Walet Emas Perak 15
Walet Emas Perak Karya Khu Lung Bagian 15
Akhirnya dia menoleh dan tanya kepada Hwesio gila.
"Tentang Yong-yong, didapatkan taysu memberi penjelasan
kepadaku?" "Dia punya tempat yang aman".
"Dari mana dia datang, kesana pula dia pergi, buat apa kau
merisaukan dia?" Hwesio gila menyengir tawa.
Ling Ji-ping menghela napas katanya. "Seng locianpwe
telah berpesan kepadaku supaya melindungi dia, situasi
didepan mata cukup genting, kehadirannya disini mungkin
bisa membawa keuntungan."
Hwesio gila menyengir katanya. "Kalau begitu, pergilah
mencarinya kedalam api dan air itu." Tangannya menuding
kedalam lembab. Sudah tentu Ji-ping kaget, katanya. "Maksudmu Yong yong
telah...." "Sebelum ditempa asmara, darimana datangnya cinta"
Sekarang dia sudah dari cinta dan benci, arwahnya sudah
pergi kealam baka." 856 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mendadak Ji-ping jambret baju didepan dada Hwesio gila,
matanya mendelik gusar, bentaknya. "Apa benar perkataanmu?" Hwesio gila tidak pusing akan tingkah kasr Ji-ping, dia tetap
cengar cengir, ujarnya. "Benar atau salah tiada bukti terserah
kau percaya tidak." Seperti disiram air dingin seketika luluh hati Ling Ji-ping,
sebesar ini belum pernah dia mencucurkan air mata tapi
sekarang entah dari mana datangnya rasa sedih air mata tak
tertahan bercucuran kepala menengadah sambil menghela
napas rawan. Bila ucapan Hwesio gila benar Yong yopg yang binal itu
pasti nekat terjun kedalam rawa api dan air untuk mengambil
Thian tiok sampo untuk menunjukkan kemampuannya. Sudah
tentu Y ong yong yang masih hijau tidak tahu betapa lihaynya
api dan air dingin itu, kalau dia terjun kedalam rawa, jiwanya
pasti sudah melayang. Tiba2, Hwesio pemabukan tertawa geli, katanya. "Mati
hidup manusia sudah ditakdirkan oleh Thian Yang Maha
Kuasa. Lote, kenapa kau mencari susah sendiri?"
"Menurut hematku, meski api dan air didalam rawa itu
amat lihay, bukan mustahil terjadi suatu keajaiban pada
dirinya, maka kuharap kau mengempos semangat, hadapilah
kenyataan didepan mata ini, malam ini merupakan titik tolak
keberhasilan atau kegagalan usaha kita bersama, jangan
putus asa karena soal sepele ini."
Hwesio gila tertawa, ujarnya. "Hidup adalah mati, mati
itulah hidup, menyadari beban dan tugas kehidupan, kau akan
mencapai dunia abadi."
Ling Ji-ping mengangguk, katanya kemudian. "Terima kasih
akan petuah Taysu, sadar lah aku kini."
857 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Se-konyong2 dari bukit sebelah atas sana berkumandang
gelak tawa dingin yang seram menggiriskan, begitu lantang
dam berisi nada gelak tawa ini, bumi dan pepohonan diatas
bukit seperti bergetar katanya.
Lekas mereka menoleh ke sana, tampak It-ci sin mo telah
berdiri, sorot matanya menyapu seluruh hadirin, habis
tertawa, tanpa perdulikan orang lain, sorot matanya menatap
kearah tiga duta lampu, serunya setelah terkekeh pula:
"Orang2 gagah diseiuruh pelosok dunia telah berkumpul
dilembah api dan air, sungguh merupakan pertemuan besar
yang jarang terjadi selama seratus tahun mendatang tapi
kenapa semua orang hanya duduk tenang menungggu apa ?"
Kui tiap sin si tua berangasan segera menyeringai,
bentaknya: "Ko it bin untuk apa kau kemari ?"
It cin sin mo terkekeh pula, katanya. "Siapa yang hadir
disini tidak mengincar Titian tiok sampo " Memangnya urusan
sudah terlanjur sejauh ini masih harus main sembunyi. Tapi
menurut pendapatku, semua hanya mampu jadi penonton dari
kobaran api dibawah rawa melulu, terus terang orang she Ko
seperti aku ini juga seperti kalian, siapa yang mampu melawan
api dan air yang tidak kenal kasihan Itu".
"Kalau kau tidak mampu masuk, memangnya orang lain
juga tidak mampu ?" tiba2 suara dingin yang lain mengejek,
"Siapa suruh kau manusia tak berguna yang berjari tunggal
cerewet di s ini ?" Mendelik mata Ko-it-bin, dengan beringas dia me lotot
kearah Ou-tang hoat, katanya, degan seringai sadis :
"Memangnya kau orang she Ou yakin bisa masuk kesana ?"
"Mampu atau tidak adalah urusanku. Kau orang she Ko
tidak usah turut campur."
"Lo-ko," tiba2 Pak-koat nyeletuk dengar suara dingin kaku,
"mereka kira bila tiba saatnya, begitu kobaran api padam,
858 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dengan mudah akan bisa terjun kedalam air. Hehehe, kenapa
kita ikut buru2, biarlah menjadi penonton saja mari saksikan
mereka mencobanya lebih dulu"
"Kalau urusan segampang itu, sia2 kita saling merebutkan
gembok emas itu selama enam puluh tahun."
Ang-hoa-kaucu U i-bwe-ing segera terkikk nyaring, serunya:
"Betul. Kapan kalian sudi hadir dalam pertemuan sebesar ini,
kaum persilatan di seluruh dunia memang sedang ber-tanya2
dimana gerangan gembok emas itu sekarang berada ?"
Sorot tajam mata It-ci-sin-mo beralih ke-arah Ang-hoa
Kaucu, jengeknya sinis. "Siapa kau ?"
Berubah air muka Ui Bwe-ing diperlakukan kasar, padahal
It-ci-sin-mo tahu siapa dirinya, tapi dihadapan umum dia
bersikap sekasar ini, hakikatnya tidak memandang sebelah
mata kepada Ang-hoa kau jengeknva. "Bila betul kau tidak
tahu siapa aku" Itu berarti kau orang she Ko memang cupat
pikiran dan buta melek, bila sudah tahu sengaja pura2 tanya,
itu menandakan kau ini sombong, orang tua yang tidak punya
harga diri, apalagi sebagai Bulim Cianpwe" Bwe ing percaya,
orang2 gagah yang hadir disini tidak lantaran pertanyaanmu
ini lantas memandang rendah dan menghina Ang hoa kau kita,
benar tidak?" Dasar perempuan berlidah manis dan tajam Ui Bweing
memang pintar berdebat, beberapa patah uraiannya membuat
It ci sin-mo berdiri melongo dan malu.
Dari ma lu menjadi gusar kontan dia mendamprat. "Peduli
Ang hoa bunga merah atau Pek hoa kembang putih, kau
cewek centil iin juga berani menjadi Kaucu segala" Buka mata
mu siapa saja yang hadir disini" Memangnya kau setimpal
turut bicara?" Dimaki perempuan centil dihadapan umum Ui B we ing naik
pitam serunya gusar. "Ko bin, tahukah kau orang2 yang
datang malam ini, sedikitnya sudah menimbang awak sendiri
859 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
memangnya siapa yang berani datang ke Cui-hwe-kok ini
menurut pendapatmu" Memangnya hanya It ci sin mo seorang
yang b oleh menakuti orang?"
It ci sin mo yang biasanya sabar sekarang berkobar
amarahnya oleh beberapa patah kata Ui Bwe ing, sambil
mengurung dia sudah bergerak hendak menubruk maju.
Tiba2 didengarnya Pak-koat berbisik padanya: "Lo-ko,
memangnya kau sudah lupa janji yang telah kita ikrarkan
bersama ?" Seketika It-ci-sin mo sadar, wajahnya yang buruk dibayangi
amarah seketika sirna, katanya dengan terkekeh: "Kalau orang
she Ko tidak mampu menakuti orang lain, memangnya gendut
jalang macammu ini bisa membuat orang jeri" Hehehe, orang
she Ko malam ini tidak sudi bergebrak dengan perempuan
bawel." Habis bicara dia menyingkir ke sana tidak ambil peduli
orang lagi. Bahwa It-ci-sin-mo tidak ingin mencari setori lebih du'u,
demikian pula Ang-hoa Mucu Ui Bwe-ing yang lebih cerdik dan
banyak akalnya ini, situasi ma lam ini adalah terburuk selama
seratus tahun ini dikalangan Bulim, lalu siapa sudi mendahului
antar jiwa secara percuma sebelum usaha berhasil, kalau
gagal akan konyol, lebih celaka lagi orang lain bakal
memungut keuntungan tanpa berjerih payah.
"Tanpa berjanji kita semua berdatangan Seluruh hadirin
boleh di kata punya maksud dan tujuan yang sama, siapapun
mengharap orang lain bentrok dan saling gasak atau cakar2an
lebih dulu, pihak sendiri menjadi penonton dan nanti akan
memungut keuntungan bila ada kesempatan, menurut catatan
kobaran api dirawa bakal padam setiap enam puluh tahun
sekali, bila nanti api padam mungpung ada kesempatan
setelah orang lain kehabisan tenaga, baru pihaknya
mendahului terjun keair, dengan kekuatan utuh mereka yakin
musuh lain dapat rebutkan diganyang dan merebut ketiga
pusaka itu. 860 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Itulah sebabnya sekian banyak jago2 kosen yang hadir
diatas puncak ini tiada orang yang mau bergerak lebih dulu
Baru saja It-ci-sin-mo beranjak ke sana, didengarnya
Thian-te Hwesu Ban-tiam liu-ing Li Sin tertawa gelak2 sembari
berdiri, terlebih dulu dia menjura dengan tertawa kepada
hadirin lalu berkata: "Tanpa berjanji kita semua berdatangan di Cui-hwe-kok ini,
terus terang tujuanku seperti juga maksud kalian, bukan
mencari permusuhan, tidak mengejar nama. Hadirin tentu
juga telah tahu malam ini adalah saatnya kobaran api dirawa
bakal padam setiap enam puluh tahun sekali, persoalan ini
sudah bukan rahasia lagi?" Berhenti sejenak matanya
menyapu pandang keseluruh hadirin, tawanya tawar dan
berkata pula," Thian tiok-sam-po tidak bisa dibanding dengan
buku2 pelajaran Sllat atau benda2 pusaka yang pernah
diperebutkan kaum persilatan umumnya, didalamnya bukan
saJa tercantum pelajaran ilmu aliran Hud yang tiada taranya,
terdapat pula ilmu pukulan yang paling digdaya; lebih hebat
adalah selembar Giok-lan itu, konon dapat menyembuhkan
orang yang sudah mati menjadi muda kembali, manusia akan
terbang kelangit menjadi dewa. Semua itu mungkin terlalu
diagulkan dalam berita yang tersebar luas, tapi Giok-lan itu
sendiri merupakan obat mustajab yang tiada bandingannya,
yakin dapat dipercaya."
Orang2 parsilatan yang tidak termasuk dalam rombongan2
besar itu jadi saling pandang dengan mata terbeliak kaget,
agaknya orang banyak masih belum tahu akan khasiat dari
ketiga pusaka itu. Satelah menjelajah keadaan sekitarnya Ban-tiam-liu-ing
kembali meneruskan pidatonya :
"Oleh karena itu, para sahabat malam ini datang kemari,
termasuk aku sendiri, besar tekadnya untuk merebut ketiga
pusaka itu. Padahal barang pusaka itu hanya tiga buah, yang
hadir disini ada ratusan orang, meski pepatah ada bilang,
861 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
memburu burung sepanjang gunung siapapun yang melihat
dapat bagian, tapi padri banyak bubur sedikit, bagaimana bisa
membagi rata sehingga setiap orang yang mendapat bagian
merasa puas". Sekonyong2 seseorang tertawa dingin lalu mencemooh :
"omong kosong."
Ban-tiam liu-ing Li sin menoleh, yang bersuara ternyata
adalah Yu-bing-kaucu yang berada di sebelahnya
"Im heng tentu punya pendapat bila aku sudah bicara habis
boleh giliranmu untuk berpidato" Lalu dengan gelak tawa dia
meneruskan "tapi kita hanya menunggu saja bukan cara
penyelesaian yang baik yakin para sahabat yang hadir punya
pikiran yang sama, ingin memungut keuntungan dari orang
lain yang sudah kempas kempis itu berarti semua menunggu
kesempatan pafing baik, kalau pikiran semua orang sama,
bukankah waktu akan terbuang percuma."
"Kau ini barang apa?" tiba2 Kui tiap sin membentak bengis,
"tidak sedikit orang kosen yang hadir disini, memangnya kau
perlu mengudal ludahmu yang busuk itu ?"
Bahwa Li Sin bisa mengepalai Thian te hwe lantaran dia
berotak cerdas, pengetahuan luas berwibawa lagi, lebih
penting lagi karena dia membekal berbagai senjata api, jarang
kaum Persilatan yang mampu melawan senjata rahasianya
yang mengandung api, dengan mendongak dia bergelak tawa,
serunya." "Thian-te-hwe selama ini berkuasa didaerah barat dan
disegani kaum persilatan umumnya, memangnya kita barang
apa" Kaum persilatan dapat menilainya secara nyata. Sudah
tentu dibanding Kui tiap sin yang dahulu mampu melawan
keroyokan sepuluh jago top dari Tionggoan masih ketinggalan
jauh. Tapi s ituasi sekarang sudah berobah, orang2 yang hadir
disini tarap kepandaian mereka yakin tidak lebih rendah dari
kesepuluh jago top dari Tionggoan dulu, apalagi kecuali
862 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kungfu hehehe,..," perkataan ditujukan kepada Kui tiap sin,
tapi sorot matanya tertuju kearah Ui Bwe-ing, dia perhatikan
perobahan mimik muka orang. Tetapi Ang hoa Kaucu diam
saja, rona mukanya tidak bprobah, tanpa buka suara pula.
hakikatnya dia tidak menemukan perobahan sedikitpun dari
sikap orang, tidak marah, jengkel, juga tidak kelihatan senang
gembira. Dengan angkuh dia tetap bercokol dikursi ukir antiknya,
melirikpun tidak kearah Li-sin seo!ah2 pertikaianmu pihak
Thian te-we dengan Kui tiap-sin tiada sangkut pautnya dengan
Ang-hoa-kau kami. Sudah tentu Kui-tiap-sin yang berangasan murka, serunya :
"Kau masih punya pelor kentutmu yang mengeluarkan asap
tebal itu " Boleh sekarang kau pamer saja dihadapanku."
Tujuan It-ci-sin-mo buka suara tadi memang mengharap
Walet Emas Perak Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
dapat mengobarkan permusuhan diantara hadirin, melihat
kedua orang sudah bersitegang leher, sesuai yang diharapkan
segera dia tertawa gelak2, katanya : "Betul, sepasang kampak
Kui-heng menggetarkan Bulim, konon pelor geledek Thian-te-
we amat dahsyat, hayolah mulai, coba tunjukkan kesaktian
masing2, mumpung yang menonton adalah jago2 top kaum
persilatan masa kini, biar mata tuaku yang sudah lamur ini
terbuka pula?" Pak-koat ikut menimbrung dengan seringai dingin. "Kukira,
mereka justeru tidak mau turun tangan." Demikian dia
mengumpak dengan nada menghasut.
Ternyata Kui-tiap-sin cukup pengalaman dan tabah,
katanya menoleh kearah mereka. "Kalau kalian ada minat,
boleh silahkan turun gelanggang mencoba pelor kentut Thian
te Hwecu ini. Hehe, aku orang she Ling jadi ogah
menggerakkan tangan."
Hiat ing cu Ou Tang hoat menimbrung. "Lo cing, buat apa
kau adu mulut dengan orang2 tak berguna itu" Hm, cepat
863 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
atau lambat kepala mereka juga pasti digantung diatas
maklumat kematian." Ratusan hadirin banyak yaag tidak tahu siapa gerangan
Hiat ing cu dan Kui tiap sin. Mendengar Hiatingcu
menyinggung maklumat kematian baru mereka kaget dan ciut
nyalinya, pandangan hadirin kini tumplek kearah mereka.
Deapan belas hwesio dari Siau lim yang sejak tadi
memejam rnatapun membuka mata dan menoleh kearah
mereka. Demikian juga jago2 Bu tong pay, merekapun
mengawasi dengan pandangan terbeliak.
Hanya Ang hoa kaucu bersikap tenang dan wajar, katanya
dengan tertawa manis : "Nah, hadirin sudah dengar bukan
mungkin belum tahu. tiga orang ini adalah duta lampu dari
puncak iblis yang sudah menggetar dunia, jangan kalian
mencari penyakit pada mereka, bukan mustahil batok kepala
kalian juga bakal digantung diatas maklumat kematian. Merdu
suara Ui Bwe ing, tapi laksana geledek menggelegar dihati
setiap hadirin suara kaget dan heran terdengar dimana-mana!
It ci sin mo dan Pak koat pun tidak ketinggalan, saking
kaget It ci sin mo malah terhenyak mundur satu langkah,
matanya yang membundar besar mengawasi ketiga duta
lampu itu. Ternyata sepasang Hwesio Jenaka yang menonton dari
bukit pendek, yaitu Hwesio gila dan pemabukan, juga kaget,
hanya Ling-Ji-ping yang bersikap dingin kaku tak berobah.
Hwesio mabuk berkata ; "Lote, siapa nyana perempuan iblis
itu mampu menundukkan kedua mahluk aneh dari Bulim yang
ganas ini, menjadi anak buahnya, dua diantara ketiga duta
lampu itu ternyata mereka duduki."
"Bukankah kau sudah melihat mereka bertiga hadir
seluruhnya?" jengek Ji-ping dingin.
864 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hwesio gila mendadak tanya : "Setan arak siapa pula
perempuan itu ?" Hwesio pemabok melirik pada Ling-ji- ping, sahutnya : "Kau
tanya, aku, aku ."tanya siapa ?"
Ling-ji-ping melirik kearah Hwesio gila, katanya :
"Perempuan itu seorang baik, arif bijaksana, menurut dugaan
Ling-ji-ping, dia punya sesuatu tujuan dan kesulitan tertentu
sehingga, rela menjadi pesuruh pihak puncak iblis."
"Kau mengenalnya?"
"Ya, dia pernah menolong aku, malah pernah mengajarkan
semacam ilmu tunggal kepada Yong-yong."
"Ilmu tunggal apa?"
"Ilmu...." Sesaat Ji-ping ragu2, matanya melirik kearah
Hwesio pemabuk. "Gila, buat apa kau tanya tetek bengek?" Seru Hwesio
pemabuk, "lekas lihat."
Tampak bayangan merah berkelebat, dengan mengeluarkan gelak tawa aneh Hiat-ing-cu telah berdiri
didepan, bayangan merah tampak berkelebat melayang kian
kemari laksana segumpal kabut merah, dari tengah bayangan
itu berkumandang suara Ou-ianghoat, "Betul. Aku adalah duta
lampu merah dari Sin kion (istana suci) yang pakai baju putih
adalah Duta lampu putih, Lo ling adalah Duta lampu kuning,
sudah dua duluh tahun kalian menyelidik jejak kami, sekarang
biarlah kuberitahu kepada seluruh hadirin, Thian-ti-ok-sam-po
sudah menjadi milik Sin kiong kami. siapapun yang berani ulur
tangannya boleh ukur dulu kemampuan sendiri kalau tidak
tiga, hari kemudian, batok kepala kalian akan tercantum
dalam maklumat kematian. Pidatonya ini mengundang reaksi yang ramai diantara
hadirin, Siaulim, Butong dan kedua Kau dan satu Hwe. hati
mereka tiada yang tidak kaget dan jeri. Hiat ing cu dan Kui
865 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tiap sin adalah gembong iblis yang kejam dari laknat sejak
puluhan tahun yang lalu, ternyata kedua orang ini Juga terima
diperbudak oleh majikan puncak iblis maka dapatlah
dibayangkan betapa lihay majikan puncak iblis itu.
Selama dua puluhan tahun seluruh kaum persilatan didunia
ini memang bersusah payah menyelidiki siapa orang dari
puncak iblis. Hou pi s in ceng dari Siau lim, It seng T o liang dari Bu tong
Suheng Ban tok Pocu dan dua Susiok Jian tok thong cu dari
Thian san kepalanya sama digantung diatas maklumat
kematian maka keempat pihak orang2 ini sama gusar dan
diburu emosi. Ti cu Taysu satu diantara delapan belas padri sakti Siau lim
pay yang sejak tadi memejamkan mata segera bersabda.
"Omitohud. siapa nyana puncak iblis juga hadir dalam
pertemuan besar ini, suneguh tidak sia2 kehadiran Pinceng
beramai ditempat ini."
"Hwesio," seru Kui tiap sin, kalau kau anggap Hou pi ceng
kesepian seorang diri disana delapan belas kepala gundul
kalian boleh juga kugantung diatas maklumat kematian."
Ya hou Cin jin salah satu dari Bu tong sicu tiba2 berdiri
sambil mengelus jenggot, bola matanya menyorot tajam,
katanya." Kalau begitu dendam kematian Susiok kami juga
harus kami tuntut kepada kalian."
"Maksud It-seng hidung kerbau itu?" Hiat-ing-cu bergelak
tawa aneh ditengah bayangan merah "hidung kerbau itu
akulah yang mem bunuhnya, tapi, mau membuat perhitungan,
ketambah Bing-gwat Ciangbunjin, kalian itu juga bukan lawan
tandinganku." Ban-tok Pocu mendadak menggendruk tongkat, badannya
melompat kedepan, seru nya menuding ketiga duta lampu:
"Hwe-boan- koan Loh Sin, siapa yang membunuh ?"
866 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Perempuan baju putih yang duduk diam tiba2 angkat
matanya, katanya tersenyum. "Aku."
Jian-tok-sin-thong juga melompat maju serunya. "Ping-
soat-siang-mo punya permusuhan apa dengan kalian" Kenapa
kepalanya di gantung juga dimaklumat kematian ?"
Perempuan baju putih berkata tawar. "Berbuat jahat
melebihi takaran, dosanya tidak terampun lagi."
"Kau pula yang membunuh mereka ?" Hardik Jiau-tok-
thong-cu menuding. "Betul mereka yang berbuat jahat, bila kepalanya
tergantung diatas maklumat kematian pasti aku yang
membunuhnya". Siau lim pay, Bu tong pay dan dua diantara Si tok amat
murka karena pihak mereka ada orang yang terbunuh dan
kepalanya digantung diatas maklumat kematian, namun tiada
satupan diantara mereka yang berani maju melabrak musuh.
Maklum Ciang bunjin Siau lim dan Bu tong belum tiba, mereka
sudah dipesan sebelum Ciangbunjin tiba, siapapun dilarang
turun tangan, maka mereka tidak berani sembarang bergerak.
Ban tok Pocu dan Jian tok sin thong memang ahli racun,
tapi bila mereka dibanding Hiat ing ciu dan Kui tiap sin, masih
terpaut teramat jauh, dihutan kembang Bwe tempo hari kedua
orang ini sudah merasakan kelihayan Kui tiap sin, apalagi
waktu itu mereka kerja sama dengan Ui ciok long dan lain2
mengeroyoknya, kini hanya mereka berdua, mana mereka
berani bertingkah". Apalagi dihadapan umum, bila terjungkel,
pamor mereka bakal tersapu habis di muka umum.
Oleh karena itu, meski murka dan dendam, orang2 dari
pihak yang dirugikan tiada yang berani bertindak.
Perkembangan ini justeru menggirangkan orang kedua Kau
dan satu Hwe, setelah Hiat-ing-cu memperkenalkan diri,
situasi sekarang justeru menguntungkan pihak mereka. Bila
867 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Cap-pwe-lo-han dan Cap-ji-sing-tin dari Siau-lim dengan
Butong dikerahkan melawan ketiga duta lampu dari puncak
iblis, berarti sisanya yang lain akan lebih ringan dilawan dan
dibereskan. Li Sin yang pandai melibat situasi segera angkat bicara..
"Siapa nyana gara2 Thian-tiok-sam-po, rahasia yang telah
silam dua puluh tahun lamanya sekarang menjadi gamblang,
tadi aku telanjur bilang, pertemuan besar hari ini bukan
lantaran dendam, kini keadaannya ternyata terus berkembang." Tiba2 dengan suara lirih Yu-bing Kaucu berkata kearah Li
Sin. "Li-heng."
Berputar Mata Ban tiam-lia-ing Li sin, akhirnya menatap
sepasang mata Y u-bing-kau dibalik kedoknya,tanyanya : "Im-
heng punya pendapat?"
"Aku mendirikan Yu-bing-kau bukan ingin mengejar
kedudukan dan nama pribadiku di kalangan Kangouw, soalnya
aku jengkel melihat orang2 yang menepuk dada dari aliran
lurus, selama puluhan tahun, kita yang hidup dipegunungan
liar ini dipandang rendah dan dicemooh.,,".bila golongan kita
tidak lekas bersatu melawan mereka, cepat atau lambat pihak
kita akan ditumpas habis oleh mereka."
Berputar bola mata Li Sin, Senyumnya lebar, katanya :
"Kaucu memutar lidah, apakah kau bermaksud kerja sama
dengan pihakku ?" "Betul, menilai situasi sekarangi Yu-bing-kau dan Thian te-
we dituntun untuk bergabung disamping bertugas merebut
Sam-po, yang lain harus berusaha melindungi, kerja sama
secara jujur baru akan mencapai hasilnya."
Ban tiam lia liu ing tertawa lebar katanya." Apakah Yu bing
kau kalian merebut Sam-po dan Thian te hwe kami
melindungi?" 868 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Yu bing Kaucu terkekeh, katanya." Bila bergabung sudah
tentu kita harus bekerja sekuat tenaga dengan itikad baik,
setelah berhasil harus dibagi rata pula sepihak mendapatkan
Giok tiap dan Giokhud jiu, pihak lain memperoleh Giok lan,
siapapun tidak boleh ingkar janji tentang siapa nanti yang
bertugas merebut Sam po dan siapa yang melindungi, kita
bisa bekerja melihat situasi."
"Jadi maksud Im heng...."
"Bicara tentang melindungi, pelor guntur. Li heng
mempunyai kekuatan luar biasa, bukan aku mengagulkan Yu
bing tin kami, yakin dapat juga menahan mereka sementara,
waktu, maka menurut pendapatku, siapapun diantara aku dan
Li heng tidak perlu dibedakan."
Benak Ban tiam liu ing bekerja cepat, diam2 dia tertawa
geli, katanya: "Bahwa Im heng mengajak kerja sama, terus
terang Siau te menyambut dengan rasa senang baiklah
bagaimana kalau Im heng yang bertugas melindungi pihakku!"
Yu bing kaucu mengumpat dalam hati: '"Kau laki2 kurcaci
ternyata memang licik he. Dalam hati memaki, lahirnya dia
berseri tawa, katanya: "Sudah tentu boleh, tapi ...."
"Apakah Im heng tahu?"
"Terus terang, aku yakin jauh lebih jelas dari apa yang kau
ketahui." "Gambar rahasia penyimpan ketiga pusaka itu konon
berada di tangan Tok bu siang, apa kah Im heng sudah tahu"
Yu bing Kau mendekat beberapa langkah, katanya
merendahkan suara. "Li heng sudah mau kerja sama maka
Siaute boleh berterus terang, yang berada ditangan Tok bu
siang adalah barang tiruan gambar rahasia yang asli berada
ditanganku." Semula Li Sin tidak percaya, tapi mendengar suaranya yang
serius mau tidak mau dia harus berpikir, katanya kemudian.
869 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kalau demikian tugas mengambil ketiga pusaka itu harus
kuserahkan kepada Im heng, tadi Im heng bilang kerja sama
harus jujur dan seia sekata harus menepati janji segala
padahal ini urusan besar bagaimana aku harus percaya
kepada kau?" Yu bing Kaucu perpikir sebentar katanya dengan seringai
licik." Kalau Li heng tidak mau percaya, soal ini membuatku
serba susah jikalau kita bekerja sendiri bukan saja ketabahan
lawan, akhirnya siapapun akan gagal, umpama berhasil juga
takkan mampu lolos dari keroyokan banyak orang, apakah Li
heng pernah pikirkan hal ini?"
"Memang kenyataan, kalau hanya beberapa kelompok saja,
yakin pelorku mampu mengganyang mereka, tapi akan datang
pelorku juga habis dipakai, kalau hanya mengandal
kemampuan Kungfu, memang sulit untuk lolos dari kepungan
banyak orang." Demikian pikir Li Sin, lekas dia membuat
keputusan. "Baiklah, kalau demikian aku mau percaya, sebagai
sesama pemimpin dari salah satu Kau dan Hwe, ucapan kita
Walet Emas Perak Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
harus dapat dipercaya siapapun tidak boleh ingkar janji dan
menyesal. Kalau tidak, meski Yu-bing-kui tin Yu heng amat
lihay, hehe yakin pelor geledekku masih mampu menghancurkan semua mahluk 'berjiwa didunia ini."
Dalam hati Y u bing Kaucu mengumpat tapi, berkata dengan
tertawa. "Baiklah bila api padam, Li-heng harus berjaga
dimulut lembah setelah berhasil dibagi rata".
Kalau disini kedua orang ini sedang kasak kusuk disana It ci
sin mo diam2 memberi tanda kedipan mata kepada Pak koat
maka kedua orang orang mulai berma in sandiwara pula, kata
It ci sin mo dengan tertawa lebar.
"Liu-loto ini betul2 di namakan jalan penasaran itu memang
sempit. Kiranya tiga orang inilah yang selama ini membuat
huru hara secara mistery di kalangan Bulim."
870 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Memangnya," Pak-koat memberi tanggapan, "ini dinamakan dicari sampai sepatu rusak tidak ketemu, tahu2
ketemu tanpa membuang tenaga dan waktu sedikitpun.
Karena itu persoalan malam ini bakal main ruwet dan gawat."
It-ci-sin-mo ter-bahak2, katanya. "Maksudmu bakal ada
tontonan ramai ?" "Tontonan apa yang patut dilihat, Siau lim dan Bu tong
paling hanya dapat menggetar nyali kaum persilatan biasa,
bila ketemu tokoh2 yang berbobot, memangnya mereka
sendiri tidak takut mati, apakah macam kertas dapat
menggertak orang yang tahu barang tulen atau tiruan ?"
Laksana sebilah pisau menusuk perasaan orang2 Siau lim
dan Bu tong, karuan percakapan It ci sin mo dan Pek koat
mengundang kemarahan mereka dendam yang memang
sudah menyala bertambah membara dalam sanu bari mereka.
Cap ji siang tin dari Ba tong terdiri dua belas Tosu,
serempak mereka melolos pedang masing2, cahaya dingin
tampak gemerdep menyilaukan mata ditimpah sinar api yang
berkobar besar didalam rawa sehingga kelihatan mencorong
terang bagai beberapa jalur lembayung yang berpeta
diangkasa. Ya hou Cinjin dari Bu tong si cu lekas merangkap tangan
serta mengebas kebutannya mulutpun bersabda "Bu liang
hud," katanya kepada Cap ji sing tin. "Kalian tidak perlu emosi
Ciangbujin belum tiba, betapapun kalian dilarang bertindak."
Pimpinan Cap ji sing tin segera menjura, katanya.
"Mungpung musuh besar ada didepan mata, jikalau musuh
tidak dibunuh, bukan saja nama besar dan kejayaan Bu-tong
kita bakal . disapu bersih, kematian It-seng supek juga akan
penasaran dialam baka."
Berdiri alis Ya-hoa Cinjin, jenggotnya tampak bergetar,
suaranya : "Memang betul ucapan sute, tapi Ciangbunjin ada
871 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
perintah, siapa berani melanggarnya, kukira sebentar juga
Ciangbunjin pasti datang."
Dalam pada itu, Ang-hoa kaucu juga sedang berkata Ban-
tok Pocu dan Jian-tok-tong-cu dengan menggunakan ilmu
pengirim suara gelombang panjang : "Jangan kalian belum
apa2 sudah ribut tak karuan, urusan malam ini, harus
diselesaikan secara tuntas, buat apa memburu emosi belaka."
Jian-tdk segera melirik kepada Ban-tok pocu, katanya lirih :
"Lo-pocu, musuh besar telah kita ketahui yakin dia tidak akan
merat begitu saja, baiklah kita bersabar dulu."
Maka mereka mundur ketampat semula.
Kui-tiap-sin nyekakak sambil mendongak, serunya. "Kalian
hidung kerbau keledai tua memang bertingkah belaka, jangan
kira kalian punya barisan kura2 lantas mau coba2 di-
hadapanku, hehehe, jangan kalian membakar kemarahanku,
bila jengkel seorang satu tabasan kepala kalian bisa kupenggal
habis dengan kampakku, biar tahu betapa liehaynya Kui tiap-
sln." Hiat ing cu juga ter-kial2, katanya. "Buat apa putar lidah
dengan mereka, belum tentu setimpal aku turun tangan
terhadap orang macam mereka. Hehehe, bila Ciangbunjin
mereka tiba, berani sepatah kata dia menjelekkan aku, hehe,
boleh kalian saksikan tindakan apa yang akan kulakukan."
Betapa takkan terbakar amarah Ti cu Taysu dari Siau lim
pay melihat kecongkakan kedua gembong iblis ini namun dia
juga tahu kedua orang ini bukan omong besar, untuk
menghadapi orang lain, Cap-pwe-lo-han dari Siau-lim dan
Cap-ji thian kan tin dari Bu tong mungkin masih dapat
diagulkan, tapi terhadap kedua gembong iblis ini, sungguh
mereka tidak yakin dapat membekuknya. Terpaksa mereka
hanya dapat menelan rasa penasaran dan amarah saja,
sekaligus dia menjadi maklum pula, kenapa Ciangbun-jin
mereka setelah mengundang Bing gwat Totiang dari Butong
872 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
begitu tiba dibelakang gunung lantas mengajaknya pergi
mungkin kedua Ciangbunjin ini sudah tahu bahwa kedua
gembong iblis yang paling lihay ini bakal muncul juga di
malam ini, maka mereka merasa perlu pergi mengundang bala
bantuan orang kosen. 0ooo0dw0ooo0 Jilid ke 25 JAGO-JAGO silat yang tumplek dipegunungan ini rata2
berkepandaian tinggi, semua pihak siap tempur dengan
seluruh kekuatan inti, pertempuran besar tinggal menunggu
waktu belaka. Tapi lantaran siapapun tidak ingin mendahului,
suasana jadi terasa agak menyebalkan, suatu ketenangan
sejenak bakal datangnya hujan badai yang tak mungkin
dibendung. Ling-Ji-ping tidak sabar lagi, katanya kepada Hwesio
pemabuk. "Hwesio, apa betul api dalam rawa tengah malam
nanti akan padam?" "Betul," sahut Hwesio pemabuk, "kalau di perhitungkan
enam puluh tahun sekali, memang sejam lagi api itu akan
padam." Ling-ji-ping menerawang, katanya : "Kalau Cayhe bisa
mendahului mereka masuk ke dalam lembah dan mengambil
ketiga pusaka itu. Kalau menunggu api padam, orang2 itu
pasti akan berlomba saling bunuh, keadaan akan ribut dan
menghambat saja." "Akalmu memang baik," ujai Hwesio mabok "tapi aku
berpendapat didalam lembah mungkin sudah ada orang
masuk kesana." "Siapa?" "Majikan puncak iblis."
873 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Perempuan baju hitam yang muncul malam itu?"
"Memang dia, lote percaya tidak, tidak hanya dia seorang."
"Ada siapa pula ?"
"Orang2 yang tidak muncul dihadapan umum.''
"Maksudmu Go-ing T aysu dan Bing-gwat-totiang ?"
"Masih ada." "Masih ada" Siapa?"
"Ah, kalau tidak ditunjukkan jalannya, memangnya kedua
Ciangbunjin itu mampu masuk ke sana?"
Tanpa sadar Ling-Ji-ping meraba dada, gelang naga dan
gembok emas masih tersimpan dikantong bajunya, maka dia
tertawa dingin, katanya. "Bagaimana mereka bisa masuk?"
"Itu namanya manusia pintar ada yang lebih pintar, gunung
tinggi ada yang me lebihi tinggi, api dan air memang tidak
kenal kasihan, tapi belum tentu dapat merintangi setiap
manusia," "Ha, Hwesio, apakah maksudmu majikan sepasang burung
seriti?" seru Ling-Ji-ping.
Terbuka lebar mulut si Hwesio tertawa senang, katanya:
"Lote kau memang pintar, mungkin kau belum lupa, dia punya
Thian lo ih yang sakti dan dipandang mustika tiada nilainya
bagi kaum persilatan. Dengan memakai baju itu, ke mana saja
dia tidak mampu pergi?"
"Iya, Hwesio kenapa tidak kau katakan sejak tadi."
"Sekarang juga belum terlambat, memangnya kau kuatir
dia bakal mengeroyok barangmu?"
"Bukan begitu maksudku, aku hanya kuatir dia bukan
tandingan perempuan iblis itu."
874 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Anggapmu kau ini lebih lihay dari dia" Apa sih yang kau
agulkan Tin thian sam sek" Atau Jion liong ling yang baru kau
pelajari itu?" Merah muka Ling-Ji-ping. "Lote aku hanya berkelakar, terus terang Hwesio juga tahu
kau hanya menguatirkan keselamatannya. Lote kau memang
terlalu romantis. Menilai Kungfu, dibantu kedua Ciang-bunjin
itu juga bukan tandingan perempuan iblis, umpama ketambah
kau dan kami Hwesio yang tidak berguna ini tetap tiada
gunanya." "Jadi, tidak ada gunanya aku menyusulnya ke dalam?"
"Sudah tentu ada manfaatnya, kuduga bila kau masuk,
tanpa membuang banyak tenaga Thian tok-sam-po akan kau
kuasai." "Hwesio, dari mana kau bisa tahu sejelas itu ?"
Hwesio mabok tertawa penuh arti, katanya : "Setelah
masuk kau akan mengerti. Kukira dugaan Hwesio tidak
meleset, hanya orang dungu itu yang masih ribut dan saling
cakar, semua ingin memungut keuntungan dari kerugian
orang lain." Tiba2 Ling-ji-ping bersuara heran, katanya: "Hwesio,
apakah kau sudah bertemu dengan majikan puncak iblis?"
"Tidak. Siapa bilang?"
"Kalau begitu, Y ong-yong mungkin berada sama dia."
"Entah ya." "Lalu kau pernah melihat majikan sepasang burung seriti?"
"Juga tidak." "Setan arak," tiba2 Hwesio gila menyelutuk, "berdasar apa
kau main tebak?" 875 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Menurut analisaku tadi."
"Karena beberapa orang yang kau sebut kan tadi tidak
muncul?" "Orang2 itu sejauh ini tidak pernah menampakkan diri, apa
kau tidak merasa heran?"
Ling-Ji-ping menepekur sebentar, katanya kemudian. "Ya,
itu hanya kemungkinan, tapi tidak mutlak."
"Aku Hwesio justeru berani mengatakan mutlak, malah
bukan mustahil dibelakang persoalan ini ada suatu muslihat
besar." Mendadak sebuah suara lirih berkata. "Benar, memang itu
hanya sebuah muslihat." Suaranya merawankan hati.
Sudah tentu tiga orang ini sama berjingkat kaget, tanpa
janji mereka membalik tubuh.
Waktu Ling-Ji-ping angkat kepala tampak dibawah pohon
pendek dibelakang sebelah kanan berdiri seorang gadis
wajahnya kelihatan sedih dan merawankan hati, se-olah2
hatinya dirundung kesedihan yang tak terperikan. Begitu
melihat gadis ini tak tertahan Ling-Ji-ping berteriak, "kau" Lian
hoa?" "Ya, inilah aku diutus kemari untuk memberitahu kepada
kau." "Diutus siapa?"
"Nona Ki." Ji-ping bingung, "siapa itu nona Ki?"
"Putri Ing sian, murid Yan sian. Bukankah tadi kalian
sedang memperbincangkan dirinya."
"Sejak kapan kau bersama dia?"
876 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Lian hoa menghela napas, katanya. "Dia menolong aku
karena aku sebatangkara, tiada anak tidak punya saudara
maka dia menerimaku."
Senang sekali hati Ling-Ji-ping, kini Lian-hoa sudah punya
tempat berteduh, katanya tertawa. "Aku belum sempat
menghaturkan terima kasih pada kau nona."
"Yang sudah lampau biarlah lalu." Ujar Lian-hoa lirih, "bila
Lian-hoa selanjutnya bisa melayani kalian seumur hidup juga
sudah lebih dari puas. Syukurlah kedatanganku belum
terlambat, kalau tidak selama hidup aku akan dirundung
penyesalan." "Maksud nona aku bakal terjerumus kedalam muslihat
orang lain?" "Kenapa tidak" Apa itu gelang naga, gembok emas atau
gambar lukisan rahasia segala, hakikatnya itu hanya yang
tiruan untuk menipu orang belaka, dengan muslihat itulah si
orang hendak menjebak orang lain."
Hwesio pemabuk dan gila juga merasa diluar dugaan s iasat
mereka melongo heran. "Apa betul ucapan nona?" Ji-ping menegas.
"Buat apa aku ngapusi kalian" Dunia ini sebetulnya aman
damai hanya orang2 yang keblinger saja yang mencari gara2
ketambah menulis, banyak yang berhati tamak maka orang itu
sengaja mengatur tipu daya untuk menghajar adat kepada
orang2 yang berhati tamak itu."
"O," baru sekarang Ji-ping paham, segera dia menoleh
kebawah sana dilihatnya orang2 yang mengelilingi rawa,
sudah siap2 bertindak begitu api padam, mereka akan
berlomba terjun kedalam air. Tapi dalam hati Ji-ping masih
merasa ragu, bukan dia mencurigai
Lian-hoa, tapi perkembangan urusan ini memang sukar untuk dipercaya
Walet Emas Perak Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
877 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
maka dia bertanya. "Nona Lian-hoa, apakah didalam lembah
ada seorang perempuan berkedok baju hitam?"
"Tiada," ujar Lian-hoa menggeleng,
"oh, ya, agaknya nona juga mencari seorang didalam
lembah, tapi tidak ketemu. Hwesio salah bukan dugaanmu?"
jengek Ji-ping me lirik kearah Hwesio pemabuk, lalu tanyanya.
"Go-ing Tay su dari Siau lim dan Bing gwat Totiang dari Bu
tong, bukankah bersama nonamu?"
"Eh, darimana kau tahu?"
Kini Hwesio pemabuk tertawa senang, katanya: "Nah,
bagaimana" Betul tidak dugaanku."
"Dapatkah nona menerangkan sebetulnya muslihat apa
dibelakang semua kejadian ini" Siapa pula perancang tipu
daya ini?" Lian-hoa menghela nafas panjang, sesaat dia mendongak
tak bersuara, lalu menunduk memandang kobaran api yang
belum padam juga, katanya kemudian: "Bahaya atau rejeki
tidak menentu, manusialah yang mencarinya sendiri, hanya
karena ketamakan merekalah, orang2 itu laksana laron yang
menubruk api dian belaka."
Ling-Ji-ping berjingkat, kedua Hwesio itupun tertegun.
Setelah menghela nafas panjang, Lian-hoa berkata pula:
"Orang2 itu kira setelah api padam, dengan kepandaian
Ginkang mereka yang tinggi, mampu melompat terbang
melampaui rawa dingin. Yang betul, kudengar nona pernah
bercerita, permukaan air itu bisa menyala terjilat api karena
air itu menguapkan sejenis hawa aneh yang menyembur ke
udara, begitu keluar dari permukaan air lalu berkobar sendiri,
selama bertahun2 kemudian, permukaan rawa dingin itu
dengan sendirinya menghimpun sejenis hawa beracun yang
aneh, siapa saja meski hanya sedikit menghirup hawa beracun
itu, jiwanya pasti melayang. Apalagi air bawah rawa dingin itu
878 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
karena mengeluarkan hawa beracun yang bisa menyala, siapa
kecemplung tubuhnya akan hancur luluh tinggal tulang
belulangnya saja, coba bayangkan, menakutkan bukan?"
Merinding dan bergidik bulu kuduk Ling-Ji-ping, pikirnya :
"Sungguh berbahaya, syukur Lian-hoa datang sebelum
waktunya, dia sangka dengan membawa gelang naga, dengan
mudah dirinya bakal terjun keair, bukankah jiwa bakal
melayang seketika." Ternyata hal ini juga tidak diketahui orang kedua Hwesio
Jenaka, mata mereka terbeliak sesaat lamanya tak mampu
berbicara. "Siapakah yang mengatur tipu daya sekeji ini?" tanya Ling-
Ji-ping. Sejenak Lian-hoa berpikir katanya kemudian: "Nona Ki tidak
memberi tahu siapa perancang muslihat ini. Tapi mungkin
orang itu yang selama ini di cari2 oleh nona."
Hal itu memang mungkin, namun Ji-ping tidak setuju
seratus persen akan analisa itu. Karena sudah gamblang
majikan puncak iblis mengutus ketiga duta lampunya,
menunggu api padam akan ikut terjun kedalam air, sukar
dibayangkan bahwa anak buahnya sendiri juga sengaja
dikorbankan" Tiba2 suatu tanda tanya dalam benak Ling-Ji-ping, katanya.
"Ciangbunjin Siau-lim dan Bu-tong, apakah mereka sudah tahu
akan muslihat ini ?"
"Sekarang mungkin sudah tahu, sayang mereka terluka
parah didalam lembah."
"Terluka?" Ji-ping melengak, "siapa yang melukai mereka?"
"Ai," Lian-hoa menghela napas," begitu tiba dipegunungan
ini, kedua Ciangbunjin itu lantas berkunjung ketempat
kediaman nona Ki, tidak lama mereka ber-bincang2 nona
lantas membawa mereka kemari,"
879 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bukan masuk dari mulut lembah?"
"Sudah tentu bukan. Nona membawa mereka melalui jalan
rahasia yang lain, akupun berada di belakang nona, tak nyana
begitu memasuki lembah, tiba2 serangkum angin semilir
menyongsong dari depan, berbau wangi. Kejadian sungguh
aneh, tidak kelihatan ada orang lain, tahu2 kedua Ciangbunjin
yang jalan didepan sudah terluka parah. Untung nona
mengenakan pakaian Thian-lo dan aku berada dibelakangnya,
kalau tidak mungkin kam i juga bakal terluka'"
"Nona tidak mencari siapa pembokong itu?" T anya Ji-ping.
"Tidak, dikala nona sibuk mengobati kedua Ciangbunjin, dia
suruh aku kemari mencari kau dan memberitahukan rahasia
itu. Malah dia suruh kau memberitahu kepada orang Siau Lim
dan Butong, bila api padam mereka dilarang ikut masuk
kelembah." Setelah direnungkan lekas sekali Ji-ping sudah maklum
pikirnya. "Aku berani bertaruh semua rencana jahat ini pasti
dirancang oleh majikan puncak iblis, tujuannya untuk
melenyapkan kaum persilatan, maksudnya memang teramat
jahat, namun apa sebabnya dia membenci kaum persilatan,
sampaipun gembong2 iblis yang terima dia perbudak juga
akan di korbankan disini."
Pada saat itulah, tiba2 didengarnya orang2 dipinggir rawa
sama berteriak. "Ha, lihat api mulai padam."
Lekas Ji-ping menoleh, lautan api dipermukaan rawa yang
berkobar besar memang mului menyurut, cahayanya yang
benderang mencorong keangkasa juga semakin guram. Belum
lagi Ji-ping berkeputusan cara bagaimana dia harus
memberitahukan kepada pihak Siau-lim dan Butong, orang2
disekitar rawa sudah mulai bergerak, mereka yang semula
duduk ditanah serempak berlompat berdiri, Mengawasi
kobaran api yang semakin mengecil dan siap bertindak.
880 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Padamnya kobaran api ternyata memang cepat, hanya
sekejap saja permukaan air rawa mulai kelihatan, nyala api
semakin memciut ketengah rawa, kelihatan api menyala
terapung dipermukaan, air melayang kian kemari dan suhu
panasnya juga makin turun.
Keadaan tidak boleh di tunda2 lagi, apa lagi muslihat
majikan puncak iblis teramat jahat, meski kecuali pihak Siau-
lim dan Bu-tong, orang2 yang hadir dalam lembah itu adalah
orang dari golongan hitam. Meski kejahatan pernah mereka
lakukan, tapi belum tentu setimpal di hukum mati, situasi
sudah segenting ini, bukan mustahil sedetik lagi mereka sudah
akan berlomba terjun kedalam rawa, betapa pun sanubari ini
tidak tega. Lekas dia pandang Hwesio mabok dan gila katanya: "Taysu
berdua, menurut pendapat kalian, bagaimana kita kirim kabar
ini kepada pihak Siau-lim dan Bu-tong" Atau semua orang
diberitahu?" "Tidak boleh." sebelum kedua Hwesio jenaka buka suara,
Lian-hoa sudah mencegah. "Kenapa ?" tanya Ji-ping heran.
"Kecuali orang2 Siau lim dan Bu-tong, orang2 yang ada
ditanah lapang-lapang itu tiada satupun manusia baik. Kalau
mereka hidup akan menmbulkan huru hara dikalangan
persilatan, kapan dunia ini bisa tenteram sentosa. Nona
sengaja berpesan wanti2 kepadaku, kecuali pihak Bu-tong dan
Siau-lim, siapapun tidak boleh membocorkan rahasia ini."
"Gila," ujar Hwesio pemabuk,"coba katakan, bagaimana
tindakan kita?" "Takdir sudah menentukan elmaut tak bisa dihindarkan.
Kau setan pemabuk ini memangnya bisa menyadarkan orang
yang sudah berubah."
881 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
It-ci-sin-mo dan Pak-koat Liu Ji-hwei pertama bertindak,
serempak mereka mengebas lengan baju, tubuhnya lantas
menubruk dengan kecepatan luar biasa. Kejadian berlangsung
teramat cepat. Baru saja bayangan kedua orang ini bergerak,
tiba2 terdengar suara "Cring" sekali, suaranya tidak keras,
namun kekuatannya ternyata mampu menggembur hancur
batu gunung. Karena tidak menduga, Ji-ping, kedua Hwesio dan nona
Lian-hoa sama tergetar kaget seperti di palu dada mereka,
saking kaget mereka berjingkrak sempoyongan.
"Aduh, suara apakah itu?" teriak Lian-hoa.
Mata kedua Hwesio juga jelalatan memandang kebawah,
menyelidik dari mana dan suara apakah bunyi yang
mengejutkan tadi. Lekas Ji-ping menghimpun semangat dan memusatkan
hawa murni katanya dingin, "Apa kalian tidak tahu itulah T iam
hiat khim im kang irama kecapi menutuk Hiat-to?"
"O," Hwesio pemabuk mengangguk paham, "maksudmu Mo
khim sam kik dari T hian hu-lojin?"
"Betul, apa kau lupa Ang hoa Kaucu Ui Bwe ing adalah
murid murtad T hian hu Lojin?"
Belum habis dia bicara terdengar It ci sin mo menggerung
gusar serunya." Budak keparat, kiranya kau murid Thian hu,
irama kecapi penutuk Hiat tonya yang lihay itupun telah kau
pelajari." Ternyata suara "Cring" tadi memang petikan senar kecapi,
tubuh It ci sin mo dan Pek Koat yang terapung ditengah
udara itu mendadak tergetar hebat, khi-hay-hiat mereka
seperti tutukan jari, hawa murni yang melandasi kekuatan
gingkang mereka seketika buyar, tubuh yang sedang
melayang laju ke depan tiba2 anjlok turun jumpalitan. Hebat
memang kepandaian kedua gembong iblis ini, latihan Lwekang
882 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
memang sudah lebih enam puluh tahun, dikala tubuh
jumpalitan kebawah itu mereka sudah berhasil membobol
Hiat-to yang tertotok, maka begitu kaki mereka menyentuh
bumi, sigap sekali tubuh mereka sudah melejit tinggi.
Di kala It-ci-sin-mo menggerung gusar di sebelah sini, Yu-
bing-kaucu disebelah sana mendadak mengeluarkan pekik
setan yang menyeramkan, dimana jalur2 angin dingin
serabutan kawanan setan dibelakangnya sudah bergerak
mengikuti arah angin. Ui Bwe-ing tertawa bingar, katanya; "Betul. Inilah Mo-khim-
kik dari Thian-hu, jikalau kau ada minat, biar kupetikkan
sebuah lagu untuk kau." Beruntun jari2nya berlompatan
secara lincah diantara senar2 kecapinya.
Bunyi kecapian kali ini agaknya ditujukan kearah kawanan
setan yang bergerak sampai kawanan setan itu seperti dilanda
air bah, mendadak tersuruk mundur pontang panting.
Dengan tawa lebar Ui Bwe ing menyapu pandang keseluruh
hadirin, tiba2 dia mengulap tangan kiri, suara kelinting yang
ramai segera menambah suasana semakin ribut, anak
buahnya yang bermantel itu serempak bergerak maju semua
bersenjata pedang pendek berdiri jajar beradu pundak dua
tombak didepannya. Ban tiam liu ing Li Sin tiba2 mendongak sambil tertawa
gelak, katanya. "Sejak lama kudengar betapa hebat dan
menakjubkan ilmu sakti dari T hian hu, s iapa nyana malam ini
beruntung aku bisa menyaksikan." Tiba2 tubuhnya melejit,
beruntun kedua tangannya terayun, keempat Tongcu
dibelakangnya membawa puluhan anak buahnya serempak
berebut maju juga. Li Sin, Thian te Hwecu ini agaknya belum tahu bahwa
kemahiran Ui Bwi-ing memainkan irama musik kecapinya
sudah mencapai taraf yang tinggi, meski petikan senar kecapi
dia saksikan dapat merintangi gerakan It-ci-sin-mo dan Pak-
883 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
koat, petikan senar ke dua kalinya memukul mundur kedua
kawanan setan dari Yu-bing-kau, tapi bagi pendengarannya
paling hanya menggetar jantung dan menusuk telinga belaka,
maka dia kira tarap kepandaian kecapi orang masih cetek dan
latihannya belum matang. Baru saja lenyap suaranya, Ang-hoa Kaucu diseberang sana
sudah berkata dengan tertawa. "Syukurlah kalau Li Sin Hwecu
ada minai menikmati petikan kecapiku, biarlah aku stem dulu
senar kecapiku, nanti akan kuperhatikan sebuah lagu
untukmu," sembari bicara sepuluh jari2nya yang runcing dan
berkuku runcing tampak terangkat lalu jatuh keatas senar
kecapinya serta dipetikkannya sekali, "Cring" kini satu suara
tiga senar sekaligus. Begitu tiga senar satu suara bergema ditengah udara,
orang2 Thian-te-hwe yang berlompat maju itu seketika seperti
patung2 kaku, yang berjatuhan mengeluarkan suara
gedebukan. Demikian pula Li Sin Hwecu, jantung nya seperti
hampir pecah, untung reaksinya cukup cepat, lekas dia
kerahkan Lwekang menutup Hiat-to sendiri, sehingga dirinya
tidak tertutuk Hiat-tonya, namun saking kaget dia berdiri
melongo, baru sekarang dia sadar terlalu meremehkan ilmu
kecapi orang. Tiga kali memetik senar harpanya, Ui Bwe ing sekaligus
memukul mundur tiga musuh tangguh, bukan kepalang
senang hatinya, matanya bersinar dingin mengerling genit
keseluruh hadirin. Sementara itu orang2 Siaulim dan Butong
tetap duduk semadi tidak bergerak tak bersuara, agaknya
sedang menghimpun semangat dan mengerahkan Lwekang
untuk melawan bunyi kecapi.
Sementara It-ci-sin-mo dan Pak-koat berdiri tolak pinggang,
wajahnya dilembari seringai sadis, sorot matanya berkilat
menatap kearah dirinya, disamping kaget jelas mereka amat
gusar, entah kuatir didahului orang lain terjun kedalam rawa,
884 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sehingga mereka tidak mau segera bertindak pula" Atau
karena jeri menghadapi ilmu sakti dari T hian-hu"
Sementara orang2 Thian-te-hwe dan Yu-bing-kau banyak
yang tertutuk Hiat-tonya, dalam waktu dekat jelas mereka
takkan mampu membebaskan Hiat-to yang tertutuk, Yu-bing
Kaucu dan Li Sin pun berdiri dengan wajah pucat, kaget dan
jeri, mereka kehabisan akal.
Kecuali Kui-tiap-sin bertiga, merekapun sudah berdiri siap
bertindak, tapi sikap mereka seperti tak acuh hakikatnya
Walet Emas Perak Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
mereka tidak ambil peduli irama kecapi penutuk Hiat-to Ang-
hoa Kaucu. Ui Bwi-ing tahu, musuh yang hadir dan di hadapinya malam
ini, terhitung tiga duta lampu dari puncak iblis adalah musuh
paling tangguh. Sementara musuh2 yang lain, dia yakin sedikit
jumlahnya yang mampu melawan irama kecapinya.
Tapi urusan menyulitkan posisi dirinya lantaran kehadiran
tiga duta lampu ini, bila ketiga orang ini tidak mampu
dibekuknya, harapan untuk merebut ketika pusaka jelas
teramat sulit. Dasar cerdik dan cekatan bertindak, sekilas bola
matanya mengerling, mukanya sudah dilembari hawa
membunuh, di tengah jengek dinginnya, mendadak suaranya
berteriak nyaring : "Bakar dupa."
Empat dayang pribadinya yang berdiri di belakang segera
tampil kedepan. Dua orang membawa hiolo emas, seorang
membawa segepung dupa dan seorang menyulut api, dupa di
sulut terus ditancapkan didalam hiolo. "Kebesaran Mo-im-sam-
kik sudah menjadi simbol kebesaran sejak lama, syukur malam
ini berkumpul sebanyak ini jago2 persilatan, sebagai pewaris
tunggal dari Thian-hu, biar lah ma lam ini aku pamer sedikit
kemahiranku dengan tiga lagu sebagai hiburan." Mulut bicara
wajah tersenyum, mata memandang ke arah tiga duta lampu.
Sudah tentu seluruh jago2 kosen yang hadir disekitarnya
menjadi geger, demikian pula tiga duta lampu tidak terkecuali.
885 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kui-tiap-sin segera membentak : "Budak ayu, memangnya kau
sudah mewarisi seluruh kepandaian Thian-hu Lojin?"
"Kau tidak percaya?" Ui Bwe-ing balas bertanya dengan
nada tinggi. "Budak keparat." Maki Hiat-ing-cu, "aku tidak percaya,
semuda itu kau mampu mencapai taraf setinggi yang pernah
dimiliki Thian hu Lojin dengan Mo-im-sam-kik dulu. Padahal
Thian-hu Lojin dulu juga hanya mencapai taraf lagu kedua.
Hehehe, jangan kau menggertak kita semua dengan lagu
ketiga, kau kira aku takut kau gertak?"
Ang-hoa Kaucu Ui Bwe-ing tertawa lebar, katanya : "Betul,
Ou-cianpwe, sebelum mengundurkan diri Suhu memang
belum berhasil meyakinkan lagu ketiga dengan sempurna, tapi
didalam tirakatnya itu, dia berhasil mencapai cita2 yang
diinginkan." Hiat-ing-cu tertawa gelak2, katanya: "Baiklah, coba kau
budak pembual ini katakan, sampai dimana kehebatan taraf
lagu kedua ?" "Menurut penjelasan Suhu. Lagu kedua sudah merupakan
irama maut yang tiada bandingannya didunia ini, suaranya
dapat menggugurkan gunung menyumbat sungai, batu lumer
dan emas meleleh, di mana irama maut itu terdengar, tiada
mahluk berjiwa bisa bertahan hidup."
"Memang betul," ujar Hiat-ing-cu, "lagu kedua memang
bisa mencapai taraf sehebat itu tapi ingin Lohu bertanya
kepada kau, bila benar kau telah mewarisi Mo-im-sam-kik,
umpama kau tidak ambil peduli mati hidup jiwa orang2 yang
hadir dalam pertemuan besar kali ini, memangnya gadis jelita
anak buah mu itu mampu bertahan hidup mendengar irama
lagu yang mampu menggugurkan gunung itu?"
Ui Bwe-ing memang jahat, demi menjatuhkan ketiga duta
lampu yang lihay ini, tidak segan2 dia sudah siap
mengorbankan gadis2 jelita yang telah diasuh dan dididiknya
886 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sekian tahun lamanya untuk memuaskan ketamakan hatinya
belaka. Tapi sungguh tak pernah dia duga, pada detik2 yang
bakal menentukan, Hiat-Ing Cu Ou Tang hoat ternyata
mengajukan pertanyaan dan sekaligus membongkar maksud
jahatnya, karuan dia melenggong. Sesaat lamanya dia
gelagapan tidak mampu menjawab.
Serta merta ujung matanya melirik, dilihat nya semua anak
buahnya yang terdiri gadis2 molek itu sama beradu pandang,
wajah mereka kelihatan resah dan bingung serta dibayangi
ketakutan, tidak sedikit diantaranya kasak kusuk. Keempat
Tamcu yang tadi berdiri disebelah depannya serempak
menoleh mengawasi dirinya, sorot matanya menampilkan
tanda tanya. Ini belum apa2, yang membuat Ui Bwe ing lebih kaget lagi
adalah Bu-lim-si-tok. Begitu Hiat-ing-cu bicara habis, keempat
manusia beracun ini segera berdiri siaga, sorot matanya
tampak dendam dan marah, sikapnya kelihatan garang dan
liar, setiap saat mereka sudah siap turun tangan lebih dulu.
Mo-im-sam-kik memang dapat membunuh setiap manusia
dan mahluk hidup yang berada di pegunungan ini sejauh
mana irama kecapi itu terdengar. Irama lagu itu tidak
seketika dapat merobohkan atau membinasakan lawan begitu
senar kecapi dipetik, soalnya setiap lawan memiliki Lwekang
yang berbeda, ketahanan mereka melawan irama lagu itu pun
berlainan, umpama hadirin berontak melawan dirinya seorang,
mungkin dirinya masih punya kesempatan menyelamatkan
diri. Celaka adalah Bulim-si-tok berada didekatnya bukan saja
Kungfu mereka tinggi, mereka adalah ahli racun lagi, dia
kuatirkan sebelum dia mampu merobohkan keempat manusia
beracun ini dengan irama kecapinya, racun orang telah
membinasakan dirinya lebih dulu. Dasar cerdik dan licin,
sekilas otaknya bekerja sikapnya seperti tidak terjadi apa2
katanya. "Hal itupun benar Ou-cianpwe. Lantaran itulah perlu
Ui Bwe-ing menjelaskan kenapa sejauh itu aku tidak berani
887 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sembarangan memetik lagu ketiga itu. Bila kalian mau
selekasnya meninggalkan tempat ini, sudi menyerahkah T hian
tiok sam po kepada ku, Ui Bwe ing berjanji tidak akan
sembarang membunuh orang."
Perkataannya mengandung dua tujuan, pertama menentramkan anak buahnya sendiri, supaya mereka tidak
berontak dimedan laga. Kedua apa yang dikatakan memang
sejujurnya bila ancamannya berhasil dan dia memperoleh
ketiga pusaka itu, terhitung maksud tujuannya telah tercapai,
buat apa pula dia harus menanam permusuhan dengan
seluruh kaum persilatan"
Baru habis dia bicara, dua bayangan orang tiba2 berkelebat
tiba, belum lagi kaki mereka menyentuh bumi ditengah udara
masing2 mengayun sebelah tangan dari kanan seketika timbul
segulung angin kencang yang bersuhu dingin menerjang tiba.
Sementara dari sebelah kiri me leset selarik sinar merah dari
kejauhan langsung memburu kearah Ang hoa Kau cu.
Kebetulan sekali, kedua orang yang me lambung keudara
sambil menyergap ini berada tidak jauh dibelakang It ci sin
mo dan Pak-koat. Kedua gembong iblis ini tadi sudah merasakan kelihayan
Mo-im-sam-kik maka mereka tidak berani sembarang
bertindak lagi di hadapan Ui Bwe-ing. Diwaktu perhatian Ui
Bwe-ing tertuju kepada Kui-tiap-sin dan Hiang-ing-cu, diam2
kedua gembong iblis ini telah menggeremet maju kedepan
pinggir rawa, sikapnya seperti sengaja mundur supaya
gelanggang lebih lebar bila Kui-tiap-sin atau Hiat-ing-cu ingin
maju melawan Ui-Bwe-ing. Yang terang, mereka sudah siap2
bertindak lebih dulu terjun kerawa dari jarak yang lebih dekat.
Saat mana nyala api dipermukaan rawa sudah makin
guram, api sudah hampir padam, tengah mereka kegirangan
dan siap2 bertindak bila duta lampu bentrok dengan Ang hoa
Kaucu, Mendadak terasa ada angin berkesiur dibelakang
mereka, seperti ada orang menyergap mereka dari belakang,
888 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
maka sambil mengejek keras, sigap sekali mereka membalik
tubuh, tidak peduli siapa penyergapnya dan siapa pula yang
akan menjadi sasaran, kontan mereka menuding dan
menjambret, gerakan mereka cepat dan serasi.
Yang menjadi sasaran tutukan jari It-ci-sin-mo adalah angin
dingin yang menerpa kearahnya itu, begitu jarinya bekerja,
kontan dia merasa seluruh tubuhnya seperti kecebur kedalam
lembah es yang amat dingin, baru sekarang dia sadar bahwa
penyergap ini memiliki kepandaian tidak lemah. Lekas dia
menggeser kaki pindah kedudukan, kembali jarinya membalik
dengan tutukan lihay mengincar dada orang baju hitam yang
menyergapnya. Sementara itu Pak-koat Liu Ji hwi juga
membalik dengan jari menjambret, gerakannya tangkas dan
cepat dengan jurus Si-mi liok gap, peduli kemana atau dengan
cara apapun penyergap itu berusaha berkelit, jelas takkan
luput dari jambretan cakar jarinya.
Tak nyana baru tangannya terulur, dilihatnya yang hendak
dijambretnya itu adalah sebuah benda bulat warna merah
yang mengepulkan asap hijau, sudah tentu bukan kepalang
kaget hatinya, melihat benda merah ini, seketika dia tahu
bahwa itulah pelor geledek milik Thian-te Hwecu Li Sio. Meski
Pak-koat memiliki Lwekang setinggi langit, bila tubuhnya
terkena ledakan pelor geledek ini, tanggung tubuhnya akan
hancur lebur. Pak-koat merendahkan tubuh serta menekuk pergelangan
tangan, tiba2 dia menjejak kaki sehingga tubuhnya
melambung, begitu pelor itu melesat lewat disamping
tubuhnya, tubuhnya lantas menubruk kedepan, kelima jarinya
terpentang laksana cakar garuda mencengkeram kepundak
laki2 baju kelabu dibelakangnya.
Dua orang yang menyergap secara mendadak ini adalah
Yu-bing Kaucu dan Ban-tiam-liu-ing Li Sin. Maksud mereka
hendak menyergap Ang-hoa Kaucu secara mendadak,
sungguh tak pernah mereka duga bahwa It-ci-sin-mo dan Pak
889 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
koat justru maju merintangi, meski kaget syukur reaksi
mereka cukup cepat, sebelum tutukan jari dan cengkeraman
kedua gembong iblis ini mengenai tubuh, mereka sudah
melompat mundur setombak jauhnya.
Begitu kedua orang ini mundur dan kedua gembong iblis itu
melancarkan jurus, kedua jari jemari Ang hoa Kaucu
mendadak bergerak "Cring, cring". Sebelum tangan kedua
gembong iblis me lancarkan serangannya, mendadak jantung
mereka seperti digebuk dan di tusuk jarum, karuan kejut
mereka bukan kepalang, disangkanya Ui Bwe ing mulai
memetik Mo im sam kik, lekas mereka menghimpun semangat
mengerahkan Lwekang untuk melawan.
Tepat disaat senar kecapi dipetik itu suatu ledakan
keraspun menggoncangkan bumi didalam lembah itu disusul
lidah api menjilat dan asap tebal mengepul beberapa anak
buah Ang hoa Kaucu yang bersenjata pedang dibarisan
belakang sama roboh pontang panting dengan tubuh hancur
tak karuan. Keadaan menjadi geger, anak buah Ang hoa kau menjerit,
dan berteriak maka orang2 Yu bing kau dan Thian te hwe
serempak berdiri. Sambil angkat senjata It ci s in mo dan Pak-
koat mendapat kesempatan secepat kilat mereka meluncur
turun kebawah lembah. Tapi baru saja tubuh mereka melambung ditengah udara,
sebelum kaki menyentuh tiba2 segumpal mega merah telah
menggulung kearah mereka, dibarengi gelak tawa aneh
disertai dorongan angin pukulan yang dahsyat menerjang
kearah mereka. Melihat Hiat-ing-cu mencegat jalan mereka, serempak
kedua gembong iblis ini memencar diri ditengah udara,
kekanan kiri sambil menutuk dan mencengkram dari atas,
padahal tubuh mereka tetap bergerak kedepan melayang
kedasar lembah. 890 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Namun gerakan kedua gembong iblis ini juga dilandai
seluruh kekuatan mereka, bukan saja cepat lagi ganas, deru
anginnya sekeras semburan lahar gunung me letus. Hiat-ing-
cu ternyata tidak berani menangkis damparan angin besar ini,
sebat sekali gumpalan awan merah menggeser kesamping
setombak lebih, bila dia berhasil meluputkan diri dari dua jurus
serangan kedua gelombang iblis itu, lawan sudah melayang
turun kebawah sembari terkekeh. Baru saja dia siap mengejar,
tiba2 irama harpa sekeras derap laksana kuda berlari kencang
menggetar gendang telinganya, baru dia tertegun, dirinya
seperti ditindih oleh suara gemuruh yang menggetarkan
sanubarinya. Karuan bukan kepalang kaget hatinya, dia insaf
Ui Bwe-ing mulai memetik Mo im sam kik, agaknya perempuan
gila ini sudah bertekad hendak membunuh setiap mahluk
hidup diatas pegunungan ini kecuali diri sendiri yang akan
mengangkangi ketiga pusaka itu.
Betapapun keselamatan jiwa sendiri lebih penting, Hiat ing
cu sudah tidak hiraukan It ci sin mo dan Pak koat, lekas dia
duduk bersimpuh mengerahkan Lwekang melindungi tubuh
untuk melawan irama kecapi yang dahsyat itu.
Begitu kecapi berbunyi, yang pertama kena getahnya
adalah Bu lim si tok dan anak buah Ang hoa kau sendiri,
memangnya Si tok saling sirik dan dengki, bukan maksud
mereka bergabung untuk menjual jiwa raganya untuk
kepentingan Ui Bwe-ing, begitu mendengar percakapan Ui
Bwe ing dengan Hiat ing Cu tadi, diam2 mereka sudah
kerahkan Lwe kang masing2 melindungi badan.
Di luar dugaan pelor geledek Ban-tiam-liu-ing Li sin justru
memberi kesempatan kepada It-ci-sin-mo dan Pak-koat terjun
kebawah lembah. Tanpa berjanji Si-tok juga sudah siap
bertindak, tak nyana pada saat mereka bergerak itulah, suara
kecapi berbunyi, sedikit lena tapi akibatnya sungguh teramat
fatal jantung mereka seperti ditusuk sembilu, baru saja
mereka menyadari keteledoran sendiri, sayang sudah
891 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
terlambat, kaki lemas tubuh lunglai, kontan mereka duduk
terkulai kembali dengan pandang lengang, liur berbuih
meleleh dari ujung mulut mereka, jalan darah tertutuk tak
mampu berkutik lagi. Begitu suara kecapi berbunyi, empat Tam-cu dan anak
buah mereka yang terdiri gadis ayu itu satu persatu jatuh
Walet Emas Perak Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
saling tindih, yang Lwekangnya lemah malah sudah tergetar
gila atau binasa. Demikian pula anggota Yu-bing-kau dan
Thian-te-we, hanya Yu-bing-kaucu, Li sin dan beberapa jago
mereka yang berkepandaian agak tinggi masih kuat bertahan,
tapi mereka toh sudah duduk bersimpuh mengerahkan
lwekang dengan mandi keringat, wajah mereka tampak
menderita, sisanya yang lain sudah menggeletak tak bergerak,
entah semaput atau sudah mampus.
Dalam pada itu, perempuan baju putih atau duta lampu
putih tetap duduk tak bergerak, kini jidatnya kelihatan mulai
berkeringat juga tubuhnya bergerak limbung, kelihatannya
Lwekangnya tidak setangguh Kui-tiap-sin dan Hiat-ing cu
pertahanannya kini mulai goyah.
Sementara Hwesio Siaulim dan Tosu Bu tong, keadaan
merekapun tak ubahnya seperti Yu bing Kaucu dan Li Sin,
wajah mereka seperti menahan kesakitan yang luar biasa.
Mereka parah dan menunggu kedatangan Ciang bunjin,
sayang sebelum Ciang bunjin keburu datang, keadaan telah
berobah, tiada yang menduga bahwa Ang hoa Kaucu telah
mewarisi Mo im sam kik dari Thian hu Lojin dan mulai
mengganas dengan kecapi mautnya. Begitulah keadaan
dibawah tembah lalu bagaimana keadaan dipuncak bukit "
Boleh di kata tidak berbeda jauh, begitu kecapi berbunyi,
Ling-Ji-ping yang sudah pernah merasakan kelihayannya lekas
tutup mulut serta mengerahkan hawa melindung tubuh,
beruntun dia tutuk beberapa Hiat to di tubuh Lian hoa supaya
dia tidak terpengaruh menderita bila mendengar bunyi kecapi.
892 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bila dia berpaling dilihatnya kedua Hwesio pemabuk dan
gila telah duduk bersila merangkap kedua tangan yang
gemetar didepan dada, keringat sebesar kacang menghiasi
muka dan kepala gundul mereka, tampak mereka pun amat
menderita sikap mereka yang jenaka dan sukar berketekar
seperti biasanya tidak berbekas lagi, agaknya mereka pun
tengah kerahkan Lwekang melindungi jiwa raga.
Semula Ji-ping masih tidak berani gegabah, diam2 dia
perhatikan suara kecapi memang mengandung daya
membunuh yang amat kuat, namun dia sendiri ternyata
merasa enteng seperti tidak terjadi apa2 malah karuan dan
melengak dan berpikir. "Waktu di Bwe-tun tempo hari, meski aku sudah kerahkan
seluruh hawa melindungi badanku, tetap tak kuat menahan
bunyi kecapi. Kenapa malam ini justeru Ui Bwe-ing memetik
lagu ketiga yang paling dahsyat aku tidak merasa apa2, apa
sebabnya?" Tengah dia menimang2 itulah, otaknya seperti
memperoleh suatu ilham, sayup2 kupingnya seperti mendengar suara mantra yang lirih tapi jelas, seketika pikiran
jernih semangatpun berkobar. T api bila dia angkat kepalanya,
cuaca kelihatan guram, hawa seperti membeku, se-olah2
dunia ini telah dikuasai oleh kawanan malaikat iblis.
Tiba2 tergerak pikiran Ji-ping, "Jiong-liong-ling adalah
Lwekang puncak tinggi dari aliran Hud, mungkin lantaran aku
sudah meyakinkan Jiong liong ling, maka aku kuat melawan
kecapi maut yang mematikan itu. Kalau begitu Jiong liong ling
pasti dapat memusnahkan Mo im sam kik, situasi sekarang
sudah telanjur sejauh ini, bila aku berpeluk tangan
membiarkan Ui Bwe ing mengganas dengan ilmu sakti
perguruannya, betapa banyak jiwa akan menjadi korban.
Maka lebih besar tekadnya, segera dia melompat berdiri
kepinggir jurang dan melihat kebawah, tampak padri2 Siau-lim
dan Tosu Bu tong sudah banyak yang terkulai roboh. Wajah Ui
Bwe ing tampak pucat dingin dan membesi, sepuluh jarinya
893 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
masih menari dengan lincah diatas senar kecapinya, bunyi
kecapi makin cepat, nadanya makin tinggi dan berisi, agaknya
sebelum semua orang yang ada dipegunungan ini mampus
seluruhnya dia belum akan menghentikan petikan kecapinya.
Ji-ping insaf waktu tidak boleh ditunda lagi, kedua telapak
tangan ditarik ketengah pinggang lalu ditekan rata kebawah,
diam2 dia melafal ajaran Jiong liong ling lalu mendongak
memekik panjang. Suaranya jelas nyata dan berisi, mengalun
dengan gelombang sedang laksana pekik naga ditengah
angkasa. Pekik naga menembus mega menukik turun menjelajah
lembah pegunungan. Ditengah alunan pekik bernada tinggi
dengan getaran yang teramat hebat itu bunyi kecapi seketika
seperti ditekan kacau dan suaranya makin rendah serta berat
dan akhirnya senar kecapipun putus.
Selamatlah jiwa orang yang sudah hampir direnggut
elmaut, lambat tapi pasti mereka mulai siuman seperti baru
sadar dari m impi buruk. Satu sama lain saling pandang penuh
tanda tanya namun sorot mata mereka masih muram se-olah2
mereka ragu2, apakah mereka masih hidup didunia fana atau
sudah mati masuk neraka" Bermimpi atau kejadian
sesungguhnya" Sudah tentu mereka tiada yang menyadari
bahwa sukma mereka telah disedot kembali dari pintu neraka.
Disana s ini terdengar helaan napas lega tapi tidak sedikit pula
yang menggeram penasaran meski mereka belum mati tapi
mereka sudah terluka dalam oleh getaran hebat bunyi kecapi
tadi, tubuh lemas seperti kehabisan tenaga dalam waktu dekat
jelas mereka takkan mampu memulihkan kesehatan. Hanya
seorang saja yang mampu berdiri Y aitu Ang hoa Kaucu Ui Bwe
ing. Firasat jelek telah menyelimuti sanubarinya.
Sungguh bukan kepalang rasa kagetnya karena disaat2
genting pada petikan snar kecapinya yang sudah mencapai
klimaks itu, mendadak terdengar pekik suara aneh yang
menggagalkan segala usaha dan jerih payahnya. Tapi itu
894 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
hanya perasaan lahiriah, gugup, bingung, gelisah dan jeri.
Firasat jelek itu membuatnya terbayang kembali pada kesan
dilembaran pertama di waktu dirinya berhasil merampas buku
pelajaran memetik kecapi milik T hian-ho-lujin dahulu.
Masih segar dalam ingatannya pada lembaran pertama
dibuku pelajaran ilmu kecapi itu ada ditulis : "Lagu ini dapat
merebut kekuatan dahsyat yang terkandung dalam maya
pada, merupakan lagu yang tiada taranya sejak dulu kala
sampai jaman kini, langit bumi akan iri padanya, bagi yang
mempelajari lagu ini, pantang menggunakannya untuk
berbuat jahat, membanggakan diri dan bersimaraja, apalagi
melakukan kelaliman dikalangan persilatan.
Setelah menghabiskan seluruh daya upaya dan memeras
keringat akhirnya aku berhasil menyelami buku peninggalan
Thian-ki Lojin, namun belum pernah aku mengagulkan diri di
Bulim, maka aku bersumpah tidak akan menggunakan
kedahsyatan yang luar biasa untuk mencelakai orang lain, itu
akan melanggar kekuatan Yang Maha Kuasa.
Oleh karena itu, diwaktu aku mempelajari seni laga yang
satu ini, pernah aku bersumpah didepan buku warisan Thian-
Ki Lojin, siapapun yang akan mempelajari seni lagu ini,
terutama lagu kedua, sekali2 dilarang sembarangan
memainkan dimuka umum apalagi untuk melukai atau
membunuh manusia, siapa berbuat jahat dia pasti akan
memperoleh ganjaran setimpal. Hal ini perlu diperhatikan,
ingat baik2." Pada halaman kedua tertulis huruf2 besar yang berbunyi:
"Senar utuh manusia hidup, senar putus manusia melayang."
Waktu membaca huruf2 ini Ui Bwe ing hanya tertawa dan
menganggap remeh, pikirnya; "Bila aku sudah mempelajari
seni lagu yang tiada taranya ini, siapa lagi yang mampu
melawanku diseluruh kolong langit ini, lalu siapa lagi yang
mampu mengusik diriku." Walau demikian setelah dia benar2
berhasil menyelesaikan pelajaran seni lagu yang hebat ini,
895 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
selama ini tak berani dia sembarangan memetiknya apalagi
lagu ketiga. Tapi situasi ma lam ini cukup gawat, didesak oleh situasi
dilembari ketamakan hatinya lagi, maka timbul niat jahatnya
hendak menjaring seluruh musuh yang bakal menjadi
saingannya dalam mencapai keinginan, maka dia memetik
lagu yang ketiga. Sungguh tidak pernah terpikir dalam
benaknya, dalam detik2 yang gawat itu, tahu2 berkumandang
pekik naga yang mengalun lembut berisi sehingga snaar
kecapinya tergetar putus, lagu ketiga itupun tak kuasa
dipetiknya rampung. Dikala sanubarinya mengalami pukulan yang cukup berat
ini, hati bimbang, rawan dan dibayangi ketakutan itu, maka
huruf2 yang tertera dihalaman kedua sebagai peringatan itu
kembali terpampang didepan matanya.
Firasat jelek seketika melembari relung hatinya pula, mau
tidak mau dia bergidik seram sendiri.
Ui Bwe-ing tahu pekik naga ini dilakukan oleh seseorang,
kedengarannya amat halus, lembut tapi tajam, mengandung
kekuatan alamiah yang tak terbendung dan tak terlawan
meski dengan senar kecapinya dan lagu maut yang terbuat
dari baja murni sekalipun, kenyataan senar kecapinya putus,
maka sadarlah ia bahwa seorang ksatria, pendekar besar yang
sakti telah hadir didalam pertemuan besar ini.
Maka sumpah Thian-hu Lojin yang dia tuangkan didalam
tulisannya dibuku pelajaran kecapi ciptaannya itu, seperti
berobah menjadi pisau menusuk keulu hatinya. Teramat
panjang dan ber tele2 kejadian ini dituangkan dalam tulisan
ini, padahal kejadian teramat singkat dan hanya terkilas dalam
benak Ui Bwe-ing. Begitu senar putus segera dia berjingkrak
berdiri, wajahnya tampak beringas, sinar matanya menghijau
kelam, sambil menyapu sekelilingnya, dia membentak geram:
"Siapa yang datang?"
896 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pekik naga berhenti, diatas puncak bukit pendek sana
berkumandang gelak tawa, seseorang menjawab lantang:
"Cayhe Ling-Ji-ping." Belum habis suaranya, bayangan
seseorang melayang turun.
Lekas Ang hoa Kaucu menengadah. Memang benar, yang
melayang turun adalah Ling-Ji-ping, tetap mengenakan jubah
hijau pupus yang sudah luntur warnanya, alis tegak berwajah
tampan dan bersikap gagah.
Semula Ui Bwe-ing masih belum tahu entah jago kosen
siapa yang menggagalkan usahanya, maka hatinya amat
tegang, kini melihat pemuda ganteng yang masih ingusan ini,
rasa tegangnya seketika tersapu bersih, hawa nafsu yang
telah melembari wajahnya seketika sirna pula, ujarnya dengan
nada genit: "0, kiranya kau."
Ling-Ji-ping tertawa kaku, katanya: "Kau tidak mengira
bukan." Senyaring mutiara menggelinding diatas piring cekikik
tertawa Ui Bwe-ing, katanya, "Sungguh tidak terduga,
berpisah beberapa hari dari mana kau mempelajari ilmu tarik
suara gembar-gembor itu, ternyata dapat melawan permainan
kecapi mautku pada lagu ketiga, malah....,"
"Menggetar putus senar kecapimu bukan?"
"Betul," ucap Ui Bwe-ing menarik suara panjang. Mulut
bicara, lirikan matanya menjadi liar menyapu sekelilingnya,
se-akan2 dia tidak percaya, dalam beberapa hari saja entah
dari mana Ji-ping dapat menguasai ilmu sehebat itu.
"Kaucu," ujar Ji-ping dengan tawa angkuh "tidak usah
mencarinya, pekik naga tadi memang aku yang melakukan,
tapi aku tak menduga bakal menggetar putus senar kecapimu,
sungguh harus disesalkan."
"Darimana atau dari siapa kau mendapat warisan ilmu itu"
Apalagi itu merupakan latihan Lwekang yang harus dimulai
897 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sejak bertahun2 lamanya, umpama kau memiliki kondisi badan
luar biasa, juga tidak mungkin dapat mencapai taraf yang luar
biasa." "Jadi Kaucu tidak percaya."
"Bukan tidak percaya, tapi tidak mungkin."
"Serba serbi keanehan didunia ini terlalu banyak,
umpamanya, Thian-hu Lojin bangkit kembali dari liang
kuburnya, malah beliau pernah datang ke Ceng-seng-san, apa
itu juga tidak mungkin?"
Berubah hebat rona muka Ui Bwe-ing, teriaknya: "Apa
katamu?" "Kataku, Thian-hu Lojin hidup kembali ma lah pernah
berada dipegunungan ini."
Tiba2 Ui Bwe ing terloroh dengan mendongak kepala,
serunya : "Orang she Ling, di hadapan Ui Bwe-ing berani kau
membual. Ilmu yang kau pamerkan tadi jelas bukan warisan
Thian hu Lojin, apa lagi sudah sejak delapan belas tahun yang
lalu T hian hu Lojin sudah meninggal."
"Lho, bukankah kau pernah bilang beliau mengasingkan
diri?" "Hihihi......." tawa bingar berkumandang dari mulut Ui Bwe
ing dengan manggut dia tatap Ling-Ji-ping lekat sorot
matanya memancarkan cahaya penghinaan, "orang she Ling
kau kira kau ini pintar hendak menggertakku dengan
kebesaran nama Thian hu Lojin tapi, kau tidak akan
menduganya sejak lama Thian hu Lojin sudah mati malah aku
sendiri...." Sampai disini tiba2 dia sadar telah kesalahan
omong, maka cepat2 menggeram perkataannya.
Ling-Ji-ping menyeringai katanya, "kau sendiri yang
menguburnya?" "Betul." 898 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Mengubur mayatnya" Atau melenyapkan jiwanya?"
"Aku tidak tahu apa maksudmu?" desis Ui Bwe Ing dengan
tatapan mengancam. "Mudah saja." ujar Ling-Ji-ping, "umpamanya mereka yang
telah menjadi korban, kau tidak mengubur mayat mereka tapi
kau telah melenyapkan jiwa mereka."
Tiba2 Ui Bweling maju selangkah, sorot matanya tampak
liar dan marah tiba2 mem bentak: "Siapa yang memberitahu
semua itu ke pada kau?"
Walet Emas Perak Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Orang tua yang hampir saja kau kubur jiwanya."
"Kau pembual." "Kau lebih pantas jadi pembual." mendelik mata Ling-Ji-
ping, "dima lam hujan lebat memeluk dan merayu,
menghianati guru mencelakai jiwanya, lalu kau buang
kelembah serigala." Ui B we-ing seperti disengat kala, jantungnya serasa hampir
pecah, perbuatan kejinya delapan belas tahun yang lalu, dari
mana Ling-Ji-ping bisa tahu" Betulkah dia belum mati" Tanpa
sadar dia menyurut dengan muka pucat, suaranya tergetar:
"Kau.....kau....."
Sesaat lamanya dia tidak kuasa mengeluarkan perkataannya, tapi akhirnya tercetus juga pertanyaannya:
"Apakah dia sekarang berada di bukit ini?"
"Sudah kembali ke Thian-hu," ujar Ling-Ji-ping datar.
Mendengar Thian hu lojin belum mati, serasa terbang
arwah Ui Bwe-ing, kini sete lah tahu orang yang ditakuti itu
pulang ke Thian-hu, rasa tegang dan paniknya pelan2 mulai
mereda, setelah tenangnya diri dan menarik napas panjang,
sikap centilnya kembali menghias wajahnya:
"Ya, aku mengerti sekarang. Kalau demikian dia memang
belum mati. Setelah kemari dia pulang pula, itu berarti dia
899 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tidak lebih hanya mayat hidup belaka, dan paling banter
bercerita tentang perbuatanku itu serta menurunkan beberapa
ilmu kepada kau. Tapi orang she Ling, kau harus tahu, ilmu
yang baru dipelajari dan belum dilatih sempurna, betapa sih
ampuhnya" Umpama benar kau telah mendapat warisan
seluruh ilmunya, apa yang kau dapatkan Ui Bwe ing juga
pernah mempelajarinya, tapi yang pernah kupelajari belum
tentu kaupun mendalam inya?" setelah tertawa dingin
menyambung. "Apalagi, semua itu adalah urusan intern dari
Thian-hu, kau orang she Ling ada hak apa mencampuri."
Ling-Ji-ping tertawa gelak2, katanya angkuh. "Jikalau orang
she Ling punya hak dan setimpal membikin bersih nama baik
perguruan Thian hu, apa pula yang mau dikatakan"
"Wah, sombong" Dengan bekal Kungfumu" Atau berdasar
pidatomu tadi?" Tiba2 Ji-ping merogoh kantong mengeluarkan Thian hu ling
ki diacungkan tinggi diatas kepala serta membentak. "Ui Bwe
ing, kau kenal panji ini ?"
Melihat Ji-ping mengeluarkan Thian-hu-ling-ki, sungguh
kaget Ui Bwe-ing sampai melompat mundur, wajahnya
berubah pucat dan panik, tapi lekas sekali sikapnya sudah
kelihatan tenang pula, tiba2 dia ma lah cekikikan nyaring,
katanya. "Aduh, hebatnya, itulah Ling-ki milik majikan Thian-
hu?" "Ui Bwe-ing berlutut."
"Siapa sih yang sedang bicara?"
"Majikan T hian-hu yang sekarang."
Ui B we-ing melongo, tapi lekas sekali dia pun tertawa lebar
pelan2 dari kantong bajunya diapun mengeluarkan sebuah
panji serta diangkat tinggi diatas kepala pula, panji kecil itu
berkibar ditiup angin, itupun Thian hu-ling-ki, katanya kepada
Ling-Ji-ping. "Jikalau majikan Thian hu yang merangkap
900 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sebagai Ang hoa Kaucu, menuding seorang murid, yang baru
masuk menjadi anggota Thian hu bun, menuduhnya sebagai
pemalsu panji kebesaran perguruan dan menyuruhnya
berlutut, apakah dia mau?"
Karuan-Ling-Ji-ping terhenyak di tempatnya. Maklum, Ling-
Ji-ping tidak tahu, ada berapa sebetulnya Thian-hu-ling-ki ini,
meski dia membawa panji pemberian langsung dari Thian-hu
lo jin. Lalu siapa mau percaya. Kini U i B we-ing juga membawa
Thian-hu-ling-ki yang sama, mengangkat diri sebagai pewaris
Thian-hu-bun pula, karuan dia menjadi bingung dan kehabisan
akal. Melihat Ling-Ji-ping tak mampu menjawab, Ui Bwe-ing
tertawa menahan, katanya : "Turunkan panjimu orang she
Ling, untuk ma lam ini kau kesamplok dengan aku, bila orang
lain gigimu akan rontok ditertawakan orang. Memangnya siapa
mau percaya pewaris Thian-hu bun kita adalah bocah hijau
macam tampangmu ini?"
Terpaksa Ji-ping simpan panji kecil itu lalu menengadah
menghela napas panjang, habis tertawa dia merogoh keluar
sebungkus buntalan kain hijau terus dibukanya, cahaya
pelagi kemilau memancar dari dalam buntalan, itulah sebatang
pedang emas sepanjang bebarapa dim yang kelihatan
bergerak seperti ingin terbang.
Ling-Ji-ping genggam pedang emas itu, katanya dengan
menyeringai angkuh. "Ui Bwe-ing, tentu kau kenal benda apa
ditanganku ini. Sekarang kau harus tahu, siapa majikan
tunggal T hian hu yang sejati?"
Berubah buruk wajah Ui Bwe ing, Gi sing kim kiam ini
adalah pusaka yang selalu di-impi2kan sejak dia membuang
Thian hu Lojin kedalam jurang serigala. Seluruh Thian hu
istana langit boleh dikata telah diobrak abriknya, tapi pedang
emas berbentuk hati ini tidak pernah ditemukan, tak nyana
sekarang berada ditangan Ji-ping. Semula dia masih
mengagulkan Kungfu yang diperolehnya dari Thian hu, dia
901 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yakin dirinya memperoleh warisan lebih banyak dan
latihanpun lebih matang, meski Ling-Ji-ping sudah diangkat
murid dan mewarisi kepandaian Thian hu Lojin dalam waktu
singkat beberapa banyak yang bisa dipelajarinya"
Tapi situasi sekarang jauh berbeda, Gi sing kiam adalah
pedang yang mempunyai kekuatan yang paling hebat dari
ciptaan Thian hu Lojin, bila Ling-Ji-ping sudah memperoleh
pelajaran murni, cukup menggerakkan jari, pedang itu akan
bergerak sesuai kehendaknya, betapa tinggi Lwekang musuh,
tetap takkan mampu melawan kehebatannya. Peringatan yang
tertera dalam buku pelajaran musik karya Thian hu Lojin
kembali membayang didepan mata, fisarat jelek itu kembali
menggelitik sanubarinya. Tidak malu Ui Bwe ing sebagai perempuan yang banyak
akal berjiwa licik dan sempit serta cerdik pandai pula, hanya
sekejap perobahan sikapnya, kini senyum lebar telah
menghias wajahnya pula, katanya. "Oo, Gi s ing kiam memang
jauh lebih berharga dari Thian hu ling ki, namun orang she
Ling menurut apa yang kutahu, untuk mengendalikan pedang
terbang ini memerlukan kekuatan lahir batin yang tangguh.
Keinginan berpadu dengan kekuatan, pedang bersatu dengan
tubuh, jikalau tidak memiliki daya latihan selama sepuluhan
tahun, takkan mungkin dapat menggunakan sesuka hati.
Orang She Ling, kalau tidak salah ini untuk ketiga kalinya kita
bertemu, kali sebelum ini yakin kau belum bertemu dengan
Thian-hu Lojin, betul tidak" Menurut hematku, kira2 tiga hari
yang lalu kau bertemu dengan dia bukan?"
"Betul, memang kemaren dulu." sahut Lin Ji-ping dingin.
"Nah betul dugaanku." ucap Ui Bwe-ing, "meski kau sudah
hafal teorinya, dan hanya latihan dua hari, sampai dimana
taraf kepandaian yang kau miliki sekarang, kira2 dapat kuukur
dengan jangkauan jari2ku. Bukan aku memandang rendah
dirimu, meski kau menggunakan Gi-sing-kiam, jangan
bermimpi hendak mewakili Thian-hu Lojin membikin bersih
902 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
nama perguruan segala, belum tiba saatnya, kecuali kau bisa
lolos dan menyelamatkan diri nanti, mencari suatu tempat dan
menyembunyikan diri menggembleng ilmu, sepuluh tahun
kemudian baru setimpal kau keluar mencariku pula."
Mau tidak mau goyah juga pikiran Ling-Ji-ping, bukan
lawan sengaja mengolok dan mencemooh dirinya, apa yang
dikatakan memang masuk diakal, apa lagi sejak dia
memperoleh pelajaran teori cara bagaimana menggunakan,
pedang sakti ini sampai sekarang belum pernah ada
kesempatan melatih diri, apakah dirinya mampu mengendalikan pedang terbang dia tidak punya keyakinan.
Bila serangan pertama gagal dan pedang ini terjatuh ketangan
Ui Bwe ing itu berarti dirinya bukan saja tidak berhasil
menunaikan tugas, berarti telah meruntuhkan nama baik
perguruan dan kepercayaan gurunya. Karena itu hatinya jadi
bimbang. Betapa tajam mata Ui Bwe ing, sekilas bola matanya
mengerling, tiba2 dia menghela napas, katanya dengan air
mata berlinang: "Ling Siauhiap, bahwa kau telah tahu nasib
yang menimpa diriku di Thian hu dahulu, yakin kaupun
maklum betapa berat tekanan lahir batin yang kualami,
disamping ternoda betapa pula maluku menjadi manusia.
Hingga kenapa aku harus mengkhianatinya dan turun tangan
secara keji, jelas aku punya alasan kuat. Antara manusia,
siapa yang mau secara ujur mengakui kesalahan awak sendiri,
apa yang diceritakan Thian-hu Lojin kepadamu, hanya dua
pertiganya saja yang benar, soalnya pada malam hujan deras
itu untuk menyelimuti perbuatannya yang rendah dan kotor
serta memalukan itu, maka kesalahan seluruhnya dia tumplek
kepadaku. Coba Siauhiap pikir, sebagai gadis belia yang
masih perawan umpama aku tidak tahu malu, mungkin kah
aku sudi menyerahkan kesucianku sendiri kepada seorang tua
yang patut menjadi ayahku!"
903 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Betapa rawan cerita orang, sungguh Ling-Ji-ping ikut haru
dan terasa apa yang diucapkan memang beralasan, manusia
memang mudah bersimpatik terhadap yang lemah, demikian
pula perempuan, apalagi bila air mata telah me leleh laki2
berhati bajapun akan luluh hatinya, apalagi tutur kata U i Bwe-
ing yang memilukan disertai isak tangis yang pilu sikapnya
yang memelas membakar belas kasihannya. Memang tidak
pernah disadari oleh Ling-Ji-ping bahwa itulah senjata
terampuh seorang perempuan untuk menundukkan laki2.
Sikap Ling-Ji-ping yang semula garang menjadi lembek,
katanya: "Kau telah memunahkan seluruh ilmunya, melenyapkan jiwanya pula, bukankah perbuatanmu keliwat
kejam." Diam2 Ui Bwe-ing tertawa geli dalam hatinya, menggeser
maju sedikit, katanya : "Tapi Siauhiap, semula aku sudah ingin
mencari jalan pendek untuk mencuci rasa malu karena
kehilangan kesucian, tapi akhirnya aku sadar aku tidak boleh
mati, karena aku....."
Tiba2 dia menunduk dengan senyum malu2.
Tersirap darah Ling-Ji ping, hatinya seperti dipukul godam,
tanpa terasa dia mundur selangkah, tanyanya: "Apakah
karena kau telah hamil?"
"Ya," ujar Ui Bwe-ing mengerling tajam, kembali dia
bersikap harus dikasihani. "Yaitu gadis cantik bernama Pek-
hoa yang pernah berkenalan dengan kau itu. Ai, karena dia,
terpaksa aku rela hidup menderita berselubung malu.
Siauhiap, coba kau pikir anak itu tidak berdosa, bukan?"
"Ya." ucap Ling-Ji-ping manggut.
Ui Bwe-ing maju dua tindak pula, sebelum buka suara,
wajahnya tampak bersemu merah, katanya kemudian dengan
menghela nafas: 904 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Jangan kau kira usianya sudah tujuh puluhan, tapi
kebutuhannya ternyata tidak pernah putus, sungguh aku tidak
kuat dan betah lagi. Suatu malam di kala menindih aku,
timbul amarahku karena diperlakukan tidak semestinya, maka
kulakukan perbuatan tercela yang memalukan itu. Ai, meski
aku sudah membunuhnya, tapi akhirnya aku menyesal juga,
maka aku minggat dari T hian-hu mendirikan Ang hoa kau."
"Jadi kejadian itu atas kehendakmu sendiri, bukan
diperintah dan disuruh orang lain?"
"Apakah dia yang menuduh demikian" Banyak juga dosa
yang dilimpahkan kepadaku. Tapi membunuh guru mendurhakai perguruan memang dosa besar, ditambah lagi
beberapa dosa lainnya juga tidak jadi soal bagiku."
Ji-ping hanya tahu bahwa Thian hu Lojin adalah seorang
jenius persilatan, tapi riwayat hidup dan sepak terjangnya
dimasa hidup nya hakikatnya dia tidak tahu apa2. Apalagi
dalam pertemuan kemaren kemaren dulu, dia dengan laki2
tua renta yang cacat badannya tinggal menunggu waktu
ajalnya, jelas tidak mungkin dia menyelami peristiwa, masa
lalu yang menyangkut orang tua dengan Ui Bwe-ing, lalu
siapa benar siapa salah, sukar bagi dia untuk mengambil
keputusan. Tapi lantaran itu, rasa dendam dan bencinya
semula terhadap Ui Bwe ing perempuan centil ini menjadi
luntur. Melihat wajah orang bimbang dan bingung, diam2 Ui Bwe
ing bersorak dalam hati. Sekilas dia melirik keselilingnya,
dilihatnya mereka yang masih hidup sudah sekarat tak mampu
bergerak. Hanya tiga duta lampu, beberapa Hwesio Siau lim
dan Bu tong si cu, It ci sin mo dan Pak koat, Yu bing Kaucu, Li
sin masih duduk bersimpuh diatas tanah, mereka sibuk
bersamadi
Walet Emas Perak Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
memulihkan kekuatan, agaknya dalam mengerahkan Lwekang menahan getaran lagu kedua, mereka
sudah terlalu banyak menguras tenaga, sehingga badan
lunglai dan tak mampu bergerak lagi.
905 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jelas yang masih mampu terjun kedalam Cui hwe kok
sekarang hanya Ling-Ji-ping, tapi pemuda angkuh yang masih
hijau meski memperoleh ilmu mujijat ini ternyata telah
berhasil dijaring dalam muslihatnya, bila bocah ini berhasil
dibekuknya, bukan saja dirinya bakal mendapat Gi sing kiam,
seluruh pusaka yang digembol pemuda inipun bakal menjadi
miliknya, maka bila semula dia merasa kaget akan munculnya
pemuda ini, dianggapnya sebagai perintang paling tangguh
kini dia malah beranggapan kehadiran Ji-ping justru bakal
menambah perbendaharaan dirinya, takkan lama lagi dirinya
bakal menjadi jago nomor satu di Bu-lim ini, cita2 ini jelas
takkan mengalami banyak hambatan pula.
0ooo0dw0ooo0 Karya : Khu Lung Saduran : Gan KH
Sumber DJVU : Manise & Paulustjing
Editor : Paulustjing dan Dewi KZ
Ebook by : Dewi KZ Tiraikasih website http://kangzusi.com/ http://kang-zusi.info/
http://tiraikasih.co.cc/ http://cerita-silat.co.cc/
Jilid ke 26 Ui Bwe ing jadi lupa daratan, diwaktu Ling-Ji-ping
celingukan diam2 dia melangkah maju beberapa langkah lebih
dekat. Berapa kali dia sudah siap menyergap dikala Ling-Ji-
ping tidak perhatikan dirinya tapi dia ragu2 maklum dia kuatir
bila sergapan tidak berhasil merobohkan pemuda ini seluruh
akal muslihatnya bakal gagal total, bila bertempur satu lawan
satu dia kuatir dirinya bukan tandingan lawan.
906 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Adanya kekuatiran pertama menimbulkan serentetan
kekuatiran yang berkepanjangan, dia jeri juga menghadapi Gi
sing kiam ditangan Ling-Ji-ping maklum dia belum menjajagi
setaraf mana latihan Ling-Ji-ping dalam menguasai pedang
emas itu" Apalagi kejadian sudah berselang delapan belas
tahun, waktu sepanjang itu membawa arti besar bagi orang
persilatan yang meyakinkan ilmu sakti"
Thian-hu Lojin memang sudah dipunahkan ilmunya tapi
kalau Thian-hu Lojin tidak yakin mana dia mau mewariskan
pedang terbang itu kepada Ling-Ji-ping, malah Thian hu-ling-
kipun diturunkan kepadanya.
Orang luar memang tidak tahu. Tapi Ui Bwe-ing adalah
murid didik Thian-hu pula jelas dia tahu bahwa Thian-hu ling
ki hanya ada satu, panji yang dia keluarkan tadi adalah palsu.
Ling-Ji-ping tepuk dada sebagai pewaris majikan T hian hu bun
hal itu jelas tidak salah, karena panji kebesaran Thian hu Lojin
sudah berada ditangannya.
Karena itu, syukur dia tidak turun tangan, bila mau turun
tangan sekali sergap harus berhasil membekuk atau
membinasakan pemuda ini, kalau gagal jelas dirinya yang
bakal ce laka. Karena itu dia ragu2, ingin memanfaatkan kesempatan
yang sekilas itu, tapi kesempatan yang teramat pendek ini
justeru sukar mencapai hasil yang diharapkan, karena dia
insyaf pemuda yang berdiri didepannya ini, sekarang bukan
tokoh sembarangan jago, tapi adalah pemuda yang beruntun
mendapat pengalaman aneh sehingga kini membekal
kepandaian silat yang susah diukur apalagi sekarang dia sudah
menjadi pemilik istana langit yang disegani itu, pekik naganya
tadi sudah membuktikan kebesaran ilmu yang dipelajarinya
sehingga snaar2 kecapi iblisnya putus seluruhnya. Dari s ini dia
menyimpulkan pula bahwa pemuda ini memperoleh ilmu
mujijat lainnya entah dari s iapa, yang terang taraf kepandaian
pekik naga itu jelas lebih tinggi lebih murni dan suci dari T hian
907 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
hu Lo jin dimasa jayanya dulu. Itulah sebabnya kenapa sejauh
ini U i Bwe ing Ang hoa Kaucu yang terkenal cerdik, pandai dan
licik ini masih lambat2 turun tangan.
Lantaran keraguannya ini, sehingga dia kehilangan
kesempatan yang paling baik. Pada hal menghadapi cerita
yang mengenaskan dari perempuan centil macam Ui Bwe ing
yang pernah mencelakai T hian hu Lojin ini, hakikatnya Ling-Ji-
ping tidak siaga sama sekali, tapi bila ujung matanya melihat
gerakan langkah yang mendekat lebih maju, sontak benaknya
berdegup dan timbullah kesiap siagaannya. Dengan
menyeringai dingin, segera dia menyurut mundur dua tindak,
pikirnya: "Perempuan jalang yang licin, hampir saja aku ketipu
olehmu." Pada saat itulah, dibelakangnya sebuah suara berkata
dengan sendu: "Jangan kau percaya pada ocehannya,
ceritanya bohong belaka."
Sebelum Ji-ping sempat berpaling me lihat siapa yang
bicara, mendadak Ui Bwe-ing telah memekik kalap, berbareng
kedua tangannya bergerak silang terus didorong kedepan,
angin badai seketika menderu kencang melandai ke arah Ling-
Ji-ping. Sebetulnya kesempatan baik ini memang telah dimanfaatkan oleh Ui Bwe-ing, sayang dia buru2 bertindak
setelah melihat orang yang bicara dibelakang Ling-Ji-ping,
gerakannya gugup lagi, karena dia harus mencegah orang itu
bicara lebih banyak, bila dia bertindak sedikit lambat, diwaktu
Ling Ji-ping menoleh kebelakang, mungkin keadaan sudah
berobah. Celakanya Ui Bwe-ing justru buru2 turun tangan, begitu
mendengarkan teriakan, Ling-Ji-ping kaget dan dilihatnya
muka orang yang beringas dua tangan bersilang, maka
terbitlah angin badai yang menerjang kearah dirinya. Hatinya
kecut ingin melawan dengan Tin thian-sik, namun tangan
menggenggam Ci-sing-kiat, dalam kerepotan tanpa pikir
908 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tangannya terayun menimbulkan pedang emas itu seperti
menyambit senjata rahasia. Berbareng telapak tangan terbalik
melancarkan salah satu jurus dari Cap-ji-te-sat-jiu membelah
dahsyat. Baru saja kedua telapak tangannya didorong kedepan,
mendadak dilihatnya sinar kuning cemerlang menyilaukan
mata, Gi sing-kiam di tangan Ling-Ji-ping ternyata melesat
terbang kearah dirinya, dia kira Ji-ping telah kerahkan tenaga
kendalikan pedang, darahnya tersirap, sebelum serangannya
dilontarkan sekuat tenaga, lekas dia menjejak kaki melompat
jauh menyelamatkan diri. Jikalau dia berlaku tenang dan menggunakan cara biasa
seperti kaum persilatan menyambuti senjata rahasia, Gi-sing-
kiam it akan jatuh ketangannya dengan mudah, maka
lembaran sejarah persilatan bakal beroba seratus delapan
puluh derajat. Sayang Ui Bwe-ing sudah kebacut jera terhadap
pedang emas ini, tahu dirinya dipihak yang salah lagi. Dikala
dia melompat mundur itu tenaga pukulan yang dilontarkan
ditarik balik. Dibelakang Ling Ji-ping terdengar pula suara
gelisah. "Lekas gunakan pelajaran Thian hu Lojin untuk
kendalikan pedang emas itu, kalau mengadu Lwekang jelas
kau bukan lawannya."
Ling Ji-ping menjadi sadar oleh peringatan ini, lekas dia
memusatkan pikiran menuangkan batin, hawa murni
dipusatkan di pusar, sesuai ajaran yang diterimanya dia
semadi dengan kedua mata mengawasi pedang emas yang
meluncur kedepan itu. Pedang emas yang sudah melayang
kebawah hampir menyentuh bumi itu mendadak menukik balik
serta mengeluarkan suara mendesing keras dua kali, tahu2
menjulang tinggi keangkasa.
Baru saja Ui Bwe ing berdiri tegak dilihatnya pedang emas
itu sudah berputar mumbul dengan desing suaranya yang
membingungkan sudah tentu serasa terbang arwahnya, hanya
lari satu2nya jalan untuk menyelamatkan diri. Tanpa hiraukan
909 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ling Jiping, ditengah gerungan kalapnya, kedua lengan
bajunya dikebutkan beberapa kali selapis pusaran angin
kencang seperti membungkus dirinya, sebat sekali dia sudah
melesat jauh kesana, gerakannya seenteng bidadari melayang
di udara arahnya kebawah ngarai disebelah kiri.
Suara dibelakang Ling-Ji-ping kembali mendesak gugup.
"Lekas kendalikan pedang dan kejar dia celaka bila dia
melarikan diri," Ling-Ji-ping tertawa dingin dalam hati, pikirnya. "Ui Bwe
ing, apa kau mampu lari" Kalau kau tidak mampus dibawah
pedang ini, Thian hu Lojin tidak akan merem di-alam baka."
Tak nyana baru saja pikirannya timbul pedang emas yang
berputar ditengah angkasa itu tiba2 melesat kencang kedepan
laksana bianglala, dengan suara desingnya yang membising
kuping mengudak kearah Ui Bwe ing.
Maklum pedang itu di namakan Gi-sing kiam atau pedang
hati, hati berkeinginan pedangpun bergerak, maka begitu
pikiran Ji-ping bekerja, pedang itu lantas melaksanakannya. Ui
Bwe-ing sudah lari puluhan tombak jauhnya, tiba2
didengarnya desing pedang sudah berada diatas kepalanya,
saking kejut dan takutnya dia melompat jauh kedepan pula
sungguh kebetulan, dihadapannya tiba2 berdiri dua orang,
keduanya mengekeh tawa dingin, seorang menuding yang lain
mencengkram ke arah dada dan lehernya.
Dalam paniknya melarikan diri, Ui Bwe ing tidak sangka
didepannya bakal ada orang mencegat dengan sergapan yang
mematikan lagi, segera dia kerahkan tenaga memberatkan
tubuh sehingga luncuran tubuhnya anjlok ke bawah,
berbareng dia membalik tangan memukul dengan gempuran
angin dingin, "Blang blum," dua ledakan keras menggetar bumi. Kedua
orang yang menyergap tergentak mundur akhirnya roboh
terguling. Tapi pada saat yang sama terdengar Ui Bwe ing
menjerit keras dengan suara mengerikan.
910 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Gi-sing kiam telak menancap di punggungnya, tubuhnya
terhuyung maju beberapa langkah lalu tersungkur jatuh
mencium tanah. Lekas sekali Ling-Ji-ping sudah memburu tiba, lekas dia
cabut pedang emas, sesaat dia berdiri me longo, perasaannya
hambar mengawasi Ui Bwe ing, sungguh tidak kira bahwa Ui
Bwe ing dengan kecapi iblisnya yang telah membinasakan
ratusan manusia ini, ternyata ajal dibawah pedang emas kecil
ini, mungkin inilah yang dinamakan karma dalam agama
Budha. Ui Bwe ing mengeluh tertahan, pelan2 dia meronta serta
membalik badan, sorot matanya pudar. Diluar dugaan sorot
matanya tenang tenteram, tiada dendam tiada kebencian,
lama dia menatap Ling-Ji-ping, akhirnya manggut2 katanya
tergagap dengan suara lirih. "Nah kau..... tindakanmu
memang betul, aku... aku... tidak membencimu." Suaranya
lembut welas asih, seperti seorang ibunda tengah memberi
wejangan kepada puteranya.
Ling-Ji-ping terharu, dia tak tega setelah menghela napas
dia berkata: "Jangan kau menyalahkan aku, melaksanakan
tugas dari pesan Thian-hu Lojin."
"Dia....dia sudah mati?"
"Ya, dihitung waktunya memang sudah tiba saatnya,
karena waktu kemaren dulu, dia memberitahu kepadaku,
paling lama kuat bertahan tiga hari."
Tak tertahan berlinang air mata Ui Bwe-ing, sesal dan
derita, bukan derita badaniah tapi adalah derita kenangan
masa lalu, dengan suara tersendat dia berkata : "Nah, baiklah
aku akan mohon pengampunan kepadanya. Syukur Thin-hu-
bun memperoleh pewaris seperti dirimu, aku.... aku amat
senang, tapi selanjutnya kau harus hati2 berhadapan dengan
Thiat-tok-sin kun dan orang2 Tok-kiong, memang aku
diperintah orang, kematian baru membebaskan dosa2ku,
911 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
hidup ini serba menderita, dan lagi....." suaranya berganti
keluhan tertahan, agaknya dia menahan sakit yang luar biasa,
matanya terpejam, darah masih terus mengalir dari lobang
lukanya. "Masih ada pesanmu?" tanya Ling-Ji-ping.
Ditengah derita kesakitan pelan2 Ui Bwe-ing membuka
matanya, pandangannya menatap wajah Ling-Ji-ping yang
tampan, beberapa kali mulutnya terbuka, akhirnya tercetus
suaranya yang lirih. "Anakku itu....." setelah menarik napas
yang mulai tersengal baru melanjutkan, "Pek-hoa kuserahkan
kepada kau. Bimbinglah dia." Habis berpesan kembali dia
menggeliat menahan sakit, wajahnya berkerut pelan2
tubuhnya lunglai dan jiwapun melayang.
Mengawasi perempuan jahat yang akhirnya bertobat dan
penuh penyesalan menjelang kematiannya ini, Ling-Ji-ping
hampir tak kuasa mengendalikan perasaannya sendiri. Lama
dia berdiri menjublek. Tiba2 seorang menghela napas dibelakangnya, katanya
lirih. "Dia sudah mati, untuk apa kau berdiri saja di sini."
Ji-ping lantas ingat suara orang yang beberapa kali
memberi peringatan kepadanya, lekas dia berpaling. Ternyata
Lian hoa yang tadi dia tutuk Hiat-tonya.
Lian hoa menghela nafas katanya. "Kenapa orang baru
menyadari kesalahannya menjelang kematiannya. Bila diwaktu
hidup dia sudah insaf, bukankah banyak kejadian yang
mengenaskan dapat dihindarkan?"
Walet Emas Perak Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Itulah yang dinamakan perkataan seorang menjelang
kematiannya, pesannya adalah tulus dan bajik. Pepatah juga
bilang menyesal setelah kasep."
"Ya, aku mengerti. Manusia dikala dia hidup, pasti
mempunyai nafsu dan keinginan, tapi bila dia menyadari
hidupnya tiada harapan lagi, nafsu dan keinginan itupun
912 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
lenyap. Baik buruk timbul hanya sekilas, bukankah begitu
analisah?" "Ya, mungkin demikian," ucap Ling-Ji-ping.
Lian hoa menghela napas katanya. "Pendek kata manusia
tersesat lantaran dikejar ketamakan hati, gila pangkat gila
harta, lalu apa yang diperolehnya diakhir hayatnya" Kala
pangkat dan harta demikian yang lain bukankah sama saja,
sekarang aku lebih paham lagi, bagaimana harus menjadi
manusia." Serta merta matanya mengerling kearah Ling-Ji-ping, rona
mukanya yang semula kelihatan rawan, seketika tersapu
bersih wajahnya kelihatan cerah mengulum senyum.
Ling-Ji-ping tidak memperhatikan, karena dia sedang
memikirkan hal lain, tanyanya: "Dari mana nona tahu akan
cerita Ui Bwe ing tadi bohong belaka?"
"Sudah temu aku tahu." Lian hoa tertawa tawar, "selama
belasan tahun aku ikut dia, martabat dan wataknya aku tahu
jelas, sekali pandang aku lantas tahu jiwanya yang sangat
munapik." "Syukur nona memberi peringatan kepada ku, hampir saja
aku tertipu." Tiba2 Lian hoa bersuara tertahan, katanya : "Ada orang
datang." Di belakang gelak tawa orang, seorang berkata : "Buyung,
sungguh tak nyana dua hari berpisah, ternyata kau
memperoleh mujijat lagi."
Lekas Ji-ping menoleh, tiga duta lampu entah kapan tahu2
sudah berdiri jajar di belakangnya, yang bicara adalah Kui-
tiap-sin Leng T ong. 913 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Melihat ketiga orang ini, sekilas Ling-Ji-ping mencuri lihat
mimik muka perempuan baju putih, tampak wajahnya serius,
sorot matanya menatap kebumi, agaknya pura2 tidak kenal.
Dengan seringai angkuh Ling-Ji-ping sambut mereka,
katanya: "Cepat juga kalian memulihkan diri."
"Anak licik," ujar Hiat ing-cu, "ternyata kau ikut berjasa,
biarlah malam ini kuampuni jiwamu."
Ling-Ji-ping menjengek ketus, serunya. "Kenapa tidak
dikatakan aku mengampuni kalian malah?"
"Buyung." seru Kui-tiap sin. "jangan kau ribut mulut,
soalnya kau tidak punya waktu lagi, apalagi kau keparat ini
mungkin tidak menduga, kami bisa pulih secepat ini."
"Apa gunanya mengoceh, apa maksud kalian mencari aku?"
tantang Jiping. "Wah, sudah tahu pura2 tanya." Teriak Leng Jong, "baik,
aku ingin tanya satu hal."
"Hal kedua menuntut gelang naga bukan?" sindir Ji-ping.
"Hehe, kau bocah ini memang pintar."
"Soal apa yang ingin kau tanya?"
"Pekik setanmu tadi apa namanya?" tanya Kui tiap sin
dengan tatapan mata liar, "dari mana kau bocah ini
mempelajarinya?" Dingin dan ketus jawaban Ji-ping: "Apa penting kau
ketahui?" "Thian hu Lojin si tua bangka itu jelas tidak memiliki ilmu
dari aliran Hud itu."
"Tajam juga pandanganmu, kalau sudah tahu ajaran murni
dari aliran Hud, buat apa tanya lagi?"
914 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Lohu menuntut kau keparat ini menyebut nama orang
yang mengajar kepada kau?"
"Ling Jong," bentak Ling-Ji-ping, "apa tidak salah kau main
perintah terhadapku?"
"Umpama perintah, memangnya tidak boleh?"
"Terhadap Ling-Ji-ping" Atau terhadap majikan Thian hu
bun yang sekarang?" Bayangan merah berkelebat, Hiat ing cu tertawa katanya:
"Bocah, jadi sekarang kau mengagulkan diri sebagai majikan
Thian hu bun?" Membesi muka Ling-Ji-ping, desisnya: "Thian hu lingki, Gi
sing kim kiam, memangnya ke dua pusaka ini belum jelas
menunjukkan kedudukanku?"
"Umpama Thian hu Lojin berada disini, Lohu juga begitu
tanya padanya, hoho, anak keparat, jangan kau kira memiliki
Gi-sing kim kiam lantas berani bertingkah dihadapan lohu,
bocah, ketahuilah, setelah mencicipi darah, Gi sing kiam baru
bisa digunakan lagi tiga hari kemudian, memangnya kau tidak
tahu akan rahasia ini?"
"Benar Siauhiap," baru sekarang perempuan baju kuning
menimbrung, katanya: "sekarang kau harus maklum akan hal
ini," matanya mengerling tajam kepada Ling-Ji-ping. Suaranya
lembut, kerlingannya mengandung arti mendalam, seolah2 dia
memberi arti kisikan, "Hati2, hanya mengandal kekuatan Gi
sing kiam, kau masih bukan tandingan mereka berdua."
Lekas sekali Ling-Ji-ping memaklumi situasi yang
dihadapinya, maka dia berkata dengan tawa khas dingin:
"Kedatanganku malam ini tidak melulu ingin mengagulkan
pedang emasku ini." "O, jadi kau masih memiliki ilmu mujijat lainnya, Lohu tetap
mengajukan pertanyaan semula, hayo jawab," desak Kui-tiap-
sin. 915 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apa betul harus kujawab?"
"Bila kau bersikap sedikit lunak," ujar Hiat-ing-cu, "tadi
Lohu sudah katakan, karena kau bantu memutuskan snaar
kecapi iblis itu kau sudah membuat jasa, maka malam ini Lo
hu tidak akan cari perkara terhadapmu."
Mendadak Ling-Ji-ping tersenyum lebar, katanya kalem;
"Baiklah, akan kukatakan kalian dengar baik2."
Kui-tiap-sin terkekeh, katanya: "Kiranya kau buyung ini
tahu diri." Dengan sinis Ji-ping lirik ketiga orang, lalu berkata : "Itulah
Hu-mo-sin hoat ajaran Hud yang peranti menundukkan setan
siluman, dan yang mengajarkan kepadaku sudah tentu adalah
Humb Tayte yang akhli meringkus siluman membekuk setan."
Hiat-ing-cu menggerung gusar, tubuhnya tiba2 berkelebat,
kabut merah segera membungkus tubuhnya, ditengah kabut
itulah tiba2 dia membalikkan sepasang telapak tangannya. Ji-
ping diserangnya dengan dampratan angin kencang.
Ling-Ji-ping murka, baru saja dia pasang kuda2 siap
melawan, tiba2 Lian-hoa dibelakang menjerit kaget: "Jangan
dilawan, itulah Hoat-hiat-ciang." Sebelum dia sempat bersikap
lengannya sudah ditarik Lian-hoa me lompat jauh beberapa
tombak. Pada saat itulah diatas bukit berkumandang percakapan
Hwesio pemabuk dan Hwesio gila : "Setan arak, tiga hendak
mengeroyok satu coba katakan adil tidak ?"
Hwesio pemabuk ter-loroh2 serunya: "jadi memangnya kau
tidak terima?" "Tergantung kau setan arak ini berani tidak?"
"Baik, hayo kau gila jalan didepan."
"He, kau benar2 penakut."
916 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bukan takut, Bila kau gila mati, setan arak akan mengubur
jenazahmu. Jikalau dua2nya mampus, siapa yang mengubur
badan kita." "Tidak mau, kalau ingin mati, hayo mati bersama."
"Tidak mau, kepalaku yang gundul ini tidak mau digantung
Pukulan Naga Sakti 21 Pendekar Latah Karya Liang Ie Shen Memanah Burung Rajawali 12
Akhirnya dia menoleh dan tanya kepada Hwesio gila.
"Tentang Yong-yong, didapatkan taysu memberi penjelasan
kepadaku?" "Dia punya tempat yang aman".
"Dari mana dia datang, kesana pula dia pergi, buat apa kau
merisaukan dia?" Hwesio gila menyengir tawa.
Ling Ji-ping menghela napas katanya. "Seng locianpwe
telah berpesan kepadaku supaya melindungi dia, situasi
didepan mata cukup genting, kehadirannya disini mungkin
bisa membawa keuntungan."
Hwesio gila menyengir katanya. "Kalau begitu, pergilah
mencarinya kedalam api dan air itu." Tangannya menuding
kedalam lembab. Sudah tentu Ji-ping kaget, katanya. "Maksudmu Yong yong
telah...." "Sebelum ditempa asmara, darimana datangnya cinta"
Sekarang dia sudah dari cinta dan benci, arwahnya sudah
pergi kealam baka." 856 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mendadak Ji-ping jambret baju didepan dada Hwesio gila,
matanya mendelik gusar, bentaknya. "Apa benar perkataanmu?" Hwesio gila tidak pusing akan tingkah kasr Ji-ping, dia tetap
cengar cengir, ujarnya. "Benar atau salah tiada bukti terserah
kau percaya tidak." Seperti disiram air dingin seketika luluh hati Ling Ji-ping,
sebesar ini belum pernah dia mencucurkan air mata tapi
sekarang entah dari mana datangnya rasa sedih air mata tak
tertahan bercucuran kepala menengadah sambil menghela
napas rawan. Bila ucapan Hwesio gila benar Yong yopg yang binal itu
pasti nekat terjun kedalam rawa api dan air untuk mengambil
Thian tiok sampo untuk menunjukkan kemampuannya. Sudah
tentu Y ong yong yang masih hijau tidak tahu betapa lihaynya
api dan air dingin itu, kalau dia terjun kedalam rawa, jiwanya
pasti sudah melayang. Tiba2, Hwesio pemabukan tertawa geli, katanya. "Mati
hidup manusia sudah ditakdirkan oleh Thian Yang Maha
Kuasa. Lote, kenapa kau mencari susah sendiri?"
"Menurut hematku, meski api dan air didalam rawa itu
amat lihay, bukan mustahil terjadi suatu keajaiban pada
dirinya, maka kuharap kau mengempos semangat, hadapilah
kenyataan didepan mata ini, malam ini merupakan titik tolak
keberhasilan atau kegagalan usaha kita bersama, jangan
putus asa karena soal sepele ini."
Hwesio gila tertawa, ujarnya. "Hidup adalah mati, mati
itulah hidup, menyadari beban dan tugas kehidupan, kau akan
mencapai dunia abadi."
Ling Ji-ping mengangguk, katanya kemudian. "Terima kasih
akan petuah Taysu, sadar lah aku kini."
857 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Se-konyong2 dari bukit sebelah atas sana berkumandang
gelak tawa dingin yang seram menggiriskan, begitu lantang
dam berisi nada gelak tawa ini, bumi dan pepohonan diatas
bukit seperti bergetar katanya.
Lekas mereka menoleh ke sana, tampak It-ci sin mo telah
berdiri, sorot matanya menyapu seluruh hadirin, habis
tertawa, tanpa perdulikan orang lain, sorot matanya menatap
kearah tiga duta lampu, serunya setelah terkekeh pula:
"Orang2 gagah diseiuruh pelosok dunia telah berkumpul
dilembah api dan air, sungguh merupakan pertemuan besar
yang jarang terjadi selama seratus tahun mendatang tapi
kenapa semua orang hanya duduk tenang menungggu apa ?"
Kui tiap sin si tua berangasan segera menyeringai,
bentaknya: "Ko it bin untuk apa kau kemari ?"
It cin sin mo terkekeh pula, katanya. "Siapa yang hadir
disini tidak mengincar Titian tiok sampo " Memangnya urusan
sudah terlanjur sejauh ini masih harus main sembunyi. Tapi
menurut pendapatku, semua hanya mampu jadi penonton dari
kobaran api dibawah rawa melulu, terus terang orang she Ko
seperti aku ini juga seperti kalian, siapa yang mampu melawan
api dan air yang tidak kenal kasihan Itu".
"Kalau kau tidak mampu masuk, memangnya orang lain
juga tidak mampu ?" tiba2 suara dingin yang lain mengejek,
"Siapa suruh kau manusia tak berguna yang berjari tunggal
cerewet di s ini ?" Mendelik mata Ko-it-bin, dengan beringas dia me lotot
kearah Ou-tang hoat, katanya, degan seringai sadis :
"Memangnya kau orang she Ou yakin bisa masuk kesana ?"
"Mampu atau tidak adalah urusanku. Kau orang she Ko
tidak usah turut campur."
"Lo-ko," tiba2 Pak-koat nyeletuk dengar suara dingin kaku,
"mereka kira bila tiba saatnya, begitu kobaran api padam,
858 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dengan mudah akan bisa terjun kedalam air. Hehehe, kenapa
kita ikut buru2, biarlah menjadi penonton saja mari saksikan
mereka mencobanya lebih dulu"
"Kalau urusan segampang itu, sia2 kita saling merebutkan
gembok emas itu selama enam puluh tahun."
Ang-hoa-kaucu U i-bwe-ing segera terkikk nyaring, serunya:
"Betul. Kapan kalian sudi hadir dalam pertemuan sebesar ini,
kaum persilatan di seluruh dunia memang sedang ber-tanya2
dimana gerangan gembok emas itu sekarang berada ?"
Sorot tajam mata It-ci-sin-mo beralih ke-arah Ang-hoa
Kaucu, jengeknya sinis. "Siapa kau ?"
Berubah air muka Ui Bwe-ing diperlakukan kasar, padahal
It-ci-sin-mo tahu siapa dirinya, tapi dihadapan umum dia
bersikap sekasar ini, hakikatnya tidak memandang sebelah
mata kepada Ang-hoa kau jengeknva. "Bila betul kau tidak
tahu siapa aku" Itu berarti kau orang she Ko memang cupat
pikiran dan buta melek, bila sudah tahu sengaja pura2 tanya,
itu menandakan kau ini sombong, orang tua yang tidak punya
harga diri, apalagi sebagai Bulim Cianpwe" Bwe ing percaya,
orang2 gagah yang hadir disini tidak lantaran pertanyaanmu
ini lantas memandang rendah dan menghina Ang hoa kau kita,
benar tidak?" Dasar perempuan berlidah manis dan tajam Ui Bweing
memang pintar berdebat, beberapa patah uraiannya membuat
It ci sin-mo berdiri melongo dan malu.
Dari ma lu menjadi gusar kontan dia mendamprat. "Peduli
Ang hoa bunga merah atau Pek hoa kembang putih, kau
cewek centil iin juga berani menjadi Kaucu segala" Buka mata
mu siapa saja yang hadir disini" Memangnya kau setimpal
turut bicara?" Dimaki perempuan centil dihadapan umum Ui B we ing naik
pitam serunya gusar. "Ko bin, tahukah kau orang2 yang
datang malam ini, sedikitnya sudah menimbang awak sendiri
859 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
memangnya siapa yang berani datang ke Cui-hwe-kok ini
menurut pendapatmu" Memangnya hanya It ci sin mo seorang
yang b oleh menakuti orang?"
It ci sin mo yang biasanya sabar sekarang berkobar
amarahnya oleh beberapa patah kata Ui Bwe ing, sambil
mengurung dia sudah bergerak hendak menubruk maju.
Tiba2 didengarnya Pak-koat berbisik padanya: "Lo-ko,
memangnya kau sudah lupa janji yang telah kita ikrarkan
bersama ?" Seketika It-ci-sin mo sadar, wajahnya yang buruk dibayangi
amarah seketika sirna, katanya dengan terkekeh: "Kalau orang
she Ko tidak mampu menakuti orang lain, memangnya gendut
jalang macammu ini bisa membuat orang jeri" Hehehe, orang
she Ko malam ini tidak sudi bergebrak dengan perempuan
bawel." Habis bicara dia menyingkir ke sana tidak ambil peduli
orang lagi. Bahwa It-ci-sin-mo tidak ingin mencari setori lebih du'u,
demikian pula Ang-hoa Mucu Ui Bwe-ing yang lebih cerdik dan
banyak akalnya ini, situasi ma lam ini adalah terburuk selama
seratus tahun ini dikalangan Bulim, lalu siapa sudi mendahului
antar jiwa secara percuma sebelum usaha berhasil, kalau
gagal akan konyol, lebih celaka lagi orang lain bakal
memungut keuntungan tanpa berjerih payah.
"Tanpa berjanji kita semua berdatangan Seluruh hadirin
boleh di kata punya maksud dan tujuan yang sama, siapapun
mengharap orang lain bentrok dan saling gasak atau cakar2an
lebih dulu, pihak sendiri menjadi penonton dan nanti akan
memungut keuntungan bila ada kesempatan, menurut catatan
kobaran api dirawa bakal padam setiap enam puluh tahun
sekali, bila nanti api padam mungpung ada kesempatan
setelah orang lain kehabisan tenaga, baru pihaknya
mendahului terjun keair, dengan kekuatan utuh mereka yakin
musuh lain dapat rebutkan diganyang dan merebut ketiga
pusaka itu. 860 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Itulah sebabnya sekian banyak jago2 kosen yang hadir
diatas puncak ini tiada orang yang mau bergerak lebih dulu
Baru saja It-ci-sin-mo beranjak ke sana, didengarnya
Thian-te Hwesu Ban-tiam liu-ing Li Sin tertawa gelak2 sembari
berdiri, terlebih dulu dia menjura dengan tertawa kepada
hadirin lalu berkata: "Tanpa berjanji kita semua berdatangan di Cui-hwe-kok ini,
terus terang tujuanku seperti juga maksud kalian, bukan
mencari permusuhan, tidak mengejar nama. Hadirin tentu
juga telah tahu malam ini adalah saatnya kobaran api dirawa
bakal padam setiap enam puluh tahun sekali, persoalan ini
sudah bukan rahasia lagi?" Berhenti sejenak matanya
menyapu pandang keseluruh hadirin, tawanya tawar dan
berkata pula," Thian tiok-sam-po tidak bisa dibanding dengan
buku2 pelajaran Sllat atau benda2 pusaka yang pernah
diperebutkan kaum persilatan umumnya, didalamnya bukan
saJa tercantum pelajaran ilmu aliran Hud yang tiada taranya,
terdapat pula ilmu pukulan yang paling digdaya; lebih hebat
adalah selembar Giok-lan itu, konon dapat menyembuhkan
orang yang sudah mati menjadi muda kembali, manusia akan
terbang kelangit menjadi dewa. Semua itu mungkin terlalu
diagulkan dalam berita yang tersebar luas, tapi Giok-lan itu
sendiri merupakan obat mustajab yang tiada bandingannya,
yakin dapat dipercaya."
Orang2 parsilatan yang tidak termasuk dalam rombongan2
besar itu jadi saling pandang dengan mata terbeliak kaget,
agaknya orang banyak masih belum tahu akan khasiat dari
ketiga pusaka itu. Satelah menjelajah keadaan sekitarnya Ban-tiam-liu-ing
kembali meneruskan pidatonya :
"Oleh karena itu, para sahabat malam ini datang kemari,
termasuk aku sendiri, besar tekadnya untuk merebut ketiga
pusaka itu. Padahal barang pusaka itu hanya tiga buah, yang
hadir disini ada ratusan orang, meski pepatah ada bilang,
861 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
memburu burung sepanjang gunung siapapun yang melihat
dapat bagian, tapi padri banyak bubur sedikit, bagaimana bisa
membagi rata sehingga setiap orang yang mendapat bagian
merasa puas". Sekonyong2 seseorang tertawa dingin lalu mencemooh :
"omong kosong."
Ban-tiam liu-ing Li sin menoleh, yang bersuara ternyata
adalah Yu-bing-kaucu yang berada di sebelahnya
"Im heng tentu punya pendapat bila aku sudah bicara habis
boleh giliranmu untuk berpidato" Lalu dengan gelak tawa dia
meneruskan "tapi kita hanya menunggu saja bukan cara
penyelesaian yang baik yakin para sahabat yang hadir punya
pikiran yang sama, ingin memungut keuntungan dari orang
lain yang sudah kempas kempis itu berarti semua menunggu
kesempatan pafing baik, kalau pikiran semua orang sama,
bukankah waktu akan terbuang percuma."
"Kau ini barang apa?" tiba2 Kui tiap sin membentak bengis,
"tidak sedikit orang kosen yang hadir disini, memangnya kau
perlu mengudal ludahmu yang busuk itu ?"
Bahwa Li Sin bisa mengepalai Thian te hwe lantaran dia
berotak cerdas, pengetahuan luas berwibawa lagi, lebih
penting lagi karena dia membekal berbagai senjata api, jarang
kaum Persilatan yang mampu melawan senjata rahasianya
yang mengandung api, dengan mendongak dia bergelak tawa,
serunya." "Thian-te-hwe selama ini berkuasa didaerah barat dan
disegani kaum persilatan umumnya, memangnya kita barang
apa" Kaum persilatan dapat menilainya secara nyata. Sudah
tentu dibanding Kui tiap sin yang dahulu mampu melawan
keroyokan sepuluh jago top dari Tionggoan masih ketinggalan
jauh. Tapi s ituasi sekarang sudah berobah, orang2 yang hadir
disini tarap kepandaian mereka yakin tidak lebih rendah dari
kesepuluh jago top dari Tionggoan dulu, apalagi kecuali
862 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kungfu hehehe,..," perkataan ditujukan kepada Kui tiap sin,
tapi sorot matanya tertuju kearah Ui Bwe-ing, dia perhatikan
perobahan mimik muka orang. Tetapi Ang hoa Kaucu diam
saja, rona mukanya tidak bprobah, tanpa buka suara pula.
hakikatnya dia tidak menemukan perobahan sedikitpun dari
sikap orang, tidak marah, jengkel, juga tidak kelihatan senang
gembira. Dengan angkuh dia tetap bercokol dikursi ukir antiknya,
melirikpun tidak kearah Li-sin seo!ah2 pertikaianmu pihak
Thian te-we dengan Kui tiap-sin tiada sangkut pautnya dengan
Ang-hoa-kau kami. Sudah tentu Kui-tiap-sin yang berangasan murka, serunya :
"Kau masih punya pelor kentutmu yang mengeluarkan asap
tebal itu " Boleh sekarang kau pamer saja dihadapanku."
Tujuan It-ci-sin-mo buka suara tadi memang mengharap
Walet Emas Perak Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
dapat mengobarkan permusuhan diantara hadirin, melihat
kedua orang sudah bersitegang leher, sesuai yang diharapkan
segera dia tertawa gelak2, katanya : "Betul, sepasang kampak
Kui-heng menggetarkan Bulim, konon pelor geledek Thian-te-
we amat dahsyat, hayolah mulai, coba tunjukkan kesaktian
masing2, mumpung yang menonton adalah jago2 top kaum
persilatan masa kini, biar mata tuaku yang sudah lamur ini
terbuka pula?" Pak-koat ikut menimbrung dengan seringai dingin. "Kukira,
mereka justeru tidak mau turun tangan." Demikian dia
mengumpak dengan nada menghasut.
Ternyata Kui-tiap-sin cukup pengalaman dan tabah,
katanya menoleh kearah mereka. "Kalau kalian ada minat,
boleh silahkan turun gelanggang mencoba pelor kentut Thian
te Hwecu ini. Hehe, aku orang she Ling jadi ogah
menggerakkan tangan."
Hiat ing cu Ou Tang hoat menimbrung. "Lo cing, buat apa
kau adu mulut dengan orang2 tak berguna itu" Hm, cepat
863 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
atau lambat kepala mereka juga pasti digantung diatas
maklumat kematian." Ratusan hadirin banyak yaag tidak tahu siapa gerangan
Hiat ing cu dan Kui tiap sin. Mendengar Hiatingcu
menyinggung maklumat kematian baru mereka kaget dan ciut
nyalinya, pandangan hadirin kini tumplek kearah mereka.
Deapan belas hwesio dari Siau lim yang sejak tadi
memejam rnatapun membuka mata dan menoleh kearah
mereka. Demikian juga jago2 Bu tong pay, merekapun
mengawasi dengan pandangan terbeliak.
Hanya Ang hoa kaucu bersikap tenang dan wajar, katanya
dengan tertawa manis : "Nah, hadirin sudah dengar bukan
mungkin belum tahu. tiga orang ini adalah duta lampu dari
puncak iblis yang sudah menggetar dunia, jangan kalian
mencari penyakit pada mereka, bukan mustahil batok kepala
kalian juga bakal digantung diatas maklumat kematian. Merdu
suara Ui Bwe ing, tapi laksana geledek menggelegar dihati
setiap hadirin suara kaget dan heran terdengar dimana-mana!
It ci sin mo dan Pak koat pun tidak ketinggalan, saking
kaget It ci sin mo malah terhenyak mundur satu langkah,
matanya yang membundar besar mengawasi ketiga duta
lampu itu. Ternyata sepasang Hwesio Jenaka yang menonton dari
bukit pendek, yaitu Hwesio gila dan pemabukan, juga kaget,
hanya Ling-Ji-ping yang bersikap dingin kaku tak berobah.
Hwesio mabuk berkata ; "Lote, siapa nyana perempuan iblis
itu mampu menundukkan kedua mahluk aneh dari Bulim yang
ganas ini, menjadi anak buahnya, dua diantara ketiga duta
lampu itu ternyata mereka duduki."
"Bukankah kau sudah melihat mereka bertiga hadir
seluruhnya?" jengek Ji-ping dingin.
864 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hwesio gila mendadak tanya : "Setan arak siapa pula
perempuan itu ?" Hwesio pemabok melirik pada Ling-ji- ping, sahutnya : "Kau
tanya, aku, aku ."tanya siapa ?"
Ling-ji-ping melirik kearah Hwesio gila, katanya :
"Perempuan itu seorang baik, arif bijaksana, menurut dugaan
Ling-ji-ping, dia punya sesuatu tujuan dan kesulitan tertentu
sehingga, rela menjadi pesuruh pihak puncak iblis."
"Kau mengenalnya?"
"Ya, dia pernah menolong aku, malah pernah mengajarkan
semacam ilmu tunggal kepada Yong-yong."
"Ilmu tunggal apa?"
"Ilmu...." Sesaat Ji-ping ragu2, matanya melirik kearah
Hwesio pemabuk. "Gila, buat apa kau tanya tetek bengek?" Seru Hwesio
pemabuk, "lekas lihat."
Tampak bayangan merah berkelebat, dengan mengeluarkan gelak tawa aneh Hiat-ing-cu telah berdiri
didepan, bayangan merah tampak berkelebat melayang kian
kemari laksana segumpal kabut merah, dari tengah bayangan
itu berkumandang suara Ou-ianghoat, "Betul. Aku adalah duta
lampu merah dari Sin kion (istana suci) yang pakai baju putih
adalah Duta lampu putih, Lo ling adalah Duta lampu kuning,
sudah dua duluh tahun kalian menyelidik jejak kami, sekarang
biarlah kuberitahu kepada seluruh hadirin, Thian-ti-ok-sam-po
sudah menjadi milik Sin kiong kami. siapapun yang berani ulur
tangannya boleh ukur dulu kemampuan sendiri kalau tidak
tiga, hari kemudian, batok kepala kalian akan tercantum
dalam maklumat kematian. Pidatonya ini mengundang reaksi yang ramai diantara
hadirin, Siaulim, Butong dan kedua Kau dan satu Hwe. hati
mereka tiada yang tidak kaget dan jeri. Hiat ing cu dan Kui
865 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tiap sin adalah gembong iblis yang kejam dari laknat sejak
puluhan tahun yang lalu, ternyata kedua orang ini Juga terima
diperbudak oleh majikan puncak iblis maka dapatlah
dibayangkan betapa lihay majikan puncak iblis itu.
Selama dua puluhan tahun seluruh kaum persilatan didunia
ini memang bersusah payah menyelidiki siapa orang dari
puncak iblis. Hou pi s in ceng dari Siau lim, It seng T o liang dari Bu tong
Suheng Ban tok Pocu dan dua Susiok Jian tok thong cu dari
Thian san kepalanya sama digantung diatas maklumat
kematian maka keempat pihak orang2 ini sama gusar dan
diburu emosi. Ti cu Taysu satu diantara delapan belas padri sakti Siau lim
pay yang sejak tadi memejamkan mata segera bersabda.
"Omitohud. siapa nyana puncak iblis juga hadir dalam
pertemuan besar ini, suneguh tidak sia2 kehadiran Pinceng
beramai ditempat ini."
"Hwesio," seru Kui tiap sin, kalau kau anggap Hou pi ceng
kesepian seorang diri disana delapan belas kepala gundul
kalian boleh juga kugantung diatas maklumat kematian."
Ya hou Cin jin salah satu dari Bu tong sicu tiba2 berdiri
sambil mengelus jenggot, bola matanya menyorot tajam,
katanya." Kalau begitu dendam kematian Susiok kami juga
harus kami tuntut kepada kalian."
"Maksud It-seng hidung kerbau itu?" Hiat-ing-cu bergelak
tawa aneh ditengah bayangan merah "hidung kerbau itu
akulah yang mem bunuhnya, tapi, mau membuat perhitungan,
ketambah Bing-gwat Ciangbunjin, kalian itu juga bukan lawan
tandinganku." Ban-tok Pocu mendadak menggendruk tongkat, badannya
melompat kedepan, seru nya menuding ketiga duta lampu:
"Hwe-boan- koan Loh Sin, siapa yang membunuh ?"
866 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Perempuan baju putih yang duduk diam tiba2 angkat
matanya, katanya tersenyum. "Aku."
Jian-tok-sin-thong juga melompat maju serunya. "Ping-
soat-siang-mo punya permusuhan apa dengan kalian" Kenapa
kepalanya di gantung juga dimaklumat kematian ?"
Perempuan baju putih berkata tawar. "Berbuat jahat
melebihi takaran, dosanya tidak terampun lagi."
"Kau pula yang membunuh mereka ?" Hardik Jiau-tok-
thong-cu menuding. "Betul mereka yang berbuat jahat, bila kepalanya
tergantung diatas maklumat kematian pasti aku yang
membunuhnya". Siau lim pay, Bu tong pay dan dua diantara Si tok amat
murka karena pihak mereka ada orang yang terbunuh dan
kepalanya digantung diatas maklumat kematian, namun tiada
satupan diantara mereka yang berani maju melabrak musuh.
Maklum Ciang bunjin Siau lim dan Bu tong belum tiba, mereka
sudah dipesan sebelum Ciangbunjin tiba, siapapun dilarang
turun tangan, maka mereka tidak berani sembarang bergerak.
Ban tok Pocu dan Jian tok sin thong memang ahli racun,
tapi bila mereka dibanding Hiat ing ciu dan Kui tiap sin, masih
terpaut teramat jauh, dihutan kembang Bwe tempo hari kedua
orang ini sudah merasakan kelihayan Kui tiap sin, apalagi
waktu itu mereka kerja sama dengan Ui ciok long dan lain2
mengeroyoknya, kini hanya mereka berdua, mana mereka
berani bertingkah". Apalagi dihadapan umum, bila terjungkel,
pamor mereka bakal tersapu habis di muka umum.
Oleh karena itu, meski murka dan dendam, orang2 dari
pihak yang dirugikan tiada yang berani bertindak.
Perkembangan ini justeru menggirangkan orang kedua Kau
dan satu Hwe, setelah Hiat-ing-cu memperkenalkan diri,
situasi sekarang justeru menguntungkan pihak mereka. Bila
867 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Cap-pwe-lo-han dan Cap-ji-sing-tin dari Siau-lim dengan
Butong dikerahkan melawan ketiga duta lampu dari puncak
iblis, berarti sisanya yang lain akan lebih ringan dilawan dan
dibereskan. Li Sin yang pandai melibat situasi segera angkat bicara..
"Siapa nyana gara2 Thian-tiok-sam-po, rahasia yang telah
silam dua puluh tahun lamanya sekarang menjadi gamblang,
tadi aku telanjur bilang, pertemuan besar hari ini bukan
lantaran dendam, kini keadaannya ternyata terus berkembang." Tiba2 dengan suara lirih Yu-bing Kaucu berkata kearah Li
Sin. "Li-heng."
Berputar Mata Ban tiam-lia-ing Li sin, akhirnya menatap
sepasang mata Y u-bing-kau dibalik kedoknya,tanyanya : "Im-
heng punya pendapat?"
"Aku mendirikan Yu-bing-kau bukan ingin mengejar
kedudukan dan nama pribadiku di kalangan Kangouw, soalnya
aku jengkel melihat orang2 yang menepuk dada dari aliran
lurus, selama puluhan tahun, kita yang hidup dipegunungan
liar ini dipandang rendah dan dicemooh.,,".bila golongan kita
tidak lekas bersatu melawan mereka, cepat atau lambat pihak
kita akan ditumpas habis oleh mereka."
Berputar bola mata Li Sin, Senyumnya lebar, katanya :
"Kaucu memutar lidah, apakah kau bermaksud kerja sama
dengan pihakku ?" "Betul, menilai situasi sekarangi Yu-bing-kau dan Thian te-
we dituntun untuk bergabung disamping bertugas merebut
Sam-po, yang lain harus berusaha melindungi, kerja sama
secara jujur baru akan mencapai hasilnya."
Ban tiam lia liu ing tertawa lebar katanya." Apakah Yu bing
kau kalian merebut Sam-po dan Thian te hwe kami
melindungi?" 868 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Yu bing Kaucu terkekeh, katanya." Bila bergabung sudah
tentu kita harus bekerja sekuat tenaga dengan itikad baik,
setelah berhasil harus dibagi rata pula sepihak mendapatkan
Giok tiap dan Giokhud jiu, pihak lain memperoleh Giok lan,
siapapun tidak boleh ingkar janji tentang siapa nanti yang
bertugas merebut Sam po dan siapa yang melindungi, kita
bisa bekerja melihat situasi."
"Jadi maksud Im heng...."
"Bicara tentang melindungi, pelor guntur. Li heng
mempunyai kekuatan luar biasa, bukan aku mengagulkan Yu
bing tin kami, yakin dapat juga menahan mereka sementara,
waktu, maka menurut pendapatku, siapapun diantara aku dan
Li heng tidak perlu dibedakan."
Benak Ban tiam liu ing bekerja cepat, diam2 dia tertawa
geli, katanya: "Bahwa Im heng mengajak kerja sama, terus
terang Siau te menyambut dengan rasa senang baiklah
bagaimana kalau Im heng yang bertugas melindungi pihakku!"
Yu bing kaucu mengumpat dalam hati: '"Kau laki2 kurcaci
ternyata memang licik he. Dalam hati memaki, lahirnya dia
berseri tawa, katanya: "Sudah tentu boleh, tapi ...."
"Apakah Im heng tahu?"
"Terus terang, aku yakin jauh lebih jelas dari apa yang kau
ketahui." "Gambar rahasia penyimpan ketiga pusaka itu konon
berada di tangan Tok bu siang, apa kah Im heng sudah tahu"
Yu bing Kau mendekat beberapa langkah, katanya
merendahkan suara. "Li heng sudah mau kerja sama maka
Siaute boleh berterus terang, yang berada ditangan Tok bu
siang adalah barang tiruan gambar rahasia yang asli berada
ditanganku." Semula Li Sin tidak percaya, tapi mendengar suaranya yang
serius mau tidak mau dia harus berpikir, katanya kemudian.
869 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kalau demikian tugas mengambil ketiga pusaka itu harus
kuserahkan kepada Im heng, tadi Im heng bilang kerja sama
harus jujur dan seia sekata harus menepati janji segala
padahal ini urusan besar bagaimana aku harus percaya
kepada kau?" Yu bing Kaucu perpikir sebentar katanya dengan seringai
licik." Kalau Li heng tidak mau percaya, soal ini membuatku
serba susah jikalau kita bekerja sendiri bukan saja ketabahan
lawan, akhirnya siapapun akan gagal, umpama berhasil juga
takkan mampu lolos dari keroyokan banyak orang, apakah Li
heng pernah pikirkan hal ini?"
"Memang kenyataan, kalau hanya beberapa kelompok saja,
yakin pelorku mampu mengganyang mereka, tapi akan datang
pelorku juga habis dipakai, kalau hanya mengandal
kemampuan Kungfu, memang sulit untuk lolos dari kepungan
banyak orang." Demikian pikir Li Sin, lekas dia membuat
keputusan. "Baiklah, kalau demikian aku mau percaya, sebagai
sesama pemimpin dari salah satu Kau dan Hwe, ucapan kita
Walet Emas Perak Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
harus dapat dipercaya siapapun tidak boleh ingkar janji dan
menyesal. Kalau tidak, meski Yu-bing-kui tin Yu heng amat
lihay, hehe yakin pelor geledekku masih mampu menghancurkan semua mahluk 'berjiwa didunia ini."
Dalam hati Y u bing Kaucu mengumpat tapi, berkata dengan
tertawa. "Baiklah bila api padam, Li-heng harus berjaga
dimulut lembah setelah berhasil dibagi rata".
Kalau disini kedua orang ini sedang kasak kusuk disana It ci
sin mo diam2 memberi tanda kedipan mata kepada Pak koat
maka kedua orang orang mulai berma in sandiwara pula, kata
It ci sin mo dengan tertawa lebar.
"Liu-loto ini betul2 di namakan jalan penasaran itu memang
sempit. Kiranya tiga orang inilah yang selama ini membuat
huru hara secara mistery di kalangan Bulim."
870 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Memangnya," Pak-koat memberi tanggapan, "ini dinamakan dicari sampai sepatu rusak tidak ketemu, tahu2
ketemu tanpa membuang tenaga dan waktu sedikitpun.
Karena itu persoalan malam ini bakal main ruwet dan gawat."
It-ci-sin-mo ter-bahak2, katanya. "Maksudmu bakal ada
tontonan ramai ?" "Tontonan apa yang patut dilihat, Siau lim dan Bu tong
paling hanya dapat menggetar nyali kaum persilatan biasa,
bila ketemu tokoh2 yang berbobot, memangnya mereka
sendiri tidak takut mati, apakah macam kertas dapat
menggertak orang yang tahu barang tulen atau tiruan ?"
Laksana sebilah pisau menusuk perasaan orang2 Siau lim
dan Bu tong, karuan percakapan It ci sin mo dan Pek koat
mengundang kemarahan mereka dendam yang memang
sudah menyala bertambah membara dalam sanu bari mereka.
Cap ji siang tin dari Ba tong terdiri dua belas Tosu,
serempak mereka melolos pedang masing2, cahaya dingin
tampak gemerdep menyilaukan mata ditimpah sinar api yang
berkobar besar didalam rawa sehingga kelihatan mencorong
terang bagai beberapa jalur lembayung yang berpeta
diangkasa. Ya hou Cinjin dari Bu tong si cu lekas merangkap tangan
serta mengebas kebutannya mulutpun bersabda "Bu liang
hud," katanya kepada Cap ji sing tin. "Kalian tidak perlu emosi
Ciangbujin belum tiba, betapapun kalian dilarang bertindak."
Pimpinan Cap ji sing tin segera menjura, katanya.
"Mungpung musuh besar ada didepan mata, jikalau musuh
tidak dibunuh, bukan saja nama besar dan kejayaan Bu-tong
kita bakal . disapu bersih, kematian It-seng supek juga akan
penasaran dialam baka."
Berdiri alis Ya-hoa Cinjin, jenggotnya tampak bergetar,
suaranya : "Memang betul ucapan sute, tapi Ciangbunjin ada
871 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
perintah, siapa berani melanggarnya, kukira sebentar juga
Ciangbunjin pasti datang."
Dalam pada itu, Ang-hoa kaucu juga sedang berkata Ban-
tok Pocu dan Jian-tok-tong-cu dengan menggunakan ilmu
pengirim suara gelombang panjang : "Jangan kalian belum
apa2 sudah ribut tak karuan, urusan malam ini, harus
diselesaikan secara tuntas, buat apa memburu emosi belaka."
Jian-tdk segera melirik kepada Ban-tok pocu, katanya lirih :
"Lo-pocu, musuh besar telah kita ketahui yakin dia tidak akan
merat begitu saja, baiklah kita bersabar dulu."
Maka mereka mundur ketampat semula.
Kui-tiap-sin nyekakak sambil mendongak, serunya. "Kalian
hidung kerbau keledai tua memang bertingkah belaka, jangan
kira kalian punya barisan kura2 lantas mau coba2 di-
hadapanku, hehehe, jangan kalian membakar kemarahanku,
bila jengkel seorang satu tabasan kepala kalian bisa kupenggal
habis dengan kampakku, biar tahu betapa liehaynya Kui tiap-
sln." Hiat ing cu juga ter-kial2, katanya. "Buat apa putar lidah
dengan mereka, belum tentu setimpal aku turun tangan
terhadap orang macam mereka. Hehehe, bila Ciangbunjin
mereka tiba, berani sepatah kata dia menjelekkan aku, hehe,
boleh kalian saksikan tindakan apa yang akan kulakukan."
Betapa takkan terbakar amarah Ti cu Taysu dari Siau lim
pay melihat kecongkakan kedua gembong iblis ini namun dia
juga tahu kedua orang ini bukan omong besar, untuk
menghadapi orang lain, Cap-pwe-lo-han dari Siau-lim dan
Cap-ji thian kan tin dari Bu tong mungkin masih dapat
diagulkan, tapi terhadap kedua gembong iblis ini, sungguh
mereka tidak yakin dapat membekuknya. Terpaksa mereka
hanya dapat menelan rasa penasaran dan amarah saja,
sekaligus dia menjadi maklum pula, kenapa Ciangbun-jin
mereka setelah mengundang Bing gwat Totiang dari Butong
872 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
begitu tiba dibelakang gunung lantas mengajaknya pergi
mungkin kedua Ciangbunjin ini sudah tahu bahwa kedua
gembong iblis yang paling lihay ini bakal muncul juga di
malam ini, maka mereka merasa perlu pergi mengundang bala
bantuan orang kosen. 0ooo0dw0ooo0 Jilid ke 25 JAGO-JAGO silat yang tumplek dipegunungan ini rata2
berkepandaian tinggi, semua pihak siap tempur dengan
seluruh kekuatan inti, pertempuran besar tinggal menunggu
waktu belaka. Tapi lantaran siapapun tidak ingin mendahului,
suasana jadi terasa agak menyebalkan, suatu ketenangan
sejenak bakal datangnya hujan badai yang tak mungkin
dibendung. Ling-Ji-ping tidak sabar lagi, katanya kepada Hwesio
pemabuk. "Hwesio, apa betul api dalam rawa tengah malam
nanti akan padam?" "Betul," sahut Hwesio pemabuk, "kalau di perhitungkan
enam puluh tahun sekali, memang sejam lagi api itu akan
padam." Ling-ji-ping menerawang, katanya : "Kalau Cayhe bisa
mendahului mereka masuk ke dalam lembah dan mengambil
ketiga pusaka itu. Kalau menunggu api padam, orang2 itu
pasti akan berlomba saling bunuh, keadaan akan ribut dan
menghambat saja." "Akalmu memang baik," ujai Hwesio mabok "tapi aku
berpendapat didalam lembah mungkin sudah ada orang
masuk kesana." "Siapa?" "Majikan puncak iblis."
873 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Perempuan baju hitam yang muncul malam itu?"
"Memang dia, lote percaya tidak, tidak hanya dia seorang."
"Ada siapa pula ?"
"Orang2 yang tidak muncul dihadapan umum.''
"Maksudmu Go-ing T aysu dan Bing-gwat-totiang ?"
"Masih ada." "Masih ada" Siapa?"
"Ah, kalau tidak ditunjukkan jalannya, memangnya kedua
Ciangbunjin itu mampu masuk ke sana?"
Tanpa sadar Ling-Ji-ping meraba dada, gelang naga dan
gembok emas masih tersimpan dikantong bajunya, maka dia
tertawa dingin, katanya. "Bagaimana mereka bisa masuk?"
"Itu namanya manusia pintar ada yang lebih pintar, gunung
tinggi ada yang me lebihi tinggi, api dan air memang tidak
kenal kasihan, tapi belum tentu dapat merintangi setiap
manusia," "Ha, Hwesio, apakah maksudmu majikan sepasang burung
seriti?" seru Ling-Ji-ping.
Terbuka lebar mulut si Hwesio tertawa senang, katanya:
"Lote kau memang pintar, mungkin kau belum lupa, dia punya
Thian lo ih yang sakti dan dipandang mustika tiada nilainya
bagi kaum persilatan. Dengan memakai baju itu, ke mana saja
dia tidak mampu pergi?"
"Iya, Hwesio kenapa tidak kau katakan sejak tadi."
"Sekarang juga belum terlambat, memangnya kau kuatir
dia bakal mengeroyok barangmu?"
"Bukan begitu maksudku, aku hanya kuatir dia bukan
tandingan perempuan iblis itu."
874 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Anggapmu kau ini lebih lihay dari dia" Apa sih yang kau
agulkan Tin thian sam sek" Atau Jion liong ling yang baru kau
pelajari itu?" Merah muka Ling-Ji-ping. "Lote aku hanya berkelakar, terus terang Hwesio juga tahu
kau hanya menguatirkan keselamatannya. Lote kau memang
terlalu romantis. Menilai Kungfu, dibantu kedua Ciang-bunjin
itu juga bukan tandingan perempuan iblis, umpama ketambah
kau dan kami Hwesio yang tidak berguna ini tetap tiada
gunanya." "Jadi, tidak ada gunanya aku menyusulnya ke dalam?"
"Sudah tentu ada manfaatnya, kuduga bila kau masuk,
tanpa membuang banyak tenaga Thian tok-sam-po akan kau
kuasai." "Hwesio, dari mana kau bisa tahu sejelas itu ?"
Hwesio mabok tertawa penuh arti, katanya : "Setelah
masuk kau akan mengerti. Kukira dugaan Hwesio tidak
meleset, hanya orang dungu itu yang masih ribut dan saling
cakar, semua ingin memungut keuntungan dari kerugian
orang lain." Tiba2 Ling-ji-ping bersuara heran, katanya: "Hwesio,
apakah kau sudah bertemu dengan majikan puncak iblis?"
"Tidak. Siapa bilang?"
"Kalau begitu, Y ong-yong mungkin berada sama dia."
"Entah ya." "Lalu kau pernah melihat majikan sepasang burung seriti?"
"Juga tidak." "Setan arak," tiba2 Hwesio gila menyelutuk, "berdasar apa
kau main tebak?" 875 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Menurut analisaku tadi."
"Karena beberapa orang yang kau sebut kan tadi tidak
muncul?" "Orang2 itu sejauh ini tidak pernah menampakkan diri, apa
kau tidak merasa heran?"
Ling-Ji-ping menepekur sebentar, katanya kemudian. "Ya,
itu hanya kemungkinan, tapi tidak mutlak."
"Aku Hwesio justeru berani mengatakan mutlak, malah
bukan mustahil dibelakang persoalan ini ada suatu muslihat
besar." Mendadak sebuah suara lirih berkata. "Benar, memang itu
hanya sebuah muslihat." Suaranya merawankan hati.
Sudah tentu tiga orang ini sama berjingkat kaget, tanpa
janji mereka membalik tubuh.
Waktu Ling-Ji-ping angkat kepala tampak dibawah pohon
pendek dibelakang sebelah kanan berdiri seorang gadis
wajahnya kelihatan sedih dan merawankan hati, se-olah2
hatinya dirundung kesedihan yang tak terperikan. Begitu
melihat gadis ini tak tertahan Ling-Ji-ping berteriak, "kau" Lian
hoa?" "Ya, inilah aku diutus kemari untuk memberitahu kepada
kau." "Diutus siapa?"
"Nona Ki." Ji-ping bingung, "siapa itu nona Ki?"
"Putri Ing sian, murid Yan sian. Bukankah tadi kalian
sedang memperbincangkan dirinya."
"Sejak kapan kau bersama dia?"
876 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Lian hoa menghela napas, katanya. "Dia menolong aku
karena aku sebatangkara, tiada anak tidak punya saudara
maka dia menerimaku."
Senang sekali hati Ling-Ji-ping, kini Lian-hoa sudah punya
tempat berteduh, katanya tertawa. "Aku belum sempat
menghaturkan terima kasih pada kau nona."
"Yang sudah lampau biarlah lalu." Ujar Lian-hoa lirih, "bila
Lian-hoa selanjutnya bisa melayani kalian seumur hidup juga
sudah lebih dari puas. Syukurlah kedatanganku belum
terlambat, kalau tidak selama hidup aku akan dirundung
penyesalan." "Maksud nona aku bakal terjerumus kedalam muslihat
orang lain?" "Kenapa tidak" Apa itu gelang naga, gembok emas atau
gambar lukisan rahasia segala, hakikatnya itu hanya yang
tiruan untuk menipu orang belaka, dengan muslihat itulah si
orang hendak menjebak orang lain."
Hwesio pemabuk dan gila juga merasa diluar dugaan s iasat
mereka melongo heran. "Apa betul ucapan nona?" Ji-ping menegas.
"Buat apa aku ngapusi kalian" Dunia ini sebetulnya aman
damai hanya orang2 yang keblinger saja yang mencari gara2
ketambah menulis, banyak yang berhati tamak maka orang itu
sengaja mengatur tipu daya untuk menghajar adat kepada
orang2 yang berhati tamak itu."
"O," baru sekarang Ji-ping paham, segera dia menoleh
kebawah sana dilihatnya orang2 yang mengelilingi rawa,
sudah siap2 bertindak begitu api padam, mereka akan
berlomba terjun kedalam air. Tapi dalam hati Ji-ping masih
merasa ragu, bukan dia mencurigai
Lian-hoa, tapi perkembangan urusan ini memang sukar untuk dipercaya
Walet Emas Perak Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
877 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
maka dia bertanya. "Nona Lian-hoa, apakah didalam lembah
ada seorang perempuan berkedok baju hitam?"
"Tiada," ujar Lian-hoa menggeleng,
"oh, ya, agaknya nona juga mencari seorang didalam
lembah, tapi tidak ketemu. Hwesio salah bukan dugaanmu?"
jengek Ji-ping me lirik kearah Hwesio pemabuk, lalu tanyanya.
"Go-ing Tay su dari Siau lim dan Bing gwat Totiang dari Bu
tong, bukankah bersama nonamu?"
"Eh, darimana kau tahu?"
Kini Hwesio pemabuk tertawa senang, katanya: "Nah,
bagaimana" Betul tidak dugaanku."
"Dapatkah nona menerangkan sebetulnya muslihat apa
dibelakang semua kejadian ini" Siapa pula perancang tipu
daya ini?" Lian-hoa menghela nafas panjang, sesaat dia mendongak
tak bersuara, lalu menunduk memandang kobaran api yang
belum padam juga, katanya kemudian: "Bahaya atau rejeki
tidak menentu, manusialah yang mencarinya sendiri, hanya
karena ketamakan merekalah, orang2 itu laksana laron yang
menubruk api dian belaka."
Ling-Ji-ping berjingkat, kedua Hwesio itupun tertegun.
Setelah menghela nafas panjang, Lian-hoa berkata pula:
"Orang2 itu kira setelah api padam, dengan kepandaian
Ginkang mereka yang tinggi, mampu melompat terbang
melampaui rawa dingin. Yang betul, kudengar nona pernah
bercerita, permukaan air itu bisa menyala terjilat api karena
air itu menguapkan sejenis hawa aneh yang menyembur ke
udara, begitu keluar dari permukaan air lalu berkobar sendiri,
selama bertahun2 kemudian, permukaan rawa dingin itu
dengan sendirinya menghimpun sejenis hawa beracun yang
aneh, siapa saja meski hanya sedikit menghirup hawa beracun
itu, jiwanya pasti melayang. Apalagi air bawah rawa dingin itu
878 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
karena mengeluarkan hawa beracun yang bisa menyala, siapa
kecemplung tubuhnya akan hancur luluh tinggal tulang
belulangnya saja, coba bayangkan, menakutkan bukan?"
Merinding dan bergidik bulu kuduk Ling-Ji-ping, pikirnya :
"Sungguh berbahaya, syukur Lian-hoa datang sebelum
waktunya, dia sangka dengan membawa gelang naga, dengan
mudah dirinya bakal terjun keair, bukankah jiwa bakal
melayang seketika." Ternyata hal ini juga tidak diketahui orang kedua Hwesio
Jenaka, mata mereka terbeliak sesaat lamanya tak mampu
berbicara. "Siapakah yang mengatur tipu daya sekeji ini?" tanya Ling-
Ji-ping. Sejenak Lian-hoa berpikir katanya kemudian: "Nona Ki tidak
memberi tahu siapa perancang muslihat ini. Tapi mungkin
orang itu yang selama ini di cari2 oleh nona."
Hal itu memang mungkin, namun Ji-ping tidak setuju
seratus persen akan analisa itu. Karena sudah gamblang
majikan puncak iblis mengutus ketiga duta lampunya,
menunggu api padam akan ikut terjun kedalam air, sukar
dibayangkan bahwa anak buahnya sendiri juga sengaja
dikorbankan" Tiba2 suatu tanda tanya dalam benak Ling-Ji-ping, katanya.
"Ciangbunjin Siau-lim dan Bu-tong, apakah mereka sudah tahu
akan muslihat ini ?"
"Sekarang mungkin sudah tahu, sayang mereka terluka
parah didalam lembah."
"Terluka?" Ji-ping melengak, "siapa yang melukai mereka?"
"Ai," Lian-hoa menghela napas," begitu tiba dipegunungan
ini, kedua Ciangbunjin itu lantas berkunjung ketempat
kediaman nona Ki, tidak lama mereka ber-bincang2 nona
lantas membawa mereka kemari,"
879 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bukan masuk dari mulut lembah?"
"Sudah tentu bukan. Nona membawa mereka melalui jalan
rahasia yang lain, akupun berada di belakang nona, tak nyana
begitu memasuki lembah, tiba2 serangkum angin semilir
menyongsong dari depan, berbau wangi. Kejadian sungguh
aneh, tidak kelihatan ada orang lain, tahu2 kedua Ciangbunjin
yang jalan didepan sudah terluka parah. Untung nona
mengenakan pakaian Thian-lo dan aku berada dibelakangnya,
kalau tidak mungkin kam i juga bakal terluka'"
"Nona tidak mencari siapa pembokong itu?" T anya Ji-ping.
"Tidak, dikala nona sibuk mengobati kedua Ciangbunjin, dia
suruh aku kemari mencari kau dan memberitahukan rahasia
itu. Malah dia suruh kau memberitahu kepada orang Siau Lim
dan Butong, bila api padam mereka dilarang ikut masuk
kelembah." Setelah direnungkan lekas sekali Ji-ping sudah maklum
pikirnya. "Aku berani bertaruh semua rencana jahat ini pasti
dirancang oleh majikan puncak iblis, tujuannya untuk
melenyapkan kaum persilatan, maksudnya memang teramat
jahat, namun apa sebabnya dia membenci kaum persilatan,
sampaipun gembong2 iblis yang terima dia perbudak juga
akan di korbankan disini."
Pada saat itulah, tiba2 didengarnya orang2 dipinggir rawa
sama berteriak. "Ha, lihat api mulai padam."
Lekas Ji-ping menoleh, lautan api dipermukaan rawa yang
berkobar besar memang mului menyurut, cahayanya yang
benderang mencorong keangkasa juga semakin guram. Belum
lagi Ji-ping berkeputusan cara bagaimana dia harus
memberitahukan kepada pihak Siau-lim dan Butong, orang2
disekitar rawa sudah mulai bergerak, mereka yang semula
duduk ditanah serempak berlompat berdiri, Mengawasi
kobaran api yang semakin mengecil dan siap bertindak.
880 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Padamnya kobaran api ternyata memang cepat, hanya
sekejap saja permukaan air rawa mulai kelihatan, nyala api
semakin memciut ketengah rawa, kelihatan api menyala
terapung dipermukaan, air melayang kian kemari dan suhu
panasnya juga makin turun.
Keadaan tidak boleh di tunda2 lagi, apa lagi muslihat
majikan puncak iblis teramat jahat, meski kecuali pihak Siau-
lim dan Bu-tong, orang2 yang hadir dalam lembah itu adalah
orang dari golongan hitam. Meski kejahatan pernah mereka
lakukan, tapi belum tentu setimpal di hukum mati, situasi
sudah segenting ini, bukan mustahil sedetik lagi mereka sudah
akan berlomba terjun kedalam rawa, betapa pun sanubari ini
tidak tega. Lekas dia pandang Hwesio mabok dan gila katanya: "Taysu
berdua, menurut pendapat kalian, bagaimana kita kirim kabar
ini kepada pihak Siau-lim dan Bu-tong" Atau semua orang
diberitahu?" "Tidak boleh." sebelum kedua Hwesio jenaka buka suara,
Lian-hoa sudah mencegah. "Kenapa ?" tanya Ji-ping heran.
"Kecuali orang2 Siau lim dan Bu-tong, orang2 yang ada
ditanah lapang-lapang itu tiada satupun manusia baik. Kalau
mereka hidup akan menmbulkan huru hara dikalangan
persilatan, kapan dunia ini bisa tenteram sentosa. Nona
sengaja berpesan wanti2 kepadaku, kecuali pihak Bu-tong dan
Siau-lim, siapapun tidak boleh membocorkan rahasia ini."
"Gila," ujar Hwesio pemabuk,"coba katakan, bagaimana
tindakan kita?" "Takdir sudah menentukan elmaut tak bisa dihindarkan.
Kau setan pemabuk ini memangnya bisa menyadarkan orang
yang sudah berubah."
881 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
It-ci-sin-mo dan Pak-koat Liu Ji-hwei pertama bertindak,
serempak mereka mengebas lengan baju, tubuhnya lantas
menubruk dengan kecepatan luar biasa. Kejadian berlangsung
teramat cepat. Baru saja bayangan kedua orang ini bergerak,
tiba2 terdengar suara "Cring" sekali, suaranya tidak keras,
namun kekuatannya ternyata mampu menggembur hancur
batu gunung. Karena tidak menduga, Ji-ping, kedua Hwesio dan nona
Lian-hoa sama tergetar kaget seperti di palu dada mereka,
saking kaget mereka berjingkrak sempoyongan.
"Aduh, suara apakah itu?" teriak Lian-hoa.
Mata kedua Hwesio juga jelalatan memandang kebawah,
menyelidik dari mana dan suara apakah bunyi yang
mengejutkan tadi. Lekas Ji-ping menghimpun semangat dan memusatkan
hawa murni katanya dingin, "Apa kalian tidak tahu itulah T iam
hiat khim im kang irama kecapi menutuk Hiat-to?"
"O," Hwesio pemabuk mengangguk paham, "maksudmu Mo
khim sam kik dari T hian hu-lojin?"
"Betul, apa kau lupa Ang hoa Kaucu Ui Bwe ing adalah
murid murtad T hian hu Lojin?"
Belum habis dia bicara terdengar It ci sin mo menggerung
gusar serunya." Budak keparat, kiranya kau murid Thian hu,
irama kecapi penutuk Hiat tonya yang lihay itupun telah kau
pelajari." Ternyata suara "Cring" tadi memang petikan senar kecapi,
tubuh It ci sin mo dan Pek Koat yang terapung ditengah
udara itu mendadak tergetar hebat, khi-hay-hiat mereka
seperti tutukan jari, hawa murni yang melandasi kekuatan
gingkang mereka seketika buyar, tubuh yang sedang
melayang laju ke depan tiba2 anjlok turun jumpalitan. Hebat
memang kepandaian kedua gembong iblis ini, latihan Lwekang
882 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
memang sudah lebih enam puluh tahun, dikala tubuh
jumpalitan kebawah itu mereka sudah berhasil membobol
Hiat-to yang tertotok, maka begitu kaki mereka menyentuh
bumi, sigap sekali tubuh mereka sudah melejit tinggi.
Di kala It-ci-sin-mo menggerung gusar di sebelah sini, Yu-
bing-kaucu disebelah sana mendadak mengeluarkan pekik
setan yang menyeramkan, dimana jalur2 angin dingin
serabutan kawanan setan dibelakangnya sudah bergerak
mengikuti arah angin. Ui Bwe-ing tertawa bingar, katanya; "Betul. Inilah Mo-khim-
kik dari Thian-hu, jikalau kau ada minat, biar kupetikkan
sebuah lagu untuk kau." Beruntun jari2nya berlompatan
secara lincah diantara senar2 kecapinya.
Bunyi kecapian kali ini agaknya ditujukan kearah kawanan
setan yang bergerak sampai kawanan setan itu seperti dilanda
air bah, mendadak tersuruk mundur pontang panting.
Dengan tawa lebar Ui Bwe ing menyapu pandang keseluruh
hadirin, tiba2 dia mengulap tangan kiri, suara kelinting yang
ramai segera menambah suasana semakin ribut, anak
buahnya yang bermantel itu serempak bergerak maju semua
bersenjata pedang pendek berdiri jajar beradu pundak dua
tombak didepannya. Ban tiam liu ing Li Sin tiba2 mendongak sambil tertawa
gelak, katanya. "Sejak lama kudengar betapa hebat dan
menakjubkan ilmu sakti dari T hian hu, s iapa nyana malam ini
beruntung aku bisa menyaksikan." Tiba2 tubuhnya melejit,
beruntun kedua tangannya terayun, keempat Tongcu
dibelakangnya membawa puluhan anak buahnya serempak
berebut maju juga. Li Sin, Thian te Hwecu ini agaknya belum tahu bahwa
kemahiran Ui Bwi-ing memainkan irama musik kecapinya
sudah mencapai taraf yang tinggi, meski petikan senar kecapi
dia saksikan dapat merintangi gerakan It-ci-sin-mo dan Pak-
883 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
koat, petikan senar ke dua kalinya memukul mundur kedua
kawanan setan dari Yu-bing-kau, tapi bagi pendengarannya
paling hanya menggetar jantung dan menusuk telinga belaka,
maka dia kira tarap kepandaian kecapi orang masih cetek dan
latihannya belum matang. Baru saja lenyap suaranya, Ang-hoa Kaucu diseberang sana
sudah berkata dengan tertawa. "Syukurlah kalau Li Sin Hwecu
ada minai menikmati petikan kecapiku, biarlah aku stem dulu
senar kecapiku, nanti akan kuperhatikan sebuah lagu
untukmu," sembari bicara sepuluh jari2nya yang runcing dan
berkuku runcing tampak terangkat lalu jatuh keatas senar
kecapinya serta dipetikkannya sekali, "Cring" kini satu suara
tiga senar sekaligus. Begitu tiga senar satu suara bergema ditengah udara,
orang2 Thian-te-hwe yang berlompat maju itu seketika seperti
patung2 kaku, yang berjatuhan mengeluarkan suara
gedebukan. Demikian pula Li Sin Hwecu, jantung nya seperti
hampir pecah, untung reaksinya cukup cepat, lekas dia
kerahkan Lwekang menutup Hiat-to sendiri, sehingga dirinya
tidak tertutuk Hiat-tonya, namun saking kaget dia berdiri
melongo, baru sekarang dia sadar terlalu meremehkan ilmu
kecapi orang. Tiga kali memetik senar harpanya, Ui Bwe ing sekaligus
memukul mundur tiga musuh tangguh, bukan kepalang
senang hatinya, matanya bersinar dingin mengerling genit
keseluruh hadirin. Sementara itu orang2 Siaulim dan Butong
tetap duduk semadi tidak bergerak tak bersuara, agaknya
sedang menghimpun semangat dan mengerahkan Lwekang
untuk melawan bunyi kecapi.
Sementara It-ci-sin-mo dan Pak-koat berdiri tolak pinggang,
wajahnya dilembari seringai sadis, sorot matanya berkilat
menatap kearah dirinya, disamping kaget jelas mereka amat
gusar, entah kuatir didahului orang lain terjun kedalam rawa,
884 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sehingga mereka tidak mau segera bertindak pula" Atau
karena jeri menghadapi ilmu sakti dari T hian-hu"
Sementara orang2 Thian-te-hwe dan Yu-bing-kau banyak
yang tertutuk Hiat-tonya, dalam waktu dekat jelas mereka
takkan mampu membebaskan Hiat-to yang tertutuk, Yu-bing
Kaucu dan Li Sin pun berdiri dengan wajah pucat, kaget dan
jeri, mereka kehabisan akal.
Kecuali Kui-tiap-sin bertiga, merekapun sudah berdiri siap
bertindak, tapi sikap mereka seperti tak acuh hakikatnya
Walet Emas Perak Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
mereka tidak ambil peduli irama kecapi penutuk Hiat-to Ang-
hoa Kaucu. Ui Bwi-ing tahu, musuh yang hadir dan di hadapinya malam
ini, terhitung tiga duta lampu dari puncak iblis adalah musuh
paling tangguh. Sementara musuh2 yang lain, dia yakin sedikit
jumlahnya yang mampu melawan irama kecapinya.
Tapi urusan menyulitkan posisi dirinya lantaran kehadiran
tiga duta lampu ini, bila ketiga orang ini tidak mampu
dibekuknya, harapan untuk merebut ketika pusaka jelas
teramat sulit. Dasar cerdik dan cekatan bertindak, sekilas bola
matanya mengerling, mukanya sudah dilembari hawa
membunuh, di tengah jengek dinginnya, mendadak suaranya
berteriak nyaring : "Bakar dupa."
Empat dayang pribadinya yang berdiri di belakang segera
tampil kedepan. Dua orang membawa hiolo emas, seorang
membawa segepung dupa dan seorang menyulut api, dupa di
sulut terus ditancapkan didalam hiolo. "Kebesaran Mo-im-sam-
kik sudah menjadi simbol kebesaran sejak lama, syukur malam
ini berkumpul sebanyak ini jago2 persilatan, sebagai pewaris
tunggal dari Thian-hu, biar lah ma lam ini aku pamer sedikit
kemahiranku dengan tiga lagu sebagai hiburan." Mulut bicara
wajah tersenyum, mata memandang ke arah tiga duta lampu.
Sudah tentu seluruh jago2 kosen yang hadir disekitarnya
menjadi geger, demikian pula tiga duta lampu tidak terkecuali.
885 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kui-tiap-sin segera membentak : "Budak ayu, memangnya kau
sudah mewarisi seluruh kepandaian Thian-hu Lojin?"
"Kau tidak percaya?" Ui Bwe-ing balas bertanya dengan
nada tinggi. "Budak keparat." Maki Hiat-ing-cu, "aku tidak percaya,
semuda itu kau mampu mencapai taraf setinggi yang pernah
dimiliki Thian hu Lojin dengan Mo-im-sam-kik dulu. Padahal
Thian-hu Lojin dulu juga hanya mencapai taraf lagu kedua.
Hehehe, jangan kau menggertak kita semua dengan lagu
ketiga, kau kira aku takut kau gertak?"
Ang-hoa Kaucu Ui Bwe-ing tertawa lebar, katanya : "Betul,
Ou-cianpwe, sebelum mengundurkan diri Suhu memang
belum berhasil meyakinkan lagu ketiga dengan sempurna, tapi
didalam tirakatnya itu, dia berhasil mencapai cita2 yang
diinginkan." Hiat-ing-cu tertawa gelak2, katanya: "Baiklah, coba kau
budak pembual ini katakan, sampai dimana kehebatan taraf
lagu kedua ?" "Menurut penjelasan Suhu. Lagu kedua sudah merupakan
irama maut yang tiada bandingannya didunia ini, suaranya
dapat menggugurkan gunung menyumbat sungai, batu lumer
dan emas meleleh, di mana irama maut itu terdengar, tiada
mahluk berjiwa bisa bertahan hidup."
"Memang betul," ujar Hiat-ing-cu, "lagu kedua memang
bisa mencapai taraf sehebat itu tapi ingin Lohu bertanya
kepada kau, bila benar kau telah mewarisi Mo-im-sam-kik,
umpama kau tidak ambil peduli mati hidup jiwa orang2 yang
hadir dalam pertemuan besar kali ini, memangnya gadis jelita
anak buah mu itu mampu bertahan hidup mendengar irama
lagu yang mampu menggugurkan gunung itu?"
Ui Bwe-ing memang jahat, demi menjatuhkan ketiga duta
lampu yang lihay ini, tidak segan2 dia sudah siap
mengorbankan gadis2 jelita yang telah diasuh dan dididiknya
886 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sekian tahun lamanya untuk memuaskan ketamakan hatinya
belaka. Tapi sungguh tak pernah dia duga, pada detik2 yang
bakal menentukan, Hiat-Ing Cu Ou Tang hoat ternyata
mengajukan pertanyaan dan sekaligus membongkar maksud
jahatnya, karuan dia melenggong. Sesaat lamanya dia
gelagapan tidak mampu menjawab.
Serta merta ujung matanya melirik, dilihat nya semua anak
buahnya yang terdiri gadis2 molek itu sama beradu pandang,
wajah mereka kelihatan resah dan bingung serta dibayangi
ketakutan, tidak sedikit diantaranya kasak kusuk. Keempat
Tamcu yang tadi berdiri disebelah depannya serempak
menoleh mengawasi dirinya, sorot matanya menampilkan
tanda tanya. Ini belum apa2, yang membuat Ui Bwe ing lebih kaget lagi
adalah Bu-lim-si-tok. Begitu Hiat-ing-cu bicara habis, keempat
manusia beracun ini segera berdiri siaga, sorot matanya
tampak dendam dan marah, sikapnya kelihatan garang dan
liar, setiap saat mereka sudah siap turun tangan lebih dulu.
Mo-im-sam-kik memang dapat membunuh setiap manusia
dan mahluk hidup yang berada di pegunungan ini sejauh
mana irama kecapi itu terdengar. Irama lagu itu tidak
seketika dapat merobohkan atau membinasakan lawan begitu
senar kecapi dipetik, soalnya setiap lawan memiliki Lwekang
yang berbeda, ketahanan mereka melawan irama lagu itu pun
berlainan, umpama hadirin berontak melawan dirinya seorang,
mungkin dirinya masih punya kesempatan menyelamatkan
diri. Celaka adalah Bulim-si-tok berada didekatnya bukan saja
Kungfu mereka tinggi, mereka adalah ahli racun lagi, dia
kuatirkan sebelum dia mampu merobohkan keempat manusia
beracun ini dengan irama kecapinya, racun orang telah
membinasakan dirinya lebih dulu. Dasar cerdik dan licin,
sekilas otaknya bekerja sikapnya seperti tidak terjadi apa2
katanya. "Hal itupun benar Ou-cianpwe. Lantaran itulah perlu
Ui Bwe-ing menjelaskan kenapa sejauh itu aku tidak berani
887 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sembarangan memetik lagu ketiga itu. Bila kalian mau
selekasnya meninggalkan tempat ini, sudi menyerahkah T hian
tiok sam po kepada ku, Ui Bwe ing berjanji tidak akan
sembarang membunuh orang."
Perkataannya mengandung dua tujuan, pertama menentramkan anak buahnya sendiri, supaya mereka tidak
berontak dimedan laga. Kedua apa yang dikatakan memang
sejujurnya bila ancamannya berhasil dan dia memperoleh
ketiga pusaka itu, terhitung maksud tujuannya telah tercapai,
buat apa pula dia harus menanam permusuhan dengan
seluruh kaum persilatan"
Baru habis dia bicara, dua bayangan orang tiba2 berkelebat
tiba, belum lagi kaki mereka menyentuh bumi ditengah udara
masing2 mengayun sebelah tangan dari kanan seketika timbul
segulung angin kencang yang bersuhu dingin menerjang tiba.
Sementara dari sebelah kiri me leset selarik sinar merah dari
kejauhan langsung memburu kearah Ang hoa Kau cu.
Kebetulan sekali, kedua orang yang me lambung keudara
sambil menyergap ini berada tidak jauh dibelakang It ci sin
mo dan Pak-koat. Kedua gembong iblis ini tadi sudah merasakan kelihayan
Mo-im-sam-kik maka mereka tidak berani sembarang
bertindak lagi di hadapan Ui Bwe-ing. Diwaktu perhatian Ui
Bwe-ing tertuju kepada Kui-tiap-sin dan Hiang-ing-cu, diam2
kedua gembong iblis ini telah menggeremet maju kedepan
pinggir rawa, sikapnya seperti sengaja mundur supaya
gelanggang lebih lebar bila Kui-tiap-sin atau Hiat-ing-cu ingin
maju melawan Ui-Bwe-ing. Yang terang, mereka sudah siap2
bertindak lebih dulu terjun kerawa dari jarak yang lebih dekat.
Saat mana nyala api dipermukaan rawa sudah makin
guram, api sudah hampir padam, tengah mereka kegirangan
dan siap2 bertindak bila duta lampu bentrok dengan Ang hoa
Kaucu, Mendadak terasa ada angin berkesiur dibelakang
mereka, seperti ada orang menyergap mereka dari belakang,
888 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
maka sambil mengejek keras, sigap sekali mereka membalik
tubuh, tidak peduli siapa penyergapnya dan siapa pula yang
akan menjadi sasaran, kontan mereka menuding dan
menjambret, gerakan mereka cepat dan serasi.
Yang menjadi sasaran tutukan jari It-ci-sin-mo adalah angin
dingin yang menerpa kearahnya itu, begitu jarinya bekerja,
kontan dia merasa seluruh tubuhnya seperti kecebur kedalam
lembah es yang amat dingin, baru sekarang dia sadar bahwa
penyergap ini memiliki kepandaian tidak lemah. Lekas dia
menggeser kaki pindah kedudukan, kembali jarinya membalik
dengan tutukan lihay mengincar dada orang baju hitam yang
menyergapnya. Sementara itu Pak-koat Liu Ji hwi juga
membalik dengan jari menjambret, gerakannya tangkas dan
cepat dengan jurus Si-mi liok gap, peduli kemana atau dengan
cara apapun penyergap itu berusaha berkelit, jelas takkan
luput dari jambretan cakar jarinya.
Tak nyana baru tangannya terulur, dilihatnya yang hendak
dijambretnya itu adalah sebuah benda bulat warna merah
yang mengepulkan asap hijau, sudah tentu bukan kepalang
kaget hatinya, melihat benda merah ini, seketika dia tahu
bahwa itulah pelor geledek milik Thian-te Hwecu Li Sio. Meski
Pak-koat memiliki Lwekang setinggi langit, bila tubuhnya
terkena ledakan pelor geledek ini, tanggung tubuhnya akan
hancur lebur. Pak-koat merendahkan tubuh serta menekuk pergelangan
tangan, tiba2 dia menjejak kaki sehingga tubuhnya
melambung, begitu pelor itu melesat lewat disamping
tubuhnya, tubuhnya lantas menubruk kedepan, kelima jarinya
terpentang laksana cakar garuda mencengkeram kepundak
laki2 baju kelabu dibelakangnya.
Dua orang yang menyergap secara mendadak ini adalah
Yu-bing Kaucu dan Ban-tiam-liu-ing Li Sin. Maksud mereka
hendak menyergap Ang-hoa Kaucu secara mendadak,
sungguh tak pernah mereka duga bahwa It-ci-sin-mo dan Pak
889 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
koat justru maju merintangi, meski kaget syukur reaksi
mereka cukup cepat, sebelum tutukan jari dan cengkeraman
kedua gembong iblis ini mengenai tubuh, mereka sudah
melompat mundur setombak jauhnya.
Begitu kedua orang ini mundur dan kedua gembong iblis itu
melancarkan jurus, kedua jari jemari Ang hoa Kaucu
mendadak bergerak "Cring, cring". Sebelum tangan kedua
gembong iblis me lancarkan serangannya, mendadak jantung
mereka seperti digebuk dan di tusuk jarum, karuan kejut
mereka bukan kepalang, disangkanya Ui Bwe ing mulai
memetik Mo im sam kik, lekas mereka menghimpun semangat
mengerahkan Lwekang untuk melawan.
Tepat disaat senar kecapi dipetik itu suatu ledakan
keraspun menggoncangkan bumi didalam lembah itu disusul
lidah api menjilat dan asap tebal mengepul beberapa anak
buah Ang hoa Kaucu yang bersenjata pedang dibarisan
belakang sama roboh pontang panting dengan tubuh hancur
tak karuan. Keadaan menjadi geger, anak buah Ang hoa kau menjerit,
dan berteriak maka orang2 Yu bing kau dan Thian te hwe
serempak berdiri. Sambil angkat senjata It ci s in mo dan Pak-
koat mendapat kesempatan secepat kilat mereka meluncur
turun kebawah lembah. Tapi baru saja tubuh mereka melambung ditengah udara,
sebelum kaki menyentuh tiba2 segumpal mega merah telah
menggulung kearah mereka, dibarengi gelak tawa aneh
disertai dorongan angin pukulan yang dahsyat menerjang
kearah mereka. Melihat Hiat-ing-cu mencegat jalan mereka, serempak
kedua gembong iblis ini memencar diri ditengah udara,
kekanan kiri sambil menutuk dan mencengkram dari atas,
padahal tubuh mereka tetap bergerak kedepan melayang
kedasar lembah. 890 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Namun gerakan kedua gembong iblis ini juga dilandai
seluruh kekuatan mereka, bukan saja cepat lagi ganas, deru
anginnya sekeras semburan lahar gunung me letus. Hiat-ing-
cu ternyata tidak berani menangkis damparan angin besar ini,
sebat sekali gumpalan awan merah menggeser kesamping
setombak lebih, bila dia berhasil meluputkan diri dari dua jurus
serangan kedua gelombang iblis itu, lawan sudah melayang
turun kebawah sembari terkekeh. Baru saja dia siap mengejar,
tiba2 irama harpa sekeras derap laksana kuda berlari kencang
menggetar gendang telinganya, baru dia tertegun, dirinya
seperti ditindih oleh suara gemuruh yang menggetarkan
sanubarinya. Karuan bukan kepalang kaget hatinya, dia insaf
Ui Bwe-ing mulai memetik Mo im sam kik, agaknya perempuan
gila ini sudah bertekad hendak membunuh setiap mahluk
hidup diatas pegunungan ini kecuali diri sendiri yang akan
mengangkangi ketiga pusaka itu.
Betapapun keselamatan jiwa sendiri lebih penting, Hiat ing
cu sudah tidak hiraukan It ci sin mo dan Pak koat, lekas dia
duduk bersimpuh mengerahkan Lwekang melindungi tubuh
untuk melawan irama kecapi yang dahsyat itu.
Begitu kecapi berbunyi, yang pertama kena getahnya
adalah Bu lim si tok dan anak buah Ang hoa kau sendiri,
memangnya Si tok saling sirik dan dengki, bukan maksud
mereka bergabung untuk menjual jiwa raganya untuk
kepentingan Ui Bwe-ing, begitu mendengar percakapan Ui
Bwe ing dengan Hiat ing Cu tadi, diam2 mereka sudah
kerahkan Lwe kang masing2 melindungi badan.
Di luar dugaan pelor geledek Ban-tiam-liu-ing Li sin justru
memberi kesempatan kepada It-ci-sin-mo dan Pak-koat terjun
kebawah lembah. Tanpa berjanji Si-tok juga sudah siap
bertindak, tak nyana pada saat mereka bergerak itulah, suara
kecapi berbunyi, sedikit lena tapi akibatnya sungguh teramat
fatal jantung mereka seperti ditusuk sembilu, baru saja
mereka menyadari keteledoran sendiri, sayang sudah
891 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
terlambat, kaki lemas tubuh lunglai, kontan mereka duduk
terkulai kembali dengan pandang lengang, liur berbuih
meleleh dari ujung mulut mereka, jalan darah tertutuk tak
mampu berkutik lagi. Begitu suara kecapi berbunyi, empat Tam-cu dan anak
buah mereka yang terdiri gadis ayu itu satu persatu jatuh
Walet Emas Perak Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
saling tindih, yang Lwekangnya lemah malah sudah tergetar
gila atau binasa. Demikian pula anggota Yu-bing-kau dan
Thian-te-we, hanya Yu-bing-kaucu, Li sin dan beberapa jago
mereka yang berkepandaian agak tinggi masih kuat bertahan,
tapi mereka toh sudah duduk bersimpuh mengerahkan
lwekang dengan mandi keringat, wajah mereka tampak
menderita, sisanya yang lain sudah menggeletak tak bergerak,
entah semaput atau sudah mampus.
Dalam pada itu, perempuan baju putih atau duta lampu
putih tetap duduk tak bergerak, kini jidatnya kelihatan mulai
berkeringat juga tubuhnya bergerak limbung, kelihatannya
Lwekangnya tidak setangguh Kui-tiap-sin dan Hiat-ing cu
pertahanannya kini mulai goyah.
Sementara Hwesio Siaulim dan Tosu Bu tong, keadaan
merekapun tak ubahnya seperti Yu bing Kaucu dan Li Sin,
wajah mereka seperti menahan kesakitan yang luar biasa.
Mereka parah dan menunggu kedatangan Ciang bunjin,
sayang sebelum Ciang bunjin keburu datang, keadaan telah
berobah, tiada yang menduga bahwa Ang hoa Kaucu telah
mewarisi Mo im sam kik dari Thian hu Lojin dan mulai
mengganas dengan kecapi mautnya. Begitulah keadaan
dibawah tembah lalu bagaimana keadaan dipuncak bukit "
Boleh di kata tidak berbeda jauh, begitu kecapi berbunyi,
Ling-Ji-ping yang sudah pernah merasakan kelihayannya lekas
tutup mulut serta mengerahkan hawa melindung tubuh,
beruntun dia tutuk beberapa Hiat to di tubuh Lian hoa supaya
dia tidak terpengaruh menderita bila mendengar bunyi kecapi.
892 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bila dia berpaling dilihatnya kedua Hwesio pemabuk dan
gila telah duduk bersila merangkap kedua tangan yang
gemetar didepan dada, keringat sebesar kacang menghiasi
muka dan kepala gundul mereka, tampak mereka pun amat
menderita sikap mereka yang jenaka dan sukar berketekar
seperti biasanya tidak berbekas lagi, agaknya mereka pun
tengah kerahkan Lwekang melindungi jiwa raga.
Semula Ji-ping masih tidak berani gegabah, diam2 dia
perhatikan suara kecapi memang mengandung daya
membunuh yang amat kuat, namun dia sendiri ternyata
merasa enteng seperti tidak terjadi apa2 malah karuan dan
melengak dan berpikir. "Waktu di Bwe-tun tempo hari, meski aku sudah kerahkan
seluruh hawa melindungi badanku, tetap tak kuat menahan
bunyi kecapi. Kenapa malam ini justeru Ui Bwe-ing memetik
lagu ketiga yang paling dahsyat aku tidak merasa apa2, apa
sebabnya?" Tengah dia menimang2 itulah, otaknya seperti
memperoleh suatu ilham, sayup2 kupingnya seperti mendengar suara mantra yang lirih tapi jelas, seketika pikiran
jernih semangatpun berkobar. T api bila dia angkat kepalanya,
cuaca kelihatan guram, hawa seperti membeku, se-olah2
dunia ini telah dikuasai oleh kawanan malaikat iblis.
Tiba2 tergerak pikiran Ji-ping, "Jiong-liong-ling adalah
Lwekang puncak tinggi dari aliran Hud, mungkin lantaran aku
sudah meyakinkan Jiong liong ling, maka aku kuat melawan
kecapi maut yang mematikan itu. Kalau begitu Jiong liong ling
pasti dapat memusnahkan Mo im sam kik, situasi sekarang
sudah telanjur sejauh ini, bila aku berpeluk tangan
membiarkan Ui Bwe ing mengganas dengan ilmu sakti
perguruannya, betapa banyak jiwa akan menjadi korban.
Maka lebih besar tekadnya, segera dia melompat berdiri
kepinggir jurang dan melihat kebawah, tampak padri2 Siau-lim
dan Tosu Bu tong sudah banyak yang terkulai roboh. Wajah Ui
Bwe ing tampak pucat dingin dan membesi, sepuluh jarinya
893 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
masih menari dengan lincah diatas senar kecapinya, bunyi
kecapi makin cepat, nadanya makin tinggi dan berisi, agaknya
sebelum semua orang yang ada dipegunungan ini mampus
seluruhnya dia belum akan menghentikan petikan kecapinya.
Ji-ping insaf waktu tidak boleh ditunda lagi, kedua telapak
tangan ditarik ketengah pinggang lalu ditekan rata kebawah,
diam2 dia melafal ajaran Jiong liong ling lalu mendongak
memekik panjang. Suaranya jelas nyata dan berisi, mengalun
dengan gelombang sedang laksana pekik naga ditengah
angkasa. Pekik naga menembus mega menukik turun menjelajah
lembah pegunungan. Ditengah alunan pekik bernada tinggi
dengan getaran yang teramat hebat itu bunyi kecapi seketika
seperti ditekan kacau dan suaranya makin rendah serta berat
dan akhirnya senar kecapipun putus.
Selamatlah jiwa orang yang sudah hampir direnggut
elmaut, lambat tapi pasti mereka mulai siuman seperti baru
sadar dari m impi buruk. Satu sama lain saling pandang penuh
tanda tanya namun sorot mata mereka masih muram se-olah2
mereka ragu2, apakah mereka masih hidup didunia fana atau
sudah mati masuk neraka" Bermimpi atau kejadian
sesungguhnya" Sudah tentu mereka tiada yang menyadari
bahwa sukma mereka telah disedot kembali dari pintu neraka.
Disana s ini terdengar helaan napas lega tapi tidak sedikit pula
yang menggeram penasaran meski mereka belum mati tapi
mereka sudah terluka dalam oleh getaran hebat bunyi kecapi
tadi, tubuh lemas seperti kehabisan tenaga dalam waktu dekat
jelas mereka takkan mampu memulihkan kesehatan. Hanya
seorang saja yang mampu berdiri Y aitu Ang hoa Kaucu Ui Bwe
ing. Firasat jelek telah menyelimuti sanubarinya.
Sungguh bukan kepalang rasa kagetnya karena disaat2
genting pada petikan snar kecapinya yang sudah mencapai
klimaks itu, mendadak terdengar pekik suara aneh yang
menggagalkan segala usaha dan jerih payahnya. Tapi itu
894 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
hanya perasaan lahiriah, gugup, bingung, gelisah dan jeri.
Firasat jelek itu membuatnya terbayang kembali pada kesan
dilembaran pertama di waktu dirinya berhasil merampas buku
pelajaran memetik kecapi milik T hian-ho-lujin dahulu.
Masih segar dalam ingatannya pada lembaran pertama
dibuku pelajaran ilmu kecapi itu ada ditulis : "Lagu ini dapat
merebut kekuatan dahsyat yang terkandung dalam maya
pada, merupakan lagu yang tiada taranya sejak dulu kala
sampai jaman kini, langit bumi akan iri padanya, bagi yang
mempelajari lagu ini, pantang menggunakannya untuk
berbuat jahat, membanggakan diri dan bersimaraja, apalagi
melakukan kelaliman dikalangan persilatan.
Setelah menghabiskan seluruh daya upaya dan memeras
keringat akhirnya aku berhasil menyelami buku peninggalan
Thian-ki Lojin, namun belum pernah aku mengagulkan diri di
Bulim, maka aku bersumpah tidak akan menggunakan
kedahsyatan yang luar biasa untuk mencelakai orang lain, itu
akan melanggar kekuatan Yang Maha Kuasa.
Oleh karena itu, diwaktu aku mempelajari seni laga yang
satu ini, pernah aku bersumpah didepan buku warisan Thian-
Ki Lojin, siapapun yang akan mempelajari seni lagu ini,
terutama lagu kedua, sekali2 dilarang sembarangan
memainkan dimuka umum apalagi untuk melukai atau
membunuh manusia, siapa berbuat jahat dia pasti akan
memperoleh ganjaran setimpal. Hal ini perlu diperhatikan,
ingat baik2." Pada halaman kedua tertulis huruf2 besar yang berbunyi:
"Senar utuh manusia hidup, senar putus manusia melayang."
Waktu membaca huruf2 ini Ui Bwe ing hanya tertawa dan
menganggap remeh, pikirnya; "Bila aku sudah mempelajari
seni lagu yang tiada taranya ini, siapa lagi yang mampu
melawanku diseluruh kolong langit ini, lalu siapa lagi yang
mampu mengusik diriku." Walau demikian setelah dia benar2
berhasil menyelesaikan pelajaran seni lagu yang hebat ini,
895 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
selama ini tak berani dia sembarangan memetiknya apalagi
lagu ketiga. Tapi situasi ma lam ini cukup gawat, didesak oleh situasi
dilembari ketamakan hatinya lagi, maka timbul niat jahatnya
hendak menjaring seluruh musuh yang bakal menjadi
saingannya dalam mencapai keinginan, maka dia memetik
lagu yang ketiga. Sungguh tidak pernah terpikir dalam
benaknya, dalam detik2 yang gawat itu, tahu2 berkumandang
pekik naga yang mengalun lembut berisi sehingga snaar
kecapinya tergetar putus, lagu ketiga itupun tak kuasa
dipetiknya rampung. Dikala sanubarinya mengalami pukulan yang cukup berat
ini, hati bimbang, rawan dan dibayangi ketakutan itu, maka
huruf2 yang tertera dihalaman kedua sebagai peringatan itu
kembali terpampang didepan matanya.
Firasat jelek seketika melembari relung hatinya pula, mau
tidak mau dia bergidik seram sendiri.
Ui Bwe-ing tahu pekik naga ini dilakukan oleh seseorang,
kedengarannya amat halus, lembut tapi tajam, mengandung
kekuatan alamiah yang tak terbendung dan tak terlawan
meski dengan senar kecapinya dan lagu maut yang terbuat
dari baja murni sekalipun, kenyataan senar kecapinya putus,
maka sadarlah ia bahwa seorang ksatria, pendekar besar yang
sakti telah hadir didalam pertemuan besar ini.
Maka sumpah Thian-hu Lojin yang dia tuangkan didalam
tulisannya dibuku pelajaran kecapi ciptaannya itu, seperti
berobah menjadi pisau menusuk keulu hatinya. Teramat
panjang dan ber tele2 kejadian ini dituangkan dalam tulisan
ini, padahal kejadian teramat singkat dan hanya terkilas dalam
benak Ui Bwe-ing. Begitu senar putus segera dia berjingkrak
berdiri, wajahnya tampak beringas, sinar matanya menghijau
kelam, sambil menyapu sekelilingnya, dia membentak geram:
"Siapa yang datang?"
896 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pekik naga berhenti, diatas puncak bukit pendek sana
berkumandang gelak tawa, seseorang menjawab lantang:
"Cayhe Ling-Ji-ping." Belum habis suaranya, bayangan
seseorang melayang turun.
Lekas Ang hoa Kaucu menengadah. Memang benar, yang
melayang turun adalah Ling-Ji-ping, tetap mengenakan jubah
hijau pupus yang sudah luntur warnanya, alis tegak berwajah
tampan dan bersikap gagah.
Semula Ui Bwe-ing masih belum tahu entah jago kosen
siapa yang menggagalkan usahanya, maka hatinya amat
tegang, kini melihat pemuda ganteng yang masih ingusan ini,
rasa tegangnya seketika tersapu bersih, hawa nafsu yang
telah melembari wajahnya seketika sirna pula, ujarnya dengan
nada genit: "0, kiranya kau."
Ling-Ji-ping tertawa kaku, katanya: "Kau tidak mengira
bukan." Senyaring mutiara menggelinding diatas piring cekikik
tertawa Ui Bwe-ing, katanya, "Sungguh tidak terduga,
berpisah beberapa hari dari mana kau mempelajari ilmu tarik
suara gembar-gembor itu, ternyata dapat melawan permainan
kecapi mautku pada lagu ketiga, malah....,"
"Menggetar putus senar kecapimu bukan?"
"Betul," ucap Ui Bwe-ing menarik suara panjang. Mulut
bicara, lirikan matanya menjadi liar menyapu sekelilingnya,
se-akan2 dia tidak percaya, dalam beberapa hari saja entah
dari mana Ji-ping dapat menguasai ilmu sehebat itu.
"Kaucu," ujar Ji-ping dengan tawa angkuh "tidak usah
mencarinya, pekik naga tadi memang aku yang melakukan,
tapi aku tak menduga bakal menggetar putus senar kecapimu,
sungguh harus disesalkan."
"Darimana atau dari siapa kau mendapat warisan ilmu itu"
Apalagi itu merupakan latihan Lwekang yang harus dimulai
897 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sejak bertahun2 lamanya, umpama kau memiliki kondisi badan
luar biasa, juga tidak mungkin dapat mencapai taraf yang luar
biasa." "Jadi Kaucu tidak percaya."
"Bukan tidak percaya, tapi tidak mungkin."
"Serba serbi keanehan didunia ini terlalu banyak,
umpamanya, Thian-hu Lojin bangkit kembali dari liang
kuburnya, malah beliau pernah datang ke Ceng-seng-san, apa
itu juga tidak mungkin?"
Berubah hebat rona muka Ui Bwe-ing, teriaknya: "Apa
katamu?" "Kataku, Thian-hu Lojin hidup kembali ma lah pernah
berada dipegunungan ini."
Tiba2 Ui Bwe ing terloroh dengan mendongak kepala,
serunya : "Orang she Ling, di hadapan Ui Bwe-ing berani kau
membual. Ilmu yang kau pamerkan tadi jelas bukan warisan
Thian hu Lojin, apa lagi sudah sejak delapan belas tahun yang
lalu T hian hu Lojin sudah meninggal."
"Lho, bukankah kau pernah bilang beliau mengasingkan
diri?" "Hihihi......." tawa bingar berkumandang dari mulut Ui Bwe
ing dengan manggut dia tatap Ling-Ji-ping lekat sorot
matanya memancarkan cahaya penghinaan, "orang she Ling
kau kira kau ini pintar hendak menggertakku dengan
kebesaran nama Thian hu Lojin tapi, kau tidak akan
menduganya sejak lama Thian hu Lojin sudah mati malah aku
sendiri...." Sampai disini tiba2 dia sadar telah kesalahan
omong, maka cepat2 menggeram perkataannya.
Ling-Ji-ping menyeringai katanya, "kau sendiri yang
menguburnya?" "Betul." 898 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Mengubur mayatnya" Atau melenyapkan jiwanya?"
"Aku tidak tahu apa maksudmu?" desis Ui Bwe Ing dengan
tatapan mengancam. "Mudah saja." ujar Ling-Ji-ping, "umpamanya mereka yang
telah menjadi korban, kau tidak mengubur mayat mereka tapi
kau telah melenyapkan jiwa mereka."
Tiba2 Ui Bweling maju selangkah, sorot matanya tampak
liar dan marah tiba2 mem bentak: "Siapa yang memberitahu
semua itu ke pada kau?"
Walet Emas Perak Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Orang tua yang hampir saja kau kubur jiwanya."
"Kau pembual." "Kau lebih pantas jadi pembual." mendelik mata Ling-Ji-
ping, "dima lam hujan lebat memeluk dan merayu,
menghianati guru mencelakai jiwanya, lalu kau buang
kelembah serigala." Ui B we-ing seperti disengat kala, jantungnya serasa hampir
pecah, perbuatan kejinya delapan belas tahun yang lalu, dari
mana Ling-Ji-ping bisa tahu" Betulkah dia belum mati" Tanpa
sadar dia menyurut dengan muka pucat, suaranya tergetar:
"Kau.....kau....."
Sesaat lamanya dia tidak kuasa mengeluarkan perkataannya, tapi akhirnya tercetus juga pertanyaannya:
"Apakah dia sekarang berada di bukit ini?"
"Sudah kembali ke Thian-hu," ujar Ling-Ji-ping datar.
Mendengar Thian hu lojin belum mati, serasa terbang
arwah Ui Bwe-ing, kini sete lah tahu orang yang ditakuti itu
pulang ke Thian-hu, rasa tegang dan paniknya pelan2 mulai
mereda, setelah tenangnya diri dan menarik napas panjang,
sikap centilnya kembali menghias wajahnya:
"Ya, aku mengerti sekarang. Kalau demikian dia memang
belum mati. Setelah kemari dia pulang pula, itu berarti dia
899 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tidak lebih hanya mayat hidup belaka, dan paling banter
bercerita tentang perbuatanku itu serta menurunkan beberapa
ilmu kepada kau. Tapi orang she Ling, kau harus tahu, ilmu
yang baru dipelajari dan belum dilatih sempurna, betapa sih
ampuhnya" Umpama benar kau telah mendapat warisan
seluruh ilmunya, apa yang kau dapatkan Ui Bwe ing juga
pernah mempelajarinya, tapi yang pernah kupelajari belum
tentu kaupun mendalam inya?" setelah tertawa dingin
menyambung. "Apalagi, semua itu adalah urusan intern dari
Thian-hu, kau orang she Ling ada hak apa mencampuri."
Ling-Ji-ping tertawa gelak2, katanya angkuh. "Jikalau orang
she Ling punya hak dan setimpal membikin bersih nama baik
perguruan Thian hu, apa pula yang mau dikatakan"
"Wah, sombong" Dengan bekal Kungfumu" Atau berdasar
pidatomu tadi?" Tiba2 Ji-ping merogoh kantong mengeluarkan Thian hu ling
ki diacungkan tinggi diatas kepala serta membentak. "Ui Bwe
ing, kau kenal panji ini ?"
Melihat Ji-ping mengeluarkan Thian-hu-ling-ki, sungguh
kaget Ui Bwe-ing sampai melompat mundur, wajahnya
berubah pucat dan panik, tapi lekas sekali sikapnya sudah
kelihatan tenang pula, tiba2 dia ma lah cekikikan nyaring,
katanya. "Aduh, hebatnya, itulah Ling-ki milik majikan Thian-
hu?" "Ui Bwe-ing berlutut."
"Siapa sih yang sedang bicara?"
"Majikan T hian-hu yang sekarang."
Ui B we-ing melongo, tapi lekas sekali dia pun tertawa lebar
pelan2 dari kantong bajunya diapun mengeluarkan sebuah
panji serta diangkat tinggi diatas kepala pula, panji kecil itu
berkibar ditiup angin, itupun Thian hu-ling-ki, katanya kepada
Ling-Ji-ping. "Jikalau majikan Thian hu yang merangkap
900 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sebagai Ang hoa Kaucu, menuding seorang murid, yang baru
masuk menjadi anggota Thian hu bun, menuduhnya sebagai
pemalsu panji kebesaran perguruan dan menyuruhnya
berlutut, apakah dia mau?"
Karuan-Ling-Ji-ping terhenyak di tempatnya. Maklum, Ling-
Ji-ping tidak tahu, ada berapa sebetulnya Thian-hu-ling-ki ini,
meski dia membawa panji pemberian langsung dari Thian-hu
lo jin. Lalu siapa mau percaya. Kini U i B we-ing juga membawa
Thian-hu-ling-ki yang sama, mengangkat diri sebagai pewaris
Thian-hu-bun pula, karuan dia menjadi bingung dan kehabisan
akal. Melihat Ling-Ji-ping tak mampu menjawab, Ui Bwe-ing
tertawa menahan, katanya : "Turunkan panjimu orang she
Ling, untuk ma lam ini kau kesamplok dengan aku, bila orang
lain gigimu akan rontok ditertawakan orang. Memangnya siapa
mau percaya pewaris Thian-hu bun kita adalah bocah hijau
macam tampangmu ini?"
Terpaksa Ji-ping simpan panji kecil itu lalu menengadah
menghela napas panjang, habis tertawa dia merogoh keluar
sebungkus buntalan kain hijau terus dibukanya, cahaya
pelagi kemilau memancar dari dalam buntalan, itulah sebatang
pedang emas sepanjang bebarapa dim yang kelihatan
bergerak seperti ingin terbang.
Ling-Ji-ping genggam pedang emas itu, katanya dengan
menyeringai angkuh. "Ui Bwe-ing, tentu kau kenal benda apa
ditanganku ini. Sekarang kau harus tahu, siapa majikan
tunggal T hian hu yang sejati?"
Berubah buruk wajah Ui Bwe ing, Gi sing kim kiam ini
adalah pusaka yang selalu di-impi2kan sejak dia membuang
Thian hu Lojin kedalam jurang serigala. Seluruh Thian hu
istana langit boleh dikata telah diobrak abriknya, tapi pedang
emas berbentuk hati ini tidak pernah ditemukan, tak nyana
sekarang berada ditangan Ji-ping. Semula dia masih
mengagulkan Kungfu yang diperolehnya dari Thian hu, dia
901 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yakin dirinya memperoleh warisan lebih banyak dan
latihanpun lebih matang, meski Ling-Ji-ping sudah diangkat
murid dan mewarisi kepandaian Thian hu Lojin dalam waktu
singkat beberapa banyak yang bisa dipelajarinya"
Tapi situasi sekarang jauh berbeda, Gi sing kiam adalah
pedang yang mempunyai kekuatan yang paling hebat dari
ciptaan Thian hu Lojin, bila Ling-Ji-ping sudah memperoleh
pelajaran murni, cukup menggerakkan jari, pedang itu akan
bergerak sesuai kehendaknya, betapa tinggi Lwekang musuh,
tetap takkan mampu melawan kehebatannya. Peringatan yang
tertera dalam buku pelajaran musik karya Thian hu Lojin
kembali membayang didepan mata, fisarat jelek itu kembali
menggelitik sanubarinya. Tidak malu Ui Bwe ing sebagai perempuan yang banyak
akal berjiwa licik dan sempit serta cerdik pandai pula, hanya
sekejap perobahan sikapnya, kini senyum lebar telah
menghias wajahnya pula, katanya. "Oo, Gi s ing kiam memang
jauh lebih berharga dari Thian hu ling ki, namun orang she
Ling menurut apa yang kutahu, untuk mengendalikan pedang
terbang ini memerlukan kekuatan lahir batin yang tangguh.
Keinginan berpadu dengan kekuatan, pedang bersatu dengan
tubuh, jikalau tidak memiliki daya latihan selama sepuluhan
tahun, takkan mungkin dapat menggunakan sesuka hati.
Orang She Ling, kalau tidak salah ini untuk ketiga kalinya kita
bertemu, kali sebelum ini yakin kau belum bertemu dengan
Thian-hu Lojin, betul tidak" Menurut hematku, kira2 tiga hari
yang lalu kau bertemu dengan dia bukan?"
"Betul, memang kemaren dulu." sahut Lin Ji-ping dingin.
"Nah betul dugaanku." ucap Ui Bwe-ing, "meski kau sudah
hafal teorinya, dan hanya latihan dua hari, sampai dimana
taraf kepandaian yang kau miliki sekarang, kira2 dapat kuukur
dengan jangkauan jari2ku. Bukan aku memandang rendah
dirimu, meski kau menggunakan Gi-sing-kiam, jangan
bermimpi hendak mewakili Thian-hu Lojin membikin bersih
902 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
nama perguruan segala, belum tiba saatnya, kecuali kau bisa
lolos dan menyelamatkan diri nanti, mencari suatu tempat dan
menyembunyikan diri menggembleng ilmu, sepuluh tahun
kemudian baru setimpal kau keluar mencariku pula."
Mau tidak mau goyah juga pikiran Ling-Ji-ping, bukan
lawan sengaja mengolok dan mencemooh dirinya, apa yang
dikatakan memang masuk diakal, apa lagi sejak dia
memperoleh pelajaran teori cara bagaimana menggunakan,
pedang sakti ini sampai sekarang belum pernah ada
kesempatan melatih diri, apakah dirinya mampu mengendalikan pedang terbang dia tidak punya keyakinan.
Bila serangan pertama gagal dan pedang ini terjatuh ketangan
Ui Bwe ing itu berarti dirinya bukan saja tidak berhasil
menunaikan tugas, berarti telah meruntuhkan nama baik
perguruan dan kepercayaan gurunya. Karena itu hatinya jadi
bimbang. Betapa tajam mata Ui Bwe ing, sekilas bola matanya
mengerling, tiba2 dia menghela napas, katanya dengan air
mata berlinang: "Ling Siauhiap, bahwa kau telah tahu nasib
yang menimpa diriku di Thian hu dahulu, yakin kaupun
maklum betapa berat tekanan lahir batin yang kualami,
disamping ternoda betapa pula maluku menjadi manusia.
Hingga kenapa aku harus mengkhianatinya dan turun tangan
secara keji, jelas aku punya alasan kuat. Antara manusia,
siapa yang mau secara ujur mengakui kesalahan awak sendiri,
apa yang diceritakan Thian-hu Lojin kepadamu, hanya dua
pertiganya saja yang benar, soalnya pada malam hujan deras
itu untuk menyelimuti perbuatannya yang rendah dan kotor
serta memalukan itu, maka kesalahan seluruhnya dia tumplek
kepadaku. Coba Siauhiap pikir, sebagai gadis belia yang
masih perawan umpama aku tidak tahu malu, mungkin kah
aku sudi menyerahkan kesucianku sendiri kepada seorang tua
yang patut menjadi ayahku!"
903 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Betapa rawan cerita orang, sungguh Ling-Ji-ping ikut haru
dan terasa apa yang diucapkan memang beralasan, manusia
memang mudah bersimpatik terhadap yang lemah, demikian
pula perempuan, apalagi bila air mata telah me leleh laki2
berhati bajapun akan luluh hatinya, apalagi tutur kata U i Bwe-
ing yang memilukan disertai isak tangis yang pilu sikapnya
yang memelas membakar belas kasihannya. Memang tidak
pernah disadari oleh Ling-Ji-ping bahwa itulah senjata
terampuh seorang perempuan untuk menundukkan laki2.
Sikap Ling-Ji-ping yang semula garang menjadi lembek,
katanya: "Kau telah memunahkan seluruh ilmunya, melenyapkan jiwanya pula, bukankah perbuatanmu keliwat
kejam." Diam2 Ui Bwe-ing tertawa geli dalam hatinya, menggeser
maju sedikit, katanya : "Tapi Siauhiap, semula aku sudah ingin
mencari jalan pendek untuk mencuci rasa malu karena
kehilangan kesucian, tapi akhirnya aku sadar aku tidak boleh
mati, karena aku....."
Tiba2 dia menunduk dengan senyum malu2.
Tersirap darah Ling-Ji ping, hatinya seperti dipukul godam,
tanpa terasa dia mundur selangkah, tanyanya: "Apakah
karena kau telah hamil?"
"Ya," ujar Ui Bwe-ing mengerling tajam, kembali dia
bersikap harus dikasihani. "Yaitu gadis cantik bernama Pek-
hoa yang pernah berkenalan dengan kau itu. Ai, karena dia,
terpaksa aku rela hidup menderita berselubung malu.
Siauhiap, coba kau pikir anak itu tidak berdosa, bukan?"
"Ya." ucap Ling-Ji-ping manggut.
Ui Bwe-ing maju dua tindak pula, sebelum buka suara,
wajahnya tampak bersemu merah, katanya kemudian dengan
menghela nafas: 904 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Jangan kau kira usianya sudah tujuh puluhan, tapi
kebutuhannya ternyata tidak pernah putus, sungguh aku tidak
kuat dan betah lagi. Suatu malam di kala menindih aku,
timbul amarahku karena diperlakukan tidak semestinya, maka
kulakukan perbuatan tercela yang memalukan itu. Ai, meski
aku sudah membunuhnya, tapi akhirnya aku menyesal juga,
maka aku minggat dari T hian-hu mendirikan Ang hoa kau."
"Jadi kejadian itu atas kehendakmu sendiri, bukan
diperintah dan disuruh orang lain?"
"Apakah dia yang menuduh demikian" Banyak juga dosa
yang dilimpahkan kepadaku. Tapi membunuh guru mendurhakai perguruan memang dosa besar, ditambah lagi
beberapa dosa lainnya juga tidak jadi soal bagiku."
Ji-ping hanya tahu bahwa Thian hu Lojin adalah seorang
jenius persilatan, tapi riwayat hidup dan sepak terjangnya
dimasa hidup nya hakikatnya dia tidak tahu apa2. Apalagi
dalam pertemuan kemaren kemaren dulu, dia dengan laki2
tua renta yang cacat badannya tinggal menunggu waktu
ajalnya, jelas tidak mungkin dia menyelami peristiwa, masa
lalu yang menyangkut orang tua dengan Ui Bwe-ing, lalu
siapa benar siapa salah, sukar bagi dia untuk mengambil
keputusan. Tapi lantaran itu, rasa dendam dan bencinya
semula terhadap Ui Bwe ing perempuan centil ini menjadi
luntur. Melihat wajah orang bimbang dan bingung, diam2 Ui Bwe
ing bersorak dalam hati. Sekilas dia melirik keselilingnya,
dilihatnya mereka yang masih hidup sudah sekarat tak mampu
bergerak. Hanya tiga duta lampu, beberapa Hwesio Siau lim
dan Bu tong si cu, It ci sin mo dan Pak koat, Yu bing Kaucu, Li
sin masih duduk bersimpuh diatas tanah, mereka sibuk
bersamadi
Walet Emas Perak Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
memulihkan kekuatan, agaknya dalam mengerahkan Lwekang menahan getaran lagu kedua, mereka
sudah terlalu banyak menguras tenaga, sehingga badan
lunglai dan tak mampu bergerak lagi.
905 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jelas yang masih mampu terjun kedalam Cui hwe kok
sekarang hanya Ling-Ji-ping, tapi pemuda angkuh yang masih
hijau meski memperoleh ilmu mujijat ini ternyata telah
berhasil dijaring dalam muslihatnya, bila bocah ini berhasil
dibekuknya, bukan saja dirinya bakal mendapat Gi sing kiam,
seluruh pusaka yang digembol pemuda inipun bakal menjadi
miliknya, maka bila semula dia merasa kaget akan munculnya
pemuda ini, dianggapnya sebagai perintang paling tangguh
kini dia malah beranggapan kehadiran Ji-ping justru bakal
menambah perbendaharaan dirinya, takkan lama lagi dirinya
bakal menjadi jago nomor satu di Bu-lim ini, cita2 ini jelas
takkan mengalami banyak hambatan pula.
0ooo0dw0ooo0 Karya : Khu Lung Saduran : Gan KH
Sumber DJVU : Manise & Paulustjing
Editor : Paulustjing dan Dewi KZ
Ebook by : Dewi KZ Tiraikasih website http://kangzusi.com/ http://kang-zusi.info/
http://tiraikasih.co.cc/ http://cerita-silat.co.cc/
Jilid ke 26 Ui Bwe ing jadi lupa daratan, diwaktu Ling-Ji-ping
celingukan diam2 dia melangkah maju beberapa langkah lebih
dekat. Berapa kali dia sudah siap menyergap dikala Ling-Ji-
ping tidak perhatikan dirinya tapi dia ragu2 maklum dia kuatir
bila sergapan tidak berhasil merobohkan pemuda ini seluruh
akal muslihatnya bakal gagal total, bila bertempur satu lawan
satu dia kuatir dirinya bukan tandingan lawan.
906 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Adanya kekuatiran pertama menimbulkan serentetan
kekuatiran yang berkepanjangan, dia jeri juga menghadapi Gi
sing kiam ditangan Ling-Ji-ping maklum dia belum menjajagi
setaraf mana latihan Ling-Ji-ping dalam menguasai pedang
emas itu" Apalagi kejadian sudah berselang delapan belas
tahun, waktu sepanjang itu membawa arti besar bagi orang
persilatan yang meyakinkan ilmu sakti"
Thian-hu Lojin memang sudah dipunahkan ilmunya tapi
kalau Thian-hu Lojin tidak yakin mana dia mau mewariskan
pedang terbang itu kepada Ling-Ji-ping, malah Thian hu-ling-
kipun diturunkan kepadanya.
Orang luar memang tidak tahu. Tapi Ui Bwe-ing adalah
murid didik Thian-hu pula jelas dia tahu bahwa Thian-hu ling
ki hanya ada satu, panji yang dia keluarkan tadi adalah palsu.
Ling-Ji-ping tepuk dada sebagai pewaris majikan T hian hu bun
hal itu jelas tidak salah, karena panji kebesaran Thian hu Lojin
sudah berada ditangannya.
Karena itu, syukur dia tidak turun tangan, bila mau turun
tangan sekali sergap harus berhasil membekuk atau
membinasakan pemuda ini, kalau gagal jelas dirinya yang
bakal ce laka. Karena itu dia ragu2, ingin memanfaatkan kesempatan
yang sekilas itu, tapi kesempatan yang teramat pendek ini
justeru sukar mencapai hasil yang diharapkan, karena dia
insyaf pemuda yang berdiri didepannya ini, sekarang bukan
tokoh sembarangan jago, tapi adalah pemuda yang beruntun
mendapat pengalaman aneh sehingga kini membekal
kepandaian silat yang susah diukur apalagi sekarang dia sudah
menjadi pemilik istana langit yang disegani itu, pekik naganya
tadi sudah membuktikan kebesaran ilmu yang dipelajarinya
sehingga snaar2 kecapi iblisnya putus seluruhnya. Dari s ini dia
menyimpulkan pula bahwa pemuda ini memperoleh ilmu
mujijat lainnya entah dari s iapa, yang terang taraf kepandaian
pekik naga itu jelas lebih tinggi lebih murni dan suci dari T hian
907 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
hu Lo jin dimasa jayanya dulu. Itulah sebabnya kenapa sejauh
ini U i Bwe ing Ang hoa Kaucu yang terkenal cerdik, pandai dan
licik ini masih lambat2 turun tangan.
Lantaran keraguannya ini, sehingga dia kehilangan
kesempatan yang paling baik. Pada hal menghadapi cerita
yang mengenaskan dari perempuan centil macam Ui Bwe ing
yang pernah mencelakai T hian hu Lojin ini, hakikatnya Ling-Ji-
ping tidak siaga sama sekali, tapi bila ujung matanya melihat
gerakan langkah yang mendekat lebih maju, sontak benaknya
berdegup dan timbullah kesiap siagaannya. Dengan
menyeringai dingin, segera dia menyurut mundur dua tindak,
pikirnya: "Perempuan jalang yang licin, hampir saja aku ketipu
olehmu." Pada saat itulah, dibelakangnya sebuah suara berkata
dengan sendu: "Jangan kau percaya pada ocehannya,
ceritanya bohong belaka."
Sebelum Ji-ping sempat berpaling me lihat siapa yang
bicara, mendadak Ui Bwe-ing telah memekik kalap, berbareng
kedua tangannya bergerak silang terus didorong kedepan,
angin badai seketika menderu kencang melandai ke arah Ling-
Ji-ping. Sebetulnya kesempatan baik ini memang telah dimanfaatkan oleh Ui Bwe-ing, sayang dia buru2 bertindak
setelah melihat orang yang bicara dibelakang Ling-Ji-ping,
gerakannya gugup lagi, karena dia harus mencegah orang itu
bicara lebih banyak, bila dia bertindak sedikit lambat, diwaktu
Ling Ji-ping menoleh kebelakang, mungkin keadaan sudah
berobah. Celakanya Ui Bwe-ing justru buru2 turun tangan, begitu
mendengarkan teriakan, Ling-Ji-ping kaget dan dilihatnya
muka orang yang beringas dua tangan bersilang, maka
terbitlah angin badai yang menerjang kearah dirinya. Hatinya
kecut ingin melawan dengan Tin thian-sik, namun tangan
menggenggam Ci-sing-kiat, dalam kerepotan tanpa pikir
908 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tangannya terayun menimbulkan pedang emas itu seperti
menyambit senjata rahasia. Berbareng telapak tangan terbalik
melancarkan salah satu jurus dari Cap-ji-te-sat-jiu membelah
dahsyat. Baru saja kedua telapak tangannya didorong kedepan,
mendadak dilihatnya sinar kuning cemerlang menyilaukan
mata, Gi sing-kiam di tangan Ling-Ji-ping ternyata melesat
terbang kearah dirinya, dia kira Ji-ping telah kerahkan tenaga
kendalikan pedang, darahnya tersirap, sebelum serangannya
dilontarkan sekuat tenaga, lekas dia menjejak kaki melompat
jauh menyelamatkan diri. Jikalau dia berlaku tenang dan menggunakan cara biasa
seperti kaum persilatan menyambuti senjata rahasia, Gi-sing-
kiam it akan jatuh ketangannya dengan mudah, maka
lembaran sejarah persilatan bakal beroba seratus delapan
puluh derajat. Sayang Ui Bwe-ing sudah kebacut jera terhadap
pedang emas ini, tahu dirinya dipihak yang salah lagi. Dikala
dia melompat mundur itu tenaga pukulan yang dilontarkan
ditarik balik. Dibelakang Ling Ji-ping terdengar pula suara
gelisah. "Lekas gunakan pelajaran Thian hu Lojin untuk
kendalikan pedang emas itu, kalau mengadu Lwekang jelas
kau bukan lawannya."
Ling Ji-ping menjadi sadar oleh peringatan ini, lekas dia
memusatkan pikiran menuangkan batin, hawa murni
dipusatkan di pusar, sesuai ajaran yang diterimanya dia
semadi dengan kedua mata mengawasi pedang emas yang
meluncur kedepan itu. Pedang emas yang sudah melayang
kebawah hampir menyentuh bumi itu mendadak menukik balik
serta mengeluarkan suara mendesing keras dua kali, tahu2
menjulang tinggi keangkasa.
Baru saja Ui Bwe ing berdiri tegak dilihatnya pedang emas
itu sudah berputar mumbul dengan desing suaranya yang
membingungkan sudah tentu serasa terbang arwahnya, hanya
lari satu2nya jalan untuk menyelamatkan diri. Tanpa hiraukan
909 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ling Jiping, ditengah gerungan kalapnya, kedua lengan
bajunya dikebutkan beberapa kali selapis pusaran angin
kencang seperti membungkus dirinya, sebat sekali dia sudah
melesat jauh kesana, gerakannya seenteng bidadari melayang
di udara arahnya kebawah ngarai disebelah kiri.
Suara dibelakang Ling-Ji-ping kembali mendesak gugup.
"Lekas kendalikan pedang dan kejar dia celaka bila dia
melarikan diri," Ling-Ji-ping tertawa dingin dalam hati, pikirnya. "Ui Bwe
ing, apa kau mampu lari" Kalau kau tidak mampus dibawah
pedang ini, Thian hu Lojin tidak akan merem di-alam baka."
Tak nyana baru saja pikirannya timbul pedang emas yang
berputar ditengah angkasa itu tiba2 melesat kencang kedepan
laksana bianglala, dengan suara desingnya yang membising
kuping mengudak kearah Ui Bwe ing.
Maklum pedang itu di namakan Gi-sing kiam atau pedang
hati, hati berkeinginan pedangpun bergerak, maka begitu
pikiran Ji-ping bekerja, pedang itu lantas melaksanakannya. Ui
Bwe-ing sudah lari puluhan tombak jauhnya, tiba2
didengarnya desing pedang sudah berada diatas kepalanya,
saking kejut dan takutnya dia melompat jauh kedepan pula
sungguh kebetulan, dihadapannya tiba2 berdiri dua orang,
keduanya mengekeh tawa dingin, seorang menuding yang lain
mencengkram ke arah dada dan lehernya.
Dalam paniknya melarikan diri, Ui Bwe ing tidak sangka
didepannya bakal ada orang mencegat dengan sergapan yang
mematikan lagi, segera dia kerahkan tenaga memberatkan
tubuh sehingga luncuran tubuhnya anjlok ke bawah,
berbareng dia membalik tangan memukul dengan gempuran
angin dingin, "Blang blum," dua ledakan keras menggetar bumi. Kedua
orang yang menyergap tergentak mundur akhirnya roboh
terguling. Tapi pada saat yang sama terdengar Ui Bwe ing
menjerit keras dengan suara mengerikan.
910 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Gi-sing kiam telak menancap di punggungnya, tubuhnya
terhuyung maju beberapa langkah lalu tersungkur jatuh
mencium tanah. Lekas sekali Ling-Ji-ping sudah memburu tiba, lekas dia
cabut pedang emas, sesaat dia berdiri me longo, perasaannya
hambar mengawasi Ui Bwe ing, sungguh tidak kira bahwa Ui
Bwe ing dengan kecapi iblisnya yang telah membinasakan
ratusan manusia ini, ternyata ajal dibawah pedang emas kecil
ini, mungkin inilah yang dinamakan karma dalam agama
Budha. Ui Bwe ing mengeluh tertahan, pelan2 dia meronta serta
membalik badan, sorot matanya pudar. Diluar dugaan sorot
matanya tenang tenteram, tiada dendam tiada kebencian,
lama dia menatap Ling-Ji-ping, akhirnya manggut2 katanya
tergagap dengan suara lirih. "Nah kau..... tindakanmu
memang betul, aku... aku... tidak membencimu." Suaranya
lembut welas asih, seperti seorang ibunda tengah memberi
wejangan kepada puteranya.
Ling-Ji-ping terharu, dia tak tega setelah menghela napas
dia berkata: "Jangan kau menyalahkan aku, melaksanakan
tugas dari pesan Thian-hu Lojin."
"Dia....dia sudah mati?"
"Ya, dihitung waktunya memang sudah tiba saatnya,
karena waktu kemaren dulu, dia memberitahu kepadaku,
paling lama kuat bertahan tiga hari."
Tak tertahan berlinang air mata Ui Bwe-ing, sesal dan
derita, bukan derita badaniah tapi adalah derita kenangan
masa lalu, dengan suara tersendat dia berkata : "Nah, baiklah
aku akan mohon pengampunan kepadanya. Syukur Thin-hu-
bun memperoleh pewaris seperti dirimu, aku.... aku amat
senang, tapi selanjutnya kau harus hati2 berhadapan dengan
Thiat-tok-sin kun dan orang2 Tok-kiong, memang aku
diperintah orang, kematian baru membebaskan dosa2ku,
911 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
hidup ini serba menderita, dan lagi....." suaranya berganti
keluhan tertahan, agaknya dia menahan sakit yang luar biasa,
matanya terpejam, darah masih terus mengalir dari lobang
lukanya. "Masih ada pesanmu?" tanya Ling-Ji-ping.
Ditengah derita kesakitan pelan2 Ui Bwe-ing membuka
matanya, pandangannya menatap wajah Ling-Ji-ping yang
tampan, beberapa kali mulutnya terbuka, akhirnya tercetus
suaranya yang lirih. "Anakku itu....." setelah menarik napas
yang mulai tersengal baru melanjutkan, "Pek-hoa kuserahkan
kepada kau. Bimbinglah dia." Habis berpesan kembali dia
menggeliat menahan sakit, wajahnya berkerut pelan2
tubuhnya lunglai dan jiwapun melayang.
Mengawasi perempuan jahat yang akhirnya bertobat dan
penuh penyesalan menjelang kematiannya ini, Ling-Ji-ping
hampir tak kuasa mengendalikan perasaannya sendiri. Lama
dia berdiri menjublek. Tiba2 seorang menghela napas dibelakangnya, katanya
lirih. "Dia sudah mati, untuk apa kau berdiri saja di sini."
Ji-ping lantas ingat suara orang yang beberapa kali
memberi peringatan kepadanya, lekas dia berpaling. Ternyata
Lian hoa yang tadi dia tutuk Hiat-tonya.
Lian hoa menghela nafas katanya. "Kenapa orang baru
menyadari kesalahannya menjelang kematiannya. Bila diwaktu
hidup dia sudah insaf, bukankah banyak kejadian yang
mengenaskan dapat dihindarkan?"
Walet Emas Perak Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Itulah yang dinamakan perkataan seorang menjelang
kematiannya, pesannya adalah tulus dan bajik. Pepatah juga
bilang menyesal setelah kasep."
"Ya, aku mengerti. Manusia dikala dia hidup, pasti
mempunyai nafsu dan keinginan, tapi bila dia menyadari
hidupnya tiada harapan lagi, nafsu dan keinginan itupun
912 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
lenyap. Baik buruk timbul hanya sekilas, bukankah begitu
analisah?" "Ya, mungkin demikian," ucap Ling-Ji-ping.
Lian hoa menghela napas katanya. "Pendek kata manusia
tersesat lantaran dikejar ketamakan hati, gila pangkat gila
harta, lalu apa yang diperolehnya diakhir hayatnya" Kala
pangkat dan harta demikian yang lain bukankah sama saja,
sekarang aku lebih paham lagi, bagaimana harus menjadi
manusia." Serta merta matanya mengerling kearah Ling-Ji-ping, rona
mukanya yang semula kelihatan rawan, seketika tersapu
bersih wajahnya kelihatan cerah mengulum senyum.
Ling-Ji-ping tidak memperhatikan, karena dia sedang
memikirkan hal lain, tanyanya: "Dari mana nona tahu akan
cerita Ui Bwe ing tadi bohong belaka?"
"Sudah temu aku tahu." Lian hoa tertawa tawar, "selama
belasan tahun aku ikut dia, martabat dan wataknya aku tahu
jelas, sekali pandang aku lantas tahu jiwanya yang sangat
munapik." "Syukur nona memberi peringatan kepada ku, hampir saja
aku tertipu." Tiba2 Lian hoa bersuara tertahan, katanya : "Ada orang
datang." Di belakang gelak tawa orang, seorang berkata : "Buyung,
sungguh tak nyana dua hari berpisah, ternyata kau
memperoleh mujijat lagi."
Lekas Ji-ping menoleh, tiga duta lampu entah kapan tahu2
sudah berdiri jajar di belakangnya, yang bicara adalah Kui-
tiap-sin Leng T ong. 913 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Melihat ketiga orang ini, sekilas Ling-Ji-ping mencuri lihat
mimik muka perempuan baju putih, tampak wajahnya serius,
sorot matanya menatap kebumi, agaknya pura2 tidak kenal.
Dengan seringai angkuh Ling-Ji-ping sambut mereka,
katanya: "Cepat juga kalian memulihkan diri."
"Anak licik," ujar Hiat ing-cu, "ternyata kau ikut berjasa,
biarlah malam ini kuampuni jiwamu."
Ling-Ji-ping menjengek ketus, serunya. "Kenapa tidak
dikatakan aku mengampuni kalian malah?"
"Buyung." seru Kui-tiap sin. "jangan kau ribut mulut,
soalnya kau tidak punya waktu lagi, apalagi kau keparat ini
mungkin tidak menduga, kami bisa pulih secepat ini."
"Apa gunanya mengoceh, apa maksud kalian mencari aku?"
tantang Jiping. "Wah, sudah tahu pura2 tanya." Teriak Leng Jong, "baik,
aku ingin tanya satu hal."
"Hal kedua menuntut gelang naga bukan?" sindir Ji-ping.
"Hehe, kau bocah ini memang pintar."
"Soal apa yang ingin kau tanya?"
"Pekik setanmu tadi apa namanya?" tanya Kui tiap sin
dengan tatapan mata liar, "dari mana kau bocah ini
mempelajarinya?" Dingin dan ketus jawaban Ji-ping: "Apa penting kau
ketahui?" "Thian hu Lojin si tua bangka itu jelas tidak memiliki ilmu
dari aliran Hud itu."
"Tajam juga pandanganmu, kalau sudah tahu ajaran murni
dari aliran Hud, buat apa tanya lagi?"
914 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Lohu menuntut kau keparat ini menyebut nama orang
yang mengajar kepada kau?"
"Ling Jong," bentak Ling-Ji-ping, "apa tidak salah kau main
perintah terhadapku?"
"Umpama perintah, memangnya tidak boleh?"
"Terhadap Ling-Ji-ping" Atau terhadap majikan Thian hu
bun yang sekarang?" Bayangan merah berkelebat, Hiat ing cu tertawa katanya:
"Bocah, jadi sekarang kau mengagulkan diri sebagai majikan
Thian hu bun?" Membesi muka Ling-Ji-ping, desisnya: "Thian hu lingki, Gi
sing kim kiam, memangnya ke dua pusaka ini belum jelas
menunjukkan kedudukanku?"
"Umpama Thian hu Lojin berada disini, Lohu juga begitu
tanya padanya, hoho, anak keparat, jangan kau kira memiliki
Gi-sing kim kiam lantas berani bertingkah dihadapan lohu,
bocah, ketahuilah, setelah mencicipi darah, Gi sing kiam baru
bisa digunakan lagi tiga hari kemudian, memangnya kau tidak
tahu akan rahasia ini?"
"Benar Siauhiap," baru sekarang perempuan baju kuning
menimbrung, katanya: "sekarang kau harus maklum akan hal
ini," matanya mengerling tajam kepada Ling-Ji-ping. Suaranya
lembut, kerlingannya mengandung arti mendalam, seolah2 dia
memberi arti kisikan, "Hati2, hanya mengandal kekuatan Gi
sing kiam, kau masih bukan tandingan mereka berdua."
Lekas sekali Ling-Ji-ping memaklumi situasi yang
dihadapinya, maka dia berkata dengan tawa khas dingin:
"Kedatanganku malam ini tidak melulu ingin mengagulkan
pedang emasku ini." "O, jadi kau masih memiliki ilmu mujijat lainnya, Lohu tetap
mengajukan pertanyaan semula, hayo jawab," desak Kui-tiap-
sin. 915 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apa betul harus kujawab?"
"Bila kau bersikap sedikit lunak," ujar Hiat-ing-cu, "tadi
Lohu sudah katakan, karena kau bantu memutuskan snaar
kecapi iblis itu kau sudah membuat jasa, maka malam ini Lo
hu tidak akan cari perkara terhadapmu."
Mendadak Ling-Ji-ping tersenyum lebar, katanya kalem;
"Baiklah, akan kukatakan kalian dengar baik2."
Kui-tiap-sin terkekeh, katanya: "Kiranya kau buyung ini
tahu diri." Dengan sinis Ji-ping lirik ketiga orang, lalu berkata : "Itulah
Hu-mo-sin hoat ajaran Hud yang peranti menundukkan setan
siluman, dan yang mengajarkan kepadaku sudah tentu adalah
Humb Tayte yang akhli meringkus siluman membekuk setan."
Hiat-ing-cu menggerung gusar, tubuhnya tiba2 berkelebat,
kabut merah segera membungkus tubuhnya, ditengah kabut
itulah tiba2 dia membalikkan sepasang telapak tangannya. Ji-
ping diserangnya dengan dampratan angin kencang.
Ling-Ji-ping murka, baru saja dia pasang kuda2 siap
melawan, tiba2 Lian-hoa dibelakang menjerit kaget: "Jangan
dilawan, itulah Hoat-hiat-ciang." Sebelum dia sempat bersikap
lengannya sudah ditarik Lian-hoa me lompat jauh beberapa
tombak. Pada saat itulah diatas bukit berkumandang percakapan
Hwesio pemabuk dan Hwesio gila : "Setan arak, tiga hendak
mengeroyok satu coba katakan adil tidak ?"
Hwesio pemabuk ter-loroh2 serunya: "jadi memangnya kau
tidak terima?" "Tergantung kau setan arak ini berani tidak?"
"Baik, hayo kau gila jalan didepan."
"He, kau benar2 penakut."
916 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bukan takut, Bila kau gila mati, setan arak akan mengubur
jenazahmu. Jikalau dua2nya mampus, siapa yang mengubur
badan kita." "Tidak mau, kalau ingin mati, hayo mati bersama."
"Tidak mau, kepalaku yang gundul ini tidak mau digantung
Pukulan Naga Sakti 21 Pendekar Latah Karya Liang Ie Shen Memanah Burung Rajawali 12