Pencarian

Pedang Medali Naga 19

Pedang Medali Naga Karya Batara Bagian 19


yang harus menggantikannya?"
Wu-taijin menyebut beberapa nama. Sebagai orang yang
mengatur roda pemerintahan tentu saja dia mengenal banyak
hartawan-hartawan kaya yang berhubungan dengannya, yang
ada kaitannya dengan urusan ini, - Ini paling penting. Tetapi
ketika satu demi satu gagal karena tewas "digigit ular" tiba-
tiba saja Pangeran Kim dan Wu-taijin tersentak, kaget dan
sadar bahw semuanya ini tidak wajar. Dan ketika Lo-ciu
datang membawa kabar, maka kekagetan mereka semakin
lengkap. http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jilid 28 "MEREKA tewas bukan dipagut
ular, tai-jin. Melainkan karena
jarum beracun yang amblas di kulit
mereka!" Dua orang ini meremas tinju.
"Kau yakin, Lo-ciu?"
"Tentu, lihat ini. taijin. Hamba
baru saja mengambil jarum yang
membunuh Swi-wangwe!" kakek itu
mengeluarkan jarum hitam, meletakkannya di telapak tangan
dengan hati-hati. Dan ketika pangeran hendak menyentuhnya tiba-tiba kakek ini mamperingatkan, "Jangan sentuh. Jarum itu berbahaya sekali,
pangeran. Kulit bisa hangus dan keracunan!"
Pangeran ini terkejut. "Demikian berbahaya, locanpwe?"
"Ya, amat berbahaya sekali, pangeran. Apa lagi kalau
menembus kulit mengenai daging!"
Sang pangeran membelalakkan mata. Sekarang mereka
berdua maklum bahaya kiranya musuh telah mengendus
(mencium) rencana mereka. Tahu akan segala gerak-gerik
mereka, terbukti dari membunuh hartawan-hartawan yang
mereka hubungi. Dan ketika Wu-taijin menggigil mengepal
tinjunya maka Wu Hap muncul membawa berita baru.
"Ayah, Lok-taijin diangkat menjadi Menteri Perairan.
Kabarnya pembesar ini akan melipatduakan pajak yang
memasuki semua pelabuhan!"
Wu-taijin terkejut. "Kapan terjadinya itu, Hap-ji?"
"Kemarin, ayah. Sri baginda mengangkat menteri itu atas
permintaan selirnya.'"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Keparat!" menteri ini semakin beringas. "Lagi-lagi selir
jahanam itu. Apa maksudnya menaikkan pangkat pejabat-
pejabat pemerintahan" Dan sri baginda tidak meminta saran
atau pertimbanganku?"
Pangeran Kim bangkit berdiri. "Rupanya ibunda selir ingin
menyenangkan pembantu-pembantunya, paman. Mungkin dia
mau membiarkan semua orangnya korupsi!"
"Ya, dan mengadakan kudeta di saat negara sedang kacau,
pangeran. Rupanya selir itu mau memberontak dan menjadi
ratu!" dan menyambar lengan pemuda ini tiba-tiba Wu-taijin
menyiapkan keretanya menuju istana. "Pangeran, kau bantu
aku untuk melapor pada sri baginda'" lalu mencongklak
menyuruh kusir berangkat Wu-taijin buru-buru menghadap
kaisar. Kebetulan, Kaisar baru santai dipijit pelayan-pelayan cantik,
dan Wu taijin yang menjatuhkan diri berlutut langsung
memohon untuk bicara. "Ampun, hamba membawa berita
penting, sri baginda. Bolehkah hamba bicara?"
Sang kaisar mengerutkan kening. "Apa yang kaubawa,
taijin?" Wu taijin tak menghiraukan s ikap dingin ini, membenturkan
dahinya. "Hamba membawa berita penting, sri baginda.
Bahwa Lui-ciangkun mau melahap semua tanah negara untuk
menjadi milik pribadinya. Pangeran Kim menjadi saksi!"
Kaisar terkejut, membelalakkan matanya. "Apa" Lui-
ciangkun, taijin" Kau bilang dia mau memiliki tanah negara
untuk namanya sendiri?"
"Ya, ampunkan hamba, sri baginda. Yang mendengar itu
adalah putera paduka sendiri, Kim ongya (Pangeran Kim)."
Kaisar turun dari kursi goyangnya. Dia terbelalak dan
merah mukanya memandang puteranya ini, tampak gusar.
Lalu membentak dengan suara keras dia bertanya, "Pangeran
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kim, betulkah yang dikata pamanmu ini" Kapan kau
mengetahuinya?"
"Ampun, hamba tahu ketika Lui-taijin kasak-kusuk dengan
seseorang, ayahanda kaisar. Secara kebetulan telinga hamba
mendengar sendiri percakapan itu!"
"Siapa?"
Sang pangeran ragu, tak segera menjawab dan tampak
pucat memberi tahu. Dan kaisar yang tentu saja marah
membentak lebih gusar, "Pangeran, katakan cepat siapa orang
ying bersekutu dengan Lui-taijin itu. Biar kuhukum dia!"
Pangeran ini ketakutan. Tapi me lihat ayahnya murka dan
mau tidak mau dia harus menjawab juga maka berkatalah
pangeran ini dengan suara lirih, "Ibunda selir, ayahanda.
Orang yang duka sayang dan dekat dengan paduka...."
"Siapa namanya?"
"Ibunda Shi Shih.... "
"Keparat!" kaisar tiba-tiba berang. "Kau mengacau anakku
untuk memusuhi ibu tirinya, Wu taijin" Kau menghasut dan
lagi-lagi membawa nama selirku itu?"
"Tidak, ampunkan hamba...!" Wu-taijin pucat. "Bukan
hamba yang menghasut putera paduka, sri baginda.
Melainkan putera paduka sendiri yang datang memberi tahu
ke rumah hamba. Hamba tidak membakar atau mengacau
putera paduka!"
"Benar," pangeran muda itu juga bicara. "Hamba
mendengar sendiri percakapan itu, ayah anda. Paman Wu
tidak tahu apa-apa dan hamba yang memberitahunya. Hamba
tidak dihasut!"
Sn baginda tertegun. Dan melihat junjungannya mulai
percaya tiba-tiba berkatalah menteri setia ini dengan suara
gemetar, "Sri baginda, hamba tidak memfitnah atau
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
membuang omongan palsu di sini. Sebaiknya paduka selidiki
dulu leporan ini secara diam-diam. Boleh paduka buktikan
benar atau tidaknya!"
Kemudian, pangeran muda yang juga menyambung bicara
dengan lebih mantap itu membenturkan kepalanya pula, "Dan
hamba menjadi saksi utamanya, ayahanda. Boleh paduka
bawa selir paduka itu untuk berhadapan dengan hamba!"
Kaisar goyah. Dia tak mungkin harus tidak mempercayai
puteranya sendiri, meskipun pangeran itu bukanlah pangeran
mahkota. Maka menggigil dan mengetrukkan giginya kaisar
lalu menyuruh panggil selirnya itu. Dan ketika Shi Shih berdua
datang menghadap berkatalah kaisar dengan muka bengis,
"Shi Shih, betulkah kau merencanakan membalik nama
semua tanah negara untuk Lui-taijin" Benarkah apa yaug
didengar puteraku ini?"
Shi Shih tertegun. Sejenak dia kaget, tapi tersenyum dan
menjatuhkan diri berlutut selir ini menjawab. "Sudahkah orang
yang membawa laporan ini mempunyai bukti, sri baginda"
Adakah buktinya hamba menyuruh Lui taijin menyulap tanah
negara?" Kaisar terbelalak, memandang puteranya. "Kau ada bukti,
pangeran?"
"Tidak," pemuda ini gugup. "Hamba mendengar langsung
percakapan mereka, ayahanda. Bukti apalagi yang harus
hamba kemukakan?"
"Ah," Shi Shih tersenyum. "Kalau begitu kau mengada-ada,
pangeran. Dan ada apa pula Wu-taijin di tempat ini" Apakah
dia bersamamu?"
"Benar." kaisar menjawab. "Wu taijin datang bersama
puteraku ini, Shi Shih. Dia menyatakan Lui-taijin mau
menyulap tanah negara menjadi tanah miliknya pribadi. Atas
perintahmu!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hm, kalau begitu panggil Lui-taijin, sri baginda. Suruh dia
membawa catatan-catatan tanah negara yang ada. Benarkah
sudah menjadi miliknya pribadi atau belum. Kalau tidak, maka
Wu-taijjn hamba anggap memfitnah dan untuk ketiga kalinya
hendak menjatuhkan hamba karena iri dan dengki!"
Wu-taijin pucat. Sang pangeran juga terkejut. Dan ketika
Lui-taijin dipanggil untuk menunjukkan apa-apa yang diminta
kaisar ternyata berita yang dibawa itu adalah.,... bohong
belaka. "Taijin, semua catatan di s ini lengkap adanya. Lui-taijin tak
terbukti menyulap tanah negara menjadi m iliknya sendiri. Apa
sekarang katamu?"
Menteri ini gemetar. "Hamba.... hamba tak tahu, sri
baginda. Hamba membawa pengeran ke sini hanya uutuk
mengantarnya memberi laporan!"
"Hm, bagaimana itu, pangeran?"
'Betul, hamba tak melibatkan paman Wu, ayahanda. "Ini
adalah tanggung jawab hamba pribadi untuk menyelamatkan
negara!" Pangeran Kim menjawab, gagah dan mengerutkan
keningnya, berati bahwa bukti-bukti yang diminta kaisar dapat
dipenuhi dengan baik. Tapi ingat bahwa beberapa hartawan
dibunuh setiap dia hendak menyuruh mereka hingga
mempertebal dugaan tiba-tiba pangeran ini tak mau kalah,
penasaran. "Tapi, sri baginda. Bagaimana teman-teman
hamba semuanya tewas sebelum menbuka rahasia ini" Hamba
hendak membuka kedok kebusukan ini untuk membuktikannya
pada paduka. T api semuanya terbunuh sebelum menjalankan
tugasnya!"
Kaisar tak mengerti. "Apa maksudmu?"
Sang pangeran lalu bercerita. Dia menceritakan bahwa
diam-diam dia ingin membuka rahasia ini. mengatur rencana
untuk menjebak Lui-taijin dengan mempergunakan hartawan-
hartawan kaya. Menangkap basah menteri itu dalam jual-beli
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tanah negara. Tapi ketika satu demi satu semua hartawan itu
tewas sebelum melaksanakan niatnya maka kecurigaan
pangeran ini menjadi-jadi dan semakin kuat.
"Bayangkan, semua hartawan yang hamba hubungi binasa,
sri baginda. Kalau tidak dibunuh komplotan Lui-taijin ini
apakah itu suatu kebetulan belaka" Mungkinkah kematian
para hartawan ini terjadi secara kubetulan saja?"
Kaisar terkejut. "Begitukah?"
"Ya. begitu kenyataannya, sri baginda. Paduka boleh tanya
semua orang untuk membuktikan tewasnva hartawan-
hartawan ini Yang anehnya, semuanya tewas dengan luka
yang sama ditembus jarum beracun!"
Kaisar terbelalak, memandang Lui taijin yang gemetar dan
pucat mukanya. Tapi Shi Shih yang mendahului bicara sudah
berseru lantang, "Tapi pangeran, adakah buktinya bahwa
kematian hartawan-hartawan itu benar-benar disebabkan Lui-
taijin" Bagaimana kalau dibunuh orang lain yang merupakan
pihak ke tiga?"
"Tak mungkin, aku mendengar sendiri pembicaraan kalian
ibunda selir. Aku yakin bahwa sahabat-sahabatku itu dibunuh
oleh orang-orang kalian!"
"Hm, menuduh berdasarkan dugaan semata bukanlah
pekerjaan baik, pangeran. Bagai,ana kalau kuminta buktinya
dulu" Kau telah memfitnah kami ketika pertama kali
mengatakan Lui-taijin menyulap tanah negara, padahal kami
dapat membuktikannya bahwa semuanya itu tidak benar. Sri
baginda telah me lihat surat-suratnya dan utuh sesuai aslinya.
Dan sekarang kau menuduh pula bahwa kematian hartawan
teman-temanmu itu adalah perbuatan kami! Mana buktinya,
pangeran" Dapatkah kau memberikan buktinya bahwa itu juga
adalah perbuatan Lui-taijin?"
Sang pangeran terhenyak. Dia serasa di-nyos, tertodong.
Dan Shi Shih yang merah mukanya menghadap kaisar lalu
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berlutut. "Sri baginda, rupanya banyak orang-orang yang tak
senang pada hamba. Kalau Kim ongya dapat membuktikan
tuduhannya nomor dua pada paduka biarlah hamba terima itu
dan rela dihikum. Tapi kalau tidak, hamba mohon paduka
menghukum putera paduka agar hamba tak dibuat
sembarangan!"
Kaisar terkejut. Dia merasa bahwa puteranya itu juga salah.
Menuduh tapi tidak menunjukkan buntinya. Tapi heran kenapa
hartawan-hartawan itu juga tewas seperti yang diceritakan
puteranya ini diapun menjadi tertegun. Dan Wu-taijin tiba-tiba
maju berlutut. Menteri yang mendengar semua percakapan itu
tampaknya mendapat pikiran baik, karena begitu melirik lawan
ia pun bicara membela temannya, "Sri baginda, ampun.
Omongan yang diminta selir paduka memang betul. Tapi
sebaiknya kita bersikap adil. Kalau Kim-ongya diminta untuk
membuktikan tuduhannya maka sebaiknya selir paduka juga
harus dapat membuktikan diri bahwa orang-orangnya tidak
melakukan pembunuhan itu!"
"Hm, apa maksudmu, taijin?"
"Jelas, sri baginda. Karena pangeran juga bersikeras
memegang tuduhannya dan belum mendapatkan bukti
memang seyogyanya pangeran melengkapi diri dengan bukti-
bukti itu. Sedang selir paduka, yang tidak mengaku salah juga


Pedang Medali Naga Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

seharusnya diminta membuktikan diri bahwa pembunuhan
yang dilakukan terhadap kaum hartawan itu dilakukan pihak
ke tiga. Bukan oleh orang-orang suruhannya!"
Kaisar terbelalak. "Jadi maksudmu.... "
"Benar, sri baginda," menteri itu buru-buru memotong.
"Kalau selir paduka berkata bahwa pada pihak ketiga yang
melakukan pembunuhan terhadap hartawan-hartawan-itu
maka sebaiknya selir paduka diminta untuk menangkap pihak
ketiga ini. Menyerahkannya pada paduka sebagai bukti bahwa
dia benar-benar tidak bersalah."
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Semua orang terkejut. Mereka melihat kaisar menganggukkan kepalanya, dan Shi Shih serta Lui-taijin yang
tersentak oleh keputusan ini tiba-tiba berobah mukanya,
mendelik pada menteri tua itu yang tersenyum mengejek
kepada mereka. Dan kaisar yang menganggap usul
menterinya ini cocok tiba-tiba berseru, "Bagus, itu memang
adil, taijin. Pangeran dan selirku harus dapat membuktikan diri
bahwa yang satu salah sedang yang lain tidak. Siapa tidak
benar dia harus menerima hukumannya, tak perduli
orangnya!"
Wu-taijtn girang. Dia memberi isyarat agar pangeran
menyatakan setuju, dan begitu pangeran ini menganggukkan
kepalanya maka mau tidak mau Shi Shih menerima pula
dengan muka merah padam. Kaisar telah mengambil
keputusan, salah satu harus "berlomba" memberikan bukti.
Dan ketika semuanya pergi dan masing-masing siap
menjalankan perirtah maka saat itu juga perasaan ragu mulai
menyelinap di hati kaisar ini. Dan Wu-taijin mempergunakan
kesempatan itu baik-baik, di lain kesempatan.
"Sri baginda, percayalah. Bukannya hamba menghasut, tapi
sekali lagi hamba peringatkan di sini agar paduka berhati-hati
terhadap selir paduka itu. Shi Shih terlampau cantik dan
berbahaya sekali bagi kita. Selir paduka itu adalah mata-mata
yang hendak menjatuhkan kita dan merusak negara!"
Kaisar goyah. Dia mulai curiga pada selirnya itu, semenjak
puteranya memberi info tentang tewasnya hartawan yang
belum sempat menjebak Lui-taijin, kejadian yang memang
dinilai aneh dan tak mungkin terjadi secara kebetulan belaka.
Maka ketika Wu-taijin mulai memperingatkannya dan berkali-
kali "menggosok" tentang selirnya itu mau tak mau sri baginda
menjadi was-was juga.
Dan akibatnya mudah diduga. Kaisar mulai menjauhi
selirnya, agak dingin. Dan Shi Shih yang tentu saja.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mendongkol oleh semuanya itu lalu memanggil seseorang.
Dan ini bermula di kamar Pangeran Kim.
Malam itu, seperti biasa pangeran muda ini membaca buku
Dia belum dapat mencari bukti seperti yang diperintahkan
ayahnya. Sama pula seperti Shi Shih yang juga belum dapat
menanggap pelaku pembunuhan itu. Dan ketika dia asyik
membaca di ruangan dalam tiba-tiba pintunya diketuk halus.
"Pangeran, sudah tidurkah paduka?"
Pangeran ini mengerutkan kening. Dia telah memberi tahu
pelayan agar tak mengganggunya saat itu. Kenapa datang"
Maka mengira pelayan yang mengetuk pintu spontan
pangeran ini mengusir.
"Pergilah, aku tak mau diganggu, dayang. Bukankah sudah
kukatakan tadi agar tak usah ke mari?"
"Ih, hamba bukan dayang, pangeran. Hamka adalah Bi K wi.
Tolong bukakan pintu!"
Sang pangeran terkejut. Dia mencelos mendengar bahwa
yang datang itu adalah Bi Kwi, seorang di antara tiga
pengawal ayahnya yang membantu Ok-ciangkun. Tapi berdiri
dan membukakan pintu pangeran inipun menutup bukunya
dan terbelalak, melihat Bi Kwi dengaa senyum aduhainya itu
yang menawan hati. Dan ketika pangeran ini mempersilahkan
masuk maka dengan lenggang memikat wanita itu duduk di
kursi. "Aduh, kesal hamba mengetuk pintu, pangeran. Kenapa
paduka diam saja tak menyambut?"
Pangeran ini tersirap. Dia melihat Bi Kwi menyilangkan
paha, langsung "pamer" dengan sikap berani. Tapi pangeran
yang tersenyum sambil menenangkan debaran hatinya itu
melengos dan buru-buru menarik kursinya.
"Bibi, ada apa kau ke mari" Utusan ayahkah.?"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aih," Bi Kwi cemberutkan mulut. "Sudah sedemikian
tuakah hamba hingga paduba memanggil bibi. pangeran"
Tidakkah paduka lihat bahwa hamba masih tak kalah dengan
gadis remaja?" dan, melempar rambut dengan sikap
menggairahkan wanita ini mengerling lawannya dengan
senyum dikulum, mengerahkan ilmu berahi yang disebut Bi-
jiu-kui. membetot semangat laki-laki dengan pandangan mata
yang menawan serta memikat. Dan pangeran muda yang
tertegun melihat itu tiba-tiba bengong.
Dia melihat Bi Kwi luar biasa cantiknya manis dan
menggairahkan sekali dengan gerak melempar rambut itu.
Dan ketika Bi Kwi terkekeh dan menyambar lengannya
tahu-tahu pangeran ini telah duduk di pangkuan Bi Kwi"
"Ah, jangan...!" sang pangeran terkejut, langsung berdiri
dan beringsut ke kursinya sendiri, kaget bukan main. Tapi Bi
Kwi yang menggeser duduknya tahu-tahu telah berada di
samping pangeran ini, tertawa geli.
"Pangeran, paduka lucu sekali. Kenapa takut berdekatan
dengan hamba" Baukah tubuh hamba hingga harus dijauhi?"
"Tidak..... kau, ini.... " pangeran itu gugup, tak mampu
mengeluarkan suara saking heran dan kagetnya melihat
keberanian Bi Kwi. Tapi ketika Bi Kwi mengerahkan kekuatan
pandang matanya dan memperberat tekanan Bi-jin-kuinya itu
mendadak pangeran muda ini mengeluh, gemetar dan
menggigil. "Bibi..... apa keperluanmu datang kemari" Diutus
ayahanda kaisarkah?"
"Ih!" Bi Kwi memperlihatkan deretan giginya yang putih
bersih itu. "Hamba ke mari atas kemauan hamba sendiri,
pangeran. Ada urusan penting yang hendak hamba
beritahukan paduka. Masalah pembunuhan yang dilakukan ibu
tiri paduka!"
"Apa?" sang pangeran terkejut. "Masalah hartawan-
hartawan yang tewas itu, bibi" Kau.... "
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hm," Bi Kwi memotong. "Aku tak mau kausebut bibi,
pangeran. Kalau kau sebut juga namaku iu aku akan
ngambek!" Sang pangeran tentu saja girang. Dia terlanjur gembira
mendengar berita itu. yang memang sedang dicari-cari. Maka
melihat pengawal ayahnya ini cemberut dan tak senang
padanya tiba-tiba Kim-ongya tertawa rikuh. "Bib..... eh....
Niocu, bagaimana harus merobah panggilanmu ini" Apa yang
harus kulakukan?"
"Hm, kau harus menyebutku enci, pangeran. Enci Bi Kwi!"
"Ah, enci?"
"Ya. tampak tuakah hamba akan sebutan itu, pangeran"
Tidak pantaskah?"
Sang pangeran tersenyum. Dia telah mengenal wanita ini,
pembantu Ok-ciangkun, pengawal rahasia istana yang
dipimpin panglima lihai itu. Yang konon katanya masih ada
hubungan su-moi (adik seperguruan perempuan) dengan
panglima she Ok. Dan tergetar memandang Bi Kwi tiba-tiba
pangeran ini tersipu. Malam itu dia me lihat wanita ini cantik
sekali. Pipinya mangar-mangar. Cuping hidungnya kembang-
kempis dengan setitik keringat di ujung hidung. Manis sekali.
Dan ketika dia bentrok dengan pandang mata yang setengah
terkekeh itu tiba-tiba pangeran ini bangkit gairahnya. Entah
kenapa secara aneh berahinya timbul, tak malu-malu lagi
untuk bertatap terang-terangan. Dan ketika Bi Kwi me lebar
senyumnya mendadak pemuda ini terengah.
"Niocu, eh.... enci Bi Kwi, apa sekarang yang hendak kau
bicarakan" Aku sudah memenuhi permintaanmu, bukan?"
"Hi-hik, permintaan kecil itu memang tak seberapa,
pangeran. Tapi apalagi yang dapat paduka berikan kepada
hamba untuk menukar berita ini" Hamba mempunyai berita
yang penting sekali, pangeran. Hamba tahu siapa pembunah
hartawan-hartawan itu!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hm, katakanlah," sang pangeran berseri, mabok akan
wajah Bi Kwi yang mengeluarkan sinar, cahaya dari ilmu
perampas berahi Bi jin-kui. Dan ketika Bi Kwi terkekeh dan
sengaja jual mahal tiba-tiba pangeran ini menyentuh pundak
wanita itu. "Katakanlah, enci Bi Kwi. Aku akan membayarmu
berapa saja yang kauminta. Asal benar!"
"Hi-hik, tentu benar, pangeran. Mana mungkin hamba
main-main" Kaukira hamba membawa berita yang kosong
melompong?"
Sang pangeran tertawa, mulai merah mukanya. "Aku
percaya, enci. Kauka katakan bagaimana berita yang kaubawa
ini " "Tentu. Tapi berapa banyak yang akan kau berikan pada
hamba, pangeran" Sepadankah?"
"Ah, tentu sepadan, enci. Berapa yang kau minta" Selaksa
tail" Dua laksa tail?"
"Hm, hamba tak minta uang, pangeran. Hamba tak butuh
uang!" "Kalau begitu apa yang kau minta?"
Bi Kwi menahan senyumnya, pura-pura menunduk. Tapi
belahan dadanya yang membuat sang pangeran tersirap tahu-
tahu sudah mendengus di belakang tengkuknya dengan suara
menggigil, "Apa yang kau minta, enci" Istanakah?"
Bi Kwi bangkit berdiri, maklum bahwa ilmu perampas
berahinya mulai bekerja. Maka begitu sang pangeran
menunduk di belakangnya mendadak wanita ini memutar
tabuh, langsung memeluk dan berbisik lirih, menyatakan
bahwa yang diminta bukanlah uang atau apa melainkan cinta
kasih pangeran itu. Kasih sayangnya. Dan ketika sang
pangeran tergetar dan terbelalak sejenak tahu-tahu Bi Kwi
mengangkat mukanya dan sudah mencium mulut pangeran
itu! http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Pangeran, hamba.... hamba butuh kasih sayang paduka!"
Sang pangeran terkejut. Mulutnva tahu-tahu sudah dicium
Bi Kwi, dipagut dan dihisap bertubi tubi Dan ketika Bi Kwi
menggelinjang dan membuka bajunya mendadak wanita ini
telah telanjang bulat di depan sang pangeran. Bugil. Polos
tanpa sehelai benangpun. Dan ketika Bi Kwi mengeluh dan
menarik pangeran ini ke atas pembaringannya maka tak
ampun lagi pangeran itu roboh dan hanyut.
Sebelumnya Bi Kwi telah mempergunakan ilmu hitamnya
itu, Bi jin-kui. Tak mau gagal dalam menundukkan pangeran
ini. Dan karena pada dasarnya pangeran itu juga laki-laki yang
"kosong" dan mudah roboh maka tak heran kalau dengan
cepat Bi K wi berhasil mempengaruhi pangeran ini. Tak seperti
Kun Houw misalnya. Dan ketika Bi Kwi menggeliat dan
melepas pakaian pangeran itu maka untuk pertama kalinya
Kim-ongya berhubungan dengan pengawal rahasia istana ini.
Tak tahu betapa diam-diam Bi Kwi menuang bubuk putih ke
tempat minumannya, melakukan sesuatu yang berbahaya
untuk pangeran itu. Dan ketika semalam suntuk mereka
bersenang-senang akhirnya pagi harinya pangeran ini
terengah, kehabisan napas.
"Enci, kau hebat sekali! Beginikah kiranya kau merobohkan
aku?" Bi Kwi tertawa, memeluk pinggang pangeran iai. "Hamba
masih belum seberapa hebat, pangeran. Tapi dua kakak
hamba yang lain jauh lebih hebat dan pandai dibanding
hamba!" Pangeran ini terkejut. "Kau main-ma in enci?"
"Ah, siapa main-main, pangeran" Kalau hamba main-main
tentu tlak perlu kemari. Tidur bersama paduka semalam
suntuk!" http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pangeran ini merah mukanya. "Hm, apa yang kauminta
telah kupenuhi, enci. Sekarang bagaimana dengan janjimu
itu?" "Hi hik, kau khawatir aku berdusta, pangeran" Jangan
cemas, hamba tak akan menjilat ludah sendiri!" dan terkekeh
mencium pangeran ini Bi Kwi berbisik, "Pangeran, berita yang
berharga tak boleh dikatakan begitu saja. Paduka cukup
hebat. Hamba ingin kembali lagi menagih janji!"
"Maksudmu?"
"Hamba ingin bermain cinta lagi, pangeran, Paduka
merangsang dan menggairahkan sekali. Hamba kagum."
"Tapi kau belum menepati janjimu, enci, Masa....?"
"Hi-hik, hamba tidak bohong, pangeran. T api kalau paduka
ingin tahu secara lengkap maka paduka harus melayani
hamba empat hari berturut-turut. Ini malam pertama. Karena
itu biar hamba beri tahu dulu huruf-huruf pertamanya!" lalu,
menggores ujung jarinya di lantai kamar. Bi Kwi membentuk
huruf "Sin" Dan sang pangeran yang tentu teja penasaran
segera terbelalak bertanya,
"Enci, apa artinya itu" Kenapa kau tak melanjutkan kalimat
ini dengan jawaban yang lengkap?"
"Hi hik, jawaban lengkap akan hamba beri tahu empat hari
berturut-turut, pangeran. Sekarang cukup paduka hapal dulu
nama pembunuh itu. Huruf pertamanya adalah Sin!"
Sang pangeran terbelalak. Dia tentu saja gemas Tapi ketika
dia hendak menangkap tahu-tahu Bi Kwi berkelebat keluar.
"Pangeran, pelayanmu datang....!"
Sang pangeran kecewa. Dia melihat pintu kamarnya


Pedang Medali Naga Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

diketuk, dan ketika benar seorang pelayannya datang
pangeran inipun menggerutu dengan muka tidak puas,
melompat dan melihat Bi Kwi lenyap melalui jendela. Dan
ketika sehari itu dia mencari B i K wi ternyata wanita yang telah
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menjadi kekasihnya ini tak nampak. Bi Kwi entah bersembunyi
di mana. Tapi ketika malam tiba dan kembali dia duduk
membaca buku seperti kemarin mendadak bayangan Bi Kwi
muuncul. "Pangeran, paduka mencari-cari hamba?" Bi Kwi tertawa,
mengejutkan pangeran ini yang tentu saja gemas. Dan ketika
Bi Kwi menubruk dan memeluknya tahu-tahu mulut sang
pangeran sudah ditutup dengan ciuman panas. Kim-ongya
terengah, bangkit berdiri. Lalu tersenyum memandang Bi Kwi
dia menegur, "Enci, kau terlalu sekali. Kenapa datang dan pergi seperti
siluman saja?"
Bi Kwi terkekeh. "Hamba tak boleh lama-lama di sini,
pangeran. Hamba tugas bergantian dengan dua enci hamba
yang lain."
"Dan malam ini kau akan memberi tahu aku nama
pembunuh itu?"
"Tentu, tapi bayar dulu janji paduka, pangeran. Kita
bersenang-senang dulu sebelum sebelum bicarakan itu!"
Kemudian, seperti kemarin ketika Bi Kwi melepas bajunya
maka saat itu pula Pangeran Kim terbawa. Dia hanyut dan
mabok oleh sikap Bi Kwi yang merangsang, yang membuat
dirinya tampak luar biasa cantik di mata pangeran ini, yang
tak tahan dan sudah berdebar menunggu-nunggu
kedatangannya. Terpengaruh dan masuk dalam ilmu
perampas berahi B i-jin-kui yang dilancarkan Bi K wi. Dan ketika
semalam suntuk kembali mereka memadu cinta maka
keesokan harinya Bi Kwi turun dari atas pembaringannya
terkekeh menggeliatkan pinggang dengan manja,
"Pangeran, ini hari ke dua. Karena itu lihat baik-baik huruf
ke dua dari nama pembunuh itu!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kim-ongya terbelalak. Dia memperhatikan Bi Kwi
menggurat lantai, dan ketika wanita itu menulis huruf "Yan"
pangeran muda ini tertegun,. "Hm, Sin Yan namanya, enci"
Kaumaksudkan pembunuh itu memiliki dua nama Sin dan
Yan?" "Tidak, pembunuh ini memiliki empat nama, pangeran.
Bukan dua seperti yang kau bilang. Ini baru separuh dari
nama lengkapnya!"
"Hm, kalau begitu siapa nama lengkapnya, enci" Kau
keberatan memberitahunya sekarang?"
"Hi-hik," Bi Kwi tertawa. "Perjanjian kita empat hari,
pangeran. Karena itu harap paduka bersabar sampai hari ke
empat!" "Dan selama itu kau tetap menggodaku, enci" Terlalu.
Benar-benar terlalu sekali kau ini .....!" sang pangeran yang
gemas langsung menangkap, gemas dan mendongkol pada Bi
Kwi yang main-ma in. Tapi Bi Kwi yang mengelit lincah sudah
berkelebat melalui jendela, terkekeh meninggalkan pangeran
itu. "Pangeran, sabar dulu. Malam nanti hamba kembali. Kau
tunggu, ya?"
Kim-ongya tak berkutik. Dia tak berdaya menghadapi
kemauan Bi Kwi, gemas dan mendongkol pada kekasihnya itu.
Tapi ketika malam tiba dan Bi Kwi menepati janjinya maka
pangeran ini tak sabar dan langsung mendahului memeluk.
"Enci, malam ini kau harus bercerita selengkapnya. Aku
menggigil panas dingin menanti jawabanmu!"
Bi Kwi terkekeh. Seperti biasa dia kembali mencumbu
pangeran ini, yang semakin mabok dan tergila gila padanya.
Dan ketika hari ke tiga selesa i dan mereka siap berpisah maka
Bi K wi berkata dengan senyum dikulum, "Tidak, ini masih hari
ke tiga, pangeran. Justeru hamba yang ingin paduka
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
memenuhi sebuah permintaan lagi. Sebelum hari terakhir itu
tiba! Paduka sanggup?"
"Hm, nama ke tiga belum kausebut sekarang mengajukan
syarat baru, enci" Kau memaksaku tunduk luar dalam"*
"Hi-hik, bukan paduka yang tunduk kepada hamba
pangeran. Melainkan hamba yang tunduk pada paduka.
Bukankah semalam hamba telah memenuhi segala keinginan
paduka" Lihat, wajah paduka berseri. Terang dan gembira
sekali. Bukankah ini tanda pelayanan hamba memuaskan
sekali" Hamba meminta satu permintaan lagi, pangeran.
Mohon dikabulkan untuk sekali ini."
"Baik," sang pangeran mengangguk. "Apa yang kauminta,
enci?" Tapi Bi Kwi terkekeh kecil. "Sungguhkah, pangeran" Paduka
tidak keberatan?"
"Tidak, kalau yang kau minta, enci. Apa yang kauinginkan?"
"Hm.... " Bi Kwi bersinar mukanya. "Hamba minta agar
malam terakhir nanti paduka memperkenankan dua enci
hamba yang lain ikut, pangeran. Mereka iri dan menginginlcan
cinta kasih paduka pula. Cemburu kepada hamba!"
"Apa" Dua encimu yang lain, enci" Kaumaksudkan....?"
"Ya, mereka itu, pangeran. Enci Bi Gwat dan Bi Hwa
Mereka ingin malam nanti diterima paduka seperti hamba.
Bersenang-senang memadu cinta!"
"Ah, tapi... "
"Tak ada tetapi, pangeran. Tinggal paduka setuju atau
tidak. Hamba ingin keputusan paduka. Sekarang!"
Kim-ongya tertegun. Dia terbelalak memandang Bi Kwi, tapi
gemetar dan memeluk kekasihnya ini pangeran muda itu
berbisik, "Kau tidak cemburu, enci" Kau mau aku melayani
dua kakakmu yang lain itu, bersama-sama?"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bi Kwi tertawa. "Tak ada cemburu di hati kami kakak
beradik, pangeran. Kami biasa bertiga melakukan segala hal,
termasuk bermain cinta. Dan yang lain akan marah kalau
seorang di antaranya melakukan pekerjaan itu sendirian.
Seperti hamba sekarang ini!"
Kim-ongya semakin terbelalak. Tapi menggigil membayangkan sepak terjang Bi Kwi yang ganas di atas
ranjang diapun bangkit nafsunya membayangkan dua kakak Bi
Kwi yang lain. Maka mendengar Bi Kwi mengajukan saran
agar dia menerima tiga kakak beradik itu untuk malam yang
terakhir tiba-tiba pangeran ini berkobar nafsunya dan justeru
tak tahan. "Enci, kalau kau tidak cemburu boleh saja bawa ke
mari dua kakakmu yang lain itu. Tak perlu menunggu,
sekarang pun bisa!"
"Hi-hik, paduka mau tempur lagi, pangeran" Paduka tidak
capai?" "Ah, kalau kalian datang bersama tak ada capai di tubuhku,
enci. Bahkan aku merasa mendapat semangat dan tenaga
baru!" pangeran itu tertawa, memeluk dan mencium Bi Kwi
dengan nafsu menggebu, bangkit gairahnya
dibakar permintaan wanita ini. Tapi ketika Bi Kwi mengelak dan
terkekeh melepaskan diri maka wanita ini telah melompat
menjauh. "Pangeran, jangan dulu. Stop. Aku yang kewalahan!"
kemudian menarik perhatian pangeran itu pada nama si
pembunuh tiba-tiba Bi Kwi menggurat lantai, menyambung
yang kemarin. "Lihat, ini nama ketiga dari pembunuh itu,
pangeran. Malam nanti akan hamba teruskan dengan nama
terakhirnya!"
Sang pangeran terbelalak. Berahinya menurun, dan ketika
Bi Kwi menggurat huruf "Mo" maka pangeran ini tertegun.
"Hm, Sin Yan Mo.....enci" Jadi ini tiga nama depan dari
pembunuh sahabat-sahabatku itu" Dan yang terakhir.....?"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Nanti malam, pangeran. Hamba akan kembali untuk
terakhir kalinya!" kemudian, berkelebat meninggalkan
pangeran itu Bi Kwi berseru, "Persiapkan dirimu, pangeran.
Hamba akan kembali membawa dua kakak hamba yang
lain.....!" dan ketika Bi Kwi terkekeh di kejauhan sana segera
pangeran muda ini tertegun dan bengong di tempat.
Sekarang dia mendapat tiga nama dari nama pembunuh
itu. T api heran dan tak mengerti siapa kira-kira yang dimaksud
Bi Kwi maka pangeran inipun tak dapat mengotak-atik. Apalagi
ia selalu tinggal di istana, jarang keluar. Dan sang pangeran
yang terpaksa menunggu akhirnya menjadi tidak sabar dan
menanti malam terakhir itu dengan jantung berdebaran. Dan
siang itu bayangan seorang nenek tiba-tiba muncul di
kamarnya . "Heh-heh, paduka mencari hamba, pangeran?"
Kim-ongya terkejut. Dia melihat nenek ini muncul seperti
setan, tak kedengaran langkahnya dan tahu-tahu muncul
begitu saja seperti iblis. Dan sang pangeran yang tentu saja
berteriak kaget langsung bangkit dari kursinya. Siluman....!"
tapi melihat nenek itu terkekeh dan kedua kakinya menempel
tanah segera pangeran ini menekan detak jantungnya. "Kau
siapa?" Sang nenek tersenyum. "Hamba orang yang paduka cari-
cari, pangeran."
"Ya, tapi siapa?"
Nenek ini mengeluarkan sesuatu. Pangeran muda itu
melihat nenek ini mengeluarkan sapu tangan. Lalu, mengebut
cepat tanpa disangka-sangka
mendadak nenek ini menyambitkan sebuah jarum yang tersempunyi di balik
saputangan itu, ke baju sang pangeran.
"Bret!" sang pangeran terkejut. Dia berseru tertahan,
mundur dan kaget bukan ma in. T api melihat jarum menancap
di bajunya dan tidak melukai tubuhnya tiba-tiba pangeran itu
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
terbelalak dan menggigil di tempat. "Kau..... kau pembunuh
itu....!" Nenek ini terkekeh. Dia melihat sang pangeran telah
mengenal jarum beracunnya, jarum yang sama dengan yang
membunuh para hartawan itu. Dan sementara pangeran ini
tertegun dengan muka pucat mendadak sang nenek
berkelebat lenyap. "Pangeran, awas jarum beracunku itu.
Jangan dipegang kalau tak ingin mampus!"
Pangeran Kim sadar. Dia berteriak mengejar nenek itu, tapi
ketika bayangan si nenek lenyap entah ke mana diapun marah
dan menjadi bingung. Dan saat itulah Lo-ciu muncul.
"Ada apa, pangeran" Kenapa paduka berteriak-teriak?"
"Ah, pembunuh itu datang, locianpwe. Dia muncul di
kamarku dan menyambitkan jarumnya ini. Tolong dicabut!"
Si Arak Tua tertegun. Dia melihat jarum di baju pangeran
muda ini, jarum hitam, jarum yang sama dengan jarum yang
menewaskan para hartawan itu. Dan ketika dengan hati-hati
namun amat perlahan dia mencabut jarum ini maka sang
pangeran berseru marah, "Locianpwe, kejar dia. Tangkap
pembunuh itu....!"
"Hm, ke mana dia lari, pangeran" Dan bagaimana
orangnya?"
"Dia nenek iblis, locianpwe. Aku tak tahu namanya tapi
mengenal baik rupanya. Kejar ia. Cepat tangkap!"
Lo-ciu mengangguk. Dia sudah berkelebat ke arah yang
ditunjuk pangeran muda ini, mencari-cari. Tapi tak melihat
bayangan seorangpun akhirnya kakek ini kembali lagi. Dan
Kim-ongya tampak terengah-engah, duduk di sudut dengan
muka pucat. Bagaimana, locianpwe"
Kau tak menemukannya?"
"Tidak, dia telah menghilang, pangeran. Hamba tak
menemukan jejaknya!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Keparat, dan kau terlambat datang, locianpwe. Bagaimaua
bisa kebetulan berada di sini ?"
"Maaf," kakek ini menarik napas. "Hamba datang diutus
Wu-taijin, pangeran. Kabarnya paduka berhubungan dengan
seorang diantara Sam hek-bi-kwi."
"Hm!" pangeran muda ini terkejut. "Ada apa, locianpwe"
Bagaimana Wu-taijin tahu?"
Kakek ini tampak khawatir. "Kami tahu setelah Wu-taijin
mendengar dari pelayan, pangeran. Dan kami khawatir
jangan-jangan kau celaka di tangan wanita iblis itu!"
"Apa?" pangeran ini marah. "Kau menyebutnya wanita iblis,
locianpwe"! Kau menghina kekasihku itu?"
Lo-ciu terkejut. "Kau telah berhubungan demikian jauh,
pangeran" Kau menjadikan wanita itu sebagai kekasihmu?"
"Ya, kenapa, locianpwe" Wu-taijin tidak setuju?"
"Ah, jelas, pangeran. Sam-hek-bi-kwi adalah orang-orang
berbahaya. Terutama yang paling muda itu. Yang telah
membunuh dua orang muridku!"
Sang pangeran tertegun. T api teringat hubungan mesranya


Pedang Medali Naga Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dengan Bi Kwi tiba-tiba dia menjadi gusar. "Loeianpwe,
sebaiknya tak perlu membicarakan urusan pribadiku. Bi Kwi
tidak berlaku jahat kepadaku. Dia baik dan justeru
membantuku membuka rahasia pembunuh ini!"
"Kau tahu, pangeran?"
"Ya."
"Kalau begitu siapa"*
"Nenek iblis itu tadi. Namanya....." sang pangeran
merandek, tak meneruskan kata-katanya karena ingat bahwa
nama lengskap pembunuh itu baru malam nanti dia ketahui,
dari Bi Kwi. Dan karena Lo-ciu sendiri tak suka pada Bi Kwi
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
maka Kim-ongya lalu mengerutkan keningnya dan tak senang
memandang pimbantu Wu-taijin itu, mengibaskan bajunya.
"Locianpwe, sebaiknya besok saja kau kembali. Atau aku ke
tempat majikanmu!"'
Kakek ini tak dapat membantah. Dia kecut memandang
sang pangeran, tapi ketika sang pangeran mengangkat
lengannya menyuruh dia pergi akhirnya kakek ini mengangguk
juga. "Baiklah, hamba akan melapor pada Wu-taijin, paduka
pangeran. Tapi sekali lagi hamba wantikan pada paduka untuk
berhati-hati menghadapi kekasih paduka itu!"
Sang pangeran tersenyum mengejek. Dia melihat kakek ini
telah merobah sebutannya, tidak lagi memaki Bi Kwi
melainkan menghormat kekasihnya itu. Dan ketika kakek ini
lenyap meninggalkannya sendirian maka pangeran ini lalu
masuk ke dalam menanti malam tiba. Tentu saja berdebar
hatinya, tegang dan was-was bahwa dia telah mengenal wajah
si pembunuh itu, yang ternyata seorang nenek, tinggal
mengetahui namanya saja. Dan ketika malam itu dengan
perasaan tidak karuan dia menanti Bi Kwi maka orang yang
diharap tiba-tiba muncul, bersama dua wanita lain yang tidak
kalah cantiknya dengan Bi K wi, yakni B i Gwat dan Bi Hwa Dan
begitu tiga bayangan berkelebat memasuki kamarnya segera
Bi Kwi terkekeh memperkenalkan encinya.
"Pangeran, selamat malam. Inilah enci hamba ia Bi Gwat
dan Bi Hwa."
Sang pangeran tersenyum. Dia bangkit menyambut dengan
muka gembira, melihat dua kakak beradik itu mengenakan
pakaian ketat yang menggairahkan hatinya, mesing-masing
memberi hormat dengan kerling memikat, genit dan panas,
mengenakan baju rendah hingga menampakkan buah
dadanya yang membola penuh. Dan ketika sang pangeran
tertawa menyentuh pundak mereka maka Bi Hwa berbisik lirih
dengan suaranya yang serak basah, "Pangeran, hamba datang
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
atas permintaan Bi Kwi. Benarkah paduka siap membagi
cinta?" "Ah, enci Bi Kwi memang nakal, niocu. Tapi sanggupkah
aku melayani kalian bertiga" Enci Bi Kwi sudah hebat, dan
kalian katanya lebih hebat lagi!" sang pangeran tertawa,
merah mukanya dan hampir tak tahan mengekang nafsu. Tapi
Bi Hwa yang tersenyum lebar mendengar ini mendadak
mundur dengan bibir cemberut.
"Pangeran, kenapa memanggil hamba dengan sebutan
niocu" Bukankah paduka memanggil Bi Kwi dengan sebutan
enci?" "Jadi....?"
"Panggil hamba berdua dengan sebutan itu pula, pangeran.
Jangan membeda-bedakan kami bertiga!"
Sang pangeran tertawa bergelak. Dia menyambar Bi Kwi
yang ada di sampingnya, lalu menyambar pula Bi Hwa yang
cemberut ini mendadak sang pangeran sudah mencium
tengkuk mereka yang putih halus. "Enci Bi Hwa, enci Bi Kwi,
kalian benar-benar serupa. Kalian cantik dan sama-sama
menggairahkan!"
"Hm, dan bagaimana dengan aku, pangeran" Tersisihkah
aku begini saja?" Bi Gwat memprotes, iri melihat dua adiknya
dipeluki lebih dulu. Dan ketika sang pangeran tertawa melepas
Bi Kwi dan ganti menyambar dirinya mendadak Bi Gwat
mengerang dan melepas bajunya.
"Pangeran, hamba gerah!"
Sang pangeran terbelalak. Dia melihat orang tertua dari
Sam-hek-bi-kwi ini tinggal mengenakan pakaian dalam saja
yang tipis menerawang, sengaja memperlihatkan lekuk-
lengkung tubuhnya sebagai perbandingan. Dan ketika sang
pangeran melihat bahwa wanita ini tak kalah indah bentuk
tubuhnya dengan Bi Kwi tiba-tiba sang pangeran mendengus
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dan langsung mencium. "Gwat-cici. kau benar-benar
membangkitkan nafsuku!"
Bi Hwa dan adiknya tertawa. Mereka melihat sang
pangeran telah mencium cici mereka, ganas dan tidak malu-
malu lagi di hadapan mereka berdua. Tanda pageran ini telah
"kebal" untuk ditonton! Tapi ketika Bi Gwat mengeluh dan
melepaskan dirinya maka Bi Kwi terkekeh membuka bajunya
pula. "Pangeran, hamba juga minta bagian!"
Sang pangeran terbelalak. Dia me lihat Bi Kwi sudah
menanggalkan pakaian luarnya, tinggal mengenakan pakaian
dalam saja, tembus pandang. Dan sementara dia melotot oleh
perbuatan kakak beradik itu tiba-tiba Bi Hwa menyusul pula
dengan lebih berani. Langsung telanjang!
"Pangeran, hamba juga....!"
Kim-ongya tak tahan. Dia dibakar oleh pemandangan kakak
beradik itu, mendengus dan menyeringai aneh. Dan ketika Bi
Hwa menggeliatkan pinggang melempar rambut tahu-tahu
rambut wanita ini telah membelit leher sang pangeran. "Hi-
hik, bagaimana, pangeran" Harumkah rambut hamba?"
Sang pangeran bergolak nafsunya. Dia menarik dan
menyambar tubuh B i Hwa, langsung dipeluk ketat. Dan ketika
Bi Hwa tertawa tahu-tahu dia telah menyerang wanita ini
dengan ciuman bertubi. "Enci Bi Hwa kaupun hebat.
Rambutmu luar biasa harum....!"
Bi Hwa terkekeh. Iapun menyambut ciuman hangat
pangeran itu, menggerayangi baju pangeran dan satu persatu
melepasnya jatuh di lantai.
Dan ketika keduanya terguling di lantai pembaringan tahu-
tahu keduanya sudah bergumul dengan penuh nafsu.
"Pangeran, Bi Kwi telah menceritakan kehebatan paduka.
Hamba ingin mencobai"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sang pangeran tak menghiraukan apa-apa lagi. Saat itu dia
memandang Bi Kwi kakak beradik bagai tiga orang dewi yang
turun dari kahyangan, memberinya berkah dan kebahagiaan.
Dan ketika Bi Hwa menyambut dan terkekeh di atas
pembaringan tahu-tahu Bi Gwat dan Bi Kwi juga nimbrung.
"Pangeran, jangan memperhatikan B i Hwa seorang. Hamba
berdua juga ikut di s ini!"
Kim-ongya mendengus-dengus. Dia diserbu tiga wanita
cantik itu, s ibuk melayani mereka. Saling gubat dan belit bagai
liga ekor ular merebut pejantan, seru dan ramai. Masing-
masing terkekeh dan tak malu-malu lagi melakukan apa saja.
Dan begitu Sam-hek-bi kwi "mengeroyok" pangeran muda ini
maka Kim-ongya benar-benar kewalahan.
Bi Kwi kakak beradik mengocek pangeran itu. Tak kenal
puas. T ak kenal sudah. Dan ketika malam semakin larut dan
empat orang laki laki dan perempuan ini melampiaskan nafsu
mereka hingga pagi hari, maka keesokan harinya pangeran
muda ini kepayahan, pncat mukanya.
"Aduh, kalian hbebat enci Bi Gwat. Napasku habis dan
tenagapun ikut lunglai!"
Bi Kwi dan dua kakaknya tertawa. Meretka puas dan kagum
malam itu. merasakan keganasan pangeran ini, yang rupanya
belum pernah bergaul dengan wanita. Masih jejaka tulen! Dan
ketika Bi Kwi turun dari pembaringan maka berkatalah wanita
ini sambil menyodorkan arak yang untuk kesekian kalinya
telah diteguk pangeran ini. "Ah, paduka yang lebih hebat,
pangeran. Minumlah untuk kesegaran tubuh paduka!"
Kim-ongya tersenyum. Dia menerima arak itu, tertawa dan
tak curiga sedikitpnn. Dan ketika dia tersedak maka Bi
Hwa melempar selimutnya. "Ih, sudah cukup siang, Kwi-
moi. Kita harus melaksanakan pekerjaan kita!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bt Gwat juga mengangguk, mengerling aneh, melirik cawan
yang baru saja diteguk isinya. Dan turun melempar selimutnya
pula wanita ini berbisik. "Ya, sudah cukup siang, pangeran.
Kami bertiga harus mengawal istana lagi sesuai tugas!"
Sang pangeran mengerutkan kaning. "Kalian buru-buru
pergi, enci?"
Bi Kwi tertawa. "Kau kecewa, pangeran"
"Bukankah ini hari terakhir?"
"Ah, aku tak mau kehilangan hari yang seperti ini, enci. Aku
ingin kalian tetap tinggal bersamaku seumur hidup. Memadu
cintai" "Hi-hik, tak mungkin itu, paduka pangeran. Bukankah Wu-
taijin tak menyukai hubungan kita" Jangan-jangan dia akan
mengusir hamba bertiga dan melaporkannya pada sri
baginda." "Hm, siapa berani me lakukan itu?" pangeran ini marah,
bangkit dari tempat tidurnya dan turun menyambar Bi Kwi,
yang setengah telanjang. "Aku tak akan membiarkan orang
menyusahkan kita, cici. Aku tak perduli Wu-taijin senang atau
tidak!" "Tapi dia cukup kuasa, pangeran. Wu-taijin adalah orang ke
dua setelah sri baginda sendiri."
"Benar, tapi ini urusan pribadiku sendiri, enci. Masa dia
akan ikut campur?" dan teringat janji Bi Kwi tiba-tiba pangeran
ini memeluk wanita itu. "Enci, kau akan memberi tahu nama
pembunuh itu, bukan" Aku telah melihatnya kemarin. Secara
kebetulanl"
Bi Kwi terkejut. "Kau tidak main-main, pangeran?"
"Tidak, aku benar-benar telah mengenal mukanya, enci.
Tapi aku tidak tahu siapa namanya."
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hm," Bi Kwi mengangguk-angguk. "Kalau begitu jangan
terkejut, pangeran. Terus terang kuberi tahu padamu bahwa
pembunuh ini adalah.... "
"Siapa?"
Bi Kwi tampak ragu, mengerutkan kening. "Kau percaya
padaku, pangeran?"
"Tentu saja. Kau adalah kekasihku, enci. Kau segala-
galanya bagiku!"
Bi Kwi tersenyum. "Baiklah, pembunuh itu sesungguhnya
adalah sahabat pembantu Wu-taijin, pangeran. Saudara
perempuan Lo ciu si Arak Tua!"
"Apa" Lo-ciu pembantu Wu-taijin itu?"
"Ya, maaf, pangeran. Paduka tak percaya pada hamba,
bukan?" Sang pangeran tertegun. Dia terhenyak oleh kata-kata Bi
Kwi ini, setengah percaya setengah tidak. Tapi Bi Kwi yang
menarik napas dengan muka sedih sudah memeluk
pinggangnya. "Pangeran," wanita ini berbisik lirih, "hamba
berat untuk menyatakan ini. Tapi kalau paduka kurang
percaya hamba akan membuktikannya. Paduka mau dengar,
bukan?" Sang pangeran mengangguk.
"Nah, sekarang dengar, paduka pangeran. Kalau paduka
berkata telah melihat muka pembunuh itu tentu tak salah jika
hamba tebak di adalah seorang nenek tua. Pegitu, bukan?"
"Ya."
"Dan kemarin si Arak Tua itu datang ke tempat paduka,
bukan?" "Ya."
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Dan paduka menceritakan tertang kedatangan nenek
pembunuh ini dan paduka menyuruh cari nenek itu tapi s i Arak
Tua kembali dengan tangan kosong?"
"Ya."
"Nah, ketahuilah, paduka pangeran. Si Arak Tua itu
berbohong pada paduka. Nenek pembunuh itu sengaja
dilepasnya begitu saja karena dia masih saudara dari si Arak
Tua itu sendiri. Tak mungkin dia mau menangkap atau
menyerahkan pembunuh itu pada paduka!"
Sang pangeran kaget. "Begitukah, enci?"
"Ya, hal ini telah hamba selidiki, pangeran. Dan sebagai
bukti terakhir coba paduka renungkan. Kalau nenek iblis itu
datang, seperti yang peduka katakan bukankah dengan
mudah dia akan membunuh paduka" Tapi kenapa hal itu tak
dilakukannya" Ini bukan lain atas cegahan Arak Tua itu,
pangeran. Dia tak memperkenankan nenek itu membunuh
paduka. Mungkin juga atas cegahan Wu-taijin!"
Sang pangeran tertegun. Pikirannya segera teringat
peristiwa kemarin, berdetak dan heran serta kaget akan
keterangan Bi Kwi, campur-aduk tak keruan, membuatnya
bingung dan marah. Dan karena memang kemarin si Arak Tua
itu tak berhasil menangkap pembunuh ini padahal baru saja
nenek itu pergi tiba-tiba sang pangeran menjadi curiga,
termakan kata-kata Bi Kwi. Dan marah bahwa apa yang dikata
Bi Kwi dirasa benar tiba-tiba pangeran itu merah padam
mukanya. "Keparat, jadi beginikah kiranya perbuatan Arak Tua itu,
enci" Pembunuh itu adalah saudaranya sendiri?"
"Ya, begitu setelah hamba selidiki, pangeran. Dan memberi
tahu paduka akan nama nenek ini baiklah paduka perhatikan
keterangan hamba yang terakhir. "Lihat!" Bi Kiwi menggurat
lantai, menulis huruf "Li" menyambung tiga nama pertama.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dan begitu selesa i menyebut nama si pembunuh lengkaplah
sudah pangeran itu mendapat informasi.
"Keparat, jadi pembunuh itu adalah Sin-yan Mo-li, enci" Dia
saudara perempuan pembantu Wu-taijin itu?"


Pedang Medali Naga Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Sst, jangan keras-keras, paduka pangeran. Hamba
mengatakan apa yang hamba ketahui. Dan kalau paduka
minta hamba menangkap nenek ini tentu saja hamba
sanggup. Asal diberi waktu."
Sang pangeran berkerot giginya. "Boleh, dan tangkap
sekalian Arak Tua itu, enci. Bawa dia ke mari atau sekarang
kita sama-sama ke gedung Wu-taijin!"
"Ah, jangan!" Bi Kwi pura-pura kaget. "Kejadian ini harus
kita atasi secara diam-diam, pangeran. Jangan membuat ribut
dulu di depan dengan mengejutkan ular yang akan kita
tangkap. Salah-salah musuh melepaskan diri sebelum kita
datang ke sana!"
"Benar," Bi Hwa menyambung, mengencangkan ikat
pinggangnya. "Sebaiknya tak perlu buru-buru, pangeran.
Kalau paduka menyuruh hamba menangkap kakek dan nenek
jahat itu sebaiknya diatur suatu jebakan hingga mereka tak
dapat melarikan diri!"
"Bagaimana itu?"
Bi Hwa tersenyum. "Gampang, pangeran. Tanya saja adik
hamba yang cerdik ini!"
Sang pangeran memandang Bi Kwi. Dia melihat kekasihnya
itu tertawa kecil, manis sekali. Dan ketika Bi K wi berbisik-bisik
membicarakan sesuatu di telinganya tiba-tiba pangeran ini
mengangguk. "Bagus, itu bagus sekali, enci. Biar kutunggu
mereka dan kubuktikan Kebenarannya!" Bi Kwi tersenyum. Ia
memberi isyarat pada dua kakaknya yang lain, dan melihat
pangeran telah mengerti maksudnya mendadak ia http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menjejakkan kaki melompat keluar. "Pangeran, hati-hati
malam nanti. Paduka tak perlu keluar kamar!"
Sang pangeran mengangguk. Dia melihat Bi Kwi lenyap di
luar, dan ketika ia memandang Bi Gwat dan Bi Hwa ternyata
dua kakak Bi Kwi yang cantik ini juga melompat
meninggalkannya, mengikuti Bi K wi. Dan Bi Hwa yang sempat
mencium pipinya berbisik, "Pangeran, malam nanti hamba ke
mari, ya" Harap paduka berhati-hati....!"
Kim-ongya terbelalak. Dia melihat tiga kekasihnya itu
lenyap di luar, tak nampak bayangannya lagi. Tapi pangeran
yang berseri dan berdebar menjalankan siasat Bi Kwi ini lalu
kembali ke pembaringannya dan melamun. Teringat dan
berkejap-kejap nikmat membayangkan tiga kekasihnya yang
bebat itu, yang semalam demikian ganas dan memberinya
kepuasan lahir batin.
Tapi ketika rasa kantuk yang hebat menyerangnya tiba-tiba
mendadak pangeran ini mengeluh dan heran. Namun tak
curiga apa-apa dan menganggap itu wajar tiba-tiba pangeran
ini memejamkan mata dan..... tidur.
Malam itu, seperti ma lam-malam kemarin di kamar Kim-
ongya tak terjadi sesuatu yang luar biasa. Kamar pangeran ini
masih tertutup. Pintunya terkunci. Dan pelayan yang sudah
lima kali mengetuk pintu tanpa hasil akhirnya segan
membangunkan pangeran itu, mengira Kim-ongya beristirahat
tak mau diganggu. Tapi ketika sesosok bayangan terkekeh
berkelebat memasuki jendela dan bayangan lain mengejar
dengan bentakan tinggi maka terjadilah keributan di tempat
ini. "Nenek iblis, keluarlah kau dan jangan ganggu pangeran!"
"Heh heh. kenapa keluar dan harus mengusir aku. Arak
Tua" Aku ingin main-main dengan pangeran. Sebaiknya kau
yang keluar dan jangan mengganggu aku!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dua bayangan berkelebat masuk. Mereka adalah si Arak
Tua Lo-ciu, pembantu Wu-taijin itu. Sedang yang lain adalah
seorang nenek berpakaian hitam, membawa cambuk, yang
terkekeh dan tertawa tawa mendobrak jendela kamar Kim
ongya, yang anehnya masih tidur di atas pembaringannya,
telentang, sama sekali tak mendengar suara atau keributan di
kamarnya itu. Dan ketika Lo-ciu membentak dan mengejar
nenek ini memasuki kamar sang pangeran maka saat itu lah
cambuk si nenek menjeletar menyambut dirinya.
"Hei, keluar kataku, Arak Tua. Jangan mengganggu
urusanku....... tar!"
Si Arak Tua menangkap. Dia membuat gerak kedutan,
merendahkan tubuh dan langsung mencengkeram ujung
cambuk yang ditangkap kelima jarinya. Tapi ketika si nenek
terkekeh den menyentak pergelangannya mendadak lawan
terkejut dan berseru keras. Tubuh si Arak Tua terangkat,
mengikuti gerak pcrgelangan nenek ini. Dan ketika si nenek
mengedut dan balik menipunya tahu-tahu kakek ini terlempar
dan jatuh di atas pembaringan Kim-ongya.
"Brukk.....!" si Arak Tua terkejut. Dia menimpa dan
langsung terbanting di tubuh pangeran itu. yang tetap tidak
bergerak. Dan ketika dia terbelalak dan me lompat turun
ternyata pangeran ini telah tidak bernyawa dengan bibir
kebiruan! "Ah. pangeran tewas....!"
Teriakan kakek ini disambut ketawa mengejek. Tiga
bayangan lain memasuki jendela, turun dan berdiri di samping
nenek bercambuk itu. Dan ketika si Arak Tua memandang
ternyata tiga bayangan ini bukan lain adalah Sam-hek-bi bwi
adanya! "Ah, kalian telah membunuh Kim-ongya, manusia-manusia
busuk. Aku akan melapor pada baginda akan perbuatan kalian
ini!" http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hi hik, bukan kau yang melaporkan kematian pangeran ini.
Arak Tua. Melainkan kamilah yang akan melapor pada sri
baginda bahwa kaulah pembunuhnya!"
"Apa.... apa maksudmu?" kakek ini terkejut.
"Hm.....!" nenek bercambuk ini ganti bicara, menjeletarkan
cambuknya. "Kau telah kami jebak. Arak Tua. Kami semua
akan menangkapmu untuk diajukan pada kaisar. Kau yang
kami tuduh membunuh Kim-ongya, heh-heh!"
Dan belum kakek itu menjawab marah tiba tiba Bi Hwa,
yang tertawa dingin melihat Kim-ongya tewas sudah
mengeluarkan gelang beracunnya. "Dan kami berempat akan
menangkapmu hidup-hidup untuk mengakui pcmbunuhan ini,
Lo-ciu, Sin yan Mo-li sebagai Saksi. Kau bersiaplah!"
Lo-ciu terbelalak. Sekarang dia sadar bahwa kiranya musuh
telah menjejaki dirinya, membunuh pangeran itu tapi
menimpakan kesalahan padanya. Maka membentak dan
berteriak parau tiba-tiba kakek lui mencabut buli-bulinya,
langsung menerjang Bi Hwa yang merupakan seorang di
antara Sam-hek bi-kwi si iblis betina. Dan melengking penuh
Kemarahan dan muka berobah si Arak Tua ini langsung
menghantamkan buli-bulinya ke kepala lawan.
"Sam-hek-bi-kwi, kalian benar-benar wanita iblis!"
Bi Hwa mendengus. Dia mengelit dengan mudah, dan
ketika buli-buli lewat di atas kepalanya dan luput menyambar
mendadak gelang di tangan kirinya membalas dengan satu
pukulan miring. "Arak T ua, kau tak dapat mengalahkan kami.
Kami tahu kau adalah guru mendiang Hui-pian Siang-houw
yang kami bunuh. Plak!"
Si Arak Tua tergetar. Dia terhuyung dan pucat menerima
sambaran gelang itu, yang mengenai pundaknya. Tapi
meraung dan berteriak marah kakek ini membalik dan bertubi-
tubi menyerang. Dia marah dan kaget bahwa lawan mengenal
dirinya, padahal dia merahasiakan dirinya cukup ketat. Tapi
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
melihat lawan tertawa mengejek dan tiga yang lain masih
berdiri dengan sikap mengancm tiba-tiba kakek ini menjadi
marah dan nekat.
Tadi dia mengejar nenek bercambuk itu, yang kini baru
diketahui sebagai Sin-yan Mo li adanya. nenek iblis yang tentu
saja membuat dia terkejut. Karena nenek ini baru pertama kali
ini berkeliaran di istana. Sengaja lari dan dia kejar sampai di
kamar pangeran itu setelah melakukan gerak gerik
mencurigakan di tempat Wu-taijin, yang rupanya memang
disengaja agar dia tahu dan mengejar. Masuk dan terjebak di
kamar Kim ongya yang telah terbunuh Dan melihat Sam-hek
bi-kwi muncul dan langsung berdiri di dekat nenek itu tahulah
dia bahwa sebenarnya memang terdapat kerja sama di antara
nenek iblis ini dengan tiga wanita cantik itu, yang sebelumnya
sudah didengar sebagai kekasih Kim-ongya. Maka melihat
keadaan dirinya dalam bahaya dan Sam-hek-bi-kwi telah
mengenalnya sebagai guru dari dua orang muridnya yang
tewas tiba-tiba Arak Tua ini memutar buli-bulinya dan
menerjang dengan dahsyat.
Tapi Bi Hwa bukan wanita sembarangan. Lawan Arak Tua
itu adalah bekas ketua cabang Hiat-goan-pang, masih
terhitung sumoi diri Ok-ciangkun yang lihai, meski pun
barangkali kepandaian wanita ini dua-tiga tingkat di bawah
Panglima Ok yang memiliki Hoat lek-kim ciong-ko segala itu.
Dan ketika si Arak Tua menerjang dengan buli bulinya dan Bi
Hwa mendemontrasikan kekebalannya menerima senjata
segera kakek ini terkejut ketua berkali-kali buli-buli ariknya itu
mental, bahkan membalik dan hampir menyambar mukanya
sendiri. Dan ketika Bi Hwa membalas dan mulai mainkan
gelang menangkis buli-buli araknya tiba-tiba kakek ini
terdesak. Arak T ua mengeluh. Dia melihat gelang di tangan lawannya
itu berbahaya sekali. Di samping menyambar seperti gelang
kematinan juga menguarkan bau amis, bau yang membuat dia
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ingin muntah dan pusing. Dan ketika buli-bulinya sering
terpental dan dia mulai terhunyung maka saat itulah gelang di
tangan lawan menghajar dirinya bertubi-tubi Arak Tua
menggigit bibir, mencoba bertahan. Namun setelah pertandingan berjalan limapaluh jurus dan napasnya sesak
aleh bau amis yang membuatnya pusing-pusing itu mendadak
kakek itu tak dapat bertahan lagi. Sekarang dia maklum
bahwa sepasang gelang di tangan lawannya itu diolesi racun.
Terbukti dari bau amis yang membuatnya pening ini serta rasa
gatal yang menganggu tubuhnya, rasa gatal dan pedih setiap
kali gelang manyengat. Dan ketika untuk terakhir kalinya
gelang menyambar sedang buli-bulinya mencelat terlepas
ketika menangkis tahu-tahu untuk terakhir kalinya sepasang
gelang itu mengenai tengkuk dan dada kirinya, "Plak-plak!"
Si Arak Tua menjerit. Dia langsung terlempar dan roboh
terbanting, menimpa meja di sudut kamar yang pecah
berantakan. Dan ketika Bi Hwa terkekeh dan menyimpan
senjatanya ternyata kakek ini telah roboh pingsan.
"Hi-hik, bagaimana sekarang, Mo-li?"
Nenek bercambuk itu tertawa. "Kita hadapkan dia pada
kaisar, Sam hek-bi-kwi. Dengan kalian sebagai saksi tentu sri
baginda percaya bahwa kakek ini yang membunuh Kim-ongya.
Hayo kita seret dia....!"
Si Arak Tua tak tahu apa yang terjadi. Dia memang lagi
sial. bernasib buruk. Dan ketika kaisar mendengar tewasnya
Pangeran Kim yang dibunuh kakek ini segera kaisar mendelik
dan marah-marah. Bi Kwi bertiga memberikan kesaksian, dan
karena tiga orang wanita itu adalah pengawal istana dan Lo-
ciu sendiri pernah membunuh si Golok Emas Kim to di depan
kaisar maka semua bantahan kakek ini tak dipercaya.
Bagaimanapun kekek itu tak disenangi kaisar, semenjak dia
membunuh si Golok Emas itu. Maka ketika kaisar mengangkat
lengannya untuk menyuruh kakek ini dihukum mati maka saat
itulah Arak Tua ini mencelos. Dia memaki-maki, marah bukan
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
main pada Sam hek-bi-kwi bertiga yang telah memfitnahnya.
Tapi Ok ciangkun yang lagi-lagi mengerutkan kening melibat
peristiwa yang di luar pengetahuannya ini lalu menyarankan
pada kaisar agar menunggu dulu Wu-taijin. Karena bagaimana
pun kakek itu adalah pembantu menteri she Wu ini. Dan Ok
ciangkun yang minta sri baginda berpikir panjang segera
menyarankan agar menteri itu dipanggil.
"Maaf ini memang kejadian di luar dugaan, sri baginda.
Namun sebaiknya paduka memanggil dulu Wu-taijin agar
mengetahui perbuatan pembantunya ini. Kita memberi
kesempatan padanya untuk bicara."
Wu-taijin dipanggil. Dia tentu terkejut oleh berita yang
tidak disangka sangsa ini, terbelalak me libat Lo-ciu diborgol.
Tapi kalah suara dan sebelumnya kakek itu memang tidak
membangkitkan simpati di hati kaisar maka pembesar ini
menarik napas dan berlutut dengan air mata bercucuran.
"Ampun, hamba tak dapat bicara apa-apa lagi, sri baginda.
Namun hamba percaya keterangan pembantu hamba sendiri.
Ini adalah fitnah. Pangeran sengaja dibunuh agar selir paduka
tak perlu memberikan buktinya pada paduka!"
"Hm, kau membawa-bawa lagi nama selirku itu, ta ijin" Kau
punya bukti?" kaisar terkejut, terbelalak dan geram
memandang menterinya ini. Tapi karena Wu-taijin tak
mempunyai bukti dan lagi-lagi semua yang dikatakannya itu
hanyalah dugaan saja akhirnya si Arak Tua tak tertolong.
Kakek ini melotot, membentak dan kembali memaki-maki
lawan di hadapan kaisar. Dan kaisar yang menyuruh kakek itu
dibungkam akhirnya memutuskan bahwa besok kakek itu
harus menjalani hukumannya.
"Ok-ciangkun, tutup mulut kakek ini dan bawa dia ke
penjara bawah tanah. Bunuh dia besok!"
Ok-ciangkun tak berdaya. Dia mengernyitkan kening dan
mengangguk, terpaksa membawa kakek itu untuk menjalani
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/


Pedang Medali Naga Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

hukumannya besok, sesuai perintah junjungannya. Dan Bi Kwi
bertiga yang diam-diam tersenyum di belakang punggung
panglima ini lalu mencibirkan mulut pada si Arak Tua itu, tak
kasihan sedikitpun juga dan tak ingat lagi akan mayat Kim-
ongya, yang semalam telah menjadi kekasih mereka dan
galang-gulung melampiaskan nafsu berahi. Karena begitu
pangeran ini tewas sesungguhnya mereka telah mendapat
ganti pangeran-pangeran lain yang masih muda atas jasa baik
selir kaisar yang memperalat mereka.
Shi Shih! Begitulah. Keadaan di istana memang mulai kacau. Shi Shih
terpaksa menyingkirkan pangeran ini agar sama-sama tak
memberikan bukti. Karena dengan tewasnya pangeran itu
berarti bebaslah dia dari tuntutan kaisar, karena pangeran tak
dapat juga memberikan bukti setelah terbunuh, mengkambinghitamkan Lo-ciu si Arak Tua yang dijebak. Dan
Wu-taijin yang tentu saja tahu akan semua akal licik selir ini
berdasarkan mata tuanya yang banyak makan asam garam ke
hidupan menjadi marah dan semakin benci pada selir
junjungannya itu. Maklum bahwa kalau musuh telah berani
mengincar jiwa pangeran tentu satu saat jiwanya sendiri juga
terancam. Tapi, tidak takut akan ancaman terhadap jwa
sendiri pembesar ini tak perduli pada apa yang akan terjadi.
Dia hanya takut terhadap satu hal, yakni musuh akan
mencelakakan keluarganya pula. Maka, teringat puteranya Wu
Hap dan tak ingin puteranya itu mendapat celaka akhirnya
dengan berani menteri ini melakukan tindakan nekat.
Dia menyogok kepala penjara bawah tanah agar memberi
jalan keluar bagi terbebasnya Arak Tua, guru putranya itu
yang besok siap menerima hukuman mati. Dan begitu Arak
Tua lolos segera menteri ini menyuruh puteranya ikut.
"Hap-ji, keadaan sekarang benar-benar serius. Selir itu
dapat melakukan apa saja untuk membasmi kita. Kau pergilah,
temui paman Wu Yuan dan bersembunyilah di rumah
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sahabatku Hing Lam. Ceritakan semua yang terjadi dan hati-
hati di tempat baru itu!"
Wu Hap menangis. Dia mencucurkan air mata melihat
kegelisahan ayahnya ini, dan Lo ciu yang menggigil di samping
muridnya langsung berkata dengan tinju terkepal, "Jangan
khawatir, nyawa hamba yang kembali berkat pertolongan
paduka akan hamba pertaruhkan untuk keselamatan Wu Hap,
taijin. Di samping dia murid hamba juga hamba akan mencari
teman-teman sealiran untuk menyergah komplotan selir
siluman itu!"
"Baik, sekarang pergilah, locianpwe. Awas hati-hati
menerobos dinding kota!" Wu-taijin me lambaikan lengan,
menyuruh pergi dua orang itu dengan tergesa gesa. Dan Lo-
ciu yang mengangguk menyambar muridnya segera menggigit
bibir dan berkelebat lenyap. Dan begitu dua orang ini
meninggalkan dirinya maka Wu-taijin merasa lega.
Tapi keesokan harinya dia dipanggil kaisar. Sri baginda
marah-marah mendengar Lo ciu lolos. Kabur tanpa diketahui
seorangpun. Dan menduga pembantunya ini yang menyelamatkan Arak Tua itu maka Wu-taijin mendapat
tuduhan berat. "Kau yang menyelamatkan pembantumu, taijin. Tak
mungkin orang lain melepasnya begitu saja!"
Pembesar ini tenang. "Adakah buktinya hamba melakukan
itu, sri baginda" Bukankah setiap tuduhan harus disertai
bukti?" Kaisar tertegun. Dia memang tak mempunyai bukti, sama
seperti menterinya ini kalau menuduh hanya berdasarkan
dugaan belaka. Tapi Shi Shih yang ingin memulihkan
kepercayaan dan cinta kasih kaisar tiba-tiba berlutut,
tersenyum mengejek. "Sri baginda, kali ini hamba jemu
membalas perbuatan menteri paduka ini. Bolehkah hamba
bicara?" http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apa yang hendak kaukatakan, Shi Shih?"
"Menyelamatkan paduka dari sanggahan menteri paduka
ini, sri baginda. Bahwa hamba dapat membantu paduka
memberikan bukti seperti yang diminta Wu-taijin!"
Menteri ini terkejut. Dia me lihat Shi Shih menunggu
jawaban kaisar, dan ketika kaisar mengangguk memberi ijin
maka tiba-tiba kaisar dan Wu-taijin tertegun, melihat selir itu
bertepuk tangan memanggil seseorang. Dan ketika komandan
penjara bawah tanah muncul dengan tangan diborgol
mendadak menteri ini tersirap darahnya, melihat kepala
panjara iiu gemetar dan menggigil, ketakutan memandang Shi
Shih. Dan Wu-taijin yang maklum bahwa semua pekerjaannya
hancur dibalas kecerdikan selir junjungannya tiba-tiba
berketruk giginya dan pucat bukan main. Dan Shi Shih
mendorong kepala penjara ini.
"Sri baginda, inilah bukti yang hamba maksud!"
Kaisar terbelalak. "Siapa dia?"
"Kepala penjara bawah tanah, sri baginda. Orang yang
telah dipaksa menteri paduka untuk melepaskan tawanan itu."
Sri baginda terkejut. Dia menjadi marah, dan membentak
memandang kepala penjara ini kaisar memukul lengan
kursinya, "Benarkah itu, tikus busuk" Kau yang melepaskan
pembantu Wu-taijin?"
"Ampun!" laki-laki ini menjatuhkan diri berlutut.
"Hamba..... hamba memang bersalah sri bugmda. Apa yang
dikata selir paduka memang benar. ..!"
"Dan kau diam saja tak melaporkannya ke padaku?"
Shi Shih menyela dengan suara rendah, "Dia dipaksa Wu
taijin sri baginda. Harap paduka maklumi kedudukan kepala
penjara ini. Dia kalah kuasa!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hm....!" kaisar bangkit dari tempat duduknya, merah
padam memandang Wu-taijin, "benarkah itu, taijin" Kau
memaksa kepala penjara ini melepaskan anak buahmu?"
Wu-taijin tak dapit menjawab. Dia terkesima dan terkejut
oleh kecerdasan selir cantik ini. Diam-diam kagum tapi
memaki kecerdasannya yang luar biasa. Tak menyangka
bahwa sekali tebak dapat membongkar semua perbuatannya.
Dan sementara dia terbelalak maka terdengarlah bisikan Shi
Shih yang merupakan pedang di ujung jantungnya, "Wu-taijin,
sebaiknya kau mengaku baik-baik semua perbuatanmu itu.
Kalau tidak, aku akan me lapor pada sri baginda bahwa kau
sebagai seorang pejabat telah menyuap kepala penjara ini
untuk membebaskan pembantumu itu!"
Wu-taijn terpukul. Dia mengeluh dan mendekap dadanya,
melotot pada selir yang berbahaya itu, yang kini
mengancamnya dengan masalah suap, yang kalau ketahuan
tentu bakal menghancurkan namanya saat itu juga. Dan Wu-
tajin yang terisak dengan air mata bercucuran tiba-tiba
menjatuhkan diri berlutut dan mengaku juga. Dan tak tahan
bahwa lagi-lagi dia kalah oleh selir yang cerdik ini mendadak
Wu-taijin roboh tak sadarkan diri!
"Sri baginda, ampunkan hamba....!"
Kaisar tertegun. Dia melihat menterinya itu pingsan,
kecewa dan marah bahwa Wu-taijin yang disayanginya ini
melakukan perbuatan yang tidak pantas. Tapi masih ingat
akan jasa laki-laki tua ini pada negara akhirnya Wu taijin
dipulangkan ke rumah. Tentu saja membawa shock berat bagi
pembesar itu sendiri. Dan Shi Shih yang berhasil
mengembalikan reputasinya di mata kaisar lalu memohonkan
ampun untuk kepala penjara itu. yang memang sebelumnya
telah dijamin keselamatannya oleh selir yang cerdik ini. Dan
betitu semuanya beres dan kaisar mulai benci pada menteri
she Wu ini maka untuk selanjutnya segala cinta kash kaisar
kembali lagi pada wanita cantik ini. Kembali seperti dulu-dulu.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hangat dan lenyap sudah semua kecurigaannya terhadap Shi
Shih yang dimusuhi Wu-taijin itu. Dan karena Wu-taijin
"konangan" memaksa kepala penjara untuk membebaskan
pembantunya maka hari-hari berikutnya adalah neraka siksaan
bagi menteri yang setia ini.
Kaisar bersikap dingin dan jauh kepadanya, membuat Wu-
taijin ingin menjerit dan tertekan. Berkali-kali memperingatkan
junjungannya agar berhati-hati. Bahkan masih berani
mempertahankan pendapatnya bahwa Pangeran Kim dibunuh
atas suruhan Shi Shih. Dan ketika satu hari Wu taijin
bersumpah atas nama leluhurnya bahwa Shi Shih adalah
mata-mata musuh yang amat berbahaya kaisar tiba-tiba
terkejut dan tergerak. Dan Wu-taijin menangis tersedu-sedu di
bawah kakinya. "Ampun, maafkan hamba, sri baginda. Tapi demi nenek
moyang hamba dan arwah orang tua hamba yang setia
mengabdi paduka biarlah kita buktikan terakhir kalinya bahwa
selir paduka itu adalah mata mata! Hamba berani sumpah, sri
baginda. Demi nama baik leluhur hamba!"
"Hm!" kaisar terkejut "Kau berkali-kali menggosokku
memfitnah selirku, taijin. Apalagi yang kaukatakan ini?"
"Ampun, hamba semata prihatin akan nasib paduka, sri
baginda Juga nasib kerajaan yang akan hancur d permainkan
selir paduka itu!"
Kaisar marah. "Kau ada bukti, taijin" Kau berani menghina
selirku itu?"
"Tidak, hamba memang tidak mempunyai bukti, sri
baginda. Tapi terakhir kalinya ini hamba mohon kepercayaan
paduka. Sukalah paduka dengarkan pandapat hamba!"
"Apa maksudmu?"
Wu-taijin menangis, mencium kaki junjungannya. Dan
berkata dengan air mata bercucuran laki-laki tua ini
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
membenturkan jidatnya, "Sri baginda, mohon ampun untuk
yang terakhir kalinya. Tapi sumpah demi arwah leluhur hamba
kali ini hamba ingin membuka kebusukan selir paduka itu.
Hamba memang tak mempunyai bukti, selir paduka amat licin
dan cerdik. Tapi percayalah, untuk yang terakhir kalinya ini
hamba ingin paduka membuka mata, sri baginda. Hamba ingin
mengajukan usul agar permusuhan hamba dengan selir
paduka itu kali ini diakhiri dengan kebenaran sejati!"
"Hm, apa maksudmu, taijin" Apa yang kau kehendaki" Aku
bosan mendengar kata-katamu. Kau diburu iri dan dengki
semata!" "Tidak, tidak, iri baginda. Hamba tidak cemburu atau
dengki pada selir paduka itu. Justeru hamba marah karena
selir paduka membuat paduka mabok dan ternina-bobok
dalam cinta palsu. Selir paduka itu siluman yang amat
berbahaya!"
"Taijio!" kaisar membentak. "Kau berani memaki selirku"
Kau menghinanya terang-terangan di depanku?"
"Ampun...!" pembesar ini menggigil. "Hamba tidak bicara
main-main, sri baginda. Hamba siap menyerahkan nyawa
hamba bila paduka menghendaki. Tapi satu yang hamba
minta, sukalah paduka mengabulkan permintaan hamba
sebelum hamba menebus dengan jiwa!"
"Hml" kaisar membelalakkan mata. "Apa yang kaumaui,
taijin" Kau mau menyuruhku agar menjauhi selirku itu?"
"Tidak, itu tak mungkin paduka hiraukan, sri baginda.
Hamba tahu paduka tak akan percaya kepada apa yang
hendak hamba katakan tentang kebusukan selir paduka itu!"
"Lalu apa permintaanmu?"
"Sebuah pesta, sri baginda. Hamba ingin paduka melolohi
selir paduka itu dengan arak hingga mabok!" Wu-taijin
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menggigil, berketrukan giginya. Dan kaisar yang terkejut
mendengar permintaan aneh ini tiba-tiba tertegun.
"Apa" Sebuah pesta, taijin" Melolohi selirku itu dengan
arak?" "Ya, itu jalan terakhir bagi hamba antuk membuktikan
kwalitet selir paduka, sri baginda. Bahwa hamba ingin selir
paduka dilolohi arak agar dia mengaku apa saja yang telak
dilakukannya. Hamba ingin paduka mendengar sendiri semua
keburukan selir paduka itu dalam sebuah pesta pada saat dia
mabok!" "Kalau tak terbukti?"
"Hamba siap memenggal kepala hamba di hadapan
paduka, sri baginda. Inilah taruhannya kalau selir paduka
bukan mata-mata!"
Jilid 29 KAISAR terkejut. Dia melihat mata
pembantunya itu berapi-api, mengedikkan kepala dengan tinju
terkepal. Dan melihat kesungguhan
menterinya itu memberi janji tiba-
tiba jantung Kaisar ini terkesiap.
Betapapun, kalau Wu-taijin merasa
yakin akan kata-katanya itu tak
mungkin pembantunya ini akan
menebus kesalahannya dengan jiwa.
Memenggal kepala sendiri di hadapannya. Kata-kata yang lebih
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/


Pedang Medali Naga Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mirip sumpah daripada janji ! Dan Kaisar yang tertegun
memandang menterinya ini tiba tiba terhenyak.
"Baiklah," Kaisar akhirnya terguncang. "Aku akan
membuktikan omonganmu, taijin. Tapi ini adalah kali terakhir
bagimu memusuhi selirku itu. Kalau dia tidak bersalah dan kau
lagi-lagi memfitnahnya maka tiada lain kecuali kau menebas
dosamu !" "Hamba bersumpah, Sri Baginda. Demi arwah leluhur
hamba yang hamba hormati !"
Begitulah, permintaan menteri ini dikabulkan Kaisar, dan
Kaisar yang menyiapkan pesta pada hari yang ditentukan lalu
menyuruh orang orangnya memenuhi apa yang diinginkan
Wu-taijin ini. Diam-diam tegang dan cemas juga, terpengaruh
oleh keyakinan menterinya itu yarg demikian tegar dan keras
hati. Berani bersumpah demi nama leluhur, hal yang tak boleh
dibuat main main aleh siapapun juga. Dan ketika pesta dimulai
dan seperti biasa Shi Shih mendampinginya menikmati tarian
dan alunan music yang disuguhkan orang-orang istana
akhirnya Kaisar menjalankan apa yang diminta menterinya itu.
Shi Shih mulai dilolohi arak, tidak kentara. Sedikit demi
sedikit terus diajak Kaisar menikmati minuman keras inii, tak
menyadari bahaya karena semua berjalan seperti biasa. Dan
ketika pesta semakin larut dan banyak orang mulai tertawa-
tawa oleh pengaruh arak yang disuguhkan Kaisar akhirnya Shi
Shih bangkit berdiri dan terhuyung ikut menari, tertawa-tawa
dan berjalan limbung dengan muka merah, lengan menggapai
kiri kanan dengan sikap teler. Dan ketika pesta menjadi tak
keruan karena banyak yang ambruk akhirnya Kaisar menarik
selirnya ini, yang masih menari-sari sendiri, tak tahu bahwa
musik telah berhenti sementara para penari yang lain roboh,
terkekeh kekeh, sengaja dibius dalam pesta yang berlebih
lebihan itu. Dan ketika Kaisar mendudukkan selirnya itu di
kursinya sendiri akhirnya saat yang menentukan itupun tibalah
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kaisar menanyai selirnya ini dengan bermacam pertanyaan
seperti apa yang diinginkan Wu-taijin, mengorek segala
keterangan tentang apa yang sebenarnya dilakukan selirnya
itu. Betulkah Shi Shih adalah mata-mata kerajaan Yueh seperti
yang dituduhkan Wu taijin. Dan ketika dalam keadaan mabuk
selir ini bicara ngalor-ngidul dan mengaku sebagaimana
adanya mendadak Kaisar pucat dan terbelalak marah.
"Jadi kau benar-benar adalah mata - mata yang dikirim
kerajaan Yueh, Shi Shih?"
"Hi-hik, itu memang benar, Sri Baginda.... hamba memang
dikirim untuk menjadi mata mata di s ini.... hamba, heh-heh. ..
hamba dikirim untuk menjatuhkan paduka....!"
"Keparat! Dan kau juga kersekongkol dengan Lui taijin (
Menteri Lui ) Shi Shih" Kau mempengaruhi pula para
menteriku untuk berkhianat dari dalam?"
"Ya, hamba.... heh-heh, hamba memang membuat mereka
itu domba-domba yang patuh Sri Baginda... hamba... heh-
heh..... para menteri paduka itu seperti kerbau-kerbau dungu
yang lagi mabok kekuasaan dan harta....!"
'"Ah, dan yang membunuh Kim-ongya?"
"Hamba pula yang melakukannya, Sri Baginda. Putera
paduka itu hamba bunuh karena dia berani me lawan hamba!
Heh-heh, hamba ngantuk... hamba ingin tidur...!" Shi Shih
terhuyung, bangkit dari kursinya dia tertawa-tawa dipandang
Kaisar, terbelalak bagai petir menyambar di s iang bolong. Dan
Wu taijin yang gemetar di belakangnya dengan penuh
kebencian tiba-tiba menjatuhkan diri berlutut, penuh
kemenangan. "Bagaimana, Sri Baginda" Dustakah omongan hamba?"
Kaisar menggigil, tak menjawab, tak menyanggah bahwa
omongan menterinya itu benar belaka. Shi Shih telah
mengadakan pengakuan. Luar dalam. Dan Wu-taijin yang
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
geram memandang selir cantik yang tertawa tawa dalam
maboknya itu lalu bangkit berdiri.
"Sri Baginda, bagaimana putusan paduka sekarang"
Masihkah paduka mengampuni siluman betina ini?"
Kaisar akhirnya marah bukan main. "Tangkap dia, taijin.
Kurung dan jebloskan dia dipenjara bawah tanah!"
"Ah, tidak dibunuh saja. Sri Baginda"'
Kaisar menggeleng, masih merasa sayang.
"Aku akan memancungnya besuk. Sekarang masukkan dia
ke penjara bawah tanah. taijin. Aku akan mengulangnya besok
setelah dia sadar!"
Wu-taijin gembira Dia telah mendapat kemenangan mutlak
atas hasil jerih payahnya ini. berhasil menyadarkan Kaisar dan
membuat selir yang dibenci sampai ke tulang sumsum itu
mengaku, menelanjangi diri sendiri di depan junjungannya.
Tapi menteri yeng tak tahu akan kecerdikan Shi Shih yang luar
biasa ini tiba tiba dibuat tertegun ketika keesokan harinya selir
yang sudah terjebak luar dalam itu dihadapkan Kaisar,
menangis dan terisak-isak di ruang sidang di mana Kaisar
menanti dengan gigi berkerot-kerot mengumpulkan semua
menterinya, marah bukan main.
"Shi Shih, tahukah dosamu kenapa aku memanggilmu ke
mari?" Begitu mula-mula bentakan Kaisar yang menggelegar
memenuhi ruangan, menguncupkan semua nyali karena Kaisar
memang benar-benar marah bukan main. Dan Shi Shih yang
menjatuhkan diri berlutut menjadi pesakitan tiba-tiba
mengguguk mendebarkan semua orang.
"Ya, hamba tahu, Sri Baginda. Tapi kenapa tidak saat itu
juga paduka membunuh hamba?"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kaisar terbelalak. "Aku menginginkan kau mengulang
pengakuanmu. Shi Shih. ingin mendengar setelah arak tidak
membuatmu mabuk lagi!"
Shi Shih menangis. Dia membuat semua orang heran ketika
tiba-tiba dengan berani selir ini bangkit berdiri, terisak dan
memandang Menteri Wu dengan mata bersinar. Dan ketika
tangisnya berhenti dan wajah yang cantik kusut itu bergetar
memandang semua orang tiba - tiba Shi Shih mengedikkan
kepala dengan seruan nyaring, lantang namun penuh
ketetapan hati, "Sri Baginda, hamba nyatakan di sini dengan
hati berat bahwa semalam hamba telah membohongi paduka.
Bahwa hamba telah membuat pengakuan palsu itu agar
paduka cepat - cepat membunuh hamba. Tapi karena paduka
mengulur keadaan dan paduka rupanya masih mencintai
hamba biarlah hamba berterus terang bahwa apa yang hamba
katakan semalam adalah bohong belaka!"
Semua orang terkejut.
"Kau hendak menyangkal?"
Shi Shih terisak. "Hamba tidak menyangkal, Sri Baginda.
Tapi justeru inilah yang hamba katakan dengan sebenar
benarnya!"
"Ah, kau mau menyelamatkan dirimu, Shi Shih" Kau mau
menarik ludahmu sendiri sementara semalam kau mengakui
segala perbuatanmu?"
Shi Shih tak menjawab. Selir ini menangis, dan Wu-taijin
yang terbelalak bahwa selir itu rupanya mau mencabut
pengakuannya tiba-tiba bangkit berdiri menghadap Kaisar. "Sri
Baginda, siluman betina ini ruparya mau menipu paduka.
Sebaiknya cepat, dihukum saja dan penggal kepalanya itu!"
Kaisar menepuk kursinya. "Shi Shih, apa jawabmu tentang
sangkalan ini" Masihkah kau hendak menyangkal bahwa
semalam kau berpura pura saja?"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Shi Shih mengguguk. "Hamba memang berpura-pura, Sri
Baginda. Hamba tak tahan oleh sakit hati yang menghimpit
batin ini!"
"Hm, alasanmu?"
Shi Shih tiba-tiba memandang Wu-taijin, menudingkan
lengannya. "Sri Baginda, paduka tahu batwa Wu-taijin iri dan
dengki kepada hamba. Dia selalu menggosok paduka untuk
menjelek jelekkan hamba. Tidak tahukah paduka apa jang
sebenarnya terjadi" Hamba memendam perasaan tertekan, Sri
Baginda. Bahwa selama berbulan-bulan ini hamba tersiksa
Iahir batin oleh kecurigaan Wu-taijin yang lngin mempengaruhi paduka! Hamba adalah wanita, yang
berperasaan halus dan peka. Tahankah hamba dicurigai
sedemikian lama" Hamba terus terang tak tahan, Sri Baginda.
Apalagi kalau paduka sebagai suami yang hamba cintai juga
mulai terpengaruh dan mencurigai hamba. Karena itu,
daripada hamba dicurigai suami yang hamba cinta sepenuh
hati lebih baik hamba mengorbankan diri agar dibunuh paduka
saja !" Hebat kata-kata ini. Shi Shih mempergunakan senjata
"cinta"
untuk menghancurkan perasaan Kaisar, memporakporandakan hati laki-laki tua itu dengan tangisnya
yang mengiba, membuat semua orang tertegun dan
membelalakkan mata. Dan Kaisar yang tiba tiba berdetak oleh
semua kata-kata itu sekonyong konyong terhenyak dan
terkejut sekali. Jadi begitukah kiranya" Shi Shih sengaja
mengaku karena tak kuat dicurigai" Dan selirnya itu siap
dibunuh agar permusuhannya dengan Wu-taijin yang memang
selalu menggosok dan menghasutnya selama ini dapat lenyap
dengan kematiannya di tangan Kaisar!
Laki-laki tua ini tertegun. Dia melihat Shi Shih menangis
lagi dengan pundak berguncang-guncang, mengibakan sekali.
Tapi Menteri Wu yang bangkit berdiri dan buru-buru
memperingatkan sudah berseru nyaring, melihat Kaisar
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
melunakkan sikapnya, "Sri Baginda, maafkan hamba. Harap
hati-hati terhadap omongannya yang manis. Hamba
membenci siluman betina ini bukan karena iri atau dengki
melainkan semata-mata demi kesetiaan hamba terhadap
negara dan paduka. Wanita ini dusta, ia hendak membela diri
mempengaruhi paduka !"
Shi Shih membalikkan tubuh. "Kau punya bukti tentang itu
semuanya. taijin" Kau dapat menunjukkan kepadaku sampai
di mana perbuatanku itu?"
Wu-taijin marah. "Tak perlu bukti lagi setelah semaiam kau
mengakuinya, Shi Shih. Sri Baginda telah mendengar sendiri
pengakuanmu itu !"
"Hm, itu kulakukan karena aku tak kuat menerima
kecurigaan terus - menerus ini, taijin. Bahwa aku tak ingin
suamiku mencurigai diriku gara-gara hasutanmu!" dan Shi
Shih yang tiba-tiba mendekat Ok-ciangkun dan minta
panglima itu melolos pedangnya sudah meaangis lagi.
"Ciangkun aku tak ingin hidup lebih lama. Kau serahkanlah
pedangmu, biar Sri Baginda sendiri menabas kutung leherku!"
dan belum panglima ini memberi apa yang diminta tahu-tahu
Shi Shih sudah merampas
pedangnya, tersedu-sedu menghadap Kaisar. Lalu mengguguk dan memasang lehernya
di depan Kaisar selir ini berkata, "Sri Baginda, harap paduka
kutungi leher hamba. Hamba tak ingin hidup lagi bila paduka
yang hamba cinta menaruh kecurigaan kepada hamba!"
Kaisar tergetar. Dia melihat selirnya itu bicara sungguh -
sungguh, menyerahkan pedang dan siap menerima kematian.
Minta agar dia memenggal kepala selirnya itu. Dan melihat
leher Shi Shih yang jenjang dan halus tiba-tiba Kaisar tertegun
membelalakkan matanya. terkesima oleh leher yang putih
halus itu, leher yang biasa dia cumbu dan belai. Leher yang
manis dan rela dikutungi saat itu juga. Dan Kaisar yang
terkejut oleh semua kata kata selirnya ini, yang memang
masuk di akal tiba-tiba mengeluh dan..... membuang pedang
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
di tangannya itu. Percaya bahwa pengakuan yang dilakukan
Shi Shih semalam hanyalah karena keputusasaan selirnya itu
menerima kecurigaan terus-menerus, tak tenang hidupnya
diganggu Wu taijin. Dan karena menterinya itu sslalu
menggosoknya dan tiada henti menghasut Shi Shih tiba-tiba
Kaisar memeluk dan memandang selirnya ini!
"Shi Shih, kau benar. Wu-taijin selamanya menuduhmu
tanpa bukti. Aih. bagaimana aku tak tahu tentang ini. dewiku"
Pengakuanmu semalam memang atas jebakaa menteriku itu.
Wu-taijin rupanya cemburu. Dia iri dan dengki kepadamu
.....!" Semua orang tertegun. Mereka tak menyangka perubahan
yang radikal itu. melihat Kaisar membelai kekasihnya dan
melotot pada Wu-taijin, yang kini tersudut dan ganti terjebak
oleh tangkisan Shi Shih yang masuk di akal. Bahwa selir itu
terpaksa mengaku karena tak tahan hidup dikejar kecurigaan,
didorong hasutan dan gosokan Wu-taijin hingga Kaisar sendiri
percaya pada menterinya itu. Dan karena Shi Shih telah
menyebutkan alasannya dan dengan sungguh-sungguh pula
selir itu siap menerima kematian di tangan Kaisar yang
katanya tetap diminta sepenuh hati mendadak keadaan
berbalik seratus delapanpuluh derajat untuk kemenangan selir
itu! "Ah....!" Wu-taijin kaget bukan main, buru buru
menjatuhkan diri berlutut. "Sri Baginda, mohon kesadaran
paduka untuk melihat tembaga sebagai emas. Selir paduka itu
ular berbahaya. Dia menipu paduka!"
Kaisar tak dapat dipengaruhi lagi. "Tidak, kaulah yang
berupa tembaganya, taijin. Shi Shih tetap emas dan mulia
bagiku. Dia mengaku karena tak tahan oleh gosokan dan
hasutanmu."


Pedang Medali Naga Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Tapi hamba berani sumpah, Sri Baginda. Hamba....."
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kaisar mengilapkan lengan. "Taijin, tak perlu banyak cakap
lagi. Kau telah membuat kacau di tempat ini. Shi Shih tak
bersalah, kau pergilah..!"
dan Kaisar yang tidak memperdulikan lagi menterinya itu dan masuk memondong
Shi Shih tiba-tiba disambut isak menteri ini yang terpukul
hebat. Wu-taijin benar benar tak menyangka akhir dari
semuanya itu, menjublak bengong. T api begitu mengeluh dan
mendekap dadanya tiba-tiba menteri ini terjungkal dan roboh
pingsan! Gaduhlah tempat itu. Wu-taijin rupanya tak kuat menerima
pukulan itu, terlampau hebat dan berat baginya. Terlampau
menyakitkan. Maklum, Shi Shih yang ibarat ikan sudah dimulut
buaya tiba-tiba lepas begitu saja dengan amat mudahnya.
Lolos dengan alasan jitu, mengaku karena ingin mengakhiri
hidup diburu kecurigaan Wu-taijin, yang tak kenal lelah dan
memusuhi dirinya. Dan karena Kaisar percaya pada
menterinya itu dan curiga pada selir sendiri akhirnya Shi Shih
memilih mengaku untuk dihabisi saja riwayatnya, tak tahan
oleh sikap suami yang curiga, terhasut dan tergesek oleh Wu-
taijin. Dan Wu-taijin yang tentu saja tahu dan maklum akan
kecerdikan lawan yang luar biasa tiba - tiba jatuh sakit untuk
yang kesekian kalinya!
Berakhirlah sudah. Permusuhan yang terjadi itu adalah
permusuhan yang terakhir. Artinya, Kaisar sudah tak akan
mendengarkan lagi semua kata-kata dan nasihat menterinya
ini. Tak akan menggubris dan memperdulikan Wu - taijin lagi.
Den Wu-taijin yang mengalami shock hebat akibat kejadian itu
lalu direncanakan untuk dipindah ke lain tempat. Celaka!
Menteri she Wu ini memang benar - benar bernasib sial.
Dia kalah cerdik oleh Shi Shih. Dan belum rencana itu
dijalankan tiba-tiba, pada suatu hari ketika pemberontakan di
Chi dan Chih berhasil ditumpas mendadak Kaisar mendapat
laporan bahwa menterinya itu berkhianat dengan sisa-sisa
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pasukaa Chi untuk mengadakan pemberontakan melawas
Kaisar! "Jahanam, adakah bukti bahwa menteri itu berkhianat, Po-
taijin" kaitar terkejut, berang mukanya memandang Po-taijin (
Menteri Po ) yang melapor berita baru ini. Dan menteri she Po
yang bukan lain adalah tangan kanan Shi Shih buru-buru
membenturkan jidat.
"Ampun, hamba melapor tentu hamba mempunyai bukti,
Sri Baginda. Tapi untuk lebih memperkuat dugaan ini biarlah
paduka tanyakan hal itu pada selir paduka!"
"Shi Shih?"
"Ya."
Kaisar murka, Dia memanggil selirnya itu, tak tahu betapa
diam-diam Shi Shih memainkan mata di belakang panggung,
pura-pura terkejut dan cepat menghadap Kaisar. Dan ketika
Kaisar membentaknya dengan suara keras buru-buru selir
yang cerdik ini bersimpuh hormat.
"Ampun, ada apa paduka memanggil hamba, Sri Baginda"
Ada persoalan apa Iagi?"
Kaisar mengepal tinju. "Aku hendak bicara tentang menteri
she Wu itu, Shi Shih. Benarkah dia berkhianat dan hendak
membantu sisa-sisa pemberontak di Chi-kiang!"
"Ah," Shi Shih membelalakkan mata. "Dari mana paduka
tahu, Sri Baginda" Kenapa hamba yang diminta keterangannya?"
Kaisar geram "Po-taijin memberi tahu padaku bahwa
kauIah yang dapat memberi kete-rangan lengkap tentang Wu-
taijin ini, Shi Shih. Betulkah pembantuku itu hendak
berkhianat dan adakah buktinya !"
Shi Shih mengerutkan alis, pura-pura enggan. "Sri Baginda,
sebaiknya paduka tak perlu bertanya kepada hamba. Kalau
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
hamba bicara nanti dikira hamba sengaja menjelek-jelekkan
Wu taijin karena kami memang selalu bermusuhan."
"Tidak, tak perlu kau takut, Shi Shih. Katakan saja apa
yang dikakukan menteriku itu. Betulkah dia berkhianat dan
adakah buktinyal"
Shi Shih menangis. "Sri Baginda, sesungguhnya hamba
telah mengetahui hal ini beberapa wakta yaeg lalu. Tapi
dikarenakan takut hamba memfitnah maka hamba sengaja
diam dan tak memberi tahu. Kini paduka bertanya langsung,
apa yang harus hamba lakukan?"
"Katakan terus terang saja, Shi Shih. Tunjukkan padaku
betulkah menteriku itu berkhianat"
Shi Shih akhirnya tersedu. Dia berkata bahwa Wu taijin itu
memang berkhianat, saksinya banyak. Antara lain Po-taijin
yang hari itu ada di dekat mereka. Tapi untuk menjelaskan
persoalan agar tak disangka fitnah sebaiknya menteri itu
dipanggil menghadap sekarang juga. Dan ketika Wu-taijin
muncul dan ganti dia menjadi pesakitan di ruang sidang
akhirnya Kaisar membentak dengan penuh kemarahan.
"Taijin, betulkah kau berkhianat dengan sisa sisa pasukan
Chi-kiang untuk memberontak dari dalam"'
Menteri Wu terkejut, "Siapa bilang, Sri Baginda?"
"Banyak yang bilang, antara lain Po-taijin!"
Menteri she Wu itu terbelalak. Dia marah memandang
rekannya itu, dan maju selangkah dengan tinju terkepal
menteri tua ini menuntut, "Pe-taijin, adakah buktinya aku
melakukan pengkhianatan" Dari mana kau tahu" Kenapa kau
hendak memfitnah aku ","
Po-taijin tersenyum mengejek. "Aku mendengar dari
banyak orang yang telah melihatnya, taijin. T api terutama dari
sri paduka selir yang telah mengetahui tindak tandukmu!"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ah! Menteri she Wu terkejut, ganti memandang Shi Snih.
Dan Shi Shih yang bangkit berdiri dengan mata bersinar tiba-
tiba membuat pembesar ini tergetar ketika mendengar wanita
yang amat dibencinya itu menghadap padanya.
"Taijin, bolehkah aku bicara tentang tuduhan yang
dijatuhkan padamu ini" Beranikah kau menyangkal biIa bukti -
bukti pengkhianatanmu kubuka di depan Sri Baginda?"
Menteri ini merah mukanya. Dia tidak melakukan
pengkhianatan, maka membentak kepada Iawan dia
menghardik, "Siluman betina, aku tidak me lakukan pekerjaan
yang dituduhkan kepadaku itu. Justeru kaulah yang
berkhianat. Kau ular berbisa yang menghasut Sri Baginda!"
Shi Shih tersenyum mengejek. "Aku bicara tentu aku
mempunyai bukti, taijin. Kalau kau dapat menyangkalnya
boleh kupotong leherku di s ini!"
Wu-taijin gusar. Dia memaki-maki, tapi Sri Baginda yang
menepuk lengan kursinya tiba-tiba membentak menyuruh
menterinya itu diam. Lalu bangkit berdiri dengan mata merah
Sri Baginda berseru pada selirnya itu, "Shi Shih. coba
kautunjukkan padaku di mana bukti pengkhiantan menteriku
ini?" Shi Shih mengangguk. Ia menepuk tangan dua kali. dan
ketika Sam-hek Bi-kwi muncul di ruang sidang maka semua
mata tetbelalak ketika melihat tiga wanita cantik itu berdiri
dibelakang Shi Shih. Dan Shi Shih mengangkat tangannya,
mulai bicara, jelas dan nyaring satu-petsatu didengar semua
orang, "Sam-hek Bi-kwi. benarkah kalian melihat menteri she
Wu ini berhubungan dengan musuh di Chi kiang" Benarkah
Wu-taijin meremcanakan pemberontakan dengan jalan
berkhianat secara diam-diam?"
Tiga wanita itu mengangguk. "Benar, sri paduka selir."
"Dan adakah kalian membawa buktinya?"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kami membawa buktinya!"
"Nah, katakan kepada kami, biar Sri Baginda mendengar
pernyataan kalian itu!" dan begitu Shi Shih memberi tanda
maka Sam-hek Bi-kwi yang merupakan pengawal rahasia ini
lalu menghadap Kaisar.
"Sri Baginda, ampunkan kami bertiga. Kami hendak bicara
langsung dengan menteri paduka itu."
Kaisar mengangguk, Dia memberi ijin, dan ketika Bi Kwi
memutar tubuh mewakili dua kakaknya yang lain bertanyalah
wanita ini pada menteri itu, "Wu-taijin, kemanakah puteramu
Wu Hap itu kausembunyikan " Salahkah bila kujawab bahwa
puteramu itu berada di Chi-kiang di rumah seorang
sahabatmu?"
Wu taijin terkejut bagai mendengar petir di siang bolong.
Dia terbelalak dan seketika lak dapat menjawab tak
menyangka bahwa dari sinilah datangnya tuduhan itu.
Jebakan fitnah! Dan Wu-taijin yang menggigil memandang Bi
Kwi tiba-tiba mengeluh dan mendekap dadanya, kembali tak
menjawab ketika Bi Kwi mengulang pertanyaannya. Dan
ketika tiga kali Bi Kwi bertanya dan menteri she Wu ini juga
tak menjawab akhirnya Kaisar bangkit berdiri membentak
menterinya itu.
"Wu taijin benarkah pertanyaan yang ditujukan Sam hek Bi
Kwi ini" Kau menyembunyikan puteramu di Chi kiang " "
Wu-taijin menjatuhkan diri berlutut. "Ampun, hamba ..
hamba memang menyingkirkan putera hamba itu ke luar kota,
Sri Baginda. Tapi bukan untuk berkhianat atau memusuhi
paduka! " Shi Shih menjengek. "Tapi tak perlu ke Chi kiang, taijin.
Kau tahu bahwa itu adalah sarang musuh yang anti kerajaan'"
Wu-taijin pucat. Dia me lihat semua mata memandangnya
tajam, terutama Kaisar, yang marah dan terbelalak
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kepadanya. Dan ketika dia menggigil dan Kaisar melangkah
maju maka pertanyaan terakhir merupakan todongan yang tak
dapat dielakkan lagi.
"Taijin, benarkah puteramu kausingkirkan ke Chi-kiang?"
Menteri ini mengangguk. Dia adalah orang jujur, tak pernah
berbohong pada junjungannya itu. Tapi mencoba memberi
penjelasan dia berkata gugup, "Benar, tapi hamba tidak
maksudkan putera hamba itu untuk melakukan pemberontakan, Sri Baginda. Justeru hamba menyingkirkan
putera hamba agar semata selamat dari selir paduka yang
telah membunuh Kim ongya itu. Hamba tidak mengkhianati
paduka. Tuduhan ini adalah fitnah!"
"Hm, tapi menyingkirkan ke Chi-kiang sama dengan
menyuruh puteramu itu bergabung dengan sisa-sisa
pemberontak, taijin. Kalau ini tak boleh disebut gejala
pengkhianatan lalu harus kunamakan apa?" Shi Shih lagi-lagi
menyela, berani mendahului Kaisar karena dia adalah selir
yang paling disayang, tak takut akan teguran Kaisar karena
Kaisar telah berada di bawah pengaruhnya. Dan semua orang
yang menganggap kata-kata itu benar lalu menganggukan
kepala menganggap Wu-taijin salah. Termasuk Kaisar. Dan
Wu-taijin yang ditodong tak dapat membela diri tiba-tiba
menangis dan berteriak,
"Shi Shih, kau iblis betina yang pandai menghasut orang.
Kau siluman ular berkepala dua!"
Kaisar marah "Tak perlu memaki selirku, taijin. Jawab saja
kau mengakui kesalahanmu atau tidak!"
"Tapi hamba tak bermsksud berkhianat, Sri Baginda.
Hamba menyelamatkan putera hamba itu karena semata
menghindari kejahatan selir paduka ini. Hamba.... hamba...."
Wu-taijin tiba-tiba ambruk, menangis menggerung gerung tak
dapat menguasai diri lagi, tak dapat mendebat karena
kekeliruannya hanya satu, menyuruh puteranya itu ke Chi-
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kiang karena hanya di sanalah puteranya itu terlindung dari
jangkauan selir berbahaya ini. Karena rata-rata musuh Shi
Shih memang berkumpul di sana, orang orang yang tak
senang akan sepak terjang selir cerdik yang telah
mempengaruhi Kaisar luar dalam ini. Dan ketika Wu taijin
mengguguk dan menangis tak dapat bicara karena dilanda
sakit hati dan dendam yang dahsyat tiba-tiba Kaisar meminta
pedang Ok-ciangkun, yang lagi-lagi terbelalak dan terheran
heran oleh semua kejadian yang mengejutkan ini melihat
betapa permusuhan di antara menteri she Wu itu dengan selir
yang cantik ini mencapai klimaksnya, balas membalas. Dan
begitu Kaisar melolos pedang menghampiri menterinya ini
tiba-tiba tanpa banyak cakap Kaisar melempar pedang
ditangannya itu kepada Wu-taijin yang menangis sambil
berlutut. "Trang!"
Wu-taijin mengangkat mukanya. Dia terkejut melihat Kaisar
melempar pedang, mundur dan duduk di kursi singgasananya
dengan kepala tegak, gelap dan dingin memandangnya. Dan
begitu sadar bahwa Kaisar menghendaki dia untuk
menggunakan pedang itu sebagai hukuman tiba-tiba menteri
ini menghentikan tangisnya bangkit berdiri, terbelalak dengan
tubuh bergoyang dan muka pucat bukan main, seakan tak
percaya bahwa juragannya itu menghendaki dia bunuh diri.
Mati menerima hukuman. Hukuman maut! T api Wu taijin yang
masih ragu setengah percaya lalu memungut pedang itu


Pedang Medali Naga Karya Batara di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dengan jari gemetar, menghadap junjungannya .
"Sri Baginda, paduka... paduka memutus hukuman mati
untuk hamba.. "
Kaisar tak menjawab. Dia masih tegak di kursi
singgasananya dengan sikap dingin, luar biasa dingin malah,
seperti es. Dan Wu - taijin yang mencoba mengulang tiga kali
berturut-turut namun tetap mendapat jawaban sama tiba-tiba
mengeluh dan mengangkat tinggi tinggi pedang ditangannya
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
itu. Kemudian. berteriak penuh kecewa dan marah serta
dendam setinggi langit tiba-tiba pembesar itu menghunjamkan
pedangnya ke perut sendiri.
"Sri Baginda, paduka terhasut iblis. Semoga rakyat
menanam banyak banyak pohon Kai untuk peti mati .... crep!"
Wu taijin terguling roboh. Menteri ini tewas seketika
dengan mata mendelik, darah mengucur dari luka perutnya
yang menganga lebar, melepas kutukan di saat ajal. Dan
Kaisar yang tentu saja marah oleh kutukan ini lalu menyuruh
penggal kepala menteri yang malang itu, menancapkannya di
tengah kota agar menjadi tontonan orang ramai sementara
sisa tubuhnya dibuang ke sungai, hanyut tanpa dikubur baik
baik. T ragis dan mengenaskan sekali. Dan begitu semua orang
tahu tiba - tiba saja kota raja menjadi gempar!
Wu-taijin adalah menteri setia. Bagaimana bisa menemui
nasib demikian buruk" Namun orang awam yang tak tahu-
menahu tentang apa yang sebenar yang terjadi di istana
hanya menarik napas dalam dalam. Mereka menyayangkan
kematian menteri tua itu. Kematian sia s ia Kematian yang luar
biasa buruk karena jasad tubuhnya tak dihormati lagi. Dibuang
begitu saja bagai sampah tak berguna. Lenyap sudah jasa -
jasa yang pernah dilepas menteri ini. Hilang sudah semua
perjuangannya untuk negara. Namun beberapa orang yang
tahu duduk persoalan sebenarnya akan apa yang terjadi di
istana diam-diam menangis dan terharu oleh kematian menteri
tua ini. Sejarah mencatat betapa Wu-taijin adalah menteri yang
gigih. Yang tak kenal lelah dan selalu memperingatkan
junjungannya akan bahayanya selir cantik itu. Namun kalau
nasib menentukannya begitu lalu apa yang dapat mereka
lakukan" Orang hanya menangisi kematian menteri setia ini.
Dan Shi Shih yang "popularitasnya" menanjak di luaran dan
dikenal sebagai musuh nomor satu mendiang menteri setia itu
lalu mendapat tanggapan bermacam-macam dari rakyat. Ada
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang pro ada yang kontra. Namun. Setelah selir berhasil
mempengaruhi Kaisar dan rakyat mulai dicekik oleh pajak
yang tinggi akhirnya selir itu mendapat citra buruk dan
dibencii oleh sebagian besar orang. Khususnya rakyat Wu
yang melihat junjungan mereka dibius oleh selir cantik itu. Di
nina-bobok oleh kecantikan dan tubuhnya yang hangat.
Dan Shi Shih yang tentu saja tahu akan gejolak di luaran ini
semakin berhati - hati dan mengendalikan Kaisar dengan
perhitungan seksama.
Itu memang misinya. Membuat Wu porak-poranda
diguncang kegelisahan. Dan ketika sedikit dem i sedikit kendali
pemerintahan mulai diarahkan kepadanya dan dia menunjuk
beberapa menteri untuk pengganti Wu-taijin dan beberapa
orang kepercayaannya akhirnya kedudukan selir ini menjadi
kuat din luar biasa sekali.
Shi Shih kini berhasil menumbangkan musuh nomor
satunya, Wu taijin yang telah tewas itu. Dan karena semua
orang melihat bahwa selir ita memang dekat dan amat
disayang Kaisar maka tak ada yang berani coba - coba
melawan selir ini. Dan Shi Shih malai memperalat pembantu-
pembantunya. Dia melihat sebagian besar menteri di kerajaan
Wu itu adalah orang-orang yang tamak akan harta dan
kedudukan. Maka memberi mereka harta dan kedudukan ini
Shi Shih mengobral isi negara hingga mereka tunduk luar
dalam. Bukan tunduk kepada Kaisar melainkan tunduk
kepadanya. Secara pribadi! Dan ketika kedudukannya semakin
kuat dan roda pemerintahan dikendalikan lewat tangannya
maka mulailah selir ini menyusun angkatan perang dibalik
angkatan bersenjata negara!
Begitulah. Shi Shih mulai mengembangkan sayap. Selir ini
tak tanggung-tanggung mengoyak kekalutan istana. Tapi
ketika dia harus berhadapan dengan Ok-ciangkun sebagai
menteri pertahanan dab panglima itu melihat gejala-gejalanya
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang tidak beres tiba-tiba untuk sejenak selir ini ketemu
batunya. "Ok-ciangkun tak setuju bila mendirikan pasukan cadangan,
paduka selir. Katanya itu tak berguna dan hanya memboros-
boroskan potensi negara saja !" demikian Po-taijin melapor
suatu hari menghadap dan menyatakan keluhannya ini. Dan
Shi Shih yang terkejut oleh keterangan itu lalu membelalakkan
matanya "Apa yang dikata menteri pertahanan ini?"
Po-taijin, yang telah menjadi tangan kanan dan orang
kepercayaan selir itu menjawab, "Dia tidak setuju, paduka
selir. Katanya pasukan cadangan tak perlu dibangun karena
pasukan di bawah pimpinannya sudah cukup diandalkan untuk
melindungi Kaisar"
"Ah, tolol kau, Po taijin. Tidakkah kaukatakan bahwa
pasukan cadangan ini adalah untuk memperkuat penjagaan
terhadap Kaisar" Musuh mulai menyelinap ke dalam istana.
Dan Ok-ciangkun tak mungkin mengandalkan pasukannya bila
dia dikirim menghadapi sisa - sisa pemberontak di luar."
Po-taijin ketakutan. Dia me lihat selir ini marah. tapi coba
meredakan keadaan dia bertanya, "Jadi bagaimana, paduka
selir" Apa yang sebaiknya hamba lakukan?"
"Kau panggil panglima itu. Biar kubicarakan bersama
Kaisar" Po-taijin mengangguk. Dia tak dapat menolak, dan ketika
Ok-ciangkun datang menghadap dan Shi Shih melihat
panglima itu menunjukkan muka tak senang buru-buru selir ini
bangkit berdiri tersenyum manis, maklum bahwa terhadap
panglima ini dia harus mengambil hati karena Ok - ciangkun
merupakan tulang punggung negara dalam masalah angkatan
perang. Dan begitu Kaisar mempersilahkan duduk maka
menyapalah selir yang cerdik ini.
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ok-ciangkun,
tahukah kau apa maksud kami memanggilmu"'*
Ok-ciangkun mengangguk. "Hamba tahu, paduka selir. Po-
taijin telah menerangkan kepada hamba apa yang menjadi
maksud paduka!"
"Bagus, kalau begitu bagaimana, ciangkun "' Bisakah kita
sekarang memusyawarahkan bersama masalah ini" Sri
Baginda sengaja kuajak ke mari untuk mendengarkan
pembicaraan kita. Mari kita mulai saja!" dan Kaisar yang sudah
mendengar rencana selirnya itu untuk menyusun pasukan
cadangan di luar pasukan kerajaan demi keselamatan dirinya
lalu memandang panglimanya itu.,
"Ciangkun,
selirku minta memperkuat penjagaan. Bagaimana pendapatmu untuk menyusun pasukan cadangan
itu" Perlukah?"
"Tidak!" panglima ini langsung menggeleng kepala, tegas
pada sikapnya semula. "Hamba rasa pasukan cadangan itu tak
perlu dibuat, Sri Baginda. Pasukan yang hamba pimpin sudah
lebih dari cukup untuk melindungi paduka!"
"Hm, aku juga sudah berkata pada selirku itu. Tapi
bagaimana pendapatmu, Shi Shih?"
Selir cerdik ini tersenyum. "Hamba justeru memperkuat
keinginan hamba, Sri Baginda. Hamba ingin menyusun
pasukan cadangan untuk memperkuat perlindungan terhadap
paduka!" "Tapi Ok-ciangkun telah menjamin keselamatanku, Shi
Shih. Apakah ini kurang dan masih perlu dikhawatirkan?"
"Tidak," Shi Shih masih tersenyum. "Apa yang dikata Ok-
ciangkun memang benar, Sri Baginda. T api bukankah jaminan
ini dilakukan bila Ok-ciangkun ada di kota raja" Bagaimana
jika sewaktu-waktu Ok-ciangkun bertugas di luar?"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hamba dapat mewakilkannya pada pembantu-pembantu
hamba, paduka selir. Paduka tak perlu kawatir jika kamba
bertugas di luar!"
"Tapi beberapa waktu yang lalu kau kecolongan, ciangkun.
Tak ingtkah kau betapa penjahat menculik diriku" Kalau tak
ada Sam - hek Bi kwi di sana tentu aku sudah menjadi
mayat!" "Ini ..." panglima itu tertegun "Hamba memang
kecolongan, paduka selir. Maafkan hamba untuk peristiwa itu.
Waktu itu dua orang puteri hamba sedang keluar
meninggalkan padaku!"
"Ya, dan terus terang aku tak menghendaki peristiwa itu
berulang, ciangkun. Aku tak ingin apapun alasannya aku atau
Sri Baginda mendapat serangan musuh yang menyelinap
memasuki istana!"
Ok-ciangkun mengerutkan alis. Mukanya merah, entah
marah atau malu. Tapi Sri Baginda yang mengangkat
lengannya buru-buru menengahi, "Shi Shih, jangan terlampau
keras menekan Ok-ciangkun. Betapapun kau tahu sendiri
panglimaku ini bekerja sekuat tenaga antuk melindungi diriku.
Bukankah selama Ini tak ada musuh yang berani
menggangguku?"
"Benar, musuh memang belum mengganggu paduka, Sri
Baginda Tapi musuh telah berani menculik hamba. Ini berarti
penjagaan di istana masih kurang tangguh!" Shi Shih tetap
bertahan. bersikeras pada pendapatnya itu dan cemberut pada
Kaisar, yang terang-terangan membela Ok-ciangkun. Dan Ok-
ciangkun yang mengangkat mukanya memberi janji tiba-tiba
berkata. "Baiklah, hamba akan menambah pembantu-pembantu
hamba di istana, paduka selir. Kalau paduka masih merasa
khawatir akan penagaan istana biarlah hamba menanam
orang-orang kepercayaan hamba untuk melindungi paduka'"
http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kalau masih kecolongan juga?"
"Tak mungkin!" panglima ini merasa pasti. Hamba memiliki
pembantu pembantu yang kuat, paduka selir. Hamba yakin
keselamatan paduka dan Sri Baginda tak mungkin dijangkau
musuh-musuh dari luar!"
"Baiklah," Shi Shih akhirnya mengalah. "Aku juga tak
mengharap musuh dapat menerobos penjagaanmu, ciangkun.
Tapi kalau terbukti keselamatan kami terancam juga sebaiknya
kau melihat kekuranganmu ini untuk membentuk pasukan
Pedang Asmara 1 Nurseta Satria Karang Tirta Karya Kho Ping Hoo Persekutuan Tusuk Kundai Kumala 10
^