Pencarian

Kitab Mudjidjad 14

Kitab Mudjidjad Lanjutan Bocah Sakti Karya Wang Yu Bagian 14


bercakap-cakap gembira dengan si Tangan Tunggal.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Paling belakang. Lie Kim Ciang berkata: "Tan-heng,
perhubugan kita telah seperti saudara saja, maka aku minta
kau tidak menampik kalau aku undang tinggal sama-sama
dirumahku. Diwaktu malam aku sering kesepian, tidak ada
orang berharga untuk diajak kongkouw, kalau ada Tan-heng
semalam suntuk, mungkin aku tidak tidur saking asyiknya
kongkouw dengan Tan Heng. Terutama dalam hal ilmu silat aku
sangat mengharap sekali kau punya petunjuk-petunjuk yang
berharga." Dengan halus Kim Liong menolak. namun Kim Ciang
mendesak hingga si Tangan Tunggal apa boleh buat, pindah
kerumahnya anak hartawan itu yang menjanjikan akan
memperoleh kabar halnya Kang Kiam Hoa, isteri dan cucunya
yang hilang. Perjalanan Kim Liong untuk merantau jadi tertunda karena
urusan Kang Kiam Hoa yang belum ada ketentuannya.
Pada malamnya ketika Kim Liong sedang asyik membaca
buku, tiba-tiba ia dikagetkan oleh kawanan centeng dari Lie
Wangwee. Mereka berteriak tangkap ! tangkap! ramai sekali,
hingga Kim Liong tertarik hatinya untuk melihat ada apa"
Ia melihat sesosok bayangan dengan wajah mengenakan
topeng telah melesat naik keatas genteng, hingga kawanan
centeng berkaok-kaok dibawah karena mereka tidak bisa
entengi tubuh untuk mengejar si penjahat yang melarikan diri.
Kim Liong sembat pedangnya, ia lantas lompat menyusul
pada bayangan tadi. Ginkangnya Kim Liong hebat. Begitu si bayangan lompati
tembok. tubuhnya juga menyusul melesat mengikuti si
penjahat. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Disebuah lapangan terbuka, bayangan itu kecandek oleh Kim
Liong yang lantas menyerang dengan pedangnya.
"Maling kurang ajar. kenapa kau bikin susah keluarga Lie
yang dermawan. Apakah kau buta membikin sulit orang
dermawan?" demikian Kim Liong memaki si bayangan
bertopeng. Orang itu mendengus, dengan suara parau ia berkata: "Lie
Wangwee kau bilang dermawan" Hm! Ia lebih busuk dari
orang-orang yang betul-betul busuk!"
Kim Liong melengak mendapat jawaban demikian.
"Maling jahat, kau jangan sembarangan mengatakan orang
baik-baik dikatakan busuk!"
"Memangnya orang busuk, aku mau mengatakan orang baikbaik?"
"Jangan banyak omong, lihat pedang!" bentak Kim Liong.
Orang itu tidak takut, ia putar tubuhnya untuk menghadapi si
jago lengan buntung. "Aku lihat kau orang baik-baik. tapi menyesal kau ternyata
adalah seorang busuk juga!"
"Kau berani mencaci aku ?" seru Kim Liong, yang tidak kasi
ketika pada musuhnya untuk menyerang. Ilmu pedangnya Cociang-
kiam-hoat ia mainkan tangkas sekali.
"Sayang, sayang, . . ." ejek orang bertopeng itu.
"Apanya yang dikatakan sayang?" bentak Kim Liong.
"Sayang, kepandaianmu tidak rendah tapi dipakai alat oleh
orang busuk!" TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Panas hatinya Kim Liong dikatakan dirinya dipakai alat orang
busuk. Pedangnya diputar lebih gencar pula untuk mendesak si
orang bertopeng. Dilihat jalannya pertandingan, tampak orang itu terdesak
oleh Kim Liong. Si Tangan Tunggal kegirangan. "Maling jahat, kalau kau
menyerah, aku tidak akan berbuat keterlaluan padamu, tapi
sebaliknya, kau tahu sendiri. Ditangan aku si orang she Tan,
jarang ada lawan yang dapat mengelakkan pedangnya!" kata
Kim Liong. Orang itu ketawa berkakakan. Jawabnya: "Aku tahu kau
adalah Tan-ciang Tan Kim Liong, hanya aku tidak tahu kalau si
Tangan Tunggal adalah begundalnya si orang busuk!"
Kim Liong kaget dirinya dikenal oleh lawan, tapi ia gusar Lie
Wangwee saban kali dikatakan orang busuk. Dalam beberapa
hari ini ia kenal Lie Wangle: adalah seorang dermawan besar,
bagaimana dikatakan si orang busuk"
Untuk menjatuhkan lawan alot itu. Kim Liong telah
memainkan ilmu silatnya dengan sungguh-sungguh, sehingga si
orang bertopeng terdesak.
Dengan jurus 'Yap-tee-touw-tho' atau 'Dibalik daun mencuri
buah tho' Kim Liong berhasil menyontek terbang topeng orang,
hingga tanpa topeng kelihatan juga wajahnya lawan Kim Liong.
"Kau, kau . .!" kata Kim Liong gugup seraya lompat mundur.
"Ya, aku, kau kenali Toako!" sahut si orang bertopeng.
Kiranya orang itu adalah Kang Sian Hoa, makanya Kim Liong
sangat terkejut. "Aku sudah mengatakan," kata Sian Hoa melihat Kim Liong
termangu-mangu, "Asal kau jangan ikut-ikutan dipihak sana,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ aku sudah senang. Kau berjanji tidak akan ikut-ikutan dipihak si
jahat. namun buktinya bagaimana" Hm! Aku tidak kira Tan
ciang Tan Kim Liong ada demikian rendah moralnya mau jadi
begundalnya orang jahat!"
Kim Liong marah dikatakan begundalnya orang jahat. tapi ia
tekan amarahnya itu dan bicara kalem katanya: "Nona Kang,
aku bukan orang jahat. bagaimana kau mau libatkan diriku
kepada orang jahat?"
"Aku mau percaya. tapi kenapa kau jadi orangya Lie
Wangwee?" "Ia seorang dermawan, nona Kang!"
Si nona mendengus hidungnya. "Lie Wangwee dan anaknya
itu adalah bangsa keparat, mereka sangat jahat. Apalagi
dibantu oleh Toa-to Ong Tin, ibarat harimau tumbuh sayap,
mereka lebih sewenang-wenang lagi, melakukan perampokan,
kalau ia sudah membagi bagi sedikit beras untuk orang miskin
dalam dusunnya, itu hanya untuk menutup muka semua
penduduknya bahwa mereka adalah orang baik. Aku datang
bukan hanya untuk membasmi dua keparat itu berikut
begundalnya Toa-to Ong Tin, juga untuk menuntut balas atas
kematian tunanganku yang binasa oleh mereka dan menolong
keluarga Kang yang ditawan, cuma menyesal, aku sudah
terlambat. Pamanku Kang Kiam Hoa bersama bibiku dan
keponakanku Kim Kim telah binasa ditangan mereka. . ."
"Hei. nanti dulu," memotong Kim Liong. "Kau mengatakan
Kang Kiam Hoa itu. bukankah orang tua yang menjual silat ?"
"Tidak salah, itulah pamanku. Ia sebenarnya bukan penjual
silat biasa, ia lakukan itu hanya untuk menyelidiki tempat
kediamannya Lie In Ciong alias Lie Wangwee, yang menjadi
musuh besar dari keluarga kami, keluarga Kang!"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Mencelos hatinya Kim Liong mendengar Kang Kiam Hoa,
isteri dan cucunya telah dibunuh mati oleh keluarga Lie yang
menjadi musuhnya. Sama sekali ia tidak mengira. Lie Kim Ciang
yang demikian ramah-tamah itu sangat kejam.
Sampai sebegitu jauh jadi ia kena tipu oleh pemuda she Lie
itu, katanya telah dilakukan penyelidikan oleh orang-orangnya
atas menghilangnya Kang Kiam Hoa, isteri dan cucunya, tidak
tahunya mereka sudah bunuh mati.
Kapan Kim Liong ingat akan Kang Kim Kim yang jenaka itu,
ia jadi sangat sedih. Matanya berkaca-kaca menangis, hingga
Kang Sian Hoa heran. "Kau kenapa Toako?" tanyanya kepingin tahu.
"Adik Hoa, mari kita bicara!" mengajak Kim Liong. seraya
jalan menghampiri akar pohon besar, diatasnya ia duduk.
Kang Sian Hoa mengikuti dan duduk tidak jauh dari Kim
Liong. Dua seteru yang tadi mati-matian bertempur, sekarang
telah menjadi kawan. "Adik Hoa, apa betul kematian Kim Kim dengan Yaya dan
Poponya?" tanya Kim Liong, memecah kesunyian setelah
mereka sejenak pada duduk membisu.
"Kenapa tidak betul" Aku mendengar sendiri dari mulutnya
Kim Ciang ketika berunding dengan bapaknya. Makanya aku
jadi sangat panas dan lantas turun tangan membereskan jiwa
mereka!" menerangkan Kang Sian Hoa.
Tergetar hatinya Kim Liong. Ia membayangkan
pertemuannya dengan suami isteri penjual silat itu. Kini Kim si
gadis cilik yang jenaka itu merengek-rengek ingin ikut padanya,
senyumannya si gadis cilik yang menawan dan cemberutnya
ketika ia (Kim Liong) tidak mau ikut dengannya pulang, semua
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ itu telah berbayang didepan matanya Kim Liong, seperti
barusan saja terjadi. Kembali Kim Liong berkaca-kaca matanya menangis.
"Kenapa kau menangis, Toako?" tanya Sian Hoa.
"Aku menangisi Kang Lopek, dan Pekbo serta cucunya. . ."
"Kau kenal dengan mereka?"
"Kenal baik sekali," sahut Kim Liong. yang lalu menceritakan
pertemuannya dengan Kang Kiam Hoa, isteri dan cucunya.
Bagaimana jenakanya Kim Kim dan merengek-rengek ingin ikut
dengannya menjadi murid. Sian Hoa mendengar itu juga merasa sedih, air matanya
menggenang di kedua kelopak matanya dan perlahan-lahan
telah mengalir dikedua pipinya yang botoh.
"Aku tahu sebab apa kau menangis. Toako," kata Sian Hoa
agak parau suaranya. "Kau tentu ingat kepada si Kim Kim yang
jenaka itu. . ." "Kau benar, adik Hoa. . ." sahut Kim Liong sangat sedih.
"Aku tidak kira mereka bakal menemui ajalnya ditangan orang
jahat itu, kalau aku menyangka, tentu aku saat itu turut serta
dan tidak membuat Kim Kim merengut memarahi aku."
"Ya, menyesalpun sekarang sudah kasep. Toako," menghibur
Sian Hoa. "Syukur aku sudah dapat membalaskan sakit hati
mereka dan tunanganku almarhum."
"Kenapa mereka begitu kejam membunuh Kim Kim, Kang
Lopek dan Pekbo?" tanya Kim Liong, yang masih belum paham
duduknya perkara. "Mereka membunuh lantaran ketakutan," jawab Sian Hoa,
"Mereka telah mencelakai keluarga Kang sampai habis-habisan,
karena mereka takut pembalasan, makanya mereka berbuat
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ sangat kejam memindahkan jiwanya paman dan bibiku serta
adiku Kim Kim," Kim Liong manggut-manggut.
"Bagaimana mereka mencelakai paman dan bibimu?"
"Mereka telah melakukan perampokan atas harta benda dari
paman. Lantaran perbuatannya itu. paman dan bibi sangat
menderita. Dalam perampokan itu, ayah Kim Kim dan ibunya
telah terbinasa ditangan Lie Kim Ciang dan begundalnya."
Kang Sian Hoa, atas permintaan Kim Liong telah menuturkan
kejahatan-kejahatan yang dilakukan oleh Lie Wangwee dan
anaknya. Kira-kira duaratus lie dari dusun Loanhiang, ada sebuah kota
kecil yang dinamakan Siauw-kwan, dimana ada berdiri sebuah
perusahaan pengawalan dengan merk "Sam Seng Piauw Kiok'
(Perusahaan pengawalan tiga bintang) yang dikepalai oleh
seorang she Liu nama Thiam Hong. Perusahaan tersebut bukan
sendiri, tapi ada satu cabang dari lain tempat. Dengan Liu
Thiam Hong jadi Cong piauwtauw (pemimpin perusahaan)
cabang itu telah mendapat kemajuan yang berarti.
Meskipun usianya sudah masuk tiga puluh tahun. ternyata
Liu Thiam Hong masih belum beristeri, rupanya saja belum ada
wanita yang disetutujuinya.
Sebagai orang muda yang pandai mengatur perusahaan,
tentu saja Thiam Hong diincar oleh orang-orang tua yang ingin
memungut menjadi mantunya. Diantaranya ada seorang she
Lie nama In Cong. Lie In Cong ingin merangkapkan jodoh puterinya dengan Liu
Thiam Hong. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Puterinya yang bernama Leng Koan adalah adiknya Kim
Ciang, wajahnya cantik dan potongannya menggiurkan. cuma
sayang agak genit. Namun Liu Thiam Hong rupanya setuju
pada wanita cantik itu, maka mereka telah ditunangkan dengan
resmi. Sejak bertunangan, Liu Thiam Hong dapat kebebasan
mengunjungi tunangannya sembarang waktu, yang mana telah
mendapat pelayanan manis dan ramah dari Leng Koan.
Liu Thiam Hong senang bakal mempunyai isteri Leng Koan
yang cantik dan cocok dengan seleranya. Pertemuan mereka
sering dilakukan diserambi rumah yang menghadapi taman
bunga yang indah. Terutama diwaktu bunga-bunga sedang
mekarnya, mereka senang sekali menghirup udara yang serba
harum. "Adik Koan," kata Thiam Hong pada suatu malam. "Lagi
seminggu, kita sudah menjadi suami isteri, kau akan pindah
kerumahku dan menjadi isteriku yang kucintai dengan segenap
hatiku. Sayang tempo seminggu itu harus disia-siakan, karena
menurut ayahmu, dalam waktu seminggu menjelang
pernikahan, lebih baik kita jangan bertemu muka. supaya
dalam pertemuan malam pengantin, lebih mesra lagi
pertemuan kita. , ."
"Engko Hong, belakangan ini hatiku rasanya tidak enak, ingin
aku sekarang juga ikut kau. Entahlah, apakah ayah
memperbolehkan atau tidak?" jawab si gadis.
"Mana boleh. adik Koan . .." kata Thiam Hong ketawa. "Kau
baru dapat berkumpul dalam rumahku. apabila sudah melalui
upacara pemikahan yang syah didepan umum."
Leng Koan tidak menyahut, ia tundukkan kepala sejenak.
Ketika ia angkat pula kepalanya menatap Thiam Hong, tampak
matanya berkaca-kaca menangis.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/

Kitab Mudjidjad Lanjutan Bocah Sakti Karya Wang Yu di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Thiam Hong kaget. "Hei, kau kenapa menangis. adik Koan?" tanya si pemuda.
seraya memeluk si gadis dan menyeka air matanya si nona
yang berlinang-linang laksana butiran mutiara "Ada apa-apa
kau katakan saja padaku, adik Koan!"
Leng Koan tidak menyahut, ia susupkan kepalanya
didadanya si anak muda yang kokoh kuat. rambutnya yang
bagus dielus-elus oleh Thiam Hong dengan roman yang
menyayang. Sebenarnya seminggu lagi mereka akan melakukan
pernikahannya. Berat sekali tampaknya mereka malam ini
berpisahan. Dalam perjalanan pulang, Thiam Hong raSakan hatinya tidak
enak. Ia ingat bakal isterinya tidak biasanya mengluarkan air
mata, tapi pada malam itu. tampaknya sangaat sedih dan ingin
diajak pulang kerumahnya. Ia curigakan ada apa-apa yang
bakal isterinya tidak berani menceritakan kepadanya.
Mendapat pikiran curiga itu, mau Liu Thiam Hong putar lagi
badannya kembali kerumah bakal isterinya. Kali ini ia masuk
dengan diam-diam, ia menggunakan kepandaiannya
mengentengi tubuh, sehingga tidak seorangpun penjaga rumah
Lie In Cong tahu tentang kedatangannya itu.
Dengan jalan berindap-indap, ia menghampiri kamarnya
sang bakal isteri yang ia kenal baik letaknya. Ia pasang
kupingnya mendengar orang bercakap-cakap disebelah dalam.
"Koko, aku ini adalah adik kandungmu, bagaimana kau
begitu tega mencemarkan diriku malam itu, kau menggunakan
obat apa sampai aku tak berkuasa menahan rangsangan napsu
berahiku" Kau benar benar kejam, koko, bukankah kau tahu
aku bakal menjadi isterinya Liu Thiam Hong" Untunglah aku
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ sudah dekat kawin, kalau masih lama, apakah tidak menjadi
kapiran kalau aku kedapatan bunting?"
"Adikku, manis, Kau selalu menolak saja kalau aku ajak
main-main, maka aku sudah gunakan obat manjur, sehingga
kau merengek-rengek memintanya. Hahaha..."
Liu Thiam Hong terkejut bukan main, ia mendengar orang
yang bicara didalam kamar itu adalah bakal isterinya dan
engkonya, Lie Kim Ciang. Ia gusar pada Kim Ciang yang sudah mengganggu dirinya
sang adik dengan menggunakan obat perangsang. Yang
membikin Leng Koan menangis seperti ketakutan dan ingin
diajak pulang kerumahnya, rupanya si nona takut diganggu
engkonya lagi. "Masih banyak gadis yang lebih cantik dariku, kenapa kau
ganggu adikmu!" "Kau cantik, dan mencocoki seleraku, terpaksa aku
mengganggumu." "Aku ini bukankah adalah adik kandungmu" Kau benar-benar
kejam merusak adik sendiri."
"Aku tidak kejam, sebab untuk seterusnya kau akan menjadi
milikku. .." "Koko....!" potong Leng Koan. "Bukankah seminggu lagi aku
akan menjadi miliknya si orang she Liu, bagaimana kau mau
memiliki diriku?" "Hahaha. . ." tertawa Kim Ciang. "Adik Koan, persetan sama
si orang she Liu, Aku tidak ijinkan kau menikah dengannya, kau
harus jadi milikku selamanya. . ."
"Koko. . . , tidak. . . , aku tidak mau. . . Sudah cukup dalam
beberapa hari ini kau ganggu adikmu. Mulai malam ini aku
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ sudah menjadi miliknya orang she Liu. . . ,eh, koko. . . kenapa
kau memaksa orang yang tidak mau" Koko, . . ."
"Adikku manis, untuk apa kau meronta-ronta, tidak ada
gunanya. Diam. . .!"
"Tapi koko. . . ,aku takut. . ."
"Adikku manis, kita rasakan kembali kesenangan manusia
hidup di dunia. . ."
"Koko, jangan. . . ,ah, koko. . ."
Liu Thiam Hong sangat gusar menyaksikan bakal isterinya
telah dirusak oleh kakak kandungnya sendiri yang berhati
binatang. Suara napas yang mendengus-dengus saling susul dari
kamar, seolah-olah minyak yang dituangkan keatas api yang
sedang berkobar. Meluap amarahnya Liu Thiam Hong, tanpa
banyak pikir lagi, ia menendang pintu sekerasnya, hingga
terbuka lebar. Lie Kim Ciang yang sedang repot menyelesaikan babak
terakhir, telah menjadi terkejut, ia melepaskan pelukannya
pada adiknya yang ketakutan. Leng Koan masih sempat
menarik selimut untuk menutupi tubuhnya, tapi Kim Ciang tidak
keburu mengenakan pakaiannya lagi, sudah diserang oleh Liu
Thiam Hong yang dalam gusar.
Leng Koan mencelos hatinya melihat yang datang adalah
siapa" Bakal suaminya yang telah memergoki perbuatannya
yang nyeleweng. Ia menangis, tidak berdaya untuk
mempertanggung jawabkan perbuatannya yang hina itu.
Sementara Kim Ciang melihat yang datang adalah Liu Thiam
Hong, jadi sangat gusar. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Dalam keadaan tidak sehelai benangpun yang menutupi
tubuhnya, ia berikan perlawanan kepada Liu Thiam Hong yang
menyerang dengan bertubi-tubi.
"Manusia hina!" damprat Liu Thiam Hong. "Hanya wajahmu
saja cakap, tapi hatimu lebih-lebih dari hati binatang buasnya.
Adik sendiri dimakan! Manusia tidak tahu malu! Lebih baik kau
mampus dari pada membikin kotor nama keluarga!"
Liu Thiam Hong memaki sambil terus mencecar lawannya.
Lie Kim Ciang tidak balas memaki lantaran merasa salah. Ia
hanya ingin menjatuhkan Liu Thiam Hong dan membunuhnya,
namun. si orang she Liu tangkas benar dan pandai berkelahi. Ia
terdesak, akhirnya ia mencari jalan untuk meloloskan diri.
Kim Ciang diam-diam mengeluh tak dapat lolos dan Liu
Thiam Hong, serangan-serangannya makin lama dirasakan
makin berat dan bikin ia tidak berkutik.
Dalam putus asa, tiba-tiba muncul bintang penolong, ialah
ayahnya sendiri, Lie In Cong yang mendengar ribut-ribut telah
memburu kekamar Leng Koan.
Lie In Cong ilmu silatnya tinggi, tidak sukar ia melerai dua
harimau yang sedang bertempur mati-matian itu.
"Kalian berhenti bertempur, ada apa-apa, kasi tahu padaku
untuk dibereskan!" kata Lie In Cong seraya menyelak diantara
dua orang yang sedang berkelahi itu.
Terpaksa Liu Thiam Hong hentikan menyerangnya ketika
melihat bakal mertuanya menyelak dengan gagahnya. Lie In
Cong heran dan malu melihat anaknya tidak berpakaian
berkelahi dengan Liu Thiam Hong. Ketika ia hendak majukan
pertanyaan, ternyata Kim Ciang sudah tidak ada disitu, ia sudah
kabur lari kekamarnya sendiri untuk berpakaian. Setelah itu, ia
keluar lagi, bukan menghampiri kamarnya Leng Koan untuk
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ menemui ayahnya, ia malah melenyapkan diri. Sungkan ia
mempertanggung jawabkan perbuatannya yang hina di
depannya sang ayah. -oo0dw0oo- JILID 19 BAB 55 OLEH KARENANYA, pemeriksaan hanya dilakukan kepada Liu
Thiam Hong dan Leng Koan saja. Dengan bercucuran air mata,
Leng Koan telah menuturkan terus terang perbuatan sang
toako yang jahat. Lie In Cong mendengarkan penuturan
gadisnya dengan wajah merah padam saking gusarnya. Ia lalu
mencari anaknya untuk dipalu, namun Kim Ciang tidak ada
dikamarnya. Ia kembali ke kamarnya Leng Koan, hanya
dapatkan sang gadis sedang menangis sesenggukan. Leng
Koan sudah mengenakan lagi pakaiannya yang barusan telah
dilucuti oleh kakak kandungnya. Liu Thiam Hong tidak kelihatan
meskipun bayangannya saja.
"Apakah Thiam Hong sudah pergi?" tanya Lie In Cong
kepada LEng Koan. Sang gadis anggukkan kepala. "Sebelum pergi ia berkata,
urusan ini baik ditutup saja jangan sampai mencemarkan nama
keluarga Lie dan ia berjanji, ia sendiri akan menutup rapat
rahasia. Hanya ia berkata, mulai malam ini, ia tidak ada
hubungan apa-apa lagi dengan keluarga Lie..." Leng Koan
menutur diseling dengan tangisnya yang sesenggukan, hingga
sang ayah sangat kasihan mengingat nasib gadisnya yang
malang. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Liu In Cong sesalkan perbuatan puteranya yang telah
menerkam adik kandungnya sendiri, tapi beras sudah menjadi
bubur, apa mau dikata" Ia hanya kehilangan Liu Thiam Hong,
baba mantu yang sangat ia harapkan tenaganya.
Mulai malam itu, putuslah perhubungan antara Leng Koan
dan Thiam Hong. Lie In Cong sangat menyayangi puteranya,
maka perbuatannya tidak ditarik panjang hingga Kim Ciang
menjadi kepala besar. Sebaliknya, dengan Leng Koan, sejak
perbuatan menyelewengnya dipergoki oleh Liu Thiam Hong,
selalu ia murung dan banyak menumpahkan air mata. Lamalama,
ia sakit dan akhirnya telah meninggal dunia.
Lie In Cong marah, ia anggap kematian anaknya itu garagara
Liu Thiam Hong. Sebaliknya Liu Thiam Hong, sejak ia tahu bahwa Leng Koan
bukan gadis baik-baik, patahlah hatinya. Ia anggap mungkin
semua gadis kelakuannya seperti leng Koan, maka ia segan
berkenalan dengan gadis lainnya pula.
Sampai pada suatu hari, ketika ia mengawal sendiri antaran
barang yang berharga. ia telah dihadang oleh kawanan
rampok. Dalam pertempuran, ia mendapat luka-luka berat dan
mungkin ia mati dicincang golok kawanan berandal itu,
manakala tidak muncul satu bintang penolong yang berupa
seorang gadis jelita. Dengan tangkas dan hebat sekali
kepandaiannya, gadis itu telah melabrak kawanan berandal,
hingga lari simpang siur dan menolongi Liu Thiam Hong yang
luka berat. "Ini, kau makan obatku" kata si gadis seraya mengangsurkan
tiga butir pil kepada Liu Thiam Hong yang sedang rebah
dengan luka-luka. "Obat-ku ini akan dapat menyetop keluarnya
darah dan mengurangi rasa sakit dari luka-luka dibadanmu."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Thiam Hong menyambuti obat itu dari tangan si nona dan
ditelannya. Betul saja ia rasakan kefaedahannya obat dari si nona.
Setelah ia menelan belum lama, ia rasakan badannya tidak
begitu sakit pula, sedang darah yang tadi banyak keluar dari
luka-lukanya, telah berhenti dengan sendirinya.
Barulah Thiam Hong dapat menggerakkan tubuhnya yang
tadi tak dapat ia gerakkan karena sakit dan ngilu. Ia ingin
bangkit dari rebahnya, namun si nona mencegah, katanya:
"Obatku masih belum berjalan lancar, maka diamlah
sebentaran, tunggu sampai aku rasa kau boleh bangkit, kau
boleh duduk bersemedhi."
Liu Thiam Hong menurut. Ia menatap wajah si nona yang
cantik dan welas asih, tengah mengawasinya yang terluka
parah. Hatinya yang dingin terhadap wanita, kini dengan
mendadak telah menjadi hangat. Diwajahnya si nona ia seperti
mendapatkan apa-apa yang membuat hatinya yang dingin
menjadi panas. Ia bertanya: "Nona, kau siapa" Aku sangat
berterima kasih atas pertolonganmu. Tanpa kau menolong,
pasti sekarang aku sudah tidak bernapas lagi."
Si gadis bersenyum. "Aku Kang Sian Hoa," jawab si gadis.
"Apa yang aku lakukan tadi, hanya secara kebetulan saja. Aku
melihat kau dikeroyok banyak orang, pikirku, tidak adil
perbuatan itu, maka aku telah turun tangan membantu kau.
Kau sendiri siapa dan ada hubungan apa dengan barangbarang
antaran ini?" "Aku Liu Thiam Hong, Cong-piauw-tauw dari cabang Sam
Seng Piauw Kiok di Siauwkwan."
"Oh, kau ada Cong-piauwtauw?" kata si nona agak kaget
juga. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ "Namanya saja pemimpin, tapi aku tidak berguna, nona."
sahut Thiam Hong lesu. "Sekarang kau boleh bangkit dan duduk bersemedhi," kata si
nona. Liu Thiam Hong menurut, benar saja rasa sakit dan ngilu tadi
banyak lenyap. Ia duduk bersemedhi memulihkan tenaganya yang barusan
diobral habis-habisan melawan kawanan perampok. Lama juga
ia bersemedhi dengan memejamkan matanya, ketika ia buka
matanya, ia lihat Kang Sian Hoa sedang duduk didepannya
dengan wajah bersenyum-senyum.
Tiba-tiba saja hatinya Liu Thiam Hong berdebaran, ia heran,
kenapa nona yang duduk didepannya ini begitu menawan hati
senyumannya" "Nona Kang, dimana rumahmu?" ia menanya, sekenanya
saja. "Aku tinggal tidak jauh dari sini, aku tinggal dirumah
pamanku." "Siapa nama pamanmu?"
"Ia bernama Kang Kiam Hoa."
"Aha, Kang Kiam Hoa...." menggumam Liu Thiam Hong.
"Meskipun aku belum bertemu muka dengan Kang-enghiong,
namun, aku sering mendengar ia adalah seorang gagah yang
jujur." Kang Sian Hoa merendahkan diri. "Saudara Liu, kau terlalu
memuji," kata si gadis. "Pamanku hanya pandai silat pasaran
saja, bagaimana dapat dikatakan enghiong?"
Enghiong berarti orang gagah.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Liu Thiam Kong tertawa. "Nona Kang, kenapa kau tinggal
dirumah paman-mu, bukan tinggal di rumah orang tua sendiri,


Kitab Mudjidjad Lanjutan Bocah Sakti Karya Wang Yu di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

apakah kau sedang jalan-jalan saja?"
Kang Sian Hoa ketawa manis. "Aku sudah yatim piatu, maka
aku tinggal sama paman-ku" jawab si gadis dengan wajah agak
sedih. Kiranya Kang Sian Hoa sudab tidak punya ayah ibu pula,
semuanya telah meninggal dunia karena sakit dan si gadis
sejak berusia sembilan tahun, dirawat oleh Kang Kiam Hoa dan
isterinya sebagai anak sendiri.
Ketika Kang Sian Hoa berumur sepuluh tahun, ia telah
mendapat guru yang pandai dari Khong-tong-pay. Ketika ia
keluar dari perguruan, ia telah berubah menjadi satu gadis
Kangouw yang sukar mendapat tandingan dan orang
menjulukinya Khong-tong Lie-hiap atau Pendekar wanita dari
Khong-tong-pay. Kang Sian Hoa sangat lihay, hingga kawanan jahat segan
berurusan dengannya. "Luka-lukamu masih sangat parah, saudara Liu," kata Kang
Sian Hoa. "Kau perlu mengaso barang dua-tiga hari lagi, baru
melanjutkan perjalanan. Bagaimana kalau datang kerumahku
dulu berobat?" Liu Thiam Hong memang tidak ingin cepat-cepat berpisahan
dengan si nona, terus saja ia terima. Katanya: "Kau baik sekali
nona Kang, sungguh aku sangat berterima kasih sekali dan
membikin kau berabe"
"Tidak apa. Itu adalah kewajiban kita orang-orang Kang-ouw
harus tolong monolong!"
Liu Thiam Hong tersenyum. Ia lalu perintahkan orangorangnya
dengan kereta piauwnya mengikuti Kang Sian Hoa.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Letak rumah Kang Kiam Hoa agak jauh juga dari tempat
perampokan. Dalam perjalanan itu, terpaksa Thiam Hong
duduk diatas kereta piauw, karena ia tidak dapat berjalan kaki.
Ia kelihatan cemas tidak dapat berjalan kaki bersama-sama
dengan si nona jagoan. Tapi, ia tidak kurang akal untuk dapat
berdekatan dengan si nona. Ia mengundang dengan hormat
supaya si nona juga suka sama-sama naik kereta untuk
menemani dia ngobrol. Kang Sian Hoa tidak keberatan.
Sambil kasih lirikan memikat, ia lompat keatas kereta dan
duduk berdekatan dengan si anak muda yang merasa kesepian
duduk sendirian. Muda-mudi itu dalam tempo pendek saja, pergaulannya
seperti sudah kenal lama, mereka dapat mengobrol dengan
tertawa gembira. Tidak lama, mereka sampai di rumah Kang Kiam Hoa.
Mereka disambut oleh anak Kang Kiam Hoa bernama Kang
Lian Seng dan anaknya bernama Kim Kim. Kapan mereka sudah
berada dirumah, Sian Hoa menceritakan duduknya urusan,
hingga Thiam Hong mendapat luka-luka.
Kang Lian Seng sangat menghargai persahabatan, maka
kedatangan Liu Thiam Hong membuat ia girang menghormati
tamunya hingga Liu Thiam Hong sangat girang.
Kang Kiam Hoa juga senang mendapat tamu Liu Thiam
Hong. Mendapat perlakuan yang demikian ramah tamah dari
keluarga Kang membuat Liu Thiam Hong sangat berterima
kasih, terutama kepada Kang Sian Hoa yang saban saat
mendampingnya dan memberikan pengobatan sehingga ia
sembuh dari lukanya. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Liu Thiam Hong sangat tertarik oleh Kang Sian Hoa, maka ia
lantas majukan lamaran sendiri kepada Kang Kian Hoa, hal
mana membikin Kang Sian Hoa terkejut, sebab ia tidak
menduga sama sekali, kalau Liu Thiam Hong begitu mendadak
memajukan lamarannya, meskipun ia tahu bahwa pemuda itu
menaruh hati kepadanya. Kang Sian Hoa memang setuju kepada Liu Thiam Hong,
maka lamarannya setelah didamaikan oleh Kang Kiam Hoa
dengannya, telah diterima dengan baik. Liu Thiam Hong
kegirangan dan menetapkan pernikahannya setelah ia selesai
menjalankan tugasnya mengantar barang dan sudah pulang ke
rumah dengan selamat. Mengingat perjalanan yang ditempuh oleh bakal suaminya
ada sangat berbahaya, maka Kang Sian Hoa tawarkan diri
untuk ikut sama-sama mengawal barang antaran. Hal mana
sudah tentu menggairahkan hatinya Liu Thiam Hong, sebab
dalam perjalanannya, selain ia tidak kesepian dengan adanya
bakal isterinya disampingnya, juga ia tidak takuti orang jahat.
Bakal isterinya yang sangat gagah perkasa itu dapat
mengusirnya dengan baik. Demikian, dengan persetujuan dari
Kang Kiam Hoa, si nona telah ikut bakal suaminya melanjutkan
perjalanan mengantarkan barang kiriman.
Dengan adanya tali yang mengikat bahwa mereka bakal
menjadi suami-isteri, maka pergaulan muda mudi itu
diperjalanan ada sangat akrab. Liu Thiam Hong lihat bakal
isterinya bukan gadis yang gampang cemburu, maka ia telah
menceritakan hal pertunangannya dengan Lie Leng Koan
puterinya Lie In Cong. Bagaimana Lie Leng Koan telah berzinah dengan engkonya
sendiri, gara gara dikasi makan obat perangsang oleh sang
kakak dan ia memergoki pertemuan mesum itu, sehingga Leng
Koan mati penasaran karena menyesal.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Kang Sian Hoa tersenyum manis setelah mendengar sang
bakal suami menutur, ia berkata: "Adik Leng Koan bukannya
jodoh koko, maka nasibnya sangat buruk. Kalau ia berjodoh
dengan koko, pasti ia tidak mempunyai kakak yang berhati
binatang itu..." "Ia, memang demikian, adik Hoa..." sahut Liu Thiam Hong
menghela napas. "Jodohku telah menanti dipegunungan, ialah
kau adik... Hoa..." Liu Thiam Hong merangkul calon isterinya dan memberikan
ciuman hangat. Kang Sian Hoa tidak meronta, malah ia balas memeluk
dengan erat sebagai jawaban bahwa ia sangat bahagia atas
kelakuan sang calon suami.
Tengah tenggelam dalam lautan asmara, tiba-tiba
melepaskan pelukannya dan dengan sebat Kang Sian Hoa telah
menyambar pedangnya. Dengan beberapa lompatan saja ia
sudah sampai ditempat kereta piauw yang dihadang oleh
kawanan berandal. Kang Sian Hoa dan Liu Thiam Hong waktu itu tengah
berhenti melepaskan lelah. Mereka diam-diam memisahkan diri
dari orang-orangnya untuk menyeling temponya bermesramesraan.
Apa mau, selagi mereka tenggelam dalam
kebahagiaan, sekonyong-konyong mendengar teriakan minta
tolong dari orang-orangnya yang disatroni kawanan penjahat.
"Kawanan berandal buta!" seru Kang Sian Hoa bengis.
"Apakah kalian tidak tahu, piauw ada dikawal oleh Khong-tong
Lie-hiap" Kalian berani mengganggu, awas! jangan sesalkan
nonamu membuka pembunuhan besar-besaran!"
Kawanan berandal itu kaget mendengar disebutnya Khongtong
Lie-hiap. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Mereka memang sudah dengar belakangan ini ada muncul
ssorang gadis yang dijuluki Khong-tong Lie-hiap, yang sepak
terjangnya telengas memusuhi kawanan penjahat, akan tetapi
sampat sebegitu jauh, mereka masih belum lihat macam apa
orangnya Khong-tong Lie-hiap itu"
Sekarang, mereka berjumpa sendiri dengan si Pendekar
Wanita dari Khong-tong-pay, mereka lihat tidak ada apa apanya
yang harus dibuat takut, maka mereka jadi berani.
"Nona, kau jangan bawa-bawa namanya Khong-tong Liehiap,"
berkata pemimpin berandal itu. "Aku Coa Lin. Samthauwnia
(pemimpin ketiga) dari gunung Teng-san, tidak dapat
digertak. Maka itu, kau menyingkirlah supaya jangan iknt-lkutan
menjadi korban!" Kang Sian Hoa ketawa. "Kau melarang aku untuk campur
tangan, apakah yang kau bisa bikin terhadap aku". Kalau kau
tahu gelagat, lebih baik kau bawa kembali orang-orangmu,
supaya nonamu jangan sampai turun tangan!"
"Hehe. kau jangan menyesal kalau aku tangkap kau sekali
untuk aku persembahkan kepada Toakoku," kata Coa Lin
dengan ceriwis lagaknya. Kang Sian Hoa tidak senang. Begitu Coa Lin kasi tanda
orang-orangnya bergerak melakukan perampasan kereta piauw,
segera juga pedang si nona bekerja. Hebat sekali
kesudahannya. hanya dengan beberapa kali berkelebat
pedangnya Kang Sian Hoa telah merobohkan banyak kawanan
berandal dengan badan tidak utuh.
Coa Lin marah, maka ia maju sendiri. Ia menggunakan
senjata sepasang golok pendek untuk melayani si nona yang
bersenjata pedang. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Tapi ia dihadang oleh Liu Thiam Hong ketika mau
menyerang Kang Sian Hoa yang sedang asyik membabat
kawanan berandal yang jumlahnya banyak.
Terjadilah pertempuran antara Liu Thiam Hong dan Coa Lin.
Ternyata kepandaian dua orang berimbang.
Kang Sian Hoa yang mengusir kawanan berandal telah
menonton pertempuran antara calon suaminya dengan kepala
berandal nomor tiga dari gunung Teng-san.
Dilihat dari caranya mereka bersilat Kang Sian Hoa
khawatirkan calon suaminya tidak bisa menang lawan Coa Lin,
maka ia berkata: "Koko, kau mundur, biarkan adikmu yang
ganti melayani jago nomor tiga dari Teng-san!"
Liu Thiam Hong memang sudah terdesak dan khawatir ia
salah tangan membahayakan dirinya, mendengar perkataan
sang calon isteri, maka ia lalu lompat keluar dari arena
pertempuran dan kasikan Kang Sian Hoa yang maju.
"Hm!" mendengus Coa Lin. "Dengan kepandaian sebegitu
saja berani menjadi Cong-piauwtauw dari satu Piauw-kiok.
Hatinya Liu Thiam Hong mendelu mendengar dirinya disindir.
"Kau jangan temberang, layani aku dulu baru nanti Congpiauwtauw
yang turun tangan berkata Kang Sian Hoa. Masih
ada orangnya yang dapat melayani kau, untuk apa Cong
piauwtauw sendiri yang turun tangan?"
Coa Lin ketawa mengejek. "Perempuan tidak tahu diri!"
bentaknya. "Lihat, aku nanti tangkap kau untuk
kupersembahkan kepada Toako..."
Kang Sian Hoa tidak mau kasi hati, ia tidak mau orang
banyak mulut, maka ia menerjang dengan serangan yang
mematikan, hingga Coa Lin menjadi kaget dibuatnya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Ia tidak mengira Kang Sian Hoa ada mempunyai kepandaian
jauh diatas Liu Thiam Hong, maka ia tidak berani sembarangan
melayaninya. Dengan cermat, ia menjaga dirinya, kemudian
balas menyerang dengan sepasang golok pendeknya yang
ampuh. Namun, bagaimana juga Coa Lin sudah berhati-hati
melindungi dirinya, tidak urung ia terjungkal juga ditangan si
gadis. Itulah ketika ia menggunakan jurus 'Siang-to-jip-hay'
(Dua golok masuk kelaut), dengan berbareng sepasang golok
nya menghajar pinggangnya si nona. Kang Sian Hoa elakkan
serangan ganas itu dengan enjot tubuhnya naik keudara.
Sebelum Coa Lin perbaiki ponsinya, tiba-tiba ia rasakan kedua
pundaknya nyeri, dari mana mengeluarkan darah segar. Kontan
sepasang goloknyapun jatuh ditanah. Tidak sempat ia
memungut goloknya lagi melihat Kang Sian Hoa merangsek lagi
dengan pedangnya hendak menembusi tenggorokannya. Ia
berkelit dan cepat putar tubuhnya untuk melarikan diri.
Itulah kelihayan dari Khong-tong Lie-hiap.
la menusuk kedua pundaknya lawan saling susul dengan
cepat sekali. Begitu ia tancap kaki dari udara, tahu-tahu Coa Lin
kedua pundaknya nyeri dan mengeluarkan darah. Kang Sian
Hoa menggunakan jurus 'Oey-liong-pa-bwe' atau 'Naga kuning
menyebetkan ekornya' yang berhasil sekali, sehingga musuhnya
kabur ketakutan. Setelah kawanan berandal diusir pergi. Kang Sian Hoa
berkata pada Thiam Hong, "Koko, mari kita teruskan
perjalanan!" "Adik Hoa, apakah mereka nanti tidak menguber kita?" tanya
Liu Thiam Hong. "Kau tak usah takut, biarlah aku yang nanti melayani
mereka" jawab gadis itu
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Liu Thiam Hong tidak banyak cakap lagi. Ia lantas
perintahkan orang-orang untuk berangkat. Liu Thiam Hong
melakukan pengawalan sendiri, berhubung barang yang
diantarnya itu sangat. Ia khawatir beberapa Piauw-su
(pengawal pengantar barang) tak dapat melindungi barangbarangnya
dari gangguan penjahat dan benar saja dengan
mata kepala sendirna lihat beberapa piauwsu pembantunya
tidak bisa diharap, malah ia sendiri tidak dapat melindungi
barang berharga itu manakala tidak ada calon isterinya yang
gagah perkasa membantu. Sudah tentu ia sangat berterima kasih atas bantuannya Kang
Sian Hoa. Diam-diam ia berjanji, manakala tugasnya sudah beres dan
pulang kembali kerumahnya, ia akan lantas melangsungkan
pernikahan dengan Kang Sian Hoa. kemudian mengajukan
permintaan berhenti dari pekerjaannya yang berbahaya itu. Ia
ingin hidnp tenteram dengan isterinya yang cantik dan gagah
perkasa. Begitulah perjalanan telah diteruskan, namun tidak ada
halangan apa-apa sampai barang yang berharga, itu dapat
diterimakan kepada yang bersangkutan.
Bagaimana girang hatinya Liu Thiam Hong sudah
menunaikan tugasnya dengan baik, itu tak dapat dikatakan,
saking girangnya, malah ia merangkul dan mencium bakal
isterinya dalam kamar di hotel dan kepadanya Liu Thiam Hong
rnengucapkan terima kasihnya atas bantuan sang calon isteri.
Sebab, tanpa adanya Khong-tong Lie-hiap yang bantu


Kitab Mudjidjad Lanjutan Bocah Sakti Karya Wang Yu di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mengawal barang berharga itu, pasti tidak akan sampai pada
alamatnya dan ditengah jalan sudah kena dirampas oleh
kawanan berandal jahat. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Kang Sian Hoa sangat berbahagia melihat calon suaminya
demikian mencintai terhadap dirinya yang sudah yatim piatu. Ia
bersyukur kepada Thian (tuhan), yang telah melindunginya dan
menjodohkan ia dengan seorang pria yang tampan dan luhur
pribadinya. oooOdwOooo BAB 56 DALAM perjalanan pulang, mereka tidak singgah ditempattempat
ramai yang menarik perhatiannya, mereka langsung
pulang untuk bersiap siap menghadapi hari perkawinannya.
Sampai dirumahnya Kang Kiam Hoa, mereka telah
menceritakan perjalanannya.
Kang Kiam Hoa dan anaknya Kang Lian Seng telah
mengucapkan selamat kepada Liu Thiam Hong yang telah
dapat mengelakkan rintangan diperjalanan.
"Semua adalah berkat pertolongan adil Hoa," sahut
Thiam Hong merendah. "Kalau tidak ada adik Hoa, mana aku
sendiri dapat melindungi barang berharga yang kukawal itu?"
Kang Sian Hoa hanya bersenyum ketika Liu Thiam Hong
melirik kepadanya. Liu Thiam Hong berjanji selekasnya akan mengasi kabar
tentang hari perkawinannya, sebab itu lekas ia membereskan
urusannya. Kang Kiam Hoa memesan supaya ia menjaga diri
baik-baik dan menganjurkan apabila ia sudah menikah, berhenti
saja dari pekerjaan Cong-piauw-tau yang banyak resikonya.
Liu Thiain Hong berjanji akan menurut nasehat dari Kang
Kiam Hoa. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Untuk berpisahan dengan calon isterinya, kelihatannya Liu
Thiam hong sangat berat, demikian juga dengan kang Sian
Hoa. Hingga keberangkatan pulang kembali dari Liu Thiam
Hong mesti ketunda beberapa hari, karena kedua muda-mudi
itu tidak ingin berpisahan.
Tapi akhirnya mereka berpisah juga setelah dinasehati oleh
kang Kiam Hoa, bahwa mereka toch nanti akan menjadi suami
isteri yang tidak akan berpisahan lagi. Liu Thiam Hong pulang
bukan tidak ingin kembali lagi. Ia hanya membereskan
urusannya dan kemudian mengabarkan hal hari perkawinan
kepada keluarga Kang. Terpaksa Kang Sian Hoa merelakan kepergiannya Liu Thiam
Hong. Kang Sian Hoa sebenarnya ingin ikut tunangannya itu,
namun Kang Kiam Hoa melarang. Katanya, kurang baik kalau
gadis ikut-ikut tunangannya yang hendak membereskan hari
perkawinannya. Oleh karenanya, Kang Sian Hoa tidak jadi ikut
calon suaminya kembali ke kota Siauw-kwan.
Janji yang dinanti-nantikan ternyata tidak kunjung tiba dari
tunangannya, tidak ada kabar berita tentang Liu Thiam Hong,
apalagi mengabarkan tantang hari kawinnya.
Hal mana menggelisahkan hatinya si gadis.
Pada suaiu hari, ia permisi pada pamannya untuk melakukan
penyelidikan. "Thiam Hong adalah satu anak yang jujur, tidak bisa jadi
kalau ia melanggar janjinya. Mesti ada halangan apa-apa yang
tak dapat kita duga-duga. Kepergianmu untuk melakukan
penyelidikan memang ada baik sekali, anak Hoa," kata sang
paman. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ "Orang lelaki sering tidak boleh dipercaya, maka bukannya
mustahil juga terjadi dengan engko Hong." sahut si gadis
cemas. "Kalau nanti ketahuan, ia main gila, aku tidak akan
memberi ampun kepadanya..."
"Anak Hoa, kau jangan sembarangan menaruh curiga yang
bukan-bukan," memotong pamannya. "Thiam Hong adalah satu
laki-laki tulen. Aku percaya ia tidak akan menyeleweng dari
janjinya, manakala tidak ada halangan."
"Aku harap saja begitu," sahut si gadis. Dalam hatinya diamdiam
ia masih mencurigai Thiam Hong main gila dengan gadis
lain dan melupakan janjinya.
Pada hari itu juga Kang Sian Hoa telah melakukan perjalanan
ke Siauwkwan. Sampai hari itu sudah sebulan lamanya sejak Liun Thiam
Hong berangkat dari ramahnya Kang Kiam Hoa, berpisah
dengan calon isterinya yang cantik.
Kang Sian Hoa sangat meragukan kesetiaannya Liu Thiam
Hong. Ia telah mengambil pntusan, manakala kedapatan Liu
Thiam Hong main "pacaran" dengan gadis lain, ia akan
membunuh Liu Thiam Hong dengan pacarnya itu. Ia sangat
benci kepada orang yang tidak pegang janji.
Sampai di kota Siauwkwan, ia telah menyelidiki dimana
letaknya Sam Seng Piauw Kiok, untuk itu ia tak usah susah
susah mencari, karena Piauw-kiok itu sangat terkenal dalam
kota kecil itu dan ia telah mendapat petunjuk yang tepat dari
orang yang ditanyai. Si nona telah masuk ke kantor perusahaan
pengawalan itu dan minta ketemu dengan Cong-piauwtauw.
Orang yang diajak bicara sudah lantas melaporkan pada
pemimpinnya tentang kedatangannya si nona. Tidak lama,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ orang itu keluar pula dan mempersilahkan si nona masuk ke
kamar dari Cong-piauwtauw.
Hati si nona berdebaran ketika ia jalan memasuki kamar
kerja dari si pemimpin Piauw-kiok, ia menduga Liu Thiam Hong
akan kaget melihat kedatangannya yang tiba-tiba itu. Ia ingin
melihat bagaimana perubahan wajah Liu Thiam Hong,
manakala sudah melihat dirinya. Ia percepat jalannya, ia
membuka pintu kamar, ketika orang yang mengantarnya suruh
ia saja sendiri yang membuka pintu kamar itu.
Kapan ia berjalan masuk, ia tidak melihat Liu Thiam Hong,
sebaliknya seorang laki-laki dari usia empatpuluhan, yang
sedang menghadapi meja tulis. Orang itu tidak cakap, namun,
romannya keren dan berwibawa kelihatannya.
"Silahkan duduk, nona," orang itu menyambut Kang Sian
Hoa dengan hormat. la melihat si nona ada membekal pedang dan menduga akan
seorang pendekar perempuan yang datang, maka ia telah
menunjukkan roman yang menghormat.
"Aku ingin ketemu dengan Cong piauwtauw dari Sam Seng
Piauw Kiok," sahut si nona.
"Silahkan duduk, silahkan duduk!" orang itu menyilahkan
Kang Sian Hoa mengambil tempat duduk didepan meja tulis.
Kang Sian Hoa menurut dan ia duduk. berhadapan dengan
orang itu, "Nona mencari Cong piauwtauw, ada urusan apa?" tanya
orang tadi. "Aku ingin ketemu untuk membicarakan sesuatu," sahut
Kang Sian Hoa. "Urusan apa, nona?" tanya orang itu lagi.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ "Tolong saudara panggilkan Cong piauwtauw, supaya aku
bisa berbicara dengannya"
Orang itu ketawa. "Aku adalah Cong-piauwtauw, nona"
orang itu menyahut. "Ah, kau bukannya Cong piauw-tauw," kata Kang Sian Hoa
ketawa. Si nona mengira ia sedang dipermainkan oleh orang itu,
dihadapkan kepada seseorang lain, bukannya Liu Thiam Hong,
maka ia unjuk ketawa tawar. "Tolong kau panggilkan Congpiauwtauw
Liu Thiam Hong..." kata Kang Sian Hoa serius.
"Liu Thiam Hong...?" mengulang orang itu.
"Ya, Liu Thiam Hong, kau sendiri bernama apa dan
pekerjaanmu apa di bawah dari Liu Thiam Hong?"
Terbelalak heran orang itu mendengar perkataan si nona.
"Aku she Liu juga, tapi bukan bersama Thiam Hong, aku
bernama Seng Lin dan akulah Cong-piauwtauw dari Sam Seng
Piauw Kiok cabang Siauw-kwan"
"Kalau begitu, Liu Thiam Hong kemana ia sekarang?" tanya
si gadis heran. "Oh, ia sudah mengasoh pada sebulan yang lalu."
"Dimana tinggalnya?" tanya Kang Sian Hoa tidak sabaran.
"Mengasoh, aku maksudkan ia mengasoh untuk selamalamanya..."
"Hah....! Apa kau kata?" tanya Kang Sian Hoa terkejut.
"Ya, ia sudah mengasoh pada sebulan yang lalu, ia
kedapatan telah mati di kantor dengan tidak diketahui siapu
pembunuhnya..." TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ "Thiam Hong mati....!" menjerit Kang Sian Hoa, lantas saja ia
jatuh pingsan. Si nona terkulai dari duduknya dan jatuh
dilantai. Repot juga Liu Seng Lin melihat si nona jatuh pingsan.
Ia teriaki orangnya untuk mengangkat si nona, direbahkan
diatas dipan, kemudian disuruh memanggil isterinya, untuk
memberi pertolongan lebih jauh kepada Sian Hoa.
Nyonya Liu tidak lama pula muncul dan segera memberikan
pertolongan seperlunya kepada Kang Sian Hoa, setelah ia
mendapat dengar dari sang suami duduknya urusan.
Lama juga Kang Sian Hoa pingsan, ketika ia siuman, ia
dapatkan ada seorang wanita duduk didekatnya. Ketika ia
menanyakan siapa wanita itu, ia mendapat keterangan wanita
itu adalah nyonya Liu, isterinya Cong-piauwtauw yang baru dari
Sam Seng Piauw Kiok. Ia datang kesitu dipanggil suaminya
untuk memberikan pertolongan kepada si gadis. Kang Sian Hoa
mengucapkan terima kasih atas perhatian Cong-piauwtauw
suami isteri, lalu menanyakan keterangan lebih jauh tentang
kematiannya Liu Thiam Hong kepada nyonya itu.
Karena ia sendiri kurang terang, maka ia suruh orang untuk
memanggil suaminya. Liu Seng Lim telah menuturkan kejadian pembunuhan atas
dirinya Liu Thiam Hong, ialah berselang dua hari, setelah ia
kembali habis mengantarkan barang berharga. Ia kedapatan
mati dengan tidak ada luka apa-apa, hanya sedikit dibawah
ketiaknya yang kanan ada tanda matang biru sebesar telur
ayam. Mungkin kematiannya lantaran itu.
Kang Sian Hoa menangis tersedu-sedu mendengar
penuturan itu. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ "Nona, kau ada pernah apa dengan adik Thiam Hong?" tanya
nyonya Liu. "Ia adalah tunanganku," sahut Kang Sian Hoa tidak malumalu
ia bicara. "Kami sudah berjanji akan menikah, namun
ditunggu sampai sudah sebulan, tidak ada kabar beritanya
tentang Thiam Hong. Aku kuatir ia mendapat halangan, maka
aku telah datang kemari dengan maksud mau membantu, tidak
tahunya ia telah meninggal dunia, tanpa kami dari keluarga
Kang mendapat kabar apa-apa."
Sehabisnya berkata, kembali Sian Hoa telah manangis.
Liu Seng Lim dan isterinya terharu mendengar ceritanya
Kang Sian Hoa. "Sayang, aku tidak tahu Thiam Hong telah mengikat janji
dengan Nona. Kalau tahu, pasti aku sudah memberi kabar
kepada nona," kata Liu Seng Lim.
"Aku telah datang menyusahkan, hingga Toako banyak
pusing" kata Kang Sian Hoa kepada Liu Seng Lim. "Harap
Toako dan Toaso suka mema'afkan atas kelakuanku barusan.
Hanya aku mohon, apakah Toako punya orang untuk antar aku
melihat kuburannya engko Thiam Hong?"
"Ada, ada. Nanti aku suruh orang mengantar kau kesana,
nona Kang," sahut Liu Seng Lim.
Kang Sian Hoa mengucapkan banyak terima kasih.
Sebentar kemudian tampak Kang Sian Hoa sudah dalam
perjalanan kekuburan Thiam-Hong, diantar oleh salah seorang
dari Sam Seng Piauw kiok.
Kang Sian Hoa berlutut di depan kuburan Thiam Hong dan
menumpahkan air mata. Sangat sedih ia bila mengingat pada
sebulan yang lampau mereka berduaan bermesra-mesraan, kini
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Thiam Hong sudah ada dalam kuburan dengan tenang-tenang
saja. Tangisnya yang sesenggukan membuat orang yang
mengantarnya ikut menangis sedih.
"Nona, pembunuhnya mungkin itu orang tua yang mukanya
seperti monyet" Tiba-tiba Kang Sian Hoa mendengar orang berkata
dibelakangnya. Cepat ia menoleh, kiranya yang berkata-kata tadi adalah
pangantarnya, seorang yang ketolol-tololan lagaknya.
Ia lalu menanya: "Saudara yang barusan barkata padaku?"
"Ah, tidak, tidak, aku hanya menduga-duga saja," sahutnya
ketolol-tololan. "Saudara sangat baik hati. makanya suka memberi
keterangan padaku tentang si orang celaka, kenapa keterangan
itu mau ditarik pulang lagi?"
"Oh, tidak, tidak aku terdorong oleh perasaan terharu
melihat kau menangis, maka aku sambarangan saja berkata".
"Saudara namanya siapa?" tanya si nona.
"Aku bernama A Kim."
"Sudah lama bakerja pada Sam Seng Piauw Kiok?"
"Selama Cong-piauwtauw Liu Thiam Hong, aku bekerja
sebagai tukang sapu."
"Bagaimana, Cong-piauwtauw Liu Thiam Hong, baik atau
tidak terhadapmu?" "Ooo, ia sangat baik, malah ia berkata, kalau ia sudah
menikah, akan menaikkan pangkatku."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ "Bagus, kau sayang atau tidak kepada Liu Thiam Hong"'.
"Oo, aku sayang, sebab ia juga sayang padaku."
"Nah, kalau kau sayang padanya, kau ceriteralah padaku
siapa yang jadi pembunuh dan Cong-piauwtauw Liu Thiam


Kitab Mudjidjad Lanjutan Bocah Sakti Karya Wang Yu di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Hong?" "Aku tidak tahu."
"Kau tadi bilang, mungkin orang tua yang wajahnya seperti
monyet yang melakukan pembunuhan atas dirinya, bukan?"
"Aku hanya menduga duga saja, untuk mengatakan persis
yang mana, aku tek berani!"
"Ada alasannya kau menduga-duga demikian?"
"Pada siangnya, orang tua yang macam monyet itu datang
dan bicara lama dalam kamar kerja Congpiauwtauw, malah
kedengarannya ribut mulut, entahlah apa yang
dipertengkarkan, aku hanya dengar orang tua itu menyebutnyebut
nama Leng Kian atau Leng Kan begitu aku lupa
perhatikan. Tapi, setelah siangnya ribut, besoknya kedapatan
Cong piauwtauw sudah tidak bernyawa tidur diatas kursinya..."
Kang Sian Hoa menggigit bibirnya pelan menahan rasa
harunya. Menurut katanya si A Kim, orang tua itu menyebut-nyebut
namanya Leng Kian atau Leng Kan, apakah tidak bisa jadi yang
benar adalah Leng Koan, nama puterinya Lie In Cong yang
pernah dijodohkan dengan Thiam Hong, kemudian mati
penasaran karena perbuatannya yang terkutuk berjinah dengan
kakak sendiri" Rupa-rupa pertanyaan berkecamuk dalam otaknya si gadis,
namun yang terang, ia sudah dapat meraba jalan kemana ia
harus meugusut atas kematiannya Liu Thiam Hong.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ "Terima kasih atas keteranganmu, saudara A Kim," kata si
nona. "Aku harap kau lekas naik pangkat dan dapat memimpin
Sam Seng Piauw Kiok..."
Kang Sian Hoa mengucapkan doa restunya seraya tangannya
menyusupkan satu tail uang perak ditangannya si A Kim,
hingga orang yang ketolol-tololan itu menjadi sangat
kegirangan dan hampir berjingkrakan ia kalau tidak malu ada
Kang Siau Hoa. Di depan kuburan Liu Thiam Hong, Kang Sian Hoa telah
mengucapkan sumpahnya, bahwa ia akan mencari jejak
pembunuhnya sang calon suami yang bernasib sial itu, ia akan
menuntut balas atas kematiannya,
Kemudian Kang Sian Hoa bangkit dari berlututnya dan
merapikan pakaian dan rambutnya yang kusut, setelah itu, ia
pamitan dari A Kim. Kang Sian Hoa meneruskan perjalanannya, sebaliknya A Kim
telah kembali ke kantor Sam Seng Piauw Kiok. Kepada kawan
kawan sekerjanya, ia tidak menceritakan bahwa ia mendapat
persen uang demikian banyak dari Kang Sian Hoa. Ia hanya
pesta sendiri saja membeli makanan yang enak-enak untuk
mengisi perulnya. King Sian Hoa berangkat kira-kira lima hari. Dalam rumahnya
Kang Kiam Hoa telah terjadi malapetaka yang tidak diingini
ialah pada suatu malam yang sunyi, beberapa orang yang
menggunakan kain hitam sebagai penutup wajahnya, telah
menyateroni rumahnya Kang Kiam Hoa.
Entah dari mana datangnya gerombolan ini, mereka sangat
telengas dan jahat sekali. Kang Kiam Hoa dan anaknya Kang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Lian Seng telah memberikan perlawanan keras ketika dikeroyok
oleh kawanan bertopeng hitam itu.
Namun kepandaian silatnya dari anak dan ayah itu tidak
seberapa tinggi, maka dikeroyok oleh demikian banyak orang,
tentu saja mereka menjadi kewalahan. Akhirnya mereka kena
diringkus. Kang Kiam Hoa masih dapat menenangkan
amarahnya, tapi Kang Lian Seng, anaknya, tak dapat
mengendalikan kegusarannya. Ia mencaci: "Kalian bangsat,
binatang dan jejadian dari mana datang mengacau dalam
rumah kami" Sungguh penasaran sekali. Awas, kalau adikku
datang, kalian jangan harap hidup satu juga...."
Plak! plok! suara tamparan terdengar, ternyata tangannya
salah seorang dari kawanan jahat itu telah mendarat dipipinya
Kang Liang Seng yang sedang mencaci maki.
Meskipun sudah ditampar keras, ternyata Kang Lian Seng
tidak menjadi bungkam mulutnya, sebab ia kembali memaki
yang bukan-bukan, hingga orang menjadi gemas.
"Ong Toako, kau kerjakan ia!" kata si pemimpin.
Seorang yang diteriaki Ong Toako telah rnenghampiri Kang
Lian Seng, tangannya diulur kebawah ketiak orang, segera juga
terdengar Kang Lian Seng menjerit sekali, lalu tubuhnya lantas
terkulai dan nyawanya melayang.
Si pemimpin ketawa gelak gelak melihat kejadian itu.
Kang Kiam Hoa kertak gigi menahan amarahnya. Ingin ia
mendamprat habis-habisan kepada kawanan jahat itu, tapi ia
pikir, perbuatannya itu tidak berguna, malah bisa-bisa dirinya
sendiri senasib dengan anaknya.
Ia mau bersabar, untuk nanti ia mau berdamai dengan
keponakannya (Kang Sian Hoa) untuk menuntut balas.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Si pemimpin telah menggeledah keadaan rumah. Ia melihat
nyonya Kang Kiam Hoa dan cucunya Kim Kim yang masih kecil
telah ditelikung dan dikumpulkan dengan suaminya.
Si pemimpin masuk keluar kamar, seperti ada yang dicari.
Dalam kamar Kang Lian Seng, ia jatuhkan diri diatas
pembaringan. Terdengar ia menarik napas panjang seperti
menyesal tidak mendapatkan barang yang dicari.
Melalui lubang pada kain hitamnya, sorot matanya kelihatan
buas memancar kesana sini dalam kamar itu. Tiba-tiba matanya
melihat ada tirai yang bergoyang, ialah tirai yang menutupi
lemari buku. Ia bangkit berdiri dan menghampiri pada tirai yang
bergoyang tadi, yang pada sebelumnya ia telah memeriksa
kekolong ranjang tidak ada apa-apa.
Makin ia dekati, tirai itu bergojang lebih keras, seperti ada
orang yang bersembunyi disana. Si pemimpin tiba-tiba saja
ulurkan tangannya membuka tirai tersebut, dan... dibalik tirai
itu, benar saja ada orang yang bersembunyi. Ia adalah wanita
yang bertubuh kecil langsing. Wajahnya yang putih cantik pucat
pasi karena ketakutan. Ia adalah isterinya Kang Lian Seng dan
mamanya Kim Kim. Melihat datangnya kawanan perampok yang ganas itu,
nyonya Lian Seng dengan ketakutan, telah menyembunyikan
dirinya dibalik tirai tersebut, diam-diam ia memohon, supaya
dirinya selamat dari gangguannya kawanan penjahat. Namun,
dasar nasibnya sial, maka ia ketahuan juga oleh si pemimpin,
yang telah putus asa mencari dirinya.
"He he, aku kira kau bisa menghilang, tidak tahunya
sembunyi disini!" si kata pemimpin, seraya ulur tangannya
mencengkal tangan yang kecil halus dari si nyonya muda.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Nyonya itu tidak bisa berkelt, maka dengan mudah saja, ia
dicekal dan ditarik dan segera juga jatuh dalam pelukannya si
pemimpin yang bertubuh tinggi besar.
Deugan lahap sekali, si pemimpin telah mencium nyonya
yang kecil mungil itu, untuk itu, si pemimpin telah menyingkap
topengnya sebatas hidung. Si nyonya berontak-rontak percuma
saja, malah dengan mudah pakaiannya dilolosi oleh si penjahat,
hingga nyonya itu ketakutan dan jatuh pingsan.
Beberapa lama ia jatuh pingsan, ia tidak tahu, tapi kapan ia
mendusin, ia rasakan seluruh badannya pada sakit, begitupun
selangkangannya. Ketika ia meraba pada selangkangannya
yang sakit, ia kaget, tangannya meraba barang cair.
Ia ingat pada si pemimpin yang telah melucuti pakaiannya,
lantas saja ia menangis sedih sekali, karena ia mengerti,
barusan ia telah diperkosa dalam keadaan pingsan oleh si
penjahat. Ia jijik sekali dirinya telah dikotori oleh lelaki yang
tidak dikenal, ia ingin lantas membunuh diri, namun tertahan
oleh ingatannya kepingin tahu dulu tentang nasib suaminya,
anaknya dan kedua mertuanya. Maka dengan badan pada ngilu
dan sakit selangkangannya, ia paksakan berpakaian dan turun
dari pembaringan. Ia pergi keluar dan dapatkan Kang Kiam Hoa dan isterinya
ditelikung, anaknya Kim Kim juga tidak bisa bergerak. Cepat ia
menghampiri dan menolong membebaskan mereka. Kapan ia
periksa keadaan suaminya yang menggeletak dilantai, ia
menjerit, karena sang suami sudah tidak bernyawa pula.
Seketika itu pikiran nekad tadi telah menguasai dirinya, maka
dengan sebat sekali. ia telah membenturkan kepalanya pada
tiang dan pecah berantakan. Kim Kim menubruk mayat ibunya
dengan menangis tak dapat dihibur oleh kakek dan neneknya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Selain anak dan mantunya telah menjadi mayat, Kang Kiam
Hoa kehilangan harta bendanya diangkut pergi oleh kawanan
penjahat. Ia hanya menangis dalam hati menghadapi kejadian
yang tidak diduga-duga itu, tapi nyonya Kang sebaliknya
menangis menggerung-gerung.
Kejadian itu pada malam sunyi. Rumah Kang Kiam Hoa
mencil sendirian jauh dari tetangga. Tidak heran, kalau
Kejadian itu tidak diketahui oleh tetangga-tetangga
disekitarnya. Kawanan penjahat seenaknya saja mengangkuti
barang-barang miliknya Kang Kiam Hoa yang dengan susah
payah dikumpulkan. Ketika Kang Sian Hoa pulang, si gadis menjadi kaget
mendapat kabar tentang perampokan dirumahnya yang
menewaskan jiwa engko cintongnya dan ensonya.
"Barang-barang habis diangkut oleh kawanan penjahat tidak
apa, asal si Seng dan bininya tidak binasa," menutur nyonya
Kang sambil menepis air mata.
"Bagaimana caranya kematian dari engko Seng, bibi?" tanya
Kang Sian Hoa. "Ia mati setelah dipijat sedikit dibawah ketiaknya oleh si
orang Ong," jawab nyonya Kang Kiam Hoa.
"Apa bagian yang dipijit itu ada tanda matang biru sebesar
telunjuk jari?" "Ya, ya, betul, bagaimana kau tahu?"
Si nona tidak menjawab, hanya menangis sesenggukan.
Kang Kiam Hoa dan isterinya menjadi heran dengan tiba-tiba
saja keponakannya menangis begitu sedih. Ketika ditanyakan,
mereka menjadi terkejut dan ikut sedih atas kematian dari
Thiam Hong. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ "Aku sudah duga Thiam Hong tidak akan menyeleweng, tapi
ia mendapat halangan," berkata Kang Kiam Hoa. "Orang yang
membunuh Thiam Hong mesti satu orangnya dengan yang
membunuh anak Seng. Kita harus mencarinya untuk menuntut
balas, anak Hoa!" Kang Sian Hoa angguk-anggukkan kepalanya. Ia tidak bisa
menjawab dengan perkataan, karena hatinya sangat sedih atas
kematian tunangannya, engko cintongnya dan ensonya.
Kapan kesedihannya rada mereda, ia menanya: "Tentang
kematiannya enso bagaimana" Apakah ia mati dianiaya
kawanan penjahat?" "Kematian ensomu lebih mengerikan lagi, ia telah
membenturkan kepalanya hingga hancur. Aku kira ia tidak
senekat itu, manakala ia tidak diperkosa oleh si bangsat yang
menjadi pemimpin kawanan penjahat itu!"
"Bagaimana bibi tahu ia diperkosa?" tanya Kang Sian Hoa
kepingin tahu. "Ketika mayatnya dimandikan, aku lihat pada anggauta
rahasianya ada luka luka tanda perkosaan, pantas ia jalannya
tidak normal ketika menghampiri kami untuk membebaskan
kami dari ikatan kawanan penjahat!"
Kembali Kang Sian Hoa berduka hatinya mendengar
ceritanya nyonya Kang. Ia menduga yang menjadi pemimpin itu adalah Lie Kim
Ciang, anaknya Lie In Cong.
Belum tahu romannya Lie In Cong itu bagaimana, apakah
macam monyet" Kalau benar macam kera, tidak salah lagi
semua rencana kejahatan telah dilakukan dari pihak Lie In
Cong dan anaknya Lie Kim Ciang, dibantu oleh si orang she
Ong. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Entah siapa orang she Ong itu, yang mempunyai kepandaian
memijat orang mati" Kang Sian Hoa berdamai dengan pamannya untuk
melakukan penyelidikan. Lalu ditugaskan Kang Kiam Hoa dengan isteri bersama Kim
Kim, pura pura menjadi penjual silat. Mereka berkeluyuran
tidak jauh dari rumahnya Lie In Cong. Kepingin tahu romannya
Lie In Cong itu benar macam kera"
Kang Sian Hoa sendiri jalan terpisah melakukan penyelidikan
tentang si orang she Ong.
Mereka berjanji akan ketemu dan berunding dihotel dimana
Kang Kiam Hoa menyewanya. Cuma sayang pada hari itu, Kang
Sian Hoa kecantol disuatu tempat untuk menolong orang
kesusahan dari gangguan orang jahat. Oleh karenanya, ketika
ia sampai di Siauwkwan, paman, bibi dan keponakannya telah
ditangkap oleh Lie Kim Ciang yang mencurigai mereka jadi
mata-muta dengan menjadi penjual silat.
Kang Sian Hoa menduga Kang Kiam Hoa, isteri dan
keponakannya jatuh ditangan Lie Kim Ciang, ketika ia
menunggu pulangnya merekaL tidak juga muncul sampai jauh
sore. Sejak itu, si nona pasang mata, mencari kesempatan
menuntut balas. Ia tahu bahwa Lie Kim Ciang telah menarik dirinya Tan Kim
Liong untuk menjadi pembantunya. Ia dengar tentang
kegagahan Tan Kim Liong, ketika membela pamannya selagi
menjual silat. Ia ragu turun tangan membunuh Lie Kim Ciang dan ayahnya,
takut kalau si Tangan Tunggal Tan Kim Liong membela pihak
musuh. Meskipun demikian, ia tahu Kim Liong kena dikelabui
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ oleh orang-orang jahat itu. Nanti kalau ia sudah membuka
kedok mereka, Kim Liong akan insyaf atas kekeliruannya
mendekati orang orang jahat dan kejam.
Kang Sian Hoa menduga si orang she Ong itu adalah Toa-to


Kitab Mudjidjad Lanjutan Bocah Sakti Karya Wang Yu di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Ong Tin, maka ia menyatroni rumah begundal hartawan Lie itu.
Dengan menggunakan kepandaiannya yang tinggi, Kang Sian
Hoa tidak sukar memasuki rumahnya Toa-to Ong Tin yang
dijaga oleh banyak orang kuat dan akhirnya ia dapat berjumpa
maka dengan si Golok Besar Ong Tin
"Ong Tin, kau sudah membunuh tunanganku Liu Thiam
Hong dan kakak misanku Kang Lian Seng, malam ini adalah
malam kematianmu, apakah kau mau mungkir?" Kang Sian Hoa
dengan lantas saja menuduh Toa-to Ong Tin, sebenarnya ia
memancing dengan tuduhannya itu.
Toa-to Ong Tin terbelalak heran "Kau tahu dari mana aku si
orang she Ong yang membunuh mereka?" tanyanya.
"Waktu kau membunuh Kang Lian Seng, pemimpinmu teriaki
namamu Ong Toako, sudah tentu tidak bisa salah lagi, kau si
orang she Ong begundalnya Lie Kim Ciang dan Lie In Cong, si
tua bangka jahat itu yang mukanya seperti monyet!"
"Hei, kau tahu juga Lie-toaya mukanya seperti monyet?"
tanya Ong Tin heran. Kang Sian Hoa sebenarnya berkata sekenanya saja, tidak
tahunya Ong Tin telah membuka rahasia tanpa diminta. Girang
hatinya si gadis, sebab sekarang ia tahu benar kalau Ong Tin
adalah pembunuh tunangan dan kakak misannya, sedang Lie In
Cong dan Lie Kim Ciang adalah perencananya. Ia masih mau
memancing halnya Kang Kiam Hoa, ia berkata: "Toa-to Ong
Tin, kau adaiah satu jagoan terkenal, aku tidak percaya kalau
kau mau jadi alatnya hartawan Lie yang sangat jahat. Kalau
aku bisa masuk kesini dan tidak bisa keluar lagi, aku tidak
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ takut, karena ada kawan-kawanku Kang Kiam Hoa dengan isteri
dan keponakanku yang tahu aku masuk sini, dan mereka pasti
akan memberitahukan kepada kawan-kawannya untuk
membasmi kejahatan kalian."
"Hahahaha....!" tertawa Toa-to Ong Tin. "Kau mimpi bisa
dapat bantuan dari Kang Kiam Hoa dan kawan-kawan, sebab
mereka sudah dibinasakan oleh Lie Kim Ciang pada beberapa
hari yang lalu. Aku sebenarnya kasihan kepada Kang Kiam Hoa,
tapi aku tidak bisa menolong dirinya yang dimusuhi oleh Lie
Kim Ciang. Ia kata, Kang Kiam Hoa suami isteri dan cucunya
adaiah bibit berbahaya, perlu dilenyapkan dari muka bumi..."
Kang Sian Hoa tergetar hatinya mendengar keterangan Toa
to Ong Tin. Hatinya sangat berduka, hampir hampir saja ia tak dapat
mempertahankan dirinya berdiri saking merasa sangat sedih
mendengar kematian sang paman, bibi dan keponakannya.
"Toa-to Ong Tin!" bentak Kang Sian Hoa. "Kau sudah
membunuh Liu Thiam Hong dan Kang Lian Seng, maka malam
ini kau harus mengganti jiwa mereka!"
"Aku hanya orang bawahan saja yang menurut perintah,
maka atas kejahatan yang aku lakukan, kau tidak boleh
menyalahkanku!" bantah Toa-to Ong Tin.
"Enak saja kau bicara, apakah dua jiwa itu tidak mau kau
pertanggung jawabkan?"
"Hehe, kau datang kau bisa datang, kau pergi sama
susahnya seperti orang naik kelangit, nona. Ini aku harus
mengatakan terus terang kepadamu, sebab Toa-to Ong Tin
belum pernah mengampuni orang yang datang menyelundup
seperti sekarang ini!"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ "Bagus, keluarkan kau punya golok besar!" tantang Kang
Sian Hoa. Melihat si nona ada sangat gesit dan bukan sembarang
orang dapat masuk ke daIam rumahnya yang dijaga kuat,
maka Toa-to Ong Tin telah mengambil golok besarnya.
"Mari kita bertempur, untuk menetapkan siapa unggul!"
tantang si nona. "Hehe, nona, aku menyayangkan kecantikanmu kalau mesti
mati dibawah golok besarku, maka sebaiknya kau menyerah
saja akan kuantar kau melayang-layang disorga dengan puas.
Bagaimana kau pikir, apakah itu tidak baik?"
"Tutup mulut kotormu, binatang!" bentak si nona.
"Kematianmu sudah diambang pintu, masih banyak buka suara
besar dan kotor" Hm! Lihat nonamu akan kirim kau menemui
Giam lo ong untuk berurusan dengan roh dari Thiam Hong dan
Lian Seng..." Si nona tidak keburu melampiaskan perkataannya, karena
golok besarnya Toa-to Ong Tin sudah menyambar seperti kilat
cepatnya. Melihat golok lawan demikian besar, Kang Sian Hoa
jerih untuk membenturkan pedangnya yang kecil dan bobotnya
enteng, maka serangan Toa-to Ong Tin tadi ia elakkan dengan
kelitan bagus. Melihat serangannya gagal, Toa-to Ong Tin mengguntur
suaranya: "Perempuan liar, lihat golok Ong-toaya akan
mengambil kepalamu!"
"Kau boleh omong besar, tapi siapa yang kepalanya nanti
bakal terpental dari lehernya?" sahut si nona dengan suara
mengejek. Toa-to Ong Tin gemas betul pada si nona yang gesit luar
biasa. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Ejekannya si nona telah menambah kegusarannya. "Dengan
baik Ong-toaya ajak kau naik sorga, sebaliknya kau berani
unjuk kurang ajar" Hm! dasar perempuan liar. Memang kalau
kau belum tahu kelihayannya Toa-to Ong Tin, kau belum takut.
Lihat kalau aku sudah tangkap kau, kau nanti rasakan
hukumanaya, tahu?" bentak Ong Tin.
"Hukuman apa" Paling juga kau potong leherku..." kata si
gadis penasaran. "Huh, enak saja. Semalam suntuk akan kukerjai kau sampai
tidak bisa bangun..."
"Fui, orang gila! Awas dengan mulut kotormu!" kata Kang
Sian Hoa marah, sambil meludah saking jijik mendengar bicara
yang kotor. Namun si Golok Besar Ong Tin hanya ketawa ha ha he he
seraya mainkan goloknya yang istimewa besarnya.
Melihat permainan golok Toa-to Ong Tin bukannya jago
sembarangan, maka Kang Sian Hoa telah melayani dengan
sangat hati-hati, jangan sampai kena dikalahkan. Sebab, satu
kali ia dikalahkan berarti kesuciannya akan dirusak oleh si Golok
Besar yang kelihatannya sangat bernapsu mengalahkan dirinya.
Tidak kecewa Ong Tin memakai gelaran Toa-to (si golok
besar), karena memang ia sangat pandai memainkan golok
besarnya. ditambah dengan tenaganya yang luar biasa, si nona
terdesak dan merasakan tekanan berat dari rangsakan si Golok
Besar. "Hahaha...!" Toa-to Ong Tin ketawa melihat si nona
terdesak. "Anak manis, lebih baik kau jangan buang tenaga
percuma. Turut saja Ong-toaya bersenang-senang diatas
ranjang ada lebih baik..."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ "Tutup mulut kotormu binatang!" potong Kang Sian Hoa
gemas, berbareng ia gunakan ginkangnya untuk membebaskan
diri dari kurungan golok Toa-to Ong Tin.
Si nona rada jerih juga nampak si Golok Besar ada sangat
tangkas dan hebat sekali menggunakan golok besarnya. Ia
mandi keringat juga, khawatir dirinya dirobohkan dan dihina
oleh si Golok Besar. Tiba tiba ia ingat akan ajaran gurunya
tentang Kim-liong-kiam-hoat atau 'Ilmu pedang naga emas',
yang hanya mempunyai tiga jurus. Kim-liong-kiam-hoat baru
digunakan manakala kalau sedang ketater oleh lawan dan tidak
ada jalan lain untuk mengatasi kepandaian musuh, demikian
ada pesan The San San, gurunya Kang Sian Hoa. Ilmu pedang
tiga jurus itu bukannya milik Khong-tong-pay, tapi ciptaannya
The San San sendiri. Ilmu pedang itu diturunkan kepada Kang
Sian Hoa, karena si nona dipandang sebagai murid yang
berbakat dan jujur, jadi tidak sembarangan ilmu pedang itu
diturunkan kepada murid-muridnya The San San.
Bab 57 SAMPAI sebegitu jauh, Kang Sian Hoa belum pernah
menggunakan Kim-liong-kiam-hoat, karena belum menemukan
tandingan yang alot. Sekarang ia ketemu si Golok Basar yang
hebat ilmu goloknya dan tak dapat diatasi oleh ilmu pedang
biasa, maka Kang Sian Hoa terpaksa mengeluarkan ilmu
pedang simpanannya itu. Sambil ketawa haha hahe, Toa-to Ong Tin menggunakan
jurus 'Peng ouw-heng-coan' atau 'Ditengah telaga melintang
perahu", Golok besarnya nyelonong kepada si gadis, cepat
bukan main. Toa-to Ong Tin menduga Kang Sian Hoa akan
menangkis dengan pedangnya, karena sudah tidak ada jalan
untuk berkelit. Tapi diluar dugaan, si gadis bukannya
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ menangkis, hanya menempel dengan pedangnya meminjam
tenaga raksasa dari lawan. Untuk beberapa saat, kedua senjata
melekat satu dengan lain.
Toa-to Ong Tin heran goloknya dapat dihentikan begitu saja,
ia kerahkan lweekangnya, namun golok masih tetap tak dapat
membebaskan diri dan tempelan pedang si nona, yang
bobotnya enteng. Ia tidak menduga, bahwa si nona telah
menggunakan ilmu pedang Naga Emas telah meminjam tenaga
raksasa guna menahan goloknya yang berat.
Kang Sian Hoa yang untuk pertama kalinya menggunakan
ilmu pedang Naga Emas, merasa sangat kagum akan kelihayan
ilmu pedang tiga jurus itu. Tengah Toa-to Ong Tin repot
menarik goloknya pulang dari tempelan pedang si nona,
sekonyong-konyong pedang si nona bergerak seperti ular naga
berkelebatan didepan mukanya, hingga pandangan si Golok
Besar dirasakan kabur. Dengan gugup, ia hindarkan serangan pedang si nona yang
mengarah tengorokannya, Kang Sian Hoa merangsek dan tidak
mengasih kesempatan lawan memperbaiki posisinya. Toato
Ong Tin menjadi bingung, ia coba hindarkan serangan si nona
dengan bertindak mundur, namun Kang Sian Hoa sangat gesit,
dengan satu tabasan menyilang, si gadis telah berhasil
membuat kepalanya Toa-to Ong Tin menggelinding dari
lehernya. Tubuh Toa-to Ong Tin yang telan kehilangan kepalanya,
otomatis telah roboh dilantai dengan tangannya masih
mencekal golok besarnya. Sungguh lihay Kim Liong Kiam-hoat dari The San San. Kang
Sian Hoat telah menggunakan jurus kedua dari ilmu pedang
Naga Emas ajaran gurunya itu, yang dinamai 'Sun-cui cui ciu',
atau "Mengejar perahu menurut arus". Puas hatinya Kang Sian
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Hoa telah menuntut balas akan kematian tunangannya, Liu
Thiam Hong dan saudara misannya Kang Lian Seng. Ia tinggal
menyatroni Lie In Cong dan anaknya yang telah membinasakan
paman, bibi dan keponakannya Kang Kim Kim yang jenaka.
Tiga malam kemudian, dengan menggunakan kepandaiannya
yang tinggi, Kang Sian Hoa telah menyatroni rumahnya Lie In
Cong. Ada beberapa barang kuno Kang Sian Hoa lihat dalam
rumah hartawan Lie itu, yang ia kenali adaiah miliknya Kang
Kiam Hoa, pamannya, yang telah dirampok habis-habisan,
maka si nona menduga bahwa perampokan itu benar dilakukan
oleh Lie Kim Ciang dan Toa-to Ong Tin. Makin panas hatinya si
nona. Dengan cara kebetulan sekali Kang Sian Hoa telah
mendapatkan ayah dan anak jahat itu sedang berunding dalam
kamar tulisnya Lie In Cong.
Kang Sian Hoa tidak buru-buru membereskan pekerjaannya,
ia mencuri dengar dahulu apa yang dipercakapkan oleh dua
orang jahat itu. "Anak Ciang, kau ajak si buntung itu tinggal dalam rumah
kita, apakah tidak membahayakan pada kita nanti?"
"Ia adaiah Tan Ciang dan Tan Kim Liong, ayah.
Kepandaiannya sangat tinggi. Sampai sebegitu jauh, aku sudah
dapat membohongi dirinya bahwa Kang Kiam Hoa, isteri dan
cucunya sedang dicari oleh orang-oiang kita. Aku ajak ia tinggal
disini, untuk mengalihkan kecurigaannya terhadap kita.
Disamping sebagai pembantu kita untuk mengusir musuh kita
yang telah membunuh Ong Tin. Khong-tong Lie hiap tidak bisa
salah lagi, tentu itu perempuan liar yang mau dikawini oleh si
Thiam Hong. Ia sangat lihay, kalau tidak, tentu Toa-to Ong Tin
tidak terjungkal ditangannya"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ "Ya, kau omong seenaknya saja. Apakah si tangan buntung
itu nanti tidak tahu semuanya urusan kita" Kau jangan terlalu
meremehkannya, sebab aku lihat in sangat cerdik. Kalau nanti
ia tahu semua bencana yang menimpa keluarga Kang dari kita
sumbernya, kau ajak ia kemari bukannya jadi pembantu, tapi
sebaliknja jadi algojo untuk keluarga kita. Kau harus
memperhatikan ini, anak Ciang!"
Lie Kim Ciang tidak menyahut, ia seperti yang sedang
berpikir atas perkataan sang ayah. Sesaat kemudian terdengar
ia berkata: "Habis, sekarang bagaimana?"
"Aku tidak senang ia ada dirumah kita, sebab lambat laun ia
mesti dapat cium kejahatan kita. Kalau ia tahu, Kang Kiam Hoa,
istri dan cucunya mati ditangan kita, pasti ia tidak akan
memberi ampun kepada kita, kau tahu?"
"Aku tadinya pikir, kalau urusan budak liar itu sudah selesai
dan dibereskan olehnya, pelan pelan, aku akan mencari jalan
untuk pindahkan jiwanya juga menyusul Kang Kiam Hoa."
"Hahaha" terdengar Lie In Cong ketawa. "Kau mimpi terlalu
enak untuk memindahkan jiwanya, anak Ciang. Kita andaikan
saja, ini kita andaikan ya, ialah kalau umpamanya wanita liar itu
dapat bertemu muka dengannya dan membongkar rahasia kita,
apakah jiwa kita bisa tinggal selamat?"
"Ya, itu memang berbahaya, ayah!"
Demikian dengan tenang Kang Sinn Hoa telah
mendengarkan percakapan ayah dan anak jahat itu untuk
mendapatknn jalan meloloskan diri daei bencana kematian.
Kang Sian Hoa mengintip kedalam dari renggangan jendela,
ia kaget, sebab orang tua yang menjadi ayahnya Kim Ciang itu
mukanya seperti muka monyet. Tidak salah lagi orang tua itu
adalah orang yang bertengkar dengan Thiam Hong waktu


Kitab Mudjidjad Lanjutan Bocah Sakti Karya Wang Yu di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ siangnya dan malamnya jiwa Thiam Hong telah dikirim kedunia
baka. Meluap amarahnya si gadis, tapi ia masih dapat menekan
supaya jangan terburu napsu. Sebab dengan terburu napsu,
urusannya malam itu akan gagal. Paling-paling juga ia hanya
dapat membunuh salah satu orang jahat itu, tidak dua-duanya,
manakala ia terburu napsu dalam usahanya.
Dengan menggunakan ilmu meringankan tubuhnya yang
sempurna, Kang Sian Hoa diam-diam dapat menyelinap masuk
kedalam kamar yang cukup besar itu. Kedua orang itu tidak
memperhatikan ada orang masuk, karena mereka sedang
asyiknya bicara. "Sekarang, sudah terlanjur ia masuk dalam rumah kita, maka
kau atur saja perangkap untuk memindahkan jiwanya juga
kelain dunia" Kang Sian Hoa kembali mendengar si orang tua
berwajah monyet itu bicara seenaknya saja.
"Aku akan memperhatikan pesan ayah," sahut Kim Ciang.
Berbareng, dengan tiba-tiba Lie In Cong telah membungkam,
hingga Kim Ciang menjadi heran sang ayah diajak bicara, diam
saja. Itulah Kang Sian Hoa yang telah menjentilkan sebutir senjata
rahasianya Thie-tian-cu (biji teratai besi) dengan tepat sekali
mengenai jalan darah dipundaknya Lie In Cong, hingga si orang
tua jahat tak bergerak duduk dikursinya.
Baru saja Kim Ciang bangkit hendak menggoyang-goyangkan
tangannya sang ayah, tiba-tiba ia kaget mendengar suara
ketawa empuk, kapan ia menoleh, tidak jauh darinya, ada
berdiri seorang perempuan dengan pedang dipunggungnya
tengah ketawa geli. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ "Manusia jahat!" bentak: si nona, bukan lain Kang Sian Hoa
adanya. "Syukur Thian sudah mengutus aku siang-siang
kemari, kalau tidak, entah berapa banyak dosa lagi kau akan
lakukan" Aku Kang Sian Hoa, keponakan dari Kang Kiam Hoa,
datang hendak menagih jiwa kepadamu!"
Kaget bukan main Kim Ciang saat itu, kalau ada lobang
untuk menghilang, mungkin ia sudah menghilang saking
takutnya menghadapi si gadis. Ia tahu kepandaiannya si nona
ada sangat tinggi, maka harapan untuk meloloskan diri
sangatlah tipis. Tapi dasar oang licik, ia unjuk wajah yang tidak keder
sedikitpun. Ia berkata: "Nona Kang, kau datang untuk
menuntut balas Kang Kiam Hoa memangnya Kang Kiam Hoa
mati ditangan keluarga Lie?"
Sebal Kang Sian Hoa mendengar perkataan Kim Ciang.
Sudah terang ia mendengar dengan telinga sendiri perihal
kejahatan, sekarang masih mau diputar duduknya urusan. Ia
membentak: "Manusia jahat" Jangan banyak putar perkara.
Aku barusan sudah mendengarkan habis apa yang kalian anak
dan ayah bicarakan!"
Mencelos juga hatinya Kim Ciang. Tadinya ia hendak
menyangkal, tidak tahunya pembicaraannya barusan sudah
diketahui semuanya oleh si nona. Namun, ia tidak mau unjuk
kelemahan, sambil keluarkan dengusan dihidung, ia berkata:
"Nona Kang, kalau kau sudah tahu, pasti kau juga dapat
memikirkan kekejaman kita terhadap lawannya. Maka, aku
minta kau tidak mencampuri urusannya Kang Kiam Hoa. Kalau
kau tidak mau celaka oleh karenanya"
"He he he... " si nona ketawa. "Kematian sudah didepan
mata, masih mau buka mulut besar lagi, apa gunanya?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ "Kau jadi benar-benar mau berurusan dengan kami, keluarga
Lie?" "Aku datang memang hendak berurusan dengan keluarga
Lie, aku datang hendak minta dua kepala ayah dan anak. Maka,
sebelum aku turun tangan lebih baik kau gorok leher sendiri
mungkin ada lebih baik untukmu. Lekas!"
"Hm! Memangnya aku Lie Kim Ciang bisa dimainkan oleh
orang-orang?" mengejek Lie Kim Ciang.
Kang Sian Hoa sudah tidak sabaran, ia sebal melihat
lagaknya si pemuda jahat, ia lolos pedangnya dan menyerang
Kim Ciang. Yang diserang tidak tinggal diam, ia lekas menyembar
sebatang pedang yang digantung ditembok. Dengan pedang
itu, ia menangkis dan dalam kamar itu terjadilah pertempuran
antara Lie Kim Ciang dan Kang Sian Hoa.
Kim Ciang pandai bersilat dengan pedang, namun
menghadapi Khong-tong Lie hiap, terang ia kewalahan. Baru
saja pertandingan berjalan sepuluh jurus, ia sudah keteter dan
mencari jalan untuk lari. Ia menyayangkan ayahnya tertotok,
kalau tidak, tentu dapat membantu ia mengeroyok Kang Sian
Hoa. Ia lihat jalan melewati pintu tidak mungkin, adalah jalan
yang melalui jendela ada memberi harapan besar ia akan dapat
lolos dari kematian. Maka, sembari bertempur, ia mendekati
jendela. Begitu ada kesempatan ia enjot tubuhnya melesat melalui
jendela dengan ilmu 'Yan-cu cut-lim" atau 'Walet terbang keluar
dan hutan'. Ia sangat gesit melarikan diri, namun, si nona lebih
gesit lagi melontarkan senjata rahasianya, sebutir Thie-lian-cu
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ telah menyambar 'kie-kut-hiat', Hiat-to (jalan darah) pada bahu
kanannya, hingga Kim Ciang rasakan kesemutan dibagian itu.
la turun di luar kamar seperti dibanting, karena badannya
lumpuh kena ditotok biji teratai besi si nona.
"Mau lari" Hi hi...!" si nona mengejek, ketika ia menyusul
melewati jendela dan dapatkan si penjahat tidak dapat
melarikan diri. Lie Kim Ciang putus asa, ia hanya tinggal menantikan
nasibnya saja. Ia tak usah menanti lama, sebab pedangnya si
nona begitu berkelebat lantas kepalanya menggelinding jatuh
dilantai. Kang Sian Hoa kemudian loncat masuk pula dalam
kamar, dimana pedangnya tidak mengasi kesempatan pada Lie
In Cong bicara, sekali berkelebat kembali kepala manusia
mengelinding jatuh dan darah hidup memyembur dari leher.
Puas hatinya si nona telah melakukan pembalasan yang
berhasil. Setelah membersihkan sebentar pedangnya, lain ia keluar
dari kamar. Baru saja ia jalan belum berapa langkah, ia telah
dihadang oleh beberapa orangnya Lie In Cong, sehingga terbit
pertempuran seru. Namun orang orang itu tidak punya guna,
seenaknya saja si nona kerjakan pedangnya dan mereka lantas
pada lari simpang siur. Dalam rumah Lie In Cong menjadi panik atas kedatangan
pembunuh. Suara rnenggerung-gerung menangisi kematian Lie
In Cong dan anaknya sangat riuh, sedang teriakan maling!
maling' dari kawanan centeng Lie In Cong terdengar ramai,
sehingsa Kim Liong yang sedang asyik membaca buku telah
menjadi kaget dan lompat keluar untuk menguber si penjahat.
Karena si penjahat ternyata adalah Kang Sian Hoa, wanita yang
Kim Liong sangka Bwee Hiang dalam rumah makan.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Demikianlah penuturan Kang Sian Hoa kepada si Tangan
tunggal Tan Kim Liong. Anak muda kita mengangguk-anggukkan kepalanya dan
menghela napas beberapa kali. Ia berduka atas kematiannya
Kang Kiam Hoa, isteri dan cucunya dan benci kepada Kim Ciang
dan ayahnya yang sangat kejam. Kalau saja tidak Kang Sian
Hoa yang memergoki perundingan jahat dari ayah dan anak itu,
pasti Kim Liong kena perangkap dan jiwanya dikirim ke dunia
baka dengan penuh penyesalan karena ia tidak berdosa.
"Sungguh heran aku," kata Kim Liong tiba tiba kepada si
nona. "Herannya kenapa, Toako" tanya Kang Sian Hoa kepingin
tahu. "Heran, dalam dunia ada orang-orang sekejam Kim Ciang
dan ayahnya. Aku tadinya mengira mereka itu adalah orang
orang dermawan, lantaran aku lihat-sendiri mereka telah
menderma beras kepada penduduk miskin, tidak tahunya itu
hanya siasat saja untuk menutup perbuatan mereka yang
sebenarnya busuk." Kang Sian Hoa ketawa mendengar perkataan Kim Liong.
"Makanya, Toako," kata si nona. "Dalam dunia Kang-ouw, kita
harus berhati-hati, jangan buru-buru menilai kebaikan orang
karena paras cakap dan tangan terbuka. Sebab kesudahannya
kita dibikin kecele oleh pandangan kita itu, seperti yang terjadi
dengan Kim Ciang." Kembali terdengar Kim Liong menghela napas. Ia manggutmanggut,
tapi matanya melirik kepada si nona yang tengah
mengawasinya. Mereka beradu pandangan, entah bagaimana keduanya
kemudian pada tundukkan kepala.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ -oo0dw0oo- Kwee In telah meneruskan perjalanannya dengan pikiran
hampa, ia menuju ke Sin-coa-tong untuk mengasingkan diri, di
sana ia dapat bertapa bersama-sama dengan si ular raksasa
yang menjadi Sucinya. Mengingat akan nasehat-nasehat Yaya-nya, Popo dan Ong
Pok, agar ia tabah menghadapi goncangan jiwanya, maka ia
kuatkan hatinya telah kehilangan tiga gadisnya, Bwee Hiang,
Eng Lian dan Leng Siong yang sangat ia cintai.
Seberapa bisa, ia coba hilangkan dari ingatannya tiga gadis
itu, namun ia tidak dapat menghapuskan bayangan tiga gadis
lincah itu dari kelopak matanya. Apabila terbayang-bayang,
bagaimana mesranya pergaulannya dengan mereka itu, Kwee
In tak dapat menyangkalnya. Semua itu telah berlalu, berlalu
untuk tidak balik kembali pikirnya.
Kwee In masih sangat muda, usianya belum masuk duapuluh
tahun, parasnya sangat cakap, sebenarnya ia masih dapat
mencari pasangan gadis yang bagaimana eloknya juga, namun
pikirannya telah gelap dan kacau dibikin patah oleh tiga
gadisnya, maka pikirannya menjadi dingin dan menganggap
gadis-gadis lainnya juga bukan menjadi jodohnya.
Satu-satunya hiburan untuknya, adalah ia hendak
mengasingkan diri bersama-sama dengan Sucinya dalam goa
ular, la akan meyakinkan lweekang dan kepandaiannya lebih
tekun pula didalam goa yang sunyi itu. It-sin-keng ia mau
apalkan lagi, sehingga isi dari Kitab Mujijat itu seperti sudah
pindah dalam otaknya. Pikirnya, selanjutnya ia tidak ingin mencampuri pula urusan
dunia Kang-ouw. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Maksudnya memang sederhana, namun guratan nasib
maunya lain, masih banyak kepusingan yang dialami oleh Kwee
In di kemudian hari. Demikian, selagi ia enak-enak jalan, tiba tiba dari semaksemak
gerombolan telah menyambar enam batang anak panah
saling susul kearahnya. Kwee In berlagak pilon, tapi begitu
anak panah itu datang dekat, ia sudah ulur tangannya dan
enam batang semuanya telah kena ditangkap olehnya,
kemudian dilemparkan begitu saja.
"Lepas lagi, lepas lagi!" Kwee In mendengar orang berseru,
menyusul enam batang pula melayang saling susul mengarah
tenggorokan pemuda kita. Kali ini Kwee In mendongkol juga, sebab begitu ia tangkap
enam batang anak panah itu, ia lontarkan kearah dari mana
datangnya senjata itu, segera terdengar jeritan saling susul dan
orang pada lari simpang siur.
"Hahaha...! Berandal buta!" Kwee In menggerendeng dan
jalan terus. Belum beberapa jauh ia bertindak, Kwee In dihadang oleh
sepuluh orang yang bersenjata golok. Satu diantaranya
berkata: "Sahabat, jalan perlahan sedikit!"
Kwee In menghentikan jalannya, dan mengawasi kepada
orang yang menegur tadi. Orang itu wajahnya jelek, banyak
tanda cacad bekas senjata tajam, rupanya seperti seorang
kawakan dalam dunia kejahatan.
"Kau mau apa menahan aku yang sedang jalan?" tanya
Kwee In. "Anak muda, kau boleh jalan terus, asal buntelanmu kau
tinggalkan!" juwabnya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Kwee In ketawa gelak-gelak, hingga membuat orang itu
mendongkol. "Kau tertawakan apa, bocah"' bentaknya,.
"Aku tertawakan kalian menghadang didepanku apa-apaan?"
Orang itu heran melihat Kwee In sedikit juga tidak
rnenunjukkan rasa takut dihadang oleh mereka yang semuanya
pada membawa golok. "Bocah, kau siapa?" tanyanya.
"Hek-bin Sin-tong" jawab Kwee In.
"Hahaha..." orang itu tertawa gelak gelak. "Kau mau
gunakan pengaruhnya Hek bin Sin-tong, mana kena didepan
aku Hek-bian Ciauw Kui! Kalau kau Hek-bian Sin-tong, paling
sedikit wajahmu tidak beda dengan wajahku yang terkenal
hitam. Hahaha..." Kwee In ketawa geli nampak orang tidak percaya, bahwa ia
adalah Hek-bin Sin-Song. Memang juga mana orang mau percaya, julukannya si Bocah
Sakti Muka Hitam, namun wujud mukanya putih cakap.
"Sekarang bagaimana?" tanya Kwee In, seperti tidak tahu
maksudnya kawanan penjahat itu.
"Tinggalkan barang-barangmu, baru kau boleh lewat dari
sini!" "Kalau begitu, aku harus tanya temanku dahulu"
"Mana temanmu?" tanya si Muka Hitam (Hek-bian) Ciauw
Kui. "Ada, ini dianya...!" sahut Kwee In bergurau seraya kasi
unjuk sepasang tinjunya. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/


Kitab Mudjidjad Lanjutan Bocah Sakti Karya Wang Yu di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

http://ebook-dewikz.com/ "Bocah celaka, kau berani main gila didepan Hek bian Ciauw
Kui?" bentak si Maka Hitam marah, berbareng, ia perintah
orang-orangnya mengurung Kwee In.
"Kau hanya sepuluh orang, mana enak kita main petak?"
menghina Kwee In. Hek-bian Ciauw Kui melengak. Ia tidak menduga si bocah
demikian temberang. "Tangkap lekas!" ia memberi komando.
Segera orang-orangnya telah menyerbu pada Kwee In,
namun dengan tertawa halus hehehe si bocah dengan lincah
telah mololoskan diri dari sergapan mereka.
Hek-bian Ciauw Kui heran sembilan orangnya tidak bisa apaapa
terhadap bocah. "Keluarkan senjata, tebas mampus saja" ia memberi
komando. Serentak saja orang-orang itu pada meloloskan goloknya dan
mengepung Kwee In dengan wajah beringas menakuti.
Sebenarnya lebih baik Ciauw Kui jangan memberi komando
orang mencabut senjata, sebab oleh karenanya Kwee In jadi
mendongkol. Dengan satu kebasan lengan baju, lima orang
diantaranya telah terpelanting kehilangan imbangan, goloknya
pada terpental dari cekalannya. Melihat itu, yang lainnya
menjadi jeri. Hek-bian Ciauw Kui sendiri berdiri bengong. Ia tidak
menduga Kwee In mempunyai kepandaian demikian tinggi.
Sebelum ia bergerak, tiba-tiba Kwee In lompat dan mencekal
tangannya. Ia rasakan njer-njeran seperti terkena stroom listrik
tangannya yang dicekal itu. Saking tidak tahan, ia berkaok-kaok
minta ampun "Ampun Siauw-hiap, ampun..." keluhnya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Melihat pemimpinnya dikuasai lawan, orang-orangnya Ciauw
Kui hanya menonton saja, tidak berani turun tangan. Mereka
jeri melihat kepandaiannya Kwee In yang hebat.
Tapi tidak urung diantaranya ada yang lapor ke markasnya
tentang kejadian tersebut.
"Sudah berapa lama kau berkeliaran dengan konco-koncomu
membuat susah orang lewat?" tanya Kwee In.
"Belum lama, baru saja empat bulan.... ampun Siauw-hiap!"
jawab Ciauw Kui. "Apakah kau yang menjadi kepalanya?" tanya Kwee In lagi.
"Bukan, aku hanya pemimpin nomor tiga, masih ada Toako
dan Jiko-ku." "Bagus, antar aku kesana!" kata Kwee In seraya menyeret
Ciauw Kui. Namun, belum mereka bertindak, terdengar suara ketawa
yang disusul dengan kata-kata: "Orang muda, benar-benarkah
telah makan nyalinya harimau". Berani membentur Houw-nia
Sam-kui. Lekas kau lepaskan cekalanmu pada Samte, mungkin
Kami masih dapat memberi ampun atas kelakuanmu!"
Kwee In menoleh kearah orang yang sedang bicara, ia lihat
orang yaug berbicara itu potongannya gagah dan keren.
Suaranya juga mengandung lweekang lumayan, entah siapa
orang yang baru datang itu" Tapi, Kwee In tak usah menanya
lagi, sebab Ciauw Kui melihat saudaranya datang hendak
menolong ia, sudah lantas berteriak. "Jiko, tolong!"
Ia itu ternyata adalah Jiko (kakak kedua) dari Houw-nia
Sam-kui (Tiga Setan dari bukit harimau) yang bernama Gouw
In bergelar Houw-jiauw (si Cakar Macan). Ia pandai
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ menggunakan Houw-jiauw kang (tenaga mencakar harimau)
dan sangat telengas kalau sedang mengerjai musuhnya.
"Aku kira siapa, tidak tahunya hanya Jiko saja yang datang,"
menyindir Kwee in. "Mana Toakonya" Lekas panggil sekalian,
supaya aku dapat membereskan sekaligus!"
Perkataan Kwee In tentu saja tidak bisa diterima oleh
telinganya si Cakar Harimau Gouw In, maka setelah
membentak, ia menerjang kepada Kwee In yang masih
menguasai Ciauw Kui. Ia berkelit dengan masih mencekal
tangan si Muka Hitam. Biasanya, sekali menyerang dengan cengkeraman mecannya,
Gouw In bikin musuhnya tidak berdaya. Dengan kepandaiannya
itu, ia dapat meremas hancur dada lawannya. Tapi, kali ini ia
ketemu Kwee In, benar-benar ketemu batunya, karena
cengkeramannya gagal. Ia penasaran dan menyerang lagi. Kali ini, ia menyerang
terburu napsu hingga Kwee In dapat kesempatan untuk
menendang selangkanganya hingga terpental dan jatuh tidak
bangun lagi. Ia pingsan, karena kebetulan, alat vitalnya yang
kena ditendang. Putus harapan Ciauw Kui melihat dengan dua gebrakan saja,
Jikonya dibikin tidak berdaya oleh Kwee In.
"Bocah liar, kau jangan ketawa dulu!" tiba tiba orang
berkata. Ketika Kwee In ketawakan Gouw In yang ditendang mental
dan tidak bangun pula. Kwee In mengawasi orang yang berkata barusan. Ia ternyata
adaiah orang yang berperawakan kurus tinggi, usianya dikira
limapuluh-an. Matanya melesak kedalam bersorot tajam sekali,
menandakan lweekangnya cukup tinggi.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ "Siapa kau?" tanya Kwee In.
"Aku Tok-kui Cia Sam, Toako dari Houw-nia Sam-kui,"
sahutnya. "Bagus kau sudah datang," kata Kwee In teuang-tenang
saja. "Bagus kau belum keburu lari!" menyindir Cia Sam.
Kwee In ketawa mendengar perkataan orang. Ia lantas
berkata: "Untuk menandingi kau, kenapa aku harus tinggal lari"
Memangnya kau ada punya kepala dua dan delapan tangan?"
"Hahaha...!" Tidak nyana ada bocah yang bernyali begini
besar!" Cia Sam mendengus.
Kwee In lihat orang itu seperti memandang rendah dirinya,
maka ia berkata pula: "Macam kau, biarpun ada sepuluh lagi,
juga tidak nanti aku tinggal lari!"
Cia Sam melengak. Ia gusar, lalu membentak, "Bocah kurang
ajar, akan kukasi hajaran untuk perkataanmu yang jumawa!"
Menyusul perkataannya, ia menyerang dengan jurus 'Elang
lapar menyambar kelinci"
-oo0dw0oo- JILID 20 Bab 58 KWEE IN melepaskan Ciauw Kui setelah ditotok. hingga
orang tidak bisa kabur. Kemudian ia kelit serangan Cia Sam
yang berbahaya. Dugaannya benar juga, Cia Sam satu lawan yang tidak boleh
dipandang enteng. Lwekangnya cukup berarti. ternyata dari
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ serangan-serangannya yang mengandung angin keras, sampai
menderu. Kwee In senang mendapat lawan yang lumayan juga
kepandaiannya untuk melemaskan urat.
Ia tidak gunakan ginkangnya, hanya berikan perlawanan
biasa saja menangkis dan balas menyerang. Cia Sam heran
pemuda lawannya sangat gesit dan lwekangnya sangat tinggi.
Menurut biasanya, lawan yang menghadapi ia, belum sepuluh
jurus sudah harus menyerah kalah dengan napas empas-empis.
Namun, Kwee In sekarang kelihatan tangkas benar dan belum
kelihatan merasa letih atas tekanan serangannya.
Malah lambat laun ia sendiri yang kecapean. Kwee In
menggunakan limabelas jurus untuk mengetahui kepandaian
lawan, setelah tu, dengan seenaknya saja ia mempermainkan
lawan dan akhirnya kena dijatuhkan dengan mudah saja. Cia
Sam roboh mendeprok bukannya kena pukulan Kwee In hanya
ia kecapean diajak berputar-putar oleh si bocah sehingga
kepalanya pusing keleyangan.
Dalam keadaan tidak berdaya, si Setan Berayun masih
sempat mengobral jarum mutnya kearah Kwee In, untung si
bocah sudah siap akan kemungkinan itu. Dengan kebaskan
lengan bajunya, semua jarum nempel pada lengan bajunya.
"Hahaha.....! Kau main gala denganku" Makanlah sendiri
perbuatanmu !" bentak Kwee In seraya mengebaskan puluhan
jarum yang nempel pada lengan bajunya.
Cia Sam menjerit, Senjata makan tuan. Cia Sam, telah
mampus oleh jarum mautnya sendiri. yang barusan dilontarkan
kepada Kwee In. Mungkin Cia Sam masih bisa hidup kalau ia tidak lontarkan
jarum mautnya. Kwee In memang paling marah kalau orang
membokong dengan menggunakan senjata rahasia, maka ia
sudah kirim balik jarum mautnya Cia Sam kepada pemiliknya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Disitu tinggal tiga orang, Kwee In, Gouw In dan Ciau Kui,
yang lainnya sudah lari ketakutan pada jago kita.
Gouw In tampak sedang merangkak-rangkak, mau bangun
susah sekali, karena selangkangannya yang barusan ketendang
sangat uyeri rasanya. Kwee In menotok bebas pada Ciau Kui,
dia berkata, "Mari antarkan aku ke markas kalian!"
Ciau Kui ragu-ragu kelihatannya, entah ada rahasia apa
dalam markasnya" Kwee In melihat itu, lantas membentak "Kau tidak menurut,
tahu sendiri !" Berbareng, ia pegang tangan orang dan dipijitnya pelan,
namun cukup membuat si setan nomor tiga dari Houw-nia Samkui
jejeritan kesakitan dan minta ampun.
Terpaksa Ciauw Kui mengantarkan Kwee In ke markasnya.
Markas gerombolan penjahat itu hanya berapa satu kuil
bobrok, dimana telah dijaga oleh banyak orang. Mereka melihat
kedatangan pemimpin ketiganya dibawah pengaruh Kwee In,
mereka tidak berani banyak lagak, karena sudah mendapat
laporan dari kawan-kawannya, bahwa anak muda itu tidak
boleh dipandang enteng. Kwee In masuk kedalam kuil dengan tidak mendapat
halangan apa-apa. Didalani, keadaan sepi-sepi saja, hingga Kwee In heran dan
menanya pada Ciauw Kui: "Di dalam sini keadaannya sepi-sepi saja, apakah kau tidak
memasang perangkap" Ciauw Kui geIeng kepala. "Kalau tidak, kenapa keadaan sepi- sepi saja?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ "Itu lantaran kami semua keluar, maka dalam markas sepisepi
saja." Kwee In tidak percaya akan keterangan Ciauw Kui, maka ia
menotok si pemimpin nomor tiga itu. serta katanya akan diamdiam
saja dulu disini. aku akan bikin pemeriksaan. Kalau
kedapatan ada dipasang perangkap untukku, kau tahu sendiri
hukumanmu!" Setelah berkata, Kwee In lantas melakukan pemeriksaan
kesebelah dalam. Namun, keadaan masih tetap sunyi. Kwee In
heran, ia masih terus melakukan pemeriksaan dan memasang
kupingnya. Ketika ia hendak melewati sebuah kamar, ia
mendengar ada orang berkata: "Nyonya, kau masih begini
cantik, pantas Toa-tauw-nia tergila-gila. Sayang aku tidak
punya kepandaian untuk menolong kau, ketika kau dibawa
masuk kedalam kamar ini. Syukur, kau masih belum diganggu,
karena Toatauwnia ada urusan untuk menangkap orang jahat.
Entahlah, kalau sebentar ia sudah batik kembali, rasanya
kehormatanmu sukar dipertahankan. Keadaanmu begini
menggairahkan, ma'af nyonya, kalau aku berlaku kurang ajar..
Terdengar suara menciut-ciut, seperti orang itu sedang
menciumi si nyonya dengan sangat bernapsu. Kwee In tidak
tahu siapa yang ada didalam, ia lalu membuka pintu dengan
pelan. Orang yang sedang bernapsu menciumi si nyonya, tidak
sadar ada orang yang sedang menonton perbuatannya yang
rakus. Kwee In lihat nyonya yang dijadikan korbannya itu tidak
berkutik, rupanya kena ditotok, keadaannya tidak selembar
benangpun menutupi tubuhnya. Jago muda kita jadi ingat akan
keadaan Kim Po-po yang telanjang bulat ketika hendak
diperkosa oleh si kakek Sim Liang. Keadaan si nyonya cantik
sekarang persis seperti Popo tempo hari Kwee In pergoki.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Melihat tangannya orang itu binal meraba kesana-sini diatas
tubuhnya si korban, Kwee Ia menjadi kasihan, maka ia lantas
berdehem. Orang itu kaget, sampai lompat berdiri dan cepat
membetulkan pakaiannya yang bawah, yang barusan hendak
dilucuti.. "Manusia dari mana berani usilan, sedang Toaya bersenang
senang?" bentak orang itu bengis scraya mengawasi kepada
anak muda kita yang ketawa kearahnya.
Orang itu melihat Kwee In adalah satu anak muda yang tidak
ada apa-apanya yang ditakuti, hatinya jadi besar dan
membentak lagi: "Bocah usilan lekas kau keluar! Kalau berani
membangkang, jangan sesalkan tuan besarmu akan menghajar
kau mampus!" Kwee In tidak menyahut, hanya ia maju setindak, Entah
bagaimana ia bergerak, tahu tahu orang itu sudah berdiri
bagaikan patung kena ditotok oleh Kwee In.
Kwee In melihat kearah ranjang dan beradu pandangan
dengan si nyonya cantik, hatinya berdehar dan kaget, sebab ia
kenal itu adalah nyonya Yap, nyonya Chungcu dari Coa-ke-cun.
la heran, kanapa si nyonya bisa berada dalam markasnya
kawanan penjahat dalam keadaan telanjang bulat demikian"
Ia tidak memikir lama, sebab ia lantas mengebaskan lengan
bajunya kearah si nyonya.
Angin dingin menghembus dengan tiba-tiba melanggar buah
dadanya si nyonya meresap masuk kedalam tubuhnya
membuka totokan, kontan si nyonya sudah dapat bangkit dan
lantas mengenakan pakaiannya yang berserakan diatas
ranjang. "Terima kasih Kwee Sianw-hiap," kata si nyonya seraya
manggut, wajahnya merah jengah.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/

Kitab Mudjidjad Lanjutan Bocah Sakti Karya Wang Yu di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Lalu ia menghampiri orang tadi yang mempermainkan
tubuhya, ia menampar pipi orang itu demikian keras, hingga
beberapa giginya copot. Tidak puas dengan begitu saja, ia
sambar sebatang golok yang terletak tidak jauh dari situ.
dengan senjata itu ia tebas kuntung kepala orang yang hendak
mencemarkannya tadi. Kwee kesima melihat si nyonya demikian cepat bekerja
membereskan jiwa orang. "Hujin, dimana adanya Yap-chung cu?" tanya Kwee In,
ketika si nyonya sudah reda amarahnya dan sedang
membareskan rambutnya yang kusut.
"Aii, Knee Sianwhiap, untung kau keburu datang, kalau
terlambat sedikit celakalah aku dinodai oleh si bangsat
keparat"..!" berkata si nyonya dengan sikap geregeran dan
wajah yang ayu cantik kemerah-merahan, rupanya jengah juga
tubuhnya yang telanjang tadi diawasi oleh si anak muda,
"Hujin, sebaiknya kita menolong Yap-chungcu, dimana ia
sekarang?" sahut Kwee In.
"Oo, ya, kenapa aku jadi tolol" Mari ikut aku Siauwhiap.
Kawanan penjahat banyak anak buahnya yang pandai silat,
mungkin pekerjaan kita akan dirintangi."
"Hujin tak usah hawatir, sebab semuanya sudah aku bikin
tidak berdaya." "Heh ! Apa iya" Sejak kapan Siauw hiap sudah datang
kemari?" "Aku sudah membunuh Toa tauwnia, menendang pinggang
Ji-tauwnia dan membikin tidak berkutik. Sam tauwnia, sudah
cukup untuk membuat seantero gerombolan penjahat itu ciut
nyalinya. Kau jangan khawatir mendapat rintangan dari
mereka." TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Si nyonya hentikan langkahnya, dan menatap wajah si anak
muda yang cakap, "Siauw-hiap, apakah kau omong, benar'?" tanyanya kurang
percaya. "Untuk apa aku mendustai Hujin?"
Si nyonya ketawa manis sambil melirik genit.
Kwee In tertegun melihat lirikan genit si nyonya cantik,
hingga si nyonya ketawa manis, katanya: "Siauw-hiap, kau
jangan marah, aku percaya penuh kau telah membikin kawanan
jahat itu tidak berdaya.,"
Kwee In tidak menyahut, ia hanya ketawa nyengir.
Nyonya Yap mulai melangkah pula, mereka akhirnya sampai
diruangan belakang, dimana kedapatan Yap Su Kim telah diikat
jadi satu dengan tiang. Keadaannya babak helur, rupanya ia
telah dihajar oleh orang-orang jahat.
Nyonya Yap menubruk suaminya yang setengah pingsan,
katanya: "Toanlong, kau sangat menderita tentunya.......... Oh,
kasihan".." Sembari berkata, si nyonya membukai ikatan suaminya dan
menyeka wajahnya yang berlumuran darah. Keadaan Yanchungcu
benar-benar payah, Sebab ketika ia dibebaskan dari
ikatan, jalannya sempoyongan dan perlu dibimbing oleh
isterinya. Pandangannya Yap-chungcu masih suram, maka ia tidak
memperhatikan adanya Kwee In disampingnya. Ia menanya
pada isterinya: "Niocu, bagaimana kau bisa bebas dari kawanan
penjahat kejam itu?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ "Kwee Siauw-hiap yang datang menolong," sahut. si nyonya
seraya menunjuk pada Kwee In yang berdiri tidak jauh dari
mereka. Yap-chungcu kaget, pandangannya diarahkan kepada Kwee
In. "Siauw-hiap, terima kasih," katanya. "Pertolonganmu sangat
berharga sekali, kalau tidak, kami suami isteri akan menjadi
korban kejahatan mereka. Syukur kau keburu datang
menolong. Oh, Siauw-hiap, terima kasih. . ."
Yap-chungcu berkata sambil angkat kedua tangannya
bersoja beberapa kali.: .
"Yap-chungcu, pertolonganku hanya cara kebetulan saja,
maka kau jangan buat pikiran," sahut Kwee In merendah.
"Sebaiknya, kita lekas-lekas meninggalkan tempat ini."
"Bagaimana dengan Houw-nia Sam kui?" tanya si orang she
Yap. "Toa- tauwnia sudah mampus. Ji-tauwnia luka parah kena
tendanganku. tinggal Sam-tauwnia Ciauw Kui yang sekarang
masih ada didepan. Aku telah menotok, maka ia tidak bisa
kabur. Mari kita lihat ia disana!" demikian Kwee In
menerangkan. Yap-chungcu kuatkan hatinya untuk jalan, meskipun
dibimbing oleh isterinya.
"Kalian -jalan lebih dahulu, aku hendak menyelidiki lebih jauh
dalam kuil, apakah masih ada orang yang perlu ditolong atau
tidak?" berkata Kwee In, yang segera meninggalkan Yap-cungcu
dengan isterinya tanpa menanti jawaban pula.
Yap-chungcu ketakutan ditinggalkan pergi oleh Kwee In. tapi
isterinya menghibur; "Toanlong, tak usah kau takut. Kwee
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Siauw-hiap berani meninggalkan kita, pasti ia percaya keadaan
sudah aman untuk kita. Legakanlah hatimu!"
Yap chungcu merasa tidak aman dengan tidak ada Kwee In
disampingnya maka ia berkata kepada isterinya: "Niocu, kau
pergi sana, bantu Kwee Siauwhiap supaya ia lekas balik. aku
tunggu disini?" Nyonya Yap menurut. "Hati-hatilah kau disini, kalau ada apaapa,
kau boleh menjerit dan kita lantas datang!" pesan sang
isteri, setelah membimbing suaminya diduduki diatas kursi
kemudian ia meninggalkannya.
Nyonya Yap mencari Kwee In dibeberapa ruangan, akhirnya
ia dapatkan anak muda itu sedang asyik mengintip dijendela.
Dengan berindap-indap, ia mendekati, sambil pegang tangan si
anak muda, ia menegur pula: "Siauw hiap, asyik betul kau
mengintip, ada apa terjadi dalam kamar?"
Kwee In kaget tangannya dipegang oleh si nyonya Yap.
"Hujin lihat"' kata Kwee In, seraya balas memegang tangan
si nyonya. Nyonya Yap ketawa manis dan mencuri lihat apa yang terjadi
didalam. Terbelalak matanya si nyonya muda, sesaat kemudian,
telah terjadi saling remas tangan antara si nyonya dan Kwee In,
sementara pandangan tetap diarahkan kesebelah dalam.
Apakah yang mereka saksikan" Kiranya dalam kamar itu
telah terjadi pergulatan seru diantara dua insan yang sedang
melepaskan napsu berahinya.
Kwee In yang masih hijau dalam pertandingan, rupanya
tertarik oleh pergumulan hebat itu. Ia ingat waktu bergulat
dengan Bwee Hiang. Hanya si nona yang banyak bekerja,
sedang ia tidak tahu apa-apa. Kini ia mendapat theori dari apa
Darah Dan Cinta Di Kota Medang 5 Kelelawar Hijau Lanjutan Payung Sengkala Karya S D Liong Elang Terbang Di Dataran Luas 7
^