Payung Sengkala 6
Payung Sengkala Karya S D Liong Bagian 6
pengasingan tersebut menandakan apa bila kau
mengasingkan diri dalam jantung naga ini ?"
"Tidak salah. hitung2 kau masih cerdik juga. Loo -io
sudah puluhan tahun lamanya menantikan kehadiranmu
ini." si Pemiliki Pegadaian Bu-lim seketika terkesiap. ia
teringat akan seseorang. tanpa terasa timbul hawa bergidik
dalam hatinya. "Kalau dugaanku tidak salah, seharusnya kau adalah
'Mo San Sin Li' atau si Malaikat Payung sengkala Coe
Hong Hong yang tersohor pada sepuluh tahun berselang ?"
"Heee....heeeee....heeeeee....heeeeee...."
setelah tertawa seram. diikuti isak tangis yang amat
sedih. suaranya mirip kuntilanak ditengah malam buta
membuat orang merasakan bulu kuduknya pada bangun
berdiri, "Perempuan cabul" teriaknya kemudian, "Dugaanmu
sedikitpun tidak salah. Loo-nio memang puteri dari sian
Yen ping si Malaikat Payung sengkala Coe Hong Hong,
waktu ini dengan menggunakan tindakan keji kau merayu
sian Yen ping kemudian menipu tujuh jurus rahasia ilmu
silat Payung sangkala, kemudian melukai Loo-nio. kau
anggap loo-nio pasti menemui ajalnya. Hm, tak kau sangka
bukan aku masih sehat."
Pemilik Pegadean Bu-lim kerahkan tenaga murninya
hingga mencapai dua belas bagian, kemudian diiringi
bentakan keras mendorong telapaknya kedepan-
Serangan ini menggunakan jurus ketujuh dari ilmu Thian
Mo san, dahsyatnya luar biasa, Terdengar deruan angin
pukulan diiringi sambaran geledek meluncur kedepanDiiringi
suara tertawa seram. dari hadapannya muncul
pula segulung angin pukulan yang sangat dahsyat
menyambut kedatangan serangan lawan, dua gulung angin
pukulan berbentrokan satu sama lainnya menimbulkan
getaran keras. Pemilik Pegadean Bu-lim terpukul getar, sehingga tak
kuasa ia mundur selangkah kebelakang.
Rasa terkejutnya bukan alang- kepalang. ia sadar
kepandaian silatnya selama sepuluh tahun ini telah
memperoleh kemajuan pesat, pada mulanya ilmu silat
pemilik Pegadean Bu-lim hanya kalah setingkat. kini
walaupun ia berhasil memperoleh tujuh jurus ilmu silat
Payung sengkala, namun tetap bukan tandingan .
Ia tahu dalam serangannya tadi pihak lawan tentu
menggunakan ilmu sakti Payung sengkala jurus kedelapan
atau jurus yang kesembilan- datangnya paling tinggi hanya
tujuh, delapan bagian saja.
Ditinjau dari segi ini bisa diambil kesimpulan- kalau ini
hari ia tidak menggunakan kecerdikan untuk merebut
kemenangan, jangan harap bisa lolos dari lambung naga
dalam keadaan selamat.
Dalam pada itu si saga Pengasingan telah bertanya
dengan nada berat:
"Bagaimaaa perempuan cabul" kalau tahu keadaan
tinggalkan kitab pusaka tersebut, kemungkinan Loo-nio
masih bisa melepaskan satu jalan hidup bagimu"
"Hmmm heee....heeere... kau anggap aku takut
kepadamu?"Jengek si Pemilik Pegadaian Bu-lim sembari
tertawa dingin sesudah ia termenung dan berpikir sebentar.
"Aku pergi ke-mana2 mencari dirimu setelah ini hari saling
berjumpa, jangan dikata pergi dari sini. sebelum salah satu
diantara kita roboh binasa pertarungan ini hari tidak akan
berhenti, ayoh kalau berari keluar dari sini"
"Kau anggap setelah berada diluar, kau bisa melarikan
diri dari cengkeraman Loo-nio?""
"Hmmmj angan bicara sesumbar"
"Ayoh berangkat"
"Ayoh berangkatlah"
suaranya makin lama semakin menjauh.
sementara itu air muka Pek-li siang pucitpasi bagaikan
mayat, keringat mengucur keluar membasahi seluruh
tubuhnya. ia telah selesai menyalurkan hawa murninya
kedalam tubuh pemuda tersebut,
"Siang moay " seru Lam Kong Pak sambil meloncat
bangun- "Ehmmm "
"Hampir2 saja siauw-heng melakukan suatu kesalahan
besar, tidak disangka tanpa sengaja aku telah menolong si
Pemilik Pegadaian Bu-lim."
"siapa yang bilang tidak masih untung pada saat yang
sangat kritis muncul si Malaikat Payung sengkala
menggagalkan niat jahatnya, kalau tidak mungkin pada saat
ini kita berdua sudah mati konyol."
"siang moay. cepat duduk semedi atur pernapasan, aku
akan lindungi keselamatanmu."
"Ehmmmm"
Walaupun tadi Lam Kong Pak duduk semedi untuk
menyembuhkan lukanya, namun pendengarannya sama
sekali tidak tertutup dalam keadaan setengah sadar setengah
tidak ia dapat menangkap seluruh pembicaraan dengan
sangat jelas. Ia mendengar perempuan itu bergelar si Malaikat
Payung sengkala dan bernama Coe Hong Hong, berhubung
mendengar sebutan Payung sengkala tanpa sengaja ia tidak
menghubungkan tiga jurus ilmu silat Payung sengkala
kepadanya, lagi pula dari mulut Coe Hong Hong sendiri
mengakui kalau sian Yen ping adalah suaminya. dus berarti
perempuan ini bukan lain adalah ibu kandung coe Lie Yap.
Detik inilah Lam Kong Pak baru tahu pada sepuluh
tahun yang lalu si Malaikat Payung sengkala Coe Hong
Hong dicelakai oleh Pemilik Pegadaian Bu-lim, tetapi
secara bagaimana pula Coe Lie Yap terjatuh kedalam mulut
kawah gunung berapi" sedang oei Ci Hu jatuh kedalam selat
buntu" beberapa soal yang membingungkan hatinya ini
membuat ia jadi kebingungansetelah
kini mengerti bahwasanya Perempuan she- Coe
itu adalah bakal mertuanya, ia semakin gelisah. ia harus
memberitahu bakal mertuanya kalau si Pemilik Pegadaian
Bu-lim adalah seorang manusia keji. manusia licik. tak
boleh satu kali lagi ia kena tertipu.
Disamping itu Lam Kong Pak pun merasa menyesal
terhadap peristiwa yang menimpa oei Ci Hu, ia ingin
menggunakan kesempatan ini untuk membalas budi
tersebut. Berada pada saat yang demikian kritisnya bisa ia tidak
turun tangan dalam hati rasanya sangat tidak tenteram.
Namun Pek Li siang sedang mengatur pernapasanberada
dalam keadaan seperti ini ia tak bisa meninggalkan
dirinya begitu saja.
Kurang lebih setengah jam kemudian Pek-li siang baru
selesai bersemedi, mereka berdua segera menerobos keluar
dari mulut naga.
Ketika itu walaupun suasana dalam gua sangat gelap.
tetapi secara lapat2 masih bisa membedakan barang
disekitarnya, karena fajar telah menyingsing.
seorang nenek tua berambut putih, bermata satu, lengan
kiri putus hingga ketiak dan raut Mukanya mirip iblis
sedang melangsungkan pertarungan sengit melawan pemilik
Pegadaian Bu-lim, keadaan yang mengerikan itu mungkin
hasil perbuatan pemilik Pegadaian Bu-lim tempo dulu.
Pertempuran berjalan amat seru, angin pukulan menderu2
membuat lumpur berhamburan memenuhi angkasa.
Mendadak Pemilik Pegadaian Bu-lim membentak keras:
"Ini hari sebelum salah satu diantar kita menemui ajalnya
pertarungan tidak akan berhenti ayoh pergi, kita teruskan
pertarungan ini ditempat luaran" selesai bicara ia enjotkan
badan dan berlalu dari situ
si Naga Pengasingan tidak mau memperlihatkan
kelemahannya, iapun enjot badan membuntutinya dari
belakang. "Siang- moay mari kita ikuti mereka, bila perlu kita bantu
loocianpwee itu."
"Engkoh Pek. siapakah perempuan tua itu?"
Lam Kong Pak segera menceritakan secara garis
besarnya. sementara mereka bicara, si Naga Penasaran serta
Pemilik Pegadaian Bu-lim sudah lenyap tak berbekas.
Diantara celah2 batu hanya teringgal noda darah, mayat
bergelimpangan di-mana2, mereka kebanyakan adalah anak
buah dari Tiga miskin empat kaya serta seorang pegadaian
Bu-lim. suasana disekeliling bukit sunyi senyap tak kedengaran
sedikit suarapun, daun berguguran angin gunung bertiup
sepoi2 pemandangan semacam ini menambahkan
kepedihan dalam tubuh setiap manusia,
"Siang- moay, ayoh kita turun kebawah me-lihat2"
"Bukankah kita hendak menguntit mereka itu?"
"Mereka sudah berada puluhan li jauhnya dari sini,
dikejarpun percuma. walaupun kitab pusaka terjatuh
ketangan Pemilik Pegadaian Bu-lim, namun coe Cianpwee
masih berkemampuan untuk merebutnya kembali, mari kita
pergi memeriksa naga bertanduk itu lagi."
Mereka berdua masuk kembali melalui celah batu, saat
inilah mereka baru melihat jelas makluk itu panjangnya
empat, lima puluh tombak. kasar tubuhnya sepuluh
lingkaran dari batang pohan- mulutnya yang besar terbuka
lebar cukup dimasuki satu orang dengan badan tegak.
seluruh tubuhnya bersisik. setiap sisik besarnya
sekepalan- keras dan alot memancarkan cahaya tajam.
Lam Kong Pak meloncat naik keatas kepala naga,
menjumpai sepasang tanduk yang tajam memancarkan
cahaya ke-emas2an, segera ujarnya kepada Pek -Li siang:
"Siang moay, menurut catatan dalam kitab pengetahuan
makhluk laut serta telaga disebutkan tanduk naga bisa
digunakan sebagai senjata, kuat dan atosnya luar biasa,
sepasang tanduk ini panjangnya empat depa dan besarnya
selengan, mengapa kita tidak berusaha untuk
mengambilnya?"
"Baik agaknya kuat dan tajamnya luar biasa, hanya tidak
tahu bisa dicabut keluar tidak?"
"Biarlah kucoba "
Ia berdiri diatas kepala naga, sepasang tangannya
mencekal sebuah tanduk kencang2, dengan salurkan tenaga
sebesar delapan bagian diiringi bentakan keras dicabutnya
keatas, Tenaga betotan sebesar tujuh, delapan bagian tenaga
murni ini melebihi kekuatan seribu kati, terdengar suara
rekahan yang amat keras, sisik besar diatas kepala naga itu
retak dan muncat keempat penjuru, namun tanduk itu
masih belum berhasil dicabut keluar.
Timbul rasa ingin menang dalam hati Lam Kong Pak.
dengan tenaga murni sebesar delapan bagian sekali lagi ia
dorong telapaknya kearah tanduk naga tersebut.
"Braaak" tanduk naga masih tidak bergeming. sebaliknya
Lam Kong Pak terdesak turun dari kepala naga, lengan
kanannya jadi linu dan kaku. sakitnya luar biasa.
Tanpa sadar mereka berdua berseru kaget. sadarlah
bahwasanya tanduk naga itu betul2 kuat dan atos dan
merupakan mustika yang jarang didapatkan dalam kolong
langit, dengan kejadian ini niat untuk memperoleh tanduk
naga itu semakin besar.
"seandainya kita memiliki sebilah golok mustika maka
semuanya akan beres...." Ujar Pek-li siang.
"Kita bisa babat putus bersama akar-akarnya"
"Kalau memang mustika biasa dapat membabatnya
hingga putus, tanduk naga ini tidak terhitung barang
mustika dalam kolong langit, biarlah siauw-heng mencoba
sekali lagi "
Lam Kong Pak segera salurkan tenaga murninya hingga
mencapai dua belas bagian, kemudian sekuat tenaga
dicabutnya keatas,
"Phluuuuk...." bersama dengan dagingnya tanduk tadi
tercabut lepas, tapi dengan kejadian ini ia tak bisa menahan
keseimbangan lagi, badannya tidak ampun terjatuh kedalam
pangkuan Pek-li siang.
Ambil kesempatan itu Lam Kong Pak mengirim sebuah
ciuman keatas pipi, Pek-li siang kena dicium jantung gadis
itu berdetak semakin keras, ia memeluk pemuda itu tak
berkutik, sebaliknya malahan mendorong bibir kecilnya
kedepan- "Tjiiiittt....tjjjjtttt..." ciuman yang nyaring bergema tiada
henti hingga lama sekali Pek-li siang baru melepaskan
pelukannya sembari berkata:
"Engkoh Pak. jangan terlalu tamak minta ciuman terus,
ayoh cepat cabut sekalian tanduk yang lain"
"Kali ini cukup dengan tenaga murni delapan bagian
sudah bisa mencabut keluar tanduk tersebut Karena
beberapa kecupan tersebut sudah cukup menambah tenaga
serta semangat siaw-heng"
"Kau jahat. aku tak mau memperdulikan dirimu lagi"
Kembali Lam Long Pak meloncat naik ke atas kepala
naga dan mencabut tanduk kedua ini, sembari
membersihkan daging yang menempel ditanduk kemudian
mengobat-abitkan senjata tadi, pujinya tiada habis:
"senjata ini betul2 seimbang, bahkan tidak terlalu
panjang dan tidak terlalu pendek persis sekali dengan
senjata pedang berkait Jie Ih Kouw Kiam" hanya senjata ini
betul2 kuat dan atos. sungguh luar biasa"
Dua orang masing2 mencekal sebatang tanduk kemudian
sekuat tenaga dibentrokan satu sama lainnya
"Traaaaang...." suara amat nyaring berdentang bagaikan
pekikan naga sekalipun begitu senjatanya sendiri sama
sekali tidak rusak maupun gumpil. Mereka berdua jadi
kegirangan setengah mati. ujar Lam Kong Pak:
"Benda ini sungguh luar biasa bahkan tidak berada
dibawah keampuhan delapan belas macam senjata tajam
lainnya, sejak ini kita bisa berkelana didalam dunia
persilatan dengan membawa sebuah senjata lebih hebat"
Mendadak dari atas celah berbatu berkumandang datang
Payung Sengkala Karya S D Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
suara dengusan dingin, bahkan suara itu berasal dari suara
seorang gadis muda belia, mereka berdua tersentak kaget
dan ber-sama2 enjotkan badan melayang keatas.
Ketika sinar mata dialihkan kearah mana berasalnya
suara tadi, tampak sesosok bayangan manusia yang kecil
mungil dengar amat gesit meloncat diatas dinding tebing
kemudian lenyap tak berbekas.
serentak ingatan berkelebat dalam benak Lam Kong Pak,
ia kenali bayangan tubuh orang itu sangat mirip Coe Lie
Yap. lagi pula gadis itu pernah berkata tidak lama
kemudian akan munculkan diri dalam dunia persilatan,
mungkinkah semua pemandangan yang dilakukan tadi
dapat dilihat semua olehnya"
Timbul perasaan malu dalam hati Lam Kong Pak. ia
tahu gadis itu tentu salah paham. dia harus dan
berkewajiban memberikan penjelasan kepadanya, segera ia
membentak: " Cepat kejar"
Ilmu meringankan tubuhnya dikerahkan, laksana kilat
badannya mencelat keluar dari celah berbatu dan
melakukan pengejaran.
= = ooo OOOOO ooo = =
sejak memperoleh hawa murni 'Yen Ing cing Khie' dari
oei Ci Hu, tenaga lweekangnya memperoleh kemajuan
pesat. sekali berkelebat tubuhnya mencapai puluhan tombak.
dalam dua tiga kali loncatan saja sebuah tebing setinggi
ratusan tombak sudah dilalui, tampak sesosok bayangan
tubuh yang kecil mungil bagaikan sambaran kilat meluncur
turun dari atas tebing Beng Gwat Cang. "Adik Yap.
dengarkan dulu penjelasan siauw-heng "
sembari berteriak Lam Kong pak mengejar terus
kebawah puncak, namun bayangan tubuh yang lari
didepannya sedikitpun tidak berhenti, malahan kecepatan
gerakannya berlipat ganda.
"Adik Yap. adik Yap dengarkan dulu ucapanku...."
"Hmmmm"
Gadis didepan mendengus dingin, ia tetap tidak berhenti
berlari. tubuhnya berkelebat bagaikan anak panah terlepas
dari busur ketempat semak2.
Walaupun ilmu meringankan tubuh yang dimiliki Lam
Kong Pak sangat bagus, namun ia tak sanggup menyandak
gadis tadi,, ditambah pula gadis itu tidak mengambil jalan
besar, sebaliknya berkelit kekiri bersembunyi kekanan,
sengaja mencari tempat2 yang sulit untuk melarikan diri,
Kejar mengejar selama satu jam lebih, namun belum
berhasil juga menyandak gadis tadi.
Ketika pemuda itu berpaling kebelakang. bayangan Pekli
siang sudah lenyap tak berbekas, hatinya sangat berduka.
namun ia tahu tenaga lweekang yang dimiliki Pek-li siang
tidak lebih rendah seberapa jika dibandingkan dengan
kepandaian coe Lie Yap. jago lihay pada umumnya masih
bukan tandingan dara manis itu. oleh sebab itu ia
melanjutkan pengejarannya kedepan.
Ketika senja telah tiba mereka sudah ratusan li
meninggalkan daerah pegunungan Thay-san, dan tiba di
Kie Hu tempat kelahiran Kong Hu-cu, Teringat
bagaimanapun coe Li Yap tak berhasil kecandak. ia lantas
ambil keputusan untuk menginap dikota itu, sementara
menanti kedatangan Pek-li siang.
Karena itu ia berganti pakaian dan masuk kekota Kie
Hu, setelah mendapatkan sebuah rumah makan terbesar ia
berjalan masuk- cari tempat pesan sayur serta arak dan
mulai bersantap.
"Tok...tok...tok...."^ dari mulut tangga muncul tiga
orang, sekilas pandang Lam Kong Pak segera tertawa
dingin dan melengos kesamping.
Kiranya orang pertama adalah seorang lelaki
berperawakan kurus kering bagaikan bambu memakai baju
warna biru, membawa kantung uang dipundak, kantung
depan berisi pit serta bak dan kantong belakang berisi siepoa
besar, dia bukan lain adalah si Loo-toa sepasang
manusia jelek dari Hay Thian itu si Catatan mati hidup Pak
Bee. Manusia kedua berkepala seperti Waluh pinggangnya
besar. panca indera kecil dan. mukanya putih seperti
tembok, memakai baju kembang2 perlente. dia adalah si
Wang wee berhati hitam Coe sim.
orang ketiga berperawakan tinggi besar sembilan depa,
pinggangnya amat kekar bagaikan sampan kecil, telapak
tangannya besar bagaikan kipas. telinganya memakai dua
gelang besar yang beratnya ada setengah kati, tubuhnya
memakai kulit macan. mata sebesar lonceng.
Walaupun ia naik keatas loteng dengan langkah hati2,
namun cukup menimbulkan goncangan keras seakan loteng
tadi diserang gempa bumi. orang ini adalah 'Toa Lek sin'
atau si Malaikat Raksasa Loo Liang Jen.
sejak semula Lam Kong Pak sudah menaruh simpatik
terhadap orang ini, saat ini walaupun wajahnya menghadap
keluar jendela tetapi secara diam2 ia memperhatikan terus
tingkah laku ketiga orang itu,
setelah mereka bertiga ambil tempat duduk. sang pelayan
berjalan kedepan namun tidak berani terlalu dekat dengan
mereka bertiga, se-akan2 ia takut ambil ia digigit dan ditelan
oleh tiga manusia ganas itu.
"Tuan-tuan sekalian kami persilahkan memesan sayur"
Ujar pelayan itu sambil mengangsurkan daftar makanan
ketangan si Wang wee berhati hitam Coe sini
Karena pelayan ini pandai melihat orang ketika
dilihatnya si Wangwee berhati hitam mempunyai
perawakan gemuk dengan telinga lebar mirip seorang
hartawan kaya, ia lantas mengangsurkan kartu tanda
memesan makanan kepadanya.
" Keparat cilik" kontan saja si Wangwee berhati hitam
memaki "Kau tidak punya mata. kurang ajar coba lihat
potonganku apakah aku yang lebih patut memesan sayur?"
selama hidup si Wangwee Berhati hitam tak pernah
mendermakan uangnya dengan sia2, apalagi ia tahu si
Malaikat Raksasa Loo Liang Jen memiliki kekuatan makan
yang luar biasa.
sementara kali ini paling sedikit akan menghabiskan
uang tidak kurang dari puluhan tahil perak.
Pelayan itu tertegun. laksana patung mendengar kata2
orang itu. Kembali ia menyapu sekejap wajah ketiga orang itu.
Akhirnya ia angsurkan daftar makanan tadi ketangan Loo
Liang Jen. si Malaikat raksasa tidak mengenal tulisan, sembari
menuding kearah daftar menu tadi segera serunya kepada
sang pelayan, "Coba kau keparat cilik saja yang bacotkan untukku
dengar" "Bebek panggang, daging goreng, cah ayam, ikan kakap
masak kecap. burung dara goreng Loo Liang Jen-..."
Mendengar pesanan dari kawannya itu lalu membentak
keras- "Apa?" sepasang mata simalaikat raksasa melotot bulat2
mungkin mulut cawanpun tak akan sebesar itu.
"Loo Liang Jen" kembali pelayan itu mengulangi, namun
begitu ia mundur juga selangkah kebelakang saking
kagetnya. "Keparat kurang ajar kau keparat cilik berani memaki
aku Loo Toa-ya?"
"Hamba mana berani memaki kau orang tua, dalam
rumah makan kami memang ada nama sayur yang disebut
Liang Jen Leo bahkan merupakan masakan terkenal dari
kami " "Coba katakan sayur macam apa yang dinamakan Liang
Jen Loo?" "sayur ini dibuat oleh koki tersohor kami dalam kota luar
kota tak seorangpun yang tidak mengenalnya."
"Cepat katakan" teriak Lop Liang Jen sambil menelan
ludah, . "Untuk membuat sayur ini diperlukan daging ayam yang
gemuk dan besar, ayam itu kita cekoki dulu obat usus agar
binatang tadi buang seluruh kotoran dalam perutnya,
setelah itu tidak diberi makan maupun minum selama tiga
hari, nah pada saat itulah perut ayam itu sudah kosong dan
bersih." Pada saat ini bukan saja sepasang manusia jelek dari Hay
Thian tertegun, sekalipun Lam Kong Pak yang kebetulan
ikut mendengarpun keheranan dibuatnya. Terdengar
pelayan itu meneruskan kembali kata2nya:
"Setelah perut serta usus ayam itu dicuci bersih, maka
ayam itu kita beri minum kuah jinsom."
"Apa" kuah jinsom?" teriak si catatan mati hidup sambil
menjulurkan lidahnya.
"Benar toa-ya dalam kuah jinsom yang diberikan kepada
ayam itu dicampuri pula dengan bumbu obat rahasia kami
agar seluruh bagian tubuhnya saling berhubungan sehingga
kuah jinsom tadi terhisap seluruhnya, kemudian kita beri
lagi dengan beberapa macam obat2an terkenal."
"Apakah rumput2 obat tersohor...." si Catatan mati
hidup tidak dapat menahan sabar dan menukas.
"Toa-ya kalau dicekoki dengan rumput obat2an biasa,
sayur Liang Jen Loo tidak dapat dikatakan sebagai suatu
masakan yang mahal dan tersohor dimana2"
Air liur mulai menetes keluar dari mulut si Malaikat
Raksasa Loo Liang Jen.
sambil memperlihatkan jari tangannya, pelayan itu
meneruskan kembali keterangannya:
"Pertama kami menggunakan bunga merah dari daerah
si Kiang, kedua, jinsom seribu tahun, ketiga tulang naga,
Keempat tanduk rusa yang masih muda. kelima bubuk
mutiara. keenam 'Ci Hoo Cha', ketujuh cakar naga emas
kedelapan Hu Khie Nya kesembilan Ayam emas berdiri
disatu kaki. kesepuluh bumbu Chiet Li siang yang bersama2
kami cekok kepada ayam itu, kemudian kita bunuh,
bulu kita bersihkan dan kepala dibuang, sedang daging babi
di-potong2 sampai Hancur. Bersama sayur laut. ikan kakap.
sirip ikan dicacah dan memenuhi rongga badan ayam
tersebut, kemudian dikukus selama sehari satu malam
dengan beras ketan, akhirnya digoreng selama setengah jam
dengan minyak"
"Sudah habis?" tanya Loo Liang Jen sambil menelan air
liur, "Belum, belum setelah diangkat dari kuali, dengan
minyak pelumas masakan selama tiga hari tiga malam
lamanya," "Kali ini tentu sudah selesai bukan?" sela si Wangwee
berhati hitam itu agaknya keheranan,
"Belum selesai, belum selesai kau jangan terburu napsu.
untuk membuat resep masakan ini kurang semacam saja
seluruh masakan hancur berantakan tiada keruan rasanya,
maka rumah makan kami sudah terkenal diseluruh wilayah
kota, sudah berpengalaman lama tak mungkin bisa salah
berbuat barang sedikit pun...."
"Lalu harus diapakan lagi masakan itu?" jelas si cacatan
mati hidup mulai tidak sabarkan diri lagi.
"Ada setelah dikukus selama tiga hari tiga malam,
masakan itu diberi minyak wijen serta kecap. lalu dikukus
lagi selama tiga jam, menanti masakan itu sudah
menguning kemudian dengan-..."
"Apakah masih belum selesai?" si malaikat raksasa rada
mendongkol, sebab perutnya sudah mulai keroncongan-
"Sudah hampir....sudah hampir....Toa-ya, kau jangan
cemas dulu bagaimana pun juga kurang satu macam cara
saja masakan itu bakal gagal, rumah makan kami sudah
pengalaman lama, kepercayaan sudah terjamin, tak akan
menipu para langganannya"
= = ooo ooooo ooo = =
"KAU pingin mati" ayoh cepat katakanlah segera" si
Catatan Mati Hidup pun mulai dibikin mendongkol.
"Benar Toa-ya, setelah dikukus tiga jam didinginkan
ditempat yang banyak anginnya kurang lebih tiga lima hari
kemudian dicoreng sekali lagi dan dikukus seperminum teh
lamanya, setelah itulah dengan tangan memisahkan
masakan tadi dua tingkat, dibawah berisikan sayur laut,
ikan kakap. sirip ikan serta daging, sedang dibagian atas
berisi beketan yang telah dicampuri dengan puluhan macam
bumbu sayur kenamaan, karena itu beras ketanpun berubah
menguning. Nah pada saat itulah masakan tadi baru bisa
dimakan" "Masakan inikah yang dinamakan Liang Jen Loo atau
loteng dua Tingkat"...." tanya si wangwee berhati hitam
sambil menghela napas, "Berapa tahil harga sayur ini?"
IA MENGIRA beberapa tahil perak sudah cukup mahal
harganya, siapa sangka pelayan itu mendadak tertawa,
namun ia sadar dihadapan tamu tak boleh kehilangan rasa
hormat. segera sambil menahan gelak tertawa sahutnya serius:
"Toa-ya, untuk membeli salah satu macam bahan obat
yang mahal, uang beberapa tahil perak tidak cukup,"
"Lalu berapakah harga sayur itu?" tak kuasa si Catatan
mati hidup bertanya.
"Selamanya rumah makan kami tidak terlalu menitik
beratkan soal untung banyak asal harga itu pantas.
sebenarnya harga masakan Loteng dua tingkat itu seratus
lima puluh tahil. Namun dipotong dengan korting sekarang
sekarang harganya tinggal seratus dua puluh tahil."
"Apa"...." hampir2 saja si Wangwee berhati hitam tidak
percaya dengan telinga sendiri, sekalipun jiwanya
dicabutpun ia tak akan memesan masakan semahal itu,
"Seratus dua puluh tahil" kata pelayan itu lagi sambil
tersenyum. "Aku pesan satu" tanpa berpaling Lam Kong pak berseru
hambar, ia segera mengeluarkan enam batang perak
lantakan dan diletakkan keatas meja.
Air liur si Malaikat Raksasa Loo Liang Jen mengetes
semakin deras, sepasang manusia jelek dari Hay Thian pun
dengan pandangan kaget melirik sekejab tubuh pemuda itu.
Payung Sengkala Karya S D Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Baik siauw-ya hamba segera akan menghidangkan
masakan itu"
sesudah menghitung uang itu tepat seratus dua puluh
tahil, pelayan tadi buru2 lari turun dari atas loteng.
Tidak selang beberapa saat kemudian pelayan tadi telah
menghidangkan masakan loteng dua tingkat tersebut,
tampaklah disebuah baki besar terletak seekor ayam gemuk
yang berwarna kekuningan dan menyiarkan bau harum
semerbak yang amat menusuk hidung.
Lam Kong pak segera merobek Loo Liang Jen tadi jadi
dua bagian- seketika bau harum memenuhi seluruh
ruangan. Dengan bagitu nikmat pemuda tadi merasakan
kelezatan masakan tersebut.
setelah meneguk tiga cawan arak Kong pak memuji tiada
hentinya: "Sungguh lezat sungguh nikmat masakan ini benar2 luar
biasa....benar2 luar biasa"
sepasang manusia jelek dari Hay Thian saling bertukar
pandangan. masing2 menelan ludah, terutama sekali si
Malaikat Raksasa Loo Liang Jen- sepasang matanya
melototi masakan 'Liang Jen Loo' dihadapan Lam Kong
pak bulat2, sedang perutnya bunyi gemerutukan tiada
hentinya. Dengan ilmu menyampaikan suara Lam Kong pak
berseru kepada si Malaikat raksasa itu:
"Loo-heng, kalau kau tidak pandang dirimu sebagai
orang luar, silahkan datang kemari untuk bersantap bersama2,
siauw-te suka menjamu dirimu...."
si malaikat raksasa adalah seorang kasar yang dungu,
selama hidup ia paling mementingkan perut belaka,
mendengar ada orang mengundang ia makan tanpa pikir
panjang lagi segera berjalan menghampiri
"Loo-te, benar2 kau hendak menjamu diriku?" serunya
bersamaan dengan ucapan tadi tanpa sungkan2 tangannya
menyambar separuh bagian masakan 'Liang Jen Loo' dan
mulai dikunyah dengan lahap.
"Tentu saja Loo-heng tak usah sungkan-" Lam Kong tak
berpaling dan teriaknya kepada sang pelayan- "sediakan
lima ekor lagi. setelah selesai nanti rekening boleh ditagih
keseluruhannya "
Mendengar tamunya hendak pesan lima ekor lagi.
pelayan itu tertegun. Peristiwa ini benar2 luar biasa dan tak
pernah terjadi sepanjang hidup para hartawan kaya pada
umumhya bisa makan seekor saja sudah sangat luar biasa,
tak disangka Lam Kong Pak memesan lima ekor.
sepasang mata si Malaikat Raksasa melotot semakin
bulat lagi, sembari makan serunya:
"Loo-te. kau benar2 royal dan berlapang dada. sejak ini
aku Loo Liang Jen sudah ambil keputusan untuk mengikat
persahabatan dengan dirimu"
"Mana, mana. hanya sedikit maksud tak perlu dianggap
terlalu serius. seandainya kegemaran terhadap soal makan.
bergaul dengan siauw-te tak bakal salah lagi. sebab siauw-te
adalah seorang manusia rakus akan masakan dan semua
persoalan tak perlu kupandang serius asalkan perut selalu
kenyang dan mulut bisa mencicipi perbagai masakan "
"Baik. loo-te. aku Loo Liang Jen ambil keputusan untuk
bergaul dan mengikuti dirimu terus."
"siauw-ya bagaimana kalau kau bayar dulu harga lima
ekor Liang Jen Loo tersebut?" Bagaimana pun juga pelayan
itu rada tidak percaya Lam Kong pak dapat membayar
harga itu, Dari sakunya Lam Kon pak segera ambil keluar sebutir
mutiara dan diangsurkan ketangan pelayan itu,
"sana, tanyakan kepada Chiang-kwee kalian mutiara ini
bisa ditukar dengan berapa ekor Liang Jen Loo?"
Membawa mutiara itu pelayan tadi lari turun loteng,
tidak selang beberapa lama kemudian sudah muncul
kembali dengan wajah penuh senyuman.
"Ujar ciang-kwee kami mutiara tadi dapat ditukar
dengan lima belas ekor"
"Bagus, sekarang kuborong lima belas ekor yang sepuluh
ekor dibungkus "
Pelayan itu belum pernah menjumpai hartawan seroyal
ini, buru2 mengiakan dan menghidangkan lima ekor 'Liang
Jen Loo' keatas meja dan membungkus kesepuluh ekor
lainnya dengan kertas minyak kemudian diletakkan diatas
meja. Lam Kong pak yang menghabiskan separuh saja sudah
kenyang. Loo Liang Jen sekaligus menghabiskan lima ekor
setengah, setelah membersihkan mulut dan meneguk sepoci
arak ujarnya "Loo-te, sepanjang hidup, kurasakan baru kali ini benar2
aku merasa gembira dan makan sampai puas, mengikuti
mereka berdua selamanya tidak pernah kenyang, ayoh
berangkat sejak ini kau boleh panggjl aku sebagai Loo-loo,
bagaimanapun kau bisa memuaskan selera makanku maka
berarti kau adalah majikanku. Ayoh berangkat" Lam Kong
pak pun bangun berdiri
sementara mereka hendak turun loteng. tiba2 sepasang
manusia jelek dari Hay Thian tertawa seram dan menegur:
"Mutiara yang kau keluarkan tadi paling idak bernilai
seribu tahil perak. jelas kau bukan manusia sembarangan,
tahukah kau siapakah yayamu berdua ?"
Lam Kong pak sengaja memperlihatkan sikap terkejut,
"Selamanya siauw-seng berkelana dan tidak kenal jago2
lihay. namun ditinjau dari dandanan kalian berdua serta
wajah yang agung, telah mengingatkan siauw-seng akan
dua orang jago lihay."
"Heeee...heeeee...bisa mengenali yayamu berdua,
terhitung kau masih memiliki sedikit pengetahuan"Lam
Kong pak tersenyum.
"Bukankah kalian berdua adalah sepasang manusia
bagus dari Hay Thian yang tersohor dalam dunia
persilatan?"
seketika sepasang manusia jelek tertegun dibuatnya.
"Walaupun kami tidak bagus, namun kau keparat cilik
bisa mengubahnya ini pertanda kau masih pandang tinggi
yaya berdua. Demikian saja. asalkan kau suka mengundang
kami makan dua ekor masakan 'Liang Jen loo' maka kami
tak akan menyusahkan dirimu"
"Boleh, boleh. kalian berdua terlalu sungkan-sungkan-
Nah ambillah"
Dari bungkusan kertas minyak itu Lam Kong Pak ambil
dua ekor 'Liang Jen Loo' dan diangsurkan kedepan.
Ketika si Wangwee berhati hitam hendak menerimanya,
tiba2 Lam Kong Pak menariknya kembali sambil berseru:
"Siauw-seng ingin menyerahkan sendiri kepada Toa-ya "
si Catatan Mati Hidup jadi kegirangan setengah mati.
segera ujarnya^
"Agaknya kau keparat cilik pandai sekali membuat hati
orang jadi gembira, lain kali kalau ada kesempatan aku
ingin mengangkat dirimu menjadi putera angkatku"
sembari bicara tangannya segera diangsurkan untuk
menerima masakan tadi, siapa nyana Lam Kong pak
dengan suatu gerakan yang amat cepat laksana kilat jari
tangannya sudah berkelebat mencengkeram urat nadinya.
si Catatan Mati Hidup tentu saja menjerit kesakitan"
Kau masih ingin merasakan masakan Liang Jen Loo?"
jengek Lam Kong Pak sambil tertawa dingin.
si Wangwee berhati hitam terkesiap. tiba2 ia teringat
sesuatu segera bentaknya:
"Apakah kau adalah keparat cilik yang menyaru sebagai
majikan kecil kami sisasterawan bertangan keji suma Ing
dan menyelonong masuk kedalam istana Naga"
"Tidak salah, kalian dua orang manusia tak berguna
lebih baik kurangi permainan kasar dihadapanku. ini hari
asalkan kalian suka memberitahukan dimanakah letak
sarang sipemilik pegadaian Bu-lim, siauw-ya segera
membuka satu jalan hidup buat kalian, kalau tidak,
Hmmmm... aku segera akan mengirim kalian untuk segera
berangkat melakukan perjalanan jauh"
Kendati si Wangwee berhati hitam tahu bahwasanya
ilmu silat yang dimiliki Lam Kong Pak luar biasa hebatnya.
namun ia tidak ingin digertak orang lain dihadapan umum.
sambil tertawa seram tubuhnya yang bulat bagaikan bola
bergerak kedepan melancarkan satu serangan.
Lam Kong pak tentu saja tidak pandang sebelah
matapun terhadap dirinya, ia tetap berdiri tak berkutik,
tangan laksana kilat berkelebat kedepan mengusap wajah si
Wangwee berhati hitam keras2.
Ucapannya ini berakibat sangat luar biasa, si Wangwee
berhati Hitam menjerit kesakitan kemudian mundur tiga
langkah kebelakang dengan sempoyongan, seluruh
wajahnya penuh dengan noda, hidungnya kena terusap
datar sedang giginya ada berapa biji kena tergetar lepas,
si Catatan Mati Hidup jang melihat kejadian itu jadi
terkejut dan berdiri dengan mata terbelalak. mulut melongo,
ia tidak menyangka seorang pemuda yang baru berusia dua
puluh tahunan bisa memiliki kepandaian silat sedemikian
dahsyatnya. Lam Kong pak sangat membenci kedua orang mahkluk
aneh ini. karena merekalah yang menculik pencuri sakti
Pek-li Gong dan dibawa kedalam istana naga sehingga tidak
beruntung menemui ajalnya. peristiwa ini sepanjang hidup
membuat hatinya tidak tenteram,
"Kalian mau bicara tidak?" bentak Lam Kong pak
dengan suara berat.
"Kau keparat cilik kalau benar2 punya nyali ayoh jagal
sekalian diri kami, suruh kami bicara jujur....Hmmm sama
artinya bermimpi disiang hari bolong"
Lam Kong pak turun tangan laksana kilat menotok jalan
darah si catatan mati hidup, diikuti sang tubuh bergerak
mendesak kesisi si Wangwee berhati hitam.
si Wan-gwee berhati hitam ada maksud melakukan
perlawanan. siapa nyana tenaga lweekang yang dimiliki
Lam Kong Pakpada saat ini sudah amat luar biasa, jangan
dikata mereka sekalipun si Pemilik Pegadaian Bu-lim
sendiripun mungkin masih ketinggalan jauh.
Pandangan mata terasa jadi kabur. sebelum ia sadar apa
yang telah terjadi tahu2 dirinya sudah kena dicekal,
Melihat dalam kedainya terjadi pertempuran, pelayan itu
ketakutan sehingga seluruh tubuhnya gemetar keras.
"Kau tak usah takut" hibur Lam Kong Pak dengan suara
ringan. "siauw-yamu tak akan mendatangkan kerepotan
buat rumah makan kalian-"
Ia lantas berpaling kepada si Malaikat raksasa Loo Liang
Jen dan terusnya
"Loo- loo, gotong kedua orang manusia laknat ini dan
mari kita pergi"
Pada saat ini si Malaikat Raksasa benar2 sudah takluk
seratus persen terhadap diri Lam Kong Pak, ia mengiakan
dan bagaikan mencengkeram ayam kecil saja ia menenteng
tubuh sepasang manusia jelek dari Hay Thian dan berlalu.
sekeluarnya dari rumah makan tersebut mereka
meneruskan perjalanan kearah selatan, malam harinya
mereka sudah berada di Phu Yang perbatasan karesidenan
Li Auw, Mendadak terdengar suara derak kaki kuda
berkumandang datang. Lam Kong pak serta Loo Liang Jen
buru2 menyingkir kesamping, dua ekor kuda dengan
meninggalkan debu yang memeruhi angkasa berkelebat
lewat dari sisi mereka.
secara lapat2 Lam Kong pak dapat menangkap
penunggang kedua ekor kuda itu adalah gadis muda
berbadan langsing dan montok. namun ia tidak ambil
perhatian serius.
siapa sangka kedua ekor kuda itu belum jauh telah putar
haluan dan berlari kembali untuk kemudian berhenti tepat
dihadapan sang pemuda. Lam Kong pak tercengang,
setelah angkat kepala ia baru berseru tertahan-
Kiranya ialah satu diantara kedua orang gadis berbaju
ungu itu bukan lain adalah adik perempuan dari Liuw
Hauw siang itu Poocu dari benteng Hwie Him Poo yang
disebut Tiauw san tangan beracun Liuw Hwie Yen, gadis
kedua berdandan seorang dayang namun kepandaian
menunggang kudanya hebat juga.
Pada dasarnya wajab Liuw Hwie Yen memang cantik
molek. kini ia mengenakan pakaian ringkas berwarna ungu.
pupurpun amat tipis dengan pinggang serta potongan badan
yang langsing namun berisi padat. mendatangkan suatu
perasaan yang aneh bagi yang melihat.
Ketika ia menjumpai Lam Kong Pak ada disana, laksana
seseoreng yang menemukan sumber mata air ditengah
gurun pasir buru2 ia meloncat turun dari atas kudanya
sembari berseru:
"Kiranya Lam Kong siauw-hiap, kau berkelana kesana
kemari sebenarnya hendak pergi kemana ?"
Lia Kong Pak menghela napas panjang ia tidak ingin
menceritakan persoalan yang menyangkut tentang coe Li
Yap. karena itu buru2 katanya:
"sewaktu berada dirumah makan tadi aku berhasil
menangkap dua orang anak buah pemilik pegadaian Bulim,
menanyakan sarang mereka kedua orang keparat ini
tak mau bicara, terpaksa aku hendak mencari suatu tempat
untuk mengopas mereka...."
"Seandainya Lam Kong Pak sauw-hiap tidak menolak.
bagaimana kalau mampir dibenteng kami?" dengan cepat
Liuw Hwie Yen menawarkan jasa baiknya, sementara
sepasang biji mata mengerling indah.
"Mengganggu ketenangan benteng kalian membuat hati
kami merasa kurang enak, aku pikir lebih baik mencari
sebuah penginapan saja didepan sana,"
"Rumah kami terpaut baberapa li saja dari sini. Lam
Kong sauw-hiap kebetulan lewati sini kalau tidak hampir..."
Dayang cilik ini adalah dayang pribadi Liuw Hwie Yensejak
semula ia sudah mengerti maksud hati nonanya, pada
saat ini ia segera menimbrung dari samping:
"Nona orang lain adalah Beng-cu dari pertemuan besar
para jago dewasa ini, orang agung tak akan menginjak
Payung Sengkala Karya S D Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
tempat yang jelek buat apa kau bersikap keras?"
"Mana. mana kalau kau bicara begini cayhe tidak kuat
menerimanya "
"kalau benar tiada bermaksud demikian, nona kami
mengundang dengan tulus hati mengapa kau tidak ingin
menerimanya ?"
"Siauw Hong, jangan kurang ajar." Liuw Hwie Yen
segera menegur dayang ciliknya ini. "Lam Kong siauw-hiap
tak bakal menolak tawaran kita ini"
Mereka bicara yang lain menyambung, membuat Lam
Kong pak jadi serba salah. alasannya tidak ingin
mengganggu tentu saja bohong. yang genting ia tidak ingin
mendekati perempuan cantik lagi sebab dewasa ini beberapa
orang gadis yang dikenalnya sudah cukup membuat ia
pusing tujuh keliling dan serba susah menghadapinya.
"Ayoh berangkat kudaku ini kuberikan untukmu" kata
Liuw Hwie Yen sambil angsurkan tali les kudanya kepada
sang pemuda.. "Hal ini mana boleh jadi, kuda milik nona mana boleh
kutunggangi ?"
"ooouw sungguh tak kusangka seorang pendekar besar
yang lihay dan gagah perkasa ternyata begitu malu2 dah
bersikap seperti perempuan." goda Liuw Hwie Yen sambil
tertawa genit. "Kudaku mengapa tak boleh kau tunggangi?"
"Benar yang kau tunggangi adalah kuda milik nona dan
bukannya suruh kau menunggangi."
Saking girangnya hati dayang Siauw Hong hampir2 saja
ia salah bicara.
"Siauw Hong, kau berani bicara ngaco-belo sekali lagi
hati2 kurobek selebar bibirmu."
Beberapa patah kata dari Siauw Hong tadi seketika
membuat wajah Liuw Hwie Yen maupun Lam Kong Pak
berubah merah padam bagaikan kepiting rebus.
"Lam Kong Sauw-ya " teriak si malaikat raksasa pula
dengan suaranya yang serak berat. "Setelah mereka
memaksa kau untuk menunggang. kau tunggangilah
bagaimanapun juga sebelum kau tunggangi mereka tak
akan merasa puas"
Sebelum pipi Lam Kong Pak berubah semakin memerah
lagi. namun mereka tahu Loo Liang Jen adalah manusia
tolol, selamanya kalau bicara tak pernah dipikir dalam otak.
karena itu mereka pada membungkam
Terdengar Siauw Hong tertawa cekikikan- ia menandang
Lam Kong Pak serta Liuw Hwie Yen bergantian-
Walaupun Liuw Hwie Yen pada waktu itu
menundukkan kepalanya rendah2 namun jantungnya
berdebar keras.
Sejak semula ia sudah kenal dengan Lam Kong Pak.
hanya saja pemuda itu tidak kenal dengan dirinya.
Sewaktu Lam Kong Pak menyelundup masuk kedalam
perkampungan Toa Loo San-cung dengan jalan menyaru,
mereka kakak beradik sudah tahu.
Karena itu ketika Lam Kong Pak menjumpai cioe ci
Kang ia segera turun tangan menolong selembar jiwanya.
Dan sejak ia mendapatkan pertolongannya. Timbul
perasaan simpatik dan menghormat dalam hati Lam Kong
Pak. "Ayoh berrangkat" akhirnya Liuw Hwie Yen berseru.
"kuda ini gunakanlah, aku akan menunggang seekor kuda
bersama Siauw Hong^"
"Tidak usah, lebih bilk, aku berjalan kaki saja"
"Aaaah tidak. kau tidak mau menunggang kuda berarti
tidak mau kasih muka untukku"
"cepatlah ditunggangi Sauw-ya, kalau gadis itu tidak
ditunggangi lagi ia tentu akan marah."^ Tukas Loo Liang
Jen pula. "Lo Loo Kau jangan ngaco belo lagi kalau tidak aku tak
akan memperdulikan makan- minum lagi"
"Baik Sauw-ya, aku Lo Loo tak akan bicara lagi, asaikan
kau membiarkan aku makan aku pasti akan menuruti
perkataanmu"
= oo = = ooo ooo ooo = = oo =
LIUW HWIE YEN serta Siauw Hong sama2 tertawa,
pada saat inilah mereka baru melihat Loo Liang Jen
mengempit dua orang.
"Lam Kong Sauw-hiap. siapakah kedua orang itu ?"
tanya Liuw Hwie Yen kemudian-
"Anak buah pemilik pegadaian Bu-lim. manusia jelek
dari Hay thian "
"Aaaaaah kiranya mereka berdua, aku dengar
kepandaian silat mereka berdua luar biasa"
"Tidak seberapa lihay, padahal dalam kenyataan
sepasang pusaka hidup ini tidak lebih hanya termasuk
barang kelas dua kelas tiga diantara anak buah Pemilik
Pegadaian Bu-lim lainnya."
"Lalu siapakah si manusia raksasa ini?" tanya Siauw
Hung. "Simalaikat raksasa Loo Liang Jen " ,
"Apa" namanya Loo Liang Jen?"
"Tidak salah"
Liuw Hwie Yen serta Siauw Hong kontan tertawa
cekikikan tiada hentinya,
"Walaupun nama ini kedengaran aneh dan istimewa
namun sangat cocok sekali dengan kenyataan" kata Liuw
Hwie Yen sambil menahan rasa gelinya.
"Kalau berdiri ia memang mirip Liang Jen Loo atau
Loteng dua tingkat "
Lam Kong Pak segera meloncat naik keatas kuda itu,
sedangkan Liuw Hwie Yen serta siauw Hong naik satu
kuda dan melarikan-nya kearah benteng beruang terbang,
sementara si Malaikat Raksasa dengan langkah lebar
mengikuti dari belakang, sekali langkah sebelas dua belas
tombak telah dilalui, ia sama sekali tidak ketinggalan-
Setibanya di Benteng Hwie Him Poo, per-tama2 Siauw
Hung turun dari kuda dan masuk kebenteng lebih dahulu,
sedangkan Lam Kong Pak memperhatikan benteng tersebut
dengan perasaan kagum.
Membicarakan soal keangkerannya tidak dibawah
keangkeran perkampungan Toa Loo San cung, tembok
benteng tinggi melebihi lima tombak. diatas loteng pintu
benteng terpancang sebuah bendera besar diatas bendera
tadi bersulamkan kata2 "Hwie Him-Poo" dengan tulisan
besar. Baru saja mereka meloncat turun dari atas kuda, si Wie
Luo berwajah kumala telah muncul dari dalam dan saling
menyapa dengan penuh kehangatan, kemudian membawa
Lam Kong Pak berdua menuju keruang tengah.
"Koko. kau temani dulu Lam Kong Sauw-hiap, aku akan
pergi kebelakang sebentar" Liaw hwie Yen mengerling dan
tertawa manis kearah Lam Kong Pak kemudian
mengundurkan diri dari ruangan tersebut,
Lam Kong Pak segera memperkenaikan si Malaikat
Raksasa Loo Liang Jen kepada mereka serta beritahu
bahwa kedua orang yang berhasil ditawannya adalah
sepasang manusia jelek dari Hay Thian, anak buah
sipemilik pegadian Bu-lim.
"LiuW-heng" ujar Lam Kong Pak, "Siauw-te telah
membawa anak buah pemilik pegadaian Bu-lim kedalam
benteng anda, kemungkinan besar akan mendatangkan
bencana buat benteng kalian, hal ini membuat tidak
tenteram" "Kenapa Lam Kong-heng pandang kami seperti orang
luar?" teriak Liuw Hauw Siang keras-, "Kami semua
bersumpah tidak akan berdiri bersama dengan sipemilik
pegadaian Bu-lim, kami tidak mencari gara2 dengan
mereka, kemungkinan besar mereka tak akan melepaskan
kita, kali ini didalam pertemuan pera jago Lam Kong-heng
berhasil merebut kedudukan Bengcu, hal ini sama arti telah
membalaskan rasa mangkel kami selama ini, asalkan Lam
Kong-heng tidak menyalahkan Siauw-te suka cari urusan,
Siauw-te rela menjadi anak buah heng-thay"
"Mana-mana. . . .Liuw-heng sudah lama tersohor dalam
dunia persilatan, banyak persoalan aku masih menantikan
petunjukmu"
"Lam Kong-heng bermaksud menyeleaikan kedua ekor
makhluk aneh ini secara bagaimana?"
"Siauw-te ingin mengetahui dimanakah letak sarang
sipemilik pegadaian Bu-lim?"
"Lam Koang-heng pada beberapa waktu ini siauw-te
telah berhasil menemukan suatu organisasi rahasia yang
tingkah lakunya sangat aneh serta misterius, ilmu silat
mereka Sangat lihay, agaknya tidak berada diatas
kepandaian si pemilik pegadaian Bu-lim. Lam Kong-heng
kau harus ber-hati2 terhadap mereka "
"Tentang berita ini siauw-te sama sekali tidak tahu", seru
Lam Kong Pak dengan hati tergetar keras. "Entah
dimanakah letak organiiasi rahasia ini" dan apa namanya ?"
"Seandainya kami bisa tahu seorang dari organisasi
rahasia ini maka persoalan tak bisa dikatakan sangat
misterius, sedangkan mengenai namanya siauw-te pun
kurang tahu, namun satu hal yang menyolok yaitu setiap
anggota organisasi ini tentu mempunyai ciri khas yang
sama. setiap orang berambut warna hijau dan panjangnya
sepundak-"
"Eeeei. . . .benarkah dikolong langit ada manusia
berambut hijau ?"
"Aku pikir mereka tentu mempolesi rambut mereka
dengan sesuatu saat sehingga warnanya berubah."
Mendadak terdengar suara ting tang ting tang yang
nyaring, dari balik horden muncul seorang gadis, dia bukan
lain adalah Liuw Hwie Yen- hanya saja pada saat ini ia
sudah ganti pakaian ala keraton berwarna kuning, wajahnya
bermake-up dan kelihatan jauh lebih cantik lagi.
Bau harum ciri khas seorang gadis berhembus memenuhi
ruangan membuat orang terpesona dibuatnya.
Ia duduk disamping Lam Kong Pak. dan ujarnya: "Lam
Kong sauw-hiap. coba kau lihat bagaimana dengan pakaian
yang siauw- moay kenakan ini?"
"Terlalu bagus, hampir2 saja aku tidak mengenalnya
kembali " Senyuman manis menghiasi seluruh wajah Liuw Hwie
Yen, jantungnya berdebar keras. Suatu pujian yang
merupakan kata2 biasa daLam pandangannya melebihi
sanjungan setinggi langit.
Tidak selang beberapa lama kemudian meja perjamuan
telah dipersiapkan, bahkan dipasang pula beberapa batang
lilin besar sebagai penerangan- sehingga membuat seluruh
ruangan itu terang benderang seperti disiang hari bolong
saja. Ketika si Malaikat raksasa Loo Liang Jen melihat bakal
ada makan minum ia kegirangan, serunya: "Sauw-ya, aku
Loo-loo sudah tahu asal ikuti dirimu dimana saja pasti ada
makan dan minum. bahkan nona2 cantik semuanya suka
kepadamu. Sejak semula aku sudah ada maksud mengikuti
dirimu, hanya sayang baru sekarang kita baru berkenalan- .
." Bicara sampai disitu tanpa sungkan2 lagi ia meneguk
beberapa cawan arak dan membuka bungkusan ayamnya,
sekali gigit dalam sekejap seekor ayam telah disikat habis.
Lam Kong Pak ada maksud memberi peringatan
kepadanya agar sedikit tahu sopan santun, namun
perbuatannya ini kena dicegah oleh Liuw Siang kakak
beradik. "o, Saudara ini berlapang dada berjiwa terbuka. ia jujur
dan polos, dalam hatinya sama sekali tidak dikotori oleh
segala macam kelicikan mau makan mau minum berbuat
sesuka hati, seandainya orang2 Bu-lim seperti dia semua
jujur dan polos maka peristiwa pembunuhan tak bakal
terjadi di-mana2"
"Aku hanya takut kalian berdua mentertawakan dirinya "
"Mana mungkin- siauw-te paling suka orang dengan
memiliki watak kasar tapi jujur dan polos semacam Loo
heng " "Lam Kong sauw-hiap. aku hormati secawan arak
untukmu " ujar Liuw Hwie Yen kemudian sambil angkat
cawannya, "Nona Liuw, kau jangan memanggil aku dengan sebutan
sauw-hiap. sauw-hiap terus menerus, aku benar2 tak berani
menerimanya"
"Lalu kau sendiripun kekanan dan kiri selalu nona Liuw.
apakah aku berani menerimanya ?"
"Soal ini. . . ." Lam Kong Pakjadi gelagapan dibuatnya.
Liuw Hauw Siang yang melihat adiknya membuat
tetamu mereka jadi gelagapan segera mengedipi matanya
memberi peringatan-
"Agaknya kita diantara sesama tingkatan tak perlu terikat
oleh segala peradatan- kau panggil dia sebagai engkoh Pak
saja " "Engkoh Pak " seru Liuw Hwie Yen, namun dengan
cepat ia telah berganti nada,
"Adik Pak"
"Nona Liuw apakah kau lebih besar dariku?" bantah
Lam Kong Pak. "Tahun ini aku berusia dua puluh satu tahun- coba
katakan aku lebih tua tidak dari usiamu?"
"Eeeei. . . kalau begitu aku harus memanggil kau dengan
sebutan enci"
"Kalau begitu yang jadi adik harus menghormati encinya
dengan secawan arak."
"Enci Liuw, aku hormati secawan arak untukmu" kata
Lam Kong Pak. "Enci ya enci kenapa harus ditambahi dengan kata Liuw
lagi?" bagaimanapun juga Liuw Hwei Yen adalah seorang
jago kawakan berada dihadapan engkohnya ia sama sekali
tidak memusingkan soal peradatan, dalam kenyataan sejak
kecil mereka hidup ber-sama2 diantara mereka berdua
sudah tiada rahasia yang disembunyikan daam hati sendiri.
"cici, siauw-te menghormati secawan arak untukmu
terima kasih pula atas bantuanmu sewaktu berada didalam
perkampungan Toa Loo San cung tempo dulu."
Payung Sengkala Karya S D Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Menghormati arak yaa menghormati arak kenapa harus
mengungkap peristiwa tempo dulu lagi. kalau kau ingin
membalas budi tersebut kami dua bersaudara harus
membalas pula kepadamu budi pertolongan "
"Siauw-te mana berani menerima penghormatan sebesar
ini ?" "Kau sudah lupa akan perbuatanmu menolong kami dua
bersaudara sewaktu berada didalam pertemuan para jago
tempo dulu ?"
"Perbuatan sampingan tak perlu diingat selalu, mari, kita
habiskan secawan arak"
MEREKA bertiga meneguk secawan demi secawan,
puluhan cawan arak dihabiskan, sementara Loo Liang Jen
membungkam dalam seribu bahasa, ia ribut dengan
perutnya sendiri.
Tidak lama berselang sayur yang dihidangkan dimeja
perjamuan sudah tinggal tidak seberapa. Melihat hal itu
Liuw Hauw Siang segera berteriak untuk menambahi sayur
yang lain, tentu saja Loo Liang Jen kegirangan setengah
mati. Lam Kong Pak sendiripun tak pernah merasakan
kegirangan seperti ini hari.
"Dimana enci siauw Hong?" tiba2 Lam Kong Pak
teringat akan diri Siauw Hong karena selama setengah
harian lamanya tidak kelihatan ia munculkan diri.
"Ia berada didalam dapur membuat sayur, seluruh sayur
yang dihidangkan saat ini adalah hasil kerjanya"
"Sungguh tak kusangka enci Siauw Hong memiliki
kepandaian sedemikian hebatnya"
"Kalau adik sangat suka dengan kepandaiannya ini, kau
janganlah buru2 pergi, selama beberapa hari ini suruh dia
buatkan sayur untukmu, tanggung selamanya kau tak akan
bosan" "Nona, kau lagi sanjung2 soal apa tentang dirimu?"
Diiringi dengan ucapan tadi Siauw hong munculkan diri
dari balik horden-
"Enci Siauw Hong, kepandaianmu memasak sungguh
luar biasa, siauw-te benar2 merasa kagum dan kenyang"
"Aiaaaaai. . . .Lam Kong Sauw-ya, ini masih belum
seberapa" seru Siauw Hong dengan nada genit, "Asalkan
nona bisa menahan dirimu selama beberapa hari disini, aku
siauw Hong akan keluarkan seluruh kepandaian
memasakku untuk buatkan sebuah "Liang Jen Loo" untuk
kalian cicipi. tanggung loteng dua tingkat yang kubuat tidak
kalah rasanya dengan masakan yang kau cicipi barusan-"
"Apa. . . .loteng dua tingkat. ..."
Si malaikat raksasa Loo Liang Jen yang sedang makan
minum tidak terlalu memperhatikan apa yang sedang
mereka bicarakan, ia masih mengira orang2 itu sedang
membicarakan soal dirinya.
"cepatlah makan orang tolol" goda Siauw Hong sambil
tertawa cekikikan- "kalau tidak cukup didalam dapur masih
ada sebuah kepala babi yang sangat besar serta panggangan
ayam" "Enci kau sangat baik. kalau setiap hari ada masakan
seenak ini. Lam Kong Pak sauw-ya mau pergipun aku Loo
Liang Jen tidak akan mau pergi "
Mereka semua tertawa ter-bahak2, sementara waktu
sudah menunjukkan kentonan kedua tengah malam.
Mendadak lilin2 raksasa yang ada didalam ruangan
bergoyang kencang kemudian makin mengecil dan akhirnya
mati, suasana seketika gelap gulita bagaikan berada didalam
neraka. Air muka Liuw Hauw Siang kakak beradik berubah
hebat, mereka terkesiap dan siap2 bangun- namun segera
dihadang Lam Kong Pak.
"Permainan setan macam begini buat apa diurusi, biarlah
saja, mari kita lanjutkan minum arak."
Melihat sikap pemuda itu tenang2 saja se-akan2 tidak
pernah terjadi sesuatu apapun, terpaksa Liuw Hauw Siang
kakak beradik menurut dan duduk kembali, sekalipun
begitu hati mereka sangat tidak tenang.
Tiba-tiba jilatan api diatas lilin yang telah mati muncul
kembali,titik api berkedip seperti kacang kedelai besarnya,
suasana masih tetap gelap ditambah pula suasana amat
menyeramkanLam Kong Pak telah mempersiapkan hawa murninya
disepasang telapak. sambil angkat cawannya kepada Liuw
Hauw Siang berdua ujarnya: "Mari-mari. aku hormati
secawan arak buat kalian berdua, setelah kalian meneguk
habis isi cawan masing2. siauw-te akan memperlihatkan
sedikit kepandaian menangkap setan, namun kalian berdua
jangan mentertawakan. ..."
Mereka ber-sama2 meneguk habis isi cawannya,
sementara itu si Malaikat Raksasa Loo Liang Jen pun telah
kenyang. menjumpai peristiwa aneh itu la tertegun dan
memandang di kegelapan dengan mata terbelalak dan
mulut melongo. "Jikalau dia memang setan- maka ia tak akan berani
menjumpai manusia" seru Lam Kong Pak keras2.
Hawa murni yang telah dipersiapkan, segera
disalurkankan kedalam mulut dan ditiup keras2 kearah
batang lilin raksasa itu, ujarnya kembali: "coba kalian lihat,
masih ada api setan tidak disekitar sini ?".
Beberapa batang lilin yang apinya sudah mengecil itu
tiba2 pulih kembali seperti sedia kala, suasana dalam
ruangan seketika terang benderang kembali.
Walaupun ilmu silat Liuw Hauw Siang kakak beradik
masih terpaut sekali kalau dibandingkan dengan kepandain
silat yang dimiliki Lam Kong Pak. namun sewaktu melihat
lilin mereka tertiup sekecil itu se-olah2 terhembus oleh
angin taupan, mereka sadar kalau ada orang yang secara
diam2 main setan disana.
Kini melihat Lam Kong Pak memperlihatkan juga ilmu
silat yang demikian dahsyat, bahkan diri mereka berlatih
dua abad lagi pun belum tentu berhasil, mereka semakin
kagum lagi terhadap pemuda kita ini.
"Sauw-ya bukankah kau hendak menangkap setan?"
Teriak si Malaikat raksasa kegirangan karena dalam
pandangannya Lam Kong Pak adalah majikan mudanya,
Lam Kong Pak menunjukkan kepandaian silat yang
demikian dahsyatnya dengan tanpa sengaja telah
memberikan muka pula kepadanya. ,
"Tunggu sebentar, kemungkinan besar masih ada
permainan lain, lebih baik tunggu mereka tunjukkan
kepandaian dahulu baru itu turun tangan menangkap setan-
" kata Lam Kong Pak.
Sementara LiuW Hauw Siang kakak beradik masih
setengah percaya setengah tidak, mendadak segulung hawa
dingin yang sangat menusuk tulang berhembus datang api
lilin seketika bergoyang kencang, namun tidak sampai
padam. Tanpa kuasa Liuw Hauw Siang berdiri mengkirik. bulu
kuduk pada bangun berdiri dan merah dibikin terkesiap.
Lam Kong Pak tertawa dingin,jengeknya: "Dengan
andaikan permainan seperti itu sudah berani datangi
benteng Hwie Him Poo untuk unjukkan kejelekan, sungguh
tidak tahu diri."
Sebelum ia selesai bicara tangannya segera diayun
kedepan. beberapa batang lilin yang ada didalam ruangan
lambat2 melayang keatas dan berhenti diatas kepala
masing2. Lam Kong Pak segera angkat empat cawan arak
kemudian serunya: "Kalian berempat datang dari tempat
kejauhan, kalau tidak kuhormati dengan secawan arak
kalian tentu akan menganggap kami sebagai tuan rumah
tidak tahu diri. Nah. arak wangi berusia ratusan tahun.
silahkan kalian berempat mencicipi."
Begitu ucapan selesai diutarakan empat cawan arak
segera meloncat keatas udara dan berhenti diujung jilatan
api keempat batang lilin tersebut, benda2 itu tidak naik juga
tidak tidak turun. sedang arak dalam cawan sama sekali
tidak tumpah. Dengan andaikan hawa murni memaksa cawan bergerak
ditengah udara mungkin bukan satu soal sulit. namun
membuat empat cawan arak berhenti tak berkutik d iatas
jilatan api lilin, kepandaian seperti ini betul2 luar biasa.
Tidak selang beberapa saat kemudian arak didalam
cawan yang berada diatas lilin itu. sudah memanas dan
memperdengarkan suara mencicit yang keras, sepasang
tangan Lam Kong Pak bergerak keempat cawan arak tadi
laksana kilat meluncur keluar dari pintu.
Terdengar suara galak tertawa dingin yang amat
menyeramkan berkumandang dari arah luar ruangan
disusul suara hancurnya cawan arak itu.
"Siapa anda?" Seru seorang itu. "Kalau bukan anggota
benteng Hwie Him Poo harus tahu diri cepat
mengundurkan diri dari sini, aku akan membuka satu jalan
buat kau keluar."
Setelah mendengar suara pihak lawan, diam2 Lam Kong
Pak pun menggerutu karena ia sadar tenaga lweekang yang
dimiliki orang ini benar2 luar biasa dan setanding dengan
sipemilik pegadaian Bu- lim.
Iapun segera tertawa lantang. "cayhe adalah putera
tetamu angin geledek Lam Kong Liuw anak murid Siauw
Yau sianseng "Lu ih Beng"
= = ooo - ooo = =
"cittt. . .Cttttt. . . .etitt. . . Aku kira keturunan jago lihai
dari mana. Hmm kendati Hong Loei Khek atau siJagoan
Angin Geledek serta Siauw Yauw sianseng bangkit
kembalipun, aku orang takpandang sebelah matapun dihati.
Hey anjing kecil, lebih baik cepat munculkan diri untuk
menerima kematianmu."
Lam Kong Pak meloncat bangun, telapak tangan
didorong kedepan melancarkan sebuah serangan dahsyat,
beberapa batang lilin kontan terpukul padam disusul
munculnya lima sesosok bayangan manusia.
Lam Kong Pak sudah punya rencana masak dalam
hatinya. ia ingin mempamerkan kepandaiannya, Setelah
menerobos keluar dari ruangan, dengan busungkan dada ia
berjumpalitan ditengah udara, setiap langkah ia mumbul
lima tujuh tombak keangkasa. hanya lima enam langkah
belaka ia sudah mencapai tiga puluh tombak jauhnya.
kemudian berhenti dan berdiri tegak diangkasa,
Angin malam berhembus datang mengibarkan jubah
panjangnya, pemuda itu mirip sekali seperti dewata yang
baru turun dari kahyangan-
Ilmu meringankan tubuh yang maha dahsyat ini bukan
saja membuat keempat orang iblis itu tercekat. sekalipun
dua bersaudara she- Liuw beserta "Toa Lek Sin" sekalipun
dibikin melengak.
Pemimpin dari keempat orang gembong iblis itu tertawa
dingin, jelas ia tidak dibikin jeri oleh demonstrasi itu.
serunya ^ "Hmmm " Ilmu hitam dari aliran sesat tidak
berharga dipamerkan dihadapan Loo cauwmu"
Lam Kong Pak maju selangkah lebar kedepan dan
melayang turun keatas permukaan tempat berdiri
dihadapan keempat orang gembong iblis itu. setelah
diamatinya beberapa saat ia melihat pemimpin keempat
iblis tersebut mempunyai wajah yang sangat mengerikanrambutnya
hijau dengan alis warna hijau, wajahnya merah
membara bagaikan api, jubahnya mentereng dengan
sulaman naga di belakang pungguug tertancap sebuah panji
besar. orang kedua memiliki perawakan tinggi besar. tubuhnya
mencapai ketinggian delapan depa. jika dibandingkan
dengan si Malaikat raksasa Loo Liang Jen hampir
seimbang. Dipunggungnya menggembol papan besi kirakira
ratusan kati beratnya.
orang ketiga menggembel senjata sapu terbuat dari baja,
sedangkan orang keempat menggembel golok besar.
Tak usah ditanya lagi keempat orang ini luar biasa dan
memiliki tenaga dahsyat, bahkan kelihatan sekali bukan
sipemilik Pegadaian Bu-lim.
"Malam2 kalian berempat mendatangi benteng Hwie
Him Poo kami, entah apa maksud kalian ?" Tegur Lam
Kong Pak dengan suara berat.
"Loo cauw mendapat perintah dari pang cu kami untuk
menawarkan menyerah buat Liuw bersaudara." jawab
pemimpin empat manusia iblis yang menyebut diri sebagai
Loo- cauw, "Perkumpulan kami menawarkan kedudukan Tong-cu
buat kalian berdua, Tapi jikalau kalian tak mau menyerah.
maka benteng ini akan kami sapu rata dengan tanah"
"Tolong tanya kalian berasal dari perkumpulan mana. . .
." "Liok Mao Pang"
(Liok Mao Pang artinya Perkumpulan Bulu Hijau).
"Aaaaah Liuk Mao pang" belum pernah cayhe dengar
akan nama perkumpulan tersebut"
"Bukankah sekarang kau sudah mendengarnya" bukan
saja perkumpulan kami akan menguasai seluruh dunia
persilata. Pegadaian bu-lim yang tersohorpun akan kami
basmi habis kecuali mereka rela menyerah kepada kami "
"Dimanakah alamat perkumpulan kalian?"
"Keparat cilik. terlalu banyak yang kau tanyakan hanya
saja memandang diatas kepandaianmu yang dahsyat
seumpama kau ada maksud menyerah kepada perkumpulan
kami, Loocauw bisa jadi perantaramu untuk mintakan
kedudukan Tong- cu untukmu."
"Dapatkah cayhe mengetahui nama besar anda ?"
"Tong-cu sebelah Utara dari Perkumpulan Bulu Hijau,
Shia Bian Loo cauw atau sikakek moyang berwajah
kepiting Pi Hoo "
"Ehmmmm bagus sekali nama ini hanya saja kendati
kulitnya tebal ( Pi Hoo) sayang tak kuat menahan sebuah
jotosanku "
Dalam pada itu Liuw bersaudara tercekat hatinya,
mereka tahu pada tiga puluh tahun berselang si Kakek
Moyang berwajah kepiting Pi Hoo ini sudah tersohor akan
kekejiannya, waktu itu Tiga manusia Miskin empat
Manusia kaya belum terjun kedalam dunia Kangouw.
Payung Sengkala Karya S D Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Kau berani menghina Loohu?" Hardik Kakek Moyang
berwajah Kepiting gusar.
Lam Kong Pak tidak menggubris dirinya. ketiga orang
lainnya ia berseru: "Harap kalian bertiga suka
memperkenalkan diri, jadi kalau kugebah pergi nanti
namamu sudah tercatat lebih dahulu"
"Tong-cu ruang sebelah barat Thiat Pan atau si Bangku
Besi Auw Put Kay "
"Siang- cu ruang Timur Thiat Sauw co si Sapu Besi Kiem
Kioe " "Siang- cu ruang Barat Boe Siang To" atau Tanpa
Tandingan Hong Guan "
"Heee. . .heeeee. . .heee. . . kiranya prajurit2 tak bernama
semua." Jengek Lam Kong Pak sambil tertawa dingin.
Buru-buru Liuw Hwie Sen menowel ujung baju pemuda
tersebut dan melirik sekejap kearahnya, Lam Kong Pak
mengerti maksudnya. jelas gadis itu sedang memberi
kisikan kepadanya kalau orang itu bukan manusia tak
bernama, mereka mempunyai asal usul yang besar
Lam Kong Pak sudah menjajal kekuatan mereka sewaktu
masih berada dalam tadi, dapat mengetahui apabila
kepandaian silat dari Kakek moyang berwajah kepiting ini
kendati lumayan, tetapi masih terpaut sangat jauh darinya.
Kemudian ia meninjau pula situasi yang tertera didepan
mata, ia merasa tidak seharusnya mengulur waktu terlalu
banyak. Sebab mereka belum tahu sudah kedatangan
beberapa musuh pada saat itu, seandainya cuma empat
manusia yang ada didepan mata saja, kepadaian Liuw
bersaudara ditambah Siauw Ang serta Si Malaikat raksasa
sudah cukup untuk merobohkan keempat orang ini, lain hal
jikalau ditempat kegelapan masih banyak orang.
oleh sebab itu pemuda kita segera ambil keputusan untuk
menyelesaikan pertarungan ini secepat mngkin- ujarnya:
"Aku Lam Kong Pak sekarang berada disini, kalian berani
datang cari gara2 ini sama artinya sedang memusuhi diriku.
Hmmm Jikalau kalian berempat bisa mengundurkan diri
dari Benteng ini dalam keadaan selamat chayhe. . . ."
"Haaaaa. . . .haaa^. . . .haaaa. ..." si Kakek Moyang
Berwajah kepiting mendongak tertawa tergelak. "Keparat
cilik lebih baik kurangi impianmu disiang hari bolong, kalau
aku Loo- cauw tidak datang sih tidak mengapa sekarang
sudah tiba disini, , sebelum benteng Hwie Him Poo
menyerah tak akan mengundurkan diri. Aku lihat baik kau
ikuti saja Loo-cauw"
Sembari berkata orang itu melepaskan panji besar yang
tersoreng dipunggungnya.
Tiang bendera itu panjangnya lima depa dengan besar
selengan bocah. cahaya keemas memancar keluar
menyilaukan mata, jelas terbuat dari baja yang susah dicari
dikolong langit,
cukup ditinjau dari senjata aneh yang digunakan,
membuktikan kalau si Kakek Moyang berwajah kepiting ini
bukan manusia sembarangan-
Ketika itu, tiga orang gembong iblis lainnya telah
meloloskan senjata tajamnya.
Dua bersaudara she- Liuw serta Siauw Ang
menggunakan pedang, Loo Liang Jen tangan kosong,
sedangkan Lam Kong Pak mengeluarkan tanduk tunggal
naga saktinya. Begitu ia mengeluarkan tanduk naga tersebut si kakek
Moyang berwajah kepiting berdiri tertegun, ia tahu benda
tersebut btukan Suatu senjata yang biasa2 saja.
Dalam pada itu dari sekeliling ruangan mulai
bermunculan bayangan musuh yang segera mengurung
seluruh kalangan-
Melihat musuh mulai bermunculan, Liuw Hauw Siang
mengeluarkan sumpritan istimewanya memperdengarkan
suitan tiga kali panjang dua kali pendek. dari benteng Hwie
Him Poo segera muncul cahaya lampu yang menerangi
seluruh kalangan, dari tempat luar merekapun mengurung
datang. Menjumpai anak buah orang lain telah dipersiapkan
dengan begitu rapi, sikakek moyang berwajah kepiting sadar
serangannya malam ini ada kemungkinan menjumpai
kegagalan- ia sepera membentak keras: "Hong siang-cu.
Kiem siang-cu ringkus Liuw Hauw Siang dua bersaudara "
Si Sapu Besi Kien Kioe serta Golok tanpa tandingan
mengiakan dan berbareng maju kedepan, si Sapu Besi
menerjang Liuw Hiuw Siagg sedangkan golok tanpa
tandingan menubruk Liuw Hwie Yen.
Senjata yang digunakan Liuw bersaudara adalah pedang,
dalam soal senjata tajam mereka sudah menderita rugi,
Sapu besi serta golok besar berkepala setan merupakan
senjata berat. dengan pedang yang ringan mereka tak berani
menyambut serangan lawan dengan keras lawan keras.
Sekalipun begitu, dalam soal jurus serangan Liuw
bersaudara tidak kalah dari musuh, maka dari itu begitu
menyerang mereka bisa berbagi dalam posisi bertahan dan
menyerang. suatu pertarungan sengitpun segera berlangsung
. Sementara itu be-ratus2 tokoh lihay pelindung benteng
Hwie Him Poo telah mengurung seluruh kalangan rapat2,
golok dicabut keluar dari sarungnya, anak panah dipasang
gendewa. hawa pembunuhan meliputi seluruh angkasa,
setiap saat banjir darah bisa terjadi.
Si Sapu Besi Klem Kioe sudah melakukan kejahatan bersama2
sikakek Moyang Berwajah Kepiting Pi Hoopada tiga
puluh tahun berselang, sebuah senjata sapunya dimainkan
begitu dahsyat. sehingga daerah sekitar satu tombak lima
enam depa terkurung dalam bayangan senjatanya.
Terdengar angin serangan men-deru2, atap rumah
beterbangan memenuhi angkasa. Walaupun Liuw Hauw
Seng telah mengeluarkan kepandaian Hwie Him Pat Sih
untuk mempertahankan diri. ia gagal merebut diatas angin,
sebab diatas senjata ia sudah menderita rugi terlebih dahulu.
Liuw Hwie Yen yang harus menghadapi Golok Tanpa
tandingan Hong Goan keadaannya makin payah,
bagaimanapun anak perempuan tak bisa menangkan tenaga
lelaki, setelah ratusan jurus lewat keringat sebesar kedelai
mulai mengucur keluar membasahi seluruh tubuhnya.
SiBangku Besi Auw Pat Kay yang melihat rekan2nya
sudah turun tangan- ia jadi gatal. kepada si Malaekat
Raksasa Loo Liang Jen segera tantangnya: "Hey kerbau
dungu kita jangan menganggur terus2an, coba terima dulu
bagaimana rasanya digebuk oleh bangku besi dari Loayamu
ini." Begitu berkata hendak bertarung serangan tiba, orang ini
sama sekali tidak membicarakan soal peraturan Bu- lim,
Papan bangku besi yang beratnya ada tiga ratus kati diirirgi
desiran angin yang memekikan telinga menghantam batok
kepala Loo Liang Jen.
Malaikat raksasa she- Loo bukan manusia sembarangania
tidak berkelit maupun menghindar. lengannya dengan
cepat disodokkan keatas papan besi itu.
"Loo-tua, kau jangan- . . ." sebelum peringatan dari Lam
Kong Pak selesai diutarakan, lengan Loo Liang Jen sudah
saling beradu dengan papan besi tersebut.
"Traaaang. ..." diiringi bentrokan keras yang
menggetarkan seluruh ruangan, masing2 pihak mundur tiga
langkah kebelakang.
Melihat kedahsyatan Loo Liang Jen dalam menghadapi
musuhnya dengan tangan kosong, tokoh lihay dari benteng
Hwie Him Poo mengurung disekeliling tempat itu ber-sorak
memuji. Diam2 sibangku besi Auw Put Kay terkejut. sejak ia
terjunkan diri kedalam dunia persilatan belum pernah
menjumpai manusia yang memiliki tenaga dalam lebih
dahsyat dirinya, tak disangka pada malam ini muncul
seorang manusia luar biasa yang menggunakan
kempalangan papan besinya dengan lengan kanan bahkan
sama sekali tidak berada dibawah angin, bahkan yang lebih
hebat lengan sendiri terasa linu dan sakit.
Ia sedikit tidak percaya atas apa yang dirasanya barusan,
sembari tertawa dingin segera, serunya:
"Keparat cilik, aku lihat sejak dilahirkan kau sudah
makan nasi, mari. . . mari. . .mari.. terima kembali sebuah
kemplangan papan bangkuku. . . ."
"Bluuum. . . ." kali ini dengan disertai tenaga lebih beban
ia menghantam kembali batok kepala simalaekat raksasa.
Sejak dilahirkan Loo Liang Jen sudah memiliki tenaga
dalam yang luar biasa, dibandingkan dengan kepandaian
Kiem Tong Kang Thiat Puh San serta kepandaian ilmu
kebal yang dipelajari cap San Thay Poo jauh lebih hebat
lagi, dalam pertarungan yang dihaiapinya se-hari2, jarang
sekali ia menjumpai musuh yang seimbang, sekarang
menjumpai orang yang memiliki tenaga hampir seimbang
dengan tenaganya, timbul keinginan untuk saling beradu
tenaga. Dengan mulut membungkam, kembali ia ayunkan
lengan kanannya untuk menyambut kedatangan papan
bangku tersebut.
"Traaaang. . . ." sekali lagi terjadi bentrokan keras yang
menimbulkan suara tajam. masing2 pihak mundur tiga
langkah kebelakang, beberapa buah ubin kena diinjak retak,
Menjumpai papan besinya sedikit gumpil dalam
bentrokan barusan sipapan besi sangat kaget dan hatinya
tercekat. pikirnya: "Mungkinkah keparat cilik ini ditempa
dari baja murni yang tahan pukulan ?"
Tanpa berpikir panjang lagi ia kumpulkan sepuluh
bagian tenaga murninya dan sekali lagi menghajar kemuka.
"Keparat cilik, lihat serangan "
Loo Liang Jen adalah seorang tolol. kembali ia
menggunakan tangan yang sama untuk menyambut
datangnya serangan itu. Siapa sangka sipapan besi tahu
lihay. ia tidak berani menyambut lagi serangan itu dengan
keras lawan keras.
Menanti papan besinya mencapai satu depa diatas batok
kepala Loo Liang Jen, mendadak senjata itu membentuk
gerakan setengah busur menyapu pinggang si malaikat
raksasa. Liang Jen tidak menyangka pihak lawan
menggunakan siasat.
"Bluuuum. . .,"
Dengan telak serangan tadi bersarang dipinggangnya
membuat lelaki raksasa ini mundur lima langkah
kebelakang, sekalipun begitu si Papan besi pun ikut mundur
dua langkah kebelakang.
Dengan adanya kejadian ini bukan saja gusarkan Loo
Liang Jen, bahkan sipapan bangku besi serta Kakek
Moyang berwajah kepiting punjadi amat terperanjat. sebab
mereka sadar kemplangannya barusan sedikit berkekuatan
ratusan kati, Seandainya serangan tadi bersarang diatas kepala jagoan
biasa, niscaya badan orang itu akan hancur berantakan-
Sebaliknya Loo Liang Jen sama sekali tidak menderita
luka. Sementara itu Lam Kong Pak mendengus, ia membenci
sipapan bangku besi menggunakan siasat licik bentaknya
gusar: "Loo situa, tangkap bangsat itu "
"Baik, sauw-ya "
Bagaikan tubrukan harimau Loo Liang Jen menubruk
kearah sipapan kursi besi merasakan datangnya serangan
amat dahsyat si bangku besi Auw Pat Kay terkesiap. ia tahu asaikan
badannya kena ditangkap niscaya akan hancur berantakan.
Sibangku besi membentak keras, ia menyapu tubuh
bagian bawah Loo Liang Jen, lalu mengambil kesempatan
itu menyingkir tiga langkah kesamping.
Siapa sangka Loo Liang Jen bisa menduga akan maksud
tujuannya bukan saja ia tidak menghindar dari kemplangan
papan bangku itu tubah nyamalah menubruk kedepan-
Badannya sembilan depa, lengannya panjang melebihi
empat lima depa, dimana ia menubruk kedepan mendadak
terdengar suara bentrokan keras bergema memenuhi
angkasa "Bluuuuuu.mm..." Sebuah serangan dengan telak
bersarang ditubuh manusia raksasa ini membuat ia
membentak keras. dengan gerakan yang tidak berubah ia
mencengkeram bahu si bangku besi.
Bangku besi kontan merasakan bahunva sakit bagaikan
hancur berantakan dihantam martil besi. namun iapun
terhitung seorang jagoan lihay, sekalipun sakit dia tidak
berteriak. Melihat rekannya terluka. Si Kakek Moyang berwajah
kepiting kaget. ia segera meloncat kedepan menghampiri
punggung Loo Liang JenLam
Kong Pak yang ada disisi kalangan sama sekali
tidak menyangka orang itu bisa melancarkan serangan
bokongan, untuk menolong tidak sempat lagi.
Begitu tiba dibelakang panggung Loo Liang Jen si kakek
moyang berwajah kepiting ini mengayunkan tangannya
menghajar bahu si Malaikat raksasa tersebut, namun tidak
gemilang, rasa terkejutnya bukan alang kepalang, mengerti
dirinya sudah terlalu memandang rendah pihak lawan-
Tenaga pukulannya segera ditambahi dengan tiga bagian
kemudian sekali lagi dihantam keatas tubuh raksasa
tersebut. badan Loo Liang Jen yang tinggi besar tergetar
mundur sampai satu tombak jauhnya dan jatuh terduduk
keatas tanah. "Bangsat tua berwajah merah beraninya membokong
dari belakang, terhitung jagoan mana kau" mari mari mari
kita coba sekali lagi"
Loo Liang Jen tidak tahu lihay, ia siap untuk kembali
kedepan. Padahal dalam kenyataan seandainya sikakek
moyang berwajah kepiting ingin melukai dirinya gampang
bagaikan membaliki tangan sendiri.
"Loo tua ayoh cepat mundur kebelakang" bentak Lam
Kong Pak keras2.
"Siauw-ya mungkin kau tak sanggup menghadapi
dirinya, kekuatan dari bangsat tua berwajah merah ini
sangat luar biasa"
Payung Sengkala Karya S D Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Aku suruh kau mengundurkan diri ayo cepat
mengundurkan diri. tak usah banyak bicara lagi "
Air muka Lam Kong Pak membesi kemudian lambat2 ia
mendekati sikakek moyang berwajah kepiting.
Ketika itu pertarungan antara dua bersaudara she Liuw
melawan si Sapu besi serta goloK tanpa tandingan sudah
mencapai puncak ketegangan, walaupun dalam hal jurus
serangan dua bersaudara she-Liuw duduk di-atas angin,
namun dalam tenaga serta senjata mereka menderita rugi,
sampai saat ini keadaan masih seimbang.
Lam Kong Pak berjalan terus kedepan dan berhenti lima
langkah dihadapan si Kakek moyang berwajah kepiting itu.
tegurnya dengan suara berat: "Aku Lam Kong Pak bukan
sengaja menggertak atau menakut2i dirimu, terus terang
saja kuberitahukan kepadamu, kepandaianmu masih
terpaut sangatjauh, pulang dan laporkan kepada pangcumu,
suruh ia datang sendiri mencari aku "
"Heeeee. . .heeee. . . .hereee. . .keparat cilik kau tidak
takut lidahmu putus disambar geledek kau anggap pangcu
kami manusia sebangsa apa, enak benar kau si anjing kecil
pentang bacot "
"Sekali lagi cayhe peringatkan dirimu, jikalau kau berani
membangkang lagi. jangan salahkan kalau cayhe tidak
sungkan2 lagi menghadapi dirimu"
"Haaaa. . .haaaa. . .haaaaa. ..." si Kakek moyang
berwajah kepiting tertawa tergelak.
"Jangan dikata kau, sekalipun ayahmu siJagoan Angin
Geledek serta gurumu Siauw Sianseng turun tangan
berbareng pun takkan sanggup menerima seratus jurus
serangan dari aku si Loo-cauw "
"Bagaimana kalau kepandaian anda dibandingkan
dengan kepandaian sipemilik Pegadaian Bu-lim?"
"Pemilik Pegadaian Bu-lim ?"
"hmmmm "
"Apa kau bisa , . ."
"Tidak percaya bukan?"
"Sekalipun harus pejamkan mata aku si Loo cauw bisa
menghitung berapa banyak usus yang kau miliki buat apa
kau mengibul?""
"Tahukah kau benda apa yang berada ditanganku saat
ini?" sembari berkata Lam Kong Pak unjukkan tanduk
naganya. "sebuah tanduk binatang apa anehnya. Hmmm anjing
kecil, kau... ."
Lam Kong Pak membentak keras, dengan kecepatan
yang sukar dibayangkan dengan kecepatan yang sukar
dibayangkan dengan kata2 ia menerjang kedepan sembari
melancarkan serangan-
Dimana angin pukulan menderu tampak bayangan
manusia berkelebat lewat laksana kilat. Dalam sekejap mata
ia sudah mengitar sikakek moyang berwajah kepiting
sebanyak empat kali.
"Plaaaaak. . .plooook " diiringi gaplokan nyaring. pipi
sikakek moyang berwajah Kepiting sudah digaplok sampai
membengkak. dengan sempoyongan ia mundur tiga
langkah kebelakang, dari ujung mulutnya masih menetes
keluar darah segar. Untuk beberapa saat lamanya ia berdiri
tertegun diatas tanah.
Serangan ini benar2 luar biasa dan mengejutkan hati
manusia, dari empat penjuru segera berkumandang suara
sorak-sorai memuji.
Pengalaman sikakek moyang berwajah kepiting amat
luas. ia tahu dengan andalkan kepandaian yang dimiliki
lawannya ia bukan tandingan, sambil tertawa seram ia
segera berteriak: "Silahkan Than-cu munculkan diri"
Belum habis ia berteriak. dari sepuluh tombak jauhnya
berkumandang ujung baju tersampok angin- segulung
bayangan darah meluncur datang dengan cepatnya.
Dalam sekejap mata dihadapan pemuda kita telah berdiri
seorang nyonya muda yang amat cantik sekali memakai
baju warna merah.
Lam Kong Pak keheranan dibuatnya. Ternyata nyonya
muda itu baru berusia dua puluh empat, lima tahunanwajah
dengan alis yang melentik bagaikan pohon liuw.
pinggangnya ramping dan wajahnya bersih. polos sama
sekali tidak membawa kegenitan ataupun kecabulan-
Dengan wajah penuh senyuman- nyonya itu menegur:
"Bukankah kau adalah sang Bengcu yang menangkan
seluruh pertarungan dalam pertemuan para jago tempo
dulu?" "Tidak berani, tidak berani. cayhe Lam Kong Pak
adanya " "Emmmm sungguh tepat sekali tamparan yang barusan
kau lepaskan terhadap anak buahku itu."
Lam Kong Pak tertegun, bahkan sikakek moyang
berwajah kepiting pun berubah hebat air mukanya.
sekalipun ia mendongkol namun berhubung peraturan
perkumpulan Liok Mao Pang amat ketat, berada dihadapan
seorang Tong-cu ia tak berani berkutik.
"Apa maksud anda dengan ucapan tersebut?" dengan
tidak mengerti Lam Kong Pak bertanya.
Nyonya cantik itu tersenyum alisnya melentik dengan
biji mata yang bening bagaikan air telaga, sekalipun
simalaikat raksasa Loo Liang Jen seorang dungu pun jadi
terpesona dibuatnya.
Diam2 Lam Kong Pak mengakui baik kecantikan
maupun potongan badan nyonya muda ini tidak berada
dibawah kecantikan Liuw Hwie Yen, Pek-li Siang, cioe clen
clen serta cu Li Yap sekalian- bahkan ia membawa
keagungan yang tidak berani dipandang enteng oleh orang
lain- "Pi Tong-cu bicara tidak genah. menuduh dan memaki
orang seenaknya. apakah kau salah menggaplok orang ?"
Suaranya merdu menawan hati, nyaring dan lembut
merangsang setiap manusia, membuat orang terpesona dan
tergiur. Mendadak Liuw Hauw Siang membentak keras. . .
."Traaaaaang. ..." diiringi bentrokan keras, percikan bunga
api memenuhi angkasa, diikuti jurus terakhir dari "Hwie
Him Pat Sih" dilepaskan mengancam jalan darah Hongwie-
hiat diatas tubuh si sapu besi Kiem Kioe.
Pada waktu itu Sis apu besi Klem Kioe sudah kehabisan
tenaga, untuk menghindar sudah tidak sempat lagi. gagang
sapu besinya disodok keatas bahu Liuw Hauw Siang.
Semua kejadian ini berlangsung dalam sekejap mata.
Lam Kong Pak ingin menolong tapi tak sempat lagi.
Terdengar dua kali dengusan berat menggema diangkasa,
bahu Liuw Hauw Siang kena disodok sehingga pakaiannya
hancur, darah segar mengucur keluar membasahi tubuhnya.
sedangkan sisapu sendiri walaupun jalan darah Hong-wie
niatnya tidak sampai tertotok, namun kulitnyapun terluka
sehingga mengluarkan darah segar. Masing2 pihak mundur
lima, enam langkah kebelakang baru berhenti, napas
mereka ter-egah2 bagaikan kerbau.
"Dua bersaudara she Liuw ini apakah sahabatmu ?" tiba2
nyonya cantik itu bertanya.
"sedikitpun tidak salah"
"Aku sangat mengagumi dua bersaudara she Liuw itu,
ternyata mereka memiliki seorang sahabat yang begitu setia
kawan dan suka membantu mereka menghadapi musuh
tangguh" "Antara sesama kawan sudah sepantasnya saling bantu
membantu."
Mendadak. . . si Golok Tanpa Tandingan serta Liuw Hwie Yen pun
membentak berbareng. jelas mereka pun hendak
menentukan kalah menang daLam jurus terakhir ini.
Sementara Lam Kong Pak siap maju kedepan memberi
bantuan, mendadak nyonya muda itu membentak nyaring:
"Hong siangcu, tahan "
Bentakan tersebut walaupun merdu dan halus namun
disertai suatu kewibawaan yang besar, buru2 sigolok tanpa
tandingan membuyarkan serangannya sambil mundur tiga
langkah kebelakang.
Siapa sangka ketika itu Liuw Hwie Yen sedang
melancarkan sebuah jurus serangan yang keji dan telengas,
tidak sempat baginya untuk menarik kembali serangan tadi.
Lagi pula ia berjulukan Tiauw San tangan beracun, tentu
saja perbuatannya telengas, pedangnya bagaikan pelangi
dengan jurus Thian Gouw Li Teh" atau Kerbau Baja
Membajak tanah menusuk paha sigolok tanpa tandingan-
Si Golok tanpa tandingan walaupun seorang gembong
iblis, namun sangat taat dengan perintah atasannya,
mendengar Than-cu mereka memerintahkan ia berhenti
menyerang. Semua kejadian segera pasrah, sambil gertak gigi ia
terima datangnya tusukan dengan terbuka.
Liuw Hwie Yen makin ganas, ia cabut pedangnya dari
atas paha kemudian menusuk pinggang Golok tanpa
tandingan itu. Suara bentakan itu tidak keras namun di sertai oleh suatu
kewibawaan yang terbantahkan oleh siapapun, dengan
cepat Liu Hwie Yen tarik kembali serangannya sambil
mundur tiga langkah kebelakang.
"Siapa anda?" ?" tegurnya kepada nyonya cantik itu.
Perempuan tersebut. sambil berpaling ke-arah Lam Kong
Pak ia berkata "Tanya saja kepadanya "
"Tanya aku?" kali ini Lam Kong Pak yang dibikin
tertegun- "cayhe hanya tahu nona adalah anggota
perkumpulan Liok Mao Pang, dan tidak tahu. . . ."
"Itu sudah cukup buat kalian, bukankah nona Liuw ingin
mengetahui soal ini?"
"Hmmm apa maksudmu menerobos benteng kami
ditengah malam buta ?" tegur gadis she Liuw itu kembali
sambil mendengus dingin.
Nyonya muda itu tersenyum manis terhadap Lam Kong
Pak. membuat pemuda itu jadi tertegun dan timbul suatu
pikiran aneh benaknya.
"Selama hidup aku Lam Kong Pak kurang senang main
perempuan" pikirnya dalam hati. "Mengapa aku bisa
mempunyai perasaan aneh malam ini berhadapan dengan
nyonya muda ini?"
"Nona Liuw betul2 lihay," terdengar nyonya muda itu
memuji sambil tertawa. "Tidak memalukan disebut Tiauw
San tangan Beracun"
"Kau tak usah bicara kemari menghindari pembicaraan
pokok. nonamu sedang bertanya kepadamu apa maksud
kalian malam2 menerobos kedalam benteng kami?"
"Pun Than-cu mendapat perintah untuk datang kemari,
sedangkan mengenai apa maksud Pangcu kami. Pun Thancu
kurang tahu"
"Lalu apa yang kau kehendaki ?"
"Menasehati kalian berdua agar mau menyerah kepada
perkumpulan kami "
"Tahukah kau apa yang dipikirkan kami dua
bersaudara?"
"Itu urusan pribadi kalian berdua, nonamu mana tahu"
Setelah nyonya muda itu mengaku dirinya sebagai nona,
Lam Kong Pak pun baru tahu kalau orang lain masih
seorang gadis. Bahkan sewaktu berbicara senyuman selalu menghiasi
wajahnya, Liuw Hwie Yen kembali tertawa dingin tiada hentinya.
"Sekalipun pangcu perkumpulan Liok mao Pang
mengundurkan diri dan menyerahkan kedudukan pangcu
itu buat kami berdua pun kami tak bakal sudi menerimanya
?" "Kau bisa mempunyai semangat seperti ini boleh dikata
patut dipuji patut diberi selamat," kembali perempuan
cantik itu tertawa,
"Inilah dinamakan setiap manusia mempunyai kemauan
yang berbeda. nonamu sangat mengagumi sikap serta
pendirian kalian-"
Kali ini Lam Kong Pak yang dibikin tertegun sehabis
mendengar ucapan itu, segera tanyanya: "Lalu apa maksud
dan tujuan nona datang kemari?"
"Menasehati liuw bersaudara antuk menyerah dan
menggabungkan diri dengan perkumpulan kami"
"Seandainva orang lain tidak sudi menyerah?"
"Kami akan pulang untuk memberi laporan"
"Than-cu" mendadak sikakek moyang berwajah kepiting
menimbrung dari samping, "Bukankah masalah ini sudah
Hu Pangcu serahkan tanggung jawabnya kepada Than-cu "
Hal ini sama artinya bila keadaan memaksa kita boleh
menggunakan kekerasan untuk menyelesaikan masalah ini.
..." "Pi Tong-cu " tukas perempuan cantik itu tiba2, "Tugas
ini atas tanggung jawabmu atau tanggung jawabku" "
"Harap Than-cu jangan gusar, aku orang mengakui telah
salah bicara "
Sejak itu si Kakek Moyang berwajah Kepiting tidak
berani bicara lagi, ia membungkam seribu bahasa.,
dalam hati kecilnya Lam Kong Pak mengerti amat jelas,
dengan apa yang diutarakan si Kakek Moyang berwajah
kepiting sewaktu munculkan diri tadi. tujuan kedatangan
mereka kali ini tentu hendak menyapu rata benteng Hwie
Him Poo. Tentu saja lain halnya kalau dua bersaudara she
Liuw tunduk dan menggabungkah diri dengan
perkumpulan Liok Mao Pang.
"Kalau begitu anda boleh pulang. maaf kami tak bisa
menghantar lebih jauh" seru Liuw Hwie Yen cepat.
Gadis ini dengan cepat mengusir temannya, sebab ia
melihat baik kecantikan maupun potongan badan
perempuan berbaju merah ini jauh melebihi dirinya, bahkan
terhadap Lam Kong Pak sangat bersababat. tentu saja
sebagai seorang wanita yang menaruh hati pula kepada
pemuda tersebut, ia merasa cemburu bercampur iri.
Perempuan cantik itu segera tersenyum, ujarnya lirih:
"Nona Liuw, kalau kau bisa bersabar dan berlaku sungkan
lagi, maka tindakanmu ini akan mendatangkan kebaikan
Payung Sengkala Karya S D Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
untukmu " Ia berpaling dan kepadalam Kong Pak tambahnya: "Dua
bersaudara she-Liuw tak dapat menghantar kepergianku,
Lam Kong sauw-hiap. kau bisa bukan mewakili sang tuan
rumah untuk menghantar kepergian tetamunya" "
Lam Kong Pak tertegun, bicara sesungguhnya ia merasa
gadis ini merupakan sekuntum bunga teratai yang tumbuh
ditempat yang kotor, namun sama sekali tak ternoda.
mendatangkan rasa hormat dihati orang. tak kuasa lagi ia
mengangguk. "Tiada halangan bagiku untuk menghantar
kepergianmu. Nah silahkan."
"Tunggu sebentar" mendadak Liuw Hwie Yen
menghardik, setelah mendengus dingin terusnya: "Kau
anggap benteng Hwie Him Poo adalah suatu daerah bebas
dalam dunia persilatan yang bisa didatangi sesuka hati dan
ditinggalkan kalau sudah bosan" terima dulu tiga buah
seranganku sebelum pergi"
"Nona Liuw aku lihat lebih baik tak usah kita bergebrak
dengan menggunakan kekerasan" kata gadis berbaju merah
itu sambil tersenyum, ia sama sekali tak dibikin gusar oleh
tantangan tadi.
"Bagaimana, kau tidak berani" "
"Berani juga boleh, tidak berani juga boleh. nonamu
tidak ingin bergebrak menggunakan kekerasan dengan
dirimu " "Hmmm sekalipun kau tidak maupun harus mau"
Dalam hati kecil Lam Kong Pak sadar bahwasanya Liuw
Hwie Yen bukan tandingan orang lain, cukup ditinjau dari
ilmu meringankan tubuh yang diperlihatkan sewaktu
munculkan diri tadi sudah dapat ditarik kesimpulan kalau
kepandaiannya jauh lebih tinggi berlipat kali dari gadis she-
Liuw itu. Namun Lam Kong Pak tidak mengerti mengapa
perempuan itu bersikap demikian sungkan terhadap
mereka. Lambat2 perempuan berbaju merah itu putar badan,
akhirnya ia mengangguk.
"Baiklah, daripada membantah lebih baik kuterima
tantangan itu"
"Tunggu sebentar" mendadak Lam Kong Pak berseru
sambil maju selangkah kedepan.
"Bagaimana kalau aku mewakili nona Liuw menerima
beberapa jurus seranganmu" "
Kembali dara berbaju merah itu tertegun. kemudian ia
mengangguk. "Sama saja, sama saja. hanya saja kau harus mengalah
kepadaku."
Padahal, pada saat ini Lam Kong Pak sudah menaruh
simpatik terhadap dara berbaju merah ini, sekalipun gadis
itu tidak berkata demikian, iapun tidak bakal turun tangan
keji terhadapnya.
"Nona. silahkan-"
Lam Kong Pak segera membuka tubuhnya dan menanti
dengan sikap tenang.
"Lihat serangan" diiringi suara bentakan keras, gadis itu
meloncat tiga tombak keangkasa bagaikan segumpal awan
merah. telapak tangan disertai desiran angin meluncur
kebawah menggulung bagian atas Lam Kong Pak.
Diam2 pemuda kita mengangguk. ia sadar ilmu silat
yang dimiliki gadis ini jauh lebih lihay berkali2 lipat
daripada kepandaian dari cioe ci Kang itu Ketua
Perkampungan Toa Loo San-cung badannya segera
meloncat berputar melampaui gadis tersebut kemudian
merandek sejenak ditengah udara.
Dua gulung desiran angin serangan diiringi suitan tajam
meluncur kebawah. "Tas. . .tars tasss. . ." Dengan telak dua
biji genteng diatas bangunan rumah dihadapan Liuw Hwie
Yen tertembus oleh serangan tadi dan seketika berlubang.
Liuw Hwie Yen terkesiap. saat ini ia baru mengakui
kalau kepandaian gadis berbaju merah itu sungguh jauh
lebih lihay berkali2 lipat dari kepandaiannya, diam2 ia
membenci pada diri sendiri.
"Ilmu silat Bu-lim Bengcu benar2 luar biasa, nonamu
mengaku kalah . ." Seru gadis berbaju merah tadi sambil
melayang permukaan tanah.
"Mana, mana. . ." Lam Kong Pak pun melayang turun
keatas tanah. "Nona, silahkan"
Dara berbaju merah itu tidak bicara apa segera
memimpin anak buahnya berlalu terlebih dulu keluar
Benteng. Para jagonya kendati dibikin kebingungan namun
tiada seorangpun yang berani bicara.
Terutama sekali sikakek moyang berwajah Kepiting
beserta si sapu besi Auw Put Kay yang merupakan tokoh
lihay dalam Bu-lim, diam2 mereka gemas setelah dilihatnya
Thancu mereka mengundurkah diri tanpa melakukan suatu
gerakanpun. LAM KONG PAK menghantar mereka sampai keluar
dari Benteng, sementara mau balik mendadak sidara
berbaju merah itu berkata kenada si Kakek Moyang
Berwajah Kepiting sekalian: "Tong-cu berdua harap
berjalan selangkah lebih dahulu dengan membawa serta
mereka. Pun Than-cu segera akan menyusul"
"Nona masih ada urusan^ apa lagi" " Pemudalam Kong
segera bertanya.
"Tak ada urusan lain aku hanya merasa Lam Kong
Sauwhiap terlalu tidak pandang sebelah matapun terhadap
diriku, bertanya namaku pun tidak"
Mengingat ucapan itu cengli juga , Lam Kong Pak
dengan wajah memerah segera bertanya: "cayhe kurang
hormat, nona jangan mentertawakan diriku. tolong tanya
siapa nama nona. ."
"Aku bernama Yu chen, dengan julukan 'si Hiat ciang
oh' berdarah "
"oooow kiranya nona Yu. Selamat tinggal"
Lam Kong Pak segera menjura dan sikap kembali
kedalam benteng.
"Tunggu sebentar " Kembali si ciang oh berdarah
berseru. "Tahukah kau bahwa tindak tandukku ini hari
sudah melanggar peraturan Perkumpulanku" "
Lam Kong Pak membungkam, karena ia tahu pihak
lawan bukan sedang berdusta, dengan kekejian serta
kekejaman orang2 perkumpulan Llok Mao Pang, tidak
mungkin mereka bisa bersikap demikian sungkan terhadap
pihak benteng Hwie Him Poo, jelas tindakan ini atas
keputusan dari ciang oh berdarah sendiri.
"Lalu apa sebabnya nona Yu sengaja melanggar
peraturan perkumpulanmu yang sudah jadi ketetapan" . . ."
"Apa kau masih tak tahu" Aku berbuat demikian karena
kau " "Karena aku" " seru Lam Kong Pak, ia tertegun.
"cayhepun baru pertama kali ini berkelana seCara resmi
dengan dua bersaudara she-Liuw dari benteng Hwie Him
Poo entah apa maksud nona Yu mengatakan bahwa
perbuatanmu ini dilakukan karena aku" " Merah padam
selembar wajah ciang oh berdarah.
"Dengan tabiat serta tingkah lakumu, tak mungkin kau
berpeluk tangan membiarkan orang lain menyapu rata
benteng Hwie Him Poo, kau pasti akan campur tangan-
Walaupun aku bukan tandinganmu namun dengan dua tiga
orang bekerja sama, belum tentu yang menderita rugi
adalah pihak kami, bukankah dengan demikian jago2
lainnya dengan gampang dan leluasa bisa membasmi
seluruh anggota benteng yang ada."
"Aku rasa urusan tak akan terjadi segampang itu " jengek
Lam Kong Pak sambil tertawa dingin-
"Jadi kau tidak percaya" Aaaaai. . ." ciang oh berdarah
menghela napas dalam2, "Dari perkumpulan kami malam
ini telah diutus tiga puluh orang tokoh lihay, sisanya sudah
berkumpul dan memasang jebakan disekitar benteng, begitu
melihat Cahaya api mereka akan segera menerjang kedalam
untuk membantu Kami. Semua persiapan telah diatur rapi
kalau tidak perCaya kau boleh pulang dan melakukan
pemeriksaan sendiri"
"Aaaaah kiranya begitu." Sekarang Lam Kong Pak baru
perCaya. "Lalu, apa sebabnya kau lalaikan tugasmu
ditengah jalan" "
"Bukankah barusan sudah kukatakan-aku berbuat
demikian karena kau "
"Aku. . .aku tidak ingin menerima budi kebaikanmu ini"
"Terus terang kuberitahu kepadaku. berhUbUng aku
tidak ingin terjadi bentrokan seCara langsUng dengan
kalian, maka dengan menempuh bahaya dihUkum oleh
Pangcu, ku perintahkan mereka untuk segera
mengundurkan diri "
"Tapi, nanti setelah kau pulang bukankah. . . ."
"Soal ini kau tak usah turut Campur. asal kan kau tabu
akan jerih payahku ini sudah lebih dari Cukup "
Walaupun dalam hati Lam Kong Pak sangat terharu,
namun ia tidak berani mengutarakan perasaan tersebut
keluar, sebab ia sudah berlaku was-was dan tidak berani
mendekat perbuatannya akan mendatangkan kerepotan
baginya. "Adik Pak. aku boleh panggil dirimu dengan
sebutan ini. bukan" " " " . ....."
"Kau tidak senang mempunyai enci seperti aku" " Aku
tahu, kau tentu menganggap aku adalah perempuan
murahan yang sudah bejad moralnya bukan" padabal
sampai detik ini encimu masih suci bersih dan tetap tak
ternoda, hingga kini aku masih. ..."
Kata selanjutnya tidak diteruskan-setelah sejenak
tambahnya: "Kau takut nona Liuw menyalahkan dirimu" "
" " "Tidak cayhe sudah berkata, kita baru berkenalan untuk
pertama kalinya, tak bisa dibicarakan adanya suatu
hubungan istimewa"
"Kalau begitu kau tentu sudah punya. . . ."
"Benar, bahkan tidak cuma seorang."
"Apa" tidak cuma seorang" " "
"Ehmmmm "
"Dapat Kau beritahukan kepada cici, berapa orang nona
yang sudah menjadi milikmu" "
"Soal ini. . . ."
"Kau takut aku mengacau dari tengah" "
"Tidak aku tidak punya ingatan yang begitu jelek atas
dirimu " "Kalau kesanmu terhadap diriku amat jelek" "
"Mungkin aku tak akan membiarkan kau mengundurkan
diri dari benteng Hwie Him Poo dalam keadaan selamat "
"Aku percaya. sebab kau benar memiliki kekuatan untuk
berbuat demikian "
Buru2 Lam Kong Pak mengalihkan pokok pembicaraan
kesoal lain, ujarnya: "Nona Yu, dapatkah kau beritahu
kepadaku dimanakah alamat markas besar perkumpulan
kalian dan siapakah pangcumu" "
"Boleh tapi kau harus mengubah sebutanmu terhadap
diriku." Kembali Lam Kong Pak membungkam, ia lebih rela
untuk sementara tak tahu akan persoalan itu daripada
mencari kerepotan buat diri sendiri.
Melihat pemuda itu tidak mau memanggil dirinya
dengan sebutan "Enci" si ciang oh berdarah menghela nafas
panjang. "Aaaaaaai. . . .dalam kenyataan aku Yu chen bukan
seorang perempuan yang tak tahu malu, sekarang aku
sudah melanggar peraturan perkumpulan demi dirimu,
dengan demikian orang lain dapat menduga betapa
rapatnya hubungan kita, aku bisa menurut dan
mendengarkan semua perkataanmu. Kau harus tau
dimanakah alamat perkumpulan kami dan siapakah pangcu
kami merupakan rahasia paling besar dari perkumpulan
Liok Mao Pang."
"Kalau begitu sudahlah Cayhe ucapkan banyak terima
kasih atas perhatian nona Yu harap kau baik berjaga diri "
Selesai bicara iapun putar badan kembali kebenteng.
Sekali lag si ciang-oh berdarah menghela napas sedih, ia
merasa pemuda maCam inilah merupakan pasangan yang
paling ideal baginya, perduli harus mengeluarkan
pengorbanan sebesar apa pun ia harus berhaSil mencapai
tujuan. Setelah termenung beberapa saat lamanya. terakhir ia
memperoleh suatu rencata yang amat bagus.
Untuk sementara waktu kita tinggalkan dulu diri Yu
Shen dalam pada itu Lam Kong Pak telah kembali keruang
tengah, dua bersaudara She-Liuw segera menyambut
kedatangan sembari berkata: "SEANDAINYA malam ini
Lam Kong Siowhiap tidak kebetulan berada disini, tak
dapat dibayangkan bagaimana dengan akhir dari benteng
Hwie Him Poo "
"Mana, mana Harap kalian berdua jangan terlalu memuji
diriku, dalam kenyataan berapa orang gembong iblis
tersebut bukannya musuh tangguh yang sulit dihadapi"
"Bagi adik Pak tentu saja gampang sekali menghadapi
mereka seperti membalikkan telapak sendiri, sebaliknya
bagi orang lain benar2 sukar untuk dilawan-" Sela Liuw
Hwie Yen dengan cepat.
"Soal ini. . . ." Lam Kong Pak sadar, rasa cemburu gadis
ini amat besar ia Tidak menanggapi lebih lanjut, mengambil
kesempatan tersebut segera katanya:
"Kali ini siauwte sudah lama mengganggu ketenangan
anda. hatiku sungguh merasa tidak tenteram, sekarang arak
dan nasi sudah mengenyangkan perutku, siauwte ada
maksud mohon diri terlebih dahulu."
"Eeeceei. . .eeeei. . .hal ini mana boleh." cegah Liuw
hauw Siang, "Apakah Lam Kong-heng merasa pelayanan
kami kurang sesuai dengan selera anda" "
"Mana, mana. Hanya saja siauwte masih punya tugas
lain yang harus diselesaikan dengan cepat, siauwte benar2
tak dapat tinggal disini terlalu lama"
"Adik Pak, bukankah kau hendak melakukan
pemeriksaan terhadap Hay Thian siang cho ditempat ini" "
Sela Liuw Hwie Yen pula.
"Tentang soal ini soal itu lagi, jikalau kau tidak merasa
Payung Sengkala Karya S D Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Cici sudah berbuat salah kepadamu. tinggalah beberapa hari
disini" "Jikalau demikian adanya, terpaksa siauwte harus
mengganggu semalaman disini, dan besok pagi baru
berargkat."
Sementara itu Liuw Hauw Siang telah membebaskan
jalan darah Sepasang manusia jelek dari Hay Thian yang
tertotok. lambat2 kedua orang iblis itu lalu segera bangun
berdiri. "Keparat Cilik " teriak mereka berdua berbareng. "Kalau
kau ingin membinasakan yayamu berdua. ayoh cepat
lakukan-kalau kau berani menghina kami. Hmmm jangan
salahkan kalau kami akan mulai memaki dirimu dengan
kata2 yang kotor"
"Kalian berdua sama2 jago kenamaan dalam dunia
persilatan." Ujar Lam Kong Pak "Asalkan aku melepaskan
diri dari ikatan dengan pemilik Pegadaian Bu-lim,
kemanapun kalian masih bisa angkat nama. cayhe nasehati
kalian berdua lebih baik cepat2 mengundurkan diri dari
komplotan mereka dan selamatkan jiwamu. Pemilik
pegadaian Bu-lim tidak akan memperoleh akhir yang baik,
sedangkan dimanakah sarang dari pemilik pegadaian Bulim,
seandainya kalian berdua sudah beritahu akan kami
terima dengan senang hati. ucapanku hanya sampai disini
saja, harap kalian berdua bisa pertimbangkan masak2
sebelum menurunkan keputusan "
"Tiap manusia mempunyai tujuan yang berbeda dan tak
bisa dipaksakan seseorang berbuat menurut kemauan orang
lain-" Sahut Wan-wee berhati hitam,
"Anda hendak menurunkan hukuman apa terhadap
yayamu" "
"Silahkan pergi dari sini " Hardik Lam Kong Pak dingin-
"Aku berharap selanjutnya kalian berdua suka melakukan
pekerjaan mulia bagi umat Bu-lim, pokoknya kalau kalian
berani berbuat jahat lagi, tahu sendiri apa akibatnya. . . ."
Si catatan mati Hidup Pak Boe melotot kearah si
Malaikat Raksasa Loo Liang Jen, kemudian serunya: "Looheng,
kau tidak maupergi nasih menunggu apa lagi?"
"Selama toayamu mengikuti kalian berdua belum pernah
makan minum dengan kenyang." jawab Loo Liang Jen
dengan suara serak-"Apa lagi dengan perbuatan kalian
berdua, pada suatu saat batok kepala kalian akan pindah
rumah." Mendengar ucapan itu, si Wan-gwee berhati hitam
segera menyela: "Loo-heng, kau harus tahu peraturan dari
Pegadaian kita, terhadap mereka2 yang berhati. . . ."
"Tutup mulut " Bentak Loo Liang Jen keras laksana
guntur membelah bumi, seluruh ruangan tergetar keras
sehingga debu dan pasir berguguran-teriaknya kembali:
"Kalian dua orang anak jadah lebih baik tutup baCotmu,
jangan sampai mengobarkan hawa amarahku. awas. nanti
kuinjak kalian berdua sampai hancur berantakan"
Melihat Loo Liang Jen naik pitam, dan merasakan
situasi tidak menguntungkan buat mereka berdua si Wangwee
berhati hitam lirik sekejap kearah si catatan mati
hidup ajaknya: "Toa-ya. mari kita pergi Bagaimana pun
juga ini bukan persoalan kita "
"Ucapan Jie-ya sedikitpun tidak salah, hanya saja. . . ."
"Bagaimana" "
"Sudah setengah harian kita tidak makan, perutku
kosong dan tidak terisi. ..."
"Eeeeei ...., padahal sisa makanan yang masih ada
dimeja. seandainya diberikan kepada kita berdua masih
belum terlalu menghina yaya berdua "
Si Wan-gwee berhati hitam melirik sekejap sisa makanan
diatas meja, kemudian diam2 menelan ludah.
Melihat kerakusan kedua orang gembong iblis itu. Lam
Kong Pak serta dua bersaudara she-Liuw tak dapat
menahan geli lagi, mereka tertawa ter-babak2
Disamping itu merekapun tidak menyangka kedua orang
gembong iblis tersebut bisa memiliki akhlak serendah itu.
"Eeeeei .... aku Loo situa memandang diatas sesama
rekan. akan mohonkan ijin kepada tuan rumah" Kata si
Malaikat raksasa Kemudian-"Mari bawa kesini uang kalian-
" pada saat ini si catatan mati hidup sudah lupa akan
kedudukannya, ia segera ambil keluar kantong uangnya
sembari berkata: "Loo situa, kau cukup bersahabat. yaya
berdua selama hidup tak akan melupakan dirimu "
Loo Liang Jen segera ambil tulang2 ayam sayap bebek,
kaki bebek serta sisa2 daging dan ikan yang ada diatas meja
lalu dimasukkan kedalam kantong uang itu semua.
"Demikian cukup bersahabat bukan" " " " serunya. Si Wangwee
berhati hitam jadi gugup dan kebelakan sendiri.
"Eeeei Loo situa, kau jangan begitu sentimen dengan
kami hubungan kita berdua kan bukan hubungan biasa
saja," Teriaknya.
"Lalu apa yang kau minta" "
"Mendengar ucapan dari nona siauw Ang, katanya
dalam dapur masih ada sebuah kepala babi serta dua buah
hati. sekarang kau Loo situa sudah jadi tulang punggung
kami harap kau suka memberi muka dan hadiahkan sebuah
hati babi buat kami berdua "
Hampir2 Lam Kong Pak tidak percaya dengan telinga
sendiri, tak disangka kedua orang ini benar2 tak tahu....
"Siauw Ang" Liuw Hauw Siang segera berteriak keras.
"Ambil keluar kepala babi serta hati babi itu dan berikan
semua kepada mereka "
siauw Ang mengiakan dan tidak selang beberapa saat
kemudian telah muncul kembali dengan membawa sebuah
kepala babi serta hati babi yang semuanya berjumlah tujuh,
delapan kati. Sepasang manusia jelek dari Hay Thian sudah terbiasa
berbuat rendah, mereka tak tahu malu.
Ketika melihat kepala babi dan hati babi wajah mereka
seketika dihiasi dengan senyuman. dengan cepat mereka
maju menerimanya.
Setelah menerima kepala babi dan hati babi itu, sepasang
manusia Jelek dari Hay Thian tertawa haha hihi. kembali
serunya: "Lam Kong sauwhiap. hamba sekalian mohon diri
terlebih dahulu "
Selesai berkata mereka menjura dan segera
Pendekar Sakti 5 Pedang Golok Yang Menggetarkan Karya Wo Lung Shen Kisah Si Bangau Putih 8
pengasingan tersebut menandakan apa bila kau
mengasingkan diri dalam jantung naga ini ?"
"Tidak salah. hitung2 kau masih cerdik juga. Loo -io
sudah puluhan tahun lamanya menantikan kehadiranmu
ini." si Pemiliki Pegadaian Bu-lim seketika terkesiap. ia
teringat akan seseorang. tanpa terasa timbul hawa bergidik
dalam hatinya. "Kalau dugaanku tidak salah, seharusnya kau adalah
'Mo San Sin Li' atau si Malaikat Payung sengkala Coe
Hong Hong yang tersohor pada sepuluh tahun berselang ?"
"Heee....heeeee....heeeeee....heeeeee...."
setelah tertawa seram. diikuti isak tangis yang amat
sedih. suaranya mirip kuntilanak ditengah malam buta
membuat orang merasakan bulu kuduknya pada bangun
berdiri, "Perempuan cabul" teriaknya kemudian, "Dugaanmu
sedikitpun tidak salah. Loo-nio memang puteri dari sian
Yen ping si Malaikat Payung sengkala Coe Hong Hong,
waktu ini dengan menggunakan tindakan keji kau merayu
sian Yen ping kemudian menipu tujuh jurus rahasia ilmu
silat Payung sangkala, kemudian melukai Loo-nio. kau
anggap loo-nio pasti menemui ajalnya. Hm, tak kau sangka
bukan aku masih sehat."
Pemilik Pegadean Bu-lim kerahkan tenaga murninya
hingga mencapai dua belas bagian, kemudian diiringi
bentakan keras mendorong telapaknya kedepan-
Serangan ini menggunakan jurus ketujuh dari ilmu Thian
Mo san, dahsyatnya luar biasa, Terdengar deruan angin
pukulan diiringi sambaran geledek meluncur kedepanDiiringi
suara tertawa seram. dari hadapannya muncul
pula segulung angin pukulan yang sangat dahsyat
menyambut kedatangan serangan lawan, dua gulung angin
pukulan berbentrokan satu sama lainnya menimbulkan
getaran keras. Pemilik Pegadean Bu-lim terpukul getar, sehingga tak
kuasa ia mundur selangkah kebelakang.
Rasa terkejutnya bukan alang- kepalang. ia sadar
kepandaian silatnya selama sepuluh tahun ini telah
memperoleh kemajuan pesat, pada mulanya ilmu silat
pemilik Pegadean Bu-lim hanya kalah setingkat. kini
walaupun ia berhasil memperoleh tujuh jurus ilmu silat
Payung sengkala, namun tetap bukan tandingan .
Ia tahu dalam serangannya tadi pihak lawan tentu
menggunakan ilmu sakti Payung sengkala jurus kedelapan
atau jurus yang kesembilan- datangnya paling tinggi hanya
tujuh, delapan bagian saja.
Ditinjau dari segi ini bisa diambil kesimpulan- kalau ini
hari ia tidak menggunakan kecerdikan untuk merebut
kemenangan, jangan harap bisa lolos dari lambung naga
dalam keadaan selamat.
Dalam pada itu si saga Pengasingan telah bertanya
dengan nada berat:
"Bagaimaaa perempuan cabul" kalau tahu keadaan
tinggalkan kitab pusaka tersebut, kemungkinan Loo-nio
masih bisa melepaskan satu jalan hidup bagimu"
"Hmmm heee....heeere... kau anggap aku takut
kepadamu?"Jengek si Pemilik Pegadaian Bu-lim sembari
tertawa dingin sesudah ia termenung dan berpikir sebentar.
"Aku pergi ke-mana2 mencari dirimu setelah ini hari saling
berjumpa, jangan dikata pergi dari sini. sebelum salah satu
diantara kita roboh binasa pertarungan ini hari tidak akan
berhenti, ayoh kalau berari keluar dari sini"
"Kau anggap setelah berada diluar, kau bisa melarikan
diri dari cengkeraman Loo-nio?""
"Hmmmj angan bicara sesumbar"
"Ayoh berangkat"
"Ayoh berangkatlah"
suaranya makin lama semakin menjauh.
sementara itu air muka Pek-li siang pucitpasi bagaikan
mayat, keringat mengucur keluar membasahi seluruh
tubuhnya. ia telah selesai menyalurkan hawa murninya
kedalam tubuh pemuda tersebut,
"Siang moay " seru Lam Kong Pak sambil meloncat
bangun- "Ehmmm "
"Hampir2 saja siauw-heng melakukan suatu kesalahan
besar, tidak disangka tanpa sengaja aku telah menolong si
Pemilik Pegadaian Bu-lim."
"siapa yang bilang tidak masih untung pada saat yang
sangat kritis muncul si Malaikat Payung sengkala
menggagalkan niat jahatnya, kalau tidak mungkin pada saat
ini kita berdua sudah mati konyol."
"siang moay. cepat duduk semedi atur pernapasan, aku
akan lindungi keselamatanmu."
"Ehmmmm"
Walaupun tadi Lam Kong Pak duduk semedi untuk
menyembuhkan lukanya, namun pendengarannya sama
sekali tidak tertutup dalam keadaan setengah sadar setengah
tidak ia dapat menangkap seluruh pembicaraan dengan
sangat jelas. Ia mendengar perempuan itu bergelar si Malaikat
Payung sengkala dan bernama Coe Hong Hong, berhubung
mendengar sebutan Payung sengkala tanpa sengaja ia tidak
menghubungkan tiga jurus ilmu silat Payung sengkala
kepadanya, lagi pula dari mulut Coe Hong Hong sendiri
mengakui kalau sian Yen ping adalah suaminya. dus berarti
perempuan ini bukan lain adalah ibu kandung coe Lie Yap.
Detik inilah Lam Kong Pak baru tahu pada sepuluh
tahun yang lalu si Malaikat Payung sengkala Coe Hong
Hong dicelakai oleh Pemilik Pegadaian Bu-lim, tetapi
secara bagaimana pula Coe Lie Yap terjatuh kedalam mulut
kawah gunung berapi" sedang oei Ci Hu jatuh kedalam selat
buntu" beberapa soal yang membingungkan hatinya ini
membuat ia jadi kebingungansetelah
kini mengerti bahwasanya Perempuan she- Coe
itu adalah bakal mertuanya, ia semakin gelisah. ia harus
memberitahu bakal mertuanya kalau si Pemilik Pegadaian
Bu-lim adalah seorang manusia keji. manusia licik. tak
boleh satu kali lagi ia kena tertipu.
Disamping itu Lam Kong Pak pun merasa menyesal
terhadap peristiwa yang menimpa oei Ci Hu, ia ingin
menggunakan kesempatan ini untuk membalas budi
tersebut. Berada pada saat yang demikian kritisnya bisa ia tidak
turun tangan dalam hati rasanya sangat tidak tenteram.
Namun Pek Li siang sedang mengatur pernapasanberada
dalam keadaan seperti ini ia tak bisa meninggalkan
dirinya begitu saja.
Kurang lebih setengah jam kemudian Pek-li siang baru
selesai bersemedi, mereka berdua segera menerobos keluar
dari mulut naga.
Ketika itu walaupun suasana dalam gua sangat gelap.
tetapi secara lapat2 masih bisa membedakan barang
disekitarnya, karena fajar telah menyingsing.
seorang nenek tua berambut putih, bermata satu, lengan
kiri putus hingga ketiak dan raut Mukanya mirip iblis
sedang melangsungkan pertarungan sengit melawan pemilik
Pegadaian Bu-lim, keadaan yang mengerikan itu mungkin
hasil perbuatan pemilik Pegadaian Bu-lim tempo dulu.
Pertempuran berjalan amat seru, angin pukulan menderu2
membuat lumpur berhamburan memenuhi angkasa.
Mendadak Pemilik Pegadaian Bu-lim membentak keras:
"Ini hari sebelum salah satu diantar kita menemui ajalnya
pertarungan tidak akan berhenti ayoh pergi, kita teruskan
pertarungan ini ditempat luaran" selesai bicara ia enjotkan
badan dan berlalu dari situ
si Naga Pengasingan tidak mau memperlihatkan
kelemahannya, iapun enjot badan membuntutinya dari
belakang. "Siang- moay mari kita ikuti mereka, bila perlu kita bantu
loocianpwee itu."
"Engkoh Pek. siapakah perempuan tua itu?"
Lam Kong Pak segera menceritakan secara garis
besarnya. sementara mereka bicara, si Naga Penasaran serta
Pemilik Pegadaian Bu-lim sudah lenyap tak berbekas.
Diantara celah2 batu hanya teringgal noda darah, mayat
bergelimpangan di-mana2, mereka kebanyakan adalah anak
buah dari Tiga miskin empat kaya serta seorang pegadaian
Bu-lim. suasana disekeliling bukit sunyi senyap tak kedengaran
sedikit suarapun, daun berguguran angin gunung bertiup
sepoi2 pemandangan semacam ini menambahkan
kepedihan dalam tubuh setiap manusia,
"Siang- moay, ayoh kita turun kebawah me-lihat2"
"Bukankah kita hendak menguntit mereka itu?"
"Mereka sudah berada puluhan li jauhnya dari sini,
dikejarpun percuma. walaupun kitab pusaka terjatuh
ketangan Pemilik Pegadaian Bu-lim, namun coe Cianpwee
masih berkemampuan untuk merebutnya kembali, mari kita
pergi memeriksa naga bertanduk itu lagi."
Mereka berdua masuk kembali melalui celah batu, saat
inilah mereka baru melihat jelas makluk itu panjangnya
empat, lima puluh tombak. kasar tubuhnya sepuluh
lingkaran dari batang pohan- mulutnya yang besar terbuka
lebar cukup dimasuki satu orang dengan badan tegak.
seluruh tubuhnya bersisik. setiap sisik besarnya
sekepalan- keras dan alot memancarkan cahaya tajam.
Lam Kong Pak meloncat naik keatas kepala naga,
menjumpai sepasang tanduk yang tajam memancarkan
cahaya ke-emas2an, segera ujarnya kepada Pek -Li siang:
"Siang moay, menurut catatan dalam kitab pengetahuan
makhluk laut serta telaga disebutkan tanduk naga bisa
digunakan sebagai senjata, kuat dan atosnya luar biasa,
sepasang tanduk ini panjangnya empat depa dan besarnya
selengan, mengapa kita tidak berusaha untuk
mengambilnya?"
"Baik agaknya kuat dan tajamnya luar biasa, hanya tidak
tahu bisa dicabut keluar tidak?"
"Biarlah kucoba "
Ia berdiri diatas kepala naga, sepasang tangannya
mencekal sebuah tanduk kencang2, dengan salurkan tenaga
sebesar delapan bagian diiringi bentakan keras dicabutnya
keatas, Tenaga betotan sebesar tujuh, delapan bagian tenaga
murni ini melebihi kekuatan seribu kati, terdengar suara
rekahan yang amat keras, sisik besar diatas kepala naga itu
retak dan muncat keempat penjuru, namun tanduk itu
masih belum berhasil dicabut keluar.
Timbul rasa ingin menang dalam hati Lam Kong Pak.
dengan tenaga murni sebesar delapan bagian sekali lagi ia
dorong telapaknya kearah tanduk naga tersebut.
"Braaak" tanduk naga masih tidak bergeming. sebaliknya
Lam Kong Pak terdesak turun dari kepala naga, lengan
kanannya jadi linu dan kaku. sakitnya luar biasa.
Tanpa sadar mereka berdua berseru kaget. sadarlah
bahwasanya tanduk naga itu betul2 kuat dan atos dan
merupakan mustika yang jarang didapatkan dalam kolong
langit, dengan kejadian ini niat untuk memperoleh tanduk
naga itu semakin besar.
"seandainya kita memiliki sebilah golok mustika maka
semuanya akan beres...." Ujar Pek-li siang.
"Kita bisa babat putus bersama akar-akarnya"
"Kalau memang mustika biasa dapat membabatnya
hingga putus, tanduk naga ini tidak terhitung barang
mustika dalam kolong langit, biarlah siauw-heng mencoba
sekali lagi "
Lam Kong Pak segera salurkan tenaga murninya hingga
mencapai dua belas bagian, kemudian sekuat tenaga
dicabutnya keatas,
"Phluuuuk...." bersama dengan dagingnya tanduk tadi
tercabut lepas, tapi dengan kejadian ini ia tak bisa menahan
keseimbangan lagi, badannya tidak ampun terjatuh kedalam
pangkuan Pek-li siang.
Ambil kesempatan itu Lam Kong Pak mengirim sebuah
ciuman keatas pipi, Pek-li siang kena dicium jantung gadis
itu berdetak semakin keras, ia memeluk pemuda itu tak
berkutik, sebaliknya malahan mendorong bibir kecilnya
kedepan- "Tjiiiittt....tjjjjtttt..." ciuman yang nyaring bergema tiada
henti hingga lama sekali Pek-li siang baru melepaskan
pelukannya sembari berkata:
"Engkoh Pak. jangan terlalu tamak minta ciuman terus,
ayoh cepat cabut sekalian tanduk yang lain"
"Kali ini cukup dengan tenaga murni delapan bagian
sudah bisa mencabut keluar tanduk tersebut Karena
beberapa kecupan tersebut sudah cukup menambah tenaga
serta semangat siaw-heng"
"Kau jahat. aku tak mau memperdulikan dirimu lagi"
Kembali Lam Long Pak meloncat naik ke atas kepala
naga dan mencabut tanduk kedua ini, sembari
membersihkan daging yang menempel ditanduk kemudian
mengobat-abitkan senjata tadi, pujinya tiada habis:
"senjata ini betul2 seimbang, bahkan tidak terlalu
panjang dan tidak terlalu pendek persis sekali dengan
senjata pedang berkait Jie Ih Kouw Kiam" hanya senjata ini
betul2 kuat dan atos. sungguh luar biasa"
Dua orang masing2 mencekal sebatang tanduk kemudian
sekuat tenaga dibentrokan satu sama lainnya
"Traaaaang...." suara amat nyaring berdentang bagaikan
pekikan naga sekalipun begitu senjatanya sendiri sama
sekali tidak rusak maupun gumpil. Mereka berdua jadi
kegirangan setengah mati. ujar Lam Kong Pak:
"Benda ini sungguh luar biasa bahkan tidak berada
dibawah keampuhan delapan belas macam senjata tajam
lainnya, sejak ini kita bisa berkelana didalam dunia
persilatan dengan membawa sebuah senjata lebih hebat"
Mendadak dari atas celah berbatu berkumandang datang
Payung Sengkala Karya S D Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
suara dengusan dingin, bahkan suara itu berasal dari suara
seorang gadis muda belia, mereka berdua tersentak kaget
dan ber-sama2 enjotkan badan melayang keatas.
Ketika sinar mata dialihkan kearah mana berasalnya
suara tadi, tampak sesosok bayangan manusia yang kecil
mungil dengar amat gesit meloncat diatas dinding tebing
kemudian lenyap tak berbekas.
serentak ingatan berkelebat dalam benak Lam Kong Pak,
ia kenali bayangan tubuh orang itu sangat mirip Coe Lie
Yap. lagi pula gadis itu pernah berkata tidak lama
kemudian akan munculkan diri dalam dunia persilatan,
mungkinkah semua pemandangan yang dilakukan tadi
dapat dilihat semua olehnya"
Timbul perasaan malu dalam hati Lam Kong Pak. ia
tahu gadis itu tentu salah paham. dia harus dan
berkewajiban memberikan penjelasan kepadanya, segera ia
membentak: " Cepat kejar"
Ilmu meringankan tubuhnya dikerahkan, laksana kilat
badannya mencelat keluar dari celah berbatu dan
melakukan pengejaran.
= = ooo OOOOO ooo = =
sejak memperoleh hawa murni 'Yen Ing cing Khie' dari
oei Ci Hu, tenaga lweekangnya memperoleh kemajuan
pesat. sekali berkelebat tubuhnya mencapai puluhan tombak.
dalam dua tiga kali loncatan saja sebuah tebing setinggi
ratusan tombak sudah dilalui, tampak sesosok bayangan
tubuh yang kecil mungil bagaikan sambaran kilat meluncur
turun dari atas tebing Beng Gwat Cang. "Adik Yap.
dengarkan dulu penjelasan siauw-heng "
sembari berteriak Lam Kong pak mengejar terus
kebawah puncak, namun bayangan tubuh yang lari
didepannya sedikitpun tidak berhenti, malahan kecepatan
gerakannya berlipat ganda.
"Adik Yap. adik Yap dengarkan dulu ucapanku...."
"Hmmmm"
Gadis didepan mendengus dingin, ia tetap tidak berhenti
berlari. tubuhnya berkelebat bagaikan anak panah terlepas
dari busur ketempat semak2.
Walaupun ilmu meringankan tubuh yang dimiliki Lam
Kong Pak sangat bagus, namun ia tak sanggup menyandak
gadis tadi,, ditambah pula gadis itu tidak mengambil jalan
besar, sebaliknya berkelit kekiri bersembunyi kekanan,
sengaja mencari tempat2 yang sulit untuk melarikan diri,
Kejar mengejar selama satu jam lebih, namun belum
berhasil juga menyandak gadis tadi.
Ketika pemuda itu berpaling kebelakang. bayangan Pekli
siang sudah lenyap tak berbekas, hatinya sangat berduka.
namun ia tahu tenaga lweekang yang dimiliki Pek-li siang
tidak lebih rendah seberapa jika dibandingkan dengan
kepandaian coe Lie Yap. jago lihay pada umumnya masih
bukan tandingan dara manis itu. oleh sebab itu ia
melanjutkan pengejarannya kedepan.
Ketika senja telah tiba mereka sudah ratusan li
meninggalkan daerah pegunungan Thay-san, dan tiba di
Kie Hu tempat kelahiran Kong Hu-cu, Teringat
bagaimanapun coe Li Yap tak berhasil kecandak. ia lantas
ambil keputusan untuk menginap dikota itu, sementara
menanti kedatangan Pek-li siang.
Karena itu ia berganti pakaian dan masuk kekota Kie
Hu, setelah mendapatkan sebuah rumah makan terbesar ia
berjalan masuk- cari tempat pesan sayur serta arak dan
mulai bersantap.
"Tok...tok...tok...."^ dari mulut tangga muncul tiga
orang, sekilas pandang Lam Kong Pak segera tertawa
dingin dan melengos kesamping.
Kiranya orang pertama adalah seorang lelaki
berperawakan kurus kering bagaikan bambu memakai baju
warna biru, membawa kantung uang dipundak, kantung
depan berisi pit serta bak dan kantong belakang berisi siepoa
besar, dia bukan lain adalah si Loo-toa sepasang
manusia jelek dari Hay Thian itu si Catatan mati hidup Pak
Bee. Manusia kedua berkepala seperti Waluh pinggangnya
besar. panca indera kecil dan. mukanya putih seperti
tembok, memakai baju kembang2 perlente. dia adalah si
Wang wee berhati hitam Coe sim.
orang ketiga berperawakan tinggi besar sembilan depa,
pinggangnya amat kekar bagaikan sampan kecil, telapak
tangannya besar bagaikan kipas. telinganya memakai dua
gelang besar yang beratnya ada setengah kati, tubuhnya
memakai kulit macan. mata sebesar lonceng.
Walaupun ia naik keatas loteng dengan langkah hati2,
namun cukup menimbulkan goncangan keras seakan loteng
tadi diserang gempa bumi. orang ini adalah 'Toa Lek sin'
atau si Malaikat Raksasa Loo Liang Jen.
sejak semula Lam Kong Pak sudah menaruh simpatik
terhadap orang ini, saat ini walaupun wajahnya menghadap
keluar jendela tetapi secara diam2 ia memperhatikan terus
tingkah laku ketiga orang itu,
setelah mereka bertiga ambil tempat duduk. sang pelayan
berjalan kedepan namun tidak berani terlalu dekat dengan
mereka bertiga, se-akan2 ia takut ambil ia digigit dan ditelan
oleh tiga manusia ganas itu.
"Tuan-tuan sekalian kami persilahkan memesan sayur"
Ujar pelayan itu sambil mengangsurkan daftar makanan
ketangan si Wang wee berhati hitam Coe sini
Karena pelayan ini pandai melihat orang ketika
dilihatnya si Wangwee berhati hitam mempunyai
perawakan gemuk dengan telinga lebar mirip seorang
hartawan kaya, ia lantas mengangsurkan kartu tanda
memesan makanan kepadanya.
" Keparat cilik" kontan saja si Wangwee berhati hitam
memaki "Kau tidak punya mata. kurang ajar coba lihat
potonganku apakah aku yang lebih patut memesan sayur?"
selama hidup si Wangwee Berhati hitam tak pernah
mendermakan uangnya dengan sia2, apalagi ia tahu si
Malaikat Raksasa Loo Liang Jen memiliki kekuatan makan
yang luar biasa.
sementara kali ini paling sedikit akan menghabiskan
uang tidak kurang dari puluhan tahil perak.
Pelayan itu tertegun. laksana patung mendengar kata2
orang itu. Kembali ia menyapu sekejap wajah ketiga orang itu.
Akhirnya ia angsurkan daftar makanan tadi ketangan Loo
Liang Jen. si Malaikat raksasa tidak mengenal tulisan, sembari
menuding kearah daftar menu tadi segera serunya kepada
sang pelayan, "Coba kau keparat cilik saja yang bacotkan untukku
dengar" "Bebek panggang, daging goreng, cah ayam, ikan kakap
masak kecap. burung dara goreng Loo Liang Jen-..."
Mendengar pesanan dari kawannya itu lalu membentak
keras- "Apa?" sepasang mata simalaikat raksasa melotot bulat2
mungkin mulut cawanpun tak akan sebesar itu.
"Loo Liang Jen" kembali pelayan itu mengulangi, namun
begitu ia mundur juga selangkah kebelakang saking
kagetnya. "Keparat kurang ajar kau keparat cilik berani memaki
aku Loo Toa-ya?"
"Hamba mana berani memaki kau orang tua, dalam
rumah makan kami memang ada nama sayur yang disebut
Liang Jen Leo bahkan merupakan masakan terkenal dari
kami " "Coba katakan sayur macam apa yang dinamakan Liang
Jen Loo?" "sayur ini dibuat oleh koki tersohor kami dalam kota luar
kota tak seorangpun yang tidak mengenalnya."
"Cepat katakan" teriak Lop Liang Jen sambil menelan
ludah, . "Untuk membuat sayur ini diperlukan daging ayam yang
gemuk dan besar, ayam itu kita cekoki dulu obat usus agar
binatang tadi buang seluruh kotoran dalam perutnya,
setelah itu tidak diberi makan maupun minum selama tiga
hari, nah pada saat itulah perut ayam itu sudah kosong dan
bersih." Pada saat ini bukan saja sepasang manusia jelek dari Hay
Thian tertegun, sekalipun Lam Kong Pak yang kebetulan
ikut mendengarpun keheranan dibuatnya. Terdengar
pelayan itu meneruskan kembali kata2nya:
"Setelah perut serta usus ayam itu dicuci bersih, maka
ayam itu kita beri minum kuah jinsom."
"Apa" kuah jinsom?" teriak si catatan mati hidup sambil
menjulurkan lidahnya.
"Benar toa-ya dalam kuah jinsom yang diberikan kepada
ayam itu dicampuri pula dengan bumbu obat rahasia kami
agar seluruh bagian tubuhnya saling berhubungan sehingga
kuah jinsom tadi terhisap seluruhnya, kemudian kita beri
lagi dengan beberapa macam obat2an terkenal."
"Apakah rumput2 obat tersohor...." si Catatan mati
hidup tidak dapat menahan sabar dan menukas.
"Toa-ya kalau dicekoki dengan rumput obat2an biasa,
sayur Liang Jen Loo tidak dapat dikatakan sebagai suatu
masakan yang mahal dan tersohor dimana2"
Air liur mulai menetes keluar dari mulut si Malaikat
Raksasa Loo Liang Jen.
sambil memperlihatkan jari tangannya, pelayan itu
meneruskan kembali keterangannya:
"Pertama kami menggunakan bunga merah dari daerah
si Kiang, kedua, jinsom seribu tahun, ketiga tulang naga,
Keempat tanduk rusa yang masih muda. kelima bubuk
mutiara. keenam 'Ci Hoo Cha', ketujuh cakar naga emas
kedelapan Hu Khie Nya kesembilan Ayam emas berdiri
disatu kaki. kesepuluh bumbu Chiet Li siang yang bersama2
kami cekok kepada ayam itu, kemudian kita bunuh,
bulu kita bersihkan dan kepala dibuang, sedang daging babi
di-potong2 sampai Hancur. Bersama sayur laut. ikan kakap.
sirip ikan dicacah dan memenuhi rongga badan ayam
tersebut, kemudian dikukus selama sehari satu malam
dengan beras ketan, akhirnya digoreng selama setengah jam
dengan minyak"
"Sudah habis?" tanya Loo Liang Jen sambil menelan air
liur, "Belum, belum setelah diangkat dari kuali, dengan
minyak pelumas masakan selama tiga hari tiga malam
lamanya," "Kali ini tentu sudah selesai bukan?" sela si Wangwee
berhati hitam itu agaknya keheranan,
"Belum selesai, belum selesai kau jangan terburu napsu.
untuk membuat resep masakan ini kurang semacam saja
seluruh masakan hancur berantakan tiada keruan rasanya,
maka rumah makan kami sudah terkenal diseluruh wilayah
kota, sudah berpengalaman lama tak mungkin bisa salah
berbuat barang sedikit pun...."
"Lalu harus diapakan lagi masakan itu?" jelas si cacatan
mati hidup mulai tidak sabarkan diri lagi.
"Ada setelah dikukus selama tiga hari tiga malam,
masakan itu diberi minyak wijen serta kecap. lalu dikukus
lagi selama tiga jam, menanti masakan itu sudah
menguning kemudian dengan-..."
"Apakah masih belum selesai?" si malaikat raksasa rada
mendongkol, sebab perutnya sudah mulai keroncongan-
"Sudah hampir....sudah hampir....Toa-ya, kau jangan
cemas dulu bagaimana pun juga kurang satu macam cara
saja masakan itu bakal gagal, rumah makan kami sudah
pengalaman lama, kepercayaan sudah terjamin, tak akan
menipu para langganannya"
= = ooo ooooo ooo = =
"KAU pingin mati" ayoh cepat katakanlah segera" si
Catatan Mati Hidup pun mulai dibikin mendongkol.
"Benar Toa-ya, setelah dikukus tiga jam didinginkan
ditempat yang banyak anginnya kurang lebih tiga lima hari
kemudian dicoreng sekali lagi dan dikukus seperminum teh
lamanya, setelah itulah dengan tangan memisahkan
masakan tadi dua tingkat, dibawah berisikan sayur laut,
ikan kakap. sirip ikan serta daging, sedang dibagian atas
berisi beketan yang telah dicampuri dengan puluhan macam
bumbu sayur kenamaan, karena itu beras ketanpun berubah
menguning. Nah pada saat itulah masakan tadi baru bisa
dimakan" "Masakan inikah yang dinamakan Liang Jen Loo atau
loteng dua Tingkat"...." tanya si wangwee berhati hitam
sambil menghela napas, "Berapa tahil harga sayur ini?"
IA MENGIRA beberapa tahil perak sudah cukup mahal
harganya, siapa sangka pelayan itu mendadak tertawa,
namun ia sadar dihadapan tamu tak boleh kehilangan rasa
hormat. segera sambil menahan gelak tertawa sahutnya serius:
"Toa-ya, untuk membeli salah satu macam bahan obat
yang mahal, uang beberapa tahil perak tidak cukup,"
"Lalu berapakah harga sayur itu?" tak kuasa si Catatan
mati hidup bertanya.
"Selamanya rumah makan kami tidak terlalu menitik
beratkan soal untung banyak asal harga itu pantas.
sebenarnya harga masakan Loteng dua tingkat itu seratus
lima puluh tahil. Namun dipotong dengan korting sekarang
sekarang harganya tinggal seratus dua puluh tahil."
"Apa"...." hampir2 saja si Wangwee berhati hitam tidak
percaya dengan telinga sendiri, sekalipun jiwanya
dicabutpun ia tak akan memesan masakan semahal itu,
"Seratus dua puluh tahil" kata pelayan itu lagi sambil
tersenyum. "Aku pesan satu" tanpa berpaling Lam Kong pak berseru
hambar, ia segera mengeluarkan enam batang perak
lantakan dan diletakkan keatas meja.
Air liur si Malaikat Raksasa Loo Liang Jen mengetes
semakin deras, sepasang manusia jelek dari Hay Thian pun
dengan pandangan kaget melirik sekejab tubuh pemuda itu.
Payung Sengkala Karya S D Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Baik siauw-ya hamba segera akan menghidangkan
masakan itu"
sesudah menghitung uang itu tepat seratus dua puluh
tahil, pelayan tadi buru2 lari turun dari atas loteng.
Tidak selang beberapa saat kemudian pelayan tadi telah
menghidangkan masakan loteng dua tingkat tersebut,
tampaklah disebuah baki besar terletak seekor ayam gemuk
yang berwarna kekuningan dan menyiarkan bau harum
semerbak yang amat menusuk hidung.
Lam Kong pak segera merobek Loo Liang Jen tadi jadi
dua bagian- seketika bau harum memenuhi seluruh
ruangan. Dengan bagitu nikmat pemuda tadi merasakan
kelezatan masakan tersebut.
setelah meneguk tiga cawan arak Kong pak memuji tiada
hentinya: "Sungguh lezat sungguh nikmat masakan ini benar2 luar
biasa....benar2 luar biasa"
sepasang manusia jelek dari Hay Thian saling bertukar
pandangan. masing2 menelan ludah, terutama sekali si
Malaikat Raksasa Loo Liang Jen- sepasang matanya
melototi masakan 'Liang Jen Loo' dihadapan Lam Kong
pak bulat2, sedang perutnya bunyi gemerutukan tiada
hentinya. Dengan ilmu menyampaikan suara Lam Kong pak
berseru kepada si Malaikat raksasa itu:
"Loo-heng, kalau kau tidak pandang dirimu sebagai
orang luar, silahkan datang kemari untuk bersantap bersama2,
siauw-te suka menjamu dirimu...."
si malaikat raksasa adalah seorang kasar yang dungu,
selama hidup ia paling mementingkan perut belaka,
mendengar ada orang mengundang ia makan tanpa pikir
panjang lagi segera berjalan menghampiri
"Loo-te, benar2 kau hendak menjamu diriku?" serunya
bersamaan dengan ucapan tadi tanpa sungkan2 tangannya
menyambar separuh bagian masakan 'Liang Jen Loo' dan
mulai dikunyah dengan lahap.
"Tentu saja Loo-heng tak usah sungkan-" Lam Kong tak
berpaling dan teriaknya kepada sang pelayan- "sediakan
lima ekor lagi. setelah selesai nanti rekening boleh ditagih
keseluruhannya "
Mendengar tamunya hendak pesan lima ekor lagi.
pelayan itu tertegun. Peristiwa ini benar2 luar biasa dan tak
pernah terjadi sepanjang hidup para hartawan kaya pada
umumhya bisa makan seekor saja sudah sangat luar biasa,
tak disangka Lam Kong Pak memesan lima ekor.
sepasang mata si Malaikat Raksasa melotot semakin
bulat lagi, sembari makan serunya:
"Loo-te. kau benar2 royal dan berlapang dada. sejak ini
aku Loo Liang Jen sudah ambil keputusan untuk mengikat
persahabatan dengan dirimu"
"Mana, mana. hanya sedikit maksud tak perlu dianggap
terlalu serius. seandainya kegemaran terhadap soal makan.
bergaul dengan siauw-te tak bakal salah lagi. sebab siauw-te
adalah seorang manusia rakus akan masakan dan semua
persoalan tak perlu kupandang serius asalkan perut selalu
kenyang dan mulut bisa mencicipi perbagai masakan "
"Baik. loo-te. aku Loo Liang Jen ambil keputusan untuk
bergaul dan mengikuti dirimu terus."
"siauw-ya bagaimana kalau kau bayar dulu harga lima
ekor Liang Jen Loo tersebut?" Bagaimana pun juga pelayan
itu rada tidak percaya Lam Kong pak dapat membayar
harga itu, Dari sakunya Lam Kon pak segera ambil keluar sebutir
mutiara dan diangsurkan ketangan pelayan itu,
"sana, tanyakan kepada Chiang-kwee kalian mutiara ini
bisa ditukar dengan berapa ekor Liang Jen Loo?"
Membawa mutiara itu pelayan tadi lari turun loteng,
tidak selang beberapa lama kemudian sudah muncul
kembali dengan wajah penuh senyuman.
"Ujar ciang-kwee kami mutiara tadi dapat ditukar
dengan lima belas ekor"
"Bagus, sekarang kuborong lima belas ekor yang sepuluh
ekor dibungkus "
Pelayan itu belum pernah menjumpai hartawan seroyal
ini, buru2 mengiakan dan menghidangkan lima ekor 'Liang
Jen Loo' keatas meja dan membungkus kesepuluh ekor
lainnya dengan kertas minyak kemudian diletakkan diatas
meja. Lam Kong pak yang menghabiskan separuh saja sudah
kenyang. Loo Liang Jen sekaligus menghabiskan lima ekor
setengah, setelah membersihkan mulut dan meneguk sepoci
arak ujarnya "Loo-te, sepanjang hidup, kurasakan baru kali ini benar2
aku merasa gembira dan makan sampai puas, mengikuti
mereka berdua selamanya tidak pernah kenyang, ayoh
berangkat sejak ini kau boleh panggjl aku sebagai Loo-loo,
bagaimanapun kau bisa memuaskan selera makanku maka
berarti kau adalah majikanku. Ayoh berangkat" Lam Kong
pak pun bangun berdiri
sementara mereka hendak turun loteng. tiba2 sepasang
manusia jelek dari Hay Thian tertawa seram dan menegur:
"Mutiara yang kau keluarkan tadi paling idak bernilai
seribu tahil perak. jelas kau bukan manusia sembarangan,
tahukah kau siapakah yayamu berdua ?"
Lam Kong pak sengaja memperlihatkan sikap terkejut,
"Selamanya siauw-seng berkelana dan tidak kenal jago2
lihay. namun ditinjau dari dandanan kalian berdua serta
wajah yang agung, telah mengingatkan siauw-seng akan
dua orang jago lihay."
"Heeee...heeeee...bisa mengenali yayamu berdua,
terhitung kau masih memiliki sedikit pengetahuan"Lam
Kong pak tersenyum.
"Bukankah kalian berdua adalah sepasang manusia
bagus dari Hay Thian yang tersohor dalam dunia
persilatan?"
seketika sepasang manusia jelek tertegun dibuatnya.
"Walaupun kami tidak bagus, namun kau keparat cilik
bisa mengubahnya ini pertanda kau masih pandang tinggi
yaya berdua. Demikian saja. asalkan kau suka mengundang
kami makan dua ekor masakan 'Liang Jen loo' maka kami
tak akan menyusahkan dirimu"
"Boleh, boleh. kalian berdua terlalu sungkan-sungkan-
Nah ambillah"
Dari bungkusan kertas minyak itu Lam Kong Pak ambil
dua ekor 'Liang Jen Loo' dan diangsurkan kedepan.
Ketika si Wangwee berhati hitam hendak menerimanya,
tiba2 Lam Kong Pak menariknya kembali sambil berseru:
"Siauw-seng ingin menyerahkan sendiri kepada Toa-ya "
si Catatan Mati Hidup jadi kegirangan setengah mati.
segera ujarnya^
"Agaknya kau keparat cilik pandai sekali membuat hati
orang jadi gembira, lain kali kalau ada kesempatan aku
ingin mengangkat dirimu menjadi putera angkatku"
sembari bicara tangannya segera diangsurkan untuk
menerima masakan tadi, siapa nyana Lam Kong pak
dengan suatu gerakan yang amat cepat laksana kilat jari
tangannya sudah berkelebat mencengkeram urat nadinya.
si Catatan Mati Hidup tentu saja menjerit kesakitan"
Kau masih ingin merasakan masakan Liang Jen Loo?"
jengek Lam Kong Pak sambil tertawa dingin.
si Wangwee berhati hitam terkesiap. tiba2 ia teringat
sesuatu segera bentaknya:
"Apakah kau adalah keparat cilik yang menyaru sebagai
majikan kecil kami sisasterawan bertangan keji suma Ing
dan menyelonong masuk kedalam istana Naga"
"Tidak salah, kalian dua orang manusia tak berguna
lebih baik kurangi permainan kasar dihadapanku. ini hari
asalkan kalian suka memberitahukan dimanakah letak
sarang sipemilik pegadaian Bu-lim, siauw-ya segera
membuka satu jalan hidup buat kalian, kalau tidak,
Hmmmm... aku segera akan mengirim kalian untuk segera
berangkat melakukan perjalanan jauh"
Kendati si Wangwee berhati hitam tahu bahwasanya
ilmu silat yang dimiliki Lam Kong Pak luar biasa hebatnya.
namun ia tidak ingin digertak orang lain dihadapan umum.
sambil tertawa seram tubuhnya yang bulat bagaikan bola
bergerak kedepan melancarkan satu serangan.
Lam Kong pak tentu saja tidak pandang sebelah
matapun terhadap dirinya, ia tetap berdiri tak berkutik,
tangan laksana kilat berkelebat kedepan mengusap wajah si
Wangwee berhati hitam keras2.
Ucapannya ini berakibat sangat luar biasa, si Wangwee
berhati Hitam menjerit kesakitan kemudian mundur tiga
langkah kebelakang dengan sempoyongan, seluruh
wajahnya penuh dengan noda, hidungnya kena terusap
datar sedang giginya ada berapa biji kena tergetar lepas,
si Catatan Mati Hidup jang melihat kejadian itu jadi
terkejut dan berdiri dengan mata terbelalak. mulut melongo,
ia tidak menyangka seorang pemuda yang baru berusia dua
puluh tahunan bisa memiliki kepandaian silat sedemikian
dahsyatnya. Lam Kong pak sangat membenci kedua orang mahkluk
aneh ini. karena merekalah yang menculik pencuri sakti
Pek-li Gong dan dibawa kedalam istana naga sehingga tidak
beruntung menemui ajalnya. peristiwa ini sepanjang hidup
membuat hatinya tidak tenteram,
"Kalian mau bicara tidak?" bentak Lam Kong pak
dengan suara berat.
"Kau keparat cilik kalau benar2 punya nyali ayoh jagal
sekalian diri kami, suruh kami bicara jujur....Hmmm sama
artinya bermimpi disiang hari bolong"
Lam Kong pak turun tangan laksana kilat menotok jalan
darah si catatan mati hidup, diikuti sang tubuh bergerak
mendesak kesisi si Wangwee berhati hitam.
si Wan-gwee berhati hitam ada maksud melakukan
perlawanan. siapa nyana tenaga lweekang yang dimiliki
Lam Kong Pakpada saat ini sudah amat luar biasa, jangan
dikata mereka sekalipun si Pemilik Pegadaian Bu-lim
sendiripun mungkin masih ketinggalan jauh.
Pandangan mata terasa jadi kabur. sebelum ia sadar apa
yang telah terjadi tahu2 dirinya sudah kena dicekal,
Melihat dalam kedainya terjadi pertempuran, pelayan itu
ketakutan sehingga seluruh tubuhnya gemetar keras.
"Kau tak usah takut" hibur Lam Kong Pak dengan suara
ringan. "siauw-yamu tak akan mendatangkan kerepotan
buat rumah makan kalian-"
Ia lantas berpaling kepada si Malaikat raksasa Loo Liang
Jen dan terusnya
"Loo- loo, gotong kedua orang manusia laknat ini dan
mari kita pergi"
Pada saat ini si Malaikat Raksasa benar2 sudah takluk
seratus persen terhadap diri Lam Kong Pak, ia mengiakan
dan bagaikan mencengkeram ayam kecil saja ia menenteng
tubuh sepasang manusia jelek dari Hay Thian dan berlalu.
sekeluarnya dari rumah makan tersebut mereka
meneruskan perjalanan kearah selatan, malam harinya
mereka sudah berada di Phu Yang perbatasan karesidenan
Li Auw, Mendadak terdengar suara derak kaki kuda
berkumandang datang. Lam Kong pak serta Loo Liang Jen
buru2 menyingkir kesamping, dua ekor kuda dengan
meninggalkan debu yang memeruhi angkasa berkelebat
lewat dari sisi mereka.
secara lapat2 Lam Kong pak dapat menangkap
penunggang kedua ekor kuda itu adalah gadis muda
berbadan langsing dan montok. namun ia tidak ambil
perhatian serius.
siapa sangka kedua ekor kuda itu belum jauh telah putar
haluan dan berlari kembali untuk kemudian berhenti tepat
dihadapan sang pemuda. Lam Kong pak tercengang,
setelah angkat kepala ia baru berseru tertahan-
Kiranya ialah satu diantara kedua orang gadis berbaju
ungu itu bukan lain adalah adik perempuan dari Liuw
Hauw siang itu Poocu dari benteng Hwie Him Poo yang
disebut Tiauw san tangan beracun Liuw Hwie Yen, gadis
kedua berdandan seorang dayang namun kepandaian
menunggang kudanya hebat juga.
Pada dasarnya wajab Liuw Hwie Yen memang cantik
molek. kini ia mengenakan pakaian ringkas berwarna ungu.
pupurpun amat tipis dengan pinggang serta potongan badan
yang langsing namun berisi padat. mendatangkan suatu
perasaan yang aneh bagi yang melihat.
Ketika ia menjumpai Lam Kong Pak ada disana, laksana
seseoreng yang menemukan sumber mata air ditengah
gurun pasir buru2 ia meloncat turun dari atas kudanya
sembari berseru:
"Kiranya Lam Kong siauw-hiap, kau berkelana kesana
kemari sebenarnya hendak pergi kemana ?"
Lia Kong Pak menghela napas panjang ia tidak ingin
menceritakan persoalan yang menyangkut tentang coe Li
Yap. karena itu buru2 katanya:
"sewaktu berada dirumah makan tadi aku berhasil
menangkap dua orang anak buah pemilik pegadaian Bulim,
menanyakan sarang mereka kedua orang keparat ini
tak mau bicara, terpaksa aku hendak mencari suatu tempat
untuk mengopas mereka...."
"Seandainya Lam Kong Pak sauw-hiap tidak menolak.
bagaimana kalau mampir dibenteng kami?" dengan cepat
Liuw Hwie Yen menawarkan jasa baiknya, sementara
sepasang biji mata mengerling indah.
"Mengganggu ketenangan benteng kalian membuat hati
kami merasa kurang enak, aku pikir lebih baik mencari
sebuah penginapan saja didepan sana,"
"Rumah kami terpaut baberapa li saja dari sini. Lam
Kong sauw-hiap kebetulan lewati sini kalau tidak hampir..."
Dayang cilik ini adalah dayang pribadi Liuw Hwie Yensejak
semula ia sudah mengerti maksud hati nonanya, pada
saat ini ia segera menimbrung dari samping:
"Nona orang lain adalah Beng-cu dari pertemuan besar
para jago dewasa ini, orang agung tak akan menginjak
Payung Sengkala Karya S D Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
tempat yang jelek buat apa kau bersikap keras?"
"Mana. mana kalau kau bicara begini cayhe tidak kuat
menerimanya "
"kalau benar tiada bermaksud demikian, nona kami
mengundang dengan tulus hati mengapa kau tidak ingin
menerimanya ?"
"Siauw Hong, jangan kurang ajar." Liuw Hwie Yen
segera menegur dayang ciliknya ini. "Lam Kong siauw-hiap
tak bakal menolak tawaran kita ini"
Mereka bicara yang lain menyambung, membuat Lam
Kong pak jadi serba salah. alasannya tidak ingin
mengganggu tentu saja bohong. yang genting ia tidak ingin
mendekati perempuan cantik lagi sebab dewasa ini beberapa
orang gadis yang dikenalnya sudah cukup membuat ia
pusing tujuh keliling dan serba susah menghadapinya.
"Ayoh berangkat kudaku ini kuberikan untukmu" kata
Liuw Hwie Yen sambil angsurkan tali les kudanya kepada
sang pemuda.. "Hal ini mana boleh jadi, kuda milik nona mana boleh
kutunggangi ?"
"ooouw sungguh tak kusangka seorang pendekar besar
yang lihay dan gagah perkasa ternyata begitu malu2 dah
bersikap seperti perempuan." goda Liuw Hwie Yen sambil
tertawa genit. "Kudaku mengapa tak boleh kau tunggangi?"
"Benar yang kau tunggangi adalah kuda milik nona dan
bukannya suruh kau menunggangi."
Saking girangnya hati dayang Siauw Hong hampir2 saja
ia salah bicara.
"Siauw Hong, kau berani bicara ngaco-belo sekali lagi
hati2 kurobek selebar bibirmu."
Beberapa patah kata dari Siauw Hong tadi seketika
membuat wajah Liuw Hwie Yen maupun Lam Kong Pak
berubah merah padam bagaikan kepiting rebus.
"Lam Kong Sauw-ya " teriak si malaikat raksasa pula
dengan suaranya yang serak berat. "Setelah mereka
memaksa kau untuk menunggang. kau tunggangilah
bagaimanapun juga sebelum kau tunggangi mereka tak
akan merasa puas"
Sebelum pipi Lam Kong Pak berubah semakin memerah
lagi. namun mereka tahu Loo Liang Jen adalah manusia
tolol, selamanya kalau bicara tak pernah dipikir dalam otak.
karena itu mereka pada membungkam
Terdengar Siauw Hong tertawa cekikikan- ia menandang
Lam Kong Pak serta Liuw Hwie Yen bergantian-
Walaupun Liuw Hwie Yen pada waktu itu
menundukkan kepalanya rendah2 namun jantungnya
berdebar keras.
Sejak semula ia sudah kenal dengan Lam Kong Pak.
hanya saja pemuda itu tidak kenal dengan dirinya.
Sewaktu Lam Kong Pak menyelundup masuk kedalam
perkampungan Toa Loo San-cung dengan jalan menyaru,
mereka kakak beradik sudah tahu.
Karena itu ketika Lam Kong Pak menjumpai cioe ci
Kang ia segera turun tangan menolong selembar jiwanya.
Dan sejak ia mendapatkan pertolongannya. Timbul
perasaan simpatik dan menghormat dalam hati Lam Kong
Pak. "Ayoh berrangkat" akhirnya Liuw Hwie Yen berseru.
"kuda ini gunakanlah, aku akan menunggang seekor kuda
bersama Siauw Hong^"
"Tidak usah, lebih bilk, aku berjalan kaki saja"
"Aaaah tidak. kau tidak mau menunggang kuda berarti
tidak mau kasih muka untukku"
"cepatlah ditunggangi Sauw-ya, kalau gadis itu tidak
ditunggangi lagi ia tentu akan marah."^ Tukas Loo Liang
Jen pula. "Lo Loo Kau jangan ngaco belo lagi kalau tidak aku tak
akan memperdulikan makan- minum lagi"
"Baik Sauw-ya, aku Lo Loo tak akan bicara lagi, asaikan
kau membiarkan aku makan aku pasti akan menuruti
perkataanmu"
= oo = = ooo ooo ooo = = oo =
LIUW HWIE YEN serta Siauw Hong sama2 tertawa,
pada saat inilah mereka baru melihat Loo Liang Jen
mengempit dua orang.
"Lam Kong Sauw-hiap. siapakah kedua orang itu ?"
tanya Liuw Hwie Yen kemudian-
"Anak buah pemilik pegadaian Bu-lim. manusia jelek
dari Hay thian "
"Aaaaaah kiranya mereka berdua, aku dengar
kepandaian silat mereka berdua luar biasa"
"Tidak seberapa lihay, padahal dalam kenyataan
sepasang pusaka hidup ini tidak lebih hanya termasuk
barang kelas dua kelas tiga diantara anak buah Pemilik
Pegadaian Bu-lim lainnya."
"Lalu siapakah si manusia raksasa ini?" tanya Siauw
Hung. "Simalaikat raksasa Loo Liang Jen " ,
"Apa" namanya Loo Liang Jen?"
"Tidak salah"
Liuw Hwie Yen serta Siauw Hong kontan tertawa
cekikikan tiada hentinya,
"Walaupun nama ini kedengaran aneh dan istimewa
namun sangat cocok sekali dengan kenyataan" kata Liuw
Hwie Yen sambil menahan rasa gelinya.
"Kalau berdiri ia memang mirip Liang Jen Loo atau
Loteng dua tingkat "
Lam Kong Pak segera meloncat naik keatas kuda itu,
sedangkan Liuw Hwie Yen serta siauw Hong naik satu
kuda dan melarikan-nya kearah benteng beruang terbang,
sementara si Malaikat Raksasa dengan langkah lebar
mengikuti dari belakang, sekali langkah sebelas dua belas
tombak telah dilalui, ia sama sekali tidak ketinggalan-
Setibanya di Benteng Hwie Him Poo, per-tama2 Siauw
Hung turun dari kuda dan masuk kebenteng lebih dahulu,
sedangkan Lam Kong Pak memperhatikan benteng tersebut
dengan perasaan kagum.
Membicarakan soal keangkerannya tidak dibawah
keangkeran perkampungan Toa Loo San cung, tembok
benteng tinggi melebihi lima tombak. diatas loteng pintu
benteng terpancang sebuah bendera besar diatas bendera
tadi bersulamkan kata2 "Hwie Him-Poo" dengan tulisan
besar. Baru saja mereka meloncat turun dari atas kuda, si Wie
Luo berwajah kumala telah muncul dari dalam dan saling
menyapa dengan penuh kehangatan, kemudian membawa
Lam Kong Pak berdua menuju keruang tengah.
"Koko. kau temani dulu Lam Kong Sauw-hiap, aku akan
pergi kebelakang sebentar" Liaw hwie Yen mengerling dan
tertawa manis kearah Lam Kong Pak kemudian
mengundurkan diri dari ruangan tersebut,
Lam Kong Pak segera memperkenaikan si Malaikat
Raksasa Loo Liang Jen kepada mereka serta beritahu
bahwa kedua orang yang berhasil ditawannya adalah
sepasang manusia jelek dari Hay Thian, anak buah
sipemilik pegadian Bu-lim.
"LiuW-heng" ujar Lam Kong Pak, "Siauw-te telah
membawa anak buah pemilik pegadaian Bu-lim kedalam
benteng anda, kemungkinan besar akan mendatangkan
bencana buat benteng kalian, hal ini membuat tidak
tenteram" "Kenapa Lam Kong-heng pandang kami seperti orang
luar?" teriak Liuw Hauw Siang keras-, "Kami semua
bersumpah tidak akan berdiri bersama dengan sipemilik
pegadaian Bu-lim, kami tidak mencari gara2 dengan
mereka, kemungkinan besar mereka tak akan melepaskan
kita, kali ini didalam pertemuan pera jago Lam Kong-heng
berhasil merebut kedudukan Bengcu, hal ini sama arti telah
membalaskan rasa mangkel kami selama ini, asalkan Lam
Kong-heng tidak menyalahkan Siauw-te suka cari urusan,
Siauw-te rela menjadi anak buah heng-thay"
"Mana-mana. . . .Liuw-heng sudah lama tersohor dalam
dunia persilatan, banyak persoalan aku masih menantikan
petunjukmu"
"Lam Kong-heng bermaksud menyeleaikan kedua ekor
makhluk aneh ini secara bagaimana?"
"Siauw-te ingin mengetahui dimanakah letak sarang
sipemilik pegadaian Bu-lim?"
"Lam Koang-heng pada beberapa waktu ini siauw-te
telah berhasil menemukan suatu organisasi rahasia yang
tingkah lakunya sangat aneh serta misterius, ilmu silat
mereka Sangat lihay, agaknya tidak berada diatas
kepandaian si pemilik pegadaian Bu-lim. Lam Kong-heng
kau harus ber-hati2 terhadap mereka "
"Tentang berita ini siauw-te sama sekali tidak tahu", seru
Lam Kong Pak dengan hati tergetar keras. "Entah
dimanakah letak organiiasi rahasia ini" dan apa namanya ?"
"Seandainya kami bisa tahu seorang dari organisasi
rahasia ini maka persoalan tak bisa dikatakan sangat
misterius, sedangkan mengenai namanya siauw-te pun
kurang tahu, namun satu hal yang menyolok yaitu setiap
anggota organisasi ini tentu mempunyai ciri khas yang
sama. setiap orang berambut warna hijau dan panjangnya
sepundak-"
"Eeeei. . . .benarkah dikolong langit ada manusia
berambut hijau ?"
"Aku pikir mereka tentu mempolesi rambut mereka
dengan sesuatu saat sehingga warnanya berubah."
Mendadak terdengar suara ting tang ting tang yang
nyaring, dari balik horden muncul seorang gadis, dia bukan
lain adalah Liuw Hwie Yen- hanya saja pada saat ini ia
sudah ganti pakaian ala keraton berwarna kuning, wajahnya
bermake-up dan kelihatan jauh lebih cantik lagi.
Bau harum ciri khas seorang gadis berhembus memenuhi
ruangan membuat orang terpesona dibuatnya.
Ia duduk disamping Lam Kong Pak. dan ujarnya: "Lam
Kong sauw-hiap. coba kau lihat bagaimana dengan pakaian
yang siauw- moay kenakan ini?"
"Terlalu bagus, hampir2 saja aku tidak mengenalnya
kembali " Senyuman manis menghiasi seluruh wajah Liuw Hwie
Yen, jantungnya berdebar keras. Suatu pujian yang
merupakan kata2 biasa daLam pandangannya melebihi
sanjungan setinggi langit.
Tidak selang beberapa lama kemudian meja perjamuan
telah dipersiapkan, bahkan dipasang pula beberapa batang
lilin besar sebagai penerangan- sehingga membuat seluruh
ruangan itu terang benderang seperti disiang hari bolong
saja. Ketika si Malaikat raksasa Loo Liang Jen melihat bakal
ada makan minum ia kegirangan, serunya: "Sauw-ya, aku
Loo-loo sudah tahu asal ikuti dirimu dimana saja pasti ada
makan dan minum. bahkan nona2 cantik semuanya suka
kepadamu. Sejak semula aku sudah ada maksud mengikuti
dirimu, hanya sayang baru sekarang kita baru berkenalan- .
." Bicara sampai disitu tanpa sungkan2 lagi ia meneguk
beberapa cawan arak dan membuka bungkusan ayamnya,
sekali gigit dalam sekejap seekor ayam telah disikat habis.
Lam Kong Pak ada maksud memberi peringatan
kepadanya agar sedikit tahu sopan santun, namun
perbuatannya ini kena dicegah oleh Liuw Siang kakak
beradik. "o, Saudara ini berlapang dada berjiwa terbuka. ia jujur
dan polos, dalam hatinya sama sekali tidak dikotori oleh
segala macam kelicikan mau makan mau minum berbuat
sesuka hati, seandainya orang2 Bu-lim seperti dia semua
jujur dan polos maka peristiwa pembunuhan tak bakal
terjadi di-mana2"
"Aku hanya takut kalian berdua mentertawakan dirinya "
"Mana mungkin- siauw-te paling suka orang dengan
memiliki watak kasar tapi jujur dan polos semacam Loo
heng " "Lam Kong sauw-hiap. aku hormati secawan arak
untukmu " ujar Liuw Hwie Yen kemudian sambil angkat
cawannya, "Nona Liuw, kau jangan memanggil aku dengan sebutan
sauw-hiap. sauw-hiap terus menerus, aku benar2 tak berani
menerimanya"
"Lalu kau sendiripun kekanan dan kiri selalu nona Liuw.
apakah aku berani menerimanya ?"
"Soal ini. . . ." Lam Kong Pakjadi gelagapan dibuatnya.
Liuw Hauw Siang yang melihat adiknya membuat
tetamu mereka jadi gelagapan segera mengedipi matanya
memberi peringatan-
"Agaknya kita diantara sesama tingkatan tak perlu terikat
oleh segala peradatan- kau panggil dia sebagai engkoh Pak
saja " "Engkoh Pak " seru Liuw Hwie Yen, namun dengan
cepat ia telah berganti nada,
"Adik Pak"
"Nona Liuw apakah kau lebih besar dariku?" bantah
Lam Kong Pak. "Tahun ini aku berusia dua puluh satu tahun- coba
katakan aku lebih tua tidak dari usiamu?"
"Eeeei. . . kalau begitu aku harus memanggil kau dengan
sebutan enci"
"Kalau begitu yang jadi adik harus menghormati encinya
dengan secawan arak."
"Enci Liuw, aku hormati secawan arak untukmu" kata
Lam Kong Pak. "Enci ya enci kenapa harus ditambahi dengan kata Liuw
lagi?" bagaimanapun juga Liuw Hwei Yen adalah seorang
jago kawakan berada dihadapan engkohnya ia sama sekali
tidak memusingkan soal peradatan, dalam kenyataan sejak
kecil mereka hidup ber-sama2 diantara mereka berdua
sudah tiada rahasia yang disembunyikan daam hati sendiri.
"cici, siauw-te menghormati secawan arak untukmu
terima kasih pula atas bantuanmu sewaktu berada didalam
perkampungan Toa Loo San cung tempo dulu."
Payung Sengkala Karya S D Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Menghormati arak yaa menghormati arak kenapa harus
mengungkap peristiwa tempo dulu lagi. kalau kau ingin
membalas budi tersebut kami dua bersaudara harus
membalas pula kepadamu budi pertolongan "
"Siauw-te mana berani menerima penghormatan sebesar
ini ?" "Kau sudah lupa akan perbuatanmu menolong kami dua
bersaudara sewaktu berada didalam pertemuan para jago
tempo dulu ?"
"Perbuatan sampingan tak perlu diingat selalu, mari, kita
habiskan secawan arak"
MEREKA bertiga meneguk secawan demi secawan,
puluhan cawan arak dihabiskan, sementara Loo Liang Jen
membungkam dalam seribu bahasa, ia ribut dengan
perutnya sendiri.
Tidak lama berselang sayur yang dihidangkan dimeja
perjamuan sudah tinggal tidak seberapa. Melihat hal itu
Liuw Hauw Siang segera berteriak untuk menambahi sayur
yang lain, tentu saja Loo Liang Jen kegirangan setengah
mati. Lam Kong Pak sendiripun tak pernah merasakan
kegirangan seperti ini hari.
"Dimana enci siauw Hong?" tiba2 Lam Kong Pak
teringat akan diri Siauw Hong karena selama setengah
harian lamanya tidak kelihatan ia munculkan diri.
"Ia berada didalam dapur membuat sayur, seluruh sayur
yang dihidangkan saat ini adalah hasil kerjanya"
"Sungguh tak kusangka enci Siauw Hong memiliki
kepandaian sedemikian hebatnya"
"Kalau adik sangat suka dengan kepandaiannya ini, kau
janganlah buru2 pergi, selama beberapa hari ini suruh dia
buatkan sayur untukmu, tanggung selamanya kau tak akan
bosan" "Nona, kau lagi sanjung2 soal apa tentang dirimu?"
Diiringi dengan ucapan tadi Siauw hong munculkan diri
dari balik horden-
"Enci Siauw Hong, kepandaianmu memasak sungguh
luar biasa, siauw-te benar2 merasa kagum dan kenyang"
"Aiaaaaai. . . .Lam Kong Sauw-ya, ini masih belum
seberapa" seru Siauw Hong dengan nada genit, "Asalkan
nona bisa menahan dirimu selama beberapa hari disini, aku
siauw Hong akan keluarkan seluruh kepandaian
memasakku untuk buatkan sebuah "Liang Jen Loo" untuk
kalian cicipi. tanggung loteng dua tingkat yang kubuat tidak
kalah rasanya dengan masakan yang kau cicipi barusan-"
"Apa. . . .loteng dua tingkat. ..."
Si malaikat raksasa Loo Liang Jen yang sedang makan
minum tidak terlalu memperhatikan apa yang sedang
mereka bicarakan, ia masih mengira orang2 itu sedang
membicarakan soal dirinya.
"cepatlah makan orang tolol" goda Siauw Hong sambil
tertawa cekikikan- "kalau tidak cukup didalam dapur masih
ada sebuah kepala babi yang sangat besar serta panggangan
ayam" "Enci kau sangat baik. kalau setiap hari ada masakan
seenak ini. Lam Kong Pak sauw-ya mau pergipun aku Loo
Liang Jen tidak akan mau pergi "
Mereka semua tertawa ter-bahak2, sementara waktu
sudah menunjukkan kentonan kedua tengah malam.
Mendadak lilin2 raksasa yang ada didalam ruangan
bergoyang kencang kemudian makin mengecil dan akhirnya
mati, suasana seketika gelap gulita bagaikan berada didalam
neraka. Air muka Liuw Hauw Siang kakak beradik berubah
hebat, mereka terkesiap dan siap2 bangun- namun segera
dihadang Lam Kong Pak.
"Permainan setan macam begini buat apa diurusi, biarlah
saja, mari kita lanjutkan minum arak."
Melihat sikap pemuda itu tenang2 saja se-akan2 tidak
pernah terjadi sesuatu apapun, terpaksa Liuw Hauw Siang
kakak beradik menurut dan duduk kembali, sekalipun
begitu hati mereka sangat tidak tenang.
Tiba-tiba jilatan api diatas lilin yang telah mati muncul
kembali,titik api berkedip seperti kacang kedelai besarnya,
suasana masih tetap gelap ditambah pula suasana amat
menyeramkanLam Kong Pak telah mempersiapkan hawa murninya
disepasang telapak. sambil angkat cawannya kepada Liuw
Hauw Siang berdua ujarnya: "Mari-mari. aku hormati
secawan arak buat kalian berdua, setelah kalian meneguk
habis isi cawan masing2. siauw-te akan memperlihatkan
sedikit kepandaian menangkap setan, namun kalian berdua
jangan mentertawakan. ..."
Mereka ber-sama2 meneguk habis isi cawannya,
sementara itu si Malaikat Raksasa Loo Liang Jen pun telah
kenyang. menjumpai peristiwa aneh itu la tertegun dan
memandang di kegelapan dengan mata terbelalak dan
mulut melongo. "Jikalau dia memang setan- maka ia tak akan berani
menjumpai manusia" seru Lam Kong Pak keras2.
Hawa murni yang telah dipersiapkan, segera
disalurkankan kedalam mulut dan ditiup keras2 kearah
batang lilin raksasa itu, ujarnya kembali: "coba kalian lihat,
masih ada api setan tidak disekitar sini ?".
Beberapa batang lilin yang apinya sudah mengecil itu
tiba2 pulih kembali seperti sedia kala, suasana dalam
ruangan seketika terang benderang kembali.
Walaupun ilmu silat Liuw Hauw Siang kakak beradik
masih terpaut sekali kalau dibandingkan dengan kepandain
silat yang dimiliki Lam Kong Pak. namun sewaktu melihat
lilin mereka tertiup sekecil itu se-olah2 terhembus oleh
angin taupan, mereka sadar kalau ada orang yang secara
diam2 main setan disana.
Kini melihat Lam Kong Pak memperlihatkan juga ilmu
silat yang demikian dahsyat, bahkan diri mereka berlatih
dua abad lagi pun belum tentu berhasil, mereka semakin
kagum lagi terhadap pemuda kita ini.
"Sauw-ya bukankah kau hendak menangkap setan?"
Teriak si Malaikat raksasa kegirangan karena dalam
pandangannya Lam Kong Pak adalah majikan mudanya,
Lam Kong Pak menunjukkan kepandaian silat yang
demikian dahsyatnya dengan tanpa sengaja telah
memberikan muka pula kepadanya. ,
"Tunggu sebentar, kemungkinan besar masih ada
permainan lain, lebih baik tunggu mereka tunjukkan
kepandaian dahulu baru itu turun tangan menangkap setan-
" kata Lam Kong Pak.
Sementara LiuW Hauw Siang kakak beradik masih
setengah percaya setengah tidak, mendadak segulung hawa
dingin yang sangat menusuk tulang berhembus datang api
lilin seketika bergoyang kencang, namun tidak sampai
padam. Tanpa kuasa Liuw Hauw Siang berdiri mengkirik. bulu
kuduk pada bangun berdiri dan merah dibikin terkesiap.
Lam Kong Pak tertawa dingin,jengeknya: "Dengan
andaikan permainan seperti itu sudah berani datangi
benteng Hwie Him Poo untuk unjukkan kejelekan, sungguh
tidak tahu diri."
Sebelum ia selesai bicara tangannya segera diayun
kedepan. beberapa batang lilin yang ada didalam ruangan
lambat2 melayang keatas dan berhenti diatas kepala
masing2. Lam Kong Pak segera angkat empat cawan arak
kemudian serunya: "Kalian berempat datang dari tempat
kejauhan, kalau tidak kuhormati dengan secawan arak
kalian tentu akan menganggap kami sebagai tuan rumah
tidak tahu diri. Nah. arak wangi berusia ratusan tahun.
silahkan kalian berempat mencicipi."
Begitu ucapan selesai diutarakan empat cawan arak
segera meloncat keatas udara dan berhenti diujung jilatan
api keempat batang lilin tersebut, benda2 itu tidak naik juga
tidak tidak turun. sedang arak dalam cawan sama sekali
tidak tumpah. Dengan andaikan hawa murni memaksa cawan bergerak
ditengah udara mungkin bukan satu soal sulit. namun
membuat empat cawan arak berhenti tak berkutik d iatas
jilatan api lilin, kepandaian seperti ini betul2 luar biasa.
Tidak selang beberapa saat kemudian arak didalam
cawan yang berada diatas lilin itu. sudah memanas dan
memperdengarkan suara mencicit yang keras, sepasang
tangan Lam Kong Pak bergerak keempat cawan arak tadi
laksana kilat meluncur keluar dari pintu.
Terdengar suara galak tertawa dingin yang amat
menyeramkan berkumandang dari arah luar ruangan
disusul suara hancurnya cawan arak itu.
"Siapa anda?" Seru seorang itu. "Kalau bukan anggota
benteng Hwie Him Poo harus tahu diri cepat
mengundurkan diri dari sini, aku akan membuka satu jalan
buat kau keluar."
Setelah mendengar suara pihak lawan, diam2 Lam Kong
Pak pun menggerutu karena ia sadar tenaga lweekang yang
dimiliki orang ini benar2 luar biasa dan setanding dengan
sipemilik pegadaian Bu- lim.
Iapun segera tertawa lantang. "cayhe adalah putera
tetamu angin geledek Lam Kong Liuw anak murid Siauw
Yau sianseng "Lu ih Beng"
= = ooo - ooo = =
"cittt. . .Cttttt. . . .etitt. . . Aku kira keturunan jago lihai
dari mana. Hmm kendati Hong Loei Khek atau siJagoan
Angin Geledek serta Siauw Yauw sianseng bangkit
kembalipun, aku orang takpandang sebelah matapun dihati.
Hey anjing kecil, lebih baik cepat munculkan diri untuk
menerima kematianmu."
Lam Kong Pak meloncat bangun, telapak tangan
didorong kedepan melancarkan sebuah serangan dahsyat,
beberapa batang lilin kontan terpukul padam disusul
munculnya lima sesosok bayangan manusia.
Lam Kong Pak sudah punya rencana masak dalam
hatinya. ia ingin mempamerkan kepandaiannya, Setelah
menerobos keluar dari ruangan, dengan busungkan dada ia
berjumpalitan ditengah udara, setiap langkah ia mumbul
lima tujuh tombak keangkasa. hanya lima enam langkah
belaka ia sudah mencapai tiga puluh tombak jauhnya.
kemudian berhenti dan berdiri tegak diangkasa,
Angin malam berhembus datang mengibarkan jubah
panjangnya, pemuda itu mirip sekali seperti dewata yang
baru turun dari kahyangan-
Ilmu meringankan tubuh yang maha dahsyat ini bukan
saja membuat keempat orang iblis itu tercekat. sekalipun
dua bersaudara she- Liuw beserta "Toa Lek Sin" sekalipun
dibikin melengak.
Pemimpin dari keempat orang gembong iblis itu tertawa
dingin, jelas ia tidak dibikin jeri oleh demonstrasi itu.
serunya ^ "Hmmm " Ilmu hitam dari aliran sesat tidak
berharga dipamerkan dihadapan Loo cauwmu"
Lam Kong Pak maju selangkah lebar kedepan dan
melayang turun keatas permukaan tempat berdiri
dihadapan keempat orang gembong iblis itu. setelah
diamatinya beberapa saat ia melihat pemimpin keempat
iblis tersebut mempunyai wajah yang sangat mengerikanrambutnya
hijau dengan alis warna hijau, wajahnya merah
membara bagaikan api, jubahnya mentereng dengan
sulaman naga di belakang pungguug tertancap sebuah panji
besar. orang kedua memiliki perawakan tinggi besar. tubuhnya
mencapai ketinggian delapan depa. jika dibandingkan
dengan si Malaikat raksasa Loo Liang Jen hampir
seimbang. Dipunggungnya menggembol papan besi kirakira
ratusan kati beratnya.
orang ketiga menggembel senjata sapu terbuat dari baja,
sedangkan orang keempat menggembel golok besar.
Tak usah ditanya lagi keempat orang ini luar biasa dan
memiliki tenaga dahsyat, bahkan kelihatan sekali bukan
sipemilik Pegadaian Bu-lim.
"Malam2 kalian berempat mendatangi benteng Hwie
Him Poo kami, entah apa maksud kalian ?" Tegur Lam
Kong Pak dengan suara berat.
"Loo cauw mendapat perintah dari pang cu kami untuk
menawarkan menyerah buat Liuw bersaudara." jawab
pemimpin empat manusia iblis yang menyebut diri sebagai
Loo- cauw, "Perkumpulan kami menawarkan kedudukan Tong-cu
buat kalian berdua, Tapi jikalau kalian tak mau menyerah.
maka benteng ini akan kami sapu rata dengan tanah"
"Tolong tanya kalian berasal dari perkumpulan mana. . .
." "Liok Mao Pang"
(Liok Mao Pang artinya Perkumpulan Bulu Hijau).
"Aaaaah Liuk Mao pang" belum pernah cayhe dengar
akan nama perkumpulan tersebut"
"Bukankah sekarang kau sudah mendengarnya" bukan
saja perkumpulan kami akan menguasai seluruh dunia
persilata. Pegadaian bu-lim yang tersohorpun akan kami
basmi habis kecuali mereka rela menyerah kepada kami "
"Dimanakah alamat perkumpulan kalian?"
"Keparat cilik. terlalu banyak yang kau tanyakan hanya
saja memandang diatas kepandaianmu yang dahsyat
seumpama kau ada maksud menyerah kepada perkumpulan
kami, Loocauw bisa jadi perantaramu untuk mintakan
kedudukan Tong- cu untukmu."
"Dapatkah cayhe mengetahui nama besar anda ?"
"Tong-cu sebelah Utara dari Perkumpulan Bulu Hijau,
Shia Bian Loo cauw atau sikakek moyang berwajah
kepiting Pi Hoo "
"Ehmmmm bagus sekali nama ini hanya saja kendati
kulitnya tebal ( Pi Hoo) sayang tak kuat menahan sebuah
jotosanku "
Dalam pada itu Liuw bersaudara tercekat hatinya,
mereka tahu pada tiga puluh tahun berselang si Kakek
Moyang berwajah kepiting Pi Hoo ini sudah tersohor akan
kekejiannya, waktu itu Tiga manusia Miskin empat
Manusia kaya belum terjun kedalam dunia Kangouw.
Payung Sengkala Karya S D Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Kau berani menghina Loohu?" Hardik Kakek Moyang
berwajah Kepiting gusar.
Lam Kong Pak tidak menggubris dirinya. ketiga orang
lainnya ia berseru: "Harap kalian bertiga suka
memperkenalkan diri, jadi kalau kugebah pergi nanti
namamu sudah tercatat lebih dahulu"
"Tong-cu ruang sebelah barat Thiat Pan atau si Bangku
Besi Auw Put Kay "
"Siang- cu ruang Timur Thiat Sauw co si Sapu Besi Kiem
Kioe " "Siang- cu ruang Barat Boe Siang To" atau Tanpa
Tandingan Hong Guan "
"Heee. . .heeeee. . .heee. . . kiranya prajurit2 tak bernama
semua." Jengek Lam Kong Pak sambil tertawa dingin.
Buru-buru Liuw Hwie Sen menowel ujung baju pemuda
tersebut dan melirik sekejap kearahnya, Lam Kong Pak
mengerti maksudnya. jelas gadis itu sedang memberi
kisikan kepadanya kalau orang itu bukan manusia tak
bernama, mereka mempunyai asal usul yang besar
Lam Kong Pak sudah menjajal kekuatan mereka sewaktu
masih berada dalam tadi, dapat mengetahui apabila
kepandaian silat dari Kakek moyang berwajah kepiting ini
kendati lumayan, tetapi masih terpaut sangat jauh darinya.
Kemudian ia meninjau pula situasi yang tertera didepan
mata, ia merasa tidak seharusnya mengulur waktu terlalu
banyak. Sebab mereka belum tahu sudah kedatangan
beberapa musuh pada saat itu, seandainya cuma empat
manusia yang ada didepan mata saja, kepadaian Liuw
bersaudara ditambah Siauw Ang serta Si Malaikat raksasa
sudah cukup untuk merobohkan keempat orang ini, lain hal
jikalau ditempat kegelapan masih banyak orang.
oleh sebab itu pemuda kita segera ambil keputusan untuk
menyelesaikan pertarungan ini secepat mngkin- ujarnya:
"Aku Lam Kong Pak sekarang berada disini, kalian berani
datang cari gara2 ini sama artinya sedang memusuhi diriku.
Hmmm Jikalau kalian berempat bisa mengundurkan diri
dari Benteng ini dalam keadaan selamat chayhe. . . ."
"Haaaaa. . . .haaa^. . . .haaaa. ..." si Kakek Moyang
Berwajah kepiting mendongak tertawa tergelak. "Keparat
cilik lebih baik kurangi impianmu disiang hari bolong, kalau
aku Loo- cauw tidak datang sih tidak mengapa sekarang
sudah tiba disini, , sebelum benteng Hwie Him Poo
menyerah tak akan mengundurkan diri. Aku lihat baik kau
ikuti saja Loo-cauw"
Sembari berkata orang itu melepaskan panji besar yang
tersoreng dipunggungnya.
Tiang bendera itu panjangnya lima depa dengan besar
selengan bocah. cahaya keemas memancar keluar
menyilaukan mata, jelas terbuat dari baja yang susah dicari
dikolong langit,
cukup ditinjau dari senjata aneh yang digunakan,
membuktikan kalau si Kakek Moyang berwajah kepiting ini
bukan manusia sembarangan-
Ketika itu, tiga orang gembong iblis lainnya telah
meloloskan senjata tajamnya.
Dua bersaudara she- Liuw serta Siauw Ang
menggunakan pedang, Loo Liang Jen tangan kosong,
sedangkan Lam Kong Pak mengeluarkan tanduk tunggal
naga saktinya. Begitu ia mengeluarkan tanduk naga tersebut si kakek
Moyang berwajah kepiting berdiri tertegun, ia tahu benda
tersebut btukan Suatu senjata yang biasa2 saja.
Dalam pada itu dari sekeliling ruangan mulai
bermunculan bayangan musuh yang segera mengurung
seluruh kalangan-
Melihat musuh mulai bermunculan, Liuw Hauw Siang
mengeluarkan sumpritan istimewanya memperdengarkan
suitan tiga kali panjang dua kali pendek. dari benteng Hwie
Him Poo segera muncul cahaya lampu yang menerangi
seluruh kalangan, dari tempat luar merekapun mengurung
datang. Menjumpai anak buah orang lain telah dipersiapkan
dengan begitu rapi, sikakek moyang berwajah kepiting sadar
serangannya malam ini ada kemungkinan menjumpai
kegagalan- ia sepera membentak keras: "Hong siang-cu.
Kiem siang-cu ringkus Liuw Hauw Siang dua bersaudara "
Si Sapu Besi Kien Kioe serta Golok tanpa tandingan
mengiakan dan berbareng maju kedepan, si Sapu Besi
menerjang Liuw Hiuw Siagg sedangkan golok tanpa
tandingan menubruk Liuw Hwie Yen.
Senjata yang digunakan Liuw bersaudara adalah pedang,
dalam soal senjata tajam mereka sudah menderita rugi,
Sapu besi serta golok besar berkepala setan merupakan
senjata berat. dengan pedang yang ringan mereka tak berani
menyambut serangan lawan dengan keras lawan keras.
Sekalipun begitu, dalam soal jurus serangan Liuw
bersaudara tidak kalah dari musuh, maka dari itu begitu
menyerang mereka bisa berbagi dalam posisi bertahan dan
menyerang. suatu pertarungan sengitpun segera berlangsung
. Sementara itu be-ratus2 tokoh lihay pelindung benteng
Hwie Him Poo telah mengurung seluruh kalangan rapat2,
golok dicabut keluar dari sarungnya, anak panah dipasang
gendewa. hawa pembunuhan meliputi seluruh angkasa,
setiap saat banjir darah bisa terjadi.
Si Sapu Besi Klem Kioe sudah melakukan kejahatan bersama2
sikakek Moyang Berwajah Kepiting Pi Hoopada tiga
puluh tahun berselang, sebuah senjata sapunya dimainkan
begitu dahsyat. sehingga daerah sekitar satu tombak lima
enam depa terkurung dalam bayangan senjatanya.
Terdengar angin serangan men-deru2, atap rumah
beterbangan memenuhi angkasa. Walaupun Liuw Hauw
Seng telah mengeluarkan kepandaian Hwie Him Pat Sih
untuk mempertahankan diri. ia gagal merebut diatas angin,
sebab diatas senjata ia sudah menderita rugi terlebih dahulu.
Liuw Hwie Yen yang harus menghadapi Golok Tanpa
tandingan Hong Goan keadaannya makin payah,
bagaimanapun anak perempuan tak bisa menangkan tenaga
lelaki, setelah ratusan jurus lewat keringat sebesar kedelai
mulai mengucur keluar membasahi seluruh tubuhnya.
SiBangku Besi Auw Pat Kay yang melihat rekan2nya
sudah turun tangan- ia jadi gatal. kepada si Malaekat
Raksasa Loo Liang Jen segera tantangnya: "Hey kerbau
dungu kita jangan menganggur terus2an, coba terima dulu
bagaimana rasanya digebuk oleh bangku besi dari Loayamu
ini." Begitu berkata hendak bertarung serangan tiba, orang ini
sama sekali tidak membicarakan soal peraturan Bu- lim,
Papan bangku besi yang beratnya ada tiga ratus kati diirirgi
desiran angin yang memekikan telinga menghantam batok
kepala Loo Liang Jen.
Malaikat raksasa she- Loo bukan manusia sembarangania
tidak berkelit maupun menghindar. lengannya dengan
cepat disodokkan keatas papan besi itu.
"Loo-tua, kau jangan- . . ." sebelum peringatan dari Lam
Kong Pak selesai diutarakan, lengan Loo Liang Jen sudah
saling beradu dengan papan besi tersebut.
"Traaaang. ..." diiringi bentrokan keras yang
menggetarkan seluruh ruangan, masing2 pihak mundur tiga
langkah kebelakang.
Melihat kedahsyatan Loo Liang Jen dalam menghadapi
musuhnya dengan tangan kosong, tokoh lihay dari benteng
Hwie Him Poo mengurung disekeliling tempat itu ber-sorak
memuji. Diam2 sibangku besi Auw Put Kay terkejut. sejak ia
terjunkan diri kedalam dunia persilatan belum pernah
menjumpai manusia yang memiliki tenaga dalam lebih
dahsyat dirinya, tak disangka pada malam ini muncul
seorang manusia luar biasa yang menggunakan
kempalangan papan besinya dengan lengan kanan bahkan
sama sekali tidak berada dibawah angin, bahkan yang lebih
hebat lengan sendiri terasa linu dan sakit.
Ia sedikit tidak percaya atas apa yang dirasanya barusan,
sembari tertawa dingin segera, serunya:
"Keparat cilik, aku lihat sejak dilahirkan kau sudah
makan nasi, mari. . . mari. . .mari.. terima kembali sebuah
kemplangan papan bangkuku. . . ."
"Bluuum. . . ." kali ini dengan disertai tenaga lebih beban
ia menghantam kembali batok kepala simalaekat raksasa.
Sejak dilahirkan Loo Liang Jen sudah memiliki tenaga
dalam yang luar biasa, dibandingkan dengan kepandaian
Kiem Tong Kang Thiat Puh San serta kepandaian ilmu
kebal yang dipelajari cap San Thay Poo jauh lebih hebat
lagi, dalam pertarungan yang dihaiapinya se-hari2, jarang
sekali ia menjumpai musuh yang seimbang, sekarang
menjumpai orang yang memiliki tenaga hampir seimbang
dengan tenaganya, timbul keinginan untuk saling beradu
tenaga. Dengan mulut membungkam, kembali ia ayunkan
lengan kanannya untuk menyambut kedatangan papan
bangku tersebut.
"Traaaang. . . ." sekali lagi terjadi bentrokan keras yang
menimbulkan suara tajam. masing2 pihak mundur tiga
langkah kebelakang, beberapa buah ubin kena diinjak retak,
Menjumpai papan besinya sedikit gumpil dalam
bentrokan barusan sipapan besi sangat kaget dan hatinya
tercekat. pikirnya: "Mungkinkah keparat cilik ini ditempa
dari baja murni yang tahan pukulan ?"
Tanpa berpikir panjang lagi ia kumpulkan sepuluh
bagian tenaga murninya dan sekali lagi menghajar kemuka.
"Keparat cilik, lihat serangan "
Loo Liang Jen adalah seorang tolol. kembali ia
menggunakan tangan yang sama untuk menyambut
datangnya serangan itu. Siapa sangka sipapan besi tahu
lihay. ia tidak berani menyambut lagi serangan itu dengan
keras lawan keras.
Menanti papan besinya mencapai satu depa diatas batok
kepala Loo Liang Jen, mendadak senjata itu membentuk
gerakan setengah busur menyapu pinggang si malaikat
raksasa. Liang Jen tidak menyangka pihak lawan
menggunakan siasat.
"Bluuuum. . .,"
Dengan telak serangan tadi bersarang dipinggangnya
membuat lelaki raksasa ini mundur lima langkah
kebelakang, sekalipun begitu si Papan besi pun ikut mundur
dua langkah kebelakang.
Dengan adanya kejadian ini bukan saja gusarkan Loo
Liang Jen, bahkan sipapan bangku besi serta Kakek
Moyang berwajah kepiting punjadi amat terperanjat. sebab
mereka sadar kemplangannya barusan sedikit berkekuatan
ratusan kati, Seandainya serangan tadi bersarang diatas kepala jagoan
biasa, niscaya badan orang itu akan hancur berantakan-
Sebaliknya Loo Liang Jen sama sekali tidak menderita
luka. Sementara itu Lam Kong Pak mendengus, ia membenci
sipapan bangku besi menggunakan siasat licik bentaknya
gusar: "Loo situa, tangkap bangsat itu "
"Baik, sauw-ya "
Bagaikan tubrukan harimau Loo Liang Jen menubruk
kearah sipapan kursi besi merasakan datangnya serangan
amat dahsyat si bangku besi Auw Pat Kay terkesiap. ia tahu asaikan
badannya kena ditangkap niscaya akan hancur berantakan.
Sibangku besi membentak keras, ia menyapu tubuh
bagian bawah Loo Liang Jen, lalu mengambil kesempatan
itu menyingkir tiga langkah kesamping.
Siapa sangka Loo Liang Jen bisa menduga akan maksud
tujuannya bukan saja ia tidak menghindar dari kemplangan
papan bangku itu tubah nyamalah menubruk kedepan-
Badannya sembilan depa, lengannya panjang melebihi
empat lima depa, dimana ia menubruk kedepan mendadak
terdengar suara bentrokan keras bergema memenuhi
angkasa "Bluuuuuu.mm..." Sebuah serangan dengan telak
bersarang ditubuh manusia raksasa ini membuat ia
membentak keras. dengan gerakan yang tidak berubah ia
mencengkeram bahu si bangku besi.
Bangku besi kontan merasakan bahunva sakit bagaikan
hancur berantakan dihantam martil besi. namun iapun
terhitung seorang jagoan lihay, sekalipun sakit dia tidak
berteriak. Melihat rekannya terluka. Si Kakek Moyang berwajah
kepiting kaget. ia segera meloncat kedepan menghampiri
punggung Loo Liang JenLam
Kong Pak yang ada disisi kalangan sama sekali
tidak menyangka orang itu bisa melancarkan serangan
bokongan, untuk menolong tidak sempat lagi.
Begitu tiba dibelakang panggung Loo Liang Jen si kakek
moyang berwajah kepiting ini mengayunkan tangannya
menghajar bahu si Malaikat raksasa tersebut, namun tidak
gemilang, rasa terkejutnya bukan alang kepalang, mengerti
dirinya sudah terlalu memandang rendah pihak lawan-
Tenaga pukulannya segera ditambahi dengan tiga bagian
kemudian sekali lagi dihantam keatas tubuh raksasa
tersebut. badan Loo Liang Jen yang tinggi besar tergetar
mundur sampai satu tombak jauhnya dan jatuh terduduk
keatas tanah. "Bangsat tua berwajah merah beraninya membokong
dari belakang, terhitung jagoan mana kau" mari mari mari
kita coba sekali lagi"
Loo Liang Jen tidak tahu lihay, ia siap untuk kembali
kedepan. Padahal dalam kenyataan seandainya sikakek
moyang berwajah kepiting ingin melukai dirinya gampang
bagaikan membaliki tangan sendiri.
"Loo tua ayoh cepat mundur kebelakang" bentak Lam
Kong Pak keras2.
"Siauw-ya mungkin kau tak sanggup menghadapi
dirinya, kekuatan dari bangsat tua berwajah merah ini
sangat luar biasa"
Payung Sengkala Karya S D Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Aku suruh kau mengundurkan diri ayo cepat
mengundurkan diri. tak usah banyak bicara lagi "
Air muka Lam Kong Pak membesi kemudian lambat2 ia
mendekati sikakek moyang berwajah kepiting.
Ketika itu pertarungan antara dua bersaudara she Liuw
melawan si Sapu besi serta goloK tanpa tandingan sudah
mencapai puncak ketegangan, walaupun dalam hal jurus
serangan dua bersaudara she-Liuw duduk di-atas angin,
namun dalam tenaga serta senjata mereka menderita rugi,
sampai saat ini keadaan masih seimbang.
Lam Kong Pak berjalan terus kedepan dan berhenti lima
langkah dihadapan si Kakek moyang berwajah kepiting itu.
tegurnya dengan suara berat: "Aku Lam Kong Pak bukan
sengaja menggertak atau menakut2i dirimu, terus terang
saja kuberitahukan kepadamu, kepandaianmu masih
terpaut sangatjauh, pulang dan laporkan kepada pangcumu,
suruh ia datang sendiri mencari aku "
"Heeeee. . .heeee. . . .hereee. . .keparat cilik kau tidak
takut lidahmu putus disambar geledek kau anggap pangcu
kami manusia sebangsa apa, enak benar kau si anjing kecil
pentang bacot "
"Sekali lagi cayhe peringatkan dirimu, jikalau kau berani
membangkang lagi. jangan salahkan kalau cayhe tidak
sungkan2 lagi menghadapi dirimu"
"Haaaa. . .haaaa. . .haaaaa. ..." si Kakek moyang
berwajah kepiting tertawa tergelak.
"Jangan dikata kau, sekalipun ayahmu siJagoan Angin
Geledek serta gurumu Siauw Sianseng turun tangan
berbareng pun takkan sanggup menerima seratus jurus
serangan dari aku si Loo-cauw "
"Bagaimana kalau kepandaian anda dibandingkan
dengan kepandaian sipemilik Pegadaian Bu-lim?"
"Pemilik Pegadaian Bu-lim ?"
"hmmmm "
"Apa kau bisa , . ."
"Tidak percaya bukan?"
"Sekalipun harus pejamkan mata aku si Loo cauw bisa
menghitung berapa banyak usus yang kau miliki buat apa
kau mengibul?""
"Tahukah kau benda apa yang berada ditanganku saat
ini?" sembari berkata Lam Kong Pak unjukkan tanduk
naganya. "sebuah tanduk binatang apa anehnya. Hmmm anjing
kecil, kau... ."
Lam Kong Pak membentak keras, dengan kecepatan
yang sukar dibayangkan dengan kecepatan yang sukar
dibayangkan dengan kata2 ia menerjang kedepan sembari
melancarkan serangan-
Dimana angin pukulan menderu tampak bayangan
manusia berkelebat lewat laksana kilat. Dalam sekejap mata
ia sudah mengitar sikakek moyang berwajah kepiting
sebanyak empat kali.
"Plaaaaak. . .plooook " diiringi gaplokan nyaring. pipi
sikakek moyang berwajah Kepiting sudah digaplok sampai
membengkak. dengan sempoyongan ia mundur tiga
langkah kebelakang, dari ujung mulutnya masih menetes
keluar darah segar. Untuk beberapa saat lamanya ia berdiri
tertegun diatas tanah.
Serangan ini benar2 luar biasa dan mengejutkan hati
manusia, dari empat penjuru segera berkumandang suara
sorak-sorai memuji.
Pengalaman sikakek moyang berwajah kepiting amat
luas. ia tahu dengan andalkan kepandaian yang dimiliki
lawannya ia bukan tandingan, sambil tertawa seram ia
segera berteriak: "Silahkan Than-cu munculkan diri"
Belum habis ia berteriak. dari sepuluh tombak jauhnya
berkumandang ujung baju tersampok angin- segulung
bayangan darah meluncur datang dengan cepatnya.
Dalam sekejap mata dihadapan pemuda kita telah berdiri
seorang nyonya muda yang amat cantik sekali memakai
baju warna merah.
Lam Kong Pak keheranan dibuatnya. Ternyata nyonya
muda itu baru berusia dua puluh empat, lima tahunanwajah
dengan alis yang melentik bagaikan pohon liuw.
pinggangnya ramping dan wajahnya bersih. polos sama
sekali tidak membawa kegenitan ataupun kecabulan-
Dengan wajah penuh senyuman- nyonya itu menegur:
"Bukankah kau adalah sang Bengcu yang menangkan
seluruh pertarungan dalam pertemuan para jago tempo
dulu?" "Tidak berani, tidak berani. cayhe Lam Kong Pak
adanya " "Emmmm sungguh tepat sekali tamparan yang barusan
kau lepaskan terhadap anak buahku itu."
Lam Kong Pak tertegun, bahkan sikakek moyang
berwajah kepiting pun berubah hebat air mukanya.
sekalipun ia mendongkol namun berhubung peraturan
perkumpulan Liok Mao Pang amat ketat, berada dihadapan
seorang Tong-cu ia tak berani berkutik.
"Apa maksud anda dengan ucapan tersebut?" dengan
tidak mengerti Lam Kong Pak bertanya.
Nyonya cantik itu tersenyum alisnya melentik dengan
biji mata yang bening bagaikan air telaga, sekalipun
simalaikat raksasa Loo Liang Jen seorang dungu pun jadi
terpesona dibuatnya.
Diam2 Lam Kong Pak mengakui baik kecantikan
maupun potongan badan nyonya muda ini tidak berada
dibawah kecantikan Liuw Hwie Yen, Pek-li Siang, cioe clen
clen serta cu Li Yap sekalian- bahkan ia membawa
keagungan yang tidak berani dipandang enteng oleh orang
lain- "Pi Tong-cu bicara tidak genah. menuduh dan memaki
orang seenaknya. apakah kau salah menggaplok orang ?"
Suaranya merdu menawan hati, nyaring dan lembut
merangsang setiap manusia, membuat orang terpesona dan
tergiur. Mendadak Liuw Hauw Siang membentak keras. . .
."Traaaaaang. ..." diiringi bentrokan keras, percikan bunga
api memenuhi angkasa, diikuti jurus terakhir dari "Hwie
Him Pat Sih" dilepaskan mengancam jalan darah Hongwie-
hiat diatas tubuh si sapu besi Kiem Kioe.
Pada waktu itu Sis apu besi Klem Kioe sudah kehabisan
tenaga, untuk menghindar sudah tidak sempat lagi. gagang
sapu besinya disodok keatas bahu Liuw Hauw Siang.
Semua kejadian ini berlangsung dalam sekejap mata.
Lam Kong Pak ingin menolong tapi tak sempat lagi.
Terdengar dua kali dengusan berat menggema diangkasa,
bahu Liuw Hauw Siang kena disodok sehingga pakaiannya
hancur, darah segar mengucur keluar membasahi tubuhnya.
sedangkan sisapu sendiri walaupun jalan darah Hong-wie
niatnya tidak sampai tertotok, namun kulitnyapun terluka
sehingga mengluarkan darah segar. Masing2 pihak mundur
lima, enam langkah kebelakang baru berhenti, napas
mereka ter-egah2 bagaikan kerbau.
"Dua bersaudara she Liuw ini apakah sahabatmu ?" tiba2
nyonya cantik itu bertanya.
"sedikitpun tidak salah"
"Aku sangat mengagumi dua bersaudara she Liuw itu,
ternyata mereka memiliki seorang sahabat yang begitu setia
kawan dan suka membantu mereka menghadapi musuh
tangguh" "Antara sesama kawan sudah sepantasnya saling bantu
membantu."
Mendadak. . . si Golok Tanpa Tandingan serta Liuw Hwie Yen pun
membentak berbareng. jelas mereka pun hendak
menentukan kalah menang daLam jurus terakhir ini.
Sementara Lam Kong Pak siap maju kedepan memberi
bantuan, mendadak nyonya muda itu membentak nyaring:
"Hong siangcu, tahan "
Bentakan tersebut walaupun merdu dan halus namun
disertai suatu kewibawaan yang besar, buru2 sigolok tanpa
tandingan membuyarkan serangannya sambil mundur tiga
langkah kebelakang.
Siapa sangka ketika itu Liuw Hwie Yen sedang
melancarkan sebuah jurus serangan yang keji dan telengas,
tidak sempat baginya untuk menarik kembali serangan tadi.
Lagi pula ia berjulukan Tiauw San tangan beracun, tentu
saja perbuatannya telengas, pedangnya bagaikan pelangi
dengan jurus Thian Gouw Li Teh" atau Kerbau Baja
Membajak tanah menusuk paha sigolok tanpa tandingan-
Si Golok tanpa tandingan walaupun seorang gembong
iblis, namun sangat taat dengan perintah atasannya,
mendengar Than-cu mereka memerintahkan ia berhenti
menyerang. Semua kejadian segera pasrah, sambil gertak gigi ia
terima datangnya tusukan dengan terbuka.
Liuw Hwie Yen makin ganas, ia cabut pedangnya dari
atas paha kemudian menusuk pinggang Golok tanpa
tandingan itu. Suara bentakan itu tidak keras namun di sertai oleh suatu
kewibawaan yang terbantahkan oleh siapapun, dengan
cepat Liu Hwie Yen tarik kembali serangannya sambil
mundur tiga langkah kebelakang.
"Siapa anda?" ?" tegurnya kepada nyonya cantik itu.
Perempuan tersebut. sambil berpaling ke-arah Lam Kong
Pak ia berkata "Tanya saja kepadanya "
"Tanya aku?" kali ini Lam Kong Pak yang dibikin
tertegun- "cayhe hanya tahu nona adalah anggota
perkumpulan Liok Mao Pang, dan tidak tahu. . . ."
"Itu sudah cukup buat kalian, bukankah nona Liuw ingin
mengetahui soal ini?"
"Hmmm apa maksudmu menerobos benteng kami
ditengah malam buta ?" tegur gadis she Liuw itu kembali
sambil mendengus dingin.
Nyonya muda itu tersenyum manis terhadap Lam Kong
Pak. membuat pemuda itu jadi tertegun dan timbul suatu
pikiran aneh benaknya.
"Selama hidup aku Lam Kong Pak kurang senang main
perempuan" pikirnya dalam hati. "Mengapa aku bisa
mempunyai perasaan aneh malam ini berhadapan dengan
nyonya muda ini?"
"Nona Liuw betul2 lihay," terdengar nyonya muda itu
memuji sambil tertawa. "Tidak memalukan disebut Tiauw
San tangan Beracun"
"Kau tak usah bicara kemari menghindari pembicaraan
pokok. nonamu sedang bertanya kepadamu apa maksud
kalian malam2 menerobos kedalam benteng kami?"
"Pun Than-cu mendapat perintah untuk datang kemari,
sedangkan mengenai apa maksud Pangcu kami. Pun Thancu
kurang tahu"
"Lalu apa yang kau kehendaki ?"
"Menasehati kalian berdua agar mau menyerah kepada
perkumpulan kami "
"Tahukah kau apa yang dipikirkan kami dua
bersaudara?"
"Itu urusan pribadi kalian berdua, nonamu mana tahu"
Setelah nyonya muda itu mengaku dirinya sebagai nona,
Lam Kong Pak pun baru tahu kalau orang lain masih
seorang gadis. Bahkan sewaktu berbicara senyuman selalu menghiasi
wajahnya, Liuw Hwie Yen kembali tertawa dingin tiada hentinya.
"Sekalipun pangcu perkumpulan Liok mao Pang
mengundurkan diri dan menyerahkan kedudukan pangcu
itu buat kami berdua pun kami tak bakal sudi menerimanya
?" "Kau bisa mempunyai semangat seperti ini boleh dikata
patut dipuji patut diberi selamat," kembali perempuan
cantik itu tertawa,
"Inilah dinamakan setiap manusia mempunyai kemauan
yang berbeda. nonamu sangat mengagumi sikap serta
pendirian kalian-"
Kali ini Lam Kong Pak yang dibikin tertegun sehabis
mendengar ucapan itu, segera tanyanya: "Lalu apa maksud
dan tujuan nona datang kemari?"
"Menasehati liuw bersaudara antuk menyerah dan
menggabungkan diri dengan perkumpulan kami"
"Seandainva orang lain tidak sudi menyerah?"
"Kami akan pulang untuk memberi laporan"
"Than-cu" mendadak sikakek moyang berwajah kepiting
menimbrung dari samping, "Bukankah masalah ini sudah
Hu Pangcu serahkan tanggung jawabnya kepada Than-cu "
Hal ini sama artinya bila keadaan memaksa kita boleh
menggunakan kekerasan untuk menyelesaikan masalah ini.
..." "Pi Tong-cu " tukas perempuan cantik itu tiba2, "Tugas
ini atas tanggung jawabmu atau tanggung jawabku" "
"Harap Than-cu jangan gusar, aku orang mengakui telah
salah bicara "
Sejak itu si Kakek Moyang berwajah Kepiting tidak
berani bicara lagi, ia membungkam seribu bahasa.,
dalam hati kecilnya Lam Kong Pak mengerti amat jelas,
dengan apa yang diutarakan si Kakek Moyang berwajah
kepiting sewaktu munculkan diri tadi. tujuan kedatangan
mereka kali ini tentu hendak menyapu rata benteng Hwie
Him Poo. Tentu saja lain halnya kalau dua bersaudara she
Liuw tunduk dan menggabungkah diri dengan
perkumpulan Liok Mao Pang.
"Kalau begitu anda boleh pulang. maaf kami tak bisa
menghantar lebih jauh" seru Liuw Hwie Yen cepat.
Gadis ini dengan cepat mengusir temannya, sebab ia
melihat baik kecantikan maupun potongan badan
perempuan berbaju merah ini jauh melebihi dirinya, bahkan
terhadap Lam Kong Pak sangat bersababat. tentu saja
sebagai seorang wanita yang menaruh hati pula kepada
pemuda tersebut, ia merasa cemburu bercampur iri.
Perempuan cantik itu segera tersenyum, ujarnya lirih:
"Nona Liuw, kalau kau bisa bersabar dan berlaku sungkan
lagi, maka tindakanmu ini akan mendatangkan kebaikan
Payung Sengkala Karya S D Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
untukmu " Ia berpaling dan kepadalam Kong Pak tambahnya: "Dua
bersaudara she-Liuw tak dapat menghantar kepergianku,
Lam Kong sauw-hiap. kau bisa bukan mewakili sang tuan
rumah untuk menghantar kepergian tetamunya" "
Lam Kong Pak tertegun, bicara sesungguhnya ia merasa
gadis ini merupakan sekuntum bunga teratai yang tumbuh
ditempat yang kotor, namun sama sekali tak ternoda.
mendatangkan rasa hormat dihati orang. tak kuasa lagi ia
mengangguk. "Tiada halangan bagiku untuk menghantar
kepergianmu. Nah silahkan."
"Tunggu sebentar" mendadak Liuw Hwie Yen
menghardik, setelah mendengus dingin terusnya: "Kau
anggap benteng Hwie Him Poo adalah suatu daerah bebas
dalam dunia persilatan yang bisa didatangi sesuka hati dan
ditinggalkan kalau sudah bosan" terima dulu tiga buah
seranganku sebelum pergi"
"Nona Liuw aku lihat lebih baik tak usah kita bergebrak
dengan menggunakan kekerasan" kata gadis berbaju merah
itu sambil tersenyum, ia sama sekali tak dibikin gusar oleh
tantangan tadi.
"Bagaimana, kau tidak berani" "
"Berani juga boleh, tidak berani juga boleh. nonamu
tidak ingin bergebrak menggunakan kekerasan dengan
dirimu " "Hmmm sekalipun kau tidak maupun harus mau"
Dalam hati kecil Lam Kong Pak sadar bahwasanya Liuw
Hwie Yen bukan tandingan orang lain, cukup ditinjau dari
ilmu meringankan tubuh yang diperlihatkan sewaktu
munculkan diri tadi sudah dapat ditarik kesimpulan kalau
kepandaiannya jauh lebih tinggi berlipat kali dari gadis she-
Liuw itu. Namun Lam Kong Pak tidak mengerti mengapa
perempuan itu bersikap demikian sungkan terhadap
mereka. Lambat2 perempuan berbaju merah itu putar badan,
akhirnya ia mengangguk.
"Baiklah, daripada membantah lebih baik kuterima
tantangan itu"
"Tunggu sebentar" mendadak Lam Kong Pak berseru
sambil maju selangkah kedepan.
"Bagaimana kalau aku mewakili nona Liuw menerima
beberapa jurus seranganmu" "
Kembali dara berbaju merah itu tertegun. kemudian ia
mengangguk. "Sama saja, sama saja. hanya saja kau harus mengalah
kepadaku."
Padahal, pada saat ini Lam Kong Pak sudah menaruh
simpatik terhadap dara berbaju merah ini, sekalipun gadis
itu tidak berkata demikian, iapun tidak bakal turun tangan
keji terhadapnya.
"Nona. silahkan-"
Lam Kong Pak segera membuka tubuhnya dan menanti
dengan sikap tenang.
"Lihat serangan" diiringi suara bentakan keras, gadis itu
meloncat tiga tombak keangkasa bagaikan segumpal awan
merah. telapak tangan disertai desiran angin meluncur
kebawah menggulung bagian atas Lam Kong Pak.
Diam2 pemuda kita mengangguk. ia sadar ilmu silat
yang dimiliki gadis ini jauh lebih lihay berkali2 lipat
daripada kepandaian dari cioe ci Kang itu Ketua
Perkampungan Toa Loo San-cung badannya segera
meloncat berputar melampaui gadis tersebut kemudian
merandek sejenak ditengah udara.
Dua gulung desiran angin serangan diiringi suitan tajam
meluncur kebawah. "Tas. . .tars tasss. . ." Dengan telak dua
biji genteng diatas bangunan rumah dihadapan Liuw Hwie
Yen tertembus oleh serangan tadi dan seketika berlubang.
Liuw Hwie Yen terkesiap. saat ini ia baru mengakui
kalau kepandaian gadis berbaju merah itu sungguh jauh
lebih lihay berkali2 lipat dari kepandaiannya, diam2 ia
membenci pada diri sendiri.
"Ilmu silat Bu-lim Bengcu benar2 luar biasa, nonamu
mengaku kalah . ." Seru gadis berbaju merah tadi sambil
melayang permukaan tanah.
"Mana, mana. . ." Lam Kong Pak pun melayang turun
keatas tanah. "Nona, silahkan"
Dara berbaju merah itu tidak bicara apa segera
memimpin anak buahnya berlalu terlebih dulu keluar
Benteng. Para jagonya kendati dibikin kebingungan namun
tiada seorangpun yang berani bicara.
Terutama sekali sikakek moyang berwajah Kepiting
beserta si sapu besi Auw Put Kay yang merupakan tokoh
lihay dalam Bu-lim, diam2 mereka gemas setelah dilihatnya
Thancu mereka mengundurkah diri tanpa melakukan suatu
gerakanpun. LAM KONG PAK menghantar mereka sampai keluar
dari Benteng, sementara mau balik mendadak sidara
berbaju merah itu berkata kenada si Kakek Moyang
Berwajah Kepiting sekalian: "Tong-cu berdua harap
berjalan selangkah lebih dahulu dengan membawa serta
mereka. Pun Than-cu segera akan menyusul"
"Nona masih ada urusan^ apa lagi" " Pemudalam Kong
segera bertanya.
"Tak ada urusan lain aku hanya merasa Lam Kong
Sauwhiap terlalu tidak pandang sebelah matapun terhadap
diriku, bertanya namaku pun tidak"
Mengingat ucapan itu cengli juga , Lam Kong Pak
dengan wajah memerah segera bertanya: "cayhe kurang
hormat, nona jangan mentertawakan diriku. tolong tanya
siapa nama nona. ."
"Aku bernama Yu chen, dengan julukan 'si Hiat ciang
oh' berdarah "
"oooow kiranya nona Yu. Selamat tinggal"
Lam Kong Pak segera menjura dan sikap kembali
kedalam benteng.
"Tunggu sebentar " Kembali si ciang oh berdarah
berseru. "Tahukah kau bahwa tindak tandukku ini hari
sudah melanggar peraturan Perkumpulanku" "
Lam Kong Pak membungkam, karena ia tahu pihak
lawan bukan sedang berdusta, dengan kekejian serta
kekejaman orang2 perkumpulan Llok Mao Pang, tidak
mungkin mereka bisa bersikap demikian sungkan terhadap
pihak benteng Hwie Him Poo, jelas tindakan ini atas
keputusan dari ciang oh berdarah sendiri.
"Lalu apa sebabnya nona Yu sengaja melanggar
peraturan perkumpulanmu yang sudah jadi ketetapan" . . ."
"Apa kau masih tak tahu" Aku berbuat demikian karena
kau " "Karena aku" " seru Lam Kong Pak, ia tertegun.
"cayhepun baru pertama kali ini berkelana seCara resmi
dengan dua bersaudara she-Liuw dari benteng Hwie Him
Poo entah apa maksud nona Yu mengatakan bahwa
perbuatanmu ini dilakukan karena aku" " Merah padam
selembar wajah ciang oh berdarah.
"Dengan tabiat serta tingkah lakumu, tak mungkin kau
berpeluk tangan membiarkan orang lain menyapu rata
benteng Hwie Him Poo, kau pasti akan campur tangan-
Walaupun aku bukan tandinganmu namun dengan dua tiga
orang bekerja sama, belum tentu yang menderita rugi
adalah pihak kami, bukankah dengan demikian jago2
lainnya dengan gampang dan leluasa bisa membasmi
seluruh anggota benteng yang ada."
"Aku rasa urusan tak akan terjadi segampang itu " jengek
Lam Kong Pak sambil tertawa dingin-
"Jadi kau tidak percaya" Aaaaai. . ." ciang oh berdarah
menghela napas dalam2, "Dari perkumpulan kami malam
ini telah diutus tiga puluh orang tokoh lihay, sisanya sudah
berkumpul dan memasang jebakan disekitar benteng, begitu
melihat Cahaya api mereka akan segera menerjang kedalam
untuk membantu Kami. Semua persiapan telah diatur rapi
kalau tidak perCaya kau boleh pulang dan melakukan
pemeriksaan sendiri"
"Aaaaah kiranya begitu." Sekarang Lam Kong Pak baru
perCaya. "Lalu, apa sebabnya kau lalaikan tugasmu
ditengah jalan" "
"Bukankah barusan sudah kukatakan-aku berbuat
demikian karena kau "
"Aku. . .aku tidak ingin menerima budi kebaikanmu ini"
"Terus terang kuberitahu kepadaku. berhUbUng aku
tidak ingin terjadi bentrokan seCara langsUng dengan
kalian, maka dengan menempuh bahaya dihUkum oleh
Pangcu, ku perintahkan mereka untuk segera
mengundurkan diri "
"Tapi, nanti setelah kau pulang bukankah. . . ."
"Soal ini kau tak usah turut Campur. asal kan kau tabu
akan jerih payahku ini sudah lebih dari Cukup "
Walaupun dalam hati Lam Kong Pak sangat terharu,
namun ia tidak berani mengutarakan perasaan tersebut
keluar, sebab ia sudah berlaku was-was dan tidak berani
mendekat perbuatannya akan mendatangkan kerepotan
baginya. "Adik Pak. aku boleh panggil dirimu dengan
sebutan ini. bukan" " " " . ....."
"Kau tidak senang mempunyai enci seperti aku" " Aku
tahu, kau tentu menganggap aku adalah perempuan
murahan yang sudah bejad moralnya bukan" padabal
sampai detik ini encimu masih suci bersih dan tetap tak
ternoda, hingga kini aku masih. ..."
Kata selanjutnya tidak diteruskan-setelah sejenak
tambahnya: "Kau takut nona Liuw menyalahkan dirimu" "
" " "Tidak cayhe sudah berkata, kita baru berkenalan untuk
pertama kalinya, tak bisa dibicarakan adanya suatu
hubungan istimewa"
"Kalau begitu kau tentu sudah punya. . . ."
"Benar, bahkan tidak cuma seorang."
"Apa" tidak cuma seorang" " "
"Ehmmmm "
"Dapat Kau beritahukan kepada cici, berapa orang nona
yang sudah menjadi milikmu" "
"Soal ini. . . ."
"Kau takut aku mengacau dari tengah" "
"Tidak aku tidak punya ingatan yang begitu jelek atas
dirimu " "Kalau kesanmu terhadap diriku amat jelek" "
"Mungkin aku tak akan membiarkan kau mengundurkan
diri dari benteng Hwie Him Poo dalam keadaan selamat "
"Aku percaya. sebab kau benar memiliki kekuatan untuk
berbuat demikian "
Buru2 Lam Kong Pak mengalihkan pokok pembicaraan
kesoal lain, ujarnya: "Nona Yu, dapatkah kau beritahu
kepadaku dimanakah alamat markas besar perkumpulan
kalian dan siapakah pangcumu" "
"Boleh tapi kau harus mengubah sebutanmu terhadap
diriku." Kembali Lam Kong Pak membungkam, ia lebih rela
untuk sementara tak tahu akan persoalan itu daripada
mencari kerepotan buat diri sendiri.
Melihat pemuda itu tidak mau memanggil dirinya
dengan sebutan "Enci" si ciang oh berdarah menghela nafas
panjang. "Aaaaaaai. . . .dalam kenyataan aku Yu chen bukan
seorang perempuan yang tak tahu malu, sekarang aku
sudah melanggar peraturan perkumpulan demi dirimu,
dengan demikian orang lain dapat menduga betapa
rapatnya hubungan kita, aku bisa menurut dan
mendengarkan semua perkataanmu. Kau harus tau
dimanakah alamat perkumpulan kami dan siapakah pangcu
kami merupakan rahasia paling besar dari perkumpulan
Liok Mao Pang."
"Kalau begitu sudahlah Cayhe ucapkan banyak terima
kasih atas perhatian nona Yu harap kau baik berjaga diri "
Selesai bicara iapun putar badan kembali kebenteng.
Sekali lag si ciang-oh berdarah menghela napas sedih, ia
merasa pemuda maCam inilah merupakan pasangan yang
paling ideal baginya, perduli harus mengeluarkan
pengorbanan sebesar apa pun ia harus berhaSil mencapai
tujuan. Setelah termenung beberapa saat lamanya. terakhir ia
memperoleh suatu rencata yang amat bagus.
Untuk sementara waktu kita tinggalkan dulu diri Yu
Shen dalam pada itu Lam Kong Pak telah kembali keruang
tengah, dua bersaudara She-Liuw segera menyambut
kedatangan sembari berkata: "SEANDAINYA malam ini
Lam Kong Siowhiap tidak kebetulan berada disini, tak
dapat dibayangkan bagaimana dengan akhir dari benteng
Hwie Him Poo "
"Mana, mana Harap kalian berdua jangan terlalu memuji
diriku, dalam kenyataan berapa orang gembong iblis
tersebut bukannya musuh tangguh yang sulit dihadapi"
"Bagi adik Pak tentu saja gampang sekali menghadapi
mereka seperti membalikkan telapak sendiri, sebaliknya
bagi orang lain benar2 sukar untuk dilawan-" Sela Liuw
Hwie Yen dengan cepat.
"Soal ini. . . ." Lam Kong Pak sadar, rasa cemburu gadis
ini amat besar ia Tidak menanggapi lebih lanjut, mengambil
kesempatan tersebut segera katanya:
"Kali ini siauwte sudah lama mengganggu ketenangan
anda. hatiku sungguh merasa tidak tenteram, sekarang arak
dan nasi sudah mengenyangkan perutku, siauwte ada
maksud mohon diri terlebih dahulu."
"Eeeceei. . .eeeei. . .hal ini mana boleh." cegah Liuw
hauw Siang, "Apakah Lam Kong-heng merasa pelayanan
kami kurang sesuai dengan selera anda" "
"Mana, mana. Hanya saja siauwte masih punya tugas
lain yang harus diselesaikan dengan cepat, siauwte benar2
tak dapat tinggal disini terlalu lama"
"Adik Pak, bukankah kau hendak melakukan
pemeriksaan terhadap Hay Thian siang cho ditempat ini" "
Sela Liuw Hwie Yen pula.
"Tentang soal ini soal itu lagi, jikalau kau tidak merasa
Payung Sengkala Karya S D Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Cici sudah berbuat salah kepadamu. tinggalah beberapa hari
disini" "Jikalau demikian adanya, terpaksa siauwte harus
mengganggu semalaman disini, dan besok pagi baru
berargkat."
Sementara itu Liuw Hauw Siang telah membebaskan
jalan darah Sepasang manusia jelek dari Hay Thian yang
tertotok. lambat2 kedua orang iblis itu lalu segera bangun
berdiri. "Keparat Cilik " teriak mereka berdua berbareng. "Kalau
kau ingin membinasakan yayamu berdua. ayoh cepat
lakukan-kalau kau berani menghina kami. Hmmm jangan
salahkan kalau kami akan mulai memaki dirimu dengan
kata2 yang kotor"
"Kalian berdua sama2 jago kenamaan dalam dunia
persilatan." Ujar Lam Kong Pak "Asalkan aku melepaskan
diri dari ikatan dengan pemilik Pegadaian Bu-lim,
kemanapun kalian masih bisa angkat nama. cayhe nasehati
kalian berdua lebih baik cepat2 mengundurkan diri dari
komplotan mereka dan selamatkan jiwamu. Pemilik
pegadaian Bu-lim tidak akan memperoleh akhir yang baik,
sedangkan dimanakah sarang dari pemilik pegadaian Bulim,
seandainya kalian berdua sudah beritahu akan kami
terima dengan senang hati. ucapanku hanya sampai disini
saja, harap kalian berdua bisa pertimbangkan masak2
sebelum menurunkan keputusan "
"Tiap manusia mempunyai tujuan yang berbeda dan tak
bisa dipaksakan seseorang berbuat menurut kemauan orang
lain-" Sahut Wan-wee berhati hitam,
"Anda hendak menurunkan hukuman apa terhadap
yayamu" "
"Silahkan pergi dari sini " Hardik Lam Kong Pak dingin-
"Aku berharap selanjutnya kalian berdua suka melakukan
pekerjaan mulia bagi umat Bu-lim, pokoknya kalau kalian
berani berbuat jahat lagi, tahu sendiri apa akibatnya. . . ."
Si catatan mati Hidup Pak Boe melotot kearah si
Malaikat Raksasa Loo Liang Jen, kemudian serunya: "Looheng,
kau tidak maupergi nasih menunggu apa lagi?"
"Selama toayamu mengikuti kalian berdua belum pernah
makan minum dengan kenyang." jawab Loo Liang Jen
dengan suara serak-"Apa lagi dengan perbuatan kalian
berdua, pada suatu saat batok kepala kalian akan pindah
rumah." Mendengar ucapan itu, si Wan-gwee berhati hitam
segera menyela: "Loo-heng, kau harus tahu peraturan dari
Pegadaian kita, terhadap mereka2 yang berhati. . . ."
"Tutup mulut " Bentak Loo Liang Jen keras laksana
guntur membelah bumi, seluruh ruangan tergetar keras
sehingga debu dan pasir berguguran-teriaknya kembali:
"Kalian dua orang anak jadah lebih baik tutup baCotmu,
jangan sampai mengobarkan hawa amarahku. awas. nanti
kuinjak kalian berdua sampai hancur berantakan"
Melihat Loo Liang Jen naik pitam, dan merasakan
situasi tidak menguntungkan buat mereka berdua si Wangwee
berhati hitam lirik sekejap kearah si catatan mati
hidup ajaknya: "Toa-ya. mari kita pergi Bagaimana pun
juga ini bukan persoalan kita "
"Ucapan Jie-ya sedikitpun tidak salah, hanya saja. . . ."
"Bagaimana" "
"Sudah setengah harian kita tidak makan, perutku
kosong dan tidak terisi. ..."
"Eeeeei ...., padahal sisa makanan yang masih ada
dimeja. seandainya diberikan kepada kita berdua masih
belum terlalu menghina yaya berdua "
Si Wan-gwee berhati hitam melirik sekejap sisa makanan
diatas meja, kemudian diam2 menelan ludah.
Melihat kerakusan kedua orang gembong iblis itu. Lam
Kong Pak serta dua bersaudara she-Liuw tak dapat
menahan geli lagi, mereka tertawa ter-babak2
Disamping itu merekapun tidak menyangka kedua orang
gembong iblis tersebut bisa memiliki akhlak serendah itu.
"Eeeeei .... aku Loo situa memandang diatas sesama
rekan. akan mohonkan ijin kepada tuan rumah" Kata si
Malaikat raksasa Kemudian-"Mari bawa kesini uang kalian-
" pada saat ini si catatan mati hidup sudah lupa akan
kedudukannya, ia segera ambil keluar kantong uangnya
sembari berkata: "Loo situa, kau cukup bersahabat. yaya
berdua selama hidup tak akan melupakan dirimu "
Loo Liang Jen segera ambil tulang2 ayam sayap bebek,
kaki bebek serta sisa2 daging dan ikan yang ada diatas meja
lalu dimasukkan kedalam kantong uang itu semua.
"Demikian cukup bersahabat bukan" " " " serunya. Si Wangwee
berhati hitam jadi gugup dan kebelakan sendiri.
"Eeeei Loo situa, kau jangan begitu sentimen dengan
kami hubungan kita berdua kan bukan hubungan biasa
saja," Teriaknya.
"Lalu apa yang kau minta" "
"Mendengar ucapan dari nona siauw Ang, katanya
dalam dapur masih ada sebuah kepala babi serta dua buah
hati. sekarang kau Loo situa sudah jadi tulang punggung
kami harap kau suka memberi muka dan hadiahkan sebuah
hati babi buat kami berdua "
Hampir2 Lam Kong Pak tidak percaya dengan telinga
sendiri, tak disangka kedua orang ini benar2 tak tahu....
"Siauw Ang" Liuw Hauw Siang segera berteriak keras.
"Ambil keluar kepala babi serta hati babi itu dan berikan
semua kepada mereka "
siauw Ang mengiakan dan tidak selang beberapa saat
kemudian telah muncul kembali dengan membawa sebuah
kepala babi serta hati babi yang semuanya berjumlah tujuh,
delapan kati. Sepasang manusia jelek dari Hay Thian sudah terbiasa
berbuat rendah, mereka tak tahu malu.
Ketika melihat kepala babi dan hati babi wajah mereka
seketika dihiasi dengan senyuman. dengan cepat mereka
maju menerimanya.
Setelah menerima kepala babi dan hati babi itu, sepasang
manusia Jelek dari Hay Thian tertawa haha hihi. kembali
serunya: "Lam Kong sauwhiap. hamba sekalian mohon diri
terlebih dahulu "
Selesai berkata mereka menjura dan segera
Pendekar Sakti 5 Pedang Golok Yang Menggetarkan Karya Wo Lung Shen Kisah Si Bangau Putih 8