Pencarian

Kelelawar Hijau 6

Kelelawar Hijau Lanjutan Payung Sengkala Karya S D Liong Bagian 6


dimaksudkan orang-orang yang berwatak rendah adalah
sesudah Yau. Sun, sian-yang Bun-bu serta ciu kong..."
Tiba-tiba cu Li Yap tertawa Cekikikan.
"Hiiihh...hiihh...hiihh... cianpwee, berbicara tentang
ilmu silat, engkau memang jauh tinggi dari aku, tapi kalau
bicara tentang berdebat rasanya...."
"Rasanya tak bisa menangkan engkau?" sambung sang
pemuda sambil tertawa dingin.
"Boanpwee tidak berani mengatakan begitu. setiap
persoalan harus didasarkan pada alasan tertentu, berdebat
seCara paksa juga tak ada gunanya, aku bukan bicara
seCara sembarangan tapi seCara tiba2 telah menemukan
bahwa para pujangga yang dipuja sebagai orang suci
sebenarnya tidak suci dan patut dihormati cianpwee tak
usah gelisah dulu, dengarkan penjelasanku sebelum
mengumbar hawa amarah"
Setelah berhenti sebentar, gadis itu melanjutkan- "Kaisar
Yau merebut kekuasaan kakaknya, Kaisar Sun merebut
kekuasaan mertuanya, benarkah kejadian ini?"
"Tidak salah, memang begitulah kaisar yang bijaksana
merasa tak puas dengan kelaliman kaisar tak becus, karena
itu mereka rebut kekuasaan untuk kepentingan dan keadilan
umat manusia..."
cu Li Yap tertawa dingin, ujarnya lagi,
"Menurut buku Cerita, gadis dari bukit To-san yang
dipersunting Toa Gi adalah siluman rase, ia melukiskan
dirinya se-akan2 seorang sastrawan dalam cerita Liau-cay.
ia mengatakan dirinya sudah menciptakan keharmonisan
hidup dibukit To-san kemudian mengatakan sewaktu
mengatasi air bah ia telah membohongi siluman, ceritanya
macam Kau Tee Thian dalam cerita see-yu, atau Kiang cu
Gi yang sakti. ia selalu mengingat dendamnya dimana ia
rampas kekuasaan musuhnya dan memaksa musuhnya mati
di pegunungan terpencil, Huuh... perbuatannya itu benar2
tingkah laku seorang manusia rendah yang pintar bohong
dan kibulin orang."
Diam2 Lam-kong Pak gelengkan kepalanya sambil
berpikir: "Tak nyana ia begitu hapal diluar kepala dengan
sejarah...." Sambil tertawa dingin segera ujarnya:
"Apa yang kau ketahui toh dari buku cerita, isinya tak
bisa dipercayai dengan begitu saja"
"Syair yang Bun-bu sebagai pembesar menghianati
kaisarnya, ciu-kong sebagai adik membunuh kakaknya,
apakah perbuatan itu mulia" apakah mereka termasuk
pujangga dan kaisar suci?"
"Ehmm...,"
"Horee..." teriak Pek-li Hiang sambil bertepuk tangan,
"kali ini cianpwee tak bisa menjawab lagi"
Lam-kong Pak benar2 tak bisa bicara lagi, terpaksa ia
mendengus dingin dan berseru:
"Berani bicara sembarangan didepan orang tua, tahukah
kalian bahwa perbuatan itu berdosa?"
cu Li Yap tertawa dingin.
"Heeh.. hehh..,heeh...,rupanya cianpwee karena malu
jadi gusar ya,..?"
"Hmm kalian musti hati2 gerak-gerik makhluk aneh itu
tidak menentu, kalau sampai bertemu lagi dengan dirinya
maka lebih banyak bencana daripada untungnya"
Berbicara sampai disitu, ia melirik sekejap kearah Loo
Liang-jan kemudian menurunkan kantong rangsumnya dan
dilemparkan kepadanya.
Pada waktu itu Loo Liang-jan sedang kelaparan setengah
mati, mencium bau makanan ia segera berteriak.
"Loocianpwee. engkau mirip dengan Lam-kong sau-ya
ku itu, aku mau ikuti dirimu sebab kalau tidak maka aku
bisa mati kelaparan "
"Tidak bisa, dua orang gadis itu perlu perawatanmu, Nah
selamat tinggal" Tanpa banyak bicara lagi ia putar badan
dan berlalu. = =ooooooooo= =
Lam KONG tak bergerak meninggalkan tempat itu,
belum jauh ia berlalu tiba2 terdengar olehnya bahwa dua
orang gadis itu sedang berbicara dengaa seorang asing,
hatinya agak bergerak dan cepat ia berjalan balik ketempat
semula. dari situ ia mengintip keluar lewat celah batu.
Tampaklah Lak-gwee Soat salju bulan keenam Tong-hui
sedang berdiri dihadapan dua orang gadis itu, sambil
memandang kearah Loo Liang-jan ujarnya:
"Saudara Loo, aku lihat badanmu dilukai oleh air keras
beracun Sam-wi ceng-sui dari perguruan kami, siapa yang
telah turun tangan sekeji itu terhadap dirimu?"
Loo Liang-jen sedang makan bak-pao, mulutnya penuh
dengan makanan- mendapat pertanyaan tersebut dia cuma
bisa aah...Uuh ... uh.,.belaka.
"Seekor mahkluk aneh berlengan monyet telah
mengguyurkan air racun keatas tubuhnya" ujar Pek li Hiang
menerangkan- "Aaah..." salju bulan keenam berseru kaget, "air racun
Sam wi-ceng-sui dari perguruanku belum pernah digunakan
orang luar"
Berbicara sampai disini. mendadak hatinya bergetar
keras, katanya lebih jauh:
"oooh... benar, beberapa waktu berselang air racun samwi
ceng-siu milik aku orang she Tong sudah dirampas
sebotol oleh Suma Ing, mungKin bangsat itulah yang telah
melakukan perbuatan terkutuk ini"
"Tapi... bagaimana dengan lengan berbulunya itu"
begaimana dengan penjelasanmu tentang soal ini?" kata cu
Li Yap coba membantah,
"masa lengan manusia yang sudah kuntung bisa
disambung dengan lengan dari monyet....?""
"Hal ini kemungkinan juga dapat terjadi." sahut salju
bulan keenam Tong Hui, "ketua dari perkumpulan bulu
hijau serta kakek ombak menggulung sama2 merupakan
manusia aneh yang berkepandaian sangat tinggi, aku rasa
untuk menyambung lengan yang buntung bukan suatu
kesulitan bagi mereka"
"Kalau memang begitu perbuatan terkutuk tersebut
sudah pasti merupakan perbuatan dari Suma Ing bangsat
manusia latnat itu. sebab hanya manusia jadah macam dia
yang dapat melakukan perbuatan yang rendah dan hina
seperti itu." seru gadis-gadis dengan marah,
"heran, mengapa ia selalu mengganggu kami dan
berusaha membinasakan kami berdua entah apa tujuannya
?" "Kemungkinan besar hal ini dikarenakan Lam-kong
sauhiap aaai...sungguh tak kusangka Suma Ing bisa begitu
bejad moralnya hingga terhadap ibunya sendirinyapun
berani melawan dan terhadap saudara sendiri pun tega
bertindak kejam .... moral bajingan sialan itu sudah hancur
dan tak bisa dlobati, manusia seperti itu harus segera
dilenyapkan dari muka bumi daripada selalu mengacau saja
" "Tong-tayhiap pernah kah engkau bertemu dengan Lamkong
Pak?" tiba-tiba Pek li Hiang bertanya.
"Sudah lama tak pernah bersua tapi dulu pernah bertemu
satu kali dengan dirinya....."
Bicara sampai disitu ia berhenti sebentar kemudian
sambungnya lebih jauh: "Tujuan Suma Ing merampas botol
air keras beracun Sam wi-ceng-sui milikku adalah untuk
menghadapi Lam-kong Pak serta nona sekalian- ia berbuat
begitu untuk melampiaskan rasa benci dan mendongkolnya,
tapi. ..aneh sekali kenapa ia tidak turun tangan terhadap
nona berdua. sebaliknya malah membuat Loo-tayhiap jadi
hancur badannya dan berada dalam keadaan mengerikan?"
"Tong-tayhiap. engkau tidak tahu," cu Li Yap
menerangkan, "beberapa hari berselang kami telah bertemu
dengan seorang manusia tembaga, ia telah serahkan satu
botol air penawar racun kepada kami menurut
keterangannya air penawar tersebut bisa musnahkan
pengaruh air racun Sam-wi-ceng-siu. ketika kami bertemu
dengan musuh, air penawar itu kami poles kan dulu dimuka
dan badan Kami, oleh sebab itulah kami sama sekali tidak
terluka" sekali lagi salju bulan keenam Tong Hui berdiri
terperangah. "Seorang manusia tembaga yang serahkan obat penawar
tersebut kepada nona berdua" aah tidak mungkin, aku orang
she Tong belum pernah memberikan obat penawar racun
kepada manasia tembaga"
"Apakah dalam dunja persilatan dewasa ini kecuali
keluarga Tong dari propinsi Sucuan sudah tak ada orang
lagi yang mampu membuat obat penawar racun?" tanya Pek
li Hiang. "Sedikitpun tidak salah air penawar racun merupakan
resep rahasia perguruan kami yang tidak diwariskan kepada
orang lain, aku she-Tong berani menyatakan bahwa di
kolong langit tak ada manusia lain yang mampu membuat
air penawar itu,.., heran,.. peristiwa ini benar- benar
mencengangkan hati?"
"Apakah Tong-tayhiap tidak pernah memberikan obat
penawar air racun itu kepada orang lain?" tanya cu Li Yap.
"Tidak lama berselang aku pernah menghadiahkan satu
botol untuk Lam-kong tayhiap.,.." Begitu ucapan tersebut
diutarakan keluar. dua orang gadis itu menjerit kaget
mereka saling bertukar pandangan dan duduknya
perkarapun segera mereka pahami.
"Adik Yap. mungkinkah manusia tembaga yang kita
jumpai tadi adalah dia...?" seru Pek-li Hiang dengan Cepat.
"Sejak dahulu aku sudah curiga karena nada suaranya
membawa suara bocah, sekarang setelah dipikir lebih jauh
tak bakal salah lagi, orang itu pastilah dia "
"Rupanya ia telah tukar nama menjadi kakek bersedih
hati, hal ini pastilah dikarenakan kesalah pahamnya dengan
kita- kita sudah salah menuduh dirinya dengan tuduhan
yang bukan-bukan dalam sedihnya ia telah ganti nama
menjadi kakek bersedih hati ?"
Dalam pada itu Lak-gwee-soat salju bulan enam Tong
Hui telah ambil keluar sebungkus bubuk obat sambil
diserahkan ketangan Loo Liang-jan, pesannya^
"Loo-tayhiap obat ini merupakan obat yang paling
mujarab dari perguruan kami untuk menyembuhkan lukaluka
bakar, obat itu manjur sekali Cepatlah digosokkan
keatas tubuhmu "
Kemudian sambil mengambil keluar sebotol obat
penawar air racun, ujarnya kembali kepada dua orang gadis
itu: "Mungkin sebotol air penawar obat racun yang nona
berdua miliki sudah hampir habis dipakai, terimalah sebotol
obat penawar ini lagi untuk dipakai"
Dua orang gadis Itu menyatakan terima kasih dan
menerima pemberian tersebut. Lak-gwee-soat salju bulan
keenam Tong Huipun mohon diri dari ketiga orang itu ia
berlalu dari sana.
Dua orang gadis itu berdiri membungkam setelah
kepergian Tong Hui mereka tahu bahwa Lam-kong Pak
merasa sedih sekali mungkin ia sudah tak mau memaafkan
diri mereka lagi.
"Adik Yap mari kita pergi mencari dirinya" ajak Pek li
Hiang kemudian. "Kita tak akan menemukan dirinya aku
rasa dia paling benci terhadap diriku "
"Apakah dia tidak membenci aku ?"
"Kalau keadaanku dibandingkan keadaanmu jauh lebih
baikan, aku masih ingat sekali ketika siau Hong menfitnah
tempo dulu aku pernah menempeleng wajahnya beberapa
kali bahkan mengucapkan pula kata-kata yang tak enak
didengar dia..... dia pasti sangat membenci diriku"
Berbicara sampai disitu tak tahan lagi air mata jatuh
bercucuran membasahi pipinya.
Pek-li Hiang pun menangis karena sedih ia berkata^
"Tidak aneh kalau nada perkataannya kasar sekali, sayang
aku tidak sampai teringat kepadanya pada waktu itu"
"Aku Loo-tua juga sudah mendengar bahwa nada suara
itu adalah nada suara dari Lam-kong sau-ya." teriak Loo
Liang-jen dengan suara lantang, "cuma... pada waktu itu
aku tak berani bicara apa2.., aku kuatir kesalahan"
cu Li Yap yang mendengar perkataan itu kontan saja
tertawa dingin tiada hentinya.
"Hehhh...hehh...hehhh... engkau Cuma tahu makan.
kenapa pada waktu itu tak mau bicara kalau benar2 tahu"
kamu memang sialan...Huuh"
Lam-kong Pak yang mengikuti pembicaraan tersebut dari
tempat persembunyiannya hanya bisa menghela napas
panjang pikirnya:
"Aaai... kalau toh mereka masih menyayangi aku,
akupun tak usah terlalu menyusahkan mereka lagi. biarlah
lain kali kalau mau unjukan diri, aku muncul dengan paras
muka yang asli saja..."
Sekalipun hubungan mereka pernah retak karena salah
paham, namun antara kedua belah pihak masih cinta
mencintai karena itulah setelah ada perjelasan mengenai
persoalan itu dan duduknya perkara sudah menjadi terang,
hubungan yang retak pun bisa dipulihkan kembali seperti
sedia kala. Diam-diam Lam-kong Pak berlalu dari tempat itu,
ditengah jalan sambil melakukan perjalanan jelas ia
berpikir. "Rambut hijau milik ketua perkumpulan bulu hijau
adalah rambut yang palsu, lagi pula aku pernah lihat bahwa
gayanya tempo hari luar biasa sekali... asal usulnya
memang sangat mencurigakan, tak nyana sampai kakek
ombak menggulung pun berhasil dibohongi olehnya...."
Sesudah berhenti sebentar. ia berpikir lebih jauh:
"Pada bulan lima tanggal lima kakek ombak menggulung
akan menyelenggarakan pertemuan besar, dalam pertemuan
itu entah mereka sudah manyiapkan rencana busuk atau
tidak" apa salahnya kalau aku gunakan kesempatan yang
sangat baik ini untuk melakukan penyelidikan?"
Setelah ambil keputusan pemuda itu berangkat kemarkas


Kelelawar Hijau Lanjutan Payung Sengkala Karya S D Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

besar perkumpulan bulu hijau, karena kantong rangsumnya
sudah diberikan Loo Liang-jen maka sesudah isi perut
dikota terdekat, ia langsung berangkat menuju kekota Kayhong.
Dikota tersebut kembali pemuda itu isi perut dan
membeli rangsum kering, kemudian baru berangkat
kemarkas besar perkumpulan bulu hijau.
Suatu bari sampailah pemuda itu disekitar bukit Hu Gousan,
mendadak ia dengar dalam hutan ada suata perempuan
sedang saling membentak. ia memburu kesana...
Ternyata perempuan naga pengasingan cu Hong Hong
sedang ribut dengan Sun Han Siang. Karena masalah yang
terjadi dahulu kala, dua orang itu setingkali cekcok satu
sama lain- Siang Hong Ti. Pek-li Gong dan Hay-thian siang cho
duduk disamping kalangan, rupanya mereka tak suka
mencampuri urusan orang, berhubung cekcok itu sudah
sering terjadi maka mereka tahu dinasehati juga tak ada
gunanya. Terdengar cu Hong Hong berseru:
"Sun Han Siang, bocah mustikamu sudah lenyap
bagaimana tanggung jawabmu atas keadaan dari putriku?"
Sun Han Siang sedang gelisah karena putra
kesayangannya lenyap tak berbekas dan sampai saat itu
belum ada kabar beritanya, mendengar teguran tersebut
dengan gusar ia menjawab:
"cu Hong Hong karena persoalan ini aku merasa gelisah
sekali, rasa gelisahku mungkin melebihi siapapun- Putrimu
saja tidak Cemas kenapa sih engkau ribut terus kalau
engkau takut putrimu jadi janda kembang lebih baik mulai
sekarang carikan jodoh lagi, aku Han Siang bukan manusia
picik aku takkan mempersoalan hal itu..,.."
cu Hong Hong loncat bangun sambil berkacak pinggang,
bentaknya: "Putriku tak akan mencari lelaki lain di tempat luaran,
tapi putramu justru sudah terlalu sering mempermainkan
putriku. sesudah dicipipi maka mau dibatalkan" Huuuh...
jangan mimpi urusan bisa segampang itu."
"Kalau putraku masih hendak ia nantikan maka dia
harus sabar menunggu tok sampai sekarang ia masih belum
ketemu " "Kalau putramu sudah modar?"" bentak cu Hong Hong
dengan marah. "Hmmm.. putrimu mungkin yang sudah modar
selamanya dimoncong anjing memang tak bisa keluar
gadingnya.. .. kalau mulut sudah menyerupai mulut gombal
perkataan apapun langsung meluncur keluar....."
cu Hong Hong teramat gusar ia membentak keras dan
melancarkan sebuah pukulan kearah depan,
Sun Han Siang tak mau unjukkan kelemahannya ia balas
melancarkan pula satu pukulan untuk menyambut
datangnya ancaman tersebut... "Blaaam" ledakan dahsyat
menggeletar diangkasa membuat batang pohon
disekelilingnya pada tumbang dan pasir serta debu
beterbangan memenuhi seluruh angkasa.
Pek-li Gong yang menyaksikan jalannya prrtarungan itu
segera tertawa terbahak-bahak.
"Haaahh ..haaahh, .haahh.. sebenarnya apa yang sedang
kalian lakukan?"jika kamu berdua merasa sudah bosan
hidup sebenarnya gampang sekali penyelesaiannya tunggu
saja sampai bulan lima tanggal lima nanti dan pergilah bikin
kekacauan didalam perkumpulan ombak menggulung aku
percaya kakek ombak menggulung pasti akan
menyempurnakan keinginan kalian itu, apa sih gunanya
saling membunuh?"
Dua orang perempuan itu sama sekali tidak ambil gubris,
mereka lanjutkan terus pertarungannya yang berlangsung
kian bertambah seru.
"Enso Lam-kong" teriak Siang Hong Ti pula dengan
suara lantang, "mundur selangkah kebelakang, buat apa sih
ribut2 dengan dirinya?""
cu Hong Hong yang mendengar perkataan itu jadi amat
gusar, ia tarik kembali serangannya dan membentak kepada
diri orang she Siang itu: "Siang Hong Ti, apa yang kau
katakan barusan?"
"Dewasa ini dunia persilatan sedang diliputi kekalutan,
golongan lurus dan golongan sesat sudah saling
bertentangan seCara tajam, siapa kuat dia akan tetap hidup
siapa lemah dia akan musnah dari muka bumi, kalian
berdua toh sama2 merupakan manusia yang punya nama
dan kedudukan, buat apa sih ribut2 sendiri karena persoalan
yang tak jelas" apakah tak malu ditertawakan orang?"
"Kalau memang begitu, kenapa engkau hanya menyindir
aku seorang?"..." bentak cu Hong Hong penuh kegusaran-
"Setiap kali timbul percekcokan tentu kau yang bikin
gara2, aku orang she Siang tak akan membelai siapapUn,
aku bicara menurut keadaan yang sebenarnya,"
cu Hong Hong marah sekali, kembali dia ayun telapak
tangannya melancarkan sebuah pukulan dahsyat kearah
Siang Hong Ti, "Blaaaam" ledakan dahsyat menggetar diangkasa. jago
she Siang itu segera terdorong mundur sejauh lima langkah
dari tempat semula. Pek-li Gong melototkan mata
monyetnya lalu menggembor keras: "cu Hong Hong, kalau
engkau berani main kasar disini?""
"Pencuri tua. kalau engkau tidak puas silahkan turun
tangan-" teriak cu Hong Hong dengan gusar, "aku tak takut
menghadapi kalian bertiga, aku tahu bahwa kalian semua
pada membela Sun Han Siang?"
"cu Hong Hong engkau jangan mengira setelah
menguasai ilmu sakti Payung sengkala maka kau jadi luar
biasa sekali, aku Pek li Gong akan suruh engkau jadi melek
dan tahu diri"
cu Hong Hong tertawa dingin,
"Heeh...heeehh...heehh... bukannya aku pandang rendah
dirimu, engkau masih terpaut jauh kalau dibandingkan
dengan diriku" serunya.
"Hiihhi..hiiih.. .hiiih.... rupanya sebelum
kudemostrasikan kepandaian sakti yang kumiliki engkau tak
akan tahu tingginya langit dan tebalnya bumi
mari..,mari...mari akan kusambut lima jurus serangmu ...."
"Kenapa musti harus menunggu sampai lima jurus?"
dalam dua jurus saja aku sudah dapat menyuruh engkau
terkapar diatas tanah "
"Saudara-saudara sekalian aku minta kalian suka
bertindak sebagai saksi." teriak Pe-li Gong dengan keras,
"seandainya aku sampai turun tangan mempermainkan
dirinya harap saudara-saudara sekalian suka memberi maaf
karena kepandaian yang kumiliki hanya kepandaian
semacam itu bukannya berarti bahwa aku sengaja hendak
mencari untung pun tak ada gunanya...."
Perlahan-lahan Pek-li Gong mendesak maju kedepan
sambil tertawa haha-hihi ujarnya kembali.
"cu Hong Hong kau adalah seorang janda semestinya
aku tak pantas untuk mempermainkan dirimu akan tetapi
kau terlalu sombong, mau tak mau aku harus memberi
sedikit pelajaran pahit kepadamu agar kesombonganmu itu
bisa sedikit dikurangi, Cuma sebelum itu aku hendak
menerangkan lebih dahulu, andai kata engkau mendapat
malu karena kelihayanku maka janganlah kau salahkan aku
terlalu genit, sebab usiamu jauh lebih tua dari aku
sedangkan Sian Yan Peng sendiri jauh lebih tua pula dari
pada diriku, kalau dihitung maka sepantasnya aku jadi adik
iparmu, kalau adik ipar mencari keuntungan dari ensonya
sudah jamak dan umum bukan?""
Diam-diam Sun Han Siang tertawa geli setelah
mendengar pembicaraan tersebut, ia tahu pencuri sakti ini
mempunyai kepandaian menjawil yang sangat lihay dan
tiada tandingannya dikolong langit, dalam pertarungan ini
kemungkinan besar cu Hong Hong akan menderita
kerugian besar.
Dengan suara serius Siang Hong Ti berseru:
"Tua bangka she Pek li, aku harap engkau suka berpikir
tiga kali lebih dahulu sebelum bertindak, ketahuilah bahwa
wataknya berangasan sekali, seandainya ia sampai
mendapat malu didepan umum bagaimana kalau sampai ia
melakukan bunuh diri?"
"Siang Hong Ti " teriak cu Hong Hong denganpenuh
kegusaran, "kalau engkau berani mempermainkan diriku
lagi, jangan salahkan kalau kubunuh dirimu"
Siang Hong Ti gelengkan kepalanya. "Waah...waaah..
.aku bersusah payah bicara banyak dengan maksud baik,
siapa tahu sebagai pembalasannya menerima caci maki
yang pedas, yaa sudahlah...kalian boleh bertempur"
Lam-kong Pak yang bersembunyi didekat tempat itu
diam2 merasa amat gelisah, ia tahu bahwa watak cu Hong
Hong beranggasan sekali, andai kata Pek-li Gong sampai
mempermainkan dirinya maka akibat yang mungkin terjadi
sukar dibayangkan mulai dari sekarang, kendatipun begitu
iapun merasa tidak leluasa untuk munculkan diri pada saat
seperti ini. karena itu kecuali gelisah ia tak dapat berbuat
yang lainPada saat itulah sicaCatan mati hidup Loo-toa dari
sepasang manusia jelek dari Hay-thian berkata:
"Jie-ya, bagaimana kalau kita bertaruh?""
"oooh .. aku Ji-ya memang mempunyai maksud untuk
berbuat demikian, katakanlah Toa-ya" sahut Wang wee
berhati hitam dengan Cepat.
"Aku bertaruh pencuri tua itu pasti akan berhasil
mendapatkan keuntungan "
"Aku bertaruh cu Hong Hong berhasil pula mendapat
keuntungan sedang pencuri tua itupun tidak akan menderita
kerugian "
Tertegun hati catatan mati hidup sesudah
mendengarperkataan itu. "Ji-ya apa maksudmu bertaruh
demikian ?"" tegurnya.
"oooh tidak apa- apa aku hanya maksudkan mereka
berdua sama-sama berhasil mendapat keuntungan dan
kedua belah pihakpun akan sama-sama menderita kerugian"
Lam-kong Pak yang menyembunyikan diri ditempat itu
diam-diam menganggukkan kepala, dia mengetahui bahwa
kecerdasan Wan-gwee berhati hitam masih lebih tinggi satu
tingkat jika dibandingkan dengan catatan mati hidup,
didalam kenyataan pencuri tua itu memang tak mungkin
bisa berhasil merebut kemenangan mutlak. sebab
kepandaian silat yang dimiliki cu Hong Hong terlalu lihay
kalau dibandingkan dengan dirinya sekalipun gerakan
tubuh pencuri tua dengan ilmu copetnya luar biasa dan
tiada tandingannya dikolong langit, akan tetapi ia tak
mungkin bisa menangkan pertarungan ini dengan gampang.
Air muka catalan mati hidup berubah sesaat, terdengar dia
mengomel: "Ji-ya. bukankah kau Curang?" dengan bertaruh beg ini
bukankah sama artinya engkau memegang kedua belah
pihak?" Huuh apanya kau hendak meCari keuntungan dari
diriku?""
"Toa-ya, sudahlah... engkau tak usah mengatakan apa2
lagi, dalam pertaruhan ini aku Ji-ya sudah pasti akan
menderita kekalahan total"
Lam kong Pak yang sempat mendengarkan pembicaraan
itu, kembali berpikir didalam hatinya:
"Ia pandai dan licik, rupanya Wang we berhati hitam
memang lebih jauh licik daripada catatan mati hidup"
Sementara itu catatan mati hidup sudah bertanya: "Apa
yang akan kita pertaruhkan?"
"Satu meja hidangan yang paling lezat, barang siapa
menderita kalah maka dia diwajibkan membayar rekening"
"Baik. kita tetapkan begitu"
sementara itu Pek-li Gong serta cu Hong Hong telah
berdiri saling berhadapan-sedangkan Sun Han Siang serta
Siang Hong Ti bertindak sebagai saksi.
"Bersedialah" bentak cu Hong Hong dengan suara keras,
dengan Cepat ia lancarkan sebuah pukulan dahsyat dengan
ilmu sakti payung sengkala,
Pek-li Gong tak berani menerima serangan tersebut
dengan keras lawan keras. dengan gesit ia ngeloyor
kebelakang dan muncul dibalik punggung perempuan itu.
cu Hong Hong amat terperanjat, sekarang ia barusadar
hawa ilmu kepandaian yang dimiliki pencuri tua itu luar
biasa sekali. dengan cepat ia kirim satu babatan mendatar
kearah depan, angin pukulan yang maha dahsyat segera
memancar keempat penjuru membuat pepohonan yang
berada disekeliling tempat itu tersapu dan roboh keatas
tanah. Pek-li Gong sendiri pun merasa amat terkesiap melihat
kelihayan musuhnya, sejak permulaan ia telah mengambii
keputusan untuk tidak terlalu jauh meninggalkan dirinya ia
harus melakukan pertarungan jarak dekat dan selalu
menempel ditubuhnya.
Tetapi gerakan tubuh cu Hong Hong luar biasa sekali.
rupanya diapun sudah mengetahui maksud hati Pek-li Gong
untuk sementara waktu ia tidak turun tangan melainkan
dengan gerakan tubuh yang sangat cepat dalam waktu
singkat telah berganti delapan belas buah tempat kedudukan
yang berbeda..,,
Dalam keadaan begini kendatipun ilmu kepandaian yang
dimiliki Pek-li Gong lebih baik pun belum tentu bisa
berbuat apa- apa, dalam waktu singkat ia telah tertinggal
sejauh lima enam langkah dibelakang, suatu ketika tiba-tiba
cu Hong Hong membentak keras dan melancarkan sebuah
serangan dengan sepenuh tenaga.
"Blaaam... " ledakan dahsyat mengakibatkan pasir dan
debu beterbangan menyelimuti daerah seluas beberapa
puluh tombak namun bayangan tubuh dan Pek-li Gong
telah lenyap tak berbekas sedangkan diatas tanah muncul
sebuah liang besar segumpal ujung baju tertinggal dalam
liang tersebut.
Gelak tertawa bergema memecahkan kesunyian dari para
jago yang menyaksikan pertarungan itu, cu Hong Hong
loncat masuk kedalam liang dan menjemput ujung baju itu
ternyata kain itu bukan lain adalah sebuah jubah panjang.
Perempuan itu segera sadar bahwa dirinya tertipu, baru


Kelelawar Hijau Lanjutan Payung Sengkala Karya S D Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

saja tubuhnya hendak berputar kebelakang, tahu2 pencuri
sakti yang telah berhasil menyelinap kebelakang
punggungnya itu dengan cepat sudah menggerayangi
kearah tali ikat pinggangnya.
cu Hong Hong menjerit kaget, sambil memegangi
Celananya yang terlepas karena ikat pinggangnya sudah
dicopot oleh pencuri sakti itu ia loncat mundur tiga langkah
kebelakang. Kiranya Pek-li Gong dengan ilmu "Melepaskan jubah"
yang menjagoi kolong langit dalam sekejap mata ia telah
melepaskan jubah tuanya, ketika sang badan tergetar masuk
kedalam liang oleh pukulan dahsyat dari cu Hong Hong,
menggunakan kesempatan itulah ia loncat keluar dari tanah
dan menyelinap kebelakang tubuh cu Hong Hong, dimana
ia copot tali pinggang perempuan itu.
SUN HAN Siang dengan cepat melengos kearah lain,
karena gelinya ia sampai mengucurkan air mata. Siang
Hong Ti sendiri sesudah memaki "Konyol"
Dia pun pura2 tidak melihat, hanya sepasang manusia
jelek dari Hay-thian saja demi semeja hidangan lezat, mau
tak mau mereka harus memperhatikan dengan Seksama
pantat perempuan itu.
Merah padam Selembar wajah cu Hong Hong Saking
malunya, sambil memegang Celananya yang kedodoran
karena talinya putus ia berdiri menjublak ditempat semula.
Pek-li Gong dengan Cepat jatuhkan diri berlutut dihadapan
cu Hong Hong, serunya,
"Enso Sianyan. aku harap engkau jangan marah, dalam
kenyataan aku sipencuri tua pun tidak berhasil mendapat
keuntungan apa- apa. Nih lihatlah bahuku....."
"Rupanya diatas bahu sang pencuri sakti yang telanjang
terlihatlah muncul sebuah bisul yang bengkak besar dan
berwarna merah kehijau-hijauan, agaknya hal itu sebagai
akibat dari sapuan ujung telaPak cu Hong Hong yang
sangat lihay itu.
Dari malunya cu Hong Hong jadi teramat gusar, ia
membentak keras dan segera melancarkan sebuah
tendangan kilat kearah depan,...
"Blaaang...." tubuh pencuri itu terlempar sejauh tiga
tombak lebih dari tempat semula dan roboh terjengkang
keatas tanah^ "Toa-ya" terdengar wangwee berhati hitam berseru keras.
"pertaruhan kita sudah nampak hasilnya."
"Ji-ya" seru catatan mati hidup dengan wajah berubah
"dalam kenyataan Pencuri tua telah beroleh kemenangan
total, aku lihat pertaruhan kita ini...."
Dalam pada itu Cu Hong Hong telah mengenakan
kembali celananya yang merosot kebawah itu, mendengar
ucapan tersebut ia jadi teramat gusar sambil memaki kalang
kabut ia lancarkan sebuah pukulan dahsyat kearah catatan
mati hidup, Melihat betapa dahsyatnysa serangan yang meluncur
datang, sepasang manusia jelek dari Hay-thian segera
mendorong pula sepasang telapak untuk menyambut
datangnya serangan tersebut, "Blaaaam" ditengah benturan
dahsyat tubuh mereka terpental sejauh satu tombak lebih
dari tempat semula.
Dengan badan atas telanjang dantubuhnya terbungkus
oleh debu dan pasir. kembali pencuri tua Pek-li Gong
berseru sambil memberi hormat:
"Enso Sian Yan, harap engkau jangan marah tiada
dasarnya, aku pencuri tua memang mempunyai watak
konyol seperti ini, kau tentu tak akan merasa gusar
bukan?""
Cu Hong Hong melirik sekejap kearah Sun Han siang
dengan wajah amat jengah, tanpa mengucapkan sepatah
katapun ia putar badan dan segera kabur dari tempat itu.
Pencuri tua jadi amat gugup teriaknya keras- keras:
"Enso Sian Yan, enso Sian Yan aku toh hanya
menggoda enso ...kenapa engkau jadi marah dan tidak
menggubris diriku lagi?"" eeeei..-,enso Sian Yan,..apa
kau......"
Cu Hong Hong sama sekali tidak menjawab, dalam
waktu singkat ia sudah lenyap dari pandangan.
Dengan perasaan apa boleh buat pencuri tua angkat
bahunya sambil bergumam seorang diri:
"Waaaah....waaaah... celaka tiga belas, rupanya godaan kali
ini sudah rada keterlaluan-., waah ia tentu membenci
setengah mati terhadap diriku"
"SEKARANG kau baru tahu bukan?" seru Siang Hong
Ti sambil tertawa dingin, "^ Heeeehh... heeehhh...
heeehhh...dengan wataknya yang beranggasan setelah
terjadi peristiwa ini maka tak mungkin lagi ia bersedia
kembali kesini"
Lam-kong Pak ada maksud menanyakan hubungan
antara cu Hong Hong dengan pangcu dari perkumpulan
Liok Mao-pang, ia segera menguntil dibelakang tubuhnya.
Setelah melakukan perjalanan beberapa saat lamanya. cu
Hong Hong berhenti dan duduk diatas batu besar. makin
berpikir ia merasa semakin sedih meskipun wataknya keras
kepala tapi bagaimanapun juga dia adalah seorang wanita.
setelah disekelilingnya tiada orang, maka tak dapat
dibendung lagi menangislah perempuan itu dengan
sedihnya. Lam-kong Pak yang bersembunyi dibelakang pohon
diam-diam simpatik terhadap dirinya, tempo dulu mungkin
disebabkan hubungannya dengan Sian yang paling kurang
serasi atau mungkin karena seCara diam-diam ia mencintai
ayahnya Lam-Kong Liu maka hubungan suami isteri jadi
makin retak sehingga akhirnya mengakibatkan hal-hal yang
tidak diinginkan, tentu saja dalam hal ini tak dapat salahkan
dirinya saja. Setelah menjanda belasan tahun. kembali ia dilukai oleh
ibunya sehingga terCebur Kedalam jurang dan masuk
keperut naga bertanduk tunggal, disana ia harus menahan
Penderitaan selama belasan tahun, kalau dipikir lagi nasib
perempuan ini memang patut dikasihani.
Setelah menangis beberapa saat lamanya, cu Hong Hong
menyeka air mata dengan ujung bajunya, lalu dengan
gemas serunya: "semua ini adalah Sun Han siang perempuan rendah itu
yang mencelakai diriku..., aku tak akan melepaskan dirinya
dengan begitu saja"
pada saat itulah Lam-kong pak munculkan diri dari
tempat persembunyiannya, melihat kemunculan manusia
tembaga ditempat itu cu Hong Hong merasa amat
terperanjat, sambil bertolak pinggang segera teriaknya:
"Kau siapakah?" Hmm rupanya sengaja datang untuk
melihat aku sedang menangis."
"Aku adalah kakek bersedih hati, aku bukan bermaksud
menyaksikan engkau menangis, melainkan hendak
menanyakan suatu persoalan kepadamu."
"Maaf" tegas cu Hong Hong dengan keras, "perasaan
hatiku kurang begitu baik,lebih baik tak usah kita bicarakan
tentang masalah apa pun"
"Urusan ini menyangkut masalah dunia persilatan serta
kepentingan umat Bu-lim yang ada dikolong langit, aku
harap engkau jangan bertindak menuruti emosi"
cu Hong Hong yang sedarg gusar jadi semakin naik
pitam. bentaknya: "siapa yang suruh engkau nasehati
diriku?" enyah kamu dari tempat ini. ..."
"Aku hendak menanyakan masalah mengenai pangcu
dari perkumpulan Liok-mao-pang serta ada urusan banyak
disampaikan kepadamu "
Begitu Lam-kong Pak mengungkap tentang ketua dari
perkumpulan Liok-mao-pang itu, kegusaran cu Hong Hong
segera berkurang, serunya: "Kalau engkau ada perkataan,
Cepat utarakan keluar.."
"Aku masih teringat ketika tempo hari secara kebetulan
aku berhasil melihat raut wajah asli dari pangcu
perkumpulan Liok mao-pang, ternyata ia mempunyai raut
muka yang ganteng juga ...."
"Engkau melihatnya dimana?"" tanya cu Hong Hong
dengan hati terperanjat.
"Tempo hari ketika Lam-kong Pak dan ibunya
terjerumus dalam markas besar Perkumpulan Liok-maopang,
waktu itu Loo Liang-jan telah beradu kepandaian
dengan ketua dari perkumpulan Liok-mao-pang itu,
dandanan rambut hijaunya yang panjang ia berhasil
melemparkan tubuh Loo Liang-jen sampai beberapa depa
jauhnya, aku yang bersembunyi disamping dapat
menyaksikan raut muka aslinya" Sekali lagi cu Hong Hong
merasakan hatinya bergetar keras.
"coba katakaniah, bagaimana macam mukanya?""
"Mata jeli hidung mancung, bibir tipis dan muka putih
bersih, alisnya melengkung keatas"
sekujur badan cu Hong Hong gemetar keras, katanya
kemudian: "Antara dia dengan diriku sama sekali tak ada
hubungannya, apa yang hendak kau tanyakan lagi?""
Tempo hari aku toh pernah menyerahkan rambut palsu
warna hijau kepadamu apakah engkau berhasil menebak
siapakah orang itu ?""
"Antara diriku dengan dia sama sekali tak ada
hubungannya. buat apa aku mesti menebaknya ?"" Lamkong
Pak tertawa dingin.
"Heehh.,.heeh ....menurut apa yang kuketahui, antara
engkau dengan ketua dari perkumpulan Liok-mao Pang
mempunyai hubungan yang sangat erat, masih ingatkah
akan perkataanmu yang kau sampaikan kepadanya, 'aku tau
siapakah dirimu ..?"'"
"Tau sih tau, cuman untuk sementara waktu belum dapat
kuberitahukan kepadamu"
Rupanya Lam-kong Pak tahu kalau pertanyaannya tak
akan mendatangkan hasil. setelah mendengus ia putar
badan dan segera berlalu dari situ.
"Bagaimana caramu mendapatkan rambut palsu itu ?""
seru cu Hoag Hong seCara tiba-tiba.
Lam-kong Pak segera menceritakan kisah pengalaman
ketika mencuri rambut palsu itu, mendengar kisah tadi cu
Hong Hong mengangguk tidak hentinya.
"Baiklah." serunya, "tidak lama kemudian- aku pasti
akan memberitahukan rahasia ini kepadamu, akan
kuberitahukan siapakah dia?"
"Sudahkah, tak perlu.. aku perCaya tidak lama kemudian
akupun sanggup untuk menyelidiki sendiri tentang
persoalan ini."
Habis berkata ia segera tinggalkan tempat itu dan
langsung berangkat menuju kemarkas besar perkumpulan
Liok- mao-pang .
Ketika ia tiba ditempat tujuan. waktu menunjukan sudah
hampir mendekati kentongan keempat, Lam-kong Pak
segera mengerahkan ilmu meringankan tubuhnya hingga
mencapai pada puncaknya meskipun la memakai baju
tembaga namun sedikitpun tidak mengeluarkan sedikit
suarapun. Dia langsung menuju keruang dimana ia pernah
melakukan pengintaian, ketika jendela didekati dan mau
melongok kedalam, tampaklah ruangan itu gelap dan tiada
cahaya penerangan, sesorok bayangan manusia sedang
duduk bersila diatas pembaringan, rupanya orang itu sedang
berlatih ilmu. Dengan seksama Lam-kong Pak memperhatikan orang
itu, ternyata dia bukan lain adalah ketua dari perkumpulan
Liok mao-pang, entah sejak kapan kepalanya sudah tertutup
kembali oleh rambut palsu warna hijau, seluruh wajahnya
sama sekali tertutup rapat.
Lam-kong Pak mengira latihannya itu akan berlangsung
agak lama, baru saja dia akan berlalu dari tempat itu, tibatiba
ia lihat ketua dari perkumpulan Liok-mao-pang itu
bangkit berdiri setelah mengencangkan tali pinggangnya, ia
membuka pintu dan keluar dari ruangan dengan ilmu
meringankan tubuhnya yang amat sempurna, ia berkelebat
menuju keatas sebuah gunung-gunungan.
Diam-diam Lam-kong Pek merasa keheranan, ia tak tahu
apa yang hendak dilakukan ketua dari perkumpulan Liokmao-
pang itu diatas gunung-gunungan tersebut.
Sekali kelebat ia sudah masuk kedalam sebuah gua
dibalik gunung-gunungan itu, Lam-kong Pak segera
menyembunyikan diri dibawah jembatan kecil tidak jauh
dari tempat itu.
Kurang lebih setengah perminum teh kemudian,
tampaklah sesosok bayangan merah munculkan diri dari
balik gua itu, Kemudian sekali enjotkan badan bayangan
tubuhnya sudah lenyap dari pandangan.
Saking terkejutnya Lam-kong Pak sampai berdiri
termangu dan untuk beberapa saat lamanya ia tak mampu
mengucapkan sepatah katapun, pikirnya didalam hati:
"Bukankah dia adalah manusia aneh baju merah yang
kutemui tempo hari .... aaah. . . sungguh tak kusangka
kalau manusia lihay itu bukan lain adalah hasil penyaruan
dari ketua perkumpulan Liok-mao Pang . .."
Yang paling mengejutkan hati sianak muda itu adalah
kelihanyan ilmu silat yang dimiliki manusia aneh baju
merah itu ternyata jauh melebihi kakek ombak menggulung
beberapa kali lipat,
Diam-diam Lam-kong Pak gelengkan kepalanya dan
berpikir didalam hati:
"Asal-usul ketua dari perkumpulan Liok-mao Pang pada
dasarnya sudah merupakan suatu teka-teki, sekarang ia
menyaru kembali sebagai manusia aneh baiu merah,
sebenarnya apa tujuannya?" dan sungguh heran, kenapa ia
justru turun tangan terhadap kakek ombak menggulung ?""
Timbullah rasa ingin tahu dalam hati kecil pemuda She
Lam-kong ini setelah menyaksikan bayangan tubuh dari
manusia aneh baju merah itu lenyap dari -pandangan, ia
segera menerobos masuk kedalam gunung-gunungan
tersebut. Suasana dalam gua gunung-gunungan itu gelap gulita,
dimanapun terdengar suara gemericikan air. tetapi tidak


Kelelawar Hijau Lanjutan Payung Sengkala Karya S D Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

nampak ada air yang mengalir disana. pada dinding gua
terdapat banyak sekali gua- gua kecil sebesar batang pohon.
begitu banyak sehingga mirip sarang lebah.
Ketika ia melongok kedalam gua itu maka tampaklah
satu stel baju dan sebuah rambut palsu warna hijau
tersimpan disana.
Lam-kong Pak segera menyadari apa yang telah terjadi,
ia tahu ketua dari perkumpulan Liok-mao Pang akan
munculkan diri dengan raut wajah yang lain dan rupanya
setiap kali dia berusaha untuk mengelabui mata kakek
ombak menggulung entah apa tujuannya.?"
Setelah membungkus kembali buntelan itu dan
kembalikan ketempat semula kembali, pemuda itu berputar
dalam markas besar perkumpulan Liok-mao pang itu
sehingga akhirnya sampailah didepan sebuah bangunan
loteng yang amal tinggi.
Da lam ruangan terlihatlah kakek ombak menggulung
sedang mempermainkan payung sengkala tersebut sambil
bergumam seorang diri:
"Dengan payung sengkala ini dalam genggamanku.
seluruh dunia persilatan akan kutundukan dan semua orang
akan tunduk dibawah perintahku---"
"Sreeeei.. " ia membuka payung sengkala tadi dalam
sekejap mata cahaya merah yang amat menyilaukan mata
segera memancar keempat penjuru.
Sekarang Lam-kong Pak baru sempat melihat jelas
keadaan serta bentuk dari payung sengkala tersebut. iaj
umpai payung mustika panjangnya mencapai empat depa
dengan cahaya tajam memancar keluar keempat panjuru
entah terbuat dari apakah berda itu, nampaklah halus dan
lunak akan tetapi kuatnya bukan kepalang.
Sebuah patung kelelawar hijau yang mungil dan persis
apa yang diberikan cu Li Yap kepadanya yang tertera pada
gagang payung itu.
Lam-kong Pak segera membayangkan kembali kejadian
yang berlangsung belum lama berselang, dimana payung
tersebut sebenernya sudah terjatuh ketangannya. tapi karena
keteledoran sendiri payung itu kembali dirampas oleh
mahluk bertangan bulu, dan kemungkinan besar makhluk
bertangan bulu itu bukan lain adalah Suma Ing yang sudah
kehilangan tangan kiri dan mukanya hancur itu.
Ia mengerti sampai dimana sempurnanya tenaga dalam
yang dimiliki iblis ini dalam keadan biasa pun ia sudah
bukan tandingannya apa lagi setelah payung sengkala
berada ditangannya kelihatannya orang itu pasti bertambah
hebat, merampas payung itu secara gegabah belum tentu
akan mendatangkan hasil apa- apa.
"Heeeh,...heeehh....heeeeh. .." kakek ombak menggulung
tertawa seram. "aku akan menguasai dunia persilatan.
kekuasaan yang paling besar dikolong langit akan terjatuh
ditanganku...oooh betapa gembira hatiku...."
Belum habis ia tertawa, tiba-tiba diatas loteng menggema
benturan keras disusul meja kursi mencelat keudara dan
hancur berantakan- sedangkan seluruh bangunan loteng
bergetar keras.
Sesosok bayangan merah berkelabat masuk kedalam
ruangan tersebut. dan langsung menyambar kearah payung
sengkala itu. Rupanya Kakek ombak menggulung sudah bikin
persiapan, menyaksikan datangnya ancaman tersebut. . .
."Bluum" ia pentang payung mustika lebar-lebar kemudian
dibacokkan ketubuh bayangan baju merah tadi.
"Bluuum. .." bayangan manusia berpisah sama lainnya
ditengah bentrokan yang amat nyaring, bayangan merah itu
mencelat kebelakang dan sekali berkelebat lenyap dari
pandangan Lam-kong Pak yang berada disekitar situ pun
tak berani berhenti terlalu lama, ia segera kabur pula dari
markas besar perkumpulan Liok-mao-pang itu.
Ia yakin seyakin yakinnya bahwa bayangan merah yang
menyambar payung sengkala tadi pasti adalah ketua dari
perkumpulan Liok-mao-pang, hanya saja ia tak menyangka
kalau orang itu ada maksud-maksud lain sehingga tidak
segan untuk bentrok dengan orang sendiri.
Sebenarnya siapakah pang cu dari perkumpulan Lokmao-
pang ini?" kenapa ia memusuhi kakek ombak
menggulung?" dan apa pula hubunganya dengan cu Hong
Hong?" apa sebabnya cu Hong Hong tak mau menyebutkan
asal-usulnya yang sebenarnya?"
Lam-kong Pak merasa kepalanya pusing tujuh keliling
dan tidak habis mengerti, pikirnya kemudian:
"Aaaai,. . jaraknya sampai bulan lima tanggal lima masih
amat lama,apa salahnya kalau masih menggunakan
kesempatan yang amat baik ini kulatih kembali bayi sakti
hawa murniku agar lebih sempurna?"" berpikir demikian,
berangkatlah dia menuju kearah lembah yang letaknya amat
terahasia itu. Setibanya dilembah rahasia. keadaan disitu tampak
seperti sedia kala. hanya saja daun aneh telah tumbuh
kembali diatas pohon aneh, rumput ditanah tumbuh
bagaikan sebuah permadani hijau, air mengalir dengan
tenangnya membuat suasana ditempat itu tidak jauh
berbeda dengan sorga loka,
Lam-kong pak menghela napas panjang pikirnya:
"Dalam dunia persilatan bunuh membunuh terjadi
sepanjang tahun. Pertikaian dan persengketaan terjadi tiada
hentinya, andaikata aku dapat menghilangkan semua
pikiran itu dan selamanya berdiam dalam tembah ini... ooh
hidupku pasti bahagia bagaikan kaum dewa."
Dipetiknya daun-daun pohon yang muda dan dimakan
dengan penuh kenikmatan, kemudian diapun pergi kemata
air untuk minum dengan kenyang.
Lembah itu bening seperti dunia lain, begitu sepinya
sehingga yang terdengar hanya hembusan angin gunung
serta gemerisiknya daun serta rumput.... Lam-kong Pak
masuk kedalam gua karang disana ia duduk bersila dan
mulai melatih ilmu bayi sakti hawa murninya.
Tidak lama kemudian, bayi sakti telah tercipta dan ia
menerobos keluar dari selangkangan melewati ubun-ubun
dan muncul di depan mata.
Sekarang Lam-kong Pak dapat membuka matanya untuk
menyaksikan wujud bayi saktinya itu tampak bayi tadi
meloncat-loncat dan berlari menuju keluar gua. dimana ia
pentang mulutnya dan menjerit-jerit.
Meskipun suaranya tidak begitu keras tetapi ditengah
lembah yang hening dan sunyi itu, suara teriakan tadi dapat
terdengar amat jelas sekali.
Tidak lama kemudian muncul kembali dua orang bayi
sakti, sekilas memandang Lam-kong Pak segera mengetahui
bahwa mereka adalah bayi-bayi sakti dari Padri naga serta
Imam harimau. Dalam hati sianak muda itu segera berpikir,
"Ketika terjadi pertarungan antara bayi saktiku melawan
bayi sakti dari padri naga serta Imam harimau. bayi saktiku
berhasil duduk diatas angin, hal ini menandakan bahwa
tenaga dalamku jauh lebih sempurna dari pada mereka
entah bagaimana dengan kesempurnaan tenaga dalamku
akhir-akhir ini. ..."
Siapa tahu karena terpengaruh oleh daya ingatan itu.
bayi sakti tersebut mendapat firasat dan segera menunjukan
reaksinya, sambil bertolak pinggang dengan sikap yang
gagah, ia melotot kearah dua orang bayi sakti lainnya.
Dua orang bayi sakti itu segera berjalan kehadapannya
kemudian mereka memisahkan diri dan satu dari kiri yang
lain dari kanan mereka melakukan pengepungan terhadap
bayi sakti lawannya.
Bayi sakti dari Lam-kong Pak segera mementangkan
sepasang telapaknya dengan jurus "Ji-be-hun si" atau kuda
liar memisahkan mayat, ia serang dua orang bayi sakti
tersebut. siapa tahu kedua orang bayi sakti itu sama sekali tidak
menghindar atau berkelit, yang satu dari kiri yang lain dan
kanan mereka peluk bayi sakti dari Lam-kong pak itu eraterat
dan sampai matipun tidak dilepaskan kembali.
Lam-kong pak jadi sangat gelisah, sebab bayi sakti tak
mampu meronta kembali sedangkan pukulan dua orang
hayi sakti lainnya kian lama kian bertambah kencang dan
kuatnya.... Lam- Kong pak seketika merasakan napasnya jadi sesak
sekali sebab bayi sakti itu adalah hasil ciptaannya, jika bayi
itu terpeluk kencang dengan sendirinya dia sendirinya pun
merasakan napasnya jadi susah^
Tiba-tiba kejadian aneh muncul didepan mata,
tampaklah dua orang bayi sakti itu dari gumpalan asap yang
tebal kian berubah jadi tawar sehingga akhirnya beruhah
jadi dua gulung hawa putih yang kecil dan menerobos
masuk lewat kedua lobang hidung bayi sakti dari Lam-kong
pak tadi. Dalam waktu singkat Lam-kong pak merasakan segenap
tubuhnya jadi mengelembung besar seakan-akan mau
meledak. segera pikirannya kembali kedalam hati,
"Aaaah,..." tanpa sengaja aku telah melakukan suatu
perbuatan yang akan membuat hatiku menyesal untuk
selamanya."
pada saat itulah tidak jauh dari tempat itu berkumandang
datang suara helaan napas panjang yang amat berat, suara
itu begitu tua dan mengenaskan, membuat siapapun yang
mendengar akan ikut merasa beriba hati.
Buru2 Lam-kong Pak tarik kembali bayi saktinya dan
siap memeriksa suara dari siapakah itu. belum Sempat ia
bangun berdiri terlihatlah dua sosok bayangan manusia
telah berdiri didepan mulut guanya.
Mereka bukan lain adalah Padri naga serta Imam
harimau, air muka kedua orarg jago lihay itu pucat pias
bagaikan mayat, tubuhnya gontai sedang sepasang matanya
sayutak bersinar. se-akan2 baru saja sembuh dari sakit
parah. Terdengar Padri naga berkata:
"Siau-hiap engkau tak usah bersedih hati aku serta
Hautooyu memang sengaja hendak menyempurnakan
dirimu. cepatlah salurkan hawa murnimu untuk membawa
dua gulung hawa murni bayi sakti itu menuju jalan besar.
engkau membutuhkan waktu selama tiga hari tiga malam
lamanya untuk bersemedi serta mempersatukan kedua
gulung tenaga itu dengan tenaga murnimu seodiri...."
Lam-kong Pak mengangguk tanda mengerti, ia segera
pejamkan mata dan bersemedi, dalam waktu singkat
pemuda itu sudah berada dalam keadaan lupa akan segala2nya.
Dibawah perlindungan Padri naga dan harimau, Lamkong
Pak dapat bersemedi selama tiga hari tiga malam
tanpa terjadi suatu apapun, ketika ia telah menyelesaikan
latihannya pemuda itu segera loncat bangun dari atas tanah,
ditemuinya kedua orang tokoh sakti itu sudah berada dalam
keadaan yang gawat dengan muka putih ke-kuning2an-
Dengan cepat ia jatuhkan diri berlutut diatas tanah, ujarnya:
"Selama hidup boanpwee akan merasa hatinya tak
tenang karena peristiwi ini, jika ada cara untuk
mengembalikan hawa murni bayi sakti itu kepada cianpwee
sekalian, boanpwee bersedia untuk menyerahkan kembali
kepada kalian-.."
"Siauhiap tak usah pikirkan yang bukan2." jawab padri
naga dengan suara lirih, "kami adalah orang beribadah yang
sudah menjadi kewajiban untuk mementingkan
keselamatan umat manusia dikolong langit dan pada
kepentingan pribadi, sekarang dunia persilatan sedang
terancam malapetaka dan setiap saat badai pembunuhan
dapat melanda seluruh permukaan bumi, bila kami dapat
mengorbankan diri untuk menolong umat sesamanya, hati
kami akan lega dan girang sebab dapat menjalankan
harapan Buddha yang maha pengasih....omitohud"
"Usia pinto dan Llong taysu memang tak lama lagi akan
berakhir, keadaan ini boleh dibilang ibaratnya menjalankan
perahu mengikuti hembusan angin- bila kami sudah mati
maka harap Lam- Kong siauhiap suka mengubur jenasah
kami berdua ditempat ini saja, setelah ituu setiap bulan
engkau harus datang kemari untuk makan daun pohon serta
air jernih itu sambil berlatih diri lebih giat lagi, jika engkau
dapat berlatih giat selama setengah tahun lagi maka Siauhiap
akan berhasil melatih ilmu bayi sakti berbadan kebal,
pada taraf seperti itu jarakmu untuk mewujudkan badan
yang kebal dan usia yang panjang sudah tak terlalu jauh
lagi." Lam-kong pak jatuhkan diri berlutut diatas tanah,
dengan air mata bercucuran serunya:
"cianpwee berdua, seandainya kalian berdua tiada
maksud untuk menyempurnakan diriku, mungkin usia
kalian berdua akan mencapai seratus tahun lebih. selama
hidup aku akan merasa tidak tenteram---"
"Tidak sala"h sahut padri naga.... "seandainya kami
berdua tidak terlalu mementingkan kehidupan keduniawian
mungkin aku bisa hidup puluhan tahun lagi dalam dunia
Persilatan. tetapi engkau pun harus tahu bahwa kematian
manusia ada yang berat bagaikan bukit Tay-san ada pula
yang ringan bagaikan bulu, kami bersedia memilih jalan
yang terakhir....Siauhiap aku rasa saat kami sudah hampir
tiba. . . .selamat tinggal.. . ."
Mendadak kedua orang jago lihay merapatkan matanya
dan kepala mereka terkulai lemas kebawah. Lam-kong Pak
merasa amat terperanjat segera terlaknya: "cianpweee,...
cianpwee ... kalian tak boleh mati....."
Tetapi kepala padri naga dan Iman harimau telah
terlukai lemas dan kedua orang jago sakti itu telah
menghembuskan napas terakhir dalam sekejap mata saja air
muka mereka sudah berobah menjadi kuning pucat.
Air mata jatuh bercucuran membasahi seluruh wajahh
Lam-kong Pak, ia merasa amat benci terhadap beberapg
orang gembong iblis yang ada dikolong langit. seandainya
dunia persilatan tidak terancam oleh badai pembunuhan,
kedua orang jago lihay inipun tak akan mempunyai ingatan
seperti itu... kalau dipikirkan kembali maka kesalahan serta
dosa ini adalah akibat dari tingkah laku kakek ombak
menggulung serta ketua dari perkumpulan Liok Mao Pang.


Kelelawar Hijau Lanjutan Payung Sengkala Karya S D Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ia bersumpah akan menuntut balas bagi kematian dua orang
jago lihay ini.
Setelah memberi hormat kepada jenasah itu. Lam-kong
Pak segera mengubur mayat dari Padri naga dan imam
harimau dalam lembah tersebut, menanti semua pekerjaan
telah selesai dengan wajah sedih ia baru berangkat
tinggalkan lembah itu.
Meskipun kepandaian silat yang dimiliki Lam-kong Pak
telah mendapat kemajuan yang amat pesat, tetapi cara yang
dilakukan sehingga kepandaiannya mendapat kemajuan ini
membuat hatinya selalu murung dan merasa tidak gembira.
= =000000000= =
SEKARANG pemuda itu teringat kembali akan kedua
orang manusia tembaga yang lenyap tak berbekas, ia mulai
menduga bahwa kemungkinan besar mereka adalah suhu
serta ayahnya, menurut perkataan kakek desa katanya
mereka berada dalam keadaan baik2, tapi siapakah
sebenarnya kakek desa itu" darimana ia bisa tahu akan
persoalan ini?" apakah dia adalah salah satu diantara tiga
orang manusia tembaga itu?" atau dengan perkataan lain
orang yang memiliki payung sengkala tersebut?"
Tidak lama kemudian sampailah pemuda itu ditepi
sungai, ia dengar suara tertawa gadis yang riuh rendah
berkumandang datang, Lam-kong Pak segera berjalan
menuju kearah mana berasalnya suara tadi, ternyata mereka
bukan lain adalah Pek li Hiang serta cu Li Yap. hal ini
membuat hatinya merasa amat terperanjat.
Malaikat raksasa Loo Liang-jan duduk bersandar
dibawah sebuah pohon besar, tangannya meng-gurat2
diatas tanah entah apa yang sedang ditulis olehnya?"
Dengan gerakan yang enteng Lam-kong Pak berkelebat
keatas pohon, dari situ ia melongok kebawah, tampaklah
Loo Liang-jan termenung beberapa saat lamanya,
kemudian diatas tanah ditulisnya kata "Kueh kering"
Diikuti ia menelan air liur dan menulis pula kata "bakpao"
diatas tanah. mulutnya yang besar mengunyah seolah2
sedang melahap makanan-
Akhirnya ia menulis sebuah huruf "Besar" kemudian
berpikir lama sekali. rupanya tulisan selanjutnya tak dapat
ditulis olehnya karena tak tahu bagaimana cara menulisnya.
dalam keadaan begitu ia pun melukis sebuah mangkok
besar yang diberi garis2 panjang seperti benang dan
diatasnya diberi garis kembali seperti uap panas.
Lam-kong Pak tahu bahwa Loo Liang-jan adalah
seorang manusia kasar yang tidak mengerti tulisan, setelah
lukiskan itu diamati iapun segera mengerti apa yang
dituliskan oleh lelaki tersebut, pikirnya^
"oooh..... rupanya ia mau menulis semangkok besar Mi
kuah, tapi karena tak dapat menulis hurupnya maka ia
menulis mangkoK dengan garis-garis sebagai tanda
bakmi..... konyol benar orang ini."
Diam diam sianak muda itu merasa geli, ia merasa
saudaranya ini hanya tahu memikirkan soal makanan
belaka, dalam otaknya cuma tahu bagaimana makan
dengan kenya dan sama sekali tak ambil peduli terhadap
bencana yang melanda dunia persilatan.
Tiba-tiba dari arah depan berkumandang datang suara
jeritan kaget yang amat nyaring, Lam-kong Pak amat
terperanjat. dengan cepat ia berkelebat menuju kearah
sungai. Tampakah olehnya Pek-li Hiang sedang ditarik oleh
seekor mahkluk berwarna hitam menyelam kedasar sungai
sedangkan cu Li Yap dengan tubuh telanjang bulat ikut
menyelam pula kedasar air.
Dengan cepat Lam-kong Pak terjun pula kedalam sungai
ia lihat Pek li Hiang dalam keadaan telanjang bulat sedang
ditarik kaki kanannya oleh seekor mahkluk aneh menuju
ketengah sungai.
Sekilas memandang Lam-kong Pak segera kenali kembali
bahwa mahkluk yang dikira sebagai binatang tadi ternyata
bukan lain adalah Melayang diatas air Ma Tie, hanya saja
tubuhnya memakai baju berenang yang berwarna hitam
pekat. Yang paling menyusahkan Lam-kong Pak adalah kedua
orang gadis itu berada dalam keadaan telanjang bulat tanpa
mengenakan sehelai benangpun, apa lagi disiang hari
bolong, semua lekukan badan gadis itu nampak dengan
begitu nyata sekali.
cu Li Yap sendiri walaupun mengerti ilmu dalam air,
tetapi berhubung tangannya yang satu dipergunakan untuk
menutupi alat vitalnya dibagian bawah, dengan sendirinya
gerakan jadi agak terlambat.
Lam-kong Pak tahu bahwa kepandaian Ma Tie didalam
air sangat lihay sekali, andainya ia sampai berhasil
meloloskan diri maka Pek-li Hiang tentu akan mengalami
nasib Celaka. dengan cepat ia muncul kembali diatas
pemukaan air. Dari atas permukaan air dia meluncur sejauh dua tiga
puluh tombak kearah depan, kemudian menyelam kembali
kedalam air dan menghadang jalan pergi dari Melayang
diatas air Ma Tie.
Dalam pada itu dua orang gadis tersebut-pun sudah
mengetahui akan munculnya seorang manusia tembaga
ditempat itu, tetapi karena mereka tak tahu manusia
tembaga ini adalah manusia tembaga yang mana, saking
malunya buru-buru mereka menutupi alat vitalnya dibawah
badan- Melayang diatas air Ma Tie merasa yakin bahwa ilmu
dalam airnya sangat lihay. ia tiada maksud untuk melarikan
diri. sambil putar senjata garpunya dengan cepat ia
menyusup kemuka mengirim satu tusukan kilat. Sejak
memperoleh bantuan dari orang bayi sakti, Lam-kong Pak
belum pernah mencoba kepandaian silatnya. sekarang ia
berdiri tepat dihadapan Ma Tie pada jarak tiga tombak
lebih. Baru saja sianak muda itu hendak turun tangan. tiba-tiba
Ma Tie melepaskan cairan tinta hitamnya untuk
menyelimuti pandangan musuh, dalam waktu singkat air
sungai disekitar sana telah berubah jadi hitam gelap. Lamkong
pak hendak melarikan diri. ia berseru tertahan:
"Aduuhh celaka...."
Belum sempat ingatan tersebut berkelebat lewat tiba-tiba
desiran tajam terasa mengancam batok kepalanya.
Dengan munculnya kejadian itu ia jadi girang, pikirnya:
"Ini hari siau-ya akan suruh engkau merasakan
kelihayanku"
Pemuda itu tidak menghindar ataupun berkelit, ia purapura
berlagak seolah-olah sama sekali tidak merasa ada
datangnya ancaman tersebut, sementara hawa murni bayi
saktinya secara diam-diam dikerahkan keluar.
"Kraaak...." senjata garpu milik Ma Tie seketika patah
jadi dua bagian, sementara tubuhnya tersusut mundur
kebelakang. Siapapun tahu bahwa pakaian tembaga yang dikenakan
manusia tembaga tipis sekali jangan dibilang serangan dari
Ma Tie dilakukan dengan mengerahkan segenap tenaga
dalam yang dimilikinya, sekalipun orang biasa pun yang
melakukan pakaian itupun akan tembus.,
Dengan terjadinya peristiwa ini, bukan saja Ma Tie jadi
amat terkesiap. bahkan dua orang gadis sama-sama tertegun
dibuatnya. Lam-kong Pak memberi tanda kepada Ma Tie untuk
melepaskan cekalannya pada diri Pek-li Hiang, tentu saja
orang she-ma itu tak sudi melepaskannya, karena dia tau
andaikata tawanannya dilepaskan maka hal ini akan
mendatangkan mara bahaya bagi dirinya, dengan gadis itu
sebagai sandera malah kemungkinan besar ia dapat
meloloskan diri dari ancaman maut,
Dengan senjata garpunya diarahkan keatas alat vital Pekli
Hiang dibagian bawah tubuhnya ia menunjukan gerakan
seakan- akan hendak melakukan penusukan.
Napsu membunuh dengan cepat menyelimuti wajah
Lam-kong Pak. jari tangannya disertai hawa murni yang
amat dahsyat segera disentilkan kearah urat nadi Ma Tie.
Serangan tersebut sangat aneh dan luar biasa sekali,
segumpal cahaya putih yang amat menyilaukan mata
memisahkan air dan meluncur kedepan bagaikan sambaran
petir. Sekujur badan Ma Tie gemetar keras, darah mengalir
keluar dari urat nadinya, ia segera lepas tangan dan
mengeluarkn cairan hitam penyelimut mata untuk
menyelamatkan diri.
Lam-kong pak tahu bahwa Ma Tie ber-siap2 untuk
melarikan diri meskipun rasa dongkolnya terhadap kedua
orang gadis itu masih belum hilang. akan tetapi pemuda
itupun merasa tak tega untuk tinggalkan mereka dalam
keadaan telanjang bulat. Setelah berpikir sebentar. ia
lepaskan pakaian tembaganya dan menarik tubuh dua orang
gadis itu kedalam pakaian tembaga tapi kemudian
mengepitnya menuju kearah sungai.
Loo Liang-jan tidak mengenal ilmu dalam air ia sedang
menanti ditepi sungai dengan hati gelisah. ketika dilihatnya
Lam-kong Pak muncul dari air sambil menghimpit seorang
manusia tembaga, ia terkejut bercampur girang sehingga
untuk beberapa saat lamanya berdiri menjublak setengah
harian- kemudian ia baru berteriak dengan suara keras:
"Lam-kong siau-ya,aku tak akan tinggalkan dirimu lagi.
aku....selama beberapa hari ini selalu makan tak kenyang...,
oooh aku menderita sekali..,."
"Blaaaam" Lam-kong Pak membanting baju tembaga itu
keatas tanah. dari balik pakaian segera berkumandang suara
jeritan tertahan dari dua orang gadis itu. Kepada Loo
Liang-jan pemuda itu segera berseru:
"Loo-tua coba pergilah kesekitar tempat sini dan cari
pakaian mereka ....."
Setengah harian lamanya Loo Liang-jan mencari
disekeliling tempat itu akan tetapi tidak berhasil juga
ditemukan, Lam-kong Pak segera memaki: "Huuuh....dasar
gentong nasi....kamu memang bedoh sekali "
Lam-kong Pak mengira pakaian mereka tentu
disembunyikan disamping sungai ia segera melakukan
pencarian sendiri tetapi setengah harian lamanya ia mencari
tak ada pula hasilnya, dalam hati segera pikirnva:
"Aaah.... kalau begitu pastilah melayang diatas air Ma
Tie telah sembunyikan lebih dahulu pakaian mereka...."
Tiba-tiba....terdengar bentakan keras berkumandang
datang. Lam-kong Pak segera berpaling ia lihat makhluk
aneh bertangan bulu itu muncul kembali disana sambil
menubruk kearah msnusia tembaga, sedangkan Loo Liangjen
melancarkan sebuah pukulan dahsyat kearah makhluk
aneh itu. Sambil berpaling makhluk aneh itu kebaskan telapaknya
melancarkan sebuah pukulan dahsyat, tubuh Loo Liang-jan
seketika tergetar mundur lima langkah kebelakang ia segera
menyambar kearah manusia tembaga itu.
"Berhenti " bentak Lam-kong Pak dengan hati
terperanjat. Makhluk aneh itu berpaling ketika dilihatnya Lam-kong
Pak muncul disana sambil mengempit manusia tembaga itu
ia putar badan dan segera terbirit-birit lari dari sana.
Dengan kencang Lam-kong Pak mengejar dari belakang,
berhubung makhluk aneh itu harus mengempit dua orang
gerakan tubuhnya jadi makin lambat sedangkan tenaga
dalam yang dimiliki Lam-kong Pak sudah mendapat
kenaikan yang amat pesat. tidak sampai satu li ia sudah
kena dikejar oleh sianak muda itu.
"Suma Ing anjing bangsat " bentak Lam-kong Pak
dengan amat gusar, "Ayoh lepaskan mereka "
Makhluk aneh itu sama sekali tidak mengambil gubris, ia
tetap kabur dengan cepatnya dari tempat itu.
Lam-kong Pak segera menghimpun tenaga dalamnya
keujung jari lalu dari tempat kejauhan melancarkan satu
totokan kilat kearah punggung makhluk aneh itu.
Sungguh lihay mahkluk aneh itu ia tahu kalao serangan
jari itu dilancarkan dengan kekuatan yang luar biasa, buruburu
badannya mengengos kesamping .... "Kraaak"
sebatang pohon besar beberapa tombak jauhnya dari tempat
itu segera tumbang terhajar oleh serangan tersebut.
Lam-kong Pak maju menghalangi jalan perginya, dengan
suara kers ia membentak:
"Aku tahu bahwa engkau adalah Suma Ing, ayoh
lepaskan manusia tembaga itu, sekali lagi aku akan
mengampuni jiwa anjingmu...."
Mahkluk aneh itu masih membungkam dalam seribu
bahasa, tubuhnya sama sekali tak berkutik dari tempat
semula, Lam-kong Pak menggeretak gigi kencang- kencang
selangkah demi selangkah ia maju kedepan.
Mahkluk aneh itu segera angkat tubuh manusia tembaga
keudara rupanya dia akan turun tangan memusnahkan dua
orang tersebut.
Lam-kong Pak terkesiap dan menghentikan langkahnya
dengan suara keras ia berteriak.
"Suma Ing, perbuatanmu begitu keji dan hatimu begitu
hitam, apakah engkau tidak takut pembalasan dikemudian
hari?"" Mahkluk aneh itu tetap membungkam.
"Hmmm.. jangan kau anggap aku belum tahu siapakah
dirimu itu?" seru Lam-kong pak kembali, "Hmmm.. Hmmm
^ tempo hari kau telah merampas sebotol air racun Sam Wicheng-
sui dari tangan Tong Hui, dengan air racun itu kau
rusak wajah Yu Tien kemudian turun tangan pula terhadap
beberapa orang gadis lain- Heemm . heehmm.. kau anggap
perbuatanmu bisa mengelabui aku...." ^
Mahkluk aneh terap saja membungkam dalam serihu
bahasa. Lam-kong pak jadi mendongkol sekali, sambil menghela
napas panjang katanya:
"Suma Ing. sampai sekarang ibu masih tidak
mempersoalkan kelakuan busukmu dimasa-dimasa yang
lampau masih bersedia mengampuni jiwamu asal kau mau
bertobat dan kembali kejalan yang benar."


Kelelawar Hijau Lanjutan Payung Sengkala Karya S D Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Belum habis ia berpikir. . . .tiba-tiba. . .^ciit ditengah
desiran angin tajam yang menggeletar diudara mahkluk
aneh itu menjerit ngeri, manusia tembaga itu segera terlepas
dari genggamannya.
Tam-kong Pak tak mau membuang kesempatan yang
sangat baik ini dengan menghimpun delapan bagian tenaga
dalamnya ia lancarkan sebuah babatan dahsyat kedepan-
Dalam waktu singkat seluruh bumi bergetar keras, tubuh
makhluk aneh itu mencelat sejauh dua tombak lebih dari
tempat semula dan robeh terjengkang diatas tanah.
Lam-kong Pak tak tahu apa yang telah terjadi, ketika ia
menengok kearah manusia tembaga itu maka terlihatlah
sebuah lubang muncul diatas pakaian manusia tembaga itu
segera pikirnya:
"Dua orang gadis itu tentu sudah melancarkan sebuah
totokan lewat dibalik baju tembaga itu karena makhluk
aneh itu terluka maka ia baru melepaskan sanderanya...."
Sementara ingatan tersebut berkelebat dalam henaknya
makhluk aneh tadi sudah kabur dari tempat itu dan entah
kemana perginya, tapi jelas isi perutnya suah menderita
luka yang cukup parah.
Lam-kong Pak mendengus dingin serunya dengan suara
keras: "Hmmm kalian mencari penyakit buat diri sendiri....
kemana kalian simpan pakaianmu itu ?""
"Engkoh Pak. ampunilah kami" seru dua orang gadis
dalam baju tembaga itu.
"Hmmm.... cara kalian menggaplok orang sekali
memberi gula2 sepotong benar2 tak berani kuterima. ..."
"Engkoh Pak. kami toh sudah mengaku salah kenapa
engkau mesti mendesak kami terus menerus?"" seru Pek-li
Hiang. "Kami mengaku salah.... engkau boleh memaki kami
sepuas hati." sambung cu Li Yap pula, "pakaian kami sudah
dicuri oleh Ma Tie bangsat itu sekarang apa daya kita?""
"Hmmm... apa daya kita?" tentu saja kita harus lanjutkan
perjalanan dengan mempersilahkan memamerkan pantat2
kamu itu."
"Bagus, bagus engkau ingin menganiaya kami... aku tak
mau ambil peduli. kau harus Carikan akal bagi Kami.
bagaimana pun juga kami sudah tunjukan kejelekan,
kalau....kalau kami malu maka engkaupun akan malu.."
Dalam pada itu Loo Liang-jan telah menyusul datang
dengan suara keras ia berteriak: "Lam-kong sauya. apakah
didalamnya berisikan makanan yang lezat?""
"Hmmm sedikitpun tidak salah memang ada makanan
enak, cepat kempit dibawah ketiak dan kita menuju kekota"
Begitu mendengar ada makanan enak. Loo Liang-jan
segera berseru dengan keras "Sau-ya kalau mau makan mari
kita makan disini saja kenapa musti pergi kekota?""
"Tolol, kecuali makan nasi rupanya kau tak akan tahu
urusan lain ?"" bentak Lam-kong Pak dengan gusar.
"Sau-ya, engkau jangan menyalahkan diriku, selama
beberapa hari ini aku selalu tersiksa karena kekurangan
makanan-..."
Tiba-tiba Loo Liang jan menjerit keras dan membuang
manusia tembaga itu keatas tanah lalu loncat mundur tiga
langkah kebelakang teriaknya:
"Sau-ya bukankah engkau bilang isinya makanan enak.
kenapa bisa menggigit orang?"
"Loo Liang-jen." terdengar cu Li Yap membentak keras
"kalau engkau berani bicara tak genah lagi jangan salahkan
kalau aku tak akan mengampuni dirimu lagi" Loo Liang-jan
tertegun kemudian serunya.
"oooh.....rupanya nona yang bersembunyi didalam,
harap engkau jangan marah, tadi... heeh...heeehh.... aku
masih mengira makanan yang enak ....."
Begitulah dengan Loo Liang-jan yang mengempit
manusia tembaga itu berangkatlah Lam-kong Pak menuju
kesebuah kota keCii menurut maksud sianak muda itu
mereka Cari pakaian dulu dan mempersilahkan dua orang
gadis itu berpakaian kemudian baru besantap.
Kebetulan pada saat itu cu Li Yap pun sedang berkata:
"Engkoh Pak belikan dulu dua pakaian wanita,
kemudian dari rumah penginapan untuk berpakaian lebih
dahulu setelah itu baru urus pekerjaan lain ..."
"Engkau sudah menyiksa aku sampai hidup merana ini
haripun aku akan suruh kalian rasakan siksaan yang paling
bernilai" Buru2 jerit Pek-li Hiang serta cu Li Yap dengan suara
keras, " Engkau jahat sekali kami tak akan mengampuni
dirimu". "Mau mengampuni atau tidak itu toh urusan dikemudian
hari, sekarang kalau kau merasa punya kepandaian silahkan
dikeluarkan aku ingin lihat apakah kalian berani muncul
dari dalam pakaian tembaga untuk memamerkan pantatpantat
kalian yang mungil itU?".
"Duuuk Duuuk Duuuk" dua orang gadis menggedorgedor
kain tembaga namun Lam-kong Pak sama sekali
tidak menggubris mereka, disebuah toko pakaian ia
membeli dua perangkat pakaian nenek-nenek kemudian
menuju kesebuah rumah makan-
"Siau-ya, manusia tembaga ini diletakkan dimana ?""
terdengar Loo Liang-jen bertanya.
"Letakkan saja dibawah meja "
setelah meletakkan manusia tembaga itu dibawah meja,
Loo Liang-jan berteriak keras: "Hey pelayan,...pelayan...."
Pelayan rumah makan itu segera lari menghampiri
dengan ketakutan, dari bentuk badan Loo Liang-jan yang
mengerikan serta gerak gerik kedua orang itu yang aneh,
rupanya sang pelayan sudah tahu bahwa mereka bukan
manusia sembarangan.
"Toa-ya....aku sudah datang " serunya dengan gelagapan.
Loo Liang-jan melengak sejenak kemadian serunya:
"Keparat engkau berani menghina aku?"
"Hamba mana berani menghina toa-ya. harap engkau
jangan marah....Toa-ya. mau pesan apa ?""
"Bawa kemari daftar makanannya .. .."
Buru-buru pelayan berikan daftar makanan itu kepada
Loo Liang-jan- setelah memandang daftar itu sebentar ia
serahkan ketangan Lam-kong Pak. sebab ia tak dapat
membaca, ujarnya:
"Sau-ya silahkan engkau saja yang milih sayur" Lamkong
Pak tertegun. "Loo-toa, setiap kali masuk kerumah makan, engkau
tentu berteriak lapar dan pasti pesan beberapa puluh bakpao
untuk cuci mulut lebih dahulu, ini hari mengapa
sikapmu berubah?""
"oooh .. Sau-ya. aku sudah belajar tindak sopan, apa lagi
setelah bergaul dengan Sau-ya aku merasa bahwa banyak
makan sebenarnya sama sekali tidak berarti, lebih baik
makan hidangan lezat saja sambil perlahan-lahan
mencicipinya, dengan begitu terasa kenikmatannya
....bukan begitu ?""
"Kalau begitu. engkau saja yang pesan sayur "
Loo Liang jan menerima kembali daftar makanan itu dan
diserahkan ketangan sang pelayan- katanya:
"coba aku saja yang membaCa daftar makanan itu"
"Meletus tiga macam. mendayung air di Tong-teng, satu
bebek dimakan tiga, putar-putar kayun....."
"Apa yang disebut putar-putar kayun?"" sela Loo Liangjan
tercengang. "Putar-putar kayun adalah usus yang dimasak saus....."
"Baiklah. kalau begitu buatkan empat macam sayur itu
ditambah lima kati arak wangi, seratus lima puluh biji
lumpiyah. delapan mangkok bakmi kuah serta semangkok
besar kuah bak-so......"
Pelayan itu tertegun dalam hati pikirnya,
"Gentong nasi orang ini.. masa pesan sayur begitu
banyak?" gila benar orang ini...."
Sementara itu Lam-kong Pak sudah berkata,
"Loo-tua engkau dapat empat macam sayur itu
menandakan bahwa engkau sudab mendapat kemajuan
rupanya sudah banyak yang kau pelajari ini hari kita harus
baik-baik bersantap sampai kenyang"
"Bagaimana dengan kedua orang gadis itu........"
"Mereka sedang beristirahat dibawah, bagaimanapun
makan atau tidak makan tak jadi soal buat mereka....."
Ucapan tadi membuat mendongkol dua orang gadis itu,
mata mereka langsung melotot besar namun tak sepatah
katapun dapat diucapkan.
Tidak lama kemudian, sayur dan arak telah dihidangkan
dua orang itu segera menyikat semua makanan itu dengan
lahapnya bahkan Lam-kong Pak tiada hentinya memuji "Eh
mm, lezat sekali sayur ini.,.. arak wangi rupanya"
ia sengaja hendak menggoda gadis-gadis itu.
Menunggu santapan telah habis dan Lam-kong Pak telah
membayar rekening, ia jadi kaget ketika diketahuinya
manusia tembaga dibawah meja itu lenyap tak berbekas,
bahkan pakaiannya yang baru saja dibelipun lenyap tak
berbekas. Dikolong langit dewasa ini hanya percuri sakti Pek-li
Gong seorang memiliki ilmu pencuri lihay itu tak mungkin
ia bergurau dengan dirinya, lalu siapakah yang telah
mencuri manusia tembaga itu tanpa diketahui oleh mereka
berdua?" Sekarang Lam-kong pak baru menyesal, seandainya tadi
ia mendengarkan perkataan gadis itu dan membiarkan
mereka tukar pakaian lebih dahulu maka takkan terjadi
peristiwa semacam itu
"cepat kejar" bentak Lam-kong Pak dengan keras,
mereka berdua segera mengejar keluar dari rumah makan
itu dan menuju keluar kota.
Tapi empat penjuru sunyi senyap. kemanakah ia harus
melakukan pengejaran?" ketimur, barat, utara atau selatan"
pencarian semacam ini ibaratnya mencari jarum didalam
samudra. Lam-kong pakjadi amat gelisah, tiba-tiba ia temukan
pada punggung Loo Liang-jan tertempel secarik kertas
ketika kertas itu diambil maka terbacalah diatas kertas itu
bertulisan beberapa huruf:
"Untuk mencari orang yang sedang kau cari,
berangkatlah kekuil Shia-hong-blo diutara kota tertanda.
kakek bersedih hati"
Sekali lagi Lam-kong pak merasa terperanjat, ia berseru
tertahan dan gumamnya seorang diri.
"Kakek bersedih hati ?" apakah benar dikolong langit
terdapat seorang manusia bernama kakek bersedih hati ?""
Dengan suara dalam ia segera berseru:
"Ayoh berangkat, kita tengok kekuil shia-hong-blo
diutara kota "
Jarak dari situ diutara kota terpaut lima enam belas li
jauhnya ketika mereka tiba di luar kuil itu masih setengah li,
terdengarlah suara bentakan keras bergema memecahkan
kesunyian. Lam-kong Pakjadi amat terperanjat. sekuat tenaga ia
berkelebat maju kedepan pada jarak dua puluh tombak dari
kuil itu ia menerobos naik keatas tembok pekarangan-
Ketika ia melongok kebawah hatinya kontan tercekat,
ternyata Sun Han siang, siang Hong Ti. Pek-li Gong ayah
dan anak. cu Li Yap serta sepasang manusia jelek dari Haythian
telah terluka parah semua hanya tiga orang manusia
tembaga masih melangsungkan pertarungannya melawan
orang-orang dari perkumpulan Liok Mao Pang.
Pihak lawan dipimpin oleh kakek ombak menggulung,
dengan senjata payung sengkala ditangan ia nampak begitu
tangguh sehingga kendatipun harus menahan serangan
gabungan dari dua orang manusia tembaga, akan tetapi ia
masih tetap duduk diatas angin-
Sedangkan manusia tembaga yang lain melayani
kerubutan dari "Ngo-hoa-bak daging lima warna oei Hun.
Hek teng toi-hun lampu hitam pengejar nyawa Leng ciang
ciu, HanBu Siang setan gantung hidup Gou Jit serta Pat-pit
Lui-kong dewa geledek berlengan delapan Si-put-siu jelas
sekali manusia tembaga itu terdesak dibawah angin-
Lam-kong pak membentak keras, dengan cepat ia
menerjang kearah kakek ombak menggulung sambil
melancarkan sebuah pukulan dengan ilmu sakti payung
sengkala. "Blaaam. ." sepasang telapak saling membentur dengan
payung sengkala menimbulkan ledakan yang amat dahsyat.
Lam-kong Pak segera merasakan darah panas dalam rongga
dadanya bergolak kencang. bahwa cahaya merah yang
memancar keluar dari atas payung itu amat menyilaukan
matanya dengan cepat pemuda itu tergetar mundur kembali
sejauh tiga langkah lebar kearah belakang.
Dalam pada itu Loo Liang-jen telah menyusul datang.
sambil membentak keras dia hajar tubuh setan gantung
hidup Gou Jit sehingga terpental sejauh lima langkah lebih
dari tempat semula.
Kakek ombak menggulung menyeringai seram ejeknya
sambil tertawa sinis:
"Keparat cilik. rupanya dikolong langit hanya engkau
yang mampu melayani aku untuk bergebrak sebanyak
beberapa jurus. Hehhmm....hehbmm.....akan kukirim
engkau untuk melakukan perjalanan lebih dahulu. ..."
Belum habis dia berkata cahaya merah memancar keluar
dari balik senjata payung Sengkala itu, hawa tekanan yang
maha dahsyat seketika mengurung sekujur tubuhnya.
Lam-kong Pak tahu bahwa tekanan yang maha dahsyat
itu adalah hasil dari hawa murninya yang disalurkan
kedalam senjata payung itu, tentu saja akibatnya luar biasa.
Begitu ingatan berkelebat dalam benaknya sekilas cahaya
putih memancar keluar dari atas ubun2nya. ternyata bayi
sakti hawa murninya telah muncul dari dalam selangkangan
dan menyongsong datangnya serangan maut itu.
"BLAAAM ...." ledakan dahsyat menggeletar diseluruh
udara, sebagian besar bangunan kuil itu roboh jadi puing2
yang berserakan, desingan angin puyuh melanda seluruh
permukaan bumi membuat keadaan tersebut benar2


Kelelawar Hijau Lanjutan Payung Sengkala Karya S D Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mengerikan sekali.
Pertarungan semacam ini boleh dikata merupakan suatu
pertarungan yang sadis sekali, Kakek ombak menggulung
telah mengerahkan segenap kekuatan yang dimilikinya
ditambah ia membawa payung sengkala, bisa dibayangkan
kekuatan badannya sukar dilukiskan dengn
kata2.Sebaliknya bayi sakti milik Lam-kong Pak baru saja
terwujud dan ketangguhannya belum matang, setelah
termakan oleh getaran hawa khiekang yang maha dahsyat
itu, hampir saja bayi sakti tadi buyar jadi beberapa bagian-
...untung dengan cepat bayi sakti tadi menyusup kembali
kedalam selangkangan kendati begitu tubuh pemuda tesebut
mencelat sejauh satu tombak lebih dari tempat semula dan
jatuh tak sadarkan diri.
Kakek ombak menggulung sendiripun menderita
kerugian besar ia muntah darah segar tapi payung mautnya
masih sempat menyapu kembali kearah
samping......Bruuuk^ ditengah benturan keras pakaian
tembaga dari ke dua orang manusia tembaga itu hancur berkeping2
dan merekapun roboh tak sadarkan diri.
Dipihak lain Loo Liang-jen serta manusia tembaga yang
bekerja sama melayani empat tokoh sakti dari perkumpulan
Liok-mao-pang berlangSung seimbang tetapi kakek ombak
menggulung sudah kalap ia bermaksud membasmi segenap
jago kalangan putih yang hadir ditempat itu, sambil
menahan luka parah dalam isi perutnya ia terjun kembali
kedalam gelanggang.
"Blaaam.... blaaam..." dua benturan keras yang
menggeletar diangkasa membuat Loo Liang-jan serta
manusia tembaga itu roboh terjengkang diatas tanah dan
tidak bangun lagi.
Sedangkan kakek ombak menggulung sendiri keadaanya
sudah bagaikan lampu tak berminyak dengan badan
sempoyongan ia memperdengarkan suara tertawanya yang
menyeramkan Halaman depan kuil Shia-hong-bio tidak terlalu luas
sekarang setelah dipenuhi oleh jago-jago lihay yang
menggeletak diatas tanah, hampir saja tiada tempat untuk
menancapkan kakinya lagi, kakek ombak menggulung
segera membentak keras dan membawa empat orang jago
lihaynya kabur dari kuil tersebut.
Suasana sekitar kuil itupun pulih kembali daam
kesunyian dan keheningan, diatas tanah banyak
menggeletak tubuh-tubuh manusia yang sama sekali tak
berKutik. Tiba-tiba, sesosok bayangan manusia berkelebat
lewat dengan pandangan yang tajam ia menyapu sekejap
kearah tubuh manusia yang bergelimpangan diatas tanah
nampa kjelas orang itu amat terkejut,
orang itu adalah seorang manusia aneh baju merah
dengan pandangan yang seksama ia memeriksa semua
orang yang menggeletak disana, akhirnya ia berhenti disisi
tubuh Sun Han Siang dan memperdengar helaan napas
panjang.,^. Perlahan-lahan ia membalik tubuh Sun Han siang
sehingga menghadap keatas nampaklah air mukanya pucat
pias bagaikan mayat sedang matanya terpejam rapat,
namun kecantikannya masih tertera nyata.
Lama sekali manusia aneh baju merah itu berdiri
tertegun disana, akhirnya ia bergumam seorang diri,
"Sun Han Siang kau ...kau memang terlalu menarik
sekali sampai detik ini juga aku tetap tak dapat
menyalahkan dirimu, kalian sepasang suami isteri memang
merupakan pasangan yang paling cocok... Aaa aku keliru. .
. cu Hong Hong pun keliru. tapi siapa yang bisa
disalahKan?" akan tetapi aku tak akan melepaskan Lamkong
Liu" Kembali ia menghela napas panjang, lalu sambungnya:
"Pejamkanlah matamu kematianmu Cukup berharga
sebab pada akhirnya engkau telah mendapatkan Cinta yang
sejati serta akhir yang tenang, Lam-kong Liu memang
pantas kau Cintai. tetapi aku harus membinasakan
dirinya...."
Tiba-tiba, kembali terengar desiran angin berhembus
lewat dari luar kuil, manusia aneh baju merah itu segera
menyembunyikan diri kebalik reruntuhan kuil.
Tidak lama kemudian muncul sesosok bayangan hitam
ditengah halaman kuil sambil menyapu sekejap tubuhtubuh
yang terkapar ditanah ia menyeringai seram katanya:
" Heehh...heeehh....heeehh... akhirnya kalian pun
mengalami nasib seperti ini rupanya Thian memang belum
buta matanya...I Hmmm ...IHmmm... untuk melampiaskan
rasa dendam dalam hati serta rasa benci yang sudah
merasuk ketulang sumsum aku akan ...."
la tidak melanjutkan kata- katanya tapi mengangkat
Cakar mautnya dan dikebas-kebaskan diudara menyatakan
betapa gusar dan tekadnya yang meluap-luap....
Dengan pandangan yang tajam ia memeriksa setiap
tubuh yang menggeletak diatas tanah dan akhirnya tiba
disisi tubuh cu Li Yap serta Pek-li Hiang.
Tetapi karena kedua orang gadis itu mengenakan
pakaian nenek-nenek dan terlalu longgar lagi mereka
ditambah pula tubuhnya menghadap kebawah maka raut
wajah mereka tidak nampak jelas.
Makhluk aneh itu nampak tertegun lalu bergumam
seorang diri: "Rupanya dua orang bocah perempuan itu tak berada
disini, aaai...:.dendam berdarah ini terpaksa harus dituntut
balas pada lain kesempatan."
Maka ia segera berjalan mendekati Sun- Han siang,
setelah mengawasi raut wajah serta tubuhnya, sambil
menggertak gigi ia berseru:
"Sun Han Siang, putramu yang telah menyiksa aku jadi
begini rupa, putramu yang membuat ku cacad. aku hendak
menyiksa dirimu.. agar setelah matipun kau tak akan tenang
didalam baka...."
Bicara sampai disitu, sorot matanya menyapu sekejap
kearah tubuh Sun Han Siang terutama bagian payudara
serta alat vital bagian bawahnya. setelah itu ia perdengarkan
gelaK tertawanya yang amat cabul.
Perlahan-lahan ia berjalan mendekati tiga orang manusia
tembaga itu, ditemuinya pakaian tembaga yang mereka
kenakan telah bancur berkeping-keping, yang tersisa tinggal
bagian-bagian yang menutupi raut wajahnya belaka.
Darah berceceran diatas tanah. keadaan mengerikan
sekali, namun mahluk aneh itu sama sekali tidak
memperhatikan, ia bongkokan dadanya mencengkeram
salah seorang diantara manusia tembaga itu sambil
gumamnya seorang diri^ "Akan kulihat siapakah
sebenarnya mereka- mereka itu?"
Tetapi ketika tangannya yang berbulu itu bampir
menempel diatas wajah manusia tembaga tadi tiba-tiba ia
menarik kembali tangannya sambil bergumam kembali:
"Aaah... lebih baik nanti saja untuk sementara waktu tak
usah kulihat dulu siapakah ketiga orang manusia tembaga
ini, toh aku hendak memperkosa mayat dari Sun Han
Siang.... andaikata salah satu diantaranya adalah Lam-kong
Liu, bukankah aku....."
la segera tinggalkan manusia tembaga itu dan kembali
kesisi Sun Han Siang sambil katanya:
"Aaah... sekarang aku baru tahu bahwa dahulu kau
bersikap baik kepadaku karena engkau hendak
menggunakan tenagaku untuk memperkokoh serta
memperkuat kedudukanmu sebagai pemilik pegadaian Bulim
rupanya semua sikap baikmu itu hanya palsu..-.. setelah
bertemu dengan Lam-kong Pak engkau segera menyuruh
putramu untuk mencelakai aku membuat wajahku rusak
dan hancur sama sekali, membuat aku ingin hidup tak bisa
ingin matipun tak dapat....."
la tertawa seram setelah berhenti sebentar lanjutnya:
"Aku tak dapat melukiskan betapa sakit hati dan
dendamnya aku terhadap kalian semua. aku telah
bersumpah akan merusak kehormatanmu serta beberapa
orang gadis itu kemudian memusnahkan kalian dari muka
bumi.... heehh. . heeeh^... meskipun engkau sudah mati
ditangan anggota perkumpulan kami tapi kematianmu ini
masih belum dapat menebus dosa serta kesalahan yang
pernah kau lakukan terhadap diriku. aku hendak
menggagahi mayatmu. menodai tubuhmu agar setelah
menjadi setanpun engkau tak dapat mempertahankan
kebersihanmu. . . ."
Bicara sampai disini, ia segera membopong tubuh Sun
Han siang dan menuju ke ruang kuil.
"Berhenti" tiba-tiba bentakan keras berkumandang
memecahkan kesunyian yang mencekam seluruh jagad.
Mengikuti menggemanya suara bentakan itu terlihatlah
perempuan naga pengasingan cu Hong Hong melayang
masuk kedalam kuil, kembali bentaknya dengan suara
dalam: "Makhluk jelek. siapa yang kau bopong itu?""
Mengetahui orang yang datang itu adalah cu Hong
Hong, legalah hati Suma Ing sebab ia tidak pandang sebelah
matapun terhadap perempuan tersebut, sambil tertawa
seram jawabnya: "Siapa lagi" heehh...heebhh...heehhh ..dia
adalah Sun Han Siang .,.."
cu Hong Hong tertegun kemudian tegurnya: Apa yang
bendak kau lakukan ?"
"HaahIH...haaahh... haaahhh.. . engkau ingin lihat apa
yang hendak kulakukan terhadap dirinya ?" ejek Suma ing
sambil perdengarkan gelak tertawanya yang cabul.
cu Hong Hong bukan seorang perempuan ingusan yang
bodoh, dari nada ucapan itu segera diketahui olehnya apa
yang hendak dilakukan pemuda itu, sekujur badannya
gemetar keras dengan wajah berubah sangat hebat
bentaknya keras- keras: "Apakah engkau hendak...."
"heehh...heeehh...heehh, meskipun kata-katamu
selanjutnya belum kau lanjutkan tetapi aku sudah tahu apa
yang hendak kau ucapkan sedikitpun tidak salah akan
kusuruh dia mati tidak meram karena penasaran.. ..akan
kusuruh dia menjadi setan penasaran"
Sebenarnya perempuan Naga pengasingan cu Hong
Hong menaruh rasa benci yang amat sangat terhadap Sun
Han Siang ia selalu tak dapat memaafkan perempuan itu,
sebab Sun Han Siang Pernah mendorong tubuhnya hingga
terperangkap dalam lambung naga dan menderita selama
belasan tahun lamanya, tetapi alasan yang terpenting bukan
demikian, alasan yang terutama adalah karena ia tak dapat
melupakan Lam-kong Liu.
Inilah yang dikatakan orang dendam karena cinta
kadangkala jauh lebih mendalam dari pada dendam pribadi,
hanya dendam akibat Cintalah yang bisa membuat orang
jadi lupa segala-galanya.
Kita mendengar perkataan dari Suma Ing barusan,
Perempuan tersebut merasa girang sekali, jadi ingatan tadi
hanya berkelebat sebentar saja dalam benaknya, sebab
bagaimana juga dia bukan seorang manusia berhati jahat.
akibat cinta butalah selama beberapa tahun belakangan ini
wataknva berubah jadi buruk, kendatipun begitu sebagai
seorang perempuan ia tak sudi menyaksikan terjadinya
peristiwa brutal semacam itu.
"Bukankah engkau adalah Suma ing?"" bentak cu Hong
Hong dengan suara keras.
"Sedikitpun tidak salah aku adalah Suma Ing engkau
mau apa ?"
"Kalau tingkah laku dan perbuatan seorang manusia
tidak sesuai dengan moral seorang manusia. dia adalah
seekor binatang yang tak berotak. Suma Ing terus terang
kuberitahukan kepadamu, sekalipun aku mempunyai
dendam sedalam lautan dengan Sun Han Siang dan aku
sangat mengharapkan Kematiannya dalam keadaan
mengerikan tetapi dengariah baik- baik selama aku cu Hong
Hong masih bisa bernapas tidak nanti aku perkenankan
engkau melakukan perbuatan brutal seperti binatang
maCam itu "
Suma Ing segera tertawa setan.
"Haahh...haaahh...haaahh cu Hong Hong, bukannya aku
orang she Suma sengaja bicara mengibul, terus terang saja
Kukatakan bahwa engkau masih bukan tandinganku."
serunya, "hmmm kalau engkau sampai terjatuh ketanganku
maka akan kupersembahkan tubuhmu buat guruku karena
dia orang tua paling gemar bermain cinta dengan wanita
setengah baya atau nenek tua "
Mendengar perkataan itu, cu Hong Hong segera teringat
kembali pengalamannya ketika terjatuh ketangan ombak
menggulung tempo hari dimana hampir saja tubuhnya dan
dirinya hampir saja ternoda, hawa amarahnya seketika
memuncak dalam benaknya, dengan suara keras ia
membentak: "Bajingan anjing busuk serahkan nyawamu" bersamaan
dengan menggeletaknya suara bentakan tersebut dengan
sepenuh tenega ia lancarkan sebuah pukulan dengan jurus
ilmu sakti payung sengkala.
Suma Ing memindahkan tubuh Sun Hang Siang
ketangan kiri, sedang tangan kanannya yang berupa Cakar
berbulu yang amat besar dengan ancaman hawa pukulan
yang maha dahsyat menyongsong datangnya ancaman itu
"Blaaam" ditengah benturan keras yang menggeletar
diangkasa, tubuh cu Hong Hong tergentar mundur satu
langkah lebar kebelakang hal ini membuat hatinya amat
terperanjat. Perempuan itu lebih rela dirinya menemui ajal ditangan
Suma Ing daripada membiarkan pemuda itu melakukan
penggagahan secara brutal terhadap sesama kaum wanita,
ia berteriak keras dan sekali lagi menubruk kedepan-
Sekali lagi Suma Ing mengerahkan segenap kekuatan
yang dimilikinya melakukan sapuan tajam kedepan. jeritan
ngeri yang menyayatkan hati segera bergema memecahkan
kesunyian, tubuh cu Hong Hong terpental sejauh satu
tombak lebih dari tempat semula dan roboh terkapar dikaki
tembok kuil, badannya menggeletak dan tak berkutik lagi.
suma Ing tertawa seram ejeknya:
"hmmn itu namanya mencari penyakit buat diri sendiri


Kelelawar Hijau Lanjutan Payung Sengkala Karya S D Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sesudah kuselesaikan pekerjaanku akan kubawa pulang
dirimu kerumah dan persembahkan kepada suhu "
Habis berkata ia naik ketangga batu dan masuk kedalam
ruangan untuk melaksanakan perbuatan yang terkutuk itu.
Tiba-tiba.... gelak tertawa yang berat dan rendah
berkumandang keluar dari balik kuil bobrok tersebut, diikuti
berhembusnya segulung angin dingin yang membuat bulu
kuduk. pada bangun berdiri.
DENGAN hati terperanjat Suma Ing menghentikan
langkah kakinya, ia membentak dengan suara keras.
"Siapa yang bersembunyi didalam kuil" ayoh Cepat
gelindingkan keluar dari tempat persembunyianmu"
Sesosok bayangan hitam berkelebat lewat dari balik
kegelapan. sambil berdiri tegak dihadapan Suma Ing
serunya: "Suma Ing. aku perintahkan engkau untuk segera
malepaskan Sun Han Siang dari pondonganmu, dengan
memandang diatas wajah Sun Han Siang aku bersedia
untuk mengampuni jiwamu"
Suma Ing tidak mengetahui sampai dimanakah
kelihayan dari manusia aneh baju merah ini, dia mengira
setelah dikolong langit dewasa ini tiga orang manusia
tembaga dan Lam-kong Pak saja bukan tandingan dari
kakek ombak menggulung, apalagi orang yang lain lebih tak
usah dikatakan lagi. Ia segera menengadah keatas dan
tertawa seram. "Haaah...haaahh...haaah ..haaahh.... sungguh besar
bacot anjingmu itu kalau tidak kau ungkap tentang Sun Han
Siang mungkin keadaannya masih mendingan, sekarang
setelah kau mohonkan pelepasan baginya itu berarti engkau
punya hubungan pula dengan dirinya, baiklah akan siau-ya
kirim pula dirimu untuk pulang kesorga"
cakar berbulunya menyambar kedepan, diiringi desingan
angin pukulan ombak menggulung yang maha dahsyat
segera menekan kedada orang aneh baju merah itu.
Terdapat datangnya ancaman tersebut, orang aneh baju
merah itu sama sekali tidak berkutik, dengan telapaknya ia
menggulung kearah angin serangan lawan kemudian
menekan kedepan-.. "Blaaam" undakan batu itu seketika
tergetar sampai retak beberapa bagian, sementara Suma Ing
sendiripun terlempar jatuh dari tempat semula.
Kejadian ini sangat mengejutkan hati pemuda she-Suma
itu, untuk beberapa saat ia berdiri tertegun dengan hati tidak
puas, dia mengira dalam bentrokan barusan dirinya kurang
pusatkan pikiran sehingga digunakan kesempatan baik itu
oleh lawannya. Sekali lagi dia membentak keras. dengan tenaga pukulan
sebesar sepuluh bagian sebuah serangan maut kembali
dilancarkan. Seperti juga pada serangan yang pertama tadi, manusia
aneh baju merah itu masih tetap tidak menghindar ataupun
berkelit ia sambut datangnya ancaman tersebut dengan
keras lawan keras.
"Blaaam" kembali terjadi gempuran dahsyat yang
mengakibatkan sudut kuil gumpil sedikit. debu beterbangan
diangkasa dan asap berguguran keatas tanah. sekali lagi
Suma Ing terpukul mundur dua langkah lebar kebelakang,
membuat ia tertegun dan berdiri menjublak.
"Engkau masih belum puas?" tegur manusia aneh baju
merah itu dengan suara dingin.
Suma Ing tabu bahwa dia masih bukan tandingan
lawannya, tetapi diapun merasa tidak rela untuk
melepaskan Sun Han Siang dan pergi dengan tangan
kosong, biji matanya berputar mencari akaL. tiba2 dia
ambil keluar sebuah botol kecil kemudian tanpa
mengeluarkan sedikit suarapun mengguyurkan botol tadi
keatas badan orang aneh baju merah tadi.
Rupanya maausia aneh itu sudah mengetahul akan siasat
bUsUk lawannya, dengan cepat dia berkelebat menyingkir
lima langkah kesamping, bersamaan itu pula telapaknya
didorong kedepan melancarkan sebuah pukulan dahsyat.
Menghadapi keadaan yang begitu mendesak. terpaksa
Suma Ing mengendorkan tangannya dan melepaskan Sun
Han Siang dari bopongannya.
"Pyraaang ..." Air keras Sam-kui-ceng-swie menghantam
diatas dinding kuil dan mengepulkan segulung asap kuning.
"Sebenarnya siapa kah engkau?" bentak Suma Ing
dengan suara keras. Manusia aneh baju merah itu tertawa
dingin. "HHeehh- heehh -heehh . . . dengan memandang
kedudukanmu yang rendah, engkau masih belum berhak
untuK mengetahui siapa kah diriku"
Suma Ing tidak mau tunjukkan kelemahannya. sekali lagi
dia melancarkan sebuah pukulan dengan sepenuh tenaga.
Kali ini manusia aneh baju merah benar2 sudah
dipengaruhi oleh hawa amarah, sepasang telapaknya segera
kembali mengirim satu pukulan dengan sejajar dada.
"Duuuk" jeritan ngeri yang menyayatkan hati
berkumandang memecahkan kesunyian. tubuh Suma Ing
terpental sejauh satu tombak lebih dari tempat semula,
hampir saja ia roboh terjengkang keatas tanah.
Se-konyong2 gelak tertawa aneh berkumandang datang
dari kejauhan. Kakek ombak Menggulung muncul ditengah
halaman kuil dan berseru lantang:
"Dalam kolong langit dewasa ini hanya engkau seorang
yang pantas untuk beradu kekuatan dengan diriku. Mari . ,
.mari . . .sambutlah dahulu beberapa buah pukulan"
Dalam benturan yang terjadi belum lama berselang,
Suma Ing sama sekali tidak menderita luka. ia segera maju
kedepan dan memberi hormat kepada Kakek ombak
Menggulung. ujarnya:
"Suhu orang ini mempunyai tenaga dalam yang luar
biasa hebatnya, dia merupakan bibit bencana paling besar
buat kejayaan perkumpulan kita, orang semacam ini sudah
sepantasnya kalau segera dilenyapkan dari muka bumi"
Kakek ombak Menggulung tertawa seram-
"heehhh...heeehh,..heeehh ..bukannya aku sengaja
omong besar dan mengibul." katanya,
"dikolong langit dewasa ini belum ada orang yang
mampu menandingi kepandaian silatku. Kendatipun orang
baju merah ini hebat sekali, tetapi bila dibandingkan dengan
diriku maka keadaannya ibarat kunang2 dengan cahaya
rembulan" "oooh.. .sudah tentu saja suhu lebih hebat" seru Suma
Ing sambil tertawa licik. "Tidak lama kemudian, bukankah
suhu akan diangkatjadi Bu-lim Bengcu yang menguasai
seluruh persilatan dikolong langit" siap lagi yang mampu
menghadapi engkau orang tua?"
Tanya jawab dua orang guru dan murid yang mengibul
setinggi langit ini dengan cepat menjengkelkan hati orang
berbaju merah itu, dengan hati mendongkol ia tertawa
dingin tiada hentinya.
Per-lahan2 Kakek ombak Menggulung mencabut keluar
senjata mustika payung sengkalanya dari dalam sakunya,
cahaya merah yang menyilaukan mata segera menyebar
keempat penjuru, tegurnya:
"Sebenarnya siapakah engkau?""
"Seumur hidup engkau tak mungkin dapat menduga"
Kakek ombak menggulung jadi gusar ia membentak
keras dan payung mustikanya segara dikembangkan
lebar2...."Blaaaam" cahaya merah darah yang amat
menyilaukan mata segera mengurung sekujur badan orang
aneh baju merah itu.
Sedangkan Suma Ing sendiripun telah melupakan
perkataan sendiri yang begitu tekebur dengan sepenuh
tenaga dia segera lancarkan pukulan maut untuk
mengerubuti orang baju merah itu.
Bisa dibayangkan berapa dahsyatnya tenaga gabungan
yang datang oleh dua orang jago lihay itu, walaupun
manusia aneh baju merah sangat lihay tetapi ia tak berani
menyambut datangnya ancaman tersebut dengan keras
lawan keras cepat2 badanya menyingkir tiga langkah
kesamping. "Blaaaam" dentuman keras bergelegar di-angkasa,
dinding tembok kuil itu kena hajar sampai hancur dan
roboh berserakan di ataS tanah.
Manusia baju merah itu amat terparanjat namun kakek
ombak mengulung tidak sudi memberi kesempatan kepada
lawannya untuk ambil napas, sekali lagi ia menerjang
kedepan, denganpayung sengkala dia lancarkan sebuah
serangan. pada saat yang hampir bersamaan Suma Ing
melancarkan pula serangan dengan menggunakan ilmu
sakti payung sengkala, arah yang diserang adalah bagian
batok kepala musuhnya membuat orang baju merah itu tak
mungkin bisa menghindarkan diri lagi.
Menghadapi keadaan yang amat kritis dan berbahaya itu.
tiada jalan lain bagi orang baju merah itu untuk manerima
datangnya ancaman . tubuhnya segera merendah kemudian
dengan sepenuh tenaga menyambut datangnya ancaman
dari payung sengkala, dua telapak itu diadu dengan keras
lawan keras. "Blaaaaam .." dentuman keras kembali menggeletar
diangkasa diikuti dengusan berat memecahkan kesepian,
tubuh Suma Ing tergetar hingga mencelat sejauh satu
tombak lebih dari tempat semula dan roboh di sisi Lamkong
Pak. sedang orang aneh baju merah itu sendiri tergetar
hingga mundur sejauh lima langkah dari kedudukan
semula. Walaupun didalam bentrokan ini Kakek ombak
Menggulung berhasil menempati posisi atas angin. namun
tak urung hatinya merasa terperanjat juga . dalam hati ia
mengatahui, jika payung mustika itu tidak berada
ditangannya dan andaikata Suma Ing tidak membantu
dirinya. dia masih bukan tandingan dari orang aneh baju
merah itu. Kakek ombak Menggulung tertawa seram dengan wajah
menyeringai selangkah demi selangkah ia maju mendekat
kedepan, sedangkan orang baju merah itu perlahan2
mundur terus kebelakang.
Suma Ing yang kena dibanting diatas tanah merasakan
kepalanya pusing tujuh kaliling dan matanya ber-kunang2.
namun isi perutnya sama sekali tidak terluka, ketika ia
membuka mata dan melihat Lam-kong Pak berbaring tepat
dihadapannya, timbullah napsu membunuh dalam benak
pemuda itu. Ada dua alasan mengapa dia begitu membenci terhadap
Lam-kong Pak, pertama karena beberapa orang gadis cantik
itu terjatuh semua ketangannya, dan kedua Lam-kong Pak
telah merusak wajahnya sehingga hancur dan jeleknya luar
biasa. Tetapi yang aneh. walaupun Lam-kong Pak masih tetap
menggeletak tak berkutik namun paras mukanya merah
bercahaya. sedikitpun tidak menunjukkan tanda bahwa dia
sudah mati. Memandang paras muka lawannya yang begitu gagah
dan tampan, Suma Ing merasa semakin mendendam, niat
jahat muncul dalam benaknya, ia berpikir:
"Engkau telah membuat aku jadi sengsara dan hidup
menderita, sekarang akupun hendak merusak wajahmu
hingga hancur, jelek dan menyeramkan seperti setan,
nyawamu untuk sementara waktu tak akan kubereskan
dahulu, aku akan suruh engkau rasakan bagaimana
beratnya hidup dengan wajah yang porak poranda"
Karena punya pikiran begitu, maka diapun berbaring tak
berkutik diatas tanah, ditunggunya Lam-kong Pak sampai
mendusin dari pingsannya, apabila pemuda itu tunjukkan
gejala telah sadar maka dia akan segera turun tangan.
Dipihak lain, orang aneh baju merah itu sudah
bertempur kembali dengan Kakek ombak Menggulung, tiga
lima puluh gebrakan kemudian orang aneh baju merah itu
kembali sudah dipaksa berada dibawah angin- Karena
bagaimanapun juga payung sengkala adalah sebuah senjata
mustika yang sangat ampuh.
Setelah bayi hawa murninya tergetar sehingga mencelat
kembali kedalam tubuhnya, Lam-kong Pak jatuh tak
sadarkan diri namun jiwanya tidak melayang, karena itulah
ia sama sekali tidak mengetahui kalau Suma ing sudah
bersiap sedia mengagahi ibunya.
Disamping itu, dia merasakan hawa murni dalam
tubuhnya bergolak kencang dan se-akan2 hendak buyar,
karena itulah ia tak berani bicara maupun bergerak diam2
hawa murninya mulai diatur kembali.
Menanti Suma Ing sudab roboh terkapar disamping
tubuhnya, ia baru per-lahan2 membuka matanya, pada saat
itu hawa murninya sudah banyak yang telah pulih kembali.
ia yakni dengan kemampuannya masih mampu untuk
mengatasi Suma Ing.
Tetapi la tak tahu apa maksud dan tujuan Suma Ing ada
dihadapannya. ia ingin mengetahuinya lebih dahulu
kemudian baru mengambil keputusan apakah
membinasakan dirinya atau tidak.
Suma Ing sendiri dengan tenang dan sabar menanti terus
sebab dipihak lain Kakek ombak Menggulung telah berhasil
menduduki posisi diatas angin-
Kurang lebih seperminum teh lamanya sudah lewat.
tetapi Lam-kong Pak masih tetap berbaing diatas tanah
tanpa berkutik, bahkan senyuman tersungging diujung
bibirnya, Dalam hati Suma Ing mendengus dingin,
pikirnya: "hmm sekarang gembiralah sampai puas....sebentar lagi
akan kubuat dirimu manusia tidak mirip manusia, setan
tidak mirip setan. ..."
Tiba2 cu Li- yap bangkit berdiri. dengan pakaiannya
yang longgarseperti nenek2 serta darah yang ternoda
tubuhnya, gadis itu tampak lucu dan menggelikan-
Dia menengoK kekiri kekanan, ketika menjumpai cu
Hong Hong menggeletak pula disampingnya ia segera
memburu kedepan. "lbu . .. ibu . . ." teriaknya, "Cepatlah
mendusin . . .?"


Kelelawar Hijau Lanjutan Payung Sengkala Karya S D Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Suma Ing masih tetap tidak bergerak dari tempat semula,
sebab ia perCaya dengan keadaan cu Li-yap yang rapuh
pada saat ini, dalam sekali gebrakan saja dia sudah mampu
untuk merobohKannya-
Tiba2 dengan badan sempoyongan Pe-li Hiang juga
bangkit berdiri, Ketika sinar matanya yang jeli menemukan
Lam-kong Pak, terkapar disamping tubuhnya. Ia berseru
tertahan. Rupanya gadis itu menemukan pula sesosok aneh
dengan tangan yang berbulu menggeletak pula disamping
Lam-kong pak, ia segera maju kedepan dan siap memayang
bangun pemuda tadi.
Pada saat itulah Suma Ing menyeringai dan tertawa
seram sambil mencengkeram kakinya, ia menghardik:
"hmm.... kali ini engkau akan lari kemana?"
Ketika kakinya kena ditangkap Pek li Hiang merasakan
hatinya tergetar keras, ia segera berteriak:
"Aku tahu engkau adalah Suma Ing, bangsat terkutuk
apa yang hendak kau lakukan?"
"Apa yang hendak kulakukan?" akan kugagahi dirimu
leoih dahulu kemudian baru di bunuh"
cu Li yap yang menyaksikan kejadian itu segera
menerjang datang untuk melancarkan serangan tetapi
Sebelum Serangannya Sempat dilancarkan lengan
kanannya sudah keburu kena ditangkap oleh tangan berbulu
dan Suma Ing. Pemuda itu segera tertawa seram serunya,
"heehhh,..heeehhh..,heehhh rupanya kalian sudah
memakai pakaian kedodoran dari nenek tua. Hmm kalau
tidak begitu, sedari tadi Siau-ya pasti sudah lalap kalian
seCara bergantian"
Terkesiap hati gadis-gadis tersebut mendengar perkataan
itu, mimpipun mereka tak pernah menyangka kalau dua stel
pakaian nenek yang dibeli Lam-kong pak dalam
mendongkolnya justru telah selamatkan mereka dari
bencana perkosaan, mungkin inilah yang dinamakan takdir.
Suma Ing turun tangan dengan keCepatan sebagai
sambaran kilat, setelah berhasil menotok roboh dua orang
gadis itu, serunya kembali tertawa seram
"heeehh.. heeehh ..heehh ... akan kuperiksa dahulu
orang-orang yang ini apakah sudah mati atau belum,
kemudian baru akan kuperankan sandiwara hidup untuk
kalian lihat"
Dua orang gadis muda itu menyangka bahwa Suma Ing
akan menggagahi tubuh mereka, karena takutnya wajah
mereka berdua. berubah hebat.
Namun pemuda She Suma itu tidak berbuat demikiansambil
membopong tubuh Sun Han Siang serunya:
"Sudah kalian lihat" aku akan mengetahui dahulu
mayatnya..., agar dia mati dengan mata tidak meram"
Dua orang itu jadi amat terperanjat hingga matanya
terbelalak dan mulutnya melongo, mimpipun mereka tak
menyangka kalau perkataan itu diucapkan oleh seorang
manusia, karena bagaimanapun juga Sun Han Siang adalah
ibunya sekalipun bukan ibu kandungnya, tapi semenjak
kecil sudah dirawat olehnya.
Lam-kong Pak yang pura2 pingsan tak dapat menahan
hawa amarahnya lagi, sambil menggertakkan giginya,
tubuhnya meluncur kedepan sambil melepaskan serangan-
Suma Ing hanya merasakan pandangannya kabur dan
tahu2 jalan darah coan-sim-hiat dibawah ketiaknya sudah
kena dicengkeram oleh lawannya membuat ia kesakitan
hingga sekujur badanya gemeter keras.
Setelah jalan darahnya tertotok tadi Cu Li-yap berdua
mengira kali ini jiwa mereka tak dapat diselamatkan lagi,
kini menyaksikan kemunculan Lam-kong Pak bagaikan
malaikat yang turun dari kahyangan kedua orang segera
menghembuskan napas lega.
Dalam pada itu seorang manusia tembaga yang
menggeletak diatas tanah itu loncat bangun kemudian
sambil menggepit dua orang manusia tembaga lainnya
segera melayang tinggalkan tempat itu
Lam-kong Pak sendiri telah pusatkan semua
perhatiannya pada Suma Ing, karena gusar berCampur
mendongkol sepasang matanya telah berubah jadi merah
membara. dengan penuh kebencian teriaknya:
"Anjing yang tak tahu diri, akan kuhancur lumatkan
tubuhmu untuk melampiaskan rasa benci dan marahku
terhadap dirimu."
Waktu itu Cu Hong Hong telah bangkit pula dari atas
tanah. melihat Suma Ing sudah ditangkap oleh Lam-kong
Pak, ia jadi kegirangan, teriaknya:
"Bocah engkau harus selesaikan binatang itu sehingga tak
bisa berbuat jahat lagi di kolong langit, ketahuilah barusan
dia akan , . .."
"Boanpwee sudah tahu, harap cianpwee suka
membebaskan jalan darah dua orang gadis itu, kemudian
sadarkan pula orang-orang yang lain"
Mula pertama Cu Hong Hong membebaskan jalan darah
dari Cu Li yap lebih dahulu, sesudah saling berpelukan
mereka baru membebaskan jalan darah dari Pek li Hiang.
Setelah mendapatkan siksaan dan penghinaan, kedua
orang gadis itu menaruh penasaran yang amat membenci
terhadap Suma Ing. terdengar Cu Li- yap berseru:
"Enci Hiang, mari kita siksa dirinya agar ia tahu
bagaimanakah enaknya hidup menderita dikolong langit"
Pedang Darah Bunga Iblis 4 Asmara Berdarah karya Kho Ping Hoo Pendekar Remaja 9
^