Pencarian

Pendekar Muka Buruk 18

Pendekar Muka Buruk Karya Tjan I D Bagian 18


sebagaian besar.
Berhasil dengan serangannya, Giam In Kok makin bersemangat.
Tahu tahu serunya sambil tertawa :
? Perempuan jalang, berhati hatilah. Siauya akan merebut
kembali benda milikku ?.
Sementara itu HoKon Kim telah berseru kegirangan :
? Enci Ciu, Cici Kwik, mari kita beramai ramai membekuk
perempuan cabul ini "! ?.
Ko Kiok Ciu tertawa dingin, dia melompat kehadapan Ho Koan
Kim dan bentaknya :
? Lihat serangan ! ?.
Tapi baru saja serangannya dilancarkan, Ciu Li Ya telah
membentak nyaring. Dua rentetan bahaya tajam telah muncul
dibelakang tubuhnya memaksa perempuan cabul itu harus mundur
sejauh beberapa kaki dari posisi semula.
Sementara itu Kwik Hui Hun telah bergabung dengan Giam In
Kok, tentu saja diapun tak ingin memberi kesempatan kepada
Ensonya yang cabul itu untuk bertindaklebih lanjut, segera serunya : kangzusi.com
? Lihat serangan ! ?.
Dalam waktu singkat Ko Kiok Ciu sudah terkurung ditengah
kepungan tiga orang perempuan dan seorang pria. Andaikata
mereka tidak berhasrat untuk membekuk lawannya dalam keadaan
hidup hidup, mungkin Ko Kiok Ciu sudah tewas sedari tadi.
Sebaliknya Giam In Kok yang sudah kehilangan banyak
tenagapun tak sanggup bertarung terlalu lama, untungnya Cakar
Elangnya sangat hebat sehingga dalam waktu singkat pakaian yang dikenakan Ko Kiok Ciu sudah tercabik cabik hancur.
Mendadak ? Adik, kau sudah gila " ?.
Suara bentakan yang menggeledek bagaikan guntur membelah
bumi bergema memecah keheningan, disusul kemudian nampak
sesosok bayangan hitam meluncur masuk kedalam arena
pertarungan dan langsung membabat ketubuh Ho Koan Kim.
Cepat cepat Ho Koan Kim menghindar kesamping untuk
meloloskan diri. Menggunakan kesempatan yang baik inilah Ko Kiok Ciu segera tertawa nyaring dan kabur masuk kedalam hutan.
Dalam pada itu Kwik Hui Hun telah menerjang kehadapan
dipendatang itu sambil serunya dengan gemas ?
? Koko mengapa kau lepaskan perempuan cabul itu "?
Tindakanmu itu ibarat melepaskan harimau pulang kegunung ! ?.
Rupanya orang yang baru saja datang adalah Kakak Kandung si
Perempuan Cantik Berwajah Dingin Kwik Hui Hun yang disebut Kwik Hui Liong.
Ketika mendengar ucapan itu, Kwik Hui Liong nampak agak
tercengang. Segera serunya :
? Mengapa kau membantu orang lain untuk mengerubuti
Ensomu sendiri .. "?. ? Heeemmm . Enso apa ". Bila kau rela menerima seorang
perempuan cabul sebagai isteri, silahkan saja menerimanya kembali.
kangzusi.com Tapi jangan lupa, isterimu sudah terlalu sering bermain serong
dengan lelaki lain
?. ? Eehhh, adikku. Sebenarnya apa yang telah terjadi " ?.
? Aaahhh,,,,, kau masih saja dibodohi
.. ? seru Kwik Hui Hun
dengan suara dingin.
Mendadak Ko Kiok Ciu berseru dari dalam hutan sambil tertawa
dingin : ? Ya . Betul adik membawa lelaki asing untuk memperkosa
Ensonya. Sebaliknya si Kakak rela melihat isterinya dinodai orang lain, huuhhhh
. Huuuhhhh .. manusia macam begitu memang
pikun dan bodoh namanya ?.
Giam In Kok yang mendengar perkataan tersebut segera tertawa
tergelak saking gusarnya. Ia berseru :
? Perempuan cabul. Kau jangan memfitnah orang semaumu
sendiri. Kalau memang punya kemampuan, ayoh cepat tampil
kemari untuk membela diri ! ?.
? Hemmmm, kenapa aku mesti berbuat bodoh. Kenapa aku
mesti menghantarkan diri agar diperkosa sekali lagi " ?.
Kwik Hui Hun yang mendengar ucapan tersebut menjadi gusar.
Bentaknya nyaring ?
? Hei, sebetulnya kau masih punya rasa malu tidak ". Tak nyana
masih berani mengucapkan kata kata seperti itu " ?.
? Adikku, malam ini Enso sudah merasakan kebaikan hatimu itu,
orang yang sudah ternoda memang tak punya muka lagi untuk
bertemu orang. Tapi aku tidak takut. Toh Engkohmu bakal
membalaskan dendam bagiku ?.
Dari pembicaraan yang berlangsung, dengan cepat Kwik Hui
Liong bisa meraba sebagian dari duduk persoalan itu.
Akan tetapi dia sama sekali tak menyangka kalau isterinya telah kangzusi.com
mencuri tenaga dalam orang lain dengan cara yang licik dan cabul.
Disangkanya apa yang dikatakan isterinya itu benar.
Buru buru serunya dengan perasan cemas :
? Adik Kiok jangan pergi ! ? dengan cepat diapun menyusul
kedalam hutan. Menyaksikan hal itu Kwik Hui Hun segera mendengus dingin.
Serunya dengan gemas :
? Dasar pikun dan tolol. Benar benar manusia tak tahu diri ?.
Giam In Kok menghela nafas panjang, katanya :
? Kini Kakakmu sudah menaruh kesalah pahaman. Bagaimana
baiknya kita sekarang " ?.
? Kita tak usah ambil peduli dengan si orang dungu itu. Bila ia datang lagi untuk ribut ribut, kalian boleh pergi dahulu. Aku rasa mereka berdua tak mungkin bisa mengapa apakan aku ?.
? Cici, walaupun kau bermaksud baik, namun kita tak boleh
berbuat demikian "! ?.
Dalam pada itu, Kwik Hui Liong yang menerobos masuk kedalam
hutan dan tak berhasil menemukan jejak isterinya, terpaksa
membalikkan badan dan melayang kembali ketempat semula.
Kepada Perempuan Cantik Berwajah Dingin Kwik Hui Hun tegurnya :
? Adik, apakah kau yang bersekongkol dengan bocah keparat itu
" ?. Perempuan Cantik Berwajah Dingin Kwik Hui Hun segera
mendengus, sahutnya
? Mengapa kau tidak menanyakan sendiri persoalan tersebut
kepada isterimu yang baik itu " ?.
? Sebenarnya kau mau berbicara atau tidak ".
? Kalau tidak kenapa " ?.
? Baik. Akan kubawa kalian sekawanan anjing laki dan
kangzusi.com perempuan untuk menghadap ayah
.. " ?. ? Heemmm . Sungguh menggelikan. Atas dasar apa kau hendak
mengajak orang lain pergi " ?.
Setelah mendamprat Kakaknya dengan kata kata pedas, si
Perempuan Cantik Berwajah Dingin Kwik Hui Hun segera berpaling
kembali kearah Giam In Kok dan serunya :
? Mari kita pergi dari sini ?.
Dengan langkah cepat Kwik Hui Liong maju kedepan dan
menghadang didepan Giam In Kok sambil serunya diiringi suara
tertawa dingin yang menggidikkan :
? Kau ingin pergi dari sini ". Hemmmm tak akan segampang itu
?. Padahal Giam In Kok sama sekali tak berniat untuk pergi, sebab
dari pembicaraan Kwik Hui Liong barusan, bisa disimpulkan bahwa Ketua dari Perkumpulan Su Hay Pang-pun sudah berada disekitar
kota Mao Tay. Bahkan bisa jadi disekitar tempat inilah markas besar Su Hay Pang untuk berpindah kewilayah Holam.
Karena itulah dengan sikap yang tenang, dia segera berkata
sambil tertawa ? Anda tak usah kuatir, aku masih ingin menanyakan persoalan
lebih dulu kepadamu, masa sebelum bertanya sudah pergi " ?.
Kwik Hui Liong segera dibuat tertegun atas pertanyaan ini.
Segera katanya :
? Memang paling baik kalau tidak pergi dari sini. Apa yang ini
kau tanyakan " ?.
Dengan sepasang mata bersinar tajam Giam In Kok mengawasi
lawannya tanpa berkedip lalu ujarnya dengan serius :
? Aku ingin bertanya kepada anda, apa benar Giam Ong Hui dari
Perkampungan Ang Sin Sancung telah berpindah kemari " ?.
? Siapa yang mengatakan hal itu padamu "? Kwik Hui Liong
kangzusi.com segera bertanya keheranan.
? Aku hanya ingin bertanya betul atau tidak, buat apa kau mesti bertanya siapa yang mengatakannya " ?.
Kwik Hui Liong segera mendesak maju lagi. Bentaknya dengan
suara keras : ? Sebenarnya kau hendak menjawab atau tidak "! ?.
? Mengapa tidak kau tanyakan dulu kepada isterimu " ? ejek
Giam In Kok sambil tertawa.
? Apa ". Dia yang bilang "? Kwik Hui Liong kelihatannya agak
terkejut. Begitu perkataan tersebut diutarakan, ketiga orang nona yang
berada disitu tak bisa mengendalikan diri lagi. Mereka tertawa
terbahak bahak.
Dengan gemas Kwik Hui Liong berseru :
? Baik, aku orang she Kwik akan membunuh kau si bajingan cilik
lebih dulu, kemudian baru membuat perhitungan dengan
perempuan rendah itu ! ?.
Mendadak terdengar Ko Kiok Ciu mengumpat lagi dari balik hutan
? Hem. Sudah seluruh dunia persilatan ku arungi, tapi belum
pernah kujumpai keledai goblok seperti kau ! ?.
Kwik Hui Liong yang mendengar seruan tersebut segera berteriak
dengan wajah berseri :
? Adik Kiok, cepat keluar, aku hendak mengadu kalian berdua
untuk mencari keterangan yang pasti ?.
? Kentut busuk. Kenapa kau tidak segera membunuh bajingan
cilik itu untuk membalaskan dendam bagiku " ?.
? Tentu saja bajingan itu akan kubunuh. Tapi kau harus keluar
untuk membantu usahaku iini
. ?. ? Tapi adikmu toh berada disitu. Aku kuatir kau tak akan berhasil kangzusi.com
dengan rencanamu itu ?.
Giam In Kok benar benar sangat mendongkol. Sambil mendengus
dingin tak tahan serunya :
? Perempuan cabul dari marga Ko. Kalau berani ayoh keluar dari
tempat persembunyianmu. Lihat saja siauya akan membuatmu
mengerti apa artinya keadilan ?.
? Hemmmm, memangnya kau anggap aku tak berani " ?.
Mendadak tampak sesosok bayangan manusia berkelebat keluar
dari balik hutan. Kemudian bagaikan burung rajawali raksasa dia melintasi hutan dan melayang turun didepan sana
kwik Hui Liong segera bersorak kegirangan :
? Adik Kiok ! ?.
Baru saja dia maju menghampirinya.
(o0o-dw-o0o) Jilid : 40 Ketika semua orang mendengar Ko Kiok Ciu hendak
memunculkan diri, segera terlintas dalam ingatan mereka untuk
membekuk perempuan tersebut. Karenanya secara diam diam
mereka segera menghimpun tenaga dalamnya dan bersiap sedia
untuk menyerang.
Siapa tahu secara mendadak terdengar Kwik Hui Liong menjerit
kesakitan dengan suara memilukan hati, tubuhnya roboh
terjengkang seketika keatas tanah.
Sebaliknya Ko Kiok Ciu telah balik kembali kedalam hutan dan
berseru sambil tertawa cekikikan :
? Manusia tak berguna ini tak ada gunanya dibiarkan hidup terus, apalagi si ikan hiu tua akan segera datang kemari. Lebih baik
tunggu saja sampai kehadirannya untuk berurusan dengannya ?.
kangzusi.com Biarpun cukup banyak perempuan keji yang membunuh
suaminya sendiri, namun tindakan dari Ko Kiok Ciu yang melakukan dihadapan umum seperti apa yang dilakukannya sekarang oleh
dibilang belum pernah terjadi.
Percuma Giam In Kok disebut sebagai si Bocah Ajaib, ternyata
dia sama sekali tak menyangka kalau perempuan jalang tersebut
akan melancarkan serangan sekeji ini.
Ia terlambat bertindak. Tahu tahu saja bayangan Ko Kiok Ciu
telah menerobos masuk kembali kedalam hutan.
Dengan perasaan kaget, katanya kemudian :
? Apa yang dikatakan perempuan jalang itu memang benar. Kali
ini kita benar benar tak bisa membantah lagi ?.
? Perempuan kejam berhati busuk seperti dia benar benar jarang
sekali dijumpai didunia ini ? seru Perempuan Berhati Racun dengan rasa gemas dan benci. ? Bila kita bersua kembali dengannya
dikemudian hari, jangan diberi kesempatan lagi kepadanya untuk
melarikan diri. Pokoknya kita sikat saja perempuan itu, baik hidup maupun mati ! ?.
Sebetulnya Giam In Kok mempunyai rencana untuk menangkap
perempuan cabul itu untuk merebut kembali tenaga dalamnya yang
hilang. Itulah sebabnya dia mengusulkan untuk menangkap
musuhnya dalam keadaan hidup.
Siapa tahu gara gara pikiran tersebut akibatnya selembar nyawa
telah hilang percuma.
Itulah sebabnya setelah mendengar perkataan dari Siluman
Perempuan Berhati Racun ini, tanpa terasa pipinya berubah menjadi merah dan panas sekali.
Perempuan Cantik Berwajah Dingin Kwik Hui Hun menangis
tersedu sedu melihat kematian kakaknya. Selang sesaat kemudian
satu ingatan mendadak melintas dalam benaknya. Buru buru dia
berseru : kangzusi.com ? Sudah pasti perempuan cabul itu pulang kerumah untuk
mengundang kedatangan ayahku. Lebih baik kalian cepat cepat
pergi dari sini "! ?.
? Cici, kalau hendak pergi, lebih baik kita pergi bersama ! ? teriak Ho Koan Kim cepat.
? Tidak. Bila aku turut pergi maka semakin terbukti kalau urusan ini merupakan hasil perbuatan kita. Lebih baik biar aku yang
melakukan pembelaan didepan ayah. Bila urusan disini telah selesai, aku pasti pergi ke Liong Li untuk mencarimu ! ?.
? Jadi Cici menyuruh kami pergi ke Liong Li "? tanya Giam In Kok.
? Si Rase Kecil, Enci Tiangsun memang pergi ke Kui Yang dan Liong Li untuk mencari jejakmu. Disamping itu hanya di Liong Li-lah persoalanmu baru bisa diselidiki hingga tuntas ?.
? Konon Perkampungan Ang Sin Sancung berada disekitar Lu Pan
Ceng " ? seru Ciu Li Ya tercengang.
? Enci Ciu, kau tidak tahu. Sesungguhnya Perkampungan Ang
Sin Sancung yang dibangun di Lu Pan Ceng cuma sebuah
perangkap. Kalian jangan kesana hingga masuk jebakan ?.
? Ooohhh kiranya begitu. Terima kasih banyak atas
petunjukmu .. ?. ? Aaaii asal kalian tidak akan melupakan Encimu ini, sudah
lebih dari cukup
. ?. Mendadak dari kejauhan berkumandang datangnya suara pekikan
yang amat nyaring.
Buru buru Kwik Hui Hun mendesak rekan rekannya untuk segera


Pendekar Muka Buruk Karya Tjan I D di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

pergi meninggalkan tempat tersebut.
Giam In Kok tahu. Berada disitu lebih lamapun tidak ada
manfaatnya, maka diapun berkata :
? Semoga kau bisa menjaga diri baik baik
. ? . Kemudian bersama kedua orang gadis tersebut, berangkatlah
kangzusi.com mereka menuju keselatan.
Dari jauh sana terdengar suara isak tangis Kwik Hui Hun yang
bergema terbawa angin malam.
Sambil menahan air matanya Ho Koan Kim meninggalkan tempat
tersebut, sampai lama kemudian dia baru berkata sambil menghela nafas panjang :
? Aaaiii aku benar benar seorang manusia yang sial. Gara gara
untuk perasaan pribadiku, bukan saja Engkoh In menjadi korban,
bahkan harus membuat kita kehilangan Enci Kwik dan selembar jiwa dari Kwik Hui Liong
.. ?. ? Hemmmm .. bagi manusia yang tak bisa membedakan mana
yang benar dan mana yang salah semacam Kwik Hui Liong itu,
apanya yang perlu disayangkan dengan kematiannya ". tapi
berbicara tentang pribadimu itu, sebenarnya apa yang telah terjadi
".? Dengan air mata berlinang Ho Koan Kim segera berkata sedih :
? Setelah kukatakan nanti, aku kuatir Cici menjadi marah ?.
Agaknya Giam In Kok-pun merasa takut bila Siluman Perempuan
Berhati Racun menjadi tak senang hati. Cepat cepat dia menarik
ujung baju sinona dan memintanya agar tidak berbicara.
Sebagai seorang yang cerdik dan berpandangan tajam. Dalam
sekilas pandangan saja Siluman Perempuan Berhati Racun telah
menyaksikan perbuatan itu. Sambil mendengus dingin serunya :
? Ooo, rupanya kaupun belum menganggap diriku bukan sebagai
orang sendiri. Baik. Kalau begitu biar aku pergi dari sini "! ?.
Buru buru Ho Koan Kim berseru :
? Aku telah mengulangi perkataan tersebut dihadapan Enci Kwik.
Waktu itu Enci Ciu sedang bertarung sengit dengan perempuan
cabul tersebut, itulah sebabnya kau tak turut mendengar ?.
Dengan gemas Siluman Perempuan Berhati Racun melotot
kangzusi.com sekejab kearah Giam In Kok, kemudian serunya :
? Bagus sekali. Rupanya kau tidak lebih penting daripada budak
Kwik. Tak heran kalau persoalan tersebut tak boleh ku ketahui ?.
Dengan gelisah Giam In Kok berseru :
? Ciciku yang baik. Kalau toh kau ingin tahu, biar adik Koan saja yang mengatakan kepadamu " ?.
Tiba tiba saja Siluman Perempuan Berhati Racun Ciu Li Ya
teringat kembali suasana saat membaca Kitab Tiong Giok Sam Keng tempo hari. Hatinya menjadi manis, tentu saja ia memasang telinga untuk mendengarkan penuturan mereka dengan seksama.
Tapi setelah mengetahui bahwasanya Ho Koan Kim berniat
menjodohkan dia dan Giam In Kok serta memberi kesempatan
untuk berbuat intim, dia menjadi malu bercampur gelisah. Segera bentaknya :
? Budak sialan, ternyata kau hendak memperdayaiku ".
Memangnya kau anggap diriku ini sebagai manusia apa " ?.
Sambil tertawa cekikikan sahut Ho Koan Kim :
? Engkoh In seringkali merindukan Cici, lagi pula Koanji mengerti bahwa aku berasal dari keadaan yang tidak normal, aku tak
pantas .. ?. Dengan perasaan gelisah Siluman Perempuan Berhati Racun Ciu
Li Ya menutup mulutnya dan berseru sambil tertawa :
? Budak cilik, kaupun tak usah berbicara lagi. Peduli kekasih atau bukan, tapi jangan kau sebut begitu sehingga yang mendengarpun
merasakan bulu kuduknya pada bangun berdiri, lebih baik ceritakan saja pengalamanmu hingga bisa berkenalan dengannya ?.
Giam In Kok merasa kurang leluasa untuk mencampuri urusan
ini, maka dia berjalan seorang diri dibelakang kedua gadis tersebut.
Dari penuturan Ciu Li Ya inilah Giam In Kok baru mendapat tahu
kalau Siluman Perempuan Berhati Racun memang datang ke kota
kangzusi.com Mao Tay dengan menunggang kuda merah. Tapi dikedai arak itu ia
telah dibikin mabuk dengan obat pemabuk dan dikirim kesebuah
gedung besar. Untung saja dia segera dibebaskan oleh Perempuan
Cantik Berwajah Dingin Kwik Hui Hun sehingga lolos dari
cengkeraman bahaya.
Bila kesemuanya ini dipikirkan kembali, bisa diduga bahwa
sebagian besar merupakan hasil karya Ko Kiok Ciu yang mengatur
siasat licin dan lihai itu.
Seandainya dia pribadi tidak sering menjumpai penemuan aneh,
andaikata Ho Koan Kim tidak pura pura mabuk dan Kwik Hui Hun
tidak mempersembahkan tubuhnya, sekalipun dia tak sampai mati,
paling tidak keadaannya pasti akan merasa payah sekali.
Tanpa terasa dia menghela nafas panjang dan mengangkat
kepalanya memandang kemuka.
Siapa tahu begitu ia mengangkat kepala, yang terlihat hanya
kabut tebal yang menyelimuti daerah disekeliling tempat itu.
Dengan ketajaman mata yang dimilikinya paling banter dia hanya
bisa melewati kawasan sejauh satu kaki, sedangkan kedua gadis
tersebut sudah tidak nampak lagi bayangan tubuhnya.
Dengan perasaan terperanjat ia segera berseru :
? Adik Koan ?. Namun selain suara dengusan keras dari pantulan suaranya
sendiri, disitu tak terdengar lagi suara jawaban lain.
Dia tahu suaranya tak dapat memancar jauh ditengah lapisan
kabut tebal tersebut. Sementara saat itu dia sedang menyelusuri sebuah jalan setapak yang amat sempit, tanpa terasa pikirnya :
? Selisih jarak kami paling banter hanya satu panahan, suatu
jarak yang tak terlalu jauh. Andaikata mereka melihat hubungan
denganku putus mendadak, seharusnya sedih sekali dan balik
kemari untuk bergabung denganku. Kenapa hingga sekarang belum
kangzusi.com nampak juga mereka muncul disini " ?.
Akhirnya sambil berjalan cepat pemuda ini berteriak memanggil
nama kedua orang nona itu. Tanpa terasa sampailah ia disebuah
persimpangan jalan.
? Kali ini bakal celaka
.. ? pikirnya dalam hati.
Tanpa terasa dia menghentikan perjalanan dan mencoba
mengendus. Tiba tiba tercium bau harum berhembus datang dari
sisi sebelah kiri.
Dengan wajah berseri segera pikirnya lagi :
? Dengan bau harum tersebut sebagai penuntun, rasanya tak
akan sulit untuk menemukan jejak mereka ?.
Dengan langkah cepat dia berjalan kedepan. Entah berapa lama
sudah dilaluinya.
Kabut yang menyelimuti sekeliling tempat itu telah berubah
menjadi warna kuning emas. Semestinya bayangan matahari makin
tinggi, namun suasana disekeliling tempat itu tetap diliputi kabut yang amat tebal, yang nampak hanyalah bayangan yang lamat
lamat sejauh beberapa depa.
Tapi dia tahu jalan tersebut makin lama makin menanjak naik.
Yang lebih mengherankan adalah kedua gadis itu, hingga
semalaman mereka berpisah, mengapa mereka berdua tak nampak
datang mencari diriku, mungkin mereka mengambil jalan pintas
yang lain ".
Berpikir demikian diapun mencoba untuk mengendus kembali
dengan seksama, ternyata bau harum tersebut masih tercium.
Bahkan jauh lebih tebal baunya dibandingkan semula.
Benar benar suatu kejadian yang sangat aneh
. Seandainya tak ada orang yang berjalan dimuka serta
meninggalkan bau harum dibalik kabut, kenapa bisa muncul bau
harum yang bisa menyebar sampai sejauh beberapa puluh li " .
kangzusi.com Kalau dibilang bau itu berasal dari Ciu Li Ya berdua, mengapa
tidak nampak gadis itu balik mencarinya ". lagipula bau harum
tersebut seharusnya makin lama makin tawar, kenapa yang
terendus justru makin merangsang ".
Dalam herannya, buru buru Giam In Kok berjongkok untuk
memeriksa bekas telapak kaki yang tertinggal diatas tanah.
Dibawah sinar berwarna kuning, tampaklah jalan setapak yang
dilaluinya mempunyai lebar empat lima depa, lagipula amat licin, permukaan tanahnya berlekuk lekuk tampaknya bikinan manusia.
Namun setelah diteliti sampai jauh, dia belum juga berhasil
menemukan bekas kaki manusia. Bahkan bekas kaki binatangpun
tidak nampak, yang nampak sekarang hanya bekas telapak kakinya
sendiri diatas tanah dengan jelas.
Biarpun Giam In Kok telah kehilangan sebagian tenaga dalamnya,
namun kepandaiannya masih jauh lebih tinggi daripada kedua gadis tersebut. Dia tak percaya kalau kedua gadis tersebut telah
melanjutkan perjalanan dengan mengerahkan ilmu meringankan
tubuhnya ditengah liputan kabut tebal begini.
Namun apa sebabnya kudua gadis itu tidak meninggalkan jejak
telapak kaki diatas tanah ".
Ia pernah berpikir untuk meneruskan perjalanan setelah kabut
hilang, tapi kabut yang menyelimuti daerah pegunungan seringkali tak akan buyar selama tiga hari. Sampai kapankah dia harus
menunggu hingga kabut itu hilang ".
Dengan perasaan apa boleh buat, terpaksa dia meneruskan
kembali perjalanannya kedepan.
Kurang lebih dua, tiga jam kemudian, tiba tiba jalan setapak itu terputus sama sekali, yang terbentang dihadapannya adalah lautan kabut yang bergulung gulung disertai deru suara yang keras.
Jurangkah disitu ". Ataukah gua ". atau tebing curam ". pemuda
itu tidak berhasil melihat dengan jelas.
kangzusi.com Mendadak . Dari balik kabut yang tebal muncul dua rentetan cahaya
berwarna biru, disusul pula dengan munculnya segulung tenaga
hisapan yang maha besar sehingga membuat badannya
meninggalkan permukaan tanah dan tanpa sadar tersedot kearas
cahaya biru tersebut.
? Aduh Celaka .. ? jeritnya terkejut.
Cepat cepat ia mencabut keluar senjata Cakar Elangnya sambil
bersiap siap menghadapi segala kemungkinan yang tidak diinginkan.
Ternyata seekor makhluk aneh yang bermata besar berwarna
merah bagaikan bara api tahu tahu muncul dihadap mukanya.
Dalam keadaan seperti ini, ia tidak sempat lagi untuk berpikir
makhluk apakah itu. Dengan mengerahkan segenap kekuatan yang
dimilikinya dia memutar Cakar Elang saktinya dan langsung
dibabatkan ketubuh makhluk aneh tersebut.
? Craakkk . ! ?. Ketiga kuku tajam dari Cakar Elang menyerupai kaitan baja itu
sudah menusuk tubuh makhluk itu diam diam. Mendadak makhluk
itu menarik diri kebelakang dan daya hisapnya hilang lenyap
seketika. Dengan hilangnya tenaga hisapan tersebut secara otomatis tubuh
Giam In Kok terjerumus kebawah. Untung Cakar Elangnya segera
menyambar sisi tebing batu dan bergelantungan disitu. Kalau tidak, niscaya tubuhnya akan terjatuh diatas bebatuan dan meremukkan
tubuhnya. Sesudah berhasil menenangkan hatinya, dia mencoba untuk
mendongakkan kepalanya dan mengawasi keadaan disekitarnya.
Ternyata dia telah tergantung dibawah sebuah tebing batu
berwarna putih. Tebing tersebut terasa bergoncang terus dengan
hebatnya. Bahkan setiap kali terjadi goncangan, tubuhnya ikut
bergetar seperti dilanda gempa bumi hebat.
kangzusi.com Mula mula dia masih keheranan, tapi setelah diamati dengan
seksama, akhirnya dapat diketahui bahwa tebing yang semula
disangka terdiri dari batu cadas itu ternyata adalah dagu seekor ular raksasa. Sedang Cakar Elangnya sekarang berpegangan pada lidah
tersebut. Penemuan yang tidak terduga ini kontan membuat hatinya
bergidik dan bulu kuduknya pada bangun berdiri.
Diatas menanti mulut ular raksasa, sedang dibawah terbentang
jurang. Betapa dalamnya jurang tersebut sulit untuk diketahui
karena diselimuti kabut yang tebal. Tapi bila dilihat dari lapisan kabutnya, sudah jelas keadaannya mengerikan sekali.
? Baiklah ! ? akhirnya pemuda itu mengambil keputusan. ?Siauya
akan beradu sabar denganmu. Kita lihat saja siapa yang bisa
bertahan sampai akhir nanti
. ?. Dengan mengeluarkan ilmu bobot seribu, tubuh pemuda itu
segera bergelantungan kebawah. Akibatnya lidah ular yang
digunakan sebagai tempat bergelantungan turut terbetot sampai
sepanjang dua depa lebih. Akibat kesakitan ujung lidah yang lain segera menyambar ketubuhnya.
Masih untung saja Cakar Elangnya bergelantungan pada ujung
lidah sehingga sambaran ujung lidah yang lain tak sampai
menghantam tubuhnya. Jaraknya masih terpaut dua depa.
Tapi dengan tindakannya itu, tubuhnya yang bergelantungan
ditengah udara tak bisa dipertahankan lebih jauh. Tenaga bobot
seribunya menjadi kendor dan secara otomatis lidah ular itu tertarik kembali setinggi dua depa.
Agaknya si ular merasa kesakitan setengah mati karena lidahnya
tertarik kebawah dan lagi terkait oleh ujung Cakar Elang yang
tajam. Beberapa kali dia mencoba menarik kembali lidahnya. Namun rasa sakit yang sukar ditahan membuatnya tidak berhasil menarik lidahnya tersebut kedalam mulutnya.
Beberapa saat telah berlalu. Kabut tebalpun semakin menipis,
tetapi sepasang tangan Giam In Kok sudah merasa kaku dan linu.
kangzusi.com Ketika ia mencoba menengok kebawah. Tampak tulang belulang
berserakkan dipermukaan jurang. Jelas sudah tulang belulang itu berasal dari korban yang berhasil ditelan ular raksasa itu.
Mendadak terdengar suara pekikan burung bergema dari tengah
udara. Giam In Kok mencoba untuk mendongakkan kepalanya.
Tampak seekor burung raksasa sedang terbang mendekat dengan
menimbulkan deruan angin yang keras sekali,
? Celaka aku kali ini
bukankah burung itu adalah burung
andalan Ban Keh Seng Hud " ?.
Ternyata yang muncul memang burung elang raksasa yang
cakarnya berhasil dibabat sebelah itu. Bahkan saat itu diapun sudah dapat melihat dengan jelas bahwa elang raksasa yang sedang
terbang mendekat memang hanya memiliki kaki tunggal. Hal ini
membuktikan kalau dugaannya tidak salah.
Agaknya ular raksasa itu tahu kalau musuh tandingannya telah
datang. Sambil mengangkat kepalanya ia segera menyemburkan
kabut berwarna kuning kearah burung tersebut. Seketika itu juga baru harum semerbak menyebar kemana mana.
? Ooohhhhh . Rupanya binatang ini yang membuat gara gara ?.
Giam In Kok menemukan bahwa bau harum dari kabut kuning
yang disemburkan ular raksasa itu tak jauh berbeda dengan bau
harum yang terendus ditengah jalan dan disangka sebagai bau
harum kedua orang gadis rekannya. Dengan cepat dia menjadi
paham, rupanya ular tersebut memang sengaja menggunakan bau
harumnya untuk memancing kedatangan binatang binatang liar
disekitar sana, bahkan ular itupun sering berkeliaran sampai
puluhan li dari sekitar sana. Itulah sebabnya permukaan tanah
menjadi licin dan dalam jarak puluhan li tak nampak seekor
binatangpun. Sementara itu si ular raksasa tersebut telah mendongakkan
kepalanya, dengan sendirinya tubuh ikut tertarik keatas dan
kangzusi.com membentur bawah dagunya. Sisik yang terdiri dari lempengan kulit keras itu seketika membuat tubuhnya yang tertumbuk menjadi sakit sekali, nyaris pegangannya pada tubuh ular tersebut terlepas.
Agaknya si elang raksasa itu merasa takut sekali dengan


Pendekar Muka Buruk Karya Tjan I D di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

semburan kabut berwarna kuning itu, cepat cepat dia memekik dan terbang keatas dengan cepatnya.
Mendadak terdengar seseorang berseru tertahan. Suara itu
berasal dari punggung burung raksasa itu.
? Hei . Sudah matikah orang yang bergelantungan pada lidah
ular itu . ?. Begitu mendengar nada suara orang itu, Giam In Kok segera
mengenali sebagai suara Ban Keh Seng Hud, tentu saja ia tidak
berani bersuara lagi
. Tampak elang raksasa itu berniat hendak membunuh ular
raksasa tersebut. Setelah terbang setinggi sepuluh kaki lebih, tiba tiba dia menukik dan menerjang kembali kebawah.
Kali ini dia terbang kebawah sambil melancarkan serangan kilat, Giam In Kok yang tergantung dibawah dagu ular tersebut nyaris
terpatuk paruh burung elang raksasa itu.
Namun si ular tampaknya lupa kalau dibawah dagunya masih
bergelantungan seseorang. Dengan cepat ia menundukkan kepala
sambil menyemburkan kembali kabut berwarna kuning.
Untuk kedua kalinya tubuh Giam In Kok terbentur diatas sisik ular tersebut.
? Haahhhh .haahhhh hahhh rupanya kau sisetan cilik
. ? terdengar Ban Keh Seng Hud berseru.
Giam In Kok tahu pihak lawan bisa mengenali dirinya
berdasarkan Cakar elang yang digunakan itu.
Pemuda itu memang tidak mau menunjukkan kelemahannya
kangzusi.com dihadapan musuhnya, dia segera berseru :
? Kalau memang aku lantas bagaimana " ?.
? Bagaimana kalau kutolong dirimu dari situ " ?.
? Apa syaratnya " ?.
? Menjadi muridku ?.
? Hem, jangan harap permintaanmu itu bisa terkabul
selamanya . ". ? Kalau memang begitu Hud-ya akan membiarkan tubuhmu
tergantung terus diatas lidah ular itu ?.
? Siapa bilang siauya tidak bisa turun kebawah " ?.
? Kecuali burungku datang menolongmu. Kalau tidak, kau pasti
akan terjatuh kedalam telaga lumpur itu dan mati tenggelam disana
?. ? Hemmmm, asal siauya bermain ayunan selama beberapa hari,
aku yakin ular ini bakal mampus dengan sendirinya ?.
? Heehhh . Heehhhh enak betul kalau bicara. Kau anggap
Ular Bunga Dari Kabut ini bisa mati dengan begitu saja ". Kalau dia gampang dibunuh, orang tidak akan menganggap sebagai makhluk
buas dari jaman purba ?.
Begitu mendengar nama ular tersebut, Giam In Kok menjadi
terkejut bercampur girang. Dia tahu, seandainya empedu ular
tersebut bisa diperoleh dan dimakan, maka setelah melalui proses semedi selama delapan puluh hari maka tenaga dalamnya akan
pulih kembali seperti sedia kala, bahkan ada harapan untuk berumur panjang dan bertubuh kuat.
Disamping itu sepasang mata ular itupun bermanfaat untuk anti
kabut. Hitung hitung merupakan mustika yang langka dalam dunia
ini, maka tidak heran banyak sekali orang berniat untuk
mendapatkannya.
Tapi apakah Ban Keh Seng Hud akan membiarkan dia berusaha
kangzusi.com membunuh ular raksasa tersebut dengan begitu saja tanpa
berusaha untuk merebutnya ".
Sementara itu Ban Keh Seng Hud yang terbang tinggi keangkasa
telah berseru kembali :
? Hei setan cilik. Kau merasa takut ". Bila kau tidak bersedia
menerima syarat dari Hudyamu, maka burung elangku segera
membuat perhitungan denganmu atas cakarnya yang kau tebas
kutung ?. ? Hemmmm, bila kau berani datang lagi. Lihat saja siauya akan
memotong pula kaki sebelahnya ?.
? Baiklah. Kalau demikian tak ada salahnya kalau kita coba
. ?. Ban Keh Seng Hud segera berpekik nyaring. Burung elang
tersebut dengan cepat menukik kebawah dan mematuk si ular.
Dalam waktu singkat terdengar deruan suara keras membelah
angkasa. Burung elang itu langsung menyambar kearah Giam In
Kok yang bergelantungan pada ujung dagu ular tersebut.
Tampaknya ular raksasa itu menganggap dirinya tak akan lolos
dari ancaman bahaya maut. Tiba tiba dia menarik tubuhnya dan
menyemburkan kembali kabut kuning yang amat tebal itu.
Mendadak dari mulut ular tersebut menyembur kembali sebutir
benda sebesar telur itik yang berwarna merah darah. Butiran bola daging itu langsung meluncur keluar dan menyambar kelambung
burung elang tersebut.
? Ahhhh empedu ular
. ? pekik Giam In Kok.
Dengan sekuat tenaga dia membetot lidah ular tersebut lalu
memanfaatkan tenaga pantulannya dia meluncur kedepan dengan
sangat cepatnya.
Berkat tindakannya yang sangat cepat tadi, dengan cepat
empedu tersebut berhasil disambar olehnya dan segera ditelan
kangzusi.com kedalam perut. Tapi sebagaimana diketahui bahwa ular raksasa itu sengaja
menyemburkan empedunya dengan niat untuk melukai burung
raksasa musuh bebuyutannya, karena itu siburungpun segera
mengkibaskan sayapnya dengan maksud untuk melepaskan diri dari
timpukan. Tapi dengan gerakan Giam In Kok barusan, maka dengan
sendirinya tenaga serangan yang maha dahsyat itupun langsung
menghantam tubuh anak muda itu.
Padahal tubuhnya waktu itu masih berada diudara, sedang
dibawah kakinya terbentang jurang yang dalamnya tidak bertepi.
Apakah tubuhnya tak akan hancur lebur ".
Disaat seperti inilah tampak siburung elang tersebut belum lupa dengan dendam lamanya.. tiba tiba ia pentangkan cakar tunggalnya dan langsung menghantam keatas kepala Giam In Kok.
Waktu itu Giam In Kok mengira dirinya pasti mati, sekalipun dia beruntung dapat menelan empedu ular raksasa tersebut, tapi apa
artinya bila mesti dibayar dengan selembar nyawanya ".
Siapa tahu disaat ia hendak pejamkan mata untuk menunggu
datangnya kematian, mendadak terasa desingan angin tajam
menyambar keatas kepalanya.
Berada dalam keadaan begini, ia tidak berpikir lebih jauh benda apakah itu. Tubuhnya yang sedang meluncur kebawah itu segera
dicoba untuk menahannya dengan menarik nafas panjang,
sementara kesepuluh jarinya dipentangkan lebar lebar dan langsung mencengkeram cakar elang tersebut.
Sesungguhnya elang raksasa itu berniat hendak membalas sakit
hatinya, siapa tahu kaki tunggalnya malah kena cengkeram musuh.
Dalam marahnya burung itu memekik keras dan langsung terbang
menuju kearah barat.
Dalam keadaan kritis tadi pada hakekatnya Giam In Kok tidak
mengetahui benda apakah yang berhasil terpegang olehnya. Setelah kangzusi.com
suasana menjadi tenang kembali, dia baru tahu kalau kaki elang
raksasa yang telah terpegang dan kini dia sedang dibawa terbang menuju ketengah udara.
Berada dalam keadaan begini Giam In Kok segera membalikkan
badannya dan duduk diatas leher elang tersebut dengan punggung
menghadap kebelakang, sementara sepasang tangannya memeluk
kaki tunggal elang tersebut dengan kencang.
Ban Keh Seng Hud sendiri tidak menyangka kalau elangnya akan
terbang tinggi. Semula ia mengira binatang itu bermaksud lain.
Namun setelah melihat arah yang dituju ia baru curiga. Apalagi
setelah mendengar pekikan gusar elang tersebut. Ia semakin
mengerti apa gerangan apa yang terjadi.
Maka sambil tertawa keras, serunya :
? Heeehhhhh . Heeehhhhh . Heeehhhhh .setan cilik, rupanya
kaupun ikut mendompleng diatas punggung elangku. Hemmmm
dengan begitu Hudyapun tak usah bersusah payah untuk
memaksamu memuntahkan kembali empedu ular tadi, kalau kau
enggan menyerahkannya. Hemmmm, akan kusuruh kau mampus
tanpa liang kubur ?.
Giam In Kok tak mau kalah, segera serunya sambil tertawa
nyaring : ?Haahhhh .haahhhh ..haahhhh . empedu tersebut telah
masuk keperutku dan telah menjadi kotoran. Bila kau ingin sambil saja kotoranku nanti ! ?.
Ban Keh Seng Hud seketika dibuat bungkam. Selang kemudian ia
telah berkata lagi sambil tertawa dingin :
? Begini saja. Lebih baik kau mengikat diri diatas kaki burung itu, aku akan mengambilnya sendiri ! ?.
? Hanya orang bodoh yang akan menuruti permintaanmu itu.
Siauya bukan orang bodoh, tak nanti aku akan berbuat demikian
gobloknya ?. kangzusi.com
? Hemmmm, bila kau tak menyerahkan empedu ular itu
kepadaku. Hudya segera akan menyuruh badanmu hancur lebur tak
berwujud lagi ?.
? Kalau memang menganggap mempunyai kepandaian. Silahkan
saja untuk dicoba
. ?. ? Hemmm, jadi kau anggap Hudya tidak mampu " ?.
? Mampu atau tidak, asal dicoba kau bakal tahu ! ?.
Giam In Kok mengira dengan duduk dikaki burung elang tersebut
maka tubuhnya ibarat terkait sehingga betapapun cepatnya burung itu terbang tak mungkin Ban Keh Seng Hud dapat turun kebawah
untuk beradu jiwa dengannya,
Siapa tahu baru selesai perkataan itu diutarakan. Mendadak
terasa desingan angin tajam menyambar datang dari belakang
tubuhnya. Ketika berpaling. Tampak sebatang senjata rahasia
sedang mengancam jiwanya tiba.
Cepat cepat dia melepaskan sebuah pukulan untuk merontokkan
senjata rahasia tersebut. Kemudian serunya sambil tertawa dingin :
? Heehhh heehhh .heehhh namanya saja mentereng, Ban
Keh Seng Hud, Budha Suci Dari Selaksa Keluarga. Huhhhh
. Padahal pandainya cuma main bokong ! ?.
Ban Keh Seng Hud segera tertawa bergelak, serunya :
? Setan cilik, kau jangan sembarangan bicara. Apa yang barusan
kuperbuat hanya merupakan satu peringatan bagimu. Bila aku benar benar menginginkan kematianmu, semenjak tadi nyawamu sudah
melayang meninggalkan ragamu ?.
? Hemmmmm, paling banter kita berdua sama sama jatuh dari
punggung elangmu ini ! ?.
? Mana mungkin hal ini bisa terjadi " ?.
Kembali Giam In Kok mendengus dingin ?
? Hemmmm, asal siauya bermain gila sedikit saja nicaya
kangzusi.com burungmu akan melemparkanmu dari punggungmu ?.
Ketika tidak mendengar jawaban dari musuhnya, Ban Keh Seng
Hud merasa agak geli. Segera serunya kembali :
? Nah bagaimana ". Kau sudah mulai takut ". Saat ini Hudya
telah mengikat tubuhku erat erat, aku tak akan takut untuk
terlempar jatuh kebawah ?.
? Haahhh haahhh .haahhhh kalau begitu begitu biarlah kau
mampus bersama sama binatang peliharaanmu ini ?.
? Belum tentu kau mampu ?.
? Siauya bisa membuat burung ini bergulingan diudara. Nah
disaat dia berguling nanti maka aku akan melepaskan satu
tendangan kearahmu. Coba bayangkan sendiri, siapakah yang
akhirnya bakal rontok dulu keatas tanah
. " ?. Ban Keh Seng Hud menjadi terperanjat sekali. Segera bentaknya
dengan penuh kegusaran :
? Kau berani " ?.
? Haahhh haahhh haahhh mengapa tidak ? jawab Giam In
Kok sambil tertawa terkekeh kekeh.
Namun baru selesai perkataaan itu terucap, tiba tiba ia
menjumpai munculnya tebaran bubuk berupa kabut dari kedua sisi
sayap burung elang tersebut, mengikuti arah angin, kabut tersebut segera menerpa kearah wajahnya.
Bersama dengan tersebarnya bubuk ini maka terendus pula bau
harum yang sangat aneh.
Giam In Kok tahu pasti musuhnya telah menyebarkan sejenis
bubuk harum kearahnya dan bubuk itu merupakan sejenis obat
pemabuk yang amat lihai. Buru buru sepasang kakinya dikaitkan
kencang kencang pada kaki burung elang itu. Kemudian melepaskan pukulan dengan sepasang tangannya untuk membuyarkan bubuk
pemabuk itu. Ban Keh Seng Hud segera terawa terkekeh kekeh, jengeknya :
kangzusi.com ? Bocah keparat, akan Hudya saksikan berapa banyak tenaga
yang bisa kau gunakan ". Bubuk itu merupakan bubuk Ban Li Hiang yang sangat memabukkan, lagipula persediaan dalam sakuku cukup
banyak ?. Giam In Kok mulai gelisah, tapi ia segera teringat kembali dengan kipas bajanya yang berkasiat untuk menyegarkan udara. Siapa tahu kipas tersebut dapat dipakai untuk membuyarkan dupa pemabuk
tersebut "
Berpikir demikian dia segera merogoh kedalam sakunya dan
mengeluarkan Kipas Bajanya kemudian digoyangkan beberapa kali.
Benar juga, bau harum bubuk pemabuk itu segera membuyar
keudara dan lenyap tak berbekas
. Ban Keh Seng Hud tidak tahu kalau lawannya sudah memiliki alat
untuk memunahkan serangan racunnya. Sambil tertawa bangga ia
masih berceloteh :
? Nah bocah keparat, kau jangan takut. Setelah Hudya
membawamu pulang kegunung, tentu banyak kebaikkan yang akan
ku berikan kepadamu ?.
? Keledai bajingan, silahkan saja berkentut terus, siauya tidak sudi menerima belas kasihanmu ? sahut Giam In Kok sambil
tertawa. Demikianlah, kedua orang tersebut dipisahkan oleh tubuh
sielang, dimana satu duduk dipunggung dan lainnya duduk dikaki
burung elang, dan kedua belah pihak sekali tidak mau mengalah.
Mereka saling mengejek dan mendamprat lawannya. Sementara
burung elang itu sudah terbang entah berapa jauhnya.
Ketika Ban Keh Seng Hud menyaksikan dupa pemabuknya sama
sekali tidak mendatangkan hasil, dia tak tahan lagi, segera
membungkukkan badannya dan mengintip kebawah lewat celah
sayap. Menyaksikan hal ini Giam In Kok segera berseru sambil tertawa


Pendekar Muka Buruk Karya Tjan I D di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

geli : kangzusi.com ? Hei keledai bajingan, aku bilang kau kau benar benar sudah
kupecundangi, apalagi yang ingin kau lihat " ?.
Mula mula Ban Keh Seng Hud agak tertegun, kemudian
bentaknya dengan keras :
? Darimana kau dapatkan Kipas Emas tersebut " ?.
Giam In Kok terawa terkekeh kekeh :
? Mengapa sih kau nampak begitu panik. Memangnya kipas ini
milikmu .. " ?. ? Kau bersedia tidak untuk mengaku " ? kata Ban Keh Seng Hud
semakin gusar. ? Yu Kim Sui yang menghadiahkan kepadaku. Kenapa ". Kau
pengin berbuat apa " ?.
? Dia menghadiahkan kepadamu " ?.
? Tentu saja. Malah selembar jiwanyapun ikut diserahkan
kepadaku .. ?. Ban Keh Seng Hud segera berpekik sedih. Sepasang tangannya
segera diayunkan kebawah. Serentetan cahaya tajampun
berhamburan kearah kaki burung itu dengan gencarnya.
Giam In Kok tahu pihak lawan pasti telah mengetahui asal usul
Kipas Emas tersebut sehingga mengeluarkan senjata rahasia
tersebut untuk menghadapinya. Diam diam ia berpekik
? Aduh celaka !" ?.
Cepat cepat dia menyusutkan tubuhnya sambil menelusuri kaki
burung elang itu kemudian mencengkeram bulu diperut tersebut lalu seluruh badannya menempel dilambungnya.
? Srettt .. ?. Segulung desingan angin tajam dengan membawa suara yang
memekikkan telingan menyambar kebawah dengan hebatnya.
Beratus ratus batang jarum lembut itu seketika mengenai sasaran kangzusi.com
kosong dan tersebar kemana mana.
Sambil tertawa terkekeh kekeh Giam In Kok mengejek lagi
? Bajingan gundul. Masih berapa banyak yang kau miliki " ?.
Mendadak Ban Keh Seng Hud menggantung tubuhnya kebawah
dan merayap kelambung burungnya, kemudian bentaknya dengan
keras : ? Lihat serangan ! ?.
Serentak sepasang tangannya diayunkan kedepan.
Giam In Kok sama sekali tidak menyangka kalau musuhnya
berani turun kebawah untuk bertarung melawannya. Padahal waktu
itu tangannya yang sebelah memegangi bulu rambut burung elang
itu, sementara tangan yang lain membawa kipas. Dalam gugup dan
terdesaknya cepat cepat dia melepaskan satu kebutan dengan
senjata kipasnya.
? Weeessss .. ?. Diiringi suara benturan keras, kekuatan dari kedua belah pihak
telah saling beradu, tubuh Ban Keh Seng Hud segera tergetar balik keatas punggung burungnya.
Elang raksasa itu segera berpekik nyaring. Mendadak Giam In
Kok merasakan tangan kanannya kenjadi kendor, tubuhnya segera
terperosok kebawah dengan cepatnya.
? Aduh celaka .. ! ?. Kembali ia terpekik kaget.
Ternyata bulu perut elang yang digenggam olehnya sudah
tercomot oleh getaran tenaga pukulan tadi, otomatis badannyapun terjatuh dari tengah udara.
Menyaksikan hal ini, Ban Keh Seng Hud segera tertawa terbahak
bahak, serunya :
? Hei setan cilik, bila kau bersedia minta ampun, Hudyapun
bersedia untuk menolong selembar jiwamu ! ?.
kangzusi.com Giam In Kok mencoba untuk menengok kebawah. Ternyata
selisih dengan permukaan tanah mencapai ribuan kaki
.. Sekalipun dia tahu dirinya pasti mati, namun dalam keadaan
yang kritis dia enggan untuk menyerah kalah. Sambil tertawa
nyaring serunya lantang
? Keledai gundul, kau jangan sok bangga dulu. Biarpun harus
mati, siauya tidak akan menyerah kalah
.. ?. ? Baiklah . Kalau begitu bagaimana kalau Hudya akan
menghantarkanmu agar berangkat lebih cepat dulu " ?.
Sementara pembicaraan masih berlangsung, tubuh Giam In Kok
sudah terperosok lagi beberapa puluh kaki kebawah.
Namun ia tidak gugup dalam menghadapi ancaman itu. Sambil
mendengus, kembali serunya :
? Hei keledai gundul, bila kau punya kepandaian, ayolah turun
kebawah .. ?. ? Hemmmm kematian sudah didepan mata, kau masih berani
bicara sombong .. baik, Hudya akan melihat bagaimana kau
mampus secara pelan pelan
. ?. Agaknya Ban Keh Seng Hud melihat daya luncur Giam In Kok
terlalu besar sehingga kemungkinan untuk mati cepat kemungkinan ada. Karena ia berpekik nyaring dan melemparkan kembali dua
pukulan dahsyat. Maksudnya untuk memperlambat daya luncur
pemuda itu sehingga musuhnya bisa mati secara perlahan lahan.
Giam In Kok tertawa dingin, diapun mengerahkan tenaga
dalamnya sambil melepaskan pukulan dahsyat.
? Blammmmm ! Blammmmmm
.. ! ?. Setelah terjadi dua kali benturan keras, bukan saja daya luncur tubuh Giam In Kok menjadi lamban, malah akibat getaran tersebut badannya melambung dua kaki semakin keatas.
Ban Keh Seng Hud segera tertawa terbahan bahak :
?Haahhh haahhh haahhh bocah keparat, sudah kau
kangzusi.com bayangkan bagaimana keadaanmu disaat menjelang ajal nanti ".
Hudya cuma merasa sayang dengan kepandaian silatmu itu.
Bagaimana kalau kau menyerah saja dan mempersembahkan
empedu ular tadi
. ?. ? Tahiku mau tidak !" ? tukas Giam In Kok mendongkol.
Tiba tiba .. Dari atas permukaan tanah terdengar seorang berseru dengan
suara merdu : ? Cici, coba lihat suatu kejadian aneh. Ada orang sedang
bertarung diatas angkasa !" ?.
? Setan binal. Kau ada ada saja. Itu kan burung raksasa yang
sering kita lihat ?.
? Huuuuhhh buat apa kau membohongiku ". Coba lihat burung
itu besar sekali. ?.
? Yah, bukankah burung itu Cuma berkaki tunggal " ?.
Ketika Giam In Kok mendengar nada suara gadis tersebut. Ia
segera teringat kembali dengan dinona yang telah menotok jalan
darah Ci Kut Hiat ditubuh Nenek Pertapa Nelayan serta merebut
kulit serta kepala ular bermata tunggal tempo hari.
Diam diam ia menjadi terkejut sekali, pikirnya :
? Andaikata perempuan sialan itu turun tangan bersama, aku
. ?. Tapi belum habis ingatan itu melintas, sinona yang berseru
pertama kali tadi telah berkata kata seakan akan memahami akan
sesuatu : ? Ya benar, burung itu hanya mempunyai kaki sebelah. Aku tahu
sekarang. Kau tentu pernah melihatnya ketika mencari kulit ular dulu bukan
. ".? ? Tebakanmu tepat sekali. Orang yang duduk dipunggung
burung itu adalah si keledai gundul yang mengaku sebagai Budha
kangzusi.com itu. Hei . Coba lihat orang yang ada dibawah sana, dia adalah si anak muda tersebut.?
Sekali lagi Giam In Kok merasa terkejut sekali.
Terdengar sinona yang masih muda itu segera berteriak keras :
? Cici, kita harus menolong jiwanya ?.
Ban Keh Seng Hud yang ikut mendengarkan pembicaraan
tersebut segera membentak keras :
? Lebih baik kau jangan ikut campur dalam urusanku "!! ?.
Gadis yang berumur lebih besar itu kontan saja tertawa dingin,
jengeknya keras :
?Seandainya kau tidak membentak, belum tentu nonamu akan
menolongnya. Tapi dengan sikapmu, aku justru akan menolongnya.
Akan kulihat apa yang bisa kau perbuat " ?.
Dengan penuh kegusaran Ban Keh Seng Hud berseru :
?Perempuan rendah. Kau murid siapa ". Berani benar
mencampuri urusan Hudyamu " ?.
Tampak dua sosok bayangan manusia melompat keluar dari balik
pepohonan. Si nona yang lebih muda itu segera menuding dengan
pedangnya sambil membentak :
? Bajingan tua, kau belum berhak untuk mengetahui nama
perguruan kami. Ayoh turun dan rasakan sebuah tusukanu lebih
dahulu " ?.
Tapi sinona yang lebih tua itu segera berkata :
? Sumoay, kau pergilah menolong orang itu. Biar aku yang
mengusir Hwesio palsu ini ! ?.
? Aku tak bisa menolongnya ! ?.
? Hemmmm. Cepat dibopong turun, urusan toh beres dengan
cepat .. ?. kangzusi.com
? Huhhh, kau saja yang membopongnya
. ?. Giam In Kok girang sekali mendengar perkataan itu. Buru buru
serunya dengan cepat :
? Cici berdua, tak usah menghiraukan diriku, yang penting hajar dulu Hwesio gadungan ini, aku tidak menderita apa apa
.. ?. Ban Keh Seng Hud sangat gusar, sambil tertawa dingin serunya :
? Hudya akan menyuruh kau mampus lebih dulu ?.
Begitu selesai berkata, ia segera menitahkan burung elangnya
menukik kebawah. Belum lagi orangnya tiba, serangan telah
dilancarkan terlebih dahulu.
Tampak cahaya emas berkilauan tajam bagaikan selembar jaring
raksasa langsung mengurung seluruh tubuhnya.
Setelah mengetahui datangnya bantuan dari kedua gadis
tersebut. Giam In Kok merasa hatinya senang, segera bentaknya
keras : ? Serangan yang hebat ! ?.
Kipas ditangan kirinya segera dikibaskan berulang kali, sementara telapak tangan kanannya melancarkan serangkaian pukulan
berantai. Deru angin pukulan yang maha dahsyat itu kontan saja
memporak porandakan jaring cahaya yang mengurung tubuhnya
itu. Mendadak terdengar sinonan yang berusia agak muda itu
berteriak sambil tertawa :
? Cici, coba kau lihat bocah muda itu pandai bersandiwara,
bagaimana kalau kita biarkan saja dia sampai jatuh kebawah " ?.
? Aneh benar, mengapa kau bocah perempuan berubah
pendapat lagi ". Kukira kau benar benar membopongnya turun
untuk dijadikan suami
.. ?. kangzusi.com ? Hemmmm dasar mulut anjing, tak mungkin akan keluar
dagingnya ?. Giam In Kok cukup tahu akan watak aneh dari sepasang gadis
muda itu. Ia mengerti bila sedikit saja ia salah menangani hal
tersebut, akibatnya mereka akan memusuhinya. Maka diapun tak
ambil perduli dengan ejekan tersebut, sebaliknya ia pusatkan
perhatian semua untuk menghadapi sergapan dari Ban Keh Seng
Hud. Dalam pada itu Ban Keh Seng Hud pun segera memikirkan asal
usul kedua garis tersebut, untuk sementara waktu dia menjadi lupa untuk melakukan serangan.
Tapi keadaan semacam ini sama sekali tidak menguntungkan
bagi Giam In Kok,
Tubuhnya yang meluncur kebawah bergerak semakin cepat. Ia
hanya mendengar suara deru angin yang kencang sekali,
pandangan matanya berkunang kunang membuat kepalanya terasa
pusing. Cepat cepat ia membalikkan badannya dengan kaki diatas dan
kepala dibawah. Kipasnya dimasukkan kembali kedalam saku
sementara sepasang tangannya bersiap sedia menghadapi
serangan. Daya luncur tubuhnya saat ini jauh lebih cepat daripada daya
luncur burung elang itu, keadaannya benar benar sangat kritis.
Ban Keh Seng Hud segera tertawa terbahak bahak, serunya
mengejek : ? Bagaimana rasanya bocah keparat "? Lebih baik kau menyerah
saja . " ?. Kemudian sambil berpaling kearah dua gadis yang berada
dibawah, kembali teriaknya :
? Hei nona cilik. Lebih baik kalian jangan mencampuri urusanku
!?. kangzusi.com Namun kedua gadis itu amat binal dan tidak sudi menuruti
perkataannya. Tiba tiba sinona yang masih muda itu mengeluarkan segulung jaring dari sakunya dan segera dibentangkan menjadi
sebuah jaring selebar puluhan kaki. Setelah itu ia berseru sambil tertawa terbahak bahak :
? Jaring ular ini baru pertama kali dipergunakan, entah berkasiat atau tidak " ?.
Sebaliknya sinona yang agak besar menggerakkan tangan
kananya dan mengeluarkan seutas tali panjang dari balik bajunya.
Lalu katanya pula sambil tertawa terkekeh kekeh :
? Akupun tak tahu ilmu pelangi terbangku bisa mengenai
sasaran tidak " ?.
Dari sikap kedua gadis itu, Giam In Kok mengerti bahwa mereka
berniat untuk menyelamatkan dirinya. Namun diapun takut bila
perhitungannya sempat meleset, bila jaring kulit ular tersebut tak mampu menahan daya luncurnya, bukankah dia bakal mati dengan
badan remuk. Baru saja Giam In Kok hendak menyuruh mereka mengurungkan
perbuatannya, tiba tiba terdengar Ban Keh Seng Hud membentak :
? Budak rendah. Kau berani mencampuri uurusanku " ?.
Tampak ia berpekik nyaring, burung elang raksasa itu segera
meluncur kebawah dengan kecepatan luar biasa langsung
menyerang kedua gadis tersebut.
Gadis yang berusia agak tua itu segera membentak keras :
? Bajingan tua

Pendekar Muka Buruk Karya Tjan I D di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

. ? Dengan cepat ia menggetarkan tangannya dan kulit ular
sepanjang beberapa puluh kaki itu segera meluncur kedepan
membentuk sebuah jala besar dan mengancam tubuh elang raksasa
itu. Tampaknya elang itu cukup mengetahui akan kelihaian jaring itu, kangzusi.com
tiba tiba ia mengurungkan niatnya untuk menukik kebawah dan
segera meluncur naik kembali ketengah angkasa.
Sementara itu tubuh Giam In Kok sudah tinggal dua puluh kaki
dari permukaan tanah. Cepat cepat ia menjerit keras :
? Cici cepat menyingkir ! ?.
Tenaga pukulan yang telah dihimpunnya segera dilontarkan
kebawah untuk melepaskan sepuluh buah serangan berantai.
? Blammmm . !" Blaaammmmm
?. Tenaga pukulan yang membentur permukaan tanah itu segera
menimbulkan suara getaran yang luar biasa kerasnya membuat
seluruh bumi seakan akan ikut tergoncang.
Gadis yang membentangkan jaringnya itu menjadi terkejut.
Segera teriaknya keras keras :
? Hei . Apa yang hendak kau perbuat !" ?.
Tapi sebelum perkataannya tersebut selesai diucapkan,
kesepuluh buah pukulan beruntun dari Giam In Kok berhasil
memperlambat daya luncur tubuhnya, dengan cepat dia terjatuh
kedalam jaring tadi dengan selamat.
?Terima kasih atas bantuanmu nona "!? Giam In Kok segera
berseru sambil menjura.
Dalam perkiraan Ban Keh Seng Hud tadi, Giam In Kok yang
terjatuh dari ribuan kaki tingginya pasti akan tewas atau paling tidak akan terluka parah. Siapa tahu dugaannya itu meleset sama sekali.
Maka begitu melihat Giam In Kok telah mendarat dengan
selamat, ia menjadi benar benar jengkel dan mendongkol. Sambil
membentak keras diapun ikut melompat turun dari punggung elang
raksasanya, lalu memburu kesamping jaring.
Si nona yang berusia agak tua segera menggetarkan tangannya
dan memutar tali panjangnya untuk menghadang Ban Keh Seng
Hud. Serunya sambil tertawa dingin :
kangzusi.com ? Bajingan tua, kau berani membuat keonaran dibukit Ngo Kui
San " ?. Ban Keh Seng Hud mundur selangkah dengan perasaan terkejut,
segera serunya tertahan :
? Tempat ini adalah Ngo Kui San " ?.
Kembali gadis itu mendengus dingin
? Hem, rupanya kau tak punya biji mata, tak heran kalau
nyalimu begitu besar
. ?. Merah padam wajah Ban Keh Seng Hud setelah mendengar
perkataan tersebut. Serunya dengan marah :
? Ban Keh Seng Hud pribadi masih menunjukkan sikap sungkan
kepada Say Lo Seng Bo guru kalian ?.
? Hemmmm, mengingat kau masih dapat mengingat guru kami.
Untuk sementara waktu jiwamu bisa kuampuni. Ayo cepat
menggelinding pergi dari sini
.. ?, Sekalipun Say Lo Seng Bo termasyur karena memiliki ilmu silat
yang hebat, namun Ban Keh Seng Hud sendiripun terhitung seorang gembong iblis yang termasyur. Tentu saja ia tak mau pergi dari situ karena diusir oleh seorang gadis muda.
Dengan penuh kegusaran dia berpekik nyaring, suaranya keras
sekali sampai jarak sepuluh li-pun terdengar jelas. Kemudian
dengan sorot mata memancarkan sinar buas serunya dingin :
? Hudya tak ingin menganiaya anak kecil, memangnya kau
anggap aku takut denganmu " ?.
Paras muka sinonapun nampak berubah hebat setelah
mendengar suara pekikan lawan yang begitu nyaring. Sambil
berpaling kearah rekannya, ia segera berseru ?
? Bajingan tua ini berani menjual lagak kepada kita. Bagaimana
kangzusi.com kalau kita sikat saja dia
. ?. Mengetahui kedua gadis itu adalah murid Say Lo Seng Bo, Giam
In Kok merasa kegirangan, buru buru serunya cepat :
(Oo-dw-oO) Jilid : 41 ?Tak usah merepotkan Cici untuk bertarung melawan Iblis cabul
ini ?. Siapa tahu baru berbicara sampai ditengah jalan, gadis yang
muda itu sudah mendampratnya :
? Lelaki busuk. Tempat ini tak ada kesempatan bagimu untuk
turut berbicara ! ?.
Ketika pertama kali bersua dengan Ciu Li Ya tempo hari, Giam In Kok pernah pula diumpat habis habisan, karena itu dia sama sekali tidak merasa tersinggung.
Sambil melompat turun dari atas jaring, serunya lagi sambil
menjura : ?Aku dan Enci Ciu mempunyai hubungan melebihi hubungan
tulang dan daging
. ?. ? Apa ". Kau mengatakan Enci Ciu ". Siapa dia " ? tanya gadis itu segera berseru tertahan.
? Dia adalah saudara seperguruan kalian, Enci Ciu Li Ya ! ?.
? Kau kenal dengannya " ?.
? Tentu saja. Hubungan kami bagaikan tulang dan daging
.. ?. ? Apa maksudmu bagaikan tulang dan daging " ?.
Ban Keh Seng Hud merasa amat mendongkol karena dirinya tidak
digubris, sambil tertawa dingin dia segera menyela :
kangzusi.com ? Maksudnya tulang belulang bocah busuk itu tergabung didalam
daging Encimu sehingga tidak bisa dibedakan lagi mana tulang dan mana dagingnya
.. ?. Namun sayang gadis itu baru berusia sembilan dua puluh
tahunan, tentu saja dia tak mengerti apa maksud perkataan
tersebut, serunya kemudian :
? Tapi .. tulang dan daging, toh tidak bisa dipisahkan " ?.
Sebaliknya sinona yang lebih tua usianya segera berubah hebat
paras mukanya. Dengan wajah tersipu karena malu, ia berteriak :
? Sumoay, tutup mulutmu ! ?.
Setelah itu dia berkata lagi :
? Menyingkirlah dulu, biar kubunuh bangsat ini ! ?.
? Siapa yang hendak kau bunuh " ? tanya nona cilik itu terkejut.
? Kedua duanya harus dibunuh ! ?.
? Kenapa " ?.
? Karena perkataannya barusan !" ?.
Giam In Kok menjadi tercengang, segera serunya :
? Aku toh tidak salah bicara, mengapa kau hendak membunuhku
juga .. " ?. ? Seandainya bukan gara gara anjing busuk ini, Ciu Samcay-ku
tak akan menderita malu. Kedua orang itu sekali tiga uang. Sama sama busuknya
.. ?. ? Bila Cici bisa menerangkan alasannya aku pasti akan
menerimanya dengan senang hati, tapi
? ? Hei bocah busuk, nampaknya kau tak sabar untuk hidup terus
? sela Ban keh Seng Hud sambil tertawa. ? Bila kita mau
bekerjasama dan melarikan kedua gadis ini kita masing masing bisa mendapatkan manfaatnya. Tapi bila kau tak mau, silahkan saja
kangzusi.com dibantai oleh kedua gadis itu ?.
Waktu itu, meskipun Giam In Kok sama sekali tidak terluka,
namun peristiwa yang baru saja dialami cukup banyak menguras
tenaga dalamnya, maka dari itu sebisa mungkin dia hendak
mengulur waktu untuk mengatur nafasnya.
Karenanya setelah mendengar perkataan ini segera ia tertawa
getir sambil berkata :
? Hemmm, kau iblis tua berniat mengadu domba. Siauya tidak
akan terperangkap oleh siasatmu itu " ?.
? Kita sama sama meraih keuntungan. Masa cara kerjasama
beginipun disebut masuk perangkap segala ! ?.
Hawa amarah menyelumuti wajah Giam In Kok, dia hanya
mendengus tanpa menjawab.
Dalam pada itu meskipun sinona kecil tadinya belum bisa
mengartikan maksud yang sebenarnya dari tulang dan daging tadi.
Namun ia menjadi benci setelah mendengar Ban keh Seng Hud
hendak menculiknya.
Tanpa ambil perduli sampai dimanakah taraf kepandaian silat
yang dimiliki, ia segera membentak keras dan melontarkar jaring mustikanya ketubuh lawan.
Ban keh Seng Hud tertawa terbahak bahak dan menggerakkan
tanganya untuk menyambar jaring ular tersebut, kemudian ia
membentak : ? Hayo kemari "! ?.
Tampak dia menggetarkan pergelangan tangannya. Tahu tahu
sinona kecil itu sudah sempoyongan dan terjatuh. Seandainya ia
tidak mengibaskan tangannya dengan cepat niscaya tubuhnya benar benar akan terjatuh kedalam pelukan iblis tua tersebut.
Berubah hebat paras muka gadis itu saking terkejutnya, dengan
suara bentakan keras ia menyerang :
? Lihat serangan ! ?.
kangzusi.com Senjata angkinnya digulung kedepan bagaikan pelangi.
Sementara pukulan dahsyat yang dilepaskan dengan telapak tangan kirinya langsung membabat kearah dada lawan.
Tapi Ban keh Seng Hud telah mengibaskan ujung bajunya sambil
merampas jaring kulit ular tadi, kemudian sambil melompat mundur sejauh sepuluh kaki, katanya sambil tertawa :
? Nama besar Say Lo Seng Bo sudah menggemparkan seluruh
dunia persilatan, tak nyana begitu geblek murid yang diajarkan
olehnya. Hemmmm, murid bodoh seperti kalian ini apa gunanya " ?.
Saking malunya sinona kecil tadi segera menangis tersedu sedu
sambil meloloskan pedangnya ia segera berteriak :
? Cici, aku akan beradu jiwa denganmu ! ?.
Ibarat naik dipunggung harimau, gadis itu mendadak turut
membentak dan maju melanjutkan serangannya pula.
Waktu itu walaupun Giam In Kok bermaksud mengatur
pernafasannya untuk melebur kasiat dari empedu ular kedalam
tubuhnya, namun ditengah suara bentakan yang begitu keras,
pikirannya menjadi kalut. Dia kuatir kedua gadis tersebut
dipecundangi lawan, takut pula musuh mencari gara gara
dengannya. Dalam keadaan seperti ini bagaimana mungkin
pikirannya bisa dibikin tenang.
Dengan dasar tenaga dalam yang dimilikinya sekarang, asal
memperoleh ketenangan sejenak saja maka dia akan berhasil
melebur kasiat empedu ular tersebut. Tapi agaknya situasi seperti mengancam terus, tak sedikit waktupun dapat dipergunakan secara baik.
Ban keh Seng Hud sendiripun jarang menemui musuh tangguh.
Tapi sejak menderita kekalahan ditangan Giam In Kok tahun lalu, ia telah melatih diri secara tekun hingga ilmu silatnya memperoleh kemajuan yang amat pesat. Tak heran kalau tak sampai sepuluh
gebrakan saja kedua gadis itu sudah terjerumus kedalam bahaya.
kangzusi.com Menyaksikan peristiwa ini, tahu tahu Giam In Kok berseru keras :
? Harap kalian menunggu sebentar ! ? menyusul seruan itu ia
segera melontarkan pukulan kedepan.
? Blaanggg . ! ?. Menyusul bentrokan senjata. Tampak Ban keh Seng Hud
terhuyung huyung mundur sejauh tiga langkah lebih.
Tetapi Giam In Kok sendiripun tergetar mundur sampai lima
langkah lebih, bahkan sepasang bahunya turut tergetar.
Melihat peristiwa ini, Ban keh Seng Hud segera tertawa terbahak bahak, kemudian jengeknya :
? Haahhhh .haaahhh .haaahhh . Bocah Ajaib Bermuka
Seribu . Ternyata ilmu silat Cing Khu Hu Pit hanya begitu saja
.. ?. Ditengah gelak tawanya yang nyaring, sepasang tangannya
segera diluruskan kebawah, kemudian diiringi suara gemerutukan
nyaring, tampak selapis kabut merah segera menyelimuti telapak
tangannya. Sambil tertawa tinggi Giam In Kok segera berseru :
? Hwesio gadungan, ilmu pukulan berapimu dulu tak membara
kini berubah menjadi membara. Nampaknya kau sudah kehabisan
kemampuan sehingga akan mengeluarkan ilmu andalan
. ?. Tapi sebelum perkataan ini selesai diucapkan, mendadak
terdengar seseorang berbisik didekat telinganya dengan suara yang lembut
? Harap suahiap jangan bertindak gegabah. Tenaga pukulan
musuh telah berhasil mencapai ketingkatan yang tidak berwujud lagi
?. Giam In Kok dapat mengenali suara tersebut sebagai suara
perempuan. Namun ia tidak melihat bayangan tubuhnya juga tidak
tahu berasal dari mana. Ketika melihat lawan dan kedua gadis itu tidak menunjukkan sikap seperti turut mendengar bisik bisik
kangzusi.com tersebut. Dengan cepat tahulah dia bahwa ada orang yang telah
memberi peringatan kepadanya dengan menggunakan ilmu
menyampaikan suara.
Peristiwa ini dengan cepat membuatnya terkejut bercampur
girang . Ia merasa girang karena ada tokoh sakti yang turut menyaksikan
kejadian tersebut sehingga tak nanti dia akan kehilangan nyawa, tapi diapun kuatir kemampuannya tidak mampu membendung
serangan musuh dengan segenap tenaga, terutama setelah
sebagian tenaga dalamnya tercuri oleh Ko Kiok Ciu.
Berbeda dengan kedua gadis itu, mereka tidak mengerti apa
bedanya pukulan membara atau tidak, meski Giam In Kok tidak
memiliki kekuatan yang cukup besar, namun paling tidak masih
sanggup memukul mundur musuhnya sejauh tiga langkah.
Karenanya sambil membentak, serentak mereka menerjang maju
kedua sisi arena.
? Jangan ! ? teriak Giam In Kok dengan perasaan terkejut.
Bersamaan waktunya dia segera menerjang maju.
Tapi pada saat itulah Ban keh Seng Hud telah melepaskan
pukulannya kearah sepasang gadis tersebut.
Sinona berusia berusia agak tua segera mengetahui datangnya
ancaman bahaya. Cepat dia menutup diri sambil melompat mundur
kebelakang. Berbeda dengan sinona kecil itu, selain ilmu silatnya masih
rendah, gerakan tubuhnyapun lamban, sembil menjerit kaget
pakaiannya segera terbakar.
Cepat cepat Giam In Kok memburu maju kedepan dan
memadamkan kobaran api tersebut dengan sebuah pukulan. Siapa
tahu punggung nona itupun ikut terbakar. Dalam keadaan begini
terpaksa dia menyambar tubuh gadis tersebut dan diajak
bergulingan diatas tanah. Dengan tindakan tersebut api segera
dapat dipadamkan.
kangzusi.com

Pendekar Muka Buruk Karya Tjan I D di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Namun akibatnya dari peristiwa tersebut separuh pakaian nona
kecil itu jadi hancur dan terlepas dari tubuhnya. Dalam keadaan demikian nona kecil itu terduduk diatas tanah sambil menangis
tersedu sedu. Ban keh Seng Hud yang menyaksikan kejadian ini kontan saja
tertawa terbahak bahak, serunya :
? Haahhh .haahhh ..haahhh . bocah busuk, bagus amat
nasibmu enak sekali memeluk gadis mulus itu
.. ?. Sesungguhnya Giam In Kok hanya bertujuan menolong orang. Ia
sama sekali tidak mempunyai pikiran bercabang. Setelah
menurunkan sinona keatas tanah, dia segera memburu maju
kedepan melintangkan tangannya didepan dada, serunya kemudian
: ? Hemmmm . Jelek jelek begini kau masih terhitung pentolan
dari kaum sesat yang berusia seabad lebih dan mempunyai pamor
tinggi. Mengapa perbuatanmu justru cabul dan tidak mengerti sopan santun sama sekali "! ?.
?Haahhh haahhh haahhh kau sibocah busuk ingin
menasehati aku ? jengek Ban keh Seng Hud dingin.
? Mengapa tidak !. Bahkan aku perlu memberi pelajaran
kepadamu. Lihat serangan ! ?.
Dalam gusarnya karena perlakuannya terhadap kedua nona itu,
Giam In Kok segera melancarkan serangan dengan ganas dan tanpa
mengenal ampun lagi.
Dalam waktu singkat bayangan tangan menyelimuti seluruh
angkasa. Angin pukulan menderu deru. Dalam waktu singkat
seluruh tubuh lawan telah terbungkus desingan angin tajam
tersebut. Mendadak Ban keh Seng Hud berpekik nyaring, telapak
tangannya diputar sangat kencang sehingga menciptakan gulungan
bayangan merah yang makin mengembang luas. Dalam waktu
kangzusi.com singkat sekeliling arena telah diselimuti kabut tersebut.
Sinona yang agak tua itu merasa pemuda ini sangat aneh, maka
sambil membopong adik seperguruannya yang bugil dan
bersembunyi dibalik batang pohon besar, diam diam dia mengikuti jalannya pertarungan itu.
Mula pertama Ban keh Seng Hud menyangka si Bocah Ajaib
Bermuka Seribu sedang menggunakan siasat untuk menjebaknya,
karena iitu setiap langkahnya dilakukan dengan berhati hati sekali, bahkan mengambil sikap untuk mempertahankan diri.
Tapi lama kelamaan setelah dilihatnya peluh mulai membasahi
jidat Giam In Kok, nafasnya mulai memburu dan pukulannyapun
makin lama makin pendek. Tak tahan lagi ia segera tertawa
terbahak bahak :
? Haahhhh . Haahhh .haahhhh rupanya kau sibocah keparat
kelewat banyak bermain cinta sehingga banyak kehilangan tenaga
dalam. Hemmmm, hari ini jangan harap kau bisa lolos dari tanganku dalam keadaan hidup
. ?. Melihat rahasianya sudah terbongkar. Giam In Kok merasa
semakin gelisah, segera bentaknya :
? Iblis tua, lihat saja nanti apakah siauya mampu merenggut
nyawamu atau tidak " ?.
Masih mending kalau ia tidak berbicara. Begitu ia selesai
mengeluarkan suara, nada suaranya kedengarannya gemetar. Hawa
murninyapun ikut pula tersendat sendat.
Ban keh Seng Hud adalah seorang jago kawakan yang sangat
berpengalaman, melihat kejadian ini dia segera mengejek dengan
wajah berseri seri :
? Bocah keparat, hari ini kau pasti akan mampus. Aku lihat Say
Lo Seng Bo telah mampus pula sehingga tidak mingkin ada orang
lain yang bisa menolong jiwamu lagi, maka Hudya akan bikin kau
kalah dengan hati puas. Silahkan beristirahat dulu sebelum
kangzusi.com melanjutkan pertarungan ?.
Sekalipun Giam In Kok memang membutuhkan waktu untuk
beristirahat agar ia bisa melebur empedu ular dan tenaga dalamnya namun diluar dia tetap bersikap tenang. Serunya sambil tertawa
dingin. ? Hemmm, tanpa beristirahatpun siauya masih mampu untuk
membunuh kau sisetan tua ?.
Sambil memburu maju kedepan dia segera melencarkan dua
buah serangan beruntun
Sebetulnya Ban keh Seng Hud telah menyebarkan hawa
murninya yang dihimpun keseluruh tubuhnya.
Tapi jangan dilihat keadaan Giam In Kok sudah lemah, ternyata
tenaga pukulan yang dihasilkan masih memiliki kekuatan seribu kati keatas.
? Blaaammmmm, blammmmm ! ?.
Gara gara sikapnya yang terlalu gegabah nyaris hawa murni Ban
keh Seng Hud buyar oleh serangan tersebut. Secara beruntun dia
mundur sejauh lima langkah lebih sebelum berdiri tegak kembali.
Kontan saja hawa amarahnya meluap. Dengan wajah merah
padam bentaknya keras :
? Bocah busuk, kau memang tidak tahu diri
.. ?. Giam In Kok yang berhasil menempati posisi diatas angin tentu
saja tidak menyia nyiakan kesempatan baik itu dengan begitu saja.
Tanpa menunggu sampai musuhnya selesai bicara, permainan
pukulannya segera berubah. Kali ini dia melepaskan serangkaian
pukulan gencar yang datang dari empat arah delapan penjuru.
Sekalipun tenaga dalamnya lama kelamaan makin menyusut
lemah, namun ilmu pukulan Cing Khu Ciang Hoat, Giam Tok Liong
Ciang, Siau Hun Kou Lian dan aneka macam ilmu pukulan lainnya
benar benar ganas luar biasa.
Akibatnya Ban keh Seng Hud keteter hebat. Untuk sesaat diapun
kangzusi.com tidak ada kesempatan untuk menghimpun kembali tenaga
dalamnya. Maka untuk sementara waktu posisinya tetap berimbang.
Biarpun begitu Giam In Kok menyadari posisinya yang berbahaya
sekali. Andaikata lawannya sampai mengeluarkan ilmu pukulan
kabut merahnya lagi, sudah dapat dipastikan nasibnya akan
mengalami akhir yang tragis.
Maka sambil bertarung dia berpikir terus, tiba tiba pemuda itu
melompat mundur sejauh beberapa kali, kemudian ujarnya sambil
tertawa : ? Hwesio gadungan, kita sudah pernah bertemu sebanyak dua
kali. Namun bila pertarungan seperti ini berlangsung terus, bagi dirimu pasti tak akan memperlihatkan kepandaianmu yang
sebenarnya. Kalau kita ganti pertarungan dengan cara lain
bagaimana " ?.
? Hemmmm, kau sibocah licik sudah kalap sejak tadi, masa
Hudya yang dibilang tak berkepandaian ". ?.
? Atas dasar apa kau mengatakan aku sudah keok " ?.
? Tadi kau sudah mundur lima langkah secara beruntun bahkan
sepasang bahumu turut bergoncang keras ?.
Mendengar ucapan tersebut Giamm In Kok tertawa terbahak
bahak, serunya :
? Haaahhhh ..haaahhhh ..haahhhh . bagi taktik ilmu perang,
soal main siasat sudah jamak, apalagi bukankah kau sendiri juga kena kuhajar mundur sebanyak lima langkah, bahkan pertarungan
yang barusan berlangsung tadi diakhiri dengan seri ?.
? Baiklah, anggap saja perkataanmu itu betul , lalu siasat busuk apalagi yang hendak kau kemukakan " ?.
Sambil menuding kearah sebuah puncak kecil beberapa puluh
kaki dihadapannya itu Giam In Kok berkata lagi :
? Sewaktu berada ditengah udara tadi, aku sudah melihat bahwa
disitu terdapat beberapa buah batu hijau. Bagaimana kalau kita
duduk saling berhadapan disana dan kita beradu tenaga dalam ".
kangzusi.com Siapa yang kalah dan mampus tentu tak mampu berbicara lagi !" ?.
Ban keh Seng Hud segera memutar biji matanya berulang kali.
Tiba tiba ia berkata sambil tertawa :
? Sebetulnya siasat busuk apakah yang hendak kau siapkan
untuk menipuku ".
? Atas dasar apa kau menuduh aku sedang menipu dirimu " ?.
? Hemmmm, sederhana sekali alasannya. Bukankah kau ingin
menggunakan kesempatan itu untuk mengatur pernafasan serta
mengembalikan hawa murnimu ." ?.
? Haaahhhh .haahhhh .haahhhh . Hwesio gadungan, tak
nyana kau cerdik. Bagimana ". Memangnya kau merasa takut " ?.
Bagi orang persilatan yang menomer satukan soal nama dan
kedudukan, mereka paling pantang bila dikatakan orang lain ?takut?.
Walaupun tahu kalau dia akan dapat meraih kemenangan bila
pertarungan dilanjutkan sekarang juga, tapi diapun tidak mau
diremehkan orang sebagai penakut, dia percaya masih memiliki
keyakinan untuk meraih kemenangan.
Diapun tahu kalau pihak lawan telah kehilangan sebagian tenaga
murninya. Sekalipun bocah itu pernah menelan Cairan Mustika dan Buah Thio Ko namun mustahil pemuda tersebut dapat memperoleh
kembali kekuatan tubuhnya hanya dalam waktu singkat.
Andaikata dia bisa menghimpun hawa Yang Hong Im Hwe-nya,
bukankah sesaat kemudian di Bocah Ajaib Bermuka Seribu bakal
mampus ditangannya ".
Ban keh Seng Hud memang memperhitungkan segala sesuatunya
dengan cermat, tapi sayang dia tidak tahu kalau setelah kejadian itu Giam In Kok sempat menelan Pil Api dan Mutiara Giok Li Li Cu
sehingga mendatangkan unsur panas dan dingin dalam tubuhnya.
Bukan Cuma begitu, tanpa sengaja diapun telah mempelajari
ilmu Tiong Giok Sam Ceng sehingga kemampuan untuk memulihkan
kangzusi.com kembali tenaga dalamnya memiliki suatu cara yang unik.
Maka sambil tertawa terbahak bahak katanya kemudian :
? Hahhhh .haahhhh haahhhh bocah busuk, sekalipun kau
berniat untuk memanaskah hati, pokoknya Hudya pasti akan
membuat kau takluk dengan perasaan puas ! ?.
Diam diam Giam In Kok merasa kegelian, pikirnya :
? Hemmmm, kau menganggap dirimu amat pintar, padahal
bodohnya setengah mati, coba kalau kau tidak memikirkan soal
gengsi dan nama, siauya tidak akan berhasil menjebakmu. Sekarang aku pasti akan mendesak kau mampus gara gara gengsi dan nama "
?. Tapi diapun tahu apabila rahasia ini sempat terbongkar, pihak
musuhnya tentu menyesal dan mengurungkan niatnya, sebab itu
katanya kemudian sambil tertawa :
? Siauya mempersilahkan kau berangkat dulu ?.
? Dan kau ingin melarikan diri tanpa sepengetahuanku ?.
? Hemmm. Masa kau tak tahu kalau siauya selalu mengalah tiga
jurus kepada siapapun juga " ?.
? Huh !, omong kosong. Buktinya mengapa kau melancarkan
serangan lebih dahulu tadi " ?.
?Aku memang sengaja berbuat demikian untuk memberi
pelajaran kepada kau simanusia latah ?.
Ban keh Seng Hud menjadi sangat mendongkol, dia tak berbicara
lebih jauh hanya serunya dengan gemas :
? Aku tidak kuatir kau bisa terbang kelangit ! ?.
Selesai berkata, Ban keh Seng Hud memungut jaring ular dari
atas tanah dan siap berlalu dari situ.
Tiba tiba Giam In Kok berseru dengan suara dingin :
? Kembalikan barang milik orang lain " ?.
kangzusi.com ? Kau ingin mengambilnya " ?.
? Huhhh. Siauya tak akan rakus seperti kau ! ?.
Ban keh Seng Hud agak ragu, tapi akhirnya dia meninggalkan
jaring kulit ular itu, kemudian dalam beberapa kali lompatan saja ia telah mendaki kepuncak bukit itu.
Giam In Kok tersenyum, dengan menggunakan kesempatan yang
amat baik ini dia mengatur pernafasan dan dengan pelan pelan
mendaki keatas bukit.
Waktu itu Ban keh Seng Hud sudah menunggu dengan hati tidak
sabar. Begitu melihat Giam In Kok telah mencapai puncak ia segera menuding kesebuiah batu hijau lima kaki dihadapannya sambil
membentak : ? Bocah busuk, kau duduk disebelah situ. Nah katakan
bagaimana cara kita bertanding " ?.
? Tentu saja aku akan menerangkan ? sahut Giam In Kok
tertawa. ? Kalau tadi aku sudah mengajukan satu persoalan, maka sekarang giliranmu untuk mengajukan persoalan kedua ?.
? Hemmmm ! ? Ban keh Seng Hud mendengus. ? Mengingat
tidak gampang bagimu untuk mencapai puncak ini, aku akan
memberi seperempat jam kepadamu untuk beristirahat. Kemudian
pertandingan baru dimulai
.. ?. ? Apakah kau tidak merasa dirugikan " ?.
? Hehhh heeehhh heehhh ? Ban keh Seng Hud segera terawa
dingin ? Kau sibocah busuk, apakah kau anggap dirimu sebagai bocah
ajaib. Tahukah kau bahwa Hudyapun menganggap diriku sebagai
Budha hidup ".?
? Ah kalau begitu kita sama sama setali tiga uang. Mulai hari ini kita mesti seia sekata
.. ?. ? Hemmmm, seia sekata sih tidak. Kau yang akan berangkat
kangzusi.com kelangit barat lebih dulu. Hemmmm
.. heemmm kau anggap dengan jalan pelan pelan sambil mengatur pernafasan maka Hudya
akan kau kelabui ". tapi Hudyapun sudah tiba lebih dulu disini untuk mengatur pernafasan jauh lebih awal daripada dirimu
.. ?. Perkataan dari Ban keh Seng Hud memang benar, karena diapun
berusaha untuk memanfaatkan setiap kesempatan untuk mengatur
pernafasan serta berusaha untuk menggunakan taktik tenang untuk mengawasi gerak.
Giam In Kok tetap tersenyum dikulum, katanya kemudian :
?Hwesio gadungan, kau jangan keburu merasa bangga hati,
akhirnya kau pasti akan merasa menyesal setengah mati
. ?. Melihat sikap musuhnya yang tenang dan seolah olah acuh tak
acuh, tanpa terasa Ban keh Seng Hud berpaling dan mengawasi
kearah Giam In Kok sekejap, tapi dengan cepat ia dibuat
tercengang.

Pendekar Muka Buruk Karya Tjan I D di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Ternyata hanya beristirahat sejenak saja keadaan Giam In Kok
saat ini sudah berubah sama sekali. Sepasang matanya bersinar
tajam dan jauh berbeda daripada keadaan sebelum pertarungan
dilangsungkan tadi.
Ban Keh Seng Hud tidak tahu kalau tenaga dalam Giam In Kok
tersebut telah pulih kembali tujuh bagian, tentu saja ia merasa terkejut. Sambil mengibaskan ujung bajunya ia segera membentak :
? Tak usah menjual lagak lagi didepan Hudya, ayo cepat
mengatur pernafasan dulu sebelum menunggu kematian ?.
? Mengapa kaupun tidak menggunakan kesempatan ini untuk
duduk bersemedi lebih dulu, kemudian baru mengajak siauya untuk berbicara " ?.
? Kenapa " ?.
? Setiap menghadapi pertarungan, siauya selalu mengalah tiga
jurus kepada musuhku, maka sebelum pertarungan tenaga dalam
dimulai, akupun akan memberlakukan peraturan yang sama ?.
kangzusi.com ? Hemmmmm ! ? dengan nada mendongkol Ban keh Seng Hud
mendengus berat.
Giam In Kok kembali mengejek :
? Sudah, tak usah bergaya lagi. Coba kalau siauya tidak takut
pukulanku terbakar, tentu saja akan kupersilahkan kau
menyerangku dengan ilmu pukulan berapimu, akan kulihat sampai
dimana kehebatannya " ?.
? Haahhh .haahh .haahhh . jangan lagi bocah busuk seperti
kau, dewapun tak akan berani ?.
? Masa iya. Tapi siauya percaya, bila kukatakan bisa, pasti bisa ?.
Dia menengok sekejab kebawah tebing. Sewaktu melihat kedua
gadis itu tidak menyusul keatas, sedang perempuan yang memberi
peringatan kepadanya dengan ilmu menyampaikan suarapun tidak
diketahui kemana perginya. Maka setelah tertawa katanya lagi
? Bagaimana kalau kita mencoba kemampuan kita disini saja " ?.
Ketika Ban keh Seng Hud menyaksikan pihak lawan betul betul
hendak melepaskan pukulan, tentu saja ia tidak membiarkan
pemuda itu berbuat begitu. Segera bentaknya dengn keras :
? Coba sambut dulu sebuah pukulan dari Hudya ! ?.
Selesai berkata, sebuah pukulan dahsyat dilontarkan kedepan
dengan hebatnya.
Dengan suatu gerakan yang cekatan Giam In Kok melejit
kesamping untuk meloloskan dari dari ancaman tersebut. Serunya
sambil tertawa :
? Jurus pertama ! ?.
? Apa jurus pertama " ?.
? Aku telah mengalah satu jurus kepadamu
.. ! ? sahut Giam In
Kok menerangkan.
Ucapan tersebut seketika membangkitkan kemarahan Ban keh
kangzusi.com Seng Hud, dia seperti telah melupakan janji untuk beradu tenaga dalam. Sambil mendengus dingin bukan saja sepasang tangannya
berubah menjadi merah membara, lagipula secara lamat lamat
tersembur keluar asap yang membara. Secara beruntun dia
melancarkan serangkaian serangan dahsyat.
Giam In Kok bergerak menghindar dengan gerakan yang enteng
dan cekatan. Kemudian serunya sambil tertawa :
? Jurus kedua ?. ? Jurus ketiga .. ?. Menurut kebiasaan yang berlaku, begitu ucapan jurus ketiga
telah diucapkan, maka dia akan melancarkan serangan balasan.
Tapi saat ini tiba tiba saja satu ingatan melintas didalam
benaknya, dengan cepat tubuhnya meloncat mundur sejauh sepuluh
kaki, kemudian bentaknya dengan keras :
? Tahan !! ?. ? Bocah busuk, permainan apalagi yang hendak kau persiapkan
"? seru Ban keh Seng Hud dengan wajah tertegun.
? Siauya ingin bertanya kepadamu. Sepanjang hidupmu berapa
orang murid yang pernah kau terima " ?.
? Apa kau ingin menjadi muridku " ? Ban keh Seng Hud balik
bertanya. ? Menjadi muridmu ". Huhhh
!, mengapa kau tidak bercermin
dulu diatas air kencingmu, manusia bertampang apakah kau ini " ?.
Ban keh Seng Hud benar benar sangat gusar, kemudian
umpatnya : ? Dasar bocah keparat yang tidak pernah didik orang tua. Tak
heran mulutmu kotor dan tidak mengerti sopan santun ?.
Perkataan tersebut ibarat menggosok luka hatinya. Paras muka
Giam In Kok seketika beribah menjadi dingin bagaikan es, serunya kangzusi.com
sambil tertawa dingin :
? Heehhhh heehhh .heehhh . aku bertanya kepadamu karena
siauya menilai tindakanmu meski keji dan banyak sudah yang
menjadi korbanmu, itulah sebabnya kau sibinatang busuk telah
melanggar pantanganmu. Hemmmm, tak tahunya kau malah
mengejekku dengan kata kata seperti itu. Kelihatannya kau memang pengin mampus
. ?. Baru selesai perkataan itu diucapkan menddadak terdengar suara
perempuan tadi bergema ditelinganya lagi :
? Siauhiap, untuk menghadapi musuh yang berada
dihadapanmu, kau meski bersikap lebih hati hati dan waspada ?.
Hampir pada saat yang bersamaan Ban keh Seng Hud berkata
dengan tertawa :
? Bocah busuk, kau ingin menyelidiki keadaan Hudyamu yang
sebenarnya ". Hemmmm, ini berarti kaupun sudah bosan hidup ?.
Tapi Giam In Kok sedang memperhatikan bisikan dari perempuan
tersebut dengan penuh seksama, tanpa disadari ia berseru :
? Turut perintah ! ?.
Ban keh Seng Hud mengira jawaban tersebut ditujukan
kepadanya, maka sambil tertawa segera katanya :
? Asal kau sudah tahu saja, ini lebih baik lagi ?.
? Soal apa " ? tiba tiba Giam In Kok bertanya dengan wajah
tertegun bercampur keheranan.
? Kau sudah tidak pengin hidup lagi bukan " ?.
? Aaahhh, tak usah banyak bicara lagi
. ?. ? Kalau memang begitu, sambutlah seranganku ini
.. ! ?. Sejak tadi Ban keh Seng Hud telah menghimpun segenap tenaga
dalamnya dan bersiap melancarkan serangan, maka begitu selesai
berkata, sepasang telapak tangannya segera dilontarkan kedepan.
Kabut berwarna merahpun memancarkan desingan tajam yang
kangzusi.com memekakkan telinga langsung menggulung kemuka.
Giam In Kok tidak diam saja. Tenaga Ceng Goan Hiat Khi-nya
telah pulih kembali segera dikerahkan keluar. Dalam waktu sekejap daerah seluas beberapa kaki disekeliling tempat itu sudah diliputi hawa serangan yang menyebar kemana mana.
Ban keh Seng Hud kembali membentak keras, tenaga pukulannya
segera dihimpun hingga mencapai delapan bagian.
? Blammmmm . ! ?. Serangan ini dengan cepat membelah celah jalan pintas
menembusi kabut pelindung badan Giam In Kok, tapi setiap waktu
menyentuh tubuhnya tenaga serangan tersebut justru seakan akan
menghantam selembar lempengan baja diiringi desingan nyaring,
Ban keh Seng Hud justru malah terpental mundur sendiri sejauh
satu langkah. Kabut yang menyebar kembali terhimpun menjadi satu. Keadaan
Giam In Kok sekarang ibarat sekuntum bunga yang baru mekar.
Betapa terkejutnya Ban keh Seng Hud ketika menyaksikan
serangan yang mempunyai kekuatan untuk mencabut sebatang
pohon sampai keakar akarnya itu ternyata tidak berhasil
merobohkan pertahanan lawan, bahkan sepasang tangannya sendiri
malah terasa kaku.
Apalagi setelah dia mencium bau harum yang sangat aneh dari
tubuh pemuda itu hatinya semakin terkesiap.
? Bocah busuk ? teriaknya kemudian. ? Apakah empedu ular
bunga tadi telah berhasil kau lebur dalam tubuhmu " ?.
Giam In Kok terbahak bahak :
? Haahhhh . Haahhhh ..haahhhh . terima kasih banyak atas
bantuanmu, kalau bisa silahkan kau menambahi dua pukulan lagi
untukku . ?. Ternyata gumpalan kabut tersebut merupakan hawa Ceng Goan
kangzusi.com Hiat Khi yang memang dihimpun oleh tubuhnya sedangkan hawa
lembut berbau harum yang menyelimuti sekeliling badannya justru terbentuk dari gabungan mutiara Giok Li Li Cu serta Empedu Ular Bunga tadi.
Sebagai seorang jago yang berilmu tinggi dan berpengalaman
luas, Ban keh Seng Hud segera dapat membedakan kalau dibalik
bau harum tadi terselip pula bau harumnya Empedu Ular Bunga.
Bertapa terkejutnya dan mendendamnya Ban keh Seng Hud ini
begitu mendengar pengakuan dari Giam In Kok. Dengan penuh
amarah dan rasa iri hati, segera bentaknya :
? Baiklah, biar Hudya segera mengirimkanmu pulang kerumah
nenek ! ?. Tampak sepasang matanya melotot penuh kegusaran. Rambut
dan jenggotnya bergetar karena emosi. Sementara hawa merah
yang terbentuk dari telapak tangannya secepat kilat dilontarkan kebalik kabut pelindung tubuh lawan.
Dia tahu, untuk bisa melebur empedu Ular Bunga kedalam tubuh
seseorang tersebut dibutuhkan waktu paling sedikit delapan puluh hari latihan. Ini berarti dia masih punya kesempatan untuk
menggempur pusar lawan dengan tenaga sebesar dua belas bagian
untuk merebut empedu tersebut dan segera melarikann diri dari
sana. Siapa tahu baru saja ilmu pukulan bara api Lie Hwe Sio Ciang
yang dahsyat dan khusus menembusi hawa khikang pelindung
tubuh lawan ini baru membakar sebagian dari kabut pelindung
tubuh Giam In Kok, tahu tahu pandangan matanya terasa kabur dan ia kehilangan jejak musuh.
Sejak semula Giam In Kok sudah tahu bahwa ilmu pukulan bara
api Lie Hwe Sio Ciang dari lawan adalah ilmu yang khusus untuk
merusak hawa khikang pelindung badan, apalagi setelah
menyaksikan hawa pukulan berwarna merah itu terhimpun dalam
kangzusi.com satu garis dan khusus menyerang kesatu tempat. Bagaimana
mungkin dia berani mencoba dengan taruhan tubuhnya.
Dengan pulihnya tenaga dalam yang dimilikinya, maka sekalipun
belum berhasil melebur empedu ular tersebut kedalam tubuhnya,
kepandaian yang dimiliki sudah beberapa tingkat diatas Ban keh
Seng Hud. Itulah sebabnya dia segera mengeluarkan ilmu meringankan
tubuhnya yang sempurna untuk menyelinap kebelakang tubuh
musuhnya, kemudian jengeknya sambil terkekeh kekeh :
? Haaahhhhh .haahhhh .haahhhh sudah susah payah
menghimpun seonggok api untuk membakar orang, tak tahunya
usaha tersebut sia sia belaka
. ?. Mendengar seruan tersebut Ban Keh Seng Hud mencoba untuk
membalikkan badan, namun siapa tahu dia tidak berhasil
melepaskan diri dari ulah Giam In Kok yang terus menempel
dibelakang punggungnya itu.
Dalam keadaan apa boleh buat dia segera berpekik nyaring,
tubuhnya melejit keudara setinggi sepuluh kaki kemudian
berjumplitan beberapa kali, sementara telapak tangannya diayunkan kedepan sehingga menciptakan sekuntum cahaya. Cahaya merah
yang menyelimuti daerah seluas beberapa kali dan pelan pelan
meluncur kebawah.
Setelah merasakan kelihaian musuhnya tadi, terutama setelah
pukulan Lie Hwe Sio Ciang berhasil membakar sebagian dari hawa
khikang pelindung badannya, Giam In Kok sudah tahu kalau nama
besar ilmu pukulan bara api tersebut bukan cuma nama kosong
belaka. Dengan menggunakan kesempatan disaat awan merah itu belum
sempat mencopot kepalanya, dia segera melejit kesamping untuk
meloloskan diri.
? Aku telah mengalah tiga jurus kepadamu " ?. Katanya
kemudian sambil tertawa. ? Sekarangpun aku sudah mengalah dua
gebrakan lagi, bila digabungkan maka aku sudah mengalah tiga
kangzusi.com jurus dan dua gebrakan kepadamu. Aku lihat lebih baik bara apimu itu disimpan saja untuk membuat obor nanti. Asal kau bersedia
untuk bertobat serta tidak melakukan kejahatan lagi, akupun
bersedia untuk memberi kesempatan hidup kepadamu. Sebaliknya
kalau tidak .heeemmmmm .jangan salahkan bila siauya akan
bertindak keji ?.
Ban Keh Seng Hud tidak berhasil menarik kembali tenaga
pukulan bara api yang telah dilepaskannya, ketika itu juga beberapa lembar batu hijau diatas puncak bukit itu terbakar habis.
Apalagi setelah mendengar nasehat dari bocah muda itu,
amarahnya semakin berkobar, segera teriaknya dengan keras :
? Bocah busuk, mengapa kau tak berani menyambut seranganku
" ?. ? Kalau toh kau enggan mengucurkan air mata sebelum melihat
peti mati, terpaksa siauya harus memberi pelajaran yang setimpal kepadamu ?.
? Hei sebetulnya kau hendak beradu tenaga dalam ataukah
beradu kelincahan jurus serangan " ?.
? Terserah pilihanmu sendiri ! ?.
? Lebih baik kita beradu tenaga murni saja ! ".?
Setelah mempertimbangkan untung ruginya tentu saja Ban Keh
Seng Hud lebih suka memilih beradu tenaga murni daripada dengan jurus silat.
Giam In Kok segera mengetahui kalau musuhnya berniat untuk
mengadu jiwa. Tanpa terasa keningnya berkerut kencang, serunya :
? Menurut pendapatmu, bagaimana kita meski beradu " ?.
? Masing masing duduk pada batu hijau yang telah ditentukan
tadi, lalu masing masing melancarkan sebuah pukulan. Barang siapa yang meninggalkan batu hijau itu terlebih dahulu, maka dialah yang dianggap kalah ?.
? Bagaimana setelah kalah " ?.
kangzusi.com ? Terserah pada keputusan lawannya ! ?.
? Baiklah, bila aku she Chin yang kalah, apa keputusanmu untuk
menghadapiku " ?.
? Akan kupaksa dirimu untuk menjadi muridku serta harus
mempersembahkan empedu ular itu kepadaku ?.
Giam In Kok segera teringat kembali dengan ilmu yang tercatat
dalam kitab Tiong Giok Sam Keng, yaitu Gadis Suci Menyerahkan
Obat serta Bocah Jejaka mempersembahkan Pil. Dua jenis ilmu yang teramat sesat. Tanpa terasa diapun menghela nafas :


Pendekar Muka Buruk Karya Tjan I D di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

? Empedu ular tersebut telah berada didalam perutku, lalu
dengan cara apa kau menyuruh aku mempersembahkan kepadamu
" ?. Ban Keh Seng Hud tidak menyangka kalau Giam In Kok akan
mengajukan pertanyaan tersebut. Saking kagetnya dia mundur
selangkah kebelakang, sementara paras mukanya berubah merah
padam. Sambil tertawa paksa katanya kemudian :
? Akan kuhisap darahmu untuk mendapatkan sari empedu
tersebut. Bukankah cara ini paling jitu " ?.
Pelan pelan paras muka Giam In Kok pulih kembali, segera
serunya sambil tertawa :
? Kau angggap pertandingan ini sudah pasti dimenangkan
olehmu " ?.
? Pokoknya kalau Hudya sampai kalah, terserah kepadamu apa
yang hendak kau perbuat padaku ?.
? Tidak usah dibilang seandainya lagi, siauya cuma minta sebuah telingamu untuk kembali kejalan yang benar
?. ? Baik. Bila Hudya sampai kalah, telingaku pasti akan
kupersembahkan kepadamu ?.
Giam In Kok tertawa. Pelan pelan dia naik keatas batu hijau yang kangzusi.com
telah ditentukan.
Sementara itu Ban Keh Seng Hud-pun telah naik keatas batu
hijau yang ditentukan dan duduk bersila disitu.
Saat itu, seandainya ada orang yang tak mengetahui duduk
persoalan naik keatas puncak tersebut, mereka pasti akan dibuat tercengang dengan adegan disana.
Tampak seorang kakek dan seorang pemuda duduk saling
berhadapan diatas batu hijau dengan selisih jarak lima, enam belas kaki, sementara uap panas kelihatan mengepul keluar dari tubuh
masing masing. Suasana terasa amat hening. Namun paras muka kedua orang itu
serius sekali. Lambat laun batu yang diduduki kakek tersebut dari atas hingga
kebawah segera berubah menjadi merah membara, bahkan uap
airpun turut berubah menjadi merah padam.
Ban Keh Seng Hud segera tertawa, tiba tiba sepasang telapak
tangannya didorongkan kedepan dengan cepatnya, dan menyambar
lewat dari sisi tubuh Giam In Kok lalu meluncur kearah tempat
kejauah sana. Giam In Kok nempak sedikit bergetar, tapi dengan cepat dia telah pulih kembali dalam ketenangan.
Ban Keh Seng Hud segera membuka matanya kembali dan
melirik sekejap kearah lawannya, kemudian ia menegur sambil
tertawa : ? Hei bocah busuk, kau sudah mampus belum " ?.
Ketika tidak mendengar jawaban, kembali Ban Keh Seng Hud
bergumam : ? Aaaii tidak seharusnya kulepaskan serangan dengan tenaga
sakti Sam Wi Gou Hong, akibatnya mustika alampun turut dirusak.
Hemmmm . Sekalipun dia disebut orang sebagai si Bocah Ajaib
Bermuka Seribu dan berhasil memiliki kepandaian sakti. Namun
kangzusi.com setelah badannya berhasil ditembusi oleh hawa sakti Sam Wi Gou
Hong-ku bagaimana mungkin badannya tidak terbakar hancur " ?.
Sembari bergumam dia segera melompat turun dari tempat
duduknya dan berjalan mendekati sisi pemuda dimana batu tempat
duduknya masih mengeluarkan hawa panas. Lalu katanya lagi :
? Sayang, sayang
kau memang tak malu disebut orang sebagai
si Bocah Ajaib Bermuka Seribu, tapi nyatanya hawa sakti Sam Wi
Gou Hong dari Hudyamu telah berhasil membuat batupun berasap
karena kepanasan. Apalagi tubuhmu yang terdiri dari darah dan
daging ". Sebetulnya Hudya tak berniat menggunakan cahaya api
yang terlatih dari hawa murni. Namun tenaga dalammu kelewat
sempurna. Untuk berjaga jaga terhadap segala kemungkinan yang
tidak diinginkan, terpaksa aku harus melepaskan cahaya api untuk membakar tenaga dalam pelindung tubuhmu. Semula aku hanya
ingin membuatmu tahu kelihaianku. Siapa tahu keadaannya sama
sekali diluar dugaan. Akhirnya tubuhmu terbakar, aaiii
.. ? Sambil berkata tiba tiba saka beberapa air matanya jatuh
berlinang membasahi wajahnya.
Mendadak terdengar seseorang tertawa terbahak bahak, lalu
terasa ada sepasang tangan yang menggenggam tangannya dengan
kecepatan bagaikan kilat.
? Hwesio gadungan kali ini kau sudah kalah
. ? seru Giam In
Kok keras. Dengan perasaan terkejut berniat melompat bangun. Namun
tenaga cengkeraman lawan kuat sekali membuat ia tidak mampu
berkutik sama sekali.
Dengan perasaan terkejut bercampur gelisah segera serunya :
? Mengapa kau belum mati " ?.
? Bila siauya sudah mati, siapa yang tahu kalau pertarungan ini berhasil aku menangkan " ?.
? Tapi Hudya toh belum kalah "? seru nya cepat.
kangzusi.com ? Belum kalah ". Coba kutanya siapa yang telah meninggalkan
tempat duduknya sekarang ". Dan bagaimana pula dengan syarat
pertandingan kita tadi " ?.
Termenung beberapa lamanya. Kemudian dia menghela nafas
dengan perasaan kecewa, katanya pelan :
? Yahh , aku memang kalah. Baik adu kepintaran maupun
beradu kepandaian, aku tidak bisa mengunggulimu. Hayo cepat
lepas tangan agar bisa kuserahkan telingaku ini kepadamu ?.
Mendengar perkataan ini, Giam In Kok segera tertawa :
? Kau cukup mengaku kalah saja. Buat apa aku mendapatkan
telingamu itu .. " ?. ? Lantas apa yang kau inginkan " ? tanya dengan perasaan tak
senang hati. ? Aku hanya minta kau bertobat serta kembali kejalan yang
benar "! ?.
? Tapi perjanjian kita kan begini, Hudya wajib melaksanakan
perjanjian sendiri ?.
? Orang kuno mengatakan, berbuat baik adalah pahala. Asal kau
dapat meruibah kelakuanmu maka kau benar benar akan menjadi
Budha hidup dari Selaksa Keluarga (Ban Keh Seng Hud), apa
gunanya mendapatkan telingamu itu ". Paling banter cuma
membuat cacat panca indera saja. Nah pergilah sekarang, maaf
kalau aku masih ada urusan lain ?.
Ban Keh Seng Hud segera terbungkam seribu bahasa. Ketika ia
mendongakkan kepalanya kembali, tampak sepasang matanya telah
berkaca kaca, hampir saja air matanya jatuh keluar.
Itulah pancaran sinar menyesal, malu dan sedih bercampur aduk
menghiasi wajahnya tua tua. Dengan putus asa dia memandang
sekejap kearah Giam In Kok lalu ujarnya sedih :
kangzusi.com ? Mulai saat ini aku berjanji akan melepaskan golok pembunuh
untuk tidak mencampuri urusan dunia persilatan lagi. Bila Siauhiap membutuhkan bantuan tenaga aku tidak akan menampik ! ?.
Giam In Kok adalah pemuda yang berhati mulia, dia tidak tega
membiarkan kakek yang telah berusia seabad lebih itu berkata
demikian memelasnya dihadapannya. Buru buru ia berkata :
? Harap Lotiang jangan berpikir yang tidak tidak, aku
. ?. Mendadak dari kejauhan sana terdengar seseorang membentak
nyaring : ? Hei jangan kau lepaskan orang itu ! ?.
Giam In Kok mengenali suara tersebut sebagai sinona yang
berusia agak tua. Sekalipun ilmu silatnya tidak seberapa, namun bila sampai ketanggor dirinya, sudah pasti akan timbul kerepotan baru.
Karenanya cepat cepat dia berkata :
? Lotiang cepatlah pergi, biar urusan disini serahkan saja
kepadaku untuk diselesaikan ?.
Ban Keh Seng Hud mencoba untuk berpaling. Ia saksikan ada
lima enam sosok bayangan manusia sedang bergerak mendekati
dengan kecepatan tinggi. Ia tak ingin menimbulkan persoalan baru lagi yang dapat merepotkan dirinya, maka setelah menjura ia
berkata : ? Kalau begitu merepotkan Siuahiap untuk menyelesaikan
persoalan disini
?. Menyusul kemudiann dia berpekik panjang, burung elang raksasa
segera terbang mendekat dengan cepat. Ban Keh Seng Hud segera
melompat naik keatas punggung burungnya dan terbanglah elang
raksasa tersebut menembus awan.
Saaat itulah beberapa orang gadis cantik telah tiba dibawah
puncak, terdengar seorang yang berjalan paling muka membentak
keras : kangzusi.com ? Pendeta siluman tunggu dulu. ! ?.
Tampak tangannya diayunkan kedepan. Serentetan cahaya
merah segera menembusi awan dan menyambar ekor burung elang
tersebut. Betapa tajamnya mata Giam In Kok ternyata diapun tak sempat
melihat dengan jelas benda apakah yang yang mengeluarkan
cahaya merah tersebut. Buru buru ia berteriak :
? Hati hati Lotiang
! ?. Ban Keh Seng Hud mengiyakan, bersamaan waktunya burung
elang itu meluncur dengan kecepatan tinggi. Dalam waktu singkat bayangan mereka tinggal setitik bayangan hitam yang menembus
awan. Ketika gagal dengan serangannya, gadis itu menarik kembali
cahaya merahnya, kemudian setelah tiba dihadapan Giam In Kok
serunya dengan garang :
? Bagaimana sih kau ini ", Sam Sumoay kusuruh kau menahan
orang itu, kenapa kau justru membiarkan dia pergi " ?.
Giam In Kok menyaksikan rombongan gadis itu terdiri dari enam
orang. Usia mereka hampir sebaya dan dandananpun hampir sama
yaitu berbaju hijau dengan menyoren sebatang pedang
dipunggungnya. Ia tahu orang orang ini adalah saudara
seperguruan Ciu Li Ya, maka ujarnya kemudian sambil tersenyum :
? Teguran dari Cici ini kelewatan, apalagi tuduhan yang
diutarakan kepadaku " ?.
? Kelewatan " ? seru sinona yang berusia paling tua sambil
mengawasi sekejap pemuda dihadapannya. ? Bukankah kau sempat
memberi peringatan kepada keledai gundul gadungan itu agar
berhati hati ". Apakah hal ini tidak membuktikan kalau kau memang sengaja membiarkan pergi " ?.
Sinona yang membawa tali kulit ularpun berseru juga :
? Bocah lelaki busuk ini tentu bukan orang baik baik. Toa Suci
kangzusi.com tak perlu banyak bicara dengannya, lebih baik dibekuk saja lebih dahulu. Kita dapat mengorek keterangan dari mulutnya tentang
alamat keledai gundul tadi ?.
? Atas dasar apa Suci ini menuduhku sebagai orang jahat " ?
tanya Gian In Kok sambil tertawa.
? Bila kau memang orang baik, mengapa melanggar pantangan
berzinah . ? ? Tolong tanya apa yang dimaksud dengan berzinah itu " ?.
? Si keledai gundul tadi yang berkata demikian, kami semua
belum pernah melanggar pantangan berzinah, maka mana tahu
apakah berzinah itu " ?.
Diam diam Giam In Kok merasa geli. Dengan wajah serius segera
berkata : ? Walaupun Ban Keh Seng Hud gemar membunuh orang, namun
akhirnya dia masih bisa membedakan antara lurus dan sesat. Sudah sepantasnya bila kita memberi sebuah jalan hidup kepadanya.
Apalagi seorang tokoh sakti yang bersembunyi telah berpesan
kepadaku lewat ilmu menyampaikan suara agar aku memberi
hukuman yang paling ringan kepadanya. Itulah sebabnya aku
membiarkan dia pergi. Apa artinya kita terlalu memojokkan dia " ?
Ketika mendengar ada tokoh sakti yang memberi petunjuk
melalui ilmu menyampaikan suara, sinona kelihatan tertegun, tapi kemudian sam mendengus katanya :
? Justru kalian satu komplotan maka kau membiarkan keledai
gundul itu minggat dari sini, Huhhh
ada tokoh sakti siapa yang memberi petunjuk melalui ilmu menyampaikann suara ". Kau tak
usah mengigau yang bukan bukan. Seribu li disekeliling bukit Ngo Kui San hanya ada Suhuku seorang tokoh sakti. Sedang Toa Suci
hanya terhitung setengah
.. ?. Nona yang paling tua usianya itu segera mendesis sambil
tertawa: ? Budak ketiga memang makin lama makin ngelantur kalau
kangzusi.com bicara, masak aku dianggapnya setengah " ?.
Gadis itu segera tertawa, serunya lagi :
? Bulan depan kau dan Lim Suheng
. ?. Tapi sebelum perkataan itu selesai diucapkan, sinona paling tua itu sudah membentak dan siap menamparnya. Dengan ketakutan
gadis tersebut cepat cepat mundur beberapa langkah kebelakang.
Menggunakan kesempatan inilah Giam In Kok segera menjura
dan berkata : ? Aku masih ada urusan penting yang harus diselesaikan. Harap
Cici sekalian memberi jalan kepadaku ?.
? Kau hendak pergi dari sini " ?.
Menyusul suara bentakan itu keenam gadis tersebut serentak
mencabut pedangnya dan segera mengurung musuhnya.
Giam In Kok merasa tercengang, ia melihat keenam gadis itu
salah seorang adalah gadis yang ditolongnya sewaktu terkena
pukulan Ban Keh Seng Hud tadi, maka katanya :
(oodwkzoO) Jilid : 42 ? Adik cilik, mengapa kau hendak menahanku disini " ?.
? Ciisss tak tahu malu ? seru gadis cilik itu. ? Siapa yang menjadi adik kecilmu ". Kalau tidak mengganti pakaianku jangan harap kau bisa meninggalkan tempat ini. ?.
Giam In Kok menjadi kegelian, segera tanyanya :
? Aneh benar, pakaianmu toh sudah terbakar ditangan Ban Keh
Seng Hud, mana bisa aku harus mengganti " ?.
? Seandainya aku tidak takut kau sibocah busuk mati terbanting
kangzusi.com diatas tanah, mana mungkin akan timbul peristiwa itu " ?.
? Maksud baik nona dan Cici tadi tidak akan aku lupakan untuk
selamanya. Apabila dalam berkelana didalam dunia persilatan besuk membutuhkan bantuanku, pasti akan kubantu sedapat mungkin,
apabila Suci kalian Ciu Li Ya
. ?. Tiba tiba sinona pemimpin rombongan membentak keras :
? Dimana kau telah tertemu dengan Su Sumoayku " ?.
? Aku dan Enci Ciu sudah bertemu beberapa kali. Belakangan ini
kamipun bersama sama memusuhi Tiong Giok Sam Tiong, tiga
keturunan Tiong Giok. Malah kemarin jejaknya hilang dibalik kabut sebelum aku dibawa elang raksasa itu sampai disini !" ?.
? Siapa sih tiga keturunan Tiong Giok yang kau maksudkan itu "?.
?Sebagai pendirinya adalah Tiong Giok Kisu Cin Tok, dia
mempunyai kepandaian sesat yang diwariskan kepada ketiga orang
muridnya, oleh ketiga muridnya diturunkan pula kepada
Perkumpulan Kaum Pengemis, Pelajar Rudin serta Su Hay Pang.
Masing masing perkumpulan mempunyai sejenis ilmu sesat yang
aneh, tapi orang banyak yang menjadi korbannya. Aku adalah salah seorang yang menjadi korbannya ?.


Pendekar Muka Buruk Karya Tjan I D di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

? Aneh betul, ilmu sesat macam apakah itu " ? tanya sinona
keheranan dan ingin tahu.
? Wah kalau soal ini sih kurang leluasa bagiku untuk
mengutarakannya ?.
? Aku tidak perduli, pokoknya kau harus mengatakan
secepatnya! ?. ? Aku tidak mau berbicara, karena ingin memberi muka kepada
Cici sekalian .. ?. ? Hemmm ilmu sesat macam apakah itu ". Mengapa kami tadak
boleh mengetahuinya " ?.
Dengan nada tak senang Giam In Kok segera berkata :
kangzusi.com ? Pernahkah kalian mendengar tentang ilmu sesat yang khusus
menghisap sari tubuh seseorang " ?.
? Ilmu menghisap sari tubuh ". Aneh betul. Mengapa Suhu tidak
pernah menerangkan kepada kami " ?.
? Suhu kalian tidak menerangkan karena ilmu sesat seperti ini
memang tidak sepantasnya diketahui oleh Cici sekalian ?.
? Apa yang tidak sepantasnya ". Hemmmm, pasti kau sibocah
kunyuk yang mengaco belo. Pokoknya sebelum kau menjelaskan
alasannya secara tepat. Hari ini jangan harap bisa meninggalkan puncak Giok Jin Hong ini secara selamat
. ?. Dengan wajah serius kembali Giok In Kok berkata :
? Aku tak berbicara karena bermaksud menjaga harga diri kalian
semua, lain tidak. Sebagai contoh kakak seperguruan kalian Ko
Sengjin serta Cu Cun, merekapun tersesat kejalan yang tak benar karena mempelajari ilmu sesat tersebut. Seandainya aku tidak turun tangan tepat pada waktunya dengan membunuh Ko Sengjin,
mungkin adik seperguruan kalian Ciu Li Ya sudah menjadi korban ?.
? Ahhhh masa ada kejadian seperti ini ". Aku Ciau Li Long jadi pengin tahu sampai dimanakah taraf kepandaian silat yang kau
miliki sehingga mampu membinasakan Cu Cun dan Ko Sengjin
berdua " ?.
? Bila Cici kurang percaya, tanyakan sendiri kepada Cici Ciu bila ia telah kembali nanti, karena aku rasa kurang baik jika kita beradu kepandaian secara sesungguhnya ?.
Kembali Ciau Li Long mendengus dingin :
? Hemmmm kalau begitu bahkan aku sendiri bukan
tandinganmu " ?.
? Kita tidak pernah terikat dendam sakit hati, siapa saja yang
terluka rasanya sama sama kurang baik untuk kita ?.
? Pokoknya aku tak akan melukaimu dan kaupun tidak melukai
aku. Buat apa banyak bicara lagi, hayo cepat lancarkan seranganmu kangzusi.com
?. ? Baiklah kalau begitu. Sudah lama kudengar ilmu pedang Cing
Lo Kiam Hoat dan ilmu gerakan tubuh Liok Huu She dari perguruan kalian yang termasyur didunia persilatan, silahkan Cici melancarkan serangan lebih dulu untuk kenikmati ?.
? Hemmmm kau belum berhak minta petunjuk ilmu pedang
Cing Lo Kiam Hoat dari To Suciku, lebih baik mencoba kepandaianku lebih dulu ? Seru sinona bertali kulit ular itu tiba tiba.
Giam In Kok berpaling, lalu serunya sambil tertawa :
? Aku dan nona pernah saling kenal, aku hanya ingin bertanya
kepadamu. Apa sebabnya kau mencuri kulit ular dan kepala ularku secara licik, bahkan sampai menotok jalan darah Ci Kut Hiat dari si Nenek Pertama Nelayan. Aku ingin tahu apa alasanmu berbuat
demikian " ?.
Berubah hebat paras muka gadis tersebut, segera bentaknya :
? Siapa yang mencuri kulit ularmu " ?.
? Itu, lihatlah sendiri. Kulit ular bermata tunggal masih berada ditangan nona. Apakah bukti ini kurang cukup " ?. Kemudian sambil menuding kearah gadis cilik tadi kembali berkata, ? Jala ditangan nona itu tentu terbuat dari kulit kepala ular bermata tunggal
Dendam Iblis Seribu Wajah 5 Pedang Asmara Karya Kho Ping Hoo Tiga Mutiara Mustika 2
^