Pencarian

Walet Emas Perak 17

Walet Emas Perak Karya Khu Lung Bagian 17


tapi waktu itu aku tidak tahu akan dirinya."
Mulut Pui Bwe-sian sudah terbuka, belum sempat dia tanya
dari atas ngarai diatas belakangnya berkumandang pula suara
merdu dan manis tadi. "Marilah kalian naik keatas ngarai!
Kebetulan dia sudah datang, aku sedang kuatir tiada orang
jadi saksi tentang persoalan yang hendak kututurkan kepada
kalian." Hwesio Siau-lim, para Tosu Butong, Go bi-ji-ceng, Pui Bwe
sian dan Ling-Ji-ping mendongak keatas ngarai. Tampak
diatas ngarai berdiri seorang nyonya cantik berpakaian agung
tak ubahnya seperti perma isuri, usianya sekitar tiga puluhan,
alisnya melengkung bak bulan sabit, matanya jeli seperti mata
burung Hong, hidungnya mancung bibirnya tipis merah seperti
978 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
delima merekah, cantik rupanya lemah gemulai sukar
melukiskan dengan kata2. Kalau orang lain menatap dengan pandangan lenggang dan
pesona. Adalah Pui Bwe-sian tiba2 menjatuhkan diri
menyembah, serunya: "Bwe sian menyampaikan sembah
kepada Seng bo." Perempuan baju hijau pupus diatas ngarai mengulap
tangan, katanya lembut: "Sudahlah, silahkan Sian moay berdiri, sebutan Seng bo
sudah pasti akan kuhapus, selanjutnya bila bertemu dan
berhadapan boleh kau panggil taci saja."
"Bwe sian tidak berani."
Nyonya cantik diatas ngarai tertawa merdu, katanya:
"Sudahlah silahkan berdiri, suruh mereka ikut kau naik ke
ngarai ini, banyak persoalan akan kutanyakan kepada nenek
jelek galak itu, tolong kalian sebentar menjadi saksi."
Terpaksa Pui Bwe sian berdiri dan berkata kepada Ji-ping
lirih : "Nah, kita bakal tertolong, hayo naik keatas."
Semula Ji-ping masih membandel tidak mau mundur, tapi
mendengar perempuan iblis atas ngarai minta mereka menjadi
saksi, maka dia tahu ada sesuatu persoalan besar dan penting
akan dibereskan dimuka umum.
Setelah didesak oleh Pui Bwe-sian, terpaksa dia mengikuti
dibelakang Pui Bwe sian, di ikuti orang2 Siaulimpay dan Bu
tong pay melompat naik keatas ngarai.
Setelah mereka naik keatas, perempuan cantik itu malah
melayang turun kebawah, berdiri dimana tadi Ling-Ji-ping
berada, katanya, tertawa ramah kepada Bu te kui bo. "Kau
mengenalku tidak?" Bu te kui bo dan kambrat2nya ternyata tiada yang kenal
siapa perempuan yang tiba2 muncul ini" Walau mereka
979 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dengar Pui Bwe sian memanggilnya Seng bo, namun setelah
mereka putar otak tetap tidak habis pikir, Seng Bo dari mana
perempuan cantik jelita ini" Maklum selama seratusan tahun
mendatang belum pernah ada seseorang disebut Seng bo
dikalangan Kangouw. Terbalik mata segi tiga Bu tek kui bo, bentaknya beringas.
"Siapa kau?" "Lho," seru perempuan cantik tertawa, "bukankah kau
khusus hendak mencariku, maka setahun kau lebih dini
meninggalkan B iau san."
"O, jadi kau inilah penguasa puncak iblis?"
"Ah, mana berani aku jadi penguasa. Tapi perlu dikoreksi,
diatas puncak iblis aku di panggil Thian hiang seng bo, tapi
sekarang aku menggunakan nama julukan lama saja, Ban li
biau hiang Lim Yau ang."
'"Hehehe," Bu te kui bo ter-kial2, "kau ini lah Lim Yau ang"
Hehehe, berani kau menyebut diri sebagai Seng bo segala,
tidak kuatir orang protol giginya karena tertawa geli" Kau tahu
siapa aku?" "Sudah lama kudengar nama besar Bu te kui bo, ilmu
silatnya tiada tandingan diseluruh kolong langit."
"Kalau tahu Kungfuku tiada tandingan, aku sedang
mencarimu, masih berani kau meluruk kemari?"
"Tentang ini?" Lim Yau ang tertawa kalem, "kalau tidak
berani, mana aku berani bertindak terhadap pion2 yang kau
hasut dan kau beli lalu kau tanam didalam perguruan silat lain,
tiada satupun dari pion-pionmu itu yang lolos dari tanganku,
semua kini tergantung diatas maklumat kematian. Dengan
cara inilah aku memancingmu keluar."
Kawanan Hwesio Siau lim dan para Tosu Bu tong tertegun
heran dan kaget. Ling-Ji-ping juga terlonglong, pikirnya : "Jadi
orang2 yang kepalanya tergantung diatas maklumat kematian
980 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
semua adalah orang2 yang sudah dibeli oleh Bu te kui bo"
Tapi untuk apa mereka di hasut?"
"Tutup mulutmu." Hardik Bu te kui bo murka karena
muslihatnya dibongkar hatinya marah sehingga wajahnya
yang jelek itu berobah lebih buruk lagi.
Sikap Lim Yau ang tetap wajar, katanya tertawa : "Kenapa
tidak boleh kubongkar, urusan sudah tiba saatnya untuk
dibeber, kenapa takut diketahui orang?"
Bu te kui ko membentak : "Tanpa bantuan mereka, aku
tetap mampu memberantas Bulim dan menguasai dunia."
"Aduh, besar sekali ambisimu. Sayang masih ada aku,
mungkin cita2mu sukar terlaksana, tahukah selama puluhan
tahun ini aku sengaja bertindak secara misterius, semua
gembong2 penjahat serta kaki tangan yang kau tanam
diberbagai Pay, Hwe atau Pang semua kuganyang satu
persatu serta kupamerkan diatas maklumat kematian,
tujuanku adalah untuk mencegah ambisi gilamu itu?"
Setelah mendengar percakapan ini baru Ling Ji-ping tahu
duduknya persoalan, pikirnya. "Jadi begitulah kejadiannya.
Kalau begitu perempuan ini bukan orang jahat."
Para Hwesio dan Tosu serempak bersabda memanjatkan
doa menurut agama mereka masing2.
Ti cu Taysu berkata. "To heng, Hoi pi ceng pihakku dan It
seng pihakmu, sejak kapan ada kontak dengan Kui bo" Sejak
kematian mereka pihak kami sedang curiga apa sebabnya
mereka menjadi korban ternyata mereka telah berkhianat
terhadap perguruan."
Ya-hou Tojin berkata sambil menghela napas. "Begitulah
kehidupan Kangouw, hati manusia sukar dijajagi. Syukurlah
Lim sicu ini bertindak hati2 dan sejak lama telah membongkar
muslihat Kui-bo, jikalau usahanya berhasil Kui bo keluar
981 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sarangnya, dunia persilatan akan geger dan kiamat. Siancay,
siancay." Pui Bwe s ian menghela nafas, katanya kepada Ling-Ji-ping:
"Nah, hal itu semula aku pun tidak tahu, semula akupun salah
paham terhadap Seng bo, kukira dia orang kejam dan
telengas yang punya hobby membunuh, sungguh akulah yang
berdosa menduga yang tidak2."
"Bedebah, jadi kau kuntilanak inilah yang menggagalkan
semua usahaku, biar kuganyang kau lebih dulu." Demikian
raung Bu te kui bo. Mendadak lengan panjangnya mengkeret,
tulang lengannya berbunyi keretekan seperti bambu pecah,
pelan2 cakar jarinya yang berkuku panjang dan kurus2 seperti
cakar ayam itu pelan2 menjulur keluar, warna merah
menggiriskan mencengkeram kearah Lim Yau ang.
"Oh, jangan, jangan." Ujar Lim Yau ang tertawa sambil
mundur selangkah. "Pembicaraan belum selesai. Setelah
segala sesuatunya dibicarakan belum telat kau menyerangku,
mumpung aku sudah disini, ingin aku nanti belajar beberapa
jurus ilmu s ilatmu yang tiada tandingan."
"Baik, kau ingin ngomong apa?"
"Ya, memang ada." Ujar Lim Yau-ang menghela napas,
"Seng pin kusekap didalam Hong ong-tong, maksudku supaya
dia bertobat, tapi kau merusak penjagaan yang telah kuatur
didalamnya, sehingga ribuan tawon masuk ke dalam gua
menyengatnya sampai mati."
Bu te-kui-bo terloroh, katanya. "Oh, ya, betul. Seng Pin
adalah suamimu, tidak heran kau bertindak sekeji itu pula
untuk melawanku. Betul memang akulah yang memasukkan
tawon kedalam gua sehingga dia mampus, karena dia
membocorkan rahasiaku kepada kau."
Makin jelas bagi Ji-ping, batinnya. "Ternyata ada latar
belakangnya yang tidak diketahui orang luar, kalau Bu te kui
982 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bo tidak datang tepat waktunya, siapa mau percaya
mendengar penjelasan Lim Yau-ang saja?"
Terdengar Lim Yau-ang berkata pula. "Waktu itu sudah
timbul niatku akan meluruk ke Biau san membuat perhitungan
dengan kau tapi aku tahu diri, kala itu aku masih bukan
tandinganmu maka aku semayan dipuncak tinggi yang tidak
bisa dicapai manusia, disana aku menggembleng diri
meyakinkan ilmu, sudah tentu disamping mengatur rencana
memberantas kambrat2mu. Karena kau, aku memikul sebab
dan akibatnya kaum Bulim memaki dan menistaku. Syukurlah
malam ini kau datang, aku jadi punya kesempatan untuk
membeber segala persoalannya."
Mencorong mata Bu-te kui-bo, desisnya "Buat apa cerewet
saja, habis belum perempuan sundel."
"Masih ada," ujar Lim Yau-ang menghela napas, "setiap
lobang setiap kesempatan tidak pernah kau abaikan,
sampaipun Hiat-ing cu dan Kui-tiap-sin yang berada
disampingku pun berhasil kau bujuk, mereka akan berontak,
dan membunuhku. Kau tidak kira bukan muslihatmu ini gagal
total pula. Jerih payahmu sejak dua puluh tahun yang lampau,
paling hanya berhasil memelet orang beracun yang tak
berguna dibelakangmu itu kini merekapun tiada gunanya pula,
impian hendak menguasai dunia jelas tidak mungkin lagi, nah
sadarlah." Kini Ji-ping maklum, kenapa Lim Yau-ang membantu
dirinya membunuh Kui tiap sin pikirnya: "Bukan saja ilmu s ilat
Lim Yau-ang melebihi orang lain, daya kerja otaknya ternyata
jauh lebih unggul pula." Mau tidak mau sikapnya semula
berobah, kini dia menaruh hormat dan kagum luar biasa.
Sekilas Bu te kui bo me lirik kemayat Kui tiap sin,
bentaknya: "Qu Tang hoat juga telah kau bunuh?"
"Lebih tepat kalau dikata kau sendiri yang telah
membunuhnya." 983 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ha, kenapa?" Ban li biau hiang Lim Yau ang tertawa lebar, katanya;
"Bukankah secara rahasia kau berpesan kepada mereka
supaya menyelundup kedalam lembah mengambil Thian tiok
sampo" Sekarang kerangka tulangnya terapung di rawa
berarti kaulah yang membunuhnya?"
Sungguh tak pernah terpikir oleh Bu te-kui bo bahwa
rencana yang telah diatur sedemikian rapi ternyata terbongkar
lawan dan seluruhnya gagal total ditangan Ban li biau-hiang
Lim Yau ang, karuan amarah tak tertahan lagi, pekiknya
dengan wajah bengis: "Perempuan sundel, jikalau tidak
kubeset kulitmu, kubakar tulangmu, tidak terlampias dendam
amarahku." Lim Yau ang tetap berdiri tenang, setenang air yang tak
berombak, setelah tertawa dia berkata pula: "Ah, jangan
buru2, sepuluh tahun lebih aku semayam dipuncak tinggi,
yang kutunggu adalah saat ini, kalau kau tidak mau
bergebrak, akulah yang akan melabrakmu."
"Buat apa cerewet saja" hardik Bu te-kui bo.
"E, Tapi urusan harus diselesaikan lebih dulu kalau tidak,
sudah puluhan tahun aku memikul nama jelek gara2
perbuatan busukmu, syukur disini hadir pihak Siau-lim dan Bu-
tong. Mereka dapat menjadi saksi dan jelas duduk
persoalannya baru aku turun tangan kenapa kau bilang aku
cerewet?" "Baiklah sekarang sudah habis perkataanmu?" desak Bu-te-
kui-bo. "Ah, masih ada."
"Lekaslah kau katakan seluruhnya. Aku terlanjur turun dari
Biau-san umpama aku seorang saja juga tidak kupandang
sebelah mata semua orang yang hadir disini."
984 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Em, ya, aku percaya."
"Syukur kalau kau sudah tahu, Dan kau Lim Yau ang
jangan kau membanggakan ilmu silat yang kau peroleh dari
lautan timur itu, kau kira kau mampu melawan aku?"
"Seru sekarang," Lim Yau-ang tertawa bingar, katanya "Aku
tahu kau telah meyakinkan Thay im kang yang tiada
tandingan diseluruh jagat. Ilmumu memang hebat sekali, ilmu
silat biasa jelas bukan tandingannya. Dan masih ada lagi, Jik
yam jiau kang yang kau yakinkan itu pun sudah mencapai
taraf yang paling sempurna, tiada tokoh silat di kolong langit
ini yang mampu melawanmu."
Tertawa bangga tapi sorot mata Bu tek-kui bo tampak
kaget dan curiga, tanyanya: "Dari mana kau bisa tahu bahwa
belakangan ini aku berhasil meyakinkan Jik yam jiau kang."
"Sudah tentu aku tahu, untuk mengukur kekuatan musuh
harus tahu kemampuan diri sendiri, strategi peperangan inipun
harus dipraktekkan dalam kalangan Bulim, kalau tidak
kambrat2mu yang kau sebar seluas itu, bagaimana berhasil
kuberantas seluruhnya?"
Bu tek kui bo berjingkrak seperti kebakaran bajunya,
raungnya: "Ya, dalam beberapa hal ini harus kuakui memang
aku bukan tandinganmu, Tapi, hehehe malam ini aku tetap
bisa membunuhmu." Yau ang tertawa enteng, katanya: "Kalau begitu
penilaianmu, memangnya sia2 aku menggembleng diri selama
belasan tahun di puncak iblis?"
"Budak jalang, agaknya kau sengaja mengulur waktu,
memangnya kau menunggu bala bantuan?"
"Kau takut aku mendatangkan bala bantuan?"
"Hehe, tokoh silat macam apa didunia ini yang kutakuti?"
985 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/


Walet Emas Perak Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Lha, kan sudah jelas," ujar Lim Yau ang membetulkan
sanggulnya, "kenapa harus terburu2. Hari ini kita sudah
berhadapan, siapa kuat dan mana lemah harus ditentukan
dalam satu gebrak, aku hanya ingin tanya satu hal lagi."
"Lekas katakan."
Lim Yau ang menengadah seperti merenungkan sesuatu.
Tapi Ling-Ji-ping yang berada diatas ngarai segera mendengar
suara lembut yang merawankan hati: "Siauhiap, kau sudah
mendengar seluruhnya, tentang pribadi Lim Yau ang, tentu
kau sudah tahu jelas. Nanti kemungkinan aku akan gugur
bersama nenek jahat ini. Yau ang terpaksa bertindak demikian
karena aku punya kesukaran pribadi yang tidak bisa
kujelaskan. Selama hidupku, karena sedikit kesalahan paham,
pernah aku melakukan perbuatan keliru, aku ingkar janji
terhadap seseorang, itulah perbuatan yang amat kusesalkan
selama hidup, maka sudah timbul niatku untuk mengarungi
lautan menuju ke timur. Ai, sayang situasi di Tionggoan
sekarang cukup gawat, demi keselamatan kaum persilatan
umumnya, terpaksa aku harus bertindak dan berani
berkorban, maka tugasku yang belum terlaksana ini aku ingin
mohon bantuanmu untuk menyelesaikan."
Melihat Lim Yau ang menengadah dengan pandangan
melongo tidak bicara, Bu te kui-bo membentak: "Apa yang
sedang kau lakukan he" Jikalau tiada persoalan lagi, aku
sudah tidak sabar menunggu."
Tetap mengawasi bintang2 yang kerlap kerlip diangkasa,
Lim Yau ang berkata. "Ah, kau memang terburu nafsu. Aku sedang berpikir cara
bagaimana aku harus mengajukan pertanyaan itu?"
Kembali Ling-Ji-ping mendengar suara bisikan: "Siauhiap,
waktu sudah mendesak, aku hanya bisa menjelaskan secara
singkat. Dilautan timur ada sebuah Ngo bi to, diatas pulau
lima jari itu terdapat Thian wi kiong, pergilah kau menemui
986 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tuan muda yang berkuasa di istana itu, katakan kepadanya
bahwa Yau ang minta maaf. Untuk menebus dosa
kesalahannya dan membebaskan kaum persilatan di
Tionggoan dari bencana, terpaksa Yau ang mencari kematian."
Sejenak suara itu berhenti, Ji-ping berpikir secara kilat:
"Agaknya Tim Yau ang bukan perempuan yang tidak kenal
budi dan cinta, kedatangannya bersama tuan muda istana
Thian wi kiong itu menjadikan keretakan hubungan mereka
karena sedikit kesa lahan paham, tadi aku terlalu diburu emosi
menuduhnya sebagai perempuan tak kenal budi, aku yang
bersalah, bertindak kurang periksa."
Terdengar suara Lim Yau-ang berkata pula: "Kungfu Bu te-
kuibo tidak boleh dipandang enteng, nanti bila Y au ang sudah
melabraknya, betapapun hebat dan berbahayanya kalian
kularang bertindak, percayalah, bila Yau ang-mati, diapun
takkan bisa hidup." Mendengar suara orang makin pilu, Ji-ping ikut merasa
sedih, hatinya tidak tega, ingin dia membujuk, bila tidak yakin
dapat mengalahkan lawan, buat apa harus mengadu jiwa.
Lebih baik kerahkan kekuatan orang banyak untuk
menumpasnya bersama" Baru saja pikirannya tergerak, Ban li
biau ang Lim Yau ang seperti sudah mendengar suara hatinya,
suara berbisik itu terdengar pula: "Siauhiap, kau tidak tega
melihat kematian Yau ang, ini pertanda bahwa kau sudah
memaklumi jerih payahku selama ini, demi kesejahteraan
kaum persilatan, Yau ang sekarang menjadi korban tidak
apa2. Aku sudah seorang janda sepantasnya aku memperoleh
ganjaran yang setimpal ini, sudah tentu ini memang sejalan
dengan tekadku selama ini. Bukan mustahil setelah berhasil
melenyapkan perempuan setan ini, Yau ang tidak ikut
berkorban." Agaknya Bu te kui bo tidak sabar menunggu, teriaknya.
"Sepatah kata, memangnya harus dipikirkan selama ini?"
987 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kenapa tidak?" jengek Lim Yau ang, "karena sepatah
pertanyaanku ini menyangkut urusan besar dan besar pula
akibatnya." Lim Yau ang memang perempuan pemberani dan cerdik
cendekia pula, perempuan luhur dan agung pula, menghadapi
bahaya sikap dan pikirannya tetap tenang, memberi pesan
dengan kalem, sukar dicari keduanya dalam kalangan
persilatan. Terdengar Lim Yau ang berbisik pula, "Siauhiap, tadi aku
salah melukai Ciangbu jin Siaulim dan Butong, tolong
sampaikan permintaan maafku kepada mereka. Demi
keselamatan mereka, nona Ki dan kedua Ciangbujin telah
kupancing masuk kedalam baris batu yang menyesatkan
ditengah lembah sana. Cara pemecahan barisan dan
bagaimana keluar dari sana, demikian pula dimana letak
penyimpanan Thian tiok sam po, didalam cincin iblis yang
pernah kuberikan kepada kau ada jelaskan."
"Masih ada yang terakhir, tentang Yong-ji. Siauhiap, aku.
tahu kakeknya pernah pasrahkan dia kepada kau, maka kau
harus menjaganya, sekarang dia berada disebuah gua batu
dibawah ngarai disebelah kiri, sedang meyakinkan sejenis ilmu
yang kuajarkan kepadanya, bila ketemu dia jangan katakan
aku telah mati, bocah itu terlalu polos, teramat suci. Jangan
kau melukai hatinya." Setelah menghela nafas panjang
berkata pula: "Cukup Siauhiap, selamat berpisah, Siauhiap
demi Yong-ji kuharap kau menjaga dirimu baik2." beberapa
kata terakhir diucapkan dengan perasaan hancur.
Ji-ping tidak tega, spontan dia berteriak: "Lim locianpwe,
tunggu sebentar, Ji-ping ...." sembari berteriak dia bergerak
hendak melompat turun kebawah.
Tak nyana baju kuduknya tiba2 dijambret orang, seorang
membentak keren dibelakang:
988 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kau keparat ini ingin mampus, lalu cucu ku Yong-ji
bagaimana nasibnya nanti?"
Ji-ping tersirap, dengan terbeliak dia berpaling, kontan dia
menjerit kaget; "Hah, kau Locianpwe?"
Ternyata yang menyekal baju dibelakang lehernya adalah
Lam jan Seng Thian ho, entah kapan dia datang dan berada
dibelakangnya, Ji-ping tidak tahu. Ternyata disamping Lam jan
berdiri pula seorang perempuan, telah ditegasi ternyata Pek-
hoa Kong-cu putri Thian hu Lojin yang sedang dicarinya kian
kemari. Kejut dan girang hati Ling Ji-ping, dengan berlinang air
mata Pek hoa Kongcu telah berkata. "Suheng tidak usah kau
jelaskan. Seng Locianpwe sudah menjelaskan semua
persoalannya, setelah urusan disini selesai, bersama adik
Yong-yong kita boleh pulang ke Thian hu saja."
Ling Ji-ping mengangguk katanya kepada Lam jan. "Apakah
kau orang tua tidak mampu bantu Lim cianpwe" Bu-te-kui-bo
memang harus dilenyapkan dari muka bumi."
Lam jan menghela napas. "Anak bodoh, kalau aku orang
tua mampu membantu memangnya perlu kau katakan"
Apalagi bila kita membantu bukan saja tidak membawa
manfaat bagi Lim Yau-ang, mungkin akan memberi
kesempatan nenek jahat itu melarikan diri malah."
"Jadi kita menonton saja tanpa bisa berbuat apa2?"
"Lim Yau-ang memang seorang pahlawan seorang jenius
yang tiada bandingan, memang harus disayangkan bila dia
berkorban, tapi apa yang dia lakukan memang punya
alasannya sendiri, maka biarlah dia bertindak sesuai keinginan
sendiri s iapapun tidak boleh memaksanya."
Dalam pada itu Lim Yau-ang sudah menurunkan kepalanya,
dengan tajam dia menatap Bu-te-kui-bo, katanya dengan
seringai dingin. "Nah, sudah sekarang sudah kuingat."
989 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bagus, lekas katakan."
Lim Yau-ang tertawa katanya, "Aku membongkar rencana
jahatmu yang hampir memusnahkan kaum persilatan
diseluruh jagat ini, yakin kau amat membenciku bukan?"
"Hanya itu pertanyaanmu, ini hasil pemikiranmu setengah
hari ini?" Dengus Bu-te-kui-bo. "Sudah dua puluh tahun nenek
tua ini tidak makan jantung manusia. Hehehe malam ini biar
aku mulai makan jantungmu."
Lim Yau ang maju setindak katanya, "Tidak. Sebetulnya
ada sepatah kata yang amat penting, tapi sekarang aku batal
mengajukan kepada kau. Marilah kita mulai, cuma sebelum
turun tangan, aku ingin kembalikan beberapa benda kepada
kau, jikalau kau tidak mau terima biar kubuang saja."
Melengak Bu te kui bo, bentaknya :"Barang apa ?"
Dari dalam lengan bajunya Lim Yau ang keluarkan sebuah
bungkusan kain merah, pelan2 dia buka bungkusan kain itu,
bukan Bu te kui bo dan orang2 beracun dibelakangnya saja
yang ingin tahu dan menatap buntalan kain itu. Ling-Ji-ping
dan lain2 yang ada diatas ngarai pun pasang mata, tiada yang
tahu apa yang tersimpan di dalam buntalan kain merah sutra
ini" Pelan2 Lim Yau ang membuka kain lempitan sutra merah,
maka tampak sebentuk lempengan besi kecil warna hitam
gelap yang gemerdep. Dengan kedua jari tangan kanannya
Lim Yau ang ambil lempengan besi persegi itu lalu
diacungkan, katanya: "Apakah ini m ilikmu?"
Beringas pandangan Bu te kui bo, bentaknya. "Itulah , Ling
hu dari Kui-bo kiong ku, darimana kau mendapatkan Ling hu
ini?" Lim Yau ang tertawa, katanya. "Bukankah Ling hu ini kau
bagikan kepada kambratmu yang kau tanam didalam
perguruan silat lain" Bila aku sudah memberantas mereka,
990 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sudah tentu besi ini terampas pula ditanganku, kenapa dibuat
heran?" Jelilatan mata Bu te kui bo, bentaknya "Perempuan sundel,
aku jadi ingin tanya kepadamu, mau jawab?"
"Kalau boleh dijawab, tentu kujelaskan kepada kau."
"Bagaimana kau bisa tahu jelas segala rencana yang
terahasia" Sampaipun ilmu yang kuyakinkan pun kau
mengetahuinya seperti ulat dalam perutku saja?"
"Tentang ini?" Lim Yau ang tertawa, "dengan cara orang
lain aku membalas dengan cara itu pula."
"Jadi orangmu ada pula yang kau tanam dalam istanaku"
Siapa?" Sengaja Lim Yau ang pura2 bimbang, tapi secara tidak
sadar matanya melirik kearah Sam tok yang ada
dibelakangnya, wajahnya tersenyum penuh arti.
Selama hidupnya Bu te kui bo teramat kejam dan buas,
wataknya keras dan suka curiga. Sedikit kesalahan bisa
mengakibatkan jiwa orang me layang, tiba2 tangan kirinya
yang panjang berbulu menjulur kebelakang, tahu2 Tok sin kun
yang berdiri disebelah kanan belakang telah dicengkeram,
cepat sekali jari tangan kanan ikut bergerak, "blus", kelima
cakar jarinya telah amblas kedada orang. Sekali rogoh dan
betot, telapak tangannya yang berlumuran darah telah
memegang sebuah jantung manusia.
Bu te kui bo memang dijuluki gembong iblis nomor satu
didunia, ilmu silatnya jauh lebih tinggi dibanding Tok sin kun,
demikian pula kedua orang lainnya, mereka berdiri dekat tidak
menduga lagi, sebelum sempat membela diri, gembong racun
ini sudah mampus ditangannya.
Perobahan terjadi amat mendadak, karuan majikan Tok-
kiong dan Ban-tok-ci-cun tersirap kaget, biasanya lahirnya saja
ketiga gembong racun akur, padahal dalam hati saling
991 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
permusuhan, hakikatnya mereka tidak berniat menolong
temannya, maka cepat2 mereka berusaha menyelamatkan
jiwa masing2, sekali jejak mereka melompat jauh kebelakang
dengan muka pucat ketakutan.
Melihat gurunya dibunuh. Thian tok thong cu membentak
maju. "Apa yang kau lakukan nenek celaka?"
Sementara itu Bu te kui bo sedang mengunyah jantung Tok
sin kun dengan lahapnya, hanya beberapa kali kecap saja,
jantung besar itu sudah tertelan habis kedalam perutnya.
Tanpa bersuara tiba2 lengannya terbalik pula, sekali gapai
Thian tok thong cu tahu2 mencelat maju seperti sengaja
menyerahkan diri, kejap lain jeritannya bergema didalam
lembah, jantungya yang berlumuran darah kembali menjadi
santapan Bu te kui bo. Betapa cepat gerakan Bu-te-kui-bo, diantara hadirin tiada
yang melihat jelas, tahu2 dua jiwa sudah menjadi korban,
orang2 yang menyaksikan dari atas ngarai sampai terbeliak
ngeri. Begitu Bu-te kui-bo merogo jantung Thian tak-thong cu.
Majikan Tok-kiong dan Tok-bu siang sama2 menjerit, "Lekas
lari", cepat sekali mereka telah kabur menuju kelobang gua
dimulut lembah. Sudah tentu Ngo tok Hujin dan Ban-tok Pocu ikut kabur
dengan ketakutan, seperti lomba lari saja mereka berebut
masuk kedalam gua. Tahu mereka melarikan tidak sempat mengunyah jantung
Thian-tok-thong-cu mendadak Bu-te-kui-bo meraung sengit,
jantung dia banting diatas tanah, tubuhnya lantas melesat
kencang kilat menyamber, belum lagi orang banyak melihat
jelas gerakannya, beberapa jeritan telah bergema saling susul,
ternyata Ban-tok Pocu, Tok-bu-siang dan Ngo-tok hujin yang
ketinggalan dibelakang sudah menggeletak mampus.
992 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ternyata bayangan merah laksana segumpal mega itu tidak
berhenti, cepat sekali Bu te-kui bo mengudak kearah dua
gembong racun yang sedang melarikan diri.
Lam jan yang berdiri diatas ngarai menghela napas,
katanya: "Yau ang memang agak keterlaluan, sepatah katanya
mengakibatkan tujuh jiwa melayang sekaligus."
Ji-ping juga maklum katanya manggut2: "Tapi beliaupun
bermaksud baik, jikalau gembong racun ini tidak dilenyapkan
dari muka bumi, kelak pasti mengganas pula di Bulim."
Di saat mereka berbicara ini, dua jeritan keras bergema


Walet Emas Perak Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

pula dari mulut lembah, agaknya kedua gembong racun itupun
tidak lolos dari tangan Bu te kui bo.
Sekarang Ji-ping maklum pula, kenapa Lim Yau ang tadi
melarang dia ikut mencampuri urusannya, Kungfu Bu te kui bo
memang tidak terukur tingginya, sampai pun Lam jan yang
sudah begitu lihay juga tidak berani ikut campur, mungkin tiga
juruspun dia tidak akan kuat menghadapinya.
Lim Yau ang tetap berdiri tenang tak bergerak, ujung
mulutnya mengulum senyum dingin, sorot matanya dingin
menatap Bu te kui bo yang sudah putar balik sete lah
mengudak dan membunuh tujuh orang, ternyata sikapnya
masih tetap beringas. Mau tidak mau timbul rasa kagum dan hormatnya kepada
Lim Yau ang, meski dia orang perempuan, tapi apa yang
dilakukann hari ini sungguh harus dipuji dan patut ditiru, dia
lebih rela berkorban seorang diri demi keselamatan orang
banyak. Kejap lain Bu te kui bo sudah berdiri berhadapan pula
dengan Lim Yau ang, mukanya yang jelek tambah seram lagi
karena berlepotan darah segar, kedua tangannya masing
masing memegang sebuah jantung manusia, katanya dengan
membuka lebar mulutnya: "Kecuali yang tiga orang ini yang
membocorkan rahasia, yakin tiada orang lain lagi, hehe,
993 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ternyata kau mampu juga membeli mereka maka kubunuh
mereka." Lim Yau ang menengadah serta memekik panjang, kedua
lengannya tiba2 mengebas ke depan, dua jalur angin kencang
tiba2 menggulung kearah Bu te kui bo. Mengikuti damparan
angin kencang ini tubuhnya ikut menerjang maju.
Bu te kui bo menyeringai lebar, serunya. "Perempuan
sundel, hanya begini kemampuan mu, memangnya kau bisa
berbuat apa terhadapku?"
Jantung ditangannya tiba2 dia timpukkan menyongsong
damparan angin kencang, berbareng jari2nya yang runcing
berlumuran darah terpentang dengan tubrukan maut.
Kedua pihak sama2 menubruk dengan pertahanan hebat
dan serangan mematikan pula. Tampak segumpal bayangan
merah saling tumbuk dengan bayangan hijau Lim Yau-ang,
belum lagi hadirin melibat jelas gerak gerik ke dua orang,
mendadak terdengar sebuah raungan keras dan jeritan
panjang menyayat hati berpadu menggetarkan bumi.
Orang-orang yang berada diatas ngarai berjingkat kaget
setelah keadaan menjadi tenang dan hening, baru orang
banyak melihat jelas, kedua orang itu berdiri berhadapan
tanpa bergerak tidak bersuara, tanpa meronta pula, hanya
pakaian merah dan hijau itu tampak melambai2 ditiup angin
pagi yang sepoi2. Lam Jan menghela napas panjang, katanya, "Nah,
pertikaian telah berakhir siapa salah mana benarpun telah
menjadi nyata, kematian Yau ang merupakan suatu
pengorbanan yang berani, merupakan pengorbanan cinta
kasih pula. Sepatutnya kau merasa bangga mempunyai
seorang mertua seperti dia."
Do'a khidmat bergema dalam lembah nan sunyi lenggang,
kawanan Hwesio membacakan mantram, serempak mereka
994 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
memberi hormat kearah Lim Yau ang. Demikian pula para
Tosu Bu tong juga membungkuk sambil bersoja.
Tak tertahan Ling-Ji-ping mencucurkan air mata, rasa haru
menyesakkan napas, tapi ca lon Jago silat nomor satu di dunia
persilatan ini tetap tabah menghadapi kenyataan yang
menyedihkan ini. Memang sepantasnya kalau Ling-Ji-ping
berani menghadapi tantangan hidup ini sebagai pewaris utama
dari T hian-hu bun. ccdw-kzaa TAMAT Semarang, medio Nopember 78
ccdw-kzaa AKAN TERBIT CERSIL PILIHAN
KARANGAN KU LONG "PENDEKAR MERANA"
diceritakan oleh : Gan K. H.
995 Senopati Pamungkas I 7 Asmara Berdarah karya Kho Ping Hoo Hikmah Pedang Hijau 11
^