Pencarian

Kisah Para Naga 2 2

Kisah Para Naga Di Pusaran Badai 2 Karya Marshall Bagian 2


mereka beradu, dan Gan Bi Kim menyadari, bahwa
tenaganya tidak ungkulan melawan gadis Bengkauw ini.
Tapi karena tidak ada rasa penasaran diantara
keduanya, tidaklah perkelahian itu berkembang sebrutal dan seseru pertandingan lainnya antara kedua anak
muda sebaya yang mempertaruhkan gengsi dan nama
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
baik. Selain mempertaruhkan keselamatan pendekar
Tionggoan bagi Kwi Song.
Dan tanpa disadari mereka yang bertarung, disekitar tempat itu sudah bertambah beberapa orang. Kaypang
Hu Pangcu, Jin Sim Todjin dan Sian Eng Cu sudah berada disana, bersama beberapa pendekar lainnya termasuk
Beng San Siang Eng.
Para tokoh itu terkesima menyaksikan 2 pertarungan
yang luar biasa, terutama antara Kwi Song melawan Lam Hok. Cahaya keemasan yang buram nampak berkali-kali saling bentur dengan cahaya emas yang gemilang dari tubuh Kwi Song. Dan beberapa kali terdengar suara
mendesis disekitar tubuh keduanya, yakni saat racun yang mau disusupkan Lam Hok ditawarkan oleh kekuatan Kim kong pu huay che sen yang sudah sanggup
menawarkan racun.
Hal terakhir yang disempurnakan Kian Ti Hosiang bagi kedua muridnya sebelum menutup mata. Dan akibatnya, bau busuk menyebar kemana-mana, bau yang dihasikan
dari ditawarkannya racun jubah emas oleh Sinkang
Tenaga emas lainnya.
Lam Hok yang bersilat dengan ilmu barunya yang
dahsyat yakni Kim-i-Sin Kun memang lebih dahsyat dari sebelumnya, tetapi lebih dahsyat lagi Kwi Song yang menghantam lawan dengan menggunakan Selaksa Tapak
Budha. Bahkan sesekali tangannya mengikuti taktik Thai kek Sin Kiam dengan hawa Kim Kong Ci yang dileburnya.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Tidak heran bila kemudian Lam Hok kembali
terjerumus dalam kesulitan. Sayang, dia dipesan gurunya untuk tidak main-main dengan Kim-i-Hoatsut, terlebih bila ditengah banyak orang, selain mubazir, juga bakal banyak menguras tenaga. Tetapi, dengan semua
kepandaian sudah dikerahkannya, Lam Hok melihat
bahwa jalan larinyapun bahkan sudah tertutup.
Baru dia merasakan kekhawatiran yang diutarakan
rekannya tadi, bahwa mereka terlalu gegabah mendekati kelompok para pendekar. Tapi karena nasi sudah
menjadi bubur, akhirnya dia menguatkan hatinya untuk bertahan sekuat mungkin.
Sementara pertempuran di lain arena, meskipun Giok
Lian jelas unggul tenaga dan ragam Ilmunya, terlebih ketika sesekali dia menggunakan ilmu sesat semisal Toat beng Ci, tapi karena tidak merasa bermusuhan dengan Gan Bi Kim yang simpatik, maka dia tidak berniat
menjatuhkan lawannya.
Karenanya, pertarungan mereka terkesan seimbang.
Dengan pintar, Gan Bi Kim tidak mengeluarkan ilmu silat yang diterimanya dari Koai Tung Sin Kai, sehingga tidak dicurigai banyak orang. Sebaliknya, dia bersilat dengan ilmu lamanya, yakni dari perguruan Lam Hay, yang meski bermusuhan dengan para Pendekar Tionggoan, tetapi
dalam permusuhan terhormat.
Hanya saling jajal ilmu, bukan untuk saling
membunuh, sehingga tidak ada ikatan dendam berdarah.
Karenanya, keduanya tampak seperti sedang berlatih
saja. Giok Lianpun tidak terlampau mendesak Gan Bi Kim TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
dan beberapa kali memberi jalan keluar dan kesempatan bernafas bagi lawannya.
Hal yang bukan saja disyukuri oleh Gan Bi Kim, tetapi juga membuatnya bisa bertahan lama dan tidak
menerima serangan serangan berbahaya dan mematikan
dari Giok Lian, yang pada akhirnya diketahuinya sudah tuntas menguasai Ilmu-ilmu rahasia dari Bengkauw.
Bahkan dengan menggunakan ilmu guru barunya, dia
masih belum yakin untuk bertahan lama dari Giok Lian.
Tapi bagi Lam Hok, semakin lama dia semakin
tersudut. Gempuran Kwi Song semakin menyudutkannya.
Untungnya Kwi Song tidak berniat menurunkan tangan
kejam terhadapnya dan hanya berusaha menangkapnya
hidup hidup. Itu jugalah sebabnya mengapa Kwi Song
sekian lama belum mampu memenangkan pertempuran
meski lawan sudah empot-empotan dan kesulitan
menghadapinya. Menyadari bahaya, Lam Hok yang betapapun
mudanya tapi punya kecerdikan, berupaya untuk mencari jalan melarikan diri. Dia mengirim bisikan ke arah Gan Bi Kim dengan ilmu mengirim suara jarak jauh, sambil
kemudian dia merapal jurus pamungkas dari Kim-i-Sin Kun. Setekah melihat-lihat sejenak dengan resiko
kembali jatuh dalam desakan Kwi Song, tiba-tiba Lam Hok menghentakkan tenaganya.
Dari kedua tangannya mengalir cahaya emas meredup
seram, dan kemudian diarahkan kepada Kwi Song yang
sudah siap sedia. Meski tahu serangan berbahaya, Kwi Song tidak takut memapaknya dengan kekerasan. Dan
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
benturan kedua tangan tidaklah terhidarkan. Akibatnya, tubuh Lam Hok terjengkang hebat ke belakang dan
dibibirnya mengalir darah merah. Tapi sambil
terjengkang, dia kemudian mengatur langkahnya terus mundur kebelakang.
Melihat lawannya berupaya melarikan diri, yang juga saat bersamaan Gan Bi Kim melakukan gaya yang sama
dengan Lam Hok dan mundur ke arah lebatnya hutan,
Kwi Song berusaha untuk memburu dan mengejar
mereka. Tetapi, tiba-tiba selarik sinar emas lainnya dengan daya yang jauh lebih hebat terlontar kearahnya.
Celakanya, Kwi Song tidak menduga akan datangnya
serangan bokongan yang sangat berbahaya dan
nampaknya tidak dibawahnya kekuatan itu. Dalam saat yang berbahaya bagi Kwi Song itu, terdengar sebuah
seruan halus "..
"Amitabha" ".. dan sebuah jalur pukulan lain nampak telah membentur pukulan bersinar emas redup yang
hebat itu. Dan kemudian sebuah suara bening yang
mengambang terdengar mencegah Kwi Song:
"Anak muda, biarkan mereka pergi, jagan dikejar"
Tidak ada seorangpun yang mengenal suara yang
mengaung dengan nada tinggi tersebut. Tetapi,
beberapa tokoh utama nampaknya saling pandang dan
maklum. Pemilik suara itu, pastilah seorang wanita.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Dan, wanita yang mampu menandingi kemampuan
yang hebat tadi, bila bukan Liong-i-Sinni siapa lagikah"
Orang-orang seperti Sian Eng Cu, Pengemis Tawa Gila, dan beberapa sesepuh lain sudah menduga tokoh wanita hebat ini yang menyelamatkan Kwi Song. Sementara itu, Kwi Song nampak menghormat ke sebuah tempat yang
dia tahu betul darisana penolongnya membentur pukulan yang mengarah kepadanya.
"Terima kasih atas pertolongan locianpwe" seru Kwi
Song kearah yang diyakininya benar, bersembunyi
seorang tokoh kosen.
Tapi tiada reaksi dan suara sama sekali. Karena, jika betul orang itu Liong-i-Sinni, siapa lagikah yang mampu mengejar dan menyandaknya jika memang dia tidak mau bertemu orang"
Meski demikian, tokoh-tokoh besar Tionggoan itu
sama-sama mulai merasa gembira, sebab bila tokoh
sekelas Liong-i-Sinni juga membantu, maka akan banyak kesulitan yang bisa diselesaikan. Mereka tahu betul kemampuan dan kelas dari pendekar wanita nomor satu Tionggoan pada masa itu
Sementara itu, dikalangan pendekar Tionggoan yang
merasa mulai tidak betah menunggu, beberapa suara
sumbang mulai terdengar. Salah satunya adalah Wakil Ciangbunjin Tiam Jong Pay dan Seorang sute dari
Ciangbunjin Thian San Pay. Mereka berdua merasa
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
seperti disepelekan dan tidak disertakan dalam
keputusan mengenai rombongan itu.
Selain, memang sifat mereka berangasan serta sangat muda tersinggung, meskipun masih memegang adat
istiadat dan watak kegagahan. Hanya, karena tidak
dilibatkan atau terlibatkan dalam pengambilan keputusan penting, keduanya sering saling berkeluh kesah dan
merasa disepelekan.
Padahal, masing-masing mereka membawa sedikitnya
7 anak buah dari Tiam Jong Pay dan 5 pendekar pedang dari Thian San Pay. Selain keduanya, ada seorang
pendekar kelana lainnya bernama Yo Cat berjuluk Tiat-pi-ang-wan (Lutung Merah Berlengan Besi), yang juga
berkepandaian tinggi tetapi rada angkuh dan tinggi hati.
Orang inipun termasuk salah satu yang memanas-
manasi beberapa orang untuk lantang menegur Ceng
Liong. Dan orang ini pula yang memulai perdebatan lebih jauh dengan berkata:
"Saudara Kwi Song, sudah seharusnya sejak tadi
orang Thian Liong Pang itu ditundukkan. Kita sangat membutuhkan keterangan mereka"
"Paling tidak untuk tahu, seberapa besar memang
kekuatan penyerang itu" sambung Tang Hauw Sek yang
berjuluk It Kiam Tang Sam Hai (Pedang Tunggal
Menggetarkan 3 Samudra), Sute dari Ciangbunjin Thian San Pay.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Ya, supaya jangan kita seperti kura-kura ketakutan menghadapi mereka dengan berdiam diri di tengah hutan seperti ini" kembali Yo Cat menambahkan dan membuat banyak muka para tokoh menjadi tidak sedap dipandang.
Bahkan Kwi Song dan Giok Lian nampak seperti menjadi salah tingkah. Tapi Kaypang Hu Pangcu dengan segera berkata sambil tertawa:
"Hahahaha, Yo heng dan Tang heng, kalian pasti tahu bahwa mereka bergerak dikegelapan dan kita di daerah terang. Pikirkanlah akibatnya"
"Tapi, cara kita ini nampak seperti pengecut" Yo Cat berkeras
"Karena mereka lebih pengecut dengan menyerang
dari kegelapan" tegas Pengemis Tawa Gila.
"Saudara-saudara, bersabarlah sedikit sambil
menunggu mereka yang sedang melakukan pengintaian"
Sian Eng Cu Tayhiap menyela dengan suaranya yang
tenang. "Tong Tayhiap, menunggu tanpa waktu yang jelas
membuat siapapun kehilangan ketabahan dan
kesabaran" Tang Hauw Sek menyela dengan suara yang
tidak enak didengar.
"Keadaan kita menuntut ketabahan, kesabaran dan
ulet untuk menghadapi perang mental yang dilancarkan Thian Liong Pang. Tang heng pasti mengetahuinya. Dan kita sudah sama tahu, seberapa hebat kemampuan Thian TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Liong Pang yang sudah berani menyerang banyak
perguruan silat Tionggoan"
"Ach, nampaknya dari kita sudah banyak yang
mengkeret ketakutan" ujar Yo Cat menyebalkan dan
kemudian meninggalkan tempat menuju kembali kearah
rombongan pendekar.
Giok Lian yang sudah beberapa kali bertemu Sian Eng Cu dan tahu orang tua itu adalah pengasuh dan suheng Mei Lan menjadi naik pitam dan mendengus:
"Hm, Bila memang merasa berani dan bisa, mengapa
harus menegur Kwi Song" Kenapa tidak berusaha
langsung menangkap anak muda sesat tadi?"
Yo Cat yang tadinya mulai melangkah, mendadak
kembali membalikkan tubuhnya dan memandang tajam
kearah Giok Lian. Tapi, Giok Lian yang bila sedang marah, malah menjadi sangat menggemaskan, karena
dibibirnya tersungging senyuman ?" senyum simpul tapi mengandung ejekan.
"Hm, kau, Nona muda, lain kali belajarlah sopan
santun berbicara dengan kaum tua. Apa yang kau
andalkan mengajari kaum yang lebih tua?"
"Tidak ada, tidak mengandalkan apa-apa" masih tetap dengan senyuman di bibirnya.
Yo Cat semakin terbakar memandang senyum di bibir
Giok Lian, tetapi dia sadar bahwa jika dia memaksakan diri, lebih banyak kerugian dipihaknya. Karena itu
sebelum ngeloyor dia berkata:
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Lain kali jaga mulutmu Nona muda, dan belajarlah
mengeluarkan kalimat yang layak"
"Terima kasih. Belajar mengeluarkan kalimat yang
layak, harus dilakukan siapapun, baik anak kecil, anak besar ataupun orang tua"
"Apa maksudmu yang sebenarnya Nona muda" Yo Cat
kembali berbalik dan tambah murka.
"Tidak ada, hanya mengatakan hal-hal biasa dan
wajar" Tapi sebekum Yo Cat mengumbar amarahnya,
terdengar Sian Eng Cu yang menarik nafas dan kemudian berkata:
"Sebaiknya kita anggap selesai kejadian disini. Semua kembali ketempatnya masing-masing" Ujarnya sambil
melirik dan memberi tanda kepada Giok Lian yang segera paham dan berkelabat lenyap, kembali ke posisinya
semua. Demikian juga dengan Kwi Song dan Kwi Beng.
Tempat itu kembali senyap.
=================
Sementara itu, pada waktu yang hampir bersamaan, 3
pendekar muda lainnya sudah mulai memasuki area
musuh yang berbahaya. Untungnya, daerah itu termasuk daerah dengan hutan yang cukup lebat, sehingga
memudahkan mereka untuk melakukan penigntaian.
Yang cukup repot adalah Mei Lan, dan memang dialah
yang pertama kali bentrok dengan musuh.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Tapi berbeda dengan Tek Hoat dan Ceng Liong, Mei
Lan bentrok dengan 2 pendekar samurai dari Jepang. Ke-2 Samurai Jepang ini diturunkan dalam misi kali ini sebagai pendukung, dan akan bertugas untuk melakukan pembantaian ketika kelompok pendekar mulai tersebar.
Kelompok pemukul utama, berada di kedalaman hutan
yang dekat dengan jalanan, sementara kedua samurai
ini, justru beristirahat jauh kedalam hutan untuk
menunggu isyarat mulai bertugas. Mereka duduk diam
dan bersamadhi di bawah sebatang pohon rindang, yang rupanya mereka jadikan sebagai tempat istirahat mereka.
Mei Lan yang mendekati daerah itu, sebetulnya sudah jauh-jauh menyadari, bahwa ada semacam hawa aneh
yang berada disekitarnya. Dan dia memastikan, bahwa itu pasti adalah kawanan Thian Liong Pang. Tapi, karena begitu kuatnya hawa pancaran dari musuh, dia tertegun, dan firasatnya membisikkan adanya lawan yang kuat
disekitar tempat itu.
Dan tidak berapa lama kemudian dia sadar, bahwa
lawannya juga pasti sudah mencium kehadirannya. Dan dugaannya memang tidak keliru. Kedua samurai Jepang itupun sudah bersiap sedia, dan keduanya juga sadar bahwa pendatang pastilah seorang yang hebat.
Hanya, diluar dugaan mereka jika kemudian yang
datang ternyata seorang nona muda yang sangat mungil dan cantik jelita. Keduanya sampai tidak bisa berbicara apa-apa ketika akhirnya saling bertemu dan memandang Mei Lan yang kini berdiri dihadapan mereka.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Mei Lan juga berdiri menjublak memandangi 2 orang
dihadapannya berpakaian hitam menutupi seluruh tubuh dan menggondol pedang panjang. Tetapi yang
membuatnya terperangah adalah hawa tajam menusuk
yang menebar dari kedua orang yang sedang duduk
dihadapannya. Sampai lama kedua pihak hanya saling pandang
mengukur kehebatan masing-masing. Bahkan juga kedua Ninja/Samurai Jepang itu, para pembunuh Thian Liong Pang, merasakan hawa yang sangat kuat memancar dari tubuh dara mungil didepan mereka. Meski masih duduk bersamadhi, tapi keduanya sudah dalam kesiagaan yang sangat tinggi. Dan tidak lama kemudian perlahan-lahan keduanya berdiri dan berhadap-hadapan tanpa kata-kata dengan Mei Lan.
"Siapa kalian" kalimat pendek itu saja yang keluar dari mulut Mei Lan
Tidak ada jawaban, selain kata-kata pendek dalam logat dan dialek yang asing bagi Mei Lan:
"Bunuh, bunuh"
Karena nampaknya kedua ninja/samurai pembunuh ini
memang hanya mengenal kata-kata Tionggoan secara
terbatas. Dan kata-kata "bunuh" yang keluar dari mulut keduanya mempertinggi kesiagaan. Dan benarlah
dugaannya. Salah seorang dari keduanya, tiba-tiba dengan
kecepatan yang luar biasa telah menggetar keluar
samurainya, pedang panjangnya dan dengan kecepatan
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
geledek telah menyerang kearah Mei Lan. Mei Lan
sungguh tercekat, kecepatan itu bukan kecepatan rata-rata. Tetapi sebuah kecepatan yang bagaikan kilat
menyambar. Untungnya dia sudah waspada, dan lebih dari itu,
diapun memilih kelincahan dan ginkang yang maha
hebat. Tapi itupun, tubuhnya nyaris dicoblos dan ditabas pedang panjang itu. Tapi, sebatang pohon besar
dibelakangnya tumbang dengan bekas irisan yang sangat tipis bagaikan tahu yang diiris oleh sebatang pisau tajam.
Dan, kini, kedua ninja itu bersama berdiri dan
menghunus pedang panjang mereka. Mei Lan sendiripun kemudian meningkatkan kewaspadaan dan
kemampuannya. Sementara kedua samurai jepang itu,
berdiri dan mengawasi dengan tajam cara berdiri dan sikap Mei Lan.
Mei Lan sendiri, sudah sejak serangan pertama segera sadar, inilah para pembunuh sadis yang membunuh
dengan satu sabetan dan sudah makan banyak jiwa
pendekar pedang Tionggoan. Sungguh, kecepatan tadi, memang terlampau cepat bagi gerakan pendekar pedang utama di Tionggoan, dia mengakuinya.
Dan sekarang, dia menghadapi sekaligus, 2 samurai
Jepang yang berdiri menatapnya. Mei Lan tidak berani ayal, tidak berani untuk tidak berkonsentrasi, karena ayal sedikit saja, dia bisa menjadi korban sabetan pedang panjang kedua lawannya. Tapi, anehnya, kedua samurai Jepang itupun, masih tidak berani menyerang.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Terjadilah pertarungan yang aneh dan menegangkan.
Meski tidak bergerak, tetapi pertempuran sebenarnya sedang terjadi. Sebuah pertarungan mental yang sangat melelahkan. Dan Mei Lan menyadarinya. Meski dia yakin akan kekuatan dan kehebatan ginkangnya, tapi dia tidak berani bergerak sembrono dan dicecar oleh ketajaman dan kecepatan pedang panjang kedua lawannya.
Dan pada saat seluruh konsentrasinya terpusatkan
itulah dia menjajaki dan mengawasi kedua lawannya
dengan ketenangan. Sementara kedua samurai itu, baru kali ini menghadapi lawan dengan kecepatan yang sama, mungkin lebih, dan akan sangat berbahaya bagi
keduanya apabila menyerang dan gagal lagi.
Pertarungan mereka kali ini, bukan pertarungan
dengan gerak, tetapi pertarungan yang memancing siapa yang akan melakukan gerakan terlebih dahulu. Kedua
samurai Jepang yang lihay itu, tahu belaka, bahwa sekali mereka bergerak, sekali harus berhasil. Tapi, mereka tidak akan pernah menyabetkan pedang panjang mereka sembarangan, tanpa keyakinan akan memenangkan
pertempuran. Karena itu, mereka perlu melihat celah dan lowongan di tubuh lawan, sebelum kemudian bergerak dengan
kecepatan kilat dan selesai ". tubuh lawan terbelah, atau kepala lawan terpisah dari badannya. Dan itulah yang mereka kerjakan selama ini di Tionggoan, memenggal
kepala lawan atau memisahkan tubuh lawan menjadi dua
".. alias mati.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Tapi kini, keduanya mulai berkeringat dingin. Tidak mereka lihat ada celah dan lowongan di tubuh Mei Lan.
Tubuh kecil ramping tapi jelita itu, tetap berdiri kokoh dan memancarkan kekuatan luar biasa. Dan bahkan
tanpa disadari kedua samurai jepang itu, keduanya
seperti sedang melatih kembali dan mematangkan gadis mungil itu.
Konsentrasi tinggi dan berhadapan dengan kecepatan
mengerikan dari lawannya, membuat Mei Lan semakin


Kisah Para Naga Di Pusaran Badai 2 Karya Marshall di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menyadari apa makna dari pesan orang tua aneh berikat kepala merah baginya:
"Terhebat adalah bergerak lambat tapi cepat,
cepat tapi lambat ".
"Bergerak dengan hati, bukan dengan pikiran
".. "Mengetahui darimana asal angin dan kemana
dia berhembus "..
"Mengerti lebih baik dari tahu, mengalami lebih
baik dari mengerti ".
Kalimat pertama sudah dipahaminya, sebuah
pergerakan yang tepat dan efektif. Tidak asal cepat dan menjadi terlalu cepat sehingga enak buat tontonan, tapi seperti sedang menjadi orang yang mau
mempertontonkan kehebatan. Tetapi, kalimat kedua
barusan mulai dimengertinya, "bergerak dengan hati, bukan dengan pikiran".
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Gerakan pertamanya tadi adalah gerakan dengan
pikiran, karena dia tahu diserang dari depan, pikirannya memerintahkan bergerak kebelakang dan merunduk
untuk menghindar. Padahal, bila dia bergerak dengan hati, maka maka tanpa mengetahui darimana arah
seranganpun, dia tahu kemana dia akan bergerak.
Bergerak dengan hati, bebas semau hati, berbeda dan bahkan lebih tajam dari intuisi. Artinya, menjadikan bergerak sebagai sesuatu yang otomatis, sesuatu yang dilakukan karena tubuh dan hati menyatu mengetahui
bahwa ada sesuatu yang sedang mengancam.
Persoalannya adalah, bagaimana menyatukan tubuh,
pikiran dan hati, sehingga lebih tajam dari intuisi dan tahu kapan harus bergerak.
Pikiran dan hati menyatu dan tubuh bergerak secara
otomatis. "Hm, terima kasih orang tua" desis Mei Lan dalam hati. Dan detik itulah kedua pedang panjang
terayun kearahnya.
Tapi Mei Lan yang tiba-tiba menyadari dan
memahamkan sesuatu pada detik yang sangat
menegangkan, tidaklah menjadi kalut dan gugup. Benar, dia kehilangan ketika yang lumayan dan membuat kedua penyerangnya memperoleh peluang meyakinkan
menjatuhkannya. Tetapi, dengan sebat dan seperti tidak masuk akal, dia menyelinap dan menghentak tubuhnya
sehingga kedua pedang panjang itu hanya sanggup
memapas lengan bajunya, dan memotong beberapa helai rambutnya hingga jatuh.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Dan dengan cepat dia membalikkan tubuhnya
menunggu serangan kedua samurai lebih jauh, tetapi
kedua tubuh itu nampak tidak bergerak di belakangnya.
Bahkan keduanya berbicara dalam bahasa yang tidak
dimengertinya. Dan beberapa saat kemudian, keduanya berlutut, dipandangi Mei Lan dengan wajah heran, dan beberapa saat kemudian ". crot-crot, kedua tubuh itu meregang nyawa dan mati ketika mereka melakukan
"bunuh diri".
Meskipun pakaiannya terpapas dan rambutnya
beberapa helai terpapas putus, tetapi Mei Lan lebih menyesali mengapa kedua samurai itu bunuh diri.
Betapapun, ketegangan dan konsentrasi tinggi yang
mereka paksakan tadi, membuatnya bisa memahami
beberapa hal yang sulit dan penting bagi dirinya.
Karena itu dia menghela nafas panjang, dan bahkan
kemudian dengan menggunakan tenaga dalamnya dia
membuatkan kuburan bagi kedua samurai jepang itu,
dan kemudian meninggalkan tempat itu dengan masygul dan sedikit ada kegembiraan. Betapapun dia merasa
masygul karena telah menyebabkan kedua samurai
Jepang yang luar biasa itu harus melakukan bunuh diri.
Tetapi, terdapat atau terselip rasa gembira karena
para pengganas yang membunuhi para pendekar pedang
Tionggoan boleh terbasmi 2 diantaranya. Lebih dari itu, dia bahkan terilhami kematangan ilmu ginkangnya
dibawah desakan yang luar biasa berat dari kedua
pendekar pedang samurai Jepang itu.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Di tempat lain, Tek Hoat yang tidak menemui lawan-
lawan tangguh, sanggup memperoleh banyak informasi
yang dibutuhkan. Tek Hoat menemukan jalan menyusup
melalui pohon-pohon yang tinggi dan lebat, dengan
melumpuhkan beberapa penjaga tak berarti yang
ditinggalkan di pepohonan itu oleh kelompok Thian Liong Pang.
Hanya sekali dia sempat dipergoki seorang penjaga
yang dengan cepat dilumpuhkannya, dan kemudian
melanjutkan usahanya untuk mengenali dan mengetahui medan tempat penyerangan dan jumlah penyerang serta jenis serangan gelap yang disiapkan. Cukup lama dia melihat-lihat, memperoleh informasi yang jelas dan
mengetahui kelompok-kelompok tertentu yang
ditempatkan untuk menyerang.
Dan setelah merasa cukup memperoleh informasi di
area yang menjadi tugasnya, akhirnya Tek Hoat
memutuskan untuk kembali ketempat yang mereka
janjikan untuk bertemu. Karena rasanya waktu yang
mereka sepakati untuk mengintai tidaklah lama.
Adalah Ceng Liong yang bertemu dengan lawan yang
jauh lebih berat. Setelah berlari-lari dan menyusup beberapa saat, tanpa disengaja Ceng Liong malah
kesasar ketempat dimana Kim-i-Mo Ong dan Koai Tung
Sin Kay beristirahat.
Tempat itu adalah sebuah jorokan kecil di tebing dan menyerupai sebuah Gua, dan ditempat itulah kedua
orang tua sakti itu tinggal untuk sementara dengan
kadang-kadang dilayani kedua murid masing-masing.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Penyerbuan Thian Liong Pang kali ini, nampaknya tidak main-main dengan terlibatnya Koai Tung Sin Kay dan
Kim-i-Mo Ong. Bisa dipastikan, selain kedua Pelindung Thian Liong Pang ini, pasti masih ada tokoh lihay lain lagi, hanya entah dimana adanya. Dan secara kebetulan, Ceng Liong berjalan mendekati tempat istirahat Koai Tung Sin Kay.
Bisa ditebak, keberadaan Ceng Liong sudah terdeteksi jauh sebelumnya oleh tokoh tua yang sangat sakti ini.
Ceng Liong baru menyadari sesuatu yang aneh ketika
firasatnya mulai menunjukkan gejala keanehan, meski sehalus apapun keanehan itu. Tapi, pada saat dia mulai merasakan keanehan itu, tiba-tiba seberkas angin halus berkibas disekitarnya.
Dan mendadak disampingnya telah duduk seorang
tua, sudah sangat tua, dengan sepasang tangan
memegang atau tepatnya memeluk sebatang toya.
Panjang toya yang diselipkan diantara sepasang tangan yang bersedekab itu, paling panjang hanya ada 1
meteran, dan nampaknya terbuat dari sebatang kayu.
Tiada istimewanya, tetapi, sebuah benda ditangan
orang tua sekosen Koai Tung Sin Kay, pasti bukan benda sembarangan. Bila benda biasapun, sanggup
dijadikannya benda luar biasa.
Ceng Liong dan juga Koai Tung Sin Kay sebetulnya
belum pernah saling bertemu. Karena itu, keduanya tidak saling tahu. Tapi sebagai orang muda, Ceng Liong yang TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
mengenal tata karma telah mengambil inisiatif untuk mendahului menyapa:
"Locianpwe, maafkan siauwtee yang telah
mengganggu ketenteramanmu. Perkenankan siauwtee
untuk melanjutkan perjalanan"
"Siapakah engkau anak muda?" luar biasa, Ceng tidak melihat orang tua itu menggerakkan bibirnya berbicara.
"Siauwtee Ceng Liong, sedang melakukan sebuah
pekerjaan disekitar tempat ini"
"Pekerjaan mengintai dan mengintip maksudmu?"
terasa dingin suara kakek ini. Ceng Liong tercekat, tetapi tidak berusaha untuk mengatakan tidak, karena
maksudnya memang sudah tertebak.
"Tidak salah locianpwe, siauwtee mengemban tugas
demi keselamatan umat persilatan Tionggoan. Mohon
perkenan dan bantuan locianpwee"
"Hm, baiklah anak muda. Biarlah aku membantumu
untuk mengetahui lebih lengkap keadaan para penyerbu dengan mengirimmu langsung bertemu dengan pimpinan
penyerbu ini" kakek itu, yang adalah Koai Tung Sin Kay berkata sambil sebuah jari telunjuknya mengarah ke
Ceng Liong. Dan sebuah alur serangan yang sangat
tajam mengarah ke Ceng Liong ". dan hebatnya, tanpa suara lagi.
Tapi, Ceng Liong yang sekarang sudah tidak gampang
dikelabui dengan serangan semacam itu. Selain firasat TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
dan indra keenamnya sudah sangat tajam, penilaiannya atas lawan, juga sudah jarang meleset. Dia tahu benar, bahwa kakek ini sangat hebat, tetapi dia ingin menjajal sejauh mana kehebatan kakek yang mengejutkannya ini.
Diapun mengerahkan tenaga Giok Ceng Sinkang
dalam gerakan Toa Hong Kiam Sut di tangannya dan
mengibas kearah jalur serangan Koai Tung Sin Kay yang menyerang dengan jarinya.
"cussss, trang" suara bagai benturan pedang
berdenting diudara dan mengakibatkan kekagetan bagi kedua belah pihak. Lengan Ceng Liong serasa kena tohok oleh sebuah benda tajam, tetapi tidak sanggup
melukainya. Tetapi, orang tua yang dihadapannya kini, juga
merasa serangkum angin tajam membentu alur
serangannya dan membuat tangannya tergetar. Luar
biasa, belum pernah ditemuinya lawan yang sanggup
menggetarkan tangannya dalam sekali kibasan, kecuali ketika bertarung puluhan tahun lalu. Dalam pertarungan yang tak hentinya disesalinya seumur hidupnya.
Dan kini, tak disangkanya, kejutan serupa itu, kembali dialaminya. Hanya saja, kali ini dialaminya dari seorang bocah yang masih sangat mudah. Benar-benar
mengejutkan. Dan untuk meyakinkan hatinya, perlahan dibukanya matanya, dan memandangi Ceng Liong
dengan tatapan yang sangat dingin dan menyeramkan.
"Hm, Giok Ceng Sinkang dari Lembah Pualam Hijau.
Anak muda, engkau membangkitkan niatku untuk
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
bermain-main dan mengenal kehebatanmu lebih jauh.
Apakah sama dengan leluhurmu tau tidak" dan kembali jemarinya menunjuk kearah Ceng Liong.
Tapi kali ini Ceng Liong yang merasa tergetar tadi dan tahu bahwa kakek ini sangat hebat, tidak lagi berlaku ayal. Ditingkatkannya tenaga Giok Ceng Sinkangnya dan kemudian kembali terdengar benturan serupa "cusssss, trang", dan akibatnya sama dengan tadi. Hanya, kali ini Ceng Liong tergetar mundur selangkah, sementara kakek itu tubuhnya bergoyang-goyang dan sedikit doyong
kebelakang. "Hm, hebat anak muda. Engkaulah anak muda
terhebat yang pernah menyentak dan mengagetkanku.
Tapi, kita baru mulai" Seiring dengan selesainya kalimat kakek tua itu, sepasang tangannya kembali bekerja
melakukan serangan-serangan jarak jauh yang berasal dari jari-jemarinya.
Dan serangan-serangan dengan jari itu, mengingatkan Ceng Liong akan seorang tua renta yang menurut
gurunya memiliki kehabatan dalam menyerang dengan
ilmu jari yang disebut Pek-tok-ci (Jari Tangan Beracun Putih). Untungnya tenaga sinkangnya mampu mengusir
hawa beracun itu dan tidak mampu mengapa-apakannya, tetapi sejurus kemudian dia bergumam:
"Koai Tung Sin Kay"
"Benar anak muda, apakah engkau mulai ketakutan?"
jengek kakek itu dingin.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Bukan, cuma penasaran saja"
"Penasaran akan apa?"
"Locianpwe sudah tua, tetapi bersikap masih seperti anak-anak"
"Hm, tidak ada hakmu menegurku anak muda" Koai
Tung Sinkay menjadi murka bukan kepalang.
"Semua orang berhak menegur mereka yang
menyimpang dan melakukan kejahatan bagi sesamanya"
"Lancang engkau" dan Kakek itu kembali menyerang
dan sekali ini, bukan hanya dengan jurus Pek-tok-ci (Jari Tangan Beracun Putih), tetapi segera setelah menyerang dengan jemarinya, tangannya kemudian memegang
sebuah tongkat sambil berseru:
"Cabut senjatamu anak muda"
"Tidak perlu, aku siap melayanimu dengan tanganku
locianpwe"
Tapi Koai Tung Sin Kay yang marah sudah mencecar
Ceng Liong dengan jurus-jurs maut dari ilmu tongkatnya yang aneh. Dia mencecar Ceng Liong dengan
menggunakan jurus Koai tung kwi eng (tongkat aneh
bayangan hantu), dan sesekali jarinya mengirim
serangan Pek tok ci.
Boleh dikata, ilmu tongkat Koai Tung Sin Kay ini
adalah yang paling rumit, hebat dan ajaib saat ini di dunia persilatan. Tidak heran bila karenanya Ceng Liong menjadi kerepotan, bahkan masih ditambahi dengan
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
sentilan-sentilan Pek tok ci yang membuatnya tambah kerepotan.
Tapi, meskipun kerepotan Ceng Liong tetap bertahan
dan berusaha mati-matian meladeni orang tua itu. Dia bergerak pesat, langkah kakinya memainkan Ilmu Jouw-sang-hui-teng (Terbang Di Atas Rumput), sementara
tangan kanannya memainkan Toa Hong Kiam Sut dan
penuh dengan hawa pedang, sedangkan tangan kirinya
bergerak dengan jurus Soan Hong Sin Ciang.
Meski nampak sedikit terdesak, tetapi keadaan Ceng
Liong tidaklah berbahaya. Terlebih, karena dia merasa bahwa tenaganya masih sanggup menahan kekuatan
tenaga kakek tua itu, meski dia merasa semakin lama semakin berat. Di lain pihak, Koai Tung Sin kay menjadi semakin kagum berbareng marah.
Kagum karena anak muda ini sanggup menahannya,
bahkan mengimbanginya. Gerakannya malah masih lebih ringan dan gesit, maklum masih muda. Dan itu yang
menyelamatkan si anak muda dari gempuran tenaga
dalamnya yang dahsyat. Gerakan kaki jouw sang hui
teng benar-benar ampuh dan mujarab dan membuat
Ceng Liong sanggup menahan Koai Tung Sin Kay sampai lebih dari 50 jurus.
Bahkan serangan-serangan Toa Hong Kiam Sut dan
Soan Hong Sin Ciang, juga beberapa kali merepotkan si kakek tua yang berkali-kali memaki-maki tidak karuan.
Dalam pengerahan tenaga yang semakin memuncak,
dari tubuh Ceng Liong mulai memancar hawa panas
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
menyengat. Tetapi hawa pedangnya menjadi semakin
dingin. Hawa panas yang dilatihkan mendiang Kiong
Siang Han baginya mulai terasa manfaatnya, terlebih karena dia sudah sangat sering melatihnya dan
mempergunakannya dalam pertempuran.
Tanpa disadarinya, hawa khikang yang memancar dari
tubuhnya, juga semakin kuat. Sementara Koai Tung Sin Kay juga semakin meningkatkan penggunaan tenaganya, hanya dia semakin heran, karena anak ini seperti tiada batas kekuatan tenaga dalamnya. Sampai pada
penggunaan enam bagian tenaganya, dia masih
tertangkis oleh tangan anak muda itu yang bertenaga penuh dan bahkan tajam menusuk.
Tongkatnya yang bergerak-gerak aneh, memang
sering memusingkan Ceng Liong, tetapi arah yang
diserang bisa dijaganya dengan baik. Bahkan suatu
ketika, ketika menyodok pinggangnya, anak muda itu
malah membiarkannya ketika tidak sanggup menangkis
lagi. Tapi tongkat itu terpental, dan sadarlah kakek itu, lawannya bukan lawan main-main, bahkan sudah
sanggup menguasai hawa khikang pelindung badan.
Kakek itu nampak berhenti sebentar dan bergumam
lirih: "Aku tidak keliru, kalau kamu adalah seorang anak
muda yang sakti. Hanya, tidak kusangka jika
kehebatanmu ternyata melampaui yang kubayangkan.
Hahahaha, anak muda, bersiaplah, engkau akan
menghadapi serangan dari seorang tua bernama Koai
Tung Sin Kay ini"
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Dan meluncurlah kembali serangan-serangan maut
dari tongkat dan jari tangan kakek sakti ini. Kali ini, penuh tenaga dan tidak main-main lagi. Letupan dari jari tangannya sungguh menimbulkan alur serangan yang
semakin memuakkan karena kandungan racun atau hawa
racun putih yang sangat berbahaya. Sementara tangan satunya lagi, memainkan ilmu tongkat Koai tung kwi eng (tongkat aneh bayangan hantu) yang seakan-akan
menyerangnya dari seluruh penjuru mata angin.
Ceng Liong tidak mau berayal, dia tahu kini bahwa
benar dia berhadapan dengan Koai Tung Sin Kay yang
sakti mandraguna. Kali ini dia menggunakan kekuatan yang semakin ditingkatkan dengan mulai memainkan
Soan Hong Sin Ciang dalam gubahan Tek Hoat dan
membuat hawa panas semakin membakar dari dirinya.
Demikian juga gubahan Toa Hong Kiam Sut yang
membuat hawa dingin menusuk semakin menyebar dari
hawa pedang di tangannya. Tetapi, harus diakui,
pengalaman tempur Koai Tung Sin Kay memang luar
biasa. Dia kini mengepung dan menghujani Ceng Liong dengan jurus-jurus maut dari ilmu tongkatnya. Setiap 3
kali serangannya hanya sanggup dibalas sekali oleh Ceng Liong, dan semakin menyudutkan Ceng Liong dalam
pertempuran itu.
Untungnya hawa khikangnya mampu menutupi dan
mengusir hawa beracun dari ilmu jari si kakek sakti itu.
Jika tidak, maka akan semakin runyam posisi Ceng Liong.
Karena selain dicecar tongkat si kakek, masih harus berhadapan dengan setilan jari beracun yang membawa hawa racun kearahnya.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Tidak terasa 100 jurus sudah berlalu. Ceng Liong
mulai mampu mengusir kengeriannya berhadapan
dengan maha iblis masa lalu yang kembali hadir di rimba persilatan Tionggoan ini. Meski lebih sering didesak, tetapi dia sanggup bertahan dengan hawa khikang dan kombinasi Soan hong Sin Ciang dan Toa Hong Sin Ciang yang sudah didalaminya bersama Tek Hoat.
Dengan kedua jurus itu, bayangan-bayangan samaran
yang dihadirkan ilmu tongkat si kakek tidak sanggup menerobos pertahanannya. Bahkan lama kelamaan,
seiring dengan meningkatnya pengerahan kekuatan
sinkangnya, bayangan tongkat yang tadinya nampak
banyak berseliweran, kini tidak lagi sanggup
membingungkannya.
Hal ini membuat si kakek mencak-mencak, dan tiba-
tiba dia merubah gerakan tongkatnya dan merubah jurus menjadi Koai tung cim-jip-liong-hiat (Tongkat aneh Serbu Masuk Guha Naga) :
"Hm anak muda, tidak kusangka masih ada orang
selain 4 dewa Tionggoan yang membuatku terpaksa
menggerakkan jurus mautku ini"


Kisah Para Naga Di Pusaran Badai 2 Karya Marshall di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Dan kembali si kakek menyerang, kini bahkan nampak
lebih cepat, lebih mengerikan dibandingkan jurus tongkat semula. Karena memang, inilah ilmu tongkat ciptaannya yang terakhir. Diciptakan untuk mengalahkan musuh-musuh besarnya, dan sekarang yang terpaksa digunakan untuk melawan seorang anak muda. Tiba-tiba
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"haiiiiiiit, kena ".. hahahahahaahha, kali ini kena anak muda"
Pundak Ceng Liong memang terkena sodokan tongkat
si kakek yang tiba-tiba memanjang hampir setengahnya, menjadi sekitar 1,5 meter dari panjang semula. Ceng Liong yang tidak menyangkanya hanya memasrahkan
pada perlindungan hawa khikangnya, dan memang dia
tidak terluka dalam. Hanya, sodokan dipundaknya
membuatnya meringis menahan sakit.
Karena betapapun tenaga kakek itu tidak dibawahnya, bahkan mungkin masih sedikit diatasnya.
"Hm, orang tua, engkau lumayan licik dengan menipu
soal panjang pendeknya senjatamu"
"Anak muda, tutup mulutmu. Siapapun tahu,
senjataku bisa molor dari panjang normalnya ".
Hahahahaha"
"Baik, kita lanjutkan" Ceng Liong memutuskan untuk
menggempur dengan ilmu yang baru ". Pek Lek Sin Jiu.
Ilmu Kong Siang Han yang akhir-akhir ini ditekuninya dan semakin diperdalamnya. Bahkan terakhir, di Siauw Lim Sie dia "memasak" kembali sinkangnya guna
memperkuat ilmu ini dan juga ilmu mujijat gurunya Pek Hong Cao-yang-sut Sin Ciang (Tangan Sakti Awan Putih Memanggil Matahari).
Matanya menyiratkan kepenasaran, dan dia
menyiapkan jurus-jurus hebat dari Pek Lek Sin Jiu untuk melawan kakek hebat ini. Dia kemudian menggerak-TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
gerakkan tangannya dan meluncurlah hawa panas yang
lebih hebat dari tubuhnya. Luar biasa panasnya karena kini dia memainkan Pek Lek Sin Jiu " Pukulan Halilintar.
Telapak tangannya seperti berubah menjadi putih,
berkilau, dan jurus pertama Halilintar Membelah Angkasa dikembangkan dan dikerahkan kearah Koai Tung Sin Kay.
Ornag tua itu dnegan segera merasakan menyebarnya
hawa panas yang laur biasa dari tubuh anak muda sakti lawannya itu.
"Hm, Pek Lek Sin Jiu, hebat-hebat anak muda.
Rupanya si pengemis tua itu mengajarimu juga ya. Mari, mari biar kita saling uji ilmu siapa yang lebih ungkulan bila diadu"
Kembali udara sekitar mereka berdua dirusak oleh
kedua jenis suara berbeda. Hanya, kali ini, suara yang lahir dari ilmu-ilmu itu sungguh menggelegar dan tidak ditahan-tahan. Pukulan-pukulan Ceng Liong membelah
angkasa dan menggetarkan udara serta dengan suara
memekakkan. Pukulan-pukulan itu tertahan dan diimbangi oleh jurus tongkat yang luar biasa aneh dan lihay dari Koai Tung Sin Kay. Dan tidak lama kemudian, nampak pukulan
Ceng Liong seperti diarahkan untuk memburu tongkat
lawan, itulah jurus kedua Pek lek Sin Jiu Halilintar Menerjang Angin. Lengannya tidak takut diadu dengan tongkat, bahkan mencecar tongkat itu dari semua arah dengan ledakan-ledakan petir yang memekakkan telinga.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Tetapi pada saat itu, manakala dengan cepat Ceng
Liong menukar jurus loncat ke jurus keempat Halilintar Bartalu-talu di Udara, tiba-tiba telinganya menangkap sebuah suara yang dikirimkan dengan lembut dan
menyentuh sanubarinya:
"Long jie, sudah cukup. Sudah cukup engkau
menempurnya, saatnya sekarang engkau pergi.
Pentolan-pentolan mereka sedang memburu kemari,
sudahi dan cepat pergi sebelum mereka tiba ditempat ini"
Sadarlah Ceng Liong, bahwa penggunaan Pek Lek Sin
Jiu akan mengundang banyak orang. Karena itu, dengan tiba-tiba dia melontarkan jurus ketujuh yang maha
hebat, Sejuta Halilitar Merontokkan Mega, dan menekan kekuatan geledeknya tetapi menyerang mata batin
orang. Dugaannya tepat, Koai Tung Sin Kay seperti
gelagapan sejenak, tetapi yang sejenak itu sudah cukup bagi Ceng Liong untuk melesat mundur ke belakang
sambil berkata:
"Locianpwe, sudah cukup untuk hari ini" Dan
melayanglah dia menjauh. Koai Tung Sin kay yang
penasaran ikut melesat untuk mengejar, tetapi sebuah suara tiba-tiba menegurnya, bahkan serangkum angin
serangan juga mengarah ke tubuhnya:
"Biarkan dia pergi" suaranya sangat halus dan lembut, tetapi serangan yang mengarah ke tubuhnya sungguh
dengan kekuatan yang tidak main-main. Dengan
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
terpaksa langkahnya di tahan, dan dipapaknya serangan itu:
"duaaaaaar"
Akibatnya langkahnya terhenti, bahkan dia terhuyung 2 langkah, dan lawannya nampak sudah melayang
menjauh setelah sanggup melontarkannya ke belakang.
Dan dia mendengar suara:
"Lain waktu kita bertemu kembali"
Dan penyerang itupun berlalu laksana angin.
Tinggallah Koai Tung Sin Kay yang tercenung
kebingungan, siapa gerangan yang menyerang dan
menahan langkahnya" Sungguh hebat orang itu,
nampaknya bahkan tidak berada disebelah bawah
kesaktiannya. Dan, anak muda tadi, juga bahkan tidak akan sanggup dikalahkannya dalam 100-200 jurus.
Bahkan mungkin sudah akan menyamai kesaktiannya.
Sungguh sulit diterimanya, bahwa begitu banyak tokoh sakti yang merendenginya, padahal 40 tahun
sebelumnya, selain 4 tokoh utama Tionggoan, dia
membanggakan diri sebagai tokoh utama pula.
"Sin Kay, apa yang terjadi" sebuah suara tiba-tiba
terdengar didekatnya dan dibelakangnya sudah berdiri seorang tua, Lhama Tibet, siapa lagi jika bukan Bouw Lek Couwsu.
"Aku bertemu hantu" sembarangan Sin Kay
menjawab. Mana mau dia mengaku telah bertemu lawan
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
muda yang mampu mengimbanginya dan tokoh lain,
yang seorang lagi bahkan mampu membuatnya
terhuyung-huyung"
Tapi, kepongahan Koai Tung Sin Kay inilah yang
menyelamatkan informasi yang dimilikinya untuk tidak disampaikan kepada yang lain. Karena itu, banyak yang masih beranggapan bahwa, persiapan mereka sudah
matang dan siap menyergap para pendekar Tionggoan.
Sayang, kesombongan Koai Tung Sin kay untuk
mengakui apa yang terjadi membuat mereka kehilangan pengamatan lain. Sesuatu yang harusnya
menguntungkan mereka, malah terlewatkan begitu saja.
Dan, seandainya Koai Tung Sin Kay memberi tahu apa
yang terjadi dan kemudian mengejar bersama Bouw Lek Couwsu dan ketiga Hu Pangcu Thian Liong Pang yang
datang bersamanya, maka mungkin cerita akan menjadi lain.
Tapi, untunglah semua itu tidak terjadi. Padahal,
seandainya dilakukan, mereka akan menemui Ceng Liong dan anak muda lain dan keseimbangan pasti akan
bergeser dan akan sangat merugikan pihak anak anak
muda tersebut. Sementara itu Ceng Liong yang berlari menjauh tiba-
tiba merasa ada sesuatu yang tidak wajar dalam
pernafasannya. Bahkan kepalanya seperti berkunang
kunang dan nyaris pingsan. Menyadari keadaan tersebut, dia tiba-tiba sadar, bahwa nampaknya ada hawa beracun yang sempat terhirup masuk olehnya.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Karena itu, dengan menguatkan dirinya, dia mencari
daerah yang dirasanya cukup aman. Untungnya, daerah seputarnya rata-rata adalah hutan yang sangat lebat, sehingga mudah mencari tempat yang cukup aman
baginya untuk memusatkan konsentrasinya.
Ditemukannya sebatang pohon yang sangat besar,
rindang lagi, dan kemudian dia bersamadhi dibawahnya.
Ada beberapa kali putaran hawa murni dilakukannya dan beberapa kali berusaha mendesak hawa beracun keluar dari tubuhnya.
Sedang dia berusaha sekuat tenaga, tiba-tiba sebuah tangan menempel di belakangnya, dan anehnya
segulung tenaga Giok Ceng Sinkang yang sangat kuat
membantunya. Segera dia menyambut bantuan tenaga tersebut,
bahkan kemudian membuatnya semakin lama semakin
kuat dan mendesak racun keluar dari tubuhnya. Setelah racun itu keluar, sebuah suara bening terdengar
memasuki keheningan konsentrasi dan samadhinya:
"Liong jie, mengapa tidak mencoba meresapi makna
"Memukul tidak dengan benci, menyerang
bukan dengan amarah. Bukan untuk melukai, tapi
untuk melindungi dan menghidupkan"
Ceng Liong bukan orang bodoh, sudah berusaha
dipecahkannya intisari dari kalimat itu, tapi belum juga terpecahkannya. Dan kini, dalam konsentrasi penuh,
kembali dia diingatkan akan makna yang sebaiknya dicari dari kalimat penuh makna itu.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Maka kembali dia tenggelam dalam sebuah upaya
pencarian. Pencarian makna sebuah kalimat. Nampak
kalimat tersebut sederhana saja, tetapi sebetulnya
bermakna sangat dalam. Dan kedalaman itu yang coba
untuk dijenguknya lebik jauh.
Kiang Ceng Liong, Liang Mei Lan, Liang Tek Hoat,
adalah anak muda didikan tiga tokoh utama golongan
putih. Ilmu mereka sebetulnya dibangun di atas dasar
"menumbuhkan" bukan "membinasakan". Atau dibangun
diatas kepentingan "membangun" dan bukan "merusak".
Ilmu-ilmu golongan putih, biasanya dibangun di atas kepentingan untuk kesehatan badan, terutama aliran
utama Siauw Lim Sie dan juga tentunya Bu Tong Pay.
Ilmu Pualam Hijau, juga sebetulnya ada dalam falsafah tersebut.
Menumbuhkan, membangun dan bukan merusak dan
membinasakan. Jika falsafah dan substansi utama ilmu tersebut bergeser ke upaya merusak dan membinasakan, maka ilmu-ilmu golongan putih, bukan cuma kehilangan
"saripatinya", tapi juga kehilangan kemurniannya. Dan kesempatan menemukan dan mencapai kematangan dan
kesempurnaan, justru akan menguap.
Ibaratnya, rumah yang dibangun untuk menjadi
tempat tinggal. Tapi bila rumah tinggal itu kemudian dalam pengerjaannya melenceng dan menjadi sangat
mewah sejenis hotel atau rumah penginapan, maka
meskipun bentuknya rumah, tetapi bukan lagi sebuah
rumah tempat tinggal. Karena falsafahnya sudah
bergeser dan ada tambahan-tambahan yang sebenarnya
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
melencengkan nilai dasar dari tujuan membuat sebuah rumah tinggal.
Ilmu-ilmu golongan putih, apabila dirasuki oleh
kekuatan mematikan dan merusak, justru akan
kehilangan sentuhan kesempurnaannya. Pada tataran
tertingginya, maka sulit menyempurnakan ilmu-ilmu
murni golongan putih, apabila falsafah itu sudah
bergeser. Dan, orang tua aneh yang membisikkan falsafah ini ke Ceng Liong, sebetulnya melihat, bahwa baik Ceng Liong maupun Tek Hoat, dalam usia yang sangat mudah,
sudah di persimpangan untuk "menyempurnakan ilmu
mereka" atau justru akan melenceng dan sulit
menemukan kesempurnaan itu. Mengapa" Karena
kekuatan dan tingkat Ilmu mereka sudah berbentuk,
sudah menemukan bangunan yang pas, dan tinggal
menentukan apakah bentuk akhirnya "rumah tinggal"
atau "hotel".
Dengan demikian, orang aneh itu, ingin memberi
pesan bagi mereka akan falsafah dasar keilmuan ketiga anak muda itu. Dan dengan cara itu, orang tua itu
menginginkan agar ketiganya secara benar menemukan
bentuk akhir dari ilmu ilmu yang mereka dalami.
Menemukan kedalaman dan kesempurnaan sejati dari
ilmu silat mereka.
"Liong jie, ingatlah apa yang membuatmu ingin
memukul jatuh Koai Tung Sin Kay" Apa yang
membuatmu ingin memenangkan pertarungan" Apakah
dengan benci dan amarah, apakah dengan nafsu ingin
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
menang, ingin pamer kehebatan" Atau bukan untuk
melukai, tetapi untuk melindungi, menghidupkan dan
mengasihi?" kembali sebuah bisikan tenang dan teduh memasuki sanubari Ceng Liong. "Ingatlah, apa alasan kakekmu dan kong chow untuk memperdalam ilmumu.
Untuk melindungi umat persilatan Tionggoan, untuk
kehidupan, bukan untuk kebinasaan, membunuh, pamer
atau sok menang"
Nampak Ceng Liong yang dalam perenungan
mendalamnya seperti mendapati seberkas cahaya yang
menerangi apa yang selama ini gelap baginya. Benar, bukan hanya sekedar karena dia menyerang dengan
amarah, bukan. Sama sekali bukan.
Tetapi, yang terutama, adalah membangun dan
memupuk kekuatan dan kesempurnaan dengan jauh dari
pamrih ingin menjadi yang terutama, ingin menjadi yang terhebat. Ingin menguasai dunia, ingin menjadi nomor satu, atau ingin membunuh orang sebanyak-banyaknya.
Pisahkan nafsu untuk merusak dengan nafsu untuk
membangun, maka bukan kemenangan dalam
perkelahian yang terutama, tetapi kemenangan karena menemukan bentuk ilmu yang sebenarnya.
Dan akhirnya bibir itu tersenyum. Badannya melemas
dan konsentrasi kemudian perlahan dibuyarkan. "Kongkong, terima kasih", tapi orang tua itu sudah tidak lagi berada ditempatnya. Siapa lagi, kalau bukan Kiang Cun Le"
Ceng Liong yang menemukan makna dari kalimat yang
disampaikan orang tua aneh, tiba-tiba memejamkan
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
mata dan kemudian berkonsentrasi sejenak. Tidak lama kemudian, dengan gerakan-gerakan sederhana,
seadanya, dia bersilat dan mempraktekkan kembali
semua yang diketahuinya.
Aneh, sungguh ringan rasanya, dan sungguh tanpa
rasa takut kalah, takut kena pukul, tanpa khawatir kena tusuk, kena tendang, tetapi geletar-geletar pembuluh darah dan indra lainnya sungguh meningkat tajam.
Sungguh hebat, dalam waktu sehari, Ceng Liong
menemukan sesuatu yang sangat menentukan dalam
perjalanan pembentukan ilmu silatnya.
Bahkan diapun menjadi sadar, beberapa gerakan
sederhana akan bisa sangat berbahaya dan bermanfaat, sejauh untuk apa manfaat gerakan tersebut. Apalagi, bila sanggup memahamkan makna terdalam dari ilmu-ilmu
dahsyat yang selama ini telah dilatih dan bersarang dalam tubuhnya.
Dia membayangkan, seandainya tanpa amarah dia
menyerang Koai Tung Sin Kay, maka tiada rasa takut, ngeri dan jeri dalam hatinya. Dan akan bisa dia
memainkan ilmunya dalam tataran tertingginya, tanpa khawatir apakah dia akan terpukul atau tidak. Seluruh mekanisme tubuh dan geraknya sudah bisa dikuasainya, bahkan termasuk kekuatan sinkangnya. Pengamatan
yang tepat atas kemampuan diri, bergerak cepat tapi lambat, lambat tapi cepat, dengan sendirinya
dipahaminya dengan lebih muda.
Tapi heran, dia sangat ingin membagi pemahamannya
dengan Mei Lan dan Tek Hoat, karena bertiga mereka
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
memperoleh pesan itu. Seharusnya, bertiga mereka
memperdalam dan memahaminya.
Sementara Ceng Liong memahamkan substansi dan
dasar pembentukan ilmunya, dia tidak tahu bahwa sudah lebih dari sejam dia berkonsentrasi dan menemukan
makna itu, Artinya, sudah sejam dia terlambat.
Dan dia tidak tahu, bahwa Tek Hoat juga menemukan
lawan yang tidak kurang lihay dari yang ditemukannya.
Dan selama hampir sejam Tek Hoat mempertaruhkan
jiwanya untuk melawan Iblis lain yang maha dahsyat "..
Kim-i-Mo Ong. Episode 3: Menghadapi
Penghadangan Sebagaimana diketahui, Tek Hoat menyelesaikan
missinya dalam waktu singkat. Berbeda dengan Mei Lan dan Ceng Liong yang justru melakukan pertarungan
mati-matian, dan dalam pertarungan itu, justru
menemukan sari dari pertanyaan yang membingungkan
mereka. Tek Hoat, setelah melaksanakan misinya, kemudian
menunggu dan beristirahat di bawah sebatang pohon di tempat perjanjian mereka untuk bertemu setelah tugas selesai. Tetapi sayang, setelah beberapa saat menunggu, bukannya Ceng Liong yang datang, tetapi Lam Hok dan Gan Bi Kim. Keduanya baru saja melarikan diri dari
pertarungan, terutama Lam Hok yang baru saja
dikalahkan oleh Kwi Song.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Sementara Gan Bi Kim sendiri tidak terluka, karena
dengan cerdik dia tidak melawan mati-matian. Dia tahu diri, Giok Lian lebih matang , jauh lebih matang
penguasaan ilmunya, meskipun masih kalah pengalaman.
Pada saat itu, Tek Hoat sebetulnya sedang dalam
konsentrasi untuk mencernakan kembali pesan yang
disusupkan ke sanubarinya oleh orang tua aneh yang
ditemukan bertiga dengan Ceng Liong dan Mei Lan. Tapi, dia tidak kehilangan kewaspadaan. Dia tahu ada langkah kaki pria dan wanita yang mendatangi. Dan disangkanya Ceng Liong dan Mei Lan.
Dugaannya meleset, karena yang datang adalah Lam
Hok dan Bi Kim. Lam Hok yang sedang kesal karena
terpukul terluka ditangan Kwi Song, ketika melihat ada seorang anak muda lain di bawah pohon dan nampaknya sedang samadhi, dan wajahnya bersinar cerah dan
cakap, menjadi cemburu dan kesal. Tanpa ba bi bu,
dilayangkannya sebuah pukulan dengan Kiam Ciang yang berbahaya ke arah Tek Hoat.
Sudah tentu Tek Hoat terperanjat, tetapi tidak gugup.
Dengan cepat dia mengerahkan tenaganya dan
disambutnya serangan Kiam Ciang itu dengan tenaga
kerasnya yang tersalur melalui penggunaan hawa pedang Toa Hong Kiam Sut dari gurunya terakhir, Kiang Sin
Liong. Akibatnya:


Kisah Para Naga Di Pusaran Badai 2 Karya Marshall di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"duaaaaar, bresss" Lam Hok yang tidak menyangka
akan mendapatkan sambutan keras karena pandang
enteng, selain memang kondisi tubuhnya yang terluka, terpental jatuh. Dan dari mulutnya kembali mengalir TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
darah segar, meskipun lukanya tidaklah separah dihajar Kwi Song sebelumnya. Tetapi, jatuhnya Lam Hok,
membuat murka orang yang membayangi kedua anak
muda itu. Orang itu, justru adalah guru Lam Hok, seorang maha iblis pada masa lalu yang sangat ditakuti. Dan orang itu yang biasanya tidak mau tahu aturan menjadi murka
melihat muridnya kembali muntah darah dihadapannya.
Bagaimana tidak orang tua itu tidak menjadi marah"
Barusan muridnya kalah dan terpukul, ketika hendak
memberi pukulan balasan, justru seorang nikouw sakti membuatnya terpental pergi, meski dia tahu dia tidak di bawah kesaktian nikouw itu yang juga terdorong
kebelakang dalam adu kesaktian tadi.
Tapi bahwa nikouw itu sangat sakti, belakangan harus dia akui, karena tidak banyak orang yang sanggup
memapas serangannya dan membuatnya goyah pula.
Dan sekarang, mana sanggup dia mendiamkan muridnya
kembali dipermalukan dihadapannya"
"Anak muda tak tahu diri, bersiaplah. Aku harus
menghajar adat kepadamu" Kim-i-Mo Ong yang sedang
gusar, masih merasa malu untuk langsung menyerang
orang muda. "Maafkan locianpwe, siauwtee tidak tahu kalau dia
sedang terluka"
"Tidak, dengan sembarangan engkau menyerangnya"
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Tapi, dia yang membokongku locianpwe. Aku hanya
menangkis saja"
"Menangkis?" ingin kulihat mengapa engkau sanggup
melukainya orang muda. Bersiaplah"
"Ach, locianpwe bagaimana mungkin"
Tapi suaranya hilang, karena tiba-tiba berkeredepan sinar keemasan dari jari jari kakek tua itu, mengarah ketubuhnya. Mau tidak mau Tek Hoat menyambutnya,
karena menghindar nampaknya agak susah dan bisa
dicecar dengan serangan jari yang sama. Tek Hoat
menyambutnya dengan pengerahan hawa pedang Toa
Hong Kiam Sut dan memapak serangan kakek tua
berjubah emas itu.
"bresss, cussss" benturan hawa tajam dari kedua
tangan orang berbeda jauh usianya itu sungguh bagaikan benturan dua benda tajam.
"Hm, tidak heran kamu pongah anak muda. Bahkan
Kim Coan Kut Ci (Jari emas penembus tulang) pun bisa kamu tangkis dengan baik. Hahahahaha, mari, mari kita bermain main sebentar anak muda"
Tek Hoat meringis, karena meskipun tidak terluka,
tetapi tangannya tergetar kuat oleh sentilan jari
penembus tulang kakek tinggi besar berjubah emas itu.
Tapi mendengar ilmu kakek itu, dia segera sadar, kalau saat itu dia sedang berhadapan dengan Kim-i-Mo Ong.
Mau tak mau dia menyiapkan dirinya untuk menandingi kakek tua yang dia tahu lihay bukan main itu.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Dan Tek Hoat tidak menunggu lama, kembali kakek
berjubah emas itu menyentilkan tangannya dan
mencecarnya dengan sentilan-sentilan jarak jauh. Tetapi karena sudah siap, Tek Hoat menyambutnya dengan
sebat. Tangannya bergerak cepat menghalau setiap
serangan tajam yang dilakukan Kim-i-Mo Ong. Dan tidak berapa lama kemudian, kakek jubah emas itu mulai
menambah serangan dengan mengembangkan ilmu
lainnya. Kini dia mengembangkan ilmu lainnya, Kim-i-Sin Kun, Silat Sakti Jubah Emas yang biasanya dibarengi dengan pengerahan Sinkang Baju Emas (Kim-i-Sinkang).
Akibatnya sungguh luar biasa, dia berkelabat-kelabat menyerang Tek Hoat yang dengan cepat memapaknya
dengan ilmu kebanggaan gurunya, Hang Liong Sip Pat
Ciang. Diapun dengan cepat mengimbangi gerakan kakek itu
dan menyerang dengan sama beratnya, bahkan dari
mulutnya terdengar erangan-erangan Naga yang
mengimbangi kecepatan gerak si Kakek jubah emas.
Melihat gerakan Tek Hoat, sadarlah Kim-i-Mo Ong
dengan siapa dia berhadapan. Murid Kiong Siang Han, tidak salah lagi.
Mengerti bahwa lawannya mewarisi ilmu dari musuh
besarnya, Kim-i-Mo Ong jadi tidak berayal, dengan
segera dia meningkatkan penggunaan singkang jubah
emasnya. Dan dengan memainkan jurus "jubah emas
menggulung angin", tubuhnya berkelabat cepat dan
seakan-akan mengelilingi tubuh Tek Hoat dengan selimut keemasan.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Sadar akan bahaya, Tek Hoat mengembangkan jurus
"Naga Emas Meliuk-liuk menyibakkan air" " tubuhnya
dengan lemas meliuk-liuk dan kedua tangannya
melemparkan beberapa pukulan tajam kearah "selimut"
yang berusaha menggulungnya. Pukulan-pukulan berat
Tek Hoat memang berhasil menyibak selimut itu, tapi dia segera sadar bahwa tenaganya masih kalah seusap
dengan Kakek tua yang sangat hebat itu.
Dia sadar mengapa gurunya sangat mengingatkan dia
untuk waspada dengan kakek tua ini, terbukti Kim-i-Mo Ong memang hebat. Meski sudah dilatih habis-habisan oleh gurunya dan oleh Kiang Sin Liong, tenaganya masih belum memadai, kalah tipis saja. Tapi, kalah tenaga tidak berarti dia kalah ulet, kalah cepat dan kalah segalanya.
Meskipun sedikit terdesak, tetapi posisi Tek Hoat tidaklah berbahaya.
Dia masih menang pesat dalam bergerak. Tapi
pengalaman kakek jubah emas itu membuat dia di atas angin, meski tidak sangat mendesak Tek Hoat.
Menyadari bahwa sulit membekuk Tek Hoat, Kim-i-Mo
Ong mencoba dengan Ilmu lainnya Kim Liong Sin Ciang (Tangan Sakti Naga Emas) dan kembali menyerang
dalam jurus "Naga Emas Mencakar Bumi". Cakar-cakar
naga emas seperti menghunjam kearah Tek Hoat, yang
dengan segera kembali memapak dengan jurus ke-17
dari ilmu pusaka gurunya "Menaklukkan Naga
menggetarkan mega".
Baik kedua kaki maupun kedua tangan bergerak-gerak
indah dan mementalkan semua cakar naga yang
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
dibentuk oleh Kim-i-Mo Ong. Berkali-kali juga kedua belah tangan mereka bertemu dan adu tenaga. Dan
akibatnya, meski tidak terluka dalam, tetapi Tek Hoat merasakan kesakitan di kedua belah tangannya. Tapi
dengan mengerahkan tenaganya, dia mengeraskan hati
dan tetap bertempur penuh semangat. Mau tak mau
Kim-i-Mo Ong memuji keuletan dan kecerdikan pemuda
lawannya ini. Menyadari dia harus menghemat tenaga dan
menghindari benturan tenaga sambil menguras kekuatan fisik lawan, Tek Hoat tiba-tiba menghentakkan Tongkat wasiat gurunya. Tongkat itu jarang dia gerakkan sebagai senjata, saking sayang dan cintanya akan barang
peninggalan gurunya itu.
Tapi, mendadak dia ingat, bahwa tidak harus dia
beradu tenaga langsung bila menggunakan senjata
tersebut. Lagipula dia bisa menggunakannya dengan Toa Hong Kiam Sut atau bahkan salah satu ilmu wasiat Kay Pang, Tah Kauw Pang Hoat. Maka mendengunglah
tongkat tersebut ketika dipergunakannya dengan Ilmu Toa Hong Kiam Sut. Dengan penuh kepercayaan diri, dia menyerang dan membalas serangan-serangan Kim-i-Mo
Ong yang dengan berani memapak tongkat tersebut.
Nampak sama sekali Kim-i-Mo Ong tidak keder dengan
tongkat itu, karena memang sinkang jubah emas
memberinya kekebalan fisik dan berani memapak senjata tajam seperti pedang ataupun golok.
Jubah yang dikenakannyapun, terutama bagian
belakang, adalah jubah wasiat. Jubah yang tidak
mempan senjata, senjata apapun tidak sanggup
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
memapasnya. Dan jubah itu juga yang membantunya
meningkatkan kekuatan sinkangnya sejak muda, Karena memang jubah itu adalah Jubah Emas Wasiat, salah satu benda pusaka rimba persilatan.
Dengan menggunakan Tongkat Pusakanya, Tek Hoat
berhasil mengurangi desakan dan tekanan atas dirinya.
Apalagi, kemudian dia mengkombinasikan Tah kauw
Pang Hoat dengan Sin Liong Cap Pik Ciang (Delapan
Belas Pukulan Naga Sakti).
Dengan tangan kanan memainkan tongkat gurunya,
tangan kirinya bergerak dengan ilmu pukulan Sin liong Cap Pik Ciang. Akibatnya sungguh hebat, dia kemudian berhasil menghadiahkan sebuah pukulan tongkat ke
punggung Kim-i-Mo Ong, tetapi yang sama sekali tidak memberinya keuntungan. Karena Kim-i-Mo Ong malah
tertawa sambil berkata:
"pukul lebih kuat anak muda, hahahahaha"
"ayo, pukul terus, pukul terus"
Tapi Tek Hoat yang tahu akan kehebatan jubah wasiat tersebut tidak terpengaruh untuk terus memukul daerah punggungnya. Apalagi, tiba-tiba dia mencium bau amis, ketika Kim-i-Mo Ong menggunakan Ngo-tok-kim ciang
(Tangan Emas Panca Racun) menyerangnya. Untungnya,
dia memiliki kekebalan hebat atas racun.
Karena itu, dia sama sekali tidak takut dengan jurus-jurus beracun yang dikembangkan lawannya. Tetapi,
kehebatan jubah wasiat dan serangan-serangan beracun, TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
apalagi ketika dilakukan dengan kehebatan dari Kim
Coan Kut Ci, membuat Tek Hoat tetap menjadi sibuk.
Menghadapi serangan-serangan beracun itu, Tek Hoat
memutuskan menggunakan ilmu kerasnya, Pek Lek Sin
Jiu. Dan, benar saja, ledakan pertama sempat membuat Kim-i-Mo Ong tersentak, tetapi malah senang karena
sudah lama belum lagi berhadapan dengan Pukulan Petir itu. Tek Hoat mengumbar jurus-jurus berat itu untuk menahan desakan tajam dari Kim Coan Kut Ci dan hawa Ngo Tok Ciang yang berbahaya itu.
Sampai 100 jurus lebih, Tek Hoat masih tetap seusap kalah dibawah Kim-i-Mo Ong, meski kondisinya tidaklah membahayakan. Betapapun, mutu ilmunya tidak di
bawah lawan, hanya kalah pengalaman saja. Karena itu, sampai jurus ketujuh Pek Lek Sin Jiu dia sama sekali tidak di bawah angin, meski juga sulit berbuat banyak terhadap raja iblis itu.
Sejak jurus kelima Pek lek Sin jiu, Kim-i-Mo Ong yang tahu kehebatan ilmu itu, mulai meliuk-liuk dengan
ginkangbarunya, Kim coa ong hoan sin (raja ular emas membalikkan tubuh). Tubuhnya yang lincah meliuk-liuk persis ular, dan membuat Tek Hoat sulit untuk
menyerangnya dengan ilmu puncak pek lek Sin Jiu pada jurus ke delapan.
Akibatnya, susah bagi Tek Hoat untuk menjaga
momentum menyerang dengan jurus mautnya. Karena
Kim-i-Mo Ong bergerak lemas dan meliuk-liuk lincah.
Pengerahan Pek lek Sin Jiu yang berlebihan agak
berbahaya, dan Tek Hoat tahu benar soal itu.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Karenanya, dia memilih melepas kesempatan
menyerang dengan jurus pamungkas dan memilih untuk
kembali memainkan Sin Liong Cap Pik Ciang (Delapan
Belas Pukulan Naga Sakti) dengan ditopang oleh
kelincahan gerak Tian-liong-kia-ka" (naga langit
menggerakkan kakinya). Kali ini dia mengandalkan
kecepatan dan daya tahan tubuh untuk menguras
stamina Kim-i-Mo Ong.
Si Raja Iblis Jubah Emas itu, benar terpancing untuk kembali menyerang dalam gabungan jurus Kim Coan Kut Ci dan Kim -i-Sin Kun. Serangan jarinya menyebar
kesana kemari, tetapi jurus pukulan yang memadukan
hang Liong Sip Pat Ciang dan ledakan pek lek Sin Jiu cukup ampuh menandinginya, meskipun dia jatuh
dibawah angin. Lama kelamaan Kim-i-Mo Ong sadar, bahwa dia bisa
susah bertahan lama. Jika pertempuran terus berlanjut, maka posisi dia akan berbahaya. Usianya betapapun
sudah sangat tua. Dan menyadari keterbatasannya itu, akhirnya Kim-i-Mo Ong bertekad untuk menyelesaikan
pertempuran. Tenaganya ditingkatkan sampai 8 bagian dalam
pengerahan kim-i-Sinkang dengan mengerahkan Kim
liong sinciang dan kim coan kut ci. Suara serangannya mencicit-cicit mengerikan diiringi oleh hentakan-hentakan yang juga datang bertalu-talu. Sementara tek Hoat
memainkan jurus-jurus ampuh dan pamungkas dari Sin
Liong Cap Pik Ciang dan gerakan kaki Tian liong kia ka.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Tapi, betapapun dia tetap kalah seurat, apalagi karena benturan demi benturan mulai medatangkan rasa sakit ditangannya. Sementara kelenturan dan kecepatannya
tertutup oleh hawa pukulan yang menyebar kesana-
kemari. Meskipun tidak akan jatuh dan kalah, tetapi kondisi Tek Hoat memang mengkhawatirkan.
Pada saat yang tepat itulah, dia berpikir untuk
mengerahkan jurus terakhirnya dari Kiong Siang Han Sin-kun Hoat-lek (Ilmu Sihir Silat Sakti). Dan memang tiada jalan lain, dengan cepat dia mengerahkan kekuatan
sinkangnya sampai batas kemampuannya. Dan dengan
cepat dia menggunakan jurus-jurus awal yang sampai
menghentakkan dan mendorong Kim-i-Mo Ong mundur
kebelakang dan terbelalak melihat bagaimana wibawa
yang dihasilkan Tek Hoat karena pengerahan ilmu mujijat itu.
Dari kedua tangannya menyambar-nyambar hawa
yang luar biasa panasnya, tetapi nyaris tidak besuara.
Dan wajahnya seperti sangat berwibawa dan susah
dipandang. Kim-i-Mo Ong sadar apa artinya. Segera dia menghimpun kekuatan mengerahkan Kim " i " Hoatsut
(Sihir Jubah Emas), membentengi diri dan kembali
menyerang. Terdengar benturan beberapa kali antar
ilmu-ilmu dahsyat dan ampuh yang mereka kerahkan.
Pada saat-saat menentukan itulah tiba-tiba terdengar seruan:
"Koko, bertahanlah, biar aku membantumu melawan
setan tua jahat itu" Seruan yang keluar dari bibir Mei Lan ini sungguh sangat berpengaruh. Sekali dengar, Kim-i-Mo TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Ong sadar, lawan yang datang tidak kurang tangguh
dibanding Tek Hoat, karena getaran suaranya mampu
menembus perisai sihir yang dipasangnya. Tidak, mereka atau dia akan kalah bila dikerubuti dua orang sekelas Tek Hoat.
Karena itu, tiba-tiba dia mengerahkan serangan
kearah Tek Hoat dalam ilmu Kim Coan Kut Ci yang
dahsyat dan penuh tenaga. Tek Hoat memapaknya dan
akibatnya dia terdorong sampai 4 langkah, sementara Kim-i-Mo Ong terdorong hanya satu langkah kebelakang.
Dan setelah itu Kim-i-Mo Ong berujar:
"Cukup anak muda, lain kali kita lanjutkan", dan
setelah itu bayangan emas itu berkelabat pergi bersama Gan Bi Kim dengan memondong tubuh muridnya yang
sedang terluka.
"Koko, baik-baikkah engkau?" Mei Lan berjalan
mendekat dengan khawatir
"Lumayan moi-moi. Paling tidak hanya kecapekan
saja" watak main-main Tek Hoat kambuh lagi. Tapi
memang selain sakit-sakit fisik, dia tidak mengalami luka dalam.
"Tapi, apakah kakek berjubah emas itu adalah Kim-i-
Mo Ong, hem nampaknya dia memang hebat koko"
"Benar moi-moi, tapi setidaknya kita masih sanggup
menandinginya. Jika kalahpun tidak terpaut jauh"
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Baguslah jika begitu. Tapi, kemana gerangan Liong
ko?" "Ach, kau lebih mengkhawatirkan orang lain
ketimbang kokomu ya" goda Tek Hoat
"Ach koko, bukan begitu. Waktu terus berlalu, dan kita dikejar waktu untuk bertemu dengan rombongan
pendekar" Mei Lan beralasan.
"Betul juga, kita tunggu sebentar lagi" Tek Hoat
menyarankan. Tapi mereka tidak menunggu lama,
karena sejenak kemudian Ceng Liong menghampiri
kedua kakak beradik itu, dengan senyum dan sinar mata yang nampak lebih tenang.
==================
"Baiklah, jika demikian, kita akan menerobos
hadangan mereka hari ini juga. Persoalan serangan
beracun, semoga Pangcu akan segera bergabung sore
atau menjelang malam. Kekuatan kita memang tidak
sebanding dengan mereka, tetapi para pendekar rata-
rata memiliki kemampuan memadai untuk bertempur"
Pengemis Tawa Gila berkata dihadapan Ceng Liong, Tek Hoat, Mei Lan, Sian Eng Cu dan Ciangbunjin Kun Lun
Pay. "Hu Pangcu, bagaimana dengan kesiapan para
pendekar" bertanya Tek Hoat
"Jika menunggu lebih lama, justru akan semakin
buruk" jawab si pengemis
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Artinya, saat ini juga kita harus berjalan?"
"Tepat, kami sudah membicarakannya sebelum kalian
datang. Oh, ya, selain itu, kekuatan kita juga akan bertambah. Sebaiknya kalianpun tahu, kekuatan-kekuatan dari Bu Tong Pay, Kay Pang, Siauw Lim Sie, Kun Lun Pay, dan banyak pendekar lain sudah dalam
perjalanan untuk bergabung. Pertempuran ini akan
berlangsung sampai Thian Liong Pang tumpas dari
Tionggoan" tegas Pengemis Tawa Gila yang diiyakan oleh tokoh lain ditempat itu.
"Baiklah, sekarang kita perlu berunding dengan para tokoh yang lain. Sebaiknya melibatkan banyak pihak biar merekapun tahu rencana keseluruhannya" Pengemis
Tawa Gila menyambung.
"Benar, dan saatnya sudah tiba" ujar Sian Eng Cu,
yang kemudian disetujui tokoh yang lain. Selanjutnya pertemuan mereka dilanjutkan dengan membahas
rencana menembus hadangan Thian Liong Pang.
Tetapi, sementara pertemuan para pendekar
dilanjutkan, Ceng Liong, Tek Hoat dan Mei Lan memilih untuk menemui kawan-kawan mereka. Dan diijinkan oleh Pengemis Gila Tawa dan Sian Eng Cu. Mereka berbagi
cerita dan informasi soal penghadangan dan kekuatan Thian Liong Pang serta bagaimana usaha mereka untuk membantu para pendekar.
Seperti biasanya Ceng Liong yang mengatur
percakapan mereka, dan juga strategi yang mereka


Kisah Para Naga Di Pusaran Badai 2 Karya Marshall di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

jalankan. Setelah mengetahui bahwa Tek Hoat juga
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
sempat bentrok dengan Kim-i-Mo Ong, maka Ceng Liong memperhitungkan ada banyak lawan tangguh di pihak
lawan. Karena bila Kim-i-Mo Ong, Koai Tung Sin Kay dan Bouw Lek Couwsu hadir, maka harus ada yang
menandingi mereka. Untunglah, pendekar samurai
Jepang sudah bisa dituntaskan Mei Lan, sehingga bisa mengurangi ancaman pembantaian di pihak kelompok
pendekar. Sementara dalam hitungan Ceng Liong, di pihak
pendekar masih ada Barisan 6 Pedang, Lo Han Tin Siauw Lim Sie, kemudian juga ada Sian Eng Cu, Ciangbunjin Kun Lun Pay, Hu Pangcu Kaypang, Jin Sim Todjin dan
Ciangbunjin Bu Tong Pay, serta masih ada beberapa
tokoh besar lainnya.
Tapi, di pihak lawan, juga masih ada Ketiga Hu
Pangcu, dan masih ada barisan para datuk sesat yang tersisa, terutama See Thian Coa Ong, Liok te Sam Kwi dan Thian-te Tok-ong (Raja Racun Langit Bumi) yang
masih misterius dan ahli racun. Belum lagi bila mengingat adanya tokoh-tokoh muda mereka semisal Lam Hok dan
Bi Kim, serta ratusan pasukan penghadang yang menurut Tek Hoat bisa mencapai angka lebih dari 500an.
Pertempuran berdarah, nampaknya tidak akan
terhindarkan lagi. Sangat mengerikan membayangkan
ratusan nyawa akan melayang. Tapi, nampaknya jalan
untuk menghindarinya, juga sudah sulit untuk
ditemukan. TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Sungguh sulit dan merisaukan membayangkan
ratusan orang akan terbunuh melewati hadangan itu"
Ceng Liong mengeluh
"Tapi, takkan mungkin lagi dihindari saudara Ceng
Liong" Kwi Song menyahut
"Justru karena tak mungkin dihindari maka aku
menjadi sedih"
"Selain itu, masa depan dan ketentraman Tionggoan
juga dipertaruhkan" Tek Hoat menyambung
"Karena itulah kita terpaksa harus menerima
kenyataan wajib membantai banyak orang di arena
pertempuran itu" Ceng Liong menjawab sambil
memandang satu persatu kawan-kawannya.
"Aku kagum denganmu Ceng Liong, kita benar-benar
dipaksa dan terpaksa harus membuka jalan darah.
Semoga Budha mengampuni" Kwi Beng yang pendiam
diam-diam mengagumi Ceng Liong dengan
pandangannya yang tak ingin membunuh orang itu.
"Baiklah, karena kita harus membuka jalan, dan
berada dibaris terdepan, mau tidak mau kita harus
berjalan di depan. Dan kita juga yang harus membunuh atau terbunuh lebih dahulu"
"Benar, maka sudah saatnya kita tetapkan bagaimana
melakukannya, dengan tugas yang jelas diantara kita masing-masing. Sebaiknya kita berjalan berkelompok
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
sesuai dengan bagaimana kita mengawal para tokoh
pendekar Tionggoan"
Rombongan pertama yang berjalan justru adalah ke-6
anak muda itu. Berjalan seperti tidak tahu akan ada penghadangan, baru sedikit di belakang mereka berjalan Barisan 6 Pedang bersama dengan 3 orang dari Kay Pang Cap It Hohan.
Dan beberapa menit di belakang mereka baru
menyusul rombongan para pendekar Tionggoan. Di
belakang rombongan pendekar terdapat Siauw Lim Sie
Lo Han Tin, sementara di depan berdiri para tokoh:
Pengemis Tawa Gila, Kay Pang Hu Pangcu, Bu Tong
Ciangbunjin, Kun Lun Ciangbunjin, Wkl Ciangbunjin Thian San Pay, Sian Eng Cu, Jin Sim Todjin, dll.
Perjalanan dilakukan dengan cepat, karena hari sudah melewati siang dan matahari mulai condong ke barat.
Bila sampai kemalaman, maka persoalan baru akan
mengintai dan tingkat kerumitan akan bertambah.
Begitu mendekati daerah yang sudah diketahui
sebagai areal penghadangan Thian Liong Pang, Ceng
Liong bersama dengan Kedua Pendekar Kembar dan
Siangkoan Giok Lian berkelabat meninggalkan
rombongan. Mereka meninggalkan jalanan dan membiarkan Kakak
beradik Liang Tek Hoat dan Liang Mei Lan yang
kemudian disusul Kay Pang Cap t Hohan dan Barisan 6
Pedang untuk mengamankan jalanan. Kedua pendekar
kembar menyerang ke sisi kiri, sedangkan Ceng Liong TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
bersama Siangkoan Giok Lian menyerang kesisi kanan.
Perhitungan mereka tepat untuk membuyarkan
konsentrasi lawan dan memberi kesempatan Tek Hoat
untuk memeriksa apakah ada lumuran racun di
sepanjang jalan atau tepatnya di area yang bakal
menjadi tempat penghadangan atau tidak.
Tidak berapa lama, suara pertempuran segera terjadi ketika Pendekar Kembar disisi kiri dan Ceng Liong serta Giok Lian bertemu dengan barisan penghadang yang
bersembunyi disemak dan pepohonan.
Dugaan merekapun benar, penghadang di barisan
depan rata-rata bukan barisan inti Thian Liong Pang dan karena itu tidak berbahaya meski hanya digebrak oleh dua orang saja. Ceng Liong dan Giok Lian bergerak cepat dan berpindah pindah tempat melayani keroyokan
banyak orang, sama dengan yang dialami kedua
pendekar kembar disisi lainnya.
Tapi karena lawan belum menurunkan inti
kekuatannya, dan bahkan para tokoh utamanya masih
belum menduga aksi lawan, akibatnya cukup banyak
barisan penghadang yang terluka dan tertotok dibawah serbuan mendadak barisan pendekar muda itu. Terlebih ditangan Giok Lian yang tidak segan-segan menurunkan tangan kejam dengan melukai dan bukannya menotok
jalan darah lawan seperti Ceng Liong.
Belum lagi barisan itu melakukan penyerangan,
mereka malah sudah diserang lebih dahulu dan
membuyarkan rencana penghadangan yang diharapkan
akan dilakukan setelah barisan para pendekar buyar.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Tetapi, semakin lama semakin banyak barisan
pengeroyok Ceng Liong dan Giok Lian, demikian juga
Pendekar kembar disisi lain. Hal ini terutama karena segera setelah tersentak, barisan penghadang itu
kemudian perlahan namun pasti mulai bisa
mengkoordinasikan diri. Dan perlahan mereka mulai
melakukan pengeroyokan terhadap para penyerbu
mereka. Bahkan sebagian mulai menyerang Tek Hoat yang
dilindungi Mei Lan dan Barisan 6 Pedang serta Kay Pang Cap It Ho Han. Perlahan namun pasti, pertempuran
berkobar dan semakin lama semakin sengit. Yang pasti, rencana awal Thian Liong Pang sudah gagal, dan yang tertinggal adalah pertempuran mengandalkan Ilmu Silat antara gerombolan Thian Liong Pang melawan
kelompokpendekar.
Menyadari hal tersebut, Ceng Liong dengan cepat
merubah cara bertempurnya, dengan cepat dia
berkelabat kesana kemari dan merobohkan lawan
dengan melukainya untuk tidak mampu melakukan
penyerangan lagi. Hal yang sama, juga mulai dilakukan kedua Pendekar Kembar, meniru apa yang dilakukan
Siangkoan Giok Lian. Karena itu, banyaklah korban
diantara anak buah Thian Liong Pang yang berhasil
dijatuhkan dalam serangan dadakan oleh para pendekar muda ini.
Sementara itu, dibawah kawalan Mei Lan dan Barisan
6 Pedang, Tek Hoat memastikan bahwa area
penghadangan rupanya bebas dari racun. Daerah
tempatnya berdiri sejak dari penghadangan ada sekitar TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
100 meter, dan mulai darisanalah dia kemudian terjun ikut menghajar para penghadang.
Tetapi, sampai sejauh itu, masih belum terlihat tanda-tanda bahwa Thian Liong Pang mengerahkan kekuatan
intinya. Para tokohnya belum satupun yang unjuk diri, baik para pemimpin utama yaitu ketiga Hu Pangcu
maupun Hu Hoat mereka yang terkenal ampuh dan
dahsyat itu. Tapi, justru keadaan itu menguntungkan para pendekar muda. Apalagi, tidak lama kemudian
barisan para pendekar juga kemudian bergabung.
Dan akibatnya terjadi pertarungan satu lawan satu,
dan membebaskan Ceng Liong berenam, para pendekar
muda itu untuk melakukan terobosan lebih jauh. Sesuai perjanjian, setelah terjadi pertempuran antara kaum pendekar melawan Thian Liong Pang di area yang
dibebaskan, maka Ceng Liong berenam dengan kawalan
Barisan 6 pedang dan Kay Pang Cap it Ho Han akan
bergerak lebih jauh sampai menembus batas hutan.
Padahal, batas hutan masih cukup jauh, masih
berkisar 1 km untuk sampai ke daerah yang lebih luas dan jarang pepohonan untuk kemudian melanjutkan sisa perjalanan 2 jam ke daerah aman kedua.
Pertarungan antara anak buah Thian Liong Pang
melawan para pendekar berlangsung dengan murni
mengandalkan kepandaian masing-masing. Sudah pasti, banyaklah yang menjadi korban dari pertempuran ini, di kedua belah pihak. Tetapi, karena banyaknya tokoh
utama Pendekar Tionggoan yang terlibat, maka korban di pihak Thian Liong Pang berjatuhan dari waktu ke waktu.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Sementara itu, kelompok pendekar muda yang terus
merangsek kedepan, juga semakin mendapat perlawanan hebat. Terutama Tek Hoat yang dilindungi secara ketat oleh Mei Lan dan Ceng Liong sedikit kebelakangnya, di sebelah kanan dan kiri. Keenam anak muda itu, bersama dengan Barisan 6 Pedang dan Kay Pang Cap it Hohan
memang diposisikan untuk membuka jalan dan dibarisan terdepan untuk bertarung dengan musuh.
Untunglah Barisan 6 Pedang yang memiliki gaya
kerjasama yang sangat tinggi, juga memiliki kemampuan yang luar biasa. Sama juga dengan Kay Pang Cap it
Hohan, yang bila maju bersama 11 orang akan menjadi lawan berat. Tapi, karena hanya bertiga, maka ketiganya lebih banyak bekerjasama satu dengan yang lain.
Pertempuran telah bergeser melewati 300 meteran
dari jarak yang dibuka Tek Hoat sebelumnya. Di pihak lawan sudah tak terhitung korban yang jatuh, demikian juga di pihak kelompok pendekar, sudah berkurang
hampir 20an orang banyaknya. Padahal matahari
bergeser semakin ke barat, paling lama 3-4 jam lagi matahari akan berhenti memberikan sinarnya bagi bumi, alias gelap.
Hal ini sudah diperhitungkan kedua pihak nampaknya.
Bila kelompok pendekar, terutama para anak muda itu, berpikir akan mampu menerobos hutan itu hingga
ketepiannya sebelum malam, maka kelompok penyerang
menyiapkan serangan untuk menahan mereka sampai
hari gelap. Dan bila itu terjadi, maka lebih banyak bahayanya daripada untungnya bagi kelompok pendekar.
Dan, setelah bisa menerobos sejauh setengahnya,
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
akhirnya kelompok dan barisan utama Thian Liong Pang mulai unjuk kekuatannya.
Saat serbuan kelompok utama itu, untungnya nyaris
bersamaan dengan menjelang selesainya pertempuran di arena pertama. Kelompok penyerang dan penghadang
pertama sudah banyak yang mundur dan melarikan diri, sehingga tidak lama kemudian kelompok pendekar
akhirnya bisa menggabungkan kekuatannya.
Termasuk Lo Han Tin Siauw Lim Sie yang bertarung
gagah berani mengawal para pendekar di bagian
belakangnya. Pada saat kelompok pendekar mulai
menggabungkan diri, Ceng Liong sedang berhadapan
dengan Hu Pangcu Pertama yang sudah unjuk diri. Dan dibelakangnya berdiri 3 Hu Hoat, masing-masing Koai Tung Sin Kay, Hek-i-Mo Ong, dan Bouw Lek Couwsu.
Berdiri bersama Hu Pangcu Pertama adalah Hu Pangcu
Ketiga, Tibet Sin Mo Ong dan Hu Pangcu Kedua yang
berdandan agak aneh. Nampaknya, inilah hu Pangcu
Kedua yang berasal dari Jepang, seorang samurai Jepang yang menakutkan dan memimpin 5 samurai Jepang
lainnya yang banyak mengganas dan membantai
pendekar pedang Tionggoan.
Inilah inti kekuatan Thian Liong Pang yang
menghadang kelompok pendekar. Nampaknya mereka
ringan-ringan saja mengorbankan anak buah mereka
yang hampir seratus orang terluka berat dan meninggal karena menghadang para pendekar.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Sisanya yang lain lagi selain terluka, sudah
menggabungkan diri dengan kelompok utama yang kini
di bawah pimpinan langsung Hu Pangcu Pertama. Hu
Pangcu yang identitasnya masih belum diketahui
siapapun, karena selalu menutupi wajahnya dan
identitasnya. Bahkan nampaknya, dikalangan Thian Liong Pang sendiri, status itupun agak misterius. Satu hal yang pasti, dia adalah salah satu tokoh kuat di Lam Hay Bun, karena ilmu intinya adalah ilmu ilmu Lam Hay Bun. Tapi, siapa gerangan tokoh selihay itu dikalangan Lam Hay Bun" Sungguh sulit ditebak.
"Hm, jadi inilah Bengcu baru pendekar-pendekar
Tionggoan, sungguh hebat, sungguh hebat" dengus Hu
Pangcu yang jelas-jelas agak jeri memandang Ceng
Liong. "Jadi, lagi-lagi tuan yang memimpin gerombolan
pengganas Thian Liong Pang. Bahkan sekarang sudah
lebih kurang ajar dan terang-terangan memusuhi
kelompok pendekar Tionggoan" Ceng Liong menjawab
tegas dan kini di belakangnya berdiri seluruh pendekar muda yang bertekad melawan Thian Liong Pang.
"Hahahahaha, siapapun yang melawan Thian Liong
Pang berarti lawan. Dan lawan harus dimusnahkan,
siapapun. Hm, anak muda, apa engkau masih cukup
punya keyakinan melawan Thian Liong Pang dengan
tampilnya sebagian besar kekuatan kami?"
"Bahkan tanpa kami berenampun, pendekar-pekdekar
Tionggoan masih sanggup membasmi pengganas seperti
Thian Liong Pang. Apalagi, sejak hari ini, pendekar-TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
pendekar Tionggoan sudah bertekad bertempur dan
membasmi kalian. Dari belakang kalian sudah menanti kelompok Kay Pang dan ratusan anak muridnya, dan ada ratusan pendekar Tionggoan lain yang sedang
berhadapan denganmu Hu Pangcu. Apa yang kau
banggakan lagi" Ceng Liong menjawab tegas.
"Hm, kalau bicara yang bener aja anak muda"
Suaranya masih garang, tapi tidak seangkuh sebelumnya.
"Kay Pang memiliki ribuan anak murid, Siauw Lim Sie, Bu Tong Pay, Kun Lun Pay, Thian San Pay, Hoa San Pay, Tiam Jong Pay, dan perguruan lainnya. Sekarang semua bangkit melawan Thian Liong Pang. Entah mau ditaruh dimana lagi kaki kalian" Ceng Liong menjawab tegas.
"Tidak mungkin, engkau ngibul anak muda"
"Mudah2an benar aku ngibul"
Sementara perdebatan itu berlangsung, para pendekar Tionggoan yang tersisa, baik yang masih bugar maupun yang terluka, kini berbaris di belakang ke-enam pendekar muda itu. Dan kemudian para sesepuhnya, terutama Kay Pang Hu Pangcu yang diminta memimpin pergerakan itu, bersama dengan Sian Eng Cu tampil merendengi Ceng
Liong. Dan dengan segera Pengemis Tawa Gila
memperdengarkan tawa khasnya:
"Hahahahahaha, jadi inikah pemimpin dedengkot
pengganas di dunia Kang Ouw itu. Pantas, pantas, selalu menyembunyikan diri, gaya dan cara orang-orang
pengecut" TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Hm, lancang" Terdengar dengusan dari deretan Hu
Hoat Hian Liong Pang disertai selarik sinar keemasan mengarah ke Pengemis Tawa Gila. Tetapi bersamaan
dengan itu, Tek Hoat yang sejak tadi mengawasi kakek berjubah emas itu sudah dengan sebat mendorongkan
tangannya penuh dengan kekuatan sinkangnya.
"Dessssss" Pengemis Tawa Gila, terdorong satu
langkah karena pukulan itu belum tiba ke sasaran, tetapi Tek Hoat terdorong sampai dua langkah, sementara si Kakek Jubah Emas hanya tergetar dan bergoyang-goyang tubuhnya. Disertai dengusan dingin yang keluar dari mulutnya"
"Huh" .....
"Nah, kan, terbukti lagi kalau tokoh-tokoh Thian Liong Pang gemar membokong. Bahkan tokoh-tokoh sepuh dan
terhormat merekapun, suka menyerang tanpa
memberitahu orang" Terdengar Tek Hoat berseru
memanasi lawan.
"Hm, anak muda, bila memang engkau berkeinginan
melanjutkan pertempuran kita sebelumnya, mari ....
mari, aku Kim-i-Mo Ong bersedia menuntaskanmu"
berkata orang tua berjubah emas itu sambil melangkah maju kedepan.
Hu Pangcu Pertama yang menginginkan waktu
berlarut-larut agar malam menjelang datang,
membiarkan saja kakek berjubah emas, Kim-i-Mo Ong
untuk melakukan aksinya. Karena memang dia
menghendaki waktu berlarut dan malam menjelang
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
datang. Tapi, Ceng Liong yang meski bukan ahli strategi, tetapi berwatak kepemimpinan yang kuat dan
memikirkan para pendekar yang kelelahan dan berjumlah jauh lebih sedikit, tiba-tiba maju bicara:
"Hm, apakah cara ini ingin Hu Pangcu gunakan untuk
menahan kami sampai malam ditempat ini?" tegas Ceng Liong bicara, dan mengagetkan para pendekar bahwa
kemalaman di hutan akan sangat merugikan mereka.
"Apakah kalian takut dengan pertarungan itu anak
muda?" Hu Pangcu menjawab sinis
"Takut. Hm, Hu Pangcu, tidak ada rasa takut melawan kebengisan kalian. Tapi adalah bodoh membiarkan kami semua berada di kegelapan menunggu serangan gelap
kalian" "Baiklah, bila kalian mampu memenangkan babakan
pertarungan melawan Para Hu Hoat kami, dan ditambah dengan Ketiga Hu Pangcu Thian Liong Pang, maka kami akan membiarkan kalian bebas berlalu dari hutan ini.
Tapi kami tidak berjanji untuk memburu kalian selepas dari hutan ini. Bila kalian kalah, maka kalian harus bermalam disini dengan segala resikonya. Bagaimana
anak muda, berani?" Suara Hu Pangcu bernada
mengejek dan menghina, terutama karena yakin akan
kemampuan Hu Hoat mereka, dan belum mengetahui
bahwa selain Ceng Liong, Tek Hoat dan Mei Lan serta Giok Lian, masih terdapat sepasang Pendekar Kembar
yang tidak kurang lihaynya.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Disisi lain, Ceng Liong yang telah memahamkan
kembali satu pengertian yang memperdalam


Kisah Para Naga Di Pusaran Badai 2 Karya Marshall di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kemampuannya, merasa yakin sanggup menahan Koai
Tung Sin Kay. Dan semoga Tek Hoat yang dengannya
sudah berbagi apa yang dipahamkannya, mampu
menarik manfaat besar, meski belum sempat berlatih
lebih jauh. Demikian juga Mei Lan, dia yakin akan sanggup
menahan baik Bouw Lek Couwsu ataupun Kim-i-Mo Ong
setelah pengalaman mereka yang terakhir. Sedangkan
ketiga Hu Hoat pasti bisa diimbangi Pendekar Kembar dan Giok Lian. Karena itu, akhirnya dengan berani Ceng Liong berkata:
"Baik, atas nama perjuangan kami bereenam melawan
para pengganas Thian Liong Pang, kami menerima
tantangan ini" Ceng Liong cerdik mengatas namakan
mereka berenam dan bukannya semua pendekar.
"Tidak, kalian berenam mewakili semua pendekar
Tionggoan, sejauh ucapan Hu Pangcu bisa dipegang"
tegas Pengemis Tawa Gila yang disetujui oleh Sian Eng Cu dengan anggukan.
"Tapi, apakah ucapan Thian Liong Pang bisa
dipegang?" Berseru Sian Eng Cu
"Kurang ajar, akulah jaminannya. Apa kata-kataku
tidak bisa dipegang?" Kim-i-Mo Ong yang sudah terlanjur maju, menjadi marah dan mendelik kearah Sian Eng Cu dan Pengemis Tawa Gila.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Baik, jika jaminannya adalah Kim-i-Mo Ong dan Koai Tung Sin Kay, maka kami sangat percaya" Sian Eng Cu sangat yakin dengan ucapan dan kata-kata maha iblis yang pernah karena janji mereka mengeram 40 tahun
dalam pengasingan.
"Nah, jika demikian, pertarungan sudah boleh dimulai bukan. Anak muda, mari kita lanjutkan permainan kita.
Ingin kulihat sampai berapa lama engkau bisa bertahan melawanku"
"Sebentar locianpwe, apakah tidak sebaiknya
pertarungan dibatasi sampai 100 atau 200 jurus?"
bertanya Ceng Liong memancing.
"Tidak, harus sampai ada yang kalah" dengus Koai
Tung Sin Kay dan memang justru ini yang diinginkan
Ceng Liong. Dengan tiada membatasi jurus, memang
pertarungan menjadi lebih lama, tetapi anak-anak muda itu bisa memanfaatkan keuletan dan nafas mereka untuk bertahan menguras daya tahan orang tua lawan mereka.
"Baik Tek Hoat, majulah" Berkata Ceng Liong sambil
kemudian mengingatkan melalui ilmu penyampai suara
"Ingatlah, memukul bukan dengan amarah, bukan
dengan benci, tetapi dengan kasih yang menghidupkan".
"Baik" Tek Hoat melangkah dengan semangat dan
keyakinan baru, dan menjawab Ceng Liong atas 2
kalimat yang diterimanya dengan indra berbeda.
"Silahkan memulai orang muda, engkau bebas
menggunakan apa saja, termasuk senjata kayumu itu"
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Kim-i-Mo Ong dengan penuh keyakinan. Dan Tek Hoat
memang tidak akan terikat dengan aturan apapun
dengan kalimat orang tua itu. Tapi, Tek Hoat maju
dengan keyakinan yang baru, meski dia masih belum
sempat berlatih dengan pemahaman yang membaharui
kesanggupan dan pemahaman barunya itu.
Karena itu, dengan keyakinan barunya itu dia merasa bebas untuk menggunakan ilmunya yang manapun, baik
bersenjata maupun dengan tangan kosong. Dengan
didahului ucapan "awas serangan" diapun menyerang
Kim-i-Mo Ong disertai pandangan penuh kekhawatiran
dari kalangan para pendekar.
Meski tahu Tek Hoat sangat sakti, tetapi, mereka
masih belum yakin kemampuannya untuk mengimbangi
Kim-i-Mo Ong. Beberapa dari mereka, bahkan mulai
bersungut-sungut dan sangat khawatir. Bahkan ada
seorang dua orang yang mulai berpikir untuk lari dari rombongan.
Sementara itu, hasil serangan Tek Hoat yang
menyerang tidak dengan emosi "benci" ataupun "marah", telah membentur kekuatan Kim-i-Mo Ong. Tetapi kali ini, beda dengan pertarungan sebelumnya dia tidak merasa kesakitan. Meksipun tangannya memang tergetar.
Fakta ini mengagetkan Tek Hoat, tetapi tidak disadari Kim-i-Mo Ong, karena dia memang sadar akan
kemampuan Tek Hoat. Otomatis, semangat bertempur
Tek Hoat meningkat dengan moral yang luar biasa
kuatnya. Dengan lancar dia memainkan Tah Kauw Pang
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Hoat dan menghasilkan tutukan, sodokan dan serangan yang justru jauh lebih tajam dari sebelumnya.
Bahkan, dari pancaran muka Tek Hoatpun, sama
sekali tidak kelihatan rasa jeri maupun rasa marah. Dia memang membiarkan semua mengalir, sebagaimana
berkali-kali gurunya dulu memintanya melakukan
pergerakan dan pertarungan secara santai tanpa rasa amarah. Kali ini, malah dengan keyakinan bahwa
kemenangannya akan membebaskan Kim-i-Mo Ong dari
kesesatan, membuatnya mampu mengeluarkan
kemampuan terbaiknya.
Mampu mengimbangi Kim-i-Mo Ong. Adalah justru Mei
Lan yang nampak lebih kaget dan khawatir bagi Tek
Hoat, karena sempat menyaksikan bahwa Tek Hoat
masih berada disebelah bawah kemampuan Kim-i-Mo
Ong pada pertempuran siang tadi.
"Liong ko, mengapa engkau membiarkan Hoat ko yang
maju" Aku melihatnya masih belum mampu
mengimbangi Mo Ong tadi siang" bisiknya khawatir
kepada Ceng Liong.
"Tenanglah Lan Moi, dan tunggulah. Minimal, Tek
Hoat akan sanggup mengimbangi kakek sakti itu"
"Engkau yakin sekali koko?"
"Apakah engkau sudah meyakinkan pesan yang
dibisikkan ke telinga kita?"
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Sudah koko, bahkan berhasil mengalahkan kedua
samurai itu"
"Nah, pesan buatku dan Tek Hoat sudah kupahamkan,
dan sudah kudiskusikan dengan Tek Hoat"
"Engkau yakin koko?"
"Dibutuhkan keuletan dan kerja keras nantinya. Kita lihat nanti. Engkau harus bersiap menghadapi Bouw Lek Couwsu Lan Moi"
"Baik jika demikian koko"
"Satu lagi Lan Moi, apakah engkau sudah berbicara
dengan Giok Lian?"
"Soal apa apa koko?"
"Pengalaman menghadapi samurai Jepang ... dan soal
kecepatan itu"
"Sudah koko, dan sepertinya enci Giok Lian sudah
memahaminya. Tapi seperti Koko Tek Hoat, juga belum sempat mempraktekkannya"
"Sebaiknya engkau membimbingnya sebentar.
Pertempuran Tek Hoat akan makan waktu panjang"
"Baiklah koko" Dan Mei Lanpun beranjak kearah Giok
Lian. TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Sementara itu, Kim-i-Mo Ong sendiripun mengalami
kekagetan. Meskipun dia tidak jatuh di bawah angin, tetapi dia seperti menghadapi Tek Hoat yang mengalami kemajuan hebat hanya dalam waktu beberapa jam.
Bila dalam pertarungan sebelumnya Tek Hoat sering
meringis kalah tenaga, dan kerepotan menghadapi
serangannya, kali ini beda. Tek Hoat seperti mengerti apa yang akan dilakukannya, bahkan juga kemampuan
mengeluarkan tenaga yang pas untuk menangkis dan
memukul jauh berbeda.
Karena itu, Kim-i-Mo Ong, justru menjadi penasaran
sekaligus senang. Dia benar-benar menghadapi lawan
yang memancing semua kemampuannya untuk bisa
dikeluarkan. Dan lawannya sungguh sanggup
meladeninya. Hal yang sama dirasakan oleh para penonton. Bahkan
Kaypang Hu Pangcu yang sebelumnya ikut merasa
khawatir, kini merasa terharu melihat tunas
perguruannya bertarung hebat. Dia merasa sangat
terharu mengingat bakti pangcu sebelumnya, guru besar Kiong Siang Han yang telah meninggal dan melahirkan tokoh sehebat Tek Hoat.
Sungguh dia bangga dan terharu. Demikian juga para
sesepuh pendekar Tionggoan, seperti menyaksikan
kembali si pengemis sakti Kiong Siang Han beraksi dalam diri murid penutupnya. Dan sebersit kepercayaan dan harapan perlahan namun pasti tumbuh dalam benak dan sanubari mereka. Bahkan yang meragukan keputusan
Ceng Liong sebelumnya mulai berpikir-pikir kembali
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
melihat bagaimana Tek Hoat melakukan perlawanan
yang luar biasa.
Tanpa terasa 50 jurus sudah berlalu, sementara
pertarungan masih berjalan imbang. Saling pukul dan tangkis dengan sebat dan cepat. Jikapun ada keunggulan Kim-i-Mo Ong hanyalah pada matang dan menangnya dia dalam pengalaman bertempur. Tetapi, menghadapi
ketenangan dan keuletan Tek Hoat, kemenangan itu jadi tidak bermakna banyak.
Dengan menggunakan Kim i Sin Kun Hoat, Mo Ong
terus menerus menyerang Tek Hoat yang bersilat dengan Tah Kauw Pang Hoat. Toya pendeknya berkelabat-kelabat mengejar pukulan Mo Ong dan beberapa kali
menahan serangan itu justru ditengah jalan. Karena
ketenangannya, maka Tek Hoat bisa melihat bagaimana dan akan kemana jurus Mo Ong, dan dengan cepat dia
mencegat ditengahnya dengan tutukan dan sodokan toya kayunya yang ulet dan mujijat.
Mendapati bahwa sangat sulit mendesak Tek Hoat,
Kim-i-Mo Ong mulai menggunakan kembali jurus
mujijatnya Kim Coan Kut Ci (Jari Emas Penembus
Tulang). Dari tangannya keluar suara mencicit-cicit yang sangat mengerikan, disertai kelabatan sinar keemasan menyambar kesana kemari.
Untuk mengimbanginya, Tek Hoat memainkan Hang
Liong Sip Pat Ciang, sambil toyanya bergerak dalam jurus Toa Hong Kiam Sut. Dan kembali Kim-i-Mo Ong tidak
dapat mendesak dan mengambil keuntungan dari
penggunaan jurusnya tersebut. Sementara itu, Tek Hoat TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
semakin menemukan keyakinan akan diri dan ilmunya.
Dengan tenang dan penuh keyakinan dia memainkan
ilmunya yang nampak malah semakin lama semakin
matang. Dia sanggup mengunci kehebatan Kim Coan Kut Ci
dengan Hawa pedang Toa Hong Kaim Sut yang
dimainkan dengan Toya. Sementara dia bergerak dengan kuat dan kokoh dan memukul lengan dan jemari lawan
dalam ilmu Hang Liong Sip Pat Ciang.
Bahkan memasuki jurus ke-150-an pun, Kim-i-Mo Ong
tetap tidak memperoleh keuntungan apapun, dan
semakin lama semakin heran dengan kemampuan Tek
Hoat yang kini bahkan sanggup mengimbanginya. Dia
memang tidak pernah terdesak, tetapi sesekali mampu mendesak lawan, tetapi tidak sanggup mendesak lebih jauh.
Hanya dengan pengalamannya dan kematangannya
sajalah yang membuat sesekali dia mendesak Tek Hoat.
Tapi, Tek Hoat kini dengan cepat bisa menemukan diri dan melanjutkan perlawanan untuk menciptakan kondisi yang lebih seimbang. Tek Hoat sempat keteteran
sebentar ketika Mo Ong memadukan Kim Coan Kut Ci
dengan hawa racun dari Ilmu Ngo Tok Kim Ciang
(Tangan Emas Panca Racun).
Tetapi, tidak lama kemudian dengan memainkan Pek
lek Sin Jiu dia bisa membakar hawa beracun yang
mendekatinya. Dalam hal hawa keras atau yang kang
dari pek Lek Sin Jiu, bahkan Tek Hoat masih lebih
matang ketimbang Ceng Liong. Karena itu, disekeliling TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
tubuhnya berdesis-desis hawa Kim Coan Kut Ci serta
hawa beracun yang ditawarkan oleh hawa keras dari Pek lek Sin Jiu.
Bahkan lebih dari suara mendesis dan mencicit itu,
Tek Hoat kemudian mulai meledakkan pukulan
tangannya menggunakan jurus-jurus awal dari Pek Lek Sin Jiu. Ilmu pukulan warisan gurunya, Kiong Siang Han, yang sangat tinggi daya rusak dan daya ledaknya. Sesuai dengan namanya Pukulan Petir.
Penasaran, Kim i Mo Ong memainkan tata gerak
mujijatnya yang diberi nama olehnya Kim Coa Ong Hoan Sin (Raja Ular Emas Membalikkan Tubuh). Tubuhnya
bagaikan ular yang membalik-balikkan tubuh dan sedikit berbau "sihir". Karena memang ilmu gerak ini
mencampurkan kemampuan sihirnya dengan tata gerak
yang melahirkan hawa mujijat.
Tetapi, ketenangan Tek Hoat serta pengerahan
Sinkang yang semakin meningkat membuatnya sanggup
mengatasi ilmu mujijat Kim i Mo Ong. Meski Mo Ong
tetap bergerak-gerak menggeliat dan meluncurkan
serangan berbahaya dengan ilmu jari penembus
tulangnya, tetapi masih sanggup ditahan Tek Hoat.
Apalagi karena dia mulai memasuki penggunaan jurus
Pek lek Sin Jiu pada jurus kelima yang hebat
membahana. Udara sekitar benar-benar tercekam oleh
geledek yang bertalu-talu serta kilatan cahaya emas yang tajam menusuk.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Para penonton sampai lupa memberi tepuk tangan
atau menyemangati jago mereka. Semua terpaku pada
betapa hebat dan betapa luar biasanya pertarungan
tersebut. Pertarungan yang masih belum menunjukkan
tanda-tanda akan berakhirnya pertarungan meski sudah melampaui 25 jurus. Tek Hoat masih dan makin kokoh.
Mo Ong juga masih tetap bersemangat dan penasaran
untuk mendesak lawan yang jauh lebih muda. Sayang,
bahwa hal itu ternyata sangat sulit dilakukan. Dan lama kelamaan diapun sadar, bahwa jika pertarungan ini
dilanjutkan terus, daya tahannya yang akan terganggu.
Dan nampaknya lawan mudanya itu, memang sengaja
mempertahankan diri secara ketat dan tidak bernafsu untuk mendesaknya dengan serangan-serangan telak,
karena sadar bahwa pertrarungan itu akan lama.
Menyadari taktik ini, maka Kim i Mo Ong akhirnya
mempertimbangkan untuk mulai meningkat pada
penggunaan ilmu ilmu pamungkasnya. Yaitu penggunaan Kim i Hoatsut (Sihir Baju Emas) yang dipadukan dengan Kim Liong Hiat Ciu Leng, yakni ilmu yang memadukan
Kim Coan Kut Ci dengan hawa racun Ngo Tok Kim Ciang.
Ilmu Sinkang Baju Emas, sebetulnya merupakan
sebuah Ilmu aliran lurus, yang sayangnya sudah dilatih secara menyimpang oleh Kim i Mo Ong. Ditangannya
Ilmu ini dikembangkan secara menyimpang dan bahkan
kemudian dicampur dengan hawa beracun. Karena itu,
sinar gemilang Ilmu Jubah Emas justru kehilangan
cahaya gemilangnya, berganti cahaya emas redup karena kandungan racun.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Tapi meskipun demikian, Kim i Mo Ong mampu
memadukan sinkang itu dengan ilmu-ilmu lainnya yang meningkatkan daya mujijat sinkang hebatnya itu. Dalam Ilmu Kim Liong Hiat Ciu Leng, maka Tangan dan jari Mo Ong akan berubah menjadi layaknya tangan emas
berdarah yang mengandung maut. Baik ketajamannya
maupun hawa beracunnya. Dan dalam pengaruh
kekuatan sihir, maka jari dan tangan itu akan berubah menjadi demikian banyak dan mengancam lawan yang
terpengaruh sihir tersebut.
Semakin lama pertarungan menjadi semakin
berimbang. Tek Hoat sudah menemukan kepercayaan
dirinya, bahkan sudah sangat tebal. Diapun memainkan strategi menguras tenaga lawan. Karena itu, dia tidak pernah mendesak Mo Ong, selain memang dia kesulitan untuk mendesak. Kehebatan pemahaman barunya
berada pada titik maksimalisasi kemampuan ilmu-
ilmunya, tetapi dalam daya serang tidak berpengaruh banyak.
Pada saat Mo Ong berpikir-pikir untuk menggunakan
Ilmu-ilmu pamungkasnya, Tek Hoat berada dalam
persiapan memuntahkan jurus ke-7 dari Pek lek Sin Jiu Sejuta Halilitar Merontokkan Mega. Persiapannya
menggunakan jurus pamungkas sedikit terhambat ketika ledakan bertalu-talu seakan mengejarnya kemanapun dia pergi.
Untuk pertama kalinya dia terdesak oleh hebatnya
serangan lawan. Kemanapun dia bergerak, tubuhnya
seakan dibayangi oleh telapak tangan yang mengejarnya dengan dentuman halilintar yang bertubi-tubi. Bahkan TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
penontonpun harus melangkah mundur dari arena itu
untuk mengurangi daya ledak di telinga mereka.
Sementara Mo Ong baru bisa terhindar dari kejaran
telapak mau itu setelah melangkah dalam jurus gerak mujijatnya Raja Ular Emas Membalikkan Badan.
Tetapi, itu membuatnya merasa bergidik, karena
kejaran jurus ke-7 ini sungguh-sungguh pernah
dilihatnya dimainkan oleh Kioong Siang Han. Dan kali ini, kembali dia menyaksikan jurus ampuh itu ditujukan
atasnya dan membuatnya pontang panting
menyelamatkan diri.
Maka, ketika Tek Hoat mempersiapkan jurus ke-8
Halilintar Meledak Bumi Melepuh, Mo Ong tidak lagi mau berayal. Sebelum jurus ke-8 itu menjelang datang, dia sudah mengeluarkan bentakan dengan suara penuh
wibawa: "pandang aku anak muda ". Aku adalah Naga emas
yang akan menelanmu"
Untunglah Tek Hoat sedang dalam konsentrasi penuh
menggunakan jurus ke-8, sehingga pengaruh sihir tidak bermakna banyak. Tetapi, betapapun telah
mengguncang kepercayaan dirinya, dan sedikit


Kisah Para Naga Di Pusaran Badai 2 Karya Marshall di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

membawanya pada tingkat konsentrasi semula.
Menyerang dan memukul karena "terkejut" atau karena
"emosi yang lain".
Tapi itupun masih beruntung, karena dia terbebas dari kehilangan ketika dan waktu diserang lawan dengan ilmu pamungkas yang berbau sihir. Karena itu, meski jurus TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
ke-8 Pek Lek Sin Jiu terlontar tidak dengan kekuatan maksimal, tetapi masih sanggup melepaskannya dari
jerat sihir. Dan terjadilah benturan menggila, ketika keduanya mengadu pukulan:
"duuuuuuaaaaar ".. plak ". Plak, desss" keduanya
terdorong mundur oleh benturan tenaga mujijat kedua pihak. Hanya kali ini, Tek Hoat mundur dengan 5 langkah kebelakang, sementara lawannya hanya mundur 4
langkah. Terutama akibat pecahnya konsentrasi Tek Hoat pada saat-saat terakhir.
Tapi, setelah terlontar mundur, Tek Hoat akhirnya
mampu menyadari apa yang terjadi. Lawan nampaknya
berusaha mempengaruhinya dengan kekuatan mujijat
yang dia tahu cirinya menurut penjelasan gurunya. Ilmu sihir. Dan, hanya ada satu cara melawannya, cara yang sudah dikuasainya: Sin-kun Hoat-lek (Ilmu Sihir Silat Sakti).
Ilmu mujijat terakhir yang diciptakan gurunya
berdasarkan kekuatan Yang Kang yang kemudian
dikombinasikan dengan kekuatan Im Kang, dan
berkekuatan mujijat menolak serangan daya sihir.
Bahkan, bisa menjerumuskan lawan dalam penguasaan
sihir oleh ilmu tersebut. Terjebak dalam kekuatan mujijat yang hadir dalam penggunaan ilmu itu.
Dan, kali ini, Tek Hoat akan kembali
menggunakannya. Pertama kali setelah dia dinyatakan sanggup menggunakannya secara baik menurut gurunya.
Tidak ada cara lain lagi untuk melawan si Iblis Jubah Emas, karena sang iblis mulai menggunakan Ilmu-ilmu TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
berperbawa sihir dengan kekuatan luar biasa yang
melambarinya. Maka dengan menekan emosinya, kini Tek Hoat
berkonsentrasi penuh pada penguasaan diri dan
penguasaan ilmunya. Dihadapannya, kembali dia melihat Kim i Mo Ong yang asli, bukannya Naga Emas yang
barusan dipukulnya dan terpental kebelakang bersama dengannya. Setelah melihat kembali kondisi normal Kim i Mo Ong, dan menenangkan dirinya dan menemukan
konsentrasinya, Tek Hoat kembali bersiap menyerang
dan diserang. Tapi, kali ini dia tidak menunggu diserang, tetapi
mendahului menyerang dalam Ilmu pamungkasnya ......
dan dihadapi dengan jurus dan ilmu pamungkas yang
tidak kurang hebatnya.
Hanya beberapa orang saja yang masih sanggup
mengikuti perkelahian selanjutnya. Karena bagi banyak penonton, yang bertarung sudah bukan bebentuk
manusia. Banyak dari mereka melihat Kim i Mo Ong
berubah menjadi Naga Emas, sementara Tek Hoat
menjadi tidak kurang besarnya melawan Naga Emas itu.
Bahkan tubuhnya diselimuti awan putih panas, hawa
khikang tingkat tinggi dan mampu menepis semua
serangan tajam besinar keemasan diseputar tubuhnya.
Geletar-geletar panas dari tubuhnya semakin menyebar dalam diameter yang lebih luas, dan yang tidak tahan dengan terpaksa kembali mundur dari arena. Benar-benar pertarungan tingkat tinggi yang jarang ada.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Dari langkah perlahan sampai pesat, diperagakan Tek Hoat yang sudah bersembunyi dibalik hawa khikangnya dan menghancurkan dan menawarkan hawa beracun
yang berkelabat mengitarinya.
Bahkan Ceng Liong yang sudah tidak
mengkhawatirkan pertarungan itupun sampai menahan
nafas menyaksikan kehebatan kedua orang itu. Serangan mereka dilakukan dengan gaya yang sederhana, saling tuding dan saling tangkis dengan gerakan sederhana.
Tetapi, tidak lagi sembarang mata yang sanggup
mengikutinya akibat tebalnya sinar putih panas dan sinar emas tajam yang menyelubungi kedua tubuh yang terus bergerak cepat kadang, lambat kadang.
Dan kembali Kim i Mo Ong kecele dan mulai panik,
karena lawan ternyata membekal ilmu mujijat yang
sanggup menahannya dan sanggup mendesak dia.
Untungnya dia masih unggul pengalaman dan
kematangan, jika tidak, menunggu 2 tahun lagi, lawan muda ini akan mampu mengalahkannya. Karena itu, dia harus berusaha membinasakannya. Tapi, apakah
mungkin" Dalam kondisi saling serang dengan kekuatan tenaga
dalam dan kekuatan batin yang berlebihan itu, Tek Hoat maupun Mo Ong semakin kehilangan banyak tenaga.
Tetapi mereka masih tetap berkeras, walaupun
pertempuran sudah berjalan 500 jurus lebih.
Kedua tubuh itu masih saling belit dan masih saling kait untuk saling bertahan dan menyerang. Sudah cukup jelas bagi mata ahli, bahwa keduanya dalam keadaan
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
seimbang. Tapi, karena daya tahan Tek Hoat lebih dari Mo Ong, terutama karena perbedaan usia, maka bila
dilanjutkan, sudah jelas bahwa Mo ong bakal menemui kekalahan tragis.
Tapi, itupun hanya mungkin didapat dengan kondisi
luka dalam Tek Hoat yang bisa dipastikan tidaklah
ringan. Dan sudah tentu Ceng Liong tidak menginginkan hal itu terjadi. Dan karenanya, setelah berpikir sejenak, maka dengan nada bijak kemudian Ceng Liong berseru:
"Hu Pangcu, nampaknya kita harus menghitung
pertandingan pertama ini dengan seimbang. Bagaimana pemikiranmu?"
"Hm, anak muda, nampaknya memang demikian"
Para tokoh sepuh banyak yang sebenarnya
menyayangkan mengapa Ceng Liong mengambil langkah
memutuskan pertarungan seimbang. Tetapi beberapa
dari merekapun merasa keputusan Ceng Liong cukup
tepat. Apalagi, seorang Tek Hoat sanggup menahan
imbang Kim-i-Mo Ong, merupakan sebuah prestasi yang sangat luar biasa. Dengan segera nama Tek Hoat
membubung ke angkasa, semakin menambah harum
Pedang Golok Yang Menggetarkan 12 Pendekar Bodoh Karya Kho Ping Hoo Renjana Pendekar 10
^