Pencarian

Kemelut Blambangan 6

Kemelut Blambangan Seri Pecut Sakti Bajrakirana Karya Kho Ping Hoo Bagian 6


Candra Dewi yang sudah pernah dikalahkan Maya Dewi menjadi gentar. Akan tetapi Arya Bratadewa belum mengetahui sampai di mana kedigdayan Maya dewi. Dia mengira bahwa tingkat kepandaian Maya Dewi tentu tidak melampaui kepandaian Candra Dewi. Kekebalan terhadap tembakan pistol itu bukan merupakan hal yang terlalu aneh pada masa itu. Banyak tokoh yang memiliki kekebalan seperti itu. Maka, dengan marah Arya Bratadewa lalu menyimpan kedua pistolnya, mencabut goloknya yang mengkilap tajam lalu dengan pekik yang parau dia menerjang maju dan menyerang Maya Dewi.
Dari gerakan golok yang menyambar ke arah kepalanya dari atas, Maya Dewi maklum bahwa Arya Bratadewa merupakan lawan yang tangguh. Akan tetapi ia merasa yakin dapat mengatasi lawan ini, maka dengan gerakan lembut namun cepat ia mengelak ke kiri, lalu tangan kanannya menyambar mengirim tamparan jarak jauh.
"Wirrr ....!" Arya Bratadewa mengeluarkan teriakan tertahan ketika merasa ada angin dahsyat menyambar dari samping. Dia cepat menarik tubuh ke 431
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com belakang untuk mengelak dan goloknya berkelebat lagi, kini membacok dari samping ke arah perut Maya Dewi.
"Singgg .... plakk!" Tubuh Arya Bratadewa terhuyung ke belakang dan matanya terbelalak. Gadis itu tadi menangkis goloknya dengan tangan telanjang dan pertemuan anyara golok dan telapan tangan itu telah membuat dia terdorong keras ke belakang.
"Tar-tar-tarr!" Kebutan berbulu putih di tangan kiri Candra Dewi meledak-ledak dan menyambar-nyambar ke arah kepala Maya Dewi yang dengan tenang melangkah mundur dan menggunakan angin pukulan tangannya untuk menangkis sehingga kebutan itu terpental sebelum menyentuh tubuhnya.
Akan tetapi sinar berkilat ketika pedang di tangan kanan Candra Dewi meluncur ke arah dada adik tirinya. Maya Dewi mengelak ke kanan. Akan tetapi pada saat itu, golok di tangan Arya Bratadewa menyambar ke arah lehernya! Kembali Maya Dewi mengelak dengan lompatan ke belakang. Maklum bahwa dikeroyok dua orang yang sakti, yang hendak membunuhnya, sedangkan sedikit pun tidak ada niat dihatinya untuk membunuh dua orang ini, maka untuk dapat menjaga diri dengan baik, Maya Dewi melolos sabuk cinde yang dapat menjadi ikat pinggangnya.
432 Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com Begitu ia menggerakkan sabuk cinde ini, tampak sinar keemasan
bergulung- gulung menyelimuti dirinya. Candra Dewi dan Arya Bratadewa terkejut. Senjata
mereka terpental
setiap kali mereka menyerang dan bertemu dengan gulungan sinar keemasan itu. Sinar itu mengeluarkan tenaga lentur, lunak namun sulit ditembus, bahkan tenaga sakti mereka yang mendorong senjata mereka itu membalik dan tergetar.
Diam-diam Candra Dewi merasa heran dan kagum sekali. Ia memang pernah dikalahkan Maya Dewi, akan tetapi sama sekali tidakpernah disangkanya adik tirinya itu sehebat ini kesaktiannya. Arya Bratadewa adalah seorang yang amat tangguh, mungkin setingkat 433
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com dengan kepandaiannya sendiri. Akan tetapi, kalau tadinya ia merasa yakin bahwa mereka berdua tentu akan mampu merobohkan Maya Dewi, sekarang kenyataannya, mereka berdua sama sekali tidak dapat menembus pertahanan Maya Dewi berupa gulungan sinar sabuk cindenya itu!
Maya Dewi memang tidak ingin mencelakai apalagi membunuh dua orang itu. Sudah meresap betul ke dalam sanubarinya nasihat Bagus Sajiwo agar ia tidak melakukan pembunuhan dan menghilangkan segala perasaan dendam dan benci dari lubuk hatinya terhadap siapapun juga. Karena itu, ketika tadi ia mengembalikan dua butir peluru pistol, ia hanya menujukan sambitannya ke arah kaki sehingga sebutir peluru melukai kaki Dartoko tanpa membahayakan nyawanya.
Dua orang itu menjadi amat penasaran dan mereka berusaha sekuat tenaga untuk menembus pertahanan sinar emas yang melindungi tubuh Maya Dewi. Bahkan keduanya mulai mengeluarkan kekuatan sihir melalui bentakan-bentakan untuk menyerang batin dan menggetarkan jantung Maya Dewi sehingga petahanannya akan melemah. Namun Maya Dewi sama sekali tidak terpengaruh, bahkan kini Maya Dewi mulai mengubah gerakannya, bukan 434
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com hanya bertahan melainkan membalas dengan serangan untuk menyudahi perkelahian itu. Pada suatu saat yang sudah ia perhitungkan, ketika bulu kebutan putih menyambar dari atas, ia menggerakkan sabuk cindenya yang menangkis langsung membelit sehingga ujung kebutan dan ujung sabuk cinde saling membelit. Pada saat itu, golok Arya Bratadewa membacok dari atas ke arah kepala Maya Dewi. Maya Dewi menggunakan tenaga saktinya menarik sehingga kekuatan itu ikut tertarik. Rentangan bulu kebutan itu kini menangkis golok yang menyambar turun.
"Prattt .... !!" Bulu kebutan itu bertemu golok dan putus, bulunya rontok berhamburan ke bawah.
Pada saat itu, Arya Bratadewa terkejut karena selain goloknya malah merusak kebutan kawan sendiri, juga pertemuan senjata itu membuat tangan yang memegang golok tergetar hebat. Pada detik itu juga jari tangan kiri Maya Dewi meluncur dan mengetuk pergelangan tangan kanan Arya Bratadewa.
"Tukk .... !" Arya Bratadewa berseru kaget dan goloknya terlepas dari pegangan tangannya yang terasa lumpuh kehilangan tenaga! Dia melompat ke belakang.
Candra Dewi yang kehilangan bulu kebutannya, dengan marah dan nekat menusukkan pedangnya ke 435
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com arah dada Maya Dewi dari samping. Maya Dewi menggerakkan tangan kirinya yang miring dan dipergunakan sebagai pedang membacok ke arah pedang lawan yang meluncur ke dadanya sambil miringkan tubuh.
"Syuuuuttt .... trakkk!" Pedang itu patah menjadi dua potong. Dengan muka berubah pucat Candra Dewi juga melompat jauh ke belakang. Kini Candra Dewi dan Arya Bratadewa berdiri
berdampingan dan memandang kepada Maya Dewi dengan sinar mata penuh kebencian dan kemarahan.
Mereka melihat Maya Dewi melibatkan kembali sabuk cinde di pinggangnya yang ramping dengan sikap tenang seolah tidak pernah terjadi perkelahian mati-matian yang mengancam nyawanya tadi.
Karena maklum bahwa mereka tidak akan
mampu mengalahkan Maya Dewi, juga tembakan pistol tidak akan dapat merobohkannya, Arya Bratadewa dan Candra Dewi lalu memutar tubuh dan pergi, diikuti oleh Dartako yang terpincang-pincang.
Setelah agak jauh, Candra Dewi berhenti dan menoleh.
"Maya Dewi, engkau yang sudah bergelimang dosa, pernah melakukan segala macam kejahayan sehingga dirimu berlepotan noda, kotor dan dikenal 436
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com sebagai iblis betina, sekarang pura-pura menjadi orang bersih dan suci! Sungguh tidak tahu malu!"
Arya Bratadewa juga menoleh dan berseru,
"Munafik tidak tahu diri!" Kemudian mereka bertiga pergi meninggalkan tempat itu.
Maya Dewi sejak tadi hanya berdiri dan
mengikuti mereka dengan pandang matanya.
Mendengar caci maki yang amat menghina itu, ia menggigit bibir lalu memejamkan kedua matanya sehingga dua titik air mata yang berada di matanya keluar dan jatuh ke atas pipinya.
"Duh Gusti Allah, ampunilah kiranya semua dosa hamba dan kuatkanlah hati hamba untuk menerima semua penghinaan ini. Hamba patut menerima semua penghinaan ini. Hamba patut menerima hukuman ini .... " bisiknya.
Maya Dewi merasa lega lagi, terbebas dari himpitan perasaannya yang tertekan mendengar penghinaan tadi. Mulutnya dapat mengembangkan senyum lagi dan ia melanjutkan perjalanannya memasuki dusun Sampangan.
Semua penduduk yang berpapasan dengannya, memberi salam dengan ramah dan hormat kepada
"Dewi" yang merupakan penolong dan pelindung mereka seama setahun ini. Maya Dewi lalu menuju 437
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com rumah Ki Lurah Ganjar dan disambut dengan penuh kegembiraan oleh Ki Lurah Ganjar dan keluarganya.
Ketika Maya Dewi menyatakan keinginannya untuk pergi merantau meninggalkan Gua Siluman, semua orang merasa terkejut dan kecewa karena wanita ini sudah dianggap sebagai dewi pelindung mereka!
"Ah, Ni Dewi, sungguh kami merasa kecewa, menyesal dan kehilangan sekali mendengar andika akan meninggalkan kami. Akan tetapi kami tentu saja tidak berhak untuk menghalangi keinginan Andika.
Akan tetapi harap Andika berhati-hati karena tadi ada tiga orang mencurigakan yang masuk ke dusun ini dan seorang di antara mereka adalah penjahat yang dulu mengganggu kami dan telah Andika usir dari Gua Siluman."
"Jangan khawatir, Paman. Mereka tadi sudah bertemu dengan aku dan sudah kuusir pergi."
"Sekarang ini keadaan sedang kacau, Ni Dewi.
Kami mendengar bahwa kekacauan terjadi dimana-mana dan ada desas-desus bahwa Blambangan akan menyerbu daerah Mataram."
"Hemm, benarkah itu, Paman?"
"Ya, kami mendengar bahwa daerah yang
pertama kali diancam Blambangan adalah Kadipaten 438
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com Pasuruan yang merupakan benteng pertama dan terdepan dari Kerajaan Mataram. Ah, kalau terjadi perang, yang menderita paling hebat adalah rakyat jelata. Perhubungan dan perdagangan terhenti, sandang pangan menjadi mahal dan terutama sekali, dalam keadaan keruh dan kacau itu orang-orang jahat bermunculan."
"Harap Paman tenangkan hati. Seperti telah berulang kali aku menekankan bahwa untuk menjaga keamanan di dusun ini, harus digalang persatuan di antara seluruh penduduk. Bukan saja bergotong royong untuk mensejahterakan penduduk akan tetapi juga bergotong royong menanggulangi semua kesulitan. Kalau seluruh penduduk bersatu, kukira orang-orang jahat pun akan gentar mengganggu dusun ini. Kalau kalian semua sudah berikhtiar sekuat tenaga dan kemampuan, maka akhirnya kalian hanya tinggal berserah diri kepada Gusti Allah karena hanya Dia saja yang berkuasa melindungi siapa saja yang sejalan dngan kehendakNya."
"Ah, terima kasih, Ni Dewi. Kami akan
menaati semua pesan Ni Dewi."
"Sekali lagi sebelum aku pergi ingin kuingatkan Paman agar Paman selalu mendahulukan kepentingan penduduk dusun Sampangan. Masihkah Paman ingat 439
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com mengapa Paman harus selalu mendahulukan kepentingan dan kesejahteraan penduduk dusun ini?"
"Saya tidak pernah melupakan semua nasihat Andika selama Andika tinggal di gua. Saya harus mendahulukan kepentingan penduduk karena saya menyadari bahwa tanpa penduduk, saya ini bukan apa-apa. penduduk yang memilih saya dan mereka memilih saya tentu dengan harapan agar saya menjadi pemimpin yang baik dan dapat menjadi pelayan yang baik, pengatur yang jujur dan tidak bertindak sewenang-wenang mengandalkan kekuasaan sebagai lurah."
"Bagus sekali, Paman. Dan ingatkah Paman mengapa sebagai orang nomor satu di dusun ini, Paman harus jujur dan bersih?"
"Saya mash ingat, Ni Dewi. Seorang pemimpin merupakan panutan bagi penduduknya. Kalau saya sebagai orang nomor satu di dusun ini bertangan bersih, maka semua pembantu saya, para pamong dusun, juga akan meniru dan tidak berani melakukan kecurangan demi keuntungan diri pribadi. Kalau ada yang bertangan kotor, saya akan tegur dan pecat atau hukum dia! Sebaliknya kalau tangan saya sebagai pemimpin kotor, maka para pembantu saya tidak akan berani menegurnya karena tangan saya sendiri juga 440
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com kotor. Dan kalau semua pamong desa bertangan bersih, kekayaan dusun tidak akan bocor diselewengkan tangan-tangan kotor para pamong, sehingga kekayaan itu dapat mensejahterakan semua penduduk."
"Baik sekali Paman. Dan kalau semua pamong bersih sehingga kehidupan penduduk makmur, dengan sendirinya penduduk akan mentaati semua perintah pamong karena menyadari bahwa semua peraturan itu demi kebaikan dan kesejahteraan penduduk."
"Saya mengerti sepenuhnya, Ni Dewi. Semoga saja Gusti Allah akan selalu memberi kekuatan kepada kami para pamong dusun ini agar kami dapat melawan semua godaan syaitan."
"Bagus, Paman. memang, melawan godaan
syaitan yang selalu mempergunakan segala yang serba enak dan menyenangkan sebagai umpan untuk menyeret kita ke dalam perbuatan dosa, bukanlah pekerjaan yang mudah. Hanya kepada Gusti Allah yang dapat memberi kekuatan kepada kita untuk bertahan terhadap godaan syaitan. Mengandalkan hati akal pikiran saja sukar untuk dapat bertahan karena syaitan selalu menyelinap dan ingin menguasai hati akal pikiran kita sehingga semua pandangan membela dan membenarkan perbuatan sesat kita. Gusti Allah 441
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com mengasihi manusia yang berserah diri kepadaNya dengan sabar, ikhlas, dan tawakal."
"Aduh, Ni Dewi. berkat bimbingan Andika maka kami dapat sadar dan dapat memiliki iman yang kuat. Andika sunguh bagaikan seorang dewi yang suci dan...."
"Cukup, Paman, janagn memuji aku. Aku juga hanya seorang manusia yang bergelimang dosa, yang selalu mohon pengampunan dari Gusti Allah, yang berusaha untuk bertaubat."
Kini banyak penduduk yang berdatangan.
Agaknya berita bahwa Ni Dewi yang mereka hormati dan cintai itu hendak pergi meninggalkan mereka, tersiar dengan luas dan berbondong-bondong mereka datang ke kelurahan sehingga pekarangan itu penuh dengan manusia.
"Lihat, Ni Dewi. Semua orang memuja dan berterima kasih kepada Andika!" kata lurah Ganjar.
Mendengar ini, Maya Dewi lalu bangkit dari kursinya dan diikuti Lurah Ganjar ia keluar dan berdiri di tepi pendopo yang lebih tinggi dari pekarangan di mana semua penduduk dusun Sampangan berkumpul. Kini semua keluarga Lurah Ganjar juga sudah keluar dari dalam rumah dan berkumpul di pendopo.
442 Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com Keharuan menyelinap dalam hati Maya Dewi.
Tiba-tiba seperti kilat menyambar, terbayang olehnya pengalamannya dahulu ketika ia masih dijuluki Iblis Betina. Sekarang kalau mengingat semua itu, ia merasa heran bagaimana mungkin ia dahulu dapat bertindak demikian kejam terhadap orang lain!
Padahal, orang-orang itu demikian baik terhadap dirinya seperti yang diperlihatkan penduduk Sampangan ini. Teringat ia akan kata-kata Bagus Sajiwo yang sekarang tampak betul kebenarannya.
Sikap baik orang lain terhadap kita hanya merupakan pantulan cermin sikap kita terhadap orang itu.
Demikian sebaliknya. Kalau kita membenci seseorang, pasti orang itu pun akan membenci kita.
Kalau kita baik, dalam arti kata yang sebenarnya, kepada seseorang, pasti orang itu pun akan baik kepada kita. Bagus Sajiwo pernah berkata kepadanya bahwa kalau kita melakukan sesuatu berarti menanam pohon yang kelak buahnya kita makan sendiri, maka harus memilih bibit pohon yang baik. Sebaliknya kalau kita mengalami sesuatu, baik maupun buruk, itu adalah buah daripada pohon yang kita tanam sendiri.
"Para Bibi, Paman, dan saudara sekalian!
Jangan memuja dan berterima kasih kepada aku, melainkan selalu pujalah dan berterima kasihlah 443
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com kepada Gusti Allah. Aku mohon pamit akan meninggalkan dusun ini melanjutkan perjalanan hidupku. Selamat tinggal!" Setelah berkata demikian Maya Dewi berjalan keluar dari pendopo, diikuti oleh Lurah Ganjar bersama semua keluarganya. Setelah tiba di luar pekarangan dan hendak meninggalkan dusun Sampangan, semua penduduk mengantar Maya Dewi dan banyak di antara para wanita dusun itu menangis! Anak-anak kecil pun mengikuti sehingga peristiwa ini amat mengharukan hati Maya Dewi, memperkuat keyakinannya bahwa hanya kalau dalam hidup ini dipenuhi kasih sayang yang melahirkan tindakan baik terhadap orang lain, maka hidup terasa berbahagia sekali.
Setelah tiba di luar gapura dusun dan melihat para penduduk masih juga mengikutinya walaupun ia sudah minta agar mereka mengantar sampai disitu saja, Maya Dewi berkata lantang, "Selamat tinggal!"
Setelah berkata demikian, tubuhnya berkelebat dan lenyap dari situ. Ketika semua orang mencari-cari, mereka melihat bayangan Maya Dewi sudah jauh sekali dan sebentar kemudian lenyap di sebuah tikungan. Dipimpin Lurah Ganjar, penduduk kembali ke dusun mereka dan merasa kehilangan.
444 Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com Setelah berlari cepat sampai jauh meninggalkan Dusun Sampangan Maya Dewi kini berjalan santai.
Tentu saja ia tidak mau terlihat orang selagi ia berlari cepat, karena hal itu akan menarik perhatian orang. Ia melangkah dalam perjalanannya menuju ke timur karena ia mengambil keputusan untuk pergi ke Pasuruan. Ia tertarik mendengar bahwa Kadipaten Blambangan hendak menyerbu Pasuruan dari Lurah Ganjar tadi. Ia akan mengikuti jejak Bagus Sajiwo, yaitu membela Kerajaan Mataram di mana ia sudah melakukan banyak kejahatan yang merugikan Mataram. Ia hendak menebus semua kejahatannya itu dengan membela Mataram apalagi mendengar bahwa mungkin sekali Blambangan dibantu oleh Kumpeni Belanda. Kini ia mempunyai perasaan tidak suka kepada Belanda dan ia mengerti bahwa Belanda sedang berusaha untuk memperluas kekuasaannya di Nusa Jawa. Hal ini harus ditentang dan mengingat bahwa yang gigih menentang Belanda hanya Mataram, maka ia akan mendukung Mataram.
Ketika datang perasaan kesepian
mengganggunya, ia merasa lemas. Semenjak berpisah dari Bagus Sajiwo, ia merasa seolah kehilangan segala-galanya, ia merasa kesepian, tidak mempunyai siapa-siapa lagi, hidupnya kosong tanpa arti. Ingin 445
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com Maya Dewi menangis kalau ia teringat akan Bagus Sajiwo dan membayangkan pemuda itu mengeluarkan kata-kata yang lembut dengan sikap yang amat ramah dan akrab kepadanya. Akan tetapi ketika ia mengingat kembali banyak ucapan pemuda itu yang berkesan dalam hatinya, ia teringat ucapan Bagus Sajiwo tentang kemilikan dan kemelekatan.
Kita manusia ini sesungguhnya tidak memiliki apa-apa, demikian antara lain Bagus Sajiwo berkata.
Segala sesuatu di alam mayapada ini adalah milik penciptanya, yaitu Gusti Allah, Sang Maha Pencipta.
Keluarga kita, harta benda kita, apa saja yang ada pada kita, adalah milik Gusti Allah. Bahkan badan kita sendiri bukanlah milik kita! Bagaimana dapat dikatakan milik kita kalau sehelai rambut pun kita tidak dapat menguasainya, tidak dapat mengatur pertumbuhannya" Semua milik Gusti Allah, milik Yang Menciptakan sehingga setiap saat kalau Dia menghendaki, dapat Dia ambil, berpisah dari kita.
Siapa yang mampu mencegah datangnya kematian, kalau Dia Yang Maha Memiliki berkenan mengambil milikNya" Kita tidak memiliki apa-apa. Kita hanya mempunyai. Punya yang sifatnya seperti pinjam. Kita hanya meminjam semua yang ada pada kita ini, termasuk badan kita. Sekali waktu yang kita pinjam 446
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com itu pasti akan diambil kembali oleh Si Pemilik. Kalau kita merasa memiliki, perasaan yang palsu dan keliru, maka akan tumbuh kemelekatan. melekat pada benda, pada manusia lain, kepada apa saja yang kita anggap milik kita. Dan muncullah duka kalau kita dipisahkan dari sesuatu yang kita anggap milik kita itu.
Demikian ucapan Bagus Sajiwo yang masih terngiang dalam sanubarinya. Ucapan-ucapan pemuda itulah yang membuat ia kuat menahan segala kedukaan.
"Duh Gusti Allah, terjadilah segala
kehendakMu seperti yang Engkau rencanakan." Maya Dewi berbisik kepada dirinya sendiri dan kini wajahnya cerah berseri mengembangkan senyum ketika ia melihat keindahan alam yang terbentang luas di sana, tampak dari atas bukit yang dilaluinya itu.
Seluruhnya itu, termasuk dirinya, adalah milik Gusti Allah. Ia tiada berdaya, hanya dapat berserah diri sebagai landasan semua usahanya untuk hidup selaras dengan kehendakNya. Berserah diri berarti taat akan segala perintahNya. Karena semua yang dipunyainya itu hanya benda pinjaman, terutama badan ini, jiwa raga ini, maka sudah semestinya kalau ia menjaga baik-baik agar badan dan batin tetap terpelihara dengan baik, tetap dalam keadaan baik dan bersih.
447 Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com
**kz** Rumah mungil itu berada di sudut kota
Pasuruan. Tidak sangat besar, namun mungil dan terpelihara baik sehingga dinding, pintu dan jendelanya tampak bersih. Juga halamannya ditanami pohon-pohon buah, terutama sawo sehingga tampak teduh dan sejuk. Di samping kiri rumah itu terdapat sebuah taman kecil namun penuh tanaman bunga. Di belakang terdapat kebun yang ditanami jagung dan beberapa macam sayuran. Kebun itu cukup luas.
Pada pagi hari itu, sepasang suami isteri pemilik rumah itu duduk di serambi depan. Sang suami berusia sekitar tiga puluh tujuh tahun, bertubuh sedang namun tegap. Wajahnya cukup tampan, dengan sepasang mata yang sinarnya lembut, hidungnya mancung dan wajah itu cerah, selalu mengembangkan senyum. Pakaiannya sederhana saja, namun bersih dan rapi. Dia duduk di atas sebuah kursi, memandang ke arah halaman dan menerawang seperti melamun.
Sang isteri yang duduk di kursi lain berhadapan dengan meja, adalah seorang wanita berusia sekitar tiga puluh lima tahun. Wajahnya bulat dan cantik, 448
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com dagunya runcing dengan sepasang mata bintang dan mulutnya menggairahkan. Biarpun usianya sudah sekitar tiga puluh lima tahun, namun tubuhnya masih ramping padat.
Suami isteri itu adalah sepasang pendekar yang sakti mandraguna, terutama sang suami. Dia bernama Parmadi dan isterinya bernama Muryani.
Suami isteri ini, seperti para satria dan pendekar yang lain, adalah orang-orang yang setia kepada Mataram dan berjasa ketika terjadi perang antara pasukan Mataram melawan pasukan Kumpeni Belanda. Juga mereka selalu menentang pengacauan yang dilakukan para telik sandi (mata-mata) Kumpeni Belanda.
Karena jasa-jasa mereka, Sultan Agung, raja Mataram berkenan memberi hadiah kepada suami isteri ini.
Karena seperti kebanyakan para satria, mereka tidak ingin terikat dengan kedudukan, maka sebagai penggantinya, Sultan Agung menghadiahkan sebidang tanah dan rumah mungil itu di Pasuruan.
Suami isteri ini hidup dengan tenang dan tenteram di Pasuruan. Mereka dikaruniai seorang anak laki-laki yang berusia enam tahun. Setelah menikah selama kurang lebih tujuh tahun, barulah mereka 449
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com dikaruniai anak. Anak tunggal yang mereka beri nama Joko Galing.
Pada hari itu Parmadi dan Muryani duduk di serambi rumah mereka, makan jagung rebus yang muda dan manis sambil bercakap-cakap. Biasanya, setelah sarapan mereka lalu bekerja di ladang sayuran membantu dua orang pembantu mereka. Mereka mempunyai dua orang pembantu pria yang merawat taman dan kebun, dan seorang pembantu wanita setengah tua yang membantu Muryani melakukan pekerjaan rumah. Akan tetapi pagi ini mereka tampak santai, namun bercakap-cakap dengan serius. mereka telah mendengar berita malam tadi akan persiapan Kadipaten Blambangan untuk menyerbu Mataram dan banyak kemungkinan pasukan Blambangan akan menyerbu Pasuruan sebagai benteng pertama Kerajaan Mataram.
"Kakangmas Parmadi, agaknya perang akan berkobar lagi, sekarang Mataram akan diserbu Blambangan. Kehidupan yang aman tenteram ini akan terguncang kekacauan perang." kata Muryani.
"Benar, Diajeng. Akan tetapi selama enam tujuh tahun ini, setelah perang melawan Belanda usai kita hidup tenteram di sini, kita tidak pernah lengah dan berhenti latihan. Kalau memang Mataram akan 450
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com diserang Blambangan kita akan membela Mataram seperti dulu. Apalagi aku menduga bahwa kalau Blambangan berani menyerang Mataram, tentu kadipaten itu mengandalkan bantuan yang kuat.
Mungkin Belanda berada di belakangnya. kita tidak perlu khawatir."
"Aku tidak takut, Kakangmas, akan tetapi memang agak khawatir. Keadaan kita tidak seperti dulu lagi, sekarang kita harus menjaga keselamatan anak kita."
"Tentu saja, akan tetapi kita tidak perlu khawatir. bukankah kita dapat mengerahkan segala kemampuan kita untuk membela Mataram" Ini berarti kita juga menjaga keselamatan anak kita. Pula, kepercayaan kita dan penyerahan diri kita kepada Gusti Allah mendasari ikhtiar kita untuk melindungi diri kita dan anak kita, Dalam penyerahan diri itu kita harus membebaskan semua pengaruh kehendak akal pikiran kita sendiri."
"Aku mengerti, Kakangmas. Akan tetapi,
bagaimana juga, hati seorang ibu pasti tidak terlepas dari kekhawatiran akan keselamatan anaknya. Karena itu, Kakangmas, menghadapi ancaman perang ni, aku mempunyai gagasan yang baik."
"Hemm, gagasan apakah itu, Diajeng?"
451 Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com
"Begini, Kakangmas. Sebelum pasukan
Blambangan menyerbu Pasuruan, lebih baik kita antarkan anak kita ke perguruan Bromo Dadali di Gunung Muria. Biarpun sekarang Bapa Guru Ki Ageng Branjang sudah tua, namun kalau Joko Galing berada di sana, dia akan terlindung. Dengan adanya anak kita berlindung di sana, tentu hati kita akan menjadi lebih tenang dan tenteram sehingga kita dapat memusatkan perhatian kita untuk membela Mataram.
Bagaimana pendapatmu, Kakangmas?"
Parmadi mengangguk-angguk. "Ah, gagasanmu itu baik sekali, Diajeng! memang itulah agaknya jalan terbaik mengatasi persoalan ini. di sana, dibawah bimbingan Ki Ageng Branjang, Joko Galing dapat memperdalam dasar-dasar ilmu silat. Apalagi di sana terdapat banyak murid Bromo Dadali sehingga dia mendapat kesempatan bergaul. Nah, kapan kita berangkat ke sana?"
"Secepatnya, Kakangmas."
Pada saat itu terdengar derap kaki kuda dan seekor kuda besar dengan seorang anak laki-laki di punggungnya, berjalan congklang memasuki pekarangan rumah itu. Anak laki-laki itu berusia enam tahun, akan tetapi tubuhnya tegap dan tampak kuat dan trengginas ketika dia melompat turun dari atas 452
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com punggung kudanya setelah kuda itu tiba di depan serambi rumah di mana ayah ibu anak itu sudah berdiri dan tersenyum memandangnya.
Joko Galing, anak itu, berkulit coklat bersih.
Wajahnya bulat dan bentuk mulutnya manis seperti wajah dan mulut Muryani, sedangkan mata dan hidungnya mirip mata dan hidung Parmadi. Seorang anak laki-laki yang tampan dengan rambut hitam agak berombak.
"Ayah! Ibu! aku melihat pasukan berbaris dan latihan perang-perangan di alun-alun!" Joko Galing berseru girang sambil menambatkan kudanya pada batang pohon sawo terdekat. Parmadi dan Muryani saling pandang dan Muryani berkata, "Kalau begitu kita harus cepat berangkat!"
"Berangkat ke mana, Ibu?"
Muryani merangkul puteranya. "Joko, kita akan pergi mengunjungi Eyang Gurumu."
"Eyang Guru Resi Tejo Wening, Ibu" Apakah Ayah sudah menemukan di mana Eyang guru itu berada?" tanya Joko Galing. Bocah ini sudah mengetahui bahwa guru ayahnya adalah Resi Tejo Wening yang menurut ayahnya tidak pernah muncul di dunia ramai dan ayahnya sendiri tidak tahu di mana kakek itu berada. Ada pun guru ibunya adalah Ki 453
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com Ageng Branjang, ketua perguruan Bromo Dadali di gunung Muria.
"Bukan, Joko. Kita akan mengunjungi Eyang Guru Ki Ageng Branjang."
"Wah, ke Perguruan Bromo Dadali di gunung Muria, Ibu" Aku senang sekali, akan dapat bertemu dengan Eyang Guru Ki Ageng Branjang! Sayang sekali aku tidak dapat bertemu dengan guru Ayah, Eyang Resi Tejo Wening. Kata Ayah, beliau sudah tua sekali. Ayah, kalau Ayah tidak tahu di mana Eyang Resi itu berada, lalu bagaimana Ayah dapat menghubunginya?"
"Eyang gurumu itu sudah tua sekali. Ketika terakhir kali aku bertemu dengan beliau, usianya sudah tujuh puluh lima tahun. Sejak itu, hampir lima belas tahun aku tidak mendengar beritanya. Kini usianya tentu sudah sembilan puluh tahun!"
"Wah, sudah tua sekali, Ayah!"
"Ya, kelak kalau ada waktu dan kesempatan, engkau akan kuajak mecari beliau di gunung Lawu."
Joko Galing merasa girang sekali.
Mereka bertiga lalu berkemas dan pada
keesokan harinya, pagi-pagi sekali mereka berangkat meninggalkan Pasuruan. Perjalanan dari pasuruan ke Gunung Muria cukup jauh, maka mereka bertiga 454
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com menunggang kuda dan membawa bekal pakaian dalam buntalan yang ditaruh di atas punggung kuda masing-masing.
Beberapa hari kemudian mereka memasuki
Kadipaten Surabaya. Parmadi mengajak isteri dan anaknya untuk singgah di Kadipaten Surabaya, menhadap Pangeran Pekik, Adipati Surabaya. Dahulu, pangeran pekik pernah bermusuhan dengan Mataram.
Akan tetapi ketika Mataram menyerbu Surabaya, setelah melalui pertempuran-pertempuran dahsyat, Surabaya dapat dikalahkan. Sultan Agung yang ingin mempersatukan seluruh Nusa Jawa untuk menjadi kuat menghadapi Kumpeni Belanda, tidak
menghukum Pangeran Pekik, bahkan mengangkatnya menjadi Adipati Surabaya dan menikahkan Pangeran Pekik dengan Ratu Wandansari, Puteri Mataram sehingga kalau tadinya mejadi musuh, kini Pangeran Pekik menjadi keluarga Sultan Agung. Parmadi sudah mengenalnya, maka kunjungan Parmadi dan Muryani yang membawa puteranya itu diterima dengan gembira. Setelah tinggal di Kadipaten Surabaya selama dua hari dan mempergunakan kesempatan itu untuk membicarakan masalah Blambangan yang dikabarkan hendak menyerbu Mataram. Pada hari ke 455
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com tiga, pagi-pagi sekali, Parmadi dan anak isterinya melanjutkan perjalanan menuju Gunung Muria.
Pada siang harinya, mereka sudah jauh
meninggalkan Surabaya dan tiba di jalan yang melalui hutan lebat. setelah tiba di jalan simpang tiga, mereka membelok ke kanan, ke arah utara. Matahari telah berada di atas kepala, panasnya bukan main.
"Kita berhenti mengaso di bawah pohon itu sebentar dan kita makan bekal makanan yang kita bawa dari Surabaya." kata Muryani yang melihat betapa Joko Galing tampak kelelahan. Juga kuda mereka sudah tampak lelah.
Mereka segera membuka bekal makanan dan makan di bawah pohon yang sejuk itu. Melihat Joko Galing makan dengan lahapnya, Muryani tertawa.
"Nah, seharusnya begini kalau engkau makan, Joko!
Makan banyak agar tubuhmu kuat dan dapat menolak datangnya penyakit. Engkau biasanya kalau makan di rumah hanya sedikit."
Joko Galing tersenyum memandang kepada
ibunya. "Ibu, mengapa makan di sini rasanya enak sekali" Rasanya jauh lebih enak daripada kalau makan di rumah. Padahal, makanan ini kan biasa saja, kalau makan di rumah Ibu membuat lebih banyak masakan dan disini kita makan di tempat terbuka, di bawah 456
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com pohon dan hanya duduk di atas tanah bertikar rumput!"
**kz** Jilid X IAR Ayahmu yang memberi penjelasan untuk menjawab pertanyaanmu itu, Joko! " kata B Muryani sambil tersenyum memandang
kepada suaminya.
"Kita selesaikan dulu makan kita, nanti kuberi penjelasan." kata Parmadi. Mereka melanjutkan makan dan setelah selesai, Muryani membereskan sisa bekal makanan dan membungkusnya lagi. Parmadi lalu memandang puteranya yang duduk di depannya.
"Pengalaman merupakan pelajaran yang paling baik, Joko, karena merupakan kenyataan yang dialaminya sendiri, bukan hanya mendengarkan keteranan orang lain. Engkau tadi merasakan sendiri betapa nikmatnya makan seperti ini. Pengalaman tadi mengajarkan kenyataan kepadamu bahwa kelezatan makan hanya memegang peran kecil saja untuk membuat orang dapat menikmati makanan. Yang membuat orang dapat menikmati makanan adalah 457
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com badan sehat, hati bahagia, pikiran tenteram, dan dapat menerima apa yang ada sebagai karunia Gusti Allah."
"Masih ada lagi, Ayah."
"Apa itu?"
"Perut lapar!"
"Ha-ha-ha, tentu saja! Keadaan di tempat terbuka, di alam bebas seperti ini membuat kita merasa bersatu dengan alam, merasa bebas dari semua ikatan dan urusan dunia yang ruwet. Hal ini menimbulkan perasaan bersyukur kepada berkat Gusti Allah yang berlimpah-limpah. Menerima segala macam keadaan apa adanya tanpa menilainya sebagai baik atau buruk, mendatangkan rasa bersyukur dan berterima kasih kepada Gusti Allah dan inilah yang membuat hati bahagia dan pikiran tenteram itu sehingga kita dapat menikmati hidup ini."
"Wah, Kakangmas, jangan terlalu tinggi, nanti Joko malah menjadi pusung dan tidak mengerti."
Muryani mengingatkan.
"Bagaimana, Joko, apakah engkau mengerti?"
tanya Parmadi. Joko Galing mengangguk, "Menurut
pengertianku, pendeknya aku tidak boleh mengeluh dan menerima apa adanya dengan bersyukur dan berterima kasih, benarkah ini, Ayah?"
458 Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com
"Benar, hanya perlu ditambah sedikit, yaitu bersukur dan berterima kasih kepada Gusti Allah."
"Nah, ini yang ingin kuketahui dengan jelas, Ayah. Aku sering mendengar dari Ayah dan Ibu yang menyebut-nyebut Gusti Allah. Sesungguhnya, siapakah Gusti Allah itu, Ayah?"
Parmadi saling pandang dengan Muryani.
Karena pertanyaan ini diajukan oleh anak berusia enam tahun, walaupun mereka tahu akan kecerdasan Joko Galing, maka jawabannya harus disesuaikan pula dengan alam pikiran dan pengertian seorang anak kecil.
"Dengar baik-baik, Joko. Yang kita sebut gusti allah itu adalah Sang Maha Pencipta, yang menciptakan dan mengadakan segala sesuatu di permukaan bumi, juga yang berada di dalam bumi dan di awing-awang. Segala tumbuh-tumbuhan, dari lumut sampai pohon beringin, segala hewan, dari semut sampai gajah, semua manusiam apa saja tidak akan ada kalau tidak diadakan oleh Gusti Allah. Juga cacing-cacing di dalam tanah, ikan-ikan dalam airm burung-burung di udara, segala sesuatu tang hidup dan yang mati, adalah ciptaan Gusti Allah, juga awan, hujan, kilat, badan, matahari, bintang, pendeknya apa saja, semua itu ada karena dibikin ada oleh Gusti 459
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com Allah Yang Maha Kuasa! Sebutir pasir pun tidak akan ada kalau tidak diadakan atas kekuasaan Gusti Allah.
Nah, sudah jelas, bukan?"
Joko Galing bengong mendengar ini.
Pikirannya melayang-layang mencoba untuk membayangkan kekuasaan yang demikian hebatnya.
"Kalau begitu kekuasaan Gusti Sultan Agung juga masih kalah besar, Ayah!"
Ayah ibunya tertawa dan Muryani
merangkulnya. "Tentu saja! Biarpun Gusti Sultan Agung itu besar kuasanya, namun itu hanya kekuasaan seorang manusia dan beliau juga merupakan ciptaan Gusti Allah. Kekuasaan Gusti Allah tidak dapat kau bandingkan dengan apa atau siapapun juga. Kekuasaan manusia, betapapun pandai dan saktinya dia, hanya merupakan setetes air dibandingkan kekuasaan Gusti Allah tiada batasnya.
Bahkan air samudera itu hanya merupakan sebagian kecil saja dari ciptaan Gusti Allah."
Joko Galing semakin bengong, terheran-heran karena baru sekarang dia mendengar tentang kekuasaan Gusti Allah yang demikian besar, tak terbayangkan oleh akal pikirannya.
"Hayo kita lanjutkan perjalanan kita. Joko, tidak perlu engkau pusing memikirkan semua yang 460
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com telah kau dengar tadi. Kelak engkau akan mengerti sendiri."
"Baik, Ayah."
Mereka menunggang kuda mereka yang sudah mengaso dan makan rumput sejak tadi, lalu melanjutkan perjalanan mereka. Setelah matahari mulai condong ke barat, jalan umum yang sepi itu membawa mereka keluar dari hutan. Tiba-tiba terdengar derap kaki banyak kuda dari arah belakang.
Mereka berhenti dan menengok ke belakang. Debu mengebul tinggi dan Parmadi dapat menduga bahwa yang datang itu adalah rombongan yang terdiri dari sedikitnya sepuluh orang, melihat tebalnya debu mengebul dan suara derap kaki kuda.
"Minggir, Diajeng, Joko, ambil tempat di belakangku!" kata Parmadi untuk menjaga segala kemungkinan.
Setelah rombongan itu tiba dekat, Parmadi mendapat kenyataan bahwa mereka terdiri dari tiga belas orang. Tiga orang yang berada terdepan agaknya yang memimpin rombongan itu karena pakaian mereka berbeda dari sepuluh orang yang lain.
Terutama pemuda tampan yang berada paling depan.
Pemuda ini berusia sekitar dua puluh lima tahun, pakaiannya mewah dan dari pakaian dan kain 461
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com kepalanya, dapat diduga bahwa dia berasal dari Nusa Bali. Ada pun yang dua orang lagi, menunggang kuda dan kini mengapit pemuda itu, berpakaian seperti bangsawan Bali pula. Yang pertama berusia sekitar empat puluh satu tahun, bertubuh tinggi kurus, bermata sipit hidungnya pesek dan mulutnya cemberut terus. Ada pun orang kedua berusia sekitar tiga puluh enam tahun, tubuhnya tinggi besar, mukanya bopeng (bekas cacar), matanya lebar hidungnya besar dan mulutnya menyeringai terus.
Parmadi, Muryani, dan Joko Galing berada di atas kuda mereka, bersikap tenang berhadapan dengan rombongan itu.
"Kisanak, engkau tentu yang bernama Parmadi dari Pasuruan yang berjuluk Si seruling Gading itu, bukan?" Tanya pemuda tampan berpakaian
bangsawan Bali itu. Dari logat bicaranya pun dapat diketahui bahwa dia adalah seorang dari Bali.
Parmadi tidak mengenal tiga orang yang
memimpin rombongan berkuda itu. Kalau rombongan ini dapat mengejar dan menusulnya, berarti mereka tahu ke arah mana dia dan anak isterinya pergi dan hal ini berarti mereka telah mencari keterangan di Pasuruan, mungkin mendapatkan keterangan dari para pelayan di rumahnya yang mengetahui bahwa dia 462
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com sedang melakukan perjalanan menuju ke Gunung Muria.
"Benar, sekali, Kisanak. Aku adalah Parmadi.
Siapakah Andika dan ada keperluan apakah Andika mengejar kami?"
"Aku bernama Tejakasmala, utusan Sang
Adipati Blambangan." kata pemuda itu engan nada suara yang membayangkan kebanggan terhadap dirinya sendiri sehingga terdengar congkak sekali.
"Dan aku pembantunya, Cakrasakti senopati terkenal dari Klungkung." kata orang yang tinggi kurus.
"Aku Cakrabaya, juga senopati dari Bali." kata orang yang tinggi besar bermuka bopeng.
Parmadi merasa heran. "Kalian bertiga ini adalah orang-orang Bali, bagaimana dapat menjadi utusan Adipati Blambangan" Dan mengapa mengejar kami yang tidak mempunyai urusan apapun dengan Bali dan Blambangan?"
Hemm, Parmadi. Apakah Andika tidak tahu bahwa Blambangan dan Bali tidak dapat dipisahkan"
Kami adalah utusan dari Kerajaan Klungkung di Bali yang diperbantukan kepada Adipati Blambangan.
Sekarang kami menjadi utusan yang berkuasa penuh dari Adipati Blambangan. Beberapa bulan yang lalu 463
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com kami mencari Andika di Pasuruan, akan tetapi Andika tidak berada di rumah. Sekarang kami datang lagi di Pasuruan, akan tetapi mendapat keterangan bahwa Andika pergi menuju Gunung Muria. Karena itu kami segera mengejar dan dapat menyusul Andika di tempat ini."
Parmadi mengangguk-angguk. Dia memang
mendengar dari para pelayannya bahwa ketika dia dan anak isterinya pergi membawa Joko Galing melihat lautan, ada tiga orang berpakaian Bali datang mencarinya. Kiranya tiga orang ini, dan kini mereka membawa sepuluh orang anak buah!
"Lalu apa keperluannya Andika bertiga diutus Adipati Blambangan untuk mencariku?"
"Parmadi, kami diutus Sang Adipati
Blambangan untuk mengundang Andika menghadap beliau di Blambangan, sekarang juga." kata Tejakasmala dengan suara membujuk. Melihat keadaan suami isteri yang elok dan agah ini, dalam hatinya Tejakasmala merasa kagum. Suami isteri yang tenang dan tampak berwibawa ini lebih
menguntungkan dijadikan kawan daripada lawan.
Pandangan Tejakasmala yang tajam dapat menegenal orang sakti mandraguna dari sikapnya.
464 Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com
"Maafkan kami, Tejakasmala, kalau kami
terpaksa tidak dapat memenuhi undangan itu. Selain kami tidak mempunyai persoalan dengan Kadipaten Blambangan, juga kami hendak pergi ke Muria dan tidak ada waktu luang.
Tejakasmala mulai mengerutkan alisnya, mulai berkurang kesabarannya. Pemuda ini bukan orang jahat walaupun dia memang berwatak sombong dan suka mengagulkan diri sendiri. Dia setia kepada Bali dan menganggap diri sendiri seorang pahlawan. Akan tetapi, belum pernah dia melakukan kejahatan.
"Parmadi, kami adalah utusan Adipati
Blambangan yangtelah diberi hak dan kekuasaan untuk bertindak. Maka, sekali lagi kutegaskan bahwa Sang Adipati Blambangan memerintahkan agar Andika sekarang juga ikut bersama kami menghadap beliau di Blambangan!"
465 Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com Parmadi mengerutkan alisnya. "Tejakasmala, aku bukan


Kemelut Blambangan Seri Pecut Sakti Bajrakirana Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kawula Blambangan. Adipati Blambangan tidak berhak memerintahkan aku menghadapnya di Blambangan dan aku pun tidak merasa berkewajiban untuk mentaati perintahnya."
"Babo- babo, Parmadi! Andika menantang" Ingat, kami telah diberi kekuasaan untuk memaksamu pergi menghadap ke Blambangan!"
"Hei, bocah lancing keparat Tejakasmala!
Siapakah engkau ini, berani memaksa orang untuk mentaati kehendakmu" Kalau suamiku tidak mau, kalian mau apa?" Muryani dengan marah meloncat turun dari punggung kudanya.
466 Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com Tejakasmala tersenyum. Biarpun usia Muryani sudah tiga puluh lima tahun, namun masih tampak cantik dan luwes. Dia menjawab sambil tersenyum,
"Maaf, kalau tidak mau, terpaksa kami akan menggunakan kekerasan karena perintahnya, Parmadi harus dibawa menghadap, hidup atau mati."
"Hidup atau mati" Jahanam busuk, engkaulah yang akan mati lebih dulu!" Wanita itu dengan gerakan cepat sejaki tekah menerjang ke depan dan kedua tangannya memukul. Hawa panas sekali menyambar ke arah Tejakasmala.
"Hyaaaatttt!" itulah Aji pukulan Bromo Latu yang mengandung tenaga sakti yang amat panas.
Tejakasmala terkejut juga menghadapi serangan yang dahsyat itu. Tubuhnya mencelat ke atas untuk menghindar dari hawa pukulan yang menyambar itu.
Terdengar kuda yang ditunggangi Tejakasmala meringkik keras yang roboh dengan kepala pecah dan tewas seketika!
"Diajeng ....!" Parmadi hendak mencegah namun sudah tidak keburu. Dia pun segera melompat turun dan berkata kepada Joko Galing.
"Engkau tunggu dibawah pohon sana."
Joko Galing tidak takut melihat betapa ayah ibunya dihadapi tiga belas orang itu. Dia yakin akan 467
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com kesaktian ayah ibunya maka ketika ayahnya berkata semikian, dia lalu menjalankan kudanya ke bawah pohon besar tak jauh dari situ. Dia turun, menambatkan kudanya pada batang pohon dan berdiri menonton. Dia menahan diri untuk tidak bertepuk tangan melihat betapa pukulan ibunya tadi merobohkan dan menewaskan kuda besar yang tadi ditunggangi laki-laki sombong yang mengaku bernama Tejakasmala itu.
Tejakasmala marah bukan main, akan tetapi dia pun terkejut. Dia memang sudah mendengar keterangan dari Blambangan bahwa selain Parmadi itu sakti mandraguna, juga isterinya memiliki kesaktian.
Akan tetapi sama sekali tidak disangkanya bahwa isteri Parmadi sedahsyat itu pukulannya!
Karena kudanya dipukul mati, Tejakasmala marah dan dia segera menerjang ke arah Muryani dengan Aji Condromowo yang amat ganas dan dahsyat. Kedua telapak tangan pemuda itu menjadi merah membara dan hawa panas terasa sampai jauh.
"Haiiittt ....!" Dia menerjang sambil
menghantamkan tangan yang dipenuhi Aji
Condromowo itu.
"Biar aku menyambutnya!" kata Parmadi dan tubuhnya sudah berkelebat kedepan isterinya, lalu dia 468
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com menggerakkan tangan menyambut pukulan tangan membara itu dengan Aji Surya Hasta.
"Wuuutttt .... wessss .... !!" Pukulan panas tangan Tejokasmala itu seolah bara api bertemu air dingin. Uap dan asap mengepul ketika dua tangan itu bertemu dan kedua orang itu terdorong ke belakang sampai beberapa langkah. Keduanya terkejut akan tetapi Parmadi memandang heran. Pemuda itu ternyata memiliki tenaga yang amat dahsyat sehingga ketika dia menangkis, pertahanannya hampir saja bobol! Dia bersikap hati-hati sekali dan lebih banyak menghindarkan diri mengandalkan keringanan tubuh dan gerakannya yang membuat tubuhnya seperti bayangan yang sukar diserang. Tejakasmala yang merasa penasaran menyerang terus. Dia sudah mengambil keputusan untuk membunuh suami isteri yang amat berbahaya bagi Blambangan itu. Juga ini sesuai dengan rencana yang sudah diatur oleh Bhagawan Kalasrenggi atas nama Adipati Santa Guna Alit dan para pimpinan persekutuan yang terdiri dari Blambangan, Klungkung Bali, orang-orang Madura yang memusuhi Mataram di luar tahunya Pangeran Cakraningrat yang oleh Sulan Agung telah diangkat menjadi penguasa di Madura. Selain itu, juga terdapat pula wakil Kumpeni Belanda. Mereka sudah sepakat 469
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com untuk membunuh Parmadi dan isterinya yang sakti itu. Tugasnya adalah membujuk Parmadi untuk menyerah kepada Blambangan. Kalau suami isteri itu tidak mau menyerah, mereka harus dibunuh karena kelak mereka akan menjadi penghalang besar bagi Blambangan yang ingin menyerbu Pasuruan sebagai langkah pertama untuk menyerang Mataram.
Terjadilah pertandingan yang amat seru dan menarik antara Parmadi dan Tejakasmala. Keduanya adalah orang-orang yang memiliki kesaktian yang hebat. Tejakasmala adalah murid terkasih dari Bhagawan Ekabrata, seorang pertapa yang sakti mandraguna di Gunung Agung, Bali. Akan tetapi sekali ini dia bertemu dengan Parmadi, murid terkasih mendiang Ki Tejo Wening yang juga seorang pertapa yang sakti mandraguna. Gerakan kedua orang yang saling serang ini mendatangkan hawa pukulan yang menyambar-nyambar sehingga mengguncang ranting dan daun-daun pohon, bahkan orang lain dapat merasakan getaran yang melanda tanah di sekitar tempat pertempuran itu!
Sementara itu, melihat pemimpin mereka sudah saling serang dengan Parmadi, Cakrasakti dan Candrabaya, dua orang senopati Klungkung Bali itu tidak tinggal diam. Mereka berdua lalu mencabut 470
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com senjata mereka, yaitu keris yang besar panjang dan mengkilap, kemudian sambil mengeluarkan suara gerengan seperti harimau, mereka menyerang Muryani. Wanita cantik gagah ini sama sekali tidak merasa gentar. Ia menggerakkan tangan kanan meraih ke punggungnya dan tampak sinar kilat ketika ia sudah mencabut sebatang pedang tipis yang sinarnya berkilauan ketika tertimpa sinar matahsri. Jarang sekali wanita ini mempergunakan senjata. Biasanya, cukup dengan kedua tangannya saja yang terisi berbagai ajian yang amat dahsyat, ia dapat mengalahkan para lawannya. Akan tetapi kini ia tahu bahwa ia menghadapi lawan-lawan tangguh.
Buktinya, baru pemuda tampan itu saja sudah dapat menandingi suaminya yang selama ini jarang bertemu tanding yang setimpal.
Dua orang senopati dari Bali itu sudah cepat menerjang ke arah Muryani dengan keris mereka.
Murani menggerakkan pedangnya.
"Trang! Cring!" Buna api berpijar ketika dua batang keris itu tertangkis pedang dan dua orang itu terkejut bukan main karena dari tangkisan itu, tahulah meeka bahwa wanita cantik ini tidak boleh dipandang rigan. Tangan mereka tergetar ketika keris mereka bertemu pedang Muryani. Karena tidak ingin gagal, 471
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com Cakrasakti memberi isarat kepeda sepuluh orang anak buahnya dan mereka pun segera bergerak dan menggunakan senjata mereka untuk mengeroyok Muryani! Mereka tidak berani membantu Tejakasmala karena maklum bahwa pemuda ini dapat marah kalau dibantu. Pula, mereka juga jerih terhadap Parmadi yang gerakannya demikian dahsyat.
Tentu saja Muryani menjadi repot. Menghadapi pengeroyokan Cakrasakti dan Candrabaya saja ia sudah kewalahan. Apalagi kini ditambah sepuluh orang jagoan Bali yang rata-rata memiliki ketangkasan dan cukup tangguh. Ia mulai terdesak dan menhadapi hujan senjata dari dua belas orang yang mengeroyoknya, ia hanya mampu memutar pedang dan menggunakan keringanan dan kecepatan gerak tubuhnya untuk melindungi dirinya agar jangan terkena sambaran senjata yang bertubi-tubi datangnya itu.
Wanita perkasa yang tidak pernah gentar menghadapi bahaya apapun itu menjadi marah dan mulailah ia menggunakan tangan kirinya untuk menampar pengeroyok terdekat. Tangan kirinya itu tidak kalah dahsyatnya dibandingkan pedang di tangan kanannya karena Muryani menampar dengan pengerahan Aji Gelap Sewu dan tubuhnya bergerak 472
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com dengan Aji Kluwung Sakti yang membuat tubuhnya ringan dan gerakannya cepat sekali. Terdengar dua orang pengeroyok menaduh dan mereka roboh terpelanting. Biarpun tangan kiri Muryani tidak menyentuh tubuh mereka, akan tetapi sambaran angin pukulannya cukup kuat untuk membuat dua orang terdekat itu roboh dan menderita luka dalam yang rasanya panas.
Akan tetapi Muryani semakin terdesak ketika dua orang senopati dari Bali itu memperhebat serangan mereka, dibantu oleh sisa anak buahnya yang masih delapan orang itu. Tiba-tiba ketika ia berada dalam keadaan terdesak, kaki Cakrasakti yang panjang itu mencuat dan mengenai paha kiri Muryani.
"Bukk .... !" Tubuh Muryani terdorong dan terhuyung ke belakang. Namun ia masih dapat memutar pedangnya sehingga dapat melindungi dirinya dari kejaran dan serangan para
pengeroyoknya. Melihat keadaan isterinya, Parmadi terkejut dan cepat dia melompat dan membantu isterinya yang terdesak. Sambaran suling gadingnya membuat empat batang kelewang (golok) para peneroyok terlempar dan orang-orangnya terdorong ke belakang. Akan tetapi Tejakasmala sudah mengejar dan menyerang 473
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com Parmadi dengan dahsyat sekali sehingga terpaksa Parmadi meninggalkan isterinya untuk menghadapi serbuan Tejakasmala yang amat berbahaya itu. Dua orang ini sudah bertanding lagi dengan seru. Akan tetapi Muryani, walaupun paha kirinya terasa nyeri, kini sudah dapat memperkuat pertahanannya karena empat orang pengeroyok yang senjatanya terlempar tadi kini kebingungan mencari senjata mereka yang terlempar. Bagaimanapun juga, karena paha kiri Muryani sudah terluka dan ia pun sudah merasa lelah, kembali ia terdesak dan hanya mampu melindungi dirinya dengan putaran pedangnya. Sementara itu, Parmadi juga mulai terdesak oleh Tejakasmala karena dia tidak dapat memusatkan perhatiannya yang sebagian tertarik untuk memperhatikan keadaan isterinya.
474 Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com
"Ayah ....! Ibu ....!
Tolong ....!"
Parmadi dan Muryani terkejut bukan main mendengar jerit putera mereka itu. Mereka cepat menengok dan melihat betapa Joko Galing ditangkap dan dipondong seorang laki-laki yang melompat ke atas kuda yang tadi ditunggangi Joko Galing, lalu membalapkan kuda melarikan diri membawa anak laki-laki itu.
"Jahanam, lepaskan Joko!" bentak Parmadi, akan tetapi dia tidak berdaya karena Tejakasmala memperhebat serangannya dan tidak memungkinkan dia melakukan pengejaran terhadap penculik anaknya.
475 Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com
"Joko ....!" Muryani juga menjerit, akan tetapi ia pun tidak dapat melepaskan diri dari kepungan para pengeroyoknya.
Tentu saja suami isteri ini menjadi gelisah sekali memikirkan anak mereka dan hal ini membuat pertahanan mereka juga menjadi lemah. Mereka terdesak semakin hebat dan keadaan mereka menjadi gawat. BahkanMuryani telah tergores golok pada pangkal lengan kirinya, dan Parmadi juga terkena tendangan Tejakasmala. Walaupun tidak parah karena Parmadi melindungi tubuhnya dengan tenaga sakti, namun tendangan yang mengenai pinggangnya itu terasa cukup nyeri dan mengurangi kecepatan gerakannya.
Pada saat yang amat gawat bagi keselamatan suami isteri itu, tiba-tiba terdengar derap kaki banyak kuda dan muncul perajurit Pasuruan sebanyak dua losin orang! Mereka adalah pasukan penjaga perbatasan yang mendapat laporan dari seorang yang kebetulan lewat dan menyaksikan perkelahian antara suami isteri pendekar yang dikeroyok banyak orang itu. Parmadi dan Muryani merupakan pasangan yang dihormati dan dikenal baik oleh semua perajurit dan penduduk Pasuruan, maka mendengar laporan itu 476
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com perwira pasukan jaga lalu membawa dua losin orang perajurit menuju ke tempat itu.
Akan tetapi sebelum pasukan Pasuruan itu turun tangan membantu Parmadi dan Muryani, tiba-tiba tampak bayangan putih berkelebat dan sinar keemasan yang panjang menyambar ke arah Tejakasmala yang sedang mendesak Parmadi.
Tejakasmala terkejut sekali, melompat ke samping untuk menghindar lalu dari samping dia menyerang dengan pukulan Aji Condromowo. Tangannya yang merah membara itu menyambar ke arah
penyerangnya, akan tetapi yang diserang dengan tenangnya menyambut dengan dorongan tangan kirinya.
"Wuuuttt .... darrrr .... !" Tejakasmala terdorong ke belakang. Dia terkejut bukan main ketika melihat bahwa orang yang menyerangnya dan yang kuat menahan serangan Aji Condromowo itu adalah seorang wanita cantik yang berpakaian sederhana serba putih! Pada saat itu Parmadi sudah menerjangnya dan merasa bahwa dia tidak akan menang kalau menghadapi Parmadi yang dibantu wanita sakti itu, Tejakasmala segera melompat kebelakang.
477 Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com Wanita pakaian putih itu kini menggerakkan tubuh dan tubuhnya seolah melayang ke dekat Muryani. Kembali sinar emas dari sehelai sabuknya berkelebat, Cakrasakti dan Candrabaya cepat menangkis dengan keris mereka.
"Cring .... tranggg .... !!" Dua orang senopati itu terkejut dan cepat melompat ke belakang karena keris mereka patah ketika bertemu sabuk cinde keemasan itu!
Pada saat itu pasukan Pasuruan sudah
melompat dari atas kuda dan menyerang orang-orang yang tadinya mengeroyok Muryani. Melihat ini, Tejakasmala dan dua orang pembantunya, Cakrasakti dan Candrabaya, maklum bahwa keadaan mereka kini terancam bahaya, maka tanpa banyak cakap lagi mereka lalu melarikan diri, diikuti beberapa orang anak buah yang masih belum terluka dan sempat lari, meninggalkan teman-teman mereka yang tewas atau yang tidak mampu lari karena terluka parah. Pasukan penjaga lalu merawat teman-temanya yang terluka.
Permadi dan Muryani juga tidak melakukan pengejaran terhada orang-orang Bali yang menyerang mereka tadi karena kini seluruh perhatian mereka ditujukan kepada anak mereka yang dilarikan orang.
478 Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com Akan tetapi mereka bingung karena tidak tahu ke arah mana anaknya dilarikan orang tadi.
Parmadi memandang kepada isterinya yang juga tampak termenung. "Diajeng, aku merasa seperti mengenal orang yang melarikan Joko tadi ...."
Muryani memandang suaminya dengan alis
berkerut dan sinar matanya membayangkan kegelisahan. "Benar, Kakangmas. aku pun mengenalnya. Biarpun tampak lebih tua daripada dulu, akan tetapi tidak salah lagi, dia adalah si jahanam Setyabrata! Ah, ke mana dia tadi melarikan anak kita?" Suami isteri itu memandang ke sekeliling dan tampak oleh wanita berpakaian putih yang berdiri di belakang mereka, dalam jarak tiga tombak.
Suami isteri itu memandang dengan mata
terbelalak, lalu hampir berbareng mereka berdua berseru,
"Maya Dewi ....!!"
Wanita berpakaian serba putih itu memang Maya Dewi. Ia sedang dalam perjalanan menuju ke Pasuruan setelah mendengar dari Lurah Ganjar bahwa mungkin sekali Blambangan akan menyerang Pasuruan yang merupakan benteng pertama kerajaan mataram. Ia akan membela Mataram, membela Pasuruan. Ketika tadi ia tiba di situ, ia melihat 479
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com Tejakasmala dan kawan-kawannya mendesak Parmadi dan Muryani. Seperti kilat terbayang dalam ingatannya betapa dulu, ia menjadi musuh besar Parmadi dan Muryani. Akan tetapi sekarang ia menyadari sepenuhnya bahwa suami isteri itu adalah orang-orang gagah perkasa dan bijaksana. Dan ia sendiri sudah pernah bertemu dan bertanding melawan Tejakasmala yang curang dan jahat. Maka ia segera turun tangan membantu suami isteri itu. Dulu, ketika ia dan Bagus membantu ayah ibu Bagus Sajiwo, yaitu Ki Tejomanik dan Nyi Retno Susilo, yang dibela Lindu Aji dan Sulastri, menghadapi Tejakasmala bersama banyak kawannya, ia sudah merasakan betapa saktinya Tejakasmala. Hanya Bagus Sajiwo yang mampu mengalahkannya, maka melihat Tejakasmala mendesak Parmadi, ia segera turun tangan membantunya, baru ia membantu Muryani sehingga Tejakasmala dan kawan-kawannya melarikan diri karena di situ muncul pula pasukan Pasuruan.
Melihat suami isteri itu mengenalnya Maya dewi tersenyum, merangkap kedua tangan depan dada sebagai sembah penghormatan lalu berkata dengan lembut, "selamat berjumpa, Parmadi dan muryani.
benarkah bahwa putera Andika dilarikan Satyabrata?"
480 Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com Dengan alis berketut dan mata bersinar tajam, Permadi berkata tegas. "Maya Dewi, katakan ke mana Satyabrata sahabatmu itu melarikan anakku Joko Galing!"
"Maaf, Parmadi. Bagaimana aku dapat
mengatakan karena aku sama sekali bukan sahabat Satyabrata lagi."
"Bohong ....!!" Muryani membentak marah, matanya mengeluarkan sinar berapi. "Engkau adalah mata-mata Kumpeni Belanda, seperti juga dia! Kalian adalah pasangan yang amat jahat dan keji! Siapa tidak mengenal Maya Dewi Si Iblis Betina Cantik dari Banten" Siapa tidak tahu bahwa Maya Dewi itu antek penjilat sepatu Belanda dan seorang iblis betina hina dan cabul, mempermainkan banyak pemuda lalu membunuhnya" Hayo, katakan ke mana anakku dibawa kekasihmu Satyabrata itu?"
Wajah Maya Dewi menjadi pucat dan sejenak ia memejamkan kedua matanya. merasakan betapa kata-kata itu seperti ujung keris-keris yang runcing menikami hatinya. Ia menggigit bibirnya dan setelah Muryani berhenti bicara, baru ia membuka matanya dan berkata, suaranya masih lembut.
"Muryani, aku mengaku bahwa dulu aku
menjadi wanita sesat dan semua yang kaukatakan 481
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com tentang diriku itu benar, akan tetapi aku telah bertaubat dan aku bukan mata-mata Belanda lagi, tidak bersahabat dengan para penjahat."
"Bohong! Siapa tidak atahu bahwa Maya Dewi selain jahat dan kejam, juga amat curang dan licik?"
Maya Dewi tersenyum sabar. "Untuk
membuktikan, aku akan mencari Satyabrata dan merampas kembali anakmu, Muryani!"
"Mampuslah!" muryani sudah menyerang
dengan pedangnya. Akan tetapi Maya dewi cepat menghindar dengan lompatan jauh ke belakang.
Muryani hendak mengejar, akan tetapi tiba-tiba lengannya dipegang suaminya. Pada saat itu, pasukan dari Pasuruan yang mendengar bahwa wanita itu adalah Maya Dewi yang terkenal jahat, menjadi marah.
"Bunuh mata-mata Belanda!"
"Bunuh perempuan jahat itu!"
Para perajurit itu mengambil batu dan mereka menghujani Maya Dewi dengan lemparan batu-batu sebesar kepalan tangan!
Kembali Maya Dewi merasa jantungnya seperti disayat-sayat. Pedih dan sakit sekali, akan tetapi ia tidak mempedulikan batu-batu itu mengenai dirinya.
Tak-tuk-tak-tuk batu-batu itu mengenai tubuhnya, 482
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com bahkan ada yang mengenai kepalanya. Akan tetapi ia tidak peduli karena ia sudah melindungi tubuhnya dengan kekebalan, lalu ia berkata,
"Kalau kalian mengejar, mungkin saja
Satyabrata membunuh anak kalian lebih dulu."
Setelah berkata demikian, Maya Dewi meninggalkan tempat itu dengan langkah tenang.
"Jangan dikejar!" teriak Parmadi ketika melihat pasukan itu hendak mengejar. "Ia sakti dan berbahaya sekali. Kalian hanya akan bunuh diri kalau mengejar dan menyerangnya."
Mendengar teriakan Parmadi itu, pasukan berhenti dan tidak berani mengejar sehingga bayangan Maya Dewi lenyap di tikungan.
Parmadi mengucapkan terima kasih kepada perwira yang memimpin pasukan, kemudian mengajak isterinya menunggang kuda mereka dan melarikan ke arah utara karena seorang dari para perajurit ada yang memberitahu bahwa Joko Galing tadi dilarikan orang di atas kuda menuju ke arah utara.
Galam perjalanan itu, Muryani yang sudah dapat memulihkan ketenangan hatinya, berkata kepada suaminya dengan suara mengandung penasaran.
483 Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com
"Kakangmas, mengapa engkau menghalangi
aku mengejar iblis betina tadi" Aku tidak takut padanya!" Sambil memandang kepada suaminya dengan alis berkerut, ia melanjutkan. "Apa engkau percaya bahwa ia sudah bertaubat" Siapa mau percaya" Iblis sejahat itu, mana mungkin dapat berubah menjadi baik?"
"Aku juga tidak percaya begitu saja, Diajeng.
Akan tetapi ada beberapa hal yang membuat aku mencegah engkau mengejarnya."
"Hemm, apakah alasan itu?"
"Pertama, kalau memang ia sekutu Satyabrata yang melarikan anak kita, mungkin saja ia memancing agar kita mengejarnya sehingga memberi kesempatan kepada satyabrata untuk pergi dengan aman."
"Hemm, kurasa masuk diakal pendapatmu itu, Kakangmas."
"Dan ke dua, kalau ia benar-benar bukan sekutu Satyabrata, kata-katanya tadi mengandung kebenaran, yaitu bahwa kalau kita mengejar Satyabrata dan memaksanya menyerahkan anak kita, mungkin saja jahanam itu membunuh Joko."
"Ah, kalau begitu, bagaimana baiknya,
Kakangmas" Aduh, bagaimana kita dapat merampas 484
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com kembali Joko dari tangan penjahat itu?" Suara Muryani mulai gemetar, wajahnya pucat.
"Tenanglah hatimu, Diajeng dan kita serahkan saja anak kita kepada Gusti Allah, sementara kita mencoba untuk mencari jejaknya. Kita harus tetap tenang, dengan perhitungan bahwa kalau Satyabrata menculik Joko, itu berarti dia tidak ingin membunuhnya. Kalau bermaksud membunuh, tidak perlu bersusah payah membawanya lari, bukan" Nah, kita mencari jejaknya dan kalau sudah dapat kita temukan, kita mengikutinya dan mencari jalan dan kesempatan untuk merampas anak kita. Kita harus tabah dan tenang agar pikiran kita tetap jernih untuk mempertimbangkan semua tindakan yang harus kita ambil."
Muryani mengangguk-angguk dan membiarkan suaminya yang memandu perjalanan itu. Ia lebih banyak termenung dan mengenang kembali masa silam, ketika ia masih gadis dan bertemu dengan orang yang bernama Satyabrata itu.
Ia berusia sekitar dua puluh tahun ketika bertemu dengan Satyabrata yang ketika itu merupakan seorang pemuda yang tampan sekali, tinggi tegap dengan rambut berombak dan mata agak kebiruan.
Pemuda itu menolongnya ketika ia dikeroyok tiga 485
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com puluh lebih orang jahat. Tentu saja ia menganggap Satyabrata seorang pemuda yang amat baik, tampan, sakti mandraguna dan sopan. Tidak mengherankan kalau ia merasa tertarik dan jatuh cinta, apalagi ketika mengetahui bahwa Satyabrata amat mencintanya. Ia melakukan perjalanan bersama pemuda itu dan Satyabrata selalu membantu dan mati-matian membelanya menghadapi lawan-lawan tangguh.
Hanya karena ia sudah lebih dulu jatuh cinta kepada Parmadi, maka ia masih ragu dan menolak rayuan Satyabrata. Ia tahu dan dapat merasakan bahwa Setyabrata sungguh mencintanya, akan tetapi hatinya condong memilih Parmadi. Akhirnya ia mengetahui bahwa Setyabrata adalah seorang utusan Kumpeni Belanda memusuhi Mataram dan pemuda itu akrab sekali dengan Maya Dewi!
"Ah, tidak mungkin ....!" Ia sendiri kaget mendengar ucapan yang tidak disengaja itu.
"Apa yang tidak mungkin, Diajeng?" tanya suaminya.
"Ah, aku melamun!" kata Muryani dan mereka menjalankan kuda mereka dengan santai karena kuda-kuda itu sudah mulai kelelahan. "Aku masih memikirkan Maya Dewi. Tidak mungkin kalau ia kini berubah dan hendak merampas dan mengembalikan 486
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com anak kita. Dahulu, ia akrab sekali dengan Satyabrata, mereka adalah mata-mata Belanda dan mereka saling mencinta. Agaknya benar dugaanmu tadi bahwa ia ingin agar kita mengejarnya sehingga tidak dapat melakukan pengejaran terhadap Satyabrata."
Suami isteri itu dengan prihatin lalu mulai mencari jejak Styabrata dengan mencari keterangan kepada orang-orang didusun-dusun yang meraka masuki
**kz** Maya Dewi merasa betapa tubuhnya lemas
seolah semua urat syarafnya hampir lumpuh. Semua ini timbul dari perasaan hatinya yang tertekan.
Bajunya kotor dan terobek di sana-sini karena hujan batu tadi. Kembali orang-orang menghinanya, memakinya dan menyerangnya karena menganggap ia seorang wanita jahat. Memang, penduduk dusun Sampangan dengan lurahnya, Ki Ganjar, bersikap baik dan hormat kepadanya. Akan tetapi hal itu adalah karena pertama, mereka belum pernah mendengar Maya Dewi, dan kedua, karena ia telah berjasa menolong dusun mereka. Semua orang membencinya, semua orang yang pernah mendengar namanya.
487 Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com Semua orang, kecuali Bagus Sajiwo! Setiap kali hatinya risau dan ia merasa dihina dan direndahkan orang, ia pasti teringat kepada Bagus Sajiwo dan tak dapat ditahannya pula, beberapa butir air mata menggelinding keluar dari kedua matanya.
Ia terkenang masa lalunya, ketika ia bertemu dengan Satyabarata. Ia kini harus dapat bertemu dengan Satyabrata dan merampas anak Parmadi dan Muryani yang bernama Joko Galing itu. Terbayang kembali hubungannya dengan Satyabrata di waktu dahulu. Ketika itu ia berusia sekitar dua puluh tahun.
Ia bertemu dan segera akrab dengan Satyabrata karena mereka berdua memiliki persamaan watak dan kebiasaan, juga kedudukan mereka sama. Keduanya adalah mata-mata Kumpeni Belanda, bahkan Satyabrata merupakan pemimpin mata-mata yang amat dipercaya Belanda karena dia adalah keturunan orang kulit putih. Keduanya sama menjadi hamba nafsu masing-masing. Maka, mereka merupakan pasangan yang cocok, bersama mereka berenang di lautan nafsu, tidak pantang melakukan segala macam kejahatan! Mereka berdua lalu membantu Madura yang berperang melawan Mataram. Setelah pihak Madura kalah, mereka berdua melarikan diri.
Akhirnya Satyabrata oleh Kumpeni Belanda dikirim 488
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com ke Negeri Belanda untuk dididik menjadi seorang yang pandai, sedangkan ia sendiri melanjutkan petualangannya sebagai mata-mata yang dipercaya oleh Kumpeni Belanda. Ia bertualang, melakukan segala macam kejahatan sampai akhirnya ia sadar setelah merasa tidak menemukan kebahagiaan lalu meninggalkan Kumpeni, tidak mau lagi menjadi mata-mata Belanda. kemudian ia bertemu dengan Bagus Sajiwo dan berubahlah seluruh jalan hidupnya.
Sekarang ia harus memetik buah yang pahit dan memakannya, dari pohon yang ia tanam sendiri.
Pohon beracun yang menghasilkan buah beracun yang harus dimakannya!
Ketika ia tiba di sebuah daerah persawahan yang luas, berjalan di atas jalan umum yang kasar dan sepi sekali itu, tiba-tiba ia mendengar suara orang bertembang. Suara itu terbawa angin dan terdengar sayup-sayup, namun kata-katanya yang amat sederhana dapat tertangkap dengan jelas.
"Manungsa urip ing donya
Mung saderma anglakoni
Kersaning Hyang Maha Agung
Kanthi pasrah jiwa raga
Yaiku narimah lan nyenyuwun
489 Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com Apa bae kang tinampa
Tuhu sihe Sang Hyang Widi."
(Manusia hidup di dunia, hanya sekedar
mengalami kehendak Tuhan yang Maha Agung, dengan berserah jiwa raga yaitu menerima dan memohon, apa pun yang diterima sesungguhnya merupakan kasih Yang Maha Kuasa).
Tembang Sekar Pangkur itu dinyanyikan
dengan suara tua yang parau, kata-katanya amat sederhana, namun mengandung getaran yang mendatangkan keharuan dalam hati Maya Dewi. Ia lalu mempercepat langkahnya menuju ke arah suara.
Kakek itu tentu sudah enam puluh tahun lebih usianya. Namun, tubuhnya yang terbakar sinar matahari sehingga kulitnya berwarna coklat kemerahan itu masih tampak tegap dan kuat ketika dia mencangkul tanah persawahan itu. Tubuhnya bagian atas telanjang sehingga tampak tulang-tulang pundak dan iga menonjol dilingkari otot-otot yang menggembung karena sering bekerja berat. Tubuh bagian bawah memakai celana hitam sebatas lutut.
Tubuh kurus namun kokoh itu membungkuk ketika dia mencangkul tanah. Agaknya hanya dia seorang yang bekerja di sawah pada saat itu. Para petani lain 490
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com agaknya masih menunggu turunnya hujan baru mereka akan mencangkul tanah dan siap menanam padi. Akan tetepai kakek itu dengan sabar dan tekun mencangkuli tanah yang kering itu.
Tanah yang luas itu, sinar matahari yang sudah naik tinggi, kesunyian itu dan hanya seorang kakek bekerja seorang diri sambil bertembang, suasananya begitu menyentuh perasaan Maya Dewi sehingga ia kini berdiri di tepi jalan memandang ke arah kakek yang agaknya tidak melihatnya. Maya Dewi memandang seperti terpesona. Seolah baru terbuka matanya kini, atau seolah matanya kini mempunyai penglihatan yang baru. Sebelumnya, melihat seorang kakek seperti itu, tentu merupakan penglihatan biasa saja dan mungkin hanya mendatangkan perasaan iba melihat seorang tua seperti bekerja berat dan keadaannya miskin. Akan tetapi saat itu, Maya Dewi melihat keindahan tang menggetarkan kalbu. Tubuh kakek tua kurus itu, kulit tubuh atas telanjang yang coklat tua berkeriput di sana-sini bermandikan keringat sehingga berkilauan ditimpa sinar matahari, kepala yang rambutnya putih terikat kain kepala yang sudah usang, wajah yang kurus keriputan, juga basah oleh keringat, tampak begitu cerah, semua itu tampak olehnya demikian indah dan agung!
491 Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com Keindahan yang bukan muncul karena
perbandingan dan penilaian, keindahan yang timbul karena kesadaran bahwa itulah wujud seorang manusia, mahluk teragung di antara semua ciptaan Gusti Allah. Sesungguhnya, hasil ciptaaan Gusti Allah itu sempurna! Hati akal pikiran penuh nafsu yang membeda-bedakan karena membandingkan dan menilai. Seorang raja sekalipun, kalau dia sudah setua kakek petani itu, berpakaian hanya celana hitam seperti itu, dan mencangkul di sawah, keadaannya akan sama saja! Yang membedakan antara manusia hanyalah pakaiannya, baik pakaian itu berupa kain penutup tubuh, maupun kedudukan, harta benda, kepandaian dan sebagainya. Kalau mereka itu ditelanjangi dari semua pakaian itu, keadaannya tidak berbeda dari orang lain. Buktinya, apakah perbedaan di antara orang-orang mati, di antara mayat-mayat yang sudah dilepaskan dari semua pakaian itu"
Agaknya pandang mata Maya Dewi yang penuh perhatian itu terasa oleh kakek petani yang mecangkul. Tiba-tiba dia menoleh ke kiri dan ketika melihat seorang wanita cantik berpakaian putih berdiri memandangnya, dia melepaskan gagang cangkulnya dan mengusap keringat dari matanya dengan menggunakan lengannya.
492 Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com Ketika kakek itu memandangnya dengan heran Maya Dewi tersenyum dan berkata lembut. "Selamat siang, Paman. Maaf kalau aku mengganggu pekerjaan Andika."
"Wah, sama sekali tidak, Mas Ayu! Aku
memang sudah lelah dan ingin mengaso." kata kakek itu, lalu dia meninggalkan cangkulnya dan keluar dari sawah, mencuci tangannya di selokan air. Kemudian dia mengambil baju hitamnya yang dia taruh di atas batu besar, menyusut keringat dari muka dan leher, juga menyusut air dari lengan dan tangannya, kemudian memakai baju hitam itu, mengambil sebuah kendi dan sebuah bungkusan daun pisang yang berada di atas batu itu pula. Lalu sambil tersenyum dia melangkah menghampiri Maya Dewi dan duduk di atas batu di tepi sawah.
"Andika lelah sekali, Paman?" Maya Dewi bertanya sambil duduk di atas batu di depan Kakek itu.
"Ah, lelah yang enak. Mas Ayu. Kelelahan ini yang membuat singkong rebus ini lezat rasanya, air kendi ini segar sekali, dan makan minum di sini sambil mengaso dan dikipasi angin semilir, bukan main nikmatnya!"
493 Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com Kakek itu membuka bungkusan daun pisang yang ternyata berisi singkong rebus yang cukup banyak dan mempur (gembur), menawarkannya kepada Maya Dewi.
"Silahkan, Mas Ayu. Singkong ini kurebus sendiri tadi dan sudah kuberi garam. Enak sekali!"
Maya Dewi tersenyum dan mengambil sepotong.
Ia tercengang betapa lezatnya singkong rebus itu! Padahal, itu hanya makanan sederhana sekali, murah dan merupakan makanan umum rakyat petani miskin. Anehnya, bercakap-cakap dengan petani sederhana ini, duduk di tepi sawah dan makan singkong rebus bersamanya, ia mendapat kenyataan pula bahwa semua perasaan yang tidak enak tadi ketika ia melamun, lenyap seketika tanpa meninggalkan bekas! Ia merasa bersatu dengan kesemuanya itu. Tanah kering, air selokan, sawah luas, langit cerah dengan awan-awan putih tipis, sinar matahari, kakek petani ini, semua itu demikian akrab dan keadaannya menjadi bagian dari semua keindahan itu!Ia merasa bersatu dengan semuanya, tiada apa pun yang perlu dipikirkan, jiwanya terasa bebas dari semua akal pikiran dan emosi, semuanya mengendap dan jernih, bebas dan bahagia! Belum pernah ia merasakan keadaan seperti ini. Ia memang sudah 494
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com sering merasakan kesenangan, namun itu pun hanya merupakan perasaan hati yang tiada bedanya dengan kekecewaan, kepuasan, kesusahan, kekhawatiran, yang semua itu hanya sementara belaka, hanya di permukaan, pergi datang silih berganti, hanya permainan hati akal pikiran yang mempermainkan perasaan, terkadang diangkat, terkadang dibanting.
Akan tetapi saat ini lain sama sekali. Tidak ada lagi Maya Dewi, tidak ada lagi kakek petani, yang ada hanya dua insan, dua manusia ciptaan Gusti Allah di antara segala ciptaanNya yang lain di sekeliling mereka, sejauh mata dapat memandang, sejauh pikiran mampu menjangkau! Inikah bahagia" Maya Dewi kembali kealam fana dan ia memandang kakek itu. Kakek itu menawarkan air kendi, itulah yang membuat ia sadar kembali bahwa ia tadi mengembara di alam sorgawi.
"Minumlah, Mas Ayu. Air kendi ini segar sekali dan bersih karena aku mengambilnya dari sumur, bukan air kali." Kakek itu lalu menuangkan air dari lubang pancuran di perut kendi, Dia membuka mulutnya dan air kendi memancur masuk ke mulutnya dengan tepat walaupun air itu mancur dalam jarak sehasta dari mulutmnya. Maya Dewi sampai menelan ludah melihat betapa kerongkongan kakek itu 495
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com bergerak-gerak ketika menelan air. Begitu segar dan enak! Maka ia pun menyambut ketika kendi diserahkan kepadanya. Tentu saja minum air kendi bukan merupakan hal asing baginya, jari-jari tangan kanannya mencekik leher kendi, lalu ia menuangkan air ke dalam mulutnya seperti yang dilakukan kakek tadi. Tanpa malu-malu ia membuka mulut lebar-lebar agar air kendi tidak sampai tumpah. Dan bukan main nikmat dan segarnya! Apalagi kerongkongannya memang agak seret (tersendat) setelah makan singkong rebus yang mempur tadi. Setelah mereka kenyang mereka berhenti makan minum dan Maya Dewi memandang wajah kakek itu sambil tersenyum gembira.
"Terima kasih, Paman. Singkong rebusnya lezat sekali dan air kendinya segar bukan main!"
"Wah, Mas Ayu. Aku hanya dapat
menyuguhkan makanan dan minuman desa! Biasanya para priyayi dari kota tidak mau makanan dan minuman seperti ini. Akan tetapi Andika menikmatinya! Aku merasa senang sekali. Mas Ayu ini tentu seorang priyayi dari kota pula, mengapa berada di sini dan sudi bercakap-cakap dengan aku, bahkan sudi pula menerima suguhanku?"
496 Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com
"Ah, Paman. Aku bukan priyayi. Aku orang biasa saja. Namaku Maya Dewi dan aku sedang melakukan perjalanan." Maya Dewi berhenti sebentar dan mengamati wajah kakek itu, hatinya sudah merasa tegang dan khawatir kalau-kalau kakek ini sudah mendengar nama busuknya pula dan lari ketakutan.
Akan tetapi ternyata tidak. Kakek itu bersikap biasa saja dan senyumnya masih ramah. Maka ia pun melanjutkan dengan gembira. "Andika tentu seorang yang berbahagia, Paman."
Petani itu memicingkan matanya memandang Maya Dewi dengan lagak lucu akan tetapi sinar matanya memancarkan keheranan karena selain dia menganggap pertanyaan itu aneh dan lucu, dia pun sama sekali tidak mengerti.
"Mas Ayu, aku ini seorang petani, hidup sebagai seorang duda tanpa anak isteriku meninggal dunia beberapa tahun yang lalu. Aku seorang duda petani yang hidup sendiri di dusun sana, bukan seorang yang .... apa tadi yang Andika maksudkan?"
"Seorang yang berbahagia."
"Aku tidak mengerti apa itu berbahagia."
Maya Dewi menjadi bingung karena
sesungguhnya ia sendiri juga belum yakin benar bagaimana rasanya bahagia itu, kecuali pada saat-saat 497
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com tertentu dan kemudian hilang kembali. Karena tidak mungkin menerangkan bagaimana bahagia itu, maka ia akan bertanya tentang hal-hal yang menghilangkan kebahagiaan.
"Paman, Paman bilang kehilangan isteri dan hidup sebatang kara tanpa ada orang yang menemani hidup Paman, apakah Paman tidak merasa kesepian dan nelangsa hidupmu?"
"Wah, tidak samasekali, Mas Ayu. Semua
penduduk dusun mengenalku dan aku hidup rukun dengan mereka semua. Mereka itu kuanggap keluargaku sendiri. Kita merupkan keluarga besar.
Aku sama sekali tidak kesepian, Mas Ayu."
Maya Dewi mengerutkan alisnya. Tentu saja Bagus Sajiwo pernah memberi tahu kepadanya bahwa seluruh manusia di dunia ini sesungguhnya adalah keluarga kita sendiri. Akan tetapi begitu banyak orang membencinya, memusuhinya.
"Paman, bagaimana kalau ada penduduk yang membencimu?"
"Membenciku" Mengapa" Kalau aku baik dan sayang kepada mereka, tentu mereka juga baik dan sayang kepadaku, Mas Ayu. Akan tetapi andaikata ada yang membenciku, ya biar saja, itu urusannya.
498 Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com Yang penting aku tidak membenci siapa-siapa, sehingga dapat enak makan dan enak tidur."
"Akan tetapi keadaanmu yang miskin, apakah hal itu tidak menyusahkan hatimu, Paman" Apakah Paman tidak ingin keadaanmu lebih makmur seperti banyak orang lain?"
Kakek itu tertawa memperlihatkan mulutnya yang ompong. "Heh-heh, aku tidak pernah susah dengan keadaanku dan aku tidak pernah iri kepada orang lain, Mas Ayu. Aku selalu nrima ing pandum (menerima dengan syukur apa yang menjadi bagiannya). Boleh jadi aku miskin, akan tetapi aku tidak merasa miskin, karena aku tidak merasa kurang.
Aku mempunyai sepetak sawah ini, punya rumah gubuk, mau apa lagi" Aku bekerja giat sebagai kewajiban hidupku, akan tetapi bagaimana hasil akhirnya, hal itu bukan kekuasaanku untuk menentukan."
"Apakah engkau tidak pernah merasa bersedih, Paman?"
"Tentu saja. Orang hidup bagaimana mungkin tidak penah merasa sedih" Misalnya ketika isteriku meninggal dunia, tentu aku merasa sedih. Atau ketika tanaman di sawahku gagal. Akan tetapi kesedihan itu hanya mampir sebentar karena aku tahu bahwa 499
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com disedihkan bagaimanapun juga, kesedihan itu tidak akan mengubah keadaan menjadi lebih baik, bahkan mungkin bertambah buruk. Itu tadi, Mas Ayu, nrima ing pandum."
Maya Dewi tersenyum. "Kalau begitu, Andika adalah orang yang berbahagia, Paman."
"Entahlah, Mas Ayu. Akan tetapi, terus terang saja, aku sama sekali tidak butuh bahagia. Biarlah aku seperti sekarang ini. Bahagia atau tidak, aku tidak ingin kehidupanku ini berubah."
"Satu pertanyaan lagi, Paman. Bagaimana kalau kelak sewaktu-waktu Paman jatuh sakit karena usia tua padahal Paman tidak mempunyai keluarga"
Apakah itu tidak menyedihkan hatimu?"
"Heh-heh-heh, Andika ini aneh-aneh saja, Mas Ayu. Aku tidak mau memusingkan hal-hal yang belum terjadi. Bagaimana nanti sajalah! Siapa sih yang mengetahui apa yang akan menimpa dirinya"
Maaf, mas Ayu, aku mau melanjutkan pekerjaanku."
Petani itu bangkit berdiri dan Maya Dewi juga bangkit berdiri.
"Terima kasih atas keramahanmu, Paman.
Engkau baik sekali dan aku yakin kini bahwa Paman tentu seorang yang berbahagia, walaupun miskin dan hidup sebatang kara!"
500 Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com
"Terserah anggapan Mas Ayu saja."
Maya Dewi meninggalkan tempat itu,
melanjutkan pejalanannya, akan tetapi ia berhenti menengok, lalu bertanya kepada petani yang sudah memegang cangkulnya itu. "O ya, Paman. Apakah Paman melihat seorang laki-laki menunggang kuda membawa seorang anak laki-laki?"
"Laki-laki menunggang kuda" Ah, ya, aku ingat sekarang. Kemarin sore aku melihat seorang laki-laki membalapkan kudanya dan dia memboncengkan seorang anak laki-laki di depannya."
"Ke mana dia pergi, Paman?"
"Dia membalapkan kudanya ke arah sana!"
Kakek itu menunjuk ke arah utara.


Kemelut Blambangan Seri Pecut Sakti Bajrakirana Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Terima kasih, Paman!" Maya Dewi berkata girang dan ia lalu berlari cepat sekali sehingga kakek petani itu memandang dengan bengong, merasa seperti dalam mimpi karena wanita cantik yang tadi makan singkong bersamanya, tiba-tiba saja tubuhnya berkelebat dan lenyap dari situ.
Setelah jauh meninggalan daerah pertanian itu dan mulai melewati dusun, Maya Dewi berjalan biasa.
Ia beberapa kali senyum sendiri, teringat akan percakapannya dengan kakek petani tadi. Ia mendapatkan pengertian baru tentang kebahagiaan.
501 Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com Kalau aku tidak keliru, kata hatinya, setiap orang hidup sebetulnya telah bahagia. Gusti Allah menciptakan manusia bukan untuk ditakdirkan menderita. Ciptaan yang Maha Sempurna itu sudah tentu sempurna pula. Kalau kita merasa tidak berbahagia, hal itu berarti ada sesuatu yang menghalanginya. Kalau penghalang itu disingkirkan, maka bahagia ada di sana, di dalam hati setiap orang manusia! Jadi ketidak bahagiaan itu timbul karena ulah kita sendiri. Kalau hidup ini wajar dan berserah diri kepada Gusti Allah Yang Maha Kasih, dapat narima ing pandum, yaitu menerima segala hal yang menimpa dirinya dengan rasa syukur karea semua itu terjadi atas kehendakNya, tanpa meninggalkan ikhtiar kita sekuat tenaga, maka kebahagiaan tidak akan terhalang dan bersinar seperti matahari tak terhalang mendung. Ia dibenci orang, mengapa harus berduka"
Kalau ia menerima kenyataan itu sebagai hal yang wajar, karena memang ia sendiri yng bersalah, dan ia berikhtiar sekuatnya untuk melaksanakan kehendak Gusti Allah, menjadi penyalur berkatNya kepada orang lain yang membutuhkannya, maka berarti ia menghilangkan penghalang bagi kebahagiaannya. Ia harus menerima semua perlakuan pahit tehadap dirinya itu sebagai buah perbuatannya yang dulu 502
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com sebagai imbalan hukuman yang sudah sepatutnya diterimanya. Dan dalam penyesalan dan
pertaubatannya, setiap melakukan sesuatu, ia harus menganggap sebagai menanam bibit yang akan tumbuh dan kelak mengeluarkan buah sesuai bibit yang ditanamnya. Ia masih teringat akan kata-kata Bagus Sajiwo bahwa Gusti Allah itu Maha Pengampun dan Maha Adil, setiap sa untuk menanggung semua hukuman ini." Maya Dewi berdoa dalam hatinya lalu mengusir semua perasaan iba iri itu denganat akan mengampuni setiap orang berdosa yang mau bertaubat dengan sungguh-sungguh seperti seorang ayah yang amat mencinta anaknya akan selalu menerima kembali anak yang hilang dan sesat jalan, menerimanya kembali dengan kasih sayang. Bahkan hukuman yang diberikan kepada si anak yang bersalah juga merupakan bukti kasih sayang si ayah agar si anak menjadi sadar bertaubat tidak melakukan kesalahan seperti itu lagi.
"Duh Gusti Allah, Pangeran Yang Maha Kasih, kasihanilah hamba dan berilah kekuatan kepada hamba untuk menanggung semua hukuman ini."
Maya Dewi berdoa dalam hatinya lalu mengusir semua perasaan iba diri itu dengan mencurahkan perhatiannya terhadap pengejarannya kepada 503
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com Satyabrata yang melarikan Joko Galing, putera Parmadi dan Muryani.
**kz** Siapakah laki-laki berusia sekitar empat puluh satu tahun yang menculik Joko Galing dan dikenal oleh Parmadi sebgai Satyabrata itu"
Satyabrata lahir di Cirebon. Ibunya seorang wanita pribumi bernama Marsinah, sedangkan ayahnya adalah seorang pedagang bule berbangsa Portugis bernama Henrik. Ketika Satyabrata terlahir dan anak itu berkulit gelap dan berambut hitam, hanya matanya yang agak kebiruan, lebih mirip pribumi daripada bule, Henrik lalu meninggalkan ibu dan anak itu ketika dia kembali ke negaranya.
Marsinah membesarkan anak itu seorang diri.
Ketika Satyabrata berusia empat belas tahun, seorang perwira Kumpeni Belanda bernama Willem van Huisen merasa suka kepadanya dan Satyabrata lalu diambil sebagai anak angkat dan disekolahkan.
Willem van Huisen sendiri hanya mempunyai anak perempuan Eisye van Huisen. Satyabrata lalu diberi nama Belanda, yaitu Jan van Huisen. Akan tetapi 504
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com kalau berada di luar rumah, dia lebih suka memakai nama Satyabrata.
Sebagai anak angkat perwira Belanda,
Satyabrata mudah saja berguru kepada orang-orang sakti di Cirebon, mempelajari olah kanuragan. Bahkan dia pernah belajar di perguruan Dadali sakti. Setelah dia berusia dua puluh satu tahun, menjadi seorang pemuda yang tampan dan terpelajar, juga digdaya, ayah angkatnya Willem van Huisen mulai memberi tugas kepadanya sebagai pemimpin mata-mata Kumpeni.
Ketika dia menyusup hendak menyelidiki
keadaan Jatikusumo sebagai tempat para pendekar yang setia kepada Mataram, dia ketahuan, berkelahi dan terjatuh ke dalam sumur tua di belakang perguruan Jatikusumo. Sumur ini dikeramatkan dan menjadi tempat larangan bagi para murid Jatikusumo.
Semua orang mengiara Satyabrata mati, akan tetapi sebaliknya dia malah dapat mempelajari ilmu-ilmu yang hebat dan aneh peninggalan mendiang Resi Ekomolo yang mati dalam sumur itu. Dia
mendapatkan keris pusaka Ilat Nogo dan catatan ilmu-ilmu yang aneh. Dia mempelajarinya selama bertahun-tahun dan akhirnya dia menjadi seorang yang sakti mandraguna.
505 Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com Dia berusia sekitar dua puluh enam tahun ketika bertemu dengan Muryani dan jatuh cinta kepada gadis itu. Akan tetapi walaupun Muryani juga terpikat oleh ketampanan dan rayuan Satyabrata, namun gadis itu sudah saling mencinta dengan Parmadi sehingga menolak cinta Satyabrata. Akhirnya Muryani yang setia kepada Mataram itu mengetahui bahwa Satyabrata seorang yang jahat dan cabul, juga antek Kumpeni Belanda sehingga Muryani
meninggalkannya dan bahkan memusuhinya.
Setelah Satyabrata membantu Madura dalam perangnya melawan Mataram di mana dia bertemu dengan Muryani yang membela Mataram, kemudian Madura dapat dikalahkan Mataram, Satyabrata melarikan diri bersama Maya Dewi yang ketika itu menjadi rekan dan juga kekasihnya.
Setelah tiba di rumah ayah angkatnya, Wilem van Huisen mengirim dia ke negeri Belanda di mana dia mempelajari banyak ilmu. Ilmu pengetahuan dan juga ilmu militer termasuk kemahiran
mempergunakan senjata api. Pada suatu hari dia bertemu dengan Elsye, puteri kandung Willem van Huisen, atau adik angkat Satyabrata. Dahulu, ketika remaja, terjadilah hubungan cinta antara Satyabrata dan Elsye. akan tetapi ketika mereka bertemu di 506
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com negeri Belanda, Elsye telah menjadi isteri Piet Meijer, Suami isteri ini belum mempunyai anak walaupun mereka sudah menikah selama lima tahun. Pertemuan itu menggugah cinta diantara mereka dan dengan pengalaman dan aji pengasihannya, akhirnya Satyabrata membuat Elsye jatuh dan menyeleweng dengannya. Hal ini berlangsung berbulan-bulan dan Piet Meijer tidak mengetahuinya karena dia tahu bahwa Satyabrata adalah kakak angkat Elsye. Akan tetapi pada suatu hari, Piet Meijer memergoki perjinahan mereka. Tentu saja dia marah, akan tetapi sebelum dia dapat berbuat sesuatu, Satyabrata mendahuluinya dan membunuhnya.
Pada malam harinya, Satyabrata membawa
mayat Piet Meijer ke dalam taman umum yang sudah sepi dan meninggalkan mayat itu di sana.
Tentu saja peristiwa pembunuhan ini
menggegerkan pemerintah Belanda. Akan tetapi polisi tidak dapat melacak pembunuhnya. Tak seorangpun mencurigai Satyabrata dan akhirnya, setahun kemudian Satyabrata menikah dengan Elsye secara resmi. Akan tetapi pasangan ini juga tidak mempunyai keturunan. Sudah menjadi watak Satyabrata, cintanya kepada wanita hanyalah cinta berahi. Kalau gejolak berahinya sudah terpuaskan, cintanya pun menguap 507
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com dan terbang lenyap seperti uap. Dia mulai bosan setelah hidup sebagai suami isteri dengan Elsye selama bertahun-tahun. Dia sudah menghibur dirinya dengan penyelewengan-penyelewengan, namun akhirnya dia merasa bosan dengan itu semua, bosan dengan wanita-wanita Belanda dan mulai rindu kepada wanita bangsa ibunya. Terutama sekali dia merasa amat rindu kepada Muryani yang pernah dicintanya, dicintanya dengan sungguh-sungguh, bukan sekedar cinta berahi.
**kz** Jilid XI AKA, giranglah hatinya ketika dia
menerima tugas dari Kerajaan Belanda
M untuk membantu Kumpeni Belanda di
Tanah Jawa! Dia dapat bertemu dengan ibunya, Marsinah, kalau masih hidup. Dan terutama sekali dia akan dapat bertemu dengan Muryani yang tidak pernah dapat dia lupakan. Ketika isterinya, Elsye ingin ikut, dia melarangnya dengan alasan bahwa kini keadaan di Tanah Jawa sedang gawat, banyak terjadi 508
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com bentrokan dengan Mataram dan berbahaya sekali bagi seorang wanita kulit putih untuk berada di sana.
Akhirnya, Satyabrata berangkat sendiri.
Demikanlah, begitu tiba di Batavia dia
mendapat laporan dan gambaran tentang keadaan di Pulau Jawa, tentang gerakan Blambangan yang hendak menyerbu Mataram dan mendapat dukungan dari Bali, Madura, dan Kumpeni walaupun bantuan Kumpeni dilakukan secara diam-diam dan hanya menyumbangkan senjata. Politik Belanda adalah mengadu domba antara para penguasa di Pulau Jawa agar saling bentrok sehingga akhirnya melemahkan mereka sendiri. Kalau mereka sudah lemah karena perang saudara, akan lebih mudah bagi Belanda untuk menundukkan Mataram. Satyabrata bertugas untuk menghimpun semua mata-mata dan membantu agar perang saudara itu semakin menghebat.
Tugas pertama adalah urusan diri sendiri diutamakan, yaitu mencari Muryani. Setelah mendengar bahwa Muryani tinggal bersama suaminya, Parmadi di Pasuruan dan sekarang sudah mempunyai anak laki-laki berusia enam tahun, dia langsung berangkat seorang diri ke Pasuruan!
Secara kebetulan sekali, ketika dia melakukan perjalanan menuju Pasuruan, dia melihat Parmadi dan 509
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com Muryani dikeroyok orang-orang yang menurut pakaiannya adalah orang Bali. Dia dapat menduga bahwa mereka tentulah orang-orang Bali yang menjadi sekutu Blambangan. Tadinya dia hendak menyelamatkan Muryani yang tampak terdesak walaupun tentu saja menurut tugasnya dia harus membantu orang-orang pendukung Blambangan.
Akan tetapi tiba-tiba dia melihat seorang wanita pakaian putih membantu suami isteri itu dan sepak terjang wanita itu demikian hebat sehingga dia tahu bahwa Muryani tidak terancam bahaya lagi. Maka timbul akalnya. Kiranya tidak akan mudah merampas Muryani begitu saja dari Parmadi yang menjadi suaminya. Selain Parmadi tentu akan
menghalanginya, juga Muryani belum tentu mau.
Maka dia harus menggunakan akal. Melihat putera mereka, Joko Galing seorang diri, dia cepat menangkap anak laki-laki itu dan membawanya lari!
Menurut perhitungannya, perbuatan ini akan mendatangkan dua keuntungan baginya. Pertama, Adipati Blambangan tentu akan senang mendengar dia telah menawan putera Parmadi pembela Mataram setia itu. Kedua, dia akan dapat menggunakan anak laki-laki itu untuk memaksa Muryani mau menjadi isterinya!
510 Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com Semula Joko Galing meronta-ronta dan
memaki-maki ketika dia dilarikan di atas kuda oleh Satyabrata. Akan tetapi Satyabrata diam saja dan pegangan tangan kirinya membuat anak itu tidak mampu banyak meronta lagi. Setelah semua usaha perlawanannya tidak ada gunanya, Joko Galing yang memiliki kecerdikan maklum bahwa tidak ada artinya kalau dia melawan. Dia lalu duduk di atas punggung kuda, di depan penculiknya itu dengan tenang, tidak memaki atau mencoba untuk meronta lagi. Satyabrata merasa senang dan dia pun tidak lagi menekan pundak anak itu dengan tangan kirinya. Kuda dilarikan dengan cepat dan baru berhenti setelah malam tiba.
Karena malam tiba ketika mereka masih berada di tengah jalan, jauh dari kota atau desa, Satyabrata berhenti di kaki sebuah bukit, di bawah sebatang pohon johar besar yang tumbuh dekat sebatang anak sungai yang airnya bersih. Tanpa bicara dia menurunkan Joko Galing dari atas kuda, lalu mengumpulkan ranting pohon dan rumput kering, membuat api unggun karena di situ terdapat banyak nyamuk dan mimik yang amat mengganggu.
Joko Galing merasakan juga gigitan nyamuk, maka dia menghampiri api unggun dan duduk dekat api unggun, berhadapan dengan Satyabrata. Anak ini 511
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com mulai memperhatikan keadaan laki-laki itu. Sekarang dia mendapat kesempatan untuk mengamati orang itu.
Seorang laki-laki yang agaknya sedikit lebih tua daripada ayahnya. Tubuhnya tinggi tegap mengenakan pakaian dari kain tebal berwarna biru.
Kakinya memakai sepatu kulit yang menutupi kaki sampai ke betis, berwarna hitam mengkilat.
Rambutnya berombak dan indah, wajahnya tampan dan matanya tampak aneh, agak kebiruan. Joko Galing pernah mendengar cerita ayah ibunya tentang bangsa Belanda yang berkulit bule dan bermata biru bahkan ada yang rambutnya kuning! Orang ini kulitnya tidak bule walaupun cukup putih, rambutnya yang berombak itu pun hitam seperti rambutnya sendiri. Hanya matanya memang agak kebiruan, tidak biru benar.
Satyabrata juga memperhatikan Joko Galing dan hatinya merasa senang. Anak ini mirip benar dengan Muryani. Dia mengeluarkan bungkusan dari buntalan pakaian yang tadi digendongnya. Ternyata bungkusan itu berisi sepotong besar roti. Dia membagi roti itu menjadi dua potong lalu menyodorkan yang sepotong kepada Joko Galing.
Anak itu menerimanya dan tanpa berkata-kata lalu keduanya makan roti. Rasanya asin manis, enak bagi 512
Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com Joko Galing, maka dimakannya roti itu sampai habis.
Satyabrata mengeluarkan sebuah botol dan mendekatkan botol itu ke mulutnya lalu dia minum beberapa teguk, lalu menyerahkan botol yang berwarna hijau itu kepada Joko Galing. Anak itu pun menerimanya dan meniru perbuatan penculiknya, minum isi botol. Wah, enak sekali rasanya, terasa air jeruk yang manis!
"Apakah engkau seorang Belanda?" joko
Galing bertanya sambil menatap mata yang kebiruan itu, yang baginya tampak aneh ketika mata itu terkena sinar api unggun.
Mendengar pertanyaan ini, Satyabrata
tersenyum dan wajahnya memang masih tampan ketika dia tersenyum. "ibuku seorang Jawa, seperti juga Ibumu."
"Engkau mengenal Ibuku?"
"Tentu saja, juga Ayahmu. Aku mengenal baik Parmadi dan Muryani, terutama sekali Muryani."
Joko Galing menjadi semakin berani.
penculiknya ibi sikapnya lembut, tidaj kasar seperti penjahat.
"Siapakah namamu, Paman?"
"Namaku Satyabrata. Ayah Ibumu, terutama Ibumu, mengenal aku dengan baik."
513 Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com
"Kalau benar Paman merupakan kenalan baik Ayah Ibuku, mengapa Paman sekarang menculikku?"
tanya Joko Galing penasaran sekali.
Satyabrata menghela napas panjang. "Apa yang terjadi sekarang ini adalah kesalahan Parmadi, akibat dari perbuatannya menyakitkan hatiku. ketahuilah ....
eh, siapa sih namamu?"
"Namaku Jaka Galing."
"Nama yang bagus. Nah, dengarlah. Dahulu, ketika Ibumu Muryani itu masih gadis, ia adalah pacarku. Kami saling mencinta dan ia tentu menjadi isteriku yang tercinta kalau tidak muncul Parmadi yang merampas Muryani dariku."
"Ayah merampas Ibu dari Paman" Apa maksud Paman?"
"Parmadi muncul, merayu dan menggunakan guna-guna sehingga Muryani tergila-gila kepadanya, melupakan dan meninggalkan aku, lalu menjadi isteri Parmadi."
Hening sejenak. Joko Galing yang baru berusia enam tahun itu tentu saja tidak mengerti benar apa yang diceritakan Satyabrata itu.
"Akan tetpi mengapa sekarang Paman menculik aku" Apa hubungannya dengan cerita Paman tadi?"
514 Koleksi pribadi Budi S " Kemelut Blambangan " Kho Ping Hoo Tiraikasih Website http://kangzusi.com
"Aku akan menuntut hakku! Muryani hars
menjadi isteriku karena aku adalah pria yang pertama kali dicintanya dan sampai sekarang aku masih sangat mencintanya. Ia harus menjadi isteriku. Karena itu membawamu agar Muryani mau menjadi isteriku.
Kita bertiga hidup berbahagia menjadi sebuah keluarga.."
Joko Galing mengerutkan alisnya. "Akan tetapi
.... bagaimana dengan Ayah?"
"Ah, biar tahu rasa dia! Sudah belasan tahun lamanya dia menjadi suami Muryani yang sebetulnya harus menjadi isteriku. Kalau dia hendak menghalangi niatku ini, dia akan kubunuh!"
Joko Galing melihat betapa mata yang kebiruan itu mengeluarkan sinar aneh dan mendorong mengerikan. Akan tetapi dia tidak takut. Jati anak kecil ini panas dan marah sekali mendengar ibunya hendak dipaksa menjadi isteri Satyabrata dan ayahnya hendak dibunuh.
"Hemm, enak saja engkau bicara! Jangan harap engkau akan dapat membunuh Ayahku. Engkau tidak akan mampu menandinginya, bahkan kalau engkau berani melawannya, engkaulah yang akan mati!
Kisah Si Rase Terbang 4 Kemelut Di Ujung Ruyung Emas Karya Khu Lung Hikmah Pedang Hijau 5
^