Pencarian

Nurseta Satria Karang Tirta 11

Nurseta Satria Karang Tirta Karya Kho Ping Hoo Bagian 11


Ki Patih Narotama mengangguk. "Badanku rasanya tidak
sehat, panas dingin dan kepala rasanya pening. Karena itu,
aku serahkan pimpinan pasukan kepadamu, Puspa Dewi.
Pimpinlah pasukan kita untuk menyerang Wengker."
836 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Baik, Gusti Patih. Saya siap melaksanakan perintah!" kata
Puspa Dewi tegas.
"Nanti dulu, Gusti Patih!" Senopati Tanujoyo berseru
dengan alis berkerut. "Saya mendapat perintah langsung dari
Kanjeng Gusti Sinuwun untuk menjadi wakil Gusti Patih
memimpin pasukan menyerang dan menundukkan Parang
Siluman! Gusti Sinuwun sendiri yang mengangkat saya
menjadi wakil Paduka. Kalau sekarang Paduka sakit dan tidak
dapat memimpin pasukan, sesuai dengan perintah Gusti
Sinuwun, semestinya saya yang mewakili Paduka memimpin
pasukan. Mengapa Paduka serahkan kepada Ni Puspa Dewi"
Ini berarti menyangkal perintah Gusti Sinuwun, dan saya tidak
berani melakukan itu! Pula, Gusti Sinuwun, memerintahkan
agar pasukan menyerang Parang Siluman, bukan Wengker
lebih dulu. Maka, maafkan, Gusti Patih, terpaksa saya tidak
menyetujui perintah Paduka. Ni Puspa Dewi memang gagah
perkasa dan sudah berjasa terhadap Kahuripan, akan tetapi
maaf, ia bukan senopati, maka tidak selayaknya memimpin
pasukan Kahuripan. Sekarang, saya yang berhak
menggantikan kedudukan Paduka dan memimpin pasukan! Ni
Puspa Dewi, kalau suka membantu Kahuripan, akan menjadi
pembantu utama saya. Maaf, Gusti Patih, sekarang saya akan
memberangkatkan pasukan. Mari, Ni Puspa Dewi!"
837 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Senopati Tanujoyo keluar dari kamar di kuti para perwira
yang tentu saja membenarkan dia dan tidak berani mengubah
perintah Sang Prabu Erlangga. Puspa Dewi ragu-ragu dan
bingung, memandang kepada Ki Patih Narotama. Ki Patih
Narotama menghela napas panjang dan berkata kepada
Puspa Dewi. "Pergi dan taatilah dia, Puspa Dewi, karena dia itu menurut
hukum benar. Tidak baik bagimu menganggap aku lebih
penting dari Sang Prabu Erlangga yang harus engkau taati
perintahnya."
Puspa Dewi keluar dan terpaksa ia membantu Senopati
Tanujoyo yang mengerahkan pasukannya, bukan ke Wengker
melainkan ke Parang Siluman!
Setibanya di jalan simpang dan melihat pasukan hendak
dibelokkan ke Parang Siluman, Puspa Dewi mencoba untuk
mengingatkan Senopati Tanujoyo.
"Paman Senopati, maaf, apakah tidak keliru mengambil
jalan" Bukankah seharusnya kita mengambil jalan itu yang
menuju ke Wengker seperti dipesan Gusti Patih Narotama?"
"Ni Puspa Dewi, seorang punggawa kerajaan hanya patuh
dan setia kepada atasannya, dalam hal ini yang paling tinggi
dan harus dipatuhi adalah Sang Prabu Erlangga. Kalau tidak
ada perintah langsung dari Gusti Sinuwun, tentu saja saya
838 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
akan patuh kepada perintah Gusti Patih Narotama sebagai
atasan saya. Akan tetapi ada perintah langsung yang sudah
jelas dari Sang Prabu Erlangga, yaitu agar pasukan kita
menyerang Parang Siluman lebih dulu. Mana bisa perintah
langsung Sang Prabu Erlangga diubah begitu saja oleh Ki
Patih Narotama" Saya tidak berani melanggar perintah Gusti
Sinuwun, Ni Puspa Dewi."
Puspa Dewi menjadi bingung. Kalau saja tidak ada urusan
itul Kalau saja putera Ki Patih Narotama tidak dijadikan
sandera di Parang Siluman. Tentu ia dengan senang hati akan
membantu sekuat tenaga kepada Senopati Tanujoyo. Selagi
ia kebingungan karena Senopati Tanujoyo sudah
menggerakkan kudanya sehingga ia terpaksa mengikutinya,
tiba-tiba tampak bayangan berkelebat dan tahu-tahu Ki Patih
Narotama telah berdiri menghadang di tengah jalan. Wajahnya
yang biasanya tenang dan cerah penuh senyum itu kini
tampak menyeramkan, matanya mencorong dan alisnya
berkerut. "Berhenti semua! Kakang Senopati Tanujoyo, sudah
kukatakan kepadamu. Bawalah pasukanmu ke Wengker dan
serang Kadipaten Wengker!"
Senopati Tanujoyo adalah seorang senopati yang setia
kepada Sang Prabu Erlangga. Diam-diam dia memang agak
marah dan iri kepada Ki Patih Narotama karena dia tidak
839 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dipilih untuk membantu dalam gerakan pembersihan pasukan
Kahuripan. Kini, melihat Ki Patih Narotama menghilang di
jalan, dia lalu melompat turun dari atas punggung kudanya
dan menghampiri Patih itu.
"Gusti Patih, apa yang Paduka lakukan ini" Kami
melaksanakan perintah Gusti Sinuwun untuk menyerang
Parang Siluman, siapa yang berani menghalangi?"
"Aku yang menghalangi! Bawa pasukan ini menyerang
Wengker! Kalau Andika lanjutkan menyerang Parang Siluman,
aku melarangmu!"
Senopati Tanujoyo menjadi marah. Mukanya berubah
kemerahan dan dia melangkah maju menghampiri, "Hei, Ki
Patih Narotama! Andika berani menentang perintah Gusti
Sinuwun, berarti Andika hendak memberontak terhadap Sang
Prabu Erlangga" Aku tahu, Andika tentu hendak melindungi
Lasmini, bekas selir yang kini berada di Parang Siluman!"
"Tutup mulutmu dan pergilah!" bentak KI Patih Narotama.
"Sang Prabu Erlangga telah memberi purbawisesa
(wewenang, kekuasaan), siapa yang menentang perintah
beliau harus kubinasakan!" Setelah berkata demikian,
Senopati Tanujoyo sudah mencabut kerisnya dan menyerang
Ki Patih Narotama. Akan tetapi Ki Patih Narotama
menyambutnya dengan dorongan tangan dan tubuh senopati
840 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
itu terpental dan jatuh terjengkang! Dia bangkit lagi dan
memberi aba-aba kepada beberapa orang perwira
pembantunya. "Tangkap pengkhianat pemberontak!"
Lima orang perwira maju dengan ragu-ragu untuk
menangkap Ki Patih Narotama, akan tetapi dengan beberapa
gerakan saja Ki Patih Narotama telah merobohkan mereka
dengan tamparan dan tendangannya, tanpa melukai berat
apalagi membunuhnya. Senopati Tanujoyo masih ngotot dan
hendak menyerang lagi, akan tetapi tiba-tiba Puspa Dewi
melompat di depannya.
"Paman Senopati, hentikan semua serangan ini! Andika
tidak akan menang melawan Gusti Patih Narotama dan tidak
baik berkelahi antara rekan sendiri. Sebaiknya Andika
melaporkan hal ini kepada Gusti Sinuwun karena hanya beliau
yang berhak untuk memutuskan perkara ini."
Karena jelas bahwa gadis ini tidak akan membantunya
mengeroyok Ki Patih Narotama, dan dia harus mengakui
bahwa dia dan semua perwira pasti tidak akan mampu
mengalahkan Patih itu, dan percuma saja mengerahkan
pasukan karena semua perajurit itu pasti tidak akan berani
melawan Ki Patih Narotama, maka Senopati Tanujoyo berkata
841 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dengan marah. "Baiklah, akan kulaporkan Andika kepada
Gusti Sinuwun, Ki Patih Narotama!"
Setelah berkata demikian, Senopati Tanujoyo menyuruh
pasukannya mundur dan untuk sementara berhenti dan
membangun perkemahan di situ. Adapun dia sendiri lalu
mengajak pasukan pengawal untuk cepat-cepat kembali ke
Kota Raja Kahuripan untuk melaporkan larangan Ki Patih
Narotama terhadap gerakan pasukannya yang hendak
menyerang Parang Siluman itu.
Puspa Dewi tinggal di situ sebagai wakil Senopati Tanujoyo
untuk memimpin dan mengawasi pasukan. Beberapa kali ia
menemui Ki Patih Narotama dan membicarakan urusan itu.
Akan tetapi mereka tidak menemukan jalan terbaik untuk
mengatasi masalah rumit itu.
"Tidak ada lain jalan bagiku, Puspa Dewi. Aku harus
menetapi janjiku kepada Lasmini karena aku tidak ingin
melihat anakku dibunuh. Pula, aku sudah melepas janji bahwa
selama anakku ditahan di Parang Siluman, aku tidak akan
menyerangnya. Tidak mungkin aku melanggar janji dan lebih
lagi, tidak mungkin aku membiarkan anakku dibunuh."
"Ah, saya ikut merasa prihatin sekali, Gusti Patih."
"Sudahlah, Puspa Dewi, jangan memikirkan urusanku ini.
Biar nanti Gusti Sinuwun saja yang mengambil keputusan."
842 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Beberapa hari kemudian seregu pengawal istana datang
menunggang kuda, mengiringkan Sang Prabu Erlangga yang
di kuti Senopati Tanujoyo dan para senopati lainnya. Senopati
Tanujoyo yang merasa sakit hati karena di depan para
pasukan dia dirobohkan Ki Patih Narotama, telah melaporkan
kepada Sang Prabu Erlangga bahwa Ki Patih Narotama
sengaja melarang pasukan menggempur Parang Siluman
untuk membela dan melindungi bekas selirnya, yaitu Lasmini!
Bahkan Ki Patih Narotama telah memukul roboh dia dan para
perwira lainnya, yang hendak mencegah dia memberontak.
Tentu saja Sang Prabu Erlangga marah bukan main. Dia
maklum bahwa kalau Narotama memberontak, tidak akan ada
yang mampu menandinginya kecuali dia sendiri. Karena itu,
Sang Prabu Erlangga segera berangkat ke tempat berhentinya
pasukan Kahuripan yang dihadang Narotama itu.
Setelah tiba di situ dia mendengar bahwa Narotama berada
di balik batu-batu besar yang berada di depan. Sang Prabu
Erlangga yang masih marah segera turun dari kudanya,
melompat ke depan lalu berseru sambil mengerahkan tenaga
saktinya sehingga suaranya terdengar menggelegar.
"Kakang Narotama. . ! Andika seorang satria, seorang
jantan, mengapa bersembunyi" Keluarlah dan hadapi aku!!"
Perlahan-lahan Ki Patih Narotama keluar dari batu besar
dan melangkah tenang menghampiri Sang Prabu Erlangga.
843 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pakaiannya kusut, rambutnya juga awut-awutan, dan
mukanya pucat, matanya redup dan sayu. Setelah
berhadapan dengan Sang Prabu Erlangga, dia lalu
menyembah dengan kedua tangan di depan hidungnya.
"Gusti Sinuwun.. " Dia hanya menyapa dengan hormat,
suaranya gemetar.
"Kakang Narotama, Andika berani berkhianat dan
memberontak melawan aku demi untuk membela Lasmini
yang telah berkhianat dan berbuat jahat terhadap kita" Untuk
perempuan berwatak iblis itu engkau sampai hati mbalelo
(memberontak) terhadap aku?"
"Ampun, Gusti Sinuwun. Hamba tidak sekali-kali hendak
memberontak terhadap
Setelah berhadapan dengan Sang Prabu Erlangga, dia
lalu menyembah dengan kedua tangan di depan hidungnya.
Paduka, hamba tetap setia kepada Kahuripan, siap
mempertaruhkan nyawa demi membela Paduka dan
Kahuripan."
"Hemm, kalau engkau tidak mbalelo, mengapa engkau
menghalangi pasukan Kahuripan yang akan menyerang
Parang Siluman?"
844 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ampun, Gusti Sinuwun. Hamba hanya menghendaki agar
pasukan kita menyerang Wengker lebih dulu."
Sang Prabu Erlangga marah. Dia sudah mendapatkan
laporan dari Senopati Tanujoyo akan keinginan Narotama
menyerang Wengker lebih dulu. Dia mengira bahwa hal itu
sengaja dilakukan Narotama untuk menghindarkan Parang
Siluman dari serangan, tentu saja karena Narotama masih
mencinta Lasmini dan ingin melindunginya.
"Kakang Narotama, jelas bahwa engkau berani melanggar
perintahku! Agaknya engkau mengandalkan kedigdayaanmu
845 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
untuk menentangku! Kalau begitu mari, kita sama-sama laki-
laki jantan, kita buktikan siapa yang lebih unggul di antara kita
berdua!" Sang Prabu Erlangga menantang. "Kecuali kalau
engkau mau mengaku salah dan tidak lagi menghalangi
pasukan yang hendak menyerang Parang Siluman!"
"Ampun, Gusti Sinuwun. Untuk hal lain, hamba akan
menaati semua perintah Paduka. Akan tetapi untuk yang satu
ini, yaitu kalau pasukan hendak menyerang Parang Siluman,
terpaksa hamba akan menghalangi."
"Keparat! Kalau begitu terpaksa aku tega kepadamu!" Sang
Prabu Erlangga sudah marah sekali dan tubuhnya gemetar
mengeluarkan hawa sakti yang menggiriskan. Akan tetapi
pada saat itu, Puspa Dewi melompat ke depan dan
menjatuhkan diri berlutut di depan Sang Prabu Erlangga.
"Duh Gusti Sinuwun, hamba mohon Paduka bersabar dulu
dan sudi mendengarkan keterangan hamba."
Sang Prabu Erlangga mengerutkan alisnya memandang
kepada Puspa Dewi dengan sinar mata mencorong. "Engkau
juga, Puspa Dewi" Engkau hendak membela pengkhianat ini
yang melindungi Parang Siluman"'
"Ampun, Gusti Sinuwun. Sesungguhnya Gusti Patih
Narotama sama sekali tidak melindungi Parang Siluman
846 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ataupun Lasmini, akan tetapi beliau hendak melindungi
keselamatan nyawa putera beliau, Joko Pekik Satyabudhi..."
"Puspa Dewi.. !" seru Ki Patih Narotama.
"Biarlah saya menjelaskannya, Gusti Patih. Semua ini
hanya salah paham saja. Gusti Sinuwun, seperti telah
diketahui, Joko Pekik Satyabudhi telah diculik orang. Gusti
Patih Narotama sudah melakukan pencarian ke Parang
Siluman dan ternyata Joko Pekik berada di tangan Lasmini.


Nurseta Satria Karang Tirta Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Lasmini dan para tokoh Parang Siluman mengancam bahwa
kalau Gusti Patih Narotama mengerahkan pasukan
menyerang Parang Siluman, maka putera beliau akan lebih
dulu dibunuh! Mereka memaksa Gusti Patih Narotama berjanji
tidak akan membawa pasukan menyerang Parang Siluman
dan demi melindungi keselamatan putera beliau, Gusti Patih
Narotama terpaksa berjanji dan tentu saja menghalangi kalau
pasukan Kahuripan hendak menyerang Parang Siluman
sebelum puteranya dapat direbut kembali."
Kemarahan Sang Prabu Erlangga menguap seperti embun
terpanggang sinar matahari pagi. Dia memandang ke arah Ki
Patih Narotama yang berdiri dengan kepala tunduk.
"Kakang Narotama, benarkah apa yang dikatakan Puspa
Dewi itu?"
"Benar, Gusti Sinuwun." kata Ki Patih Narotama lirih.
847 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Akan tetapi, mengapa engkau tidak mengatakan hal itu
kepadaku, dan tidak memberitahukan kepada Kakang
Senopati Tanujoyo?".
"Ampun, Gusti. Hamba merasa malu dan takut untuk
menceritakan kelemahan hamba kepada Paduka."
"Ah, Kakang Narotama, engkau ini bagaimanakah"
Melindungi keselamatan anak bukan suatu kelemahan. Apa
kau kira aku sendiri akan tega mengorbankan nyawa Joko
Pekik Satyabudhi" Kalau aku mengetahui persoalannya, aku
pun tentu akan melarang untuk menyerang Parang Siluman
dan menundanya untuk sementara waktu sampai puteramu itu
dapat direbut kembali. Dan sekarang apa usahamu untuk
merebut puteramu itu?"
"Hamba sudah minta tolong kepada Nurseta untuk
berusaha merampas Joko Pekik, Gusti."
"Bagus kalau begitu. Sekarang begini saja, Kakang Patih
Narotama. Pimpinlah pasukan dengan bantuan Kakang
Senopati Tanujoyo, sedangkan Puspa Dewi kami minta untuk
menyusul Nurseta, menyusup ke Parang Siluman dan
membantu dia merampas Joko Pekik!"
"Hamba siap melaksanakan perintah Paduka, Gusti." kata
Ki Patih Narotama dengan wajah berseri.
848 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hamba juga siap melaksanakan perintah Paduka, Gusti
Sinuwun!" kata Senopati Tanujoyo, lalu dia menoleh kepada Ki
Patih Narotama dan berkata lirih, "Gusti Patih Narotama, saya
mohon maaf sebesarnya atas sikap saya yang menuduh
Paduka berkhianat karena saya tidak tahu duduknya perkara."
"Tidak mengapa, Kakang Senopati Tanujoyo. Salahku
sendiri yang tidak bicara terus terang."
"Bagaimana dengan engkau, Puspa Dewi" Sanggupkah
engkau membantu Nurseta merebut kembali putera Kakang
Patih Narotama?"
"Hamba siap melaksanakan perintah Paduka, walaupun
hamba kira tidak akan mudah bagi hamba untuk menyusup ke
Parang Siluman. Mereka di sana tentu sudah mengenal
hamba sehingga hamba tidak dapat bergerak dengan leluasa."
"Puspa Dewi, mengapa engkau tidak menyamar saja
sebagai seorang pria" Dengan demikian engkau tidak akan
dikenali orang di sana." kata Ki Patih Narotama dan
mendengar usul itu, Puspa Dewi mengangguk sambil
tersenyum. "Gagasan itu baik sekali, Gusti Patih. Akan saya
laksanakan!"
Berangkatlah pasukan itu, dipimpin Ki Patih Narotama dan
Senopati Tanujoyo, menuju Kerajaan Wengker. Sang Prabu
849 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Erlangga dikawal pasukan pengawal kembali ke Kahuripan,
dan Puspa Dewi seorang diri lalu berangkat ke Parang
Siluman dengan menyamar sebagai seorang pemuda
ganteng. *** Sebelum memenuhi permintaan Ki Patih Narotama untuk
menyusup ke Parang Siluman dan berusaha membebaskan
putera patih itu dari tangan Lasmini, Nurseta telah diberitahu
oleh Ki Patih Narotama bahwa dia telah menyebar belasan
orang telik-sandi (mata-mata) ke dalam Kerajaan Parang
Siluman. "Mereka adalah perwira-perwira menengah, para
pembantuku yang setia dan mereka semua sudah pernah
melihatmu. Tentu mereka akan mengenalmu dan dapat
membantumu di sana." demikian Ki Patih Narotama
memberitahu kepadanya.
Tidak sukar bagi Nurseta untuk memasuki daerah Parang
Siluman. Para penduduk pedusunan di daerah itu tidak
mengenalnya. Yang sukar, bahkan amat berbahaya baginya
adalah memasuki Kota Raja Parang Siluman. Selain
penjagaannya ketat, terdapat banyak orang sakti di sana dan
mereka semua telah mengenai wajahnya.
850 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pada suatu senja, Nurseta memasuki sebuah dusun yang
sudah tak jauh letaknya dari Kota Raja Parang Siluman.
Dusun itu cukup ramai karena sawah ladang di sekitar dusun
itu subur sehingga dusun Werdoyo ini menjadi pemasok
sayur-sayuran dan hasil bumi yang cukup besar bagi kota raja.
Untuk memperkecil bahaya kemungkinan dikenal orang.
Nurseta menjauhi tempat yang ramai dan menyusup di pinggir
dusun. Dia bermaksud melewatkan malam di dusun itu.
Tubuhnya lelah dan perutnya lapar, akan tetapi dia tidak
berani sembrono (gegabah) mencari makan di warung nasi
karena tempat seperti itu tentu dikunjungi banyak orang.
Ketika dia melihat sebuah rumah sederhana berdiri terpencil di
tepi dusun, agak jauh dari tetangga karena rumah itu memiliki
kebun dan di sekelilingnya, penuh dengan tanaman sayur, dia
lalu memasuki pekarangan yang luas dan menghampiri rumah
yang sederhana itu.
Seorang laki-laki berusia sekitar empat puluh lima tahun,
bertubuh kokoh kuat dan berkulit kecoklatan hitam karena
setiap hari terbakar sinar matahari, pakaiannya jelas
menunjukkan bahwa dia seorang petani, keluar dari pintu
depan menyambutnya.
"Kisanak, apakah Andika hendak membeli sayuran" Akan
tetapi, mana keranjang dan pikulanmu?"
851 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Maaf, Paman. Aku tidak ingin membeli sayur, akan tetapi
ingin mohon diperbolehkan beristirahat dan melewatkan
malam di rumah Paman. Biar aku beristirahat di bangku itu
pun cukuplah." Nurseta menunjuk ke arah bangku panjang
yang terdapat di emper rumah. Dia sengaja bicara dengan
bahasa sederhana seperti biasa dipergunakan penduduk
dusun. Orang itu mengerutkan alisnya dan menatap wajah Nurseta
penuh perhatian.
"Andika siapakah, dari mana dan hendak kemana?"
"Namaku Baroto, Paman, datang dari Kidul Gunung. Aku
hendak mencari Pamanku bernama Martoyo yang sebulan
yang lalu katanya hendak pergi ke sini akan tetapi sampai
sekarang belum pulang. Bibiku menyuruh aku mencarinya.
Barangkali Paman mengenalnya?"
Orang itu menggelengkan kepalanya, memandang Nurseta
penuh perhatian, lalu dia tersenyum ramah sekali. "Aku tidak
mengenalnya, akan tetapi tentu saja Andika boleh melewatkan
malam ini di sini. Bukan di bangku luar, mari masuk. Aku
masih mempunyai sebuah kamar kosong di bagian belakang
rumahku. Mari, Baroto, masuk saja dan jangan sungkan.
Namaku Juhari, duda yang hidup bersama dua orang
keponakanku di sini."
852 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Nurseta merasa girang dan ketika dia memasuki rumah
yang telah diterangi lampu gantung dia melihat bahwa di
ruangan yang cukup luas itu terdapat banyak tumpukan
jagung, ada pula keranjang-keranjang berisi wortel dan buncis.
Agaknya semua itu hasil perkebunan yang cukup luas di
sekitar rumah sederhana namun ternyata cukup besar itu.
Juhari ternyata seorang yang ramah. Dia menyuruh dua
orang keponakannya, dua orang pemuda berusia sekitar dua
puluh tahun lebih yang tadi sibuk mengisi keranjang kosong
dengan buncis yang masih ditumpuk di atas lantai, agar
menyediakan makan malam.
Nurseta lalu diajak makan bersama tiga orang itu. Makanan
sederhana dengan sayur dan sambal, namun cukup nikmat
bagi Nurseta yang memang sedang lapar. Nurseta lega
karena tuan rumah yang baik itu tidak banyak bertanya. Maka
untuk memulihkan tenaganya yang banyak terkuras
melakukan perjalanan jauh naik turun gunung, dia pamit untuk
mengaso lalu memasuki kamar kecil sederhana yang
diberikan kepadanya untuk mengaso malam,, itu. Kamar itu
kecil saja, dengan sebuah dipan kayu tua tanpa prabot lain
lagi. Ada sebuah jendela kayu dan Nurseta menutupkan daun
pintu, lalu merebahkan diri di atas dipan.
Baru saja dia layap-layap mendekati pulas, telinganya
mendengar suara orang bicara ramai diselingi tawa di luar
853 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kamarnya. Nurseta membuka matanya, masih rebah akan
tetapi kini dia mendengarkan percakapan itu.
"He, Kartowi, mengapa malam-malam begini engkau
datang" Biasanya besok pagi-pagi sekali engkau kulakan (beli
untuk dijual lagi) ke sini!"
"Heh-heh-eh, sekali ini aku tidak mau didahului mereka.
Kakang Juhari! Sekarang aku hendak mendahului mereka,
maka malam-malam aku datang, kulakan dan dapat memilih
sayur lebih dulu sehingga mendapatkan yang terbaik,
kemudian besok pagi-pagi sekali sebelum mereka datang ke
sini mengambil sayur, aku sudah lebih dulu memasuki kota
raja menjual daganganku, ha-ha-ha!"
"Ha-ha, engkau cerdik, Kartowi! Tentu engkau akan dapat
menjual dengan harga tinggi karena sainganmu belum ada.
Dan dua keranjangmu ini.. wah, besar amat, dua kali lebih
besar dari yang biasa!"
"He-he-heh, Kakang Juhari, setelah berhasil mendahului
para penjual sayur lainnya, tentu saja aku harus membawa
sebanyak mungkin dagangan agar sekali pikul dapat untung
lumayan Betul tidak?"
Dua orang itu lalu tertawa-tawa lagi. "Akan tetapi Kakang
Juhari, engkau tentu tidak tega membiarkan aku malam-
malam begini memikul dagangan yang begini berat, bukan"
854 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kalau boleh, aku akan tidur di sini, biar tidur di lantai
beralaskan jerami juga tidak mengapa agar besok pagi-pagi
benar, sebelum mereka datang kulakan ke sini, aku sudah
bisa berangkat."
"Wah, masa sama langganan yang sudah lama aku tega
begitu" Tentu saja boleh. Kebetulan sekali, Kartowi.
Sebetulnya kamar di belakang itu ditempati seorang tamu,
akan tetapi baiknya malam ini dua orang keponakanku ada
keperluan keluar rumah sehingga malam ini engkau boleh
tidur di kamar mereka."
Nurseta tidak mendengarkan lagi karena sama sekali tidak
ada hubungannya dengan dirinya, apalagi setelah pedagang
sayur itu mendapatkan kamar untuk bermalam.
Lewat tengah malam, tiba-tiba Nurseta terbangun oleh
suara yang tidak wajar yang datang dari arah pintu kamar.
Penerangan lampu yang redup masih membuat dia dapat
melihat sehelai kertas putih melayang masuk ke kamar itu.
Agaknya kertas itu dimasukkan dengan cara menyisipkan di
antara celah-celah daun pintu.
Tanpa menimbulkan suara sedikit pun, Nurseta turun dari
pembaringan. Naluri kependekarannya menyadarkannya
bahwa tentu terjadi sesuatu yang amat penting, yang
membuat dia waspada. Dia mengambil kertas itu dan
855 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
membawanya ke dekat lampu. Ternyata ada tulisannya,
singkat saja namun cukup jelas.
JUHARI ADALAH PENYELIDIK PARANG SILUMAN.
ANDIKA SUDAH DIKETAHUI. CEPAT PERGI KE BARAT
DUSUN, TUNGGU AKU DI TEPI ANAK SUNGAI.
Nurseta terkejut. Dia percaya akan isi surat itu. Kalau
pengirim surat berniat buruk, untuk apa dia mengirim surat
gelap ini" Entah siapa yang mengirim surat ini, akan tetapi
yang penting, dia harus cepat pergi meninggalkan rumah ini
dan pergi menuju tepi anak sungai seperti yang ditunjuk oleh
surat itu. Dia akan hadapi apa pun yang akan terjadi.
Dengan cepat Nurseta keluar dari kamarnya melalui
jendela. Menutupkan daun jendela kembali dari luar lalu
berjalan dalam kegelapan yang remang-remang karena
mendapatkan sedikit sinar dari bintang-bintang di langit,
menuju ke arah barat setelah keluar dari dusun. Tak lama
kemudian dia memasuki sebuah hutan kecil' dan akhirnya
tibalah dia di tepi sebuah anak sungai yang mengalir deras.
Dia berhenti lalu duduk di atas sebuah batu di tepi sungai,
menanti dengan sikap waspada yang akan terjadi selanjutnya.
Sementara itu, tidak lama setelah Nurseta pergi, menjelang
fajar, belasan orang perajurit yang dipimpin sendiri oleh Ki
Nagakumala, Senopati Parang Siluman, kakak Sang Ratu
856 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Durgamala yang gagah dan tampan, guru Lasmini dan
Mandari, berkuda dan memasuki pekarangan rumah Ki Juhari,
di kuti pula oleh dua orang muda keponakan Ki Juhari yang
semalam meninggalkan rumah itu. Kiranya dua orang muda
itu oleh Ki Juhari disuruh pergi melapor ke kota raja tentang
kedatangan Nurseta di dusun Werdoyo.
Ternyata Ki Juhari adalah seorang mata-mata Parang
Siluman yang disebar untuk menjaga keamanan dan
menyelidiki kalau-kalau ada musuh menyusup ke daerah


Nurseta Satria Karang Tirta Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Parang Siluman. Biarpun dia sendiri belum pernah melihat
Nurseta, namun dia telah mendapat gambaran oleh atasannya
tentang orang-orang yang perlu diperhatikan, termasuk
Nurseta. Maka, begitu dia bertemu Nurseta, dia sudah
menaruh curiga dan cepat menyuruh dua orang
keponakannya untuk melapor malam Itu juga ke Kota Raja
Parang Siluman. Mendengar laporan bahwa mungkin sekali
yang bernama Nurseta muncul di dusun Werdoyo, Ki
Nagakumala sendiri lalu memimpin pasukan pengawal pilihan
dan malam itu juga pergi ke dusun Itu membalapkan kuda
mereka. Menjelang fajar mereka tiba di pekarangan rumah itu.
Ki Kartowl, pedagang sayur yang bermalam di rumah
Juhari itu. sedang mempersiapkan dua buah keranjang besar
yang berisi sayur-sayuran dan sudah hendak dipikulnya ketika
dia mendengar derap kaki kuda di pekarangan rumah itu. Dia
857 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menunda pekerjaannya dan memutar tubuh memandang
kepada KI Juhari yang juga keluar dari kamarnya. "Kakang
Juhari. siapa yang datang itu?"
858 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jilid XIX AKAN tetapi Juhari tidak menjawab. Dia bergegas ke
depan dan membuka daun pintu. Ki Nagakumala di kuti
belasan orang perajurit memasuki rumah. Melihat Kartowi, dia
memandang tajam dengan sinar mata penuh selidik dan
bertanya kepada Juhari dengan suara keren.
"Juhari, siapakah orang ini?"
Ki Juhari menyembah dengan sikap hormat! "Gusti, ini
adalah Kartowi, seorang pedagang sayur yang menjadi
langganan hamba."
Mendengar Juhari menyebut "gusti" kepada pendatang
yang gagah dan berpakaian mewah itu, Kartowi menjadi takut
dan dia pun membungkuk-bungkuk.
"Hamba. . hamba. . pedagang sayur Gusti.. " katanya
dengar? suara gemetaran.
"Mana dia, Juhari?"
"Di kamar belakang, Gusti."
Ki Nagakumala segera masuk ke bagian belakang di kuti
belasan orang pe-rajurit pengawalnya, disertai Juhari dan dua
orang keponakan yang sesungguhnya adalah rekan-rekan
atau anak buahnya. Daun pintu kamar yang semalam
ditempati Nurseta didorong terbuka, akan tetapi tentu saja
859 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mereka hanya menemukan sebuah kamar " kosong! Ki Juhari
berseru kaget, lari memasuki kamar dan membuka daun
jendela. "Ah, keparat! Dia telah melarikan diri!"
"Bodoh kamu! Bagaimana dapat melarikan diri" Mengapa
tidak kaujaga semalam?" Ki Nagakumala membentak.
"Tapi.. tapi.. . dia sama sekali tidak tampak curiga dan
sudah masuk kamar ini untuk tidur, Gusti.. " kata Juhari
bingung dan takut.
"Hayo kita cari!" Dengan marah Ki Nagakumala keluar dari
kamar. Setibanya di ruangan depan, dia berseru, "He, di mana
pedagang sayur tadi?"
Ki Juhari cepat mejawab. "Dia tentu sudah pergi untuk
menjual sayurnya ke kota, Gusti."
"Tolol kau! Orang itu harus diperiksa. Mungkin dia
mempunyai hubungan dengan Nurseta!"
"Hamba kira tidak, Gusti. Ki Kartowi itu langganan hamba,
dia benar-benar pedagang sayur.. "
"Diam kau, bodoh! Cari dia dan tangkap!"
Mereka semua lalu keluar dari rumah untuk mencari dua
orang itu. Pemuda yang mengaku bernama Baroto akan tetapi
yang diduga adalah Nurseta orangnya, dan Ki Kartowi
860 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pedagang sayur yang dicurigai Ki Nagakumala sebagai orang
yang ada hubungan dengan Nurseta. Akan tetapi mereka tidak
mencari ke arah barat karena siapa yang mengira orang-orang
yang dicari itu akan memasuki hutan yang sunyi itu" Mereka
menduga bahwa tentu dua orang yang dicurigai itu akan
menuju ke Kota Raja Parang Siluman. Karena itu Ki
Nagakumala kembali ke kota raja untuk memperketat
penjagaan di sana agar tidak memungkinkan orang yang
bernama Baroto dan diduga Nurseta adanya itu dapat
menyelundup ke kota raja.
Sementara itu, Nurseta duduk di tepi anak sungai sampai
datang fajar. Tiba-tiba dia melihat seorang laki-laki memikul
dua buah keranjang berisi sayur-sayuran. Setelah orang itu
tiba dekat, dia melihat bahwa orang itu seorang laki-laki
bertubuh sedang, berusia sekitar empat puluh tahun dan
begitu tiba di depannya, langsung menurunkan pikulannya dan
menyeka keringat.
"Denmas Nurseta. ."
Nurseta terkejut. "Andika mengenal saya, Paman?"
"He-he-he, jangan sebut saya Paman, Denmas!" Orang itu
tertawa lalu menggosok-gosok muka dan rambutnya dengan
sehelai kain. Nurseta terbelalak ketika melihat betapa orang
yang tadinya tampak setengah tua, berusia sekitar empat
861 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
puluh tahun itu kini berubah menjadi seorang pemuda yang
sebaya dengan dia!
"Hemm, siapakah Andika, Kisanak?"
"Saya bernama Witarto, Denmas. ."
Jangan sebut aku Denmas!"
"Ah, tentu saja Andika harus disebut Denmas karena
Andika adalah cucu mendiang Gusti Senopati Slndukerta,
Denmas Nurseta. Juga saya tahu bahwa Andika telah
membuat banyak jasa terhadap Kerajaan Kahurlpan,
kepercayaan Gusti Sinuwun dan Gusti Patih!"
"Hemm, agaknya Andika mengenal betul keadaanku,
Witarto. Sebenarnya siapakah Andika dan tentu Andika yang
semalam mengirim surat peringatan kepadaku itu, bukan?"
"Benar, Denmas. Dahulu saya menjadi perwira muda
membantu mendiang Gusti Senopati Sindukerta dan tugas
saya adalah menjadi telik sandi (mata-mata). Sekarang saya
ditugaskan oleh Gusti Patih Narotama untuk memata-matai
Parang Siluman. Saya sudah menduga bahwa Gusti Patih
Narotama pasti tidak mendiamkan saja puteranya dijadikan
sandera di sini. Ternyata sekarang Andika yang agaknya
diutus untuk berusaha merampas Denmas Joko Pekik,
bukan?" 862 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Benar sekali dugaanmu. Witarto. Tahukah Andika di mana anak itu disimpan?"
"Saya bersama sebelas orang rekan saya sudah beberapa bulan bertugas di kotai raja dan kami telah mengetahui bahwa Denmas Joko Pekik disembunyikan dalami sebuah gua yang dijaga ketat sekali. Bahkan kami tidak tahu dengan pasti apakah benar anak itu dikeram di situ, atau itu hanya palsu dan pancingan belaka. Mungkin saja putera Gusti Patih itu masih berada di istana. Kami dua belas orang tidak ada yang memiliki kemampuan untuk melakukan penyelidikan di istana, Denmas. Kebetulan Andika datang dan kiranya hanya Andika yang akan mampu menyusup ke dalam istana."
"Aku akan masuk kota raja, akan tetapi nanti malam karena rasanya tidak mungkin memasuki kota raja pada siang hari.
Semua orang akan mengenalku."
"Jangan memasuki kota raja dalam keadaan biasa begitu, Denmas. Hal itu berbahaya sekali dan akan menggagalkan usaha Andika. Tadi pun, biar Andika sudah berganti nama, tetap saja Juhari mengenal Andika. Hampir saja kita celaka karena baru saja Andika pergi, pasukan Parang Siluman muncul dipimpin sendiri oleh Ki Nagakumala yang sakti dan cerdik. Kalau saya tidak cepat-cepat pergi, tentu saya akan ditangkap karena dicurigai. Denmas harus menyamar, dan untuk itu, sayalah ahlinya, Denmas. Saya biasa menyamar
863 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sebagai Kartowi yang setengah tua, dan rekan-rekan saya
semua menyamar, sehingga kami tidak dikenal. Mari, saya
akan mendandani Andika dan percayalah, tak seorang pun
akan mengenal Andika sebagai Denmas Nurseta kalau sudah
saya dandani."
Nurseta setuju dan di tepi anak sungai itu, Witarto yang ahli
menyamar itu lalu mengeluarkan sekantung alat-alatnya
mendandani Nurseta. Tak lama kemudian Nurseta sudah
berubah menjadi seorang laki-laki berusia kurang lebih lima
puluh tahun dengan rambut berwarna dua dan mukanya dihias
keriput! Setelah selesai dan dia melihat bayangannya sendiri
di air, Nurseta merasa kagum bukan main. Dia sendiri pun
tidak mengenal wajah tua itu!
Witarto menerangkan banyak hal kepadanya. Keadaan di
kota raja dan terutama di istana. Juga bagaimana dapat
menghubungi dia dan rekan-rekannya. Nurseta dianjurkan
menggunakan nama Ki Kambana, sebuah nama yang umum
dan tidak mencolok, berasal dari sebuah dusun kecil di pesisir
Kidul. Setelah itu, Witarto membagi sayur-sayuran menjadi
dua pikul dan dia sudah menyiapkan pikulan dan keranjang
sayuran di tepi anak sungai.
"Nah, sekarang Andika dan saya menjadi dua orang
pedagang sayuran, berjualan ke kota raja. Takkan ada orang
yang mencurigai kita."
864 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Akan tetapi engkau sendiri" Mengapa engkau tidak
menyamar lagi?"
"Wah, penyamaran saya sebagai Ki Kartowi sudah dikenal
orang, bahkan sudah dicurigai oleh para telik sandi Parang
Siluman, Denmas. Malah dengan keadaanku yang asli seperti
ini, tidak akan ada yang mengenalku. Kalau nanti ada orang
bertemu dengan kita selagi berdua, saya akan mengaku
sebagai keponakan Denmas dan mulai sekarang agar
terbiasa, saya akan menyebutmu Pakde, dan Andika
menyebut saya Tarto."
"Baiklah, Tarto." kata Nurseta dan orang lain tidak akan
mengenal suaranya itu karena dia sudah dilatih oleh Witarto
untuk bicara seperti seorang tua, agak serak, agak gemetar,
dan tenang perlahan.
Keduanya lalu memikul pikulan keranjang sayur mereka
dan berangkat menuju Kota Raja Parang Siluman.
*** Tepat seperti yang telah diperhitungkan Witarto, telik sandi
Kahuripan yang biarpun masih muda namun amat cerdik itu,
mereka berdua dapat lolos melewati gapura Parang Siluman
yang terjaga ketat. Para perajurit penjaga memang memeriksa
semua orang yang lewat melalui pintu gapura. Akan tetapi
yang mereka cari adalah Nurseta, seorang pemuda berusia
865 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sekitar dua puluh tiga tahun yang berwajah tampan dan Ki
Kartowi, seorang laki-laki setengah tua berusia sekitar empat
puluh tahun. Akan tetapi Witarto pada saat lewat di situ
merupakan pemuda berusia sekitar dua puluh dua tahun yang
matanya juling mulutnya agak perot dan pundaknya tinggi
sebelah! Sedangkan Ki Kambana adalah seorang kakek
berusia sekitar lima puluh tahun yang rambutnya penuh uban
dan kakinya timpang (pincang)! Tentu saja keduanya jauh
berbeda dari gambaran dua orang yang mereka cari dan
dengan mudah mereka berdua lolos masuk ke dalam Kota
Raja Parang Siluman. Jangankan para petugas jaga, para
perajurit yang tidak mengenal wajah aseli Nurseta. Bahkan
para tokohnya yang sudah mengenal betul wajah itu pun tidak
akan menduga bahwa kakek berambut ubanan dan kakinya
pincang itu adalah Nurseta!
Setelah memasuki kota raja, sesuai dengan rencana yang
sudah diatur sebelumnya, Nurseta berpisah dari Witarto.
Dia hendak menyelidiki ke dalam istana untuk memastikan
apakah Joko Pekik Satyabudhi dikeram dalam istana ataukah
tidak. Adapun Witarto bersama sebelas orang rekannya akan
melakukan penyelidikan ke guna yang mereka duga menjadi
tempat untuk menyembunyikan putera Ki Patih Narotama itu.
Biarpun dia sudah menyamar menjadi Ki Kambana dan
tidak akan ada yang dapat menduganya bahwa dia sebetulnya
866 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Nurseta, namun Nurseta tentu saja tidak mau bersikap
sembrono. Dia tahu bahwa tidaklah mudah untuk dapat
menyusup ke dalam istana yang selain terjaga ketat oleh
banyak perajurit pengawal, juga di dalamnya terdapat orang-
orang sakti mandraguna. Di antara mereka yang sungguh
merupakan lawan-lawan yang berat dan berbahaya adalah
Durgamala sendiri yang kini menjadi Ratu Parang Siluman
menggantikan mendiang ayahnya Raja Dirgabaskara. Lalu
kakak kandung Ratu Durgamala yang bernama Ki
Nagakumala dengan tingkat kepandaian yang bahkan lebih
tinggi daripada tingkat Ratu Durgamala. Kemudian ada dua
orang puteri Sang Ratu. atau yang menjadi murid Ki
Nagakumala, yaitu Lasmini dan Mandari, dua orang puteri
yang cantik jelita masih muda karena usia Lasmini baru dua
puluh empat tahun dan Mandari dua puluh dua tahun. Selain
memiliki wajah yang luar biasa cantik jelita, kedua orang puteri
ini juga memiliki bentuk tubuh yang indah menggairahkan.
Selain cantik jelita dan menggairahkan, mereka berdua
memiliki kesaktian yang bahkan melampaui kesaktian ibu
mereka dan sudah hampir menandingi kesaktian guru mereka
karena keduanya pernah mendapat bimbingan Sang Prabu
Erlangga yang mengambil Mandari sebagai selir, dan Ki Patih
Narotama yang menjadikan Lasmini sebagai selir terkasihnya.
Empat orang sakti mandraguna tinggal di istana itu dan
mereka sama sekali tidak boleh dipandang ringan, baik oleh
867 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Nurseta sekalipun! Di samping mereka berempat, dalam
istana itu terdapat pasukan pengawal istimewa, terdiri dari
lima losin perajurit pilihan!
Akan tetapi Nurseta harus mengambil keputusan untuk
nekat menyusup ke dalam istana yang megah dan penuh
bahaya itu karena kalau dia tidak berani nekat, bagaimana dia
dapat memastikan apakah putera Ki Patih Narotama berada di
istana ataukah tidak" Dia menunggu sampai datangnya
malam gelap tanpa bulan.
Setelah malam gelap tiba, Nurseta mempergunakan
kesaktiannya untuk menyelinap ke dalam istana Parang
Siluman. Dengan Aji Sirna Sarira dan menggunakan
kecepatan Aji Bayu Sakti, dia berhasil melewati para penjaga
di luar istana. Tubuhnya berkelebat seperti bayangan
sehingga dia dapat masuk tanpa terlihat oleh para penjaga
yang banyak dan yang melakukan penjagaan ketat.
Malam itu gelap sekali. Dengan gerakan yang amat ringan
dan gesit, seperti seekor monyet, Nurseta berlompatan ke
atas wuwungan bangunan istana, mengintai dari atas dan
memeriksa keadaan. Malam itu istana sudah sepi. Agaknya


Nurseta Satria Karang Tirta Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

para penghuninya sudah tertidur karena waktu sudah tengah
malam. Yang tampak hanya para perajurit pengawal yang
mengadakan perondaan.
868 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Nurseta tidak mau menangkap perajurit pengawal, untuk
memaksanya mengaku di mana adanya Joko Pekik
Satyabudhi. Dia maklum bahwa mereka yang diangkat
menjadi perajurit pengawal istana pastilah orang yang memiliki
kesetiaan tebal dan menaati atasannya sampai mati. Orang-
orang seperti para perajurit pengawal istana itu tidak mungkin
dapat dibujuk atau diancam. Dan kalau dia sudah menangkap
seorang lalu gagal mengancamnya, hal itu bahkan
merugikannya, dan mungkin akan menggagalkan
penyelidikannya. Maka dia menanti dengan sabar, mencari
kesempatan untuk turun ke bawah tanpa diketahui dan
melanjutkan penyelidikannya di bawah, yaitu di sebelah dalam
istana. Memang berbahaya baginya, akan tetapi kiranya tidak
ada jalan lain.
Tiba-tiba mata Nurseta bersinar. Dia melihat seorang
wanita setengah tua, dari pakaiannya dapat diduga- bahwa
wanita itu tentu seorang pelayan istana. Wanita ini lewat
dengan perlahan, membawa sebuah baki berisi sebuah poci
minuman dan cangkir. Nah, inilah kesempatan terbaik, pikir
Nurseta. Lebih mudah memaksa wanita pelayan Ini membuka
mulut dan memberitahu kepadanya di mana adanya anak
yang diculik itu daripada memaksa seorang perajurit
pengawal! 869 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ketika wanita itu melewati sebuah lorong di mana tidak ada perajurit pengawal yang menjaga,, tiba-tiba ia disergap oleh kedua tangan Nurseta yang kuat. Sekali tekan pada tengkuknya, wanita pelayan itu terkulai lemas, tidak mampu bersuara maupun meronta lagi. Nurseta cepat mengambil baki agar jangan jatuh menimbulkan suara. Dia memanggul tubuh wanita itu dan membawanya melompat lagi ke atas wuwungan yang gelap. Setelah, menaruh baki dengan poci dan cangkir ke sudut wuwungan, dia menurunkan tubuh pelayan wanita itu, mendudukkan di atas wuwungan dan berkata lirih dekat telinganya.
"Jangan berteriak dan aku tidak akan mengganggumu.
Kalau engkau berteriak, akan kulemparkan ke bawah sana!"
Wanita itu menggigil kengerian dan tidak berani menjerit ketika Nurseta mengurut tengkuknya sehingga ia mampu besuara dan bergerak lagi.
"Ampunkan hamba.. " rintihnya lirih ketakutan.
"Katakan terus terang, di mana adanya putera Ki Patih Narotama yang diculik" Di mana dia dikeram" Hayo jawab sejujurnya kalau engkau ingin seIamat" hardik Nurseta sambil memegang kedua lengan wanita itu seolah-olah siap hendak melemparkan ke bawah!
870 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ampun.. anak itu.. anak itu berada di sana. ." Wanita itu menudingkan telunjuknya yang menggigil ke bawah.
"Di mana" Yang jelas!"
"Melalui lorong itu ke depan, lalu ada tikungan ke kanan
dan dia berada di dalam sebuah kamar yang pintunya bercat
hijau terbuat dari besi dan berterali. Anak itu tampak dari luar,
akan tetapi dijaga ketat.. "
"Engkau tidak bohong" Awas, kalau engkau bohong, aku
akan kembali ke sini dan melemparmu ke bawah!"
"Hamba tidak berani berbohong.. " Wanita itu meratap.
Nurseta percaya bahwa wanita itu pasti tidak akan berani
membohonginya, maka dia lalu menepuk lagi tengkuknya
sehingga wanita itu terkulai, tidak dapat mengeluarkan suara
dan tidak dapat bergerak lagi. Nurseta meninggalkannya di
atas wuwungan, lalu dia melayang turun di bagian yang gelap.
Kemudian dengan kecepatan Aji Bayu Sakti, Nurseta
berkelebat mengikuti lorong seperti yang dikatakan pelayan
tadi. Dia tiba di lorong yang berbelok. Dia menuju ke kanan
dan benar saja, dari jauh dia melihat lima orang perajurit
pengawal duduk di atas bangku panjang di depan sebuah
kamar yang pintunya terbuat dari besi bercat hijau dan di
bagian atasnya ada teralinya! Dengan jalan memutar dia
dapat melihat kamar itu dari depan, agak jauh. Dalam kamar
871 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang tampak dari terali daun pintu tampak remang-remang
karena hanya ada sebuah lampu kecil dalam kamar itu. Akan
tetapi dia dapat melihat dengan jelas sebuah pembaringan
kecil dan seorang anak kecil tidur di atas pembaringan itu,
berselimut merah. Hatinya lega melihat ini. Joko Pekik
Satyabudhi, putera Ki Patih Narotama, ternyata masih hidup
dan dalam keadaan selamat dan melihat dia tertidur, tentu dia
sehat-sehat saja.
Nurseta lalu membuat perhitungan masak sebelum
bertindak lebih lanjut. Dia harus melumpuhkan lima orang
perajurit yang berjaga di depan kamar tahanan itu. Dan hal ini
harus dia lakukan dengan cepat dan tidak menimbulkan suara
gaduh, karena kalau sampai terdengar oleh para tokoh sakti,
di istana dan mereka keburu datang, usahanya tentu akan
gagal. Dia harus sudah dapat membawa anak itu sebelum
para lawan tangguh muncul!
Nurseta lalu mengerahkan Aji Sirna Sarira sekuatnya dan
tubuhnya lalu berkelebat ke depan kamar tahanan. Lima orang
perajurit itu hanya melihat bayangan berkelabat. Mereka
terkejut dan bangkit berdiri, akan tetapi tiba-tiba mereka roboh
satu demi satu daiam keadaan pingsan tanpa sempat
berteriak! Nurseta cepat mencari dan mengambil kunci dari
saku baju seorang dari mereka, dan membuka gembok (induk
kunci) besar pada pintu besi itu. Dengan mudah dibukanya
872 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
gembok itu, dibukanya pintu besi dan dia cepat masuk ke
dalam kamar tahanan itu. Dia menghampiri pembaringan
.dan. . matanya terbelalak kaget ketika dia melihat bahwa
yang tidur di atas pembaringan tertutup selimut merah itu
hanya sebuah boneka!
"Ha-ha-ha-ha. .!"
"He-he-heh.. !"
"Hi-hi-hi-hik.. !"
Nurseta menoleh dan membalikkan tubuhnya ke pintu
mendengar suara tawa beberapa orang itu. Dia melihat betapa
873 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
daun pintu besi itu ditutup dari luar dan digembok kembali.
Dari terali pintu besi dia melihat mereka berempat berdiri di
luar pintu sambil tertawa-tawa. Ratu Durgamala, Ki
Nagakumala, Lasmini dan Mandari! Seketika mengertilah dia
kini. Semua itu ternyata merupakan pancingan dan jebakan
saja! Wanita pelayan tadi pun tentu dipergunakan sebagai
pancingan dan mereka berhasil memancing dan
menjebaknya! Di belakang empat orang tokoh Parang Siluman
yang tertawa-tawa itu berdiri seregu pasukan pengawal,
lengkap dengan senjata tombak, pedang, dan busur!
"He-he-he-heh! Nurseta, sejak engkau melewati gapura
istana, kami sudah mengamati dan mengikuti semua gerak-
gerikmu! He-he-heh!" Ratu Durgamala berkata sambil
tersenyum mengejek. Ratu wanita yang sudah janda dan
berusia empat puluh tahun lebih itu. masih tampak cantik
jelita, berdiri di samping kedua puterinya itu ia tampak seperti
kakak mereka saja.
Nurseta menjadi lemas! Kiranya mereka bukan saja
berhasil menjebaknya, bahkan penyamarannya pun tidak
dapat mengelabuhi mereka. Mereka sudah mengenalnya! Dia
merasa penasaran sekali, namun dapat bersikap tenang
ketika dia bertanya.
874 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
. "Hemm, harus kuakui bahwa Andika sekalian memang
cerdik sekali. Akan tetapi bagaimana Andika dapat
mengetahui siapa diriku?"
Ki Nagakumala yang menjawab. "Hmmm, apa sukarnya"
Permainan anak kecil! Biarpun penyamaranmu memang
bagus sekali dan mula-mula kami tidak mengenalmu, akan
tetapi ketika engkau bergerak, kami mengenal Aji Bayu Sakti
dan Aji Sirna Sarira, bahkan kami dapat mengetahui bahwa
engkau adalah utusan Ki Patih Narotama karena kami melihat
Tongkat Pusaka Kyai Tunggul Manik yang berada di
pinggangmu itu, Nurseta!"
Nurseta merasa kagum. Mereka itu cerdik dan licik, juga
sakti mandraguna. Dia merasa seperti harimau dalam
kurungan dan dapat menduga bahwa ruangan tahanan itu
pasti kokoh kuat sekali. Pintu besi itu tampak kokoh dan dia
menduga bahwa dinding tembok itu pun tentu dilapis besi.
Kiranya tidak mungkin menjebol kamar tahanan itu. Mereka
memang sudah mempersiapkan segalanya!
"Sudahlah, Kakang Nagakumala, untuk apa berpanjang
cerita dengan orang ini" Dia terlalu berbahaya, sebaiknya
dibinasakan sekarang juga!" kata Ratu Durgamala tak sabar
karena ratu ini sudah maklum akan kesaktian Nurseta yang
akan membahayakan kerajaannya.
"Engkau benar, Yayi Ratu." kata Ki Nagakumala lalu dia
875 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
memberi perintah kepada dua losin perajurit pengawalnya.
"Kalian kepung tempat ini dan pasang anak panah beracun.
Kerocok (hujani) dia dengan anak panah beracun!"
Dua losin perajurit itu maju dan bersiap di depan pintu besi
yang lebar itu. Mereka mengambil posisi, ada yang
berjongkok, ada yang berlutut dan ada yang berdiri
menodongkan anak panah, merupakan tiga lapis, bawah,
tengah, dan atas. Mereka sudah memasang anak panah yang
ujungnya berwarna hijau kehitaman tanda racun yang amat
kuat, pada busur mereka, siap untuk menarik tali busur dan
melepas anak panah.
"Tahan. .!!" Tiba-tiba Lasmini berseru.
"Jangan bunuh dia sekarang!"
"Lasmini! Mengapa engkau melarang?" tanya Ratu
Durgamala heran. Juga Ki Nagakumala memandang Lasmini
dengan alis berkerut. Seperti juga adiknya, dia berpendapat
bahwa Nurseta merupakan ancaman bahaya besar bagi
Parang Siluman, maka lebih cepat dibunuh lebih baik.
"Kanjeng Ibu, Mbakayu Lasmini benar! Orang ini jangan
dibunuh begitu saja. Terlalu enak dia kalau dibunuh begitu
saja!" "Hemm, lalu seharusnya bagaimana?" tanya Ratu
Durgamala. 876 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Begini, Kanjeng Ibu." kata Lasmini sambil tersenyum simpul, "Lumpuhkan dia dengan asap pembius. Nanti aku dan Mandari yang akan menangani dan membereskan dia!"
Ratu Durgamala tentu saja maklum dan dapat membaca senyum simpul yang berkembang di bibir manis Lasmini dan Mandari. Kedua orang puterinya itu bukan hanya mewarisi kecantikannya, akan tetapi juga kelemahannya terhadap gairah nafsunya sendiri yang membuat wataknya menjadi mata keranjang. Ia pun tersenyum maklum dan segera memerintahkan kepada para perajurit.
"Lumpuhkan dia dengan asap pembius!"
Dua losin perajurit itu mengganti busur anak panah mereka dengan alat penyemprot dari bumbung bambu. Nurseta tak dapat menemukan jalan untuk menghindar dari serangan. Dia tidak berdaya dan maklum bahwa menggunakan kekerasan takkan menolongnya. Dia tidak takut mati, bahkan dia lalu menghapus penyamarannya karena kalau dia sampai mati, dia ingin mati sebagai Nurseta, sebagai dirinya yang aseli, bukan dalam penyamaran. Menyamar pun sekarang tidak ada gunanya lagi karena rahasianya sudah ketahuan. Segera setelah dua losin perajurit itu menyemprotkan asap pembius yang berbau harum menyengat, dia melompat ke dtas pembaringan kecil, duduk bersila dan memejamkan kedua matanya. Dia menahan panas agar tidak keracunan pembius.
877 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Namun, segera kamar itu penuh asap dan kurang lebih satu
jam kemudian, dia tidak dapat lagi menahan pernapasannya.
Dia bernapas dan asap pembius memasuki rongga dadanya.
Kepalanya terasa pening, semua gelap dan dia pun tidak ingat
apa-apa lagi. Namun, badannya yang terlatih itu tetap duduk
bersila walaupun dia pingsan!
Ketika siuman dari pingsannya, dan membuka matanya,
Nurseta mendapatkan dirinya rebah telentang di atas sebuah
pembaringan yang besar, lunak dan indah, dalam sebuah
kamar yang mewah dan berbau harum. Dia memandang ke
sekeliling. Di sebelah kiri terdapat sebuah jendela yang
terbuka dan menembus ke sebuah taman yang penuh
tanaman bunga. Ketika dia meraba dengan tangannya, dia
mendapatkan badannya memakai pakaian baru yang indah.
Mukanya dan rambutnya bersih bekas dicuci dan
penyamarannya sudah hilang sama sekali. Dia teringat. Dia
telah terjebak dalam kamar dan diserang asap pembius!
Dirabanya pinggangnya. Tongkat Pusaka Tunggul Manik juga
telah hilang! Tiba-tiba terdengar suara tawa di belakangnya.
"Hi-hi-hi-hikl" Nurseta cepat memutar tubuh dan dia melihat Lasmini dan Mandari muncul di pintu sambil memandang
kepadanya dan terkekeh-kekeh. Dia marah sekali lalu
melompat turun dengan niat menyerang dua orang wanita itu.
878 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Akan tetapi dia mengeluh dan tubuhnya terpelanting,
terhuyung dan dia cepat menjatuhkan diri di atas pembaringan
karena kalau tidak, dia tentu akan terbanting roboh di atas
lantai. Seluruh tubuhnya terasa nyeri, tulang-tulangnya
mengeluarkan bunyi ketika dia tadi mengerahkan tenaga sakti
untuk menyerang dua orang wanita itul
"He-he-he-heh! Bocah bagus (anak tampan), engkau akan
mati kalau mencoba untuk mengerahkan tenaga dan melawan
kami!" kata Mandari sambil tersenyum manis.
Sekali lagi Nutseta mencoba untuk mengerahkan
tenaganya, namun rasa nyeri yang luar biasa membuat dia
terpaksa duduk bersila di atas pembaringan dan menarik
napas panjang. "Apa yang telah kalian lakukan terhadap diriku?" tanyanya,
tetap tenang walaupun dia tahu bahwa dia telah keracunan
secara hebat sekali.
"Engkau ingin mengetahui, Nurseta" Tubuhmu telah
kemasukan racun Perusak Tulang. Kalau engkau mau
menaati kami, engkau akan kami beri obat penawar. Akan
tetapi kalau engkau tidak mau menurut, dalam waktu satu
bulan, tulang-tulangmu akan hancur dan tidak ada obat apa
pun di dunia ini yang akan dapat menyelamatkanmu!" kata
Lasmini sambil tersenyum dan mengerling penuh daya pikat.
879 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Nurseta kini maklum mengapa Tongkat Pusaka Tunggul
Manik mereka ambil darinya. Kalau tongkat itu masih
tergantung di pinggangnya, tentu racun itu akan kehilangan
dayanya. "Menaati dan menurut bagaimana maksud kalian?"
tanyanya, sikapnya tetap tenang.
Kakak beradik yang sama-sama cantik jelita itu saling
padang dengan tersenyum. Mereka berdua sama-sama cantik
walaupun kecantikan mereka berbeda, Lasmini berwajah bulat
berkulit putih mulus, mata dan mulutnya penuh gairah,
rambutnya panjang hitam dan lekuk-lengkung tubuhnya nyaris
sempurna. Mandari berwajah agak lain, dengan dagu
meruncing wajahnya menjadi bulat telur, anak rambut
melingkar-lingkar di dahi dan pelipis, mulutnya kecil matanya
lebar, hidungnya mancung indah. Biarpun kulitnya tidak
seputih kulit Lasmini, namun halus dan jernih. Bentuk
tubuhnya juga amat ramping dan padat. Sukar mengatakan
siapa lebih menarik di antara kedua kakak beradik ini. Daya
tarik kecantikan mereka sama-sama kuat dan menggairahkan


Nurseta Satria Karang Tirta Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

karena sikap mereka yang menantang dan genit.
"Pertama, engkau harus membantu kami, memperkuat
Kerajaan Parang Siluman." kata Mandari sambil tersenyum
lebar sehingga tampak deretan giginya yang putih seperti
mutiara tersusun rapi.
880 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hemm, kalau untuk melakukan kebaikan, mendatangkan
kesejahteraan dan ketenteraman kehidupan rakyat, aku siap
membantu kerajaan manapun juga., Akanl tetapi kalau untuk
mengumbar angkara murka, apalagi untuk memusuhi Kahurip-
an, tak mungkin aku dapat membantui kalian." jawab Nurseta
tegas. "Urusan pertama itu boleh ditunda dulu, akan tetapi
sekarang engkau harus menuruti keinginan kami yang kedua,
yaitu kita berpesta dan bersenang-senang dalam kamar kami
ini. Engkau tentui akan suka menemani kami bersenang-
senang, bukan?"
Nurseta sudah mengenal dua orang wanita itu, maklum
bahwa kedua orang wanita bekas selir Sang Prabu Erlangga
dan Ki Patih Narotama ini adalah hamba-hamba nafsu berahi.
Dia maklum bahwa mereka mengajak dia berjina! Sambil
mengerutkan alisnya dia menjawab dengan lembut agar tidak
menyinggung hati mereka.
"Aku sama sekali tidak tertarik. Maafkan kalau aku menolak
ajakan itu."
Dua orang puteri itu tidak menjadi marah. Mereka malah
tersenyum lebar sehingga tampak rongga mulut mereka
dan lidah mereka yang kemerahan.
881 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hi-hi-hik, engkau tidak akan dapat menolak kami,
Nurseta!" kata Mandari, lalu disambung ucapan Lasmini
dengan suara lembut manis namun mengandung wibawa dan
daya pikat amat kuatnya. "Pandanglah kami, Nurseta!"
Seolah di luar kehendaknya, Nurseta memandang mereka
dan jantungnya berdegup keras. Dia melihat betapa Lasmini
dan Mandarai tampak luar biasa cantiknya, seolah dua orang
dewi kahyangan. Wajah mereka memancarkan cahaya indah,
senyum mulut mereka mengandung lautan madu, kerling mata
mereka seolah menarik-narik perasaan hatinya. Nurseta
segera menyadari bahwa dua orang wanita itu telah
mengerahkan Aji Pameletan Guna Asmara yang amat kuat
yang kabarnya dapat meruntuhkan iman seorang pertapa
sekalipun. Nurseta segera berlindung dalam Aji Sirna Sarira.
Aji ini merupakan aji yang meniadakan diri jasmani sehingga
tentu saja tidak dapat terpengaruh segala macam daya tarik
nafsu yang menguasai jasmani. Dia tetap duduk bersila dan
sungguhpun dia tidak perlu memejamkan matanya, namun
matanya sama sekali tidak silau oleh daya tarik kecantikan
dua orang wanita itu. Bahkan dia seolah melihat dua
tengkorak terbungkus kulit yang menjijikkan!
Dua orang wanita yang berpengalaman itu segera mengerti
bahwa aji pengasihan mereka tidak cukup kuat untuk
meruntuhkan perasaan hati dan membangkitkan nafsu berahi
882 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Nurseta. Mereka merasa penasaran sekali dan kegagalan
mereka itu bahkan merupakan senjata yang berbalik
menyerang diri mereka sendiri. Penolakan pemuda itu justru
membuat napsu mereka menjadi semakin menyala berkobar-
kobar membakar diri mereka! Keduanya menjadi nekat dan
mereka menyerbu ke atas pembaringan yang lebar itu.
Mereka berdua mulai merayu Nurseta dengan bisikan-bisikan,
belaian dan melekatkan tubuh mereka yang panas penuh
gairah itu ke tubuh Nurseta. Namun pemuda itu kini
memejamkan mata dan dia seolah menjadi seperti ketika
Arjuna digoda dan diuji keteguhan batinnya oleh tujuh dewi
kahyangan! Arjuna juga sama sekali tidak terguncang seperti
diceritakan daiam Kisah Mahabharata Episode Arjuna
Mintaraga. 883 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dua orang wanita cantik itu seperti cacing terkena abu panas! Mereka menggeliat-geliat merintih-rintih, merayu dan
membelai. Namun Nurseta tetap tak tergoyahkan sedikit pun.
Lasmini menjadi semakin penasaran. Ia lalu mengerahkan
tenaga sakti dan sihirnya, menggerakkan jari tangan menotok
tengkuk Nurseta lalu mengurut tulang punggungnya dengan
Aji Asmara Kingkin. Totokan ini biasanya amat ampuh, dapat
membangkitkan gairah berahi orang yang ditotoknya. Nurseta,
sempat merasakan tubuhnya panas dingin, namun tubuhnya
yang memang terbiasa kuat menguasai gejolak nafsu-
nafsunya, kini juga teguh dan tidak goyah. Dia tetap duduk
bersila memejamkan mata.
884 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Akhirnya dua orang wanita itu menjadi kelelahan sendiri.
Napas mereka terengah-engah, wajah mereka merah padam
dan senyum manis tadi berubah menjadi seringai penuh
kekesalan, kekecewaan, kemarahan dan juga ada perasaan
malu dan terhina.
"Jahanam.. !" Lasmini menggerakkan tangan menampar.
"Plak.. !" Pipi kanan Nurseta ditampar. Pemuda yang tidak
dapat mengerahkan tenaga sakti itu hampir terguling terkena
tamparan yang membuat dia merasa nyeri, perih dan panas
pada pipi kanannya.
"Keparat.. plakk!" Tangan Mandari menampar pipi kiri
Nurseta sehingga kedua pipi pemuda itu menjadi merah
membengkak, ujung bibirnya di kanan kiri sedikit pecah dan
berdarah. Akan tetapi wajah Nurseta tidak menunjukkan
perasaan apa pun tidak ada kerut pada wajahnya, tetap
tenang, bahkan kini dia membuka kedua matanya dan
memandang kepada dua orang wanita itu seperti orang yang
merasa iba! "Nurseta, keparat sombong! Engkau sudah menolak dua
permintaan kami. Engkau sudah menghina kami! Sepatutnya
sekarang juga engkau kami bunuh. Akan tetapi terlalu enak
kalau engkau dibunuhi sekarang, Maka, biarlah kaurasakan
siksaan racun Perusak Tulang yang akan menggerogotirnu
885 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
setiap saat selama satu bulan sampai engkau mati!" Lasmini
berkata marah sambil turun dari atas pembaringan.
Mandari juga turun dan membetulkan letak pakaiannya
yang kusut dan sebagian terbuka ketika tadi mereka
membujuk rayu dan menggoda Nurseta. "Kecuali kalau
engkau berubah pikiran dan mau menaati perintah kami, tentu
kami menyelamatkanmu!"
Setelah berkata demikian, dua orang wanita itu memanggil
para perajurit pengawal yang berjaga di luar kamar itu. Empat
orang perajurit pengawal yang bertubuh tinggi besar masuk
dengan sikap hormat.
"Bawa dia ke kamar tahanan di belakang. Awas, jaga ketat
jangan sampai dia lolos melarikan diri! Bunuh saja kalau dia
mencoba untuk melarikan diri!" kata Lasmini kepada mereka.
"Nyawa kalian taruhannya kalau dia lolosl" kata pula
Mandari. "Akan tetapi perlakukan dia baik-baik, jangan sekali-
kali kalian menyiksanya. Mengerti?"
Empat orang itu menyatakan siap dan taat, lalu mereka
berempat menuntun dan mengawal Nurseta keluar dari kamar
itu dan memasukkannya ke dalam sebuah kamar tahanan di
belakang. Kamar tahanan Ini kokoh kuat sekali karena
dindingnya terbuat dari baja, daun pintunya juga dari besi
dengan terali kokoh dari' atas ke bawah sehingga keadaan
886 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dalam kamar tahanan itu selalu diawasi oleh para perajurit
penjaga. Selosin orang perajurit berjaga secara bergiliran di
sekitar luar kamar tahanan itu.
Begitu dimasukkan kamar tahanan dan daun pintu besi
ditutup, Nurseta lalu duduk di atas dipan kayu yang berada di
sudut kamar tahanan. Dia tahu bahwa tubuhnya keracunan
dan mengerahkan tenaga merupakan hal tidak mungkin.
Kalau dia paksakan, tentu tulang-tulangnya akan hancur dan
dia tewas seketika. Maka dia membuat tubuhnya lemas, tidak
mengeluarkan tenaga. Dia harus banyak beristirahat.
Direbahkannya tubuhnya yang lemas dengan muka terasa
panasi dan pedih oleh tamparan kedua orang wanita tadi. Dia
telentang dan merenungkan keadaannya yang terancam
bahaya maut yang mengerikan. Para tokoh Parang Siluman
itu memang licik dan cerdik sekali. Mengatur jebakan dan
pancingan sedemikian halusnya sehingga dia yang sudah
berhati-hati itu tetap saja terjebak dan tertawan. Bahkan
rasanya tidak ada harapan baginya untuk dapat meloloskan
diri. Satu-satunya jalan untuk menghindarkan diri dari
kematian yang menyiksa hanyalah kalau dia menuruti
kehendak Lasmini dan Mandari! Pikirannya mulai melayang-
layang dan Nurseta membiarkan pikirannya bekerja sendiri
tanpa dia kendalikan. Mulai! terbayanglah dia akan segala
yang baru dialaminya, sejak dia melakukan penyelidikan
887 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sampai kemudian tertawan dan pengalaman terakhir dalam
kamar indah itu pun terbayang-bayang. Betapa cantiknya dua
orang puteri Parang Siluman itu! Bukan saja wajah mereka
yang cantik manis menggiurkan, bahkan Sang Prabu Erlangga
dan Ki Patih Narotama pernah terpikat oleh kecantikan
mereka! Betapa indah bentuk tubuh mereka dan terbayanglah
semua peristiwa tadi, betapa tubuh-tubuh yang lunak hangat
lembut itu membelainya, betapa harum semerbak bau rambut
dan tubuh mereka. Betapa akan menyenangkan kalau dia
memenuhi permintaan mereka. Tidak, itu tidak benar sama
sekali, terdengar bisikan halus namun penuh teguran dari
dalam dadanya. "Tidak, Nurseta, hal itu tidak boleh kaulakukan." Hatinya
berbisik. "Uh, mengapa tidak boleh?" suara lain yang parau
terdengar dari dalam kepalanya. "Engkau tidak akan menjadi
manusia tolol, Nurseta! Engkau laki-laki, dan mereka itu begitu
cantik menarik, bayangkan betapa indah mata dan mulut
mereka, betapa mulus dan indah tubuh mereka, betapa akan
berbahagianya engkau kalau engkau menerima dan
membalas cinta kasih mereka!"
"Hemm, itu bukan cinta kasih." cela suara dalam hatinya.
"Itu hanya gairah nafsu birahi semata yang akan menyeretmu
ke dalam dosa, Nurseta. Itu perjinaan namanya dan engkau
888 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
membiarkan dirimu diseret dan diperbudak napsu birahi yang
akan menyengsarakan dirimu sendiri. Seorang satria utama
tidak akan sudi melakukan kesesatan itu."
Nurseta mengangguk-angguk. "Itu benar sekali, aku tidak
boleh melakukan perbuatan sesat itu!" katanya lirih walaupun
suara bisikannya itu tidak yakin dan tegas benar, masih
bercampur keraguan.
"Phuah, omong kosong! Siapa bilang berjina dan dosa" Ini
merupakan usaha untuk menyelamatkan diri. Setiap orang
manusia berhak untuk mencari keselamatan, menghindar diri
dari ancaman maut! Sudah jelas engkau akan mati, tulang-
tulangmu akan hancur dan kau tidak akan dapat tertolong lagi!
Kalau jalan satu-satunya untuk menghindarkan kema-tian
hanya menuruti kemauan dua orang wanita itu, apanya yang
dosa" Itu bukan perjinaan, bukan dosa namanya! Itu hanya
cara untuk mempertahankan hidup, hak setiap orang manusia!
Bahkan kalau engkau tidak mempertahankan hidupmu,
membiarkan dirimu mati tanpa berusaha mencari
keselamatan, itu dosa besar namanya! Sudahlah, Nurseta,
kau turuti saja kemauan Lasmini dan Mandari. Engkau akan
memperoleh kenikmatan, kesenangan, dan juga luput dari
kematian!" Suara parau dalam kepalanya semakin lantang.
"Jangan dengarkan bujuk rayu menyesatkan itu, Nurseta."
bisikan dalam dadanya membantah. "Ingat, engkau seorang
889 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
satria, engkau utusan K i Patih Narotama dan engkau selalu
berpendirian bahwa seribu kali lebih baik mati sebagai
seorang satria daripada hidup sebagai seorang budak nafsu
yang sesat berdosa!"
"Hua-ha-ha!" Suara dalam kepalanya terbahak. "Siapa sih manusia hidup di dunia ini yang tidak berdosa" Melakukan
dosa untuk mempertahankan hidup itu tidak salah, Nurseta!"
Namun jiwa Nurseta sudah tegar kembali, sepenuhnya
menyadari akan kebenaran bisikan dari hatinya tadi. "Hemm,
enyahlah kamu, Nafsu Setan!" bentaknya kepada pikirannya
sendiri. Terdengar suara dalam kepala tadi tertawa bergelak,
menertawakan kebodohannya, akan tetapi juga terdengar
bisikan suara dalam dadanya. "Puja-pujl tertinggi bagi Sang
Hyang Widhi Wasa. Yang Maha Besar dan Maha Kuasa!"
Setelah dua suara yang bertentangan, suara yang muncul
dalam pikiran di kepala dan suara dari hati sanubari,
menghilang dan keseimbangan dirinya pulih kembali dan
tenang, Nurseta termenung.
Dia menyadari bahwa suara yang membujuk-bujuknya
untuk tunduk memenuhi permintaan Lasmini dan Mandari tadi
adalah suara nafsunya yang pada umumnya disebut suara
Setan. Akan tetapi, jahatkah Setan yang selalu membujuk-
890 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bujuk manusia untuk menyimpang dari kebenaran, untuk
melakukan perbuatan yang sesat dan jahat" Nurseta
tersenyum sendiri. Sudah tentu saja Setan itu jahat, kalau
tidak jahat bukan Setan namanya! Setan itu adalah Si Jahat
itu sendiri, maka setan itu tidak bisa jahat lagi karena
sudah maha jahat sejak mulanya! Mana mungkin api dapat
terbakar" Api dan nyalanya tidak terpisah, seperti setan dan
jahatnya. Sudah ditentukan Sang Hyang Widhi bahwa Setan
harus menggoda manusia, maka membujuk manusia
menyeleweng dari kebenaran merupakan tugas - kewajiban
Setan! Kalau Setan tidak menggoda manusia, lalu apa
pekerjaannya" Lalu namanya pun bukan setan lagi!


Nurseta Satria Karang Tirta Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tidak, yang jahat bukanlah setan, melainkan tergantung
kepada manusia sendiri bagaimana menghadapi godaan itu.
Betapapun hebat setan menggoda, bagaimana kuat pun
nafsu-nafsu dalam badan ini membujuk rayu, menjanjikan
kesenangan dan kenikmatan yang kalau dituruti akan
menyeret kita ke dalam dosa, namun kalau kita tidak
menyerah, pasti tidak akan terjadi perbuatan sesat atau dosa!
Jelaslah bahwa dosa terjadi karena kelemahan manusia,
bukan karena godaan setan. Sudah ditakdirkan bahwa
manusia hidup di dunia harus menghadapi banyak sekali
godaan dan tantangan, baik tantangan jasmani maupun
rohani. Segala macam j godaan jasmani mengancam
891 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kehidupan kita, misalnya binatang-binatang yang mengganggu
seperti nyamuk, lalat, tikus dan masih banyak lagi. Banyak
pula peristiwa alam yang mengganggu dan merupakan
tantangan kita, seperti banjir, gunung meletus, gempa bumi,
badai dan sebagainya. Akan tetapi Sang Hyang Widhi Wasa
juga memberi bekal akal budi kepada kita sehingga kita dapat
mempergunakannya untuk mengatasi semua gangguan itu.
Demikian pula dengan gangguan rohani yang pada
umumnya disebut gangguan setan. Seperti juga kita tidak
menyalahkan nyamuk yang mengganggu, mengisap darah
kita, karena memang nyamuk sudah ditakdirkan harus hidup
dari mengisap darah sehingga nyamuk tidak bersalah,
tergantung kepada kita dapat menghindarkan diri atau tidak,
maka setan juga tidak bisa disalahkan kalau kita sampai
tergelincir ke dalam perbuatan dosa. Kita sendirilah yang
bersalah, karena lemah.
Memang, melawan bujukan setan berarti melawan nafsu-
nafsu diri kita sendiri dan hal ini amatlah sukar. Manusia
sendiri tidak akan mampu melawan dan mengatasi musuh
besar sepanjang hidup berupa keinginan-keinginan napsunya
sendiri. Hanya Sang Hyang Wldhi Wasa yang akan mampu
memperkuat kita untuk mengatasi semua godaan itu. Satu-
satunya jalan hanyalah mohon, kekuatan dari Dia Yang Maha
Kuat, dengan penyerahan diri secara total kepada-Nya
892 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sehingga kekuatan-Nyalah yang bekerja, bukan lagi kekuatan
kita untuk meredam gairah nafsu yang berkobar-kobar.
Tuhan Maha Murah dan Maha Adil, segala ciptaan-Nya
diberi kebebasan sepenuhnya. Juga manusia selain diberi
perlengkapan hidup berupa nafsu-nafsu dan hati akal pikiran
serta budi, diberi pula kebebasanv Manusia bebas untuk
memilih, kepada siapa kita akan mengabdi. Bebas untuk
mengabdi kepada nafsu-nafsu daya rendah Setan atau
mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa yang kedua
pengabdian itu mendatangkan akibat-akibat tertentu. Akibat
lahir dari sebab, ini tak dapat dihindarkan lagi, sudah adil dan
sempurna. *** Kerajaan Wengker geger! Pasukan Kahuripan yang besar
jumlahnya, dipimpin! sendiri oleh Ki Patih Narotama, datang
menyerbu bagaikan banjir bandang! Ki Patih Narotama
menyerbu Kerajaan Wengker dengan semangat yang
menggebu-gebu, bagaikan api berkobar menyala dari
membakar apa saja yang menghalangi Dia ingin cepat-cepat
menguasai Wengker agar dapat mencurahkan seluruh
perhatiannya terhadap penyelamatan puteranya yang berada
di tangan para pimpinan Parang Siluman, kemudian setelah
puteranya dapat dirampas kembali, menundukkan Kerajaan
Parang Siluman.
893 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Namun ternyata Kerajaan Wengker tidak seperti Kerajaan
Wura-wuri dan Kerajaan Siluman Laut Kidul yang mudah
ditaklukkan. Kerajaan Wengker melakukan perlawanan mati-
matian! Biarpun jumlah pasukan Wengker kalah banyak,
namun Wengker mengerahkan seluruh kekuatan dan
melakukan perlawanan dengan gigih. Dewi Mayangsari,
Adipati Linggawijaya, dan Resi Bajrasakti merupakan tiga
orang sakti yang pandai memimpin pasukan mereka. Pandai
pula memberi dorongan semangat sehingga pasukan
Wengker melawan dengan nekat.
Pertempuran antara kedua pasukan terjadi sampai berhari-
hari. Pertempuran yang amat dahsyat, ganas dan buas! Yang
ada hanya membunuh atau dibunuh! Mayat-mayat kedua
pihak berserakan memenuhi lapangan pertempuran di luar
tembok Kota Raja Wengker!
Semua serangan yang dilakukan Dewi Mayangsari,
Linggawijaya, dan Resi Bajrasakti melalui ilmu pertempuran,
aji kesaktian, bahkan sihir ilmu hitam, semua dapat digagalkan
Ki Patih Narotama. Mereka bertiga memang jerih untuk
berhadapan langsung melawan Ki Patih Narotama dan
hanya mempergunakan berbagai muslihat untuk
menghancurkan Pasukan Kahuripan. Namun, pasukan
Kahuripan bertempur penuh semangat walaupun banyak pula
di antara mereka yang terluka atau tewas.
894 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Senopati Tanujoyo yang diperbantukan kepada Ki Patih
Narotama, juga memperlihatkan keahliannya memimpin
pasukan. Demikian pula para perwira pembantu, dengan
penuh semangat mendorong pasukan sehingga setelah
berhari-hari bertempur, akhirnya pasukan Kahuripan dapat
mendesak pasukan Wengker sehingga mereka terpaksa
mundur dan memasuki kota raja, menutupkan pintu gerbang
dan melakukan pertahanan dari dalam benteng kota raja.
Ternyata pertahanan Wengker memang kuat sekali.
Benteng itu kuat dan usaha pasukan Kahuripan untuk
mendekat benteng, selalu disambut hujan anak panah
beracun! .Terpaksa pasukan Kahuripan menjauh, berlindung
di balik perisai dan membalas dengan serangan anak panah.
Pertempuran anak panah berlangsung berhari-hari. Akan
tetapi Ki Patih Narotama memperketat pengepungan sehingga
tidak memungkinkan Wengker mendatangkan ransum dari
luar. Sementara itu, banyak penyelidik diselundupkan. Di
antara mereka, banyak yang tertangkap dan dibunuh, akan
tetapi masih ada beberapa orang berhasil menyusup masuk
dan mereka lalu mengadakan aksi pembakaran gudang-
gudang ransum. Mereka memang tertangkap dan terbunuh,
namun mereka berhasil membakar sebagian besar persediaan
ransum. 895 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tidak adanya penambahan bahan pangan membuat para pimpinan Wengker menjadi panik. Juga sisa pasukannya menjadi gentar dan turun semangatnya.
Melihat berkurangnya semangat pasukan Wengker yang tampak dari semakin melemahnya penjagaan mereka, juga serangan balasan anak panah mereka kini hanya jarang dan semakin berkurang, tanda bahwa mungkin mereka kehabisan anak panah, setelah mengepung beberapa pekan lamanya, Ki Patih Narotama lalu memberi komando kepada pasukannya untuk menyerbu!
Di ringkan suara bende (canang), genderang, tambur dan di kuti sorak sorai gemuruh, pasukan Kahuripan menyerbu dan mendobrak pintu gerbang yang kokoh dan tebal itu, mempergunakan batang pohon yang panjang dan besar, diangkat ratusan orang perajurit dan ditumbukkan ke pintu gerbang. Terdengar suara menggelegar beberapa kali dan akhirnya daun pintu gerbang itu pun runtuh! Kini pasukan kedua pihak bertempur mati-matian di pintu gerbang. Pasukan Kahuripan menyerbu masuk dan pasukan Wengker mempertahankan.
Melihat betapa pihaknya terancam bahaya dan berada di ambang kehancuran, Dewi Mayangsari, Linggawijaya dan Resi Bajrasakti menjadi panik. Akan tetapi Linggawijaya
membesarkan hati lsteri dan gurunya.
896 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bapa Guru Resi Bajrasakti, saya harap Bapa Guru
memimpin pasukan pengawal istana untuk membantu
pertahanan pasukan kita. Pertahankan sekuatnya agar musuh
jangan sampai dapat menyerbu masuk. Diajeng Dewi
Mayangsari, sebaiknya kalau engkau membantu Bapa Resi
untuk memperkuat pertahanan. Aku akan melakukan
persiapan dan penjagaan terakhir untuk mempertahankan
Istana kita!"
Keadaan sudah mendesak. Teriakan-teriakan
menggenggap gempita sudah menggetarkan istana, maka
Resi Bajrasakti dan Dewi Mayangsari tidak mempunyai waktu
untuk memperbincangkan soal pertahanan lebih lama lagi.
Mereka berdua segera berlari keluar, memanggil semua
pasukan pengawal istana yang merupakan pasukan istimewa
dan memimpin mereka keluar menuju pintu gerbang dan
membantu pasukan mempertahankan pintu gerbang agar
musuh tidak dapat menyerbu masuk. Bantuan dua orang sakti
ini membuat pertempuran menjadi lebih seru karena selain
sepak-terjang mereka berdua dapat merobohkan banyak
perajurit Kahuripan, juga masuknya dua orang ini
membangkitkan semangat para perajurit Wengker.
Pasukan Kahuripan yang berada di bagian depan menjadi
gempar ketika Resi Bajrasakti dan Dewi Mayangsari muncul
dan mengamuk. Dalam waktu sebentar saja dua orang ini
897 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
telah merobohkan dan menewaskan puluhan orang perajurit
Kahuripan! Segera seorang perwira lari melapor kepada Ki
Patih Narotama yang mengatur pasukan. Mendengar tentang
dua orang sakti yang mengamuk itu, Ki Patih Narotama cepat
menuju ke depan dan dia sudah berhadapan dengan Resi
Bajrasakti dan Dewi Mayangsari. Memang sepak terjang dua
orang pimpinan Wengker ini amat menggiriskan. Dengan Aji
Wisa Langking, pukulan yang mengeluarkan asap beracun
hitam, Dewi Mayangsari menewaskan perajurit yang berani
mendekatinya. Resi Bajrasakti lebih menyeramkan lagi. Dia
membawa sebatang cambuk bergagang gading. Cambuknya
meledak-ledak dan ujungnya mengeluarkan asap. Perajurit
yang terkena lecutan cambuknya, seolah disayat pisau tajam.
Kulit daging tersayat, tulang pun remuk terkena lecutan
cambuk itu! "Tar-tar-tarrr. . plakk.. ! " Tiba-tiba Resi Bajrasakti terkejut sekali ketika gerakan cambuknya yang meledak-ledak dan
menyambar-nyambar itu bertemu sesuatu yang amat kuat
sehingga cambuk nya itu terpental dan membalik! ketika dia
melihat orang yang menangkis cambuknya itu, dia mengenal
Ki Patih Narotama! Tahulah dia bahwa kini dia berhadapan
dengan tokoh Kahuripan yang memang dia takuti. Akan tetapi
dalam pertempuran yang mati-matian itu, dia tidak mungkin
898 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dapat menghindar lagi, maka dia pun cepat melakukan
penyerangan dengan dahsyat.
"Tar-tarrr.. .!" pecutnya menyambar-nyambar.
"Jahanam Narotama, mampuslah engkau!" Dewi
Mayangsari juga membentak sambil menyerang dengan
kedua tangannya yang mengandung hawa beracun. Ki Patih
Narotama menghindar dari sambaran cambuk dengan
lompatan ke kiri dan sengaja menyambut tamparan tangan
Dewi Mayangsari sambil mengerahkan tenaga saktinya.
"Wuuutt . . dessss. . !!" Tubuh Dewi Mayangsari terlempar
sampai tiga tombak lebih dan wanita perkasa ini cepati
menggulingkan tubuh sehingga tidak terluka ketika terbanting.
Ia bangkit berdiri dengan wajah pucat dan gelung rambutnya
terlepas. Ia melihat betapa Resi Bajrasakti yang dibantu empat
orang perwira mengepung dan mengeroyok Ki Patih
Narotama, namun mereka tetap saja terdesak oleh sepak-
terjang patih yang sakti mandraguna itu. Hati Dewi Mayangsari
menjadi jerih, apalagi melihat kini para perajurit Kahuripan
mulai menerobos masuk dan pertahanan di luar pintu gerbang
sudah jebol. Hanya tinggal menunggu waktu saja istana
Wengker tentu akan diserbu. Ia pun merasa heran mengapa
suaminya, Adipati Linggawijaya belum juga tampak
membantu. Karena melihat keadaan gawat dan bahaya
mengancam, Dewi Mayangsari lalu membalikkan tubuh dan
899 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
lari meninggalkan pertempuran, memasuki istana yang di
sebelah dalamnya sepi karena para pelayan yang lemah
melarikan dan menyembunyikan diri, sedangkan para perajurit
pengawal istana sudah berkumpul semua di depan istana
untuk menjaga Istana dari serbuan musuh.
Dewi Mayangsari mencari-cari suaminya, namun Adipati
Linggawijaya tidak tampak. Ia memanggil-manggil dan
mencari ke semua ruangan istana.
"Kakangmas Adipati. .!" teriaknya berkali-kali, namun tidak ada jawaban. Bayangan suaminya tidak tampak. Ia merasa
heran lalu menuju ke belakang. Ketika bertemu seorang
pelayan yang bersembunyi di dapur, ia bertanya.
"Ke mana perginya Gusti Adipati?"
Pelayan yang ketakutan itu menuding ke arah belakang
dan menjawab. "Hamba tadi melihat Gusti Adipati pergi ke
kandang kuda, membawa buntalan kain besar berwarna
hitam." Dewi Mayangsari cepat berlari ke belakang. Setibanya di
belakang, dekat kandang kuda, ia melihat suaminya, Adipati
Linggawijaya dan Tumenggung Suramenggala, ayah
suaminya itu, sedang melompat ke atas dua ekor kuda dan
mereka berdua membawa buntalan kain yang tampak berat.
Mudah saja bagi Dewi Mayangsari untuk menduga bahwa
900 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang mereka bawa itu tentulah barang-barang berharga,
perhiasan dari emas permata. Agaknya ayah dan anak itu
hendak melarikan diri!
Melihat mereka mulai melarikan kuda, agaknya hendak
mengambil jalan belakang untuk keluar dari istana melalui
pintu rahasia yang berada di bagian belakang kompleks
istana, Dewi Mayangsari berseru.
"Kakangmas, tunggu.. .!!" Akan tetapi, Linggawijaya sama
sekali tidak mempedulikannya. Menoleh pun tidak bahkan
membalapkan kudanya. Melihat ini, Dewi Mayangsari
mengerutkan alisnya dan mukanya berubah merah sekali.
Tahulah ia bahwa laki-laki yang menjadi suaminya itu, adalah
seorang yang rendah budi. Kini hendak melarikan diri
meninggalkan Istana dan tidak mempedul kan ia lagi, hendak
mencari keselamatan bagi diri sendiri dan ayahnya, dengan
membawa pergi harta kekayaan dari istananya!
"Kakangmas, tunggu aku.. .!"
Dewi Mayangsari cepat melompat ke atas seekor kuda dan
melakukan pengejaran. Agaknya Linggawijaya dan
Suramenggala yang sudah panik melihat keadaan istana
gawat itu, melarikan diri tanpa menengok lagi, tidak tahu kalau
Dewi Mayangsari melakukan pengejaran, Mereka berdua
901 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
hanya mempunyai satu keinginan, yaitu cepat keluar dari
istana dan dari Kota Raja Wengker dengan selamat.


Nurseta Satria Karang Tirta Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Setelah berhasil mengejar dekat, Dewi Mayangsari berseru
nyaring, "Kakangmas Linggawijaya, berhentilah. Kita harus
membela Wengker dengan taruhan nyawa!"
Tanpa menoleh Linggawijaya berseru, "Engkau boleh
tinggal di sini membela Wengker sampai titik darah
penghabisan. Aku tidak ingin mati konyol!" jawaban ini
terdengar seperti ejekan yang amat menyakitkan hati Dewi
Mayangsari. "Jahanam.. .!" hatinya memaki dan ia pun mempercepat
larinya kuda sehingga dapat mengejar suaminya. Setelah
jaraknya cukup dekat Dewi Mayangsari menggerakkan tangan
kanannya dan sinar hitam menyambar ke arah punggung
Linggawijaya! 902 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aduh.. .! " Linggawijaya berteriak dan roboh terjungkal dari atas punggung kudanya yang terus berlari ketakutan. Biarpun
Linggawijaya memiliki kesaktian yang cukup tangguh, akan
tetapi diserang dari belakang secara tiba-tiba dan dia sama
sekali tidak menduga itu, maka dia tidak dapat menghindarkan
diri. Pasir Sakti yang merupakan senjata rahasia ampuh sekali
dari Dewi Mayangsari menembus kulit punggungnya dan
memasuki rongga dada. Pasir itu mengandung racun yang
amat kuat karena senjata rahasia itu merupakan senjata
rahasia andalan Nini Bumigarbo yang telah diajarkan nenek itu
kepada Dewi Mayangsari.
903 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Melihat Linggawijaya roboh dari atas kudanya,
Tumenggung Suramenggala terkejut, akan tetapi dia malah
makin membalapkan kudanya.
Mayangsari yang marah sekali kepada suaminya, tidak
peduli akan larinya Ki Suramenggala. Ia melompat turun dari
atas kudanya, lalu menghampiri Linggawijaya yang roboh
miring sambil mencabut sebatang pedang yang tergantung di
punggungnya. "Jahanam keparat! Laki-laki pengecut, pengkhianat hina,
manusia rendah. . !" Dewi Mayangsari memaki-maki sambil
menghampiri dan ia sudah mengangkat pedangnya.
Akan tetapi pada saat itu, secara tiba-tiba Linggawijaya
membalik, mengeluarkan gerengan seperti binatang buas,
tangan kanannya menggerakkan Pecut Tatit Geni yang telah
dia persiapkan, menyerang ke arah dada Dewi Mayangsari.
"Tar-tarrr.. " Tampak kilatan api dari pecut itu dan dada
Dewi Mayangsari yang sama sekail tidak menyangka akan
ada serangan mendadak yang amat dahsyat itu, dihantam
ujung pecut. Dewi Mayangsari mengeluh akan tetapi dengan
sisa tenaga yang ada ia menubruk dan menusukkan pedang
di tangannya ke arah dada Linggawijaya yang terkulai setelah
tadi mengerahkan tenaga terakhir untuk menyerang Dewi
Mayangsari. 904 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Blesss. .!" Pedang itu menancap ulu hati Linggawijaya sampai menembus punggung. Tubuh Dewi Mayangsari terkulai dan roboh di atas tubuh Linggawijaya. Kedua orang itu tewas dalam saat yang bersamaan, tubuh mereka tumpang tindih berlepotan darah keduanya. Sementara itu, Resi Bajrasakti kewalahan sekali melawan Ki Patih Narotama.
Dengan repot dia mencoba untuk bertahan, mengeluarkan segala macam ilmunya dan mengerahkan seluruh tenaga saktinya. Akan tetapi tetap saja dia kewalahan dan semakin terdesak hebat. Ki Patih Narotama yang maklum bahwa kakek ini yang memperkuat Kerajaan Wengker dan datuk ini sejak dulu terkenal sebagal seorang datuk sesat yang jahat, kemudian menjadi guru Linggawijaya yang kemudian juga terkenal jahat, terus mendesaknya.
"Hyaaaaahhhhh. . !" Tiba-tiba dia mengeluarkan pekik melengking dan dengan nekat dia mengerahkan seluruh tenaganya, menggunakan pukulan Aji Gelap Sewu dan mendorongkan kedua tangannya ke arah dada Ki Patih Narotama. Ki Patih Narotama menyambut dengan sikap tenang, mendorongkar kedua tangan dan juga mengerahkan tenaga saktinya.
905 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jilid XX "SYYUUUUTTT... blarrr.. !" Sekali ini, Ki Patih Narotama mengerahkan seluruh tenaganya. Pertemuan hebat kedua tenaga sakti itu terasa getarannya oleh semua perajurit yang sedang bertempur di sekeliling tempat itu, bahkan yang terdekat terpelanting roboh disambar getaran itu. Tubuh Resi Bajrasakti sendiri terpental jauh, terjengkang dan terbanting roboh, tak bergerak lagi. Dari hidung dan mulutnya mengalir darah segar dan dia tewas seketika oleh tenaga saktinya sendiri yang membalik dan merusak isi dada dan perutnya.
Melihat Resi Bajrasakti yang menjadi andaian mereka itu roboh dan tewas, semua perwira Wengker menjadi panik dan ketakutan. Banyak di antara mereka lalu meninggalkan pertempuran dan melarikan diri. Melihat ini, tentu saja anak buah mereka, para perajurlt juga kehilangan semangat dan ketakutan. Dengan sendirinya pasukan Kahu-ripan mendapat angin dan mereka terus menyerbu ke dalam. Setelah Ki Patih Narotama memimpin para perwira pembantu dan pasukan memasuki istana, dia tidak menemukan perlawanan sama sekali. Mereka semua merasa heran karena tidak melihat adanya Adipati Linggawijaya dan Dewi Mayangsari di dalam istana. Akan tetapi seorang perajurit datang melaporkan kepada Ki Patih Narotama bahwa suami isteri itu ternyata
906 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
telah tewas dalam keadaan mengerikan di dekat kandang
kuda. Ki Patih Narotama cepat pergi ke belakang dan dia
menemukan mayat kedua orang itu bertumpang tindih mandi
darah. Linggawijaya masih memegang senjata pecutnya, dan
Dewi Mayangsari masih memegang gagang pedangnya yang
menembus dada Linggawijaya. Di dekat mereka terdapat
buntalan berisi perhiasan emas permata berserakan.
Ki Patih Narotama menghela napas panjang. Sekali lagi dia
menjadi saksi akan datangnya akibat dari perbuatan buruk
yang menjadi sebabnya. Lebih jelas lagi bukti terjadinya
hukum karma ini ketika seorang perwira melaporkan bahwa Ki
Suramenggala yang melarikan diri menunggang kuda melalui
jalan rahasia di belakang istana, bertemu dengan para
perajurit Wengker yang sedang melarikan diri pula dan para
perajurit itu melihat Ki Suramenggala lari membawa harta
benda, lalu mengeroyok dan membunuhnya, dan buntalan
harta benda itu menjadi rebutan!
"Tidak ada kejahatan yang mendatangkan kebahagiaan."
katanya lirih, didengarkan oleh para perwira dalam ruangan
istana itu. "Cepat atau lambat, hukum itu pasti datang
menuntut pelakunya. Hukuman akibat perbuatan jahat yang
datang selagi masih hidup, masih amat ringan dibandingkan
dengan hukuman sebagai akibat yang datang setelah
907 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pelakunya mati. Perbuatan jahat hanya mendatangkan
kesenangan lahiriah, kesenangan jasmani yang sifatnya fana.
Sebaliknya perbuatan yang baik akan mendatangkan
kebahagiaan kekal walaupun mungkin di waktu hidupnya si
pelaku belum menikmati hasilnya." Semua yang
mendengarkan menundukkan kepala karena mereka semua
yakin akan kebenaran ucapan Ki Patih Narotama dan apa
yang terjadi itu merupakan contoh dan pelajaran yang baik
sekali bagi mereka.
Namun Ki Patih Narotama sekali ini tidak dapat menikmati
kemenangan yang telah dicapainya dengan menalukkan
Wengker karena dia melihat demikian banyaknya korban
manusia yang tewas oleh pertempuran dahsyat itu. Kerajaan
Wengker merupakan lawan yang paling gigih selama operasi
ini dan menimbulkan banyak korban, baik di pihak Wengker
maupun di pihak Kahuripan. Selain itu, dia juga merasa
prihatin karena kini tinggal Kerajaan Parang Siluman yang
harus dia talukkan. Akan tetapi sampai sekarang belum juga
ada berita tentang puteranya yang disandera para pimpinan
Parang Siluman! Dia lalu mengumpulkan sisa pasukannya dan
mengirim berita kepada Sang Prabu Erlangga di Kahuripan
tentang Wengker yang sudah ditalukkan dan mohon kiriman
pasukan bantuan untuk memperkuat pasukannya yang sudah
908 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berkurang banyak, menghadapi musuh terakhir, yaitu Parang
Siluman. *** Seorang pemuda tampan melewati para perajurit yang
berjaga di pintu gerbang Kota Raja Parang Siluman.
Seandainya Nurseta belum tertawan, tentu para penjaga itu
akan merasa curiga melihat pemuda tampan yang tidak
dikenal sebagai penduduk Kota Raja Parang Siluman itu.
Akan tetapi Nurseta sudah tertawan, maka para penjaga
membiarkan pemuda tampan itu lewat tanpa curiga. Siapa
yang mencurigai seorang pemuda yang tampan, bertubuh
kecil dan tampak lemah itu"
Pemuda itu adalah Puspa Dewi yang menyamar. Dengan
menyamar sebagal seorang pemuda tampan dan tampak
masih remaja, la dapat memasuki Parang Siluman dengan
mudahnya. Puspa Dewi bersikap seolah-olah ia seorang
pemuda dusun yang baru pertama kali melihat Kota Raja
Parang Siluman. Ia memperlihatkan sikap terkagum-kagum
dan terheran-heran melihat bangunan kom -pleks istana yang
besar, indah dan megah. Tampaknya ia seorang pemuda
dusun yang melihat-lihat istana dan mengaguminya, padahal
tentu saja ia mengelilingi perumahan istana itu untuk
melakukan penyelidikan dan untuk melihat apakah ada jalan
masuk yang baik baginya. Ia harus memasuki istana kalau
909 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ingin menemukan tempat disembunyikannya Joko Pekik
putera Ki Patih Narotama.
Ia pun tidak tahu di mana adanya Nurseta yang lebih dulu
melakukan tugas menyelamatkan Joko Pekik. Apakah Nurseta
sudah berhasil memasuki istana"
Entah sudah berapa kali ia mengelilingi istana sejak
masuknya ke kota raja pagi tadi. Hari sudah siang dan Puspa
Dewi masih belum menemukan jalan terbaik untuk memasuki
kompleks istana. Tiba-tiba seorang laki-laki berpakaian se
orang perwira menghampirinya. Perwira itu berusia empat
puluh tahun lebih, wajahnya seperti tikus dan matanya tampak
cerdik dan licik sekali. Tubuhnya juga kurus, namun dia
berjalan dengan dada diangkat dan dibusungkan sehingga
tampak lucu. Akan tetapi Puspa Dewi tidak memandang
remeh dan ia sudah siap menghadapi segala kemungkinan.
Dengan wajah tenang dan sinar mata penuh pertanyaan ia
berhenti melangkah dan memandang perwira yang bergegas
menghampirinya itu. Kebetulan siang itu panas sekali dan di
tempat mereka bertemu ini agak sunyi, tidak banyak orang ber
lalu-lalang. "Kisanak, aku sejak tadi memperhatikanmu dan melihat
betapa Andika sudah tiga kali lewat di sini. Mengapa Andika
berputar-putar mengelilingi istana?"
910 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Diam-diam Puspa Dewi terkejut akan kejelian mata orang
ini. Akan tetapi ia bersikap tenang dan menjawab dengan
suara sungguh-sungguh. "Baru satu kali ini saya melihat
bangunan istana yang begini indahnya. Saya senang dan
mengaguminya, tiada bosannya melihat sejak tadi. Apakah ini
tidak boleh Kisanak?"
"Hush! Jangan aku sebut Kisanak. Namaku Raden Kaloka
dan engkau harus menyebut aku Raden Kaloka, aku perwira
terkenal dari pasukan pengawal istana. Tahu?"
"Maaf, Raden Kaloka."
"Nah, sekarang jawab, siapa namamu?" tanya perwira itu
dengan nada bangga dan angkuh setelah dia disebut raden.
"Dari mana asalmu?"
Puspa Dewi memang sudah siap dengan nama dan tempat
asalnya untuk menjaga kalau kalau ada yang bertanya dan
harus dijawab. Maka suaranya datar dan wajar ketika ia
menjawab. "Nama saya Sakri, saya tinggal di daerah Kadipaten
Siluman Laut Kidul di pesisir. Ketika tempat saya diserbu dan
diduduki pasukan Kahuripan, saya melarikan diri mengungsi
dan hari ini tiba di sini untuk mencari pekerjaan."
"Hemm, bagus! Kebetulan sekali, Sakri. Ada pekerjaan
yang amat baik untukmu, engkau akan hidup berbahagia
911 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sekali, berenang di lautan kenikmatan dan kemewahan,
maukah engkau kuberi pekerjaan itu?"
"Wah, tentu saja mau, Raden! Pekerjaan apakah itu?"
"Pekerjaan itu mudah dan menyenangkan, sama sekali
tidak berat atau kotor. Bahkan engkau akan selalu
mengenakan pakaian yang indah dan bersih, tinggal di kamar
yang indahnya belum pernah engkau bayangkan dalam mimpi
sekalipun."
"Wah, Raden Kaloka, saya mau mendapatkan pekerjaan
itu! Pekerjaan apakah itu?"
"Nanti dulu, berapa usiamu sekarang?"
"Sekitar.. . delapan belas tahun."
"Engkau masih perjaka?"
Wajah "pemuda" itu menjadi kemerahan, akan tetapi Puspa
Dewi mengangguk dan menjawab sambil tersenyum. "Tentu
saja saya masih perjaka, Raden."
"Bagus, itulah yang mereka inginkan. Perjaka tulen,
tampan, sikapnya lembut, kulitnya halus bersih. Wah, engkau
akan memenuhi selera mereka dan akan menjadi anak emas,
Sakrl!" Perwira Itu tampak gembira sekali, menggosok-gosok
kedua tangannya. "Akan tetapi, aku mau memberi pekerjaan
itu asalkan engkau mau berjanji bahwa segala yang kauterl-
912 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ma dari mereka, akan kauberikan kepa-saku separuhnya.
Bagaimana, setuju?"
"Saya setuju, Raden. Akan tetapi siapakah mereka itu dan
pekerjaan apa yang harus saya lakukan?"
"Engkau harus bersumpah dulu akan membagi
penghasilanmu dengan aku, masing-masing separuh."
"Aku bersumpah!" kata Puspa Dewi dengan suara
meyakinkah karena ia ingin sekali mengetahui pekerjaan apa
yang ditawarkan perwira ini. Siapa tahu pekerjaan itu akan
memungkinkan ia melaksanakan tugasnya membantu Nurseta
untuk membebaskan 3oko Pekik.
"Bagus, nah, sekarang dengarlah baik-baik. Engkau akan
kuantar dan kuserahkan kepada dua orang puteri yang cantik
seperti bidadari, yaitu bukan lain kedua orang puteri istana,
Puteri Lasmini dan Puteri Mandar i."
Puspa Dewi tak dapat menahan kegembiraan hatinya yang
terpancar pada wajah dan sinar matanya. "Ahhh.. l Apa
maksudmu, Raden" Kenapa saya akan diserahkan kepada
mereka" Apa yang harus saya kerjakan di sana?"
"Ha-ha-hal Engkau benar-benar masih hijau! Seorang
perjaka ting-ting (tulen)! Mereka akan senang sekali
menerimamu! Engkau akan bekerja di istana, menjadi pelayan
dua orang puteri itu, menjadi penghiburnya, menjadi kekasih
913 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mereka dan engkau taati saja semua perintahnya yang pasti
akan menyenangkan hatimu, menikmatkan tubuhmu dan
engkau akan berenang dalam kemewahan, bahkan
kekuasaan karena sebagai kekasih dua orang puteri itu, tidak
ada seorang pun berani mengganggumu. Bagaimana?"
Tentu saja Puspa Dewi girang bukan main. Ia akan
dimasukkan istana! Tentu saja hal ini akan memudahkan
tugasnya menyelidiki di mana adanya Joko Pekik! Akan tetapi
bulu tengkuknya meremang ketika ia membayangkan bahwa
dirinya harus melayani dua orang puteri itu. Pelayanan apalagi
kalau bukan bercumbu-rayu kalau ia akan dijadikan kekasih
mereka" Huh! Andaikata ia benar-benar seorang pemuda


Nurseta Satria Karang Tirta Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sekalipun, ia merasa ngeri dengan janji pekerjaan macam itu!
Apalagi ia seorang wanita! Tentu penyamarannya akan
ketahuan dan keselamatannya terancam berat!
"Wah, saya.. saya takut, Raden! Bagaimana mungkin saya
dapat diterima di dalam istana kedua orang Gusti Puteri itu"
Andika sendiri pun mungkin akan mendapat marah besar dan
menerima hukuman karena lancang membawa saya ke sana.
Kita berdua akan dihukum berat. Saya takut, Raden Kaloka!"
"Ha-ha-ha, jangan takut, Sakri. Dua orang Gusti Puteri itu
tidak akan marah kepadaku, malah mereka akan senang
sekali. Kau tahu, akulah satu-satunya perwira pasukan
pengawal istana yang mendapatkan kepercayaan dari mereka
914 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berdua. Hanya aku yang berhak membawakan pemuda-
pemuda tampan yang menjadi penghibur mereka. Sudah
sering aku membawa pemuda-pemuda tampan kepada
mereka, akan tetapi rasanya belum pernah ada yang seperti
engkau. Engkau pasti akan sangat menyenangkan hati
mereka dan ini merupakan keuntungan kita berdua, Sakri."
Puspa Dewi melihat kesempatan baik sekali. Ia sengaja
memperlihatkan keraguan, lalu berkata. "Tentu saja saya akan
senang sekali mendapatkan pekerjaan itu, Raden Kaloka.
Akan tetapi, agar aku dapat bekerja dengan baik dan dapat
memuaskan hati kedua orang Gusti Puteri, maka saya perlu
mempelajari tentang keadaan dan kebiasaan dalam istana,
terutama tentang keadaan dua- orang puteri itu. Kalau saya
tidak tahu apa-apa, saya akan tampak bodoh sekali dan saya
takut melakukan apa-apa."
"Tentu saja! Juga engkau harus berganti pakaian yang
bersih dan indah agar tampak tampan dan menarik sekali.
Mari kita pergi ke rumahku yang khusus kupergunakan untuk
mempersiapkan para pemuda calon pelayan Gusti Puteri
Lasmini dan Gusti Puteri Mandari."
Puspa Dewi mengikuti perwira itu dan ternyata rumah milik
perwira itu adalah sebuah rumah- hanya ditunggu dan dijaga
seorang pelayan laki-iaki tua dan di rumah itu tersedia pakaian
pemuda yang banyak dan serba indah.
915 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Puspa Dewi disuruh keramas dah mandi sampai bersih,
lalu diberi pakaian baru yang indah. Setelah ia
mempersiapkan diri, kini menjadi seorang pemuda yang
benar-benar amat tampan menarik, Kaloka yang sebetulnya
bukan raden dan bukan keturunan bangsawan itu, lalu
memberi keterangan sejelasnya tentang kebiasaan dua orang
puteri itu. Dengan cerdik Puspa Dewi memancing dalam
pembicaraan itu sehingga Kaloka menceritakan segalanya.
Bahkan dia menceritakan pula betapa Puteri Lasmini dan
Puteri Mandari sedang kecewa, penasaran dan membutuhkan
penghibur karena mereka berdua dikecewakan seorang
pemuda yang ditawan akan tetapi pemuda itu menolak untuk
menjadi kekasih mereka!
Biarpun jantungnya berdebar, namun Puspa Dewi bertanya
secara sambil-lalu dan acuh tak acuh. "Hemm, Andika bilang
bahwa dua orang puteri cantik seperti bidadari. Akan tetapi
mengapa seorang pemuda tawanan menolak mereka."
"Hemm, engkau mana tahu" Tawanan itu bukan
sembarang orang. Dia adalah Nurseta, jagoan muda dari
Kahuripan yang terkenal itu!"
Puspa Dewi tidak mengejar lebih lanjut mengenai Nurseta
yang menjadi tawanan agar tidak mendatangkan kecurigaan.
Sebaliknya ia memancing agar perwira itu menceritakan lebih
jelas keadaan dalam istana, ruangan-ruangannya, lorong-
916 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
lorong dan taman-tamannya. Ia mencatat dan menggambar
dalam hatinya keadaan di dalam istana itu. Bahkan tanpa
curiga sedikit pun Kaloka menceritakan di mana adanya
tempat tahanan istana dengan jelas.
Menjelang senja, setelah sinar matahari melembut karena
Raja Siang itu sudah bersembunyi di balik bukit barat, Puspa
Dewi mengikuti Kaloka pergi ke istana Parang Siluman.
Kaloka memang tadi menanti sampai cuaca remang-remang
karena biarpun dia merupakan orang kepercayaan kedua
orang puteri untuk mencarikan pemuda-pemuda tampan
sebagal penghibur, namun dia masih merasa sungkan kepada
para petugas lain. Karena Itu, dia tidak ingin tampak mencolok
kalau membawa pemuda tampan memasuki istana walaupun
tentu saja tidak akan ada perajurit pengawal atau orang lain
berani melarangnya.
Begitu memasuki perumahan istana yang luas itu, dia
membawa "Sakri" memasuki taman bunga yang luas karena
dia akan langsung menuju ke keputren yang Jetaknya di
bagian belakang kompleks bangunan istana. Taman yang luas
itu menyambung ke daerah keputren, dan malam itu kebetulan
gelap dan sunyi karena angin malam bertiup kencang
sehingga hawanya amat dingin.
Ketika mereka tiba di tengah taman di mana tumbuh
banyak pohon pisang emas, Puspa Dewi melihat keadaan di
917 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
situ amat sunyi. Cepat ia menggerakkan tangan kirinya. Jari-
jari tangan yang lentik itu menyambar tengkuk dan Kaloka
mengeluh lalu terguling, tubuhnya terasa lumpuh!
"Diam!" Puspa Dewi menghardik sambil berjongkok dan
mencengkeram leher perwira itu. "Hayo katakan di mana
putera Ki Patih Narotama disembunyikan!"
Kaloka ketakutan. Baru dia menyadari bahwa "pemuda" ini
adalah seorang sakti, agaknya utusan Ki Patih Narotama
mencari puteranya yang ditawan di Parang Siluman.
"Aku. . aku.. tidak tahu. ."
"Jangan bohong!" Puspa Dewi memperkuat cekikannya.
"Hayo mengaku, di ruangan mana anak itu ditahan!"
"Tidak.. sungguh mati.. . tidak disimpan di istana. . telah
dibawa keluar.. akan tetapi entah di mana.. karena
dirahasiakan.. ."
Puspa Dewi teringat akan cerita Kaloka tentang Nurseta.
Sebaiknya menolong Nurseta lebih dulu lalu bersama-sama
nanti mencari Joko Pekik, pikirnya. Ia lalu bangkit berdiri dan
menggerakkan tangan ke arah dada Kaloka tanpa
menyentuhnya. Akan tetapi perwira itu terkulai dan tewas
seketika karena dia telah terkena pukulan jarak jauh yang
amat ampuh. Puspa Dewi terpaksa membunuhnya karena
kalau tidak dibunuh, Kaloka merupakan bahaya besar bagi
918 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dirinya, Nurseta, dan mungkin Joko Pekik. Kaloka dapat
menggagalkan kesemuanya kalau sampai dapat sadar dan
menceritakan tentang sepak terjangnya kepada para pimpinan
Parang Siluman.
Setelah menewaskan Kaloka, Puspa Dewi cepat
menyusupkan mayat perwira itu ke dalam semak yang tumbuh
di situ, kemudian ia segera mencari tempat tahanan yang
sudah ia ketahui dari keterangan Kaloka tadi.
Ia melihat sebuah ruangan yang terang dan terdengar
suara beberapa orang bercakap-cakap. Ia mengintai dan
melihat para pimpinan Parang Siluman sedang mengadakan
rapat pertemuan dalam ruangan itu. Tampak Ratu Durgamala,
Lasmini, Mandari, Ki Nagakumala, dan beberapa orang
senopati. Melihat ini, Puspa Dewi cepat menyelinap pergi.
Kebetulan sekali, pikirnya. Para pimpinan yang sakti
mandraguna berkumpul di ruangan itu sehingga ia dapat
bergerak lebih bebas.
Tak lama kemudian, Puspa Dewi sudah berada di luar
tempat tahanan. Ia melihat tiga orang menjaga di depan pintu
besi di mana Nurseta tampak duduk bersila, dan di sekeliling
rumah tahanan itu masih ada belasan orang pe-rajurit yang
melakukan penjagaan. Terlalu banyak penjaga, pikirnya.
Kalau ia menggunakan kekerasan merobohkan mereka,
919 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sebelum mereka semua dapat ia robohkan, tentu ada yang
berteriak dan ia akan gagal karena harus menghadapi semua
tokoh sakti tadi, ditambah pasukan yang ribuan orang
banyaknya! Puspa Dewi segera melompat ke atas dan ternyata di atap
tempat tahanan itu tidak terjaga orang. Ia membuka atap
sehingga berlubang dan dari atas ia dapat melihat Nurseta
yang bersila di atas lantai. Puspa Dewi lalu mengerahkan
tenaga saktinya dan berbisik dari atas.
"Nurseta. . , mengapa engkau tidak segera meloloskan diri"
Ini aku. . Puspa Dewi... !"
Bisikan ini tidak dapat terdengar oleh orang lain karena
hanya merupakan bisikan lirih, namun digetarkan oleh tenaga
sakti dan "dikirim" langsung ke arah Nurseta sehingga hanya pemuda ini yang dapat menangkapnya.
Mendengar ini, Nurseta maklum bahwa gadis perkasa itu
telah datang hendak menolongnya dan berada di atas atap.
Akan tetapi untuk menjawab dengan bisikan yang sama, dia
tidak dapat karena begitu mengerahkan tenaga saktinya,
racun dalam tubuhnya akan menyerangnya dan dapat
menewaskannya. Dia maklum akan keheranan Puspa Dewi.
Tentu saja gadis itu merasa heran mengapa dia diam saja
dijadikan tawanan, tidak cepat membebaskan diri. Gadis itu
920 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tentu saja tidak tahu akan keadaan tubuhnya yang terancam
maut oleh racun yang jahat sekali. Dia memperoleh akal lalu
berkata-kata dengan suara bisikan, cukup lantang sehingga
terdengar oleh Puspa Dewi yang berada di atas atap, juga
oleh para penjaga yang berada di luar pintu kamar tahanan
Itu. Pedang Dan Kitab Suci 10 Manusia Harimau Jatuh Cinta Serial Manusia Harimau Karya S B. Chandra Kemelut Di Ujung Ruyung Emas 11
^