Pencarian

Walet Emas Perak 8

Walet Emas Perak Karya Khu Lung Bagian 8


beringin jaraknya ada tiga sampai lima puluh tombak dari
jarak sejauh Ini diapun mengendus bau bacin yang
merangsang hidungnya. Untung sejak tadi dia sudah kerahkan
Liok-meh-sinkang, menahan napas menonton dengan tenang
maka sejauh ini dia masih kuat bertahan.
Dalam pada itu Tiang-pek-hwi-hou sudah mundur keluar
hutan, rona mukanya menampilkan senyum kepuasan,
agaknya dia mau berpeluk tangan menyaksikan adu otot ini
421 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dan nanti akan memungut keuntungan dari akhir pertempuran
seru ini, jelas tujuannyapun ingin merebut gelang naga itu
Tiba-tiba terdengar oleh Ling Ji-ping suara serak dari mulut
perempuan berkata: "Kalau demikian, Hwe-poankoan Loh Sin-
yang Suhengku itu kaulah yang membunuhnya"
"Betul, sudah puluhan tahun Lohu tidak berkecimpung di
dunia persilatan, kau perempuan sundel ini ternyata sudah
ganti kulit menjadi nenek reyot yang keriputan ini, haha, sang
waktu memang tidak kenal kasihan, kabarnya kini kau sudah
ganti julukan menjadi Ban-tok Pocu segala, apa benar ?"
"Syukurlah kalau kau sudah tahu. Ban-tok Pocu yang
sekarang bukan lain Tok-bi-kui yang dulu. Setan tua, hari ini
siaplah kau menghadapi kematianmu.'
Sebuah suara yang melengking dengan nada dingin
berkata pula: "Ping-soat-siang-mo dari Thian-san, ada
permusuhan apa pula dengan kau?"
"Anak bagus, kaukah yang dijuluki T hian-tok-sin-thong"
Suara melengking seperti anak-anak bernada tinggi Itu
berkata: "Ya, betul."
Kui-tiap-sin membentak: "Pernah apa kau dengan Ping-
soat-siang-mo?" "Mereka adalah dua Susiokku, Thian memang maha adil,
hari ini kau akan memperoleh ganjaran sesuai dengan
perbuatanmu." Ling Ji-ping membatin ditemrat senbunyinya: "Hanya ketiga
orang itulah yang pantas mendapat ganjarannya diantara dua
puluh delapan korban yaag dicantel di maklumat kematian,
sungguh tidak kira seorang adalah Suheug Ban-tok Pocu, dua
adalah Susiok Thian-tok-sin-thong, tak heran orang-orang ini
berserikat untuk menghadapi Kui-tiap-sin sibenggolan laknat
ini." 422 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Akan tetapi bahwa orang-orang ini sama berpihak kepada
Ang-hoa-kau, betapapun, urusan akan mendjadi sulit
diselesaikan, bagaimana juga mungkin dirinya hari ini sukar
mencapai keinginan untuk merebut balik gelang naga,
keyakinan yang semula melandasi tekadnya mau tidak mau
menjadi goyah, apalagi masih ada seorang T iang-pek hwi-hou
yang menonton di samping, apakah rase tua yang licik ini ada
mmgatur tipu daya lainl masih belum diketahui.
Karuan benak Ling Ji-ping menjadi gelisah tiba-tiba
pikirannya tergerak: "Kenapa aku menjadi pikun, mumpung
Kui-tiap-sin me libat kawanan beracun ini, kenapa tidak aku
luruk ke Bwe-tun saja " Ilmu silat Ang-hoa Kaucu memang
lihay namun cepat atau lambat aku harus menghadapinya;
untuk apa aku main tunggu lama-lama di s ini."
Maka dia himpun tenaga murni secara diam diam dan hati-
hati dia me luncur dari pucuk pohon beringin kepucuk pohon
Bwe dlsebelah timur dan begitulah seterusnya menuju kearah
sungai, supaya jejaknya tidak konangan oleh para penjaga
hutan terpaksa dia gunakan cara mundur untuk maju dalam
hutan, dia lari keluar dulu dari dalam hutan, lalu menyusuri
anak sungai berputar kearah Bwe-tun dari arah lain.
Betul juga, setiba dia diseberang sungai, tiada seorangpun
yang mengejar atau memergoki dirinya tanpa berhenti
langsung dia tutul kaki terus berlari seperti terbang menyusuri
pesisir sungai dengan main sembunyi diantara dahan dahan
pohon dia terus menuju kearah utara, di mana Bwe-tun yang
dituju berada. Kini dia tidak ambil peduli dengan teriak dan hardikan keras
didatam hutan, agaknya pertempuran seru telah dimulai, Ling
Ji-ping lebih leluasa dengan usahanya karena yakin orang
orang Ang-hoa-kau sedang tumplek seluruh perhatiannya
menyaksikan adu kekuatan didalam hutan memangnya siapa
bakal mampus juga pantas bagi mereka cuma dalam hati Ji-
ping mengharap supaya petempuran ini berjalan sengit dan
423 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
lama, maka larinya lebih dipercepat bagai luncuran anak
panah. Bwe-tun sudah kelihatan di depan, tapi bila dia
menghentikan langkahnya, dan keluar dari dalam hutan tiba-
tiba dia jadi kecewa, ternyata dugaannya meleset karena
sungai kecil itu sampai disini semakin melebar, luasnya
ternyata ada puluhan tombak, meski dengan lemparan daun
pohon dia bisa mengembangkan Ginkang lompat keseberang,
namun dalam situasi yang menegangkan ini, bukan mustahil
sekeliling Bwe-tun telah di jaga ketat olah orang-orang Ang-
hoa-kau ditempai persembunyian mereka, bila dirinya
menyeberang dengan lompatan jauh meminjam pantulan
daun mengambang dipermukaan air, celaka bila dirinya
diserang secara menggelap oleh musuh, bukan mustahil
dirinya bisa jadi mangsa ikan di sungai.
Sesaat dia jadi melongo dan kebingungan, untuk kembali
jelas waktunya tidak keburu lagi, apalagi dia kuatir mungkin
jejaknya akan menimbulkan, kecurigaan kawanan beracun itu.
Tapi Ji-ping juga insaf bahwa kesempatan baik tidak boleh
disia-siakan, akhirnya dia nekad sekenanya dia menjemput
sebatang ranting pohon, begitu kakinya menjejak tubuhnya
melambung tinggi kearah depan, sebelum kakinya menyentuh
permukaan air dengan tenaga yang diperhitungkan ranting
ditangannya dia lempar kedepan, tepat kakinya menutul diatas
ranting, seenteng capung tubuhnya melambung lagi kedepan,
beruntun tiga kali dengan cara lompat berjangkit, eh, diluar
dugaan dia selamat tiba di seberang.
Ling Ji-ping langsung berkelebat ke belakang sebuah
pohon, hatinya keheranan, pikirnya "Aneh " Mungkinkah orang
orang Ang-hoa-kau selena ini. kenapa sepanjang sungai di-
sini tanpa penjagaan seorangpun" tapi setelah dia
menerawang keadaan sekelilingnya, sebat sekali dia sudah
melambung pula langsung menuju ke Bwe tun. Tapi belum
424 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
jauh dia memasuki hutan, tiba tiba gelak tawa aneh dengan
lirik nada yang aneh kumandang didalarn hutan.
Ling Ji-ping kaget, dia kerahkan seluruh tenaganya
dikedua. tangan, dengan jurus Ngo-ting kay-san, salah satu
jurus dari Cap-ji-te-sat-jiu menggempur kearah sebuah
bayangan orang yang menubruk maju.
"Blang" setelah ledakan keras terjadi, kontan Ling Ji-ping
rasakan kedua lengannya lemas kesemutan, tubuhnyapun
anjlok turun jatuh ketanah, tapi bayangan Itu pun tertolak
mundur dan melayang turun pula, setelah keduanya
berhadapan, tanpa berjanji keduanya berseru kaget dan heran
pula, "Kau ?" Mimpipun Ling Ji-ping tidak mengira bahwa orang yang
menyambut kedatangannya adalah Tok-bu-siang yang
berpakaian blacu dengan kedok muka hitam, hatinya kaget,
pikirnya : "Celaka, apakah " Bu lin-si-tok telah dibeli dan mau
di peralat oleh Ang-hoa-kau ?"
Tok-bu-siang buka suara lebih dulu "Lote, untuk apa kau
kemari ?" Dingin tawa Ling Ji-ping, sahutnya : "Kenapa pula tuan
berada di Ang-hoa-kau dan agaknya bertugas menjaga
pintu".?" Melambai kedok muka Tok-bu-siang, sambil mendongak dia
tertawa terkial kiai, katanya : "orang she Ling, aku mau
memanggilmu Lote,. apa kau tidak dengar " Hehehe, memang
tidak salah, aku menjaga pintu di sini, tapi aku punya alasanku
sendiri. Hm." Ling Ji-ping tertawa sombong, katanya :
"Kalau benar tuan menjaga pintu dan ingin merintangi aku
masuk, terpaksa orang she Ling tidak peduli persahabatan."
Tok-bu-siang maju selangkah, suaranya melengking: "Apa
kau tidak tahu aku dinacnakan T ok-bu-siang ?"
425 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ujung mulut Ling Ji-ping mengulum senyum ejek katanya
dingin: "Sudah tentu tahu, tapi berhadapan dengan aku orang
she Ling, kalau bukan kawan ya pasti lawan, tuan boleh pilih
yang mana ?" Mata Tok-bu-siang memancarkan sinar hijau menembus
cadar mukanya, tanyanya; "Untuk kau kemari?"
"Minta kembali gelang naga."
"Gelang naga kemala maksudmu?" tiba tiba Tok-bu-siang
terkial kial sambil mendongak, nada tawanya menusuk telinga,
getarannya ternyata merontokkan daun dan kembang didalam
hutan. "Jadi kau juga ingin merebut gelang naga kemala itu ?"
"Benar," tegas jawaban Ling Ji-ping, "kau tahu gelang naga
itu sebetulnya memang milikku,"
Tok-bu-siang tertawa besar, katanya; "Adik cilik, terhitung
kita ada jodoh sejak pertemuan pertama kali tempo hari,
urusan sudah kucari tahu dan duduk persoalannya sudah
jelas, bukankah kau memperolehnya dari tangan seorarg
perempuan aggota Ang-hoa-kau" Siapa kira, kelihatannya kau
ini bukan pemuda bangor, tapi ternyata cukup lihay memincut
anak perawan" "Berani kau menghina aku Ling Ji-ping ?" bentak ling Ji-
ping murka. "Memangnya kenapa ?" melembung pakaian Tok-bu-siang,
cadar mukanyapun melambai, katanya setelah diiringi kekeh
tawa : "Memangnya kau ingin bergebrac dengan aku" Hehe,
jangan bertingkah, Seng loji hari ini tak berada di s ini."
Ling Ji-ping tertawa dingin, "sejak mengembara belum
pernah orang she Ling bertolak belakang mencari
perlindungan dibawah ketiak orang, justru mengingat
pertemuan kita tempo hari maka aku tidak ingin memusuhi
kau, hari ini aku hanya mencari perkara dengan pihak Ang-
hoa-kau, ku harap kau tahu diri."
426 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Segar, Segar." teriak Tok-bu-siang, "Eeeh ada juga bocah
yang berani memperingati, aku " Lote, tahukah kau,
dihadapanku yang beracun ini belum pernah ada orang yang
berani bertingkah Seperti kau ini"
"Jangan kira nama busuk Bu-lim-si-tok dapat menggertak
aku !" "Dengan bekal kemampuan Cap-ji-te-sat-jiu yang kau
yakinkan itu?" Ji-ping insyaf seluruh badan Tok-bu-siang berlumuran
racun siapa menyentuhnya pasti binasa, Sampaipun deri angin
jentikan jarinyapun dapat mencabut jiwaa orang kecuali Sekali
pukul dari jarak jauh dia dapat menggempur mampus mahluk
beracun ini. kalau tidak, harapan untuk meluruki ke Bwe-tun
mungkin jadi gagal. Rona mukanya sudah dilembari hawa membunuh. kulit
mukanya kelihatan dingin kaku diam diam dia melafal T in-tian-
ciang ajaran Lam jan, tubuh sedikit diturunkan. kaki kiri
ditekuk, kaki kanan menjulur kedepan, telapak tangan kiri
seperti menyanggah keatas. sementara telapak tangan kanan
bagai pondasi. sorot matanya jadi berkilat menatap tajam
kearah Tok-bu-siang, dia siaga menanti serangan lawan.
Sekilas Tok-bu-siang tampak melenggong, tapi cepat sekali
dia sudah tertawa melengking, katanya : "0, kiranya Siau lote
masih punya simpanan lihay, hehehe, T in-thian-ciang, sayang
latihanmu yang belum matang hari ini berhadapan dengan aku
siracun tua, mari kemari. ingin aku menjajal sampai dimana
taraf latihanmu ?" Ling Ji-ping sudah kerahkan Lwekangnya di kedua telapak
tangan, baru saja dia siap menggempur, tiba-tiba dari dalam
hutan berkumandang petikan snaar-snaar harpa yang
mengalun lembut, bagai aliran air di atas gunung mengalir
turun nenghanyutkan. 427 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ling Ji-ping tersirap kaget, batinnya : "Celaka, lagi-lagi T oh-
hiat-khim-im (irama kecapi menembus jalan darah), bila
sekarang aku melabrak racun tua bangka ini, salah-salah aku
jadi korban oleh irama kecapi." lekas dia menegakkan badan,
Lwekang dikerahkan, Liok-meh-sin-kang me lindungi badan
supaya irama kecapi tidak membuat dirinya cidera.
Pada saat itulah dari hutan Bwe disebelah depan mendadak
meledak gemboran aneh yang keras, itulah suara Kui-tiap-sin,
di susul terdengar suara ledakan dahsyat seperti gugur
gunung, hutan Bwe ini seperti diguncang hebat, pertempuran
di depan pasti amat hebat.
Ji-ping tahu, Tok-mo Ui T hian-ho, Ban-tok Pocu dan Thian-
tok-sia-thong tentu membarengi petikan irama kecapi ini
menggempur Kui-tiap-sin dengan seluruh kekuatan yang
mereka himpun sehingga perbawa pertempuran di dalam
hutan terdengar begitu dahsyat, peduli siapa kalah atau
menang bila pertempuran itu berakhir, keadaan tidak akan
menguntungkan bagi dirinya.
Tok-bu-siang juga pasang kuping mendengarkan dengan
cermat, cadar mukanya tampak bergerak-gerak, agaknya
diapun tersirap kaget dan melongo oleh gemboran Kui-tiap-sin
yang keras luar biasa itu. tapi lekas sekali dia sudah angkat
pundak lalu terkial-kiai, katanya : "Siau lote, kau memang
hebat, Lam-jan, Kui-tiap-sin para mahluk aneh yang lihay dan
sekian lama mengasingkan diri itu ternyata ada ikatan baik
dengan kau, kau pandai pula memerankan tipu daya
bersandiwara lagi, Kui tiap-sin kau suruh menerobos dari pintu
depan, kau justeru menyelundup dari pintu belakang. tapi kau
tentu tidak kira bukan justeru di sini kau bakal berhadapan
dengan aku." Ling Ji-ping tertawa dingin, jengeknya : "Omong kosong,
memangnya kau kira Ling Ji ping tidak berani meluruk sendiri
berhadapan dengan kau juga tidak gentar, kau kira mampu


Walet Emas Perak Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

merintangi aku ?" 428 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sembari bicara diam diam Ling Ji-ping pasang kuping,
petikan snar harpa tadi sudah tidak terdengar pula, entah
karena gemboran Kui tiap-sin tadi. sehingga Bwe-ou Hujin
menghentikan petikan kecapinya "
"Hohoho, jadi kau hendak pamer kepandaianmu dihadapanku ?" "Bila kau tetap berusaha menghalangi kehendaku."
Tok-bu-siang menyeringai, katanya : "mengingat Kau
pernah berjodoh sekali dengan aku waktu perternuan pertama
kali dulu, maka sejauh Ini aku mengalah kepada kau, hehehe.
tak kira kau bocah kemarin sore ini tidak memandang sebelah
mata kepadaku, tapi biarlah aku memberi peringatan terakhir
kali kepada kau, menurut aturan yang selalu kupegang teguh,
untung kalau aku tidak turun tangan, bila aku sudah mulai
bergebrak, korbanku bakal hancur luluh sampai tulang
belulangnyapun tidak berbekas, belum pernah ada seorang
korban yang biasa pergi dengan masih hidup, untuk ini kau
yang masih semuda ini perlu berpikir dua belas kali."
Ling Ji-ping menyeringai angkuh, katanya takabur "Kaupun
jangan lupa bahwa aku diberi julukan Cui-hun-jiu."
Terangkat pundak Tok-bu-siang, katanya "Baik, agaknya
tidak sia-sia aku menghargai kau, aku ini beracun, tapi kau ini
telengas, biarlah hari ini kita menentukan siapa lebih unggul "
habis berkata mendadak tubuhnya bergerak, pakaian blacu
yang longgar membungkus tubuhnya tampak berkibar
menubruk ke arah Ling Ji-ping, dimana tangan kanannya
terjulur, kelima jarinya yang kering kurus bagai cakar ayam itu
tahu-tahu sudah mencengkram kedada Ling Ji-ping. Racun tua
bangkotan ini memang tidak bernama kosong, sekali turun
tangan gerakannya ternyata secepat percikan lelatu api,
cepatnya luar biasa. Tahu bahwa lawannya serba beracun, Ling Ji-ping tidak
berani me lawan secara keras, ingin dia mengembangkan Tin-
429 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
thian-ciang, namun sudah tidak keburu lagi. Sebat sekali
kakinya menggeser kepinggir beberapa kaki, hampir saja
tubuhnya terjamah oleh cakar runcing T ok-bu-siang
Bahwa jari jemarinya luput mengenai sasaran, Tok-bu-
siang malah terkial kiai, nada tawanya naik turun seperti tawa
setan penasaran. Baru saja kaki Ling Ji-ping bermaksud akan
pasang kuda kuda, pada waktu itu tangan T ok-bu-siarg sudah
menggenjot. Pukulannya dilandasi kekuatan besar, deru
anginnya seperti badai menerpa. Sayang sekali sebelum
pukulan dilontarkan sepenuhnya, bau amis dari segulung
tenaga lunak telah datang menindih kepalanya.
Ling Ji-ping kehilangan kesempatan mendahului lawan,
sayang pula dia tidak berani menyentuh tubuh lawan atau
melawan pukulan dan serangan lawan dengan kekerasan,
terpaksa dia harus adu kegesitan dan kelihayan Ginkang,
karena dia maklum, keserempet angin pukulan lawan yang
berbisapun jiwa sendiri bisa terancam, maka dia jejak kaki
melambung keudara setinggi satu setengah tombak, ditengah
udara dia bersalto sekali, tenaga sudah terkerahkan dikedua
lengan, dengan jurus Lui s in-ap-ting salah satu jurus dari Cap-
ji-to-sat-Jiu kedua tangannya menindih kebawah.
Tok-bu-siang terloroh-loroh, bayangannya kembali berkelebat menyingkir keluar hutan tapi sebelah tangannya
sempat menepuk balik ke belakang, segulung angin gelap
berwarna hitam, tiba-tiba menggulung kebelakang. Tahu
pukulan angin hitam yang menerpa ini beracun, lekas Ling Ji-
ping me lompat jauh kedepan, begitu kaki menyentuh tarah,
dia turunkan tubuhnya lebih pendek, lalu dengan sebelah kaki
sebagai poros putaran dia kerahkan tenaga dikedua telapak
tangan Ke bawah kedua tangannya menyanggah keatas
dengan gempuran Ngo-ting-kay-san.
Taraf kepandaian Tok-bu-siang ternyata memang cukup
tinggi, sekali berkelebat kembali dia meluputkan diri dari
gempuran dahsyat lawan, tahu tahu dia sudah berkisar
430 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kepinggir sambil terloroh loroh pula: "Nah, inilah jurus terakhir
dari permainanku, kau sendiri yang cari mampus, jangan kau
anggap aku terlalu kejam."
Ling Ji-ping tidak pernah pikir bahwa gerak gerik Tok-bu-
siang segesit dan setangkas ini, di saat hatinya kaget namun
secara reflek kakinya menggeser posisi berbareng tanganpun
melambai dengan sampukan keras, sebat sekali dia sudah
mencelat sembunyi dibelakang pohon.
Disaat saat genting itulah mendadak didengarnya Tok-bu-
siang menjerit aneh, tangan kiri tampak mendekap tangan
kanan, kaki me lompat mundur, badannya tampak gemetar,
agaknya tangan kanan terluka dan menahan kesakitan.
Sudah tentu Ling Ji-ping melengak, pikirnya: "Barusan aku
belum sempat balas menyerangnya, bagaimana racun tua ini
bisa terluka ?" Setelah sempoyongan lima langkah, tampak bola mata Tok-
bu-siang memancar hijau, dengan terloroh-loroh meringis dia
berkata : "Anak keparat, ternyata Hian-cin-khi-sat yang
tunggal dan jarang diajarkan orang luar dari tua bangka tak
mau mampus itu juga telah diajarkan kepada kau " Hehehe,
hari ini aku terlalu takabur sehingga kecundang ditanganmu."
"Hian-cin-khi sat ?" Ling Ji-ping tercengang, ia tahu
dugaannya tidak meleset, tapi dia membatin, "Kalau tangan
kanannya tidak terluka bagaimana dia bisa berkata begitu.
Jangankan apa itu Hian-cin-khi-sat aku tidak tahu,kapan aku
pernah belajar, menghindarpun belum lagi sempat mana aku
bisa balas menyerangnya, apalah yang telah terjadi"
Mungkin..." tiba-tiba hatinya tersentak girang, segera dia
celingukan, namun suasana sepi, hanya dahan-dahan pohon
yang tampak bergerak, hakikatnya tiada bayangan seorangpun didalam hutan.
Tengah dia bingung, didengarnya di luar hutan sana
seorang berteriak nyaring : "Kakek, dimana kau."
431 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mendengar suara orang ini, Ling Ji-ping tersentak girang,
Tok-bu-siang yang terluka tangannyapun tidak dihiraukan lagi,
lekas dia balas berkaok "Yong-ji, Yong-ji, aku ada di sini."
Suara merdu diluar hutan kembali berteriak "apakah Ping
koko di situ ?" "Apakah Seng locianpwe juga datang ?"
Yong-ji menyahut dari luar hutan : "Ya sudah datang, dia
ada didepan, kulihat dia masuk ke hutan, Mengapa dia tidak di
sini ?" lenyap suaranya sesosok bayangan langsing semampai
tampak menyerbu masuk kedalam butan.
Kuatir Yong-ji tidak tahu kehadiran Tok-bu-siang dalam
hutan, kemungkinan di bokong atau disergap lawan, maka
cepat-cepat dia melompat maju menghadang dldepannya.
Tapi waktu dia angkat kepala, aneh, dalam sekejap ini
ternyata bayangan Tok-bu-siang sudah lenyap tak karuan
paran mungkin mendengar Lam-jan Seng Tian-hoat datang,
saking ketakutan dia sudah lari s ipat kuping.
Tahu Tok-bu-siang sudah ngacir ketakutan legalah hati Ling
Ji-ping, lekas dia putar tubuh dan maju selangkah
menghampiri Yong-ji yang menunduk berdiri di bawah pohon,
katanya : "Yong-ji, kemana saja kau selama ini Betapa
susahnya aku mencarimu ?"
Kalau diluar hutan tadi Y ong-ji berseru ''Ping koko' dengan,
suara mesra, tak kira sekarang tiba-tiba dia banting kaki serta
melengos ke arah lain, katanya bawel: "Kau.... tak usah kau
hiraukan aku." "Yong- ji," seru Ling Ji-ping melengak, "kenapa kau?"
Yong-ji mendengus sekali, kepala tertunduk pula, matanya
merah dan berkedip-kedip akhirnya dia mewek-mewek dengan
mencucurkan air mata. Ling Ji-ping kira sejak berpisah dengan
dirinya Yong-ji terlalu menderita dan dihina orang, maka
begitu kini berhadapan dengan dirinya hatinya amat sedih
432 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sehingga menangis, maka dengan tersenyum dia berkata:
"Yong-ji, sudah jangan menangis siapa yang nakal kepada
kau?" Tak nyana Yong-ji tiba-tiba angkat kepalai serta melotot
gusar kepadanya, bentaknya : "Masih tanya, bukankah kau
yang nakal, aku akan mencari kakek, biar dia memberi
keadilan kepadamu." "Aku nakal kepada kau ?"
"Mau mungkir ?"
Ling Ji-ping garuk-garuk kepala, sekilas otaknya berpikir,
lekas sekali dia sudah paham duduknya perkara, Yong-ji
marah pasti karena dia menyaksikan adegan ranjang waktu
dirinya dibius oleh Pek-hoa Kongcu kemaren, maka dengan
menghela napas dia berkata : "Yong-yong jangan kau salah
paham, waktu itu aku dibius oleh obatnya yang dicampur
didalam air minum. Tapi, aku kan tidak sampai melakukan
perbuatan tercela." Merah muka Yong-ji, wajah nan molek mekar bak kembang
seperti basah oleh air embun yang menyegarkan, dengan
cemberut dia merengek "Peduli amat. Hm, bila bertemu kakek,
akan kulaporkan, biar kakek memberi hukuman pada kau."
"Bukankah tadi kau datang bersama beliau ?" tanya Ling Ji-
ping. Sekilas Yong-ji masih melotot kepadanya, tapi tiba-tiba dia
cekikikan geli sambil mendekap mulut dan melengos pula,
katanya : "Kalau aku tidak menggertaknya, kau kira Tok-bu-
siang bisa lari ketakutan'"'
"Jadi tadi kau ....."
"Kalau benar kenapa" Hm, kalau aku tidak menggunakan
Hian-cin-khi-sat yang diajarkan kakek, pasti dadamu sudah
bolong oleh cakar jarinya."
433 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kau berhasil melatihnya ?"
"Saking nganggur waktu disekap di Kun-hoa-kip, diam-diam
aku melatihnya. Kenapa, memangnya tidak boleh?" walau
nadanya seperti marah marah, tapi sikapnya sudah tidak
segarang tadi. Lekas Ling Ji-ping menarik tangan kanannya, katanya;
"Yong-yorig, sudah jangan marah lagi satelah kau meyakinkan
Hian-cin-khi-sat, orang lain takkan bisa membokongmu. lagi,
selanjutnya kita takkan berpisah lagi."
Tapi Y ong-ji mengipat tangan, jengeknya: "Tidak, aku mau
cari kakek. Kau kemarikan mau cari si "dia', buat apa aku
bersama kau ?" "Yong-yong, aku mencari siapa 7"
"Memangnya kau bukan mencari Pek-hoa Kongcu ?"
"Bukan," ujar Ling Ji-ping menghela napas, "aku hendak
merebut kembali gelang naga itu, kalau tidak seorang musuh
hebat dari angkatan tua hendak merebutnya juga."
"Apa betul ?" Yong-ji agaknya ketarik dan menaruh
perhatian. "Memangnya kapan aku pernah ngapusi kau ?"
"Siapakah tokoh kosen itu ".''
Maka Ling Ji-ping lantas bercerita, dalam usahanya mencari
Yong-yong, dia pernah meluruk ke Hwi-hou-ceng, di sana dia
bertemu dengan Tiang-pek hwi-hou dan Kui-tiap-sin,
bagaimana dia teriuka parah dan hampir menemui ajalnya,
belakangan bertemu dengan Duta lampu putih dan saksikan
tiga Duta lampu dari puncak iblis mengadakan pertemuan
rahasia, majikan puncak iblis ada memberi perintah supaya
Hiat-ing-cu dan Kui-tiap-sin berusaha merebut Thian-tiok-sam-
po 434 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tahu Ling Ji-ping terluka gara-gara mencari dirinya, lenyap
penasaran dan amarah Yong-ji selama ini, akhirnya dia
melangkah maju menjatuhkan diri keharibaan pemuda
pujaannya, tanyanya kuatir. "Apakah lukamu sudah sembuh?"
Pelan pelan.Ling Ji-ping mengelus kedua pundaknya, lalu
dia tambahkan cerita bagaimana Duta lampu putih membantu
dirinya menyembuhkan luka-luka dalamnya itu, akhirnya dia
menambahkan: "Yong-yong kebetulan kedatanganmu ini,
sekarang biar kita cari Ang-hoa Kaucu, Kui-tiap-sin kebetulan
berada dalam hutan disebelah depan menghadapi tiga
gembong iblis, inilah kesempatan kita paling baik."
"Baiklah, mari kita masuk." ujar Yong yong.
Tangan Ling Ji-ping ditarik terus berlari sambil jingkrak -
jingkrak seperti anak kecil. Gadis pingitan, yang Jenaka dan
polos ini ternyata secepat itu telah me lupakan penasaran dan
amarahnyapun telah sirna tak berbekas.
Tapi hanya sekejap itu pula. keadaan sekeliling ternyata
menjadi sunyi senyap, kecuali suara kumbang yang sibuk
memetik madu di atas kembang, keadaan sepi hening.
-ooo0dw0ooo- Jilid 13 SEMULA Ling Ji-ping tidak merasakan keganjilan ini, tapi
setelah mereka hampir tiba di Bwe-tun tanpa menemui
rintangan apapun, pintu gerbang Bwe-tun terpentang lebar,
keadaan didalam sunyi senyap, seperti dalam perkampungan
besar itu tak di huni barang seorangpun baru dia pasang
kuping memperhatikan, pertempuran sengit dihutan sebelah
depanpun telah berakhir. Barulah Ling Ji-ping merasa heran,
pikirnya : "Apakah yang telah terjadi " Mungkinkah Ang-hoa


Walet Emas Perak Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kauwcu telah merat meninggalkan Bwe-tun yang kosong ini"
435 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sementara tiga datuk racun, Kui-tiap-sin dan Tiang-pek-hwi-
hou sudah gugur bersama dalam baku hantam sengit itu?"
Melihat Ling Ji-ping menghentikan langkah dengan mimik
muka aneh, Yong-ji jadi kuatir dan menggoyang lengannya,
tanyanya: "Ping koko, kenapa kau ?"
"Yong-yong, rasanya teramat ganjil bukan?" ucap Ling Ji
ping. "Maksudmu dalam perkampungan seperti tiada penghuninya ?" "Ya," ujar Ling Ji-ping mengangguk, "bukan saja seperti
tiada orang, para iblis yang lagi baku hantam dihutan sebelah
depan pun sudah tidak terdengar lagi pertempuran mereka."
Yong-yong, membelalakkan kedua matanya berpikir
sejenak, katanya: "Perduli amat, umpama mereka kemari juga
aku tidak takut lagi."
"Yong-yong, kau tidak tahu ilmu silat mereka tiada yang
asor dari Tok-bu-siang, Hian-cin-khi-sat yang kau latih belum
matang, tadi walau Tok-bu-siang kecundang oleh kau, tapi dia
masih cukup kuat untuk melawan engkau, soalnya dia sangka
Seng-lo-cianpwe datang karena takut baru dia melarikan diri."
"Siapakah orang2 itu ?" tanya Yong-yong.
"Mereka adalah orang-orang dari Bulim si-tok, yaitu Ban-tok
Pocu, Thian-tok-sin-thong, seorang lagi adalah embahnya
datuk racun, seorang iblis tua yang bernama Ui T hian-ho alias
bapak Ang-hoa Kaucu. Aih sungguh tak nyana entah dengan
cara apa Ang-hoa-kau dapat mengait orang2 beracun yang
jahat itu, urusan jadi runyam."
"Kau takut." tanya Yong-yong.
"Bukan takut, Yong yong." ujar Ling Ji-ping, "tapi aku harus
berusaha merebut gelang naga itu, sayang kita tidak punya
sesuatu pusaka yang dapat menawarkan racun, terpaksa
436 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
harus berusaha untuk mencapai kemenangan dengan bekal
Kungfu yang pernah kita pelajari selama ini."
Jelilatan bola mata Yong-yong yang bundar besar dan jeli
itu, mendadak dia berjingkrak senang, serunya. "Ah, sudah
teringat olehku." Sekilas Ling Ji-ping melirik kedalam perkampungan,
tanyanya. "Yong-yong, kau teringat apa?"
Yong-yong.tertawa Jenaka katanya riang:
"Popo pernah bercerita, bila kita memiliki sebuah Jik-yan-
Sin-giok dan selalu membawanya ke-mana2, segala jenis
racun tidak perlu kita takuti lagi."
"Jik-yan-sin-giok ?" Tergerak hati Ling Ji-ping, tanyanya :
"Bukankah Jik-yan-sin-giok berada ditangan Sin-yan-siok-ngo
Beng Siau-tong, salah satu dari lng-yan-sian?"
Yong-ji berseru heran, tanyanya : "Lho apa kau kenal dia ?"
"Ing-yan-siang-sian adalah tokoh legendaris dari Bulim
sejak seratusan tahun, yang lampau, mana aku bisa
mengenalnya. Aku hanya kenal dengan seorang cucu
muridnya saja, tempo hari dialah yang memberi petunjuk
kepadaku sehingga aku sempat menolong kau dari tangan
Hiat-ing-cu." "Bagus," seru Yong-yong berjingkrak pula, "lekas sekarang
kita pergi mencarinya, dia tinggal di mana!"
"Dia tinggal di Y an-kui-kok."
"Yan-kui-kok." Yong-ji ber-kedip2, tiba tiba dia bertanya :
"Laki2 atau perempuan?"
"Seorang perempuan."
"Perempuan " Berapa usianya " Apa dia cantik ?"
437 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ling Ji-ping menyengir geli, katanya : "Usianya kira2
sebaya dengan aku, tapi aku belum pernah melihat wajahnya
Yong-yong untuk apa kau tanya sejelas ini?"
Wajah yang semula riang seketika kuncup, Yong-yong
berkata dengan wajah cemberut : "Siapa kesudian tanya dia"
Hayolah kita masuk lihat dulu apa yang terjadi didalam. Aneh,
kenapa tidak juga kelihatan ada orang keluar ?"
Dalam hati Ling Ji-ping tertawa geli, hatinnya. "Watak
perempuan memang suka jelus, Yong-yong masih semuda
dan hijau ini namun diapun telah dibekali rasa jelus." Tapi dia
tidak banyak komentar, tanpa bersuara dia ikuti langkah Y ong-
yong masuk ke Bwe-tun Ling Ji-ping pernah berkunjung ke Bwe tun sekali, terasa
keadaan di sini tetap abadi tiada perubahan apapun, kalau
dulu ramai sekarang sepi, setelah melewati beberapa rumah
dan pekarangan, mereka langsung menembus kedalam
akhirnya tiba dipinggir sebuah empang teratai, loteng merah
yang ber susun masih tegak berdiri dengan megahnya, sayang
sekali keadaan di sini seperti sebuali kosong tanpa dihuni
seorangpun. "Yong-Yong" kata Ling Ji-ping. "agaknya mereka sudah
pergi." Tiba2 Yong-yong bersuara heran, katanya "Ping toako,
coba lihat, apa itu"
Memandang kearah yang dituding Yong yong, tampak
dibawah sebuah pohon Bwe di sebelah sana, di pinggir
empang besar terlihat sebuah sampan kecil, diatas sampan
tampak meringkel seorang berpakaian hitam.
Sekali melejit Ling Ji-ping lompat kepinggir sampan, sekali
kakinya bekerja, tubuh orang yang meringkel itu telah
dibuatnya terbalik. Tampak wajahnya pucat pias namun kulit
dagingnya tampak berkerut penuh keriput, tampang dari
seorang laki2 yang semula kelihatan gagah dan muda ini kini
438 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kelihatan begitu jelek, agaknya dia mati dalam penderitaan
yang luar biasa, padahal sekujur badan tidak kelihatan ada
luka sedikitpun Dari dandanan dan tampang orang ini dapat ditebak bahwa
laki2 ini adalah anggota Yu-bing-kau. Tiba2 Lin Ji-ping
membungkuk, memungut sebuah lencana besi yahg tertindih
dibawah kepala orang baju hitam ini, waktu dia menunduk
memeriksa lencana itu ternyata lencana besi itu berukir empat
huruf yang berbunyi It tiamkui su, dlbawahnya lagi adalah
sebuah huruf tiga. Dari tanda2 lencana ini lebih meyakinkan
bahwa orang ini memang benar anggota Yu-bing-kau, malah
dia adalah salah satu Duta setan dari kelas utama dari Yu-
bing-kau yang seluruhnya ada membagi sepuluh tingkatan
dari seluruh anggotanya, jadi korban ini seorang yang
mempunyai kedudukan cukup tinggi di-Yu-bing-kau, sementata angka 3 merupakan urutan, bahwa dia adalah
orang ketiga dari tingkatannya.
Sementara itu Ycng-yong juga telah menghampiri,
tanyanya. "Lencana apakah itu?"
"Inilah tanda pengenal bagi setiap anggota Yu-bing-kau."
"Yu-bing-kau?" Yong-yong agak kaget "masih ada Kau
macam apa saja dalam Bulim?"
"Apa kau lupa waktu malam itu kau bersama nenekmu
berada disebuah istana gelap disebuah puncak gunung" Itulah
markas besar Yu-bing-kau,"
"Lho, bagaimana kau tahu?"
Ling Ji-ping tertawa, katanya. "Bukankah sejak waktu itu
kau sudah mulai mencariku?"
Yong-yong lantas teringat percakapannya dengan sang
nenek malam itu, seketika marah jengah mukanya, serunya
cemberut "Cis lagi2 kau menggodaku.Siapa kira ternyata kau
sejelek ini, sembunyi ditempat gelap mengintip kami."
439 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ling Ji-ping menghela napas, katanya "Bukan aku
sembunyi, tapi waktu itu aku jadi tawanan orang2 Yu-bing-
kau, aku terbius oleh bebauan wangi dari seorang anggota Yu
bing-kau baju putih. Aku meringkel dipojok istana gelap itu."
"Jadi kau mendengar semua percakapanku dengan nenek?"
"Tapi aku bukan sengaja mencuri dengar."
Tiba2 Yong-yong menarik napas panjang, matanya merah
ber-kaca2 katanya mewek2. "Waktu itu aku masih
berdampingan dengan nenek, tapi sekarang aku sebatang
kara" Lekas Ling Ji-ping menarik tangannya, katanya halus.
"Yong-yong, sekarang kau ada aku sudahlah jangan
menangis, aku akan selalu berada didampingmu."
Dengan berlinang air mata lama Yong-yong menatap wajah
perjaka yang dicintainya ini, pandangannya begitu sendu,
kudus dan pilu pula, namun rasa pilu itu lambat laun berubah
rasa riang dan terhibur serta akhirnya dia mengangguk,
katanya. "Ping-koko, kau tidak akan meninggalkan aku seperti
nenek bukan?" "Ah, tentu tidak. Yong-yongku sayang."
"Syukurlah. aih, kelak bila kita menemukan nenek, baiknya
pulang ke Hu-yong-hong saja dan kita tinggal bersama disana,
setiap hari kita bisa bermain bersama, memetik kembang,
menangkap burung dan menjaring ikan, bila lelah rebah dan
istirahat dibawah kembang, akan kunyanyikan sebuah lagu
merdu untuk kau, ah betapa senang dan bahagia."
Yong-ji memang berhati polos, jujur dan belum mengenal
liku2 kehidupan, hanya sekejap dia bersedih, lekas sekali dia
sudah tenggelam dalam suasana riang gembira, di-hadapan
sang pujaan dia sudah membayangkan kehidupan masa depan
yang penuh manis mesra, wajahnya yang cemberut seketika
440 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
cerah dan memancarkan senyuman mekar yang molek
mempesona. Dengan kencang Ling-Ji-ping genggam kedua tangan Yong-
yong, bagaimana dia tega membuyarkan impian indah atau
keinginan muluk dari seorang gadis mekar yang berhati polos
ini" Padahal, Ling Ji-ping tahu bahwa nenek Hu-yong telah ajal
oleh keganasan Hiat-ingcu: "Baiklah, Yong-yong kelak bila kita
temukan nenek, kita pulang bersama ke Hu-yong-kong."
"Ping koko, kau baik sekali." ujar Yong yong menengadah
dengan tatapan mesra. Begitu pesona Ling Ji-ping menghadapi seraut wajah gadis
nan molek jelita ini, hampir tak tertahan dia hendak mengecup
bibir yang menantang dihadapannya ini, namun kepalanya
masih dapat berpikir dingin, dia sadar dirinya berada diterapat
yang berbahaya, maka lekas dia alihkan pandangannya
kelencana besi yang di pegangnya, dia tidak tahu bagaimana
anggota tertinggi dari Yu-bing-kau bisa mati dimarkas Ang-
hoa-kau, Mungkinkah untuk merebut, gelang pusaka itu, pihak
Yu-bing-kau juga telah meluruk datang"
Tapi anehnya keadaan disini sepi dan.bersih, tiada tanda2
pernah terjadi pertempuran, tidak mungkin tanpa mengadakan perlawanan Bwe-ou Hujin telah merat lebih dulu,
pada hal Bu lim-si-tok pun telah diperalat olehnya, terhadap
Kui-tiap-sin sang gembong iblis yang liehaypun dia tidak takut
masakah menghadapi Y u-bing kau dia bisa gentar "
Demikian pula orang yang lagi baku hantam dihutan
sebelah depan itu kemana mereka pergi " Sungguh kejadian
yang sukar di mengerti. Melihat Ling-ji-ping berdiri menjublek tanpa bicara, dengan
mesra Yong-yong bertanya: "Ping-koko. apa yang kau
pikirkan?" "Yong-yong, apa kau tidak merasa aneh, di sini tiada
seorangpun yang kelihatan ?"
441 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pada saat itulah mendadak mereka mendengar suara
"Cring" sekali, suaranya tidak keras, namun jantung Ling Ji-
ping seperti kena selentik sekali, darah seketika bergolak
dalam rongga dadanya, jantung yang berdenyut keras seperti
mau berontak. Yong-yong juga menjerit sambil mendekap dada. wajahnya
menunjukkan penderitaan yang luar biasa, tubuhnyapun
limbung. Lekas2 Ling Ji-ping memeluknya, waktu dia menoleh
hanya sekejap saja diatas lankan di loteng bagian tengah
ternyata telah muncul belasan perempuan mereka mengelilingi
sebuah kecapi yang di taruh diatas sebuah meja panjang dan
rendah, sebuah pedupaan tampak mengepulkan asap yang
berbau harum, tepat ditengah dibelakang meja panjang duduk
Bwe-ou Hujin, Ang-hoa Kaucu.
Suara nyaring yang menusuk kuping dan menimbulkan
getaran keras dalam hati tadi ternyata petikan dari snaar
kecapi itu Ling Ji-ping tahu Ang-hoa Kaucu mahir menutuk Hiat-to
orang melalui getaran suara kecapian, tapi tak pernah dia
sangka bahwa kepandaian khusus ini ternyata sedemikian,
hebat dan ganas, cukup sekali petikan sebatang snaar yang
kecil saja, namun darah dalam tubuhnya seperti digodok
sampai sampai mendidih, Yong-yong yang Lwekangnya lebih
rendah ternyata mengalami derita yang lebih hebat bila kecapi
itu dimainkan lebih lanjut, sungguh tak berani dia membayang
kau akibatnya. Kini dia sadar pula bahwa kematian anggota tertingi dari
Yu-bing-kau itu pasti terbunuh pula oleh getaran keras dari
permainan kecapi Bwe-ou Hujin, maka tidak kelihatan sedikit
pun, luka2 di tubuhnya, namun raut mukanya menampilkan
siksa derita yang luar biasa.
Menghadapi kenyataan ini, mau tidak mau berdebar
jantung Ling Ji-ping, tak pernah terpikir olehnya bahwa Bwe-
ou hujin mamp? meyakinkan ilmu tunggal yang tiada taranya


Walet Emas Perak Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

442 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ini, padahal hanya getaran sebatang snaar yang dipetik jari,
tapi frekwensi-nya ternyata begitu hebat sampai mematikan
orang yang mendengarnya. Terdengar Bwe-ou Hujin tertawa merdu diatas loteng,
serunya: "O, kiranya Ling-siau hiap, kukira Kui-tiap-sin yang
telah berkunjung ketempat kediamanku, untung laguku tidak
jadi kupetik, kalau tidak kalian bisa mati penasaran."
Ling Ji-ping tidak langsung menjawab, tapi dia menunduk
mengawasi keadaan Yong-yong, memilih orang sudah dapat
bernapas lega baru dia berkata: "Yong-yong, kau tidak apa2?"
Takut dan ngeri terbayang diwajah Yong-yong katanya:
"Ping-koko, kecapi apakah yang dibunyikan, kenapa begitu
lihay?" "Aku juga tidak tahu. Dulu kukira dia hanya pandai
menutuk Hiat-to orang dengan petikan kecapinya, tak pernah
tahu kalau dengan suara kecapi itupun dia bisa membunuh
orang." Pandangan Yong-yong masih kelihatan ngeri, katanya:
''Kalau begitu, hayolah lekas kita pergi Ping-koko, jelas kita
tidak akan mampu menyerangnya dalam jarak sejauh ini, bila
dia petik lagi kecapinya, kita sudah mati lebih dulu."
Ling-Ji ping tertawa angkuh biasa, kapan dia pernah undur
dimedan laga, katanya : "Mungkin sebelum menyingkir, orang
telah membunyikan kecapinya pula. Tapi ilmu lihay yang
dimiliki itu paling menguras tenaga, tak mungkin dia berani
terus2an membunyikan kecapinya bila tidak dirasa perlu,
karena tujuan yang utama dia akan menghadapi Kui-tiap-sin,
yakin dia tidak akan gunakan kecapinya terhadap kita."
Terdengar Bwe-ou Hujin diatas loteng tertawa nyaring,
serunya : "Kenapa tidak bersuara Ling-siauhiap?"
Dengan suara lirih Ling Ji-ping berkata kepada Y ong-yong:
"Lekas pusatkan pikiran dan kerahkan Lwekang, asal suara
443 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kecapi seperti tidak kau dengar, pasti kau tidak terganggu,
kuduga dia tidak akan melancarkan ilmu kecapinya untuk
membunuh kita, tapi lagu kecapinya dapat menutuk hiat-to,
maka kau ber-jaga2" Yong-yong manggut. Sementara itu Ling Ji-ping sudah kerahkan Liok-meh-sin-
kang, Hiattonya telah buntu, barulah dia angkat kepala dan
tertawa dingin : "Sungguh tidak kira bahwa Kau-cu membekal ilmu tunggal
tiada bandingan yang belum pernah ada didunia Kangouw,
agaknya Ling Ji-ping berlaku kurang hormat, mohon maaf."
"Syukurlah kalau Siau-hiap sudah tahu," ujar Bwe-ou Hujin
"di villa bambu kediaman putriku iiu sudah dilaporkan
kepadaku, maka terhadap Siauhiap aku tidak akan
menggunakan irama kematian untuk menyambut kedatangan-
mu. Demikian pula persoalan masa lalu bila Siauhiap tidak
memperpanjang urusan, bolehlah dianggap tidak pernah
terjadi, sekarang boleh silahkan Siauhiap pulang saja."
Lega juga hati Ling Ji-ping mendengar janji Hwe ou Hujin,
tapi lega bukan untuk diri sendiri, tapi demi keselamatan
Yong-yong yang masih dipeluknya ini.
Akan tetapi gelang naga tak mungkin tidak dituntutnya,
maka dengan tawa dingin dia berkata: "Agaknya kedatangan
orang she Ling sungguh tidak kebetulan. Hari ini Kaucu akan
menyambut seorang tamu agung, baiklah, terpaksa orang she
Ling akan berkunjung lain hari saja." .
Bwe ou Hujin tertawa bingar, katanya: "Pintu besar Bwe-
tun akan selalu terbuka untuk menyambut kedatanganmu,
Siauhiap." Diam2 Ling il-ping membatin: "Perempuan ini memang
cerdik dan licin, pilihan tempatnya di sini memang cocok dan
tepat, dengan suara kecapi menghadapi musuh, betapapun
444 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tinggi kepandaian Kui-tiap-sin, umpama barisan beracun
dalam hutan dapat dia hancurkan mungkin takkan bisa
berbuat apa terhadapnya, biarlah aku cari akal dan
kesempatan lain untuk merebut balik gelang naga itu."
Padahal menurut watak Ling Ji-ping kapan dia sudi
memungut keuntungan dikala lawan menghadapi kesulitan,
tapi dalam keadaan serba sulit begini, terpaksa dia harus tahu
diri dan mundur teratur apalagi Yong-yong ada disampingnya
demi keselamatannya, apa boleh buat terpaksa dia menahan
sabar dan menekan perasaannya. Maka setelah menjura tanpa
bersuara lagi dia gandeng tangan Yong ji di ajak melompat
jauh kesebrang empang sebelah sana.
Beberapa kejap setelah Ling Ji ping berdua tiba disebrang
sana, mendadak di luar perkampungan itu berkumandang
sebuah lengking suitan nyaring, jelas itulah suara Kui tiap sin.
Ling Ji ping me lenggong, pikirnya: "Ternyata dia belum
pergi " Mungkin barusan masih terkurung didalam barisan
kembang beracun maka tiada suaranya, bila barisan racun itu
sudah bobol, maka dia meluruk maju lebih lanjut."
Maka didengarnya suara Bwe ou Hujin yang merdu berkata
dari atas loteng: "Siauhiap, bila kau ada minat, dengan senang
hati aku akan gambut kehadirannya untuk menyaksikan cara
bagaimana aku menyambut kedatangan tamu agungku."
"Menyambut tamu agurg secara riang gembira" demikian
batin Ling Ji-ping, mungkin yang dimaksud adalah dengan
irama kecapinya menyambut kedatangan Kui-tiap-sin, tapi
dengan bekal kepandaian Kui-tiap-sin yang luar biasa, meski
terpaut empang yang lebar Ini, dan tidak mampu berbuat
apa2 terhadapnya, tapi masakah dia gampang dikalahkan dan
terbunuh oleh irama kecapi itu?".
Suara Ang-hoa Kaucu terdengar pula agak ter-gesa2:
"Lekas Siauhiap, disebelah kanan ampang ada sebuah rumah
batu kecil, di sana kau bisa menyaksikan dengan jelas, lekas
445 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Siauhiap, kalau terlambat bisa celaka, aku tahu Kui-tiap-sin
juga sedang mencarimu."
Suitan melengking tajam itu berkumandang pula, suaranya
lebih dekat dan seperti sudah berada dipekarangan. Ling Ji-
ping tidak sempat banyak pikir, waktu dia menoleh, memang
kira2 lima tombak disebelah kanannya terdapat sebuah rumah
kecil, cepat dia tarik Yong-yong melompat kesana terus
menyelinap masuk. Di saat dia merapatkan daun pintu, tampak empat
bayangan orang meluncur tiba dan melompat kepinggir
empang, di tengah kelebat bayangan mereka keempat orang
ini sudah meluncur turun diatas sampan. Kebetulan disamping
rumah kecil itu ada sebuah jendela, dari jendela ini Ling Ji-
ping dapat menyaksikan keadaan disekitar empang. Keempat
orang yang turun diatas sampan bukan lain adalah T ok-mo Ui
Thian-ho, Ban-tok Pocu Thian-tok-sin-thong dan Tan ln si
kakek pelayan keadaan keempat orang tampak morat marit,
pakaiannya tidak karuan, ramburpun awut2an, agaknya dalam
pertempuran didalam hutan kembang Bvve mereka banyak
mengalami derita kekalahan.
Begitu berada diatas sampan, sekait lengan baju Tok-mo
yang gondrong panjang mengebas, sampan kecil itu seperti
didorong saja, secepat anak panah sampan itu berlaju
ketengah dan menuju keloteng besar disebrang.
Diwaktu sampan kecil itu meluncur baru sepertiga dari
jarak seberang sini kegedung berloleng itu, gelak tawa aneh
telah bergema di udara, dua sosok bayangan orang meluncur
tiba dipinggir empang, yang didepan adalah Kui-tiap-sin,
dibelakangnya adalah Tiang pek-hwi-lum. Wajah Kui-tiap-sin
menyeringai seram menakutkan seperti muka setan, jubah
barunya yang dibuat dari bahan mahal kelihatan berlobang
dan sobek disana sini, rambutnya pun modal madil, kedua
bola matanya mendelik bulat seperti membara.
446 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Begitu hinggap dipinggir empang, melihat sampan itu
sudah meluncur sejauh lima tombak Kui-tiap-Sin bergelak
aneh. dimana sebelah tangannya mengayun kampak setan
membelah kearah empang, deru angin kencang segera
menerpa maju kedepan seperti badai melanda kearah sampan
kecil itu. Ketiga gembong racun diatas sampan agaknya tahu betapa
hebat serangan kampak mereka berempat bakal kecemplung
ke air. Sigap sekali ketiga gembong iblis itu pasang kuda2 serta
menggerakkan tangan dengan gaya dan posisi masing2
mendorong kedepan, 'blang" ditengah ledakan keras itu, Kui-
tiap-sin yang berdiri di atas darat tetap tegak tak bergeming
tapi ketiga gembong beracun diatas sampan kelihatan limbung
pontang panting tak kuasa menahan diri. Setelah ledakan
terjadi, air empang yang semula tenang itu menoleh sontak
seperti diterjang badai prahara menimbulkan gelombang
pasang yang besar sehingga sampan kecil itu seperti
terlempar setombak lebih dan hampir saja terbalik. Sampan
yang semula meluncur lurus dan laju kedepan itu kini menjadi
surut dan ber-putar2 ditengah empang.
Yong-yong meleletkan lidahnya saking kagum dan ngeri,
tanyanya kaget : "Ping-koko apakah orang itu adalah Kui-tiap-
sin." "Benar, dia itulah Kui-tiap-sin."
"Hanya sekali ayun kampak ditengah udara, ketiga orang
diatas sampan ternyata tidak mampu melawannya"
"Lwekang gembong iblis ini memang amat tinggi, dahulu
dengan sepasang kampak setannya itu dia seorang diri
menghadapi keroyokan sepuluh jago top persilatan masa itu,
dalam kalangan Bulim ada pemeo yang berkata : "Kampak
setan bergerak, dewa dan malaikat pun terkejut." Apa kau
tidak pernah mendengar nya?"
447 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Disaat kedua orang berbisik2 ini, tampak Kui-tiap-sin
kembali menggerakkan tangan kirinya, sambil menggape dia
ter-loloh2 katanya: "Kalian masih ingin lari" Kalau hari ini aku
tidak mampu mencacah hancur kalian sungguh tidak
terlampias hati Lohu ini," ditengah kata2nya itu, sampan yang
masih ber-putar2 di tengah empang itu, bukan me luncur
kedepan, ternyata malah laju balik kebelakang.
Tapi ketiga gembong racun diatas sampan juga bukan jago
silat kroco, serempak mereka menggerakkan tangan dan
lengan baju masing2 kebelakang, ada yang mengebas, ada
yang memotong ada pula yang mengenjot ternyata sampan
yang meluncur mundur itu dapat terlepas dari daya sedor
kekuatan tangan Kui-tiap-sin dan me luncur balik pula
kedepan. Hampir saja Yong-yong menjerit kaget, katanya:
"Pingkoko, Lwekang gembong iblis untuk menyedot sesuatu
benda yang di inginkan sungguh hebat luar biasa"
"Itulah kenyataannya, sepuluh jago top persilatan di
Tionggoan dahulu mampu mendesaknya jatuh kedalam Hek-
cui-tam, setelah belasan tahun menggembleng diri, Lwekangnya ternyata bertambah tinggi, dalam Bulim sekarang
yang mampu menandingi dia mungkin dapat dihitung dengan
jari." Tiba2 Kui-tiap-sin ter-loroh2 pula, kampak setan ditangan
kirinya memancarkan cahaya gelap gemerdap, begitu kedua
tangannya Terpentang, mendadak tubuhnya melambung ke
atas. Tapi dikala kakinya meninggalkan bumi itulah dua kali
suara "Cring, cring" yang merdu mendadak berkumandang
dari atas loteng. Kejadian memang aneh, begitu suara petikan snar kecapi
berkumandang, tubuh Kui tiap-sin yang sudah melambung,
ketengah udara itu mendadak-seperti kena stroom. aliran
448 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
listrik bertegangan tinggi, tubuhnya jumpalitan setengah
lingkar terus anjlok kembali ketempatnya.
Begitu meluncur turun dan berdiri tegak pula. keadaan Kui-
tiap-sin berubah lebih menakutkan lagi, kedua matanya yang
mendelik gusar itu seperti terkejut dan bingung.
Dari atas loteng terdengar cekikik tawa merdu lalu
terdengar suara nyaring berkata: "Tuan datang dari jauh,
entah ada petunjuk apa?"
Kui-tiap-sin menengadah kearah loteng serunya setelah
terloroh2: "Genduk ayu. siapakah kau?"
Mendadak seorang tampil dibelakang Bwe-ou Hujin sambil
membentak: "Tutup bacotmu, berani kau kurangajar
memanggil sembarangan terhadap Kaucu kita"*
Kui-tiap-sin ter-pingke!2, getaran suaranya menimbulkan
riak gelombang air empang setelah reda suara tawanya dia
berkata: "Agaknya. kau inilah putri racun iblis yang bernama
Ui Bwe-ing itu?" "Betul," merdu dan kalem suara Bwe-ou hujin, "sekarang
Ang-hoa-kau dibawah pimpinanku, tuan merusak hutan
memecah barisan, main terjang dan mengusik ketenangan
Bwe-tun kami, entah apa maksud tujuanmu?"
Kui tiap-sin Ling-jong ter-bahak2 pula serunya: "Sungguh
tidak nyana racun iblis itu mampu melahirkan perempuan
selihay kau ini berani mendirikan Ang hoa-kau segala, malah
hehehe, ternyata kau ini murid pewaris dari Mo-im-sam-kik."
"Mo-ira-sam-kik ?" tergerak hati Ling Ji-ping, tak heran
getaran kecapi Bwe ou Hujin mampu menutuk Hiat-to, dapat
pula digunakan membunuh orang, kiranya dia murid didik dari
aliran T hian-hu." Yong ji yang berada disamping segera bertanya: "Pingkoko,
siapakah Mo im-sam-kik?"
449 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Mo im-sam kik adalah gelar kebesaran Thian hu Suseng
sejak dua puluh tahun yang lampau, Thian-mo khim yang
menjadi kebanggaannya itu entah sudah membunuh berapa
banyak insan persilatan, belakangan kabarnya terbunuh di


Walet Emas Perak Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Thong-pek-san, tapi apa sebab musabab kematiannya tiada
orang yang tahu." Bwe-ou Hujin tertawa riang diatas loteng katanya:"Kalau
kau sudah tahu akan Mo-im-sam-kik, maka jangan kau
sesumbar ditempat ini."
"Bedebah," maki Kui-tiap-sin, "kau kira Lohu takut terhadap
Mo im-sam-kik ?" Bwe ou Hujin tertawa riang, katanya pula: "Memangnya
kau sudah lupa dahulu kau lari mencawat ekor padahal baru
mendengar Mo-im-sam kik ?"
Kui tiap-sin menyeringai sadis, katanya: "Betul. Dahulu
memang demikian, tapi itu peristiwa dua puluh tahun yang
lampau, selam hidup ini Lohu tidak pernah me lupakan dua hal
pertama, pertingkaianku dengan Sam cay su seng di Thong-
pek san, kedua adalah nasib yang menimpaku di Hek cui tam
disarang ku di Hek cui tam disarangku sendiri. Tapi sekarang.
hehehe, orang yang dahulu menyebabkan aku jatuh kedalam
rawa, sudah ada delapan yang kepalanya Kugantung diatas
maklumat kematian, masih dua ekor ikan lagi yang lolos
terjaring, yakin takkan lama mereka pasti sudah kutangkap
dan kupenggal kepalanya. Sungguh tidak nyana bahwa kau
cewek tua ayu ini ternyata keturunan Sam-cay Suseng, bagus
sekali, biarlah perhitungan gurumu kuselesa ikan kepada kau,
kan sama bukan?" Dalam pada itu sampan kecil itu sudah merapat ditepi
seberang dan berada di bawah loteng, keempat orang diatas
sampan sudah berlompatan turun terus naik keatas loteng
tampak orang2 diatas loteng sudah
sibuk bekerja mengeluarkan meja kursi diletakkan disekitar Bwe ou Hujin,
ketiga orang itu segera menduduki tempatnya sesuai urutan.
450 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Terdengar Bwe-ou Hujin berkata : "Jadi sekarang kau
pingin mendengar lagu perenggut sukma yang dingin dahulu
itu?" "Cewek muda sekecil kau punya latihan setarap apa "
Berani kau membual dihadapan Lohu" Hehehe, umpama Sam
cay Suseng yang dahulu hidup kembali dan berhadapan
dengan dia, memangnya kau kira aku gentar padanya."
Bwe ou Hujin tertawa enteng, katanya : "Kalau demikian
biarlah kupamer kemahiranku,"
Dari kejauhan tampak jari B we-ou Hujin yang putih runcing
dan halus mulai terangkat dan bergerak diantara snaar2
kecapinya maka kumandanglah suara kecapi yang nyaring,
tapi Bwe ou Hujin seperti hanya menyetem suara kecapinya
saja, Mendengar Bwe ou Hujin akan mulai memetik irama iblis
dengan kecapinya, mau tidak mau perasaan Ling Ji-ping
tegang baru saja dia hendak memperingatkan Yong yong
supaya mengerahkan Lwekang melindungi hati dan menjaga
perasaan, tak kira belum sempat dia bersuara dua kali petikan
snaar harpa ternyata telah berkumandang lembut reaksinyapun tidak timbul pada dirinya, malah kedengarannya
amat merdu dan mengasyikkan jauh berbeda dengan dua kali
petikan snaar yang didengarnya tadi sewaktu darahnya
bergolak. Karena heran segera dia melongok keluar
memandang kepinggir empang di mana Kui tiap sin dan T iang-
pek hwi hou berdiri. Yong yong juga menyatakan keheranan
"Eh. Ping-koko, coba lihat, kenapakah tosu tua picak itu"
Ling Ji ping juga sudah menyaksikan, waktu dua kali
petikan snaar kecapi Bwe ou Hujin seperti menyetem snaar
kecapinya itu, Kui tiap sin masih kelihatan berdiri tegak tapi
lain dengan Tiang pek hwi hou, tampak tubuhnya tersentak
mundur gentayangan tiga langkah.
451 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ling Ji ping segera paham duduk perkaranya, ternyata
kemahiran memetik kecapi Bwe ou Hujin memang sudah
mencapai tarap yang dapat dibanggakan, karena dia bisa
kendalikan suara kecapinya untuk menyerang musuh mana
yang diincarnya sekehendak hatinya, bagi orang lain yang
tidak dijadikan sasarannya, mendengar petikan snaar
kecapinya begitu merdu dan indah, sedikitpun tidak cidera
atau terpengaruh sama sekali.
Memaklumi akan hal ini, diam2 bercekat hati Ling Ji-ping,
karena ini membuktikan bahwa taraf latihan ilmu kecapi Bwe-
ou Hujin sudah meresap dengan lahir hatinnya, Lwekang yang
dikerahkan untuk memetik harpa dapat disalurkan untuk
menyerang kepada musuh di incarnya tanpa mengganggu
orang lain, jikalau tingkatan ilmunya belum sempurna pasti
takkan bisa melakukannya.
Dengan suara dingin Ling Ji-ping berkata : "Apa kau sudah
lupa betapa siksa derita hati kita waktu mendengar suara
kecapinya tadi ?" "Tapi kenapa oekornng kita tidak apa-apa"
"Itulah karena taraf latihan ilmu kecapinya sudah mencapai
tarap kemurniannya, karena suara kecapinya itu tidak
ditujukan kepada kita berdua."
Yong-yong tetap tidak mengerti, tanyanya
"Kenapa bisa begitu" Bukankah kita juga mendengar suara
kecapi itu?" "Yong-yong, itulah tarap tertinggi dari suatu ilmu
kepandaian yang tiada taranya apa kau lupa bagi seseorang
jago yang mahir menggunakan ilmu mengirim suara
gelombang panjang dia dapat berbicara dengan seseorang
yang ingin diajaknya bicara diantara sekian banyak orang
tanpa diketahui oleh orang lain?"
452 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sekarang Yong-yong mengerti, katanya mengangguk :"O
ya, aku mengerti sekarang. Ping-koko, itulah tarap yang sudah
mencapai perpaduan antara lahir dan batin untuk melukai
musuh betul tidak?" Ling Ji-ping mengangguk. "Ya, begitulah. Sungguh tak kira
Ang-hoa Kaucu ternyata telah mewarisi ilmu tunggal dari Sam
cay Su ceng. malah tarap kepandaiannya sekarang sudah
teramat tinggi untuk merebut kembali gelang naga dari tangan
yya, mungkin harus banyak memeras tenaga dan pikiran."
Sementara itu Kui-tiap-sin ter-loroh2 katanya: "Hebat,
Lwekang yang kau pamerkan dengan dua kali petikan irama
iblis barusan memang tidak lebih asor dari Sam-cay Suseng
dahulu, kau memang patut dipuji, tapi untuk menghadapi
Lohu, kemampuanmu tetap belum bisa mempengaruhi aku."
Ang-hoa Kauwcu yang duduk diatas loteng berkata deng
&n senyum manis : "Aku toh hanya mencoba dua nada saja.
tapi tamu agung dibelakangmu itu kan sudah kepayahan"
Lekas Kui tiap sin menoleh, dilihatnya Tiang pek hwi hou
berdiri lunglai dengan muka pucat pias, kelihatannya memang
tidak kuat menahan getaran suara kecapi yang lihay itu.
Tanpa merasa dia bersuara geram, bentaknya: "Lho, kenapa"
Hanya dua nada saja kau sudah tidak kuat" Sudah puluhan
tahun kau malang melintang diluar perbatasan! Memangnya
apa yang kau andalkan selama ini ?"
Dasar licik luar biasa, Tiang pek hwi hou juga bermuka
tebal, sedikitpun dia tidak merasa malu akan olok2 ini, dengan
tawa getir segera dia berkata: "Soalnya wanpwe tadi belum
mempersiapkan diri, begitu irama iblis berbunyi, maka
perasaanku ikut terguncang, tapi terus terang Wanpwe tidak
berani membual dihadapan kau orang tua, bila Mo im sam kik
dibunyikan, Wanpwe paling kuat hanya bisa bertahan sampai
bait pertama saja." 453 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kui tiap sin mendengus hina, bentaknya "Huh tua keladi
yang tidak berguna. Sia-sia gurumu mengajar kepada kau."
Rase tua ini memang bermuka tebal meski dimaki dia
malah mengumpak dengan berkata :
"Kenyataan memang demikian, Wanpwe memang bodoh,
mana berani dibandingkan kau orang tua."
"Lekas kau enyah dari sini." bentak Kui tiap sin mengebas
lengan baju, "jangan bikin malu saj? dihadapan orang
banyak." Memangnya Tiang pek hwi hou mengharapkan dirinya
diusir, mumpung ada kesempatan segera dia munduk2,
katanya dengan tawa licik "Ya, ya, ya, biarlah Wanpwe
menunggu diluar perkampungan saja." habis kata2nya segera
dia jejak kaki, tubuhnya mencelat jauh kebelakang.
gerakannya tercatat sebat sekali, dalam melarikan diri dia
memang selalu nomor satu.
"Ping koko, siapakah dia?" tanya Yong yong.
"Dialah ayah Hwi hou Kongcu. julukannyu Tiang pek hwi
hou." "Kenapa dia begitu tidak becus?"
"Disitulah kelicikan Rase tua itu," ucap Ling Ji-ping, "rase
umumnya pandai menyesuaikan diri dan tahu cara bagaimana
dia harus menyelamatkan diri serta bagaimana memungut
keuntungan dari kesuksesan orang"
"Maksudmu dia sengaja ber-pura2 demikian?"
"'Tidak demikian," ujar Ling Ji-ping, mungkin dia memang
tidak kuat menghadapi bait Lagu pertama dari Mo-khim ji kik,
tapi tujuan rase tua ini adalah hendak menimpa tenaga lalu
hendak memungut keuntungan dari kerugian orang lain, maka
dia pura2 tidak tahan."
454 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ternyata Ang-hoa Kaucu tidak mencegah kepergian Tiang-
pek-hwi-hou, setelah bayangannya tidak kelihatan baru dia
tertawa ringan, katanya: "Bila pandanganku tidak keliru
temanmu itu tentunya Tiang-pek hwi-hou dari Kwan-gwa
bukan?" "Kalau betul kenapa?" jengek Kui tiap-sin.
"Kalau tidak salah pula dugaanku, dialah yang menghasut
kau untuk minta sesuatu barang dari tanganku, betul tidak?"
"Syukurlah kalau kau sudah tahu, urusan jadi mudah
dibereskan. Hehe, bila kau mau menyerahkan kepada Lohu,
Sam-cay Suseng sudah mampus, pertikaian masa lalu boleh
Lohu anggap impas, aku tidak akan menarik panjang
urusannya." Yong-yong berbisik dipinggir telinga Lig Ji-ping: "Rase tua
itu memang jahat, agaknya memang betul, dialah yang
menghasut Kui-tiap-sin kemari untuk merebut gelang naga."
"Yang benar, tanpa dihasut, Kui-tiap-sin juga pasti akan
kemari, tapi mungkin bukan hari ini."
Dalam pada itu Bwe-ou Hujin berkata ditempatnya: "Kalau
aku tidak mau menyerahkan ?"
"Korban kedua puluh sembilan yang dicantel di atas
maklumat kematian bukan mustahil adalah batok kepalamu."
demikian Kui-tiap-sin sesumbar.
"Sebaiknya bila kau tetap tidak kuat menghadapi irama iblis
perenggut nyawaku ?"
"Hahaha," Kui-tiap-sin tertawa sambil jingkat pundak,
"baiklah Lohu akan mencobanya."
"Aku juga ingin mencobanya," ucap Bwe-ou Hujin, "sejak
aku berhasil menguasai Bong-hun cau sampai sekarang belum
pernah ada orang yang betul2 kuat mendengar habis petikan
irama kecapiku, kuharap kaulah orang pertama yang
455 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
beruntung dapat mendengarnya sampai selesa i." lalu kedua
tangannya terangkul jari2nya yang halus runcing dan
terpelihara baik membetulkan sanggul dan rambutnya pelan2
lalu diturunkan pula atas kecapinya, baru saja tangannya
bergerak hendak memetik snaar kecapi itu, mendadak Kui tiap
sin berseru : "Tunggu dulu."
Ang hoa Kaucu angkat kepalanya, bola matanya yang
bening memancarkan cahaya dingin, katanya tertawa tajam :
"Ada apa lagi?"
Kata Kui tiap sin "Kaiau Lohu kuat mendengar habis
petikan lagu irama iblismu, kau rela menyerahkan batok
kepalamu " Atau sudi menyerahkan gelang naga Itu ?"
Bwe ou Hujin tertawa manis, katanya:" Kalau kepala tidak
dapat diselamatkan, buat apa pula aku menyimpan harta
benda" "Apakah gelang naga berada ditanganmu sekarang ?"
Tampak Bwe ou Hujin berpaling kebelakang, mulutnya
tampak bergerak memberi pesan, seorang dayang dibelakangnya segera masuk kedalam, tak lama kemudian dia
sudah kembali membawa sebuah kotak diletatkan dipinggir
kecapi, Bwe-ou Hujin membuka kotak besi itu dan dari
dalamnya mengambi sebuah gelang serta diacungkan,
serunya: "Nah lihatlah ini. Inilah gelang naga itu, bila kau kuat
rnenghadapi lagu irama iblis bait pertama, belasan tombak
lebar empang itu yakin takkan bisa merintangi gerak gerik mu.
kepala dan gelang naga ini bakal menjadi milikmu bersama."
Dari tempat sembunyinya Ling Ji ping juga melihat jelas,
gelang naga yang memang miliknya itu, dibawah cahaya
mentari yang terang tampak gelang itu begitu indah dan
bagus sekali, ingin rasanya segera dia terjang ke ataa loteng
merebutnya. 456 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ping koko, apakah gelang itu yang tulen?" tanya Yong
yong. "Mungkin. Sayang kita tidak mungkin bergerak,"
Mata Yong yong ber kedip2, agaknya dia memutar otak
mencari akal bagaimana untuk memperoleh gelang naga itu.
Tapi dia cukup tahu empang seluas belasan tombak itu


Walet Emas Perak Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

betapapun tinggi Ginkangnya takkan mampu lompat sejauh
itu, apalagi musuh berada di-atas loteng, dengan posisi yang
lebih menguntungkan lagi, Kui tiap sin masih berdiri tegap
dipinggir empang, mana mungkin pihaknya punya kesempatan
untuk merebutnya pikirnya dia menghela napas, putus asa.
Terdengar Bwe ou Hujin tertawa : "Sekarang boleh
dimulai?" Kui tiap sin tertawa besar, serunya ; "Ya boleh Kau mulai.
Irama merdu yang pernah kudengar dua puluh tahun yang
lampau, sekarang akan kau lagukan pula, yakin pasti jauh
lebih mengasyikkan*"
Maka bergeraklah jari Bwe ou Hujin, "Baru sekarang, ' Cring
cring" dua kail, seperti menyetem suara kecapinya saja,
setelah di putar sana kunci sini barulah jari jemarinya
beruntun menari diatas snasr kecapinya.
Suaranya dimulai seperti banyak burung yang serempak
terbang menggapaikan sayapnya, lalu mirip hembusan angin
pohon cemara yang membawa suitan rendah berisi, bila
dinikmati tak ubahnya seperti aliran air yang gemercik keluar
dari sumbernya, setelah mengalir melalui celah2 batu dan
mendesir pasir didasar sungai, bagai seorang penyanyi
bariton yang melimpahkan suara hatinya yang sedih
memilukan melalui suaranya yang syahdu.
"Ting, teng tang." mendadak tiga suara yang bernada
tinggi seperti menarik urat syaraf pendengarnya, Ji ping dan
Yong yong seperti di pukul godam dadanya, darah seperti
mendidih dalam tubuh mereka. Lekas Ji-ping tarik Yong yong
457 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
diajak duduk bersimpuh, semangat dihimpun Lwekang
dikerahkan, sekuatnya mereka kendalikan perasaan melindungi diri. Tapi irama kecapi yang dipetik diluar justru semakin ramai
dan nyaring, kejap lain nadanya berubah tinggi lalu menurun
pula. Seperti derap ribuan kuda yang berlari kencang, berubah
pula seperti amukan gelombang pasang yang diselingi
benturan senjata keras. se-akan2 ada ribuan tentara yang adu
jiwa diluar rumah kecil, sorak sorai gegap gempita, walau
mereka sudah berusaha kendalikan diri supaya tidak
mendengar suara apapun tapi getaran petikan snaar kecapi itu
sungguh teramat hebat, betapapun mereka berjeri payah,
perasaan hati hampir tak kuasa dikendalikan lagi.
Lwekang Yong yong jauh lebih rendah, maka pertahanannya jauh lebih lemah, berulang kali dia sudah
berjingkrak, namun Ling Ji ping selalu menekannya,
mendadak dia ulur kedua tangan memeluk kencang tubuh
Ling Ji ping. Ling Ji ping tidak berani bicara atau membuka
matanya memeriksa keadaan Yong yong.
Tapi dia tahu bahwa Y ong yong sudah tidak kuat menahan
frekwensi dari irama kecapi yang dahsyat ini, tubuhnya sudah
gemetar dan kelejetan. pelukan tangannyapn semakin
kencang, tapi Ji ping lekas tekan sebelah tangan
dipunggungnya serta salurkan hawa murni ketubuh orang,
barulah keadaan Yong yong sedikit tenang.
Suara kecapi semakin melengking, nadanya yang tinggi
setajam jarum yang menusuk genderang kuping, langit serasa
ambruk bumi terbalik, cuaca buruk dan terjadilah hujan badai,
dunia hampir kiamat, rumah keccil dimana mereka berada
seperti sebuah sampan yang diombang ambingkan di tengah
samudra raya oleh amukan gelombang besar ada kalanya
dilempar mumbul keatas lalu ditekan turun hampir tenggelam.
458 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Disaat2 kritis itulah, mendadak kedua muda mudi ini
merasa ada sebuah tangan hangat memegang tangan mereka,
sebuah suara berisik dipinggir telinga mereka. "Lekas pergi
ikut aku saja. Bila pertempuran mereka berakhir, mungkin
sudah terlambat untuk menyingkir dari s ini"
Begitu tangan dipegang telapak tangan tangan hangat itu
seketika mereka merasa tubuh seperti dialiri aliran listrik yang
panas menyegarkan, hidung mereka mengendus bau harum
semerbak, begitu perasaan lega dan pernapasan tenteram,
mereka seperti tidak mendengar lagi irama kecapi iblis yang
mematikan itu. Akhirnya mereka sama2 membuka mata ternyata diantara
mereka berdua berdiri seorang perempuan baju putih yang
berparas jelita dan anggun.
"Le-cianpwe," panggil Ling Ji-ping tertawa, "kau ?"
"Ya, kau tidak sangka bukan" Siauhiap?" ucap perempuan
baju putih, "Nyalimu memang teramat besar, hari ini kalau
bukan kebetulan Kui-tiap-sin juga meluruk kemari kau pasti
takkan bisa lolos dari telapak iblis perempuan keji itu."
Ling Ji-ping me lengak, tanyanya: "Bukankah dia suruh aku
pergi ?" "Siauhiap," ujar perempuan baju putih, "Soalnya dia harus
menghadapi musuh tangguh segala kekuatan harus dia
tumplek pada Kui-tiap-sin, bila perhatian terpencar, jelas dia
takkan kuat menghadapi musuh tangguh ini, maka terhadap
kau dia pura2 bersahabat, tahu?"
Tampak oleh Yong-yong perempuan baju putih ini
bersenyum manis welas asih, begitu anggun jelita dan
membawa keagungan sehingga orang simpatik terhadapnya,
maka dengan Jenaka dia bertanya kepada Ling Ji-ping: "Ping-
koko, siapakah Locianpwe ini?"
459 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Inilah Locianpwe yang pernah kuceritakan kepada kau,
Duta lampu putih dari puncak iblis."
Lama Yong-yong diawasi perempuan baju putih, akhirnya
dia tersenyum dan berkata halus: "Polos jujur, cantik jelita
lagi, kau memang gadis rupawan."
Yong-yong tertawa senang, serunya: "Lo-cianpwc, kau
sungguh baik." Perempuan baju putih tersenyum, katanya "Dari mana kau
tahu aku baik nak ?"
"Ping-koko pernah bilang, kau adalah orang baik, aku juga
yakin kau memang orans baik."
"Apa kau lupa aku datang dari puncak iblis ?"
"Setiap maling mempunyai arah tujuan yang berbeda,
bukan mustahil dikalangan penjahat ada juga orang yang baik
hati benar tidak ?" Perempuan baju putih manggut2 katanya:
"Kau memang pintar nak, agaknya kau memang cocok dan
berjodoh denganku, anak baik, apa kehendakmu?"
Lama Yong yong mengedipkan matanya, mendadak dia
membalik menuding kearah loteng, katanya : "Locianpwe, aku
minta gelang naga itu."
Sekilas perempuan baju putih me longgong, tapi dia lantas
tersenyum lebar, katanya :"Anak manis, memang tidak sukar
untuk aku mengambil barang itu, tapi ada Kui tiap sin disini.
aku tidak enak unjuk diri. ma lah kalau tidak salah dugaanku,
nanti juga ada orang yang akan bantu kalian mengambilnya."
Ling Ji ping melengak, "Siapa?" tanyanya.
Perempuan baju putih tertawa, katanya : "Siauhiap apa kau
lupa dua bait syair yang berbunyi. Apa boleh buat bunga
rontok kemana, seperti kenal burung walet kembali.''
460 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Majikan sepasang burung seriti?" seru Ling Ji Ping.
"Majikan sepasang burung seriti." Yong yong juga berseru
cemberut, "barang rampasannya memang siapa yang sudi
menerima ?" "Nak," ujar perempuan baju putih tertawa."akan kuberikan
suatu hadiah yang jauh lebih berharga dari gelang naga itu,
marilah lekas kau ikut aku. Coba lihat, sekarang tibalah
saatnya," Ling Ji-ping dan Yong-yong sudah berdiri dan melongok
keluar jendela, cuaca di luar cerah, mentari bercokol di tengah
cakrawala, lampak Kui-tiap-sin sudah duduk bersila di pinggir
empang, agaknya dia tengah pusatkan seluruh kekuatannya
untuk menahan petikan kecapi Ang-hoa Kaucu.
Sementara itu orang2 yang ada diatas loteng juga tiada
satu yang nganggur, semua duduk samadi mengerahkan
Lwekang tanpa bergerak, demikian pula para dayang yang
semula berderet dibelakang. Bwe-ou Hujih, semuanya
bersimpuh mirip padri sembayang asyik masuk.
Sementara Bwe-cu Hujin seluruh tubuhnya seperti
dibungkus oleh uap putih yang mengepul disekujur badannya,
hanya jari2 kedua tangannya saja yang kelihatan bergerak
dengan susah dan berat, jelas diapun telah mengerahkan
segala daya kemampuannya sehingga Lwekangnya terkuras
seluruhnya tapi dia masih berusaha untuk mengalahkan lawan
dengan sisa tenaganya. "Sudah melihat jelas?" tanya perempuan baju putih
tertawa, "kini mereka sendiri sibuk menyelamatkan jiwa
masing2 kita boleh pergi dengan leluasa" lalu dia gandeng
tangan Yong-yong diajak melayang keluar, terus menuju
kehutan sebelah sana. Setelah melampaui hutan Bwe mereka
dihadang pagar tembok yang tidak begitu tinggi, langsung
mereka melompati tembok pendek ini, Yong yong tiba
461 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berteriak kaget : "Ping koko, coba lihat, tidak sedikit orang
sembunyi disini." Dibelakang tembok memang ada belasan laki2 yang rubuh
tengkurap, setiap laki2 ini memegang busur dan panah yang
sudah di persiapkan untuk membidik, tapi semuanya rebah
tidak bergerak, jelas Hiat to mereka telah tertutuk.
Setelah turun menginjak bumi perempuan baju putih baru
berkata dengan tertawa : "Kalian bisa saksikan lagi. Bahwa
sekeliling hutan Bwe ini sudah dikepung oleh orang2 Ang hoa
kau yang semuanya bersenjata lengkap berlumuran racun lagi,
bila kalian keluar, maka bakal menjadi sasaran bidikan panah
beracun mereka, sudah jelas bukan ?"
Merinding bulu kuduk Ling Ji-ping, batinnya : "Perempuan
itu memang kejam dan jahat, akan datang suatu ketika, pasti
kuhancur leburkan kepalamu dengan tanganku."
"Locianpwe, kaukah yang menuituk Hiat to mereka?" tanya
Yong yong. "Kalau tidak masa kami bisa keluar maauk dengan bebas."
ujar perempuan baju putih. Lalu dia mendahului berjalan
didepan. Setellah melampaui sebuah bukit pula, sepanjang
jalan ini tidak sedikit laki2 yang bergelimpangan dibawah
pohon di semak, rumput ada pula yang bergelantungan diatas
pohon semuanya tertutuk kaku atau lemas lunglai, orang ini
pun bersenjata busur dan panah siap membidik.
Setelah me lampaui sebuah bukit kecil, akhirnya mereka
memasuki sebuah hutan cemara, perempuan baju putih tetap
menggandeng tangan Yong-yong, langkahnya santai seperti
berlenggang saja, kelihatan lambat, tapi Ling Ji-ping harus
kembangkan seluruh kekuatannya namun tetap ketinggalan
disebelah belakang, kira2 sejam kemudian, kira2 mereka
sudah jarak sembilan puluhan li barulah perempuan baju putih
menghentikan langkah serta menghela napas lega, katanya :
"Sudahlah. Sekarang tidak apa-apa."
462 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Waktu Yong yong menoleh, dilihatnya keringat gemerobios
membasahi muka dan sekujur badan Ling Ji ping sesaat
kemudian baru dia memburu tiba, karuan dia kaget serunya :
"Lho, Ping koko, kenapa kau?"
Setelah berhenti Ling Ji-ping menyeka keringait dengan
lengan bajunya, katanya dengan tertawa getir : "Hu hun sin
hoat Locianpwe betul2 mengagumkan. Untuk mengejar
ketinggalan ini Wanpwe harus kerahkan seluruh tenaga
sehingga keringat bercucuran."
"Hu hun sin hoat?" Yong yong menegas dengan heran,
matanya terbeliak mengawasi
Perempuan baju putih, katanya : "Locianpwe kapan kau
mengembangkan IHu hun sin hoat " Bukankah kita berjalan
pelan-pelan?" Perempuan baju putih hanya tersenyum tanpa memberi
komentar. "Yong yong," ucap Ling Ji ping, "kalau Locianpwe tidak
menggandeng kau, kau pasti seperti aku."
Yong yong masih kurang percaya, tanyanya : "Tapi kenapa
aku tidak merasa apa2?"
Perempuan baju putih tertawa lagi ujarnya:
"Anak manis, bila kau sudah merasakan, itu bukan
dinamakan gerakan tubuh tingkai tinggi, jikalau aku tidak
menggandeng kau dan harus menunggu dia, dalam jangka
waktu yang sama, mungkin aku sudah berada dua ratusan li
jauhnya." Yong yong melelet lidah, rengeknya sambil menggoncarg
lengan perempuan baju putih : "Wah, kalau begitu Lo cianpwe
harus mengajarkan kepada aku."
463 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Perempuan baju putih tertawa sambil manggut, katanya :
"Anak manis, tadi aku sudah berjanji akan memberi hadiah
kepada kau, baiklah nanti kuajarkan kepada kau"
"Apa benar ?" teriak Yong-yong berjingkrak sambil keplok
tangan. "Marilah, anak manis, duduklah dulu ada pertanyaan yang
ingin kuajukan kepadamu ?"
Maka Yong yong duduk menggelendot di samping
perempuan baju putih, Ling Ji ping, duduk dibawah pohon di
depannya. Setelah merapihkan rambutnya perempuan baju putih


Walet Emas Perak Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

berkata : "Nak, apakah ibumu bernama Ban li biau hiang Lim
Yau ang?" "Ban li Mau hiang Lim Yau ang"'" Yong-yong mengulang
sambil mengedip mata, setelah dipikir sekian saat akhirnya
diamenggleng, katanya : "Aku tidak tahu."
Perempuan baju putih menghela napas, katanya pula:
"Nenekmu adalah Hu-yong siancu yang kenamaan dulu itu
bukan?" Kali ini Yong yong manggut" "Betul apa locianpwe kenal
nenekku?" "Aku kenal baik, anak manis." ujar perempuan baju putih
menengadah mengawasi mega putih diangkasa raya, berhenti
agak lama baru dia berkata pula : "Sungguh kasihan kau nak
apakah nenekmu tidak pernah membeli tahu kepadamu siapa
ibumu?" Yong yong menggeleng pula, katanya: "Tidak pernah
Nenek pernah bilang bahwa ibu pergi kesuatu tempat yang
jauh sekali, sejak itu tidak pernah pulang."
"Apa kau tahu dia mencari siapa?"
"Entah, nenek tidak menjelaskan."
464 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Lalu dimana ayahmu?"
Merah mata Yong-yong, katanya mewek2:
"Akupun tidak tahu, nenek juga tidak pernah menjelaskan
kepada aku," "Anak manis," ujar perempuan baju putih setelah menghela
napas, "kau harus ingat, Banli-biau-hiang Lim Yau-ang adalah
ibumu." "Lo cianpwe juga kenal ibuku?"
"Ya, aku kenal dia."
"Tahukah kau, dimana dia sekarang?"
"Disuatu tempat yang jauh sekali."
''Aneh," Yong yong melengak keheranan, "kakek bilang
nenek pergi ke tempat jauh, apakah dia pergi mencari
ibuku?" Perempuan baju putih geleng2 katanya. "Bukan, anak
manis, nenekmu pergi ketempat lain."
Yong yong angkat kepalanya, sorot matanya penuh
pengharapan, katanya: "Locian-pwe pasti tahu tujuan mereka,
lekas terangkan kepadaku, aku ingin menyusul mereka."
Perempuan baju putih menghela napas enteng, sekilas dia
melirik Ling Ji ping lalu geleng2, katanya : "Sekarang kau tidak
boleh menyusul kemana tujuan nenekmu itu."
"Lho, kenapa ?"
"Tidak kenapa, anak manis, kelak kau akan tahu."
"Lalu ibuku ?" "Sekarang kaupun dilarang ke sana"
"Kenapa pula aku dilarang ke sana."
465 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Nak, tempat tinggalnya Itu tidak boleh didatangi manusia
biasa." "Tapi dia kan ibu kandungku."
"Betul, kelak mungkin kau boleh ke sana, tapi bukan
sekarang." Yong-ji jadi heran dan bingung, karena perempuan baju
putih tidak mau menjelaskan, akhirnya dia menoleh kearah
Ling Ji-ping, katanya ; "Ping koko, apa sih yang telah terjadi"
Apakah kau tahu?" Sebetulnya Ling Ji-ping tahu bahwa nenek Hu-yong sudah
ajal, namun seluk beluk tentang ibunya yang berjulukan Ban-
li-hiang Lim Yau-ang baru kali ini dia dengar, maka diapun
tidak tahu apa2, hatinya juga, tapi dia lebih pengalaman, dari
nada ucapan perempuan baju putih dia menduga bahwa Ban-
li-bau-hiang Lim Yau-ang belum mati. maka dia juga
menggeleng, sahutnya: "Aku juga tidak tahu."
"Anak manis," akhirnya perempuan baju putih menghela
napas "kau tidak usah buru2 kelak kau pasti tahu juga.
mungkin hanya kaulah yang bisa membebaskan dia."
"Membebaskan dia ?" teriak Yong-ji "apakah ibuku
mengalami bahaya ?" "Bukan" ujar perempuan baju putih "maksudku mungkin
hanya kaulah yang bisa menyadarkan dia kembali."
Tergerak hati Ling Ji-ping, segera dia menimbrung:
"Maksud Cianpwe, apakah Lim lo-cianpwe sekarang sudah
tersesat " "Betul" ucap perempuan baju putih "sudah mendalam dia
tersesat, tidak gampang untuk menyadarkan dia"
Ling Ji-ping masih ingin nanya, tapi perempuan baju putih
sudah tertawa dan berkata: "Sudah kita jangan membicarakan
soal ini kelak kalianpun bisa bertemu dengan dia tapi Ingat
466 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pesanku, jangan se-kali2 kalian menyinggung pembicaraanku
kali ini dengan kalian. Anak manis, bukankah kau ingin belajar
Hu hun sin hoat atau gerakan tubuh naik tangga. Marilah,
mulai kuajarkan teorinya dulu"
Sudah menjadi tradisi dan pantangan bagi kaum persilatan
bila mengajarkan ilmu, pantang dilihat atau ditunggui orang
lain. Sudah tentu Ling Ji ping maklum akan hal itu. maka segera
dia bangkit berjalan kearah kiri. Belum jauh dia berada dalam
hutan mendadak dari pucuk dahan cemara dia mendengar
suara kicau burung waktu dia menengadah dilihatnya
bayangan kuning emas bercahaya berkelebat, tahu2 seekor
burung walet emas hinggap diatas dahan pohon. Burung walet
emas ini meng-angguk2 kepalanya sambil berkicau serta
melebarkan sayapnya seperti ajak bicara kepadanya, lalu
pentang sayap terbang kearah kiri.
Tergerak hati Ling Ji-ping, batinnya: "Bukankah itu burung
walet emas milik majikan sepasang burung seriti" Mungkin dia
mengundang kedatanganku untuk menemui majikannya"
Mungkinkah majikan sepasang burung Seriti benar2 telah
berhasil merebut gelang naga itu?"
Segera terbayang tubuh semampai nan molek dan
menggiurkan, kupingnya seperti mendengar helaan napasnya
yang bernada rawan dan memilukan, walau sekarang dia
sudah tahu gadis itu adalah murid perwira dari salah satu Ing-
yan-siang-sin, yaitu Sin-yan Li Ngo, jauh ini masih belum
mengerti. Dengan bekal kepandaiannya, meski belum mencapai taraf
tiada bandingan dikolong langit ini tapi kira2 sudah sejajar
dengan Lam-jan, Pak-koat dan gembong silat lainnya, tapi
kenapa kelihatan selalu dirundung persoalan yang tidak
kunjung beres, entah karena asmara sehingga dia tidak kuasa
mengendalikan perasaan" Atau lantaran dendam 467 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
permusuhan" Hal ini merupakan tanda tanya, yang tidak
terjawab dalam benak Ling Ji-ping.
Satu hal pula yang selalu bikin Ling-Jij ping tidak mengerti
yaitu kenapa dan apa sebabnya dia tidak mau memperlihatkan wajah dihadapan orang lain" Sudah beberapa
kali dia berada bersama dengannya malah pernah menginap
dikamar tidurnya, namun dia tidak pernah menampakkan diri,
pada malam dia mencegat orang2 Y u-bing-Kau dan Ang-hoa-
kau dimulut lembah tempo hari, dia tetap duduk
membelakangi orang banyak, apakah dia berwajah jelek "
Ah, tidak mungkin, Dari perawakan tubuh dan bayangan
punggungnya, didengar dari suaranya, tidak panias kalau dia
seorang gadis yang bermuka buruk, tetapi kenapa dia seolah
menyembunyikan wajahnya" Hal inipuni merupakan teka-teki
yang tak terjawab dalam benak Ling Ji-ping.
Sambil berpikir Ling Ji-ping tetap mengudak kearah kemana
terbangnya walet emas, kejar mengejar ini tanpa terasa sudah
berlangsung beberapa kejap dan sudah puluhan li mereka
tempuh. Mendadak walet emas yang terbang setinggi pohon
itu melingkupkan sayapnya menukik turun miring kedepan
sana. "Mungkin sudah sampai tujuan," demikian batin Ling Ji-
ping. Waktu dia memburu kesana, kiranya mereka sudah
berada diluar hutan cemara, sementara walet emas itu
memasuki kesebuah lembah.
Ling Ji ping sudah siap menerjang kedalam lembah. Tapi
tiba2 didengarnya pekik kaget dari burung walet, tampak
walet emas itu terbang menggelepar keudara serta berputar
diudara didalam lembah sana, mulutnyapun seperti berteriak
minta tolong atau memberi peringatan, agaknya dibawah ada
orang yang berusaha menyerang atau mau menangkapnya.
Keruan Ling Ji-ping kaget, dia tahu walet emas walet perak
ini bukan burung sembarang burung, orang yang berilmu s ilat
468 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
rendah jelas bukan tandingannya, kini walet emas terpekik
kesakitan dan terbang ber-putar2, yakin di dalam lembah
paati kedatangan musuh. Dan musuh ini jelas seorang jago
silat yang berkepandaian tinggi.
Karena curiga dan ingin tahu perkembangan selanjutnya,
maka dia berhenti tak bergerak, tak lama kemudian betul juga
dia mendengar suara mendesis dari samberan suatu benda
yang ditimpukkan, tampak selarik bintik sinar hijau meluncur
kearah walet emas itu. Sekali mengebas sayap, tangkas sekali walet emas mumbul
lebih tinggi dua tiga tombak menghindari timpukan senjata
rahasia yang bersinar hijau itu, seteluh berkisar setengah
lingkar lagi, tiba2 dia menukik secepat kilat rnenyamber,
dengan luncuran miring tahu2 dia menerjang turun
menyerang pada orang yang membokong dirinya.
Baru saja walet emas itu menukik, dari dalam lembah
terdengar gelak tawa aneh, seseorang membentak : "Burung
keparat, berani bertarung me lawanku, nah rasakan caraku
membereskan kau." Maka terdengarlah suara "Dar" sebuah
ledakan keras yang menggetar dan menggoncang bumi, batu
dan dahan pohon tampak muncrat berterbangan disertai asap
tebal yang membubung tinggi keudara, terdengar walet emas
itu berpekik pula, tampak bayangannya menjulang tinggi
keudara. Tapi dibelakang bayangan emas dari sang burung walet ini
mengekor pula beberapa bintik sinar hijau, seperti percikan
kembang api saja, ikut menjulang tinggi keudara seluas
setembok lebih daya luncurnya ternyata lebih lebih pesat dari
walet emas yang sudah terluka itu.
Ling Ji ping sudah mengeluh "Celaka" baru dalam hati.
Secara reflek dia sudah siap menggempur dengan pukulan
jarak jauh untuk meruntuhkan bintik2 hijau itu menolong jiwa
walet emas, tapi jaraknya terlalu jauh dan tidak keburu lagi,
469 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tampak bintik2 hijau itu tiba2 berledakan di tengah udara,
bagai ada puluh ekor ular yang menari diangkasa, meski walet
emas berusaha menghindar kian kemari, akhirnya sejalur asap
hijau tetap mengenai sayap kirinya juga, di lengah pekik
kesakitani yang cukup nyaring, tampak walet emas itu
melayang jatuh kedalam lembah menggelepar.
Untung pada saat itu terdengar sebuah hardikan nyaring
dari dalam lembah : "Siapa Berani me lukai walet emas milik
kita?" Disusul sebuah suara tawa aneh berkumandang : "Kukira
kau tidak akan keluar" Hehe, budak cilik, lekas serahkan
barang itu kepada ku."
Mendengar suaranya Ling Ji-ping tahu. bahwa Liok-cu yang
ada didalam lembah, serta merta diapun teringat bahwa gelak
tawa itu bukankah suara Tiang-pek-hwi-hou" Dalam hati
segera dia membatin: "Rase tua yarg licik ini ternyata diam2 mengincar gelang
naga itu, agaknya waktu Liok-cu turun tangan, dia pun
menyaksikan dari tempat persembunyiannya."
Begitu mendengar suara Liok-cu, lekas Ling Ji-ping
batalkan niatnya hendak menampilkan diri, karena dia takut
Kungfu Liok-cu tidak lemah, waktu di Yan-kui-kok tempo hari,
seorang diri diapun mampu menghalau orang2 Ang hoa-kau
dan Yu-bin-kau tanpa cidera sedikitpun meski akhirnya dibantu
oleh majikannya, kini berhadapan dengan Tiang pek hwi hou
seorang saja, meski kepandaian lawan cukup tinggi, mungkin
Liok cu masih mampu bertahan diri. Maka dia menyembunyikan diri dibelakang pohon serta berendap maju
dengan hati2. Lembah ini ternyata amat dalam dan keadaannya lembab,
batu2 gunung yang aneh2 bentuknya terdapat di-mana2
diantara semak rumput dan rimbunnya pepohonan, lebih
470 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kedalam lagi adalah sebidang hutan dengan pepohonan, yang
serba pendek, suara kedua orang terdengar dari hutan ini.
Tengah dia menyelinap kebelakang sebuah pohon,
didengarnya Liok-cu sedang berkata; "Kim-yan walet, emas,
kau terluka. Aduh, memang salahku bertindak kurang sigap,
marilah, biar kububuhi obat." padahal musuh tangguh
dihadapan, tapi s ikap Liok-cu tetap tak acuh, dia bubuhi luka2
di tubuh Kim-yan serta mencekok sebutir pil.
Karuan Ling Ji-ping yang sembunyi ditempat lain menjadi


Walet Emas Perak Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

gugup, pikirnya "Genduk ini memang temberang, Tiang-pek-
hwi-hou bukan lawan sembarangan, tapi kau tak acuh
menghadapinya, bila rase licik ini menyergapmu dengan cara
yang keji, mungkin kau bisa celaka." Karena gelisah sebat
sekali segera dia melambung maju kedepan terus menerjang
kemulut lembah. Didengarnya Tiang-pek-hwi-hou menyeringai tanyanya :
"Budak ayu, siapa kau ?"
Terdengar Liok-cu bersuara pula, tapi kata2nya tetap
ditujukan kepada walet emas,
"Aduh, begini parah luka2 terbakar disayap kirimu, e,eh,
jangan bergerak, biar kububuhi obat lagi." Sayup2 terdengar
rintihan suara burung walet yang menahan sakit.
Terdengar Liok-cu berkata pula :
"Ya. aku sudah tahu, aku pasti menuntut balas sakit
hatimu. Wah, bila sampai diketahui ?ocia, mungkin akupun
bisa dimakinya." Mendadak Tiang-pek-hwi-hou membentak bengis: "Budak
keparat, dengar tidak apa yang kutanyakan tadi ?"
Baru terdengar sahutan Liok-cu. "Memangnya matamu
sudah lamur tidak melihat aku sedang sibuk mengobati Kim-
yan " Kau tua bngka ini berani melukainya, belum toh aku
471 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
memaki dan melabrakmu, malah bertingkah main bentak dan
gembar gembor segala."
Ling Ji-ping jadi geli mendengar caci maki Liok-Cu ini.
beruntun dua kali lompatan pula dia sudah tiba disamping
hutan di-belakang mulut lembah. Kebetulan dia bisa sembunyi
dibelakang batu gunung yang berserakan. Waktu dia
melongok keluar, tampak Tiang-pek-hwi-hou berdiri membelakangi dirinya, Liok-cu berdiri di depannya sana jarak
kedua orang2 kira2 ada tiga tombak.
Liok-cu tengah memeluk K im-yan, burung walet emas yang
besar dan gemuk serta manis, bulunya yang kuning emas
memang indah dan mulus itu sedang mendekam ditelapak
tangannya dan diam saja dibubuhi obat.
Agaknya Tiang pek hwi hou segan Juga menghadapi gadis
belia yang belum diketahui asal usulnya ini, ternyata dia tidak
berani sembarang bertindak, sering pula dia berpaling dan
pasang kuping keluar lembah, agaknya kuatir bila ada orang
lain yang juga mengudak masuk kedalam lembah.
Sebentar lagi baru Liok cu selesai mengobati burung walet
emas, burung kesayangan itu masih dalam pelukannya, pelan2
dia angkat kepala, seperti sengaja tidak sengaja sekilas dia
melirik kearah tempat sembunyi Ling Ji ping, mulutnya segera
menyungging senyum, seperti hendak berkat "Kemarilah kau,
aku memang sedang menunggu kau."
Tapi senyum manis Liok cu cepat sirna dan sigapnya
beruban kereng dan membesi serunya sambil me lotot gusar
kepada Tian pek hwi hou: "Hai, siapa kau tua bangka?"
Tiang pek hwi hou ter-kekeh2, katanya: Budak ayu, tak
usah kau tanya siapa aku Sebaliknya kau murid siapa" Kalau
tidak di jawab aku juga tidak perlu tahu, asal kau serahkan
barang yang kau peroleh dari Bwe tun, aku tidak akan cari
perkara kepada kau" 472 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Lho, aku pernah memperoleh apa?" ujar Liok-cu pura2
bodoh. "Budak jelita, jangan mungkir, aku saksikan sendiri walet
emasmu itu mematuk sesuatu benda dari meja kecapi waktu
Ang-hoa Kaucu hampir selesa i memetik lagunya sekarang
walet emas ini berada ditanganmu kepada siapa kalau aku
tidak m inta kepalamu"
"Burung walet emas didunia ini cukup banyak, bagaimana
kau bisa yakin bahwa burung walet emasku ini yang kau
curigai?" bantah Liok-cu.
"Budak pintar, Lohu menguntitnya sampai di sini, jangan
kau mungkir lagi." "Cis, umpama betul walet emasku ini yang menggondolnya
kemari, barang itukan bukan milikmu, berdasar apa kau minta
kepadaku ?" jengek Liok cu bertolak pinggang, "kau melukai
walet emasku, akupun tak bisa mengampuni kau, hm, kau kira
aku tidak tahu siapa dirimu yang tua bangka ini" Rase liar dari
luar perbatasan juga berani bertingkah didepan mataku "
Tiang-pek-hwi-hou tertegun, bentaknya: "Siapa kau ?"
"Masa setelah melihat walet emas ini kau masih belum tahu
siapa aku " Ini membuktikan bahwa pandanganmu memang
terlampau cupat." Berputar biji mata Tiang-pek-hwi-hou mendadak dia
tertawa gelak2, serunya : "O, jadi kau ini murid pewaris lng
yan siang sian Sin ya Li Ngo, hahaha sungguh kebetulan,
dahulu aku punya hubungan baik dan intim dengan gurumu,
kita terhitung bukan orang luar, keponakanku yang manis, kau
harus panggil Supek kepadaku. Marilah kau serahkan gelang
naga itu." "Itukan barang milik orang lain. Yanji memang nakal
menggondolnya kemari, sepantasnya kan dikembalikan
kepada pemiliknya kalau tidak, bila diketahui orang luar,
473 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mungkin orang bisa ber-olok2, katanya murid pewaris Sin-yan
Li Ngo ternyata pandai mencuri barang orang lain. Bila Suhu
tahu, pasti aku dihajar setengah mati."
-ooo-dw-ooo- Karya : Khu Lung Saduran : Gan KH
Sumber DJVU : Manise & Paulustjing
Editor : Paulustjing dan Dewi KZ
Ebook by : Dewi KZ Tiraikasih website http://kangzusi.com/ http://kang-zusi.info/
http://tiraikasih.co.cc/ http://cerita-silat.co.cc/
Jilid 14 Tiang-pek-hwi-hou membentak "Budak binal. Jangan kau
kira kau pintar dan dapat menipu Lohu. Hehe, bila gelang
naga tidak kau serahkan, jangan harap hari ini kau bisa pergi
dengan tetap bernyawa." Sambil mengancam langkah kaki
Tiang pek hwi hou yang berat dan pelan maju menghampiri
kearah Liok-cu. Walau Ling Ji-ping hanya melihat punggungnya, tapi dari
nada suara dan langkah kakinya, dapatlah dirasakan bahwa
nafsunya membunuh tentu sudah memuncak" Dia tidak akan
segera turun tangan keji kepada. Liok-cu merebut gelang naga
itu. Selangkah demi selangkah Liok-cu menyurut mundur,
namun diwajahnya tidak ada yang rasa kaget atau ketakutan,
malah dia tersenyum senang seperti menggoda, serunya:
"Aduh, libat tampangmu begitu galak, seperti mau mencaplok
orang saja, tidak boleh ya tidak boleh."
474 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Mau tidak kau serahkan?" ancam Tiang-pek-hwi-houw
pula. Mendadak Liok-cu berhenti seraya bertolak pinggang,
serunya: "Tidak ya tidak, Cis memangnya siapa takut kepada
kau." Tiang pek hwi hou menyeringai iblis, desisnya: "Budak
keparat, memangnya kau bisa berbuat apa terhadap Lohu"
Biarlah nyawamu kurenggut sekalian." mendadak dia
menubruk sambil pentang cakar2 jarinya, keji memang cara
serangannya, tangan kanan mencengkram leher, tangan kiri
merogoh ulu hati. Sejurus serangan .berganda ini sekaligus
telah mempamerkan Kungfu andalannya yang sudah sekian
tahun ternama, yaitu Hwi hou jiu, hebat adalah tangan
kanannya itu mendadak bisa mulur panjang satu kaki.
Bahwa Tiang pek hwi hou ma lang me lintang di Kwan-gwa
luar perbatasan memang tidak memalukan terutama Hwi hou
jiu ilmu tunggalnya yang paling lihay ini, entah beberapa
banyak kaum persilatan terkenal yang pernah dikalahkan oleh
sejurus seorangan ini, karena bukan saja gerakannya secepat
kilat, dan anehnya lengannya itu mendadak bisa mulur
panjang sehingga lawan yang tidak pernah menduga tahu2
sudah kecundang. Sebelum ini Ling ji ping tidak pernah tahu bahwa Rase tua
ini memiliki ilmu tunggal aneh dan lihay, bila kelima cakar
jarinya sekali hampir menyentuh tubuh Liok-cu baru dilihatnya
lengan orang mendadak mulur, karuan kagetnya bukan main
sampai mencucurkan keringat dingin, tanpa pikir panjang
segera dia menghardik seraya menerjang keluar.
Tapi sebelum kakinya menyentuh tanah didengarhya Liok-
cu sudah tertawa cekikikan serunya "Buat apa gugup "
Memangnya dia mampu melukai aku ?" Ditengah tawanya,
tampak pinggangnya yang ramping itu menggeliat dan meliuk
sekali selembut dahan pohon sebat sekali tahu2 tubuhnya
sudah berkelit sejauhi satu tombak, gerak geriknya seringan
475 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mega yang mengambang melampaui beberapa pucuk pohon,
bila tubuhnya meluncur turun lagi senyumannya yang manis
tampak menggiurkan, sedikitpun tidak kelihatan kaget atau
jeri. Tiang-pek-hwi-heu kira gadis belia yang masih muda
betapa sih kemampuannya " Tapi kuatir sekali serangannya
tidak mengenai sasaran, malah dirinya bakal dibayangi
kekuatiran dan ancaman lawan, maka sekali lagi tangan dia
melancarkan Hwi hou jiu, ilmu simpanannya sudah tentu
tujuannya adalah sekali gebrak dapat membekuk lawan.
ternyata perhitungannya meleset, ilmu tunggal yang selama
ini dibanggakan bukan .....
Jilid 14 halaman 4-5 ga ada.. wew
.....kaget akan sikap dan gerakan sigadis yang sebat dan
enteng luar biasa, saking kaget sesaat dia melongo tapi
didengarnya dibelakang ada suara bentakan dan tubrukan
kearah dirinya, maka tak sempat mengudak musuh, lekas dia
menggeser miring kesamping dan sembunyi dibelakang
sepucuk pohon.. Mendadak Tiang-pek-hwi-hou membalik tubuh, bola
matanya yang memutih seperti mata ikan itu mengerling dan
mendadak ml mancarkan sinar terang menatap Ling Ji-ping
katanya "Buyung, ternyata kau."
Ling Ji-ping tersenyum menghina, katanya. "Betul aku,
tidak nyana bukan?" Ling Ji-ping berdiri tepat disamping kedua
orang yang berhadapan itu sehingga mereka bertiga berdiri
dalam formasi segi tiga. Liok-cu tertawa manis, katanya : "Siapa suruh kau keluar.
Apa tidak baik bila aku main2 sama dia?"
Ling Ji-ping menjura kepada Liok-cu, tanya : "Rase tua ini
licik dan licin, aku kuatir nona dibokong olehnya."
Liok-cu mencibir bibir, jengeknya." Memangnya dia
mampu" Jikalau Siocia tidak melarangku me lukai orang, sejak
476 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tadi pasti mata juling rase tua ini sudah kucukil keluar Atau
paling tidak sudah kupelintir cakar rasenya itu."
Tiang-pek-hwi-hou ter-loroh2, serunya. "Budak keparat,
begitu rendah kau menilai lohu " Hehehe, kau kira dengan
bekal yang kau pelajari dari Sin-yan Li-ngo dapat
mengalahkanku ?" lalu dia berpaling kepada Ling Ji-ping,
jengeknya: "Hehehe, tak nyana kau bocah inipun punya
hubungan luas, murid pewaris Sin-yan Li Ngo juga kenal satu
dengan yang lain, tapi jangan kau anggap hubungan kami
diluar dari batas2 susila,"
Liok-cu bertolak pinggang pula, serunya. "Hai, lekas kau
enyah. Kau melukai burung seritiku, tapi sudahlah kau
serahkan sebotol obat penawar Thian-bong-ham-sing, biarlah
kuanggap persoalan ini tak pernah terjadi, selanjutnya akupun
tidak akan cari perkara padamu."
Tiang-pek-hwi-hou menggereget, desisnya. "Enak bicaramu, kenapa tidak kau tanya pada Lohu, apakah aku mau
menyudahi persoalan ini "'
"Memangnya apa kehendakmu ?" bentak Ling Ji- Ping
"Aku memang ingin mencarimu kebetulan kau antar jiwamu
biarlah sakit hati putraku yang kau pukul tempo hari ku tuntut
padamu sekarang" Dari samping Liok-cu menimbrung "Dan kaupun ingin
merebut gelang pusaka yang berada ditangganku, betul
tidak?" Beberapa kali T iang-pek-hwi-hou tatap muka muda mudi ini
bergantian, nola matanya yang memutih kelabu itu mendadak
memancarkan cahaya terang pula, serunya. ''Betul, sebelum
kau serahkan gelang naga itu, jangan harap kau bisa pergi
dari s ini" 477 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ling Ji-ping tertawa kaku, jengeknya sambil maju plangkah.
"Bagus cepat atau lambat kan sama2 harus dibereskan, nah
sekarang saja kau membuat perhitungan dengan aku."
Tiang-pek-hwi-hou menggeram gusar, meski licik dan
banyak akalnya, tapi dia tahu sekarang bukan saatnya main
kekerasan, namun keadaan sudah tidak mungkin dilerai lagi
terpaksa dia, Menggereng sambil memusatkan tenaga kedua
tangan melintang di dada terus didorong maju pelan2.
Angin menderu dan bergelombang, dorongan kedua
telapak tangannya itu ternyata mengandung kekuatan luar
biasa, agaknya serangan Tiang-pek-hwi-hou dilandasi setaker
tenaganya. Ling Ji-ping sudah kerahkan Liokmeh sin kang, kedua kaki
pasang kuda2, dengan badan sedikit diturunkan, kakinya
menggesek maju setombak malah, dimana lengan kirinya
memutar sejurus Thian mo pi kontan dia sapukan keluar.
Gebrakan ini kedua pihak sama menggempur dengan
seluruh kekuatan, pusaran angin kencang seperti lesus
mengamuk segera membikin hutan itu seperti digoncang oleh
gempa dahsyat ditengah dua kali ledakan keras, dahan pohon


Walet Emas Perak Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sama patah dan seperti dilontarkan oleh suatu kekuatan
raksasa beterbangan ke tengah udara. Tiang pek hwi hou
menggerung gusar, di tengah pekik suaranya tubuhnya
berkelebat setangkas rase menubruk, dia mendesak lebih
dekat kearah Ling Ji ping, tampak telapak lengannya terbalik
dengan tarian aneh seperti rase mencakar dan menggaruk,
beruntun ia lancarkan serangan membelah dengan tipu
permainannya yang khusus.
Terasa oleh Ling Ji-ping bayangan telapak tangan lawan
seperti bertumpuk dan berlapis2, seperti gugusan gunung,
angin kencang seperti membungkus sekujur tubuhnya dan
berbagai arah. Karuan kagetnya bukan main batinnya :
"Kungfu Rase tua ini memang lihay, Hwi-hou-ciangnya
ternama diluar perbatasan memang tidaK bernama, kosong,
478 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kalau tidak hati2, salah2 aku bisa kecundang ditangannya."
Se-konyong2 dia bersuit nyaring lengannya menjulur lurus dan
diputar laksana kitiran terus menerjang kearah bayangan
telapak tangan lawan yang berlapis itu.
Kalau Hwi-hou-ciang sudah menggetarkan dunia persilaran
diluar perbatasan, Cap-jite sat-jiu adalah Kungfu ciptaan Te-
sat-sia Thang Bu kong yang pernah teruji selama puluhan
tahun, Hwi-hou ciang mengandalkan gerak cepat dan lincah,
sementara Te-sat jiu mengutamakan gerak keras kokoh dan
mantap, dalam sekejap mereka sudah saling labrak belasan
jurus paling, celaka adalah nasib pepohonan dalam hutan,
puluhan batang telah gundul dan dahan2nya rontok serta
patah seperti disapu angin puyuh.
Tapi Liok cu sendiri ditempatnya sambil bola matanya yang
hidup mengerling pergi datang, seperti menyaksikan tontonan
yang bagus dan menarik perhatiannya.
Se-konyong2, Tiang-pek-hwi-hou terloroh panjang, tubuhnya mendadak melambung ke atas, sambil mengentak
kedua lengannya, sehingga luncuran tubuhnya keatas
bertambah enteng setinggi empat tombak, jubah tosu yang
dibabat dan sudah rombeng itu laksana layar perahu yang
berkembang ditiup angin kencang, ditengah udara tubuhnya
menggaris lintang seperti terbang dengan kecepatan yang
sukar dipercaya, mendadak dia menukik turun menindih
kearah Ling Ji-ping, dengan telapak tangan kanan dan jari
tangan kiri, mencengkeram dan menutuk, serentak dia
mencencar dua sasaran, jari tangannya malah mengeluarkan
desis angin dan uap putih kelabu, laksana gugur gunung
menindih dari atas Ling Ji-ping.
Begitu melihat Tiang-pek-hwi-hou melayng keatas, Ling Ji-
ping lantas tahu bahwa lawan hendak melancarkan Hwi-hou-
sin-hou yang menjagoi Bulim dengan Hwi-hou-jiu yang sudah
kenamaan itu, tahu serangan lawan tak boleh dipandang
enteng, sehat sekali kembangkan kegesitan gerak tubuhnya
479 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pula, dengan badan atas sedikit doyong kebelakang dia tarik
napas terus menggembor keras, dengan jurus In-pi-hoa-gak
kedua telapak tangannya tegak membelah keatas.
Inilah tipu ciptaan Te-sat-sin yang khusus untuk
menghadapi serangan lawan dari atas, dengan telapak tangan
membelah saling tindih, bukan saja kekuatan dapat
dipusatkan dalam titik garis yang sama, kekuatannya berlipat
ganda, demikian pula tenaga yang dikerahkan dapat
dilancarkan secara bergelombang sesuai kondisi lawan yang
menyerang. Segumpal deru angin, kencang menerjang naik keudara
seperti ditembakkan dari mulut meriam raksasa, "Blang",
tampak tubuh Tiang pek hwi hou tergentak mumbul pula lebih
tinggi. Tapi Ling Ji ping sendiri juga seperti ditindih benda
ribuan kati, kuda2nya tergempur goyah, tanpa kuasa dia
gentayangan mundur beberapa langkah.
Cepat sekali sebelum Ling Ji ping berdiri tegak pula, Tiang
pek hwi hou yang masih terapung diudara sudah terloroh-
loroh dimana kedua lengannya menggaris, seperti seekor rase
terbang, kembali dia menubruk turun. Ditengah tukikan
tubuhnya itu, kedua tangannya mendadak mulur lebih panjang
sehingga jangkauannya lebih jauh, padahal rambut ubanan
yang digelung diatas kepalanya sudah modal madil sehingga
rambut panjangnya terurai seperti iblis langit yang mengamuk
turun, hebat adalah kekuatannya yang menindih turun, Ling
Ji-ping sampai merasa sesak napasnya.
Agaknya Liok cu juga belum pernah menyaksikan
gempuran tenaga sedahsyat itu, tanpa kuasa dia menjerit
kaget, tanpa ayal bayangannya segera berkelebat menubruk
ke samping Ling Ji ping. Kedua kaki Ling Ji ping belum lagi
berdiri tegak, pandangan ber-kunang2, Hou deh sin kang yang
melindungi tubuhnya pun tergentar bubar tercerai berai, mana
dia mampu dan ada tenaga melawan serangan sengit Tiang
pek hwi hou yang menindih turun ini" Untung dia cukup
480 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berpengalaman, meski menghadapi bahaya dia tetap tenang
dan tidak gugup, mendadak dia menurunkan tubuh sambil
berputar dengan kisaran kencang seperti angin lesus
menghindar setombak jauhnya.
Kejadian tepat pada saat Liok-cu menubruk kearahnya,
ledakan keras telah me lontarkan debu dan tanah keudara,
tanah di mana tadi Ling Ji-ping berdiri kini telah berlobang
besar seluas lima kaki. Untung ledakan itu terjadi sebelum Liok cu menubruk tiba,
namun dia teruskan gerakannya sambil menghardik nyaring,
jari tangan kanannya tampak memancarkan sinar kemilau
putih, ternyata dia menutuk dengan Hwi-hong-ci, di mana
bayangan hijau bagai lembayung bergerak cepat berputar
kearah Ling Ji-ping yang sudah menghindar kesamping
Tutukan Hwi-hong-ci Liok cu ternyata tepat pada saatnya,
melihat sinar putih mendadak melesat kearah dirinya dari
tengah kepulan tanah dan pasir akibat pukulannya, T iang pek
hwi hou tahu betapa lihay Hwi hong-ci ajaran Sin-yan Li Ngo,
bukan saja kaget, hatinyapun jeri, sekuatnya dia menahan
gerak tubuhnya yang anjlok kebawah seperti memapak
terjangan tutukan jari, telapak tangan kiri menekan kebawah
dari kejauhan, sehingga tubuhnya berhasil mambalik dengan
satu gerakan indah meluncur turun beberapa tombak
disebelah sana. Bila Tiang-pek-hwi-hou berdiri tegak ditanah, sementara
Liok-cu sudah berada di sisi Ling Ji-ping, didengarnya dia
sedang tanya: "Siauhiap kau tidak apa2"
Selama hidup dan mengembara di Kangouw bertempur
secara kekerasan melawan musuh jarang Ling Ji-ping
menemui kegagalan sungguh tak nyana hari ini dia hampir
saja kecundang dibawah tangan Tiang-pek-hwi-hou, dasar
keras kepala, dengan tawa angkuh menjawab: "Terima kasih
akan perhatian nona, aku tidak apa2."
481 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Melihat Ling Ji-ping tidak terluka, lega hati Liok-cu, katanya
tertawa manis: "Biarlah aku saja yang membereskan dia."
Tak nyana Ling Ji-ping tertawa dingin, jengeknya: "Silahkan
nona minggir, kalau aku Tidak mampu membereskan rase
keparat ini selanjutnya aku tidak mau dipanggil Cui-hun-ji."
Liok-cu melengak, batinnya "Jelas kau bukan tandingannya,
kenapa mentang2?" tapi lahirnya dia tetap bersikap ramah,
katanya tertawa. "Tapi kau perlu istirahat."
"Nona tak usah kuatir, orang she Ling yakin takkan mudah
dikalahkan." ujar Ling Ji-ping sambil menubruk kearah Tiang-
pek-hwi-hou. Karena tak bisa menghalangi, untuk menariknya juga malu,
terpaksa dia ikut melompat maju bersiaga dipinggir arena.
Sungguh Tiang-pek-hwi hou tidak pernah mengira bahwa
gadis belia ini ternyata telah berhasil meyakinkan Hwi hong ci
ciptaan Sin yan Li Ngo selihay itu. Ling Jiping seorang sudah
merupakan musuh tangguh, untuk melawannya dia harus
kerahkan setaker tenaganya, meski menang sejurus tapi kalau
lawan mengeroyoknya, jelas dia tidak yakin dapat mengalahkan muda mudi ini.
Tapi keinginan merebut gelang naga betapapun tidak boleh
dibatalkan, tujuan kedatangannya kedalam perbatasan ini
adalah hendak mengangkangi Thian tiok sampo, sudah tentu
betapa pun sulit persoalannya, dia tidak akan sudi mundur
tanpa hasil, sepasang bola matanya yang lebih banyak putih
dari hitamnya itu seperti bola api yang menyala menatap
kedua lawan didepannya, katanya dengan menyeringai sadis:
"Hayolah kalian boleh maju bersama."
Ling Jiping tertawa lantang, serunya :"Selama orang she
Ling keluar kandang, belum pernah berkelahi main keroyok."
Raja Naga 7 Bintang 5 Jaka Galing Karya Kho Ping Hoo Badai Laut Selatan 11
^