahwa Teuku punya rasa tersendiri terhadap tamu itu.
"Tuan Erwin asal Medan, ya?" tanya Carolina.
"Pernah di sana."
"Negeri asal Tapanuli. Kalau saya tidak salah terka dari daerah selatan, Mandailing.
Daerah yang banyak harimau dan orang-orang sangat pandai itu."
"Betul. Tepat sekali dugaan Nona. Tetapi saya tidak tergolong pada orang-orang yang pandai itu. Harimau memang banyak di sana. Sama dengan daerah asal Nona, Jambi. Yang juga banyak harimaunya. Nona pernah berjumpa dengan nenek yan perkasa itu?"
Teuku dan Safinah tertarik dengan pembicaraan mereka yang dirasakan bukan sekedar percakapan biasa itu. Seperti dua orang yang saling memperlihatkan kepandaian menebak.
Teuku lebih-lebih tertarik karena harimau disebut-sebut.
"Ngomong-ngomong," kata Carolina, "kata orang, Teuku mempunyai dua harimau. Di mana kandangnya?"
Teuku terkejut. Perempuan ini jelas menyindir. Di mana pula ada orang memelihara harimau di dalam kandang. Yang begitu hanya terdapat di kebun binatang.
"Saya tidak punya harimau," kata Teuku.
"Nona Carolina barangkali punya," kata Erwin. Safinah tertawa, karena menganggapnya sebagai kelakar Erwin. Dan semuanya mereka tertawa. Cerita harimau tidak diteruskan. Tetapi Teuku, Erwin dan Carolina tidak berhenti sampai di situ. Pikiran mereka meneruskan dengan tanda tanya.
SERIAL MANUSIA HARIMAU
148 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id Dalam hati Erwin membaca beberapa mantera. Ia semakin heran. Mungkinkah" Kalau benar, sungguh luar biasa. Belum pernah didengar apalagi dialaminya. Wanita ini datang bukan untuk menemui Teuku. Itu hanya sebuah kamuflase. Ia mau mengenal Erwin.
Menatap mukanya. Bahkan lebih dari itu. Ia mau bicara dengannya.
"Sebetulnya saya mempunyai dua tujuan besar datang kemari. Pertama-tama ingin berkenalan Iengan Teuku Samalanga yang hebat dengan ilmu Acehnya. Kedua mau bersahabat dengan pendatang dari Jakarta yang kebesarannya telah sampai ke telinga saya,"


Manusia Harimau Jatuh Cinta Serial Manusia Harimau Karya S B. Chandra di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kata Carolina. Nadanya kini serlus.
Safinah menyela, "Saya yang girang dengan kedatangan Kak Carolina sama sekali tidak disebut-sebut. Rupanya saya tidak dikehendaki. Apakah lebih baik saya menjauh saja?"
lanjutnya tertawa, karena ia sama sekali tidak berkecil hati. Ia tahu, kalau sudah begitu nadanya, pasti ia tidak perlu hadir.
"Ah, maaf. Saya tidak menyebutnya. Tetapi pasti saya senang sekali berkenalan dengan Dik Safinah. Adik orang hebat. Dan sedang diincer pula oleh orang yang lebih hebat lagi!"
kata Carolina membuat Erwin jadi merah padam. Karena jelas dirinya yang dimaksud.
Mudah-mudahan saja Teuku dan adiknya tidak mengetahui.
"Kakak berlebih-lebihan kalau mengatakan saya hebat. Saya tidak merasa punya suatu kehebatan apa pun. Tetapi tentu senang sekali kalau benar ada orang hebat sedang mengincer saya," sahut Safinah. "Kalau Kakak mau mengatakan siapa orang yang mengincer saya itu, tentu saya akan senang sekali."
"Nanti Adik akar tahu. Buat sementara orang itu ingin merahasiakan perasaannya."
Erwin jadi gelisah. Tetapi bagaimanapun perempuan pandai ini baik hati juga. Tidak sampai, mengatakan berterus terang.
"Boleh saya mengatakan apa yang saya lih mengenai diri Tuan Erwin?" tanya Safinah.
Yan punya diri tidak menjawab. Malah Safinah yang bertanya, "Apa yang Kakak lihat pada diri sahaba kami ini?"
"Saya pernah belajar sedikit tentang manusia Tuan Erwin ini termasuk orang yang dilahirkan di bawah bintang gemerlapan. Dalam satu hal. Banyak wanita menyenanginya.
Tetapi dia tidak tertarik kepada mereka. Dia tidak menghiraukan, sehingga banyak wanita yang kecewa karenanya!"
"Apa iya Bang Erwin?" tanya Safinah.
SERIAL MANUSIA HARIMAU
149 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id Manusia harimau itu tidak segera menjawab. Dia tidak suka berdusta. Dia tahu wanita itu telah berkata yang sebenarnya. Tetapi dia juga tidak mau mengatakan bahwa itu benar.
"Dik Safinah bertanya Tuan Erwin. Penglihatanku itu benar atau tidak?" tanya Carolina.
"Kurasa tidak mungkin wanita tertarik kepada orang yang hanya seperti aku ini. Aku sendiri tahu bahwa aku manusia yang tidak punya arti."
"Daya tarik tidak selalu berkaitan dengan berarti atau tidaknya seseorang. Itu suatu anugerah Tuhan!"
"Sudahlah, jangan bicara tentang itu. Tidak enak bagi sahabat kami. Apa yang dikatakannya punya alasan, tetapi apa yang Nona katakan juga bukan tidak mungkin benar!"
"Oke, maafkan aku. Anggaplah itu sebagai suatu penglihatan iseng-iseng. Sekedar memperdekat persahabatan kita, kalau diriku bisa diterima sebagai sahabat pula sebagaimana Teuku dan Dik Safinah inemandangnya sebagai sahabat. Tetapi ada satu hal yang saya ingin bicarakan secara seiius. Karena menyangkut diri sahabat saya. Tentang anak Tuan Ong Chu Fat. Yang sedang diobati oleh Tuan Erwin. Terus terang, sahabat saya terlibat dalam hal ini."
"Terlibat bagaimana?" tanya Teuku Samalanga.
"Ia dilawan Tuan Erwin. Sudah tentu dia melawan. Aku tidak tahu siapa yang akan kalah, tetapi yang kudengar, sahabatku itu juga mempunyai kekuatan yang tidak dapat dianggap ringan!"
"Nona mengenalnya?" tanya Teuku Samalanga.
"Namanya saja sudah sahabat, tentu saja aku mengenalnya. Kalau aku boleh menasihati, lebih baik jangan bermusuhan dengannya. Tak ada faedahnya, bukan?"
"Tetapi dia menyebabkan kesengsaraan atas diri wanita muda itu," kata Safinah.
"Bukankah itu pekerjaan yang tidak baik!"
"Tentu ada sebabnya. Orang tidak akan melakukan sesuatu tanpa sebab!"
"Untuk dirinya sendiri ataukah untuk orang lain?" tanya Teuku.
"Apa bedanya?" tanya Carolina.
"Perbedaannya sangat besar. Kalau untuknya sendiri tentu karena ia berdendam kepada korbannya itu. Barangkali masih boleh didengar apa ya membuat dia sampai begitu marah!
Tetapi kalau melakukan itu untuk orang lain, tentu karena mengharapkan upah. Betapa SERIAL MANUSIA HARIMAU
150 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id jahatnya perbuatan itu. Sama saja dengan tukang pukul atau pembunuh bayaran. Hina sekali, bukankah begitu," tukas Erwin yang terus mempelajari perempuan itu lebih mendalam lagi.
Perempuan itu tidak segera menjawab. Tetapi kemudian dia berkata juga, "Belum tentu hina, Barangkali dia bersedia melakukannya, bukan terutama karena upah tetapi mau tahu apakah ada orang yang akan menentangnya. Dan kalau ada, apakah orang itu sanggup mengalahkannya. Kalau dia kalah, mungkin dia akan berguru lagi. Bukankah begitu?"'
Baik Safinah, maupun abangnya dan Erwin merasa seolah-olah Carolina membela pekerjaan orang yang menimbulkan siksa atas diri Mei Lan. Apakah dukun itu saudaranya, pikir Safinah di dalam hati.
"Dia bukan saudaraku," kata Carolina menjawab pikiran yang tidak dikatakan Safinah.
Membuat perempuan itu tambah yakin bahwa wanita ini benar-benar bukan sembarangan.
Sama kepandaiannya membaca pikiran orang seperti Erwin. Sungguh tidak disangka, ada perempuan muda dan cantik sepandai itu.
"Kakak orang berilmu, ya," kata Safinah.
"Tidak, hanya pernah sedikit-sedikit belajar melihat wajah dan membaca pikiran orang.
Lain tidak!" kata Carolina. "Tetapi aku ingin memperingatkan Tuan Erwin untuk tidak usah melawan sahabatku itu. Lebih baik kalian bersahabat!" Ia berdiri, memberi salam, mengucapkan terima kasih lalu mohon diri.
Sesudah Carolina meninggalkan rumah itu, Erwin meminta Teuku untuk meraba kursi yang tadi diduduki tamu aneh itu. Tanpa curiga Teuku meletakkan telapak tangannya, tetapi ia segera menjerit sambil melompat. Karena kepanasan, sama dengan memegang bara.
*** TELAPAK tangan Teuku Samalanga melepuh. Padahal ia kebal terhadap senjata tajam, bahkan terhadap peluru. Sudah diuji gurunya berkali-kali. Tetapi memang begitulah ilmu kebal.
Ada kecualinya. Yang kebal terhadap besi dan baja, terhadap kuningan, tembaga dan timah, belum tentu kebal terhadap sepotong bambu. Seluruh badan bisa kebal tetapi tidak pada tumit, umpamanya.
Teuku Samalanga tidak kebal terhadap benda panas. Itulah makanya bekas tempat SERIAL MANUSIA HARIMAU
151 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id duduk Carolina yang panas bagaikan api itu membuat tangannya melepuh.
Safinah pucat karena terkejut dan takut. Erwin juga terkejut dan langsung mengetahui, bahwa tamu mereka tadi mempunyai suatu ilmu tinggi yang sangat langka. Bekas tempat duduknya saja bisa begitu, bagaimana kalau bekas tamparan atau tendangannya. Dan orang itu tak lain daripada seorang Carolina yang amat muda dan rupawan.
"Tidak kusangka?" kata Erwin. '"Sudah pasti dia orangnya!"
"Orang apa?" tanya Safinah.
"Orang yang menyiksa Mei Lan dengan ilmu pedukunannya. Orang yang sengaja datang kemari menantang aku."
Safinah mengambil obat darurat untuk telapak tangan abangnya.
"Aku masih sukar percaya!" kata Teuku.
"Sukar percaya boleh saja. Tetapi ia telah memperlihatkannya. Membekas di tangan Teuku. Aku benar-benar tak mengerti ilmu apa yang dipakainya. Sampai bekas tempatnya duduk saja panas seperti api. Kalau yang bekasnya basah, walaupun kain atau celananya tetap kering sudah pernah kualami! Seorang dukun bangsa Thai ketika aku ke sana dulu!"
"Bang Erwin sudah di negeri Thai?" tanya Safinah.
"Dibawa kawan baik. Seorang dokter yang akhirnya kawin dengan seorang wanita Thai.
Takkan, pernah kulupakan kebaikan budi dan keramahannya. Namanya Lydia. Lydia Savetsela," kata Erwin menegaskan.
"Katanya orang di sana cantik-cantik," kata Safinah lagi. "Abang tidak tertarik?"
Erwin tidak menjawab, mengalihkan pada masalah lain. Bahwa ilmu orang di sana tak kala hebat daripada orang di Indonesia. Bahwa di sana pun ada harimau piaraan. Bahkan gajah tunggal yang tunduk di bawah perintah seorang kakek.
"Banyak sekali pengalaman bang Erwin," kata Safinah.
"Ya, lumayanlah. Boleh kucoba mengurangi rasa sakit Teuku?" tanya Erwin sambil mengambil tangan sahabatnya. Ia membaca mantera, kemudian meniup tangan yang melepuh itu. Tidak jadi mendadak sembuh, tetapi rasa sakitnya agak mereda.
"Abang akan menghadapi nona Carolina?" tanya Safinah.
Erwin malu menjawab. Bagaimanapun dia seorang wanita. Pantaskah seorang laki-laki menerima tantangan wanita secantik Carolina"
Teuku memandang Erwin. Kentara benar, ia pun ingin mendengar jawaban dari orang SERIAL MANUSIA HARIMAU
152 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id Mandailing yang telah menaklukkan, dua harimaunya itu. Dan Erwin juga tahu, bahwa kedua orang itu sedang menantikan jawabannya. Mungkin dari jawabannya Safinah dan abangnya akan menilai dirinya.
"Kalau Teuku berada di tempatku, bagaimana?" tanya Erwin.
Kini orang Aceh itu tidak menyahut. Memang berat memberi jawaban karena hal ini menyangkut seorang wanita. Apalagi dia telah menaruh hati pada tamu yang baru dikenalnya itu.
"Hati bang Erwin sedang berperang, ya," kata Safinah menggoda sambil memancing.
"Aku tidak akan melawan seorang wanita, tetapi aku tetap berusaha menyembuhkan gadis malang yang kurasa tidak bersalah," jawab Erwin.
"Tetapi itu berarti melawan dia," kata Teuku.
"Tidak, aku hanya berusaha dalam penyembuhan. Kalau dia tidak menghendaki Mei Lan sembuh, maka dialah yang melawan diriku. Bukan aku melawan dia," ujar Erwin.
"Apakah Teuku ingin aku tidak meneruskan usaha pengobatannya" Membiarkan gadis itu tersiksa entah untuk berapa lama lagi?"
Sekarang Teuku yang merasa dirinya diuji dan dipancing. Oleh karena itu dia berpendapat untuk tidak lagi meneruskan pembicaraan mengenai itu. Dan Safinah yang merasa bahwa abangnya sendiri tidak punya ketegasan dalam masalah ini, juga tidak melanjutkan pertanyaan. Tetapi mereka tetap mempercakapkan Carolina yang jelas merupakan seorang perempuan yang menimbulkan keheranan serta penuh tanda tanya.
Suara tegas tanpa tampak siapa yang empunya, berkata supaya Erwin jangan mundur di dalam meneruskan usaha kemanusiaan.
"Mei Lan memerlukan usahamu Erwin," kata suara itu. Jelas suara Dja Lubuk, walaupun ia tidak memperlihatkan diri.
"Baik ayah," sahut Erwin. Safinah dan Teuku memandang ke sekeliling, menduga bahwa orang tua itu pasti akan hadir secara tiba-tiba sebagaiman ia pernah datang bersama kakek Erwin, Raja Tigor yang juga telah tiada, tetapi tetap hidup dalam kenangan masyarakat Tapanuli Selatan.
"Tetapi risikonya besar anakku. Kalian serumah sudah mengenal bukan" Dia berguru pada ular raksasa yang masih hidup sampai sekarang. Aku akan menemuinya. Entah akan berhasil, entah pula tidak. Ular ini punya daya panggil yang tak terkalahkan oleh ilmu apa SERIAL MANUSIA HARIMAU
153 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id pun di dunia ini!"
Erwin yang tadi duduk di kursi, turun ke lantai, duduk bersimpuh dengan kepala ditundukkan. Safinah dan abangnya mengikuti sikap Erwin, sudah seperti murid-murid yang amat hormat dan taat pada guru yang penuh kesaktian dan amat berwi bawa.
Agak lama suasana hening mencekam.
Semua menanti, apa lagi yang akan dipesan atau dikatakan oleh Dja Lubuk. Kemudian terdengarlait suaranya yang lembut, penuh kasih sayang. Untuk Teuku Samalanga.
"Dia bukan jodoh untukmu," kata Dja Lubuk.
Ketiga orang itu terkejut, tetapi yang teramat kaget adalah Teuku Samalanga. Karena ia tahu, bahwa dirinya yang dimaksud. Safinah dan Erwin lebih banyak heran daripada terkejut. Laki-laki dari Aceh itu kian tunduk dengan pikiran tak menentu. Tetapi penuh keinginan tahu, mengapa makhluk sakti itu berkata demikian.
"Begini," kata Dja Lubuk menjawab pertanyaan y;ng tidak dikatakan itu. "Dia bersedia untuk menerimamu jadi suami!" Besar hati Teuku. Kalau sudah bersedia, apalagi yang harus dipermasalahkan. Yang terpenting dan yang amat ditakutinya adalah kalau wanita itu tidak menyukainya. Ternyata ia mau diperisteri, karena itulah yang jadi tujuan Teuku. Kalau Teuku mau dan Carolina mau, maka hal yang pokok sudah beres. Bahwa dia seorang wanita punya ilmu. tinggi, bukan halangan. Dia juga berilmu. Mereka, selain sating mencinta dapat tukar menukar pengetahuan dan bahkan bekerja sama. Orang pintar dengan orang pandai, bukankah itu pasangan yang boleh dipastikan akan sangat ideal."
"Sama-sama pandai saja belum jadi persyaratan yang memadai anakku. Entahlah kalau engkau rela binasa karena cintamu yang tidak menghiraukan pengorbanan apa pun."
Mendengar itu Teuku seperti tersentak dari duduknya. Sementara Erwin dan Saf'inah jadi amat tertarik dan ingin tahu bagaimana Dja Lubuk sampai berkata begitu.
Sesudah ketiga orang itu tidak lagi mengharapkan kehadiran Dja Lubuk dalam fisik, mendadak orang tua berambut dan bermisai putih penuh wibawa dan jelas ganteng itu telah duduk di sana. Erwin buru-buru mencium tangan ayahnya. Begitu pula Teuku dan Safinah.
"Tidak heran kalau Teuku jatuh hati padanya. "Sembilan dari sepuluh laki-laki pasti akan ingin memilikinya. Kalau cuma tertarik saja, masih belum apa-apa. Semua hati yang tidak buta, baik lelaki maupun wanita bisa saja tertarik pada lawan jenisnya. Bahkan pada jenisnya sendiri! Tetapi dia bukan wanita biasa. Kalau dalam usia semuda itu punya SERIAL MANUSIA HARIMAU
154 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id pengetahuan tinggi, sesungguhnya harus kita hargai dan kagumi. Tetapi sampai di situ saja."
Setelah diam sejurus, barulah Dja Lubuk meneruskan, "Ia punya perjanjian dengan gurunya. Tiap suaminya harus diserahkan kepada gurunya itu!"
Bukan hanya Teuku, tetapi juga Erwin dan Safinah turut mengangkat muka, memandang Dja Lubuk.
"Untuk apa ayah?" tanya Erwin.
"Untuk jadi makanannya. Semakin sering dia kawin, semakin banyak ia dapat mengabdi dan menyenangkan hati gurunya!"
Dja Lubuk yang mempunyai banyak pengalaman semasa hayatnya, menceritakan, bahwa ular raksasa yang guru Carolina semula juga manusia. Seorang wanita cantik yang dipermainkan dan dibuat sangat sakit hati oleh suaminya. Namanya Marini. Oleh karena ia terlalu cinta pada suaminya, sakit hatinya jadi terlalu berat. Ia tidak mampu merubah sifat buruk sang suami dengan segala bujukan dan tangis. Ia begitu sering menangis, sehingga akhirnya ia merasa tidak punya air mata lagi. Kering ditimba oleh derita yang tiada mengenal henti. Karena tak kuasa mendengar, bahkan melihat suaminya terus berganti wanita, ia menghindar. Semula ia bermaksud membunuh suaminya manakala ia sedang tidur nyenyak. Telah beberapa kali dicobanya dan ia pasti berhasil, kalau ia mempunyai kesanggupan hati untuk itu. Tetapi justru kekerasan hati itulah yang tidak pernah dimilikinya. Ia tahu, ia inginkan kematian suami jahanam itu. Keinginan yang tidak pernah terlaksana.
Ia masuk hutan di kawasan Jambi yang kaya binatang buas terutama harimau berbagai jenis. Dari harimau kumbang, tutul sampai ke macan loreng. Ia tidak punya rasa takut, karena hidup atau mati ;udah tidak menjadi soal baginya.
Ia tidur di mana saja. Di dalam gua, atau di bawah pohon. Dia pun makan apa saja yang dapat dinakan nakan walaupun tadinya tidak biasa memakaniya. Dari buah-buahan sampai ke ubi-ubian dan dedaunan.
Lama kelamaan hidup di hutan sudah menjadi sesuatu yang wajar. Yang tidak wajar pun banyak dialaminya. Sudah berkali-kali in bertemu dengan binatang buas. Ya harimau, ya gajah, bahkan pernah bersua dengan badak. Berjumpa dengan ularuular besar sudah menjadi kejadian sehari-hari. Tidak satupun di antara sekian banyak binatang itu mengusik dirinya. Mereka hanya memandangi atau menghindar. Tidak dapat dijelaskan mengapa SERIAL MANUSIA HARIMAU
155 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id begitu, tapi itulah yang benar-benar telah terjadi.
Marini tak pernah berganti baju, karena ia tidak membawa pesalin. Ia basah kuyup ditimpa hujan, karena ia manusia biasa. Tetapi ia tidak pernah sakit, sama halnya dengan ular dan harimau juga tidak sakit oleh hujan. Pakaiannya di makan masa, semua koyak-koyak, kemudian hanya tinggal sebagian badannya yang tertutup. Kian hari yang tertutup kian sedikit, akhirnya hanya kemaluannya saja yang masih dilindungi oleh secarik kain usang. Yang tidak wajar lagi, ia tetap berpikiran waras. Ia tahu apa yan telah terjadi atas dirinya. Ia sadar bahwa ia hampir telanjang. Dan ia pun sangat sadar, bahwa semua ini menimpa dirinya karena ia mengasingkan diri ke dalam rimba. Dan ia pun tahu benar bahwa ia mengasingkan diri karena tidak tahan mendengar dan melihat tingkah polah suami. Satu-satunya manusia yang pernah aicintainya selama hidup Yang dirasakannya kini hanya akibat dari cinta yang dikhianati. Sudah suratan nasib, dalam pengembaraan ia bertemu dengan seekor ular berwarna putih, seputih gading. Ular biasa. Tidak terlalu besar: Hanya warnanya itulah yang aneh. Tak biasanya, mungkin tak ada ular lain yang seperti itu. Binatang melata itu menjilati dirinya. Marini terkejut heran ketika ular itu bicara dengan bahasa yang jelas. "Jadilah seperti aku, supaya tidak memerlukan pakaian!"
"Tanpa banyak pikir, Marini menjawab, "Mau, tetapi mana aku bisa!"
"Bisa," kata ular putih. "Tetapi harus seikhlas hati. Tiada bujukan, tiada paksaan!"
"Aku ingin jadi ular, supaya tidak membutuhkan pakaian seperti katamu tadi!" Dengan mengejutkan dan mengherankan, ular itu berubah menjadi manusia. Seorang wanita, sementara Marini pada saat yang sama berubah menjadi seekor ular. Tetapi tidak berwarna putih. Ular biasa, seperti ular sawah. Tetapi ia tetap bisa berkata-kata. Tanyanya, "Mengapa engkau jadi manusia?"
Peempuan itu tertawa, "Sedari tadi pun aku manusia. Barangkali kau saja yang melihat aku seakan-akan ular."
Marini merasa dirinya tertipu, tetapi ia tidak menyesal setelah wanita itu mengatakan, bahwa dengan jalan ini ia dapat membalas sakit hati pada suaminya yang binal. Tiap hari ia menanamkan rasa dendam pada Marini yang dalam waktu tak masuk akal menjadi ular besar dan terus kian besar. Ia juga memberi pelajaran ilmu hitam kepadanya, mampu memanggil suaminya untuk masuk rimba. Dan ketika si suami oleh kekuatan gaib yang tak SERIAL MANUSIA HARIMAU
156 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id dapat dilawan masuk ke dalam hutan tampaklah olehnya ular sangat besar yang mengecutkan diriiya. Ia ingin lari, tetapi kakinya tak kuasa membawa badannya.
"Aku Marini, kau ingat," kata ular itu. Sardi tidak percaya mendengar ular dapat bicara dan mengaku bernama Marini lagi. Sama dengan nama perempuan yang dua tahun yang lalu pernah dikhianatinya dan menghilang. Mungkinkah isterinya itu berubah rupa, menjadi ular" Mengapa"
"Ini semua karena ulahmu," kata ular itu. "Dulu aku ingin membunuhmu, tetapi hatiku tak pernah tega. Karena aku terlalu cinta padamu. "Tetapi sekarang aku sanggup. Aku masih Marini, tatapi juga bukan manusia lagi. Akan kutelan kau, supaya tak dapat lagi menyakiti wanita !"
"Jangan, jangan," kata Sardi mohon dikasihani.
"Tiada hakmu untuk dikasihani, karena kau sendiri tidak mengenal rasa kasihan!"
Marini memagut laki-laki yang pernah suaminya itu, membelit meremukkan tubuhnya lalu dengan tenang melulurnya. Disaksikan oleh ular putih yang sudah menju di manusia itu.
*** KEPADANYALAH seorang wanita bernama Munah mohon pertolongan. Seorang wanita buruk rupa yang selalu dinista oleh kawan-kawannya, bahkan dibenci oleh orang tuanya karena rupanya yang amat buruk. Bopeng oleh penyakit cacar yang meninggalkan bekas di seluruh wajah dan tubuhnya. Dengan mata yang juling pula lagi.
Munah masuk hutan menemui Marini atas petunjuk sebuah mimpi. Setelah mengisahkan nasibnya, Marini menyuruhnya pulang dengan kata-kata yang meyakinkan,
"Aku tidak dapat merubah rupamu, tetapi mulai saat ini kau akan cantik sekali bagi mata siapa saja yang memandang. Akan banyak yang tergila-gila padamu. Kawinlah kau dengan yang gagah dan ganteng menurut seleramu. Suami-suamimu itu akan cinta sekali padamu.
Tetapi setelah 21 hari jadi suamimu, harus kau serahkan kepadaku. Kau tidak akan kehilangan karena telah banyak pengganti menantikanmu. Semua harus kau beriksan kepadaku. Sebagai imbalannya, kau bukan hanya akan kelihatan selalu cantik tetapi juga punya ilmu-ilmu besar yang jarang dimiliki manusia yang butuh tahun-tahun berguru atau SERIAL MANUSIA HARIMAU
157 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id bertapa!"
Sebagaimana ular putih itu dulu mengatakan kepadanya, bahwa tiada bujukan dan paksaan untuk berubah jadi ular, begitu pulalah dia berkata kepada Munah, bahwa tiada kemestian bagi dirinya. Dia boleh pulang dalam keadaannya yang sangat buruk: atau patuh mengikuti perintah Marini. Ular, itu menyuruh Munah mengganti namanya jadi Carolina.
Itulah nama yang sesuai baginya. Sejak waktu itulah Carolina kelihatan menarik dan menekuklututkan banyak lelaki. Telah banyak suami diserahkannya kepada gurunya, yang pernah sangat disakiti oleh. Sardi. Ia ingat betul kata-kata Marini yang mengesankan,
"Hampir semua laki-laki jahat, kejam dan serakah. Kau lihat nanti. Mereka yang pernah jijik melihatmu akan jatuh cinta. Mereka tidak layak dikasihani. Balas dendammu. Dan jangan kenal henti. Karena sebagian besar lelaki akan sama saja busuknya. Sampai kapan pun."
*** BANYAK orang telah pernah jadi suami Carolina. Dan semua mereka diantarkannya ke hutan tanpa pernah kembali lagi. Banyak juga orang heran, ke mana bekas-bekas suaminya, tetapi tidak ada seorang pun tergerak hati untuk menyelidikinya. Ia cukup mengatakan, bahwa ia telah bercerai dan bekas suaminya pergi ke tempat lain karena tak kuasa melihat dia berdampingan dengan lelaki lain.
Hanya sedikit sekali orang tahu, bahwa selain cantik, Carolina juga punya kemampuan tinggi dalam bidang ilmu hitam. Ada cerita mengatakan, bahwa Carolina memelihara lipan dan kalajengking dengan bisa mematikan dan dapat disuruh menurut kehendak hatinya.
Seorang keturunan Cina yang telah punya dua isteri yang jatuh cinta pada Mei Lan anak orang kaya Ong Chu Fat. Hal ini tidak mengherankan karena Mei Lan mempunyai cukup syarat yaitu menggiurkan hati lelaki. Sebagian daripada merck ini sudah tentu ingin memilikinya untuk dapa menghisap madunya sepuas hati. Karena yang menghendaki banyak, sedangkan bendanya hanya satu maka terjadilah semacam perlombaan di antar mereka. Ada yang hanya main untung-untungan Syukur kalau dapat. Kalau tidak, apa boleh buat. Tetapi ada manusia berkeras hati yang mati-matian bertekad harus mendapatkannya.
Dengan berbaga jalan. Pamer kekayaan, yang banyak dilakukan manusia kaya masa kini, Surat-surat cinta penuh rayuan gombal yang menggelikan hati gadis-gadis yang cerdik atau ucapan-ucapan sejuta kasih kala dapat peluang untuk bertemu dan berkata-kata.
SERIAL MANUSIA HARIMAU
158 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id Itu semua masih dapat dikatakan biasa dan sama sekali tidak menyalahi "hukum yang berlaku dii negara ini." Begitu kata-kata heran yang selalu kita jumpai di koran-koran. Juga koran masa kini. Ada lagi kata-kata yang cukup bikin gemes banyak insan. Juga insan masa kini. Yaitu akan diselesaikan menurut hukum yang berlaku." Tetapi dalam banyak kasus tidak pernah diselesaikan menurut hokum seolah-olah tidak ada hukum untuk menyelesaikannya, atau hukum itu tidak untuk semua orang berlaku dalam qadar dan cara yang sama. Kata-kata sinisnya oleh orang yang gagal cara keadilan berbunyi, "hukum pun sudah punya mata, pandang-pandang bulu."
Tetapi orang penasaran yang jatuh hati atau iebih baik kalau dikatakan, orang yang sudah dikuasai nafsu mau melakukan apa saja untuk mendapatkan wanita yang katanya sangat dicintainya, padahal sesungguhnya hanya untuk pelampiasan nafsu. Di sinilah nafsu dan cinta dicampur aduk dan disalahtafsirkan. Orang yang mencintai seseorang tidak akan mampu melakukan apa pun yang bisa menyakiti orang yang dicintai. Yang sangat penasaran, walaupun telah punya dua isteri dan beberapa piaraan karena banyak harta dan besar nafsunya itu semula tidak percaya, bahwa orang semuda dan secantik Carolina bisa menolong dia untuk mendapatkan Mei Lan. Tetapi sahabatnya memberi keyakinan, bahwa kalau Carolina tidak mampu takkan ada dukun di Sumatera Selatan yang mampu. Tersiar desas-desus bahwa Mei Lan sendiri sudah mendapat pagar dari seorang ulama Budha. Dan sebenarnyalah beberapa dukun yang dipergunakan beberapa orang yang mengingini Mei Lan ternyata tidak berhasil inelemahkan hati gadis itu.
"Kalau dia tidak mau tunduk, bagaimana?" tanya Carolina kepada keturunan Cina yang bernama Li Mau San kemudian diganti dengan Ali Musa. "Sebab hanya ada dua kemungkinan tuan Ali. Dia menyerah pada kemauan tuan atau dia sakit untuk perlahan-lahan mati!"
'Seboleh-bolehnya dia jadi mau pada saya. Tapi kalau dia terlalu keras, biar saja sakit sampai mati. Saya tidak rela dia jatuh ke tangan orang lain.'
Carolina bekerja dan sesuai dengan keampuhan ilmunya Mei Lan bukan jadi tertarik pada Ali Musa. Ia malah membencinya dan sekaligus merasa dirinya sakit-sakit. Dalam beberapa hari saja keadaanny begitu memburuk, sehingga ia tak kuasa lagi bangkit dari tempat tidur. Dukun-dukun yang dimintai pertolongan tak kuasa melawan kekuatan Carolina. Pada malam pertama Erwin memusatkan segenap pikiran dan kekuatan SERIAL MANUSIA HARIMAU
159 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id menghadapi Carolina ia merasa, bahwa lawannya memang punya ilmu yang amat tinggi.
Dalam kamar terkunci tempat ia bekerja, mendadak saja Carolina telah hadir. Cantik mempesona sebagaimana ia menampilkan dirinya pada siang hari.
"Tiada gunanya kau melawan aku Erwin," kata perempuan itu.
"Aku pun tidak suka kita bermusuhan. Cabutlah kuku kekuasaan yang telah kau tanamkan pada diri gadis tiada berdosa itu. Kita akan bersahabat, kalau kau suka berkawan dengan aku yang miskin," pinta Erwin.
"Aku heran. Kau tidak akan suka menerima bayaran, kalau kau berhasil. Kau pun tidak mencintainya. Tidakkah kau mau jadi teman hidupku. Kita berdua akan hebat sekali.
Kekuatanmu dan kebolehanmu digabung. Orang hebat bagaimanapun tak akan mampu melawan kita!"
Erwin tertawa. Membuat Carolina merasa dianggap ringan. Tetapi dia juga sudah tahu, bahwa Erwin bukan lawan sembarangan.
"Kau memang hebat Carol. Bekas tempat dudukmu saja lebih panas daripada api.
Tangan Teuku melepuh dibuatnya. Ilmu apakah itu" Siapa gurumu?"
"Ah, masa iya. Aku saja tidak mengetahui!" kata Carolina.
Erwin tahu, bahwa dia belagak bodoh, padahal di dalam hati merasa bangga.Dia yakin, tak ada orang lain punya kemampuan begitu. Tapi itu juga yang membuat dia kagum pada Erwin yang masih berani melawan dia. Teuku Samalanga tentu tidak dapat memakan dia.
"Anda seorang wanita. Muda dan cantik pula lagi. Dengan modal itu Anda dapat meraih apa saja yang jadi keinginan Anda. Mengapa terjun ke bidang ilmu hitam, menganiaya manusia-manusia tak berdosa" Apakah kesenangannya?"
Kini Carolina ganti tertawa. "Banyak kesenangannya kawan," katanya. "Melihat hasil nyata dari ilmu yang pernah kupelajari. Dan banyak kesenangan lain, yang tidak dapat kuterangkan satu demi satu. Tetapi kau yang mampu membaca pikiran manusia lain tentu tahu atau akan tahu apa saja kesenangan yang, kuperdapat. Sebagian daripadanya boleh kukatakan. Aku dapat melakukan apa yang biasa dikerjakan oleh dukun atau penyihir-penyihir yang mukanya saja sudah menyeramkan. Bahwa aku dapat mengalahkan ilmu mereka.
Padahal aku begini muda dan punya rupa lumayan. Bukankah begitu," katanya polos tetapi juga dengan nada yang memperlihatkan kebanggaan hatinya. "Ada juga wanita-wanita yang punya berbagai macam ilmu, termasuk ilmu hitam atau ilmu penyembuhan tetapi pada SERIAL MANUSIA HARIMAU
160 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id umumnya mereka sudah tua-tua. Lain halnya dengan aku. Dan terus terang, aku bangga dengan kebolehanku ini. Makanya aku heran, mengapa kau tertawa waktu kukatakan bahwa kita berdua dapat jadi pasangan yang amat cocok. Apakah kau melihat suatu kekurangan pada diriku sebagai wanita. Apakah kau malu berjalan dengan wanita yang seperti aku ini?"
"Tidak, aku mengagumi kecantikanmu kawan. Bahkan aku mau mengatakan bahwa termasuk salah satu wanita tercantik yang pernah tersua selama kehidupku. Artinya, kecantikanmu memang bukan kepalang tanggung. Aku tak heran, kalau sembilan dari sepuluh lelaki jatuh hati padamu. Aku pun hampir termasuk satu di antara yang sembilan orang itu."
"Jadi kau tidak termasuk! Mengecewakan hatiku, tetapi juga menyenangkan. Kau laki-laki yang berterus terang. Mengatakan apa yang kau rasa. Tidak perduli apa yang dirasa lain orang. Jelek tetapi juga baik. Kau katakan aku sangat cantik, tetapi kau tidak suka. Jadi aku hanya seperti gadis-gadis yang tidak kau sukai. Juga seperti nyonya kaya raya di Surabaya.
Hatimu hati batu. Tetapi akhirnya kau jatuh hati juga, bukankah begitu" Pada gadis itu, yang belum tentu akan mencintaimu. Pendeknya sekarang dia belum jatuh hati padamu.
Aku kasihan. Yang menyerah tak kau terima. Yang kau ingini iustru yang tidak suka padamu."
Mendengar ucapan itu Erwin merasa malu sekali. Rupanya orang ini mempunyai kemampuan seperti yang dipunyainya. Bisa membaca pikiran orang. Unggul dia.
Setelah mengatakan, bahwa apa yang dibaca Carolina memang benar, ia mengimbangi.
"Sebenarnya aku juga cinta padamu, walaupun kau tidak menyukai aku!"
"Kau keliru. Aku mencintaimu!" kata Carolina.
"Untuk kau jadikan santapan ular raksasa gurumu itu" Itulah salahnya."
Sekarang Carolina diam. Kalau dua orang pintar sudah saling baca diri, maka keduanya pula menjadi lemah.
"Tapi aku tidak akan menceritakan niat burukmu Carol. Asal saja jangan sahabatku Teuku Samalanga kau pilih jadi korban!"
"Bijaksana juga kau. Aku juga tidak akan mengatakan kepada adiknya bahwa kau telah jatuh cinta mati-matian kepada safinah!"
Serentak kedua orang itu berjabatan tangan. Seragai suatu janji. Akan pegang teguh rahasia hati dan jabatan.
SERIAL MANUSIA HARIMAU
161 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
"Kau orang baik sahabat," kata Carolina. "Ak senang dengan kau. Kita tak mungkin saling cinta,
"Mungkin saja Carol, tetapi jangan sampai nikah!"
Carolina tertawa. Orang muda yang amat sederhana ini suka pula berkelakar. "Sayang,"
kata Carolina, kita bertentangan dalam tugas dan kepentingan. Kumpulkan seluruh kepintaranmu, karena aku bukan takbur, tidak mudah kau menundukka aku. Aku harus jaga reputasi dan gengsiku terhadap orang yang membayar diriku. Aku butuhkan banyak uang Erwin. Berbeda sekali dengan kau, yang barangkali tidak tahu bagaimana mengambil kenikmatan dari uang."
Carolina mohon pergi. Berjabatan tangan mereka saling pandang.
"Baru sekali selama hidupku mengenal wanita seaneh dan sehebat kau. Aku ingin kenal lebih banyak mengenai dirimu, dan aku akan mendapatnya."
"Silakan. Aku tahu kau akan mendapatkannya. Tak ada rahasia yang tak terbongkar olehmu. Kau anaknya Dja Lubuk dan cucunya Raja Tigor. Siapa orang sakti yang tidak mengenal ayah dan kakekmu. Dan kau pun ingin punya nama setenar mereka. Kau punya ambisi besar dan aku senang dengan orang semacam kau!"
Erwin mengucapkan selamat jalan, tetapi perempuan itu menjawab bahwa belum waktunya mengucapkan itu. Sebab mereka akan segera bertemu lagi, barangkali dalam suasana yang sangat berlainan.
Walaupun Safinah dan abangnya tidak tidur, mereka tidak mendengar apa pun dari kamar Erwin. Tentu saja tidak mengetahui, bahwa sahabat mereka telah coba dirayu oleh Carolina yang sebenarnya jadi inceran Teuku Samalanga.
"Kau yakin, bahwa Carolina wanita berbahaya?" tanya Teuku kepada adiknya. Sang saudara muda menjawab, bahwa tangannya yang melepuh cukup memberi jawaban.
"Abang cinta benar-benar kepadanya?"
"Kurasa begitulah," kata Teuku yang belum pernah bermain asmara. Rupanya dalam hal ini orang tidak perlu belajar teori. Kalau rasa cinta itu mendadak datang, maka ia sukar memendamnya.
"Coba minta nasehat Erwin. Bukankah sahabat tersetia kita sekarang dan ilmunya dalam beberapa hal melebihi abang. Hanya saja, mungkin dia tidak kebal!" kata Safinah.
"Kalau dia sendiri jatuh cinta pada perempuan pintar itu bagaimana?"
SERIAL MANUSIA HARIMAU
162 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
"Tidak mungkin. Mereka berlawanan tugas dan kepentingan."
"Tetapi cinta dapat membuat dua manusia berkompromi!"
Safinah diam, tetapi dia tidak yakin bahwa. Erwin akan jatuh cinta pada perempuan yang meninggalkan bekas pantat yang panasnya melebihi api.
Lagi pula dia seperti orang yang selalu merasa rendah diri bagaimana pula dia berani mencintai orang cantik dan kelihatan sekaya Carolina.
Sama halnya dengan Erwin telah berganti nama dari Munah menjadi Carolina itu pada malam yang sama juga mengerahkan seluruh kebolehannya. Pada tahap pertama dia coba membuat Erwin mengurungkan niatnya menentang dia. Erwin merasa hatinya bergoncang tidak stabiL Dan dia tahu, bahwa perubahan pada dirinya tentu perbuatan Carolina. Tetapi seperti biasa terdengar olehnya suara itu. Kali ini suara Datuk nan Kuniang, orang berilmu yang dikuburkan di pemakaman tua di Kebayoran Lama. Supaya ia menguatkan tekad, Harus melawan Carolina yang menghendaki kematian Mei Lan. Biar pun wanita secantik bidadari harus dilawan kalau ia punya maksud yang sangat jahat. Kecantikan itu hanya lahiriah. Ia menyimpan otak dan hati yang sama sekali tidak mengenal kasihan. Jangan dicari, mengapa ia jadi begitu. Walaupun itu hanya akibat dari penderitaan hidup tetap tak boleh berlaku sadis terhada orang, makhluk Allah, apalagi perempuan itu sama sekali tidak punya dosa. Percuma Erwin mempunyai kebolehan kalau kelebihan itu tidak digunakan bagi menolong orang yang tidak bersalah.
Erwin merasa seluruh dirinya seperti ditusuk-tusuk dengan jarum, perih dan sakit sekali. Ditahannya rasa sakit itu sehingga membuat dirinya menggigil lalu berkeringat.
"Hentikan perlawananmu Erwin. Tiada gunanya. Aku bukan sendiri karena kalau seorang diri aku takkan kuasa merubuhkan engkau!" kata suara Carolina dan lagi-lagi dia menampakkan diri di hadapan Erwin. Bukan merayu, tetapi dengan berkacak pinggang memperlihatkan keyakinan akan keunggulannya.
"Aku tahu kau tak seorang diri," kata suara lain tiba-tiba. Nada biasa, tiada amarah tiada ancaman. Suara Datuk nan Kuniang yang berdiri pula di sana dalam kain kafannya.
Berlumpur karena musim hujan.
"Siapa kau yang berani mencampuri urusan kami!" tanya Carolina.
"Aku Datuk nan Kuniang. Masa iya kau tidak kenal. Tak diceritakan gurumu kepadamu?"
SERIAL MANUSIA HARIMAU
163 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id Mayat Datuk yang sudah beberapa kali membantu Erwin dalam kesulitan karena ia bersahabat erat dengan ayah dan kakek manusia harimau itu mendatangi Carolina. Kian dekat.
"Cukup," kata Carolina. "Jangan kau jamah aku. Kau mayat tak tahu diri. Kau jadi begini karena kutukan. Bukankah begitu" Carilah jodohmu di antara sesama mayat!" kata Carolina. Ia heran dan merasa takut juga, tetapi coba menutupinya dengan kata-kata sombong.
"Kau benar-benar jahaman Munah!" bentak Datuk nan Kuniang.
Nama aslinya disebut, Carolina merasa bahwa mayat ini bukan manusia terkutuk, tetapi orang yang tadinya punya ilmu luar biasa dan ikut dibawanya mati. Tidak diwariskan kepada anak atau adiknya.
"Aku memang kotor. Penuh lumpur. Tetapi kau lebih kotor lagi. Kau si buruk rupa yang menipu pandangan semua lelaki. Kau tahu bahwa kau perempuan tak laku dan jadi nistaan orang karena muka busuk dan bopeng. Keringatmu saja bisa membuat orang muntah!"
Kata-kata yang benar ini membuat Carolina alias Munah tak kuat lagi menahan diri.
Dia menghilang sebelum sempat dicekik oleh Datuk nan Kuniang. Erwin mempersaksikan itu dengan perasaan yang amat takjub. Tambah sadar, bahwa di dunia ini ada lagi orang-orang yang punya ilmu lebih aneh lagi.. Dirinya manusia harinaau hasil dari warisan ayahnya yang tidak dielakkannya. Bukan tidak dapat, tetapi ia tidak tega mengecewakan ayahnya. Ia sangat sedih menjelang kematian ayahnya Dja Lubuk yang miskin, tetapi tetap sungsang sumbal sampai di hari tuanya mencari biaya sekolah anaknya.
"Ketika akan menghembuskan napas terakhir ia berkata, "Tiada yang kutinggalkan untukmu sayang!" Erwin selalu ingat kata-kata itu.
"Kupindahkan diriku ke dirimu amang," kata Dja Lubuk. (Amang artinya anak.
Panggilan kesayangan untuk anak lelaki).
Dan Erwin menerima dengan keharuan.
"Inyiek telah menyelamatkan diriku," kata Erwin kepada Datuk nan Kuniang. Pada saat itu pula datang ayahnya.
"Memang, kau sendiri takkan mampu melawan dia. Kemenanganmu tadi siang hanya pada babak pertama."
SERIAL MANUSIA HARIMAU
164 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id Dja Lubuk mengajak anaknya pergi bersama dia. Malam itu juga. Datuk nan Kuniang juga turut. Dia meninggalkan belas lumpur dari kuburan di kamar itu.
*** PADA keesokan paginya Teuku Samalanga menantikan Erwin di meja makan. Untuk sekedar sarapan bertiga. Kali ini lain dari biasanya. Teuku tidak melihat Erwin datang dari olahraga pagi atau duduk membaca di beranda depan. Tertidurkah dia karena mengantuk sehabis semalam suntuk mengerahkan seluruh kebolehannya dalam usaha penyempurnaan pengobatan Mei Lan" Ataukah yang lebih buruk" Erwin kalah dalam pertarungan ilmu gaib dan ia tak sadarkan diri atau bahkan telah tiada lagi" Bukan suatu hal yang mustahil!
Bersama adiknya Safinah ia mengetuk-ngetuk pintu kamar Erwin. Semula perlahan supaya sahabat mereka itu tidak terkejut. Tetapi karena tiada sahutan, ketukan diperkeras.
Tak juga ada suatu tanda kehidupan di dalam kamar itu.
Teuku dengan mudah membuka pintu, yang sebelum pergi menjelang subuh telah dibuka Erwin dari dalam karena tahu bahwa sahabat-sahabatnya akan kehilangan.
Teuku dan Safinah terkejut. Tiada Erwin. Tak pula ada surat meninggalkan pesan, kalau-kalau ia pergi diam-diam oleh alasan yang hanya dia dan Tuhan yang mengetahuinya.
Tetapi kemudian kakinya menginjak lumpur yang ditinggalkan Datuk nan Kuniang yang sama sekali tidak dikenal Teuku. Adik dan kakak itu heran, dari mana gerangan datangnya lumpur. Erwin masuk kamar setelah mensucikan diri.
Teuku dan Safinah saling pandang tanpa bicara. Tetapi yang menjadi keheranan di dalam hati mereka sama. Dari mana datangnya lumpur itu. Apakah lawan Erwin masuk dengan membawa lumpur di kakinya" Jika begitu tentu bukan Carolina. Piaraan perempuan cantik itukah" Orang atau binatang suruhannyakah yang telah mengambil Erwin" Mayat atau jasadnya yang masih mempunyai. denyut nadi dan jantung"
"Tiada bekas telapak kaki," kata Safinah. Tidak bekas manusia, juga tidak bekas hewan.
Lalu apa yang membawa lumpur itu"
"Kita cari wanita itu," kata Safinah. Abangnya setuju. Hanya minum beberapa teguk kopi panas, mereka bergerak. Alamat Carolina mereka sudah tahu. Wanita itu sendiri memberinya.
Di luar dugaan, wanita muda itu menyambut mereka dengan ramah mempersilakan SERIAL MANUSIA HARIMAU
165 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id masuk. Tiada sedikit pun tanda mencurigakan pada wajahnya. Tiada keletihan, tiada ketegangan. Dia begitu segar dan rapi. Membuat Teuku yang sudah tergila-gila merasa berdosa mengapa sampai mencurigai Carolina. Dia punya ilmu memang. Itu sudah dirasakannya sendiri. Tangannya yang melepuh pun belum sembuh.


Manusia Harimau Jatuh Cinta Serial Manusia Harimau Karya S B. Chandra di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Hanya berdua" Mana sahabat kita Erwin?" ' tanya Carolina. Ia seperti heran, mengapa orang yang terang-terangan jadi lawannya tidak turut datang.
"Maaf kak," kata Safinah. "Kami menyangka dia ada di sini." Ia tidak tergolong orang yang cukup pandai menyimpan rahasia hati. Lagi pula Carolina pandai membaca perasaan dan pikiran orang. Tiada guna berpura-pura padanya.
"Mengapa pula dia ke mari. Dia menganggap diriku lawannya dan memang begitulah keadaan yang nyata." kata wanita itu. Kedengaran dan tampaknya jawaban polos.
"Barangkali kalian kompromi," kata Teuku Samalanga.
"Sudah dicoba kemarin. Bukankah dia yang tidak mau. Dia keras hati. Aku keras pendirian dan tidak sebaik dia," ujar Carolina lagi berterus terang mengenai sifatnya.
"Menurut pikiran atau penglihatan Lina yang tajam, ke manakah sahabat kami itu?"
tanya Teuku yang tidak mempunyai ilmu yang semacam itu.
"Dia pergi, tetapi besar kemungkinan akan kembali!"
"Kalau begitu ada juga kemungkinan dia tidak akan kembali?"
"Tentu saja. Dalam hidup kita ini bukankah semuanya serba mungkin" Teuku pun mengetahui. Bukankah begitu?"
"Tetapi di kamar tidurnya ada bekas lumpur. Tanpa jejak kaki manusia atau hewan,"
kata Safinah. Carolina tidak menjawab. Sejurus kemudian baru dia mengatakan, bahwa kalau begitu kenyataannya dia sendiri pun merasa heran. Padahal ia mengetahui, bahwa Erwin pergi ke belantara perawan di daerah Jambi untuk menemui gurunya. Bersama dengan ayahnya.
Hanya kelebihan Datuk nan Kuniang jualah yang membuat perempuan pandai itu tidak mengetahui, bahwa mayat dari kuburan Kebayoran Lama Jakarta turut bersama mereka. Ia minta izin ke dalam untuk menyediakan minuman, karena satu-satunya wanita setengah baya yang membantunya sedang pergi belanja. Padahal maksud yang pokok adalah untuk menguji Teuku Samalanga, apakah ia mempunyai kelebihan dalam ilmu lainnya. Baru satu kelemahan orang Aceh itu yang diketahuinya. Tak dapat membaca pikiran dan maksud SERIAL MANUSIA HARIMAU
166 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id seseorang.
Tak lama kemudian ia keluar dengan sarapan pagi. Tiga cangkir teh susu dan ketan kolak. Katanya masakannya sendiri. Ia mempersilakan tamunya mencoba hidangannya.
Safinah dan Teuku mulai makan ketan ditemani kolak pisang raja masak di pohon. Carolina sendiri juga turut makan. Adik kakak memuji kelezatannya.
Ketika perempuan itu mengajak kedw tamunya minum, Safinah segera mereguk teh susu pekat sedap yang sukar dijumpai di restoran besar mana pun di Jawa. Ketika Safinah memuji pula lezat cita rasa teh itu, Teuku mengangkat cangkirnya. Tetapi begitu jarinya menjamah telinga cangkir, benda itu pecah tanpa sebab yang wajar. Muka Carolina berubah.
Karena ia memang membubuhkan racun di dalam minuman untuk Teuku. Ia sudah tahu bahwa laki-laki itu jatuh cinta padanya, tetapi ia akan dicegah oleh Erwin. Kalau orang dari utara itu sampai jatuh ke tangannya maka ia tanpa ragu-ragu kelak juga akan menyerahkannya kepada gurunya. Karena yang demikian tak mungkin, dan Erwin belum tentu dapat dikalahkannya, maka ia pilih menyingkirkan laki-laki yang jadi penyebab Erwin sampai mengobati Mei Ian.
Ketika cangkir pecah, Teuku memandang Carolina. Ia baru tahu bahwa minuman itu berisi racun dengan pecahnya cangkir. Dia tidak punya ilmu untuk mengetahui sebelumnya.
Ada pula untuknya mempunyai keampuhan yang begitu. Si penaruh racun dibikin senang dengan persangkaannya bahwa orang yang dimaksud akan meminum atau memakan benda yang akan membawa maut itu. Hanya waktunya bisa cepat bisa juga secara perlahan.
"Nanti saya ganti," kata Carolina sambil bangkit mengambil lap untuk membersihkan tumpahan teh susu itu. Tetapi ketika kembali hendak membenahi tumpahan dan pecahan itu ia jadi terbengong melihat teh susu yang berwarna hampir kuning tua itu telah berubah menjadi hijau bagaikan daun.
"Daun tehnya bermutu tinggi sekali. Makanya warnanya berubah," kata Teuku sedikit menyindir.
Tetapi wanita itu pun tak kalah bijak. Sambil tertawa ia berkata, "Ya memang bermutu tinggi. Aku mau mencoba kehebatan lelaki yang menaruh perhatian besar atas diriku.
Rupanya punya pelindung tersendiri."
Safinah lebih bengong lagi. Memandang ke abangnya dan Carolina. Apakah memang begini permainan orang-orang yang punya kemampuan gaib" Karena abangnya pun SERIAL MANUSIA HARIMAU
167 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id kemudian tertawa, maka Safinah juga turut tertawa.
Ketika Carolina membawa secangkir teh susu lain, tanpa curiga orang Aceh itu mereguknya. Kejadian tadi tidak terulang, karena minuman ini tidak berisi seperti yang mula-mula.
"Kami resah memikirkan sahabat kami," kata Teuku.
"Wajar. Tetapi jangan terlalu dipikirkan. Dia tidak berdiri sendiri. Perginya saja pun tidak sendiri. Menurut penglihatanku bukan dengan musuh, walaupun aku tadi mengatakan bahwa aku juga heran. Dia punya kemauan keras sekali. Aku rasa cukup baik, walaupun tentu banyak risikonya!"
Safinah mohon izin melihat-lihat sebuah album yang terletak bersama beberapa majalah di atas sebuah meja kecil. Carolina sendiri malah mengambil dan memberikannya kepada Safinah.
Pada halaman ketiga ada gambar sebesar kartu pos. Gambar seorang wanita buruk.
Berbeda dengan gambar-gambar lain yang juga ada pada halaman itu. Agak lama Safinah memperhatikan dan kemudian tak dapat menahan pertanyaan, "Yang seorang ini siapa?"
"Kakakku," kata Carolina. ''Kasihan, dia kena penyakit cacar. Meninggalkan bekas yang sangat, menyedihkan. Rupanya dia tidak dapat menerima takdir itu. Ia bunuh diri." Carolina termenung sehingga Safinah menyatakan simpati dan turut sedih akan musibah itu. Dia tidak pernah tahu, bahwa itulah Carolina ketika masih bernama Munah dengan lubang-lubang bekas penyakit cacar di wajahnya. Sebelum dia masuk hutan karena malu lalu bertemu dengan ular asal manusia yang hidup penuh kekecewaan karena dipermainkan oleh suami yang sangat dicintainya.
Pada halaman berikutnya Safinah memperhatikan gambar yang hampir serupa dengan orang yang dikatakan kakak Carolina tadi. Tetapi yang ini dengan muka dirias dan pakaian bagus, sebagus pakaian Carolina sendiri di masa itu. Dengan seorang pria ganteng yang diterangkan Carol sebagai suami kakaknya itu.
"Itulah kakakku yang merias diri dan baru dua puluh hari kawin dengan lelaki idamannya."
"Mirip dengan kakak, tetapi kakak masih lebih cantik. Kecantikan kakak alamiah. Yang ini buatan!" kata Safinah.
"Terima kasih. Memang begitulah kenyataannya. Kasihan, umurnya hanya singkat.
SERIAL MANUSIA HARIMAU
168 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id Mati muda!" kata Carolina dengan penuh perasaan, walaupun ia tahu bahwa ia berdusta.
Rupanya lensa tidak dapat ditipu karena dia benda mati. Tidak diceritakannya, karena ia tak mungkin menceritakan, bahwa dua hari setelah rnembuat foto itu ia mengantarkan suaminya kepada gurunya yang ular raksasa itu. Pernah ia coba menipu gurunya itu. Ia benar-benar jadi cinta pada seorang suaminya yang oleh kepandaian dan pengalaman mampu memberi dirinya kepuasan sejati seperti idaman tiap wanita tetapi jarang dicapai oleh wanita dalani arti kata kepuasan murni. Ia sempat menahan suaminya sampai dua puluh dua hari. Hanya sekian, walaupun ia sudah sama sekali tidak punya niat untuk memenuhi janjinya. Pada hari ke dua puluh tiga lelaki itu sendiri pergi tanpa pamit. Bukan karena i.a tidak cinta pada isteri cantiknya, tetapi karena ia merasa ada suatu panggilan yang amat kuat sekali. Ia tak tahu dari mana, tetapi akhirnya ia sampai juga ke tempat orang yang memanggil dengan kekuatan gaib yang tidak mungkin diuraikan mengapa sampai mungkin begitu.
Bagi lelaki yang bernama Sumantri ini, ular besar itu bagaikan seorang wanita yang teramat jelita. Matanya telah tertipu lagi, sebagaimana ia sejak memandang Carolina sampai menjadi suaminya tak pernah bebas dari pandangan yang menipu matanya itu.
"Kau rupanya yang menyebabkan aku mengkhianati isteriku yang tadinya amat kusayangi. Aku merasa terpanggil ke mari, tak tahu karena apa. Seperti ada suatu kekuatan menuntun aku ke mari. Panggilan itu tak terlawan. Untunglah pula tidak dapat kulawan.
Kiranya seorang bidadari telah menantikanku!" kata Sumantri tanpa malu-malu, bahkan dengan suara yang memperlihatkan seorang lelaki yang benar-benar bertekuk lutut di hadapan seorang wanita. Bersedia diperintah apa pun, kecuali kematian tentu. Kalau sudah mati mana bisa lagi menikmati wanita kepada siapa ia bersedia memperhamba dirinya.
"Ya, memang aku menantikan kedatanganmu. Aku sudah lama hidup di sini. Karena aku ingin bebas bagaikan burung, ingin leluasa bagaikan harimau. Aku ingin berteman dengan semua makhluk dan aku telah memperolchnya. Kau barangkali tak percaya, bahwa aku belum pernah jatuh cinta. Tertarik pada lelaki pun belum. Entah mengapa pada dua hari belakangan ini aku selalu digoda oleh suatu wajah. Wajahmu. Dalam khayalan lelaki yang kupuja itu bernama Sumantri," kata ular yang dulunya Marini. Hanya lebih muda dan lebih cantik dari Marini yang dulu dikhianati dan akhirnya tidak diindahkan oleh lelaki rakus yang suaminya itu.
SERIAL MANUSIA HARIMAU
169 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id Karena senang dengan permaiman itu, ia tidak segera menelannya. Dibiarkannya Sumantri yang tergila-gila itu memeluk ciumi dirinya. Bahkan lebih dari itu. Dan lelaki yang tertipu oleh kekuatan gaib, itu merasa puas. Bagaikan lebih puas pula dari pada dengan Carolina yang semula berarti segalagalanya bagi dirinya.
. Aneh dan tak masuk diakal rasanya. Tetapi itulah yang terjadi. Untuk kata sehari-hari dapat kita katakan ilmu penipu, pandangan dan perasaan. Sama saja dengan orang"
biasanya masih anak"yang dilarikan setan yang dinamakan gondoruwo. Sepiring cacing yang disuguhkan kepadanya dirasa seperti mie yang lezat sekali. Padahal pemberian makan cacing itu merupakan salah satu proses dalam memperbodoh anak yang dilarikan. Bilamana ia ditemukan manusia, maka biasanya ia sudah gagu, penakut dan kalau mungkin melarikan diri dari manusia untuk kembali ke rumahnya. Rumah sang gondoruwo yang letaknya bisa di guha, bisa di batang pohon besar yang dilubangi. Mungkin juga di dalam lubuk yang dibuatkan untuknya. Atau di alam terbuka di hutan belantara, dibasahi hujan dikeringkan panas penyakit pun tak suka mendekatinya.
Dua hari setelah Sumantri memuaskan diri, ketika ia memeluk erat sang wanita cantik dicintai, ia merasa dibalas oleh pelukan ketat. Semula disangkanya pelukan karena tambah sayang. Tetapi pelukan itu kian lama kian erat, sehingga ia merasa sakit, mulai berat menarik napas.
"Marini," ucapnya dengan suara berat. Dan dan saat itu pula ia mengetahui, bahwa ia sekali ini bukan memeluk dan dipeluk Marini, tetapi seekor ular. Dia tak kuasa lagi menjerit keras karena kaget dan takut. Masih sempat ia berpikir, sekedar berpikir, bagaimana dia sampai dibelit ular, sedangkan tadi dia berpelukan mesra dengan Marini. Dan ular itu tidak meneruskan belitannya supaya korbannya mati dan mudah dilulur. Dia diberi kesempatan kepada Sumantri untuk memandangi kepalanya yang dihadapkan ke muka lelaki itu dengan mulut dingangakan. Memberi tahu bahwa melalui mulut yang dapat dibesarkan itulah nanti ia berpindah dunia. Dalam keadaan utuh secara lahiriah, tetapi tulang tulangnya telah remuk sama sekali.
Kalau Sumantri ketakutan menghadapi kematian dengan cara yang begitu mengerikan, maka Marini menikmati rasa takut si lelaki itu. Baginya suatu kepuasan tersendiri sebelum menelanya seperti tumbal-tumbal yang diantarkan Carolina kepadanya.
Sampai Safinah menutup album dengan banyak foto itu ia tidak menyadari bahwa ia SERIAL MANUSIA HARIMAU
170 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id sedang berhadapan dengan si muka jelek yang kata Carolina kakak yang sudah tiada.
Ketika Teuku dan adiknya mohon diri disertai maaf karena telah rnepgganggu di pagi hari, dan Carolina mengantar mereka ke pintu, mendadak perempuan cantik itu terjajar jatuh beberapa meter sambil mengucapkan kata-kata "jahanam." Safinah dan Teuku Samalanga pun sangat terkejut. Buru-buru mereka menolong, hendak menegakkan Carolina, tetapi tak terangkat oleh mereka. Begitu beratkah badan wanita yang pernah menyebabkan tangan Teuku sampai melepuh" Tampak oleh mereka, bahwa perempuan berisi itu pun berusaha berdiri, tetapi seperti ada sesuatu yang menahan.
"Jangan tekan aku jahanam!" kata Carolina. Membuat Teuku daan Safinah tambah heran, bahkan malu. Menyangka, bahwa barangkali mereka yang dituduh menekan. Padahal mereka justru berdaya upaya menegakkannya. Adik dan kakak itu menjauh.
"Bukan, bukan kalian yang kumaksud," kata Carolina. Sekali lagi kedua saudara itu berpandangan tak mengerti. Lalu siapakah yang "dijahanamkannya" itu. Tidak ada orang lain selain mereka.
"Lepaskan aku," teriak Carolina lagi. "Tua bangka tak tahu malu." Tetapi ia masih saja tetap tak kuasa bangkit.
BERSAMBUNG ....
Bagian 3 CAROLINA seperti orang kurang waras atau bahkan telah menjadi gila. Bicara seorang diri tanpa ada yang menanggapi, bahkan tanpa terlihat dengan siapa dia bicara kalau memang ada lawannya bicara.
Lalu terdengar suara tawa yang jelas dimiliki seorang yang sudah lanjut usia. Bukan tawa terbahak-bahak karena merasa geli. Bukan pula tawa kegirangan. Suatu tawa yang aneh. Kalau diterjemahkan dalam kata-kata seperti hendak mengatakan agar yang punya diri dan memaki-maki itu, jangan terlalu sombong. Jangan merasa tiada punya imbang lagi di permukaan bumi Allah ini. Carolina kini dapat bangkit. kelihatan letih.
SERIAL MANUSIA HARIMAU
171 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id
"Mengapa?" tanya Teuku yang heran serta ingin.
"Kalian tidak melihatnya" Aneh, mengapa sampai kalian tidak melihatnya. Dia tadi yang menamparku sehingga terjatuh. Lalu menekan bahuku. Kuakui memang hebat dia.
Hanya dengan sebelah tangan, tetapi aku tak sanggup berdiri. Bahkan tenaga kalian tidak mampu mengangkat aku," kata Carolina.
"Dia siapa" Kami tidak melihat siapa pun!" kata Safinah.
"Kakeknya!"
"Kakek siapa?"
"Orang tua yang punya ilmu perabun itu. Tidak tampak oleh siapa pun yang tidak diingininya melihat dirinya tetapi tetap kelihatan oleh orang lain yang tidak dibikinnya seperti buta!"
"Terus terang, aku tidak mengerti. Kakek siapa dan apa maksudnya menyembunyikan diri terhadap kami!"
"Supaya aku saja yang melihat. Sebab dia hanya ingin aku mengetahui, bahwa dia ada.
Supaya aku memperhitungkannya."
"Tetapi mengapa begitu. Kakek siapa dia, kakak belum menjawabnya," kata Safinah yang amat ter tarik dengan cerita yang penuh keajaiban itu.
"Kakek sahabat kalian itu!"
Kedua orang bersaudara itu tidak mengerti walaupun Teuku yang punya ilmu mulai menebak-nebak, bahwa antara wanita ini dengan Erwin tentu ada sesuatu yang menyebabkan orang yang dikatakan kakek Erwin sampai menampar dirinya lalu memperlihatkan kekuatannya.
Safinah pun kemudian menduga, bahwa perempuan ini pegang peranan dalam permusuhan sahabatnya yang dilawan Erwin. ataukah, dia sendiri yang sebenarnya menjadi lawan Erwin dalam usahanya mengobati Mei Lan" Masa iya! Safinah sukar percaya, bahwa wanita semuda dan secantik ini punya ilmu begitu tinggi sehingga mampu menghadapi Erwin yang sudah dilihatnya sendiri kehebatannya dalam menundukkan dua harimau piaraan abangnya.
Akhirnya Akhirnya Teuku mengeluarkan dugaan hatinya. Tanyanya, "Apakah yang Lina katakan sahabat yang sukar dilawan Erwin itu sebenarnya Lina sendiri" Maafkan, kalau pertanyaanku menyinggung perasaan, sebab bukan itu yang kumaksud. Katamu kakek yang SERIAL MANUSIA HARIMAU
172 KARYA: S.B. CHANDRA
MANUSIA HARIMAU JATUH CINTA Created by syauqy_arr @yahoo.co.id menekan dirimu itu kakek Erwin. Apa sebab ia berbuat begitu kalau Lina bukan lawan cucunya?"
Carolina terdiam. Ceritanya tadi memang telah membuka rahasianya sendiri. Tetapi Safinah menyela, "Kata Kakak, yang menampar dan menekan tadi kakek Erwin. Bagaimana mungkin. Kakeknya sudah lima meninggal. Begitu pula ayahnya!"
Carolina memandang Safinah, membuat gadis Aceh itu tidak kuat menatap dan mengalihkan pandangnya kepada abangnya sambil minta penegasan tentang kakek dan ayah Erwin. Dan Teuku menguatkan, bahwa menurut cerita Erwin memang ayah dan kakeknya sudah lama meninggal.
"Di situlah salah satu kehebatan keluarga mereka. Yang sudah mati pun masih bangkit membantu yang hidup. Tidak masuk akal kalian" Tetapi begitulah faktanya!" Namun begitu Carolina yang juga punya kelemahan yang tentu telah atau akan diketahui Erwin tidak menceritakan bahwa Erwin sebenarnya bukan manusia sempurna. Bahwa ia kadang-kadang berubah ujud berbadan harimau tanpa dapat dilawannya karena sudah begitulah penentuan bahwa dirinya yang menerima warisan dari ayahnya.
Teuku tidak mengulangi pertanyaannya yang tidak dijawab oleh Carolina. Itu sudah cukup untuk jadi pengakuan, bahwa memang dialah lawan Erwin. Bahwa yang dinamakannya "sahabat" nya itu tiada lain daripada dirinya sendiri.
Pedang Tanpa Perasaan 2 Dewi Ular Karya Kho Ping Hoo Kilas Balik Merah Salju 6
^