Pencarian

Pendekar Aneh Dari Kanglam 1

Pendekar Aneh Dari Kanglam Karya Sin Liong Bagian 1


" Kanglam Koay Hiap
Karya : Sin Liong
Jilid 1 MALAM telah kelam, rembulan bersinar hanya separoh,
dalam bentuk bulan sabit, Angin beku tidak berhembus,
karena waktu itu termasuk bulan enam, Hawa udara panas
bukan main, sehingga cuaca pada saat itu bukan merupakan
cuaca yang menggembirakan. Waktu kentongan kedua
terdengar dipukul oleh penjaga malam, kota Lim An telah
sunyi, karena malam telah demikian larut, Dijalan raya tampak
sunyi, tidak terlihat seorangpun yang berlalu-lalang, Sama
seperti cuaca saat itu, kota tersebutpun seperti kota mati yang
tidak berpenghuni.
Tetapi disebelah barat kota itu, tampak berkelebat sesosok
tubuh yang tengah berlari-lari diatas genting, Gerakannya
ringan, sehingga dia bisa melompat dari genting rumah yang
satu kegenting rumah yang lainnya. Sosok bayangan itu
memakai baju singsat berwarna hitam, dia berlari menuju
kebagian timur dari kota itu, Dalam waktu sekejap mata saja
sosok bayangan itu memakai baju singsat berwarna hitam, dia
berlari menuju kebagian timur dari kota itu. Dalam waktu
sekejap mata saja sosok bayangan itu telah melewati ratusan
rumah. Hanya sekali-sekali dia berhenti diatas genting rumah
untuk memandang sekelilingnya, seperti tengah mencari
sesuatu. Waktu tiba diatas genting sebuah rumah bertingkat dua,
sosok bayangan itu berhenti dan berdiam diri sejenak,
tampaknya dia ragu. Dan setelah memandang kiri dan kanan,
dia melompat turun ketaman bunga gedung itu, Dia
menyelinap kebalik batu gunung-gunungan palsu dan
mengawasi sekitar tempat itu.
Keadaan sunyi sekali, jendela-jendela digedung itu tampak
tertutup dan tidak ada api penerangan yang memancar keluar,
Rupanya semua penghuni gedung tersebut tengah terlelap
dalam tidur mereka.
Setelah yakin bahwa keadaan ditempat itu tidak ada
penjaga, sosok bayangan tersebut melompat kesebuah payon,
menggaetkan kedua kakinya pada payon dan bergelantung
disitu mengintai kedalam rumah. Sunyi dan tidak terlihat
seorangpun juga diruangan tersebut.
Dengan gerakan yang gesit sekali, dia melompat masuk.
dan berindap-indap mendekati sebuah jendela, sikapnya
berhati-hati sekali, seperti juga sosok bayangan ini ingin
melakukan sesuatu, Dengan mempergunakan ujung lidahnya,
dia telah melobangi kertas jendela, dan mengintai ke dalam.
Tetapi hanya kegelapan belaka yang terlihat, dia tidak
berhasil untuk melihat suatu apapun juga , karena justru
penerangan dikamar itu dipadamkan.
Dilihat dari garak-geriknya, tampaknya sosok bayangan ini
memiliki ilmu meringankan tubuh dan kepandaian silat yang
cukup lumayan. Dia tidak putus asa, dengan cepat dia melompat kejendela
yang kedua dan mengintai lagi. Dan sama seperti tadi,
rupanya dia tidak berhasil menemukan apa yang
dikehendakinya.
Telah lima buah kamar yang diintainya, sampai akhirnya
sosok bayangan itu habis sabar. Dia telah mempergunakan jari
telunjuknya untuk mengetuk bingkai jendela itu, sehingga
menimbulkan bunyi yang cukup keras: "Tukkk, tukkk,"
beberapa kali. "Siapa" " terdengar suara bentakan dari dalam, rupanya
penghuni dikamar itu jadi terkejut sekaliJuga terdengar orang
yang melompat turun dari atas pembaringannya.
Sosok tubuh itu mengeluarkan suara tertawa dingin yang
cukup jelas terdengar. Dia memang bermaksud memancing
orang yang berada didalam kamar itu agar keluar. Dan daun
jendela cepat sekali terbuka.
"Siapa diluar" " terdengar lagi suara orang bertanya,
disusul dengan kepala seorang lelaki setengah baya terjulur
keluar melongok dengan wajah mengantuk, sebab dia baru
saja terbangun dari tidurnya.
Tetapi baru dia bertanya begitu, tiba2 dia merasakan
tengkuknya sakit, tahu-tahu tubuhnya telah kena ditarik keluar
dari kamarnya. Belum lagi dia sempat mengeluarkan suara
jeritan, mukanya telah kena ditempiling beberapa kali.
"Jangan bersuara, sedikit saja kau bersuara, aku akan
menghabiskan jiwamu ...." ancam sosok tubuh itu dengan
suara yang bengis.
Dia mencengkeram baju dibagian tengkuk orang setengah
baya itu dan menariknya keluar. Kini diapun telah memegang
pergelangan tangan orang setengah tua itu, sehingga orang
itu merasakan tenaganya seperti lenyap dan dia menjadi
lemas.... bukan main kaget dan herannya orang setengah tua
itu. "Kau...." " katanya dengan suara yang diliputi perasaan
takut. Dia juga telah mengangkat kepala nya, melihat bahwa
yang menawannya seorang pemuda berparas tampan, berusia
antara dua puluh tahun, Memakai baju yang serba hitam,
pakaian Ya-heng-ie, pakaian untuk orang yang sering
keluyuran malam.
"Siapa kau" "
Pemuda berpakaian serba hitam itu telah
memperdengarkan suara tertawa dingin.
"Tidak perlu engkau mengetahui siapa aku," katanya
bengis, "sekarang katakan padaku, dimana kamarnya Phang
Siu Hong" "
"Kamarnya Phang Taijin, aku... aku..." orang tua itu tidak
bisa meneruskan perkataannya.
"Jangan kau mempersulit dirimu sendiri, capat katakan-..
Sekali saja engkau berdusta jangan engkau menyesal kalau
aku turunkan tangan keras..."
Mendengar itu, orang tua tersebut jadi tambah ketakutan,
apa lagi pemuda itu memandang dia dengan sorot mata yang
bengis sekali. "Kamar Phang Taijin berada berada diruang utama.. kamar
yang kedua..." kata orang tua tersebut dengan suara yang
gemetar ketakutan-
"Hemmm, aku akan pergi melihatnya, tetapi sekali lagi
kutegaskan, jika engkau berdusta, aku akan datang kembali
kemari untuk membinasakanmu" setelah berkata begitu,
tangan pemuda tersebut bergerak menotok jalan darah "Siekie-
hiat" didekat ketiak dan jalan darah "Lu-su-hiat", sehingga
seketika itu juga orang tua tersebut lemas terkulai tidak bisa
bergerak. Begitu juga jalan darah Ah-hiat, urat jalan darah
gagunya telah ditotok, diapun jadi tidak bisa mengeluarkan
suara. Tubuh orang tua itu telah diseret dan diletakkan dibawah
jendela kamar, sedangkan pemuda berpakaian hitam itu telah
menjejakkan kakinya, tubuhnya mencelat cepat sekali menuju
keruang utama gedung itu.
Tempat yang dinamakan ruang utama dari gedung itu
ternyata merupakan ruangan yang sangat besar. Barisan
kamar terdapat disebelah kanan, Ada lima buah kamar.
Tetapi pemuda itu telah mendekati kamar yang kedua. Dia
berdiri disamping jendea, kemudian dengan berani dia
mencongkel jendela dengan mempergunakan sebatang pisau
kecil, dia melompat masuk kedalam kamar melalui jendela.
Keadaan didalam kamar gelap sekali, karena tidak ada api
penerangan-Tetapi pemuda itu berani sekali, dia telah
mengeluarkan bibit api, dan menyalakannya. Dia memandang
kearah pembaringan.
Ketika melih at pembaringan itu, muka pemuda ini
berobah. Dia memandang dengan kecewa.
Ternyata pembaringan itu kosong tidak ada yang tidur, alas
pembaringan juga tampak licin dan rata, menandakan
pembaringan itu memang belum ditiduri. Tidak terdapat
seorang manusia pun didalam kamar ini.
Tetapi setelah bisa menguasai dirinya, pemuda ini
mendongkol bercampur marah, dia bermaksud untuk keluar
pula dengan melompati jendela. Namun belum lagi dia
melakukan hal itu, justru telah terdengar suara orang tertawa
tawar dari arah pintu kamar, disusul dengan kata-kata :
"Selamat bertemu... maafkan aku tidak menyambut
kunjunganmu sejak tadi. Ada keperluan, apakah engkau
mencariku" "
Dan belum lagi suara itu selesai diucapkan, pintu kamar
telah terbuka, tampak melangkah masuk seorang lelaki
berpakaian mewah sebagai pria bangsawan, diiringi tiga orang
berpakaian Busu, yang semUanya berusia diantara
empatpuluh tahun.
Lelaki yang berpakaian sebagai bangsawan itu berusia
antara tiga puluh tahun dan memiliki wajah yang bersih dan
kelimis, walaupun tidak terlalu tampan, Lagaknya angkuh dan
memperlihatkan sikap yang agung. Dia tidak menunjukkan
perasaan takut atau berkuatir.
Pemuda berpakaian hitam itu terkejut dan memandang
tertegun sejenak. tetapi kemudian dia telah berkata dengan
suara tawar: "orang she Phang, justru aku mencarimu untuk
mengambil jiwamu.." dan belum habis ucapannya, pemuda
berpakaian hitam itu telah menjejakkan kakinya, dia
menggerakkan pisau pendek yang ada ditangannya untuk
menikam ulu hati orang she Pang itu.
Tetapi Phang Siu Hong, Phang Taijin itu, telah
mengeluarkan suara yang mengejek. dia menyingkir
kesamping, maka dua orang Busunya telah melompat kedepan
merintangi maksud pemuda berpakaian hitam itu.
Dengan tangan kanan, seorang Busu bermaksud
mencengkeram pergelangan tangan pemuda itu, tetapi
sipemuda berpakaian hitam tersebut telah menarik pulang
tangan kanannya membatalkan serangan.
Gerakannya juga sangat cepat, segera dia membarengi
dengan serangan susulan, dimana pisaunya berkilauan
menyambar kearah orang she Phang itu pula.
Namun Busu-busu yang mengawal Phang Taijin itu rupanya
memiliki kepandaian yang cukup tinggi, dengan cepat mereka
telah mengepung pemuda berpakaian hitam itu. Maka waktu
sipemuda berpakaian hitam itu melancarkan serangan pula
kearah Phang Taijin, seorang Bu su dengan cepat telah
mengulurkan tangan kanannya, tahu-tahu dia telah menotok
tulang iga pemuda itu, dan tepat sekali jalan darah "Bin-kohiat"
pemuda itu telah kena tertotok.
Tidak ampun lagi pemuda itu terjungkel, dan kedua Busu
yang lainnya telah menubruk serta meringkusnya, Yang
seorang lagi merebut pedang pendek pemuda itu.
Phang Siu Hong mengeluarkan suara tertawa bergelak. dia
memandang kearah pemuda berpakaian hitam itu dengan
sikap yang mengejek.
Tetapi pemuda berpakaian hitam itu tidak memperlihatkan
perasaan takut, Dia malah membalas tatapan Phang Taijin
dengan sorot mata yang mengandung dendam.
"Anak muda, mengapa malam-malam buta seperti ini
engkau berkeliaran digedungku" " tegur Phang Siu Hong
dengan suara yang dingin.
"Puiiii" meludah pemuda itu dengan sikap yang menantang,
"Engkau telah merebut isteriku secara kekerasan, sekarang
engkau pura-pura tidak mengenali aku" "
Phang siu Hong tertawa lagi bergelak-gelak. kemudian
katanya: "oh, kalau begitu engkau orang she Wang itu" Suami
dari Kiu-jie" "
"Aku malam ini akan mempertaruhkan jiwa untuk
membunuhmu..." bentak pemuda berpakaian hitam itu.
"Hahahaha, membunuhku" sedangkan sekarang engkau
dalam keadaan tertawan seperti itu" sungguh lucu Sungguh
lucu Nah, Pie Sam, sekarang engkau beri pelajaran yang enak
sekali untuk dia."
Orang yang dipanggil Pie Sam itu adalah salah seorang
Busu dari ketiga Busu itu, yang memelihara jenggot dan kumis
kasar, sehingga wajahnya menyeramkan.
Dia juga telah menyahuti "Baik" dan telah menggerakkan
tangan kanannya, tahu-tahu dia telah tekuk tangan kanan
pemuda berpakaian hitam itu, sehingga ter dengar suara
"Krek." dan tulang tangan pemuda itu telah patah.
Tetapi pemuda she Wang itu tidak mengeluarkan suara
jeritan, dia hanya meringis menahan sakit.
"Bagaimana, enak bukan" " tanya Phang Siu Hong dengan
sikap yang mengejek, "Hemm, aku ingin melihat, apa yang
bisa engkau lakukan terhadap diriku"
Pemuda she Wang itu sambil menahan perasaan sakit,
telah berusaha untuk meronta. Namun tenaga ketiga Busu itu
sangat kuat, mereka telah membuat pemuda she Wang itu
jadi tidak berdaya.
Malah Pie Sam telah menghantam lagi kaki pemuda itu,
sehingga pemuda tersebut meraung kesakitan, sebab tulang
pahanya telah terhajar hancur. perasaan sakit sampai
menusuk ulu hatinya.
Phang siu Hong telah mengeluarkan suara tertawa bergelak
lagi, karena tampaknya dia senang. Namun baru saja dia
hendak berkata-kata lagi, tiba-tiba telah terdengar suara
orang berkata perlahan: "perbuatan terkutuk, sangat jahat"
Menyusul perkataan itu, tampak sesosok bayangan
berkelebat kedalam kamar. Dan waktu sosok bayangan itu
menggerakkan tangannya dengan kuat, seketika ketiga Busu
yang menawan pemuda she Wang itu telah terpental keras,
sedangkan sosok tubuh itu telah-menyambar baju punggung
pemuda she Wang, yang ditentengnya dan melompat keluar
lagi melalui sendela, lalu lenyap dalam kegelapan.
Phang Su Hong, semula terkejut, tetapi setelah tersadar
dari kagetnya, dia jadi marah sekali.
"Kejar " teriaknya, Dan ketiga Busu itu telah melompat
keluar untuk mengejar. Tetapi diluar tidak dilihatnya seorang
manusia pun juga , Mereka bertiga mencari-carinya sampai
ketaman bunga disamping gedung itu, namun orang yang
melarikan pemuda she Wang, itu tidak juga dapat ditemukan.
Ternyata sosok tubuh yang menolong pemuda berpakaian
hitam iju telah melarikan diri meninggalkan gedung Phang Siu
Hong dengan cepat dan gesit.
Dalam waktu yang singkat dia telah berlari-lari jauh diatas
genting rumah penduduk, dan sampai dipintu kota sebelah


Pendekar Aneh Dari Kanglam Karya Sin Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

selatan. Dia berhenti berlari waktu melihat tidak ada
pengejarnya dan melemparkan pemuda berpakaian hitam itu
dibawah sebatang pohon-sedangkan dia sendiri telah duduk
disamping pemuda berpakaian hitam itu dibawah batang
pohon yang sama.
Pemuda berpakaian hitam tersebut terkejut waktu
tubuhnya dibawa kabur oleh penolong nya, dimana dia hanya
merasakan angin berkesiuran menyampok-nyampok
wajahnya. Dia ingin melihat wajah penolongnya, tetapi karena
penolongnya itu berlari secepat terbang, dia tidak berhasil
melihatnya dengan jelas, sekarang setelah berada ditempat
tersebut, barulah pemuda berpakaian hitam itu berhasil
melihat jelas, bahwa penolongnya itu seorang lelaki berusia
empat puluh tahun lebih, memakai baju tambalan, dan
keadaannya mirip sekali seperti seorang pengemis. Dibelakang
punggungnya tampak tergendong sebuah hioloo, cupu-cupu
arak. Dan, pengemis itu juga telah merebahkan tubuhnya seperti
tidak ingin memperdulikan pemuda berpakaian hitam itu lagi.
Dengan menahan perasaan sakit pada tangan kanannya
yang telah patah tulangnya dan juga perasaan sakit pada
pahanya, pemuda she Wang itu telah merangkak untuk
duduk. "Terima kasih atas pertolongan Enghiong..." kata pemuda
itu dengan sikap yang menghormat sekali, dia
mempergunakan perkataan "Enghiong" untuk pengemis tua
itu, yang berarti orang gagah. Tetapi pengemis itu telah
tertawa geli, tampaknya dia jenaka sekali.
"Enghiong" Akhh, engkau masih kanak-kanak nak, didunia
ini tidak ada manusia gagah... karena bergagah-gagahan tidak
ada manfaat nya. Lebih baik engkau hidup senang dan
tenteram. Aku memang telah melihat engkau berlari-lari diatas
genting penduduk. dan aku curiga, maka aku mengikuti untuk
melihat apa yang hendak engkau lakukan.
Tidak tahunya engkau hanya ingin berlaku gagah-gagahan
belaka, ingin membunuh orang itulah perbuatan yang tolol,
buktinya sekarang malah engkau sendiri yang menderita."
Muka pemuda she Wang itu jadi berobah muram, dia
menundukkan kepalanya dalam-dalam, katanya dengan suara
yang perlahan: "Tetapi orang she Phang itu musuh besarku.".
"Musuh besarmu" jadi kau ingin membinasakannya" "
tanya sipengemis yang tertawa lagi sambil mengawasi
pemuda itu, "Buktinya sekarang" Engkau telah kena dilukai
oleh pengawalnya Aku tahu orang she Phang itu adalah
Tiekwan muda yang berkuasa di Lim An, maka tolollah engkau
jika ingin berurusan dengan manusia seperti itu, itupun
untung saja aku keburu menolongimu, jika tidak tentu banyak
jago-jagonya yang akan datang mengepUng dan mempersulit
diri kita."
Pemuda she Wang itu menghela napas, dia berkata:
"Memang apa yang telah dikatakan oleh Injin (tuan penolong)
tepat... tetapi sayangnya dendamku pada orang she Phang itu
sangat besar."
"Dendam yang sangat besar" coba kau Ceritakan, apa
sebabnya engkau bisa menaruh dendam pada Phang Siu Hong
itu" " tanya sipengemis, seperti tertarik ingin mengetahui
pemuda she Wang itu menghela napas lagi sebelum memulai
dengan Ceritanya, dia mengangkat kepalanya memandang
sipengemis, baru kata nya: "Dia telah melarikan isteriku
dengan Cara paksa"
"A... apa" " sipengemis seperti terkejut dan memandang
pemuda she Wang itu dalam-dalam.
"orang she Phang itu telah menculik isteriku, yang dilarikan
dengan cara kekerasan, aku tidak berdaya saat itu, Maka
malam ini aku mendatangi secara diam-diam dengan maksud
untuk membinasakannya"
Pengemis itu berdiam diri sejenak. tetapi kemudian dia
telah menghela napas sambil kata nya: "Akh, memang
biasanya yang terjadi begitu para pembesar semacam Phang
Siu Hong banyak melakukan kejahatan dan penindasan
kepada rakyat jelata yang tidak berdaya." dan setelah berkata
demikian, pengemis itu berkata lagi : "coba engkau ceritakan
yang lebih jelas."
Wajah pemuda she Wang itu tampak muram. "Aku she
Wang dan bernama Po Liang, baru dua tahun menikah dengan
isteriku, Sie Kiu. Dan kamipun baru dianugerahi seorang
putera yang berusia belum satu tahun. Tetapi sayang sekali,
isteriku itu rupanya temaha akan hidup senang dan kaya,
sehingga ketika Phang Siu Hong melihatnya dan tertarik
dengan kecantikannya, isteriku gugur oleh bujukannya, Dia
telah mengadakan hubungan gelap dengan orang she Phang
itu. Hal itu dapat kuketahui karena suatu hari aku memergoki
pertemuan mereka.
Tentu saja aku marah, tetapi orang she Phang itu memiliki
banyak kaki tangan yang memiliki kepandaian silat tinggi, aku
sendiri hanya mengerti sedikit-sedikit saja, waktu terjadi
pertempuran justru aku yang telah mereka rubuhkan dan
siksa, sedangkan isteriku telah dibawanya dengan paksaan.
Padahal isteriku pada saat melihat aku terluka cukup parah
menjadi ragu-ragu, tetapi Phang Siu Hong bersama orangorangnya
telah menyeret begitu saja isteri dan anakku, yang
dibawa kegedungnya"
"Perbuatan celaka" menggumam sipengemis. "Sungguh
perbuatan yang busuk"
"Ya, memang itulah perbuatan yang sangat jahat sekali,
Tetapi karena aku menyadari, aku tidak memiliki kekuatan
untuk mencari balas secara berterang, selama setengah tahun
aku telah melatih diri, Setelah itu aku malam ini bermaksud
membinasakannya secara menggelap. Tetapi siapa tahu,
kedatanganku telah kepergok oleh orang she Phang itu."
"Lalu sekarang bagaimana keadaan isterimu" " tanya
sipengemis. "Dia telah hidup bersama orang she Phang itu."
"Kalau demikian isterimu bukan orang baik-baik, untuk apa
engkau memperjuangkan lagi" Sudahlah, masih banyak wanita
lain, engkau tidak perlu memikiri perempuan semacam itu"
Wajah pemuda she Wang itu jadi berobah muram, dia
menundukkan kepalanya dalam-dalam, kemudian katanya
dengan suara yang perlahan: "Benar apa yang dikatakan oleh
Enghiong, tetapi yang menjadi pemikiranku adalah puteraku
yang dibawa bersamanya"
"Hemmm, jadi engkau bermaksud untuk mengambil pulang
anakmu itu" " Pemuda she Wang tersebut mengangguk.
"Ya." sahutnya.
"Kalau begitu, aku bisa melakukannya untuk menolongmu."
"Tetapi Enghiong, justru sekarang aku telah tawar untuk
hidup terus..."
"Maksudmu" "
"Aku ingin meminta pertolongan Enghiong jika sekiranya
Enghiong bisa mengambilkan anakku, lolonglah Enghiong
merawatnya, tentu dengan dididik oleh Enghiong yang
memiliki kepandaian tinggi, anakku itu kelak akan menjadi
seorang jago yang memiliki kepandaian bisa diandaikan."
Pengemis itu tampak terkejut.
"oh, ini mana boleh terjadi..." Aku sendiri tidak bisa
merawat diriku, bagaimana aku bisa merawat anak sekecil
itu." Muka pemuda she Wang itu jadi semakin guram, dia telah
bilang: "Jika memang Enghiong meluluskan permintaanku,
betapa berterima kasihnya aku.......tentu tidak akan kulupakan
budi Enghiong yang sangat besar."
Dan setelah berkata begitu, tahu-tahu pemuda she Wang,
tersebut, yaitu Wang Po Liang telah mengangkat tangan
kirinya yang mencekal pedang pendeknya, dia menikam
langsung ke lehernya.
Pengemis itu jadi kaget bukan main, dia sampai berseru :
"Ehiih, apa yang hendak kau lakukan" " dan tangan pengemis
itu mengibas untuk mencegah perbuatan nekad pemuda yang
tengah berputus asa itu.
Tetapi gerakan yang dilakukan sipengemis terlambat,
karena mata pisau telah menancap dalam sekali dibatang
leher pemuda she Wang itu, dan darah menyembur deras
sekali, tubuh Po Liang menggeliat sejenak dan kemudian
rebah ditanah. Pengemis itu jadi kelabakan, dia cepat-cepat berusaha
menotok beberapa jalan darah di leher pemuda itu, untuk
mencegah darah berhamburan keluar lebih banyak.
Tetapi usaha sipengemis tidak membawa banyak
faedahnya, sebab napas pemuda itu telah sesak dan sulit, dia
hanya masih bisa memaksakan diri untuk berkata : "Aku
mohon-.. agar Enghiong tidak menolak permintaanku, anakku
itu bernama An-Wang An-"
Melihat keadaan pemuda itu sudah demikian rupa, akhirnya
sipengemis telah menghela napas.
"Baiklah " katanya, "Tenangkanlah hatimU, aku akan
mengambil anakmu itu dan memeliharanya . "
Bibir Wang Po Liang bergerak perlahan, tersenyum. Tetapi
kemudian terdengar suara seperti mengorok dari lehernya dan
kemudian dia berkelejatan dan menggeliat sejenak, lalu diam.
Diam untuk selamanya, karena napasnya telah putus.
Pengemis itu menghela napas.
"Pemuda yang malang " menggumam pengemis itu, dan
dia telah menggali tanah, untuk mengubur jenazah pemuda
itu. Selesai mengubur mayat pemuda itu, sipengemis telah
berdiam diri cukup lama disitu,
Tampaknya dia tengah berpikir keras, Tetapi akhirnya dia
menghela napas sambil mengoceh sendiri: "Biarlah, aku ingin
melihat seperti apa anaknya pemuda she Wang ini Tadi
disebutkan nama anaknya hanya nama tunggal yaitu An, jadi
namanya Wang An-Hai Hai Aku sendiri takut menikah, tidak
tahunya sekarang aku diserahi tanggung jawab berat seperti
ini untuk merawat seorang anak kecil, hai Hai " dan setelah
menghela napas beberapa kali pengemis itu itu menjejakkan
kakinya, berlari-la ri kembali menuju kedalam kota.
Tujuannya adalah rumah Phang Siu Hong.
Dengan ringan dia melompati dinding memasuki gedung
itu. Dia memiliki kepandaian yang tinggi sekali, maka berbeda
seperti Wang Po Liang, dia bisa bergerak leluasa. Pengemis ini
menuju kebelakang gedung dan dia telah memeriksa kamarkamar
yang terdapat disekitar belakang gedung.
Tetapi kebetulan sekali waktu itu dia mendengar suara isak
tangis seorang bayi. Maka dia menghampiri sebuah kamar
yang masih terdapat sinar penerangan lampu. Melalui lobang
dikertas jendela, dia melihat seorang wanita muda tengah
menina bobokan seorang anak, seketika itu juga dia
mengetahui bahwa anak itu adalah anak Wang Po Liang yang
tengah dicarinya, karena justru saat itu sang ibu tengah
berkata: "Diamlah An-jie... diamlah...."
Tanpa ragu-ragu sipengemis menggerakkan tangan
kanannya menghajar daun jendela sampai menjeblak terbuka,
tubuhnya juga melesat masuk. Waktu wanita muda itu kaget,
dia membarengi merampas anak itu. Dan wanita muda itu
tersadar dengan tangannya lelah kosong, sedangkan
sipengemis telah melompat keluar lagi dan lenyap dikegelapan
malam. Wanita itu mengeluarkan suara pekik yang keras waktu
memperoleh kenyataan anaknya telah lenyap.
Ketika Phang Siu Hong dan anak buahnya berduyun-duyun
mendatangi, ternyata sipengemis telah lenyap dan pergi entah
kemana. Bayangannya saja tidak terlihat, Wanita itu, yang
ternyata memang Kiu-jie atau Sie Kiu, telah menangis
sesambatan sambil berteriak-teriak. "Anakku... anakku..."
Tetapi anaknya itu telah lenyap diculik oleh sipengemis
yang memiliki kepandaian tinggi itu.
-oo0dw0oo- CEPAT dan gesit sekali sipengemis berlari lari keluar dari
Lim An, dan ditangannya menggendong seorang anak berusia
setahun lebih, yang tengah menangis keras. Tetapi sipengemis
tidak memperlahankan larinya, dia terus juga berlari menjauhi
Lim An, karena dia yakin, Phang Siu Hong akan perintahkan
orang-orangnya untuk melakukan pengejaran-Maka dari itu,
semakin jauh dia meninggalkan Lim An, semakin baik.
Setelah berlari-lari sekian lama, akhirnya sipengemis telah
meninggalkan Lim An sejauh seratus lie lebih. Dia berhenti
beristirahat dibawah sebatang pohon untuk meluruskan napas
nya. sedangkan bayi ditangannya telah berhenti menangis,
mungkin keCapaian sendiri dan telah tertidur nyenyak.
Sambil beristirahat sipengemis mengawasi wajah sibayi,
yang diketahui namanya Wang An, Manis dan montok.
Kasihan anak ini, dia menjadi korban dari perbuatan ibunya,
yang temaha dan kemaruk harta kekayaan, sehingga
menghancurkan rumah tangganya sendiri dan juga
menyebabkan Wang Po Liang, ayah daribayi ini menemui
kematian dengan cara yang begitu mengenaskan.
Pengemis itu didalam Rimba persilatan sebetulnya memiliki
nama yang cukup terkenal, Dialah Kieu Sun Lie, yang bergelar
Kim jie Sin kay (Pengemis sakti Berjari Emas). Banyak
perbuatan amal dan kebaikan yang dilakukannya, sehingga
banyak orang-orang rimba persilatan yang menghormatinya.
Tetapi ada satu kegemaran sipengemis, dia periang dan
nakal sekali, sering menggoda seseorang yang disenanginya,
sifatnya memang jenaka sekali. Tetapi justru karena memiliki
sifat yang jenaka seperti itu tidak jarang Khu Sun Lie sering
bentrok dengan jago-jago rimba persilatan.
Kini setelah dia berhasil merebut puteranya Wang Po Liang,
justru dia jadi kebingungan. Dia mana mungkin bisa merawat
bayi yang baru berusia satu tahun lebih seperti itu. Maka
dengan bimbang Khu Sun Lie telah mengawasi sibayi dengan
ragu-ragu dan memutar otak mencari jalan sebaik mungkin.
"Apakah aku ajak bayi ini ketempatnya Lie Pai Sian" " pikir
si pengemis. "Dia seorang pendekar wanita, tentu lebih
mengetahui cara-cara untuk merawat bayi ini..."
Tetapi waktu sipengemis tengah berpikir begitu, tiba-tiba
dia mendengar suara seruling yang terdengar dikejauhan.
Disaat fajar menyingsing disertai dengan suara seruling yang
merdu seperti itu, menimbulkan kesan yangnya man dan
indah. Tetapi begitu suara seruling lenyap. dari kejauhan
tampak mendatangi cepat sekali sesosok tubuh.


Pendekar Aneh Dari Kanglam Karya Sin Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Pengemis tua she Khu, apa yang sedang kau lamunkan"
ingin cepat-cepat menikah?" tegur sosok bayangan itu
sebelum dia tiba di hadapan sipengemis.
Khu Sun Lie telah melompat berseru girang, "Engkau Tang
Bun Han " tegurnya dengan suara girang.
Orang itu, yang dipanggil dengan nama Tang Bun Han, telah
tiba dengan cepat. Dia lah seorang lelaki berusia lima puluh
tahunan dan wajahnya ramah penuh welas asih. Dia memakai
bajupanjang berwarna abu-abu. Dipunggungnya tampak
tergemblok sebatang pedang panjang.
"Tampaknya engkau sedang menghadapi suatu urusan
yang tidak bisa engkau pecahkan sendiri, pengemis tua she
Khu" " tegur lelaki yang baru datang itu, Tang Bun Han.
"Benar Aku sedang repot memikirkan bagaimana merawat
bayi ini " menyahuti si pengemis, "Kebetulan sekali engkau
adalah jago dari golongan putih yang telah beristeri, maka aku
ingin menitipkan bayi ini agar dirawat oleh isterimu."
Muka Tang Bun Hanjadi berobah. "Anak haram siapa itu" "
tanyanya. Khu Sun Lie tertawa lebar. "Engkau jangan bicara
sembarangan" kata nya, Dan segera dia menceritan apa yang
telah terjadi atas diri kedua orang tua Wang An-Mendengar
itu, Tang Bun Hanjadi berdiam diri sejenak. dia telah
merenung seperti sedang berpikir.
"Kalian telah menikah dua puluh tahun lebih tanpa
mempersoleh anak. maka tidakkah baik sekali jika engkau
mengambil anak ini menjadi anak angkat kalian" " tanya Khu
Sun Lie lagi. Tang Bun Han telah mengangguk.
"Itu memang sangat baik, tetapi entah isteriku bersedia
atau tidak " menyahuti Tang Bun Han-Mendengar jawaban
Tang Bun Han, sipengemis tampak berseri-seri, karena
dengan jawabannya seperti itu Tang Bun Han telah
menyetujui usulnya, Maka dia mengangsurkan Wang An
kepada lelaki itu. Tang Bun Han menyambuti dengan raguragu,
"Bagaimana kalau isteriku menolak" " tanya nya
kemudian, "Itu terserah padamu, mau merawatnya terus atau mau
menyerahkan lagi bayi itu kepada seorang pendekar wanita
yang mau merawat."
Tan Bun Han menghela napas, tetapi akhirnya dia
menganggukkan kepalanya.
"Tetapi engkau harus seririg-sering menjenguknya,
pengemis tua she Khu..." kata Tang Bun Han waktu
sipengemis she Khu ingin meninggalkan tempat tersebut.
"Tentu... tentu, setiap setahun satu kali aku akan datang
menjenguk tempatmu " menyahuti Khu Sun Lie, yang telah
memutar tubuhnya dan berlalu dengan cepat sekali
meninggalkan tempat itu.
Tang Bun Han adalah seorang pendekar yang memiliki
nama sama terkenalnya seperti dia. Dengan dididik dan
dirawat oleh pendekar seperti Tang Bun Han, tentu anak itu
akan bisa berkembang dengan baik, terlebih lagi Tang Bun
Han telah beristeri, tentu isterinya juga mau merawatnya,
karena mereka telah dua puluh tahun menikah tanpa
memperoleh turunan.
Setelah bebas dari tugasaya itu, Khu Sun Lie bisa bernapas
lega. Dia berlari-lari dipagi itu dengan gesit menuju kampung
Po-siang untuk menangsal perutnya yang mulai lapar, arena
ilmu meringankan tubuhnya yang tingan maka Khu Sun Lie
bisa melakukan perjalanan dengan cepat.
Dalam waktu yang singkat sekali dia telah sampai dimulut
perkampungan Po-siang Dilihatnya sebuah warung arak baru
saja dibuka, maka dia memesan dua kati arak. yang
dimasukkan kedalam hioloonya yang telah kering itu,
kemudian meminta lagi dua kati arak untuk diminumnya
disitu. Juga Khu Sun Lie telah menghabiskan dua potong
bakpauw. Sedang sipengemis bersantap. tiba-tiba dia mendengar
suara kelenengan kuda yang berlari mendekati warung arak
tersebut Dengan cepat seorang penunggang kuda telah tiba
dimuka warung arak. Penunggangnya seorang niekouw
berusia antara tiga puluh tahun lebih, wajahnya cantik
menarik, tetapi sayangnya pada matanya terpancar sinar yang
tajam, seperti juga niekouw ini memiliki sifat yang kejam .
Waktu Niekouw itu melompat turun dari-kuda nya, dan
mengikat tali pelana pada kayu pelatok yang terdapat disitu,
dia melihat Khu Sun Lie tengah mengawasi kepada nya, maka
mata pendeta wanita itu telah mendelik lebar-lebar.
"Engkau berani memandang kurang ajar padaku seperti itu,
apakah kedua biji matamu ingin dikorek keluar" " tegur si
niekouw dengan suara yang dingin.
Khu Sun Lie tidak mau mencari urusan dipagi hari seperti
itu, dia tidak melayani nie kouw itu, dia hanya menundukkan
kepalanya dan meneruskan makannya, sedangkan si nie kouw
telah melangkah masuk dan memesan teh serta dua buah
bakpauw. Sambil makan, nie kouw itu sering duduk termenung,
seperti ada yang mengganggu pikirannya, sedangkan Khu Sun
Lie juga sering mencuri lihat. Mengetahui lagak niekouw itu
seperti sedang memiliki urusan yang memusingkan kepala, dia
jadi bermaksud mempermainkannya .
Bukankah tadi dia hanya memandang saja, tetapi dengan
galak telah dibentak oleh sipendeta wanita" Maka timbul niat
nakalnya untuk mempermainkan nikouw tersebut.
Sipengemis telah menyelesaikan makannya, dia membayar
harga kedua bakpauw itu dan arak. kemudian dia melangkah
keluar, Tetapi waktu lewat disamping kuda yang tadi
ditunggangi Niekouw itu, seekor kuda berbulu kuning keemasemasan
dan tinggi besar, tangan sipengemis dengan cepat
telah menarik terbuka tali pelana itu, dia telah menepuk juga
punggung kuda itu, yang jadi meringkik karena kesakitan dan
kemudian kabur kearah barat dengan cepat sekali, sedangkan
Khu Sun Lie sambil tertawa bergelak-gelak berlari
meninggalkan tempat tersebut.
"Hei " teriak si Niekouw yang jadi kaget bukan main, dan
berlari keluar. Waktu dia mengetahui yang melepaskan
kudanya adalah Khu Sun Lie, dia telah menjejakkan kakinya
untuk mengejar Khu Sun Lie.
Ternyata niekouw itu memiliki ilmu meringankan tubuh
yang tinggi sekali, sebab dia bisa mengejar dengan cepat
sekali, Tubuhnya seperti terbang.
Khu Sun Lie sendiri jadi terkejut melihat kenyataan nikouw
itu memiliki kepandaian ilmu meringankan tubuh tidak berada
disebelah bawah kepandaiannya. Dengan cepat Khu Sun Lie
mengerahkan tenaganya dan berlari lebih cepat lagi. Tetapi
justru niekouw itu telah dapat mengejar terus, sehingga
sipengemis tidak bisa meloloskan diri.
Dengan keadaan seperti ini, Khu Sun Lie jadi penasaran
sekali, Dia telah menahan langkah kakinya dan berdiri
menantikan si niekouw.
Cepat sekali niekouw itu tiba dihadapan sipengemis,
mereka jadi saling tatap dengan sorot mata yang tajam.
"Pengemis sinting, mengapa engkau melepaskan kudaku" "
bentak sinikouw dengan suara yang galak.
"Pantas dia demikian galak. tidak tahunya memiliki
kepandaian yang cukup tinggi" berpikir sipengemis didalam
hati, Tetapi dia telah menyahutinya: "Untuk. mengimbangi
bentakanmu Tadi aku telah dibentak olehmu, padahal aku
tidak memiliki kesalahan apa-apa, sebagai imbalannya engkau
kehilangan kudamu, Bukankah itu cukup pantas" "
Setelah berkata begitu, sipengemis tertawa jenaka sekali,
sedikitpun dia tidak merasa jeri untuk berurusan dengan
niekouw ini. Muka niekouw tersebut telah berobah merah
padam, dia marah sekali.
"Engkau tahu siapa Pinnie" Pinnie Tie Lie Siannie, tidak
akan berlaku lunak kepada orang yang kurang ajar seperti
engkau" Kemudian si niekouw telah menghampiri dengan langkah
kaki lebar. Sedangkan Khu Shun Lie telah mengeluarkan suara
tertawanya lagi, yang sengaja diperkerasnya.
"Kiranya Tie Lie siannie, pantas saja begitu galak Aku
memang sering mendengar namamu disebut-sebut oleh orang
Rimba Persilatan, tidak tahunya Tie Lie Siannie merupakan
seorang niekouw yang galak sekali "
Baru saja Khu Sun Lie menutup mulut, Tie Lie Siannie telah
menyambar gagang Hudtimnya yang terselip dipinggang, lalu
dia mengebutkan hudtimnya kearah kepala Khu Sun Lie-
IHantaman hudtim itu memang hebat, karena pada lembarlembar
bulu hudtim tersebut telah disalurkan tenaga
Iweekang, yaitu tenaga dalam yang sangat kuat sekali,
dengan begitu, kalau sampai bulu hudtim itu mengenai kepala
Khu Sun Lie, batok kepala itu akan pecah hancur.
Khu Sun Lie juga mengenal bahaya yang tengah
mengancam dirinya, Maka dia tidak berdiam diri saja. Dengan
mengeluarkan suara tertawa kecil, dia telah berkelit dengan
memiringkan kepalanya kekiri, dan membarengi dengan itu
tangan kanannya menyambar akan menotok bola mata si
niekouw, itulah serangan ancaman yang dilakukan Khu Sun
Lie dengan cepat sekali, sehingga mengejutkan niekouw
tersebut yang cepat-cepat telah menarik pulang hudtim nya.
Tetapi baru saja niekouw itu ingin melancarkan serangan
lagi, mendadak Khu Sun Lie telah berkata dengan keras.
"Tie Lie Siannie, engkau menjagoi daerah Selatan, tetapi
mengapa engkau berkeliaran di sekitar tempat ini" " tegur Khu
Sun Lie. Niekouw itu jadi batal melancarkan serangan, dia
memandang tajam kepada Khu Sun Lie. Akhirnya dia telah
berkata dengan suara yang ragu-ragu: "Aku tengah
menjalankan tugas yang diberikan oleh pemerintah Beng,
sekarang engkau ingin mempermainkan diriku, berarti engkau
bukan hanya berdosa kepadaku, tetapi engkaupun telah
melakukan suatu perbuatan yang menentang kerajaan Beng
yang agung... Dengan lenyapnya kudaku itu, tugas yang
tengah kulaksanakan ini jadi bisa teriambat, dan dosa itu tentu
merupakan dosamu " Muka Khu Sun Liejadi berobah.
"Engkau mengatakan bahwa engkau tengah melaksanakan
tugas negara" " tanya Khu Sun Lie agak heran. "Apakah
engkau tidak bergurau" "
"Hemmm, aku justru tengah melaksanakan perintah Kaisar
untuk melakukan sesuatu yang sangat penting sekali, sesuatu
yang sangat menentukan untuk kerajaan Beng." Khu Sun Lie
tertawa keras. "Hahahahaha, lucu sekali, rupanya seorang niekouw yang
suci dan agung seperti Tie Lie Siannie bersedia menjadi
hambanya kerajaan untuk sekedar mengejar pangkat. Apakah
engkau ingin mengalami nasib seperti Bu cek Thian."
Muka Tie Lie Siannie jadi berobah merah padam, tubuhnya
gemetaran karena gusar, Bu cek Thian adalah, seorang selir
Kaisar yang menjadi niekouw dan akhirnya memiliki kerajaan
Tong, sehingga keturunan Kaisar Lie Sie Bin terpotong
ditengah jalan, dengan Bu cek Thian mengangkat dirinya
sendiri menjadi Kaisar wanita.
"Mulutmu terialu jahat pengemis busuk. memang matamu
harus dikorek dan mulutmu harus dirobek " bentak Tie Lie
Sienie dengan suara yang cukup keras, dan dia melancarkan
serangan dengan Hudtimnya lagi.
Namun kali ini karena telah mengetahui sipengemis bukan
lawan yang lemah, dia melakukan penyerangan dengan
berhati-hati sekali, Hudtimnya itu menyambar dari arah kanan
menuju ke kiri, kemudian dengan gerakan yang tidak terduga,
tahu-tahu bulu Hudtim itu telah tergentak naik ujungnya, akan
menghantam jalan darah Pai-yang-hiat diketiak sipengemis.
Khu Sun Lie mengeluarkan suara tertawa mengejek. dia
bergerak cepat sekali, mengelakkan serangan itu. Tetapi untuk
kagetnya, waktu dia melompat mundur, disaat itu dari kibasan
bulu Hudtim, tahu2 muncul belasan batang jarum yang
menyambar bagian kiri, atas, bawah dan kanan tubuh Khu
Sun Lie. "celaka " teriak sipengemis terkejut, sambil berjumpalitan,
Dia bisa juga mengelakkan jarum-jarum halus itu, tetapi tidak
urung dia jadi mengeluarkan keringat dingin juga . "Dasar
niekouw siluman yang jahat dan rendah " memaki Khu Sun
Lie. Tetapi Ti Lie Siannie tidak memperdulikan makian
sipengemis, dengan cepat dia telah membarengi melancarkan
serangan lagi. Kali ini sipengemis telah habis sabar. Dengan
gerakan mementang kedua tangan, dia bermaksud akan
merabuh hudtim si niekouw sambil melancarkan serangan
kepalan tangannya kearah dada si niekouw.
Gerakan Khu Sun Lie merupakan gerakan yang tidak diduga
oleh niekouw itu, dia sampai mengeluarkan teriakan kaget dan
merobah gerakan hudtimnya, yang dipergunakan jadi
menangkis serangan yang dilancarkan Khu Sun Lie.
Pergelangan tangan Khu Sun Lie berhasil ditangkis dengan
gagang HHudtim, sehingga sipengemis merasakan
pergelangan tangann yang nyeri dan sakit.
Tetapi karena dia menyadari lawannya merupakan seorang
niekouw yang memiliki kepandaian tinggi, Khu Sun Lie tidak
berani berayaL, Dengan mengeluarkan suara tertawa
mengejek. Khu Sun Lie telah melancarkan serangan lagi.
Begitulah mereka jadi bertempur sampai belasan jurus.
Tetapi kepandaian mereka tampak berimbang, tidak
seorangpun yang terdesak atau menang diatas angin, Mereka
jadi terlibat dalam pertempuran yang panjang.
Namun waktu itu, Tie Lie Siannie seperti teringat sesuatu,
dia melompat mundur mengelakkan serangan Khu Sun Lie
sambil berseru "celaka "dan memutar tubuhnya, untuk
meninggalkan sipengemis.
Khu Sun Lie juga heran melihat sikap si niekouw, tetapi
dasarnya dia jenaka dan jail, maka dia telah melompat
menghadang dihadapan niekouw itu, sambil katanya : "Mau
kemana" Kita bertempur belum selesai "dan sambil berkata
begitu, tampak Khu Sun Lie membarengi dengan serangan
kepalan tangan kirinya, tangan kanannya diulurkan juga untuk
merebut hudtim si niekouw.
Tetapi, Nikouw itu telah mengelak dengan sikap yang
gelisah. "Kali ini aku tidak memiliki banyak waktu untuk melayani..."


Pendekar Aneh Dari Kanglam Karya Sin Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

katanya, "Lain kali aku tentu akan mengiringimu untuk
bertempur seribu jurus.."
"Justru aku ingin main2 dengan kau sekarang juga ,
niekouw yang manis... betapa aku tertarik sekali melihat
wajahmU yang elok..." goda Khu Sun Lie.
"cissss..." si nikoUw telah meludah dengan sikap
mendongkol, dia juga terpaksa melayani dua serangan Khu
Sun Lie. Sudah beberapa kali dia berusaha untuk meloloskan
diri dari libatan serangan2 Khu Sun Lie, dia gagal dan tidak
berhasil. Bahkan waktu itu Khu Sun Lie sendiri telah sengaja
melancarkan serangan yang gencar sekali, memaksa Tie Lie
Siannie harus melayaninya.
"Kulihat engkau seperti gelisah sekali..." goda Khu Sun Lie
lagi. "Aku mau melepaskan engkau, asal engkau mau
memenuhi syaratku..."
Muka niekouw itu merah karena marah sebab dia
mengetahui sipengemis tengah mempermainkan dia.
"coba kau katakan syaratmu.." kata Tie Lie Siannie
menahan kemarahan hatinya.
"Aku menghendaki engkau berlutut di hadapanku sambil
memanggil kakek, jika memang engkau melakukannya, tentu
aku akan melepaskannya tanpa mengganggumu lagi..."
Mendengar perkataan sipengemis, meledaklah kemarahan
Tie Lie siannie, tubuhnya sampai gemetar menahan
kemarahannya itu, dan dia telah berteriak sambil menyerang
dengan Hudtimnya, Hudtimnya itu ber-kelebat2 menyambar
ke arah Khu Sun Lie.
Disebabkan Khu Sun Lie hanya ingin mempermainkan
niekouw ini, maka dia tidak berusaha menangkis, selalu hanya
mengelakkan diri belaka, sambil sekali 2 dia mengeluarkan
kata2 godaannya, membuat Tie Lie Siannie semakin
mendongkol tanpa daya.
Dia melancarkan serangan yang gencar dan hebat, tetapi
dia tidak bisa merubuhkan Khu Sun Lie, maka dari itu
walaupun dia marah dan gelisah sekali, namun tetap tidak bisa
meloloskan diri dari sipengemis.
"Pengemis tua, engkau jangan main2... aku memang
sedang memiliki tugas yang penting sekali, jika engkau
menghalangi aku sehingga gagal pekerjaan yang tengah ku
lakukan, tentu Kaisar Eng Lok tidak takut mau mengerti atas
tingkah lakumu ini..."
Pengemis she Khu itu sama sekali tidak takut, bahkan dia
telah tertawa sambil katanya : "Hemmmm, mengapa aku
harus takut pada Kaisar Lok" Bukankah aku tidak melakukan
pelanggaran pada negara..." " dan setelah berkata begitu,
sipengemis kembali melancarkan serangan-Bahkan sekarang
dia telah melepaskan gandulan hlonya, dia meneguk araknya
sambil mengelakkan diri dari serangan Tie Lie siannie, Tetapi
begitu berhasil meloloskan diri dari serangan si niekouw,
dengan cepat sipengemis menyemburkan arak yang
dimulutnya itu kearah muka Tie Lie Siannie, keruan saja si
niekouw jadi kelabakan, cepat2 dia mengelakkannya, tetapi
tidak urung mukanya kena percikan arak itu juga .
Dengan mengeluarkan suara bentakan marah, tampak Tie
Lie siannie telah melancarkan serangan gencar dengan
mempergunakan Hudtim nya. Bulu2 Hudtim itu bertebaran
disekeliling tubuh Khu Sun Lie, mengincar jalan2 darah yang
mematikan ditubuh sipengemis. Bulu2 hudtim itu telah
menjadi kaku bagaikan baja karena telah disaluri tenaga
lwekang yang kuat oleh Tie Lie Siannie.
Khu Sun Lie memang nakaL Waktu dia berhasil menangkap
hudtim niekouw itu, dia menghentak kedepan, dan ketika
tubuh Tie Lie siannie terhuyung kedepan akan terjerunuk,
disaat itu sipengemis telah memasang mukanya, mulutnya
dimonyongkan, dia ingin mengecup pipi nikouw itu...
Semangat Tie Lie Siannie seperti terbang meninggalkan
raganya, dia kaget bukan main. Bagi seorang niekouw
kesucian merupakan suatu yang harus dijaga benar, sehingga
jika dia berhasil dicium oleh sipengemis, bukankah kesucian
dirinya telah dinodai"
Maka dengan tidak memikirkan keselamatan dirinya,
diwaktu tubuhnya terjerunuk kedepan, si niekouw telah
memiringkan tubuhnya. Dengan gerakannya seperti itu dia
kehilangan seimbangan tubuhnya tanpa ampun lagi dia
terjungkal bergulingan diatas tanah. Tetapi memang dasarnya
niekouw itu memiliki kepandaian yang tinggi, dengan
sendirinya dia bisa melompat bangun dengan cepat.
Begitu berhasil berdiri dengan kedua kaki nya, mukanya
merah padam, dan dia cepat-cepat membersihkan kotoran
yang melekat dipakaiannya. Disaat itu Khu Sun Lie telah
mengeluarkan suara tertawa mengejek.
"Engkau telah melihat bukan bahwa kepandaian Kim-jle Sin
Kay Khu Sun Lie bukan orang yang gampang-gampang
dikorek matanya bukan" "
"Hemm, jadi engkau sipengemis tua yang bergelar Kim jie
Sinkay Khu Sun Lie?" tegur siniekouw sambil mementang
matanya lebar-lebar.
"Benar, engkau terkejut" " tanya sipengemis mengejek.
Siniekouw baru saja ingin menyahut, tiba-tiba dariarah
kejauhan terdengar derap langkah kaki kuda. Didengar dari
derap langkah kaki kuda itu, mungkin belasan penunggang
kuda yang tengah melarikan kuda tunggangannya, karena
suara kelenengan pada kuda itupun terdengar jelas sekali.
Khu Sun Lie dan Tie Lie Siannie menoleh dengan segera,
wajah siniekouw berobah berseri-seri, sedangkan Khu Sun Lie
memandang dengan perasaan heran, Belasan orang
penunggang kuda itu memang tengah mendatangi dengan
cepat sekali. Dipaling depan tampak seorang lelaki berpakaian sebagai
tentara kerajaan, berusia antara lima puluh tahun lebih,
dengan golok yang tersoren gagah dipinggangnya, tengah
melarikan kudanya dengan cepat.
Dibelakangnya mengikuti belasan orang tentara negeri,
yang semuanya memakai pakaian seragam seperti Kim-in-wie,
pakaian emas. Jelas, pasukan tentara negeri ini adalah
pasukan dari istana raja.
Khu Sun Lie jadi heran sendirinya, sedang kan si niekouw
Tie Lie Siannie telah berseru: "Bagus" dan tanpa membuang
waktu lagi dia telah mengambil Hudtimnya yang menggeletak
ditanah, kemudian melancarkan serangan kepada sipengemis.
Cepat sekali rombongan penunggang kuda itu telah tiba,
dan mereka juga telah menghentikan kuda mereka sambil
melompat turun. Tentara yang berusia lima puluh tahun lebih
itu, yang rupanya menjadi pemimpin mereka, telah berseru:
"Tie Lie Siannie, jangan kuatir, kami datang membantu " Dan
para tentara negeri itu telah mencabut golok mereka masing
masing, mengepung Khu Sun Lie.
"Bagus Po Taijin, engkau telah datang."kata Tie Lie Siannie.
"Beres kan pengemis ini... aku ingin mengurusi tugas yang
diberikan Hongsiang "
"Ya " menyahuti Po Taijin itu.
Maka seketika itu juga belasan golok berkelebat
menyambar kearah Khu Sun Lie, sedang kan Tie Lie Siannie
telah berusaha meloloskan diri, dia berlari kearah rombongan
kuda dari tentara itu sambil berseru : "Po Taijin, aku
meminjam kudamu "
Dan tanpa menantikan jawaban, dia menjejakkan kakinya,
tubuhnya telah melompat ke atas kuda.
Khu Sun Lie mendongkol bukan main, "Tie Lie Siannie,
engkau ternyata seorang niekouw yang sangat pengecut sekali
" teriaknya dengan suara yang keras. Tetapi Khu Sun Lie tidak
bisa memaki terus, karena saat itu senjata tajam dari para
tentara negeri itu telah menyambar datang, bahkan goloknya
dari Po Taijin telah menyambar kearah lehernya dan memaksa
Khu Sun Lie untuk mengelakkan diri dengan melompat
kebelakang menjauhi diri.
Khu Sun Lie memperoleh kenyataan bahwa para tentara
negeri itu, termasuk Po Taijin, bukaniah jago-jago yang
memiliki kepandaian tinggi dan tidak dipandang sebelah mata
oleh pengemis ini. Namunjumlah mereka justru cukup banyak.
sehingga membuat sipengemis harus bersikap hati-hati.
Dia memang masih ingin mempermainkan Tie Lie Siannie,
tetapi niekouw itu justru telah melarikan kudanya Po Taijin
dengan cepat meninggalkan tempat itu.
Setelah bertempur beberapa jurus Iagi, Khu Sun Lie
berhasil merubuhkan dua orang tentara yang merangsek
maju, dia melemparkan tubuh kedua tentara itu dengan
gerakan yang cepat sekali, sehingga tubuh mereka terbanting
di atas tanah dengan keras.
Mempergunakan kesempatan disaat para tentara itu
bersama Po Taijin tengah terkejut dan memandang tertegun,
Khu Sun Lie telah membalikkan tubuhnya dan berlari
meninggalkan mereka. Kho Sun Lie menganggap tidak ada
perlunya dia melayani para tentara tersebut, hanya
membuang-buang tenaga saja.
Khu Sun Lie juga mengambil kearah timur dia mengambil
arah yang diambil oleh Tie Lie siannie.
Maksud Khu Sun Lie, dia ingin mengejar niekouw itu, guna
mempermainkannya, Tetapi karena niekouw itu melarikan diri
dengan menunggang kuda seekor kuda yang bagus dan kuat,
dengan sendirinya telah membuat Khu Sun Lie tertinggal jauh,
walaupun pengemis ini mengejarnya dengan mengerahkan
tenaga ginkangnya, ilmu lari cepatnya.
Setelah berlari-lari sekian lama, akhirnya Khu Sun Lie
berhenti disebuah warung arak. yang terdapat dipermukaan
sebuah kampung, Dia beristirahat dan meneguk arak
perlahan-lahan sedangkan pelayan warung arak itu dari
semula melayaninya acuh tak acuh, karena dia melihat
tamunya yang seorang ini adalah seorang pengemis.
Tetapi ketika Khu Sun Lie menghadiahan dia dua tail perak.
pelayan itu jadi terbengong-bengong dan kesima, bahkan
seketika dia memperlakukan sipengemis dengan sikap yang
manis dan hormat sekali.
Setelah beristirahat sejenak. Khu Sun Lie melanjutkan
perjalanannya. Dia melihat jika dia maju terus, berarti diaakan
sampai di Lim An lagi. Tetapi karena tadi nikouw itu
mengambil jalan diarah ini. Khu Sun Lie meneruskan
perjalanannya tanpa merobah arah.
Sedangkan waktu itu sudah tengah hari, dan Khu Sun Lie
berjalan perlahan-lahan diantara orang yang sudah ramai
berlalu lalang. Diam-diam hati Khu Sun Lie jadi memikirkan
tentang si niekouw yang bergelar Tie Lie Siannie itu.
Aneh sekali niekouw itu, dia memiliki kepandaian yang tidak
berada disebelah kepandaiannya, tetapi nikouw itu justru
menyatakan dia tengah melaksanakan tugas yang diberikan
oleh Hongsiang, yaitu kaisar.
Tentu saja ini merupakan urusan yang janggal dan aneh
sekali. Tugas apa yang diberikan Kaisar Eng Tok. yang saat itu
berkuasa didaratan Tionggoan, kepada niekouw itu" Dan
urusan apa pula yang menjadi persoalan, sehingga sampai
seorang Kaisar seperti Eng Lok Hongte harus perlu turun
tangan sendiri memberikan perintah dan tugas rahasia kepada
Tie Lie Siannie" persoalan yang membuatnya jadi pusing
sendiri. "Nikouw itu tentu tengah melakukan sesuatu yang luar
biasa... entah persoalannya menyangkut urusan orang-orang
Rimba persilatan atau tidak" " berpikir Khu Sun Lie.
Sebagai seorang pengemis yang mengambil jalan lurus,
tentu saja Khu Sun Lie selalu bertindak digaris yang adil.
Dia sering membela rakyat dari tindasan para orang yang
memiliki kekuasaan dan mengandalkan kekuasaannya itu.
Untuk menindas yang lemah. Disebabkan itu pula, sekarang
mendengar Tie Lie Siannie tengah melaksanakan tugas Kaisar,
Khu sun Lie jadi curiga, jangan-jangan hal itu akan
menyangkut keselamatan orang2 Rimba persilatan-Karena
memang pada saat itu banyak orang-orang Rimba persilatan
yang merasa tidak senang pada Kaisar Eng Lok, yang telah
mengumpulkan kekayaanaan memperlihatkan kekuasaan yang
berlimpah, Walaupun rakyat saat itu tengah hidup dalam
keadaan yang cukup menderita, Akibat peperangan dengan
kaum penjajah telah membuat kerajaan di daratan Tionggoan
tidak semakmur dulu, dan kini Kaisar Eng Lok juga banyak
melakukan pengejaran terhadap jago-jago dulu yang pernah
mendukung pemerintahan Beng tersebut, dan kini telah hidup
mengasingkan diri.
Kaisar umumnya mengirimkan jago-jagonya untuk
membinasakan orang2 yang tidak disenanginya itu, dengan
alasan ingin memberontak.
Sehingga Khu Sun Lie jadi tertarik sekali untuk menyelidiki
apa yang tengah dilakukan oleh Tie Lie siannie dengan tugas
Kaisar itu. Tampaknya niekouw itu juga bukan manusia baik-baik,
karena dia galak dan memiliki tangan telengas, Seperti tadi
saja, hanya dipandang oleh Khu Sun Lie, niekouw itu sudah
mengancam ingin mengorek kedua biji mata sipengemis.
"Hemmm, walaupun bagaimana aku harus menyelidikinya
apa yang sesungguhnya dilakukan niekouw itu" pikir
sipengemis. Karena telah bulat tekadnya, Khu Sun Lie kembali
menyusuri jalan untuk menuju ke Lim An-Kota itu merupakan
sebuah kota yang sangat besar. Bahkan pernah dijadikan ibu
kota, ketika tentara kerajaan Song tengah terdesak oleh
tentara Kim. Maka tidak-mengherankan kota tersebut sangat besar,
Waktu Khu Sun Lie tiba di Lim An, tidak mudah baginya
mencari dan menyelidiki jejak Tie Lie Siannie.
"Setengah harian sampai menjelang magrib Khu Sun Lie
mencari jejak si niekouw, tetapi tetap saja dia tidak berhasil.
Akhirnya Khu Sun Lie telah menginap disebuah rumah
penginapan kecil yang terdapat dipintu kota.
Semula terjadi pertengkaran antara Khu Sun Lie dengan
pelayan rumah penginapan itu, karena pelayan itu tidak mau
melayaninya dan menyatakan kamar telah terisi penuh, tidak
ada yang kosong.
Tentu saja Khu Sun Lie jadi marah, karena dia mengetahui
pelayan itu menhemuka kan alasannya itu disebabkan
memandang pakaiannya yang tambal tambalan dan dekil.
Maka dia telah menempiling pelayan itu, dan kasir rumah
penginapan itu keluar waktu mendengar ribut-ribut. Saat itu


Pendekar Aneh Dari Kanglam Karya Sin Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Khu Sun Lie telah menyerahkan lima tail perak kepada si kasir,
kontansi kasir jadi bersikap ramah dan mempersalahkan
pelayannya yang dimaki tidak memiliki kesopanan dan tidak
tahu adat. Diapun perintahkan kepada pelayannya untuk
mempersiapkan sebuah kamar yang bersih untuk Khu Sun Lie,
bahkan berpesan agar memperlakukan sipengemis dengan
baik dan sopan.
Setelah beristirahat sampai menjelang tengah malam, Khu
Sun Lie keluar dari rumah penginapannya, Dia melangkahkan
kakinya tanpa tujuan-Udara cukup dingin, malam telah larut,
Keadaan juga sepi.
Setelah puas berjalan-jalan mengelilingi kota itu, dia
bermaksud kembali ke rumah penginapannya, Tetapi
kebetulan sekali dia mengambil jalan yang melewati
gedungnya Phang Siu Hong, yang dikota Lim An memiliki
pangkat sebagai Tiekoan muda.
Sejenak pengemis ini berhenti dimuka gedung Phang Siu
Hong, dia jadi teringat peristiwa yang telah menimpah diri
Wang Po Liang, Entah bagaimana keadaan anak orang she
Wang itu, yaitu Wang An, yang kini telah berada di tangan
Tang Bun Han. Setelah berdiri sekian lama, sipengemis menghela napas
dan bermaksud berlalu, karena dia melihat gedung itupun
gelap sekali, menandakan penghuninya tentu telah terlelap
dalam tidurnya.
Tetapi waktu dia ingin memutar tubuhnya, matanya yang
tajam melihat sesosok tubuh yang berkelebat diatas genting
Tiekoan muda she Phang itu, Seketika Khu Sun Lie
mengurungkan maksudnya meninggalkan tempat itu, bahkan
gesit sekali dia menyelinap kebelakang dinding disampingnya,
mengawasi sosok bayangan yang tengah berlari-lari diatas
genting Phang Siu Hong.
Gerakan bayangan itu cukup gesit, dia telah melompat
keluar dari gedung Tiekoan she Phang, kemudian berlari-lari
menuju kearah timur. Dilihat dari gerakannya, ilmu
meringankan tubuh orang itu tidak rendah. Bahkan dari
bentuk tubuhnya bayangan itu tentunya seorang wanita.
Karena kuatir kehilangan jejak. Khu Sun Lie cepat-cepat
mengikuti bayangan itu, dia telah mengikuti dalam jarak
tertentu, agar orang yang diikutinya itu tidak mengetahui
dirinya tengah dibayangi.
Setelah berlari-lari sekian lama, sosok bayangan itu tiba
disebuah gedung yang besar dan mewah. Dia berhenti dan
menepuk tangan tiga kali pula.
"Apakah disitu Tie Lie Siannie" " terdengar orang didalam
bertanya dengan suara yang perlahan-
"Ya," Tie Lie Siannie telah menyahuti dengan suara yang
perlahan juga, nikouw itu telah melompat turun dan
menyelinap lenyap ke dalam gedung itu.
Khu Sun Lie cepat-cepat melompat mendekati gedung itu,
dengan ringan dia melompati dinding yang cukup tinggi, lalu
menggaetkan kedua kakinya dipayon rumah. Dia memandang
kesekelilingnya.
Ternyata kamar disebelah barat itu masih terang juga dan
dijendela kamar tampak beberapa bayangan orang, serta
suara tertawa, Tampaknya dikamar itu tengah diadakan suatu
pertemuan-Dengan hati-hati Khu Sun Lie telah mendekati
kamar itu, dia mengintai kedalam, Tetapi waktu dia melihat
orang-orang yang berada di dalam kamar itu, hatinya jadi
tergoncang keras, keringat dingin juga mengucur dikeningnya,
dia merasakan tengkuknya dingin sekali.
Ternyata didalam ruangan kamar itu berkumpul lima orang,
berenam dengan Tie Lie Sian nie. Kelima orang lelaki itu
macam-macam bentuknya, mereka duduk mengelilingi meja
sambil tertawa-tawa merundingkan Sesuatu.
Yang membuat Khu Sun Lie terkejut, justru dia mengenali
siapa adanya kelima orang itu, Yang duduk ditengah-tengah
pada kursi yang terdapat dikepala meja, dikenalnya sebagai
Huang ho Kiamhiap cung Tu Goan, seorang jago pedang yang
sangat terkenal didalam kalangan Kangouw, bahkan
merupakan tokoh yang menggetarkan rimba persilatan
dengan ilmu pedangnya.
Yang mengejutkan Khu Sun Lie justru jago ini berada diatas
dirinya, memiliki kepandaian yang dua-kali atau tiga kali lipat
dari dia. Yang duduk disamping Huangho Kiam hiap (Pendekar
Pedang dari Huang ho) cung Tu Goan itu, seorang lelaki yang
kurus kering, mukanya tinggal tulang belaka, dengan tulang
pipi yang tinggi dan mata yang Celong dalam.
Diapun dikenali Khu Sun Lie sebagai seorang jago luar
biasa, yang bergelar Sam Cie Hek Hun ( Arwah Hitam TigaJari
) Kho Lung san. Jago inipun merupakan jago yang lelah
menggemparkan rimba persilatan selama dua puluh tahun
lebih dengan sepak terjangnya.
Dilihat dari gelarnya saja sudah dapat diketahui dia
merupakan jago dari aliran hitam, yaitu sering melakukan
kejahatan dan kekejaman-Namanya tidak berada disebelah
bawah Huangho Kiam hiap cung Tu Goan.
Inilah yang membuat Khu Sun Lie jadi heran bukan main,
karena kedua jago yang terkenal itu bisa ber-sama2 berada
ditempat ini. Dan yang lebih mengejutkan hati Khu Sun Lie
adalah tiga orang lainnya, Mereka itu dikenalnya sebagai Samsat
Giok Bin (Tiga iblis Berwajah Kumala), yang masing2
bernama Tang Cie Jie Liang dan Sam Kun.
Mereka bertiga merupakan jago2 yang malang melintang
disekitar Kanglam, daerah selatan, Maka sungguh aneh justru
ketiga iblis ini bisa berkumpul dengan Huang ho Kiam hiap
dan Sam Cie Hek Hun. Dan yang lebih aneh lagi, kelima jago
luar biasa itu bisa berkumpul dengan Tie Lie Siannie, niekouw
yang sesungguhnya memiliki kepandaian dibawah kelima
orang jago itu.
Khu Sun Lie sendiri jadi bersikap jauh lebih hati2. karena
dia mengetahui sekali saja dia melakukan suatu kesalahan,
maka dirinya bisa kepergok oleh kelima orang liehay itu.
Memang terhadap Tie Lie Siannie, siniekouw itu, Khu Sun Lie
tidak takut, justru yang membuat dia jeri adalah kelima orang
jago itu. Karena kuatirnya, Khu Sun Lie sampai menahan napas,
tidak berani bernapas keras2.
"Tie Lie Siannie, bagus engkau telah sampai " kata Huang
ho Kiamhiap membuka suara memeCahkan keheningan
dikamar-itu. "Kami telah menantikan kedatanganmu dua hari
lamanya..."
Tie Lie Siannie cepat2 merangkapkan tangannya memberi
hormat kepada kelima orang jago itu, sambil katanya diiringi
tertawanya: "Maafkanlah siauwmoy, justru Pienie terlambat karena
menemui rintangan, Bahkan....benda berharga yang Pienie
bawa telah terbawa lenyap oleh kuda pienie"..." dan niekouw
itu telah menceritakan perihal pertemuan dengan Khu Sun Lie.
Kelima orang jago itu mendengarkan dengan wajah yang
dingin. "Pengemis butut tidak punya nama itu berani bertingkah...
biarlah kalau dapat kujumpai, akan kuhajar hancur sepasang
tangannya..." kata Sam Cie Hek Hun dengan suara yang
tawar. "Ya, memang pengemis itu terlalu bertingkah, padahal
kepandaiannya tdak berarti apa2..." menimpali Jie Liang, iblis
yang kedua. "Itulah sebabnya Piennie agak terlambat..." kata Tie Lie
Siannie lagi. "Harap kalian mau memaafkan " kembali nikouw
tersebut menjura memberi hormat.
"Sudahlah Tie Lie siannie, kita tidak perlu terlalu banyak
membawa peradatan" kata Sam Kun. iblis ketiga dari Sam-sat
Giok Bin dengan tidak sabar. "Yang ingin kami ketahui apakah
pesan Hongsiang..." "
"Hongsiang hanya berpesan agar kita berusaha mencari
cap Kerajaan itu dikalangan para pendekar rimba persilatan-
Mungkin juga ada jago2 yang menjadi kaki tangan dari Kaisar
yang lalu, menyimpan cap Kerajaan itu."
"Hemmm, inilah sulit, karena kita tidak memperoleh
petunjuk kepada siapa kita harus mencari cap Kerajaan itu "
kata Huangho Kiamhiap. "Kita seperti juga berada dalam
karung, hanya bisa me-raba2 saja..." Tie Lie Siannie
mengangguk. "Benar, tetapi tugas seperti ini tidak ringan, Hongsiang juga
telah memberikan pesan kepadaku, agar berlaku hati-hati,
jangan sampai perihal lenyapnya cap Kerajaan tersiar
dikalangan rakyat, karena jika sampai hal itu tersiar luas tentu
kedudukan Kaisar akan tergoncang."
"Hemmm, aku mengerti, tentu Hongsiang maksudkan
bahwa tugas ini merupakan tugas yang dipertaruhkan dengan
jiwa kita, bukan" jika kita gagal untuk memperoleh dan
menemukan cap Kerajaan, itu, tentu kita akan dihukumnya "
"Kukira Hongsiang tidak memiliki pikiran sampai begitu
jauh, hanya kita juga harus memaklumi kesulitan yang
dihadapi Hongsiang, karena memang jika cap Kerajaan itu
belum kembali ketangannya, berarti kedudukan kerajaan akan
tergoyahkan, dia tidak akan sah sebagai Kaisar... Yang
terpenting lagi, kita harus mencari tiga jago yang dicurigai
Kaisar. Mereka itu semuanya merupakan orang-orang yang
memiliki hubungan dekat dengan Kaisar lama.
Tetapijustru mereka bertiga itu juga merupakan manusiamanusia
yang sulit untuk dicari jejaknya, karena mereka
bertiga merupakan tokoh-tokoh sakti di dalam Rimba
Persilatan-..:"
Sepasang alis Sam Cie Hek Hun mengkerut dalam-dalam,
tampaknya dia tidak senang Tie Lie Siannie terlalu memuji
ketiga orang yang akan mereka Cari itu.
"Siapa ketiga orang itu yang tampaknya membuat Siannie
begitu jeri..." " tanya Sam Cie Hek IHun-Jangan kuatir,
bukankah disini telah berkumpul kita berenam, berarti jika kita
bekerja sama, tidak mungkin ada orang yang bisa berbuat
sesuatu apapun terhadap kita..."
Tie Lie Siannie sadar bahwa iblis ini tidak gembira karena
kata-katanya itu, namun dia telah meneruskan perkataannya
itu: "Tetapi Piennie bicara dari hal yang benar, Pernahkah
Kiesu (orang gagah) mendengar Kim Shia (si sesat berCahaya
emas) Liong Bun su"
"Apa" " tanya kelima orang jago itu terkejut, wajah mereka
juga telah berobah.
Khu Sun Lie sendiri yang tengah mencuri dengar
percakapan mereka itu tidak kurang kagetnya, Kim Shia Liong
Bun Su merupakan jago luar biasadi zaman itu.
Siapa yang tidak kenal Liong Bun Su, sisesat yang memiliki
adat dan tabiat sangat aneh" punggung Khu Sun Lie jadi
dingin sekali, hampir saja dia bergerak untuk menarik napas
dalam-dalam, untung saja dia segera teringat bahwa dirinya
tengah berada didalam kandang macan-Tie Lie Siannie telah
tersenyum. "Nah, seperti Pienie kata kan tadi." katanya lagi, "Bukankah
kita akan menghadapi lawan yang berat" "
Kelima orang jago itu tampak telah bisa menguasai dirinya,
kemudian Huang Ho Kiam hiap bertanya: "Lalu siapa yang dua
orang lainnya" "
"Merekapun merupakan jago-jago yang luar biasa, karena
jika kusebutkan nama mereka, pasti kalian akan
mengenalnya."
"coba kau jelaskan-" desak Sam Cie Hek Hun tidak sabar.
"Jago kedua yang harus kita Cari itu bergelar Sip Pat Mo."
"Apa" " berseru kelima orang jago itu yang kembali terkejut
"Maksudmu Sip Pat Mo (Delapan belas Nada) Bu Beng
Hong" "
"Tepat" mengangguk Tie Lie Siannie, "Dialah jago kedua
yang harus kita cari."
"Tetapi bukankah Sip Pat Mo telah sepuluh tahun yang lalu
meninggal" "
"Belum." menyahuti Tie Lie Siannie.
"Menurut hasil penyelidikan yang dilakukan orang-orang
Kaisar, justru kematian Sip Pat Mo merupakan berita bohong
belaka, yang sengaja disiarkan. Tetapi sebenarnya Sip Pat Mo
telah menyembunyikan diri disebuah pulau. Justru inilah yang
menarik perhatian Kaisar, dia menduga cap Kerajaan justru
berada ditangan Sip Pat Mo, dia yang menyimpannya "
Khu Sun Lie kembali terkejut Sip Pat Mo merupakan jago
yang memiliki kepandaian luar biasa, Tidak ada seorangpun
dari kalangan kangouw yang berani berbuat salah kepada Sip
Pat Mo, karena sekali saja berbuat salah, tentu akan berhenti
menjadi manusia selama-lamanya, alias dibinasakan oleh Sip
Pat Mo. Dan selama tiga puluh tahun Sip Pat Mo malang melintang
didalam rimba persilatan belum pernah dia memperoleh
tandingan, Namanya tidak berada disebelah bawah nama Kim
Shia, walaupun belum pernah ada orang rimba persilatan yang
mendengar kedua jago ini pernah bertempur, sebegitu jauh
belum ada yang bisa memastikan, siapa diantara Kim Shia dan
Sip Pat Mo yang lebih tinggi kepandaiannya.
-oo0dw0oo- Jilid 2 "LALU orang yang ketiga" " Khu Sun Lie mendengar Sam
Cie Hek Hun telah bertanya iagi.
"Inilah orang yang paling penting menurut Kaisar, yang
harus kita usahakan untuk memperoleh jejaknya. Karena
menurut keterangan Hongsiang, orang inilah yang paling
dekat dan hampir setiap hari selalu berada disamping Kaisar
yang lama. orang itu bergelar Ang Glok Hoa, namanya Sam cu
ceng." "Ang Giok Hoa Sam cu ceng" " tanya Huangho Kiamhiap
heran, "Aku belum pernah mendengar perihal orang yang satu
ini" "Benar." menimpali Sam Cie Hek Hun. "Akupun belum
pernah mendengar perihal orang itu."
Tie Lie Siannie telah tersenyum.
"Memang orang ini tidak pernah menampakkan diri dalam
Rimba Persilatan-Tetapi dia merupakan jago yang luar biasa,
yang diangkat oleh Kaisar yang lama sebagai pemimpin
pengawal pribadinya, jadi berada diatas dan Kim Shia Liong Bu
Su dan Sip Pat Mo Beng Hong.
"Luar biasa, kita harus menghadapi tokoh-tokoh sakti
seperti itu, inilah yang tidak kami duga sebelumnya "


Pendekar Aneh Dari Kanglam Karya Sin Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menggumam Huang ho Kiamhiap.
"Ya tetapi Kaisar telah menjanjikan kita, berapa besar
bantuan yang kita perlukan, tentu akan dipenuhinya, asalkan
kita berhasil menyelidiki keadaan ketiga orang itu. Syukur2
kalau kita bisa menangkap mereka, hidup atau mati, tentu kita
akan menerima anugerah yang besar dari Kaisar." bilang Tie
Lie Siannie. Mendengar sampai disitu, tubuh Khu Sun Lie jadi
menggidik, inilah hebat, Urusan bukan persoalan biasa saja,
melainkan urusan yang sangat besar dan menyangkut tokoh2
ternama. Memang Ang Giok Hoa sam Cu ceng belum pernah
didengar Khu Sun Lie, tetapi dia yakin orang itu merupakan
tokoh hebat yang tidak berada disebelah bawah kepandaian
Kim Shia Liong Bun Su dan Sip Pat Mo Bu Beng Hong, karena
Tie Lie Siannie sendiri telah mengatakan bahwa Ang Giok Hoa
Sam cu ceng merupakan pemimpin Kim Shia Liong Bun Su dan
sip Pat Mo Bu Beng Hong.
Berpikir mengenai ketiga orang itu, dengan sendirinya telah
membuat Khu Sun Lie jadi gemetar juga , jika dilihat demikian
tentunya akan timbul kerusuhan dan gelombang. Bahkan
gelombang yang akan muncul itu bukan gelombang yang
kecil, karena bersumber dari istana dan justru juga karena
tindakan Kaisar Eng Lok sendiri.
Khu Sun Lie berdiam sekian lama lagi mendengarkan
perundingan orang-orang itu.
Sampai akhirnya dengan berindap-indap dia telah
meninggalkan tempat itu. Tetapi baru dia melangkah dua
tindak, tiba-tiba dia mendengar Sam Cie Hek Hun telah
membentak dengan suara agak keras: "Siapa diiuar" "
Semangat Khu sun Lie seperti terbang meninggalkan
raganya, dia melihat kesekitarnya mencari tempat yang bisa
dipergunakan untuk bersembunyi.
Tetapi belum iagi dia sempat untuk menyingkirkan diri,
telah terdengar suara orang tertawa dingin, disertai dengan
terbukanya daun jendela, dan melompatnya sesosok tubuh
dengan gerakan yang gesit sekali. Bahkan Khu sun Lie merasa
kan dibeiakang punggungnya menyambar serangkum angin
serangan yang dingin dan kuat sekali.
Khu Sun Lie mati-matian membuang diri untuk
mengeiakkan serangan itu. Tetapi belum dia sempat untuk
melakukan perlawanan, tahu-tahu punggungnya telah kena
dicengkeram. Khu Sun Lie mempergunakan sikut tangan kanannya
menghantam kebelakang, tetapi gagal, iawannya yang
mencengkeram punggungnya telah berhasil mengelakkan diri
dengan mudah. Dan juga disaat itu dia merasakan jalan darah
Tiang kie-hiat didekat punggungnya telah ditekan, maka
seketika ienyaplah tenaga Khu Sun Lie.
Tetapi sebagai jago siiat yang telah kenyang berkelana
didalam rimba persilatan, maka menghadapi keadaan seperti
ini Khu Sun Lie tidak menjadi bingung, dia telah mengerahkan
lwekangnya dan tahu-tahu tubuhnya ciut tiga dim, sehingga
cengkeraman lawannya terlepas, Dengan mempergunakan
kesempatan yang hanya beberapa detik itu, Khu Sun Lie telah
menjejakkan kaki nya, tubuhnya mencelat cepat sekali, untuk
melarikan diri.
Namun sewaktu tubuhnya melayang, dia merasakan sakit
sekali pada pinggangnya, karena pinggangnya itu telah kena
dibokong orang, tanpa ampun lagi tubuh Khu Sun Lie telah
terbanting diatas tanah.
Waktu Khu Sun Lie merangkak untuk bangun, yang
pertama-tama dilihatnya orang yang berdiri didekatnya adalah
Sam Kun, jago ke tiga dari Sam Sat Giok Bin yang tengah
memandang bengis kepadanya.
Disamping itu Tie Lie Siannie, Sam Cie Hek Hun Kho Lung
San Huangho Kiamhiap cung Tu Goan, Tang Cie dan Jie Liang,
Mereka telah mengambil sikap mengurung, sedangkan Tie Lie
Siannie telah berkata dengan suara nyaring "ohh, rupanya
maling keCilnya engkau, sipengemis tua busuk." Muka Khu
Sun Lie jadi berobah merah.
"Aku kebetulan lewat ditempat ini dan melihat kalian
sedang berunding, aku baru saja ingin mendengari..."
menyahuti Khu Sun Lie.
"Hemmm, pengemis hina " bentak Tie Lie Siannie dengan
suara mendongkol "Rupanya engkau memang ingin mencuri
dengar percakapan kami dengan sengaja" sedangkan Jie Liang
telah membentak : "Dia harus kita tahan-Dan Jie Liang bukan
hanya berkata saja, dia telah mengulurkan tangannya,
Maksudnya akan menangkap lengan Khu Sun Lie.
Pengemis itu ingin mengelak. tetapi gerakan Jie Liang
sangat cepat, tidak ampun lagi jalan darah Tu-su-hiat
dipergelangan tangannya kena dicekal, sehingga Khu Sun Lie
seketika itu juga menjadi lemas tidak bertenaga.
"Hemmm, siapa engkau sebenarnya." bentak Jie Liang
setelah berhasil menangkap pergelangan tangan si pengemis.
"Dia Kimjie sinkay Khu Sun Lie " Tie Lie Siannie
memberitahukan.
Khu Sun Lie menyadari dirinya tengah menghadapi bahaya
yang tiuak kecil, karena justru dihadapannya kini, terkecuali
Tie Lie Siannie, yang lima orang itu merupakan jago-jago yang
memiliki kepandaian tinggi, jangankan sekaligus dia
menghadapi kelima orang jago ternama itu, sedangkan untuk
menghadapi seorang saja dari mereka berlima, dia tentu tidak
akan sanggup, "Apa yang engkau lakukan ditempat ini" cepat mengakui
terus terang, atau kami akan membuat engkau bercacad
seumur hidup, ancam Sam Kun dengan suara yang bengis.
"Aku benar-benar tengah mencari sepiring nasi sisa, aku
tidak bermaksud apapun juga selain mencari makan..."
menyahuti Khu Sun Lie meringis, karena dia merasakan
Cekalan tangan Jie Liang semakin keras, membuat dia merasa
nyeri serta sakit yang bukan main-
"Engkau rupanya pengemis busuk yang keras kepala." kata
Jie Liang yang ingin memperkeras cekalan tangannya. Tetapi
sebelum Jie Liang sempat untuk memperkeras cekalan
tangannya, Khu Sun Lie diam-diam telah berlaku nekad, dia
mengerahkan tenaga murni ke pergelangan tangannya, dan
dengan tiba-tiba sekali dia telah menarik tangannya itu.
Jie Liang terkejut karena dia merasakan betapa tangan
sipengemis mendadak menjadi licin-Dan belum lagi hilang
herannya, sipengemis telah menjejakkan kaki nya, tubuhnya
melompat untuk melarikan diri.
Namun Sam Kun yang melihat ini tidak mau berdiam diri,
dia mengayunkan tangan kanannya sambil bentaknya: "Mau
lari kemana kau...." " Angin serangannya itu sangat dahsat,
tubuhnya juga telah berada disebelah kanan sipengemis waktu
Khu Sun Lie melompat ingin melarikan diri.
Tetapi Khu Sun Lie sambil melompat, dia bersiap sedia,
maka dia telah menggerakkan tangan kirinya mengibas
kebelakang, Dia bergelar Kimjie Sinkay (jari emas), maka tidak
heran jari-jari tangannya itu telah terlatih baik dan memiliki
kekuatan yang bisa diandalkan-Namun Khu Sun Lie menyadari
menghadapi orang seperti Sam Kun tentu saja dia tidak bisa
untuk menghadapinya dengan ceroboh, dia telah memusatkan
seluruh tenaga Iwekangnya dan tangkisannya berhasil
menghalau serangan Sam Kun.
Hanya dalam beberapa detik, telah terlihat Tang Cie
menggerakkan tangannya dan menghantam tepat sekali
punggung sipengemis.
Tidak ampun lagi tubuh Khu sun Lie terpental dan
bergulingan diatas tanah, karena dia tidak keburu
mengelakkan serangan Tang cle.
Cepat2 sipengemis berusaha untuk melompat bangun guna
melanjutkan melarikan diri, Dia gagal Huangho Kiamhiap telah
mengeluarkan suara dengusan mengejek, kemudian dia
mengibas dengan tangannya, maka sekali lagi Khu Sun Lie
harus bergulingan diatas tanah.
Dalam keadaan seperti ini, tampak Tie Lie siannie juga
bermaksud ikut melancarkan serangan, dia telah
menggerakkan hudtimnya, mengebut akan menghantam
kepala sipengemis dengan bulu-bulu hudtimnya itu.
Tetapi walaupun dalam keadaan terjepit seperti itu, Khu
Sun Lie tidak mau berdiam saja untuk menerima kematian,
dengan menahan perasaan sakit pada punggungnya akibat
serangan Huang ho Kiamhiap. dia mengerahkan tenaganya
dan bergulingan menjauhi diri dari Tie Lie Sian nle, sehingga
serangan niekouw itu jatuh ditempat kosong.
Tetapi Sam Kun jadi penasaran melihat pengemis itu
beberapa kali berhasil mengelakkan diri dari serangan mereka.
Maka melihat sipengemis she Khu itu tengah mengeiakkan diri
dari gempuran Hudtim Tie Lie Siannie, dia telah membarengi
menyerang lagi dengan tangan kanannya, kali ini dia
menyerang jauh lebih kuat dari yang pernah dilakukannya,
karena dia telah mempergunakan enam bagian tenaga
lwekangnya. Sipengemis yang bergelar Kimjie Sinkay ter kejut, tetapi dia
juga mengerti bahwa dirinya tengah terancam bahaya yang
tidak kecil. Tanpa memperdulikan suatu apapun lagi, dengan
nekad dia telah menjejakkan kakinya, tubuhnya telah
melambung akan melompati dinding.
Namun serangan Sam Kun telah tiba, maka tidak ampun
lagi paha Khu Sun Lie terhajar jitu, menimbulkan perasaan
sakit yang sangat, tetapi dengan menahan perasaan sakit Khu
Sun Lie terus juga melompat sampai diluar dinding, dan
berusaha untuk melarikan diri.
Keenam orang lawannya yang tangguh itu mana mau
membiarkan dia melarikan diri. Serentak mereka telah
melompat keluar pula, Tie Lie Siannie yang kepandaiannya
paling rendah dari orang-orang itu melompat paling
belakangan Khu Sun Lie mengeluh melihat ini.
"Sulit untuk aku meloloskan diri dari mereka, habislah
jiwaku kali ini " berpikir si pengemis, Dengan menahan
perasaan sakit pada pahanya dia berusaha untuk melarikan
diri terus. Namun Huangho Kiamhiap cung Lu Goan bersama Sam Cie
Hek Hun telah tiba di hadapannya. menghadang jalan larinya.
"Menyerah saja, pengemis buruk" bentak Huangho
Kiamhiap dengan suara yang dingin. "Jangan kau paksa kami
melakukan tindakan yang keras sehingga menyiksa dirimu
sendiri" Khu Sun Lie melihat sudah tidak ada jalan untuk
meloloskan diri, dengan meringis dia berkata: "Kalian orangorang
gagah ternama, tidak kusangka hari ini telah turun
tangan mengeroyok diriku secara beramai-ramai seperti ini,
tindakan ini akan meruntuhkan nama baik kalian sendiri" "
Sam Cie Hek Hun mengeluarkan suara tertawa mengejek.
katanya: "Apakah engkau mengira bahwa dengan melawan
salah seorang diantara kami engkau akan bisa
menghadapinya" "
Khu Sun Lie berdiam diri. Dia memang mengakui, walaupun
menghadapi seorang dengan seorang, tidak mungkin dia bisa
menang. Dan belum sempat dia menyahuti, justru dari dalam
gedung telah mendatangi Phang Siu Hong diiringi beberapa
orang pengiringnya.
Rupanya Tie koan ini mendengar suara ribut-ribut dan telah
menyusul keluar, Lemaslah Khu Sun Lie. Dengan tambahnya
jumlah musuh, walaupun Tie koan dan orang2nya itu tidak
berarti baginya namun se-tidak2nya jumlah lawan kian besar
saja. "Baiklah, jika memang kalian hendak membunuhku,
bunuhlah " kata Khu Sun Lie kemudian putus asa.
"Engkau harus bicara terus terang dan jujur, apa yang
engkau lakukan disini," kata Sam Cie Hek Hun Kho Lung San-
"jika sekali saja engkau berbohong, hmmm, kami akan
merobek mulutmu, akan membeset tubuhmu "
Khu Sun Lie tertawa dingin, dia telah nekad karena
menyadari dirinya tidak mungkin bisa meloloskan diri dari
lawan-lawannya ini.
Tetapi belum lagi dia menyahuti, tiba2 telah terjadi sesuatu
yang diluar dugaan, Dari gerombolan pohon tampak
berkelebat serupa benda putih bulat, yang menyambar kearah
Huang ho Kiamhiap cung Tu Goan, pendekar pedang dari
Huangho itu cepat2 mengelakkan samberan benda putih itu,
dia memiringkan tubuhnya dan menyampoknya. Dia berhasii
menyapok bendanya-keras dan barang putih itu bergelinding
di tanah. Semua mata memandang kearah benda bulat putih itu, dan
hati mereka jadi tergetar karena terkejut. Benda putih bulat
itu ternyata sebungkus tengkorak kepala manusia putih
berkiiauan tertimpah Cahaya rembulan-...
Muka Huangho Kiamhiap. Sam Sat Giok Bin dan Sam Cie
Hek Hun jadi berobah seketika, tampaknya mereka jadi tidak
tenang setelah melihat tengkorak kepala manusia itu. Begitu
juga Tie Lie Siannie, yang tergoncang hatinya.
Khu Sun Lie sendiri yang semula girang menduga ada
orang yang akan menolong dirinya tetapi setelah melihat yang
menyambar itu adalah sebungkah tengkorak kepala manusia,
hatinya juga jadi tergoncang.
Bukan tengkorak kepala manusia itu yang menyebabkan
orang2 yang berada ditempat tersebut merasa kaget dan
tergoncang perasaannya, tetapi mereka mengetahui apa
artinya bungkahan tengkorak kepala manusia itu.
"Pek Kut Mo (lblis Tengkorak Putih) Lo Thang"
menggumam Tie Lie Siannie dengan tubuh yang agaktergetar
dan punggungnya dirasakan dingin sekali, Muka niekouw ini
juga berobah pucat pias.
Khu Sun Lie sendiri tidak kurang kagetnya, Punahlah
harapannya untuk bisa hidup terus, Selain dia tengah
menghadapi kelima orang lawannya yang tangguh, ditambah
dengan Tie Lie Siannie, sehingga sudah sulit bisa
mengharapkan dapat lolos dari tangan mereka, kini telah
muncul lagi seorang iblis yang menggetarkan rimba persilatan-
Khu Sun Lie telah sering mend engar siapa adanya Pek Kut
Mo Lo Thang, raja iblis yang paling ditakuti oleh orang-orang
rimba persilatan, baik dari golongan putih maupun dari
golongan hitam dan Pek Kut Mo Lo Thang merupakan iblis
yang tidak pernah tidak melakukan segala perbuatan kejam
dan jahat bahkan sifatnya telengas sekali. Munculnya iblis itu
tentu saja telah membuat semua orang yang berada ditempat


Pendekar Aneh Dari Kanglam Karya Sin Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

itu jadi terkejut sekali.
Sedang kan Phang Siu Hong yang tidak begitu mengenal
keadaan rimba persilatan, hanya menduga orang-orang itu
merasa gentar karena melihat bungkahan tengkorak kepala
manusia. Sama halnya dengan dia, mukanya pucat dan
tubuhnya menggigil karena merasa ngeri melihat tengkorak
itu. Jadi dia bukan merasa takut karena akan munculnya
orang yang bergelar Pek Kut Mo Lo Thang itu.
Dari gerombolan pohon itu terdengar suara orang tertawa
perlahan sekali, Kemudian sesosok tubuh tampak keluar
dengan langkah-langkah yang perlahan dan acuh tidak acuh.
Mata semua jago-jago yang berada ditempat itu telah
memandang kearah sosok tubuh itu dengan hati yang
berdebaran-orang yang baru muncul itu melangkah dengan
tenang, satu-satu langkahnya, Dan setelah datang dekat,
semua orang bisa melihat orang itu dengan jelas. Dialah
seorang lelaki berusia lima puluhan dengan memakai kopiah
warna merah, mukanya dingin sekali tidak memantulkan
perasaan. Juga memelihara kumis dan jenggot yang tipis, Bajunya
merupakan baju Thungsia, baju panjang, yang berwarna
kuning. Ditangannya membawa sebuah kipas kecil yang
dibuka dan ditutup per-lahan2 sambil melangkah
menghampiri, sikapnya itu seperti juga dia tidak memandang
mata kepada semua orang yang berada ditempat itu.
Sam Cie Hek Hun yang sering mendengar kehebatan dan
keganasan Pek Kut Mo Lo Thang, memang belum pernah
bertemu dengan iblis itu. Begitu juga yang lainnya, Mereka
hanya mendengar bahwa didalam rimba persilatan terdapat
seorang raja iblis yang memiliki kepandaian sangat hebat, ilmu
silatnya sulit ditandingi, pandai menulis huruf indah, memiliki
pengetahuan yang hebat mengenai keadaan tempat dan juga
ilmu menghitung bintang.
Memang iblis itu terkenal sebagai seorang yang sangat
Cerdas sekali. Tetapi sebegitu jauh mereka belum pernah
bertemu muka, cuma saja nama raja iblis tersebut telah begitu
menggetarkan rimba persilatan, dan ciri-ciri tanda bahwa akan
munculnya iblis itu selalu didahului dengan munculnya sebuah
tengkorak kepala manusia, itulah sebabnya para jago-jago
yang berada ditempat tersebut segera menduga kepada Pek
Kut Mo Lo Thang waktu tengkorak kepala manusia itu muncul
di tengah-tengah mereka.
Tetapi mereka tidak menyangka bahwa raja iblis yang
ditakuti dalam rimba persilatan rupanya hanya seorang lelaki
tua yang tampaknya seperti berpenyakitan dengan mukanya
yang tidak memantulkan perasaan apapun juga .
Huangho Kiamhiap yang telah bisa menguasai dirinya,
dengan cepat, telah menegur: "Kiranya kami menerima
kehormatan besar untuk bertemu dengan Pek Kut Mo Lo
Thang" "Hemm," tertawa orang-tua itu dengan sikap yang tawar,
"Aku datang bukan untuk bertemu dengan kau."
Melihat sikap tua itu yang membawa lagak-lagunya angkuh
dan tidak memandang mata, tentu saja Huang Kiam hiap jadi
mendongkol, karena didalam rimba persilatan diapun
merupakan seorang tokoh yang memiliki nama sangat
terkenal. Tetapi dia menahan diri. Lalu tanya nya: "Apakah
maksud sieheng (saudara) datang kemari ?"
"Sudah kukatakan aku bukan mencari kau..." menyahuti
Pek Kut Mo dengan suara yang tawar, "Mengapa engkau
rewel2 seperti itu...?" Meluap darah Kiamhiap dari Huang ho
itu. dia tertawa menyeringai
"Justru telah lama aku situa bangka she cung mendengar
kebesaran nama Pek Kut Mo Lo Thang, maka dari itu hari ini
kebetulan aku bisa bertemu, maka aku ingin belajar kenaL"
Dan tanpa menanti sampai kata-katanya selesai, tampak
cung Tu Goan telah maju sambil merangkapkan sepasang
tangannya, Dilihat sikapnya dia ingin menjura untuk memberi
hormat. Tetapi sesungguhnya dia tengah melancarkan
serangan dengan ilmu Pek Kong ciang (Pukulan Udara
Kosong). Dalam keadaan mendongkol dan perasaan seperti itu
Huangho Kiamhiap melancarkan serangan itu selain untuk
menguji kepandaian Pek Kut Mo, juga dia ingin menghantam
satu kali merubuhkan iblis tersebut.
Tetapi Pek Kut Mo membawa sikap yang tenang, seperti
juga tidak memandang mata kepada serangan yang
dilancarkan Huangho Kiamhiap. dia juga membawa sikap
seperti tidak mengetahui bahwa dirinya tengah diserang,
Hanya sambil berkata: "Jangan banyak peradatan seperti itu,
kita tidak saling kenal...." dan tangan kanannya yang
mencekal kipas kecil itu telah dikibaskan perlahan.
Waktu itu tenaga lwekang yang disalurkan Huangho
Kiamhiap telah meluncur keras sekali, tetapi akibat kibasan
kipas Pek Kut Mo, membuat Huangho Kiamhiap terkejut bukan
main, karena dia merasakan betapa tenaga serangannya
seperti menghantam tempat kosong dan lenyap.
Untung saja Hoangho Kiamhiap memang memiliki
kepandaian yang tinggi, sehingga dengan Cepat dia bisa
menguasai diri, dengan memantapkan kuda-kuda kedua
kakinya, jika tidak, tentu dirinya akan terjerunuk.
Tetapi walaupun tidak sampai menderita malu, Huangho
Kiamhiap jadi terkejut sekali. "Benar-benar tangguh sekali iblis
ini" Dan belum lagi dia sempat berkata apa2, disaat itu Pek Kut
Mo Lo Thang telah berkata dengan dingin sambil menoleh dan
memandang tajam kepada Tie Lie Siannie: "Niekouw,
serahkan surat perintah Kaisar Eng Lok kepadaku jika engkau
masih menghendaki kepalamu itu melekat dilehermu"
Muka Tie Lie Siannie telah berobah agak pucat, dia berkata
dengan suara yang tidak lampias: "Surat perintah itu... itu..."
Mata Pek Kut Mo telah berkilat tajam sekali, mukanya
dingin sekali. "Engkau mau menyerahkannya atau tidak. atau memang
engkau ingin sengaja mengulur-ulur waktu?" tanyanya dengan
suara yang tidak kurang dinginnya, tidak mengandung
perasaan apapun juga .
"Hemmm," mendengus Sam Cie Hek Hun tiba-tiba dengan
sikap mendongkol. Dia merupakan seorang iblis yang ditakuti
oleh orang-orang rimba persilatan, tetapi sekarang
kehadirannya ditempat itu seperti tidak dipandang sebelah
mata oleh Pek Kut Mo, maka darahnya jadi meluap.
"Engkau datang kemari dan ingin menunjukkan
pengaruhmu Tetapi kami kira, nama Pek Kut Mo Lo Thang
terlalu dibesar-besarkan oleh orang2 rimba persilatan, padahal
tidak sehebat apa yang kami dengar."
Pek Kut Mo telah menoleh kepada Sara Cie Hek Hun
dengan sorot mata yang sangat tajam dia mendengus
perlahan, tahu-tahu tubuhnya seperti terbang dan kedua
kakinya seperti tidak menginjak tanah, telah melompat kepada
Sam Cie Hek Hun.
Begitu Cepat gerakan yang dilakukan Pek Kut Mo, sehingga
belum lagi Sam Cie Hek Hun mengetahui apa yang terjadi, Pek
Kut Mo telah berada disampingnya. Dan baru saja dia ingin
menoleh, justru disaat itu dia merasakan dipunggungnya
menyambar angin serangan yang dingin.
Sam Cie Hek Hun bukan orang sembarangan, didalam
rimba persilatan dia merupakan seorang jago dari kalangan
hitam yang memiliki nama besar, Dia mana mau membiarkan
punggungnya menjadi sasaran serangan orang " Dengan
mengeluarkan suara "Hemmm," dia bermaksud mengelakkan
dengan menurunkan bahunya.
Tetapi belum sempat dia melakukannya, punggungnya
telah kena dijambak dan tubuhnya telah dilontarkan melayang
ditengah udara, meluncurakan terbanting ditanah
Tentu saja hal ini telah membuat semua orang jadi terkejut
sekali, itulah yang tidak mereka duga, dimana Pek Kut Mo
dapat bergerak seCepat itu. sedangkan Sam Cie Hek Hun
walau pun terkejut, tetapi dengan Cepat dia telah
berjumpalitan berpoksay ditengah udara, sehingga waktu
tubuhnya meluncur turun, dia tidak perlu sampai terbanting,
dia turun dengan kedua kaki terlebih dahulu.
Kejadian seperti ini telah membuat Sam Cie Hek Hun jadi
kaget setengah mati. Dia tidak menyangka Pek Kut Mo bisa
melakukan perbuatan itu dengan mudah sekali. Jarang ada
orang yang bisa menandingi dirinya, maka dari itu bisa
dibayangkan betapa tingginya kepandaian Pek Kut Mo, yang
sangat sukar untuk dijajagi.
Sam Sat Giok Bian juga jadi berdiri dengan ragu-ragu.
Mereka juga sudah sering mendengar bahwa didalam rimba
persilatan terdapat seorang dedengkot iblis yang memiliki
kepandaian sangat tinggi sekali dan sukar diukur, tetapi
mereka tidak menyangka bahwa Pek Kut Mo merupakan
seorang jago yang begitu ilehay.
Khu Sun Lie melihat perkembangan yangg ada, menjadi
girang, karena tampaknya munculnya Pek Kut Mo akan
membuat jago-jago itu tercurah perhatiannya pada dedengkot
iblis itu dan dia bisa melarikan diri dengan memanfaatkan
suasana disekitar tempat.
Maka waktu melihat Pek Kut Mo tengah berdiri memandang
kearah Tie Lie Siannie, Khu Sun Lie diam-diam menggeser
kakinya perlahan-lahan, dia ingin melarikan diri.
Namun baru beberapa langkah dia bertindak kebelakang,
disaat itu Pek Kut Mo tanpa menoleh telah berkata dengan
suara yang dingin: "Mau pergi kemana kau" Tetap berdiri
ditempatmu "
Semangat Khu Sun Lie seperti terbang dari tubuhnya, dia
kaget bukan main- Sipengemis tidak berani meneruskan
langkahnya dan dia berdiri diam saja.
Sedangkan Pek Kut Mo Lo Thang tetap mengawasi Tie Lie
siannie dengan sorot mata yang tajam: "Engkau telah
menerima firman kaisar Eng Lok, tetapi kini engkau berusaha
menyangkalnya, jika memang engkau masih tidak cepatcepat
menyerahkan firman itu kepadaku, jangan
mempersalahkan diriku Pek Kut Mo Lo Thang akan berlaku
keras padamu"
Wajah Tie Lie Siannie jadi berobah tambah pucat, dia telah
berusaha menindih goncangan hatinya, katanya dengan suara
yang tidak begitu lancar: "Pienie memang menerima surat
perintah dari Kaisar Eng Lok, tetapi kusimpan didalam
buntalanku yang digantung dipunggung kudaku, Dan
pengemis itu telah melepaskan kudaku, sehingga Pienie
kehilangan kuda dan semua barang-barang Pienie " sambil
berkata begitu Tie Lie Siannie telah menunjuk kepada Kimjie
Sinkay Khu Sun Lie.
Pek Kut Mo telah melirik sejenak kepada sipengemis
dengan sorot mata yang dingin, kemudian dia memandang
lagi kepada Tie Lie Siannie, katanya dengan suara yang tidak
kalah dinginnya:
"Apakah engkau tidak bicara dusta?"
"Tidak berani Pienie main- main dengan Sie-heng."
menyahut Tie Lie Siannie.
"Baik, jika memang demikian engkau harus dipatahkan
kedua tanganmu, karena engkau merupakan seorang yang
tidak bisa melakukan tugas dengan baik, sehingga barang
penting itu lenyap ditanganmu."
Dingin sekali suara Pek Kut Mo waktu dia berkata-kata
seperti itu, sehingga menimbulkan perasaan seram bagi
semua orang yang mendengarnya."
Muka Tie Lie Siannie sendiri telah berobah menjadi pucat
pias, dia kaget dan ketakutan- Karena dia tahu apa artinya
perkataan Pek Kut Mo.
Phang Siu Hong yang sejak tadi mengawasi saja, sudah
tidak bisa menahan dirinya, dia telah maju sambil katanya :
"orang she, Lo engkau jangan sekali-sekali berbuat kurang
ajar kepada utusan Kaisar, engkau tahukah bahwa itu..."
Tetapi tidak menanti perkataan Phang siu Hong selesai,
tiba2 tubuh Pek Kut Mo LoThang telah melompat kedekatnya.
Begitu cepat gerakan dedengkot iblis ini, sehingga Phang Siu
Hong hanya melihat segumpalan warna kuning mendekatinya
dan tahu-tahu pipinya sakit, tubuhnya terjungkel dengan
giginya yang rontok dua buah.
Ternyata Pek Kut Mo telah menempiling, dua kali muka
Phang Siu Hong, sampai Tiekoan itu terjungkel rubuh
bergulingan ditanah, Setelah menampar, Pek Kut Mo tidak
melayani Phang Siu Hong, dia hanya menoleh kepada Tie Lie
Siannie. "Kau telah siap untuk dipatahkan kedua tanganmu ?"
tanyanya tawar.
Tubuh Tie Lie Siannie jadi tergetar, hatinya ciut,
punggungnya dirasakan dingin sekali. Dia mana rela kedua
tangannya dipatahkan oleh Pek Kut Mo " Tetapi orang ini
demikian liehay, tidak mungkin dia bisa melawannya. Maka
dengan muka yang meringis, Tie Lie Siannie telah berkata
dengan ragu-ragu penuh takut: "Tetapi... tetapi apa
hubungannya antara surat Kaisar dengan kau?"
"Persoalan itu tidak perlu engkau ketahui Aku hanya
menginginkan surat perintah Kaisar Eng Lok, jika engkau bisa
mengadakannya, aku akan membebaskanmu. Tetapi jika
tidak. hmm. hmmm, kedua tanganmu itu harus dipatahkan-"
"Tetapi aku tidak bersalah didalam urusan ini." kata Tie Lie
Siannie. Waktu itu Phang Siu Hong tengah merangkak bangun, dia
rupanya tidak mengenal selatan, karena sambil merangkak dia
telah memaki-maki: "Manusia kurang ajar, apakah engkau
tidak takut hukuman " Dengan menghina orang pemerintahan,
engkau berdosa besar, aku akan mengadilimu..."
Muka Pek Kut Mo dingin sekali, dia telah berkata dengan
suara yang tawar : "Manusia seperti engkau apanya yang
harus ditakuti " Hemmmmm memang engkau harus dihajar
lagi." Dan sambil berkata begitu, Pek Kut Mo Lo Thang telah
melompat kedekat Phang Siu Hong, untuk menghajar Tiekoan
itu lagi. Sejak tadi Huangho Kiamhiap telah menindih perasaan
penasarannya melihat sikap Pek Kut Mo Lo Thang yang seperti
tidak memandang muka kepada mereka semua, Maka kini
melihat Pek Kut Mo Lo Thang ingin menghajar Phang Siu Hong
pula, Huangho Kiamhiap tidak mau berlaku lambat, dia telah
mengeluarkan suara bentakan : "Tahan" sambil tangannya


Pendekar Aneh Dari Kanglam Karya Sin Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mencabut pedang panjangnya .
Pek Kut Mo menahan langkah kakinya, dia melirik kearah
Huangho Kiamhiap dengan sikap yang tawar.
"Engkau ingin main-main denganku ?" tanyanya dengan
suara yang dingin, "Apakah engkau yang bergelar Huangho
Kiamhiap ?"
"Tidak salah justru sekarang aku ingin minta petunjukmu "
menyahuti Huangho Kiamhiap yang sudah tidak bisa menahan
sabarnya. "Hemmm, main-main dengan senjata tidak baik, nanti
senjata makan tuan " mengumam Pek Kut Mo Lo Thang .
Tetapi Huangho Kiamhiap jadi semakin mendongkol karena
dengan kata-katanya itu, Pek Kut Mo Lo Thang seperti juga
meremehkan kepandaiannya.
"Baik, jika aku tidak bisa menghadapimu sepuluh jurus,
hitung-hitung aku kalah " kata Kiamhiap itu dengan
kemendongkolan meluap.
"Sepuluh jurus ?" tanya Pek Kut Mo Lo Thang dengan suara
mengejek, ?"Hemmm, kukira dalam tiga jurus saja jika engkau
bisa menghadapi seranganku, itupun sudah bagus sekali."
Itulah hinaan yang sangat berat untuk diterima Huangho
Kiamhiap. Didalam rimba persilatan dia selalu dihormati dan
ditakuti oleh orang-orang dari golongan putih maupun
golongan hitam, tetapi kini Pek Kut Mo Lo Thang seperti tidak
memandang mata sama sekali padanya.
Dia mengibaskan pedangnya, katanya: "Silahkan, aku ingin
menerima petunjuk beberapa jurus dari kau, Locianpwe."
karena terlalu marah dan mendongkol dicampur penasaran,
Huangho Kiamhiap telah memanggil Pek Kut Mo dengan
sebutan Locianpwe, orang yang tingkatan lebih tua, untuk
mengejek. Muka Pek Kut Mo Lo Thang tidak memperlihatkan perasaan
marah, senang, gusar ataupe rasaan lainnya, dengan dingin
dia tetap memandang Huangho Kiamhiap. "Kau sudah bersiapsiap
?" tegurnya.
"Ya, cabutlah senjatamu, mari kita main-main. Jika benar
dalam tiga jurus aku bisa di rubuhkan oleh mu, untuk
selanjutnya aku tidak akan muncul pula didalam rimba
persilatan-..."
"Itulah janji yang terlalu berat seharusnya engkau tidak
mengucapkannya, karena engkau akan menyesal. Akupun
akan menghadapi mu dengan tangan kosong saja, sebab
manusia seperti kau tidak ada harganya untuk dihadapi
dengan senjata."
Huangho Kiamhiap sudah tidak bisa menahan kemarahan
hatinya, dengan cepat dia telah menggerakkan pedangnya
menikam kearah dada Pek KutMo Lo Thang, sambil
bentaknya: "Awas serangan"
Karena Huangho Kiamhiap menyadari bahwa lawannya
yang tengah dihadapinya ini merupakan seorang lawan yang
tangguh sekali dia menyerang tidak berani main- main, begitu
menyerang dia mengeluarkan jurus yang terhebat dari ilmu
pedang nya. Mata pedang yang menyambar kearah dada Pek Kut Mo Lo
Thang meluncur dengan cepat sekali, tetapi Pek Kut Mo Lo
Thang sama sekali tidak mengelakkan diri, dia hanya
mengawasi saja datangnya pedang, dan waktu mata pedang
itu akan mengenai dirinya dia telah berkelit dengan
menggeser kaki kanannya dan tubuhnya tahu2 telah
melompat kesamping Huangho Ki amhiap.
Hal ini mengejutkan sekali jago pedang itu, dia sampai
mengeluarkaa seruan kaget dan cepat- cepat menarik pulang
pedangnya, yang dibarengi dengan gerakan menabas.
Maksudnya ingin menabas pinggang Pek Kut Mo, diapun telah
membentak: "lnilah serangan kedua."
Tetapi Pek Kut Mo benar2 gesit sekali, dia mengelakkan
serangan ini dengan gerakan yang sulit dilihat oleh mata
manusia biasa, karena dia bergerak sangat cepat sekali,
tangan kanannya diulurkan untuk menyentil pedang lawannya
dan juga tangan kirinya dipakai menyerang ke arah mata
Huangho Kiamhiap.
Huangho Kiamhiap sampai mengeluarkan seruan kaget,
Mati-matian dia menarik pulang pedangnya dan bermaksud
akan melompat menyingkirkan diri.
Tetapi tangan kiri Pek Kut Mo LoThang, telah berobah arah,
dia tahu-tahu mencengkeram tulang piepe dipundak Huangho
Kiamhiap. Dia juga telah meremasnya.
Huangho Kiamhiap merasakan semangatnya seperti
terbang dari raganya karena terkejut sekali, mati-matian dia
membuang diri kebelakang-tetapi tidak urung pundaknya telah
kena dijambak. Untung saja dia masih sempat melakukan
gerakan mengelak yang cepat, sehingga tulang piepenya itu
tidak sampai kena diremas hancur, kalau tidak, jika tulang
piepenya itu terjambak hancur, tentu seumur hidup dia akan
menjadi manusia bercacad.
Tetapi itupun tidak urung membuat Huang ho Kiamhiap jadi
meringis menahan perasaan sakit yang luar biasa disamping
tubuhnya hampir terjerambab.
"Bagaimana?" tanya Pek Kut Mo Lo Thang dengan suara
yang dingin, sikapnya itu mengejek sekali.
Huangho Kiamhiap cung Lu Goan telah meringis menahan
sakit, dia menyahuti dengan muka yang pucat dan merah
bergantian karena mendongkol, marah dan malu berCampur
menjadi satu : "Baiklah, hari ini aku rubuh ditanganmu, tetapi
dilain waktu aku tentu akan mencarimu untuk
memperhitungkan semua ini."
Pek Kut Mo LoThang tertawa mengejek. dia sudah tidakmelayani
Huangho Kiamhiap cung Tu Goan, melainkan dia
menoleh kepada Tie Lie Siannie, yang waktu itu tengah berdiri
dengan sikap serba salah.
Melarikan diri dia tidak berani, karena niekouw ini
menyadari dia akan tertangkap kembali. Tetapi berdiam terus
disitu juga tentu akan mempersulit dirinya juga . Maka
niekouw itu jadi serba salah dan tidak tahu apa yang harus
dilakukannya. Terlebih lagi sekarang dia telah menyaksikan kepandaian
Pek Kut Mo Lo Thang memang merupakan kepandaian yang
sulit sekali untuk dilawan, membuat dia jadi berdiri dengan
hati ketakutan dan berdebar keras sekali, sekarang melihat
Pek Ku Mo Lo Thang telah memandang kearah nya, hatinya
tambah tergoncang.
"Kemari kau " panggil Pek Kut Mo Lo Thang dengan suara
yang dingin. Bagaikan kena disihir, Tie Lie siannie telah melangkah
menghampiri sidedengkot iblis itu, hatinya tergoncang keras
dan sepasang kakinya gemetaran.
"Lonjorkan kedua tanganmu " perintah Pek Kut Mo Lo
Thang lagi. Tie Lie Siannie terbang semangatnya.
"Ini... ini..." suaranya gugup dan ketakutan sekali.
"Lonjorkan kedua tanganmu " bentak Pek Kut Mo Lo Thang
dengan suara yang lebih dingin-
Pucat pias muku niekouw itu, tetapi belum lagi dia
melonjorkan kedua tangannya, dalam saat-saat dia
menghadapi bahaya yang mengerikan, dimana kedua
tangannya ingin dipatahkan waktu itu Sam Sat Giok Bian, yaitu
Tang Cie Jie Liang dan Sam Kun, telah melompat mengurung
Pek Kut Mo Lo Thang.
Begitu juga halnya dengan Sam Cie Hek Hun Kho Lung
San, telah ikut mengurung Pek Kut Mo Lo Thang. Mereka
beranggapan jumlah mereka banyak. tidak mungkin mereka
gagal menghadapi dedengkot iblis ini. walaupun mereka telah
menyaksikan kepandaian Pek Kut Mo Lo Thang memang tinggi
sekali dan sulit dihadapi, tetapi dengan mangandalkan jumlah
yang banyak. mereka tentu masih bisa mengepung dan
mempertahankan diri.
Pek Kut Mo Lo Thang telah berkata dengan tawar waktu
melihat Sam Sat Giok Bian dan Sam Cie Hek Hun mengurung
dirinya: "Kalian mencari sulit untuk diri kalian sendiri."
"Pek Kut Mo Lo Thang, kami ingin meminta petunjukmu "
kata Sam Kun dengan suara yang hati-hati. "Kami telah lama
mendengar namamu, dan kini kebetulan sekali kami dapat
bertemu dengan kau, maka dengan mempergunakan
kesempatan ini kami ingin meminta petunjukmu "
"Hemmm, sebetulnya aku tidak memiliki urusan dengan
kalian " kata Pek Kut Mo Lo Thang dengan suara dingin,
"Tetapi kalian benar-benar mencari penyakit sendiri "dan
setelah berkata begitu, dia mengibaskan tangannya kearah
Sam Kun, dari kibasan itu meluncur serangkum angin
serangan yang kuat luar biasa yang mendesak kediri Sam Kun.
Tetapi sejak tadi Sam Kun dan yang lainnya memang telah
bersiap sedia, karena mereka menyadari lawan mereka ini
merupakan dedengkot iblis yang benar-benar tangguh sekali,
sekarang dikibas begitu, Sam Kun berkelit dengan cepat, dan
dia berhasil mengelakkan diri.
Tang Cie dan Jie Liang melihat saudara mereka diserang,
keduanya tidak mau berdiam diri. cepat sekali mereka
melancarkan serangan serentak.
Gerakan yang dilakukan oleh Tang Cie dan Jie Liang
mengandung tenaga yang sangat kuat karena mereka
memiliki ilmu yang tinggi, jarang sekali ada orang yang bisa
menghadapi mereka. Keduanya perCaya, dengan bekerja
sama, tentu Pek Kut Mo tidak akan bisa berbuat banyak pada
mereka. Tetapi Pek Kut Mo yang gagal menyerang sam Kun dengan
tenaga kibasan tangannya, melihat serangan kedua orang itu,
dia mengeluarkan suara tertawa dingin, sambil
membongkokkan tubuhnya, tahu-tahu tangan kirinya
menghantam dada Tang Cie, dan tangan kanannya menampar
bahu Jie Liang.
Kedua orang dari Sam Sat Giok Bian itu mengeluh
kesakitan, mereka terhuyung mundur.
Melihat itu Sam Kun terkejut, dia cepat cepat membarengi
malancarkan serangan kepada Pek Kut Mo Lo Thang, tetapi
serangannya itu dapat dikelit oleh Pek Kut Mo, yang kemudian
membalas menjambak bahu Sam Kun.
Jambakan itu tampaknya perlahan datang nya, tetapi
walaupun Sam Kun telah berusaha untuk mengelakkan diri,
tetap saja dia telah terkena jambakan itu pada lengannya,
sehingga menimbulkan perasaan sakit yang luar biasa,
walaupun serangan itu tidak berhasil mengenai sasaran
dengan tepat. Sam Cie Hek Hun menyaksikan ini, hatinya jadi tergoncang.
Dia lihat orang dimikian liehay. Tetapi karena waktu itu
merupakan saat-saat yang menegangkan, dia terpaksa harus
juga melancarkan serangan dengan hantaman kepalan tangan
kanannya. Yang diincar oleh Sam Cie Hek Hun adalah iga sebelah
kanan dari Pek Kut Mo. Dia menghantam dengan
mengerahkan delapan bagian tenaga dalamnya. Tetapi yang
membuat Sam Cie Hek Hun Kho Lung San terkejut sekali tahutahu
tubuh lawannya telah lenyap dari hadapannya dan
tubuhnya jadi kehilangan keseimbangannya dia terjerunuk
kedepan, Tiba2 dia juga merasakan punggungnya ditepuk oleh
Pek KutMo. Tepukan itu perlahan, tetapi telah cukup membuat tubuh
Sam Cie Hek Hun yang tengah terjerunuk itu jadi terguling
diatas tanah beberapa kali.
Sedangkan Sam Kun melihat bahwa diri mereka tidak
memiliki kesempatan mendesak Pek Kut Mo Lo Thang, dia jadi
kecil nyalinya dan Ciut keberaniannya. walaupun begitu, dia
telah melancarkan serangan lagi dengan tangan kirinya, dia
menyerang dengan nekad tanpa memikirkan penjagaan untuk
dirinya sendiri.
Gerakan itu tidak dipandang sebelah mata oleh Pek Kut Mo
Lo Thang, dia memiringkan tubuhnya sedikit, kemudian
mencekal tangan Sam Kun dan menariknya dengan
menghentak, sambil mulutnya berseru: "Pergilah kau"
Tubuh Sam Kun melambung ke tengah udara dan
terbanting diatas tanah tanpa dia bisa memulihkan dirinya
lagi. Hal ini merupakan kejadian yang luar biasa. Sam Cie Hek
Hun dan Sam Sat Giok Bian merupakan jago-jago yang
memiliki kepandaian tinggi sekali. Didalam rimba persilatan dia
merupakan tokoh-tokoh yang membuat orang gentar
berurusan dengan mereka, tetapi sekarang, didalam hari dan
waktu yang bersamaan ternyata mereka telah ditunggang
langgangkan oleh Pek Kut Mo Lo Thang begitu mudah,
sehingga disamping mereka mendongkol juga mereka jadi ciut
nyalinya, dan pecah keberaniannya.
Khu Sun Lie yang menyaksikan dari pinggir saja, jadi
memandang dengan mata yang terpentang lebar-lebar. Dia
tidak menduga didalam rimba persilatan bisa terdapat
kepandaian sehebat yang dimiliki Pek KutMo, kepandaian yang
benar-benar tidak pernah dibayangkan sebelumnya.
Disamping itu, dia juga heran, mengapa justru hari ini bisa
beruntun-runtun ditempat ini, digedungnya Phang Siu Hong,
bisa berkumpul tokoh-tokoh persilatan yang masing-masing
memiliki kepandaian begitu tinggi, sehingga Khu Sun Lie mau
menduga, apakah semua ini merupakan awal dari gelombang
besar yang akan muncul didalam rimba persilatan "
Tie Lie Siannie sendiri tengah ketakutan bukan main,
terlebih lagi melihat Sam Cie Hek Hun dan Sam Siat Giok Bian
maupun Huangho Kiamhiap cung Tu Goan, sama sekali tidak
berdaya menghadapi Pek Kut Mo, membuat dia tambah
ketakutan, tubuhnya sampai mengeluarkan keringat dingin.
Waktu melihat Pek Kut Mo tengah dikeroyok oleh Sam Cie
Hek Hun dan Sam Sat Giok Bian, Tie Lie Siannie bermaksud
mempergunakan kesempatan itu untuk melarikan diri guna
menyelamatkan tangannya yang hendak dipatah oleh Pek Kut
Mo Lo Thang. Tetapi baru saja Tie Lie Siannie bergerak untuk melarikan
diri, di saat itu Pek Kut Mo Lo Thang telah membentak: "Mau
kemana kau ?"
Menyusul dengan bentakannya itu, tubuh Pek Kut Mo Lo
Thang telah mencelat dan tahu-tahu telah berada disamping
niekouw tersebut, tangan kanannya mengibas keras, sehingga
tubuh niekouw itu terguling ditanah sejauh tiga tombak lebih
inilah luar biasa, biarpun Tie Lie Siannie berusaha untuk
mempertahankan diri, tetapi dia gagal, dia telah terjerambab
karena tenaga kedua kakinya lenyap dan kuda kudanya


Pendekar Aneh Dari Kanglam Karya Sin Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tergempur hebat.
Hal itu membuktikan betapa tinggi kepandaian yang dimiliki
Pek Kut Mo Lo Thang, kepandaian yang sulit diukur.
Phang siu Hong yang melihat para jagonya dibuat tidak
berdaya dalam waktu yang begitu singkat oleh Pek Kut Mo,
jadi timbul takutnya. Dia baru menyadari bahwa Pek Kut Mo,
bukan jago sembarangan karena seperti Huangho Kiamhiap
dan yang lainnya, yang semuanya memiliki kepandaian begitu
tinggi dan yang paling diandalkan oleh Kaisar Eng Lok sebagai
jago-jago yang akan menyelidiki lenyapnya cap kerajaan,
ternyata tidak bisa berbuat banyak terhadap Pek Kut Mo Lo
Thang. Maka Phang Siu Hong jadi berdiam diri saja, dia jadi
ketakutan juga .
Tie Lie Lie Siannie telah merangkak untuk bangun, dia
merayap dengan muka dan pakaiannya kotor oleh tanah dan
debu. Mukanya pucat pias, hatinya ketakutan sekali.
"Kemari kau " panggil Pek Kut Mo Lo Thang dengan suara
yang dingin, walaupun suaranya perlahan, tetapi
kenyataannya bentakan itu membuat hati Tie Lie Siannie
seperti hendak copot, Niekouw itu dengan sikap takut-takut
telah menghampiri juga .
"Sekarang engkau bicara dari hal yang sebenarnya, kau
simpan dimana firman Kaisar Eng Lok?" bentak Pek Kut Mo Lo
Thang. "Aku... Pienie telah bicara dari hal yang sebenarnya, jika
engkau tidak percaya, tanyakan kepada kepada pengemis itu"
jawab Tie Lie Siannie sambil menunjuk kearah Khu Sun Lie.
Pek Kut Mo Lo Thang melirik kepada sipengemis, dia telah
bertanya dengan suara yang tawar: "Pengemis busuk.
benarkah apa yang di katakan niekouw ini ?"
Khu Sun Lie tidak berani main-main menghadapi Pek Kut
Mo Lo Thang, karena walaupun bagaimana dia menyadari iblis
itu cepat naik darah, dan jika dia gusar, sekali menggerakkan
tangannya, habislah jiwanya. walaupun dia jenaka, dia tidak
berani bergurau.
"Benar." sahutnya sambil mengangguk "Aku sengit melihat
lagak niekouw itu yang galak, maka aku sengaja melepaskan
kudanya, agar dia tidak bisa melanjutkan perjalanannya,
Mengenai barang-barangnya aku tak tahu menahu?"
Pek Kut Mo Lo Thang tertawa dingin, dia telah berkata
kepada Tie Lie Siannie. "sekarang katakan, apa bunyi firman
itu?" katanya.
"Aku tidak tahu... aku tidak pernah membukanya, karena
firman itu hanya harus disampaikan kepada kelima EngHiong
ini " sambil berkata begitu, Tie Lie Siannie telah menunjuk
kearah Huangho Kiamhiap. Sam Cie Hek Hun, dan Sam Sat
Giok Bian berlima.
"Jadi benar-benar engkau tidak mengetahui bunyi firman
itu ?" tanya Pek Kut Mo Lo Thang dengan suara yang tawar.
Tie Lie Siannie mengangguk.
"Ya memang aku tidak pernah membacanya, aku tidak
berdusta " dan setelah berkata begitu, tampak Tie Lie Siannie
meringis, karena dia ketakutan kalau-kalau nanti Pek Kut Mo
Lo Thang karena terlalu marah akan menurunkan tangan
kejam padanya. Tetapi Pek Kut Mo Lo Thang hanya berdiam diri saja, dia
seperti sedang berpikir kemudian dia menghela napas,
"Baiklah, aku mau mempercayai perkataanmu, tetapi jika
kelak ternyata engkau berdusta, hemmmm, diwaktu itu aku
akan turunkan tangan yang keras sekali...." selesai berkata,
Pek Kut Mo Lo Thang telah membungkuk mengambil kembali
tengkorak kepala manusia nya.
Tie Lie Siannie menghela napas lega, karena dia tidak
menyangka Pek Kut Mo Lo Thang akan mengampuninya. Dia
telah memandangi saja apa yang dilakukan oleh Pek Kut Mo
Lo Thang, Namun waktu siiblis berkelebat, tahu2 Tie Lie
siannie merasakan kepalanya dingin sekali, seperti terhembus
angin, cepat- cepat dia merabah kepalanya yang memang
botak, dia jadi kaget, karena justru tutup kepalanya telah
terbang entah kemana, sehingga kepalanya itu terbuka begitu
saja... Itulah hebat. jika memang Pek Kut Mo Lo Thang
bermaksud untuk membinasakan dia, tentu sama mudahnya
seperti dilakukan dedengkot iblis itu pada penutup kepalanya,
dimana dia bisa saja melancarkan serangan pada jalan darah
yang berbahaya didiri niekouw itu.
Sam Sat Giok Bian Sam Cie Hek Hun, Huangho Kiamhiap
dan yang lainnya hanya memandang bengong saja waktu
siiblis liehay itu lenyap dalam waktu yang singkat.
Khu Sun Lie juga tidak mau membuang-buang kesempatan
yang ada, waktu semua orang tidak memperhatikan dirinya,
dia telah menjejakkan kakinya dan berlari sekuat tenaganya
untuk meninggalkan tempat itu, walaupun pahanya di rasakan
masih sakit sekali, tetapi dia menahannya.
Sam Cie Hek Hun melihat sipengemis she Khu melarikan
diri, dia membentak : "Mau kemana kau?"
Tetapi Khu Sun Lie telah berhasil menyelinap diantara
kegelapan malam dan lenyap.
-oo0dw0oo- KHU SUN LIE berlari sekuat tenaganya dengan menahan
perasaan sakit pada pahanya. Dia berusaha untuk dapat
menjauhi diri sejauh mungkin dari Lim An, karena Khu Sun Lie
yakin, jika sampai dia kena disusul oleh Sam Sat Giok Bian dan
yang lainnya, dirinya akan dijadikan bulan-bulanan mereka,
padahal kepandaian Khu Sun Lie sendiri tidak berarti jika
dibandingkan dengan kepandaian jago-jago tersebut.
Sedang Khu Sun Lie berlari begitu, dia merasakan pahanya
semakin sakit saja. Dengan menguatkan hati, dia berlari terus,
tetapi akhirnya dia sudah tidak bisa bertahan diri lagi,
tubuhnya telah terjungkel ditanah, karena pahanya itu sakit
sekali dan kakinya yang kanan sudah tidak bisa dipergunakan
untuk berjalan.
Khu Sun Lie teraduh-aduh sejenak, tetapi kemudian dia
memandang kesekelilingnya, Waktu melihat tidak ada orang
yang mengejarnya, Khu Sun Lie bisa bernapas lega.
Dengan mengerahkan sisa tenaganya, Khu Sun Lie telah
menggeser tubuhnya ketepi jalan, dia berdiam diri disitu untuk
beristirahat memulihkan semangat dan tenaganya, disamping
juga untuk mengurangi perasaan sakit pada pahanya.
Khu Sun Lie duduk termenung, hatinya tidak tenang.
Karena dia memikirkan persoalan cap Kerajaan dari Kaisar Eng
Lok yang lenyap .Jika memang persoalan itu menjalar terus
Pendekar Cacad 17 Cinta Bernoda Darah Serial Bu Kek Sian Su 3 Karya Kho Ping Hoo Naga Naga Kecil 8
^