Pencarian

Payung Sengkala 11

Payung Sengkala Karya S D Liong Bagian 11


pasti adalah jago sealiran dengan kita. sekarang ia sudi
pinjamkan benda tersebut kepadamu, dikemudian hari
mungkin juga ia akan serahkan kepadamu "
"Siauw-te bukan bersedih hati karena kehilangan Payung
Sengkala tersebut, aku hanya tak bisa menebak siapa kah
sebenarnya orang itu" disamping itu siapa pula dua orang
manusia tembaga lainnya?"
"Siauw-ya. mari kita pergi." seru Loo Liang Jen, "Aku
sudah amat lapar. ..."
"coba lihat" mendadak si ciang ooh berdarah berseru
sambil menuding kearah mulut lembah.
Lam-kong Pak mendongak, tampak seorang perempuan
berbaju hijau berdiri dengan sepasang lengan terlipat
kebelakang, agaknya perempuan itu sudah terjatuh
ketangan orang. Namun siapa kah orang yang ada
dibelakangnya"
Terdengar perempuan itu dengan suara serak berseru:
"Pak-jie. . . .cepat. . .cepat tolong Mama. . . ."
Lam kong Pak membentak keras. badannya segera
berkelebat kearah mulut lembah. ketika ia tiba disitu
tampak sesosok bayangan manusia berkelebat lewat dan
lenyap dibalik tikungan bukit. tidak sempat menanti
kedatangan Loo Liang Jen serta Yu chen lagi, ia segera
enjot badan mengejar dengan Cepatnya.
Setelah berbelok pada tikungan bukit itu, terbentanglah
sebuah jalan gunung yang sempit dan panjang seperti jalan
usus kambing, suasana sunyi senyap.
Disisi jalan kecil tadi terdapat sebuah goa yang tertutup
oleh tumbuhnya rotan, meskipun demikian dapat terlihat
bahwasanya tumbuhan rotan itu baru saja digerakkan
orang. Lam kong Pak segera berjalan kearah mulut gua itu,
secara lapat2 ia temukan seorang perempuan berbaju hijau
yang memakai kerudung diatas wajahnya berbaring diatas
tanah, berhubung suasana dalam gua itu gelap sekali maka
sukar untuk melihat jelas keadaannya. Lam kong Pak
langsung melayang masuk kedalam gua, serunya dengan
nada sedih: "lbu siapakah yang membuat kau. . . ."
Baru saja ia menubruk masuk, mendadak laksana kilat
perempuan berkerudung itu melancarkan sebuah totokan
kedepan- "Duuuukk. ..." tidak ampun lagi sianak muda itu roboh
keatas tanah. Sementara siperempuan berkerudung itu meloncat
bangun, telapaknya laksana sebilah golok membabat keatas
batok kepalanya.
"lbu. jangan bunuh dia. . . ."
Seorang dara meloncat masuk kedalam gua dan
mencekal pergelangan perempuan berkerudung itu erat2.
Gadis itu bukan lain adalah Cioe Cien Cien.
"Cien-jie, apakah kau sudah lupa bagaimanakah ayahmu
menemui ajalnya?" teriak Coe Hujien penuh kebencian-
"Tentu saja dendam sakit hati ini tak akan terlupakan,
tetapi sepanjang hidup ayah sudah terialu banyak
melakukan perbuatan keji. sudah sepantasnya ia mendapat
hukumannya."
"Pepatah kuno mengatakan: Gadis setelah dewasa tiada
berguna, ucapan ini sedikitpun tidak salah" hardik Cioe
Hujien. "Sungguh tak nyana kau bisa mengucapkan kata2 seperti
itu " "Kalau ibu benar2 ingin membinasakan dirinya bunuhlah
aku terlebih dulu putrimu ini mengikat tali perkawinan
dengan dirinya, sampai tua aku tak bisa kawin dengan
orang lain lagi "
Seluruh tubuh Cioe Hujien bergetar keras kembali
bentaknya: "Perempuan rendah kau berani mencari gara2
dengan ibumu ?"
"Putrimu tidak berani, tetapi kaupun tak dapat
mencelakai dirinya "
"Kalau aku bersikap keras untuk melukai dirinya ?"
"Terpaksa putrimu akan berbuat kurang ajar dan
melawan orang tua "
"Hmmm. . . kau anggap kepandaian silatmu bisa
menandingi kepandaianku ?"
"Asalkan maksud hati putrimu terpenuhi sekalipun mati
juga tidak menyesal "
Cioe Hujien benar2 naik pitam, lambat2 ia maju
kedepan- "lbu " teriak Cioe ciei Cien. "Aku adalah putri
kandungmu "
"Hmmm aku tidak punya putri macam kau, lihat
serangan "
Suatu pertarungan sengit antara ibu dan anakpun
berlangsung didalam gua, setelah tiga lima puluh jurus
berlalu, Cioe Cien Cien semakin bukan tandingannya, ia
mundur keluar gua.
Sementara itu hawa gusar yang membakar hati Cioe
Hujien sudah tak terbendung lagi, jurus serangannya makin
gencar dan makin ganas, setiap gerakan mengincar tempattempat
berbahaya. Demikianlah pertarungan itu makin lama makin
menjauh dari dalam goa. Cioe Cien Cien telah terdelak
hingga kebawah lembah tersebut.
Pada saat itulah sesosok bayangan manusia yang kecil
ramping berkelebat masuk ke dalam gua setelah mengepit
tubuh Lam-kong Pak ia segera putar badan dan berlalu.
Diam2 Lam-kong Pak mendengus dingin, ia kenali gadis
itu sebagai Siauw-Hong, dayang kepercayaan dari Liuw
Hwie Yan. Peristiwa yang terjadi tempo dulu dibenteng Hwie Him
Poo bukan lain adalah hasil permainan busuknya yang
mencampuri air teh dengan obat pemabok.
Waktu itu Cioe Cien Cien serta Nyonya Cioe sedang
bertarung dengan sengitnya, tentu saja mereka tidak melihat
diri siauw Hong.
Dengan demikian dengan leluasan Siauw Hong
mengempit pemuda itu dan lari keluar dan sana.
Ditengah jalan tiba2 dayang cilik itu ambil keluar sebuah
sapu tangan berwarna merah dan ditempelkan keatas
hidung Lam-kong Pak.
Sianak muda itu segera mencium bau harum yang aneh
sekali menusuk hidungnya hingga membuat ia sangat
terperanjat atas perbuatan bejat itu melakukan disamping
itu iapun merasa aneh, pikirnya:
"Apakah kejadian inipun atas idee dari Siauw Hong
sendiri" atau mungkinkah ia sudah bersekongkol dengan
Liuw Hwie Yan?"
Kesadaran Lam-kong Pak makin lama semakin kabur,
walaupun begitu badannya yang dibawa lari Siauw- hong
masih bisa melihat bahwa secara lapat2 mereka lari kearah
benteng Hwie Him Poo.
Ketika tiba dibenteng Hwie-Him Poo waktu telah
menunjukkan kentongan ketiga tengah malam. Siauw Hong
segera lari keloteng sebelah belakang, menerobos lewat
jendela dan masuk kedalam kamar.
Mimpipun ia tidak mengira. selama ini ada sesosok
bayangan manusia yang ramping kecil menguntit terus
dibelakangnya Dalam pada itu Liuw Hwie Yen merasa terkejut
bercampur girang setelah menyakslkan Lam-kong Pak tiba
disana. segera serunya: "Siauw Hong, kau berhasil
menyelamatkannya dimana ?"
siauw-Hong segera menceritakan duduknya perkara,
namun ia sudah merahasiakan sesuatu, yaitu tentang
menempelkan secarik sapu tangan keatas hidung pemuda
itu. "Slocia. kalau kau benar2 suka kepadanya janganlah
sampai me-nyia2kan kesempatan kali ini" kata Siauw Hong
sambil meletakkan Lam-kong Pak diatas pembaringan.
Setelah tertawa misterius, ia tutup pintu dan berlalu.
Merah padam selembar wajah Liuw Hwie Yan, dengan
ter-mangu2 ia memandang wajah Lam-kong Pak sedang
dalam hati pikirnya: "Aku adalah seorang gadis yang masih
suci bersih, mana boleh melakukan perbuatan yang sangat
memalukan ini?"
Tetapi, setiap manusia yang hidup dikolong langit tentu
ada perasaan egois, perasaan untuk mementingkan diri
sendiri. setelah perasaan tersebut memenuhi benak
seseorang maka dalam tingkah lakunya ia akan melupakan
budi pekerti maupun sopan santun.
Meskipun Liuw Hwie Yen adalah seorang gadis yang
berpendidikan, tetapi iapun menyadari bahwa selama hidup
Lam-kong Pak tidak bakal melupakan dendam sakit hati
yang dilakukan angkatan tuanya.
Apalagi ia ingin kawin dengan Lam-kong Pak, maka
satu2nya jalan hanya berusaha mendapat kenyataansetelah
balok kayu jadi perahu.
Dengan tabiat dari Lam-kong Pak ia tidak akan
mengakui kenyataan tersebut.
Jantungnya berdebar keras, sepasang pipinya jadi
berubah jadi merah, ia ingin berbuat namun ragu2 dan
merasa malu. Dalam pada itu dalam tubuh Lam-kong Pak pun muncul
suatu perasaan yang aneh sekali, dengan sinar mata yang
aneh ia awasi Liuw Hwie Yan tak berkedip.
Dipandang secara begitu jantung Liuw Hwie Yan
berdebar keras, ia salah mengira Lam-kong Pak telah
tertarik kepadanya, segera ia bungkukan badan dan
mencium pipi sianak muda itu.
Hampir2 saja jantungnya melompat keluar dari rongga
dadanya, berada dalam pengaruh nafsu birahi yang berkobar2
ia segera meniup padam lampu lentera kemudian
memeluk tubuh Lam-kong Pak erat2,
Tetapi kembali ia berpikir dengan perasaan ragu2,
bagaimanapun juga peristiwa ini luar biasa sekali, antara
napsu birahi dan akal sehat terjadi bentrokan sendiri. ia tak
tahu harus menuruti yang mana dan menolak yang mana.
Dikala pikirannya sedang kalut itulah, sesosok bayangan
manusia bagaikan bayangan setan muncul dibalik kamar
dan menotok jalan darahnya kemudian mengempit tubuh
Lam-kong Pak dan berlari menuju keperkampungan Toa Lo
San cung. Kesadaran Lam-kong Pak telah punah, napsu birahi
membakar seluruh tubuhnya dan sukar ditahan lagi.
Setibanya diperkampungan Toa-Lo San- cung. orang itu
langsung lari kearah loteng Hijau. Disana terletak kamar
tidur dari Cioe Cien Cien.
Mimpipun Lam-kong Pak tidak pernah menyangka kalau
akhirnya ia bakal balik lagi diatas loteng tersebut.
-ooo- SETELAH meletakkan tubuh Lam-kong Pak diatas
pembaringan, Cioe Cien Cien membelai pipi sianak muda
itu dengan penuh rasa sayang. terdengar ia bergumam
seorang diri: "lbu berhasil kutipu dan mengejar kearah yang
berlawanan, seandainya ia tahu kalau kau berada disini,
niscaya ia tidak akan melepaskan dirimu "
Ketika itulah kembali ada sesosok bayangan manusia
bersembunyi dibelakang jendela dan mengintip kedalam
ruang loteng itu dengan perasaan ingin tahu.
Gadis itu bukan lain adalah Cioe It Boen saudara seayah
lain ibu dari Cioe Cien Cien.
Sejak Lam-kong Pak lenyap dari perkampungan Toa Lo
San cung tempo dulu, ia temukan encinya tidak doyan
makan tak bisa tidur kerjanya hanya melamun belaka,
hatinya jadi ikut beriba.
Setelah ditanya berulang kali akhirnya Cioe Cien Cien
menceritakan duduknva perkara kepadanya. Meski Cioe It
Boen baru berusia enam belas tahun dan lebih kecil dua
tahun dari Cioe Cien Cien. namun pada saat itu merupakan
masa remajanya, sejak semula ia sudah ada niat untuk
melihat macam apakah kekasih dari encinya itu.
Sekarang merasa jantungnya berdebar keras. merah
padam selembar wajahnya entah apa sebabnya ia merasa
cemburu terhadap encinya.
Dalam pada itu Cioe Cien Cien telah membebaskan
jalan darah Lam-kong Pak yang tertotok dan duduk ditepi
pembaringan sambil berkata:
"Seandainya bukan siauw- moay yang menolong dirimu,
mungkin pada saat ini kau sudah..."
Ia tidak tahu kalau Lam-kong Pak sudah terkena obat
perangsang yang maha dahsyat, api birahi sedang
membakar seluruh tubuhnya hingga mencapai puncaknya.
Begitu jalan darahnya dibebaskan ia segera menarik tubuh
Cioe Cien Cien hingga berbaring diatas pembaringan,
sepasang matanya memancarkan cahaya penuh birahi,
"Breeet. . .Brseet. . ." pakaian gadis itu tahu2 sudah
dirobek hingga muncullah buah dadanya yang montok dan
berwarna putih salju itu.
Sekarang Cioe Cien Cien baru dibikin terperanjat, ia baru
sadar apabila sianak muda itu sudah terkena obat
perangsang yang maha hebat, ia berusaha meronta dan
melepaskan diri dari tangannya yang jahil, tetapi iapun tahu
obat tersebut sangat beracun, setelah keracunan apabila
sang penderita tidak buru2 mengadakan hubungan
senggama dengan lawan jenisnya maka racun itu akan
meresap ketulang sehingga mengakibatkan hal2 yang lebih
hebat. Dalam keadaan apa boleh buat Cioe Cien Cien hanya
bisa bergumam: "Engkoh Pak, kau sudah terkena obat perangsang yang
sangat beracun, napsu birahimu harus disalurkan, tetapi
sekarang kesadaranmu kabur, setelah kau sadar kembali
nanti apakah dapat memandang rendah diri siauw- moay ?"
Sementara itu Lam Kong Pak telah melepaskan seluruh
pakaian bagian atasnya, Cioe Cien Cien jadi amat Cemas
sehingga wajahnya berubah pucat, seluruh tubuhnya
gemetar keras, namun hatinya merasa amat kegirangan,


Payung Sengkala Karya S D Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sebab ia mengira akhirnya pemuda itu didapatkan juga
olehnya. Cioe It Boen belum pernah menyaksikan kejadian
seseram itu, merah jengah seluruh wajahnya. badan terasa
panas dan ia tutupi wajahnya dengan tangan sendiri, tetapi
rasa ingin tahu mendorong dirinya untuk mengintip lebih
jauh, maka tidak melepaskan tangannya dari atas wajah, ia
mengintip dari balik jari tangan-
Diam2 gadis itu mendengus, setelah mendengus ia
sendiripun tak tahu apa sebabnya ia berbuat demikian.
Pokoknya pada saat ini bukan saja ia tidak menyalahkan
Lam-kong Pak malahan membenci encinya.
Mendadak. jendela sebelah belakang tersingkap disusul
sesosok bayangan tubuh yang kecil ramping meloncat
masuk kedalam, laksana kilat orang itu turun tangan
menotok jalan darah dari Cioe Cien Cien. setelah itu sambil
tertawa dingin jengeknya:
"Setelah mangsa terjatuh ketangan aku siauw- Hong.
disangka bisa seenaknya diberikan kepadamu" Seraya
berkata ia hendak mengempit tubuh Lam-kong Pak untuk
dibawa pergi dari sana.
Cioe It Boen membentak keras, ia menerobos jendela
melayang masuk kedalam ruangan bersamaan itu pula
dengan gerakan Boe Khek Hek Hongjiauw ia sambar tubuh
lawannya. Dengan ketakutan Siauw Hong mengundurkan diri. .
.criiit. . .criiit. . .diiringi desiran tajam, dinding tembok telah
bertambah dengan tiga buah lubang besar.
Siauw Hong sadar ia bukan tandingannya, buru2 ia
lepaskan badan sianak muda itu lalu menerobos keluar dari
jendela belakang dan melarikan diri ter-birit2 dari situ,
Jantung Cioe It Boen berdebar keras. sepeninggalnya
siauw Hong segera menarik Lam-kong Pak turun kebawah
Sejak Lam-kong Pak minum Cairan naga bertanduk
tunggal, sebenarnya itu tidak mempan terhadap pelbagai
macam racun, siapa lacur jalan darahnya tertotok kemudian
obat perangrang itu baru diberikan kepadanya, tentu saja
dalam keadaan seperti itu ia tak bisa menghindarkan diri
lagi. Sekarang. walaupun jalan darahnya sudah dibebaskan
kembali namun daya kerja racun telah menjalar keseluruh
tubuh, untuk sesaat ia masih terpengaruh oleh napsu birahi,
pandangan matanya masih kabur dan kesadaranpun belum
pulih kembali. Ketika badannya ditarik oleh Cioe It Boen tiba2 dalam
bayangan sianak muda itu serasa muncul sesosok bayangan
manusia, ia merasa bayangan tubuh itu mirip si ciang ooh
berdarah Yu chen- . .tapi mirip pula dengan diri Pek li
Siang, Kedua orang gadis itu sudah rujuk kembali dengan
dirinya lagi pula ia sudah berkeputusan untuk mengawini
mereka, maka bayangan tubuh mereka sudah melekat
dalam pengaruh napsu birahi yang tak tertahankan lagi, ia
segera menarik tubuh Cioe It Boen sehingga terjatuh diatas
badannya. Walaupun ilmu silat yang dimiliki Cioe It Boen tak bisa
menandingi kepandaian sianak muda itu, namun berada
dalam keadaan seperti ini ia bisa meloloskan diri dengan
mudah apabila ia kehendaki, tetapi, suatu perasaan yang
aneh telah meliputi seluruh tubuhnya, pada saat ini bukan
saja ia tidak melawan, bahkan sedikit tenaga untuk
meronta-pun tak ada.
Cioe Cien Cien yang tertotok jalan darahnya dan
menggeletak diatas pembaringan menyaksikan semua
kejadian itu dengan sinar mata penuh rasa terperanjat,
ketika sinar mata Cioe It Boen bertemu dengan sinar
matanya, gadis itu merasa amat malu sekali.
Tetapi dengan Cepat ia telah mendengus pikirnya:
"Hmmm apa kah cuma kau tok yang boleh mencintai
dirinya "^
"Breeet-- Breeet - - Breeet-" baju yang dikenakan Cioe It
Boen telah di-robek2 sehingga gadis itu dengan cepat berada
dalam keadaan telanjang bulat, ia jadi ketakutan dan
melingkar diatas pembaringan dengan badan gemetar keras.
Menanti Lam-kong Pak mulai meraba dan
menggerayangi seluruh bagian terlarangnya, gadis itu baru
merasa gengsinya tersinggung, tiba2 ia meloncat bangun
dari atas pembaringan dan. . .Plaaaak sebuah tempelengan
sudah bersarang diatas pipinya
Lam-kong Pak yang ditampar keras2 kontan merasakan
kepalanya pening tujuh keliling, ia geleng kepala berulang
kali, kesadaranpun telah pulih sebagian setelah memandang
Cioe Cien Cien yang berbaring setengah telanjang diatas
pembaringan serta Cioe It Boen yang berdiri telanjang bulat
dihadapannya ia berseru tertahan. "Eeeei. . . .see. .
.sebenarnya apa yang telah terjadi ?"
Cioe It Boen tidak bicara, ia sambar pakaian yang
menggeletak diatas tanah kemudian putar badan dan
melarikan diri dari ruangan tersebut.
"Berhenti" Tiba2 suara bentakan keras yang memekikan
telinga berkumandang datang.
Cioe It Boen berhenti dengan hati kebat-kebit, ia angkat
kepala. hatinya semakin terperanjat tampaklah Cioe Hujien
dengan wajah penuh napsu membunuh telah berdiri
didepan pintu. Walaupun Cioe It Boen bukan dilahirkan oleh Cioe
Hujien, tetapi ia sangat takut kepadanya. mulutnya jadi
tergagap dan tak sanggup mengucapkan sepatah katapun,
badannya menyusut kebelakang dengan penuh ketakutan
kemudian berdiri dipojokan ruangan dengan badan
gemetar. "Perempuan rendah, mengapa keadaanmu jadi
demikian" mengapa kau telanjang bulat begitu?" hardik
Cioe Hujien, Cioe It Boen tak sanggup mengucapkan sepatah katapun,
ia sadar seandainya Nyonya Cioe dapat menyaksikan
keadaan didalam ruangan tersebut, mungkin tak
seorangpun diantara mereka bisa hidup lebih jauh. Buru2
serunya ter-patah2:
"Soanio . .kau. . .kau. . .tunggu. . .tunggulah sebentar "
"Perempuan rendah, kalian telah melakukan perbuatan
apa yang begitu memalukan?" bentak Cioe Hujien.
Ujung bajunya dikebaskan kedepan, segulungang in
pukulan segera mementaikan tubuh Cioe It Boen sejauh
satu tombak lebih, kemudian badannya meleset masuk
kedalam ruanganBegitu
tiba didalam ruangan dan menyaksikan
pamandangan yang terbentang didepan mata, Cioe Hujien
berdiri tertegun dengan penuh kemarahan, seluruh rambut
putihnya berdiri tegak bagaikan landak pada dasarnya ia
sudah membenci Lam-kong Pak. kini ia mengira Cioe Cien
Cien serta Cioe It Boen telah diperkosa semua oleh sianak
muda itu. Dalam pada itu kesadaran Lam-kong Pak telah pulih
kembali seratus persen, ia segera bebaskan Cioe Cien Cien
dari pengaruh totokan.
Cioe Hujien tertawa seram, ia maju menubruk kedepanserangan
Too Thian It Coe Hiang, segera dilancarkan
dengan hebatnya kearah sianak muda itu.
Lam Kong Pak tahu pihak lawan tentu sudah menaruh
kesalahan paham atas dirinya meski kesalahan tidak terletak
pada tangannya namun ia tidak ingin melukai orang lagi,
badannya segera berkelebat kesamping sambil menerima
datangnya serangan tersebut. Bluum - badannya tergetar
mundur sejauh tiga langkah kebelakang.
Air muka Cioe Hujien berubah hebat sekali kembali ia
menubruk kearah Cioe Cien Cien sambil membentak keras:
"Perempuan rendah, aku tidak punya anak macam kau. .
. ." Tangannya segera menyambar kedepan mencengkeram
tubuh dara tersebut.
"lbu, dengarkan dulu penjelasanku" seru Cioe Cien Cien
sambil menyingkir kesamping, Cioe Hujien tidak mau
banyak bicara. Bluuum. . .Bluuum. . . .dua buah serangan bersarang
telak diatas tubuh Cioe Cien Cien serta Cioe It Boen
membuat kedua orang gadis itu roboh keatas tanah.
Cioe Hujien kertak gigi, sepasang telapak kembali
dilancarkan berbareng, agaknya ia ada maksud
membinasakan kedua orang gadis itu.
Menyaksikan kejadian ini Lam-kong Pak naik pitam,
segera bentaknya: "Perempuan siluman mereka adalah
putrimu. . . . ."
Bruuuk. . . . ditengah bentrokan dahsyat Cioe Hujien
kena dihantam sampai jatuh terduduk diluar kamar.
Cioe Hujien segera meloncat bangun, dengan, kerahkan
segenap tenaga yang dimiliki ia melancarkan sebuah
serangan kembali.
Pertempuran ini membangkitkan hawa amarah dalam
hati Lam-kong Pak, ilmu sakti Payung sengkala segera
dilancarkan- Sekali lagi Cioe Hujien dihantam sampai mencelat
sejauh tiga tombak. . .Bruuuuk sebuah meja berkaki delapan
hancur berantakan-
"Tangkap pembunuh, tangkap pembunuh." Nyonya Cioe
segera berteriak keras.
Teriakan ini menggusarkan hati sianak muda itu. jurus
sakti ilmu Payung Sengkala kembali dilancarkan-
Jeritan ngeri yang menyayatkan hati berkumandang
memenuhi angkasa, badan Cioe Hujien terpental keluar
ruangan dan mati binasa. Melihat musuhnya binasa, Lamkong
Pak berdiri tertegun.
Sementara itu Cioe Cien Cien telah menjerit sedih, ia
menubruk ketubuh ibunya dan menangis ter-sedu2, ketika
menyaksikan kematian ibunya dalam keadaan mengerikan,
dengan penuh kemarahan ia berpaling dan serunya dengan
rasa dendam: "Lam-kong Pak, kau sungguh kejam. aku
akan adu jiwa dengan kau. . . ."
Lam-kong Pak tidak ingin terlalu lama berdiam disana
segera menerobos keluar lewat jendela dan berlalu dari situ.
Sepanjang perjalanan itu merasa amat menyesal, ia sadar
berhubung keCelakaan yang terjadi diluar dugaan ini bakal
mendatangkan banyak kerepotan baginya, Cioe It Boen pun
kurang sedikit kena diperkosa, gadis itu pasti tidak akan
melepaskan dirinya begitu saja.
ooooooo LIMA HARI kemudian Lam-kong Pak telah tiba
disekitar kota Lok-Yang, ia merasa tidak lega hati
memikirkan keselamatan diri ciang ooh berdarah serta Loo
Liang Jen. ia tahu kemungkinan besar mereka menantikan
kedatangan ibunya diatas jembatan Lok Yang.
Kurang lebih kentongan keempat, Lam-kong Pak tiba
diatas jembatan, Lok-Yang Kiauw, tampaklah tiga orang
manusia yang berbentuk sangat aneh duduk bersila diatas
jembatan, mereka sedang makan dan minum dengan
gembiranya, salah seorang diantara mereka bukan lain
adalah Loo Liang Jen, sedang dua orang lainnya adalah si
Hay Thian Siang-cho sepasang manusia jelek dari Hay
Thian, Sin Si Boh atau si catatan kematian Pak Boe serta si
Hek Sim Wangwee atau si Wangwee berhati hitam Coe
Sim. Dihadapan mereka bertiga terletak seCarik kertas
minyak, diatas kertas minyak itu bertumpuk arak sayur,
bakpao serta kueh. waktu itu Loo Liang Jen sedang
bersantap dengan lahapnya, dalam sekejap mata sepuluh
bagian makanan itu sudah disikatnya.
"Eeeei. . . .Loo-tua" terdengar si catatan Kematian
melototkan matanya bulat2. "caramu bersantap selalu tidak
berobah, sudah lama kita tak berkumpul jadi satu.
semestinya kita adakan peraturan minum arak apa lagi cua
Cap ada malam hari ini indah sekali, inilah saatnya bagi
kaum pujangga untuk membuat syair. Loo-jie. benar
bukan?" "Tidak salah" si Hek Sim Wangwee mengangguk.
"Apalagi majikan belum tiba. kita adakan peraturan minum
arak memang merupakan suatu tindakan yang tepat sambil
menanti waktu."
"oooouw tidak^ tidak!! aku Loo tua paling benci dengan
permainan seperti itu, aku tidak mau "
"Kalau tidak mau tak boleh bersantap " tukas Hek Sim
Wangwee. Mendengar ancaman itu Loo Liang Jen
ketakutan, buru2 serunya : "Baik2. aku mau, aku mau "
Sementara itu Loo Liang Jen telah menemukan Lamkong
Pak bersembunyi dipinggir jembatan, sianak muda itu
segera memberi kisikan agar ia jangan bersuara.
"Mari. aku akan mulai dahulu." ujar si catatan kematian-
"Dan Loo-jie harus menjawab, kemudian Loo-jie yang
ajukan pertanyaan, Loo-tua yang menjawab. inilah yang
disebut permainan tulisan berganda setiap orang harus
mengucapkan sepatah kata kemudian giliran berikutnya
harus menyambung kata itu dengan kata yang tepat. jadi
aku yang mulai dulu maka Loo-jie harus meneruskan
kata2ku, dan setelah itu kau yang menyambung
berikutnya."
Loo Liang Jen garuk2 kepala, ambil kesempatan itu
kembali ia menghabiskan dua buah bakpao.
"Tulisanku adalah 'Yu' atau Hujan " kata catatan
kematian- "Tulisanku adalah 'Hong' atau angin " sambung si Hek
Sim Wangwee. "Hoa-Yu "
"Cioe-Hong "
"Hwie Hoa Yu "
"Aoat Cioe Hong "
"Thiam Thiam Hwie Hoa Yu "
"Hwie Hwie Hoat Cioe Hong "
"Yan ceng Tiam Tiam Hwie Hoa Yu "
"Sip Sang Hwie Hwie Hoat Cioe Hong "
"Kaisar mengatakan, didepan wuwungan rumah titik
gerimis beterbangan bagaikan bunga " Nenek moyang
berseru. "diatas perjamuan berh embus kesana kemari bau


Payung Sengkala Karya S D Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

arak wangi"
"sudah, sudah aku tak mau tahu permainan seperti itu."
Teriak Loo Liang Jen-
"Terang2an kalian ada maksud melarang aku makanaku
tidak mau "
Si catatan Kematian tidak menggubris, ia berseru:
"LooJie, kali ini kau yang mengeluarkan soal. tapi harus
gampang sedikit. kalau tidak Loo-tua tak akan bisa
menjawab."
"Baiklah. soalku gampang sekali, sekalipun bocah
berusia tujuh delapan tahun pun bisa menjawab "
Setelah goyang2 kepalanya yang mirip labu ia berkata
lebih jauh: "Loo tua. kau harus perhatikan- asalkan kau
tambahi dengan tiga patah kata saja kau bakal menang "
Kembali Hek Sim Wangwee berhenti sejenak. kemudian
serunya: "Ikan dalam tempayan "
Loo Liang Jen sedang kelaparan, ia tak bisa
menyambung ucapan tersebut, saking gelisahnya sepasang
mata jadi melotot bulat- bulat.
Lam-kong Pak yang menyaksikan keCemasan rekannya
diam2 menuding kearah sepoci arak, maksudnya
mengatakan arak tersebut.
Tetapi dasar Loo Liang Jen memang bodoh. ia tidak
mengerti apa yang dimaksudkan, matanya melotot makin
besar. Lam-kong Pak pun ikut gelisah, ia segera menuding
kearah mulut sendiri lalu kearah teko arak itu.
Seakan2 menyadari sesuatu, tiba2 Loe Liang Jen berseru:
"Mulut Sauw-ya "
"Telur busuk makmu " maki Hek Sim Wangwee sambil
tertawa dingin.
"Eeeei. . . .kau maki aku?"
"Memangnya kau gentong nasi, masacuma kata2 yang
begitu gampang tak bisa menjawab sudah. kau tak usah
makan " Lam-kong Pak segera berkelebat keluarda dari tempat
persembunyiannya. Menyaksikan kehadiran sianak muda
itu, sepasang manusia jelek dari Hay Tnian sama-sama
bangun berdiri.
"ooouw. . . .majikan cilik sudah datang. apakah
majikanpun datang ber-sama2?"
"Ibuku belum datang, aku rasa tidak lama kemudian
tentu datang."
Dikala ketiga orang itu sedang ber-cakap2 Loo Liang Jen
segera bekerja keras menyikat habis seluruh makanan serta
arak yang ada disana kemudian sambil memegang perutnya
yang kekenyangan ia bangun berdiri, serunya: "Sauw-ya,
nona Yu sebentar lagi akan tiba disini."
"Dia berada dimana ?"
"Berada disekitar sini, ketika aku bertanya kepadanya
mengapa tidak datang, ia bilang hendak mengerjakan
sedikit urusan "
"Pekerjaan apa yang hendak diselesaika^?"
"Dia bilang hendak mengerjakan pekerjaan orang
perempuan- Sungguh aneh sekali. apakah pekerjaan dari
kaum wanita berbeda dengan kaum lelaki ?"
"Tentu saja sama." sahut Lam-kong Pak sambil tertawa
ter-bahak2. "cepat lihat"
Semua orang berpaling, tampak dari sungai muncul
datang sebuah perahu kecil. diatas perahu itu duduk
Sipencuri sakti Pek-li Gong serta simahasiswa bertangan
sakti Siang Hong Tie.
Tampak dua orang itu satu mendayung yang lain
mengerahkan tenaga dalamnya mendorong perahu tersebut
dengan ilmu pukulan, perahu bergerak kedepan laksana
larinya kuda, Kurang lebih dua tiga puluh tombak dibelakang perahu
itu mengikuti sebuah perahu yang rada besar, perahu
tadipun bergerak sangat cepat bahkan jauh lebih cepat dari
perahu didepan, orang yang berada diatas perahu tersebut
kebanyakan adalah orang2 dari perkumpulan Liok-mao-
Pang. "Mari kita sembunyikan diri lebih dulu" seru Lam-kong
pak sambil ulapkan tangannya.
Perahu yang ada dibelakang bergerak makin lama
semakin cepat. ditengah malam buta tampak jelas diatas
perahu tersebut ada sidaging lima warna oei Hun, sisetan
gantung hidup Gouw chiat, silampu hitam pegejar sUkma
Leng cing Cioe, sidewa geledek berlengan delapan Si Put
Siauw, sigolok tanpa tandingan Hong Goan, sisapu baja
Kiem Kioe, sibangku besi AuwSak Kau serta si Kakek
Moyang berwajah kepiting Pi Hoo sekalian.
Kecuali sang ketua boleh dikata seluruh anggota
perkumpulan Liok Mao Pang telah hadir disitu.
Tiba2 dari antara ruang perahu mererobos keluar seorang
manusia aneh yang seluruh tubuhnya hitampekat. .
.Byuuuur. . . .tahu2 ia udag terjun kedalam air.
"Aduuuh celaka. ..." teriak Lam-kong Pak, tampak
perahu kecil yang ada didepan sudah berada kurang lebih
dua tiga puluh tombak dari jembatan Lok Yang, ia segera
membentak keras:
"cianpwee berdua, hati2 didasar sungai."
Sementara berbicara tubuhnya berkelebat kedepan dan
melayang turun diatas perahu kecil itu.
Ketika tubuhnya tiba ditengah sungai, ujung kakinya
menutul permukaan air kemudian melejit kembali keatas
dan melayang ke dalam perahu.
Pada saat itulah dari dasar perahu terdengar suara
gemuruh yang amat deras disusul gelembung air
menyembur hingga ketinggian puluhan tombak. "cianpwee
berdua cepat tinggalkan perahu itu. . . ." kembali Lam-kong
Pak berseru. Bersamaan waktunya ketika ia enjotkan badannya
keatas, sebuah serangan telah dibabat kebawah, serangan
tersebut amat luar biasa sekali. Siang Hong Tie serta Pek-li
Gong segera meloncat keatas.
"Braaak " pada saat itulah perahu kecil itu sudah hancur
berantakan, balok2 kayU berhamburan keempat penjuru,
gelembung airpun muncrat hingga ketinggian tiga tombak
lebih, Ketika tubuh Siang Hong Tie serta Pek-li Gong telah
berada kurang lebih tiga tombak ditengah udara, badannya
meluncur turun kembali kebawah, sementara Lam-kong
Pak berada kurang lebih lima tujuh tombak diatas mereka.
Mendadak permukaan air memisah kedepan disusul
munculnya sesosok makhluk aneh yang berwarna hitam
pekat, ia ayunkan tangannya kedepan dan puluhan rentetan
cahaya putih segera menyambar kearah Pek-li Gong serta
Siang Hong Tie.
Waktu itu Lam-kong Pak berada diatas batok kepala
mereka, tak mungkin baginya melancarkan serangan
terdengar "criiii criiit " tahu2 tubuh kedua orang itu sudah
terhajar beberapa batang paku Pek Kut Ting.
Senjata rahasia Pek Kut Ting itu terbuat dari semacam
tulang ikan, bukan saja tajam bahkan amat beracun.
Siang Hong Tie serta Pek-li Gong segera mendengus
berat. badannya meluncur kebawah semakin cepat.
Buru2 Lam kong Pak mengeluarkan ilmu bobot seribu
meluncur turun dari sisi tubuh mereka, kemudian
melancarkan kembali sebuah babatan keatas permukaan air.
Tiba2, sidaging lima warna yang berada diatas perahu besar
berseru: "Pek-li Gong mula2 pun-pangcu mengutarakan syarat
apabila kau suka menyerahkan jinsom berusia selaksa tahun
Ban Nian Liong Si Som maka kau akan dibebaskan- waktu
itu kau mengatakan bahwa benda tersebut tidak berada
dalam sakumu, lalu diberi batas waktu selama tujuh hari
untuk menyerahkan benda tadi. siapa tahu setelah kau
tinggalkan perkumpulan lantas mengadakan hubungan
dengan pihak musuh, sekarang pun Hu-pangcu
memerintahkan kepadamu segera menyerahkan jinsom
tersebut, kalau tidak. Hmmm. . .Hmmm. . .swie Sang
Biauw atau melayang diatas air akan suruh kalian
tenggelam dan terkubur didasar sungai aku rasa nama besar
orang itu tentu pernah kau dengar bukan?"
Lam-kong Pak merasa amat terperanjat, kiranya
simanusia aneh yang berada didalam air itu bukan lain
adalah Swie Sang Biauw melayang diatas air Be Tie yang
tersohor akan hebatnya ilmu berenang orang itu, disamping
persoalan itu iapun kaget karena benda yang hendak
diperebutkan oleh pihak perkumpulan Liok Mao Pang
bukan lain adalah jinsom berusia selaksa tahun Ban Nian
Liong Si Som."
Sementara itu Pek-li Gong serta Siang Hong Tie sudah
tercebur kedalam air, walaupun mereka tidak kenal ilmu
berenang, tetapi dalam waktu singkat mereka masih bisa.
bertahan didalam air, sekalipun begitu mereka pun sadar
berada didasar sungai tak mungkin mereka bisa menandingi
si Swie Sang- Biauw.
Lam-kong Pak segera menerjunkan diri pula kedalam air,
sejak kecil ia belajar berenang saat ini tentu saja permainan
dalam air bukan pekerjaan yang terlalu menyulitkan
dirinya. sepasang mata mengawasi dasar sungai tajam2,
telapak disilangkan didepan dada siap melancarkan
serangan- Dari dalam sakunya Pek-li Gong ambil keluar sebuah
kotak yang terbuat dari tanduk kerbau, kemudian ujarnya
kepada Lam-kong Pak:
"Eeeei bocah. cepat terima benda itu. dalam kotak
tersebut berisikan jinsom berusia selaksa tahun 'Ban Nian
Liong Si Som', asal kau makan benda itu, tidak usah
menggunakan payung sengkala senjata mustika dunia
persilatan pun sudah cukup untuk menandingi sang ketua
dan perkumpulan Liok Mao- Pang." Seraya berkata ia
lemparkan kotak tadi kearah Lam-kong Pak.
Sementara Lam-kong Pak siap menerima kotak tersebut,
perahu besar itu sudah berada tiga tombak disisinya, si
Daging Lima Warna segera melancarkan sebuah babatan
kearah depan membuat kotak tersebut mencelat sejauh
puluhan tombak jauhnya dan terjatuh kedalam air.
Lam-kong Pak segera meloncat kedepan dan menyelam
kedasar sungai. Sungai tersebut dasar yang paling dalampun
hanya empat lima tombak, namun aliran sungai amat deras,
Lam-kong Pak sadar kepandaiannya didalam air masih
selisih jauh kalau dibandingkan dengan kepandaian dari
Swie Sang Biauw, senjata tanduk naganya segera dicabut
keluar kemudian menyelam kedasar sungai.
Tanpak tubuh 'Swie Sang Biauw' meluncur datang dari
pihak lain, kemudian menyelam pula kedasar sungai.
Kedua orang itu muncul dari arah yang berbeda namun
tujuannya sama, siapa tiba didasar sungai lebih dulu, dialah
yang bakal berhasil mendapatkan jinsom berusia selaksa
tahun 'Ban Nian Liong Si Som' tersebut.
Tentu saja, kalau dibandingkan dengan Lam-kong Pak,
si 'Swie Sang Biauw' menyelam jauh lebih cepat, tampaklah
ia sudah berada kurang lebih satu tombak dari dasar sungai,
Menyaksikan kejadian itu, Lam-kong Pak jadi cemas.
sepasang telapaknya segera didorong kedepan dengan jurus
kesembilan dari ilmu payung sangkala.
Serangan ini luar biasa dahsyatnya. 'Bluum' ditengah
ledakan dahsyat. dasar sungai tergetar sehingga muncul
sebuah liang yang sangat besar, pasir dan air berpusar
kencang muncullah suatu pusaran air setinggi lima sampai
tujuh tombak. Tenaga dalam yang dimiliki 'Swe Sang Biauw' Be Tie
terlalu cetek, badannya seketika itu juga terpental sejauh
puluhan tombak, namun dengan adanya kejadian ini maka
sulitlah bagi mereka untuk menemukan kembali kotak dari
tanduk kerbau tersebut.
Lam-kong Pak segera berpikir, bagaimana pun juga
selama ada si Swie Sang Biauw didasar sungai, tidak
mungkin baginya untuk menemukan benda tersebut, maka
ia ada maksud menghajar pental lebih dahulu orang itu dari
dasar sungai setelah itu baru bekerja lebih jauh.
Karena punya pikiran demikian ia lantas mencari
bayangan tubuh si 'Swie Sang Biauw' diempat penjuru.
Tetapi akibat dari serargannya tadi dasar sungai jadi
amat keruh sebab bercampur baur dengan pasir
pemandangan diluar satu tombak sulit sekali dilihat jelas.
diam2 ia amat terperanjat.
Seluruh perhatian pun disiapkan untuk menghadapi
segala kemugkinan, ia tahu karena kurang berpengalaman
dalam air, kemungkinan besar ia bisa menderita kerugian.
Dalam perkiraannya, seorang yang lihay dalam ilmu
berenang bisa melihat pemandangan kurang lebih tiga
tombak dihadapannya.
Kalau seandainya Swie Sang Biauw bersembunyi disuatu
tempat satu tombak dari hadapannya maka ia bisa melihat
jejaknya sedangkan ia sendiri tak dapat menemukan
jejaknya. Mendadak lima rentetan cahaya putih laksana kilat
meluncur datang.
Lam-kong Pak tahu pasti ada senjata rahasia Pek Kut-
Ting mengancam datang, ia segera berkelit kesamping.
Bersamaan itu pula melancarkan sebuah seraogan kedepan.
Pusaran semakin menghebat, permukaan air sungai pun
makin keruh. Lam-kong Pak tidak berani gegabah, sepasang matanya
mengawasi enam penjuru sedang telinganya dipasang
mendengarkan gerak gerik didelapan arah.
Tiba2 dibelakang tubuhnya kembali berkumandang suara
yang amat nyaring. ia segera berpaling. tampaklah puluhan
batang jarum Pek Kut Ting meluncur datang dengan
cepatnya, ia segera maju tiga langkah kedepan.
Belum sampai ia bertindak sesuatu. dari depan kembali
muncul serentetan tenaga dorongan yang amat dahsyat,
hatinya makin terperanjat.
Tampaklah Swie Sang Biauw sambil memisahkan air
meluncur datang dan menusuk dadanya.
Diam2 Lam-kong Pdk mendengus dingin, ia putar


Payung Sengkala Karya S D Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

telapak mencengkeram kedepan. Swie Sang Biauw segera
tarik kembali senjatanya dan melepaskan tiga batang paku
Pek-Kut Ting kedepan.
Lam-kong Pak putar telapak melancarkan sebuah
serangan, mendadak dari kiri kanan belakang serta depan
muncul kembali serangan bokongan yang amat santar ia
terperanjat. untuk berkelit tidak mungkin lagi.
Disaat yang amat kritis iiulah tiba2 terjadi gerakan
dahsyat. ombak menggulung menghebat didasar sungai,
pemandangan semakin keruh, Lam-kong Pak pun jadi
tertegun, semakin tidak berani bertindak gegabah.
Menanti pasir telah mengendap kembali, kurang lebih
satu tombak dihadapannya telah berdiri dua orang mereka
adalah Swie Sang Biauw serta Coe Li Yap. waktu itu
mereka berdua berdiri salinq berpandangan dengan dengan
sinar mata buas, napsu membunuh meliputi seluruh benak.
Diam2 Lam-kong Pak bersyukur dalam hati, ia tahu
seandainya bukan Coe Li Yap datang dan menolong tepat
pada waktunya, ia pasti sudah terluka ditangan orang.
Terlihat Coe Li Yap mengulurkan tangannya seperti lagi
minta suatu benda, Swie Sang Biauw laksana kilat turun
tangan, senjatanya dengan disertai bunga2 air berwarna
putih meluncur datang menusuk pergelangan gadis itu.
Coe Li Yap segera meleset kesamping badannya
bagaikan putaran ikan didalam air kemudian tangannya
bergerak meraba diatas badannya.
Menyaksikan kejadian itu Lam-kong Pak terperanjat, ia
tahu ilmu berenang dari Coe Li Yap sangat luar biasa.
kemungkinan ia sedang memperebutkan jinsom berusia
selaksa tahun 'Ban Nian-Liong-Si Som.'
Pada waktu itu mereka berdua melangsungkan
pertarungan dengan serunya dibalik pertahanan
tersembunyi serangan namun bagaimanapun juga
kepandaian Swie Sang Biauw jauh lebih unggul setingkat,
Coe Li Yap gagal merampas benda itu.
Lam-kong Pak tahu jinsom berusia selaksa tahun 'Ban-
Nian-Liong-Si-Som' pasti telah berada disaku Swie-Sang
Biauw, ia segera menubruk kedepan pula dengan hebatnya.
Sungguh lihay si 'Swie-Sang Biauw' berada dibawah
ancaman dua orang ia sama sekali tidak jadi gugup.
kuatirpun tidak.
Sejak semula hingga detik itu Coe Li Yap tidak melirik
kearah Lam-kong Pak barang sekejap pun, si anak muda itu
tahu ia tentu masih mangkel dengan dirinya
Pada saat itulah tiba2 Swie Sang Biauw menyemburkan
serentetan panah tinta hitam, dalam sekejap mata
lingkungan tiga lima tombak disekeliling dasar sungai itu
jadi gelap gulita.
Dua orang muda mudi itu tahu, tinta yang disemburkan
itu khusus digunakan untuk mengaburkan pandangan
mereka karena takut dibokong mereka sama2 mundur lima
enam langkah kebelakang, menanti mereka cari kembali
bayangan Swie Sang Biauw, orarg itu sudah lenyap tak
berbekas. Coe Li Yap melotot sekejap kearah Lam Kong Pak,
hidungnya yang kecil dikerutkan membuat muka setan,
agaknya ia hendak menggoda akan kegagalan sianak muda
itu. Lam-kong Pak segera pura2 tidak melihat.
Iapun dapat melihat Coe Li Yap tidak mengenakan
pakaian lapis air yang khusus digunakan untuk berenang,
rambutnya yang panjang terombang-ambing ditengah air.
Mendadak sesosok bayangan tubuh yang tinggi besar
muncul kearah mereka dengan langkah lebar, gerakan
tubuhnya sangat cepat kepandaian berenang semacam ini
jarang sekali ditemui dalam kolong langit.
Ketika berada dua tombak dihadapan mereka, orang itu
berhenti. dengan demikian posisi merekapun jadi berbentuk
segi tiga. Kedua orang itu sama2 terperanjat, kiranya bayangan
tubuh tersebut bukan lain adalah seorang manusia tembaga.
Manusia tembaga bisa menyelam kedalam air bahkan
memiliki kecepatan yang luar biasa, kejadian itu benar2
belum pernah terjadi atau pun didengar.
Pada waktu itu simanusia tembaga sebentar memandang
kearah Coe Li Yap, sebentar lagi memandang kearah Lamkong
Pak, tingkah lakunya amat lucu dan menggelikan
sekali. Dipandang secara begini, kedua orang muda mudi itu
jadi jengah dibuatnya, namun berada didalam air tak
mungkin bagi mereka untuk berbicara. terpaksa Lam-kong
Pak cuma angkat bahu dan goyang2kan tangannya berulang
kali. Coei Li Yap segera melotot sekejap kearah sianak muda
itu. Simanusia tembaga itu agaknya sedang mentertawakan
mereka berdua, tubuhnya tiba2 bergetar keras. kemudian
dari dalam baju tembaganya mengambil keluar sebuah
kotak tanduk kerbau dan dilemparkan keatas tanah dimana
Coe Li Yap serta Lam kong Pak berdiri.
Sekali lagi sepasang muda mudi itu terperanjat,
bukankah benda yang dilemparkan kearah mereka itu
bukan lain adalah kotak yang berisikan jinsom berusia
selaksa tahun 'Ban Nian Liong Si Som'
Kiranya simanusia tembaga itu telah berhasil
mendapatkan benda mustika tersebut dengan demikian
kepandaian berenangnya jauh lebih hebat kalau
dibandingkan 'Swie Sang Biauw,.
Ketika benda tersebut terjatuh keatas dasar sungai, kedua
orang muda mudi itu tidak ada yang mengambil, mereka
hanya berdiri ditempat masing2 sambil mengawasi tingkah
laku lawannya. = * * * = Tiba2 simanusia tembaga itu menuding kearah Lamkong
Pak kemudian menuding kearah kotak tanduk kerbau
tersebut, agaknya ia suruh pemuda itu untuk menerimanya.
Tetapi Lam-kong Pak tetap tidak berkutik dari tempat
semula ia cuma gelengkan kepalanya berulang kali.
Melihat sianak muda itu menolak, simanusia tembaga
segera menuding kearah Coe Li Yap. setelah itu menuding
pula kearah kotak tanduk kerbau yang ada diatas tanah.
Namun kembali Coe Li Yap angkat bahu dan melirik
sekejap kearah Lam-kong Pak. meskipun tidak berbicara
namun siapapun akan tahu apa maksud dari lirikan
tersebut. Tubuh simanusia tembaga itu bergetar keras, agaknya ia
sedang tertawa ter-bahak2.
Setelah itu putar badan dan berlalu, terhadap kotak
tanduk kerbau yang ada didasar sungai melirik sekejappun
tidak. Biji mata Coe Li Yap berputaran, ia tidak mengambil
kotak bertanduk kerbau itu sebaliknya malah lambat2
kearah manusia tembaga itu, sementara ia melirik pula
kearah si anak muda, maksudnya ia hendak pergi melihat
wajah sebenarnya dari simanusia tembaga itu.
Lam-kong Pak sendiri pun berharap bisa melihat wajah
yang sebenarnya dari si manusia tembaga itu, maka ia
lantas mengangguk tanda setuju.
Siapa sangka baru saja Coe Li Yap berjalan tiga langkah
kedepan. tiba2 si manusia tembaga itu putar badan kembali.
Badannya yang tinggi besar bergetar keras setelah itu ia
menuding kearah kotak tersebut lalu menuding kearah Coe
Li Yap dan akhirnya menuding kearah Lam-kong Pak.
Coe Li Yap segera mengerti maksudnya, jelas simanusia
tembaga itu minta ia ambil kotak tersebut lalu diserahkan
kepada Lam-kong Pak.
Hidungnya yang kecil kembali berkerut, setelah
mengerling sekejap kearah anak muda itu ia putar badan
dan berlalu, dalam sekejap mata bayangan tubuhnya sudah
lenyap dari pandangan.
Dalam pada itu simanusia tembaga itu pun menuding
keatas permukaan air, setelah itu ia berlalu dari situ.
Lam-kong Pak segera ambil kotak tadi dimasukkan
kedalam saku dan berenang keatas permukaan air.
Tampaklah olehnya diatas jembatan Lok Yang Kiauw
telah terjadi pertarungan yang amat sengit, puluhan jago
lihay sedang melangsungkan pertarungan antara hidup dan
mati. Setelah tiba diatas jembatan, Lam-kong Pak
menyaksikan ibunya serta Pek Li Siang masih belum tiba
disana, sedangkan Loo Liang Jen sedang bertarung dengan
serunya melawan si Daging Lima warna, ia kelihatan
terdesak hebat.
Yu Chen bertarung melawan sisetan gantung hidup
Gouw Chiet serta si Nenek moyang berwajah kepiting Pi
Hoo. iapun kelihatan terdesak hebat.
KEADAAN dari Hay Thian Siang Cho "sepasang
manusia jelek dari Hay Thian" semakin parah lagi, jagoan
yang mengerubuti mereka berdua yaitu sidewa geledek
berlengan delapan Si Put Siuw, si Lampu Hitam Pengejar
Sukma Leng Ling Cioe serta sigolok tanpa tandingan
sekalian empat lima orang. waktu itu mereka berdua sudah
terluka seluruh badan telah penuh berpelepotan darah.
Pek-li Gong serta Siang Hong meski pun sudah terhajar
oleh senjata rahasia paku Pek Kut Tin, namun dengan
membawa luka mereka harus melangsungkan pula
pertarungan sengit.
Dibawah kerubutan si Bangku besi Auw Sak Kay serta
sisapu baja Kiem Kioe yang berat, kedua orang itu tampak
mundur dengan sempoyongan, keadaan mereka kritis
sekali. agaknya sebentar lagi bakal menderita kekalahan
total. Mula pertama Lam-kong Pak menubruk kearah Siang
Hong Tie. bentaknya keras: "Cianpwee berdua, harap
segera mengundurkan diri !"
Ketika kedua orang gembong iblis itu menyaksikan bakal
lawannya adalah pemuda kosen tersebut, mereka jadi
terkesiap. Bangku bajanya segera diangkat lantas dihantamkan
kebawah berbareng.
Menghadapi datangnya serangan sedahsyat itu, Lamkong
Pak tidak menghindar mau pun berkelit, sepasang
tangannya tiba2 menyambar kedepan dan didorong dengan
disertai tenaga, sepasang pergelangan kedua orang gembong
iblis itu jadi robek dan berdarah, tubuh mereka terlempar
keluar dari jembatan dan tercebur kedalam sungai.
Semangat Lam-kong Pak berkobar semakin besar, ia
segera berkelebat kesamping sepasang manusia jelek dari
Hay-Thian dan berseru:
"Harap kalian berdua segera mengundurkan diri untuk
beristirabat !"
Selesai berkata, tanduk naganya telah dicekal dalam
genggaman. Traaaang. . . .!
Diiringi suara bentrokan nyaring, golok besar dari
sigolok tanpa tandingan sudah terpukul hingga mencelat
ketengah udara, sekali tendang ia lempar tubuh sigolok
tanpa tandingan itu sehingga berjumpalitan beberapa kali
ditengah udara dan akhirnya terbanting dibawah jembatan
Lok Yang Kiauw tersebut.
Menyaksikan kejadian itu, si dewa Geledek berlengan
delapan serta silampu hitam pengejar sukma jadi
terperanjat, menemukan si golok tanpa tandingan berhasil
dirobohkan musuh hanya dalam sejurus saja, mereka sama2
bertukar pandangan kemudian serentak menubruk kedepan.
Didalam sekejap mata sidewa geledek berlengan delapan
telah melancarkan delapan belas buah babatan telapak, ia
terkenal sebagai sidewa geledek berlengan delapan, nama
besarnya benar2 bukan nama kosong belaka.
Silampu Hitam pengejar sukma pun tidak mau
ketinggalan, ia pentang mulutnya menyemburkan
serentetan darah segar, inilah ilmu sakti menolong diri
andalannya 'Hiat Ko Beng Jien' atau Semulut darah
menyembur orang.
Lam-kong Pak tidak menghindar maupun berkelit,
tanduk naganya dengan menimbulkan angin geledek yang
dahsyat segera menyongsong kedatangannya.
Terjadi bentrokan dahsyat menggetarkan seluruh
permukaan, jembatan Lok Yang- Kiauw bergetar keras,
ditengah semburan darah yang memenuhi angkasa, tubuh
kedua orang itu mencelat sejauh satu tombak lebih, ambil
kesempatan itu mereka meloncat masuk kedalam sungai.
Hanya didalam dua jurus, ia telah mengejutkan beberapa
orang tokoh sakti, kawanan iblis lainnya yang menyaksikan
kejadian itu jadi ketakutan setengah mati.
"Tahan !" bentak Lam-kong Pak dengan suara keras.
"Hey. kawanan bajingan. ini hari Pun-jien akan suruh
kalian kalah dengan hati takluk. ayoh majulah semua. Punjien
akan menerima serangan gabungan dari kalian semua !"
Begitu ucapan tersebut diutarakan, kawanan iblis jadi
berdiri tertegun. sidaging lima warna segera berseru sambil
tertawa seeam: "Keparat cilik, kau tak usah bicara sesumbar. cukup
loohu seorang akan menghadapi dirimu !"
"Heee. . . .heee. . .heeee. . . .bukannya Pun-jien terlalu
pandang hina dirimu." jengek Lam-kong Pak sambil tertawa
dingin. "Asal kau sanggup menerima tiga jurus saja dari
seranganku. Nih Jinsom berusia selaksa tahun Ban Nian
Liong Si Som boleh kau ambil pergi !"
Si Daging Lima warna membentak keras, ilmu telapak
'Yu It Kiang' yang diandalkan pun segera dilancarkan.
Ilmu sakti ini tidak sembarangan digunakan pada hari2
biasa, ini hari boleh dikata baru pertama kali, begitu
serangan dilancarkan ternyata angin pukulan tidak berjalan
lurus, membuat orang sukar untuk ber-jaga2.
Lam-kong Pak terkejut, segera pikirnya:
"Orang ini bisa menduduki kursi ketua perkumpulan
Liok Mao Pang, kepandaian ilmu silatnya betul2 luar
biasa." Segera ia kumpulkan delapan bagian tenaga murninya
dan melancarkan serangan dengan jurus ketujuh dari


Payung Sengkala Karya S D Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

payung sengkaia.
"Bluuumm !" ditengah bentrokan nyaring kedua orang
itu sama2 mundur selangkah kebelakang.
Lam-kong Pak segera kumpulkan segenap tenaga dalam
yang dimilikinya, dan melancarkan serangan dengan jurus
kesembilan. Dalam sekejap mata seluruh permukaan jembatan Lok
Yang Kiauw itu terliput dalam gulungan angin puyuh,
terutama sekali dari sepasang mata Lam-kong Pak tiba2
memancarkan cahaya tajam yang menggidikkan hati.
"Bluuum. . . .!" tubuh si Daging Lima Warna mencelat
keluar jembatan dan diikuti suara gemuruh yang sangat
memekikkan telinga, jembatan tersebut dengan membawa
tubuh orang itu tercebur kedalam sungai.
Seteiah menyaksikan wakil ketuanya menderita
kekalahan begitu mengenaskan, kawanan iblis lainnya tak
berani berdiam lebih lama lagi disitu, mereka sama2
ceburkan diri kedalam sungai dan melarikan diri, dalam
sekejap mata tak ketinggalan seorang pun disana.
Sepeninggalnya kawanan iblis itu, Pek-li Gong segera
menegur: "Eeeei keparat cilik, jinsom berusia selaksa tahun Ban
Nian Liong Si Som tersebut apakah berhasil kau rampas
kemkali ?"
Lam-kong Pak mengangguk, ia segera menceritakan
secara bagaimaca simanusia tembaga secara tiba2
munculkan diri dan menolong dirinya. namun ia telah
merahasiakan kemunculan Coe Li Yap ditempat itu.
Pada saat itulah Sun Han Siang dengan disertai Pek-li
Siang telah tiba disana,
Lam-kong Pak segera menceritakan secara bagaimana ia
mendapatkan jinsom tersebut. bahkan ia ambil keluar benda
mustika tadi dan diserahkan kembsali kepada pek-li Gong.
"Selamanya loohu hidup tidak semestinya, paling tidak
suka pula mencari harga sehingga membuat keadaanku
miskin dan rudin sekali, sun Han Siang, kalau kau tidak
menampik lebih baik kita tetapkan saja dengan sepatah dua
patah kata."
Sun Han Siang tarik tangan pek-li Siang lalu ujarnya
sambil tertawa.
"Pek-li Heng, mengapa kau ucapkan kata2 semacam itu"
Siang-jie cantik lagi cerdik. untuk mencintainya saja aku
situa sudah tidak sanggup! kau masih mengatakan hal yang
tidak2!" "Kalau memang demikian adanya, jinsom selaksa tahun
'Ban Nian Liong Si Som' yang ada dalam kotak itu anggap
saja sebagai tanda mata dari Siang-jie. Sun Han Siang harap
kau jangan memandang rendah diri loohu !"
"Mana, mana. terhadap benda tanda mata semahal ini,
aku situa tidak berani menerimanya lebih baik tinggalkan
untuk kau gunakan sendiri saja! kami ibu dan anak tidak
membutuhkan benda tersebut !"
"Kalau kalian tidak mau menerima dan berani tidak
pandang sebelah mata kepada loohu, haruslah diketahui
benda mustika dunia seperti ini makin tinggi kadarnya
maka semakin memberikan kemanfaatan yang besar bagi
bakat2 baik Bu-lim. Bagi kemampuan keparat cilik itu kalau
ditambah dengan jinsom ini, niscaya ia akan bertambah
lihay. mungkin sang ketua dari perkumpulan Liok Maopang
pun bukan tandingannya lagi. hanya saja. . . ,"
"Apakah masih membutuhkan bahan obat2an lain
sebagai pengiring ?"
"Tidak salah! sebenarnya bahan obat pengiring tersebut
sukar didapat, tetapi kalau dibicarakan bagi sikeparat cilik
ini sebenarnya tidak terlalu susah. hanya saja sekarang
keadaan malah bertambah repot !"
"Sebenarnya macam apakah sih bahan obat pengiring
itu?" "Membutuhkan enam sampai delapan orang gadis
perawan. dengan bibir menempel bibir mengirimkan air liur
gadis tersebut kepusar bocah she-Pak agar bisa bergabung
dengan jinsom ini termasuk hawa Yang, setelah menelan
maka seluruh tubuh akan jadi panas dan napsu birahi akan
memuncak, maka harus membutuhkan air liur kaum gadis
yang beraliran Im serta masih bersih untuk menahannya !"
Mendengar ucapan itu Sua Han Siang segera kerutkan
dahinya. enam sampai delapan orang gadis perawan tidak
terlalu sulit baginya, diam2 ia mulai menghitung. didepan
matanya sekarang sudah ada dua orang. ditambah Coe Li
Yap, Cioe Cien Cien serta Liuw Hwie Yan maka
jumlahnya sudah mencapai lima orang. tentu saja Sun Han
Siang mengerti keadaan dari putranya, ia tahu asal putranya
suka ajukan permohonan ini niscaya beberapa orang gadis
itu akan membantunya dengan senang hati.
Tetapi masalah ini tak dapat dilakukan sembarangan,
atau dengan perkataan lain setelah kejadian itu maka Lamkong
Pak harus mengawini seluruh gadis itu.
"Ibu kau tak usah bersedih hati" kata Lam-kong Pak
"Putramu tak ingin menggunakan cara ini. . . ."
"Pak-jie, menurut apa yang aku ketahui sampai dewasa
ini masih ada dua orang gembong iblis belum munculkan
diri, ilmu silat mereka jauh diatas ketua perkumpulan Liok
Mao Pang benarkah lebih lihay dari pemilik Payung
Sengkala aku tidak tahu. yang jelas salah Seorang
diantaranya sudah jadi pembantu Liok Mao Pang tahukah
kau siapakah iblis tersebut ?"".
Begitu ucapan tersebut diutarakan keluar, para jago
sama-sama memperhatikan dengan wajah serius.
"Anak tidak tahu!" sahut Lam Kong Pak.
"Biarlah aku coba menebak!" sela Pek-li Gong cepat,
"Bukankah dia adalah si kakek purba yang menjagoi dunia
persilatan dengan ilmu Koen Toen Kang khienya pada
delapan puluh tahun berselang?"".
"Sun Han Siang mengangguk, "Aku rasa mungkin dialah
orangnya, coba pikirlah apabila iblis ini pun munculkan
diri, siapa yang dapat menandingi ?"".
Para jago sama2 terkesiap, satu gelombang belum reda
gelombang lain menyusul, seorang ketua perkumpulan bulu
hijau sudah sukar dihadapi apalagi ditambah dengan
seorang gembong iblis lihay, hal ini membuktikan bahwa
hawa pembunuhan besar2an dalam Bu-lim sudah dekat.
"Orang Bu-lim hanya tahu kalau gembong iblis ini
menjagoi dunia persilatan dengan mengandalkan hawa
sinkang Koen Toea Kang khienya, belum pernah ada orang
berkata akan kecabulannya".
"Kemarin dengan mata kepala sendiri Loo-sun telah
menyaksikan anak buah perkumpulan bulu hijau
menangkap anak perempuan hingga mencapai jumlah 100
orang banyaknya, yang aneh diantara mereka semua ada
nenek-neneknya berusia 50 tahun keatas".
"Nah itulah dia, disinilah letak perbedaan antara
gembong iblis itu dengan orang lain, dia tentu menginap
suatu penyakit aneh dan napsu birahinya baru tersalur bila
berkumpul dengan nenek2 berusia 50 tabun keatas,
mungkin saja setiap malam harus berbuat 5 kali paling
sedikit". Merah jengah selembar wajah Sun Han Siang.
sedangkan dua gadis lainnya segera mencibirkan bibirnya
dengan wajah jengah.
"Hey pencuri tua, jangan mengigau yang bukan-bukan"
tegur Sun Han Siang cepat.
Pek-li Gong melirik sekejap kearah Lam-kong Pak
kemudian berkata lagi: "Persoalan tak boleh diundurkan
lagi, dewasa ini disini hadir dua orang gadis manis, biarlah
keparat She Pak ini menelan obat itu lebih dulu, asal bisa
mencapai angka ke 6 itu sudah cukup". berdebar jantung
kedua orang gadis itu, dengan tersipu-sipu mereka
tundukan kepalanya rendah-rendah. '
= Bagaimana selanjutnya kisah ini nantikanlah
lanjutannya pada kisah "KELELAWAR HIJAU"
- TAMAT - KELELAWAR HIJAU (Lanjutan: Payung Sangkala)
= CUPLIKAN = DALAM kisah "Payung Sengkala" diceritakan bahwa
dalam suatu perebutan sengit diatas jembatan kota Lok
Yang untuk memperebutkan jinsom sisik naga yang berusia
sepuluh ribu tahun, akhirnya benda mestika itu berakhir
diperoleh Lam-kong Pak si jago kita.
Oleh Pek-li Gong sipencuri sakti benda mustika yang
seharusnya menjadi hak miliknya itu diserahkan kepada
Soen Han Siang ibu dari Lam-kong Pak sebagai mas kawin.
Dimana kemudian Jinsom itu harus ditelan oleh Lamkong
Pak agar tenaga dalamnya bertambah sehingga
perlawanannya menghadapi Perkumpalan Bulu Hijau yang
ditunjang dua orang gembong iblis sakti bisa berhasil
dengan sukses. Tapi timbul masalah baru, karena untuk menelan Jinsom
sisik naga berusia sepuluh ribu tahun itu harus dibarengi
pula dengan obat pengiring yang merupakan cairan lendir
dari enam sampai delapan orang gadis perawan.
Untung disamping Pek-li Hiang serta Yoe Tien masih
ada Coe Li Yap, Cioe Cien Cien, Liuw Hoei Yan serta Cioe
Ih Boen enam orang.
Demikianlah, maka diputuskan keenam orang gadis
perawan itu membantu Lam-kong Pak untuk mencairkan
jinsom yang tak ternilai harganya itu.
Terdengar Pek-li Gong berkata: "Dewasa ini dikalangan
kita keparat cilik she Lamkong inilah merupakan pemimpin
kita, agar pertarungannya memperebutkan kekuasaan
dengan pihak perkumpulan Bulu Hijau berhasil dengan
sukses, kita musti jadikan dirinya sebagai jago kelas kelas
satu, oleh sebab itu didalam melaksanakan tugas yang amat
penting ini, kita musti mencari suatu tempat yang
tersembunyi letaknya".
"Eeei pengemis tua" sela Siang Hong Tie. "aku lihat
rumah gubukmu terletak disuatu tempat yang terpencil
dan sunyi keadaannya, lebih baik kita berangkat kesitu
saja!" Maka berangkatlah beberapa orang itu menuju ketempat
tinggal dari Pek-li Gong. Rumah gubuk dengan belasan
bilik serta pemandangan yang indah memang merupakan
suatu tempat yang strategis letaknya.
Sepintas lalu rumah itu menyerupai rumah kaum petani
biasa yang dikelilingi sawah dan kebun. serentetan pohon
Liuw tumbuh disisi pagar bambu menutupi pandangan
orang luar terhadap gerak gerik didalam.
Ketika Soen Han Siang menyampaikan maksud tersebut
kepada kedua orang dara ayu itu, dengan wajah tersipu-sipu
dan kemalu-maluan mereka menganggukan kepalanya,
padahal memang kejadian ini merupakan pucuk dicinta
ulam tiba bagi mereka.
Sebab setelah Soen Han Siang berkata demikian, berarti
pula kejadian itu akan berubah jadi kenyataan dan mereka
tak usah menanti dilamar orang lagi.
Sementara itu Pek-li Gong telah membagi jinsom sisik
naga berusia sepuluh ribu tahun itu jadi enam bagian, dua
bagian diberikan lebih dahulu kepada Lam Long Pak untuk
ditelan. kemudian baru memberi kisikan kepada kedua
orang gadis itu untuk masuk kedalam ruangan.
Sedangkan sekalian para jago lihay segera menyebarkan
diri disekeliling rumah gubuk itu untuk menjaga segala
kemungkinan yang tidak diinginkan.
Setelak Lam-kong Pak masuk kedalam kamar,
tampaklah kedua orang dara ayu itu dengan wajah bersemu
merah duduk tersipu di sudut pembaringan.
"Yoe cici!" terdengar Pek-li Hiang berbisik lirih. "Kau
duluan aach...."
"Tidak bisa jadi!" sahut Yoe Tien sambil gelengkan
kepalanya berulang kali. "Meski pun cici lebih tua beberapa
tahun darimu, tapi kalian berkenalan lebih duluan, tidaklah
pantas kalau cici mendahului dirimu. . . ayolah! kau tak
perlu malu2 lagi....,"
"Begini saja! bagaimana kalau adik Pak saja yang
memutuskan?"?"
"Baiklah " kata Lam-kong Pak. " Lebih baik enci Yoe
lebih duluan. . . .aaaai! kalian rela membantu diriku,
membuat siauw-te merasa amat berterima kasih!".
"Adik Pak kau tak usah mengucapkan kata-kata yang tak
enak didengar lagi, asal kau jangan sampai suka yang baru
melupakan yang lama, kami sudah merasa cukup puas".
Air muka Lam kong Pak berubah jadi serius.
"Enci Yoe!" katanya. "Meskipun siauwte bodoh dan
tidak bisa berpikir, tetapi aku bukan seorang lelaki yang
gampang melupakan yang lama untuk menikmati yang
baru, kalian berdua boleh legakan hati dan tak usah
kuatirkan lagi. . .persoalan itu!".
Dalam pada itu Pek li Hiang telah menyingkir kesamping
dan alihkan sinar matanya memandang keluar jendela.
Sedangkan Yoe Tien sambil baringkan tubuhnya diatas
pembaringan. ujarnya dengan mata memancarkan
kelembutan: "Adik Pak ayohlah kita mulai!",
Lam-kong Pak naik keatas pembaringan dan mereka
berdua pun segera saling bertindih-tindihan dan saling
memeluk dengan kencangnya, bibir beradu dengan bibir,
hati bertemu dengan hati. air liur yang berbau wangi setetes
demi setetes mengalir keluar dari bibir Yoe Tien,
membasahi tenggorokan sianak muda itu dan langsung
turun kearah pusar.
Dua buah jantung berdebar dengan kerasnya. empat
mata bersatu padu memancarkan napsu birahi yang amat
tebal, terutama sekali Yoe Tien adalah seorang gadis yang
mulai menanjak dewasa, sepasang payudaranya yang
montok putih dan besar bagaikan sepasang bukit cukup
membuat hati Lam-kong Pak syurr-syurran, hampir saja
sukmanya terasa melayang meninggalkan raganya.
"Adik pak, jangan terpengaruh oleh napsu birahi. . .cepat
tarik kembali angan2mu yang nyeleweng..." bisik Yoe Tien
memperingatkan.
Lam Kong Pak terperanjat. cepat2 tarik kembali
pikirannya yang mulai terpengaruh oleb napsu birahi dan


Payung Sengkala Karya S D Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

salurkan hawa murninya kedalam pusar, dengan cepat air
liur yang mengalir keluar dari bibir Yoe Tien telah
bercampur jadi satu dengan jinsom sisik naga berusia
sepuluh ribu tahun itu ada menyebar keseluruh urat penting
ditubuhnya. Setengah jam sudah lewat, Yoe Tien mendorong tubuh
sianak muda itu kesamping sambil bisiknya:
"Sudah selesai, sekarang tiba gilirannya adik Hiang
untuk menggantikan kedudukanku!".
Lam Kong Pak tidak melepaskan dara ayu itu begitu
saja. ia peluk tubuhnya kencang2 dan mencium bibirnya
dengan penuh kemesraan.
Yoe Tien semakin tersipu sipu, dengan wajah merah
padam ia segera meronta bangun, selesai berpakaian ia
menuju ketepi jendela sambil serunya:
"Adik Hiang, sekarang tiba giliranmu!"
Pek-li Hiang, rada sangsi sejenak, tapi ia menurut juga.
setelah melepaskan pakaiannya ia jatuhkan diri berbaring
diatas pembaringan dan membiarkan tubuh pemuda she
Lam-kong itu menindih dirinya.
Entah berapa lama sudah lewat, akhirnya sianak muda
itupun telah menyelesaikan tugasnya. menanti kedua orang
dara ayu itu sudah berlalu. seorang diri Lam-kong Pak
duduk bersila mengatur pernapasan, sebab ia harus duduk
sementara di selama tiga hari tiga malam lamanya untuk
menyebarkan penggabungan cairan liur gadis perawan
dengan jinsom berusia sepuluh ribu tahun itu keseluruh
bagian tubuhnya.
Dua hari dua malam dengan cepatnya telah berlalu,
ketika tengah malam kentongan ketiga pada hari ketiga
menjelang tiba, dimana Lam-kong Pak sedang duduk
bersemedi didalam keadaan lupa segala-galanya. tiba-tiba ia
rasakan dari jalan darah Pak Hoei-biat diatas tubuhnya
mengalir masuk segulung hawa panas yang amat deras dan
gencar. Mula2 dia masih mengira bahwa itulah akibat dari reaksi
jinsom Sisik naga berusia sepuluh ribu tahun yang
menunjukkan kasiatnya, hingga tanpa menggubris pemuda
itu maneruskan kembali semedinya, tapi kemudian hawa
panas itu makin lama semakin dahsyat, didalam urat2
penting disekujur tubuhnya serasa ber-gerak2 seperti ada
ber-puluh2 ekor tikus yang berlarian kesana kemari, hatinya
jadi bergerak. Tetapi pada saat itu ia berada dalam keadaan yang paling
penting. tak mungkin baginya untuk membuka matanya
memeriksa. Menunggu fajar telah menyingsing dan
semedinya telah selesai barulah matanya per-lahan2
direntangkan. Alangkah terkejutnya sianak muda itu tatkala matanya
sempat menangkap bayangan sesosok tubuh manusia
tembaga sedang bergerak sempoyongan keluar lewat
jendela. Sadarlah Lam-kong Pak babwa manusia tembaga itu
telah membantu dirinya dengan salurkan hawa murni yang
sempurna. Tidak sempat memberitahu kepada sekalian
penjaga yang bersiap siaga disekeliling tempat itu lagi, ia
segera enjotkan badan dan menyusul dari belakang.
Terlihatlah manusia tembaga itu makin lama berjalan
semakin cepat, gerakan tubuhnya mulai mengambang dan
sukar dilukiskan dengan kata2.
Lam-kong Pak segera mengerahkan segenap kekuatan
yang dimilikinya, dalam waktu singkat ia berhasil menyusul
sampai jarak dua puluh tombak lebih, teriaknya keras2:
"Cianpwee! tunggu sebentar, boanpwee sudah sepantasnya
kalau mengucapkan rasa terima kasihku atas budi kebaikan
yang telah kau berikan!"
Tetapi manusia tembaga itu tetap berlagak pilon dan berpura2
tidak mendengar, bukannya berhenti malahan
gerakan tubuhnya kian lama kian bertambah cepat, se-olah2
dia takut disusul oleh sianak muda itu.
Lam kong Pak enjotkan badannya dua kali, tubuhnya
melesat jauh lebih cepat lagi dari keadaan semula. Jarak
diantara mereka berdua pun semakin dekat lagi, kini
mereka hanya terpaut antara tujuh sampai delapan tombak.
Sementara ia hendak berteriak lagi, mendadak bayangan
manusia berkelebat lewat, tahu-tahu seorang wanita
berkerudung hitam telah menghadang pergi jalan orang itu.
Lam-Kong Pak mengenali orang itu sebagai "Toa-Pei-
Liong In" atau si wanita pengasingan, sedangkan manusia
tembaga itu kemungkinan besar adalah ayah kandungnya
"Hong Loei Khek" si jago Angin Geledek Lam Kong Liuw,
karena ingin tahu ganjalan serta hubungan apa yang terjalin
diantara kedua orang itu. maka cepat2 ia sembunyikan diri
dibelakang sebuah batu besar.
Dalam pada itu si manusia tembaga tadi sudah
menghentikan langkah kakinya, namun ia tetap
membungkam seribu bahasa.
"Siapakah dirimu?"" terdengar perempuan pengasingan
menegur dengan suara berat.
"Manusia tembaga!!"
"Omong kosong lebih baik dikurangi! "seru perempuan
pengasingan lagi dengan suara berat. "tentu saja aku tahu
bahwa kau adalah manusia tembaga, yang kutanyakan
adalah nama aslimu serta asal usulmu yang sebenarya!!"
"Nama asliku pun bernama manusia tembaga."
Toa Pei Liong In perempuan pengasingan segera tertawa
dingin. "Hmmm!.... kau tak usah melebihi diri, aku tahu bahwa
kau adalah "Hong Loei Lhek" Jagoan Angin Geledek
Lam-kong Liuw! bukankah begitu?"".
"Salah besar! Poen jien bukankah Lam kiong Liuw. juga
bukan Loe It Beng....",
"Berbicara tanpa bukti tiada gunanya.bolehkah kau
unjukkan wajah aslimu sehingga loo-soen dapat
menyaksikan raut wajahmu yang sebenarnya"...".
"Antara Poen-jien dengan dirimu tiada ikatan maupun
hubungan apapun. kenapa musti unjukkan wajah asliku
dihadapanmu?"".
"Lam kong Liuw, kau betul2 berhati kejam... kau tidak
mempunyai perasaan sedikit pun juga!"teriak perempuan
pengasingan dengan setengah menjerit.
Tapi manusia tembaga itu tetap tertawa. "Aku tidak
mengerti apa yang telah kau ucapkan" apakah kau tidak
takut bahwa pengutaraan perasaanmu itu telah keliru
dihadapan orang lain?"".
Ucapan ini manjur sekali, seketika itu juga Toi Pei
Liong-In betul2 tak berani mengutarakan isi hatinya lagi,
hanya ujarnya: "Bila kau berani berlagak pilon pura-pura bodoh lagi,
Hmmmm! jangan salahkan kalau Loo-soen segera akan
turuantangan menyerang dirimu!".
"Omong kosong! aku justru tidak habis mengenti apa
alasanmu mengejar diriku terus menerus dan menuduh aku
dengan segala tuduhan yang tidak genah.
Toa Pei Liong In siperempuan pengasingan itu kontan
naik darah, ia menjerit keras lalu menubruk. kedepan, cakar
mautnya langsung meayambar wajah bagian depan
manusia tembaga itu.
Dengan sebat si manusia tembaga berkelit kesamping,
kemudian bergeser dengan sempoyongan seakan-akan
hampir saja ia kena dicengkeram.
kejadian yang sama sekali diluar dugaan ini tentu saja
membuat perempuan pengasingan jadi tertegun, ia tidak
mengesti apa sebabnya manusia tembaga tersebut secara
tiba-tiba berubah jadi begitu tak becus.
Tetapi Lam-kong Pak yang bersembunyi dibalik batu
besar mengerti sedalam-dalamnya. apa yang sebetulnya
telah terjadi, justru disebabkan sebagian besar hawa
murninya sudah tersalur kedalam tubuhnya itulah
mengakibatkan si Manusia Tembaga jadi lemah dan tiada
kekuatan untuk melancarkan serangan balasan.
Sementara itu si-perempuan pengasingan telah tertawa
dingin dengan suara yang menyeramkan.
"Heeeh-heeeh-heeeh... aku mau lihat. dengan cara
apakah kau hendak meloloskan diri dari cengkeraman
telapakku....".
Jurus2 serangaa aneh segera dilancarkan dengan gencar
memaksa manusia tembaga itu terdesak mundur kebelakang
berulang kali, beberapa kali hampir saja badannya kena
cengkeram oleh pihak lawan.
Didalam keadaan demikian Lam-kong Pak justru malah
menaruh rasa simpatik terhadap Manusia Tembaga itu,
walaupun dia sendiripun kepingin tahu siapakah
sebenarnya manusia tembaga itu, tetapi ia tidak ingin
memaksa orang dikala orang lain dalam kesusahan, tanpa
berpikir panjang tubuhnya segera melesat kearah depan dan
langsung mengirim satu pukulan dahsyat kearah perempuan
pengasingan. Jurus serapgan yanga digunakan saat ini tidak lebih
hanya gerakan permulaan dari ilmu pukulan Sam Hoo-It-
Ciang-Hoat, bilamana berada dimasa yang lampau tak
nanti dirinya merupakan tandingan dari si perempuan
pengasingan, siapa tahu . . . .
ketika dua gulung angin serangan membentur satu sama
lainnya sehingga menimbulkan suara ledakkan yang amat
dahsyat. kedua belah pihak masing2 tergetar mundur tiga
langkah lebar. Menyaksikan hasil yang sama sekali diluar dugaan ini.
Lam Kong Pak jadi terkejut bercampur girang. Pikirnya;
"Andaikata bukan tenaga dalamnya yang mengalami
kemunduran pesat, pastilah tenaga lwekangku yang
memperoleh kemajuan diluar dugaan. Rupanya inilah hasil
dari khasiat jinsom sisik naga berusia sepuluh ribu tahun
yang tak ternilai harganya itu".
Dalam pada itu perempuan pengasingan telah
membentak dengan suara keras:
"Huuuh....! bajingan lagi2 kau si keparat cilik. . . ."
Blaaam....! sekali lagi terjadi bentrokan keras yang
menimbulkan suara ledakan dahsyat, kedua orang itu
masing2 mundur lagi sejauh satu tindak.
"Bajingan cilik!" teriak perempuan pengasingan.
"'Rupanya kalian ayah dan anak dua orang memang sudah
sekongkol sedari tadi. Hmm! ...hati-hati kau".
Selama pembicaraan berlangsung kedua orang itu
kembali saling menghantam sebanyak tiga jurus, tetapi
siapapun tidak berhasil mendapat keuntungan didalam
bentrokan itu. Sementara bayangan tubuh si manusia
tembaga dalam sekejap mata telah lenyap tak berbekas.
Kemarahan dari Toa-pei Liong-in semakin memuncak,
sambil mencak2 kegusaran teriaknya:
"Bajingan cilik. kau telah melepaskan si manusia
tembaga itu. Bagus! sekarang loo-nio akan mencari
perhitungan dengan dirimu!"
"Tahan!!" hardik Lam-kong Pak. Sebelum pertempuran
dilanjutkan, terlebih dahulu aku hendak bikin terang duduk
persoalan, sebenarnya permusuhan apakah yang terikat
antara dirimu dengan keluargaku?".
Ditanya secara gamblang. Toa-pei Liong-in jadi merasa
sungkan sendiri untuk menjawab, hanya serunya: "Untuk
mengetahui duduknya perkara lebih baik kau pulang dan
tanyakan sendiri persoalan ini kepada ibumu yang tak tahu
malu itu!".
Habis berkata ia mengirim satu pukulan dahsyat kedepan
dan kemudian putar badan meneruskan pengejarannya
kearah manusia baja itu.
Tanpa terasa Lam-kong Pak jadi gelengkan kepalanya.
terhadap persoalan yang menyangkut antara ibunya dengan
Toa-poe Liong-in dia memang sedikit mengetahuinya,
menurut perkiraannya mungkin dendam kesumat yang
terjadi diantara mereka berdua disebabkan oleh karena
ayahnya seorang,
Rupa2nya sang ayah sudah berkenalan lebih dahulu
dengan Toa poe Liong-in Cioe Hong Hong, tetapi
kemudian ia kawin lagi dengan ibunya.
Sekarang yang menjadi persoalan, tatkala ibunya
mencuri kitab pusaka dari Payung Sengkala tersebut.
pernahkah beliau turun tangan terhadap dirinya" sedangkan
kalau kedua orang manusia tembaga itu yang seorang
adalah 'Hong Loe Kek' jago Angin Geledek, sedang yang
lain adalah 'Siauw Yauw sianseng' Si sianseng suka
pelancongan maka siapa pula manusia tembaga ketiga yang
membawa payung sengkala tersebut?"
"Hmmmmm !"
Belum habis ia melamun, mendadak dari belakang
tubuhnya berkumandang datang suara dengusan yang amat
dingin. Dengan cepat ia berpaling, terlihatlah Cien Cien serta
Cioe It Boen dengan wajah diliputi kesedihan serta
memakai pakaian berkabung telah berdiri kaku disitu.
Rupanya sejak Cioe hujien menemui ajal diatas telapak
Lam-kong Pak, kedua orang dara ayu itu siang malam
mencari Lam Kong Pak untuk bikin pembalasan!
Sadarlah sianak muda itu bahwa kesalah pahaman yang
telah terjadi tidak gampang diselesaikan, sebab walaupun
ketika itu ia ada maksud uatuk turun tangan mencabut jiwa
Cioe hujien tetapi tak seorangpun yang akan mempercayai
perkataannya. Maka dengan wajah serius dan nada bersungguhsungguh
ujarnya: "Nooa Cioe! atas keteledoran Cayhe
sehingga melukai ibumu, harap kau suka memaafkan!"-
"Hmm! enak benar ucapanmu itu, jengek Cioe Cien Cien
dengan suara bengis. "Seandainya aku yang telah
membinasakan ibumu apakah kau dapat berbicara dengan
suara seenteng itu?".
Lam Kong Pak tidak ingin ribut apalagi cekcok dengan
kedua orang gadis ini lagi, mulutnya segera membungkam
dalam seribu bahasa.
Melihat pemuda itu hanya melulu membungkam, Cioe
Cien Cien jadi semakin bertambah sengit, teriaknya sambil
menggertak gigi kencang2:


Payung Sengkala Karya S D Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Ayahku terikat dendam kesumat sedalam lautan dengan
orang tuamu dan kini ia sudah mati dalam keadaan
mengerikan diujung telapakmu, sebetulnya hubungan sakit
hati diantara kita toh sudah beres" sungguh tak nyana
hatimu kelewat bengis dan keji. jiwa ibuku pun sekalian kau
cabut... Hmm! Hmm! orang she Lam-kong. hari ini aku tak
akan melepaskan dirimu dengan begini saja" .
"Berulang kali siauw-heng toh sudah menerangkan
bahwa aku tidak secaran sengaja melukai ibumu." kata
Lam-kong Pak tenang, "kalau memang kau tidak ingin
memaafkan diriku, nah! cepatlah turun tangan.."
Air mata mengucur keluar dari kelopak mata Cioe Cien
Cien kian lama kian bertambah deras, hingga akhirnya
seluruh wajah dan pakaiannya basah kuyup.
"Hubungan jodoh kita telah berakhir dendam kematian
ibuku lebih dalam dari saudara tentu saja aku harus
menuntut balas atas kesedihan hatimu itu...."
"Cici. . ." terdengar Cioe It Boen yang berdiri disamping
menyela dengan suara terpatah-patah. "Aku lihat...aku lihat
ia memang tidak bermaksud untuk berbuat begitu..."
"Omong kosong?" teriak Cioe Cien-Cien dengan
suaranya yang melengking keras. "Memangnya ia tak
pernah membinasakan ibu kandungmu, maka kau bisa
berkata demikian?""'.
Cioe It Boen jadi membungkam, dengan sedih ia
mengundurkan diri kesamping kalangan.
Sementara itu Cioe Cien-Cien dengan langkah lebar telah
maju kedepan, dengan wajah penuh nafsu membunuh
serunya; "Lebih baik kaupun tak usah menaruh belas
kasihan terhadap diriku, ini hari kalau kau tidak
membinasakan diriku, maka aku harus mencabut
jiwamu!...".
"Silahkan turun tangan! aku tidak nanti akan
membalas!".
Cioe Cien-Cien membentak keras, telapak tangannya
bagaikan sebilah golok dengan dahsyatnya segera dibabat
keatas batok kepala lawan.
= = ooooOoooo = =
LAM KONG PAK sedikitpun tidak berkutik dari tempat
semula, terlihatlah serangan itu dalam sekejap mata akan
menghajar telak diatas batok kepalanya.
Mendadak terdengat suara bentakan keras disusul
terjadinya ledakan nyaring yang memekakkan telinga.
Sambil terhuyung-huyung mundur tiga langkah
kebelakang, Cioe Cien Cien membentak dengan penuh
kegusaran. "Budak rendah. perempuan sialan! kau berani membantu
pihak lawan?"..."
Kiranya disaat yang paling kritis itulah Cioe It Boen
telah melancarkan pukulan sebuah serangan untuk
menyambut babatan tut dart kukak perempuannya, tapi
dida-iro bentrokan tersebut badannya terpental jauh tujuh
delapan langkah dari tempat mula.
"Cici. tenangkan dahulu hatimu!" ujar Cioe It Boen
dengan suara halus...Dalam peristiwa ini kedua belah pihak
sama2 ada salahnya, lagi pula. ...moay-moay pun tahu
bahwa kau sangat mencintai dirinya, kenapa sekarang kau
malah hendak membunuh jiwanya" bukankah dia sendiri
pun tiada maksud untuk berbuat demikian. . . ."
"Tutup mulut! perduli bagaimanapun juga, kedua orang
tuaku telah mati binasa ditangannya seorang! semestinya
diapun tahu bahwa dengan matinya ibuku maka aku harus
hidup sebatang kara, tanpa sanak tanpa keluarga. . .
.Hmmmm ! dasarnya dia memang tidak memiliki
perikemanusiaan. . . ."
Selama ini Lam-kong Pak tetap bungkam dalam seribu
bahasa, tak sepatah katapun yang ia ucapkan keluar untuk
menanggapi orang.
Dengan gusar Cioe Cien Cien menerjang maju lagi
kedepan, teriaknya: "Lam-kong Pak, kalau kau masih tak
mau turun tangan, setelah modar janganlah salah kau kalau
aku berhati kejam!".
Cioe It Boen jadi gugup dan semakin gelisah, tiba-tiba ia
bertiak keras: "Kau...kau cepatlah melarikan diri!.
Dengan pandangan penuh rasa berterima kasih Lamkong
Pak melirik sekejap kearah gadis she Cioe itu,
kemudian menggeleng.
"Mati atau hidup telah ditakdirkan oleh yang Maha
Kuasa! sekalipun aku harus me-nemui ajalku ditangannya,
hatiku pun merasa rela. Sebab ia pernah melepaskan budi
yang tak terhingga kepadaku, satu budi dibalas dengan satu
budi. itulah namanya takdir!"
Cioe Cien-Cien sama sekali tak mau mengubris ocehan
orang, pergelangan tangannya segera dijulurkan kedepan,
inilah gerakkan pembukaan dari ilmu sakti "Too-Thian
Coe-Hiang",
"Ibu!"serunya dengan penuh rasa dendam. "Ini hari
putrimu akan membinasakan dirinya dengan kepandaian
saktimu,...".
Habis berkata, desiran angin tajam menderu-deru...
bagaikan gulungan taupan segera mengurung sekujur tubuh
sianak muda itu.
Cioe It Boen tidak ingin menyaksikan sianak muda itu
mati konyol, menyaksikan datangnya angin pukulan yang
begitu dahsyat, tanpa memikirkan keselamatan sendiri lagi
gadis itu menubruk maju kedepan dan menghadang
didepan tubuh Lam-kong Pak.
Bersambung. . . .
Kisah Si Rase Terbang 15 Burung Hoo Menggetarkan Kun Lun Karya Wang Du Lu Pendekar Remaja 10
^