Pencarian

Walet Emas Perak 9

Walet Emas Perak Karya Khu Lung Bagian 9


Lalu dia berpaling kepada Liok-cu, "Nona tolong kau
mundur jauh sedikit."
482 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kau....." Liok-cu berseru kuatir.
Ling Ji ping menyeringai, katanya : "Meski orang she Ling
kalah dan akhirnya gugur di medan laga, anggaplah karena
Ling Ji-ping tak becus belajar, matipun tidak perlu menyesal
banyak terima kasih akan perhatianmu"
Melihat muslihatnya berhasil, Tiang pek-hwi-hou tertawa
riang, katanya: "Betul, siapa nyana bocah keparat seperti kau
ini ternyata pemberani dan berjiwa kesatria."
Liok cu sudah buka mulut hendak bicara tapi diurungkan,
sudah tentu dia amat kuatir sikap kukuh Ling Ji ping sulit
untuk dia nyatakan kekuatirannya, apa lagi bila nekad ingin
membantu. salah2 Ling Ji ping bisa salah paham kepadanya.
Ling Ji-ping mendesaknya : "Kalau nona sudi memberi
muka kepadaku, silahkan lekas mundur."
"Baiklah, tapi Siauhiap harus hati2, Rase tua ini tidak boleh
dipandang enteng." "Cayhe tahu, nona tidak usah kuatir"
Terpaksa Liok cu mundur agak jauh, tapi juga hanya
berkisar sejauh setombak lebih, bila Ling Ji-ping menghadapi
bahaya jelas dia tidak akan berpeluk tangan.
Legalah hati Tiang pek hwi hou, dengan akal liciknya dia
sudah memperoleh jawaban meyakinkan dari lawan, maka dia
boleh tidak perlu kuatir dikeroyok, katanya dengan terkekeh
riang:" Hayo, majulah anak muda"
Ling Ji-ping mengulum senyum hina di-ujung bibirnya,
diam2 dia kerahkan tenaga dan memusatkan kekuatan Tin
thian ciang dikedua lengan, bentaknya "Rase tua, hati2 lah
kau, mungkin kau tidak akan kuat menandingi sekali
pukulanku." Setelah gebrak pertama tadi Tiang pek hwi hou sudah
mantap hatinya, dki tahu meski 'Cap ji te sat jiu lawan lihay,
483 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tapi yakin dirinya masih kuat me lawannya, maka dengan tawa
besar dia mengolok: "Buyung, marilah kita mulai. Lebih baik
kau kerahkan seluruh kekuatanmu seperti waktu kau
menyedot tetek ibumu, coba saja kau mampu berbuat apa
terhadap Lohu?" Semakin kelam senyum yang menghias muka Ling Ji-ping,
bencinya semakin mendalan terhadap rase tua yang jahat ini
Padahal dia tahu kemana tujuan lawannya, maka dia pura2
bodoh supaya lawan mengira dirinya betul2 tertipu, gaya
gerakan Tin-tian-ciang yang khusus itupun tidak pernah
ditunjukkan, hanya diam2 kekuatan telah disalurkan dikedua
lengan, cuma sikapnya masih santai dan wajar seperti tidak
terjadi apa-apa. Tapi betapa pintar dan licin Tiang-pek-hwi-hou, melihat
sikap santai dan wajar Ling Ji-ping, dia malah kaget, serta
merta timbul rasa curiganya, tak mungkin seorang yang
menghadapi musuh tangguh bersikap seacuh itu bila tidak
mempunyai persiapan atau andalan yang meyakinkan maka
hatinya disamping kuatir, diapun berlaku hati"
Sikap santai dan wajar yang diperlihatkan Ling Ji ping
bukan berarti bahwa pertanda ia memandang enteng
padanya, tapi sikap keyakinan dan keangkuhannya, bagaimana juga seorang yang sudah kalah segebrak oleh
lawannya, mendadak bersikap tak acuh seperti tak terjadi
apa2 terhadap lawannya itu, ini menandakah bahwa dia punya
bekal s impanan yang yakin ia dapat kalahkan musuh.
Maka rasa takbur dan memandang enteng dalam diri Tiang
pek hwi hou seketika buyar bola matanya mengerling kian
kemari, jubah imamnya tiba2 melembung seperti diisi angin,
bukan saja dia siaga diapun mulai kerahkan seluruh
kekuatannya siap melakukan duel menentukan antara hidup
dan mati, Liok-cu yang menyaksikan dipinggir gelanggang
juga heran, kalau Tiang pek hwi hou mengerahkan tenaga
siap menyerang itu dapat dimaklumi, itu berarti bahwa dia
484 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tidak berani memandang enteng lawannya, bukan sikap
jumawa karena sudah mengalahkan musuh. Tapi kenapa
dengan Ling Ji-ping" Jelas tadi dia bukan tandingan Tiang pek
hwi hou, menghadapi musuh yang lebih tangguh, kenapa
sikapnya mendadak tak acuh malah" Serta merta dia
mengerut kening, namun tak enak bersuara. Tiang pek hwi
hou berdiri tanpa bergeming, hanya jubahnya yang tampak
melambai dengan bunyi keras seperti kain yang melambai
tertiup angin kencang. Ling Ji-ping juga berdiri dengan
gayanya yang angkuh, jubah sekolahnya juga melampai
tertiup angin pegunungan, bukan saja sikapnya santai, juga
kelihatan tenang dan gagah, seperti bukan sedang
menghadapi musuh tangguh atau mau adu jiwa layaknya.
Maka alis Liok cu berkerut semakin dalam, sorot
matanyapun menampilkan rasa tegang dan tidak tentram.
Jantungnya selincah kelinci yang melonjak2 ketakutan.
Tanpa sadar nuraninya seperti mendorongnya maju dua
langkah, diam2 dia mempersiapkan diri, tapi apakah dia nanti
mampu dan sempat memberi pertolongan, dalam Waktu yang
sudah mepet begini tak mungkin dia banyak pikir lagi. Pelan2
Tiang pek hwi hou sudah gerakkan kedua lengannya lurus
kedepan dada. Walau Ling Ji ping juga mulai angkat kedua
telapak tangannya, tapi gerakannya lemah seperti tidak
mengerahkan tenaga sedikitpun, Suasana memuncak tegang.
Air muka Liok cu semakin membesi seiring dengan
gerakkan kedua tangan musuh yang siap tempur ini, dari
warna, merah, hijau lalu pucat.
Akhirnya ditengah gerangan rendah Tiang pek hwi hou,
kedua tangannya ditekuk mundur bersama lalu didorong maju
kedepan. Dimana deru angin menerpa sekencang hujan kayu.
Ternyata Ling Ji ping tidak segera melancarkaa pukulan
untuk me lawan, dia ma lah mundur setapak seperti jeri
menghadapi gempuran ini. Karuan Liok-cu menjerit kaget: "Siauhiap, kau........"
485 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Belum lagi Liokcu melanjutkan kata2nya didengarnya Ling
Ji-ping membentak bagai geledek mengguntur, berbareng
telapak tangan kiri menyanggah langit, terus membalik dan
didorong keluar, gerakannya mirip seorang yang sedang
mendorong daun pintu yang tebak dan berat.
Mulut Liok-cu yang masih terpentang itu menjerit kaget
pula, tapi bukan jeritan kuatir tapi jeritan girang. "Hai,
ternyata kau pun pandai Tin-thian-ciang."
Bukan saja licin dan licik, Tiang-pek-hwi-hou pun pandai
melihat gelagat, tidak s ia2 dia berkecimpung puluhan tahun di
Kangouw, sudah tentu dia juga kenal gaya pukulan apakah
yang dilakukan lawannya ini. tapi sayang setelah dia
menyadari serangan dahsyat lawannya, keadaan sudah
terlambai Belum lagi dia sempat mengambil sikap, dua jalur
tenaga pukulan lawan sekeras sambaran kilat te lah menerjang
tiba, terpaksa sekenanya diapun .lontarkan pukulannya secara
tergesa-gesa. Maka terjadilah ledakan dahsyat yang menggelegar disertai
samberan kilat. Itulah pusaran tenaga dari dua pukulan yang
saling bentur dan gubat sehingga menimbulkan reaksi
Ditengah ledakan dahsyat Itulah terdengar pula suara
orang menguak tertahan sesosok bayangan orang terlempar
mumbul seperti bola yang dilempar kepucuk pohon dan
melayang kesebelah sana. Cepat sekali bersamaan dengan terjadinya ledakan keras
itu, berkumandang loroh tawa keras yang bergelombang dari
atas ngarai selarik cahaya merah darah tahu2 menukik turun
seperti samberan kilat, dimana cahaya merah itu berkelebat,
bayangan orang yang terlempar jatuh dibalik pohon luar itu
disambernya sekalian, pusaran angin kedua pukulan yang
dahsyat itupun seketika sirna tanpa bekas.
"Itulah.Hiat ing cu." saking kaget sempat juga Ling Jiping
menggunakan otaknya, tahu2 bayangan merah bagai kabut
486 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tebal itu terkial2 tawa dan berkata : "Buyung, hehe, lohu
memang sedang mencari kau," tahu2 sejalur tenaga angin
yang keras seperti gugur gunung telah me landai tanpa
mengeluarkan sara, begitu dahsyat tindihan angin pukulan ini
sampai Ling Ji ping merasa sesak napasnya, kakinyapun
terdorong mundur sempoyongan.
"Nona Liok-cu." teriak Ling Ji-ping kaget tersirap
ngeri,"jangan......"
Tapi gemborannya terlambat, gerakan Liok-cu lebih cepat
dari teriakan suaranya, cepat tubrukan Liok-cu, tapi setangkas
kera dia sudah mengerem gerakannya dan mencelat balik
ketempatnya semula. Ling Ji-ping menggembor sekerasnya saking kaget, dia
sudah kerahkan setaker tenaganya baru mampu kendalikan
tubuh untuk mencelat minggir, untung dia berlaku cukup
tangkas, namun hampir saja tubuh Liok-cu yang padat dan
montok itu dipeluknya mentah-mentah.
Kesempatan untuk menunduk melihat sekilas saja tidak
sempat lagi, mendadak Ling Ji-ping sudah melejit pula
sehingga tubuhnya mencelat pula terhindar dari tekanan
tenaga lunak tidak kelihatan yang deras itu, akhirnya dia turun
dibelakang sebuah batu besar kiranya itulah dua tonggak batu
besar seperti menyanggah keatas dan rapat bagian atasnya
dibawahnya ada sela2 yang cukup lega untuk bersembunyi
satu orang. Belum lagi lenyap rasa, kejutnya, kabut merah justeru
seperti jala melingkup udara dalam lembah, ditengah kabut
merah itulah terdengar gelak tawa aneh yang berkumandang
sampai jauh dan bergema bersahutan didalam lembah dan
tanah pegunungan suaranya runcing seperti hendak menusuk
genderang telinga, dalam keadaan genting seperti ini Ling
ping sudah tidak sempat banyak pikir lagi.
487 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Celaka dua belas," demikian batin Ling Ji-ping, "kenapa
hari ini bisa bersua dengan gembong iblis ini, jiwaku jadi
korban tidak jp soal, celaka adalah nona Liok cu, dia akan jadi
korban pula secara sia2 dan penasaran" sebetulnya ingin dia
terjang keluar dan melabrak nekad musuh sebagai kesatria
sejati, tapi bila dia merasakan tubuh Liok-cu gempal dan
lunglai ini, dia jadi bimbang.
Pada saat itu pula, tiba2 didengarnya sebuah teriakkan
nyaring jauh diluar lembah sana. "Ping-koko dimanakah kau"
Ping-koko, aku sedang mencarimu" suaranya semerdu kicau
burung kenari itulah suara panggilan yang bernada mesra
penuh harap lagi, suara seorang gadis belia yang suci murni
dan sedang saatnya mekar serta akil balik.
Karuan ling Ji ping semakin gelisah, sungguh tak pernah dia
bayangkan dalam keadaan segenting ini Yong-yong justeru
menyusul datang, ini tak ubahnya melaporkan diri pada
kematian. Bukan dia, meremehkan diri sendiri dengan
kemampuan Yong-yong, soalnya kepandaian Hiat-ing-cu
betul2 sudah terlampau hebat, lebih tinggi dari jago2 setarap
Lam-jan, Pak koat dan It-ci-sin-mo, untuk menghadapinya,
ketiga gembong iblis inipun harus mengeroyoknya baru kira2
dapat menandinginya, padahal bekal kungfu sendiri ditambah
Yong-yong, tak ubahnya telur me lawan sapi, demi
keselamatan Liok cu sementara dia harus menghindar diri,
celaka adalah kedatangan Yong-yong apa bedanya kalau dia
mengantar jiwa raganya ?"
Benak Ling Ji-ping seperti dibakar, di-samping menguatirkan jiwa Liok-cu yang tak sadarkan diri, dia kuatir
pula akan keselamatan Y ong-yong bila dia benar2 menerjang
masuk kedalam lembah, nasibnya dapat dibayangkan pasti
lebih buruk dari dirinya bersama Liok-cu yang sekarat ini.
Kabut merah yang mengembang lebar itu kini tampak
berputar dan berpusar menyerupai sebatang saka dan lambat
laun tertekan turun, gelak tawa tetap berkumandang di
488 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tengah pusaran kabut merah itu saking keras suara itu ke
kuping, darah seperti medidih, kalau dia tidak berada di sela2
dua tonggak batu raksasa mungkin pusaran kencang yang
timbul dari kabut merah itu bisa juga me lemparkan dirinya
sampai jauh. Suara Yong-yong semakin dekat, kini terdengar jelas
dimulut lembah : "Ping koko."
Beberapa kali mulut Ling Ji-ping sudah terbuka hendak
memberi jawaban, tapi selain dia urungkan, karena dia tahu
sekali dia bersuara, Yong-yong akan memburu kemari lebih
cepat, kini harapan satu2nya supaya Yong-yong membelok
kearah lain, karena lembah sempit nan lembab penuh lumut
ini merupakan daerah terlarang bagi tamatnya jiwa remaja
yang bakal .menemui petaka di tempat ini.
Suara Y ong-yong justeru semakin dekat lagi, arahnya juga
menuju kemulut lembah malah. Napas Ling Ji-ping jadi terasa
sesak entah karena gelisah memikir nasib Yong-pong yang
akan segera menerjang tiba, atau karena pusaran kabut
merah yang menjadikan hawa dalam lembah ini seperti
beku, yterang pusaran gelombang kabut merah litu semakin
keras dan deras. Sungguh merupakan siksaan yang lebih
menyakitkan daripada jiwa sendiri yang akan tamat sekejap
ini, karena jiwa yang baru mekar, binasa remaja yang
menanjak kejejang kehidupan semerbak bak kembang harum,
tapi sekejap saja bakal layu dan kering, pada detik2 genting
menghadapi ajal ini. terasa oleh relung hati Ling Ji-ping yang
paling dalam bahwa nasib ternyata memberi kelonggaran


Walet Emas Perak Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

padanya, tapi terhadap gadis jelita bak kembang mekar itu
justeru mendatangkan petaka nan kejam.
Liok-cu yang dipeluknya tiba2 menggeliat, mulutnyapun
merintih perlahan. Baru sekarang dia sempat menunduk
memeriksa keadaan Liok cu, wajahnya tampak pucat seputih
kertas, wajah yang semula molek seindah mawar yang
berseri, kini berkerut menahan sakit Rintihan lembut Liok cu
489 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
membakar darah dan sipat ksatrianya, ingin dia merebahkan
Liok cu keatas tanah lalu menerjang keluar mengajak musuh
duel sampai titik darah penghabisan, walau dia insaf harapan
dirinya hidup adalah nihil.
"Ping koko, apa kau ada didalam lembah Kenapa kau tidak
jawab seruanku" Keluarlah Yong-ji mencarimu." suaranya
makin dekat lagi. Selagi Ling Ji ping keripuhan seperti semut
didalam kuali panas, se-konyong2 sebuah suara lembut
terkiang dipinggir Telinganya : "Siauhiap, tetap ditempat
jangan bergerak, aku memancing pergi tempat lain."
"Siapa?" bentak Ling Ji-ping bertanya, karena suara ini
tidak mirip perempuan baju putih. Lekas sekali kecurigaan
Ling Ji-ping memperoleh jawaban, didengarnya suara kicau
burung seriti di tengah udara, lalu kumandang senandung
merdu dengan suara rawan yang membawakan syair
berbunyi: "Apa oleh buat kembang rontok kemana, seperti
kenal burung walet kembali. Ai."
"Majikan sepasang burung seriti." Ling Ji-ping tersentak
kaget, batinnya : "Ternyata dia juga berada didalam lembah,
ini ?" Didengarnya suara Yong-yong keheranan ia berkata :
"Lho, aneh, barusan kulihat di sini ada sebuah lembah, ada
suara kumandang dari dalam lembah, kenapa sekarang
mendadak berubah gugusan gunung ?" berhenti sebentar
terdengar pula dia menggumam seorang diri : "Oh, ya
mungkin aku yang salah lihat, Ping koko, Ping koko.....dimanakah kau?" suaranya semakin jauh meninggalkan mulut lembah.
Maka setuah suara serak menusuk telingi udara setelah
gelak tawa aneh terhenti : "Agaknya ada orang yang
menolong pergi bocah keparat itu, hehe, perduli s iapa dia, hari
ini Lohu pasti tidak akan memberi ampun kepadanya." kabut
merah yang berputar keras itu mendadak berkelebat
membumbung tinggi terus bergerak kemulut lembah.
490 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Legalah hati, Ling Ji ping, per-lahan2 dia menghela napas
longgar, selama dia mengembara belum pernah merasa
tegang seperti sekarang, syukurlah sekarang keadaan sudah
aman, tapi sekarang dia perlu cepat2 meninggalkan tempat ini
serta menolong dan menyembuhkan Liok cu.
Tak nyana baru saja kepalanya menongol keluar, sebuah
deru angin kencang memecah udara disusul gelak tawa aneh
yang lain mendatangi pula. Lekas Ling Ji ping mengerutkan
kepalanya pula, pikirnya. "Celaka dua belas, kenapa Kui tiap
sin menyusul kemari"'
Belum lenyap dugaan Ling Ji ping lalu didepan batu besar
sana didengarnya suara Kui tiap sin berkata "Buyung, apa
yang terjadi disini?"
Suara seorang pemuda segera menjawab "Agaknya disini
pernah terjadi pertempurai Lociaupwe."
"Agaknya rase asli kecil ini tidak mampus, ternyata Kui-tiap-
sin dipancingnya kemari"
Kui-tiap-sin terkekeh, katanya:"Coba periksa bukankah
bekas2nya masih baru, agaknya pertempuran disini belum
lama terjadi?" Selicik ayahnya Hwi-hou Kongcu tersenyum manis,
katanya: "Pandangan Locianpwe memang tajam melebihi
orang lain, memang orang2 yang bertempur disini agaknya
belum lama pergi." "Katamu bapakmu yang-picak itu menuju arah sini, apakah
dia yang berkelahi dengan orang ?"
Seperti anjing pelacak yang mendengus mencari jejak
yang dicarinya. Hwi-hou Kong-cu men-dengus2 beberapa kali
sambil kesana kemari, akhirnya berkata. "Betul. Dugaan
locianpwe memang setepat ramalan dewata kudapatkan bau
Thian-bong-ham-sing milik ayah yang pernah meledak disini."
491 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ling Ji-ping tertegun, pikirnya. "Bukan saja rase kecil ini
juga licin dan culas, penciumannya ternyata tajam luar biasai"
Terdengar Kui-tiap-sin mendengus omelnya
"Bicara bapakmu yang picak aku jadi sebal. Berada
disampingku dia masih juga mencawat ekor seperti anjing
buduk yang ketakutan, tadi malah ngacir secara diam2 pula.
Bila aku tidak memandang muka kakek gurumu, bila ketemu
lagi, pasti kupintir lehernya sampai putus."
Ayahnya dicaci maki oleh Kui tiap lsil tapi Hwi hou Kongcu
bukan tidak marah dia malah berseri tawa senang, katanya :
"Syukurlah Locianpwe masih menaruh kasihan pada nya, tapi
mungkin Kungfu musuh memang terlampau kuat sehingga
ayah merasa kewalahan, padahal bekalnya mana bisa
dibanding kemampuan Locianpwe, apalagi bila berada
bersama kau orang tua, kapan dia punya kesempatan
menampilkan diri, bukankah,. perbuatannya itu kurangajar
malah?" Kui tiap sin tertawa gelak2 kesenangan mendengar sanjung
puji Hwi hou Kongcu, katanya ; "Ada bapak memang ada
anak, kau bocah busuk ini ternyata bermulut manis juga,
seperti bapakmu." Hwi-hou Longcu tersenyum penuh arti katanya. "Locianpwe, wanpwe bicara secara kenyataan "
Kui-tiap-sin agak marah lagi, dengusnya: "Bapakmu yang
picak itu kenapa merat diam2 dari Bwe-tun" Hehe, bila
orang lain mungkin jiwanya sudah mampus di Bwe-tun oleh
petikan lagu perenggut nyawa Ui Bwe-ing"
Terdengar Hwi-hou Kongcu berkata pula: "Sudah pasti
tidak mungkin, betapapun lihay dan ampuhnya ilmu silat
dijagat ini bisa berbuat apa terhadap Locianpwe sakti
mandraguna, ayah....ayah memang punya alasan sendiri,
kuduga dia yakin bahwa Locianpwe pasti menang, maka dia
perlu meninggalkan tempat itu dengan tujuan lain,
492 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
umpamanya menguntit orang dan tak sempat memberitahu
kepada Locianpwe. Sampai sekarang mungkin dia masih
berusaha demi membantu, Locianpwe mencapai cita2
terakhir?" Diam2 Ling Ji-pijiig memaki dalam hati; "Keparat ini pandai
putar lidah, sekongkol dan berintik dengan bapaknya,
tujuannya terang jahat, hanya manusia macam Kui-tiap-sin
yang suka diumpak saja yang mau percaya pada obrolannya.'"
Amarah Kui-tiap-sin seketika buyar oleh umpakan, yang
mengena di hatinya, katanya gelak tawa: "Anak bagus, kau
memang boleh, jadi aku yang keliru menyalahkan bapakmu"
Hwi-hou Kongcu tertawa munafik,
katanya. "Asal Locianpwe mau percaya, kami ayah beranak selamanya akan
siap mendengar perintahmu orang tua."
"Bagus, bagus, bagus," seru Kui-tiap-sin," kelak pasti kuberi
bagian yang besar manfaatnya bagi kalian."
"Kami ayah beranak sih tidak mengharapkan bantuan
apapun yang bermanfaat, kami hanya tahu bila giat bekerja
demi kepentingan Locifppwe itu merupakan suatu kebanggaan
yang tak terbeli dengan harta benda."
"Hahaha, mulutmu memang manja anak bagus, lalu
kamana bapakmu yang picak itu sekarang" Coba kau periksa
kedalam lembah apakah masih ada orang ?"
Hwi-hou-Kongcu mengiakan ber-ulang2. Terdengar angin
berkesiur, bayangannya tampak menerobos semak dan
berlompatan diantara batu2 menuju kelembah yang lebih
dalam. Perasaan Ling Ji-ping tetap belum tenteram Hwi hou
Kongcu sedang pergi. Tapi Kui tiap sin berdiri tidak jauh dari
tempatnya sembunyi, malah mondar mandir sambil celingukan
jelas dia tidak bisa keluar, padahal Liok cu dalam pelukannya
493 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
terlihat semakin lemah, napasnya sudah senin kemis, kalau
tidak lekas ditolong mungkin jiwanya tidak tertolong lagi.
Terpaksa Ling Ji-ping duduk bersila, Liok-cu disenderkan
kebatu didepannya, sejenak dia masih ragu2, tapi menolong
lebih penting dari pada mematuhi peradatan, terpaksa sambil
memejam mata dia membuka baju didepan dada perempuan
itu. Sepasang bukit kenyal yang halus dengan putiknya sebesar
kacang merah menonjol padat terpampang didepan matanya.
Masih muda tapi pertumbuhan Liok-cu ternyata cukup matang,
payudaranya ternyata tumbuh subur dan indah, selama hidup
dua kali ini Ling Ji-ping saksikan tubuh perempuan secara
polos, pertama adalah Yong-yong, tapi pertumbuhan Yong-
yong tidak semontok Liok-cu yang mampu menggairahkan
nafsu setiap laki2 jantung berdebar, napaspun memburu,
lekas Ling Ji-ping menarik napas sambil mendongak
menenangkan pikiran, setelah pikiran dan semangat terpusat,
dia tidak berani buka Walau telapak tangan menempel kulit yang halus selicin
kaca dan setumpuk bakpao, terbayang akan liuk perawanan
gadis perawan dihadapannya, sungguh menggelora nafsu Ling
Ji ping, untung kesadarannya lebih unggul dari nafsu
birahinya, hawa murni terus disalurkan untuk bantu
menyembuhkan luka dalamnya, disamping pusatkan perhatiannya untuk menolong jiwa Liokcu, sempat pula Ling
Jiping perhatikan langkah Kui tiap-sin didepan batu besar itu,
langkahnya mendadak dekat, kejap lain beranjak kelain
tempat yang jauh, deru napasnya pun ditahan2 supaya tidak
keras, bila kehadirannya disini konangan Kui-tiap-sin, sudah
pasti jiwa sendiri bersama Liokcu pasti tak lepas dari
kekejaman Kui-tiap-sin, sudah pasti jiwa sendiri bersama Liok-
cu pasti tak lepas dari ke kejaman Kui-tiap-sin.
Langkah Kui-tiap-sin yang berat seperti dirundung pikiran
butek itu kadang2 dekat tapi juga tiba2 jauh, dari langkahnya
494 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang mondar mandir ini, dapat dirasakan bahwa dia sudah
tidak sabar lagi menunggu.
Pada saat itulah dari kejauhan mendadak berkumandang
pula suara Yong-yong memanggil : "Ping koko, Ping koko.
Dimanakah kau?" suaranya makin dekat lagi, agaknya tidak
berhasil mencari ditempat lain, akhirnya....
Halaman 34-35 ga ada Ling Ji ping kaget, karena mengira dirinya ditolong orang
maka Hiat ing cu mengudak luar tanpa hiraukan teriakan Y ong
yong. tapi keadaan sekarang berbeda, kedatangan Kui tiap
sin memangnya mencari orang, mendengar suara mana dia
berpeluk tangan diam saja. Memang kedatangan Yong-yong
mungkin bisa memancing Kui tiap sin pergi dari sini, hingga
dirinya bisa bebas meninggalkan tempat ini, tapi kebentur
ditangan gembong iblis ini nasib Yong-yong mungkin sukar di
ramalkan. Lebih celaka lagi bila Hwi hu Kongcu kalau sempat
putar balik, bila tahu Yong-yong ada hubungan kental
dengannya, pasti Kui tiap s in bisa menyandera pujaan hatinya
ini, sudah tentu bukan kepalang gugup hati Ling Ji ping.
sesuai dugaannya, didengarnya Kui-tiap-ja tiba2 tertawa
bingar, bayangannya meluncur keluar lembah. Sudah tentu
kejut Ling Ji ping bukan main, tapi damam keadaan
penyembuhan jiwa seseorang, mana boleh dia berhenti
setengah jalan, apa lagi liok-cu terluka parah demi
menyelamatkan nyawanya, mana boleh ditinggal pergi begini
saja" " Saat itulah, tiba2 selarik sinar putih tampak meluncur
kedalam celah2 batu, meski terkejut secara reflek Ling Ji-ping
angkat sebelah tangannya menangkap sinar putih, lalu
memperhatikan keadaan diluar kecuali deru angin lalu yang
menggerakkan dahan pepohonan tiada suara lain yang
mencurigakan. Dengan lega hati Ling Ji-ping segera
membentang gumpalan kertas ditelapak tangannya, tampak
tulisan halus dan indah berbunyi: "Yong ji sudah mahir
495 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menggunakan Hu-hun-sin hoat, tidak sukar untuk meloloskan
diri, aku akan melindunginya diam2, kau boleh tidak usah
kuatir, Majikan sepasang burung seriti memang bukan
tandingan Hiat-ing-cu, tapi cukup mampu untuk menjaga diri,
sekarang lekas Siau-hiap pindah kesebuah kamar batu
dibawah puncak tunggal diselatan membawa orang yang
harus kau tolong." Tulisan nya jelas dari tangan perempuan, Ling Ji ping yakin
perempuan baju putih yang memberi petunjuk kepadanya
Beberapa kejap lagi, Liok cu sudah dapat bersuara, Ling Ji-
ping girang, dia tahu sudah tiba saatnya, segera dia


Walet Emas Perak Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

merapatkan pakaian orang terus dikempitnya dibawah ketiak
kiri, sebelum beranjak dia pasang kuping sebentar, yakin
diluar tiada orang baru dia melompat keluar terus angkat
langkah lari sekencang angin menuju lurus keselatan.
Baru dia keluar dari mulut lembah, didengarya suara Y ong-
yong keheranan dihutan. sebelah kiri. "He, siapa kau?"
Ling Ji ping tahu Yong yong sudah bersua dengan Kui tiap
sin, tapi karena dia tahu ada perempuan baju putih yang
menolongnya diam2 maka dengan lega hati dia tidak
mempercepat langkahnya ke-tengah2 batu gunung yang
berserakan dihutan sebelah kanan.
Berada didalam hutan Ling Ji ping telah leluasa bergerak,
lega pula hati Ling Ji ping setelah menarik napas panjang, dia
pasang kupng pula, didengarnya Kui tiap sin tengah berkata.
"Cewek ayu, kau cari s iapa?"
Jenaka suara Yong-yong. ''Kau ingin tahu, aku mencari
Ping-koko." Ling Ji Ping tidak berani mencuri dengar lebih lama, dengan
menebalkan hati lekas dia lari keselatan. Kira2 semasakan air
mendidih akhirnya dia sudah keluar dari hutan, selepas mata
memandang, dilihatnya dikejauhan ada sebuah puncak
496 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tunggal yang menjunjung tinggi menembus mega, jauhnya
ada belasan li Setelah menarik napas segera Ji-ping kembangkan Ginkang
berlari kedepan, jarak belasan li di tempuh hanya sekejap,
setiba di bawah gunung, mana ada rumah batu segala namun
dia celingukan dan berpikir: "Di tempat alas pegunungan
seperti ini mana ada rumah batu segala, kamar batu yang
dimaksud mungkin sebangga gua'
Dengan membopong Liokcu lekas dia berlari kebawah
bukit, betul juga dia tidak jauh dibawah ngarai, terletak
dibelakang dua pucuk pohon beringin, ditutupi akar2 menjalin
terdapat sebuah mulut gua yang cukup lebar. Ji-ping pikir :
"Mungkin inilah tempat yang dimaksud peduli betul atau tidak
lebih penting aku menolong dan membuat Liokcu sadar lebih
dulu." Setelah menyingkap akar rotan dengan tangan kanan,
sejenak dia periksa keadaan sekitarnya terus, menerobos
masuk. Mulutnya tidak besar tapi didalam luas dan, longgar:
sejenak dia berdiri untuk menyesuaikan pandangannya
ditempat gelap, didapati gua ini membelok kekanan, semakin
kedalam ternyata semakin meninggi, keadaan didalam gua
ternyata kering, tiada tanda2 gua ini pernah dihuni oleh
kawanan binatang buas, maka legalah hati Ling Ji ping,
langkahnyapan semakin lebar masuk kedalam.
Gua ini belok kanan putar kiri, entah berapa kali Ji ping
membelok, diperkirakan sudah mencapai puluhan tombak,
mendadak gua ini semakin lebar lagi, disebelah kanan
terdapat sebuah kamar batu tertinggi dua tombak dengan
perabot meja kursi terbuat dari batu, agaknya sejak lama dulu
pernah duhuni oleh manusia.
Ling ji ping rebahkan Liok cu diatas meja batu, lalu dia
angkat tangan menyeka keringat diatas jidatnya, sambil
celingukan; mengamati sekitarnye. Tiba2 dia tergentak,
karena melihat sinar kerlap-kerlip yang mengambang mepet
497 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dinding sebelah sana, setelah ditegasi ternyata disana
terdapat sebuah tengkorak duduk membelakangi dinding.
dibelakang kerangka tulang tampak menggeletak sebilah
pedang panjang, sekilas pandang dapat diduga itulah
kerangka kaum persilatan, sinar kerlap-kerlip tadi adalah
cahaya kunang2 yang akan mulai beterbangan, dari
tumpukan kerangka manusia itu. setelah melenggong akhirnya
Ji ping membatin : "Gua didalam pegunungan memang sering-
dihuni oleh Bulim Cianpwe yang suka menyendiri dari
keramaian duniawi, mungkin kah kerangka ini juga seorang
kosen dari. Bulim yang meninggal ditempat ini?"
Hati membatin, tapi dia merasa menolong Lioc-cu lebih
penting, kalau tadi ada musuh tangguh disekitarnya, maka dia
tidak sempat memeriksa luka2 Liok-cu, kini setelah yakin
dalam gua ini tiada orang lain, maka dia merasa perlu untuk
memeriksa di mana luka yang diderita oleh Liok-cu" Dikala dia
membelejeti pakaian Liok-cu pula, serta merta jantungnya
berdebar keras. Maklum bagi orang persilatan setaraf kepandaian yang
dimiliki Ling Ji-ping sekarang, Lwekang yang tangguh
menjadikan pandangan matanya tajam, ditempat gelap pun
dapat melihat benda dengan jelas seperti remang2 diwaktu
mentari hampir tenggelam. Di sela2 batu tadi dia pernah
membuka pakaian Liok-cu, tapi situasi tadi berbeda dengan
sekarang, seluruh perhatian dia tujukan kepada Kui-tiap-sin,
tapi sekarang di dalam gua yang sepi dan tiada penghuni lain
maka seluruh perhatian dan pandangannya; tumplek ketubuh
Liok-cu yang telanjang ini terutama payu daranya yang
gempal dengan putiknya yang merah laksana anggur ingin
rasanya meremas dan melumatnya, reaksi yang timbul dalam
hati Ling Ji-ping sungguh beratus lipat lebih keras.
Lebih celaka lagi, begitu pakaian dibelejeti, bau badannya
yang perawan dan harum menyerang hidungnya sehingga
lebih membangkitkan kelakiannya.
498 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Entah kenapa begitu nafsu bergolak hampir Ling Ji ping tak
kuasa menahan dirinya sarafnya seperti membengkak
mendadak, lekas dia pejam mata dan memejit kening sambil
mejam mata lekas dia betulkan letak baju depan dada Liok cu,
Sesaat Ling Ji ping berdiri membelakangi dengan kepala
berdenyut pusing, akhirnya pikirannya yang masih bekerja
normal teringat bahwa dalam kantongnya masih membawa
obat mujaraf pemberian gurunya, lekas ia merogoh kantong
mengeluarkan sebuah botol kecil, di tuangnya sebutir pil. Pil di
timang2 ditelapak tangan, untuk bertindak lebih jauh kembali
dia ragu dan bingung. keeadaan Liok-cu memang jauh lebih
mending dari tadi, tapi mulutnya tetap terkancing kencang,
perasaannya boleh dikata mogok bekerja, didalam gua gelap
dan kering ini kemana dia harus cari air untuk mencekok pil
obat ini kemulut orang" Setelah bimbangg lama, akhirnya
Ling Ji ping menyadari juga lebih penting menolong jiwa
orang. kenapa harus perduli soal larangan hubungan lagi
perempuan segala. Maka dia pentang dan pencet dagu Liok-cu
sehingga mulutnya yang terkancing terbuka sedikit, pil itu
segera di jejalkan, setelah menarik napas panjang segera dia
membungkuk mulut sendiri menekan mulut Liok-cu terus
menyalurkan hawa murni kemulut orang supaya pil obat itu
lumur dan tertelan kedalam perut. Setelah obat lumer oleh
ludah dan didorong hawa murni sehingga bekerja lebih cepat,
tampak Liok-cu mulai bernapas lega dan teratur, kedua tangan
Ling Ji-ping juga tidak nganggur, pelan2 dia mengurut dan
memijit urat nadinya sehingga kaki tangan Liok-cu lekas sekali
mulai bergerak. Setelah menggeliat sekali terdengar Liokcu
lekas sekali mulai bergerak. Begitu melihat alis Ling Jiping
yang lentik tepat berada didepan hidungnya, mulut sendiri
seperti dilumat oleh Ling Ji-ping, karena masih lemah hanya
bola matanya saja yang melirik kekanan kiri, didapatinya
dirinya telentang diatas batu dalam sebuah kamar gelap,
mengira pemuda ini hendak melakukan perbuatan tidak
499 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
senonoh, mendadak dia berontak, entah dari mana datangnya
tenaga tiba2 dia dorong Ling Ji ping serta meronta duduk.
Bajunya memang hanya diselampirkan saja, karena dia
meronta bangkit, sehingga bajunya tersingkap lebar, karuan
Liokcu menjadi kaget pula sambil membetulkan pakaiannya,
jantungnya memukul keras mulutnya membentak gusar: "Kau,
...apa yang kau lakukan?"
Ling Ji-ping menegakkan badan dengan muka merah dan
berdiri melongo kemudian katanya: "Aku.,..non..."
"Apa yang telah kau lakukan?" damprat Liok cu.
Ling Ji-ping menarik napas panjang, setelah tenang dia
menjawab mantap : "Nona jangan salah paham, kau terluka
parah, barusan aku berusaha mengobatimu saja."
"Kau juga meraba dan mengurut tubuhku?" tanya Liok cu
sambil menunduk mengawasi pakaiannya yang tersingkap.
"Jadi.." Tahu saling ma lu orang tidak mampu mengajukan
pertanyaan maka Ling Ji-ping segera menjelaskan "Terpaksa
aku membuka bajumu karena harus kusalurkan tenaga murni
kedalam tubuhmu, lekas nona bersemedhi menghimpun
tenaga, sekarang kau belum boleh sembarang bergerak?"
Liok cu coba menarik napas dalam, dadanya memang
terasa sakit, kaki tangan lunglai tak berternaga. Baru sekarang
dia teringat waktu dirinya menubruk kebayangan merah!
dalam usahanya Menolong Ling Ji ping sambil menyerang
dengan Hwi hong ci, mendadak dada seperti ditindih benda
ribuan kati, begitu keras benturan itu terjadi tahu2 dia tidak
ingat lagi, baju didepan dadanya memang tersingkap sampai
perut, tapi anggota bawah tubuhnya tidak terasa sakit atau
ganjil, baru dia mau percaya dan menghela napas sambil
mengerutkan kening, katanya : "Kau....berbuat demikian, cara
bagaimana selanjutnya aku harus berhadapan dengan orang."
500 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ling Ji, ping menghela napas, katanya "Jangan nona
berpikir yang tidak genah tujuan Cayhe menolong jiwa orang,
karena terpaksa aku bertindak tanpa ijin, orang, she Ling
adalah laki2 sejati, aku berani bersumpah tidak melakukan hal
yang tidak senonoh."
"Aku percaya akan kejujuranmu, tapi........ aih." Pandangannya terangkat, sinar rnatanya memancarkan
cahaya aneh, dengan masih malu2 dia menambahkan,
"perempuan jangan di samakan laki2, bila badannya sudah
pernah dilihat laki2 apa lagi di raba2, maka selama itu
hidupnya takkan bisa dirubah lagi...." sampai disini mukanya
merah dan menunduk sedih Ling Ji ping adalah perjaka gagah, ganteng dan ksatria,
pemuda yang jarang ada bandinganiya, sejak mula pertemuan
diam2 liok-cu sudah naksir dalam hati, cuma sebagai
perempuan apalagi dirinya seorang dayang, maka dia pendam
saja perasaan hatinya ini. Sungguh tak pernah terbayang
dalam benaknya bahwa nas ib sekarang telah mempermainkan
dirinya, hatinya malu senang tapi juga sedih, oleh karena itu
dia tidak marah, bukan penasaran tapi dia malah berterima
kasih bahwa nasib telah menentukan arah hidupnya.
Sudah tentu Ling Ji ping kaget pikirnya. "Celaka aku terlalu
terburu nafsu hendak menolongnya tanpa memikirkan segala
akibatnya, kejadian memang salahnya sendiri, lalu bagaimana
dia harus mempertanggung jawab kejadian ini, apa lagi bila
Yong-yong tahu akan kejadian ini dia pasti marah besar."
Sekilas Liok-cu melirik kearah Ji-ping Milihatnya mimik,
mukanya seperti serba susah, kontan dia seperti disiram air
dingin, akhirnya dia berkata lirih sete lah menghela napas: "
Kau memandang rendah diriku?"
*Mana Cayhe berani memandang rendah nona, cuma,..,.
cuma......| "Katakan saja. Bukankah kau mencintai nona kami?"
501 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Nona kalian?" Tiba2 Liok-cu cekikikan, katanya."Aku tahu, dia juga
mencintai kau." "Dia mencintai aku?"
"Em, masa kau tidak, tahu, kecuali kau ini laki2 pikun."
Ling Ji ping melongo. Liok cu menghela napas, katanya: "Yakinlah, diapun
mencintai kau, kalau tidak buat apa berulang kali dia
menolongmu, menguatirkan keselamatanmu?"
Ling Ji ping berkata:" Cayhe kira dia mengidap perasaan
rawan dan kepiluan, banyak persoalan pribadi yang tak mau
dituturkan kapada orang lain, padahal Cayhe belum pernah
melihat wajahnya, bicara berhadapanpun belum pernah, meski
beberapa kali pernah mendapat pertolongannya, tapi aku tidak
tahu siapa dia sebenarnya?"
"Apa kau mengerti dia sering bersenandung membawakan
bait syair yang berbunyi seperti kenal burung seriti kembali,
apakah maksud seperti kenal itu?"
"Mungkin ada dukungannya dengan Cayhe?"
"Jelas ada." "Kenapa?" "Ai, kelak kau akan tahu, bila tujuanmu demi membalas
kebaikan nona kam i, kejadian ini bolehlah dianggap soal biasa
dan tidak perlu dibuat susah. Kalau sekarang aku sebagai
pelayan pribadi nona, apa bedanya bila kelak aku melayani
kalian berdua?" Waktu bicara wajahnya dihiasi senyum manis,
habis berkata tiba2 dia menunduk malu.
Sebetulnya ada niat Ling Ji ping menjelaskan bahwa Lam-
jan sudah menyerahkan Yong yong kepada dirinya, tapi
mendadak hatinya bimbang, karena dia sadar bila hal ini
502 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dituturkan bukan saja bakal melukai perasaan Liok-cu, majikan
sepasang burung seriti itupun akan tersinggung maka kata2
yang sudah hampir terlontar diujung lidahnya segera ia telan
kembali. Akhirnya Ling Ji ping hanya bisa geleng2 sambil tertawa
getir, dia bingung bagaimana ia harus bersikap supaya kedua
pihak tidak jadi runyam, pikirannya jadi kuatir akan
keselamatan majikan sepasang burung seriti yang memancing
pergi Hiat ing-cu, maka dia bertanya : "Apakah nona datang
bersama nona majikannya?"
Liok-cu terbeliak heran, katanya. "Tidak, dia berada di Y an-
kui-kok." Maka Ling Ji ping bercerita bagaimana Liok cu terluka


Walet Emas Perak Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

parah oleh getaran keras dari kabut merah Hiat ing cu
bagaimana diri nya membawanya lari dan sembunyi
dihimpitan batu besar, lalu ada orang memberi kisikan, disusul
senandung majikan sepasang burung seriti yang memancing
Hiat ing cu pergi dari tempat itu.
"O, kalau demikian nona kami datang."
"Aku kuatir akan keselamatan nonamu, apakah dia
tandingan Hiat ing cu."
Liok-cu tertawa, katanya : "Kau tak usah kuatir, bukan saja
nona kami ayu jelita baik bidadari, kungfunya juga sudah
setaraf dengan malaikat dewata, umpama dia masih bukan
tandingan Hiat ing cu, lawan juga takkan bisa melukai
dirinya." "Kenapa?" "Apa kau tidak tahu Ing yan siang sin dahulu mempunyai
dua pusaka?" "Pusaka apa?" "Jik-yan-sin-giok dan thian lo-ih."
503 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Yong yong pernah bilang bahwa Jik yan Jt giok dapat
menawarkan ratusan jenis racun, lalu apakah Thian loh ih"
Belum pernah Ia dengar. Tanyanya." Apakah Thian lo ih?"
Dulu Ing yan siang sian masing2 mempunyai sebuah
pusaka, Suhu nona kami adalah Jik-yan giok, bila
membawanya selalu tidak perlu kuatir keracunan. Sementara
Liok ing ian cu Kik Coh-khim memiliki Thian lo ih, bila baju ini
dipakai, dapat memunahkan segala macam pukulan tangan
atau senjata tajampun tidak dapat melukainya, kedua pusaka
itu sekarang berada ditangan nona kami, mana Hiat ing cu
bisa melukainya?" "Kalau Thian lo ih adalah milik Liok ing ian,cu, bagaimana
bisa berada ditangan nona ?"
"Sudah tentu aku tidak tahu?"
"Nona kami adalah putri Lioking sian cu. Murid pewaris dari
Sin yan siok ngo." "Jadi nonamu she Kik" Kalau demikian nonamu memiliki
dua aliran Kungfu ajaran Siang-sian sepasang dewi?"
"Memangnya, namun nona tidak suka Sembarang
bergebrak dengan orang."
"Nona sering berkeluh kesah seperti dirundung persoalan
pelik, terutama bila dia menyenandung bait2 syair itu,
sungguh pendengarnya ikut pilu. Tadi nona bilang arti dari
syair seperti kenal itu ada hubungannya dengan Cayhe,
sudikah nona menerangkan?"
Liok cu meliriknya sekali, tiba2 dia terkikik geli, katanya
setelah menghela napas: "Panjang ceritanya, tapi sekarang
tidak enak aku bercerita padamu, kelak boleh aku tanya
langsung kepadanya." tiba2 dia celingukan serta bertanya:
"Tempat apakah ini."
Terpaksa Ling Ji-pi ng bercerita pula akan kejadian yang
dialam i lebih lanjut setelah Hiat ing cu pergi. Liok cu kira nona
504 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
majikannya yang memberi petunjuk supaya masuk kegua ini,
maka senyumnya makin lebar tapi bila sorot matanya tertuju
kearah kerangka yang bertumpuk dibawah dinding sana
kontan dia menjerit kaget sambil berjingkrak ngeri:" Hai, kau
lihat." Ling Ji ping tenang2, katanya:"Aku sudah melihatnya,
karena sibuk menolong nona maka belum sempat kuperiksa
kerangka siapakah itu"
Liok cu mengelus dada, katanya." Wah, bila aku seorang
diri, mungkin sudah mampus ketakutan."
"Mungkin penghuni gua ini coba lihat dibelakangnya ada
sebilah pedang." "Mari kita periksa?" ujar Liok-cu menoleh. dengan
tersenyum Ling Ji-ping mengangguk. Maka mereka
berendeng menghampiri kerangka itu, Kerangka itu masih
lengkap, namun tulangnya sudah berserakan tidak teratur lagi,
pakaian yang dulu dipakai sudah lak kelihatan lagi, mungkin
sudah luluh di makan waktu, dibelakangnya tampak gagang
pedang, yang menongol separo.
Ketarik akan pedangitu, Liok-cu membungkuk hendak
mengambil pedang itu. "Nanti dulu nona." lekas Ling Ji-ping mencegahnya.
"kenapa?" tanya Liok-cu heran.
"Tidak sedikit kaum Cianpwe di Bulim umumnya memiliki
watak aneh dan nyentrik, ada yang rela menyerahkan barang
peninggalannnya kepada generasi pendatang, tapi ada pula
yang tidak suka miliknya, sembarang diambil orang, maka
untuk menjaga segala kemungkinan sering diatur suatu
perangkap keji sehingga orang2 yang tamak memperoleh
ganjarannya, sebelum kami tahu siapa dia se-kali2 jangan
mengusik barang miliknya"
505 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Liok-cu tertawa-lebar katanya 'Wah memang patut dipuji
sebagai sosial wan mungkin sudah puluhan tahun orang ini
mati, memangnya dia masih bisa hidup lagi, umpama sebelum
ajalnya dia ada memasang perangkap, paling2 dia melumuri
gagang pedangnyi dengan racun jahat, takut apa ?"
Dalam pada itu Ling Ji-ping sedang memperhatikan gagang
pedang, tiba2 mukanya menampilkan mimik aneh, katanya;
"nona coba kau periksa apakah bentuk pedang ini tidak
berbeda dengan pedang umumnya " "
Setelah memperhatikan sekian lama akhirnya Liok-cu juga
bersuara heran, katanya: "Ya, memang berbeda dengan
senjata tajam umumnya' "Gagang pedang ini dihiasi gelang jamrut hijau, tapi hanya
setengah, gelang dari sini dapat disimpulkan bahwa pedang ini
pasti ada sepasang, di sini ada sebatang, coba nona pikir,
adakah dalam Bulim sepasang pedang ternama yang gagang
pedangnya dihiasi gelang jamrut hijau pupus"
"Tak pernah ada kurasa," kata Liokcu sesaat kemudian,
"Aku sih teringat akan sepasang pedang, apa entah betul
tidak." "Coba kau ceritakan."
"Konon pada kira2 lima belas tahun yang lalu, pernah
datang di Tionggoan sepasang Jago silat dari Tang hay lautan
timur, mereka laki perempuan, masing2 menggendong
sebatang pedang, yang lelaki bertubuh tegap gagah dan
kekar, rambutnya kuning dengan matanya yang hijau
hidungnya tinggi, berkulit putih, tampangnya amat aneh dan
jelek seali, tapi yang perempuan tak ubahnya dengan wanita
cantik yang pernah ada di Tiong San, kecantikannya ternyata
melebihi bidadari." Tiba2 Ling Ji-ping yang telah kesalahan omong, lekas dia
menambahkan dengan tertawa : "Nona jangan marah, aku
506 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bercerita menurut apa yang kudengar, apa benar perempuan
dari laut timur itu seayu bidadari melebihi kecantikan Ing-yan-
siang-sian, aku sendiripun tidak tahu,"
"Itu bukan soal, kenapa kau harus minta maaf segala" Em,
memang seperti pernah kudengar dongeng seperti itu.
Bukankah lantaran keayuan perempuan Itu sehingga kaum
remaja di Tionggoan terutama para lelakinya yang romantis
sama tergila2 kepadanya, tak nyana perempuan itupun kagum
melihat tanah perdikan Tionggoan yang permai, subur dan
kaya akan budaya akhirnya dia jatuh hati terhadap seorang
laki2 persilatan di T ionggoan. Maka laki2 yang datang dari laut
timur bersama dia amat marah dan terjadilah cecok dan
akhirnya mereka berpisah, tragedi itu amat menyedihkan dan
pernah menjadi Topik pembicaraan kaum persilatan di masa
itu." "Dari mana nona tahu akan kisah ini?"
"Waktu senggang aku dengar nona kami mengobrol dan
menceritakan dongengnya ini tapi hanya sebanyak itu yang
kuketahui." Ling Ji-ping manggut, katanya : "Betul, kejadian memang
demikian, pedang yang di panggul kedua muda-mudi itu
memang sepasang pedang jantan dan betina, konon di atas
gagang pedang sengaja dipasang sebentuk gelang jamrut, bila
dirangkap gagang pedang gelang itu merupakan bentuk yang:
utuh, masing2 terpajang separo gelang, bentuknya seperti
Kiu-kiong dan diukir pula dengan tanda2 hitungan rahasia
serta garis2 yang sukar diselam i maknanya, akhirnya
perempuan itu membocorkan rahasia garis2 aneh itu, katanya
merupakan huruf2 asing lautan timur."
Liok-cu terpesona mendenga cerita itu tanyanya: "Apa
nama pedang itu?" "Menurut terjemahan yang dituturkan oleh perempuan itu,
konon namanya Ay-sin-cu-kiam"
507 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Liok-cu cekikik geli, katanya: "Wah, puitis sekali. Masa
pedang bernama demikian.''
"Memangnya, lautan luar jelas berbeda dengan negeri kita,
maka namanya tentu juga istimewa...Aih, sayang sekali
pedang cinta itu lantaran soal cinta sehingga terjadi bentrokan
yang hebat, konon karena mencintai perempuan itu, laki2 dari
Tong-hay itu melabrak laki2 Tionggoan itu bersama
perempuan cantik itu selama tiga hari tiga malam akhirnya
karena kewalahan menghadapi keroyokan kedua lawannya,
pedang laki2 itu terampas, seorang diri akhirnya dia pulang
lautan timur dengan tangan kosong,"
Liok-cu melirik kegagang pedang dibelakang kerangka itu,
katanya: "Siapa nama peraempuan itu " Siapa pula laki2 yang
dicintainya itu?" "Konon hal itu merupakan teka-teki kaum persilatan
sepanjang masa ini, siapakah laki, itu sejauh ini belum pernah
ada orang yang tahu. Sejak laki2 aneh dari lautan timur
pulang perempuan jelita itupun tidak pernah muncul lagi
dimuka umum, sudah jelas tidak mungkin pulang kelautan
timur, mungkin dia mengasingkan diri bersama laki-laki yang
dicintainya itu. Karena wajah mirip bangsa kita, bila dia
berhasil mempelajari bahasa kita serta ganti sebuah nama
memangnya siapa bisa tahu kalau dia perempuan bangsa
asing." "Baiklah, mari kita periksa apakah pedang ini betul adalah
Ay-sin-ci-kiam dari laut timur itu?"
Lama Ling Ji-ping mengamati kerangka itu memang tiada
sesuatu yang ganjil, namun dia tetap berlaku hati2, dengan
ujung lengan bajunya dia bungkus gagang pedang terus
ditariknya keluar. Maka terdengarlah suara dering nyaring
seperti pekik naga yang bergema diangkasa, gua yang semula
gelap itu seketika menjadi terang bercahaya oleh sinar merah
yang terpancar dari batang pedang
508 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Pedang bagus." teriak Liok-cu kaget. Ling Ji-ping angkat
tegak pedang itu di depan mukanya, tampak batang pedang
berwarna merah darah dan menyala, cahaya merah yang
memantul tak ubahrya sinar ultra yang membentuk lingkaran
seluas satu kaki, sebilah pedang aneh yang belum pernah di
lihatnya selama ini. Hati2 sekali Ling Ji-ping membersihkan debu kotoran
digagang pedang dengan lengan bajunya, dari tengah2 gelang
jamrut setengah lingkar di tengah gagang pedang, tiba2
memancar cahaya terang putih, itulah cahaya mutiara sebesar
kelengkeng. Tak salah lagi pedang ini memang bukan lain
adalah Ay-cin kiam. "Sungguh tak kira, betul2 ada pedang macam ini, konon
sepasang pedang jantan dan betina ini, pedang jantannya
berwarna merah darah, sementara pedang betina berwarna
hijau pupus laksana batu jade, dari gelagatnya ini, kerangka
ini pasti adalah laki2 dari Tionggoan yang dicintai perempuan
itu." "Yakin tidak akan salah, tapi kenapa seorang diri dia mati
didalam gua ini " "Mari. Kita periksa, mungkin dibawah kerangka si korban
masih ada barang peninggalan"
Maka dengan batang pedang itu, pelan2 Ling Ji ping
menyingkirkan tulang2 itu. Terlebih dulu dia memungut
sarung pedang, setelah dibersihkan ala kadarnya, tampak
sarung pedang memancarkan cahaya gemerdep gelap,
sepanjang batang sarung pedang dihiasi mutiara kecil2 yang
berbentuk hati, tepat di tengahnya dihiasi sebatang panah
yang menembus hati2 kecil itu.
Agak lama Liok cu memeriksa sarung itu, katanya
kemudian." Apa maksud gambar ini?"
Setelah berpikir Ling Ji-ping berkata dengan tertawa:'
Seorang pantasnya hanya punya satu hati, dua hati pertanda
509 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dua orang, dua hati bersatu padu maka dinamakan Ay sin
kiam." Liok cu membelalakkan matanya, cekikikan geli:" Pandai
juga mereka berpikir, bila dua hati terpanah, bukankah
sekaligus Melukai dua hati" Tak heran begitu berada di Tiang
goan, akhirnya mereka lantas berpisah." setelah bicara tiba2
merah muka Liok cu, sekilas dia lirik Ling Ji ping terus
menunduk ..malu. Ling Ji ping sedang perhatikan sarung pedang, maka dia
tidak perhatikan sikap orang, katanya kemudian." Itu kan jalan
pikiranmu, mungkin orang diluar pulau tidak pernah pikirkan
segala pantangan itu. Tapi bahwa orang ini mati di sini
dapatlah kita duga bahwa hubungan laki perempuan itu
akhirnya juga tidak mencapai tujuan yang mereka harapkan."
Tiba2 Liok-cu bersuara heran katanya sambil menuding :
"Coba lihat apa itu ?"
Ling Ji-ping menoleh kearah yang ditunjuk tampak dibawah
tumpukan tulang belulang, diantara urukan tanah menongol
keluar sedikit ujung secarik kertas, lekas dia Mencukilnya
dengan ujung pedang teranyata sejilid buku kecil tipis.
Liok-cu segera memungutnya serta menepuk bersih debu
kotoran yang melekat tampak empat huruf disampul buku tipis
itu. Liok-cu lantas membacanya : "Hu-yong-hoa-jik apakah
artinya Hu-yong-hoa-jik?"


Walet Emas Perak Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tergerak hati Ling Ji-ping, memang diatas sampul buku
tipis tertera empat huruf "Hu yong hoa jik." Masih segar dalam
ingatannya, waktu berada di Ji longbio dalam Hoan sian wan
dulu, pernah dia dengar nenek Hu yong menanyakan buku
tipis ini kepada Sip kut sian kenapa buku itu sekarang ada di
sini dan tertindih dibawa kerangka tulang "
Ini berarti Bahwa orang yang meninggal disini pasti ada
hubungan dengan Hu yong hong, mungkin.,...benaknya
berpikir secara kilat, matanya mengawasi kerangka itu, pi
510 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kirnya. "Kerangka ini jelas bukan tulang belulang Hu yong sian
cu. Menurut cerita perempuan baju putih, itu Y ong ji bernama
Ban li biau hiang Lim Yau ang sekarang masih hidup, jadi
kemungkinan kerangka ini adalah tulang belulang ayah Yong ji
yang menghilang sejak puluhan tahun lalu, atau putra tunggal
nenek Hu yong dari keturunan Lam jan dimasa mudanya dulu.
Sudah tentu ini hanya analisanya saja, Hu yong hoa jik
konon berisi pelajaran silai warisan keluarga Yong ji yang
paling tinggi sudah tentu tidak boleh terjatuh ketangait orang
lain Karena ketarik Liok cu sudah membalik balik lembaran buka
tipis itu: katanya tiba2 dengan tertawa: "Lho, disini ada
terselip secarik kertas surat,"
"Coba serahkan biar kubaca" pinta Ling Ji-ping. Liok cu
segera serahkan kertas surat itu kepada Ling Ji-ping.
Meminjam cahaya pedang Ling ji ping membaca surat
itu Liok-cu juga mendekat ikut membaca, tampak kata
pertama dari tulisan diatas kertas berbunyi: "Cinta itulah
derita. Sudah puluhan tahun aku merasakan derita cinta ini.
Hanya sekedar salah pilih, aku tentu tersiksa selama hidup,
menyesalpun sudah kasep, akhirnya aku mati juga ditangan
perempuan jalang itu yang jahat, malu aku bertemu dengan
sanak famili apalagi dengan keluarga, terpaksa aku
menghabiskan sisa hidupku digua terpencil diatas pegunungan
belukar ini," surat itu ditanda tangani dengan tiga huruf Si
tidak bernama. "Aneh" gumam Liok-cu angkat kepala mengawasi Ling Ji
ping," kenapa orang ini tidak mencantumkan nama aslinya?"
Ling Ji ping maklum, dia yakin dugaannya meleset, katanya
menghela napas : "Bukan dia tidak punya nama, soalnya dia
merasa salah mencintai orang, maka merasa malu untuk
bertemu dengan orang"
511 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Salah mencintai orang?"
"ya. mungkin kali ini adalah Bulim Cian-pwe dari T ionggoan
yang jatuh cinta dengan perempuan ayu yang datang dari
lautan timur itu." "Kalau begitu, dia terbunuh oleh perempuan jahat itu
ditempat ini?" "Walau bukan terbunuh secara langsung oleh perempuan
ayu itu, tapi dia memang mati disini karena terdesak oleh
keadaan sehingga tiada jalan pilihan yang lain kecuali mencari
kematian. " "Jahat benar perempuan ini kalau dia masih hidup, aku
pasti tanya kepadanya." ujar Liok cu jenaka, "marilah cari lagi,
adakah barang peninggalan lainnya?"
Dengan ujung pedangnya Ling Ji ping meng-aduk2 tanah
disekitarnya, tapi tiada yang ditemukan lagi. Dengan tawa
getir dia berkata: "Marilah kita kebumikan kerangka cianpwe
ini. Sungguh kasihan, inilah akibatnya jatuh cinta, perempuan
memang..." sebetulnya dia ingin bilang "perempuan racun
dunia" .Tapi teringat ada Liok cu disampingnya maka dia
batalkan kata2nya. -ooo0dw0ooo- Jilid 15 LIOK-CU membelalak, tanyanya : "Perempuan memang
apa" " Ling Ji-ping hanya geleng2 saja tanpa bersuara.
"Aku tahu apa yang hendak kaukatakan?"
"Apa yang hendak kukatakan!"
512 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hm, memangnya perempuan di dunia ini semua sama
dengan perempuan dari lautan timur itu" Emangnya semua
laki2 itu baik?" Bungkam mulut Ling Ji-ping, akhirnya dia menyengir,
katanya : "Kapan aku pernah bilang demikian,"
"Maka hati2lah kau, kami, maksudmu nona dan aku adalah
perempuan sejahat ular berbisa seperti kalajengking."
"Nona jangan salah paham, aku hanya ngomong secara
iseng saja. Jangan marah ya, mari kita kebumikan tulang
belulang Cian-pwe ini," dengan Ay-sin-kiam itu Ling Ji-ping
mengeduk tanah tak jauh dari tempat itu lalu memindah
kerangka itu kedalam liang lahat serta diuruknya pula.
Baru saja mereka selesai mengubur, mendadak dari luar
gua mendengung suara riuh dan keras, mereka melongo
saling pandang, entah s iapa yang datang. Suara mendengung
itu semakin keras dan dekat, seperti suatu benda yang ber-
gulung2 masuk kedalam gua, semakin dekat gema
suaranyapun semakin keras tak ubahnya geledek menyambar
di pinggir telaga. Terbeliak tajam sorot mata Ling Ji ping, mendadak dia
angkat kepala seraya menjerit kaget, serunya : "Nona,
ternyata gua ini sarang tawon."
"Gua tawon?" Waktu angkat kepala celingukan dan
saksikan apa yang terdapat disekitarnya seketika pucat muka
Liok cu. Baru sekarang dia tahu bahwa langit2 gua dan
dinding sekitarnya penuh sarang tawon yang berlobang kecil2,
kebetulan dilihatnya ada beberapa tawon kuning yang terbang
masuk ke dalam lobang2 kecil itu.
Tawon liar bertubuh kecil, tapi pertumbuhan semakin
berkembang sengatnya ternyata berbisa, kalau dalam jumlah
kecil, entah ditanah tegalan atau ditempat terbuka mereka
tidak perlu sekaget ini, namun suara mendengus sekeras itu
merupakan perpaduan suara laksaan tawon, celaka mereka
513 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
justeru berada didalam gua yang tertutup dan gelap, jalan
keluar sudah tersumbat, kalau mau keluar berarti memapak
laksaan tawon yang terbang memasuki gua, itu berarti jiwa
mereka bisa celaka. "Bagaimana baiknya?" teriak Liok-cu.
Ling Ji-ping geleng2, katanya ; "Tawon suka berkumpul,
sekali diganggu, mereka akan merubung maju bersama,
apalagi menghadapi tawon sebanyak itu, menjaga kepala
sukar melindungi perut, kukira biarlah kita berdiri diam disini,
setelah rombongan tawon kembali kesarangnya, baru nanti
bertindak melihat gelagat."
"Bila tawon beracun itu menyerang bagaimana?"
"Memang mungkin, asal kita bisa menerjang keluar dari
kamar batu ini, disebelah depan tiada rombongan tawon yang
mencegat berarti harus menjaga serangan dari belakang
kurasa jauh lebih gampang menghadapinya."
Tengah mereka bicara itulah, gema suara dari gapyar
sayap laksana tawa itu ternyata hampir memekak genderang
telinga mereka. Serempak mereka angkat kepala, tampak
sinar kemilau berkelebatan simpang siur dari mulut kamar
berbondong-bondong serabutan terbang kedalam, lamanya
mereka hanya melihat bayangan kabur berwarna kuning
emas saja. Bukan suara mendengung saja yang mengganggu
pikirannya lama kelamaan deru angin pun timbul dan semakin
kencang menjadikan mereka seperti didesak sesuatu pojok
sampai tak kuasa berdiri tegap pula.
Baru sekarang Ling Ji ping kaget, pikirnya : "Meski jumlah
tawon terlampau banyak paduan suaranya memang tak kalah
keras dari geledek menggelegar, ini tidak perlu buat heran.
Tapi dari mana datangnya tenaga kuat dari serbuan laksaan
tawon ini. Mungkin......."
Tiba2 didengarnya Liok-cu bersuara heran, seperti pasang
kuping mendengarkan dengan seksama, katanya kemudian:
514 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aneh bin ajaib, kecuali suara getaran sayap tawon seperti
ada suara lain juga, apa kau tidak mendengarnya ?"
Ling Ji-ping segera pasang kuping, memang ditengah suara
mendengung, seperti ada pula suara lain yang lembut, tapi
dengung getaran sayap tawon memang terlampau besar,
kalau tidak diperhatikan pasti tidak tahu dan bisa
mendengarnya. Katanya manggut: "Memangnya aku sedang
curiga, dari mana pusaran terbang tawon2 ini bisa
menimbulkan kekuatan sebesar ini " Ternyata ada orang yang
memelihara dan mengendalikan mereka."
"Kalau demikian, orang yang memelihara tawon berbisa ini
pasti ada didalam gua pula."
Kamar batu itu sudah dipenuhi tawon yang beterbangan,
lobang2 kecil diatas dinding dan dilangit2 sudah penuh
dirambati tawon pula, lama kelamaan tawon yang beterbangan itu me-nari2 diatas kepala mereka dan semakin
rendah seperti hendak menyengat mereka.
Mendadak Liok-cu menjerit kaget secara relek dia ayun
sebelah tangannya menyampuk keatas sehingga serombongan
tawon yang terbang diatas kepala ditamparnya jatuh
berterbangan, ada pula yang terpental menumbuk dinding.
Sudah tentu tamparan tangannya menimbulkan reaksi yang
luar biasa, tawon yang sudah berada dalam sarangnyapun
tergetar kaget dan terbang serabutan, sehingga kamar batu
yang tidak begitu besar ini terasa makin sesak, kini bukan
diatas kepala saja mereka terbang, naik turun atas dan bawah
seperti tiada tempat luang lagi.
Melihat Liok cu mengusik tawon dan menimbulkan amarah
mereka serta menyerang. Ling Ji ping tahu bahwa
perhitungannya gagal total, terpaksa dia gerakan pedang di
tangannya, dimana cahaya merah menyambar tawon yang tak
terhitung banyaknya itu seperti disamber kilat, tak sedikit yang
515 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dirontokkan jatuh, cahaya pedang merah darah itu seperti
membungkus tubuh mereka. Sambil menarikkan pedang Ling Ji-ping berkata lirih." Nona
lekas mepet diriku dan menggeser keluar," sembari bicara
pedang ditangannya digerakkan dengan jurus Kiau cu bun lo,
seperti lembayung pedangnya memancarkan cahaya terang
membuka jalan, kembali ribuan tawon tersapu satu binasa,
lekas tangan kirinya menyamber lengan Liok cu terus
ditariknya keluar, begitulah mereka menerjang keluar dibawah
lindungan cahaya pedang yang diputar secepat kitiran.
Tangan Liok-cu juga tidak nganggur, setiap kali tangannya
terayun, tawon yang menerjang dari belakang dipukulnya
berhamburan, lekas sekali mereka sudah berada diluar kamar
dan berada dilorong gua. Dari lorong gua yang gelap gulita itu mendadak sederas air
bah menerjang masuk rombongan tawon yang tak terhitung
jumlahnya, seluas lorong gua seperti sesak diliputi tawon
melulu, betapa banyak jumlah tawon yang menerjang masuk
sungguh sukar dipercaya, tawon2 itu seperti tidak kenal takut
dan berani mati, sayup2 terdengar ada lengking suara seperti
bunyi siulan lembut yang menggendalikan serangan kawanan
tawon ini. Demi menyelamatkan diri Ling Ji-ping tidak pikirkan
lagi apa akibatnya, setiap kali pedang ditangannya bergerak
dengan bahayanya yang menyala itu, kawanan tawon pasti
disapunya berhamburan, sementara tangan kiri sering
melontarkan pukulan Ngo-ting-kay-san dari ajaran gurunya
yang lihay. Pukulannya ini ternyata ditandai iwekang yang dahsyat,
cahaya merah, pedang ditangan itu seperti berkobar saja
dibantu tenaga pukulannya, merupakan dinding yang tidak
kelihatan, tawon yang menerjang tiba sama tersibak cerai-
berai. Setelah tangan Liok-cu sudah membunuh berapa banyak
tawon, sinar kuning seperti dari setiap tawon yang
516 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berterbangan itu simpang siur dan terpukul jatuh tertumpuk
disekitar kakinya. Tapi Ji ping berdua tidak pernah berhenti, mereka terus
menerjang keluar sejauh puluhan tombak pula, tampak sinar
kuning seperti jala yang simpang siur me landai datang pula
dari sebelah depan. Kembali pedang di tangan Ling Ji-ping
disapukan keluar, 'blang' hampir saja pedangnya tergetar
jatuh. Ternyata saking bernafsu, Ling Ji-ping tidak perhatikan
keadaan sekitarnya, tanpa sengaja pedangnya membacok
dinding batu di pengkolan gua, karena didesak oleh tenaga
sapuan pedang, rombongan tawon itu terbang membelok
kesebelah kiri. Sekilas Ling Ji-ping menoleh, dilihatnya sebuah batu besar
dibawah dinding yang terbacok pedangnya tadi tengah
tergeser minggir, maka muncullah sebuah lubang gua lain
lapat2 kelihatan ada cahaya remang2 didalam gua dibawah
dinding itu. Tergerak hati Ling Ji-ping, depan belakang dan kiri kanan
seperti dikepung oleh kawanan tawon, suara lengking lembut
dari luar gua itu terdengar semakin nyata, maka kawanan
tawon yang terdesak mundur itu segera putar balik menerjang
pula. Dalam keadaan mendesak seperti itu, Ling Ji-ping tidak
banyak pikir lagi, segera dia menghardik, dengan jangan kiri
merangkul pinggang Liok-cu dia tarik tubuh orang ajak
melompat masuk kelobang gua yang terbuka itu, pedang
ditangannya masih diputarnya kencang pula membendung
serbuan kawanan tawon. Baru saja kaki mereka anjlok ditanah dalam gua, "Blam"
tiba2 tutup lubang gua itu tertutup rapat, dengan kaget Ling Ji
ping menoleh, entah kenapa, batu besar yang tergeser
kesamping itu tahu2 sudah merapat pula.
517

Walet Emas Perak Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kumbang memang binatang yang kecil tapi dengan
serbuan sekian banyaknya itu, akibatnya bisa fatal juga bagi
manusia kena disengatnya, lega juga hati Ling Ji-ping setelah
terlepas dari ancaman kawanan kumbang, tapi jalan mundur
atau keluar sekarang masih merupakan tanda tanya, apakah
selanjutnya mereka bisa lolos keluar atau mungkin terjebak
didalam lobang gua ini sukar diramalkan.
Liok-cu seka keringatnya diatas jidat, katanya menghela
napas; "Syukurlah, sungguh tak nyana kawanan tawon itu
begitu lihay." Ling Ji-ping hanya tersenyum kaku, matanya menjelajah
keadaan dalam gua, kiranya itulah sebuah kamar batu itu
lonjong, lebih lebar dan memanjang, dindingnya berwarna
putih susu, tepat ditengah kamar tertaruh sebuah gentong
minyak besar, lidah api tampak menyala cukup terang
ditengah gentong minyak, sinar apinya mengeluarkan cahaya
hijau sehingga merupakan perpaduan yang kontras dengan
warna dinding, Dibawah dinding sebelah kanan terdapat sebuah dipan
batu, didepan dipan ada sebuah meja batu, dipan dan
meja kosong tiada benda apapun, tapi dari nyala api di
gentong minyak serta dipan dan meja batu yang bersih
mengkilap itu, dapatlah diduga bahwa kamar batu ini
sebelumnya dihuni manusia.
Dengan membelalakkan mata Liok cu juga periksa keadaan
kamar, dengan heran dia bertanya. "Ah, kurasa ada orang
yang tinggal disini."
"Bila dugaanku tidak meleset, kita betuI2 masuk ke sarang
harimau." "Sarang harimau apa?"
"Aku jadi curiga, mungkin kamar ini tempat tinggal orang
yang mengendalikan kawanan tawon itu."
518 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Orang itu memang jahat, memelihara tawon sebanyak itu
untuk mencelakai jiwa orang. Hm, aku jadi ingin tahu macam
apa tampangnya" Apa yang perlu ditakuti?"
"Siapa bilang takut. Cuma kalau dia mampu mengendalikan
lebah pasti seorang lihay kemungkinan punya hubungan
dengan Bu lim si tok, kalau berhadapan kita harus ber-hati2.
Hampir disengat beberapa kali oleh kawanan tawon, Liok
cu sudah mangkel dan penasaran, jengeknya: "Peduli Bu-lim
si-tok segala, sayang nona selalu memperingatkan padaku
supaya tidak sembarang melukai orang. Hm, bila berhadapan
dengan keparat itu, aku tidak akan peduli pada larangan nona
lagi." Ling Ji-ping membatin: "Dalam kamar ini mungkin ada jalan
keluarnya, lebih cepat meninggalkan tempat ini lebih baik,
buat apa urus segala tetek bengek?" Maka dia memeriksa
kamar batu ini dengan teliti, dinding kamar ini rata dan halus,
hanya mulut gua dari mana tadi mereka masuk terdapat
sebuah celah2 batu berbentuk persegi, agaknya hanya lobang
itulah satu2nya jalan keluar dari kamar batu ini.
Tapi kawanan kumbang yakin masih penuh sesak dilorong
gua, kalau orang itu juga di mulut gua, kalau mereka keluar
sekarang apakah tidak bakal kebentrok lagi. Tengah bimbang
dia menoleh kebelakang, dilihatnya diatas dinding sebelah
belakangnya terukir tiga huruf besar dalam gaya tulisan kuno
berbunyi Hong-ong-tong atau gua raja tawon berwarna kuning
emas. Baru saja Ling Ji-ping menyeringai ejek tiba2 didengarnya
tawa besar diluar kamar batu; "Tempat tinggalku buruk
seperti rumah keong, tidak pantas untuk menyambut
kedatangan tamu agung, untuk ini harap kalian tidak kecil
hati." Gelak tawa orang itu ternyata menimbulkan getaran keras
sehingga kamar batu ini seperti digoncang gempa, jelas
519 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Lwekang orang yang tertawa itu amat tangguh. Sesaat Ling Ji
ping berdua melongo saling pandang, terasa gelak tawa itu
seperti berjalan mengitari kamar sehingga sukar ditentukan
diarah mana orang yang tertawa itu"
Karena dongkol Liok Cu membentak, "Siapa kau?"
"Hahaha...." kembali tawa besar mendahului serangkaian
kata2. "Tanpa alasan kalian terobosan ketempat tinggal orang
lain, kini main bentak lagi, nona cilik, beginikah sopan santun
seorang tamu terhormat?"
"Memangnya beginilah sikap tuan rumah yang baik
menyambut kedatangan tamunya," demikian jengek Ling Ji
ping. "Betul, betul, betul." setelah gelak tawa berderai pula,
"omonganmu memang betul."
"Soalnya kami dipaksa oleh kawanan tawon sehingga
menyingkir kekamar batu ini, Jelas kami memang salah, tapi
kedatangan ini tiada maksud jahat."
"Tidak bermaksud jahat" Hahaha, lalu apa yang sekarang
kau pegang?" "Sebilah pedang yang kupungut diluar goa."
"Bagus," gelak tawa bergema pula tanpa berhenti, "mencuri
pedang ditempat tinggal orang, kau bilang memungutnya,
sungguh lucu dan menggelikan hahaha.... "
Dituduh "mencuri" Ling Ji-ping tak senang, katanya tertawa
angkuh: "Pedang ini kan bukan milikmu, kenapa kau menuduh
kami mencuri" Orang she Ling seorang laki2 sejati, selamanya
tak pernah melakukan perbuatan hina."
Liok-cu juga menimbrung: "Kalau bukan milikmu, kami
menanyakannya secara kebetulan, apa bukan memungutnya
lebih tepat?" 520 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Genduk cilik memang bermulut tajam, tahukah kau
disanalah tempatku memelihara tawon" Dan lagi, hahaha,
sudah puluhan tahujn aku tinggal disini, tujuanku adalah
menjaga kerangka dan pedang pusaka itu tahu?"
"Kau tahu kerangka siapakah itu?" tanya Ling Ji-ping.
"Sudah tentu tahu."
"Pernah apa kau dengan sikorban?"
"Hahaha, soal hubungan" Tidak perlu aku menjelaskan
kepada kau." "Tapi Cayhe justeru ada sangkut paut dengan si korban,
setelah kutemukan kerangkanya di sini, sudah logis kalau aku
mengambil pedangnya, akan kukembalikan kepada anak
kandung sikorban." Mengawasi sorot mata Ling Ji-ping yang penuh tanda tanya
dan curiga, Liok-cu berbisik tanya: "Kau sudah tahu siapa
dia?" Ling ji-ping hanya tertawa sambil meliriknya.
Suara orang itu berkata: "Kau kira aku terima segala
alasanmu?" "Jadi" Silahkan saudara keluar, soal terima atau tidak
sebentar kau akan tahu?"
"Huuuaaahaha....." gema gelak tawa kali ini lebih keras
lagi, "besar juga nyalimu. Tahukah kalian siapa aku?"
Liok-cu mencebir, katanya menghina: "Peduli kau siapa"
Siapapun kami tidak takut. Memangnya kau boleh mentang2
bila pandai memelihara tawon?"
"Genduk cilik mulutnya besar, aku memang orang awam
yang tidak perlu diagulkan tapi hahaha, sekarang jangan
harap kalian bisa keluar dari kamar itu, biarlah kalian menjadi
pasangan penganten sampai akhir hayatmu. Aku malas
521 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bergebrak dengan kalian, lima hari atau paling lama tujuh hari
kalian akan kelaparan dan kekeringan sampai mampus sendiri,
kala itu" Akan kugotong kalian pula ke gua tawon sebagai
umpan tawon peliharaanku itu," habis bicara dia tertawa pula,
suaranya makin menjauh dan akhirnya sirap.
Ling Ji ping tegak berdiri, dia tenggelam dalam analisanya,
dia menelaah kata2 orang yang mengatakan." Aku akan
gotong kalian kegua tawon untuk makanan peliharaanku."
Kata2 ini secara langsung merupakan pengakuan bahwa
sewaktu masih hidup korban yang sekarang tinggal
kerangkanya didalam gua itu dulu juga dia yang
menggotongnya kedalam sarang tawon itu. Pikirnya. "Jadi
orang itu disengat kawanan tawon sebanyak itu sampai mati,
kalau tidak mana dia punya kesempatan meninggalkan,
pesannya serta menimbun Hu-yong-hoa-jik itu dibawah tanah,
lalu terpikir pula. Dari s ini dapat disimpulkan bahwa orang ini
punya permusuhan dengan si korban, maka dia begitu
membencinya... Tengah Ling Ji ping menepekur, Liok-cu bertanya
disampingnya. "Apa yang sedang kau pikirkan?"
"Kupikir orang itu amat keji dan telengas, si korban pasti
mati penasaran dan amat tersiksa."
"Memangnya, bukankah dia bilang hendak mengurung kita
disini sampai mati kelaparan baru akan dijadikan umpan
tawonnya." "Nona, kau takut ?"
"Bersama kau, takut apa ?"
"Bila dugaanku tidak meleset, si korban pasti memiliki
Kungfu yang lebih tinggi dari aku dan kau, pada hal waktu itu
dia membawa pedang pusaka ini, tapi dia tidak mampu
meloloskan diri dari s ini apa lagi kami?"
"Bukan begitu maksudku."
522 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Lalu apa?" "Maksudku........" tiba2 merah jengah muka Liok-cu,
dengan lirikan mesra dia berkata penuh perasaan: "Maksudku
dengan bersama kau, mati atau hidup sama saja, lalu apa
yang harus kutakuti."
Ling Ji-ping terharu oleh pernyataan yang gamblang ini,
selama hidup dua kali dia pernah mendengar pernyataan
blak2an dari dua orang gadis yang mengherankan hatinya.
Yang pertama sudah tentu Yong-ji, yang kedua adalah Liok-cu
yang jatuh cinta kepadanya dan sekarang berada
disampingnya ini, dia membekal keangkuhan yang belum
pernah luntur selama ini, tapi terasa pula beban yang berat
menindih pundak dan belum pernah dia rasakan sejauh dia
mengembara di Kangouw. Jelas cinta ini tak berani dia
menerimanya, karena dia sudah memiliki Yong-ji, maka
benaknya dibayangi rasa ketakutan yang merasuk sanubarinya. Lama dia terlongong, baru akhirnya berkata
setelah menarik napas. Liok-cu menjerit sambil mundur, waktu Liok-cu baru siuman
diluar gua tawon tadi, dia bisa nona yang terukir didalam
benak Ling Ji-ping adalah nona majikannya hal itu tidak akan
membawa pengaruh bagi cita2 Liok-cu sendiri, sehingga dia
berani berkata "Sekarang aku jadi dayang pribadi nona, kelak
apa pula bedanya aku melayani kalian bersama, pernyataan ini
secara tidak langsung sudah cukup gamblang bahwa dia
terima menjadi bini muda atau gundik sekalipun namun
sebagai seorang gadis remaja sudah tentu dia malu untuk
menyatakan secara blak2an. Akhirnya karena kejadian
berlangsung diluar dugaan pembicaraan ini terhenti, Liou-cu
beranggapan urusan akan jadi dan begitulah putusannya,
sungguh tak pernah terbayang olehnya bahwa sekarang Ling
Ji ping mengeluarkan pertanyaan yang bertentangan dengan
jalan pikirannya, sudah tentu dia amat malu, kecewa dan
terluka harga dirinya, setelah menjerit dia berteriak pula.
523 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kau..." tak kuasa dia bersuara pula, bola matanya yang
terkaca2 dan meneteskan air mata. Itulah air mata kesedihan.
Tergerak hati Ling Ji-ping, baru saja dia buka mulut, Liong-
cu sudah mendahului. Kau setelah menyeka air mata, dengan
suara gemetar, dia menyambung. "Pernyataanmu berarti
mematikan perasaanku, ternyata, kau ini laki2 yang tidak
kenal budi dan tidak akan sebesar itu tekadku untuk
menyerahkan diri kepada kau, agaknya Thian memang sudah
mengatur nasib hidupku menempuh kearah berlainan, maka
aku tak boleh mati bersama kau di sini."
Secara tidak terduga dia rebut pedang panjang ditangan
Ling Ji-ping terus menggorok leher sendiri.
Karena tidak menduga meski pedang terampas tapi reaksi
Ling Ji-ping ternyata cukup s igap, secepat kilat dia menubruk
sambil menampar, kebetulan dia sampuk pergelangan tangan
kanan Liok cu, cahaya lembayung lantas melesat dengan
mengeluarkan suara riuh pedang panjang itu terpental jatuh
beberapa kaki jauhnya. Hambar pandangan Liok cu, mimik mukanya tampak
bingung dan ruwet, entah senang atau sedih, seperti merasa
penasaran dan terus dikasihani pula, dan segala perasaannya
itu akhirnya dicetuskan dalam sekali helaan napas panjang.
Entah kekuatan apa yang mendorong Ling Ji-ping
mendadak dia tersentak gelagapan tak mampu berbicara,
maklum, siapa saja bila dia sudah menyatakan cinta atau
perasaannya dengan rela mengorbankan jiwa sendiri, maka
cukuplah ini untuk menjinakkan hati dan takluk lahir batin.
Sudah tentu Ling Ji ping tahu kenapa Liok-cu terima
mengejar kematian. Dengan haru dia menghela napas katanya; "Sebagai
manusia aku mengerti perasaan nona, namun aku punya
kesulitan yang lain, namun nona boleh tidak usah kuatir,
524 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
selama hayat masih dikandung badan, orang she Ling pasti
tidak akan melupakan kejadian hari ini."
Mendengar janji setia Ling Ji ping, rasa sedih dan duka
sudah berobah diwajah Liokcu seketika tersapu bersih,
katanya sambil berjingkrak dan menubruk maju "Sebenarnya
nona kami memandangku sebagai saudara kandung sendiri,


Walet Emas Perak Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kau tak usah kuatir tentang hal ini."
Ling Ji-ping tahu orang salah paham pula tapi dalam
kaadaan seperti ini, mati hidup masih merupakan tanda
tanya, memangnya Ling Ji ping seorang lugu pula, maka dia
tidak suka banyak bicara, yang dia pikirkan adalah cara
bagaimana mencari jalan keluar maka dengan tertawa dia
berkata : "Marilah kita cari jalan keluar, coba biar kucoba,
mungkin jalan masuk tadi baru ada harapan untuk keluar,"
lalu dia pungut Ay sin kiam ditanah langsung mendekati batu
besar di-celah2 pintu goa, setelah mengincar dia ayun
pedangnya membelah keatas batu besar itu,
"Trrang" Ling Ji-ping merasa pergelangan tangannya
tergetar keras, pedangnya meletikkan kembang api. Waktu dia
periksa pedangnya ternyata pedang merah itu tidak kurang
satu apapun, tapi batu besar itupun hanya terbacok sedikit
menimbulkan garis lubang warna putih, ternyata dinding
kamar batu ini dibangun dengan papan batu marmer, pedang
pusakapun takkan mampu membelah pecah.
Berkerut alis Liok-cu, katanya : "Apakah batu ini lebih keras
dari besi?" "Walau batu ini tidak lebih keras dari besi tapi tebalnya luar
biasa, maka dia lebih kokoh dari besi."
"Lalu bagaimana kita bisa keluar" Memang harus
menunggu ajal disini?"
"Kukira kita tidak akan mati disini," ujar Ling Ji-ping
angkuh, "belum pernah aku tunduk menghadapi setiap
kesulitan." 525 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Lalu bagaimana baiknya?"
"Tak usah gelisah kita berusaha pelan2."
Liok-cu coba putar otaknya, namun sejauh mana tidak
memperoleh akal apapun. Sementara Ling Ji-ping menggeremet di bawah dinding,
dengan ujung pedangnya dia mengetuk sana menusuk sini,
gema suara yang didengarnya adalah suara keras dari dering
pedangnya, setelah satu lingkar dinding kamar batu ini
diperiksanya dan kenyataan tiada tempat yang bisa dijebol.
Tapi Ling Ji-ping tidak merasa putus asa dengan tawa
angkuh, dia mendekati Liok-cu, katanya: "Nona, pergilah kau
istirahat diatas dipan batu, kukira pasti bisa menemukan akal
untuk keluar." Liok-cu menghela napas, ujarnya: "Akulah yang harus
disalahkan, gara2 aku terluka, kalau tidak kau tidak akan ikut
terjeblos kekamar batu ini,"
"Tapi jangan nona lupa, karena menolong aku sehingga
kau terluka." Tiba2 Liok-cu teringat satu hal, katanya: "Eh, bukankah kau
bilang perempuan baju putih yang menyuruh kau kemari "
Mungkinkah dia yang mengatur jebakan ini?"
Ling Ji-ping berpikir sejenak, akhirnya dia menggeleng,
katanya. "Kukira tidak mungkin, mungkin karena ter-buru2
sehingga dia tidak sempat memberi keterangan, akulah yang
salah arah menerobos ke Hong-ong-tong ini."
"Seharusnya dia akan kemari mencarimu?"
"Tapi kita terjeblos dalam kamar batu diperut gunung ini,
dari mana dia bisa tahu?"
Liok-cu menghela napas, pelan2 dia menuju ke dipan batu,
mungkin karena pikirannya gundah dengan terbelalak dia
mengawasi lidah api yang menyala kerlap kerlip, sementara
526 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kedua kakinya ungkang2 bergerak maju mundur bergantian.
Mendadak dia mendengar suara mendengung dibawah tempat
duduknya agaknya ujung kakinya menyentuh meja batu
bagian bawah dan ditempat itu agaknya adalah tempat
kosong, lekas dia menunduk dan memeriksa, meja batu ini
berbentuk persegi empat penjuru sekelilingnya berdinding
rapat dan rata, jadi sepantasnya meja batu ini berisi dan
padat, bagaimana mungkin tertendang sedikit bisa mengeluarkan suara seperti suatu barang benda yang kosong
dalamnya. Karena ketarik kembali dia coba2 menendang dua
kali. Kini sudah nyata bahwa bawah meja batu ini dalamnya
kosong, dia yakin pasti ada apa2 dibawah meja ini. Lekas dia
menggapai kepada Ling Ji-ping, serunya: "Hai, lekas kemari,
disini agak ganjil."
Ling Ji-ping sedang tenggelam dalam pemikiran mencari
jalan keluar, segera dia menghampiri dan tanya: Nona
menemukan apa" "
Liok-cu menuding meja batu dan berkata; "Meja batu ini
ternyata dalamnya kosong."
Ling Ji-ping sedang mengetuk dengan gagang pedang,
suaranya memang mendengung seperti benda kosong, tanpa
banyak pikir segera dia taruh pedang panjang, dengan kedua
tangan memegang pinggir meja dia kerahkah tenaga terus
memutar kekiri. Kontan Liok-cu berteriak : "Hah, ternyata disini ada jalan
rahasia. Mengawasi lobang gelap dibawah meja, bukan kepalang
senang hati Ling Ji-ping, kata nya. "Kukira meja inipun tidak
diketahui penghuni kamar yang memelihara tawon tadi karena
meja ini sudah sekian puluh tahun seperti tidak digeser."
"Coba lihat, apa pula itu?" teriak Liok-cu. Ling Ji-ping pun
menemukan dibawah meja yang kosong itu melekat sebuah
kotak besi yang sudah karatan.
527 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Liok-cu berkata ; "Lekas keluarkan, coba periksa apa isi
didalamnya?" Ling Ji ping ulur tangan kanan, dengan hati2 dia pegang
kotak besi terus ditariknya keluar. "Trak" kotak besi itu ketarik
lepas dari tempatnya. Setelah dikeluarkan dan di bawah
penerangan sinar api, tampak dipermukaan kotak seperti ada
bekas2 tulisan, sayang sudah dimakan karat sehingga tulisan
nya tidak jelas. Kotak besi berbentuk lonjong dan terkunci oleh
sebuah gembok emas. Dengan pedang Ling Ji ping mengerik permukaan kotak
besi yang berkarat, meski bekas tulisan ikut terkerik hampir
punah, tapi bekas tulisannya kelihatan agak nyata, itu lah
tulisan tiga huruf yang berbunyi Jiong liong ling tiga huruf
kuno. Jangan kata Liok cu tidak tahu apa arti Jiong liong ling, Ling
Ji ping yang berpengalaman pun menepekur memikirkannya.
"Eh, kenapa ngelamun?" tegur Liok-cu, "lekas buka apa
sih isinya?" Pada saat itulah Ling Ji ping yang coba mengeriknya pula
mendapatkan sebaris tulisan huruf2 kecil dipinggir ketiga huruf
besar kuno itu. Setelah diteliti ternyata tulisan kecil2 berbunyi:
"Yang mengangkangi kotak ini pasti mati secara aneh. Begitu
yang berjodoh pasti dapat menemukan kerangka Lo-ceng, gua
bawah tanah mengandung racun jahat, dilarang masuk."
Ling Ji ping melengak, katanya. "Lihat tidak" Disini masih
ada sebaris huruf kecil?"
Setelah membaca huruf2 kecil itu, Liok-cu cemberut,
katanya. "Ah, tidak percaya " Kukira sengaja buat menakut2i."
Ling Ji ping menggeleng, katanya. "Walau tidak boleh
dipercaya seratus persen, tapi bagaimana juga kita harus
berlaku hati2, apa kau tidak merasakan bau yang ganjil dalam
gua dibawah tanah ini."
528 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Liok-cu mendengus dekat dilobang gua, ternyata
mengendus bau aneh yang memualkan meski pelan tapi pasti
bau itu semakin menguap keatas, kalau Ling Ji ping tidak
memperingatkan, Liok-cu yang tidak memperhatikan tidak
merasakan. Ling Ji-ping letakkan kotak itu diatas dipan batu, dengan
kedua tangan dia rapatkan pula lobang gua dengan meja batu
tadi, katanya. "Diatas kotak besi jelas ditulis bagi yang
berjodoh pasti dapat menemukan kerangka Lo-ceng, dari
tulisan ini dapat simpulkan bahwa ada seorang padri agung
pernah semayam disini, orang beribadat yakin tidak
berbohong, maka kita harus mempercayainya."
"Lalu dimana kerangka padri agung itu?"
"Mungkin kitalah orang yang berjodoh itu" Menurut
hematku, kerangka padri agung pasti berada dikamar batu ini
pula." Liok-cu mengiakan sambil manggut2.
"Marilah, kita cari pula lebih cermat, aku yakin pasti berada
dibalik dinding sekitar kamar batu ini."
Kembali mereka ulangi pencarian menyusuri dinding batu
sepanjang kamar persegi sejengkal demi sejengkal, ada
kalanya mereka meraba, mengetuk dan mencungkil dengan
ujung pedang. Tapi usaha sekian lama dengan memeras
keringat itu tetap nihil. Ling ping menegakkan badan serta
menepekur pula. Liok-cu juga mengerutkan kening, bola
matanya tampak berkedip kekamar batu itu jadi hening lelap.
Akhirnya Liok-cu menghela napas, katanya: "Agaknya
kecuali menemukan kerangka padri agung baru kita ada
harapan keluar dari sini, kalau tidak, biarlah pasrah nasib
menjadi umpan kawanan tawon," suaranya yang sendu
hampir putus asa begitu mengetuk perasaan Ling Ji ping rasa
pilu seketika merangsang benaknya, seperti terbayang dua
sosok mayat dihadapannya, dua mayat yang penuh dirubung
529 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kawanan tawon yang berpesta pora, cepat sekali kulit
dagingnya habis dilalap kawanan tawon, tinggal seonggok
kerangka putih belaka. Mendadak Ling Ji ping bergidik seram, dia tidak pernah
gentar menghadapi kematian, namun mati cara yang harus
mereka hadapi ini sungguh amat mengerikan, terlalu kejam,
jauh lebih menyayatkan dari dibunuh orang dengan leher
terpenggal pedang umpamanya.
Tanpa merasa kepalanya terangkat, sorot matanya tertuju
pada wajah Liokcu nan jelita dan dibasahi air mata, seketika
perasaannya tergoncang hebat. Dia merasa Liok-cu ikut
berkorban karena dirinya, gadis yang tidak berdosa ini harus
mati dalam keadaan yang tersiksa, sekuntum kembang yang
bakal layu tanpa memperoleh santapan sinar malahari dan
menghirup udara dan air yang segar, jiwa yang mekar dan
subur bakal melayang demikian saja dan semua ini gara2
dirinya, betapa besar pengorbanannya, sungguh tak terhingga
untuk dinilai, betapa suci dan agung pengorbanannya ini, lalu
imbalan apa yang diperolehnya"
Pelan2 Ling Ji-ping mendekatinya, tanpa sadar dia ulur
tangan menggenggam tangan Liok-cu. Usia Liokcu lebih tua
dari Yong yong, pertumbuhannya lebih matang dan
perawakannya lebih montok dan padat, terasa begitu lembut
dan empuk jari2 tangannya yang tergenggam, seketika
perasaan aneh merangsang sanubarinya, entah mengapa
dengus napasnya tiba2 memburu lebih cepat.
Liok-cu juga tidak meronta, dia biarkan saja tangannya di-
remas2 dengan kepala tunduk yang mukanya jengah malu,
tapi dada yang membusung dengan payudaranya yang padat
kenyal serta merta semakin dirapatkan kedalam haribaan Ling
Ji-ping. Liok cu sekarang bukan lagi pendekar perempuan
persilatan, bukan gesit lihay yang memiliki Kungfu tinggi, tapi
tak ubahnya dia sebagai kambing kecil yang penurut dan
530 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
lembut, pelan2 dia rebahkan kepalanya didada Ling Ji ping
yang bidang, sontak terasa olehnya betapa indahnya
kehidupan dalam dunia remaja ini, betapa hangat dan penuh
arti dari pada masa2 yang telah lampau, jantungnya selincah
kelinci yang nakal melonjak2 ditengah kebun nan permai,
mukanya semakin merah bak buah apel yang masak, tiba2 dia
tersentak sadar, terasa dengus napas Ling Ji ping semakin
cepat dan kasar, jari2 tangannya yang diremaspun terasa
agak sakit digenggam makin kuat.
Suatu arus aneh tiba2 sederas air bah mengalir kencang
keseluruh tubuhnya, se-olah2 seluruh tenaganya menjadi
luluh, pelan2 dia menengadah, sorot matanya memancarkan
rona yang aneh, dengan suara yang agak gemetar dia
bertanya," Kau......apa yang hendak kau lakukan?"
Wajah merah nan jelita dan merangsang, suara semerdu
kelintingan, ditambah tubuh yang padat kenyal, semua ini
betapa besar rangsangannya, Ling Ji ping adalah laki2 sejati,
pemuda yang baru menanjak dewasa, hidungnya mencium
bau perawan yang begitu menyedot sukma, laksana secangkir
arak yang panas membuat pikirannya tenggelam, alam buaian
sorga nan indah. sehingga membakar nafsu Ling Ji ping,
mendadak Ling Ji ping pentang kedua tanggannya memeluk
Liok cu dengan kencang. "Cu moay." habis kata2nya, maka bibir mereka yang panas
itupun telah sa ling lumat dengan nafsunya.
"Em," Liok cu menggeliat sekali, tapi dia tidak kuasa
meronta, tapi kedua tangannya terangkat terus merangkul
leher Ling Ji ping dengan kencang. Bibir gadis ini terasa
lembut, licin dan hangat lengket dengan bibir Ling Ji ping.
Jari2 Ling Ji ping yang nakal segera menggerayang
menyelinap kebalik baju, dimana sepasang bukit yang halus
terasa berdenyut kenyal, Liok cu merintih halus, dengan
menggeliat dia meronta lepas dari kecupan bibir Ling Ji ping,
desisnya halus." Jangan yang itu Ping koko."
531 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tapi Ling Ji ping sudah kerasukan setan, nafsunya sudah
membara, kepala Liok cu di pegang, bibirnya dipatuknya pula
lebih lahap, kini kedua tangannya lebih berani lagi
membopong tubuh Liok cu terus diangkat ke atas dipan, tubuh
Liok cu sudah di tindihnya. Mereka sudah seakan bulat
menjadi satu. Entah berapa lamanya, dalam keheningan yang mencekam


Walet Emas Perak Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

itu sayup2 terdengar suara mantram, ditengah alunan suara
mantram yang lambat2 itu kumandang pula sebuah sabda.
"Omitohud." Ling Ji ping tersentak kaget dan berjingkrak berdiri sambil
mendorong Liok cu, kepalanya celingukan, namun kamar batu
itu kosong melompong tiada orang lain, hanya lidah api
ditengah kamar yang masih menyala dan meletik.
Merah jengah selebar muka Liok cu, tapi pandangannya
heran, tanyanya. "apa yang kau cari."
"Aku seperti mendengar seorang bersabda Buddha?"
Liok cu ikut celingukan, akhirnya dia tertawa lirih, "Kan
tiada orang lain disini."
Ling Ji ping menghela napas, ujarnya:"Ai, kenapa aku jadi
keblinger." "Kau........," seru Liok cu terbelalak.
Ling Ji ping tertawa pahit, lekas dia melengos, dia tak
berani beradu pandang pula dengan tatapan Liok cu yang
memancarkan perasaan malu, marah dan kobaran birahi,
katanya lirih:" Bukan aku punya maksud tertentu, kita tahu
didalam kamar batu ini ada kerangka seorang padri agung,
namun kita telah mengabaikannya."
Liok cu manggut2, katanya tersenyum malu. "Apakah harus
dicari lagi?" 532 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sudah tentu harus ditemukan. Kalau tidak bagaimana kita
bisa keluar?" mereka sama2 berusaha untuk tidak bentrok
pandangan, lalu meneliti pula setiap kamar batu itu.
Tiba2 Ling Ji-ping berkata. "Adik cu coba kau periksa
bukankah dinding ditengah dipan ini agak ganjil?"
Waktu Liok-cu mendekat dilihatnya
dinding yang membelakangi dipan batu setinggi beberapa kaki ada sebagian
yang menonjol keluar sebesar bulat telur ayam, karena
benjolannya sedikit saja dan warnanya juga mirip dinding,
kalau tidak diperhatikan jelas tidak akan konangan. Segera dia
manggut2, katanya : "Mungkin disinilah letak rahasianya."
Ling Ji-ping ambil pedang dari atas meja dengan ujung
pedang dia mengetuk ke tempat menonjol ini, kosong bagian
dalamnya. "Pasti disinilah," teriak Liok-cu, berjingkrak, "coba keraskan
tanganmu?" Ling Ji ping kerahkan tenaga diujung pedang terus
menusuk agak, keras. "Prak" terdengar suara pecah, bagian
yang menonjol itu ternyata pecah, dibagian dalam tampak
sebuah gelang emas kecil yang tergantung disebelah atas.
Sudah tentu bukan kepalang senang hati mereka, mereka
yakin kunci rahasianya pasti berada pada gelang emas kecil
ini, Ling Ji ping segera lompat keatas dipan, tangan diulur
serta pegang gelang emas itu terus di tariknya kebawah.
Maka terdengarlah suara kriat kriut yang nyaring, lekas Ling
Ji-ping melompat turun waktu dia angkat kepala pula, dinding
diatas dipan itu ternyata mulai bergerak kekanan dan kiri,
dibalik dinding tampak tirai sutra menjutai, karena tertutup
tirai sutra kuning yang sudah luntur warnanya ini, maka tak
kelihatan apa yang ada dibaliknya.
Dinding itu hanya bergerak selebar tiga lantas berhenti,
sehingga tempat itu tak ubahnya sebuah tempat pemujaan.
533 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sekilas mereka saling pandang, Ling Ji-ping lompat naik pula
keatas dipan, dia berdiri disamping sebelah kiri, dengan
miringkan tubuh dia menyungkit tirai sutra kuning dengan
ujung pedangnya. Liok-cu mendahului menjerit kaget sekali.
Maka Ling Ji-ping juga melihat jelas, bahwa dibelakang tirai
ternyata betul sebuah tempat pemujaan sedalam beberapa
kaki jadi merupakan sebuah ruangan petak kecil, didalamnya
tampak duduk bersila seorang padri tua yang memejamkan
mata menunduk kepala, mengenakan jubah warna kuning,
telapak tangan tegak dengan jari agak tertekuk, sementara
telapak tangan kiri terulur lurus ke depan diantara dada dan
perut. Alis padri tua ini sudah ubanan, putih laksana salju,
sikapnya juga masih segar seperti masih hidup, wajahnya
yang keriputan tampak tersenyum ramah dan welas asih serta
damai. Ling Ji-ping berdua maklum bahwa padri agung inilah
yang meninggalkan kotak besi dibawah meja, entah sudah
berapa tahun dia meninggal dibalik dinding ini"
Sudah jelas bahwa padri tua ini sudah ajal, tapi
keadaannya masih utuh, dengan wajah tersenyum, bersikap
gagah, keren dan agung pula. Liok-cu jadi terlongong sekian
lamanya. Akhirnya dia bertanya: "Apa betul dia sudah
meninggal ?". Dengan hati2 segera Ling Ji-ping menyingkap tirai sutra
kekanan kekiri lalu me lompat turun dan berdiri jajar bersama
Liok-cu, katanya: "Sudah jelas inilah kerangka padri agung
yang dimaksud itu." "Bukankah tadi kau seperti mendengar sabda Buddha?"
"Agama Buddha mengajarkan adanya jodoh, mungkin
karena padri tua ini terlalu mendamba seorang yang berjodoh
dengan dia, maka gema suara hatinya tetap semayam dalam
sanubarinya, maka begitu bertemu dengan orang dianggapnya
534 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berjodoh, secara alamaih suara hatinya itu seperti bergema
diudara nan kosong ini.''
"Ini soal ilmu kebathinan tingkat tinggi yang sukar untuk
dipaparkan secara kasar, secara gampangnya, baiklah
kuperumpamakan ini umumnya orang yang meninggal, bila
mengharap untuk bertemu dengan salah seorang sanak
kandungnya, maka dia tidak akan mati dengan meram, tapi
setelah orang yang ditunggunya itu tiba, baru dia mau
mejamkan mata. Hal ini pula terjadi pula pada padri agung ini,
angan2nya belum tercapai untuk menemukan seseorang yang
berjodoh dengan dia, maka begitu orang yang diangan2kan
itu tiba, maka ditengah alam semesta ini sayup2 bisa
terdengar sabda beliau, itulah gema suara bathin yang tetap
mengambang diantara dunia fana ini dengan alam baka."
Setengah mengerti separo bingung Liok-cu manggut2 saja.
"Walau kita tidak tahu siapa sebenarnya padri agung ini,
tapi dari sikap keagungan dan hidmatnya ini, jelas beliau
adalah padri agung yang sakti, jelas dia bukan orang jahat,
adik Cu, adalah sepantasnya kalau kita memberi penghormatan besar kepadanya."
Maka Ling Ji-ping membetulkan pakaiannya lalu berlutut
bersama Liok-cu, setelah mereka menyembah dua belas kali
lalu berdiri pula berendeng, begitu mereka angkat kepala
seketika mereka berdiri melongo.
Karena telapak tangan kiri yang tadi terulur mendatar
diantara perut dan dadanya, kini sudah berubah menjadi
kedua tangan rangkap didepan dada, ditengah celah2 kedua
telapak tangannya itu mendadak melambai secarik kertas,
seperti ada tulisan diatas kertas yang sudah menguning itu.
Karuan mereka saling pandang, kali ini Ling Ji-ping ikut
kebingungan dan tidak habis mengerti, kenapa setelah mereka
menyembah, padri agung yang telah meninggal puluhan tahun
ini masih bisa bergerak" Sungguh peristiwa yang luar biasa,
535 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
namun apa pun keheranan mereka, padri tua ini jelas sudah
mati, kepada siapa mereka harus mencari jawab.
Setelah terlongong sekian lamanya, akhirnya Liok-cu
bersuara: "Coba ambillah kertas itu dan baca apa isinya.
Mungkin khusus untuk kau orang yang berjodoh ini."
Ling Ji-ping melejit naik keatas dipan diam2 tenaga dia
kerahkan di tangan kanan sambil s iaga, dengan tangan kiri dia
meraih kertas tulisan itu serta melompat turun pula ke bawah,
barulah dia beber kertas menguning itu, Tampak diatasnya
terdapat beberapa baris huruf2 yang berbunyi:
"Padri buangan setelah dynasti Siok berakhir, segera
hancur bara, aku mengasingkan diri jadi padri, syukurlah cita2
tercapai dibawah kembang Hu-yong pula mengembara
mengasingkan diri di Ceng-ceng. Jiong-liong-ling merupakan
sumber pelajaran agama Buddha, kutinggalkan bagi orang
yang berjodoh, pada tahun mendatang."
Liok-cu geleng2, katanya. "Apa artinya" Aku tidak paham."
"Padri agung ini dahulu hidup dijaman dinasti Siok, dari
surat pesan yang ditulisnya ini dapat disimpulkan bahwa dulu
dia seorang pembesar tinggi pemerintahan."
Tiba2 Liok-cu berkata seraya menuding, "Lho, lihat,
dibaliknya juga ada tulisan."
Waktu Ling Ji ping membalik kertas, memang dibaliknya
ada beberapa baris tulisan kecil2 yang berbuny i : "Jiong liong-
ling merupakan Sim-hoat tiada taranya dari aliran Hud. Kau
bisa mengangkat aku sebagai guru, ini pertanda kau bukan
orang sombong dan angkuh serta puas diri, seorang yang
tidak tahu menghargai angkatan tua, maka kutinggalkan buku
ini sebagai warisanku kepadamu, lapisan atas dalam kotak
besi ada dipasang jepretan air beracun, kalau membukanya
secara sembrono pasti akan kecipratan air beracun, bagi yang
terkena racun pasti mati tanpa bisa diobati lagi. Lo-ceng
mengatur semua ini untuk menjaga bila ada orang yang loba
536 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dan tamak berusaha merebut atau mengangkanginya.
Dibawah kotak ada sebuah tombol kecil, dengan menekan
tombol mendorong alas dasarnya kesamping, kau akan
menemukan Jiong-liong-ling dengan mudah, bagi siapa saja
yang mendapatkan warisanku, harus mengutamakan ajaran
kebajikan dan cinta kasih sang Buddha, bila tidak berhadapan
dengan gembong iblis atau orang yang keliwat jahat dilarang
menggunakan ajaran Sim-hoat ini. Bila me langgar larangan
Lo-ceng ini, meski kelak kau memperoleh puncak kesempurnaan ajarannya, pasti akan ketimpa petaka, ingatlah
baik2 dan perhatikan."
"Adik Cu, jangan kurang ajar terhadap beliau. Kalau buku
ini terjatuh ketangan orang jahat, dia akan lebih jahat dan
angkara murka, untuk menghindari segala kemungkinan
adalah logis kalau orang tua ini mengatur semua ini demi
ketertiban, bagi yang bisa melihat kerangkanya dan
menyembah kepadanya, paling tidak adalah seorang yang
betul betul punya hati bajik dan bertujuan luhur, jadi
persembahan itu hanyalah merupakan ujian apakah kau
bermaksud baik atau jahat saja. Jadi bukan maksud beliau
minta di sembah segala."
Maka Liok-cu angkat besi itu dan diserahkan kepada Ling
Ji-ping, katanya tertawa "Coba dibuka, apa yang tertera
didalam buku peninggalannya."
Ling Ji-ping membalik serta menjura pula kearah jenazah
padri agung yang masih utuh itu, baru dia membalik kotak
besi, memang didapatinya sebuah tombol kecil sebesar kacang
hijau, dengan jari tangan kiri dia menekan serta
mendorongnya kesamping, maka terdengar suara "klek"
didalam kotak, dasar kotak itu seketika terlepas dan terbuka.
Didalam kotak memang terdapat sejilid buku kecil sebesar
telapak tangan yang dibungkus dengan sutra kuning.
Ling Ji-ping mengambilnya serta membuka sutra kuning,
tampak tulisan Jiong-liong-ling tiga huruf kuno, setelah dibalik
537 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
lembaran pertama, didapatinya secarik kertas kecil yang
terselip, didalam halaman pertama, tulisannya : "Dibelakang
Lo ceng terdapat sebuah jalan rahasia yang dapat tembus
keluar, kamar batu ini akan menggerakkan pintu batu sete lah
batu pualam pemujaan dibelakang Lo ceng ini terbuka, kamar
batu ini akan tertutup untuk selamanya, setelah keluar dari
lorong gelap, boleh kalian menyumbat mulut lorong, supaya
kerangka Loceng tidak terganggu oleh siapapun, ingat baik2
pesan ini," Liokcu berjingkrak kegirangan,
"Semasa hidupnya, padri agung ini pasti pandai memasang
peralatan rahasia, kalau kamar batu ini sudah tertutup, maka
orang pemelihara tawon itupun takkan bisa masuk kemari
pula." "Perduli amat dengan orang itu, marilah kita keluar." ujar
Liok-cu, lalu dia tarik Ling Ji ping diajak menyembah pula tiga
kali, lalu mereka naik keatas dipan dan menyelinap
kebelakang batu marmer yang berada dibelakang tempat
pemujaan, memang benar disini mereka menemukan sebuah
mulut lobang, Ling Ji-ping jalan didepan diikuti Liok cu, begitu
menyelinap masuk mereka terus pelorot turun, kiranya lorong
itu menjurus kebawah yang juga cukup untuk merangkap satu
orang, kira2 sepemasakan air mereka merangkak, tampak
disebelah depan ada cahaya yang menyorot masuk.
Bila mereka tiba dimulut lorong, suasana hening dan sang
putri ma lam bercokol tepat ditengah cakrawala, ternyata hari
tepat tengah malam. Waktu mereka meneliti sekitarnya
ternyata mulut gua ini terletak dilereng sebuah bukit yang
dialingi batu2 besar yang berserakan. Ling Ji ping berdua kerja
sama mengumpulkan batu2 kecil sehingga mulut gua
tersumbat lalu ditambah pula sebuah batu besar tepat
menutup mulut gua. Setelah selesai bekerja Liok cu celingukan akhirnya dia
bersuara heran, katanya: "Tempat ini ternyata tidak jauh dari
538 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Yan kui kok lihatlah, puncak tinggi disebelah selatan itulah
letaknya." Sejenak Ling Ji ping menerawang, apa yang dikatakan Liok
cu memang tidak keliru, maka dia berkata dengan


Walet Emas Perak Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tertawa."Kebetulan bagi kau adik Cu, kau bisa pulang lebih
dekat." Liok cu tertawa genit, ucapnya. "Kau tidak ikut pulang
bersama aku." Ling Ji ping geleng2, katanya: "Masih banyak urusan yang
harus kubereskan, tolong sampaikan kepada nonamu, bila
urusanku sudah beres. Ling Ji-ping pasti akan berkunjung,
akan kunyatakan terima kasihku kepadanya."
"Terima kasih apa?"
"Dengan cara apa kau hendak menyatakan terima kasih."
"Dengan....." Liok-cu cekikikan, godanya : "Nona kami tidak mengharapkan imbalan apapun, seperti juga diriku, hanyalah ,
cintamu yang murni kami harapkan."
Karuan Ling Ji-ping terlongong.
Liok cu berkata pula: "Nona suruh aku pulang kelembah
sebelum hari petang, sekarang sudah jauh terlambat, maka
aku harus lekas pulang. Aku tahu kau memang terlibat banyak
persoalan. Kuharap kau hati2, orang2 pandai diatas gunung ini
semakin banyak demikian pula persoalanmu dengan adik cilik
itu, tanpa kau jelaskan akupun sudah tahu. Tolong sampaikan
salamku kepadanya, setelah aku bertemu dan memberi
laporan kepada nona, lekas aku akan keluar mencarimu."
Lalu dari pergelangan tangannya dia mencopot sebentuk
gelang serta diserahkan dengan tawa manis. "Ini kuberikan
kepada kau." 539 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sesaat Ling Ji-ping ragu2, tapi akhirnya dia ulur tangan
menerimanya. "Bagaimana?" tanya Liok-cu tertawa.
Ling Ji-ping menghela napas, katanya. "Gelang ini adik Cu
sendiri yang merebutnya mana boleh aku menerimanya,''
Liok-cu tertawa manis, katanya. "Pura2 segala, kenapa
masih dibedakan antara aku dan kau, tujuanku memang
hendak membantu kau, untuk apa aku memilikinya?"
Terpaksa Ling Ji-ping simpan gelang naga itu.
Sesaat Liok-cu menatapnya dengan pandangan mesra,
akhirnya dia berkata dengan suara halus lirih, "Aku akan
pulang, janga lupa kejadian di Hong-ong-tong itu," tanpa
kuasa merah mukanya, dengan kerlingan penuh arti segera
dia putar badan terus melejit jauh kebawah sana, hanya
beberapa kali lompatan bayangannya sudah lenyap dibalik
pohon. Ruwet pikiran Ling Ji-ping mengawasi bayangan Liok-cu
telah lenyap dikegelapan.
Tak pernah terbayang sebelumnya bahwa kedatangannya
di Ceng-seng-san ini bakal mengalami berbagai peristiwa suka
dan duka, terlibat pula dalam buaian cinta asmara, Yong-ji
yang jenaka, Lian-hoa yang bernasib malang, kini ditambah
Liok cu yang genit dan nakal, dan masih ada satu lagi yang
serba misterius dan sukar ditemui majikan sepasang burung
seriti. Ling Ji ping lantas mengoreksi sepak terjangnya selama ini,
dia merasa dirinya memang terlalu ceroboh, kenapa tadi tidak
tanya kepada Liok-cu, siapa sebetulnya nona majikannya itu"
Sayang bayangan Liok-cu sudah lenyap, Yan kui kok yang
berada dibawah puncak gunung yang menjulang diselatan
sana. Akhirnya Ling Ji ping menghela napas dan menggumam
: "Ling Ji ping, sejak kini kau bukan lagi Tok-hu lelaki tunggal,
540 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tapi kenapa cewek2 persilatan yang serba cantik dan aneh itu
sama2 jatuh cinta kepada kau."
Lama sekali Ling Ji ping mematung di tempat itu sinar
bulan menarik bayangannya semakin panjang, hembusan
angin pegunungan melambaikan bajunya yang sudah butut,
seperti biasanya mulutnya menyungging senyum angkuh
dingin. Setelah membedakan arah, cepat dia berlari ketempat
Yong-yong semula medapat pelajaran Hu hun sin hoat
perempuan baju putih kemaren. Menurut dugaannya bila Y ong
yong tidak menemukan dirinya pasti akan kembali kebawah
ngarai menunggu dirinya pulang, sekarang entah betapa
gelisah hatinya, nona yang polos dan jenaka itu sekarang
sudah sebatang kara, hanya dirinya satu2nya orang yang
dipercaya untuk menjaga dan melindunginya, mungkin karena
tidak menemukan dirinya sedang menangis sedih.
Segera Ling Ji ping tancap gas, langkahnya dipercepat
seperti menerjang angin, kira2 setengah jam lamanya,
akhirnya dia tiba dibawah ngarai, waktu dia angkat kepala
dan celingukan, keadaan sunyi senyap, bayangan Yong-yong
tidak kelihatan lagi. Yong-yong kemana" Sukar dia menebaknya, dengan
lunglai akhirnya dia menjatuhkan diri diatas batu hijau,
melamun mengawasi sang putri malam.
Beberapa saat kemudian, tiba2 dari jauh didengarnya
seseorang tertawa kering, lalu disusul sebuah suara berkata.
"Coba katakan bagaimana kalau tidak menemukan tua bangka
itu?" Ling Ji-ping melengak mendengar suara percakapan ini,
dengan bekal Lwekang Ling Ji-ping sekarang, dalam jarak
setengah li bila orang bicara dengan suara keras, lapat2 dapat
didengarnya, apalagi orang yang bicara memiliki latihan
Lwekang yang tangguh kini kebetulan searah dengan
541 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
hembusan angin sudah tentu dia mendengar jelas suara orang
ini, sekilas dia menerawang, direkanya orang yang bicara ini
kira2 masih sejauh satu li.
Kekeh tawa serak seorang menanggapi: "Semuanya adalah
salahmu iblis banci ini bila kita saling labrak menentukan kalah
dan menang, kan beres " Kau justeru jual lagak anggap
otakmu paling pintar mengusulkan pertaruhan batok kepala
segala. Bagaimana sekarang urusan justeru terbengkalai,
keparat tua kerempeng itu minggat membawa lari parang itu,
jikalau tua bangka krempeng itu tak bisa ditemukan, coba saja
apa aku bisa mengampuni dengkulmu."
Semula Ling Ji-ping belum yakin pada orang yang
dikiranya, setelah mendengar omongan kedua orang ini baru
dia percaya seratus prosen, jadi yang bicara duluan tadi
adalah It-ci-sin-mo, yang menanggapi adalah Pakhoat, sudah
terang yang sedang mereka cari adalah Lam jan Seng Thian
hoat. Ditengah rasa kejutnya itulah, suara percakapan itu sudah
setengah li lebih dekat, terdengar It ci sinmo bergelak tawa,
katanya: "Memangnya tua bangka kerempeng itu bisa lari
Durjana Dan Ksatria 3 Pendekar Cengeng Karya Kho Ping Hoo Sepasang Pedang Pusaka Matahari Dan Rembulan 1
^