Pencarian

Kisah Para Naga 2 16

Kisah Para Naga Di Pusaran Badai 2 Karya Marshall Bagian 16


Kekuatan inti mereka sudah menyingkir, sementara
merekapun rata-rata hanyalah perampok-perampok
berkepandaian seadanya yang ditempatkan di markas
itu. Kesannya mereka memang seperti dikorbankan dan tidak dianggap cukup penting dan karenanya mereka
ditinggalkan di markas Kwi Cu yang telah diramalkan akan segera diserang lawan dalam waktu dekat.
Banyak kawanan perampok dan penjahat yang
bergabung dengan Thian Liong Pang kemudian
menyatakan menyerah. Markas itupun dengan segera
dijadikan markas para pendekar untuk menjadi landasan melakukan serangan ke Markas Utama Thian Liong Pang.
Di kalangan pendekar, sangat sedikit korban yang
membuang jiwa, hanya beberapa orang saja. Bahkan
yang terlukapun jarang yang terluka berat, karena itu pada dasarnya kekuatan para pendekar cenderung tidak berkurang:
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Nampaknya markas ini telah dengan sengaja mereka
tinggalkan" ujar Sian Eng Cu setelah memantau hasil akhir pertarungan.
"Benar, lohu juga memiliki kesan yang sama. Mereka
nampaknya berkonsentrasi dalam pertempuran di markas besar mereka dan membiarkan kawanan disini menjadi
korban serbuan kita" tanggap Pengemis Tawa Gila.
"Sebaiknya kita membersihkan markas ini terlebih
dahulu untuk kemudian menjadi tempat beristirahat
sambil mempersiapkan pertempuran menentukan
nantinya" usul Sian Eng Cu
"Benar, betapapun kita butuh istirahat. Dan Markas ini lebih dari memadai untuk dijadikan landasan
penyerangan nantinya"
Kemana Ceng Liong" Setelah memberikan pesan-
pesannya kepada kawan-kawannya, anak muda itu
kemudian berkelabat meninggalkan arena dengan
didampingi Barisan 6 Pedang. Beberapa waktu
belakangan, naluri Ceng Liong semakin terasah. Dengan tepat dia menduga bahwa markas itu akan sengaja
diserahkan ke mereka dan tiada lagi bahayanya bagi para pendekar.
Justru dia lebih mengkhawatirkan Li Hwa dan Su Kiat, selain dari kedua orang inilah rahasia dimana markas utama Thian Liong Pang akan diketahui. Dia memang
sempat berdebat dengan Mei Lan yang berkeras
menyertainya, tetapi dengan alasan perlu ada
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
perlindungan bagi para pendekar, akhirnya Mei Lan
bersedia tinggal.Tetapi, benarkah dia tinggal"
Kembali ke Ceng Liong dan Nenggala di liang rahasia memasuki markas Thian Liong Pang. Waktu terus
berjalan dan perlahan-lahan malampun menjelang
datang. Sementara kedua anak muda tersebut nampak
tidaklah gelisah melainkan memelihara ketenangan serta rasa awal mereka karena maklum keduanya berada di
kandang macan. Bahkan berbicarapun, mereka cenderung melakukan
melalui kekuatan Coan Im Jip Bit, menyampaikan suara lewat gelombang udara. Dan kedua anak muda tersebut sudah lebih dari mampu melakukannya, bahkan
keduanya sudah berkemampuan berkomunikasi lewat
kekuatan batin. Selama beberapa jam, Ceng Liong dan Nenggala melakukan latihan-latihan dan pendalaman
pemahaman mereka atas kemampuan masing-masing.
Dan menjelang gelap turun, keduanya berkomunikasi
seputar langkah dan strategi mereka memasuki markas utama Thian Liong Pang serta langkah-langkah antisipasi atas kejadian kedepannya.
Hal yang wajar, karena betapapun keduanya masih
gelap dengan kondisi markas yang memang asing bagi
keduanya. "Betapapun kita masih sangat asing dengan markas
ini, sebaiknya kita tidaklah berpisah saudara Nenggala"
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Benar, lebih baik kita saling bantu dan saling
mengawasi sampai muncul kontak dari Li Hwa dan Su
Kiat" "Setidaknya kita memiliki 2 missi; Pertama mencari
tahu lokasi masuk dan keadaan dalam markas ini, serta membebaskan para tawanan mereka" jelas Ceng Liong
"Dan bagiku, masih ada beban tugas untuk mencari
tahu dimana paman guruku serta dimana rahasia lembar pusaka kakek guruku"
"Apakah detail keadaan markas ini telah diberitahu Li Hwa saudara Nenggala?"
"Secara garis besar iya. Menurutnya, sekeluar dari
liang ini, penjagaan rata-rata dilakukan oleh penjaga dan seharusnya mampu kita lewati. Karena tirai kekuatan batin sudah berada di belakang kita. Kurang lebih 200
meter ke depan, terdapat beberapa gedung bagi para
penjaga dan anggota biasa Thian Liong Pang. Kita mesti menemukan jalan menuju ke gedung utama yang
menurut Li Hwa berada di seberang sungai dan hanya
bisa ditempuh melalui terowongan bawah sungai Yang
Tze. Kesulitannya adalah, justru terowongan ini sangat ruwet, dan di terowongan inilah para tawanan
ditempatkan dan dijaga secara oleh orang yang berilmu tinggi"
"Hm, bagaimana pandangan saudara Nenggala,
apakah kita menunggu Li Hwa dan Su Kita membebaskan tawanan atau kita yang akan melakukannya?" Tanya
Ceng Liong TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Dan jika kita melakukannya, kita harus melakukan
tanpa ketahuan para pentolannya. Sebab dalam
dugaanku, semua kekuatan inti Thian Liong Pang sudah berkumpul di markas mereka ini"
"Benar Ceng Liong ....... kita akan menunggu sampai tengah malam tanda dan isyarat mereka. Jika belum ada tanda tersebut, maka biarlah kita memutuskan untuk
mencari tawanan tersebut langsiung ke terowongan"
"Baiklah, kita tetapkan demikian saja saudara
Nenggala. Nampaknya waktunya sudah tiba untuk kita
keluar melakukan penyelidikan lebih jauh"
Tidak lama kemudian, kedua anak muda perkasa itu
telah kembali melanjutkan perjalanan. Dan, benar saja, kurang lebih 10 meteran kemudian, Nenggala
menemukan pintu keluar dari liang itu. Dan ketika
mencapai pintu liang yang juga tidaklah terlampau besar dan hanya muat satu badan manusia belaka, Nenggala
kagum karena liang itu berada dibalik semak yang sangat lebat.
Liang itupun masih terhalangi oleh beberapa buah
batang pohon besar sehingga dari jalanan tempat
perondaan para penjaga, mustahil mampu menemukan
liang kecil yang tertutupi semak belukar dan pohon besar itu. Karena itu, dengan cepat keduanya keluar dari mulut liang itu dan kemudian dengan tenang mengawasi lokasi lembah dihadapan mereka untuk menentukan ke arah
mana gerangan gedung yang berisikan penjaga dan
anggota biasa Thian Liong Pang itu.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Dan seperti yang disampaikan Li Hwa, beberapa meter dari tempat mereka, memang penjaga melakukan
perondaan. Meski melakukan perondaan, terkesan
mereka sangatlah tenang dan tidak secara was-was
meski mereka sadar bahwa markas mereka sedang
diincar kelompok pendekar untuk diserbu. Betapa tidak"
Siapapun sadar bahwa menerobos tirai kekuatan batin yang dipasang sangatlah sulit meski bukan tidak
mungkin. Artinya, sebelum memasuki area penjagaan
mereka, musuh sudah pasti bisa terdeteksi. Mimpipun mereka tidak sadar bahwa musuh sudah mampu
menerobos melampaui tirai kekuatan batin tanpa
terlacak. Ceng Liong dan Nenggala saling pandang untuk
menentukan langkah. Dan ketika keduanya saling tatap, mereka nampaknya sepakat untuk mencari tahu kondisi lembah di hadapan mereka dan perlu dicari tahu dari ketinggian. Dan keduanya denganc epat tanpa
meninggalkan suara telah melesat ke ketinggian pohon untuk melayangkan pandang lebih jauh lagi.
Meski dihadang oleh gelapnya malam, tetapi keduanya sanggup mengatasi kesulitan itu dan segera tahu bahwa gedung penjagaan berada di sebelah kanan mereka.
Karena menurut Li Hwa mulut terowongan bawah tanah
ada di belakang gedung penjaga, maka keduanya mau
tidak mau harus memasuki area rawan tersebut. Hanya, sanggupkah mereka melakukannya tanpa ketahuan" Ini
masalah lain lagi, tetapi meski beresiko mereka tetap harus melakukannya.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Dengan kewaspadaan tinggi keduanya akhirnya
bergerak dengan sangat cepat dengan sesekali berhenti.
Untungnya, karena yakin dengan tirai kekuatan batin yang dipasang membuat penjagaan dalam lembah tidak
dilakukan oleh tokoh-tokoh berkepandaian tinggi. Itulah sebabnya, jejak Ceng Liong dan Nenggala sejauh ini
masih tetap bisa dipertahankan dan tidaklah sampai
tercium oleh para penjaga di markas Thian Liong Pang ini.
Lembah itu sendiri sungguh sangat luas dan
menghampar cukup panjang dan juga melebar. Selepas
bukit yang terpagari oleh kekuatan batin, maka lembah ini nampak telah terpelihara dengan sangat rapih. Jika di bukit dan menjelang pintu masuk lembah dipasang
sejumlah besar jebakan dan barisan lihay, maka di dalam lembah tidak lagi ditemukan kondisi sejenis. Sungguh menggambarkan rasa percaya diri pihak Thian Liong
Pang, tetapi kali ini kondisi tersebut justru
menguntungkan lawan.
Lembah markas mereka ini berbeda dengan rimba
sebelumnya yang memiliki pohon-pohon besar dan lebat, sementara Lembah tersebut lebih banyak kebun bunga
dan pepohonan yang tidak terlampau besar. Kentara
sekali jika lembah itu terpelihara secara baik.
Dari kejauhan Ceng Liong segera menyadari bahwa
formasi Gedung di Markas Besar Thian Liong Pang nyaris sama dengan formasi dan jumlah gedung di Kwi Cu.
Hanya saja, gedung-gedung di Markas besar ini
kelihatannya masih lebih besar ketimbang di Kwi Cu.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
sepertinya penghuni-penghuninya juga jauh lebih
banyak. Formasi 5 Gedung tersebut adalah segi 4 dengan
Gedung paling besar berada di tengah-tengah dan diapit oleh 4 Gedung lebih kecil lainnya di 4 penjuru mata angin. Nampaknya Gedung paling besar itu menjadi
tempat tinggal anggota-anggota terpilih dan terpercaya yang masih belum berhak tinggal di gedung utama di
seberang sungai yang bisa ditempuh dengan melalui
terowongan bawah sungai.
Semakin mendekat ke kompleks gedung yang ternyata
terletak di tengah-tengah lembah, semakin terasa betapa ketatnya pegamanan dan penjaganya. Hal yang tentu
saja merupakan tantangan dan rintangan yang mesti
mampu mereka putuskan dengan segera. Dalam jarak 50
meteran dari pagar atau tembok pelindung gedung-
gedung, jalanan menjadi sangat senyap dan tiada
kemungkinan bersembunyi sedikitpun. Mengapa" Karena tiada lagi bunga dan pohon, tetapi jalanan yang sangat luas yang membawa siapapun ke markas besar tanpa
diketahui. Kedua anak muda perkasa itu kemudian menyadari,
bahwa meski kepandaian mereka luar biasa, tetapi
menerobos tanpa ketahuan ke area 5 gedung itu nyaris mustahil. Apalagi, justru dalam kompeks 5 gedung itu membingungkan karena dalam Markas bagian
belakanglah pintu masuk ke terowongan bawah tanah
yang akan membawa mereka ke gedung utama di
seberang sungai dan ruang tahanan tawanan.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Lebih membingungkan lagi, karena tidak ada petunjuk apapun lagi dari Li Hwa untuk bagaimana berusaha
mengatasi masalah yang mereka hadapi saat itu. Dengan kata lain, mereka harus menemukan sendiri cara dan
jalan untuk memasuki area rawan tersebut, dan
menemukan sendiri jalan masuk terowongan. Itu jugalah sebabnya mengapa keduanya nampak terdiam sejenak
dan mengamat-amati areal 5 gedung Thian Liong Pang
sambil mengasah otak mencari akal bagaimana cara
memasuki gedung tersebut.
Tidaklah mungkin tidak memasuki areal berbahaya itu, karena justru di arela itulah tersimpan pintu masuk.
Tanpa menempuh resiko, bagaimana mungkin
memperoleh hasil yang besar nantinya"
"Tidak ada cara lain, kita harus berusaha memasuki
area itu" Ceng Liong berkata lewat suara yang
disampaikan dengan kekuatan tenaga dalam
"Benar Ceng Liong, tapi ....." Nenggala tidak
melanjutkan kalimatnya
"Engkau punya usulan Nenggala?"
"Jika tidak menyamar, maka kita harus mencari tahu
dari orang dalam bagaimana keadaan didalam"
"Bagaimana caranya mengetahui keadaan didalam?"
"Dengan memasuki area itu tanpa orang menjadi
curiga" TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Caranya?"
Tidak ada jawaban sebaliknya kedua anak muda itu
saling pandang. Dan adalah Nenggala yang
menganggukkan kepala terlebih dahulu dan beberapa
saat kemudian Ceng Liongpun kemudian
menganggukkan kepala tanda setuju. Tanpa kata-kata
keduanya nampak sepaham bahwa untuk mengenali area
berbahaya itu maka perlu dilakukan sesuatu yang tidak biasa, dan baik Nenggala maupun Ceng Liong keduanya sepakat tanpa kata-kata untuk menggunakan seseorang di bawah pengaruh kekuatan mereka.
Baik Nenggala maupun Ceng Liong telah memiliki
kekuatan batin yang sangat kuat dan bisa dimanfaatkan untuk membuat orang bicara jujur dengan menggunakan kekuatan sejenis ilmu sihir ataupun ilmu hipnotis. Hanya, Ilmu tersebut memang mesti digunakan oleh mereka
yang telah memiliki kekuatan Tenaga Dalam yang sangat tinggi dan luar biasa.
Dan untuk syarat yang satu itu, baik Nenggala
maupun Ceng Liong sudah barang tentu telah
memenuhinya. Dari segi pemanfaatan kekuatan itu,
Nenggala memiliki latar dan pengalaman lebih. Hal ini karena memang usia kematangan ilmunya dan
penggunaan kekuatan sejenis itu telah dimilikinya
beberapa tahun lebih awal. Dibanding Ceng Liong, dia baru beberapa waktu belakangan ini menguasainya,
selain karena lebih muda usianya, juga karena baru di latih Kolomoto Ti Lou.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Tetapi, soal kekuatan itu sendiri, Ceng Liong memiliki kelebihan karena faktor alam yang membentuk dan
memberinya kekuatan tersebut. Meskipun demikian,
Ceng Liong sendiri sayangnya memang masih belum
pernah menggunakan kekuatan batin ataupun kekuatan
mempengaruhi pikiran orang sejauh ini. Selain dia sendiri terkesan kurang merasa sreg dengan cara itu. Jikapun dia menyetujui cara itu, lebih karena dia melihat tidak ada cara lain lagi yang memungkinkan mereka berdua
melakukan penerobosan tanpa ketahuan pihak lawan.
Lebih dari itu, beberapa saat sebelumnya, Ceng Liong juga telah melakukan upaya menembus pagar penjagaan di gedung tersebut dan menemukan kenyataan betapa
semua sudut terjaga secara sempurna. Bahkan, tirai
kekuatan yang kasat mata, juga membentang sepanjang jalan masuk ke area tersebut.
Mustahil mereka sanggup masuk tanpa ketahuan
terlebih dahulu. Maka jalan satu-satunya adalah
menggunakan kekuatan mujijat untuk mengetahui letak-letak penjagaan, menyaru sebagai penjaga dan mencari tahu dimana letak liang masuk ke terowongan bawah
tanah. Sedang Ceng Liong termangu-mangu, Nenggala
sudah bertindak sebat.
Dan ketika ada dua penjaga atau peronda malam yang
mendekati mereka, sebuah kekuatan mujijat telah
perancar dari tubuhnya. Dan hanya beberapa saat
kemudian, 2 tubuh telah pingsan dan disembunyikan
disemak. Tidak lama kemudian dua orang yang lain
perlahan memasuki areal gedung markas Thian Liong
Pang. TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Tugas kedua penjaga gadungan tersebut sepertinya
sangat dikenal, apalagi karena keduanya memang
bertugas hingga menjelang pagi hari. Sementara semua kode rahasia penjagaan sudah mereka sadap. Tetapi,
sayangnya terowongan bawah tanah ternyata hanya
diketahui beberapa tokoh utama, tidak diketahui oleh para anggota biasa. Padahal, waktu merekapun sangat terbatas dalam mencari terowongan itu ataupun dalam mencari tanda-tanda dari Li Hwa ataupun Su Kiat.
Setelah yakin bahwa gedung-gedung itu memang
adalah tempat beristirahat anggota-anggota biasa Thian Liong Pang dan tidak ada lagi tirai-tirai mujijat yang melingkupinya di bagian dalam, maka kedua penjaga
gadungan itu kini melakukan operasi rahasia. Begitupun, mereka tidak mampu menemukan dimana mulut
terowongan yang sialnya Li Hwa sendiri tidak
memberitahukan dimana letak terowongan tersebut.
Padahal, kunci melepaskan tawanan, justru ada di
terowongan yang menghubungkan kedua sisi sungai
Yang Tze itu. Atau, apakah Li Hwa sendiri yang akan melakukan operasi penyelamatan tersebut" Ataukah
memang Li Hwa tidak memberitahukan semua informasi
yang dibutuhkan untuk memasuki terowongan tersebut"
Dan sejumlah atau lainnya. Hal ini muncul karena meski Nenggala dan Ceng Liong, kedua penjaga gadungan itu, telah menggunakan kekuatan pandang mata, tetapi
mereka tidak mampu menemukan pintu masuk
terowongan. Mesti dicari kemana lagikah" Nenggala dan Ceng Liong menjadi pusing memikirkan urusan letak pintu masuk ke TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
terowongan bawah tanah markas itu. Ataukah" Tiba-tiba Ceng Liong memperoleh pikiran baru, dan dengan cepat dia mengirimkan suara melalui ilmu Coan Im Jib bit ......
bicara melalui gelombang udara pada jarak jauh:
"Jangan-jangan pintu terowongan tersebut berawal
dari salah satu gedung ditempat ini"
"Ach, kenapa tidak terpikirkan sejak tadi" Aku ingat, Li Hwa sempat mengatakan sebuah petunjuk, berada di
tengah dan di ruang utamanya"
"Benarkah demikian saudara Nenggala?"
"Tidak salah lagi. Hanya, Li Hwa mengingatkan bahwa memasuki ruang utama di Gedung tengah itu sungguh
sangat berbahaya. Setiap saat gedung itu dijaga oleh satu barisan istimewa dari Thian Liong Pang dan hanya tokoh tertentu yang bebas keluar masuk di terowongan tersebut"
"Betapapun, kita tetap harus menempuh bahaya itu"
"Baiklah, mari kita menuju gedung di bagian tengah


Kisah Para Naga Di Pusaran Badai 2 Karya Marshall di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

itu" Dan kedua penjaga gadungan itupun perlahan
mendekati gedung di posisi tengah dari 5 gedung
tersebut. Tetapi, tiba-tiba dibelakang mereka terdengar orang menyapa:
"Siapa disana?"
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Mendengar suara tersebut, sontak kedua penjaga
gadungan itu bergerak cepat. Dan layaknya "siluman"
keduanya sudah berkelabat dan hilang dari pandangan dua orang yang keheran-heranan karena didepan mereka tiba-tiba menghilang 2 bayangan. Bahkan, salah seorang penjaga menjadi ngeri sendiri:
"Barusan kulihat ada 2 orang disini"
"Iya, aku juga. Tetapi, kenapa tiba-tiba menghilang?"
"Jangan-jangan ........"
Keduanya saling bertatapan dan rasa takut
membayang di mata mereka. Tetapi keduanya enggan
saling memberitahu kelanjutan dari "jangan-jangan" itu, lagipula tidak mungkin mereka berteriak-teriak di waktu malam hanya karena hantu. Karena itu, kedua penjaga gadungan tadi akhirnya tetap dianggap hantu oleh kedua penjaga yang memergokinya. Untuk sementara mereka
terhindar dari bahaya terlacak pihak lawan.
Tapi itupun terbantu karena pihak Thian Liong Pang
nampaknya tidak memberlakukan pengamanan ketat
selepas pengamanan bagian luar. Karena itu, diseputar gedung-gedung mereka relatif penjagaan yang sangat
lemah atau seadanya dengan asumsi, musuh sudah akan terlacak jauh sebelum memasuki area utama di seputar gedung tersebut.
Sementara itu, setelah menghilang dari para peronda Nenggala dan Ceng Liong sudah maju mepet kearah
gedung utama yang lebih besar dari 4 buah gedung
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
lainnya. Dengan sangat hati-hati mereka mengamati
jendela pada ruang utama, karena ruang-ruang tidur
sudah pasti berisikan orang yang sedang istirahat.
Setelah mengamat-amati secara saksama, akhirnya
keduanya saling menganggukkan kepala untuk memasuki sebuah ruangan dibahagian agak depan dari gedung
utama. Kemampuan mereka digunakan untuk
memastikan bahwa ruangan tersebut kosong didalamnya dan dibutuhkan kecepatan dan ketepatan untuk
memasuki ruang tersebut. Dengan perhitungan bahwa
gedung tersebut dipastikan aman, terutama karena
konsentrasi penjagaan tidak di dalam gedung tetapi di areal luar gedung tersebut, maka keduanya memastikan lebih mudah untuk menerobos.
Dan memang, tak lama kemudian keduanya sudah
berada didalam ruangan besar mirip ruangan pertemuan yang sangat besar tetapi kosong dan gelap gulita.
Keduanya saling tatap dan terdengar Nenggala:
"Kita harus memeriksa dimana kamar atau ruang
tengah yang dimaksud"
"Benar, tapi ingat peringatan Li Hwa, berbahaya
memasuki atau mendekati ruang tengah atau kamar
tengah. Tetapi kelihatannya tidak ada tanda-tanda
bahaya disekitar sini"
"Mungkin ada pesawat yang bisa menggerakkan alat
rahasia diseputar tempat ini atau entah apa"
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Benar, sebaiknya kita berhati-hati. Selain Barisan lihay itu kita mesti berjaga-jaga terhadap alat-alat rahasia yang mungkin tersedia". Keduanya kembali
memandang ke bagian tengah ruangan yang sangat
lebar dan luas itu, kira-kira 10 meter dari sudut tempat mereka saat itu, ada ruangan yang agak turun ke bawah dan terhitung cukup lebar dan luas.
Beberapa saat kemudian, keduanya siap untuk
memulai gerakan mendekati ruang tengah tersebut.
Tetapi, sebelum mereka bergerak tiba-tiba Ceng Liong tergetar dan beberapa saat kemudian dia terdiam.
Nenggala memandanginya dan beberapa saat kemudian
keheranan Nenggala terjawab ketika Ceng Liong
mengirimkan suara kepadanya:
"Saudara Nenggala, tunggulah sebentar lagi. Ada
seseorang yang akan menjemput kita"
"Ceng Liong, apakah engkau yakin?"
"Aku menangkap gejala bahwa itu memang akan
terjadi" "Maksudmu" Nenggala keheranan
"Tidak ada waktu untuk menjelaskan saat ini. Tetapi, kita butuh menyusun rencana baru" tegas Ceng Liong
"Apa yang mesti kita lakukan jika demikian?" Tanya
Nenggala keheranan. Sementara itu, Ceng Liong nampak terpekur sejenak seperti sesuatu yang serius sedang ditelusurinya. Butuh waktu beberapa lama akhirnya
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
nampak keduanya seperti bertukar pikiran agak serius.
Pada waktu itu, wibawa Ceng Liong sangatlah terasa, hingga meski umurnya masih lebih tua tapi akhirnya
Nenggala yang justru mengalah:
"Baiklah, aku akan mengerjakannya"
"Saudara Nenggala, nasib banyak orang, bahkan
rimba persilatan Tionggoan akan sangat tergantung
kepadamu. Bahkan juga nasib Li Hwa, tanpa seseorang yang memadai yang akan mengerjakannya, maka sulit
mengerjakannya. Mereka tidak mengenal Su Kiat,
sementara Pendekar Kembar Siauw Lim Sie sudah
mengenalmu. Bawalah tanda ini, maka akan sangat
membantu" Ceng Liong menyerahkan dua macam barang
kepada Nenggala dan kemudian keduanya nampak
menyepakati sesuatu.
"Nach, dia sudah datang" bisik Ceng Liong. Tidak lama setelah Ceng Liong mengatakan demikian, tiba-tiba lantai di tengah ruangan tersebut tersibak dan beberapa saat kemudian sesosok tubuh terlihat keluar dari terowongan rahasia. Bersamaan dengan itu, tiba-tiba berkelabat 7
bayangan yang rupanya menjadi penjaga pintu masuk
tersebut. Ditilik dari gerakan mereka, maka para penjaga pintu masuk tersebut berkepandaian tidaklah rendah, dan karena itu Ceng Liong dan Nenggala bersyukur
karena mereka belum sempat melakukan pergerakan.
Sebab jika tidak, maka jejak mereka sudah konangan
dan resiko ketahuan akan merusak rencana mereka.
"Siapa" terdengar suara salah seorang dari 7 penjaga itu
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Thio Su Kiat" jawab si orang yang baru keluar dari terowongan tersebut. Sementara itu, Ceng Liong telah melirik Nenggala dan saling menganggukkan kepala.
Tanda apakah gerangan".
"Engkau termasuk seorang yang butuh tanda khusus
Pangcu jika menggunakan terowongan ini. Apakah
engkau membawanya?"
"Maaf, aku melupakannya" tenang sekali suara Su Kiat
"Jika demikian, maafkan kami. Saudara perlu
membawa tanda itu untuk keluar"
"Jika demikian, maafkan aku" sebelum kalimat ini
diucapkan Su Kiat Nenggala dan Ceng Liong tanpa
bersuara telah bergerak, sementara Su Kiat sendiri
selepas kalimat itu telah melancarkan totokan kepada orang yang berbicara kepadanya. Semua kejadian itu
terjadi hanya dalam hitungan sekejap dan bahkan tidak sampai hitungan detik.
Orang yang ditotok Su Kiat, mimpipun tidak menduga
serangan itu. Siapa yang berani main gila di ruangan itu"
Terhadap mereka bertujuh apalagi. Betapapun tinggi
kepandaiannya, tanpa kesiapan dan lagi tidak bermimpi mendapat serangan seorang selihay Su Kiat, mana
sanggup menahannya.
Tak ampun lagi jalan darahnya tertotok dan seketika dia jatuh terduduk. Bersamaan dengan itu, 6 orang yang lain, yang juga dalam keadaan tidak bersiaga telah
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
tertotok secara cepat dan lihay oleh Ceng Liong dan Nenggala.
"Sungguh berbahaya-sungguh berbahaya" desis Su
Kiat "Kita kembalikan mereka duduk pada posisi mereka
masing-masing. Jika mereka sempat bersiaga, sungguh sulit membayangkan akibatnya. Apalagi karena aku tidak membekal tanda bertugas. Kita harus bergerak cepat"
tambah Su Kiat. Dan tidak butuh waktu lama ketiganya telah memasuki terowongan rahasia tersebut dengan
dipimpin oleh Su Kiat.
"Untungnya Thian Liong Pang sangat percaya diri
sehingga terowongan ini tidaklah dilengkapi dengan
pesawat rahasia dan jebakan-jebakan lainnya. Tetapi, di markas seberang sungai ini, sungguh merupakan neraka bagi yang tidak mengenal medannya"
"Betapapun kita mesti berhati-hati" desis Nenggala
"Benar, kita tetap mesti berhati-hati" tegas Ceng Liong
"Duta Agung" nampak setelah berada di dalam
terowongan Su Kiat sepertinya hendak melaporkan
sesuatu yang penting. Tetapi, dia masih belum
mengungkapkan menunggu dan melihat reaksi Ceng
Liong lebih dulu.
"Duta Hukum, aku sudah menduga setengah bagian.
Lakukan saja, kami sudah memutuskan apa yang akan
dikerjakan"
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Duta Agung sudah tahu jika Li Hwa sudah dicurigai?"
Desis Su Kiat "Sudah, bahkan juga tahu jika sebentar lagi mereka
akan menyadari bahwa engkau tidak berada di
ruanganmu. Dan bahwa waktu yang kita miliki sangat
terbatas. Justru karena itu, engkau bersama Nenggala akan bertugas membawa para tawanan keluar dari
terowongan dan kemudian menyelamatkan mereka
sambil menjemput rombongan pendekar untuk menyerbu
kemari" "Duta Agung, bagaimana dengan engkau sendiri dan
bagaimana dengan Li Hwa?" Tanya Su Kiat tegang
"Semua tergantung kecepatan kalian, soal diriku dan Li Hwa, biarlah aku Duta Agung yang menjamin
keselamatannya dan keselamatan kami"
Su Kiat masih hendak bicara, tapi dia sadar Ceng
Liong telah memutuskan dan bahkan nampak Nenggala
juga sudah menyepakati apa yang mesti mereka lakukan.
Dia hanya tak tahu, bahwa Ceng Liong telah bersepakat dengan Nenggala untuk melakukan beberapa hal dengan jaminan berat dari Ceng Liong.
Terowongan bawah tanah itu ternyata memang cukup
panjang dan membentang persis di bawah aliran sungai Yang Tze atau bahkan menghubungkan 2 tepian tetapi
melalui jalur bawah tanah. Karena itu suasana di
terowongan terasa sangat lembab. Panjang terowongan itu adalah juga sepanjang lebar sungai Yang Tze yang TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
dihubungkannya lewat jalur bawah tanah itu, mungkin ada sekitar 400-500 meter.
Persis di bagian tengah, ada belokan ke kiri dan
kekanan dan nampaknya menjadi semacam ruangan
tahanan. Karena waktu yang mendesak, Ceng Liong, Su Kiat dan Nenggala mempercepat langkah mereka.
Sebagaimana pintu masuk terowongan, simpang ke kiri dan kekanan yang rupanya merupakan jalan ke arah
ruang tahanan, juga dijaga seadanya saja. Jelas sekali, Thian Liong Pang sangat percaya dengan tirai kekuatan batin yang mengelilingi markas besar mereka.
Karena itu mereka tidak mengansitipasi jika jalur itu bisa dilewati secara diam-diam seperti keadaan sekarang ini. Karena itu jugalah, sejauh ini, mereka masih tetap aman-aman saja. Tapi benarkah keadaan mereka aman-aman saja dan tidak diketahui musuh"
Penjaga di kedua sisi dengan cepat dilumpuhkan.
Ceng Liong mengambil arah kekanan sementara
Nenggala ke arah kiri, sementara Su Kiat berjaga-jaga di persimpangan tersebut. Dia masih tersentak dan belum yakin apakah secepat itu rahasia pemberontakannya
tercium oleh pihak Thian Liong Pang" Menyusul
kecurigaan tokoh-tokoh tua Thian Liong Pang kepada Li Hwa, maka Su Kiat telah memutuskan melaksanakan
operasi penyelamatan sendirian. Dia tidak tahu, bahwa kepulangannya bersama Li Hwa yang terakhir bukan
hanya membuat banyak orang mencurigai Li Hwa, tetapi juga mencurigainya.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Sementara itu, setelah melumpuhkan penjaga di sisi
kiri, Ceng Liong telah menemukan 4 buah ruang tahanan yang masing-masing dua ruang tahanan saling
berhadapan. Meski demikian ruang tahanan tersebut
semuanya terkunci dengan rapat. Persoalan sekarang, bagaimana membuka ruang pintu rahasia tersebut"
Meskipun bisa memukul rubuh pintu ruang tahanan,
tetapi akibatnya bisa dipastikan terowongan tersebut akan runtuh.
Dan sebagai akibatnya terowongan tersebut akan
terendam air bah karena tepat berada di bawah sungai besar Yang Tze. Sulit membayangkan terjangan air yang pasti akan sangat besar dan kuat tekanannya jika
terowongan tersebut runtuh. Itu sebabnya Ceng Liong tercenung sejenak, kebingungan. Memukul dinding pasti akan berpengaruh besar, yang mungkin adalah
membobol dinding atau pintu masuk yang terbuat dari besi.
Dan benar saja, Ceng Liong nampak berkonsentrasi
untuk meruntuhkan atau membobol pintu besi yang
menutup ruang tahanan. Nampak Ceng Liong
menempelkan tangannya pada pintu yang mengaitkan
pintu besi itu dengan dinding sambil mengerahkan
kekuatan sinkang berhawa panas. Sebagaimana
diketahui, Ceng Liong pernah dibantu Kiong Siang Han dengan sinkang hawa keras dan panas dari Pek Lek Sin Jiu. Hal itu dilakukan dulu guna mengimbangi kekuatan hawa dingin dan lemas dari Giok Ceng Sinkang keluarga Lembah Pualam Hijau. Dan kekuatan itulah yang
sekarang sedang dicoba oleh Ceng Liong.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Ceng Liong yang sekarang sudah jauh berbeda
dengan Ceng Liong beberapa tahun sebelumnya.
Kekuatan iweekangnya yang mujijat boleh dibilang
merupakan kejadian dan anugerah alam, dan karena itu kekuatan hawa panas dan keras dari Kiong Siang Han, juga sudah masak dan terlatih baik oleh anak muda ini.
Karena itu, perlahan pintu besi yang tebal itupun
nampak membara, dan akibatnya adalah pintu besi itu semakin lama semakin longgar kaitannya ke sela
bebatuan yang menahan pintu masuk itu untuk terbuka dengan sendirinya. Semakin panas semakin longgar
kaitan tersebut dan setelah beberapa lama akhirnya pintu itupun bisa digeser kesamping dengan meninggalkan
kaitan besi yang membara dan terlepas. Ketika pintu itu terbuka, terdengar sebuah seruan yang cukup bening
dan dalam dari dalam ruang tahanan:
"Siapa?"
"Cayhe, Kiang Ceng Liong datang membantu"
"Hm, She Kiang, apakah dari Lembah Pualam Hijau?"
"Benar, generasi kelima Duta Agung Lembah Pualam
Hijau" "Hm, hebat-hebat. Baiklah Duta Agung, tolong
lepaskan dulu belenggu ini, dan setelah itu kita harus membantu kawan-kawan lainnya"
Dengan cepat Ceng Liong masuk dan dengan
ketajaman matanya, dia melihat seorang Pengemis Tua TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
sedang duduk di sudut ruangan tetapi keadaannya
seperti lesu dan tidak memiliki tenaga. Ceng Liong
mendekatinya dan sekilas kemudian dia sadar siapa yang dihadapannya, karena siapa-siapa yang memasuki dalam rombongan orang tuanya dulu sudah diketahuinya
semua. "Benarkah locianpwee ini adalah Ciu Sian Sin Kay?"
"Hm, benar anak muda. Sayangnya kini pengemis tua
ini sedang tidak bisa melakukan apa-apa yang besar.
Bangsat-bangsat itu meniupkan semacam obat bius
setiap 7 hari sehingga tak mampu mengeluarkan
kemampuanku"
"Apakah locianpwee masih bisa bergerak?" Bertanya
Ceng Liong secara hati-hati melihat dan memprihatinkan kondisi sang Pengemis Sakti.
"Untuk berjalan dan berlari masih sanggup anak
muda, tetapi untuk berkelahi takutnya pengemis tua ini tidak sanggup ....... hahahaha" begitupun si Pengemis Pemabuk ini masih sempat tertawa.
"Baiklah locianpwee, kita perlu bergerak cepat, siapa-siapa lagikah yang di tawan di tempat ini?"
"Ruang tahanan sudut depanku ini dihuni tojin bau"
dari Bu Tong Pay, sementara 2 ruangan lainnya setahuku sudah kosong. Engkau bebaskan dulu tojin itu sebelum membebaskan yang lainnya"
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Baik locianpwee, tetapi dimana gerangan tahanan
yang lain?"
"Mereka di ruang tahanan yang seberang sana anak
muda, cepatlah" Sambil berkata demikian, Ciu Sian Sin Kay berdiri dan jelas memang langkahnya benar-benar tak bertenaga.
"Baiklah locianpwee, di depan ada Duta Hukum
Lembah Pualam Hijau berjaga-jaga. Biar cayhe berusaha membebaskan Ci Siong Tojin"
"Baiklah, baiklah anak muda. Sayang masih perlu
sehari lagi baru kekuatanku pulih. Tidak sabar lagi pengemis tua ini untuk menggebuk bangsat-bangsat itu
..... tapi setidaknya arak sudah bisa kucari .....
hahahahaha"
Tidak berapa lama kemudian Ci Siong Tojinpun telah
berhasil dibebaskan. Tapi belum lagi Ceng Liong
bergabung dengan Su Kiat, Ciu Sian Sin Kay dan
Nenggala yang telah membebaskan Kiang Hong dan Tan
Bi Hiong serta Kong Hian Hwesio dari Siauw Lim Sie, tiba-tiba Ceng Liong menangkap suara dari kejauhan.
Suara itu diikuti dengan langkah orang-orang yang
nampaknya berkepandaian tidak rendah. Karena itu,
Ceng Liong dengan cepat menyambar lengan Ci Siong
Tojin sambil berkata:
"Maaf locianpwee"
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Dalam sekejap mereka telah bergabung bersama.
Dengan cepat Ceng Liong memberi hormat kepada
semua orang: "Tecu Kiang Ceng Liong menjumpai locianpwee
sekalian" "Anakku" suara tertahan terdengar dari bibir Tan Bi Hiong
"Tapi maaf, karena keadaan sangat mendesak, lawan-
lawan akan segera tiba ditempat ini, maka meminta
dengan hormat locianpwee sekalian untuk
mengundurkan diri dahulu. Di Kwi Cu rombongan
pendekar telah menunggu. Nenggala, Duta Hukum,


Kisah Para Naga Di Pusaran Badai 2 Karya Marshall di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

lakukan segera" Ceng Liong berkata cepat dan tegas
sambil sekilas memandang ibunya dan tersenyum singkat dan kemudian memandang Nenggala dan Su Kiat.
"Ayah, Ibu, karena keadaan mendesak, biarlah
Nenggala dan Duta Hukum kita mengantarkan keluar.
Kalau tidak, sulit bagi kita semua meninggalkan tempat ini, lawan terlampau berbahaya"
Pertemuan orang tua dan anak yang seharusnya
mengharukan justru terjadi pada saat yang sangat
menegangkan. Dan adalah Kiang Hong yang kemudian
cepat sadar, sementara Bi Hiong sempat mendekati
anaknya dan dengan haru memandangi wajah Ceng
Liong. Ceng Liong mendiamkannya sejenak, baru
kemudian berkata:
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Ibu, keadaan sangat mendesak. Nenggala, Duta
Hukum, cepat. Mereka sudah sangat dekat dari tempat ini"
"Baik Ceng Liong" Nenggala dengan cepat begerak di
depannya Su Kiat yang bergerak setelah menghormati
Ceng Liong dan pergi
"Baik Duta Agung, Duta Hukum menjalankan perintah"
Berbeda dengan Kong Hian Hwesio, Ciu Sian Sin Kay
dan Ci Siong Tojin, ternyata Kiang Hong dan Tan Bi
Hiong tidaklah sedang kehilangan kekuatan mereka.
Mereka nampak sehat dan segar bugar, malah kesaktian mereka nampaknya tidaklah berkurang. Entah apa
penyebabnya. Karena itu, Bi Hiong berkeras tinggal dan berkata:
"Biar aku menemani Liong jie"
"Ibu, cepatlah. Liong jie akan sanggup menahan
mereka, selain ada enci Li Hwa yang juga harus
dilindungi. Pergilah"
"Li Hwa, siapa pula dia" Liong Jie, apakah engkau
memiliki keyakinan?" Bertanya Kiang Hong cepat
"Iya ayah, ada hal-hal yang sulit dikatakan sekarang"
"Baiklah, Hiong moi, mari ....."
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Liong jie" Bi Hiong masih berkeras sejenak,
sementara itu tokoh-tokoh yang ditakutkan Ceng Liong sudah berdatangan.
"Ibu, pergilah, waktu sudah mendesak" Ceng Liong
mendorong ibunya halus yang kemudian segera berlalu sambil menengok sejenak ke belakang. Sementara itu, Ceng Liong telah melangkah maju dan menghadang para pendatang. Siapa-siapakah mereka gerangan"
Di barisan paling depan berdiri seorang pemuda
dengan sekujur badan tertutup kain hitam, termasuk
kepalanya. Matanya mencorong tajam, sehingga biarpun dalam gelapnya terowongan itu, Ceng Liong seperti
melihat bara menyala dari mata yang memandangnya
itu. Luar biasa. Siapakah dia" Benar, siapa lagi jika bukan Majikan Kerudung Hitam. Dan kini, Majikan Kerudung
Hitam memandang Ceng Liong yang dimatanya biasa
saja dengan mata penuh dendam.
Apalagi ketika melirik ruang tahanan yang telah
terbuka dan isinya sudah kosong. Tambah nyalang dan marah mata itu. Sementara orang kedua yang berada
tepat di belakang Majikan Kerudung Hitam, adalah
seorang pemuda mungkin sebaya dengan Majikan
Kerudung Hitam atau sebaya dengan Nenggala yang
telah meninggalkan tempat itu. Pemuda ini bernama
Janaswamy, murid Mahendra yang kemudian bertemu
dengan tokoh sepuh India lainnya di Tionggoan hingga kepandaiannya bahkan melebihi Mahendra gurunya
(Kemunculannya pertama kali di episode 15).
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Janaswamy ini, malah tidak berselisih jauh dari
kemampuan Majikan Kerudung Hitam yang juga sudah
meningkat jauh kemampuannya, bahkan sedang
disiapkan untuk menandingi tokoh-tokoh muda
Tionggoan nantinya. Tokoh muda India ini hanya
senyam-senyum tidak jelas, dan sinar matanya memang memancar aneh, nyalang tetapi sangat menakutkan.
Misterius dan mendatangkan rasa tidak senang bagi
siapapun yang melihatnya. Gabungan antara kebinalan, kekejaman dan kesanggupan untuk melakukan kejahatan jenis apapun.
Dan dia memandang Ceng Liong seperti memandang
anak-anak yang akan dengan mudah ditaklukkannya dan kemudian dipermainkannya. Tetapi, siapakah sebenarnya tokoh sepuh lainnya yang telah melatihnya belakangan ini dan bahkan agaknya telah mampu melebihi
kemampuan Mahendra gurunya yang pertama itu" Kita
lihat nanti pada bagian-bagian selanjutnya.
Dan selain kedua orang muda ini, masih ada orang
lain lagi yang bahkan nampaknya lebih menyeramkan
ketimbang kedua anak muda didepannya. Sejak
kedatangannya, tokoh itu lebih banyak berdiam diri, bahkan menundukkan kepalanya seperti tidak peduli
dengan keadaan sekitarnya. Meski posisinya demikian, tetapi Ceng Liong yang juga merasakan lontaran
kehebatan getaran yang dialirkan oleh kemarahan
Majikan Kerudung Hitam dan Janaswamy, mampu
merasakan getaran yang lebih menyeramkan keluar dari orang paling belakang itu.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Orang itu sendiri nampak sudah cukup tua dan
memiliki potongan berbeda dari potongan fisik orang-orang Tionggoan. Dan Ceng Liong meyakinkan dirinya
bahwa ini untuk pertama kalinya dia menjumpai tokoh yang nampak hebat dan menyiarkan hawa mematikan
yang menyeramkan ini. Terhadap 2 pendatang yang
lebih muda ini, Ceng Liong memiliki keyakinan atas
kemampuan dirinya. Tetapi terhadap pendatang tua yang berdiri menunduk di barisan belakang, Ceng Liong
sungguh bergidik membayangkan kehebatannya. "Aku
mesti sangat berhati-hati" pikir anak muda itu.
Begitu saling berhadapan, meskipun untuk beberapa
saat tanpa kata-kata, tetapi kediaman masing-masing telah menunjukkan posisi apa yang diinginkan dan
nampak tanpa diucapkan kedua pihak sudah paham. Di
pihak Majikan Kerudung Hitam sedang berpikir, "betapa beraninya orang ini" Darimana gerangan" Bukankah
dengan berdiri menghadang dia sednag menantang" Dan bukankah dengan demikian tawanan yang telah pergi
akan mampu meloloskan diri?".
Sementara Ceng Liong sendiri, posisi diamnya
memang disengaja untuk menghambat waktu agar para
tawanan bisa segera meninggalkan tempat itu. Di bawah kawalan Nenggala dan Duta Hukum, serta tetap pulihnya ayah dan ibunya membuatnya yakin bahwa mereka akan
sanggup meninggalkan tempat mengerikan ini. Semakin lama dia menghadang, tentunya akan semakin bagus.
Bukannya dia tidak merasakan lontaran kemarahan
pihak lawan. Tidak. Malah sebaliknya, Pertarungan yang tidak jauh membahayakan sedang terjadi antara mereka.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Sebuah pertempuran urat syarat. Dengan saling pandang dan saling hadang, masing-masing mengirimkan isyarat kehebatannya dan mengirimkan sinyal posisi yang
diambil. Kalah dalam adu mental ini, sudah pasti akan meruntuhkan perlawanan dalam pertempuran yang
sebenarnya. Siapa yang akan memulai" Ceng Liong" Nampaknya
tidak. Karena dia berkeinginan untuk menahan terus
ketiga lawan didepannya untuk tidak menerjang
melewatinya. Tapi, apakah benar bahwa mereka yang
keluar dari ruangan tahanan itu tidak akan dihadang pihak lawan" Entahlah. Yang pasti, adalah tugas Ceng Liong menghadang ketiga lawan yang dia tahu teramat berat untuk dilawan ini. Semakin lama dia mampu
menahan mereka bertiga, semakin baik.
Sementara itu, Majikan Kerudung Hitam yang nampak
menyeramkan dari segi fisik juga menyadari apa maksud Ceng Liong menghadang mereka. Tidak, dia tidaklah
sedemikian bodoh untuk membaca sikap dan keinginan
Ceng Liong. Yang membuat dia terhenyak cukup lama
adalah kenyataan, betapa lontaran serangan tidak
kelihatan dari pihaknya seperti raib begitu saja. Orang dihadapannya, yang nampaknya lebih muda darinya
bahkan tidak bergeming dan tidak nampak terpukul.
Sangat tenang dan sangat yakin atas dirinya. Itulah yang membuat Majikan Kerudung Hitam tidak dengan
segera menggempur posisi berdiri Ceng Liong. Selain itu, dia juga sadar, jika benturan hebat terjadi, sangat dikhawatirkan terowongan tersebut akan jebol dan
dipenuhi air bah dari sungai Yang Tze. Padahal, meski TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
cuma tempat persembunyian anak buah mereka, markas
utama dengan 5 gedung besar, juga sebetulnya
menyimpan banyak rahasia kekuatan Thian Liong Pang.
Menyadari pentingnya menjaga rahasia dan tidak
membiarkan para tawanan lolos, kemarahan Majikan
Kerudung Hitam memuncak. Tetapi tetap dengan
berhati-hati (sungguh tanda kematangan yang
mengagumkan) akhirnya dia bersuara:
"Siapakah engkau?"
"Ehm, tidak usah ditanya, dia pasti musuh kita" adalah si Pemuda asal Thian Tok, Janaswamy yang telah
bersuara. Tetapi Ceng Liong tetap tidak menjawab, sebaliknya
meningkatkan kewaspadaan karena sadar, sebentar lagi benturan akan tidak terhindarkan. Yang dia khawatirkan adalah kakek tua di belakang kedua anak muda yang
nampak sangat menyeramkan itu.
"Benar, dengan membebaskan para tawanan sudah
pasti dia adalah rombangan para penyerang itu.
Janaswamy, cobalah engkau menangkapnya" Majikan
Kerudung Hitam yang cerdik mengajukan Janaswamy
untuk mencoba Ceng Liong. Betapapun dia memang
khawatir dengan ketenangan lawan muda dihadapannya.
Padahal, baru pagi tadi dia berhadapan dengan seorang anak muda lainnya yang mesti diakuinya tidak berada di bawah kemampuannya.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Baik Majikan Kerudung Hitam, aku memang sudah
kepengen ..... hahahaha"
Sambil tertawa Janaswamy telah melangkah persis
langkah ular melata. Tetapi hebatnya, dengan gaya
berlenggang-lenggok seperti itu, hanya dalam hitungan sepersekian detik, contakkan tanggannya sudah berada di wajah Ceng Liong. Nampak jelas seperti ingin
mencolek wajah Ceng Liong. Jago muda kita sudah tentu tidak ingin tercolek begitu saja, tetapi juga tidak ingin bertarung terlalu cepat.
Karena itu, dia memilih untuk menggerakkan
wajahnya dan menotok tangan si penyerang dengan
tangan kirinya. Menghadapi ancaman totokan tangan kiri Ceng Liong, Janaswamy dengan cepat menggerakkan
tangannya bagai ular meletik dan telah melaju dengan totokan ke jalan darah mematikan di dada sebelah kiri Ceng Liong. Tetapi, Ceng Liong dengan cepat merubah gerakan tangan kirinya dan masih dengan badan belum beranjak memunahkan totokan Janaswamy.
Janaswamy belum nampak penasaran karena
gebrakan mereka hanya dalam gebrakan-gebrakan biasa meski dalam kecepatan menakjubkan. Sementara Ceng
Liong cenderung membatasi diri untuk membela diri,
karena dia lebih prihatin dengan keberadaan kakek tua menyeramkan yang masih terus menunduk dan tidak
berkeinginan menatap wajahnya, atau apalagi berbicara kepadanya. Selain itu, Ceng Liong memang berkeinginan untuk memperpanjang pertarungan memberi ketika
kawan-kawannya untuk berlalu.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Janaswamy, waktu kita tidak memadai"
"Baik ..... hahahaha, jangan khawatir"
Seiring dengan itu, tangan dan kaki Janaswamy yang
bergerak-gerak bagaikan ular itu nampak bergerak lebih cepat lagi, tetapi dengan hawa keungu-unguan yang
memercik dari gerakannya. Beracun ..... sudah pasti.
Tetapi, lawannya kali ini adalah Duta Agung Lembah
Pualam Hijau yang meski masih muda tetapi telah sarat ilmu dan kesaktian.
Sudah tentu Ceng Liong tidak mandah membiarkan
dirinya diserang tanpa membela diri atau bahkan
menghadiahkan jurus serangan kepada lawannya. Tetapi, karena kondisi tempat pertarungan yang berbahaya,
Ceng Liong harus cermat memilih jurus dan ilmu
serangan yang berwatak lunak dan lemas. Kebetulan,
ilmu keluarga yang sempurna dikuasainya memang
berwatak demikian. Karena itu, dengan leluasa Giok Ceng Sinkang dikerahkannya.
Tidak usah dikata, sinkang jenis ini adalah sinkang membangun, mengkonstruksi dan menyembuhkan,
bukannya merusak. Apalagi di tangan Ceng Liong, racun jenis apapun jika dia telah mengerahkan sinkang
istimewanya itu akan tidak berarti banyak. Selain itu, dia juga memainkan jurus-jurus lihay dari Giok Ceng Cap Sah Sin Kun. Dimainkan oleh Ceng Liong ilmu itu menjadi tambah lihay dan membuat Janaswamy seperti
membentur tembok.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Bukan saja membuat semua pukulan dan totokan
Janaswamy terpental, melainkan meniup semua hawa
busuk dan menghilang entah kemana. Sebetulnya bukan menghilang, tetapi racun hawa pukulan tersebut
tertawarkan pada saat membentuk dinding kekuatan
Giok Ceng Sinkang yang mengelilingi tubuh Ceng Liong.
Melihat keadaan tersebut, bukan hanya Janaswamy
yang terkejut, bahkan Majikan Kerudung Hitam
sendiripun tertegun melihat kemampuan yang
ditunjukkan Ceng Liong. Bahkan sang Kakek tua di
belakang sana, juga sampai nampak mengernyitkan
keningnya mengikuti pertempuran Janaswamy dan Ceng
Liong, terutama ketika menyadari di sekujur tubuh Ceng Liong terpasang kemampuan khikang yang sangat
istimewa. "Hm" tedengar dengusan dari kakek tua itu.
Sementara itu, Janaswamy menjadi semakin
penasaran. Dengan cepat dia meningkatkan lagi
kemampuannya, tetapi lagi-lagi terdengar lenguhan
seperti mencibir dari si kakek tua "hm", entah apa
maksudnya. Yang jelas, Janaswamy yang bergerak dan
seperti berbuah menjadi puluhan orang, nampak
menyerang sengit dengan gerakan tangan dan kaki yang menyerupai caplokan seekor ular besar atau naga.
Sementara Ceng Liong sebaliknya gembira karena
keadaan tersebut, setidaknya dia berhasil memancing lawan untuk menyerangnya terus menerus dan sejenak
melupakan para tawanan yang telah meloloskan diri.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Sementara itu Janaswamy nampak semakin lama
semakin penasaran. Pukulan-pukulannyapun semakin
meningkat penggunaan tenaganya. Tetapi, semua
pukulan tersebut bagaikan membal ketika bertemu
dengan benteng pertahanan sinkang Ceng Liong.
Sebaliknya, Ceng Liong tidak banyak melakukan
serangan balasan kecuali menghalau semua pukulan-
pukulan lawan dan bersilat seakan-akan sedang dalam tekanan lawan.
Majikan Kerudung Putih dan Kakek tua yang berada di luar gelanggang paham belaka, bahwa Janaswamy tidak akan sanggup untuk menerobos hadangan Ceng Liong.
Mereka sadar, dari gerak-geriknya, Ceng Liong bukannya sedang terdesak, melainkan memang tengah mengulur
waktu. Dan sekali lagi, seorang Majikan Kerudung Putih bukanlah tokoh yang bodoh. Sebaliknya, dia sangat
pintar malah. Melihat keadaan demikian, dia kemudian mengambil
satu keputusan, dan keputusan itu langsung dia kerjakan begitu terbersit dibenaknya. Pada saat Janaswamy
kembali melancarkan serangan berantai dan saat
bersamaan gerakan tangan Ceng Liong menyambut
gebrakan itu, Majikan Kerudung Putih juga masuk. Bukan untuk menyerang melainkan memanfaatkan celah kecil
yang ditinggalkan Ceng Liong untuk melewatinya.
Nampaknya masih ada setitik rasa ksatria di tindakannya.
Tetapi, Ceng Liong tidak pernah melewatkan
pengawasannya atas mereka berdua. Atas Majikan
Kerudung Hitam dan atas Kakek Tua yang sudah kembali tunduk dan tidak banyak mau campur tangan. Begitu
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Majikan Kerudung Hitam bergerak, Ceng Liong sudah
dengan cepat menyadarinya, dan dengan sebat
melangkah mundur dua tindak dan pada saat itu
serangkum hawa serangan Giok Ceng Sinkang meluncur
lembut kearah dua lawannya.
Majikan Kerudung Hitam yang tahu peluangnya telah
lewat, menyambut hawa serangan Giok Ceng Sinkang
dan malah melakukan serangan balasan membantu
Janswamy. Kali ini berbeda dengan pertarungan
melawan Janaswamy, Ceng Liong menghadapi serangan
lawan yang memiliki dasar sinkang yang keras. Dasar sinkang yang segera diketahuinya berasal dari Lam Hay Bun.
Dia telah pernah merasakannya sebelumnya Siang
Ciang Hoan Thian " Sepasang Tangan Membalik Langit , milik para petinggi Thian Liong Pang dan dekat dengan Lam Hay Bun. Dan serangan-serangan ini membawa
kekuatan yang menggetarkan, bahkan sampai membuat
terowongan tersebut bergetar. Ceng Liong menyadari
betapa berat jika kedua lawannya itu bersatu, tetapi dia tidak punya pilihan selain menahan serangan keduanya.
Janaswamy memainkan ilmu-ilmu pusaka tokoh Thian
Tokoh, Sihir Sakti Ular Dewa yang lemas tetapi beracun dan penuh perangkap keji, sementara Majikan Kerudung Hitam memainkan Siang Ciang Hoan Thian yang keras.
Beruntung Ceng Liong telah paham atas rahasia
kekuatan iweekang setelah dilatih kakek buyutnya dan juga Kolomoto Ti Lou. Jika tidak, jika seandainya dia melawan kekuatan kedua serangan tersebut, meski
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
belum tentu kalah, tetapi bisa dipastikan terowongan itu akan segera runtuh.
Kali ini, Ceng Liong menghadapi gempuran lawan
dengan kekuatan tidak dibawahnya tetapi dengan dua
jenis kekuatan sekaligus. Tetapi, pada sisi lain lontaran-lontaran kekuatan tenaga dalam lawan-lawannya,
tidaklah mungkin dilawannya dengan kekerasan karena akan menyebabkan runtuhnya terowongan itu.
Berpikir demikian, Ceng Liong memusatkan
kekuatannya pada kemampuan menyerap dan
menetralisasi kekuatan lontaran iweekang lawan, sambil tetap bersilat menghadapi gempuran jurus-jurus mereka.


Kisah Para Naga Di Pusaran Badai 2 Karya Marshall di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Sungguh pertarungan yang amat sulit bagi Ceng Liong.
Meskipun dia sadar waktu yang diciptakannya buat
kawan-kawannya sudah cukup, tetapi dia kini terlibat pertarungan menegangkan dengan jalan keluar yang
cukup tipis selain melawan. Dan itu dilakukannya.
Hebatnya, kekuatan lunak dan lemas serta kekuatan
tenaga keras dari Majikan Kerudung Hitam dan
Janaswamy terlontar terus menerus dan membuat Ceng
Liong perlahan kewalahan juga menteralisasinya. Jika berada di ruang terbuka, Ceng Liong tidak akan serepot ini. Dia bisa menyalurkan atau bahkan melawan kedua kekuatan tersebut dengan lawan yang tepat masing-masing.
Tetapi saat ini, dia terdesak untuk melawan tekanan sinkang berbeda dari dua lawannya, sementara pada
saat bersamaan tangan dan kakinya harus berkutat
dalam jurus-jurus serangan yang sudah digantinya
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
dengan Soan Hong Sin Ciang. Perlahan namun pasti dia jatuh di bawah angin. Tetapi, kematangannya kini
bolehlah dipuji, karena memang dia berkutat melawan banyak hal.
Melawan Janawasmy, melawan Majikan Kerudung
Hitam dan melawan gabungan tenaga mereka yang jika
dilawan bisa meruntuhkan terowongan rahasia itu.
Keadaan Ceng Liong sampai membuat Kakek Tua yang
tadinya selalu menunduk kini memperhatikannya dengan saksama. Karena betapapun, kakek tua itu tahu sampai dimana kemampuan kedua anak muda yang datang
bersamanya tadi. Dia harus kagum, dan memang
matanya menunjukkan perhatian.
Kembali ke Ceng Liong, upayanya untuk memulihkan
diri dalam sekali atau dua kali tarikan nafaspun sulit dilakukan. Karena dia tidak diberi ketika oleh kedua lawannya dan terus dicecar dengan pukulan-pukulan
yang semakin lama semakin meningkat. Karena
bertarung sekian lama, Janaswamy dan Majikan
Kerudung Hitam menjadi sangat penasaran dan malu,
sudah mengeroyok tetapi masih juga tak mampu
nejatuhkan lawan.
Posisi mereka itu membuat mereka lupa dan tidak
awas, terutama bahwa akibat pukulan mereka,
terowongan bisa runtuh dan bakal membahayakan jiwa
mereka semua. Akibatnya, harus Ceng Liong yang
menahan beban yang teramat berat itu di pudaknya. Dia sudah berkeringat karena harus menggunakan segenap
kekuatan lemas dan lunak dalam tubuhnya untuk
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
memunahkan daya serang lawan agar tidak
menggetarkan terowongan.
Keadaan tersebut membuatnya berpikir untuk
melakukan improvisasi, yakni mencoba untuk membentur kekuatan tenaga lawan dengan campuran lemas dan
keras dan kemudian menahannya dalam tubuhnya. Hal
itu dipikirkannya agar fisik dan daya tahan sinkangnya tidak kehabisan daya untuk terus-menerus menahan
gempuran lawan. Dari yang seharusnya terlontar keluar, menjadi menghempas dalam tubuhnya untuk dipunahkan
daya rusaknya. Jika bertarung seperti itu terus, sama saja dia akan melukai dirinya lama-kelamaan.
Menyadari hal itu, Ceng Liong mulai merubah daya
tempurnya. Dia tidak hanya bertahan, tetapi mulai ikut menyerang dengan menggunakan gabungan Soan Hong
Sin Ciang dan Toa Kong Sin Ciang. Maksudnya
sederhana, memperoleh waktu yang memadai untuk
mengatur pengerahan kekuatan sinkangnya.
Dan hal itu memang tidak sulit, karena Ceng Liong
sudah sampai pada tahap mampu mengerahkan
kekuatannya sekehendak hatinya. Hanya sekejap waktu yang diinginkannya untuk itu, dan tidak sulit setelah dia membalas serangan kedua lawannya dengan
menggunakan jurus-jurus mematikan dari gabungan
kedua ilmu mujijatnya.
Ketika kembali kedua lawannya menyerang, kali ini
Majikan Kerudung Hitam mengerahkan Thian-ki-te-ling Sin Ciang (Pukulan bumi sakti rahasia alam), sebuah pukulan rahasia dari Lam Hay, juga Janaswamy
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
menyerang dengan Ular Dewa Menyerang Mayapada,
Ceng Liong sudah cukup siap. Dia meladeni pukulan-
pukulan lawannya dengan menggunakan gabungan
tenaga yang terukur dan bersilat dengan Soan Hong Sin Ciang dan Pek Lek Sin Jiu untuk mengerahkan hawa
keras. Meskipun demikian, Ceng Liong tidak memapak
kekuatan-kekuatan pukulan tersebut dengan benturan-
benturan keras. Sebaliknya, dia menggunakan kekuatan Pek Lek Sin jiu untuk mengurangi daya rusak kekuatan sinkang keras lawan dan kemudian menyerapnya.
Hasilnya sangat menggembirakan.
Dengan penuh kegembiraan dan keheranan, Ceng
Liong menemukan kenyataan benturan selanjutnya justru mendatangkan rasa segar dan memulihkan kekuatan
sinkangnya. Tanpa sadar, Ceng Liong kembali
menemukan rahasia memunahkan daya rusak kekuatan
sinkang lawan dengan kekuatan menyerap dari
gabungan sinkang keras dan lunak. Satu tingkat
pemahaman yang tidak disengaja dan melalui improvisasi pada saat dia mengalami tekanan luar biasa dari kedua lawannya.
Dan melihat Ceng Liong melakukan hal yang luar biasa ini, Kakek Tua yang tadinya memang sudah mulai
memperhatikan arena pertempuran, menjadi makin
kagum. Tapi serentak dengan itu, sinar mengerikan mulai terpancar dari matanya. Dia sungguh tidak mengerti, bagaimana orang semuda Ceng Liong sudah sanggup
menguasai kemampuan yang baru bisa dikuasainya
setelah di usia yang sagat uzur" Dia sirik.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Sementara itu, Majikan Kerudung Hitam dan
Janaswamy masih belum menyadari perubahan dalam
diri Ceng Liong dan terus mencecarnya dengan lontaran kekuatan sinkang mereka. Dan yang untung adalah Ceng Liong. Mengapa" karena pada saat itu justru kekuatan sinkangnya terbantu oleh masuknya kekuatan sinkang
kedua lawannya. Kekuatan singkang lawannya memang
berbenturan dengannya, tetapi yang daya serang sinkang lawannya dibentur dan ditampung untuk kemudian
dinetralisasi oleh gabungan tenaga dalamnya sendiri.
Dengan demikian Ceng Liong menjadi semakin gagah,
sementara kedua lawannya malah semakin bingung.
Kesegaran dan bahkan kekuatan sinkangnya semakin
terlatih baik. Dan jika dilanjutkan, bukanlah sedikit hasil positif yang akan diperoleh anak muda itu dari hasil latihan dan improvisasi melalui pertarungan yang
menegangkan. Dan untungnya ada si Kakek Tua yang
menyadari bahwa jika dilanjutkan keadaan akan tidak menguntungkan pihaknya.
Karena itu, ia mulai merencanakan untuk bergerak.
Tetapi sebagai tokoh sepuh dan sudah sangat tua, dia tentu saja malu untuk memulai menyerang, atau apalagi membokong seorang dari angkatan muda" Menyadari hal itu, kakek tua itu tiba-tiba nampak seperti mengatakan sesuatu dan terdengar suaranya yang sangat serak
menyeramkan: "Mundur kalian"
Tetapi mana mau kedua anak muda itu menyerah
dalam keadaan yang demikian. Sementara Ceng Liong
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
sendiri merasa saat itu adalah waktu yang tepat untuk menghentikan pertempuran yang sudah makan waktu
yang cukup lama. Selain, dia melihat gelagat bahwa si Kakek Tua sudah akan turun tangan, dan dia yakin sekali bahwa kakek itu bahkan masih lebih matang dan
berbahaya dibandingkan kedua lawan mudanya itu.
Menyadari hal tersebut, Ceng Liong mengambil posisi cepat, yakni menempatkan diri berhadapan dengan
ketiga orang lawannya. Dengan gerakan "Bintang
Berputar Mengelilingi Bumi", Ceng Liong menyerang
kedua lawannya untuk kemudian kembali mengambil
posisi menghadap ketiga lawannya.
Sementara itu, kedua lawannya nampak sudah
semakin penasaran tetapi juga mulai heran karena tidak sanggup mengalahkan Ceng Liong padahal keduanya
sudah maju bersama. Diam-diam Majikan Kerudung
Hitam menjadi penasaran bercampur kagum .....
"Inikah Duta Agung Lembah Pualam Hijau yang
dikabarkan hebat dan dipuji-puji guru barusan?"
Sementara Janaswamy sendiri juga merasakan
keheranan serupa. Menurut Mahendra dan guru
terakhirnya, kepandaiannya saat ini sudah meningkat sangat jauh. Bahkan sudah melampaui Mahendra dan
sudah tidak selisih terlampau jauh dari guru keduanya.
Tetapi, mengapa kini dia menemukan tokoh muda yang
sangat hebat dan nampaknya melebihi dirinya dan
Majikan Kerudung Hitam"
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Siapakah gerangan orang muda ini?" Pikirnya
penasaran bercampur dengki.
Melihat kedua anak muda itu tertegun dalam
penasaran, meskipun belum menunjukkan tanda-tanda
kalah karena memang Ceng Liong belum menyerang
mereka, si Kakek Tua memanfaatkan kesempatan itu.
"Awas anak muda" terdengar suara peringatan dengan
nada dan dialek bahasa yang sangat asing di Tionggoan.
Tetapi, peringatan baru dikeluarkan, efek pukulan
yang dahsyat sudah menerpa Ceng Liong. Untunglah
Ceng Liong sudah sangat awas sejak awal, karena itu meski tercekat dengan hebatnya serangan lawan, tetapi masih mampu menjaga diri dengan baik. Begitu serangan berbahaya itu menerpa khikang atau tenaga murni
pelindung badan yang secara otomatis mengelilingi
tubuhnya, kombinasi tenaga yang dilatihnya melalui
improvisasi menghadapi kedua lawan sebelumnya juga
masih dikerahkannya.
Dan dalam kagetnya, Ceng Liong merasakan kekuatan
pukulan yang nyaris sama kuatnya dengan gabungan
kedua anak muda penyerang sebelumnya. Tetapi, yang
lebih mengagetkannya, ada semacam hawa asing yang
menyertai kedahsyatan serangan kakek tua itu, dan
hawa itu tidak asing lagi kini bagi Ceng Liong.
Diapun sudah terlatih dengan kekuatan penyerangan
yang dibaliknya tersembunyi hawa-hawa aneh sejenis.
Tidaklah percuma beberapa waktu terakhir ini, sampai-sampai seorang tokoh mujijat dari luar dan sebrang
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
lautan ikut berpartisipasi membentuk dirinya. Dia sudah menjadi lebih awas, karena apalagi beberapa waktu lalu dia diserang dengan kekuatan semacam ini. Serangan
langsung dari dua orang yang langsung dia lawan
sendirian. "Hm...." terdengar Ceng Liong mendengus, sekaligus
memompa semangat dan kemauan keras hatinya. Diapun
memperkuat pertahanan dalam dirinya, karena yakin
dengan kekuatan kakek tua itu, khikangnya akan
mungkin tertembus. Menghindari hal tersebut, Ceng
Liong telah mengerahkan kekuatan di tangannya dan
benar saja, benturan keduanya meski tidak
mengakibatkan keadaan bagai "gugur gunung" tetapi
berefek dahsyat kepada kedua orang yang bersangkutan.
Kekuatan yang membentur Ceng Liong dan dibalas
dengan kekuatan tenaga dalam dan tenaga batinnya,
bukan hanya berefek kepada Ceng Liong, tetapi juga
kepada Kakek Tua itu:
"Mustahil ..... mustahil" desis Kakek Tua itu nyaris tak terdengar.
Kakek Tua itu tersentak menemukan kenyataan
betapa anak muda yang dipenasarinya itu, ternyata
mampu mematahkan serangan pertamanya. Bahkan,
kekuatan tenaga benturan dari Ceng Liong, ikut
menggoyahkan kedalaman tenaga dan kekuatan
batinnya. Inilah yang mengherankan Kakek Tua itu.
Dia mengenal Majikan Kerudung Hitam dan
Janaswamy dan paham, bahwa kekuatan singkang
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
mereka telah melesat jauh mendekatinya. Tetapi,
kekuatan batin mereka masih sangat jauh tertinggal.
Tetapi, Ceng Liong, selain tenaga sinkangnya tidak
dibawahnya (entahla, pikirnya merasa aneh), tetapi
kekuatan batinnyapun bukanlah kekuatan yang lemah.
"Anak muda siapakah engkau?" Terdengar suara
penasaran Kakek Tua itu
"Tidak salah lagi locianpwee, dia pastilah Duta Agung Lembah Pualam Hijau itu" Kali ini terdengar suara
Majikan Kerudung Hitam yang telah terlepas dari
kepenasaran dan keterkejutan.
Dia yang sangat pintar telah dengan cepat menyadari siapa lawan mereka, masih muda, berpakaian hijau dan berkeuatan yang dipuji guru-gurunya. Siapa lagi"
"Duta Agung ..... keturunan Sin Liong ...... hm, hebat, hebat. Sambut lagi ini anak muda" terdengar dengusan Kakek Tua itu, tak pelak lagi, kepenasarannya sebagai seorang jago terusik oleh kehebatan Ceng Liong. Dan bersamaan dengan ucapannya itu, dengan cepat Kakek
Tua itu telah berada didekat Ceng Liong dan menyerang serabutan.
Anehnya, kini ada dua orang kakek Tua yang berada
di lorong itu, Kakek Tua yang pertama nampak terfekur dan berkonsentrasi dalam diam, sementara yang satu
lagi sedang menempur Ceng Liong dengan sebat, cepat dan berbahaya. Dan, yang mengagetkan, semua jurus
serangan Kakek Tua itu adalah jurus serangan berbahaya yang masih belum pernah nampak muncul di dunia
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
persilatan Tionggoan. Bahkan, juga berbeda dengan
gaya serangan Janaswamy yang berasal dari Thian Tok.
Siapa Kakek Tua ini" Sungguh penasaran Ceng Liong
memikirkannya. Terutama karena serangan Kakek Tua
itu sungguh merepotkannya. Gerakan dan kecepatannya yang dilakukan dalam pertarungan tingkat tinggi ini memang menggetarkan. Dia menyerang sekaligus
dengan menggunakan tenaga dalam dan tenaga batin,
dan kombinasi penggunaan kedua kekuatan itu sungguh sangat menguras tenaga dan kesadaran.
Tetapi, Ceng Liong tidak punya pilihan lain. Bukan
hanya kecepatan Kakek itu yang menggiriskan Ceng
Liong, tetapi juga serangan-serangan terukur dan seperti tidak asing bagi Ceng Liong meski asing di Tionggoan sungguh menggetarkan. Serangan-serangan sinkangnya
terasa seperti membuat dunia jungkir balik, tetapi
hebatnya efeknya ke lorong itu nyaris tidak ada. Efeknya hanya menerpa dimensi fisik dan batin Ceng Liong yang merasa dunia seperti sedang jungkir balik.
Tetapi, untungnya Ceng Liong sendiri sudah terdidik dan memiliki pengalaman yang memadai menghadapi
bahaya seperti saat ini. Yang dikhawatirkannya hanyalah bokongan kedua lawan yang lain, karena bertempur
dengan Kakek ini membuatnya tidak boleh membagi
perhatian. Ceng Liong mesti melawan dengan
penggunaan kekuatan batinnya dan dengan tenang dia
menyambut pukulan menjungkirbalikkan bumi dari
lawannya dengan menggunakan kekuatan Pek Lek Sin
Jiu yang disempurnakannya.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Dan akibatnya, keduanya kadang saling bentur dan
saling terdorong ke belakang. Tetapi, Kakek Tua itu dengan cepat bergerak kembali, bahkan bersamaan
dengan itu, Ceng Liong mendengar gempuran baru,
yakni gempuran melalui telinga. Hal ini sangat
mengagetkan dan sekaligus membuat Ceng Liong
bingung. Dia ingat dengan Ilmu Gelap ngampar yang
mirip dengan Sai Cu Ho Kang yang digambarkan
Kolomoto Ti Lou, yang dia juga sudah menguasainya.
Tetapi, Kakek Tua ini menyerang bukan dengan Ilmu Sai Cu Ho Kang, nampaknya ilmu menyerang lewat suara
yang berbeda. "Apakah itu yang disebut Gelap Ngampar?" Pikirnya.
"Tapi siapa pula orang ini, adakah hubungannya dengan dia?" Bingung Ceng Liong. Dalam bingungnya, tiba-tiba terdengar suara:
"Gelap Ngampar, Aji Kidang Kuning dan Brajamusti
.....Ceng Liong, engkau sedang berhadapan dengan ....
tidak salah lagi, Bintang Sakti Berpijar, paman guruku.
Biarkan aku menggantikanmu" Dan bersamaan dengan
itu, Nenggala yang sebelumnya mengantarkan
rombongan tawanan sudah berada di belakang Ceng
Liong. Dan Ceng Liongpun segera sadar, bahwa memang
benar, Kakek Tua ini memiliki kesamaan Ilmu dengan
yang dipaparkan Kolomo Ti Lou kepadanya. Menyadari
hal itu, Ceng Liong dengan cepat mengerahkan puncak penguasaannya atas Pek Lek Sin Jiu yang
disempurnakannya sendiri dengan menggunakan
bantuan tenaga Kiong Siang Han. Dia membentur
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
pukulan Brajamusti, sementara Gelap Ngampar
dilawannya dengan Ilmu suara sejenis.
Dan akibatnya, kedua orang itu nampak terdorong
sama-sampai 3 langkah ke belakang. Tetapi, tubuh
penyerang Kakek Tua itu tiba-tiba mencelat ke arah
tubuh satunya lagi yang sedang diam berkonsentrasi.
Dan kemudian dengan cepat dia menghadapi Nenggala
dan bertanya: "Siapakah engkau ...... engkau ..... mengenaliku?"
"Perkenalkan, namaku Nenggala, murid dari eyang
guru Bintang Sakti Membara Jayeng Reksa"
"Hm, sudah kuduga .... sayang hubungan perguruan
kita sudah lama putus, aku tidak mengenal lagi eyang gurumu dan sudah sangat lama kami tidak pernah
berhubungan lagi. Dimanakah gerangan eyang guru dan kakek gurumu itu berada sekarang ini?"
"Bisa kupastikan sebentar lagi akan berusaha


Kisah Para Naga Di Pusaran Badai 2 Karya Marshall di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menemui Paman Guru" Nenggala tetap hormat.
"Aku tidak punya urusan lagi dengan mereka"
"Tapi Paman Guru, lembaran itu ......." Nenggala tidak melanjutkan perkataannya
"Hm, bukan urusanmu. Gurumu sendiri tidak layak
menanyakannya" Murka Kakek Tua itu, bahkan
selanjutnya dia berkata:
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Kita pergi, tempat ini sudah tercium banyak orang, keadaan sudah gawat" Dan sambil berkata demikian tiba-tiba tubuhnya berkelabat. Jelas sekali, dia pergi secara tergesa-gesa.
"Locianpwee ....." Majikan Kerudung Hitam berusaha
mencegah, tetapi bayangan Kakek Tua itu sudah lenyap di dalam terowongan gelap itu. Dan selanjutnya sepi.
Tetapi, benarkah memang sepi?"?"
Episode 23: Menyerbu Markas
Utama Kakek tua itu ternyata adalah Paman Guru Nenggala.
Dia adalah tokoh yang bernama Wisanggeni dengan
julukannya Bintang Sakti Berpijar, salah seorang murid Kolomoto Ti Lou yang berkhianat. Dia membawa kabur
buku pusaka gurunya hingga ke Thian Tok dan
Tionggoan. Sekali lihat Nenggala segera paham dan
kenal. Paman Gurunya itu memang luar biasa lihaynya dan dia ragu apakah dia sudah cukup siap untuk
menghadapinya. Mungkin kakeknya yang adalah juga gurunya yang
memiliki kesanggupan menandinginya, tetapi dia tidak kecil hati karena percaya dengan kemampuannya sendiri.
Hanya, yang mengagetkannya adalah, Ceng Liong
ternyata sanggup menahan dan nampaknya tidak
terdesak sama sekali oleh gelombang serangan paman
gurunya yang dia tahu betul kelihayannya.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Sampai dimana sebenarnya kehebatan Duta Agung
yang masih demikian muda ini?" Batin Nenggala. Dengan jujur diakuinya bahwa anak muda itu, malah lebih muda daripadanya memang sangatlah lihay dan dia belum tahu sampai dimana kelihayannya, karena setiap bertempur, semakin hebat lawannya, justru semakin berkembang
kemampuan anak itu. "Luar biasa" puji Nenggala dalam hati.
Berlalunya Wisanggeni atau Bintang Sakti Berpijar,
salah seorang tokoh terkemuka asal Jawadwipa tidaklah dengan sendirinya menyurutkan bara amarah di hati
Majikan Kerudung Hitam. Apalagi, dia sendiri sudah
terlanjur teryakinkan oleh guru-gurunya bahwa
kemampuannya sudah tidak terpaut jauh dari gurunya
dan juga Wisanggeni yang baru saja berlalu itu.
Sementara disudut lain, Janaswamy, meski juga
penasaran tetapi sudah mulai ngeri mendapatkan
kenyataan betapa Wisanggenipun tidak sanggup
mendesak anak muda yang masih dilihatnya amat belia itu. Dia diwanti-wanti Mahendra dan gurunya yang
terakhir, seorang tokoh sepuh asal Thian Tok, bahwa kakek tua itu, Wisanggeni, memiliki kemampuan tidak di bawahnya.
"Jika melawan Wisanggeni saja dia bisa, apakah
kehebatannya sudah setataran dengan guru?" Demikian dia bertanya-tanya dalam hati. Otomatis, pandangannya kepada Ceng Liong telah berbeda jauh, jauh dari
sebelum mereka bertempur dan dia menyaksikan sendiri bagaimana Ceng Liong menempur Wisanggeni.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Bahkan, dia sendiri telah merasakan kehebatan Ceng
Liong, yang meski dikeroyoknya bersama Majikan
Kerudung Hitam, tetapi mampu memberi perlawanan
yang hebat. Bahkan, pada bagian akhir pengeroyokan
mereka, dia merasa betapa Ceng Liong justru menjadi semakin digdaya, sementara dia sendiri mulai kewalahan.
Untuk sejenak keempat anak muda itu saling tatap.
Majikan Kerudung Hitam, meski telah ditinggal
Wisanggeni tetapi tidak kehilangan kesombongannya. Dia masih yakin atas kemampuannya dan juga kemampuan
Janaswamy, dan dia tidak merasa sama sekali bahwa
tempat itu telah menjadi area yang berbahaya dan harus ditinggal. Kekuatan Ceng Liong memang bertambah
dengan kehadiran Nenggala yang secara sepintas dia
melihat juga sangat hebat itu.
Tetapi, darah muda dan kepenasaranannya
mengalahkan peringatan Wisanggeni tadi. Selain itu, dia memiliki kartu truf lainnya, yakni mereka berada di tempat berbahaya yang tempatnya lebih dikuasainya.
Posisi ini, bisa dimainkan keuntungannya kapan saja, tergantung kebutuhan. Ini yang membuat Majikan
Kerudung Hitam tetap berkeyakinan, dan keyakinan ini dipegangnya dengan teguh.
Dan, memang, sekali lagi anak muda ini memang
penuh perhitungan, pintar dan amat cerdas, meski
usianya masih sangat muda. Dan karena kecerdasannya itu, serta kesaktiannyalah yang membuatnya menjadi
salah satu pemimpin teras Thian Liong Pang. Menjadi salah satu di tangan kanan Pangcu Thian Liong Pang
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
yang memiliki kekuasaan besar dan terutama sangat
berani. Tetapi, bagaimana ceritanya sampai Nenggala tiba-
tiba muncul di tempat tersebut" Bukankah dia memiliki kesepakatan dengan Ceng Liong untuk mengawal para
tawanan hingga ke Kwi Cu" Untuk mengetahuinya,
marilah kita mundur sejenak ke belakang:
Pada saat Ceng Liong menahan Majikan Kerudung
Hitam, Janaswamy dan Kakek Tua yang belakangan
ternyata adalah Wisanggeni (dan pada saat Nenggala
berlalu dia tidak mengenalinya) bergegas rombongan di bawah lindungan Nenggala dan Su Kiat menuju mulut
terowongan. Sudah tentu mulut terowongan itu mudah
mereka capai karena memang penjagaan di dalam
terowongan tidaklah ketat atau bahkan telah
dilumpuhkan. Tetapi, Su Kiat dan Nenggala paham, bahwa begitu
keluar dari terowongan, mereka akan berhadapan
dengan barisan penjagaan yang cukup ketat. Meskipun, mereka sedikit lega karena mereka bergerak cukup cepat dan nampaknya anak buah Thian Liong Pang yang di 5
gedung utama belum banyak yang terjaga.
Dugaan mereka memang tepat, bahkan ketika
membuka pintu terowongan, mereka menemukan
keadaan para penjaga terowongan yang masih dalam
keadaan tertotok dan masih belum siuman. Su Kiat dan Nenggala yang berpikiran panjang, kembali menghadiahi ke 7 penjaga itu dengan totokan baru untuk
memperpanjang masa "istirahat" mereka. Dan dengan
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
mudah Nenggala, Su Kiat, Kiang Hong, Tan Bi Hiong, Ciu Sian Sin Kay, Ci Siong Tojin, Kiong Hian Hwesio berlalu dari terowongan tersebut.
Tetapi, masalah segera muncul karena Ciu Sian Sin
Kay, Ci Siong Tojin dan Kiong Hian Hwesio masih belum pulih kekuatan mereka. Langkah mereka masih seperti orang yang tak berkekuatan, dan karena itu akan dengan mudah terlacak oleh lawan. Dan memang begitulah
jadinya ketika mereka keluar dari kawasan 5 gedung
utama tersebut, keberadaan mereka segera terendus
pihak lawan. Untungnya mereka telah berada di luar
kawasan 5 gedung tersebut, dan lebih untung pula
karena di area tersebut mereka tidak akan terkepung oleh pihak lawan.
Terlebih, pihak lawan tidak mengetahui jika lawan
yang menyusup adalah mereka yang berkekuatan luar
biasa. Karena itu, rata-rata hanya para penjaga saja yang mengejar mereka. Dalam kondisi seperti itu, Nenggala segera mengambil keputusan, dia membisikkan agar Su Kiat cepat membawa para tawanan yang belum pulih ke liang rahasia sementara dia menahan para pengejar.
Dengan petunjuk Su Kiat dan di bawah bantuan dan
pengawasan Bi Hiong dan Kiang Hong, semua pencegat
dengan cepat terpental pergi. Sementara Nenggala
meskipun di bawah kerubutan beberapa orang, dengan
cepat mengerahkan kekuatan Brajamusti dan membuat
para pengejar terpental jauh ke belakang.
Para penjaga memang bukanlah orang-orang yang
berkepandaian tinggi, tetapi isyarat mereka akan dengan TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
segera mendatangkan para pesilat dan anggota Thian
Liong Pang lainnya yang berkepandaian tinggi. Menyadari hal tersebut, Nenggala dan juga Su Kiat berupaya agar secepatnya meloloskan diri ke liang rahasia. Sambil terus menjaga jarak di belakang rombongan itu, Nenggala
terus menerus mengibaskan lengannya dan membuat
terpental para pengejarnya.
Tetapi, tiba-tiba terdengar suitan nyaring dan bening dari markas besar Thian Liong Pang, tanda bahwa
mereka sudah mengetahui adanya rombongan penyusup
tersebut. Untungnya, jarak kearah liang rahasia juga sudah semakin dekat, sementara pencegat rombongan di depan Nenggala nampaknya semakin berkurang. Jikapun ada, dengan mudah Thio Su Kiat bergantian dengan
Kiang Hong dan Tan Bi Hiong memukul mereka menjauh.
Tepat pada belokan terakhir yang akan membawa
rombongan itu mendekati hutan yang menutupi liang
rahasia, Nenggala berhenti. Betapapun dia mesti
menghilangkan jejak liang rahasia yang dia yakin masih akan dipergunakan untuk menyerang nantinya. Dan Su
Kiat paham betul, bahwa sedapat mungkin mereka harus menghilangkan jejak ke arah liang rahasia itu.
Karenanya, melihat Nenggala telah berhenti dan
mengambil alih menangani semua penyerang, dengan
cepat dia memberi instruksi agar hati-hati dan tidak menimbulkan jejak ketika memasuki liang rahasia
tersebut. Beberapa saat setelah rombongan Su Kiat berbelok di belokan depan, Nenggala telah bersiap menyambut
kedatangan para pengejar. Kali ini, nampaknya pengejar TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
itu adalah tokoh-tokoh yang cukup berisi dari Thian Liong Pang, bahkan nampaknya disertai serombongan lain
yang berseragam warna-warni. Tetapi, begitu datang, pengejar itu sudah segera mengerubuti Nenggala.
Sayangnya, meski tokoh-tokh tersebut memang lebih
berisi, tetapi mereka masih belum sanggup menahan
serangan Nenggala yang dengan cepat mengerahkan
ilmu-ilmu kesaktiannya.
Menyadari lawan cukup banyak sementara dia harus
memberi ketika bagi Su Kiat membawa rombongan
keluar dari daerah itu, Nenggala menyerang lawan-
lawannya secara hebat. Tidak tanggung-tanggung dia
menggunakan ilmu-ilmu leluhurnya, Ajian Brajamusti
yang dikombinasikan dengan Ajian Kidang Kuning yang sudah dikuasainya dengan baik. Dengan Ajian Brajamusti dia membuat lawan-lawannya bagaikan menempur awan
penuh prahara. Sementara dengan Ajian Kidang Kuning, dia bergerak secara sangat cepat dan nyaris sulit diikuti pandangan mata orang biasa.
Dengan cara tersebut, lawan-lawan yang berjumlah
besar itu tidak sanggup mengapa-apakan dirinya.
Sebaliknya, Nenggala membuat mereka kalang kabut dan kocar-kacir, bingung mana dan bagaimana menyerang
Nenggala yang bergerak demikian cepat dan demikian
pesat sulit diikuti pandangan mata.
Menyaksikan keroyokan banyak orang masih belum
sanggup menjinakkan Nenggala, orang-orang yang
berniat untuk mengejar rombongan yang sudah tidak
kelihatan itu jadi enggan beranjak. Mereka kemudian menghentikan pengejaran dan kagum menyaksikan
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
bagaimana seorang Nenggala bertempur dengan hebat
menghadapi banyak orang tanpa terdesak. Bahkan,
sebaliknya, dia yang malah membuat para
pengeroyoknya kocar-kacir.
Meskipun tidak ada pengeroyoknya yang terluka berat oleh gempuran, tamparan maupun sentilannya, tetapi
semua yang mengepung memandang penuh kekaguman
kepada Nenggala yang bertempur secara hebat itu.
Padahal, bagi Nenggala sendiri, dia merasa enggan
bertempur dengan kawanan pengeroyoknya yang
memang masih berselisih jauh dengan kemampuannya.
Tetapi, apa boleh buat, dia harus membuat waktu yang cukup bagi kawan-kawannya untuk meninggalkan tempat berbahaya tersebut.
Meski resikonya, perlahan dia semakin terkepung dan pada saat itu sebuah barisan nampak mulai dibentuk
untuk melawannya. Dan barisan itu adalah barisan
terkenal dari Lam Hay yang sekarang digunakan oleh
Thian Liong Pang, BARISAN WARNA WARNI.
Barisan berwarna merah pekat, hijau pekat, biru pekat dan kuning pekat telah terbentuk di luar lapangan, dan pada masing-masing barisan tersebut telah lengkap
terdapat pemimpin barisan masing-masing. Bahkan di
depan pemimpin 4 Barisan warna, nampak seorang yang mengenakan pakaian hitam pekat, dan dipastikan dialah pemimpin barisan Pat Tou Su Sing (Empat Bintang
Bertaburan di 8 Penjuru).
Seperti diketahui, Barisan Warna Warni ini telah
disempurnakan dengan memiliki kepala tunggal dalam
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
diri Duta Hitam, dan jika mereka menyatu kekuatannya menjadi berlipat ganda dibanding barisan asli milik Lam hay Bun. Dan saat ini, bisa dipastikan, barisan lihay ini telah disiapkan untuk melawan dan menawan Nenggala
yang masih dikeroyok di tengah-tengah puluhan tokoh Thian Liong Pang yang mengerubutinya.
Nenggala bukannya tidak sadar dengan pembentukan
barisan tersebut, tetapi karena memang dia hendak
memberi banyak waktu bagi kawan2nya untuk melarikan diri, terpaksa Nenggala membiarkan barisan itu
terbentuk. "Masakan aku tidak memiliki daya melawan barisan itu" pikir Nenggala dalam hati.
Sambil berpikir demikian, kembali Nenggala
mengeluarkan pukulan Brajamusti yang menggelegar dan mendorong mundur semua penyerangnya. Meski pukulan
itu memang berat membahana, tetapi Nenggala
mengatur sedemikian rupa hingga tidaklah melukai
lawan-lawannya secara berat. Itulah untungnya bagi
para pengeroyoknya. Tidak ada maksud Nenggala
melukai berat kepada mereka, karena memang
banyaknya musuh justru mempermudah Nenggala untuk
menyusup kesana kemari dan membuat waktu bagi
kawan-kawannya menjadi lebih banyak.
Keadaan ini berlangsung cukup lama sampai kemudian
pemimpin Pat Tou Su Sing, si Duta Hitam akhirnya
mengambil keputusan untuk turun tangan langsung.
Terdengar perintahnya:
"Semua mundur" terdengar ringan saja, tetapi
gaungnya cukup menggetarkan. Dan mendengar suara
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
itu, semua pengeroyok meloncat mundur dan banyak
dari mereka berterima kasih karena tidak mendapatkan luka, jikapun terluka hanya luka ringan semata.
Dalam waktu singkat, Nenggala berdiri berhadapan
dengan Duta Hitam yang dibelakangnya berdiri Duta-
Duta dengan warna khasnya, dan di belakang pemimpin warna (Duta Warna) telah berdiri masing-masing warna 12 orang anggota. Dengan demikian Nenggala
berhadapan dengan Barisan Warna Warni yang lengkap
dengan pimpinannya, 4 Duta Warna dan pimpinan utama barisan Duta Hitam.
"Hm, engkau cukup hebat anak muda, sayang terlalu
usil" Duta Hitam membuka suara setelah arena
pertarungan kini berhadap-hadapan Nenggala dengan
para pemimpin dan anggota barisan istimewa Thian
Liong Pang itu.
"Hm, aku punya alasan tersendiri untuk melakukan
keusilan tersebut" sambut Nenggala kalem dan tenang.
"Tetapi, kami enggan melepaskan siapapun orangnya
yang berani menyatroni ataupun berani menyusup ke
markas besar kami.
"Sayangnya kebetulan cayhe telah melakukan
keduanya itu, mohon dimaafkan"
"Kami tahu, bukan sekedar menyusup atau sekedar
mampir hingga engkau memberanikan diri masuk.
Kemampuanmu menghindari jaring ilmu kejiwaan
sungguh luar biasa"
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Bukan suatu hal yang layak dibanggakan"
"Baiklah, untuk menghargai kemampuanmu, satu
barisan istimewa Thian Liong Pang akan menyambut dan mengujimu. Engkau harus berusaha mempertahankan
diri dan dengan demikian mempertahankan nyawamu
anak muda" tegas Duta Hitam.
"Mudah-mudahan aku mampu melakukannya" sahut
Nenggala tetap kalem, meskipun dia sendiri sebenarnya sudah bersiap, sangat siap malah.
Perlahan Duta Hitam kemudian mengangkat sebelah
lengannya, lengan kanannya. Dan serentak dengan itu, Barisan Warna Warni mulai bergerak. Masing-masing
warna bergerak dengan menyatukan diri bersama
pimpinannya, yakni Duta Warna yang menyimbolkan
masing-masing warna: Barisan Warna Kuning, Warna
Merah, Warna Biru dan Warna Hijau. Keempat barisan
warna itu mengambil posisi pada empat penjuru mata
angin dengan ekornya sedikit membengkok ke arah yang sama.
Ketika Duta Hitam menurunkan tangannya, pada saat
yang sama semua barisan itu mulai bergerak searah
mengepung Nenggala sementara kepalanya, Duta Hitam
langsung melancarkan serangan kearah Nenggala.
Serangan itu nampaknya biasa dan ringan saja, tetapi Nenggala yang terkepung ditengah barisan segera
merasakan tiupan angin yang deras menerpa wajahnya.
Dengan cepat dia mengerahkan kekuatan tenaga
dalamnya dan menyiapkan Ilmu Brajamusti dan Lembu
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Sekilan, sebuah ilmu kebal dari Jawadwipa. Dengan
berani dan tanpa gentar sekalipun dia menyambut
serangan tangan kanan Duta Hitam yang juga dengan
cepat sebelum berbenturan telah merubah pukulannya
menjadi semacam totokan kejalan darah dipinggang
Nenggala. Tetapi Nenggala dengan cepat memapak


Kisah Para Naga Di Pusaran Badai 2 Karya Marshall di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

totokan itu dengan totokan sejenis di pangkal lengan lawan dan dengan demikian serangannya digagalkan.
Tetapi jangan salah, bukannya menarik mundur
serangannya, Duta Hitam justru kembali merubah
totokan menjadi tangkisan dengan sekaligus menyerang lengan Nenggala. Sementara Nenggala tanpa
menggerakkan kakinya juga memapak serangan itu
dengan gerakan tangan yang lihay dan cepat,
memunahkan serangan lawan dan melakukan serangan
balasan. Ada lebih dari sepuluh gerakan dalam waktu sekejap, mungkin dalam waktu 1-2 detik yang dilakukan masing-masing pihak, tanpa terjadi benturan atas lengan mereka.
Dan keduanya cepat menyadari bahwa lawan mereka
memang hebat. Hebatnya gerakan-gerakan tadi terjadi hanya dalam sekejap dan sudah tentu terjadi dalam
tempo cepat dan nyaris tidak mampu diikuti oleh
penonton atau pengepung Nenggala. Menyadari
lawannya memang hebat, Duta Hitam dengan cepat
mengangkat tangan kirinya dan bersamaan dengan itu, serbuan massal dilakukan barisan itu kearah Nenggala.
Serangan-serangan dari semua penjuru mengarah ke
Nenggala, tetapi dengan Ajian Lembu Sekilan, sejenis ilmu kebal yang hebat, Ilmu Brajamusti dan Ajian Kidang TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Kuning, Nenggala nampaknya tidak khawatir dengan
serbuan gencar itu. Terbukti dengan manis dia mampu menghindari serbuan dari semua penjuru, atau sanggup menyentil beberapa pukulan yang mengarah ketubuhnya.
Tetapi semakin lama jumlah serangan ketubuh
Nenggala semakin membadai, sementara jalan keluar
dan jalan mengelak juga semakin lama semakin
menyempit. Padahal di sisi lain, menyerang juga agak sulit karena pada saat menyerang sejumlah besar
serangan dari arah lain dengan cepat mengancamnya.
Untunglah Nenggala menguasai dengan baik Ajian
Lembu Sekilan dan juga Ajian Kidang Kuning.
Ajian pertama membuatnya tahan dan tidak terluka
dengan pukulan lawan, sementara ajian kedua
membuatnya mampu bergerak cepat bagaikan melayang-
layang menerobos sejumlah besar pukulan lawan. Tetapi begitupun, Nenggala diam-diam mengagumi kemampuan
Barisan lawan ini. Terutama yang paling berbahaya ialah pukulan Duta Hitam yang meski hanya sesekali
menyerangnya, tetapi membawa akibat yang cukup luar biasa.
Setelah menyerang sekian lama, Barisan Warna Warni
masih tetap tidak mampu menarik keuntungan apapun.
Hal ini membuat Duta Hitam menjadi semakin penasaran, dan karena itu diam-diam dia mulai merencanakan
sesuatu yang berbeda. Yakni meningkatkan penyerangan Barisan sakti itu untuk menaklukkan Nenggala yang
dilihatnya masih belum terdesak meski jarang
melontarkan pukulan. Beberapa saat setelah dia
memutuskan, tiba-tiba Duta Hitam bersiul. Dan serentak TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
barisan itu seperti berhenti bergerak, tetapi hanya sekejap. Karena serentak kemudian barisan itu kembali bergerak.
Hanya, kali ini Barisan sakti itu bergerak secara
berbeda. Jika sebelumnya semua bergerak searah, maka kali ini barisan itu bergerak bagaikan gerigi-gerigi yang saling melengkapi dan saling memasuki. Barisan pertama bergerak kekanan, sementara barisan kerdua bergerak kekiri, barisan ketiga kembali bergarak kekanan dan barisan keempat bergerak kekiri.
Gerakan-gerakan mereka sungguh sangat cepat, dan
saking cepatnya sudah sangat sulit membedakan mana
barisan merah, biru, hijau ataupun kuning. Sementara Duta Hitam bergerak di angkasa dengan memanfaatkan
barisan yang bergerak untuk menjadi tumpuannya.
Nenggala tercekat melihat kemampuan barisan itu
bekerja sama, dan lebih tercekat lagi ketika menyadari batinnya seperti goyah menyaksikan gaya bertempur
barisan tersebut.
Sementara, dia melihat Duta Hitam seperti berubah
menjadi burung rajawali yang mematuk dan
menyerangnya dari angkasa. Barisan itu, menjadi lebih mengerikan perbawanya. Untung, sekali lagi untunglah Nenggala bukan pendekar muda yang masih bau kencur.
Dia menghabiskan masa kanak-kanak dan masa
remajanya berkelana bersama pamannya yang juga
adalah gurunya, berkelana dari Swarnadwipa, Thian Tok dan sampai ke Tionggoan. Dan dalam pengembaraannya, dia telah menemukan sejumlah besar pengalaman yang
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
menggodoknya menjadi semakin matang,
berpengalaman dan sangat menguasai kemampuannya.
Karena itu, dengan cepat Nenggala menyadari adanya
unsur "sihir" dalam gerakan dan serangan Barisan aneh tersebut. Dan, melawan serangan semacam itu, hanya
mungkin dengan menggunakan segenap kekuatan
batinnya agar mampu melihat lebih jelas dan mampu
melawan lebih baik. Ketika kemudian dia menggunakan kekuatan batinnya, dia kembali melihat kondisi yang wajar, melihat Duta Hitam dalam keadaan normalnya,
kecuali kecepatan berputar barisan itu yang memang
istimewa. Tetapi, keadaan itu sudah cukup bagi Nenggala untuk menguasai keadaan. Meski tetap kerepotan dengan cepat dan membadainya serangan lawan, tetapi Nenggala
sudah sanggup menguasai dirinya. Bahkan sesekali dia berani menyerang dengan kekuatan ajian Inti Lebur
Sakheti yang lebih dahsyat dan lebih mengerikan. Tetapi, karena yang menangkis pukulan itu beberapa orang
sekaligus, tidaklah membawa perbawa yang dahsyat bagi barisan tersebut. Kecuali sedikit gangguan yang dengan cepat ditambal oleh teman-teman barisan itu dan kembali melanjutkan serangan kearah Nenggala.
Disisi lain, Nenggala merasa bahwa waktu telah cukup bagi kawan-kawannya untuk meninggalkan tempat
berbahaya tersebut. Sudah waktunya juga baginya untuk menghilang, mumpung keadaan masih gelap dan
sebentar lagi akan terang tanah. Bukan karena terdesak dia berniat meninggalkan arena, bukan.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Sebelum pergi, dia bahkan ingin menunjukkan siapa
dirinya yang sebenarnya. Tetapi, sebelum bergerak dia menimbang-nimbang arah yang akan ditujunya agar
tempat dia menghilang nanti tidak diketahui lawan,
terutama liang rahasia yang sejauh ini masih
tersembunyi dan nampaknya tidak dilacak lawan karena terkonsentrasi untuk menahan dirinya. Setelah melihat-lihat sekelilingnya, Nenggala telah menentukan arah yang tepat bagi dirinya untuk berlalu.
Tentu tidak akan langsung kearah liang rahasia yang dilaluinya waktu datang bersama Ceng Liong, tetapi
mengambil arah berputar untuk kemudian kembali
ketempat itu setelah kondisi aman. Setelah menetapkan arah bergeraknya, Nenggala kemudian menetapkan
hatinya dan berkonsentrasi untuk memberi kejutan
kepada lawan-lawannya. Meski Barisan itu memang lihay, tetapi dia memiliki keyakinan sendiri atas
kemampuannya. Sambil terus bergerak, diam-diam Nenggala
berkonsentrasi untuk mengerahkan kemampuan
ampuhnya, Ajian Gelap Ngampar yang dilambari
kekuatan batin yang akan disertai dengan dorongan
ampuh dari Ajian Inti Lebur Sakheti. Dan waktunya
memang akhirnya datang ....... tiba-tiba dia berteriak garang dan mengguncang dada banyak orang, terutama
Barisan Warna Warni yang menjadi target serangannya.
Pada saat bersamaan, dorongan tenaga dalamnya
diarahkan kepada Duta Hitam dan pusat kekuatan
Barisan Warna Warni yang sedang terguncang oleh
teriakan Gelap Ngamparnya. Akibatnya sungguh hebat, TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Duta Hitam terdorong sampai 5-6 langkah ke belakang, sementara pusat kekuatan Barisan Warna Warni
tergempur kebelakang sehingga sejenak mengacaukan
pergerakan barisan itu. Untuk beberapa saat, karena Duta Hitam tergempur mundur dan pusat Barisan goyah, Barisan itu lumpuh.
Tetapi, Barisan terlatih itu akan dengan cepat pulih karena memang sangat terlatih baik. Tetapi, waktu yang meski hanya sedetik itu sudah dimanfaatkan dengan
cepat oleh Nenggala yang menggunakan Ajian Kidang
Kuning untuk berkelabat cepat keangkasa dan kemudian dengan pesat bergerak kearah barat. Sekejap setelah dia berkelabat pergi tanpa gangguan dan hadangan karena semua pengepungnya terkejut oleh teriakan Gelap
Ngamparnya, baru Duta Hitam sadar. Segera dia
mengeluarkan perintah:
"Kejar" dan dia sendiri dengan cepat melakukan
pengejaran kearah berlalunya Nenggala. Tetapi,
kecepatan Ajian Kidang Kuning sungguh mengejutkan,
karena dalam waktu singkat bayangan Nenggala sudah
hilang ditelan kegelapan. Tetapi, begitupun semua
pengepungnya bergerak melakukan pengejaran dan
pencarian. Dan dalam kisruh mencari itulah, Nenggala yang
sebetulnya tidak pergi jauh memanfaatkan keadaan
untuk cepat kembali ketempat semula tanpa seorangpun mengetahui. Sungguh sebuah ajian bergerak yang luar biasa yang diperagakannya.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Dan beberapa saat kemudian, adalah Nenggala yang
terkejut ketika bertemu rombongan yang dipimpin Su
Kiat tetapi telah bersama-sama dengan Mei Lan, Tek
Hoat, Kwi Beng, Kwi Song dan Giok Lian. Bahkan tak
jauh dari tempat itu, juga nampak Barisan 6 Pedang
dalam posisi siaga, maklum mereka baru bertemu Duta Agung lama, Kiang Hong dan istrinya. Dalam waktu
singkat mereka yang berkumpul memutuskan bahwa saat yang tepat untuk menyerang justru adalah saat ini, dan menjadi tugas Kwi Song dan Kwi Beng untuk segera
menyampaikan warta itu bersama dengan Kiang Hong
dan Tan Bi Hiong ke Kwi Cu.
Tak lama kemudian keempat orang itu telah melesat
pergi menuju Kwi Cu, sementara yang tersisa dengan
cepat menyusup kembali melalui liang rahasia untuk
kembali ke Markas Besar Thian Liong Pang. Namun
demikian, karena kondisi yang menegangkan, mereka
mesti menunggu sampai tengah hari untuk melakukan
penyusupan kembali, karena hari sudah mulai menjelang pagi.
Adalah Nenggala dan Mei Lan yang menjadi tidak
sabar dan kemudian memutuskan menempuh bahaya
dengan alasannya masing-masing. Nenggala memikirkan keselamatan Li Hwa, sementara Mei Lan
mengkhawatirkan Ceng Liong yang berada sendirian di terowongan sebagaimana disampaikan oleh Nenggala.
Sudah tentu Giok Lian dan Tek Hoat serta Su Kiat tidak akan membiarkan mereka berlalu begitu saja. Karena itu, akhirnya mereka meninggalkan Barisan 6 Pedang di liang rahasia untuk kemudian berusaha menerobos ke
terowongan rahasia di markas Thian Liong Pang.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Karena Nenggala yang mengerti situasi dan memasuki
markas secara menerobos, maka dialah yang paling
pertama mencapai mulut terowongan. Sementara para
pendekar muda lainnya terlibat dalam pertempuran
hebat di markas Thian Liong Pang tersebut. Kondisi itulah yang terjadi ketika Nenggala menemukan Ceng Liong
menempur Wisanggeni.
"Hm, kalian sungguh tidak takut mati memasuki area
berbahaya Thian Liong Pang. Tidak akan aku
membiarkan kalian berdua berlalu tanpa hukuman
setimpal" terdengar suara murka tetapi yang coba
ditahan-tahan dari Majikan Kerudung Hitam.
"Dosa Thian Liong Pang sudah terlampau berlebihan
dan kaum persilatan telah bersepakat untuk membasmi perkumpulan sesat itu" Ceng Liong menjawab rawan dan tidak terpancing amarahnya.
"Mari kita lihat, siapa yang akan terbasmi hari ini ......
hahahahaha" sambil berkata demikian, Majikan Kerudung Hitam melangkah mendekati Ceng Liong. Tetapi, tepat ketika dia membuka serangan ke arah Ceng Liong,
dengan cepat dan sopan Nenggala berkata:
"Saudara Ceng Liong, perkenankan aku
menggantikanmu kali ini" Sambil berkata demikian, tanpa menunggu jawaban dan reaksi Ceng Liong, Nenggala
telah maju kedepan dan menyongsong serangan Majikan Kerudung Hitam. Maka, pertempuran yang mendebarkan
antara kedua anak muda sakti kembali tergelar di
terowongan bawah sungai Yang Tze .....
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Pertarungan kali ini berlangsung keras, baik Majikan Kerudung Hitam yang marah dan penasaran maupun
Nenggala tidak mau saling mengalah. Karena itu, dengan segera terowongan sempit itu seperti bergetar-getar ketika pukulan-pukulan ampuh dari Lam Hay Bun
bertemu dengan pukulan-pukulan dari Jawadwipa yang
telah mahir dikuasai Nenggala.
Tenaga Bu Kek Hoat Keng dipadukan dengan Siang
Ciang Hoan Thian (Sepasang Tangan Membalik Bumi)
bertemu dengan Ajian Brajamusti yang dimainkan secara manis oleh Nenggala. Hanya, sebagai pesilat tingkat tinggi, keduanya segera sadar, terowongan itu bakal runtuh jika mereka mengumbar kemampuan hingga
puncak. Apalagi, karena keduanya segera sadar jika
tingkat kemampuan mereka tidak terpaut cukup jauh.
Dalam benturan keras yang pertama, keduanya
masing-masing terdorong setengah tindak ke belakang, dan otomatis keduanya menjadi kagum atas lawan
masing-masing dan berpadu dengan kepenasaran yang
dengan cepat melonjak. Patut dimaklumi, setiap pesilat yang bertemu dengan lawan sepadan akan sangat
memikat dan mampu merangsang keluarnya kemampuan
bersilat hingga ke titik optimal.
Maka keduanya, dengan cepat kembali membenturkan
lengan masing-masing, dan beberapa kali benturan
membuat mereka paham bahwa tingkat mereka nyaris
seimbang. Dan keduanya juga segera sadar, bahwa
tempat itu menjadi berbahaya karena sampai 4-5 kali benturan mereka membuat beberapa batu kerikil dari
dinding terowongan itu berguguran.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Bagaimana penasaranpun, Nenggala masih
memperhitungkan keselamatan dirinya, dan karena itu dia tidak ingin melanjutkan bertarung dengan keras
dilawan keras. Padahal, pada saat bersamaan, Majikan Kerudung Hitam yang telah menguasai dengan baik
kekuatan iweekangnya, juga mulai menekankan
pertempuran dengan menggunakan tenaga lunak
ataupun tenaga lemas.
Pukulan-pukulan Pek Pou Sin Kun (Pukulan Sakti
Ratusan Langkah) segera dikeluarkan. Meskipun tidak terasa desir anginnya, tetapi Nenggala yang sangat
matang dengan ilmunya sadar akan bahaya yang
ditimbulkan oleh pukulan yang tidak mengeluarkan angin itu. Begitupun, pukulan itu sesuai namanya, lebih ampuh dilepaskan dari jarak jauh. Karena itu, ketika kemudian Nenggala mengeluarkan tenaga menyerap dari
perguruannya, dia tidak mengalami kesulitan yang cukup dalam.
Apalagi, karena seperti Majikan Kerudung Hitam,
kemampuannya menguasai tenaga dalamnya juga sudah
mencapai tingkat yang sangat tinggi dan sempurna.
Kemampuan yang mencapai tingkat mengeluarkan dan
menggunakan tenaga sesuai dengan kehendak hati
sendiri. Kali ini, pertarungan mereka berada pada jarak yang cukup renggang. Tetapi, jangan dikira bahwa efek dan akibatnya tidaklah berat. Justru dengan menggunakan kekuatan lemas, maka efek merusaknya menjadi semakin tinggi, karena tidak melukai secara fisik, tetapi langsung menggedor pusat kekuatan lawan. Artinya, kekuatan
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
lemas, nampaknya saja lemas, tetapi daya rusaknya tidak ke fisik lawan, melainkan ke organ-organ dalam lawan jika lawan tidak sanggup menandingi dan memunahkan
daya rusak dari serangan itu.
Nenggala sampai menggunakan kemampuan pada titik
puncak penggunaan tenaga dalamnya untuk menandingi
Majikan Kerudung Hitam yang nampaknya masih muda
dan juga sangat lihay ini. Ketika suatu saat, kembali Majikan Kerudung Hitam melangkah menjauh dan
kemudian melontarkan pukulan "Menindih Gunung Dari
Jarak 100 langkah", Nenggala sadar bahwa dia akan
menjadi korban kekuatan pukulan itu jika terus bertahan.
Karena itu, dengan cepat dia mengerahkan Ajian
Kidang Kuning untuk bergerak memapak serangan itu,
tidak dari depan, tetapi dari samping. Nenggala mencoba menjinakkan kekuatan pukulan dahsyat itu dengan
"memegang" dan mengendalikannya dari samping.
Tetapi, karena kekuatan keduanya tidak berselisih jauh, maka dia tidak sanggup menjinakkan kekuatan pukulan dahsyat itu secara sepenuhnya. Pada akhirnya kekuatan itu diarahkannya ke arah lain tepatnya dinding yang lain, dinding yang belum goyah oleh kekuatan pukulan
mereka sebelumnya.
Selanjutnya yang terdengar hanyalah sejenis bunyi
desisan dan kemudian kulit dinding tersebut luruh
menjadi butiran-butiran debu yang terbang kesegenap penjuru. Sungguh dahsyat, sampai seorang Ceng Liong sekalipun merasa kagum atas kekuatan kedua orang
yang masih terus adu kesaktian tersebut.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Beberapa kali keduanya, Nenggala dan Majikan
Kerudung Hitam saling adu pukulan dan kesaktian.
Nampaknya, keduanya sudah paham betul bahwa lawan
yang dihadapi sama sekali bukan lawan enteng.
Keduanya semakin lama semakin kagum atas kekuatan
lawan, tetapi dengan apresiasi yang berbeda. Nenggala benar-benar kagum atas kemampuan lawan dan dengan
tulus menerima sebagaimana adanya.
Sementara di pihak lain, Majikan Kerudung Hitam
menerimanya dengan penuh rasa penasaran. Dia terus
menguras kemampuannya untuk menundukkan
lawannya. Dia terus meningkatkan kekuatan pukulan Pek Pou Sin Kun (Pukulan Sakti Ratusan Langkah), tetapi Nenggala yang sadar akan kehebatan pukulan itu telah menggunakan ajian geraknya yang luar biasa. Ilmuanya itu membuatnya bagaikan mampu terbang mengikuti
pukulan dan gerakan Majikan Kerudung Hitam dan
karena itu, kekuatan ilmu pukulan yang memang cocok digunakan pada jarak renggang pertempuran menjadi
tidak banyak berguna.
Betapapun Majikan Kerudung Hitam masih bangga,
bahwa Nenggala tidak membiarkannya mengembangkan
ilmu pukulannya karena memang akibatnya memang luar biasa. Hanya saja, Majikan Kerudung Hitam kurang
mengerti, bahwa Nenggala tidak mau menempurnya
dengan keras lawan keras karena khawatir dinding
terowongan itu akan runtuh.
Ceng Liong paham bahwa Nenggala yang mengerti
akan kondisi pertempuran dan lokasi pertempuran, dan karena itu Nenggalalah yang banyak berkorban untuk
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
menetralisasi kekuatan pukulan lawan agar tidak
meruntuhkan terowongan. Dia ingat, beberapa saat
sebelumnya posisinya juga sama dengan Nenggala.
Tetapi, dalam posisi terdesak itu, dia justru mampu menguasai setingkat lebih maju penggunaan gabungan
kekuatan yang berlawanan dan kini mampu dilakukannya secara sangat baik.
Dia sadar Nenggala ada di titik menentukan untuk
menemukan rahasia itu. Ceng Liong bahkan yakin, tanpa bantuannya Nenggala pasti akan menemukan rahasia itu.
Memang, posisi saat itu Nenggala bagaikan berhadapan dengan dua lawan: Majikan kerudung Hitam yang


Kisah Para Naga Di Pusaran Badai 2 Karya Marshall di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mencecarnya dengan kekuatan lunak dan keras
bergantian disatu sisi, dan disisi lain ancaman dinding terowongan yang akan runtuh jika benturan kekuatan
keras lawan keras dilakukannya. Dia yakin dengan
kekuatan Ajian Brajamusti dan Inti Lebur Sakheti dia akan mampu menandingi serangan keras Majikan
Kerudung Hitam.
Hanya, jika itu dilakukannya dia yakin dinding
terowongan akan tergedor keras dan sangat mungkin
runtuh. Bukankah hal ini justru akan sangat berbahaya"
Maka jadinya Nenggala seperti menghadapi dua kesulitan sekaligus. Kesulitan yang disadarinya lama kelamaan akan sangat membahayakan posisi dan keselamatan
dirinya. Tetapi, kegagahan Nenggala patut dipuji.
Menghadapi masalah berat dan dalam kesulitan tidaklah membuat dirinya panik.
Sebaliknya, otak dan kecerdasan serta kematangannya dalam pengalaman mengajarnya untuk tidak panik,
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
melainkan terus menganalisis jalannya pertempuran.
Benar dia terdesak karena bekerja dua kali, menahan serangan keras Majikan Kerudung Hitam dan
menjinakkannya agar tidak merusak dinding terowongan.
Hal itu terus dan terus terjadi, sementara serangan membadai Majikan Kerudung Hitam berselang seling
kekuatan keras maupun lunak.
Dugaan Ceng Liong perlahan menjadi kenyataan.
Semua terutama berkat Nenggala yang tetap tenang,
hati-hati dan terus menganalisis jalannya pertempuran mereka berdua. Jika Majikan Kerudung Hitam dalam
posisi seperti Nenggala, kesulitan yang dihadapi
ditambah kecerdasan dan pengamatan yang dalam atas
situasi, pasti akan menambah daya pengetahuan dan
bahkan kemampuan silatnya.
Sayangnya, justru adalah Nenggala yang lebih matang dan dalam kesulitan. Kesulitan itu lama-kelamaan
menumbuhkan kreatifitas dan upaya mempertahankan
diri. Kesulitan yang berat dan dalam, namun dihadapi secara matang, justru menumbuhkan rasa ulet dan
kretifitas untuk bertahan, dan seperti yang dialami Ceng Liong sebelumnya, Nenggala yang terdesak karena
kebutuhan yang berat yang mesti dipikulnya, justru
memperoleh kesadaran.
Tepat ketika Majikan Kerudung Hitam mulai bersilat
dengan gaya ganas dari ilmu Tok-hiat-coh-kut (Pukulan Meracuni Darah Melepaskan Tulang) dengan dilambari
tenaga Bu Kek Hoat Keng, Nenggala mulai memikirkan
"menangkis memang menangkis tetapi tidak seperti
menangkis". Prinsipnya adalah "menangkis secara
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
kosong" dan terlibat dalam benturan untuk
memunahkannya perlahan-lahan, kemudian
menggunakan kekuatan yang dijinakkan itu untuk balas menyerang. Prinsip prinsip melatih tenaga dalam seperti ini bukankah adalah latihan-latihan rahasia yang
diungkapkan suhu" Berpikir Nenggala.
Dan, mulailah Nenggala mencoba sesuatu yang mirip
"kosong tapi berisi, berisi tetapi kosong". Dengan tenang Nenggala membentur tenaga pukulan Meracuni Darah
melepaskan Tulang yang sangat ganas dan penuh hawa
merusak. Dengan membiarkan dirinya seakan terdorong hawa kekuatan pukulan Majikan Kerudung Hitam, tetapi tidak lama kemudian dia mampu menjinakkan kekuatan
lawan dan seterusnya dirubah menjadi kekuatan
pukulannya. Sayang, saat itu Nenggala belum sampai pada
pemahaman atas menggunakan tenaga yang dijinakkan
untuk memulihkan semangat. Selain itu, tidak mungkin menyerap kekuatan lawan karena berhawa racun yang
kental. Ceng Liong juga melihat hal tersebut, tapi dia sadar apa sebabnya Nenggala masih tetap tidak mampu menundukkan lawan, tetapi juga sama sekali tidak
terdesak. Justru, jika dibiarkan pertempuran itu berlangsung
terus, bisa dipastikan Nenggala akan memetik banyak keuntungan dari proses tersebut. Apalagi jika Majikan Kerudung Hitam tidak menggunakan hawa pukulan
beracun. Meskipun, untuk menang dari Majikan
Kerudung Hitam juga bukan persoalan mudah. Tetapi,
yang membuat baik Nenggala maupun Ceng Liong
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
khawatir adalah daya tahan dinding terowongan,
terutama langit-langitnya.
Meski tidak lagi sedahsyat awal pertarungan Neggala dan Majikan Kerudung Hitam, tetapi tenaga-tenaga yang dijinakkan dan dibelokkan Nenggala masih tetap cukup kuat dan berbahaya. Betapapun keduanya khawatir jalan terowongan itu akan runtuh dan menyebabkan jalan
kearah markas utama akan terputus. Lebih dari itu,
keduanya juga khawatir dengan keselamatan mereka jika benar terowongan itu tidak kuat menahan benturan-benturan yang besar ke dinding.
Majikan Kerudung Hitam bukan tidak mengerti bahaya
itu, sebaliknya malah. Dia paham bahwa lawan jadi
memiliki dua beban dahsyat, tetapi lama-kelamaan dia kaget sendiri ketika Nenggala mampu mengatasi
kesulitan dan terus meladeninya dengan ketat. Dia telah mengganti jurus-jurus dahsyat, dan masih bisa terus meningkatkannya.
Tetapi, resikonya adalah, terowongan itu pasti tidak akan tahan oleh benturan kekuatan keduanya. Dia juga paham, Nenggala sendiri nampaknya masih akan mampu
meningkatkan kekuatan tenaga dalam dan kekuatan ilmu pukulannya. Cuma, jika dia dan Nenggala melakukannya, bisa dipastikan terowongan itu akan runtuh, dan dia sendiri akan mengalami nasib yang nahas jika itu terjadi.
Pendekar Naga Mas 1 Perkampungan Misterius Seri Pendekar Cinta 4 Karya Tabib Gila Kisah Si Bangau Putih 10
^