Pencarian

Pedang Medali Naga 13

Pedang Medali Naga Karya Batara Bagian 13


bahwa dia terkecoh oleh anak ingusan macam Ceng Liong ini
Chiok-thouw Taihiap meraung dan matimatian melepaskan
diri. Tapi Ceng Liong terlanjur menghisap tenaganya. Pemuda
itu telah memperoleh setengah lebih dari tenaga saktinya,
yakni ketika pertama dia memberikan dengan suka rela pada
pemuda itu dan kedua ketika dia kelepasan memberikan
sinkang, tanpa sengaja karena mengira Ceng Liong mengalami
bahaya dan dia ingin membantu. Maka sadar bahwa kiranya
dia terjebak dan kini mengalam i bahaya kematian di tangan
bekas muridnya itu yang ternyata adalah iblis yang amat
berbahaya. tiba-tiba Ciok-thouw Taihiap menghentakkan
kakinya dan berteriak.
"Bocah, lepass.....!"
Tapi Ceng Liong masih mencengkeram telapak tangannya.
Dia ikut menghentakkan kaki ketika Ciok-thouw Taihiap
berteriak menarik dan berusaha melepaskan diri dan
sedotannya. Dan ketika sekuat tenaga Ciok thouw Taihiap
membanting tubuh dan mereka berdua jatuh terguling-guling
maka Ceng Liong tetap menempel dan lekat seperti lintah
dicengkeraman ketua Beng-san-pai itu.
"Ciok thouw T aihiap, kau tak dapat melepaskan diri!"
Ciok-thouw Taihiap meraung. Dia benar-benar gusar dan
pucat bukan main, meronta tapi maklum lawannya itu akan
mempertahankan diri mati-matian. Dan ketika dia semakin
gemetar dan Ceng Liong semakin kuat menghisap karena sin-
kangnya sedikit dem i sedikit terus disedot pemuda itu akhirnya
Ciok-thouw T aihiap tak dapat mempertahankan diri lagi. Ketua
Beng-san-pai ini menggigil, untuk pertama kalinya selama
hidup merasa ngeri. Maklum bahwa dia akan tewas di tangan
lawannya itu. Mati dengan sinkang terkuras habis! Dan Ciok-
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
thouw Taihiap yang mengeluh dengan bibir bergerak-gerak
tak dapat bersuara itu tiba-tiba tertarik ke depan ketika Ceng
Liong menyentak tubuhnya!
"Beng-san-paicu. serahkan nyawamu....!"
Ciok thouw Taihiap mendelik. Dia benar-benar tak berdaya
sekarang, sinkangnya sudah lebih tigaperempat bagian masuk
ke dalam tubuh Ceng Liong. Maka ketika Ceng Liong kembali
membentak dan tenaga yang luar biasa menyedot sinkangnya
yang tinggal sedikit tiha-tiba Ciok-thouw Taihiap melontakkan
darah segar dan roboh dengan lutut menyentuh bumi! Ciok-
thouw Taihiap lumpuh, berlutut di depan Ceng Liong seakan
meminta ampun. Dan Tok-sim Sian-li yang terkekeh melihat
pemandangan itu tiba-tiba mengebutkan berderanya ke
belakang kepala ketua Beng san-pai ini dengan pekik girang.
"Ciok thcuw T aihiap, sekarang kau mampus!"
Ciok-thouw Taihiap terkejut. Dia terang tak mungkin
menghindar, lengannya masih lengket di telapak Ceng Liong.
Maka ketika bendera menyambar dan dia tak dapat mengelak
dengan telak sekali senjata di tangan Tok-sim Sian-li itu
mengenai belakang kepalanya.
"Prak...!" Ciok-thouw T aihiap roboh. Untuk pertama kalinya
ketua Beng-san ini mengaduh, ambruk tapi lengan masih
tetap "disedot" Ceng Liong yang tak mau melepas sedikitpun
juga tenaga lawannya itu, yang tinggal sedikit, tak ada
sepersepuluh bagian. Dan ketika untuk kedua kalinya Tok-sim
Sian-li kembali melengking dan menusukkan gagang
benderanya ke belakang tubuh jago tua itu maka Ciok-thouw
Taihiap menjerit dan terjengkang roboh, tembus punggungnya! "Crep-augh"
Ceng Liong sekarang melepas korbannya. Dia melihat
Ciokthouw Taihiap terguling-guling, mandi darah, berhenti
membentur pohon. Dan ketika melihat ketua Beng-san-pai itu
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menggereng tak dapat bangun berdiri karena lukanya yang
parah tiba-tiba Ceng Liong tertawa dan menggigil
mendorongkan lengannya.
"Ciok-thouw T aihiap, sekarang susul arwah kakek guruku!"
Ciok-thouw Taihiap mendelik. Dia tak dapat mengelak,
lukalukanya terlampau parah, marah bukan main. T api karena
dia tak berdaya dan pukulan itu sudah menyambar tiba maka
pendekar ini hanya mengeluh dan mencelat sepuluh tombak
lebih menghantam tembok.
"Bress.. !" Ciok-thouw Taihiap tak bergerak lagi. Ketua
Bengsan-pai itu membujur di depan pintu, rupanya tewas. Dan
Ceng Han yang melihat ayahnya roboh dicurangi Ceng Liong
tiba-tiba melengking dan meninggalkan lawannya.
"Ceng Liong. kau iblis keji"."
Ceng Liong terbelalak. Dia melihat Ceng Han menubruknya,
melancarkan pukulan Pek-hong-ciang. Tapi Ceng Liong yang
tertawa aneh dengan tubuh bergoyang itu tiba-tiba
menyambut. Dan begitu lengannya diangkat menerima
terjangan ini mendadak Ceng Han berteriak ketika tubuhnya
terangkat dan terbanting roboh.
"Bress...!" Ceng Han terkejut bukan main. Dia merasa
pukulan yang luar biasa kuat menerima pukulannya, menahan
dan tiba-tiba menolak dengan demikian dahsyat. Dan kaget
bahwa dia tergulingguling oleh tangkisan lawan tiba-tiba Ceng
Han berjungkir balik dan berteriak mencabut pedangnya.
"Bocah, mampuslah....!"
Ceng Liong terkejut Dia melihat pedang Ceng Han
melingkar, merusuk dan berputar menikam lehernya. Tapi
Ceng Liong yang menyeringai keji tiba-tiba me lembungkan
lehernya dengan sinkang yang baru dia peroleh dari Ciok-
thouw Taihiap. "Tak!" dan pedang Ceng Han yang mental
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bertemu kekebalan pemuda itu sudah disambut seruan
panjang Ceng Han yang kaget setengah mati!
"Ceng Liong, kau manusia busuk!"
Tapi Ceng Liong tertawa aneh. Dia melihat Ceng Han
kembali menyerangnya gencar, menusuk dan menikam,
bahkan membacok. Tapi semua serangan pedang yang
bertubi-tubi mental bertemu tubuh pemuda itu membuat Ceng
Han terkejut dan membelalakkan matanya. Dan saat itulah Mu
Ba datang menyerang.
"Souw Ceng Han, tak perlu lari. Hayo kau layani aku dulu!"
Ceng Han gugup. Dia sedang menusukkan pedangnya
ketika Mu Ba datang, menghantam dengan angin pukulannya
yang menderu. Tapi Ceng Liong yang rupanya "kepanasan"
oleh sinkang Ciok-thouw Taihiap yang bergolak di dalam
perutnya tiba-tiba membentak dan menangkis pukulan
gurunya itu. "Suhu, minggir saja. Biar aku yang membunuhnya... plakl"
Mu Ba terpekik. Dia tiba-tiba terpental dan terdorong
beberapa tindak, kalah oleh sinkang Ceng Liong yang tiba-tiba
menjadi demikian dahsyat dan mengerikan. Dan sementara
dia hampir terjengkang bergulingan maka Ceng Long langsung
mengibas lawannya dengan tangan kiri. "Souw Ceng Han,
pergilah...!"
Ceng Han menangkis. Dia menggerakkan pedang menusuk,
tangan kirinya ikut pula membantu menolak kibasan Ceng
Liong. Tapi begitu dua tenaga bertemu di udara tiba-tiba Ceng
Han berteriak dan kembali terbanting roboh.
"Bress....!"
Ceng Han terguling-guling. Dia pucat dan ngeri bukan main
oleh kehebatan Ceng Liong. Maklum bahwa sinkang yang
dipergunakan itu adalah sinkang ayahnya yang sudah puluhan
tahun dilatih. Sinkang yang disedot Ceng Liong! Dan
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sementara dia bergulingan menyelamatkan diri maka Ceng
Liong tiba-tiba tertawa aneh dan mengejarnya dengan
pukulan ke dua.
"Orang she Souw, mampuslah!"
Ceng Han berjungkir balik. Dia merasa pukulan Ceng Liong
lebih dahsyat dari pada yang pertama, tapi melompat
memutar pedangnya tiba-tiba tanpa sengaja kaki Ceng Han
menyerimpet sebuah akar tanaman.
"Aih...!" Ceng Han terkesiap, terbelalak dan roboh
terjengkang. Dan persis dia melotot pada lawannya itu tiba-
tiba pukulan Ceng Liong tiba. "Krekk!" Ceng Han mengaduh.
Pundak kirinya patah, dan sementara ia menggulingkan diri
sambil menggigit bibir maka Ceng Liong kembali melontarkan
pukulan sambil terkekeh, kali ini mempergunakan Soan-hoan-
ciang. Tapi Cui Ang yang menjerit melihat suaminya dalam
bahaya tiba-tiba memekik dan meninggalkan Mayat Hidup,
menyerang Ceng Liong.
"Ceng Liong, kau iblis keparat...!"
Ceng Liong menyeringai. Dia menarik pukulannya ke arah
Ceng Han, membiarkan Ceng Han me lompat, bangun. Lalu
begitu bergerak menerima serangan Cui Ang tiba-tiba Ceng
Liong mencengkeram pedang di tangan wanita ini.
"Pletak!" Cui Ang terkejut. Ia melihat pedangnya patah
menjadi tiga potong, dan sementara terbelalak dengan muka
kaget tahutahu pukulan Soan-hoan-ciang yang sedianya
hendak ditujukan kepada Ceng Han mendadak dikibaskan
pada wanita ini, dahsyat sekali.
"Ang-moi, awas...!"
Tapi terlambat. Cui Ang tak mendengar seruan suaminya
itu, karena sementara ia tertegun menyaksikan pedangnya
patah tahutahu Soan-hoan ciang sudah menerpa tubuhnya.
"Bress!" Cui Ang terlempar. Dia bagai layang-layang putus
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
talinya, tapi Ceng Liong yang sudah menyambar potongan
pedang dengan kakinya tiba-tiba mengungkit dan menendangkannya ke arah Cui Ang. Dan begitu pedang
mengenai wanita ini yang masih terlempar di udara maka Cui
Ang menjerit dan roboh terbanting.
"Crep!"
Ceng Han terbelalak. Dia melihat isterinya terkapar dengan
mata melotot, potongan pedang menancap di dada kanannya.
Tak bergerak lagi. Tewas! Dan Ceng Han yang terguncang
hebat oleh kematian isterinya ini tiba-tiba melengking dan
menyerbu ke depan.
"Jahanam Ceng Liong, kau manusia keji...!"
Ceng Liong tertawa mengejek. Dia tak berkelit atau
menghindar serangan itu. Tapi ketika Ceng Han menusuk
matanya dia membentak. Lalu, sekali dia mengibas dan
menggerakkan tangannya ke depan tahu-tahu pedang Ceng
Han sudah dicengkeram. Dan sekali remas hingga pedang
hancur tak kuat menerima tenaga saktinya tiba-tiba Ceng
Liong mengebutkan potongan pedang yang amat banyak itu
ke muka Ceng Hanl
"Abh...!" Ceng Han terbelalak lebar. Dia kaget oleh
serangan yang amat dekat ini, tapi Geng Han yang dapat
membanting diri bergulingan dengan pundak patah itu tiba-
tiba mengeluh ketika melihat Ceng Liong tiba-tiba telah ada di
depannya. Berkelebat mengejarnya seperti iblis. Berdiri
menanti pada saat dia melompat bangun! Dan sementara
Ceng Han mengutuk dengan makiannya yang penuh
kemarahan maka Ceng Liong menurunkan tangannya
menghantam kepala pendekar itu.
"Souw Ceng Han, mampuslah!"
Ceng tak dapat mengelak. Dia baru melompat bangun,
mana ada waktu" Maka melihat dirinya diancam maut yang
amat mengerikan tiba-tiba Ceng Han menjadi nekat dan
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menendangkan kakinya ke selangkangan pemuda itu. Ingin
mati berbareng! Tapi sebuah bayangan yang menangkis
pukulan Ceng Liong dari samping tiba-tiba mengejutkan
semua orang. "Ceng Liong, kau jahanam keji... dess!"
Ceng Liong terbelalak. Dia terdorong mundur oleh
tangkisan yang dahsyat, terkejut melihat munculnya seorang
pemuda tinggi besar, tampan dan gugah, menyelamatkan
Ceng Han pada saat yang tepat. Dan Ceng Liong yang
terdorong mundur oleh tangkisan ini tiba-tiba berseru marah
ketika mengenal siapa pemuda itu.
"Sin Hong...!"
Dan bersamaan dengan seruan ini tiba-tiba tiga bayangan
lain berkelebat datang di depan Sin Hong. Itulah Han Ki dan
Han Bu beserta seorang kakek bongkok yang bukan lain Naga
Bongkok adanya. Dan melihat Ceng Liong merobohkan Ciok-
thouw Taihiap dan ibu mereka tewas dengan potongan
pedang menancap di dada tiba-tiba Han Bu berteriak dan
melompat ke depan.
"Ceng Liong, kau membunuh ibuku?"
Ceng Liong tersenyum mengejek. "Kau rupanya tahu
namaku Han Bu" Dia mampus karena kesalahannya sendiri,
jangan persalahkan aku."
"Keparat!" Han Bu yang tak tahan oleh semuanya ini tiba-
tiba sudah menghantam Ceng Liong, langsung menggunakan
Soanhoan-ciang yang diwarisinya dari kakeknya. Tapi Ceng
Liong yang juga memiliki ilmu yang sama mengibaskan
lengannya sambil berseru mengejek,
"Han Bu, kau bukan lawanku plak!"
Han Bu terlempar roboh. Dia berteriak dan me lompat
bangun kembali, siap menyerang dengan mata melotot. T api
Sin Hong yang berkelebat di depannya tiba-tiba menekan
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bahunya. "Han Bu. Ceng Liong bukan lawanmu. Dia telah


Pedang Medali Naga Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menyedot sinkang kong-kong!"
Han Bu gemetar. Dia memang merasa betapa hebat tenaga
Ceng Liong, luar biasa sekali. Dan Han Ki yang juga tampil
dengan muka merah tiba-tiba juga menahan lengannya. "Bu-
te, apa yang dikata Sin Hong memang benar. Sebaiknya kita
lihat keadaan ibu dan kong-kong!"
Tapi Sin Hong berkata, "Sebaiknya kalian urus dulu paman
Ceng Han, saudara Han Ki. Aku dan suhu akan menghadapi
iblis-iblis ini!"
Han Ki teringat. Dia melihat ayahnya menggeletak di situ,
pingsan. Maka mengangguk dan menarik adiknya ini. Han Ki
melakukan pertolongan darurat Lalu melihat ayah mereka
patah tulang pundaknya tapi tidak begitu berbahaya segera
Han Ki maju kembali bersama adiknya. Sementara Sin Hong
yang sudah berhadapan dengan Ceng Liong tampak berapi-api
memandang lawannya itu dengan penuh kemarahan.
"Ceng Liong, kau iblis keji. Tak tahu malu kau mencuri ilmu
silat orang lain dengan menyamar!"
Ceng Liong tertawa mengejek. "Itu bukan salahku, Sin
Hong. Kebodohan merekalah kalau dapat tertipu!"
"Dan kau telah membunuh kakekku, Ceng Liong. Kau harus
membayar hutang jiwa ini!"
"Ha-ha, siapa harus membayar hutang" Ciok-thouw T aihiap
juga telah membunuh kakekku, Sin Hong. Jadi sekarang impas
dan tak perlu diributkan lagi. Sekarang bersiaplah, aku akan
menebus kekalahanku empat hari yang lalu!" dan Ceng Liong
yang tertawa bergelak menghentikan kata-katanya itu tiba tiba
menyerang Sin Hong dengan cengkeraman ke depan.
"Dukkl"
Sin Hong menangkis. Dia membentak marah melihat Ceng
Liong tak memberi aba-aba. Tapi ketika Ceng Liong
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengulang pukulanya dan pemuda itu tertawa mengejek
sambil mengibaskan lengan kirinya menghantam dengan
pukulan Soan hoan-ciang tibatiba Sin Hong melompat mundur
dan berteriak keras "Ceng Liong, aku akan membunuhmu."
dan begitu dia mendorongkan lengan menerima kibasan ini
maka untuk pertama kalinya dua orang muda itu mengadu
tenaga. "Dess!"
Ceng Liong; surut selangkah. Dia tergetar dan terbrlalak
melihat Sin Hon'g hanya bergoyang, melotot padanya dengan
muka merah. Dan Ceng Liong yang penasaran oleh gebrak
pertama ini tiba-tiba membentak dan menerjang maju. "Sin
Hong sekarang hatihatilah . Aku bukan Ceng Liong pada
empat hari yang lalu!"
Sin Hong tak menggubris. Dia sudah melayani Ceng Liong
yang bertubi-tubi menyerang, mula-mula ma inkan kedua
tangan dengan pukulan dan tamparan. Tapi ketika Ceng Liong
mulai menggerakkan kakinya pula untuk menendang dan
menyerang dari bawah tiba-tiba Sin Hong membentak dan
mainkan Khong jiciangnya (Silat Hawa Kosong), yakni ilmu
silat yang lebih menitikberatkan pada pertahanan daripada
penyerangan Dan begitu semua serangan Ceng Liong mental
ke atas dan Ceng Liong marah mendadak Ceng Liong
melengking tinggi dan mengerahkan Cui-beng Ginkangnya,
lenyap menghantam dan berkelebatan menyerang Sin Hong.
"Sin Hong, aku akan membunuhmu...."
Sin Hong tak menjawab. Dia melihat lawannya lenyap,
bertubitubi melakukan serangan. Maka memekik dan
melengking pula tibatiba Sin Hong mengerahkan Jouw-sang
hui tengnya (Terbang Di Atas Rumput) untuk menandingi Cui-
beng Ginkang ( Ginkang Pengejar Roh ) lawan. Dan begitu
keduanya sama-sama lenyap di dalam gulungan bayangan
yang saling sambar-menyambar maka pertandingan tiba-tiba
menjadi seru dan menegangkan.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ceng Liong ma inkan pukulan bervariasi. Mula-mula
mencoba Pek-hong-ciang menekan Sin Hong Tapi ketika
pukulannya membalik dan Pek hong-ciang rupanya kurang
kuat menghadapi lawannya itu maka Ceng Liong menambahinya dengan T ok hiat jiu (Pukulan Darah Beracun),
yakni ilmu silat yang diwarisinya dari sang ibu di mana sang
ibu sendiri mendapatkannya dari mendiang Cheng gan Sian-
jin. Dan karena sekarang s inkang Ceng Liong luar biasa hebat
dan sama dengan Ciok-thouw Taihiap sendiri yang ditipunya
secara keji maka pukulan dan sambaran angin tamparannya
benar-benar mengerikan dan dahsyat sekali. Tok-hiat jiu yang
dilakukan Ceng Liong sama dengan yang dilakukan mendiang
kakek gurunya, bahkan mungkin lebih hebat lagi karena
sinkang Ciok-thouw T aihiap masih lebih tinggi dibanding kakek
iblis itu, yang tewas di tangan ketua Beng-san-pai ini. Maka
begitu Ceng Liong bergerak dan mainkan Pukulan Darah
Beracun itu ditambah pukulan Pik-hong-ciang /"Pukulan Angin
Putih; menghantam lawannya tiba-tiba saja sinar merah dan
putih yang amat berlawanan warnanya bertubi-tubi menyerang Sin Hong.
Dengan cepat dan dahsyat sekali Sin Hong didepak. Diteter
dan terus digencet. Tapi Sin Hong yang mainkan Khong-ji-
ciangnya dengan penuh konsentrasi sebagai ilmu silat
pertahanan diri ternyata mampu menolak semua serangan
lawan. Keganasan Ceng Liong diimbangi dengan kecepatan
dan ketepatan bergerak, menangkis atau bahkan mendorong
dengan tolakan s inkang. Dan Ceng Liong yang merasa betapa
Sin Hong mementalkan semua pukulannya dengan sinkang
yang amat kuat diam-diam heran dan penasaran juga. T imbul
pertanyaan, dari manakah pemuda itu memperoleh sinkang
demikian hebat" Betulkah dari s i Naga Bongkok" Sebab, kalau
benar dari kakek bongkok itu tentunya tak mungkin Naga
Bongkok memberikannya seluruh bagian. Karena memberikan
seluruh bagian berarti menyerahkan nyawa seperti yang
dialam i Ciok-thouw Taihiap. Padahal Naga Bongkok masih
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
hidup, bahkan segar-bugar dan sehat berseri-seri! Jadi
bagaimana Sin Hong bisa menjadi sedemikian hebat"
Ini memang tak diketahui orang luar. Naga Bongkok sendiri
yang melatih muridnya itu juga mula-mula tak mengetahuinya.
Tapi para pembaca yang masih ingat pertemuan pemuda mi
dengan Bubeng Sian su tentu mengerti. Ya, itulah sebabnya.
Karena dulu, sepuluh tahun yang lalu ketika Sin Hong bertemu
kakek dewa itu di dalam gua dan mendapatkan latihan aneh
untuk "memukul-mukul batu" yang sebenarnya adalah cara
menghimpun sinkang yang dahsyat sekali sebenarnya
mendapat anugerah luar biasa. Karena dengan cara
menghimpun sinkang yang diajarkan oleh kakek dewa itu
sesungguhnya Sin Hong telah melatih tenaga sakti yang luar
biasa dahsyat, tak kalah dan kini sejajar dengan gurunya
sendiri bahkan mungkin sedikit di atasnya! Dan Ceng Liong
yang tentu saja tak tahu asal mula kejadian ini mengira bahwa
Naga Bongkok memberikan sinkangnya pada muridnya itu.
Padahal tidak. Karena Sin Hong yang memiliki sinkang dengan
cara yang telah diberikan kakek dewa Bu-beng Sian-su
sesungguhnya jujur dan tidak menerima "warisan" dari mana-
mana. Sin Hong belajar sendiri. Menghimpun sendiri. Dan Naga
Boagkol yang akhirnya tahu dari cerita muridnya itu tentang
pertemuannya dengan Bu-beng Sian-su akhirnya malah "tidak
be-rani" melatih sinkang pada Sin Hong. Sin Hong disuruh
meneruskan saja latihan seperti apa yang diajarkan kakek
dewa itu, sementara dia hanya melatih ilmu-ilmu s ilat pada Sin
Hong. Dan ketika benar sepuluh tahun kemudian Sin Hong
menyelesaikan semua pelajarannya mana tertegunlah Naga
Bongkok melihat kemajuan muridnya ini. Sin Hong memiliki
sinkang yang dahsyat. Dan ketika ia mencoba sampai di mana
sinkang muridnya ini maka Naga Bongkok terkejut ketika
mendapat kenyataan bahwa sinkang yang dilatih Sin Hong
selama sepuluh tahun itu sama dengan sinkang yang dia
pelajari selama limapuluh tahun. Bahkan seusap lebih tinggi!
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dan Naga Bongkok yang tentu saja bengong oleh kehebatan
muridnya ini segera menjadi girang luar biasa.
Dia dapat mengukur, bahwa Sin Hong sekarang sejajar
dengan tokoh-tokoh sakti kelas atas. Tak kalah dengan
ayahnya sendiri, Pendekar Gurun Neraka. Atau Ciok-thouw
Taihiap Souw Ki Beng! Dan kakek bongkok yang tentu saja
kagum oleh kepandaian muridnya itu segera menjadi girang
dan takjub akan kehebatan Sin Hong. Maklum bahwa
semuanya itu adalah berkat sinkang yang dipelajari muridnya
dari manusia dewa Bu-beng Sian-su. Dan Naga Bongkok yang
semakin percaya akan kesaktian kakek dewa ini diam-diam
gentar dan tunduk di dalam hati. Dia dapat membayangkan,
kalau Sin Hong berlatih limapuluh tahun sama seperti dia
sendiri tentu kepandaian pemuda itu lima tingkat di atasnya.
Bukan main. Hal yang sukar untuk dibayangkan dan amat
tinggi! Dan Naga Bongkok yang percaya kepada muridnya ini
lalu melepas Sin Hong dengan penuh kemantapan. Termasuk
membiarkan muridnya itu bertanding me lawan Mu Ba, iblis
tinggi besar yarg tak dapat mengalahkan Sin Hong! Dan Naga
Bongkok yang semakin girang oleh kelihaian muridnya itu dan
percaya akan ke mampuan Sin Hong menjaga diri lalu
membiarkan saja muridnya itu melawan Ceng Liong, meskipun
tahu bahwa Ceng Liong mewarisi tenaga sakti Ciok-thouw
Taihiap secara licik. Dan ketika benar muridnya itu dapat
menahan semua serangan lawan dan kini Ceng Liong melotot
penuh kemarahan tiba tiba kakek ini tertawa dan
mengebutkan lengan bajunya, memutar tubuh ketika melihat
tiga bayangan berkelebat mengurung dirinya.
"Kalian hendak mengeroyokku, Mu Ba?"
Mu Ba, dan dua orang temannya yang sudah mengurung
kakek ini menggeram. Dia memang melihat pertempuran di
antara dua orang muda Hu masih berjalan seimbang. Ceng
Liong masih mendesak tapi ditahan murid Naga Bongkok ini.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Maka melihat Naga Bongkok juga harus segera dibereskan
iblis tinggi besar inipun membentak.
"Naga Bongkok, kau tak dapat menonton begitu saja
pertandingan anak-anak muda itu. Bersiaplah untuk mampus!"
"Heh heh, kau berani mengancam setelah dibantu
temanteman, Sin-thouw-liong" Bagus, majulah. Aku ingin
menggebukmu lagi supaya lari terbirit-birit!"
"Keparat!' Mu Ba memekik. Lalu memberi aba-aba pada
dua temannya yang lain dia sudah membentuk dan tiba-tiba
menerjang [kakek ini. "Mayat Hidup, serang dia. Bunuh...!"
Mayat Hidup mengangguk. Dia juga sudah mengerotokkan
jarijarinya, mempersiapkan Coan kut-ci. Dan begitu melihat
Mu Ba menghambur menyerang lawan tiba-tiba dia juga
terkekeh dan menusukkan dua jarinya, melengking dan
berseru pula pada T oksim Sian-li, "Mo-li, kebutkan benderanu.
Bunuh si tua bangka ini!"
Tok-sim Sian-li juga bergerak maju. Dia sudah memekik
dan menggerakkan benderanya, dan begitu tiga orang ini
maju menyerang lawan, tiba-tiba Naga Bongkok sudah
dikurung tanpa dapat keluar.
"Plak-plak-plak!"
Naga Bongkok menangkis. Dia membuat tiga orang
lawannya terdorong, bahkan Tok-sim Sian-li yang terlemah di
antara mereka terpental. Tapi ketika Mu Ba dan Mayat Hidup
menyerang kembali kakek inipun memaki dan terpaksa
melompat mundur. Mayat Hidup menusukkan dua jarinya ke
mata. mencicit bagai suara tikus. Dan belum dia menangkis
serangan ini Mu Ba sudah menggereng dan menghantam
tengkuknya dengan dahsyat sekali. Terpaksa, Naga Bongkok
memutar lengan dan begitu menangkis ke muka dan belakang
tahu-tahu benturan tenaga di antara mereka bertiga
mengguncangkan bumi.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Des-dcss!"
Naga Bongkok terdororg. Dia digencet dua pukulan
berbareng dari muka dan belakang, dan sementara dia
terhuyung dengan mata menyipit tiba-tiba Tok-sim Sian-li
mengebutkan benderanya ke pinggang, memekik dan
sekaligus melepas pukulan T ok-hiat-jiu dengan tangan kirinya,
mengejutkan kakek ini yang masih tergetar. Tapi Naga
Bongkok yang tak dapat mengelak sudah melindungi dirinya
dengan sinkang.
"Piak-dess!" dan Tok-sim Sian-li menjerit. Dia membentur
kekebalan yang aneh, terpelanting sendiri dan kembali
tergulingguling. Tapi Mayat Hidup yang berteriak kepadanya
sudah memberi tahu,
"Mo-li, serang saja dari samping. Biar kami berdua
menyerangnya dari muka dan belakang...!"
Naga Bongkok tertawa. Dia melihat Tok-sim Sian-li
mengangguk, dan tiga orang lawan yang sudah mengepungnya dari tiga jurusan itu akhirnya berpadu Mereka
bergerak sesuai dengan apa yang dikehendaki Mayat Hidup,
dan begitu menyerang dari tiga jurusan tiba-tiba Naga
Bongkok harus berlompatan ke sana ke mari menghindari


Pedang Medali Naga Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

gempuran musuh.
"Wah, kalian curang, Mayat Hidup. Tak tahu malu!"
Tapi Mayat Hidup dan teman-temannya tak menggubris.
Mereka adalah orang-orang sesat, mana terpengaruh oleh
seruan ini" Bahkan semakin Naga Bongkok memaki mereka
maka semakin buas dan garang mereka menyerang. Akibatnya
Naga Bongkok membentak keras, dan melihat dirinya
dikepung dengan pukulan bertubi-tubi mendadak kakek ini
mengayun tubuhnya dan melempar kedua lengan ke kiri dan
ke kanan, lalu begitu melenggak lenggok bagai naga menari
tiba-tiba angin pukulan dahsyat menyambar dari kedua lengan
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kakek itu, menangkis dan membuat lawan-lawannya berteriak
kaget. "Awas, Sin-liong-jiu-kun (Pukulan Naga Sakti)...!" Mu Ba
berteriak memperingatkan, melompat mundur dan maklum
akan kedahsyatan pukulan ini. Dan Mayat Hidup serta Tok-Sim
Sian-li yang juga terbelalak dan terdorong oleh angin pukulan
ini tiba tiba membentak dan berjungkir balik menyerang dari
atas. "Naga Bongkok, mampuslah!"
Kakek itu menggeliat. Dia menerima serangan berbareng
itu dengan tubuh berjongkok, tangan mendorong ke atas. Dan
begitu pukulan meledak di udara tahu-tahu tongkat bendera di
tangan Toksim Sian-li patah.
"Krek!"
Tok-sim Sinn-li menjerit. Dia kaget sekali oleh tangkisan
Naga Bongkok yang demikian kuat, baru angin pukulannya
saja tapi sudah membuat gagang benderanya patah. Dan
sementara dia meluncur turun dengan muka kaget tahu-tahu
lengan kiri kakek itu menampar kepalanya. Tapi untunglah,
Mayat Hidup yang menusukkan jarinya dari samping
mendahului gerakan ini, dan persis rekannya menjerit keras
lengan kakek itu pun dicoblos.
"Cret!" Tok-sim Sian-li selamat. Ia sudah membanting
tubuh bergulingan, dan Mayat Hidup yang tergetar oleh
pukulan Sin-liong jiu lawannya terdorong mundur dengan
mata terbelalak.
"Naga Bongkok, kau hebat!"
Tapi kakek ini tak menjawab. Dia sudah ditubruk s i raksasa
tinggi besar dalam gebrakan cepat itu, bertubi-tubi mendapat
pukulan Mu Ba yang menderu bagai angin topan. Dan
bergerak ringan me lompat ke kiri tiba-tiba kakek ini
menendang lawannya dari samping.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Dess...!" Mu Ba menggeliat. Dia hampir terbanting roboh,
tapi raksasa yang menggeram dengan mata melotot itu sudah
membalikkan tubuhnya dan kembali menyerang, persis di saat
Mayat Hidup juga melancarkan Coan-kut-ci. Dan ketika dua
iblis ini mengepung dan membuat posisi seperti semula maka
Tok-sim Sian-li juga sudah menerjang maju dengan pekik
marahnya, mengebutkan kain bendera yang patah gagangnya,
tidak berani sembroro dan lebih hati hati setelah mengetahui
kehebatan Sinliong jiu tadi. Dan begitu tiga orang ini
mengeroyok secara teratur dan saling isi-mengisi melakukan
serangan maka Naga Bongkok kewalahan dan mengeluh juga.
Betapapun, Mu Ba dan Mayat Hidup itu adalah tokoh-tokoh
yang berkepandaian tinggi. Kalau mereka maju satu-persatu
tentu dengan mudah dia akan menundukkan mereka. Tapi
setelah mereka maju berbareng dan masih ditambah Tok-sim
Sian-li yang cukup mengganggu dengan kibaran benderanya
itu mau tak mau kakek ini kerepotan juga. Maka ketika
pertandingan berjalan semakin seru dan berkali-kali Naga
Bongkok terhalang pandangannya oleh kain bendera di tangan
Tok-sim Sian-li akhirnya tusukan Coan-kut-ci dan gebukan Sin-
thouw liong Mu Ba mulai mengenai dirinya.
Naga Bongkok terdesak. Dan ketika satu saat kembali dia
tertusuk dua jari Mayat Hidup itu yang menyengat tubuhnya
tiba-tiba kakek ini membentak dan menyambar kain bendera,
benda yang selalu menghalang pandangannya. Dan begitu
menangkap serta merenggut keras tiba-tiba kakek ini
menyentak dan menarik kuat, tak memperdulikan pukulan Mu
Ba yang datang menghantam punggungnya. Dan sementara
Tok-sim Sian-li berteriak mempertahankan benderanya maka
saat itulah pukulan Mu Ba yang menghantam punggungnya
"dipindahkan" kakek ini ke tubuh Tok-sim Sian-li lewat
bendera! "Dess!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tck-sim Sian-li menjerit. Dia tak menyangka bahwa Naga
Bongkok mempergunakan ilmu yang aneh, menyalurkan
pukulan di belakang tubuhnya untuk diteruskan ke depan,
melalui kain bendera. Maka begitu pukulan Mu Ba "meluncur"
melalui punggung kakek ini dan terus menghantam lawannya
yang ada di depan seketika Tok-sim Sian-li muntah darah dan
terjengkang roboh!
"Ah, Pai-khong-twi-san (Dorong Hawa Menggempur
Gunung)...!" Mu Ba kaget, terkejutdan berteriak keras begitu
melihat rekannya menjadi korban. Tahu bahwa secara lihai
kakek bongkok itu "memindahkan" pukulan ke arah lawan
yang dituju dengan tepat dan telak sekali. Maka terkejut dan
berteriak tinggi raksasa iai menghambur dengan penuh
kemarahan. "Naga Bongkok, kau manusia siluman...!"
Kakek itu tertawa. Dia bukannya tidak mengambil resiko
dengan perbuatan itu. Karena betapapun juga kalau dia tidak
memiliki sinkang di atas lawannya tentu jantungnya akan
rontok oleh gempuran Mu Ba yang dahsyat. Maklum bahwa
betapapun raksasa tinggi besar itu memiliki tenaga sebesar
gajah. Maka melihat Mu Ba meraung dan kembali
menyerangnya deagan pukulan di belakang kepala tiba-tiba
kakek ini menubruk ke depan menangkap lengan Mayat Hidup
yang saat itu menusuknya dengan Coan-kut-ci pula.
"Hei...!- Tapi semuanya terlambat. Jari Mayat Hidup sudah
ditangkap kakek ini. yang pada saat yang bersamaan
menerima pukulan Mu Ba di belakang kepalanya. Dan begitu
Naga Bongkok mengulang kembali dengan ilmunya yang aneh
itu untuk "memindah" pukulan lawan menumbuk musuh yang
ada di depan seketika Mayat Hidup terpekik dan melengking
tinggi. "Bress...!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dua-duanya seperti diadu. Mayat Hidup terlempar, dan Mu
Ba sendiri yang menerima "sengatan" Coan-kut ci yang d
tusukkan rekannya melalui tubuh kakek bongkok itu seketika
mencelat dan terguling-guling. Mereka sama memaki,
mengumpat kalang-kabut. Tapi keduanya yang memiliki
kepandaian setingkat dan sinkang sama kuat akhirnya
melompat bangun dan berdiri kembali dengan mata melotot,
tidak terluka seperti Tok sin Sian-li yang harus bersamadhi
memulihkan lukanya. Dan Mu Ba yang menggereng oleh
kejadian itu membentak marah.
"Naga Bongkok, jangan kaupergunakan ilmu silumanmu
itu...!" Naga Bongkok tertawa. "Kau takut, Mu Ba" Kalau begitu
menyerahlah, berlutut meminta ampun, heh-heh!" dan Mu Ba
yang menggeram sambil membanting kakinya itu lalu
berteriak pada temannya,
"Mayat Hidup jangan sentuh dirinya. Jangan sampai
tertangkap...!"
Mayat Hidup mengangguk. Dia memang sudah mendengar
cerita temannya itu tentang kelihaian Naga Bongtok,
mendengar pula akan ilmunya yang aneh yang disebut Pai
khong-twi-san (Dorong Hawa Menggempur Gunung) Maka
melihat bahwa kakek itu benar-benar berbahaya dan mereka
dapat "diadu'' kalau disentuh kakek ini terpaksa Mayat Hidup
merobah cara bertenpur, tak berani mendekat lagi dan selalu
melompat kalau hendak ditangkap. Dan karena Mu Ba juga
memasang jarak untuk tidak terlalu mendekat lawannya ini
maka pertandingan akhirnya menjadi timpang dan berat
sebelah. Naga Bongkok kini me lancarkan serangan. Tidak lagi
bertahan atau menangkis seperti tadi. Dan karena lawannya
tak berani mendekat dalam jarak yang terlalu pendek akhirnya
Mu Ba dan Mayat Hidup terdesak dan mulai memaki-maki.
Mereka bingung, juga gentar. Dan sementara mereka gugup
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
oleh Pat kiong-twi san Naga Bongkok yang selalu siap
"memindahkan" pukulan ke arah mereka tiba-tiba Ceng Liong
yang bertempur meiawan Sin Hong berteriak.
Mereka melihat Ceng Liong terpental, roboh dan terguling-
guling setelah mendengar ledakan di udara, keras sekali dari
benturan dua tenaga sakti yang rupanya sama-sama
dilancarkan keduanya. Dan sementara Ceng Liong terguling-
guling dalam pekik kaget tahu-tahu Han Bu dan Han Ki yang
sejak tadi menonton di pinggiran berkelebat maju mengejar
pemuda ini, menghunus pedang dan langsung membacok
Ceng Liong. "Ceng Liong, bayar hutang jiwa kongkong.. !"'
Ceng Liong terkejut. Dia belum melompat bangun ketika
dua orang kakak beradik itu menikamnya, yang satu ke arah
leher sedang yang lain membacok punggung. Tapi Ceng Liong
yang tertawa mengejek oleh sambaran pedang Han Ki dan
adiknya ini menggelembungkan tubuhnya.
"Tak-takk!"
Han Bu dan kakaknya terkejut. Mereka merasa membacok
sepotong baja, mental ke atas dan hampir terjelungup. Dan
Ceng Liong yang sudah melompat bangun dan menyeringai
dengan muka keji tiba-tiba membentak dan menampar pelipis
kakak beradik itu dengan pukulan sinkangnya
"Han Ki, kaulah yang mampus!"
Pemuda ini kaget. Dengan otomatis dia mengangkat
pedangnya, menangkis. Tapi begitu pedang bertemu telapak
Ceng Liong tiba-tiba pedang itu patah dan tamparan Ceng
Liong masih terus meluncur ke pelipisnya, menghantam tak
dapat dielakkan pemuda ini. Tapi Sin Hong yang rupanya tak
tinggal diam sudah berkelebat dari samping. Dia tadi
terdorong dan hampir terjengkang ketika Ceng Liong
menumbukkan sinkangnya, lawan tergulingguling sementara
dia tergeser kedudukan kakinya. Maka melihat Ceng Liong
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mematahkan pedang Han Ki dan saudaranya itu terbelalak
menerima tamparan Ceng Liong mendadak Sin Hong
berkelebat dan menangkis serangan ini.
"Ceng Long, jangan menumpahkan darah iagi di sini...
dess!" Ceng Liong mencelat. Dia kembali tak tahan oleh sinkang
Sin Hong yang dahsyat, yang berkali-kali membuat dia
terdesak dan tak mampu mengungguli lawannya itu. Maka
membanting dirinya bergulingan dan melompat bangun tiba-
tiba Ceng Liong berteriak ke arah gurunya sambil menyambar
ibunya yang bersila di atas tanah, "Suhu, kita pergi saja.
Musuh terlalu kuat...!"
Kiranya Ceng Liong telah melihat pertandingan di antara
dua orang gurunya itu dengan Naga Bongkok. Dia melibat
keadaan tibatiba menjadi tidak menguntungkan bagi mereka.
Mendongkol dan marah bukan main bahwa dengan sinkang
Ciok-thouw Taihiap yang diperolehnya masih saja dia tak
mampu mengalahkan Sin Hong. Maka melihat ibunya terluka
dan dua orang gurunya mundurmundur menghadapi Naga
Bongkok akhirnya Ceng Liong mengambil keputusan licik.
Melarikan diri sebelum payah benar! T api Han Ki dan Han Bu
yang sudah kembali akan keadaan mereka sudah membentak
dan mengejar Ceng Liong.
"Ceng Liong, jangan lari kau...!"
Sin Hong juga mengejar. Dia ikut marah melihat kelicikan
Ceng Liong ini, maka bertiga bersama Han Ki dan Han Bu, Sin
Hong mengejar mendahului mereka, mengerahkan Jouw-
sang-haitengnya mendekati Ceng Liong yang memanggul T ok-
sim Sian-li. Tapi persis jarak mereka tinggal beberapa
jangkauan mendadak Ceng Liong melempar granat beracunnya. "Hei ..dar-darr!"
Sin Hong berjungkir balik. Dia melihat asap hitam
membubung tebal, memaki dan membentak Ceng Liong yang
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
licik. Dan Sin Hong yang melihat Han Ki dan adiknya sudah
pula tiba di situ mendadak mendorongkan tangannya menarik
kakak beradik ;tu. "Han Ki, jangan diterobos. Beracun...!"
Han Ki terlempar. Dia bersama adiknya terdorong oleh
pukulan Sin Hong, mencium bau amis dari granat beracun itu.
Dan ketika mereka melompat bangun dengan mata terbelalak Naga
Bongkok sudah berkelebat di depan mereka pula.
"Anak-anak, tak perlu dikejar. Asap itu memang beracun!"
Han Ki pucat. Dia mengepalkan tinju dengan marah, tapi
Han Bu yang membanting kaki dengan muka merah padam
membentak penasaran, "Tapi Ceng Liong telah memburuh ibu
dan kakekku, locianpwe. Masa harus dilepas begitu saja?"
Naga Bongkok mengangguk. "Benar, tapi mergejar dengan
menerobos asap hitam itu berbahaya, anak baik. Betapapun
kita harus menahan diri dan masih banyak waktu untuk
mencari mereka di lain hari."
Han Bu tidak puas. Tapi Sin Hong yang terbelalak ke kanan
tiba-tiba berseru, "Hei, kong-kong masih hidup!"
Semua orang terkejut. Mereka melihat Sin Hong sudah
melompat dan berlutut di dekat jago tua itu, yang dikira sudah
tewas. Dan Han Bu yang lertegun tapi sudah melompat dan


Pedang Medali Naga Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

berlutut di dekat kakeknya ini tiba-tiba menjadi girang melihat
bahwa kakeknya masih hidup. Tapi, melihat luka-luka
kakeknya yang parah dan harapan hidup kecil sekali
mendadak Han Bu menangis tanpa suara.
"Kong-kong...!"
Ciuk-thouw Taihiap membuka mata. Dia tertawa serak dan
menyeringai menahan sakit, tapi melihat Sin Hong
menempelkan lengannya di punggung tiba-tiba kakek ini
batuk-batuk. "Sin Hong, kau hebat... sinkangmu luar biasa
sekali,., uh-uh, di mana gurumu.,.?"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Naga Bongkok melompat ke depan. "Aku di sini. Ciok-
thouw T aihiap. Apa yang kauinginkan"*
"Ah..." Ciok-thouw Taihiap mencoba duduk. "Kau hebat,
setan bongkok, tapi kau curang. . kau licik ..!"
Ciok-thouw T aihiap batuk-batuk kembali. Dia harus dibantu
Sin Hong yang menyangga punggungnya, tak perduli pada
kerut di kening Naga Bongkok. Lalu menuding dengan jari
gemetar ketua Beng-san pai itu melanjutkan, "Naga Bongkok,
bagaimana kau memberikan sinkang pada muridmu itu"
Kenapa kau ingin memperoleh kemenangan dengan
mewariskan tenaga sakti?"
Naga Bongkok terkejut. "Apa maksudmu, Ciok-thouw
Taihiap?" "Aku, ugh...!" Ciok-thouw Taihiap menahan napas. "Aku
melihat Sin Hong memiliki sinkang tak wajar, Naga Bongkok.
Kau tentu mewariskan sebagian sinkangmu untuk mengalahkan aku... kau... kau curang!"
"Hm," Naga Bongkok akhirnya tahu. "Jadi itukah kiranya
yang menjadi dugaanmu, Ciok-thouw Taihiap" Kau salah, Sin
Hong sama sekali tak kuwarisi s inkang seperti yang kausangka
melainkan hasil latihannya sendiri selama sepuluh tahun."
"Bohong! Kau tak perlu menipuku, setan tua. Sinkang yang
dimilki Sin Hong sejajar dan bahkan melebihi sinkang yang
kumiliki. Kau tentu menambahinya
agar dia dapat mengalahkan aku!"
Naga Bongkok menarik napas. "Cok-thouw Taihiap. tak
perlu kiranya kita memperdebatkan hal itu. Sebaiknya kau
tenangkan diri dan jangan bergerak. Biar aku coba
menyembuhkan luka lukamu!"
"Ha-ha, luka-luka yang mana. setan bongkok" Kau tahu
aku siap mampus, mana mungkin disembuhkan"'
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tapi aku akan mencobanya, Beng-san pai-cu. Kau
tenanglah dan jangan..."
"Tidak, tidak perlu, Naga Bongkok. Aku justeru ingin
memakimakimu dulu sebelum mampus. Kau curang. Kau licik!"
Ciok-thouw Taihiap memotong, mendelik dan penasaran serta
marah memandang lawannya itu. Lalu menuding dengan jari-
jari gemetar dia sudah melanjutkan lagi dengan penuh geram,
"Setan Bongkok, kau benar-benar tak tahu malu sekali.
Beginikah kiranya watak terselubungmu di balik baju
pendekar" Phuih, kau manusia hina, tua bingka. T ak patut kau
menjadi tokoh di Hima laya yang suci. Semoga iblis dan setan
melahapmu kelak di pintu neraka"nghugh...!" dan Ciok-trouw
Taihiap yang terpaksa menghentikan katakatanya karena
batuk yanp hebat akhirnya menekan perut sampai terpingkal-
pingkal. Tapi Naga Bongkok menempelkan lengannya di dada
pendekar ini, tersenyum pahit. "Ciok thouw Taihiap. tenang
dan tahanlah dulu semua kemarahanmu itu. Aku tidak
melakukan kecurangan seperti yang kausargka!"
"Bohong...!" Ciok-thouw Taihiap menepis lengan kakek ini.
"Kau tak perlu menipuku, tua bangka. Jargan sentuh dan
pegang tubuhku!"
Sin Hong akhirnya tak tahan. Dia maju menengahi, tapi
heran bagaimana kakeknya yang sejak tadi roboh dan tak
melihat pertandingan itu dapat mengetahui jalannya
pertempuran antara dia dengan Ceng Liong segera bertanya
dengan kening dikerutkan, "Kong-kong, bagaimana kau tahu
tentang sinkang yang kumiliki ini" Bukankah kau tak melihat
pertandingan?"
"Ha-ha," Ciok-thouw Taihiap tertawa serak. "Aku dapat
mengetahui itu dengan telingaku. Sin Hong. Bukankah benar
gurumu bermain curang dengan mewariskan sinkangnya
kepadamu?"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sin Hong terkejut. "Ah, begitukah, kong-kong" Tapi
dugaanmu tentang suhu tidak benar. Aku memang memiliki
kepandaian sinkang ini tanpa bantuan suhu!"
Ciok-thouw Taihiap tiba-tiba menggerang. Dia menyamoar
leher baju cucunya ini, dan membentak penuh kemarahan dia
menyemprot Sin Hong, "Sin Hong, kau juga mau coba-coba
menipuku" Kau melindungi gurumu dan ikut-ikut menjadi
pengecut?"
Sin Hong terbelalak. Tapi maklum kekerasan dan
kemarahan kakeknya ini terpaksa Sin Hong memberi
keterangan, "Aku dan suhu tidak bicara bohong, kong-kong.
Terus terang saja kuberitahukan padamu bahwa sinkang yang
kuperoleh ini sebenarnya kudapat dari Bu-beng Sian-su!"
"Hah" Ciok-thouw Taihiap melotot. "Kau dapatkan dari Bu
beng Sian su?"
"Ya, begitu sesungguhnya, kong kong," dan Sin Hong yang
terpaksa menceritakan penemuannya dengan kakek dewa itu
pada sspuluh tahun yang lalu akhirnya membuat Ciok thouw
Taihiap terbelalak dan semakin terbelalak saja. Lalu, begitu
Sin Hong selesai menceritakan kejadian sebenarnya tiba-tiba
jago tua ini tertawa bergelak.
"Bangsat, kalau begitu pantas saja, Setan bongkok. Aku
terang kalah kalau manusia dewa itu membimbing muridmu!
Ha ha, siapa yang kejatuhan sial ini kalau bukan Ciok-thouw
Taihiap Souw K i Beng" Ah, kau beruntung Naga Bongkok. Dan
aku terkecoh habis habisan oleh bocah bernama Ceng Liong
itu, keparat.. ugh ugh....!"
Sin Hong membantu kakeknya. Dia melihat kong-kongnya
itu batuk batuk, melontakkan darah segar dan menggigil
dengan mata terbelalak. Maka menotok kakeknya ini
meringankan penderitaan akhirnya Sin Horg menjatuhkan diri
berlutut. "Kong-kong, tak perlu kau bersedih hati. Aku akan
membalas sakit hatimu ini kepada Ceng Liong!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ah, tidak!" Ciok-thouw tiba-tiba berteriak menghentikan
batuknya, "Kau tak perlu membalaskan sakit hatiku ini, Sin
Hong. Ada Han Ki dan Han Bu yang siap membunuh bocah
itu." "Tapi aku cucumu, kong-kong. Apakah kau masih
membedabedakan diriku dengan yang lain?"
Ciok thouw Taihiap tersedak. Dia mendengar suara Sin
Hong yang gemetar, terpukul dan kembali batuk batuk dengan
hebat. Tapi menyeringai dan tertawa aneh mendadak ketua
Beng-san-pai ini memeluk Sin Hong. "Sin Hong, kau masih
mau mengaku aku sebagai kakekmu seperti halnya Han Ki dan
Han Bu" Kau tidak marah oleh sikapku pada sepuluh tahun
yang lalu?"
"Ah," Sin Hong mendesah. "Tak ada pikiran untuk tidak
menganggapmu sebagai kakekku, kong kong. Aku Sin Hong
tetap menganggap sebagai cucumu dengan adanya ibu Ceng
Bi!" "Dan ibumu Pek Hong?"
"Tentu sejalan dengan pendapatku, kong-kong. Bahwa
meskipun tak ada aliran darah keluarga Souw di tubuhku tapi
Sin Hong adalah putera ibu Ceng Bi. Tak ada beda di antara
ibu Ceng Bi dengan ibu kandungku sendiri! Kecuali... kecuali
kalau kau tak sukau padaku, kong kong. Kecuali kalau kau tak
mau menganggapku sebagai cucu!"
Ciok-thouw Taihiap mengeluh. Dia mencengkeram dan
menjambak rambut Sin Hong, lalu berbisik dengan suara
gemetar pendekar ini memejamkan matanya, "Sin Hong, aku
tua bangka tak tahu diri. Siapa tak mau menganggapmu
sebagai cucu. Dulu aku dimabok pikiran yang salah, Sin Hong,
tapi kini aku sadar. Kau cucuku, kau anak dari menantuku
sendiri ..ah, kenapa insyaf setelah mau mampus" Kau
maafkan aku, Sin Hong... kau telah menolong keluarga Souw
dari kehancuran di tangan musuh musuh jahat.... kau benar,
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
aku yang salah... tapi tentang Ceng Liong biar Han Ki dan Han
Bu yang membalaskannya, Sin Hong...dia...dia..."
Ciok thouw Taihiap batuk-batuk. Jago tua ini tersengal,
napasnya megap-megap, tak mampu melanjutkan kata-
katanya dan mulai kejang kejang. Dan Sin Hong yang terharu
melihat keadaan kakeknya itu lalu menotok punggung
kakeknya. Kong-kong, tak perlu kau bicara banyak Aku
mengerti..."
"Tidak... tidak, Sin Hong.. aku tak mau kau membunuh
Ceng Liong karena bocah keparat itu telah bersumpah di
depan altar untuk mampus di tangan keluarga Souw bila
melanggar tumpahnya. Aku. ugh... mana Han Ki...?"
Han Ki maju berlutut. "Aku di sini, kong-kong. Kau ada
pesan apakah?"
"Ugh.." Ciok-thouw Taihiap mengerang. "Kau berkewajiban
untuk mencari bocah keparat itu, Ki ji. Mana adikmu "
"Aku di sini, kong-kong," Han Bu berlutut di samping
kakaknya. "Kau ada pesan apakah?"
"Aku...aku ingin kalian berdua yang membalaskan sakit hati
ini, Han Bu... kau mintalah bantuan Sin Hong untuk mencari
bocah itu. Tapi ingat, Ceng Liong harus mati di tangan
kalian...!" lalu batukbatuk dan tersengal berat Ciok-thouw
Taihiap menggapai Sin Hong. "Anak baik, kau mau membantu
dua saudaramu, bukan" Tolong cari akal... ajari mereka untuk
memiliki s inkang seperti yang kau punyai".!"
Sin Hong mengucurkan air mata. "Aku akan memenuhi
permintaanmu, kong-kong. Tapi sudahlah, tak prlu kau banyak
bicara!" "Ah, tidak!" Ciok -thouw Taihiap justeru mencengkeram
kepala cucunya ini. "Aku tak akan tertolong lagi, Sin Hong.
Kematian siap mercabut nyawaku tak lama kemudian. Aku.
ugh...!" Ciok-thouw T aihiap batuk-batuk. "Aku bisa mohon dua
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
permintaan lagi kepadamu, Sin Hong" Kau bisa meluluskannya?"
Sin Hong menangis. "Aku akan meluluskannya kalau
sanggup kulakukan, kong-kong. Apa yang kau minta?"
"Heh-heh... tidak banyak, Sin Hong... pertama katakan dulu
maukah kau memaafkan si pandir ini. Dan ke dua... ooh ..!"
Ook thouw Taihiap menggeliat. "Aku... aku... ah, aku tak
lahan lagi, Sin Hong... cepat katakan kesanggupanmu untuk
memberi maaf itu.. !"
Sin Horg cepat merangkul kakeknya ini. "Aku memaafkan
semua kesalahanmu, kong-kong. Tapi tak perlu dibesar-
besarkan, itu hanya kesalahpahaman belaka!"
"Ah, kesalahpahaman apa, Sin Hong" Itu pendapat dari
keluhuran budimu.... kau persis ayahmu, gagah dan..." Ciok-
thouw Taihiap tersedak, kejang-kejang dan terpaksa
menghentikan katakatanya. Lalu melontakkan darah segar
tiba-tiba ketua Beng-sanpai ini roboh di pelukan Sin Hong.
"Aduh, elmaut telah datang menjemput Sin Hong.. sekarang
cepat tundukkan kepalamu... aku ingin membisikkan
sesuatu..!"
Sin Hong menundukkan kepalanya. Dia menempelkan
telinga di mulut kakeknya itu, yang gemetar dan tak dapat
mengeluarkan suara dengan jelas, mengira kakeknya akan
memberi pesan terakhir sebelum ajal. Tapi begitu menunduk
dan kakeknya memeluk tahu-tahu Ciok thouw Taihiap
mengecup dahinya. "Sin Hong, ini permintaanku nomor dua...
kau terimalah cium perpisahan ini, cup..!" dan Ciok-thouw
Taihiap yang tiba-tiba terguling tahu-tahu roboh dan
menghembuskan napas terakhir di pelukan Sin Hong!
"Kong-kong...!"
Tapi Ciok-thouw Taihiap telah tewas. Jago tua ini
meninggalkan senyum kepuasan di bibirnya, penuh kebahagiaan dan kegembiraan besar bahwa Sin Hong mau
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
memaafkannya, bahkan sempat dikecup sebelum dia
menghembuskan napas terakhir Dan Sin Hong yang tiba-tiba
mengguguk oleh kematian kakeknya ini tersedu dan memeluk
mayat kakeknya dengan erat. Sin Hong terharu sekaligus
terpukul oleh sikap terakhir orang tua ini, yang keras kepala,
yang tak mau sudah dan "mahal" menyatakan maaf. Tapi
begitu kakeknya tewas dan Ciok-thouw Taihiap yang terkenal
keras dan mau menangnya sendiri itu menyatakan maaf dan
menciumnya dengan kecupan lembut di saat ajalnya tiba-tiba
Sin Hong terguncang dan menangis dengan air mata deras
mengucur. Tapi Naga Bongkok batuk-batuk kecil. Dia melihat pemuda
yang lain, yakni Han Ki dan Han Bu juga berlutut di samping


Pedang Medali Naga Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

jenazah kakeknya dengan air mata bercucuran seperti Sin
Hong. Maka berdehem dan menepuk pundak muridnya kakek
ini berkata, "Sin Hong, yang tewas telah tewas. Kakekmu mati
dengan cara yang gagah. Bangunlah, hapus air mata itu dan
kita bawa jenazahnya ke dalam!"
Lalu, menyentuh pundak Han Ki dan Han Bu kakek bongkok
ini juga bicara, "Anak-anak, kalian adalah keturunan orang
orang gagah. Kong-kong kalian tentu marah kalau kalian
bersikap cengeng. Bangunlah, kita urus jenazahnya dan kita
rawat pula yang lain!"
Han Ki sadar. Dia teringat bahwa ibunya juga tewas, maka
bangkit berdiri dan menggigit bibir penuh kemarahan dia
mengikuti petunjuk-petunjuk kakek bongkok itu. Naga
Bongkok memang merupakan orang paling tua di antara
mereka, juga tokoh yang disegani. Maka begitu membawa
jenazah Ciok-thouw Taihiap ke dalam dan merawat pula ayah
mereka serta mayat Cui Ang yang tewas di tangan Ceng Liong
segera dua kakak beradik itu mengepal tinju dengan penuh
dendam. Ceng Liong telah membunuh dua orang keluarga mereka
sekaligus. Satu kakek mereka sedang yang lain adalah ibu
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mereka. Maka Han Ki dan Han Bu yang berjanji untuk
membalaskan sakit hati ini kepada Ceng Liong lalu bersumpah
akan mencari pemuda itu dan tak mau sudah sebelum
menagih jiwa. Dan Naga Bongkok yang mengatur semua
pekerjaan di puncak gunung Beng-san itu akhirnya menyuruh
Sin Hong memberi tahu ayahnya di Ta-pie-san untuk
mengabarkan malapetaka ini. Dan tentu saja kegemparan
segera terjadi.
Tewasnya Ciok-thouw Taihiap Souw Ki Beng di tangan
Ceng Liong benar-benar menggegerkan. Orang hampir tak
percaya bahwa Ciok-thouw Taihiap mati di tangan seorang
pemuda tak dikenal. Tapi setelah mengetahui bahwa Ceng
Liong adalah murid Sin-thouw-liong Mu Ba dan pemuda itu
adalah cucu mendiang Cheng-gin Sian jin tiba-tiba dunia kang
ouw menjadi berisik. Pendekar Gurun Neraka sebagai
menantu Ciok-thouw Taihiap lalu menyebar undangan,
menggantikan Ceng Han yang terluka, memberi tahu bahwa
kematian ini pada handai-taulan dan semua sahabat-sahabat
baik, merencanakan pada hari ke tujuh jenazah tokoh terkena!
itu akan dimakamkan. Tentu saja dengan upacara besar-
besaran. Dan begitu undangan dikirim dan diberi tahu pula
bahwa jumlah jenazah ada dua karena menantu puteri ( Cui
Ang ) juga ikut tewas di tangan musuh maka kegegeran dunia
kang-ouw benar-benar mencapai puncaknya.
Nama Ceng Liong melejit. Sebentar saja orang ingin tahu
bagaimana rupa pemuda itu. Tapi karena Ceng Liong
bersembunyi dan berlindung di balik pengaruh istana maka
pemuda ini tak dapat dijumpai dan memang tak bakal mau
dijumpai. Ceng Liong terlampau cerdik untuk di temui
sembarang orang Maklum bahwa perbuatannya itu menggegerkan banyak orang terutama kaum pendekar. tentu
saja sahabat sahabat Pendekar Kepala Batu. Maka ketika hari
ke tujuh ditetapkan untuk pemakaman jenasah tokoh Beng-
san pai ini mulai berdatanganlah para pelayat diri delapan
penjuru mata-angin, berbondong-bondong untuk menyatakan
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
belasungkawa di samping ingin menonton keramaian. Dan
begitu para sahabat dan handai-taulan datang untuk
menyatakan maksudnya maka di pihak lain golongan hitam
juga ikut hadir untuk membuat huru hara. Tentu saja dipimpin
seorang tokoh yang bersembunyi di balik layar. Tokoh
misterius yang bukan lain adalah So-beng!
(Oo-dwkz-oO) Hari itu, hari ke enam sejak tewasnya Ciok Thouw Taihiap
Souw Ki Beng seluruh anak murid Beng-san-pai berkabung.
Mereka sudah mulai menerima tamu untuk memberi
penghormatan pada dua peti mati yang berjajar di ruangan
besar, di mana Pendekar Gurun Neraka dan dua isterinya
memimpin semua anak buahnya untuk melayani tamu. Dan
Ceng Bi yang membendul matanya oleh kematian ayahnya ini
tampak pucat dengan baju berkabungnya.
Nyonya ini marah. Ia terkejut sekali ketika pertama kali
mendengar berita kematian itu. Tak menyangka bahwa Ceng
Liong yarg dulu pernah datang ke Ta-pie-san bersama ibunya
itu telah pembunuh ayahnya. Hampir Ceng Bi histeris,
mengamuk dan turun gunung mencari anak iblis itu. Tapi
Pendekar Gurun Neraka dan Pek Hong (isterinya pertama)
yang tentu saja tak membiarkan Ceng Bi menubruk sana sini
sudah mencegah dengan penuh kesabaran.
Mereka meredakan kemarahan wanita ini, memberi pengertian
bijaksana sekaligus menghibur dengan kepala dingin. Dan
ketika Ceng Bi berhasil disadarkan bahwa mengurus jenasah
ayahnya lebih penting ketimbang mencari Ceng Long akhirnya
Ceng Bi menurut dan dapat menekan api dendamnya. Apalagi
ketika dia ingat bahwa Sin Hong yang sepuluh tahun tak
jumpa dengan mereka butuh pertemuan khusus dengan ibu
kandungnya, meskipun tak lama. Dan Ceng Bi yang menangis
di pelukan suaminya akhirnya mengguguk dan tersedu-sedu di
dalam kamar. http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Seharian penuh nyonya ini menumpahkan kedukaannya.
Tak mau makan tak mau minum. Dan ketika Pek Hong datang
menghibur dan Ceng Bi dipeluk madunya ini segera Ceng Bi
menangis menjadi-jadi. Nyonya ini hampir tak kuat menahan
diri. Tapi untunglah, Bi Lan yang datang ke kamar itu akhirnya
menyadarkan nyonya ini bahwa menangis berlarut-larut tak
ada gunanya. Bi Lan memberi contoh ibu tirinya, Pek Hong,
yang juga pernah kematian suhunya di waktu sepuluh tahun
yang lalu. Ibu tirinya itu juga bersedih, menangis dan merasa
kehilangan besar. Dan ketika Ceng Bi teringat bahwa madunya
itu juga pernah mengalami kedukaan seperti yang dia a lami ini
akhirnya menghentikan tangis dan menggigit bibir.
Dia harus bersikap gagah. Dia puteri seorang tokoh besar
yang tersohor kepandaiannya. Kenapa menangis berlarut-
larut" Betapapun Bi Lan benar. Anak perempuannya itu lebih
dulu dapat menahan diri untuk tidak hanyut dalam kedukaan.
Maka malu dan sadar akan kata-kata puterinya ini Ceng Bi pun
menindas semua kemarahan. Mereka langsung menuju Beng-
san Dan begitu bertemu dengan kakaknya yang dibalut
pundaknya karena patah Ceng Bi bertangis-tangisan sejenak
dengan kakaknya ini.
Tapi Ceng Bi bersikup tegar. Dia melihat kakaknya tak
menangis seperti dia, meskipun matanya merah dan bengkak
tanda membendung kedukaan yang kelewat besar dengan
kematian isterinya pula. Dan Ceng Bi yang terharu melihat
keadaan kakaknya ini akhirnya berkali-kali menggigit bibir
menahan perasaan yang ditusuk-tusuk.
Ceng Han memang gagah. Laki-laki yang kini berusia
empatpuluhan tahun itu dapat menahan diri. Dia maklum
bahwa menjadi seorang pendekar memang harus berjaga-jaga
terhadap maut yang setiap saat mengintai mereka. Maklum,
bahwa musuh ada di mana-mana dan mereka sendirilah yang
harus pandai menjaga diri agar tidak diancam kematian. Dan
karena menganggap bahwa ayahnya juga salah dengan
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengabaikan semua nasihatnya tentang Ceng Liong maka
Ceng Han hanya dapat mengepal tinju dan menekan semua
kemarahan atas peristiwa itu.
Dan hari itu, ketika mereka siap menjaga peti jenasuh
karena keesokan harinya mereka harus memakamkan dua
jenasah itu di belakang gunung tiba-iba seorang tamu muncul
mengejutkan mereka. Tamu ini adalah seorang pemuda,
gagah tapi pendiam sikapnya. Dan ketika dia mengambil tiga
batang hio (dupa) untuk bersoja di depan peti jenasah
mendadak tamu yang tak dikenal ini berseru nyaring, "Ciok-
thouw Taihiap. sungguh tak kukira sedemikian cepat kau
meninggalkan dunia. Kematianmu mengecewakan. Tapi
karena yang terjadi sudah terjadi biarlah kuberi hormat
padamu dengan tiga batang hio ini. Satu dariku pribadi sedang
yang lain dari mendiang guruku. Terimalah...!"
Pemuda ini mengecutkan lengannya. Orang hanya melihat
tiga batang hio itu menyambur ke depan, lalu ketika terdengar
suara "cet cet-cet" tiga kali tahu-tahu tiga batang hio itu
tembus dan amblas di dalam peti mati Ciok-thouw Taihiap!
"Ah, kau siapa, orang muda?" Han Ki terkejut, marah dan
langsung melompat ke depan melihat perbuatan tamunya
yang kurang ajar ini. Tapi Pendekar Gurun Neraka yang ada di
belakang peti jenasah Ciok-thouw T aihiap tiba-tiba berseru,
"Ki-ji, mundur. Arwah kakekmu ternyata mengirim kembali
dupa yang tak tahu hormat itu. Lihat...!" dan Pendekar Gurun
Neraka yang menepuk peti Ciok-thouw Taihiap tiba-tiba
membuat tiga batanghio yang amblas di dalam peti sekonyong
konyong keluar, melesat dan lubang di mana hio-hio itu masuk
dan kembali menyambar si pemuda tak dikenal. Tapi
sementara semua orang terbelalak oleh kejadian di depan ini
mendadak pemuda yang aneh itu mengangkat lengannya. Ia
kembali mengebut, dan begitu menggerakkan lengan
menampar tiba-tiba hio yang diretour Pendekar Gurun Neraka
tertahan oleh tenaga tak nampak dan berhenti di udara!
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Pendekar Gurun Neraka, jangan sombong. Ciok-thouw
Taihiap menerima hio-ku!"
Pendekar Gurun Neraka terkejut. Dia merasa tenaga
dorong yang amat dahsyat menahan tiga batang hio itu, siap
masuk kembali ke lubang peti mati, Maka terbelalak dan
mengebutkan lengannya diapun terpaksa menampar sambil
mengerahkan sinkangnya.
"Orang muda, mertuaku tak suka menerima dupa dengan
cara berdiri. Sebaiknya kau berlutut!"
Dan pemuda itu pun berseru keras. Dia ganti merasa angin
yang dahsyat mendorong hionya, perlahan-lahan dan sedikit
demi sedikit kembali ke arahnya seperti hio berjalan. Tapi
ketika dia membentak dan menambah kekuatannya mendadak
dupa itu hancur dan remuk di udara!
"Kress!"
Semua orang terkejut. Mereka melihat hio hancur menjadi
tepung, padam dan hilang asapnya dalam sekejap mata. Tapi
pemuda yang sudah melompat ke kiri dengan mata berapi-api
itu tiba-tiba kembali menyambar tiga batang hio dan
menyulutnya di depan peti jenasah Ciok-thauw T aihiap.
Tapi Pendekar Gurun Neraka sudah maju ke depan. Dia
mengerutkan kening memandang pamuda ini, dan membentak
dengan sikap penuh wibawa pendekar itu bertanya, "Orang
muda. kau siapa dan apa maksudmu datang ke mari" Tidak
tahu hormatkah kau kepada arwah orang yang sudah
meninggal dunia?"
Pemuda ini tertawa mengejek. "Aku tahu akan arti hormat
itu. Pendekar Gurun Neraka. Tapi ketahuilah bahwa hormat
yang harus kuberikan pada Pendekar Kepala Batu adalah yang
macam itu!"
"Hm, kau siapa" Siapa namamu?"
"Aku Kun Houw!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Siapa gurumu?"
Pemuda itu tak menjawab. "Pendekar Gurun Neraku, tak
perlu bertanya macam-macam siapa guruku. Kita pernah
bertemu, agaknya kau lupa kepadaku!"
Pendekai Gurun Neraka mengerutkan alis. "Aku lak
mengenalmu, arak muda. Atau mungkin aku yang pangling
(lupa) kepadamu."
"Hm," pemuda itu mencibirkan mulutnya. "Aku tahu kalau
kau lupa kepadaku. Pendekar Gurun Neraka. Tapi
menghormat arwah mertuamu biarlah besok kita bictra lagi.
Aku juga ingin menagih hutang padamu!"
Pendekar Gurun Neraka menatap tajam. Dia tiba-tiba
seolah teringat muka pemuda ini, tapi lupa kapan dan di mana
dia pernah bertemu maka pendekar inipun tersenyum hambar.
"Anak muda, kau rupanya ingin mengganggu di sini. Kalau kau
tahu dan sebagai tamu sebaiknya minta maaf dulu baik-baik
dan duduk di kursi undangan sana. Jangan pergi begitu saja!"
Kun Houw menjengek. "Kau mau menahanku, Pendekar
Gurun Neraka?"
"Tidak, tapi justeru mengundangmu menghadiri upacara
ini. Kau belum diundang, bukan?"
"Ya, aku tamu liar. Tapi aku ingin datang dan pergi
sesukaku!"lalu, menancapkan hio di peti jenasah Cut Ang
pemuda ini memutar tubuh, dan melompat pergi.
Tapi Pendekar Gurun Neraka memberi isyarat. Dia
mengedipkan mata pada Han Ki dan Han Bu, yang seketika itu
juga melompat menghadang. Dan begitu dua orang kakak
beradik ini mengembangkan lengannya maka pemuda itupun
diberhentikan dengan bentakan perlahan, "Sobat, paman telah
menyuruhmu untuk duduk di sana. Sebaiknya kau tak
membantah!"
Kun Houw mendengus. "Kalian siapa?"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku Han Ki. Dia adikku, Han Bu!'
"Hm, maksudku apa hubunganmu dengan keluarga Souw?"
"Kami cucunya."
"Ah, cucu Ciok-thouw T aihiap?"
Han Ki tak menjawab. Dia sudah merdorong pemuda ini
agar kembali ke dalam, tapi Kun Houw yang juga mengangkat
lengannya menangkis tahu-tahu balik mendorong lawan.
"Plak!" Han Ki tergetar. Dia terdorong setindak, terbelalak


Pedang Medali Naga Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kaget. T api Han Bu yang marah melihat Kun Houw melawan
tiba-tiba membentak.
"Sobat, tak perlu kau mengacau di sini. Kembalilah...!"
Han Bu sudah mendorongkan lengannya menampar. Dia
marah melihat kakaknya terdorong, maka membentak sambil
mengerahkan sinkangnya dia langsung mempergunakan Pek-
hongciang untuk menampar lawannya itu. Tapi Kun Houw
yang tidak tinggal diam ternyata melompat ke kiri, lalu begitu
menjengek lawan tiba-tiba kakinya menendang Han Bu sambil
berseru, "Orang she Souw, sebaiknya kau saja yang kembali
ke dalam. Keperluanku sudah cukup... dess!" dan Han Bu
yang roboh terbanting diruangan itu seketika berteriak dan
melompat bangun, kaget bahwa pukulannya luput semantara
dia sendiri mendapat serangan hingga roboh terbanting. Dan
belum ia membalas serangan lawan tahutahu Kun Houw telah
melejit dan keluar melompati kepala mereka.
"Pendekar Gurun Neraka, aku tak mau main-main saat ini.
Biar besok saja kita jumpa!"
Tapi sebuah bayangan langsing yang melengking dan
mengejar Kun Houw tahu-tahu menyerang pemuda ini. Kun
Houw tak tahu siapa bayangan itu, tapi merasa angin panas
berkesiur menghantem punggungnya dan pukulan itu terasa
berbahaya Kun Houw menjadi kaget dan terkesiap juga. Maka
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
membalik dan menggerakkan lengannya tiba-tiba Kun Houw
menangkis. "Plak!" dan Kun Houw terjengkang roboh. Dia berada
dalam posisi tak menguntungkan ketika tadi menangkis, satu
kakinya terangkat sebelah. Tapi merasa pukulan itu berbahaya
dan kain bajunya hangus terbakar tiba-tiba Kun Houw kaget
bukan main dan melompat bangun.
"Lui-kong-yang sin-kang (Pukuan Inti Petir )....!"
Dan Kun Houw terbelalak. Dia melihat seorang gadis baju
merah berdiri berapi-api memandangnya, bertolak pinggang
dengan cuping hidung kembang-kempis. Dan Kun Houw yang
tertegun memandang gadis ini tiba-tiba teringat dan semakin
melebarkan matanya.
"Bi Lan....!
Gadis itu terkejut. Ia memang Bi Lan adanya, yang maju
setelah mendapat isyarat ayahnya. Dan Bi Lan yang tertegun
mendapat panggilan itu tiba-tiba mengerutkan kening dan
mengingat ingat. Ia serasa kenal, mencoba memeras otak
untuk mengetahui s iapa pemuda yang sudah mengenalnya ini.
Dan begitu membelalakkan mata tiba-tiba Bi Lan ganti
berseru, "Kau Bu-beng Siauw-cut.....!"
Dan Pendekar Gurun Neraka bersama seluruh keluarganya
terkejut. Mereka tersentak oleh seruan ini, kaget bahwa
pemula itu bukan lain adalah Bu-beng Siauw-cut, bocah yang
dulu datang ke T a-pie-san dan dengan sebuah pisau mencoba
membunuh Pendekar Gurun Neraka! Dan Pendekar Gurun
Neraka yang jadi tertegun oleh kenyataan ini tiba-tiba tergetar
dan terguncang hatinya.
Dia sekarang ingat, kenal dan tidak pangling lagi kepada
bocah yang sudah menjadi pemuda tampan ini. Pemuda
gagah yang memiliki keberanian besar. Berani datang
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"mengacuu" di sarang naga. Seorang diri! Dan Pendekar
Gurun Neraka yang tiba-tiba menggigil oleh datangnya
pemuda ini mendadak memejamkan mata dengan jantung
secara ditusuk-tusuk.
Itulah puteranya, hasil hubungan gelapnya dengan T ok-sim
Sian-li! Dan Pendekar Gurun Neraka yang memejamkan mata
dengan perasaan diremas-remas ini tiba-tiba mengeluh dan
membuka matanya yang basah, meneteskan dua titik butir
bening yang membasahi pipinya yang kering, runtuh di atas
lantai. Lalu berbisik dengan suara gemetar dan tubuh
menggigil pendekar ini mendesis, 'Benar. Dia Bu-beng Siauw-
cut itu.... anak yang hilang itu.... Ceng Liong yang asli!"
Tapi Ceng Bi melompat ke depan. "Belum tentu, Yap-koko.
Dia memang benar Bu-beng Siauw-cut, tapi belum tentu
bocah yang kaucari-cari itu.!" dan berkelebat ke depan dengan
muka merah nyonya ini sudah membentak Kun Houw,
"Bocah, kenapa sekarang kau bernama Kun Houw" Apa
maksudmu mengganggu keluarga Souw?"
Kun Houw yang bersikap tenang menegakkan kepalanya.
"Aku bernama Kun Houw karena ini memang namaku, hujin.
Bukankah kau Yap-hujin yang menjadi isteri nomor dua
Pendekar Gurun Neraka"'
"Benar! Dan apa maksudmu mengacau di sini?"
"Hm, aku tidak bermaksud mengacau, hu-jin. Tapi sekedar
menghormat peti Ciok-thouw Taihiap dengan caraku sendiri.
Dia berhutang tiga buah pukulan pada suhuku almarhum!"
"Siapa gurumu?"
Kun Houw mengerutkan alis. "Perlukah diketahui, hujin"
Ciokthouw Taihiap dan guruku telah sama-sama meninggal.
Sebaiknya tak perlu pertanyaanmu itu kujawab!"
"Keparat!" Ceng Bi membentak, marah melihat Kun Houw
memutar tubuh dan siap melangkah pergi. Tapi belum ia
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menyerang pemuda itu tiba-tiba Pendekar Gurun Neraka te lah
berkelebat di dekatnya, langsung menyambar pundak Kun
Houw dan berseru pada pemuda itu, "Ceng Liong, berhenti!"
Jilid 20 KUN HOUW terkejut. Dia kaget dan heran oleh seruan
Pendekar Gurun Neraka, yang terang-terangan ditujukan
kepadanya. Tapi melihat jari pendekar itu menyambar
pundaknya dan serangkum angin panas mendahului
menyerang langsung saja Kun Houw memutar kakinya dan
menangkis. "Dukk!" dan Kun Houw tertegun. Dia terbelalak melihat
lawan terguncang, sementara dia sendiri tergetar dan hampir
tardorong setengah tindak. Dan belum dia membentak marah
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tiba-tiba Pendekar Gurun Neraka telah menotoknya dengan
cepat jalan darah di atas siku lengan kirinya.
"Brett...!"
Kun Houw kali ini terhuyung. Dia kalah cepat oleh gerakan
lawan yang menotok sikunya, berhasil mengelak namun baju
di atas siku sampai pangkal lengannya terbuka, robek
memperlihatkan guratan panjang dan bekas luka macam
goresan golok. Dan Kun Houw yang siap memaki lawan
dengan penuh kemarahan tiba-tiba menjublak ketika melihat
Pendekar Gurun Neraka justeru terhuyung mundur dan
menuding-nuding bekas luka di lengan kirinya itu.
"Ceng Liong, kau betul bocah itu... kau anak yang selama
ini kucari-cari!"
Kun Houw tertegun. Dia terang tak mengerti oleh sikap
Pendekar Gurun Neraka yang aneh, yang kini menggigil dan
memandangnya dengan mata basah! Dan Kun Houw yang
mengira pendekar itu mempermainkan dirinya tiba-tiba
membentak dan melakukan tamparan ke leher lawannya itu,
"Pendekar Gurun Neraka, tak perlu kau bersandiwara di
depanku. Aku Kun Houw bukan Ceng Liong.... plak'" dan
Pendekar Gurun Neraka yang terdorong mundur tiba-tiba
mengeluh dan hampir terjengkang roboh.
Tapi Ceng Bi telah melompat mendekati suaminya ini.
Nyonya ini meradang, menahan punggung suaminya dan
mencabut pedang. Lalu membentak dan melompat maju
mendadak wanita ini menerjang ke depan bagai singa betina
yang haus darah.
"Bocah, kau tak tahu hormat pada orang tua!"
Kun Houw terkejut. Dia melihat pedang di tangan isteri
Pendekar Gurun Neraka ini telah berseliweran di sekeliling
tubuhnya, menusuk dan membacok. Tapi Kun Houw yang
melompat ringan menghindari semua serangan itu tiba-tiba
dengan kecepatan kilat telah mencabut Pedang Medali
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Naganya. Lalu, melengking dan menggerakkan pedang
menangkis selonyong-konyong pedang di tangan Ceng Bi
patah merjadi dua potongl
"Trang-trang!"
Ceng Bi terkejut. Ia melompat mundur dan berseru kaget,
tapi seorang laki-laki yang melompat ke depan dengan pekik
girang sekonyong-konyong
berteriak, "Pedang Medali Naga....!"
Semua orang ribut. Mereka melihat laki-laki itu sudah
menjatuhkan dirinya berlutut di depan Kun Houw, yang tentu
saja tercengang dan membelalakkan matanya. Dan belum Kun
Houw menegur atau melepas omongan maka laki-laki gagah
berpakaian biru itu sudah berseru nyaring, "Kongcu, hamba
Fan Li menghaturkan hormat. Semoga Pedang Medali Naga
memberikan berkahnya kepada hamba sekalian....!" dan
membenturkan dahinya tiga kali di lantai mendadak perbuatan
laki-laki ini diikuti oleh semua tamu yang sudah berlutut di
belakangnya, mengiring serentak dengan mata terbelalak
memandang Pedang Medali Naga. Termasuk Pendekar Gurun
Neraka dan dua orang isterinya! Dan Kun Houw yang tentu
saja bengong oleh kejadian ini tiba-tiba memasukkan
pedangnya dan melompat mundur.
"Apa... apa artinya ini?"
Laki-laki gagah itu berseru nyaring, "Artinya kau sama
dengan pangeran, kongcu. Bahwa kehadiranmu tiada ubahnya
junjungan kami sendiri dengan Pedang Medali Naga di
tangan!" "Ah...!" Kun Houw kaget bukan main. "Sama dengan
pangeran yang mana, lo-enghiong (laki-laki gagah)" Apa
maksudmu?"
Semua orang kini bangkit berdiri. Laki-laki berpakaian biru
yang bukan lain Fan-ciangkun adanya membungkuk hormat,
berseri memandang Kun Houw. Lalu tersenyum dan memberi
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
keterangan dia berkata. "Kongcu; Pedang Medali Naga adalah
pedang keramat kerajaan kami. Itu milik Pangeran Kou Cien
yang hilang sepuluh tahun yang lalu. Tapi karena pedang itu
hilang secara aneh dan pangeran membiarkan pedang ini
berkelana untuk mencari pemegangnya maka kau adalah
orang yang dipilih oleh pedang keramat ini untuk memimpin
kami. Kami dari Yueh, tak menyangka bahwa kongcu adalah
pewaris yang ditunjuk oleh Pedang Medali Naga!"
Kun Houw tertegun. Dia sekarang mengerti kenapa dirinya
dihormati banyak orang. Bahkan Pendekar Gurun Neraka dan
dua isterinya juga berlutut memberi hormat, meskipun bukan
terhadap dia pribadi melainkan terhadap Pedang Medali Naga
yang dianggap sebagai wakil atau bahkan pangeran Kou Cien
sendiri dari kenjaan Yueh. Dan Kun Houw yang bengong oleh
kejadian tak disangka ini tiba-tiba menarik napas dan tertawa
tak acuh. "Lo-enghiong, aku tak tahu pedang ini benar milik
pangeranmu atau bukan. Yang jelas, aku mewarisi pedang ini
dan mendiang guruku. Apakah kini kalian hendak merampasnya dari aku?"
Fan Li terkejut. "Tak terpikir oleh kami maksud hati ke s itu,
kongcu. Bahkan dengan pedang itu di tangan berarti kau
pemimpin kami orang-orang Ho-han-hwe (Perkumpulan
Orang-orang Gagah)....!"
"Apa?" Kun Houw terbelalak. "Kalian orang orang Ho han-
hwe, lo-enghiong" Dan aku kau pilih menjali pem impin?"
"Bukan kami yang memilih, kongcu. Me lainkan pedang
yang ada di tenganmu itu yang menentukan. Junjungan kami
telah mendapat ilham bahwa pemegang pedang adalah orang
yang akan memimpin kami!"
Kun Houw mundur selangkah. "Kalian gila lo-enghiong" Aku
tak tahu apa-apa tentang Ho-han hwe Bagaimana memimpin
kalian" Tidak, aku tak suka terikat. Aku datang ke sini karena
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ada urusan pribadi dengan Pendekar Gurun Neraka!" lalu
memandang Pendekar Gurun Neraka dengan mata berapi api
pemuda ini membentak, "Pendekar Gurun Neraka, besok aku
akan datang lagi setelah upacara pemakaman ini selesai. Aku
ingin menagih jiwa ibuku!"
Pendekar Gurun Neraka tersenyum pahit. Dia melangkah
maju dan menarik napas berat, lalu berhenti di depan pemuda
itu pendekar ini berkata, serak suaranya, "Ceng Liong, kau
adalah anak yang selama ini kucari cari. Siapa ibu yang kau
maksudkan itu" Mendiang Bwee Li-kah?"
Kun Houw mendengus "Kau sudah tahu sebelum kuberi
tahu, Pendekar Gurun Neraka" Berarti kau mengakui dosamu
dan siap menerima pembalasan! Kau tak akan lari dari
tanggung jawab, bukan?"
"Hm, aku selamanya mempertanggungjawabkan
perbuatanku, Ceng Liong. Tapi kau salah paham. Aku tidak...."
Kun Houw keburu membanting kaki, memotong dan
membentak marah, "Pendekar Gurun Neraka, namaku Kun
Houw. Bukan Ceng Liong!"
Tapi Pendekar Gurun Neraka merogoh sakunya, mengeluarkan sepucuk surat dan langsung melemparkannya
kepada pemuda itu. Lalu berkata dengan suara getir pendekar


Pedang Medali Naga Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ini memandang Kun Houw, "Anak muda, sebaiknya kau baca
saja surat itu. Itu adalah peninggalan Bwee Li yang kau
anggap ibu kandung!"
Kun Houw menangkap. Dia terbelalak dan mengerutkan alis
menerima surat itu, memandang Pendekar Gurun Neraka
dengan sikap curiga. Tapi melihat lawan menanti dan tidak
berbuat apa-apa akhirnya Kun Houw membuka surat itu dan
membaca. Dan begitu membaca tiba-tiba Kun Houw menggigil
dan terhuyung mundur dengan muka berobah, pucat bukan
main. http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kau... kau tidak menipuku, Pendekar Gurun Neraka" Kau
tidak membuat surat palsu?"
Pendekar Gurun Neraka tersenyum. "Kau boleh cari ibu
kandungmu. Ceng Long. Tanya dan buktikan pada ibumu
tentang kebenaran isi surat itu!"
"Ooh-!" Kun Houw gemetar, menggigil dan tiba-tiba
berteriak keras. Lalu membalikkan tubuh dan melengking
tinggi tiba-tiba pemuda itu melompat dan meninggalkan
semua orang, merah padam mukanya. "Pendekar Gurun
Neraka, aku akan membuktikan kebenaran isi surat isi. Kalau
kau bohong awaslah"."
Pendekar Gurun Neraka tak menjawab. Dia sendiri muram,
tak menyangka bahwa di saat kematian Ciok thouw Taihiap
anak dari hasil hubungan gelapnya itu muncul, menggegerkan
dan hampir saja membuat keributan Tapi ingat bahwa Kun
Houw atau yang sebenarnya Ceng Liong itu membawa Pedang
Medali Naga sekonyong-konyong pendekar ini mengebutkan
lengan bajunya, berseru pada isterinya pertama, "Hong-moi,
ikut, aku..!"
Pendekar itu berkelebat keluar. Dia sudah mengejar Kun
Houw yang turun gunung, lari cepat seperti terbang mencari
Kun Houw yang mendahului ke bawah. Tapi persis dia
meramukan pemuda itu di kaki gunung tiba-tiba dua
bayangan berkelebat menghadang.
"Pendekar Gurun Neraka, nanti dulu. T unggu !"
Pendekar ini terpaksa menghentikan larinya. Dia terkejut
melihat dua kakek muncul seperti iblis, menghadang dan
terkekeh di depan. Dan melihat gerak gerik mereka yang tidak
bermaksud baik tiba-tiba pendekar ini mengerutkan alisnya
dan membentak perlahan, "Kalian siapa" Ada apa
menghadang lariku?"
Dua orang itu tertawa. Mereka melompat maju, dan setelah
berdekatan dengan mereka ini tergetarlah hati Pendekar
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Garun Neraka ketika melihat bahwa dua orang kakek itu
memiliki rupa yang mirip satu sama lain, kecuali dibedakan
dengan warna kulitnya yang kontras satu sama lain. Karena
yang di sebelah kanan merah bagai api menyala adapun yang
di sebelah kiri putih dan pucat bagai salju di gunung yang
dingin! "Heh-heh, kau tak mengenalku, Pendekar Gurun Neraka"
Aku Ang kwi (Setan Merah), datang jauh jauh untuk me layat
mertuamu, benarkah Ciok thouw Taihiap sudah mampus?"
"Dan aku Pek-kwi (Setan Putih), Pendekar Gurun Neraka.
Jauh dari laut selatan kami datang untuk membuktikan kabar
kematiau mertua-mu. Benarkah Ciok-Thouw Taihiap mampus?" yang di sebelah kiri menyusul, menyambung sambil
terkekeh mirip kuda meringkik. Dan Pendekar Gurun Neraka
yang terkejut di tempat seketika tertegun dan berobah
mukanya. "Hm, kalian yang terkenal dengan nama Siang mo-ji bin
(Sepasang Iblis Dua Muka) itu. Ang kwi" Dan ini saudaramu?"
"Heh heh, benar, Pendekar Gurun Neraka. Dan kami
menyayangkan sekali kalau Ciok-thouw Taihiap benar-benar
mampus. Tapi apakah benar dia mati seperti kabar burung
itu" Bolehkah kami melayat?"
Pendekar ini terpaksa menekan kemarahannya. Dia melihat
Ceng Liong atau Kun Houw itu tak nampak bayangannya lagi,
lenyap di kejauhan sana. Dan mendongkol tapi terpaksa
bersabar karena dua kakek iblis ini menyatakan maksudnya
melayat maka Pendekar Gurun Neraka tak dapat melanjutkan
perjalanannya dan terpaksa melayani tamunya ini, yang
bagaimanapun hendak menyatakan bela sungkawa terhadap
mendiang mertuanya. Tapi berhati-hati dan waspada akan
gerak-gerik mereka yang mencurigakan Pendekar Gurun
Neraka bersikap dingin. Maklum, Sang-mo-ji-bin itu bukanlah
orang baik-baik dan amat aneh kalau datang pada saat yang
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tiba-tiba ini! Maka memandang mereka dan menjawab datar
pendekar ini berkata setengah tak acuh.
"Ang-kwi, mertuaku benar-benar telah meninggal dunia.
Siapa bilang itu sebagai kabar burung" Kalian boleh
menghormat peti jenazahnya jika tidak berniat buruk!"
"Heh-heh, kenapa kau khawatir kami berniat buruk.
Pendekar Gunung Neraka" Takutkah kau" Kami datang untuk
membuktikan kematian mertuamu itu. Tidak mempunyai
maksud apa-apa!"
"Hm, kalau begitu silahkan," Pendekar Gurun Neraka
memutar tubuhnya, mengajak tamunya ke atas meskipun hati
mendongkol dikata takut, persis pada saat yang bersamaan
isterinya pertama muncul, datang beberapa kejap sete lah
sang suami terhenti di tempat itu. Dan Pek Hong yang melihat
suaminya membawa dua kakek aneh yang memiliki mata
bagai mata iblis tiba-tiba terhenyak dan berseru nyaring,
"Yap-koko, siapa mereka?"
Ang-kwi sudah terkekeh, mendahului menjawab, "Kami
Siangno-ji bin, hujin Kau isteri pertama Pendekar Gurun
Neraka, bukan?"
Pek Hong terkejut "Benar, dan kalian ini yang bernama
Siangmo ji-bin"
"Ya, aku Ang-kwi, hujin. Dan dia itu saudaraku, Pek-kwi,
hehheh...!"
Pek Hong tercekat. "Dan maksud kalian..."
"Mereka mau melayat, Hong-moi. Tamu kita ini datang
untuk menyatakan bela sungkawa!" Pendekar Gurun Neraka
menjawab, memberi isyarat isterinya agar berhati-hati. Dan
Siang-mo-ji-bin yang terkekeh tiba-tiba menjejakkan kakinya,
berkelebat ke atas gunung.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Benar sekali. Kami mau membuktikan kematian Ciok-
thouw Taihiap, hujin. Dan karena suamimu telah memberi ijin
biarlah kami me lihatnya dulu!" dan dua kakek iblis yang
tertawa dengan suara tinggi itu tahu-tahu telah mendaki ke
puncak dengan kecepatan luar biasa. Mereka seolah
mempunyai sayap, terbang dan sebentar saja menuju ke atas.
Dan Pendekar Gurun Neraka yang menyambar tangan
isterinya segera berseru,
"Hong-moi, mari kita ikuti..!" dan begitu pendekar ini
menarik lengan isterinya tiba-tiba keduanyapun "terbang"
mengejar Siangmo-ji-bin. Sebentar saja mereka sampai ke
puncak, dan ketika berada di pusat keramaian ternyata dua
kakek itu telah tertawa-tawa di depan dua jenazah yang
berjajar di tengah ruangan.
"Wah, mana peti Ciok-thouw T aihiap?"
Semua tamu terkejut. Mereka tak melihat datangnya dua
pendatang ini, karena Ang-kwi dan Pek-kwi tahu-tahu telah
berada di situ, muncul begitu saja seperti keluar dari dalam
tanah! Tapi Pendekar Gurun Neraka yang telah melompat
maju segera menunjuk dan mendorong mundur Bi Lan dan
Han Ki yang terbelalak, memandang dua kakek iblis itu.
"Peti mertuaku yang di sebelah kanan, Ang kwi. Silahkan
memberi hormat pada arwahnya!"
Tapi Ang kwi dan Pek-kwi tertawa-tawa. Mereka
mengelilingi peti Ciok-thouw Taihiap, berputar dan sejenak
saling lirik. Lalu menepuk tutup peti mendadak Pek-kwi yang
ada di tengah berseru keras,
"Pendekar Gurun Neraka, kami ingin me lihat mayat Ciok-
thouw Taihiap. Permisi...!" dan begitu lengannya menepuk
perlahan tahu-tahu tutup peti terbuka dan mayat Ciok-thouw
Taihiap terlihat dibungkus kain putih!
"Aah...!" semua orang terkejut. Mereka berseru kaget oleh
perbuatan Iblis Putih ini yang luar biasa. Dan Bi Lan serta Han
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ki yang berada paling dekat dengan Pek-kwi tiba-tiba
membentak dan langsung menghantam punggung kakek itu
dengan pukulan dahsyat.
"Tua bangka, pergunakan sopan-santunmu .. plak-dess!"
Iblis Putih terhuyung. Dia melepaskan tutup peti matinya,
berderak keras menimpa tempatnya semula, menggetarkan
ruangan dengan suara berat. Dan Iblis Putih yang terkekeh
sambil memutar tubuhnya tiba-tiba melompat jauh Ketika Bi
Lan dau Han Ki siap menyerangnya kembali.
"Wah, siapa anak-anak muda yang hebat ini, Pendekar
Gurun Neraka?"
Pendekar Gurun Neraka melompat maju Dia marah melihat
Pek-kwi membuka peti mati, sikap yang lancang. Tapi melihat
iblis itu tak mengganggu mayat mertuanya diapun melindungi
Bi Lan dan Han Ki, berkata dengan suara tak senang, "Pek-
kwi, kau adalah tamu. Harap jangan membuat marah kami!"
"Heh-heh, kenapa tak senang, Pendekar Gurun Neraka"
Kami hanya mau membuktikan saja benarkah Ciok-thouw
Taihiap mampus atau tidak. Kami sudah bilang tadi!" dan tidak
menghiraukan Pendekar Gurun Neraka Pek-kwi memandang
saudaranya. "Suheng, kau sudah melihat jenazahnya?"
Ang-kwi tertawa. "Belum begitu jelas, sute. Kau terlanjur
menutup cepat peti mati itu!"
"Ah, kau ingin melihatnya kembali"'
"Ya!" dan berkata begitu iblis bermuka merah ini
melangkah maju, menyentuh tutup peti dan siap membukanya
kembali. Tapi Pendekar Gurun Neraka yang berdiri di samping
peti mati itu sudah meletakkan tangannya dan membentak,
"Ang-kwi, apa yang mau kau lakukan?"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Heh-heh, aku ingin melakukan seperti apa yang telah
dilakukan saudaraku, Pendekar Gurun Neraka. Hanya sekedar
melihat dan melongok isi peti mati itu!"
"Tidak boleh!" Pendekar Gurun Neraka membentak. "Kau
jangan bersikap keterlaluan, Ang-kwi. Aku masih menghargaimu sebagai tamu!"
Tapi Ang-kwi yang tertawa mengejek dan tidak
menghiraukan bentakan Pendekar Gurun Neraka tiba-tiba
menepuk peti dan membukanya seperti yang tadi dilakukan
Pek-kwi. Dan begitu peti mati ditepuk tiba tiba tutupnya
terbuka dan terangkat serta menempel di telapak iblis ini.
"Pendekar Gurun Neraka, tak perlu sombong. Aku hanya
ingin melihat saja!"
Tapi Pendekar Gurun Neraka terang tak mengijinkan. Dia
membentak pula, menekan lengannya di atas peti yang
terangkat tutupnya. Dan begitu pendekar ini mengerahkan
tenaga menindih maka peti menutup kembali dan anjlog
dengan suara keras. "Brak!"
Ang-kwi terbelalak. Dia terkejut dan berseru kagum. Tapi
tertawa setengah memekik tiba-tiba iblis ini membentak.
"Pendekar Gurun Neraka, aku hanya ingin melihat saja.
Buka...!" dan peti yang tiba-tiba kembali terangkat mendadak
terbuka tutupnya dan "terbang" diputar lengan kakek ini!
Otomatis, semua tamu terkesiap. Tapi Pendekar Gurun
Neraka yang maklum bahwa iblis bermuka merah ini ingin
mengadu kepandaian dengan mengganggu peti mati tiba-tiba
menjadi marah. Dia mengerahkan tenaga saktinya, dan begitu
menggerakkan lengan manampar sekonyong konyong peti
yang terbang di telapak lawan ditarik dan disedot ke dalam.
Lalu sementara Ang-kwi terbelalak dengan mata melotot tahu-
tahu tutup peti itu meluncur dan turun kembali ke tempatnya
semula. http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ang-kwi kaget. Dia bertahan, menambah tenaganya. Dan
persis tutup peti itu anjlog di tempatnya mendadak serangkum
angin menahan di bawah. Akibatnya tutup peti ini berhenti di
udara, sejengkal saja. Dan Ang-kwi yang berteriak
mempertahankan diri tiba tiba membuat tutup peti naik dan
kembali terangkat!
"Ha ha, kau tak dapat menahan kemauanku. Pendekar
Gurun Neraka. Aku menghendaki Ciok thouw Taihiap
berbaring saja dengan peti terbuka!"
Pendekar Gurun Neraka berang. Dia tadi mengerahkan
tenaganya setengah bagian, tak mau bersikap keras karena
khawatir tutup peti hancur digencet dua tenaga tak nampak.
Tapi me lihat Ang-kwi melotot dan kakek iblis itu memaksa
untuk membuka peti mati tiba-tiba pendekar ini menambah
sinkangnya dan menghentakkan lengan ke bawah.
"Brak!"
Ang-kwi berseru keras, Dia terkejut ketika menerima
tekanan luar biasa kuat dari hentakan lengan Pendekar Gurun
Neraka, menggencet sekaligus mendorong minggir tenaganya
sendiri hingga tutup peti menutup keras, menggetarkan
ruangan dan membuat Ang-kwi terhuyung hampir roboh! Dan
Ang kwi yang kaget oleh sinkang Pendekar Gurun Neraka yang
demikian hebat sudah mendengar bentakan pendekar itu.
"Ang-kwi, orang yang telah meninggal dunia tak perlu kau
ganggu lagi. Menyingkirlah!"
Ang-kwi terbelalak. Sekarang dia membuktikan kelihaian
pendekar ini, yang sudah lama didengar. Tapi Ang-kwi yang


Pedang Medali Naga Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

terkekeh dengan mata bersinar tiba-tiba melangkah maju dan
kembali menyentuh tutup peti.
"Pendekar Gurun Neraka, aku bilang tadi bahwa sebaiknya
jenazah mertuamu ini diperlihatkan saja. Kenapa marah-
marah" Bukankah wajar bila pelayat ada yang ingin tahu
bagaimana rupa Ciok-thouw T aihiap yang terkenal itu?"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dan, mengerahkan kembali tenaga sinkangnya kakek ini
mencoba mengangkat. Dia penasaran bahwa tadi keberhasilannya kandas di tengah jalan. Kaget dan kagum
bahwa Pendekar Gurun Neraka memiliki sinkang yang mampu
menahan sinkangnya. Maka mengulang dan ingin mencoba
kembali iblis bermuka merah ini mengerahkan tenaganya
untuk membuka. Dan penasaran sekali gus tak mau kalah,
malu ditonton banyak mata. Tapi Pendekar Gurun Neraka
yang tak membiarkan iblis ini membuka peti mati sudah
menekankan telapaknya di atas. Dengan sinkang tiga
perempat bagaian dia menahan tutup peti yang kini mulai
bergerak maju mundur karena Ang-kwi hendak mengangkatnya. Dan karena dua orang itu saling berkutat dan
masing-masing tak mau mengalah tiba-tiba saja tutup peti itu
membuka dan menutup seperti diungkit-ungkit dari dalam!
Sepintas kejadian ini lucu. Orang akan mengira arwah
Ciokthouw Taihiap hidup kembali, marah dan rupanya mau
keluar dari dalam peti mau. Tapi melihat Ang-kwi menggereng
dan mukanya semakin merah dan kepala kakek iblis itu mulai
mengepulkan uap yang tipis bagai kabut tahulah orang bahwa
kakek ini sedang mengadu tenaga dengan tuan rumah Dan itu
memang betul. Pendekar Gurun Neraka mempertahankan
tutup peti agar tidak membuka, tak mau jenazah mertuanya
dipermainkan iblis ini. Dan ketika dia menambah tenaganya
sedikit lagi dan tutup peti tiba-tiba anjlog dengan suara keras
mendadak tutup peti mati itu tak dapat dibuka lagi dan
terpantek bagai dipukul paku raksasa!
"Ang-kwi, kau tak berhasil....!"
Ang-kwi mendelik. Dia benar-benar tak berhasil mengangkat peti mati itu lagi. Jangankan mengangkat,
menggeser seincipun dia tak mampu. Kalah kuat! Dan Ang-kwi
yang menggeleng dengan muka merah padam itu tiba-tiba
berseru pada saudaranya,
"Sute, kau mau coba?"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pek-kwi terbelalak. Dia melihat pertandingan aneh ini,
kagum dan diam-diam memuji kehebatan Pendekar Gurun
Neraka yang dapat mengatasi kekuatan suhengnya. Maka
tertawa dan mendengar saudaranya menegur dia tiba-tiba
Iblis Putih ini telah melompat maju dan menekan telapak
tangannya pada tutup peti.
"Pendekar Gurun Neraka, kau sungguh hebat. Tapi
tanganku jadi gatal-gatal untuk membantu suhengku. Awas
...!" Pendekar Gurun Neraka mengerutkan alis. Dia merasa
sebuah tenaga tiba-tiba meluncur dari telapan tangan Pek-kwi,
mendorong dan siap mengangkat tutup peti membantu
kakaknya, hebat dan membuat dia terkejut karena gabungan
dua lblis bersaudara itu ternyata kuat bukan main, tiba-tiba
mendesak sinkangnya dan menggeser peti mati! Dan
Pendekar Gurun Neraka yang menjadi marah tiba-tiba
menahan dengan tenaga sembilan sepersepuluh bagian,
berarti hampir seluruh tenaga. Dan ketika dia membentak
sambil menambah tenaganya itu tiba-tiba tutup peti mulai
bergerak-gerak dan maju mundur seperti tadi!
"Ha-ha, kali ini kami akan menang. Pendekar Gurun
Neraca. Tak perlu kau mempertahankan diri!"
Pendekar Gurun Neraka tak menjawab. Dia memang mulai
terdesak, tutup peti mulai terangkat. Dan bingung serta marah
oleh perbuatan dua iblis itu Pendekar Gurun Neraka menggigit
bibirnya dan mulai berkeringat. Sebenarnya, dalam keadaan
seperti ini masih ada jalan baginya. Yakni mundur mengalah
atau terus bertahan. Tapi karena mundur berarti membuat
lawan pongah dan mungkin melakukan perbuatan lain yang
lebih berbahaya mau tidak mau dia harus bertahan, dengan
menanggung resiko terluka dalam. Dan Pendekar Gurun
Neraka yang terpaksa melakukan cara bertahan dengan muka
merah akhirnya melotot memandang dua orang lawannya itu.
"Ang-kwi, kalian iblis-iblis busuk!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ang-kwi tertawa. "Kami tidak busuk, Pendekar Gurun
Neraka. Hanya kaulah yang sombong tak mau mengalah!"
"Ya, dan tak kukira tenagamu hanya sebegini saja.
Pendekar Gurun Neraka. Mana itu Lui-kong-yang-sing-
kangmu?" Pek-kwi menyambung, mengejek sambil terkekeh.
Dan Pendekar Gurun Neraka yang geram oleh desakan
lawannya ini hampir terpancing.
Dia memang mempunyai tenaga sakti yang istimewa itu,
Luikong-yang-sin kang (T enaga Inti Petir). Tapi karena
mempergunakan ilmu ini bakal merusak peti mati dan mayat
Cioktaouw Taihiap bisa hancur oleh hawa pukulan panas itu
Pendekar Gurun Neraka tak berani mengerahkan sinkangnya
yang mujijat ini. Dia hanya mengerahkan sinkang biasa,
artinya sinkang yang dia peroleh dengan jalan samadhi. Bukan
seperti Lui-kong yang-sinkang yang dia dapat dari bantuan
Gurun Takla itu (baca Pendekar Gurun Neraka). Sinkang
mujijat yang dapat membuat hancur gunung! Dan Pendekar
Gurun Neraka yang tentu saja bingung dan marah oleh
gencetan lawan tiba-tiba melihat Han Ki menubruk maju.
menghantam leher Pek-kwi dengan maksud membantu
pamannya karena Pendekar Gurun Neraka memang kelihatan
terkesak. Dan Pendekar Gurun Neraka yang jadi terkejut oleh
gerakan ini tiba-tiba berseru,
"Ki-ji, jangan....!"
Tapi Han Ki terlanjur memukul. Dia me lalukan pukulan di
saat Pandekar Gurun Neraka mencegah, berteriak nyaring.
Tak tahu bahwa sebenarnya saat itu tiga macam hawa sakti
sedang saling gubat dan dorong -mendorong, merupakan bola
hawa yang aneh tapi luar biasa kuat. Tak dapat ditembus.
Maka begitu Han Ki menyerang dan persis lengannya
menghantam leher Pek-kwi tiba-tiba Han Ki berteriak ketika
tubuhnya terpental balik dan terbanting roboh di lantai
ruangan itu. "Hei, brukk...!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Han Ki terguling-guling. Dia hampir celaka oleh tolakan
hawa dari tiga orang sakti itu. Tapi Han Bu yang marah
melihat kakaknya terbanting tiba-tiba berteriak dan menyerang Ang-kwi.
"Bu-ji, jangan...!"
Tapi Han Bu terlambat Pemuda ini mengira kakaknya tak
boleh menyerang Pek-kwi, karena mungkin iblis itu lebih kuat
daripada Ang kwi. Maka salah menafsir dan mengira Ang kwi
lebih "empuk" ketimbang Pek-kwi pemuda ini sudah
menghantam lawannya dengan pukulan keras. Tak tahu
bahwa sebenarnya perbuatannya itu sama saja. Maka begitu
menghantam dan tenaga yang luar biasa dahsyat menolak
dan balik mengenai dirinya tak ayal Han Bn menjerit dan
terlempar seperti kakaknya.
"Brukk...!"
Han Bu juga terguling-guling. Dia sekarang berteriak kaget
dan sadar, tahu setelah mengalami sendiri. Dan persis Han Bu
melompat bangun maka Bi Lan berkelebat mendekatinya
dengan pertanyaan cemas, "Kau terluka, Bu ko?"
Tapi Han Bu menggelengkan kepalanya Dia terbelalak dan
gusar. kaget tapi juga bingung bagaimana harus membantu
Pendekar Gurun Neraka. Tapi persis dia mengumpat dengan
jari terkepal tiba-tiba sebuah bayangan berkelebat menepuk
punggung Pendekar Gurun Neraka.
"Ayah, siapa mereka ini?"
Ang-kwi dan Pek-kwi berseru kaget. Mereka merasa sebuah
tenaga dahsyat tiba-tiba menggempur mereka, bersamaan
dengan tepukan pendatang baru itu di belakang punggung
Pendekar Gurun Neraka. Dan begitu keduanya terbelalak
memandang ke depan tiba-tiba Pek kwi dan Ang-kwi terpental
mundur dan membentur tembok dinding ruangan.
"Dukk!' http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dua orang iblis itu terkejut. Mereka terpaksa melepaskan
tutup peti mati, yang kini anjlog dengan suara keras. Dan Ang
kwi serta Pek kwi yang terbelalak memandang seorang
pemuda tinggi besar yang mirip Pendekar Gurun Neraka tiba-
tiba melengking dan tertawa aneh.
"Pendekar Gurun Neraka, siapa pemuda ini?"
Sin Hong, pemuda yang dimaksudkan ini melompat maju.
"Aku Sin Hong, tua bangka. Siapa kalian yang mengganggu
peti jenazah kong-kongku?"
"Ah, kau cucu Ciok-thouw T aihiap?"
"Ya, aku Sin Hong!"
"Heh-heh," Pek-kwi mengebutkan lengannya. "Kalau begitu
kau putera Pendekar Gurun Neraka, bocah" Dan kau yang
menjadi murid Naga Bongkok?"
Sin Hong mengerutkan alisnya. "Benar katamu, iblis tua.
Siapa kalian dan kenapa hendak mengacau di tempat ini?"
Pendekar Gurun Neraka kini mendekati anaknya. "Mereka
Siang-mo ji bin, Hong-ji. Yang bermuka putih ini adalah Pek-
kwi sedang yang lain itu adalah Ang-kwi."
"Ah, iblis-iblis dari laut selatan itu?"
Ang-kwi tertawa. "Orang yang tak menyenangi kami
memang menyebut kami sebagai iblis, anak muda. Tapi orang
yang menyukai kami justeru menyebut kami sebagai dewa!"
Sin Hong tertawa mengejek. Dia sekarang tahu siapa
kiranya dua orang kakek ini. Siang-mo-ji bin yang biasa
bergerak dilaut selatan. Dua orang iblis yang katanya tak
pernah berkeliaran di luar wilayahnya kalau tidak ada
kepentingan sesuatu. Dan Sin Hong yang maklum bahwa dua
orang iblis itu hendak mengganggu mereka tiba-tiba
memandang ayahnya dan bertanya, "Ayah, apa yang harus
kita lakukan untuk melayani orang orang macam begini?"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pendekar Gurun Neraka menarik napas. "Kita tetap
menganggapnya sebagai tamu bila mereka berlaku sopan,
Hong-ji. Tapi terpaksa mengusir bila mereka hendak
mengacau!"
"Heh-heh," Pek-kwi menggoyang-goyang lengannya. "Kau
berani mengusir kami kalau kami ingin tinggal di sini.
Pendekar Gurun Neraka" Kau hendak maju mengeroyok?"
Sin Hong tak tahan. "Pek-kwi, tak perlu banyak cakap di
tempat ini bila kau ingin berkelahi. Sekarang majulah. Lihat
aku akan mengusir kalian tanpa bantuan ayah!"
"Heh?" Pek-kwi terbelalak. "Kau berani menghinaku,
bocah" Kau tak takut mampus dan berani tidak berlmdung di
bawah bantuan ayahmu?"
"Aku sudah mengeluarkan kata-kataku, Pek kwi. Tak perlu
ayah membantu jika kalian ingin mengererubut. Majulah!'
Pek kwi pucat mukanya. Dia marah mendengar kata-kata
ini, semakin pucat mukanya kalau gusar. Tapi Ang kwi yang
tertawa di sebelah kananya tiba-tiba meludah. "Bocah. kami
tak perlu mengeroyokmu kalau ingin bertanding. Cukup adikku
saja, yang maju... cuh!"
Sin Hong berkelit. Dia jijik oleh ludah Ang kwi yang kental,
menyambarnya bagai peluru. Tapi Sin Hong yeng tak mau
begitu saja mengelak sudah menggerakkan ujung bajunya
menampar. Mendorong sekaligus memukul balik ludah Ang-
kwi ke arah tuannya, tentu saja mempergunakan sinkang. Dan
Ang kwi yang melihat betapa air ludahnya terpukul dan kini
meluncur dengan kecepatan kilat ke mukanya sendiri tiba-tiba
meniup dan berseru keras.
"Crat"
Aig kwi mendelik. T iupan khikangnya tadi kalah kuat, ludah
masih meluncur dan kini ambyar di udara, berpercikan ke sana
ke mari. Dan Ang-kwi yang terkena percikan ludahnya sendiri
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ini tibatiba membentak dan berkelebat maju, menyerang Sin
Hong. "Bocah, keparat kau!"
Tapi Sin Hong tak tinggal diam. Dia menggerakkan lengan
menangkis, dan begitu dua lengan beradu tiba-tiba Ang-kwi
memekik dan tergetar mundur.
"Dukk!"'
Ang-kwi terbelalak. Dia merasa sinkang Sin Hong luar biasa
kuat, menahan sekaligus membuat lenganuya panas. Dan
Ang-kwi yang kaget oleh kehebatan pemuda ini tiba-tiba
menggeram dan memutar lengannya dua kali, berkerotok dan
tiba-tiba merah seperti besi dibakar. Dan Pendekar Gurun
Neraka yang mengerutkan kening melihat ini tiba-tiba berseru,
memperingatkan puteranya,


Pedang Medali Naga Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Ang see ciang (Tangan Pasir Merah)...!"
Tapi Pek-kwi keburu maju. Iblis Putih ini melompat di
depan saudaranya, terkekeh. Dan menyuruh kakaknya
mundur dia berkata, "Suheng, bocah ini rupanya cukup hebat
Biarlah aku yang merobohkannya!" dan habis menyelesaikan
kata-katanya ini mendadak Pek-kwi sudah melejit dan
menyerang Sin Hong. Gerakannya bagai kata menerkam cepat
sekali, tidak memberi peringatan. Dan Sin Hong yang terkejut
oleh bayangan iblis ini tiba-tiba melompat mundur dan
membentak. Tapi Pek-kwi membalik, terkekeh dan me liuk
aneh. Lalu sementara Sin Hong merunduk dengan mata
terbelalak tiba-tiba lengan Pek-kwi telah menjulur dan
menampar lehernya.
"Plak!" Sin Hong terkejut. Dia tak menduga kecepatan
lawan, yang dapat bergerak dan meliuk dengan cara aneh.
Dan ketika Pek-kwi kembali tertawa dan memutar pinggang
dengan cara yang ganjil tahu-tahu kembali Sin Hong
tertampar dan roboh terpelanting.
"Plakl"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sin Hong terguling-guling. Dia kaget dan heran sekali oleh
gerakan lawan. Tapi ketika lawan kembali mengejar dan Pek-
kwi mengerotokkan tulang-tulang lengannya yang tiba-tiba
berwarna putih bagai dibungkus salju tiba-tiba Sin Hong
membentak dan melompat bangun. Dia mencium bau yang
keras dari lengan lawan, bau pasir di atas gurun. Bau yang
sangit tercampur busuk. Dan Sin Hong yang maklum bahwa
lengan lawan tentu mengandung racun tiba-tiba menangkis
sambil melindungi dirinya.
"Dess...!" dan kali ini Pek-kwi terdorong. Iblis Putih itu
terbelalak, tampaknya kaget. Tapi melengking dan berkelebat
maju tiba-tiba iblis ini telah menyerang Sin Hong dengan
pukulan bertubi-tubi, terbahak dan terkekeh ganti-berganti!
"Bocah, kau akan mampus di tanganku...!"
Sin Hong membelalakkan mata. Dia melihat lawan
berkelebatan menghujani serangan, pukulannya bertubi-tubi
dan cepat bukan main. T api ketika Sin Hong berlompatan dan
mulai mengelak serta menangkis tiba-tiba gerakan Pek-kwi
berobah. Iblis Putih mulai mengurangi kecepatan, gerakannya
tampak lamban dan dapat diikuti. Tapi angin pukulannya yang
terjadi berat dan menekan Sin Hong dari atas ke bawah
membuat Sin Hong terkejut. Apalagi ketika lengan lawan yang
pulih pucat itu tiba tiba mengeluarkan keringat yang dingin
dan keras seperti butir-butir pasir yang dipercik-percikkan
kakek iblis ini!
"Ah. Pek-see-ciang (Pukulan Pasir Putih)...!"
Pek-kwi terkekeh. Dia memang mengeluarkan ilmunya yang
aneh itu, mengibas-ngibaskan keringat dari kedua lengan yang
mulai membanjir bagai uap atau embun di puncak gunung,
menyerang Sin Hong merupakan pasir-pasir beku yang dapat
menembus kulit daging melebihi senjata tajam! Dan Sin Hong
yang tentu saja kaget oleh ilmu yang aneh ini segera
menampar dan memukul balik hujan keringat yang sudah
berobah bagai titik-titik es di padang salju itu!
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tapi Pek-kwi tak membiarkan lawan mendesak dirinva. Dia
terus mengiprat-ngipratkan keringat pasirnya itu, yang kini
semakin berhamburan dan menyerang bagai butir-butir es ke
tubuh Sin Hong. Dan ketika Sin Hong terdesak dan kewalahan
menghadapi hujan Pak-see ciang ini tiba-tiba Sin Hong
mengeluh ketika tubuhnya mulai terkena. Sin Hong merasa
pedas dan sakit-sakit, menjaga kedua mata dan melindungi
diri dengan sinkang. Tapi baju serta pakaiannya yang tak
dapat dilindungi sinkang akibatnya mulai bolong-bolong dan
robek. Sin Hoig gelisah. Begitu terus-menerus tentu dia bakal
telanjang karena pakaian berlubang-lubang. Dan Sin Hong
yang menjadi marah oleh perbuatan lawan tiba-tiba menekuk
pinggangnya ke kiri dan ke kanan.
"Pek-kwi, aku akan membalas. Berhati-hatilah!"
Iblis Putih terkekeh. Dia menganggap Sin Hong besar
bicara, karena selama itu dia mendesak dan menekan pemuda
ini. Tapi ketika Sin Hong mulai menggeliatkan pinggang dan
kedua lengannya bergerak naik turun bagai naga menari tiba-
tiba iblis ini terkejut ketika sebuah tenaga tak nampak
melindungi Sin Hong. Pukulan pasir keringatnya tertahan di
udara, dua jengkal dari tubuh lawan. Dan ketika Sin Hong
membentak serta menampar dan mendorong tiba-tiba
kipratan keringat Pek-see ciangnya mental dan membalik
menyambar tubuhnya sendiri!
"Ah. Sin-liong-jiu-kun (Silat Tangan Naga Sakti )...!"
Sin Hong tak menjawab. Dia terus menggeliat-geliatkan
pinggang sambil kedua tangan melakukan pukulan dan
dorongan, membentengi diri dengan Sin-liong-kang ( Tenaga
Naga Sakti ) hingga sambaran keringat Pek-kwi tak dapat
menyentuh dirinya lagi, tertahan dan tertolak balik ke arah
lawan. Dan ketika sekejap kemudian Sin Hong mendesak
lawan dan terus maju merangsek tiba-tiba Pek-kwi mulai
terdorong dan terhuyung-huyung!
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Keparat, kau hebat, bocah. Tapi kau tak dapat
merobohkan aku!"
Pek-kwi mulai memekik. Dia marah dan terbelalak melihat
pukulan Pek-see-ciangnya tak berdaya menghadapi Sin Hong,
selalu membalik dan runtuh ke tanah bertemu hawa yang
melindungi Sin Hong. Dan ketika Sin Hong semakin mendesak
dan ganti menekan dirinya tahu-tahu Pek-kwi sudah
membelakangi tembok dan tak dapat mundur lagi!
Pek-kwi terkejut. Dia terang melotot, dan ketika Sin Hong
membentak serta memutar lengan mendorong dadanya tiba-
tiba Pek-kwi berteriak dan menangkis. "Plak!" dua lengan
mereka bertemu. Seketika itu juga Pek-kwi mengerahkan
sinkangnya, Toksee-kang (Tenapa Racun Putih). Dan Sin Hong
yang terbelalak memandang lawan tiba-tiba merasa hawa
yang lembut panas merayap bagai semut di permukaan
lengannya. "Hong ji, awas racun!"
Sin Hong mengerutkan alis. Dia memang merasa lengannya
gatal, melihat lawan terkekeh dan menyeringai kepadanya.
Tapi Sin Hong yang tahu bahwa lawan memang cukup
berbahaya lalu membentak dan mengerahkan Jing long-sin-
kang nya, itu tenaga sakti yang dia dapat dari Bu beng Sian-
su. Dan begitu Sin Hong menggetarkan lengan seraya
mengibas tiba-tiba Pek-kwi merjerit ketika terangkat naik dan
terdorong menjebol tembok.
"Broll...!"
Semua orang terbelalak. Mereka melihat Pek kwi berteriak
dan terguling-guling, menggaruk lengan seperti kera yang
kebingungan. Dan ketika iblis itu melompat bangun sambil memaki-maki
maka tampaklah lengannya yang putih itu sudah terkupas
kulitnya dan mengeluarkan darah yarg berwarna putih pula,
kental dan berbau busuk. Darah dari pukulan Tok-see-kang
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang membalik dan mengenai iblis ini sendiri! Dan Ang kwi
yang terkejut melibat saudaranya terluka oleh pukulan Racun
Putih tiba-tiba berkelebat ke depan menyambar adiknya itu.
"Sute, telan obat ini. Kita pergi dulu...!" dan Ang-kwi yang
menotok sutenya serta melempar sebutir obat untuk ditelan
tiba-tiba melompat keluar dan lenyap sambil berseru pada
tuan rumah, "Pendekar Gurun Neraka, besok kita bertemu
lagi. Awas penghinaan kalian!"
Pendekar Gurun Neraka tak mencegah. Dia hanya menarik
napas melihat kepergian dua kakek iblis itu. Tapi Sin Hong
yang marah tiba-tiba mengejar, "Siang-mo ji-bin, kalian tak
boleh pergi sebelum minta maaf. Hayo kembali!"
Tapi Ang kwi dan Pek kwi telah lenyap di luar sana. Sin
Hong hendak mengejar sampai ke bawah, namun ibunya yang
berkelebat di belakangnya berseru memanggil, "Hong ji,
ayahmu tak membolehkan kau turun sendirian. Kembalilah!"
Sin Hong terpaksa kembali. Dia mengepal tinju dengan
muka merah, dan Naga Bongkok yang tiba-tiba muncul di
tempat itu juga menyuruh muridnya menghentikan pengejaran. Terpaksa, Sin Hong menekan kemarahan dan
mereka bertiga yang masuk kembali ke ruangan duka segera
disambut Pendekar Gurun Neraka yang mengerutkan
keningnya. "Hong ji, kita berjaga-jaga saja. Sebaiknya kau kembali ke
posmu dan biarkan kami di depan."
Kiranya Sin Hong menjaga di belakang ketika tadi keributan
dimulai. Dan Perdekar Gurun Neraka yang juga memandarg
Naga Bongkok lalu bertanya lirih, "Ada sesuatu yang
mencurigakan di samping rumah, locianpwe?"
Naga Bongkok mengangguk. "Aku melihat bayangan merah
di tempat yang kujaga. Pendekar Gurun Neraka. Kukira Iblis
Penagih Jiwa itu!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pendekar Gurun Neraka tertegun. "So-beng?"
"Agaknya begitu." dan Naga Bongkok yang mengibaskan
lengannya lalu berbisik, "Pendekar Gurun Neraka, tampaknya
besok orang-orang jahat akan mengacau kita. Mungkin
dalangnya Ang kwi dan Pek kwi itu adalah awal dari sesuatu
yang akan mengganggu kita!"
"Hm, kalau begitu bagaimana pendapatmu, locianpwe?"
"Sebaiknya malam ini kita tak usah beristirahat. Pendekar
Gurun Neraka. Dan biar kita perketat kewaspadaan hingga
pemakaman besok!"
Pendekar Gurun Neraka mengangguk. Lalu melihat
puteranya belum juga mundur dia menjadi heran. "Kau
menyimpan pertanyaan, Hong-ji'?"
Sin Hong ragu-ragu. "Ya. kudengar Bu-beng Siauw cut ke
Lambang Naga Panji Naga Sakti 7 Puteri Es Seri 5 Kesatria Baju Putih Karya Wen Rui Ai Lencana Pembunuh Naga 7
^