Pencarian

Pedang Medali Naga 18

Pedang Medali Naga Karya Batara Bagian 18


dan roboh tak berkutik.
"Hi-hik!" Bi Kwi menginjak punggung lawannya ini "Apa
sekarang yang kaumaui, tikus busuk" Kau minta mati atau
hidup"!"
Laki-laki ini pucat. Dia mau meronta, tapi melihat tubuhnya
tak dapat digerakkan lagi dan punggungnya serasa patah
diinjak Bi Kwi tiba-tiba laki-laki ini membentak, "Kau boleh
bunuh aku, siluman betina. Hui pian Siang-houw tidak takut
menghadapi kematian biarpun nyawa harus dikorbankan!"
"Hm, kau minta mati" Baik, boleh saja. Tapi sebut dulu
siapa orang yang menyuruhmu menculik selir Kaisar!"
Yang Khi tutup mulut. Dia menggigit bibir kuat-kuat ketika
Bi Kwi menambah tenaga injakannya, membuat tulang
punggungnya berbunyi "krek" dan sakit bukan main. Tapi
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ketika Bi Gwat dan Bi Hwa melompat maju menyentuh jalan
darah pi-peh-hiatnya yang menimbulkan rasa seperti dibakar
tiba-tiba Yang Khi menjerit dan berteriak tak tahan.
"Aduh! Keparat kalian, jahanam kalian....!" Bi Hwa
tersenyum. "Kami masih dapat membuatmu merasa sakit yang
bermacam-macam jenis. Hui-pian Siang-houw Sebaiknya kau
katakan saja permintaan kami dan menyerahlah!"
Laki-laki ini terbelalak. Dia memaki-maki Bi Hwa yang
berlutut di depannya itu, mencoba kersikeras dan tetap
bertahan. Tapi ketika Bi Hwa mengeluarkan sebatang jarum
dan menyentuhkan ujungnya yang runcing di mata kanannya
tiba-tiba laki-laki ini terkejut dan menjadi ngeri. "Tidak...
jangan... jangan coblos mataku...!"
Bi Hwa tersenyum. "Kalau kau menyerah baik-baik, Hui-
pian Siang-hoiw. Kalian tidak tentu saja jarum ini akan
menancap di bola matamu. Dan aku masih memiliki sebatang
lagi. Boleh ditancapkan di matamu yang lain kalau kau suka.
Hi-hik!" Yang Khi gemetar. Dia melihat bahwa lawan yang dikata
mendiang kakaknya dan Hiat-poan-pang itu benar-benar
bukan manusia lagi. Melainkan iblis ysng dapat mencoblos
matanya dengan sikap tenang, tertawa dan tersenyum dingin.
Dan ketika perlahan namun pasti Bi Hwa nulai membuktikan
ancamannya tiba-tiba Y ang Khi merjerit dan mengeluh.
"Tidak... , jangan.... aku mengakui"
"Bagus," Bi Hwa tertawa, "Kalau begitu cepat katakan, tikus
busuk. Kami tak sabar mendengar siapa orang yang
menyuruhmu ini. Hayo sebut namanya!"
Laki laki ini terpaksa bicara. Dia memberi tahu dengan
muka pucat dan suara tersendat-sendat bahwa Menteri Wu-
lah yang menyuruhnya menculik Shi Shih. Dan begitu Sam-
hek-bi kwi mengetahuinya mendadak Bi Hwa terkekeh.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bagus, terima kasih, orang budiman. Kau memang baik
hati.... crep!" dan Bi Hwa yang menusukkan jarum panjangnya
ke mata lawan tiba-tiba disambut pekik ngeri yang menyayat
hati. Orang ke dua dari Hui-pian Siang houw itu berkelojotan,
jarum tembus mengenai otaknya. Dan ketika beberapa
erangan serta keluhannya mengiringi sakratul mautnya itu
maka tiba-tiba laki-laki ini tak bergerak lagi dan diam dengan
nyawa putus. Tewas!
Bi Hwa tertawa. Dia tretcabut jarumnya dan berdiri
menendang mayat Hui-pian Siang-hoaw, membersihkan jarum
maut itu dan menyimpannya dengan tenang. Lalu melihat Shi
Shih tergeletak pingsan iapun melompat mendekati selir cantik
ini, kagum dan terpesona. "Hebat, ini rupanya selir baru yang
diberitakan orang itu, suci. Dia menang cantik dan
menggairahkan sekali. Tak heran kalau kaisar mencintainya
setengah mati!"
Bi Gwat tersenyum. Ia juga sudah melompat mendekati
Ceng Tan, yang tergolek di sisi madunya. Dan berkata
memandang sumoinya ia menyambar selir ke dua ini, "Tak
salah. Dan kita mendapat keberuntungan besar dengan
menyelamatkan selir-selir sri baginda. Hwa-moi. Tentu sri
baginda akan berterima kasih sekali dan memberi kita hadiah
lumayan. Ayo ke istana!"
Bi Hwa mengangguk. Bersama Bi Kwi ia sudah berkelebat
meninggalkan tempat itu, menghadap kaisar dan langsung
melaporkan kejadiannya, membawa serta bukti dua orang selir
yang pingsan dibius. Dan karena kaisar telah mengenal tiga
orang wanita ini karena dulu kaisar juga pernah bernaung
atau bersahabat dengan perkumpulan Gelang Berdarah maka
tentu saja kedatangan tiga orang wanita ini menggegerkan
istana. Kaisar terkejut, marah-marah dan gusar bukan kepalang.
Dan ketika Shi Shih disadarkan dan mengaku bahwa mereka
dibius dua orang laki-laki yang bukan lain Hui-pian Siang-houw
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
adanya maka kemarahan kaisar mencapai puncaknya. Dia
tahu siapa Hui-pian Siang houw itu, orang-orang kepercayaan
atau pembantu Wu Yuan, menteri yang menjadi kepala rumah
tangga istana. Dan karena bukti tak dapat disangkal lagi dan
perbuatan ini tertangkap basah maka saat itu juga Wu Yuan
dipanggil menghadap.
Menteri ini dimaki-maki. Kaisar hampir menyuruhnya
bunuh. Tapi Wu Cu Shu yang juga menghadiri sidang kilat
yang menggegerkan seluruh istara ini memohonkan ampun.
Sebenarnya Wu Cu Shu bersiap-siap melindungi saudaranya
itu, bahkan siap pula untuk menerima hukuman bersama.
Karena mereka berdualah yang sesungguhnya mengatur
semua kejadian itu. Tapi ketika dengan isyarat tertentu dan
amat rahasia saudara sepupunya itu minta agar semua
kesalahan ditimpakan saja kepadanya dan Wu Cu Shu diam
tak usah mengaku maka menteri yang tertegun ini terpaksa
menerima. Apalagi ketika malamnya mereka sudah saling
berjanji, langsung tergesa-gesa bertemu setelah melihat
tewasnya Hui-pian Siang houw.
"Kita tertangkap, Shu-twako. Pekerjaan yang dilakukan Hui-
pian Siang-houw gagal!"
Itu ucapan pertama kali ketika saudara sepupunya itu
datang. Dan Wu Cu Shu yang tentu saja kaget segera
membelalakkan mata dengan muka berobah. "Siapa yang
menggagalkannya?" suara menteri ini serak, hampir tak
terdengar. Dan Wu Y uan yang menceritakan kejadiannya lalu
menjelaskan dengan tergesa gesa, menceritakan bahwa diam-
diam dia mengintai semua kejadian di belakang rumahnya.
Betapa Sam-hek-bi-kwi muncul dan membunuh utusannya itu.
Dan karena semuanya tertangkap basah maka tak ada jalan
lain bagi mereka untuk melarikan diri.
"Karena itu kuminta padamu, Shu-twako. Karena Hui-pian
Siang-houw adalah orang-orang kepercayaanku maka biarlah
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
semuanya ini aku yang bertanggung jawab. Kaisar tentu
marah, dan aku siap menerima hukumannya "
"Tidak!" Menteri Wu mengepalkan tinjunya. "Aku tak mau
berkhianat, Yuan-te. Meskipun Hui-pian Siang-houw orang-
orang kepercayaanmu tapi yang mengatur semuanya ini
adalah kita berdua. Biar kita berdua pula yang mengakui
perbuatan ini!"
"Jangan," sang adik menggeleng. "Kalau kita berdua yang
menerima hukuman maka selanjutnya perjuangan kita
terhenti, twako. Tak ada lagi yang meneruskan dan
menghadapi selir berbahaya itu. Kau harus diam saja dan
jangan ikut campur, ini akan kupikul sendiri!"
Wu Cu Shu menolak. Dengan sengit dan marah-marah dia
menentang maksud saudaranya itu. Tapi ketika perdebatan
memuncak dan dua kakak beradik itu bersitegang leher untuk
sama-sama mempertahankan pendapatnya sendiri maka isteri
Wu Yuan muncul, menangis melerai mereka.
"Sudahlah, ini adalah resiko perjuangan. Shu twako. Aku
telah tahu apa yang kalian rencanakan. Suamiku benar,
sebaiknya salah seorang di antara kalian yang mengakui
perbuatan ini sementara yang lain meneruskannya untuk
menghadapi selir itu. Tak boleh kalian berdua sama-sama
menerima hukuman!"
"Kalau begitu aku saja yang menerimanya, hujin. Aku
saudara tua wajib mengalah pada yang lebih muda!" Wu Cu
Shu masih emosi, gagah dan jantan mengucapkan kata-
katanya ini. Tapi Wu Yuan yang menggoyangkan lengannya
menolak. "Tidak, kedudukanmu lebih penting daripada aku, twako.
Kau yang mengatur roda pemerintahan selama ini. Kalau kau
tertangkap tentu roda pemerintahan akan dijalankan orang
lain dan itu lebih berbahaya. Apalagi kalau selir itu ikut
campur, memasang orangnya untuk menggantikan dirimu."
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Wu Cu Shu terkejut. Dia tersentak oleh kata-kata
saudaranya ini, tertegun dan seketika menghentikan
debatnya. Dan melihat bahwa apa yang dikata saudaranya itu
memang benar dan bisa saja terjadi, akhirnya dengan berat
menteri ini menerima, menangis dan bercucuran air matanya
memeluk sepupunya itu. Dan ketika beberapa saat kemudian
kaisar memanggil saudaranya ini untuk mempertanggungjawabkan penculikan itu akhirnya menteri ini
mengikuti persidangan dan berusaha membela.
Dan Wu-taijin berhasil. Dia harus susah payah mengajukan
argumentasinya, mencoba meringankan hukuman yang
dijatuhkan kaisar. Antara lain bersedia menggantikan
saudaranya itu untuk menerima pertanggungjawaban. Dan
karena berkali-kali menteri ini berjuang dengan gigih untuk
membela saudaranya itu maka kaisar memperingan hukuman
dengan mengenakan sanksi administratip. Wu Yuan dipecat
dan dimutasikan, tidak lagi menjabat sebagai kepala rumah
tangga istana melainkan menjadi gubernur di Propinsi Kwang-
tung, jauh di luar kota raja. Jadi secara tidak langsung
"ditendang" dari istana dan menjauhi pemerintahan pusat.
Dan karena mengingat jasa-jasa Wu Cu Shu yang banyat
berjasa terhadap roda pemerintahan dan Wu Yuan masih
saudara dari menteri tua ini akhirnya bekas kepala rumah
tangga kaisar itu dipindah dalam waktu 24 jam.
Wu Cu Shu lega. Wu Yuan juga lega, tak mengira bahwa
perjuangan kakaknya berhasil. Kaisar diredakan kemarahannya dapat diberi pengertian bahwa betapapun
penculikan Shi Shih belum sampai menginjak pada perbuatan
lebih jauh, pembunuhan. Karena apa yang dilakutan oleh
bekas kepala rumah tangga kaisar itu sekedar melepas
kejengkelan. Jengkel bercampur iri seperti sengaja dikatakan
Wu-taijin kepada kaisar. Satu pernyataan yang tentu saja
dibuat begitu agar kaisar memperingan hukuman. Dan ketika
benar apa yang diusahakan menteri ini berhasil maka tak syak
lagi bekas kepala rumah tangga istana itu terharu.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dia menangis dan merasa lolos dari maut. T api karena tak
ada waktu lagi untuk melepas semua perasaan hatinya itu
karena besok dia sudah harus meninggalkan kota raja, maka
dua orang kakak beradik yang dilanda keprihatinan besar ini
berpisah. Wu Cu Shu tak mengantar saudara sepupunya itu,
kecuali sepucuk surat agar saudaranya itu berhati-hati. Dan
ketika Wu Yuan berangkat meninggalkan kota raja, maka
tinggalah menteri tua ini seorang diri di kamarnya.
Kejadian itu dianggap rakyat yang awam akan politik
sebagai kesalahan Wu Yuan seorang. Tak ada yang mengira
bahwa Wu-taijin (Wu Cu Shu) terlibat. Bahkan sebenarnya
menteri tua ini diam-diam ingin membunuh Shi-Shih. Selir
yang dirasa akan membahayakan negaranya itu. Dan ketika
seminggu kemudian kaisar mengangkat Menteri Po Phi
sebagai kepala rumah tangga kaisar menggantikan kedudukan
saudara sepupu Wu Cu Shu maka untuk kesekian kalinya
menteri ini tertegun.
Dia melihat apa yang dikata saudaranya itu benar. Shi Shih
"menanamkan" orang-orargnya untuk menduduki jabatan-
jabatan penting. Karena Po Phi sebenarnya adalah menteri
yang menjadi antek selir yang cerdik itu. Bahkan orang yang
cukup dekat dengan Shi Shih. Dan membayangkan bahwa dia
hampir terseret emosi dengan mengadakan pengakuan
bersama tiba-tiba menteri tua iti terheryak. Dia membayangkan, kalau seandainya kaisar membunuh atau
mengusir dia tentu Po Phi itulah yang menggantiksnnya,
mengatur roda pemerintahan dan bakal bekerja sama dengan
Shi Shih. Kerja sama yang akan merusak negara dan justeru
memperberat kebobrokan kas negara! Dan membayangkan
betapa yang dikata saudaranya itu hampir tak salah sama
sekali, tiba-tiba menteri ini mencucurkan air matanya. Dia
sedih sekali, prihatin dan amat berduka memikir rasib
junjungannya. Tapi karena semuanya telah berlalu dan dia
harus berhati-hati memperlihatkan tindak-tanduknya maka Wu
taijin ini hanya menghela napas dalam. Dia tak dapat berbuat
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
apa-apa. Dan ketika sebulan dua bulan kemudian dia melihat
Shi Shih dan temannya itu gencar memelet pembesar-
pembesar istana maka menteri ini pun mengeluh dan kembali
menangis. Dia tak tahu apa sebenarnya yang sedang direncanakan


Pedang Medali Naga Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

selir cantik ini. Kenapa mencari demikian banyak pembantu.
Tapi karena yang "dipelet" itu adalah orang-orang istana
serdiri dan bukan orang lain tentu saja Menteri Wu Cu Shu ini
tak berkutik. Dia geram, namun tak dapat melampiaskan. Dan
kerena berminggu-minggu menteri ini digeragoti perasaannya
yang tumping tindih maka tak lama kemudian menteri ini jatuh
sakit. Wu Cu Shu menahan beban mental yang berat sekali. Dia
tahu " berdasarkan perasaannya bahwa ada sesuatu yang
amat berbahaya sedang dilakukan selir cantik itu. Sesuatu
yang tidak diketahuinya apa dan kapan "meletusnya". Dan
karena hal ini mengganggu pikirannya selama berminggu-
minggu dan dia tak dapat menjebak selir itu untuk melihat
kandungan maksudnya maka tak heran kalau menteri setia
yang sudah tua ini jatuh sakit. Tubuhnya yang rapuh semakin
digeragoti usia. Dan ketika beberapa saat kemudian
penyakitnya semakin memberat tiba-tiba menteri
ini memanggil puteranya, Wu Hap.
"Hap-ji, kukira ajal ayahmu tak lama lagi. Maukah kau
memenuhi pesanku?"
Wu Hap, pemuda pendiam yang akhir-akhir ini murung
melihat keadaan ayahnya mengangguk. Dia mengusap dua
butir air matanya yang jatuh di pipi, dan gemetar memandang
sang ayah pemuda ini mencoba menghibur, "kau tak perlu
bicara seperti itu, ayah. Kematian dan sangkut-pautnya
tentang itu di tangan Tuhan."
"Benar, tapi.... ugh!" menteri ini batuk-batuk. "Usiaku
semakin tua, Hap-ji. Tanpa digerogoti penyakitpun tentu
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
umurku tak panjang lagi. Maukah kau memenuhi permintaanku?"
"Boleh kau katakan, ayah. Tapi kalau kau lelah biar nanti
saja. Aku dapat bersabar."
"Tidak.... tidak....!" menteri ini menggelengkan kepalanya
berulang ulang. "Aku ingin memesan padamu, Hap-ji. Kalau
ajalku tiba sebaiknya kau pergi ke rumah sahabatku di Chi-ih.
Carilah Tong Hing Lam yang membuka perusahaan piauw-kiok
(ekspedisi barang) di sana. Temui pula pamanmu Wu Yuan.
Aku, ugh....!"
Wu-taijin kembali batuk-batuk. Dia menghentikan kata-
katanya, dan Wu Hap yang tentu saja terbelalak memandang
sang ayah tiba-tiba menangis. "Ayah, sebaiknya kau
tenangkan diri. Aku pasti memenuhi permintaanmu. Tapi kita
ke sana pergi bersama, bukan hanya aku seorang. Kau pasti
sembuh!" "Ah, penyakit begini mana bisa sembuh, Hap-ji" Kalau
sembuhpun tentu penyakit di hatiku tak dapat lenyap. Ini
semua gara-gara selir siluman itu. Jahanam dia...!"
Wu Hap tersedak. Dia tak tahan me lihat muka ayahnya
yang begitu penuh kebencian terhadap Shi Shih, selir baru
yang cepat menjadi buah bibir istana saking hebatnya
menundukkan kaisar. Selir berpengaruh yang cerdik dan amat
cerdas. Dan karena saban hari dia mendengar ayahnya
menunjukkan ketidaksenangannya terhadap selir itu maka
diapun tahu apa yang sebenarnya tersimpan di hati ayahnya
ini. Dan Wu Hap tentu saja membela sang ayah. Dia ikut
menaruh benci pada selir cantik itu. Dan sementara ayahnya
batuk-batuk mengepalkan tinjunya mendadak sebuah bayangan berkelebat memasuki kamar.
"Heh-heh, kenapa bicara tentang kematian kalau ajal masih
jauh, Wu-taijin" Aku bisa menolongmu. Penyakitmu dapat
kusembuhkan!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Wu Hap terkejut. Dia melihat seorang kakek tua berdiri di
situ, tangannya memegang buli-buli (tempat arak) sambil
menggelogok isinya. Kakek tak dikenal. Dan Wu Hap yang
tentu saja terkesiap kaget langsung melompat bangun dan
membentak, "Orang tua, kau siapa?"
"Heh heh, aku Lo-ciu ( Arak Tua), Wu-kongcu. Aku guru
Hui pian Siang houw yang tewas terbunuh itu!" kakek ini
tertawa, menggoyang buli-bulinya dan melangkah lebar, maju
mendekati pembaringan Wu taijin yang tentu saja terbelalak
memandang kakek ini, tak percaya dan curiga. Tapi setelah Lo
ciu menunjukkan cincin bermata hijau sebagai tanda utusan
adiknya (Wu Yuan) barulah menteri ini tersentak dan gembira
bukan main. "Ah, kau utusan saudaraku, Lo-cianpwe" Kau datang dari
Propinsi Kwang-tung?"
"Benar, aku datang secara rahasia, taijin. Gubernur Wu
menyuruh aku ke sini untuk menyembuhkan sakitmu. Dia
telah mendengar keadaanmu dan ikut cemas."
Wu-taijin girang. Dia turun dari pembaringannya, langsung
menyambut kakek ini dengan mata berseri. Dan begitu
mendengar kakek ini adalah utusan adiknya tiba-tiba secara
aneh Wu taijin merasa sembuh setengah bagian. Dengan
gembira dan penuh harap dia mendengar cerita kakek itu
tentang keadaan saudaranya di Propinsi Kwang tu ng, yang
ternyata baik-baik saja dan tidak mengalam i gangguan. Dan
ketika Lo-ciu mulai mengobati penyakitnya ternyata dalam
beberapa hari saja Wu-taijin sembuh.
"Ah. kau benar, Lo-cianpwe. Penyakitku sembuh dalam
sekejap mata saja! Kiranya kau juga seorang ahli
pengobatan?"
"Heh heh," kakek ini tertawa. "Sedikit-sedikit aku tahu arti
penyakit, taijin. Dan untuk penyakitmu itu aku tahu obatnya.
Kau hanya perlu menenangkan hati dan pikiran!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Benar, tapi kalau setiap hari melihat hal-hal yang
membuatku sakit hati mana mungkin aku tak menderita, Lo-
cianpwe" Ini semua gara-gara..... "
"Gara-gara selir baru itu. bukan?" si Arak Tua memotong,
berkilat matanya. "Aku telah mendengar semuanya itu, taijin.
Aku tahu kenapa kalian berdua sampai gagal. Gubernur Wu
telah menceritakannya secara lengkap kepadaku!"
Wu-taijin mengangguk. "Memang benar, dan apa rencana
saudaraku sekarang ini, Lo-cianpwe" Kau membawa tugas lain
selain menyembuhkan aku?"
"Ya. aku si tua ini ingin mencari Sam-hek bi-kwi, taijin. Aku
ingin membalas kematian muridku pada tiga wanita iblis itu!"
"Hm, tapi Sam-hek-bi-kwi sekarang menjadi pergawal
istana, Lo-cianpwe. Maksud hatimu terlalu berbahaya dan
dapat mercelakakan dirimu sendiri. Sebaiknya bersabar dulu.
Kau tinggal dulu di sini untuk menjadi perantara di antara
kami." "Aku tahu. Gubernur Wu juga menyatakan demikian, taijin.
Dan mengingat hubungan mendiang dua orang muridku aku
menyanggupkan diri membantu kalian. Percayalah, aku juga
tak senang pada selir baru itu karena gara-gara mereka dua
orang muridku terbunuh!"
Wu-taijin menghela napas. Kembali menyebut nama selir ini
membuat hatinya sakit, geram dan marah. Dan Lu ciu si Arak
Tua yang akhirnya menjadi "penghubung" di antara dia dan
adiknya di Propinsi Kwang-tung membuat menteri ini terhibur
dan merasa mendapat bantuan. Sampai akhirnya, setelah
cukup bergaul beberapa minggu lamanya dan mengenal baik
kakek ini tiba-tiba Wu-taijin timbul pikiran baru untuk
menyuruh puteranya berguru pada kakek penggelogok arak
itu. "Hap-ji, kulihat kakek ini cukup lihai. Bagaimana kalau kau
menjadi muridnya?"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Wu Hap mengangguk. "Boleh. Aku memang tertarik
padanya, ayah. Tapi bagaimana dengan kakek itu sendiri,
maukah dia menerima aku sebagai muridnya" Maklum, aku
tak pernah belajar silat, ayah. Jangan-jangan aku dianggapnya
terlalu tua dan tak berguna!"
Sang ayah optimis. "Tidak, kurasa Lo-ciu tak keberatan,
Hap-ji. Asal kau bcrlatih sungguh-sungguh tentu kau akan
pandai pula menjaga dirimu. Sebaiknya Arak Tua itu kita
panggil!" Lo-ciu sudah menghadap. Dia tertawa ketika Wu-taijin
menyatakan maksud hatinya, tapi mengangguk, tanpa banjak
bicara dia menyatakan setuju. "Boleh, aku melihat tulang-
tulang puteramu ini cukup baik, taijin. T api apakah aku cukup
berharga menjadi gurunya biarlah kita lihat bersama!"
Hari itu juga Wu Han diambil murid. Dia sudah mulai diajar
silat, berlatih di bawah bimbingan kekek tua ini. Dan karena
hubungan mereka kian akrab maka sebentar saja si Arak Tua
ini sudah dianggap keluarga sendiri oleh Wu-taijin. Dan
pembesar ini semakin gembira. Jelek-jelek dia merasakan
mendapat bantuan moral. Itu paling sedikit. Dan karena Lo-ciu
menjadi kurir yang sering mondar-mandir dari kota raja ke
Propinsi Kwang-tung maka hubungan yang semula putus di
antara Wu-taijin dan Wu Yuan dapat tersambung kembali.
Maklum, swjak peristiwa itu Wu Cu Shu tak berani "merdekati"
adiknya. Khawatir sorotan tajam yang dilakukan orang-orang
istana. Dan ketika si Arak Tua ini menjadi jalan keluarnya,
maka kembali disusunlah rencana-rencana mereka yang
kandas di tengah jalan untuk menghancurkan Shi Shih, tak
tahu betapa diam-diam lawan telah mencium semua gerak-
geriknya ini, mengikuti tindak-tanduk menteri tua itu hingga
ke rencana yang sekecilkecilnya. Dan ketika Wu Cu Shu
mengadakan "kontak" dengan adiknya di Propinsi K wang-tung
maka saat itu pula lawan siap menjebaknya dengan satu
muslihat yang cerdik.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Agaknya kita perlu melihat kembali keadaan Kun Houw.
Sementara biarlah kita tinggalkan dulu konflik batin di hati Wu
taijin itu. Karena seperti yang kita ketahui, beberapa waktu
yang lalu Kun Houw dibawa tiga orang Sam-hek-bi-kwi ini
untuk pengobatan. Benarkah demikian"
Sebagian memang benar. Kun Houw dibawa ke kamar Bi
Kwi, orang termuda dan tercantik di antara tiga bersaudara
itu. Dan ketika Kun Houw dibawa masuk ke kamar wanita ini
maka Bi Kwi benar-benar memberikan pengobatan. Kun Houw
sudah diletakkan diatas pembaringan, masih pingsan. Dan
ketika Bi Kwi melepas baju pemuda ini maka yang dilakukan
pertama kali oleh wanita itu adalah.....bersiul.
"Fui, hebat pemuda ini, suci. Dia memiliki dada yarg bidang
dan kulit yang putih bersih!"
Bi Hwa tertawa. Dia juga melihat itu, bergairah
memandang dada telanjang Kun Houw lebar, tegap dan
tampak berotot. Tapi Bi Gwat yang mendengus memperingatkan mereka berkata serius, "Jangan main-ma in.
Puteri tertua Ok-ciangkun itu rupanya jatuh hati pada pemuda
ini, sam-moi (adik ke tiga). Sebaiknya kita tolong dia dan
sadarkan lebih dulu!"
Bi Kwi mengangguk. Ia tersenyum penuh arti, tertarik dan
bangkit nafsunya melihat keadaan Kun Houw. Tapi
menempelkan lengan di dada pemuda ini Bi K wi berseru pada
kakaknya nomor dua, "Ji-ci, sebaiknya kau bantu aku
menyalurkan sinkang di belakang punggungnya. Pemuda ini
luka parah menerima pukulan mujijat!"
"Ya, katanya Pendekar Gurun Neraka sendiri yang
melukainya sumoi. Berarti dia terkena Pukulan Inti Petir itu.
Lihat, dada kanannya gosong dan baju pundaknya hancur!"
Mereka semua terbelalak. Diam-diam kekaguman besar
memancar di hati tiga orang wanita ini, me lihat betapa Kun
Houw mampu menerima pukulan Pendekar Gurun Neraka
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang umat dahsyat itu, yang sudah mereka kenal
kehebatannya dan tak perlu diragukan. Maka melihat Kun
Houw dapat bertahan dan tidak tewas menerima pukulan Petir
itu betapapun Sam-hek-bi kwi menjadi kagum. Bi Kwi sudah
menyalurkan sinkangnya, menempelkan lengan di dada Kun
Houw. Dan Bi Hwa yang juga menyalurkan sin-kang di
punnggung Kun Houw dengan jalan memiringkan tubuh
pemuda ini di hadapan mereka berdua sebentar saja sudah
mulai bekerja membantu penyembuhan. Dan Bi Kwi terkejut.
"Wah, sinkangku bertemu hawa sakti yang bergolak dari
pusarnya, cici. Apakah sinkangmu membentur hawa mujijat
ini?" "Ya," Bi Hwa ikut terkejut "Aku merasakan daya dorong
yang menolak balik sin-kangku, sumoi. Agaknya pemuda ini
sudah memiliki sin-kang otomatis yang siap menyerang lawan
kalau dia diserang. Dalam keadaan tidur sekalipun!"
Bi Kwi mengangguk. Dia memang terheran-heran dan
kaget, merasa betapa sinkangnya ditolak oleh hawa sakti yang
bergolak dari pusar pemuda ini. Melihat betapa secara
otomatis sin-kang pemuda itu melindungi tuannya. Mengira
diserang. Tapi setelah Bi Kwi menyesuaikan diri dan justeru
mengikuti arus sinkang di tubuh Kun Houw maka barulah
tolakan ini berhenti dan dapat diajak "bersahabat". Bi Kwi
tertegun. "Hebat, pemuda ini memiliki sinkang luar biasa, cici.
Rupanya itulah yang di maksud Ok ciangkun. sebagai Tenaga


Pedang Medali Naga Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Ular di kundalini saktinya!"
"Ya, rupanya secara aneh pemuda ini telah me latih sin-
kang yang dahsyat, sumoi. Mengherankan benar bagaimana
dalam usianya yang semuda ini dia berhasil memiliki sinkang
Tenaga Ular!"
"Warisan mendiang gurunyakah?"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tak mungkin. Jago pedang itu tak memiliki sinkang
macam ini, sumoi. Ok-ciangkun sendiri curiga bahwa jangan-
jangan pemuda ini mendapatkan sinkangnya dari orang lain,
seorang tokoh sakti. Tapi siapa" Kalau Pendekar Gurun Neraka
jelas tak mungkin. Tentu orang lain yang tak kita kenal
atau....." Bi Hwa tertegun. "Pedang Medali Naga!"
Sam-hek-bi-kwi terkejut. Mereka teringat ini. Teringat
bahwa Kun Houw dikabarkan memiliki pedang pusaka itu.
Pedang yang tidak mereka lihat dan baru sekarang sadar
bahwa Kui Hoa memberikan Kun Houw kepada mereka tanpa
pedang keramat itu. Dan Bi Kwi yang membelalakkan matanya
tiba-tiba mendesis,
"Benar, dan Pedang Medali Naga tak ada di tubuh pemuda
ini, ji-ci. Mungkin saja Kun Houw mendapatkan tenaga
saktinya itu dari warisan pedang keramat."
"Mungkin saja." Bi Hwa berkilat penuh gairah. "Mungiin
saja pemuda ini mejdapatkan tambahan ilmunya dari pedang
yang luar biasa itu, sumoi. Tapi benarkah Pedang Medali Naga
menyimpan petunjuk tentang melatih tenaga sakti?"
"Tidak." Bi Gwat kali ini bicara. "Aku tak mendengar
kehebatan pedang itu selain ketajamannya, sumoi. Pedang
Medali Naga bukan pedang yang menyimpan petunjuk-
petunjuk tentang ilmu silat. Aku tahu itu!"
"Kalau begitu dari mana pemuda ini memiliki sinkang
demikian dahsyat" Dia mampu menahan pukulan Petir yang
dimiliki Pendekar Gurun Neraka!"
"Entahlah," B i Gwat menggelengkan kepalanya. "Ini rahasia
yang hanya diketahui pemuda itu sendiri, sumoi. Kalau ingin
tahu tentu saja kita harus menyadarkannya."
Bi Hwa dan adiknya mengangguk. Mereka mempercepat
proses penyembuhan dengan sinkang itu, semakin tertarik dan
kagum memandang Kun Houw. Dan ketika beberapa lama
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kemudian Kun Houw mengeluarkan keluhan perlahan maka Bi
Kwi melepas telapaknya, berseru girang, "Dia sadar.....!"
Bi Gwat dan Bi Hwa mengangguk. Mereka melihat Kun
Houw membuka matanya, dan Bi Hwa yang juga melepas
telapaknya dari punggung pemuda itu sudah me lompat turun
dengan muka berseri, "Anak muda, bangunlah....!"
Kun Houw merasa mimpi. Dia tentu saja tak segera tahu
apa yang terjadi. Kesadarannya masih setengah melayang di
tempat hampa. Tapi ketika beberapa detik kemudian dia ingat
akan pertempurannya dengan Pendekar Gurun Neraka dan dia
roboh menerima pukulan dahsyat mendadak tanpa diulang
Kun Houw mencelat bangun dan langsung menghantam Bi
Hwa yang paling dekat dengannya!
"Haiitl......!"
Bi Hwa kaget bukan main. Dia terkesiap oleh serangan ini,
tak menduga sama sekali, mendengar pekik Kun Houw yang
melengking tinggi. Tapi melihat lawan menghantam dan tak
mungkin dia mengelak maka tiba-tiba Bi Hwa membentak dan
mendorongkan lengan kanannya.
"Dess... ! Bi Hwa terlempar. Orang kedua dari Sam hek-bi-
kwi ini menjerit, mencelat menghantam pintu yang pecah
berantakan. Kaget oleh kedahsyatan sinkang lawan yerg
mengangkat tubuhnya demikian ringan. Seolah belalai gajah
membantingnya di lantai kamar. Dan ketika Bi Hwa terguling-
guling dan dua saudaranya berseru kaget maka Kun Houw
sadar bahwa yang di serang bukanlah isteri
Pendekar Gurun Neraka, Ceng Bi, wanita cantik yang galak
dan disangkanya berdiri di sampingnya tadi. Dan Kun Houw
yang tentu saja terkejut melihat Bi Hwa terguling-guling
segera tertegun di tempatnya dan menjadi bengong. Apalagi
ketika melihat Bi Kwi dan Bi Gwat yang tak dikenal. Dua
wanita cantik yang asing baginya tapi ada di dalam kamar itu!
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dan Bi Hwa yang tentu saja gusar oleh serangan Kun Houw
sudah melompat bangun dan memaki,
"Bocah keparat, beginikah balas budimu kepada orang yang
menyembuhkanmu" Kau kurang ujar. Tak tahu aturan....!"
Kun Houw menjublak. Dia sekarang melihat jelas tiga
wanita setengah umur ini, sadar setelah ingatannya bekerja
penuh. Maka terkejut dan melompat mundur dia bertanya
dengan muka berobah, "Maaf, siapa kalian"!"
Bi Kwi mendahului kakaknya, "Kami Sam-hek-bi-kwi. Kun
Houw. Aku dan enciku nomor dua itulah yang menyembuhkanmu!"
Kun Houw tercekat. Dia merasa bahwa tubuhnya memang
telah sehat kembali, segar dan lenyap pengaruh pukulan
Pendekar Gurun Neraka yang dahsyat itu. Dan heran bahwa
tiga wanita cantik ini mengenal dia Kun Houw pun
membelalakkan mata. "Kalian tahu namaku?"
Bi Kwi tersenyum. "Tentu saja. Kita bukanlah orang lain,
Kun Houw. Dan lagi, siapa tak mengenal mendiang gurumu
yang lihai itu" Si jago pedang Kun Seng adalah sahabat dan
teman akrab kami. Kita adalah orang-orang sendiri!"
Kun Houw tertegun. Dia tak percaya begitu saja kata-kata
ini, tapi melihat orang telah menyembuhkannya dari pukulan
Pendekar Gurun Neraka yang membuat dia hampir tewas
tentu saja tak enak baginya untuk menaruh curiga. Maka
diapun memberi hormat, dan melihat Bi Hwa mendelik
padanya Kun Houw buru-buru menyatakan penyesalannya,
"Maaf terima kasih untuk pertolongan kalian, Sam-hek-bi-
kwi. Tapi dimana dua orang temanku yang ikut bersamaku" Di
mana aku kini?"
"Hi-hik, kau maksudkan dua gadis kembar puteri Ok-
ciangkun itu, Kun Houw" Mereka sudah dipanggil ayahnya.
Kau berada di tempat Ok-ciangknn sekarang."
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kun Houw terkejut. Dia melihat tiga wanita itu memandang
penuh kagum kepadanya, memandang dadanya yang
telanjang tak berbaju. Dan Kun Houw yang jengah melihat ini
tiba-tiba menyambar bajunya di atas meja. Tapi Bi Kwi
tertawa, menahan bajunya dan menyerahkan baju baru yang
cepat dikeluarkan dari lemari. Dan genit memandang Kun
Houw wanita ini berkata, "Sebaiknya kau buang bajumu yang
lama itu, Kun Houw. Pakai saja baju baru ini dan buang baju
yang sobek-sobek itu!"
Kun Houw tak dapat menolak. Dia menerima baju itu, tapi
Bi Kwi yang memasangkannya dengan sikap centil membuat
Kun Houw semburat merah. Dan ketika baju sudah me lekat
tanpa diminta tahu-tahu Bi Kwi mencubit dagunya dan berseru
genit, "Ih, tampan kau, Kun Houw. Tak beran kalau Kui Hoa
jatuh hati padamu!"
Kun Houw melangkah mundur. Dia kaget dan marah oleh
sikap yang dianggapnya "berani" ini, tapi ingat bahwa orang
telah menyembuhkannya dari luka yang berbahaya dia pun
menahan diri dan terbelalak. Dan saat itu pintu diketuk orang.
"Sam-wi-niocu (nona bertiga), ciangkun mengundang kalian
untuk jamuan malam...!"
Bi Kwi mendesah. Ia rupanya kecewa oleh gangguan ini,
tapi kakaknya yang ingat akan sesuatu tiba-tiba berkelebat
keluar. "Benar, kita dijanji untuk ke sana, sumoi. Ayo bawa
pemuda iai menghadap Ok-ciangkun!"
Bi Hwa juga mengikuti kakaknya. Dia sudah berkelebat pula
meninggalkan kamar, dan Bi Kwi yang sendirian bersama Kun
Houw tiba-tiba menyambar lengan pemuda ini, menggandengnya tanpa malu-ma lu!
"Kun Houw, ayo kita menerima undangan Ok-ciangkun ini.
Ada sebuah berita penting untuk kita ketahui!"
Kun Houw lagi-lagi tak dapat mengelak. Dia kurang kenal
siapa tiga orang wanita ini. Tapi ketika Bi Kwi mengempit
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
lengannya dan wanita itu terkekeh genit diapun melepaskan
diri dengan tidak ragu-ragu lagi. "Maaf, biarkan aku berjalan
sendiri, niocu! Jangan membawaku seperti ini."
Bi Kwi terbelalak. Dia mau marah, tapi melihat Kun Houw
memandangnya tak senang dan mata pemuda itu bersinar tak
takut kepadanya tiba-tiba waaita ini terkekeh. '"Bagus, kau
memang pemuda yang hebat, Kun Houw. Rupanya tak sia-sia
Ok-ciangkun mengambilmu sebagai pembantu. Ayolah, kita ke
sana....!"
Kun Houw mengangguk. Dia mau mengikuti wanita ini di
belakangnya, dan ketika mereka tiba di ruangan luas dan
melihat banyak orang berkumpul menghadapi sebuah meja
besar yang penuh makanan dan arak tiba-tiba Kun Houw
berhenti dan membelalakkan matanya, melihat betapa Hun
Kiat dan Mayat Hidup ada di situ! Dan Kun Houw yang
langsung gemetar dengan mulut dikatup repat tiba-tiba mogok
tak mau maju! "Eh, kenapa kau, Kun Houw" Ada apa?" Bi Kwi ikut
berhenti, terbelalak memandang temannya dan membuat
semua orang menoleh. Dan Ok-ciangkun yang melihat
kedatangan mereka tiba-tiba berseru dan bangkit dari
kursinya, "Kun Houw, ke marilah. Duduk dan bersikaplah biasa
kepada para pembantuku ini. Mereka adalah kawan!"
Kun Houw tak dapat maju. Dia teringat akan kematian
ibunya, akan kekejaman Hun Kiat dan Mayat Hidup itu. Dan
mendelik tak mampu iiienguasai diri sekonyong-konyong dia
berkelebat menerjang lawan. "Hun Kiat, bayar hutang jiwa
ibuku di s ini....!"
Semua orang terkejut. Hun Kiat atau yang dulu bernama
Ceng Liong itu menendang kursinya, meluncur mundur dan
langsung melompat . bangun. Dan begitu Kun Houw
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menghantam dadanya dengan pukulan berat diapun
menangkis dan mengeluarkan bentakan keras.
"Dukk!"
Dua pemuda itu terdorong. Mereka terpental dan sama-
sama membuat orang terbelalak, kagum oleh benturan keras
yang membuat ruangan itu tergetar seakan dilanda gempa,
piring dan mangkok di atas meja mencelat dan ada yang
pecah. Tapi Ok-ciangkun yang melerai dengan bentakannya
yang penuh wibawa sudah berdiri di antara dua orang muda
ini, "Kun Houw, jangan membuat onar. Ingat akan janjimu
kepadaku!"
Jilid 27 http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
KUN HOUW tertegun. Dia berapi-api memandang lawan,
mukanya merah bagai dibakar. Dan Hun Kiat yang tersenyum
mengejek dengan mata tak mengenal takut mengangkat
tangannya dengan mulut mencibir, "Kun Kouw, sabaiknya
persoalan kita diselesaikan lain kali saja. Ok-ciangkun tak
menginginkan kita bermusuhan. Setidak-tidaknya saat ini."
"Hm... !" Kun Houw menggeram. "Kau memang benar. Hun
Kiat. Tapi betapapun Kau tak dapat berlindung terus di
belakang Ok-ciangkun!"
"Siapa berlindung?" Hun Kiat tertawa mengejek. "Aku dapat
menjaga diriku sendiri, Kun Houw. Tak perlu perlindungan
orang lain untuk menghadapimu seorang diri. Kau kira aku
takut?" Kun Houw sudah mau maju kembali. Dia merasa ditantang,
tapi Ok-ciangkun yang menekan pundaknya berkata dengan
bengis, "Kun Houw, aku tak mau perjamuan ini kau kotori
dengan sepak terjangmu. Kita semua adalah kawan. Ingat
janjimu dulu untuk tunduk kepadaku!"
Kun Houw tak berkutik. Dia geram pada perjanjiannya ini,
tapi tak mau dikata menjilat ludah sendiri diapun mundur dan
menekan dadanya yang berombak. Dan Mayat Hidup tiba-tiba
tertawa, batuk-batuk dengan suaranya yang khas itu. "Ok-
ciangkun, sebaiknya biarkan saja dua ekor harimau muda ini
bertarung. Kita tentu melihat pertunjukan yang menarik "
"Tidak!" panglima itu menggeleng. "Kita menghadapi
urusan yarg penting, Mayat Hidup. Jangan membakar dua
orang muda ini dengan kata-kata yang memanaskan telinga.
Mereka semua adalah pembantuku. Tak boleh ada yang
berkelahi."
Semua orang diam. Mereka menyayangkan pertandingan
yang batal itu, dan Sin-thouw-liong Mu Ba yang tertawa
bergelak tiba-tiba bangkit dari kursinya. "Ciangkun, memang
sebaiknya dua orang muda ini bersahabat. Tapi bagaimana
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kalau Kun Houw menyerang duluan" Bukankah muridku tak
dapat menghindar" Sebaiknya diadakan pibu saja secara adil,
ciangkun. Biar diselesa ikan masalah itu dengan kita sebagai
wasit!" Mayat Hidup setuju. "Betul, sebaiknya memang diselesaikan
begitu, ciangkun. Dan muridku sudah menyetujuinya. Entah
Kun Houw berani atau tidak menerina penyelesaian ini!"
Yang lain lalu mengangguk. Hampir bersamaan mereka
menyokong pendapat Sin-thouw liong dan Mayat Hidup ini.
Tapi

Pedang Medali Naga Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Sam-hek-bi-kwi yang tertawa nyaring tiba-tiba menyemprot, "Mu Ba, dan kau Mayat Hidup, kenapa tidak
dengar permintaan Ok-ciangkun" Kita semua diminta untuk
tidak membakar dua orang muda ini dalam perkelahian
terbuka. Tapi kalian malah tidak menghiraukannya dan ingin
menciptakan keributan! Apa maksud kalian ini" Tidak tahukah
bahwa mereka sama-sama diperlukan" Sebaiknya urusan pi-
bu diadakan lain kali saja. Mayat Hidup. Masih banyak waktu
bagi kita untuk menyaksikan pertandingan-pertandingan
menarik!" "Benar," Ok-ciangkun mengeraskan wajahnya, "Kalian
jangan memanaskan keadaan, Mu Ba. Kita sedang
menghadapi persoalan penting yang harus dibahas. T ak perlu
berkelahi serdiri dan saling cakar-cakaran," lalu menggandeng
Kun Houw duduk di sebelah kirinya panglima itu memandang
semua orang. "Cuwi enghiong, ada berita mengejutkan malam
ini dari sri baginda. Dua orang pemberontak muncul di kota
Chi-ih dan Chin dengan tiga ribu laskarnya siap ke mari. Kalian
sudah mendengar ini?"
Semua orang terkejut. "Tidak. Belum, ciang-kun." Bi Gwat
mewakili. "Siapa mereka itu dan apa hubungannya dengan
Ho-han-hwe?"
"Tak ada hubungan. Kabarnya mereka merupakan barisan
tersendiri, niocu. Armadanya kuat dan cukup berbahaya!''
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Dan siapa pemimpinnya?"
"Belum tahu. Dan inilah yang harus kita cari !"
"Hm," Mu-Ba menjadi tertarik. "Kalau begitu apa yang
harus kita lakukan, ciangkun" Dan di mana saudara So-beng?"
Orang lagi-lagi terkejut. Mereka melihat bahwa iblis
Penagih Jiwa itu memang tak muncul, tak tampak batang
hidungnya. Dan Kun Houw yang melihat panglima ini sedetik
terkejut dan tampak berobah mukanya tiba-tiba memandang
Siang-mo-ji-bin dengan alis dikerutkan. "Entahlah. Aku
menyuruh suteku itu memberi tahu ji-wi locianpwe ini, Mu-Ba.
Ke manakah dia setelah memberi tahu?"
Ang-kwi, sang kakak tertua menjawab, "Aku tak tahu ke
mana dia pergi, ciangkun. Tapi katanya menyelidiki para
pemberontak itu. Betul atau tidak aku tak tahu pasti."
"Hm, kalau begitu sudahlah. Aku dapat mencarinya nanti,
cuwi enghiong. Sekarang kita lanjutkan lagi berita dan istana
ini," dan kembali menghadapi semua orang panglima itu
mengembalikan perobahan wajahnya, tak tahu betapa diam-
diam Kun Houw menjadi heran dan curiga. "Seperti yang
kalian dengar, cuwi eng-hiong. Bahwa mata-mata kerajaan
melihat bergeraknya tiga ribu pasukan di perbatasan negara
kita. Dan karena berasal dari Chin dan Chi-ih maka sri baginda
menghendaki kita menyelidiki siapa pemimpinnya. Karena itu
kuundang kalian ke mari untuk mendengar titah sri baginda!"
Kemudian, menarik napas dalam dan mengerutkan
keningnya panglima ini mulai bercerita. Betapa dua accaman
bahaya muncul dari dua orang pemberontak yang belum
dikenal, yang hanya diketahui berasal dan Chi-ih den Chin
saja. Dan karena mereka merupakan ancaman berbahaya
dengan pasukan cukup besar akhirnya sri baginda
memutuskan untuk mendahului menyerang sebelum diserang,
menyambut di perbatasan sebelum mereka memasuki kota
raja. Dan sri baginda yang merencanakan ikut dalam barisan
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
penyambut ini disambut detak keras orang-orang istana yang
terkejut. "Karena itu kita harus mendahulukan keselamatan sri
baginda, cuwi enghiong. Kita harus menyelidiki dulu siapa
musuh-musuh itu. Aku khawatir mereka orang-orang Ho-han-
hwe-yang bersembunyi dan menyamar!"
"Hm, kalau begitu memang tepat, ciangkun. Tapi kapan
kita berangkat" Aku sudah gatal mendengar ini. Moga-moga
saja mereka betul-betul orang Ho-han-hwe hingga kita bisa
menumpas sekalian perkumpulan keparat itu!" Mu Ba
Tmenggereng, melotot matanya dan terbelalak marah. Tapi
Ok-ciangkun yang mengerutkan keningnya justeru menggeleng. "Tidak, jangan terburu-buru, Mu Ba. Aku telah mengirim
Kwik-ciangkun untuk menjadi kurir di depan. Sebaiknya kita
tunggu dia barang sehari dua!"
"Dan kita menganggur, ciangkun?"
"Siapa bilang?" panglima ini mendesah. Tak ada yang
menganggur, Mu-Ba. Mulai besok masing-masing dari kita
mendapat tugas baru yang lebih berat. Paduka selir ingin
bertemu kita untuk membicarakan masalah gawat. Wu taijin
dianggap berhianat!"
Semua orang terkejut. "Apa" Wu-taijin berkhianat,
ciangkun" Maksudmu dia mau menggulingkan istana dan
merebut kekuasaan?"
"Aku tak tahu pasti, cuwi enghiong. Tapi paduka selir
mengatakannya begitu. Besok kita akan menghadap dan
memperoleh penjelasan lebih lanjut."
"Hm!" Mayat Hidup mengetukkan jarinya. "Kalau begitu
tangkap saja pembesar itu, ciangkun. Bunuh atau jebloskan
dia ke penjara bawah tanah. Orang-orang yang tak setia atau
meragukan kesetiaannya lebih baik cepat-cepat dibereskan,"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berkata begitu iblis ini melirik Kun Houw. Dan Kun Houw yang
tentu saja naik darah tiba-tiba bangkit berdiri.
"Apa maksudmu melotot padaku, Mayat Hidup" Kau
mencari setori?"
"Heh-heh, siapa mencari setori padamu, Kun Houw" Kalau
kau tak merasa bersalah tak perlu marah-marah. Aku tidak
menuduhmu berkhianat," lalu, seakan tak sengaja memainkan
jarinya tiba-tiba iblis ini menyentilkan sebatang sumpit yang
menyambar tenggorokan Kun Houw.
"Crep!" Kun Houw langsung menjepitnya hancur, dan gusar
oleh perbuatan iblis kurus itu mendadak Kun Houw balas
menyerang dan menyambit balik tenggorokan lawan. "Mayat
Hidup, kau sengaja mencari permusuhan, wu-wutt.."
Mayat Hidup mendorong kursinya. Dia tahu bahwa Kun
Houw pasti membalas, maka mencelat bersama kursinya tiba-
tiba dia terkekeh dan berseru pada panglima Ok, "Ciangkun,
bocah ini rupanya pemarah benar. Jangan-jangan dia mata-
mata Wu-taijin yang dikata berkhianat itu..... brakk!" kursi
yang diduduki Mayat Hidup hancur, dan ketika iblis itu harus
berjungkir balik dengan tawanya yang parau tahu-tahu Kun
Houw berkelebat menampar kepalanya.
"Mayat Hidup, kau besar-benar minta mampus!"
Tapi Ok-ciangkun membentak nyaring. Dia jengkel dan
marah pada rekan Sin-thouw-Iiong Mu Ba ini, yang
mengganggu lebih dulu dan terang-terangan melanggar
perintahnya. Maklum, iblis-iblis sesat memang begitu
selamanya. Tak tahu hormat dan aturan! Maka melihat Kun
Houw menampar lawan dan Mayat Hidup berjungkir balik
mengelak tiba-tiba panglima ini menahan pukulan Kun Houw
dan membentak pada iblis tinggi kurus itu. "Mayat Hidup,
jangan kurang ajar. Sekali kau melanggarnya ini, aku tak akan
menerimamu di sini... plak!" dan pukulan Kun Houw yang
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
diterima panglima ini tiba-tiba membuat Kun Houw terhuyung
dan membelalakkan matanya.
"Maaf," Kun Houw terengah. "Kau tahu sendiri siapa yang
memulainya, ciangkun. Aku tak mau dihina kalau tidak
bersalah!"
Panglima itu mengangguk. Dia marah memandang si Mayat
Hidup, dan Mu Ba yang buru-buru menyambar temannya
sudah tertawa sambil bangkit berdiri. "Ciangkun, rupanya
rekanku ini lagi mabok. Bagaimana kalau kami duduk di lain
meja saja" Kun Houw mudah tersinggung, ciangkun. Jangan-
jangan Mayat Hidup akan mengganggunya lagi dan kita semua
repot. Atau, kalau diperkenankan, sebaiknya kami keluar saja
dan biar besok kami datang lagi kepadamu, kalau
pembicaraan mi sudah selesai !"
Ok-ciangkun terbelalak. Dia mau menahan, tapi melihat
tokoh-tokoh sesat itu melirik dan menjeringai memandang Kun
Houw diapun mengangguk dan mengibaskan lengannya.
"Baiklah, kalian boleh pergi, Mu Ba. tapi ingat, besok kita
harus menghadap sri paduka selir!"
Mu Ba tertawa. Bersama temannya dia menggapai Hun
Kiat, dan ketika anak muda itu bingkit berdiri dan mengikut
gurunya tiba-tiba mereka berkelebat keluar tanpa permisi lagi.
Hal yang membuat Ok ciangkun tersinggung, tapi karena
suasana memang lagi panas dan masing-masing membawa
adatnya sendiri maka panglima ini pun memakluminya.
Apalagi dia pun orang kang-ouw yang mengenal seluk-beluk
orang-orang macam Sin-thouw-liong Mu Ba itu, yang tidak
menghargai basa-basi di antara sesamanya. Dan ketika
ketiganya lenyap meninggalkan ruangan maka terpaksa
panglima ini berunding dengan sisa-sisanya yang ada di situ,
Sam-hek-bi-kwi serta Siang-mo ji-bin kakak beradik. Tentu
juga dengan Kun Houw yang dipandang dengan senyum
penuh arti oleh Bi Kwi bertiga. Dan ketika panglima ini mulai
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bicara dengan muka sedikit tak puas akhirnya perjamuan
dimulai dengan sikap sedikit kaku.
Dan kepergian Mu Ba bertiga ternyata tak menyakitkan
benar bagi panglima ini. Mereka sudah mendengar hal-hal
penting sebelum Kun Houw datang. Ditambah lagi dengan
beberapa pembicaraan masalah pemberontak di kota Chin dan
Chi-ih. Dan ketika makan minum itu dilanjutkan dengan
pembicaraan-pembicaraan lain yang masih ada kaitannya
dengan istana dan pembantu-pembantu kaisar tiba-tiba saja
Kun Houw tertarik dan menaruh perhatiannya.
Ternyata istana mengalami ketidaktenangan.
Ada goncangan kecil yang mulai meresahkan Ok ciangkun ini.
perpecahan di antara orang-orang dalam sejak sri baginda
memiliki dua selir baru itu, Shi Shih dan Ceng Tan yang baru
kali ini didengar namanya oleh Kun Houw. Dan karena
pembicaraan menyangkut urusan "intern" yang tak banyak
diketahui orang luar tentu saja Kun Houw tertarik
perhatiannya dan membelalakkan mata.
Dia mendengar perselisihan kecil yang mula mula
dicetuskan Wu-taijin itu. Betapa menteri ini tak setuju pada
bangunan istana-istana baru yang dibuat kaisar atas
permintaan selirnya. Betapa kaisar marah-marah dan
menganggap menterinya itu iri. Dan ketika Wu Yuan juga
terlibat dalam penculikan selir yang menggegerkan istana itu
hingga saudara Wu-taijin ini dikenakan tindakan administratip
Kun Houw semakin tertegun dan melihat bahwa sebenarnya
diam-diam di istana sedang berkecamuk perang dingin.
Dan Kun Houw berdebar. Dia melihat Ok-ciangkun
mengajak pembantu-pembantunya untuk tidak berpihak dulu.
Karena sementara ini terdapat dua golongan besar yang
memisahkan diri di istana. Satu adalah golongan tua kelompok
Wu-taijin itu yang tetap berpengaruh karena menteri inilah
yang mengatur roda pemerintahan sedang yang lain adalah
golongan atau kelompok selir kaisar yang konon amat di-
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sayang melebihi batas itu. Dan Kun Houw mengangguk-
angguk, heran serta kagum.
"Jadi selir ini baru beberapa bulan saja di istana,
ciangkun?" dia bertanya tak tahan, memandang panglima itu
yang mengerutkan keningnya. Dan Ok-ciangkun yang
mengangguk dengan sikap berhati-hati membenarkan.
"Ya, dua orang selir ini baru tiga bulan jalan, Kun Houw.
Tapi pengaruhnya terhadap kaisar hebat sekali dan luar biasa.
Dia minta apa saja yang tak pernah ditolak sri baginda!"
Kun Houw kagum. Dia melihat Ok-ciangkun kembali
bercerita tentang selir itu, betapa diam-diam dan amat cerdik
selir ini memelet menteri-menteri lain untuk menjadi
pembantunya. Belum tiga bulan penuh berhasil mempengaruhi
sekitar tujuh menteri yang berarti separuh jumlah dari
menteri-menteri yang ada. Dan ketika Kun Houw mendengar
bahwa menteri yang paling dekat dan merupakan tangan
kanan selir itu adalah Po-tai-jin yang kini menjabat kepala
rumah tangga istana tiba-tiba Kun Houw tertarik untuk
mengenal lebih dekat bagaimana rupa se lir yang dikata cantik
jelita ini! Maka, begitu jamuan makan selesai dan pembicaraan
Ok-ciangkun berakhir dengan pesan agar masing-masing dari
mereka besok menghadap panglima ini untuk menerima
perintah tahu-tahu Kun Houw sudah berkelebat ke luar
menuju tempat selir yang menjadi buah bibir itu.
Tapi Sim-hek-bi-kwi muncul mengejarnya.
"Kun Houw, kemana kau mau pergi?"
Kun Houw terkejut.
Dia merandek dan seketika
menghentikan langkah. Lalu melibat tiga wanita ini tersenyum
menghadangnya Kun Houw pun tertegun dan tak bisa
menjawab. Maklum, tak mungkin baginya untuk berterus
terang bahwa dia ingin mencari selir kaisar yang menjadi
bahan pembicaraan di gedung Ok-ciangkun tadi. Salah-salah
disangka yang tidak-tidak! Tapi Kun Houw yang cepat
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengencerkan otaknya tiba-tiba menjawab dengan senyum
dipaksa, "Aku ingin meronda istana, niocu. Ada apa kalian


Pedang Medali Naga Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

memanggilku di sini."
"Ih!" Bi K wi tersenyum. "Kami ingin mengajakmu bercakap-
cakap, Kun Houw. Dua enciku sudah menyiapkan arak
istimewa untuk kita berbincang-bincang."
"Hm, aku kenyang, niocu. Sebaiknya besok saja setelah aku
meronda," Kun Houw mengelak, tak ingin diganggu dan siap
meneruskan perjalanannya ketika Bi Hwa terkekeh, langsung
menyambar lengannya dan bersikap genit. Dan ketika Kun
Houw mengegos dan melepaskan diri tahu tahu Bi Gwat
menepuk pundaknya dan bersikap ketus.
"Kun Houw. kami bukanlah musuh! Kenapa enggan
bercakap-cakap" Kau hendak mencari selir kaisar, bukan?"
Kun Houw terkejut, melangkah mundur. "Siapa bilang?"
suaranya bagai orang tertangkap basah, tersentak dan
memang kaget bukan main oleh todongan B i Gwat ini. Tapi B i
Kwi yang mendengus dan bersinar matanya tiba-tiba maju
dengan marah. "Kun Houw, tak perlu kau mengelabuhi kami. Aku tahu
kekagumanmu pada selir cantik itu! Kau ingin ke sana, bukan"
Hm, jangan macam-macam, Kun Houw. Jalan yang kau ambil
ini saja sudah menunjukkan niatmu. Berani kau menyangkal?"
Kun Houw tertegun. Dia terlampau kaget oleh todongan
dua wanita ini, yang memang tepat dan menghunjam pada
sasarannya. Dan karena dia tak biasa berbohong dan Bi Kwi
bertiga memang wanita-wanita yang amat "tajam"
pandangannya tiba-tiba Kun Houw menjublak tak dapat
menjawab. Dan Bi Hwa tampil dengan sedikit lembut.
"Kun Houw, kami tahu bahwa kau tidak bermaksud mencuri
wajah cantik. Tapi perbuatanmu ini tak berguna, Kun Houw.
Kau belum begitu dikenal orang-orang istana. Kalau terjadi
apa-apa tentu kaisar akan salah paham padamu. Sebaiknya
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ikuti permintaan kami dan mari bicara tentang hal yang lebih
penting. Aku mendengar tentang isteri mendiang suhumu!"
Kun Houw membelalakkan mata. "Apa" Isteri mendiang
suhuku?" "Ya, tentu tak salah jika kukatakan gurumu menikah lagi,
bukan" Kami mendengarnya di tempat itu, Kun Houw. Betapa
isteri gurumu ini meninggalkan dua anak laki-laki kembar
ketika gurumu meninggalkannya di Kun-lun-san!"
Kun Houw terkejut. Dia merasa ini berita baru yang
mengagetkan sekali, tak kalah dengan "todongan" Bi Kwi
kakak beradik tentang maksud hatinya. Maka mengangguk
dan gemetar memandang tiga wanita cantik itu Kun Houw
bertanya, "Benar, bagaimana sekarang keadaan isteri
mendiang guruku itu, niocu" Di mana anak anaknya.....?""
"Hm, membicarakannya tak enak di tempat begini, Kun
Houw. Sebaiknya ikuti kami dan mari kita bercakap-cakap!"
Kun Houw menerima. Dia merasa dicucuk hidungnya, maka
ketika tiga wanita ini berkelebat mengajaknya ke dalam segera
Kun Houw mengikuti dengan jantung berdebar. Dan Bi Kwi
kakak beradik itu tersenyum aneh, memandangnya dengan
penuh gairah sementara Kun Houw sendiri masih belum
mengerti. "Nah, duduklah di samping kami, Kun Houw. Kau ingin kita
bicara baik-baik, bukan?"
"Ya, tapi.... " Kun Houw celingulan, melihat pintu kamar
ditutup rapat dan membuatnya tak enak,. Tapi ketika Bi Hwa
menariknya lembut dan menyuruhnya duduk di kursi maka
pemuda inipun tak berdaya dan menghapus keringatnya, yang
entah kenapa tiba-tiba bercucuran bagai orang habis
berkelahi. Dan Bi Hwa yang tertawa memandang pemuda ini
lalu memberi isyarat pada adiknya.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kwi-moi. ambilkan minuman. Kun Houw merasa kamar ini
pengap." Bi Kwi mengangguk. Dia tersenyum dan bangkit dari
kursinya, membuka sebuah jendela untuk nenolong Kun
Houw. Dan ketika Bi Kwi membawa arak dan menyuguhkannya kepada mereka Kun Houw mulai panas
dingin, tak tahu apa yang hendak dilakukan tiga wanita cantik
ini kepadanya. Tapi ketika Bi Gwat mengerling dan menepuk
lengannya barulah Kun Houw menindas kegelisahannya dan
tersenyum gugup.
"Eh, kau belum pernah bergaul dengan wanita, Kun
Houw?" Kun Houw mengangguk.
"Dan kau hanya hidup berdua dengan mendiang gurumu
itu?" Kun Houw kembali mengangguk.
"Eh, kenapa hanya mengangguk saja" tak bisakah kau
bicara?" Bi Kwi dari Bi Hwa terkekeh. Mereka geli melihat
kecanggungan Kun Houw itu. Tapi melihat Kun Houw bangkit
berdiri dan marah memandang mereka seketika Bi Kwi dan
kakaknya terkejut. "Eh, jangan marah, Kun Houw. Kami hanya
menggodamu saja. Ayo duduklah, kita bicara yang lain...!" dan
Bi Hwa yang baru-buru mengedipi saudara saudaranya sudah
dapat menahan pemuda ini. "Kun Houw, kami hanya main-
main padamu. Masa harus gusar" Nah. toa-ci (kakak tertua)
akan menceritakan padamu tentang isteri mendiang gurumu
itu!" dan Bi Gwat yang menyilangkan kaki dengan sikap
seenaknya lalu menuangkan arak di cawan masing-masing,
sckelebat memamerkan pahanya yang mulus dan gempal,
membuat Kun Houw tersirap, dan langsung me lengos ke
tempat lain. Lalu meneguk arak mendahului yang lain B i Gwat
tersenyum manis.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sebaiknya kita hangatkan dulu perut kita, Kun Houw. Mari
minum sebelum bercerita."
Kun Houw ragu-ragu. Dia melihat Bi Gwat sudah meneguk
araknya, habis dalam sekati tenggak. Dan B i Hwa serta Bi Kwi
yang juga menyambar arak yang sama dan meneguknya
nikmat membuat Kun Houw membuang sungkan dan
menenggak araknya pula, sedetik disengat rasa keras dari
arak yang harum. Tapi ketika perutnya dijalari rasa panas
yang "kemramyang" Kun Houw mengerutkan alisnya.
"Arak apa ini, niocu?"
"Hi-hik, arak biasa saja. Kun Houw. Yang jelas bukan arak
beracun'" Kun Houw merah mukanya. Dia mundengar tiga wanita itu
kembali terkekeh, matanya berbinar-binar dan penuh gairah
memandangnya. Tapi melihat Kun Houw tak bereaksi apa-apa
dan pemuda itu tetap tenang Sam-hek-bi-kwi tampak terkejut.
"Ada apa?" Kun Houw terpaksa bertanya, keran dan
terbelalak memandang tiga wanita cantik ini. Dan B i Kwi yang
rupanya lebih dulu sadar tertawa genit.
"Tidak apa-apa. T api kau tidak merasa hangatnya arak ini.
Kun Houw?"
"Hm. aku hanya merasa perutku panas. Lebih dari itu
tidak." "Dan bagaimana kau melihat kami" Tidak nampak lebih
cantikkah kami bertiga?"
Kun Houw terkejut. "Jangan main-main, niocu. Aku ke mari
untuk mendengarkan cerita kalian!"
Bi Kwi dan kakaknya tercekat. Mereka saling pandang
sejenak, tapi Bi Hwa yang tersenyum aneh tiba-tiba
memandang encinya. "Ta-ci, Kun Houw rupanya tak sabar.
Sebaiknya ceritakan saja tentang isteri mendiang gurunya itu."
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bi Gwat mengangguk. Dia kembali menyilangkan kakinya,
lebih lebar, gerakannya yang membuat Kun Houw kembali
tersirap karena Bi Gwat lebih "berani" memamerkan pahanya
yang mulus. Tapi Kun Houw yang melengos dengan sopan
dan pura-pura tak tahu sudah mendengar wanita ini bercerita,
suaranya mulai serak dan parau.
"Kami bertemu secara kebetulan saja di tempat itu, Kun
Houw. Maksudku, kami datang secara tak sengaja ketika jerit
tangis terdengar di rumah gurumu!"
"Ada apa?" Kun Houw terbelalak.
"Isteri gurumu meninggal, Kun Houw. Wanita bernama
Bwee Kiok itu kehabisan darah setelah melahirkan anak
kembarnya, laki laki!"
Kun Houw terkejut. "Meninggal?"
"Ya, meninggal. Kun Houw. Konon katanya karena kecewa
bahwa gurumu tak datang-datang juga. Kau tentu mendengar
ini, bukan?"
Kun Houw bengong. Dia memang mendengar cerita
gurunya itu, betapa isteri gurunya bernama Bwee Kiok dan
tinggal di Kun-lun-san. Tapi bahwa isteri gurunya itu
meninggal dan gurunya memiliki sepasang anak laki-laki
kembar yang baru kali ini diketahuinya tiba-tiba Kun Houw
membelalakkan matanya dan merasa diiris. Dan Bi Gwat
melanjutKan ceritanya. Menceritakan betapa isteri jago
pedang itu hidup menderita. Betapa Bwee Kiok amat mencinta
suaminya. Dan menunggu-nunggu dengan setia. Penuh harap
dan ingin memberi tahu bahwa ia hamil Tidak mandul seperti
yang disangka suaminya. Dan ketika pembicaraan meningkat
pada hubungan suami isteri itu yang tidak mengalami
kebahagiaan tiba-tiba Kun Houw terkejut ketika Bi Hwa
memeluk punggungnya dengan suara gemetar, merah
mukanya dan mendengus-dengus bagai seekor sapi betina,
tahu-tahu melepas sepatu dan ikat pinggangnya!
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Karena itu jangan contoh perbuatan gurumu, Kun Houw.
Seorang laki-laki yang baik adalah seorang laki laki yang tahu
akan cinta seorang wanita. Seperti dirimu ini, yang tampan
dan gagah....cup!" dan Bi Hwa yang tahu-tahu mengecup
pipinya dari belakang sudah disusul dengin kekeh Bi Kwi yang
melepas baju luarnya.
"Benar, kami tak ingin kau mencontoh gurumu, Kun Houw.
Bukankah kami cantik dan jauh lebih berharga dibanding
wanita dusun itu" Kami suka padamu, Kun Houw.....kami
mencintaimu dengan segenap jiwa raga kami... cup!" dan Bi
Kwi yang juga mengecup pipinya dari samping kiri mendadak
sudah disusul B i Gwat yang mendekapnya dengan pandangan
redup, melekat seperti lintah.
"Kun Houw, kami bertiga ingin menyerahkan diri padamu.
Balaslah budi kami dengan permainan cinta malam ini!"
Kun Houw kaget bukan main. Dia tak tahu kenapa tiga
orang wanita itu tiba-tiba seperti orang gila. Masing-masing
menanggalkan pakaiannya dan setengah telanjang, terkekeh
dan menciumnya berganti-ganti. Tapi ketika tubuhnya
digelayuti dan Kun Houw "merinding" oleh jari-jari mereka
yang merayap di sekujur tubuhnya mendadak Kun Houw
mencelat dan mengibaskan kedua lengannya, mendorong
mereka. "Sam-hek-bi-kwi, kalian wanita-wanita tak tahu malu...!"
Bi K wi dan kakaknya terlempar. Mereka tentu saja terkejut,
marah dan terbelalak memandang Kun Houw. Pakaian mereka
semakin tersibak hingga Kun Houw terpaksa memejamkan
matanya dan ngeri untuk ngintip, gemetar dan menggigil. Tapi
tiga wanita itu yang kembali menubruknya dari kiri dan kanan
tiba-tiba terkekeh dan mengira Kun Houw seperti mereka,
menggigil oleh nafsu berahi.
"Kun Houw, tak perlu pura-pura. Arak Sorga yang kita
minum bersama tak seorangpun kuat menahannya.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kemarilah!"
Bi Gwat dan dua adiknya mendengus dengus. Mereka
bergairah dan menciumi Kun Houw bagai lalat menemukan
bangkai ganas dan bernafsu sekali mendekap pemuda ini.
Baru menerangkan bahwa arak yang mereka minum tadi
adalah Arak Sorga. Arak perangsang yang tak mungkin
ditahan peminumnya yang akan mabok bagai seekor kuda
binal. Dan Kun Houw yang tentu saja terkejut oleh keterangan
ini tiba-tiba menampar dan melepaskan dirinya, tak
merasakan sesuatu dan heran kenapa dia tak terpengaruh
seperti tiga orang wanita itu. Dan ketika Sam-hek-bi-kwi
kembali terlempar dan mencelat membentur tembok barulah
Kun Houw membentak dengan suara bengis.
"Sam-hek-bi-kwi, kalian ternyata orang-orang gila. Sungguh
tak kukira kalau kalian menyuguhkan arak perangsang!" lalu
melihat ketiganya tertegun dengan mata melotot tahu-tahu
Kau Houw melompat keluar menerobos jendela, meninggalkan
tiga orang wanita itu yang tertegun kenapa Kun Houw tak
terpegaruh oleh arak yang membius itu. Tapi mereka yang
tentu saja tak membiarkan Kun Houw lolos sudah membentak
dan mengejar marah.
"Kun Houw, jangan main-ma in kau!" Sam-hek-bi-kwi
berkelebat di depannya. Kun Houw tahu-tahu dikurung,
melihat tiga wanita ini marah-marah dan kepanasan, masing-
masing menggeliat dan terengah-engah dibakar nafsu berahi,
mata setengah terpejam tapi ganas memandang Kun Houw.
Dan Kun Houw yang tentu saja jengah memandang wanita-
wanita yang hampir telanjang dengan pakaian minim itu tiba
tiba menggerakkan tangannya mendorong mereka.
"Bi Kwi, minggirlah....!"
Namun tiga wanita itu menyambut. Mereka sama
menangkis daa memekik, dan begitu empat lengan beradu
tahu-tahu ketiganya serentak menggeliatkan pinggang dan....
menotok Kun Houw.


Pedang Medali Naga Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Plak-plak-plak!"
Kun Houw mengeluh. Dia tersipu oleh tubuh-tubuh
telanjang itu. ngeri dan jengah memandang. Maka ketika
totokan datang dan tiga jalan darahnya di pinggang dan dada
disentuh jari-jari mungil itu kontan Kau Houw roboh dan.....
disambar tiga wanita ini.
"Hi hik, kau tak dapat melawan kami, Kun Houw. Kau harus
melayani kami dulu sebelum pergi!" Kun Houw diangkat,
dibawa kembali ke kamar Bi Kwi oleh tiga kakak beradik ini.
Dan ketika Kun Houw dilempar di atas pembaringan dan Bi
Kwi serta kakaknya berebut dahulu mendahului maka Kun
Houw terbelalak ketika pakaian luarnya dilepas.
"Tidak.... jangan.....!"
Kun Houw pucat. Dia melihat tiga wanita itu seperti hewan-
hewan buas saja, merenggut semua pakaiannya hingga
tinggal mengenakan celana dalam. Tapi ketika Bi Kwi terkekeh
dan siap merenggut pakaian terakhirnya itu mendadak Kun
Houw menggelembungkan dadanya dan membentak.
Hebat sekali. Kun Houw berhasil menggerakkan sinkangnya, menjebol dan membuka totokan yang melumpuhkan tubuhnya. Dan begitu jalan darah mengalir
kembali dan Kun Houw mencelat bangun tahu-tahu Sam hek-
bi-kwi mendapat tendangan keras dan pukulan bertubi-tubi.
"Plak-plak-dess!"
Sam-hek-bi-kwi terlempar. Mereka menjerit dan berguling-
guling, sisa pakaiannya terlepas dan telanjang bulat. Dan Kun
Houw yang cepat menyambar pakaiannya sendiri dan
meloncat melalui jendela berteriak dengan muka merah
padam, "Sam hek-bi-kwi, kalian iblis-iblis tak tahu malu. Awas
kalau kalian mengejarku lagi!"
Namun Sam-hek bi-kwi memekik nyaring. Mereka marah
melihat tawanan lolos, tak menyangka Kun Houw dapat
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
membebaskan diri pada saat terakhir. Dan bergerak
menyambar pakaiannya mereka mengejar dengan melompati
jendela pula. "Kun Houw, kau tak dapat mclepaskan diri dari
kami. Kau pemuda tak tahu diuntung....!"
Bi Gwat mendahului yang lain. Ia paling dulu berkelebat ke
depan, meyambar dan langsung mencengkeram punggung
Kun Houw. Dan Kun Houw yang tentu saja naik darah tiba-tiba
membalikkan tubuh dan menangkis dengan Jing-liong Sin
kangnya itu. "Plakk!" Bi Gwat terputar. Wanita ini menjerit dan
terpelanting roboh, tak kuat menerima tangkisan Kun Houw
yang diwarisi dari Bu-beng Sian-su, manusia dewa yang sakti
itu. Dan sementara winita ini terguling-guling, maka Bi Hwa
dan Bi Kwi sudah ada di tempat itu, menampar dan menyodok
lawan dengan pukulan sinkang.
Tapi Kun Houw yang tak mau begitu saja menerima
pukulan tiba-tiba merendahkan tubuh dan mendorongkan
kedua lengannya ke atas.
"Plak-dess!"
Bi Kwi dan kakaknya juga menjerit. Mereka terlempar dan
terguling-guling pula, persis seperti Bi Gwat yang roboh
terbanting. Dan ketika mereka melompat bangun dan
memekik penuh kemarahan tahu-tahu sepasang gelang
berbau amis telah berada di tangan masing-masing wanita
cantik ini. "Kun Houw, keparat kau. Kau pemuda tak tahu budi!"
Kun Houw terbelalak. Dia marah sekali, hampir menerjang
untuk mendahului lawan. Tapi mendengar Bi Kwi memakinya
sebagai pemuda tak kenal budi mendadak dia merandek.
Teringat bahwa tiga orang wanita ini telah menyembuhkamnya dari luka-luka yang parah. Maka
mengepal tinju dan gemas bukan main tiba-tiba Kun Houw
melompat pergi dan meninggalkan lawan-lawannya. "Sam-
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
hek- bi-kwi. jangan mencari onar. Aku masih ingat budi kalian
dan karena itu tak mau membalas kalian!"
Tapi Bi Hwa dan saudaranya mengejar. Mereka
menimpukkan gelang di tangan kiri, menyambar dan langsung
menghantam leher pemuda itu dan belakang. Dan karena Kun
Houw terpaksa menangkis dan kembali berhenti maka tiga
orang wanita itu telah mengejarnya dan langsung mengurung.
"Kun Houw, kau akan kami bunuh. Tak pernah Sam-hek-bi-
kwi melepas korbannya tanpa diminta!"
Kun Houw menggigit bibir. Dia melihat tiga orang wanita itu
telah menyerangnya, menggerakkan gelang yang berkelebat
dan mengaung mengerikan. Dan ketika dia mementalkan
serangan itu dan tiga pasang gelang membalik menyambar
tuannya mendadak Bi Kwi dan dua kakak nya menendang
dengan tumit diayun setengah lingkaran.
"Des-dess!" Kun Houw terlempar. Dia masih segan
melayani tiga orang lawannya ini, menerima tendangan dan
mencelat tiga tombak. Tapi Kun Houw yang lagi-lagi ingat
akan "budi" Sam-hek bi-kwi kepadanya tiba-tiba melompat
bangun dan.... melarikan diri. Bukan karena takut melainkan
melulu enggan untuk menyerang musuh yang telah
menolongnya dari luka-luka bekas pukulan Pendekar Gurun
Neraka. Dan Kun Houw yang melompat meninggalkan lawan
segera menjejakkan kakinya melayang keluar, melompati
tembok istana yang tinggi dan langsung mencari tempat
persembunyian. Tapi Sam-hek-bi kwi yang mengejar dan
membentaknya di belakang ternyata tak mau sudah. Tiga
wanita cantik ini mengintil, terus membayangi Kun Houw dan
menempel ke manapun Kun Houw pergi, berkelebatan dan
naik turun dikompleks istana hingga mereka beterbangan
bagai burung hantu yang saling berkejaran. Dan ketika Kun
Houw turun di taman belakang dan gugup tak mendapat
tempat persembunyian lagi maka di saat itulah tiga orang
lawannya meluncur dan menyerangnya kembali.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kun Houw, kau mampus atau menyerah kepada kami. Pilih
salah satu!"
Bi Hwa menggerakkan gelang. Ia paling marah dan gusar
pada pemuda ini, karena pipinya bengap ditampar Kun Houw.
Dan Bi K wi serta Bi Gwat yang juga menyusul di kiri kanannya
membantu dengan pukulan sinkang tahu-tahu menerjang
dengan tak kalah hebatnya. Kun Houw gemas, bingung dan
gelap mukanya. Tapi melihat tiga wanita itu susul-menyusul
menyerangnya dengan serangan berbahaya diapun menangkis
dan bangkit kemarahannya.
"Sam-hek-bi-kwi, kalian terlalu...... plak-plak!" dan Kun
Houw yang melengking dengan muka merah tiba-tiba
berkelebat memuteri lawan. Dia mengerahkan Kiam-ciangnya,
Tangan pedang, menampar dan menusuk tubuh lawan yang
saat itu terhuyung oleh tangkisannya yang kuat. Dan ketika
Tangan Pedangnya mendarat di sasaran yang tepat dan Sam-
bok-bi-kwi menjerit dan terpelanting roboh tiba-tiba Kun Houw
terbelalak. Dia melihat tiga wanita itu melompat bangun, tak terluka
oleh pukulan Tangan Pedangnya. Hal yang membuat dia mulai
"mendusin" bahwa sesungguhnya sudah berkali-kali kejadian
ini berulang. Sejak dia mementalkan mereka di kamar itu. Di
mana berkali-kali Sam-hek-bi kwi bangkit dan kembali
menyerang. Hanya raboh sejenak untuk kemudian menerjangnya lagi, lebih ganas dan marah. Dan Kun Houw
yang baru sadar bahwa lawan memiliki kekebalan aneh tiba-
tiba mendengar ketiganya berteriak dan kembali menyerang,
berkelebat dengan gelang yang berseliweran naik turun itu.
menyambar-nyambar dirinya bagai gelang maut. Dan ketika
Kun Hauw bengong oleh kekebalan yang dimiliki tiga orang
lawannya ini maka terkurunglah dia oleh bayangan gelang
yang membentuk sinar yang berbau amis!
"Kun Houw, kau terpaksa akan kami bunuh....!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kun Houw terkejut. Dia melihat lawan balik menyerangnya
gencar, masing-masing lenyap dalam lingkaran gelang yang
kian melebar. Dan ketika dua gelang menghantam pundaknya
dengan amat keras tahu-tahu Kun Houw terbanting dan untuk
pertama kalinya mengaduh.
"Augh....!"
Kun Houw terguling-guling. Dia melihat tiga bayangan
lawan mengejarnya dengan ganas, rupanya benar-benar mau
membunuhnya seperti apa yang dikatakan Bi Kwi. Dan Kun
Houw yang tentu saja kaget oleh serangan ini tiba-tiba
menangkis dan berjungkir balik melompat bangun.
"Plak-dess!"
Kun Houw kembali terlempar. Dia terbelalak oleh gabungan
tenaga lawan yang demikian hebat, luar biasa dan kembali
membuat dia mencelat. Dan ketika gelang kembali
menyambar dan Bi Kwi bertiga berkelebat menghantamnya
maka Kun Houw membanting tubuh bergulingan dan terpaksa
menghindar. Namun sebuah gelang masih sempat mengenai
pangkal lengannya, pedas dan membuat tulangnya ngilu. Dan
ketika kembali Kun Houw terpelanting roboh dan harus
menahan sakit dengan mulut menyeringai maka di saat itulah
Bi Kwi bertiga mendesak dan mengejarnya.
Kun Houw tunggang-langgang. Jatuh bangun dan mendesis
menerima babatan gelang yang bertubi tubi. Gelang yang
seolah dapat terbang dari tangan pemiliknya dan memiliki
uyawa, mengejar dan tak memberinya ampun. Dan ketika
sebentar kemudian tubuh Kua Houw matang biru oleh
sambaran gelang akhirnya sekejap kemudian Kun Houw
terdesak hebat. Dan Kun Houw teringat pedangnya, Pedang
Medali Naga yang tak ada di tubuhnya. Dan mengira tiga
wanita ini menyembunyikan pedangnya Kun Houw menjadi
beringas dan marah bukan main. Mengira bahwa Sam-hek-bi-
kwi sengaja melakukan itu untuk mengalahkannya dengan
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
curang. Dan Kun Houw yang tentu saja menjadi geram segera
memaki-maki. "Sam hek-bi-kwi, kalian manusia-manusia tak tahu malu.
Mana pedangku?"
Namun Sam-hek-bi-kwi terus menyerang. Mereka tak
menggubris pertanyaan itu, mempergencar sambaran gelang
dan diam-diam kaget bahwa Kun Houw masih juga belum
dapat dirobohkan. Padahal pemuda itu sudah terdesak hebat
dan tak dapat membalas. Dan ketika kembali Kun Houw
memaki mereka dan roboh terbanting maka Bi Gwat
menyuruh adik-adiknya mengeluarkan asap beracun, Ang-in-
tok, Bubuk Awan Merah.
"Sumoi, kebutkan Ang-in-tok ke mukanya!"
Kun Houw tak mengerti itu. Dia tahu-tahu mendapat
siraman bubuk berbau harum, membuatnya tersendak dan
batuk-batuk. Tapi Kun Houw yang bangkit berdiri dan tak
roboh oleh Bubuk Awan Merah itu membuat Bi Gwat dan adik-
ddiknya kaget. "Dia kebal racun.....!"
Kun Houw tercekat. Dia sendiri terkejut oleh seruan Bi
Gwat ini, tak mengerti bagaimana dia kebal racun. Hal yang
baru dia sadari sekarang kenapa Arak Sorga tak berhasil
mempengaruhinya! Dan Bi Kwi kakak beradik yang tentu saja
tertegun oleh kenyataan ini tiba-tiba melihat dua bayangan
berkelebat. "Kun Houw, pedangmu ada di tanganku. Terimalah..... !"
Kun Houw girang. Dia melihat Kui Hoa dan adiknya muncul,
mengejutkan Sam-hek bi-kwi yang terbelalak marah. Dan
ketika Kun Houw melompat menyambar pedang yang
dilontarkan Kui Hoa ternyata betul Pedang Medali Naga itu
dibawa kekasihnya ini. "Bagus, terima kasih, Hoi-moi. Sam-
hek-bi-kwi menggangguku secara tak tahu malu sekali....!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kun Houw berjungkir balik. Dia melihat Sam-hek bi kwi
kembali menyerangnya, memekik dan menggerakkan gelang
menghantam dadanya. Tapi Kun Houw yang membentak dan
mengayun pedangnya ini sekonyong-konyong menangkis dan
membalikkan tubuh. Dan begitu gelang bertemu pedangnya
sekonyong-konyong gelang di tangan tiga wanita ini putus
dibabat. "Crik crik crik!"
Sam-hek-bi-kwi terkejut. Mereka melihat gelang putus
menjadi dua, seolah agar-agar yang tak berdaya di mata
pedang yang luar biasa itu. Dan ketika Kun Houw meneruskan
gerakannya menusuk ke depan maka berturut-turut lengan Bi
Kwi dan dua kakaknya tergores berdarah.
"Crat crat crat...!"
Tiga wanita itu menjerit. Mereka melihat kekebalan mereka
hancur menghadapi Pedang Medali Naga, sama seperti Ok-
ciangkun sendiri yang tak tahan dengan Hoat-lek-kim ciong-
konya itu. Dan ketika sadar bahwa Kun Houw amat berbahaya


Pedang Medali Naga Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dengan pedang di tangan dan Kui Hoa serta adiknya adiknya
muncul di situ mendadak tiga wanita ini memekik dan....
memutar tubuhnya, melarikan diri.
"Kun Houw, kau pemuda jahanam!"
Kun Houw tak mengejar. Dia melihat tiga lawannya itu
melengking penuh kecewa, melarikan diri dan lenyap di
kegelapan malam. Dan Kun Houw yang menghapus peluhnya
dengan kaki menggigil, terbayang kejadian di kamar lawan.
"Berbahaya. Mereka wanita-wanita iblis..,.!"
Kui Hoa melompat maju. Dia melihat pakaian Kun Houw
yang kedodoran, maka mengerutkan kening dan memandang
heran gadis ini bertanya, "Apa yang terjadi, Houw-ko" Kenapa
Sam-hek-bi-kwi menyerangmu?"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kun Houw merah mukanya. Dia tersipu dan sejenak gugup.
Tapi menceritakan apa adanya iapun memberi tahu tanpa
menambahi atau mengurangi. Dan Kui Hoa terbelalak marah,
membanting kakinya. "Keparat, jadi mereka mengganggumu
sampai sedemikian rupa, Houw-ko" Ah benar-benar tak tahu
malu. Mereka iblis-iblis wanita yang cabul!"
"Ya, dan aku hampir diperkosanya, Hoa-moi. Baru kali ini
seumur hidupku ada laki-laki hendak diperkosa perempuan.
Terkutuk!"
Kui Hoa dan adiknya mengepal tinju. Mereka marah dan
tentu saja jengah. Tapi Kui Hoa yang membelalakkan mata
memandang Kun Houw bertanya tak mengerti, "Dan kau
sudah menenggak arak perangsang itu, Houw-ko?"
"Ya, meneguknya berkali-kali."
"Dan kau tak apa-apa?"
"Aku tak merasakan sesuatu, Hoa-moi. Aku hanya merasa
perutku tergigit dan kemramyang. Itu saja "
Kui Hoa heran. Ia semakin membelalakkan matanya lebih
lebar, dan ketika Kun Houw menarik napas memandang dua
gadis kembar ini akhirnya Kui Hoa tak tahan untuk berseru,
"Aneh! Bagaimana kau kebal racun. Houw-ko" Pernahkah kau
meminum sesuatu atau mendapat sesuatu yang bersifat
menangkal racun?"
"Tidak," Kun Houw juga tidak mengerti. "Aku tak
melakukan apa-apa, Hoa-moi. Aku tidak meminum sesuatu
atau memiliki sesuatu!"
"Hm.....I" Kui Lin tiba-tiba tersenyum, melirik encinya.
"Kalau begitu ini semua gara-garamu, cici. Kun Houw kebal
racun setelah kau menyembuhkan lukanya di gua itu!"
"Maksudmu?"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kun Houw mendapat keberuntungan luar biasa, cici.
Secara aneh racun Tok-bwe jit yang kau sedot itu bergabung
dengan hawa sinkangmu sendiri. Dan karena kita memiliki
Hoat lek-kim-ciong ko yang juga kebal terhadap racun maka
Kun Houw mendapatkannya lebih hebat daripada kita!"
Kui Hoi tertegun. Mukanya tiba-tiba merah, teringat waktu
ia mengobati Kun Houw dari mulut ke mulut, menyedot racun
Tok-hwe-ji yang amat ganas itu, menghisapnya berulang-
ulang dan ganti menitipkan hawa khikangnya di mulut pemuda
ini. Tak takut akan racun itu sendiri karena ia kebal, terlindung
oleh Hoat-lek-kim cong-ko yang ia miliki itu. Dan terhenyak
bahwa dugaan adiknya ini kemungkinan benar tiba-tiba Kui
Hoa semburat mukanya dan menunduk.
Dan apa yang dikata Kui Lin memang betul. Tok hwe ji
yang dulu disedot Kui Hoa telah bergabung dengan Hoat lek-
kim-ciong-ko yang dimiliki gadis ini. Dan karena Kui Hoa
mengembalikannya dengan jalan meniupkan hawa khikangnya
ke mulut Kun Houw untuk menyembuhkan bekas keracunan
itu maka secara aneh Kun Houw mendapat kemujijatan tak
disangka.. Kebal racun. Lebih kebal dari Kui Hoa sendiri. Dan
ketika Arak Sorga diminumkan kepadanya tanpa dicurigai
sama sekali ternyata Kun Houw benar-benar tak terpengaruh.
Lain halnya dengan Sam-hek-bi kwi yang kepanasan itu yang
tebentar saja "terbakar" dan mabok dalam nafsu berahi, yang
meskipun memiliki Hoat lek kim ciong-ko namun tak sekebal
Kun Houw. Dan Kun Houw yang tentu saja selamat dari
bahaya tak disangka ini mendadak bengong dan tak mengira
sima sekali bahwa dia nyaris mengalami bercana!
Begitulah. Kun Houw tiba-tiba memandang Kui Hoa dengan
penuh rasa terima kasih, terharu dan tergetar bahwa untuk
kedua kalinya dia ditolong kekasihnya ini. Tanpa sengaja.
Sebuah kebetulan belaka. Dan tak tahan menguasai jiwanya
yang bergolak tiba-t ba Kun Houw telah menyambar lengan
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kekasihnya itu, memandang penuh kemesraan "Hoa-moi,
terima kash. Kiranya lagi-lagi kau menyelamatkan aku... !"
Kui Hoa melengos. Dia memberi isyarat bahwa adiknya ada
di situ, jengah. Tapi girang dan tersipu malu mendadak gadis
ini melompat pergi. "Houw-ko, tak perlu berterima kasih. Aku
takan melapor pada ayah tentang perbuatan tiga wanita itu!"
Kui Lin mengikuti kakaknya. Dia tersenyum melambaikan
lengan, dan begitu berkelebat meninggalkan Kun Houw gadis
inipun berkata, "Benar, kami akan melapor pada ayah. Kun
Houw. Sekarang beristirahatlah dan tidur di kamarmu. Hati-
hati teihadap mereka lagi...?"
Kun Houw menjublak. Dia memandang kepergian
kekasihnya itu dengan s ikap sayang, ingin memanggil kembali
namun tertahan di mulut. Ingat bahwa malam telah larut dan
tak pantas mengajak gadis bercakap-cakap. Tapi teringat
bahwa Pedang Medali Naga kembali telah berada di tangannya
Kun Houw pun merasa bersyukur dan mengucap terima kasih
dari jauh. Lalu begitu bayangan Kui Lin lenyap di balik
pepohonan diapun berkelebat pergi memasuki kamarnya. Tak
jadi menyelidiki selir kaisar itu.
Seminggu kemudian.... di istana kaisar. Tidak seperti hari-
hari biasa, di mana kaisar bergembira ria bersama dua selirnya
yang cantik Shi Shih dan Ceng Tan adalah hari itu terjadi
insiden mengejutkan yang membuat istana gempar. Shi Shih,
selir yang disayang kaisar namun amat dibenci Wu taijin sore
itu tertangkap basah, kepergok bersama seorang laki-laki tak
dikenal yang dianggap mata-mata. Dan Wu-taijin yang
menangkap mereka dengan beberapa saksi sudah menjatuhkan dirinya berlutut di depan kaisar, melapor dengan
geram, "Ampun, hamba ingin paduka membuka persidangan, sri
baginda. Selir paduka yang tak tahu diri ini telah hamba
tangkap ketika kasak-kusuk dengan laki-laki ini. Mata-mata
dari Y ueh!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kaisar terkejut, gelap mukanya. Tidak segera mengeluarkan
suara namun terbelalak memandang selirnya, marah. Din
melihat Shi Shih menangis sementara laki-laki di sampingnya
menunduk dengan tangan diborgol tiba-tiba kaisar membentak, "Shi Shih, benarkah yang kaulakukan ini?"
Shi Shih terisak pedih, membenturkan jidatnya yang halus
di lantai, "Tidak, hamba tidak melakukan seperti yang
dituduhkan Wu-taijin, sri baginda. Itu adalah fitnah dan
hasutan belaka!"
"Hm, bagaimana jawabanmu, taijin?" kaisar menoleh,
mengerutkan keningnya memandang pembantunya ini.
Namun Wu-taijin yang sudah menduga itu tersenyum
mengejek. "Hamba tidak melancarkan fitnah, sri baginda. Justru selir
paduka itulah yang bohong dan pengecut. Hamba mempunyai
saksi-saksi!" lalu, menepuk tangannya dua kali menteri ini
memanggil tiga orang siksi yang duduk di belakangnya,
seorang diantaranya adalah seorang kakek yang memegang
buli-buli, menggelogok arak tanpa peduli pada kaisar. Lo-cin,
si Arak Tua. Dan ketika Wu-taijin mempersilahkan tiga orang
ini maju menghadap maka tertawalah si Arak Tua itu.
"Ampun, hamba saksi utamanya, sri baginda. Hambalah
yang menangkap dua orang laki-laki dan perempuan ini di
samping taman. Mereka rupanya mau berjina!"
Kaisar terbelalak marah. "Siapa kau?"
"Heh-heh, hamba Lo ciu, sri baginda. Pembantu Wu-taijin
yang sudah lama mengikuti gerak-gerik selir paduka itu.
Maaf." si Arak Tua memberi hormat dengan caranya sendiri,
membungkuk dan berdiri di sebelah Wu-taijin dergan sikap
seenaknya. Maklum orang kang-ouw. Dan kaisar ysng tak
begitu perduli dan sudah mengenal watak orang-orang dunia
persilatan lalu memandang Menteri Wu.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Benarkah, taijin" Dia ini pembantumu?"
"Benar, sri baginda," Wu-taijin mengangguk. "Lo-ciu inilah
yang merangkap selir paduka dan menyeretnya ke mari!"
"Sedang dua orang lainnya iiu"'
Dua laki-laki di belakarg Wu-taijin berlutut dergan gemetar.
"Hamba penjaga taman, sri baginda A-kam yang disuruh Wu-
taijin memata-matai gerak-gerik selir paduka....,!"
"Dan hamba Wu Hap, sri baginda Putera Wu-taijin yang
mendapat laporan penjaga taman ini!"
Kaisar tertegun. "Kau putera Wu-taijin, anak muda" Jadi ini
puteramu, taijin"
"Benar, ampunkan hamba, sri baginda. Tiga orang inilah
yang menjadi saksi-saksi utama menangkap selir paduka itu.
Selir paduka berkhianat, dia kasak-kusuk dengan mata-mata
dari Y ueh!"
Kaisar menoleh pada selirnya, merah padam. "Bagaimana
jawabanmu, Shi Shih" Bisakah kau menyangkal bukti-bukti ini"
Kau tertangkap basah. Wu-taijin tidak mungkin bohong!"
Shi Shih menangis. "Ampun, hamba juga mempunyai saksi-
saksi, sri baginda. Kalau boleh hamba bicara biarlah hamba
ceritakan bagaimana kedudukan sebenarnya!"
Kaisar mengerutkan kening, menjadi ragu. Melihat bahwa
selirnya ini rupanya mempunyai alasan kuat untuk menangkis.
Rupanya ingin membela diri. Dan maklum bahwa di antara
selirnya dan Wu taijin memang terdapat permusuhan yang
merupakan "perang dingin" diapun mengangguk dan ingin
tahu. Diam diam cemas dan marah lagi-lagi dua orang ini
bertengkar. Jangan-jangan tuduhan Wu-taijin itu benar.
Selirnya berkhianat! Dan kaisar yang mengangkat lengan
memberi isyarat lalu menyuruh Shi Shih bercerita. Dan Wu-
taijin terbelalak.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sri baginda.... " Shi Shih mulai dengan suaranya yang
gemetar, lirih, "hamba sama sekali tidak berkhianat seperti
yang dituduhkan Wu-taijin itu. Justeru hamba merasa dijebak,
dihasut. Karena laki-laki yang dituduh mata-mata oleh Wu
taijin ini sesungguhnya bukan lain adalah.... " Shi Shih
berhenti sebentar, "... antek Wu-taijin sendiri yang dikirim
untuk menjatuhkan hamba!"
Wu taijin kaget. "Bohong! Tak benar, sri baginda. Hamba
tak mengenal sama sekali laki-laki ini" dan bangkit berdiri
dengan muka berobah pembesar ini membelalakkan matanya,
marah dan terkejut bahwa Shi Shih memutar balik kenyataan.
Tapi kaisar yang mengulapkan lengannya berseru,
"Tahan, simpan dulu bantahananu, taijin. Biarkan selirku
bercerita!"
Wu-taijin tak betdaya. Dia menggigil dan mengepal
tinjunya, dan Lo-ciu serta Wu Hap yang terbelalak mendengar
ini tiba-tiba saling pandang dengan muka pucat. Dan Shi Shih
melanjutkan dengan tangisnya yang tersedu-sedu.
"Ampun...... hamba terpaksa bicara apa adanya, sri
baginda. Kalau paduka tidak percaya boleh paduka buktikan
kebenarannya pada laki-laki ini Dia adalah si Golok Emas Kim-
te, bekas sahabat Hui-pian Siang-houw yang dulu menculik
hamba....!"
Wu-taijin semakin kaget. Dia melihat kaisar memandangnya
marah, percaya pada kata-kata selirnya itu. Dan Lo-ciu yang
tak tahan oleh pemutarbalikan ini tiba-tiba melompat ke
depan, mencengkeram selir kaisar yang dianggap ular berbisa
itu. Tapi Ok-ciangkun yang ada di situ dan menjaga
keselamatan tiba-tiba membentak dan berkelebat menangkis
serangan ini. "Lo-ciu, di hadapan kaisar tak boleh kau main-main begitu.
Sopanlah.... dukk!" si Arak Tua tergetar, terbelalak dan
terhuyung memandang panglima yang gagah ini, pembantu
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dan sekaligus sahabat kaisar yang mengerutkan kening tak
senang kepadanya. Dan Wu-taijin yang buru buru bangkit
berdiri lalu menyambar lengan si Arak Tua ini, mohon ampun
pada kaisar. "Maaf. Lo-ciu tak tahan mendengar hamba dihina, sri
baginda. Mohon ampun dan sudilah kiranya Ok-ciangkun
melepas pembantu hamba?"
Kaisar mulai tak senang. "Pembantumu tak tahu adat,
taijin. Katau tidak memandang mukamu tentu sudah kusuruh
tangkap dia."
Lo-ciu mendelik. Sebelumnya dia sudah gemas pada selir
yang menjadi gara-gara kematian muridnya itu. Tapi Wu Hap
yang memeluk kakinya berbisik, "Suhu, tempat kaisar tak
sama dengan di rumah sendiri. Kau mundurlah."
Kakek ini sadar. Dia hampir mengamuk di situ, membawa
adatnya sendiri sebagai orang kang-ouw. Tapi melihat
bayangan pengawal secara rahasia berkelebat di sekeliling
kaisar dia pun tahu diri dan mundur baik-baik, tak berani
beradu pandang dengan kaisar yang marah itu. Dan kaisar


Pedang Medali Naga Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

yaag kembali pada persoalan semula lalu memandang
selirnya. "Betulkah yang kau katakan itu, Shi Shih" Bagaimana kalau
laki-laki ini bukan pembantu Wu taijin?"
Shi Shih mantap dengan jawabannya, "Hamba tak bicara
bohong, sri baginda. Boleh paduka tanya kalau hamba tidak
betul." Kaisar mengangguk. Dia sudah menyuruh laki-laki yang
diborgol itu menegakkan mukanya, membentak dengan
bengis. Dan ketika laki-laki itu mengangkat mukanya yang
penuh darah segera kaisar bertanya nyaring. "Hei, benarkah
kau adalah sahabat mendiang Hui pian Siang-houw itu"
Benarkah kau disuruh Wu-taijin untuk menemui selirku?"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Semua orang tegang. Mereka melihat laki-laki yang
tertangkap ini adalah seorang laki-laki yang mukanya gagah,
usianya sekitar tigapuluh lima tahun dan memiliki alis yang
tebal. Tahu sopan terhadap kaisar dan gentar melihat begitu
banyak orang di ruang sidang. Tapi menganggukkan
kepalanya dan melirik Wu-taijin laki-laki ini membenturkan
dahinya, "Ampun, hamba tak berani menjawabnya, sri
baginda. Yang jelas hamba bersalah dan biarlah hamba
dibunuh!" Kaisar menghentak lengan kursinya. Tak perlu ada yang
ditakuti di tempat ini, orang muda. Kau bicaralah saja dan aku
menjamin keselamatanmu!"
Tapi laki-laki gagah ini masih ketakutan. Dia melirik dan
kembali memandang Wu-taijin, mengerling pula pada si Arak
Tua Lo-ciu yang mengepal tinju. Lalu mengeluh dan gentar
menghadapi kaisar diapun membenturkan jidatnya, "Hamba
tak berani, sri baginda. Hamba mengaku salah dan biarlah
hamba dibunuh. Ampun."
Kaisar menjadi marah. Dia curiga melihat laki-laki itu
ketakutan memandang Wu taijin seolah pembesar itu akan
mengancamnya nanti kalau dia bicara. Dan kaisar yang tiba-
tiba menduga jelek para pembantunya ini mendadak bangkit
berdiri. "Wu-ta-jin, benarkah orang ini adalah suruhanmu"
Kenapa dia ketakutan memandangmu?"
Wu-taijin juga marah. "Hamba tak kenal laki-laki ini, sri
baginda. Sebaiknya kompres dia untuk mengaku terus terang
saja!" Kaisar tertegun. Dia melihat menteri she Wu itu
bersungguh-sungguh, sikapnya tegar dan tak takut salah,
membuat dia ragu dan kembali memandang Shi Shih. Tapi
melihat selirnya juga tenang dan sama tetheg (mantap)
diapun menjadi bingung dan heran juga. Dan kaisar semakin
marah, memandang Ok-ciangkun.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ciangkun, suruh laki-laki itu mengaku. Jaga dia dan
lindungi keselamatannya."
Ok-ciangkun bergerak. Semua orang menjadi tegang oleh
kejadian ini, dan ketika panglima itu mencengkeram leher laki-
laki ini maka terdengarlah bentakannya yang menggetarkan
ruangan, "Tikus busuk, sri baginda telah menjamin
keselamatanmu. Mengakulah dan tak perlu takut!"
Laki-laki ini menjerit. Dia merasa lehernya dijepit tanggem
raksasa, serasa patah tulang lehernya dan mengaduh. Tapi
melihat panglima ini me lindungi dan kaisar berjanji menjamin
keselamatannya tiba-tiba dia menjatuhkan diri berlutut.
"Ampun... lepaskan tanganmu, ciangkun. Hamba akan
mengaku.... "
Ok-ciangkun melepaskan jepitannya. Dia mundur dan
bengis memandang tawanan ini, lalu hegitu menjaga segala
kemungkinan dia mendengar laki-laki itu terbata-bata
mengaku, melirik dan tampak ketakutan memandang Wu-
taijin, terutama si Arak Tua Lo-ciu yang menangkapnya tadi.
Dan begitu semua orang mendengar pengakuannya mendadak
hadirin terkejut oleh ucapan pertamanya, "Benar, hamba
orang suruhan Wu taijin, sri baginda. Hamba disuruh menemui
selir paduka untuk pura-pura ditangkap dengan dalih mata-
mata!" Wu-taijin membentak keras. Dia langsung menyatakan
bohong, dan Lo-ciu si Arak Tua yang berkelebat di belakang
laki-laki ini tiba-tiba melancarkan tendangan di saat Ok-
ciangkun lengah, terkejut dan tersentak oleh pengakuan itu.
Yang berarti fitnah.
"Manusia busuk, kau siluman keji yang melempar fitnah
kepada Wu-taijin. Jahanam kau, dess.....!"
Laki-laki ini mencelat. Dia terlempar ke pilar di dekat kaisar,
melontakkan darah segar oleh tendangan yang dahsyat itu,
menjerit kesakitan. Dan ketika Lo-ciu kembali berkelebat
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
untuk mengulang serangannya saat itulah Ok-ciangkun sadar
dan membentak marah, menangkis pukulan si Arak Tua yang
menyambar tengkuk tawanan ini. Dan begitu Ok-ciangkun
berkelebat maka Lo-ciu terpental dan ganti berseru keras.
"Plak!"
Lo-ciu melompat bangun. Dia menggereng dan marah
melihat tawanan itu luput dihajar, mendelik dan berapi-api
memandang lawan. Tapi kaisar yang menggoyang tangannya
dengan gusar membentak, "Wu-taijin, beginikah sikap
pembantumu di ruang istana" Kau tak dapat mencegahnya
sebelum kusuruh tangkap"'
Wu-taijin sadar. Dia tadi terkejut dan kaget bukan main,
tertegun dan membelalakkan mata oleh pengakuan fitnah laki-
laki ini. Yang tentu saja membuat dia marah dan mengerotkan
gigi. Tapi melihat Lo-ciu mengamuk dan kaisar menegur
penuh ancaman mendadak pembesar ini tergopoh-gopoh
menyambar pembantunya, menggigil dan memohon dengan
sangat. "Lo-ciu, jangan... jangan mengumbar kemarahanmu di
sini. Kita semakin salah. ..!"
"Tapi jahanam itu memfitnahmu, taijin. Dia harus dihajar
dan kalau perlu dibunuh!"
"Hm!" Ok-ciangkun menjengek. "Istana bukan hutan rimba
yang liar, Arak Tua. Kalau kau ingin mencari penyakit boleh
saja lakukan niatmu itu!"
Arak Tua membalikkan tubuh. Dia me lihat panglima itu
dingin memandangnya, melihat pula tiga bayangan muncul di
belakang kaisar. Sam-hek bi-kwi. Tiga wanita yang telah
membunuh dua orang muridnya, Hui-pian Siang-houw! Dan
Arak Tua yang hampir tak tahan ini tibu-tiba diseret
majikannya yang pucat dan gemetar.
"Lo-ciu, ingat nasib kita semua di sini. Wu Hap bakal ce laka
pula kalau kau tak dapat mengendalikan diri. Sadarlah....!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Lo-ciu sadar. Seketika dia menggigit bibir, mundur dan
menahan dadanya yang berombak oleh semuanya itu.
Ditambah melihat bayangan Sam hek-bi kwi yang muncul tiba-
tiba. Dan membungkukkan tubuh memberi hormat dia pun
meminta maaf pada kaisar, menggigil dan gemetar sendiri
menindas semua kemarahan. Dan ketika kaisar memandang
Wu-taijin maka pembesar itu pun menjatuhkan diri berlutut
dengan suara parau,
"Sri baginda, mohon ampun beribu ampun. Tapi
sesungguhnya hamba katakan di sini, hamba sama sekali tak
mengenal laki-laki busuk itu!"
"Tapi dia telah menyatakan pengakuannya, taijin. Kalau
begitu siapa dia?"
"Hamba tak tahu, sri baginda. Tapi yang jelas dia mata-
mata dari kerajaan Yueh!"
"Dari mana kau tahu?"
Wu-taijin tertegun. "Dari gerak-geriknya bersama selir
paduka itu, sri baginda. Bukankah selir paduka berasal dari
sana?" "Hm, jadi baru dugaan belaka, taijin" Kau tidak mempunyai
bukti-bukti kuat?"
"Hamba.... hamba justeru mempunyai bukti pada diri laki-
laki itu, sri baginda. Hamba ingin mengompresnya dihadapan
paduka agar dia mengaku!" Wu-taijin bingung, juga
penasaran. "Tapi tak hamba sangka bahwa dia justeru
memfitnah hamba sebagai orang suruhan hamba!"
Kaisar tiba-tiba tertawa mengejek. "Taijin, kalau begitu
tindakanmu salah. Orang yang kauanggap mata-mata ini telah
mengaku sebagai pembantumu. Apalagi yang harus kita
bicarakan?"
"Tidak, hamba.... hamba yakin dia mata-mata, sri baginda.
Sungguh mati hamba tak mengenal laki-laki jahanam ini.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dia..... dia tentu telah dibeli oleh selir paduka untuk
memfitnah hamba!"
"Hm," kaisar mengerutkan alis. "Kau hendak menambahi
persoalan baru dengan mencari-cari, taijin" Dapat pulakah kau
membuktikan dugaanmu ini?"
Wu-taijin terhenyak. Dia lagi-lagi tak dapat memberi bukti.
Karena orang yang siap "digenjot", laki-laki yang telah
memfitnahnya itu, yang entah kenapa justeru mengaku
sebagai orang suruhannya tiba-tiba telah memojokkannya
sedemikian rupa. Menolong selir yang dibencinya itu dan
justeru menyudutkannya dalam kedudukan yang tidak
menguntungkan! Dan ketika dia melirik perempuan yang
cantik itu tiba-tiba dilihatnya sang selir tersenyum mengejek,
mencibirkan mulut dan tertawa penuh kemenangan. Dan Wu-
taijin yang merah mukanya tiba-tiba sadar. Maklum bahwa
laki-laki yang ditangkap ini telah melindungi musuhnya itu,
sengaja "memukul" dirinya untuk menyelamatkan Shi Shih.
Dan sadar bahwa memang sesungguhnya ada "permainan" di
antara selir cantik itu dengan laki-laki tangkapan ini tiba-tiba
Wu-taijin mengeluh roboh dan tak kuat lagi.
"Sri baginda, selir paduka itu cerdik melebihi ular...!"
Wu-taijin pingsan. Dia hanya mengeluarkan kata-kata itu di
saat robohnya, merasa kalah. Kalah cerdik dan kalah bukti.
Dan karena tawanan itu sendiri telah mengakui bahwa dia
adalah orang suruhannya sendiri maka Shi Shih dibebakan dari
segala tuduhan. Kaisar menganggap menterinya ini mencari-
cari, bermain api dan sengaja mendiskreditkan selir
kesayangannya itu karena iri. Dengki dan serik semata. Dan
karena Wu-taijin pingsan dan si Golok Emas telah menyatakan
pengakuannya maka sidang dibubarkan dan Wu taijm
dianggap bersalah.
Tapi kegemparan ini masih berlanjut. Lo-ciu, si Arak Tua
yang kaget melihat Wu-taijin roboh tiba-tiba melompat maju.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dia marah dan tak kuasa lagi menahan diri, menyerang si
Golok Emas yang mencelakakan majikannya itu, berkelebat
dan langsung menggerakkan buli-bulinya menghantam,
mempergunakan kesempatan selagi semua orang terbelalak
oleh pingsannya Wu-taijin itu. Dan begitu jago tua ini
menggerakkan buli-bulinja tiba tiba tanpa dapat dicegah si
Golok Emas menjerit nyaring dan terlempar roboh. Pecah
kepalanya! "Prakk!"
Semua orang terkejut Mereka melihat kejadian mengerikan
di lantai istana ini. Melihat betapa kepala si Golok Emas
berantakan, hancur dihantam buli-buli yang dahsyat itu. Dan
Lo-ciu si Arak Tua yang kini mcnerjang Shi Shih
menggerakkan buli-bulinya pula menghantam kepala selir
kaisar itu. "Siluman betina, kau wanita iblis yang jahat!"
Shi Shih terkejut. Ia tentu saja tak dapat mengelak, bukan
orang yang pandai silat. Tapi Sam-hek-bi-kwi yang ada di
belakang kaisar dan berkelebat ke depan menangkis serangan
ini. Juga Ok-ciangkun yang menampar punggung si Arak T ua,
yang tentu saja tak tinggal diam dan marah melihat kakek ini
mencuri kelengahannya. Dan begitu empat bayangan
berkelebat menerjang maka saat itu juga Lo-ciu menerima
benturan tenaga yang membuat tubuhnya terpelanting.
"Arak Tua, kau manusia kurang ajar. Plak-plak-desss ...!"
Lo-ciu terlempar bergulingan. Dia berteriak dan berseru
keras, berjungkir balik dan turun dengan beringas. Dan
melihat bahwa selir cantik itu gagal dibunuhnya tiba-tiba
kakek ini mengayun buli-bulinya dan menerjang kembali,
langsung ke arah Sam-hek-bi-kwi yang pertama menangkisnya
itu. Geram dan marah bukan main. Tapi ketiga lawan
mengelak dan mencabut gelangnya sekonyongkonyong
bayangan Siang-mo ji-bin dan Mu Ba serta Mayat Hidup
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
muncul, juga Hun Kiat. Pemuda yang menjadi pembantu Ok-
ciangkun dan yang kini ikut mengawal kaisar secara rahasia
itu. Dan begitu semuanya bergerak melakukan pukulan
masing-masing tiba-tiba tanpa ampun kakek ini menjerit dan
terlempar roboh. Dia tak kuat menerima demikian banyak
keroyokan, memekik dan memaki-maki, tunggang langgang
dan semakin beringas. T api begitu dia melompat bangun dan
menerjang kembali tiba-tiba Hun Kiat berseru pada yang lain,
"Ji-wi suhu, cuwi enghiong sekalian, mundur. Biar aku yang
menghadapi tua baagka ini....!"
Hun Kiat mendahului yang lain. Dia sudah menyambut dan
sengaja unjuk kepandaian di depan banyak orang, terutama
kaisar dan selir cantik itu. Dan ketika lengannya menerima
buli-buli si Arak Tua tiba-tiba Lo-ciu menjerit dan... terangkat
tubuhnya. "Bress!"
Lo-ciu terkejut. Dia terguling-guling dan terbelalak
memandang pemuda itu, melompat bangun dan mendesis
dengan muka kaget. Merasa betapa buli-bulinya diterima
sebuah tenaga yang dahsyat yang membuatnya tertolak balik,
terangkat demikian ringan untuk kemudian dibanting bagai
menerima serudukan gajah. Tapi kakek yang sudah gelap dan
peteng pikirannya ini tak perduli pada sekelilingnya lagi dan
kembali menerjang, ingin mengamuk dan menumpahkan
semua kemarahannya, menjadi-jadi. Tapi Hun Kiat yang
tertawa mengejek berkelebat memapek. Untuk ke dua kalinya
pemuda ini mcnyambut terjangan lawan, menerima buli-buli


Pedang Medali Naga Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

yang menghantam lehernya dengan cepat itu. Mengerahkan
sinkang warisannya dari Ciok-thouw Taihiap Souw Ki Beng,
tidak banyak, hanya setengah bagian saja. T api begitu lawan
membentur tenaganya ini tiba-tiba ai Arak Tua memekik
dan.... mencelat roboh. Muntah darah.
"Augh... !"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Lo-ciu semakin terkejut. Dia menyadari sekarang bahwa
orang-orang istana ini memang hebat-hebat, semuanya lihai
dan memiliki kepandaian mengejutkan. Dan sementara dia
terhuyung melompat bungun maka di saat itulah Hun Kiat
berseru menampar kepalanya.
"Tua bangka, mampuslah ke alam akherat!"
Lo-ciu mengelak. Dia terbelalak dan ngeri melibat lawan
menampar kepalanya, melihat betapa jari-jari lawan berobah
merah seperti darah, amis dan memualkan. Tepi ketika Hun
Kiat mengejar dan dia tersandung sesuatu tiba-tiba kelima jari
pemuda itu telah menyambar mukanya dengan cepat sekali.
"Hun Kiat, jangan bunuh dia.,.!"
Bentakan ini menyelamatkan si Arak Tua. Lo-ciu tak sempat
menghindar lagi ketika serangan itu tiba, siap mengenai
mukanya yang tentu hancur. Tapi Hun Kiat yang merobah
gerakan dan menotok pundaknya tahu-tahu membuat kakek
ini mengeluh dan roboh terjerembab,
"Tuk " si Arak Tua pingsan seketika. Dia sebelumnya sudah
menerima pukulan bertubi-tubi dari keroyokan Mu Ba dan
kawan-kawan. Maka begitu Hun Kiat menotoknya roboh
diapun tak sadarkan diri dan pingsan di ruangan itu. Nyaris
binasa kalau Ok-ciangkun tidak mencegah Hun Kiat
membunuh kakek ini, melancarkan Tok-hiat jiunya yang ganas
itu. Dan kaisar yang menyuruh tangkap kakek ini lalu
menjebloskan si Arak Tua dalam penjara. Memperberat
kesalahan Wu taijin dengan tewasnya si Golok Emas itu,
menganggap bahwa kejadian itu memang sengaja untuk
menghilangkan jejak, dan si Arak Tua yang dilempar ke dalam
penjara akhirnya menjadi pesakitan dan justeru dituduh
macam-macam! Begitulah. Kejadian menggemparkan di istana tai berakhir.
Wu-taijin kalah. Tapi karena kaisar mengingat jasa jasa
menteri itu yang amat besar terhadap roda pemerintahan
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
maka tak diambil urusan panjang terhadap mmteri ini. Wu-
taijin dianggap mencari-cari keributan diampuni kaisar dan
diperingatkan agar tidak mengulang perbuatannya itu. Dan
Wu-taijin yang tertegun melihat Lo-ciu ditangkap lalu mohon
pada kaisar untuk mengampuni pula pembantunya itu. Dan
kaisar mengabulkan, kembali memberi peringatan keras pada
menterinya ini untuk tidak membuat onar. Dan Wu-taijin yang
dua kali menerima pil pahit dari selir yang cantik itu akhirnya
berputus asa, hampir saja bunuh diri kalau tidak dicegah
puteranya. Dan menteri yaag terpukul oleh dua kejadian
berturut-turut yang mengguncang jiwanya ini kembali jatuh
sakit. Beberapa hari kemudian.
Sejak gagalnya peristiwa di ruang sidang itu Wu-taijin
kelihatan kurus.Menteri ini sakit hati sekali, sering batuk-batuk
dia mengepal tinjunya. Bekerja tanpa semangat hingga roda
pemerintahan mulai kacau. Dan ketika dia duduk sendirian di
kamarnya tiba-tiba muncullah sebuah kereta yang berhenti di
rumahnya. Penjaga melapor, memberi tahu bahwa Pangeran Kin
datng. Dan Wu-taijin yang menyambut dengan kening
dikerutkan lalu mempersilahkan pangeran ini masuk ke dalam;
tidak begitu gembira dan tampak pucat. Lalu begitu tamunya
duduk segera pembesar ini bertanya. "Maaf, ada keperluan
apa paduka ke mari pangeran" Kenapa malam-malam begini
datang?" Pangeran ini, yang sebaya dengan Wu Hap tampak terharu
memandang Wu-taijm. Dia adalah teman baik purera
pembesar ini, ikut prihatin dan sudah mendengar semuanya
dari banyak mulut. Diam-diam tak senang pula pada selir
ayahnya yang memboroskan uang negara itu. Maka menarik
napas dan bergetar lirih dia menjawab, "Aku ke mari untuk
membicarakan urusan penting, paman Wu. Bahwa akhir-akhir
ini rakyat mulai mengeluh oleh kepincangan yang terjadi di
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dalam istana. Kenapa kau acuh saja membiarkan kenaikan
pajak yang diumumkan Liem-taijin" Bukankah kau dapat
berderak untuk meniadakan ini?"
Wu-taijin batuk-batuk. "Pangeran, hamba memang ditugasi
ayah paduka untuk mengatur roda nemetintahan. Tapi
bagaimana hamba akan protes tentang kenaikan pajak itu bila
ayah paduka yang menyuruh Liem taijin mengumumkan"
Rakyat memang mulai terhimpit, pangeran. Dan hamba
menangis melihat keadaan ini."
"Dan kau mulai tak acuh menjalankan tugasmu, paman.
Kenapa dalam beberapa hari ini kau tak semangat
membiarkan orang-orang bawahanmu merajalela" Mereka
katanya menyelewengkan tugas-tugas negara. Banyak di
antara mereka yang mulai korupsi!"
Wu-taijin menyeringai pedih. "Hamba mulai mendengar
cerita itu, pangeran. Besok hamba merencanakan menyelidiki
kebenaran berita ini, setelah hamba sehat kembali!"
"Dan kau tahu pengangkatan Menteri Lui, paman"'
"Hm, pejabat yang diberi tugas mengurusi tanah-tanah
negara itu, pangeran?"
"Ya, menteri baru ini, paman. Ada berita mengejutkan yang
diam-diam kudengar!"
Wu-taijm membelalakkan matanya. "Apa itu, pangeran?"
Pangeran ini tak segera menjawab. Dia celingukan ke sana-
sini. melihat apakah ada sesuatu yang mencurigakan. Tapi
melihat semuanya , aman tiba-tiba dia berbisik, "Lui-taijin
(Menteri Lui) bermaksud menjual tanah tanah negara, paman.
Merobah status tanah itu menjadi milik pribadinya. Ribuan
hektar!" Wu-taijin terkejut. "Apa" Demikian berani menteri itu,
pangeran" Padahal dia baru saja diangkat?"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sst, jangan keras-keras, paman. Berita ini kudengar secara
kebetulan saja ketika Lui taijin menghadap selir ayah itu!"
"Shi Shih?"
"Ya."
Wu-taijin pucat. Menteri ini tiba-tiba menggigil, batuk-batuk
dan menekan dadanya dengan hebat. Tapi ketika dia berhasil
menguasai diri dan gemetar mengepal tinju berkatalah
menteri yang sudah tua ini, penuh kemarahan, "Sudah
kuduga. Menteri baru itu memang antek selir itu, pangeran.
Tapi bagaimana kita bisa membuktikan hal ini pada ayah
paduka" Beranikah paduka memberitahukannya terang-
terangan pada ayah paduka?"
"Tidak, aku tak berani, paman. Aku bukan pengurus
pemerintahan yang sehari-harinya bergelut dengan itu. Aku
justeru ingin meminta bantuan paman untuk mencegah hal
ini" "Hm...!" Wu-taijin ragu-ragu, bersinar matanya dan ingat
kegagalannya dua kali menghadapi selir berbahaya itu. Tapi
bangkit semangatnya mendengar berita ini mendadak menteri
itu mengepal tinju. "Pangeran, ibunda selir paduka itu cerdik
sekali. Kita harus berhati-hati. Apakah hasil pembicaraan itu
dapat paduka rekam baik-baik" Beranikah paduka menjadi
saksi?" "Asal kau di belakangku tentu aku berani, paman. Tapi
kalau sendirian terus terang aku gentar!"
"Baik, kalau begitu kita jebak mereka, pangeran. Kita
rencanakan akal bagus untuk menangkap basah perbuatan
menteri baru ini. Utus seseorang untuk membeli tanah pada
menteri baru ini dan membuka kebobrokannya pada kaisar."
Pangeran muda itu setuju. Dia bercakap-cakap lagi
mengatur siasat, mencari siapa orangnya yang tepat untuk
melakukan tugas ini. Berpura-pura membeli tanah negara
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
negara yang dikuasa i Lui-taijin. Jatuh pilihannya pada Sang-
wangwe (hartawan Song) yang mereka kenal baik. Lalu begitu
semuanya beres segera pergilah pangeran itu kembali ke
istananya. Namun mengejutkan sekali. Song-wangwe hartawan yang
diincar dan siap dijadikan pembantu untuk menjebak Lui-taijin
ternyata tewas. Hartawan itu dikhabarkan digigit ular berbisa.
Dan ketika pangeran ini memeriksa ternyata benar di bawah
siku hartawan itu terdapat tusukan kecil m irip gigitan ular.
"Sial, orang yang kita pilih keburu mati, paman. Siapa lagi
Pedang Asmara 16 Bara Naga Karya Yin Yong Pukulan Si Kuda Binal 4
^