Memburu Iblis 18
Memburu Iblis Lanjutan Pendekar Penyebar Maut Karya Sriwidjono Bagian 18
Souw Lian Cu tertunduk. Ia memang belum menceritakan
tentang hal Liu Yang Kun itu kepada gurunya. Karena kini tak
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
bisa mengelak lagi, maka ia pun lalu terpaksa menceritakannya kepada gurunya. Tapi tentu saja ia tak
bercerita tentang masa lalunya dengan pemuda itu.
Ternyata Bun-hoat Sian-seng menjadi heran juga
mendengar 'penyakit' yang diderita Liu Yang Kun itu. Dengan
pandang mata heran, namun juga kasihan, orang tua itu
mengawasi pemuda yang memiliki ilmu sangat tinggi itu.
"Sayang aku tak mempunyai banyak pengetahuan tentang
iImu pengobatan. Rasanya ingin juga ikut membantu
mengembalikan ingatannya yang hilang itu. Ehmm, jadi.......kau mau membawanya ke depan ibu tirimu itu"
Bagus! Agaknya memang cuma dia yang mampu mengobati
penyakit itu. Aku juga pernah mendengar tentang kehebatan
Bu-eng Sin-yok-ong di masa lalu," katanya kemudian dengan
suara perlahan. "Jadi...... suhu setuju aku mengantar.....mengantar
Pangeran Liu ini?" Souw Lian Cu bertanya.
"Mengapa tidak" Kau telah berpisah dengan ayahmu
sedemikian lamanya. Kini tugasmu juga sudah selesai pula.
Tinggal sebagian lagi sobekan Buku Rahasia itu yang belum
kembali. Itupun kukira juga sudah tidak sulit lagi. Asal
Pangeran Liu Yang Kun ini sudah sembuh kembali, sobekan
Buku Rahasia itu tentu akan cepat diketemukan pula......."
Souw Lian Cu memandang Liu Yang Kun dengan sudut
matanya, kemudian menghela napas panjang. "Terima kasih,
su-hu. Kalau begitu aku akan berangkat lebih dahulu. Aku
akan segera kembali apabila sobekan Buku Rahasia yang
terakhir itu telah kuketemukan."
Tiba-tiba Liu Yang Kun melangkah maju.
"Lo-cianpwe, percayalah..................! Apabila kelak buku
itu memang ada padaku, aku tentu akan segera
mengembalikannya kepada Io-cianpwe!" katanya tegas.
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
"Terima kasih, pangeran.......! Nah, Lian Cu........ kau
berangkatlah!" "Su-hu, kau.............?"!"
"Jangan pikirkan aku! Aku dapat mengurus diriku sendiri.
Pergilah........!" Bun-hoat Sianseng berkata dengan suara
lembut namun tegas, sehingga Souw Lian Cu tidak berani
membantah lagi. Demikianlah Souw Lian Cu lalu kembali ke dalam kota lagi.
Liu Yang Kun dan Yap Kiong Lee mengikuti di belakangnya.
Karena pintu gerbang kota telah ditutup, maka mereka bertiga
terpaksa memanjat dan melompatinya. Malam telah larut dan
penjagapun telah tidur lelap pula, sehingga gerak-gerik
mereka tidak ada yang mengetahui.
Pengurus penginapanpun telah tertidur pula. Terpaksa
mereka langsung menuju ke kamar yang mereka pesan; Souw
Lian Cu tidur sendiri, sedangkan Liu Yang Kun dan Yap Kiong
Lee tidur sekamar. Embun malam telah mulai turun ke bumi. suatu tanda
bahwa malam telah merayap turun pula dari puncaknya.
Suasana di dalam rumah penginapan itu benar-benar sepi.
Sepi dan sunyi bagaikan kuburan. Satu-satunya benda yang
tampak hidup hanyalah lampu minyak yang apinya bergoyang-
goyang ditiup angin. Banyak tamu yang menginap di penginapan itu, tapi hanya
mereka bertiga yang belum memicingkan mata. Hati dan
pikiran mereka masih digeluti oleh peristiwa yang baru saja
mereka alami, meskipun sebenarnya mereka telah berusaha
untuk melupakannya. Di kamarnya sendiri, Souw Lian Cu duduk bersila di atas
pembaringan. Gadis itu berusaha untuk bersemadi dan
melepaskan lelahnya, tapi hati dan pikirannya tetap saja sulit
ia kendalikan. Apalagi ketika pikirannya melayang kepada
ayahnya, Hong-gi-hiap Souw Thian Hai, yang telah bertahun-
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
tahun ia tinggalkan. Tak terasa air matanya meleleh turun
membasahi pipinya. Dan air mata itu semakin banyak
membanjiri pangkuannya tatkala pikirannya mulai merambat
menyusuri nasibnya sendiri.
Sejak dilahirkan ke dunia ternyata nasibnya selalu kurang
beruntung. Walaupun dilahirkan di lingkungan keluarga baik-
baik serta tersohor, namun sejak berumur dua tahun ia telah
ditinggaIkan keluarganya. Kakek, nenek, serta ibunya mati
dibunuh orang. Sedangkan ayahnya menjadi gila sejak
kematian ibu dan kakeknya itu.
Untunglah masih ada keluarga pelayannya yang mau
merawat dia. Tapi musuh yang telah membasmi keluarganya
itu ternyata masih saja mencari dirinya. Ketika ia telah mulai
besar, keluarga yang merawatnya itu juga dibasmi pula oleh
musuhnya. Bahkan di dalam kekalutan dan pelariannya akibat
peristiwa itu, tangan kirinya juga dibabat putus oleh lawan
lawannya. Saat itu ia telah berusia sebelas atau dua belas tahun. Pada
waktu itu ia ditolong oleh Chu Bwee Hong, Ho Pek Lian
dan......... ayahnya sendiri! Tapi tentu saja ia tak mengenal
ayahnya itu. Apalagi ayahnya itu juga belum sembuh dari sakit
gilanya. Sakit gila atau sakit 'lupa ingatan', persis seperti yang
diderita oleh Liu Y ang Kun sekarang.
Mengenangkan hal itu diam-diam Souw Lian Cu tersenyum
sendirian. Senyum diantara derai air matanya. Sungguh aneh
sekali. Mengapa orang-orang yang sangat dekat di hatinya itu
mengalami penderitaan yang sama"
Souw Lian Cu menarik napas dalam-dalam. Tangannya
mengambil saputangan dan menyeka air matanya. Pikirannya
segera menerobos dinding kamarnya. Sedang apakah Liu Yang
Kun itu sekarang" Apakah pemuda itu juga sedang
memikirkan dirinya" Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
"Ah, tentu tidak.......... Bukankah ia sudah beristeri"
Bukankah ia sudah kawin dengan Tiauw
Li Ing" Ooooohh.......!" tiba-tiba Souw Lian Cu berdesah tanpa terasa.
Dan tiba-tiba pula air matanya kembali turun membasahi
pipinya. Pada waktu yang sama di kamar sebelah Liu Yang Kun juga
sedang merenung pula seperti halnya Souw Lian Cu. Dan
seperti ada selarik benang yang menghubungkan hati mereka,
maka Liu Yang Kun juga sedang berpikir pula tentang gadis
itu. Bahkan begitu asyiknya Liu Yang Kun melamunkan gadis
itu, sehingga ucapan dan kata-kata Yap Kiong Lee tidak
pernah diperhatikannya. Dia hanya mengangguk atau
menggeleng saja bila jagoan istana itu mengajaknya
berbicara. "Eh, dia..... sedang menangis" Tampaknya.,tampaknya dia
juga tidak bisa tidur pula," tiba-tiba Liu Yang Kun bergumam
lirih seperti kepada dirinya sendiri.
Ternyata saking kuatnya Liu Yang Kun berpikir tentang
Souw Lian Cu, maka ilmunya yang sejajar dengan Lin-cui-sui-
hoat itu bangkit dengan sendirinya. Dinding tebal yang
memisahkan kamar itu dengan kamar Souw Lian Cu seperti
tak kuasa menghalangi tatapan 'mata batinnya'. Dengan jelas
pemuda itu seperti melihat segala tingkah laku Souw Lian Cu.
"Eiiii, pangeran bilang apa tadi........"!" Yap Kiong Lee
terkejut mendengar gumam Liu Yang Kun tadi.
Liu Yang Kun tersentak dari lamunannya. Dengan gugup
pemuda itu menjawab,"Ah, tidak.....! T -ti-tidak apa-apa. Ciang
kun juga belum mengantuk?"
"Belum. Pikiranku masih tercekam oleh peristiwa di dasar
jurang itu. Aku benar-benar tidak menyangka bisa bertemu
dengan Bun-hoat Sian seng, Jago Nomor Satu di dunia
Persilatan itu. Dan pertarungan dahsyat di dasar jurang itu
benar-benar telah membuka mataku pula, betapa kecilnya aku
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
dibandingkan dengan mereka. Namun demikian masih ada
juga perasaan bangga menyelinap di dalam hatiku yang kecil
ini bila menyaksikan?""
"Menyaksikan apa, ciang-kun.......?"
Yap Kiong Lee tersenyum. "Bila menyaksikan sepak terjang
pangeran tadi!" Liu Yang Kun menoleh dengan kaget. "Sepak terjangku"
Apa maksud, ciang-kun?"
Sekali lagi Ya Kiong Lee tersenyum, "maaf, pangeran. Saya
benar-benar bangga menyaksikan sepak terjang pangeran di
dalam menghadapi mereka tadi. Saya sungguh sangat
berbesar hati melihat pangeran dapat mengalahkan tokoh-
tokoh sakti itu. Hmm, saya lantas teringat kepada Hong-siang.
Betapa bangganya beliau bila mengetahui puteranya yang
dibangga-banggakan itu benar-benar menjadi seorang
pendekar yang gagah perkasa."
"Aaaaaaah !" Liu Yang kun berdesah.
Yap Kiong Lee mengerutkan keningnya. Ada nada sangsi
dan ragu pada suara pemuda itu. Tapi Yap Kiong Lee segera
memakluminya. Pemuda itu masih belum yakin siapa
sebenarnya dirinya. Tiba-tiba Liu Yang Kun berdiri, sehingga mengejutkan Yap
Kiong Lee. "Ciang-kun, silahkan kau beristirahat dahulu...! Mataku sulit
sekali dipejamkan. Biarlah aku keluar dulu di halaman. Siapa
tahu udara di luar dapat membuatku mengantuk......." Liu
Yang Kun berkata perlahan.
Yap Kiong Lee bangkit berdiri pula. "Tapi .........eh,
bolehkah saya menemani?"
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
Liu Yang Kun tersenyum. "Apakah ciang-kun takut aku akan
lari " Ah....... Hilangkanlah prasangka seperti itu. Percayalah......." katanya kemudian dengan nada bergurau.
"Ah, pangeran mana........ mana aku berani berbuat
demikian" Silahkanlah! Silahkan........!" Yap Kiong Lee
menyahut dengan kikuk dan cepat-cepat duduk kembali.
"Terima kasih."
Liu Yang Kun lalu me langkah keluar dari kamar itu. Ketika
menoleh ke kamar Souw Lian Cu, pemuda itu menjadi kaget
sekali. Ternyata gadis itu juga sedang membuka pintunya.
Dan gadis ayu itu juga sedang menoleh pula ke arahnya.
Liu Yang Kun menjadi merah mukanya. Begitu pula dengan
Souw Lian Cu. Bahkan dengan cepat mereka menundukkan
wajah mereka. Entah mengapa tiba-tiba mereka menjadi
kikuk. Tampaknya mereka menjadi malu karena baru saja
masing-masing melamunkan yang lain.
Tapi dengan cepat pula Liu Yang Kun dapat menguasai
dirinya kembali. "Nona hendak kemana.......?" sapanya dengan suara sedikit
gemetar, sehingga pemuda itu menjadi benci kepada suaranya
sendiri. "A-aku tak bisa tidur. Maka....... aku bermaksud keluar
untuk mencari hawa segar........." Ternyata Souw Lian Cu pun
menjadi gemetar pula ketika menjawab.
''Oh, kalau begitu......sama dengan aku. Aku juga tak bisa
tidur." Liu Yang Kun menghela napas. Perlahan-lahan kakinya
melangkah menghampiri Souw Lian Cu. Mendadak ia seperti
mendapatkan keberaniannya kembali. "Kalau memang benar
aku pernah menjalin hubungan batin dengan dia, maka
sekarang aku harus memperbaikinya kembali." pemuda itu
berpikir. Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
"Nona......! Sebenarnya ada sesuatu hal yang hendak aku
bicarakan denganmu. Tapi aku takut kau tak mau
mendengarkannya." Liu Yang Kun berkata perlahan ketika
sudah berada di depan Souw Lian Cu. Matanya menatap
tajam, seolah-olah ingin menjenguk ke dalam hati gadis itu.
Souw Lian Cu menengadah dengan cepat. Matanya yang
bulat bening seperti bintang kejora itu membalas pandangan
Liu Yang Kun dengan tak kalah tajamnya.
"Pangeran hendak berbicara denganku" Berbicara soal apa"
Silahkanlah! Aku tentu akan mendengarkannya," katanya
perlahan pula, namun tegas.
Liu yang Kun menoleh ke kanan dan ke kiri. "Tapi tak enak
rasanya berbicara di tempat ini. Bagaimana kalau kita
berbicara sambil berjalan jalan di luar sana........" Nona
keberatan?" Sekali lagi mata yang bening itu menatap Liu Yang Kun
dengan tajamnya. Baru beberapa saat kemudian wajah yang
ayu itu menggelengkan kepalanya. "Marilah....." jawabnya
pendek. Sekejap wajah Liu Yang Kun tampak berseri. Matanya
berbinar menandakan kebahagiaan yang amat sangat. Namun
di lain saat pemuda itu menjadi sadar pula kembali. Tergesa-
gesa ia membalikkan badan untuk menyembunyikan rasa
kikuknya. "Marilah.......!" katanya kemudian sambil melangkah
mendahului. Mereka turun ke halaman, kemudian berjalan ke jalan raya.
Semuanya tampak lengang dan sunyi. Di beberapa tempat
masih kelihatan lampu-lampu minyak yang dipasang penduduk
di kanan-kiri jalan itu, sementara lampu-lampu yang lain telah
Memburu Iblis Lanjutan Pendekar Penyebar Maut Karya Sriwidjono di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
banyak yang mati karena kehabisan minyak.
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
Beberapa ekor anjing tampak berlarian melintasi jalan itu,
sementara di ujung jalan terdengar lolongan mereka yang
panjang dan menggiriskan hati.
"Sepi benar.,?" Liu Yang Kun bergumam. "Rasa-rasanya
tak seorangpun yang masih terjaga pada malam yang telah
larut seperti ini. Hmm..........rasanya tengkukku juga menjadi
tebal. Jangan-jangan Hantu Kuntilanak yang diributkan orang
itu tiba-tiba muncul di jalan ini","
Liu Yang Kun mencoba bergurau untuk memancing
percakapan dengan Souw Lian Cu. Dan pancingan tersebut
agaknya memang berhasil. "Hmm".. lagi-lagi Hantu Kuntilanak! Lagi-lagi Hantu
Kuntilanak! Mengapa pangeran selalu berbicara tentang hantu
itu" Apakah pangeran mempunyai hubungan dengan dia......?"
dengan nada agak kesal Souw Lian Cu menyahut.
"Maaf, nona Souw?" Liu Yang Kun menyeringai kikuk.
Tampaknya gadis ayu itu masih terngiang- ngiang ketika
dituduh sebagai Hantu Kuntilanak kemarin dulu.
"Maaf, nona Souw. Saya memang agak penasaran dengan
hantu yang dihebohkan orang itu. Diam-diam aku ingin
melihatnya, sehingga aku ikut mencarinya pula. Sore tadi aku
melihatnya di pintu gerbang kota. Hantu itu sedang mengejar
kereta Bu-tek Sin-tong. Aku lantas mengikutinya, tapi
kehilangan jejak. Aku cuma mendapatkan reruntuhan kereta
itu di jurang. Hantu itu tidak ada di sana. Yang ada justru
Giok-bin Tok-ong, Bu-tek Sin-tong dan Han Sui Nio, calon
isteri ketua T iam-jong-pai itu. O leh karena itu........aku"..heii"
Oh, benar! Wanita muda yang pingsan itu !" Tiba-tiba Liu
Yang Kun berseru kaget. Dahinya berkerut, matanya bersinar-
sinar, seakan-akan ingat sesuatu.
"Wanita muda........" Siapa dia" Apa maksud pangeran?"
tentu saja Souw Lian Cu menjadi bingung.
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
"Benar! Tentu wanita muda itu yang menjadi Hantu
Kuntilanak! ingat aku sekarang! Dia menggendong bayi kecil
yang masih merah! Oh, nona Souw.......sungguh berbahaya!
Marilah kita ke rumah Ui Ciang-bun (Ketua Ui) !" Liu Yang Kun
berseru tertahan seraya menarik lengan Souw Lian Cu, diajak
berlari ke rumah Ui Bun Ting.
"Pang........ pangeran, aku tak........tak mengerti maksudmu! Aku tak me lihat wanita muda itu di jurang sana.
Dan aku............ aku juga tak melihat pula......wanita calon
isteri Hek-pian-hok Ui Bun Ting itu. Mengapa.............
mengapa....?" sambil berlari Souw Lian Cu bertanya.
"Apakah nona tidak melihatnya ketika bertemu dengan
Hong-lui-kun Yap Kiong Lee...,,...?"
"Melihatnya" Ah! Aku hanya melihat Hong-lui-kun seorang
saja ! Pendekar istana itu tak bersama siapa-siapa............"
Liu Yang Kun menoleh dengan kaget. Dan kebetulan Souw
Lian Cu juga sedang memandanginya, sehingga otomatis mata
mereka bentrok satu sama lain.
Liu Yang Kun cepat melepaskan pegangan tangannya.
Wajahnya menjadi merah. Gadis itu tampak cantik sekali.
Pipinya yang putih halus itu kelihatan merona merah karena
dibawa berlari. "Ahhhhhh......!" tiba-tiba Liu Y ang Kun berdesah. Ia seperti
merasa ada bara api yang menyala di dalam tubuhnya.
"Kau......... kau kenapa?" Souw Lian Cu menjerit kecil.
Otomatis tangannya yang dilepas oleh Liu Yang Kun tadi
menyambar ke depan untuk mencengkeram lengan pemuda
itu kembali. "Ini.......ini.....eh, tidak! Aku.....aku tidak apa-apa ! Marilah
kita segera ke rumah Ui Bun Ting dulu! Sambil berjalan nanti
kuceritakan semuanya !"
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
Dengan halus Liu Yang Kun melepaskan tangannya,
kemudian bergegas mendahului berlari. Souw Lian Cu
terpaksa berlari pula mengikutinya. Untunglah pemuda itu
segera bercerita tentang Han Sui Nio dan wanita muda yang
disangkanya Hantu kuntilanak itu, sehingga suasana yang
kaku itu kembali normal kembali. Namun gadis ayu tidak tahu
bahwa sebenarnya sambil bercerita Liu Yang Kun juga
berusaha mati-matian untuk membunuh bara api yang nyaris
membakar jiwa raganya itu.
Di perempatan jalan mereka berbelok ke kiri, menuju ke
rumah Ui Bun Ting yang ada di ujung jalan tersebut. Tapi dari
arah lain tiba-tiba terlihat dua sosok bayangan menuju ke
tempat mereka. Tentu saja Liu Yang Kun dan Souw Lian Cu
menjadi kaget. Sudah sekian lamanya mereka menerobos
jalan-jalan di kota itu, ternyata baru sekarang mereka melihat
orang. Dan orang itu tampaknya memiliki ilmu meringankan
tubuh yang tinggi pula. "Nona Souw, berhati-hatilah. Ada orang datang. Mungkin
mereka petugas keamanan kota. Tapi mungkin juga bukan."
Liu Yang Kun berbisik, kemudian bersama-sama Souw Lian Cu
mengendorkan langkahnya. Namun yang terjadi kemudian benar-benar di luar dugaan
mereka, apalagi untuk Liu Y ang Kun! "Ko-ko........?" terdengar
salah seorang dari kedua bayangan yang datang itu
memanggil kepada Liu Yang Kun. Suara seorang wanita muda.
"Pangeran Liu Yang Kun " Benarkah dia itu suamimu?"
bayangan yang lain segera menyahut pula. Kali ini suara lelaki,
lelaki yang sudah berumur.
Kalau pada saat itu ada petir menyambar, mungkin Liu
Yang Kun tidak akan sekaget mendengar suara itu. Begitu
kagetnya pemuda itu, sehingga untuk sesaat ia justru menjadi
bengong di tempatnya. Matanya terbeliak memandang ke arah
Tiauw Li Ing dan Lo-sin-ong yang tiba-tiba telah berdiri di
depannya. Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
"Li Ing..........." desahnya hampir berbisik.
Kedua sosok bayangan itu memang Tiauw Li Ing dan Lo-
sin-ong adanya. Kedatangan mereka di larut malam buta itu
benar-benar beruntung sekali. Sebab begitu datang mereka
langsung dapat berjumpa dengan orang yang mereka cari.
Maka tak mengherankan bila Tiauw Li Ing segera
menghambur dengan suka citanya ke depan Liu Yang Kun.
Tapi wajah gadis bajak laut itu segera berubah masam dan
keruh begitu memandang Souw Lian Cu yang ada di samping
'suaminya'. Tentu saja gadis itu takkan lupa kepada gadis
buntung yang berwajah sangat ayu itu. Oleh karena itu
pandangannya segera berubah curiga kepada Liu Yang Kun.
Curiga dan cemburu ! "Kau.,,...?" Souw Lian Cu terdengar menggeram pula begitu
melihat siapa yang datang. Gadis ini tak mungkin lupa pula
kepada Tiauw Li Ing yang telah membunuh Keluarga Chu
Seng Kun si ahli pengobatan itu.
"Kau.......!" Tiauw Li Ing balas menggeram. Giginya
terkatup rapat, sedangkan matanya menantang liar dan
ganas. "Pembunuh keji! Lihat pembalasanku!" sesaat kemudian
Souw Lian Cu telah menyerang sambil menjerit keras sekali.
Tiauw Li Ing yang sedang dibakar api cemburu itu segera
membalas pula dengan tidak kalah garangnya. Kedua
tangannya yang telah memegang kipas besar dan kipas kecil
itu segera menyambar nyambar pula untuk melayani serbuan
lawannya. Sementara Lo-Sin-ong yang datang bersama dia
tadi cepat pula menepi untuk menjaga segala kemungkinan.
Semuanya berjalan dengan cepat dan di luar dugaan Liu
Yang Kun, sehingga pemuda itu baru menyadari apa yang
terjadi setelah kedua wanita muda itu bertarung dengan seru.
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
"Ini".ini......ini......eh, Lo-cianpwe! Ba-bagaimana......ini?"
pemuda itu berseru gugup ke arah Lo-sin-ong.
"Hmh!" Lo-sin-ong mendengus pendek. "Inilah akibatnya!
Pangeran telah pergi meninggalkan Li Ing tanpa pamit. Kini
pangeran berjalan bersama seorang wanita lain. Isteri mana
yang tidak marah melihat itu?"
"Tapi...... tapi aku.......ah!" Liu Yang Kun berdesah
bingung. Liu Yang Kun benar-benar bingung dan tak tahu apa yang
harus ia lakukan. Dia tak ingin Souw Lian Cu terluka atau
kalah di dalam perkelahian
ini, karena ia sangat membutuhkannya. Lahir dan batin. Ia sangat membutuhkan
gadis ayu itu sebagai jalan untuk penyembuhan penyakitnya.
Selain itu ia juga tak ingin kehilangan pula. Entah mengapa,
diam-diam ia merasa sangat cocok dengan Souw Lian Cu.
Sebaliknya ia juga merasa kurang pada tempatnya bila ia
membiarkan Tiauw Li Ing kalah atau cedera. Walaupun ia
kurang menyukai wanita itu, tapi kenyataannya wanita itu
adalah isterinya. Maka sungguh amat tidak lucu bila ia lebih
memberatkan orang lain dari pada isterinya sendiri.
"Ahh.....! Hmmh, mengapa isteriku harus dia" Mengapa
isteriku bukan nona Souw itu saja, sehingga aku tidak menjadi
bingung karenanya?" Liu Yang Kun merintih di dalam hatinya.
Sementara itu perkelahian dua macan betina itu semakin
lama semakin bertambah seru pula. Masing-masing telah
mulai mengeluarkan ilmu-ilmu andalan mereka. Selain
memainkan sepasang kipasnya, Tiauw Li Ing juga sudah mulai
mempergunakan senjata-senjata rahasianya yang ampuh pula.
Tapi sebaliknya Souw Lian Cu juga sudah mengeluarkan
ilmu warisan keluarganya pula. Meskipun tangannya tinggal
sebuah saja, tapi tangan itu ternyata mampu melepaskan ilmu
Tai-kek Sin-ciang maupun Tai-lek Pek-khong-ciang yang
dahsyat itu. Walaupun ilmunya belum setinggi ayahnya, Hong-
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
gi-hiap Souw Thian Hai, namun ternyata juga sudah cukup
untuk me layani serbuan kipas dan tembakan-tembakan
senjata rahasia Tiauw Li Ing.
Ternyata suara pertempuran mereka yang berisik itu
membangunkan pula para pemilik atau penghuni rumah di
sekitar jalan tersebut. Meskipun mereka tidak berani keluar,
namun secara sembunyi-sembunyi mereka mengintai juga dari
balik pintu atau jendela rumah mereka. Dan rata-rata
semuanya menjadi ketakutan menyaksikan bayangan Souw
Lian Cu dan Tiauw Li Ing yang berkelebatan kesana-kemari
seperti hantu itu. Apalagi ketika mereka mendengar letupan
atau desau angin pukulan yang menyambar-nyambar seperti
amukan angin puting beliung itu. Bahkan sesekali mereka juga
menyaksikan ledakan-ledakan kecil yang disertai tanah dan
pasir yang berhamburan diantara kaki-kaki bayangan yang
berkelebatan tersebut. Bila diperbandingkan agaknya kepandaian Souw Lian Cu
dan Tiauw Ling memang tidak terpaut banyak. Walaupun di
dalam hal ilmu silat Souw Lian Cu tampak lebih unggul, namun
demikian keunggulan itu ternyata juga tak berarti banyak
pula. Sebab untuk menutupi kekurangannya itu Tiauw Li Ing
segera mengeluarkan pula keahliannya dalam melepas senjata
rahasia. Bahkan untuk sementara cara-caranya yang aneh
dalam melepas senjata rahasia itu sempat membikin bingung
Souw Lian Cu malah. Demikianlah untuk menghindari serangan senjata rahasia
Tiauw Li Ing yang selalu berkelebatan mengancam dirinya itu,
Souw Lian Cu setiap saat harus berloncatan mundur menjauhi
Tiauw Li Ing. Sehingga akhirnya pertempuran mereka
bergeser terus tanpa terasa. Selangkah demi selangkah
pertempuran itu bergeser mendekati rumah Hek-pian-hok Ui
Bun Ting. Dan rumah Ui Bun Ting sendiri ternyata masih terang-
benderang, biarpun semua pintu dan jendela sudah tertutup
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
rapat, namun di ruang tengah masih terdengar suara
percakapan orang. Bahkan dari dekat suara percakapan itu
terdengar riuh dan ramai, menandakan bahwa yang sedang
bercakap-cakap di dalam ruangan itu tentu lebih dari empat
atau lima orang. Sebenarnyalah bahwa di dalam ruangan itu masih
berkumpul seluruh keluarga Ui Bun Ting. Bahkan diantara
mereka duduk pula Si Pendeta Palsu Dari T eluk Po-hai Han Sui
Nio dan Han Tui Lan yang tadi diselamatkan Liu Yang Kun dari
tangan Giok-bin Tok-ong. Sambil menggendong bayinya
sesekali Tui Lan menjawab pertanyaan orang-orang yang ada
di dalam ruangan itu. "Jadi.....kaukah yang disebut-sebut orang sebagai Hantu
Kuntilanak itu, nak?" Ui Bun Ting bertanya kepada Tui Lan.
"Benar,.......Anakku ini telah diculik dan dibawa pergi oleh
Bu-tek Sin-tong. Katanya anakku ini akan dijadikan pewaris
ilmunya kelak. T entu saja aku tidak boleh. Tapi aku tidak bisa
menandingi gin-kangnya sehingga aku kehilangan jejaknya.
Namun aku terus memburunya. Setiap ada tangis bayi aku
tentu singgah untuk menengoknya. Siapa tahu bayi itu
anakku. Tapi ternyata ulahku itu diterima salah oleh
orang......" Tui Lan menjawab sambil menerawang jauh.
"Ya, kau dianggap Hantu Kuntilanak karena setiap bayi
yang kautengok tentu mati."
"Sebenarnya bukan demikian.......Aku sama sekali tak
berbuat apa-apa terhadap bayi-bayi itu. Mereka memang mati
karena penyakit. Tampaknya ada penyakit menular yang
berjangkit di kalangan anak-anak di daratan pantai timur ini.
Tapi sulit untuk memberi pengertian kepada orang-orang itu.
Mereka cenderung untuk lebih mempercayai kabar bohong
tentang Hantu Kuntilanak itu. Dan kebetulan pula aku sedang
mencari hilangnya anakku ini....."
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
"Benar! Lan-ji (anak Lan)............ Kau memang hanya
menjadi korban dari khabar bohong itu. Semuanya memang
serba kebetulan. Seperti halnya pertemuan kita ini......" Han
Sui Nio membenarkan ucapan Tui Lan.
"Ya........semuanya memang serba kebetulan. Rasa-rasanya
kisah kita ini seperti kisah di dalam sandiwara saja.
Sebelumnya aku juga tak menyangka kalau aku akan bisa
Memburu Iblis Lanjutan Pendekar Penyebar Maut Karya Sriwidjono di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
bertemu dengan kau lagi........" Ui Bun Ting menyambung
perkataan calon isterinya. "........Bahkan aku juga tak mengira
kalau kau sudah punya anak dan cucu pula. Hmm, tapi semua
itu tak menjadi soal bagiku. Bagiku,.......Tui Lan juga sudah
kuanggap seperti anakku sendiri. Sama sekali aku tak akan
mempersoalkan, apakah dia anak Ang-leng Kok-jin ataukah
anak Giok-bin Tok-ong. Yang penting bagi aku sekarang
adalah........ kita berkumpul sebagai keluarga baru yang
berbahagia! Bukankah begitu, Sui Nio" Lan-ji......?"
Tui Lan saling pandang dengan wajah cerah dan bahagia
bersama ibunya. Ibu yang sejak kecil ia anggap sebagai guru.
Guru yang keras dan bengis dalam mendidiknya. Tapi
sekarang Tui Lan tahu, mengapa guru atau ibunya itu bersikap
demikian. Dan semua itu membuat hati Tui Lan semakin
bersimpati terhadap ibunya.
Demikianlah, tampaknya di dalam pertemuan mereka
malam itu, baik Han Sui Nio maupun Ui Bun Ting telah saling
berterus-terang terhadap Tui Lan, sehingga gadis itu menjadi
tahu sejarah hidupnya. Juga sejarah hidup Ui Bun Ting, calon
ayah tirinya. Dan gadis itu tampaknya juga sangat bergembira
melihat kebahagiaan ibunya. Baru kali ini ia me lihat sinar
cerah di wajah gurunya, atau ibunya, yang dijuluki orang Si
Pendeta Palsu Dari T eluk Po-hai itu.
Namun sebaliknya Tui Lan sendiri tampaknya belum mau
berterus-terang seperti mereka. Hal itu terlihat ketika ibunya
masih saja bertanya tentang suami atau ayah dari anak yang
digendongnya itu. Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
"Masakan sudah menjadi suami-isteri selama berbulan-
bulan di lorong gelap seperti itu suamimu belum juga mau
menyebut nama dan asal-usulnya?"
Tapi pertanyaan Han Sui Nio itu segera dipotong oleh Ui
Bun Ting. Ketua Partai Tiam-jong-pai itu juga melihat
kejanggalan cerita anak tirinya, namun demikian sebagai
orang yang telah arif ia segera bisa meraba bahwa tentu ada
sesuatu yang masih dianggap rahasia oleh Han Tui Lan. Dan
ia tak ingin calon isterinya itu tetap terus mendesakkan
pertanyaannya. "Ah, Sui Nio........sudahlah! Mengapa kau masih tetap
belum percaya juga kepada Lan-ji" Kalau memang demikian
halnya, mau apa lagi......." Apalagi menurut Lan-ji suaminya
itu sudah mati. Dia tidak ikut terselamatkan oleh arus air yang
membawanya ke Danau Tai-ouw itu. Nah! Tidak baik
mencerca orang yang sudah mati, bukan?"
"Aaah!" Han Sui Nio berdesah perlahan. "Maafkan ibu, Lan-
ji.......!" Kata wanita tua itu kemudian kepada Tui Lan.
Tui Lan tertunduk sendu. Matanya berkaca-kaca. Sekejap
terbayang wajah Liu Yang Kun, suaminya. Apalagi ketika
terpandang olehnya wajah Chu Siok Eng, bayinya yang mungil
itu. Wajah itu persis wajah ayahnya, bulat panjang dan
berdagu runcing, sehingga wajah mungil itu tampak cantik
sekali. Ah....... betapa akan bangganya suaminya bila dapat
melihat si mungil ini, desahnya di dalam hati.
"Ada suara perkelahian di jalan!" tiba-tiba Ui Bun Ting
berseru kaget. "Eh?"" Siapa?" Tui Lan dan ibunya, Han Sui Nio, berseru
pula. Dan kegugupan mereka ini segera diikuti pula oleh
kepanikan para keluarga Ui yang lain. Semuanya segera
menjadi pucat ketakutan. Perasaan takut dan ngeri yang
diciptakan oleh Giok-bin Tok-ong ketika menculik Han Sui Nio
siang tadi masih melekat di benak mereka.
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
Ui Bun Ting bangkit berdiri, tapi Han Sui Nio cepat
menahannya. "Kesehatanmu belum pulih. Kau jangan keluar dulu. Biarlah
aku saja yang melihat." Pendeta Palsu Dari Teluk Po-hai itu
berkata. "Tapi,".. itu sangat berbahaya bagimu! Siapa tahu Giok-bin
Tok-ong datang lagi?" Ui Bun Ting mencegah niat calon
isterinya itu pula. Tiba-tiba Tui Lan maju ke depan. Sambil menyerahkan
anaknya kepada ibunya, ia berkata, "Biarlah aku saja yang
melihat keluar! Kalaupun diantara mereka itu memang ada
Giok-bin Tok-ong, sungguh kebetulan sekali ! Aku akan
berbicara dengannya! Berbicara yang banyak sekali,.........."
Han Sui Nio cepat menerima cucunya. Tapi di lain pihak
tangannya yang lain cepat menahan lengan Tui Lan pula.
"Jangan! Kalau Giok-bin Tok-ong benar-benar datang, kau
akan dibunuhnya! Dia te lah bertekad untuk membunuh semua
keturunannya! Dia tak ingin punya anak! apalagi anaknya itu
seorang perempuan. Kau tidak boleh........oh !" katanya
gugup. Namun dengan tenang Tui Lan menjawab, "Jangan
khawatir, ibu. Ayah tak akan membunuh aku. Aku sudah
beberapa kali berjumpa dengan dia sebelum aku terperosok
ke dalam gua di bawah tanah itu. Dia justru lari ketakutan bila
kusebutkan nama julukan ibu pada waktu itu."
"Tapi......Lan-ji, kau tak tahu jalan pikiran ayahmu itu. Dia
benar-benar seorang iblis yang bisa membunuh darah-
dagingnya sendiri. Kau .........?"
"Benar, lan-ji. Kau jangan membahayakan dirimu sendiri.
Sudahlah! Lebih baik kita semua tidak usah keluar melihat
keributan di luar itu! Kita bertahan saja di dalam rumah." Ui
Bun Ting turut mencegah niat Tui Lan.
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
Tapi Tui Lan sudah tidak bisa dicegah lagi. Bayangan
tentang kedatangan ayahnya itu justru menambah keinginannya untuk keluar malah.
"Ayah! Ibu! Kau tidak usah mengkhawatirkan aku.
Kalaupun Giok-bin Tok-ong ingin membunuh aku, emm.........
rasanya juga tidak gampang! Aku bisa menjaga diri. Nah, aku
keluar dulu." Kemudian tanpa mengindahkan lagi cegahan ibunya, Tui
Lan 'terbang' ke pintu. Membukanya, dan selanjutnya.........
lenyap di dalam kegelapan ma lam. Han Sui Nio dan Ui Bun
Ting hanya mampu saling pandang dan menggeleng-
gelengkan kepalanya. "Bukan main! Anak-anak muda sekarang memang hebat-
hebat kepandaiannya! Rasanya kita memang tak perlu
mengkhawatirkan keselamatannya andaikata yang datang itu
bukan tokoh semacam Giok bin Tok-ong......." Ui Bun Ting
berdesah kagum. "Ya! Kuharap saja yang datang itu bukan tokoh semacam
Giok-bin Tok-ong." Han Sui Nio mengiyakan lalu membawa
bayi itu ke dalam dan menidurkannya.
Memang yang datang itu bukanlah Giok-bin T ok-ong. Suara
perkelahian itu adalah suara perkelahian Souw Lian Cu
melawan Tiauw Li Ing, yang telah bergeser sampai di tempat
tersebut. Keduanya masih bertarung dengan amat serunya.
Dan oleh karena jalan di depan rumah Ui Bun Ting itu lebih
besar serta luas, maka pertempuran mereka seolah-olah telah
mendapatkan tempat yang cocok. Souw Lian Cu agak lebih
leluasa untuk berputar-putar mengelilingi lawannya sehingga
otomatis pertarungan itu berhenti di tempat tersebut.
Lo-sin-ong dan Liu Yang Kun masih tetap juga mengikuti
perkelahian itu dari jarak empat atau lima tombak. Dan Liu
Yang Kun masih tetap juga tak tahu apa yang harus ia lakukan
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
untuk menghentikan perselisihan itu. Perasaannya masih tetap
bingung. Demikian kalutnya perasaan Liu Y ang Kun sehingga dia tak
menyadari kehadiran Tui Lan di dekat arena pertempuran
Souw Lian Cu dan Tiauw Li Ing itu. Pemuda itu baru sadar
ketika Lo-sin-ong menggamitnya.
"Pangeran.,....."
Siapakah yang datang mendekati pertempuran" Aku seperti mendengar desah suara napas
seseorang," orang tua itu berbisik.
"Hah" Eh-oh.......ya, yaa.......ada seorang wanita muda
berdiri di pinggir jalan. Tapi......tapi dia hanya menonton
dan........tidak berbuat apa-apa."
Lo-sin-ong mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Hemm.......aneh benar! Mengapa justru wanita yang
keluar dari rumahnya?"
Sementara itu Tui Lan melirik pula ke tempat Liu Y ang Kun
dan Lo-sin-ong berdiri. Tapi karena udara sangat gelap, maka
ia hanya bisa melihat bayangan mereka saja. Sungguhpun
apabila ia menginginkan, ia dapat mengerahkan 'kemampuannya' untuk melihat mereka dengan jelas. Namun
karena yang lebih menarik perhatiannya adalah pertempuran
yang berlangsung di depannya itu, maka ia menjadi kurang
menaruh perhatian. Apalagi Tui Lan juga hanya menduga
bahwa mereka itu cuma penduduk yang keluar untuk
menyaksikan keributan tersebut, seperti halnya dirinya itu.
"Oonoh......." Souw li-hiap" Souw in-kong, kaukah itu?"
tiba-tiba gadis itu menjerit kaget begitu mengenali wajah
Souw Lian Cu, yang pernah menyelamatkan nyawanya itu.
Bahkan yang juga menyelamatkan nyawa anaknya pula.
Lalu tanpa berpikir panjang lagi Tui Lan menghambur ke
dalam pertempuran untuk membantu dewi penolongnya itu.
Dengan telapak tangan kanannya yang terbuka Tui Lan
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
mendorong ke arah Tiauw Li Ing, sementara tangan kirinya
siap melancarkan serangan yang lain apabila lawannya itu
tidak mau mundur. Tapi jeritan Tui Lan dan kemudian kedatangannya yang
mendadak di dalam arena itu ternyata juga sangat
mengejutkan, serta sekaligus juga menggoyahkan konsentrasi
Souw Lian Cu. Padahal pada saat itu Tiauw Li Ing juga sedang
melepaskan senjata rahasia segitiga bintangnya.
Senjata rahasia terbentuk bintang berkaki tiga dan
berjumlah enam buah itu menyambar dari balik kipas T iauw Li
Ing dalam formasi berurutan yaitu me luncur berjajar seperti
halnya kelompok burung bangau yang terbang berbarengan di
udara. "Ci-ci T ui Lan, kau".." Eh, awas! Iblis wanita ini lihai sekali!
Kau jangan......aduuuh !" tiba-tiba Souw Lian Cu memekik
kesakitan. Sebuah dari senjata rahasia yang menyambar itu
menembus lengan tunggalnya. Persis di atas siku, sehingga
otomatis lengan itu menjadi lumpuh dan tak bisa
dipergunakan lagi untuk melawan.
Dan selanjutnya Souw Lian Cu hanya mampu menghindar
berloncatan atau menyerang dengan kedua kakinya.
"Souw Li-hiap......!" sekali lagi Tui Lan menjerit seraya
menarik telapak tangannya yang dipakai untuk mendorong
tadi, untuk kemudian meIompat mengejar Tiauw Li Ing yang
terus mendesak Souw Lian Cu.
Tui Lan tidak tahu bahwa pada saat yang bersamaan Liu
Yang Kun juga berteriak tertahan pula menyaksikan nasib
Souw Lian Cu itu. Hanya saja pemuda itu tak bisa segera
menolong karena dengan cepat lo-sin-ong telah menahan
tubuhnya. Dengan dalih bahwa tak selayaknya bila ia
membantu lawan isterinya, orang tua itu mencegah dia untuk
turun ke arena. Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
"Ingat, pangeran! Kau tidak boleh memusuhi isterimu
sendiri ! Biarkanlah mereka bertarung sepuasnya, agar
isterimu puas, karena semua ini juga akibat dari perbuatanmu
sendiri !" orang tua itu menasehati.
"Tapi Lo-cianpwe, dia....... dia.......?"
"Jangan khawatir, pangeran! Kawan wanitamu itu takkan
mati ! isterimu bukanlah seorang pembunuh! Dia anak yang
baik! Anak... yang baik.,.......! Percayalah!" orang tua itu
memotong lagi dengan ucapan yang pasti, biarpun suaranya
seperti gemetar dan kurang meyakinkan.
Sementara itu Tiauw Li Ing menjadi kaget sekali ketika
tiba-tiba ada bayangan lain yang memotong di depannya.
Otomatis ia menangguhkan langkahnya untuk mengejar Souw
Lian Cu. Dengan hati penasaran karena maksudnya untuk
membunuh Souw Lian Cu menjadi terhalang, ia melotot sambil
bertolak pinggang. "Kurang ajar! Siapa berani mengganggu permainanku?"
pekiknya tinggi. "Hmh! Inilah aku! Tui Lan dari Teluk Po-hai! Aku adalah
teman dari Souw li-hiap! Aku minta jangan kau ganggu dia !
Pergilah.........!" Tiauw Li Ing tersentak melihat keberanian Tui Lan. Tapi
sekejap kemudian dia ma lah tertawa gembira. Gadis itu
merasa telah mendapatkan kelinci pemainan yang lebih
menyenangkan malah. Sementara itu dengan wajah pucat karena kesakitan Souw
Lian Cu mendekati Tui Lan. Wajahnya masih menampilkan
perasaan herannya melihat kehadiran T ui Lan di tempat itu.
*Ci-ci, kau......" Dimana pu-puterimu itu......." Apakah kau
sudah pulang ke Teluk Po-hai?"
"Belum, li-hiap. Anakku diculik orang, sehingga waktuku
banyak terbuang untuk mencarinya. Tapi sekarang sudah
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
kutemukan kembali. Malahan aku sudah berjumpa pula
dengan guruku. Bahkan guruku itu ada di s ini sekarang. Dia di
dalam rumah seberang itu bersama anakku.........."
Tui Lan menunjuk ke rumah Ui Bun Ting yang masih terang
benderang. Kemudian katanya lagi.
"Lalu..... siapa perempuan ini, li-hiap" Mengapa kau
berkelahi dengannya?"
Souw Lian Cu menggeretakkan giginya. T anpa melepaskan
kewaspadaannya gadis ayu itu memberi peringatan kepada
Memburu Iblis Lanjutan Pendekar Penyebar Maut Karya Sriwidjono di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Tui Lan. "Hati-hatilah, ci-ci ! Inilah orangnya, jika ci-ci ingin
tahu siapa yang telah membasmi keluarga Chu itu!
Kepandaiannya hebat sekali! Oleh karena itu minggirlah!
Biarlah aku saja yang melawannya. Dia terlalu berbahaya
bagimu!" Tak terduga keterangan itu justru menyulut api kemarahan
di dada T ui Lan! "Apa....." Jadi perempuan inikah yanq telah membunuh
Chu in-kong dan isterinya yang berbudi itu" ah, sungguh
kebetulan sekali ! Kita dapat membalaskan dendam itu
sekarang.,......!" "Ci-ci, jangan.....! Dia bukan lawanmu! Akupun sudah
terluka pula olehnya! Kita tak bisa melawannya! Lebih baik
kau pergi saja! Dia masih mempunyai dua orang kawan lagi
yang belum turun ke arena. Lihat.......I Disana masih ada guru
dan suaminya !" Tapi api kemarahan benar-benar telah membakar seluruh
dada Tui Lan. Tanpa menoleh sedikitpun Tui Lan tertawa
dingin. "Li-hiap! Aku tak peduli dengan siapa dia datang! Dengan
suaminya........gurunya .......bahkan dengan Kakek- gurunyapun aku takkan mundur! Kau tunggulah saja di
pinggir, aku akan menghadapinya!" geram Tui Lan keras.
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
"Ci-ci................?""
"Hi-hi-hi, bagus..........bagus! Kau sungguh bersemangat
dan menyenangkan. aku sangat senang mendapatkan lawan
seperti kamu!" Tiauw Li Ing tertawa semakin gembira.
Kemudian sambungnya pula. "tapi..... sebelum mati,
kausebutkan dulu namamu! Dan apa hubungannya denqan
keluarga Chu itu!" "Sudah kukatakan tadi, namaku Tui Lan ! Han Tui Lan!
Akulah orang yang kaukejar-kejar dari danau Tai Ouw sampai
ke rumah Keluarga Chu itu. Akulah orangnya yang dilindungi
oleh keluarga Chu itu sehingga kau tega membasmi keluarga
itu!" Tiauw Li Ing tersentak kaget. "Ah, jadi... kaukah
perempuan yang dibawa oleh kakek pencari kayu itu" Oh........
sungguh kebetulan sekali kalau begitu. Kami sekeluarga dari
Lautan Timur memang selalu mencari-cari kau, karena kau
kami anggap mempunyai hubungan dengan binatang langka
Ceng-liong-ong itu. Nah................. sekarang
katakan kepadaku. Bagaimanakah dengan binatang langka itu" Kalau
masih hidup, dimana dia sekarang" Tapi kalau sudah mati,
dimana pula barang-barang peninggalannya" Lekas katakan !"
"Ci-ci, pergilah...... Jangan berkeras kepala di sini! Ingatlah
puterimu! B iarlah aku saja yang menghadapinya..........." Souw
Lian Cu berusaha mencegah niat Tui Lan untuk melawan
Tiauw Li Ing yang ganas. Tapi Tui Lan tetap teguh pada pendiriannya. Dengan
tangkas ia melepaskan diri dari pegangan tangan Souw Lian
Cu, kemudian menerjang ke arah Tiauw Li ing. Wuuuuuusss..........! Kedua telapak tangannya mendorong ke
depan sehingga menimbulkan hembusan angin yang sangat
besar! Dan hembusan angin itu menghantam tubuh Tiauw Li
Ing dengan kuatnya! Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
Namun dengan gesit pula Tiauw Li Ing melompat
menghindar. Biarpun gadis itu tidak memandang sebelah mata
kepada Tui Lan, tapi perasaannya juga mengatakan bahwa dia
perlu berhati-hati pula. Selanjutnya mereka lalu saling serang dan saling terjang
dengan hebatnya. Souw Lian Cu tak bisa mencegah lagi.
Terpaksa dengan perasaan was was gadis bertangan buntung
itu bersiap siaga untuk menyelamatkan T ui Lan, apabila pada
suatu saat temannya itu terjerumus ke dalam kesulitan. Sama
sekali ia tak menyangka bahwa temannya itu justru memiliki
ilmu kepandaian yang lebih tinggi daripada dia.
Baru setelah beberapa jurus kemudian gadis buntung itu
menjadi kaget. Apalagi ketika kemudian ia seperti mengenali
jurus-jurus ilmu silat yang dikeluarkan oleh Tui Lan.
Dan rasa kaget tersebut ternyata juga tidak hanya dia yang
merasakannya. Ternyata Liu Yang Kun pun ikut merasakannya
pula. Meskipun pemuda itu sudah tidak ingat lagi akan jurus-
jurus ilmu silatnya, namun nalurinya segera mengatakan
bahwa gerakan-gerakan yang dilakukan oleh lawan isterinya
itu sama dengan miliknya.
Demikianlah pada saat itu Tui Lan memang memainkan
Pat-hong Sin-ciang. Maka tidaklah mengherankan apabila
Souw Lian Cu maupun Liu Yang Kun merasa seperti
mengenalinya. Sebagai keturunan Keluarga Souw yang
memiliki hubungan khusus dengan tokoh Bit-bo-ong sedikit
banyak Souw Lian Cu pernah melihat atau diberi tahu oleh
ayahnya tentang ilmu-ilmu warisan B it-bo ong.
"Ilmu silat ci-ci Tui Lan itu seperti..,,.seperti ilmu silat
warisan B it-bo-cng. Aah......mengapa dia bisa memainkannya"
Dari mana ci-ci Tui Lan mempelajarinya" Ataukah....... di
dunia ini ada ilmu silat lain lagi yang gerakannya mirip ilmu
silat warisan B it-bo-ong?" Souw Lian Cu membatin.
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
Sementara itu Liu Yang Kun pun menjadi sibuk pula
pikirannya. "Heran! Rasa-rasanya aku tahu semua gerakannya.
Hmm........jangan-jangan dia mempunyai hubungan perguruan
dengan aku. Siapa dia sebenarnya........?"
Lima belas jurus segera berlalu. Bahkan duapuluh juruspun
akhirnya juga telah berlangsung dengan cepat. Tui Lan tetap
bertangan kosong, sementara Tiauw Li Ing juga masih
melawannya dengan kipas bajanya. Hanya saja, semakin lama
mereka semakin meningkatkan tingkat kemampuan mereka
masing-masing. Secara perlahan namun pasti Tui Lan
meningkatkan pengerahan tenaga dalamnya. Begitu pula
halnya dengan Tiauw Li Ing. Sehingga akhirnya mereka
berdua benar-benar berada di dalam kondisi puncak
kemampuan masing-masing. Pat-hong Sin-ciang memang merupakan ilmu iblis yang
dahsyat dan mengerikan. Meski ilmu silat itu dima inkan oleh
seorang wanita lembut semacam Tui Lan, namun pengaruhnya ternyata masih tetap saja mendebarkan dan
menakutkan. Semakin kuat Tui Lan mengerahkan tenaga
dalamnya, maka menjadi semakin kuat pula daya cekam serta
daya pengaruh magisnya. Dengan Bu-eng Hwe-tengnya yang hampir sempurna,
bayangan Tui Lan berkelebatan mengeliIingi lawannya. Dan
setiap ada kesempatan Tui Lan selalu menekan, mendesak
dan menyerang Tiauw Li Ing dari segala arah. Akibatnya di
dalam arena itu lambat-laun seperti ada semacam kekuatan
besar yang menghimpit Tiauw Li Ing dari segala penjuru.
Bahkan beberapa waktu kemudian di dalam arena itu seperti
timbul semacam kekuatan aneh yang mampu mempengaruhi
pikiran dan perasaan orang yang melihatnya.
Karena Iwee-kang Tiauw Li Ing memang lebih rendah
setingkat bila dibandingkan dengan Tui Lan, maka pengaruh
serta tekanan Pat-hong Sin-ciang tersebut lambat-laun
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
semakin terasa menghimpit dan menyesakkan dada Tiauw Li
Ing. Bahkan pengaruh magis yang ditimbulkan oleh ilmu
warisan Bit-bo-ong tersebut juga mulai menyentuh pula
perasaan dan pikiran Tiauw Li Ing.
Selain merasa sesak dan sulit bergerak Tiauw Li Ing juga
mulai terpengaruh oleh gerakan-gerakan maupun suara-suara
aneh yang dilagukan T ui Lan. Misalnya saja Tiauw Li Ing mulai
terhanyut pula oleh bayangan-bayangan Tui Lan yang pergi
datang seperti setan di sekeliling dirinya itu. Selain itu Tiauw Li
Ing juga mulai terpengaruh oleh suara angin pukulan atau
hembusan angin berputar yang ditimbulkan oleh gerakan
tubuh Tui Lan. Suara-suara itu lambat-laun seperti suara
manusia yang tertawa atau mendengus mengejek Tiauw Li
Ing. Semakin lama semakin ribut, seolah-olah di luar arena itu
menjadi semakin banyak penonton yang mencemooh dan
mengejek kekalahan Tiauw Li Ing.
Maka Tiauw Li Ing pun akhirnya menyadari keadaannya.
Ternyata lawan yarg dia anggap enteng tersebut memiliki ilmu
yang sangat mengerikan malah. Oleh karena itu sebelum
dirinya benar benar jatuh dalam kesulitan, maka Tiauw Li Ing
lalu mengeluarkan kantung senjata rahasianya. Seperti yang
dia lakukan terhadap Souw Lian Cu tadi,
ia lalu memberondong lawannya dengan peluru-peluru rahasianya.
Jilid 33 Tiauw Li Ing memang memiliki cara atau ilmu melepas am-
gi yang hebat dan sulit diduga. Setiap macam senjata
rahasianya mempunyai keanehan keanehan khusus yang
setiap saat bisa menjebak atau membingungkan lawannya.
Selain dari pada itu cara melepaskannyapun juga berbeda
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
dengan kebiasaan umum. Maka tidaklah mengherankan bila
ilmu melepas am-gi warisan Lo-sin-ong tersebut sangat
ditakuti di dunia persilatan.
Tapi yang dihadapi Tiauw Li Ing sekarang adalah pewaris
Bu-eng hwee-teng yang tubuhnya dapat bergerak secepat
angin. Walaupun ilmu melepas am-gi Tiauw Li Ing itu hebat
sekali, namun tetap saja tak bisa menyentuh pakaian Tui Lan.
Memang, kadang-kadang Tui Lan dibuat bingung pula oleh
tebaran senjata rahasia Tiauw Li Ing. Tapi dengan gin-
kangnya yang sanqat tinggi Tui Lan bisa juga menyelamatkan
dirinya. Bahkan setelah itu Tui Lan lalu semakin memperberat
tekanannya terhadap Tiauw Li Ing.
Demikianlah, akhirnya Souw Lian Cu yang menjadi
terheran-heran menyaksikan kekalahan Tiauw Li Ing itu.
Praaaaaaak....!!! "Aaaaah! Tiba-tiba terdengar suara derak yang nyaring ketika ujung
lengan baju Tui Lan menghajar badan kipas Tiauw Li Ing!
Selanjutnya kipas baja itu tampak pecah berhamburan ke
mana-mana! Bahkan dua diantara belasan daun kipas yang
terbuat dari baja pipih itu me lesat melukai pundak Tiauw Li
Ing sendiri. Gadis itu menjerit kesakitan!
Lo-sin-ong terkejut bukan buatan. Tubuhnya yang kurus itu
tiba-tiba melesat ke arena. "Li Ing.............?" desahnya
ketakutan seraya menangkap tubuh muridnya yang terhuyung-huyung mau jatuh.
Liu Yang Kun terkejut juga. Namun untuk sesaat pemuda
itu hanya terbelalak serta termangu saja di tempatnya. Baru
beberapa saat kemudian pemuda itu tersadar bahwa T iauw Li
Ing itu adalah isterinya.
"Ah!" pemuda itu tersentak dan di lain saat tubuhnya telan
melenting bagaikan belalang ke tempat isterinya.
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
Lo-sin-ong yang sedang berusaha menolong Tiauw Li Ing
itu memiringkan kepalanya. Begitu mengenali yang datang di
dekatnya adalah Liu Yang Kun hatinya menjadi lega.
"Pangeran........! T iauw Li Ing terluka. Dia terkena pecahan
kipasnya sendiri. Hmh". sungguh mengherankan! Siapakah
wanita muda itu?" Orang tua itu berkata perlahan. Matanya
yang kosong itu tampak bergerak-gerak seakan-akan
berusaha untuk bisa melihat wajah Tui Lan yang telah
mengalahkan muridnya. Lalu bagaimana dengan Tui Lan maupun Souw Lian Cu
sendiri" Apa yang kemudian terjadi begitu Liu Yang Kun
menampakkan dirinya" Bagaimana sikap Tui Lan ketika
mendadak melihat Liu Yang Kun yang telah disangkanya mati
itu berada di depannya" Dan bagaimana pula sikap Liu Yang
Kun yang telah kehilangan ingatannya itu" Apakah ia bisa
mengenali kembali wajah Tui Lan, isterinya sendiri yang asli"
Semuanya memang serba mengejutkan! Begitu pula yang
terjadi pada Yap Kiong Lee pada saat itu!
Beberapa saat yang lalu pendekar dari istana itu menjadi
curiga tatkala Liu Yang Kun tidak juga kembali ke kamarnya,
ketika dia memeriksa kamar sebelah, ternyata Souw Lian Cu
juga tidak ada di tempat.
Sebenarnya pendekar istana itu tak berani menuduh yang
bukan-bukan terhadap mereka. Terutama terhadap Liu Yang
Kun. Tapi mengingat akan tugasnya sendiri untuk membawa
pangeran itu ke istana maka tidak boleh tidak hatinya menjadi
khawatir juga. Apalagi bila mengingat akan sikap Pangeran Liu
Yang Kun terhadap istana selama ini.
"Ah! Apabila kali ini aku gagal lagi untuk membawa
Pangeran Liu Yang Kun kehadapan Hong-siang, hanyalah
hukuman mati yang menantiku di istana............!"
Yap Kiong Lee lalu kembali ke kamarnya. Diambilnya
sepasang pedang pendeknya yang ia taruh di bawah bantal.
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
Kedua bilah pedang itu lalu ia ikat di lengannya, persis di
bawah sikunya. Di lengan kiri maupun lengan kanan. Begitu
pendeknya pedang itu sehingga lengan bajunya yang lebar
segera menutupinya begitu dibawa melangkah.
Di luar penginapan benar-benar gelap-gulita. Satu satunya
lampu minyak yang sore tadi dipasang di pintu halaman sudah
padam pula kehabisan bahan bakar. Suasana betul-betul
sunyi. Sunyi dan sepi. Yap Kiong Lee benar-benar bingung,
kemana ia harus mencari Pangeran Liu Yang Kun.
Memburu Iblis Lanjutan Pendekar Penyebar Maut Karya Sriwidjono di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Kemanakah dia pergi" Kalau cuma sekedar jalan jalan,
mengapa tidak segera kembali" Apakah..................?"
Tiba-tiba Yap Kiong Lee teringat pada rumah Ui Bun Ting.
"Jangan-jangan dia pergi ke sana untuk melihat, apakah Han
Sui Nio telah kembali atau belum" Hmm, benar.................
mungkin dia memang pergi ke rumah itu, B iarlah aku ke sana
saja," gumamnya perlahan seraya bergegas pergi ke rumah
keluarga Ui Bun Ting itu.
Semakin dekat dengan rumah keluarga Ui Bun Ting, Yap
Kiong Lee semakin yakin bahwa dugaannya benar.
Perasaannya yang sudah sangat terlatih mengatakannya
demikian. Tapi ketika ia menginjakkan kakinya di jalan besar
yang menuju ke rumah keluarga Ui Bun Ting itu tiba-tiba
dadanya berdebar-debar. Nalurinya seperti mengatakan
bahwa ia sedang diikuti orang.
Betul juga. Ketika dengan tiba-tiba ia membalikkan
tubuhnya, ia melihat seseorang sedang berusaha menyelinap
di balik pohon di pinggir jalan.
"Siapa...,.....?" Yap Kiong Lee berseru kaget. "Ayoh,
keluar.....,.....?" "Ah, Saudara Y ap memang awas sekali ! Aku benar-benar
kagum kepadamu! Nah, saudara Yap... selamat bertemu !"
terdengar suara berdecak kagum dan tiba-tiba dari balik
tembok halaman rumah di sebelah kiri Yap Kiong Lee muncul
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
sesosok bayangan menghampiri. Sesosok bayangan manusia
bertubuh tinggi besar mengenakan mantel lebar berwarna
hitam mengkilat. Tentu saja Yap Kiong Lee terkejut bukan buatan.
Sementara itu dari balik pohon yang dilihat Yap Kiong Lee tadi
muncul pula dua sosok bayangan dengan langkah ragu-ragu.
Keduanya menghampiri Y ap Kiong Lee dengan sikap waspada.
"Saudara Souw......,..?"" Yap Kiong Lee menegur bayangan
pertama, yang mengenakan mantel hitam itu.
"Benar.... akulah yang datang saudara Yap." Hong-gi-hiap
Souw Thian Hai menyahut ramah. Matanya yang tajam itu
melirik ke arah dua orang yang datang.
Yap Kiong Lee tersenyum kecut, karena sebenarnya ia tak
tahu kalau Hong-gi-hiap Souw Thian Hai ada di tempat itu.
Yang ia maksudkan sebenarnya bukan pendekar sakti itu, tapi
kedua orang yang baru datang tersebut.
Namun untuk menghilangkan rasa kikuknya pendekar dari
istana itu cepat berbisik, "Saudara Souw......! Apakah mereka
itu kawanmu?" Souw Thian Hai mengerutkan dahinya. Sambil memperhatikan kedua orang yang datang itu ia menjawab,
"Mereka......." Ah, bukan! Aku datang sendirian saja."
Yap Kiong Lee menghela napas. Ditatapnya kedua orang
yang baru datang itu lekat-lekat. Semuanya berusia lebih dari
empatpuluh lima tahun. "Maaf.,. Ji-wi siapa" Mengapa mengikuti langkahku?"
dengan suara kaku Yap Kiong Lee bertanya.
Kedua orang itu saling pandang sebentar. Yang seorang
segera mengangguk kepada yang lain.
"Maaf, Yap Tai-hiap. Kami berdua tak bermaksud apa-apa
terhadap tai-hiap. Kami dari partai Tiam-jong-pai bermaksud
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
menjumpai ketua kami di rumah keluarganya di ujung jalan
ini. Secara kebetulan kami berjalan di belakang Yap tai-hiap.
Karena takut mengganggu kepentingan Tai-hiap maka kami
terpaksa berjalan dengan sembunyi-sembunyi. Tak tahunya
tai-hiap tetap mendengar juga langkah kami......." orang yang
pertama segera memberi keterangan.
Ternyata kedua orang itu datang dari Cin-an. Mereka
datang dari Partai Tiam-jong-pai. Bahkan mereka telah
mengenal nama besar Yap Kiong Lee pula.
"Aaah!" Yap Kiong Lee berdesah lega. "Mengapa malam-
malam begini Ji-wi mau menemui Ui Ciang bun?"
Kedua orang itu saling pandang lagi satu sama lain. Namun
yang seorang segera menjawab pertanyaan itu pula.
"Maaf, besok malam pesta perkawinan Ciang bun jin sudah
harus berlangsung. Tapi hingga sekarang Ciang-bun-jin belum
juga pulang ke Cin-an. Tentu saja kami menjadi khawatir
sekali. Para pengurus segera mengadakan musyawarah dan
memutuskan untuk mengirim kami menjemput beliau."
Yap Kiong Lee mengangguk angguk, "Hmm?"memang. Ui
Ciang-bun memang baru saja memperoleh halangan, tapi
sekarang semuanya sudah beres. Ji-wi dapat menemuinya
sekarang.........." "Halangan........" Ada apa dengan ketua kami?" kedua
orang Tiam-jong-pai itu berseru kaget.
Souw Thian Hai tampak kaget juga. "Eh, saudara Yap"..
ada apa dengan Ui Ciang bun" Apakah ada orang jahat yang
telah mencelakainya" Dimanakah Ui Ciang bun sekarang?"
tanyanya khawatir, karena ketua Tiam-jong-pai itu adalah
kawan baiknya pula. Yap Kiong Lee tersenyum tenang. "Cu-wi jangan gelisah! U i
Ciang bun tidak apa-apa. Dia memang baru saja dilukai oleh
Giok-bin Tok-ong. Bahkan calon isterinya juga diculik oleh
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
Giok-bin Tok-ong pula. Namun mereka sekarang telah kembali
dengan selamat. Silahkan kalau mau menemui mereka"..!"
"Baik! Kami berdua memang ditugaskan untuk menjemput
Ui Ciang bun?"" sa lah seorang dari kedua utusan T iam-jong-
pai itu cepat-cepat menjawab, lalu bergegas mengajak
temannya untuk berangkat.
"Terima kasih, Yap Tai-hiap........" sebelum melangkah
mereka mengucapkan terima kasih kepada Yap Kiong Lee.
Setelah kedua orang itu pergi Souw Thian Hai mendekati
Yap Kiong Lee. "Saudara Yap, mau kemanakah kau malam-malam begini"
Apakah ada tugas rahasia dari Hong-siang?"
Yap Kiong Lee tidak segera menjawab. Wajahnya kelihatan
agak ragu-ragu. Tapi setelah berpikir sebentar ia lalu berkata.
"Benar, saudara Souw. Aku memang sedang memikul sebuah
tugas penting dari Hong-siang. Tapi?".eh, saudara Souw
sendiri mau kemana pula" Tampaknya kau juga sedang
mempunyai kepentingan?"?"
Tiba-tiba Yap Kiong Lee teringat kepada Souw Lian Cu,
puteri pendekar sakti itu. Oleh karena itu sebelum Souw T hian
Hai menjawab pertanyaan, ia segera meneruskan lagi
pertanyaannya. "Eh?".apakah saudara Souw masih mencari puterimu itu?"
Tak terduga wajah pendekar sakti itu tersentak penuh
harap. Matanya menatap tegang.
"Benar, saudara Yap. Aku memang tak pernah berhenti
mencarinya. Kudengar sebuah berita bahwa seorang pendekar
wanita bertangan buntung berkeliaran di daerah pantai timur.
Aku curiga jangan-jangan wanita itu..........puteriku! Oh,
apakah saudara Yap pernah berjumpa dengan dia?" Yap Kiong
Lee tersenyum. Diam-diam hatinya tersentuh. Ternyata
selama ini pendekar sakti itu tak pernah melupakan puterinya.
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
"Saudara Souw......... Aku memang telah bertemu dengan
puterimu. Bahkan puterimu itu telah melakukan perjalanan
bersama aku. Dia memang ingin menemuimu di kota Cin-an.
Tapi sekarang?""."
"Saudara Yap!" Souw Thian Hai tiba-tiba mencengkeram
lengan Yap Kiong Lee. "Katakan cepat! Dimanakah dia
sekarang?" seru pendekar sakti itu dengan suara serak dan
gemetar. Bertahun-tahun bahkan mungkin sudah belasan tahun Yap
Kiong Lee bersahabat dengan Souw Thian Hai, namun baru
sekarang pendekar dari istana itu melihat pendekar besar
yang disohorkan orang itu tampak gugup dan tidak bisa
mengendalikan perasaannya.
"Saudara Souw, tenanglah..,.! Nanti akan kuceritakan
semuanya, asalkan............."
"Eh-oh.......maaf, maafkanlah aku. Aku...sampai tak bisa
menguasai diri." Souw Thian hai tersipu-sipu. Wajahnya
kelihatan sedikit merah. "Ah, tidak apa-apa. Saya bisa
memakluminya, saudara Souw. Marilah......akan kuceritakan
semuanya. Tapi........kuminta untuk sementara Saudara Souw
merahasiakan sebagian dari ceritaku ini nanti, karena ada
sebagian yang menyangkut tugasku sebagai utusan Hong-
siang." Souw Thian Hai memandang sahabatnya sebentar.
Pandangannya tajam menyelidik. Tampaknya pendekar itu
agak tergetar juga hatinya mendengar syarat sahabatnya itu,
sehingga dalam sekejap timbul berbagai macam pikiran di
dalam otaknya. Namun rasa ingin tahu terhadap nasib
puterinya membuat pendekar itu mengesampingkan semua
pikiran tersebut. Perlahan-lahan ia mengangguk.
"Baik. saudara Yap. Silahkan kau menceritakannya
............!" katanya kemudian sambil menghela napas.
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
Yap Kiong Lee mengusap rambutnya yang sedikit basah
oleh embun. Setelah itu dengan jelas dan urut ia bercerita
tentang Souw Lian Cu dan Pangeran Liu Y ang Kun. Sedikitpun
tidak ada yang disembunyikannya. Bahkan keadaan Pangeran
Liu Yang Kun yang anehpun dia utarakan pula. Juga tentang
maksudpangeran itu untuk berobat kepada Chu Bwe Hong
atau nyonya Souw di Cin-an nanti.
"Kata puterimu di dunia ini sudah tidak ada lagi yang
mewarisi ilmu pengobatan Bu-eng Sin-yok-ong selain Nyonya
Souw, karena Chu Seng Kun, kakak Nyonya Souw telah tewas
di tangan putera-puteri T ung-hai T iauw."
"Apa".." Saudara Chu tewas di tangan anak Tung-hai
tiauw" Kurang ajar!" Souw T hian Hai tiba-tiba berseru geram.
Berita itu benar-benar sangat mengejutkan hati Souw T hian
Hai. Selain terikat sebagai saudara ipar, Chu Seng Kun juga
merupakan sahabat eratnya di masa muda. Bahkan telah
banyak budi yang dilepas oleh sahabatnya itu kepadanya.
"Ya! Bahkan menurut penuturan puterimu, Keluarga Chu
Seng Kun dibantai didepan hidungnya!"
"Oh, sungguh keji sekali! Lalu,.apa masalahnya sehingga
kawanan bajak laut itu bermusuhan dengan chu twa-ko?"
Yap kiong Lee menghembuskan napasnya kuat-kuat. "Kata
puterimu........ semuanya itu berpangkal pada seorang wanita
muda yang hendak melahirkan! Wanita muda itu ditemukan
oleh seorang pembantu Chu Seng Kun di dekat rumah
mereka. Karena melihat wanita muda itu hendak melahirkan,
maka dia dibawa pulang oleh pembantu keluarga Chu
tersebut. Eee"..tak tahunya wanita muda itu ternyata adalah
buronan dari keluarga Tiauw. Oleh karena itu perselisihan pun
tak bisa dielakkan lagi. Apalagi Chu Seng Kun berkeras tidak
mau menyerahkan wanita muda itu."
"Kurang ajar,.,.....!" sekali lagi Hong-gi-hiap Souw Thian
Hai menggeram. Kedua tangannya terkepal erat-erat.
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
"Apapun alasannya.......... kawanan bajak laut itu memang
patut dikutuk! Akupun akan membuat perhitungan pula
apabila pada suatu saat berjumpa dengan mereka!" Yap Kiong
Lee berkata penasaran pula.
"Hmm, saudara Yap.........! Bagaimana pendapatmu
sekarang" Kemana kira-kira Pangeran Liu Yang Kun dan
puteriku itu pergi?"
"Entahlah! Tapi aku tadi bermaksud ke rumah keluarga Ui
Bun Ting di ujung jalan ini. Aku ingin menengok ke sana.
Siapa tahu mereka pergi ke rumah itu?"
"Ah, kalau begitu marilah kita lekas-lekas ke sana pula!
Kalau di rumah itu tidak ada, kita mencarinya lagi di tempat
lain?"?" ajak Souw T hian Hai bersemangat.
Demikianlah kedua pendekar itu lalu berlari menuju ke
rumah Ui Bun Ting. Mereka tidak menyangka bahwa pada saat
yang sama di dalam rumah itu telah terjadi keributan yang
hampir saja merenggut nyawa ketua partai Tiam-jong-pai dan
calon isterinya. Memang. Pada saat itu, ketika di tepi jalan Han Tui Lan
sedang tertegun kaget menyaksikan Pangeran Liu Yang Kun
tiba-tiba berdiri di depannya, maka di dalam rumahpun Ui Bun
Ting beserta seluruh keluarganya juga tertegun pula tatkala
tiba-tiba Giok-bin Tok-ong berdiri di depan mereka! Sambil
meringis kegirangan iblis tua itu menghampiri Han Sui Nio
yang baru saja selesai menidurkan bayi Tui Lan. Tak
seorangpun mengetahui bagaimana iblis tua itu masuk ke
dalam rumah. "Su-moi, awas?"..! dia datang kembali!" Ui Bun Ting
berteriak. Suaranya terdengar gemetar kaget dan ketakutan.
Han Sui Nio yang baru saja menutup pintu terkejut pula.
Dengan wajah pucat wanita itu bersandar pada daun pintu
yang ditutupnya. Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
"K-k-kau?"kau"..kembali lagi"..?" pekiknya tertahan di
kerongkongan. Kakek iblis itu berhenti tiga langkah di depan Han Sui Nio.
"Benar, anak manis. Aku datang lagi untuk menjemputmu.
Marilah kita pulang kembali ke Lembah tak Berwarna, kita
lupakan semua ganjalan yang pernah ada diantara kita. Dan
kita buka nanti lembaran yang baru..,,"
"Tidak......! Aku tidak mau! Kau pergilah! Kau pulanglah
sendiri ke Lembah Tak berwarna! Jangan ganggu aku!" Han
Sui nio berteriak. Tapi Giok-bin Tok-ong tak mempedulikan teriakan itu. Dia
maju selangkah lagi, sehingga iblis tua itu dapat meraih
pundak Han Sui Nio. "Lepaskan dia!" tiba-tiba terdengar Ui Bun Ting memekik.
Ternyata di puncak ketakutan dan kekhawatirannya, timbullah
keberanian ketua partai Tiam-jong-pai itu. la berteriak seraya
menyerang dengan kedua tangannya.
Tapi dengan tenang Giok-bin Tok-ong mengibaskan lengan
bajunya. Serangkum angin berbau
Memburu Iblis Lanjutan Pendekar Penyebar Maut Karya Sriwidjono di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
busuk tiba-tiba menyongsong kedatangan Ui Bun Ting. Dan selanjutnya ketua
Partai Tiam-jong pai itu tergetar mundur dengan sempoyongan. "huk.....huk...,,huk!" ketua Tiam-jong-pai yang masih
belum pulih benar sakitnya itu terbatuk-batuk sambil
mendekap dadanya. Ternyata ia telah terluka dalam lagi.
Sebaliknya dengan wajah puas
Giok-bin Tok-ong memandang ke arah lawannya itu. "Heheh..... ternyata kau
belum mati juga, heh" Siapa yang telah mengobati lukamu
siang tadi" Apakah kau telah mendatangkan seorang malaikat
yang bisa menghidupkan kembali nyawamu, heh?"
Sambil berkata Giok-bin Tok-ong mengangkat lagi
tangannya. Siap untuk melancarkan lagi serangannya.
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
"Jangan ! Jangan bunuh dia.........! Bunuh saja aku!" tiba-
tiba Han Sui Nio menjerit sambil menubruk kaki Giok-bin Tok
ong. Iblis tua dari Lembah Tak Berwarna itu tak mengelak.
Namun dia telah mengerahkan lwee-kangnya, sehingga Han
Sui Nio pun takkan bisa berbuat apa apa bila bermaksud jahat.
Dan sementara itu para penghuni rumah itu juga tak bisa
berbuat apa-apa pula. Mereka telah ketakutan sejak tadi.
Bahkan beberapa orang diantara mereka telah pingsan sejak
Giok-bin Tok-ong muncul. "Hehehe....... Sui Nio!" Giok-bin Tok-ong menoleh dan
menunda pukulannya. "Aku dapat mengampuninya, asal........
kau mau menuruti perintahku! Nah, cepatlah kau mengambil
keputusan ! Kau ikut aku atau tidak?"
Suasana di dalam ruangan itu menjadi tegang luar-biasa.
Han Sui Nio dengan wajah pucat memandang Ui Bun Ting,
sementara Ui Bun Ting sendiri dengan bibir yang semakin
membiru juga menatap kekasihnya itu.
"Su-moi.........?" ketua Partai Tiam-jong-pai itu berbisik
lemah. Ternyata luka dalamnya semakin parah juga.
"Aku............ aku sungguh bahagia bisa mati di depanmu.
Oleh karena itu?". jangan kau terima ajakannya ! Hindarilah
dia! Larilah sejauh-jauhnya!"
Giok-bin Tok-ong menggeram marah. Tangannya sudah
bergetar lagi. Iblis tua itu benar-benar tidak bisa menahan diri
lagi. "Kau memang sudah bosan hidup! Setan busuk.....!"
umpatnya keras-keras. Kemudian tangannya menyambar ke
depan dengan dahsyatnya. "Tok-ong, jangannnnn...........!!! Aku ikut kau!" tak terduga
Han Sui Nio memekik dan memeluk kaki Giok Bin Tok-ong
erat-erat. Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
Tangan yang sudah terayun itu mendadak berhenti. Dan
desau angin yang bertiuppun lenyap pula dengan tiba-tiba.
Ternyata pada kesempatan yang terakhir iblis tua itu telah
membatalkan pukulannya. Sebagai gantinya iblis dari lembah
Tak Berwarna itu lalu tertawa terkekeh-kekeh,
"Hehheh-heheh........ternyata kau masih dapat berpikir pula
dengan baik. Bagus sekali, Sui Nio. Keputusanmu itu telah
menyelamatkan jiwa kekasihmu. Nah, kalau begitu mau
tunggu apa lagi" Ayolah...........!" ajak kakek iblis itu
kemudian. Lalu dengan kasar kakek iblis itu menarik lengan Han Sui
Nio dan diseretnya kepintu.
"Su-moi.....! Kau jangan pergi! Kau akan sangat menderita
nanti ! Biarlah aku saja yang menjadi korban...,.......!" dari
belakang Ui Bun Ting berteriak dan berusaha mengejar ke
pintu. Tapi pintu itu dengan kasar telah ditutup pula oleh Giok-bin
Tok-ong dari luar. Dan selanjutnya iblis tua itu telah lenyap
membawa Han Sui Nio. "Sui Nio.."..!" Ui Bun Ting menjerit lirih.
Ketua T iam-jong-pai itu lalu meratapi keadaannya. Hatinya
benar-benar pedih. Pedih bercampur penasaran. Di depan
Giok-bin Tok-ong ternyata dirinya tak lebih dari seoranq lemah
yang tak mampu berbuat apa-apa. Sama sekali hilang
kegarangannya sebagai seorang ketua partai persilatan
terkemuka di dunia. Ui Bun Ting lalu membanting pandangannya ke tanah. Ia
benar-benar merasa sedih dan ma lu. Malu kepada Han Sui
Nio, karena ia sama sekali tak mampu melindungi calon
isterinya itu. Namun wajah itu tiba-tiba terangkat kembali. Di luar
tembok halaman itu terdengar suara perkelahian. Bahkan
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
beberapa saat kemudian terdengar pula suara umpatan dan
cacian. Suara Giok-bin T ok-ong!
"Oh" Dengan siapa iblis itu berkelahi" Ah, jangan-jangan
iblis tua itu telah bertemu dengan Tui Lan ........."
Bergegas Ui Bun Ting turun ke halaman. Dia tak
memikirkan lagi keadaan tubuhnya yang semakin lemah.
Bahkan di dalam dadanya tumbuh kembali harapannya untuk
bisa menyelamatkan Han Sui Nio. Siapa tahu ada pertolongan
yang tak terduga" Benar juga. Begitu ia membuka pintu halaman depan,
matanya segera menyaksikan pemandangan yang benar-benar
diluar dugaannya. Ia melihat Giok-bin Tok-ong bertempur
melawan Hong-lui-kun Yap Kiong Lee. Han Sui Nio tidak
berada di tempat itu. Calon isterinya itu berada di jalan raya.
Wanita itu sedang memeluk T ui Lan.
Dan beberapa langkah di belakang Han Sui Nio tampak
pendekar besar Souw Thian Hai sedang berangkulan dengan
seorang gadis berlengan satu. Pendekar itu kelihatan sangat
terharu hatinya. Wajahnya tengadah memandang ke langit,
sambil sesekali menghela napas panjang.
Sementara itu agak jauh di seberang jalan tampak pula
wajah seorang pemuda yang tak mungkin dapat dilupakannya.
Liu Yang Kun! Pemuda itu tampak berdiri termangu-mangu di
dekat seorang kakek buta yang sedang sibuk merawat gadis
muda. "Oh-oh?"ada apa sebenarnya di tempat ini tadi" Aneh
benar suasananya?"." Ui Bun Ting berdesah bingung.
Jalan itu tetap gelap dan sepi. Walaupun orang-orang yang
tinggal di sekitar tempat tersebut juga mendengar keributan
itu, namun mereka tetap tidak berani keluar untuk melihatnya.
Mereka justru menutup rapat-rapat pintu dan jendela mereka,
kemudian bersembunyi bersama seluruh keluarga mereka di
tempat yang aman. Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
"Lian Cu, anakku".! Kemana saja kau selama ini" Hampir
putus asa ayah mencarimu".." Souw Thian Hai berbisik di
telinga puterinya. Keduanya masih berpelukan.
Perlahan-lahan Souw Lian Cu melepaskan diri dari dekapan
ayahnya. Wajahnya yang basah dengan air mata itu
mendongak ke atas. terbata-bata ia menjawab. "Maafkanlah
aku, ayah".aku memang anak yang tak berbakti. Aku
selalu?"selalu membuat ayah menderita."
"Tidak, nak"..kau tidak bersalah. Ayahlah yang telah
menyia-nyiakanmu. Ayah terlalu mementingkan dirinya sendiri,
sehingga kau menjadi kecewa karenanya. Seharusnya ayah
lebih memperhatikanmu, karena sejak kecil kau tak pernah
merasakan kasih sayang orang tua?""
"Ayah?"..!"
Kedua ayah dan anak itu lalu berpelukan lagi. Pertemuan
itu benar-benar sangat mengharukan, tapi juga sekaligus
membahagiakan hati mereka.
Sementara itu Han Sui Nio yang sedang berpelukan dengan
Tui Lan tiba-tiba menjerit. Tui Lan yang ada di dalam
pelukannya itu mendadak pingsan.
"Tui Lan.....!!!"
Jeritan Sui Nio itu tentu saja amat mengagetkan yang lain.
Hong-gi-hiap Souw Thian Hai dan Souw Lian Cu tersentak
kaget dari keharuan mereka. Liu Yang Kun yanq sedang
termangu-mangu bingung itupun juga menoleh pula dengan
cepat. Bahkan Giok-bin Tok-ong yang sedang bertempur
dengan Yap Kiong Lee itu juga menjadi kaget sekali. Tanpa
mempedulikan lawannya lagi iblis tua itu melesat menghampiri
Han Sui Nio. "Sui Nio, ada apa.........?" tanyanya khawatir.
Han Sui Nio menoleh sekejap, kemudian mendekap tubuh
Tui-Lan kembali. Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
"Anakmu! Anakmu pingsan !" Sui Nio menjerit pula sekali
lagi. "Apaaa........." Anakku..,,......?" tiba-tiba Giok bin Tok-ong
memekik. Wajahnya menjadi tegang.
Han Sui Nio menoleh lagi dengan cepat. Tiba-tiba wajahnya
menjadi garang ketika menatap Giok bin T ok-ong.
"Benar! Anak ini memang anakmu. Ayah bodoh. Cepat!
Obati dia..... !" bentaknya kemudian dengan keras.
Air muka kakek iblis itu berubah dengan hebat. Bibirnya
menjadi pucat tak berdarah, sementara matanya yang biasa
liar dan ganas itu tiba-tiba terpukau diam tak bergerak.
"Anakku...............?" desahnya seperti tak percaya.
Lalu kakek itu tiba-tiba menyambar ke depan. Sekejap saja
tubuh T ui Lan telah berpindah dalam pelukannya.
"Tui Laaaan.......!" Han Sui Nio memekik.
"Ci-ci.............!" Souw Lian Cu menjerit pula, kemudian
menghambur dari pelukan Souw Thian Hai untuk menolong
Tui Lan. Namun dengan cepat Giok-bin Tok-ong mengebutkan
lengan bajunya yang lebar. Dan serangkum angin berbau
amispun segera menahan langkah Souw Lian Cu dengan
kuatnya. "Ooouuugh ,...........!" Souw Lian Cu mengeluh pendek.
"Lian Cu...............!" Hong-gi-hiap Souw T hian Hai berteriak
kaget dan bergegas menyambar tubuh puterinya itu.
Kemudian sambil membawa puterinya ke pinggir, Souw
Thian Hai cepat-cepat mengurut dan menotok di beberapa
bagian punggungnya. Semuanya itu dia lakukan dengan
tangkas dan cekatan. Sehingga napas Souw Lian Cu yang
sesak segera pulih kembali seperti semula.
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
Sementara itu Ui Bun Ting masih tetap juga berdiri bingung
di luar pintu halaman rumahnya. Ketua partai Tiam-jong-pai
itu benar-benar tak bisa menerka, apa sebenarnya yang telah
terjadi di tempat itu sebelum dia keluar tadi.
"A-a-apa?".yang telah terjadi?"?" desahnya serak.
Benar. Apa sebenarnya yang telah terjadi" Mengapa tiba-
tiba Giok-bin Tok-ong berkelahi dengan Hong-lui-kun Yap
Kiong Lee" Dan bagaimana pula tiba-tiba Tui Lan telah
berpelukan dengan Han Sui Nio, serta pingsan di dalam
pelukannya tersebut"
Seperti telah diceritakan di bagian depan, pertempuran
antara Tui Lan melawan Tiauw Li Ing telah berakhir dengan
kemenangan Tui Lan. Kipas yang dipegang gadis bajak-laut itu
telah pecah, dan pecahannya justru melukai pemiliknya
sendiri. Akibatnya Lo-sin-ong dan Liu Yang Kun terpaksa
datang menolongnya. Namun kemunculan Liu Yang Kun itu ternyata sangat
mengejutkan hati Tui Lan. Beberapa saat lamanya gadis itu
mengejap-ngejapkan kelopak matanya. Gadis itu seperti tak
percaya pada penglihatannya. Baru beberapa waktu kemudian
gadis itu mengeluh pendek dan tubuhnya terhuyung ke depan.
Tubuh gadis itu tentu akan terbanting ke tanah kalau pada
saat yang sama tidak datang Han Sui Nio, yang dengan
tangkas menyambar tubuhnya. Ternyata kedatangan Han Sui
Nio bersama Giok-bin Tok-ong dari dalam rumah Ui Bun Ting
tadi benar-benar tepat pada waktunya. Dan kedatangan
mereka tersebut ternyata juga bersamaan pula dengan
kedatangan Hong-lui-kun Yap Kiong Lee. Bahkan pendekar
istana itu segera menyerang Giok-bin Tok-ong begitu
menyaksikan iblis tersebut keluar dari rumah Ui Bun Ting.
Dan pertempuran yang baru saja mulai itu segera bubar
kembali ketika terdengar jeritan Han Sui Nio. Dan seperti yang
telah diceritakan pula, tubuh Tui Lan telah berpindah dengan
cepat ke tangan Giok-bin Tok-ong. Bahkan Souw Lian Cu yang
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
bermaksud menolong sahabatnya itu telah terluka dalam pula
oleh pukulan iblis dari Lembah Tak Berwarna tersebut.
Semuanya itu berlangsung dengan cepat sekali, sehingga
Hong-gi-hiap Souw Thian Hai itu tak sempat pula menolong
puterinya. Untunglah luka yang diderita gadis ayu itu tidak
begitu parah sehingga Souw Thian Hai segera dapat
menolongnya pula. Namun demikian semua itu telah
membangkitkan amarah Souw T hian Hai.
"Bangsat keji..............!" pendekar besar itu menggertakkan
giginya. "Kau telah melukai puteriku! Hmm...... kubunuh kau!"
Tapi Giok-bin Tok-ong sendiri ternyata tidak mengacuhkan
ancaman tersebut. Iblis tua itu sedang sibuk dengan
urusannya sendiri. Urusan Tui Lan yang tiba-tiba dikatakan
sebagai anaknya oleh Han Sui Nio.
"Heh" Apa katamu, Sui Nio" Dia?"dia?"anakku" Betulkah
itu?"." Kau?".kau bohong!" sanggah iblis tua itu hampir
berteriak. Matanya liar menunjukkan nafsu membunuh.
Tiba-tiba Han Sui Nio tersadar bahwa ia telah mengatakan
sesuatu yang amat membahayakan nyawa anaknya. Iblis itu
telah bersumpah untuk membunuh semua keturunannya. T ui
Lan tentu akan dihabisinya pula. Oleh karena itu dengan
sangat ketakutan Han Sui Nio menjerit dan berusaha
merampas tubuh Tui Lan dari tangan Giok-bin T ok-ong.
"Tidaaaakk?"..! eh, aku keliru! Dia bukan anakmu!
Dia?".dia?".anak Ang-leng Kok-jin!"
Tapi perubahan sikap dan keadaan Han Sui Nio itu justru
menumbuhkan keyakinan di dalam hati Giok-bin Tok-ong,
bahwa Tui Lan memang anaknya. Dengan menyeringai kejam
Memburu Iblis Lanjutan Pendekar Penyebar Maut Karya Sriwidjono di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
iblis tua itu segera mengangkat tubuh Tui Lan yang tak
berdaya. Namun pada saat itu pulalah Souw Thian Hai telah berada
di depannya. Dengan pengerahan tenaga sepenuhnya
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
pendekar besar itu menyerang. Tangan kiri menyergap ke
arah wajah, sedangkan tangan kanan berusaha menyambar
tubuh T ui Lan! Dan serangan itu memang sangat mengejutkan Giok-bin
Tok-ong. Apalagi ketika terasa olehnya udara yang terpancar
dari kedua tangan Souw Thian Hai itu mempunyai pengaruh
yang berlawanan. Panas dan dingin. Yang tertuju ke arah
wajahnya bagaikan jilatan api yang hendak membakar
kepalanya. Sementara yang terarah ke tubuh Tui Lan bagaikan
siraman air es yang hendak membekukan tangannya.
"Gila.....,.....!!!"
Ketua Lembah Tak Berwarna itu mengumpat kasar. Dan kemarahannya menjadi semakin hebat pula begitu
menyaksikan siapa yang telah menganggunya. Meskipun gelap
ternyata ia mampu mengenali wajah Souw T hian Hai.
"Kau......." Huh!" lanjutnya kemudian seraya melompat ke
belakang. Otomatis maksudnya untuk mencekik atau
membanting tubuh Tui Lan menjadi tertunda.
Tetapi Souw Thian Hai tak ingin memberi kesempatan lagi
kepada lawannya untuk me laksanakan niatnya itu. Menyadari
sergapannya tak berhasil pendekar besar itu segera
menyusulinya lagi dengan serangan berikutnya. Kali ini
dengan lompatan panjang ke arah pinggang lawan. Tumit
kanannya berputar dari kanan ke kiri dalam jurus Menebas
Rumput Meratakan Tanah, salah sebuah jurus yang pernah
mengangkat nama keluarganya di dunia persilatan.
Lagi lagi Giok-bin Tok-ong terperanjat. Kali ini serangan
kaki lawannya diikuti oleh hawa panas yang tak terhingga
kuatnya. Belum juga serangan itu menghantam pinggangnya,
kilatan udara panas lebih dulu menerjang bagaikan petir yang
hendak menghanguskan tubuhnya.
Dengan tergesa-gesa Giok bin Tok-ong meloncat lagi ke
belakang. Kali ini benar-benar dengan kemarahan yang telah
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
memuncak sampai di ubun-ubunnya. Sehingga ketika sekali
lagi Souw Thian Hai memburunya, ia tak mau mengelak pula.
Dengan geram tangannya yang bebas menyongsong serangan
lawannya. Tapi ternyata Souw Thian Hai tak mau beradu tenaga
dengannya. Pendekar besar itu menggeliat ke samping
dengan gesitnya, kemudian dari samping menyerang lagi
dengan kedua jari tangannya. Seleret sinar seperti kilatan petir
melesat dari ujung jari-jari tersebut. Menerjang ke arah lengan
Giok-bin Tok-ong, bagaikan kilatan anak panah yang terlepas
dari busurnya! Cuuuuss! "Kurang ajar?"..!!!" iblis dari Lembah Tak Berwarna itu
mengumpat kasar. Otomatis tangannya yang memegang
tubuh Tui Lan menangkis kilatan sinar tersebut, sehingga
tubuh gadis itu terlepas dari cengkeramannya.
Dan kesempatan itu benar-benar tak disia-siakan oleh
Hong-gi-hiap Souw Thian Hai ! Dengan cepat tangannya yang
lain segera mendorong tubuh Tui Lan ke pinggir!
Sementara itu Liu Yang Kun yang sejak tadi hanya berdiri
termangu-mangu di dekat Lo-sin-ong dan Tiauw Li Ing, tiba-
tiba seperti disentakkan dari lamunannya. Pemuda itu
bergegas menangkap tubuh Tui Lan yang kebetulan melayang
ke arah dirinya. Sekejap ia menjadi bingung dan salah tingkah,
tak tahu apa yang harus ia perbuat terhadap gadis itu.
"Pangeran! Apa yang kaulakukan" Apa yang telah terjadi"
Siapakah yang berkelahi itu?" Lo-sin-ong yang sudah selesai
mengobati Tiauw Li Ing itu tiba-tiba bertanya dengan kaget
dan waspada. "anu"..eh"..anu, Giok-bin Tok-ong berkelahi dengan
seorang lelaki tinggi besar bermantel hitam?"..!" Liu Yang
Kun menjawab dengan gugup. Ternyata ia tak ingat lagi
kepada Hong-gi-hiap Souw T hian Hai.
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
"Giok-bin Tok-ong?"?" Lo-sin-ong tersentak kaget.
"Benar." "Eh, mengapa iblis tua itu sampai bisa datang kemari"
Oh.......sungguh gawat sekali! Kita tak boleh berlama-lama di
sini! K ita harus cepat-cepat pergi................!"
Kakek tua itu segera mengangkat tubuh muridnya. Namun
pada saat yang sama gadis itu juga membuka matanya.
Melihat Liu Yang Kun memeluk tubuh Tui Lan, gadis itu cepat
melepaskan diri dari pegangan gurunya. Dengan marah gadis
itu berdiri menghadapi Liu Yang Kun. Namun karena
kesehatannya memang belum pulih kembali, maka tubuhnya
segera terhuyung mau jatuh.
Bagaikan orang yang awas matanya Lo-sin ong menyambar
tubuh T iauw Li Ing! "Kau........" kauuu,.....?" gadis itu menjerit sambil menuding
'suaminya', lalu pingsan di dalam gendongan su-hunya.
Tentu saja Lo-sin-ong yang buta itu menjadi bingung dan
tak tahu apa yang menyebabkan muridnya bertingkah
demikian. "Oh........dia pingsan! Apa........apa sebenarnya yang
terjadi, Pangeran?" "A-a-aku tak tahu, Lo-cianpwe...........dia......... seperti
marah sekali," Liu Yang Kun tak berani berterus terang.
"Aneh sekali! Kalau begitu kita memang harus cepat-cepat
meninggalkan tempat ini ! Hemmh, sungguh mengherankan!
Malam-malam begini, di tempat seperti ini pula, tiba-tiba
muncul sedemikian banyak tokoh-tokoh persilatan yang saling
berbenturan.............."
Kakek tua itu lalu mengangkat tubuh Tiauw Li ing dan
melangkah pergi. Namun langkahnya segera terhenti kembali
ketika tak didengarnya langkah Liu Yang Kun di belakangnya.
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
"Pangeran. Kenapa kau masih tetap berdiri di situ"
Ayolah...... !" ajaknya kemudian dengan suara agak keras.
Liu Yang Kun tersentak kaget, lalu menghela napas
panjang. Kakinya terasa berat sekali untuk melangkah. Apalagi
ketika ia menyadari bahwa beberapa orang telah datang
mendekatinya. Bahkan mengepungnya. seolah-olah orang-
orang itu tidak memperbolehkan dia pergi dari tempat
tersebut. "Yap Tai-hiap! Nona Souw........." Ini.........?"?" bibir
Liu Yang Kun bergetar hampir tak bersuara. Matanya juga ikut
bergetar pula ketika memandang ke arah kawan-kawannya
itu. "Saudara Liu! Letakkan wanita itu baik-baik. Jangan ganggu
dia! Aku bersumpah untuk membalas dendam kepadamu
apabila kau sampai berani mengusiknya!" Souw Lian Cu yang
biasa bersikap tenang itu mengancam.
"Pangeran....hendak kauapakan wanita itu" Berikan......berikan dia kepada Ui Ciang bun! Gadis itu adalah
anak-tiri Ui Ciang bun...." di dalam ketegangannya Yap Kiong
Lee lupa menyebut "pangeran" kepada Liu Yang Kun.
Untunglah semua orang yang datang mengepung Liu Yang
Kun itu juga dalam keadaan tegang pula hatinya, sehingga
mereka tidak begitu memikirkan keganjilan itu.
"Betul, Tai-hiap. Dia anak tiriku. Ampunilah dia......" Ui Bun
Ting yang juga datang bersama Han Sui Nio ikut memohon
kepada Liu Yang Kun. Seketika Liu Yang Kun menjadi sadar, bahwa teman-
temannya itu mengkhawatirkan keselamatan wanita yang kini
berada di dalam pelukannya. Agaknya mereka menyangka
bahwa dirinya hendak mencelakakan wanita itu.
"Oh, maaf........maaf! Inilah dia! Silahkan kalian merawatnya! Sama sekali aku tak berniat untuk mencelakakannya......! sungguh!" terbata-bata Liu Yang Kun
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
berkata sambil menyerahkan tubuh Tui Lan kepada Y ap Kiong
Lee. Di lain pihak keributan kecil itu tampaknya didengar pula
oleh Lo-sin-ong. Kakek tua yang belum jauh melangkah dari
tempat itu tampak mengerutkan alisnya.
"Pangeran"." Apakah kau mendapatkan kesulitan?"
tanyanya dingin. "Oh, tidak! Tidak?"! Lo-cianpwe harap berjalan dahulu!
Mereka adalah teman-temanku. Aku hendak berbicara dengan
mereka sebentar," Liu Yang Kun cepat menyahut.
Namun tentu saja kakek tua itu tak mau dibohongi oleh Liu
Yang Kun. Begitu sulitnya dia dan Tiauw Li Ing mencari Liu
Yang Kun. Kini sete lah pemuda itu dapat mereka ketemukan,
bagaimana mungkin kini ia lepaskan begitu saja" Bagaimana
kalau pemuda itu nanti melarikan diri lagi"
"Hmmh! Kukira masih banyak waktu untuk berbicara
dengan mereka nanti. Yang lebih penting bagi pangeran
sekarang adalah merawat isterimu. Marilah! Tinggalkan saja
dahulu kawan-kawanmu itu.......!"
"Tapi......." Liu Yang Kun berdesah bimbang. Matanya
mengawasi Souw Lian Cu, seolah-olah meminta pertimbangan.
Tapi Souw Lian Cu sendiri seperti tak mengacuhkan tatapan
mata itu. Gadis ayu itu bahkan menyibukkan diri di samping
Tui Lan yang telah dirawat oleh Ui Bun Ting dan Han Sui Nio.
Yap Kiong Lee lah yang kemudian maju mendekati Liu Yang
Kun. "Pangeran?"! Jangan kauikuti ajakan orang tua itu!
Bukankah Pangeran hendak berobat kepada isteri Hong-gi-
hiap Souw T hian Hai. Nah, lihatlah".! Pendekar besar itu telah
datang kemari. Sebentar lagi isterinya tentu akan tiba pula,"
pendekar dari istana itu mencoba membujuk Liu Yang Kun.
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
Benar saja. Pemuda itu kelihatan terkejut mendengar
keterangan tersebut. "Hong-gi-hiap Souw Thian Hai" Betulkah orang yang
bertempur dengan Giok-bin Tok-ong itu ayah nona Souw?"
desah pemuda itu kaget. "Benar. Tanyakan saja kepada nona Souw kalau Pangeran
tak percaya." Liu Yang Kun mengerutkan dahinya. Tapi sebeIum dia
menjawab, tiba-tiba Lo-sin-ong telah berkelebat di depannya.
"pangeran! Dia berbohong! Jangan hiraukan dia! Mari kita
segera pergi dari tempat ini! Isterimu itu harus cepat-cepat
mendapatkan perawatan......" kakek itu memotong dengan
perkataan keras. Tapi Liu Yang Kun sudah tidak bisa dibujuk lagi. Apalagi
pemuda itu merasa bahwa luka-luka isterinya tidak begitu
parah. "Lo-cianpwe, jangan paksa aku.....! lebih baik Lo-cianpwe
berjalan lebih dahulu. Aku akan tetap berbicara dahulu dengan
kawan-kawanku........"
"Pangeran! Apakah kau.....?" Lo-sin-ong menggeram.
Tangan sudah terangkat. Siap untuk menyerang.
Namun dengan tangkas Yap Kiong Lee melompat di
depannya. Melihat orang tua di depannya itu sudah
mengetahui siapa Liu Yang Kun, pendekar dari istana itu juga
tidak mau main sembunyi lagi.
"Lo-cianpwe, saya benar-benar heran menyaksikan sepak-
terjang Lo-cianpwe saat ini. Rasanya menjadi hilang
bayanganku selama ini. Bayangan tentang seorang bekas
ketua aliran kepercayaan terkemuka, yang selama hidupnya
terkenal sebagai tokoh persilatan yang berbudi luhur dan
menjunjung tinggi kebajikan serta keadilan. Yang kulihat
sekarang justru kebalikannya. Tokoh itu kini ternyata telah
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
bergaul dengan penjahat. Bahkan menjadi guru dari puteri
bajak laut Tung-hai-tiauw yang terkenal itu. Malahan demi
muridnya yang jahat itu tokoh tersebut hendak membinasakan
putera kaisar yang tidak bersalah?"."
Wajah Lo-sin-ong yang buta itu menjadi pucat. Matanya
yang kosong itu terbuka mengerikan, seolah-olah ingin melihat
orang yang berani berkata kasar kepadanya.
"Cukup......! Siapakah kau?" bibir yang pucat gemetaran itu
akhirnya menjerit. "Maaf, Lo-cianpwe. Aku yang rendah ini adalah Yap Kiong
Lee, seorang hamba kerajaan yang khusus diutus oleh Hong-
siang untuk menjemput Pangeran Yang Kun."
"Yap Kiong Lee?"" Aah!" tiba-tiba suara Lo-sin-ong
merendah. ".......jadi saudara ini salah seorang dari dua
bersaudara Yap yang mengabdi kepada kerajaan itu?"
"Benar. Oleh karena itu kami minta Lo-cianpwe jangan
mengganggu Pangeran Liu Yang Kun. Mengganggu dia sama
saja berarti melawan kekuasaan Hong-siang."
Lo-sin-ong tertegun dengan wajah merah-padam. Ia
menjadi serba salah memikirkan nasib Tiauw Li Ing.
Membantu salah, tidak membantu juga salah. Seperti telah
dikatakan oleh Yap Kiong Lee tadi, namanya akan jatuh bila ia
tetap membantu Tiauw Li Ing. Tapi bagaimana ia harus
berdiam diri melihat nasib muridnya itu"
Tiba-tiba kakek tua itu menghela napas sedih. Hatinya
merasa menyesal sekali. Ia terlalu memanjakan T iauw Li Ing,
sehingga selama ini ia cenderung untuk selalu menuruti
keinginan muridnya tersebut. Sampai-sampai ia mencarikan
jalan yang kurang terpuji untuk menuruti keinginannya.
Memburu Iblis Lanjutan Pendekar Penyebar Maut Karya Sriwidjono di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Baiklah. Ciang-kun. Me lihat ayahmu, Yap Cu Kiat, yang
telah kukenal dengan baik, aku tidak akan mengganggu lagi
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
kepada Pangeran Liu Yang Kun. Nah, aku memohon diri......."
akhirnya kakek itu berkata dengan suara rendah.
Selesa i berkata kakek sakti itu lalu berkelebat pergi. Dari
jauh masih terdengar suara tarikan napasnya yang berat.
"Yap Tai-hiap....." Betulkah pemuda sakti ini Pangeran Li
Yang Kun yang terkenal itu?" tiba-tiba Ui Bun Ting berseru
seakan-akan tak percaya. "Benar, Ui Ciang-bun. Tapi kumohon kau jangan
membocorkannya dahulu kepada orang lain. Aku dan
Pangeran Liu Yang kun sedang mengemban sebuah tugas
rahasia dari Hong-siang," Yap Kiong Lee cepat-cepat menukas
dengan sedikit berbohong.
Di lain pihak Liu Yang Kun hanya menggeleng gelengkan
kepalanya saja. Pemuda yang selama ini tidak pernah merasa
sebagai putera Kaisar Han itu beberapa kali tersenyum kecut
ketika memandang kepada Yap Kiong Lee.
"Bun Ting.........! Tui Lan belum juga siuman dari
pingsannya. Bagaimana ini?" tiba-tiba Sui Nio menyela
pembicaraan mereka. "Oh ! Kalau begitu kita bawa saja dia ke dalam rumah.
Marilah............!"
"Benar, Li-hiap. Bawalah puterimu ke dalam bersama Ui
Ciang-bun! B iarlah aku di sini bersama Pangeran Liu Yang Kun
mengawasi pertempuran Souw Tai-hiap." Yap Kiong Lee
memberi saran pula. "Aku juga di sini untuk melihat pertempuran ayah," Souw
Lian Cu yang masih belum pulih kembali kesehatannya itu
menyela juga. "Tapi nona baru saja keracunan....." Yap Kiong Lee
memperingatkan. Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
"Tidak apa-apa. Keadaanku sudah lebih baik. Ayah telah
mengobati aku." Karena Souw Lian Cu berkeras untuk tinggal maka Ui Bun
Ting lalu mengajak Sui Nio saja untuk membawa Tui Lan ke
dalam rumahnya. Ketua Tiam-jong-pai itu berjalan melingkari
arena pertempuran yang semakin dahsyat tersebut. Demikian
asyiknya dia mengawasi jalannya pertempuran sehingga ia
menjadi kaget ketika tiba-tiba ada dua orang lelaki yang
datang menyongsongnya. "Ciang-bun-jin, apakah yang telah terjadi di sini ?" kedua
orang yang baru datang itu menyapa dengan suara khawatir.
"Oooh.........!" Ui Bun Ting berdesah lega begitu melihat
siapa yang datang. Mereka adalah orang-orang Tiam-jong-pai
yang tadi dijumpai Y ap Kiong Lee di jalan. "Hmm..... syukurlah
kalian datang. Mari, tolonglah aku membawa gadis ini ke
rumah. Nanti akan kuceritakan semuanya."
"baik, Ciang-bun............"
Sepeninggal mereka tinggallah kini Yap Kiong Lee dan Liu
Yang Kun bersama Souw Lian Cu di pinggir arena itu. Mereka
bertiga menonton pertempuran antara Hong-gi-hiap Souw
Thian hai melawan Giok-bin Tok-ong yang semakin seru dan
menegangkan itu. Tampaknya kedua-duanya sudah mulai
mengeluarkan ilmu-ilmu andalan mereka. Terbukti sambaran
angin pukulan mereka telah mulai merusakkan benda-benda di
sekeliling arena pertempuran itu.
Asap maupun cairan-cairan beracun mulai tersebar
memenuhi arena sehingga bermacam-macam bau yang
menyengat hidung pun mulai mengganggu tempat itu pula.
Bahkan pengaruh dari berbagai macam racun yang tersebar
dari tangan Giok-bin Tok-ong itu mulai menyentuh para
penonton juga. Meskipun demikian pengaruh racun itu tampaknya tidak
terlalu menyulitkan Hong-gi-hiap Souw T hian Hai. Pendekar itu
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
masih tampak lincah menyerang lawannya. Bahkan dengan
daya perlindungan mantel pusaka warisan Bit-bo-ong itu ia
mampu mendesak dan mematahkan serangan Giok-bin Tok-
Ong. Malahan sedikit demi sedikit ia mulai kelihatan
mengungguli lawannya. "Bangsat keparat! Setan ! Iblis ! Kau hanya mengandalkan
mantel pusakamu" Kau tidak berani menyongsong serangan
dengan dadamu! Kau hanya mampu berlindung di balik
keampuhan mantelmu" Kurang-ajar................!" Giok-bin Tok-
ong mengumpat berkali-kali, karena setiap serangannya selalu
tertahan oleh mantel pusaka yang dikenakan oleh Souw T hian
hai. "Hahaha.........Kau tak perlu gusar, Tok-ong! Mantel ini
memang merupakan senjataku, seperti halnya racun-racun
yang kausebar itu! Mengapa kau mesti marah terhadapku"
Marilah kita tentukan di sini, siapakah sebenarnya yang berhak
menyandang sebutan Jago Silat Nomer Empat atau Nomer
lima itu?" "Setan busuk..... lihat seranganku!!" Giok-bin Tok-ong
menjerit marah. Ketua Lembah Tak Berwarna itu semakin menggila dengan
racun-racunnya, sehingga pertempuran di pinggir jalan itupun
semakin menjadi berbahaya dan mengerikan. Yap Kiong Lee
bergegas menarik lengan Liu Yang Kun dan Souw Lian Cu
untuk menjauhi arena. Apalagi ketika untuk mengimbangi
serangan-serangan racun kakek iblis tersebut Souw Thian Hai
juga semakin meningkatkan pula Tai-lek Pek-khong-ciangnya.
Kilatan-kilatan sinar tajam berwarna merah dan putih, yang
melesat keluar dari ujung jari-jari pendekar itu, juga tampak
menggapai semakin jauh keluar arena. Dan ujung sinar-sinar
itu segera menghancurkan pula semua benda-benda yang
dilewatinya. Dan sebentar kemudian Giok-bin Tok-ong pun semakin
kelihatan kewalahan menghadapi kilatan-kilatan sinar yang
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
mematikan itu. Semua gerakannya seolah-olah selalu dicegat
dan dipotong oleh sinar yang keluar dari ujung jari lawannya
sehingga beberapa kali pula ia terpaksa harus mengerahkan
tenaga untuk menangkisnya.
Kllatan-kilatan sinar yang sangat tajam itu memang tidak
dapat melukai lengan Giok-bin Tok-ong yang penuh terisi
tenaga. Tapi goresan-goresannya ternyata mampu mencabik-
cabik lengan baju yang dikenakan oleh kakek lblis tersebut.
Namun lambat laun iblis tua itu tak sepenuhnya bisa
menghindar atau menangkis semua serangan Souw T hian Hai.
Ada satu dua yang terlepas dari pengamatan iblis itu dan
menerobos pertahanannya, sehingga melukai kulit dagingnya.
"Setan keparat! Kubunuh kau ! Kucerai-beraikan tubuhmu...................!"
Giok-bin Tok-ong sudah tidak bisa mengekang kemarahannya lagi. Tiba tiba dikeluarkannya dua buah senjata
pek-lek-tannya! Tapi hal itu tampaknya sudah diduga pula oleh Souw T hian
Hai. Dengan gesit pendekar itu justru melompat mendekati
Giok-bin Tok-ong. Sambil meloncat pendekar itu berteriak
keluar arena. "Lian Cu! Jauhi arena ini! Cepaaaat.... !!!"
"Heh-heh-heh". tampaknya kau sudah ketakutan melihat
peluru mautku ini !" Giok-bin T ok ong tertawa terkekeh-kekeh.
Yap Kiong Lee terkejut. Bergegas tangannya menarik Liu
Yang Kun dan Souw Lian Cu ke belakang. Mereka bertiga
segera berloncatan menjauhi tempat berbahaya itu. Wajah Liu
Yang Kun juga menampilkan perasaan ngerinya. Sama sekali
pemuda itu sudah melupakan bahwa dirinya pernah beberapa
kali menghadapi peluru maut tersebut.
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
Melihat kawan-kawannya sudah menjauhkan diri, Souw
Thian Hai merasa lega. Dengan sikap yang masih tetap tenang
pendekar itu menertawakan ancaman lawannya.
"Kau jangan salah terka, Tok-ong. Aku sama sekali tidak
takut menghadapi pelurumu itu. Aku tahu cara menjinakkannya. Hahaha...............!"
Souw T hian Hai berdiri bertolak pinggang di depan Giok-bin
Tok-ong. otomatis pertempuran mereka berhenti.
Giok-bin Tok-ong melangkah mundur. Tapi dengan cepat
Souw Thian Hai mendesak maju pula, seakan-akan pendekar
itu memang tidak takut kepada peluru maut itu.
"Kau bisa menjinakkan peluru ini" Bagaimana caranya......?" Giok-bin Tok-ong menjadi heran malah.
Sekali lagi Souw Thian Hai tertawa, "Mudah saja. Asalkan
aku selalu berusaha di dekatmu, kau tentu takkan berani
meledakkannya, haha"! Betul tidak?"
Giok-bin Tok-ong tertegun. Namun sesaat kemudian
wajahnya kembali cerah. "Kau memang cerdik. Tapi kaupun tak selamanya bisa
mengejar aku. Selain gin-kangmu tidak lebih unggul dari pada
aku, akupun juga mampu mencegah kau mendekati aku.
Asalkan kubanjiri kau dengan racun-racunku, gerakanmu tentu
terhalang......." "Dan dengan demikian kau akan bisa menjauhi aku.
Begitukah?" Souw T hian Hai meneruskan perkataan lawannya.
Pendekar besar itu masih tetap bersikap tenang.
"Tentu saja, Setan Busuk! Dan itu berarti aku dapat dengan
leluasa mempergunakan pek-lek-tan kembali, hen-heh-
heh........!" Giok-bin Tok ong tertawa mengejek.
Tak terduga Souw Thian Hai pun ikut tertawa pula.
"Ah.......jangan buru-buru bergembira dulu! Kalau memang
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
demikian halnya nanti, akupun takkan membiarkan peluru itu
meledak di dekatku! Akan kuledakkan peluru itu begitu
terlepas dari tanganmu! Apakah kau lupa pada Tai-lek Pek-
khong ciangku tadi" Nah....... dengan demikian kaupun takkan
bisa terlepas dari pengaruh ledakan itu! Paling tidak kita akan
sama-sama terluka......."
Wajah Giok-bin Tok-ong menjadi keruh dengan tiba-tiba.
Matanya bergetar menunjukkan nafsu membunuh.
"Tidak bisa!" teriaknya. "Kesempatan itu cuma sekilas saja!
Dan bidikanmu belum tentu mengenainya!"
Souw T hian Hai masih tetap tertawa juga.
"Terserah kalau pendapatmu begitu" Kita dapat membuktikannya sekarang! Semuanya memang dapat
terjadi.......!" "Betul! Marilah kita buktikan"!" Giok-bin Tok-ong yang
sudah menjadi marah itu memekik, kemudian menyerang
dengan tangan kirinya. Tiba-tiba dari telapak tangan iblis tua itu meniup angin
berputar yang berbau wangi. Demikian wanginya sehingga
kepala Souw T hian Hai terasa pening dengan tiba-tiba. Bahkan
sekejap kemudian pandangan Souw T hian Hai terasa berputar
pula. "Gila...!" pendekar itu berdesah seraya melompat mundur.
Kemudian tiba-tiba kakinya ikut bergetar seakan tidak kuat
untuk menopang tubuhnya. Seketika Souw Thian Hai menjadi sadar bahwa ia telah
terkena racun berbahaya. "Kurang ajar! Kapan iblis tua itu menebarkan racunnya"
Rasanya bukan racun berbau wangi ini yang membuatku
lemas. Aku baru menghirupnya sedikit saja. Itupun segera
kuhembuskan keluar kembali......" sambil bertahan Souw
Thian Hai berpikir keras.
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
"Heh-heh-heh......... Sekarang tahu rasa kau! Tanpa pek-
lek-tan pun aku sekarang dapat membunuhmu! Kau telah
terjebak oleh tipu muslihatku! Karena pikiranmu terlalu
terpaku pada pek lek-tan ini, kau lalu menjadi lengah! Kau
tidak menyadari kalau aku tadi meniupkan sian-hwa-tok
(racun bunga dewa] kepadamu! Heh-heh-heh, racun sian-
hwa-tok memang tidak berwarna dan berbau. Racun itu
mengalir seperti hembusan angin ke hidungmu. Kalau
kemudian aku tadi menyerangmu dengan angin pukulan
berbau wangi, aku hanya ingin menguji apakan racun sian-
hwa-tok itu telah merasuk ke dalam paru-parumu. Heheh, kini
aku sudah yakin bahwa kau sudah dalam cengkeraman racun
sian-hwa-tok. Tanpa kubunuhpun sebentar lagi kau akan mati
dengan sendirinya. Paling-paling kau hanya bisa bertahan
sampai matahari terbit nanti. Heh-heh-heh......!" Giok-bin Tok-
ong mengakhiri ejekannya dengan tertawa menyakitkan.
"Ayahhhh...........!" Souw Lian Cu menjerit dengan suara
parau, kemudian berlari ke dalam arena dan menubruk kaki
ayahnya. Yap Kiong Lee dan Liu Yang Kun pun ikut melesat ke dalam
arena pula. Yap Kiong Lee segera memegang lengan
sahabatnya, sementara Liu Yang Kun segera menghadapi
Giok-bin Tok-ong. "Kau..,.," Kenapa kau berada di sini?" Giok-bin Tok-ong
Memburu Iblis Lanjutan Pendekar Penyebar Maut Karya Sriwidjono di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
berseru kaget begitu melihat Liu Yang Kun. Otomatis kakinya
melangkah mundur, kegarangannya seketika lenyap.
"Selamat bertemu lagi, Orang tua! Tampaknya pertempuran kita di dalam jurang tadi memang belum selesai !
Sekarang kau datang ke sini untuk menyelesaikannya!
Begitukah.......?" dengan tenang Liu Yang kun menantang.
Sudah beberapa kali Giok-bin Tok-ong terlibat perkelahian
melawan Liu Yang Kun. Namun selama itu pula ia tak pernah
dapat memenangkannya. Pemuda itu seperti kebal terhadap
racun-racunnya, bahkan ledakan pek lek-tannya juga tak bisa
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
membunuh pemuda itu. Rasa-rasanya pemuda itu seperti iblis
saja kepandaiannya. Namun demikian rasanya malu bagi Giok-bin Tok-ong untuk
mengaku kalah begitu saja. Ia sudah terbiasa menjadi
pemenang dan ditakuti oleh setiap orang, dimanapun dia
berada. Apalagi kini lawannya sudah menantangnya.
"Hmm! kau jangan buru-buru berbesar hati dulu dengan
kemenanganmu di dalam jurang tadi. Waktu itu aku belum
benar-benar mengeluarkan kemampuanku." Giok-bin Tok ong
menjawab tantangan Liu Yang Kun.
Kalau begitu mau tunggu apa lagi" Apakah kau ingin
memberikan dulu obat pemunah racun kepada Hong-gi-hiap
Souw Thian Hai" Silahkan.....! Aku justru akan mengampuni
jiwamu kalau kau memang benar-benar memberikan obat
pemunah itu." "Bangsat! Kaukira aku memiliki obat pemunahnya" Huh!
Racun itu tidak ada obat pemunahnya. Sekali telah terkena,
orang itu akan mati! Habis perkara!"
"Kurang ajar! Kalau begitu kau akan mati lebih dahulu!" Liu
Yang Kun menggeram, kemudian menerjang Giok-bin T ok-ong
dengan kedua buah kepalannya.
Iblis tua dari Lembah Tak Berwarna itu cepat menghindar,
lalu balas menyerang pula dengan tidak kalah dahsyatnya.
Mereka lalu bertempur dengan sengit. Karena masing-masing
telah saling mengenal tingkat kepandaian lawannya, maka
mereka tidak menjadi sungkan lagi. Masing-masing segera
mengeluarkan ilmu andalannya, dan sekali lagi tempat itu
menjadi ajang pertempuran yang hebat dan mengerikan.
Sementara itu Souw Thian Hai telah dibawa Yap Kiong Lee
dan Souw Lian Cu ke depan pintu halaman rumah Ui Bun Ting.
Di tempat itu Souw Thian Hai dengan dibantu Yap Kiong Lee
berusaha menahan pengaruh racun sian-hwa-tok. Rasa pening
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
di kepala pendekar itu memang telah susut. Namun hal itu
bukan berarti bahwa pengaruh racun tersebut telah hilang.
Souw Lian Cu tidak bisa berbuat apa-apa. Gadis itu hanya
berdiri sedih di belakang ayahnya. Ia tahu bahwa racun yang
menyerang ayahnya sangat keji dan ganas. Lebih ganas dari
pada racun yang hampir merenggut nyawanya di dalam
jurang itu. Souw Lian Cu mengusap air mata yang tiba-tiba meleleh di
pipinya. Kemudian matanya memandang Liu Yang Kun yang
sedang bertempur melawan Giok-bin Tok-ong. Tanpa
pertolongan pemuda itu nyawanya juga tidak mungkin
tertolong lagi. "Aaah.,!" tiba-tiba gadis itu berdesah. Timbul kembali
harapannya. Siapa tahu Liu Y ang Kun juga mampu mengobati
ayahnya" Bergegas Souw Lian Cu menggamit lengan Yap Kiong Lee.
"Yap Ciang-kun......! Mengapa kita tidak meminta
pertolongan....... Pangeran Liu Yang Kun" Bukankah tadi
Pangeran Liu Yang Kun juga mampu mengobati aku" Siapa
tahu Pangeran Liu Y ang Kun juga bisa mengobati ayah?" bisik
gadis itu. "Hah" Betul! Nona...... betul! Mengapa aku sampai
melupakannya" Tapi........., dia sekarang baru bertempur
dengan Giok-bin T ok-ong!" Y ap Kiong Lee bersorak gembira.
"Yah, kalau begitu mari kita bantu dia agar dia dapat lekas-
lekas mengalahkan Giok-bin Tok-ong !" Souw Lian Cu berkata
penuh semangat. "Jangan..........!" tiba-tiba Souw Thian hai berdesah,
''Pemuda itu takkan kalah! Lihat......! Sungguh mengherankan
sekali! Dia seolah-olah tidak terpengaruh sama sekali oleh
racun yang disebar Giok-bin Tok-ong! Hmm...... benar-benar
yang hebat! Rasanya akupun takkan menang melawannya!"
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
"Bok Siang Ki pun telah dikalahkannya pula, ayah!" Souw
Lian Cu melapor dengan suara bangga pula.
"Bok Siang Ki........." Tokoh dari Gurun Gobi itu juga
dikalahkannya?" Souw T hian Hai berseru heran.
"Benar, Saudara Souw. Aku juga melihatnya pula, Pangeran
Liu Yang Kun memang telah mengalahkan tokoh dari Gurun
Go-bi itu. Bahkan bukan cuma dia. Bu-tek Sin-tong dan Giok-
bin Tok-ong itupun juga pernah dikalahkannya pula," Yap
Kiong Lee ikut mengiyakan.
"Oh, bukan main.........!" Souw T hian Hai berdesah kagum.
Tiba-tiba terdengar suara berdebuk yang sangat keras dari
arena pertempuran. Ternyata Giok bin Tok-ong yang telah
berada di bawah angin itu jatuh berdebam di atas tanah
terkena pukulan Liu Yang Kun. Darah segar tampak menetes
dari sudut bibir Giok-bin T ok ong. Iblis tua itu telah mendapat
luka dalam yang cukup parah.
"Bangsat busuk! Kau mempergunakan ilmu sihir untuk
mengalahkan aku!" iblis tua itu menggeram penuh dendam.
Liu Yang Kun menarik napas panjang seraya menyeka
keringat yang mengalir di lehernya. "Terserah apa yang
kaukatakan. Tapi yang terang ilmu silat yang kupergunakan
tadi bukanlah ilmu sihir. Nah ! Bagaimana maumu sekarang"
Kita selesaikan terus pertempuran kita ini hingga salah
seorang diantara kita mengaku kalah?"
"Tentu saja! Aku masih memiliki senjata pamungkas yang
belum kupergunakan. Aku akan menyerah dan bertekuk-lutut
kepadamu apabila kau mampu menahan pek-lek-tanku!"
tantang Giok-bin T ok-ong sengit.
"Baik! Marilah......"
"Pangeran......?" tiba-tiba Souw Lian Cu dan Yap Kiong Lee
berseru khawatir. Khawatir terhadap keselamatan Liu Yang
Kun. Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
Liu Yang Kun menoleh. Bibirnya tersenyum kepada Souw
Lian Cu dan Yap Kiong Lee, seolah-olah pemuda itu ingin
mengatakan bahwa mereka tak perlu cemas terhadap
keselamatannya. Pada saat Liu Yang Kun lengah itulah Giok-bin Tok-ong
mengulangi tipu muslihatnya lagi. Tipu muslihat yang tadi ia
pergunakan untuk membokong Souw Thian Hai. Tangan
kirinya bergerak ke depan, seolah-olah sedang mengusap
lengan kanannya, padahal tangan itu sebenarnya melepaskan
racun sian-hwa-tok. Bubuk beracun itu tertiup ke wajah Liu Yang Kun. Tapi
karena racun tersebut tidak berwarna mau pun berbau, maka
Liu Yang Kun sama sekali tak merasakannya.
Jilid 34 Demikianlah, setelah menunggu sejenak Giok-bin Tok-ong
pun lalu menyerang lagi. Seperti yang dia lakukan terhadap
Souw Thian Hai tadi, maka sekarangpun kakek iblis itu
mempergunakan pukulannya yang berbau wangi.
Whuuuuus! Bau harum mewangi menyebar dari telapak
tangan Giok-bin Tok-ong! Bau harum yang disertai hembusan
angin berputar yang amat kuat.
Liu Yang Kun tergagap kaget. Namun demikian dengan
cepat tubuhnya berkisar ke samping, hingga angin pukulan
Giok-bin Tok-ong gagal mengenai dirinya. Kemudian dengan
jurus Membelah-Laut-Memutar-Kemudi pemuda itu balas
menyerang Giok bin Tok ong. Sambil menyerang pemuda itu
tetap waspada. Matanya selalu melirik terus ke tangan Giok-
bin Tok-ong yang menggenggam pek-lek-tan.
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
Demikianlah pertempuran berlangsung kembali dengan
sengitnya. Masing-masing mengeluarkan jurus-jurus simpanannya. Mereka bertempur dengan tangkas dan cepat
sehingga sebentar saja sepuluh jurus telah berlalu.
Giok-bin T ok-ong mulai cemas. Apa yang dinantikannya tak
kunjung terlaksana. Liu Yang Kun tetap segar-bugar. Sama
sekali tak terlihat kalau pemuda itu terkena pengaruh racun
sian-hwa-tok. "Sungguh gila! Tampaknya bocah ini kebal terhadap racun
Naga Naga Kecil 11 Sarang Perjudian Karya Gu Long Tongkat Rantai Kumala 2
Souw Lian Cu tertunduk. Ia memang belum menceritakan
tentang hal Liu Yang Kun itu kepada gurunya. Karena kini tak
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
bisa mengelak lagi, maka ia pun lalu terpaksa menceritakannya kepada gurunya. Tapi tentu saja ia tak
bercerita tentang masa lalunya dengan pemuda itu.
Ternyata Bun-hoat Sian-seng menjadi heran juga
mendengar 'penyakit' yang diderita Liu Yang Kun itu. Dengan
pandang mata heran, namun juga kasihan, orang tua itu
mengawasi pemuda yang memiliki ilmu sangat tinggi itu.
"Sayang aku tak mempunyai banyak pengetahuan tentang
iImu pengobatan. Rasanya ingin juga ikut membantu
mengembalikan ingatannya yang hilang itu. Ehmm, jadi.......kau mau membawanya ke depan ibu tirimu itu"
Bagus! Agaknya memang cuma dia yang mampu mengobati
penyakit itu. Aku juga pernah mendengar tentang kehebatan
Bu-eng Sin-yok-ong di masa lalu," katanya kemudian dengan
suara perlahan. "Jadi...... suhu setuju aku mengantar.....mengantar
Pangeran Liu ini?" Souw Lian Cu bertanya.
"Mengapa tidak" Kau telah berpisah dengan ayahmu
sedemikian lamanya. Kini tugasmu juga sudah selesai pula.
Tinggal sebagian lagi sobekan Buku Rahasia itu yang belum
kembali. Itupun kukira juga sudah tidak sulit lagi. Asal
Pangeran Liu Yang Kun ini sudah sembuh kembali, sobekan
Buku Rahasia itu tentu akan cepat diketemukan pula......."
Souw Lian Cu memandang Liu Yang Kun dengan sudut
matanya, kemudian menghela napas panjang. "Terima kasih,
su-hu. Kalau begitu aku akan berangkat lebih dahulu. Aku
akan segera kembali apabila sobekan Buku Rahasia yang
terakhir itu telah kuketemukan."
Tiba-tiba Liu Yang Kun melangkah maju.
"Lo-cianpwe, percayalah..................! Apabila kelak buku
itu memang ada padaku, aku tentu akan segera
mengembalikannya kepada Io-cianpwe!" katanya tegas.
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
"Terima kasih, pangeran.......! Nah, Lian Cu........ kau
berangkatlah!" "Su-hu, kau.............?"!"
"Jangan pikirkan aku! Aku dapat mengurus diriku sendiri.
Pergilah........!" Bun-hoat Sianseng berkata dengan suara
lembut namun tegas, sehingga Souw Lian Cu tidak berani
membantah lagi. Demikianlah Souw Lian Cu lalu kembali ke dalam kota lagi.
Liu Yang Kun dan Yap Kiong Lee mengikuti di belakangnya.
Karena pintu gerbang kota telah ditutup, maka mereka bertiga
terpaksa memanjat dan melompatinya. Malam telah larut dan
penjagapun telah tidur lelap pula, sehingga gerak-gerik
mereka tidak ada yang mengetahui.
Pengurus penginapanpun telah tertidur pula. Terpaksa
mereka langsung menuju ke kamar yang mereka pesan; Souw
Lian Cu tidur sendiri, sedangkan Liu Yang Kun dan Yap Kiong
Lee tidur sekamar. Embun malam telah mulai turun ke bumi. suatu tanda
bahwa malam telah merayap turun pula dari puncaknya.
Suasana di dalam rumah penginapan itu benar-benar sepi.
Sepi dan sunyi bagaikan kuburan. Satu-satunya benda yang
tampak hidup hanyalah lampu minyak yang apinya bergoyang-
goyang ditiup angin. Banyak tamu yang menginap di penginapan itu, tapi hanya
mereka bertiga yang belum memicingkan mata. Hati dan
pikiran mereka masih digeluti oleh peristiwa yang baru saja
mereka alami, meskipun sebenarnya mereka telah berusaha
untuk melupakannya. Di kamarnya sendiri, Souw Lian Cu duduk bersila di atas
pembaringan. Gadis itu berusaha untuk bersemadi dan
melepaskan lelahnya, tapi hati dan pikirannya tetap saja sulit
ia kendalikan. Apalagi ketika pikirannya melayang kepada
ayahnya, Hong-gi-hiap Souw Thian Hai, yang telah bertahun-
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
tahun ia tinggalkan. Tak terasa air matanya meleleh turun
membasahi pipinya. Dan air mata itu semakin banyak
membanjiri pangkuannya tatkala pikirannya mulai merambat
menyusuri nasibnya sendiri.
Sejak dilahirkan ke dunia ternyata nasibnya selalu kurang
beruntung. Walaupun dilahirkan di lingkungan keluarga baik-
baik serta tersohor, namun sejak berumur dua tahun ia telah
ditinggaIkan keluarganya. Kakek, nenek, serta ibunya mati
dibunuh orang. Sedangkan ayahnya menjadi gila sejak
kematian ibu dan kakeknya itu.
Untunglah masih ada keluarga pelayannya yang mau
merawat dia. Tapi musuh yang telah membasmi keluarganya
itu ternyata masih saja mencari dirinya. Ketika ia telah mulai
besar, keluarga yang merawatnya itu juga dibasmi pula oleh
musuhnya. Bahkan di dalam kekalutan dan pelariannya akibat
peristiwa itu, tangan kirinya juga dibabat putus oleh lawan
lawannya. Saat itu ia telah berusia sebelas atau dua belas tahun. Pada
waktu itu ia ditolong oleh Chu Bwee Hong, Ho Pek Lian
dan......... ayahnya sendiri! Tapi tentu saja ia tak mengenal
ayahnya itu. Apalagi ayahnya itu juga belum sembuh dari sakit
gilanya. Sakit gila atau sakit 'lupa ingatan', persis seperti yang
diderita oleh Liu Y ang Kun sekarang.
Mengenangkan hal itu diam-diam Souw Lian Cu tersenyum
sendirian. Senyum diantara derai air matanya. Sungguh aneh
sekali. Mengapa orang-orang yang sangat dekat di hatinya itu
mengalami penderitaan yang sama"
Souw Lian Cu menarik napas dalam-dalam. Tangannya
mengambil saputangan dan menyeka air matanya. Pikirannya
segera menerobos dinding kamarnya. Sedang apakah Liu Yang
Kun itu sekarang" Apakah pemuda itu juga sedang
memikirkan dirinya" Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
"Ah, tentu tidak.......... Bukankah ia sudah beristeri"
Bukankah ia sudah kawin dengan Tiauw
Li Ing" Ooooohh.......!" tiba-tiba Souw Lian Cu berdesah tanpa terasa.
Dan tiba-tiba pula air matanya kembali turun membasahi
pipinya. Pada waktu yang sama di kamar sebelah Liu Yang Kun juga
sedang merenung pula seperti halnya Souw Lian Cu. Dan
seperti ada selarik benang yang menghubungkan hati mereka,
maka Liu Yang Kun juga sedang berpikir pula tentang gadis
itu. Bahkan begitu asyiknya Liu Yang Kun melamunkan gadis
itu, sehingga ucapan dan kata-kata Yap Kiong Lee tidak
pernah diperhatikannya. Dia hanya mengangguk atau
menggeleng saja bila jagoan istana itu mengajaknya
berbicara. "Eh, dia..... sedang menangis" Tampaknya.,tampaknya dia
juga tidak bisa tidur pula," tiba-tiba Liu Yang Kun bergumam
lirih seperti kepada dirinya sendiri.
Ternyata saking kuatnya Liu Yang Kun berpikir tentang
Souw Lian Cu, maka ilmunya yang sejajar dengan Lin-cui-sui-
hoat itu bangkit dengan sendirinya. Dinding tebal yang
memisahkan kamar itu dengan kamar Souw Lian Cu seperti
tak kuasa menghalangi tatapan 'mata batinnya'. Dengan jelas
pemuda itu seperti melihat segala tingkah laku Souw Lian Cu.
"Eiiii, pangeran bilang apa tadi........"!" Yap Kiong Lee
terkejut mendengar gumam Liu Yang Kun tadi.
Liu Yang Kun tersentak dari lamunannya. Dengan gugup
pemuda itu menjawab,"Ah, tidak.....! T -ti-tidak apa-apa. Ciang
kun juga belum mengantuk?"
"Belum. Pikiranku masih tercekam oleh peristiwa di dasar
jurang itu. Aku benar-benar tidak menyangka bisa bertemu
dengan Bun-hoat Sian seng, Jago Nomor Satu di dunia
Persilatan itu. Dan pertarungan dahsyat di dasar jurang itu
benar-benar telah membuka mataku pula, betapa kecilnya aku
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
dibandingkan dengan mereka. Namun demikian masih ada
juga perasaan bangga menyelinap di dalam hatiku yang kecil
ini bila menyaksikan?""
"Menyaksikan apa, ciang-kun.......?"
Yap Kiong Lee tersenyum. "Bila menyaksikan sepak terjang
pangeran tadi!" Liu Yang Kun menoleh dengan kaget. "Sepak terjangku"
Apa maksud, ciang-kun?"
Sekali lagi Ya Kiong Lee tersenyum, "maaf, pangeran. Saya
benar-benar bangga menyaksikan sepak terjang pangeran di
dalam menghadapi mereka tadi. Saya sungguh sangat
berbesar hati melihat pangeran dapat mengalahkan tokoh-
tokoh sakti itu. Hmm, saya lantas teringat kepada Hong-siang.
Betapa bangganya beliau bila mengetahui puteranya yang
dibangga-banggakan itu benar-benar menjadi seorang
pendekar yang gagah perkasa."
"Aaaaaaah !" Liu Yang kun berdesah.
Yap Kiong Lee mengerutkan keningnya. Ada nada sangsi
dan ragu pada suara pemuda itu. Tapi Yap Kiong Lee segera
memakluminya. Pemuda itu masih belum yakin siapa
sebenarnya dirinya. Tiba-tiba Liu Yang Kun berdiri, sehingga mengejutkan Yap
Kiong Lee. "Ciang-kun, silahkan kau beristirahat dahulu...! Mataku sulit
sekali dipejamkan. Biarlah aku keluar dulu di halaman. Siapa
tahu udara di luar dapat membuatku mengantuk......." Liu
Yang Kun berkata perlahan.
Yap Kiong Lee bangkit berdiri pula. "Tapi .........eh,
bolehkah saya menemani?"
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
Liu Yang Kun tersenyum. "Apakah ciang-kun takut aku akan
lari " Ah....... Hilangkanlah prasangka seperti itu. Percayalah......." katanya kemudian dengan nada bergurau.
"Ah, pangeran mana........ mana aku berani berbuat
demikian" Silahkanlah! Silahkan........!" Yap Kiong Lee
menyahut dengan kikuk dan cepat-cepat duduk kembali.
"Terima kasih."
Liu Yang Kun lalu me langkah keluar dari kamar itu. Ketika
menoleh ke kamar Souw Lian Cu, pemuda itu menjadi kaget
sekali. Ternyata gadis itu juga sedang membuka pintunya.
Dan gadis ayu itu juga sedang menoleh pula ke arahnya.
Liu Yang Kun menjadi merah mukanya. Begitu pula dengan
Souw Lian Cu. Bahkan dengan cepat mereka menundukkan
wajah mereka. Entah mengapa tiba-tiba mereka menjadi
kikuk. Tampaknya mereka menjadi malu karena baru saja
masing-masing melamunkan yang lain.
Tapi dengan cepat pula Liu Yang Kun dapat menguasai
dirinya kembali. "Nona hendak kemana.......?" sapanya dengan suara sedikit
gemetar, sehingga pemuda itu menjadi benci kepada suaranya
sendiri. "A-aku tak bisa tidur. Maka....... aku bermaksud keluar
untuk mencari hawa segar........." Ternyata Souw Lian Cu pun
menjadi gemetar pula ketika menjawab.
''Oh, kalau begitu......sama dengan aku. Aku juga tak bisa
tidur." Liu Yang Kun menghela napas. Perlahan-lahan kakinya
melangkah menghampiri Souw Lian Cu. Mendadak ia seperti
mendapatkan keberaniannya kembali. "Kalau memang benar
aku pernah menjalin hubungan batin dengan dia, maka
sekarang aku harus memperbaikinya kembali." pemuda itu
berpikir. Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
"Nona......! Sebenarnya ada sesuatu hal yang hendak aku
bicarakan denganmu. Tapi aku takut kau tak mau
mendengarkannya." Liu Yang Kun berkata perlahan ketika
sudah berada di depan Souw Lian Cu. Matanya menatap
tajam, seolah-olah ingin menjenguk ke dalam hati gadis itu.
Souw Lian Cu menengadah dengan cepat. Matanya yang
bulat bening seperti bintang kejora itu membalas pandangan
Liu Yang Kun dengan tak kalah tajamnya.
"Pangeran hendak berbicara denganku" Berbicara soal apa"
Silahkanlah! Aku tentu akan mendengarkannya," katanya
perlahan pula, namun tegas.
Liu yang Kun menoleh ke kanan dan ke kiri. "Tapi tak enak
rasanya berbicara di tempat ini. Bagaimana kalau kita
berbicara sambil berjalan jalan di luar sana........" Nona
keberatan?" Sekali lagi mata yang bening itu menatap Liu Yang Kun
dengan tajamnya. Baru beberapa saat kemudian wajah yang
ayu itu menggelengkan kepalanya. "Marilah....." jawabnya
pendek. Sekejap wajah Liu Yang Kun tampak berseri. Matanya
berbinar menandakan kebahagiaan yang amat sangat. Namun
di lain saat pemuda itu menjadi sadar pula kembali. Tergesa-
gesa ia membalikkan badan untuk menyembunyikan rasa
kikuknya. "Marilah.......!" katanya kemudian sambil melangkah
mendahului. Mereka turun ke halaman, kemudian berjalan ke jalan raya.
Semuanya tampak lengang dan sunyi. Di beberapa tempat
masih kelihatan lampu-lampu minyak yang dipasang penduduk
di kanan-kiri jalan itu, sementara lampu-lampu yang lain telah
Memburu Iblis Lanjutan Pendekar Penyebar Maut Karya Sriwidjono di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
banyak yang mati karena kehabisan minyak.
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
Beberapa ekor anjing tampak berlarian melintasi jalan itu,
sementara di ujung jalan terdengar lolongan mereka yang
panjang dan menggiriskan hati.
"Sepi benar.,?" Liu Yang Kun bergumam. "Rasa-rasanya
tak seorangpun yang masih terjaga pada malam yang telah
larut seperti ini. Hmm..........rasanya tengkukku juga menjadi
tebal. Jangan-jangan Hantu Kuntilanak yang diributkan orang
itu tiba-tiba muncul di jalan ini","
Liu Yang Kun mencoba bergurau untuk memancing
percakapan dengan Souw Lian Cu. Dan pancingan tersebut
agaknya memang berhasil. "Hmm".. lagi-lagi Hantu Kuntilanak! Lagi-lagi Hantu
Kuntilanak! Mengapa pangeran selalu berbicara tentang hantu
itu" Apakah pangeran mempunyai hubungan dengan dia......?"
dengan nada agak kesal Souw Lian Cu menyahut.
"Maaf, nona Souw?" Liu Yang Kun menyeringai kikuk.
Tampaknya gadis ayu itu masih terngiang- ngiang ketika
dituduh sebagai Hantu Kuntilanak kemarin dulu.
"Maaf, nona Souw. Saya memang agak penasaran dengan
hantu yang dihebohkan orang itu. Diam-diam aku ingin
melihatnya, sehingga aku ikut mencarinya pula. Sore tadi aku
melihatnya di pintu gerbang kota. Hantu itu sedang mengejar
kereta Bu-tek Sin-tong. Aku lantas mengikutinya, tapi
kehilangan jejak. Aku cuma mendapatkan reruntuhan kereta
itu di jurang. Hantu itu tidak ada di sana. Yang ada justru
Giok-bin Tok-ong, Bu-tek Sin-tong dan Han Sui Nio, calon
isteri ketua T iam-jong-pai itu. O leh karena itu........aku"..heii"
Oh, benar! Wanita muda yang pingsan itu !" Tiba-tiba Liu
Yang Kun berseru kaget. Dahinya berkerut, matanya bersinar-
sinar, seakan-akan ingat sesuatu.
"Wanita muda........" Siapa dia" Apa maksud pangeran?"
tentu saja Souw Lian Cu menjadi bingung.
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
"Benar! Tentu wanita muda itu yang menjadi Hantu
Kuntilanak! ingat aku sekarang! Dia menggendong bayi kecil
yang masih merah! Oh, nona Souw.......sungguh berbahaya!
Marilah kita ke rumah Ui Ciang-bun (Ketua Ui) !" Liu Yang Kun
berseru tertahan seraya menarik lengan Souw Lian Cu, diajak
berlari ke rumah Ui Bun Ting.
"Pang........ pangeran, aku tak........tak mengerti maksudmu! Aku tak me lihat wanita muda itu di jurang sana.
Dan aku............ aku juga tak melihat pula......wanita calon
isteri Hek-pian-hok Ui Bun Ting itu. Mengapa.............
mengapa....?" sambil berlari Souw Lian Cu bertanya.
"Apakah nona tidak melihatnya ketika bertemu dengan
Hong-lui-kun Yap Kiong Lee...,,...?"
"Melihatnya" Ah! Aku hanya melihat Hong-lui-kun seorang
saja ! Pendekar istana itu tak bersama siapa-siapa............"
Liu Yang Kun menoleh dengan kaget. Dan kebetulan Souw
Lian Cu juga sedang memandanginya, sehingga otomatis mata
mereka bentrok satu sama lain.
Liu Yang Kun cepat melepaskan pegangan tangannya.
Wajahnya menjadi merah. Gadis itu tampak cantik sekali.
Pipinya yang putih halus itu kelihatan merona merah karena
dibawa berlari. "Ahhhhhh......!" tiba-tiba Liu Y ang Kun berdesah. Ia seperti
merasa ada bara api yang menyala di dalam tubuhnya.
"Kau......... kau kenapa?" Souw Lian Cu menjerit kecil.
Otomatis tangannya yang dilepas oleh Liu Yang Kun tadi
menyambar ke depan untuk mencengkeram lengan pemuda
itu kembali. "Ini.......ini.....eh, tidak! Aku.....aku tidak apa-apa ! Marilah
kita segera ke rumah Ui Bun Ting dulu! Sambil berjalan nanti
kuceritakan semuanya !"
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
Dengan halus Liu Yang Kun melepaskan tangannya,
kemudian bergegas mendahului berlari. Souw Lian Cu
terpaksa berlari pula mengikutinya. Untunglah pemuda itu
segera bercerita tentang Han Sui Nio dan wanita muda yang
disangkanya Hantu kuntilanak itu, sehingga suasana yang
kaku itu kembali normal kembali. Namun gadis ayu tidak tahu
bahwa sebenarnya sambil bercerita Liu Yang Kun juga
berusaha mati-matian untuk membunuh bara api yang nyaris
membakar jiwa raganya itu.
Di perempatan jalan mereka berbelok ke kiri, menuju ke
rumah Ui Bun Ting yang ada di ujung jalan tersebut. Tapi dari
arah lain tiba-tiba terlihat dua sosok bayangan menuju ke
tempat mereka. Tentu saja Liu Yang Kun dan Souw Lian Cu
menjadi kaget. Sudah sekian lamanya mereka menerobos
jalan-jalan di kota itu, ternyata baru sekarang mereka melihat
orang. Dan orang itu tampaknya memiliki ilmu meringankan
tubuh yang tinggi pula. "Nona Souw, berhati-hatilah. Ada orang datang. Mungkin
mereka petugas keamanan kota. Tapi mungkin juga bukan."
Liu Yang Kun berbisik, kemudian bersama-sama Souw Lian Cu
mengendorkan langkahnya. Namun yang terjadi kemudian benar-benar di luar dugaan
mereka, apalagi untuk Liu Y ang Kun! "Ko-ko........?" terdengar
salah seorang dari kedua bayangan yang datang itu
memanggil kepada Liu Yang Kun. Suara seorang wanita muda.
"Pangeran Liu Yang Kun " Benarkah dia itu suamimu?"
bayangan yang lain segera menyahut pula. Kali ini suara lelaki,
lelaki yang sudah berumur.
Kalau pada saat itu ada petir menyambar, mungkin Liu
Yang Kun tidak akan sekaget mendengar suara itu. Begitu
kagetnya pemuda itu, sehingga untuk sesaat ia justru menjadi
bengong di tempatnya. Matanya terbeliak memandang ke arah
Tiauw Li Ing dan Lo-sin-ong yang tiba-tiba telah berdiri di
depannya. Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
"Li Ing..........." desahnya hampir berbisik.
Kedua sosok bayangan itu memang Tiauw Li Ing dan Lo-
sin-ong adanya. Kedatangan mereka di larut malam buta itu
benar-benar beruntung sekali. Sebab begitu datang mereka
langsung dapat berjumpa dengan orang yang mereka cari.
Maka tak mengherankan bila Tiauw Li Ing segera
menghambur dengan suka citanya ke depan Liu Yang Kun.
Tapi wajah gadis bajak laut itu segera berubah masam dan
keruh begitu memandang Souw Lian Cu yang ada di samping
'suaminya'. Tentu saja gadis itu takkan lupa kepada gadis
buntung yang berwajah sangat ayu itu. Oleh karena itu
pandangannya segera berubah curiga kepada Liu Yang Kun.
Curiga dan cemburu ! "Kau.,,...?" Souw Lian Cu terdengar menggeram pula begitu
melihat siapa yang datang. Gadis ini tak mungkin lupa pula
kepada Tiauw Li Ing yang telah membunuh Keluarga Chu
Seng Kun si ahli pengobatan itu.
"Kau.......!" Tiauw Li Ing balas menggeram. Giginya
terkatup rapat, sedangkan matanya menantang liar dan
ganas. "Pembunuh keji! Lihat pembalasanku!" sesaat kemudian
Souw Lian Cu telah menyerang sambil menjerit keras sekali.
Tiauw Li Ing yang sedang dibakar api cemburu itu segera
membalas pula dengan tidak kalah garangnya. Kedua
tangannya yang telah memegang kipas besar dan kipas kecil
itu segera menyambar nyambar pula untuk melayani serbuan
lawannya. Sementara Lo-Sin-ong yang datang bersama dia
tadi cepat pula menepi untuk menjaga segala kemungkinan.
Semuanya berjalan dengan cepat dan di luar dugaan Liu
Yang Kun, sehingga pemuda itu baru menyadari apa yang
terjadi setelah kedua wanita muda itu bertarung dengan seru.
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
"Ini".ini......ini......eh, Lo-cianpwe! Ba-bagaimana......ini?"
pemuda itu berseru gugup ke arah Lo-sin-ong.
"Hmh!" Lo-sin-ong mendengus pendek. "Inilah akibatnya!
Pangeran telah pergi meninggalkan Li Ing tanpa pamit. Kini
pangeran berjalan bersama seorang wanita lain. Isteri mana
yang tidak marah melihat itu?"
"Tapi...... tapi aku.......ah!" Liu Yang Kun berdesah
bingung. Liu Yang Kun benar-benar bingung dan tak tahu apa yang
harus ia lakukan. Dia tak ingin Souw Lian Cu terluka atau
kalah di dalam perkelahian
ini, karena ia sangat membutuhkannya. Lahir dan batin. Ia sangat membutuhkan
gadis ayu itu sebagai jalan untuk penyembuhan penyakitnya.
Selain itu ia juga tak ingin kehilangan pula. Entah mengapa,
diam-diam ia merasa sangat cocok dengan Souw Lian Cu.
Sebaliknya ia juga merasa kurang pada tempatnya bila ia
membiarkan Tiauw Li Ing kalah atau cedera. Walaupun ia
kurang menyukai wanita itu, tapi kenyataannya wanita itu
adalah isterinya. Maka sungguh amat tidak lucu bila ia lebih
memberatkan orang lain dari pada isterinya sendiri.
"Ahh.....! Hmmh, mengapa isteriku harus dia" Mengapa
isteriku bukan nona Souw itu saja, sehingga aku tidak menjadi
bingung karenanya?" Liu Yang Kun merintih di dalam hatinya.
Sementara itu perkelahian dua macan betina itu semakin
lama semakin bertambah seru pula. Masing-masing telah
mulai mengeluarkan ilmu-ilmu andalan mereka. Selain
memainkan sepasang kipasnya, Tiauw Li Ing juga sudah mulai
mempergunakan senjata-senjata rahasianya yang ampuh pula.
Tapi sebaliknya Souw Lian Cu juga sudah mengeluarkan
ilmu warisan keluarganya pula. Meskipun tangannya tinggal
sebuah saja, tapi tangan itu ternyata mampu melepaskan ilmu
Tai-kek Sin-ciang maupun Tai-lek Pek-khong-ciang yang
dahsyat itu. Walaupun ilmunya belum setinggi ayahnya, Hong-
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
gi-hiap Souw Thian Hai, namun ternyata juga sudah cukup
untuk me layani serbuan kipas dan tembakan-tembakan
senjata rahasia Tiauw Li Ing.
Ternyata suara pertempuran mereka yang berisik itu
membangunkan pula para pemilik atau penghuni rumah di
sekitar jalan tersebut. Meskipun mereka tidak berani keluar,
namun secara sembunyi-sembunyi mereka mengintai juga dari
balik pintu atau jendela rumah mereka. Dan rata-rata
semuanya menjadi ketakutan menyaksikan bayangan Souw
Lian Cu dan Tiauw Li Ing yang berkelebatan kesana-kemari
seperti hantu itu. Apalagi ketika mereka mendengar letupan
atau desau angin pukulan yang menyambar-nyambar seperti
amukan angin puting beliung itu. Bahkan sesekali mereka juga
menyaksikan ledakan-ledakan kecil yang disertai tanah dan
pasir yang berhamburan diantara kaki-kaki bayangan yang
berkelebatan tersebut. Bila diperbandingkan agaknya kepandaian Souw Lian Cu
dan Tiauw Ling memang tidak terpaut banyak. Walaupun di
dalam hal ilmu silat Souw Lian Cu tampak lebih unggul, namun
demikian keunggulan itu ternyata juga tak berarti banyak
pula. Sebab untuk menutupi kekurangannya itu Tiauw Li Ing
segera mengeluarkan pula keahliannya dalam melepas senjata
rahasia. Bahkan untuk sementara cara-caranya yang aneh
dalam melepas senjata rahasia itu sempat membikin bingung
Souw Lian Cu malah. Demikianlah untuk menghindari serangan senjata rahasia
Tiauw Li Ing yang selalu berkelebatan mengancam dirinya itu,
Souw Lian Cu setiap saat harus berloncatan mundur menjauhi
Tiauw Li Ing. Sehingga akhirnya pertempuran mereka
bergeser terus tanpa terasa. Selangkah demi selangkah
pertempuran itu bergeser mendekati rumah Hek-pian-hok Ui
Bun Ting. Dan rumah Ui Bun Ting sendiri ternyata masih terang-
benderang, biarpun semua pintu dan jendela sudah tertutup
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
rapat, namun di ruang tengah masih terdengar suara
percakapan orang. Bahkan dari dekat suara percakapan itu
terdengar riuh dan ramai, menandakan bahwa yang sedang
bercakap-cakap di dalam ruangan itu tentu lebih dari empat
atau lima orang. Sebenarnyalah bahwa di dalam ruangan itu masih
berkumpul seluruh keluarga Ui Bun Ting. Bahkan diantara
mereka duduk pula Si Pendeta Palsu Dari T eluk Po-hai Han Sui
Nio dan Han Tui Lan yang tadi diselamatkan Liu Yang Kun dari
tangan Giok-bin Tok-ong. Sambil menggendong bayinya
sesekali Tui Lan menjawab pertanyaan orang-orang yang ada
di dalam ruangan itu. "Jadi.....kaukah yang disebut-sebut orang sebagai Hantu
Kuntilanak itu, nak?" Ui Bun Ting bertanya kepada Tui Lan.
"Benar,.......Anakku ini telah diculik dan dibawa pergi oleh
Bu-tek Sin-tong. Katanya anakku ini akan dijadikan pewaris
ilmunya kelak. T entu saja aku tidak boleh. Tapi aku tidak bisa
menandingi gin-kangnya sehingga aku kehilangan jejaknya.
Namun aku terus memburunya. Setiap ada tangis bayi aku
tentu singgah untuk menengoknya. Siapa tahu bayi itu
anakku. Tapi ternyata ulahku itu diterima salah oleh
orang......" Tui Lan menjawab sambil menerawang jauh.
"Ya, kau dianggap Hantu Kuntilanak karena setiap bayi
yang kautengok tentu mati."
"Sebenarnya bukan demikian.......Aku sama sekali tak
berbuat apa-apa terhadap bayi-bayi itu. Mereka memang mati
karena penyakit. Tampaknya ada penyakit menular yang
berjangkit di kalangan anak-anak di daratan pantai timur ini.
Tapi sulit untuk memberi pengertian kepada orang-orang itu.
Mereka cenderung untuk lebih mempercayai kabar bohong
tentang Hantu Kuntilanak itu. Dan kebetulan pula aku sedang
mencari hilangnya anakku ini....."
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
"Benar! Lan-ji (anak Lan)............ Kau memang hanya
menjadi korban dari khabar bohong itu. Semuanya memang
serba kebetulan. Seperti halnya pertemuan kita ini......" Han
Sui Nio membenarkan ucapan Tui Lan.
"Ya........semuanya memang serba kebetulan. Rasa-rasanya
kisah kita ini seperti kisah di dalam sandiwara saja.
Sebelumnya aku juga tak menyangka kalau aku akan bisa
Memburu Iblis Lanjutan Pendekar Penyebar Maut Karya Sriwidjono di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
bertemu dengan kau lagi........" Ui Bun Ting menyambung
perkataan calon isterinya. "........Bahkan aku juga tak mengira
kalau kau sudah punya anak dan cucu pula. Hmm, tapi semua
itu tak menjadi soal bagiku. Bagiku,.......Tui Lan juga sudah
kuanggap seperti anakku sendiri. Sama sekali aku tak akan
mempersoalkan, apakah dia anak Ang-leng Kok-jin ataukah
anak Giok-bin Tok-ong. Yang penting bagi aku sekarang
adalah........ kita berkumpul sebagai keluarga baru yang
berbahagia! Bukankah begitu, Sui Nio" Lan-ji......?"
Tui Lan saling pandang dengan wajah cerah dan bahagia
bersama ibunya. Ibu yang sejak kecil ia anggap sebagai guru.
Guru yang keras dan bengis dalam mendidiknya. Tapi
sekarang Tui Lan tahu, mengapa guru atau ibunya itu bersikap
demikian. Dan semua itu membuat hati Tui Lan semakin
bersimpati terhadap ibunya.
Demikianlah, tampaknya di dalam pertemuan mereka
malam itu, baik Han Sui Nio maupun Ui Bun Ting telah saling
berterus-terang terhadap Tui Lan, sehingga gadis itu menjadi
tahu sejarah hidupnya. Juga sejarah hidup Ui Bun Ting, calon
ayah tirinya. Dan gadis itu tampaknya juga sangat bergembira
melihat kebahagiaan ibunya. Baru kali ini ia me lihat sinar
cerah di wajah gurunya, atau ibunya, yang dijuluki orang Si
Pendeta Palsu Dari T eluk Po-hai itu.
Namun sebaliknya Tui Lan sendiri tampaknya belum mau
berterus-terang seperti mereka. Hal itu terlihat ketika ibunya
masih saja bertanya tentang suami atau ayah dari anak yang
digendongnya itu. Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
"Masakan sudah menjadi suami-isteri selama berbulan-
bulan di lorong gelap seperti itu suamimu belum juga mau
menyebut nama dan asal-usulnya?"
Tapi pertanyaan Han Sui Nio itu segera dipotong oleh Ui
Bun Ting. Ketua Partai Tiam-jong-pai itu juga melihat
kejanggalan cerita anak tirinya, namun demikian sebagai
orang yang telah arif ia segera bisa meraba bahwa tentu ada
sesuatu yang masih dianggap rahasia oleh Han Tui Lan. Dan
ia tak ingin calon isterinya itu tetap terus mendesakkan
pertanyaannya. "Ah, Sui Nio........sudahlah! Mengapa kau masih tetap
belum percaya juga kepada Lan-ji" Kalau memang demikian
halnya, mau apa lagi......." Apalagi menurut Lan-ji suaminya
itu sudah mati. Dia tidak ikut terselamatkan oleh arus air yang
membawanya ke Danau Tai-ouw itu. Nah! Tidak baik
mencerca orang yang sudah mati, bukan?"
"Aaah!" Han Sui Nio berdesah perlahan. "Maafkan ibu, Lan-
ji.......!" Kata wanita tua itu kemudian kepada Tui Lan.
Tui Lan tertunduk sendu. Matanya berkaca-kaca. Sekejap
terbayang wajah Liu Yang Kun, suaminya. Apalagi ketika
terpandang olehnya wajah Chu Siok Eng, bayinya yang mungil
itu. Wajah itu persis wajah ayahnya, bulat panjang dan
berdagu runcing, sehingga wajah mungil itu tampak cantik
sekali. Ah....... betapa akan bangganya suaminya bila dapat
melihat si mungil ini, desahnya di dalam hati.
"Ada suara perkelahian di jalan!" tiba-tiba Ui Bun Ting
berseru kaget. "Eh?"" Siapa?" Tui Lan dan ibunya, Han Sui Nio, berseru
pula. Dan kegugupan mereka ini segera diikuti pula oleh
kepanikan para keluarga Ui yang lain. Semuanya segera
menjadi pucat ketakutan. Perasaan takut dan ngeri yang
diciptakan oleh Giok-bin Tok-ong ketika menculik Han Sui Nio
siang tadi masih melekat di benak mereka.
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
Ui Bun Ting bangkit berdiri, tapi Han Sui Nio cepat
menahannya. "Kesehatanmu belum pulih. Kau jangan keluar dulu. Biarlah
aku saja yang melihat." Pendeta Palsu Dari Teluk Po-hai itu
berkata. "Tapi,".. itu sangat berbahaya bagimu! Siapa tahu Giok-bin
Tok-ong datang lagi?" Ui Bun Ting mencegah niat calon
isterinya itu pula. Tiba-tiba Tui Lan maju ke depan. Sambil menyerahkan
anaknya kepada ibunya, ia berkata, "Biarlah aku saja yang
melihat keluar! Kalaupun diantara mereka itu memang ada
Giok-bin Tok-ong, sungguh kebetulan sekali ! Aku akan
berbicara dengannya! Berbicara yang banyak sekali,.........."
Han Sui Nio cepat menerima cucunya. Tapi di lain pihak
tangannya yang lain cepat menahan lengan Tui Lan pula.
"Jangan! Kalau Giok-bin Tok-ong benar-benar datang, kau
akan dibunuhnya! Dia te lah bertekad untuk membunuh semua
keturunannya! Dia tak ingin punya anak! apalagi anaknya itu
seorang perempuan. Kau tidak boleh........oh !" katanya
gugup. Namun dengan tenang Tui Lan menjawab, "Jangan
khawatir, ibu. Ayah tak akan membunuh aku. Aku sudah
beberapa kali berjumpa dengan dia sebelum aku terperosok
ke dalam gua di bawah tanah itu. Dia justru lari ketakutan bila
kusebutkan nama julukan ibu pada waktu itu."
"Tapi......Lan-ji, kau tak tahu jalan pikiran ayahmu itu. Dia
benar-benar seorang iblis yang bisa membunuh darah-
dagingnya sendiri. Kau .........?"
"Benar, lan-ji. Kau jangan membahayakan dirimu sendiri.
Sudahlah! Lebih baik kita semua tidak usah keluar melihat
keributan di luar itu! Kita bertahan saja di dalam rumah." Ui
Bun Ting turut mencegah niat Tui Lan.
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
Tapi Tui Lan sudah tidak bisa dicegah lagi. Bayangan
tentang kedatangan ayahnya itu justru menambah keinginannya untuk keluar malah.
"Ayah! Ibu! Kau tidak usah mengkhawatirkan aku.
Kalaupun Giok-bin Tok-ong ingin membunuh aku, emm.........
rasanya juga tidak gampang! Aku bisa menjaga diri. Nah, aku
keluar dulu." Kemudian tanpa mengindahkan lagi cegahan ibunya, Tui
Lan 'terbang' ke pintu. Membukanya, dan selanjutnya.........
lenyap di dalam kegelapan ma lam. Han Sui Nio dan Ui Bun
Ting hanya mampu saling pandang dan menggeleng-
gelengkan kepalanya. "Bukan main! Anak-anak muda sekarang memang hebat-
hebat kepandaiannya! Rasanya kita memang tak perlu
mengkhawatirkan keselamatannya andaikata yang datang itu
bukan tokoh semacam Giok bin Tok-ong......." Ui Bun Ting
berdesah kagum. "Ya! Kuharap saja yang datang itu bukan tokoh semacam
Giok-bin Tok-ong." Han Sui Nio mengiyakan lalu membawa
bayi itu ke dalam dan menidurkannya.
Memang yang datang itu bukanlah Giok-bin T ok-ong. Suara
perkelahian itu adalah suara perkelahian Souw Lian Cu
melawan Tiauw Li Ing, yang telah bergeser sampai di tempat
tersebut. Keduanya masih bertarung dengan amat serunya.
Dan oleh karena jalan di depan rumah Ui Bun Ting itu lebih
besar serta luas, maka pertempuran mereka seolah-olah telah
mendapatkan tempat yang cocok. Souw Lian Cu agak lebih
leluasa untuk berputar-putar mengelilingi lawannya sehingga
otomatis pertarungan itu berhenti di tempat tersebut.
Lo-sin-ong dan Liu Yang Kun masih tetap juga mengikuti
perkelahian itu dari jarak empat atau lima tombak. Dan Liu
Yang Kun masih tetap juga tak tahu apa yang harus ia lakukan
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
untuk menghentikan perselisihan itu. Perasaannya masih tetap
bingung. Demikian kalutnya perasaan Liu Y ang Kun sehingga dia tak
menyadari kehadiran Tui Lan di dekat arena pertempuran
Souw Lian Cu dan Tiauw Li Ing itu. Pemuda itu baru sadar
ketika Lo-sin-ong menggamitnya.
"Pangeran.,....."
Siapakah yang datang mendekati pertempuran" Aku seperti mendengar desah suara napas
seseorang," orang tua itu berbisik.
"Hah" Eh-oh.......ya, yaa.......ada seorang wanita muda
berdiri di pinggir jalan. Tapi......tapi dia hanya menonton
dan........tidak berbuat apa-apa."
Lo-sin-ong mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Hemm.......aneh benar! Mengapa justru wanita yang
keluar dari rumahnya?"
Sementara itu Tui Lan melirik pula ke tempat Liu Y ang Kun
dan Lo-sin-ong berdiri. Tapi karena udara sangat gelap, maka
ia hanya bisa melihat bayangan mereka saja. Sungguhpun
apabila ia menginginkan, ia dapat mengerahkan 'kemampuannya' untuk melihat mereka dengan jelas. Namun
karena yang lebih menarik perhatiannya adalah pertempuran
yang berlangsung di depannya itu, maka ia menjadi kurang
menaruh perhatian. Apalagi Tui Lan juga hanya menduga
bahwa mereka itu cuma penduduk yang keluar untuk
menyaksikan keributan tersebut, seperti halnya dirinya itu.
"Oonoh......." Souw li-hiap" Souw in-kong, kaukah itu?"
tiba-tiba gadis itu menjerit kaget begitu mengenali wajah
Souw Lian Cu, yang pernah menyelamatkan nyawanya itu.
Bahkan yang juga menyelamatkan nyawa anaknya pula.
Lalu tanpa berpikir panjang lagi Tui Lan menghambur ke
dalam pertempuran untuk membantu dewi penolongnya itu.
Dengan telapak tangan kanannya yang terbuka Tui Lan
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
mendorong ke arah Tiauw Li Ing, sementara tangan kirinya
siap melancarkan serangan yang lain apabila lawannya itu
tidak mau mundur. Tapi jeritan Tui Lan dan kemudian kedatangannya yang
mendadak di dalam arena itu ternyata juga sangat
mengejutkan, serta sekaligus juga menggoyahkan konsentrasi
Souw Lian Cu. Padahal pada saat itu Tiauw Li Ing juga sedang
melepaskan senjata rahasia segitiga bintangnya.
Senjata rahasia terbentuk bintang berkaki tiga dan
berjumlah enam buah itu menyambar dari balik kipas T iauw Li
Ing dalam formasi berurutan yaitu me luncur berjajar seperti
halnya kelompok burung bangau yang terbang berbarengan di
udara. "Ci-ci T ui Lan, kau".." Eh, awas! Iblis wanita ini lihai sekali!
Kau jangan......aduuuh !" tiba-tiba Souw Lian Cu memekik
kesakitan. Sebuah dari senjata rahasia yang menyambar itu
menembus lengan tunggalnya. Persis di atas siku, sehingga
otomatis lengan itu menjadi lumpuh dan tak bisa
dipergunakan lagi untuk melawan.
Dan selanjutnya Souw Lian Cu hanya mampu menghindar
berloncatan atau menyerang dengan kedua kakinya.
"Souw Li-hiap......!" sekali lagi Tui Lan menjerit seraya
menarik telapak tangannya yang dipakai untuk mendorong
tadi, untuk kemudian meIompat mengejar Tiauw Li Ing yang
terus mendesak Souw Lian Cu.
Tui Lan tidak tahu bahwa pada saat yang bersamaan Liu
Yang Kun juga berteriak tertahan pula menyaksikan nasib
Souw Lian Cu itu. Hanya saja pemuda itu tak bisa segera
menolong karena dengan cepat lo-sin-ong telah menahan
tubuhnya. Dengan dalih bahwa tak selayaknya bila ia
membantu lawan isterinya, orang tua itu mencegah dia untuk
turun ke arena. Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
"Ingat, pangeran! Kau tidak boleh memusuhi isterimu
sendiri ! Biarkanlah mereka bertarung sepuasnya, agar
isterimu puas, karena semua ini juga akibat dari perbuatanmu
sendiri !" orang tua itu menasehati.
"Tapi Lo-cianpwe, dia....... dia.......?"
"Jangan khawatir, pangeran! Kawan wanitamu itu takkan
mati ! isterimu bukanlah seorang pembunuh! Dia anak yang
baik! Anak... yang baik.,.......! Percayalah!" orang tua itu
memotong lagi dengan ucapan yang pasti, biarpun suaranya
seperti gemetar dan kurang meyakinkan.
Sementara itu Tiauw Li Ing menjadi kaget sekali ketika
tiba-tiba ada bayangan lain yang memotong di depannya.
Otomatis ia menangguhkan langkahnya untuk mengejar Souw
Lian Cu. Dengan hati penasaran karena maksudnya untuk
membunuh Souw Lian Cu menjadi terhalang, ia melotot sambil
bertolak pinggang. "Kurang ajar! Siapa berani mengganggu permainanku?"
pekiknya tinggi. "Hmh! Inilah aku! Tui Lan dari Teluk Po-hai! Aku adalah
teman dari Souw li-hiap! Aku minta jangan kau ganggu dia !
Pergilah.........!" Tiauw Li Ing tersentak melihat keberanian Tui Lan. Tapi
sekejap kemudian dia ma lah tertawa gembira. Gadis itu
merasa telah mendapatkan kelinci pemainan yang lebih
menyenangkan malah. Sementara itu dengan wajah pucat karena kesakitan Souw
Lian Cu mendekati Tui Lan. Wajahnya masih menampilkan
perasaan herannya melihat kehadiran T ui Lan di tempat itu.
*Ci-ci, kau......" Dimana pu-puterimu itu......." Apakah kau
sudah pulang ke Teluk Po-hai?"
"Belum, li-hiap. Anakku diculik orang, sehingga waktuku
banyak terbuang untuk mencarinya. Tapi sekarang sudah
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
kutemukan kembali. Malahan aku sudah berjumpa pula
dengan guruku. Bahkan guruku itu ada di s ini sekarang. Dia di
dalam rumah seberang itu bersama anakku.........."
Tui Lan menunjuk ke rumah Ui Bun Ting yang masih terang
benderang. Kemudian katanya lagi.
"Lalu..... siapa perempuan ini, li-hiap" Mengapa kau
berkelahi dengannya?"
Souw Lian Cu menggeretakkan giginya. T anpa melepaskan
kewaspadaannya gadis ayu itu memberi peringatan kepada
Memburu Iblis Lanjutan Pendekar Penyebar Maut Karya Sriwidjono di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Tui Lan. "Hati-hatilah, ci-ci ! Inilah orangnya, jika ci-ci ingin
tahu siapa yang telah membasmi keluarga Chu itu!
Kepandaiannya hebat sekali! Oleh karena itu minggirlah!
Biarlah aku saja yang melawannya. Dia terlalu berbahaya
bagimu!" Tak terduga keterangan itu justru menyulut api kemarahan
di dada T ui Lan! "Apa....." Jadi perempuan inikah yanq telah membunuh
Chu in-kong dan isterinya yang berbudi itu" ah, sungguh
kebetulan sekali ! Kita dapat membalaskan dendam itu
sekarang.,......!" "Ci-ci, jangan.....! Dia bukan lawanmu! Akupun sudah
terluka pula olehnya! Kita tak bisa melawannya! Lebih baik
kau pergi saja! Dia masih mempunyai dua orang kawan lagi
yang belum turun ke arena. Lihat.......I Disana masih ada guru
dan suaminya !" Tapi api kemarahan benar-benar telah membakar seluruh
dada Tui Lan. Tanpa menoleh sedikitpun Tui Lan tertawa
dingin. "Li-hiap! Aku tak peduli dengan siapa dia datang! Dengan
suaminya........gurunya .......bahkan dengan Kakek- gurunyapun aku takkan mundur! Kau tunggulah saja di
pinggir, aku akan menghadapinya!" geram Tui Lan keras.
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
"Ci-ci................?""
"Hi-hi-hi, bagus..........bagus! Kau sungguh bersemangat
dan menyenangkan. aku sangat senang mendapatkan lawan
seperti kamu!" Tiauw Li Ing tertawa semakin gembira.
Kemudian sambungnya pula. "tapi..... sebelum mati,
kausebutkan dulu namamu! Dan apa hubungannya denqan
keluarga Chu itu!" "Sudah kukatakan tadi, namaku Tui Lan ! Han Tui Lan!
Akulah orang yang kaukejar-kejar dari danau Tai Ouw sampai
ke rumah Keluarga Chu itu. Akulah orangnya yang dilindungi
oleh keluarga Chu itu sehingga kau tega membasmi keluarga
itu!" Tiauw Li Ing tersentak kaget. "Ah, jadi... kaukah
perempuan yang dibawa oleh kakek pencari kayu itu" Oh........
sungguh kebetulan sekali kalau begitu. Kami sekeluarga dari
Lautan Timur memang selalu mencari-cari kau, karena kau
kami anggap mempunyai hubungan dengan binatang langka
Ceng-liong-ong itu. Nah................. sekarang
katakan kepadaku. Bagaimanakah dengan binatang langka itu" Kalau
masih hidup, dimana dia sekarang" Tapi kalau sudah mati,
dimana pula barang-barang peninggalannya" Lekas katakan !"
"Ci-ci, pergilah...... Jangan berkeras kepala di sini! Ingatlah
puterimu! B iarlah aku saja yang menghadapinya..........." Souw
Lian Cu berusaha mencegah niat Tui Lan untuk melawan
Tiauw Li Ing yang ganas. Tapi Tui Lan tetap teguh pada pendiriannya. Dengan
tangkas ia melepaskan diri dari pegangan tangan Souw Lian
Cu, kemudian menerjang ke arah Tiauw Li ing. Wuuuuuusss..........! Kedua telapak tangannya mendorong ke
depan sehingga menimbulkan hembusan angin yang sangat
besar! Dan hembusan angin itu menghantam tubuh Tiauw Li
Ing dengan kuatnya! Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
Namun dengan gesit pula Tiauw Li Ing melompat
menghindar. Biarpun gadis itu tidak memandang sebelah mata
kepada Tui Lan, tapi perasaannya juga mengatakan bahwa dia
perlu berhati-hati pula. Selanjutnya mereka lalu saling serang dan saling terjang
dengan hebatnya. Souw Lian Cu tak bisa mencegah lagi.
Terpaksa dengan perasaan was was gadis bertangan buntung
itu bersiap siaga untuk menyelamatkan T ui Lan, apabila pada
suatu saat temannya itu terjerumus ke dalam kesulitan. Sama
sekali ia tak menyangka bahwa temannya itu justru memiliki
ilmu kepandaian yang lebih tinggi daripada dia.
Baru setelah beberapa jurus kemudian gadis buntung itu
menjadi kaget. Apalagi ketika kemudian ia seperti mengenali
jurus-jurus ilmu silat yang dikeluarkan oleh Tui Lan.
Dan rasa kaget tersebut ternyata juga tidak hanya dia yang
merasakannya. Ternyata Liu Yang Kun pun ikut merasakannya
pula. Meskipun pemuda itu sudah tidak ingat lagi akan jurus-
jurus ilmu silatnya, namun nalurinya segera mengatakan
bahwa gerakan-gerakan yang dilakukan oleh lawan isterinya
itu sama dengan miliknya.
Demikianlah pada saat itu Tui Lan memang memainkan
Pat-hong Sin-ciang. Maka tidaklah mengherankan apabila
Souw Lian Cu maupun Liu Yang Kun merasa seperti
mengenalinya. Sebagai keturunan Keluarga Souw yang
memiliki hubungan khusus dengan tokoh Bit-bo-ong sedikit
banyak Souw Lian Cu pernah melihat atau diberi tahu oleh
ayahnya tentang ilmu-ilmu warisan B it-bo ong.
"Ilmu silat ci-ci Tui Lan itu seperti..,,.seperti ilmu silat
warisan B it-bo-cng. Aah......mengapa dia bisa memainkannya"
Dari mana ci-ci Tui Lan mempelajarinya" Ataukah....... di
dunia ini ada ilmu silat lain lagi yang gerakannya mirip ilmu
silat warisan B it-bo-ong?" Souw Lian Cu membatin.
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
Sementara itu Liu Yang Kun pun menjadi sibuk pula
pikirannya. "Heran! Rasa-rasanya aku tahu semua gerakannya.
Hmm........jangan-jangan dia mempunyai hubungan perguruan
dengan aku. Siapa dia sebenarnya........?"
Lima belas jurus segera berlalu. Bahkan duapuluh juruspun
akhirnya juga telah berlangsung dengan cepat. Tui Lan tetap
bertangan kosong, sementara Tiauw Li Ing juga masih
melawannya dengan kipas bajanya. Hanya saja, semakin lama
mereka semakin meningkatkan tingkat kemampuan mereka
masing-masing. Secara perlahan namun pasti Tui Lan
meningkatkan pengerahan tenaga dalamnya. Begitu pula
halnya dengan Tiauw Li Ing. Sehingga akhirnya mereka
berdua benar-benar berada di dalam kondisi puncak
kemampuan masing-masing. Pat-hong Sin-ciang memang merupakan ilmu iblis yang
dahsyat dan mengerikan. Meski ilmu silat itu dima inkan oleh
seorang wanita lembut semacam Tui Lan, namun pengaruhnya ternyata masih tetap saja mendebarkan dan
menakutkan. Semakin kuat Tui Lan mengerahkan tenaga
dalamnya, maka menjadi semakin kuat pula daya cekam serta
daya pengaruh magisnya. Dengan Bu-eng Hwe-tengnya yang hampir sempurna,
bayangan Tui Lan berkelebatan mengeliIingi lawannya. Dan
setiap ada kesempatan Tui Lan selalu menekan, mendesak
dan menyerang Tiauw Li Ing dari segala arah. Akibatnya di
dalam arena itu lambat-laun seperti ada semacam kekuatan
besar yang menghimpit Tiauw Li Ing dari segala penjuru.
Bahkan beberapa waktu kemudian di dalam arena itu seperti
timbul semacam kekuatan aneh yang mampu mempengaruhi
pikiran dan perasaan orang yang melihatnya.
Karena Iwee-kang Tiauw Li Ing memang lebih rendah
setingkat bila dibandingkan dengan Tui Lan, maka pengaruh
serta tekanan Pat-hong Sin-ciang tersebut lambat-laun
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
semakin terasa menghimpit dan menyesakkan dada Tiauw Li
Ing. Bahkan pengaruh magis yang ditimbulkan oleh ilmu
warisan Bit-bo-ong tersebut juga mulai menyentuh pula
perasaan dan pikiran Tiauw Li Ing.
Selain merasa sesak dan sulit bergerak Tiauw Li Ing juga
mulai terpengaruh oleh gerakan-gerakan maupun suara-suara
aneh yang dilagukan T ui Lan. Misalnya saja Tiauw Li Ing mulai
terhanyut pula oleh bayangan-bayangan Tui Lan yang pergi
datang seperti setan di sekeliling dirinya itu. Selain itu Tiauw Li
Ing juga mulai terpengaruh oleh suara angin pukulan atau
hembusan angin berputar yang ditimbulkan oleh gerakan
tubuh Tui Lan. Suara-suara itu lambat-laun seperti suara
manusia yang tertawa atau mendengus mengejek Tiauw Li
Ing. Semakin lama semakin ribut, seolah-olah di luar arena itu
menjadi semakin banyak penonton yang mencemooh dan
mengejek kekalahan Tiauw Li Ing.
Maka Tiauw Li Ing pun akhirnya menyadari keadaannya.
Ternyata lawan yarg dia anggap enteng tersebut memiliki ilmu
yang sangat mengerikan malah. Oleh karena itu sebelum
dirinya benar benar jatuh dalam kesulitan, maka Tiauw Li Ing
lalu mengeluarkan kantung senjata rahasianya. Seperti yang
dia lakukan terhadap Souw Lian Cu tadi,
ia lalu memberondong lawannya dengan peluru-peluru rahasianya.
Jilid 33 Tiauw Li Ing memang memiliki cara atau ilmu melepas am-
gi yang hebat dan sulit diduga. Setiap macam senjata
rahasianya mempunyai keanehan keanehan khusus yang
setiap saat bisa menjebak atau membingungkan lawannya.
Selain dari pada itu cara melepaskannyapun juga berbeda
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
dengan kebiasaan umum. Maka tidaklah mengherankan bila
ilmu melepas am-gi warisan Lo-sin-ong tersebut sangat
ditakuti di dunia persilatan.
Tapi yang dihadapi Tiauw Li Ing sekarang adalah pewaris
Bu-eng hwee-teng yang tubuhnya dapat bergerak secepat
angin. Walaupun ilmu melepas am-gi Tiauw Li Ing itu hebat
sekali, namun tetap saja tak bisa menyentuh pakaian Tui Lan.
Memang, kadang-kadang Tui Lan dibuat bingung pula oleh
tebaran senjata rahasia Tiauw Li Ing. Tapi dengan gin-
kangnya yang sanqat tinggi Tui Lan bisa juga menyelamatkan
dirinya. Bahkan setelah itu Tui Lan lalu semakin memperberat
tekanannya terhadap Tiauw Li Ing.
Demikianlah, akhirnya Souw Lian Cu yang menjadi
terheran-heran menyaksikan kekalahan Tiauw Li Ing itu.
Praaaaaaak....!!! "Aaaaah! Tiba-tiba terdengar suara derak yang nyaring ketika ujung
lengan baju Tui Lan menghajar badan kipas Tiauw Li Ing!
Selanjutnya kipas baja itu tampak pecah berhamburan ke
mana-mana! Bahkan dua diantara belasan daun kipas yang
terbuat dari baja pipih itu me lesat melukai pundak Tiauw Li
Ing sendiri. Gadis itu menjerit kesakitan!
Lo-sin-ong terkejut bukan buatan. Tubuhnya yang kurus itu
tiba-tiba melesat ke arena. "Li Ing.............?" desahnya
ketakutan seraya menangkap tubuh muridnya yang terhuyung-huyung mau jatuh.
Liu Yang Kun terkejut juga. Namun untuk sesaat pemuda
itu hanya terbelalak serta termangu saja di tempatnya. Baru
beberapa saat kemudian pemuda itu tersadar bahwa T iauw Li
Ing itu adalah isterinya.
"Ah!" pemuda itu tersentak dan di lain saat tubuhnya telan
melenting bagaikan belalang ke tempat isterinya.
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
Lo-sin-ong yang sedang berusaha menolong Tiauw Li Ing
itu memiringkan kepalanya. Begitu mengenali yang datang di
dekatnya adalah Liu Yang Kun hatinya menjadi lega.
"Pangeran........! T iauw Li Ing terluka. Dia terkena pecahan
kipasnya sendiri. Hmh". sungguh mengherankan! Siapakah
wanita muda itu?" Orang tua itu berkata perlahan. Matanya
yang kosong itu tampak bergerak-gerak seakan-akan
berusaha untuk bisa melihat wajah Tui Lan yang telah
mengalahkan muridnya. Lalu bagaimana dengan Tui Lan maupun Souw Lian Cu
sendiri" Apa yang kemudian terjadi begitu Liu Yang Kun
menampakkan dirinya" Bagaimana sikap Tui Lan ketika
mendadak melihat Liu Yang Kun yang telah disangkanya mati
itu berada di depannya" Dan bagaimana pula sikap Liu Yang
Kun yang telah kehilangan ingatannya itu" Apakah ia bisa
mengenali kembali wajah Tui Lan, isterinya sendiri yang asli"
Semuanya memang serba mengejutkan! Begitu pula yang
terjadi pada Yap Kiong Lee pada saat itu!
Beberapa saat yang lalu pendekar dari istana itu menjadi
curiga tatkala Liu Yang Kun tidak juga kembali ke kamarnya,
ketika dia memeriksa kamar sebelah, ternyata Souw Lian Cu
juga tidak ada di tempat.
Sebenarnya pendekar istana itu tak berani menuduh yang
bukan-bukan terhadap mereka. Terutama terhadap Liu Yang
Kun. Tapi mengingat akan tugasnya sendiri untuk membawa
pangeran itu ke istana maka tidak boleh tidak hatinya menjadi
khawatir juga. Apalagi bila mengingat akan sikap Pangeran Liu
Yang Kun terhadap istana selama ini.
"Ah! Apabila kali ini aku gagal lagi untuk membawa
Pangeran Liu Yang Kun kehadapan Hong-siang, hanyalah
hukuman mati yang menantiku di istana............!"
Yap Kiong Lee lalu kembali ke kamarnya. Diambilnya
sepasang pedang pendeknya yang ia taruh di bawah bantal.
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
Kedua bilah pedang itu lalu ia ikat di lengannya, persis di
bawah sikunya. Di lengan kiri maupun lengan kanan. Begitu
pendeknya pedang itu sehingga lengan bajunya yang lebar
segera menutupinya begitu dibawa melangkah.
Di luar penginapan benar-benar gelap-gulita. Satu satunya
lampu minyak yang sore tadi dipasang di pintu halaman sudah
padam pula kehabisan bahan bakar. Suasana betul-betul
sunyi. Sunyi dan sepi. Yap Kiong Lee benar-benar bingung,
kemana ia harus mencari Pangeran Liu Yang Kun.
Memburu Iblis Lanjutan Pendekar Penyebar Maut Karya Sriwidjono di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Kemanakah dia pergi" Kalau cuma sekedar jalan jalan,
mengapa tidak segera kembali" Apakah..................?"
Tiba-tiba Yap Kiong Lee teringat pada rumah Ui Bun Ting.
"Jangan-jangan dia pergi ke sana untuk melihat, apakah Han
Sui Nio telah kembali atau belum" Hmm, benar.................
mungkin dia memang pergi ke rumah itu, B iarlah aku ke sana
saja," gumamnya perlahan seraya bergegas pergi ke rumah
keluarga Ui Bun Ting itu.
Semakin dekat dengan rumah keluarga Ui Bun Ting, Yap
Kiong Lee semakin yakin bahwa dugaannya benar.
Perasaannya yang sudah sangat terlatih mengatakannya
demikian. Tapi ketika ia menginjakkan kakinya di jalan besar
yang menuju ke rumah keluarga Ui Bun Ting itu tiba-tiba
dadanya berdebar-debar. Nalurinya seperti mengatakan
bahwa ia sedang diikuti orang.
Betul juga. Ketika dengan tiba-tiba ia membalikkan
tubuhnya, ia melihat seseorang sedang berusaha menyelinap
di balik pohon di pinggir jalan.
"Siapa...,.....?" Yap Kiong Lee berseru kaget. "Ayoh,
keluar.....,.....?" "Ah, Saudara Y ap memang awas sekali ! Aku benar-benar
kagum kepadamu! Nah, saudara Yap... selamat bertemu !"
terdengar suara berdecak kagum dan tiba-tiba dari balik
tembok halaman rumah di sebelah kiri Yap Kiong Lee muncul
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
sesosok bayangan menghampiri. Sesosok bayangan manusia
bertubuh tinggi besar mengenakan mantel lebar berwarna
hitam mengkilat. Tentu saja Yap Kiong Lee terkejut bukan buatan.
Sementara itu dari balik pohon yang dilihat Yap Kiong Lee tadi
muncul pula dua sosok bayangan dengan langkah ragu-ragu.
Keduanya menghampiri Y ap Kiong Lee dengan sikap waspada.
"Saudara Souw......,..?"" Yap Kiong Lee menegur bayangan
pertama, yang mengenakan mantel hitam itu.
"Benar.... akulah yang datang saudara Yap." Hong-gi-hiap
Souw Thian Hai menyahut ramah. Matanya yang tajam itu
melirik ke arah dua orang yang datang.
Yap Kiong Lee tersenyum kecut, karena sebenarnya ia tak
tahu kalau Hong-gi-hiap Souw Thian Hai ada di tempat itu.
Yang ia maksudkan sebenarnya bukan pendekar sakti itu, tapi
kedua orang yang baru datang tersebut.
Namun untuk menghilangkan rasa kikuknya pendekar dari
istana itu cepat berbisik, "Saudara Souw......! Apakah mereka
itu kawanmu?" Souw Thian Hai mengerutkan dahinya. Sambil memperhatikan kedua orang yang datang itu ia menjawab,
"Mereka......." Ah, bukan! Aku datang sendirian saja."
Yap Kiong Lee menghela napas. Ditatapnya kedua orang
yang baru datang itu lekat-lekat. Semuanya berusia lebih dari
empatpuluh lima tahun. "Maaf.,. Ji-wi siapa" Mengapa mengikuti langkahku?"
dengan suara kaku Yap Kiong Lee bertanya.
Kedua orang itu saling pandang sebentar. Yang seorang
segera mengangguk kepada yang lain.
"Maaf, Yap Tai-hiap. Kami berdua tak bermaksud apa-apa
terhadap tai-hiap. Kami dari partai Tiam-jong-pai bermaksud
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
menjumpai ketua kami di rumah keluarganya di ujung jalan
ini. Secara kebetulan kami berjalan di belakang Yap tai-hiap.
Karena takut mengganggu kepentingan Tai-hiap maka kami
terpaksa berjalan dengan sembunyi-sembunyi. Tak tahunya
tai-hiap tetap mendengar juga langkah kami......." orang yang
pertama segera memberi keterangan.
Ternyata kedua orang itu datang dari Cin-an. Mereka
datang dari Partai Tiam-jong-pai. Bahkan mereka telah
mengenal nama besar Yap Kiong Lee pula.
"Aaah!" Yap Kiong Lee berdesah lega. "Mengapa malam-
malam begini Ji-wi mau menemui Ui Ciang bun?"
Kedua orang itu saling pandang lagi satu sama lain. Namun
yang seorang segera menjawab pertanyaan itu pula.
"Maaf, besok malam pesta perkawinan Ciang bun jin sudah
harus berlangsung. Tapi hingga sekarang Ciang-bun-jin belum
juga pulang ke Cin-an. Tentu saja kami menjadi khawatir
sekali. Para pengurus segera mengadakan musyawarah dan
memutuskan untuk mengirim kami menjemput beliau."
Yap Kiong Lee mengangguk angguk, "Hmm?"memang. Ui
Ciang-bun memang baru saja memperoleh halangan, tapi
sekarang semuanya sudah beres. Ji-wi dapat menemuinya
sekarang.........." "Halangan........" Ada apa dengan ketua kami?" kedua
orang Tiam-jong-pai itu berseru kaget.
Souw Thian Hai tampak kaget juga. "Eh, saudara Yap"..
ada apa dengan Ui Ciang bun" Apakah ada orang jahat yang
telah mencelakainya" Dimanakah Ui Ciang bun sekarang?"
tanyanya khawatir, karena ketua Tiam-jong-pai itu adalah
kawan baiknya pula. Yap Kiong Lee tersenyum tenang. "Cu-wi jangan gelisah! U i
Ciang bun tidak apa-apa. Dia memang baru saja dilukai oleh
Giok-bin Tok-ong. Bahkan calon isterinya juga diculik oleh
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
Giok-bin Tok-ong pula. Namun mereka sekarang telah kembali
dengan selamat. Silahkan kalau mau menemui mereka"..!"
"Baik! Kami berdua memang ditugaskan untuk menjemput
Ui Ciang bun?"" sa lah seorang dari kedua utusan T iam-jong-
pai itu cepat-cepat menjawab, lalu bergegas mengajak
temannya untuk berangkat.
"Terima kasih, Yap Tai-hiap........" sebelum melangkah
mereka mengucapkan terima kasih kepada Yap Kiong Lee.
Setelah kedua orang itu pergi Souw Thian Hai mendekati
Yap Kiong Lee. "Saudara Yap, mau kemanakah kau malam-malam begini"
Apakah ada tugas rahasia dari Hong-siang?"
Yap Kiong Lee tidak segera menjawab. Wajahnya kelihatan
agak ragu-ragu. Tapi setelah berpikir sebentar ia lalu berkata.
"Benar, saudara Souw. Aku memang sedang memikul sebuah
tugas penting dari Hong-siang. Tapi?".eh, saudara Souw
sendiri mau kemana pula" Tampaknya kau juga sedang
mempunyai kepentingan?"?"
Tiba-tiba Yap Kiong Lee teringat kepada Souw Lian Cu,
puteri pendekar sakti itu. Oleh karena itu sebelum Souw T hian
Hai menjawab pertanyaan, ia segera meneruskan lagi
pertanyaannya. "Eh?".apakah saudara Souw masih mencari puterimu itu?"
Tak terduga wajah pendekar sakti itu tersentak penuh
harap. Matanya menatap tegang.
"Benar, saudara Yap. Aku memang tak pernah berhenti
mencarinya. Kudengar sebuah berita bahwa seorang pendekar
wanita bertangan buntung berkeliaran di daerah pantai timur.
Aku curiga jangan-jangan wanita itu..........puteriku! Oh,
apakah saudara Yap pernah berjumpa dengan dia?" Yap Kiong
Lee tersenyum. Diam-diam hatinya tersentuh. Ternyata
selama ini pendekar sakti itu tak pernah melupakan puterinya.
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
"Saudara Souw......... Aku memang telah bertemu dengan
puterimu. Bahkan puterimu itu telah melakukan perjalanan
bersama aku. Dia memang ingin menemuimu di kota Cin-an.
Tapi sekarang?""."
"Saudara Yap!" Souw Thian Hai tiba-tiba mencengkeram
lengan Yap Kiong Lee. "Katakan cepat! Dimanakah dia
sekarang?" seru pendekar sakti itu dengan suara serak dan
gemetar. Bertahun-tahun bahkan mungkin sudah belasan tahun Yap
Kiong Lee bersahabat dengan Souw Thian Hai, namun baru
sekarang pendekar dari istana itu melihat pendekar besar
yang disohorkan orang itu tampak gugup dan tidak bisa
mengendalikan perasaannya.
"Saudara Souw, tenanglah..,.! Nanti akan kuceritakan
semuanya, asalkan............."
"Eh-oh.......maaf, maafkanlah aku. Aku...sampai tak bisa
menguasai diri." Souw Thian hai tersipu-sipu. Wajahnya
kelihatan sedikit merah. "Ah, tidak apa-apa. Saya bisa
memakluminya, saudara Souw. Marilah......akan kuceritakan
semuanya. Tapi........kuminta untuk sementara Saudara Souw
merahasiakan sebagian dari ceritaku ini nanti, karena ada
sebagian yang menyangkut tugasku sebagai utusan Hong-
siang." Souw Thian Hai memandang sahabatnya sebentar.
Pandangannya tajam menyelidik. Tampaknya pendekar itu
agak tergetar juga hatinya mendengar syarat sahabatnya itu,
sehingga dalam sekejap timbul berbagai macam pikiran di
dalam otaknya. Namun rasa ingin tahu terhadap nasib
puterinya membuat pendekar itu mengesampingkan semua
pikiran tersebut. Perlahan-lahan ia mengangguk.
"Baik. saudara Yap. Silahkan kau menceritakannya
............!" katanya kemudian sambil menghela napas.
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
Yap Kiong Lee mengusap rambutnya yang sedikit basah
oleh embun. Setelah itu dengan jelas dan urut ia bercerita
tentang Souw Lian Cu dan Pangeran Liu Y ang Kun. Sedikitpun
tidak ada yang disembunyikannya. Bahkan keadaan Pangeran
Liu Yang Kun yang anehpun dia utarakan pula. Juga tentang
maksudpangeran itu untuk berobat kepada Chu Bwe Hong
atau nyonya Souw di Cin-an nanti.
"Kata puterimu di dunia ini sudah tidak ada lagi yang
mewarisi ilmu pengobatan Bu-eng Sin-yok-ong selain Nyonya
Souw, karena Chu Seng Kun, kakak Nyonya Souw telah tewas
di tangan putera-puteri T ung-hai T iauw."
"Apa".." Saudara Chu tewas di tangan anak Tung-hai
tiauw" Kurang ajar!" Souw T hian Hai tiba-tiba berseru geram.
Berita itu benar-benar sangat mengejutkan hati Souw T hian
Hai. Selain terikat sebagai saudara ipar, Chu Seng Kun juga
merupakan sahabat eratnya di masa muda. Bahkan telah
banyak budi yang dilepas oleh sahabatnya itu kepadanya.
"Ya! Bahkan menurut penuturan puterimu, Keluarga Chu
Seng Kun dibantai didepan hidungnya!"
"Oh, sungguh keji sekali! Lalu,.apa masalahnya sehingga
kawanan bajak laut itu bermusuhan dengan chu twa-ko?"
Yap kiong Lee menghembuskan napasnya kuat-kuat. "Kata
puterimu........ semuanya itu berpangkal pada seorang wanita
muda yang hendak melahirkan! Wanita muda itu ditemukan
oleh seorang pembantu Chu Seng Kun di dekat rumah
mereka. Karena melihat wanita muda itu hendak melahirkan,
maka dia dibawa pulang oleh pembantu keluarga Chu
tersebut. Eee"..tak tahunya wanita muda itu ternyata adalah
buronan dari keluarga Tiauw. Oleh karena itu perselisihan pun
tak bisa dielakkan lagi. Apalagi Chu Seng Kun berkeras tidak
mau menyerahkan wanita muda itu."
"Kurang ajar,.,.....!" sekali lagi Hong-gi-hiap Souw Thian
Hai menggeram. Kedua tangannya terkepal erat-erat.
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
"Apapun alasannya.......... kawanan bajak laut itu memang
patut dikutuk! Akupun akan membuat perhitungan pula
apabila pada suatu saat berjumpa dengan mereka!" Yap Kiong
Lee berkata penasaran pula.
"Hmm, saudara Yap.........! Bagaimana pendapatmu
sekarang" Kemana kira-kira Pangeran Liu Yang Kun dan
puteriku itu pergi?"
"Entahlah! Tapi aku tadi bermaksud ke rumah keluarga Ui
Bun Ting di ujung jalan ini. Aku ingin menengok ke sana.
Siapa tahu mereka pergi ke rumah itu?"
"Ah, kalau begitu marilah kita lekas-lekas ke sana pula!
Kalau di rumah itu tidak ada, kita mencarinya lagi di tempat
lain?"?" ajak Souw T hian Hai bersemangat.
Demikianlah kedua pendekar itu lalu berlari menuju ke
rumah Ui Bun Ting. Mereka tidak menyangka bahwa pada saat
yang sama di dalam rumah itu telah terjadi keributan yang
hampir saja merenggut nyawa ketua partai Tiam-jong-pai dan
calon isterinya. Memang. Pada saat itu, ketika di tepi jalan Han Tui Lan
sedang tertegun kaget menyaksikan Pangeran Liu Yang Kun
tiba-tiba berdiri di depannya, maka di dalam rumahpun Ui Bun
Ting beserta seluruh keluarganya juga tertegun pula tatkala
tiba-tiba Giok-bin Tok-ong berdiri di depan mereka! Sambil
meringis kegirangan iblis tua itu menghampiri Han Sui Nio
yang baru saja selesai menidurkan bayi Tui Lan. Tak
seorangpun mengetahui bagaimana iblis tua itu masuk ke
dalam rumah. "Su-moi, awas?"..! dia datang kembali!" Ui Bun Ting
berteriak. Suaranya terdengar gemetar kaget dan ketakutan.
Han Sui Nio yang baru saja menutup pintu terkejut pula.
Dengan wajah pucat wanita itu bersandar pada daun pintu
yang ditutupnya. Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
"K-k-kau?"kau"..kembali lagi"..?" pekiknya tertahan di
kerongkongan. Kakek iblis itu berhenti tiga langkah di depan Han Sui Nio.
"Benar, anak manis. Aku datang lagi untuk menjemputmu.
Marilah kita pulang kembali ke Lembah tak Berwarna, kita
lupakan semua ganjalan yang pernah ada diantara kita. Dan
kita buka nanti lembaran yang baru..,,"
"Tidak......! Aku tidak mau! Kau pergilah! Kau pulanglah
sendiri ke Lembah Tak berwarna! Jangan ganggu aku!" Han
Sui nio berteriak. Tapi Giok-bin Tok-ong tak mempedulikan teriakan itu. Dia
maju selangkah lagi, sehingga iblis tua itu dapat meraih
pundak Han Sui Nio. "Lepaskan dia!" tiba-tiba terdengar Ui Bun Ting memekik.
Ternyata di puncak ketakutan dan kekhawatirannya, timbullah
keberanian ketua partai Tiam-jong-pai itu. la berteriak seraya
menyerang dengan kedua tangannya.
Tapi dengan tenang Giok-bin Tok-ong mengibaskan lengan
bajunya. Serangkum angin berbau
Memburu Iblis Lanjutan Pendekar Penyebar Maut Karya Sriwidjono di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
busuk tiba-tiba menyongsong kedatangan Ui Bun Ting. Dan selanjutnya ketua
Partai Tiam-jong pai itu tergetar mundur dengan sempoyongan. "huk.....huk...,,huk!" ketua Tiam-jong-pai yang masih
belum pulih benar sakitnya itu terbatuk-batuk sambil
mendekap dadanya. Ternyata ia telah terluka dalam lagi.
Sebaliknya dengan wajah puas
Giok-bin Tok-ong memandang ke arah lawannya itu. "Heheh..... ternyata kau
belum mati juga, heh" Siapa yang telah mengobati lukamu
siang tadi" Apakah kau telah mendatangkan seorang malaikat
yang bisa menghidupkan kembali nyawamu, heh?"
Sambil berkata Giok-bin Tok-ong mengangkat lagi
tangannya. Siap untuk melancarkan lagi serangannya.
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
"Jangan ! Jangan bunuh dia.........! Bunuh saja aku!" tiba-
tiba Han Sui Nio menjerit sambil menubruk kaki Giok-bin Tok
ong. Iblis tua dari Lembah Tak Berwarna itu tak mengelak.
Namun dia telah mengerahkan lwee-kangnya, sehingga Han
Sui Nio pun takkan bisa berbuat apa apa bila bermaksud jahat.
Dan sementara itu para penghuni rumah itu juga tak bisa
berbuat apa-apa pula. Mereka telah ketakutan sejak tadi.
Bahkan beberapa orang diantara mereka telah pingsan sejak
Giok-bin Tok-ong muncul. "Hehehe....... Sui Nio!" Giok-bin Tok-ong menoleh dan
menunda pukulannya. "Aku dapat mengampuninya, asal........
kau mau menuruti perintahku! Nah, cepatlah kau mengambil
keputusan ! Kau ikut aku atau tidak?"
Suasana di dalam ruangan itu menjadi tegang luar-biasa.
Han Sui Nio dengan wajah pucat memandang Ui Bun Ting,
sementara Ui Bun Ting sendiri dengan bibir yang semakin
membiru juga menatap kekasihnya itu.
"Su-moi.........?" ketua Partai Tiam-jong-pai itu berbisik
lemah. Ternyata luka dalamnya semakin parah juga.
"Aku............ aku sungguh bahagia bisa mati di depanmu.
Oleh karena itu?". jangan kau terima ajakannya ! Hindarilah
dia! Larilah sejauh-jauhnya!"
Giok-bin Tok-ong menggeram marah. Tangannya sudah
bergetar lagi. Iblis tua itu benar-benar tidak bisa menahan diri
lagi. "Kau memang sudah bosan hidup! Setan busuk.....!"
umpatnya keras-keras. Kemudian tangannya menyambar ke
depan dengan dahsyatnya. "Tok-ong, jangannnnn...........!!! Aku ikut kau!" tak terduga
Han Sui Nio memekik dan memeluk kaki Giok Bin Tok-ong
erat-erat. Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
Tangan yang sudah terayun itu mendadak berhenti. Dan
desau angin yang bertiuppun lenyap pula dengan tiba-tiba.
Ternyata pada kesempatan yang terakhir iblis tua itu telah
membatalkan pukulannya. Sebagai gantinya iblis dari lembah
Tak Berwarna itu lalu tertawa terkekeh-kekeh,
"Hehheh-heheh........ternyata kau masih dapat berpikir pula
dengan baik. Bagus sekali, Sui Nio. Keputusanmu itu telah
menyelamatkan jiwa kekasihmu. Nah, kalau begitu mau
tunggu apa lagi" Ayolah...........!" ajak kakek iblis itu
kemudian. Lalu dengan kasar kakek iblis itu menarik lengan Han Sui
Nio dan diseretnya kepintu.
"Su-moi.....! Kau jangan pergi! Kau akan sangat menderita
nanti ! Biarlah aku saja yang menjadi korban...,.......!" dari
belakang Ui Bun Ting berteriak dan berusaha mengejar ke
pintu. Tapi pintu itu dengan kasar telah ditutup pula oleh Giok-bin
Tok-ong dari luar. Dan selanjutnya iblis tua itu telah lenyap
membawa Han Sui Nio. "Sui Nio.."..!" Ui Bun Ting menjerit lirih.
Ketua T iam-jong-pai itu lalu meratapi keadaannya. Hatinya
benar-benar pedih. Pedih bercampur penasaran. Di depan
Giok-bin Tok-ong ternyata dirinya tak lebih dari seoranq lemah
yang tak mampu berbuat apa-apa. Sama sekali hilang
kegarangannya sebagai seorang ketua partai persilatan
terkemuka di dunia. Ui Bun Ting lalu membanting pandangannya ke tanah. Ia
benar-benar merasa sedih dan ma lu. Malu kepada Han Sui
Nio, karena ia sama sekali tak mampu melindungi calon
isterinya itu. Namun wajah itu tiba-tiba terangkat kembali. Di luar
tembok halaman itu terdengar suara perkelahian. Bahkan
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
beberapa saat kemudian terdengar pula suara umpatan dan
cacian. Suara Giok-bin T ok-ong!
"Oh" Dengan siapa iblis itu berkelahi" Ah, jangan-jangan
iblis tua itu telah bertemu dengan Tui Lan ........."
Bergegas Ui Bun Ting turun ke halaman. Dia tak
memikirkan lagi keadaan tubuhnya yang semakin lemah.
Bahkan di dalam dadanya tumbuh kembali harapannya untuk
bisa menyelamatkan Han Sui Nio. Siapa tahu ada pertolongan
yang tak terduga" Benar juga. Begitu ia membuka pintu halaman depan,
matanya segera menyaksikan pemandangan yang benar-benar
diluar dugaannya. Ia melihat Giok-bin Tok-ong bertempur
melawan Hong-lui-kun Yap Kiong Lee. Han Sui Nio tidak
berada di tempat itu. Calon isterinya itu berada di jalan raya.
Wanita itu sedang memeluk T ui Lan.
Dan beberapa langkah di belakang Han Sui Nio tampak
pendekar besar Souw Thian Hai sedang berangkulan dengan
seorang gadis berlengan satu. Pendekar itu kelihatan sangat
terharu hatinya. Wajahnya tengadah memandang ke langit,
sambil sesekali menghela napas panjang.
Sementara itu agak jauh di seberang jalan tampak pula
wajah seorang pemuda yang tak mungkin dapat dilupakannya.
Liu Yang Kun! Pemuda itu tampak berdiri termangu-mangu di
dekat seorang kakek buta yang sedang sibuk merawat gadis
muda. "Oh-oh?"ada apa sebenarnya di tempat ini tadi" Aneh
benar suasananya?"." Ui Bun Ting berdesah bingung.
Jalan itu tetap gelap dan sepi. Walaupun orang-orang yang
tinggal di sekitar tempat tersebut juga mendengar keributan
itu, namun mereka tetap tidak berani keluar untuk melihatnya.
Mereka justru menutup rapat-rapat pintu dan jendela mereka,
kemudian bersembunyi bersama seluruh keluarga mereka di
tempat yang aman. Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
"Lian Cu, anakku".! Kemana saja kau selama ini" Hampir
putus asa ayah mencarimu".." Souw Thian Hai berbisik di
telinga puterinya. Keduanya masih berpelukan.
Perlahan-lahan Souw Lian Cu melepaskan diri dari dekapan
ayahnya. Wajahnya yang basah dengan air mata itu
mendongak ke atas. terbata-bata ia menjawab. "Maafkanlah
aku, ayah".aku memang anak yang tak berbakti. Aku
selalu?"selalu membuat ayah menderita."
"Tidak, nak"..kau tidak bersalah. Ayahlah yang telah
menyia-nyiakanmu. Ayah terlalu mementingkan dirinya sendiri,
sehingga kau menjadi kecewa karenanya. Seharusnya ayah
lebih memperhatikanmu, karena sejak kecil kau tak pernah
merasakan kasih sayang orang tua?""
"Ayah?"..!"
Kedua ayah dan anak itu lalu berpelukan lagi. Pertemuan
itu benar-benar sangat mengharukan, tapi juga sekaligus
membahagiakan hati mereka.
Sementara itu Han Sui Nio yang sedang berpelukan dengan
Tui Lan tiba-tiba menjerit. Tui Lan yang ada di dalam
pelukannya itu mendadak pingsan.
"Tui Lan.....!!!"
Jeritan Sui Nio itu tentu saja amat mengagetkan yang lain.
Hong-gi-hiap Souw Thian Hai dan Souw Lian Cu tersentak
kaget dari keharuan mereka. Liu Yang Kun yanq sedang
termangu-mangu bingung itupun juga menoleh pula dengan
cepat. Bahkan Giok-bin Tok-ong yang sedang bertempur
dengan Yap Kiong Lee itu juga menjadi kaget sekali. Tanpa
mempedulikan lawannya lagi iblis tua itu melesat menghampiri
Han Sui Nio. "Sui Nio, ada apa.........?" tanyanya khawatir.
Han Sui Nio menoleh sekejap, kemudian mendekap tubuh
Tui-Lan kembali. Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
"Anakmu! Anakmu pingsan !" Sui Nio menjerit pula sekali
lagi. "Apaaa........." Anakku..,,......?" tiba-tiba Giok bin Tok-ong
memekik. Wajahnya menjadi tegang.
Han Sui Nio menoleh lagi dengan cepat. Tiba-tiba wajahnya
menjadi garang ketika menatap Giok bin T ok-ong.
"Benar! Anak ini memang anakmu. Ayah bodoh. Cepat!
Obati dia..... !" bentaknya kemudian dengan keras.
Air muka kakek iblis itu berubah dengan hebat. Bibirnya
menjadi pucat tak berdarah, sementara matanya yang biasa
liar dan ganas itu tiba-tiba terpukau diam tak bergerak.
"Anakku...............?" desahnya seperti tak percaya.
Lalu kakek itu tiba-tiba menyambar ke depan. Sekejap saja
tubuh T ui Lan telah berpindah dalam pelukannya.
"Tui Laaaan.......!" Han Sui Nio memekik.
"Ci-ci.............!" Souw Lian Cu menjerit pula, kemudian
menghambur dari pelukan Souw Thian Hai untuk menolong
Tui Lan. Namun dengan cepat Giok-bin Tok-ong mengebutkan
lengan bajunya yang lebar. Dan serangkum angin berbau
amispun segera menahan langkah Souw Lian Cu dengan
kuatnya. "Ooouuugh ,...........!" Souw Lian Cu mengeluh pendek.
"Lian Cu...............!" Hong-gi-hiap Souw T hian Hai berteriak
kaget dan bergegas menyambar tubuh puterinya itu.
Kemudian sambil membawa puterinya ke pinggir, Souw
Thian Hai cepat-cepat mengurut dan menotok di beberapa
bagian punggungnya. Semuanya itu dia lakukan dengan
tangkas dan cekatan. Sehingga napas Souw Lian Cu yang
sesak segera pulih kembali seperti semula.
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
Sementara itu Ui Bun Ting masih tetap juga berdiri bingung
di luar pintu halaman rumahnya. Ketua partai Tiam-jong-pai
itu benar-benar tak bisa menerka, apa sebenarnya yang telah
terjadi di tempat itu sebelum dia keluar tadi.
"A-a-apa?".yang telah terjadi?"?" desahnya serak.
Benar. Apa sebenarnya yang telah terjadi" Mengapa tiba-
tiba Giok-bin Tok-ong berkelahi dengan Hong-lui-kun Yap
Kiong Lee" Dan bagaimana pula tiba-tiba Tui Lan telah
berpelukan dengan Han Sui Nio, serta pingsan di dalam
pelukannya tersebut"
Seperti telah diceritakan di bagian depan, pertempuran
antara Tui Lan melawan Tiauw Li Ing telah berakhir dengan
kemenangan Tui Lan. Kipas yang dipegang gadis bajak-laut itu
telah pecah, dan pecahannya justru melukai pemiliknya
sendiri. Akibatnya Lo-sin-ong dan Liu Yang Kun terpaksa
datang menolongnya. Namun kemunculan Liu Yang Kun itu ternyata sangat
mengejutkan hati Tui Lan. Beberapa saat lamanya gadis itu
mengejap-ngejapkan kelopak matanya. Gadis itu seperti tak
percaya pada penglihatannya. Baru beberapa waktu kemudian
gadis itu mengeluh pendek dan tubuhnya terhuyung ke depan.
Tubuh gadis itu tentu akan terbanting ke tanah kalau pada
saat yang sama tidak datang Han Sui Nio, yang dengan
tangkas menyambar tubuhnya. Ternyata kedatangan Han Sui
Nio bersama Giok-bin Tok-ong dari dalam rumah Ui Bun Ting
tadi benar-benar tepat pada waktunya. Dan kedatangan
mereka tersebut ternyata juga bersamaan pula dengan
kedatangan Hong-lui-kun Yap Kiong Lee. Bahkan pendekar
istana itu segera menyerang Giok-bin Tok-ong begitu
menyaksikan iblis tersebut keluar dari rumah Ui Bun Ting.
Dan pertempuran yang baru saja mulai itu segera bubar
kembali ketika terdengar jeritan Han Sui Nio. Dan seperti yang
telah diceritakan pula, tubuh Tui Lan telah berpindah dengan
cepat ke tangan Giok-bin Tok-ong. Bahkan Souw Lian Cu yang
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
bermaksud menolong sahabatnya itu telah terluka dalam pula
oleh pukulan iblis dari Lembah Tak Berwarna tersebut.
Semuanya itu berlangsung dengan cepat sekali, sehingga
Hong-gi-hiap Souw Thian Hai itu tak sempat pula menolong
puterinya. Untunglah luka yang diderita gadis ayu itu tidak
begitu parah sehingga Souw Thian Hai segera dapat
menolongnya pula. Namun demikian semua itu telah
membangkitkan amarah Souw T hian Hai.
"Bangsat keji..............!" pendekar besar itu menggertakkan
giginya. "Kau telah melukai puteriku! Hmm...... kubunuh kau!"
Tapi Giok-bin Tok-ong sendiri ternyata tidak mengacuhkan
ancaman tersebut. Iblis tua itu sedang sibuk dengan
urusannya sendiri. Urusan Tui Lan yang tiba-tiba dikatakan
sebagai anaknya oleh Han Sui Nio.
"Heh" Apa katamu, Sui Nio" Dia?"dia?"anakku" Betulkah
itu?"." Kau?".kau bohong!" sanggah iblis tua itu hampir
berteriak. Matanya liar menunjukkan nafsu membunuh.
Tiba-tiba Han Sui Nio tersadar bahwa ia telah mengatakan
sesuatu yang amat membahayakan nyawa anaknya. Iblis itu
telah bersumpah untuk membunuh semua keturunannya. T ui
Lan tentu akan dihabisinya pula. Oleh karena itu dengan
sangat ketakutan Han Sui Nio menjerit dan berusaha
merampas tubuh Tui Lan dari tangan Giok-bin T ok-ong.
"Tidaaaakk?"..! eh, aku keliru! Dia bukan anakmu!
Dia?".dia?".anak Ang-leng Kok-jin!"
Tapi perubahan sikap dan keadaan Han Sui Nio itu justru
menumbuhkan keyakinan di dalam hati Giok-bin Tok-ong,
bahwa Tui Lan memang anaknya. Dengan menyeringai kejam
Memburu Iblis Lanjutan Pendekar Penyebar Maut Karya Sriwidjono di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
iblis tua itu segera mengangkat tubuh Tui Lan yang tak
berdaya. Namun pada saat itu pulalah Souw Thian Hai telah berada
di depannya. Dengan pengerahan tenaga sepenuhnya
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
pendekar besar itu menyerang. Tangan kiri menyergap ke
arah wajah, sedangkan tangan kanan berusaha menyambar
tubuh T ui Lan! Dan serangan itu memang sangat mengejutkan Giok-bin
Tok-ong. Apalagi ketika terasa olehnya udara yang terpancar
dari kedua tangan Souw Thian Hai itu mempunyai pengaruh
yang berlawanan. Panas dan dingin. Yang tertuju ke arah
wajahnya bagaikan jilatan api yang hendak membakar
kepalanya. Sementara yang terarah ke tubuh Tui Lan bagaikan
siraman air es yang hendak membekukan tangannya.
"Gila.....,.....!!!"
Ketua Lembah Tak Berwarna itu mengumpat kasar. Dan kemarahannya menjadi semakin hebat pula begitu
menyaksikan siapa yang telah menganggunya. Meskipun gelap
ternyata ia mampu mengenali wajah Souw T hian Hai.
"Kau......." Huh!" lanjutnya kemudian seraya melompat ke
belakang. Otomatis maksudnya untuk mencekik atau
membanting tubuh Tui Lan menjadi tertunda.
Tetapi Souw Thian Hai tak ingin memberi kesempatan lagi
kepada lawannya untuk me laksanakan niatnya itu. Menyadari
sergapannya tak berhasil pendekar besar itu segera
menyusulinya lagi dengan serangan berikutnya. Kali ini
dengan lompatan panjang ke arah pinggang lawan. Tumit
kanannya berputar dari kanan ke kiri dalam jurus Menebas
Rumput Meratakan Tanah, salah sebuah jurus yang pernah
mengangkat nama keluarganya di dunia persilatan.
Lagi lagi Giok-bin Tok-ong terperanjat. Kali ini serangan
kaki lawannya diikuti oleh hawa panas yang tak terhingga
kuatnya. Belum juga serangan itu menghantam pinggangnya,
kilatan udara panas lebih dulu menerjang bagaikan petir yang
hendak menghanguskan tubuhnya.
Dengan tergesa-gesa Giok bin Tok-ong meloncat lagi ke
belakang. Kali ini benar-benar dengan kemarahan yang telah
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
memuncak sampai di ubun-ubunnya. Sehingga ketika sekali
lagi Souw Thian Hai memburunya, ia tak mau mengelak pula.
Dengan geram tangannya yang bebas menyongsong serangan
lawannya. Tapi ternyata Souw Thian Hai tak mau beradu tenaga
dengannya. Pendekar besar itu menggeliat ke samping
dengan gesitnya, kemudian dari samping menyerang lagi
dengan kedua jari tangannya. Seleret sinar seperti kilatan petir
melesat dari ujung jari-jari tersebut. Menerjang ke arah lengan
Giok-bin Tok-ong, bagaikan kilatan anak panah yang terlepas
dari busurnya! Cuuuuss! "Kurang ajar?"..!!!" iblis dari Lembah Tak Berwarna itu
mengumpat kasar. Otomatis tangannya yang memegang
tubuh Tui Lan menangkis kilatan sinar tersebut, sehingga
tubuh gadis itu terlepas dari cengkeramannya.
Dan kesempatan itu benar-benar tak disia-siakan oleh
Hong-gi-hiap Souw Thian Hai ! Dengan cepat tangannya yang
lain segera mendorong tubuh Tui Lan ke pinggir!
Sementara itu Liu Yang Kun yang sejak tadi hanya berdiri
termangu-mangu di dekat Lo-sin-ong dan Tiauw Li Ing, tiba-
tiba seperti disentakkan dari lamunannya. Pemuda itu
bergegas menangkap tubuh Tui Lan yang kebetulan melayang
ke arah dirinya. Sekejap ia menjadi bingung dan salah tingkah,
tak tahu apa yang harus ia perbuat terhadap gadis itu.
"Pangeran! Apa yang kaulakukan" Apa yang telah terjadi"
Siapakah yang berkelahi itu?" Lo-sin-ong yang sudah selesai
mengobati Tiauw Li Ing itu tiba-tiba bertanya dengan kaget
dan waspada. "anu"..eh"..anu, Giok-bin Tok-ong berkelahi dengan
seorang lelaki tinggi besar bermantel hitam?"..!" Liu Yang
Kun menjawab dengan gugup. Ternyata ia tak ingat lagi
kepada Hong-gi-hiap Souw T hian Hai.
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
"Giok-bin Tok-ong?"?" Lo-sin-ong tersentak kaget.
"Benar." "Eh, mengapa iblis tua itu sampai bisa datang kemari"
Oh.......sungguh gawat sekali! Kita tak boleh berlama-lama di
sini! K ita harus cepat-cepat pergi................!"
Kakek tua itu segera mengangkat tubuh muridnya. Namun
pada saat yang sama gadis itu juga membuka matanya.
Melihat Liu Yang Kun memeluk tubuh Tui Lan, gadis itu cepat
melepaskan diri dari pegangan gurunya. Dengan marah gadis
itu berdiri menghadapi Liu Yang Kun. Namun karena
kesehatannya memang belum pulih kembali, maka tubuhnya
segera terhuyung mau jatuh.
Bagaikan orang yang awas matanya Lo-sin ong menyambar
tubuh T iauw Li Ing! "Kau........" kauuu,.....?" gadis itu menjerit sambil menuding
'suaminya', lalu pingsan di dalam gendongan su-hunya.
Tentu saja Lo-sin-ong yang buta itu menjadi bingung dan
tak tahu apa yang menyebabkan muridnya bertingkah
demikian. "Oh........dia pingsan! Apa........apa sebenarnya yang
terjadi, Pangeran?" "A-a-aku tak tahu, Lo-cianpwe...........dia......... seperti
marah sekali," Liu Yang Kun tak berani berterus terang.
"Aneh sekali! Kalau begitu kita memang harus cepat-cepat
meninggalkan tempat ini ! Hemmh, sungguh mengherankan!
Malam-malam begini, di tempat seperti ini pula, tiba-tiba
muncul sedemikian banyak tokoh-tokoh persilatan yang saling
berbenturan.............."
Kakek tua itu lalu mengangkat tubuh Tiauw Li ing dan
melangkah pergi. Namun langkahnya segera terhenti kembali
ketika tak didengarnya langkah Liu Yang Kun di belakangnya.
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
"Pangeran. Kenapa kau masih tetap berdiri di situ"
Ayolah...... !" ajaknya kemudian dengan suara agak keras.
Liu Yang Kun tersentak kaget, lalu menghela napas
panjang. Kakinya terasa berat sekali untuk melangkah. Apalagi
ketika ia menyadari bahwa beberapa orang telah datang
mendekatinya. Bahkan mengepungnya. seolah-olah orang-
orang itu tidak memperbolehkan dia pergi dari tempat
tersebut. "Yap Tai-hiap! Nona Souw........." Ini.........?"?" bibir
Liu Yang Kun bergetar hampir tak bersuara. Matanya juga ikut
bergetar pula ketika memandang ke arah kawan-kawannya
itu. "Saudara Liu! Letakkan wanita itu baik-baik. Jangan ganggu
dia! Aku bersumpah untuk membalas dendam kepadamu
apabila kau sampai berani mengusiknya!" Souw Lian Cu yang
biasa bersikap tenang itu mengancam.
"Pangeran....hendak kauapakan wanita itu" Berikan......berikan dia kepada Ui Ciang bun! Gadis itu adalah
anak-tiri Ui Ciang bun...." di dalam ketegangannya Yap Kiong
Lee lupa menyebut "pangeran" kepada Liu Yang Kun.
Untunglah semua orang yang datang mengepung Liu Yang
Kun itu juga dalam keadaan tegang pula hatinya, sehingga
mereka tidak begitu memikirkan keganjilan itu.
"Betul, Tai-hiap. Dia anak tiriku. Ampunilah dia......" Ui Bun
Ting yang juga datang bersama Han Sui Nio ikut memohon
kepada Liu Yang Kun. Seketika Liu Yang Kun menjadi sadar, bahwa teman-
temannya itu mengkhawatirkan keselamatan wanita yang kini
berada di dalam pelukannya. Agaknya mereka menyangka
bahwa dirinya hendak mencelakakan wanita itu.
"Oh, maaf........maaf! Inilah dia! Silahkan kalian merawatnya! Sama sekali aku tak berniat untuk mencelakakannya......! sungguh!" terbata-bata Liu Yang Kun
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
berkata sambil menyerahkan tubuh Tui Lan kepada Y ap Kiong
Lee. Di lain pihak keributan kecil itu tampaknya didengar pula
oleh Lo-sin-ong. Kakek tua yang belum jauh melangkah dari
tempat itu tampak mengerutkan alisnya.
"Pangeran"." Apakah kau mendapatkan kesulitan?"
tanyanya dingin. "Oh, tidak! Tidak?"! Lo-cianpwe harap berjalan dahulu!
Mereka adalah teman-temanku. Aku hendak berbicara dengan
mereka sebentar," Liu Yang Kun cepat menyahut.
Namun tentu saja kakek tua itu tak mau dibohongi oleh Liu
Yang Kun. Begitu sulitnya dia dan Tiauw Li Ing mencari Liu
Yang Kun. Kini sete lah pemuda itu dapat mereka ketemukan,
bagaimana mungkin kini ia lepaskan begitu saja" Bagaimana
kalau pemuda itu nanti melarikan diri lagi"
"Hmmh! Kukira masih banyak waktu untuk berbicara
dengan mereka nanti. Yang lebih penting bagi pangeran
sekarang adalah merawat isterimu. Marilah! Tinggalkan saja
dahulu kawan-kawanmu itu.......!"
"Tapi......." Liu Yang Kun berdesah bimbang. Matanya
mengawasi Souw Lian Cu, seolah-olah meminta pertimbangan.
Tapi Souw Lian Cu sendiri seperti tak mengacuhkan tatapan
mata itu. Gadis ayu itu bahkan menyibukkan diri di samping
Tui Lan yang telah dirawat oleh Ui Bun Ting dan Han Sui Nio.
Yap Kiong Lee lah yang kemudian maju mendekati Liu Yang
Kun. "Pangeran?"! Jangan kauikuti ajakan orang tua itu!
Bukankah Pangeran hendak berobat kepada isteri Hong-gi-
hiap Souw T hian Hai. Nah, lihatlah".! Pendekar besar itu telah
datang kemari. Sebentar lagi isterinya tentu akan tiba pula,"
pendekar dari istana itu mencoba membujuk Liu Yang Kun.
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
Benar saja. Pemuda itu kelihatan terkejut mendengar
keterangan tersebut. "Hong-gi-hiap Souw Thian Hai" Betulkah orang yang
bertempur dengan Giok-bin Tok-ong itu ayah nona Souw?"
desah pemuda itu kaget. "Benar. Tanyakan saja kepada nona Souw kalau Pangeran
tak percaya." Liu Yang Kun mengerutkan dahinya. Tapi sebeIum dia
menjawab, tiba-tiba Lo-sin-ong telah berkelebat di depannya.
"pangeran! Dia berbohong! Jangan hiraukan dia! Mari kita
segera pergi dari tempat ini! Isterimu itu harus cepat-cepat
mendapatkan perawatan......" kakek itu memotong dengan
perkataan keras. Tapi Liu Yang Kun sudah tidak bisa dibujuk lagi. Apalagi
pemuda itu merasa bahwa luka-luka isterinya tidak begitu
parah. "Lo-cianpwe, jangan paksa aku.....! lebih baik Lo-cianpwe
berjalan lebih dahulu. Aku akan tetap berbicara dahulu dengan
kawan-kawanku........"
"Pangeran! Apakah kau.....?" Lo-sin-ong menggeram.
Tangan sudah terangkat. Siap untuk menyerang.
Namun dengan tangkas Yap Kiong Lee melompat di
depannya. Melihat orang tua di depannya itu sudah
mengetahui siapa Liu Yang Kun, pendekar dari istana itu juga
tidak mau main sembunyi lagi.
"Lo-cianpwe, saya benar-benar heran menyaksikan sepak-
terjang Lo-cianpwe saat ini. Rasanya menjadi hilang
bayanganku selama ini. Bayangan tentang seorang bekas
ketua aliran kepercayaan terkemuka, yang selama hidupnya
terkenal sebagai tokoh persilatan yang berbudi luhur dan
menjunjung tinggi kebajikan serta keadilan. Yang kulihat
sekarang justru kebalikannya. Tokoh itu kini ternyata telah
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
bergaul dengan penjahat. Bahkan menjadi guru dari puteri
bajak laut Tung-hai-tiauw yang terkenal itu. Malahan demi
muridnya yang jahat itu tokoh tersebut hendak membinasakan
putera kaisar yang tidak bersalah?"."
Wajah Lo-sin-ong yang buta itu menjadi pucat. Matanya
yang kosong itu terbuka mengerikan, seolah-olah ingin melihat
orang yang berani berkata kasar kepadanya.
"Cukup......! Siapakah kau?" bibir yang pucat gemetaran itu
akhirnya menjerit. "Maaf, Lo-cianpwe. Aku yang rendah ini adalah Yap Kiong
Lee, seorang hamba kerajaan yang khusus diutus oleh Hong-
siang untuk menjemput Pangeran Yang Kun."
"Yap Kiong Lee?"" Aah!" tiba-tiba suara Lo-sin-ong
merendah. ".......jadi saudara ini salah seorang dari dua
bersaudara Yap yang mengabdi kepada kerajaan itu?"
"Benar. Oleh karena itu kami minta Lo-cianpwe jangan
mengganggu Pangeran Liu Yang Kun. Mengganggu dia sama
saja berarti melawan kekuasaan Hong-siang."
Lo-sin-ong tertegun dengan wajah merah-padam. Ia
menjadi serba salah memikirkan nasib Tiauw Li Ing.
Membantu salah, tidak membantu juga salah. Seperti telah
dikatakan oleh Yap Kiong Lee tadi, namanya akan jatuh bila ia
tetap membantu Tiauw Li Ing. Tapi bagaimana ia harus
berdiam diri melihat nasib muridnya itu"
Tiba-tiba kakek tua itu menghela napas sedih. Hatinya
merasa menyesal sekali. Ia terlalu memanjakan T iauw Li Ing,
sehingga selama ini ia cenderung untuk selalu menuruti
keinginan muridnya tersebut. Sampai-sampai ia mencarikan
jalan yang kurang terpuji untuk menuruti keinginannya.
Memburu Iblis Lanjutan Pendekar Penyebar Maut Karya Sriwidjono di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Baiklah. Ciang-kun. Me lihat ayahmu, Yap Cu Kiat, yang
telah kukenal dengan baik, aku tidak akan mengganggu lagi
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
kepada Pangeran Liu Yang Kun. Nah, aku memohon diri......."
akhirnya kakek itu berkata dengan suara rendah.
Selesa i berkata kakek sakti itu lalu berkelebat pergi. Dari
jauh masih terdengar suara tarikan napasnya yang berat.
"Yap Tai-hiap....." Betulkah pemuda sakti ini Pangeran Li
Yang Kun yang terkenal itu?" tiba-tiba Ui Bun Ting berseru
seakan-akan tak percaya. "Benar, Ui Ciang-bun. Tapi kumohon kau jangan
membocorkannya dahulu kepada orang lain. Aku dan
Pangeran Liu Yang kun sedang mengemban sebuah tugas
rahasia dari Hong-siang," Yap Kiong Lee cepat-cepat menukas
dengan sedikit berbohong.
Di lain pihak Liu Yang Kun hanya menggeleng gelengkan
kepalanya saja. Pemuda yang selama ini tidak pernah merasa
sebagai putera Kaisar Han itu beberapa kali tersenyum kecut
ketika memandang kepada Yap Kiong Lee.
"Bun Ting.........! Tui Lan belum juga siuman dari
pingsannya. Bagaimana ini?" tiba-tiba Sui Nio menyela
pembicaraan mereka. "Oh ! Kalau begitu kita bawa saja dia ke dalam rumah.
Marilah............!"
"Benar, Li-hiap. Bawalah puterimu ke dalam bersama Ui
Ciang-bun! B iarlah aku di sini bersama Pangeran Liu Yang Kun
mengawasi pertempuran Souw Tai-hiap." Yap Kiong Lee
memberi saran pula. "Aku juga di sini untuk melihat pertempuran ayah," Souw
Lian Cu yang masih belum pulih kembali kesehatannya itu
menyela juga. "Tapi nona baru saja keracunan....." Yap Kiong Lee
memperingatkan. Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
"Tidak apa-apa. Keadaanku sudah lebih baik. Ayah telah
mengobati aku." Karena Souw Lian Cu berkeras untuk tinggal maka Ui Bun
Ting lalu mengajak Sui Nio saja untuk membawa Tui Lan ke
dalam rumahnya. Ketua Tiam-jong-pai itu berjalan melingkari
arena pertempuran yang semakin dahsyat tersebut. Demikian
asyiknya dia mengawasi jalannya pertempuran sehingga ia
menjadi kaget ketika tiba-tiba ada dua orang lelaki yang
datang menyongsongnya. "Ciang-bun-jin, apakah yang telah terjadi di sini ?" kedua
orang yang baru datang itu menyapa dengan suara khawatir.
"Oooh.........!" Ui Bun Ting berdesah lega begitu melihat
siapa yang datang. Mereka adalah orang-orang Tiam-jong-pai
yang tadi dijumpai Y ap Kiong Lee di jalan. "Hmm..... syukurlah
kalian datang. Mari, tolonglah aku membawa gadis ini ke
rumah. Nanti akan kuceritakan semuanya."
"baik, Ciang-bun............"
Sepeninggal mereka tinggallah kini Yap Kiong Lee dan Liu
Yang Kun bersama Souw Lian Cu di pinggir arena itu. Mereka
bertiga menonton pertempuran antara Hong-gi-hiap Souw
Thian hai melawan Giok-bin Tok-ong yang semakin seru dan
menegangkan itu. Tampaknya kedua-duanya sudah mulai
mengeluarkan ilmu-ilmu andalan mereka. Terbukti sambaran
angin pukulan mereka telah mulai merusakkan benda-benda di
sekeliling arena pertempuran itu.
Asap maupun cairan-cairan beracun mulai tersebar
memenuhi arena sehingga bermacam-macam bau yang
menyengat hidung pun mulai mengganggu tempat itu pula.
Bahkan pengaruh dari berbagai macam racun yang tersebar
dari tangan Giok-bin Tok-ong itu mulai menyentuh para
penonton juga. Meskipun demikian pengaruh racun itu tampaknya tidak
terlalu menyulitkan Hong-gi-hiap Souw T hian Hai. Pendekar itu
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
masih tampak lincah menyerang lawannya. Bahkan dengan
daya perlindungan mantel pusaka warisan Bit-bo-ong itu ia
mampu mendesak dan mematahkan serangan Giok-bin Tok-
Ong. Malahan sedikit demi sedikit ia mulai kelihatan
mengungguli lawannya. "Bangsat keparat! Setan ! Iblis ! Kau hanya mengandalkan
mantel pusakamu" Kau tidak berani menyongsong serangan
dengan dadamu! Kau hanya mampu berlindung di balik
keampuhan mantelmu" Kurang-ajar................!" Giok-bin Tok-
ong mengumpat berkali-kali, karena setiap serangannya selalu
tertahan oleh mantel pusaka yang dikenakan oleh Souw T hian
hai. "Hahaha.........Kau tak perlu gusar, Tok-ong! Mantel ini
memang merupakan senjataku, seperti halnya racun-racun
yang kausebar itu! Mengapa kau mesti marah terhadapku"
Marilah kita tentukan di sini, siapakah sebenarnya yang berhak
menyandang sebutan Jago Silat Nomer Empat atau Nomer
lima itu?" "Setan busuk..... lihat seranganku!!" Giok-bin Tok-ong
menjerit marah. Ketua Lembah Tak Berwarna itu semakin menggila dengan
racun-racunnya, sehingga pertempuran di pinggir jalan itupun
semakin menjadi berbahaya dan mengerikan. Yap Kiong Lee
bergegas menarik lengan Liu Yang Kun dan Souw Lian Cu
untuk menjauhi arena. Apalagi ketika untuk mengimbangi
serangan-serangan racun kakek iblis tersebut Souw Thian Hai
juga semakin meningkatkan pula Tai-lek Pek-khong-ciangnya.
Kilatan-kilatan sinar tajam berwarna merah dan putih, yang
melesat keluar dari ujung jari-jari pendekar itu, juga tampak
menggapai semakin jauh keluar arena. Dan ujung sinar-sinar
itu segera menghancurkan pula semua benda-benda yang
dilewatinya. Dan sebentar kemudian Giok-bin Tok-ong pun semakin
kelihatan kewalahan menghadapi kilatan-kilatan sinar yang
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
mematikan itu. Semua gerakannya seolah-olah selalu dicegat
dan dipotong oleh sinar yang keluar dari ujung jari lawannya
sehingga beberapa kali pula ia terpaksa harus mengerahkan
tenaga untuk menangkisnya.
Kllatan-kilatan sinar yang sangat tajam itu memang tidak
dapat melukai lengan Giok-bin Tok-ong yang penuh terisi
tenaga. Tapi goresan-goresannya ternyata mampu mencabik-
cabik lengan baju yang dikenakan oleh kakek lblis tersebut.
Namun lambat laun iblis tua itu tak sepenuhnya bisa
menghindar atau menangkis semua serangan Souw T hian Hai.
Ada satu dua yang terlepas dari pengamatan iblis itu dan
menerobos pertahanannya, sehingga melukai kulit dagingnya.
"Setan keparat! Kubunuh kau ! Kucerai-beraikan tubuhmu...................!"
Giok-bin Tok-ong sudah tidak bisa mengekang kemarahannya lagi. Tiba tiba dikeluarkannya dua buah senjata
pek-lek-tannya! Tapi hal itu tampaknya sudah diduga pula oleh Souw T hian
Hai. Dengan gesit pendekar itu justru melompat mendekati
Giok-bin Tok-ong. Sambil meloncat pendekar itu berteriak
keluar arena. "Lian Cu! Jauhi arena ini! Cepaaaat.... !!!"
"Heh-heh-heh". tampaknya kau sudah ketakutan melihat
peluru mautku ini !" Giok-bin T ok ong tertawa terkekeh-kekeh.
Yap Kiong Lee terkejut. Bergegas tangannya menarik Liu
Yang Kun dan Souw Lian Cu ke belakang. Mereka bertiga
segera berloncatan menjauhi tempat berbahaya itu. Wajah Liu
Yang Kun juga menampilkan perasaan ngerinya. Sama sekali
pemuda itu sudah melupakan bahwa dirinya pernah beberapa
kali menghadapi peluru maut tersebut.
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
Melihat kawan-kawannya sudah menjauhkan diri, Souw
Thian Hai merasa lega. Dengan sikap yang masih tetap tenang
pendekar itu menertawakan ancaman lawannya.
"Kau jangan salah terka, Tok-ong. Aku sama sekali tidak
takut menghadapi pelurumu itu. Aku tahu cara menjinakkannya. Hahaha...............!"
Souw T hian Hai berdiri bertolak pinggang di depan Giok-bin
Tok-ong. otomatis pertempuran mereka berhenti.
Giok-bin Tok-ong melangkah mundur. Tapi dengan cepat
Souw Thian Hai mendesak maju pula, seakan-akan pendekar
itu memang tidak takut kepada peluru maut itu.
"Kau bisa menjinakkan peluru ini" Bagaimana caranya......?" Giok-bin Tok-ong menjadi heran malah.
Sekali lagi Souw Thian Hai tertawa, "Mudah saja. Asalkan
aku selalu berusaha di dekatmu, kau tentu takkan berani
meledakkannya, haha"! Betul tidak?"
Giok-bin Tok-ong tertegun. Namun sesaat kemudian
wajahnya kembali cerah. "Kau memang cerdik. Tapi kaupun tak selamanya bisa
mengejar aku. Selain gin-kangmu tidak lebih unggul dari pada
aku, akupun juga mampu mencegah kau mendekati aku.
Asalkan kubanjiri kau dengan racun-racunku, gerakanmu tentu
terhalang......." "Dan dengan demikian kau akan bisa menjauhi aku.
Begitukah?" Souw T hian Hai meneruskan perkataan lawannya.
Pendekar besar itu masih tetap bersikap tenang.
"Tentu saja, Setan Busuk! Dan itu berarti aku dapat dengan
leluasa mempergunakan pek-lek-tan kembali, hen-heh-
heh........!" Giok-bin Tok ong tertawa mengejek.
Tak terduga Souw Thian Hai pun ikut tertawa pula.
"Ah.......jangan buru-buru bergembira dulu! Kalau memang
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
demikian halnya nanti, akupun takkan membiarkan peluru itu
meledak di dekatku! Akan kuledakkan peluru itu begitu
terlepas dari tanganmu! Apakah kau lupa pada Tai-lek Pek-
khong ciangku tadi" Nah....... dengan demikian kaupun takkan
bisa terlepas dari pengaruh ledakan itu! Paling tidak kita akan
sama-sama terluka......."
Wajah Giok-bin Tok-ong menjadi keruh dengan tiba-tiba.
Matanya bergetar menunjukkan nafsu membunuh.
"Tidak bisa!" teriaknya. "Kesempatan itu cuma sekilas saja!
Dan bidikanmu belum tentu mengenainya!"
Souw T hian Hai masih tetap tertawa juga.
"Terserah kalau pendapatmu begitu" Kita dapat membuktikannya sekarang! Semuanya memang dapat
terjadi.......!" "Betul! Marilah kita buktikan"!" Giok-bin Tok-ong yang
sudah menjadi marah itu memekik, kemudian menyerang
dengan tangan kirinya. Tiba-tiba dari telapak tangan iblis tua itu meniup angin
berputar yang berbau wangi. Demikian wanginya sehingga
kepala Souw T hian Hai terasa pening dengan tiba-tiba. Bahkan
sekejap kemudian pandangan Souw T hian Hai terasa berputar
pula. "Gila...!" pendekar itu berdesah seraya melompat mundur.
Kemudian tiba-tiba kakinya ikut bergetar seakan tidak kuat
untuk menopang tubuhnya. Seketika Souw Thian Hai menjadi sadar bahwa ia telah
terkena racun berbahaya. "Kurang ajar! Kapan iblis tua itu menebarkan racunnya"
Rasanya bukan racun berbau wangi ini yang membuatku
lemas. Aku baru menghirupnya sedikit saja. Itupun segera
kuhembuskan keluar kembali......" sambil bertahan Souw
Thian Hai berpikir keras.
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
"Heh-heh-heh......... Sekarang tahu rasa kau! Tanpa pek-
lek-tan pun aku sekarang dapat membunuhmu! Kau telah
terjebak oleh tipu muslihatku! Karena pikiranmu terlalu
terpaku pada pek lek-tan ini, kau lalu menjadi lengah! Kau
tidak menyadari kalau aku tadi meniupkan sian-hwa-tok
(racun bunga dewa] kepadamu! Heh-heh-heh, racun sian-
hwa-tok memang tidak berwarna dan berbau. Racun itu
mengalir seperti hembusan angin ke hidungmu. Kalau
kemudian aku tadi menyerangmu dengan angin pukulan
berbau wangi, aku hanya ingin menguji apakan racun sian-
hwa-tok itu telah merasuk ke dalam paru-parumu. Heheh, kini
aku sudah yakin bahwa kau sudah dalam cengkeraman racun
sian-hwa-tok. Tanpa kubunuhpun sebentar lagi kau akan mati
dengan sendirinya. Paling-paling kau hanya bisa bertahan
sampai matahari terbit nanti. Heh-heh-heh......!" Giok-bin Tok-
ong mengakhiri ejekannya dengan tertawa menyakitkan.
"Ayahhhh...........!" Souw Lian Cu menjerit dengan suara
parau, kemudian berlari ke dalam arena dan menubruk kaki
ayahnya. Yap Kiong Lee dan Liu Yang Kun pun ikut melesat ke dalam
arena pula. Yap Kiong Lee segera memegang lengan
sahabatnya, sementara Liu Yang Kun segera menghadapi
Giok-bin Tok-ong. "Kau..,.," Kenapa kau berada di sini?" Giok-bin Tok-ong
Memburu Iblis Lanjutan Pendekar Penyebar Maut Karya Sriwidjono di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
berseru kaget begitu melihat Liu Yang Kun. Otomatis kakinya
melangkah mundur, kegarangannya seketika lenyap.
"Selamat bertemu lagi, Orang tua! Tampaknya pertempuran kita di dalam jurang tadi memang belum selesai !
Sekarang kau datang ke sini untuk menyelesaikannya!
Begitukah.......?" dengan tenang Liu Yang kun menantang.
Sudah beberapa kali Giok-bin Tok-ong terlibat perkelahian
melawan Liu Yang Kun. Namun selama itu pula ia tak pernah
dapat memenangkannya. Pemuda itu seperti kebal terhadap
racun-racunnya, bahkan ledakan pek lek-tannya juga tak bisa
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
membunuh pemuda itu. Rasa-rasanya pemuda itu seperti iblis
saja kepandaiannya. Namun demikian rasanya malu bagi Giok-bin Tok-ong untuk
mengaku kalah begitu saja. Ia sudah terbiasa menjadi
pemenang dan ditakuti oleh setiap orang, dimanapun dia
berada. Apalagi kini lawannya sudah menantangnya.
"Hmm! kau jangan buru-buru berbesar hati dulu dengan
kemenanganmu di dalam jurang tadi. Waktu itu aku belum
benar-benar mengeluarkan kemampuanku." Giok-bin Tok ong
menjawab tantangan Liu Yang Kun.
Kalau begitu mau tunggu apa lagi" Apakah kau ingin
memberikan dulu obat pemunah racun kepada Hong-gi-hiap
Souw Thian Hai" Silahkan.....! Aku justru akan mengampuni
jiwamu kalau kau memang benar-benar memberikan obat
pemunah itu." "Bangsat! Kaukira aku memiliki obat pemunahnya" Huh!
Racun itu tidak ada obat pemunahnya. Sekali telah terkena,
orang itu akan mati! Habis perkara!"
"Kurang ajar! Kalau begitu kau akan mati lebih dahulu!" Liu
Yang Kun menggeram, kemudian menerjang Giok-bin T ok-ong
dengan kedua buah kepalannya.
Iblis tua dari Lembah Tak Berwarna itu cepat menghindar,
lalu balas menyerang pula dengan tidak kalah dahsyatnya.
Mereka lalu bertempur dengan sengit. Karena masing-masing
telah saling mengenal tingkat kepandaian lawannya, maka
mereka tidak menjadi sungkan lagi. Masing-masing segera
mengeluarkan ilmu andalannya, dan sekali lagi tempat itu
menjadi ajang pertempuran yang hebat dan mengerikan.
Sementara itu Souw Thian Hai telah dibawa Yap Kiong Lee
dan Souw Lian Cu ke depan pintu halaman rumah Ui Bun Ting.
Di tempat itu Souw Thian Hai dengan dibantu Yap Kiong Lee
berusaha menahan pengaruh racun sian-hwa-tok. Rasa pening
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
di kepala pendekar itu memang telah susut. Namun hal itu
bukan berarti bahwa pengaruh racun tersebut telah hilang.
Souw Lian Cu tidak bisa berbuat apa-apa. Gadis itu hanya
berdiri sedih di belakang ayahnya. Ia tahu bahwa racun yang
menyerang ayahnya sangat keji dan ganas. Lebih ganas dari
pada racun yang hampir merenggut nyawanya di dalam
jurang itu. Souw Lian Cu mengusap air mata yang tiba-tiba meleleh di
pipinya. Kemudian matanya memandang Liu Yang Kun yang
sedang bertempur melawan Giok-bin Tok-ong. Tanpa
pertolongan pemuda itu nyawanya juga tidak mungkin
tertolong lagi. "Aaah.,!" tiba-tiba gadis itu berdesah. Timbul kembali
harapannya. Siapa tahu Liu Y ang Kun juga mampu mengobati
ayahnya" Bergegas Souw Lian Cu menggamit lengan Yap Kiong Lee.
"Yap Ciang-kun......! Mengapa kita tidak meminta
pertolongan....... Pangeran Liu Yang Kun" Bukankah tadi
Pangeran Liu Yang Kun juga mampu mengobati aku" Siapa
tahu Pangeran Liu Y ang Kun juga bisa mengobati ayah?" bisik
gadis itu. "Hah" Betul! Nona...... betul! Mengapa aku sampai
melupakannya" Tapi........., dia sekarang baru bertempur
dengan Giok-bin T ok-ong!" Y ap Kiong Lee bersorak gembira.
"Yah, kalau begitu mari kita bantu dia agar dia dapat lekas-
lekas mengalahkan Giok-bin Tok-ong !" Souw Lian Cu berkata
penuh semangat. "Jangan..........!" tiba-tiba Souw Thian hai berdesah,
''Pemuda itu takkan kalah! Lihat......! Sungguh mengherankan
sekali! Dia seolah-olah tidak terpengaruh sama sekali oleh
racun yang disebar Giok-bin Tok-ong! Hmm...... benar-benar
yang hebat! Rasanya akupun takkan menang melawannya!"
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
"Bok Siang Ki pun telah dikalahkannya pula, ayah!" Souw
Lian Cu melapor dengan suara bangga pula.
"Bok Siang Ki........." Tokoh dari Gurun Gobi itu juga
dikalahkannya?" Souw T hian Hai berseru heran.
"Benar, Saudara Souw. Aku juga melihatnya pula, Pangeran
Liu Yang Kun memang telah mengalahkan tokoh dari Gurun
Go-bi itu. Bahkan bukan cuma dia. Bu-tek Sin-tong dan Giok-
bin Tok-ong itupun juga pernah dikalahkannya pula," Yap
Kiong Lee ikut mengiyakan.
"Oh, bukan main.........!" Souw T hian Hai berdesah kagum.
Tiba-tiba terdengar suara berdebuk yang sangat keras dari
arena pertempuran. Ternyata Giok bin Tok-ong yang telah
berada di bawah angin itu jatuh berdebam di atas tanah
terkena pukulan Liu Yang Kun. Darah segar tampak menetes
dari sudut bibir Giok-bin T ok ong. Iblis tua itu telah mendapat
luka dalam yang cukup parah.
"Bangsat busuk! Kau mempergunakan ilmu sihir untuk
mengalahkan aku!" iblis tua itu menggeram penuh dendam.
Liu Yang Kun menarik napas panjang seraya menyeka
keringat yang mengalir di lehernya. "Terserah apa yang
kaukatakan. Tapi yang terang ilmu silat yang kupergunakan
tadi bukanlah ilmu sihir. Nah ! Bagaimana maumu sekarang"
Kita selesaikan terus pertempuran kita ini hingga salah
seorang diantara kita mengaku kalah?"
"Tentu saja! Aku masih memiliki senjata pamungkas yang
belum kupergunakan. Aku akan menyerah dan bertekuk-lutut
kepadamu apabila kau mampu menahan pek-lek-tanku!"
tantang Giok-bin T ok-ong sengit.
"Baik! Marilah......"
"Pangeran......?" tiba-tiba Souw Lian Cu dan Yap Kiong Lee
berseru khawatir. Khawatir terhadap keselamatan Liu Yang
Kun. Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
Liu Yang Kun menoleh. Bibirnya tersenyum kepada Souw
Lian Cu dan Yap Kiong Lee, seolah-olah pemuda itu ingin
mengatakan bahwa mereka tak perlu cemas terhadap
keselamatannya. Pada saat Liu Yang Kun lengah itulah Giok-bin Tok-ong
mengulangi tipu muslihatnya lagi. Tipu muslihat yang tadi ia
pergunakan untuk membokong Souw Thian Hai. Tangan
kirinya bergerak ke depan, seolah-olah sedang mengusap
lengan kanannya, padahal tangan itu sebenarnya melepaskan
racun sian-hwa-tok. Bubuk beracun itu tertiup ke wajah Liu Yang Kun. Tapi
karena racun tersebut tidak berwarna mau pun berbau, maka
Liu Yang Kun sama sekali tak merasakannya.
Jilid 34 Demikianlah, setelah menunggu sejenak Giok-bin Tok-ong
pun lalu menyerang lagi. Seperti yang dia lakukan terhadap
Souw Thian Hai tadi, maka sekarangpun kakek iblis itu
mempergunakan pukulannya yang berbau wangi.
Whuuuuus! Bau harum mewangi menyebar dari telapak
tangan Giok-bin Tok-ong! Bau harum yang disertai hembusan
angin berputar yang amat kuat.
Liu Yang Kun tergagap kaget. Namun demikian dengan
cepat tubuhnya berkisar ke samping, hingga angin pukulan
Giok-bin Tok-ong gagal mengenai dirinya. Kemudian dengan
jurus Membelah-Laut-Memutar-Kemudi pemuda itu balas
menyerang Giok bin Tok ong. Sambil menyerang pemuda itu
tetap waspada. Matanya selalu melirik terus ke tangan Giok-
bin Tok-ong yang menggenggam pek-lek-tan.
Tiraikasih Website http ://ka ngzusi.com/
Demikianlah pertempuran berlangsung kembali dengan
sengitnya. Masing-masing mengeluarkan jurus-jurus simpanannya. Mereka bertempur dengan tangkas dan cepat
sehingga sebentar saja sepuluh jurus telah berlalu.
Giok-bin T ok-ong mulai cemas. Apa yang dinantikannya tak
kunjung terlaksana. Liu Yang Kun tetap segar-bugar. Sama
sekali tak terlihat kalau pemuda itu terkena pengaruh racun
sian-hwa-tok. "Sungguh gila! Tampaknya bocah ini kebal terhadap racun
Naga Naga Kecil 11 Sarang Perjudian Karya Gu Long Tongkat Rantai Kumala 2