Pencarian

Memburu Iblis 15

Memburu Iblis Lanjutan Pendekar Penyebar Maut Karya Sriwidjono Bagian 15


Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
Liu Yang Kun menatap wajah 'isterinya', kemudian
menghela napas panjang. "Sudah kukatakan bahwa aku tidak pernah merasa menjadi
seorang pangeran. Oleh karena itu aku juga tak ingin
menemui mereka atau menemui siapa saja yang berbau
istana. Bahkan sekarang aku menjadi takut malah. Jangan-
jangan cerita kalian itu memang benar, sehingga aku harus.....
harus kembali ke istana. Hmh .. aku benci kehidupan yang
berbau gemerlapan dan banyak aturan. Semua itu tidak cocok
dengan jiwaku. Aku lebih suka hidup bebas merdeka di alam
terbuka, tanpa terikat oleh segala macam aturan dan adat-
istiadat." Pemuda itu berkata dengan berapi-api. Dan Tiauw Li Ing
menyambutnya dengan rasa gembira dan lega. Karena
memang ucapan seperti itu pulalah yang ingin ia dengar dari
mulut 'suaminya' itu. Rasa cintanya yang amat besar membuat
gadis cantik itu takut kehilangan Liu Yang Kun. Maka betapa
bahagia hatinya tatkala mendengar kata-kata tersebut.
"Nah.....mereka telah lewat. Bagaimana sekarang menurut
pendapatmu, Li Ing" Kemanakah kita harus pergi" Mengikuti
pasukan itu ataukah mencari jalan yang lain......?" tiba-tiba Lo-
sin ong menengahi percakapan mereka.
Tiauw Li Ing tersentak kaget. Untuk sekejap wajahnya
menjadi merah. Tapi sekejap kemudian ia menoleh ke arah
'suaminya'. Matanya yang bening seolah olah memancarkan
sinar pertanyaan atau meminta pertimbangan kepada Liu
Yang Kun. Tapi Liu Yang Kun diam saja. Bahkan pemuda itu balas
memandangnya dengan tajam, sehingga Tiauw Li Ing
terpaksa mengalihkan pandangannya kembali kepada gurunya. Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
"Bagaimanakah menurut pendapat suhu sendiri" Jalan
mana yang sebaiknya harus kita pilih?" la lalu balas bertanya
kepada gurunya. Lo-sin-ong menengadahkan kepalanya sebentar. Setelah
menarik napas berulang-kali orang tua itu lalu berkata,
"Pasukan itu tampaknya baru saja berangkat meninggalkan
perkemahan tempat mereka melepaskan lelah malam tadi. Hal
itu berarti tempat ini jauh dari kota maupun perkampungan
penduduk. Oleh karena itu menurut pendapatku kita
sebaiknya mengikuti saja pasukan itu dari jauh. Dengan begitu
paling tidak kita telah mendapatkan teman seperjalanan. Siapa
tahu kita kelaparan atau bertemu dengan perampok di jalan
nanti?" "Ah, suhu......" Masakan kita takut kelaparan dan takut
kepada segala macam perampok?" Tiauw Li Ing cemberut.
"Aha, aku cuma bergurau saja. Bagaimana pendapatmu?"
"Terserah suhu saja......"
Lo-sin-ong mengangguk-angguk. "Kalau begitu ajaklah
suamimu berangkat ! Kita ikuti pasukan berkuda itu!"
Tiauw Li Ing menatap Liu Yang Kun. "Bagaimana
pendapatmu, ko-ko" Apakah kau setuju kalau kita berjalan di
belakang pasukan berkuda itu?"
Liu Yang Kun mengangkat pundaknya. "Terserah
kepadamu. Asal saja kita tidak sampai ketahuan oleh mereka."
Tiauw Li Ing mengangguk dan tersenyum manis sekali.
Dengan mesra tangannya lalu merangkul dan menggandeng
lengan pemuda itu. Kemudian perlahan-lahan mereka
melangkah di belakang Lo-sin-ong.
Belum juga ada lima lie mereka berjalan, di depan mereka
telah tampak membentang sebuah tembok kota yang
dibangun di kaki bukit. Bahkan rumah-rumah pendudukpun
sudah banyak pula yang dibangun di sekitar tembok kota
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
tersebut. Sementara sawah dan ladang juga telah mulai
bertebaran pula dikerjakan orang di sekitar jalan yang mereka
lalui. Ketika rombongan pasukan berkuda yang ada di depan
mereka itu berhenti dan membuat kemah di luar tembok kota
tersebut, Lo-sin-ong juga berhenti puIa. Orang tua itu
memanggil T iauw Li Ing. "Li Ing, kudengar suara derap di depan itu telah berhenti.
Apakah yang telah terjadi pada mereka?"
"Su-hu, kita telah sampai di sebuah kota. Pasukan itu
berhenti di luar tembok dan membuat kemah di sana. Apa
yang harus kita lakukan?"
"Oh......begitu cepatnya kita sampai di sebuah kota" Kota
mana itu?" "Entahlah, su-hu. Tembok kota itu masih jauh dari s ini. Aku
belum bisa membaca huruf yang tertulis di atas Pintu
Gerbangnya." Lo-sin-ong berdiam diri sebentar. Lalu katanya lagi,
"Baiklah. Marilah kita sekarang mencari jalan lain dengan
menjauhi perkemahan para prajurit itu. Lalu secara diam-diam
kita menyelinap memasuki pintu gerbang kota."
Demikianlah, dengan jalan melingkar mereka memasuki
pintu gerbang kota itu. Mereka lewat di ladang-ladang dan
perkampungan penduduk sehingga mereka tidak bertemu
dengan para prajurit itu.
"Kota Cia-souw......! Ah, ternyata kita berada di kota Cia-
souw di semenanjung Syan-tung, suhu!" Tiauw Li Ing
bergumam sedikit keras ketika membaca huruf yang tertera di
atas pintu gerbang yang mereka lalui itu.
"Kota Cia-souw" Ah, kalau begitu kita berada agak jauh di
sebelah timur kota Cin-an." Lo-sin-ong menyahut dengan
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
kening berkerut. Sama sekali tak disangkanya kalau mereka
sampai melenceng sedemikian jauhnya dari kota An-lei.
"Benar, su hu. Ternyata malam tadi kita telah menempuh
perjalanan yang jauh sekali. Tapi sungguh kebetulan malah,
karena ayahku justru banyak mempunyai kaki tangan di
daerah ini. Nanti kita bisa menghubungi mereka."
"Cin-an.. . Cin-an .. ..Cin-an.....?" tiba-tiba Liu Yang Kun
turut bergumam pula ketika Lo-sin-ong menyebut-nyebut kota
Cin an. Dahinya berkerut seakan-akan sedang mengerahkan
semua ingatannya. "Ko-ko, ada apa.....?" Tiauw Li Ing berdesah khawatir. "Kau
teringat sesuatu?" "Tidak ..... tidak. Aku tidak teringat apa-apa. Cuma kota itu
rasa-rasanya sudah kukenal. Malahan kota itu seperti......seperti penting bagiku. Hmmm.....jangan-jangan
aku memang berasal dari kota itu. Ah.......! Li Ing, aku harus
ke sana! Aku ingin ke kota itu! Siapa tahu ingatanku akan
kembali lagi setelah melihat kota Cin-an?"
Liu Yang Kun menatap mata Tiauw Li Ing. Wajahnya
tegang, seolah-olah keinginannya untuk pergi ke kota Cin-an
itu sudah tak bisa diganggu-gugat lagi. Bahkan seandainya
dicegah oleh Tiauw Li Ing sekalipun.
Tentu saja Tiauw Li Ing menjadi khawatir dan bingung.
Kota itu adalah kota yang sangat besar. Kota yang dihuni oleh
banyak perwira dan prajurit kerajaan. Bahkan di kota itu juga
banyak tinggal tokoh-tokoh persilatan yang terkenal. Malah
diantara mereka itu adalah Hek-pian-hok Ui Bun Ting, Ketua
Tiam-jong-pai yang dua atau tiga hari
lagi akan melangsungkan perkawinannya. Tentu akan banyak lagi
tokoh-tokoh persilatan yang akan berkunjung ke kota itu. Lalu
bagaimana kalau nanti pemuda itu dikenal orang dan dibawa
pergi oleh prajurit-prajurit istana"
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
"Ko-ko, bukankah kau tidak ingin bertemu dengan.......
dengan punggawa punggawa ayahmu" Di kota itu banyak
berkeliaran perwira dan prajurit kerajaan. Bagaimana kalau
kau dikenali mereka nanti"''
"Tapi". tapi aku harus ke sana. Kita.... kita bisa menyamar
atau pergi secara diam-diam. Tetapi kalau kau takut, biarlah
aku pergi ke sana sendirian." Liu Yang Kun tetap bersikeras
untuk melaksanakan keinginannya.
Hampir saja Tiauw Li Ing tak bisa menguasai dirinya. Kalau
saja saat itu mereka tidak sedang berjalan di jalan umum yang
penuh orang, mungkin Tiauw Li Ing sudah menangis dan
merengek-rengek kepada Liu Yang Kun agar supaya pemuda
itu mau membatalkan niatnya.
"Su-hu, bagaimana ini" Dia ingin pergi ke kota Cin-an yang
banyak prajuritnya itu. Bagaimana nanti kalau ada yang
mengenalinya" Ooooh,.........!" gadis itu mengeluh ketakutan.
"Ah, kalian ini seperti anak kecil saja. Berdebat dan
bertengkar di muka umum. Ayoh, kita cari dulu tempat untuk
beristirahat, baru kemudian kita rundingkan semua persoalan
kalian itu!" Lo-sin-ong membentak perlahan.
Jilid 27 Liu Yang Kun menghela napas sambil memandang ke
sekelilingnya. Ia sedikit tersipu ketika menyadari dirinya telah
menjadi perhatian beberapa orang yang lewat. Oleh karena itu
ia tidak membantah ketika tangan Tiauw Li Ing
menggandengnya dan cepat-cepat mengajak pergi mencari
rumah penginapan. Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
Hampir saja Tiauw Li Ing meminta kamar sendiri ketika
berada di rumah penginapan. Untunglah gurunya cepat-cepat
menyikut lengannya, sehingga ia menjadi ingat kembali akan
sandiwara yang telah mereka lakukan. Namun demikian
pipinya menjadi merah juga, sebab bagaimanapun juga ia
belum pernah tidur sekamar dengan seorang lelaki. Bahkan
setelah berada di dalam kamar, tiba-tiba saja keringat
dinginnya membanjir tanpa terasa.
Dan gadis itu semakin menjadi kikuk dan ngeri
menyaksikan mata 'suami-nya' itu selalu tertuju kepadanya.
Bahkan semakin lama gadis itu merasa seperti seekor tikus
yang berada di dalam cengkeraman seekor kucing liar.
Sehingga niatnya untuk mandi dan berganti pakaian pun
menjadi urung pula. "Ko-ko, kau jangan"..jangan memandangku terus-menerus
begitu! Aku takut," akhirnya Tiauw Li Ing berkata gemetar.
"Ahhh........!" Liu Yang Kun tunduk malu. Tiba-tiba hatinya
ikut bergetar juga. Gadis yang mengaku sebagai isterinya itu
benar-benar cantik bukan main. Entah mengapa tiba-tiba ia
ingin memeluknya. "Tapi...... tapi".bukankah kau ini isteriku" Me-mengapa
aku tak boleh memandangmu?" pemuda itu mencoba
membantah. "Ya.....ya! Tapi aku menjadi ngeri melihatmu! Kau?"kau
keluarlah sebentar! Aku ingin mandi dan berganti pakaian".."
"Hei?"mengapa begitu" Masakan suami isteri masih pakai
malu-malu segala?" tiba-tiba timbul kembali keberanian Liu
Yang Kun. Bukannya keluar, tapi sebaliknya dia malah
menyambar tubuh Tiauw Li Ing dan menciumnya.
Gadis itu segera meronta-ronta dan mendorong tubuh Liu
Yang Kun ke belakang. Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
"Ini"..ini?"aauph! Lepaskan! Lepaskan"..!" jeritnya
ketakutan sehingga Liu Yang Kun terpaksa melepaskannya.
"Ssssst! Jangan berisik! Memalukan?"!" Liu Yang Kun
berbisik kesal seraya menoleh ke arah pintu. Takut kalau ada
penghuni kamar lain yang mendengar jeritan gadis itu.
"Habis ?"kau gila sih! Nekad saja!" Tiauw Li Ing
merengut. Kemudian dengusnya lagi, "Nah, sekarang kau mau
keluar atau tidak" Kalau tidak mau, aku akan menjerit lagi."
Liu Yang Kun yang telah mulai panas itu terpaksa
mengalah. "Baiklah! Baiklah....... aku akan keluar," katanya
mendongkol, lalu me langkah ke pintu dan keluar dari kamar
itu. Di luar kamar pemuda itu menoleh ke kanan dan ke kiri,
kalau-kalau ada tamu lain yang mendengar jeritan 'isterinya'
tadi. Tapi ternyata tak seorang pun yang mendengarnya.
Semua tamu sibuk dengan urusan mereka sendiri. Hanya
seorang pelayan saja yang tampaknya bercuriga kepadanya.
Tapi pemuda itu tak peduli. Dia melangkah ke pendapa, yang
dipergunakan juga sebagai restoran atau tempat makan.
"Silakan duduk, Siauw-ya. Siauw-ya ingin memesan
makanan apa?" seorang pelayan cepat mempersilakan dia
duduk dan menanyakan makanan yang ia kehendaki.
Liu Yang Kun merogoh sakunya dulu, untuk melihat apakah
dia membawa uang atau tidak. Ketika jari-jarinya menyentuh
kantung kecil penuh uang di dalam sakunya, hatinya menjadi
lega. Ia lalu memesan makanan dan minuman yang ia
inginkan. Sekaligus untuk tiga orang. Dia sendiri, isterinya dan
guru isterinya itu. "Heran. Di sakuku tersimpan uang yang amat banyak.
Tampaknya aku memang seorang yang kaya raya.
Hmm..........jangan-jangan
aku ini memang seorang pangeran," gumamnya sendirian ketika pelayan itu sudah
pergi meninggalkannya. Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
Kemudian sambil menantikan kedatangan T iauw Li Ing dan
Lo-sin-ong, Liu Yang Kun melamun dan merenungkan
nasibnya sendiri. Ia benar-benar merasa sedih dan tak habis
mengerti, bagaimana dia sampai bisa menderita sakit "lupa
pada masa lalunya' itu. Padahal ia merasakan tubuhnya dalam
keadaan sehat dan kuat. Otak dan pikirannyapun juga masih
terasa terang dan bersih. Dan sama sekali ia juga tidak
merasa kehilangan akal pula. Bahkan sampai sekarangpun ia
juga masih merasa dapat berpikir dengan baik. Ia tidak gila
atau hilang ingatan. Ia cuma lupa pada masa lalunya. Itu saja.
Begitu berat tampaknya sakit yang dideritanya itu sehingga


Memburu Iblis Lanjutan Pendekar Penyebar Maut Karya Sriwidjono di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ia sampai lupa akan asalnya, keluarganya dan namanya
sendiri. Bahkan iapun sampai lupa pada isterinya pula.
Padahal semuanya itu menurut Lo-sin-ong hanya karena
luka-luka yang dideritanya ketika melawan Bok Siang Ki dan
Giok-bin Tok-ong, yaitu dua orang tokoh sakti dari dunia
persilatan. "Aku harus mengembalikan semua ingatanku yang hilang.
Akan kucari seorang tabib yang pandai, atau akan aku
kunjungi tempat-tempat yang sekiranya telah kukenal. Siapa
tahu dengan begitu ingatanku bisa kembali normal seperti
sediakala?" pemuda itu menutup lamunannya.
Krengkeittt! Brug! Brug! Tiba-tiba pemuda itu dikagetkan oleh suara kursi ditarik
dan orang duduk dengan kasar di pojok ruangan itu. Dan
ketika pemuda itu melirik ia melihat enam orang lelaki
bersenjata duduk di sana. Mereka tampak lelah dan lesu.
Bahkan empat orang di antaranya seperti sedang menderita
sakit. Sebagai seorang yang memiliki kepandaian silat tinggi Liu
Yang Kun segera mengetahui kalau orang-orang itu telah
menderita luka dalam. Bahkan seorang di antaranya benar-
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
benar menderita luka dalam yang amat berat. Hanya karena
semangat dan kekuatannya saja orang itu bisa bertahan.
Belum juga mereka itu sempat membereskan tempat duduk
mereka, mendadak dari luar pendapa masuk lagi beberapa
lelaki. Begitu masuk orang-orang itu segera menghampiri
enam orang yang datang lebih dahulu itu.
"Bagaimanakah perjalananmu, Ouw twa-ko" Dapatkah
kalian menangkap kuntilanak pemakan bayi itu?" salah
seorang dari orang-orang yang datang belakangan itu
bertanya kepada orang yang datang lebih dulu tadi.
Laki-laki yang menderita luka dalam paling berat itu
menengadahkan kepalanya. Dipandangnya orang yang
bertanya kepadanya itu beberapa saat lamanya, baru
kemudian kepalanya mengangguk.
"Silakan duduk dulu, Ci su-te! nanti akan kuceritakan
semuanya......" orang itu menjawab dengan suara agak
tersengal-sengal. Orang-orang itu lalu menarik sebuah meja lagi, kemudian
mereka duduk menjadi satu. Orang-orang yang datang
belakangan itu tampak kaget dan heran begitu menyadari
kawan-kawan mereka yang datang duluan itu banyak yang
menderita luka dalam. Bahkan mereka semakin menjadi heran
ketika mengetahui orang yang mereka sebut Ouw twa-ko
justru menderita luka yang paling berat.
Beberapa orang tamu yang saat itu berada di dalam
pendapa pun juga sangat menaruh perhatian pada mereka.
Diam-diam semuanya kelihatan menunggu keterangan yang
hendak diberikan oleh orang yang disebut Ouw twa-ko itu.
Oleh karena itu tanpa terasa Liu Yang Kun juga ikut
menunggu pula. Sebagai jago silat pemuda itu ikut tergelitik
juga hatinya untuk mengetahui permasalahannya, mengapa
orang-orang itu sampai terluka dalam.
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
"Makanan dan minuman sudah siap semua, tuan muda.
Silahkan?"!" tiba-tiba Liu Yang Kun dikagetkan lagi oleh
suara pelayan yang telah menyiapkan pesanannya tadi.
"Eh-oh".b-baik, terima kasih!" Liu Yang Kun mengangguk
gugup. Lalu sambil lalu pemuda itu berkata lagi, "Eh, sebentar
dulu! Siapakah mereka itu" Dari mana mereka datang"
Tampaknya ada sesuatu hal yang amat penting telah terjadi di
kota ini?"" pelayan itu tak jadi melangkah pergi. Sambil mengawasi
wajah Liu Yang Kun pelayan itu mengangguk.
"Memang ada sesuatu yang telah terjadi di kota ini, tuan
muda. Sesuatu yang aneh, namun juga sangat menakutkan
hati penduduk kota ini. Ehmm, tampaknya tuan muda bukan
penduduk daerah ini, sehingga Tuan belum mendengarnya."
"Aku memang bukan orang sini. Aku seorang petualang
yang baru saja datang dari daerah lain. Nah......bolehkah aku
mengetahui peristiwa yang kalian takutkan itu?"
Pelayan itu menoleh ke kanan ke kiri, seakan-akan ada
yang dia takutkan. Tapi melihat semua perhatian tertuju ke
arah orang-orang yang baru datang tadi, pelayan itu menjadi
lega. Keberaniannya timbul kembali. Dengan suara perlahan ia
bercerita. Telah sepekan ini kota Cia-souw digemparkan oleh
munculnya hantu kuntilanak di malam hari. Hantu yang
berwujud sebagai wanita cantik itu selalu gentayangan
mencari mangsa di rumah-rumah penduduk yang memiliki
anak kecil atau bayi. Setiap kali hantu cantik itu singgah atau
lewat di rumah penduduk yang mempunyai bayi, niscaya bayi
itu akan meninggal keesokan harinya.
Dan selama sepekan itu telah ada empat bayi yang menjadi
korban. Jadi setiap malam tentu ada satu bayi yang menjadi
korban. Semuanya mati tanpa diketahui sebab-sebabnya.
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
Tentu saja penduduk kota Cia-souw menjadi gelisah dan
ketakutan. Terutama bagi keluarga yang memiliki bayi atau
anak kecil. Hati mereka menjadi kecut apabila malam datang.
Mereka berjaga semalam suntuk untuk melindungi anak
mereka. Peristiwa yang sangat menggemparkan itu akhirnya sampai
juga di telinga para pembesar di kota Cia-souw itu. Mereka
lalu mengerahkan pasukan keamanan kota untuk mencari dan
menangkap "kuntilanak" tersebut.
"Menangkap kuntilanak" Eh?"mana bisa orang menangkap hantu" Bukankah hantu itu bisa menghilang?" Liu
Yang Kun memotong cerita pelayan itu.
Pelayan itu menyeringai kecut. "Memang tidak........ tidak
bisa. Jangankan hendak menangkap, sedang melihat
bayangannyapun mereka tidak bisa. Oleh sebab itu pulalah Un
Tai-jin lalu minta pertolongan para jago silat di kota ini untuk
ikut menyingkirkan hantu itu. Un Tai-jin berharap, dengan
kepandaian mereka yang tinggi para pendekar itu akan
mampu mengusir kuntilanak tersebut dari kota ini."
"Ehmmmm........?" Liu Yang Kun berdesah. "Siapakah Un
Tai-jin itu?" "Un Tai-jin (Pembesar Un) adalah pejabat kota yang
menguasai pasukan keamanan. Beliau adalah tangan kanan
Liong Tai-jin (Pembesar Liong), penguasa kota Cia-souw ini."
"Oooo...... lalu bagaimana kelanjutannya" Adakah para
pendekar silat yang mampu menangkap hantu itu?"
Pelayan itu tidak menjawab. Sebaliknya ia melayangkan
pandangannya ke pojok ruangan, dimana rombongan lelaki
kasar tadi duduk. "Tuan lihat orang-orang itu" Mereka adalah sebagian dari
jago-jago silat yang diundang oleh Un Tai-jin itu. Telah dua
malam mereka berputar-putar di kota ini. Dan baru tadi
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
malam mereka bisa bertemu dengan hantu itu. Mereka
bersama-sama dengan para pendekar silat yang lain mengejar
hantu itu semalam suntuk. Dan baru sekarang mereka pulang.
Silahkan tuan mendengarkan sendiri pembicaraan mereka........!" kata pelayan itu kemudian sambil pergi
meninggalkan Liu Yang Kun.
"Terima kasih....." ucap pemuda itu.
Tanpa menunggu lagi kedatangan isterinya, Liu Yang Kun
mulai menyantap pesanannya. Sambil menyuapkan makanan
itu ke mulutnya ia mendengarkan percakapan orang-orang di
pojok ruangan itu. "Ci su-te.....! Untunglah kau dan rombonganmu tidak
berjumpa dengan 'hantu wanita" itu. Kalau kalian juga
bertemu dengan hantu itu, niscaya kalian pun juga akan
bernasib sama pula seperti kami. Hantu wanita itu benar-
benar lihai bukan main!" terdengar suara lelaki yang dipanggil
Ouw T wa-ko tadi. "Lihai......" Jadi kuntilanak itu bukan hantu sungguhan?"
orang yang disebut dengan sebutan Ci su-te itu bertanya
kaget. Orang yang dipanggil Ouw Twa-ko itu mengangguk.
Matanya menerawang jauh. "Mula-mula kami mendapat laporan kalau di dekat kuil
Liong-tee-bio ada sesosok bayangan yang mencurigakan.
Bayangan itu selalu berputar-putar mengitari rumah pande
besi (tukang membuat peralatan dari besi), yang mempunyai
anak kecil di rumahnya."
Orang itu menghentikan ceritanya sebentar, seakan-akan
ingin mengumpulkan kembali semua ingatan tentang kejadian
yang dia alami semalam. "Karena tempat kami meronda berada paling dekat dengan
tempat itu, maka kami pula yang datang paling dulu disana.
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
Namun demikian kami juga hanya bisa melihat bayangannya
saja. Hantu wanita itu keburu me larikan diri dari tempat si
pande besi." "keburu lari"..?" orang yang dipanggil dengan sebutan Ci
su-te itu memotong. "Benar. T api karena hantu itu mengenakan pakaian putih-
putih, maka kami dapat melihatnya dengan jelas. Apalagi
ketika dia berlari-lari di lereng bukit Cemara yang jarang
pepohonannya itu." "Wah?"kalau begitu Ouw twa-ko berhasil menangkapnya?" Orang yang disebut dengan sebutan Ouw twa-ko itu
menggelengkan kepalanya sambil menarik napas panjang.
"Tampaknya memang mudah, serombongan lelaki kasar
mengejar satu hantu wanita. Tapi dalam pelaksanaannya
ternyata sungguh berat dan sulit. Bayangan putih yang selama
ini kita anggap sebagai hantu kuntilanak itu ternyata juga
manusia biasa seperti kita. Bahkan kesaktiannya benar-benar
di luar dugaan kami yang mengejarnya. Hanya dengan sebuah
saputangan dan".hanya dalam satu jurus pula, kami semua
telah dibuatnya bergelimpangan terluka parah."
"Cuma.... satu Jurus?" orang yang dipanggil dengan
sebutan Ci su-te itu berdesah tak percaya.
"Ya! Untunglah pada saat itu pula dari bawah bukit
terdengar langkah kaki orang mendatangi tempat tersebut,
sehingga nyawa kami selamat. Wanita itu segera pergi
meninggalkan kami, karena dia menyangka kami membawa
bala-bantuan yang banyak. Tapi.........?"
"Rombongan siapa yang datang menolong Ouw twa-ko
itu?" orang yang disebut dengan panggilan Ci su-te tadi
mendesak tak sabar. Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
"Kami tak tahu. Tiba-tiba saja suara langkah kaki itu
menghilang kembali. Kami menunggu sampai lama, tapi suara
itu tak kunjung datang juga. Akhirnya kami pulang dengan
tangan hampa. Dan baru sekarang kami tiba di sini karena
kami harus mengobati luka-luka kami......." orang yang
disebut dengan sebutan Ouw twa-ko itu mengakhiri ceritanya.
Liu Yang Kun mengerutkan dahinya. Mendengar kisah
orang-orang itu, ingatannya segera melayang ke bekas-bekas
tangkai obor dan bekas-bekas jejak yang ia temukan tadi
malam. "Ah, ternyata tangkai obor dan jejak-jejak kaki itu milik
mereka".." tiba-tiba terdengar suara Tiauw Li Ing di
sampingnya. Liu Yang Kun memalingkan mukanya dengan terperanjat.
Dilihatnya isterinya dan orang tua buta itu telah berdiri di
belakangnya. "Ah! Sudah selesai kau mandi" Mari silakan duduk! Aku
telah memesan makanan dan minuman untuk tiga orang
sekaligus. Tapi aku sudah makan lebih dulu karena kau tak
kunjung datang juga."
Sambil duduk di kursinya Tiauw Li Ing berkata kepada
gurunya, "Suhu....! Ternyata bekas-bekas obor dan jejak-jejak
kaki itu milik macan-macan kampung kota ini. Tuh?"mereka
sedang duduk-duduk di pojok ruangan!"
"Hmmh! Kalau begitu kita tak usah melibatkan diri dengan
urusan mereka. Marilah kita sekarang makan dan minum, lalu
istirahat sepuasnya. Besok kita berangkat ke Cin-an untuk
mengantarkan suamimu. Nah, Li Ing...... mana makanan dan
minuman yang harus kumakan" Tolong letakkan di depanku!"
Lo-sin-ong menyahut pelan.
Demikianlah mereka bertiga lalu sibuk menghabiskan
masakan dan minuman yang telah dipesan oleh Liu Yang Kun.
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
Setelah itu mereka kembali lagi ke kamar masing-masing
untuk beristirahat. Lo-sin-ong sendirian di kamarnya, sedangkan Tiauw Li Ing
menjadi satu dengan Liu Yang Kun di kamar yang lain.
Hari belumlah terlalu siang. Matahari baru sepenggalan
tingginya. Namun demikian kota itu telah menjadi sepi. Satu-
satunya pasar yang ada di dalam kota itu pun telah bubar
pula. Para pedagang dan pembelinya telah pulang ke rumah
masing-masing. Dan jalan raya yang membelah di tengah-
tengah kota itu pun tampak sepi pula. Hanya ada satu dua
orang yang berjalan melintasinya. Sementara di kanan-kiri
jalan itu banyak pedati, kereta atau kuda yang ditambat dan
ditinggalkan pergi oleh pemiliknya.
Suasana memang tampak lesu dan lengang. Orang lebih
suka menghangatkan tubuh di dalam rumah. Selain udara di
daerah mereka itu telah mulai mendingin, angin kencangpun
kadang-kadang meniup pula dengan mendadak. Oleh karena
itu penduduk kota tersebut lebih suka berdiam di rumah
daripada berada di luar.

Memburu Iblis Lanjutan Pendekar Penyebar Maut Karya Sriwidjono di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tiauw Li Ing telah merebahkan dirinya di pembaringan.
Gadis itu masih merasa takut dan ngeri kepada "suaminya"
sehingga tidurnya sengaja terlentang memenuhi seluruh
tempat tidur, agar dengan demikian suaminya tidak mendapat
tempat di dekatnya. "Tempat tidur ini tidak cukup untuk dua orang. Lebih baik
kita tidur bergantian saja. Atau?"kau tidur di meja itu!"
ujarnya sebelum memejamkan mata.
Liu Yang Kun melirik dan mendengus kesal. Perlahan-lahan
kakinya melangkah ke pintu.
"Ko-ko, kau mau kemana?"".?" Tiba-tiba Tiauw Li Ing
berseru. Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
"Aku tak biasa tidur siang. Dan aku juga tidak merasa lelah.
Biarlah aku keluar saja untuk me lihat-lihat suasana kota ini.
Nanti aku kembali." Tiba-tiba Tiauw Li Ing meloncat dan menghadang di depan
Liu Yang Kun. Kedua tangannya mencengkeram lengan
pemuda itu. Matanya memandang gelisah dan serba salah.
"Ko-ko, kau".kau marah kepadaku?"
Liu Yang Kun menggelengkan kepalanya. Lalu tangannya
melepaskan cengkeraman isterinya. Kakinya melangkah ke
samping. "Jangan menduga yang bukan-bukan. Aku sama sekali
tidak marah kepadamu. Aku cuma merasa kesal di ruangan
yang sempit ini. Bahkan aku bisa menjadi gila kalau tidak
lekas-lekas keluar mencari hawa segar."
Namun dengan cepat Tiauw Li Ing menghadang kembali.
"Tapi"..tapi di luar banyak prajurit kerajaan. Kau akan segera
dikenali oleh mereka. Dan kau tentu akan dibawa oleh
mereka." Liu Yang Kun tersenyum kecut. "Tidak mudah untuk
menangkap aku. Kalau pun mesti tertangkap juga, kukira juga
tidak menjadi soal pula. Ayahmu tentu bisa membebaskan
aku," jawabnya enak.
"Tapi?"tapi?"bagaimana dengan maksudmu ke kota Cin-
an itu" Kau tidak akan bebas lagi kalau telah ditangkap oleh
mereka." Liu Yang Kun mengibaskan lengan bajunya. "Sudahlah! Kau
tak perlu mengkhawatirkan aku. Berikanlah aku kesempatan
untuk mendinginkan hati dan kepalaku di luar sana. Aku bisa
gila kalau berdekatan terus denganmu. Nah"..aku pergi
sebentar." Tanpa menunggu jawaban lagi pemuda itu bergerak ke
samping. Otomatis Bu-eng Hwe-tengnya keluar. Tubuhnya
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
menggeliat dua kali kemudian melesat ke pintu, dan sekejap
saja dia telah berada di luar kamar. Tiauw Li Ing hanya bisa
terpaku di tempatnya. Gadis itu benar-benar seperti orang
linglung, tak tahu apa yang harus dia lakukan. Gadis itu baru
menangis setelah Liu Yang Kun lenyap dari pandangannya!
Liu Yang Kun bergegas keluar dari rumah penginapan itu.
Tapi ketika kakinya melangkah di halaman, tiba-tiba terdengar
suara memanggilnya. "Tuan muda, tunggu......!"
Liu Yang Kun cepat membalikkan tubuhnya. Pelayan ruang
makan yang melayaninya tadi tampak mengejarnya.
"Bukankah tuan muda yang bernama Liu Yang Kun" Ini ada
surat titipan untuk tuan muda!" pelayan itu berkata terengah-
engah sambil menyerahkan sebuah surat kepada Liu Yang
Kun. "Surat......" Dari siapa?" pemuda itu berdesah kaget, lalu
menerima surat itu. "Entahlah, tuan muda. Gadis cantik itu tidak mengatakan
namanya." pelayan itu menjawab, kemudian kembali lagi ke
dalam rumah. "Gadis cantik?"." Siapa dia?" Liu Yang Kun bergumam
seraya merenung. Liu Yang Kun lalu membalik surat itu. Tapi di sana juga
tidak dicantumkan nama si pengirimnya. Hanya dua huruf
tertulis di s itu, yaitu TEMAN LAMA.
"Teman lama......" Ah....... siapa dia?"
Akhirnya Liu Yang Kun menjadi tak sabar lagi. Dibukanya
surat itu, kemudian dibacanya pelan-pelan.
Saudara Liu Y ang Kun, Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
Bagaimana kau sampai di kota ini" Bukankah kemarin kau
masih di kota An-lei, dan bermaksud pergi ke kota Cin-an"
Apakah ada sesuatu yang terjadi" Tolong kau pergi ke hutan
di sebelah barat kota Cia-souw malam ini. Aku ingin berbicara
kepadamu. Teman lama. "Teman lama....... teman lama.. ..teman lama........?"
pemuda itu bergumam dan mengulang kata-kata itu beberapa
kali. Kemudian untuk beberapa saat pula Liu Yang Kun mencoba
untuk memeras ingatannya, kalau-kalau ia bisa menduga
siapa 'teman lama' yang telah mengirim surat kepadanya itu.
Tapi lagi-lagi dia tak mampu mengingatnya. Semua masa
lalunya benar-benar gelap gulita dan tak bisa dikorek sama
sekali. Akhirnya Liu Yang Kun menyerah. "Baiklah, akan kutemui
dia nanti. Siapa tahu kedatangannya akan bisa menyembuhkan penyakit lupaku ini" Hmm.....!"
Liu Yang Kun melangkah kembali ke kamarnya. Dia tak jadi
mendinginkan pikirannya di luar. Ia ingin beristirahat saja agar
nanti malam bisa menemui wanita yang mengaku sebagai
teman lamanya itu. "Eehmm, bagaimana sebaiknya nanti" Apakah aku harus
membawa serta Li Ing" Tapi ?"bagaimana kalau dia
cemburu" Atau...... atau biarlah aku pergi sendirian saja,"
sambil melamun pemuda itu mengetuk pintu kamarnya.
"Siapa......?" terdengar suara isak Tiauw Li Ing di dalam
kamar. "Aku. Bukalah........!" Liu Yang Kun menjawab singkat.
Tiba-tiba pintu itu dibuka dengan cepat. Dan di lain saat
Tiauw Li Ing telah menghambur ke dalam pelukan Liu Yang
Kun. Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
"Ko-ko, maafkan aku......Marilah, kini aku tidak akan
menolak lagi! Maafkanlah aku!" gadis itu merintih dan
mengeluh di dalam tangisnya.
Tentu saja Liu Yang Kun menjadi kaget setengah mati.
Otomatis pemuda itu menoleh ke kanan dan ke kiri. Untunglah
tak seorangpun yang melihat adegan itu. Tampaknya semua
tamu sedang beristirahat di dalam kamar masing-masing.
Bergegas Liu Yang Kun menggendong tubuh Tiauw Li Ing
yang menggelendot lemas di dadanya itu ke dalam kamar.
Kemudian dibaringkannya tubuh yang molek itu di atas
pembaringan. Namun ketika pemuda itu hendak turun, gadis
itu merangkulnya erat-erat.
"Ko-ko, jangan tinggalkan aku! Kau". kau tidurlah di sini!
Peluklah aku erat-erat!" gadis itu meminta dengan sangat.
Liu Yang Kun menjadi gelagapan. Wajahnya yang putih itu
menjadi merah padam. Badannya tiba-tiba juga menjadi
panas. Apalagi ketika kulit tangannya yang kasar itu
menyentuh kulit Tiauw Li Ing yang halus dan licin. Sekejap api
yang selama ini telah padam menjadi menyala kembali dengan
hebatnya. "Li Ing....... oh, Li Ing.........kau" Oh, kau......" Ah!" pemuda
itu ikut merintih pula. Demikianlah mereka berdua tidak jadi istirahat siang itu.
Mereka justru bermain cinta sampai malam hari. Mereka juga
lupa makan dan minum. Bahkan Liu Yang Kun juga lupa pula
pada rencananya untuk pergi ke hutan di sebelah barat kota
itu. Dan tampaknya Lo-sin-ong juga memakluminya, terbukti
orang tua itu juga tidak mengusik mereka sama sekali.
Keduanya baru terjaga dari dunia impian mereka ketika
tiba-tiba di luar terdengar suara riuhnya jeritan dan teriakan
orang. Liu Yang Kun cepat berpakaian kembali. Dengan
tergesa-gesa pemuda itu meloncat ke pintu, meninggalkan
Tiauw Li Ing yang masih tergolek kelelahan di tempat tidur.
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
"Ko-ko, kau mau kemana..........?" gadis itu berseru lemah
sambil membetulkan selimut yang menutupi tubuhnya.
Pakaiannya masih tampak berserakan dibawah kakinya.
"Akan kulihat dulu keributan di luar itu. Sebentar saja. Aku
akan cepat kembali lagi." Liu Yang Kun menjawab pendek,
kemudian menghilang keluar pintu.
"Hati-hati?"!" T iauw Li Ing berpesan.
Ternyata hari belum terlalu malam. Bulan yang sudah tidak
bulat lagi itu juga baru saja muncul dan kini masih berada
diatas pucuk-pucuk pepohonan yang tinggi. Liu Yang Kun
cepat berlari ke jalan raya, dimana keributan itu berasal.
Disana telah tampak orang-orang yang berkumpul di tepi-tepi
jalan. Semuanya ribut membicarakan sesuatu.
Liu Yang Kun mendekati salah sebuah dari kerumunan
orang itu. Pelan-pelan dia bertanya kepada seorang diantara
mereka. "Apakah yang telah terjadi?"
Orang itu menoleh sekejap, kemudian menjawab,
"Kuntilanak itu muncul lagi. Ia benar-benar semakin nekat.
Tempat kediaman Liong Tai-jin pun berani ia injak pula.
Huh?"!" "Tempat kediaman Liong Tai-jin" Lalu?".?" Liu Yang Kun
mencoba mengorek keterangan yang lebih lengkap lagi.
"Tentu saja Liong Tai-jin menjadi marah bukan main!
Semua pasukan keamanan lalu dikerahkan untuk mengejar
hantu itu. Itulah sebabnya seluruh kota menjadi gempar!"
"Oooh....!" Liu Yang Kun berdesah dan mengangguk-
anggukkan kepalanya. Kemudian sambungnya lagi, "Lalu?"Kemana larinya hantu wanita itu?"
"Kata orang dia berlari ke hutan di sebelah barat kota
ini?"" Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
"Ke hutan di sebelah barat kota ini?" tiba-tiba Liu Y ang Kun
terpekik dan terperanjat bukan kepalang. Seketika ia teringat
akan undangan si teman lama itu.
Tanpa meminta diri lagi Liu Yang Kun berkelebat pergi dari
tempat itu. Begitu cepatnya pemuda itu bergerak sehingga
orang-orang tersebut menjadi kaget. Mereka seperti melihat
hantu pula, karena secara tiba-tiba pemuda tersebut
menghilang dari depan mereka.
"Dia?".dia?""h-h-han-hantu
pula?"..?" mereka berdesah ketakutan. Sementara itu dengan mengerahkan Bu-eng Hwe-tengnya
Liu Yang Kun berlari ke hutan itu. Pikirannya sibuk menduga-
duga, jangan-jangan si teman lama itulah yang menjadi
kuntilanak selama ini. "Gila! Aku benar-benar menjadi penasaran. Siapakah
sebenarnya orang itu" Benarkah dia teman lamaku?" dan
pemuda itu menjadi bingung ketika memasuki hutan lebat
tersebut. Dimanakah ia harus menemui "teman lamanya" itu"
Apakah ia sudah terlambat datang" Dan dimana pula pasukan-
pasukan keamanan kota yang katanya sedang mengejar hantu
kuntilanak itu" Karena ragu-ragu maka Liu Yang Kun tidak berusaha untuk
memasuki hutan itu lebih dalam lagi. Ia hanya termangu-
mangu saja dipinggirnya. "Tampaknya kuntilanak itu berlari memasuki hutan ini dan
para pengejarnya juga ikut membuntutinya pula. Hmmm?".bagaimana ini" Apakah aku harus ikut masuk
kedalam hutan ini juga?" pemuda itu berpikir di dalam hati.
Liu Yang Kun menyandarkan punggungnya pada batang
pohon siong tua. Dan angin ma lam pun tiba-tiba bertiup
menggoyangkan daun-daun di sekitarnya. Beberapa lembar
daun yang sudah menguning tampak melayang jatuh dari
tangkainya. Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
Pemuda itu tiba-tiba tersentak kaget. Selembar daun yang
masih hijau jatuh menimpa pundaknya. Terasa ada getaran
tenaga yang menyertai gerakan daun itu, sehingga sekejap
pemuda itu merasa kesemutan pada lengannya. Dan tatkala
pemuda itu menghentakkan kekuatannya untuk bersiap s iaga,
hidungnya mendadak mencium bau wangi atau harum khas
wanita. Otomatis Liu Yang Kun menengadahkan mukanya.
"Selamat bertemu, pangeran".." dari atas pohon tiba-tiba
terdengar suara lembut menyapa.
Liu Yang Kun tertegun. Hatinya berdesir keras. Seperti ada
sesuatu yang menjamah jantungnya ketika ia memandang
seorang gadis ayu seperti bidadari menatap kepadanya.
Gadis ayu itu duduk di atas dahan yang paling rendah,
sehingga jaraknya hanya satu setengah tombak saja dari
tempatnya berdiri. Di bawah sinar bulan yang terang wajah
gadis itu benar-benar kelihatan cantik bukan ma in. Lebih
cantik dari pada wajah Tiauw Li Ing yang juga sudah amat
cantik itu. Gadis itu tersenyum manis sekali. Kedua bola matanya
yang bersinar cemerlang bagaikan bintang kejora itu tampak
bergetar indah seperti permukaan telaga di bulan purnama.
Sementara pipinya yang halus licin itu tampak kemerah-
merahan seperti buah tomat yang mulai masak.


Memburu Iblis Lanjutan Pendekar Penyebar Maut Karya Sriwidjono di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Kau.....kau siapa" Mengapa...... mengapa kau menyamar
sebagai... kuntilanak?" dalam gugup dan kekagetannya Liu
Yang Kun menyapa. Tiba-tiba senyum manis itu menghilang. Gadis itu
memandang heran, seolah-olah tak percaya apa yang
didengarnya. "Pangeran....." Pangeran bertanya apa?" gadis itu
berdesah. Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
"Kau ini siapa" Mengapa kau berada di sini ma lam begini"
Engkaukah yang menyamar sebagai kuntilanak itu" Dan.......
ehm.... jangan panggil aku pangeran! Aku bukan seorang
pangeran. Mungkin kau telah salah mengenali orang......" Liu
Yang Kun mengulang pertanyaannya tadi.
Sekali lagi mata yang indah itu terbelalak. Namun kini
wajah itu tampak sangat menderita dan terpukul hatinya.
Bahkan seperti terpancar pula perasaan malu dan tersinggung.
"Kau......kau l-l-lupa.....Padaku" Oouugh!" tiba-tiba gadis
ayu itu mengeluh, kemudian meloncat turun dan berlari
meninggalkan tempat itu. Lapat-lapat terdengar suara isaknya
yang tertahan. Liu Yang Kun terperanjat. Dia baru sadar kalau gadis ayu
itu ternyata buntung lengan kirinya. Lengan baju gadis itu
yang sebelah kiri tampak melambai lambai ketika berlari.
"Nona, tunggu?"!" Liu Yang Kun berseru dan
mengejarnya. Tapi gadis berlengan satu itu tak mau berhenti. Ia berlari
terus sambil terisak-isak, sehingga Liu Yang Kun terpaksa
mengerahkan Bu-eng Hwe-tengnya untuk mengejar. Mereka
berlari dan berkejaran di pinggiran hutan itu ke arah selatan.
Ternyata gadis itu juga memiliki ilmu meringankan tubuh yang
tinggi. Akhirnya mereka sampai ke perkemahan para prajurit yang
dilihat oleh Tiauw Li Ing pagi tadi. Gadis ayu itu kelihatan
terkejut, begitu pula Liu Yang Kun. Namun ketika mereka
hendak menghindar, dari kanan kiri mereka mendadak muncul
sepasukan prajurit yang sedang meronda.
"Berhenti!" para prajurit itu membentak.
Liu Yang Kun berhenti, tapi gadis itu tidak, sehingga para
prajurit itu menyerang dan mengepungnya. Liu Yang Kun tak
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
tega melihat hal itu, maka lalu membantunya. Begitulah,
mereka lalu bertempur dengan prajurit-prajurit tersebut.
Keributan itu memancing perhatian prajurit-prajurit lainnya.
Semuanya berbondong-bondong keluar, sehingga pertempuranpun menjadi semakin ribut dan ramai. Namun
gadis bertangan buntung itu tampaknya tak berminat untuk
melayani mereka. Begitu pula dengan Liu Yang Kun. Keduanya
hanya mengelak dan menghindar dari serangan mereka.
Keduanya hanya berusaha mencari jalan untuk lolos dari
kepungan mereka. Tapi sungguh tidak mudah untuk meloloskan diri dari
kepungan prajurit-prajurit terlatih itu tanpa melukai atau
membunuh mereka. Maka tidak mengherankan kalau
keduanya Cuma berputar-putar saja di dalam kepungan itu.
Pada saat itu Liu Yang Kun memang menjadi kesal dan tidak
sabar. Tapi melihat gadis ayu itu juga tidak mau bermain
keras dan tetap bermain kucing-kucingan saja dengan
pengepungnya, maka ia juga terpaksa mengikutinya.
"Munduuuuuuur?".! Tai Ciangkun dataaaaaang?".!"
Tiba-tiba terdengar suara aba-aba.
Benar saja. Bagaikan gelombang pasang yang tiba-tiba
kembali menyurut ke laut, para prajurit terlatih itu mundur
menjauhi Liu Y ang Kun dan gadis ayu itu. Namun dalam jarak
sepuluh langkah mereka berhenti dan membentuk sebuah
lingkaran untuk mengelilingi kedua muda-mudi tersebut.
Seorang panglima yang masih muda tampak berjalan
memasuki lingkaran. Ia dikawal oleh seorang lelaki gagah
yang agak lebih tua dari padanya. Para prajurit tampak segan
dan memberi jalan kepada mereka berdua.
Panglima muda itu tidak lain memang Yap Tai Ciangkun
atau panglima besar Yap Khim. Sedangkan pengawalnya itu
tidak lain juga Hong-lui-kun Yap Kiong Lee, yang selama ini
selalu mengawal adiknya itu bila bepergian atau mendapat
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
tugas ke daerah. Keduanya hanya mengenakan pakaian
ringkas dan sederhana saja, karena mereka tadi sebenarnya
sudah beristirahat di tenda masing-masing.
"Lam Ciang-kun! Apa yang telah terjadi di tempat ini?"
Panglima itu menoleh dan bertanya kepada seorang perwira
bertubuh pendek kekar, yang memiliki pangkat paling tinggi
diantara prajurit-prajurit itu.
Perwira itu maju ke depan, kemudian memberi hormat. "Tai
Ciang-kun, kedua orang anak muda ini telah berani memasuki
daerah perkemahan kita. Ketika para pasukan peronda
memerintahkan berhenti, mereka justru berusaha melarikan
diri. Oleh karena itu para prajurit terpaksa turun tangan untuk
menangkap mereka. Tapi ternyata kepandaian mereka sangat
tinggi, sehingga kami kewalahan menghadapi mereka."
Yap Tai-ciang-kun mengangguk kaku, kemudian menatap
Liu Yang Kun dan gadis ayu yang berada di tengah-tengah
lingkaran tersebut. Tiba-tiba dahinya berkerut. Meskipun
suasana agak gelap oleh temaramnya sinar rembulan, tapi dia
seperti mengenal potongan dan wajah kedua orang itu. Ketika
ia ingin meminta pendapat Hong-lui-kun Yap Kiong Lee,
ternyata kakaknya itu sudah keburu melangkah ke depan.
"Eh?"bukankah kau nona Souw Lian Cu?" kakaknya itu
menyapa dengan kaget. "Siok-hu (paman)?"." Gadis ayu itu menjawab lirih.
Kepalanya tertunduk. "Oh, benar?".! Kau memang Souw Lian Cu! Aaaah!"
Hong-lui-kun berseru gembira, kemudian me lesat menghampiri gadis itu. Telapak tangannya segera menepuk-
nepuk pundak Souw Lian Cu. "Hmmm?". Dimana ayahmu"
Sudah lama aku tak berjumpa dengan Hong-gi-hiap Souw
Thian Hai. Beliau baik-baik saja, bukan?"
Tap Tai Ciangkun segera menghampiri gadis itu pula.
Wajahnya kelihatan cerah dan gembira pula.
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
"Hai"..benar juga perasaanku! Sejak tadi aku sudah
merasa bahwa aku telah mengenalmu. Hmm, ternyata
memang benar-benar kau! Apakah kau datang bersama
ayahmu?" sapanya ramah, namun matanya melirik ke arah Liu
Yang Kun dengan curiga. Yap Khim dan Yap Kiong Lee memang sahabat baik Souw
Thian Hai sejak muda dulu. Mereka mengenal baik pula
keluarga Souw Thian Hai, sehingga mereka kenal juga pada
Souw Lian Cu. Bahkan mereka berdua juga tahu pula semua
masalah yang terjadi dalam keluarga itu termasuk masalah
Souw Lian Cu sendiri. Apalagi gadis ayu berlengan buntung itu
pernah mempunyai hubungan cinta dengan Liu Yang Kun,
putera Kaisar Han junjungan mereka.
"Saya....... datang sendirian saja, Tai ciang-kun." Souw Lian
Cu menjawab singkat. Kepalanya tetap tertunduk.
Panglima Besar Yap Khim saling berpandangan dengan
kakaknya. Keduanya segera merasakan adanya rahasia atau
sesuatu yang berat untuk diutarakan gadis itu. Sehingga
mereka berduapun segera menghela napas panjang pula.
"Tampaknya masalah di dalam keluarga Souw itu masih
berkelanjutan dan belum juga selesai sampai sekarang."
Keduanya berpikir dan menduga-duga di dalam hati.
Sementara itu Liu Yang Kun menjadi serba salah pula. Ia
sama sekali tidak mendapat perhatian dari orang-orang yang
ada di sekelilingnya. Tapi untuk meninggalkan tempat tersebut
ia juga tak bisa. Selain ia masih mempunyai urusan dengan
gadis ayu itu, ia tentu juga tidak gampang pula untuk pergi
dari tempat itu. Tampaknya saja mereka tidak mengacuhkannya, tapi kalau ia bergerak mereka tentu akan
segera menyerangnya. "lalu".. siapakah temanmu ini, Lian Cu?" Y ap Tai ciangkun
lalu mengalihkan pembicaraan mereka.
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
Yap Kiong Lee yang sejak tadi masih memegangi pundak
Souw Lian Cu ikut tersenyum pula dengan sikap yang masih
tetap ramah dan simpatik ia juga mendesak,"siapakah
temanmu itu, nona Souw?"
Bisa dimengerti kalau kedua panglima Kaisar Han itu
sampai lupa dan tidak mengenal Liu Yang Kun lagi. Selain
suasana memang agak gelap, pemuda itu sendiri memang
telah bertahun-tahun meninggalkan istana. Apalagi dengan
penyakit lupa ingatan yang kini diderita oleh Liu Yang Kun,
membuat sikap dan gerak-gerik pemuda itu menjadi berubah
pula. Berbeda dengan Souw Lian Cu. Selain sikap dan dandanan
gadis ayu itu masih tetap seperti dulu, keadaan lengannya
yang buntung itu benar-benar sangat memudahkan orang
untuk segera mengenalinya. Maka tidaklah mengherankan bila
Yap Khim bersaudara itu cepat mengenalinya.
Tiba-tiba wajah Souw Lian Cu menjadi gelap kembali.
Dengan suara lirih dan agak tersendat gadis itu menjawab.
"Entahlah, paman?"aku ber-berjumpa"..dengan dia di
pinggir hutan. Aku?"eh?"dia lalu mengejarku?".sampai di
sini." "Hah?"?" Yap Tai ciangkun dan Yap Kiong Lee berdesah
berbareng. Otomatis mereka memandang dengan tajam ke
arah Liu Yang Kun. Liu Yang Kun sendiri tidak sadar akan bahaya yang bisa
menimpanya. Pemuda itu benar-benar telah lupa kepada
Souw Lian Cu maupun para perwira bawahan ayahnya itu.
"Nona?"?" pemuda itu mengeluh dan memandang Souw
Lian Cu dengan pandangan tak bersalah.
Sebaliknya Hong-lui-kun Yap Kiong Lee yang lihai itu telah
melangkah ke samping adiknya dan menggeram curiga. "kau
siapa" Lekas jawab!"
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
Liu Yang Kun tiba-tiba tersentak pula dari kebengongannya.
Matanya mendadak mencorong pula mengawasi Yap Kiong
Lee. Hatinya sedikit tersinggung mendengar bentakan itu.
"Maaf, ciangkun. Walau kukatakan namaku takkan
ciangkun kenal. Biarlah saya berurusan saja dengan nona
Souw itu. Maaf"..!" pemuda itu menyahut dengan suara
dingin pula, lalu bergerak mendekati Souw Lian Cu.
Tapi dengan cepat pula Yap Kiong Lee mencegatnya.
Dengan tangkas jago nomer satu dari istana itu mengebutkan
lengan bajunya yang lebar. Wuut! Serangkum angin yang
sangat kuat terasa menyambar ke arah dada Liu Yang Kun.
Begitu kuatnya hembusan angin tersebut sehingga Souw Lian
Cu yang ada di dekat pendekar istana itu pun ikut bergoyang-
goyang pula karenanya. "Siok-hu, dia.........?" gadis ayu itu mencoba untuk
mencegah perkelahian itu.
Tapi dengan cepat Yap Tai ciangkun memotong ucapan
Souw Lian Cu itu. "Lian Cu, kau beristirahat sajalah! Biarlah
kakakku yang mengusir pemuda itu. Kau tak perlu turun
tangan sendiri." "Tapi dia adalah......"
"Yaaa.... ya, aku sudah tahu. Kau telah cukup
menceritakannya. Sekarang kau minggir sajalah!" Yap Tai
Ciangkun menukas lagi dengan suara sedikit keras. Namun
matanya tak pernah lepas dari pertempuran kakaknya.
Liu Yang Kun memang amat kaget menerima serangan itu.
Meskipun sebelumnya ia telah menduga dan berjaga-jaga
terhadap panglima dan pengawalnya itu, namun bagaimanapun juga serangan yang amat mendadak tersebut
benar-benar mengejutkannya. Apalagi tenaga yang tersembunyi di balik hembusan angin tersebut ternyata bukan
main besarnya. Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
Karena belum mengetahui sampai dimana kekuatan lwee-
kang lawannya, maka Liu Yang Kun juga tidak berani
sembrono atau sembarangan. Bagaimanapun juga ia tak ingin
bermusuhan dengan para prajurit kerajaan. Bahkan di dalam
pikirannya masih terngiang-ngiang tadi siang, bahwa
sebenarnya dia adalah putera Hong-siang, meskipun dia
sendiri tak mempercayainya.
Oleh karena itu dia hanya mengerahkan separuh dari
tenaganya ketika menyongsong serangan Hong-lui-kun
tersebut. Sambil memiringkan tubuhnya ia juga mengebutkan
lengan bajunya ke depan. Bhuuug! Dua gelombang tenaga dalam yang tidak kelihatan
ujudnya berbenturan melalui ujung lengan baju itu! Dan
masing-masing segera terdorong mundur tiga langkah ke
belakang. Hanya bedanya, Liu Yang Kun mundur dengan
tegak dan mantap, sedangkan Hong-liu-kun Yap Kiong Lee
mundur dengan langkah goyang dan agak terhuyung.
Tentu saja semua yang melihat menjadi kaget, termasuk
pula diantaranya Yap Tai ciangkun dan Hong-lui-kun sendiri.
Bahkan untuk sekejap wajah jago nomer satu dari istana itu


Memburu Iblis Lanjutan Pendekar Penyebar Maut Karya Sriwidjono di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menjadi merah menahan malu. Dia yang menyangka akan
menghadapi perlawanan keras tadi memang Cuma mengerahkan dua pertiga bagian tenaganya.
"maaf, ciangkun. Sebenarnya aku tak ingin melawan
ciangkun. Aku hanya ingin berbicara dengan gadis itu," Liu
Yang Kun meminta maaf. Tapi Hong-lui-kun sudah terlanjur tersinggung pernya.
Dengan tersenyum dingin jago silat nomer satu dari istana itu
menggeram. "Tak kusangka kau memiliki tenaga dalam
sedemikian hebatnya. Tahu begitu".aku sudah berhati-hati
sejak tadi. Hmmmm, baiklah! Mari kita bergebrak sekali lagi!
Aku ingin lebih banyak belajar lagi darimu!"
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
Tanpa menunggu jawaban lagi Hong-lui-kun menyerang.
Kali ini jago silat dari istana itu menyerang dengan
bersungguh-sungguh. Ia langsung mengerahkan seluruh
kekuatannya. Kekuatan dan kecepatan yang tersembunyi di
dalam ilmu warisan keluarganya, yaitu Hong-lui-kun-hoat ( ilmu
pukulan petir dan badai).
Sebentar saja arena pertempuran itu seperti diamuk oleh
angin putting beliung. Debu dan rontokan dedaunan yang ada
di tempat itu berhamburan kemana-mana terkena pengaruh
angin pukulan Yap Kiong Lee. Bahkan batu kerikil, pasir dan
rerumputanpun ikut tercabut pula dari tempatnya. Begitu
dahsyatnya tenaga dan letupan-letupan yang keluar dari
tangan jago silat istana itu, sehingga para prajurit yang
melingkari arena tersebut terpaksa mundur beberapa langkah
ke belakang. Untuk beberapa jurus Liu Yang Kun memang tampak
kewalahan menahan angin pukulan lawan yang berputar
menderu-deru bagai gelombang topan dan badai itu. Berkat
Bu-eng Hwe-tengnya saja pemuda itu mampu menghindar
dan melepaskan diri dari libatan serta cengkeraman angin
putting-beliung tersebut. Namun kalau diterus-teruskan juga
tanpa membalas serangan lawan itu, niscaya pemuda itu akan
terperangkap juga oleh kedahsyatan Hong-lui-kun-hoat.
Apalagi setelah lawannya itu menyerang dengan hentakan-
hentakan tenaga dan pukulan-pukulan jarak jauh yang
meledak-ledak bagaikan petir menyambar.
Dhuaar! Whussss! Dhuaaaaar! Daaaar?".!
Para prajurit yang melingkari arena itu mundur semakin
jauh menjauhi arena. Tiupan angin yang menyambar-nyambar
dan meledak-ledak itu terasa sakit bila menyentuh kulit
mereka. Bahkan beberapa orang prajurit yang berdiri di deret
paling depan ada yang jatuh atau terjengkang bila pukulan
jarak jauh Yap Kiong Lee meledak di dekat mereka.
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
Liu Yang Kun merasa kagum juga menyaksikan ilmu silat
lawannya yang sangat hebat itu. Ia benar-benar merasa
kewalahan. Dan tak pelak lagi ia akan mendapat kesulitan
kalau tak lekas-lekas membalas serangan itu dengan ilmu
yang setingkat pula. Oleh karena itu dengan sangat terpaksa
ia lalu mengeluarkan ilmunya yang lain, yang sekiranya bisa
melayani ilmu lawannya yang dahsyat tersebut.
Liu Yang Kun memang sudah lupa nama dan jurus-jurus
ilmu silatnya. Tapi yang terang pemuda itu takkan bisa pula
akan gerakan-gerakannya. Bagaimana juga semua ilmu silat
yang dipelajarinya telah mendarah daging di dalam tubuh dan
jiwanya. Ilmu itu akan keluar dengan sendirinya bila ia
kehendaki. Tak usah harus berpikir atau mengingat-ingat
gerakan-gerakannya. Semuanya Cuma naluri saja, seperti
halnya kalau ia berjalan, bernapas, mengedipkan kelopak
mata atau menggaruk punggungnya yang gatal.
Demikianlah tanpa terasa Liu Yang Kun telah mengeluarkan
Kim-coa-ih-hoat warisan Nenek Buyutnya dari Keluarga Chin.
Bagaikan seekor ular emas kecil yang lincah ia menggeliat,
meliuk dan meluncur atau me lenting di dalam amukan topan
badai itu. Sementara itu tangan dan kakinya yang bisa
memanjang atau memendek, selalu bergerak menyerang Yap
Kiong Lee. Sesekali jari tangannya tampak menotok, mematuk
atau menebas ke arah lawan, tetapi kadang-kadang tangan
atau kakinya yang bisa bergerak secara mustahil itu juga
dapat memagut, melilit atau menerjang dengan kekuatan
yang maha dahsyat! Beberapa jurus kemudian keadaan mereka menjadi
berbalik. Liu Yang Kun yang semula berada di bawah angin itu
kini ganti mendesak Yap Kiong Lee. Kedahsyatan Hong-lui-
kun-hoat yang meledak-ledak dan menderu-deru laksana
amukan petir dan badai itu benar-benar tak berdaya
menggulung atau melumatkan tubuh Liu Yang Kun yang lemas
dan lentur bagaikan tubuh ular itu. Bahkan dalam hiruk-
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
pikuknya serangan topan dan badai itu Liu Yang Kun mampu
meliuk-liuk dan menyusup kesana-kemari memburu lawannya.
Dan kemudian dengan kegesitan dan kecepatannya yang
mengagumkan pemuda itu mampu menyerang dan menyengatkan pukulan yang berkekuatan sangat dahsyat itu.
Dhieeees......! sekali lagi Y ap Kiong Lee tidak bisa mengelak
dari pagutan jari dari Liu Yang Kun, sehingga jago silat dari
istana itu terpaksa menangkisnya! Dan untuk yang kesekian
kalinya pula ia harus terbanting ke tanah karena tak mampu
menahan kekuatan pemuda itu.
"Twa-ko.......!" Yap Tai ciangkun berseru kaget, kemudian
berkelebat ke depan untuk menolong kakaknya.
Dhuk! Dhies?".! T erjadi lagi benturan kekuatan antara Liu
Yang Kun dan Yap Tai ciangkun yang ingin menyelamatkan
jiwa Y ap Kiong Lee! Serangan Liu Yang Kun yang menggebu-gebu itu memang
dapat tertahan dan dipatahkan. Namun untuk itu Yap Tai
ciangkun juga harus membayar mahal. Tubuhnya yang kokoh-
kekar itu ternyata juga harus menggelepar pula di tanah
karena tak kuasa menahan gempuran tenaga sakti Liu Yang
Kun yang dahsyat seperti ayunan ombak di lautan itu.
"Lee-ko!" "Khim-te.......!"
Yap Kiong Lee dan Y ap Tai ciang-kun saling pandang, dan
saling berpegangan tangan. Mereka tidak berbicara satu sama
lain, tapi di dalam pandangan mata itu mereka seolah-olah
telah saling bertukar kata tentang lawan mereka. Bahkan
kemudian tampak senyum yang merekah di bibir mereka.
Senyum syukur dan kegembiraan, meskipun tubuh mereka
terasa linu dan remuk akibat pukulan Liu Yang Kun tadi.
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
Oleh karena itu ketika para prajurit mereka menjadi marah
dan hendak mengerubut Liu Yang Kun, mereka cepat-cepat
menahan dan mencegahnya. "Mundur"..! jangan ganggu Pangeran Yang Kun! Cepat
kalian memberi hormat kepada beliau!" Yap Tai ciangkun
berteriak. Tentu saja para prajurit itu menjadi kaget dan bingung.
Mereka saling pandang pula dengan heran. Mereka benar-
benar tak mengerti dan tak memahami perintah panglima
mereka itu. "Pangeran Yang Kun".?" Mereka berdesah bingung.
Tapi Yap Tai ciangkun dan Yap Kiong Lee tak peduli akan
keheranan prajurit-prajurit mereka itu. Mereka segera bangkit
berdiri dan memberi hormat kepada Liu Yang Kun. Mereka
tidak peduli pula pada darah yang menetes dari sudut bibir
mereka. "Pangeran?".!" Mereka menyapa berbareng.
Kemudian sambil menoleh kepada Souw Lian Cu, Yap Kiong
Lee berkata, "Ah, mengapa nona Souw tidak memberitahukannya kepada kami tadi?"
Souw Lian Cu tersenyum pahit. Entah mengapa, pertemuan
antara Liu Yang Kun dengan pejabat-pejabat tinggi kerajaan
itu semakin membuatnya sedih dan rendah diri. Ia merasa
jaraknya semakin jauh dengan pemuda itu.
"Oh?"seharusnya aku ini tahu diri. Aku Cuma seorang
gadis piatu biasa. Cacat pula. Sedang dia seorang pangeran.
Putera seorang kaisar yang berkuasa di seluruh negeri ini.
Ooooh.... tak heran kalau ia telah melupakanku. Akulah yang
terlalu berharap dan tak mau berkaca diri. Bagai pungguk
merindukan bulan......" ratapnya di dalam hati.
"Ah, Lian Cu tidak salah, twa-ko. Dia telah berusaha
memberitahu dan mencegah kita tadi. Kitalah yang tak mau
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
memberi kesempatan kepadanya," tiba-tiba Yap Tai ciangkun
memotong perkataan kakaknya.
Pertemuan yang tak disangka-sangka ini memang sangat
menggembirakan hati Yap Tai ciang-kun dan Yap Kiong Lee.
Perjalanan mereka ke daerah pantai timur ini memang untuk
mencari Liu Yang Kun. Mereka mendapat tugas khusus dari
Hong-siang, setelah pihak istana mendapat laporan rahasia
tentang munculnya Pangeran Yang Kun di daerah pantai timur
Kiang-si dan Syan-tung. Siang malam mereka mengaduk daerah pinggiran Propinsi
Kiang-si. Selain itu Hong-lui-kun Yap Kiong Lee juga menyebar
puluhan petugas rahasia untuk mencari Liu Y ang Kun. Namun
sampai kemarin usaha mereka itu sia-sia. Pangeran Liu Yang
Kun yang diberitakan orang muncul di daerah pantai timur
Propinsi Kiang-si itu seolah-olah telah menghilang kembali.
Demikianlah rombongan mereka itu akhirnya pulang
kembali dengan tangan hampa. Namun demikian mereka tak
segera pulang ke kota-raja. Mereka sengaja mengambil jalan
ke utara, dengan maksud untuk singgah di kota Cin-an
dahulu. Mereka mendengar bahwa Ketua T iam-jong-pai, Hek-
pian-hok Ui Bun Ting hendak melangsungkan perkawinannya
beberapa hari lagi. Diam-diam mereka berharap bisa bertemu
dengan Pangeran Liu Yang Kun disana. Paling tidak mereka
bisa bertanya kepada pendekar-pendekar persilatan yang
hadir dalam pesta perkawinan tersebut.
Ternyata keputusan mereka itu benar-benar membawa
keberhasilan. Sungguh tak terduga mereka justru bisa
menemukan Pangeran Liu Yang Kun di tempat ini. Wa lau
hampir saja mereka melepaskan pangeran itu, karena mereka
sudah tak mengenal lagi wajah Pangeran Liu Yang Kun.
Untunglah pangeran itu mengeluarkan Kim-coa-ih-hoat,
sebuah ilmu langka yang hanya dimiliki oleh pangeran itu saja
di dunia ini. Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
"Pangeran.......! Kami diutus Hong-siang untuk menjemput
paduka. Inilah surat yang dititipkan Hong-siang kepadaku.
Surat ini ditujukan kepada pangeran......." Yap Tai-ciang-kun
berkata kepada Liu Yang Kun yang masih berdiri bengong di
tempatnya. Panglima Pasukan Kerajaan itu mengeluarkan sebuah surat
lalu diberikan kepada Liu Yang Kun. Tapi pemuda itu sendiri
ternyata malah mundur ke belakang, seperti orang yang
ketakutan. Matanya menatap bingung ke arah Souw Lian Cu
maupun kepada Yap Tai Ciangkun.
"Ini.......ini........ah, sebentar dulu! Aku benar-benar
bingung....." pemuda itu berdesah bingung dan tak mau
menerima surat itu. Tentu saja Yap Tai ciangkun dan Yap Kiong Lee
mengerutkan keningnya. Dengan wajah tak mengerti pula
mereka memandangi Liu Yang Kun. Tiba-tiba timbul dugaan di
dalam hati mereka, kalau-kalau pangeran itu memang sengaja
tak mau pulang kembali ke istana.
Otomatis Yap Tai ciangkun saling melirik dengan kakaknya,
Hong-lui-kun Yap Kiong Lee. Akan berat sekali tugas mereka
apabila pemuda itu benar-benar tak mau pulang bersama
mereka nanti. Mereka berdua merasa tak sanggup
menghadapi ilmu pemuda itu.
"Maaf, jiwi ciangkun. Aku......aku bukan seorang pangeran.
Kata orang namaku memang Liu Yang Kun, tapi aku?"aku
tidak merasa menjadi seorang pangeran. Apalagi kalau
ciangkun katakan saya adalah putera"..putera Hong-siang.
Aku"..aku malah menjadi bingung. Benar-benar bingung.
Tadi".tadi nona Souw itu juga"..juga menyangka aku sebagai
seorang pangeran. Kini ciangkun berdua juga menyangka
demikian pula. Ini......ini sebenarnya bagaimana" Benarkah
aku ini seorang pangeran" Oh, bisa gila aku kalau seperti ini!"
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
Liu Yang Kun tampak sedih, bingung dan putus-asa.
Pemuda itu lalu duduk di tanah dan menjambaki rambutnya
sendiri. Sekali lagi Yap Tai ciangkun saling pandang dengan Hong-
lui-kun. T api sekarang wajah mereka menjadi pucat. T iba-tiba
terselip sebuah dugaan yang sangat mengerikan di dalam
pikiran mereka. Jangan-jangan pangeran yang mereka cari itu
telah menjadi gila! Tak terasa Hong-lui-kun Yap Kiong Lee menoleh kearah
Souw Lian Cu. Sebenarnya ia ingin bertanya tentang Liu Y ang
Kun kepada gadis itu. T api niat itu batal ketika ia melihat sikap
Souw Lian Cu yang aneh pula.
Gadis ayu puteri pendekar besar Hong-gi-hiap Souw Thian
Hai itu tampak bangkit berdiri dari tempatnya. Matanya
menatap penuh perasaan kepada Pangeran Liu Yang Kun.
Pelan-pelan kakinya melangkah menghampiri. Kemudian
dengan penuh kasih saying jari-jarinya mengelus dan
membelai rambut pemuda itu.
Tiba-tiba suasana menjadi hening. Tak seorangpun
bersuara. Semuanya seperti terpaku atau terpesona oleh
kejadian yang tak mereka sangka itu.
Liu Yang Kun tersentak dari kesedihannya. Wajahnya


Memburu Iblis Lanjutan Pendekar Penyebar Maut Karya Sriwidjono di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tengadah. Tiba-tiba ia menubruk dan merangkul kaki Souw
Lian Cu. Air matanya mengalir membasahi celana gadis itu.
"Ibuuuuuu........?" pemuda itu berdesah perlahan. Ia ingat
akan ibunya yang sudah meninggal. Dan sudah lama pula ia
tak pernah mendapat belaian seperti itu.
Lama sekali mereka berdekapan. Liu Yang Kun sambil
berjongkok memeluk kaki Souw Lian Cu, sedangkan Souw Lian
Cu sendiri sambil berdiri mendekap kepala Liu Yang Kun.
Tetapi akhirnya Liu Yang Kun maupun Souw Lian Cu
menjadi sadar pula akan keadaan mereka. Cepat-cepat
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
mereka saling melepaskan pelukan mereka. Liu Yang Kun
memandang ke arah Souw Lian Cu dengan pandangan terima
kasih, sementara Souw Lian Cu sendiri malah tertunduk
dalam-dalam dengan muka merah.
"Nona, engkaukah yang mengirim surat padaku tadi siang?"
pemuda itu berbisik perlahan.
Souw Lian Cu mengangguk. T api ia tetap berdiam diri dan
kepalanya juga tetap menunduk pula. Rasa malu dan seribu
rasa lainnya tampaknya masih menguasai hatinya.
"Jadi....jadi engkau pulakah yang menjadi hantu kuntilanak
itu?" Liu Yang Kun berbisik pula sekali lagi.
Tiba-tiba kepala gadis itu tersentak. Matanya yang bening
tajam itu seolah-olah mau mengalahkan terangnya sinar
rembulan yang menyoroti mereka. Dengan galak mata itu
memandang kepada Liu Yang Kun.
"Aku tak tahu apa yang kaumaksudkan! Aku bukan hantu,
apalagi kuntilanak. Darimana kau memperoleh dugaan keji
seperti itu?" desahnya gemetar.
Mendadak Liu Yang Kun juga menjadi sadar pula akan
kesembronoannya. Belum-belum dia telah menuduh yang
bukan-bukan kepada gadis itu. Padahal ia merasa pula bahwa
ia baru sekali ini berjumpa dengan gadis itu.
"Maaf.....maaf! aku benar-benar minta maaf. Aku sungguh-
sungguh ceroboh sekali. Padahal aku hanya menduga-duga
saja, karena di kota telah tersebar berita tentang "hantu
kuntilanak" itu. Maafkan aku, nona Souw." Cepat-cepat
pemuda itu memperbaiki ucapannya.
Sekali lagi Souw Lian Cu menatap dengan tajamnya. Tapi
sesaat kemudian mata itu kembali meredup pula. Lalu
perlahan-lahan kepala yang molek itu mengangguk. Liu Yang
Kun menjadi lega. Sehingga timbul pula keberaniannya.
"Dalam surat nona, nona menyebutkan sebagai "Teman Lama'.
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
Benarkah..... benarkah itu" Eh, maksudku......... maksudku......... benarkah kita dulu merupakan sahabat
akrab" Soalnya......hmh, soalnya......." Sulit juga ia untuk
mengutarakan kata hatinya.
Sekali lagi mata yang indah itu terbelalak. Seperti melihat
sesuatu yang aneh gadis itu memandang Liu Yang Kun lekat-
lekat. Bahkan keningnya juga ikut berkerut pula. Kemudian
seperti halnya Yap Tai ciang-kun dan Hong-liu-kun Yap Kiong
Lee tadi, gadis itupun menjadi pucat pula.
"Kau........ kau.......?" desahnya serak seperti hendak
menangis. Liu Yang Kun terpaku diam di tempatnya. Pemuda itu
melihat sesuatu yang sama pada pandang mata Souw Lian Cu
dan yang lain-lain. Pandang mata ngeri, aneh dan juga
khawatir. Seperti halnya orang yang memandang kepada
orang gila atau orang yang tidak waras otaknya.
Tapi di dalam hati Liu Yang Kun juga memaklumi dan
menyadari pula keadaan itu. Dia te lah lupa pada masa lalunya,
sehingga ia juga lupa pula pada orang-orang yang pernah
dikenalnya. Maka sungguh tidak mengherankan bila orang-
orang yang pernah dikenalnya itu menjadi heran melihat
sikapnya. Bahkan dia juga tidak menjadi heran pula bila
orang-orang itu lalu menganggapnya gila.
"Maaf, nona Souw.....aku mengerti keherananmu. Kalau
engkau memang benar-benar sahabat lamaku, engkau tentu
akan heran dan kaget melihat sikapku ini. Demikian pula
dengan ji-wi ciangkun beserta prajurit-prajurit ini. Mereka
tentu merasa heran dan kaget pula. Tapi sungguh mati aku
tak membuat bingung atau mau mempermainkan kalian
semua. Aku benar-benar tak tahu siapa diriku ini. Nona
mengatakan bahwa aku ini Pangeran Liu Yang Kun. Begitu
pula dengan ji-wi ciangkun dan para prajurit. Bahkan isteriku
dan gurunyapun juga berkata demikian pula. Tapi?""
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
"Isteri........?" Souw Lian Cu tersedak kaget hampir pingsan.
Yap Tai Ciang-kun dan Y ap Kiong Lee yang selalu mengikuti
dan mendengarkan percakapan mereka juga terkejut sekali.
"Pangeran sudah beristeri"' Tai ciang-kun menegaskan
dengan suara tinggi. "Siapakah nama puteri itu" dari mana dia
berasal?" Liu Yang Kun yang terpotong ceritanya dan kemudian
malah memperoleh pertanyaan dari Yap Tai ciang-kun itu
tidak segera menjawab pertanyaan tersebut. Perhatiannya
sedang tertuju kepada Souw Lian Cu yang tampak sangat
terpukul hatinya setelah mendengar ucapannya tadi.
Jilid 28 "Nona Souw, kau kenapa......" Apakah kau sakit?" tanpa
menyadari kesalahannya pemuda itu bertanya.
Tapi dengan menguatkan hatinya Souw Lian Cu
menggelengkan kepalanya. Diam-diam gadis itu menyembunyikan tetesan air matanya.
"Tidak. Aku tidak apa-apa. Aku.... aku............oh!" gadis itu
berdesah serak hampir tak bersuara. "Teruskan ceritamu..........!"
Yap Tai Ciang-kun dan Hong-lui-kun Yap Kiong Lee, yang
juga pernah mendengar kisah percintaan mereka dulu, hanya
dapat menghela napas saja. Mereka mulai mendapat
gambaran tentang hubungan kedua muda mudi itu sekarang.
Tampaknya kisah percintaan kedua orang itu masih tetap
kurang mulus seperti dulu. Bahkan pada pertemuan mereka
yang terakhir kali ini, sang pangeran justru telah memetik
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
gadis yang lain, sehingga kedua muda-mudi itu menjadi
cekcok satu sama lain. Liu Yang Kun menelan ludahnya. Setelah yakin bahwa
Souw Lian Cu memang tidak apa-apa, ia lalu meneruskan
ceritanya. "Tapi.......aku sendiri tetap kurang yakin kalau aku ini
adalah Pangeran Liu Yang Kun. Entah kenapa, tiba-tiba aku
menjadi lupa pada masa laluku. Bahkan aku sampai lupa pula
pada namaku sendiri. Tahu-tahu aku berada bersama seorang
kakek buta bernama Lo-sin-ong dan muridnya yang bernama
Tiauw Li Ing. Dari mereka itulah aku mendapat keterangan
tentang diriku." "Lo-sin-ong dan Tiauw Li Ing?" Souw Lian Cu, Yap Tai
Ciang-kun, maupun Hong-lui-kun Yap Kiong Lee berdesah
berbareng. Mereka bertiga sangat terkejut karena mereka
mengenal sekali nama nama itu.
"Dari kedua orang itulah aku mendapat keterangan bahwa
namaku Liu Yang Kun, putera Kaisar Han yang berkuasa saat
ini. Dari mereka itu pulalah aku memperoleh keterangan
bahwa aku telah kawin dengan gadis itu."
"Oooooh......!?" sekali lagi Souw Lian Cu berdesah.
"Bahkan mereka itu pulalah yang memberitahu padaku,
mengapa aku sampai menderita sakit 'lupa ingatan' seperti
ini." Liu Yang Kun terdiam lagi. Matanya melirik ke arah Souw
Lian Cu, Yap Tai Ciang-kun dan yang lain-lain. Semuanya
kelihatan masih bengong, kaget dan tertegun di tempat
masing-masing. Namun semuanya sudah kelihatan mulai
berpikir dan mulai mencernakan kata-katanya. Tampaknya
mereka juga sudah mulai mengerti pula. Bahkan Souw Lian Cu
kelihatan mulai bersemangat dan sangat menaruh perhatian
sekali. Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
"Jadi...... jadi kau telah kehilangan 'ingatanmu'" Apa kata
mereka?" gadis itu mendesak dengan suara tak sabar.
"Yaaa.......... ya apa kata mereka tentang penyakit
pangeran itu?" Hong-lui-kun Yap Kiong Lee ikut mendesak
pula. Sekali lagi Liu Yang Kun mengedarkan pandangannya. Lalu
katanya perlahan tapi jelas. "Kata mereka aku telah dikeroyok
oleh Giok-bin Tok-ong, Bok Siang Ki dan murid-muridnya
sehingga luka parah. Luka-luka itulah yang menyebabkan aku
menjadi lupa pada semua 'masa laluku'."
"Giok-bin Tok-ong" Bok Siang Ki?" Semuanya benar-benar
sangat terkejut mendengar nama-nama itu. Nama-nama yang
saat ini menjadi buah bibir yang mengerikan di kalangan
orang-orang persilatan. Baru satu Giok-bin Tok-ong saja sudah
merupakan hantu yang sangat menakutkan, apalagi masih
ditambah dengan Bok Siang Ki lagi. Maka tidaklah
mengherankan kalau mereka menjadi kaget dan terpaku diam
di tempat masing-masing. Nama-nama itu memang betul-betul
menggetarkan hati mereka.
Namun demikian di balik semua itu mereka pun menjadi
semakin kagum pula kepada Liu Yang Kun. Sebab meskipun
terluka parah, tapi untuk me lawan pemuda itu ternyata iblis-
iblis yang mengerikan itu terpaksa harus berjuang keras
dengan mengeroyoknya. "Pangeran........." akhirnya Hong-lui-kun Yap Kiong Lee
berdesah perlahan. "Kalau begitu kami sekarang sudah tahu,
mengapa sikap pangeran menjadi demikian anehnya terhadap
kami. Ternyata pangeran telah terkena sebuah musibah
sehingga 'menjadi lupa' kepada kami semua."
"Pangeran......?" Liu Yang Kun berdesah pula dengan
termangu-mangu, "Jadi menurut Ciang-kun...... aku ini
memang benar-benar Pangeran Liu Yang Kun?"
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
Yap Tai Ciang-kun cepat melangkah maju pula. "Benar,
pangeran," sahutnya tegas. "Pangeran tak perlu ragu-ragu.
Kami berdua juga yakin dan menguatkan keterangan........
keterangan Lo-sin-ong itu. Pangeran memang benar-benar
Pangeran Liu Yang Kun yang menghilang beberapa tahun
lalu." "Ya! Kami berdua telah membuktikannya tadi. Tiada
seorangpun di dunia ini yang memiliki ilmu K im-coa-ih-hoat itu
selain Pangeran Liu Yang Kun sendiri." Hong-lui-kun Yap Kiong
Lee ikut menambahkan pula.
"Ilmu Kim-coa-ih-hoat......?" Liu Yang Kun bergumam
sambil mengerutkan dahinya.
"Benar! Ilmu s ilat yang pangeran keluarkan untuk melawan
kami tadi adalah ilmu yang dahsyat itu. Ilmu silat itu pulalah
yang membuat Pangeran menjadi tersohor beberapa tahun
yang lalu. Mungkin banyak orang lain yang wajahnya mirip
pangeran, tapi tak mungkin mereka itu memiliki I lmu Kim-coa-
ih-hoat seperti pangeran!" sekali lagi Hong-liu-kun Yap Kiong
Lee menandaskan. "Ehmmmmm........"
Liu Yang Kun bergumam dan
mengangguk-anggukkan kepalanya. Dia dapat menerima
keterangan yang disodorkan oleh dua orang perwira kerajaan
itu. Keterangan mereka memang masuk akal dan beralasan.
Namun demikian di dalam hati kecilnya masih ada juga sedikit
ganjalan untuk menerima kenyataan itu. Entah mengapa
hatinya tetap tak suka pada kedudukan sebagai pangeran itu.
Tapi apa dayanya lagi. Semuanya telah meyakinkan dirinya,
bahwa ia memang benar-benar Pangeran Liu Yang Kun. Dia
sudah tak bisa ingkar pula.
"Baiklah, Tai Ciang-kun. Lalu apa yang mesti kulakukan
sekarang?" akhirnya ia berkata pasrah.
Yap Tai Ciang-kun saling pandang dengan kakaknya.
Hatinya menjadi gembira sekali. Ternyata mereka tidak pulang
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
dengan tangan hampa. Mereka benar benar dapat membawa
pulang Pangeran Liu Yang Kun. Betapa suka citanya hong
siang nanti. "Terima-kasih, pangeran. Kami betul-betul merasa lega
sekarang. Sungguh, kami tak bisa membayangkan, bagaimana
suka-citanya ayahanda baginda nanti" Beliau akan keluar dari
penjaranya di Kuil Agung itu......." Yap Tai Ciang-kun berkata
dengan gembira. Bersama kakaknya ia memberi hormat
kepada Liu Yang Kun. "Hong-siang......" Dipenjara di Kuil Agung?" Liu Yang Kun
dan Souw Lian Cu berdesah bengong.
Sekali lagi Yap Tai Ciang-kun saling pandang dengan
kakaknya. Mereka tersenyum ketika memandang ke arah Liu
Yang Kun lagi. "Panjang ceritanya, pangeran..... Biarlah kami dan nona
Souw Lian Cu nanti yang bercerita tentang masa lalu
pangeran. Termasuk diantaranya, mengapa hong-siang
sampai memenjarakan dirinya sendiri di Kuil Agung istana itu.
Dan bagaimana pula sumpah hong-siang untuk tidak keluar
dari halaman Kuil Agung itu sebelum Pangeran kembali ke
istana." Yap Tai Ciang-kun menerangkan.
"Aku......." Mengapa aku juga harus bercerita pula?" tiba-
tiba Souw Lian Cu menyela dengan kaget.
Lagi-lagi Y ap Tai Ciang-kun tersenyum pula.
"Maaf, nona Souw......... Kami tidak bermaksud untuk
memaksa kepada nona Souw. Kami hanya bermaksud untuk
meminta tolong kepadamu, karena kaupun juga paham dan
tahu pula akan masa lalu Pangeran Liu Yang Kun. Bahkan
mungkin lebih lengkap dari pada pengetahuan kami sendiri.
Kami hanya........"

Memburu Iblis Lanjutan Pendekar Penyebar Maut Karya Sriwidjono di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

''Aku tidak mau!" dengan tegas Souw Lian Cu menolak.
"Tapi.......?" Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
"Tidak! Aku akan pergi dari sini!" sekali lagi Souw Lian Cu
menolak, kemudian melangkah pergi dari tempat itu.
"Tunggu......!" tiba-tiba Liu Yang Kun berteriak dan
berkelebat pula mencegat gadis itu.
Souw Lian Cu terpaksa menunda langkahnya. Dia berdiri
tegang di depan Liu Yang Kun. Matanya yang bulat indah itu
menatap dengan tajamnya. "Pangeran....... pangeran mau apa" Ke-kenapa menghalangi langkahku?" katanya kaku.
Tiba-tiba Liu Yang Kun menekuk lututnya di depan gadis
itu. Dengan suara lembut, seperti ketika dia memeluk kaki
gadis itu tadi, ia berkata, "Nona Souw.......! Kuminta dengan
sangat kau jangan pergi dulu! Kau tolonglah aku dulu untuk
memulihkan 'ingatanku yang hilang' itu. Dan...... bukankah
nona belum berkata apa-apa kepadaku" Di dalam surat itu
nona menyatakan bahwa nona ingin berkata sesuatu
kepadaku...." Pemuda itu memohon sambil menengadahkan mukanya.
Perpaduan antara suara dan tatapan matanya seolah-olah
menimbulkan getaran yang menyusup ke dalam hati sanubari
Souw Lian Cu, sehingga batu-batu yang tersimpan di dalam
dada gadis itu seakan-akan melumer dengan sendirinya.
Wajah yang tegang itu tiba-tiba mengendor, dan mata
yang dingin itu tiba tiba juga menghangat kembali. Lalu
dengan suara lirih, sehingga hampir-hampir tak terdengar oleh
siapapun, gadis itu berbisik, "Tapi aku.......aku tak
bisa........bercerita apa-apa. Dan....dan sebenarnya aku juga
tak punya kata kata yang hendak kuucapkan kepadamu..."
Namun dengan suara yang tak kalah lirihnya, Liu Yang Kun
tetap memohon pula dengan penuh perasaan. "Tapi
bagaimanapun juga aku tetap memohon pertolonganmu, nona
Souw. Janganlah kau biarkan aku terus-terusan menderita
seperti ini." Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
Keduanya lalu terdiam untuk beberapa saat lamanya.
Terjadi perang batin di dalam dada gadis ayu itu, antara
mengabulkan atau menolak permintaan itu.
"Maukah......." Maukah nona menolong aku?" dengan suara
bergetar Liu Yang Kun terus mendesak.
Akhirnya getaran batin Souw Lian Cu tak bisa menolak lagi.
Rasa cinta yang selama ini tetap mekar di dalam hati gadis
ayu itu telah mengalahkan segalanya.
"Baiklah........" Bibir itu berbisik pelan seperti kepada dirinya
sendiri. Tiba-tiba Liu Yang Kun berlutut. Dengan suara gembira
pemuda itu berdesah, "Terima kasih, Nona Souw. Terima
kasih..........." Yap Tai Ciang-kun dan Hong-lui-kun Yap Kiong Lee tidak
dapat mendengar apa yang mereka bicarakan. Namun kedua
perwira itu menjadi lega dan gembira pula tatkala
menyaksikan akhir dari perselisihan itu.
"Nah! Sekarang marilah kami persilahkan nona Souw dan
Pangeran Liu Y ang Kun untuk memasuki perkemahan kami..!"
Yap Tai Ciang-kun mempersilahkan mereka.
Demikianlah, di bawah kawalan para perajurit yang semula
telah mengeroyok mereka Souw Lian Cu dan Liu Yang Kun
memasuki komplek perkemahan tersebut. Mereka langsung
menuju ke tenda Yap Tai Ciang-kun, yaitu tenda yang terbesar
dan terletak di tengah-tengah tenda-tenda yang lain.
Demikianlah para perwira dan perajurit yang ada di dalam
perkemahan itupun lalu mengadakan pesta sederhana, untuk
merayakan keberhasilan tugas mereka, karena telah
menemukan kembali Pangeran Liu Yang Kun. Di dalam tenda
Yap Tai Ciang-kun pun juga diadakan perjamuan sekedarnya
pula untuk menyambut kehadiran Pangeran Liu Yang Kun di
antara mereka. Dan sambil makan-minum sajian sederhana
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
yang mereka suguhkan, Liu Yang Kun mendengarkan cerita
Yap Tai Ciang-kun tentang dirinya. Kadang-kadang Hong-lui-
kun Yap Kiong Lee dan Souw Lian Cu ikut pula menyela atau
memberi tambahan dalam cerita itu.
Pangeran Liu Y ang Kun memang mempunyai riwayat hidup
yang sangat menarik. Dia lahir pada saat jaya-jayanya Kaisar
Chin Si Hong-te almarhum. Dan secara kebetulan pula dia
dibesarkan di dalam keluarga seorang pangeran Chin, karena
ketika dia berusia dua bulan di dalam kandungan ibunya,
ibunya itu diambil isteri oleh salah seorang dari putera Kaisar
Chin Si Hong-te. Ibunya itu diambil secara paksa dari tangan
Liu Pang, ayahnya, yang pada waktu itu masih merupakan
seorang petani miskin di desanya. (Baca: Pendekar Penyebar
Maut) Sekarang Liu Pang telah menjadi Kaisar, bergelar Kaisar
Han Ko Co. Dan ternyata ayah dan anak yang telah berpuluh
tahun dipisahkan itu dapat bertemu kembali. Namun karena
sesuatu hal keduanya terpaksa berpisah lagi. Liu Yang Kun
yang menderita penyakit 'tubuh beracun' itu terpaksa pergi
meninggalkan istana untuk menyembuhkan penyakitnya.
Sementara sepeninggal puteranya, hong-siang telah bersumpah untuk tidak meninggalkan halaman Kuil Agung
Istana sebelum Liu Yang Kun kembali pulang.
Demikianlah karena sesuatu hal pula Liu Yang Kun baru
dapat diketemukan sekarang. Bahkan setahun yang lalu
pemuda itu pernah dikhabarkan mati, sehingga hong-siang
sempat hampir putus-asa karenanya. Untunglah hati hong-
siang sangat kuat dan tidak mau percaya kalau puteranya
sudah mati, sehingga beliau tetap saja mengirimkan orang-
orang kepercayaannya untuk mencari Liu Yang Kun.
Lewat tengah malam perjamuan sederhana itu baru selesai.
Selama itu pula Souw Lian Cu tidak berani menyebut-nyebut
surat-suratnya yang telah beberapa kali dia titipkan orang
untuk Liu Yang Kun. Gadis itu tahu bahwa Liu Y ang Kun yang
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
telah kehilangan ingatannya itu takkan ingat pula pada surat-
suratnya yang terdahulu, sehingga ia diam saja dan tak berani
mengutik-utik masalah surat itu. Apalagi gadis itu telah
menjadi hambar hatinya begitu mendengar kekasihnya itu
telah menikah dengan Tiauw Li Ing, gadis jahat yang telah
membunuh keluarga Chu Seng Kun itu.
Ternyata Yap Tai Ciang-kun dan Hong lui-kun Yap Kiong
Lee pun tidak berusaha mengorek keterangan tentang
perkawinan Liu Yang Kun. Sebagai seorang perwira kerajaan
mereka sudah terbiasa melihat para bangsawan memiliki
beberapa orang isteri atau selir di rumahnya. Selain itu
mereka juga ingin menjaga perasaan hati Souw Lian Cu yang
mereka tahu pernah memiliki hubungan asmara dengan
Pangeran Liu Yang Kun. 'Nah, pangeran.......kami telah menceritakan riwayat hidup
pangeran. Dan hanya itu pulalah yang kami ketahui selama
ini. Kalau pangeran masih belum juga puas, pangeran bisa
bertanya sendiri kepada hong-siang. Beliau akan bercerita
tentang masa lalu pangeran sejelas-jelasnya," Yap Tai Ciang-
kun mengakhiri keterangannya.
Liu Yang Kun tidak segera menyahut. Pemuda itu masih
tetap merenung mengawasi tikar tenda yang digelar sebagai
alas ruangan itu. Meskipun ia sudah tak bisa ingkar lagi dan
sudah sanggup menerima kenyataan itu, namun di dalam hati
kecilnya pemuda itu tetap belum merasa puas juga. Selain dia
tak menyukai kedudukan sebagai pangeran itu, dia sendiri
juga sudah lupa pula kepada orang-orang yang berada di
sekelilingnya dulu. Jangankan dengan punggawa-punggawa
istana lainnya, sedangkan wajah hong-siang pun ia sudah tak
ingat pula lagi. Bagaimana dia bisa senang dengan keadaan
seperti itu" "Paling tidak aku harus dapat mengembalikan ingatanku
yang hilang itu dahulu, baru aku bisa berkumpul dengan
hong-siang di Istana. Tanpa itu hatiku akan selalu tersiksa.
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
Aku akan seperti orang asing yang terpenjara di sangkar
emas......" akhirnya pemuda itu bergumam perlahan seperti
kepada dirinya sendiri. "Tapi...... dengan beradanya kembali pangeran di istana,
ingatan yang hilang itu kemungkinan besar akan kembali pula
dengan sendirinya. Apalagi kalau pangeran nanti sudah
berdekatan dengan ayahanda baginda.........." Y ap Tai Ciang-
kun cepat-cepat memotong takut kalau tiba-tiba Liu Y ang Kun
membatalkan lagi niatnya untuk pulang kembali ke istana.
Perlahan-lahan Liu Yang Kun menggelengkan kepalanya.
"Itu akan memerlukan waktu yang lama, Tai Ciang-kun.
Aku tidak sabar lagi. Aku tidak tahan terlalu lama begini. Lebih
baik aku mencari tabib yang pandai untuk mengobati
'penyakitku' ini. Baru setelah sembuh nanti aku akan kembali
ke istana." Yap Tai Ciang-kun memandang kakaknya dengan tegang.
Ia tak tahu apa yang harus dilakukannya. Membiarkan Liu
Yang Kun pergi berarti tugasnya gagal. Tapi kalau harus
mencegah pemuda itu, ia merasa takkan mampu pula
melakukannya. Kalau pemuda itu marah, semuanya akan
menjadi runyam nanti. "Di istana pun banyak tabib yang pandai, pangeran,"
akhirnya Hong-lui-kun Yap Kiong Lee mencoba untuk
mencegah kehendak Liu Yang Kun itu.
Namun sekali lagi Liu Yang Kun menggelengkan kepalanya.
"Maaf, ciang-kun......aku agak merasa kurang yakin dengan
tabib-tabib istana. Kalau mereka itu benar-benar pandai,
tentunya mereka juga bisa mengobati tubuhku yang beracun
itu, sehingga aku tak perlu jauh-jauh pergi keluar istana
seperti cerita c iang-kun tadi......." pemuda itu membantah.
Hong-lui-kun Yap Kiong Lee menghela napas. "Lalu...... apa
yang hendak pangeran lakukan sekarang?" desaknya.
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
"Aku akan mencari tabib yang sekiranya bisa menyembuhkan penyakitku ini dulu......."
"Tapi.........?" Yap Tai Ciang-kun hendak memotong, tapi
cepat-cepat menutup kembali bibirnya. Yap Kiong Lee tiba-tiba
telah menggamit tangannya.
"Ba-baiklah kalau pangeran memang menghendaki
demikian......." jago silat nomer satu di istana itu segera
meneruskan perkataan adiknya. "Tapi.....tapi untuk itu
perbolehkan kami semua membantu pangeran........"
Liu Yang Kun mengangkat wajahnya dengan kaget.
"Maksud ciang-kun?" desahnya.
"Maksud kami ialah agar kami diperbolehkan mengawal
pangeran kemanapun pangeran pergi. Pangeran adalah putera
Hong-siang. Tidak selayaknyalah kalau pangeran berjalan
sendirian. Selain itu kami juga takut akan kemurkaan hong
siang pula." "Benar, pangeran. Perbolehkanlah kami semua mengantar
pangeran mencari tabib sakti itu." Yap Tai Ciang-kun yang
segera memahami maksud kakaknya itu cepat-cepat
menambahkan. Namun dengan cepat pula Liu Yang Kun menggelengkan
kepalanya. "Wah, jangan......! Itu akan sangat merepotkan aku malah,
Bagaimana aku harus menjelajah desa dan kota dengan
pasukan sebanyak ini?"
"Tapi"..?" Yap Tai Ciangkun hendak membantah pula.
Untunglah kakaknya cepat menggamitnya lagi.
Lalu dengan tenang jagoan istana itu berkata, "Kalau
begitu...... biarlah aku sendiri saja yang mengawal pangeran.
Selain tidak merepotkan pangeran, kami berdua juga tidak
akan kena murka pula dari hong-siang nanti."
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
Dengan kaget Y ap Tai Ciang-kun menatap kakaknya. "Toa-
ko, kau........?" tegurnya.
Tapi dengan tenang pula Hong-lui-kun Yap Kiong Lee
menjawab teguran adiknya itu. "Biarlah, Khim-te. Inilah jalan
tengah yang terbaik buat kita. Dari pada kita kehilangan jejak
pangeran Liu Yang Kun lagi."
"Ah!" Panglima itu berdesah, memaklumi kebijaksanaan
kakaknya. "Bagaimana, pangeran" Kalau cuma aku saja yang
mengawal, tentu tidak akan merepotkan pangeran, bukan"
Bahkan aku bisa mengurusi segala kebutuhan pangeran di
dalam perjalanan itu." Yap Kiong Lee mendesak pula.
Liu Yang Kun tersenyum kikuk. Tidak ada alasan lagi
baginya untuk menolak tawaran Yap Kiong Lee itu. Maka
dengan sangat berat ia terpaksa menganggukkan kepalanya.
"Terima kasih, pangeran.........." jagoan istana itu
menyatakan terima kasihnya dengan air muka berseri-seri.
"Tapi......kemanakah pangeran hendak mencari tabib sakti
itu?" Yap Tai ciang-kun yang tetap tak ingin kehilangan jejak
Pangeran Liu Yang Kun itu mencoba untuk mencari tahu
tujuan perjalanan tersebut.
Liu Yang Kun menatap wajah panglima itu sebentar, lalu
menggeleng pula dengan ragu-ragu. "Entahlah! Aku tidak
tahu"." desahnya perlahan.
Di dunia persilatan pernah hidup seorang tabib sakti yang
memiliki ilmu seperti dewa. Tabib itu bergelar Bu-eng-sin-yok-
ong. Begitu hebat ilmu pengobatannya sehingga banyak orang
yang mengatakan bahwa dia mampu menghidupkan kembali
orang yang sudah mati. Namun sayang sekali....... orang itu


Memburu Iblis Lanjutan Pendekar Penyebar Maut Karya Sriwidjono di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

hidup pada zaman seabad yang lalu." Yap Kiong Lee tiba-tiba
bercerita. Liu Yang Kun menoleh dengan cepat.
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
"Apakah......... apakah dia itu tidak mewariskan ilmunya
kepada muridnya!" tanyanya bersemangat.
"Sebenarnya ada. Salah seorang cucu muridnya ada yang
mewarisi ilmu ketabibannya itu. Namanya adalah.....,Chu Seng
Kun!" tiba-tiba Souw Lian Cu ikut menyela pula pembicaraan
itu. "Chu Seng Kun..........?" Liu Yang Kun, Yap Tai Ciang-kun
dan Hong-lui-kun Yap Kiong Lee berdesah berbareng.
''Ya!" Souw Lian Cu mengangguk dengan kaku. Tiba-tiba
matanya bersinar tajam penuh kebencian. "Namun saying....
beliau itu telah mati pula dibunuh orang!"
"Hah.......?" sekali lagi Liu Y ang Kun, Yap Tai Ciang-kun dan
Hong-lui-kun Yap Kiong Lee berseru berbareng pula. Terutama
yang paling keras adalah Hong-lui-kun Yap Kiong Lee, karena
jagoan istana tersebut sudah sangat mengenal dengan Chu
Seng Kun. "Siapa yang telah berani membunuh tabib yang baik budi
itu?" tiba-tiba Hong-lui-kun Yap Kiong Lee menggeram.
Sekejap matanya seperti menyala di dalam terangnya sinar
obor yang menyala di dalam ruangan itu.
Souw Lian Cu menggeram pula. Tiba-tiba matanya
menatap ke arah Liu Yang Kun.
"Yang membunuh beliau adalah......orang-orangnya Tung-
hai-tiauw! Mereka adalah....... Tung-hai Nung-jin, Tiauw Kiat
Su dan...... Tiauw Li Ing!"
"Haaaah?"?" Hong-lui-kun Yap Kiong Lee dan Yap Tai
Ciang-kun berseru kaget. Otomatis pandangan mereka juga
tertuju ke arah Liu Yang Kun.
Yang tidak kalah kagetnya pula adalah Liu Yang Kun.
Meskipun dia sudah tidak ingat lagi kepada Chu Seng Kun,
namun melihat sikap dan cara mereka berbicara tentang tabib
sakti itu ia bisa menggambarkan macam apa orang yang
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
mereka ceritakan tersebut. Sehingga di dalam hatinyapun
diam-diam telah timbul pula dugaan jelek kepada Tiauw Li
Ing, wanita yang mengaku sebagai isterinya itu.
"Ayahnya seorang Raja Bajak Laut di Lautan Timur.
Seorang bajak laut tentunya juga bukan orang baik-baik. Dia
tentu suka merampok dan membunuh orang. Dan tampaknya
nona Souw ini juga tidak berbohong pula tentang.......tentang
tabib sakti Chu Seng Kun. Oooh...... aku menjadi bingung dan
pusing memikirkannya. Benarkah......benarkah dia itu isteriku?" Karena itu pula Liu Yang Kun tak berani menatap orang-
orang yang duduk di depannya itu. Tiba-tiba kepalanya
tertunduk. Keningnya berkerut. Bahkan beberapa kali
mulutnya berdesah. Tak tega juga Yap Tai Ciang-kun dan Yap Kiong Lee
menyaksikan keadaan itu. Sambil menghela napas panjang
Yap Tai Ciang-kun memandang ke arah Souw Lian Cu.
''Benarkah mereka membunuh Chu Seng Kun?" katanya
kemudian dengan suara agak ragu pula.
Dengan cepat Souw Lian Cu lalu bercerita tentang kejadian
yang menyedihkan di rumah keluarga Chu setengah bulan
yang lalu. Bagaimana tabib sakti itu berusaha menolong dan
melindungi seorang wanita yang mau melahirkan. Dan
bagaimana pula seluruh keluarga tabib sakti itu dibasmi dan
dibakar rumahnya oleh T iauw Li Ing beserta kawan kawannya
itu. "Sungguh keji......" tak terasa mulut Liu Yang Kun
bergumam. Namun mulut itu cepat-cepat terkatup kembali
ketika teringat bahwa Tiauw Li Ing adalah isterinya.
"Memang sangat keji dan tak berperi-kemanusiaan. Oleh
karena itu pula apabila ada kesempatan aku akan menuntut
balas atas kejadian itu." Souw Lian Cu berkata tegas.
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
"Bagaimanapun juga paman Chu masih terhitung keluargaku
pula, karena ibuku adalah adik perempuan paman Chu."
"Ah. benar......!" tiba-tiba Hong-lui-kun Yap Kiong Lee
tergagap sadar dari ketermanguannya. "Souw Hu-jin (Nyonya
Souw) memang adik dari Chu Tai-hiap. Kalau begitu Souw Hu-
jin tentu mewarisi pula kepandaian kakaknya itu. Ehmmm,
pangeran.............! Bagaimana kalau kita menemui Hong-gi-
hiap Souw T hian Hai dan isterinya saja" Siapa tahu Souw Hu-
jin itu bisa mengobati penyakit pangeran itu?"
Liu Yang Kun tersentak kaget pula. Sesaat tampak sinar
kegembiraan di matanya. Tapi di lain saat wajah itu kelihatan
sedih dan ragu-ragu lagi. Apalagi ketika tampak di matanya
wajah Souw Lian Cu yang keras dan kaku serta penuh dendam
itu. "Ini....... ini...... tentu saja terserah kepada nona Souw.
Kalau nona Souw mau......mau mengantarkan aku kepada
ibunya......." akhirnya pemuda itu berdesah perlahan seperti
kepada dirinya sendiri. Dan sama sekali pemuda itu tidak
berani menatap Souw Lian Cu.
Yap Tai Ciang-kun dan Hong-lui-kun Yap Kiong Lee segera
menjadi maklum dan sadar pula. Tak terasa mereka lalu
memandang kepada Souw Lian Cu dengan sinar mata penuh
permohonan. "Nona Souw......." Maukah nona menolong Pangeran Liu
Yang Kun?" Yap Tai Ciang-kun lalu meminta dengan halus.
Namun dengan angkuh gadis itu me lengos. Suaranya
terdengar sangat keras dan kaku ketika menjawab permintaan
itu. "Maaf, Tai Ciang-kun. Bagaimana aku bisa berjalan
bersama dengan wanita yang telah membunuh keluarga
paman Chu" Kalaupun aku mau, masakan ibuku juga mau
mengobati suami orang yang telah membunuh kakaknya?"
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
"Ah........benar juga. Hmm.......bagaimana, ya?" Yap Tai
Ciang-kun tersipu-sipu. Sementara itu Hong-lui-kun Yap Kiong Lee lalu mendekati
Liu Yang Kun. "Pangeran...... Bagaimana menurut pendapat pangeran"
Satu-satunya ahli waris Bu-eng Sin-yok-ong sekarang tinggal
Souw Hu-jin saja. Tampaknya hanya dia yang mampu
mengobati penyakit pangeran itu. Tapi..... tentu saja Souw
Hu-jin tidak mau dan tidak bersedia mengobati penyakit itu
kalau.......kalau isteri pangeran yang bernama Tiauw Li Ing itu
ikut serta. Mereka saling bermusuhan."
Tiba-tiba Liu Yang Kun mengangkat wajahnya. Ditatapnya
mata Hong-lui-kun Yap Kiong Lee lekat-lekat.
"Ciang-kun...... Menurut pendapat Ciang-kun, apakah benar
dia itu isteriku........?" tanyanya mengagetkan.
Tentu saja ucapan itu terasa aneh di telinga Hong-lui-kun
Yap Kiong Lee, Yap Tai Ciang-kun dan Souw Lian Cu. Begitu
anehnya sehingga mereka bertiga menjadi kaget dan
ternganga keheranan. Dan Liu Yang Kun sendiri ternyata dengan cepat juga
menyadari keanehannya itu.
"Eh, maksudku........ maksudku.. ..aku sendiri juga kurang
yakin akan hal itu. Begitu sadar dari pingsanku, dia ......... dia
telah berada di dekatku. Dan dia pula yang mengatakan
bahwa aku adalah suaminya. Terpaksa.... terpaksa aku pun
menerimanya. Aku beranggapan, masakan seorang gadis
cantik seperti dia membohongi aku. T api di dalam hati kecilku
aku agak........agak kurang yakin akan hal itu. Namun untuk
membuktikannya aku tak bisa. Selain ingatanku telah hilang,
akupun tak punya alasan dan bukti untuk menyanggahnya......" katanya kemudian dengan terbata-bata.
Sambil berkata matanya tak lepas memandang ke arah Souw
Lian Cu. Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
"Lalu mengapa pangeran menanyakan hal itu kepada kami"
Tentu saja kami-pun semakin tak bisa menjawab pertanyaan
itu." Hong-lui-kun Yap Kiong Lee menjawab pula.
"Bukan begitu, ciang-kun" Maksudku bagaimanakah
menurut tanggapan ciang-kun tentang perkawinan itu" Masuk
akalkah kalau aku ini kawin dengan Tiauw Li Ing itu"
Maksudku......... maksudku...... kalau aku ini dalam keadaan
sehat dan waras........ bisakah aku ini kawin dengan wanita
itu" Maksudku ..... dengan puteri seorang raja bajak laut itu?"
Hong-lui kun Yap Kiong Lee menghela napas panjang. Ia
tahu pangeran itu membutuhkan pertolongan orang lain untuk
menjawab pertanyaan itu. Namun bagaimana dia harus
menjawabnya" Semuanya serba mungkin. Dan dia sendiri tak
tahu persis lika-liku perjalanan hidup mereka.
"Ah......sungguh sulit untuk menjawabnya, pangeran.
Semuanya itu memang bisa saja terjadi. Tiada yang tidak
mungkin di dunia ini. Memang, kalau dipandang sepintas
lalu...... perkawinan pangeran itu seperti tidak mungkin.
Sedikit banyak saya sudah mengerti watak dan pribadi
pangeran. Begitu pula dengan watak dan pribadi anak Tung-
hai-tiauw itu. Dan kedua watak dan pribadi itu rasa-rasanya
sulit dipertemukan. Apalagi pangeran adalah putera hong-
siang, kaisar yang paling terhormat dan berkuasa di negeri
kita ini. Sedangkan gadis itu adalah anak seorang raja bajak
laut yang menjadi musuh negara....." Belum habis perkataan
Hong-lui-kun Y ap Kiong Lee, tiba-tiba Liu Y ang Kun melompat
dan mengguncang lengan jago dari istana itu. Wajah pemuda
itu tampak lega dan berseri-seri.
"Ciang-kun! Itulah jawaban yang kumaksudkan! Rasa-
rasanya hatikupun berpendapat begitu! Hanya.......hanya aku
sendiri tak bisa mengatakan.........!"
Hong-lui-kun Yap Kiong Lee tersenyum, walaupun
sebenarnya pundaknya terasa sakit. Selain luka dalam yang
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
dideritanya tadi masih belum sembuh, cengkeraman Liu Yang
Kun itu pun memang sangat kuat.
Beberapa saat kemudian Hong-lui-kun Yap Kiong Lee lalu
bertanya, "Lalu apa yang hendak pangeran lakukan sete lah
mengetahui jawaban saya itu?"
Liu Yang Kun terdiam. Tiba-tiba saja pemuda itu sadar
kembali. Dengan wajah agak malu-malu ia melirik ke arah
Souw Lian Cu. "Ciang-kun. kalau nona Souw memang menghendaki
demikian, akupun takkan membawa Tiauw Li Ing pula. Biarlah
untuk sementara ia tinggal bersama gurunya. Aku akan
menemui dia lagi setelah penyakitku itu hilang, sehingga aku
bisa menentukan sikap terhadapnya. Kalau aku dan dia
memang benar-benar sudah kawin dan saling mencinta,
yah........apa boleh buat, aku tentu akan kembali kepadanya.
Tapi sebaliknya, kalau semua ini hanya lelucon dan sandiwara
belaka, hmm....... akupun tak mau tinggal diam pula. Aku
akan membuat perhitungan dengan mereka!"
"Oooh!" Hong-lui-kun dan Yap Tai Ciang-kun berdesah
lega. Kemudian semua pandangan terarah kepada Souw Lian Cu.
Gadis itulah kini yang harus mengambil keputusan. Tadi dia
telah mengajukan alasan dan keberatannya. Namun kini
ternyata Liu Yang Kun sanggup meninggalkan T iauw Li Ing.
"Nah, nona Souw......kau sekarang tidak berkeberatan lagi,
bukan?" Yap Tai Ciang-kun berkata halus.
Souw Lian Cu tidak bisa mengelak lagi. Selain ia tak punya
alasan untuk menolak lagi, sebenarnya hati kecilnya pun
merasa tak tega pula melihat penderitaan orang yang
dicintainya itu. Maka tiada jawaban lagi yang harus ia berikan,
selain mengangguk. Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
"Terima kasih, nona Souw.........." Liu Yang Kun hampir
saja berteriak saking gembiranya.
Yap Tai ciang-kun saling pandang dengan kakaknya. Diam-
diam mereka tersenyum sambil mengangguk-angguk. Ternyata jalinan kasih sayang di lubuk hati kedua muda-mudi
itu sedemikian kuatnya sehingga masing-masing seperti saling
mendekat dengan sendirinya. Padahal Pangeran Liu Y ang Kun
dalam keadaan 'hilang ingatan', dan sudah tak ingat lagi
bahwa ia pernah mencintai gadis itu.
"Nah, twa-ko.......bagaimana rencanamu sekarang?" Yap
Tai ciang-kun berbisik kepada kakaknya.
"Kau boleh meneruskan perjalananmu ke kota raja besok
pagi. Kauberitahukanlah kepada hong-siang bahwa Pangeran
Liu Yang Kun telah kita temukan. Aku sekarang akan
mengikuti Pangeran Liu Yang Kun kemanapun dia pergi."
"Kalau begitu.....baiklah. Tapi kuharap twa-ko berhati-hati.
Jangan sampai pangeran itu terlepas lagi."
Hong-lui-kun Yap Kiong Lee tersenyum. "Jangan khawatir,
Khim-te. Aku akan mempertaruhkan seluruh jiwa dan ragaku
untuk menjaga Pangeran Liu Yang Kun. Bagaimanapun juga
dia harus kembali ke istana."
Demikianlah, malam itu juga Souw Lian Cu mengajak Liu
Yang Kun untuk berangkat. Karena gadis itu juga tidak tahu
dimana ayah dan ibu tirinya berada, maka ia memutuskan
untuk pergi ke Cin-an saja. Siapa tahu ayah ibunya juga
diundang pada pesta perkawinan Ketua Tiam-jong-pai itu"
Ketika mereka bertiga lewat di tepi hutan dimana Liu Yang
Kun dan nona Souw Lian Cu tadi berjumpa, mereka melihat
bekas-bekas pertempuran di sana. Dan tampaknya

Memburu Iblis Lanjutan Pendekar Penyebar Maut Karya Sriwidjono di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

pertempuran yang terjadi di tempat itu sedemikian hebatnya,
sehingga tempat itu seperti habis diamuk oleh kawanan gajah
liar. Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
"Emm....... tampaknya baru saja ada pertempuran besar di
tempat ini." Yap Kiong Lee berkata perlahan. Lalu tambahnya
lagi dengan dahi berkerut.
"Tapi.....siapa saja yang telah bertempur itu" Mengapa
suara dentang senjata mereka tidak terdengar sama sekali?"
Souw Lian Cu menoleh sambil mengangkat pundaknya.
"Entahlah, saya juga tidak tahu. Tadi sore aku memang
berada di tempat ini pula, tapi waktu itu aku tak melihat apa-
apa. Mungkin pertempuran itu terjadi setelah aku meninggalkan tempat ini........."
"Aku juga tidak tahu pula. Namun aku bisa menduganya....." tiba-tiba Liu Yang Kun menyela.
"Apa" Pangeran mengetahui siapa mereka.....?" Y ap Kiong
Lee dan Souw Lian Cu berdesah hampir berbareng. Otomatis
keduanya mengawasi Liu Yang Kun dengan nada ingin tahu.
Tapi dengan cepat Liu Yang Kun menggoyangkan
tangannya. "Bukan begitu. Saya tidak mengatakan bahwa
saya tahu. Saya hanya mengatakan bahwa saya dapat
menduga saja...." ia menjelaskan.
Yap Kiong Lee tersenyum. "Maaf. Hmm ....... kalau begitu
lekaslah pangeran mengatakannya," ujarnya kemudian.
"Kedatanganku di tempat ini sore tadi, selain untuk
menemui nona Souw Lian Cu juga untuk mengejar hantu
kuntilanak yang mengganggu penduduk kota Cia-souw.
Namun karena datang terlambat, maka aku telah kehilangan
jejak kuntilanak itu bersama para pengejarnya. Oleh karena
itu aku mempunyai dugaan bahwa tempat ini digunakan
sebagai ajang pertempuran oleh Kuntilanak itu dengan para
pengejarnya." "Oh......jadi itukah sebabnya pangeran menuduh aku
sebagai kuntilanak?" Souw Lian Cu berkata geram.
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
Liu Yang Kun menyeringai kikuk. "Benar....." desahnya
kemalu maluan. "Hantu kuntilanak........?" sebaliknya Yap Kiong Lee berseru
heran. "Apa itu.......?"
Liu Yang Kun memandang Jagoan istana yang kini menjadi
pengawalnya itu. "Ciang-kun belum mendengarnya?"
Dengan kening tetap berkerut Yap Kiong Lee menggelengkan kepalanya. "Bagaimana dengan nona Souw" Apakah nona juga belum
mendengar cerita tentang hantu itu?" Liu Yang Kun bertanya
pula kepada Souw Lian Cu.
"Aku pernah mendengarnya. Bahkan tidak cuma di sini. Di
kota Lai-couw dan Si-pouw pun aku pernah mendengar
tentang kuntilanak itu."
Kota Lai-couw dan Si-pouw adalah kota kecil yang letaknya
tidak jauh dari kota Cia-souw itu. Kedua kota kecil itu terletak
agak jauh dari jalan utama yang menghubungkan kota Cia-
souw dengan Cin-an, sehingga jarang sekali disinggahi para
pelancong maupun pedagang. Maka sungguh mengherankan
sekali kalau gadis itu sampai di sana.
"Apa saja yang nona dengar tentang hantu itu?" Liu Yang
Kun mendesak. Souw Lian Cu mengangkat wajahnya. Matanya yang bening
itu menatap Liu Yang Kun sebentar. Setelah itu seraya
melangkahkan kakinya ia menjawab, "Cukup banyak. Tapi
sebaiknya kita meninggalkan tempat ini terlebih dahulu. Hutan
ini cuma beberapa lie saja dari kota Cia-souw. Kau tidak akan
jadi berangkat kalau isterimu menyusul kemari......."
"Ah.....!" Liu Yang Kun berdesah kecut. Mukanya merah
padam. Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
Hong-lui-kun Yap Kiong Lee tersenyum di dalam hati. Diam-
diam ia merasa geli, namun juga bercampur dengan perasaan
prihatin pula menyaksikan jalan percintaan mereka.
"Hmm.....sungguh mengherankan! Bagaimana sebenarnya
hubungan kasih mereka itu" Demikian dekat hati mereka, tapi
juga demikian jauh rasanya jarak mereka " Aneh benar......"!"
jagoan dari istana itu bergumam di dalam hati. Lalu tangannya
menggandeng Liu Yang Kun dan membawanya melangkah
mengikuti Souw Lian Cu. Demikianlah mereka lalu bergegas meninggalkan hutan
kecil itu. Mereka berjalan cepat melewati jalan utama yang
menuju ke arah kota Cin-an. Mereka melangkah tanpa
berbicara sama sekali, seolah-olah mereka itu memang
berjalan sendiri-sendiri.
Sementara itu di penginapan Tiauw Li Ing tidur pulas
sampai pagi. Perma inan cinta yang menggelora sehari penuh
bersama Liu Yang Kun itu membuatnya lemah dan lelah luar
biasa. Ia baru bangun ketika gurunya yang buta itu mengetuk
pintu kamarnya. Tapi betapa kagetnya dia ketika Liu Yang Kun tak ada di
sampingnya. Dan hatinya semakin menjadi kaget pula begitu
menyadari dirinya juga belum berpakaian sama sekali. Apalagi
ketika dilihatnya pembaringan itu masih kusut dan berantakan
seperti kemarin malam. "Aku.....aku telah tertidur malam tadi. Dan.....dan.....dia
belum kembali dari melihat keributan itu! Oh !" dia menjerit di
dalam hati. Bergegas T iauw Li Ing mengenakan pakaiannya. Kemudian
ia membuka pintu dan melompat keluar.
"Suhu, dia....dia pergi!" serunya serak. Matanya yang
merah hampir menangis itu menatap kesana kemari dengan
liarnya. Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
Tentu saja Lo-sin-ong menjadi bingung dan kaget. Tak tahu
apa yang dimaksudkan Tiauw Li Ing.
"Pergi" Siapa yang pergi" Suamimu .......?"
"Benar. Suamiku......dia......dia telah pergi tadi malam.
Sekarang belum juga kembali." Tiauw Li Ing menjawab gugup.
Dan kini air matanya benar-benar telah menggenangi pelupuk
matanya. "Ooooh.....?" Orang tua itu tersentak dan buru-buru
menarik tangan Tiauw Li Ing ke dalam kamar kembali.
"Mengapa" Bagaimana itu bisa terjadi?" desaknya sambil
menutup pintu kamar. Sekejap wajah yang cantik itu menjadi merah. Tapi di lain
saat wajah itu kembali tegang dan ketakutan pula. Dengan
suara gugup dan terputus-putus gadis itu lalu bercerita
tentang kejadian malam tadi. Kecuali tentu saja mengenai
permainan cintanya yang bergelora itu.
"Hmm.....aku memang mendengar pula suara ribut tentang
kuntilanak itu. Tapi aku tetap tinggal di dalam kamar.
Jadi......anak itu keluar dan belum kembali lagi" Mengapa kau
sampai pulas begitu?" kakek buta itu akhirnya berkata dengan
suara agak menyesal. Sekali lagi wajah Tiauw Li Ing menjadi merah. Ia tak bisa
menjawab pertanyaan orang tua itu. Hanya air matanya saja
yang mulai turun membasahi pipinya.
"Kalau begitu....bersiaplah! K ita cari pemuda itu!"
"Ba-baik, suhu....."
Demikianlah, sambil mendengarkan cerita orang tentang
keributan yang terjadi tadi malam, mereka mencari Liu Yang
Kun. Mereka membaurkan diri diantara orang-orang yang
bergerombol di jalan, di warung-warung, yang semuanya rata-
rata selalu membicarakan keributan yang dibuat oleh 'hantu
kuntilanak' itu. Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
Dan semakin banyak mereka mendengar serta mengetahui
kejadian itu, mereka justru semakin menyesal malah. Mereka
sungguh tak mengira kalau keributan itu ternyata sedemikian
hebatnya. Keduanya benar-benar menyesal tak ikut keluar
melihatnya. "Begitu dahsyat pertempuran yang terjadi di pinggir hutan
itu, sehingga pohon-pohon besar bertumbangan. Dan hantu
kuntilanak itu sedemikian saktinya, sehingga belasan pasukan
keamanan itu terbang berhamburan terkena angin pukulannya. Bahkan Un Tai-jin yang berkepandaian tinggi
itupun ikut terluka parah pula diterjang hantu wanita itu,"
seorang pemilik warung bercerita kepada para pembelinya.
Tiauw Li Ing dan gurunya sedikit mendongkol juga
mendengar kisah yang berlebih-lebihan itu. Diam-diam mereka
pergi meninggalkan warung kecil itu. Namun sebelum pergi
mereka masih sempat mendengar pula pembicaraan di dalam
warung itu. "A Jui......! Apakah tadi malam kau juga berada di pinggir
hutan itu?" "Anu....anu....tidak! Tidak! Aku hanya....hanya diberi tahu
oleh keponakanku. Bukankah keponakanku menjadi pengawal
Un-Tai-jin?" "Ah, A Jui....yang benar saja. Pengawal atau pelayan"
Hehehe......!" Dan warung Itu kemudian dipenuhi oleh gelak tertawa para
pengunjungnya. "Ada-ada saja orang itu. Tapi untuk membuktikan ucapan
mereka, marilah kita pergi ke hutan itu," sambil berjalan Lo-
sin-ong bergumam. "Marilah, su-hu....."
Walaupun keadaannya tidak seperti yang diceritakan oleh
pemilik warung itu, namun bekas-bekasnya memang tampak
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
bahwa tempat itu baru saja dipergunakan sebagai ajang
pertempuran yang dahsyat. Dan Tiauw Li Ing lalu meneliti
tempat itu dengan seksama seakan-akan ia ingin menemukan
jejak Liu Yang Kun di sana.
Tapi sampai pegal ia berdiri dan berjongkok, tetap saja ia
tak bisa menemukan tanda-tanda bahwa Liu Y ang Kun pernah
Pendekar Sadis 20 Rahasia Dewi Purbosari Karya Aryani W Nurseta Satria Karang Tirta 10
^