Pencarian

Kisah Para Naga 2 15

Kisah Para Naga Di Pusaran Badai 2 Karya Marshall Bagian 15


pertengahan malam, lama setelah pertemuan para
pendekar usai, masih ada orang lain yang beraktifitas.
Adalah mereka, tokoh-tokoh muda itulah yang masih
melangsungkan pertemuan hingga lewat tengah malam.
Maklum, 5 anak muda, bahkan enam jika ditambah
dengan Siangkoan Giok Lian, adalah tokoh-tokoh muda yang diandalkan, dan memiliki hubungan baik. Atau
bahkan hubungan sangat istimewa yang diwarisi dari
persahabatan para guru mereka, terutama Ceng Liong, Tek Hoat, Mei Lan, Kwi Beng dan Kwi Song. Karena itu, setelah pertemuan para pendekar, keenam anak muda
itu sempat melakukan pertemuan tersendiri, pertemuan dimana Ceng Liong memberitahu kemungkinan dan
kesulitan yang sedang mereka hadapi.
Demikian juga Tek Hoat, Mei Lan dan Giok Lian
memberitahu adanya tokoh-tokoh misterius dan sepuh
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
yang turut serta dan kedapatan jejaknya di Tionggoan baru-baru ini. Perkembangan yang membuat mereka
menjadi lebih serius dan merasa lebih berat dalam
menghadapi persoalan yang nampak berbah-ubah dan
bahkan tingkat ketidakpastian yang cukup tinggi.
Tetapi betapapun, tugas yang telah ditinggalkan dan dipercayakan guru-guru mereka, memang harus dipikul, dan karena itu, mereka bersepakat untuk bahu membahu dan saling mendukung dalam pelaksanaan tugas itu.
Sudah sangat larut, bahkan sudah lewat tengah
malam sampai akhirnya ke enam anak muda itu
membubarkan pertemuan mereka. Adalah Tek Hoat yang
kemudian mengundang Kiang Ceng Liong bermalam di
lokasi peristirahatan Kay Pang. Sementara kedua
pendekar kembar, Kwi Song dan Kwi Beng menuju ke
peristirahatan pendeta-pendeta asal Siauw Lim Sie,
sementara Mei Lan menuju peristirahatan kelompok Bu Tong Pay bersama Siangkoan Giok Lian.
Adalah karena Ceng Liong ingin bercakap dengan
Pangcu Kaypang pada pagi harinya, maka Tek Hoat
mengajaknya bermalam di tempat peristirahatan
kelompok Kay Pang. Tidak jauh dari lokasi pertemuan, tetapi agak di pinggir kota Ye Cheng, sebuah markas cabang Kaypang di Ye Cheng dan yang selalu
dipergunakan oleh anak buah Kaypang selama para
pendekar ebrada di Ye Cheng.
Tempat itu, bukanlah tempat yang sangat nyaman,
tetapi sebuah bekas gedung di pinggir kota yang
kemudian ditata dan dijadikan markas Kaypang di Ye
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Cheng. Dan ketika Kim Ciam Sin Kay selaku Pangcu
Kaypang berada di Ye Cheng, ditempat itu jugalah dia memutuskan untuk tinggal. Dan selama sang Pangcu
berada di tengah mereka, tempat itu otomatis dijejali oleh para petinggi Kaypang, baik yang berasal dari Ye Cheng dan sekitarnya, bahkan juga dari markas pusat Kaypang.
Dan beberapa waktu, tempat itu dibuat menjadi cukup mentereng dan cukup layak untuk ditinggali seorang
tokoh sekelas Kim Ciam Sin Kay yang mengepalai ribuan pengemis di Tionggoan.
Tek Hoat dan Ceng Liong masih sempat bercakap-
cakap seputar urusan Thian Liong Pang dan mereka
bertukar pikiran soal Thian Liong Pang. Bahkan Tek Hoat membuat Ceng Liong terdiam dan tersudut ketika
bertanya: "Liong ko, bagaimana sebenarnya pikiran dan
perasaanmu terhadap Lan Moy?" Tek Hoat sambil
menatap wajah Ceng Liong di pembaringan yang satunya lagi.
Ceng Liong nampak tersentak, dan tidak tahu apa
yang harus dikatakannya menjawab pertanyaan "sulit"
yang dilontarkan Tek Hoat.
"Maafkan jika pertanyaanku itu menyulitkanmu Liong
ko, tapi betapapun ada tanggungjawabku terhadap
adikku yang kusayang itu" kembali terdengar Tek Hoat berkata.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Aku mengerti Hoat te. Cuma, ada persoalan-
persoalan yang selama ini rada sulit untuk dijelaskan.
Pangcu Kaypang suatu saat akan turut membuatmu
mengerti, juga Lan Moy" terdengar Ceng Liong akhirnya menjawab setelah berpikir sekian lama.
"Maksudmu" Apakah pangcu juga mengetahui
persoalan ini Liong ko?" Kejar Tek Hoat penasaran.
"Benar, Pangcu Kaypang mengerti sisi lain yang
teramat sulit untuk kujelaskan saat ini Hoat te. Urusan pribadiku" tegas Ceng Liong.
"Hm, apakah itu berarti, adikku Mei Lan bertepuk
sebelah tangan?" Tek Hoat kembali meminta penegasan.
Dan untuk yang satu ini, Ceng Liong bukannya manusia bodoh yang tidak berperasaan:
"Ach, jika tidak ada urusan pribadiku itu, tidak akan mungkin aku bodoh membiarkan dan mendustai
perasaan hatiku Hoat te. Akupun menyimpan perasaan
yang sama terhadap Lan Moy"
"Sungguhkah" Tapi, persoalan pribadimu itu, apakah
memang benar-benar seberat itu Liong ko" Sampai
kepadaku dan kepada Lan Moypun engkau sampai hati
masih berkeputusan untuk lebih baik merahasiakannya?"
Terdengar Tek Hoat seperti menuntut. Wajar, karena
betapapun, mereka bertiga memang bertumbuh dalam
kondisi yang lebih dekat. Dari keadaan yang mentereng dan berkelas tinggi (Tek Hoat dan Mei Lan adalah anak seorang Pangeran, sementara Ceng Liong pewaris
Lembah Pualam Hijau) menjadi anak terbuang dan
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
terhilang, saling menolong dan membantu (Baca Bagian I Kisah ini), hingga kemudian diangkat murid tokoh
terkenal. "Bukan maksudku merahasiakannya adikku. Bukan,
bukan sama sekali. Tetapi, sesungguhnya, karena
akupun bahkan belum sanggup memastikannya" jawab
Ceng Liong. "Ach, saudaraku, apakah engkau tidak percaya untuk
membagi ceritamu itu denganku" Percayalah, jika bisa, aku pasti akan membantumu semampuku" kejar Tek
Hoat. Kembali Ceng Liong berpikir. "Benar juga" pikirnya.
Bukankah Tek Hoat sudah dianggapnya bukan orang
lain" "Bukankah Tek Hoat adalah adik angkat, bahkan juga boleh dibilang saudara seperguruan" Mengapa pula dia tidak perlu tahu" Padahal, bukankah dia bisa sangat membantu urusan dengan Lan Moi?" Pikir Ceng Liong.
"Bukankah dengan Tek Hoat tahu, maka penjelasan ke
Mei Lan akan bisa jauh lebih mudah nantinya?"
Lanjutnya. Akhirnya, Ceng Liong memutuskan untuk
memberi tahu Tek Hoat:
"Adikku, kuharap engkau coba memahami bahwa
cerita ini sebenarnya sangatlah pribadi. Selain engkau, hanya Kim Ciam Pangcu yang tahu mengenai persoalan
ini, meskipun sebenarnya kepastiannya masih belum bisa kami berdua buktikan. Tapi, benar, dengan
perkembangan sekarang, dan juga keadaan Lan Moy,
ada baiknya engkau mengetahui kisah dan rahasia itu"
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Baiklah, aku akan memegang cerita itu koko"
"Terima kasih adikku. Apakah engkau masih ingat
ketika aku terpukul oleh See Thian Coa Ong dan
kemudian diobati oleh Pangcu Kaypang?"
"Tentu, tentu. Bahkan engkau kemudian
menyembuhkan Pangcu dan memperoleh Kim Pay dari
beliau" "Benar Adikku, tetapi sebetulnya, Pangcu juga sempat memeriksa kondisi tubuhku yang ternyata keracunan
akibat pukulan Datuk itu. Racun itu, racun itu..." Ceng Liong nampak tergagap untuk sejenak.
"Ada apa dengan racun itu koko?" kejar Tek Hoat
"Racun itu, menurut Pangcu, ?dalah sumber dari
rahasia yang selama ini sedang coba kuselidiki adikku.
Tapi sampai sekarang masih gelap"
"Apa maksudmu dengan keadaan racun itu dan
rahasia yang sampai sekarang masih engkau selidiki
terus koko?"
"Begini adikku, biarlah engkau mengetahui
selengkapnya" Ceng Liong akhirnya memutuskan untuk
menceritakan selengkapnya.
Tetapi, sayang, belum lagi Ceng Liong sempat
melanjutkan perkataannya seputar rahasia dirinya, tiba-tiba kedua anak muda yang tingkat keawasannya sudah tinggi itu tersentak. Adalah Ceng Liong yang sedetik lebih TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
awal mengenai perasaan halusnya terketuk, dan dengan cepat dia memandang dengan serius kearah Tek Hoat
yang juga sudah dengan cepat menyadari sesuatu
sedang atau akan segera terjadi. Dan keduanya saling pandang dan segera mengerti, bahwa sesuatu yang
"entah apa" akan segera terjadi:
"Adikku, sesuatu akan terjadi"
"Benar, seseorang nampaknya akan melakukan
sesuatu" "Tenang adikku, belum diketahui apa maunya. Tetapi, tokoh ini nampaknya terlampau ampuh, sampai sulit
melacaknya. Untung kita belum sempat tertidur hingga masih sanggup menangkap jejaknya"
"Benar koko, tamu tak diundang ini nampaknya sangat ampuh"
Benar saja. Tidak berapa lama kemudian, terdengar
sejenis suara berdehem:
"Ehm" ...
Tetapi, suara itu mendatangkan perasaan tidak
tentram bagi Tek Hoat dan Ceng Liong. Bahkan, bagi
beberapa tokoh Kaypang yang masih cetek, sudah
pingsan oleh lontaran suara yang dikirimkan pendatang tersebut. Bisa dibayangkan, berapa dan betapa hebat kemampuan pendatang tersebut. Dan tidak lama setelah suara deheman itu berlalu dan sirna, terdengar sebuah TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
suara yang dikirimkan entah dari mana, tetapi seperti melayang di udara:
"Jika Kiong Siang Han berada disini, sudah sejak tadi dia menyambutku. Aneh, tak ada lagikah orang Kaypang yang memiliki kemampuan?"
Untuk beberapa ketika, suara itu mengambang dan
seperti melayang diudara. Tetapi, beberapa saat
kemudian, terdengar suara yang lain:
"Tidak perlu suhu turun tangan, apalagi menghadapi
tamu tidak diundang seperti engkau. Mengganggu orang diwaktu malam" suara yang sama, mengambang dan
melayang diudara terdengar. Sudah pasti, adalah Tek Hoat yang melontarkannya. Karena murid Kiong Siang
Han memang hanya dia seorang.
"Hahahahahaha, bahkan Kiong Siang Han sendiripun
belum tentu berani sekurangajar ini jika berhadapan denganku. Hebat, hebat. Sekarang seorang muridnya
berani kurang ajar menghadapiku" meskipun tertawa,
tetapi anehnya, suara itu melayang dan hanya
terlokalisasi di areal penginapan kelompok Kaypang dan tidak mengganggu tidur kelompok pendekar.
"Siapakah engkau sebenarnya?" terdengar kembali
Tek Hoat. Sementara itu, tokoh-tokoh utama Kaypang
sudah mulai keluar ke halaman. Setidaknya disana sudah ada Pangcu Kaypang, Pengemus Tawa Gila, Kedua
Kaypang Hu Hoat, Pek San Fu Han-ciang Tiau-siu
(pemancing dari telaga Han-ciang) dan Ceng Fang-guan Lan Bun Sin Kay (Pengemis Sakti Pintu Selatan), bersama TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Cap It Hohan yang kali ini diterjunkan penuh. Bersama mereka, hanya ada 4-5 tokoh Kaypang lainnya yang tidak sempat pingsan oleh deheman dari si pendatang yang
masih belum menampakkan dirinya itu.
Sementara itu, setibanya di halaman, Pangcu Kaypang telah dengan cepat dikawal Kaypang Cap It Hohan yang memang dilatih khusus untuk mengawal simbol utama
Kaypang. Sementara Kim Ciam Sin Kay sendiri telah
berdiri di halaman dan seperti menantikan seseorang dengan didampingi tokoh-tokoh utama Kaypang.
Meskipun demikian setelah bertanya jawab sejenak
dengan Tek Hoat, suara dari si pendatang untuk sejenak tidak terdengar lagi.
Sementara itu, Tek Hoat dan Ceng Liong sudah saling pandang dan kemudian keduanya mengangguk. Dengan
cepat keduanya bangkit dari pembaringan dan kemudian berkelabat menuju ke pintu depan untuk kemudian Tek Hoat dengan cepat mendampingi Pangcu Kaypang yang
mengangguk melihat kedatangannya. Sementara itu,
Kiang Ceng Liong masih menahan langkahnya untuk
berjaga atas kemungkinan lain yang akan terjadi.
"Apakah ini kerjaan tokoh Thian Liong Pang?" Pikir
Ceng Liong. Tetapi, pikiran dan dugaan keterlibatan Thian Liong Pang segera susut ketika hampir bersamaan dengan Tek Hoat tampil dilapangan, disudut yang lain telah berdiri sesosok tubuh yang tinggi besar juga
dengan pakaian yang awut-awutan. Khas pengemis.
Ketika kemudian dicermati lebih jauh, mata Ceng
Liong sanggup menatap dan menyaksikan betapa tubuh
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
tinggi besar itu ternyata sudah renta. Kakek yang baru datang itu nampak sudah sangat tua, rambut telah
memutih tetapi tetap awut-awutan, dan nampaknya
dibiarkan begitu saja oleh kakek tua itu.
Tetapi, yang membuat Ceng Liong tersentak, dan
nampaknya juga Pangcu Kaypang dan Tek Hoat adalah,
cara turun kakek itu yang seperti melayang saja
nampaknya. Suatu pameran ginkang tingkat tertinggi, dan hanya tokoh-tokoh sepuh saja yang akan sanggup
melakukannya. "Jika kakek itu lawan, maka bisa
dipastikan dia seorang lawan berat" desis Ceng Liong dalam hati.
Sementara itu, di lapangan, tidak terlihat kakek tua itu menggerakkan mulutnya. Tetapi, tiba-tiba saja sebuah suara yang sangat jernih, tidak selaras dengan tampilan fisiknya terdengar:
"Siapa dari antara kalian yang menegurku sebagai
tamu tak diundang?" Tak ada nada ancaman didalam
suara itu. "Maafkan, jika tecu telah keliru menegur locianpwee.
Tetapi, siapakah gerangan locianpwee yang mulia?" Tek Hoat berkata setelah melirik Pangcu Kaypang dan
memperoleh ijin untuk bertanya.
"Apakah memang seorang Kiong Siang Han sudah
benar-benar tidak merasa layak untuk menjumpaiku
lagi?" Kakek tua itu balik bertanya.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Maaf locianpwe, hiongcu kami yang mulia, Kiong
Siang Han sudah berpulang beberapa waktu lalu" kali ini, adalah Kim Ciam Sin Kay yang berbicara.
"Aaaaccch, kiranya benar firasatku. Akhirnya dia yang memang mendahuluiku. Sayang sekali, sayang sekali"
terdengar suara kakek itu, seperti menyesali sesuatu, tetap dengan suaranya yang terdengar begitu jernih.
"Dan engkau, anak muda, benarkah adalah anak
murid Suheng Kiong Siang Han" Dan apakah engkau
sudah layak menjadi muridnya?" Kembali terdengar suara itu. Tetapi, kali ini diiringi keterkejutan yang bukan main dikalangan anak murid Kaypang, termasuk Pangcu
Kaypang sendiri yang hanya samar dan tidak begitu jelas dengan status kakek aneh didepan mereka ini.
"Sute dari suhu, ach, engkau .... engkau, benarkah
aku memiliki seorang susiok" terdengar suara Tek Hoat yang terperanjat dan membuatnya maju dua tiga tindak kedepan. Dan suaranya itu membuat semua tokoh
Kaypang dihalaman itu menjadi terperanjat. Hanya
beberapa dari mereka yang masih tahu cerita tentang para sesepuh Kaypang, dan nampaknya tinggal Kim Ciam Sin Kay, Pangcu Kaypang yang mengetahui sedikit cerita masa lalu Kiong Siang Han dan Kakek tua ini. Sang
Pangcu maju kedepan dan dengan gagap menyapa:
"Locianpwee, benarkah engkau locianpwee Ban Hok
Lokay?" TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Hm, memangnya ada berapa Ban Hok Lokay didunia
ini?" Terdengar kembali suara kakek tua itu
membenarkan. "Pangcu, benarkah suhu memiliki seorang sute?" Tek
Hoat yang gamang bertanya kepada Kim Ciam Sin Kay
"Benar Hoat ji, tetapi jika suhumu tidak pernah
menyinggung masalah itu, mungkin karena sutenya
sudah lama tidak menampakkan diri" jawab Kim Ciam Sin Kay datar.
"Ach, jika demikian, perkenankan tecu Liang Tek Hoat memberi hormat kepada susiok" Tek Hoat dengan cepat maju kedepan dan memberi hormat kepada Kakek Tua
yang sejak tadi masih tetap berdiam diri itu.
"Tecu, Kim Ciam Sin Kay memberi hormat kepada
locianpwee Ban Hok Lokay" Pangcu Kaypang juga turut memberi hormat, tetapi karena kedudukannya sebagai
Pangcu, maka salam dan hormatnya seperti biasa saja.
"Siapakah yang menjadi pangcu sekarang ini?"
Terdengar Kakek itu bicara.
"Saat ini tecu Kim Ciam Sin Kay yang menjabat
sebagai Pangcu"
"Hm, kulihat engkau masih akan kurang mampu
menghadapi persoalan dengan Thian Liong Pang dan
bahkan badai yang akan menyertainya"
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Tecu mengerti, mohon petunjuk locianpwee" Kim
Ciam Sin Kay mendongkol, tetapi tidak menunjukkannya diluaran. Betapapun, dia sudah lebih dari matang
berhadapan dengan persoalan semacam ini.
"Harus ada seorang yang mampu mengimbangiku
atau bahkan mengalahkanku untuk bisa membawa dan
memimpin Kaypang berhadapan dengan mereka"
"Locianpwee, apa maksudnya?"
"Aku tidak akan membiarkan nama baik Kaypang
hancur dalam pertarungan besar dan dalam badai
persilatan kedepan hanya karena ketidakmampuanmu"
"Locianpwe bermaksud merebut kedudukan Pangcu?"
"Jika mau, sudah sejak puluhan tahun kulakukan.
Sayang, ketidakberuntunganku terlampau banyak dan
akhirnya keberuntungan Kiong Siang Han Suheng yang
membawanya menjadi Pangcu"
"Jadi, apa maksud sebenarnya dari locianpwee?"
"Jika engkau bisa mengimbangiku, maka engkau layak


Kisah Para Naga Di Pusaran Badai 2 Karya Marshall di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

membawa Kaypang maju dalam pertikaian ini. Jika tidak mampu, maka engkau harus menarik anak murid
Kaypang kembali ke markas utama. Jangan membuat
malu Kaypang"
"Mengapa harus begitu Susiok?" Terdengar Tek Hoat
ikut menyela, merasa penasaran dengan keputusan
susioknya. TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Karena tokoh-tokoh seangkatanku dan bahkan
sehebat aku pada tergetar keluar tempat bertapa dan pengasingannya akibat banyaknya tokoh-tokoh hebat
yang berkeliaran di Tionggoan. Bisa dipastikan, pertikaian akan sangat membahayakan. Jika Kaypang tidak memiliki kemampuan, maka dia harus mundur untuk memperkuat
dirinya" "Locianpwee, apakah memang benar separah itu
keadaan sekarang?" Pangcu Kaypang ikut tergetar.
"Pengemis tua ini sudah bertemu dengan Hiongsay
dari Tiang Pek San, harusnya kalian tahu seberapa hebat dia itu. Dia sedikit dibawah angkatan hiongcu kalian, seangkatanku, dan kehebatannya tidak dibawahku. Dan, masih ada beberapa tokoh lain dari Thian Tok, Tibet dan tempat lain yang meluruk masuk Tionggoan. Jika
Kaypang tidak cukup kuat, sungguh malu aku
menghadap sesepuhku di nirwana. Sungguh repot,
mengapa suheng begitu cepat perginya?"
Kali ini bukan hanya Pangcu Kaypang dan tokoh-tokoh Kaypang serta Tek Hoat yang tergetar. Ceng Liong juga tergetar oleh ucapan Ban Hok Lokay. Benar ternyata, bahwa begitu banyak tokoh-tokoh aneh yang terpancing keluar dari pertapaan dan pengasingannya.
Rupanya, kehadiran Kolomoto Ti Lou dan sejumlah
tokoh luar biasa dari luar Tionggoan telah memancing keinginan para tokoh sepuh yang sudah menyepi untuk tampil kembali. Sungguh repot. Bagaimana jika yang
tampil adalah pentolah iblis pada masa lalu seperti Hiong Say dari Tiang Pek San yang terkenal buas itu" Masih TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
sebuas dulukah tokoh itu" Atau sudah berubahkah
setelah sekian lama menyepi dan mengasingkan diri dari keramaian"
"Locianpwee, bagaimana sebaiknya Kaypang
menurutmu?" Terdengar Pangcu Kaypang bertanya
setelah tergetar perasaannya sekian lama. Betapa nama baik Kaypang dipertaruhkan jika harus menarik diri dari persekutuan para pendekar. Apalagi, sejauh ini, adalah Kaypang yang maju sebagai pelopor.
Adakah muka Kaypang lagi untuk tampil di dunia
persilatan jika pada detik ini menarik diri dari
persekutuan itu" Bagaimana lagi dengan solidaritas
dengan Lembah Pualam Hijau, Siauw Lim Sie dan Bu
Tong Pay" Tetapi, melawan kakek ini, sudah jelas dia tidak nempil.
"Majulah, aku ingin mengujimu apakah pantas membawa Kaypang memasuki pertaruhan dan pertandingan di
dunia persilatan dewasa ini"
"Mana berani, mana berani" Pangcu Kaypang
tersentak. "Engkau harus mau, karena lohu perlu tahu"
"Locianpwe, adalah Kaypang yang memprakarsai dan
memelopori persekutuan para pendekar. Bahkan
Kaypang mengerahkan kekuatannya untuk melakukan
banyak penyelidikan. Karenanya akan memalukan
Kaypang untuk menarik diri dari persekutuan ini pada saat sekarang. Mau ditaruh dimana muka pang kita
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
dimata kawan-kawan dunia persilatan Tionggoan?" Keluh Kim Ciam Sin Kay.
"Seranglah, biar lohu tahu apakah Kay Pang cukup
layak engkau bawa dalam persekutuan para pendekar
itu" Betapapun, Kim Ciam Sin Kay terbakar juga. Dia tidak punya pilihan saat ini. Lebih baik mati ketimbang
membubarkan persekutuan yang sudah menetapkan
akan memasuki Kwi Cu esok harinya. Seperti juga
dirinya, Pengemis Tawa Gila, kedua Hu Hoat dan
Kaypang Cap It Hohan merasa tegang. Tetapi, mereka
sulit bersikap, karena ternyata kakek tua itu adalah salah satu sesepuh Kay Pang yang malah seangkatan Kiong
Siang Han. Sementara itu, Kim Ciam Sin Kay, Sang Pangcu,
nampak pada akhirnya memutuskan meladeni kakek tua
itu. Ketimbang menderita malu dari kaum pendekar
Tionggoan, lebih baik meladeni kakek tua ini. Jikapun sangat terpaksa, maka kekuatan Kaypang harus
dikerahkan menghadapi kakek in. Sekali lagi, karena taruhannya adalah nama baik dan nama besar Kaypang:
"Baiklah, maafkan kelancanganku. Betapapun karena
locianpwee terlampau memaksa"
"Lakukanlah, karena ini untuk kepentingan Kaypang
semata" "Pertimbangan demi atau bukan demi Kaypang
seharusnya aku sebagai Pangcu yang menentukan
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
locianpwee. Jadi maaf, jika tecu menyerang bukan untuk membuktikan layak atau tidaknya Kaypang mau"
"Terserah maumu, kita lihat nanti sajalah"
Dengan mengeraskan hati, Pangcu Kaypang ini
kemudian menyerang Ban Hok Lokay. Karena paham
bahwa kakek tua itu sangat lihay, begitu menyerang Kim Ciam Sin Kay telah menggunakan ilmu silat Hang Liong Sip Pat Ciang. Tetapi, kakek tua itu menunggu sampai pukulan Kim Ciam Sin Kay datang mendekat baru
kemudian bereaksi. Dengan tidak kelihatan bagaimana cara bergeraknya, tahu-tahu pukulan Kim Ciam Sin Kay sudah luput:
"Hang Liong Sip Pat Ciang, sudah cukup lumayan.
Hanya, masih jauh jika dibandingkan suheng. Engkau
boleh juga"
Setelah pukulan pertama lewat, kembali Kim Ciam Sin Kay menyerang, kali ini kembali menggunakan ilmu yang sama dan menyerang bertubi-tubi. Tetapi, Kakek Tua
yang nampaknya mengenal ilmu itu, dengan mudah
berkelit, dan sesekali menyampok lengan Kim Ciam Sin Kay yang akibatnya tangannya seperti terhantam balok besi.
Sang Pangcu sadar, kakek tua itu terlampau lihay
baginya. Untuk bertahan, dia mungkin sanggup menahan hingga 50 jurus jika kakek itu menyerang, tetapi untuk menyerang kakek itu, dia cenderung akan merugikan
dirinya sendiri. Karena itu, kini dia mengganti siasat, tidak lagi menyerang, tetapi menjaga diri dengan bahkan TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
ikut memanfaatkan tongkat hijau dalam permainan Tah Kauw Pang Hoat.
Lumayan, kakek itu meski mendesaknya selama 10
jurus, tetapi tidak sanggup mengapa-apakan dirinya.
Betapapun, kedua ilmu pusaka Kay Pang itu memang
adalah ilmu mujijat. Tetapi, Kakek Tua yang tiba-tiba sadar dengan siasat Kim Ciam Sin Kay dan memang
tentunya sangat mengenal ilmu pusaka Kaypang itu,
tiba-tiba tertawa:
"Pangcu, jika engkau sanggup bertahan sampai 10
jurus kedepan, maka engkau boleh membawa Kaypang
maju berhadapan dengan Thian Liong Pang"
Dan sehabis ucapan Ban Hok Lokay itu, tiba-tiba kakek tua yang hanya kelihatan berkelabat-kelabat mengitari Kim Ciam Sin Kay sudah merubah siasatnya. Kini
lengannya ikut bekerja, dan bahkan langkah kakinya
menjadi teratur dalam sebuah gerak silat istimewa.
Bukan karena hebatnya ilmu itu sebenarnya, tetapi
karena kakek tua itu sangat mengenal Hang Liong Sip Pat Ciang dan Tah Kauw Pang Hoat yang membuatnya
mampu mendesak hebat Kim Ciam Sin Kay. Selain itu,
perbedaan penguasaan ilmu silat mereka memang
berbeda jauh. Jika Kiong Siang Han yang maju, tidak akan mudah bagi kakek itu untuk mempermainkan lawan dengan kedua ilmu ampuh Kay pang itu.
Menyadari hal itu, Kim Ciam Sin Kay nekad
menggunakan ilmu jarum emasnya dengan tangan kanan
tetap menggenggam Tah Kauw Pang. Usahanya sanggup
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
membuatnya bertahan sampai 6-7 jurus dan membuat
para penonton menjadi sangat tegang melihat betapa
ketuanya hanya sanggup bertahan.
Tetapi, mata tajam Ceng Liong dan Tek Hoat sudah
melihat, bahwa sang Pangcu tidak akan bertahan lebih dari 3 jurus lagi. Ceng Liong melirik sekejap kearah Tek Hoat yang tidak berani bertindak. Maklum, karena Ban Hok Lokay ternyata adalah adik perguruan gurunya,
mana berani dia kurang ajar" Tetapi, jika Kim Ciam Sin Kay kalah, maka persekutuan pendekar bakal terancam.
Jika Kaypang menarik diri, maka sulit memikirkan
efeknya secara moril dan bahkan secara kuantitas dari pertempuran yang akan dilakukan dalam waktu dekat.
Memikirkan sampai disana, Ceng Liong akhirnya
mengeluarkan Kim Pay Kay Pang yang dihadiahkan Kim
Ciam Sin Kay kepadanya. "Aku harus bertindak"
batinnya. Dan memang tidak menunggu lama.
Tepat pada jurus ke-9 dari 10 jurus yang dijanjikan Ban Hok Lokay, sebuah pukulan yang nampaknya
lamban telah menutup semua jalan keluar Kim Ciam Sin Kay. Sang Pangcu menjadi pasrah, tetapi sesaat sebelum kekalahan tersebut menjadi kenyataan, tiba-tiba Ban Hok Lokal menarik pukulannya karena ada suatu kekuatan
yang tak nampak tapi mampu dirasakannya yang tiba-
tiba mendesak dari samping. Selain itu, diapun
mendengar suara yang cukup kuat berwibawa
berdenging ditelinganya:
"Locianpwee, tahan dulu"
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Dan ketika kemudian pukulannya itu bertemu dengan
tenaga lawan yang datang menyelamatkan Kim Ciam Sin Kay, terdengar suara benturan "duk". Dan akibatnya, baik lengannya maupun lengan lawan tergetar. Dan
kakek tua itu terdorong sampai satu langkah ke
belakang, sementara bayangan hijau yang menyerang
menangkis pukulan kakek itu terpental kebelakang dan mampu berdiri tegak setelah berpoksai 2-3 kali di udara.
"Siapa pula engkau" Jelas engkau bukan anak murid
Kaypang" tegur Kakek Tua itu dengan sedikit terkejut.
"Siapa pula yang sanggup mementalkan serangannya
tadi". Dan semakin terkejut ketika melihat yang menahan serangannya ternyata hanya seorang anak muda
berjubah hijau yang kini nampak menghadapinya dengan penuh rasa hormat "
"Maafkan kelancangan boanpwe, tetapi rasanya tidak
bijak untuk membuat Kaypang kehilangan muka
dihadapan kaum pendekar Tionggoan jika harus menarik diri dari persekutuan ini"
"Hm anak muda, siapakah engkau ..... Sinkang Giok
Ceng. Engkau dari Lembah Pualam Hijau?"
"Benar locianpwee, boanpwe pernah menerima budi
kebaikan dari locianpwe Kiong Siang Han dan Pangcu
Kaypang, Kim Ciam Sin Kay. Tidak akan boanpwe
membiarkan Kay Pang dipermalukan. Mohon maaf ....
mohon maaf"
Nampak Kakek tua itu tertegun sejenak. Tetapi
berselang beberapa ketika terdengar dia berkata:
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Bersemangat, sungguh bersemangat. Sayang engkau
terlampau lancang anak muda. Tahukah engkau siapa
lohu?" "Maafkan, boanpwe masih bodoh, kurang begitu
mengenal locianpwe yang mulia" jawab Ceng Liong.
"Melihat umurmu, mungkin masih belum selikuran.
Dengan Duta Agung Kiang Sin Liong, kami nyaris
sepantaran. Sekarang cucu buyutnya begitu berani
menghadapiku. Hm, sungguh luar biasa"
"Maafkan jika boanpwe mengganggu locianpwe.
Tetapi budi Kaypang kepada boanpwe membuat
boanpwe tidak ingin melihat Kaypang dipermalukan
dengan mengikuti kehendak locianpwee"
"Apakah alasanmu mengatakan tindakanku untuk
mempermalukan Kaypang?"
"Sudah jelas locianpwe. Kaypang adalah salah satu
perguruan terbesar yang memprakarsai persekutuan para pendekar menentang kelaliman Thian Liong Pang. Besok adalah saat berangkat ke Kwi Cu, jika kemudian Kaypang menarik diri, maka sulit membayangkan nama baik
Kaypang kedepan"
"Justru itu anak muda. Lohu telah menyaksikan di
pihak mereka ada banyak tokoh-tokoh besar yang
seangkatan dan sepantaran dengan lohu. Lohu tidak rela membiarkan Kaypang hancur ditangan mereka"
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Jika demikian, seharusnya locianpwe membantu
Kaypang" "Masaku menjadi pangcu sudah lama lewat anak
muda" "Jika demikian, perkenankan kami yang memikul
resiko itu"
"Hm, anak muda, siapamukah Kiang Sin Liong itu?"
"Gurunya, kakek buyutnya. Dia adalah Duta Agung
Lembah Pualam Hijau yang sedang menjabat saat ini
locianpwe" terdengar Pangcu Kaypang menyela.
"Duta Agung" Semuda ini?" nyaris tak percaya Kakek
Tua itu. "Kalau begitu, layak untuk menguji kehebatanmu anak muda" dan sambil berkata demikian, kakek tua itu telah mengulurkan tangannya. Jangan dikata, tangan itu
sekedar diulurkan, karena dari tangan itu kemudian
meluncur dengan cepat selarik awan putih pekat. Ceng Liong, jangan dikata, sejak tadi sudah sangat awas dan berwaspada.
Dengan cepat tangannya dikembangkan dan diulurkan
dengan pengerahan tenaga secukupnya. Dan akibatnya, luar biasa, tidak terdengar benturan sedikitpun, tetapi keduanya nampak menerima resiko benturan tersebut.
Kiang Ceng Liong sampai mundur 2 langkah, sementara kakek itu bergoyang sejenak dan melangkah mundur
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
selangkah untuk memunahkan daya tolak dari tangkisan Ceng Liong.
"Hebat, hebat. Tidak memalukan. Biarkan lohu melihat kesiapanmu anak muda"
Bersamaan dengan ucapan itu, kembali kakek itu dengan tidak terlihat bergerak, sudah maju menerjang kearah Ceng Liong. Dan Ceng Liong yang telah menerima
pelajaran dari benturan tenaga tadi sadar, lawannya luar biasa lihaynya.
Karena itu, dengan cepat dia bersilat dengan
menggunakan Giok Ceng Cap Sha Sin Ciang
menyongsong dan memunahkan semua sentilan dan
pukulan lawan yang terlihat aneh. Kakek ini tidak
menyerang dengan Hang Liong Sip Pat Ciang, tetapi
dengan kekuatan pukulan menggelegar sejenis Pek Lek Sin Jiu milik Kiong Siang Han. Tetapi dengan
mengkombinasikan Giok Ceng Cap Sha Sin Ciang dengan Soan Hong Sin Ciang, Ceng Liong sanggup menahan
gempuran kakek tua itu. Apalagi setelah Ceng Liong
meningkatkan penyaluran iweekangnya untuk
mengimbangi kekuatan menggidikkan dari penyerangan
yang dilakukan kakek tua itu.
Setelah bertarung sekian lama, nampaknya kakek tua
itu merasa cukup puas. Tetapi tetap merasa penasaran.
Karena itu, dia berkonsentrasi dan tiba-tiba dia berseru keras:
"Anak muda, engkau hebat, sambutlah ini" sambil
berkata demikian, Kakek Tua itu nampak membuka
kedua belah telapak tangannya, dan dari sana meluncur TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
keluar serangkum hawa membadai. Di mata seluruh
penonton, kecuali Tek Hoat, ada gelora badai yang
demikian dahsyat yang menyerang Kiang Ceng Liong dan seakan hendak menyekap anak muda berjubah hijau itu dibalik pekatnya badai itu.
Tetapi, Ceng Liong maupun Tek Hoat sudah cukup
tersiapkan dengan penyerangan menggunakan kekuatan
sihir dan kekuatan batin seperti itu. Ceng Liong sadar, dia harus menyambut serangan itu dengan pengerahan
tenaga penuh. Karena itu dia tidak merasa ragu
menggunakan jurus simpanan gurunya Pek Hong Cao-
yang-sut Sin Ciang (Tangan Sakti Awan Putih Memanggil Matahari).
Dan kali ini, kembali semua terkejut, ketika hawa yang keluar dari tubuh Ceng Liong seakan sanggup menerima dan menyerap semua rentetan badai itu tanpa
menyebabkan sedikitpun luka ditubuhnya. Tetapi
akibatnya, kedua orang itu, baik si kakek tua maupun Ceng Liong, kemudian goyah dan masing-masing doyong mundur sampai 3-4 langkah ke belakang.
"Hebat, Kiang Sin Liong sudah mampu menyiapkan
Lembah Pualam Hijau. Sayang Kaypang masih belum
tersiapkan" keluh Kakek Tua itu.
"Engkau keliru locianpwe. Kaypang sudah siap.
Boanpwe mengusulkan locianpwe untuk menguji murid
locianpwe Kiong Siang Han. Boanpwe tanggung
locianpwe akan menemukan lawan yang tepat" berkata
Ceng Liong sambil melirik Liang Tek Hoat.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Engkau hebat anak muda, tetapi sayang agak
lancang. Bukan urusanmu untuk merecoki masalah
Kaypang" "Engkau salah locianpwe, aku berhutang banyak
kepada Kaypang dan kepada guru besar Kaypang, Kiong Siang Han locianpwe. Dan lagi, aku memiliki Kim Pay untuk ikut merasa bertanggungjawab atas persoalan
Kaypang" ujar Ceng Liong sambil menunjukkan Kim Pay yang dihadiahkan Pangcu Kaypang atas jasa-jasanya bagi Kay Pang.
Kakek Tua itu nampak terdiam, tetapi emosinya tidak nampak sama sekali. Suaranya lama tidak terdengar.
Sementara para tokoh Kay Pang nampak banyak yang
kagum dan berterima kasih kepada Ceng Liong atas
pembelaannya bagi Kay Pang. Kagum karena
kemampuan Ceng Liong yang ternyata jauh melampaui
dugaan mereka, bahkan mungkin sudah mendekati atau
menyamai kehebatan guru besar mereka.
Bertambah kagum dan penasaran ketika kemudian
Ceng Liong menyebut, bahwa jago mereka, Liang Tek
Hoat, juga akan mampu menandingi Ban Hok Lokay.
Diam-diam mereka tegang menanti, apakah benar jago
muda didikan guru besar mereka benar akan sanggup
menandingi Ban Hok Lokay sebagaimana Ceng Liong
barusan melakukannya. Ketegangan mereka memuncak
ketika kemudian terdengar kakek tua itu berkata:


Kisah Para Naga Di Pusaran Badai 2 Karya Marshall di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Meskipun engkau sanggup menahan seranganku,
tetapi aku tetap bertahan pada keputusanku. Jika ada TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
jago Kaypang yang sanggup menahanku, maka Kay Pang
kurelakan memasuki arena berbahaya itu"
Mendengar penegasan kakek tua itu, Ceng Liong
melirik kearah Tek Hoat yang berdiri bimbang. Antara menghormati tetuah perguruannya, apalagi yang baru
diketahui dan ditemuinya sekarang, dengan menjaga
kehormatan Kaypang. Ceng Liong maklum akan
bimbangnya Tek Hoat, karena itu dia segera berbisik dengan ilmu menyampaikan suara kepada Kim Ciam Sin
Kay: "Pangcu, turunkan perintah bagi Tek Hoat untuk
menandingi susioknya demi nama baik Kaypang. Aku
yakin dia akan mampu mengimbangi Ban Hok Lokay
susioknya itu"
Mendengar suara lirih di telinganya itu, Kim Ciam Sin Kay melirik kearah Ceng Liong yang segera
menganggukkan kepala menegaskan dan meyakinkan
sang Pangcu bahwa Tek Hoat akan sanggup
melakukannya. Sang Pangcu sendiri sudah merasakan
kehebatan kakek tua itu, otomatis dia merasa sangsi apakah Tek Hoat akan mampu menandingi kakek hebat
itu ataukah tidak" Tetapi, melihat Ceng Liong sanggup melakukannya, maka tumbuhlah kepercayaannya bahwa
Tek Hoat juga akan sanggup melakukan hal serupa.
Ketika memperoleh pikiran dan keyakinan itu, maka
dengan cepat turunlah perintah Kim Ciam Sin Kay kepada Tek Hoat:
"Liang Tek Hoat"
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Pangcu, ada perintah apakah?"
"Untuk menjaga nama baik Kaypang dan menghormati
guru besar kita, Kiong Siang Han, maka sebagai Pangcu Kaypang, lohu menugaskanmu untuk menandingi Ban
Hok Lokay. Ingat, dia adalah susiokmu, tetapi nama baik Kaypang dipertaruhkan diatas kesanggupanmu.
Lakukanlah"
"Pangcu ..... tecu ....."
"Lakukan demi nama baik Kaypang" tegas Kim Ciam
Sin Kay "Ba... ba,.. baik Pangcu" Akhirnya Tek Hoat
mengeraskan hatinya dan menerima tugas dari Pangcu
Kaypang untuk menandingi Ban Hok Lokay. Diapun
menjura kepada Pangcu Kaypang dan kemudian dengan
langkah gagah dia berpaling kearah Ban Hok Lokay si Pengemis Tua itu dan menjura memberi hormat:
"Tecu memberi hormat kepada susiok, mohon maaf
untuk meminta pengajaran susiok yang mulia"
"Hahahahaha, bukan melawan Kiong Siang Han, kini
malah akan melawan muridnya. Tidak apa, tidak apa.
Mudah-mudahan engkau sanggup"
"Mohon kesediaan susiok untuk mengalah"
"Baiklah, engkau mulailah anak muda"
"Maafkan tecu"
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Dan dengan kalimat itu, Tek Hoat kemudian membuka
serangan. Sadar bahwa lawannya adalah tetua Kaypang dan bahkan masih terhitung sute dari gurunya yang
sangat dihormatinya, Tek Hoat sempat berayal dan
mendua hati dalam menyerang. Tetapi, ketika
serangannya tersebut dengan mudahnya dipatahkan Ban Hok Lokay, bahkan dengan cepat Kakek tua itu
menyerang dan memojokkan Tek Hoat dalam posisi yang jelek.
Bertubi-tubi kakek itu menyerang Tek Hoat dan tidak memberinya kesempatan keluar dari kesulitan. Tetapi, begitupun Tek Hoat sudah bukan anak kemaren sore
dalam hal ilmu silat. Meski jauh lebih muda, tetapi pengalaman bertempur, penguasaan ilmu dan tenaga
saktinya sudah bukan "muda" lagi. Karena itu, meski jatuh dibawah desakan kakek tua itu, Tek Hoat masih sanggup menjaga dirinya.
Tetapi, yang membuatnya bertanya-tanya dalam hati
adalah kenyataan bahwa dia justru tidak mengenal gaya serangan dan jurus-jurus yang dikembangkan Ban Hok
Lokay. Jurus dan gaya serangan kakek itu memang sama keras dengan aliran gurunya, tetapi kembangan dan
jurus-jurusnya berbeda. Bahkan jurus Ban Hok Lokay
terasa lebih tajam dan lebih kejam, tersusup unsur-unsur licik dan sedikit sesat dalam tipuan dan kembangan
jurusnya. "Benarkah dia susiokku" Aneh" Pikir Tek Hoat. Tetapi, tidak punya cukup waktu dia menganalisa keanehan
tersebut karena dia masih tetap dalam posisi yang
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
didesak, dan lebih banyak bertahan ketimbang
menyerang. "Ayo anak muda, masakkan segini saja
kemampuanmu?" terdengar suara Ban Hok Lokay
memancing Tek Hoat.
Tetapi Tek Hoat tidak terpancing emosinya. Dia tetap menjaga diri dengan ketat dan setelah terjadi beberapa kali benturan, dia sadar bahwa meski kekuatan tanaga saktinya tidak sekuat kakek itu, tetapi dia tidak akan terluka dan jatuh jauh dibawahnya. Dia masih memiliki tenaga muda dan nafas yang lebih panjang dan alot
ketimbang kakek tua itu.
Dengan jurus gubahan dari Hang Liong Sip Pat Ciang, yakni Sin Liong Cap Pik Ciang, dia mulai bergerak-gerak lincah dengan mulai mengurangi tekanan kakek itu.
Keberaniannya membentur tenaga kakek tua itu dengan tenaga terukur dan kecepatannya bergerak membuat
perlahan lahan perkelahian itu menjurus kearah
seimbang. Mau tidak mau para penonton, termasuk
Pangcu Kaypang menjadi gembira dan mulai berdesis
kagum sambil memberi semangat bagi Tek Hoat.
Posisi itu, juga membuat Tek Hoat menjadi lebih
bersemangat dan memainkan semua jurus Sin Liong Cap Pik Ciang (Delapan Belas Jurus Naga Sakti). Akibatnya, pukulan-pukulannya bagaikan menderu-deru menerpa
alam sekitar dan mulai menghadirkan ancaman bagi
kakek tua itu. Tetapi, begitupun, keunggulan Ban Hok Lokay, yakni pemahaman atas ilmu-ilmu Tek Hoat sangat membantunya. Meskipun jurus hebat dimainkan Tek
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Hoat, tetapi dia mampu mengantisipasi dan
mementahkan serangan serangan tersebut dengan
mudahnya. Alhasil, pertarungan itupun menjadi semakin seru.
Memang, Tek Hoat masih sedikit dibawah angin, tetapi untuk mengalami kekalahan nampaknya bukan perkara
mudah. Apalagi, dengan perimbangan yang sangat tipis, membuat meraih kemenangan dari pertarungan itu
menjadi susah. Apalagi, ketika kemudian Tek Hoat
memainkan Hang Liong Sip Pat Ciang yang segera
disambut Ban Hok Lokay dengan tawa:
"Hahahahaha, Hang Liong Sip Pat Ciang dengan
tenaga keras yang berbeda ternyata cukup lihay juga.
Hm, tidak memalukan" Sambil berseru demikian, dengan cepat kakek itu kemudian nampak bersilat dengan gaya berbeda.
Nampaknya kakek tua itu mengenal Hang Liong Sip
Pat Ciang dan memiliki jurus khusus untuk
menghadapinya. Benar juga, nampak kakek itu bergerak-gerak mantap, tetapi kokoh. Tangannya bergerak dengan pengerahan tenaga sakti yang luar biasa, mirip tameng yang digempur dari belasan arah oleh pukulan-pukulan ampuh Tek Hoat.
Sekilas nampak Tek Hoat yang menguasai arena,
tetapi yang sebenarnya, semua serangannya membal
dan bisa diduga oleh kakek tua itu. Dan, jelas sekali jika jurus itu memang disiapkan Ban Hok Lokay untuk
menandingi Hang Liong Sip Pat Ciang. Tek Hoat yang
bergerak gagah dan dalam penguasaan tertinggi untuk TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
ilmu pusaka Kay Pang ini juga tidak mampu menerobos pertahanan lawan. Bahkan sampai pada jurus ke-10 dari rangkaian ilmu pusaka itu, dia masih tidak sanggup
menerobos tameng yang diciptakan Ban Hok Lokay.
"Hm, tidak mengecewakan. Suhumu mencapai
tingkatan sepertimu ini diusia yang lanjut, setidaknya diusianya yang ke-60-an. Tetapi kamu sudah mencapai tahapan ini sungguh mengagumkan" bahkan masih
sempat Kakek itu memuji kemampuan Tek Hoat tanpa
meninggalkan celah buat menerobosnya dengan ilmu
pusaka Kay Pang itu.
Semakin sengit dan semakin lama, pertempuran itu
semakin meningkat tajam. Tiba-tiba Kakek tua itu
berseru: "Awas anak muda, aku akan menyerang"
Sadar bahwa lawan mengenal ilmu tersebut, maka Tek
Hoat yang cukup cerdik mencoba-coba beberapa
penemuannya sendiri atas pendalaman ilmu Hang Liong Sip Pat Ciang. Dan ketika kakek itu membuyarkan
tamengnya dan balas menyerang pada jurus ke-14, tiba-tiba Tek Hoat melihat kemungkinan yang lain dari ilmu itu. Persis seperti teori keseimbangan antara yin dan yang, antara kuat dan lembut, yang akan sanggup
menerima kekuatan manapun.
Mengalahkan keras dengan lembut atau bahkan
menenggelamkan lembut atau keras dalam
keseimbangan keras dan lembut. Tiba-tiba, tubuhnya
yang tegak dan kokoh bergerak dalam unsur cepat dan TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
lemas, menyongsong serangan Ban Hok Lokay yang
mengejarnya. Bukannya bergeser kekiri sesuai dengan jurus ke-15, melainkan dengan unsur lemas dia justru menyongsong serangan Ban Hok Lokay.
Akibatnya, justru Ban Hok Lokay yang terkejut, karena kembangan ini bersifat baru, tetapi justru merusak
konsentrasinya atas pemahaman ilmu ini. Seharusnya
Tek Hoat menyingkir kekiri, tetapi malah menyambut
bahaya dengan gerak cepat dan lemas sehingga sasaran itu bergerak dan berubah arah dan otomatis
membuyarkan serangan hebat yang dipersiapkan Ban
Hok Lokay. Kehilangan lawan dan sasaran dan bahkan sasaran itu mendekati dirinya, membuat persiapan jusur mematikan untuk menundukkan Hang Liong Sip Pat Ciang menjadi
buyar. Bahkan, akibat lalai sedikit, kini sebaliknya dia dicecar oleh Tek Hoat yang kemudian merubah ilmunya dengan kombinasi Hang Liong Sip Pat Ciang dan Tah
Kauw Pang. Dan inilah arena paling kini dimana anak murid Kay
Pang dengan mata telanjang menyaksikan ilmu-ilmu
ampuh dan pusaka Kaypang dimainkan secara sangat
indah, kokoh dan luar biasa kuat menghadapi tetua
mereka sendiri. Secara tidak sadar, penilaian mereka atas Tek Hoat melonjak sangat jauh dan membuat mereka
semakin mengidolakan anak muda putra pangeran yang
tidak keki berpakaian pengemis. Terlebih, anak muda itupun sangat pandai bergaul dan membawa diri di
tengah kelompok pengemis.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Kini, mereka sempat menyaksikan betapa Ban Hok
Lokay rikuh dan sibuk meladeni gabungan Tah Kauw
Pang dan Hang Liong Sip Pat Ciang yang dimainkan oleh tokoh paling sempurna menguasainya setelah Kiong
Siang Han wafat.
Dan memang sangat luar biasa, gerakan-gerakan
tangan Tek Hoat bergerak-gerak dalam pukulan dan
totokan dengan tenaga yang bisa dikerahkan dan
merubah tangannya bagaikan tongkat hijau pusaka Kay Pang. Apalagi, setelah Tek Hoat sempat dliatih Kiang Sin Liong dalam Toa Hong Kiam Sut, merubah tenaga
menjadi hawa pedang.
Dalam kecerdikannya, Tek Hoat kemudian menggubah
kekuatannya dan merubah tangannya untuk bisa
mengeluarkan hawa pedang ataupun menjadi tongkat.
Dan kondisi inilah yang membuat kakek Ban Hok Lokay jadi kerepotan menghadapi Tek Hoat dalam inovasi
jurus-jurus barunya.
"Hebat-hebat anak muda. Tidak sia-sia suheng
mendidikmu"
Kali ini, pujian kakek tua itu terdengar tulus. Karena betapapun, dia memang menjadi kagum melihat
beberapa perubahan yang dahsyat yang mampu
dikeluarkan dan diterpakan atas dirinya oleh murid
suhengnya ini. Tetapi, betapapun dia mengenal landasan dan saripati kedua ilmu itu, karena diapun memang
warga Kaypang. Karena itu, meski terdesak sesaat, tetapi kakek yang sangat matang dalam ilmunya mampu
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
perlahan menemukan keseimbangan dan kemudian
kembali mampu mengimbangi Tek Hoat.
"Anak muda, aku tahu suheng sempat melatih ilmu
lain yang katanya luar biasa hebatnya. Apakah
engkaupun rada pelit menunjukkannya kepada pengemis tua ini" Terdengar Ban Hok Lokay menantang Tek Hoat mengeluarkan ilmu-ilmu andalan lainnya.
Bagi Tek Hoat, dia masih menahan untuk
mengeluarkan Pek Lek Sin Jiu dan terutama Sin kun Hoat Lek gubahan termutakhir dan sangat mujijat dari
gurunya. Tetapi menghadapi kakek tua yang hebat ini, dia seperti sedang belajar dan diajar, karena kakek tua ini memahami ilmunya dan dasar-dasar ilmunya. Karena itu, dia menjadi tidak ragu mengeluarkan Pek Lek Sin Jiu.
"Hm, ini pasti Ilmu Pukulan Guntur itu. Hebat, suheng memang beruntung mampu melatih ilmu mujijat ini"
Dikeluarkannya ilmu pukulan guntur membuat
suasana menjadi riuh rendah. Dan secara otomatis
membuat semakin banyak orang terbangunkan oleh
suara pekak ini. Bahkan beberapa waktu sebelumnya,
disamping Ceng Liong sudah berdiri para pendekar muda lainnya: Mei Lan, Giok Lian yang memandang ke arena dengan wajah cemas, Kwi Beng dan Kwi Song.
Dan bahkan kemudian berturut turut baik Barisan 6
Pedang maupun Lo Han Tin Siauw Lim Sie juga telah
berada di luar arena. Dan berarti Siauw Lim Sie
Ciangbunjin juga sudah berada disekitar tempat itu. Dan benar saja, tidak berapa lama, bahkan juga dengan
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Ciangbunjin Bu Tong Pay sudah berdiri berendeng
dengan Pangcu Kaypang dan Ciangbunjin Siauw Lim Sie.
Pertempuran yang berlangsung seru itu pada akhirnya memancing banyak tokoh, atau bahkan hampir semua
tokoh pendekar untuk berkumpul di tempat itu.
"Amitabha, Sungguhkah tokoh ini masih hidup?"
terdengar Ciangbunjin Siauw Lim Sie berbisik sambil memandang penuh ragu kearah Pangcu Kaypang dan
Ciangbunjin Bu Tong Pay. Dan yang dipandangi juga
berdiri dalam keheranan yang sangat.
"Omitohud, Tokoh ini sudah berusia 100 tahun lebih.
Bila memang benar dia" sahut Ciangbunjin Bu Tong Pay yang dianggukkan kedua kawan sejawatnya.
Sementara itu, semua pukulan memekakkan telinga
dan membawa hawa panas luar biasa itu dihadapi
dengan serius oleh kakek Ban Hok Lokay. Dan kali ini, nampaknya dia memang tidak cukup mengenal
keampuhan jurus-jurus maut dari Ilmu Pukulan Guntur.
Tetapi, hawa panas dan suara memakakkan telinga
mampu dilawannya tanpa mendatangkan kesulitan
baginya. Dan nampaknya, meski pukulan-pukulan maut
menggelegar itu banyak terlontar, tetapi masih sanggup dimentahkannya. Memang hebat kakek tua ini. Tetapi
begitupun, pandangan Ban Hok Lokay atas Tek Hoat juga sudah meningkat tajam. "Tidak sia-sia suheng
menyiapkannya" batinnya.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Tetapi, begitupun, naluri sebagai pesilat membuat
kakek ini harus menunjukkan sesuatu agar tidak malu dia mengaku sebagai salah satu tetua dan sesepuh Kaypang.
Karena itu, pada ujung-ujung penggunaan ilmu
pamungkas Pek Lek Sin Jiu yang dikiranya pastilah
sangat hebat, diapun mulai mengantisipasi dengan ilmu andalannya. Dan keuntungannya adalah, Tek Hoat
pastilah sama sekali tidak mengenal ilmu dan jurusnya tersebut.
Kakek tua ini berharap unsur tersebut akan
menguntungkannya dan membuatnya menyelesaikan
pertandingan dalam posisi yang memang diharapkannya: Memberi pelajaran kepada penerus Kaypang. Karena
memang, kakek ini adalah putera bekas Pangcu Kaypang yang mengangkat Kiong Siang Han sebagai murid,
sekaligus guru Kiong Siang Han yang pertama dan
mewariskan jabatan Pangcu Kaypang kemudian.
Sebelum mengeluarkan jurus pamungkas Pek Lek Sin
Jiu, mata awas dan mata batin Tek Hoat menangkap
sesuatu yang aneh dari gerak-gerik Ban Hok Lokay. Dia seperti melihat percikan-percikan atau aliran hawa
berkilat yang menggetarkan hatinya.
Untunglah, Tek Hoat sudah disiapkan sebelumnya oleh Liong-i-Sinni, sehingga sanggup menangkap getaran
mujijat yang terangkum dalam jurus lawannya. Apalagi kemudian terdengar suara aneh yang sangat
berpengaruh: "Anak muda, engkau tidak akan lulus ujian jika tidak sanggup menahan jurus ini"
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Hm, tidak ada cara lain .... mohon doa restu suhu
yang mulia" sambil kemudian Tek Hoat menyiapkan
dirinya dalam pengerahan kekuatan batin dan kekuatan tenaga sakti dalam jurus Sin Kun Hoat Lek. Sebuah jurus mujijat terakhir yang diciptakan mendiang Kiong Siang Han bagi murid terakhir yang dikasihinya itu.
Jurus ini pada dasarnya memang mewakili unsur
"keras" tetapi dalam kemasan pengerahan tenaga batin (berunsur magic " mistik) dan pengerahan tenaga sakti (iweekang) secara bersamaan. Karena itu, pengaruhnya bahkan mampu mengatasi pengaruh sihir dan pengaruh
ilmu hitam dan menenggelamkannya.
Dan dengan jurus itulah Tek Hoat menyandarkan
perjuangannya mempertaruhkan nama baik Kay Pang
dan keselamatan dirinya, Dia sadar, bahwa kakek tua ini memang memiliki tingkatan yang sejajar dengan
gurunya, tetapi dia yang telah disiapkan gurunya sampai pada ajalnya, masakan harus merelakan nama guru dan Kaypang rusak oleh tekanan Ban Hok Lokay, meski kakek itu adalah paman gurunya" Tentu saja tidak.
Dan terjadilah satu keanehan, tentu dimata mereka
yang berilmu cetek. Bahkan juga masih mempengaruhi
Ciangbunjin Bu Tong Pay, Siauw Lim Sie dan Pangcu
Kaypang. Hanya para pendekar muda sajalah yang
menangkap perkelahian itu secara wajar.
Karena bagi yang masih cetek, mereka melihat seakan akan kakek tua itu berubah menjadi burung rajawali, sementara Tek Hoat bagaikan bongkahan cahaya yang
memancarkan cahaya mengkilat. Dimata para
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
ciangbunjin itu, berganti-ganti sosok Ban Hok Lo Kay dan Tek Hoat.
Kadang menjadi burung rajawali dan bongkahan
cahaya, tapi lebih sering bentuk asli keduanya. Dan burung rajawali itu kemudian beterbangan mengelilingi Tek Hoat atau bungkahan cahaya yang selalu
melontarkan jilatan cahaya itu kearah mana sang
Rajawali terbang menyerang. Padahal, pada


Kisah Para Naga Di Pusaran Badai 2 Karya Marshall di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kenyataannya kakek tua, Ban Hok Lo Kay memang
menyerang dengan unsur ilmu mujijatnya, Pukulan
Rajawali Sakti " Kim Tiauw Kun yang didalami, dijiwai dan disempurnakannya dengan kekuatan batin dan
tenaga saktinya.
Dipikirkannya dengan ilmu itu dia akan sanggup
mengalahkan atau setidaknya mengimbangi Kiong Siang Han. Tetapi, kini menghadapi murid suhengnya saja, dia sadar bahwa dia tidaklah unggul mutlak jika tidak disebut imbang. Pukulan mujijatnya ini ternyata ada
imbangannya dari pihak suhengnya. Keunggulannya
hanya di kematangan dan pengalaman, sementara
keuletan dan tenaga saktinya rasanya tidak terpaut jauh dengan anak muda ini.
Terang, jika diteruskan nafasnya akan tidak sanggup, tidak memadai buat mengalahkan Tek Hoat. Saatnya
menjaga mukanya. Dan kembali kealasan pertama,
bahwa jika ada yang mengimbanginya, maka Kaypang
berhak maju melawan Thian Liong Pang. Tetapi, dia ingin mencoba sekali lagi.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Toch anak itu masih muda, masakan tenaga sakti dan
tenaga batinya memadai merendengiku" Begitu kira-kira kata hati Ban Hok Lokay. Dan dimata para penonton
yang berkepandaian rendah, burung Rajawali itu
membesar dan membesar untuk kemudian menerkam
bongkahan cahaya yang nampak meluncur memapak
serangan Rajawali besar itu.
Nyatanya, kakek Ban Hok Lokay mengerahkan kedua
tangannya dan menerjang dalam gabungan tenaga batin dan tenaga kerasnya dan berbenturan dengan lontaran tenaga sakti Tek Hoat. Kesudahannya, Rajawali besar itu terlontar kebelakang, sementara bongkahan cahaya
mengkilat itu juga terlontar kebelakang.
Baik Tek Hoat maupun Ban Hok Lokay terdorong
mundur kebelakang, hanya jika Kakek itu terdrong
sampai 3-4 langkah, maka Tek Hoat terdorong sampai 4-5 langkah. Dan keduanya nampak berhadapan dan saling tatap secara serius, dengan rona bangga tak terelakkan dari mata Ban Hok Lokay.
Betapapun, suhengnya yang dipenasarinya karena
memang tak pernah sempat mengalahkannya ternyata
telah mempersiapkan orang guna membela Kaypang.
Tidak mengecewakan dan bukankah bahkan harus
disyukuri":
"Anak muda, lohu mengikhlaskan Kaypang untuk ikut
bertarung. Tetapi, harap engkau ingat, tokoh-tokoh
seangkatanku juga ada beberapa dipihak mereka.
Engkau dan kawanmu yang hebat itu (menunjuk Ceng
Liong) perlu sangat berhati-hati kelak."
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Terima kasih atas pengajaran susiok" ujar Tek Hoat merendah sambil kemudian membersihkan keringat yang menetes.
"Koko, engkau tidak apa-apa?" kedua dara muda
meloncat mendekati Tek Hoat. Mei Lan dan Giok Lian.
Tetapi gaya meloncat kedua nona itu membuat Ban
Hok Lokay kaget dan tertegun. Begitu ringan, begitu cepat dan hampir sulit dipercayainya. Setelah Ceng Liong dan Tek Hoat ternyata masih ada lagi tokoh muda lain yang tak kalah hebatnya" "Luar biasa, sungguh luar
biasa" batinnya.
"Tidak apa-apa Lan Moi dan Lian Moi, beliau adalah
susiokku, sute dari suhu yang mulia dan adalah salah sau sesepuh Kaypang. Adikku dan engkau Lian Moi, beri
hormat kepada susiok"
"Menghadap locianpwe yang mulia" kedua gadis
serempak menghadap Ban Hok Lokay yang masih
memandangi keduanya dengan kagum.
"Hm, anak-anak muda yang hebat. Sudahlah" dan dari
kedua tangannya mengalir serangkaian tenaga yang
menahan kedua gadis muda untuk menekuk badan
menghormat. Dan kembali kakek tua itu kagum, karena merasa bahkan kedua anak muda ini juga takkan ada
dibawah Tek Hoat. Dan Mei Lan serta Giok Lian juga
sadar, bahwa serangkum tenaga lunak yang menahan
mereka luar biasa hebatnya. Terlalu hebat malahan
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Mohon petunjuk sesepuh yang mulia" terdengar
suara Kim Ciam Sin Kay yang datang menjumpai Ban Hok Lokay.
"Hm, sesungguhnya tidak ada niatku untuk kembali
berkeliaran. Tetapi, tokoh-tokoh hebat di Thian Liong Pang membuatku khawatir jika Kaypang kurang kuat
menghadapinya"
"Amitabha, siancai-siancai. Ternyata tetuah Kaypang Ban Hok Lokay berusia begitu panjang. Selamat-selamat"
terdengar Ciangbunjin Siauw Lim Sie memuji kebesaran Budha untuk Ban Hok Lokay.
"Ach, selama lebih 40 tahunan lohu bersembunyi dan
bertapa. Tetapi toch, tetap terpancing juga dengan
getaran-getaran batin akibat meluruknya banyak tokoh aneh dan tokoh hebat ke Tionggoan"
"Omitohud, Adalah berkah bagi Tionggoan bahwa
locianpwe masih berkenan turun dari tempat menyepi"
"Sebetulnya lohu masih berharap suheng yang akan
memimpin Kaypang. Tetapi rupanya dia sudah
menyiapkan muridnya. Dan, ach, lohu tidak sempat
bertemu suheng untuk yang terkahir kalinya. Sungguh sayang dia telah mendahului lohu dengan tubuh tua ini"
"Kaypang akan terbantu jika sesepuh ikut membantu
perjuangan ini" terdengar Pangcu Kaypang berkata.
"Pangcu, aku sudah memutuskan tidak mencampuri
urusan ini. Lagipula, ada urusan 50 tahun lalu yang TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
sekalian harus dituntaskan dan memaksaku kembali
kleuyuran diluar, selain juga terpancing oleh getaran-getaran aneh dan hebat yang memasuki Tionggoan"
"Hm, untungnya engkau masih ingat urusan itu"
terdengar sebuah getaran suara yang luar biasa kuatnya mengalun diudara. Dan anehnya, suara itu mengaung-ngaung dan tidak dengan segera berhenti, sebaliknya bergema berulang-ulang diudara. Akibatnya sungguh luar biasa. Dengan segera banyak pesilat yang
berkemampuan terbatas menutup telinga dan bahkan
mulai meringis kesakitan akibat gelombang suara itu.
Melihat keadaan itu, tiba-tiba Ceng Liong bersedekap dan tak lama kemudian terdengar sebuah suara lain
mengalun darinya:
"Tidak layak memamerkan kekuatan dan menyerang
secara menggelap"
Dan suara itupun terdengar mengambang tetapi
dengan cepat menyergap suara yang dilontarkan
penyerang tadi. Dan perlahan-lahan, suara yang
menyerang tadi sirap sementara kaum pendekar yang
terserang secara parah perlahan-lahan mulai menemukan keseimbangan mereka kembali. Tetapi, tetap tidak ada yang tahu siapa gerangan penyerang gelap itu Nampak Ban Hok Lokay, sekejap memandang Ceng Liong dan
berkata: "Hebat anak muda, erangan singa jantanpun ternyata
bisa engkau ladeni dan bahkan jinakkan. Tibalah
urusanku untuk diselesaikan dengannya" dan dengan
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
kalimat itu, tiba-tiba Ban Hok Lokay menghadap kearah Kim Ciam Sin Kay. Mulutnya tidak bergerak-gerak, tetapi beberapa orang menduga, dia sedang menyampaikan
sesuatu kepada Pangcu Kaypang.
Dan bahkan beberapa saat kemudian Pangcu Kaypang
nampak terhuyung kebelakang dengan wajah pucat, dan pada saat bersamaan Ban Hok Lokay menggerakkan
tubuhnya dan sekejap kemudian tubuh tua itu sudah
lenyap dari pandangan mata banyak orang. Tetapi,
masih terdengar sebuah suara, dan kali ini bukan hanya Pangcu Kaypang seorang yang mendengarkan:
"Pangcu, sudah waktunya Kaypang melakukan
penyegaran. Terserah Pangcu menanggapi usulan lohu.
Selamat tinggal"
Dan adalah Kim Ciam Sin Kay yang masih berwajah
pucat itu mengangguk-angguk dan kemudian berbisik,
"Baik ..... baik ....... terima kasih sesepuh" dan
selanjutnya keadaan menjadi sepi kembali. Ceng Liong yang bermata awas yang kemudian meloncat kearah Kim Ciam Sin Kay dan kemudian menyapa sang Pangcu:
"Pangcu, ada sesuatu yang kurang beres?"
"Tidak, tidak. Semuanya baik baik saja Duta Agung"
dengan wajah kecut Kim Ciam Sin Kay menjawab.
Bahkan kemudian melanjutkan kepada semua hadirin:
"Maafkan, urusan dalam Kaypang mengganggu
istirahat saudara-saudara. Kami kedatangan sesepuh
yang sudah 40 tahun lebih menghilang. Tentunya sangat TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
mengagetkan, terutama karena begitu banyak kabar
menegangkan yang ternyata disampaikannya kepada
kita. Biarlah kita membahasnya besok pagi sebelum
melanjutkan perjalanan. Sebaiknya saudara-saudara
melanjutkan istirahat yang terganggu. Maafkan, Kaypang harus menyelesaikan satu urusan internalnya dengan
segera". Hanya beberapa orang yang maklum, bahwa
kedatangan Ban Hok Lokay pasti menyebabkan sesuatu
yang perlu dibahas segera. Dan karena sang Pangcu
sudah menyatakan demikian, maka tidak ada seorang
tokohpun yang berkeinginan untuk merecoki urusan
dalam Kaypang tersebut.
Maka perlahan lahan semua tokoh berlalu, bahkan
juga semua pendekar muda telah meninggalkan tempat
itu. Dari semua tinggal Ceng Liong yang masih bertahan, karena memang dia bermalam di kompleks Kaypang.
Ceng Liong selanjutnya mendekati Pangcu dan berkata dengan berbisik:
"Pangcu, engkau tidak bisa mengelabuiku. Bukankah
locianpwee itu menyerang dengan kekuatan suaranya?"
Nampak Kim Ciam Sin Kay memandang Ceng Liong
dengan kecut dan kagum. Memang benar, Ban Hok
Lokay tadi sebelum pergi sempat menyerangnya dengan kekuatan suara atau tepatnya dengan getaran suara
yang hanya terasa oleh dirinya sendiri. Dan tenaga
dalamnya sudah tergetar dan terluka cukup parah. Dan ternyata episode itu masih tertangkap oleh indra halus Ceng Liong, sungguh hebat memang.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Benar Duta Agung, sesepuh kami itu memang
terkenal binal sejak masa Guru Besar Kiong Siang Han.
Untunglah dia bisa dikendalikan pada saat itu"
"Sebaiknya Pangcu beristirahat, tenangkan pikiran
sejenak. Alirkan semua jalan darah dan aliran tenaga secara perlahan dan biarkan kucoba membantu
sebisanya" terdengar suara Ceng Liong menjadi sangat berwibawa. Tetapi anehnya, Kim Ciam Sin Kay
merasakan sebuah kekuatan luar biasa kembali
menerpanya, tetapi membantunya menata kembali
tenaganya yang tercerai berai oleh hentakan suara Ban Hok Lokay sebelumnya.
Ceng Liong, sebagai pewaris Giok Ceng Sin Kay yang
sudah dalam taraf luar biasa hebatnya, tentunya juga mewarisi kemampuan mengobati dari kehebatan sinkang Giok Ceng itu. Bahkan hebatnya, diapun sudah sanggup mengerahkan kekuatan mujijat mengobati itu baik lewat suara dan juga tatapan matanya. Karena itu, tidak heran jika kemudian Kim Ciam Sin Kay merasakan kesegaran
yang hilang perlahan-lahan mulai tertata kembali. Dan tidak lama kemudian, dengan penuh pandangan terima
kasih dia menatap Ceng Liong dan berkata:
"Terima kasih Duta Agung"
"Sudah waktunya beristirahat Pangcu" ujar Ceng Liong kemudian sambil menarik pengerahan kekuatan
iweekangnya tadi. Betapapun, meski tidaklah terlampau lama, tetapi pengerahan kekuatan dengan caranya tadi membutuhkan waktu untuk penyegaran dirinya kembali.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Benar Duta Agung, silahkan beristirahat. Lohu masih harus menyelesaikan urusan besar Kaypang sebelum
beristirahat. Kedepannya, sangatlah diharapkan bantuan dan dukungan Duta Agung bagi Kaypang"
"Sudah tentu Pangcu. Bukankah memang sudah
seharusnya begitu"
"Hahahaha, baiklah Duta Agung, selamat beristirahat lebih dahulu. Kami harus menyelesaikan sesuatu sebelum beristirahat"
"Baiklah, selamat malam Pangcu"
Ceng Liong sadar, bahwa Kaypang hendak
merundingkan sesuatu yang sangat internal dan rahasia.
Karena itu dia sadar, bahwa sudah saatnya dia
beristirahat terlebih dahulu. Setelah memberi hormat kepada semua sesepuh Kaypang Ceng Liongpun berlalu
menuju tempat istirahatnya. Dan malampun terus berlalu dengan kesibukan di pihak Kaypang. Kesibukan apakah itu"
Semua tokoh utama Kaypang yang hadir, termasuk
Tek Hoat masih sempat membahas tokoh aneh bernama
Ban Hok Lokay, sute Kiong Siang Han yang sangat hebat itu. Bahkan, para tokoh Kaypang, terutama Kim Ciam Sin Kay, Pengemis Tawa Gila, kedua Hu Hoat, memberi
selamat kepada Tek Hoat dan baru kali ini mereka
membuktikan kehebatan murid terakhir Kiong Siang Han.
Tetapi, setelah itu Kim Ciam Sin Kay sang Pangcu,
mengajak semua tokoh utama termasuk perwakilan dari TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
berbagai cabang yang hadir untuk merundingkan
sesuatu. Perundingan itu berjalan sampai menjelang pagi dan hanya beberapa jam saja kelompok Kaypang sempat beristirahat untuk melanjutkan pembahasan dan
kemudian perjalanan menuju Kwi Cu.
==========================
Dan, pagi hari ketika tokoh-tokoh utama berkumpul
kembali, sesuatu yang mengejutkan segera dihadapi
semua. Terutama ketika Pangcu Kaypang, Kim Ciam Sin Kay tidak menunjukkan diri, tetapi Kaypang kini diwakili seorang anak muda penuh senyum dan bahkan
ditangannya adalah TAH KAUW PANG, tanda seorang
Pangcu Kaypang.
Ketika semua orang memandang Tek Hoat dengan
penuh keheranan dan tentu keheranan itu perlu dijawab, maka adalah Pengemis Tawa Gila yang kemudian
nampaknya memang dipilih menjadi juru bicara yang
bertugas menerangkan apa yang terjadi:
"Cuwi yang terhormat, Pangcu kami, Kim Ciam Sin Kay sedang dalam keadaan sakit. Tetapi Kaypang tidaklah mungkin mundur dalam upaya melawan Thian Liong
Pang yang sudah sedemikian jauh ini. Karena itu, beliau memutuskan bersama kami semalam untuk menetapkan
PEJABAT PANGCU, Liang Tek Hoat untuk memimpin
Kaypang. Peresmian Pangcu baru kami ini, nanti akan dilakukan pada pertemuan besar Kaypang 2 tahun
kedepan. Harap dimaklumi, harap dimaklumi semuanya"
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Siancai, siancai, Amitabha. Sahabat Kim Ciam Sin Kay terluka" Sungguh disesalkan. Tetapi, bagaimanapun
selamat bagi Pejabat Pangcu" terdengar suara
Ciangbunjin Siauw Lim Sie yang selalu sabar dan bijak.
"Duta Agung Lembah Pualam Hijau memberi salam
dan ucapan selamat bagi Pejabat Pangcu Kaypang yang baru" Ceng Liong juga maju memberi selamat. Dia satu-satunya yang bisa mengerti alasan Kim Ciam Sin Kay
mundur, karena memang tenaga dalamnya goyah cukup
parah meski telah diobatinya semalam.
"Omitohud, kami Bu Tong Pay juga mengucapkan
selamat bagi Pejabat Pangcu Kaypang yang baru"
Dan akhirnya semua tokoh utama bergiliran memberi
salam dan selamat kepada Liang Tek Hoat yang pada
malam menjelang subuh didaulat oleh Kim Ciam Sin Kay untuk memimpin Kaypang. Meskipun berat menerima,
tetapi setelah didesak semua tokoh utama Kaypang,
akhirnya Tek Hoat menerima.
Apalagi setelah Kim Ciam Sin Kay menyatakan bahwa
dia sempat didatangi Kiong Siang Han untuk
membantunya membawa Tek Hoat sebagai tokoh
Kaypang suatu saat. Dengan berat Tek Hoat menerima
jabatan itu hingga menunggu Pertemuan Besar Kaypang pada 2 tahun kedepan. Kim Ciam Sin Kay sendiri, sang Pangcu sebelumnya, merasakan betapa tenaganya
sangat terguncang, meskipun telah disembuhkan Ceng
Liong. TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Tetapi, untuk menggunakan kekuatan itu dalam
pertempuran dan banyak bergerak dengan kekuatan
tenaga dalam, sungguh akan sangat mengganggu. Itulah sebabnya dia meminta tanggapan para tokoh Kaypang,
dan akhirnya semua sepakat untuk 2 tahun kedepan,
meski Pangcu Kim Ciam Sin Kay masih menjabat, tetapi Tek Hoat akan menjadi Pejabat Pangcu yang
menjalankan tugas-tugas Pangcu.
Adapun Kim Ciam Sin Kay telah menjelaskan, bahwa
dalam 2 tahun kedepan, dia harus berjuang memulihkan kekuatan Tenaga Dalamnya. Dan tentu dilakukannya
secara tertutup di markas besar Kaypang. Bahkan pagi itu juga, Kim Ciam Sin Kay sudah berjalan balik menuju markas Kaypang.
Dan perundingan para tokoh itupun berlangsung tidak lama. Karena kekuatan lawan memang sudah diprediksi sangat hebat, maka informasi bahwa ada tokoh-tokoh
misterius dan sepuh dipihak lawan telah diantisipasi.
Yang lama dipercakapkan hanyalah proses perjalanan
menuju Kwi Cu, ke markas Kaypang yang disiapkan
menjadi landasan penyerangan ke markas Thian Liong
Pang Kwi Cu. Rombongan pendekar akan terbagi 3, dimana masing-
masing rombongan akan dikawal oleh 3 Barisan
Istimewa: Barisan 6 Pedang, Lo Han Tin dan Kay Pang Cap It Hohan. Barisan atau rombongan pertama akan
dikawal oleh Barisan 6 Pedang, dan Kiang Ceng Liong akan berada bersama Liang Mei Lan di Barisan Pertama itu.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Barisan kedua adalah rombongan kedua yang akan
dikawal oleh Kay Pang Cap It Hohan dan disana juga ada Pangcu Kaypang baru, Liang Tek Hoat bersama
Siangkoan Giok Lian. Kemudian di rombongan ketiga,
dikawal Lo Han Tin Siauw Lim Sie dan juga sepasang
pendekar kembar Siauw Lim yang akan mengikuti
mereka. Tokoh-tokoh utama akan berada di rombongan
pertama, yakni Ciangbunjin Siauw Lim, Bu Tong,
Pengemis Tawa Gila dan Sian Eng Cu Tayhiap.
Sementara semua tokoh utama Kaypang berada bersama
Tek Hoat, kecuali Pengemis Tawa Gila yang bergabung dengan rombongan pertama.
Masing-masing rombongan memang dikawal oleh


Kisah Para Naga Di Pusaran Badai 2 Karya Marshall di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sepasang pendekar muda yang bertugas untuk
mengawal rombongan besar agar tidak dicelakai lawan.
Tidak heran jika kemudian keenam pendekar muda lebih banyak tidak berada dalam rombongan, tetapi berjalan terpisah dari rombongan untuk mengamankan perjalanan rombongan besar tersebut.
Tetapi, ketiga pasang anak muda yang bertugas itu,
berjalan dalam kondisi hati yang berbeda-beda: Seperti Ceng Liong dan Mei Lan, yang pada dasarnya keduanya sudah saling tahu dan mengerti bahwa mereka saling
menyukai dan saling mencintai. Tetapi, persoalan Ceng Liong yang rumit, membuatnya sulit memperlakukan Mei Lan sebagai kekasih.
Padahal, ketika berjauhan, hanya sosok gadis ini yang selalu berada dalam pikirannya. Tetapi, ketika
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
berdekatan, bayangan perbuatannya dengan Giok Hong
meski tak pasti benar, menahannya untuk mencurahkan rindunya kepada Mei Lan. Sementara Mei Lan sendiri, tentu merasa "gengsi" untuk bertindak duluan
memperlakukan Ceng Liogn dengan mesra dan sebagai
kekasih. Bukankah harus lelaki duluan" Pikirnya. Jadilah keduanya berjalan dengan rasa cinta dan rasa galau
sekaligus. Sementara kedua pendekar kembar, Kwi Beng dan Kwi
Song, berjalan dalam keadaan perasaan tak menentu.
Kwi Song menemukan kenyataan bahwa Giok Lian telah
memilih Tek Hoat, dan pilihan gadis itu menemani Tek Hoat membuatnya tidak punya pilihan lain selain
menerima. Sementara Mei Lan, sejak dulu dia tahu dari gerak
geriknya kalau gadis itu menyukai Ceng Liong. Maka, nelangsalah hati anak muda ini. Sebaliknya, Kwi Beng, berjalan cukup mantap, dan dalam kenangan akan Li
Hwa, gadis yang bahkan usianya lebih beberapa tahun darinya. Jika Kwi Song telah sadar bahwa dia telah
kehilangan Giok Lian, maka Kwi Beng masih dalam
pengharapan akan gadis pujaannya.
Karena itu, dengan mudah Kwi Beng memberi petuah,
pesan dan menghibur adik kembarnya itu. Untungnya,
semangat Kwi Song terhitung sangat tinggi melawan
Thian Liong Pang, karena hanya kebanggaan itulah yang masih bisa direbutnya untuk saat ini. Apalagi, dia tahu benar, bahwa kemampuannya telah meningkat jauh
akhir-akhir ini.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Adalah pasangan yang lain yang berjalan dengan
berbunga-bunga: Tek Hoat dan Giok Lian. Meskipun
dalam tugas menuju pertempuran, tetapi keduanya
bagaikan sedang bertamasya saja. Apalagi watak
keduanya yang memang periang dan Tek Hoat yang
seperti tidak kehabisan bahan termasuk memuji dan
menyanjung kekasihnya.
Jadilah perjalanan mereka bagaikan sedang
bertamasya saja, penuh canda dan penuh gurauan-
gurauan khas anak muda yang sedang jatuh cinta.
Mereka berdua bahkan lupa dengan kedua pasangan lain yang berjalan dalam kondisi emosional yang berbeda
dengan mereka. Yang jelas, meski jalanan kurang bagus, dan areal yang mereka lewati hanya semak dan belukar, tetapi toch tetap terasa indah bagi mereka.
Benarlah kata orang-orang bijak: ketika jatuh cinta, maka keadaan apapun, kondisi apapun, akan terasa
sangat indah. Bahkan makanan kurang enakpun akan
terasa enak jika dinikmati dengan orang yang dicintai.
Semak dan belukarpun terasa seperti ngarai dan lembah yang indah jika dinikmati dengan orang tercinta.
Benarkah demikian" Setidaknya memang demikian jika
mengamati perjalanan kedua atau sepasang kekasih
yang sedang dimabuk cinta ini .....
Tetapi, diluar perkiraan, perjalanan menuju Kwi Cu
ternyata malah sepi dari gangguan. Tidak ada gerakan sama sekali dari pihak Thian Liong Pang untuk
menghambat perjalanan para pendekar menuju Kwi Cu,
bahkan tidak ada tanda-tanda memata-matai semua
rombongan tersebut. Bahkan ketika bermalam di
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
hutanpun, semua rombongan tersebut tidak mengalami
gangguan sedikitpun.
Dan ketika kemudian memasuki markas Kaypang di
Kwi Cu, tetap tidak kelihatan adanya upaya menghadang ataupun upaya lain untuk mencelakai rombongan besar itu. Kondisi ini menimbulkan spekulasi diantara para pendekar: Ada yang jumawa mengatakan "mereka
ketakutan dan kini bersembunyi.
Siapa yang berani melawan gabungan semua
perguruan besar di Tionggoan?", ada pula yang tetap was-was "jangan-jangan mereka sedang menyusun
kekuatan dan menanti untuk membokong kita". Tetapi, bagi yang lebih awas, terutama para tokohnya sudah
berpikir bahwa suasana tanpa penghadangan pasti
karena Thian Liong Pang telah menyiapkan rencana lain.
Tetapi soalnya adalah, "rencana apakah gerangan itu?"
Menjelang siang, semua kekuatan pengintai Kaypang
membawa laporan. Menyampaikannya kepada Pejabat
Pangcu, Liang Tek Hoat yang kali ini dalam jabatan
Pangcu nampak tidak dengan wajah biasanya yang
penuh senyum, tetapi lebih serius:
"Lapor pangcu, tidak nampak adanya tokoh-tokoh
utama Thian Liong Pang mndar-mandir seputar markas
mereka di Kwi Cu. Kekuatan dan jumlah merekapun tidak mengalami penambahan dalam 3-4 hari terakhir"
"Hm, baik. Ada berapa kira-kira kekuatan mereka"
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Jika tidak mengalami penambahan, maka jumlah
mereka tidaklah lebih dari 200 tokoh silat. Tetapi, rata-rata adalah biang pengacau rimba persilatan yang
menakluk kepada Thian Liong Pang"
"Apakah kalian yakin tidak ada tambahan tokoh aneh
dan lihay yang memasuki markas mereka?"
"Markas itu diawasi 24 jam oleh anggota kita Pangcu"
"Hu Pangcu, ada hal lainkah yang perlu ditanyakan?"
Tek Hoat memandang Pengemis Tawa Gila
"Jika Pangcu berkenan ada beberapa pertanyaan yang
perlu diajukan"
"Lakukan Hu Pangcu"
Pengemis Tawa Gila kemudian menoleh kepada para
pengintai Kaypang itu:
"Bagaimana dengan sudut-sudut strategis lain di kota dan luar kota Kwi Cu" Adakah pergerakan yang di luar kebiasaan"
"Sepengamatan kami, semua berjalan sesuai kesehari-
harian. Keluar masuk orang tidaklah melampaui yang
biasanya sehari-hari. Keluar masuk pedagang tidak
mengalami kenaikan ataupun penurunan. Nampaknya
semua berjalan secara normal Hu Pangcu"
"Termasuk jalur air?"
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Benar, termasuk jalur perairan juga tidak ada
pelayaran dengan jumlah penumpang dan gelagat
penumpang yang aneh"
"Benar-benarkah tidak ada kejadian aneh sedikitpun
menurut amatan kalian?"
"Kecuali 2 hal yang sulit kami percaya Hu Pangcu"
"Hal apakah itu?"
"Seminggu yang lewat, 7 orang pengintai di luar kota tiba-tiba pingsan tanpa sebab. Tetapi lebih 2 jam
kedepan, mereka siuman kembali tanpa ada gangguan
apapun. Keadaan mereka biasa-biasa saja, hanya
anehnya mereka bisa pingsan mendadak secara
bersama-sama. Tetapi, setelah diselidiki, tidak ada yang terluka dan tak ada tanda aneh lainnya di markas Thian Liong Pang dan di Kota Kwi Cu"
"Apakah tidak ada tanda sama sekali sebelum mereka
pingsan?" "Tidak ada selain ketujuh orang itu hanya mendengar suara mendesis dan seperti berbisik. Setelahnya mereka pingsan"
Nampak semua terdiam. Tek Hoat, Ceng Liong dan
beberapa orang maklum apa gerangan yang terjadi.
Mereka berdua mengangguk-angguk. Sementara itu, Hu
Pangcu kembali bertanya:
"Hanya itukah" Ada kejadian aneh lainnya"
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"3 Hari lewat Hu Pangcu. Cuma kali ini, ketiga pengintai kita tertidur selama 3 jam di sore hari setelah ketiganya mendengarkan suara ketawa aneh. Selain
kedua cerita aneh itu, tidak ada lagi yang lain"
"Baiklah, laporan mereka sudah cukup Pangcu"
"Terima kasih Hu Pangcu, kalian boleh keluar dahulu"
Tek Hoat kemudian mempersilahkan semua pengintai
keluar. Dan selanjutnya dia bertanya kepada Hu Pangcu:
"Bagaimana Hu Pangcu" Setidaknya kita tahu, dipihak lawan kekuatannya tidak bertambah. Tetapi, selain itu ada seorang atau 2 orang tokoh misterius yang muncul di Kwi Cu. Entah kemana mereka berpihak"
"Karena waktu serangan telah ditetapkan, sebaiknya
sore menjelang malam kita tetap bertindak. Menunda
waktu serangan akan semakin memperlemah moril
banyak pihak" tegas Hu Pangcu Pengemis Tawa Gila.
"Benar, tidak ada lagi waktu penundaan. Sebaiknya
kita beristirahat sejenak dan beberapa jam kedepan kita tuntaskan markas Thian Liong Pang di Kwi Cu, baru kita bersiap untuk hal yang lain lagi" Sian Eng Cu juga ikut bicara.
"Bagaimana menurut saudara saudara yang lain?" Hu
Pangcu Pengemis Tawa Gila meminta pendapat lain.
"Amitabha, jika memang sudah kita tetapkan
sebelumnya, sebaiknya kita taati bersama. Puncho
mendukung usulan tadi"
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Ucapan Ciangbunjin Siauw Lim Sie segera mendapat
tanggapan persetujuan dari semua, termasuk Lembah
Pualam Hijau, Bu Tong Pay dan tokoh-tokoh utama
lainnya yang hadir. Dan, akhirnya lonceng
penyeranganpun ditabuh .... tepat menjelang gelap jatuh keharibaan bumi ........................... Tetapi, Ceng Liong yang telah memberi persetujuan, nampak seperti sedang berprihatin dan sangat serius.
Akhir-akhir ini, Ceng Liong memang mengalami
perubahan yang dirasakannya dengan sedikit keheranan.
Dia seperti bisa dan mampu meraba apa yang akan
terjadi dalam hitungan sejam, dua jam kedepan. Dan itu dialaminya setelah beberapa kali mendalami ilmu-ilmu puncaknya, terutama sejak pertemuannya dengan
Kolomoto Ti Lou.
Dia tersentak ketika para pengintai mengatakan
bahwa ada suara bisikan yang membuat mereka pingsan dua jam, sementara kelompok yang lain pingsan 3 jam setelah mendengarkan gelak tawa seseorang. Naluri dan mata batinnya yang semakin tajam dan awas
memperingatinya suatu hal sejak beberapa waktu lalu, dan itulah yang membuat wajah Ceng Liong nampak
sangat serius dan sedang sangat berpirhatin.
Tetapi apakah itu" Atau tepatnya, "benarkah yang
dirasakannya dalam mata batinnya itu?" tetapi, Ceng Liong yang sedang bingung dan prihatin itu ternyata tidak menunggu lama. Karena ternyata kemudian
perasaannya itu terbukti benar dalam sekejap. Sayang memang, Ceng Liong memang masih belum tanggap dan
menyadari kemampuan barunya tersebut, apalagi karena TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
kemampuan barunya itu, berkembang dan tumbuh tanpa
sepengetahuannya itu.
Segera setelah semua menyatakan persetujuan untuk
menyerang markas Kwi Cu, dan Ceng Liong yang masih
bertanya-tanya dalam dirinya, tiba-tiba terdengar
dentuman suara membahana diseputaran markas
tersebut: "Hahahahahahahaha, para cecurut hendak
menggerogoti Naga ..... hahahahaha, aneh, aneh dan
menggelikan"
Suara tersebut adalah suara penyerangan dan sangat
mematikan. Dan, sebagai akibatnya puluhan orang
berilmu cetek dengan cepat menjadi korban penyerangan tersebut. Beberapa tokoh utama bahkan tergetar telinga dan perasaannya. Suara itu terus dan tetap mengaung diudara. Tetapi, Ceng Liong sudah dengan cepat dan
tanggap bergerak:
"Tek Hoat, Lian Moi, lacak posisinya. Mereka bergerak berdua, aku akan agak kewalahan. Kwi Beng, Kwi Song, segera keluar dan lindungi rombongan dan kawan-kawan dari serangan gelap. Lian Moi, lindungi aku dan kawan-kawan di ruangan ini.
Gunakan puncak kekuatan kalian masing-masing" dan
segera setelah itu, nampak Ceng Liong sejenak
bersedekap dan kemudian tubuhnya meluncur ke udara
dan terdengarlah pekikan nyaring dari mulutnya. Di mata banyak orang, Ceng Liong melesat keudara dan
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
kemudian turun di tengah ruangan dan nampak bersilat sendirian bagaikan orang gila.
Sementara para pendekar muda lainnya, dengan cepat
melakukan apa yang "diperintahkan" Ceng Liong untuk mereka kerjakan. Adalah Mei Lan dan Tek Hoat yang
dengan cepat melesat keluar, diikuti kedua Pendekar Kembar, sementara Giok Lian meningkatkan kemampuan
tenaga dalam dan batinnya untuk kemudian melihat
bagaimana Ceng Liong bersedekap dengan hawa dan
kabut hijau dan putih semakin pekat membungkus
dirinya. Sesaat kemudian, setelah Ceng Liong mengeluarkan
pekikan suara yang dilatihnya dan disebutnya sebagai
"RAUNGAN NAGA HIJAU", sejenis Gelap Ngampar dari
Kolomoto Ti Lou dan Sai Cu Hokang Siauw Lim Sie,
beberapa tokoh utama mulai menemukan
keseimbangannya. Tetapi, alangkah kagetnya ketika
mereka melihat tubuh Ceng Liong berselimutkan kabut hijau dan putih yang berkeliling ditubuhnya dan dia sendiri bersilat perlahan seperti sedang menghadapi lawan yang tidak kelihatan.
Tetapi, segera nyata, Ceng Liong menghadapi
gempuran hebat dan membuat posisinya sedang ter atau didesak. Sejatinya adalah, pertarungan itu dilakukan melalui media alunan suara. Sebuah pertarungan yang sebetulnya masih riskan bagi Ceng Liong, karena
sebagaimana amanat Kolomoto Ti Lou, dia lebih berbakat dalam Tatapan Naga Sakti.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Tetapi, kecerdasan dan bakatnya, memampukan Ceng
Liong juga menguasai Gelap Ngampar yang digubahnya
menjadi Raungan Naga Hijau yang disertai pengerahan kekuatan batin dan sihir yang luar biasa. Tetapi,
nampaknya lawannya juga bukanlah lawan biasa. Dan
dari gerakan Ceng Liong, dia seperti sedang terdesak hebat oleh 2 orang lawan yang menyerangnya secara
bersamaan. Untunglah Ciangbunjin Siauw Lim Sie yang berbatin kuat segera sadar dan yang kemudian cepat
berseru: "Lo Han Tin ........"
"Menghadap Ciangbunjin ......." segera setelah suara Ciangbunjin Siauw Lim Sie, dalam waktu sekejap Barisan Lo Han Tin sudah terbentuk. Dan tidak menunggu lama, Ciangbunjin Siauw Lim Sie memasuki pusaran dan pusat barisan itu, kemudian duduk bersamadhi diikuti barisan ajaib itu. Dan terdengarlah kemudian pujian-pujian
kepada Maha Budha dari mulut Ciangbunjin itu bersama dukungan kekuatan Lo Han Tin
"AMITABHA ..... AMITABHA .... AMITABHA".....
Meski perlahan, tetapi lontaran kekuatan Batin barisan Lo Han Tin ini kemudian nampak mulai mengurangi
tekanan atas Ceng Liong, meski dia masih dalam posisi didesak. Bahkan, lengannya nampak seperti sempat
tersentuh satu sentilan pukulan lawan. Karenanya kabut pekat kehijauan semakin menebal disekelilingnya.
Benar, karena kali ini, Ceng Liong untuk pertama
kalinya mengerahkan semua kekuatan batin dan
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
didukung oleh kekuatan lweekangnya dalam takaran
penuh. Beberapa lama kemudian, alunan lagu pujian
Maha Budha mulai memasuki lingkaran pertempuran
alunan suara dan karakternya memang sangat
membantu kondisi Ceng Liong.
Tepat ketika alunan suara Budha mencapai puncak
kekuatannya, Ceng Liong sudah dalam kondisi lebih baik sebenarnya. Sayangnya, lengan kanannya jadi kurang
leluasa karena sempat terkena pukulan lawan lewat
alunan suara. Dan ketika kemudian keadaan mulai
berimbang, tiba-tiba suara-suara yang menyerang lewat angkasa dan belakangan khusus bertarung dengan Ceng Liong mulai mengendorkan diri.
Jika Ceng Liong belum terluka, sebenarnya dia masih akan sanggup membantu alunan suara pujian Budha dari Siauw Lim Sie. Tetapi, dia tidak berkeinginan
melakukannya, selain diapun melirik, para pendeta Siauw Lim Sie yang membantunya juga dalam posisi
mengerahkan kekuatan sepenuhnya. Karena itu, ketika serangan atasnya mengendur, diapun kemudian
mengendurkan pengerahan kekuatan lewat suaranya.
Sekejap kemudian, suara serangan gelap sirna begitu saja. Dan, bertepatan dengan itu, Ceng Liong kembali mengerahkan kekuatannya, kali ini dengan pengerahan tenaga khas Lembah Pualam Hijau, mengobati orang
yang terluka dalam akibat serangan tenaga dalam.
Tetapi, ketika selesai mengerahkannya, Ceng Liong
kemudian tiba-tiba terduduk, dan hawa serta kabut hijau dan putih ditubuhnya perlahan membuyar. Tapi pada
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
saat bersamaan, berhubung beberapa orang berusaha
merubung kedekatnya, tiba-tiba terdengar bentakan:
"Tahan, jangan ada yang mendekati Duta Agung"
Disekitar Ceng Liong telah berdiri Barisan 6 Pedang dengan angker, dan bahkan Topeng Setanpun sudah
berdiri bersama Barisan itu. Dan terdengar suaranya:
"Duta Agung baru saja terluka, tetapi kemudian masih melepas singkang khasnya mengobati banyak orang
disekitar tempat ini. Kondisinya sangat lemah, biarkan Duta Agung kami beristirahat sejenak"
Orang-orang yang tadinya berprihatin mau membantu
Ceng Liong tertahan langkah mereka. Benar, sebagian besar orang yang masih merasa detak jantungnya tak
beraturan, menjadi lebih lega setelah raungan terakhir Kiang Ceng Liong. Tetapi, raungan itu tentu tidak
sanggup membangkitkan lebih 50-an dari kelompok
pendekar yang terserang oleh auman maut kedua
penyerang gelap tadi.
Maka, ketika melihat Ceng Liong telah dijaga oleh
Barisan 6 Pedang dan Topeng Setan bahkan kemudian
juga oleh Siangkoan Giok Lian, para tokoh utama
kemudian berpaling kearah Barisan Lo Han Tin yang juga sedang memulihkan diri. Setelah melihat tiada halangan lagi, mereka berjalan keluar dan menemukan betapa
banyak korban serangan mematikan barusan.
Untung Duta Agung cepat dan sigap melawan lontaran
suara mematikan itu, bisa dibayangkan berapa banyak TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
korban jika dibiarkan beberapa saat lagi suara itu


Kisah Para Naga Di Pusaran Badai 2 Karya Marshall di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mengaung dan menyerang mereka.
"Sungguh banyak korban dipihak kita" terdengar Hu
Pangcu Pengemis Tawa Gila mengeluh.
"Benar, mungkin ada sekitar 50an nyawa melayang"
"Nampaknya yang terluka juga banyak"
"Benar, tetapi sebagian besar sudah tak berhalangan lagi. Syukur Duta Agung Kiang Ceng Liong masih
berkemampuan melepaskan kekuatan khasnya itu"
bergumam Sian Eng Cu Tayhiap, sungguh takjub dia
dengan pertarungan barusan. Bahkan dia sempat
berpikir, sama dengan pikiran banyak tokoh lainnya
sebetulnya: "sampai dimana sebenarnya kehebatan Duta Agung muda didikan Kiang Sin Liong ini?"
"Suheng, bagaimana" Terdengar suara Liang Mei Lan
ketika melesat masuk dari luar tadi bersama Tek Hoat.
"Sumoy, dari mana sajakah?" terdengar suara Sian
Eng Cu penuh kekhawatiran. Maklum, meski sumoynya,
tetapi dialah yang mendidik dan membesarkan gadis itu.
Karenanya, perasaan khawatir sebagai ayah selalu
muncul tanpa disadarinya. Tidak sadar bahkan Mei Lan sudah jauh lebih mengatasinya dalam ilmu silat. Tetapi, begitulah perasaan sayang yang murni.
"Ach, kedua orang tua aneh itu lihay luar biasa
suheng?" TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Apa maksudmu sumoy?"
"Kami memergoki mereka jauh diluar sana, tetapi kami sama sekali tak mampu mengejar mereka. Mereka
menghilang bagaikan siluman saja"
"Pantas ... pantas sampai Duta Agungpun terluka
ditangan mereka" Sian Eng Cu berdesis karena tergetar.
Sumoynya sudah sempurna dalam ginkang, toch masih
tak mampu mengejar kedua orang tua itu. Sementara
Mei Lan begitu mendengar Ceng Liong terluka segera
tersentak: "Apa Liong ko terluka" Siapa yang melukainya
suheng" "Dia melakukan pertarungan dahsyat yang sulit
kumengerti sumoy"
"Di .... dimana dia suheng?" Mei Lan menjadi panik
dan Tek Hoat serta Sian Eng Cu paham belaka.
"Dia sedang mengobati diri didalam sana, dikawal
Barisan 6 Pedang"
"Kita tengok koko" hanya itu yang didengar Tek Hoat, karena Mei Lan sudah lenyap dari hadapannya. Dengan mengangkat bahu, Tek Hoat memandang Sian Eng Cu
dan kemudian berlalu kedalam menyusul adiknya. Dia
tahu betul perasaan Mei Lan mendengar Ceng Liong sakit atau terluka. Seandainya tahu sejak tadi, takkan mudah dia membujuk adiknya untuk tidak menyusul kedua
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
orang tua yang tak sempat dikenalinya wujud maupun
bentuknya, keduanya tak teridentifikasi. Saking cepatnya.
"Hanya Lan Moi yang mampu menyusul keduanya"
desis Tek Hoat dalam hati. Sadar bahwa ginkangnya ada dibawah 2 orang tua yang dipergokinya berdua Mei Lan tadi.
Mei Lan sudah dengan cepat menemukan tempat
Ceng Liong sedang memulihkan diri, tetapi dia tidak mampu berbuat apa-apa. Dia hanya menyaksikan awan
hijau pekat dan juga awan putih yang sebelumnya
berpijar mengelilinginya ketika bertempur, kini menjadi awan pekat yang menyelubungi Ceng Liong seakan
sedang mengelus dan melindungi Ceng Liong.
Dalam takaran seperti Ceng Liong, maka tidak butuh
waktu panjang untuk memulihkan dirinya, kecuali masih terasa sakit di lengan kanan akibat pertempuran dahsyat tadi. Dan benar juga, tidak lama setelah Mei Lan dan Tek Hoat mengawasinya, Ceng Liong kemudian menyudahi
samadhinya, bersamaan dengan Ciangbunjin Siauw Lim
Sie dan Lo Han Tinnya.
"Amitabha, Duta Agung, apakah sudah pulih?"
Ciangbunjin ini masih takjub dengan pertarungan yang dilakukan Ceng Liong tadi. Sungguh heran dia, ampai dimana sebenarnya kemampuan anak muda ini?".
"Demikian adanya Ciangbunjin, terima kasih atas
bantuan Ciangbunjin dan Lo Han Tin Siauw Lim Sie"
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Amitabha, Ach, seharusnya semua orang disini yang
berterima kasih kepadamu Duta Agung"
"Kewajiban kita semua saling membantu Ciangbunjin"
"Hm, Omitohud, tapi apakah Duta Agung bisa
menduga siapa-siapa sajakah penyerang gelap itu?"
Ceng Liong berpaling kearah Tek Hoat dan Mei Lan:
"Pangcu dan Lian Moi, bagaimana" Apakah sempat
memergoki mereka?"
"Benar, kami sempat memergoki dua orang tua itu.
Tetapi kami tak sempat mengenali dan memandang
mereka dari dekat. Kemampuan mereka sungguh luar
biasa, bagaikan bisa menghilang saja"
"Amitabha, sehebat itukah" Bagaimana dengan
pertarungan tadi Duta Agung?" bertanya Ciangbunjin
Siauw Lim Sie "Jika menghadapi mereka satu demi satu, rasanya
masih sanggup ditandingi. Tetapi, jikalau mereka maju berbareng seperti tadi, rasanya aku sulit untuk
menandingi mereka" desis Ceng Liong jujur.
"Tetapi" lanjut Ceng Liong
"Mereka butuh waktu untuk memulihkan kekagetan.
Saat tepat untuk menyerang adalah sekarang ini" usul Ceng Liong
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Hm, benar juga. Sementara mereka tidak bersiap,
saat tepat menyerang adalah sekarang" timpal Pengemis Tawa Gila menyetujui. Dan diluar dugaan, setelah
diserang tak terduga, kali ini rombongan pendekar
memutuskan melakukan hal yang sama. MENYERANG
SAAT TIDAK DIDUGA
Episode 22: Markas Utama Thian
Liong Pang Menjelang sore hari, sebuah bayangan hijau
berkelabat dengan sangat berhati-hati. Bayangan hijau itu nampak seperti terbang saja layaknya, dan sepertinya sedang mencari-cari sesuatu. Padahal, disekitarnya
hanyalah rimba lebat belaka. Tetapi nampaknya,
bayangan hijau itu mengerti benar dengan arah yang
ditujunya dan karena itu, berkali-kali dia seperti mencari-cari sesuatu.
Rimba yang dimasukinya tersebut, semakin lama
semakin terasa kemisteriusannya. Tetapi, keadaan
seperti itu tidaklah membuat bayangan hijau itu
menyurutkan niatnya. Sampai kemudian pada akhirnya
bayangan hijau itu nampak menghentikan gerakannya
dan sikapnya nampak sangat serius, seperti sedang
berkonsentrasi. Dan beberapa saat kemudian, orang
berbaju hijau itu nampak menarik nafas panjang dan
kemudian berguman:
"Saudara Nenggala ....."
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Nampaknya seperti hanya sekedar menggumam,
tetapi sebetulnya gumaman itu adalah lontaran kekuatan terukur yang hanya bisa dirasakan oleh orang yang
sedang dituju. Dan benar saja, sesaat setelah gumamnya itu tiba-tiba dari arah sebelah kiri tempat berdiri bayangan hijau tersebut terdengar sebuah gerakan,
gerakan halus belaka tetapi segera bisa ditangkap si orang berbaju hijau.
"Hebat Ceng Liong, engkau mampu melacak
persembunyianku meski aku telah berusaha sangat keras untuk menyembunyikan jejakku" dan seorang pemuda
matang nampak kemudian bergerak mendekati si
bayangan hijau yang ternyata adalah Kiang Ceng Liong, Ceng-i-Koai Hiap.
"Selamat bertemu kembali Saudara Neggala,
bagaimana keadaanmu?" Ceng Liong tidak menanggapi
pujian Nenggala, sebaliknya justru sebagaimana biasa bersopan-santun setelah 5-6 hari keduanya berpisah.
"Baik, baik, Ceng Liong. Bagaimana dengan keadaan
Kwi Cu?" "Penyerbuan sudah dilakukan sejak pagi tadi, tetapi sebagaimana kuduga, pentolan-pentolan Thian Liong
Pang tidak lagi berada disana. Jika dugaanku tidak salah, makah mereka semua telah memusatkan kekuatannya di
markas utama. Itulah sebabnya aku bergegas menuju
kemari guna berjaga-jaga jangan sampai sesuatu terjadi bagi Li Hwa"
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Hm, sungguh cerdik, sungguh cerdik. Mereka
nampaknya mengerti bahwa mempertahankan markas
Kwi Cu sudah nyaris tidak mungkin. Dan benar katamu, bahaya yang dihadapi Li Hwa nampaknya berlipat ganda"
keluh Nenggala yang mengkhawatirkan Li Hwa.
"Bagaimana dengan Li Hwa dan Su Kiat" Sudahkah
mereka memasuki markas utama Thian Liong Pang"
Bertanya Ceng Liong
"Benar, sudah sekitar 4-5 jam sebelumnya mereka
memasuki markas utama. Namun hingga sekarang belum
ada tanda-tanda apapun dari mereka. Hm, apakah
engkau pikir sebaiknya kitapun menyusup Ceng Liong?"
Bertanya Nenggala minta kepastian, meski berusaha
tenang, tetapi nada kekhawatiran tetap tak mampu
disembunyikannya.
"Pesan apakah yang ditinggalkan Li Hwa sebelum
mereka memasuki markas utama Thian Liong Pang itu?"
"Hati-hati dan jangan memaksa masuk jika tidak
sangat mendesak. Hanya itu Ceng Liong"
"Hm, setelah 4-5 jam ...... Nampaknya kita mau tidak mau mesti menyusul saudara Nenggala. Tapi, apakah Li Hwa meninggalkan pesan bagaimana cara memasuki
markas tersebut?"
"Benar, Li Hwa memberitahu kita untuk memasukinya
dari arah agak ke utara rimba ini. Karena seluruh rimba ini hingga ke sungai Yang Tze telah di atur barisan penjebak dan bahkan tirai kekuatan batin yang luar
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
biasa. Jika kita sembrono menerjang, sejak sangat awal posisi kita terlacak lawan"
"Benar saudara Nenggala, aku bisa merasakan hawa
pelindung di lingkungan rimba ini. Meski bukan tidak terlawan, tetapi jejak kita sudah akan konangan terlebih dahulu jika menerobos. Sebaiknya kita mengikuti saran Li Hwa saja" jawab Ceng Liong.
"Kalau begitu, mari Ceng Liong. Li Hwa dan Su Kiat
telah menunjukkan tempat paling aman bagi kita untuk menyusup. Menurut keduanya, kekuatan kita akan
mampu memasuki area terlemah penjagaannya itu"
Tak lama kemudian dengan sangat berhati-hati karena memang masih di luar jangkauan penjagaan Markas
Thian Liong Pang, kedua anak muda tersebut mulai
bergerak. Hampir setengah jam kemudian keduanya tiba disebuah tempat yang rimbanya tetap lebat, tetapi
sebuah bukit yang tidak terlampau besar berada di
hadapan mereka. Ceng Liong bingung ketika Nenggala
kemudian berhenti dan berkata:
"Menurut Li Hwa, dari tempat inilah kita akan
melakukan penerobosan. Karena sejak bagian tengah
bukit hingga ke lembah dibaliknya, penjagaan sudah
sangat ketat dan mustahil diterobos tanpa ketahuan"
"Sehebat itukah?" Ceng Liong memandang Nenggala,
bukan tidak percaya, tetapi kagum. Dia paham benar, organisasi semacam Thian Liong Pang tidaklah akan
main-main dalam merahasiakan tempat utama mereka.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Justru karena kehebatan penjagaan yang
memadukan tenaga manusia dan tenaga batin yang
membuat siapapun yang masuk akan ketahuan"
"Bagaimana dengan upaya kita?" Tanya Ceng Liong
"Li Hwa memberitahu, bahwa ayahnya pernah
menemukan sebuah liang yang dipergunakan kelinci
pada 5-6 tahun sebelumnya. Dan liang itu ternyata
menembus hingga ke lembah, dan ayahnya memperluas
liang itu hingga bisa dimasuki orang"
"Dan sekarang kita akan melalui liang tersebut?"
Tanya Ceng Liong
"Benar, menurut Li Hwa, hanya tempat inilah yang
mungkin kita lalui tanpa ketahuan. Selain itu, selain Li Hwa, Su Kiat dan ayahnya, tidak ada seorang lagipun yang tahu jalan atau liang rahasia yang menembus
penjagaan ketat memasuki markas itu" jelas Nenggala.
Sementara Ceng Liong manggut-manggut dan semakin
mengerti bahwa posisi paman kakeknya memang sangat
sulit dan telah menyiapkan jalan mundur yang lihay.
"Baiklah, silahkan menunjukkan jalan saudara
Nenggala" akhirnya Ceng Liong meminta Nenggala untuk memulai upaya mereka menerobos.
"Tapi, mungkin adalah lebih baik kita menunggu waktu malam untuk bergerak" tambah Ceng Liong.
"Benar, tetapi menurut Li Hwa, ada sebuah tempat
menjelang mulut liang ini yang agak melebar dan bisa TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
menjadi tempat kita beristirahat menunggu malam.
Karena posisi kita disini rawan terlacak musuh"
"Bagus jika demikian, mari kita memasuki liang
tersebut" Dan tak lama kemudian Nenggala melangkah
mendekati sebuah pohon yang sangat besar serta
nampak sudah sangat tua. Sejak dari badan pohon
hingga ke tanah, tumbuh bermacam-macam tumbuhan
yang menyembunyikan sebuah rongga hingga sulit
dikenali apakah pohon tersebut menyimpan rongga
dalamnya. Dan Nenggala kemudian menyibakkan
tumbuh-tumuhan yang menggantung lebat dan menutupi
badan pohon tersebut dan perlahan kemudian
menghilang. Ceng Liong sendiripun kemudian mengikuti apa yang
dilakukan Nenggala dan sebentar kemudian keduanya
sudah berada di dalam liang yang berawal dari pohon tua yang sangat besar itu. Tetapi, jalanan di liang tersebut termasuk sangat sempit hingga mereka mesti berjongkok atau merayap untuk maju. Jalananpun melingkar-lingkar, karena memang liang itu bekas digunakan kawanan
kelinci yang kemudian diperbesar oleh Ketua Thian Liong Pang.
"Hm, jika ditinjau, nampaknya Paman Kakek Kiang Tek Hong telah menyiapkan liang ini untuk kebutuhan
sekarang ini" gumam Ceng Liong.
"Benar Ceng Liong, menurut Li Hwa, ayahnya sudah
beberapa kali mengatakan bahwa akan datang masanya
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
liang ini digunakan untuk kebutuhan banyak orang. Dan justru karena itu, hanya dengan Li Hwa dan Su Kiat saja rahasia ini diberitahukan"
"Iya, dan nampaknya Paman Kakek itu telah
mempersiapkan Li Hwa dan Su Kiat untuk keperluan
seperti ini. Apa sebenarnya peran paman kakek dalam Thian Liong Pang jika demikian?" Ceng Liong tambah
bingung. "Hm, nampaknya kita sudah tiba pada ujung mulut
liang ini, di depan nampak sebuah ruang yang cukup
luang bagi 3-4 orang sekaligus" desis Nenggala
"Bagus, jika demikian kita bisa beristirahat dan
menunggu dalam ruang lega tersebut hingga malam
tiba". Ujar Ceng Liong. Akhirnya kedua anak muda
perkasa itu beristirahat dan bersamadhi untuk
memulihkan kekuatan, bahkan keduanya masih sempat
melatih kemampuan mereka masih-masing meski dalam
duduk diamnya. Ceng Liong terutama kembali melatih
memampuan batinnya dan menerawang posisi di luar
sebelum pada malam harinya beraksi.
Tetapi, bagaimana kisah sampai Ceng Liong tiba-tiba sudah berada di mulut Markas Utama Thian Liong Pang"
Bukankah sebelumnya Ceng Liong masih bersama-sama
dengan pasukan para pendekar" Bagaimana pula kisah
penyerbuan ke Kwi Cu" Untuk mengetahuinya baiklah
kita mundur beberapa waktu sebelum Ceng Liong
meninggalkan Kwi Cu.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Tepat seperti dugaan Ceng Liong, ketika markas
operasi Thian Liong Pang di sebelah timur kota Kwi Cu, sebuah gedung yang sangat besar beserta beberapa
gedung yang dibangun kemudian, Thian Liong Pang
memang sedang tidak siap. Tetapi, ketidaksiapan mereka sebetulnya bisa segera dibaca banyak orang dengan
cepat, karena ternyata gedung itu telah ditinggal pergi banyak tokoh dan pentolannya.
Memang benar, ketika menyerbu markas di Kwi Cu,
masih banyak sisa-sisa gerombolan Thian Liong Pang
yang menyambut, tetapi tokoh-tokoh utama Thian Liong Pang sudah raib. Jikapun ada, hanya seorang tokoh lihay yang berpakaian "serba Hitam" yang masih memberi
komando kepada pasukan Thian Liong Pang dan
menahan serbuan musuh.
Tetapi, para Pendekar yang sudah murka, begitu
mendapati adanya perlawanan dan sambutan musuh,
tidaklah dengan serta merta menyerbu. Tetapi
mendengarkan pertimbangan Sian Eng Cu dan Pengemis
Tawa Gila yang bertatapan sejenak dan beberapa saat kemudian saling mengangguk tanda persetujuan


Kisah Para Naga Di Pusaran Badai 2 Karya Marshall di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menyerbu. Dan sesuai pertimbangan, maka adalah jago-jago
utama yang turun menyerbu duluan untuk
menghindarkan kerugian yang lebih besar. Ketika
memasuki halaman gedung utama, segera nampak
bahwa memang kelompok Thian Liong Pang masih belum
menduga bahwa pagi itulah serbuan akan dilangsungkan.
Tetapi, kesigapan si "baju serba Hitam" yang belakangan kemudian diketahui adalah Majikan Kerudung Hitam
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
membuat perlawanan Thian Liong Pang cepat
dikoordinasikan. Tapi sayang, kekuatan sangat tidak berimbang, baik dari jumlah maupun kepandaian.
Dengan cepat Ceng Liong berpandangan dengan Tek
Hoat dan saling mengangguk. Tek Hoat kemudian
melayang maju dan langsung menggempur Majikan
Kerudung Hitam sehingga terjadilah adu kekuatan yang sangat seru. Tek Hoat dan nampaknya Majikan Kerudung Hitam terkejut ketika menemukan lawan yang setanding, baik dari kecepatan maupun kekuatan iweekang masing masing.
Mau tak mau keduanya saling mengagumi, meski Tek
Hoat kemudian sadar bahwa lawannya itu tidaklah serius dan sekedarnya menandinginya, karena sekali-sekali
Majikan Kerudung Hitam memandang kedalam gedung
entah apa yang ingin diyakinkannya. Yang pasti, setelah benturan yang sangat hebat antara keduanya, sempat
Majikan Kerudung Hitam tertegun dan menyapa:
"Hebat, siapa gerangan tuan?"
"Engkau juga hebat, aku Liang Tek Hoat"
"Ehm, tokoh muda Kaypang, hebat-hebat" desis
Majikan Kerudung Hitam
"Jika tidak salah duga, engkau pastilah Majikan
Kerudung Hitam" balas Tek Hoat tak mau kalah.
"Tidak salah, sayang kita mesti berhadapan sekarang.
Atau jika engkau takut, silahkan menyingkir" sindir TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Majikan Kerudung Hitam sambil tetap matanya sesekali melirik kesuatu tempat dalam gedung.
Tetapi, mana mau Tek Hoat menyingkir. Sebaliknya
malah, dengan cepat dia menyerang lawannya dengan
menggunakan pukulan-pukulan andalan dari Pek Lek Sin Jiu yang segera menghadirkan suara menggelegar.
Tetapi, meski ilmu tersebut hebat, nampaknya dengan cepat Majikan Kerudung Hitam mampu menapak dan
membalas serangan Tek Hoat dengan tidak kalah hebat.
Maka terjadilah pertempuran hebat antara keduanya
dengan Majikan Kerudung Hitam mundur mendekati
pintu belakang gedung agar tidak berada dalam
kepungan musuh-musuhnya. Itulah satu-satunya
pertempuran paling seru nampaknya.
Sementara itu, Ceng Liong, Kwi Song, Kwi Beng, Mei
Lan dan Giok Lian tidak menemukan lawan sepadan.
Setelah beberapa saat, serbuan para pendekar mulai
mendapatkan perlawanan yang mereda karena memang
pasukan lawan mulai berkurang cepat. Menyaksikan hal tersebut, Ceng Liong nampak mendekati kawan-kawannya dan membisikkan beberapa hal.
Beberapa kali nampak Mei Lan berkeras, tetapi setelah beberapa saat Ceng Liong akhirnya mampu
meyakinkannya. Pada saat Ceng Liong berkelabat
memisahkan diri dari rombongan pendekar yang masih
bertarung diikuti Barisan 6 Pedang, dari sudut yang lain 2
bayangan berkelabat di arah berbeda. Jika Ceng Liong ke arah hutan rimba, maka 2 bayangan lain justru
mengarah ke kota dan mendekati sungai Yang Tze.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Dan sepertinya, Majikan Kerudung Hitam menangkap
berkelabatnya 2 bayangan tersebut, dan membuatnya
kemudian bertarung dengan mantap meski tetap tidak
meninggalkan pintu belakang dengan puluhan anggota
Thian Liong Pang bertaurng dihadapannya.
Tetapi, gaya bertarung Majikan Kerudung Hitam tetap menjauhi arena utama dan tidak ingin terjebak di
tengah-tengah kisruh pertempuran itu. Pukulan-pukulan khas Lam Hay semisal Hai Liong Kiang Sin Ciang (Ilmu Silat Tangan Sakti Menaklukan Naga Laut) dihamburkan menandingi Tek Hoat.
Tek Hoat sadar, dalam hal iweekang nampaknya
mereka setanding. Bahkan, unsur-unsur sihir nampak
lekat dalam pukulan Majikan Kerudung Hitam dan
membuat Tek Hoat harus berkonsentrasi penuh
menghadapi lawannya. Tetapi, Majikan Kerudung Hitam sendiripun sangat paham bahwa pukulan-pukulan mujijat yang mengguntur dari lawannya mampu memunahkan
kekuatan sihirnya. Karena itu, diapun tidak bernai banyak berayal dan terus melakukan perlawanan sengit.
Meski demikian, setelah menyaksikan berkelabatnya
dua bayangan dari gedung di belakangnya, justru
Majikan Kerudung Hitam menjadi lebih lega dalam
bertarung. Meskipun, dia tidak menutup mata terhadap banyaknya anak buahnya yang menjadi korban
menghadapi serbuan pihak pendekar. Memperhatikan
kondisi tersebut, nampak Majikan Kerudung Hitam
membulatkan tekadnya.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Ketika berbenturan dengan pukulan petir Tek Hoat,
Majikan Kerudung Hitam tidak menahan bobot tubuhnya hingga melayang ke belakang. Tetapi, pada saat
melayang, kedua tangannya nampak bekerja cepat, dan dalam jurus Jurus Thau Ling Cien Te (Ombak Menyapu
Darat) dia mempersiapkan sebuah pukulan sakti
keluarganya Pek Pou Sin Kun (Pukulan Sakti Ratusan
Langkah). Pukulan ampuh ini, berbeda jauh dengan kekuatan
pukulan Hu Pangcu Thian Liong Pang. Semakin jauh
jarak lawannya, semakin ampuh akibat pukulan tersebut, dan untungnya Tek Hoat cepat menyadari pukulan
ampuh lawannya. Betapapun, Tek Hoat juga telah
terlatih baik naluri dan kemampuan membaca pukulan
lawan. Justru karena itu, lambaran kekuatan lawan yang luar biasa, meski tanpa menimbulkan angin pukulan yang kuat, tetapi mampu terdeteksi naluri Tek Hoat.
Karena itu, diapun dengan cepat mendorongkan kedua
belah tangannya dalam jurus ampuh Hang Liong Sip Pat Ciang, Sie-seng Liok-liong (Mengendarai 6 Naga), jurus ke-14 yang sangat ampuh.
Dan sebuah benturan hebat dan mendebarkan
tidaklah dapat terelakkan oleh keduanya lagi:
"blaaaaaaaaaaar" ...... dan keduanya terdorong mundur masing-masing sampai 4-5 langkah. Dan keduanya saling pandang penuh kekaguman yang tak tersembunyikan,
meski dimata Majikan Kerudung Hitam nampak sekilat
sinar membunuh.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Tetapi, begitupun dia sadar bahwa sulit untuk
dilakukannya. Karena meskipun dia memiliki kesempatan, tetapi dengan kekuatan yang dimiliki Tek Hoat, diapun akan sulit melakukan sesuatu dalam waktu dekat. Karena memang, dia sadar keadaan mereka berdua adalah
seimbang, dan sangat sulit baginya menentukan
kemenangan dalam waktu singkat jika berhadap-
hadapan secara jujur. Tetapi, dia masih penasaran untuk mencoba kembali, setidaknya sekali lagi untuk
meyakinkan dirinya.
Maka, kekuatan pamungkas Thian-ki-te-ling Sin Ciang (Pukulan bumi sakti rahasia alam) segera dikerahkannya dengan penuh konsentrasi. Dan, Tek Hoat menyadarinya, karena itu dia tidak ragu untuk mengerahkan
kekuatannya menandingi dalam jurus pamungkas yang
dikombinasikannya antara Pek Lek Sin Jiu dengan
kekuatan lemas yang diajarkan Kiang Sin Liong.
Dan kesudahannya, keduanya kembali terlempar
bahkan hingga 10-11 langkah ke belakang. Sementara
Majikan Kerudung Hitam, nampaknya secara sengaja
telah memanfaatkan tenaga dorong benturan tersebut
untuk melayang dan menjauh ke gedung lebih belakang dan kemudian berkelabat menjauh menyusul arah kedua bayangan sebelumnya.
Ketika Majikan Kerudung Hitam sudah menjauh,
barulah para pendekar menyadarinya. Bahkan, Mei Lan yang memiliki kekuatan ginkang paling lihay, sulit
mengejar karena sibuk menghadapi lawan-lawan dari
Thian Liong Pang. Karena itu, Majikan Kerudung Hitam dengan leluasa dan tanpa halangan akhirnya
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
meninggalkan tempat pertarungan yang telah dilihatnya tidak mungkin lagi dimenangkan. Selain kekuatan
mempertahankan yang tidak memadai, diapun memang
hanya bertugas menahan serbuan lawan untuk sesaat.
Selebihnya, perintah bahwa mempertahankan marka
operasi di Kwi Cu menghindari serbuan lawan membuat kekuatan inti Thian Liong Pang termasuk yang di Kwi Cu telah dipindahkan beberapa waktu sebelumnya ke
markas utama. Sementara itu, pertarungan sepeninggal Majikan
Kerudung Hitam dengan cepat berakhir. Selain
kehilangan induk dan pemimpin, semangat juang
kawanan Thian Liong Pang memang sudah merosot jauh.
Persekutuan Tusuk Kundai Kumala 13 Bentrok Para Pendekar Karya Gu Long Rahasia Peti Wasiat 11
^