Pencarian

Kitab Mudjidjad 13

Kitab Mudjidjad Lanjutan Bocah Sakti Karya Wang Yu Bagian 13


Sin-tong supaya menyerahkan Kitab Mujijatnya. Asal kami
sudah dapat kitab sakti itu, kami akan berlalu dengan tidak
membikin onar apa-apa..."
Kwee Cu Gie melengak mendengar perkataan Gouw Kun
Tiang. Lamhay Mo Lie kerutkan alisnya yang lentik, inilah tanda.
bahaya bagi musuh. Asal Lamhay Mo-Lie sudah mengerutkan
alisnya, ia pasti akan minta jiwa. Ini Kwee Cu Gie paling seram
melihatnya. Ia bisa mengerti akan kemarahan sang isteri,
karena Gouw Kun Tiang ngomongnya ada pagi tidak ada sore.
Tadi ia bilang tidak berani membentur gunung, sekarang
karena backing kuat, omongannya lain lagi dan minta It-sinkeng.
Yang paling panas hatinya adalah Bwee Hiang. Dengan
bengis si nona memotong kata-kata Gouw Kun Tiang yang
belum putus, katanya: "Manusia hina, sudah dikasi jalan hidup,
tidak mau terima, sekarang mau mencari jalan mati. Hmm!
dasar kematianmu sudah sampai waktu, makanya mendadak
kau balik kembali!".
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Gouw Kun Tiang ada membawa bala bantuan kuat, ialah
guru dan paman-paman guru serta teman-teman gurunya,
yang ia temukan diperjalanan ketika ia dengan kawankawannya
hendak pulang. Tadinya Gouw Kun Tiang menolak untuk berurusan lagi
dengan Kwee Cu Gie, lantaran ia sudah berjanji, tapi lantaran
gurunya membujuk dan memaksa untuk ia kembali, terpaksa
Gouw Kun Tiang menurut. Dasar nasibnya si orang she Gouw mesti mati dilembah
Tong-hong-gay, maka ia kembali lagi menemui Kwee Cu Gie.
"Budak liar!" bentak Gouw Kun Tiang pada Bwee Hiang.
"Untuk apa kau mencampuri urusanku dengan Kwee Tay-hiap?"
"Aku bukannya mencampuri urusanmu, hanya menyayangi
jiwamu kali ini tidak bisa ketolongan" sahut Bwee Hiang
lantang. "Hahaha...!" Kun Tiang tertawa geli mendengar perkataan
Bwee Hiang. Gurunya Gouw Kun Tiang, she Liong bernama Seng Hui.
Untuk daerah Siamsay boleh dikata Seng Hui tidak menemui
tandingan, tidak heran kalau ia sangat jumawa dan merasa
dirinya paling jempol ilmu silatnya".
Ia sengaja membawa banyak saudara seperguruannya
menyatroni lembah Tong hong-gay untuk mendapatkan Kitab
Mukjijat dari tangannya Kwee In.
Apa mau dikata, dengan cara kebetulan ia telah menemui
Gouw Kun Tiang, muridnya, maka ia paksa supaya sang murid
balik kemball menemui Kwee Cu Gie dan Lamhay Mo Lie, untuk
meminta Kitab Mukjijat. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ "Gouw-heng, bukankah aku sudah katakan, anakku tidak
menyimpan kitab yang kau maksudkan itu" Apa kau sudah lupa
dengan janjimu tidak akan menimbulkan urusan It Sin-keng
lagi. Tapi, kenapa kau bawa banyak kawan-kawanmu datang
buat urusan kitab Mukjijat itu?"
Gouw Kun Tiang ketawa haha hehe. "Kwee Tayhiap,
bukannya aku yang menginginkan kitab itu. Hanya guruku
menyuruh aku bicara denganmu untuk buku tersebut."
"Jadi, bagaimana sekarang?" tanya Kwee Cu Gie, masih
tetap sabar. "Kwee Tayhiap minta dari Hek bin Sin-tong kitab itu"
sahutnya nyaring. Kwee Cu Gie gelak-gelak ketawa, suatu ketawa bukan
sembarangan ketawa, tetapi ketawa yang mengandung
Lweekang yang dapat membuat anak telinga orang pecah oleh
karenanya. Tentu saja, dikecualikan untuk beberapa orang, ialah guru
dan paman-paman gurunya Gouw Kun Tiang yang mempunyai
Lweekang lumayan juga, dapat mempertahankan diri. Tapi
yang lainnya seperti Siamsay Sie Long, Lau In Thauto dan
lainnya, merasakan anak telinganya seperti pecah ketusuk oleh
suara yang melengking dari Kwee Cu Gie.
Setelah ia tertawa, lalu berkata: "Adik Ing dan anak Hiang,
mari kita usir kawanan tidak tahu malu ini!"
"Usir" Hm! Enak saja kau ngomong!" bentak Liong Seng Hui,
gurunya Gouw Kun Tiang. Lamhay Mo Lie sudah tidak sabaran. "Engko Gie, jangan
banyak omong lagi dengan mereka, hajar saja sudah!" katanya
si nyonya cantik. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ "Nona, kau galak betul, siapa namamu?" nyeletuk salah satu
pamannya Gouw Kun Tiang. "Lamhay Mo Lie...!" sahut si nyonya cantik seraya ketawa
ngikik. Suara ketawa ngikik itu bukannya bermaksud menawan
hati lawan bicaranya, hanya sebagai pertanda, Lamhay Mo Lie
sudah sangat marah. "Aku kira Lamhay Mo Lie wajahnja seperti memedi. Tapi,
aduh, kau sangat can..."
Belum sampai pada "tik" sebagai pelengkap dari perkataan
"cantik", paman guru Gouw Kun Tiang telah sambung bicaranya
dengan jeritan yang menyayatkan hati, karena dengan tidak
diketahui, Lamhay Mo Lie bergerak bagaimana, tahu-tahu
sudah berada dekat si korban dan menghajar dadanya sampai
bolong dan jantungnya dirogoh keluar.
Dalam keadaan demikian, Lamhay Mo Lie seperti kesetanan,
ia ketawa ngikik dan rambutnya mulai terurai riap-riap, hingga
menyeramkan mereka yang lihat, darah segar berlepotan
ditangannya yang putih halus.
Semua orang kaget bukan main. Hanya segebrakan saja,
Lamhay Mo Lie telah merogoh keluar jantung dari seorang
tokoh silat kenamaan. Kawan kawannya menjadi marah. Mereka melihat Lamhay
Mo Lie sangat kejam, maka dengan serentak telah menyerbu,
tapi si nyonya cantik dengan ginkang-nya yang sudah mencapai
kesempurnaan telah menghilang didepan mereka, dan tahutahu,
kembali terdengar jeritan menyayatkan hati. Kali ini Gouw
Kun Tiang yang menjadi korban jantungnya dikeluarkan oleh
Lamhay Mo Lie. Dengan saling susul terdengai jeritan, itulah tangannya
Lamhay Mo Lie yang menggedor dada lawan dan merogoh
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ keluar jantungnya. Sementara itu, Kwee Cu Gie tidak tinggal
diam, pedangnya berkelebatan. Disitu ada berkelebat pedang,
pasti akan terdengar jeritan yang menyayatkan, hebat sekali
ilmu pedangnya Kwee Cu Gie.
Sementara Bwee Hiang sedang dikeroyok Lui In Thauto,
dibantu oleh dua saudaranya Gouw Kun Tiang yang masih
hidup. Si nona biasanya tidak ngeri melihat darah
mengumpiang dan membanjir, tapi kali ini ia menyaksikan
bagaimana Lamhay Mo Lie telah kerjakan lawannya, hatinya
berdebar-debar dan ngeri sekali. Tiap korbannya roboh dengan
dada bolong dan jantungnya dirogoh keluar. Sungguh sial bagi
lawannya tidak berkutik ditangannya si Wanita Hantu dari Laut
Kidul itu. Sebenarnya tidak mudah memukul mundur lima belas orang
kuat dari rimba persilatan, apalagi mereka sudah berlaku nekad
untuk membalas kematian saudaranya. Kalau tidak datang si
burung raksasa yang dari jauh telah mengeluarkan pekikan
melengking, hingga mereka jadi keder hatinya dan berkelahi
agak ngawur. Maka dengan enak saja dibabat oleh pedangnya
Kwee Cu Gie, dibantu oleh Lamhay Mo Lie yang sekarang sudah
menggunakan kebutannya melihat lawannya semua sudah
mencabut senjatanya. Ada beberapa orang yang kewalahan melayani suami isteri
kosen itu, sudah hendak angkat kaki melarikan diri, namun
sudah kena dihajar oleh angin kebasan sayapnya si rajawali
sehingga sungsang sumbel dan jatuh pingsan, malah ada yang
mati karena kebasan sayapnya Kim-tiauw bukan main
dahsyatnya. Sementara itu, Bwee Hiang juga sudah membereskan tiga
lawannya yang roboh malang melintang, dengan leher sudah
tidak mempunyai kepala lagi.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Kecuali ada dua orang yang pingsan, kena dikebas sayapnya
si rajawali, yang lainnya berjumlah tujuhbelas orang, sudah
tidak bernyawa pula. Lamhay Mo Lie keadaannya menyeramkan. Pakaiannya
penuh darah segar, tangannya berlepotan darah, wajahnya
yang cantik kecipratan darah dan rambutnya riap-riap seperti
nenek-nenek yang barusan muncul dari dalam rimba angker.
Begitu menyeramkan kelihatannya Lamhay Mo Lie, namun
Kwee Cu Gie tidak seram. Ia mendekati isterinya dan
dipeluknya. "Adik Ing, kau kerja keras juga..." bisiknya ditelinga
si nyonya cantik. "Mari aku antarkan kau membersihkan diri
dari noda-noda darah itu"
Kwee Cu Gie berbareng membimibing isterinya mencari
selokan, untuk membersihkan noda-noda darah pada tangan,
wajah dan rambutnya Lamhay Mo Lie. Si nyonya tukar
pakaiannya yang penuh noda darah.
"Engko Gie, aku puas karena engkau tidak merintangi napsu
membunuhku!" kata Lamhay Mo Lie ketika mereka sudah
sampai ditepi selokan. "Aku lihat mereka itu bukannya orang-orang baik, maka aku
biarkan kau puaskan kedongkolanmu. Malah aku juga jadi
gemas dan membunuh beberapa diantaranya," sahut Kwee Cu
Gie. seraya bantu membersihkan noda-noda darah pada
isterinya. Lamhay Mo Lie senang hatinya sang suami demikian
memperhatikan dirinya. "Engkoh Gie, kenapa kau begitu baik padaku?" tanya si
nyonya jelita, dikala Kwee Cu Gie sedang membersihkan
wajahnya. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ "Lantaran kau adalah isteriku yang sangat kucintai, adik Ing"
sahut Kwee Cu Gie. "Seandainya aku bukan isterimu, bagaimana?" Lamhay Mo
Lie-menggodai. "Aku tetap disampingmu dan mencintaimu, adik Ing..." sahut
sang suami. "Kalau aku tidak mau, bagaimana?"
"Kau mesti mau, adik Ing."
"Sebabnya?" Sie Lan Ing alias Lamhay Mo Lie kepingin tahu.
"Sebabnya, aku adalah orang satu-satunya yang di puja
dihatimu..." "Engko Gie, kau pintar menyelami hati orang..." bisik Lauhay
Mo Lie, tangannya yang sudah bersih dari darah, diulur untuk
mencubit pipinya sang suami yang pintar bicara itu.
Kwee Cu Gie kasikan pipinya dicubit, kemudian pelan-pelan
ia menariknya dan dilain detik si nyonya cantik jatuh dalam
pelukannya. Wajahnya Lamhay Mo Lie yang sekarang sudah kembali
normal dan menggiurkan, telah dikecup pergi datang dan paling
lama bibir kwee Cu Gie melekat dibibirnya Lamhay Mo Lie yang
merasakan hangatnya penghidupan suami isteri.
Adegan yang mesra dan mempesonakan ini ternyata telah
disaksikan oleh Bwee Hiang.
Ia tidak mengira Kwee Cu Gie adalah begitu romantik, ia jadi
membayangkan kenakalannya Kwee In. Ia kewalahan kalau
Kwee In sedang angot nakalnya. Ia rasakan wajahnya panas
diciumi pergi datang oleh si bocah nakal. Oh, itulah saat-saat
yang bahagia baginya. Apakah ia akan mengalami pula saatTIRAIKASIH
WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ saat yang bahagia itu dalam pelukannya Kwee In, pemuda
pertama yang menjadi pujaan hatinya"
Baginya sekarang hanya lamunan-lamunan jauh disana, jauh
didalam lingkaran tanda tanya dan teka teki. Cemas hatinya,
bila mengingat keadaan dirinya sekarang yang sudah tidak
berharga, sudah bukan gadis lagi, malah sudah mengeram tiga
macam bibit dalam dirinya.
Untuk tidak mengganggu kesenangan orang yang sedang
mesra-mesraan, pelan-pelan Bwee Hiang bertindak pergi,
menjauhkan diri, lenyap bayangannya di jalanan yang
menikung. Kapan Kwee Cu Gie dan Lamhay Mo Lie sudah kembali
ketempat pertempuran, mereka tidak melihat Bwee Hiang,
meskipun hanya bayangannya.
"Kemana arak itu perginya?" tanya Lamhay Mo Lie kepada
suaminya. Kwee Cu Gie gelengkan kepalanya. "Mungkin ia melihat
perbuatan kita tadi, ia jadi ingat pada anak In dan diam-diam
sudah meninggalkan kita..." sahut Kwee Cu Gie menduga-duga.
Lamhay Mo Lie monyongkan mulutnya yang mungil, tidak
urung parasnya yang cantik kemerah-merahan lantaran jengah
"Sekarang, bagaimana dengan mayat-mayat ini?"' Lamhay Mo
Lie mengakhiri pembicaraan.
"Biarkan saja," sahut Kwee Cu Git. "Kalau kita harus
mengubur mayat mereka, berapa lama kita harus buang tempo
menggali kuburan yang besar?"
Lamhay Mo Lie anggukkan kepalanya.
Pelan-pelan ia menghampiri dua orang yang pingsan dan
sekarang sudah siuman, sedang merintih-rintih kesakitan.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Mereka ketakutan dihampiri Lamhay Mo Lie. Pikirnya:
"Celakalah aku sekali ini, tak akan terbebas dari hukuman
dirogoh keluar jantungku..."
"Ampun Liehiap, ampun...!" meratap dua orang itu yang
sudah ciut nyalinya. "Kalian tahu, hukuman apa kalian harus dapat atas
kunjungan kalian kemari?" tanya Lamhay Mo Lie bengis hingga
dua orang itu menggigil tubuhnya.
"Kami tahu, hukuman mati yang paling tepat karena
kecerobohan kami..." sahutnya.
"Bagus, kalau kalian sudah tahu, sekarang bagaimana"


Kitab Mudjidjad Lanjutan Bocah Sakti Karya Wang Yu di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kematian kalian apa mau dirogoh keluar jantungnya atau
ditebas pedang?" "Ampun Liehiap, kami tidak ingin mati. Di rumah masih ada
anak bini yang harus kami pelihara..." meratap satu
diantaranya. "Kalau kami harus mati disini, siapa yang nanti
akan merawat mereka?"
Lamhay Mo Lie tertegun mendengar perkataan orang itu.
Matanya melirik pada Kwee Cu Gie yang mengedipkan
matanya. "Siapa namamu dan ada hubungan apa dengan Gouw Kun
Tiang?" tanya Lamhay Mo Lie.
"Aku sendiri bernama Teng Kong Sam dan ini bernama Teng
Kong Lui, adik misanku. Aku tinggal dalam satu rumah. Kami
tidak kenal sama Gouw Kun Tiang, hanya kenal kepada
gurunya yang bernama Liong Seng Hui. Atas bujukan Seng Hui,
kami ikut kemari. Kami tadinya menolak untuk ikut-ikutan
kemari, lantaran merasa diri tidak punya kepandaian apa-apa,
akan tetapi Seng Hui membujuk, katanya kami tak usah turun
tangan, asal bantu meramaikan saja sudah cukup! Kami
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ tertarik, maka kami ikut datang kemari, sekarang jiwa kami
berada ditangan Lie-hiap, mohon kemurahan hati Liehiap,
sukalah mengampuni perbuatan kami yang salah tindak, untuk
mana kami beserta keluarga kami dirumah, sangat berterima
kasih sekali dan tidak melupakan kebaikan Liehiap..."
Perkataan Kong Sam membuat Lamhay Mo Lie terharu. maka
ia minta pikiran Kwee Cu Gie bagaimana memberi keputusan
kepada dua orang she Teng itu"
"Terserah kepada adik Ing, mau bunuh, boleh bunuh, kalau
mau mengampuni, boleh ampuni jiwanya. Mungkin mereka
tidak berdusta dengan penuturannya tadi." sahut Kwee Cu Gie
yang menyerahkan keputusan pada isterinya.
Lamhay Mo Lie senang hatinya sang suami telah
menyerahkan keputusan ditangannya.
"Orang she Teng." katanya kemudian. "Menurut pantasnya,
kalian harus ditabas batang lehernya, menyusul rohnya kawankawan
kalian yang sudah berangkat lebih dulu. Tapi, mengingat
kalian ada mempunyai banyak tanggungan dirumah, aku mau
kasi kelonggaran. Asal kalian suka bersumpah untuk tidak
memikirkan lagi It-sin-keng dan menggerembengi anakku, Hekbin
Sin-tong Kwee In." "Liehiap, kami bersedia bersumpah," kata Kong Sam cepat.
"Bagus," sahut Lamhay Mo Lie.
"Kalau kami belakang hari ikut-ikutan dalam urusan It-sinkeng
dan membuat susah pada Hek-bin Sin-tong. biarlah kami
mati dengan kepala terpisah dari leher..." Kong Sam
bersumpah. "Dan kau, bagaimana?" tanya Lamhay Mo Lie kepada Kong
Lui. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ "Sumpah sudah dikeluarkan oleh saudaraku. sudah tentu aku
setuju, biarlah kami mati dengan leher tidak berkepala kalau
belakang hari ada punya niat memilik It sin-keng. Harap Liehiap
legakan hati, kami tidak akan mengganggu urusan It-sin-keng"
Lamhay Mo Lie senang dengan sumpah yang mereka
berikan. "Nah, sekarang kalian harus bekerja untuk menguburkan
mayat teman-temanmu yang sudah tidak bernyawa..." kata
Lam-hay Mo Li. Si nyonya cantik rupanya tidak setuju dengan Kwee Cu Gityang
malas menggali kuburan untuk mereka yang sudah
kehilangan nyawanya. Ia khawatir bau busuk dari mayat-mayat
itu menimbulkan penyakit dan membuat susah pada penduduk
disekitarnya. Teng Kong Sam dan Teng Kong Lui telah menurut perintah si
wanita cantik dari Lamhay. Dengan susah payah mereka
menggali lubang besar, untuk menguburkan seluruh mayat itu.
Pekerjaannya dilakukan dengan rapi lantaran dimandori oleh
Lamhay Mo Lie dan Kwee Cu Gie.
Ketika urusan sudah beres, maka dua orang she Teng itu
pamitan pada Kwee Cu Gie dan isteri, yang memerintahkan
berlalu oleh mereka dengan bebas.
Teng Kong Sam dan Kong Lui sangat girang jiwanya telah
dibebaskan. Kapan mereka sudah berlalu, Lamhay Mo Lie berkata pada
suaminya: "Engko Gie, urusan It-sin-keng benar-benar telah
membuat anak In berabe. Benar seperti Kim Wan Toako tempo
hari katakan kepada kita. Eng Lian harus turut sama kita, kalau
tidak, ia bisa runyam disatroni tiap sebentar oleh kawanan
jahat yang mengingini It-sin-keng."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ "Memang urusan akan berlarut-larut," sahut Kwee Cu Gie.
"Kalau anak In memang betul memiliki Kitab Mukjijat itu,
mudah saja urusan diselesaikan dengan memberikan kitab itu
kepada Siauw-lim-sie, yang menjadi pemiliknya yang sah. Ini
justeru anak In tidak memiliki kitab itu, cara bagaimana
dikembalikan kepada Siauw-lim-sie?"
"Apa tidak lebih baik suruh anak In ambil saja kitab itu dari
dalam goa dan diserahkan kepada Siauw-lim-sie?" Lamhay Mo
Lie menyatakan pikirannya.
"Mana boleh," sahut sang suami "Belum tentu anak In juga
mau. Sebab, kitab itu miliknya Kong In Sianjin, hanya yang
berjodoh saja dapat meyakinkannya, manakala sudah hapal
dikepala, kitab itu harus dikembalikan ke tempatnya lagi."
Lamhay Mo Lie putus akal. "Sayang anak In tidak ada disini.
Kalau tidak, dapat ia kita ajak berdamai."
"Coba saja kita selidiki, siapa tahu, dalam perjalanan kita
dapat berjumpa dengannya. Aku percaya, dalam putus asa
menghadapi kehancuran asmara, anak In akan datang ke Coakok,
meminta advisnya kita orang tua"
Lamhay Mo Lie tersenyum, iapun mengira Kwee In akan ke
Coa-kok menemui ibu dan ayahnya untuk meminta advis dalam
urusan asmaranya yang gagal sana-sini
"Mari kita lihat anak Lian" mengajak Lamhay Mo Lie.
Kwee Cu Gie anggukkan kepalanya.
Sambil bergandengan mereka kembali ke tempatnya Eng
Lian. Sepanjang jalan keadaan sunyi senyap hanya angin
pegunungan yang meniup keras membuat cabang-cabang
pohon pada beradu dan menimbulkan suara berisik.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Kawanan kera yang biasanya ramai pada berlompatan diatas
pohon, tampak jarang kelihatan. Ada satu dua ekor yang
memunculkan diri, kemudian telah menghilang lagi dengan
tidak meninggalkan jejaknya.
"Begini sunyi..." keluh Lamhay Mo Lie.
"Sayang tidak ada Tiauw-heng, kalau ada, enak juga kita
pelesiran melayang-layang diatas lembah." kata Kwee Cu Gie.
Lamhay Mo Lie jebikan bibirnya, tapi senyumannya
mempesonakan. "Kau kenapa, adik Ing?" tanya Kwee Cu Gie.
"Aku tidak mau naik si Rajawali lagi," sahutnya.
"Kenapa" Bukankah enak kita melayang-layang diatasnya
lembah?" "Cuaca begini panas, pasti aku akan mengeluarkan banyak
keringat." "Kenapa" Apa memangnya kegerahan melayang-layang
diatasnya si Rajawali?".
"Belagak pilon lagi!" sahut sang isteri, sambil monyongkan
mulutnya yang mungil. "Memangnya kenapa, adik Ing?" Kwee Cu Gie masih belum
paham. "Kau peluki aku diatas punggungnya si Rajawali, apa tidak
mengucurkan keringat!"
Kwee Cu Gie ketawa terbahak-bahak, "Adik Ing, wajar saja
kalau suami yang mencintai isterinya memeluki nyonyanya
yang cantik..." kata Kwee Ci Gie.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ "Bukannya itu saja, bibir dan hidungmu lantas bikin aku sulit
bernapas...." kata Lamhay Mo Lie perlahan, seraya
menundukkan kepalanya. "Adik Ing." kata Kwee Cu Gie, yang mendekati isterinya dan
memegang dagunya didongaki, hingga dua pasang mata
beradu pandangan. "Apa kau tega menolak cinta yang mesra
dan hangat dari seorang suami?"
Lamhay Mo Lie bersenyum. Baru saja ia gerakkan bibirnya
hentak bicara, tiba-tiba bibirnya Kwee Cu Gie menyambar dan
menekan sehingga si Wanita Hantu dari Lamhay menjadi tidak
berkutik. Lama Lamhay Mo Lie dalam kecupan Kwee Cu Gie
"Engko Gie, lagakmu seperti baru pengantinan saja..." kata si
nyonya cantik seraya mendorong perlahan tubuhnya Kwee Cu
Gie. "Siapa suruh kau meninggalkan aku sampai tujuh belas
tahun lamanya" sahut sang suami.
Lamhay Mo Lie kaget. Ia menatap wajah Kwee Cu Gie yang
masih tetap tampan, meskipun usianya sudah mendekati
setengah abad. "Engko Gie, aku meninggalkanmu bukannya tidak
beralasan," katanya kemudian.
"Tapi, tidak seharusnya kau menjauhkan diri dariku sampai
tujuh belas tahun, dan sebaliknya kita harus bersama-sama
mencari anak kita yang diculik orang. Kau terlalu kejam, hingga
aku seperti orang gila dan dengan pikiran hampa menantikan
kau balik" "Kau tentu banyak menderita, engko Gie?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ "Terang aku menderita. Kalau aku tidak mengingat cintaku
yang besar padamu dan mengharap akan diketemukannya
kemball anak kita, siang-siang aku sudah membunuh diri..."
"Oh, sampai begitu engko Gie. Ma"afkan, aku tidak akan
meninggalkan kau pula," kata si nyonya cantik seraya
mengusap-usap pipinya Kwee Cu Gie dengan penuh rasa
kasihan. Dua pasang mata beradu pandangan, dua-duanya kemudian
tersenyum bahagia. Kembali Kwee Cu Gie merangkul isterinya dan diciumi.
"Inilah effeknya perasaan rindu dari tujuhbelas tahun, engko
Gie?" bisik Lamhay Mo Lie.
"Adik ing, apa kau tega menolaknya...?" Kwee Cu Gie balas
berbisik. Lamhay Mo Lie tidak menyahut, hanya sebagai gantinya
jawaban, ia balas memeluk erat dan mesra sekali. Napasnya
sampai kedengiran mendengus berulang-ulang sehingga
dadanya yang serba padat bergerak turun naik.
Perjalanan mereka ketempat Eng Lian saban-saban tertunda,
karena diseling oleh adegan-adegan yang menyatakan rindu
kasihnya suami isteri itu selama tujuh belas tahun terhalang.
Lamhay Mo Lie lebih muda sepuluh tahun dari Kwee Cu Gie
dan awet muda, tidak heran kalau ia masih menyala dalam soal
asmara. Yang heran, Kwee Cu Gie yang usinnya sudah
mendekati setengah abad masih menyala saja. Mungkin itu
disebabkan dorongan perasaan rindu yang tertahan selama
tujuhbelas tahun mereka berpisahan.
Bagaimanapun juga, nyatanya suami isteri itu sangat
bahagia. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Jauh dari Coa-kok. markasnya. dimana mereka sehari-hari
dibikin repot oleh pekerjaan mengatur perkumpulannya Canghoa-
pay, kini dalam perjalanan, mereka mendapat kebebasan
dan dapat memusatkan rasa rindu satu dengan lain. Maka itu,
perjalanan mereka untuk membereskan soal anaknya dirasakan
oleh mereka sangat menggembirakan sekali.
Mereka mengharap akan menjumpai Kwee In, anaknya. yang
telah gaga! mendapat salah satu dan tiga gadis yang telah
direncanakan bakal menjadi isterinya.
Sebagai ibu, Lamhay Mo Lie ingin menghibur anaknya yang
patah hati itu. Untuk kembali ketempatnya Eng Lian, tidak begitu mudah
sebagaimana diduga. Suami isteri itu telah kesasar jalan, hingga ubek-ubekan
mencari, tidak juga menemukan tempatnya Eng Liau.
"Celaka. kita bisa kemalaman ditengah hutan..." Lamhay Mo
Lie putus asa. "Jangan putus harapan, mari kita cari terus!" Kwee Cu Gie
menghibur. Selagi mereka repot mencari jalan keluar dari hutan belukar
itu, tiba-tiba mereka mendengar pekikan dari si burung
Rajawali. Girang hatinya Kwee Cu Gie. Ia sambar tangan sang isteri,
diajak ke lapangan dimana sudah menanti si burung Rajawali
tengah mendekam. "Adik Ing, kita melayang-layang pula diatas lembah", kata
Kwee Cu Gie kegirangan. Lamhay Mo Lie jebikan bibirnya yang tipis dan mungil.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Kwee Cu Gie tidak menghiraukan itu, hanya ia sambar
badannya si istleri yiang tinggi ceking dibawa melompat keatas
pinggangnya si Rajawali. Lamhay Mo Lie diam saja seperti anak kecil dalam
dekapannya Kwee Cu Gie. "Tiauw heng, kami jalan kesasar, harap kau bawa kami
ketempatnya Eng Lian..." kata Kwee Cu Gie seraya menepuknepuk
perlahan lehernya si Rajawali.
Sebentar saja, setelah mendengarkan suaranya, si burung
raksasa telah pentang sayapnya dan terbang keangkasa.
"Adik Ing, apa kau tega menolak...?" bisik Kwee Cu Gie,
seraya memeluk erat isterinya seperti ketakutan Lamhay Mo Lie
jatuh dari punggungnya Kim-tiauw.
Lamhay Mo Lie tidak menjawab, hanya napasnya mendengus
lirih dalam pelukan suaminya yang kuat dan memiliki dada yang
bidang dan kokoh sekali.

Kitab Mudjidjad Lanjutan Bocah Sakti Karya Wang Yu di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Gembira hatinya suami-isteri itu kembali dibawa melayanglayang
oleh si Rajawali. "Engko Gie, alangkah senangnya kita, manakala di Coa-kok
kita memiliki Kim-tiauw. Untuk kita pelesiran diangkasa bila kita
sedang punya tempo senggang," berkata Lamhay Mo Lie.
Wajahnya sangat cerah gembira.
"Untuk mendapat seekor burung yang mengerti seperti Kimtiauw,
tidak mudah," sahut Kwee Cu Gie. "Burung demikian
harus mendapat didikan dengan penuh kesabaran sejak
kecilnya. Ayah dan ibu tentu telah mendidik Kim-tiauw sejak
masih kecil." "Bagaimana kalau kau minta anaknya pada ayah dan ibu,
engko Gie?" TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ "Boleh saja, nanti akan kumintakan dalam perjalanan kita
kembali ke Coa-kok.".
Senang hatinya Lamhay Mo Lie mendengar jawaban
suaminya. Tidak lama kemudian, mereka sudah mendarat tidak jauh
dari rumahnya Eng Lian. Kwee Cu Gie menolong isterinya meninggalkan punggungnya
Kim-tiauw. Mereka memasuki rumahnya Eng Lian, dan memanggilmanggil
namanya si dara nakal. Namun, yang dipanggil tidak
kelihatan muncul. "Kemana anak itu?" berkata Lamhay Mo Lie waktu ia
beberapa kali memangilnya, tidak kelihatan mata hidungnya
Eng Lian. "Mungkin ia berada diluar rumah," sahut Kwee Cu Gie,
seraya bertindak keluar dan mencarinya disekitar rumah,
namun Eng Lian tidak kedapatan.
"Apa mungkin ia sudah pergi ke Coa-kok?" tanya Lamhay Mo
Lie "Masa begitu cepat?" sahut sang suami.
"Habis, kemana ia sekarang?" Lamhay Mo Lie penasaran.
"Hari Sudah menjelang sore, mari kita menginap disini saja.
Kita lihat dalam dua atau tiga hari ini, kalau Eng Lian tidak
muncul, mungkin ia sudah pergi ke Coa-kok."
Lamhay Mo Lie tidak keberatan untuk menginap dalam
rumahnya Eng Lian yang cukup resik dan lega. "Baiklah,"
katanya. "Siapa tahu, kalau anak In kembali kesini."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Kwee Cu Gie ketawa melihat isterinya merindukan
anaknya.... oo0dw0ooo BAB 51 KWEE IN... kemana perginya
Patah hatinya Kwee In menemukan kegagalan dalam
asmaranya, tiga gadisnya yang menjadi impiannya, ternyata
sudah berantakan dikerjai orang. Kemana ia harus
menghiburkan dirinya" Ke Coa-kok" Untuk apa ia melapor ke
Coa-kok yang hanya membuat duka saja ibu dan ayahnya"
Ia sudah kehilangan Eng Lian dan Leng Siong, pikirnya, ia
bakal mendapat hiburan dari enci Hiang-nya yang ia telah
ketemukan dengan cara kebetulan. Ia telah menikmati tubuh
enci Hiang-nya yang menggairahkan.
Namun, ia kecele, sebab enci Hiang-nya sudah bukan
perawan lagi. Meskipun demikian, ia masih mau menerima
Bwee Hiang, namun, si nona telah meninggalkannya seperti
enci Lian nya. Sungguh sial dirinya, demikian ia sesalkan dirinya dalam
perjalanan. Setelah ia membikin takluk Gouw Kun Tiang dan
kawan-kawannya, ia bingung kemana ia harus tujukan kakinya"
Tiba-tiba ia mendapat pikiran akan kembali ke goa ular,
dimana ia akan sembunyikan diri untuk meyakinkan
Lwekangnya lebih dalam lagi.
Ketika sedang enaknya jalan, tiba-tiba tampak cuaca
mendung seperti mau turun hujan. Kwee In celingukan mencari
tempat berteduh, jalannya pun ia cepatkan. Jauh disebelah
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ depan, ia lihat seperti ada rumah orang. Ia gunakan
ginkangnya, sebentar saja sudah sampai kesana.
Rumah itu rupanya adalah rumah pemburu beburonan
hutan. Ia datang mendekati, tangannya sudah mau mengetuk,
batal, ketika ia mendengar ada orang yang berkata disebelah
dalam: "Nama benarnya ialah Kong Kim Nio, usianya tidak
berjauhan dengan Siauw-sumoay kita. Kau lihat saja badannya
serba berisi, tidak kalah dengan Siauw sumoay kita. Nama Kim
Popo hanya nama samaran, wajahnya jelek, karena dulunya
kena hawa racun, sebenarnya ia masih cantik seperti
Siauwsumoay kita. Sungguh beruntung kita ketemu ia
dipegunungan yang sunyi ini. Lumayan juga untuk
melampiaskan kegembiraan kita jauh dari Siauw sumoay. Ha ha
ha..." "Suko, kata-katamu benar. Barusan aku pijit bukit dadanya,
masih kencang. ha ha ha..."
"Cuma saja kita kurang gembira kalau sedang main-main
melihat wajahnya yang buruk!"
"Kita toh bukan berurusan dengan wajahnya, tutupi saja
wajahnya, kita boleh gerayangi yang lainnya, bukankah itu
baik?". "Hahaha... sute, kau pintar sekait mencari akal!"
"Miri kita lucuti pakaiannya..."
"Kau jangan kasar-kasar, Sute, nanti melukai kulitnya yang
halus putih!" "Jangan khawatir, aku juga akan berhati-hati menghadapi
korban yang mulus" TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Kwee In heran Kim Popo bisa jatuh ditangan orang jahat. Ia
kenali dua orang yang bercakap cakap itu adalah dua kakek she
Sim, dua kakak seperguruan dari Tui-hun Popo.
Kwee In kepingin lihat apa yang terjadi disebelah dalam,
maka ia mengintip dari sebuah lubang yang kebetulan
menembus kedalam kamar, dimana Kim Popo dibaringkan di
atas sebuah bale-bale dalam keadaan tidak berkutik.
Sim Liang dan Sim Leng sedang repot membukai pakaiannya
Kim Popo satu persatu, hingga tubuhnya tampak terlentang
dengan tidak sehelai benang pun menutupinya.
Terdengar napasnya Kim Popo mendengus berat dikala
dadanya dibuat main oleh tangan Sim Liang dan Sim Leng
saling bergantian. "Kau buka urat bisunya supaya ia dapat bicara, tidak enak
main-main dengan korban seperti patung!" kata Sim Liang pada
adiknya. Sim Leng menurut. Kim Popo dapat bernapas lega, ia ingin menggeliat-geliat
karena rasa nikmat yang dirasakan dari sepasang buah
dadanya yang diremas-remas oleh Sim Leng.
Disamping timbul keinginan yang aneh, Kim Popo sangat
gusar atas perbuatannya Sim Leng dan Sim Liang yang sangat
kurang ajar telah merayapi seluruh tubuhnya.
"Binatang binatang yang tidak tahu malu, kau mau apakan
aku?" tegurnya. "Ah, kau diam saja. Jangan banyak cakap, tahu enak saja..."
kata Sim Leng. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ "Binatang kau pandang diriku ini macam apa" Kalian punya
Siauw-sumoay boleh sesuka kalian, tapi aku, Hmm jangan
kalian mimpi yang bukan-bukan...."
Perkataan Kim Popo terputus dan ketakutan alat vitalnya
dijamah pergi datang oleh Sim Leng, yang romannya tampak
beringas dan hendak menerkamnya.
Kim Popo sudah putus asa. Pikirnya, jadi juga ia diranjang
oleh dua manusia cabul itu. Meskipun usianya Kim Popo sudah
mendekati setengah abad, napsunya masih menyala, terbukti
dari tarikan napasnya yang memburu ketika ia merasakan
seluruh tubuhnya menjadi permainan tangan Sim Liang dan
Sim Leng yang nakal. Bergoncang hatinya Kim Popo waktu Sim Liang membuka
pakaiannya dan kemudian menindih badannya yang tidak
berkutik karena ditotok. Matanya dipejamkan dan pikirannya
melayang pada saat-saat nikmat dalam pelukan Siauw Cu Leng
yang kemudian menjadi suaminya. Kini bukan Siauw Cu Leng
yang berada diatas badannya, tapi seorang kakek yang ganas
dan kasar menerobosi pintu gerbangnya yang sudah lama
nganggur. Kim Poo napasnya mendengus berat, sekonyong-konyong
terdengar pintu ditendang terbuka, hingga Sim Liang telah
lompat dari perut Kim Popo dan buru-buru mengenakan
pakaiannya. Sim Leng yang mencegat orang yang barusan masuk dengan
menendang pintu. Kim Popo lihat yang datang adalah seorang muda yang
cakap sekali parasnya. Ia kenali itulah Kwee In, girang hatinya tiba-tiba Kwee In
muncul dan pasti akan menolongi dirinya. Disamping
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ kegirangannya itu, ia merusakkan juga kecemasan barusan
benda yang hendak mengaduk dalam pintu gerbangnya telah
ditarik pulang. Dengan begitu, hilanglah kesempatan untuk ia
rasakan kenikmatan seperti dulu dengan suaminya Siauw Cui
Leng, si Iblis Alis Buntung yang direbut oleh Ang Hoa Lobo.
Ia merasa jengah dan malu keadaannya yang telanjang bulat
dipandang oleh Kwee In, pemuda gagah yang berkali-kali telah
mempencundangi dirinya. Ingin ia menutupi tubuhnya itu,
namun ia tidak berdaya, ia tidak merdeka karena totokan Sim
Liang. Maka, hanya matanya saja yang kedap-kedip memandang
pada Kwee In. "Bocah busuk, Kau berani usilan dalam urusan orang tua?"
bentak Sim Leng. "Aku bukannya usilan, hanya mau menolong. Aku punya
popo yang bakal dijadikan korban keganasan napsu binatang
kalian" sahut Kwee In, tenang-tenang saja ia.
Ternyata Sim Leng dan Sim Liang tidak mengenali, bahwa
mereka sedang berhadapan dengan Hek bin Sin-tong, si Bocah
Sakti, lantaran Kwee In tidak hitam lagi wajahnya.
"Siapa kau, bocah bau?" bentak Sim Liang garang.
Si kakek benci pada Kwee In yang telah membatalkan
niatnya tadi naik sorga dengan korbannya yang telah menyerah
dengan mutlak. "Aku Kwee In masa kalian tidak kenali?" sahut Kwee In.
"Siapa Kwee In aku tidak kenal nama tidak terkenal itu!"
"Aku Kwee In, alias Hek-bin Sin-tong!"
"Hah! Hek-bin Sin-tong" Hahaha... bocah, kau jangan
menakut-nakuti orang tua."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Sim Leng mendengar disebutnya Hek-bin Sin-tong telah
mengamat-amati dirinya Kwee In, namun, ia tidak melihat
tanda-tanda bahwa pemuda didepannya ini adalah si Bocah
Muka Hitam, yang tempo hari dulu telah membikin mereka
ketakutan. Perawakannya pemuda yang dihadapan ia sekarang
ada lebih jangkung dari Hek-bin Sin-tong dulu.
Sim Leng tidak ingat, kalau perawakannya Kwee In bisa
berubah banyak. "Bocah celaka!" bentak Sim Leng, sebelum kakaknya berkata
lagi. "Apa kau kira kami lari kau macan-macani dengan nama
Hek-bin Sin-tong" Lebih baik kau lekas enyah dari sini, sebelum
kami turun tangan kejam!"
Kwee In ketawa terbahak bahak mendengar ancaman Sin
Leng. Sim Leng seorang yang licik, maka ia menggunakan
kesempatan ketika Kwee In bahak-bahak ketawa dengan
menyerang secara diam-diam.
"Awas!" teriak Kim Popo yang melihat dahsyatnya pukulan
Sim Leng dilancarakan kepada Kwee In yang tidak berjagajaga.
Ia mengira Kwee In tidak memperhatikan gerakannya, maka
dengan kegirangan, Sim Leng telah melancarkan serangannya.
Ia percaya Kwee In tidak keburu mengelit sekalipun sudah
mendapat peringatan dari Kim Popo.
Kenyataannya ada diluar dugaannya, kepalan Sim Leng
benar hebat datangnya, akan tetapi telah menemui sasaran
kosong, dengan seenaknya saja Kwee In berkelit.
Sim Leng cepat menarik pulang tinjunya, namun, sudah
terlambat. Lengannya sudah dicekal oleh Kwee In, dengan satu
sentakan pelan, cukup membikin Sim Leng nyelonong jatuh dan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ hidungnya berlumuran kecap kena kebentur pinggiran bale-bale
di atas Kim Popo sedang sedang telentang.
Sim Liang maju seraya ketawa ha ha he he, katanya: "Aha,
boleh juga kepandaianmu, bocah busuk. Sekarang rasakan tinju
kakekmu!" "Siutt" Suara angin kepalan mendesir di depan hidung Kwee In,
kira-kira satu dim, kemudian kepalan kirinya menyusul
menghajar dada jago kita, namun dari serangan yang saling
susul itu tidak mengenai sasaran. Kwee In terlalu tangguh
untuk dijatuhkan begitu saja dengan jurus "Yap-tee chong hoa
(Dibawah daun menyembunyikan bunga), disusul oleh jurus
"Sian-jin-cie-louw" atau "Sang dewa menunjuki jalan'. Memang
dua gerak tipu ini sangat berbahaya apabila diiakukan oleh jago
seperti Sim Liang. Cuma dua jurus itu dihadapi pada Kwee In
yang kepandaiannya sukar diukur, tidak heran kalau kedua
serangan itu amblas tak berbekas.
Sim Liang mengerti lihaynya anak muda didepannya ini,
maka ia sangat hati hati memberikan perlawanannya. Ia girang
ketika adiknya Sim Leng sudah bangkit pula dan membantunya
mengeroyok Kwee In. "Dulu kalian sudah kuampuni, sekarang kalian main gila lagi,
terang aku harus memberi hukuman kalian supaya tahu rasa!"
berkata Kwee In, sambil berkelit dari serangan Sim Leng yang


Kitab Mudjidjad Lanjutan Bocah Sakti Karya Wang Yu di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ganas dan sangat berbahaya sekaii.
"Kentut busuk..." bentak Sim Leng. "Ketemu juga baru
sekarang, bagaimana kau mengatakan sudah memberi ampun
kepada kami?" TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Sim Leng berkata seraya tangannya tidak berhenti
menyerang Kwee In. Tampak ia sangat gemas pada Kwee In,
yang dianggap aangat sombong.
Melihat serangan-serangannya tidak juga mendapatkan
sasarannya, maka dua kakek she Sim itu telah merubah cara
bersilatnya dengan 'Kim-kauw ciang-hoat' atau "Ilmu silat
gunting emas". Serangan-serangannya seperti hendak
menggunting tubuh musuh, hingga Kwee In heran juga, sebab
ia baru menemukan limu silat yang aneh itu.
Kwee In memang dari tadi tidak sungguh-sungguh melayani
kedua kakek itu, sekarang melihat mereka merubah ilmu
silatnya, hatinya tertarik dan ingin melihat lebih jauh ilmu silat
yang aneh itu. Sembari berkelit dari serangan lawan, Kwee In
menanya: "Heei, kalian menggunakan ilmu silat apa"''
"Hahaha... !" tertawa Sim Liang bangga. "Kau baru lihat ilmu
silat kami, sebentar kau lihat bagaimana ngenasnya
pinggangmu jika digunting. Ilmu silat kami adalah Kim-kauwciang-
hoat ciptaan kami berdua!"
"Ooo, begitu" kata Kwee In seperti keheranan sekali.
Sim Liang dan Sim Leng bangga dan senang melihat Kwee In
seperti jerih menghadapi Kim-kauw-ciang-hoat ciptaan mereka
sendiri. Ruangan dalam kamar itu tidak begitu lebar untuk
perkelahian dua lawan satu, maka Kwee In berkata: "Disini
tempatnya sempit, mari kita teruskan perkelahian di luar!"
Barbareng tubuhnya melesat kepintu, disusul oleh dua
saudara she Sim. Diluar rumah, Kwee In sudah menanti, hingga mereka
teruskan pertempuran tidak pakai tanya-tanya lagi. Kwee In
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ terus perhatikan 'Kim kauw ciang-hoat', yang dimainkan oleh
kedua kakek itu Kwee In melihat ilmu pukulan itu tidak ada apa apanya yang
hebat, maka ia lantas mau selesaikan pertempurannya, justeru
waktu itu kedua saudara she Sim itu sedang mengeluarkan
jurus yang paling ampuh dari 'Kim-kauw-ciang-hoat", ialah yang
dinamai 'Kim-kauw-hut-liu' atau 'Gunting emas menggempur
pohon liu', keduanya siapkan tangannya dalam bentuk
menggunting, yang diarah adalah pinggang lawan.
Kwee In melihat bahaya, maka begitu mereka berbareng
menyerang dengan ilmu gunting emasnya, Kwee In
menjejakkan kakinya dengan gerakan 'Yan-cu-teng kong atau
"Burung walet mumbul diudara'. Satu gerakan yang manis
sekali, sebab oleh karenanya Sim Liang dan Sun Leng telah
kehilangan sasarannya. Baru saja dua kakek itu hendak perbaiki posisinya, Kwee In
yang meluncur turun dengan cepat, berbareng kakinya
menotok pundak kedua kakek itu, hingga mereka rasakan
kesemutan dan berbareng telah berdiri tanpa bergerak
Satu serangan indah dan tidak terduga-duga oleh kedua
kakek she Sim itu. "He he" Kwee In ketawa. "Sekarang kalian baru buktikan
kelihayan Siauwya. Aku sebenarnya mau memberi hukuman
pada kalian. Tapi, biarlah, aku nanti tanya orang yang akan
mewakili aku menghukum kalian!"
Kwee In berkata sambil putar tubuhnya dan jalan masuk
kedalam rumah untuk membebaskan Kim Popo dari totokan
dan tanya si nenek memberi hukuman kepada kedua kakek itu.
Namun... untuk kekagetannya, Kwee In berdiri menjublak.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Ia tidak melihat Kim Popo diatas bale-bale reyot tadi. Yang
tadi telah rebah telentang dengan tidak sehelai benangpun
yang menutupi tubuhnya yang putih halus dan serba padat.
Kemana Kim Popo" Tanya hati kecilnya Kwee In.
Bahwa Kim Popo dapat membebaskan totokan dengan usaha
sendiri, tidak mungkin. Pasti ia telah ditolong oleh orang lain.
Tapi, siapa yang telah menolong dirinya" Orang jahat atau
orang baik-baik" Kalau orang baik-baik yang menolong tidak
apa, tapi kalau ia terjatuh dalam tangannya orang jahat,
sungguh kasihan nenek itu bakal menjadi korban keganasan
lelaki kejam lagi. Tapi Kwee In tidak sempat memikirkan halnya Kim Popo,
sebab diluar sudah menanti Sim Leng dan Sim Liang untuk
menerima hukumannya. Cepat ia putar tubuhnya dan keluar
lagi. Kembali ia harus berdiri menjunlak melihat dua orang
tawanannya sudah tidak kelihatan mata hidungnya. Sim Liang
dan Sim Leng sudah tidak ada ditempatnya tadi, entah siapa
yang telah menolongi mereka"
Kwee In dibuat bingung oleh dua kejadian itu.
Cepat ia mencari kesekitarnya, namun baik Sim Liang dan
Sim Leng, maupun Kim Popo, tidak kelihatan bayangannya.
Kwee In menghela napas dan menyesalkan dirinya kurang
hati-hati sehingga dapat diselomoti oleh orang ketiga yang menolong
Sim Liang dan Sim Leng. Apakah Kim Popo juga tertolong oleh orang itu juga yang
membebaskan Sim Liang dan Sim Leng" Kwee In tidak tahu.
Pusing kepalanya untuk memecahkan teka-teki itu.
Kwee In lantas melanjutkan perjalanannya dengan pikiran
keheran-heranan.... TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Kemana nenek bandel itu perginya" Siapa yang telah
menolong dirinya" Baik kita mundur sedikit untuk menceritakan bagaimana Kim
Popo bisa jatuh dalam kekuasaannya dua kakek she Sim yang
jahat itu. Pada waktu itu, Sim Liang dan Sim Leng tengah dudukduduk
meneduh di bawah sebuah pohon, mereka sedang
menceritakan Siauw sumoaynya (Tui-hun lolo) yang adatnya
aneh. "Ia suruh kita menanti disini, entahlah ia sudah pergi
kemana dan siapa lagi yang menjadi pacarnya yang baru"
Siauw-sumoay tidak kenyangnya, sekalipun sudah punya kita
berdua. Paling belakang, ia main gila dengan Tok-gan Hek-liong
Lauw Kin, tapi kita sudah bunuh si picak itu. Entahlah sekarang
ia main pacaran dengan siapa lagi! Jengkel aku kalau
memikirkan Siauw-sumoay yang tidak dapat dikendalikan sepak
terjangnya. Kalau kita omeli malah ia lebih marah lagi..."
demikian Sim Leng menyatakan kekecewaannya menghadapi
Siauw-sumoaynya yang binal.
Sim Liang ketawa mendengar adiknya ngomel. "Biar saja ia
main pacar-pacaran, kita juga boleh main pacar-pacaran,"
sahut Sim Liang setelah ketawa. "Cuma sayang, ditengah
pegunungan sunyi ini, mana kita bisa dapat wanita yang kita
boleh ajak main-main..."'"
"Eh, Suko, coba kau lihat!" memotong Sim Leng, seraya
jarinya menunjuk ke arah sebelah kirinya. dimana tampak
mendatangi seorang wanita membawa tongkat.
Sim Liang berpaling ke jurusan yang ditunjuk oleh adiknya.
"Ah. nenek-nenek, mana enak dimakan!" kata Sim Liang
ketawa. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ "Nenek-nenek, memangnya kita bangsa muda" Mungkin
usianya jauh lebih muda dari kita, kenapa kita tidak gunakan
kesempatan sedang kita haus untuk main-main dengannya?"
bantah Sim Leng. juga ketawa gelak-gelak, hingga wanita yang
mendatangi itu menghentikan tindakannya.
Sim Liang mengawasi pada si wanita, untuk melihat
wajahnya yang jelek namun hatinya bergejolak nampak
tubuhnya wanita itu yang serba kencang, lebih padat dari
Siauw sumoaynya menurut pandangannya.
"Sute, wajahnya sih tidak enak dilihat namun tubuhnya
benar-benar menggairahkah..." berkata Sim Liang pelan kepada
adiknya. "Aku bilang juga apa," sahut sang adik, "Mungkin ia belum
berapa tua, jauh lebih muda dari kita. Cuma saja dandanannya
nenek-nenek, jadi keiihatannya loyo..."
"Tapi, kenapa ia hentikan tindakannya" Apakah ia takut
kepada kita yang mempunyai maksud kurang baik
terhadapnya" tanya Sim Liang.
"Mungkin juga, sebaiknya kita hampiri saja dan coba tanya
siapa sebenarnya dia. Kalau dengan kata-kata manis ia mau
diajak main-main, lebih baik. Kalau menolak dan ingin
kekerasan, kita tangkap saja ia untuk melampiaskan kehausan
kita sekarang. Bagaimana kau pikir?" tanya Sim Leng.
"Begitupun baik, coba kau hampiri dulu dan tanya-tanya,
bagaimana reaksinya" usul Sim Liang, sang kakak.
Sim Leng tidak menyahut, tapi ia bangkit dari duduknya dan
jalan menghampiri wanita tadi, yang bukan lain adalah Kim
Popo. "Toaso, kau dari mana dan heudak kemana?" tanya Sim
Leng seraya mesem. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Kim Popo lihat yang menegur itu adalah satu kakek, paling
sedikit usianya sudah enam puluh lebih, tampak banyak
kerutan pada wajahnya yang sudah lanjut usianya.
Hanya Kim Popo heran, orang ini sudah lanjut usia itu masih
tampak seperti orang muda saja lagaknya, pakai menanya
dengan suara mesra dan ketawa-ketawa.
"Aku datang dari mana dan mau ke mana, untuk apa kau
usilan?" jawab Kim Popo ketus.
"Jangan galak-galak, nanti aku bisa lari ketakutan" goda Sim
Leng ketawa Kim Popo ketawa cekikikan mendengar kata-kata Sim Leng.
"Toaso, tahun ini kau masuk umur berapa?" tanya Sim Leng
yang tidak menghiraukan orang ketawa.
"Seratus!" sahut Kim Popo singkat.
"Ah, yang benar saja, orang menanya betul-betul, jawabnya
kok lain" "Siapa suruh kau pakai tanya-tanya umur segala.
memangnya aku anak gadis?"
"Oo. bukan begitu soalnya,"' kaia Sim Leng tetap ramah.
"Habis, apa sebabnya?" Kim Popo kontan menanya kepingin
tahu. "Soalnya, kalau kita sama-sama umuran, "kan lebih enak kita
berkumpul" "Berkumpul bagaimana, memangnya aku kebanyakan tempo
untuk menemani kau berkumpul?"
"Berkumpul kita sama-sama mencari kesenangan, bukankah
itu baik?" TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Tergetar hati Kim Popo. pikirnya: "Kurang ajar kau laki-laki
tua, berani pentang mulut kotor didepanku" kau tidak tahu
siapa aku" Hm" Kau harus belajar kenal dengan tongkatku
yang berat puluhan kali, baru kau tahu rasa!"
"Bagaimana, apa kau pikir tidak baik bersenang-senang?"
Kim Popo sebenarnya sudah bernapsu saja hendak mengasi
hajaran, cuma saja ia masih tahan-tahan untuk melihat
lagaknya si kakek lebih jauh, ia coba berkata lunak. "Koko, kau
mau ajak aku senang-senang bagaimana?" Kim Popo berlagak
pilon. "Ah, Toaso, kau seperti belum pernah rasakan saja..." Sim
Leng berkata sambil mendekati Kim Popo.
"Mau apa kau datang dekat-dekat aku?" kata Kim Popo,
seraya mundur didekati Sim Leng.
"Dekat-dekat "kan lebih cepat panas! Ah. Toaso, kau seperti
gadis saja, takut didekati!"
Kim Popo kaget, tiba-tiba saja Sim Leng telah memegang
pinggulnya dan diusap-usap.
"Hei, kau jangan kurang ajar!" bentaknya, seraya egoskan
pantatnya, tapi Sim Leng lebih cepat tangannya merangkul
pinggang Kim Popo. Marah si nenek dipermainkan si kakek. Ia meronta-ronta,
ketika dapat melepaskan diri lantas ia angkat tongkatnya tinggitinggi,
katanya: "Aku Kim Popo bukan bangsa perempuan
rendah, kau berani kurang ajar, artinya kau sudah bosan
hidup!" "Aku Sim Leng dari Hek-liong-tong Sam Lo, masa takuti Kim
Popo alias Kong Kim No. Lebih baik kau menyerah supaya aku
tidak menggunakan kekerasan..."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Hek-liong-tong Sam Lo ialah Tiga orang tua dari goa naga
hitam, terdiri dari Sim Leng, Sim Liang dan Siang Niang Niang
alias Tui-hun Lolo. Hek-liong-tong Sam Lo terkenal dalam kalangan Kang-ouw,
yang paling lihay diantara tiga orang tua itu adalah Siang Niang
Niang alias Tui hun Lolo (si Nenek pengejar roh) yang
sebenarnya belum berapa tua usianya. Kira-kira baru empat
puluh lima tahun, masih tampak cantiknya dan badannya yang
menggairahkan karena terawat baik berkat Lweekangnya yang
tinggi. Dengan tubuhnya yang hebat itu, hampii-hampir Kim
Liong, telah jatuh dalam buaiannya, kalau tidak keburu dua
kakek she Sim itu datang mengadu biru.
Mendengar disebutnya Hek-liong-tong Sam Lo, kaget juga
Kim Popo. Tapi lantaran ia terkenal sebagai nenek bandel,
maka ia ketawa mengejek, katanya: "Dengan menjebut Hekliong-
tong Sam Lo, kau kira aku Kim Popo jerih. Mari. mari coba
rasakan tongkatku ini!"
Kim Popo menantang, untuk Sim Leng tidak ada pilihan lain
daripada melayaninya, ia ingin supaya Kim Popo tahu sampai
dimana kelihayannya. Dua orang itu lantas bertarung seru.
Sim Liang menonton dari kejauhan, ia mengira adiknya bakal
menang. Tapi ilmu goloknya menjadi kalut, maka buru-buru
Sim Liang turun tangan untuk mengeroyok Kim Popo.
Ternyata si nenek bandel tidak mau menyerah. Ia bikin
perlawanan yang gigih sekali.
Ketika pertandingan berjalan duapuluh jurus, tampak tegas


Kitab Mudjidjad Lanjutan Bocah Sakti Karya Wang Yu di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dua kakek she Sim itu keteter oleh permainan tongkatnya Kim
Popo. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Sim Liang adalah orang licik, melihat gelagat tidak
menguntungkan maka ia lompat keluar dari lapangan berkelahi
dan berkata; "Adik ini hebat kepandaiannya, sebaiknya kita
jangan bertarung." Kim Popo hentikan permainan tongkatnya, sedang Sim Leng
pun sudah loncat mundur. "Ada urusan apa kau hentikan pertandingan" Apa kalian
takut?" tegur Kim Popo.
"Aku bukannya takut," jawab Sim Liang kalem. "Kita tidak
bermusuhan satu dengan lain, untuk apa kita bertempur"
Sebaiknya kita duduk-duduk pasang omong, bertukar pikiran
dalam hal ilmu silat, bagaimana, apa itu tidak baik?"
"Aku tidak punya kelebihan tempo untuk menemani kalian?"
sahut Kim Popo. "Aku ada satu soal penting untuk kurundingkan, apa kau
suka dengar, adik?".
Kim Popo senang dipanggil adik oleh Sim Liang, ia merasa
dirinya masih muda. Tanpa menanti jawahan lagi. Sio Liang sudah duduk dibawah
pohon dan menggapai Kim popo yang masih ragu-ragu untuk
menghampirinya. "Adik, mari kita bertukar pikiran dalam ilmu silat," kata Sim
Liang ramah. Melihat Sim Liang manis budi juga ramah, Kim Popo tertarik
dan jalan menghampiri. Sim Liang menyilahkan Kim Popo duduk didekatnya, sedang
Sim Leng disuruh duduk sedikit jauhan dari Kim Popo, katanya:
"Adik marah sama kau, maka kau duduk jauhan dikit dari
adikku, supaya adik tenteram hatinya...."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Kim Popo senang mendengar perkataan Sim Liang. Ia
memang agak benci pada Sim Leng yang ceriwis dan
mengeluarkan kata kata tidak genah barusan.
"Adik ini dulunya bernama Kong Kim Nio, bukan?" tanya Sim
Liang setelah Kim Popo ambil tempat duduk yang ditunjuk Sim
Liang. Kim Popo anggukkan kepalanya.
"Aku dulu sangat mengagumi Siu-koay Kong Tek Liang,
apakah si Tongkat Sakti itu adalah ayah adik Kim?"
Kim Popo kembali anggukkan kepalanya.
"Entah berapa dalam permainan tongkatnya orang she Kong
itu, sebab sampai sebegitu jauh, ia belum menemukan
tandingan. Inilah yang membuat aku kagum. Orangnya sangat
peramah dan aku ingin mengangkat ia jadi guruku apabila itu
waktu aku belum mempunyai guru, yang juga ada kenalan baik
dari Kong Suhu." Senang hati Kim Popo mendengar Sim Liang memuji
mendiang ayahnya. "Adik Kim tentu waktu itu masih kecil atau masih gadis
ingusan," Sim Liang berkelakar, tapi cukup membuat Kim Popo
ketawa cekikikan. "Toako, kau pandai berkelakar." kata Kim Popo masih
ketawa. "Kau dulunya tentu sangat cantik adik Kim, dan sekarang
juga tentu masih cantik kalau tidak wajahmu rusak oleh hawa
racun rupanya. Makanya, jadi orang jangan suka main racun,
akhirnya kita jadi menanggung penderitaan yang tidak dapat
dikembalikan pula," berkata Sim Liang lagi, rupanya si kakek
pandai bicara TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ -oo0dw0oo- Jilid-18 Bab 52 KIM POPO tertusuk hatinya. ia menyesal sudah menuruti
napsu hatinya membuat racun yang lebih hebat daripada resep
yang Teng Goat Go (Ang Hoa Lobo) kasi padanya. Lantaran itu
mukanya sekarang jadi jelek.
"Adik Kim, kecuali wajahmu yang kurang baik, kau
kelihatannya sangat segar dan kuat, apakah kau pelihara betulbetul?"
tanya Sim Liang dengan roman kagum.
"Mula-mula setelah mukaku jelek, aku tidak perhatikan
badanku, hingga jadi kurus kering dan merupakan setan
penasaran yang membuat anak-anak lari melihatku,"
menerangkan Kim Popo, "Tapi belakangaan aku sadar. bahwa
aku belum berapa tua, kenapa aku harus merusak badanku
yang masih sehat" Oleh karenanya. tentu aku pelihara dan
berkat bantuan lweekangku, maka badanku sekarang jadi
begini sehat dan kencang. . ."
Sim Liang melirik pada adiknya dan mesem, mendengar Kim
Popo mengatakan badannya sehat dan kencang, memang juga
kencang dan serba padat badan Kim Popo sekarang, tidak
kurus kering menakutkan seperti pada waktu ia melawan Liok
Sinshe dan Siauw-san Ngo-ok digunung Siauw-san. Hanya
sayang mukanya yang buruk. kalau tidak, Kim Popo punya
wajah yang masih dapat dikagumi.
"Adik Kim, dengan tubuhmu yang serba kencang seperti
sekarang, sungguh menggairahkan lelaki yang melihat padamu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Sayang aku sudah tua, kalau tidak, senang aku dapat
merangkap jodoh dengan adik Kim. . ." kata Sim Liang,
menghela napas. Kim Popo melengak heran. Diam-diam dalam hatinya sangat
girang, bahwa masih ada orang yang mengagumkan dirinya
dan ingin merangkap jodoh.
"Kau masih belum berapa tua, Toako, asal mau kau mau cari
jodoh mudah saja," jawab Kim Popo, balas memuji atas
pujiannya Sim Liang. Sim Liang ketawa. "Bagaimana kalau adik Kim yang menjadi
jodohku?" Sim Liang berkelakar, namun serius tampaknya.
Kim Popo menatap wajahnya si kakek, kemudian ketawa
nyekikik. "Hei, kenapa ketawa. adik Kim?" tanya Sim Liang.
"Aku tidak berani merangkap jodoh dengan kau, Toako. . . ."
"Sebabnya" Tentu kau pandang aku jauh lebih tua dan tidak
bisa apa-apa, bukan?"
"Oh, bukannya itu yang aku maksudkan...."
"Habis apa, makanya kau menolak jadi jodohku?"
"Aku takut, betul betul aku takut, Toako?"
"Kau jangan rakut, meskipun aku sudah tua, masih sanggup
bikin kau merasakan hidup bahagia dalam dunia yang luas ini"
"Bukan, bukan itu maksudku."
"Habis, apa yang kau takuti, adik Kim?"
"Aku takut nanti digebuk... Tui-hun Lolo. . . ."
Sim Liang terbelalak matanya. . . Ia tidak mengira Kim Popo
akan menyebut Siauw-sumoaynya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Kim Popo ketawa cekikikan, hingga badannya bergerak dan
dadanya bermain membuat Sim Liang dan Sim Leng yang
melihatnya bergoncang hatinya. tangannya sudah kepingin
meremas-remas bukit dadanya Kim Popo yang besar menonjol.
Sim Leng mengedipi kakaknya.
Saking enaknya Kim Popo ketawa, hingga lupa sama
penjagaan, maka dengan enak saja Sim Liang menotok Lo-jiehiat,
jalan darah diketiak sebelah kanan, hingga Kim Popo tak
bergerak dari duduknya dan hanya matanya saja mencilak
menakutkan. Hatinya yang tadi demikian tertarik oleh Sim Liang, kini
berubah benci melihat si kakek ketawa haha-hehe.
Tapi apa Kim Popo bisa bikin" Ia duduk dengan tidak
berkutik, mulutnya juga tak bisa digerakkan untuk memaki
kedua kakek she Sim itu. Dalam keadaan duduk tidak berdaya demikian, tubuh Kim
Popo yang menggairahkan telah menjadi korban tangan Sim
Liang dan Sim Leng yang binal. Kim Popo tidak bisa berdaya
apa-apa, ketika ia dari duduknya dibaringkan dan diserbu
dengan napsunya oleh tangan-tangan nakal dari Sim Liang dan
adiknya- "Hei, jangan disini." kata Sim Leng, ketika melihat kakaknya
sudah tidak tahan menghadapi korbannya yang sangat
menantang. "Habis dimana?" tanya Sim Liang, batal menindih Kim Popo
yang tidak berdaya. "Aku lihat, tidak jauh dari sini ada sebuah rumah yang sudah
tidak ada penghuninya, rupanya penghuninya sekarang sedang
asyik berburu binatang maka disitulah kita pakai untuk
bersenang senang. bagaimana Suko pikir?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ "Bagus," jawab Sim Liang. "Aku tidak ingat sampai kesitu."
Pakaian Kim Popo yang sudah dilucuti telah dikenakan lagi,
dengan terburu-buru Kim Popo telah dipondong oleh Sim Liang
dibawa kerumah yang dimaksudkan.
Disanalah Kim Popo mau diperkosa oleh dua kakek she Sim
itu. Kalau tidak ada Kwee In yang muncul dengan tiba-tiba
disana secara kebetulan mempergoki perbuatan laknat itu.
Perbuatan kwee In dalam mengintip ternyaia dibayangi oleh
sesosok bayangan gesit. Ketika Kwee In masuk menggagalkan
maksud mesum dari Sim Liang dan kemudian berkelahi
dikeroyok Sim Liang dan Sim Leng, bayangan itu menonton. Ia
menghela napas beberapa kali, kemudian mengguman
perlahan: "Sayang, pemuda itu terlalu kuat meskipun dikeroyok tiga,
juga bukan tandingannya."
Berbareng ia melingkar, ketika melihat Kwee In lompat
keluar dari rumah. Diam-diam ia masuk dan menghampiri Kim Popo yang
sedang tidak berkutik. Kim Popo melihat ada orang masuk. ia
kaget, katanya: "Kau. . . Tui-hun Lolo. ."
"Hust, jangan kencang-kencang bicara!" kata bayangan tadi,
yang bukan lain adalah Tui-hun Lolo adanya, seraya tempelkan
jari dibibirnya. Tui-hon Lolo lekas membebaskan Kim Popo dari totokan,
kemudian berkata: "Lekas pakaian dan lari jauh-jauh dari sini,
kalau tidak mau mendapat malu!"
Kim Popo repot mengenakan pakaiannya, setelah itu ia
mengucapkan terima kasih dan berlalu dengan menggunakan
ginkangnya untuk melenyapkan diri. Sementara itu, perkelahian
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ diluar sudah berhenti karena dua kakek she Sim telah ditotok
oleh ujung sepatunya Kwee In.
Tui-hun Lolo mengambil jalan dari belakang, kemudian
keluar menolongi Sim Liang dan Sim Leng ketika ditinggalkan
oleh Kwee In masuk kedalam. Maka, ketika Kwee In keluar lagi,
sudah tentu tidak menemukan dua kakek tadi, karena sudah
pergi jauh menggunakan ilmu meringankan tubuhnya.
Ketika merasa dirinya tak akan kecandak oleh Kwee In, Sim
Liang ajak dua saudaranya duduk mengasoh dibawah pohon
melepaskan letihnya. "Siauw-sumoay, kenapa kau tidak balaskan sakit hati kami?"
tanya Sim Liang, seperti yang menyesalkan adik
seperguruannya yang pandai itu-
"Balaskan sakit hati" Meskipun ia dikeroyok kita bertiga,
mana kita bisa menang" Kepandaiannya sangat tinggi, kalian
hanya dibuat main-main saja. Kalau ia mau, tidak sampai dua
gebrakan kalian sudah dikuasai olehnya, mengerti?"
Sim Leng julurkan lidahnya mendengar hebatnya kepandaian
si anak muda. "Ia mengaku dirinya Hek-bin Sin-tong," kata Sim Leng.
"Bisa jadi si bocah muka hitam, kalau bukan, masa
kepandaiannya sukar diukur?"
"Siauw-sumoay, kau kemana saja sampai kami kesepian. . . "
keluh Sim Liang. "Kesepian" Bagus, kalau tidak ada anak muda itu muncul,
kalian tentu sekarang tidak ingat akan Sianw-sumoay. Siapa itu
diatas bale-bale reyot yang akan dijadikan korban kalian" Bagus
ya perbuatan kalian, nanti dirumah aku akan hukum kalian satu
per satu." TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Sim Liang dan Sim Leng kaget dan malu mendengar
rahasianya dibongkar sang Siauw sumoay.
"Siauw-sumoay, harap kau jangan menghukum kami, lain
kali kami tidak akan berani berbuat demikian pula. .." meratap
Sim Leng, yang ketakutan akan dihajar sang adik kecil dari
seperguruan itu. "Ya, ya, mohon Siauw-sumoay suka memberi ampun untuk
perbuatan kami kali ini . . ." Sim Liang bantu mohon
keampunan dari Siauw-sumoaynya yang galak.
"Nanti aku akan pikir lagi kalau sudah berada dirumah.. ."
sahut Tui-hun Lolo. Dengan hati penuh rasa takut, dua kakek itu mengiring Tuihun
Lolo melanjutkan perjalanannya.
o o OdwO o o Bab 43 TAN-CIANG TAN KIM LIONG. Mari kita lihat perjalanan jago kita si Tangan Tunggal Tan
Kim Liong. Ketika ia balik ke goa sehabis membeli makanan kering, ia
tidak dapatkan Bwee Hiang, hingga repot ia mencarinya, tapi si
nona tidak dapat dicari. Dengan lesu ia kembali ke dalam goa, dimana ia menunggu
sampai tiga hari, tidak kelihatan Bwee Hiang kembali, ia duga si
noua tentu sudah meninggalkan dirinya dengan sengaja, maka
iapun tidak mau menantikan lebih lama lagi, dan ia berlalu dari
goa itu pada keesokan harinya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Sayang ia kurang sabar, kalau ia menanti sampai lima hari,
pasti ia akan bertemu pula dengan si nona, yang telah kembali
ke goa itu mencari dirinya-
Tan ciang Tan Kim Liong telah melanjutkan perjalanannya


Kitab Mudjidjad Lanjutan Bocah Sakti Karya Wang Yu di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tanpa tujuan. namun ia mengharap akan bersua pula dengan
Bwee Hiang, nona yang menjadi pujaan hatinya itu dan
mengharap selanjutnya Bwee Hiang akan menjadi isterinya.
Ketika Kim Liong sampai diluar dusun Loanhiang, ia melihat
banyak orang berkumpul ramai, hingga hatinya tertarik untuk
melihatnya. Kiranya orang yang berkumpul itu sedang menonton
pertunjukan silat yang tengah asyik dimainkan oleh seorang
nona kecil kira-kira usianya empat belas tahun yang memukul
gembreng dan alat tabuhan lainnya dilakukan oleh dua orang
tua yang berusia enam puluhan, rupanya mereka adalah suami
isteri. Gadis cilik itu lincah dan gesit sekali mendemonstrasikan
kepandaiannya. hingga banyak penonton yang terpesona dan
ketawa berkakakan. Setelah si gadis cilik mainkan beberapa tipu silatnya, ia
mundur dan berkumpul dengan wanita tua, sedang si kakek
tadi telah maju kedepan. Sambil angkat tangannya menyoja,
telah berkata: "Tuan-tuan, nyonya-nyonya dan nona-nona sekalian
penonton. kami dari keluarga yang sangat berterima kasih telah
mendapat perhatian dari anda beramai. Kami mendapat
kesulitan uang dalam perjalanan, maka untuk menyambung
ongkos, kami telah membuka sedikit pertunjukan yang jelek ini
harap anda sekalian tidak mencelanya. Siapa yang berhati
dermawan. harap melemparkan uangnya untuk membantu
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ ongkos kami, untuk mana kami sebelumnya mengucapkan
banyak-banyak terima kasih. .."
Setelah mengucapkan kata-kata tersebut, orang tua itu
undurkan diri dan berkumpul dengan isteri dan anak gadis kecil
tadi. Mereka menunggu reaksi penonton, sekian lama ditunggu,
tidak juga salah satu diantara penonton yang mau
melemparkan uangnya. Mengira bahwa penonton belum puas, maka belum mau
mengeluarkan duitnya, maka orang tua itu berkata pada si
gadis cilik; "Kim Kim, kau boleh pertunjukkan lagi beberapa
jurus tipu silat, Supaya semua penonton merasa puas!"
Anak itu, yang dipanggil Kim Kim, lalu maju kedepan.
Kali ini ia bersilat tidak dengan tangan kosong, tapi dengan
menggunakan senjata pedang yang pendek dari kayu, yang ia
mainkan dengan bagus sekali, hingga penonton bersorak ramai
termasuk Kim Liong yang merasa sangat lucu melihat gayanya
si nona mainkan pedangnya.
Setelah mana, kembali si orang tua she Kang maju kedepan
dan memohon kedermawanan penonton suka merogoh
sakunya, menderma. Kim Liong merogoh sakunya dan mengeluarkan uang
rencengan, dan dilemparkan kekalangan orang bermain silat
tadi. Ia heran, sebab hanya ia yang melemparkan uang, sedang
yang lainnya tidak. Pikirnya, apakah pertunjukan si nona cilik
kurang berharga atau mereka sengaja hanya ingin menonton
gratis, makanya tidak mau melemparkan uangnya"
Ketika si orang tua kembali mengangkat tangannya menyoya
dan memohon bantuan, tiba-tiba dari antara penonton ada
yang menerobos masuk. Perawakannya orang itu tinggi besar.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ wajahnya seram penuh berewok. Sambil memungut rencengan
uang tadi yang dilempar oleh Kim Liong, ia berkata:
"Siapa yang melemparkan ini?" sembari mengacungka uang
ditangannya. "Aku," sahut Kim Liong seraya mendesak kemuka.
"Bagus, mari sini kau!" serunya-
Kim Liong maju kedepan dan berhadapan dengan orang
yang memanggilnya. Si brewok membentak: "Apakah kau tahu aturan didusun
Loanhiang?" tanya si berewok.
"Mana aku tahu," jawab Kim Liong.
"Tiap-tiap orang yang mau membuka pertunjukan silat,
harus minta ijin dulu dari Toato Ong Tin, baru syah
pertunjukannya dan orang suka memberikan dermaannya, tapi
ini manusia seraya menunjuk pada si orang tua main buka
pertunjukan seenaknya saja sudah tentu tidak ada orang yang
berani melemparkan uangnya. Hanya kau, pasti kau orang dari
lain tempat, makanya sudah melemparkan uang membantunya.
Untuk ini, kau harus menghadap Ong toaya!" kata si berewok
dengan jumawa. Kim Liong baru tahu sekarang. kalau orang tidak berani
melemparkan uangnya, karena takut kepada si Golok Besar
(Toa?to) Ong Tin, mereka telah membuka pertunjukan tanpa
ijinnya jagoan dari dusun tersebut.
Si Tangan Tunggal anggap kejadian itu keterlaluan, sebab
dilain-lain tempat tidak ada aturan yang demikian. Kalau aturan
itu diketahui oleh si orang tua, sudah tentu ia akan minta ijin
dulu kepada Toa-to Ong Tin.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ "Mari kita menghadap Ong-toaya!" berkata si berewok
seraya mencekal tangan Kim Liong, maksudnya hendak ditarik
ikut kepadanya. Namun, tubuh Kim Liong tidak bergeming
ditarik-tarik olehnya. Ia kerahkan tenaga, tapi tetap tubuh Kim
Liong tidak bergeming. "Kau mau unjuk lagak disini?" bentak orang itu yang
kewalahan tidak berhasil mengajak Kim Liong menghadap
majikannya. "Untuk apa aku kesana, aku tidak ada urusan dengan Toa-to
Ong Tin," kata Kim Liong.
Orang itu melepaskan cekalannya dan menghampiri si
tukang jual silat, katanya, "Hayo, kalian juga turut kami
kesana!" "Lauw-te," kata si penjual silat. "Aku Kang Kiam Hoa, tidak
sengaja melanggar peraturan disini, maka, untuk apa yang
sudah aku hadirkan harap dikasih ma'af saja."
"Enak saja kau ngomong!" bentak si berewok. "Hayo, lekas
kalian siap, bawa semua tabuh tabuhan menghadap Ongtoaya.!"
Kang Kiam Hoa tidak berani membakang, ia minta isteri dan
gadis cilik benahi barang-barangnya untuk mengikuti si
berewok. "Aku Ong Liok, bukannya tidak punya rrasa kasihan. cuma
aku menurut perintah dari atasan, maka aku harap kau jangan
banyak lagak!" berkata si berewok pada Kim Liong yang tetap
membandel diajak pergi sama-sama kepada si Golok Besar Ong
Tin Ong Liok pandang rendah pada Kim Liong yang hanya
bertangan satu, sekalipun ia membawa pedang dipinggangnya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Sebentar lagi datang kawannya Ong Liok yang bernama Ong
Tek dan Ong Kiang. Keduanya berperawakan tinggi besar dan berewokan seram.
namun usianya masih muda diantara tiga puluhan, sedang
gagahnya. Kiranya si Golok Besar Ong Tin telah pakai orang-orangnya
semua she Ong seperti dirinya.
"Orang ini bandel, tidak mau menurut perintah, harap kalian
tolong paksa ia ikut kita menghadap Ong-toaya!"
Melihat Kim Liong bertangan buntung dan wajahnya jelek,
tidak ada apa-apanya yang dibuat takut, Ong Tek dan Ong
Kiang dengan jumawa telah menyergap tangan Kim Liong,
untuk diseret ikut pada mereka.
Untuk kekagetannya, Kim Liong tetap berdiri tegak,
sedikitpun tidak bergeming ditarik oleh dua orang yang
bertenaga kuat. "Mungkin tuan mudamu ikut kalian, kalau diperlakukan baikbaik,"
kata Kim Liong menyeringai ketawa melihat dua orang itu
telah sia-sia menarik dirinya, "Kalian memperlakukan begini
kasar, mana dapat kalian membikin bergeming tubuh tuan
mudamu!" "Oo, kau mau unjuk lagak tengik disini?" menyindir Ong
Kiang yang berangasan. "Tidak ada perlunya aku unjuk lagak tengik!" kata Kim Liong
tenang-tenang saja. "Habis. kenapa kau membangkang ikut kami menghadap
Ong-toaya?" "Untuk apa aku kesana, aku tidak ada urusan dengan Ong
Toayamu!" TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Panas hatinya Ong Kiang. "Memang. kalau kau tidak dihajar tidak kenal akan
kelihayannya orang-orang dari Ong Toa- ya!" katanya,
Berbareng tinjunya berkelebat menyambar dadanya Kim
Liong. Satu serangan yang tidak disangka-sangka, kalau kena
sasarannya, lumayan juga bikin orang punya napas berhenti.
Namun, Kim Liong sekarang bukannya Kim Liong jaman
wajahnya masih tampan, ia sekarang wajahnya berubah jelek,
tapi kepandaiannya hebat. Ia menguasai Co-ciang-kiam-hoat
dan tenaganya pun luar biasa berkat arak Thay-lek-seng-ciu
pemberian si jelita Lin Lin.
Maka serangan Ong Kiang tidak dikelit, hanya disambuti
dengan tangan kirinya, sekali pencet saja Ong Kiang berkaokkaok
seperti babi dipotong, tinjunya remuk seketika, dan ia
tidak dapat menggunakan tinju tangan kanannya lagi. sejak itu.
Ia lompat mundur sambil memegangi tinjunya yang hancur,
matanya mengawasi Kim Liong dengan sorot ketakutan.
Melihat kawannya hanya segebrakan dibikin keok Kim Liong,
Ong Tek yang tidak tahu kalau tinjunya sang kawan telah
remuk dipencet, lalu menyerang dengan tinjunya yang gede.
Lebih celaka pula untuk Ong Tek, tinjunya bukan dipencet, tapi
diremas hancur oleh jago kita.
Saking sakitnya, ia berkaok-kaok hampir pingsan, matanya
bercucuran air, hingga Ong Liok yang melihatnya menjadi
kaget. Ong Liok menghampiri kawan-kawannya dan memeriksa
tinjunya, bukan main kagetnya, hingga parasnya pucat,
matanya menatap pada Kim Liong yang tenang tenang saja.
"Kau mengunakan ilmu siluman apa meremas tinju dua
kawanku?" tanyanya. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ "Siapa yang menggunakan ilmu siluman" Kalau kau mau
coba-coba. mari aku remas tinjumu!" jawab Kim Liong.
"Kau berani menyakiti orang-orangnya Ong Toaya, tahu
sendiri, nanti Ong Toaya kirim jago jagonya kemari baru tahu,
untuk laripun kau sukar!" kata Ong Liok.
0ng Liok tidak jadi menggiring Kang Kiam Hoa dengan isteri
dan cucunya, sebaliknya ia ajak dua kawannya untuk melapor
kepada majikannya. "Yaya, Toako itu sangat hebat tenaganya, sekali remas tinju
orang, cukup membikin orang berkaok-kaok seperti baru
disembelih. Hihihi. ." Kim Kim tertawa.
"Hust!" nyonya Kang menyuru hentikan ketawa cucunya.
"Kita masih menghadapi bahaya, kenapa kau enak enakan
ketawa" Sebentar kau lihat, pasti orang-orangnya Ong Toaya
akan datang kemari!"
"Perduli amat mereka datang kemani, kita dapat bantuan
Toako itu, takuti apa?" jawab Kim Kim lucu. sambil matanya
melirik pada Kim Liong dan ketawa manis.
Kim Liong menyambut ketawanya si data cilik.
Kang Kiam Hoa sementara itu sudah mendekati Kim Liong
dan menanya: "Lauw-te, sungguh beruntung disini aku
berjumpa dengan seorang gagah seperti kau. Siapa nama
Lauw-te yang terhormat?"
"Siauwte she Tan bernama Kim Liong!" sahut Kim Liong
merendah. Kang Kiam Hoa termanggu sebentar, seperti mengingatingat
sesuatu. tapi ia tidak ingatkan kalau dalam dunia Kangouw
telah muncul jago muda tangan buntung. Memang juga
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Tan-ciang Tan Kim Liong barusan saja mengangkat nama
dalam dunia Kang-ouw. Meskipun demikian, Kang Kiam Hoa tahu bahwa ia
berhadapan dengan jago muda yang baru muncul dalam dunia
Kang-ouw, maka dengan sikap yang ramah sekali. ia
perkenalkan namanya. Lalu menggapai isterinya datang mendekat. kepada sang
isteri ia berkata: "Niocu, belajar kenal dengan pemuda gagah
yang akan menggoncangkan dunia Kang-ouw!"
Kim Liong menjura dan merendahkan diri, katanya: "Kang
Lopek, kau terlalu memuji, aku hanya salah satu diantara orang
yang rendah kepandaiannya dalam dunia Kang-ouw. Aku hanya
mencari pengalaman, bukannya untuk menjagoi dalam
kalangan Kang-ouw." Nyonya Kang memuji sikap merendah dan tidak sombong
dari Kim Liong. "Yaya, kenapa kau tidak perkenalkan juga aku?" teriak Kim
Kim lucu. "Anak kecil, untuk apa ikut-ikutan urusan orang tua,"
menggoda sang kakek. Kim Kim monyongkan mulutnya yang mungil, seraya
menghampiri Kim Liong. "Toako, perkenalkan aku bernama Kim
Kim. Aku harap, kalau ada tempo, Toako tolong ajari aku untuk
meremas tinju lawan sampai hancur. . ."
"Hust!" mencegah nyonya Kang ketawa, melihat Kim Kim
mau nyerocos terus bicaranya, hingga si dara cilik berhenti
bicaranya. Ia menjebikan bibirnya dengan gaya yang lucu
sekali. hingga Kim Liong tertawa terbahak-bahak.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ "Cucuku sangat nakal, harap Lauw-te jangan menjadi jemu,"
kata Kang Kiam Hoa. "Oh, tidak, malah aku senang melihat Kim Kim yang lucu,"
sahut Kim Liong. "Nah, apa kata Toako," kata Kim Kim. "Sebentar saja aku
menjadi teman Toako yang liehay. Lihat, kalau aku sudah
belajar pada Toako, pendeknya siapa saja yang berani


Kitab Mudjidjad Lanjutan Bocah Sakti Karya Wang Yu di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menghinaku, akan kuremas hancur tangannya. Hi hi hi. .."
Kang Kiam Hoa dan isterinya kewalahan dengan lagaknya
sang cucu yang nakal. Sementara itu, orang banyak yang tadi menggerubung
disitu, sekarang sudah pada bubaran, rupanya mareka takut
kerembet-rembet urusan dengan Toa-to Ong Tin, cabang atas
dari Loanhiang yang sangat berpengaruh dan banyak
begundalnya. Mereka yang punya nyali lumayan pada menonton dari
kejauhan. Selagi Kim Liong asyik beromong-omong dengan Kang Kiam
Hoa dan isterri, telah dihampiri oleh kira-kira sepuluh orang
yang bermuka bengis. Satu diantaranya yang menjadi
pemimpin, datang- datang telah membentak pada Kim Liong:
"Hei, buntung, kau yang banyak lagak barusan"!"
Kim Liong tangannya buntung. tapi ia tidak senang dikatai
oleh orang yang barusan saja ketemu muka. Ia menjawab:
"Tanganku buntung, apa sangkutannya dengan kau?"
"Heh, ada semangat juga rupanya kau buntung !" kata orang
tadi itu pula. "Kau berani banyak lagak disini. sama saja kau
telah main-main dengan kumis macan, apakah kau tidak tahu
siapa yang menjagoi disini?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ "Kau siapa sebenarnya, apakah kau Toa-to Ong Tin?" tanya
Kim Liong. "Hehe, mana kau berharga berhadapan dengan Ong Toaya
sendiri. Aku Ong Jiang, tangan kanan dari Ong Toaya yang
hendak membalas sakit hati yang kau sudah remas hancur tinju
dua orangnya Ong Toaya!"
"Kau adalah orang rendah. aku tidak mau berurusan dengan
kau. Panggil Ong Toaya kemari, baru aku mau bicara dalam
urusan dua orangnya yang kurang ajar!"
"Hehe, kau menghinaku" Aku Kie-long Ong Jiang belum
pernah dipandang rendah oleh musuh, tapi kau benar-benar
sangat besar nyalimu. Lihat. aku nanti patahkan semua tulang
tulangmu!" "Kau pakai gelaran 'Serigala Kelaparan' (Kie-long) pantas
benar, karena majikanmu tidak mempunyai cukup makanan
untuk diberikan padamu!"
Perkataan Kim Liong adalah satu hinaan besar, tidak heran
kalau Kie-long Ong Jiang menjadi beringas dibuatnya. Sekali
menggerang, ia lompat menerjang Kim Liong dengan jurus Kielong-
pok-touw atau Serigala lapar menerkam kelinci. Hebat
serangan itu dan ganas, yang diarahkan ketenggorokan orang.
Melihat berbahayanya serangan lawan, Kim Liong waspada.
Ia gunakan jurus 'Pa-ong-gie-kah' atau 'Couw Pa Ong membuka
baju perang' untuk memusnahkan serangan Kie-long Ong Jiang
yang dahsyat. Badannya mendak melewatkan tinju musuh. Ia
tidak hanya mendak saja, sebab kakinya menyambut dengan
badan berputar, ini adalah gerakan yang dinamai Him-hongsauw-
kok (Angin puyuh menyapu lembah).
Kie-long Ong Jiang tahu bahayanya serangan musuh,
tubuhnya mencolot tinggi dengan gerakan Yan-cu-coan-in, atau
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ 'Burung walet tembusi mega', maka terhindarlah ia dari bahaya
kaki patah. Barusan saja ia tancap kaki pula, Kim Liong tidak kasi
kesempatan ia perbaiki posisinya. Tangan tunggalnya bergerak
cepat laksasa kilat, menyolok sepasang lentera (mata) lawan,
Ong Jiang cepat mengegos, indah sekali, namun, kakinya Kim
Liong telah menjejak keras pada pinggangnya.
"Pergilah!" bentak Kim Liong, berbareng tubuhnya Ong Jiang
terpental kira kira. dua tombak jauhnya. Ia merintih-rintih
kesakitan susah bangun. Kawan-kawannya melihat Ong Jiang dipecundangi, lantas
menyerbu. Kim Liong tidak takut. "Kang Lopek dan Pekbo, harap jangan turun tangan, biarkan
saja aku yang bereskan!" seru Kim Liong ketika melihat Kang
Kiam Hoa dan isteri mau turun tangan membantu.
Khawatir dengan turun tangannya mereka akan menghalangi
kebebasannya Kim Liong bergerak, maka suami isteri itu
urungkan niatnya dan mundur pula.
Kim Liong sementara itu sudah dikurung.
Wut! wut! wut wut! terdengar suara angin kepalan hebat
sekali. Ternyata jago Tangan Tunggal kita sangat tangguh untuk
dijatuhkan oleh sembilan orang Ong Tin. Ia berikan perlawanan
dengan bagus sekali. Kang Kiam Hoa dengan isteri menyaksikan kepandaiannya si
anak muda dengan sangat kagum. Kim Kim dilain pihak
berjingkrakan kapan melihat lawan-lawan Kim Liong dibikin
jungkir balik oleh serangannya si jago tangan buntung.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Satu kali Kim Liong dengan lincah sekali sudah menjejak
paha musuh berbareng tangan tunggalnya menyolok mata
musuh lainnya, dua-dua menjerit dan roboh pingsan. Yang satu
patah tulang pahanya, temannya kedua matanya hampir buta
kena dicolok. Hebat perlawanan Kim Liong, sebab dilain saat terdengar lagi
jeritan yang menyayatkan, dua tinju dari dua lawannya kena
diremas hancur. Yang lain-lainnya dihajar sungsang sumbel
oleh jago kita, hingga mereka lari terbirit birit.
Kim Kim ramai bertepuk tangan sambil berjingkrakan.
Betul betul mengagumkan kepandaian si buntung, sebab
dengan hanya satu tangan kiri dibantu dua kakinya yang lincah,
Kim Liong bikin pecundangnya lari simpang siur.
"Lauw-te, kau benar-benar hebat." memuji Kang Kiam Hoa,
setelah orang-orangnya Toa-to Ong Tin sudah pada berlalu dari
situ. "Kepandaian hebat seperti yang kau tunjukkan tidak
mudah terdapat diantara orang muda pantaranmu dalam
kalangan Kang-ouw, maka terimalah aku punya pengucapan
selamat!" kata Kang Kiam Hoa seraya angkat tangannya
menyoja. Kim Liong tersipu-sipu menyambutnya.
"Kang Lopek, kau berkelebihan memuji aku si tolol.
Kepandaianmu sendiri entah berapa lipat lebih tinggi dariku!"
"Lauw-te. bicara terus terang, kepadaianku dibawah darimu,
maka juga aku memuji dan memberi selamat padamu," kata
Kang Kiam Hoa terus terang.
Diam-diam Kim Liong merasa bangga dengan
kepandaiannya. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ "Toako, aku muridmu juga memberi selamat. . !" menyelak
Kim Kim, dengan lucu telah menyoja Kim Liong, hingga si anak
muda berkakakan ketawa, melupakan kelelahannya barusan
telah mengeluarkan banyak tenaga melayani sepuluh orang
kuat dari si Golok Besar Ong Tin.
Meskipun baru bertemu dan belum lama berkenalan, tampak
keakraban mereka. Menunggu munculnya si Golok Besar Ong Tin, mereka telah
menunggu sampai sore, tidak kelihatan bayangannya orang
yang dinantikan. "Untuk apa kita menantikan segala gentong kosong, mari
kita pulang, ke hotel saja, perutku sudah lapar!" berkata Kim
Kim lucu. "Kau anak kecil memang tukang makan, sebentar-sebentar
lapar." sang nenek menggodai.
"Kalau memang sudah lapar, bagaimana?" sahut Kim Kim
seraya pegangi perutnya. Kim Liong ketawa. Ia merasa lucu pada anak itu dan
menyenangkan hatinya. "Memang, kalau kita tunggu juga tidak ada gunanya, baik
kita tinggalkan saja. Kalau perlu si Golok Besar boleh mencari
kita!" kata Kim Liong.
"Lauw-te, kau ambil tempat dimana?" tanya Kang Kiam Hoa.
"Aku belum cari tempat penginapan," sahut Kim Liong.
"Kalau begitu, bagaimana kalaa menginap di hotel Hok Lay
saja bersama-sama kami?" tanya Kang Kiam Hoa ketawa.
"Boleh, boleh, aku senang kalau bisa tinggal sama-sama,"
sahut Kim Liong. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ "Bagus, bagus, aku senang berdekatan dengan Toako,"
menyelak Kim Kim sambil bertepuk tangan, gembira sekali
kelihatannya anak itu. Kim Liong tarik anak itu kedekatnya dan dielus-elus
kepalanya. "Kim Kim. kau anak baik, ilmu silatmu juga tinggi
seperti aku barusan lihat kau mainkan beberapa jurus untuk
orang banyak lihat..."
"Toako. kau jangan memuji dulu, ilmu silatku hanya
kembangnya saja. ajaran dari Yaya dan Popo dalam tempo
pendek, nanti kalau aku sudah dapat pelajaran dari Toako
sendiri, pasti itu adalah ilmu silat yang tulen!" kata Kim Kim
sambil melirik manja kepada jago kita. hingga Kim Liong
terpesona oleh lirikan si jelita cilik.
"Asal kita sering berkumpul, pasti aku akan memberi didikan
padamu!" "Aku mau selamanya berdekatan dengan kau, Toako. Aku
ingin menjadi satu Lie'hiap (pendekar wanita) yang ditakuti
oleh orang-orang jahat."
"Aku orang perantauan, bagaimana kau dapat tinggal
berdekatan terus denganku?"
"Kenapa tidak, Kalau kau tidak menolak?"
"Kau mau berdekatan denganku, kau harus berpisah dengan
Yaya dan Popomu," "Tidak apa, asal kau sayang pada Kim Kim, sama saja aku
berdekatan dengan Yaya dan Popo."
"Mana bisa, kau akan kehilangan Yaya dan Popo kalau ikut
padaku, Kim Kim." "Tidak apa, asal kau sayang" padaku, aku senang selalu
berada didekat Toako. . .."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Kim Kim berkata dengan wajar seperti lagaknya anak-anak,
tapi perkataannya lah membikin hatinya Kim Liong tergetar.
Entah kenapa. ia tidak tahu. Matanya menatap pada Kim Kim,
baru sekarang Kim Liong dapat lihat tegas wajahnya Kim Kim
yang lonjong telur, pada kedua pipinya ada sujennya dan sujen
itu bermain manakala si gadis cilik ketawa atau bersenyum,
matanya jeli, diatasnya bertakhta alis yang indah sekali.
Kim Kim akan merupakan seorang gadis yang sangat cantik
manakala ia sudah memasuki usia dewasa, Kim Liong
meramalkan dalam hatinya.
Entah kenapa, anak muda kita menghela napas.
"Kau kenapa, Toako?" tanya si dara ci]ik, hingga Kim Liong
menjadi gugup. "Oh, tidak, tidak, hanya aku lihat kau nanti besarnya akan
menjadi gadis yang sangat cantik, Kim Kim. . ." Kim Liong
memuji sekenanya. "Oh. iya. . .?" kata Kim Kim mesem. matanya mdelrik tajam
pada Kim Liong. Kembali terdengar elahan napas Kim Liong ketika mendapat
lirikan tajam dari Kim Kim.
Kang Kiam Hoa dan isterinya tidak memperhatikan
percakapan mereka, sebab mereka sedang repot merapikan
tabuh-tabuhan yang hendak diangkut pulang.
"Kim Kim, kau jangan diam saja. lekas bantu Yaya dan
Popo!" panggil nyonya Kang.
Si dara cilik melepaskan lengannya yang dipegangi oleh Kim
Liong. sambil ketawa lembut kearah si anak muda, ia telah lari
menghampiri neneknya dan membantu membenahi barangbarang
yang mau dibawa pulang. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Setelah selesai semua barang di rapikan, Kang Kiam Hoa
berkata pada Kim Liong: "Lauw te, mari kita berangkat!"
"Lopek dan Pekbo jalan lebih dulu, aku masih ada urusan
sedikit. Begitu sudah selesai aku lantas menyusul kesana," kata
Kim Liong. "Toako, kau mau kemana" Kenapa tidak mau ikut sama
sama kita?" menyelak Kim Kim.
"Adik kecil," menghibur Kim Liong. "Kau jalan duluan, tidak
lama aku akan menyusul. Mungkin sebelum tiba disana, aku
sudah sampai lebih dahulu,"
"Jangan salah, aku tunggu kedatangan Toako."
Kim Liong anggukkan kepalanya, kemudian pamitan
berpisahan. Anak muda kita menatap wajahnyn Kim Kim, si dara kecil
tampak cemberut seperti dongkol anak muda itu tidak ikut serta
dengannya. "Adik Kim. kau jangan marah, aku lantas menyusul kau
kesana," menghibur Kim Liong.
Tapi si dara cilik tidak menyahut, hanya putar tubuhnya dan
berkata pada neneknya: "Popo, mari kita jalan!" disusul oleh ia,
yang jalan lebih dahulu. Kim Liong ketawa geli melihat lagaknya Kim Kim yang
gampang ngambul- "Itu adalah adatnya cucuku, kalau ia tidak senang, mukanya
suka cemberut. . ." bisik Kang Kiam Hoa ketawa, ketika melihat
Kim Kim sudah jalan bersama neneknya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Kang Kiam Hoa lalu berpisahan dengan Kim Liong, yang
tadinya si anak muda yang mau jalan lebih dahulu. Hatinya Kim
Liong tidak enak melihat si dara cilik cemberut tadi, maka ia
berdiri sebentaran mengharap Kalau-kalau Kim Kim berpaling
kebelakang. Pengharapannya terkabul, karena Kim Kim beberapa kali
berpaling kebelakang, namun ia tidak menyambut lambaian
tangan si anak muda. Agak lesu Kim Liong ketika Kim Kim menghilang dibalik
tikungan jalan. Mau kemana sebenarnia anak muda itu tidak mau ikut samasama
dengan Kim Kim"

Kitab Mudjidjad Lanjutan Bocah Sakti Karya Wang Yu di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kiranya Kim Liong mau melakukan penyelidikan tentang
dirinya si Golok Besar Ong Tin.
Ia mendapat keterangan bahwa cabang atas itu sangat
berpengaruh di dusun Loanhiang dan sekitarnya. Banyak
tukang-tukang pukulnya yang kuat dan perbuatannya sangat
sewenang-wenang. Darah kependekaran Kim Liong bergolak ketika mendapat
keterangan itu, Pikirannya: "Orang-orang seperti si Golok Besar
Ong Tin itu yang harus disingkirkan dari dunia, supaya tidak
membuat suasana susah kepada sesamanya.
Setelah ia mencari keterangan, ia kembali ketempat
pertempuran tadi,ia menantikan kedatangannya Ong Tin,
namun si Golok Besar sampai hari ini sudah gelap tidak
kelihatan muncul. Kim Liong kecele menanti musuhnya tidak
muncul, maka ia lantas angkat kaki dari situ menuju ke hotel
Hok Lay, yang letaknya didalam dusun Loanhiang.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Namun, alangkah terkejutnya Kim Liong, mendapatkan kabar
dari pemilik hotel, bahwa Kang Kiam Hoa dengan isteri dan
cucunya belum kembali kehotel.
Kim Liong pikir tidak bisa jadi mereka belum kembali sejak
tadi siang. Anak muda kita pesan satu kamar untuknya dan pesan juga
makanan untuk menangsel perutnya yang sudah lapar.
Sementara makan, hatinya Kim Liong tidak enak saja
memikirkan Kang Kiam Hoa.
Sia sia ia menanti pulangnya si orang tua sampai ia habis
makan. Sampai jauh malam. Kim Liong menunggu, belum juga
kelihatan Kang Kiam Hoa pulang ke hotel. Sampai disitu, Kim
Liong curiga bahwa Kang Kiam Hoa telah menemukan halangan
dalam perjalanannya. Ia menyesal tidak pulang sama-sama
dengan orang tua itu. Besok paginya, Kang Kiam Hoa tidak juga kelihatan mata
hidungnya. Kim Liong tidak enak hati, maka ia lalu membuat
penyelidikan. Sayang penyelidikannya tidak menemukan jejak yang
diingini. Pikirnya. hilangnya Kang Kiam Hoa suami isteri berikut
cucunya yang mungil pasti ada hubungannya dengan si Golok
Besar, maka penyelidikan dipusatkan pada Toa-to Ong Tin.
Jengkel belum juga mendapatkan jejaknya Kang Kiam Hoa,
anak muda kita telah melampiaskan penasarannya dengan
mabuk mabukan dalam sebuah warung arak.
Ketika ia meninggalkan warung arak. ia kesomplokan dengan
seorang tamu yang barusan saja memasuki warung arak
tersebut. Mereka bertubrukan, dan Kim Liong bikin kotor
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ bajunya tamu baru itu dengan arak yang dimuntahkan dari
mulutnya. "Binatang, kau buta main tubruk orang saja?" tegur orang
itu. Kim Liong yang dalam keadaan mabuk. hanya ketawa haha
hehe saja. Orang itu gusar, dengan kepalannya yang keras, ia bikin Kim
Liong jatuh tersungkur kekolong meja. Dengan susah-payah ia
merangkak bangun, kembali ia dikasi bogem mentah oleh
orang yang gusar tadi, dan kali ini ia sempoyongan dan jatuh
menimpa meja makan, diatas meja ada ditaruh banyak
makanan orang yang hendak bersantap.
Pemilik warung berkaok kaok agar orang itu berhenti
menghajar Kim Liong, karena akibatnya ia yang mendapat
kerugian barang barangnya pada pecah dan rusak.
Tapi teriakan dari si permlik warung arak tidak dihiraukan,
tetap Kim Liong- dihajar jatuh bangun dan babak belur
mukanya. "Kurang ajar, kau berani main gila pada Ong Toaya" Hm!
Rasakan hajaran tuan besarmu, bajingan tengik!" berkata crang
itu dengan gusar. Kiranya yang menghajar Kim Liong adalah si Golok Besar 0ng
Tin. Tampak Ong Tin duduk dikursi sambil mengawasi Kim Liong
yang menggeletak dilantai dengan hidung dan mulutnya keluar
kecap bekas di hajar barusan.
Kim Liong dalam keadaan mabok tidak sadar dirinya dihajar
orang sampai babak belur demikian, tidak heran kalau dengan
seenaknya saja Toa-to Ong Tin menghajar si Tangan Tunggal.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ "Pelayan, mari sini!" Ong Tin teriaki pelayan.
Salah satu pelayan warung arak datang menghampiri dengan
badan gemetaran. "Toaya ada perintah apa?" tanya si pelayan dengan
ketakutan. "Kau lekas bawakan satu ember air kesini," perintah Ong Tin.
Si pelayan lantas ambilkan barang yang diminta.
"Inilah airnya, Toaya," kata si pelayan setelah kembali.
"Kau siramkan dimukanya si buntung itu!" perintah Toa-te
Ong Tin. Si pelayan tampak ragu-ragu, tapi setelah dibentak, ia
menurut juga diperintah dan satu ember air itu disiramkan
kemukanya Kim Liong- Tampak Kim Liong tersadar oleh pengaruhnya air dingin
yang membasahi mukanya. Ia sadar dan sadar juga ingatannya.
Bagi Ong Tin, sebenarnya lebih baik ia menghajar Kim Liong
dalam keadaan tidak sadar, ia lebih merdeka melampiaskan
kebuasannya. Justeru lantaran Sok jagoan, ia ingin menghajar
lawannya dalam keadaan sadar, menyebabkan ia mendapatkan
kesulitan. Satu ember air tadi yang disiramkan kemukanya Kim Liong
cukup membikin si Tangan Tunggal sadar bahwa dirinya telah
dihajar oleh orang tanpa disadari olehnya.
Seketika itu juga ia bangkit coba menenangkan pikirannya
sejenak. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Toa-to Ong Tin mengawasinya dengan masih gusar,
bentaknya: "Binatang. apakah kau yang telah menghajar anak
buahku" Nah, sekarang kau baru rasakan pembalasan dari Ong
Toa-ya!" Toa-to Ong Tin berkata sambil bangkit dari duduknya
dan menghampiri Kim Liong lagi, yang masih sedang
menenangkan (kumpulkan) pikirannya.
Satu serangan dahsyat dengan kepalan meluncur
menyambar kearah dada Kim Liong, tapi kali ini Ong Tin kecele,
karena pukulannya tidak mengena sasarannya. Ia kaget, cepat
menarik pulang kepalannya. Dengan gesit ia rubah
serangannya, sekarang mengarah muka Kim Liong, namun
dengan seenaknya saja si Tangan Tunggal mengegos dan
serangan si Golok Besar menemukan sasaran kosong
Toa-to Ong Tin tidak puas, lalu kakinya dikasi kerja. Juga ia
menendang sasaran kosong.
Ia terkejut, karena tadi ia seenaknya saja menghajar Kim
Liong. namun sekarang diwaktu orang sadar. ia tidak bisa
berbuat apa-apa. Khawatir lawan cepat kembali
ketenangannya, maka ia merangsek lagi dan mengirimkan
pukulan bertubi tubi. namun Kim Liong yang sudah kembali
pada kesadarannya, sudah musnahkan semua serangan itu
dengan indahnya, hingga Toa-to Ong Tin menjadi gugup.
"Manusia jahat!" bentak Kim Liong yang dari tadi diam saja.
"Kini kau ketemu aku si orang she Tan, telah sampai waktnuya
kau menemukan Giamlo-ong untuk mempertanggung jawabkan
perbuatan-perbuatanmu yang jahat!"
"Memangnya begitu gampang kau dapat menjatuhkan aku si
Golok Besar?" jengek Ong Tin.
Sambil berkata, Toa-to Ong Tin tidak tinggal diam, dua jari
tangannya menyambar mata Kim Liong dengan gerak tipu 'Kim-
Liong-tam-jiauw' atau 'Naga Emas ulur kukunya', hebat
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ gerakannya, kalau sampai menemui sasarannya, pasti kedua
lenteranya Kim Liong akan padam seketika.
Tapi si Tangan Tunggal sudah banyak pengalaman dalam
pertempuran,tidak semudah yang diduga oleh lawannya untuk
dirobohkan dengan kecepatan kilat, ia menyambar tangan
lawan yang nyelonong kearah matanya. Krakk! Patahlah tangan
si Golok Besar dengan sekali remasan saja dengan tangan
kirinya Kim Liong mendorong, si Golok Besar terpental dan
tubuhnya menubruk dinding hingga ambrol. Matanya melotot
dan badannya gemetaran merasakan sakit tulang-tulang
tangannya telah remuk diremas oleh Kim Liong.
Si Golok Besar ingin bangkit, namun, tenaganya lemas dan ia
terpaksa tinggal mendeprok dengan mata melotot mengawasi
Kim Liong- "Binatang, dimana kau tahan Kang Kiam Hoa, isteri dan
cucunya" Lekas katakan!" bentak Kim Liong bengis, seraya
menghampiri si Golok Besar yang jadi pucat mukanya.
Plak! Plak! pipinya si Golek Besar ditampar Kim Liong.
Kontan dari mulutnya keluar kecap dan giginya copot beberapa
biji, sedang kepalanya dirasakan pusing, penglihatannya terasa
kabur seketika. Si Golok Besar menjerit ketika kakinya Kim Liong menendang
pinggulnya, hingga tubuhnya bergulingan dan menubruk meja
kursi sampai berantakan. Anak buahnya melihat cukongnya dihajar si tangan buntung,
tidak tinggal diam, lalu menyerbu kedalam dengan golok
terhunus. Kim Liong lompat keluar dikejar oleh mereka yang
kalap dan hendak menuntut balas atas perbuatan si Tangan
Tunggal kepada cukongnya. Ternyata Kim Liong lompat keluar
bukannya apa-apa, ia bukannya takut, hanya dalam ruangan
warung sangat sempit, tidak leluasa ia bertempur.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Diluar, ia mencabut pedangnya. Dengan beberapa sabetan
saja, kawanan gentong nasi itu sudah dibikin simpang siur lari
dengan membawa macam-macam luka, kupingnya copot
sebelah, hidungnya atau lengannya kuntung oleh pedangnya
Kim Liong. Setelah membubarkan kawanan pengeroyok itu, Kim Liong
cepat masuk pula kedalam.
Untuk kekagetannya, ia tidak nampak si Golok Besar yang
tadi dibikin jatuh semaput.
Kim Liong menyesal ia tidak kuntungi kepalanya Toa-to Ong
Tin, lebih menyesal pula ia belum mendapat keterangan halnya
Kang Kiam Hoa dari Toa-to Ong Tin.
Ia menduga si Golok Besar tentu sudah ditolong kawankawannya.
Ia kemudian berjalan keluar dengan perasaan
kurang puas. Baru saja ia bertindak dua langkah, seorang muda masuk
dari luar dan menyapanya: "Tan-heng, kau benar-benar jago
muda dijaman ini!" orang itu datang-datang memuji pada si
Tangan Tunggal. hingga Kim Liong menjadi heran.
"Saudara, kau siapa, dapat tahu aku si orang she Tan?"
tanya Kim Liong heran. Sebelum orang itu menjawab, pemilik warung dengan roman
berseri-seri telah datang menghampiri dan menyapa.
"Lie Kongcu, kau dari mana saja, baru datang sekarang" Oh,
warungku kesepian kalau tidak mendapat kunjungan kongcu.
.." "Ah, kau bisa saja, Lo-jie." sahut anak muda itu yang
dipanggil Lie Kongcu. "Hari ini warungmu rupanya sangat
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ ramai, maka meja kursi pada berantakan dan piring mangkuk
pada berhamburan demikian. Hahaha. . .!"
"Itulah Kongcu, aku mohon Kongcu punya pertimbangan."
sahut Lojie. "Ini perkara mudah. lekas kau suruh rapikan semua dan
bawakan hidangan yang istimewa kesini untuk aku hormati
kawan baruku," berkata Lie Kongcu, seraya bersenyum kearah
Tan Kim Liong. Lo-jie panggil pelayan-pelayannya untuk merapihkan barangbarang
yang berantakan dan memesan juga supaya tukang
masak menyiapkan hidangan yang enak untuk Lie Kongcu dan
kawannya. Sementara itu, Lie Kongcu berkata pada Kim Liong; "Tanheng.
mari kita makan minum untuk mengingat persahabatan!"
Berbareng Lie Kongcu memegang lengan Kim Liong untuk
diajak duduk disatu meja yang masih utuh, tidak ikut terbalik
lantaran keributan tadi. Kim Liong belum kenal dengan orang itu, tapi kelihatan
demikian ramah tamah dan menghormat, hatinya merasa
senang dan tidak tega untuk menolak undangan orang.
Dalam omong-omong pemuda itu memperkenalkan namanya
Lie Kim Ciang, usianya dua puluh-delapan tahun. jadi lebih tua
dua tahun dari Kim Liong yang waktu itu berumur dua puh
enam tahun. Ia menolak untuk dipanggil Kongcu oleh Kim
Liong, maka sebagai penghormatan, si Tangan Tunggal
memanggil "heng" (saudara), ialah Lie-heng (saudara Lie),
demikian juga dengan Kim Ciang, telah memanggil Tan-heng
kepada Kim Liong. Ternyata dua pemuda itu dapat kecocokan hati, sebab baru
saja kenal, kelihatannya sudah seperti kenal lama. Lie Kim
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Ciang adalah anaknya hartawan Lie (Lie-waugwee) dalam
dusun Loanhiang yang dikenal oleh penduduk adalah seorang
hartawan dermawan. Lie Kongcu alias Lie Kim Ciang sangat royal memakai uang,
maka banyak kawan-kawannya. Itu tidaklah heran dimana ada
gula mesti disitu banyak semut.
Omong-omong tentang Toa-to Ong Tin, Kim Ciang
menyatakan pikirannya: "Orang she Ong itu benar memelihara
banyak tukang pukul, sebenarnya tidak begitu jahat seperti
orang desas-desuskan namanya. Ia memakai gelaran Toa-to
(Golok Besar) sebenarnya kurang tepat, sebab kepandaiannya
hanya biasa saja. Harap Tan-heng jangan meladeninya. Kalau
ia tahu Tan-heng adalah sahabatku. pasti ia ketakutan sendiri.
Ia tidak takuti siapa2 juga, ia hanya takut kepada keluarga Lie


Kitab Mudjidjad Lanjutan Bocah Sakti Karya Wang Yu di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kami." "Kenapa begitu?" tanya Kim Liong.
"Itu lantaran ia merasa berhutang budi pada keluarga kami.
Sebelumnya ia mengangkat nama dalam dusun ini, ia telah
mendapat sokongan dari keluarga kami. Malah ketika ia
menikah. keluarga kami yang menikahkannya. Oleh sebab itu.
Toa-to Ong Tin sangat berterima kasih kepada keluarga Lie dan
tidak berani banyak lagak."
Kim Liong manggut-manggut mendengar cerita Lie Kim
Ciang. "Mengingat pengaruh keluarga Lie terhadap Toa-to Ong Tin,
apakah Lie-heng suka menolong urusanku" Aku percaya,
dengan pengaruh Lie-heng, Ong Tin tidak berani
membangkang." "Dalam urusan apakah itu Tan-heng?" tanya Lie Kim Ciang.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ "Urusannya mengenai orang tua bernama Kang Kiam Hoa
dengan isteri dan cucunya. Mereka sampai sekarang belum
kelihatan balik ke hotelnya, aku rasa mereka telah mendapat
kesulitan ditangannya Ong Tin. Aku minta pertolongan Lieheng,
supaya mereka dimerdekakan. dengan begitu aku tidak
usah berurusan lagi dengan Ong Tin."
"Adakah Tan-heng tahu betul Kang Kiam Hoa telah dipersulit
oleh Toa to Ong Tin?"
"Aku tidak tahu betul, tapi aku yakin, mesit Ong Tin yang
mempersulit mereka. oleh karena mereka tidak mempunyai
musuh lainnya." "Memangnya Kang Kiam Hoa ada bermusuhan dengan Toato
Ong itu?" "Bermusuhan sih tidak, hanya urusan membuka pertunjukan
silat tidak mendapat ijin dari Toa-to Ong Tin, mereka telah
dimusuhi oleh pihak si Golok Besar."
Lie Kim Ciang termenung sejenak.
"Mudah, mudah kalau memang benar Ong Tin yang
mempersulit Kang Kiam Hoa," sahut Lie Kim Ciang ketawa,
"Nanti aku damaikan urusan ini, legakanlah hatimu, Tan-heng!"
Girang hatinya Kim Liong mendapat janji dari Lie Kim Ciang,
yang menurut katanya ada sangat berpengaruh atas dirinya
Toa-to Ong Tin. Setelah bersantap. Kim Liong mohon berpisah dari Kim
Ciang. "Nanti dulu, Tan-heng tinggal dimana?" tanya si orang she
Lie. "Aku menginap di hotel Hok Lay," sahut Kim Liong.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ "Aku senang bergaulan dengan Tan-heng, bagaimana kalau
pindah tinggal dirumahku saja" Rumahku cukup besar dan
disana kau bebas bergerak."
"Terima kasih. kau sungguh baik sekali Lie-heng. Cuma
terlebih baik kalau aku tidak menggunggu ketenteramanmu,
biarlah aku tinggal di hotel saja."
Kim Ciang tidak memaksa. ia hanya mengajak Kim Liong
untuk jalan-jalan ketempatnya.
Untuk mana Kim Liong tidak bisa menampik, maka ia ikut Lie
Kongcu. Rumahnya Lie Kim Ciang sekitarnya dipagar tembok tinggi,
didepannya ada lapangan kosong tempat membagi-bagi beras.
ialah beras dermaan dari Lie Wangwee kepada orang-orang
miskin dalam dusun itu. Kebetulan hari itu adalah hari
pembagian beras. hingga berjubel orang yang minta bagian.
"Lie-heng. demikian banyak orarg berkumpul. ada urusan
apa?" tanya Kim Liong.
Kim Ciang ketawa. "Ah, kebetulan hari ini adalah hari
pembagian beras maka banyak orang datang meminta bagian,"
"Siapa yang mengadakan pembagian, Lie-heng?"
"Oh, keluargaku, yang menolong orang miskin sekedarnya."
Kim Liong kagum, ia memuji: "Lie-heng, keluargamu benarbenar
dermawan. Dengan menolong banyak keluarga miskin,
pasti keluargamu akan mendapat balasan Tuhan yang
berlimpahan." Lie Kim Ciang ketawa. Ia ajak teman barunya itu memasuki
pekarangan rumahnya yang besar dan luas, hingga Kim Liong
merasa sangat kagum. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ Ia dijamu diserambi belakang rumah yang menghadapi
taman bunga. Sungguh sejuk dan adem sekali Kim Liong
rasakan, hatinya merasa terbuka.
Setelah omong-omong sebentar disitu, Kim Liong diajak
pesiar melihat-lihat kebonnya yang besar dan luas. Kebon itu
boleh dikatakan sebuah rimba kecil dengan penghuninya
kawanan monyet, ayam hutan dan banyak binatang lainnya
yang hidup dalam hutan. Sudah tentu harimau, singa dan gajah
tidak terdapat disitu. Senang hati Kim Liong dan mengagumi kekayaan Lie
Wangwee. Pergaulan Kim Liong dan Kim Ciang makin erat saja dari
sehari lepas sehari. Urusannya Kang Kiam Hoa ternyata Toa-to Ong Tin tidak
tahu menahu. maka Kim Liong terpaksa menanti beberapa
waktu, sebab. menurut Kim Ciang. katanya ia akan atur orargorangnya
untuk melakukan penyelidikan.
Kim Liong percaya atas perkataannya sang kawan baru.
o o OdwO o o Bab 54 PADA SUATU SORE, ketika Kim Liong memasuki warung arak
Lo jie, ia melihat diantara tamu-tamunya ada seorang Wanita
Kang-ouw yang mengenakan tudung lebar. Wanita itu duduk
menghadap kedalam, hingga Kim Lidng tidak melihat wajahnya.
Hatinya pemuda itu tiba-tiba terkejut melihat potongan
badan si wanita yang sedang asyik makan mie. Ia lekas
mendekati, sambil menepuk belakangnya wanita itu, ia berkata:
"Adik Hiang, selamat ketemu lagi, Hahaha. . . . kau kemana
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ saja, sampai kita berpisahan" Aku kehilangan jejakmu sampai
rasanya kepingin nangis mencarimu tidak ketemu. Aha.
sekarang kau jangan meninggalkan aku lagi, adik Hiang. . ."
Wanita itu diam saja sementara Kim Liong berkata-kata.
Ketika melihat wanita itu diam saja, Kim Liong lantas duduk
didepannya dan memegang tangan si wanita, tapi lekas ia
lepaskan pegangannya ketika melihat wanita itu ternyata
bukannya Bwee Hiang. Wajahnya tidak secantik Bwee Hiang,
namun tidak jelek, ketawanya manis.
"Aku bukannya adik Hiang'mu, Toako!" kata si wanita seraya
bersenyum manis, melihat Kim Liong yang memegang
tangannya cepat menarik pulang, seperti disengat serangga
berbisa. Kim Liong cepat-cepat mohon ma'af, kataya: "Nona, mohon
ma'af untuk kelancanganku barusan, sebab aku kira kau adalah
adik Hiang!" "Tidak apa, orang yang kesalahan lihat bagaimana dapat
disalahkan?" sahut si gadis dengan suara empuk.
"Terima kasih nona," sahut Kim Liong. lalu bangkit mencari
tempat duduk lainnya. Mukanya kalau masih tampan, pasti
tampak kemerah-merahan karena jengah.
"Kau mau kemana. Toako?" tanya si wanita, ketika melihat
Kim Liong berlalu. "Aku mau cari tempat lain untuk aku minum arak," sahutnya
malu-malu. "Kalau disini sama-sama saja satu meja, apa kau
keberatan?" si nona ketawa mesem.
"Oh, tidak, tidak. . ," kata Kim Liong agak gugup.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ "Nah, duduklah, untuk apa cari tempat lainnya" Lekas pesan
makanan pada pelayan."
Kim Liong duduk lagi. "Asal nona tidak keberatan, aku senang duduk menemani,"
kata Kim Liong dengan sopan.
Si nona tidak menyahut, sebagai gantinya ia tersenyum
manis. Kim Liong pikir: "Nona ini tidak jelek, kenapa perawakannya
persis seperti adik Hiang" Ah. sungguh aku sudah berlaku tolol
membuka rahasia didepannya, pasti aku diketawakan diamdiam
olehnya." Dalam percakapan, Kim Liong mendapat tahu namanya si
nona ialah Kang Sian Hoa. Ia datang ke dusun itu berhubung
dengan suatu tugas hendak membereskan kejahatan.
Kim Liong kaget. Cepat ia menanya: "Nona mau membasmi
kejahatan, apakah kejahatan yang oilakukan oleh Toa-to Ong
Tin?" Kang Sian Hoa mesem. "Masih belum aku dapat mengatakan siapa-siapanya. Sebab
ini melibatkan kejahatan yang dilakukan orang yang sangat
berpengaruh," jawab Sian Hoa.
"Apakah dapat aku memberi bantuan?" Kim Liong
menawarkan bantuannya. "Terima kasih. Asal kau jangan ikut pihak sana saja, aku
sudah senang!" "Hahaha. . . , adik Sian Hoa." kata Kim Liong. "Kau dangan
pandang rendah padaku, masa aku Tan Kim Liong mau
membantu kejahatan?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/ "Bagus. itulah yang aku harap! Mari kita minun!" mengajak
Sian Hoa. seraya angkat cawan araknya, diikuti oleh Kim Liong.
Mereka minum-minum dengan gembira sekali dan banyak
bercakap-cakap. Ketika hendak berpisahan, Kim Liong menanyakan tempat
menginapnya Sian Hoa, namun si gadis hanya ketawa saja. Ia
berkata: "Nanti juga kau tahu sendiri, buat apa tanya sekarang.
Toako. . ." Kim Liong heran mendengar jawaban si gadis , tapi ia tidak
mendesak. Kapan si gadis telah berlalu. tinggal Kim Liong yang duduk
sendirian dan memikirkan halnya si gadis tadi, yang
mengatakan datang kesini hendak membasmi kejahatan. Siapa
orangnya yang jahat dan berpengaruh itu"
Pada keesokan harinya Kim Liong dibikin terkejut dengan
kabar kematiaan Toa-to Ong Tin. Ia kedapatan mati terlentang
dengan masih memegang golok besarnya, hanya kepalanya
sudah terpisah dari lehernya.
Siapa pembunuhnya lantas diketahui sebab pada dinding
ruangan dimana Toa-to Ong Tin telah meneimui ajalnya ada
tertulis: "YANG MEMBUNUH ADA KHONG TONG LIE HIAP" .
Kim Liong lantas menduga bahwa pembunuhnya adalah
wanita yang ia temukan diwarung araknya Lojie. Apakah Ong
Tin yang dianggap seorang yang sangat berpengaruh, Kim
Liong ragu-ragu, sebab Toa-to Ong Tin oleh keluarga Lie saja.
kalah penguruh. Dua hari sejak terjadi pembunuhan atas dirinya Toa-to Ong
Tin, Lie Kim Ciang telah datang ke hotelnya Kim Liong. Ia
Seruling Gading 12 Pendekar Pedang Sakti Munculnya Seorang Pendekar ( Bwee Hoa Kiam Hiap ) Karya Liong Pei Yen Kelelawar Hijau 5
^