Pencarian

Pedang Medali Naga 15

Pedang Medali Naga Karya Batara Bagian 15


Kun Houw yang melihat lengan pemuda itu berwarna merah
dan mengeluarkan bau amis tiba-tiba melompat ke kiri dan
menggerakkan lengan kirinya, menangkis sambil mengerahkan
sinkangnya, tidak takut akan pukulan Darah Beracun lawan
yang berbahaya itu. Dan begitu dua lengan bertema dan
saling bentur dengan kuat tiba-tiba keduanya tergetar dan
terdorong mundur.
"Dukk!"
Hun Kiat terkejut. Dia merasa tenaga yang aneh menahan
pukulannya, lunak namun kuat, tenaga yang mirip dengan
tenaga yang dimiliki Sin Hong! Dan Hun Kiat yang terbelalak
memandang lawannya tiba-tiba tertegun dan mendesis. "Kau
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
memiliki sinkang yang sama seperti yang dipunyai Sin Hong,
Kun Hauw?"
Kun Houw terkejut. Dia tadi memang mengerahkan Jing-
hong Sinkangnya itu, sinkang Menghimpun Seribu Naga.
Sinkang yang dia peroleh dari manusia dewa Bu beng Sian-su
bersama Sin Hong ketika mereka berada di Gua Malaikat, hal
kebetulan saja karena mereka memiliki keberuntungan yang
sama. Maka mendengar Hun Kiat bertanya tentang hal itu dan
Kun Houw ganti tertegun tiba-tiba Kun Houw tertawa
mengejek dan tidak menjawab pertanyaan orang.
"Hun Kiat, rupanya kau gentar menghadapi kepandaianku.
Apakah ini pernyataan takut?"
Hun Kiat tertawa. "Jangan kau sombong, Kun Houw. Aku
tak pernah takut dan menyerah sebelum roboh binasa.
Awas....!"-dan Hun Kiat yang sudah menyerang lagi dengan
bentakan nyaring tahu-tahu me lancarkan pukulannya ke dua
dengan lebih berbahaya lagi. Hun Kiat melompat dan memutar
kedua lengannva, berkerotok dan semakin merah bagai besi
dibakar. Dan begitu melompat dan menerjang lawannya tahu-
tahu Kun Houw sudah dikelilingi pukulan dan tamparan Hun
Kiat, gencar dan bertubi-tubi tak kenal ampun!
"Kun Houw, hati-hati menjaga pedangmu...!"
Tapi Kun Houw mendengus hina. Dia memasukkan pedang
melihat lawan menyerangnya dengan tangan kosong, tak mau
bersikap curang mengandalkan senjata. Dan melompat serta
bergerak ke sana ke mari menghindari serangan lawan tiba-
tiba Kun Houw membalas dengan Tangan Pedangnya (Kiam-
ciang ), ilmu yang dulu dia pikai menghadapi Mu Ba. Dan
begitu berderak serta membalas serangan Hun Kiat tiba-tiba
kedua lengan Kun Houw sudah berobah seakan batang
pedang yang keras dan tajam, menusuk dan membacok tubuh
lawan seolah pedang sendiri, yang tak kalah ampuh dan
berbahaya dengan sebatang pedang! Dan Hud Kiat yang
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mendengar suara berdesingan menyambar-nyambar dan
lengan lawannya tiba-tiba terkejut dan menjadi kagum juga.
"Bagus, Kiam-ciang yang hebat, Kun Houw.... luar
biasa....!"
Namun Kun Houw tak menghiraukan pujian lawan. Dia
terus membalas dan menangkis lawan, mempergunakan Kiam-
ciang atau Tangan Pedang untuk mewakili senjatanya,
menahan sekaligus mendesak lawan yang mempergunakan
Tok-hiat jiu yang berbau amis itu, pukulan beracun yang dapat
membuat orang roboh dengan menghirup uapnya, yang
memang berbahaya dan amat jahat. Tapi Kun Houw yang
telah melindungi diri dan pernapasannya dengan sinkang yang
diwarisi dari Bu-beng Sian-su akhirnya sedikit demi sedikit
berhasil menghalau uap merah itu dan mendesak lawan!
"Keparat, kau hebat, Kun Houw. Tapi aku tak akan kalah!"
Hun Kiat penasaran, terbelalak dan membentak lawannya itu
dengan kaget ketika melihat kenyataan betapa pukulan Tok-
hiat-jiunya terdesak, ambyar uapnya dan percuma menyerang
Kun Houw. Dan Hun Kiat yang menjadi marah serta penasaran
tiba-tiba memekik dan mengerahkan Cui-beng Gin-kangnya,
mengganti T ok-hiat-jiu dengan Jari Penusuk T ulang!
"Kun Houw, aku akan membalasmu...!"
Kun Houw sedikit terkejut. Dia melihat tangan kiri Hun Kiat
tiba-tiba berganti putih, hilang uap merahnya karena Hun K iat
telah mengerahkan Coan kut-cinya di tangan kiri itu, merobah
Tok-hiat jiu dengan Jari Penusuk Tulang. Dan ketika Hun Kiat
mengerahkan Cui-beng Gin-kangnya untuk berkelebatan
menyerangnya tiba-tiba lawannva itu lenyap dalam gulungan
hitam yang menyambar-nyambar!
"Bagus, kau juga hebat, Hun Kiat. Tapi aku akan bertahan!"
Kun Houw membentak keras, mengerahkan ginkangnja
pula dan mengimbangi lawan dengan kecepatan yang sama.
Dan begitu keduanya saling serang-menyerang tiba-tiba
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
keduanyapun lenyap dalam dua gulungan bayangan yang satu
sama lain tak mau mengalah. Hun Kiat melancarkan Jari
Penusuk Tulangnya dengan tangan kiri, sementara tangan
kanan yang masih bergerak dengan pukulan Tok hiat-jiu
masih terus menyambar-nyambar dengan hebat. Dan ketika
dia menggabungkan dua ilmunya itu dengan tangan kiri dan
kanan tiba-tiba desakan Kun Houw dapat ditahan!
"Ha-ha, sekarang kau tak dapat sombong, Kun Houw. Aku
dapat menahan Tangan Pedangmu!"
Kun Houw tak menjawab. Dia melihat lawannya itu
memang hebat, berhasil mainkan gabungan Coan-kut-ci dan
Tok-hiat jiu dengan amat baik menahan Tangan Pedangnya.
Tapi Kun Houw yang mendengus tak menghiraukan ejekan
lawan sudah menambah sinkangnya dan kembali menekan.
menggerakkan Kiam-ciangnya dengan lebih cepat dan hebat.
Dan ketika Kun Houw membentak dan menambah sinkangnya
itu tiba-tiba kembali lawan dapat didesak!
Hun Kiat terkejut. Dia kini mundur terus didesak lawan,
perlahan namun pasti terdorong oleh Tangan Pedang lawan
yang hebat, mendesing dan menyambar-nyambar tubuhnya
bagai sebatang pedang yang tajam. Dan ketika sekali dua dia
lambat berkelit maka untuk pertama kalinya itu dia mulai
"dicium" Tangan Pedang Kun Houw. Dan Hun Kiat mendesis,
merasa kulit tubuhnya seakan dibacok atau diiris sebatang
pedang. Dan ketika dia murdur-mundur dengan mata
terbelalak dan bingung oleh serangan lawan yang ganas
berbahaya maka unruk saat itu pula dia mulai banyak
menerima tamparan Tangan Pedang.
Hun Kiat mulai terdesak hebat. Tapi perlawanannya yang
gigih dengan dua gabungan ilmunya yang cukup ketat itu
masih dapat melindungi dirinya. Sampai akhirnya, ketika Hun
Kiat marah dan meraung karena tak dapat membalas
serangan Tangan Pedang tiba-tiba penuda ini membentak dan
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
melompat mundur, jauh dua tombak sambil menghentakkan
kakinya, "Kun Houw, berhenti. Aku adalah raksasa naga.. !"
Kun Houw terkejut. Dia tergetar oleh bentakan lawan yang
mengguncang bumi itu, bentakan dahsyat yang penuh
pengaruh. Dan ketika dia terbelalak menghentikan serangannya mendadak lawan sudah berobah menjadi naga
raksasa yang mengerikan di depannya, tertawa bergelak dan
tiba-tiba menerkamnya.
"Hargh ..!"
Kun Houw terperangah. Dia bengong oleh kejadian ini, tak
sempat berkelit. Dan ketika dua tangan naga itu
mencengkeram tubuhnya tahu-tahu Kun Houw sudah
dibanting di atas tanah.
"Bruukk!"
Kun Houw terguling-guling. Dia terkejut bukan ma in oleh
serangan cepat itu, mengeluh dan melompat bangun. Dan
ketika dia mendengar kembali naga itu tertawa dan
menubruknya ganas tiba-tiba Kun Houw teringat akan ilmu
lawannya dan mendiang Cheng-gan Sian jin itu, sihir
berkekuatan hitam yang bukan lain Sin gan-i-hun-to adanya.
Maka sadar dan maklum bahwa Hun Kiat mempergunakan
sihirnya itu untuk mempengaruhi dirinya mendadak Kun Houw
melenting jauh berjungkir balik, menggoyang kepala dan
mengusir pengaruh sihir setan itu, yang membuat matanya
melihat lawan sebagai seekor naga. Dan begitu kembali pulih
dan Hun Kiat dilihatnya sebagai Hun Kiat maka Kun Houw
membentak keras dan menyambut cengkeraman lawan
dengan Tangan Pedangnya.
"Plak!"
Hun Kiat kali ini menjerit. Dia mendapat tangkisan kuat
yang membuat lengannya seakan patah, melihat Kun Houw
berhasil membuyarkan pengaruh Sin-gan-i-hun-to-nya dan
marah memandangnya. Dan Hun Kiat yang terguling-guling
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sambil mendesis kesakitan itu segera berteriak ketika Kun
Houw mengejarnya. Tapi terlambat. Kun Houw telah tiba di
dekatnya, berkelebat menyusuli serangannya tanpa memberi
kesempatan lawan bangun. Dan brgitu Tangan Pedang pulang
balik menghajar Hun Kiat maka Hun Kiat berkaok-kaok sambil
menggulingkan tubuh ke sana ke mari.
"Aduh, keparat kau, Kun Houw.... jahanam kau!"
Namun Kun Houw terus menyerang tunpa memberi ampun.
Pemuda ini membacok dan menusuk tubuh lawan dengan
Tangan Pedangnya, membuat lawan menjerit-jerit. Tapi
melihat tak sedikitpun juga Hun Kiat terluka oleh Tangan
Pedangnya diam-diam Kun Houw terbelalak dan kaget juga.
Teringat bahwa itu tentu berkat kekebalan yarg dimiliki Hun
Kiat, kekebalan dari sinkang Ciok-thouw Taihiap yang dicuri
dan telah meresap di tubuh pemuda ini. Dan Kun Houw yang
geram oleh peristiwa itu tiba-tiba menghajar lawan dengan
lebih gencar, membuat Hun Kiat jatuh bangun dan mengaduh
berkali-kali. Dan ketika Kun Houw siap mengakhiri
pertandingan itu dengan menusuk mata lawan karena hanya
inilah satu-satunya tempat yang tak dapat dilindungi
kekebalan mendadak Mu Ba dan Mayat Hidup menyerangnya
dari belakang. "Kun Houw, lepaskan murid kami...!"
Kun Houw terkejut. Dia terpaksa memutar tubuh
menghadapi sambaran dua musuh barunya itu. menggerakkan
jari yang sedianya menusuk mata Hun Kiat untuk menangkis
hantaman lawan. Dan begitu tiga tangan mereka bertemu
tiba-tiba Kun Houw terdorong dan terpelanting roboh.
"Plas -dess!"
Kun Houw melompat bangun. Dia melihat Hun Kiat sudah
berdiri di samping dua orang gurunya, menahan sakit dan
melotot padanya. Kulit tubuhnya bilur-bilur bekas menerima
tusukan atau tamparan Tangan Pedang. Dan Kun Houw yang
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
marah oleh bantuan Mu Ba dan Mayat Hidup kepada muridnya
tahu-tahu melihat tiga orang itu berkelebat dan telah
mengepungnya. "Kun Houw, kau tak dapat kami ampuni sekarang.
Serahkan Pedang Medali Naga!"
Kun Houw menyadari bahaya. Dia maklum Hun Kiat akan
maju kembali, dibantu dua orang gurunya yang memandangnya dengan sikap penuh ancaman. Tapi Kun
Houw yang tersenyum mengejek tiba-tiba berdiri gagah dan
tidak atau belum mencabut pedangnya, mau coba-coba
menghadapi mereka dengan Kiam-ciang.
"Mu Ba, kau dan muridmu ternyata sama saja. Aku tak
akan menyerahkan pedang bila belum menjadi mayat!"
"Bagus, kalau begitu tak perlu banyak bicara lagi, bocah.
Kami akan merampasnya dengan cara kekerasan. Mayat
Hidup, bunuh dia...!" dan Mu Ba yang menggereng serta
melompat ke depan tahu-tahu menubruk dan menghantam
Kun Houw dengan pukulan sinkangnya, disusul Mayat Hidup
yang terkekeh dan melepas Coan-kut-ci-tonya. Dan begitu dua
orang ini bergerak menyerang Kun Houw maka Hun K iat tiba-
tiba juga membentak maju.
"Kun Houw, kau akan mampus...!"
Kun Houw mengelak ke belakang. Dia tak berani menangkis
tiga orang sekaligus, maklum bahaya terlalu besar. Tapi lawan
yang mengejar dan justeru ingin dia menangkis dengan cara
berbareng membuat Kun Houw terbelalak dan menjadi marah.
Dan ketika lawan memaksanya dari tiga penjuru terpaksa Kun
Houw menggerakkan Tangan Pedangnya membabat tiga
lengan yang terjulur itu.
"Plak-des-dess!" dan Kun Houw benar-benar tidak kuat. Dia
terdorong mundur, dan Mu Ba yang tertawa bergelak
melancarkan pukulannya sudah kembali menyerang dengan
seruan parau, http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bocah, kau tak dapat menahan kami!"
Dan Kun Houw sudah susul-menyusul mendapat serangan
lawan. Dia harus berlompatan dan mengelak ke sana-sini,
menerima hujan serangan itu dengan Kiam-ciangnya.
Mencoba bertahan sekaligus membalas. Tapi ketika lawan
berpencar di tiga jurusan dan Kun Houw hanya dapat
menghadapi yang ada di depan maka serangan di belakang
akhirnya membuat Kun Houw terdesak. Dia memang dapat
menangkis serangan dua orang lawan yang ada di depan
dengan Tangan Pedangnva, balas menyerang

Pedang Medali Naga Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dan mementalkan mereka. Tapi ketika lawan ketiga mengacau
perhatiannya dengan serangan di belakang akhirnya Kun
Houw menggigit bibir dan terdesak! Kun Houw mengeluh, dan
ketika ganti-berganti orang yang ada di belakang itu
berpindah tempat maka Kun Houw benar-benar terdesak dan
menjadi marah. "Mayat Hidup, kalian manusia-manusia curang...!"
"Ha-ha, kami memang bukan orang baik-baik, Kun Houw.
Kenapa gusar" Sekarang terlambat bagimu untuk minta
ampun. Kami akan merampas pedang dan jiwamu!"
Kun Houw mulai dikitari tiga orang lawannya itu. Berganti-
ganti Mayat Hidup dan dua temannya berpindah tempat,
memberi pukulan di belakang Kun Houw dengan gaya pukulan
masing-masing. Sementara yang dua di depan menarik Kun
Houw dengan serangan mereka. Dan ketika ganti-berganti
Kun Houw menerima gebukan dari musuh yang ada di
belakang dan dia sering mengeluh dan menggigit bibir
akhirnya Kun Houw mencabut pedang.
"Mu Ba, kalian iblis-iblis tak tahu malu. Aku akan
membasmi kalian. Bersiaplah.!" dan Pedang Medali Naga yang
sudah diputar Kun Houw menerjang lawannya mendadak
berputar cepat mengelilingi dirinya, membungkus dan naik
turun dengan suara bersuitan, menangkis semua serangan
yang ada di muka dan belakang, hebat dan cepat merupakan
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
segunduk sinar yang berkeredep menyilaukan mata. Dan
begitu Kun Houw mencabut pedangnya ini dan menangkis
serangan lawan tiba-tiba saja Mu Bi berteriak kaget ketika
daging pundaknya terkupas dibabat pedang.
"Hei-bret!"
Mu Ba membanting tubuh bergulingan. Dia kaget bukan
main oleh keampuhan pedang itu yang dapat melukai
pundaknya padahal dia sudah memasang kekebalan! Dan
sementara dia bergulingan menjauhkan diri maka Mayat Hidup
juga berteriak keras ketika kuku jarinya dibabat putus tiga
buah! "Crat crat crat!"
Mayat Hidup me lengking. Dia terpaksa melempar tubuh
seperti yang dilakukan rekannya, dan ketika mereka melompat
bangun dia melihat Hun Kiat hendak coba-coba menangkis
pedang dengan tangan telanjang sekonyong-konyong mereka
berteriak, "Hun Kiat, jangan....!"
Namun Hun Kiat terlampau sembroro. Dia mengandalkan
kekebalan sinkangnya yang diperoleh dari Ciok thouw Taihiap
itu, yang tadi dapat menerima Kiam ciang lawan tanpa terluka.
Padahal tangan Kun Houw juga mirip sebatang pedang. Maka
ketika dua gurunya berteriak dan Hun Kiat terlalu percaya
pada dirinva secndiri maka saat itiu juga Pedang Medali Naga
menyambar jarinya membatat kelingking kanannya.
'Tes!" Dan Hun Kiat terbelalak. Dia hanya merasa kelingking
kanannya tiba-tiba ringan. Tapi melihat darah muncrat dan
sepotong jari tahu-tahu terlempar di udara dan jatuh di atas
tanah tiba-tiba Hun Kiat berterik dan me lempar tubuh
bergulingan. Melihat betapa senjata di tangan Kun Houw
membalik menyambar lehernya, cepat dan luar biasa sekali.
Dan Hun Kiat yang terkejut oleh ketajaman Pedang Medali
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Naga lalu berjungkir balik dan berteriak pada gurunya, "Suhu,
tolong".!"
Mu Ba dan Mayat Hidup sudah berkelebat. Mayat Hidup
bahkan melempar logam bergeriginya, sejata rahasia yang
dulu membuat Bu-tiong-kiam Kun Seng celaka. Dan Kun Houw
yang beringas mendapat serangan logam bergerigi itu tiba-
tiba membelokan pedangnya menangkis. Dan begitu pedung
mengenai senjata rahasia ini maka logam itupun terbelah dua
menyambar pemiliknya kembali.
"Mayat Hidup, terima lah..... cring-cring!"
Mayat Hidup terkejut. Dia melihat dua sinar hitam
menyambarnya cepat, sinar dari logam bergerigi yang dibabat
Kun Houw. Dan Mayat Hidup yang mengelak sambil
mengebutkan lengannya itu tiba-tiba menjerit ketika satu sinar
masih menyambar telinganya, merobek kuping!
"Cret!"
Mayat Hidup marah. Dia langsung mencabut tongkat
ularnya, tongkat kering yang selama ini disimpannya sebagai
senjata tambahan, mencelos melihat telinganya hampir saja
buntung. Dan berteriak keras menubruk ke depan tiba-tiba
iblis ini menyerang dan berseru pada dua orang temannya,
"Mu Ba, keluarkan senjatamu. Bocah ini terlalu berbahaya
dihadapi dergaa tangan kosong!"
Mu Ba sudah mengangguk. Dia memang telah mencabut
senjatanya yang mengerikan, tengkorak anak-anak yang
mendengung-dengung diputaran tangannya. Dan Hun Kiat
yang membalut lukanya dan sudah maju ke depan juga
mencabut pedang yang selama ini jarang dipakai, membentak
dan berapi-api memandang Kun Houw. Dan begitu guru dan
murid ini menerjang membantu Mayat Hidup maka Kun Houw
sudah diserang dari tiga jurusan, menerima hantaman atau
tusukan pedang atau tongkat di tangan Mayat Hidup. Dan Kun
Houw yang melengking menyambut terjangan ini tiba-tiba
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengeluarkan Ba tong Kiam-sutnya (Silat Pedang Dalam
Kabut) yang hebat itu, yang membuat tubuhnva lenyap di
balik gulungan pedang yang membentuk kabut!
"Mayat Hidup, aku akan membasmi kalian...!"
Mayat Hidup tak menjawab. Dia sendiri sudah memekik dan
menyambarkan tongkatnya itu, menyerang bertub-tubi,
dibantu pula dengan tangan kirinya yang melancarkan Coan-
kut ci. Sedang Mu Ba yarg mainkan tengkorak anaknya
dengan serangan dahsyat hingga membuat angin menderu-
deru masih disusul pula oleh perma inan pedang di tangan Hun
Kiat, hebat dan ganas sekali mengeroyok Kun Houw. Tapi Kun
Houw yang dapat menutup diri dengan putaran pedangnya
yang cepat ternyata dapat melindungi diri dengan baik.
Kun Houw mainkan Bu-tiong Kiam-sut dengan sempurna,
hampir tak ada titik yang dapat ditembus. Dan ketika
pertandingan terjalan semakin seru dan masing-masing pihak
ingin merobohkan lawan dan pukulan-pukulan sinkang mulai
pula dilancarkan untuk membantu serangan senjata maka
pertempuran menjadi hebat dan sengit bukan kepalang. Kun
Houw masih bertahan, nemutar pedangnya membentuk
gulungan kabut yang tak dapat diterobos lawan. Dan ketika
Mu Ba mencoba memecah lingkaran pedangnya dengan
sambaran tengkorak tiba tiba justeru tengkorak di tangan
raksasa tinggi besar itu yang pecah dan hancur berkeping-
keping! "Aih...!" Mu Ba berteriak keras, mengambil tengkorak
barunya dan kembali menjerang. Dan ketika ganti Mayat
Hidup mercoba menembus lingkaran pedang Kun Houw
dengan tusukan tongkat ularnya maka saat itu jugalah iblis
tinggi kurus ini terpekik ketika kepala tongkatnya putus
terpenggal! "Keparat, pedang di tangannya terlampau ampuh, Mu Ba.
Kita sukar merobohkannya dengan cara begini!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mu Ba menggeram. Dia juga melihat kenyataan itu, melihat
lawan tak dapat didekati karena permainan pedangnya yang
hebat. Dan sementara mereka bingung oleh keadaan ini tiba-
tiba pedang mencuat dari gulungan berkabut itu menyambar
mereka. "Cecak kering, awas...!"
Mu Ba sudah membanting diri bergulingan. Dia melihat
rekannya itu juga melempar tubuh, tak berani menangkis
karena maklum ketajaman pedang di tangan Kun Houw. Dan
ketika mereka mereka melompat bangun dan kembali
menyerang maju maka Kun Houw sudah menyambutnya
dengan gulungan pedang yang kembali "membungkus"
tubuhnya, tak dapat didekati. Dan sementara mereka berkaok-
kaok marah maka saat itu pula Pedang Medali Naga mercuat
untuk menusuk mereka, sejenak membuka gulungan
pedangnya dan menutup kembali begitu gagal. Dan Mu Ba
serta Mayat Hidup yang terbelalak oleh gaya permainan ini
tiba-tiba menjadi gusar dan merasa diejek!
"Bocah, kau manusia tengik. Jahanam...!'' Tapi Kun Houw
masih terus dengan caranya itu. Dia menutup diri bila
diserang, dan ganti "membuka" bila menyerang. Tentu saja
jadi seperti mempermainkan lawan-lawannya itu. Dan ketika
untuk kesekian kalinya Mu Ba membentak dan menyambarkan
tengkorak anaknya dengan penuh geram maka Hun Kiat yang
sejak tadi mengerutkan kening me lihat pertahanan Kui Houw
tiba tiba berteriak,
"Suhu, lepaskan am-gimu (senjata gelap). Serang bagian
tengah!" Mayat Hidup melengking. Dia tahu Hun Kiat bicara
padanya, maka membentak dan melempar logam bergeriginya
tiba tiba Kun Houw diserang lima s inar hitam yang ncnyambar
perutnya. Dan, bersamaan dengan itu tiba-tiba Hun Kiat
melontarkan pedang dan menghantam pusar Kun Houw
dergan Pukulan Darah Beracun.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Cring-crirg-dess.!"
Kun Houw terlempar. Dia membabat semua senjata yang
nenjerang bagian depan tubuhnya, termasuk serjata rahasia
dan pedang Hun Kiat yang disambitkan padanya, mencelat
dan entah jatuh kemana. Tapi sementara dia memutar pedang
meruntuhkan pedang dan logam bergerigi tahu-tahu pukulan
Hun Kiat mengenai bawah perutnya, membuat dia terlempar
dan berjungkir balik dengan seruan keras. Dan ketika dia
melayang turun dengan kaki masih di udara maka saat itulah
Hun Kiat tertawa bergelak menusukkan jari mautnya.
"Suhu, serang tengkuk kirinya. Aku yang kanan...!"
Kun Houw terbelalak. Dia me lihat Hun Kiat menusukkan
Coan kut-cinya itu, ke tengkuk kiri. Sementara Mayat Hidup
yang terkekeh dan melancarkan serangan ke tengkuk
kanannya dengan tongkat ular tahu-tahu sudah berkelebat di
depannya dengan jarak yang amat dekat sekali. Tak dapat dia
kelit. Dan masih tertegun oleh dua serangan guru dan murid
itu tahu-tahu Mu Ba juga menyambarkan tengkorak bayinya
ke dada Kun Houw sambil tertawa bergelak!
"Ha-ha, mampus kau, bocah!"
Kun Houw menggigit bibir. Dia benar-benar berada dalam
keadaan terancam, masih melayang turun. Tapi Kun Houw
yang membentak nyaring tahu-tahu menancapkan pedangnya
dan menungging di atas tanah, sedetik saja, mencabutnya
kembali dan tahu-tahu melakukan dua jurus berbareng dari
tujuh inti ilmu silat pedangnya yang bernama Tit-te pai seng
(Menuding Bumi Menyembah Bintang ) dan Heng-hun-po-uh
(Awan Berarak Hujan Mercurah ), membabat dan berjungkir
balik menyerampang. Dan begitu Kun Houw menyambut
serangan lawannya ini tahu-tahu terdengar teriakan dan
benturan keras di udara.
"Sing-plak-brett!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tiga orang itu terlempar. Mayat Hidup dan dua temannya
berjungkir balik mematahkan benturan itu, berseru kaget
ketika pedang di tangan Kun Houw tiba-tiba "pecah" seperti
hujan, menangkis dan menyambut jari mereka dengan desing
mengerikan. Dan sementara Kun Houw sendiri terpental oleh
tengkorak Mu Ba yang mengenai dadanya maka Mu Ba juga
keserempet lehernya oleh Heng-hun-po-uh yang merupakan
ilmu simpanan itu, dua dari tujuh jurus inti Bu-tiong Kiam-sut
yang hebat luar biasa. Dan begitu mereka melayang turun dan
berdiri sama berhadapan maka Mu Ba dan Mayat Hidup yang
pucat menyaksikan kelihaian pemuda ini bergoyang kakinya
dan berseru kagum.
"Hebat, kau benar-benar seperti gurumu, bocah. Ilmu
simpananmu itu luar biasa. Belum pernah kami lihat...!"
Tapi Kun Houw tak menghiraukan seruan ini. Dia merasa
dadanya sesak, ampeg oleh hantammu tengkorak Mu Ba yang
dahsyat. Dan Mu Ba yang melihat pemuda itu terhuyung
memandang mereka tiba-tiba menyeringai girang dan kembali
melompat maju. "Mayat Hidup, rupanya dia terluka. Ayo maju dan ringkus
dia!" Mayat Hidup terbelalak. Tadinya dia mulai gentar, ngeri
oleh kehebatan jurus yang dilakukan pemuda ini. Tak tahu
masih adakah simpanan lain yang "disembunyikan" murid Bu
tong kiam ini. Tapi melihat Kun Houw menggigil dan menekan
dadanya tiba-tiba iblis ini terkekeh dan melompat maju.
"Benar, dia rupanya tak kuat menerima hantaman
tengkorakmu, Mu Ba. Ayo bunuh dan robohkan dia!"
Mu Ba tertawa bergelak. Dia sudah mengepung maju,
memutar mutar tengkorak bayi di tangannya dengan buas.
Dan Mayat Hidup yang juga sudah melompat ke depan
mengerotokkan jari-jarinya disusul Hun Kiat yang menggeram
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
marah. "Suhu dia tak boleh lolos. Kun Houw harus kita
bunuh!" "Heh-heh, tentu saja, Hun Kiat. Tapi mana pedangmu?"
Hun Kiat mengibas kedua lengannya. "Aku tak akan
mempergunakan serjata, suhu. Tapi mempergunakan Pek-
hong-ciang dan Soan-hoan-ciang yang aku pelajari dari Ciok-
thouv. Tai-hiap!"
Kun Houw terkejut. Dia teringat bahwa selama ini Hun Kiat
memang belum mengeluarkan ilmu-ilmu yang dia dapat dari
Pendekar Kepala Batu, masih mempergunakan ilmu-ilmu dari
dua iblis itu, Coan-kut-ci dan Tok-hiat jiu disertai beberapa
ilmu lain dari guru-gurunya yang sesat. Baru mempargunakan
kekebalan dan sinkang Ciok-thouw Taihiap. Dan tertegun
mendengar Hun Kiat hendak mempergunakan Pek-hong -ciang
(Pukulan Angin Putih) dan Soan-hoan-ciang (Kibasan Angin


Pedang Medali Naga Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Taufan) yang amat diandalkan Pendekar Kepala Batu tiba-tiba
Kun Houw sudah me lihat lawannya itu merendahkan tubuh,
memutar-mutar kedua lengan yang kian lama mengeluarkan
suara mendengung mirip angin berhembus di sela-sela batu
karang. Dan ketika kedua lengan Hun Kiat berobah menjadi
putih keperakan dan berkeredep menyilaukan mata tiba-tiba
pemuda itu membenak dan melompat maju.
"Kun Houw. terimalah.....!"
Kun Houw membelalakkan mata. Dia mendengar angin
berkesiur dahsyat dan lengan lawannya itu menerjang dan
berhembus dengan kekuatan luar biasa, mengibarkan bajunya
dalam jarak dua tombak. Dan sementara Kun Houw
membelalakkan mata oleh serangan ini tiba-tiba Mayat Hidup
dan Sin thouw-liong Mu Ba juga menyusul, tertawa bergelak
dengan suara menyeramkan, berkelebat membarengi serangan muridnya itu. Mu Ba dengan tengkorak mautnya
sedang Mayat Hidup dengan Jari Perusuk Tulang-nya. Sama-
sama ganas. Sama-sana mengerikan. Dan begitu tiga musuh
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kembali menerjangnya dengan dahsyat Kun Houw sudah
merasa angin pukulan Hun Kiat tiba lebih dulu.
"Des!!"
Kun Houw menangkis. Dia mengerahkan Jing-long Sin-
kangnya itu untuk menahan Pek-hong-ciang, tergetar dan
terbelalak melihat Hun Kiat terdorong dua tindak, kembali
merendahkan tubuh dan membentak nyaring, mendorongkan
kedua lengannya sambil me lompat maju. Dan sementara dia
tergetar oleh pukulan Pek hong-ciang ini maka Mu Ba dan
Mayat Hidup telah tiba di depannya dengan sambaran
tengkorak maut disusul tusukan jari Mayat Hidup yang
menyambar tenggorokannya.
Terpaksa, Kun Houw melengking tinggi dan maklum bahwa
dia harus mengeluarkan kepandaiannya yang paling puncak
tiba-tiba Kun Houw berkelebat lenyap memutar pedangnya,
mainkan jurus ke tiga yang disebut Bu tiong boan-seng
(Bintang Bertaburan di Dalam Kabut). Dan begitu Kun Houw
menyambut terjangan lawannya ini mendadak pedang di
tangannya meledak tiga kali di udara dan pecah menjadi
ribuan batang, kerlap-kerlip bagai bintang berhamburan, indah
dan luar biasa sekali. Tapi Mu Ba dan Mayat Hidup vang
tercengang oleh bintang-bintang yang berhamburan ini
terkejut. Mereka kehilangan lawan, tak melihat di mana
adanya Kun Houw karena pemuda itu telah dikelilingi cahaya
kerlap-kerlip yang luar biasa banyaknya, ribuan bintang. Dan
sementara mereka tercengang kebingungan lawan mendadak
"bintang" yang berhamburan di udara itu menyambar mereka,
jatuh demikian cepat dan tahu-tahu sudah berada di depan
hidung. Dan Mu Ba serta temannya yang kaget bukan main
tentu saja berteriak keras dan membanting tubuh bergulingan,
menangkis sebisanya.
"Cring-dess!"
Dan Mu Ba menjerit ngeri. Dia masih dikejar oleh bintang
yang berhamburan itu, putus tali tengkoraknya dan terlempar
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
roboh, bergulingan menjauh dengan kaki terkuak lebar, luka
digores pedang! Dan semenara iblis tinggi besar ini menjerit
dengan luka di kakinya maka Mayat Hidup juga berteriak
ketika tujuh kuku panjangnya yang masih sisa putus dibabat
pedang, buntung disambar ribuan cahaya bintang yang
menyambar-nyambar itu, melukai pula ibu jarinya yang
terkuak berdarah. Dan ketika dua orang ini berteriak kaget
dan terbelalak pucat tahu-tahu Kun Houw telah menendang
Mayat Hidup yang tertegun itu hingga tunggang-langgang.
Tapi Kun Houw juga membayar mahal. Dia memang betul
telah melukai dua orang lawannya itu, di mana Mu Ba
terpincang-pincang dan tak, mungkin bertanding lagi, harus
merawat lukanya yang mengucurkan darah. Dan Kun Houw
yang baru menyelesaikan Bu-tiong-boan-seng
untuk merobohkan dua orang lawannya itu tiba-tiba mendengar
pukulan Han Kiat yang menyambar kakinya. Kun Houw tak
sempat mengelak, maklum dia baru saja menginjakkan
kakinya di atas tanah. Maka ketika pukulan tiba dan Kun Houw
melindungi dirinya dengan sinkang maka saat itu pula Kun
Houw menerima sambaran Pek-hong-ciang.
"Dess!" Kun Houw terlempar jauh. Dia merasa kakinya
remuk, jatuh menimpa pohon di belakangnya yang seketika
tumbang, tak kuat menerima hantaman Pek-hong-ciang itu.
Dan sementara Kun Houw mengeluh dan bangun dengan kaki
terhuyung tahu-tahu Hun Kiat telah berkelebat mengejarnya
dengan pukulan ke tiga, kali ini mengibas dengan pukulan
Soan-hoan ciang. Pukulan yang setingkat lebih tinggi
dibandingPek-hong-ciang! Dan Hun Kiat yang tertawa bergelak
melihat kedudukan Kun Houw yang buruk sudah berseru
penuh kepercayaan diri. "Kun Houw, kau mampus kali ini...!"
Kun Houw terkesiap. Dia melihat serangan Hun Kiat
memang hebat, menderu lebih dahsyat dan bergulung mirip
angin pusaran, tak sempat lagi dia elakkan. Dan mercelos
bahwa dia belum berdiri tegak dan pukulan sudah tiba maka
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kun Houw menancapkan pedang di sebelah kakinya untuk
menyambut dengan telapak terbuka, membentak mengerahkan Jing-liong Sin rangnya dengan sedikit buru-
buru. Dan begitu dua lengan bertemu dan saling bentur di
udara tiba-tiba terdengarlah ledakan yarg mengguncang bumi.
"Blarr!"
Kun Houw dan Hun Kiat terbelalak. Mereka masing-masing
tergetar, merasakan betapa hebatnya pertemuan sinkang itu.
Terutama Kun Houw yang sepenuhnya menghadapi sinkang
lawan jang didapat dari Ciok-thouw Taihiap, jadi seolah
menghadapi Perdekar Kepala Batu sendiri yarg berpindah
raga. Merasa betapa hebat dan luar biasanya pukulan Soan-
hoan-ciang itu. Tapi Kun Houw yang dapat bertahan dengan
Jing-liong Sin-kangnya dan kembali menunjukkan sin-kangnya
yang lunak namun penuh kemujijatan itu justeru membuat
lawan terkejut. Untuk ke sekian kalinya pula Hun Kiat merasa
betapa sin-kang yang dimiliki Kun Houw ini mirip dengan yang
dimiliki Sin Hong, mampu menahan Soan-hoan-ciangnya yang
dahsyat seperti dulu Sin Hong menghadapinya di Beng san.
Dan ketika perlahan-lahan namun pasti Kun Houw dapat
memperbaiki diri dan dua lengan mereka yang saling tempel
tiba-tiba mendoyong ke arahnya tiba-tiba Hun Kiat berteriak
pada gurunya, mengacau konsentrasi lawan,
"Suhu, ambil Pedang Medali Naga itu. Biar Kun Houw
kutahan!" Kun Houw terkejut. Dia benar terpengaruh oleh teriakan
Hun Kiat ini, melihat betapa Mayat Hidup melompat maju
menyambar pedang, memecahkan perhatiannya, yang saat itu
tak boleh tertarik pada hal-hal lain bila ingin meroboh kan Hun
Kiat. Dan kalah oleh godaan yang dilancarkan lawan untuk
memecah perhatiannya itu tiba-tiba Kun Houw mengeluh
ketika balik terdorong mundur, kaget melihat kakinya tergeser
dan doyong ke belakang!
"Keparat, kau licik, Hun Kiat. Kau tak tahu malu ..!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tapi Hun Kiat tertawa mengejek. Dia melihat gurunya
sudah membungkuk, terkekeh dan memainkan jarinya
menyentuh gagang pedang, sengaja bersikap ayal-ayalan
untak membuat konsentrasi Kun Houw semakin kacau. Tapi
persis kakek ini meraba pedang tiba-tiba sebuah papan catur
melayang menghantam pergelangan iblis itu.
"Mayat Hidup, tunggu. Masih ada aku di sini... plak!" dan
Mayat Hidup yang terpental ke belakang tiba-tiba melihat
munculnya seorang kakek yang terkekeh di depannya,
berkelebat bersama seorang gadis cantik. Dua pendatang bar
yang membuat Mayat Hidup terkejut. Dan belum dia memaki
gusar tahu-tahu gadis yang ada di samping kakek itu sudah
menerjangnya dengan kipas hitam dan jarum perak dengan
bentakan tinggi.
"Mayat Hidup, bayar hutang ayahku!"
Mayat Hidup terbelalak. Dia melihat gadis cantik itu telah
mengelilinginya dengan gencar, mengibas dan menusuk.
Serangannya berbahaya dan jarum mematuk-matuk bagai
paruh burung bangau, panjang dan runcing ke tujuh jalan
darah di depan tubuhnya. Dan kaget tapi heran oleh gadis
yang marah-marah kepadanya ini mendadak Mayat Hidup
melompat mundur dan menampar.
"Bocah, siapa kau?"
Tapi gadis cantik itu tak takut tamparannya. Dia
membentak dan menggerakkan kipas hitamnya, yang tiba-tiba
meniup dan menyodok telapak tangannya. Dan belum kipas
bertemu lawan tahu-tahu jarum juga sudah menyusul
menyambar pelipis kakek iblis ini.
"Aii... plak-bret!" Mayat Hidup terkejut, kagum akan
kecepatan gerak jarum tapi sudah merundukkan kepalanya
menghindari tusukan jarum, yang lewat di atas kepalanya dan
mengenai angin kosong. Dan sodokan kipas yang mengenai
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
telapak tangannya terasa pedas menusuk tulang membuat
kakek ini melompat jauh dan terbelalak.
'Kau siapa, bocah?"
Gadis ini masih menyerarg. Ia terus mengejar lawannya
yang melompat ke sana-sini. tak menjawab. Tapi kakek
pertama yang muncul dengan serabgan papan caturnya
tertawa nyaring dan melompat maju pula membantu gadis itu
menyerang Mayat Hidup. "Ia cucuku, Mayat Hidup. Hok Lian
yang dulu ayahnya kau bunuh di Bukit Pedang .!"
Mayat Hidup terkejut. Sekarang dia teringat siapa kiranya
gadis itu. gadis cantik yang dulu masih merupakan seorang
anak perempuan yang ikut di Bukit Pedang. Puteri Gin-ciam
Siucai (Pelajar Berjarum Perak) Hok San yang tewas di
tangannya. Dan ingat bahwa gadis ini ternyata puteri s i Jarum
Perak itu dan sekarang sudah berobah menjadi seorang gadis
cantik yang menyerangnya marah, tiba-tiba iblis ini terkekeh
dan menjadi girang.
"Bagus, kalau begitu kebetulan sekali, bocah. Aku juga
dapat membunuhmu setelah mempermainkan dirimu!" dan
berseru pada kakek di sebelah yang bukan lain Phoa-lojin
adanya iblis ini berteriak, "Phoa lojin, kau juga ingin menuntut
balas kematian muridmu itu" Heh-heh, kau tak akan berhasil,
tua baagka. Sebaiknya pulang saja dan tinggalkan cucunu ini
di s ini...!"
Kakek Phoa tertawa. Dia tak menjawab ejekan itu dan terus
menyerang, sudah mengambil papan caturnya dan bertubi-
tubi mengemplang, membantu cucunya untuk mendesak
lawannya ini. Dan ketika Mayat Hidup terhuyung dan kaget
menerima serangan serangan yang ganas dari dua orang
lawannya itu terutama Hok Lian yang bernafsu untuk
membunuhnya tiba-tiba Mayat Hidup terdesak dan mulai
gugup. http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ternyata gadis cantik itu memiliki kepandaian jauh lebih
tinggi dibanding ayahnya dulu.
Kipas dan jarum peraknya berkelebatan cepat menyambar-nyambar ke semua arah, mulai dari kepala
sampai ujung jari kakinya. Dan ketika tamparan sinkangnya
mampu ditahan lawannya itu dan Hok Lian mampu
membalasnya dengan sama baik tiba-tiba Mayat Hidup
tertegun dan kaget juga Apalagi ketika Phoa-lojin membantu
cucunya itu, membuat sibuk dengan kemplangan atau
sambaran papan caturnya yang mau tidak mau harus
membagi konsentrasinya menghadapi lawan. Dan ketika benar
beberapa jurus kemudian dia kewalahan dan me lotot
menghadapi serangan yang bertubi-tubi itu tiba-tiba saja
Mayat Hidup terdesak!
"Keparat, cucumu ini cukup hebat, Phoa lojin. Latihan apa
yang kau berikan padanya hingga mirip harimau betina ini?"
Phoa-lojin terkekeh. Dia kembali tak menjawab selain
meneruskan serangannya yang gencar itu, tak mau nemberi
tahu bahwa kehebatan yang dimiliki Hok Lian itu
sesungguhnya atas kebencian dan dendamnya yang besar
terhadap lawan, yang membuat gadis itu luar biasa tekun dan
tak kenal lelah berlatih, yang tentu saja membuat
kepandaiannya meningkat pesat melebihi ayahnya sendiri.
Dan karena Mayat Hidup sebelumnya juga sudah terluka dan
sepuluh kuku jarinya sudah dipapas buntung tak dapat
dipergunakan sebagai senjata lagi maka beberapa detik
kemudian iblis ini terdesak hebat. Dia mulai menerima tusukan
jarum, napasnya terengah dan matanya semakin melotot,
bahkan kipas mulai pula mengenai mukanya, menyabet
membuat kulit mukanya seakan dibeset. Pedih dan nyeri! Dan
Mayat Hidup yang kecut oleh kenyataan ini tiba-tiba berteriak,
"Mu Ba, bantu aku. Bunuh yang tua ini..!"
Namun Mu Ba menyeringai. Dia tak dapat maju karena
lukanya, terpincang-pincang melihat pertandingan itu. Dan
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
melihat Hun Kiat juga terdesak karena Kun Houw kini merasa


Pedang Medali Naga Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

lega mendapat bantuan dan dapat mengkonsertrasikan diri
menghadapi lawan tiba-tiba raksasa ini justeru bertanya pada
muridnya, "Hun Kiat, apa yang hurus kulakukan" Ji-suhumu
kerepotan, aku tak dapat membantu kalian!"
Hun Kiat me lirik sekejap. Dia memang melihat gurunya
nomor satu tidak dapat maju, kakinya membuat gerakannya
kaku. Tak mungkin berhasil membantu kawan. Dan melihat
bahwa seorang gadis cantik dan seorang kakek tua datang
membantu Kun Houw dan kini mendesak gurunya nomor dua
tiba-tiba Hun Kiat menjadi geram. Sebenarnya, dengan Pek-
hong-ciang dan Soan-hoan-ciang dia dapat melawan Kun
Houw lebih baik. Artinya, dengan ilmu warisan Ciok-thouw
Taihiap itu dia dapat menghadapi Kun Houw lebih hebat,
meskipun Kun Houw tak dapat didesaknya lebih jauh karena
murid Bu-tong kiam itu memang benar-benar hebat dan diam-
diam membuatnya penasaran, terutama sinkang Kun Houw
yang mirip sinkang Sin Hong itu, sinkang yang lembut namun
dahsyat. Dan Hun Kiat yang melihat keadaan tiba-tiba berobah
tidak menguntungkan bagi pihaknya tiba-tiba membentak
keras melepaskan diri. "Suhu, mundur....!"
Hun Kiat menarik lepas telapaknya. Dia mengambil
keputusan cepat yang agak berbahaya, menarik pukulannya
dan membiarkan pukulan lawan menghantam dadanya, tak
terhalang lagi dan meluncur deras ke depan. Tapi Hun Kiat
yang sudah membanting tubuh bergulingan ke kiri dan
melompat bangun menjauhi lawan sudah mendengar pukulan
Kun Houw mengenai pohon di belakangnya.
"Bress....!"
Kun Houw terbelalak marah. Dia melihat pohon itu patah,
roboh dan menghalangi pandangan. Dan sementara dia
membentak dan melompat mundur menghindari timpahan
ranting dan daun daun yang berkerosak menimpa tanah maka
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
saat itu Hun K iat menyambar gurunya dan membokong Phoa-
lojin yang sedang menyerang Mayat Hidup, menendang pula
ke pinggang Hok Lian yang sedang bertempur.
"Ji-suhu, lari...l"
Phoa-lojin dan Hok Lian terkejut. Mereka membentak ketika
Hun Kiat menyerang dengan curang, membokong mereka.
Dan mereka yang terpaksa memutar tubuh untuk menangkis
segera terpekik ketika Hun Kiat merobah pukulan menjadi
totokan. "Hei ..!" namun Phoa-lojin keburu terpental. Dia tadi
menggerakkan papan caturnya untuk menangkis, membentur
tenaga lawan yang dahsyat dan membuat dia berseru kaget
Dia gementar dan melempar tubuh bergulingan maka Hok
Lian juga terkejut ketika kipas hitamnya robek, menangkis
totokan Hun Kiat yang mencoblos senjatanya. Dan ketika dia
melompat mundur untuk menyerang kembali tahu-tahu Hun
Kiat telah menendang pundak gurunya nomor dua itu.
"Ji-suhu, lari".!"
Mayat Hidup mengumpat. Dia mendongkol.
Hun Kiat berani menendangnya, membuat dia terpelanting
tapi selamat dari serangan jarum perak dan kipas hitam yang
tadi dilancarkan Hok Lian, melengking dan melompat bangun.
Tapi melihat Hun Kiat berkelebat membawa Mu Bi akhirnya
iblis ini mendengus dan pergi juga, menjejakkan kakinya
melarikan diri. Dan begitu tiga orang ini melarikan diri maka
Hok Lian berteriak marah.
"Mayat Hidup, kau belum membayar hutangmu....!"
Mayat Hidup terkekeh. Dia melempar logam bergeriginya
ke belakang, menyambut tujuh sinar hitam ke arah Hok Lian.
Dan Hok Lian yang tentu saja terkejut oleh serangan gelap ini
memaki, membentak keras dan berjungkir balik menggerakkan kipas hitamnya. Tapi Hok Lian yaug lupa
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bahwa kipas hitamnya telah robek dicoblos Hun Kiat menjadi
kaget setengah mati ketika dua logam bergerigi "meloncat"
masuk melalui lubang ini, terus menyambar dadanya tak dapat
dia elakkan. Dan Hok Lian yang menjerit oleh kejadian tak
disangka-sangka ini sudah pucat mukanya.
Namun sebatang pedang berkeredep menyilaukan mata.
Hok Lian hanya melihat dua cahaya berkelebat dari samping,
memotong atau "menggunting" dua senjata rahasia yang
menyambar dadanya. Dan ketika suara "cring-cring" dua kali
lenyap menghentikan ketegangan maka Hok Lian mclihat dua
logam bergerigi itu telah runtuh di atas tanah, terpotong
menjadi empat bagian! Dan ketika Hok Lian menoleh maka
dilihatnya pemuda tampan yang tadi bertanding melawan Hun
Kiat sudah menjura kepadanya, memasukkan pedang dengan
sikap tenang. "Nona, terima kasih. Kedatangan kalian benar-benar tepat
sekali!" Hok Lian tertegun. Dia terkejut me lihat pertolongan ini,
maklum dia nyaris roboh oleh senjata gelap Mayat Hidup. Tapi
mendengar orang berterima kasih kepadanya mendadak Hok
Lian cemberut dan mundur setindak. "Siauw cut, apa-apaan
ini" Bukankah aku yang harus berterima kasih padamu"
Lupakah kau kepadaku?"
Kun Houw tertegun. "Kau mengenal nama kecilku, nona?"
"Tentu saja. Bukankah kita pernah bertemu di Wu-kun?"
Dan belum Kun Houw teringat benar maka Phoa-lojin yang
sudah berkelebat di samping mereka menegur tertawa,
"Siauw-cut, dia bocah Hok Lian. Gadis yang dulu terjebak di
dalam patung itu!" dan Kun Houw yang seketika teringat jelas
tiba-tiba tertawa.
"Ah kau kiranya, Hok Lian" Dan kau sudah demikian
dewasa" Ah, pangling aku. Kau sudah berobah sebagai gadis
yang cantik!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hok Lian yang tersipu cemberut tiba-tiba jengah mukanya.
Dia malu tapi juga girang. Girang oleh pujian Kun Houw. Dan
kakek Phoa yang tertawa menyambar lengan cucunya
memandang pemuda ini. "Siauw-cut, bagaimana kau masih
hidup setelah ledakan di Bukit Pedang itu" Bagaimana pula
dengan si jago pedang itu?"
Kun Houw tiba-tiba muram. "Suhu tewas, locianpwe. Kami
menyelamatkan diri di lubang bawah tanah."
"Ah, dan kau telah mewarisi kepandaian jago pedang itu,
Siauw-cut, Kau..."
"Maaf, aku telah diberi nama baru oleh mendiang guruku,
locianpwe. Aku kini bernama Kun Houw dan tidak
mempergunakan nama lama itu." Kun Houw memotong,
membuat Phoa-lojin dan Hok Lian terbelalak. Tapi tersenyum
lebar tiba-tiba kekek ini memainkan papan caturnya.
"Hm. kau mempergunakan she gurumu itu, anak baik " Kau
kini bernama Kun Houw?"
"Ya, begitu yang dikehendaki mendiang suhuku, locianpwe.
Aku sekiligus diangkat anak di samping menjadi muridnya!"
"Ah, pantas kong-kong terkejut oleh silat pedangmu tadi,
Kun Houw. Kong-kong bilang bahwa itulah Bu-tiong Kiam-sut!"
Hok Lian berseru.
"Dan bagaimana kalian bisa mengenalku, locianpwe?"
"Karena kong-kong teringat bahwa kaulah satu-satunya
orang yang terakhir dekat dengan jago pedang itu, Kun
Houw," Hok Lian kembali beiseru "Dan kami ternyata benar
setelah melihat Pedang Medali Naga di tanganmu!"
"Hm," Kun Houw mengerutkan alis. "Apa maksud kata-
katamu terakhir itu, Hok Lian?"
"Heh-heh," kakek Phoa kali ini bicara. "Kami orang-orang
Ho-han-hwe telah mendengar bahwa kau yang mendapatkan
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
warisan pedang keramat itu, Kun Houw. Dan karena konon
kabarnya kau dianggap sebagai wakil Pangeran Kou Cien
maka semua anggauta Ho han-hwe akan tunduk kepadamu!"
"Ah," Kun Houw terkejut. "Tapi aku tak memiliki hubungan
dengan perkumpulan kaum patriot itu, locianpwe. Dan juga
tak mungkin aku bersahabat dengan mereka!"
"Eh," kakek Phoa membelalakkan mata. "Kenapa begitu,
Kun Houw" Apa yang menjadi alasanmu?"
"Karena ketua Ho han hwe adalah Pendekar Gurun Neraka,
locianpwe. Dan aku memusuhi pendekar ini!"
"Hm, urusan pribadi?"
"Ya."
"Kalau begitu apa urusan itu kalau aku boleh tahu, Kun
Houw" Apalah persoalan ibumu?"
Kun Houw menggeleng gelap. "Aku segan merceritakannya
pada orang lain, locianpwe. Cukup bila kukatakan bahwa
Pendekar Gurun Neraka adalah musuhku!"
Hok Lian tiba-tiba melompat maju. "Kun Houw, kalau
urusan pribadi mengganjal hatimu sebaiknya seleiaikan pula
urusan itu secara pribadi. Sekarang kepentingan umum harus
didahulukan. Maukah kau membantu kami?"
"Apa yang kau minta, Hok Lian?"
"Membantu orang-orang Ho-han-hwe menyelamatkan para
tokohnya!"
"Hm..." Kun Houw tertawa mengejek. "Sudah kubilang aku
tak mungkin bersahabat dengan Ho-han-hwe, Hok Lian.
Kenapa kau minta yang aku tak dapat melakukannya?"
"Tapi ini demi kepentingan umum, Kun Houw. Bu Wi
Hosiang dan Thian Kong Cinjin ditangkap orang orangnya Fu
Chai bersama tiga orang temannya yang lain!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Siapa mereka"''
"Fan-ciangkun dan...." Hok Lian tiba-tiba berhenti, tertegun
untuk menyebut nama Sin Hong dan Bi Lan, dua orang
putera-puteri Pendekar Gurun Neraka. Dan Kun Houw yang
melibat orang berhenti bicara tiba tiba melihat kakek Phoa
tersenjum padanya, memasukkan papan caturnya.
"Kun Houw, peristiwa besar telah menggegerkan Beng-san.
Tidak dengarkah kau berita itu?"
"Tentang apa, locianpwe?"
"Tentang penangkapan tokoh-tokoh Ho han-hwe, Kun
Houw. Bahwa dua orang putera-puteri Perdekar Gurun Neraka
ditangkap bersama tiga oraug lain, Bu Wi Hosiang dan Thian
Kong Cin-jin serta Fan-ciangkun itu! T idak dengarkah kau?"
Kun Houw menggelerg. "Aku tidak tahu, locianpwe. Tapi
kukira aku juga tidak akan perduli. Apalagi mendengar
keluarga Pendekar Gurun Neraka ditangkap!"
"Salah, justeru kau harus perduli mendengar penangkapan
ini, Kun Houw. Bukankah gurumu termasuk kelompok kaum
pendekar yang selalu menentang kejahatan" Dan kau sebagai
muridnya harus membantu kaum pendekar, Kun Houw.
Karena penangkapan itu diprakarsai So-beng yang membunuh
gurumu. Juga muncul dua iblis baru yang bernama Siang-mo
ji-bin!" Kun Houw tidak tergerak, "Aku tak suka me libatkan diri
dalam percakapan ini, locianpwe. Sangkut paut nama
Pendekar Gurun Neraka membuat aku enggan bicara.
Sudahlah, sekarang apa yang hendak kalian lakukan dan
kemana locianpwe mau pergi" Bagaimana muncul tiba-tiba di
tempat ini?"
"Aku mendapat perintah Naga Bongkok untuk mencarimu,
Kun Houw. Katanya kau baru dari Beng-san ketika
menghormat peti jenazah Ciok-thouw Taihiap."
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apa perlunya?" Kun Houw heran. "Dan kau juga ada di
sana waktu itu, locianpwe?"
"Tidak. Aku terlambat mengetahui tewasnya Ciok-thouw
Taihiap, Kun Houw. Aku datang secara kebetulan saja ketika
bertemu Naga Bongkok itu. Katanya kau pernah berjumpa
dengan muridnya itu dan berkenalan dengan baik."
"Sin Hong?"
"Ya."
Kun Houw tiba-tiba tertawa mengejek. "Locianpwe,
sebaiknya tak perlu kembali mengulang-ulang menyebut nama
keluarga musuhku itu. Memang betul aku pernah bertemu
muridnya itu. Tapi sepuluh tahun yarg lalu. Ada apa Naga
Bongkok menyuruhmu untuk mencariku?"
"Kau diminta datang malam ini ke kota Wu-kian, Kun
Houw. Ada sesuatu yang ingin dimintakan pertolongannya
darimu." "Untuk apa?"
"Urusannya tak kuketahui, Kun Houw. Tapi penting!"
"Hm," Kun Houw menjengek. "Aku masih ada itu urusan
prbadi, locianpwe. Aku masih akan mengejar seseorang
malam ini!"
"Siapa?"
Kun Houw tak menjawab.
"Boleh kubantu, Kun Houw?"
Kun Houw menggeleng. "Terima kasih. Tak perlu,
locianpwe. Aku dapat melakukannya seorang diri."
"Dan kau benar-berar tak dapat membantu kami
menyelamatkan lima orang tawanan itu, Kun Houw?" Hok Lian
tiba-tiba maju bicara, mengerutkan keningnya dan http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
memandang Kun Houw dengan tajam. Tapi Kun Houw yang
tersenyum mengejek tetap menggelengkan kepalanya.
"Maaf, aku belum tergerak membantu orang-orarg itu. Hok
Lian. Apalagi ada dua orang keluarga Pendekar Gurun Neraka
di sana! Bukankah ayah ibunya akan maju menyelamatkan
putera-puterinya?"


Pedang Medali Naga Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Betul, tapi tawanan dikawal pasukan besar berjumlah tiga
ribu orang, Kun Houw. Mana mungkin membebaskannya kalau
tidak dibantu orang-orang pandai" Pendekar Gurun Neraka
dan dua isterinya tak cukup bila bekerja seorang diri. Tapi
yang penting, kau tujukan saja pertolonganmu pada tiga
orang yang lain itu, Fan-ciang-kun dan Bu W i Hosiang serta
Thian Kong Cin-jin. T entu kami orang-orang Ho-han-hwe akan
berterima kasih sekali"
"Hm," Kun Houw tetap menggeleng. "Aku tak dapat
melakukannya, Hok Lian. Nama Pendekar Gurun Neraka masih
ada di situ!"
"Tapi ini bukan urusan pribadi, Kun Houw. Ini urusan kaum
pendekar yang banyak bergabung di Ho-han-hwe itu!"
"Tak perduli. Aku enggan me lakukannya selama musuhku
ada di sana, Hok Lian. Tak perlu memaksa atau membujukku
lagi!" Hok Lian marah. Ia mau memaki, tapi kakek Phoa yang
tertawa lebar tiba-tiba menepuk pundak cucunya. "Baiklah,
kami tak bermaksud memaksamu, Kun Houw. Kalau kau tak
dapat membantu kami sudahlah, kami tak akan kecewa.
Hanya kami menyesal kau tak melakukan satu pekerjaan
mulia. Hal yang tentu akan dilaksanakan gurumu kalau dia
masih hidup!" lalu, memandang cucunya kakek ini berkata,
"Hok Lian, urusan kita selesai. Rupanya Kun Houw masih ada
satu pekerjaan sendiri. Mari kita pergi.. !"
Hok Lian cemberut. "Baiklah, kau benar, kek. Kalau Kun
Houw tak mau membantu kita memang tak perlu kita
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
memaksa. Mari kita pergi!" dan Hok Lian yang memutar
tubuhnya berkelebat pergi sudah meninggalkan Kun Houw
tanpa banyak cakap lagi. Kakek Phoa juga menyusul cucunya,
dan begitu dua orang itu bergerak memasuki hutan maka
lenyaplah mereka meninggalkan Hun Houw yang termangu-
mangu sendirian.
"Kun Houw, kau akan menemui sebuah kesulitan besar
dalam hidupmu Berhati-hatiIah!"
Kun Houw tertegun. Dia mendengar seruan kakek Phoa
yang lenyap dikejauhan sana itu, tapi tersenyum sinis dia
mengangkat pundaknya dan berkelebat pula meninggalkan
tempat itu. Menuju ke barat berlawanan arah dengan jalan
yang diambil Hok Lian dan kakeknya. Dan Kun Houw yarg tak
menggubris kata-kata Phoa-lojin tentang peringatan dirinya
sudah melupakannya begitu saja tanpa menyadari bahwa dia
benar-benar akan terjebak dalam sebuah kesulitan besar!
(Oo-dwkz-mch-orgstrs-oO)
Malam itu Kun Houw sudah memasuki istana. Dia
menyelinap dengan gampang melalui penjagaan para
pengawal yang tak banyak berarti baginya. Dan ketika dia
mengintai ke gedung dimana Mu Ba dan teman-temannya
tinggal Kun Houw tertegun. Dia tak melihat siapa pun di situ.
Suasana gedung sunyi. Dan Kun Houw yang menjadi heran
tiba-tba melihat dua orang pengawal muncul, memasuki
lorong di tengah gtdung.
"Liao Ti, benarkah para tawanan ditangkap Ok-sincia dan
kini sedang dalam perjalanan?"
Pengawal ke dua mengangguk. "Memang benar, Ma-twako.
Dan kabarnya Kui Hoa-niocu berhasil memimpin tugas itu
membawa lima orang tawanan. Mereka sudah tiba di Wu-kian,
kabarnya besok akan memasuki kota raja dan menghadap sri
bagmda!" http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Dan benarkah putera-puteri Pendekar Gurun Neraka
tertangkap"'
Pengawal ke dua tertawa. "Betul, Ma-twako. Dan kabarnya
sri baginda akan mengambil gadis yang cantik ini untuk
menjadi selirnya. Memaksa agar Pendekar Gurun Neraka
tunduk dan tidak memusuhi kerajaan!"
"Tapi tahukah beginda kecantikan gadis itu?"
"Ha-ha, puteri Pendekar Gurun Neraka tentu cantik, twako.
Juga lihai dan gagah perkasa! T idakkah kaudengar kehebohan
yang ditimbulkan gadis
ini di kota Ye-kiang" Dia
mengakibatkan Lao-ciangkun bunuh diri karena malu diarak
sekeliling kota!"
"Ya, dan sri baginda kabarnya marah, Liao Ti. Sepak
terjang gadis itu katanya merarik simpati rakyat kepada Ho
han-hwe!" Kun Houw melayang turun. Dia tersentak mendengar
disebutnya nama Kui Hoa, gadis yang mengobati lukanya
dengan menyedot hawa beracun itu, kenangan vang
sesungguhnya tak dapat dia lupakan semenjak mulutnya
dicium gadis itu! Dan ketika dua pengawal ini sudah tiba di
bawahnya dan dia tak mau kehilangan mereka untuk
mendengarkan percakapan tiba-tiba membuat dua pengawal
itu terkejut ketika melihat Kun Houw muncul di depan mereka
bagai seekor burung yang hinggap dengan kaki ringan.
"Hei, siapa kau?"
Namun Kun Houw bergerak cepat. Dia langsung mendapat
tusukan tombak yang digerakkan dua pengawal itu, yang
kaget dan marah bahwa seorang musuh datang mengganggu.
Tapi Kun Houw yang menyelinapkan tangannya di bawah
batang tombak tahu-tahu telah menangkap dan membetot
senjata dua orang lawannya. Lalu begitu dia menghentak dan
membalik tahu-tahu tombak telah ganti mengemplang dua
pengawal itu dengan gagang menimpa kepala.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Plak plak!"
Dua pengawal itu menjerit. Mereka terpelanting roboh, dan
ketika melompat bangun dan mau berteriak memanggil bala
bantuan tahu-tahu leher mereka telah ditempel mata tombak
yang runcing dan siap menusuk.
"Berteriak berarti mati !"
Dua pengawal ini tertegun. Mereka pucat, menggigil
memandang Kun Houw yang membentak dingin. Dan ketika
Kun Houw menekan lagi sedikit mata tombaknya ke leher
mereka tiba tiba dua pengawal itu mengeluh dan menjatuhkan
diri berlutut "Ampun, kami. .. kami tak akan melawan, siauw-
hiap. Siapa kau dan apa perlumu ke mari"'
Kun Houw mendengus. "Aku mencari penghuni gedung ini,
pengawal. Mana mereka dan di mana pula So beng?"
"Ah. .." pengawal di sebelah kiri terbelalak. "Penghuni
gedung ini tak ada di tempat, siauw-hiap. Mereka ke Wu-kian
atas perintah sri baginda!"
"Untuk apa?"
Pengawal itu menggigil. "Kami... kami tidak tahu, siauw
hiap.... kami..."
"Bohong! Kalian baru saja bicara tentang Wu-kian,
pengawal. Apakah ada hubungannya dengan para tawanan?"
Kun Houw momberontak. "Hayo bicara terus terang, kalau
tidak kalian akan kubunuh!"
Dua pengawal itu akhirnya membenturkan jidat. "Ampun,
kami... kami berar-benar tidak tahu, siauw hiap. Tapi mungkin
ada hubungannya dengan itu...!"
"Dan di mana So-beng?"
"Tak ada di s ini. siauw-hiap. Dia bersama Ok socia pergi ke
Beng-san untuk menangkap pemberontak!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Siapa?"
"Orang orang Ho-han hwe. Kabarnya mereka....."
Pengawal itu tiba-tiba menghentikan kata-katanya Kun
Houw mendengar desir angin menyambar di belakangnya,
lembut mirip sebatang jarum. Hampir tak terdengar telinga.
Tapi Kun Houw yang melempar tubuh ke kanan tiba-tiba
mendengar dua pengawal yarg ada di depannya itu menjerit
ngeri, roboh terjengkang ditembus dua sinar putih yang entah
apa, amblas di dahi mereka setelah luput menyampar Kun
Houw. Dan ketika Kun Houw melompat bangun maka
dilihatnya seorang laki laki gagah berdiri dengan sikap penuh
wibawa, mengebutkan lengan dan dingin memandangnya.
"Kun Houw, ada apa kau ke mari?"
Kun Houw terkejut. Dia belum mengenal laki-laki gagah ini,
yang usianya sekitar empat-puluh tahun dan tampan,
berpakaian sederhana namun rapi. Tapi Kun Houw yang
tertegun melihat orang sudah mengenalnya justeru tersirap
dan membelalakkan mati, tergetar melihat perbawa laki laki
itu yang terasa kuat dan mendorongnya dengan sikap yang
penuh wibawa. Dan Kun Houw yarg baru melompat bangun
menghadapi laki-laki ini tiba-tiba melihat ratusan bayangan
muncul di balik kegelapan, bayargan pasukan pengawal yang
tiba-tiba bergerak dan mengepung dirinya, muncul tanpa
berisik bagai hantu dari balik kubur. Dua-ratus lebih! Dan Kun
Houw yang tertegun oleh kepungan ini tiba-tiba melihat
seorang perwira melompat maju, menundukkan kepalanya di
depan laki-laki gagah, itu.
"Ciangkun, apa yang harus kami lakukan?"!
"Hm, seret mayat dua tikus kecil itu, ciang-hu. Dan kalian
tinggallah di tempat masing masing!"
"Baik!" dan Kun Houw yang melihat perwira itu mengambil
mayat dua pengawal yang roboh binasa telah kembali ke
tempatnya semula tanpa banyak bicara lagi, membershkan
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tempat itu dan berdiri di barisan pengepung dengan sikap
tegak, memandang Kun Houw yang menjadi sasaran semua
orang yang menujukan matanya pada pemuda ini. Tapi Kun
Houw yang tak gentar sedikitpun juga bahkan melompat
maju, menghadap laki-laki itu.
"Maaf, kau siapakah. ciangkun" Kenapa melakuknn
kecurangan degan membokong orang lain?" Kun Houw
bertanya, menyebut "ciangkun" pula seperti yang dilakukan
perwira tadi. Dan laki-laki gagah yang bersikap dingin itu tiba-
tiba tersenyum, senyum mengejek.
"Kun Houw, sehariusnya aku yang bertanya kepadamu
kenapa kau masuk ke tempat ini secara gelap. Apa maksudmu
dan atas suruhan siapa kau datang ke mari"
"Hm, aku datang atas suruhan hatiku sendiri, ciangkun. Aku
ke mari untuk mencari Mayat Hidup!"
"Dan juga So beng?"
"Ya," Kun Houw terkejut. "Dari mana kau tahu" Siapa kau?"
Laki laki ilu tertawa dingin. "Aku ayah Ok Kui Hoa, Kun
Houw Kabarnya kau telah berkenalan dengan puteriku itu."
"Oh, kau.... kau Ok-ciangkun?"
"Ya."
"Ah!" dan Kun Houw yang mundur setindak tiba-tiba
tertegun dan memandang laki-laki gagah itu dengan mata tak
berkedip. Baru tahu inilah Panglima Ok yang lihai itu, yang
konon katanya memiliki kepandaian tinggi dan kebal racun.
Amat hebat! Dan Kun Houw yang tergetar memandang laki-
laki berpakaian saderhan ini tiba tiba mendelong dan sedetik
tak mampu mengeluarkan suara.
"Kenapa, Kun Houw?"
Kun Houw terkejut. Buru-buru dia menekan guncangan
hatinya, merah teringat bahwa inilah ayah Kui Hoa, gadis yang
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
membuatnya berperasan tak keruan dan gugup. Tapi Kun
Houw yang ingat bahwa kabarnya panglima ini adalah juga
suheng (kakak seperguruan) Iblis Penagih Jiwa tiba-tiba
mengeraskan sikap dan memandang marah.
"Ok-ciangkun, aku ke mari memang benar mencari Mayat
Hidup dan So-beng. Benarkah mereka tak ada di sini seperti
yang dikatakan dua orang pengawal yang kau bunuh itu?"
"Hm, mereka terbunuh karena kau berkelit, Kun Houw.
Kalau tidak tentu aku tak akan kehilangan mereka. Kau dapat
kutangkap untuk kesalahan ini!"
Kun Houw tertawa mengejek. "Cangkun, aku tak biasa
menerima gertakan. Siapa sudi kau tangkap" Dan mungkinkah
kau dapat menangkapku"'
"Hm, tak perlu sombong, anak muda. Aku tentu dapat
menangkapmu kalau aku mau!"
"Mengandalkan pula pasukanmu itu?"
"Tidak, mereka hanya menjaga agar kau tidak melarikan
diri, Kun Houw. Dan kalau kau tidak percaya cobalah."
Kun Houw panas. Dia melihat panglima ini mengebutkan
lengannya, memberi jalan pada Kun Houw, menyuruh Kun
Houw membuktikan omongannya untuk melarikan diri! Tapi
Kun Houw yang entah kenapa malu melarikan diri dengan
sikap pengecut tiba-tiba menjengekkan hidung dan berkata,
"Ok ciangkun, aku tak biasa melarikan diri sebelum
bertanding. Sekarang buktikan saja kalau kau dapat
menangkap aku, tanpa pengawal!"
"Kau mau bertaruh?"
"Bertaruh macam apa?"
"Yang kalah tunduk pada menang, Kun Houw. Kau berani
mererima taruhan ini?"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kun Houw tertegun. Dia berdebar juga melihat ketenangan
lawannya itu, yang mau tak mau membuat dia terpengaruh
juga, tergetar dan merasakan bahwa laki-laki ini memiliki
perbawa yang tinggi, kuat den meyakinkan. Sikap yang hanya
dipunyai orarg-orang yang hebat. Orang-orang jang percaya
pada diri sendiri! Dan Kun Houw yeng sejenak terguncang
oleh tantangan ini tiba-tiba menarik napas menenangkan
hatinya. "Bagaimana, Kun Houw" Kau berani menerimanya?"
Akhirnya Kun Houw mengangguk. "Boleh. Tapi syaratmu
terlalu umum, ciangkun. Aku tak mau menerima taruhan itu
bila tidak dibatasi"
"Hm, kau takut?"
Kun Houw merah mukanya. "Bukan begitu, ciangkun. Tapi
taruhan ini harus memberi kebebasan pula pada yang kalah.
Kalau tidak tentu yang menang akan menjadi sewenang-
wenang." Lelaki itu tertawa dingin. "Agaknya kau merasa kalah, Kun


Pedang Medali Naga Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Houw. Kenapa harus diembel-embeli segala macam omongan
kosong" Y ang kalah tetap kalah. Dia harus tunduk pada yang
menang. Tapi kalau kau ada syarat khusus, bolehlah kau
ajukan! Apa permintaanmu?"
Kun Houw tersinggung. "Aku tidak minta macam-macam,
ciangkun. Tapi yang menang boleh minta tiga macam pada
yandakalah. Artinya, kalau aku yang menang maka kau harus
memenuhi tiga macam permintaanku. Sedang kalau...."
"Kalau kau jang kalah biar ku minta dua macam saja
permintaan padamu, Kun Houv. Aku sebagai yang tua harus
mengalah padamu!" lelaki itu memotong, membuat Kun Houw
terbelalak dan marah. Tapi belum dia menjawab tiba-tiba
panglima ini telah mengulapkan lengannya dan berseru, "Nah,
cabut pedangmu, Kun Houw. Biar aku melihat Bu-tong Kiam-
sut yang kau warisi dari gurumu itu!'
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kun Houw tertegun. Dia melihat orang bersiap-siap,
memandangnya tenang dan penuh kepercayaan diri,
menyuruh dia mencabut senjata padahal lawan bertangan
kosong. Dan Kun Houw yang bangkit harga dirinya oleh sikap
panglima tiba-tiba berseru, *Ok-ciangkun, aku tak biasa
menyerang lawan yang bertangan kosong. Kalau kau ingin aku
mencabut pedang maka cabutlah pula senjatamu. Kita boleh
mulai!" Panglima itu tertawa mengejek. "Aku tak biasa menarik
kata-kataku, Kun Houw Sebaiknya keluarkan pedangmu dan
seranglah. Aku sudah memperhitungkan kepandaianmu!"
Kun Houw marah. Dia benar-benar tersinggung oleh
ucapan ini, kalimat terakhir yang menyatakan lawannya itu
sudah memperhitungkan kepandaiannya, jadi merendahkan
dan menganggap dia masih berada di bawah lawan. Tapi Kun
Houw yang tetap tak mencabut pedang kalau lawan bertargan
kosong tiba-tiba membentak dan mulai menyerang,
mempergunakan Kiam-ciang atau Tangan Pedang sebagai
gantinya senata.
"Ok ciangkun, jaga dirimu baik-baik. Awas aku mulai
serang!" lengan Kun Houw yang mendesir bagai sebatang
pedang tiba-tiba menyambar ke depan, membacok muka
lawan tanpa banyak bicara lagi, didororg oleh kemendongkolan dan kemarahan Kun Houw oleh sikap lawan
yang memandang rendah. Tapi Ok ciangkun yang tertawa dari
hidung tiba-tiba menggerakkan pula tangan kanannya dari
atas ke bawah, menangkis perlahan.
"Kun Houw, sebaiknya tak perlu sungkan-sungkan.
Kerahkan semua kepardaianmu...plak!" dan Kun Houw yang
membentur tangan yang dingin dari lawannya itu tiba-tiba
berseru kaget ketika lengannya menempel, disedot oleh
tenaga luar biasa kuat yang meluluhkan Tangan Pedangnya,
menembus gumpalan hawa semacam kapas. Dan Kun Houw
yang kaget oleh pertemuan tenaga yang membuat Tangan
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pedangnya terhisap itu sekonyong-konyong membentak,
menendangkan kakinya sekaligus mcnarik balik tangannya itu.
Dan begitu lawan melepas tangannya melompat mundur maka
Kun Houw sudah berdiri dengan muka bcrobah.
"Im-bian-kun (Tenaga Kapas Dingin)...!"
Panglima itu tersenyum. "Kau mengenalinya, Kun Houw"
Bagus, kau cukup berharga!" tapi Kun Houw yang sudah
membentak dan menyerang lagi tiba-tiba berseru menggerakkan Tangan Pedangnya.
"Ok-ciangkun, jangan sombong. Kita baru mulai!" dan Kun
Houw yang kembali mempergunakan Tangan Pedangnya
menyerang lawan sudah bertubi-tubi membabat dan menusuk.
Kun Houw taget sejenak, tak mengira lawan memiliki ilmu
yang bersifat lembut itu. Ilmu yang memang tepat
dipergunakan menghadapi Kiam-ciang-nya yang keras. Tapi
Kun Houw yang bergerak mempergunakan Tangan Pedangnya
kali ini tak mau ditangkis. Dia mengelilingi lawannya itu,
bekelebatan mendahului
lawan membacokkan Tangan
Pedangnya. Dan begitu Kun Houw mengerahkan ginkang
dengan tangan menyambar-nyambar tiba-tiba saja lawannya
itu lenyap di balik gulungan tubuhnya yang "membungkus"
panglima itu! "Wah, hebat. Kau patut menjadi murid si jago pedang itu,
Kun Houw. Tapi kau tak dapat merobohkan aku!"
Kun Houw mematikan pendengarannya. Dia terus bertubi-
tubi menggerakkan Kiam-ciangnya, yang kini mendesing dan
bersiutan menyerang lawan. Dan ketika lawan sibuk
menangkis sana-sini tiba-tiba lawan seolah membiarkan satu
serangan mengenai punggungnya.
"Crat!"
Kun Houw terbelalak. Tangan Pedangnya dengan tepat
membacok punggung lawannya itu, mengeluarkan suara
seperti pedang membacok tulang, atau segumpal daging. Tapi
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
lawan yang sama sekali tak terluka oleh pukulannya itu
bahkan membalikkan tubuh dan tertawa padanya, sedikit
terdorong. "Kau mengandalkan Kiam-ciangmu untuk mengalahkan aku, Kun Houw" Ha-ha, tak akan sanggup.
Sebaiknya keluarkan saja pedangmu itu dan tak perlu
sungkan!" Kun Houw marab. Dia terkejut dan penasaran. Dan ketika
kembali bertubi-tubi dia menyerang dan lawan kembali
menunjukkan kekebalannya yang aneh hingga Tangan
Pedangnya mental sekonyong-konyong lawannya itu berseru
nyaring, "Kun Houw, sekarang keluarkan pedangmu!" dan
sinar putih yang berkeredep menyambar dadanya tiba-tiba
membuat Kun Houw menangkis
dan mendorongkan
lengannya. "Dess!" Kun Houw lerbelalak. Dia terdororg mundur o!eh
pukulan aneh itu, pukulan tak dikenal tapi berhawa dingin.
Dan sementara Kun Houw tergetar kaget tahu-tahu sebatang
pedang menyambar lehernya dari tangan kiri panglima itu,
yarg entah kapan telah mencabut sebatang pedang yang
bersinar kehijauan! Dan begitu Kun Houw terkesiap oleh
serangan ini tahu-tahu pedang telah dekat di lehernya
menyentuh kancing baju!
"Ah.. l" Kun Houw membanting tubuh. Dia kaget bukan
main oleh serangan pedang itu, dan ketika pedarg masih
mengejarnya pada saat bergulingan tiba-tiba Kun Houw
nembentak dan mencabut Pedang Medali Naganya.
"Cringg....!"
Dua sinar itu tiba-tiba berbenturan. Orang hanya melihat
pedang di tangan Kun Houw yang bersinar putih bertemu
dengan pedang di tangan Ok-ciangkun yang bersinar hijau.
Dan begitu suara ini lenyap dan pedang di tangan Ok-
ciangkun terpental akhirnya orang melihat panglima itu
tertegun melompat mundur, memeriksa pedangnya. "Hm,
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
hebat pedangmu, Kun Houw. Cheng-liong kiam di tanganku
luka bertemu Pedang Medali Naga!"
Jilid 23 KUN HOUW menghapus peluhnya. Dia tak menduga
panglima itu juga seorang ahli pedang yang hebat. Yang
memiliki kecepatan din jurus yang luar biasa, yang hampir
saja melubangi lehernya. Dan Kun Houw yang terbelalak
memandang lawannya ini tiba-tiba melihat lawan memasukkan
pedang dan tertawa.
"Kun Houw, pedang telah kau cabut. Tak perlu kau
masukkan lagi "
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kun Houw menggigil. Dia marah bahwa lawan telah
memaksanya mengeluarkan senjata, tapi melihat lawan
bersungguh-sungguh menantangnya dia pun tertegun dan
bingung. Haruskah dia menyerang orang yasg tidak
bersenjata" Jantankah itu" Jelas tidak. Dan Kun Houw yang
menggigit bibirnya tiba-tiba juga memasukkan pedang dan
mengikuti jejak lawan!
"Ok-ciangkun, aku tak biasa menyerang lawan yang tidak
bersenjata dengan pedang di tangan. Sebaiknya keluarkan
pedangmu kalau kau ingin aku mengeluarkan senjata!"
Panglima ini terbelalak. "Kau bandel?"
"Selama kau bertangan kosong, ciangkun. Atau kalau kau
dapat mendesakku dengan ilmu silatmu tanpa senjata."
"Bagus!" panglima ini tertawa. "Kau sombong, Kun Houw.
Kalau begitu biar kuturuti permintaanmu. Nah, robohlah....!"
dan Okciangkun yang tiba-tiba menggerakkan tangannya maju
ke depan sekonyong-konyong melancarkan pukulan sinar
putihnya. Itulah Gin-kong-jiu (Pukulan Sinar Perak), ilmu
pukulan yang diwarisi dari mendiang nenek iblis Mo-i Thai-
houw (baca: Hancurnya Sebuah Kerajaan). Dan Kun Houw
yang mendengar angin berdesir dari pukulan bersinar putih ini
tiba-tiba menggerakkan Tangan Pedangnya menangkis.
"Plak!"
Kun Houw terkejut. Dia tergetar dan terhuyung, merasa
betapa Im-bian-kun (T enaga Kapas Dingin) !agi-lagi mengisi
pukulan lawannya itu, merembes dan "masuk" membobol
Tangan Pedangnya. Dan sementara dia membelalakkan mata
dengan kaget tiba-tiba lawan kembali menyerang dengan
tangan kirinya.
"Kun Houw, awas....!"
Kun Houw melompat ke belakang. Dia mengelak dengan
seruan keras, menggeser kaki dan cepat memutar
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pinggangnya sambil melontarkan sebuah tendangan. Dan
ketika tangan lawan bertemu dengan ayunan kakinya tiba-tiba
Kun Houw terpeleset dan mencelat roboh.
"Dess!"
Kun Houw terkejut. Dia sekalian membanting tubuh
bergulingan, mendengar panglima itu tertawa dan menyerang
lagi dengan pukulan beruntun. Dan ketika dia melompat
bangun dengan bentakan marah tahu-tahu lawannya itu telah
berkelebatan mengelilingi dengan serangan bertubi-tubi,
mengejek dan gantiberganti me lancarkan pukulan. Dan
sementara Kun Houw menangkis dengan Kiam-ciangnya yang
selalu terpental tiba-tiba saja dia te lah terdesak dan tak dapat
balas menyerang!
"Ha-ha, bagaimana sekarang, bocah" Kau masih tak mau
mengeluarkan senjatamu?"
Kun Houw menggigit bibir. Dia memang kewalahan oleh
serangan lawan yang diisi Im-bian-kun itu, yang membuat
Tangan Pedangnya seakan lumpuh. Dan ketika dia bertahan
dan nekat untuk tidak mengeluarkan pedangnya tiba-tiba dia
mendapat pukulan dan tamparan lawan. Kun Houw mulai
menjadi bulanbulanan, terdesak dan kian terdesak saja. Dan
ketika bertubi-tubi serangan lawan mendarat di badannya
akhirnya Kun Houw mengeluh dan mengakui keunggulan
panglima itu. "Ok-ciangkun, kau memang hebat. Dengan tangan kosong
aku tak sanggup bertahan....!"
Ok-ciangkun tertawa. Dia kagum akan sportifitas lawan,
yang tak malu atau segan mengakui kekurangannya. Dan
ketika Kun Houw terpental dan pemuda itu bergulingan
menerima dorongannya tiba-tiba Kun Houw mencabut Pedang
Medali Naganya dan menerjang dengan jurus Bu-tiong Kiam
sut. "Okciangkun, hati-hati. Awas aku membalas...!" dan
begitu Kun Houw berteriak memutar pedangnya mendadak
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pemuda ini lenyap dalam gulungan lebar yang tiba-tiba
menerjang ke depan.
"Sing-singg...l"
Ok-ciangkun terbelalak. Dia melihat Kun Houw membalas
dengan hebat, berkelebatan dengan pedang yang naik turun
membentuk gelombang. Dan ketika pedang mencuat dan
menyambar seperti petir dari balik gulungan cahaya pedang
yang naik turun bagai asap bergulung-gulung tiba-tiba saja
mata kirinya mendapat tusukan kilat itu.
"Plak!" Ok-ciangkun menangkis, kaget tapi juga kagum
akan kecepatan gerak yang dilakukan Kun Houw. Tapi Kun
Houw yang mempergunakan jurus beranting dari ilmu
pedangnya Bu-tiong Kiam-sut yang tak mengenal habis tahu-
tahu membalik begitu terpental, menukik dan meluncur ke
pinggang dalam gerak tipu yang dahsyat, sebuah jurus yang
disebut "Mengikuti Dorongan Memburu Bayangan", sebuah
gerak tipu yang hebat luar biasa dengan kecepatan tinggi. Dan
ketika lawan melompat dan berseru kaget tahu-tahu Pedang
Medali Naga telah membelok dan menyambar pinggang
panglima ini. "Cringg....!"
Kun Houw terkejut. Dia terbelalak melihat panglima itu
bergulingan, tak terluka karena secara kebetulan pedang di
tangannya bertemu dengan pedang panglima itu, yang
tersembunyi di balik pakaian lawan. Jadi secara kebetulan
melindungi panglima itu dari babatan Pedang Medali Naga.
Tapi baju Panglima Ok yang robek tak dapat dikatakan sudah
membuat panglima ini kaget dan berseru keras. Apalagi ketika


Pedang Medali Naga Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kun Houw mengejarnya dengan serangan gencar, bertubi-
tubi, balas menyerang seperti panglima itu tadi mendesaknya.
Dan begitu Kun Houw memutar pedang tak memberi
kesempatan tiba-tiba saja panglima ini tak dapat melompat
bangun dan harus bergulingan ke sana ke mari untuk
menghindari serangan Kun Houw!
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ah, hebat. Luar biasa kau, Kun Houw..... bukan main!" dan
Panglima Ok yang harus mengelak cepat dengan menggulingkan tubuhnya ke sana ke mari tiba-tiba berteriak
keras ketika satu tusukan mengenai pundaknya, menusuki dan
tak sanggup dia hadapi dengan kekebalannya. Dan ketika satu
saat kembali pedang di tangan Kun Houw menyambar
lehernya sekonyong-konvong panglima ini membentak dan
mencabut pedangnya di pinggang, menangkis dan berseru
keras. Dan begitu pedang bertemu psdang tiba-tiba
muncratlah lelatu api disusul ledakan nyaring.
"Trangg!"
Kali ini Kun Houw terdorong. Dia merasa gempuran yang
hebat dari tangkisan panglima itu, merasakan getaran sinkang
yaig dahsyat, melihat panglima itu me lompat bangun dengan
keringat bercucuran. Dan Kun Houw yang tertawa mengejek
melihat lawan mencabut pedangnya tiba-tiba menjengek dan
merasa satu-satu.
"Ok ciangkun. kita berimbang. Kekalahanku tadi telah
kutebusi" Panglima itu mendesis. Dia memang kaget dan pucat
melihat kehebatan Pedang Medali Naga, yang tak dapat
ditahan dengan Hoat-lek-kim-ciong-konya, ilmu kebal yang
biasa dia pergunakan dan mampu menerima senjata macam
apapun. Tapi melihat Kun Houw dem ikian lihai dan pemuda itu
mampu mendesaknya hingga kedudukan mereka satu satu
terpaksa panglima ini mengakui dan tersenyum pahit.
"Bagus, kau memang hebat, Kun Houw. Agaknya seluruh
kepandaian gurumu telah kau warisi!"
Kun Houw tertawa mengejek. Dia merasa girang bahwa
dengan Bu-tiong Kiam-sutnya dia dapat menghadapi panglima
yang lihai ini, bahkan menembus kekebalannya di mana tadi
dengan Tangan Pedang tak mampu dia melukai panglima ini.
Maka melihat lawan telah menghadapinya dengan senjata pula
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dan panglima itu dapat "dipaksa" untuk mencabut senjata
seperti tadi panglima itu memaksanya tiba-tiba Kun Houw
tertawa dan pulih kepercayaan dirinya sendiri.
"Ok-ciangkun, sekarang kita tentukan siapa yang menang
di antara kita!"
"Boleh, dan jangan buru-buru tertawa dulu, Kun Houw.
Pertandingan baru berjalan setengah babak. Majulah....!" dan
Kun Houw yang kembali melengking dengan putaran
pedangnya tibatiba melompat dan Kembali menyerang.
Sekarang dia merasa lebih mantap setelah lawan mengeluarkan senjatanya, jadi kalau dia menang tak akan
dikata curang. Dan Kun Houw yang kembali mainkan Bu-tiong
Kiam sut nya menerjang lawan sudah bergerak dengan
serangan cepat Kini Kun Houw tak ragu-ragu lagi,
mengeluarkan semua jurus-jurus yang terlihai dari ilmu
pedangnya. Dan ketka Ok-ciangkun menangkis dan mereka
mulai serangmenyerang dalam tusukan dan tikaman cepat
tiba-tiba saja dua orang ini telah bergerak dan sama-sama
membentak. Baik Kun Houw maupun lawannya mulai mengenal
kehebatan masing-masing pihak. Sama-sama maklum bahwa
mereka menghadapi lawan tangguh. Dan ketika Kun Houw
melihat panglima itu mainkan pedang dengan gerakan pedang
yang membentuk pelangi hijau dan berkali-kali mengeluarkan
suara mendenting bertemu pedangnya tiba-tiba harus
mengakui bahwa ilmu pedang yang dimiliki lawannya ini cukup
hebat. Bahkan mungkin lebih ganas, karena ada unsur-unsur
keculasan di balik setiap balasannya! Tapi Kun Houw yang
mainkan Bu-tiong Kiam-sut dengan segenap kemampuannya
sudah membungkus diri dan rapat memutar pedangnya. Kun
Houw tak dapat ditembus, tapi lawan yang juga mulai
menutup diri memutar pedangnya membuat pertandingan
berjalan seru. Baik Kun Houw maupun Panglima Ok ternyata
sama-sama hebat, sama-sama mahir mainkan ilmu pedang
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mereka. Dan karena satu sama lain sama-sama "membungkus" diri dengan bayangan pedang mereka yang
bergulung-gulung akhirnya pertandingan menjadi berimbang.
Kun Houw tak dapat mendesak lawan. Tapi lawan yang
juga tak mampu mendesaknya benar-benar membuat
pertandingan seru bukan main. Dan akhirnya, ketika masing-
masing pihak sama-sama penasaran dan Kun Houw
melancarkan serangan dengan jurus Bu tiong-ci tiam (Kabut
Mengeluarkan Kilat) sekonyong-konyong pedangnya meluncur
menusuk dada lawan dengan bentakan
"Crangg...!" Panglima Ok menangkis, hebat dan juga
melengking tinggi. Tapi Panglima Ok yang lupa bahwa Cheng
liong kiam di tangannya mulai luka-luka bertemu Pedang
Medali Naga yang keampuhannya melebihi pedang sendiri
tiba-tiba berseru kaget ketika melihat ujung pedangnya putus,
terbabat disambar pedang di tangan Kun Houw. Dan
sementara dia terbelalak dengan muka berobah tahu-tahu
pedang di tangan Kun Houw kembali menukik dan membacok
lehernya. "Singg....!"
Kali ini Panglima Ok melompat mundur. Dia tak berani lagi
menangkis, ragu-ragu. melihat Cheng-liong-kiam di tangannya
rompal-rompal dan rusak hampir sekujur badannya, dipakai
menangkis dan berkali-kali bertemu Pedang Medali Naga. Dan
kaget serta sadar bahwa pedang di tangannya kalah ampuh
oleh pedang di tangan pemuda itu tiba-tiba Kun Houw sudah
mendesaknya dengan serangan bertubi-tubi, kembali menyambar dan bergulung-gulung bagai naga mengamuk,
menusuk dan menikam ke seluruh tubuhnya, dari kaki sampat
kepala! Dan karena panglima ini tak berani lagi menangkis
karena takut pedangnya menjadi semakin pendek tahu-tahu
Kun Houw telah mendesaknya hebat di mana membuatnya
mundur dan harus berlompataa ke sana ke mari!
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Keparat, kau mengandalkan keampuhan pedangmu Kun
Houw. Kalau aku kalah maka kemenanganmu adalah
kemenangan curang!"
Kun Houw terbelalak. Dia memang melihat kebenaran dari
katakata panglima itu. Bahwa sebenarnya dia unggul karena
memiliki pedang pusaka. Karena selama itu kepandaian
mereka berimbang, masing-masing masih sama kuat dan
desak-mendesak. Tapi Kun Houw yang belum mengeluarkan
jurus jurus intinya dari ilmu pedang Bu tiong Kiam-sut yang
ada tujuh jurus itu menjadi marah. Memang benar, dengan
Pedang Medali Naga dia mulai mengutungi pedang lawan,
yang sesungguhnya juga bukan pedang sembarangan karena
terbukti dapat bertahan sekian lama. Tapi setelah lawan
memaki dan kedudukan panglima itu semakin terdesak karena
Chang-liong-kiam hanya dipakai untuk keadaankeadaan
darurat saja akhirnya Kun Houw menjadi malu dan juga
gemas. Maka. ketika lawan kembali melempar tubuh
bergulingan dan pundak panglima ini robek terbabat tiba-tiba
Kun Houw membentak dan menyimpan pedangnya,
menyambar pedang seorang perwira yang tadi membawa
mayat dua orang pengawal. Dan Kun Houw yang sudah
memutar pedang mengejutkan
perwira itu tiba-tiba membentak Panglima Ok.
"Ok ciangknn, aku sekarang memakai pedang biasa. Hayo
lanjutkan dan ambil pula pedang seorang anak buahmu!"
Panglima ini tertegun. Dia me lihat Kun Houw betul-betul
menyimpan Pedang Medali Naganya, mempergunakan pedang
seorang anak buahnya. Dan girang bahwa pemuda itu
mempergunakan pedang biasa, tiba-tiba panglima ini tertawa
dan menyambar pula pedang seorang anak buahnya.
"Bagus, kau memiliki kegagahan yang mengagumkan
hatiku, Kun Houw. Mari lanjutkan dan kita pergunakan pedang
biasa sekarang," dan Ok ciangkun yang sudah bergerak
dengan pedang pinjamannya lalu membentak dan mulai
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
serang-menyerang lagi, sama-sama menyimpan pedang
sendiri untuk bertanding secara jujur. Dan begitu Kun Houw
melengking dan menyambut panglima ini maka kembali dua
orang itu bertempur dengan sama hebat.
Ok-ciangkun berhasil memanaskan lawan. Tapi Bu-tiong
Kiamsut Kun Houw yang dimainkan dengan hebat dan penuh
semangat ternyata sekarang mengejutkan panglima ini. Kun
Kouw mulai melakukan jurus-jurus spektakuler, yang luar
biasa, yang hebat, yang membuat pedang berkeredep bagai
bintang menari-nari di atas kabut yang menutupi tubuhnya.
Dan ketika satu saat Kun Houw membentak dan meloncat
tinggi dengan pekik menggetarkan ruangan tiba-tiba pemuda
ini melancarkan serangan dengan jurus pertama dari tujuh inti
ilmu silat pedangnya, yakni Tit-te-pai-seng (Menuding Bumi
Menyembah Bintang ), jurus pembukaan yang dahsyat bukan
kepalang. Dan begitu lawan terkejut membelakakkan mata
tahu-tahu pedangnya telah menyambar tenggerokan panglima
ini. "Singg.....I"
Panglima Ok kaget. Dia tak sempat mengelak atau
meloncat mundur, dan pedang yang sudah digerakkan untuk
menangkis serangan itu tiba-tiba berdentang nyaring
disusul.... patahnya pedang di tangan sendiri.
"Pletak!"
Panglima Ok berseru tertahan. Dia terbelalak melihat
hebatnya serangan ini, tertegun melihat pedangnya patah
menjadi dua. Dan seranan Kun Houw yang terus menyambar
tak dapat dikelit tahutahu menusuk tenggorokannya dengan
kecepatan luar biasa.
"Ciangkun. awas......!"
Tapi panglima itu tertawa mengejek. Dia mendengar
seorang perwiranya berseru kaget, terbelalak me lihat tusukan
pedang yang tak dapat dihindarkan lagi. Dan begitu pedang
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menusuk dengan kecepatan luar biasa tiba-tiba tertegunlah
semua orang ketika pedang mental bertemu leher panglima
ini. "Tak!"
Kun Houw terkejut. Dia merasa kekebalan aneh melindungi
diri lawannya itu, kekebalan Hoat-lek-kim ceng-ko yang
mampu menahan senjata biasa, bukan Pedang Medali Naga!
Dan Kun Houw yang tersentak oleh kejadian ini tiba-tiba sadar
dan kaget sendiri, meneruskan serangannya dengan jurus ke
dua dan ke tiga, yakni Heng-hun po-uh (Awan Berarak Hujan
Mencurah) dan Butiong-boan-seng ( Bintang Bertaburan Di
Dalam Kabut ) yang membuat pedangnya berkeredep bagai
bintang yang berhamburan dari langit, jatuh menyerang tubuh
panglima itu dengan kecepatan luar biasa. Tapi ketika lagi-lagi
pedangnya mental dan semua "bintang" yang berhamburan di
tubuh tawannya itu bertemu kekebalan Hoat-lek-kim-ciong-ko
yang membuat Kun Houw terbelalak tiba-tiba pedangnya
patah dan hancur berkeping-keping.
"Kres-pletak!"
Kun Houw melompat mundur. Dia terkejut bukan main
melihat kehebatan lawannya itu, bengong dengan mata
berkedip. Bersimbah peluh! Dan Ok ciangkun yang masih
mamegang kutungan pedangnya tiba-tiba tertawa dan berseru
nyaring, "Kun Houw, kau kalah.....I"
Kun Houw pucat. Dia menggigil dan penasaran, mau
membantah. Tapi melihat keadaannya memang lebih lemah
akhirnya Kun Houw mengeluh dan mengangguk pada
panglima itu. "Benar, kau menang, Ok-ciangkun. Tapi aku
masih punya Pedang Medali Naga."
"Ha ha, kau mau curang dengan kelebihan pedangmu, Kun
Houw" Kau tidak mau jujur bahwa pibu (adu kepandaian) ini
dilakukan dengan adil" Lihat, pedangmu hancur berkeping-
keping sedangkan pedangku tidak. Kita sama-sama memakai
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pedang biasa sekarang dan sama-sama murni mengadu
kepandaian, bukan senjata!"
Kun Houw kalah. Dia memang melihat kenyataan itu.
Bahwa tanpa Pedang Medali Nigi dia tak dapat mengalahkan
panglima ini. Maka tak mau disebut curang dan sportif


Pedang Medali Naga Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menghadapi kekalahannya itu akhirnya Kun Houw menggeram
dan menggigit bibirnya. "Ok ciangkun, kau memang benar.
Pibu ini kau yang menangkan!."
"Ha-ha, dan kau mau menepati janji pertaruhan, Kun
Houw?" panglima itu tertawa. Dan Kun Houw yang tentu saja
mengangguk dengan muka gemas lalu menginjak pedang
rampasannya yang sudah hancur.
"Ya, aku bukan manusia psngecut, Ok-ciangkun. Dan kau
boleh mengajukan pemintaanmu itu."
"Bagus!," panglima Ok girang, menuntut kemenangannya.
Dan kagum memandang pemuda itu, ia mulai bicara. "Satu,
kuminta kau mengikutiku selama setahun, Kun Houw. Dan
karena aku berjanji untuk meminta dua macam permintaan
saja padamu, maka yang kedua adalah kau tak boleh
memusuhi siapa yang menjadi pembantu-pembantuku.
Termasuk Mayat Hidup yang kau cari-cari itu!"
Kun Houw terkejut, mengerutkan kening.
"Kau tentu tak menjilat ludahmu sendiri, bukan?"
Kun Houw akhirnya mengangguk, menahan kemarahannya.
"Baik, aku memenuhi permintaanmu, Ok ciankun. Tapi setelah
itu aku bebas menjalankan keinginanku!"
"Tentu saja. Setelah itu kau bebas kembali, Kun Houw. Tapi
kalau ingin mengulang penasaranmu boleh saja setahun lagi
kita bertaruh!" panglima itu tertawa, mengejek Kun Houw
yang marah tapi juga mendongkol. Dan karena pertandingan
telah selesai dan Kun Houw memenuhi janjinya maka malam
itu juga Kun Houw mulai terlibat dalam urusan--urusan
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
panglima ini, menjadi pembantunya dan justeru bersahabat
dengan Mayat Hidup. Orang yang membunuh gurunya! Tapi
karena janji adalah janji dan Kun Houw tak suka menjilat
ludah sendiri akhirnya murid Bu-tiong kiam ini tinggal di sana
dan membantu ayah Kui Hoa. Aneh!
(Oo-dwkz-mch-orgstrs-oO)
Siang itu, Kua Houw menerima perintah untuk menyambut
rombongan pemberontak. Yakni, para tawanan dari Beng-san-
pai. Sin Hong dan empat temannya itu. Dan Kun Houw yang
menyambut di luar kota raja segera mangerutkaa kening
ketika penjaga pintu gerbang membawa Mu Ba menemuinya.
"Kun-siauwhiap (pendekar muda Kun), Ok-ciangkun
mengirim Sin-thouw-liong locianpwe ini untuk menemuimu
menyambut pemberontak. Silahkan baca surat permintaannya!"
Kun Houw menerima. Dia menyambut surat itu dan
mendelik memandang Mu Ba, membaca surat Panglima Ok
yang mengikat kebebasannya. Dan menggeram serta
melempar kembali surat itu pada penjaga dia melihat raksasa
tinggi besar ini tertawa lebar.
"Kun Houw, kita sekarang sahabat. Sungguh tak kunyana
kalau permusuhan kita berakhir demikian mudah. Berkat jasa
Okciangkun. Ha-ha"."
Kun Houw ingin menerjang lawannya itu. "Tapi kau masih
hutang jiwa guruku. Mu Ba. Jangan tertawa dulu dengan
mulut terbuka lebar. Aku hanya setahun mengikuti Panglima
Ok!" "Ah, maaf. Aku menyesalkan kejadian sepuluh tahun itu,
Kun Houw. Apakah permusuhan ini tak dapat diakhiri
selamanya" Kita sekarang adalah sahabat, tak perlu
mengenang lagi semua kejadian yang lampau!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tapi Kun Houw yang marah ditahan tak menjawab. Dia
sudah keluar pintu gerbang, berkelebat menuju bukit dengan
muka merah. Dan Mu Ba yang mengikuti di belakangnya
tersenyum menyeringai. "Kun Houw, Ok-ciangkun meminta
kita menyambut di pintu gerbang. Bukan di tempat lain."
"Apa perdulimu?" Kun Houw membentak. "Aku ingin
melihat dari atas sana. Mu Ba. Kalau kau takut tinggalah di
situ seorang diri"
Mu Ba yang tertawa lebar terbahak. Dia tak berani main
gila, menyerang umpamanya. Maklum akan kelihaian pemuda
ini yang luar biasa. Dan dia yang mengikuti Kan Houw ke atas
bukit lalu meruntuhkan pandangnya ke delapan penjuru. Dan
mereka melihat seorang penunggang kuda tiba-tiba berderap
mendekati, seorang laki-laki berpakaian panglima yang pucat
dan gemetar, letih dan tampak tergesa-gesa. Dan Mu Ba yang
rupanya mengenal penunggang kuda itu tiba-tiba menyambut
dan berseru ke bawah,
"Kwek-ciangkun....!"
Laki-laki berkuda itu terkejut. Dia menoleh dan melihat Mu
Ba berkelebat turun, menyambar bagai seekor burung besar.
Tapi mengeluh dan berteriak girang tiba-tiba panglima ini
meloncat dari atas kudanya dan terguling roboh. "Locian-pwe,
tolong.....!"
Mu Ba terkejut. Dia sudah berkelebat maju menolong
panglima ini, yang tampaknya terluka. Dan Kun Houw yang
juga sudah menyusul di dekat dua orang ini melihat Panglima
Kwik itu menudingkan tangannya gemetar. "Locianpwe,
tolong" para pemberontak menyerbu para tawanan. Kami
kewalahan. Kui Hoaniocu dan adiknya marah marah".!"
Mu Ba terbelalak. "Di mana mereka sekarang, Kwik-
ciangkun?"
"Di tengah perjalanan antara Wu-kan dan kota raja,
locianpwe. Kami.... aku, aduh.....!" panglima itu mengeluh,
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mendekap dadanya yang sakit Dan ketika dia terbatuk-batuk
mendadak panglima ini melontakkan darah segar dan otomatis
menghentikan kata-katanya.
Mu Ba menotoknya dengan alis dikerutkan. "Kwik-ciangkun,
sebaiknya kauberi tahu kami apa yang diinginkan atasanmu.
Apakah Kui Hoa-niocu menghendaki bantuan ayahnya?"
"Benar, aku.... aduh.... aku ingin menemui Ok-ciangkun,
locianpwe. Keadaan para pemberontak membahayakan
kedudukan kita. Mereka dipimpin Pendekar Gurun Neraka....l"
Kun Houw terkesiap. "Berapa orang mereka, ciangkun?"
Kwik-ciangkun terbelalak. "Kau siapa....?"
Mo Ba tertawa pendek. "Dia Kun Houw, Kwik-ciangkun.
Pembantu Ok-ciangkun yang baru dan lihai."
"Ah, kau yang dulu mengacau di peti jenazah Ciok-thouw
Taihiap?" Kun Houw mengerutkan kening. "Tak perlu banyak tanya,
Kwikciangkun. Sekarang katakan saja apa yang diinginkan
atasanmu. Apakah sekarang kami harus juga ke sana?"
"Ya, eh....." panglima ini tampak ragu, "Sebaiknya seorang
di antara kalian pergi ke Wu kian, kongcu. Dan seorang lagi
membantu aku menemui Ok-ciangkun. Ada urusan gawat!"
Kun Houw mengangguk. "Kalau begitu kau antar panglima
ini ke istana, Mu Ba. Biar aku yang melihat keadaan di Wu-
kian!" dan Kun Kouw yang tiba tiba berkelebat lenyap
dipandang dua orang ini dengan mata terbelalak.
Tapi Mu Ba menyeringai aneh. Dia merasa girang bahwa
Kun Houw menyuruh dia membawa panglima itu kembali.
Maka tertawa dan menyambar panglima ini mendadak raksasa
tinggi besar itu berkelebat ke kota raja. "Bagus, aku jadi tak
canggung menghadapi anak itu, Kwik-ciangkun. Mari kuantar
kau ke tempat Okciangkun....!" dan Mu Ba yang sudah berlari
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
cepat ke istana segera membawa panglima ini ke tempat
Panglima Ok. Sementara di lain tempat, Kun Houw yang
mengerahkan ginkangnya menuju Wu kian menjadi tegang
dan berdebar keras.
Dia te lah mendengar lebih jelas tentang barisan besar yaog
menangkapi orang-orang pemberontak di puncak Beng-san
pai itu. Betapa Kui Hoa memimpin barisan dibantu So-beng
dan Siang-moji-bit, dua orang iblis yaag baru kali itu dia
dengar namanya. Dan Kun Houw yang mengerutkan alis
mendengar semuanya ini tibatiba merasa tak enak dan
bingung serta gelisah. Apa yang harus dilakukan" Bagaimana
nanti pertemuannya dengan Kui Hoa"
Kun Houw berdebar. Semalam dia gundah memikirkan
semuanya itu. Maka mendengar para tawanan diserbu kaum
"pemberontak" dan Panglima Kwik terluka menyampaikan
pesan tiba-tiba saja dia dag-dig-dug. Apalagi mendengar
serbuan itu dipimpin Pendekar Gurun Neraka! Pendekar yang
kini diketahui sebagai ayah kandungnya! Dan Kun Houw yang
cemas menggigit bibirnya tiba-tiba mengepal tinjunya dan
teringat kata-kata Phoalojin.
Sekarang dia tersentak oleh ucapan tukang ramal itu.
Melihat bahwa apa yang dikatakan kakek ini mulai terbukti.
Dan bahwa dia menyepelekan saja kata-kata orang tua itu
mendadak Kun Houw menyimpan penyesalan besar. Kenapa
dia tak mau mengikuti Hok Lian saja" Kalau dia tak bersikap
keras tentu tak begini keadaannya. Jauh lebih baik bersahabat
dengan Pendekar Gurun Neraka daripada bersahabat dengan
Mu Ba dan teman-temannya itu. T ermasuk So-beng. Tapi nasi
yang telah menjadi bubur dan tak mungkin ditariknya kembali
memaksa dia tunduk pada keadaan. Rupanya nasibnya
memang sudah begitu. Harus bermusuhan dengan orang-
orang yang berjiwa pendekar dan justeru berteman dengan
orang-orang jahat. Iblis-iblis bermuka manusia. Seperti Mu Ba
itu. Mayat Hidup itu. Iblis Penagih Jiwa itu dan juga..., Ceng
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Liong atau Hun Kiat, tiga orang yang belum dia temui dan
entah bagaimana sikapnya nanti. Dan membayangkan bahwa
dia harus bersekutu dengan orang-orang yang telah
membunuh gurunya itu tiba-tiba Kun Houw ingin menangis.
Kalau tidak malu kepergok orang mungkin Kun Houw ingin
menggerung gerung. Melampiaskan semua perasaan sakit
yang melanda hatinya saat itu. T api Kun Houw yang menekan
diri dan menggigit bibir kuat-kuat akhiruya hanya bercucuran
air mata saja sepanjang jalan. Dia berlari cepat dengan mata
merah, mengepal tinjunya. Dan ketika tiba di luar Wu kian dan
melihat ratusan kemah berdiri di sebuah tanah lapang yang
luas dengan pasukan yang ribuan jumlahnya tertegunlah Kun
Houw dari lamunannya yang menghimpit batin itu.
Dia sekarang sudah berada di tempat Kui Hoa, tinggal
beberapa ratus meter lagi dari pasukan besar itu. Dan Kun
Houw yang berhenti dengan alis dikerutkan tiba-tiba menjadi
ragu. Apa yang harus dia lakukan" Langsung ke perkemahan
dan menemai puteri Ok-ciangkun itu" Dan Kun Houw yang
meraba surat Panglima Ok tiba-tiba berdebar dengan kaki
menggigil dia merasa nanar, malu dan gugup. T api Kun Houw
yang mengeraskan sikap tiba-tiba menggerak kaki-kakinya
menuju ke perkemahan itu. Dan begitu dia murcul maka
begitu pula pasukan ini melihat kedatangannya.
"Berhenti, siapa kau?"
Kun Houw tak banyak cakap. Dia mengeluarkan surat Ok-
Ciangkun, menyerahkannya pada seorang komandan berwajah
garang. Dan begitu laki-laki ini membacanya mendadak
komandan itu menjatuhkan diri berlutut.
"Maaf, kau rupanya wakil Ok-ciangknn, kongcu. Mari
hamba antar menemui Ok-socia!"
Kun Houw "digiring". Dia diantar laki-laki ini, dikawal
seratus lebih pasukan yang membuntuti di belakangnya. Dan
ketika mereka tiba di pusat perkemahan dan berhenti di
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sebuah kemah bertenda hitam akhirnva komandan ini berseru
nyaring. "Ok-siocia, ada tamu khusus ingin menemui paduka.
Silahkan menyambut dan mengenalnya!"
Kun Houw berdetak. Dia melihat kemah terkuak, dan dua
orang kakek kembar yang terkekeh menyambutnya tiba-tiba
menghantam dan langsung menyerangnya. "Heh-heh, siapa
kau, orang muda" Kami tak kenal!" dan Kun Houw yang sudah
mendapit serangan dari pukulan sin-kang yang dahsyat tiba-
tiba menjadi marah dan terkejut, langsung menangkis dengan
melempar kedua tangan ke depan. Dan begitu pukulan beradu
tangkisan tiba-tiba saja ketiganya terpental sementara tanah
bergetar keras.
"Dukk!"
Kun Houw berjungkir balik. Dia mematahkan daya pukulan
itu, melotot dan berapi matanya memandang kakek ini. Kaget
bahwa dua kakek kembar itu memiliki s inkang yang kuat. Tapi
belum dia membentak atau siap menyerang tiba-tiba bentakan
merdu menghentikan ketegangan.
"Siang mo ji-bin, tahan....!" dan dua bayangan yang
berkelebat keluar membentak kakek iiu tiba-tiba membuat Kun
Houw tertegun ketika melihat Kui Hoa muncul bersama
adiknya, marah melihat keributan di depan kemah. Tapi
melihat Kun Houw ada di situ mendadak Kui Hoa mengeluh
dan berseru tertahan.
"Houw-ko.....!"
Dua orang muda itu berpandangan sekejap. Kui Hoa
tersentak melihat kehadiran pemuda ini, tak menyangka sama
sekali, girang dan tiba-tiba merah mukanya, bersemu dadu.
Tapi Kun Houw yang justeru melengos dan membungkuk kaku
sudah mengeluarkan surat Ok-ciangkun.
"Ok-siocia, aku diutus ayahmu untuk menjemput tawanan.
Bacalah!" http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kui Hoa terbelalak. Dia melihat sikap Kun Houw yang
dingin, terpukul. Dan menerima surat dari tangan pemuda itu
Kui Hoa sudah membukanya dengan jari menggigil. Lalu,
melihat surat itu benar-benar dari ayahnya dan Kun Houw
dinyatakan sebagai "sahabat" tiba-tiba saja Kui Hoi mengeluh
dan menggigit bibirnya. Entah girang atau apa. Dan Kun Houw
yang menindas semua guncangan batinnya tiba-tiba melihat
Kui Hoa mempersilakan masuk dan menghapus dua titik air
mata yang menetes di pipinya.
"Saudara Kun Houw, silahkan masuk...!" Kun Houw ganti
tertegun. Dia melihat Kui Hoa merobah sebutannya, tidak lagi


Pedang Medali Naga Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Houw-ko melainkan "saudara". Tapi mengangguk dengan
sikap dingin dia lalu mengikuti gadis ini memasuki kemah,
diiringi Siangmo ji bin yang baru kali itu dilihatnya dan tampak
berbisik-bisik, duduk dan kini berhadapan di meja besar. Dan
begitu semuanya beradu muka maka Kui Hoi bertanya dengan
sikap kaku, "Saudara Kun Houw, apa yang diinginkan ayah
dariku?" Kun Honw menarik napas. "Menjemput para tawanan, Ok-
siocia. Kami telah bartemu Kwik ciangkun yang terluka di luar
kota raja."
"Kami?"
"Ya. maksudku aku berteman. Tapi temanku itu kusuruh
mengantar Kwik-ciangkun menemui ayahmu."
Kui Hoa tertegun. "Siapa temanmu itu, saudara Kun Houw."
"Sin-thouw-liong Mu Ba," Kun Houw agak berat
mengatakannya. Tapi Kui Lin yang sejak tadi tak
mengeluarkan suara tiba-tiba bertanya,
"Saudara Kun Houw, bagaimana kau dapat membantu
ayah" Kapan kalian bertemu?"
"Hm...." Kun Houw merah mukanya. "Aku membantu
ayahmu karena terpaksa, nona. Kami bertemu semalam dan
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengadakan taruhan. Aku kalah dan karena itu aku mengikuti
ayahmu." "Pertaruhan apa?"
"Perlukah diketahui lebih jelas?" Kun Houw tak senang.
"Sebaiknya katakan saia apa yang harus kulakukan, nona. Tak
perlu bertanya urusan-rusan pribadi orang lain."
Kui Lin terpukul. Dia tersinggung, tapi Kui Hoa yang
mengangkat tangannya memberi isyarat, "Lin moi, memang
apa yang dikata saudara Kun Houw betul. Sebaiknya tak perlu
kita tanya itu dan memberi tugas padanya. Bagaimana kalau
ikut mengawal para tawanan?"
"Terserah," Kun Houw tak acuh. "Aku hanya mengikuti
perintah ayah kalian, nona. Kalau itu tugasku di sini aku
tinggal mengikutinya saja."
"Dan kau sudah mendengar siapa-siapa yang menjadi
tawanan kami, saudara Kun Houw"'
"Ya."
"Dan kau ingin malihat mereka?"
"Tak perlu," Kun Houw masih acuh. "Aku tidak berurusan
dengan mereka, nona. Pokoknya aku tinggal mengawal dan
mengantar kalian sampai ke kota raja."
"Tapi kau sudah mendengar cerita Kwik-ciangkun, saudara
Kun Houw"*
"Tentang apa?"
"Tentang serbuan para pemberontak itu. Semalam!"
Kun Houw mengangguk. "Ya, telah kudengar. Ada apa,
nona?" Kui Hoa memandang tajam. "Pendekar Gurun Neraka yang
memimpin orang-orarg itu, saudara Kun Houw. Kau dapat
menghadapinya kalau dia datang kembali?"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kun Houw mengerutkan kening. "Aku akan menghadapi
siapa saja demi tugasku. Tapi......"
Kun Houw memandang Siang-mo-ji-bin. "Apakah mereka
ini tak dapat menghadapi Pendekar Gurun Neraka" Dan di
mana So-beng yang membantu kalian" Bukankah Iblis Penagih
Jiwa itu bersama kalian menangkap pemberontak?"
"Hm!" Siang-mo-ji-bin tiba-tiba membuka mulut, melotot.
"Pendekar Gurun Neraka bukan hanya datang seorang diri,
bocah. Dia dibantu dua isterinya dan orang-orang lain. Apakah
yang lain-lain ini tak perlu dihiraukan?"
"Tapi So-beng juga membantu kalian, Siang mo-ji-bin.
Apakah ini juga kurang kuat" Dan lagi masih ada tiga ribu
pasukan di sini ! Masa takut?"
Siang-mo-ji-bin menggebrak meja. "Bukan takut atau tidak
takut, bocah. Tapi kelihaian mereka itu yang harus
diperhitungkan. Apa kaukira pasukan besar bisa merobohkan
orang-orang yang memiliki kepandaian tinggi itu" Pasukan
hanya bisa menahan, bukan mengalahkan!"
"Dan So beng?"
"Dia lenyap semalam, saudara Kun Houw," Kui Hoa
mendahului. "Karena itu hampir saja kami kebobolan!"
Kun Houw tertegun. "Ke mana?"
"Entahlah. Tapi paman kami itu memang bisa begitu,
saudara Kun Houw. Dia datang dan pergi seperti siluman
saja," dan ingat bahwa dia belum memperkenalkan siapa
sesungguhnya pemuda ini pada Siang-mo-ji bin. Kui Hoa lalu
memandang dua kakek kembar itu. "Siang mo ji-bin, Kun
Houw adalah pewaris tunggal Bu-tiongkiam Kun Seng. Kau
kenal jago pedang itu, bukan" Inilah muridnya!"
Siang mo-ji bin terkejut. Mereka telah merasai sedikit
kepandaian pemuda ini. Tapi mendengar Kui Hoa
memperkenalkan pemuda itu sebagai murid si jago pedang Bu
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tiong-kiam Kun Seng tiba-tiba mereka merasa mendapat
kesempatan. "Wah, begitukah kiranya?" dua kakek itu berdiri.
"Kalau begitu aku ingin memberi ucapan selamat, Ok-siocia.
Biarlah arak ini kami suguhkan sebagai tanda ucapan selamat
datangl" dan Pek-kwi yang mendahului kakaknya melempar
arak tiba-tiba terkekeh dan mengebutkan lengannya.
Kun Houw mengerutkan kening. Dia melihat arak di tangan
Pekkwi menyambar, didorong kebutan lengan baju menghantam mukanya. Tapi Kun Houw yang cepat menerima
arak ini sudah berdiri pula dan menggerakkan lengan
menyambut. Tapi persis arak s iap disentuh mendadak arak itu
melejet dan tumpah menyiram kepalanya.
"Ah, hati-hati anak muda. Pegang dan sambar cawan itu
kuat-kuat!"
Kun Houw gusar. Dia baru mengerti bahwa lawannya itu
ternyata ingin mengujinya, bukan sekedar memberi ucapan
selamat begitu saja. Maka mendengus dan mendongakkan
kepalanya tiba-tiba Kun Houw meniup dan menyedot. Dan
begitu dia membuka mulutnya tiba-tiba arak yang
berhamburan di udara itu menggumpal dan masuk ke
mulutnya sekali teguk. Dan sementara Pek-kwi terbelalak
memandang kepadanya maka cawan sudah disentil balik ke
iblis putih itu dengan seruan mengejek.
"Siang-mo-ji-bin, terima kasih. Tapi cawan kukembalikan,
terima lah!"
Pek-kwi menyambut. Dia menerima cawannya itu, tapi
persis cawan siap disentuh mendadak cawan ini "bergulir" dan
naik di atas kepalanya. Dan sementara dia berseru kaget maka
cawan sudah "menjitak" rambut kepalanya yang tipis.
"Takl"
"Ah, hati-hati, orang tua. Pegang dan sambar cawan itu
kuatkuat!" Kun Houw menirukan, membalas ejekan lawan dan
melihat iblis putih itu melompat mundur, marah. Tapi Ang kwi
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang sudah menggerakkan cawannya sendiri tiba-tiba
menyentil arak menyambar muka Kun Houw.
"Anak muda, jangan meleng. Aku juga ingin mempersembahkan arak.. !" dan Kun Houw yang tahu-tahu
sudah diserang arak ke dua mendadak melihat cawan
menghantam hidungnya, cepat luar biasa. Tapi Kun Houw
yang maklum akan ujian ini sudah menggerakkan lengannya
menyambut, mendorongkan sinkangnya. Dan begitu dua
tenaga bertemu di udara, tiba-tiba cawan arak berguncang,
dan " berhenti di tengah jalan.
"Ah. kau tak mau menerima ucapan selamat kami, bocah?"
Kun Houw tersenyum. "Aku masih kenyang oleh arak
saudaramu. Siang mo ji-bin. Biarlah kau simpan dulu untuk
nanti kuminum."
Tepi Ang-kwi membentak. Dia marah melihat araknya
ditahan pemuda itu, maka menambah tenaga dan mendorong
lebih kuat dia berseru, "Arak terlanjur kupersembahkan, anak
muda. Sebaiknya kau minum dan tak perlu menolak.
Terimalah!" dan Kun Houw yang mendapat serangan hebat
tiba-tiba melihat arak "berjalan" dan terdorong ke arahnya,
sedikit namun cawan mulai bergeser di udara. Dan Kun Houw
yang tentu saja tak mau dipaksa tiba-tiba mengerahkan Jin-
liong-Sin-kangnya
dan membentak. Dan begitu dia mendorongkan lengan menambah tenaganya tiba-tiba arak
kembali menyerang lawan dan bergerak menyambar muka
Ang-kwi. "Aih.... prangl" Ang-kwi kaget bukan ma in. Dia terpaksa
melempar tubuh ke kiri kalah kuat, mendengar angin berkesiur
dahsyat dan melihat cawan menyambar di sisi kepalanya dan
hancur menghantam dinding. Dan Ang-kwi terbelalak dengan
muka berobah tiba-tiba meloncat bangun dan menghapus
keringatnya. http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hebat, sinkangmu luar biasa, bocah. Tapi aku masih
penasaran!"
Ang-kwi kelihatan beringas. Dia mengebutkan bajunya yang
kotor, kena percikan arak, bersiap untuk menyerang kembali,
Tapi Kui Hoa me lompat, maju mengembangkan lengannya
membentak, "Siang-mo ji bin, kita teman sendiri. Tahan....!"
dan Kui Hoa yang marah memandang kakek itu akhirnya
membuat Ang-kwi sadar, terkekeh dan tersenyum kecut.
"Aih, maaf. Aku lupa, niocu. Tapi betapa saudara Kun Houw
memang hebat. Kapan-kapan aku ingin bertbanding lagi!" dan
Angkwi yang rupanya kecewa oleh bentakan itu lalu
berkelebat keluar disusul adiknya.
Kun Houw tersenyum mengejek. "Beginikah orang-
orangmu, nona Ok" Tak tahu aturan, sungguh tak tahu malu!"
Kui Hoa menarik napas. "Siang-mo ji-bin memang orang-
orang sesat, saudara Kun Houw. maafkanlah," dan gugup
memandang Kun Houw gadis ini lalu berkata pada adiknya,
"Lin-moi, tolong antar tamu kita ke tempat paristirahatannya.
Biar dia mengaso dulu."
Kui Lin mengangguk. Dia membawa Kun Houw keluar,
memberikan sebuah kemah tak jauh dari kemah induk. Dan
mempersilahkan Kun Houw beristirahat dia berkata,
"Sebaiknya hari ini kau kumpulkan tenaga baik-baik, Houw-ko.
Mungkin besok kita berangkat setelah pasukan segar kembali."
dan, berbisik dengan kening dikerukan Kui Lin memandang
pemuda itu, "Enci Hoa bukan orang yang membunuh gurumu,
twa-ko. Tak sepentasnya kau bersikap dingin padanya!" dan
Amanat Marga 10 Persekutuan Pedang Sakti Lanjutan Pedang Karat Pena Beraksara Karya Qin Hong Pedang Darah Bunga Iblis 5
^