Pencarian

Kisah Para Naga 2 3

Kisah Para Naga Di Pusaran Badai 2 Karya Marshall Bagian 3


nama Sie yang Sie cao yang sudah berkibar sebelumnya.
Nama dan nilai Tek Hoat dengan sendirinya semakin
menjadi jaminan kualitas, terlebih setelah pertarungan di kaki gunung Siong San ini. Pengemis Tawa Gila yang
sebelumnya meragukan keputusan Ceng Liong dan
memandang anak muda itu dengan aneh, akhirnya mesti bisa menerima fakta itu.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Akhirnya dia merasa sangat bangga, karena dengan
hasil draw itu, nama Kay Pang tidaklah tercoreng.
Bahkan nama Tek Hoat semakin mentereng dengan
kemampuannya mengangkat nama Kay Pang dan dirinya
sendiri untuk meladeni salah satu iblis yang luar biasa lihaynya pada masa itu. Disamping itupun,
kekagumannya atas kepemimpinan Ceng Liong semakin
lama semakin menebal.
Berbanding terbalik dengan pada umumnya kelompok
pendekar yang masih belum pernah melihat Ceng Liong bergebrak. Pada umumnya mereka masih meragukan
kehebatan dan kepemimpinan Ceng Liong. Apalagi
mereka merasa keputusan terakhirnya rada-rada lunak.
Sementara itu, pertempuran antara Tek Hoat melawan
Kim-i-Mo Ong nampak semakin melamban. Meskipun
terlihat keduanya masih tetap bertahan dan tidak mau saling mengalah. Tetapi sambil berpikir kedepan dan kepentingan keseluruhan Ceng Liong merasa sudah
cukup, dan karena itu beberapa saat kemudian akhirnya Ceng Liong setelah saling memberi isyarat dengan Hu Pangcu pertama Thian Liong Pang berkata kepada Tek
Hoat yang disaksikannya juga sudah mulai terkuras
tenaganya: "Tek Hoat, sudah cukup usahamu. Mundurlah" Suara
Ceng disampaikan dalam pengerahan tenaga yang tinggi, sehingga terdengar sangat susah untuk ditolak. Dan
pada saat yang bersamaan, Hu Pangcu Thian Liong
Pang, yang melihat keadaan pihaknya yang semakin
tidak menguntungkan, juga berkata kepada Kim-i-Mo
Ong: TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Kim-i- Hu Hoat, cukuplah dan mundurlah.
Pertandingan kali ini, sudah disepakati imbang"
Kim-i-Mo Ong yang sebenarnya masih ingin berkeras,
menyadari bahwa usia tuanya sudah sulit
memungkinkannya untuk memenangkan pertarungan.
Apalagi, jurus pamungkasnya sudah dikerahkan, dan
ternyata masih sanggup ditahan oleh anak muda itu.
Karena itu, pada akhirnya dia memutuskan untuk
menghentikan pertempuran.
Tapi, untuk menjaga gengsi dan harga dirinya,
akhirnya dia berkata dengan suara angkuh:
"Sayang anak muda, pertarungan kita sudah diakhiri
orang lain. Tapi lain kali berjagalah, karena aku tidak akan mengampunimu lagi" sambil kemudian orang tua
itu mengundurkan diri.
"Terima kasih atas kemurahan locianpwe" Tek Hoat
dengan wajah manis dan menggodanya malah tidak
murka. Karena diapun sebenanrya masih kaget atas
kemampuannya yang meningkat jauh luar biasa itu.
"Kionghi Tek Hoat, engkau mampu menterjemahkan
pemahaman kita yang paling akhir, dan engkau sanggup memisahkan gejolak perasaanmu dari penggunaan
ilmumu" Ceng Liong menyambut Tek Hoat dengan
senyuman dan pujian. Dan dengan segera kawan-kawan
mereka yang lain, terutama Mei Lan menyambut Tek
Hoat dengan senyuman dan puja-puji.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Bahkan para sesepuh kelompok pendekar juga tidak
pelit untuk menyambangi dan menyampaikan ucapan
selamat kepada anak muda luar biasa itu. Tapi di tengah kemeriahan itu, terdengar suara Ceng Liong:
"Tek Hoat, saat yang tepat untuk memulihkan dirimu
dan apa yang kita percakapkan. Pertempuran
sesungguhnya baru akan dimulai nanti"
"Baik Ceng Liong" dan Tek Hoatpun kemudian mencari
tempat yang agak rindang dengan dilindungi ketiga
orang dari Cap it Hohan. Dia sadar betul apa yang
dimaksudkan oleh Ceng Liong, dan diam-diam dia
menjadi semakin kagum atas kewibawaan dan
kepemimpinan Ceng Liong.
Pada saat itu, nampak Ceng Liong sedang berunding
sebentar dengan Pengemis Tawa Gila dan Sian Eng Cu.
Ketiganya nampak mengangguk-angguk dan saling
menyetujui. Tapi tidak lama kemudian Hu Pangcu telah berkata:
"Siapa jago yang akan mewakili kalian anak muda?"
Nampak Ceng Liong berpikir sejenak. Tapi akhirnya dia menemukan kalimat cerdik:
"Karena tantangannya dari Thian Liong Pang, maka
kami persilahkan Hu Pangcu menetapkan jago kedua.
Kami pasti akan mengiringinya" jawaban yang membuat kubu Pendekar agak lega. Nampak Koai Tung Sin Kay
berkeinginan maju, tapi Hu Pangcu Pertama nampaknya TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
berpikiran lain. Dia menoleh kearah Tibet Sin Mo Ong dan kemudian dia berkata:
"Hu Pangcu ketiga akan maju untuk pertempuran
selanjutnya"
"Baik" dan Tibet Sin Mo Ong berjalan maju kedepan.
Diantara ketiga Hu Pangcu Thian Liong Pang, sebetulnya Tibet Sin Mo Ong ini yang berkepandaian paling rendah.
Tapi itu sebelum dia bertemu tanding dalam beberapa pertempuran yang berujung pada kegagalan misinya.
Terlebih setelah kekalahan Ji Suhengnya yang malah
kemudian mengundurkan diri, Tibet Sin Mo Ong ini
kemudian berlatih bersama Toa Suhengnya
menyempurnakan kepandaiannya. Dan untuk saat ini,
kepandaian ketiga Hu Pangcu, hanya tinggal seusap
dibawah Keempat Hu Hoat (tertinggal 3 setelah Bouw
Lim Couwsu mengundurkan diri setelah dikalahkan Ceng Liong).
Setelah Tibet Sin Mo Ong berada di arena, Ceng Liong kemudian menatap Kedua Pendekar Kembar meminta
persetujuan mereka. Dan adalah Kwi Song yang
kemudian mengajukan dirinya melawan Tibet Sin Mo
Ong: "Baik, Souw Kwi Song akan melayani Hu Pangcu
ketiga Thian Liong Pang"
Kedua orang itu, Tibet Sin mo Ong dan Souw Kwi
Song, salah seorang dari Sepasang Pendekar Kembar
Siauw Lim Sie kini saling berhadapan di tengah arena.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Sementara di luar arena sendiri, ketegangan meningkat bukan hanya karena pertarungan yang akan kembali
terjadi, tetapi atas pertanyaan apa yang akan terjadi diwaktu malam.
Karena itu, kesibukan segera terjadi. Pertempuran
pertama makan waktu dua jam lebih, bahkan hampir tiga jam, dan sebentar lagi malam akan menjelang datang.
Matahari sudah condong ke Barat dan sinarnya semakin pudar. Tetapi ketegangan di arena masih sangat tinggi dan bahkan sangat panas. Terlihat Pengemis Tawa Gila sedang mengatur kesana kemari, demikian juga Sian Eng Cu.
Bahkan Pengemis Tawa Gila seperti sedang melakukan
sesuatu yang tidak biasa, entah apa itu. Ceng Liong sendiri telah memanggil salah seorang dari Barisan 6
Pedang dan memberinya instruksi. Dan setelah itu, dia melirik Mei Lan dan mengirimkan suara:
"Lan Moi, sudah selesaikah engkau dengan Giok Lian"
"Sudah koko"
"Datang dan lihatlah Tek Hoat, jika perlu dengarkan apa yang dikerjakannya dalam pertempuran"
"Maksud koko?"
"Mungkin ada yang penting dari pertempuran itu.
Selain itu, dengan bantuanmu dia akan lebih cepat pulih.
Kita mungkin akan mengalami pertempuran
sesungguhnya malam ini" Suara Ceng Liong dalam
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
keadaan terdesak begini sungguh sulit ditolak, penuh wibawa yang tak tertolak.
"Baik, jika demikian koko"
Sementara itu, pertarungan antara Kwi Song melawan
Tibet Sin Mo Ong nampaknya sudah siap untuk
dilangsungkan. Dan tanpa menunggu lama, Tibet Sin Mo Ong akhirnya dengan mengeluarkan suara mirip erangan, menyerang Souw Kwi Song yang sudah bersiap, sangat
siap malah di tengah arena.
Episode 4: Perang Tanding
Tibet Sin Mo Ong yang sekarang, sudah berbeda
dengan yang bertempur melawan Giok Lian beberapa
bulan berselang. Kekalahan Bouw Lim Couwsu atas Ceng Liong beberapa waktu lalu, serta bertemu tandingnya Tibet Sin Mo Ong dengan seorang anak gadis Bengkauw, telah melecut semangatnya untuk meningkatkan
ilmunya. Bouw Lek Couwsu yang kecewa ditinggal sutenya
yang sangat dipercayainya, Bouw Lim Couwsu, akhirnya menerima permintaan Tibet Sin Mo Ong untuk menekuni dan menyempurnakan ilmunya kembali. Terutama ilmu
mereka terakhir di Tibet, Pukulan Udara Kosong dan
Thian cik-sian Kun Hoat (Silat sakti dewa menggetarkan langit).
Beberapa bulan terakhir, mereka bertiga, sebelum
Bouw Lim Couwsu mengundurkan diri, mematangkan
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
penguasaan atas ilmu-ilmu andalan mereka. Karena itu, Tibet Sin Mo Ong yang tampil di arena kali ini, berbeda dengan yang dihadapi Giok Lian sebelumnya.
Tetapi, baik Giok Lian, maupun Souw Kwi Song, juga
sudah mengalami kemajuan yang luar biasa setelah
ditempa habis-habisan oleh guru-guru mereka. Kwi Song yang maju melayani Tibet Sin Mo Ong, juga sudah
mengalami kemajuan yang luar biasa dalam memainkan
ilmu-ilmu pusaka Siauw Lim Sie.
Terutama setelah dimatangkan oleh Kian Ti Hosiang
gurunya, menjelang hari-hari terakhir kematian guru besar Siauw Lim Sie tersebut. Karena itu, pertarungan Tibet Sin Mo Ong dengan Kwi Song, justru berlangsung ramai dan relatif seimbang. Berbeda dengan Tek Hoat yang menghadapi Kim-i-Mo Ong, meski seimbang tetapi Tek Hoat cenderung bertahan karena memanfaatkan usia mudanya untuk menyusutkan tenaga kakek maha iblis
tersebut. Pertarungan Kwi Song melawan Tibet Sin Mo Ong
berlangsung sebaliknya. Ramai, seru dan benar-benar mengandalkan kelincahan, tenaga sakti, kematangan dan pengalaman bertempur. Dilihat dari kemurnian Ilmu Silat dan tenaga Sinkang, maka Kwi Song mengungguli Tibet Sin Mo Ong yang sudah banyak variasi dan
penyimpangannya.
Tetapi, kematangan penguasaan ilmu serta
pengalaman masih dipihak Tibet Sin Mo Ong. Karena itu, pertarungan kedua tokoh tersebut benar-benar luar
biasa. Perbedaan penguasaan ilmu silat nampak ketika TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
keduanya memainkan ilmu yang sama, sama-sama ilmu
Budha, yakni Tam Ci Sin Thong. Keduanya
memainkannya seperti sedang latihan saja, padahal
hawa sakti disekitar mereka, sanggup menutul tembus sebatang pohon besar sekalipun.
Kwi Song nampak lebih variatif dan kreatif serta
dinamis dalam bergerak, penuh tipu dan gaya baru.
Sementara Tibet Sin Mo Ong lebih mampu
mengantisipasi keadaan dan lebih matang menguasai
jurus-jurus dari ilmu sentilan sakti Budha tersebut.
Setelah bertempur menghabiskan jurus jurus Tam Ci
Sin Thong, keduanya sadar bahwa tingkat penguasaan
Ilmu Silat keduanya nampak tidak jauh berbeda. Hanya, Tibet Sin Mo Ong yang lebih tua, masih menang
pengalaman dan antisipasi atas keadaan pertarungan.
Sementara Kwi Song lebih bersemangat dan lebih
gesit. Keduanya, nampak menyadari kelebihan dan
kekurangan masing-masing. Karena itu, Tibet Sin Mo
Ong bergerak sebat dan efektif dalam memukul dan
menangis serangan Kwi Song, sementara Kwi Song
bergerak pesat untuk mencari celah menyerang.
Ketika keduanya menyerang dengan jurus yang sama
dari perbendaharaan jurus Tam Ci Sin Thong, Jari sakti menerjang mega, terdengar benturan-benturan yang
mengerikan, dan sontak keduanya terdorong mundur.
Setelah saling tatap beberapa saat, keduanya segera kembali mengembangkan jurus-jurus baru untuk saling mendesak.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Kali ini, Tibet Sin Mo Ong memainkan Hong Ping Ciang dan tubuhnya berkelabat-kelabat menghadiahkan
puluhan pukulan tapak tangan membadai kearah Kwi
Song. Tapi Kwi Song tidak menjadi gugup menghadapi
puluhan atau mungkin ratusan pukulan yang
mengancamnya dari segala penjuru.
Bahkan terasa hawa iweekang lawan telah menutup
jalan lari atau jalan keluarnya. Karena itu, Kwi Song memutuskan mengeluarkan ilmunya Tay Lo Kim Kong Sin Ciang berbareng dengan sentilan-sentilan Kim Kong Ci kearah lengan Tibet Sin Mo Ong. Sudah tentu lengannya tidak mungkin dibiarkan tertusuk oleh tajamnya hawa Kim kong Ci, karena itu beberapa pukulan telapak Hong Ping Ciang tidak bisa jalan sempurna.
Kedua tangan Tibet Sin Mo Ong nampak bergerak-
gerak cepat dalam mengirim dan menarik pukulan yang diantisipasi oleh Kwi Song. Penggunaan ilmu-ilmu ampuh yang sejenis, dari jalur perbendaharaan ilmu Budha
(Siauw Lim Sie dan Lhama Tibet), menghadirkan
ketegangan bukan hanya bagi yang bertempur. Bahkan
juga para penonton, termasuk para murid Siauw Lim Sie yang merasa bangga melihat murid couwsu mereka
bertarung membela kehormatan pendekar-pendekar
Tionggoan. Bahkan para tokoh di kedua belah pihak, juga sama
mengagumi mereka yang sedang bertarung. Bouw Lek
Couwsu, juga nampak bangga sekaligus khawatir.
Bangga akan kemajuan sute termudanya, yang bahkan
sudah sangat mendekati kemampuannya. Bahkan
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
nampaknya sudah sedikit melampaui kemampuan Bouw
Lim Couwsu, ji sutenya yang sudah mengundurkan diri.
Sementara itu, nampak perubahan kembali terjadi.
Setelah menyerang bertubi-tubi dengan pengerahan
kecepatan dan kekuatan yang lebih, Tibet Sin Mo Ong kembali merubah ilmunya. Kali ini dia menyerang dengan menggunakan ilmu Kong-jiu cam-liong (Dengan Tangan
Kosong Membunuh Naga).
Ilmu ini memungkinkannya untuk bertarung dengan
lawan yang memiliki kekuatan lebih besar darinya.
Karena keuletan, kelemasan dan kekuatan, digabungkan untuk menolak ataupun membuat pukulan lawan
terpeleset atau menyamping. Kehebatan Ilmu pukulan ini memang terletak pada kemampuannya untuk, baik
bertahan melawan musuh yang lebih kuat tenaga
dalamnya, serta mampu menghemat nafas, juga bisa
dengan cepat menjadi sangat ampuh bila digunakan
untuk menyerang.
Tetapi, melihat gerak-geriknya, nampaknya Tibet Sin Mo Ong sedang menghemat tenaganya. Karena
nampaknya dia menyadari, bahwa menggunakan Hong
Ping Ciang, dia banyak menghamburkan tenaganya, dan karena itu, kali ini dia menggunakan kehebatan ilmunya Kong Jiu Cam Liong dengan menampar pukulan lawan
dari samping. Sayang Kwi Song yang masih minim pengalaman,
kurang menyadari hal ini. Sebaliknya, dia mengumbar kekuatannya dalam pukulan-pukulan Tay Lo Kim Kong
Ciang dan mencecar lawannya. Nampaknya memang
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Tibet Sin Mo Ong tercecer dengan pukulan-pukulan Kwi Song, tetapi mata ahli sanggup melihat bahwa bukan
karena terdesak Tibet Sin mo Ong memilih strategi ini.
Jelas dia akan terkuras lebih dulu dibandingkan Kwi Song, belajar dari pertempuran sebelumnya antara Tek Hoat melawan Kim-i-Mo Ong. Sayangnya, Kwi Song
masih terus dan terus menggempur lawan yang memilih benturan tidak langsung dengan hanya menggunakan
sedikit bagian tenaga dalamnya.
Setelah melewati puluhan jurus, baru Kwi Song yang
cerdik jadi sadar, bahwa dia terpancing mengikuti
strategi pertempuran lawannya. Dia keburu nafsu
menyerang, padahal dia sadar lawan tidaklah benar-
benar terdesak. Karena itu, menandingi ilmu baru
lawannya, dia kemudian memilih ilmu yang agak lemas yang juga tidak banyak menguras tenaga, yaitu ilmu
warisan Wie Tiong Lan, Thai Kek Sin Kun.
Ilmu yag juga bisa dimainkan dengan hawa tajam
menggunakan Thai Kek Sin Kiam, atau dengan gaya
halus dalam ilmu pukulan dengan Thai Kek Sin Kun.
Bahkan, untuk membuat lawannya kalut, Kwi Song
memadukannya dengan Pek In Ciang, yang membuat
tubuh dan lengannya mengeluarkan asap putih yang
merusak daya lihat lawan.
Mau tidak mau Tibet Sin Mo Ong kagum atas
kemampuan Kwi Song untuk kembali memaksanya
masuk dalam pertarungan sungguhan. Keras lawan
keras, lembut dilawan dengan lembut. Kali ini, pilihannya menyerang dari samping atas serangan lawan menjadi
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
tidak mungkin berjalan sempurna, karena Thai Kek Sin Kun juga adalah sebuah ilmu lemas yang sangat ampuh.
Terlebih, kini pandangan matanya bisa terhalangi dengan asap putih yang mengepul dari penggunaan Pek In Ciang oleh Tek Hoat.
Dan terbukti, menggunakan lemas melawan lemas,
kembali harus memaksanya meningkatkan kekuatan.
Karena dengan Pek In Ciang, dia menjadi sulit menduga dan sulit memperkirakan akan darimana serangan Kwi
Song. Menimbang keadaan tersebut, Tibet Sin Mo Ong
akhirnya memainkan secara serentak kekuatan dan
keunggulan ilmu silatnya itu. Yakni unsur lemas dan unsur keras dari Kong-jiu cam-liong (Dengan Tangan


Kisah Para Naga Di Pusaran Badai 2 Karya Marshall di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kosong Membunuh Naga). Dengan cara itulah akhirnya
dia kembali bisa mengimbangi dan memaksakan keadaan pertarungan yang berimbang, dan kembali membuat
pertempuran menjadi ramai.
Cepatnya Tibet Sin mo Ong mengganti strategi dan
taktik bertempurnya, merupakan tanda dari betapa
matang dan berpengalamannya orang tersebut dalam
sebuah pertempuran. Dia tidak menunggu lama untuk
kembali secara perlahan menekan Kwi Song, meskipun
tidak mampu mendesak jauh karena kombinasi Pek In
Ciang dan Thai Kek Sin Kun juga sangatlah dahsyat.
Tapi, lama kelamaan, Kwi Song juga mulai sanggup
menghitung keadaan dan memperhitungkan lebih teliti cara bertempur lawannya. Dari menyerang keras
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
berganti lemas, dari lemas berganti keras dan kemudian mengkombinasikan kedua unsur tersebut.
Menyadari perubahan tersebut, tiba-tiba Kwi Song
kembali mengembangkan ilmunya yang lain, Selaksa
Tapak Budha. Ilmu tersebut bakal banyak menguras
kemampuan tenaganya, tetapi Kwi Song sadar, bahwa
memang harus dilakukannya karena lawannya terasa
sangat ulet dan lihay.
Bila sebelumnya Tibet Sin Mo Ong mencecar Kwi Song
dengan kelabatan Telapak Tangannya, maka kali ini Kwi Song yang menghujani lawannya dengan Telapak
Tangan Budha yang sangat ampuh. Kakinya bergerak
lincah dan berkelabat cepat mengurung Tibet Sin Mo Ong yang terpaksa harus bertahan dari serangan ilmu mujijat Siauw Lim Sie, Selaksa Tapak Budha.
Kali ini agak sulit dia melayani Kwi Song dengan
memukul menyamping tapak serangan Kwi Song, karena
telapak serangan tersebut sungguh istimewa. Berkelabat bagaikan ratusan atau mungkin ribuan tapak Budha
mengerubuti Tibet Sin mo Ong. Sementara Tibet Sin Mo Ong kurang paham, tapak sakti yang mana yang
sesungguhnya merupakan serangan yang asli.
Karena terdesak oleh pukulan2 mujijat lawannya,
Tibet Sin Mo Ong akhirnya memutuskan ikut main
"keras". Keras dilawan keras, dan dia memilih
menggunakan Hong Ping Ciang dikombinasikan dengan
Pukulan Udara Kosong yang diyakininya beberapa bulan terakhir.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Dan akibatnya hebat, beberapa kali benturan hebat
terjadi dan mengguncang kedua orang itu. Keduanya
sama-sama terpental sampai 5-6 langkah kebelakang,
dan kemudian kembali mendekat untuk saling tukar
pukulan. Pertarungan semakin memanas dan semakin
keras, Kwi Song menggerakkan tangannya dan melepas
kekuatan mujijat Selaksa Tapak Budha dalam jurus ke delapan, Tapak Budha Mendorong Awan.
Dari tangannya berhembus kekuatan yang luar biasa
dan menyapu semua yang dihadapannya, tetapi pada
saat bersamaan, Tibet Sin Mo Ong, juga mengulurkan
kedua tangannya dan mengelabatkannya sedemikian
rupa, sehingga kekuatan yang tidak nampak bertemu
dengan dorongan Tapak Budha Kwi Song. Dan keduanya
kembali terpental kebelakang.
Ketika terpental itulah, nampak Tibet Sin Mo Ong
melakukan gerakan yang agak aneh, dia memutuskan
untuk menggunakan ilmu pamungkas perguruannya,
yakni Thian cik-sian Kun Hoat (Silat sakti dewa
menggetarkan langit). Dari sepasang telapak tangannya yang dirapalkan, nampak mengeluarkan sinar berkilat.
Dan dengan sepasang kaki yang berdiri melebar, dan
kemudian ditekuk, posisinya nampak sangat angker.
Meskipun baru mematangkannya belakangan, tetapi
kemajuan Tibet Sin Mo Ong sudah luar biasa hebatnya.
Dan Kwi Song yang melihat keadaan lawannya
memutuskan menggunakan salah satu dari 2 jurus
pamungkas Selaksa Tapak Budha, yakni jurus ke-10,
Telapak Budha Merangkul Pelangi.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Kedua belah tangannya kembali bagaikan baling-
baling yang kemudian memancarkan berkas-berkas
cahaya yang menyilaukan mata, sementara kilatan
cahaya di kedua telapak tangan Tibet Sin Mo Ong, juga semakin menusuk mata karena dia telah menggunakan
Ilmu pamungkasnya dalam jurus "Dewa Sakti
Menggugurkan Gunung". Secara bersamaan, kembali
kedua orang itu merapat dengan jurus-jurus mujijat yang kini dipersiapkan.
Adalah Tibet Sin Mo Ong yang berkelabat ke atas dan kemudian menghujani Kwi Song dengan pukulan-pukulan berat bercahaya menyilaukan mata. Tetapi, disekujur tubuh Kwi Song yang juga sudah mengerahkan ilmunya
pada tataran tinggi, dikepung oleh sinar pelangi, hasil dari berkas-berkas sinar pukulan Telapak tangannya.
Dan pertemuan kilatan cahaya yang terlontar keluar
dari penggunaan ilmu-ilmu mujijat tersebut, bukan hanya berakibat kepada keduanya, tetapi penonton yang agak dekatpun merasakan tolakan daya tenaga yang luar biasa hebatnya. Dan kembali keduanya terpental mundur, kali ini nampaknya keduanya sama-sama terluka. Tetapi,
keduanya masih belum mengurungkan niat untuk
melanjutkan. Bahkan dengan sigap, keduanya kembali menyiapkan
jurus andalan pada tataran tertingginya: Kwi Song
nampaknya menyiapkan jurus terkahir dari Ilmu Selaksa Tapak Budha, Budha Merangkul Langit dan Bumi "
rangkaian Ilmu Telapan Tangan Budha yang
mengkombinasikan jurus pertama hingga jurus terakhir.
Dan dari tubuhnya mengalir kekuatan tak terduga
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
bersama dengan suara-suara pujian keagungan Budha
yang menggoncangkan iman.
Tetapi, selaku juga pemeluk Budha meski yang
tersesat, Tibet Sin Mo Ong bisa bertahan. Bahkan
menyiapkan perlawanan yang tidak kurang kuatnya, Ilmu mujijat dari tataran ketiga Thian cik-sian Kun Hoat (Silat sakti dewa menggetarkan langit).
Sementara itu, Ceng Liong yang melihat Kwi Song
sedikit di atas angin, tetapi sama dengan kasus Tek Hoat, bisa memenangkan pertandingan, tetapi pastilah dengan luka yang sangat parah. Hal yang tidak
diinginkannya, karena pertarungan masih akan terus
berlangsung. Dia telah menetapkan keputusan yang akan ditawarkan kepihak lawan.
Sementara itu, Kwi Song telah bergerak, nampak
cepat tapi lambat, nampak lambat tapi cepat, sementara disekujur tubuhnya nampak berkelabatan sinar pukulan yang berwarna-warni disertai bunyi-bunyian yang juga beragam. Sementara Tibet Sin Mo Ong, telah
mengembangkan kedua tangannya lebar-lebar dan
seakan menerima cahaya dan menyerap semua yang
mungkin disekitarnya.
Mereka saling seling dan saling serang dengan
kemampuan yang sudah ditataran tertinggi masing-
masing. Efeknya bagi yang berilmu rendah, bukan saja tak sanggup mengikuti jalannya pertarungan, tetapi
nampak bahwa pertarungan sepertinya dilakukan oleh
orang-orang yang susah dilihat. Susah diindra, bahkan TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
jika terlihat, seperti "dewa-dewa" yang sedang
melakukan pertarungan.
Karena wibawa besar terpancar dari wajah kedua
orang yang mengiringi pertarungan itu dengan kekuatan batin masing-masing. Benturan kembali terjadi, yang bagi orang biasa sangat memekakkan telinga, tetapi
yang terhantam justru adalah pengindraan mereka yang menjadi tidak normal.
Tetapi, benturan terakhir yang justru jauh lebih berat dibandingkan benturan sebelumnya, telah membuat
kedua pihak yang bertarung terluka dalam. Dan,
kemurnian Ilmu Silat dan Tenaga Dalam Kwi Song
menempatkannya dalam posisi lebih baik. Tetapi,
keuntungannya tidaklah cukup berarti, masih belum bisa dianggap memenangkan pertarungan. Mereka memang
masih bisa melanjutkan pertandingan, tetapi hasilnya tidak akan menguntungkan keduanya.
Pada saat keduanya terpental kebelakang, Ceng Liong telah membuka suara:
"Hu Pangcu, setujukah bila pertarungan inipun kita
hitung seri?"
Nampak Hu Pangcu pertama mengerutkan kening,
tetapi sebentar kemudian seperti sedang berkomunikasi dengan orang lain, dan tidak lama kemudian diapun
tertawa: "Hahahahaha, benar-benar. Nampaknya tiada
faedahnya keduanya melanjutkan pertempuran, karena
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
tiada yang bisa memenangkannya. Baik, kita anggap
pertempuran kedua juga berakhir seri"
Pada saat sebelum Hu Pangcu berkomentar, Ceng
Liong juga sudah mengirimkan suara ke arah Kwi Song:
"Kwi Song, pertempuran sesungguhnya belum dimulai.
Mundurlah, dan beristirahatlah, sembuhkan luka
secepatnya. Biarlah kakakmu dan Tek Hoat akan
menjaga dan membantumu"
Sementara itu suasana di arena sudah benar-benar
gelap. Karena pertarungan Kwi Song dan Tibet Sin Mo Ong berlangsung lebih dari 2 jam, dan pada saat
pertempuran kedua terhenti dan dinyatakan draw setelah Hu Pangcu memerintahkan Tibet Sin Mo Ong mundur,
dari kalangan Pendekar tiba-tiba menyala sejumlah obor yang tadi disiapkan oleh Sian Eng Cu.
Sementara pada setiap sudut, telah berjaga Barisan 6
Pedang dan Siauw Lim Sie Lo Han Tin serta Kay Pang
Cap It Hohan. Sementara itu, dipihak Thian Liong Pang, juga sudah menyala puluhan bahkan ratusan obor, yang beberapa obor kemudian dibawah kearena pertempuran.
Sedangkan Ceng Liong mendapati bahwa Pengemis Tawa
Gila sudah senyum-senyum dan mengagguk-anggukan
kepala kearahnya, sementara Sian Eng Cu juga sudah
tidak menampakkan ketegangannya lagi.
Artinya, baik Pengemis Tawa Gila maupun Sian Eng Cu telah mengerjakan tugas mereka, dan nampaknya
bahaya bagi mereka sudah banyak berkurang. Ceng
Liong paham maksudnya.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Ceng Liong juga dengan cepat meminta Tek Hoat
untuk membantu Kwi Song, yang segera dimaklumi apa
maksud bantuan tersebut. Karena itu, dia bersama Kwi Beng akhirnya menemani Kwi Song untuk memulihkan
tenaganya dan sekaligus membicarakan "pesan" yang
diketahuinya diinginkan Ceng Liong untuk dibagi dengan teman-teman lainnya.
Sementara itu, Hu Pangcu telah meminta Hu Pangcu
Kedua, si Ketua dari 5 Samurai Jepang untuk maju dalam babakan pertarungan selanjutnya. Dan dengan wajah
yang sangat dingin, penuh percaya diri, Hu Pangcu
Kedua kemudian berjalan maju ketengah arena. Cara
jalan dan wajahnya yang sangat dingin memancarkan
hawa membunuh yang sangat tebal dan membuat
banyak orang merinding memandang manusia ini.
Berbeda dengan Samurai Jepang atau Ninja yang
dihadapi Mei Lan sebelumnya yang nampak berasal dari Jepang, tokoh yang hanya dikenal sebagai Hu Pangcu
Kedua ini, nampaknya asli berasal dari Tionggoan. Tetapi perbawanya, diakui Mei Lan masih lebih di atas dua
orang yang bunuh diri dihadapannya karena gagal
membunuhnya. Tetapi, setelah dia mendiskusikan kecepatan dan
efektifitas bergerak dengan Giok Lian, dia paham bahwa Giok Lian masih akan sanggup menandingi tokoh
misterius yang jarang dikenal orang itu. Sementara itu, Ceng Liong telah mengirimkan suara kepada Giok Lian, apakah bersedia melawan Hu Pangcu ini atau tidak. Dan dengan tegas Giok Lian menjawab "bersedia".
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Apakah engkau telah memahami rahasia kecepatan
yang dipesankan kepada kami dan kuminta disampaikan kepadamu oleh Mei Lan, Lian Moi?" Ceng Liong bertanya melalui Ilmu Menyampaikan Suara.
"Sudah, sangat jelas Liong Ko, jangan khawatir"
Mendengar keyakinan Giok Lian, Ceng Liong segera
berkata: "Babak ketiga ini, kami diwakili oleh Nona Siangkoan Giok Lian. Lian Moi, silahkan maju"
Suara dan keputusan Ceng Liong sungguh
mengagetkan banyak pihak, terutama di pihak para
pendekar. Banyak yang belum mengenal keampuhan
nona ini, kecuali ketika melawan Gan Bi Kim. Tetapi, waktu itu, nona tersebut biasa-biasa saja, tidaklah istimewa. Mengapa Ceng Liong mengajukannya untuk
melawan pimpinan pengganas dan pembunuh pendekar
pedang di Tionggoan" Beberapa, terutama kawan-kawan Yo Cat dan Wakil Ciangbunjin Thian San Pay kembali
menggerutu atas keputusan Ceng Liong.
"Benar-benar konyol", bisik-bisik mereka, meskipun
mereka tidak berani lagi gegabah di tengah ancaman
pertempuran hidup mati didepan mereka. Beberapa yang telah mengenal Giok Lian seperti Sian Eng Cu dan
Pengemis Tawa Gila, manggut-manggut saja.
Sementara tokoh lain seperti Jin Sim Tojin,
Ciangbunjin Bu Tong Pay dan Kun Lun Pay, meski juga rada khawatir, tetapi kepercayaan mereka terhadap Ceng TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Liong semakin tebal. Mereka melihat anak muda itu tetap tenang dan stabil, dan dengan kepercayaan diri yang tinggi dalam menetapkan lawan bagi tokoh-tokoh ampuh dari Thian Liong Pang.
Sementara di arena, begitu melihat lawannya adalah
seorang gadis cantik, wajah sang Hu Pangcu Kedua
nampak sedikit menegang. Tetapi, setelah celingak
celinguk sebentar, nampaknya seperti sedang menerima perintah dari Hu Pangcu Pertama, sang Hu Pangcu kedua kemudian menatap Giok Lian tajam-tajam.
"Kouwnio, apakah engkau yakin ingin dan mampu
bertarung denganku?"
"Hm, kalau tidak ingin dan tidak mampu, aku tidak
akan berdiri didepanmu" Jengek Giok Lian dengan
senyum menggemaskan dibibirnya. Seperti biasa, bila Giok Lian sedang merasa gemas dan jengkel.
"Aku akan sangat sayang menurunkan tangan kejam
atas dirimu Kouwnio, sebelum terlambat, masih ada
kesempatan bagi pihakmu untuk mengganti jagoan
kalian, dan aku akan sangat bersedia untuk menunggu siapa yang akan menggantikan Kouwnio"
"Sayang sekali, aku sudah siap mengalahkanmu"
Senyum di bibir Giok Lian tambah menggemaskan,
sementara sinar matanya mulai bernada mengejek. Dan pada akhirnya membuat si Samurai Jepang, Hu Pangcu
Kedua jadi naik pitam.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Baiklah Kouwnio, cabut pedangmu, dan maaf
sebelumnya karena pedangku panjang dan tidak
bermata" dan dengan satu gerakan yang nyaris tak
terlihat, Hu Pangcu Kedua menghunus pedang
panjangnya dan menggenggamnya dengan kedua
tangannya, dengan tubuh agak doyong kedepan. Gaya
khas Samurai Jepang yang telah sempat disaksikan oleh Mei Lan.
"Baiklah, karena kalian senang membantai pendekar
pedang Tionggoan, biarlah kali ini aku bersenjata pedang melayanimu" dan seiring dengan itu, di tangan Giok Lian telah tergenggam sebuah Pedang tipis, Pedang yang
biasanya dibawah oleh kakeknya dan sekarang
diwarisinya, Pedang Sabuk Naga.
Sebuah Pedang yang sangat tipis, berwarna putih
keperakan dan biasanya dikenakan sebagai "sabuk" oleh Giok Lian. Belum pernah selama ini, baik Mei Lian
maupun Ceng Liong melihat Giok Lian melolos
pedangnya. Bahkan merekapun tidak tahu, jika Giok Lian kemana-mana membawa senjata istimewa yang masuk
dalam kategori senjata ampuh dunia persilatan itu.
Senjata bekas Kauwcu Bengkauw ini, masuk dalam
kategori senjata ampuh dan mujijat, dalam level yang sama dengan Kiok Hwa Kiam Bu Tong Pay, Tongkat
Hijau Kiong Siang Han dan Pedang Pualam Hijau dari
Lembah Pualam Hijau.
Ditangannya, Giok Lian sanggup membuat "Sabuk
Naga" itu menjadi mengeras selayaknya sebuah pedang.
Tingkat kesaktian Giok Lian dewasa ini, memang sudah TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
berada di tataran tertinggi Bengkauw, bahkan sudah
merendengi Kauwcu Bengkau yang adalah ayahnya
sendiri, setelah dilatih keras oleh kakeknya.
Mereka yang sanggup memegang dan membawa
Pedang Sabuk Naga, berarti sanggup menggunakannya
sebagai Pedang. Dan dengan Pedang Sabuk Naga itulah kemudian Giok Lian berdiri dan menghadapi Hu Pangcu Kedua yang sangat menyeramkan itu. Tetapi, Hu Pangcu Kedua ini, nampaknya tidak hanya membekal Ilmu
Samurai Jepang, karena ketika membuka serangan, Mei Lan merasa bahwa bukan kecepatan dan serangan
mematikan yang dirasakannya sebelumnya.
Nampaknya Hu Pangcu Kedua ini, sedang menjajaki
Ilmu Pedang Giok Lian, dan karena itu ketika keduanya bentrok, masing-masing sudah bisa memiliki pandangan awal atas kemampuan lawan.
Hu Pangcu Kedua bukan cuma kaget atas kehebatan
pedang sabuk lawan, tetapi juga kaget karena tenaga lawannya tidak berada disebelah bawahnya. Lawannya
yang adalah gadis muda ini, ternyata bukan lawan main-main. Dan Hu Pangcu Kedua dan ketiga sudah
mengingatkannya.
Bila sebelumnya dia masih kurang percaya, kali ini dia harus menerima kenyataan betapa kesombongannya itu
bisa sangat membahayakan. Lawannya tadi bergerak
ringan, dan dari kecepatanpun nampaknya gadis muda
ini bukan lawan ringan baginya, bahkan bagi jurus
pamungkasnya dari Negri Jepang. Dia harus sangat
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
berhati-hati menemukan lawannya adalah gadis muda
yang tangguh. Dan sebagaimana diterka Mei Lan, adalah benar, Hu


Kisah Para Naga Di Pusaran Badai 2 Karya Marshall di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Pangcu ini tidak sekedar menguasai Ilmu Samurai
Jepang. Diapun nampak hebat dengan Ilmu pedang
Daerah Tionggoan, meski sudah sangat becampur
dengan kecepatan dan efektifitas menyerang ala Samurai Jepang.
Serangan-serangan pedang Hu Pangcu Kedua tidak
banyak kembangan dan variasinya, selalu menerjang
tepat kearah sasaran dengan kecepatan yang luar biasa.
Dan nampaknya, bila Giok Lian tidak menerima nasehat dan masukan Mei Lan soal efektifitas kecepatan dan
kesanggupan mental dalam mengoptimalkan
kemampuan, akan sulit bagi Giok Lan mengatasi Hu
Pangcu Kedua ini. Kecepatannya sungguh luar biasa,
meskipun ilmu pedang yang dimainkannya tidaklah
istimewa. Tetapi nampaknya, tipu-tipu ilmu pedang Tionggoan,
sudah dimasukkannya dalam khasanah kecepatan ilmu
pedang Samurai Jepang. Itulah sebabnya Ilmu
pedangnya sangat efektif dan menyerang langsung
kesasaran dengan kecepatan yang luar biasa.
Akibat cecaran ilmu pedang Hu Pangcu Kedua, Giok
Lian jadi lebih banyak menggerakkan pedangnya untuk menjaga diri dan masih belum banyak menyerang.
Maklum, ilmu pedang lawan, selain cepat dan sangat
tajam menusuk, juga relatif aneh bagi Giok Lian yang TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
lebih banyak melihat dan melawan ilmu pedang
Tionggoan. Tetapi setelah lama kelamaan mengalami serangan
dengan kecepatan tinggi, Giok Lian akhirnya mulai lebih bisa menyesuaikan dengan pertarungan dan gaya
pertempur Hu Pangcu Kedua. Meskipun tidak akan
sembarangan orang yang lolos dari sergapan Hu Pangcu kedua dengan ilmu pedangnya, bahkan baru Giok Lian
yang mampu bertahan tanpa banyak menyerang dengan
pedangnya melewati 20 jurus.
Merasa bahwa kedudukannya jadi lebih banyak
terserang, maka Giok Lian mulai mempersiapkan dirinya.
Jika sebelumnya dia bertahan dengan melindungi dirinya dengan Jit Goat Kiam Sut, sesekali dia mulai memainkan In Liong Kiam Sut (Ilmu pedang Naga awan). Tetapi,
serangan-serangan gencarnya, juga tidak sulit
dipatahkan Hu Pangcu Kedua, karena nampaknya dia
sangat memahami gaya-gaya bertempur ilmu pedang
Tionggoan. Pertempuran dengan kecepatan tinggi tersebut terjadi semakin lama semakin menegangkan. Nampaknya
pengalaman dan kematangan Hu pangcu Kedua yang
membuatnya sanggup mengendalikan keadaan,
meskipun semakin lama Giok Lian semakin menyadari
makna kecepatan yang didiskusikan Mei Lan dengannya.
Memasuki jurus ke-100an, dia mulai merasa mampu
mengefektifitaskan gerakannya dan sanggup
mengantisipasi serangan lawan. Karena itu, perlahan namun pasti, pertempuran mulai memasuki tahapan
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
keseimbangan, dengan hanya pengalaman sajalah yang
membuat Hu Pangcu Kedua masih tetap sanggup
mengendalikan keadaan.
Tetapi, rasa percaya diri Giok Lian yang tumbuh
semakin menebal, mulai juga menumbuhkan
keberaniannya untuk menggunakan ilmu silat lainnya.
Hanya, dia tetap tidak memiliki keberanian untuk
memapak pedang lawan dengan menggunakan Kang See
Ciang, karena paham bahwa pedang panjang lawannya
mampu bergerak sangat cepat dan sanggup memilih
daerah serangan ganda dalam waktu sekejap.
Sebaliknya dari menggunakan Kang See Ciang, Giok
Lian mulai memilih melontarkan serangan jari saktinya dari ilmu Toat Beng Ci, salah satu ilmu sesat yang
dipelajarinya dari neneknya.
Dan terbukti, dengan menyelingi serangan dan
tangkisannya dengan sentilan jari maut tersebut,
perlahan dia mampu melepaskan diri dari tekanan berat lawannya. Dan Hu Pangcu Kedua, perlahan harus
mengakui, bahwa lawan mudanya itu bukanlah lawan
empuk seperti yang ditemuinya selama ini.
Lawan mudanya itu sanggup melawan kecepatan
pedangnya dan juga sekarang sanggup mengirimkan
serangan sentilan jari yang snagat berbahaya. Bahkan bukan hanya Hu Pangcu yang terkesima, para Pendekar yang sebelumnya sangat mengkhawatirkan Giok Lian dan meragukan keputusan Ceng Liong, perlahan mulai
melihat kehebatan gadis cantik itu.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Meskipun rasa seram mereka melihat pedang panjang
yang menyebar maut itu berkelabat-kelabat bagaikan
malaekat el-maut, tetapi nona muda itu, yang awalnya sangat mergaukan, perlahan sanggup mengimbangi.
Bahkan sekarang sudah sanggup membuat pertandingan
menjadi imbang, dengan kelabatan jari saktinya bersama dengan papasan pedang sabuk naganya.
Setelah melihat kondisi pertarungan yang sudah
berimbang, Ceng Liong menarik nafas panjang. Dan
beberapa saat kemudian, dia melihat Tek Hoat dan Kwi Song sudah kembali berada di posisi mereka masing-masing dan terbelalak melihat gadis yang mereka cintai bergebrak dalam kecepatan mengagumkan.
Bukan cuma itu, meskipun mereka percaya dengan
kemampuan sang gadis, tetapi melihat kelabatan pedang panjang yang menyeramkan itu, mau tidak mau mereka
merasa sangat berkhawatir dengan Giok Lian. Ceng Liong memaklumi keadaan, tetapi dia membutuhkan bantuan
Tek Hoat. Karena itu dengan menggamit Tek Hoat dia
berbisik: "Tek Hoat, bagaimana dengan Lan Moi, apakah diapun
sudah sanggup memahamkan pesan yang disampaikan
kepada kita?"
"Dia masih tetap belum yakin, tetapi menurut Lan Moi, dalam soal pesan pertama, dia bahkan sudah sangat
paham. Tetapi dia terus mencoba untuk memahami dan
mencerna dalam dirinya arti pesan lewat kita"
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Baguslah, karena dia harus berhadapan dengan Bouw
Lim Couwsu. Mungkin sebentar lagi"
"Mudah-mudahan dia sanggup" Tek Hoat bergumam,
tetapi tanpa kesanggupan untuk mengalihkan
perhatiannya dari pertarungan Giok Lian. Ceng Liong tersenyum maklum, dan kembali megalihkan
perhatiannya kearena pertempuran yang telah memasuki jurus ke250-an. Dan keadaan masih tetap seperti semua, diselingi kini dengan serangan-serangan tajam dari
jemari Giok Lian yang menyerang tajam kearah hu
pangcu Kedua. Dengan mengganti-ganti serangan tangannya dengan
Toat Beng Ci dan juga melepas pukulan Hun-kin-swee-
kut-ciang (Pukulan Memutuskan Otot Menghancurkan
Tulang) yang maha ampuh dan sadis itu, Giok Lian
nampak tidak lagi kerepotan melayani Hu Pangcu Kedua.
Sementara itu, Hu Pangcu Kedua, semakin lama semakin heran dengan keuletan dan daya tahan si gadis, yang bahkan semakin lama semakin mampu balik dan balas
menekannya. Memang, pemahamannya atas Ilmu pedang
Tionggoan sudah sangat matang, dan dari
pemahamannya itu dia menyederhanakan gerakannya
dengan memberi tekanan atas kecepatannya. Terutama
setelah dia melatih jurus ampuh dan mengerikan dari Samurai Jepang yang terkenal dengan "Sekali tebas
nyawa melayang".
Jurus pedang ampuh itu, selama ini baru
dikeluarkannya sebanyak 2 kali, dan dengan sekali
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
bergerak, dia sanggup memisahkan badan dan kepala
orang, setangguh apapun lawan yang penah ditemuinya selama ini. Sebetulnya, Hu Pangcu ini, tidak berselera untuk membunuh Giok Lian, tetapi setelah keadaan
menjadi demikian kalut dan sulit baginya untuk tidak melakukan pembunuhan, maka Hu Pangcu Kedua
memutuskan untuk menggunakannya meski dengan
berat hati. Dia merasa sayang untuk memisahkan kepala dan
badan gadis cantik yang mendatangkan rasa sayang
dihatinya. Tapi kehormatan dan harga dirinya terlalu tinggi untuk membuatnya mengalah kepada sekedar
seorang gadis cantik.
Dan, tiba-tiba sang Hu Pangcu meloncat ke belakang.
Dan kemudian bersikap atau besiap sebagaimana posisi awalnya sebelum pertarungan. Dia berkonsentrasi
bahkan dengan tidak memandang Giok Lian. Sangat
dimaklumi, karena Hu Pangcu ini sebelumnya dan
sebetulnya tidak punya niat untuk membunuh Giok Lian.
Tapi perkembangan keadaan membuatnya harus
melakukan hal tersebut. Karena itu dia menundukkan
wajahnya dan dengan serius memegang pedangnya,
sementara Giok Lian menjadi heran mengapa lawan
mundur dan kemudian bersiap atau bersikap untuk
menyerang, tetapi tetap diam tidak menyerang, malah menundukkan wajahnya dengan sikap yang sangat
serius. Giok Lian tidak menunggu lama untuk menyadari
keadaan yang sangat berbahaya, karena dia teringat
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
bahwa Mei Lan sempat menceritakan kepadanya
bagaimana dia mengalami serangan maha cepat yang
belum pernah dialaminya sebelumnya. Dan, kali ini, Giok Lian akan mengalaminya pula dengan menantikan
serangan yang bahkan lebih hebat dari kedua penyerang Mei Lan.
Menyadari bahaya, dan juga merasakan betapa hawa
tajam pedang menusuk dari lawannya bahkan sudah
menerjang memasuki areanya, dengan cepat Giok Lian
berkonsentrasi. Dikerahkannya tenaga Jit Goat Sinkang ketataran tertinggi untuk menambah kewaspadaannya,
dan diapun kemudian memejamkan mata, dan
berkonsentrasi dengan kemampuan batinnya
memandangi dan mengantisipasi gerakan Hu Pangcu
Kedua. Para penonton menjadi terhenyak melihat pertarungan yang menjadi aneh tersebut. Hu Pangcu Kedua diam tak berkutik dengan kepala tertunduk dan tidak memandangi lawannya. Pedang panjangnya sudah lebih dari siap
disabetkan, sekali sabetan meregang nyawa. Banyak
orang melihat suasana menjadi sangat menyeramkan.
Perang tanding ini sungguh seru dan aneh. Tetapi,
bagi para pentolan pendekar tingkat tinggi, mereka tahu semata, bahwa posisi kedua orang tersebut sangatlah berbahaya. Siapa yang rusak konesntrasinya dan lengah sedikit saja, akan menimbulkan akibat yang tidak
terduga. Para pendekar pedang sadar, bahwa sekali Hu Pangcu bergerak, maka akan menentukan siapa menang
dan siapa yang akan kalah.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Karena itu, meskipun ada ratusan orang yang
mengelilingi arena, tetapi keheningan yang
menyeramkan justru lahir dari posisi dan kondisi kedua orang yang sedang mengadu konsentrasi dan
ketenangan tersebut. Boleh dibilang, siapa yang memulai gerakan terdahulu secara gegabah, akan menciptakan
peluang diserang terlebih dahulu.
Dan posisi Giok Lian dalam hal ini sangat rawan.
Untung dia menyadari, bahwa pertarungan seperti ini adalah pertarungan adu mental dan adu daya tahan.
Pertarungan seperti ini, juga menguras tenaga dan
pikiran yang bukannya sedikit. Karena taruhannya adalah nyawa, maka wajar bila konsentrasi harus terpusat.
Di pihak lain, Hu Pangcu keduapun sadar, bahwa
sekali dia melepas jurusnya dan dia gagal, maka dia akan terhitung kalah. Justru karena itu, maka dia menantikan saat yang tepat dimana lowongan tercipta dan arah itu yang akan dituju untuk memenangkan pertandingan.
Tetapi celakanya, Giok Lian juga sudah mencium rencana tersebut.
Masih-masing menantikan saat yang tepat untuk
melepaskan jurus mematikan pada ketika yang dirasa
bahwa kemungkinan untuk menang terbuka. Bila Hu
pangcu menyiapkan jurus pamungkas yang berlandaskan kecepatan kilat, maka Giok Lianpun menyiapkan untuk melepas jurus pamugkasnya dari ilmu Sam Koai Sian Sin Ciang. Dengan ilmu tersebut, dia tidak takut tanpa harus melihat lawannya, karena kesiagaan melalui kesiapan batin justru jauh lebih tajam bagi ahli-ahli semacam mereka.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Kondisi yang tercipta, baik keheningan maupun
keseramannya mencengkeram semua orang. Semua
menantikan ketika terakhir, atau bentrokan terkahir yang akan menentukan siapa yang keluar sebagai pemenang.
Terlebih, karena menang kalah akan menentukan seperti apa pertempuran terbuka nantinya, apakah terjadi di hutan itu juga, atau bisa menunggu sampai esok harinya.
Ketegangan penonton, justru bertolak belakang
dengan mereka yang berhadapan secara langsung,
karena ketenangan menentukan tingkat ketelitian. Dan dalam hal ini, keduanya sudah tenggelam dalam upaya mencari peluang menyerang dan ketenangan yang
menentukan kesanggupan menghindar dan melepas
serangan balasan yang mematikan.
Tetapi, waktu yang dibutuhkan ternyata sungguh
meletihkan dan membuat penonton yang tadinya tegang mulai kendor. Sementara, kedua orang yang bertahan
dalam posisinya justru mengkhawatirkan gangguan kecil ketika keributan disekitarnya mengganggu konsentrasi.
Dan nampaknya, siapa yang terganggu duluan akan
menderita serangan maut lawan.
Karena itu, keduanya tetap dalam posisi siap
menyerang dan siap diserang dengan merapal jurus jurus mematikan yang tersiapkan sejak semula. Dan, adalah kemudaan Giok Lian yang akhirnya membuatnya kurang
tahan terhadap tekanan pertarungan mental yang sangat menentukan tersebut.
Meskipun hanya sepersekian detik yang dianggap
cukup bagi Hu Pangcu Kedua, tetapi kesempatan yang
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
ada tersebut langsung dimanfaatkannya. Yang untung
adalah, Giok Lian sudah siap dengan jurus
pamungkasnya yang dilambari kekuatan batin, dan
kedua, dia sudah mendengar kejadian serupa yang
dialami Mei Lan.
Karena itu, meski kehilangan sepersekian detik dan
menghadapi jurus mematikan dari Jepang, Giok Lian
tidak kehilangan keseimbangan. Tidak menjadi panik dan ketakutan menghadapi serangan itu. Dan dasarnya, Giok Lian memang seorang anak gadis yang tabah.
"Hyaaaaaaaaat" diiringi dengan teriakan membahana,
meluncurlah serangan pedang panjang Hu Pangcu
Kedua, bahkan mendahului runcingnya ujung pedang
yang digunakan, meluncur selarik sinar maha tajam
kearah leher Giok Lian. Pada saat bersamaan, ratusan orang menahan nafas, baik tegang maupun ngeri dengan apa yang akan terjadi setelah samurai itu menabas
dengan kecepatan kilat.
Bahkan tokoh-tokoh utamapun termasuk Mei Lan yang
sudah menduga, nampak menahas nafas dan khawatir
bagi Giok Lian. Ngeri membayangkan kepala gadis yang cantik itu akan terpisah dari tubuhnya bila gagal
mengantisipasi kecepatan dan ketajaman pedang lawan.
Tetapi, serangan dan kekhawatiran yang terjadi pada saat bersamaan dalam hitungan hanya sekian detik,
berubah menjadi keheningan dan orang orang yang
menahan nafas ketika Giok Lian bukannya mundur,
malah dengan kecepatan yang nyaris sama, justru
melangkah maju memapak pedang mengerikan itu, dan
dengan pesat, lemas dan tepat, dia menggerakkan
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
pedangnya dan tubuhnya di lingkaran serangan maut Hu Pangcu Kedua. Dan setelah itu sepi.
Di sudut arena yang satu, Hu pangcu kedua nampak
terdiam dengan pedang samurai yang terjulur keatas. Di ujung pedangnya, nampak secarik kain yang nampaknya merupakan pita pengikat rambut Giok Lian yang mampu dipapasnya kutung. Tetapi, sikapnya masih tetap sangat serius, sehingga membuat banyak orang berpikir bahwa pertandingan masih belum selesai.
Tetapi, hal itu tidak berlangsung lama, karena
kemudian Hu Pangcu Kedua menarik nafas panjang dan
perlahan-lahan menurunkan Pedang panjangnya. Dan
kembali dalam posisi normal, tidak lagi dalam sikap bersiap untuk menyerang. Dan gerak-geriknya sudah
tentu mengagetkan banyak orang, yang dengan segera
mengalihkan perhatian mereka kearah Giok Lian. Apa
gerangan yang terjadi dengan nona itu" Semua
bertanya-tanya Dan, sementara itu, disisi lainnya, Mei Lan nampak
berdiri dengan sama tegangnya untuk sesaat. Sebetulnya dia masih belum percaya, bahwa tindakan spekulasinya memapak serangan pedang lawan adalah tindakan yang
tepat. Cepat di lawan cepat yang efektif, dan kelemahan pedang cepat, justru ada disekitarnya pedang itu sendiri, karena arahnya yang pasti dan dengan jumlah tebasan yang terbatas.
Menyadari bahwa kepala adalah arah utama pedang
panjang Jepang itu, maka Mei Lan bergerak dengan
melindungi tubuhnya dibawah ketajaman pandangan
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
batinnya dan perlindungan pedang mujijatnya. Dan
akhirnya, hanya pita rambutnya yang terpotong atau
terpapas putus, tetapi selebihnya tiada satupun yang terganggu darinya.
Tapi sekian lama dia terpesona dan mematung,
dibawah pandangan tatapan banya tokoh rimba
persilatan yang tertegun memandangi pertarungan aneh yang barusan berlangsung tersebut. Dan, nafas-nafas lega terdengar dibanyak sudut, ketika kemudians etelah sekian lama termenung, Giok Lian memutar tubuhnya
menghadap ke sisi kelompok Thian Liong Pang.
"Hm, nampaknya pertandingan kali ini berada di pihak kami" berkata Hu pangcu Pertama setelah melihat bahwa diujung pedang panjang Hu pangcu kedua terdapat pita pengikat rambut kepala Giok Lian yang mampu dipapas putus oleh pedang panjang itu.
"Pita pengikat rambut kepala gadis itu menjadi
saksinya" tambah Hu Pangcu Pertama yang disambut
dengan sorak sorai oleh kelompok Thian Liong Pang dan dengan kebat-kebit oleh kelompok pendekar karena
maklum bahwa pernyataan tadi benar belaka. Tapi, sorak sorai pihak lawan dan keterkesimaan kelompok pendekar tidak menggoyahkan Ceng Liong. Setelah riuh rendah


Kisah Para Naga Di Pusaran Badai 2 Karya Marshall di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dan sorak sorai kemenangan kelompok Thian Liong Pang mereda, terdengar suara Ceng Liong:
"Tanyakan kepada Hu Pangcu Kedua, apakah dia
merasa memenangkan pertarungan itu?" Ceng Liong
bertanya, dan pertanyaannya itu cukup untuk membuat banyak orang tersentak. Semua orang sontak
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
memandang Hu Pangcu Kedua yang masih belum pulih
sepenuhnya dari keterkejutan. Keheningan kembali
melanda, dan smeua sorot mata diarahkan kepada Hu
Pangcu Kedua. Butuh waktu beberapa lama bagi Hu
Pangcu Kedua dans etelah menarik nafas beberapa kali dan ketika Hu Pangcu pertama bertanya kepadanya, baru kemudian dia menoleh:
"Hm, Hu Pangcu, jelaskan bahwa engkau telah
memenangkan pertempuran itu dan bagaimana engkau
melakukannya"
Setelah melihat kesekelilingnya dan juga melirik
sekilas kearah Giok Lian yang juga kini memandangnya dengan sinar mata yang aneh baginya, Hu Pangcu Kedua akhirnya membuka suara:
"Bagiku, menggunakan jurus tadi harus dianggap
menang ketika tubuh lawan terpisah. Tetapi dalam
pertarungan tadi, hanya pita rambut dan sejumput
rambut lawan yang sanggup kupapas. Nampaknya
merupakan kemenangan bagiku, tetapi yang tepat
adalah, lawan menemukan cara yang tepat untuk
menghindari pedang panjangku dan malah
menyerangku. Pertandingan itu lebih tepat dinyatakan seri. Karena selain menghindar, lawan masih memberi perlawanan dengan serangan balasan" Hu Pangcu Kedua berkata tegas dan kemudian mundur ketempatnya
semula. Diiringi tatapan kagum Ceng Liong dan Mei Lan yang mengetahui detail ceritanya dan Giok Lian yang kagum atas kejujurannya.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Hu Pangcu Pertama sudah cukup jelas mendengarnya
bukan?" Bahkan semua orang telah mendengarkannya.
Pertarungan ketigapun dinyatakan draw. Atau adakah
pertimbangan lain Hu Pangcu Pertama?" Ceng Liong
bertanya "Koko, Giok Lian memenangkan pertarungan" Mei Lan
mendesak kearah Ceng Liong sambil berbisik. Tapi Ceng Liong menahannya untuk bicara lebih jauh, karena
diarena itu, selain dirinya, hanya Mei Lan dan Giok Lian sendiri yang tahu, bahwa sebuah pukulan aneh dari Giok Lian sempat menutul lengan Hu Pangcu Kedua. Tapi,
nampaknya Giok Lian juga tidak menganggap itu sebuah kemenangan, dia lebih memilih untuk tutup mulut.
?an dengan wajah memerah akhirnya Hu pangcu
pertama berujar:
"Baiklah, pertempuran ketigapun kita anggap seri. Dan kali ini, perkenankan aku mengajukan diri untuk
memasuki babakan keempat" Sambil berkata demikian,
Hu pangcu pertama sudah maju ketengah arena untuk
menghadapi jago keempat dari kalangan pendekar.
Mulanya dia berpikir akan melawan Mei Lan yang sudah dua kali menempurnya dan dia menderita kerugian.
Setelah kerugian pertarungan dengan Mei Lan, dia sudah maju lebih jauh lagi dengan ilmu-ilmu ciptaan terakhir yang sudah dimatangkannya. Dia bahkan sudah sanggup merendengi Bouw Lim Couwsu saat mengundurkan diri,
dan dia yakin akan mampu menangkan Mei Lan. Tetapi, dia menjadi bingung ketika kemudian Ceng Liong
berkata: TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Saudara Souw Kwi Beng, nampaknya Hu Pangcu
Thian Liong Pang sudah menunggumu"
"Baik, saudara Ceng Liong. Biarlah aku mencoba
kehebatan Hu Pangcu Thian Liog Pang ini" sambil berujar demikian, Souw Kwi Beng dengan gagah dan kokoh
berjalan maju ketengah arena. Dia sudah menduga,
bahwa Ceng Liong akan memintanya untuk melawan
tokoh satu ini. Dan dia sudah lebih dari siap untuk memasuki tahapan pertempuran itu.
Sementara itu, Hu Pangcu Pertama yang berharap
bertempur melawan Mei Lan menjadi sedikit kecewa.
Tetapi dengan mendapatkan lawan Kwi Beng, dia berpikir lawannya kali ini masih lebih lunak, dan kesempatan menang dipihaknya malah terbuka lebar. Apalagi,
beberapa bukan terakhir dia sudah mampu
mematangkan 2 ilmu pukulan terakhir yang diciptakan bersama tokoh lainnya.
Bahkan, diapun sudah sanggup meningkatkan
penguasaannya atas Sinkang Bu Kek Hoat Keng seiring dengan semakin matangnya dia menggunakan Pek Pou
Sin Kun (Pukulan Sakti Ratusan Langkah). Ilmu yang
sanggup memukul orang tanpa kesiur angin pukulan, dan sanggup menjatuhkan lawan dari ratusan langkah
sekalipun. Selain itu ilmu lainnya Thian-ki-te-ling Sin Ciang (Pukulan bumi sakti rahasia alam) akhirnya bisa disempurnakannya, meskipun belum matang betul.
Tapi dia memiliki keyakinan, dengan kedua ilmunya
yang sudah disempurnakan bersama tokoh lain yang
bersamanya mereka menciptakan ilmu tersebut, dia
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
yakin sanggup mengatasi Mei Lan. Tapi yang maju
melawannya kali ini, justru bukannya Mei Lan, tetapi Souw Kwi Beng. Pendekar muda binaan Kian Ti Hosiang yang juga lihay luar biasa, meskipun belum pernah
dihadapinya. Tetapi, tetap dia memiliki keyakinan untuk memenangkan pertandingannya kali ini.
Menyadari bawah lawan masing-masing bukan tokoh
sembarangan, maka ketika bergebrak keduanya sudah
langsung menggunakan ilmu-ilmu berat dari pintu
perguruan masing-masing. Hu Pangcu Pertama sudah
memainkan ilmunya Hai Liong Kiang Sin Ciang (Ilmu Silat Tangan Sakti Menaklukan Naga Laut) yang diimbangi
dengan kokoh oleh Kwi Beng yang memainkan Tay Lo
Kim Kong Sin Ciang.
Kedua ilmu inipun sudah sejak dulu saling bertemu,
ketika Lam Hay bertemu tokoh Siauw lim Sie, dan sekali lagi malam itu digunakan oleh dua tokoh utama dari
pintu perguruan itu yang menguasainya secara baik.
Berbeda dengan Kwi Song yang lebih kaya variasi dan tipuan, maka Kwi Beng ibaratnya seorang yang sangat taat pada kaidah. Karena itu, Kwi Beng lebih kokoh
sementara Kwi Song lebih gagah dan lebih sebat
bergerak. Gaya bertarung Kwi Beng juga
menggambarkan kekokohannya, kuat dalam iweekang
dan bertarung sesuai dengan teori.
Benturan-benturan hebat terjadi ketika kedua ilmu
tersebut terbenturkan secara sengaja. Kwi Beng yang lebih kokoh dalam tenaga dalam namun kurang gesit
dibandingkan dengan Kwi Song menyambut keras lawan
keras ketika Hu Pangcu Thian Liong Pang menyerangnya TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
dengan penuh kecepatan. Tak pelak terjadi benturan
beberapa kali: "plak-plak-plak"
Tetapi keduanya dengan cepat menguasai diri dari
getaran yang timbul akibat benturan tersebut. Keduanya paham bahwa tenaga dalam masing-masing saling
berimbang. Terasa dari getaran yang timbul dari
benturan tersebut. Dan itu berarti, keuletan, ketabahan dan daya tahan akan sangat menentukan pertarungan
tersebut. Hanya, Kwi Beng adalah seorang yang teliti dan sabar, karena itu dia tidak gampang terpancing masuk dalam strategi bertarung yang dikembangkan lawannya.
Dengan tipu daya dan pancingan yang bagaimanapun,
sulit memaksa Kwi Beng bertarung diluar kebiasaannya, kokoh, tenang dan sesuai dengan kaidah-kaidah teori dan praktek yang dipelajarinya.
Berkelabatnya tangan-tangan dan tendangan Hu
Pangcu dihadapi dengan tenang dan kokoh oleh Kwi
Beng. Dia tidak takut menghadapi baik keras lawan keras ataupun dengan melawan tipuan dalam kekokohan
gerak-gerak silatnya. Kondisi seperti ini membuat Hu Pangcu yang merasa ilmunya sudah meningkat tajam
tetap tidak mampu menarik keuntungan dari serangan
serangan kerasnya menghadapi Kwi Beng.
Apalagi, karena Kwi Beng juga dengan kokoh
memainkan jurus-jurus Tay Lo Kim Kong Ciang dan
bukan hanya sanggup membendung serangan Hu
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Pangcu, tetapi bahkan juga sanggup mengirimkan
serangan balasan dengan tidak kalah berbahayanya. Dan karena itu, pertarungan mereka menjadi sangat seru, saling serang dan saling bertahan dengan sama kuatnya.
Ilmu-ilmu yang digunakan, juga mengesankan
penggunaan oleh orang yang lihay dan mahir benar
dalam menggunakan ilmu itu sesuai kebutuhan.
Pertarungan berjalan semakin seru ketika kemudian
keduanya perlahan namun pasti meningkatkan
penggunaan tenaga dalam masing-masing. Terlebih
ketika pukulan-pukulan Hu pangcu mulai menyebarkan
hawa busuk yang juga membuat pukulan-pukulannya
menjadi lebih sadis.
Merasa bahwa keseimbangan masih tetap tidak
berubah, Hu Pangcu mengerahkan kekuatan beracunnya
dengan mencampurkan kekuatan Tok-hiat-coh-kut
(Pukulan Meracuni Darah Melepaskan Tulang) dalam
serangan-serangannya. Tetapi, Kwi Beng juga memiliki bekal yang memadai untuk melawan pukulan berhawa
beracun lawannya. Dengan meningkatkan kekuatan
iweekangnya dan mengeluarkan Kim kong pu huay che
sen (Ilmu Badan/Baju Emas Yang Tidak Bisa Rusak).
Dengan hawa khikang khas perguruannya itu semua
hawa beracun yang mencoba menyusup, berubah
menjadi awan berbau busuk disekitar arena pertarungan.
Dan sementara itu, menghadapi serangan-serangan sadis dan menyeramkan dari kandungan ilmu sesat yang
dimainkan Hu Pangcu, Kwi Beng juga mengerahkan Pek
In Ciang di lengannya.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Kombinasi ilmu tersebut membuat pertahanan Kwi
Beng menjadi aman dan berlapis. Baik menghadapi
serangan mengerikan dari lawannya melalui telapak
tangan dan tendangan kaki yang bisa dipelesetkan
dengan awan putih dari tangannya, maupun dari
serangan hawa beracun yang dilawan dengan ilmu
khikangnya. Perubahan perubahan yang dilakukan Hu Pangcu tetap
tidak mampu merubah keseimbangan pertempuran, tidak mampu memberikan keuntungan bagi keduanya. Dan
seperti pertempuran-pertempuran sebelumnya,
nampaknya pertempuran merekapun akan berjalan lama
dan memakan waktu berjam-jam.
Karena sampai mencapai hampir 100 jurus, keduanya
masih nampak berimbang dan tiada tanda-tanda salah
seorang dari mereka mampu memaksakan kemenangan
atau sekedar mendesak mundur lawannya. Hu pangcu
yang merasa memiliki keyakinan pada awalnya, mulai
merasa heran dan kaget, karena kemajuan lawan-lawan muda mereka sungguh di luar perhitungan perkumpulan mereka.
Baru menghadapi Kwi Beng dan anak muda lainnya,
tiada seorangpun dari petinggi partaynya yang mampu memetik kemenangan. Bahkan salah seorang Hu Hoat
merekapun sanggup diimbangi Tek Hoat, sesuatu yang
diluar perkiraannya dan perkiraan para tokoh utama
Thian Liong Pang.
Tetapi, ada satu hal yang berbeda dari tokoh-tokoh
utama Thian Liong Pang yang telah bertarung
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
sebelumnya. Dibandingkan dengan Hu Pangcu kedua dan ketiga, bahkan dengan Kim-i-Mo Ong, Hu pangcu ini
terkenal cerdik serta juga sangat licik. Kecerdikan dan kelicikannya sudah teruji melalui serangan serangan gelap yang memporak porandakan keamanan dunia
persilatan. Boleh dibilang, perancang semua aktifitas teror di
dunia persilatan adalah tokoh yang satu ini. Tokoh yang sangat dekat dengan Pangcu Thian Liong Pang dan yang juga memiliki kesaktian yang luar biasa. Gabungan
kesaktian, kecerdikan dan kelicikannya membuat Thian Liong Pang sanggup merajalela selama ini, meskipun
mulai menghadapi jalan terjal dengan bangkitnya
gabungan kekuatan dunia persilatan melawan mereka.
Hal yang sebetulnya sudah diantisipasinya, tetapi untuk memperoleh hasil besar, memang harus bertaruh dengan taruhan besar.
Hu Pangcu paham belaka, jika dia memenangkan
pertarungan dengan Kwi Beng, maka posisinya akan
semakin terangkat dalam Partainya, dan karena itu dia mulai memikirkan berbagai macam cara untuk
memenangkan pertarungan tersebut. Tentu, dia memulai dengan ilmu silatnya. Tetapi, dia sungguh mendapat
lawan yang sepadan dalam kesaktian dan kelihayan ilmu silatnya.
Lawan kuatnya ini nampak sangat kokoh dan ulet,
meskipun dalam pengalaman bertempur masih belum
sanggup memadai dan merendenginya. Tetapi
kelemahan tersebut tertutupi oleh kegagahan dan
kekokohan lawannya yang sanggup melayani semua
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
jurus mautnya. Bahkan dengan menyisipkan tenaga
beracunnya, masih tetap belum sanggup mendesak anak muda sakti tersebut.
Sebaliknya, dengan Pek In Ciang, semua serangannya
jadi bisa dipelesetkan dan dipatahkan anak muda itu, sementara serangan balasannya tidak kurang
berbahayanya. Terlebih ketika jari jemari Kwi Beng juga mulai melakukan serangan melalui sentilan jarinya
menggunakan Kim Kong Ci. Dan Hu Pangcu paham,
bahwa terkena sentilan dari ilmu mujijat Siauw Lim Sie akan sangat membahayakan dirinya.
Pada akhirnya, Hu Pangcu kembali melakukan
perubahan dan mempersiapkan ilmu sakti berikutnya
Siang Ciang Hoan Thian (Sepasang Tangan Membalik
Langit). Ilmu tangan kosong lain yang ampuh yang
dikuasainya dengan baik. Dan dengan ilmu itulah dia sanggup menggetarkan dan sanggup menahan serbuan
berbahaya yang dilakukan Kwi Beng.
Bahkan dia sanggup kembali mengambil alih inisiatif menyerang, karena Kwi Beng sempat tesentak dengan
kecepatan dan keampuhan ilmu baru yang
dikembangkan Hu Pangcu. Beberapa kali Kwi Beng nyaris termakan telapak tangan lawannya, hanya dengan
kekuatan Pek In Ciang sajalah dia bisa terhindar dari pukulan lawan yang mampu dipelesetkannya. Tetapi,
bertahan saja, lama kelamaan akan tidak
menguntungkannya.
Karena itu, dengan segera dia merubah ilmunya, dan
kali ini menggunakan ilmu telapak Budha lainnya, yang TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
malah lebih ampuh, Selaksa Tapak Budha (Ban Hud
Ciang). Dan begitu ilmu itu digunakannya, arena
pertempuran bagaikan dipenuhi telapak tangan yang
saling berkutat untuk digunakan memukul lawan. Kedua tubuh mereka yang bergerak kokoh, dikelilingi oleh
telapak tangan, saking cepatnya keduanya bergerak
mengikuti jurus demi jurus dari ilmu sakti yang
dikembangkan masing-masing.
Dengan menggunakan ilmu-ilmu andalan masing-
masing, akhirnya pertempuran kembali menemukan
keseimbangannya. Kwi Bengpun dengan penuh
keyakinan menyerang dan bertahan dengan perlahan-
lahan meningkatkan penggunaan jurus Ban Hud Ciang.
Perlahan lahan, jurus demi jurus digunakannya melawan musuhnya.
Akibatnya, perlahan namun pasti Hu Pangcu juga
merasakan tekanan yang semakin meningkat dari
lawannya. Bisa dipastikan, karena Ban Hud Ciang pada dasarnya adalah ilmu berat yang khasiat dan
keampuhannya menanjak dari jurus ke jurus. Seperti
juga kali ini, jurus demi jurus akan semakin menghebat dan menggila, sementara itu Ilmu Hai Liong Kian Sin Ciang sudah hampir habis dimainkan Hu Pangcu.
Kondisi ini membuat dengan cepat Hu Pangcu
mengambil keputusan memainkan jurus baru yang
ditekuninya bulan-bulan terakhir ini, Thian-ki-te-ling Sin Ciang (Pukulan bumi sakti rahasia alam). Pukulan inipun berhawa keras dan berat, dan dengan dikembangkannya jurus yang sudah sempurna dikuasainya itu,
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
membuatnya sanggup menahan dan meningkatkan
serangannya. Hu Pangcupun merasa sedikit lega, terutama karena
serangan-serangan Ban Hud Ciang sanggup tertahan
oleh ilmunya yang terakhir. Diapun merasa bersyukur, karena dengan penguasaan yang lebih sempurna atas
ilmu tersebut, dia bisa bertahan dan bahkan menandingi ilmu mujijat dari Siauw Lim Sie tersebut.
Bahkan hingga jurus ke-10 pun, Hu Pangcu masih
sanggup bertahan dan bahkan sanggup balas menyarang dengan sama kerasnya dan sama beratnya.
Keduanyapun telah meningkatkan penggunaan tenaga
sinkangnya sampai pada bagian ke-8, dan
mengakibatkan angin serangan mereka dengan tajam
menerpa siapapun disekitar arena pertempuran.
Bahkan kilatan cahaya warna-warni di jurus ke-10 dari Kwi Beng dibayangi oleh kilatan-kilatan pukulan
mematikan lawannya. Dan penontonpun sekali lagi
merasa diterjang hawa yang tidak kelihatan dan
membuat mereka sangat kagum atas kehebatan kedua
orang yang sedang adu kekuatan tersebut. Sungguh
sebuah pertarungan langka, sayangnya pertempuran itu bukan sekedar adu silat, tetapi mempertaruhkan nyawa banyak orang.
Sebagaimana pertempuran terdahulu, pihak-pihak
yang terkait dengan mereka yang bertempurpun
mengagumi tokohnya. Sekali lagi, tokoh Siauw Lim Pay ikut berjuang menyelamatkan para pendekar, dan tokoh muda Siauw Lim Sie ini tidak kurang hebatnya dengan TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Hu pangcu Thian Liong Pang yang gagah dan garang itu.
Karena itu, wajar bila nama Kwi Beng juga berkibar
karena kehabatannya menahan dan mengimbangi salah
satu tokoh utama Thian Liong Pang.
Murid-murid Siauw Lim Sie merasa sangat bangga


Kisah Para Naga Di Pusaran Badai 2 Karya Marshall di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kepadanya. Sementara para pendekar juga memuji-muji namanya, termasuk para sesepuh yang semakin kagum
atas penempaan dan binaan yang dilakukan Kian Ti
Hosiang higga sanggup mendidik dua naga muda di kuil Siauw Lim Sie. Dan kedua naga muda itu, sekarang, atau hari ini telah membuktikan bahwa upaya guru mereka
sama sekali tidaklah sia-sia.
Sementara itu, pertarungan sudah memasuki tahap-
tahap yang semakin menentukan. Dengan penggunaan
tenaga yang berat dan ilmu-ilmu yang meningkat pada puncak-puncak kehebatannya. Bahkan nampaknya Hu
Pangcu sudah mempersiapkan diri menerima jurus
terakhir dari Ban Hud Ciang yang sudah terkenal
kehebatan dan kemujijatannya itu.
Tetapi, Hu Pangcu, juga sudah sangat mengerti akan
kehebatan ilmu yang baru disempurnakannya itu, Thian-ki-te-ling Sin Ciang (Pukulan bumi sakti rahasia alam), yaitu ilmu pukulan sakti yang mengandalkan kecepatan angin, kekuatan halilintar dan daya tahan bumi dan
tanah, serta rembesan air.
Dengan unsur-unsur rahasia bumi tersebut, dilahirkan dan diciptakanlah sebuah ilmu pukulan yang sangat luar biasa. Dan sejauh ini, Ilmu tersebut ternyata sanggup menahan kehebatan ban Hud Ciang yang jarang dapat
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
ditahan orang. Dan pada akhirnya, benturan hebat
terjadi dengan nyaris tiada ornag yang tahu apa dan bagaimana benturan tersebut terjadi.
Yang pasti, orang-orang masih sempat memperhatikan
bagaimana Hu Pangcu mempersiapkan dirinya dalam
puncak penggunaan ilmu Thian-ki-te-ling Sin Ciang
(Pukulan bumi sakti rahasia alam). Seperti juga mereka masih menyaksikan bagaimana Kwi Beng mempersiapkan
jurus pamungkas dari Ban Hud Ciang, Buhda Merangkul Langit dan Bumi, dimana dimainkan semua kelihayan dari Ban Hud Ciang jurus pertama hingga ke sepuluh.
Beberapa kali terdengar benturan mirip ledakan berat, dan hanya beberapa pasang mata yang sanggup
mengikuti bagaimana dua tubuh tersebut saling libat, kemudian pukulan demi pukulan terlontar dan bagaimana saling tangkis itu kemudian menghasilkan bunyi-bunyi menggelegar. Dan akibatnya, kedua tubuh tersebut
berpisah, tetapi nampaknya mereka terpental mundur
masing-masing dengan jarak yang sama.
Kembali membuktikan bahwa keduanya memang
memiliki kesepadanan dan keseimbangan dalam
enguasaan ilmu silat dan tenaga dalam. Mau tidak mau keduanya jadi slaing mengagumi. Tetapi, pada saat
mundur tersebut Hu Pangcu yang licik, sebetulnya sudah mulai memperhitungkan bagaimana menyelesaikan
pertandingan dengan prinsip "yang penting menang".
Sudah sejak mengganti jurus, dia yang mengerti dan
semakin mengenal Kwi Beng sebagai orang yang gagah, jujur dan nampaknya gampang ditipu itu, sudah
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
menyiapkan tipu licik untuk mengakali lawannya. Hal yang sebenarnya sudah dirancangkan dan dipikirkannya sejak jurus ke-200 dimana keseimbangan masih tetap
berpindah-pindah, alias serang menyerang terjadi
dengan seru dan tiada kepastian siapa yang akan
memenangkan pertandingan.
Dalam keadan harus menang, dan harga dirinya
dipertaruhkan, maka Hu Pangcu mulai merancang siasat untuk menaklukkan lawannya dengan cara yang licik.
Dan untuk itu, dia memang beruntung, karena memiliki sebuah ilmu pamungkas lain yang disebut Pek Pou Sin Kun (Pukulan Sakti Ratusan Langkah). Ilmu yang juga barusan kembali disempurnakannya meskipun belum
matang betul, tetapi akan sangat berbahaya bagi mereka yang kurang menyadarinya.
Pukulan ini sejenis Pukulan udara Kosong, tetapi lebih berbahaya karena daya jangkaunya lebih panjang, selain pukulan tersebut tidak membawa angin pukulan
sehingga tidak atau sulit untuk terdeteksi oleh lawan.
Dan nampaknya semakin lama, semakin pertarungan
merambat naik ke penggunaan ilmu-ilmu pamungkas, Hu Pangcu ini sudah juga menetakan keputusan akan apa
yang harus dilakukannya untuk menang. Dan ketika
benturan antara dua kekuatan yang dilakukan dengan
pengerahan jurus pamungkas masing-masing, maka
terpentallah kedua tubuh kebelakang. Dan pada saat
kedua tubuh tersebut melayang mundur, dengan cepat
Hu pangcu melolos sesuatu dengan gaya dan cara yang tidak terikuti pandang mata siapapun.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Dan ketika kemudian keduanya berdiri kembali dalam
keadaan terluka masing-masing, meski tidak
mengganggu, terucaplah sesuatu dari mulut Hu Pangcu:
"Engkau hebat anak muda, aku sungguh kagum"
Kwi Beng yang jujur dan polos, otomatis mengira
bahwa lawan mengeluarkan pujian tulus baginya, dan
karenanya dia menjawab:
"Engkau juga hebat Hu Pangcu" dan disinilah
kelengahan orang gagah yang satu ini. Persis pada saat dia mengucapkan kalimat itu, dia sedikit lengah dan mengendorkan tubuhnya, tetapi pada saat dia berbicara, Hu Pangcu sudah mengibaskan lengannya dalam jurus
Pek Pou Sin Kun yang berbahaya.
Dan begitu Kwi Beng menyelesaikan kalimatnya, tiba-
tiba dia sadar, intuisinya berbicara bahwa sesuatu
sedang terjadi, dan untunglah dia masih mengerahkan ilmu mujijatnya Kim kong pu huay che sen (Ilmu
Badan/Baju Emas Yang Tidak Bisa Rusak). Sebab jika
tidak, maka dia akan terluka parah oleh serangan
bokongan lawan yang dilakukan dengan kekuatan
Sinkang Bu kek Hoat Keng.
Tetapi, bukan serangan pertama itu yang berbahaya,
tetapi serangan kedua ketika Kwi Beng masih sibuk
menangkis dengan kekuatan yang seadanya. Persis pada waktu dia mundur akibat benturan pertama, kembali Hu pangcu kali ini bukan sekedar mengibas, tetapi
mendorongkan lengannya dengan kekuatan sinkang
penuh kearah Kwi Beng.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Hm sungguh licik dan curang" terdengar banyak
orang menggerutu.
Orang-orang berseru murka melihat kelicikan Hu
pangcu, tetapi Hu Pangcu tidak memperdulikannya.
Sementara Kwi Beng yang belum sempat tegak sudah
harus menerima pukulan lawan yang penuh dengan
tenaga, terpaksa meningkatkan khikangnya Ilmu Badan Emas dan dengan seadanya juga mendorong dengan
Ilmu mujijat lainnya Pek-in Tai-hong-ciang (Tangan
Angin Taufan Awan Putih).
Tetapi, kedua Ilmu itu, hanya sanggup mencegahnya
dari terluka parah didalam tubuhnya, tetapi tidak
sanggup menahan tubuhnya untuk terlempar
kebelakang. Kwi Beng bisa saja menahan tubuhnya
untuk tidak terlempar jauh dan roboh bergulingan, tetapi resikonya tubuh bagian dalamnya akan mengalami luka yang sangat parah, dan bukan tidak mungkin bercacat.
Bahkan, bukan tidak mungkin dia akan menerima
serangan lebih lanjut dari lawannya, dan kemungkinan terserang itu akan semakin membahayakan kondisinya.
Kwi Beng tentunya tidak mau menempuh resiko
berbahaya itu, yang dia sesalkan adalah kebaikan hatinya dan kelengahannya yang demikian mudah ditipu orang.
Dan itu terjadi pada saat-saat atau pada detik-detik orang sedang memusatkan perhatian dan ilmunya. Dia
merasa kesal dan murka, tetapi tidak sanggup menahan tubuhnya untuk akhirnya roboh kebelakang. Dan
robohnya Kwi Beng kemudian disusul dengan tertawa
bekakakan Hu pangcu yang merasa sangat bangga akan
kemenangannya. Dan terdengar dia berkata:
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Hahahahaha, jika tidak salah, kali ini pihak kami
memenangkan pertarungan"
"Hm, seandainya engkau tidak bermain curang Hu
pangcu, maka pertarungan tidak akan berakhir demikian"
dengus Ceng Liong ringan.
"Tidak Ceng Liong, aku belum kalah" Kwi Beng
berkeras "Engkau telah berusaha keras saudara Kwi Beng,
kekalahanmu cuma karena engkau tidak berani dan
berkeinginan bermain licik seperti lawanmu. Sudahlah, biarkanlah dia merasa senang dengan kemenangan
semunya" "Kemenangan tetap kemenangan, betapapun dan
bagaimanapun cara kemenangan itu diraih.
Hahahahahaha" kembali Hu Pangcu tertawa diringi
pandangan muak beberapa tokoh kalangan pendekar.
Sementara itu, Kwi Beng yang memang tahu dia lalai dan terkecoh tipuan licik lawan akhirnya berguman:
"Baiklah Ceng Liong, biarkanlah dia menikmati
kemenangan curangnya itu. Lagipula, aku memang
bodoh bisa ditipu tokoh sehebat dia"
"Baiklah, anggap pertempuran keempat kalian
menangkan. Siapa yang akan maju kemudian Hu
pangcu?" Ceng Liong nampak masih tetap tenang.
Tenang karena dia memiliki keyakinan atas dirinya, lebih dari yang kemaren-kemaren. Pertarungannya dengan
Koai Tung Sin Kay sebelumnya, pesan yang dicernakan TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
dengan bantuan kakeknya dan hasil yang diperlihatkan Tek Hoat membuatnya yakin bahwa dia akan sanggup
meladeni siapapun dari kedua Hu Hoat Thian Liong Pang.
Sementara keyakinannya atas Mei Lan juga sangatlah
tebal, melebihi keyakinannya atas Tek Hoat dan yang lainnya. Dan dia juga memperkirakan dan bahkan yakin, Mei Lan akan sanggup menghadapi dan mengimbangi
Bouw Lek Couwsu. Jadi, mengapa pula harus tidak
tenang dan gugup"
"Hm, mudah-mudahan kalian tidak menyesali pilihan
perang tanding ini, karena nampaknya kemenangan akan berada di pihak Thian Liong Pang" dengus Hu pangcu
yang kesombongannya memuncak setelah
kemenangannya yang kontroversial.
"Masih ada dua pertandingan yang menentukan Hu
Pangcu" Ceng Liong mengingatkan
"Hahahaha, benar. Tapi entah adakah yang sanggup
mengalahkan Koai Tung Sin Kay dan Bouw Lim Couwsu
diantara kalian" dan ketika nama-nama itu disebutkan Hu pangcu pertama, dari kalangan pendekar terdnegar
jeritan dan keluhan. Mereka menyadari betul, siapa
kedua ornag yang barusan disebutkan namanya itu.
Nama nama mentereng didunia hitam, dan selama ini
hanya tokoh sekelas 4 Dewa Persilatan Tionggoan yang sanggup menahan mereka. Jadi, apa nasib mereka
nantinya" Dan apakah anak muda bernama ceng Liong
itu memiliki kemampuan yang cukup" Bukankah yang
akan dihadapi adalah dua tokoh hitam yang sangat sakti"
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Ada atau tidak tetap masih harus dibuktikan Hu
pangcu. Kami sudah siap, silahkan siapa yang akan
mewakili Thian Liong Pang dalam pertandingan kelima nanti"
"Baiklah" Hu pangcu kemudian berpaling kearah kedua Hu Hoat Thian Liong Pang yang belum maju bertempur.
Dan nampaknya Bouw Lek Couwsu yang memilih
bertempur pada pertempuran kelima. Dan setelahnya
terdengar Hu pangcu berkata:
"Bouw Lek Couwsu, Hu Hoat Thian Liong Pang akan
meladeni jago kalian di pertempuran kelima"
Ceng Liong memandang kearah Mei Lan, dan
kebetulan pada saat yang sama Mei Lan juga sedang
memandang kearahnya. Dan dari kedipan mata tersebut, keduanya sudah paham siapa yang akan maju
menandingi Hu Hoat Thian Liong Pang yang sakti itu.
Episode 5: Pertandingan
Puncak Dan kali ini Bouw Lek Couwsu yang terperangah. Dia
akan dihadapi seorang pendekar muda, masih sangat
muda malah, dan repotnya seorang perempuan lagi.
Wajah Bouw Lek Couwsu bahkan masih lebih
mengenaskan ketimbang Hu Pangcu Kedua yang
menghadapi Giok Lian sebelumnya.
Maklum, karena dibandingkan Giok Lian, Mei Lan
malah masih lebih mungil. Karena itu, Bouw Lek Couwsu TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
sungguh-sungguh sangat repot bersikap. Meskipun dia telah mendengar bahwa anak gadis yang akan
dilawannya, sudah dua kali mempecundangi Hu Pangcu
Pertama. Tapi, dengan kedudukannya yang sangat tinggi di dunia persilatan, sungguh dianggapnya keterlaluan mengajukan seorang gadis muda sebagai lawannya.
Meskipun pertarungan itu merupakan pertarungan
yang akan menentukan nasib pertarungan selanjutnya, tetapi Bouw Lek Couwsu sungguh-sungguh merasa
sangat tidak layak.
Bouw Lek Couwsu sudah akan mengeluarkan kalimat-
kalimat yang menggambarkan unek-uneknya seandainya
dia tidak menyaksikan bagaimana si gadis mungil
lawannya itu melayang ke tengah arena. Cara Mei Lan melayang kearena sungguh atraktif, meski dia sebetulnya tidak bermaksud untuk pamer.
Tanpa menekuk kakinya, dia melayang ke tengah
arena meski tidak dengan kecepatan yang luar biasa.
Tetapi justru, caranya melayang dan kecepatannya yang tidak seberapa itu yang sulit ditandingi dan diikuti banyak orang. Dan dengan anggunnya dia berdiri beberapa
langkah dihadapan Bouw Lek Couwsu yang juga ikut
merasa kagum atas peragaan ginkang luar biasa dari Mei Lan.
Dia sadar, bahwa ternyata gadis muda lawannya
menyimpan sesuatu yang diandalkannya untuk menjadi
lawan tokoh sekelas dia. Karena itu, untuk beberapa lama, Bouw Lek Couwsu malah memandangi Mei Lan
dengan takjub tanpa mengeluarkan kata-kata sedikitpun.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Dan keadaan itu baru bisa cair ketika kemudian Mei Lan menegurnya:
"Locianpwe, akankah pertandingan kelima ini
dilanjutkan?"
Dan pertanyaan itu menyadarkan Bouw Lek Couwsu
bahwa dia sedang berada di tengah arena pertandingan.
Meskipun agak segan melawan seorang gadis muda,
tetapi mau tidak mau, karena sudah berada di tengah arena, tetap harus dilaksanakannya juga.
"Baiklah gadis kecil, semoga benar Wie Tiong Lan telah cukup mendidik dirimu untuk menghadapiku" dan seusai kalimat itu, Bouw Lek Couwsu kemudian membuka
serangan dengan jurus-jurus sederhana. Tentu dia
bermaksud untuk menjajaki kemampuan lawannya yang
masih sangat muda itu.
Dia masih belum berusaha untuk menyerang dengan
jurus jurus dan ilmu andalannya, setidaknya sampai
yakin bahwa lawannya memang perlu dilayani dengan
ilmu ilmu andalannya.
Tetapi, seperti yang disangkanya, gadis muda itu
memang bukan lawan enteng. Dengan mudah semua
serangan-serangannya dielakkan dan bahkan ditepis oleh Mei Lan. Bahkan, sebagaiman sudah disaksikannya, gadis itu bergerak masih lebih cepat dan gesit dibandingkan Giok Lian.
Lebih mencengangkan lagi, karena semakin cepat dia
bergerak, semakin cepat juga gadis itu berkelit atau menata langkahnya sehingga setiap pukulannya menjadi TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
mubasir. Dengan jurus-jurus yang biasa, bukan saja dia tidak sanggup mencecar Mei Lan, sebaliknya Mei Lan
seperti dengan sangat mudah dan tanpa kesulitan
mengelakkan semua serangannya. Bahkan beberapa kali, juga melakukan serangan balasan yang sangat cepat dan cukup membuatnya tergesa-gesa melakukan tangkisan
atas serangan balasan tersebut.
Bouw Lek Couwsu menjadi semakin tercengang ketika
dia meningkatkan kekuatan tenaga dalamnya, Mei Lan
pun melakukan hal yang sama, yakni mengimbangi
pengerahan tenaganya. Bahkan nampaknya juga tidak
khawatir beradu tenaga dengannya, terbukti dengan
beberapa kali dia menangkis serangan Bouw Lek Couwsu dengan keras lawan keras.
Dan bilapun dia tidak menangkis serangan tersebut,
kelitannya juga sangat ringan, seringan kapas dan
bergerak kearah dan sisi yang membuat pukulan lawan menjadi mubasir. Sampai sepuluh jurus lebih, Bouw Lek Couwsu masih berusaha untuk menyerang dengan jurus-jurus umum dalam perkelahian. Tetapi, tak ada untung sedikitpun yang diraihnya, sebaliknya lama kelamaan dia sadar bahwa gadis itu memang bukannya tanpa bekal
berani menghadapinya.
Gadis itu, ternyata bukan hanya mengandalkan
kecepatan, tetapi juga membekal kekuatan yang
memadai untuk melawannya. Bahkan dengan beraninya,
Mei Lan sudah mengambil insiatif menyerang dengan
menggunakan jurus-jurus Bu Tong Pay dari pelajaran
Kun Lun Kun Hoat. Ditangan ahli semacam Mei Lan, jurus tersebut tiba-tiba menjadi indah dan handal, dan mampu TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
dipergunakan untuk menempur tokoh sekelas Bouw Lek
Couwsu. Dengan kecepatan dan dengan tenaga dalamnya, Bu
Tong Kun Hoat menjadi cukup ampuh untuk menyerang.
Terlebih, karena ditunjang dengan kecepatan dan dasar ginkang yang membuat Mei Lan mampu meliuk-liuk dan
bergerak cepat, bahkan terkadang dengan gerakan yang tidak terduga.
Dan karena itu, Bouw Lek Couwsu akhirnya terpaksa
mulai meningkatkan ilmunya dan menutul-nutulkan
jarinya dengan ilmu Tam Ci Sin Thong. Mei Lan sadar, bahwa dalam hal tenaga dalam, meski tidak kalah, tetapi kakek lawannya itu pastilah lebih matang, juga bahkan jauh lebih berpengalaman. Karena itu, dia tidak mau gegabah menyambut dan menempur ilmu jari sakti yang perbawanya menciut-ciut tajam mengerikan itu.
Dengan cepat, diapun kemudian memainkan Thai Kek
Sin Kun dan memaksakan kakek itu untuk ikut begerak cepat guna mengejar bayangannya yang bergerak cepat dan lemas. Gerakan-gerakan kaki dan tangannya mampu membuat jurus-jurus serangan Tam Ci Sin Thong yang
mengarah ke kaki maupun tangannya serta bagian tubuh lainnya menjadi tak berguna alias mubasir.
Lama kelamaan Bouw Lek Cowsu jadi yakin, bahwa
gadis itu membekal ginkang yang sulit dilawan, bakan olehnya sekalipun. Gerakan-gerakan pada waktu yang
tepat dan dengan gaya yang tidak masuk akal, bahkan mampu melayang tanpa ancang-ancang membuatnya
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
semakin sadar akan keampuhan gadis kecil yang
dipandangnya ringan sebelumnya.
Akibatnya, tiada lagi pertimbangan lain yang
membuatnya menahan-nahan hati untuk menyerang.


Kisah Para Naga Di Pusaran Badai 2 Karya Marshall di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Betapapun, kehormatannya kini ikut dipertaruhkan dalam melawan gadis kecil itu. Kalah akan benar benar
membuatnya kehilangan pamor, dan hal itu tentu bukan tidak hanya tidak menyenangkan, tetapi memalukan.
Karena itu, serangan-serangan dengan Tam Ci Sin
Thong menyambar-nyambar semakin mengerikan.
Tetapi, semakin gencar dan semakin mengerikan
serangannya mencecar Mei Lan, semakin indah dan
semakin cepat Mei Lan bergerak, baik menghindar
ataupun pada saat yang tepat memukul lengan lawan
dari arah samping. Bukan sekali dua kali mereka adu kecepatan dalam melibas lengan lawan.
Mei Lan yang berupaya memukul dari samping, dikelit secara cepat oleh Bouw Lek Couwsu dan kembali ditotok oleh Mei Lan " dan seterusnya, dan semua berlangsung hanya dalam hitungan kurang dari sedetik.
Bouw Lek Couwsu sadar, dengan meladeni kecepatan
Mei Lan akan merepotkannya. Apalagi, gadis yang
bersilat dengan Thai kek Sin kun itu, bukan cuma cepat bergerak, tetapi juga sanggup dalam kelemasannya
meladeni setiap serangan-serangannya. Dan Tam Ci Sin Thong pada akhirnya kembali tidak membawa
keuntungan apa-apa baginya.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Karena itu, Bouw Lek Couwsu mulai mengandalkan
kekuatan tenaganya dalam Ilmu Hong Ping Ciang untuk mencecar Mei Lan. Kehebatan pukulan itu, selain
membawa perbawa yang luar biasa dalam rangkaian
pukulan yang bertenaga berat, juga mampu menutup
semua pintu keluar lawan. Karena itu, Ilmu ini biasanya harus dilawan dengan kekuatan juga dan memaksa
lawan untuk adu tenaga.
Mei Lan menyadarinya. Tetapi, justru dalam kondisi
seperti itu Mei Lan memperlihatkan pemahamannya atas gerakan-gerakan yang cepat dan efektif. Meskipun lama-kelamaan dia sadar, bahwa keadaannya akan semakin
repot bila terus mengandalkan ginkangnya. Tapi,
kesebatan dan kegesitannya dalam meladeni Hong Ping Ciang dari tokoh yang paling sempurna menguasainya
saat itu, sangat mengagumkan.
Bahkan Bouw Lek Couwsu sendiri nyaris tidak percaya, ketika Mei Lan berkelabat-kelabat di kisaran jangkauan pukulannya dan tidak menjauh. Meskipun terdesak,
tetapi Mei Lan tetap tidak terjangkau oleh pukulan
tersebut. Tapi, Mei Lan sadar, kondisinya tertekan bila terus menerus seperti itu keadaanya.
Karena itu, sambil mencari ketika yang tepat, Mei Lan kemudian mempersiapkan ilmunya Sian Eng Sin Kun,
ilmu yang dilatihkan suhengnya Sian Eng Cu Tayhiap
sejak masih kecil. Penguasaan Mei Lan atas ilmu tersebut rasanya tidak lagi di bawah Sian Eng Cu, suheng
merangkap suhunya, bahkan sudah dianggap sebagai
orang tuanya sendiri.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Bahkan dengan landasan ginkang yang lebih
sempurna, Mei Lan mampu berubah menjadi bayangan
yang sanggup memberi "persen" pukulan kekiri dan
kekanan. Dan dengan ilmu tersebut, Mei Lan kembali
mampu menyeimbangkan posisinya.
Sian Eng Cu yang memandang sumoy terkecilnya,
yang juga disayangnya sebagai anaknya sendiri itu,
nampak tersenyum bangga ketika ilmu ciptaannya yang sudah disempurnakan gurunya dimainkan dengan
baiknya. Bahkan dengan ilmu itu, Hong Ping Ciang dibuat mati kutu dan tidak sanggup menerobos benteng
pertahanan dan kecepatan lawan.
Lebih dari itu, dengan kecepatannya Mei Lan bahkan
sanggup mengirim dan melakukan serangan lebih banyak daripada Bouw Lek Couwsu yang semakin lama semakin
kietar-ketir menghadapinya. Tapi, Bouw Lek Couwsu
sama sekali bukan petarung kemaren sore. Bukan. Dia bukan hanya menguasai ilmunya secara baik dan
sempurna, tetapi juga sudah melalui jumlah pertarungan yang sangat banyak.
Dia sadar betul, bahwa mutu ilmu gadis lawannya
tidak dibawahnya. Bahkan dia masih ketingalan dalam hal ginkang, tetapi dia menang dari segi pengalaman.
Selain, dia masih menyimpan sejumlah Ilmu ampuh yang siap untuk dipergunakannya bila waktunya sudah tepat.
Karena itu, Bouw Lek Couwsu tidaklah berkecil hati, tetapi malah mulai tabah dan bersiap untuk bertarung layaknya melawan tokoh seangkatan dirinya. Dia seperti sedang berhadapan dengan Wie Tiong Lan muda yang
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
melawannya dengan variasi ilmu yang sangat kaya. Dan juga dengan tingkat kematangan yang luar biasa.
Kesadaran itu membuat Bouw Lek Couwsu tidak lagi
berusaha memaksakan kemenangan singkat, tetapi mulai menyiapkan diri dengan strategi jangka panjang, belajar dari apa yang dilakukan Hu Pangcu Pertama. Hanya saja, meskipun terbilang tokoh sesat, tapi Bouw Lek Couwsu, sama seperti Kim-i-Mo Ong maupun Koai Tung Sin Kay, sangat alergi dengan kelicikan dalam pertempuran.
Karena mereka memiliki ambisi bukan dalam harta dan kekuasaan utamanya, tetapi dalam penguasaan dan
kesempurnaan ilmu silat. Karena itu, justru pertandingan melawan Mei Lan membuat Bouw Lek Couwsu menjadi
bersemangat dan girang karena mendapat lawan kuat.
Hal yang juga menarik perhatian tokoh-tokoh besar,
seperti Koai Tung Sin Kay dan Kim-i-Mo Ong.
Mereka sangat heran dengan kehadiran tokoh-tokoh
muda yang kini bahkan sanggup merendengi mereka
dalam waktu-waktu terakhir ini. Kim-i-Mo Ong
merenungkan pertarungannya melawan Tek Hoat yang
meski berakhir imbang, tetapi diakuinya dia terlampau gegabah mengumbar kemarahan dan nafsunya, tidak
bertarung tenang seperti Bouw Lek Couwsu.
Dan kewaspadaan, juga mulai merambati hati Koai
Tung Sin Kay, meski dia masih memiliki keyakinan karena baru beberapa jam sebelumnya dia sanggup mendesak
hebat lawannya yang nampaknya akan kembali
dihadapinya, Ceng Liong.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Sementara itu, pertarungan Mei Lan melawan Bouw
Lek Couwsu sudah mengalami perubahan kembali. Kali
ini Bouw Lek Couwsu mulai memainkan Kong-jiu cam-
liong (Dengan Tangan Kosong Membunuh Naga), sebuah
ilmu tangan kosong yang sangat ampuh. Terutama
karena gerakan tangannya berisi baik keampuhan Tam Ci Sin Thong maupun telapak tangan yang bahkan berani
menyambut serangan senjata tajam lawan.
Dan getaran kuat ketika menerima benturan telapak
tangan membuat Mei Lan sadar, lawan semakin
meningkatkan kemahirannya. Juga ketika dari jemari
Bouw Lek yang satunya lagi mencicit cicit dan bahkan mengeluarkan sinar tajam mengerikan, membuat Mei Lan berpikir mengganti ilmunya. Setelah bergerak
menghindar beberapa saat, tiba-tiba lengannya juga
mengeluarkan sinar berkilat dan tidak takut menghadapi telapak tangan dan jemari Bouw lek Couwsu.
Pik Lek Ciang, salah satu ilmu ampuh dari Bu Tong
Pay kini mulai dimainkan Mei Lan, bahkan masih
ditunjang dengan permainan hawa Thai kek Sin Kiam di tangan kirinya dan dengan landasan ginkang Bu Tong
Pay, Sian Eng Coan in.
Akibatnya pertarungan kembali menjadi sangat ramai, sekaligus menjadi lebih berbahaya. Baik letupan-letupan benturan antara telapak tangan maupun akibat kesiuran angin tajam yang lahir dari serangan-serangan jari dan tangan masing-masing. Akibat pertarungan mereka, para jago yang menonton dan memang telah mundur
menjauh sejak pertandingan babak kedua, menyaksikan TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
betapa tanah ataupun kerikil yang terkena kesiuran angin itu ada yang terbelah, ada yang hancur menjadi tepung.
Sungguh sebuah pemandangan yang mengerikan, dan
bisa dibayangkan bila manusia yang berada didekat
radius 3-5 meter dari pertarungan kedua orang itu. Dan kesiuran serta cicit pukulan dan sentilan yang dilakukan kedua orang itu, masih tetap terjadi, dengan kemampuan hanya sedikit orang saja yang masih sanggup
menangkap dengan jelas dan detil pertarungan hebat itu.
Ketika para jago melihat betapa Ceng Liong masih tetap tenang menatap pertarungan itu, banyak dari mereka
yang mau tidak mau merasa kagum dengannya.
Diantara para jago, Sian Eng Cu yang nampak meski
memiliki ketabahan, tetapi karena memiliki ikatan khusus dengan Mei Lan yang menjadi tidak sabaran. Tetapi,
melihat Ceng Liong memiliki keyakinan atas sumoynya, perlahan diapun mengkonsentrasikan diri menyaksikan pertempuran luar biasa yang sedang melibatkan
sumoynya itu. Masih seperti biasa, sumoynya yang menang ginkang,
berkelabat-kelabat bagaikan bayangan dan mengitari
tubuh Bouw Lek Couwsu. Tetapi, karena lingkaran
pertaruangan tertutup jalan keluar dan dikunci oleh tenaga yang hebat dari Bouw Lek Couwsu, dia melihat berkali-kali Mei Lan dengan berani dan tabah membentur ataupun menutuk lengan Bouw Lek Couwsu.
Dan proses itulah yang melahirkan letupan sinar kilat ataupun benturan kekuatan yang menggelegar diantara keduanya. Betapapun, Sian Eng Cu melihat, bahwa
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
kepandaian sumoynya memang sudah sangat luar biasa, bahkan sudah melampauinya. Meskipun harus diakui,
bahwa dalam hal pertarungan sumoynya memang masih
kurang dibandingkan lawannya.
Tetapi, kekuatan sinkang sumoynya, juga bukan olah-
olah hebatnya, hanya karena lawannya seorang sekelas Bouw Lek Couwsu saja yang membuat pertarungan itu
menjadi sangat luar biasa. Penglihatan tersebut, perlahan namun pasti melahirkan keyakinan dan kepercayaan
dalam hatinya terhadap kemampuan sumoynya dalam
pertempuran itu.
Bouw Lek Couwsu yang telah mengerahkan salah satu
ilmu hebatnya dan membuat pagar bagi pertarungan
mereka dengan kematangan sinkangnya, tetap masih
tidak bisa berbuat banyak dan tidak mampu menarik
keuntungan dari Mei Lan yang bertempur seru dan mati-matian. Yang membuat Bouw lek Couwsu bingung
adalah, ternyata dalam hal sinkangpun, anak gadis itu tidaklah kalah darinya.
Jikapun dia menang seusap, itu tidaklah berarti
banyak, terutama karena sinkang gadis itu yang lebih murni dibanding dengan dirinya, dan bila diadupun tidak sanggup melukai gadis itu. Tetapi, nampaknya Bouw Lek Couwsu sadar, hanya dengan mengadu tenaga sajalah
yang memberinya kesempatan lebih besar untuk
menang. Tapi, masalahnya, Mei Lan bisa bergerak
demikian cepat dan pesatnya.
Meskipun sekali-kali Mei Lan hanyut dalam alur dan
strategi bertempur Bouw Lek Couwsu, tetapi tidak dalam TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
waktu lama dia bisa menyadari kelebihan lawan dan
kelebihannya sendiri. Dan karena itu, dengan cepat dia bersilat dan menyesuaikan diri dengan kondisi
pertempuran. Memang nampak aneh bagi banyak orang, seorang
seperti Mei Lan dan kawan-kawannya ternyata sanggup menandingi tokoh-tokoh tua yang sudah dianggap tanpa tanding. Padahal, waktu dan tenaga yang dicurahkan
tokoh-tokoh gaib rimba persilatan Tionggoan untuk
mendidik anak-muda anak muda itu juga tidaklah kecil.
Dan faktanya, kembali seorang dedengkot tokoh hitam mampu diimbangi dengan baik oleh Mei Lan. Bukan
hanya ilmunya, tetapi juga bahkan sinkang dan
ginkangnya tidak sanggup menempatkan Mei Lan di
bawah angin, dan terus mampu menandinginya. Bouw
Lek Couwsu yang menyadari keadaan, setelah mencapai 200an jurus tidak mampu berbuat apa-apa, padahal
ilmu-ilmu andalannya sudah dikeluarkan, akhirnya
memutuskan untuk menanjak pada penggunaan ilmu-
ilmu pamungkasnya.
Bouw Lek Couwsu yang akhir-akhir ini melatih ilmunya yakni Pukulan Udara Kosong, sebuah ilmu yang
memampukannya meminimalisasi atau bahkan
menghilangkan unsur "angin" ataupun pertanda
datangnya sebuah pukulan, menjadi andalannya.
Pukulan itu, bahkan baru-baru ini dilatihnya kembali bersama sam sutenya, Tibet Sin Mo Ong, dan mengalami kemajuan berarti. Dan ilmu itulah yang kini mulai
disiapkannya untuk digunakan dalam babakan
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
selanjutnya, menghidari kekalahan atau kondisi seimbang yang akan membuatnya malu.
Kehebatan ilmu pamungkasnya itu adalah, bila dengan penggunaan iweekang tataran tertingginya, maka ilmu pukulannya, terutama tangan kososng Hong Ping Ciang dan Kong Jiu Cam Liong, bisa digunakan tanpa
mengakibatkan kesiuran angin. Dan akan sangat sulit diantisipasi lawan, apakah dia sedang diserang ataukah tidak.
Hanya Tam Ci Sin thong yang sukar diatur dan
dikerahkan dengan ilmu ini. Bahkan, selain menggunakan Hong Ping Ciang dan Kong Jiu Cam Liong, Bouw Lek
Couwsu bahkan masih menciptakan dorongan
pamungkas ilmu ini, yang tidak berbau dan tidak
bersuara. Dengan menumpuk tenaga dalam dalam
dorongan ilmu ini, maka lawan masih belum siap, dan ilmu pukulan sudah menerjang datang.
Dan sungguh jarang Bouw Lek Couwsu memanfaatkan
ilmu pamungkas yang memang berbahaya ini, selain juga dia masih memiliki ilmu silat lain yang malah tidak kurang ampuhnya Thian cik-sian Kun Hoat (Silat sakti dewa
menggetarkan langit). Sebuah ilmu silat lain yang berisi hawa sihir yang sangat kuat dan didorong oleh
penggunaan hawa iweekang tingkat tertinggi.
Dan saat ini, Bouw Lek sedang menyiapkan
penggunaan Pukulan Udara Kosong dan membuatnya
meningkatkan kemampuan pengerahan tenaga dalamnya
hingga tataran yang sangat tinggi. Dibutuhkan
setidaknya kekuatan tenaga 8 bagian untuk mampu
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
mengirimkan pukulan kearah lawan dengan meniadakan
angin pukulan yang diontarkan.
Kurang dari itu, pukulan tidak akan mampu terlontar dengan mengurangi atau meniadakan angin pukulan
tersebut. Dan kali ini, Bouw Lek Couwsu sudah
memutuskan untuk menggunakannya. Dan nampaknya
harus menggunakan secara bersungguh-sungguh bila
tidak mau kehilangan nama besarnya dan gengsinya
turun di tangan seorang gadis muda. Nampak Bouw Lek Couwsu memusatkan perhatian dan konsentrasinya,
meningkatkan kekuatannya dan kemudian perlahan-
lahan mulai membuka serangan.
Mei Lan terperanjat ketika tanpa didahului angin
pukulan, tahu tahu pukulan lawan sudah menerpanya,
dan bahkan kandungan tenaganya juga meningkat luar
biasa kuatnya. Untungnya kewaspadaannya tidak pernah surut dan terutama pengerahan tenaganya juga tidak
pernah kendur. Karena itu, dia masih sanggup menahan serangan tersebut, meskipun kemudian dia terhuyung
sampai 3-4 langkah kebelakang karena kalah tenaga.
Melihat hasil pukulannya, Bouw Lek Couwsu kemudian
mencecar Mei Lan yang masih belum siap karena sempat terhuyung kebelakang. Sebuah pukulan kembali
dilontarkan, dan Mei Lan yang kembali belum menyangka apa yang sebenarnya terjadi, mulai paham apa yang
sedang dihadapinya.
Dan belum lagi pukulan berikut datang, dengan
kegesitan yang luar biasa, meski sedang tergempur
mundur, Mei Lan sudah melenting dengan mengerahkan
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
ginkang guru keduanya, Te Hun Thian. Luar biasa,
meskipun sedang tergempur dia masih sanggup tidak
sampai sepersekian detik sudah melenting keatas,
bahkan kemudian seperti melawan gaya tarik bumi, dia mampu membuat belokan yang luar biasa di atas dan
hinggap dengan keadaan siaga.
Tidak menunggu sampai sebuah pukulan kembali
dilontarkan lawan, Mei Lan mendahului dengan kembali melenting keatas sambil melepaskan pukulan andalannya yang baru Ban Hud Ciang dalam jurus pertama "Laksaan Tapak Budha Menerjang Bumi".
Dan begitu terbentur pukulan lawan yang
menangkisnya, kembali Mei Lan terlontar keudara, yang memang nampaknya disengajanya dan dari udara
kembali dia meluncur dengan jurus yang sama tetapi
dengan pengerahan tenaga yang lebih besar. Dan
kembali terjadi benturan, kali ini dengan gelegar suara yang memekakkan:
"Blaaaaar" dan tubuh Mei Lan kembali terlontar
keatas, sementara Bouw Lek Couwsu juga tergetar oleh benturan dahsyat tersebut. Nampaknya, Mei Lan juga
sudah meningkatkan kekuatannya sampai ke 8 bagian
tenaganya. Dan masih melayang dia sudah menyiapkan
kembali jurus kedua "Laksaan Tapak Budha Membayangi Udara".
Udara sekitar Bouw Lek Couwsu bagaikan dipenuhi
telapak tangan Mei Lan yang mengejarnya untuk
memukulnya. Tapi ketajaman mata Bouw Lek Couwsu
dan ketabahannya memampukannya untuk mengikuti
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
telapak tangan Mei Lan yang asli sedang mencecarnya.
Tetapi Mei Lan tidak bodoh untuk terus menerus
membentur Bouw Lek, tetapi mengandalkan ginkangnya
Te Hun Thian untuk terus mencecar Bouw Lek dari
udara. Bahkan terus menggetarkan pukulannya dengan jurus
ketiga "Laksaan Tapak Budha laksana halilintar".
Sebagaimana diketahui, semakin meningkat, semakin
berbahaya Ban Hud Ciang, karena semakin kuat
perbawanya dan semakin keras efeknya.
Berbeda dengan Kwi Song dan Kwi Beng, Mei Lan
terbantu oleh ginkangnya yang istimewa, karena itu
penggunaan ilmu ini dalam kecepatan tinggi, sungguh menghasilkan efek ganda. Baik beratnya pukulan,
maupun kecepatan untuk mengantisipasi arah dan
pukulan asli yang sedang mengancam.
Untungnya, Bouw Lek Couwsu juga bukan orang
bodoh, menghadapi hujan telapak tangan yang luar biasa banyaknya, dia tetap menggetarkan pukulannya dan
membentur telapak tangan Mei Lan. Dan kembali
terdengar dentuman keras "blaaaaar" dan diikuti oleh terpukul mundurnya kedua orang itu.
Tetapi, Mei Lan tidak berlama-lama, kembali
dikembangkannya pukulan ampuhnya itu, dan
nampaknya Bouw Lek Couwsu mulai keteteran dalam
menghadapi jurus ke 4 sampai ketujuh yang
dikembangkan susul menyusul dengan kehebatan yang
semakin meningkat. Beberapa kali terjadi benturan,
tetapi benturan itu tidak mengurangi kecepatan Mei Lan TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
dalam menekan Bouw Lek Couwsu dengan Ban Hud
Ciang, bahkan mulai memasuki jurus ke-8 "Tapak Budha Mendorong Awan".
Sebetulnya yang membuat Bouw Lek Couwsu terdesak
bukanlah laksaan telapak tangan yang mengancamnya,
tetapi kecepatan perubahan jurus yang sulit


Kisah Para Naga Di Pusaran Badai 2 Karya Marshall di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

diantisipasinya. Serta perubahan dan perpindahan
telapak tangan yang langsung mengancamnya.
Keadaan itulah yang membuatnya terus terdesak dan
sulit membalas menyerang hingga memasuki jurus ke 9
"Laksaan Tapak Budha Menggoyang Mayapada". Bouw
Lek Couwsu tergopoh-gopoh untuk menghindar dan
melontarkan sejumlah pukulan untuk membatasi
ancaman atas dirinya, sekaligus menyiapkan jurus dan ilmu barunya.
Tepat, karena memang Bouw lek Couwsu sadar bahwa
jurus ke-10 dan terutama ke-11 Ban Hud Ciang adalah jurus dengan perbawa yang menakutkan. Karena itu,
tiada pilihan lain baginya dengan menyiapkan Ilmu Thian cik-sian Kun Hoat (Silat sakti dewa menggetarkan langit).
Ilmu pamungkasnya yang sangat berbahaya dan
didorong dengan kekuatan batin dan kekuatan sihir.
Dan pengerahannya tepat pada saat Mei Lan sedang
menyiapkan jurus ke-10 : Laksaan Tapak Budha
Bagaikan Pelangi. Pengerahan kekuatan sihirnya mampu mempengaruhi Mei Lan sekejap, dan akibatnya jurus ke-10 yang dilontarkannya banyak terpengaruh oleh
perbawa Bouw Lek Couwsu. Dan karenanya dengan
mudah Bouw Lek Couwsu menghindar dan bahkan mulai
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
menyerangnya dengan jurus "Dewa Sakti Menggempur
Thian San".
Mei Lan yang dalam puncak pengerahan jurus terakhir Ban Hud Ciang, kembali terpengaruh oleh perbawa Bouw Lek Couwsu dan seakan-akan melihat guguran gunung
sedang menuju kearahnya. Untungnya jurus ke-11 Ban
Hud Ciang sudah dipersiapkannya, sehingga pukulan
berat Bouw Lek Couwsu tidak mampu melukainya, hanya sanggup melontarkannya kebelakang, sama jauhnya
dengan terlontarnya Bouw Lek Couwsu kebelakang.
Mei Lan segera sadar, lawan sedang menggunakan
ilmu batin, ilmu sihirnya. Tiada jalan lain, Ban Sian Twi Eng Sin Ciang (Pukulan Sakti Selaksa Dewa Mendorong Bayangan), Ilmu terakhir ciptaan gurunya segera
disiapkannya. Dengan mengerahkan jurus tersebut, tiba-tiba bayangan tubuhnya nampak bagaikan laksaan orang didepan mata penonton, sementara Bouw lek Couwsu
bagaikan manusia raksasa yang sedang mendorong
gunung untuk menggugurkannya.
Pertarungan yang unik, karena didorong oleh
penggunaan tenaga batin yang hebat. Laksaaan
bayangan tubuh Mei Lan berkelabat memutari Bouw Lek Couwsu yang menghambur-hamburkan pukulan saktinya
kesegala arah dan mengejar bayangan tubuh Mei Lan.
Benturan-benturan berat kembali terdengar, tetapi
keduanya seperti tidak memperdulikannya. Dorongan-
dorongan hebat dengan kecepatan berbeda kembali
terjadi. Tetapi, kali ini kecepatan dan kekuatan pukulan nampaknya akan menentukan.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Setiap pukulan dan gerakan mengandung kekuatan
iweekang dan kekuatan batin yang luar biasa. Dan pada posisi ketika kekuatan sihir dan kekuatan batin yang berimbang inilah kemudian Mei Lan melengking keras, dan mendorong dengan kekuatan sepenuhnya kearah
Bouw lek Couwsu. Begitu benturan terjadi, Mei Lan
sudah kembali dengan cepat memunahkan daya dorong
kearah tubuhnya dan melenting sambil mengeluarkan
serangan lainnya.
Bouw Lek Couwsu sadar akan bahaya, selain sudah
semakin lamban gerakannya, penggunaan tenaga
berlebihan menghadapi Ban Hud Ciang sungguh
mempengaruhinya. Dalam kondisi seperti itu, Mei Lan memanfaatkan keunggulan ginkangnya dengan
menyerang sambil melepaskan pukulan sepenuh tenaga
sambil berjaga atas pukulan balasan, dan ketika
berbenturan dengan cepat memunahkan tenaga yang
mementalkannya dan kembali menyerang lawan.
Keadaan ini benar-benar merepotkan Bouw Lek
Couwsu, dan dia sadar bahwa ilmu gadis kecil yang
terakhir ini benar-benar merupakan tandingan ilmu
pamungkasnya. Sayang, dia banyak menghamburkan
tenaga sebelumnya.
Dan ketika benturan sekali lagi terjadi dan keduanya terpental kebelakang, dengan cepat Mei Lan sudah
kembali melenting dan menyerangnya pada saat Bouw
Lek Couwsu masih terhuyung kebelakang. Dan kembali
sebuah benturan keras terjadi, dan kali ini diakhiri dengan merenggangnya jarak antara keduanya. Dan
tidak terlihat Mei Lan kembali berusaha menyerang,
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
sementara Bouw Lek nampak sedang tertunduk,
merenung. Nyaris tiada orang yang mengetahui benturan terakhir yang nampaknya menentukan siapa menang dan siapa
kalah. Keadaan hening, sangat hening malah untuk
beberapa saat. Sampai kemudian keheningan tersebut
dipecahkan oleh tarikan nafas berat dari Bouw Lek
Couwsu yang kemudian terdengar berujar:
"Hm, nampaknya gelombang di belakang benar
mendorong gelombang didepannya. Tidak kusangka hari ini meski hanya dengan setengah jurus saja
kebanggaanku lenyap direnggut orang. Hu Pangcu,
babak ini aku memang kalah, kalah setengah jurus"
"Terima kasih locianpwe, hanya secara kebetulan aku bisa melakukannya" Mei Lan merendah, terutama karena mendengar betapa getir suara orang tua sakti yang baru saja bisa ditaklukkannya. Benar, meski hanya setengah jurus dan dengan memanfaatkan kelebihannya yang
memang sangat luar biasa itu, ilmu ginkangnya.
Dan setelah melihat dengan penuh rasa kasihan
langkah gontai Bouw Lek Couwsu yang kembali ke
barisan para Hu Hoat Thian Liong Pang, Mei Lan
kemudian juga beranjak mundur ke barisannya. Di
telinganya mengingang sebuah suara:
"Lan Moi, kionghi atas kemenanganmu. Sungguh
hebat. Tapi sekarang saatnya engkau memulihkan
kekuatanmu" Sebuah suara, siapa lagi jika bukan Ceng Liong. Suara yang seakan mempercepat proses
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
penyembuhannya. Dia melihat, Ceng Liong beberapa
saat sedang bercakap-cakap dengan Tek Hoat, dan tidak berapa lama kemudian nampak Tek Hoat mengundurkan
diri, diikuti Kwi Song. Tetapi Mei Lan sudah cukup letih dan selanjutnya tidak tahu apa yang terjadi karena dia berkonsentrasi untuk memulihkan tenaga dan
semangatnya. Sementara itu Ceng Liong sudah membuka suara:
"Hu Pangcu, kedudukan sekarang sudah satu sama,
apakah masih akan dilanjutkan atau menunggu sampai
hari esok?" tentu sebuah pancingan, karena Ceng Liong sadar bahwa memang lawan menunggu hari gelap.
"Hm, sekarang adalah saat penentuannya. Babak
terakhir, kami mengajukan Koai Tung Sin Kay mewakili Thian Liong Pan. Terserah pihakmu anak muda, siapa
Kisah Bangsa Petualang 13 Pusaka Rimba Hijau Karya Tse Yung Dendam Iblis Seribu Wajah 23
^