Pencarian

Pedang Medali Naga 12

Pedang Medali Naga Karya Batara Bagian 12


thouw Taihiap yang terbelalak memandang pemuda ini tiba-
tiba menggereng dan bangkit berdiri.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kau siapa bocah" Kenapa mengintai dan memasuki tempat
ini?" Pemuda itu membenturkan dahinya. "Siauwte (aku) Liong
Ceng. locianpwe. Maaf bahwa siauwte datang tanpa ijin."
"Ya, aku tahu. Tapi apa maksudmu datang ke mari?" Ciok-
thouw T aihiap membentak.
"Siauw-te... siauw-te." pemuda itu tergagap, menyeringai
dan tiba tiba menangis "Siauw-te datang untuk melamar
sesuatu, locianpwe. Siauw-te ingin menjadi muridmu untuk
membalas sakit hati!"
"Apa" Kau mau berguru kepadaku?"
"Kalau kauperkenankan, locianpwe Karena siauw-te ingin
membalas dendam atas kematian orang tua siauw-te di
tangan So-beng!"
"Hah?" Ciok-thouw T aihiap tertegun. "So-beng?"
"Ya, So-beng, locianpwe. Iblis Penagih Jiwa itu telah
membunuh dua orang tua siauw - te yang katanya membela
Ho-han-hwe (Perkumpulan Kaum Patriot)!"
Ciok-thouw Tahiap terhenyak, melangkah maju dan tiba-
tiba tergerak hatinya. "Bocah, angkat wajahmu dan
tengadahkan kepala. Aku ingin melihat tampangmu!"
Liong Ceng mengangkat mukanya. Dia tergetar dan
terkejut melihat pandang mata ketua Beng san pai itu berkilat
mirip mata seekor naga, garang dan keren, menakutkan. Dan
Liong Ceng yang sebentar saja sudah menundukkan kepala
tak berani lama-lama beradu pandang dengan pendekar sakti
itu tiba-tiba dicengkeram kepalanya oleh lima jari Ciok - thouw
Taihiap yang mengeluarkan suara berkerotok.
"Bocah, tengadahkan kepala dan lihat mataku! Kenapa
menunduk" Kau tidak dengar, bah?"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Liong Ceng terkesiap. Da terpaksa mengangkat kepalanya,
terkejut oleh bentakan yang bengis dan menggetarkan isi
dadanya itu. Dan mendongkol bahwa Ciok-thouw Taihiap
selalu membentak bentak tiba-tiba pemuda ini melotot dan
memandang marah pendekar itu! Dan, aneh sekali, Ciok
thouw T aihiap tiba-tiba tertawa.
"Ha ha, bagus, anak muda. Kau memiliki keberanian besar
yang mengagumkan hatiku. Tapi jangan melotot, aku tidak
suka itu... plak!" dan C ok thouw T aihiap yang menggerakkan
jari menepuk Liong Ceng sudah membuat pemuda itu
mencelat dan terlempar roboh dengan seruan kaget
'Locianpwe.. !"
Tapi Ciok thouw Taihiap memutar tubuhnya. Ketua Beng
san-pai itu kembali ke tempat duduknya semula, menyambar
arak dan teriekeh-kekeh Tak perduli pada pemuda yang sudah
melompat bangun itu. Dan Liong Ceng yang penasaran
melihat ketua Beng-san-pai ini tak menghiraukan dirinya
akhirnya melompat maju dan menjatuhkan diri berlutut.
"Locianpwe, bagaimana dengan permohonanku" Bisakah
kauterima aku untuk menjadi murid?"
"Hm, kau kurang memenuhi syarat, bocah," Ciok-thouw
Taihiap acuh tak acuh. "Sebaiknya kembali saja dan buang
jauh-jauh keinginanmu untuk menjadi muridkul"
"Tapi, locianpwe. So-beng hanya takut kepadamu Kalau
tidak mendapatkan warisan ilmu Silatmu lalu bagaimana aku
dapat membalas kematian orang tuaku" Di dunia ini hanya
kau yang kuharap, locianpwe. Aku telah bersumpah untuk
menjadi muridmu atau mati di tempat ini kalau kau menolak!"
Ciok-thouw Taihiap terbelalak. "Kau main paksa, bocah"
Bagaimana kau mau mati"'
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku akan berlutut di depanmu, locianpwe. Sampai kau
meluluskan permintaanku atau tetap menolaknya sampai aku
mampus!" "Kalau aku pergi?"
"Aku akan mengikutimu, locianpwe. Aku akan mengejarmu
sampai ke manapun kau pergi"
"Keparat!" Ciok thouw Taihiap menjadi marah. "Kalau
begitu biar kutendang kau, bocah. Nah, enyahlah di sana dan
berlutut seperti katamu tadi... dess!" Liong Ceng yang
ditendang pendekar ini tiba-tiba mencelat dan jatuh sepuluh
tombak lebih, menggigit bibirnya tapi bangkit berdiri,
Terhuyung d m kembali mendekati pendekar ini, berlutut. Lain
berkata nyaring dengan suara sungguh-sungguh pemuda ini
mengeraskan dagunya,
"Locianpwe, aku tak mau berlutut jauh di depan kakimu.
Kalau kau menolak biarlah kaulihat mayatku menggeletak di
depin kakimu!"
Ciok thouw T aihiap terbelalak Dia melihat pemuda itu benar
benar berlutut di dekatnya, tak jauh, hanva semeter saja. Dan
Ciok thoaw Taihiap yang gusar hatinya tiba-tiba mencadang
kembali dengan marah.
"Bocah, kalau kau mau miti mampuslah di tempat yang
jauh sana. Jangan di sini. dess..!"
Liong Ceng kembali terlempar. Pemuda itu terguling guling,
tapi melompat bangun den terhuyung huyung memandang
ketua Beng san pai itu kembali pemudi ini mejatuhkan diri
berlutut di tempat yang sama, duduk tak jauh dari pendekar
itu! "Locianpwe, kau boleh bunuh aku kalau tidak percaya akan
keteguhan niatku. Aku tak mau jauh darimu sebelum cita
citaku berhasil!"
"Eh?" Ciok-thouw Taihiap tertegun. "Kau nekat?"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Selama kau masih menolakku, locianpwe. Selama
keinginanku belum terpenuhi dan kau ingin melihat aku mati
di s ini!"
Ciok thouw Taihiap bangkit berdiri. Sekarang pendekar ini
tertarik, tapi tertawa mengejek tiba-tiba untuk ketiga kalinya
kembali dia menendang pemuda itu. "Bocah, aku tak suka
mengambil murid untuk saat mi. Kau pergilah dan jangan
ganggu aku!"
Liong Ceng terlempar. Untuk ketiga kalinya pula dia
menahan sakit, tapi bangkit berdiri dan terhuyung
menghampiri pendekar itu kembali dia menjatuhkan diri
berlutut di tempat yang sama. Tak mau mengalah! Dan Ciok-
thouw T ahiap yang jengkel tiba - tiba kembali menendang dan
menendang. Akibatnya Liong Ceng dihajar pulang - balik. T api
ketika pemuda itu tetap nekat dan kembali mendekati meja
araknya uniuk berlutut di situ akhirnya Ciok-thouw Taihiap
mengangkat kakinya dan... ganti menendang meja berikut
araknya itu ke sudut taman.
"Bocah, baik kau berlutut di situ seja. Aku yang pindah!"
Ciok-thouw Taihiap benar - benar pindah. Dia sudah
menyambar dan menenggak trakrya, minum dengan jengkel.
Tapi begitu menurunkan guci arak dan melihat ke kiri tahu-
tahu pemuda itu sudah mengikutinya pula dan berlutut tak
jauh di bawah kakmyal
"Locianpwe, aku juga ikut pindah. Aku selalu akan
membayangimu ke manapun kau pergi..."
Ciok-thouw Taihiap mendelik. Dia marah tapi juga heran.
Tapi merasa terganggu dan gusar oleh sikap pemuda ini
mendadak ketua Beng-san-pai itu membungkukkan tubuhnya
dan...mencengkeram leher baju pemuda itu. "Bocah,
enyahlah. Aku tak mau mengambilmu sebagai murid, bress..!"
Liong Ceng terguling-guling. Dia dilempar jauh dan tempat itu.
dan ketika dia bangkit berdiri dan kembali akan mendekati
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pendekar itu tahu tahu Ciok-thouw Taihiap sudah berkelebat
di depannya dan menangkap leher bajunva lagi. Lalu,
membentak dan melemparnya jauh Liong Ceng sudah
melayang dan jatuh di luar tembok taman, berdebuk dan
terguling-guling di situ Tapi Ciok-thouw Taihiap yang rupanya
tak puas dengan sepak terjangnya itu sudah kembali
menyusul dan bertubi-tubi melempar dan menendang pemuda
ini. Tidak sekali dua tapi berkali - kali, hingga pemuda itu
mengeluh dan berdebuk babak-be-lur. Lalu ketika Ciok-thouw
Taihiap menghentikan gerakannya dan Liong Ceng tak dapat
bangkit berdiri karena tulang-tulangnya seakan remuk maka
ternyatalah pemuda itu sudah keluar dari tempat tinggal
pendekar itu dan jauh di kaki gunung!
"Nah, sekarang kau tak dapat mengganggui ku lagi, bocah.
Tidur dan beristirahatlah di s itu...!"
Ciok-thouw Taihiap berkelebat lenyap. Dia sekarang puas
dan lega pemuda yang mengganggunya ini sudah dibuatnya
tak berdaya di kaki gunung. Jauh dari tempat tinggalnya. Tak
akan mengganggu lagi. Dan Ciok-thouw Taihiap yang I
kembali ke meja araknya dan menenggak minuman keras itu
melanjutkan pekerjaannya sehari-hari dengan mabok -
mabokan, tak perduli lagi akan keadaan sekitar dan
melupakan pemuda itu. Tapi ketika keesokan harinya dia
bangun tidur dan membuka pintu kamarnya tiba-tiba saja
pemuda itu telah ada didepannya, berlutut dan menungging
dalam keadaan tidur
"Ah, kau kembali ke sini, anak aetan?" Ciok-thouw Taihiap
langsung menggerakkan kakinya, menendang Liong Ceng
yang terpental dan bangun dari tidurnya. Kaget. Tapi melihat
bahwa yang melakukan itu adalah Pendekar Kepala Batu tiba-
tiba pemuda ini menjadi girang dan berseru,
"Locianpwe, aku menepati janjiku. Aku akan selalu
bersamamu di manapun kau berada!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ciok-thouw Taihiap tertegun. Dia benar-benar heran dan
terbelalak memandang pemuda ini. Pemuda yang memiliki
kekerasan hati dan kebencian besar Psmuda yang nekat dan
bandel! Tapi Ciok-thouw Taihiap yang kembali merasa
terganggu oleh pemuda itu sekonyong-konyong mengebutkan
lengannya menampar dari jauh
"Bocah, pergilah. Sudah kubilang aku tak mau mengambilmu sebagai murid. Plak!"
Liong Ceng terbanting di luar kamar. Dia mengaduh dan
menahan sakit. Bajunya robek-robek. Tapi bangkit berdiri dan
tersenyum getir dia terhuyung menghadap pendekar itu lagi.
"Locianpwe, kau tak dapat mengusirku begitu saja. Aku telah
bertekad untuk mempertaruhkan nyawaku bila keinginanku
gagal. Boleh kaubunuh aku kalau tidak percayai"
Ciok-thouw Taihiap tertegun. Dia terhenyak dan kagum
memindang pemuda ini. Dan tergerak serta mulai tertarik tiba-
tiba dia melompat keluar dan lari turun gunung. "Bocah, kau
benar-benar anak setan. Tapi coba kaukejar dan dekati
aku.....!"
Liong Ceng menggigit bibir. Dia melihat pendekar itu
terbang turun gunung, ginkangnya hebat sekali dan meluncur
bagai gerakan seorang iblis. Tapi mengeraskan hati dan
tersaruk - saruk tiba-tiba diapun melompat dan berseru, "Baik,
aku akan mengejarmu, locianpwe. Dan tak akan berhenti
sebelum aku roboh!"
Ciok-thouw Taihiap tertawa. Dia melihat pemuda itu
mengejarnya di belakang, dan karena ingin tahu sampai di
manakah kemampuan pemuda itu tiba-tiba Ciok-thouw T aihiap
berputar putar di pinggang gunung. Dengan geli tapi juga
kagum dia meiihat pemuda itu terus membuntutinya, kadang-
kadang kehilangan jejak. Namun Ciok-thouw Taihiap yang
sengaja menampakkan diri akhirnya muncul kembali,
membiarkan pemuda itu terengah dan jatuh bangun di
balakang. Dan ketika seharian penuh dia menguji pemuda itu
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dan mendapat kenyataan bahwa pemuda itu memiliki
ketahanan tubuh yang kuat luar biasa tiba-tiba Ciok-thouw
Taihiap tertawa dan girang bukan main.
"Bocah, kau memang hebat. Tapi sekarang kau tak dapat
mendekatiku lagi...!"
Ciok thouw Taihiap melompati sebuah jurang. Jurang ini
lebar dan dalam sekali, ada dua puluh tombak. Dan ketika
benar Liong Ceng menyusul dan tiba dengan napas memburu
di tepi jurang sebelah sana maka Ciok thouw Taihiap tertawa
bergelak dan berkata mengejek,
"Bagaimana, kau tak dapat mendekatiku lagi bukan, anak
muda" Jurang ini lebar sekali. Salah-salah kau mampus kalau
berani melompat ke sini!"
Liong Ceng terbelalak. Dia melihat ketua Beng-san-pai ini
tertawa di sebelah sana, mengebutkan baju dan duduk
dengan sombong. Sikapnya mengejek dan merendahkan
sekali. Tapi Liong Ceng yang benar-benar berani ini tiba-tiba
mengepalkan tinju dan berkata marah
"Locianpwe, agaknya kau memang ingin melihat aku
mampus. Baiklah, siapa takut menghadapi kematian" Aku tak
gentar, Ciok thouw tai-hiap Aku akan menyeberangi jurang ini
dan biar mampus kalau gagal... haitt!' dan Liong Ceng yang
melompat dengan nekat melewati jurang itu menghentakkan
seluruh kekuatan kakinya untuk tiba di seberang. Tapi Liong
Ceng gagal. Dia benar benar tak sanggup. Pertama karena
dirinya sudah lelah dan kedua karena jurang itu memang
terlalu lebar baginya. Maka begiiu me layang baru setengah
jarak tiba tiba tubuhnya amblas dan meluncur ke bawah.
"Heii...!"
Ciok-thouw Taihiap terkejut. Ketua Beng-san pai itu
mengeluarkan bentakan keras, kaget melihat pemuda itu
terjerumus di dalam jurang. Tapi bergerak cepat bagai seekor
burung besar tahu tahu ketua Beng-san-pai ini sudah
http://dewi-kz.info/


Pedang Medali Naga Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
melenting dan berjungkir balik di dilam jurang. Dengan
kepandaiannya yang luar biasa pendekar ini menyambar tubuh
Liong Ceng, sejenak terjerumus pula di dalam jurang Tapi
kedua kakinya yang bergerak menotol diding sudah membuat
Ciok thouw T aihiap terjungkir balik di udara dan keluar dengan
selamat di bibir jurang sebelah sana!
"Siluman, kenapa kau nekat, bodoh?" Liong Ceng dibanting
kasar. Dia melihat Ciok - thouw Taihiap mendelik padanya,
man-h lapi juga kagum. Dan Liong Ceng yang tahu bahwa
pendekar ini sudah berhasil "ditaklukkan" tiba - tiba tertawa
dan menjatuhkan diri berlutut.
"Suhu, siauw-te menghaturkan hormat. Terima kasih atas
pertolonganmu!"
Ciok - thouw Taihiap membanting kakinya. "Siapa
mengangkatmu murid" Apa kau bilang?"
"Teecu (murid) bilang terima kasih, suhu. Kau ternyata
mengabulkan permintaanku dan tidak membiarkan aku mati di
dalam jurang!"
"Keparat, tapi itu bukan berarti aku mengangkatmu sebagai
murid, bocah. Aku tak sudi menjadi guru dan mengangkat
murid!" "Kalau begitu kenapa kau menyelamatkan nyawaku" Aku
berhutang budi, suhu. Betapapun aku akan menyritaimu dan
menjadi murid!'" Liong Ceng tiba-tiba pai-kui (memberi
hormat), membenturkan dahinya sebanyak delapan kali di
depan kaki Ciok thouw Taihiap. Dan Ciok thouw Taihiap yang
akhirnya bohwat (tobat) oleh kenekatan pemuda ini tiba-tiba
menendang pantat pemuda itu hingga terlempar berjungkir
balik di udara, dijadikan perma inan macam bola yang
berputar-putar di ujung kakinya, belasan kali sambil
mengomel panjang pendek. Tapi ketika puas dan tertawa
setengah gemas ketua Beng-san-pai ini akhirnya menurunkan
pemuda itu. http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
'Baiklah... baiklah, anak setan. Aku akan memberimu
pelajaran seperti yang kauinginkan. Tapi jangan menyebutku
suhu. Aku tidak tahu pantaskah kau menjadi murid Ciok -
thouw T aihiap atau tidak!"
Liong Ceng girang. "Suhu..."
"Keparat, kau tidak dengar kata - kataku" Aku belum mau
kausebut suhu, anak setan. Sebaiknya kausebut aku seperti
biasanya!" Ciok-thouw T aihiap membentak.
Liong Ctng terbelalak, tapi me lihat ketua Beng-san-pai itu
marah dan bersungguh sungeuh padanya akhirnya diapun
tersenyum pahit dan menjatuhkan diri berlutut. "Baiklah,
locianpwe. aku tak akan menyebutmu suhu sesuai
keinginanmu, Tapi bolehkah teecu (murid,) bertanya kenapa
begitu?" "Hm, aku telah mempunyai anak dan cucu yang menjadi
muridku, bocah. Dan aku juga belum tahu bagaimana
watakmu. Siapa tanggung kalau kau berwatak culas?"
Liong Ceng merah mukanya "Baik, kalau gitu teecu tunduk
pada kehendakmu, locianpwe. dan teecu harap..."
"Tak usah... tak usah kau menyebut dirimu sebagai teecu
(murid) Aku sudah bilang sebaik-nya hubungan guru dan
murid di s ini tak perlu diikat!" Ciok - thouw T aihiap memotong.
"Dan kau jangan macam-macam, bocah. Aku tak perlu calon
murid yang cerewet!" lalu memutar tubuh dan kembali ke atas
gunung Ciok-thouw Taihiap berseru. "Anak setan, hayo ikuti
aku. Kita kembali ke puncak!"
Liong Ceng mengangguk. Dia menggigit bibir menegar
Ciok-thouw Taihiap menyebutnya "anak setan", padahal dia
punya nama. Tapi girang bahwa rencananya berhasil dan
Ciok-thouw Taihiap mengajaknya ke atas gunung segera
pemuda ini bangkit berdiri dan mengikuti, berlari cepat di
belakang pendekar itu. Dan ketika mereka tiba di puncak dan
Ciok-thouw Taihiap sudah menunggunya di meja arak maka
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
resmilah mulai hari itu juga Liong Ceng diberi pelajaran atau
dasar dasar ilmu silat.
Tapi Ciok-thouw Taihiap tertegun. Baru sekali dua saja dia
memberi contoh ternyata pemuda itu sudah pandai mainkan
bhesi (kuda-kuda). Kakinya kokoh dan tak bergeming, tanda
otot-o-totnyaecukup terlatih dan rupanya sudah biasa pula
mainkan bhesi Maka bertanya heran dia memandang Liong
Ceng dengan alis dikerutkan, "Bocah, kau sudah pernah
mempelajari dasar-dasar ilmu silat tinggi" Dari mana kau
memperolehnya?"
Liong Ceng membungkuk hormat. "Dari ayah siauw-te, su...
eh, locianpwe. Siauw-te mempelajarinya sedikit-sedikit tapi tak
cukup berharga untuk ditunjukkan!" Liong Ceng hampir
menyebut "suhu", cepat merobohnya dengan sebutan
locianpwe yang berarti tokoh sakti tingkat atas. Dan Ciok-
thouw T aihiap yang mengangguk-angguk lalu berdehem.
"Baik, kalau begitu siapa ayahmu" Dan..."
"Maaf." pemuda itu buru-buru memotong. "Ayah siauw-te
bukan orang terkenal, locianpwe. Dia bernama Liong Tek dan
berasal dari kota Liong - hun. Pekerjaannya sehari - hari
sebagai piauwsu (pengawal bararg) dari perusahaan Cap-sha
seng Piauw - kiok (Ekpedisi T igabelas Bintang)!"
"Hm, aku tak kenal," Ook-thouw Taihiap menggelengkan
kepalanya. "Tapi pelajaran apa yang sudah kaupelajan dari
ayahmu itu?"
"Ah, pelajaran yang masih rendah sekali, locianpwe. Aku
hanya diberi pelajaran tentang bhesi dan cara pernapasan
untuk memperkuat tubuh. Itu saja!"
Ciok-thouw Taihiap mengangguk. Dia memang melihat
omongan pemuda itu benar. Terbukti dari daya tahan tubuh
pemuda ini yang sanggup berlarian seharian penuh di atas
gunung, ketika dia mencobanya tadi. Dan girang bahwa
pemuda ini ternyata memiliki bekat yang besar diapun lalu
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
melanjutkan pelajarannya dan sedikit demi sedikit Dan Ciok-
thouw Taihiap semakin terheran-heran. Dia melihat dasar-
dasar ilmu silatnya dilshap mudah oleh pemuda ini. Seakan
pemuda itu demikian gampang mempelajari ilmu s ilat. Tak ada
yang sukar! Dan ketika hari demi hari pemuda itu
menunjukkan sikap yang demikian "genius"
dan menyenangkan hatinya tiba-tiba Ciok - thouw Taihiap berseri
dan mulai menurunkan ilmu ilmunya yang tinggi!
Dan Liong Ceng benar - benar ketiban "rejeki". Pemuda itu
memang berambisi sekali untuk mewarisi kepandaian
pendekar ini. Berlatih sungguh sunhguh dan tak kenal lelah,
hal yang tentu saja menggembirakan Ciok-thouw T aihiap. Dan
ketika satu demi satu pelajaran - pelajaran dasar tentang ilmu
silat sudah dikuasai betul oleh pemuda ini maka Ciok-thouw
Taihiap akhirnya memberikan Soan-hnan-ciangnya (Kibasan
Angin Taufan)! Tapi Ceng Han mengerutkan alisnya. "Ayah, Liong Ceng
bukan muridmu resmi. Kenapa hendak memberikan semua
kepandaianmu" Bagaimana kalau ada apa-apa?"
"Hm, pemuda itu telah kita kenal tindak-tanduknya, Han-ji.
Bukankah kau tahu sendirt dia tak pernah melakukan sesuatu
yang jelek" Dia cukup baik selama ini, penurut dan setia
kepadaku!" Ciok-thouw T aihiap mendengus, memandang Ceng
Han yang sudah kembali dari perjalanannya. Dan Ceng Han
yang tahu ayahnya mendongkol tentang masalah Han Ki dan
Han Bu lalu menganggukkan kepalanya da menjawab,
"Betul, tapi kebaikan seseorang bisa diatur, ayah. Artinya
apa yang tampak sekarang ini belum tentu sesuai dengan apa
yang menjadi dasar wataknya. Liong Ceng memang boleh kau
beri ilmu apa saja, tapi jangan seluruhnya. Terutama Soan-
hoan-ciang itu!"
"Hm, kenapa, Han-ji" Bukankah dua orang anakmu juga
sudah kuberi warisan ilmu itu" Kalau ada apa-apa tentu
mereka tak akan tinggal diam dan menghadapi Liong Ceng!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Benar, tapi kalau kau menitikberatkan konsentrasimu pada
Liong Ceng tentu Han Ki dan Han Bu menjadi tak senang,
ayah. Mereka bisa menganggapmu pilih kasih atau berat
sebelah!" "Perduli apa?" Ciok - thouw T aihiap membentak. "Bukankah
mereka sendiri tak menghiraukan keinginanku" Dua orang
anakmu itu tak berlatih sungguh-sungguh tentang Soan-hoan-
ciang, Han-ji. Dan aku melihat Liong Ceng dapat memenuhi
keinginanku ini dengan kesungguhannya mempelajari ilmu
silatl" Ceng Han melangkah maju, merah mukanya. "Ayah,
ketahuilah bahwa Han Ki dan Han Bu tak mempelajari Soan -
hoan - ciang dengan sungguh-sungguh karena mereka tak
mau mewarisi ilmu yang dahsyat itu untuk kau adu dengan Sin
Hong! Bukankah kau menghendaki dua cucumu ini melatih
Soan-hoan ciang untuk bertanding me lawan Sin Hong" Nah,
itulah yang tidak mereka kehendaki, ayah. Han Ki dan Han Bu
mempelajari Soan-hoan-ciang dengan setengah hati karena
mereka tak mau menghadapi Sin Hong!"
Ciok Thouw Taihiap membanting kakinya. "Justeru itulah.
Karena tak mau melawan Sin Hong makaku akan
mempersiapkan LiongCeng untuk menghadapi murid Naga
Bongkok ini, Han-ji. Dan karena dua cucuku tak mau
mengangkat namaku biarlah orang lain yang tampil ke
depan!" Tapi Soan hoan ciang adalah ilmumu yang paling
hebat, ayah. Sebaiknya Liong Ceng kauberi saja Pek-hong-
ciang (Pukulan Angin Putih). Jangan Soan hoan ciang!"
"Keparat, itu Urusanku sendiri. Han-ji. Aku mau
memberikan Pek hong-ciang atau Soan-hoan-ciang itu
terserah padaku sendiri! Kenapa memprotes ayahmu?"
Ceng Han marah. Tapi belum mereka ribut-ribut kembali
maka isterinya muncul, Cui Ang yang menjadi puteri si Belut
Emas Cui Lok ini Dan melihat suami serta ayah mertuanya
bertengkar tentang Soan hoan-ciang maka Cui Angpun
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menengahi, "Gik hu, sebaiknya diambil dari tengah saja. Liong
Ceng memang selama ini tidak menunjukkan keburukannya
Tapi sebelum memberikan ilmu itu sebaiknya Han Ki dan Han
Bu kita panggil "
"Hm, untuk apa?"
"Untuk mendengarkan pendapat mereka, gik-bu. Setuju
atau tidak bila Liong Ceng kauberi ilmu silat itu. Karena
memberikan Soan-hoan-ciang pada orang lain sama halnya
dengan membagi warisan tertinggi yang ada di dalam
keluarga ini!"
"Baik!" Ciok thouw Taihiap menganggukkan kepalanya.
"Kalau begitu panggil mereka, Han-ji. Dan kalau mereka tidak
setuju maka Soan-hoan ciang harus mereka pelajan sungguh-
sungguh, tak boleh setengah - setengah. Itu syaratku!"
Ceng Han memanggil dua puteranya. Han Ki dan Han Bu
sebentar saja sudah menghadap, masing-masing terheran
oleh keseriusan suasana di ruangan itu. Tapi melihat kong-
Kong (kakek) mereka terbelalak dan tampaknya geram dua
orang pemuda inipun berdebar dan langsung bertanya "Ayah,
ada apa kong - kong memanggil kami?"
"Hm, kautanya sendiri kakekmu itu, Ki-ji. Tanya apa
sebabnya kalian dipanggil!"
Han Ki langsung memandang kong-kong-nya. "Ada apa,
engkong" Kami hendak disuruh turun gunungkah?"
"Hm, aku hendak bertanya pada kalian, Ki-ji. Tentang ilmu
silat kita Soan-hoan-ciang itu. Yakni, bagaimana bila Liong
Ceng mendapat warisan ilmu s ilat ini!"
Han Ki terkejut. "Boleh saja, kong-kong. T api bukankah dia
bukan muridmu resmi?"
Ciok-thouw T aihiap mendongkol. "Jadi kau tidak iri hati?"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ah. untuk apa harus iri, kong-kong" Itu milikmu pribadi.
Tentu bebas kauberikan pada Liong Ceng bila itu kuanggap
tepat!" Tapi Han Bu menyela, "Tapi Liong Ceng orang luar, kong-
kong. Masa berhak pula mendapat warisan keluarga ini"
Apalagi Soan-hoan-ciang adalah ilmu silat keluarga kita yang
paling hebat!"
Ciok-thouw T aihiap membalikkan tubuh, bersinar mukanya.
"Jadi kau keberatan jika ilmu silat itu kuberikan pada Liong
Ceng?" "Sepanjang dia bukan keluarga kita, kong-kong. Artinya
kalau pemuda itu merupakan orang luar yang tidak berhak
mendapatkan warisan keluarga Souw!"
'Bagus, kalau begitu kalian harus mempelajari Soan-hom
ciang dengan sungguh-sungguh Bu-ji. Liong Ceng tak akan
kuwarisi ilmu silat ini bila kalian bersungguh - sungguh,
mempelajari Soan hoan erang!"
Han Ki terkejut. "Tapi kalau kami harus memenuhi
keinginanmu untuk menghadapi Sin Hong kami tak sanggup,
kong-kong. Soan-hoan-ciang
terlalu berbahaya dan merupakan ilmu pembunuh yang ganas sekali!"
"Nah, apa kataku, Han ji?" Ciok " thouw Taihiap mulai
menggoreng. "Bukankah dua anakmu ini cerewet sekali dan
selalu ragu-ragu" Mereka memang tak dapat diandalkan. Dan
aku akan kalah oleh si Naga Bongkok iiu!"
Ceng Han nengerutkan kening. "Tapi keragu-raguan
mereka karena kau menghendaki mereka berhadapan dengan
Sin Hong, ayah. Dan mereka menolak karena Sin Hong adalah
saudara sepupu sendiri!"
"Tapi dia murid Naga Bongkok, Han-ji. Dan aku melihat Sin
Hong sebagai murid Naga Bongkok, bukan keluarga atau


Pedang Medali Naga Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

saudara!" http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Benar, tapi kalau sa lah satu celaka maka kita jugalah yang
repot, ayah. Betapapun Sin Hong adalah putera Pendekar
Gurun Neraka, bukan orang lain!"
"Jadi bagaimana putusan kalian?"
"Aku menyerahkannya pada kebijaksanaanmu, kong-kong.
Tidak menolak tapi juga tidak menerima. Terserah!" Han Ki
menjawab, mengerutkan keningnya seperti sang ayah yang
berdiri di sampingnya. Dan Han Bu yang ikut menganggukkan
kepalanya juga berkata,
"Ya, terserah padamu, kong-kong. Tapi kalau benar kau
hendak menurunkan ilmu silat tertinggi itu pada Liong Ceng
maka dia haru diangkat sebagai murid resmi!"
Klop-lah sudah. Ciok-thouw Taihiap mendapat jawaban
tegas. Dan marah bahwa persoalannya "diretour" kembali
padanya maka Ciok-thouw Taihiap menggebrak meja dan
melompat ke belakang Dengan gusar dan sengit dia
memanggil Liong Ceng dibawa, ke ruang di mana Ceng Han
dan keluarganya berkumpul. Dan berkata dengan suara geram
namun penuh harapan ketua Beng-san pai ini menyuruh Liong
Ceng berlutut di meja altar, menyulut delapan lilin besar untuk
saksi bersumpah, "Liong Ceng, disaksikan langit dan bumi
serta anak dan dua orang cucuku bersumpahlah kau. Bahwa
hari ini resmi kau menjadi murid Ciok-thouw Taihiap dan
diangkat sebagai keluarga untuk membawa nama harum
keluarga Souw!"
Liong Ceng terkejut. Dia tak tahu mengapa buru-buru Ciok-
thouw Taihiap menyeretnya ke situ. Tapi mendengar bahwa
dia resmi akan diangkat sebagai murid dan bahkan menjadi
anggauta keluarga Sonw mendadak dia girang bukan main
dan hampir tertawa bergelak! Tapi Liong Ceng pura-pura
ketakutan, melirik kiri kanan dan bangkit berdiri. Dia melihat
keluarga besar Souw Ki Beng ada di situ memandang dirinya
mendadak pemuda ini menjatuhkan diri berlutut dan menolak!
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Locianpwe, mohon ampun beribu ampun. Siauw-te tak
berani mengharap berlebihan. Siauw-te sudah cukup puas
dengan kedudukan s iauw-te seperti yang sekarang ini. Jangan
terlalu mengangkat siauw-te dalam kedudukan yang membuat
siauw-te mabok kegembiraan dan besar kepala!'
"Hm," Ciok-thouw Taihiap mendengus marah. "Sekarang
aku yang akan memaksamu untuk menjadi murid, Liong Ceng.
Kami sekeluarga siap dan sepakat menurunkan Soan hoan
ciang kepadamu asal kau resmi menjadi anggota keluarga
Souw. Hayo berlutut dan mulai bersumpah"
"Apa?" Liong Ceng pura pura kaget "Kau. kau akan
menurunkan Soan hoan ciang. locianpwe" Ah, tak berani aku
menerimanya. Itu warisan keluarga Souw yang paling
berharga!" lalu membentur-benturkan dahinya dengan pura-
pura ketakutan pemuda ini menolak, "Locianpwe, jangan buat
diriku menjadi tak enak dengan warisan ini. Ada saudara Han
Ki dan Han Bu, masa aku herdak diwarisi ilmu itu" Ah, jangan
main-main, locian-pwe.... aku tak berani menerimanya dan
biar warisan tertinggi itu dimiliki dua orang cucumu.. "
Dan Liong Ceng yang bersungguh-sungguh dengan
Sikapnya yang tampak tidak dibuat-buat itu tiba-tiba
mendapat sambutan simpatik di hati Cui Ang, menantu Ciok -
thouw Taihiap yang mengangguk - anggukkan kepalanva
dengan rasa puas itu. Menaruh kepercayaan bahwa Liong
Ceng kiranya pemuda yang baik, tahu diri dan tampaknya
jujur. Dan Han Ki serta adiknya yang juga merasa simpatik
dengan sikap pemuda ini ikut menaruh rasa percaya seperti
ibunya. Kecuali Ceng Han yang tiba-tiba mengerutkan alis
karena melihat ada sesuatu yang tidak beres. Melihat kerling
mata pemuda itu yang bersinar penuh nafsu, sesuatu yang
lain dengan yang ditunjukkannya di depan semua orang! T api
Ciok-thouw Taihiap yang sudah mencengkeram pundak
pemuda ini membentak,
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bocah, tak perlu banyak sungkan. Hayo kau mau atau
tidak menuruti perintahku!"
Jilid 18 JILID : XVIII LIONG CENG gemetar. Dia pura-pura ketakutan, tapi
melihat Ciok-thouw Taihiap mencengkeram pundaknja dan
bertanya mau atau tidak dia memenuhi permintaan pendekar
itu mendadak dia menjatuhkan diri berlutut dan memegang
dua batang lilin yang menyala.
"Locianpwe, karena ini perintahmu biarlah aku yang bodoh
mengikutinya Aku telah berhutang budi. juga berhutang
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
nyawa. Mana bisa aku menentangnya" Biarlah disaksikan
langit dan bumi aku bersumpah, locianpwe. Bahwa sejak hari
ini aku adalah muridmu dan mendapat kehormatan besar
menjadi keluarga Souw dan akan menjunjung tinggi serta
mengharumkan nama keluarga Souw...!"
"Bagus, dan kau harus melawan kejahatan, Liong Ceng.
Karena semua yang jahat adalah musuh keluarga Souw!"
"Ya, aku akan melawan kejahatan, locianpwe. Dan bila aku
membela kejahatan biarlah aku mampus di tangan keluarga
Souw pula!"
Ciok-thouw Taihiap tertawa lebar. Dia sudah puas
mendengar sumpah dan janji pemuda itu. Maka begitu Liong
ceng selesai menjalani upacara resmi ini segera dia menepuk
bahu pemuda itu. "Liong Ceng kau boleh sebut suhu padaku
sekarang. Han Ki dan Han Bu adalah suheng-suhengmu!"
Liong Ceng memberi hormat. "Ki-heng, Bu-heng, terima lah
hormat siauw-te. Betapapun siauw-te mohon bimbingan
suheng berdua dalam ilmu silat. Siauw-te masih bodoh dalam
banyak hal."
"Hm, tak perlu merendah, Liong-sute. Kau memiliki bakat
dan kemajuan mengagumkan dalam mempelajari ilmu silat
kong-kong!"
"Ya, dan melihat bakatmu ini tak lama lagi kau akan dapat
menyusul kami. Liong sute. Betapapun kau cukup luar biasa
dan pandai!" Han Bu menyambung, disambut anggukan
semua orang yang ada di situ hingga membuat Liong Ceng
tersipu, pura-pura malu dan merah mukanya. Dan Ciok thouw
Taihiap yang gembira bahwa Liong Ceng akan mewarisi Soan"
hoan-ciangnya secara penuh tiba-tiba berkelebat keluar dan
mengajak pemuda itu untuk mulai berlatih.
Dan hari itu Liong Ceng benar-benar resmi menjadi murid
Ciokthouw Taihiap. Pemuda mi berhasil merebut kepercayaan
orang, bahkan semua keluarga Ciok thouw Taihiap hampir
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
percaya penuh padanya, kecuali Ceng Han yang entah kenapa
tiba-tiba merasa tidak enak, teringat kerling dan sinar mata
Liong Ceng yang aneh ketika berlutut di meja altar. Tapi
karena Liong Ceng tak berbuat yang lebih jauh dan pemuda
itu tetap menunjukkan sikap yang jujur dan baik akhirnya
pendekar inipun menyembunyikan saja kecurigaannya itu di
dalam hati. Dan Liong Ceng mendapat perhatian besar dari
Ciok-thouw T aihiap.
Pendekar Kepala Batu itu semakin suka dan kagum pada
muridnya ini. Me lihat betapa sungguh-sungguh dan tekun
pemuda itu melatih ilmu silat. Dan ketika setahun kemudian
dia menurunkan Soan-hoan-ciangnya pada pemuda itu maka
kepandaian Liong Ceng benar-benar hebat dan melebihi Han
Ki maupun Han Bu!
"Ha-ha, kau sekarang menjadi murid yang paling komplit
mempelajari ilmu silatku, Liong Ceng. Han Ki dan Han Bu tak
mungkin dapat mengalahkanmu kalau mereka bertanding satu
lawan satu!"
Liong Ceng girang. "Betulkah, suhu" Tapi bagaimana
dengan mereka itu. tidakkah mereka bakal memusuhiku kalau
tahu aku memiliki kepandaian lebih tinggi dari mereka?"
"Hm, dua cucuku itu tak mungkin iri, Liong Ceng. Mereka
seperti bapaknya yang sabar dan suka mengalah!"
"Kalau begitu boleh dicoba, suhu. Benarkah ilmuku lebih
tinggi dibanding mereka?"
Ciok-thouw Taihiap terkejut. Tapi tak ada jeleknya dia
mengadu mereka maka pendekar inipun tertawa dan
memanggil dua orang muda itu, ingin melihat sampai di mana
kepandaian Liong Ceng dan seberapa pula Han Ki atau
adiknya dapat menghadapi murid barunya ini. Dan ketika dua
orang muda itu datang kepadanya segera pendekar ini berkata
dengan muka gembira, "Ki ji. Bu-ji, Liang Ceng hampir
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sempurna menerima ilmuku. Cobalah kalian uji dan lihat
sampai di mana kemajuannya!"
Han Ki tersenyum. Dia memang tak menaruh curiga,
mengangguk dan sudah melompat maju dengan mata
bersinar. Tapi me lihat Liong Ceng pura-pura segan dia
menggapaikan lengannya. "Liong sute, kemarilah. Kita coba-
coba bermain sebentar untuk melihat kemajuanmu!"
"Ah," Liong Ceng tersipu malu. "Mana mungkin menguji
kepandaianku, Ki-heng" Aku baru setahun belajar, tentu tak
mungkin menandingi ilmu silatmu yang sudah bertahun-tahun
kau pelajari!"
Tapi Ciok thouw Taihiap menghardik, "Kau sendiri yang
ingin diuji, Liong Ceng. Kenapa sekarang pura-pura menolak
dan segan" Ayo maju, jangan jual omongan kosong di tempat
ini!" Liong Ceng mendesah. Dia melihat Han Ki sudah
memasang kuda-kuda, tapi gembira bahwa dia akan menguji
kekuatan Soan hoau ciangnya dia pun melompat maju dan
tertawa kecut. "Ki-heng, suhu memang benar. Aku ingin diuji
tapi jangan kau bersikap keras. Betapapun aku masih
mengharap kemurahanmu!"
"Hm, tak perlu merendah, Liong-sute. Aku tahu dari kong-
kong bahwa kemajuanmu sudah hebat. Ayo majulah!"
Liong Ceng tak sungkan-sungkan lagi. Dia segera tertawa
dan memasang kuda-kuda, dan begitu membentak memberi
peringatan diapun menerjang dengan pukulan pertamanya,
mempergunakan lengan kiri menampar dengan jurus Rajawali
Sakti Mengelepakkan Sayap, sebuah jurus dari ilmu silat
tangan kosong yang mula-mula dipelajarinya dari Ciok-thouw
Taihiap, pukulan ringan yang tidak berbahaya dan tentu saja
sudah dikenal Han Ki. Dan Han Ki yang menangkis mudah dan
melihat sutenya itu mengeluarkan jurus yang tampaknya
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
masih sungkan-sungkan segera membentak dan menyuruh
sutenya itu menyerang dengan lebih keras.
"Sute, tak perlu sungkan-sungkan. Keluarkan saja
pukulanpukulan cepat dari Pek-hong-ciang atau Soan-hoan-
ciang!" Liong Ceng masih menolak. Dia pura-pura segan, kembali
menyambar dengan ilmu-ilmu silat biasa yang tentu saja
dikelit mudah oleh lawannya. Dan melihat Liong Ceng
tampaknya sungkan dan mainkan ilmu silat lunak yang
gampang ditangkis dan dihindarkan dengan enteng tiba-tiba
Han Ki berseru dan balas menyerang pemuda itu.
"Liong-sute, kalau begitu hati-hati sekarang. Aku akan
membalas dan melancarkan pukulan-pukulan berat!"
Liong Ceng tersenyum. Dia melihat Han Ki memutar satu
kakinya, tiba-tiba membentak dan menyerang dengan lengan
kiri mendorong dadanya, cepat dan kuat hingga mengeluarkan
angin pukulan menderu. Dan ketika dia mengelak dan
sambaran lawan mengenai angin kosong mendadak lengan
Han Ki membalik dan mengibas dari samping, mempergunakan pukulan Pek-hong-ciang dengan jurus Angin
Menyapu Ombak. "Plak!"
Liong Ceng tersapu roboh. Untuk pertama kalinya dia
mengeluh kaget, dan begitu melompat bangun dan terbelalak
memandang Han Ki yang tertawa kepadanya tiba-tiba tubuh
pemuda itu berkelebatan menyusul dengan pukulan-pukulan
lain dari Pek hongciang (Pukulan Angin Putih).
"Sute, kau harus menangkis kalau tak ingin kurobohkan.
Hayo balas dan serang diriku!"
Liong Ceng terpaksa mengikuti. Dergan hati-hati namun
cerdik dia mulai mengerahkan ginkangnya, mainkan Pek-hong
ciang pula untuk menandingi lawannya. Dan begitu dua orang
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
muda ini sama berseliweran dan saling pukul-memukul tiba-
tiba saja pertandingan menjadi meningkat.
Han Ki mempercepat gerakannya, bertubi-tubi menyerang dan
mendorong serta menampar. Sedang Liong Ceng yang
bergerak sama cepat dengan tangkisan dan balasan
serangannya tiba-tiba juga melayani lawannya dengan tidak
kalah sebat. Keduanya memiliki ilmu yang sama. Masing-
masing mengenal dan mengetahui apa yang akan dilakukan
lawan. Maka begitu keduanya bergebrak dan masing-masing
tiba-tiba membentak untuk mempercepat serangan maka
sekonyongkonyong
keduanya lenyap dalam gulungan bayangan yang naik turun bagai naga menari.
Dan Ciok-theuw Taihiap tertawa bergelak. "Bagus, kalian
tinggal mengadu kecepatan, Ki-ji. Siapa cepat dia yang
menang!"

Pedang Medali Naga Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Liong Ceng mengerutkan keningnya. Dia me lihat Han Ki
memperberat tekanannya, kini mempergunakan sinkang
disamping ginkang. Dan ketika satu saat dia menangkis
tamparan Han Ki yang menghantam dadanya untuk pertama
kali Liong Ceng menggerakkan lengan menangkis dengan
pengerahan sinkangnya pula.
"Dukk.. !" dan keduanya sama terdorong mundur. Han Ki
terkejut bahwa sutenya ini memiliki sinkang yang sama kuat,
padahal sutenya itu belajar belum dua tahun. Dan kaget
bahwa dalam hal sinkangpun Liong Ceng memiliki kekuatan
yang berimbang tiba tiba Han Ki membentak dan mulai
melancarkan pukulan Soan-hoan-ciangnya!
"Sute, hati-hati. Kita sekarang mempergunakan Soan-
hoanciang....!"
Liong Ceng terkejut. Dia melihat Han Ki merobah gerakan,
tidak lagi memukul atau mendorong melainkan mengibas. Dan
begitu lengan pemuda ini bergerak-gerak mengibas ke kiri
kanan maka terdengarlah deru angin dahsyat bagai kipas
raksasa yang menyapu sebuah gunung!
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ah, jangan mainkan ilmu silat ini, Ki-heng. Aku takut kita
masing-masing tak dapat mengendalikan diri!"
Liong Ceng berteriak, berseru keras dan berjungkir balik
menghindari serangan Han Ki yang ganas. Tapi Han Ki yang
tertawa dan meneruskan serangannya itu menjawab tenang,
"Kita tak perlu khawatir, Liong sute. Ada kong-kong di sini
yang akan membantu bila kita mendapat celaka...!"
Dan Ciok-thouw Taihiap tertawa bergelak, menganggukkan
kepalanya. "Benar, tak perlu kau cemas, Liong Ceng. Ada aku
di sini yang akan menyelamatkan kalian bila salah satu
celaka!" Liong Ceng tak dapat membantah lagi. Dia terus diserang
dan didesak Han Ki, mundur-mundur dan semakin terpojok.
Dan maklum bahwa dia harus melawan dengan cara yang
sama maka tiba-tiba dia membentak dan mengibaskan
lengannya pula. Liong Ceng mainkan Soan-hoan-ciang
menangkis kibasan suhengnya. dan begitu dua pukulan Soin-
hoan-ciang sama beradu di tengah udara terdengarlah
ledakan dahsyat bagai petir menggelegar.
"Blarr....!"
Han Ki dan Liong Ceng sama-sama tertolak mundur Mereka
terpental dan sama bergulingan di tanah, tapi melihat guratan
kaki Liong Ceng lebih pendek dibanding guratan kakinya
sendiri tiba-tiba Han Ki berteriak dan kembali menerjang
penasaran bahwa dia kalah setingkat dengan lawannya itu.
Dan Liong Ceng yang girang bahwa pukulan Soan-hoan-
ciangnya mampu menahan pukulan Han Ki segera menyambut
dan kembali menangkis.
"Dess!" dan untuk kedua kalinya mereka sama-sama
terjengkang. Han Ki harus berjungkir balik mematahkan daya
tolak akibat berturan itu, ada lima kali salto di udara untuk
dapat berdiri tegak. Tapi Liong Ceng yang cukup dua kali
berjungkir balik untuk mematahkan benturan ini mau tak mau
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
disambut pekik kagum cucu pertama Pendekar Kepala Batu
itu. "Wah, kau hebat, sute. Benar benar Soan-hoan-ciangmu di
atas tingkatku sendiri !"
Dan Han Ki sudah menerjang lagi. Bertubi-tubi dan
susulmenyusul dia melancarkan pukulannya itu, berusaha
mendesak dan menahan lawan. Tapi melihat Liong Ceng
mampu menahan setiap serangannya dan kini perlahan-lahan
tetapi pasti dia pasti terdesak dan mundur-mundur tiba-tiba
Han Ki terbelalak dan kagum bukan main.
"Sute, kau hebat... kau lihai sekali...!"
Liong Cene tersenyum. Dia menyeringai aneh mendengar
pujian itu, sedikit demi sedikit terus mendesak dan menekan,
membuat Han Ki terpojok dan berkali-kali mengeluh karena
tak dapat balas menyerang. Dan ketika satu saat lawannya itu
terjebak di belakang pohon hingga Han Ki tak dapat melompat
mundur tibatiba Liong Ceng membentak dan mengibaskan
kedua lengannya berbareng.
"Hei...!"
Tapi semuanya terlambat. Liong Ceng sudah melancarkan
serangannya itu, dahsyat menerjang Han Ki. Dan Han Ki yang
merasa ditumbuk angin pukulan raksasa yang menghantam
dadanya secepat kilat menangkis dan mendorongkan kedua
lengannya ke depan.
"Bress!" dan Han Ki tergencet pucat. Dia merasa pukulan
Liong Ceng demikian kuatnya, menghantam dan menumbuk
dadanya bagai palu godam. Dan Han Ki yang kontan
mengeluh oleh serangan ini terpaksa mengerahkan sinkang
bertahan. Dia berusaha mendorong Liong Ceng mundur,
berkutat dan matimatian. Dan dua orang muda yang sebentar
saja terlibat dalam adu tenaga ini tiba tiba saja saling dorong-
mendorong dengan kekuatan sepenuh bagian.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Han Ki rupanya panasaran tak dapat melepaskan diri,
masih terhimpit oleh tenaga Liong Ceng yang menggencet.
Sedang Liong Ceng yang penasaran belum mampu
merobohkan lawan hingga jatuh bertekuk lutut juga
menambah tenaganya hingga menggigil dan gemetar penuh
keringat. Dan ketika dua orang muda itu saling menempelkan
lengan dengan telapak terbuka dan jari-jari menghadap ke
depan tiba-tiba saja keduanya tak dapat melepaskan diri dari
dorongan dan gencetan sinkang yang saling tolak-menolak itu!
"Ah, tolong mereka, kong-kong"!" Han Bu terkejut,
membentak dan siap menolong kakaknya dari dorongan Liong
Ceng. Tapi Cokthouw Tahiap yang sudah menggeram dan
mendahului maju tibatiba memisah mereka dengan bentakan
nya yang menggeledek.
"Liong Ceng, lepas .!"
Liong Ceng terkejut. Dia melihat tubuh Ciok thouw Taihiap
menyambar, menghantam kedua lengannya yang mendorong
Han Ki. Dan persis telapak Ciok-thouw Taihiap mengenai
pergelangan tangannya maka Liong Ceng tertolak, dan
terbanting roboh oleh pukulan Ciok-thouw Taihiap yang
dahsyat. "Plak!" Long Ceng terguling-guling. Dia berseru kaget oleh
campur tangannya Ciok-thouw Taihiap ini karena pukulan
sinkangnya ambyar dan ganti angin pukulan Han Ki
menyambar dadanya, menghantam dengan hebat. Tapi Ciok-
thouw Taihiap yang rupanya tak ingin Liong Ceng celaka
sudah membentak pula ke arah Han Ki, mengibas dan
menahan pukulan cucunya. Dan begitu jago tua ini
menggerakkan lengannya ke arah Han Ki maka pemuda inipun
terpelanting dan berteriak roboh.
"Dess... aih'" Han Ki membanting tubuh bergulingan. Dia
tertolak dan terlempar, kaget tapi selamat dari gencetan
tenaga sakti Liong Ceng. Dan begitu dia berjungkir balik
dengan seruan keras dan berdiri kembali di atas tanah maka
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dua orang pemuda itupun sudah kembali berhadapan dalam
jarak sepuluh tombak, terpisah jauh!
Han Ki mengusap peluh. "Sute, Soan-hoan-ciang yang kau
miliki benar-benar hebat sekali. Hampir sempurna...!"
Liong Ceng melompat maju. Dia buru-buru menjura,
membungkukkan tubuhnya. Dan berkata dengan suara rendah
tapi tak kuasa menahan kegirangannya dia menjawab, "Benar,
tapi kau juga hebat, Ki-heng. Betapapun aku tak dapat
merobohkanmu meskipun kedudukanku lebih baik. Maaf...!"
Ciok-thouw T aihiap menghampiri mereka. "Ki-ji, Liong Ceng
memang lebih hebat daripada dirimu. Tapi aku belum puas
oleh pertandingan kalian. Hayo sekarang kerubutlah Liong
Ceng bersama adikmu!"
Han Ki terkejut. "Untuk apa, kong-kong" Bukankah sudah
kita buktikan bahwa Liong Ceng memiliki kemajuan pesat?"
Hin Bu juga tampil kedepan. "Ya, dan Liong-sute tentu
kalah kalau kita keroyok, kong-kong. Kami jadi ma lu kalau
harus melakukan perbuatan itu!"
"Justeru itulah. Aku ingin tahu berapa lama dia dapat
bertahan dari kalian, Han Bu. Karena itu maju saja dan tak
perlu kalian sungkan. Ini sifatnya menguji!"
"Hm..." Han Ki ragu-ragu. Tapi Liong Ceng yang sudah
memandang dengan wajah berseri tiba-tiba melompat mundur
dan ingin menjajal apa yang dikatakan Ciok-thouw T aihiap.
"Ki-heng, apa yang dikata suhu memang benar. Ini hanya
ujian bagiku, kenapa sungkan" Kalian majulah, Ki heng. Dan
biar Bu heng ikut membantu untuk melihat seberapa jauh aku
dapat bertahan!"
Han Bu akhirnya mendongkol. "Baiklah, ini keinginan
kongkong, Ki-ko (kakak Ki). Untuk apa segan-segan lagi" Mari
kita maju, kita lihat seberapa jauh Liong-sute dapat melayani
kita!" http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Han Ki menarik napas. "Tapi Liong-sute harus berhati-hati,
adik Bu. Salah-salah dia celaka di tangan kita!"
"Hm, bukankan ada kong-kong di sini" Ilmu silat memang
tak mengenal mata, tapi kong-kong tentu waspada menjaga
siapa yang mendapat bahaya."
Han Ki akhirnya mengangguk. Dia barsama adiknya maju
ke depan, masih ragu tapi akhirnya berhasil menetapkan diri.
Dan melihat Liong Ceng juga sudah bersiap-siap untuk
menghadapi mereka. Han Ki segera memberi peringatan.
"Liong-sute, jaga hatihati dirimu. Kami berdua hendak
menyerang."
Liong Ceng tersenyum. "Silahkan, Ki-heng. Aku Siap
menjaga diri."
Dan begitu Liong Ceng habis bicara mendadak Han Bu
sudah mulai menyerang mendahului kakaknya. "Liong-sute,
awas...!" Liong Ceng mengelak ke samping. Dia waspada terhadap
pukulan pertama Han Bu itu, tahu bahwa Han Bu
mempergunakan jurus Dewa Menyambar Bulan, sebuah
gerakan yang akan disusul dengan siku yang membalik untuk
menyodok ulu hati. Dan ketika benar pemuda itu memutar
tubuh dan menyodok ulu hatinya maka Liong Teng membuka
telapaknya dan menangkis ke depan.
"Plak.!"
Han Bu tergetar. Dia terdorong mundur dan terkejut oleh
tangkisan Liong Ceng. tapi Han Ki yang sudah membantu
adiknya dengan pukulan di belakang membuat Liong Ceng tak
dapat membalas serangan Han Bu, terpaksa membalik dan
menangkis serangan Han Ki ini. Dan begitu Han Bu kembali
menyerang dan saling isi-mengisi dengan kakaknya untuk
mengeroyok Liong Ceng maka sibuklah Liong Ceng untuk
menangkis dan berlompatan ke sana-sini.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sute. jaga dirimu baik-baik. Kami akan menyerang lebih
cepat!" Liong Ceng mengangguk. Dia sudah dibuat kewalahan oleh
serangan kakak beradik itu, maka ketika Han Ki berseru dan
mempercepat gerakannya dan berkelebatan di sekitar dirinya
maka tiba-tiba saja Han Bu juga mengikuti dan menyambar-
nyambar dengan angin pukulan serta tendangannya. Liong
Ceng didesak, sejenak keteter dan mundur-mundur dengan
amat sibuknya. Tapi ketika pemuda ini membentak dan
mengerahkan ginkangnya pula untuk mengimbangi dua orang
kakak beradik itu maka pertandingan tiba-tiba menjadi seru
dan masing-masing lenyap dalam gulungan bayangan yang
naik turun saling sambar-menyambar!
"Ha-ha, bagus. Yang seru, anak-anak. Percepat gerakan
kalian dan lakukan tekanan-tekanan berat. Robohkan Liong
Ceng sebelum limapuluh jurus...!" Ciok-thouw Taihiap tertawa
berelak, berteriak gembira melihat Han Ki dan adiknya
mendesak Liong Ceng hingga kewalahan menghadapi dua
orang lawannya itu. Tapi Liong Ceng yang menggigit bibir di
bawah tekanan kakak beradik itu merjawab,
"Teecu akan bertahan seratus jurus, suhu. Ki-heng dan Bu
heng tak dapat mengalahkan teecu sebelum seratus jurus!"
Ciok thouw Taihiap tertawa. "Boleh, tapi kau akan roboh
sebelum limapuluh jurus, Liong Ceng. Aku berani bertaruh
kalau omonganku salah!"
Liong Ceng menjadi semangat. Dia berkelebatan manghadapi kakak beradik itu, tapi Han Bu dan Han Ki yang
menjadi penasaran oleh tantangan Liong Ceng segera
menyerang dengan lebih hebat. Mereka ingin membuktikan,
siapa yang menang di antara mereka. Liong Ceng dengan
tantangannya seratus jurus atau kakek mereka yang meramal
lima puluh jurus. Maka begitu membentak dan bertubi-tubi
melancarkan pukulan akhirnya Han Ki menyuruh adiknya
mainkan Pek-hong-ciang.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bu-te, desak dia dengan Pek-hong-ciang. Kau tetap di
muka! Han Bu menurut. Dia melancarkan pukulan pukulan Pek-
hongciang seperti perintah kakaknya, mendesak Liong Ceng di
depan. Dan Han Ki yang sudah menyerang Liong Ceng di
belakang dengan tamparan serta pukulan Pek-hong ciangnya
segera membentak dan bertubi-tubi menekan lawan.
Akibatnya Liong Ceng kewalahan, dan ketika satu saat dia
kurang cepat mengelak maka untuk pertama kalinya dia
menerima pukulan Han Ki yang menyambar tulang belikatnya.
"Plak!"
Liong Ceng tidak mengeluh. Dia hanya terdorong dan
hampir terjelungkup, disambut Han Bu yang mengirim
tepukan ke pundak kirinya. Tapi Liong Ceng berkelit dan ganti
membalas mengirim tendangan tahu-tahu berhasil mendupak


Pedang Medali Naga Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Han Ki yang kurang cepat mengelak.
"Dess!"
Han Ki terkejut. Dia tak menyangka Liong Ceng dapat
memutar tubuh dengan cepat, tapi membentak dan bertubi-
tubi melancarkan serangan kembali dia menerjang lawan
dengan pukulan Pek-hongciangnya.
"Bu te. serang dia bagian bawah. Aku yang atas...!"
Han Bu kembali menurut. Dia sekarang melakukan pukulan
dan tamparan ke bagian bawah tubuh Liong Ceng, membuat
Liong Ceng berseru keras dan harus berlompatan menghindari
pukulan Han Bu. Tapi Han Ki yang ada di belakang dan
menyerang bagian atas tubuh lawannya ini membuat Liong
Ceng terbelalak dan mengumpat di dalam hatinya. Akibatnya
Liong Ceng terdesak hebat. Dan ketika dia kebingungan dan
kewalahan menghadapi gencetan kakak beradik ini maka
tubuhnya mulai mendapat "hadiah". Berkali-kali suara "bak-
bik-buk" menimpa dirinya dan Liong Ceng yang menggigit
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bibir dengan mata terbelalak itu mulai jatuh bangun. Dan
Ciok-thouw T aihiap tertawa.
"Bagaimana, Liong Ceng" Kau dapat bertahan seratus
jurus" Ini baru duapuluh tujuh jurus, bocah. Dan belum
limapuluh jurus kau pasti roboh, ha-ha!"
Liong Ceng marah. Dia berteriak ketika kembali Han Ki
menamparnya roboh, dan karena tidak ada lain jalan kecuali
mempergunakan Soan-hoan-ciang yang tingkatannya lebih
tinggi untuk mempertahankan diri tiba-tiba Liong Ceng
berjungkir-balik dan mengibas ke bawah ketika Han Bu
menyerang kakinya.
"Bu heng. awas... dessl"
Han Bu terlempar. Dia jatuh bangun ketika Liang Ceng
mempergunakan Soan-hoan-ciang. Dan ketika Han Ki datang
menyambar pada saat dia melayang turun maka Liong Ceng
pun mempergunakan ilmunya ini menangkis.
"Plak!" Han Ki terpental. Dua orang kakak beradik itu
terkejut melihat Liong Ceng mempergunakan Soan-hoan-
ciang. Tapi maklum mereka berdua juga harus merobohkan
sutenya ini sebelum limapuluh jurus maka Han Ki pun
berteriak dan merobah gerakannya.
"Bu-le, pergunakan Soan-hoan-ciang
untuk mengimbanginya. Kita harus mcrobohkannya sebelum
limapuluh jurus....!"
Han Bu mengangguk. Sekarang mereka merobah gerakan,
tidak lagi mempergunakan Pek-hong-ciang melainkan Soan-
hoanciang. Dan begitu kakak beradik ini menerjang dengan
pukulan yang sama Liong Ceng pun menangkis dengan sama
cepat dan kuatnya.
"Des-dess?"
Han Ki dan Han Bu dapat bertahan. Mereka tak bergeming,
tenaga mereka bersatu. Dan Liong Ceng yang baru kali ini
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menerima gempuran langsung dari kakak beradik itu tiba-tiba
mengeluh dan terbanting roboh. Liong Ceng menggulingkan
dirinya, dan ketika dua kakak beradik itu kembali
menyerangnya dengan Soan-hoan-ciang diapun melompat
bangun dan menyambut.
"Bress...!" Liong Ceng lagi-lagi terlempar. Dia kalah kuat
membentur tenaga kakak beradik itu. yang bersatu dan
membuat mereka tak bergeming. Dan kaget bahwa
sinkangnya kalah kuat berhadapan dengan kakak beradik itu
tiba-tiba muka Liong Ceng menjadi pucat. Dia sekarang
mengakui bahwa kalau bergabung Han Ki dan adiknya
memang masih di atas. Lain halnya kalau kakak beradik itu
maju satu-persatu. Maka menyadari bahwa Soan- hoanciangnya di bawah angin jika menghadapi Soan-hoan-
ciang di tangan dua orang lawannva Liong Ceng menjadi
gusar dan mundur-mundur.
Dia terdesak, semakin tertekan dan kcteter. Dan ketika
Ciokthouw Taihiap tiba pada hitungan keempatpuluh lima dan
Han Ki serta adiknya menyerang dari muka dan belakang
akhirnya Liong Ceng terbanting dan tak dapat melawan lagi!
"Dess...!" Liong Ceng terguling-guling. Dia merasa
napasnya sesak, dadanya ampeg dan sakit bukan main. Dan
ketika Liong Ceng melontakkan darah segar dan pemuda itu
tak dapat melompat bangun maka berakhirlah pertandingan
ini dengan kecemasan di wajah Han Ki dan adiknya yang
sudah memburu maju, membungkukkan tubuhnya.
"Kau terluka, Liong-te?"
Liong Ceng batuk batuk. Dia hanya mengangguk dan tak
dapat menjawab dengan muka pucat, ditotok Han Ki untuk
melegakan pernapasannya. Tapi ketika Ciok-thouw Taihiap
berkelebat maju dan mengurut dada pemuda ini maka pulihlah
Liong Ceng yang bangkit dengan tubuh gemetar.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ki-heng, kalian berdua memang hebat. Aku mengaku
kalah...!"
Han Ki tersenyum pahit. "Tapi kami mengeroyok, sute.
Kalau tidak tentu kami yang akan roboh!"
Ciok-thouw Taihiap tertawa. "Ya, dan kalian lihat betapa
hebatnya Soan-hoan-ciang bila dilatih sungguh-sungguh, Han
Ki. Dan Liong Ceng tentu akan jauh lebih hebat lagi kalau
tenaga sinkangnya sudah mahir seperti apa yang kumiliki.
Lihat, aku akan memberi contoh pada kalian...!" dan Ciok-
thouw Taihiap yang mengibaskan lengannya pada sebatang
pohon yang berdiri belasan meter di samping kanan mereka
tiba-tiba mendengar suara meledak ketika pohon itu tumbang
dan roboh! "Braak...!"
Liong Ceng terbelalak. Dan belum dia menutup mulutnya
mengeluarkan seruan kagum tiba-tiba Pendekar Kepala Batu
mengibaskan lengannya lagi ke kiri dan berseru pada mereka,
"Dan lihat yang ini, Ki ji. Batu itupun akan hancur terkena
kibasan Soan hoan ciang.... bress!" tapi batu sebesar kerbau
yang tidak bergeming oleh pukulan ketua Beng san-pai itu
disambut seruan heran Liong Ceng yang tertegun.
"Batu itu tak apa-apa, suhu. Dia....."
Liong Ceng menghentikan seruannya.
Dia hampir melanjutkan dengan kata-kata bahwa batu itu tak hancur.
Tapi baru sampai pada kata-kata "dia" mendadak Liong Ceng
terkejut dan terkesiap kaget ketika batu itu ditiup angin dan....
pyur hancur seperti bubuk!
"Ah...!" Liong Ceng baru sadar. "Batu itu sudah hancur di
dalam, suhu. Tubuhnya remuk secara tidak kentara!"
"Ya, dan itulah kehebatan Soan-hoan-ciang, Liong Ceng.
Dan ilmu ini sejajar dengan pukulan petir yang dimiliki
Pendekar Gurun Neraka!" Ciok-thouw Taihiap tertawa
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bergelak, geli melihat muridnya bengong dengan mata tak
berkedip. Tapi menepuk pundak muridnya dengan bangga
Ciok-thouw T aihiap tiba-tiba berkelabat masuk.
"Ki ji, Liong Ceng, ujian kepandaian sudah selesai. Hayo
beristirahat dan kalian masuk!"
Liong Ceog dan Han Ki mengangguk. Mereka kagum akan
kepandaian guru dan engkong mereka itu. Dan Han Ki yang
teringat bahwa Liong Ceng baru mengalami luka segera
memberikan obat penawarnya agar sutenya itu cepat sembuh.
Lalu masuk dan berkelebat ke dalam merekapun kembali ke
tempat masing-masing dan bersemadhi mengembalikan
tenaga. (Oo-dwkz-oO) Malam itu Liong Ceng tak dapat tidur. Dia mendapat kamar
di belakang, jauh di sudut dan sunyi di belakang taman,
sengaja memilih tempat itu dengan alasan tak mengganggu
keluarga suhunya Dia ketika kentong ke dua belum juga
membuat dia mengantuk tiba-tiba Liong Ceng mendengar
suara kaki di atas genteng kamarnya.
Liong Ceng terkesiap. Siapa berani mengganggu tempat
tinggal Ciok-thouw Taihiap di atas gunung ini" T api belum dia
memasang tali sepatunya mendadak jendela kamarnya
terbuka dan sesosok bayangan tinggi besar melompat masuk.
"Keparat, siapa itu?" Liong Ceng membentak, langsung
berjungkir balik dan melancarkan pukulan Soan-hoan-ciangnya
dari atas pembaringan. Tapi bayangan yang rupanva terkejut
dengan bentakan ini sudah menyambut dan mendesis,
"Ceng Liong, perlahan sedikit kau. Ini aku .... Mu Ba."
dess..! dan Liong Ceng atau yang sebenarnya Ceng Liong
dengan membalik nama untuk menyamar itu segera berteriak
perlahan ketika mendengar seruan ini, tertolak tapi lawannya
juga terdorong dan menabrak dinding ruangan dengan suara
keras. Hampir merobohkan meja kursi! Dan Ceng Liong yang
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kini menyalakan lilin untuk melihat bayangan itu segera
tertegun ketika melihat bahwa yang datang adalah Mu Ba,
gurunya nomor satu itu!
"Ah, kau suhu" Kau..."
Mu Ba melompat ke depan Dia langsung mencengkeram
pundak muridnya itu. Tapi tertawa girang dangan mulut
mendesis dia memotong, bertanya kagum, "Itu pukulan Soan-
hoan-ciang, Liong ji" Kau berhasil mengelabuhi Ciok-thouw
Taihian hingga memberikan ilmunya?"
Ceng Liong sadar. "Ya, tapi..." pemuda ini menoleh kiri
kanan, cemas dan gugup, "bagaimana kau tiba di sini, suhu"
Dan sendiriankah?"
"Ah, kau yang keenakan, Liong-ji. Aku datang bersama
jisuhumu. Juga ibumu, tapi mereka menjaga di bawah
gunung!" Ceng Liong terkejut "Ada apa, suhu" Dan apa maksudmu
datang ke mari?"
"Membawamu ke kota raja, Liong-ji. Urusan di istana
semakin gawat dengan adanya pemberontakan kaum
pendekar!'' "Ah, tapi Ciok-thouw Taihiap belum mengetahui siapa aku,
suhu. Haruskah membongkar rahasia sebelum waktunya?"
"Itulah. Dan kami telah melihat pertandinganmu dengan
dua cucu Pendekar Kepala Batu itu. Liong ji. Dan kami kagum
bahwa kau mendapat kamajuan hebat dengan Soan-hoan-
ciang yang kaumiliki itu."
"Benar, tapi aku belum puas, suhu. Aku belum dapat
mengalahkan dua orang cucu Pendekar Kepala Batu jtu
dengan ilmu silat yang kudapat'"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Betul, dan karena itulah aku datang ke mari, Liong-ji. Aku
dan ji-suhu serta ibumu menyusun rencana untuk keberhasilan
citacitamu secara lengkap. Ciok-thouw Taihiap harus kita
bunuh, dan satu-satunya orang yang mampu melakukan itu
adalah kau!"
Ceng Liong terkejut. "Kau gila, suhu" Ciokthouw Taihiap
memiliki kesaktian di atas tenagaku, mana mungkin
mengalahkannya?"
"Sst!" Mu Ba mendesis. "Kami ada akal, Liong-ji. Ji-suhumu
menyusun rencana bagus untukmu. Kau satu-satunya orang
yang dapat membunuh Pendekar Kepala Batu!" dan menarik
kursi duduk dengan muka tegang raksasa tinggi besar ini lalu
bercerita. "Liong-ji, seminggu lagi Naga Bongkok dan muridnya ke
mari. Sin Hong akan mengenalimu sebagai Ceng Liong dan
akan membuka rahasiamu. Dan mumpung guru dan murid itu
masih belum sempat ke mari sebaiknya kau mendahului
menyingkirkan lawan dengan cepat. Kau besok harus turun
gunung. Liong-ji. Minta ijin kepada Pendekar Kepala Batu
untuk mencari musuh besarmu. Kau mengaku So-beng yang
membunuh ayah ibumu, bukan?"
"Ya."
"Nah, karena itu mintalah ijin besok pagi pada Ciok-thouw
Taihiap untuk turun gunung, Liong-ji. Kau bisa mengatakan
bahwa maksud kepergianmu untuk mencari So-beng. Kau
masukilah kota K i-bun, temui Sin Hong dan gurunya yang ada
di sana. Tantang pemuda itu dan bertandinglah. Lalu..."
"Nanti dulu," Ceng Liong memotong, "bagaimana kalau aku
kalah, suhu" Bukankah celaka dan bakal terungkap?"
"Aku dan ji-suhumu akan menolongmu Liong-ji. Dan ibumu
juga tentu tak akan tinggal diam."
"Hm, tapi apa maksudnya menantang Sin Hong, suhu?"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bodoh, untuk menjebak Ciok-thouw Taihiap, Long ji. Kami
mempunyai siasat bagus untuk dirimu ini!"
"Bagaimana itu?" Ceng Liong bingung. "Aku tak mengerti
maksudmu, suhu. Dan kenapa buru-buru mencari murid Naga
Bongkok itu"'
"Hm, aku mendengar bahwa Soan-hoan-ciang yang
kaumiliki hampir sempurna. Liong-ji Dan bukankah benar
bahwa kekuranganmu hanya tenaga sinkang saja?"
"Ya."
"Karena itu Ciok-thouw Taihiap harus dibuat marah, Liong
ji. Menang atau tidak menang menghadapi murid Naga
Bongkok itu kau harus kalah. Artinya, kau harus menerima
pukulan dan kalau perlu menderita luka-luka dulu untuk
kemudian menyampaikannya kepada Ciok-thouw Taihiap.
Ceritakan bahwa kau bertemu di tengah jalan dan kemudian
bertempur dengan Sin Hong!"
Ceng Liong terbelalak. "Lalu?"
"Goblok. Ciok thouw T aihiap tentu marah, Liong-ji. Dan kau
harus membakar hati ketua Beng-san-pai itu agar dia
memberikan tenaga saktinya kepadamu! Bayangkan, kalau


Pedang Medali Naga Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kau berhasil membujuk dan membakar pendekar ini hingga
mendapatkan tenaga sinkangnya tentu kau akan menjadi
hebat luar biasa, Long ji. Kau akan menjadi sama dengan Ciok
thouw Taihiap yang sudah limapuluh tahun melatih tenaga
saktinya!"
Ceng Liong terkejut, tapi tiba-tiba menjadi girang bukan
main. "Suhu, siapa yang mencetuskan ide ini?"
"Ibumu. Dia ingin kau membalaskan kematian gurunya
pada ketua Beng san pai itu!"
"Ah!" Ceng Liong hampir tertawa bergelak. "Kalau begitu
sampaikan salamku kepada ibu, suhu. Ia benar-benar cerdik
dan luar biasa sekali"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ya, tapi sekalian kuberi tahu padamu, Liong-ji. Bahwa
murid Naga Bongkok yang bernama Sin Hong itu betul-betul
hebat dan memiliki tenaga siluman. Dia memiliki kepandaian
iblis, tenaga saktinya luar biasa dan mampu menghadapi kami
berdua....!"
Ceng Liong terbelalak "Kami berdua maksudmu kau dan ji-
suhu, suhu?"
"Ya."
"Ah," Ceng Liong terkejut. "Kalau begitu bagaimana kira-
kira dengan kepandaianku sekarang?"
"Dalam soal kepandaian kukira sama, Liong-ji. Tapi dalam
soal tenaga sakti kau masih kalah. Kalah jauh. Karena itu
bakarlah Ciokthouw Taihiap dan bujuk sedemikian rupa agar
ketua Beng san-pai itu memberikan tenaga saktinya. Dan
begitu sudah setengah lebih dia memberikan sinkangnya cepat
saja kau sedot seluruh kekuatannya agar pendekar itu
mampus!" Ceng Liong girang. Dia hampir melonjak oleh keterangan
gurunya ini, dan begitu menyatakan mengerti dan mereka
sejenak bercakap-cakap menceritakan tentang bergeraknya
kaum pendekar yang berontak di kota raja akhirnya Mu Ba
berkelebat meninggalkan muridnya.
"Liong-ji, jangan lupa. Kau besok minta ijin keluar....!"
Liong Ceng atau yang sebenarnya Ceng Liong itu
mengangguk. Dia menutup jendela dan tak sabar menanti
datangnya pagi. Dan ketika keesokan harinya matahari muncul
dengan sinarnya yang indah berkilau Ceng Liong sudah
menghadap Pendekar Kepala Batu menyatakan maksud
hatinya. Dia meminta ijin turun gunung, tidak sampai
seminggu. Dan karena Ceng Liong menyatakan niatnya untuk
mencari Iblis Penagih Jiwa yang membunuh ayah ibunya Ciok-
thouw Taihiap tidak keberatan. Apalagi ketika itu datang
utusan Pendekar Gurun Neraka yang tidak diketahui
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
maksudnya oleh Ceng Liong, yang menduga bahwa agaknya
urusan yang dibawa tentu urusan kaum pendekar yang
katanya sudah berada di luar pintu kota raja untuk
memberontak. Dan Ceng Liong yang mendapat perkenan
gurunya ini turun gunung selambatlambatnya tujuh hari
akhirnya tidak mendapat kesukaran apa-apa di tengah
perjalanan. Tapi, baru dua hari pemuda itu melaksanakan maksudnya
mendadak pada hari ke tiga Ceng Liong datang. Pagi-pagi dia
sudah kembali ke atas gunung, dan tubuhnya yang luka parah
dan ambruk di depan pintu kamar Ciok-thouw Taihiap
membuat semua orang gempar. "Liong Ceng, kau terluka
parah?" Tapi Ceng Liong tak mampu menjawab. Dia hanya
mengangguk lemah sekali, karena begitu Ciok-thouw Taihiap
muncul bersama seluruh keluarganya Liong Ceng sudah roboh
dan pingsan tak sadarkan diri! Semua orang gugup, tapi Ciok-
thouw Taihiap yang bergerak mendahului yang lain sudah
menyadarkan muridnya ini. Dengan totokan dan obat penawar
luka ketua Beng-san-pai itu membantu muridnya. Tapi melihat
bekas pukul yang mengenai diri pemuda ini mendadak Ciok-
thouw T aihiap tertegun dan membelalakkan matanya.
"Sin-liong jin (Tangan Naga Sakti)...!"
Ceng Han dan isterinya terkejut. "Sin-liong-jiu, ayah" Kalau
begitu...."
"Ya, dia terluka oleh bekas pukulan Naga Bongkok, Han ji.
Tapi aku tidak tahu bagaimana Liong Ceng bisa bertemu
kakek itu. Keparat, kita harus cepat sadarkan dia," dan Ciok
thouw Taihiap yang mulai menggeram bagai seekor singa itu
segera menolong muridnya di ruang dalam Pendekar ini
mengulurkan telapak tangannya, menyalurkan sinkang untuk
membantu proses penyembuhan yang lebih cepat. Dan ketika
dua jam kemudian ketua Beng san-pai itu bekerja keras
akhirnya Ceng Liong sadar. Dan, begitu sadar langsung saja
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ceng Liong mengguguk dan menangis di depan kaki gurunya
ini. "Suhu, ampun. Teecu tak dapat menjunjung tinggi nama
baikmu...!"
Ciok-thouw Taihiap mencengkeram pundak muridnya.
"Diam! Jangan menangis, Liong Ceng. Aku tak suka laki-laki
cengeng!" Tapi Ceng Liong masih tersedu-sedu. Dengan pura-pura
menggigit bibir dan membenturkan jidatnya dia berkali-kali
mohon ampun pada gurunya itu, mengeluh "tak dapat
menjunjung nama baik." Dan baru setelah gurunya
menjambak rambutnya dan Ceng Liong tersentak kaget
barulah pemuda ini menghentikan tangisnya dan melihat
wajah gurunya yang gelap menyeramkan.
"Liong Ceng, aku tak suka laki-laki gagah menangis! Hayo
ceritakan apa yang terjadi dan hentikan tangismu itu!"
Ceng Liong terbelalak. "Teecu.... teecu bertemu Naga
Bongkok, suhu. Teecu mendapat pukulan Sin liong-jiu!"
"Ya, aku tahu itu! Tapi bagaimana kau bisa ketemu setan
bongkok itu dan bertempur?"
"Teecu tidak bertempur dengan kakek itu, suhu. Tapi
dengan muridnya!'
"Hah" Maksudmu.."
"Ya. Sin Hong, suhu!" Ceng Liong memotong. "Teecu
bertempur melawan Sin Hong dan kalah! T eecu melarikan diri,
terluka parah dan.... dan..,."
Ceng Liong menangis lagi. Dengan cerdik dan pandai dia
sengaja memotong-motong ceritanya, membuat Ciok thouw
Taihiap tak sabar dan marah. Dan ketika gurunya itu kembali
membentaknya untuk bercerita lebih lanjut maka Ceng Liong
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
segera menghentikan tangisnya dan menceritakan apa yang
terjadi. "Teecu bertemu Sin Hong secara kebetulan saja, suhu.
Teecu bertemu dengannya di kota Rabun. Dan karena teringat
pesan suhu tentang murid Naga Bongkok ini maka teecu lalu
menantangnya Kami bertempur, kepandaian berimbang. Tapi
ketika Sin Hong mengeluarkan Sin liong-jiunya maka teecu
terdesak, suhu. Teecu kalah kuat dalam hal sinkang dan
akhirnya kalah . !"
"Hm..!" Ciok-thouw Taihiap mengerutkan keningnya. "Dan
Naga Bongkok memberi petunjuk-petunjuk pada muridnya.
Liong Ceng?"
"Tidak, Naga Bongkok hanya mengawasi saja, suhu. Dia
cukup sportif dan sama sekali tidak membantu Sin Hong!"
Ciok-thouw T aihiap mengerotkan gigi. Dia menggigil penuh
kemarahan, tampak gusar dan terpukul. Tapi berkelebat
keluar dia berkata pada muridnya itu, "Baik. sore nanti kau
datang ke taman. Liong Ceng. Sekarang beristirahat dan
pulihkan dulu tenagamu!"
Ceng Liong mengangguk. Dia ditinggal sendirian sekarang,
karena Ceng Han dan yang lain-lain juga menyuruh dia
beristirahat, keluar mengikuti ketua Beng san-pai itu. Dan
ketika sore harinya dia cukup tenaga dan lebih sehat daripada
pagi tadi maka Ceng Liong sudah memenuhi permintaan
gurunya itu untuk datang ke taman. Dan dilihatnya Ciok-
thouw Taihiap duduk termenung, tiba-tiba bangkit berdiri dan
langsung menggapainya begitu melihat dia datang.
"Bagaimana, Liong Ceng" Kau sudah sembuh?"
Ceng Liong menjatuhkan diri berlutut. "Tee-cu sudah
baikan, suhu. Tapi mungkin masih dua-tiga hari betul-betul
sehat." http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Baik, duduklah di situ," Ciok-thouw Taihiap menunjuk
bangku taman. "Aku ingin bertanya sesuatu. Liong Ceng. Dan
harap kau bicara dengan jujur dan benar!"
Ceng Liong berdebar. Dia tak tahu apa maksud kata-kata
peidekar itu, tapi duduk menenangkan diri dia sudah
berhadapan dengan pendekar ini.
"Apa yang ingin
kautanyakan, suhu?"
"Hm, tentang pertandinganmu dengan Sin Hong, Liong
Ceng. Benarkah kau bertempur dengan pemuda itu dan bukan
dengan gurunya!"
Ceng Liong terbelalak. "Apa maksudmu, suhu" Kau tidak
percaya?" "Ya, aku sangsi, Liong Ceng. Aku melihat lukamu itu
mustahil dilakukan Sin Hong. Pukulannya berat. Aku tidak
percaya bahwa Sin Hong mampu melakukan itu!"
"Maksudmu kau tidak percaya bahwa teecu bertanding
dengan Sin Hong, suhu?"
"Tidak, bukan itu, Liong Ceng. Tapi aku sangsi bahwa Sin
Hong memliki s inkang demikian hebat seperi gurunya. Pukulan
itu luar biasa sekali. Hanya Naga Bongkok yang dipat
melukaimu seperti itu!"
Ceng Long tersenyum. "Suhu, kau rupanya tak percaya
bahwa Sin Hong benar-benar memiliki sinkang mukjijat. Teecu
sendiri juga heran bagaimana pemuda itu dapat memiliki
tenaga sakti demikian hebat. Tapi dengan sungguh-sungguh
dan berani sumpah teecu menyatakan bahwa itu memang
benar suhu. Bahwa teecu benarbenar bertanding melawan Sin
Hong dan kalah oleh murid Naga Bongkok itu."
"Dan gurunya tak membantu di belakang?"
"Sama sekali tidak, suhu Sin Hong bertanding dengan jujur
dan tanpa bantuan gurunya!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hm. kalau begitu berbahaya. Sinkang pemuda itu
mencapai tingkat yang sejajar dengan gurunya atau setingkat
pula denganku!"
"Ya, Naga Bongkok juga bilang begitu, suhu. Waktu kami
bertempur setan bongkok itu justeru tertawa. Dia bilang
bahwa sebaiknya teecu mundur, biar suhu saja yang maju!"
"Keparat, setan tongkok itu berani berkata seperti itu?"
"Ya, dia terlampau menghina, suhu. Tapi teecu memang
kalah dan Sin Hong memang betul-betul hebat!"
Ciok thouw Taihiap mengepalkan tinju. Dia menggeram,
tapi bangkit berdiri dia lalu berjalan mondar-mandir dengan
dahi dikerutkan. "Liong Ceng, di mana sekarang guru dan
murid itu?"
"Kau akan mencarinya, suhu?"
"Ya."
"Ah, tak perlu, suhu. Naga Bongkok dan Sin Hong akan
kemari lima hari lagi!'
Ciok thouw T aihiap memutar tubuh. "Dari mana kau tahu?"
"Mereka sendiri yang bilang, suhu. Naga Bongkok katanya
akan menemuimu dan menjagokan Sin Hong untuk diadu."
Cok-thouw-Taihap tertegun. Dan Ceng Liong yang cepat-
cepat menjatuhkan diri berlutut segera berkata pada gurunya
itu, "Suhu, terus terang saja teecu nyatakan di sini bahwa
teecu bukan tandingan Sin Hong. Sebaiknya Han Ki atau Han
Bu saja suhu suruh maju ke depan. Dengan keroyokan
mungkin Sin Hong akan kalah!"
Ciok-thouw Taihiap menggeram "Kau kira keluarga Ciok-
thouw Taihiap akan bersikap pengecut, Liong Ceng" Tidak,
biar matipun kami tak mau berpibu dengan cara yang curang.
Naga Bongkok itu boleh datang dan aku akan menghadapinya
dengan gagah!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tapi masa Sin Hong akan menghadapi kau, suhu"
Bukankah pamormu bakal merosot dan jatuh di bawah
mereka?" "Aku tak akan menghadapi bocah itu, Liong Ceng. T api aku
akan menghadapi tantangannya untuk mengadu murid
dengan murid!"
"Tapi siapa yang akan kauajukan, suhu" Taecu terang tak
mungkin. Teecu akan kalah dan hanya akan membuatmu malu
saja, kecuali...." Ceng Liong menahan omongannya, mulai
memasang "jebakan" dan pura-pura mengerutkan alis, berpikir
keras. Lalu berkata lirih dengan sikap hati hati Ceng Liong
meneruskan, "Kecuali kalau kau memberikan tenaga saktimu,
suhu. Karena Naga Bongkok itu juga rupanya memberikan
tenaga saktinya pada Sin Hong untuk mencapai kemenangan!"
Ciok-thouw Taihiap tersentak. "Apa" Maksudmu setan
bongkok itu memberikan sinkangnya pada Sin Hong, Liong
Ceng?" "Ya, begitu setelah teecu pikir, suhu. Kalau tidak mana
mungkin Sin Hong dapat memiliki sinkang demikian hebat
kalau tidak dibantu gurunya" Naga Bongkok tentu curang, dia
memberikan sebagian sinkangnya untuk memperoleh kemenangan!"
Ciok-thouw Taihiap tiba-tiba tertegun. "Keparat, dugaanmu
mungkin benar, Liong Ceng. Kalau begitu tua bangka itu harus
dihajar!" "Ya, dan satu di antara kami harus kauberi sinkangmu itu,
suhu. Agar dapat menandingi dan merobohkan murid Naga
Bongkok itu!"
"Betul!" tapi terkejut me lepaskan omongannya ini tiba-tiba
Pendekar Kepala Batu memandang Ceng Liong. "Liong Ceng,


Pedang Medali Naga Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

siapa kiranya yang pantas kuberi s inkangku ini?"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ceng Liong menunduk, pura-pura berpikir. "Teecu kira Han
Ki suheng saja, suhu. Dia cocok dan cucu pertamamu yang
baik." "Kalau begitu bagaimana dengan Han Bu?"
"Hm, boleh saja, suhu. Tapi semuanya itu terserah
padamu." "Baik!" Ciok-thouw Taihiap menganggukkan kepalanya.
Sekarang dia mempunyai keputusan sendiri, tidak mendengar
Ceng Liong mengajukan diri. Berarti pemuda itu selalu
memikirkan orang lain. Maka menyuruh pemuda itu
memanggil Ceng Han ketua Bengsan-pai ini segera
mengebutkan lengannya. "Liong Ceng, panggil pamanmu
Ceng Han kemari. Sekarang pergilah!"
Ceng Liong mengangguk. Dia me lirik meninggalkan ketua
Bing san-pai itu, tak tahu siapa yang dipilih. Maka berdebar
meninggalkan tempat itu Ceng Liong segera memanggil Ceng
Han seperti yang diperintahkan gurunya. Tapi kembali dengan
hati-hati dan memasang telinga dia lalu bersembunyi mencuri
percakapan, menyelinap di belakang rumah ketika Ceng Han
datang. "Ada apa, ayah" Kau memanggilku?"
Ciok thouw Taihiap mengerotokkan jarinya. "Ya, aku ingin
bicara sebentar, Han-ji. Ada satu persoalan yang ingin
kumintakan pertimbanganmu!''
Ceng Han sudah duduk di depan ayahnya. "Persoalan apa,
ayah" Kau tampaknya tegang?"
"Hm, aku memang agak tegang, Han-ji. Naga Bongkok
katanya akan datang ke mari lima hari lagi. Liong Ceng baru
menceritakannya kepadaku."
"Lalu?"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Setan bongkok itu akan mengadu muridnya, Han ji. Dan
karena Liong Ceng yang kujagoi tak mampu menahan Sin
Hong tentu aku akan kehilangan muka dan ma lu di depan
kakek bongkok itu!"
Ceng Han menghela napas. "Ayah, kau terlalu bersikeras
untuk memperolah kemenangan. Apa sekarang yang
kauinginkan" Bukankah Sin Hong sudah mengalahkan Liong
Ceng yang kauagulkan itu"'
"Benar, Liong Ceng memang kalah, Han-ji. Tapi
kemenangan yang diperoleh Sin Hong curang. Naga Bongkok
tak jujur dalam mencetak muridnya itu!"
Ceng Han mengerutkan alis. "Tak jujur bagaimana, ayah"'
"Naga Bongkok memberikan sinkangnya pada Sin Hong,
Han ji. Liong Ceng baru saja mengemukakan dugaannya itu
kepadaku."
"Maksudmu?"
"Naga Bongkok ingin memperoleh kemenangan secara licik,
Han ji. Dia memberikan sebagian sinkangnya yang sudah
dilatih puluhan tahun itu kepada Sn Hong. Maka tak heran
kalau Sin Hong memiliki tenaga sinkang luar biasa dan
muridku kalah!"
Ceng Han terbelalak. "Kau yakin itu, ayah?"
"Ya, aku yakin dugaanku ini, Han-ji. Karena seperti yang
kaulihat sendiri pukulan yang melukai Liong Ceng itu memang
berat dan setingkat dengan sinkang yang kumiliki. Tadinya,
kukira Naga Bongkok yang melukai muridku itu. T api ternyata
tidak. Sin Honglah yang melukai Liong Ceng dengan warisan
tenaga sakti dari gurunya!"
Ceng Han tertegun. "Lalu apa sekarang maumu, ayah?"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku juga akan memberikan sebagian sin-kangku pada
seseorang yang kupilih. Han ji. Aku akan mengimbangi
perbuatan Naga Bongkok itu tang curang dan tak tahu malu!"
"Ah, dan kau sudah menetapkan siapa pilihanmu, ayah?"
"Ya!"
Ceng Han bangkit berdiri. Sampai di sini pembicaraan yang
didengar Ceng Liong membuat Ceng Liong tegang bukan
main, berdebar hingga jantungnya berdetak amat cepat. Tapi
Ciok-thouw Taihiap yang rupanya tak segera melanjutkan
ceritanya itu membuat Ceng Liong dan Ceng Han menjadi
ingin tahu. "'Si?pa yang kau pilih, ayah?" akhirnya Ceng Liong
mendengar suara Ceng Han bertanya, lirih dan penuh
ketegangan memandang ayahnya itu. Dan Ciok-thouw T aihiap
yang juga bangkit dari kursinya tiba-tiba menjawab,
"Liong Ceng!"
Ceng Han mengeluarkan seruan kaget. Ceng Liong
mendengar putera Pendekar Kepala Batu itu batuk-batuk,
tersedak dan duduk kembali di kursinya, tampak pucat. Dan
Ceng Liong yang hampir melonjak kegirangan mendengar
jawaban Ciok-thouw Taihiap ini tiba-tiba menjadi tegang
ketika Ceng Han menegur ayahnya.
"Ayah tidak salahkah keputusan yang kauambil ini" Liong
Ceng tak ada hubungan darah dengan kita. Dia sebenarnya
bukan apaapa dengan keluarga Souw!"
"Benar, tapi dia telah menjadi muridku, Han-ji. Jadi dia
sudah anggauta sendiri dan sama dengan keluarga Souwl"
"Tapi masih ada Han Ki dan Han Bu, ayah. Kenapa memilih
Liong Ceng untuk menerima pemberian sinkang" Bagaimana
kalau pemuda itu membalik dan mengkhianati kita?"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hm, aku tak percaya itu. Han ji. Kita sama lihat
tindaktanduknya hampir dua tahun ini. Liong Ceng tak pernah
melakukan kesalahan dan selalu baik kepada kita!"
"Tapi aku mendapat firasat aneh tentang pemuda itu, ayah.
Aku merasa Liong Ceng diam-diam menyembunyikan sesuatu
bahaya untuk kita."
"Bahaya apa?" Ciok-thouw Taihiap mengerutkan alis. "Kau
jangan mengada-ada. Han ji. Aku tak-merasa sesuatu apapun
tentang diri muridku itu. Jangan kau merasa iri kurena dua
orang anakmu tak dapat perhatian dariku seperti aku
memperhatikan Liong Ceng!"
Ceng Han terpukul "Ayah..." laki-laki ini gemetar. "Jangan
kaukira aku merasa iri bahwa kau memperlakukan dua
cucumu sendiri lain dengan Liong Ceng. Aku tak merasa iri
dengan anak itu, ayah. Tapi terus terang kukatakan padamu
bahwa jangan terlampau berlebih-lebihan memberikan sesuatu
kepada Liong Ceng. Tenaga sinkang adalah seperti nyawa bagi
kita. Sekali anak itu membalik dan menyedot sinkangmu tentu
kau celaka. Bagaimana kalau Liong Ceng berbuat seperti itu
dan kau binasa"'
Ciok-thouw Taihiap tertegun. "Dan jangan kira aku
menasehatimu ini karena aku merasa iri kepada pemuda itu,
ayah. Melainkan sungguh-sungguh kukatakan kepadamu
bahwa aku mendapat firasat tidak enak tentang diri pemuda
inil" Ciok-tbouw Taihiap terpengaruh. Tapi geram bahwa lagi-
lagi Ceng Han tak sejalan dengannya tiba-tiba pendekar ini
mendengus dan berkata. "Baiklah, kalau begitu biar aku kalah
di depan Naga Bongkok itu, Han-ji. Biar aku menerima maluku
dan tak usah keluar menyambut!'
Ceng Han terkejut. Tapi sesosok bayangan ramping yang
tiba tiba berkelebat memasuki taman itu berseru mengejutkan
mereka, "Gak-hu, tak perlu kecewa. Aku ada jalan tengah
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
untuk kalian berdua...!" dan Cui Ang yang muncul di tengah
tengah ayah dan anak itu sudah memegang lengan suaminya
dan memberi isyarat.
"Han-ko, ayah jangan selalu
dikecewakan. Kalau kau tidak setuju akan sesuatu maka
seharusnya kau memberikan jalan keluar." lalu menghadapi
ayah mertuanya nyonya ini berkata. "Gak-hu, aku telah
mendengar apa yang kalian bicarakan. Dan aku mempunyai
jalan keluar."
Ciok thouw Taihiap girang. Mantunya ini memang sering
membantu, maka berbinar memandang mantunya itu ketua
Bengsan-pai ini bertanya, "Apa yang akan kauajukan itu, Ang-
ji" Benarbenar sebuah jalan keluar?"
Cui Ang mengangguk. "Jalan tengah, ayah. Satu tindakan
yang akan memuaskan hatimu sekaligus juga tidak membuat
Han-koko khawatir."
"Apa itu?"
Cui Ang memandang sungguh-sungguh. "Satu jalan yang
gampang, gak-bu. Yakni kau-teruskan saja niatmu itu untuk
memberikan s inkang pada Liong Ceng. Kami tahu bahwa Liong
Ceng satu-satunya orang yang dapat kauandalkan. Dia
setingkat lebih tinggi dibanding Han Ki maupun Han Bu. Dan
karena Liong Ceng hanya kalah dalam hal sinkang memang
dialah yang paling tepat diberi tambahan untuk mengimbangi
Sin Hong!"
"Tapi bagaimana dengan keselamatan ayah, Ang moi?"
Ceng Han memotong. ' Bagaimana kalau anak itu membalik
dan melakukan sesuatu yang membahayakan ayah?"
"Kita menjaga di sekitarnya, suamiku. Kita buat anak itu tak
sampai melakukan tindakan yang mengancam keselamatan
jiwa ayah!"
Ceng Han tertegun. Dan Ciok thouw Taihiap yang merasa
katakata mantunya itu benar tiba-tiba tertawa bergelak dan
menganggukkan kepalanya "Bagus, benar sekali. Jalan tengah
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ini tentu memang tepat. Han-ji. Dan kau tak perlu khawatir
lagi bila anak itu mencelakakan aku!"
Ceng Han tak dapat membantah lagi. Dia tak mau
banyakbanyak bicara, takut ayahnya mengira dia iri kepada
Liong Ceng, pemuda yang disayang ayahnya dengan luar
biasa itu. Karena Liong Ceng amat tekun berlatih dan
merupakan murid ayahnya yang mempelajari kesaktian
ayahnya dengan lengkap. Maka melihat bahwa omongan
isterinya memang benar dan dia tak dapat menghalangi lagi
tiba-tiba Ceng Han menarik. napas
dan menindas kecemasannya yang agaknya tanpa alasan kuat.
"Ayah, Ang-moi memang benar. Tapi betapapun hati-
hatilah Memberikan kau sama dengan memberikan nyawa.
Kau tahu ini. bukan?"
Ciok thouw Taihiup tertawa lebar. "Aku tahu, Han-ji, tak
perlu khawatir. Dan kukira Liong Ceng tak akan melakukan
sesuatu yang demikian keji terhadap diriku!"
Ceng Liong menyelinap masuk. Sekarang dia tahu apa yang
dipercakapkan itu. Tahu bahwa Ciok-thouw Taihiap memilih
dirinya untuk menerima warisan sinkang. Persis seperti yang
direncanakan! Tapi berhati-hati terhadap Ceng Han yang
rupanya curiga kepadanya Ceng Liong tak berani main-ma in.
Diam-diam, dia mengumpat putera Pendekar Kepala Batu
yang memiliki firasat yang tajam itu. Dan berjanji bahwa dia
akan "menghabisi" pendekar ini Ceng Liong memasuki
kamarnya dan beristirahat.
(Oo-dwkz-oO) Malam itu Ceng Liong dipanggil ke ruang dalam. Dia
melihat Ciok-thouw Taihiap dan Ceng Han serta isterinya
duduk dengan sikap angker, penuh wibawa. Dan Ceng Han
yang memandang dengan sinar mata berkilat penuh selidik ke
arah Ceng Liong tak melepaskan sedetik pun juga
perhatiannya kepada pemuda ini.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Liong Ceng. tahukah kau apa keperluan kami memanggilmu?" Ceng Han mulai bertanya, memandang Ceng
Liong dengan tajam dan kepala terangkat. Dan Ceng Liong
yang cepat menjatuhkan diri berlutut segera menjawab,
"Siauw-te tidak tahu, paman. Tapi tentu sesuatu yang amat
penting untuk didengarkan!"
"Benar, ayah hendak memberkan sesuatu kepadamu. Liong
Ceng. Dan bersyukur serta berterimakasihlah kepada
gurumu!" Ceng L'ong terbelalak. "Suhu, apalagi yang hendak
kauberikan kepada teecu?" Ceng Liong memandang Ciok-
thouw Taihiap, purapura tak tahu apa yang akan diberikan.
Dan Ciok-thouw Taihiap yang berseri memandang muridnya
ini mengetukkan lengan.
"Aku hendak memberikan sinkang padamu, Liong Ceng.
Seperti yang sore tadi telah kita bicarakan!"
Ceng Liong pura-pura terkejut. "Apa" Kau .... kau hendak
memberikan sinkang kepada teecu, suhu" Kau tidak memilih
Han Ki-suheng atau Han Bu-suheng saja?"
"Tidak, kami sepakat bahwa kaulah yang mendapatkannya,
Liong Ceng. Dan anak serta menantuku ini telah setuju!"
"Ah...!" Ceng Liong tiba-tiba menjatuhkan diri berlutut,
membenturkan jidatnya. "Suhu, ampun. Untuk ini teecu
terpaksa menolak dan tidak berani menerima! Harap suhu
pikirkan baik-baik maksud hatimu itu dan ingatlah akan Han
Ki-suheng dan Han Busuheng. !"
Ciok-thouw T aihiap terkejut. "Kenapa, Liong Ceng?"
"Karena teecu tak pantas menerimanya, suhu. Masih ada
Han Ki-suheng atau Han Bu suheng yang lebih patut
menerima warisan itu!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hm..." Ciok-thouw Taihiap mengerutkan alis "Mereka tak
cukup kuat, Liong Ceng. Dan lagi Han Bu maupun kakaknya
belum tentu mau menerima sinkangku ini. Mereka tak mau
bertempur melawan Sin Hong!"
"Tapi mereka dapat dibujuk, suhu. Memberikan sinkang
sama dengan memberikan nyawa sendiri. Bagaimana teecu
berani menerimanva" Tidak... tidak, suhu. Jangan terlampau


Pedang Medali Naga Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

berlebihlebihan memberikan sesuatu kepada teecu"!" dan
Ceng Liong yang menirukan kata-kata Ceng Han dalam
kalimat terakhirnya itu sudah membenturkan jidatnya kembali
berulang-ulang seolah tidak disengaja tapi mengena pada
yang bersangkutan.
Dan Ciok-thouw Taihiap yang tertegun oleh penolakan ini
tibatiba bangkit berdiri.
"Liong Ceng, kali ini kau tak boleh menolak. Kau harus
menerimanya untuk mengalahkan murid Naga Bongkok itu!"
Tapi Ceng Liong masih bersikeras. Dia pura-pura menolak
terus, dan baru setelah Ciok-thouw T aihiap mulai marah Ceng
Liong segera berkata dengan muka gemetar, memandang
Ceng Han dan isterinya. "Suhu, bagaimana dengan bibi Cui
Ang dan paman Ceng Han" Bukankah mereka mempunyai
anak-anak yang sebenarnya lebih berhak untuk menerima
warisan itu dibanding teecu?"
Cui Ang bangkit berdiri. "Kau tak perlu memikirkan itu,
Liong Ceng. Kami berdua sudah setuju dan tidak merasa iri
kepadamu. Terimalah, kau memang orang yang paling tepat
untuk memenuhi keinginan gurumu!"
"Dan paman Ceng Han?"
"Hm, gurumu telah memutuskan itu. Liong Ceng. Dan Han
Ki maupun Han Bu memang belum tentu mau menerima
warisan sinkang kakeknya kalau untuk maksud diadu dengan
Sin Hong!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Jadi paman tidak keberatan?"
"Tidak."
"Dan bibi juga?"
"Ya, aku tak akan keberatan, Liong Ceng. Tapi satu
permintaan kami kepadamu, yakni jaga baik-baik dan junjung
tinggi nama keluarga Souw!"
Ceng Liong mengeluh dengan muka girang. Dia cepat
menghindar pandangan Ceng Han yang tajam menerobos, tapi
agar tidak mencurigakan dua orang suami isteri itu dia minta
waktu, mengulur agar tidak kentera. Maka menjatuhkan diri
berlutut di depan gurunva Ceng Liong berkata menggigil,
"Suhu, maaf. Teecu terlampau mendadak untuk menerima
anugerah luar biasa ini. Bisakah suhu memberikan waktu
kepada teecu untuk berpikir?"
Ciok-thouw Taihiap terbelalak. "Berpikir apalagi, Liong
Ceng" Kau tidak mau menerimanya?"
"Tidak... tidak, suhu. Bukan begitu. Tapi berilah
kesempatan kepada teecu untuk meminta pertimbangan pada
Han Ki-suheng atau Han Bu-suheng....!"
"Hm, untuk apa, Liong Ceng?"
"Untuk mendapat kepastian, suhu. Kalau mereka tidak
senang tentu teecu akan menyerahkannya kepada mereka!"
"Ah, kaukira Han Ki maupun adiknya iri kepadamu?"
"Teecu tidak berani mengatakan begitu, suhu. Tapi
betapapun teecu harus tahu diri. Teecu harus minta ijin
mereka pula karena teecu bukan darah keluarga Souw!"
Ciok thouw Taihiap tertegun. Dia merasa puas dan tak
menyangka akan jawaban muridnya itu, jawaban yang
menunjukkan bahwa muridnya itu memang pemuda yang
baik, tahu diri dan "berkwalitas" tinggi. Maka tersenyum dan
tertawa lebar diapun mengangguk. "Baiklah, tapi jangan lama-
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
lama, Liong Ceng. Dua hari saja kukira cukup bagimu untuk
menjajagi perasaan dua orang cucuku!"
Ceng Liong mengundurkan diri. Dia berhasil memantapkan
kepercayaan keluarga
itu dengan lebih besar lagi, menunjukkan sifatnya yang baik dan selalu tahu diri. Hal yang
tentu saja menggembirakan Ciok thouw T aihiap yang semakin
percaya dan sayang pada muridnya itu. Dan Ceng Han yang
juga mulai terkikis kecurigaannya kepada Ceng Liong akhirnya
mengangguk-angguk dengan napas lega. Ceng Liong memang
selalu baik. Tindaktanduk dan kelakuannya tidak pernah
menyimpang. Dan Ceng Han yang mulai ragu-ragu akan
firasatnya sendiri akhirnya tak percaya pada indra keenamnya
itu. Dan saat itulah bahaya semakin mendekat!
Ceng Liong telah mengadakan hubungan dengan gurunya.
Dan ketika isyarat yang diberikan pada hari ke dua ditangkap
Mu Ba yang selalu "memonitor" gerak-gerik muridnya akhirnya
malam itu Mu Ba datang, berkelebat dan telah memasuki
jendela Ceng Liong seperti iblis!
"Ada berita baru, Liong ji?"
Ceng Liong menyambut hati-hati. "Ya, besok Ciok-thouw
Taihiap akan mendengarkan persetujuanku, suhu. Aku siap
menerima sinkangnya dan besok kita bergerak!"
"Bagus, dan aku juga mendapat berita baru, Liong-ji. Naga
Bongkok dan muridnya mempercepat rencananya semula
untuk mendatangi ketua Beng-san-pai itu!"
"Maksudmu?"
"Besok dua orang guru dan murid itu akan datang, Liong-ji.
Ada gejala bahwa mereka mencium jejak kita!"
Ceng Liong terkejut. Dia tersentak mendengar kata-kata
suhunya ini, pucat. Tapi Mu Ba yang bersikap tenang
menyuruh muridnya ini tak usah takut. "Liong ji, ibumu
menghendaki kau secepatnya menyedot sinkang Pendekar
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kepala Batu itu. Kalau kebetulan besok kau bisa menerimanya
itu bagus sekali. Aku dan jisuhu serta ibumu akan datang
mengacau besok. Usahakan pagipagi Ciok-thouw Taihiap
sudah mewariskan sinkangnya yang hebat itu kepadamu!"
Ceng Liong tertegun. "Kalau begitu akan kuusahakan, suhu.
Dan sekarang pergilah, lindungi aku besok!"
Mu Ba melompat keluar. Percakapan singkat yang mereka
lakukan malam itu sudah cukup. Maka ketika keesokan
harinya Ceng Liong buru-buru menghadap gurunya dan
menyatakan kesediaannya maka giranglah ketua Beng-san-pai
ini yang sama sekali tidak menduga seujung rambut-pun
bahwa "muridnya" akan berkhianat! Dan begitu Ciok-thouw
Taihiap mengajak Ceng Liong ke taman maka Ceng Liong
tertegun ketika melihat suami isteri Ceng Han dan Cui Ang
sudah ada di situ!
"Ha-ha, mereka menjaga keselamatan kita, Liong Ceng.
Paman dan bibimu itu mengkhawatirkan kita kalau ada musuh
yang akan datang mengganggu!"
Ceng Liong menjatuhkan diri berlutut. Dia memberi hormat
dan tahu bahwa sebetulnya Ceng Han dan isterinya itu
menjaga dia. bukan menjaga orang lain seperti yang dikata
suhunya. Tapi tersenyum tenang dan tidak menunjukkan
ketegangan hatinya Ceng Liong mengangguk dan menyatakan
terima kasih. "Bibi, kalau begini Siauw-te benar-benar merasa tenang.
Suhu tentu tak terganggu dan Siauw-te dapat mengkonsentrasikan diri."
"Ya, dan tak perlu kau khawatir, Liong Ceng. Han Ki dan
Han Bu juga kusuruh menjaga di luar taman. Tentu lebih
aman lagil" Ceng Han menjawab, mewakili isterinya dan
sengaja memperingatkan Ceng Liong secara halus agar tidak
main gila. Tetapi Ceng Liong yang tersenyum dengan muka
tidak berobah diam-diam tertawa di dalam hatinya.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Paman, terima kasih kalau begitu. Perhatian kalian
benarbenar besar sekali!" Ceng Liong menjura, dan Ciok-
thouw Taihiap yang sudah duduk di bangku batu segera
berseru, "Liong Ceng, cepat ke mari. Tak perlu pentang bacot lagi!"
Ceng Liong menghampiri. Dia disuruh duduk di depan
gurunya itu, dan ketika lengan Ciok-thouw Taihiap menepuk
bahunya tiba tiba getaran tenaga sakti muncul dan bergetar
mengguncangkan tubuh pemuda ini. "Liong Ceng, kendorkan
semua syaraf syarafmu. Tarik napas dalam-dalam dan
pusatkan perhatian pada tengah kening. Awas, kita mulai...!"
Liong Ceng mengangguk. Dia merasa tegang dan berdebar
juga, bersila di depan gurunya dengan kedua mata terpejam.
Dan begitu Ciok-thouw Taihiap membentak menyuruh dia
membebaskan semua uratnya dan lengan gurunya ganti
menepuk ubun-ubun tibatiba Ceng Liong merasa dimasuki
hawa hangat yang mengalir deras.
"Kau siap, bocah?"
Ceng Liong mengangguk.
"Nah, awas kalau begitu!" dan Ciok-thouw Taihiap yang
sudah duduk bersila dengan kedua lengan menumpang di atas
kepala muridnya itu tiba-tiba menahan napas dan mendorong.
Lalu sekali dia menggeram dan membentak pendek tahu-tahu
seleret sinar putih meletup dan menimpa ubun ubun kepala
Ceng Liong. "Plak!"
Ceng L:ong merasa kepalanya pening. Dia terkejut dan
tergetar sejenak. Tapi ketika peningnya hilang dan ada
semacam hawa aneh yang merayap masuk dan ubun-ubun
kepalanya bagai seekor ular yang terus melorot turun menuju
ke tengah pusar tiba-tiba Ceng Liong menjadi gembira dan
girang bukan main. Itulah sinkang (tenaga sakti) Ciok-thouw
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Taihiap yang mulai bekerja, menembus ubun-ubun kepalanya
dan siap bersatu dengan sinkangnya sendiri yang ada di tan-
tian (pusat)! Dan Ceng Liong yang cepat menyambut gerakan
hawa yang berasal dari telapak gurunya itu lalu memusatkan
seluruh perhatiannya untuk menarik atau "menuntun" hawa
sakti yang mirip ular merayap ini.
Dan Ceng Liong berhasil. Dengan mudah dan gampang dia
mengatur arus hawa yang kian cepat itu, mengalir dan
menyusup naik turun bagai gelombang elektro menuju ke
tengah pusar. Dan ketika beberapa menit kemudian arus bawa
itu berhasil "ditarik" dan lebur dengan tenaga saktinya sendiri
yang ada di daerah tan-tian tiba-tiba Pendekar Kepala Batu
membuka matanya dan berseru kagum,
"Liong Ceng, kau berhasil. Sinkangku mulai bersatu dengan
hawa yang bergolak di dalam pusarmu!"
Ceng Liong tak menjawab. Dia hanya tersenyum dan tak
melepas sedikitpun juga getaran hawa yang dialirkan gurunya
itu, tak mau melepaskan konsentrasi agar sinkang gurunya
terus mengalir, membanjir dan terus masuk hingga membuat
tubuhnya tiba-tiba serasa ditiup, melembung bagai balon. Dan
ketika dua jam kemudian muka Ceng Liong menjadi merah
dan tubuh pemuda ini mengeluarkan uap putih yang kian lama
kian tebal mendadak Pendekar Kepala Batu menghentikan
alirannya dan berseru terengah, "Cukup, tenagaku sudah
setengah bagian, Liong Ceng...!" dan Pendekar Kepala Batu
yang mundur dengan muka penuh kagum memandang
muridnya itu tiba-tiba terkejut ketika melihat Ceng Liong
berteriak dan menubruk dirinya.
"Suhu, aku tak dapat mengendalikan tenaga."
Ciok-thouw Taihiap terbelalak. Dia kaget ketika Ceng Liong
tibatiba menghantam mukanya, dihsyat dan melengking
dengan suara menyeramkan. Tapi mengira Ceng Liong
mengalami gangguan di tenguh jalan tiba-tiba ketua Beng-
san-pai ini menangkis dan langsung menerima tubrukan itu
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dengan lengan terbuka, bermaksud menolong dan menahan
serangan. Tapi begitu dua telapak mereka bertemu dan Ciok-
thouw Taihiap mengerahkan sinkangnya mendorong mendadak Ceng Liong melemahkan tubuh dan menerima
dorongan singkang itu dengan gaya "menyedot".
"Plak...!"
Ciok-thouw Taihiap terkejut. Secara tidak sengaja dia telah
menyerahkan sinkangnva, kaget bahwa tiba-tiba Ceng Liong
"menghisap" dan langsung menarik tenaga saktinya itu ke
dalam tan tian, berarti pemuda itu menghendaki dia
mengulang kembali pekerjaan semula, yakni memberikan
sinkang. Dan terkejut bahwa Ceng Liong memaksa dia untuk
menambah pemberian tenaga sakti. tiba-tiba ketua Bena san-
pai ini meronta dan membentak, "Liong Ceng, kau gila?"
Tapi Ceng Liong tak melepaskan lawannya ini. Dia
menempel dan mengikuti gerakan ketua Beng-san-pai itu,
terus menghisap dan menyedot tenaga sinkang Pendekar
Kepala Batu, yang tibatiba telah kehilangan seperempat
bagian dari s isa yang ada! Dan Ciok-thouw T aihiap yang tentu
saja gusar dan marah bukan main tiba-tiba menyadari bahwa
pemuda ini mengarcam keselamatannya. Dan persis dia
meraung untuk berkutat melepaskan diri maka pada saat
itulah terdengar suara tawa bergelak disusul berkelebatnya
tiga bayangan musuh yang tidak disangka-sangka oleh ketua
Beng-san-pai ini!
"Ha-ha, bagus Liong-ji, tempel dan sedot terus tenaga tua
bangka itu. Bunuh dia dan habis nyawanya!"
Ciok thouw T aihiap tertegun. Dia melihat tiga orang muncul
dengan tiba-tiba, yang dua laki-laki dan yang satu perempuan.
Dan kaget bahwa dia mendapat musuh pada saat yang tidak
disangkasangka tiba-tiba ketua Beng-san-pai ini berseru pada
anak dan menantunya, "Han-ji, Ang-ji, cegat mereka. Panggil
anakanakmu...!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tapi Cui Ang membentak. Dia sudah melompat ke belakang
Ceng Liong, melepaskan pukulan, maksudnya membebaskan
ayah mertuanya dan hisapan Ceng Liong yang terus


Pedang Medali Naga Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menempel ketat lawannya itu hingga tak dapat melepaskan
diri. Tapi begitu nyonya ini menyerang Ceog Liong justeru
Ciok-thouw T aihiap mengeluh dan berteriak kaget.
"Ang ji, jangan...!"
Tapi terlambat. Cui Ang sudah melepaskan, pukulannya,
menghantam dari belakang. Tapi begitu nyonya ini memukul
maka tiba-tiba saja ia berteriak kaget dan terlempar ke
belakang ketika pukulannya membalik bertemu sesosok hawa
sakti yang melindungi Ceng Liong.
"Aih... bressl" Cui Ang terguling-guling. Dia sungguh kaget
oleh kejadian ini, dan ketika ia melompat bangun dengan kaki
terhuyung tahu wanita ini melontakkan darah segar akibat
luka dalam! "Ang-moi....!
Cui Ang gemetar. Dia sudah dipeluk suaminya, karena Ceng
Han segera memburu isterinya itu ketika isterinya terlempar,
membentur dinding hawa yang luar biasa kuat hingga Cui Ang
roboh. Dan ketika Ceng Han membawa isterinya melompat ke
dekat ayahnya maka seorang di antara tiga pendatang itu
batuk-batuk dan terkekeh mengejek mereka.
"Ciok-thouw T aihiap, hari ini kami datang untuk mengambil
nyawa. Bersiaplah...!"
Ceng Han melolos pedang. Dia bersuit memanggil
anakanaknya, tapi ketika Han Ki dan Han Bu tak datang di
tempat itu seketika pendekar ini berdiri pucat dan membentak,
"Jahanamjahanam keji, kalian siapakah dan ada apa
mengganggu kami" Di mana anak-anak kami?"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Heh-heh," yang batuk-batuk itu terkekeh. "Kami sahabat
mendiang Cheng-gan Sian-jin, anak muda. Perlukah kuberi
tahu nama kami dan berkenalan?"
Ceng Han terkejut. "Kalau begitu siapa nama kalian?"
Tapi yang perempuan tiba-tiba melompat maju. "Souw
Ceng Han, kau tentu belum melupakan aku kalau matamu
tidak lamur. Kau masih mengenal aku, bukan?"
Ceng Han terbelalak. Dia sekarang teringat wanita ini, yang
masih cantik dan ganas. Maka terkejut dan membentak marah
dia akhirnya menudingkan ujung pedang pada wanita itu.
"Kau kiranya, Tok-sim Sian-li" Ada apa kau datang dengan
cara pengecut begini?"
"Hik hik, aku ingin mengambil puteraku, orang she Souw.
Dan sungguh aku gembira bahwa kalian mendapat balasan
setimpal dengan kematian guruku!"
Ceng Han terkejut. Seketika dia memutar tubuhnya,
memandang Ceng Liong yang masih menyedot sinkang
ayahnya yang bertahan dan ingin melepaskan diri. Dan Tok-
sim Sian-li yang mengebutkan Bendera Iblisnya yang dicabut
dengan tiba-tiba mendadak tertawa mengejek dan mendengus
kepadanya, menjawab dingin, "Benar sekali, Souw Ceng Han.
Anak yang kau bilang puteraku itu adalah dia!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jilid 19 "LIONG CENG?"
Tok-sim Sian-li tertawa. "Bukan Liong Ceng, orang she
Souw. Tapi Ceng Liong, Yap Ceng Liong...!" dan wanita iblis
yang berkelebat ke depan dengan bendera di tangannya itu
tiba-tiba melecut dan menyerang Ceng Han di saat putera
Pendekar Kepala Batu itu tertegun.
"Brett...!"
Ceng Han hampir celaka. Dia cepat mengelak dan
melompat ke belakang. Tapi sementara ia bersiap-siap
menghadapi murid Cheng-gan Sian-jin ini mendadak isterinya
menjerit. Cui Ang diserang laki-laki yang batukbatuk itu, yang
bukan lain adalah Mayat Hidup adanya. Dan marah bahwa
musuh datang dengan cara yang licik tiba-tiba Ceng Han
melemparkan pedangnya pada isterinya itu.
"Ang-moi, tangkap....!"
Cui Ang beriungkir balik. Dia menyambar pedang yang
dilontar suaminya itu, tapi Mayat Hidup yang mengejarnya
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dengan suara terkekeh melepas pukulan. "Souw-hujin, nanti
dulu..... "Plak!" dan Cui Ang yang terpaksa membalik untuk
mengelak serangan ini seketika berteriak marah ketika
pedangnya terpental.
Dengan seruan nyaring dan pekik tinggi nyonya ini kembali
mengejar pedangnya, tapi ketika Mayat Hidup mengganggu di
tengah jalan tiba-tiba Ceng Han berkelebat ke depan
menangkis pukulan iblis ini agar isterinya merebut pedang.
"Iblis keparat, jangan bermain curang!" Mayat Hidup
terkejut. Dia melihat putera Pendekar Kepala Batu itu telah
menghadangnya di depan, menangkis dengan telapak
terbuka. Tapi Mayat Hidup yang tertawa mengejek oleh
tangkisan ini tiba-tiba mengganti pukulannya dengan tusukan
jari. "Plak!" dan Ceng Han tergetar. Dia melihat musuhnya
terdorong setindak, dan kaget melihat dua jari lawan yang
keras dan mengeluarkan sinar putih yang membuat
telapaknya tergetar seketika Ceng Han tertegun dan
membelalakkan matanya.
"Coan-kut-ci (Jari Penusuk Tulang)...!" Mayat Hidup
terkekeh. "Kau tahu, anak muda" Heh-heh, itu memang Coan-
kut-ci!" dan Ceng Han yang melangkah mundur dengan muka
berobah tiba-tiba mengenal s iapa lawannya ini.
"Kalau begitu kau Mayat Hidup!"
Seruan ini disambut sikap sombong si Mayat Hidup. "Ya,
aku Mayat Hidup, bocah she Souw. Sekarang kau tahu siapa
kami" Dan dia itu adalah Sin-thouw-liong Mu Ba. raksasa yang
siap menghancurkan keluarga Souw K i Beng, heh-heh...!" dan
Mayat Hidup yang terkekeh sambil batuk-batuk itu lalu
memberi isyarat pada teman-temannya. "Bagaimana, Mu Ba"
Siapa yang kaupilih untuk menjadi lawan?"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mu Ba melompat maju Dia sudah bersinar memandang
putera Pendekar Kepala Batu ini, sikapnya buas dan
menyeramkan sekali. Dan Ceng Han yang tergetar melihat
raksasa tinggi besar ini seketika menyiapkan diri dengan
pukulan Pek hong-ciang.
Mu Ba tertawa-tawa. "Kau berani melawan aku, anak
muda?" Ceng Han merah mukanya. "Tak perlu banyak cakap, iblis
tua. Kalau kalian ingin bertempur majulah, aku siap
menghadapi kalian bertiga!"
Tapi Mayat Hidup melompat mundur. Dia mendekati Cui
Ang yang menggigil dengan pedang di tangan, dan terkekeh
sambil batuk-batuk dia melahap mantu Ciok-thouw Taihiap ini
dengan mata nyalang. "Souw Ceng Han, tak perlu kau
menghadapi kami bertiga. Biar isterimu ini saja yang melayani
aku!" Cui Ang menjerit. Dia tak tahan oleh sikap Mayat Hidup ini,
dan melihat lawan sudah mendekat dan mengancamnya tiba-
tiba ia sudah berkelebat dengan pedang menusuk ke dada
musuhnya itu. "Han-ko, bunuh mereka. Tak perlu banyak
cakap..!" Mayat Hidup tak mengelak. Dengan berani dan terkekeh
lebar memasang dadanya, lalu ketika pedang menusuk dan
Cui Ang menjerit kaget ketika pedangnya mental sekonyong-
konyong iblis ini menggerakkan dua jarinya menusuk leher
wanita itu. "Tak-crit!"
Cui Ang mengeluh. Ia cepat membanting tubuh mengelak
tusukan dua jari Mayat Hidup, bergulingan dan melompat
bangun dengan kaget. Dan ketika dia melihat lawan
mengejarnya sambil terkekeh wanita inipun membentak dan
mainkan ilmu pedang Cuimo Kiam-hoat dengan pekik marah.
"Mayat Hidup, aku akan membunuhmu ..!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mayat Hidup tertawa. Dia sudah diserang bertubi tubi oleh
mantu Ciok-thouw Taihiap ini,
tapi bergerak cepat
mengimbangi serangan lawan dia mulai menangkis dan
membalas. Dan begitu Cui Ang mempergencar serangannya
dengan pedang menyambar naik turun mirip naga kehilangan
ekornya maka Mayat Hidtppun tak berani main-main
menghadapi serangan lawannya ini. Apalagi ketika Cui Ang
sering menusuk mata dan ulu hatinya, dua tempat yang tak
dapat dilindungi kekebalan. Dan Mayat Hidup yang terpaksa
menghentikan tawanya untuk menghadapi kemarahan nyonya
ini segera memusatkan perhatiannya dan balas menyerang.
"Mu Ba, cepat bereskan lawanmu....!"
Mu Ba sadar. Mereka sejenak mendelong oleh pertandingan
itu, tapi sadar dan tertawa bergelak tiba-tiba raksasa tinggi
besar ini menerjang Ceng Han. "Bocah, mampuslah...!"
Ceng Han menggeram. Dia menyambut terjangan lawannya
itu dengan Pek-hong ciang, dan begitu melepas sinkang
menyambut hantaman lawan tiba-tiba dua lengan bertemu
dan saling tumbuk di udara.
"Dess!" Mu Ba tergetar. Dia terbelalak me lihat putera
Pendekar Kepala Batu itu sanggup menerima pukulannya,
tidak terdorong kecuali bergoyang sedikit. Maka berteriak
keras melancarkan pukulannya kembali tiba-tiba raksasa ini
menubruk dan mengulurkan kedua lengannya. Dengan cepat
dan bertubi-tubi dia menampar dan mendorong, mendesak
Ceng Han agar mundur menjauhi taman. Tapi Ceng Han yang
menangkis serta balas menyerang dengan muka geram segera
melayani iblis tinggi besar ini. Dan begitu kedua lengannya
bergerak-gerak dengan pukulan Pek-hong-cang maka terlibatlah dua orang itu dalam pertandingan seru dan
sungguh sungguh.
Sementara di tempat lain, Ciok-thouw Tai-hiap yang
berkutat mempertahankan diri dari sedotan Ceng Liong
menggereng dan membentak berkali-kali. Ketua Beng san-pai
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
itu marah bukan main, tak mengira bahwa Ceng Liong yang
selama ini dianggapnya baik adalah musuh dalam selimut.
Putera Tok-sim Sian-li. Cucu Cenggan Sian-jin! Dan gusar
Persekutuan Tusuk Kundai Kumala 18 Hancurnya Sian Thian San Seri Pengelana Tangan Sakti Seri Ke Iv Karya Lovelydear Wanita Gagah Perkasa 10
^