Pencarian

Kisah Para Naga 2 13

Kisah Para Naga Di Pusaran Badai 2 Karya Marshall Bagian 13


Barisan 6 Pedangmu takluk dan menyerah melawanku,
maka lohu tidak akan menarik panjang urusan disini"
berkata si Kakek Tua. Tetapi Ceng Liong yang meskipun tersingung dengan kalimat itu, tidak menunjukkan sikap murka dan tidak mengurangi sikap menghormatnya.
Dia sadar sekarang, ternyata tokoh inilah yang selama ini diwaspadainya. Tokoh tua yang nampaknya sangat
lihay, yang membentengi kelompok yang diintainya ini dengan penjagaan yang luar biasa dan membuatnya
sangat berhati hati.
"Maafkan locianpwee, untuk satu hal itu, tidaklah
mungkin kulakukan. Lembah Pualam Hijau tidaklah
memupuk nama kosong selama ratusan tahun, dan tidak mungkin ditanganku kehormatan itu kemudian menjadi
bahan ejekan orang. Barisan kami mungkin kalah
melawan locianpwee, tetapi tidak akan selaku Duta
Agung kukatakan kalah sebelum dibuktikan"
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Hahahaha, sungguh berwibawa .... sungguh jantan
anak muda. Terus terang aku mengagumimu. Tapi
bagaimana jika lohu mengalihkan serangan ke Duta
Agung sekalian?" bertanya orang tua itu
"Tapi kutak yakin jika locianpwee dari angkatan tua benar berniat menantangku dari angkatan yang jauh
lebih muda" kelit Ceng Liong
"Hahahaha, anak muda, engkau tahu aku tidak
terlampau menghiraukan yang namanya angkatan-
angkatan itu. Aku lebih peduli dengan kemampuan serta kesanggupan. Dan engkaupun tahu engkau layak
melakukannya. Bukankah benar demikian?"
"Luar biasa, dia sanggup menembus kemampuanku
untuk menyembunyikan diri dan kemampuanku" desis
Ceng Liong dalam hati. Tetapi, Ceng Liong tidak harus menyanggupi kemauan orang tua itu, karena ada yang
harus mereka kerjakan malam itu:
"Tapi, kuanggap sangat tidak menghormat jika harus
menghadapi angkatan tua seperti locianpwee"
"Atau, apakah mungkin karena engkau sudah menjadi
ketakutan anak muda Duta Agung Lembah Pualam
Hijau?" tepat sekali kalimat pilihan Kakek tua tersebut.
Menyebut kata "takut" terhadap seorang Duta Agung
Lembah Pualam Hijau adalah titik lemah. Hal yang
bahkan Ceng Liong sendiripun kemudian sulit untuk
bersabar dan menahan dirinya. Adalah Suma Bun yang
tersinggung sangat, karena kalimat takut itu didengarnya persis setelah dia berhasil menemukan kebugarannya
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
kembali. Dan sudah dengan cepat dia menyela
percakapan kedua orang itu:
"Mana bisa Lembah kami takut menghadapi kakek tua
bau tanah sepertimu, tidak mungkin orang tua?"
Belum habis kalimat itu diucapkan Suma Bun,
serangkum hawa pukulan yang luar biasa kuat sudah
mengancamnya. Tetapi untungnya Ceng Liong sudah
berwaspada. Dan memang, sejak tadi dia sudah bersiaga penuh, sehingga angin pukulan Kakek tua yang
mengancam Suma Bun yang sedang bicara bisa
diantisipasinya. Bahkan pukulan itu dihalaunya dengan mengibaskan sebelah tangannya.
Persis seperti itu jugalah apa yang dilakukan Kakek tua itu ketika menyerang Suma Bun dengan kibasan
sebelah tangannya belaka. Begitupun, Suma Bun masih tetap terguncang dan terdorong mundur dua langkah
kebelakang. Untungnya, pertolongan Ceng Liong tepat waktu dan membuatnya tidak terluka karena pertolongan Duta Agungnya:
"Terima kasih Duta Agung"
"Mundurlah Suma Bun, biarlah kali ini sebagai Duta
Agung kuterima tantangan Kakek tua ini" Kali ini Ceng Liong bersikap berwibawa sebagai seorang Duta Agung Lembah Pualam Hijau. Sebuah Lembah yang bersejarah
panjang dan dimalui di dunia pesilatan Tionggoan. Sudah bukan masalah pribadi seorang Ceng Liong yang muda
dengan kakek tua yang seharusnya dihormatinya.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Tetapi masalah gengsi dan harga diri Lembah yang
dipupuk ratusan tahun oleh leluhurnya. Bagaimana
mugkin dia membiarkan keibawaan Lembahnya dihina
orang" Dan lagi, terdengar Kakek tua tu berkata sambil tertawa:
"Hahahahaha, meskipun engkau berusia muda, tetapi
sebagai Duta Agung Lembah Pualam Hijau,
kedudukanmu dalam dunia persilatan Tionggoan sudah
sangat tinggi. Mungkin jabatan bengcu sudah engkau
tanggalkan, tetapi tetap keudukanmu sangatlah tinggi.
Tidak ragu aku menantangmu anak muda"
"Baiklah, silahkan locianpwee memulai" Kali ini Ceng Liong bertindak tidak tanggung-tanggung lagi. Bahkan, ketika mengucapkan kalimat itu, belum nampak dia
bersiap dalam satu kuda-kuda guna melangsungkan
sebuah pertempuran. Hal yang membuat si Kakek tua
menjadi terkejut. "Sudah sebegitu hebatkah Duta Agung muda ini?" pikirnya.
Dan, tidak ada ketika lagi baginya untuk berpikir lebih jauh. Sama dengan Ceng Liong yang tidak memasang
kuda-kuda untuk bertempur, demikian jugalah Kakek tua itu tidak memulai serangan dengan sebuah kuda-kuda
yang jamak. Begitu saja, tiba-tiba tangannya sudah
terjulur dan didahului oleh angin pukulan berpusing, serangkum serangan tenaga dalam luar biasa sudah
terlontar kearah Ceng Liong.
Ceng Liong tercekat, dia tahu Kakek ini tangguh dan lihay luar biasa, tetapi kelihayannya itu ternyata masih mengatasi dugaannya. Sampai-sampai dia berdesis
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
dalam hati "Sungguh merupakan lawan luar biasa, entah aku sanggup melawannya". Demikianpun, sudah tentu
Ceng Liong tidak mandah membiarkan dirinya diserang sebegitu rupa tanpa melakukan perlawanan.
Diapun memiliki ilmu pukulan membadai serupa
pukulan lawan, yakni Soan Hong Sin Ciang, bahkan yang bisa dipadukannya dengan Toa Hong Kiam Sut menjadi
hawa pedang ditangan. Ilmu-ilmu pusaka dan simpanan Lembah Pualam Hijau yang selevel dengan Giok Ceng
Cap Sha Sin Kun itu, tidak kurang hebatnya. Tetapi kali ini, dengan sengaja dia menyambut serangan lawan
menggunakan Pek Lek Sin Jiu jurus pertama "Halilintar Membelah Angkasa".
Dan bertemunya dua kekuatan raksasa, yakni angin
berpusing dari si kakek tua dan ledakan petir dari tangan Ceng Liong, bagaikan membelah bumi yang dipijak waktu itu. Bumi seperti bergetar sejenak akibat benturan kedua pukulan hebat yang dilontarkan keduanya itu:
"Blaaaaaaaaaaaaaaar ?"" blaaaaaaaaaaaaaaaaar"
dan kedua orang yang mengadu tenaga itu nampak
masih tetap teguh dan kokoh berdiri di posisinya masing-masing. Dan kemudian terdengar si Kakek berseru
kagum, tetapi sekaligus juga sangsi:
"Hebat-hebat anak muda. Tetapi, untuk apa seorang
Duta Agung mengeluarkan Ilmu Guru Besar Kaypang"
Apakah Lembah Pualam Hijau sudah kekurangan Ilmu
mujijat melawanku, hm aneh ?".. aneh?"
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Serangan semacam seranganmu locianpwee, biarlah
kubayar kontan" dan Ceng Liong kemudian menghentak
kekuatannya dan mendorong kearah Kakek tua itu.
Serentak kembali angin berpusing dan bagai prahara
terlontar kearah Kakek tua yang juga nampak bersiap mengibaskan tangannya. Dan tidak lama kemudian,
terdengar benturan yang kali ini begitu halus dan nyaris tak terdengar.
Meski demikian, seperti benturan pertama tadi, bumi kembali bergetar, termasuk pohon pohon besar disekitar mereka. Bahkan getarannya lebih keras dibandingkan
sebelumnya. Keduanya nampak telah meningkatkan
penggunaan tenaga dalam melalui dorongan pukulan
masing-masing, dan kali ini mau tidak mau kakek tua itu memandang Ceng Liong dengan wajah takjub.
Tidak disangkanya sama sekali jika anak muda yang
memang ditaksirnya berkepandaian sangat tinggi itu, bahkan ternyata bisa mengimbangi penggunaan
kekuatannya yang sudah dikerahkan sampai lebih
setengah kemampuannya.
Diapun tidak tahu, bahwa Ceng Liong sendiri juga
tergetar menyadari, bahwa penggunaan lebih dari
setengah kekuatannya yang sudah meningkat sangat
tajam, masih diimbangi kakek tua itu. "Luar biasa, inilah tokoh tertangguh yang pernah kuhadapi dalam dunia
persilatan ini" pikir Ceng Liong.
"Anak muda, tidak kusangka jika kemampuanmu
sudah setinggi ini. Sungguh layak, sungguh layak
menjadi Duta Agung Lembah Pualam Hijau. Mari, biarlah TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
kita saling mencoba kemampuan sampai tidak lebih dari 10 jurus".
Dan kali ini, kekuatan yang dikerahkan orang tua itu meningkat sampai tujuh bagian kemampuannya,
sementara Ceng Liong sendiri melakukan hal yang sama.
Meningkatkan kemampuannya dan kemudian
menyambut dengan jurus-jurus ampuh Soang Hong Sin
Ciang. Bahkan sabetan-sabetan lengannya membawa
angin pedang yang luar biasa tajam mengarah ke kakek tua yang mendesaknya dengan ilmu pukulan yang masih terasa aneh baginya.
Tetapi hebatnya, lengan kakek yang mengeluarkan
jurus yang sama dengan Majikan Kerudung Putih,
Brajamusti, mampu dengan manis menangkis sabetan
tajam lengan Ceng Liong. Bahkan, penggunaan ilmu
kakek itu nampak lebih matang dan lebih sebat
dibandingkan Majikan Kerudung Putih, belum lagi
dorongan tenaganya yang lebih dahsyat.
Tetapi Ceng Liong sendiri juga tidaklah tinggal diam.
Hawa khikang yang melindungi tubuhnya membuatnya
tidak khawatir dengan pukulan-pukulan lawannya. Yang mengkhawatirkannya adalah, benturan-benturan
kekuatan keduanya menunjukkan tingkat kekuatan
tenaga dalam yang setakaran, dan bakal sangat
menylitkan. Dan jika demikian, maka getaran-getaran pertemuan tenaga mereka, akan mampu menyusup
kebagian dalam tubuh dan melukainya.
Ceng Liong sadar, jika dia belum dan tidak
meningkatkan kemampuannya beberapa waktu
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
sebelumnya, maka dia masih belum cukup mampu untuk
berhadapan dengan orang tua lihay ini. "Siapakah
gerangan orang tua ini?" pikirnya. "Untungnya aku tidak berlalai selama dua bulan terakhir" syukur Ceng Liong dalam hati. Dan memang, kekuatan Ceng Liong sekarang sudah olah olah hebatnya.
Bahkan kakek sakti yang menyerang dan terserang
dalam 5 jurus terakhir, nampak tiba-tiba mengeluarkan ilmu lain yang juga berhawa lain. Sayangnya, hawa
mujjat berselimut sihir, tidak lagi mempan bagi seorang Ceng Liong yang telah menempa diri dibawah petunjuk Kolomoto Ti Lou.
Kakek tua yang percaya akan kekuatan salah satu ilmu pamungkasnya itu kembali tertegun ketika dengan
mudah Ceng Liong meledakkan lengannya dengan jurus
kelima Pek Lek Sin Jiu "Halilintar Membelah Awan
Menghajar Mentari". Getaran tangan mereka
menunjukkan betapa kuatnya tenaga dalam yang
tersalurkan untuk mendukung ilmu pukulan masing-
masing. Kakek tua yang jarang mendapat lawan setimpal dan menempa dirinya sekian lama menekuni ilmunya,
kaget bukan kepalang.
Betapa tidak, seorang anak muda ternyata sanggup
mengimbanginya dalam permainan ilmu tingkat
tingginya. Awalnya dia beranggapan bawah dia akan
sanggup mengalahkan Ceng Liong sebelum 10 jurus
dengan menggunakan kemampuan tertingginya. Tetapi,
memasuki gebrakan kedelapan, justru daya tolak lawan masih belum mengendor, malah juga meningkat
sebagaimana dia meningkatkan kemampuan tenaganya.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Merasa penasaran, pada jurus ke-9, tiba-tiba si Kakek tua beroman bengis itu mengeluarkan tertawa terbahak-bahak:
"Hahahahahaha ?"".. anak muda, aku bukanlah
lawanmu" Kiang Ceng Liong kaget setengah mati. Ada sedetik
dua detik dia teserang hawa suara lawan yang
nampaknya melokasisasi serangan suaranya dengan
terpusat kearahnya. Tidak salah lagi, ini sejenis ilmu Sai Cu Ho Kang, atau yang beberapa waktu lalu disebutkan kepadanya sebagai "Gelap Ngampar" yang sangat
berbahaya itu. Diapun telah melatihnya dengan baik, karena itu meski terpengaruh selama beberapa ketika, tetapi tiba-tiba dia sadar dan segera bersuit nyaring dan menempur pusat kekuatan pengerahan suara lawan
dengan suara yang sama, dari ilmu yang sama:
"Suiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiit, mari ?" mari orang tua"
lengkingannya lebih halus akan tetapi juga menusuk.
Dan akibatnya, kembali kakek tua itu tertegun, malah jauh lebih kaget sekarang karena jelas-jelas anak muda ini menggunakan ilmu sejenis. Tidak salah "itu Gelap Ngampar" desis kakek tua itu terkejut setengah mati.
"Siapa dia sebenarnya?" baru kini kakek tua itu terkejut dan kebigungan.
Kaget karena Ceng Liong juga mampu memainkan
Gelap Ngampar secara sempurna, dan juga celingukan, mulai menerka-nerka apakah anak ini sendirian atau
sama-sama dengan orang yang mengajarkan Gelap
Ngampar kepadanya. Karena orang yang sanggup
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
mengajarkan Gelap Ngampar sekelas yang dimiliki Ceng Liong hanya satu orang di dunia ini. "Jangan-jangan?"
dia menjadi ragu, sekaligus khawatir.
"Anak muda, terimalah" desisnya sambil melontarkan
pukulan terakhir kearah Ceng Liong, menggenapi 10
jurus pertempuran mereka. Dan, lontaran lawan tadi
adalah semacam serangan tenaga dalam terukur,
nampak bahkan berpijar mengerikan dan berpendar
kearah Ceng Liong.
Sementara Ceng Liong dengan sebat mengerak-
gerakkan kedua tanganya seperti sedang mengatur
tenaganya, dan dari kedua tangannya tiba-tiba
menampak lentikan cahaya mengguntur ketika dia
menggunakan jurus ketujuh Pek Lek Sin Jiu "Sejuta
Halilitar Merontokkan Mega" guna memapak dan
menyambut serangan lawan yang sangat berbahaya itu:
"Blaaaaaaaar", kubangan berdiameter lebih dua meter dengan tanah sekitar menghangus segera terhampar
dihadapan banyak orang. Semua bergidik
menyaksikannya, sementara Ceng Liong nampak masih
dalam pemusatan konsentrasi menunggu serangan
lawan. Padahal sejauh ini, Ceng Liong sendiri belum berpikir untuk melontarkan serangan maut karena menghormati
orang yang lebih tinggi usianya. Tetapi, setelah 10 jurus, Kakek tua itu memandang Ceng Liong penuh keraguan,
bahkan kekhawatiran. Tetapi, tiada satu kalimatpun
keluar dari mulutnya, sampai kemudian dia menarik
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
nafas panjang. Tetapi, belum lagi dia bereaksi lebih jauh, tiba tiba wajahnya menunjukkan keterkejutan.
Sangat terkejut malah. Dan terjadilah keanehan,
setidaknya dimata Ceng Liong. Dia melihat secara
tergesa-gesa, seperti sangat khawatir akan sesuatu, Kakek tua yang lihay itu tidak memperdulikannya lagi, tetapi dia berpaling kearah Gayatri dan berkata cepat:
"Gayatri, situasi menjadi sangat genting. Kita cepat harus pergi. Lebih aman bergabung dengan yang
lainnya, cepat"
Dengan tidak menghiraukan yang lainnya lagi, Kakek
tua itu dengan cepat berkelabat menghilang. Sementara Gayatri masih menyempatkan dirinya berkata kepada
Majikan Kerudung Putih:
"Hwa Ji, cari jalan melepaskan diri, situasi berbahaya bagi suhumu"
Dan karena tiada yang menghalanginya lagi, akhirnya Nenek Gayatri berkelabat mengikuti jejak kakek tua itu.
"Berbahaya, sungguh berbahaya" Ceng Liong
bergumam berkali-kali
"Duta Agung, apakah baik baik saja?" Suma Bun
mendekati Ceng Liong yang nampak berkemak-kemik
tidak jelas. "Syukurlah tidak apa-apa. Kakek tua itu, siapakah dia gerangan" Kehebatannya sungguh mengagumkan" jawab
Ceng Liong. TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Tapi Duta Agung sanggup menghadapinya" tegas
Suma Bun "Iya, dengan mengerahkan delapan bagian tenagaku.
Dan rasanya, Kakek tua itu masih memiliki kebisaan lain.
Sungguh jika dia berdiri di pihak lawan, akan merupakan lawan yang teramat tangguh bagi siapapun" desis Ceng Liong
"Sehebat itukah gerangan Kakek tua itu Duta Agung?"
bertanya Suma Bun dengan nada terkejut
"Mungkin lebih hebat dari perkiraanmu bahkan" desis Ceng Liong sambil kemudian matanya memandang
kearah pertempuran yang masih terjadi Antara Kwi Beng dan Majikan Kerudung Putih. Meskipun hingga saat itu, dia masih belum mengerti. Mengapa Kakek tua itu tiba-tiba melesat meninggalkan gelanggang seperti takut
akan sesuatu" Siapa yang ditakutkannya" Dan mengapa pula dia demikian takut" Jawaban yang sulit untuk
ditemukan oleh Ceng Liong.
Karena itu dia mengalihkan perhatian kearah
pertempuran Kwi Beng melawan Majikan Kerudung Putih.
Dan salah satu keanehan dirasakan Ceng Liong:
"mengapa pula sampai mereka begitu tega meninggalkan Majikan Kerudung Putih diarena itu" Apa pula alasannya"
Dan Ceng Liong menjadi semakin heran, karena
melihat ada beberapa kesamaan jurus yang dilancarkan Majikan Kerudung Putih dengan Kakek Tua tadi. "Hm,
mereka pasti memiliki hubungan khusus" pikir Ceng
Liong dengan penuh keyakinan. Sementara Majikan
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Kerudung Putih, tidak mungkin mengambil jalan
melarikan diri seperti Gayatri, sebab selain beberapa sudut terjaga oleh Barisan 6 Pedang, juga karena dia sendiri sedang terlibat pertarungan ketat dengan Kwi Beng.
Dan pertarungan mereka itu sudah berlangsung


Kisah Para Naga Di Pusaran Badai 2 Karya Marshall di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sangat lama, sehingga sedikit saja ada yang ayal, maka berbahayalah akibatnya. Meskipun Kwi Beng merasa
segan karena melawan seorang perempuan, dan lagi
perempuan itu telah membetot hatinya, tetapi
pertarungan mereka sudah melibatkan banyak resiko dan kepentingan.
Dan terlebih, mereka sudah terlibat dalam
pertarungan ilmu tingkat tinggi yang memerlukan
konsentrasi tingkat tinggi baik untuk menyerang maupun untuk bertahan dan mengelak. Dengan selisih ilmu
mereka yang sangat tipis itu, maka sebuah kealpaan kecil saja dapat mendatangkan resiko maut. Padahal, Kwi
Beng tidak ingin menerima maut itu dan juga tidak ingin menghadirkan maut bagi lawannya. Keadaan yang
sungguh membuat Kwi Beng gelisah dan menjadi
sungguh repot. Dalam posisi sekarang, Majikan Kerudung Putih, kini berada dalam keadaan terjepit. Karena arena itu sudah dikuasai sepenuhnya oleh Ceng Liong dan Barisan 6
Pedang. Boleh dibilang, kesempatannya untuk
meloloskan diri nyaris tidak ada lagi. Di belakangnya sudah berdiri Barisan 6 Pedang, sementara
dihadapannya, tepat di belakang Kwi Beng berdiri Kiang Ceng Liong.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Memang, dia tidak melihat bagaimana Ceng Liong
bertempur dengan orang tua aneh tadi, tapi dia tahu belaka bahwa anak muda itu juga sangatlah sakti.
Hebatnya, Majikan Kerudung Putih tidaklah menjadi kecil hati dan kehilangan nyali untuk terus bertempur.
Serangan dan daya hindarnya masih sangatlah lincah dan sebat mengimbangi Kwi Beng, malah terlihat lebih gesit.
Dan melihat hal itu, akhirnya Ceng Liong berkata:
"Majikan Kerudung Putih, nampaknya tiada jalan lain bagimu selain menyerah. Kami hanya membutuhkan
sedikit keteranganmu saja"
"Hm, bahkan jika kalian mengeroyokkupun aku tetap
tidaklah takut. Buat apa aku harus menyerahkan diri?"
tantang Majikan Kerudung Putih.
Tetapi, akibat dari dia memecah konsentrasi, Kwi Beng memperoleh peluang untuk keluar dari tekanan.
Untungnya Kwi Beng tidak mempergunakan saat yang
tepat untuk melancarkan serangan. Sebab jika
dilakukannya, maka Majikan Kerudung Putih bisa terlibat kesulitan yang hebat.
"Engkau lihat Majikan Kerudung Putih, bahkan untuk
melawan Souw Kwi Beng saja engkau belum tentu
memenangkannya. Adalah lebih baik engkau menyerah,
kami butuh beberapa keteranganmu belaka dan setelah itu kami akan memerdekakanmu" Ceng Liong kembali
memberi tawaran.
"Engkau atau siapapun harus menaklukkan aku dan
kemudian menangkapku hidup hidup untuk meminta
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
keterangan dariku" tegas Majikan Kerudung Putih. Dan kembali akibat memecah konsentrasi dia kehilangan daya serang, dan sayangnya sekali lagi, Kwi Beng juga tidak mau memanfaatkan kesempatan ketika lawan agak
lengah karena mengeluarkan ucapan menjawab Ceng
Liong. Sebagaimana diketahui, pertarungan antar dua orang
yang memiliki tingkat kemampuan berimbang, maka
pecahnya konsentrasi salah seorang, akan menentukan hasil akhir. Demikianlah beberapa kali kejadian tersebut berulang dan berulang, tetapi kondisinya tetaplah sama.
Sementara itu, ketika untuk kesekian kalinya terjadi tanya jawab seperti itu dan selalu akhirnya sama,
menganggu konsentrasi Majikan Kerudung Putih dalam
pertempuran, tiba-tiba terdengar sebuah suara:
"Kurang baik, sungguh kurang baik" Sosok tubuh yang tinggi besar memasuki arena itu. Dan nampaknya dia
bersimpati sangat terhadap Majikan Kerudung Putih.
"Orang Thian Liong Pang lagikah?" berpikir Ceng Liong menyaksikan langkah ringan pertanda ilmu yang tinggi dari pemiliknya.
"Dengan terus menerus menganggu orang yang
sedang bertempur, sama saja dengan mengeroyoknya.
Engkau seharusnya tidak melakukan hal seperti itu
sebagai seorang Duta Agung sebuah Lembah ternama"
tambah sosok baru yang memasuki arena tersebut
dengan penasaran. Sementara itu, Ceng Liong yang
melihat orang yang baru datang itu terkejut juga, karena selain langkah kaki yang ringan menunjukkan bahwa
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
orang itu bukan lawan ringan, juga kekuatannya
kelihatannya tidak bisa diremehkan.
"Siapakah engkau saudara?" Tanya Ceng Liong
"Yang jelas aku bukan lawan meskipun mungkin juga
bukan kawanmu" jawab si pendatang baru itu, tetapi
dengan kalimat dan bahasa tubuh yang kelihatan
menghormat Ceng Liong.
"Mengapa tiba-tiba engkau menuduhku telah berbuat
kurang baik?" bertanya Ceng Liong
"Karena engkau mengganggu konentrasi orang yang
sedang bertanding dengan lawan yang seimbang. Dan
secara otomatis gangguan itu menyulitkannya"
"Tahukah engkau bahwa kawanku tidak pernah
memanfaatkan kelengahan Majikan Kerudung Putih itu"
Episode 18: Siapakah Majikan Kerudung Putih"
Si pendatang baru tidak menjawab. Karena benar,
memang Kwi Beng tidak pernah mendesak ketika Majikan Kerudung Putih bertanya jawab dengan Ceng Liong.
Padahal, jika dilakukannya, pertempuran mungkin sudah berakhir. Hanya karena kekhawatirannya sajalah yang membuatnya takut, jangan-jangan suatu saat Kwi Beng akan melakukan serangan menentukan ketika Majikan
Kerudung Putih itu lengah.
"Hm, betapapun, jauh lebih baik mereka dibiarkan
melanjutkan pertempuran dan menentukan kalah
menang secara adil"
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Sayangnya, kukhawatirkan hal itu tidak akan
berlangsung demikian mudahnya. Bagaimanapun kami
butuh keterangan dari Majikan Kerudung Putih. Dan
untuk mendapatkan hal itu, akan kuusahakan dengan
segenap kemampuanku" menegaskan Ceng Liong
"Engkau berani bertindak demikian?" tantang si
pendatang dengan gelisah yang tak tersembunyikannya.
"Mengapa tidak" Untuk kepentingan dunia persilatan
Tionggoan, betapapun aku, Ceng Liong, akan
melakukannya".
"Tidak, engkau tidak seharusnya melakukannya"
Meskipun dalam sikap bertentangan, tetapi kelihatan sekali 10-20 bagian si pendatang itu menaruh rasa jeri dan hormat kepada Ceng Liong.
"Mengapa tidak" Justru hal itu harus kulakukan"
"Karena memang tidka seharusnya engkau
melakukannya"
Kedatangan si pendatang baru sudah disambut oleh
Majikan Kerudung Putih yang segera menghentikan
pertempuran. Kwi Bengpun tidak lagi mendesak, sejauh Majikan Kerudung Putih tidak berusaha kabur, dia
memilih untuk tidak bertempur. Sementara itu, Majikan Kerudung Putih telah berpaling kepada si pendatang
yang tengah berdebat bingung dengan Ceng Liong dan
berkata: "Suheng, untuk apa berada disini?"
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Sambil menarik nafas panjang, akhirnya Thio Su Kiat, demikian si pendatang baru, kakak seperguruan Majikan Kerudung Putih, berkata:
"Aku mentaati perintah suhu"
"Perintah yang mana suheng?"
"Melindungimu dari apapun yang terjadi"
"Ach, tapi aku sedang bertugas sebagai tokoh Thian
Long Pang suheng" tegas Majkan Kerudung Putih
"Yaaaaa benar sumoy, aku menerima tugas dari suhu
untuk melindungimu sebagai apapun engkau nanti.
Sebagai seorang pimpinan Thian Liong Pang ataupun
sebagai dirimu sendiri"
"Dan nampaknya kita menemukan kesulitan besar kali
ini suheng. Bahkan subo dan suhupun entah mengapa
justru meninggalkan tempat ini. Sungguh penasaran,
sungguh penasaran" Majikan Kerudung Putih
menunjukkan rasa heran dan penasarannya atas sesuatu yang baru sekarang ditemukannya dalam sikap subo dan suhunya itu. Kedua orang maha sakti itu tidak biasanya kabur dalam keadaan seperti saat ini, meninggalkannya seorang diri.
"Tidak ada yang aneh sumoy, karena semua sedang
menuju titik akhir. Demikian menurut penjelasan suhu.
Tetapi selebihnya, lebih baik engkau betanya kepada dia orang tua"
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Apa maksudnya suheng" Aku sungguh tidak
mengerti" Tanya Majikan Kerudung Putih, semakin tidak mengerti karena kali ini suhengnya seperti bermain petak umpet dan penuh rahasia.
"Menurut suhu, tanpa dijelaskan saat ini engkau akan mulai memahami dengan sendirinya. Hanya, suhu
mengkhawatirkan dirimu sumoy, dan karena itu suhu
memintaku dengan bersumpah untuk menjagamu sampai
semua persoalan ini selesai nantinya" tegas Thio Su Kiat.
"Baiklah, jika demikian mari kita mencoba berlalu dari tempat ini" ujar Majikan Kerudung Putih dan nampaknya dia berpikir kembali untuk mencoba menerjang untuk
membuka jalan keluar. Tapi belum lagi semua bergerak, baik Majikan Kerudung Putih, Thio Su Kiat, Souw Kw
Beng, Barisan 6 Pedang serta Kiang Ceng Liong, tiba-tiba sebuah suara asing kembali bergema:
"Tahan" dan bersamaan dengan itu, sesosok tubuh
kembali melayang dan berdiri di arena tersebut. Sosok tubuh itu, berbeda dengan rata-rata warna kulit dan potongan di Tionggoan, tetapi juga berbeda dengan
potongan orang Thian Tok yang agak kehitam-hitaman.
Sementara pendatang ini berkulit sedikit hitam dan halus, serta rambut agak lurus dengan diikat sehelai kain
pengikat kepala. Dengan cepat dia kemudian memberi
hormat kepada Ceng Liong:
"Selamat bertemu saudara Ceng Liong, perkenankan
saya, Nenggala memberi hormat" meski berasal dari luar Tiongoan, tetapi Nenggala ternyata berbahasa lokal
secara baik. Maklum, karena sejak kecil dia dibawa
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
pamannya sekaligus gurunya ke Thian Tok dan
Tionggoan dan telah menghabiskan waktu lebih dari 10
tahunan di Tionggoan.
"Siapakah gerangan saudara ini?" Ceng Liong
kebingungan dan bertanya
"Sahabat-sahabatmu Liang Tek Hoat dan Liang Mei
Lan menyampaikan salam untukmu. Kami baru saja
berpisah di gunung Thian San, bahkan bersama dengan Bibi Nenekmu yang sakti, Liong-i-Sinni"
"Ach, bagaimana kabar mereka semua saudara
Nenggala?" bertanya Ceng Liong penasaran
"Semuanya baik-baik saja. Kedua kakak beradik she
Liang sudah menuju Ye Cheng atau Kwi Ciu, bahkan
mungkin sudah berada disana. Sementara Bibi nenekmu, entak berada dimana beliau sekarang"
"Terima kasih saudara, terima kasih. Tapi ada maksud apakah gerangan engkau berada di tempat ini?" Ceng
Liong bertanya ramah dan masih memandang heran
kearah Nenggala yang berpotongan agak asing baginya.
Tetapi, sebagai kenalan sahabat-sahabatnya dan bahkan bibi neneknya, tentu identitas pemuda ini tidaklah
sembarangan. "Terus terang aku membutuhkan jawaban atas
beberapa pertanyaan penting yang terkait perguruanku dengan wanita ini" sambil menunjuk Majikan Kerudung Putih yang juga memandangnya keheranan.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Apakah engkau ingin langsung mengajukan
pertanyaan-pertanyaanmu disini?" bertanya Ceng Liong
?"Tidak ada halangannya, karena hanya ingin
menegaskan beberapa hal"
"Silahkan kalau begitu"
Tetapi, tengah keduanya bertanya jawab, Majikan
Kerudung Putih yang heran mengapa ada orang tak
dikenalnya ingin mengajukan pertanyaan menjadi
penasaran. Karena itu, dia menyeletuk:
"Enak saja, apa mereka pikir akan dengan mudah
memintaku bicara?" sambil memandang Thio Su Kiat
yang juga sedang memandangnya dengan penuh rasa
keheranan karena tidak mengenal Nenggala. Sementara itu, Nenggala sudah berpaling kearah Majikan Kerdung Putih setelah memperoleh persetujuan Ceng Liong. Dan perlahan-lahan penuh rasa hormat, Nenggala kemudian mendekati Majikan Kerudung Putih sambil berkata:
"Perkenalkan nona, namaku Nenggala dan jika engkau
tidak keberatan aku membutuhkan pertolonganmu"
Nada bicara dan panggilan penuh hormat kepadanya,
sedikit banyak membuat rasa mengkal Majikan Kerudung Putih berkurang sangat banyak. Sudah tentu dia merasa tidak enak hati untuk membalasnya dengan kekasaran.
"Tergantung jika pertanyaan dan permohonanmu bisa
kujawab dan tentu berkenan bagiku" Meski begitu masih tetap dingin nada suara dari Majikan Kerudung Putih.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Nona, aku berasal dari negeri yang jauh di seberang lautan. Terkatung-katung di negeri Thian Tok dan Negeri kalian yang indah ini karena guruku sedang mengejar seseorang. Aku hanya ingin tahu, apakah nona memiliki hubungan dengan orang yang dikejar guruku tersebut"
"Apa gerangan dasarmu untuk meminta tolong padaku
dalam hal mencari orang yang dicari gurumu itu?"
"Nona, terus terang saja, engkau mahir memainkan
Ilmu Brajamusti, bahkan juga sanggup memainkan Ilmu Inti Lebur Sakheti, dan keduanya merupakan ilmu ilmu andalan perguruanku. Menurutku dari semua itu, rasanya cukup beralasan aku bertanya kepadamu nona"
Beberapa saat kemudian nampak Majikan Kerudung
Putih terdiam. Karena bahkan ilmu yang dipelajarinya tidak diketahui namanya. Dia memang tidak disumpah
apapun untuk menerima beberapa ilmu sakti dari kakek tua yang sangat sakti itu. Bahkan nama-nama ilmu
diturunkan itupun tidaklah dibertahu kepadanya apa
namanya, dan baru hari ini dia tahu bahwa ilmu-ilmu tersebut bernama aneh.
Entah mengapa memang, kakek tua sakti itu sangatlah tertarik untuk mengajarnya, meski memang awalnya
adalah subonya, Gayatri yang memintakan untuknya.
Tetapi, jika Gayatri hanya memperoleh Brajamusti dan Gelap Ngampar, maka dia sendiri bahkan dilatih dengan Brajamusti, Lembu Sekilan, Inti Lebur Sakheti dan Gelap Ngampar selama dua bulan terakhir.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Bahkan dilatih hingga tenaga dalamnya meningkat
demikian hebat dan membuatnya berterima kasih banyak kepada orang tua yang meski enggan dipanggilnya guru, tetapi tetap dia terus memanggilnya guru selama dua bulan terakhir. Dan sekarang, ada seorang pemuda yang nampak demikian santun dan gagah menanyakan soal
gurunya. Betapapun, dia memang tidak dilarang, tetapi rasanya untuk memberitahu orang yang belum jelas
maksudnya, tentu rada sulit.
Tetapi, dia harus memberi penjelasan:
"Memang sangat beralasan, tetapi apakah aku punya
keharusan untuk menjawab pertanyaan saudara?"
"Sudah tentu tidak nona, bukan maksudku demikian.
Hanya jika nona berkenan untuk membantuku dengan
sedikit informasi saja" jawab Nenggala tetap sopan. Hal yang justru membuat Majikan Kerudung Putih semakin
terkesan terhadap Nenggala dan sikap-sikapnya.
"Baiklah, apakah engkau benar sudah lama berada
disekitar arena ini"
"Benar sekali nona"
"Engkau menyaksikan ketika dia (menunjuk ke Ceng
Liong) bertempur dengan seorang tua renta?"
"Benar nona ?". Apakah, apakah maksud nona"
Nenggala tidak melanjutkan pertanyaannya, karena dia melihat Majikan Kerudung Putih telah mengangguk.
"Benar, dia itulah yang mengajarku. Aku memanggilnya TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"suhu", meski dia tidak penah senang aku memanggilnya demikian. Tetapi aku menghormatinya karena dia begitu menyayangiku, denganmengajarku banyak hal selama
dua bulan terakhir ini, meski nama dari semua ilmu yang diajarkannya tidak diberitahukan kepadaku" Ucapan ini membuat Kwi Beng mengerti, mengapa dan bagaimana
Majikan Kerudung Putih ini meningkat pesat
kepandaiannya. Sekaligus bergidik membayangkan
keampuhan orang tua itu.
"Terima kasih nona, awalnya aku masih ragu apakah
benar dia paman guruku, tetapi setelah perkataan nona, aku yakin sekarang, jika benar-benar dia adalah paman guruku yang menghilang dari perguruan kakek guruku.
Aku memang tidak atau belum pernah melihatnya
sebelumnya. Jika demikian, perkenankan aku mohon diri, aku memiliki keperluan dengan paman guruku tersebut"
berkata demikian, sambil mengucapkan terimakasih
kepada Majikan Kerudung Putih, Nenggala kemudia
berpaling kepada Ceng Liong untuk minta diri.
Tetapi sebelum dilakukannya, tiba-tiba dia mendengar suara Majikan Kerudung Putih:
"Sicu, jika tadi engkau meminta pertolonganku, boleh kali ini aku meminta pertolongan darimu?"
Nenggala kembali membalikkan tubuhnya kearah
Majikan Kerudung Putih dengan heran dan bertanya:
"Apakah gerangan sesuatu yang bisa kulakukan buat
nona?" TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Apakah bisa sebagai sesama saudara perguruan aku
meminta pertolonganmu?" Bertanya Majikan Kerudung
Putih dengan suara mengambang!!
"Nona, jika permintaan tolongmu tidak melanggar
"liangsim" dan kepantasan, maka Nenggala pasti akan melaksanakannya"
"Apakah jika aku meminta pertolonganmu untuk
melawan mereka (menunjuk Ceng Liong, Kwi Beng dan
Barisan 6 Pedang) menurutmu melangar liangsim?"
Tanya Majikan Kerudung Putih dengan nada suara yang diapun nampak ragu.
"Jika yang meminta pertolonganku adalah sumoyku
dan bukan tokoh atau pimpinan Thian Liong Pang,
kupastikan bantuan itu. Tetapi, sebagai suhengmu,
kusarankan kepadamu nona, Thian Liong Pang bukan
tempat yang tepat untukmu saat ini" Nengala berkata tegas dan membuat Ceng Liong, Kwi Beng dan bahkan
Thio Su Kiat kagum. Bahkan seorang Majikan Kerudung Putihpun sampai kagum dengan penegasan Nenggala.


Kisah Para Naga Di Pusaran Badai 2 Karya Marshall di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Aneh, bukan ketersinggungan yang dirasakan nona ini.
Tetapi rasa itu ?". KAGUM!
"Baiklah, aku belum akan meminta pertolongan darimu suheng" tegas suara Majikan Kerudung Putih.
Melihat keadaan itu, Ceng Liong kemudian maju dan
berkata: "Nona, aku tidak akan mengambil keuntungan dari
keadaan saat ini. Tugasku hanyalah mencegat Thian
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Liong Pang yang menjarah harta Tiam Jong Pay untuk
keperluan mengobok-obok dunia persilatan. Aku tidak akan berusaha melakukan sesuatu yang lebih dari
meminta harta yang memang juga bukan haknya Thian
Liong Pang untuk memilikinya"
"Hm, Duta Agung, tugasku justru adalah sebaliknya.
Sudah jelas kita berdiri pada pihak yang berseberangan.
Lebih dari itu, semuanya jelas, bahwa keterangan
apapun itu tidak akan engkau peroleh dariku"
"Apakah kembali harus jalan kekerasan yang
digunakan?" akhirnya sampai juga Ceng Liong pada
pertanyaan terakhir itu. Pertanyaan yang sesunguhnya juga tidak disukainya.
"Jikalau tidak ada cara lain, mengapa tidak". Karena jika tidak, maka aku akan segera berlalu dari tempat ini.
Setidaknya akupun akan mencari jalan untuk berlalu dan terserah kalian mau melakukan apa"
"Jika sampai memang harus melalui kekerasan, maka
bukan hanya keterangan itu yang nantinya kubutuhkan, tetapi bahkan juga termasuk menangkapmu dan
membawamu untuk diadili para pendekar. Karena, nona, engkau tahu belaka, bahwa kekisruhan yang diakibatkan oleh Thian Liong Pang sudah terlampau berlarut dan
memakan banyak korban" tegas Ceng Liong.
"Ya, dan aku adalah salah seorang pimpinan Thian
Liong Pang yang harus engkau tangkap. Majulah, aku
sama sekali tidak takut" Majikan Kerudung Putih justru menantang Ceng Liong.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Jika demikian, maafkan jika aku terpaksa turun
tangan agak keras nona" berkata Ceng Liong dengan
tidak lagi memberi kesempatan Kwi Beng untuk
mengajukan diri melawan Majikan Kerudung Putih ini.
Tetapi, belum lagi Ceng Liong maj menyerang,
dihadapan Majikan Kerudung Putih telah berdiri menanti Thio Su Kiat. Bahkan dia berkata:
"Sumoy, mundurlah dan beristirahatlah, biarlah aku
yang maju terlebih dahulu"
Tetapi, pada saat itu, Ceng Liong yang sudah
mengambil keputusan dan ingin cepat menyelesaikan
persoalan pemburuan harta yang sudah makan banyak
waktu sudah berkata:
"Saudara Kwi Beng, tolong layani kawan kita yang
satu ini" Dalam kondisi kritis seperti ini, baru terasa betapa besar besar wibawa Ceng Liong. Dan Kwi Beng
yang sama dengan Majikan Kerudung Putih baru saja
menjalani pertandingan berat sudah tampil kedepan dan langsung memulai:
"Mari kita mulai saudara"
Tidak lama setelah Kwi Beng mulai meladeni Thio Su
Kiat, Ceng Liong memandang Majikan Kerudung Putih
dan kemudian berkata:
"Maafkan aku nona, kita tidak punya ganjalan pribadi.
Tapi aku, demi membawa kepentingan banyak orang,
terpaksa menyerangmu"
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Silahkan Duta agung, kita memang berdiri pada posisi bertentangan. Tidak perlu meminta maaf terlebih dahulu"
Ceng Liong yang berniat menahan Majikan Kerudung
Putih, mau tidak mau haus memulai serangan.
Sementara Nenggala yang tadinya sudah mau beranjak
pergi, dengan sendirinya tertahan karena tertarik untuk mengetahui akhir dari drama yang tersaji dihadapannya.
Terlebih, entah mengapa diapun ingin mengetahui
bagaimana sebenarnya sosok Majikan Kerudung Putih
yang menjadi "?dik perguruannya" itu.
Dan demikianlah, Nenggala akhirnya menjadi saksi
dua pertarungan antara Ceng Liong melawan Majikan
Kerudung Putih dan Thio Su Kiat melawan Kwi Beng. Dari pandangan sekilas saja, dia sudah mendapatkan
kesimpulan awal, bahwa Kwi Beng dan Ceng Liong akan memenangkan pertandingan atau pertemuran itu.
Ceng Liong masih sedikit lebih unggul dibandingkan
Majikan Kerudung Putih, ditambah lagi dengan Majikan Kerudung Putih yang baru saja bertanding mati-matian dan lama dengan Kwi Beng. Sementara Thio Su Kiat
masih akan bertarung ketat, sebab meski sedikit dibawah kemampuan Kwi Beng, tetapi dia jauh lebih segar
dibandingkan lawannya.
Maka pertarungan mereka lebih ketat. Meskipun
anehnya, dalam pandangan Nenggala, gaya bertarung
dan ilmu-ilmu Thio Su Kiat justru terlampau mirip dengan Kiang Ceng Liong. Bahkan, lama kelamaan dia
menemukan dasar Ilmu silat yang sama. Karena itu,
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Nenggala menjadi bingung, apa sebenarnya yang sedang terjadi.
Apalagi, ketika membanding-bandingkan ilmu Giok
Ceng Cap Sha Sin Kun yang pada saat bersaaan
dimainkan Ceng Liong dan Su Kiat. Tiga belas jurus sakti itu membutuhkan kelincahan dan kelemasan sekaligus, sehingga penggunanya harus banyak bergerak dan
menyerang lewat kelengahan lawan. Dan, dalam
penggunaan jurus tersebut, tidak pelak lagi, Ceng Liong dan Su Kiat menggunakan ilmu yang sama.
Pada saat membanding-bandingkan itulah, tiba-tiba
dia melihat Kwi Beng mengganti jurusnya: yakni
mengunakan jurus "mencegat burung merak" dari
Ilmunya Thai Kek Sin Kun hadiah Wie Tiong Lan dan
kemudian dikombinasikan dengan jurus "Jari Sakti
Menembus Besi" dari ilmu Kim Kong Ci. Kekokohan
sekaligus kecepatan digunakannya untuk mencegat Su
Kiat yang bergerak kokoh dan matang dalam ilmu Giok Ceng Cap Sha Sin Kun Hoat.
Serangan Kwi Beng memang berbahaya, apalagi
karena dia memang sudah sering melawan ilmu keluarga Pualam Hijau itu, dan karenanya memilih
mengimbanginya dengan jurus gabungan. Akibatnya,
cegatannya dengan menggunakan tendangan kaki
kearah loncatan lincah lawan membuat Su Kiat
kerepotan. Belum lagi mampu mengatasi hadangan
tersebut, sebuah totokan yang mencicit mengarah ke
telapak kakinya yang lain, nampaknya berusaha
mengurangi kelincahannya.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Untungnya, Su Kiat sudah sangat matang dalam
penguasan ilmu-ilmu keluarga Pualam Hijau. Dia tidak menjadi gugup dan bingung, tetapi dalam kondisi
terserang atau tercegat seperti itu, kepalan tangannya segera bergerak dan mengisinya dengan hawa Toa Hong Kiam Sut menyambut totokan Kim Kong Ci, sementara
tendangan lawan diantisipasi dengan totokan tangan
yang bebas dalam jurus "Membuyarkan Awan Mendung"
dari jurus Giok Ceng Cap Sha Sin Kun.
Terdengar dua kali benturan antara keduanya, yakni
benturan yang berisi hawa-hawa berlawanan: Antara
Giok Ceng Sinkang yang berhawa dingin dan lemas
dengan hawa Kim Kong yang berhawa "yang-kang atau
keras". Karena posisi Su Kiat yang melayang, maka dia harus memunahkan tenaga dorong lawan dengan
melayang mundur untuk menghindari serangan susulan.
Dan untuk itu, dia harus berpoksai dua kali, dan ketika dalam posisi berdiri, dia sudah menyiapkan jurus baru melawan tekanan Kwi Beng yang kembali sudah
menyerang dengan Kim Kong Ci dan Thai Kek Sin Kun.
Tetapi, sewaktu berpoksai tadi, sesuatu yang tersimpan di balik jubah Su Kiat, nampak jatuh melayang di tanah.
Tetapi tentu tak ada tempo bagi Su Kiat untuk menyadari kertas apa yang melayang jatuh itu, karena pada saat itu konsentrasinya disibukkan oleh serangan susulan Kwi Beng.
Secara kebetulan, kertas tersebut melayang kedepan
Nenggala, yang kemudan menekan kertas itu dengan
kakinya. Tidak ada keinginan sedikitpun buatnya
mengintip apa isi surat itu, sebuah surat yang terbuka TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
untuk dibaca sebetulnya, atau tepatnya sudah dibuka karena sudah dibaca. Tetapi, karena bukan miliknya, Nenggala tidak berniat untuk membacanya, tetapi
menjaganya untuk dikembalikan kepada yang berhak
memilikinya. Sementara Kwi Beng melawan Su Kiat berlangsung
lebih seru lagi, terutama karena memang Kwi Beng
membatasi diri akibat banyak menghamburkan tenaga,
dalam pertarungan sebelumnya. Dan akibatnya,
pertarungan kali ini, Kwi Beng yang sebenarnya lebih unggul, hanya bisa mengimbangi lawan, karena Su Kiat sendiri sudah sangat matang dalam penggunaan ilmu-ilmu keluarga Pualam Hijau. Di sudut lain, Nengala agak khawatir dengan Majikan Kerudung Putih.
Sudah jelas dalam hal sinkang dia kalah, bahkan
dalam keadaan normal dan belum bertandingpun,
kelihatannya dia masih kalah. Sementara Ceng Liong
sendiri dalam hal kecepatan sanggup menandingi
kecepatan bergerak lawan. Mudah ditebak, Majikan
Kerudung Putih akan jatuh tertawan. Entah bagaimana, Nenggala berprihatin terhadap nona yang menjadi adik seperguruanya, tetapi sayang dia adalah salah satu tokoh utama Thian Liong Pang.
Tiba-tiba kembali angin pukulan dan totokan sambar
menyambar, pada saat tersebut, refleks Nenggala
menundukkan kepala menghindari angin pukulan yang
barusan lewat. Tetapi, ketika menundukkan kepala itu, secara tak sengaja matanya menangkap tulisan yang
mengelitik hatinya yang secara kebetulan bisa dibacanya TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
dari secarik kertas surat yang telah dibuka dan sedang ditekannya dengan kaki agar tidak terbang.
Ketika memandang deretan tulisan lain lagi, dia justru menjadi lebih tegang, dan sambung menyambung tulisan itu membuatnya tersentak. Sekejap dia memandang dua pertarungan diarena tersebut, dan karena memandang
penting apa yang baru ditemukan, hampir sulit diikuti pandangan mata, kertas surat itu sudah berada
ditangannya. Dan keterkejutannya menjadi semakin
menjadi-jadi dengan terkadang dia memandang kearah
Majikan Kerudung Putih dan Ceng Liong, sekaligus juga kearah Thio Su Kiat.
Setelah itu dia mengeleng-gelengkan kepala, tetapi
wajahnya nampak serius dan sesekali kebingungan.
Hanya, karena kematangan emosionalnya saja hingga
pada akhirnya Nenggala nampaknya telah memutuskan
untuk melakukan sesuatu. Sekali lagi dia memandang
kearah Kwi Beng dan Su Kiat yang bertarung ketat:
"Masih butuh waktu lama pertarungan itu, sebaiknya
kucegah yang satu lagi" desis Nenggala.
Sementara itu, ketika Nenggala membaca surat yang
diambilnya jatuh dari balik jubah Su Kiat, Ceng Liong telah memutuskan untuk menyerang Majikan Kerudung
Putih secara berat. Tenaganya dilipat gandakan menjadi 6 sampai tujuh bagian, dan berkali-kali Majikan Kerudung Putih yang telah tergencet dan kecapekan terdorong
kebelakang. Bahkan dalam benturan kesekian kali, karena Ceng
Liong selalu mengejarnya dan mengajaknya adu pukulan, TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
dari bibir Majikan Kerudung Putih mulai menetes darah, nampaknya dia sudah terluka dalam. Ceng Liong
memang bertujuan melukai lawan dulu, membuatnya
sulit bergerak baru kemudian menotok lawan. Karena itu, Ceng Liong telah menggunakan pukulan-pukulan geledek dan Soan Hong Sin Ciang buat mencecar lawannya.
Strategi tersebut terbukti manjur, keadaan Majikan
Kerudung Putih sudah mulai payah, bahkan gerakannya mulai melamban dan sulit mengimbangi Ceng Liong.
Tepat ketika Nengala memutuskan tindakannya, Ceng
Liong berkata kepada Majikan Kerudung Putih:
"Sudahlah nona, jauh lebih baik engkau menyerah
saja, engkau telah terluka"
"Ciiiiis, engkau harus mengalahkan dan
menjatuhkanku untuk bisa dikatakan menang melawanku Duta Agung" Majikan Kerudung Putih bekeras.
"Baik, maafkan aku nona", dan nampak Ceng Liong
kembali menyerang kali ini menggunakan jurus ketiga dari Pek Lek Sin Jiu, meskipun tenaganya sudah banyak dikurangi. Benturan kembali terjadi, dan sekali lagi Majikan Kerudung Putih terlontar kebelakang, mulutnya kali ini semakin tergenang darah yang mengalir dan
membuat kerudung putihnya merah berlumuran darah.
Ceng Liong sebenarnya tidak sampai hati, dia sampai harus mengigit bibir dan mengeraskan hatinya untuk
melakukan pukulan terakhir. Dan melihat kondisi lawan, yakinlah Ceng Liong, bahwa Majikan Kerudung Putih
sudah berhalangan berat untuk terus bertarung, saatnya dia menotok untuk membuatnya tidak berdaya lagi.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Tapi justru, pada saat itulah, dia mendengar suara:
"Saudara Ceng Liong, tahan sebentar" dan sebuah
kekuatan yang luar biasa kuat menahan totokannya yang mengarah kepada Majikan Kerudung Putih. Sebetulnya
Majika Kerudung Putih masih sanggup bergerak
menghindar, hanya, karena dilihatnya Nenggala
menahan totokan dan serangan Ceng Liong, maka dia
akhirnya berdiam diri.
"Ada apakah gerangan, mengapa saudara menahan
seranganku?" Ceng Liong sedikit kurang senang dengan tindakan Nengala, meskipun harus diakuinya, jika
bertarung dengan Nenggala, nampaknya dia akan
mengalami kesulitan untuk memenangkannya. "Dia
tangguh sekali" pikir Ceng Liong sambil kembali
memandang dan memperhatikan Nenggala.
"Perlahan saudara Ceng Liong, ada hal-hal
mencurigakan yang harus engkau perjelas agar engkau sendiri tidaklah menyesal"
"Apa maksudmu?" Ceng Liong menjadi heran, terlebih
melihat Nenggala tidak dalam posisi melawannya.
"Apa engkau mengenal Majikan Kerudung Putih?"
"Tidak"
"Pernahkah engkau tahu dia membunuh tokoh-tokoh
dari kalangan pendekar yang mengejar Thian Liong
Pang?" "Setahuku tidak, dan tidak ada laporan demikian"
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Tahukah engkau mengapa demikian?"
"Juga tidak" jawab Ceng Liong sambil memandang
kearah Majikan Kerudung Putih yang kini berdiam diri, nampaknya sedang mengatur penafasan untuk
menyembuhkan luka dalamnya. Kemudian dipandanginya
Nenggala yang juga memandang kearahnya. Anehnya,
sinar mata Nenggala seperti sedang beprihatin dan
berkasihan terhadapnya. Ada apa gerangan"
"Saudara Ceng Liong, terhadap yang lain engkau layak menurunkan tangan keras, tetapi engkau akan menyesal bila melakukannya terhadap orang ini" ujar Nenggala sambil menunjuk Majikan Kerudung Putih.
"Apa maksudmu" Ceng Liong sendiri menjadi was-was
mengingat dulu dia mengenali dasar-dasar Lembah
Pualam Hijau dalam Gerakan Majikan Kerudung Putih
dan Thio Su Kiat. Bahkan, memandangi Kwi Beng yang
melawan Su Kiat, tidak salah lagi, Su Kiat menggunakan Soan Hong Sin Ciang. "Apa maksud semuanya ini?"
pikirnya bingung.
Tengah Ceng Liong kebingungan dan nampak sekilas
mengawasi pertarungan Kwi Beng dan Su Kiat, tiba-tiba kembali terdengar suara Nenggala:
"Engkau sangat kaget karena melihat orang itu
menggunakan ilmu yang sama dengan dirimu bukan",
bukan, bukan jurusnya yang sama, tetapi bahkan
ilmunya yang namanya jika tidak salah adalah Soan Hong Sin Ciang. Benarkah?" Nenggala mengejar Ceng Liong
yang memang nampak sedang kebingungan melihat
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
beberapa kenyataan yang memang belum ditimbangnya
secara jauh lebih teliti lagi.
Tetapi tidak lama kemudian, Ceng Liong menemukan
dirinya, dan memang benar, kenyataan itu harus
diselidikinya secara tuntas. Bahkan harus dengan segera.
"Baik, saudara Nenggala, adakah sesuatu yang ingin
engkau kemukakan?"
Nampak Nenggala kagum juga melihat Ceng Liong yang
dengan cepat menemukan diri dan kembali bersikap
wajar dan berwibawa. "Sungguh pemuda pilihan" pikir Nenggala.
"Aku menyarankan, pertama-tama, engkau selesaikan
masalahmu dengan Majikan Kerudung Putih dan
mengajaknya berbicara secara baik-baik" pada saat
Nengala mengucapkan hal ini, Majikan Kerudung Putih sebetulnya sudah mulai siuman dan sadar dari
samadhinya. Bahkan upayanya mengembalikan
kebugaran sudah jauh lebih baik, tetapi dia masih tetap berdiam diri.
"Engkau benar, hal itu memang sebaiknya kulakukan"
"Lakukanlah tanpa ancaman, lakukan sewajarnya,
sebagai sahabat atau sebagai saudara" tegas Nenggala.
"Maksudmu sebagai saudara, apakah "..?" Suara
Ceng Liong tertahan, tetapi dia melihat anggukkan
Nenggala yang dipertegas dengan jawaban:
"Ya", tegas Nenggala.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Cukupkah alasan dan kenyataan yang kusaksikan
untuk itu saudara?" Ceng Liong meragu. Sangat.
"Lebih dari cukup, karena jika aku tidak salah, Majikan Kerudung Putih mungkin adalah keluargamu sendiri yang juga bermarga sama denganmu, yakni marga KIANG dari Lembah Pualam Hijau"
Yang terkejut bukan hanya Ceng Liong, tetapi Barisan 6 Pedang dan bahkan Majikan Kerudung Putih sendiri
juga terkejut. Bagaimana mungkin Pemuda itu tahu" dan darimana pula pemuda yang menarik hatinya dan


Kisah Para Naga Di Pusaran Badai 2 Karya Marshall di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

semakin menarik hatinya itu mengetahui rahasia dan asal usulnya" Dan apakah gerangan yang akan terjadi setelah Duta Agung mengetahui rahasia dirinya" Sungguh
penasaran!!! Episode 19: Munculnya
Siangkoan Tek & Lamkiong Bu
Sek Sementara itu disudut lain, Ceng Liong teramat sangat kaget dengan ucapan Nenggala. Ucapan yang bagaikan
ingin mengatakan bahwa "tokoh Thian Liong Pang itu
adalah orang Lembah Pualam Hijau sendiri". Sesuatu
yang tentunya sangat mengagetkan dan membuatnya
sampai sekian lama nampak berpikir keras untuk
mengurai banyak hal.
Orang-orang ditempat itu, semua menjadi sama
tegang mengikuti apa gerangan yang akan terjadi
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
selanjutnya. Nenggala, ingin mengetahui apa reaksi dan tindakan lebih lanjut dari Ceng Liong sebagai pemilik Lembah Pualam Hijau. Majikan Kerudung Putih sendiri, juga jadi ingin tahu bagaimana Ceng Liong sebagai
petinggi Lembah Pualam Hijau akan besikap setelah tahu siapa dirinya yang sebenarnya.
Sementara Barisan 6 Pedang memandang kearah Duta
Agungnya, ingin memastikan apakah memang benar-
benar Majikan Kerudung Putih adalah orang Lembah
mereka ataukah bukan. Sementara itu, Ceng Liong yang menjadi pusat perhatian semua orang, baik Nenggala, Majikan Kerudung Putih, maupun Barisan 6 Pedang,
semakin pusing dan tahu bahwa masalah ini bukanlah
masalah kecil. Tak pelak lagi dia tidak punya pilihan lain, dia mestilah memeriksa kebenaran ucapan Nenggala. Terlebih karena dia melihat bahwa Nenggala bukanlah orang yang
senang bermain-main, dan lebih dari itu, dia menangkap ekspresi kesungguhan dari wajahnya atas apa yang baru saja diungkapkannya tadi. Karena itu, mau tidak mau dia harus bertindak ?". Harus dan segera!
"Saudara Nenggala, apakah saudara sadar dan yakin
dengan apa yang baru saja saudara ucapkan tadi?"
Suaranya sempat agak gamang dan goyah. Tetapi tetap harus diucapkannya untuk menegaskan.
"Kebenarannya masih harus dibuktikan saudara Ceng
Liong. Dan untuk itu, pertempuran yang lain harus
dihentikan terlebih dahulu. Kelihatannya ada hal hal TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
rahasia yang meliputi kejadian ini, dan tentunya terkait dengan Lembah Pualam Hijau" jawab Nenggala hati-hati.
"Maksudmu, orang itu (menunjuk Thio Su Kiat yang
masih bertempur dengan Kwi Beng) juga adalah salah
satu dari yang harus kita tanyai untuk membuktikan apa yang saudara ucapkan?"
"Tepat sekali saudara Ceng Liong. Aku menjamin, dia banyak tahu dan akan ikut membantu menentukan
kebenaran dari apa yang kuungkapkan tadi" jawab
Nenggala dengan wajah yang tidak kurang seriusnya.
Nampak beberapa saat kemudian Ceng Liong
memandangi Majikan Kerudung Putih, Nenggala dan
kemudian beralih ke pertarungan Su Kiat dan Kwi Beng.
Sejak tadi, memang dia sudah kaget dan tersentak,
karena Ilmu yang dimainkan Su Kiat benar-benar
merupakan Ilmu sejati Lembah Pualam Hijau.
Bahkan dasar dan kekuatannya menunjukkan
penguasaan yang matang dan seharusnya turun dari
seorong tokoh lembah yang berkedudukan tinggi. Umat persilatan mengerti belaka bahwa hanyalah keturunan Lembah yang bermarga "Kiang" sajalah yang sanggup
mewarisi dan menguasai tingkat dan ilmu rahasia yang dimainkannya itu. Dan Ceng Liong sudah sejak lama
tersentak dengan fakta itu. "Benar, siapa gerangan orang itu?" pikirnya dalam dalam.
Beberapa saat setelahnya, Ceng Liong akhirnya cepat menemukan dirinya. Ada hal-hal lain yang
mengkhawatirkannya dan harus sesegera mungkin
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
dicarikan jalan penyelesaiannya. Dan harus diawali dari mencegah perarungan lainnya untuk tidak berlangsung semakin panas.
Dengan cepat dan tegas, kini Ceng Liong berpaling
kearah Kwi Beng dan Su Kiat yang makin terlibat
pertarungan ketat serta menegangkan, dan terdengarlah dari mulutnya sebuah suara yang didorong oleh
kemampuan mujijat dari Gelap Ngampar, yang bahkan
Nenggala sendiri merasa miris mendengarnya:
"Saudara Kwi Beng, hentikan pertempuran untuk
sementara"
Tidak hanya berbicara, Ceng Liong segera mencelat
kearah petempuran untuk membantu memisahkan
keduanya. Dia maklum, siapa yang bertindak ayal dalam mengendorkan pertempuran yang sudah saling lilit itu, akan beresiko berat. Dan karena itu, Ceng Liong
memapas serangan Su Kiat guna memberi ketika bagi
Kwi Beng mundur dan bersamaan dengan itu, dia
menahan serangan tajam Su Kiat.
Sebagai sesama pewaris Ilmu Sakti Giok Ceng Cap Sha Sin Kun sudah tentu Ceng Liong mengerti keampuhan
serangan Su Kiat. Tetapi dia memiliki keyakinan atas dirinya sendiri, karena itu serangan ilmu sakti Soan Hong Sin Ciang sanggup ditepisnya dengan halus dan
kemudian dia berkata:
"Saudara, tahan pertempuran sebentar"
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Su Kiat yang melihat bahwa Ceng Liong tidak
bermaksud buruk dan menahannya tidak dengan maksud
menyerang, segera menghentikan serangan. Seperti juga Kwi Beng, keduanya kemudian nampak berusaha untuk
mengembalikan kebugaran, terutama Kwi Beng yang
sudah terperas banyak kekuatannya.
Memperoleh ketika yang cukup, Kwi Beng sanggup
dengan cepat memulihkan kondisinya sampai lebih dua pertiga kebugarannya. Sementara itu, Su Kiat yang juga cepat berusaha menemukan kembali konsentrasinya
sudah memandang kearah Ceng Liong, tidak dengan
marah, sebaliknya dengan sedikit rasa hormat yang tidak bisa disembunyikannya.
Hal yang membuat Nenggala semakin heran, tetapi
sekaligus semakin menguatkan dugaannya bahwa benar
keduanya, Majikan Kerudung Putih dan Thio Su Kiat,
pasti masih ada hubungan erat dengan Lembah Pualam
Hijau. Ceng Liong memandang kagum kearah Thio Su Kiat
yang mampu dengan cepat memulihkan dirinya. Tak
salah lagi, sinkang yang digunakannya adalah Giok Ceng Sinkang yang pada tahapan tertingginya akan mampu
dengan cepat menyembuhkan luka dalam dan
mengembalikan kebugaran tubuh.
Sangat membanggakan sebetulnya, hanya saja untuk
saat ini, Ceng Liong memendam habis perasaan
bangganya itu. Ada hal yang lebih menggelisahkan dan berstatus segera yang mesti dituntaskannya. Siapa
Majikan Kerudung Putih dan siapa pula Thio Su Kiat yang TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
sebenarnya" Apa hubungan mereka dengan Lembah
Pualam Hijau dan mengapa pula ada di pihak Thian Liong Pang" Hal yang semakin lama dipikir semakin
memusingkannya.
Tanpa disadarinya, kekuatan dimatanya menjadi
berlipat dan dengan sendirinya, pancaran wibawa yang mujijat membayang kental dimatanya. Bahkan seorang
Nenggala sendiripun sempat sangat tersentak melihat fenomena tersebut, apalagi seorang Thio Su Kiat yang secara langsung beradu pandang dengan Ceng Liong.
Dan beberapa saat kemudian terdengar Ceng Liong
berkata: "Saudara, siapa sebenarnya kalian" Mengapa engkau
menguasai Giok Ceng Sin Kang dan ilmu-ilmu pusaka
Lembah Pualam Hijau tetapi berdiri di pihak Thian Liong Pang?"
Thio Su Kiat yang berhadapan langsung dengan
getaran mujijat dari Ceng Liong yang terlontar dari rasa penasaran yang dalam, nampak gamang. Tetapi,
jawaban sejujurnya tetap keluar dari mulutnya:
"Suhu mengajarku dengan ilmu-ilmu Lembah Pualam
Hijau dan melarangku bergabung dengan Thian Liong
Pang" "Siapa engkau sebenarnya?" Ceng Liong bertanya
"Thio Su Kiat, anak pungut sejak bayi oleh suhuku
yang mulia"
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Dan siapa pula Majikan Kerudung Putih?"
"Anak perempuan suhu"
"Mengapa pula dia menjadi tokoh Thian Liong Pang?"
Tetapi, persis ketika Thio Su Kiat akan membuka mulut menjawab pertanyaan Ceng Liong, tiba-tiba
terdengar teriakan mujijat ".. GELAP NGAMPAR:
"Suheng, tahan dan sadarlah" Majikan Kerudung Putih sudah berdiri dalam keadaan segar bugar. Teriakannya menyentakkan Thio Su Kiat, sementara Ceng Liong
hanya sekejap melirik kearah Majikan Kerudung Putih untuk kemudian kembali berkata:
"Ada apa Majikan Kerudung Putih?"
"Engkau menyerang Suheng dengan sejenis ilmu
hipnotis dari India. Engkau bertindak curang"
"Aku memang mengerti dan menguasai ilmu itu,
bahkan sanggup menggunakannya saat ini bila perlu,
tetapi barusan tadi aku sama sekali tidak
menggunakannya menyerang suhengmu Nona. Coba
engkau bertanya kepada suhengmu, apakah dia berada
dalam kekuasaanku ketika dia menjawab semua
pertanyan-pertanyaanku?"
Majikan Kerudung Putih nampak keheranan, dan segera dia berpaling dan berjalan kearah suhengnya. Tak lama kemudian dia bertanya dengan suara rendah kepada
suhengnya: TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Suheng, benarkah engkau menjawab pertanyaan
tanpa dibawah kendalinya?"
"Tidak sumoy, aku menguasai kesadaranku.
Sepenuhnya"
"Hm, aneh jika demikian. Jelas-jelas matanya
bercahaya aneh dan mujijat, tanda-tanda seorang yang mahir ilmu hipnotis"
"Sudahlah sumoy, aku harus menyelesaikan tugas
yang diberikan suhu kepadaku. Sebaiknya engkau
berdiam diri dan menyaksikan saja" berkata Thio Su Kiat sambil memandang sumoynya dengan perasaan sayang
yang tulus. "Baiklah suheng" Majikan Kerudung Putih sambil
menarik nafas panjang.
Beberapa saat kemudian, Thio Su Kiat memantapkan
hatinya untuk kemudian berpaling kearah Ceng Liong
dan berkata: "Duta Agung, sudah saatnya beberapa hal
diberitahukan. Aku menerima perintah suhu untuk
menyampaikan sesuatu kepadamu" Sambil berkata
demikian, nampak Thio Su Kiat memasukkan tangannya
kekantong jubahnya mencari-cari sesuatu. Tetapi, sampai sekian lama, "sesuatu" itu tidak ditemukannya. Beberapa saat kemudian dia sadar bahwa yang dicarinya ternyata tidak lagi berada di tempatnya. Secara otomatis,
wajahnya celingukan kekiri dan kekanan, seperti sedang TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
mencari sesuatu yang hilang darinya. Dan ekspresi
kegelisahan segera muncul diwajahnya.
Memperhatikan keadaan Tho Su Kiat, Nenggala segera
sadar, bahwa memang benar dia, Thio Su Kiat, bertugas sebagaimana yang dituliskan dalam helai kertas yang ditemukannya jatuh dari jubah pemuda sebayanya itu:
"Saudara, apakah kertas ini yang sedang anda cari?"
"Bagaimana ". Bagaimana caranya bisa berada
ditanganmu?" Thio Su Kiat nampak sangat kaget dan
bertanya penasaran.
"Tidak usah kaget saudara Su Kiat, kebetulan kertas itu melayang kekakiku ketika engkau bertempur dengan saudara itu (menunjuk Kwi Beng). Dan karena ada
tulisan tentang ilmu perguruanku, aku penasaran
membacanya. Tapi tidak semuanya, rahasiamu dan
gurumu tetap terpelihara"
Nampak wajah Su Kiat menegang sejenak, tetapi
melihat tatapan teduh dan hormat serta jujur dari
Nenggala, dengan cepat Su Kiat menyadari dirinya dan tidak memperpanjang masalah itu.
"Bahkan, sedikit yang kutahu dari kertas ini telah
membantu menahan serangan saudara Ceng Liong
kepada Majikan Kerudung Putih. Maka ada baiknya kalian menyelesaikan urusan antara kalian saat ini secara baik-baik" Nenggala mengucapkannya sambil melirik kepada Majikan Kerudung Putih, berharap semuanya ditangani TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
secara kekeluargaan. Betapapun, dia sendiri tidak enak hati telah ikut mengetahui rahasia keluarga orang lain.
"Baiklah, terima kasih jika begitu saudara Nenggala.
Akupun hanya diberitahu sebagian kecil dari lembaran kertas ini, bahkan menurut suhu, ada lembaran kertas lain yang dititipkannya kepada sumoy yang menjelaskan hal lain, tetapi hanya boleh dibaca oleh Duta Agung"
sampai disini Su Kiat berdiam diri dan memandang
sumoynya serta Ceng Liong yang nampak mengerutkan
keningnya tanda penasaran. Tetapi, karena mengemban amanat gurunya, dia berkata:
"Sumoy, keluarkan titipan suhu yang berisi lembaran rahasia" kini Su Kiat berkata tegas kearah sumoynya, Majikan Kerudung Putih.
"Bahasa sandinya?" terdengar Majikan Kerudung Putih
"Jangan engkau keliru mengujiku sumoy" berkata Su
Kiat "Baik: Pada saat Pedang dan Medali hampir bertemu"
terdengar suara Majikan Kerudung Putih
"Pilihan hidup mati harus segera ditentukan" suara
Thio Su Kiat. "Baik Suheng, bahasa sandimu tepat. Ini" Majikan
Kerudung Putih segera mengeluarkan sebuah benda,
mirip batang atau ranting pohon berwarna hijau yang nampaknya memiliki rongga dan ruang ditengahnya. Dia segera berjalan dan menyerahkannya kemudian kepada
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Thio Su Kiat, untuk kemudian juga berkata kepada
suhengnya itu: "Tentunya engkau mengerti cara membukanya
suheng?" "Tidak, aku belum berkemampuan membukanya.
Menurut suhu, dewasa ini hanya Sucouw Kiang Sin Liong, Kakek guru Kiang Cun Le, Bibi Guru Liong-i-Sinni, Suhu sendiri dan Duta Agung yang akan sanggup membuka
rahasia yang tersimpan dalam ranting rongga pualam
hijau ini"
Mendengar perkataan tersebut dan melihat benda
yang berada ditangan Thio Su Kiat, Ceng Liong tergetar.
Ranting Rongga Pualam Hijau adalah salah satu benda pusaka perguruannya yang dipegang hanya oleh tetua
Lembah dan Duta Agung. Hanya sebuah rahasia yang
menyangkut nama baik dan rahasia besar Lembah
Pualam Hijau yang boleh dimasukkan kedalam Ranting
Rongga Pualam Hijau.
Ranting itupun, hanya ada 5 buah di kalangan Lembah Pualam Hijau, dan sebagai Duta Agung Ceng Liong
memiliki satu dari 5 benda itu. Pemilik lainnya adalah Gurunya, Kiang Sin Liong, kemudian juga Kiang Cun Le dan Liong-i-Sinni, sementara benda yang satu lagi tiada seorangpun yang tahu berada dimana. Bahkan gurunya
tidak memberitahunya dimana ranting kelima berada.
Dan sangat luar biasa jika kemudian ranting rongga
kelima kini muncul dihadapannya secara istimewa. Tentu, sebagai pewaris ranting rongga, Ceng Liong membekal TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
kemampuan untuk membuka ranting tersebut tanpa
merusak rahasia yang tersimpan dalamnya. Hanya
pemilik ranting yang mengetahui rahasia membukanya, tiada manusia lain, bahkanpun didalam Lembah Pualam Hijau yang akan mampu membukanya.
Ranting Rongga Pualam Hijau sendiri adalah sebuah
benda pusaka yang didalamnya pada ratusan tahun
sebelumnya pendiri Lembah Pualam Hijau menemukan
kunci-kunci ilmu pusaka Giok Ceng Sinkang dan Giok
Ceng Cap Sha Sin Kun. Kunci itulah yang
menyempurnakan ilmu yang terdapat dalam kitab pusaka yang ditemukan Kiang Sim Hoat. Bahkan juga
keterangan mengenai Lembah Mujijat itu dan keadaan
alamnya serta rahasia-rahasia yang melingkupinya.
Dan jika demikian, maka jenis rahasia dalam ranting itu sangatlah luar biasa dan menyangkut nama baik
Lembah Pualam Hijau. Para pemegang ranting, terikat sumpah yang sangat berat, dan karena itu, tidaklah
mungkin munculnya ranting itu bersifat main-main
belaka. Tak pelak, Ceng Liong menjadi semakin
penasaran. "Duta Agung, silahkan" Thio Su Kiat perlahan
menyodorkan Ranting Rongga itu kepada Ceng Liong.
"Suheng, apa-apan?" Majikan Kerudung Putih bertanya penasaran dan kaget melihat Ranting itu akan diserahkan kepada Ceng Liong.
"Yang sanggup membuka benda ini hanya ada 5 orang
sumoy, Duta Agung adalah tujuan dari Ranting ini
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
menurut suhu. Perintah kepada kita, atau setidaknya aku, akan diberikan setelah benda ini dibuka"
Majikan Kerudung Putih memandang Thio Su Kiat dan
Ceng Liong bergantian, sampai akhirnya dia kemudian mengangguk memberi persetujuan atas apa yang akan
dilakukan Su Kiat. Melihat persetujuan sumoynya,
akhirnya Thio Su Kiat berjalan kearah Duta Agung,
memberi hormat sebagaimana layaknya warga Lembah
Pualam Hijau dan kemudian menyerahkan Ranting
Rongga, berikut surat yang ditemukan Nenggala kepada Ceng Liong.
Perlahan Ceng Liong menerima semua benda tersebut,
dan yang pertama dilakukannya kemudian adalah
membaca surat yang ditemukan Nenggala. Dia nampak
mengangguk angguk, tetapi dia tahu bahwa surat seperti itu masih mungkin dipalsukan. Yang tidak mungkin
dipalsukan adalah isi dari Ranting Rongga, karena selain terikat sumpah, juga untuk membuka dan mengisi surat dalam benda itu merupakan rahasia turun temurun
Lembah Pualam Hijau. Karena itu, yang paling
menentukan justru adalah apa gerangan isi dari Ranting Rongga tersebut"
Tiba-tiba Ceng Liong mencelat ke tengah arena,
dikerahkannya kekuatan Sinkang Giok Ceng sampai ke


Kisah Para Naga Di Pusaran Badai 2 Karya Marshall di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tingkat tertinggi dan dia segera bersilat dengan gaya Giok Ceng Cap Sha Sin Kun. Kelihatan sederhana, tetapi udara sekitar menderu deru dengan hawa yang semakin lama semakin menggigit kulit manusia. Dingin. Dan deru serta badai salju bagaikana mengiringi gerakan gerakan Ceng Liong yang semakin lama semakin dahsyat, dan
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
pada jurus ketiga belas, Ceng Liong mencelat keudara dan ketika turun kembali mengibaskan tangannya
kesemua arah: Butiran-butiran salju bertebaran kemana-mana dari dinding khikang yang tercipta ketika Ceng Liong menyelesaikan permainan silatnya.
Ketika semua orang memandangnya, nampak di
tangan Ceng Liong tergenggam 3 kertas dan Ranting
Rongga telah terbuka. Perlahan Ceng Liong meneliti
ketiga kertas tersebut, nampaknya seperti surat dan alamat tujuannya telah tertera dibagian luar keras surat tersebut. Tetapi, sebelum memberikan kepada masing-masing Thio Su Kiat dan Majikan Kerudung Putih, Ceng Liong melihat ada sebuah kertas kecil lainnya dengan tulisan: "Silahkan Duta Agung membaca suratnya terlebih dahulu".
Secara otomatis, Ceng Liong menahan maksudnya
menyerahkan surat kepada alamat masing-masing, dan
kemudian membuka surat yang ditujukan kepadanya
selaku Duta Agung. Tidak butuh waktu lama bagi Ceng Liong untuk terkejut membaca isi surat tersebut,
wajahnya nampak berkerut, kadang sedih, kadang
penasaran dan kadang gemas dan marah. Semua, baik
Majikan Kerudung Putih, Thio Su Kiat, Nenggala, Barisan 6 Pedang dan Souw Kwi Beng terheran-heran melihat
seri perubahan wajah Ceng Liong yang berubah-ubah
semakin lama membaca surat tersebut (Isi surat akan dibahas di episode selanjutnya).
Ada kira-kira setengah jam lamanya mereka
menantikan Ceng Liong menyelesaikan membaca surat
tersebut, dan setelah selesai, suasana menjadi sangat TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
hening. Terlebih karena wajah Ceng Liong telah berubah kembali menjadi normal, biasa saja, meski seri
ketersentakkan emosinya sulit hilang dari wajahnya. Kini dia memandang berganti-gantian kearah Majikan
Kerudung Putih dan Thio Su Kiat. Seri matanya
menampak rasa kasihan ketika melihat keduanya,
terutama Thio Su Kiat.
Saat semua orang terlena dan kebingungan, secara
tiba-tiba tanpa diduga semua orang, Ceng Liong
bergerak cepat. Menotok Su Kiat yang meski sempat
berusaha menghindar, tetapi selain karena tidak
menduga, Ceng Liong sendiripun menggunakan puncak
kekuatan geraknya, dan mengusap sejenak pundak
kanan Su Kiat. Dan begitu usai, nampak dia menotok
kembali dan menganguk-angguk puas, sambil kemudian
menyerahkan kertas alamat kepada Thio Su Kiat yang
masih terkejut sekaligus kagum atas gerakan Cneg Liong.
Tak berapa lama setelah membaca surat, nampak Thio
Su Kiat kemudian meloncat kehadapan Ceng Liong,
berlutut dan memberi hormat:
"Thio Su Kiat menghadap Duta Agung"
"Baiklah Thio Su Kiat, selaku Duta Agung, hari ini aku menetapkanmu menjadi anggota keluarga Lembah
Pualam Hijau dan menerima perintah secara langsung
dariku. Upacara penerimaan biar ditunda karena keadaan Lembah dan Dunia Persilatan sedang kisruh"
"Terima kasih Duta Agung" Thio Su Kiat kemudian
berdiri dan beberapa saat terdengar kembali Ceng Liong berkata:
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Untuk mencegah berapa hal yang tak diinginkan,
engkau nantinya bergerak bersama Barisan 6 Pedang
dalam jabatan Duta Hukum"
"Baik Duta Agung"
Tindakan pertama Ceng Liong membuat semua orang
menjadi lebih kaget lagi, terutama Barisan 6 Pedang dan juga Kwi Beng. Sementara Nengala nampak menganguk-anggukkan kepalanya. Beberapa saat kemudian Ceng
Liong memandang Majikan Kerudung Putih. Setelah
menimbang-nimbang sejenak akhirnya dia berjalan
mendekati Majikan Kerudung Putih yang masih nampak
bersiap, khawatir ditotok seperti Thio Su Kiat barusan.
Tetapi Ceng Liong berkata sambil tertawa:
"Hahahaha, Bibi Li Hwa, jangan takut, aku hanya akan menyerahkan surat dari ayahmu" dan kemudian
menyodorkan surat teralamat Majikan Kerudung Putih.
Sementara itu, Barisan 6 Pedang, Nenggala dan Kwi
Beng kaget mendengar Ceng Liong menyapa Bibi Li Hwa kepada Majikan Kerudung Putih. Jadi nama Majikan
Kerudung Putih adalah Li Hwa" Kiang Li Hwa"
Sementara itu, Majikan Kerudung Putih telah
menerima surat dari Ceng Liong yang menyodorkannya
secara langsung kepadanya. Tak sampai berapa lama
kemudian, nampak Majikan Kerudung Putih seperti
tergetar. Seperti bingung apa yang harus dilakukannya.
Dia bahkan seperti tak mendengar ketika Ceng Liong
berkata kepadanya: "Sikap dan pilihan Bibi Li Hwa akan TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
menentukan sikapku dan sikap Lembah Pualam Hijau
nantinya".
Majikan Kerudung Putih masih tetap terpaku, masih
tetap kebingungan, karena pada saat bertugas untuk
Thian Liong Pang, justru adalah saat yang disiapkan untuknya mengenali jati diri dan keluarga besarnya. Dan sekarang ini, dia justru ditodong dan disodori pilihan apa yang harus dan akan dilakukannya dengan segera.
Dalam dirinya, memang terjadi perang batin yang luar biasa hebat.
Tetapi dibandingkan kakaknya, dia memang jauh lebih dekat dengan ayahnya, dan jauh lebih mengagumi cerita Lembah Pualam Hijau. Dia banyak mendengar ayahnya
memperbincangkan kehebatan keluarga besar nenek
moyangnya dan memupuk kekaguman itu bahkan sejak
kecil. Tetapi, dia juga menyaksikan bagaimana ayahnya mengalami hal-hal tak terduga dan membuatnya berada di persimpangan sempit dengan hanya ada dua pilihan.
Dan dia memilih pilihan untuk mendampingi ayahnya
pada masa sulit.
Tetapi kini pilihan lain baginya sudah disodorkan,
bahkan pilihan itu merupakan perintah ayahnya baginya.
Dan, pilihan masa kecilnya akhirnya dimenangkan.
Pilihan yang berdasarkan kebanggaan akan kehebatan
leluhurnya dan atas kesadaran mengapa ayahnya
mengharapkan pilihan itu. Dengan penuh rasa mantap
dia melirik kearah Kiang Ceng Liong, dan kemudian
seperti juga Thio Su Kiat sebelumnya, dia berlutut
dihadapan Ceng Liong dan kemudian terdengarlah
suaranya berkata:
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Kiang Li Hwa memberi hormat kepada Duta Agung"
Semua orang ternganga-nganga, kaget tak terkira.
Salah satu tokoh utama, tokoh kuat Thian Liong Pang ternyata adalah marga "Kiang", warga Lembah Pualam
Hijau. Ada apa dibalik semua cerita dan rahasia itu"
Nampaknya baru Ceng Liong seorang yang mengerti
secara lengkap. Tetapi, mustahil dia membeber cerita yang terkait dengan rahasia orang-orang Lembah Pualam Hijau dan bahkan nama baik Lembahnya sekarang ini.
Lebih kaget lagi ketika kemudian terdengar Ceng Liong berkata:
"Kiang Li Hwa, sudah satnya engkau kembali menjadi
Kiang Li Hwa dan karena itu, mulai saat ini engkau
menjadi Duta Luar Lembah Pualam Hijau yang
sebelumnya dijabat oleh ibuku."
"Terima kaih Duta Agung"
"Dan lagi, berhubung egkau telah menjadi Duta Luar
Lembah Pualam Hijau, maka aku perintahkan engkau
mulai saat ini mencopot kerudung putihmu. Sampai
persoalan Thian Liong Pay selesai, aku memerintahkan engkau tidak mengenakan pakaian putih, tetapi
mengenakan warna Hijau, warna Lembah kita"
"Baik Duta Agung" Majikan Kerudung Putih menjawab
sambil kemudian mencopot kerudung putihnya. Dan
tamatlah riwayat Majikan Kerudung Putih, yang bagi
banyak orang yang tidak tahu, entah bagaimana Majikan Kerudung Putih menghilang. Dan muncullah tokoh hebat baru dari Lembah Pualam Hijau, Kiang Li Hwa, yang
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
bertugas sebagai Duta Luar yang mendampingi Duta
Agung saat bertugas di luar lembah.
Dan, kekagetan Nenggala, Kwi Beng dan Barisan 6
Pedang bertambah ketika menyaksikan munculnya
seorang gadis cantik yang sudah matang. Bila
sebelumnya kecantikannya hanya bisa direka-reka, maka setelah melepas kerudung putihnya, wajah asli Kiang Li Hwa yang putih mulus dan cantik jelita menyita perhatian banyak orang. Hanya seorang Thio Su Kiat yang maklum karena memang sudah mengenal sumoynya ini secara
sangat lama dan dari dekat.
"Dan satu hal lagi ingin kutegaskan kepadamu,
berhubung kedudukanmu sebagai Majikan Kerudung
Putih pada masa lalu, maka dalam bergerak nantinya, engkau harus bersama dengan Thio Su Kiat. Dan dalam selang waktu itu, kalian berdua tidak boleh berada terllau jauh dariku"
"Baik Duta Agung, akan selalu kuingat"
Sementara itu, Barisan 6 Pedang juga turut
bergembira, karena ternyata tokoh lihay di pihak lawan adalah orang sendiri. Bahkan, mereka mengenal
kelihayan tokoh ini yang masih mengatasi Topeng Setan.
Dan terlebih lagi, Duta Luar mereka yang baru ini, adalah seoran gadis cantik yang sangat lihay. Berbeda cara pandang Nenggala dan Kwi Beng yang memandang
dengan kekaguman yang tak tersembunyikan lagi.
Tanpa sadar, benih persaingan cinta telah tersemaikan antara Kwi Beng dan Nenggala, kedua tokoh muda hebat TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
yang memiliki kesaktian tidak lumrah, berwatak sama gagah dan sama hebat. Hanya, kematangan dalam
menghadapi situasi seperti ini masih dimenangkan
Nenggala yang memang dari segi usia lebih matang dan lebih berisi.
Nenggala tidak memungkiri hatinya bahwa dia tertarik kepada murid paman seperguruannya itu. Dan terlebih seperti dugaannya, wajah dibalik kerudung putih itu memang cantik jelita. Meskipun pernah menjadi Majikan Kerudung Putih dari Thian Liong Pang, tetapi betapapun sikap dan sifat gagah tidak terlepas dari gadis itu.
Sungguh mengagumkan.
Sementara bagi Kwi Beng, kenyataan bahwa Majikan
Kerudung Putih bermarga Kiang dan kini menjadi Duta Luar Lembah Pualam Hijau semakin mempertebal rasa
cintanya. Jika sebelumnya masih ada ganjalan dihatinya, maka kini semua ganjalan itu seperti menguap, bahkan bertambah dengan rasa cinta dan kasih yang berlipat-lipat.
Begitulah Kwi Beng, sama saja dengan manusia
normal lainnya. Status seseorang menentukan
bagaimana kita menilai dan menetapkan "harga"
seseorang dimata kita. Fakta bahwa Majikan Kerudung Putih berada di pihak lawan membuat harganya sedikit turun, meski hati telah mengandung cinta. Tetapi, ketika ternyata dia bahkan adalah warga Lembah Pualam Hijau, sontak harga Majikan Kerudung Putih atau Kiang Li Hwa melonjak berlipat lipat di mata Kwi Beng.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Masing-masing, baik Kwi Beng maupun Nenggala tidak
menyadari bahwa bibit itu telah tertanam secara tidak sengaja. Tanpa seorangpun dari mereka berdua
bersalah. Tidak bersalah, karena secara tak sengaja panah asmara membidik mereka kearah hati dan orang
yang sama, padahal hanya akan ada satu orang yang
mungkin memenangkan kompetisi memperebutkan hati
seorang gadis. Maka, sementara Ceng Liong mengatur dan menata
serta mempercakapkan strategi Lembah Pualam Hijau
bersama dengan Kiang Li Hwa, Thio Su Kiat dan Barisan 6 Pedang, Kwi Beng dan Nenggala hanya mendengar
semata dan sekali-sekali atau malah sering-sering melirik kearah Li Hwa yang telah menanggalkan kerudung
putihnya. Asmara telah membuat gadis yang memang cantik itu
menjadi jauh lebih cantik dimata mereka. Dan membuat keduanya tidak merasa bosan sedikitpun untuk berlama-lama menatap wajah itu. Bahkan, Nenggala yang tadinya berniat pergi menyusul paman gurunya, seperti
melupakan niatnya tersebut.
Idem dengan Kwi Beng yang tidak menyadari, bahwa
sampai saat itu, Kwi Song adik kembarnya masih belum menampakkan dirinya. Dan masih belum ada niatnya
untuk pergi mencari kemana dan ada apa dengan
adiknya itu. Padahal, biasanya dia paling susah untuk bersabar bila telah menyangkut keberadaan adiknya itu.
Diam-diam dan masih saling tidak tahu, keduanya
telah memberi ruang yang dalam bagi seorang gadis
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
yang sebelumnya berdiri pada garis yang bersebarangan dengan mereka. Tetapi, setelah tahu keadaan yang
sebenarnya, hampir semua ganjalan yang ada seperti
sirna dengan sendirinya. Dan mulailah asa dan harapan terpupuk dan bahkan menumpuk dalam kadar besar
dalam waktu singkat. Begitulah CINTA !!!
*** Ceng Liong nampak berdiri tercenung. "Sungguh luar
biasa ".. sangat tak terduga" terdengar gumamnya
berkali-kali. Di belakangnya berdiri dengan rapih dan hormat Barisan 6 Pedang yang kini telah kembali
menemukan dan bersama dengan tuannya DUTA AGUNG
Lembah Pualam Hijau. Sudah beberapa lama Ceng Liong berdiri tercenung seperti itu, sementara ditangannya masih tergengam Ranting Rongga Pualam Hijau.
Sebuah benda sepanjang 20 cm berbentuk ranting
pohon yang kecil dan memiliki rongga didalamnya, dan benda itu berbentuk semacam kristal atau pualam yang berwarna hijau pekat. Benda dan isinya itulah yang
beberapa waktu sebelumnya telah menggoncangkan
ketenangan Ceng Liong, bahkan hingga beberapa saat
masih belum sanggup mengurai sebagian besar dari
rahasia yang melingkupi konflik dunia persilatan dan kondisi Lembah Pualam Hijau.
"Ternyata benar, ada tokoh Lembah Pualam Hijau
yang terlibat dalamnya ?" persoalan ini sungguh sangat rumit" gumam Ceng Liong meski hanya dalam benaknya
sendiri. "Pantas kong-kong dan juga beberapa tokoh
Lembah memilih bekerja secara diam-diam ".. hm,
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
sungguh penasaran". "Masih ada rahasia apa lagikah
dibalik semua kejadian yang luar biasa ini" Dan
bagaimana pula caranya membuka semua rahasia dibalik kekisruhan ini tanpa mengorbankan nama baik Lembah
Pualam Hijau"
Sungguh bingung Ceng Liong memikirkannya. Baru
menghadapi Thian Liong Pay dia sudah kebingungan dan sangat pusing, kini harus pula menghadapi kenyataan betapa ada tokoh asal Lembah Pualam Hijau yang
terlibat, malah didua pihak yang bertentangan itu. Repot memang.
Sekali lagi Ceng Liong menarik nafas berat.
Dipundaknya kini tertanggung beban yang teramat berat.
Harus menyikapi persoalan besar dunia persilatan yang melibatkan tokoh-tokoh yang memiliki hubungan
kekerabatan dengannya, dan juga dipundaknya
disandarkan harapan para sesepuh dunia persilatan
untuk meredakan badai dunia persilatan yang melibatkan tokoh-tokoh sepuh dari berbagai Negara.
Meski begitu, kerepotan Ceng Liong tidak mengubah
suasana pagi yang nampak agak cerah hari itu, bahkan juga tidak membuat kicau burung jadi terdengar
sumbang. Semalam, dia memang memutuskan bersama
Kwi Beng untuk berpisah dalam melaksanakan tugas
yang berbeda. Kwi Beng ditugaskan menyusul Kwi Song dan
rombongan Kay Pang untuk segera memperkuat
rombongan para pendekar. Pesan juga disampaikannya
kepada Topeng Setan bahwa Barisan 6 Pedang akan
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
bersama dengannya untuk melaksanakan sebuah tugas.
Sementara itu, Kiang Li Hwa dan Thio Su Kiat
dtugaskannya untuk membawa kembali harta rampasan
Thian Liong Pang kepada Tiam Jong Pay sebagai pemilik sah benda-benda tersebut.
Sementara itu, Nenggala yang mendapat tahu bahwa
10 tahun terakhir paman gurunya bersembunyi di Tiam Jong Pay, ingin mengunjungi Tiam Jong Pay untuk
melakukan penyelidikan. Meskipun dia sendiri sadar, bahwa sebetulnya faktor Li Hwa yang mendorongnya
untuk memilih datang ke Tiam Jong Pay. Sementara
Ceng Liong sendiri malah merasa gembira, karena
kehadiran Nenggala dalam rombongan mengawal barang
atau harta ke Tiam Jong Pay, membuat keadaan akan
jauh lebih baik. Hanya seorang Kwi Beng yang
mengernyit aneh dengan keputusan itu, meski dia tidak mengatakan apa-apa.
Demikianlah, setelah beristirahat sejenak, bersemedhi dan memulihkan kekuatan, pagi-pagi benar Li Hwa, kini Duta Luar Lembah Pualam Hijau yang telah bersalin
rupa, Thio Su Kiat, Duta Hukum Lembah Pualam Hijau
dan Nengala segera berangkat menuju ke tempat
penyembunyian harta rampasan. Dan seterusnya, Kwi
Beng kemudian berangkat menyusul atau mencari Kwi
Song dan rombongan Kay Pang yang melakukan
pencegatan di titik lain.
Dan tidak berapa lama kemudian, tinggal Ceng Liong
seorang diri yang berada di tempat itu, satu persatu dia melepas kawan-kawanya untuk melakukan tugas lain
yang berbeda. Ada rasa gembira melihat Li Hwa yang
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
bersemangat dan Su Kiat yang sangat menyayangi
sumoynya itu. Tetapi, Ceng Liong mampu menafsirkan
rasa kasih Su Kiat benar-benar rasa kasih persaudaraan.
Diam-diam Ceng Liong bergumam "akan ada saatnya
dia mengetahui semuanya". Dan dalam hal ini, dia sangat berprihatin akan nasib dan pengalaman Su Kiat yang
sungguh sangat buruk, bahkan masih lebih prihatin dan lebih buruk dari nasibnya sendiri.
Untunglah ada guru Su Kiat yang memelihara dan
melatihnya untuk bisa menjadi seorang pendekar pilih tanding, dan kini bahkan menjadi Duta Hukum Lembah
Pualam Hijau yang dimalui oleh warga dunia persilatan.
Demikian juga ketika melepas Kwi Beng, Ceng Liong
merasa sedih karena kembali harus berpisah dengan
kawannya itu. Ada perasaan bahkan seperti keluarga
sendiri diantara mereka berlima, murid-murid didikan 4
Manusia Dewa Tionggoan.
Memiliki nasib bersama, hanyut oleh sungai diwaktu
banjir bandang, ditolong oleh guru masing masing, dan kemudian belajar silat di bawah arahan guru yang
pandai. Sampai akhirnya bersama-sama ditugaskan guru masing-masing untuk meredakan badai rimba persilatan Tionggoan.
Dan sekarang, sudah saatnya bagi Ceng Liong untuk


Kisah Para Naga Di Pusaran Badai 2 Karya Marshall di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

berangkat. Kemana arah tujuannya" Ada satu hal yang ingin segera dikerjakannya, yakni membuktikan apa yang tertulis dalam surat yang disampaikan kepadanya melalui Ranting Rongga Pualam Hijau. Dan untuk itu, karena
salah satu tempat yang disebutkan berada tidak jauh, TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
maka kesanalah dia menuju. Segera keluar perintahnya kepada Barisan 6 Pedang untuk berangkat.
"Kita berangkat menuju kuil SIAUW LIM SIE".
=======================
Beberapa hari kemudan, perintah untuk menyerang
markas Thian Liong Pang kembali turun berdasarkan
informasi dari Pengemis Tawa Gila. Undangan
penyerangan tersebut bahkan didukung oleh Kay Pang
dan Lembah Pualam Hijau serta Bu Tong Pay. Bahkan
Pangcu Kaypang, Duta Agung Lembah Pualam Hijau dan
Ciangbunjin Bu Tong Pay sudah memutuskan akan
segera bergabung.
Sementara Siauw Lim Sie belum mengirimkan kabar
apakah Ciangbunjin Siauw Lim Sie akan bergabung
ataukah tidak. Meskipun demikian, dengan kehadiran
Ciangbunjin Bu Tong Pay, Pangcu Kay Pang serta Duta Agung Lembah Pualam Hijau, bisa dipastikan Ciangbunjin Siauw Lim Sie juga akan ikut bergabung.
Dan bila keempatnya menyatakan bergabung, maka
bisa dipastikan tokoh-tokoh besar dari berbagai
perguruan silat semisal Kun Lun Pay, Thian San Pay, Tiam Jong Pay serta Benteng dan Lembah terkenal
dipastikan akan mengirimkan utusan. Bahkan bukan tidak mungkin Pangcu, Ciangbunjin atau Majikan Lembah dan Benteng yang akan turun tangan sendiri.
Peristiwa bertemu dan berkumpulnya tokoh-tokoh
utama seperti ini teramat jarang terjadi di dunia
persilatan, dan dipastikan sedikit yang akan
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
melewatkannya. Bersama kabar itu sudah dipastikan
bahwa Markas Besar Thian Liong Pang sudah ditemukan berada dimana dan bahwa serangan ataupun
pertempuran terakhir akan dilakukan.
Meskipun surat undangan disebarkan atas panggilan
Sian Eng Cu Tayhiap maupun Pengemis Tawa Gila, tetapi pengundang utamanya adalah Pangcu Kaypang,
Ciangbunjin Bu Tong Pay, Ciangbunjin Siauw Lim Sie dan Duta Agung Lembah Pualam Hijau. Cukup menilik
reputasi dan nama besar keempat Perguruan Besar
tersebut, maka sudah bisa dibayangkan betapa seriusnya undangan itu.
Bersamaan dengan keluarnya undangan pertarungan
terakhir melawan perusuh Thian Liong Pang, maka
perondaan diantara kota Ye Cheng dan Kwi Ciu dilakukan semakin sering. Murid-murid Kaypang adalah pelakon
utama dalam berbagai macam ragam penyamaran, dan
juga dibantu oleh beberapa anak murid Bu Tong Pay
yang ikut menyertai Sian Eng Cu.
Tetapi selain itu, ada beberapa tokoh lain yang juga melakukan perondaan semacam, antaranya seperti pada saat ini adalah kakak beradik Liang Tek Hoat dan Liang Mei Lan. Sebetulnya, Tek Hoat menyarankan agar
keduanya berkunjung terlebih dahulu kepada orang tua mereka di Kota Raja.
Tetapi entah mengapa, kali ini justru Mei Lan yang
menampiknya, meskipun beberapa waktu sebelumnya,
justru dia yang berkali-kali mendesak kakaknya untuk berkunjung ke Kota Raja. Pada awalnya Tek Hoat agak TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
bingung, tetapi lama-kelamaan akhirnya dia sadar juga akan apa gerangan yang membuat adiknya berkeras
untuk berada di Ye Cheng bersama kelompok pendekar.
Pada hari-hari awal, memang Mei Lan sangat gembira
bertemu kembali dengan Suheng yang sekaligus telah
dianggapnya sebagai ayah, yaitu Sian Eng Cu Tong Li Koan. Tetapi seterusnya, dia seperti terus menerus
menantikan seseorang, hingga akhirnya Tek Hoat paham apa yang sebenarnya sedang dialami adiknya:
"Moy-moy, apakah dugaanku keliru bahwa engkau
sedang menantikan seseorang kelihatannya?" Tanya Tek Hoat lembut setelah 4 hari mereka berada di Ye Cheng bersama kelompok pendekar yang dikoordinasikan oleh Sian Eng Cu Tayhiap.
"Apakah memang aku kelihatan seperti itu koko?" Mei Lan justru balik bertanya dengan malas-malasan.
"Hahahaha, engkau lupa kalau justru kokomu ini
adalah orang yang paling mengenalmu untuk saat ini"
Tek Hoat dengan setengah meledek.
"Tapi koko, apakah dia juga merasa seperti aku yang ingin segera bertemu dengannya?" tiba-tiba suara Mei Lan menjadi menghiba. Maklum, karena hanya kepada
Tek Hoat seorang dia bisa berbicara secara terbuka soal perasaannya. Terlebih, karena beberapa waktu
sebelumnya, Tek Hoat telah menebak dengan tepat
perasaannya terhadap Ceng Liong.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Ach moy-moy, siapa lagikah gerangan pemuda yang
berani menolak cinta adikku yang cantik dan perkasa ini"
Si Thian Jie (dulu Ceng Liong dipanggil Thian Ji oleh mereka berdua), tidak mungkin" Hibur Tek Hoat
"Koko, aku tidak main-main" Mei Lan merengut
"Akupun tidak main-main adikku sayang. Biarlah
kokomu ini yang akan bicara kepadanya" Tek Hoat
membesarkan hati adiknya.
"Tapi aku malu koko" Mei Lan kembali termenung
"Sudahlah adikku, biarkan lain kali kakakmu ini yang mengaturnya. Adalah lebih baik kita berjalan-jalan di luar. Suhengmu tadi memintaku untuk kembali
melakukan perondaan, sekaligus engkau mengajarku
agar bisa berlari lebih cepat lagi" ajak Tek Hoat.
Demikianlah, seperti dua dan tiga hari sebelumnya,
kedua kakak beradik ini kembali melakukan perondaan.
Menjelajahi perjalanan antara kota Ye Cheng dan Kwi Ciu, kota yang berada di dekat sungai Yang Tze dan
membelah serta memisahkan Kedua kerajaan yang
berhubungan kurang baik itu.
Kota Kwi Ciu atau di seputar kota itu jugalah yang
dicurigai menjadi markas dari Thian Liong Pang
sebagaimana informasi yang diterima oleh Sian Eng Cu.
Karena itu, lalu lintas orang diantara kedua kota itu benar-benar diamati secara cermat oleh para pendekar.
Selain mengerahkan orang-orang Kay Pang yang
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
melakukan pengamatan dengan cara mereka sendiri,
juga pengamatan dilakukan oleh tokoh-tokoh kosen.
Seperti apa yang dilakukan oleh Tek Hoat dan Mei Lan hari ini, sambil menghilangkan kepenatan, juga Tek Hoat sekaligus mengajak adiknya berlatih. Dia tahu betul-betul, bahwa dalam hal ginkang, adiknya dewasa ini
sudah bisa dikategorikan "tanpa tanding", kecuali
dibandingkan dengan guru adiknya Liong-i-Sinni yang memang sudah lama merajai ginkang di dunia persilatan Tionggoan.
Sementara itu, Mei Lan sendiri, meskipun bayangan
Ceng Liong selalu yang mengisi kepala dan pikirannya, tetapi ajakan Tek Hoat untuk melakukan perondaan
dipenuhinya. Terlebih karena suhengnya Sian Eng Cu
sendiri yang juga meminta mereka melakukannya.
Padahal, bagi Mei Lan, suhengnya itu sudah seperti
ayahnya sendiri, yang mendidik, mengajar dan bahkan mengasuhnya atas nama gurunya sejak masa kecilnya.
Maka, meski tidak terlampau antusias, tetapi dmei
menemani kakaknya dan memenuhi pemrintaan
suhengnya, dia melakukannya.
Tengah keduanya berlari-larian, sambil melatih
ginkang dan sekaligus mengawasi hutan-hutan yang
kadang berpepohonan lebat dan kadang dengan
pepohonan yang jarang, tiba-tiba keduanya mendengar suara orang tertawa. Sebagai orang yang terlatih secara sangat istimewa, sedangkan suara orang berbicara dari jarak jauhpun, bisa mereka dengarkan.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Apalagi suara itu, nampaknya memang sengaja dilepas secara wajar dan tidaklah ditahan-tahan. Asal suara itu kelihatannya masih jauh, karena terdengar sayup-sayup, seperti orang berkata dengan dorongan suara bernada gemas dan kesal. Tetapi, suara yang satu lagi, juga diutarakan dengan nada tegang.
Setidaknya, ada dua orang yang sedang berdebat,
jauh didepan sana, agak dekat dengan sebuah bukit
yang terbentang didepan mereka. Tetapi, yang membuat mereka berdua kaget adalah, suara-suara itu teramat bening, dan suda jelas dikeluarkan oleh seorang tokoh yang tidaklah berkepandaian rendah. Adalah Mei Lan
yang lebih dahulu berhenti dan kemudian memandang
Tek Hoat yang juga sedang memandangnya dengan
wajah berkerut:
"Nampaknya didepan kita ada perdebatan antara dua
orang berkepandaian luar biasa koko" ujarnya
"Benar moy-moy, entah siapakah gerangan keduanya.
Nampaknya mereka bukanlah manusia biasa. Adalah
lebih baik kita mendekati tempat mereka secara sangat berhati-hati"
"Baik, ayolah koko"
Keduanya kemudian meningkatkan kemampuan
ginkangnya untuk perlahan lahan mendekati tempat asal datangnya suara tersebut. Secara otomatis keduanya
tidak saling bicara satu dengan yang lain, tetapi sepakat menuju keasal suara dengan tidak menerbitkan
sedikitpun suara. Dan untuk itu, keduanya sudah
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
memiliki bekal lebih dari cukup untuk meredam suara mereka ketika sedang mendekati tempat asal suara
tersebut. Tanpa mengeluarkan suara, mereka mendekati tempat
itu. Tempat yang ternyata agak sedikit terbuka dan
disamping tempat terbuka itu terdapat sebuah sungai kecil atau lebih mirip disebut kali yang lebarnya hanya lebih kurang satu setengah saja dan nampaknya
mengalir dari bukit kearah sungai besar.
Tempat yang terbuka itupun lebih merupakan
bongkahan batu besar yang sambung menyambung, dan
bahkan air yang mengalir kebawah, melalui celah
diantara bongkahan batu yang bahkan memanjang turun searah aliran anir sungai kecil itu. Sekeliling tempat itu merupakan pepohonan yang cukup lebat, meskipun
batang pohonnya tidaklah terlampau besar.
Pemandangan aneh terhampar segera bagi Mei Lan
dan Tek Hoat ketika mengintai orang-orang yang
mengeluarkan suara perdebatan. Kebetulan, mereka
datang dengan jalan sedikit memutar, sehingga bisa
memandangi tempat yang lumayan luas dan terdiri dari bongkahan batu padat dan besar itu, dari tempat yang agak tinggi.
Di sebelah yang sedikt keatas dari tempat terbuka itu, tepatnya dibelahan yang agak datar, duduk dalam jarak hampir 2 meteran dua orang kakek tua yang berdandan agak aneh. Meskipun berdandan agak aneh, tetapi
keduanya mengenakan pakaian yang melambangkan
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
kebesaran dari sebuah organisasi atau perkumpulan
ataupun perguruan asal mereka.
Dan terus lagi, ditempat yang agak lebih tinggi lagi dan agak dekat dengan mereka berdua, tetapi posisi
duduk membelakangi mereka dalam jarak sekitar 10
meter dari tempat mereka, duduk pula seorang kakek tua yang lain dalam sikap Samadhi. Dan kedua orang kakek yang berdandanan aneh dan mentereng itulah yang
sedang berdebat.
Sementra dihadapan mereka, sedang terbentang
sebuah papan permainan, sebuah papan catur. Dan jika tidak salah, pangkal perdebatan mereka adalah sekitar permainan keduanya yang kelihatannya agak alot dan
tegang. Kakek yang pertama, nampak lebih tua dari kakek
yang kedua. Kakek yang pertama itu mengenakan kopiah berlambang bulan dan matahari, sebuah tanda berunsur terang. Kopiah atau tutup kepala ini memiliki kain
penutup yang sampai menutupi jenggot panjangnya
yang semua telah memutih, dan ketika berkata-kata
marah dan kesal, keadaannya nampak aneh.
Meskipun jubah luarnya berwarna kelabu, tetapi jubah dalamnya berwarna merah mentereng dan menimbulkan
kesan dan wibawa yang sangat kuat. Sementara
lawannya, juga mengenakan symbol yang tidak kalah
uniknya. Mengenakan tutup kepala atau topi menyerupai seekor ikan hiu serta dandanan yang penuh warna
kemilau, bahkan dengan hiasan-hiasan mutiara yang
kelihatannya tidaklah murah nilai jualnya.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Dandanan atau hiasan itu, dilekatkan dengan cara unik di jubah biru langitnya dan membuatnya sekali lihat mengesankan kemewahan, kekayaan namun juga
melambangkan kekuatan dan agresifitas. Kakek ini jika ditaksir, masih lebih muda, mungkin ada sekitar 60
tahunan dibandingkan dengan kakek yang pertama yang mungkin berusia 70 tahunan dan mendekati 80-an.
Begitupun, keduanya nampak atau terlihat saling
menadang sebagai orang yang seangkatan atau orang
yang sederajat. Dan memang, sudah tentu memang
demikian, karena keduanya adalah tokoh-tokoh puncak dewasa ini. Yang seorang adalah Bengkauw Kauwcu,
Siangkoan Tek dan yang seorang lagi adalah Lamkiong Bu Sek, Bekas Tocu dari Lam Hay Bun, atau penguasa
Lam Hay Bun. Karena itu, wajar dan biasa saja cara berlaku dan
memperlakukan temannya diantara kedua tokoh tua ini, apalagi dalam waktu lama, mereka bersekutu bertanding melawan jago-jago Tionggoan.
Sebagai didikan tokoh-tokoh sepuh, sekali pandang
Tek Hoat dan Mei Lan segera sadar, bahwa mereka
sedang "salah-tempat" mengintai orang. Tokoh yang
mereka intai terlampau hebat. Dan tidak pada tempatnya mereka mengintip orang semacam mereka. Dari tanda
pengenal kedua orang itu, segera mereka saling pandang dan saling mengerti, bahwa keduanya mengenal siapa
gerangan tokoh-tokoh tua yang seperti anak kecil sedang berdebat soal permainan catur yang tertera dihadapan mereka.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Merekapun tahu, sudah kadung untuk mundur meski
mereka tahu kurnag pantas ngintip. Sementara mereka masih belum sanggup mengenali, siapa gerangan tokoh ketiga yang duduk membelakangi mereka. Pakaiannya
didominasi warna hijau, dan nampaknya tidak kurang
tuanya dibandingkan dengan Kauwcu Begkauw.
Tetapi sedari tadi, sejak kedua kakek didepannya
berdebat, kakek yang satu ini tetap diam terpekur dalam samadhinya. Dan kelihatannya dalam keadaan
bagamanapun, kakek yang bersamadhi itu, tetaplah tidak akan tergugah jika terus dibiarkan seperti itu.
Buktinya, perdebatan penuh kegemasan antara kedua
kakek dihadapannya, sama sekali tidak menggugah
samadhinya. Sementara itu, nampaknya pertandingan
catur kedua tokoh tadi, ketika kedatangan Tek Hoat dan Mei Lan, sudah berada dipuncak pertandingannya. Buah-buah catur keduanya sudah saling lilit melilit dan
tertinggal kurang dari setengah biji catur dalam posisi awal permainan.
Alias permainan keduanya sudah saling makan
memakan biji catur lawannya dan menyisakan masing-
masing tinggal setengahnya untuk digunakan
menggempur raja lawan atau mempertahankan raja
sendiri. Benar juga, 10 menit kemudian keduanya nampak lesu.
Lesu bukan karena kalah, tetapi karena tidak lagi melihat kemungkinan untuk mengalahkan lawan akibat posisi
sudah terlampau riskan untuk memaksakan
kemenangan. Bagi yang ahli, segera sadar, posisi
masing-masing terlampau riskan untuk memaksakan diri TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
menyerang posisi lawan, dan karena itu cukup lama
waktu mereka pergunakan untuk memancing lawan
menyerang. Bahkan keduanya sempat saling mengejek
tadinya ketika Tek Hoat dan Mei Lan mendengarkan
perdebatan mereka:
"Engkau penakut"
"Bukan, kamulah yang pengecut, tidak berani
menyerang"
"Cobalah maju pengecut"
"Dasar penakut"
"Siapa yang pengecut dan penakut" Kamu"
"Kamu"
"Kamu yang tidak berani maju menyerang"
"Kamu juga tidak berani"
Padahal keduanya sadar, siapa yang berani
menggempur duluan akan terkena serangan balik
mematikan dari lawannya. Karena itu, akhirnya keduanya mengalah. Mengalah untuk tidak saling menyerang dan masing-masing menerima posisi remis alias draw. Tanpa pemenang dan tidak ada yang kalah. Tapi jelas keduanya tidak puas. Apalagi, keduanya memang dikenal pandai dan termasuk terpandai dalam permainan catur selama ini.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Jadi, wajar jika keduanya saling tahu dan saling
paham kekuatan lawan. Upaya memancing lawan
menggempur diutarakan baik dipapan maupun dimulut
sebagai perang psikologis, tetapi semuanya gagal.
Permainan berakhir draw alias seri. Bukannya gembira tau senang karena bisa menahan imbang lawan,
keduanya malah uring-uringan karena gagal
mengalahkan lawan.
"Usiaku sebentar lagi habis, tapi belum juga aku bisa menaklukkanmu ".. huh, sungguh memalukan, sunguh
memalukan. Padahal usiaku sudah semakin senja, dan
bukan tidak mungkin sebentar lagi aku meninggalkan
dunia ini" Kakek berkopiah Bengkauw mengeluh.
"Akupun akan malu, jika sampai engkau menutup
mata tetapi tetap belum sanggup membuatmu bertekuk
lutut di atas papan catur ini" Bekas Tocu Lam Hay juga tidak kurang kesalnya dengan hasil akhir yang tetap juga draw.
"Percuma kita sudah seharian disini, pertarungan kita tetap seri, dan mahluk sok alim itu masih tetap belum mau siuman juga" Kauwcu Bengkau melirik kearah kakek yang satu lagi, yang masih sedang dalam posisi Samadhi dihadapan keduanya yang bermain catur.
Rupanya, kedua tokoh besar ini bermain catur sambil menunggui kakek yang satu lagi untuk siuman dari
samadhinya, dan mereka sepertinya sudah
menghabiskan banyak game pertandingan tetapi tetap
dengan hasil yang tidak saling mengalahkan.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Hei kakek tua bekas Duta Agung Lembah Pualam
Hijau, apakah tiada sedikitpun rasa hormatmu kepada kami kawan-kawan seangkatanmu. Cukuplah
samadhimu, mari kita bicara" tak sabar, Kakek Berkopiah Matahari dan Bulan itu akhirnya mengalihkan
kejengkelannya kepada kakek yang sedang bersamadhi.
Tek Hoat dan Mei Lan terkejut, karena ternyata kakek tua yang satu adalah salah satu tokoh terkenal dan
legendaris dari Lembah Pualam Hijau. Siapa lagi kalau bukan Kiang Cun Le"
"Benar orang tua, mari ".. mari kita bercakap-cakap.
Terasa mahal pertemuan kita jikalau hanya diisi dengan main catur yang tak ada ujungnya dan melihati engkau yang asyik bersamadhi" terdengar tokoh yang satu lagi, bekas Tocu Lam Hay Bun ikut angkat bicara. Dan
keduanya, Mei Lan dan Tek Hoat tambah kaget, karena sepertinya mereka memang punya kepentingan bertemu
ditempat itu untuk satu keperluan tertentu.
Tetapi begitupun, masih tiada respons sedikitpun dari Kakek Kiang Cun Le yang masih tetap dalam posisi
bersamadhi didepan kedua kakek sakti lainnya.


Kisah Para Naga Di Pusaran Badai 2 Karya Marshall di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Hm, mau kulihat sampai kapan engkau tetap seperti
itu jika para pengintai cilik itu kuserang Cun Le" sambil berkata demikian, nampak tokoh Bengkauw itu tiba-tiba mendorongkan lengannya kearah belakang Kiang Cun Le.
Dan Tek Hoat serta Mei Lan segera sadar jika ternyata tempat persembunyian dan kedatangan mereka sudah
tercium lawan sejak lama.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Karena maklum kehebatan tokoh Bengkauw itu, maka
tanpa berayal keduanya segera menyambut pukulan
yang datang mencicit kearah mereka. Tetapi, karena
maklum mereka berhadapan dengan tokoh tingkat tinggi di dunia persilatan, maka keduanya tidak berani
bertindak kurang hormat.
Sebaliknya, setelah menahan dan mengalihkan angin
serangan Kakek Bengkauw itu, Tek Hoat dan Mei Lan
segera meloncat keluar dan memberi hormat kepada
tokoh-tokoh tersebut:
"Siauwtee Liang Tek Hoat memberi hormat kepada
locianpwee Bengkauw Kauwcu dan Tocu Lam Hay Bun
yang mulia"
"Siauwtee Liang Mei Lan memberi hormat kepada
locianpwee Bengkauw Kawcu dan Tocu Lam Hay Bun"
Begitu tiba dihadapan kedua kakek sakti itu, yang
benar ternyata memang merupakan tokoh-tokoh puncak
dari Bengkauw dan Lam Hay Bun, bahkan langsung
adalah Siangkoan Tek, Kawcu Bengkauw dan Lamkiong
Bu Sek Bekas Tocu Lam Hay Bun. Baik Tek Hoat maupun Mei Lan mengenali mereka dari ciri-ciri perguruan
sebagaimana diceritakan guru mereka masing-masing.
Kedua kakek yang berdandan aneh itu, dua-duanya
berperawakan tinggi besar, masih lebih tinggi dan lebih besar dibandingkan kakek Kiang Cun Le yang sekarang berada di belakang mereka. Sementara itu, Siangkoan Tek dan Lamkiong Bu Sek kini memandangi kedua anak
muda yang baru datang dan kini berdiri didepan mereka.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Keduanya juga heran dan kagum atas kemampuan
kedua anak muda itu dalam memunahkan serangan
Siangkoan Tek dan melayang ringan dihadapan mereka
berdua. Apalagi gerakan Mei Lan yang membuat
keduanya tertegun dan tak pelak memberi pujian:
"Luar biasa, luar biasa, seperti menyaksikan In Hong pada masa mudanya" Siangkoan Tek bergumam kagum
melihat gerakan Mei Lan.
"Benar, sungguh pameran ginkang yang sangatlah
luar biasa. Hm, nona muda, siapamukah Kiang In Hong, Liong-i-Sinni?" terdengar Lamkiong Bu Sek ikut
penasaran dan bertanya
"Subo Liong-i-Sinni adalah guruku yang kedua jiwi
locianpwee. Maafkan siauwtee telah mempertunjukkan
ketidakbecusanku barusan" Mei Lan tidak berani pasang aksi tinggi didepan kedua tokoh tingkat tinggi ini. Tapi, tiba-tiba nampak Siangkoan Tek seperti sedang
memikirkan sesuatu, dan karena itu dia bertanya kepada keduanya:
"She Liang, bernama Liang Tek Hoat. Engkaukah
orangnya anak muda?"
"Benar locianpwee, siauwtee bernama Liang Tek Hoat"
"Hahahahaha, benar-benar kebetulan. Lohu ingin
menguji apakah ucapan cucu kesayanganku itu sesuai
dengan kenyataan, ataukah hanya alasan sajakah dia
menyeretku keluar dari markasku. Bersiaplah anak
muda" TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Tek Hoat dan Mei Lan tersentak kurang mengerti apa
maksud Siangkoan Tek, sang Kauwcu Bengkauw. Tetapi
sebagai anak muda pilih tanding, keduanya lebih dari siap menghadapi penyerangan, bahkan oleh kedua kakek sakti yang kini berada dihadapan mereka itu. Dan benar saja, Siangkoan Tek benar-benar menyerangnya, bahkan dari posisi duduk, tiba-tiba saja kedua tangannya bekerja dan mendorong kearah Tek Hoat, sementara kepada Mei Lan dia berkata sambil terus bekerja menyerang Tek
Hoat: "Tenang nona muda, lohu hanya ingin menguji
kakakmu ini"
Sambil bicara demikian serangkum angin pukulan
menderu telah mengarah ke Liang Tek Hoat. Sementara itu, Tek Hoat yang diserang oleh angin pukulan kakek yang lihay itu, justru tersenyum-senyum. Begitulah Tek Hoat, setelah semakin matang kepandaiannya dan
keyakinan akan dirinya semakin tebal, semakin
menghadapi tantangan, semakin tersungging senyum
dibibirnya. Dan memang demikianlah keadaannya sekarang,
terlebih mendengar bahwa dia ingin diuji Kauwcu
Bengkauw, meski dia belum tahu benar latar belakang mengapa kakek itu ingin mengujinya. Dengan segera
dikerahkannya tenaga dalamnya dan memapak serangan
jarak jauh lawan dengan gaya Sin Liong Pa Bwe atau
Naga Sakti menggoyangkan ekor dari Hang Liong Sip Pat Ciang.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Dan akibatnya terdengar benturan-benturan berat,
karena baik Bengkauw maupun Kaypang, terutama ilmu
Kiong Siang Han, sebagaimana diketahui banyak
berlandaskan atas kekuatan tenaga Yang.
"Plakk, plakk, plak" tiga benturan sudah cukup
mengagetkan kedua belah pihak. Tek Hoat sadar bahwa Kauwcu Bengkauw sudah tentu bukanlah mahluk
pepesan kosong, dan karena itu tidak segan dia
mengerahkan langsung ilmu andalan perguruannya.
Sementara Siangkoan Tek sendiri, setelah menyerang
dari jarak jauh dengan menggunakan Jit Goat Sin Ciang, merasa heran betapa kekuatan anak muda itu tidaklah berbeda jauh dengannya. Bahkan bukan tidak mungkin
dalam posisi seimbang dengan dirinya. Tetapi, begitupun dia merasakan keanehan dan bertanya:
Pendekar Riang 8 Pendekar Pengejar Nyawa Karya Khu Lung Petualang Asmara 23
^