Pencarian

Naga Beracun 14

Naga Beracun Lanjutan Naga Sakti Sungai Kuning Karya Kho Ping Hoo Bagian 14


memberi petunjuk pada The-siauwte!"
"Aih, melihat betapa dengan mudahnya The-sicu
mengalahkan Ji Kiat, cukuplah. Aku sudah te rlalu
tua untuk dapat menandinginya. Hanya sayang
aku belum dapat mengenal dari aliran mana ilmu
silatmu, sicu. Aku harus memberi selamat kepadamu untuk membuktikan kekagumanku
kepadamu. Nah, te rimalah secawan arak sebagai
ucapan selamat dan kekagumanku, The-sicu!"
Ketua Hek I Kai-pang itu memegang sebuah cawan
kosong dengan tangan kanan, lalu tangan kirinya
menuangkan arak dari guci arak sampai penuh.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kemudian dengan kedua tangan dia memegang
secawan arak itu, diam-diam mengerahkan sin-
kangnya dan ketika dia menyerahkan secawan
arak itu kepada Siong Ki, arak di guci itu bergolak
seperti mendidih! Inilah pameran kekuatan sin-
kang yang hebat sehingga mengagumkan Ouw
Ling. Namun, Siong Ki menghadapi ketua itu dengan
senyum, lalu dia mengulurkan kedua tangan
untuk menerima secawan arak itu. "Terima kasih,
engkau baik sekali, pangcu," katanya dan dengan
kedua tangan, dia memegang cawan arak itu. Arak
yang tadinya mendidih itu tiba-tiba berhenti
bergolak dan ketika pemuda itu menuangkannya
ke mulut sambil berdongak, arak itu tidak menetes
turun dari cawan yang dia balikkan! Arak itu
seolah-olah telah membeku dan tidak tumpah
keluar! Inipun merupakan demons trasi kekuatan
sin-kang yang tidak kalah hebatnya, membuat
Ouw Ling berte puk tangan.
"Aih-aihhh......kalian berdua ini seperti kanak-
kanak yang bermain sulap saja, suka main-main
seperti itu!" katanya.
Siong Ki tersenyum, menurunkan cawan itu lalu
mengangkat cawan sambil mengajak tuan rumah
dan wanita itu minum arak masing-masing. "Mari
kita minum untuk persahabatan kita!" kata Siong
Ki. Hek I Sin-kai menyambut dengan gembira,
demikian pula Ouw Ling dan mereka bertiga
minum arak lalu mereka dipersilakan duduk
kembali. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
He k I Sin-kai memberi is yarat kepada Ji Kiat
untuk meninggalkan ruangan itu dan mereka
bertiga duduk bercakap-cakap dengan gembira.
"Sungguh menggembira kan sekali hari ini aku
dapat berte mu dan berkenalan dengan kalian dua
orang muda yang hebat. N ah, sekarang kalau boleh
aku mengetahui, apakah kepentingan ji-wi (kalian
berdua) datang ke Lok-yang" Apakah barangkali
kami dapat membantu kalian?"
"Kami tidak mempunyai keperluan khusus,
paman," kata Ouw Ling sambil mengerling kepada
Siong Ki. "Kami hanya berpesiar saja, sambil
melihat-lihat barangkali ada pekerjaan yang cocok
bagi kami." Siong Ki teringat akan tugas yang diberikan
gurunya kepadanya. Ini kesempatan yang amat
baik, pikirnya. Sebagai ketua kai-pang yang
memiliki banyak anggota, juga te ntu mempunyai
hubungan yang amat luas, mungkin saja Hek I
Sin-kai dapat membantunya memberi kete rangan
te ntang penculik puteri gurunya!
"Barangkali pangcu dapat membantuku dengan
memberi kete rangan tentang seorang yang sedang
kucari." "Siapakah orang yang sedang kaucari itu The-
sicu?" tanya Hek I Sin-kai sedangkan Ouw Ling
juga memandang penuh perhatian. Ia sendiri
belum pernah mendengar tentang itu karena
memang ia baru saja berkenalan dengan Siong Ki
dan belum mendengar banyak te ntang riwayat dan
keadaan pemuda yang dikaguminya itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Siong Ki sudah mendengar tentang Kwa Bi Lan
dari gurunya, te ntang riwayat wanita itu mengapa
menculik pute ri gurunya. Diapun sengaja tidak
langsung menanyakan te ntang wanita itu, melainkan mendiang suaminya yang lebih terkenal
di dunia kangouw. "Aku mencari orang yang berjuluk Sin-tiauw
(Rajawali Sakti) bernama Liu Bhok Ki."
Bukan han ya He k I Sin kai yang te rkejut, juga
Ouw Ling te rcengang karena nama besar Si
Rajawali sakti pernah menggemparkan dunia
kangouw. "Aih, dia" Akan tetapi dia telah tidak ada
lagi, sicu! Dia telah mati belasan tahun yang lalu!"
Tentu saja Siong Ki sudah tahu akan hal ini.
"Kalau begitu, aku mencari keluarganya. Apakah
dia tidak mempunyai keluarga" Isteri atau anak?"
"Kami tidak mendengar bahwa dia mempunyai
anak, hanya mendengar bahwa dia di hari tuanya
mempunyai seorang isteri. Akan tetapi, kami tidak
tahu siapa isterinya itu dan di mana ia sekarang
berada." "Aku tahu!" tiba-tiba Ouw Ling
berkata. "Isterinya seorang wanita muda murid Siauw-lim-
pai, namanya......namanya Kwa......Bi Lan. Ya, aku
pernah mendengar ayah bercerita tentang mendiang Sin-tiauw Liu Bhok Ki itu."
Tentu saja diam-diam Siong ki merasa girang.
Tak disangkanya bahwa yang mengenal wanita itu
bahkan sahabat barunya ini! "Aih, Ouw-cici,
engkau malah mengenalnya" Di mana sekarang
Kwa Bi Lan itu." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Akan te tapi Siong Ki menjadi kecewa melihat
wanita cantik itu menggeleng kepalanya. "Sin-tiauw
Liu Bhok Ki telah meninggal dunia belasan tahun
yang lalu dan sejak itu, tidak ada yang tahu ke
mana perginya is te rinya itu. Ia ketika itu masih
muda, dan ia hanya diketahui sebagai murid
Siauw-lim-pai, namanya tidak begitu dikenal. Yang
te rkenal adalah suaminya, maka setelah suaminya
meninggal dunia, Kwa Bi Lan juga tidak diperhatikan orang lagi. Aku tidak tahu di mana ia
berada." Melihat wajah sahabat barunya kelihatan
kecewa, ia cepat menyambung. "Jangan khawatir,
siauw-te, aku akan membantumu mencarikan
sampai dapat. Aku mempunyai banyak hubungan,
te ntu akan dapat mencari keterangan tentang Kwa
Bi Lan." Wajah Siong Ki menjadi cerah kembali mendengar kesanggupan wanita cantik itu. "Terima
kasih, enci Ouw, engkau baik sekali."
"Ji-wi mencari pekerjaan" Sungguh kebetulan
sekali! Saat ini tenaga dua orang seperti ji-wi amat
dibutuhkan. Dan bukan saja ji-wi akan menerima
balas jasa yang cukup besar, bahkan membuka
kesempatan bagi ji-wi untuk mendapatkan pekerjaan dan kedudukan di kota raja Tiang-an."
Dua orang muda itu tertarik sekali. Mereka
memandang tuan rumah dengan sinar mata penuh
selidik. Bagaimanapun juga, Siong Ki tidak akan
sudi menerima kalau ditugaskan melakukan suatu
kejahatan. Dia bukan penjahat! Dia seorang
pendekar! Juga Bi-tok Siocia Ouw Ling adalah
pute ri seorang datuk, te ntu saja merasa rendah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kalau harus melakukan kejahatan remeh yang
hanya akan menjatuhkan nama besarnya dan
nama besar ayahnya. "Pekerjaan apakah yang kaumaksudkan itu,
paman?" tanya Ouw Ling.
"Begini, Ouw Siocia. Kalian tahu bahwa aku
mempunyai hubungan dekat sekali dengan para
pejabat di Lok-yang. Kebetulan sekali seorang
pangeran yang kini menjabat kedudukan hakim di
Lok-yang, kemarin minta kepadaku untuk menyediakan beberapa orang yang berkepandaian
tinggi untuk mengawal is teri pangeran dan tiga
orang pute ranya yang hendak melakukan perjalanan ke Tiang-an. Mereka memang berasal dari kota raja. Perjalanan sekarang tidak dapat dikata aman,
maka aku sedang bingung mencari siapa gerangan
yang dapat dipercaya untuk memikul tugas itu.
Dan melihat kalian berdua, aku yakin tidak ada
orang lain yang te pat dan dapat diandalkan untuk
mengawal keluarga pangeran itu dari sini ke kota
raja." "Pangcu, bagi seorang pembesar, apalagi kalau
dia pangeran, apa susahnya mencari pengawal.
Akan te rsedia pasukan besar untuk menjaga
keselamatan keluarganya! Kenapa harus mencari
orang lain?" tanya Siong Ki.
"Benar pertanyaan The-siauwte itu, paman.
Mengherankan sekali memang." kata Ouw Ling.
Ketua pengemis itu mengangguk-angguk. "Me mang tadinya akupun membantahnya Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
demikian, akan te tapi setelah dia menjelaskan,
baru aku mengerti. Pangeran itu seorang hakim,
kalau is terinya ke kota raja, pasti dia akan
menitipkan beberapa laporan penting. Dia tidak
ingin mengerahkan pasukan agar tidak menyolok
dan menarik perhatian, juga keluarganya tidak
suka kalau bepergian diiringkan pasukan yang
membuat suasana menjadi kaku, akan te tapi
diapun ingin keselamatan keluarganya te rjamin.
Oleh karena itu, dia minta aku mencarikan dua
tiga orang pengawal yang dapat diandalkan, dan
melihat kalian berdua, aku yakin kalian akan
mampu mengawal keluarga itu s ampai selamat tiba
di kota raja. Dan kalau kalian menghendaki
pekerjaan atau kedudukan di kota raja, kiranya
aku dapat menyampaikan kepada pangeran itu.
Dia pasti akan dapat memberi kalian surat
perkenalan dan kepercayaan untuk pembesar di
kotaraja." Dua orang itu saling pandang, kemudian Ouw
Ling bertanya, "Apakah sudah ditentukan kapan
keluarga itu berangkat?"
"Tiga hari lagi."
"Kalau begitu, biar penawaran ini kami

Naga Beracun Lanjutan Naga Sakti Sungai Kuning Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

pertimbangkan dulu sampai besok. Besok kami
memberi keputusan kepadamu, paman. Bukankah
begitu, siauwte?" Siong Ki mengangguk. Sebetulnya, dia senang
mendengar penawaran itu. Pekerjaan yang tidak
berat, dan selain imbalannya te ntu besar, juga
kemungkinan dia memperole h kedudukan di kota
raja. Pekerjaan apa yang le bih baik daripada
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menjadi seorang seorang pejabat di kota raja" Akan
tetapi karena dia membutuhkan bantuan Ouw Ling
untuk dapat menemukan Kwa Bi Lan, maka ketika
wanita itu mengajukan pendapatnya, diapun hanya
mengangguk se tuju. Ouw Ling dan Siong Ki lalu berpamit dan oleh
ketua Hek I Kaipang, mereka kembali diantar
dengan kereta memasuki Lok-yang dan sampai ke
depan rumah penginapan mereka.
-ooo0dw0ooo- Siong Ki sedang duduk te rmenung di dalam
kamarnya di rumah penginapan itu. Dia merenungkan pengalamannya sehari itu, pengalaman yang dianggapnya aneh sekali. Dalam
waktu sehari, dia bertemu dengan Bi Tok Siocia
Ouw Ling yang te rnyata kemudian dia ketahui
sebagai pute ri datuk sesat Ouw Kok Sian, majikan
Bukit Naga. Akan te tapi wanita itu amat baik
kepadanya, ramah dan manis sehingga dia harus
mengakui bahwa hatinya terpikat. Seorang wanita
yang sudah matang, berpengalaman,
cerdik, memiliki ilmu silat tinggi, dan le bih dari pada itu
semua, cantik wajahnya dan menggairahkan
tubuhnya. Belum pernah dia berte mu dengan
seorang wanita seperti itu! Dan wanita itu
demikian ramah kepadanya, bahkan kini hendak
membantunya menemukan Kwa Bi Lan. Setelah
pengalamannya berte mu dengan wanita itu,
dilanjutkan dengan perte muannya dengan ketua
He k I Kai-pang yang menawarkan pekerjaan yang
amat baik dan membuka kesempatan untuk
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
memperoleh kemajuan di kota raja. Tadi, ketika
mereka kembali ke rumah penginapan, sampai
mereka mandi lalu makan malam, Ouw Ling belum
mengambil keputusan mengenai penawaran itu
dan ketika dia bertanya, wanita itu menjawab
bahwa ia akan memikirkannya dulu baik-baik
sebelum mengambil keputusan. Kini, wanita itu
memasuki kamarnya sendiri dan dia berada di
kamarnya, mereka berdua belum mengambil ke
putusan. "Tok tok-tok!" Daun pintu kamarnya diketuk
orang dari luar. "Siapa?" tanya Siong Ki sambil menghampiri
daun pintu akan te tapi belum membukanya.
Pengalamannya hari tadi membuat dia waspada
dan curiga. "Aku, siauw-te. Bukalah!"
Siong Ki bernapas lega. Ouw Ling yang datang.
Tentu akan membicarakan te ntang penawaran tadi
dan sekarang agaknya wanita itu akan mengambil
keputusan. Dia membuka daun pintu dan memandang kagum. Ouw Ling nampak segar,
dengan pakaian baru, dengan rambut yang disisir
rapi dan digelung tinggi, wajahnya nampak
kemerahan dan penuh senyum menggairahkan,
pandang matanya bersinar-sinar, dan tangannya
memegang dua buah cawan dan sebuah guci
anggur. "Aih, enci, engkau membawa minuman?" tanya
Siong Ki heran. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tutuplah daun pintunya siauwte. Kita bicarakan urusan siang tadi dan sambil minum
anggur. Aku membeli anggur yang enak sekali dan
hawa malam ini amat dingin." Melihat keraguan
Siong Ki yang agaknya merasa sungkan untuk
menutupkan daun pintu selagi ada seorang wanita
di kamarnya, Ouw Ling tertawa. "Hi-hik, mengapa
engkau ragu" Kita sudah menjadi sahabat baik,
seperti saudara sendiri, mengapa masih banyak
sungkan, siauwte?" "Aku.......aku......hanya menjaga nama baikmu,
enci...." kata Siong Ki ragu, akan te tapi dia
menutupkan juga daun pintu kamarnya setelah
melihat bahwa di luar sunyi, tidak nampak
seorangpun tamu yang semua agaknya sudah
masuk kamar. Ouw Ling memandang kepada pemuda yang kini
duduk di depannya terhalang meja kecil itu dengan
alis terangkat, dan pandang matanya seperti orang
yang tidak percaya. "Siauwte, berapa sih usiamu
tahun ini?" tanyanya tiba-tiba. Walau pun Siong Ki
merasa aneh dengan pertanyaan itu, dia menjawab
juga. "Usiaku duapuluh dua tahun, enci."
"Sudah duapuluh dua tahun dan engkau takut
duduk berdua dengan seorang wanita dalam
kamarmu?" kembali pandang matanya tidak percaya. Siong Ki merasa betapa mukanya te rasa
panas dan diapun tersipu.
"Aih, sejak kecil aku berada di bawah bimbingan
guru-guruku, dan baru sekarang aku hidup
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sendiri. Mengapa dan untuk apa aku harus duduk
berdua dengan seorang wanita dalam kamar?"
"Bukan main!" Kini pandang mata itu mengandung kehe ranan, juga kekaguman dan
kegembiraan. "Jadi selama ini engkau belum
pernah bergaul akrab dengan seorang wanita?"
Siong Ki menggeleng kepala dan mukanya
berubah kemerahan. "Jangankan akrab, bergaulpun belum sempat dan baru sekarang ini
aku bersahabat dengan seorang wanita, enci."
"I hh! Dan engkau senang bersahabat denganku,
siauwte?" Pandang mata itu penuh selidik.
Siong Ki mengangguk. "Senang sekali, engkau
seorang yang baik, enci."
Kini Ouw Ling nampak gembira bukan main.
"Sudahlah, jangan te rlalu memuji karena sesungguhnya engkaulah yang baik sekali, siauwte. Nah sekarang kita
bicara te ntang penawaran Hek I Sin-kai tadi. Bagaimana menurut
pendapatmu?" Siong Ki menarik napas panjang. "Aku hanya
menyerahkan keputusannya kepadamu saja, enci.
Engkau tahu bahwa aku menerima tugas dari
guruku untuk mencari seorang yang bernama Kwa
Bi Lan. Tugas itu yang harus kupentingkan dulu.
Setelah itu, baru aku akan memikirkan te ntang
pekerjaan apa yang dapat kupegang. Karena aku
mengharapkan bantuanmu untuk dapat menemukan Kwa Bi Lan, maka aku menurut saja
bagaimana keputusanmu."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ouw Ling menuangkan anggur merah itu ke
dalam dua buah cawan dan mengajak Siong Ki
minum, "Mari kita mlnun, coba rasakan bagaimana
enaknya anggur yang kubeli ini."
Siong Ki menurut dan memang anggur itu enak.
Anggur yang sudah te rsimpan lama, manis dan
halus walaupun amat kuat. "Sekarang katakan,
siauwte, karena aku ingin sekali mengetahui dan
kiranya sudah sepatutnya kalau aku mengetahui
keadaan dirimu, siapakah sebenarnya gurumu dan
mengapa pula dia mengutusmu mencari Kwa Bi
Lan atau......kalau engkau tidak percaya kepadaku,
sudah, jangan kauceritakan kepadaku." Ouw Ling
mengambil sikap demikian muram dan berduka
penuh kekecewaan, sehingga Siong Ki yang masih
hijau itu tentu saja merasa tidak enak sekali.
"Ah, enci Ouw, tentu saja aku percaya padamu.
Engkau begini baik, bahkan engkau akan membantuku menemukan Kwa Bi Lan. Baik, tadi
di depan Hek I Sin-kai aku memang tidak mau
berte rus terang, akan tetapi kita sudah bersahabat
baik, sesungguhnya, guruku bernama Si Han
Beng......" "Aih, sudah kuduga! Ketika melihat pedangmu
yang buruk itu, aku segera mengenal Seng-kong-
kiam! Bukankah pedang itu milik subomu"
Gurumu adalah Huang-ho Sin-liong (Naga Sakti
Sungai Kuning) dan isterinya bernama Bu Giok Cu,
bukan?" Siong Ki te rcengang, kagum akan pengetahuan
Ouw Ling yang luas. "Ah, kiranya engkau sudah
mengenal suhu dan subo?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Me ngenal sih tidak. Orang seperti aku ini
bagaimana ada harganya mengenal suami isteri
yang hebat itu" Akan tetapi aku sudah mendengar
nama besar mereka. Dan sekarang aku berte mu
dengan murid mereka! Wah, siauwte, maafkan
kalau aku bersikap kurang hormat kepada murid
seorang pendekar sakti!" Ouw Ling dengan gaya
yang manis lalu bangkit dan mengangkat kedua
tangan depan dada memberi hormat.
Siong Ki cepat bangkit dan membalas penghormatan itu. "Wah, enci, harap jangan
bersikap seperti itu. Engkau membikin aku
menjadi malu saja." "Engkau gagah perkasa, murid pendekar sakti,
dan engkau tetap rendah hati, siauwte. Betapa
mengagumkan. Selama hidupku, belum pernah
aku berte mu dengan seorang laki-laki sejati
sepertimu. Nah, coba ceritakan, apa sebabnya
gurumu menyuruh engkau mencari Kwa Bi Lan?"
"Karena Kwa Bi Lan te lah menculik pute ri suhu
enambelas tahun yang lalu ketika anak itu berusia
dua tahun." Ouw Ling mengangguk-angguk. Bagi seorang
kangouw sepertinya yang sudah biasa mendengar
te ntang hal-hal seperti itu, ia tidak merasa heran.
Hanya ingin tahu permusuhan apa yang te rdapat
antara Kwa Bi Lan dan keluarga N aga Sakti Sungai
Kuning itu. "Kenapa gurumu yang sakti itu membiarkan saja
sampai sekarang, tidak mencari dan merampas
kembali pute rinya" Kurasa Kwa Bi Lan tidak akan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mampu menandingi kelihaian Naga Sakti Sungai
Kuning dan isterinya."
Siong Ki menggeleng kepalanya, tidak ingin


Naga Beracun Lanjutan Naga Sakti Sungai Kuning Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menceritakan terlalu banyak tentang gurunya,
te ntang dendam yang te rkandung di hati Kwa Bi
Lan te rhadap gurunya, karena hal itu merupakan
rahasia pribadi gurunya. "Aku tidak tahu, enci, aku
hanya ingin melaksanakan perintah suhu."
Ouw Ling te rsenyum dan mengangkat cawan
anggurnya. "Jangan khawatir, aku akan membantu
dan kita pasti akan dapat menemukan penculik
pute ri gurumu itu. Sekarang, mari kita minum
sampai puas. Aku gembira sekali dapat bersahabat
denganmu dan ingin merayakan kegembiraan ini
berdua denganmu. N ah, minumlah, siauwte."
Siong Ki tentu saja tidak dapat menolak
keramahan wanita itu dan diapun menemani Ouw
Ling minum anggur sampai akhirnya guci anggur
itu habis dan mereka berdua merasa ringan di hati
dan kepala. Pengaruh anggur mulai bekerja dan
Siong Ki yang ketika berada di rumah suhunya,
jarang sekali minum anggur sampai sedemikian
banyaknya, mulai merasa aneh. Dia mulai te rpengaruh alkohol dan hampir mabok.
Sebetulnya Ouw Ling adalah seorang wanita
yang sudah kebal terhadap minuman keras.
Jangankan seguci anggur tadi dibagi dua dengan
Siong Ki, andaikata ia habiskan sendiripun, ia
tidak akan mabok. A kan tetapi, ia berlagak mabok,
te rtawa-tawa dan setelah anggur habis, ia bangkit
berdiri. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku.....aku ingin tidur.....kembali ke kamarku....." Akan tetapi ia te rhuyung dan biarpun
Siong Ki juga merasa agak pening, dia khawatir
wanita itu mabok dan te rjatuh, maka cepat dia
memegang pundak Ouw Ling agar wanita itu tidak
te rguling jatuh. "Hi-hik, kau.... kau baik sekali, siauw-te......kau
tampan sekali......" Ouw Ling merangkul dan
menyandarkan kepalanya di dada yang bidang itu.
Tentu saja Siong Ki merasa canggung dan salah
tingkah, tidak tahu harus berbuat apa.
"Enci, engkau mabok, mari kuantar kembali ke
kamarmu. Engkau harus beris tirahat dan tidur.....
" katanya, mencoba untuk mendorong wanita itu
ke pintu. Akan tetapi karena dia sendiri juga
merasa seolah lantai bergoyang, mereka berdua
jatuh terduduk di atas pembaringan. Ouw Ling lalu
merebahkan diri. "Ouw-cici, pembaringanmu di sana, di kamarmu.
Mari kuantar engkau pindah ke kamarmu .sendiri......" kata Siong Ki.
Ouw Ling menggeliat seperti seekor kucing.
"Aihh, aku lelah, aku mengantuk.... apa sih
salahnya aku tidur di sini" Di sana tidak ada
te man, dingin dan kita-kita sudah menjadi sahabat
baik, bukan......?" Tangannya menangkap le ngan
Siong Ki dan dengan lembut dia menarik pemuda
itu yang te rpaksa duduk kembali ke tepi pembaringan karena memang dia agak pening.
Ras a aneh menguasainya, kepalanya terasa berat
di luar dan ringan di dalam, melayang-layang dan
le nyaplah semua ajaran gurunya te ntang tata-
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
susila. Diapun seperti hanyut dan tidak berdaya,
te rseret oleh gelora nafsu berahi yang dikobarkan
oleh Ouw Ling yang berpengalaman dan cerdik.
Dalam keadaan setengah sadar, Siong Ki yang
masih hijau dalam pergaulan dengan wanita itu,
seolah menjadi lilin lunak yang menyerah saja
dibentuk dan dipermainkan oleh Ouw Ling. Wanita
itu memang berpengalaman dan ahli dalam
menjatuhkan hati pria. Usianya sudah empatpuluh
tahun, akan tetapi ia nampak tidak le bih dari
duapuluh lima tahun. Siong Ki, biarpun amat lihai
ilmu silatnya, kini menjadi korban dan mangsa
yang lunak bagi Ouw Ling.
Pada keesokan harinya, ketika terbangun dari
tidur dan mendapatkan dirinya berada dalam
dekapan Ouw Ling, Siong Ki tersadar dan terkejut,
bahkan timbul penyesalan besar dalam hatinya.
Namun, Ouw Ling segera dapat menghibur dan
merayunya. Sebentar saja buyarlah kesadarannya,
kalah semua pertimbangan akal sehat oleh nafsu
yang te lah menguasai dirinya dan Siong Ki
menyerah. Sejak malam hari itu, dia te lah
dicengkeram oleh Ouw Ling, telah menjadi hamba
dari nafsunya sendiri. Lenyaplah semua kesadaran,
bahkan dia tidak merasa bersalah, mengejar
kesenangan dan pemuasan nafsu. Dituntun oleh
Ouw Ling yang berpengalaman.
Seseorang bole h saja memiliki kepandaian tinggi,
dan dapat menandingi dan mengalahkan musuh
yang bagaimana kuatpun. Akan te tapi, musuh
yang paling berbahaya bukan lain adalah dirinya
sendiri, nafsu yang berada di dalam dirinya sendiri.
Betapapun kuatnya seseorang, belum te ntu dia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
akan mampu menandingi nafsunya sendiri. Betapa
banyaknya sudah contoh yang te rjadi di dalam
sejarah, betapa orang-orang yang kuat dan
te rkenal bijaksana, akhirnya jatuh oleh nafsunya
sendiri. Kalau nafsu sudah memperbudak manusia, maka manusia itu akan menjadi
permainan nafsu, akan melakukan apa saja demi
pemuasan nafsu sehingga segala pertimbangan
akal sehat tidak akan mampu menghalanginya.
Kita tidak mungkin mematikan nafsu. Tanpa
adanya nafsu, kita tidak akan menjadi manusia,
bahkan tidak mungkin dapat hidup. Nafsu sudah
diikutsertakan kita ketika kita lahir, dan nafsu
merupakan peserta yang teramat penting bagi
kehidupan manusia. Nafsu yang membuat kita
mengenal enak dan tidak enak, senang dan susah,
baik dan buruk, dan selanjutnya. Nafsu yang
membuat mata kita mengenal keindahan, telinga
kita mengenal kemerduan, hidung kita mengenal
keharuman, mulut mengenal kelezatan dan sebagainya. Nafsu yang merupakan pendorong
sehingga hati akal pikiran kita dapat membuat
segala macam kemajuan demi kenyamanan hidup.
Tanpa adanya nafsu, kita tidak dapat menikmati
makanan dan mungkin kita tidak mau makan
sehingga kelaparan. Tanpa adanya nafsu, kita
tidak akan melakukan perbaikan-perbaikan dan
mungkin kita masih akan tinggal di goa-goa dan
jaman kita masih tetap jaman batu. Bahkan tanpa
abanya nafsu berahi, pria dan wanita tidak akan
saling te rtarik, tidak akan saling berhubungan,
sehingga mahluk manusia tidak akan berkembang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
biak lagi.! Jelas, nafsu mutlak perlu bagi kehidupan kita! Akan te tapi, nafsu pula yang menyeret kita ke
le mbah kesengsaraan, nafsu pula yang mendorong
kita melakukan kejahatan, yaitu kalau nafsu yang
tadinya diciptakan dan diikutsertakan kita untuk
menjadi peserta dan menjadi pelayan, berbalik
menjadi majikan yang memperhamba kita! Kalau
nafsu sudah mencengkeram kita, memperbudak
kita maka keadaan menjadi berbalik sama sekali.
Nafsu mendorong kita menjadi budak yang selalu
haus akan kesenangan, dan demi mengejar
kesenangan itu kita menghalalkan segala cara.
Nafsu mengejar kesenangan melalui uang menghalalkan segala cara pencarian uang melalui
korupsi, penipuan, pencurian, perampokan dan
sebagainya. Nafsu mengejar kesenangan melalui
kedudukan menghalalkan segala cara pengejaran
kedudukan melalui perbuatan kekerasaan, pengkhianatan, permusuhan, pembunuhan, perang dan sebagainya. Nafsu mengejar kesenangan melalui berahi menghalalkan segala
cara pengejarannya melalui perjinahan, pelacuran,
perkosaan dan sebagainya.
Sejak dahulu kala, manusia berusaha untuk
menanggulangi perbudakan oleh nafsu ini melalui
pelajaran, pendidikan budi pekerti, agama, ilmu
pengetahuan. Manusia berusaha untuk menyadarkan diri betapa buruknya keadaan kita
kalau diperbudak oleh nafsu. Namun, melihat
kenyataan yang ada, daya upaya manusia itu tidak
banyak hasilnya. Manusia tetap menjadi budak
nafsu, sampai sekarang. Bahkan setelah manusia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
memperoleh kemajuan pesat sekali dalam ilmu
pengetahuan, tetap saja manusia tidak berdaya
mengatasi nafsunya sendiri. Ilmu pengetahuan
sama sekali tidak berdaya mengendalikan nafsu.
Hal ini memang tidak aneh. Ilmu pengetahuan
dapat maju karena adanya nafsu dalam hati akal
pikiran. Mengharapkan pengertian dan pengetahuan
untuk menalukkan nafsu, merupakan harapan
hampa. Pengetahuan tidak mungkin dapat menundukkan nafsu. Hal ini banyak buktinya
kalau kita membuka mata dengan waspada,
melihat kenyataan dalam kehidupan ini, dalam diri
sendiri maupun kehidupan manusia di sekeliling
kita. Baru cengkeraman nafsu yang amat kecil
saja, misalnya merokok, sudah sedemikian kuatnya sehingga tidak dapat ditaklukkan oleh
pengetahuan. Semua perokok tahu dan mengerti
bahwa merokok itu tidak baik untuk kesehatan
dan sebagainya, namun mereka tetap tidak
berdaya, tidak mampu menghentikan kebiasaan
merokok! Bahkan hati akal pikiran yang sudah
dicengkeram nafsu muncul sebagai pembela untuk
membenarkan kebiasaan merokok itu dengan
bisikan-bisikan bahwa merokok itu baik. agar
nampak jantan, untuk menenangkan pikiran,
untuk mencari ilham, untuk pergaulan dan segala
macam pembelaan lagi. Coba kita bertanya kepada
semua pencuri di dunia ini. Adakah seorang
pencuri yang tidak tahu bahwa mencuri itu jahat"
Semua pencuri tahu dan mengerti! Akan tetapi,
mereka tetap saja mencuri! Karena pengetahuan
itu tidak dapat menundukkan nafsu yang Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mendorongnya untuk mencuri demi memperoleh
kesenangan melalui uang! De mikian pula para


Naga Beracun Lanjutan Naga Sakti Sungai Kuning Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

koruptor. Adakah seorangpun di antara para
koruptor yang tidak tahu bahwa korupsi itu tidak
baik" Semua koruptor tahu dan mengerti! Akan
tetapi tetap saja mereka melanjutkan perbuatan
korupsi itu. Dan hati akal pikiran, gudang
pengetahuan dan pengertian itu, yang sudah
dikuasai nafsu, bahkan menjadi pokrol, membela
perbuatan korupsi itu sendiri dengan bisikan
bahwa mereka melakukan korupsi untuk menghidupi anak bini, bahwa semua orang juga
melakukannya, bahwa atasannya berkorupsi lebih
banyak lagi dan sebagainya! Dalam setiap perbuatan yang sebetulnya dimengerti bahwa itu
tidak baik, selalu saja pikiran muncul sebagai
pembelanya, untuk membenarkan perbuatan jahat
itu, atau setidaknya, mengurangi keburukann ya!
Sekarang kita dihadapkan kepada keadaan yang
amat sulit. Nafsu mutlak perlu bagi kehidupan
kita. Kita mutlak membutuhkan nafsu untuk
kelangsungan hidup di dunia ini. Akan tetapi nafsu
pula yang menyeret kita ke dalam le mbah
kejahatan, menyeret kita untuk melakukan penyelewengan! Lalu apa yang dapat kita lakukan"
Hati akal pikiran kita tidak berdaya, karena semua
pengetahuan tidak dapat menundukkan nafsu
yang merajale la Apa yang dapat kita lakukan agar
nafsu kembali kepada tugas dan kedudukannya
semula, yaitu menjadi peserta dan pelayan kita
dalam kehidupan ini" Apa yang dapat kita
lakukan" Pertanyaan ini sudah bergema sepanjang
jaman. Banyak orang pergi bertapa, menyiksa diri,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
melakukan segala macam tapabrata, semua ini
merupakan usaha untuk menanggulangi nafsu,
yaitu setan yang berada di dalam diri kita sendiri.
Namun, hampir tidak ada yang berhasil. Lalu apa
yang dapat kita lakukan"
Jawaban yang te pat kiranya hanyalah bahwa
kita seyogianya tidak melakukan apa-apa! Karena
apapun yang kita lakukan, kelakuan itu masih
dikemudikan oleh nafsu keinginan. Ingin bebas
dari nafsu! Siapa yang ingin itu" Itupun masih
pikiran yang bergelimang nafsu. Menginginkan
sesuatu, walaupun keinginan itu merupakan
keinginan bebas dari pada keinginan sekalipun!
Tuhan Maha Pencipta! Tuhan maha Kuasa!
Tuhan Maha Kasih! Kekuasaan Tuhan pula yang
menciptakan adanya nafsu yang diikut-sertakan
kita. Karena itu, tidak ada kekuasaan lain di dunia
ini yang akan mampu menundukkan nafsu,
kecuali kekuasaan Tuhan! Kita tidak perlu melakukan apapun. Kita hanya menyerah, kita
hanya pasrah kepada Tuhan, dengan penuh
kesabaran, keikhlasan, ketawakalan! Kita tidak
perlu berusaha apapun untuk menundukkan
nafsu, karena usaha apapun dari kita itu bahkan
memperkuat nafsu, karena usaha itu sendiripun
merupakan ulah nafsu. Kita menyerah mutlak
kepada Tuhan dengan penuh keimanan dan
kepasrahan. Penyerahan ini merupakan kuncinya,
agar kekuasaan Tuhan selalu membimbing kita.
Kekuasaan Tuhan bekerja membimbing kita setelah nafsu tidak lagi membimbing dan menguasai kita. Nafsu menjadi alat untuk hidup,
namun kekuasaan Tuhan yang akan menjadi
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kendali, menjadi penuntun, dalam segala yang kita
perbuat. Kalau nafsu sudah mencengkeram diri, maka
manusia menjadi lupa segala. Seperti halnya Siong
Ki. Dia menjadi permainan nafsu yang mengasyikkan. Apalagi nafsu itu digerakkan oleh
pandainya Bi Tok Siocia Ouw Ling yang merayunya. Dan Siong Ki jatuh, Diapun kini
menuruti apa saja yang dikehendaki wanita itu.
Ketika Ouw Ling menyatakan kesediaannya mengawal keluarga pangeran yang akan ke kota
raja, Siong Ki hanya setuju saja. Ouw Ling yang
mengatur dan memimpin, sedangkan dia hanya
ikut s aja. Pangeran yang menjadi hakim di Lok-yang itu
bernama Pangeran Li Yan, masih kakak mis an dari
Kaisar Tang Tai Cung yang dahulu bernama
Pangeran Li Si Bin. Tentu saja setelah pamannya,
yaitu ayah Li Si Bin yang bernama Li Gan menjadi
kaisar pertama dari Kerajaan Tang berjuluk Tang
Kao Cu, Li Yan sebagai keponakannya, juga ikut
te rangkat derajatnya, bahkan mendapat sebutan
pangeran dan kini menjabat sebagai hakim di Lok-
yang. Pada jaman itu, kedudukan hakim merupakan kedudukan yang te rhormat dan tinggi,
disegani dan ditakuti para pejabat tinggi lainnya.
Pangeran Li Yan berusia limapuluh tahun, isterinya yang akan melakukan perjalanan ke kota
raja adalah is teri pertamanya yang berusia
empatpuluh lima tahun, dan tiga orang anaknya
yang ikut dengan ibu mereka ke kota raja adalah
dua orang anak laki-laki dan seorang anak
perempuan yang berusia dari sepuluh sampai
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
limabelas tahun. Isteri Pangeran Li Yan ini masih
berdarah bangsawan dan berasal dari kota raja,
dan sekali ini kepergiannya ke kota raja, selain
menengok keluarga, juga untuk berpesiar bersama
pute ra-pute rinya dan juga te ntu saja membawa
surat laporan dari suaminya yang harus disampaikan kepada atasannya di kota raja.
De mikianlah, pada hari yang ditentukan. Isteri
pangeran itu bersama tiga orang anak-anaknya
menunggang sebuah kereta dengan dua ekor kuda
yang dikendalikan kusir keluarga pangeran itu.
The Siong Ki dan Ouw Ling menunggang dua ekor
kuda mengawal di belakang kereta. Ketika Hek I
Sin-kai mengajak mereka menghadap Pangeran Li
Yan, pangeran yang sudah percaya sepenuhnya
kepada ketua kaipang itu segera menerima mereka
dan menyetujui, bahkan senang sekali karena dua
orang yang mengawal keluarganya bukan orang-
orang berpakaian pengemis, melainkan seorang
wanita cantik dan seorang pemuda tampan.
Di atas kereta itu sendiri dipasangi sebuah
bendera hitam dengan tulisan Hek I Kaipang,
sebagai tanda bahwa rombongan ini di bawah
perlindungan perkumpulan pengemis itu. Hal ini
untuk menjamin agar di dalam perjalanan tidak
ada yang berani mengganggu. Juga mendengar
permintaan Hek I Sinkai, pangeran itu menitipkan
sebuah surat untuk pejabat di istana, dengan
pesan kepada is terinya bahwa kalau kedua
pengawal itu ternyata bekerja dengan baik, surat
untuk memintakan pekerjaan bagi mereka di
istana itu disampaikan kepada saudaranya yang
menjadi pejabat di istana.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
-ooo0dw0ooo- Kita tinggalkan dulu Siong Ki dan Ouw Ling yang
mengawal keluarga pangeran Li Yan dari Lok-yang
menuju ke Tiang-an, karena sudah terlalu lama
kita meninggalkan Thian Ki. Mari kita mengikuti
perjalanan pemuda perkasa ini.
Seperti kita ketahui, Thian Ki meninggalkan ibu
kandungnya dan ayah tirinya dengan membawa
dua macam tugas. Pertama, dia akan mengunjungi
Si Han Beng untuk bertanya kepada pendekar itu,
di mana dia bisa berte mu dengan Pek I Tojin atau
He k Bin Hwesio karena hanya kedua orang itulah
yang akan dapat menolongnya, yaitu membebaskannya dari pengaruh racun di tubuhnya. Ke dua dia harus mengambil kembali
pedang Liong-cu-kiam, yaitu pedang pusaka yang
dulu menjadi milik Cian Bu Ong dan kini berada di
istana kaisar. Dia diberi waktu dua tahun oleh
ibunya dan ayah tirinya. Pada pagi hari itu, pagi-pagi sekali, berangkatlah
Thian Ki meninggalkan dusun Ke-cung di tepi
Sungai Kuning dan di kaki bukit Kim-san. Dia
membawa buntalan pakaian di punggungnya, dan
tangannya memegang sebuah bungkusan kecil
yang beris i makanan yang diberikan ole h Kui Eng
kepadanya. Kui Eng! Gadis yang sejak kecil
dianggapnya sebagai adik sendiri, kini seketika
berubah baginya setelah ayah tirinya dan ibunya
menyatakan bahwa dia dan Kui Eng ditunangkan,
dijodohkan! Dan terutama sekali perubahan yang
besar terjadi dalam sikap Kui Eng. Dahulu, gadis
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
itu sayang dan manja kepadanya, menganggap dia
sebagai kakak kandung. Setelah gadis itu tahu
bahwa Thian Ki bukan kakak kandungnya, bahkan
sama sekali tidak ada hubungan darah, berlainan
ibu dan berlainan ayah, dan mendengar bahwa
pemuda itu menjadi calon suaminya, Kui Eng telah
benar-benar jatuh cinta kepadanya. Bukan lagi
kasih sayang antara saudara, melainkan cinta
kasih seorang wanita te rhadap seorang pria! Dan
tadi gadis itu menghadangnya untuk menyerahkan
bungkusan makanan itu yang dimasak sendiri
olehnya tenggah malam tadi.
De ngan langkah le bar dan cepat Thian Ki
menuruni lereng terakhir. Bermacam perasaan
te raduk di dalam hatinya. Biarpun kini dia
menyadari sepenuhnya bahwa dia tidak bersalah,
namun tetap saja hatinya menjadi sedih dan
menyesal kalau dia te ringat kepada Kam Cin atau
Cin Cin, gadis yang telah dia buntungi tangan
kirinya itu. Terpaksa dia harus melakukan hal itu
secepatnya sebelum racun menjalar naik. Andaikata dia tidak melakukan hal itu, sekarang
Cin Cin pasti sudah tinggal nama saja, tentu telah


Naga Beracun Lanjutan Naga Sakti Sungai Kuning Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

te was. Biarpun membuntungi tangan gadis itu
merupakan perbuatan untuk menyelamatkan nyawa Cin Cin, namun bagaimanapun juga, hal itu
te rjadi karena dia, karena tubuhnya yang beracun
sehingga ketika mencengkeram pundaknya, otomatis gadis itu keracunan tangannya sehingga
te rpaksa dia membuntungi tangan itu dengan
pedang. Kalau tidak, maka racun dari tangan itu
akan menjalar naik dengan cepatnya dan kalau
sudah sampai ke jantung atau otak, nyawa gadis
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
itu tidak dapat ditolong lagi. Racun dalam
tubuhnya yang dimasukkan oleh mendiang neneknya memang hebat bukan'main. Neneknya
tidak percuma berjuluk Ban-tok Mo-li (Iblis Betina
Selaksa Racun). Thian Ki menghela napas panjang. Masih
te ringat dia akan pandang mata Cin Cin kepadanya
ketika tangan gadis itu dibuntunginya. Pandang
mata yang penuh kekagetan, penuh penasaran,
penuh kedukaan dan penuh dendam! Terkenang
dia akan pertemuannya yang pertama dengan gadis
itu di te pi sungai Kiang, melihat gadis itu mandi
telanjang, kemudian betapa Cin Cin membalasnya
dan melihat dia mandi telanjang dan memakinya
seperti monyet! Kenangan ini membuat dia
semakin sedih. Tiba-tiba Thian Ki menahan langkah kakinya
dan berdiri termenung seperti orang terkejut.
Memang dia terkejut oleh kenyataan di dalam
hatinya. Dia mencinta Cin Cin! Kenyataan ini
disusul dua hal yang membuat dia merasa
te rpukul dan berduka, juga bingung. Dia mencinta
Cin Cin akan tetapi dia telah membuntungi tangan
gadis yang dicintanya, sehingga gadis itu tentu s aja
mendendam dan membencinya. Dan hal ke dua,
dia telah ditunangkan dengan Kui Eng yang
mencintanya dengan tulus, padahal dia menyayang
Kui Eng sebagai adik. Dia merasa bingung sekali.
Cin Cin tidak bersalah ketika hendak membunuh
ayah tirinya, yaitu Cian Bu Ong. Pertama, karena
Cin Cin melaksanakan tugas yang diperintahkan
subonya yang disakiti hatinya ole h bekas pangeran
itu, dan ke dua, dan ini lebih gawat lagi, akan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tetapi agaknya belum diketahui Cin Cin, yaitu
bahwa kehancuran He k-houw-pang yang mengakibatkan te wasnya ayah kandung Cin Cin,
ketua Hek-houw-pang yang bernama Kam Seng
Hin, adalah akibat serbuan orang-orang Cian Bu
Onng! Tidak, Cin Cin tidak dapat disalahkan.
Setelah menuruni le reng bukit itu, Thian Ki
melanjutkan perjalanannya menyusuri Sungai
Huai. Dia hendak pergi ke Sin-yang yang berada di
le mbah sungai itu. Dari Sin-yang dia akan
meneruskan perjalanan menuju ke kota raja untuk
melaksanakan perintah ayah tirinya atau yang kini
ingin disebut guru, karena dia hendak dijodohkan
dengan pute ri gurunya itu. Perintah itu bukan
tugas yang ringan. Dia harus mencari dan
mengambil pedang pusaka Liong cu-kiam (Pedang
Mustika Naga) yang dahulunya milik Kerajaan Sui
dan yang kini menjadi pusaka Kerajaan Tang.
Berarti, dia harus dapat memasuki gedung te mpat
penyimpanan pusaka dan mencari pedang itu.
Pekerjaan ini amat sukar dan berbahaya, karena
gedung pusaka itu sudah pasti dijaga ketat, dan
dia mendengar bahwa Kaisar Tang Tai Cung yang
dahulu bernama Li Si Bin adalah seorang yang
lihai dalam ilmu silatnya, dan di istana te rdapat
banyak jagoan yang berilmu tinggi. Dia harus
berhati-hati sekali. -ooo0dw0ooo- Jilid 25 Thian Ki memasuki sebuah hutan kecil di tepi
sungai dan kota Sin-yang sudah dekat. Tembok
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kota sudah nampak dari hutan itu. Tiba-tiba dia
dikejutkan oleh isak tangis wanita. Bulu te ngkuk
meremang. Bagaimana mungkin ada seorang
wanita menangis dalam hutan yang biarpun kecil
akan te tapi liar dan agaknya jarang didatangi
manusia" Jangan-jangan suara siluman yang
didengarnya, karena menurut dongeng, di hutan-
hutan yang le bat seringkali te rdapat banyak
siluman yang suka menyamar menjadi wanita!
Biarpun demikian, dia tetap saja membelokkan
langkahnya menghampir arah suara tangis itu.
Dari balik semak-semak, Thian Ki mengintai
dengan heran. Yang menangis itu adalah seorang
wanita muda. Usianya sekitar tigapuluh tiga tahun,
akan te tapi ia masih nampak cantik jelita
walaupun agak kurus dan mukanya pucat.
Diantara isak tangisnya, wanita itu mengeluh,
"Ayah......ibu.....anakmu sudah tidak tahan lagi
hidup le bih lama di dunia.......tolonglah, ibu dan
ayah, aku hendak menyusul kalian......"
Setelah menangis te rsedu-sedu, wanita itu
mencabut sebatang pisau yang mengkilap karena
tajam dan runcing, dan sekuat tenaga menggerakkan pisau itu untuk ditusukkan ke
dadanya sendiri. Akan tetapi ia menjerit karena
tiba-tiba tangan yang memegang pisau itu seperti
lumpuh dan pisau itu te rlepas dari pegangan
tangannya! Ia mendengar langkah kaki dan
menoleh dengan wajah pucat dan matanya
te rbelalak ketika melihat Thian Ki melangkah
menghampirinya. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ahhhh..........!" Wanita itu nampak te rkejut dan
takut sekali, sehingga Thian Ki cepat menghiburnya. "Nyonya, harap jangan takut. Aku datang untuk
menolongmu, bukan mengganggumu," katanya dan
diapun duduk di atas akar pohon yang menonjol
keluar dari dalam tanah, berhadapan dengan
wanita itu yang masih duduk bersimpuh.
"Kau......kau bukan suruhan.......suamiku......?"
tanya wanita itu dengan lirih.
Thian Ki menggeleng kepalanya dan memandangnya. Dari pertanyaan itu s aja dia dapat
mengambil kesimpulan, bahwa wanita ini takut
kepada suaminya dan mungkin sekali ia hendak
membunuh diri karena ulah suaminya, dan bahwa
wanita ini sudah ditinggal mati ayah dan ibunya.
"Nyonya, aku tidak mengenalmu dan tidak
mengenal siapa suamimu. Aku hanya kebetulan
saja lewat dan melihat engkau melakukan
perbuatan nekat, terpaksa aku mencegahnya.
Maafkan kelancanganku."
"Kalau begitu, aku mohon kepadamu, tinggalkan
aku sendiri, biarkan aku mati menyusul orang
tuaku, aku tidak ingin hidup lagi, tidak ingin
perpanjang penderitaan yang sudah tak dapat
kutahankan lagi...... " wanita itu menangis dan
hendak meraih pisaunya yang tadi te rlepas dan
kini berada di dekatnya. Akan tetapi, tiba-tiba saja
pisau itu lenyap dan te lah berada di tangan Thian
Ki. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Orang muda, bunuhlah aku dengan pisau
itu.........aku ingin mati......!"
"Tidak, nyonya, engkau tidak bole h mati..."
"Orang muda, apa kaukira akan dapat mencegah
aku mengakhiri hidupku" Sekarang engkau dapat
saja memaksaku untuk tidak membunuh diri,
akan tetapi setelah kita berpisah, mudah saja
bagiku untuk membunuh diri. Menggantung diri,
te rjun ke jurang, minum racun, membenturkan
kepalaku ke batu, banyak jalan untuk membunuh
diri!" Wanita itu kini merasa marah dan penasaran
melihat pemuda yang tidak dikenalnya berkeras
hendak menghalanginya mengakhiri penderitaan
hidupnya. "Maafkan aku, nyonya. Akan te tapi, niatmu itu
sungguh salah sekali. Selain engkau akan berdosa
kepada Pemberi Hidup, juga usahamu mengakhiri
penderitaan itu akan sia-sia belaka. Apakah
kaukira bahwa kematian itu mengakhiri penderitaan. Kematian merupakan kelanjutan
daripada kehidupan ini, nyonya, dan penderitaan
tidak akan hapus begitu saja setelah kita mati.
Bahkan mungkin di sana menanti penderitaan
yang jauh le bih hebat daripada penderitaan
sewaktu hidup?" Wanita itu menyusut air matanya dan kini ia
mengangkat muka, menatap wajah Thian Ki.
Ketika pandang matanya bertemu dengan sepasang
mata yang mencorong penuh wibawa, ia te rkejut
dan maklum bahwa ia berhadapan dengan seorang
pemuda yang bukan orang biasa.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Orang muda, kau kira aku tidak tahu akan
semua itu" Aku juga pernah membaca kitab. Akan
tetapi, aku yakin tidak ada penderitaan yang le bih
berat daripada yang kualami selagi hidup ini. Aku
ingin mengakhiri semua ini."
"Nyonya yang baik, hidup memang merupakan
medan perjuangan yang beris i suka dan duka,
kemudahan atau kesukaran. Kalau sewaktu kita
menghadapi kesukaran, tidak semestinya kalau
kita pergi menghindarinya, melarikan diri dari
kesulitan. Kita harus berdaya upaya untuk
menghadapinya, menanggulanginya dan mengatasinya. Karena itu, kesukaran apapun yang
kauhadapi, sepatutnya kalau engkau melawannya,
nyonya, bukan melarikan diri dengan jalan
membunuh diri. Dan aku berjanji, aku akan
membantumu menanggulangi kesukaranmu. Katakanlah, mengapa engkau menjadi berduka dan
putus harapan?" Wanita itu menggeleng kepala dan menghela
napas panjang. "Tidak ada gunanya, orang muda.
Aku tidak ingin engkau, seorang yang tidak
kukenal sama sekali, terseret dan celaka pula
karena hendak menolongku. Tidak a da seorangpun
di dunia ini yang akan dapat menolongku, orang
muda." Thian Ki tersenyum. Dia tidak menyalahkan
wanita ini kalau tidak percaya padanya. Dan
ketidak-percayaan ini pasti ada hubungannya
dengan keadaan wanita itu. Wanita itu tentu
mengira bahwa tidak ada orang yang akan mampu
menolongnya dan ini berarti bahwa yang membuat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dia berduka itu tentulah keadaan yang amat gawat,
orang-orang yang agaknya sukar dikalahkan atau
ditundukkan. "Nyonya, harap jangan memandang rendah
kepadaku. Kalau aku menawarkan bantuan, te ntu
sudah kuperhitungkan dan aku yakin akan


Naga Beracun Lanjutan Naga Sakti Sungai Kuning Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kesanggupanku. Aku mampu melawan orang yang
bagaimana jahat dan lihaipun!" Dia sengaja bicara
sombong untuk menggugah kepercayaan wanita itu
kepadanya, atau setidaknya untuk menarik perhatiannya. Usahanya berhasil. Wanita itu kini mengamatinya penuh perhatian, matanya yang
merah dan masih basah itu, bagaikan matahari
yang baru mulai te rlepas dari selimut awan tebal,
kini nampak agak bercahaya dengan harapan.
"Kau........ kau...... seorang pendekar?" tanyanya,
penuh harapan. Kalau dalam keadaan biasa, tidak mungkin dia
mau mengaku bahwa dia seorang pendekar yang
berkepandaian tinggi. Akan te tapi dalam keadaan
seperti itu, dia harus mengaku untuk membesarkan hati wanita yang putus asa itu.
"Nyonya, aku Coa Thian Ki selalu menjunjung
tinggi kegagahan, membela kebenaran dan keadilan dan menentang kejahatan, mengandalkan
ilmu kepandaian yang kupelajari sejak kecil. Nah,
percayalah kepadaku bahwa aku akan sanggup
menolongmu dari tangan orang jahat, dan ceritakan apa yang menjadi penderitaanmu sampai
membuatmu putus asa nyonya."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Agaknya kini timbul kepercayaan di hati wanita
itu. Setelah beberapa kali menghela napas panjang,
iapun memperkenalkan dirinya. "Namaku Li Ai Yin,
mendiang ayahku adalah Pangeran Li Siu Ti.........."
"Ahhh....!" Thian Ki berseru, terkejut.
"Kalau begitu........nyonya adalah seorang putri
bangsawan is tana dan......apakah mendiang ayah
nyonya adalah Pangeran Tua yang kabarnya..."
Thian Ki meragu untuk melanjutkan.
Li Ai Yin mengangguk. "Benar, ayahku sekeluarga telah dijatuhi hukuman mati karena
memberontak terhadap Kaisar, enambelas tahun
yang lalu. Hanya aku seorang yang berhasil lolos
dari hukuman mati karena aku dilarikan oleh........suamiku......dan
tinggal di Sin-yang sampai sekarang." "Kalau begitu, nyonya te rmasuk beruntung,
dapat meloloskan diri bersama suami nyonya. Lalu
kenapa sekarang........ "
"Mula-mula memang aku berbahagia dengan
suamiku yang tadinya bekerja sebagai pengawal
ayah. Kami saling mencinta dan aku menganggap
dia orang yang paling gagah perkasa dan paling
baik di dunia ini. Walaupun kami belum mempunyai anak, namun aku te tap berbahagia
dan setia kepadanya, membantu semua usahanya
yang dimulai dari bawah kembali. Kemudian, dia
berhasil mendirikan perkumpulan Koai-liong-pang
(Perkumpulan Naga Setan) di Sin-yang. Perkumpulan itu menjadi besar dan berpengaruh,
dan membuat kami hidup serba cukup, bahkan
kaya. Akan te tapi, barulah nampak belangnya dan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
baru kuketahui siapa sebenarnya suamiku yang
tadinya kuanggap sebagai seorang pendekar yang
gagah perkasa itu. Ternyata dia seorang yang
berhati palsu, kejam dan juga mata keranjang.
Betapa sakitnya hatiku melihat dia bertindak keji,
merampas anak gadis atau is teri orang, memperkosanya di depan mataku, dan dia
memperlakukan aku sebagai bujang saja, bahkan
seringkali aku dia pukuli dan siksa, demi
menyenangkan selir-selirnya. Ahh, untuk apa aku
hidup te rus seperti itu" Hari ini aku mendapat
kesempatan lolos keluar dan menuju ke hutan ini
untuk membunuh diri, karena kalau di rumah,
aku tidak akan mendapat kesempatan. Engkau.........., bagaimana mungkin dapat menolongku orang muda" Engkau hanya seorang
diri, selain suamiku itu amat sakti, juga dia
mempunyai anak buah yang banyak, tidak kurang
dari limapuluh orang dan kesemuanya jahat dan
kejam. Aku tidak ingin engkau celaka kalau
menolongku dan mene ntang mereka."
Thian Ki merasa iba sekali. Seorang pute ri
pangeran, bahkan masih adik sepupu kaisar yang
sekarang, yang ketika kecil tentu hidup serba
mewah dan dimuliakan orang, sekarang merasa
sengsara karena keliru memilih suami dan ingin
membunuh diri. Mendengar bahwa suami wanita
itu sakti, pendiri Koai-liong-pang, hati Thian Ki
te rtarik sekali. "Nyonya, siapakah suami nyonya itu?"
"Pertanyaanmu membuktikan bahwa engkau
bukan orang dari daerah Sin-yang. Karena kalau
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
demikian halnya, pasti engkau tahu siapa ketua
Koai-liong-pang. Namanya Can Hong San."
Thian Ki merasa terkejut bukan main, akan
tetapi wajahnya tidak membayangkan sesuatu.
Tentu saja dia tahu siapa Can Hong San itu!
Ibunya telah menceritakan nama tokoh besar dan
datuk persilatan, dan menurut ibunya, Can Hong
San adalah pute ra mendiang Cui-beng Sai-kong
pendiri perkumpulan penyembah Thian-te Kwi-ong
(Raja Setan Langit Bumi). Can Hong San, menurut
ibunya, amat lihai akan tetapi juga amat jahat.
Bahkan orang itu merupakan seorang di antara
para penyerbu He k-houw-pang dan dia pula yang
membunuh ayah kandungnya, Coa Siang Lee,
dalam penyerbuan itu. Can Hong San adalah
pembunuh ayahnya dan dia suami nyonya ini!
"Jangan khawatir, nyonya. Aku siap untuk
menolongmu. Nah, katakan saja, apa yang harus
kulakukan untuk menolong nyonya?"
Wanita itu termenung, dan sebelum ia menjawab, tiba-tiba te rdengar suara gaduh dan
Thian Ki berkata, "Duduk sajalah, nyonya. Ada
beberapa orang datang ke sini, biarkan aku yang
menghadapi mereka." "Aih, celaka........mereka pastilah orang-orang
yang disuruh suamiku untuk mencariku. Mereka
itu lihai dan kejam sekali. Larilah, orang muda,
tinggalkan aku sendiri!" Ai Yin yang sudah putus
asa itu tidak ingin melihat orang lain dibunuh
karena membelanya. "Tenanglah, nyonya. Aku akan menghajar mereka kalau mereka berani mengganggumu."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Muncullah empat orang laki-laki yang bertubuh
kokoh kuat dan bersikap bengis. Mereka berteriak-
te riak ketika melihat Li Ai Yin.
"Itu ia di sana!"
"Bersama seorang pemuda lagi! Tentu pemuda
itu biangkeladinya sehingga ia melarikan diri!"
De ngan tenang sekali Thian Ki berdiri menghadang ke depan Ai Yin, akan tetapi sebelum
dia bicara, dia didahului Ai Yin yang berkata
dengan lantang. "Mau apa kalian mencariku" Pergi
dan jangan ganggu aku!" Suaranya te rdengar
memerintah dan hal ini wajar karena empat orang
itu adalah para pembantu suaminya.
Akan tetapi, Ai Yin melihat perubahan besar dari
sikap mereka. Bias anya, mereka menghormatinya
sebagai isteri ketua mereka, akan tetapi sekarang
mereka tertawa ha-ha-hi-hi mendengar bentakan
wanita itu. "Kami diutus pang-cu (ketua) untuk mencari,
nyonya," kata seorang di antara mereka yang
berkumis tebal. "Pergilah kalian, aku tidak mau pulang. Katakan
kepada ketua kalian bahwa aku tidak sudi pulang,
dan lebih baik aku mati daripada harus kembali ke
sana!" Suaranya penuh kemarahan dan kebencian.
Akan te tapi, empat orang itu tetap tertawa-tawa,
menyeringai dengan sikap kurang ajar, sama sekali
tidak menghormati nyonya ketua mereka. Si kumis
te bal yang agaknya menjadi pembicara dan
pemimpin mereka, melangkah maju dan matanya
melotot seperti hendak menelan nyonya itu bulat-
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bulat. "Heh-heh, nyonya manis, kami tidak dis uruh
menjemputmu, melainkan disuruh membunuhmu,
ha-ha-ha!" Akan te tapi ancaman yang disusul tawa empat
orang itu, sama sekali tidak membuat s ang nyonya
menjadi ketakutan seperti yang mereka duga. Ai
Yin bahkan bangkit berdiri dan menegakkan le her
menatap mereka dengan pandang mata menantang. "Bunuhlah, lebih baik aku mati daripada harus
kembali ke sana!" Empat orang itu te rtegun, dan untuk melenyapkan rasa kecelik itu, si kumis tebal
te rtawa lagi. "Ha-ha-ha, kami tidak akan membunuh begitu saja, manis. Kami akan
bersenang senang dulu denganmu, nyonya manis!"
"Jahanam busuk, berani kau........!!"
Ai Yin membentak dan mukanya berubah merah


Naga Beracun Lanjutan Naga Sakti Sungai Kuning Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

saking marahnya. Empat orang itu te rtawa. "Sayang kalau dibunuh
begitu saja. Sudah lama engkau membuat kami
seringkali mengilar. Marilah, manis, mari bersenang-senang dengan kami!"
Ketika empat orang itu melangkah maju untuk
menangkap Ai Yin, Thian Ki sudah maju menghadang. "Empat orang laki-laki pengecut dan
rendahbudi, beraninya hanya mengganggu wanita
le mah!" kata Thian Ki, suaranya dingin akan tetapi
pandang matanya bernyala.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Eh, eh.........! Siapa kau, anak kecil berani
mencampuri urusan orang" Apa engkau sudah
bosan hidup?" "Kalian ini manusia-manusia yang sudah dikuasai iblis yang sudah bosan hidup kalau kalian
tidak cepat pergi dan jangan mengganggu nyonya
ini," kata Thian Ki.
Mata si kumis tebal melotot dan hampir dia
tidak percaya ada seorang pemuda berani bersikap
dan berkata seperti itu kepadanya! Seluruh
penduduk kota Sin-yang dan sekitarnya, tak
seorangpun berani bersikap kasar kepadanya!
"Bocah gila, apa engkau tidak tahu bahwa
engkau berhadapan dengan aku, Harimau Kumis
Tebal?" bentaknya dan mengamangkan tinju
kanannya yang sebesar kepala anak-anak itu ke
arah Thian Ki. "Hemm, manusia sombong. Aku akan membuat
engkau menjadi anjing tanpa kumis!"
Kemarahan si kumis te bal tak dapat ditahan
lagi. "Jahanam!" bentaknya dan dengan gerengan
seperti beruang marah, diapun menyerang Thian Ki
sedangkan tiga orang lainnya hanya menonton
sambil menyeringai, karena mereka semua yakin
bahwa dalam segebrakan saja rekan mereka akan
dapat melumatkan tubuh pemuda itu dan mereka
ingin menikmati tontonan itu.
"Wuuuut.......!"
Kepalan tinju besar itu menyambar ke arah muka Thian Ki. Akan tetapi
dengan gerakan otomatis dan mudah sekali Thian
Ki menarik mukanya ke belakang pada saat tinju
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
itu hampir menyentuh pipinya, dan pada saat tinju
itu lewat di depan mukanya, tangannya yang kiri
menyambar ke arah pipi lawan.
"Plakk.....!! Aduhh.........!" Si kumis tebal hampir
te rsungkur, dan dia meludahkan beberapa buah
gigi bercampur darah keluar dari mulutnya,
meringis dan kemarahannya meluap.
"Jahanam...........!"
bentaknya pelo karena mulutnya membengkak, dan begitu tangan kanannya bergerak, dia sudah mencabut sebatang
golok dan mengamuk seperti orang gila, menghujankan bacokan golok ke arah Thian Ki.
Akan tetapi, yang nampak ole hnya hanya bayangan
berkelebatan ke kanan kiri. Dia menyerang dengan
ngawur saja, mengejar bayangan itu dengan
sabetan goloknya. Tiba-tiba, le ngan kanannya
te rpukul dari samping membuat lengan itu terasa
lumpuh dan nyeri, dan goloknya te rlepas. Tangan
kanan Thian Ki sudah menyambar ke arah muka
lawan dan sekali renggut terdengar suara "brett......" disusul jerit kesakitan dan kini si kumis
te bal sudah kehilangan kumisnya dan di te mpat
itu kini nampak kulit di bawah hidung itu te robek
dan berdarah! Si pemilik kumis mendesis-desis
saking nyerinya, juga nyeri hatinya karena dia
kehilangan kumis yang dia banggakan. Tiga orang
kawannya te rkejut bukan main, juga marah
melihat betapa kawan mereka dihina, dan mereka
bertiga sudah mencabut golok dan mengepung
Thian Ki. Sebaliknya, Ai Yin berdiri te rbelalak
kagum. Tak disangkanya bahwa pemuda itu dapat
membuat Harimau Kumis Tebal yang merupakan
pembantu suaminya yang paling lihai, paling galak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dan paling kejam, sama sekali tidak berdaya dan
dikalahkan dalam beberapa gebrakan saja. Timbul
harapan dan kepercayaan dalam hatinya bahwa
pemuda ini akan dapat menolongnya. Akan tetapi
tetap saja dia merasa khawatir karena kini tiga
orang itu sudah berteriak-teriak sambil menyerang
Thian Ki yang bertangan kosong dengan golok
mereka. Kalau saja Thian Ki belum digembleng mendiang
neneknya selama dua tahun dan belum menguasai
te naga saktinya yang beracun, tentu sekali tampar
saja dia dapat membuat lawan tewas dengai tubuh
keracunan. Akan te tapi kini dia telah dapat
menguasai tenaga itu sehingga dia mampu
"menyimpan" hawa beracun itu dan hawa itu tidak
akan bergerak keluar kalau tidak dikehendakinya.
Hanya te ntu saja, darahnya masih mengandung
racun mengerikan sehingga siapa yang menyerangnya dengan pukulan berte naga sin-
kang, atau mencengkeramnya, orang itu akan
keracunan, seperti halnya Cin Cin. Untuk melenyapkan ini, tidak ada jalan lain kecuali
membersihkan darahnya dan yang dapat melakukan hal ini hanyalah orang yang benar-
benar sakti. Kini, menghadapi pengeroyokan tiga orang itu,
te ntu saja tidak membuat Thian Ki repot. Tingkat
ilmu silatnya yang dia dapatkan dari ajaran ayah
tirinya, jauh le bih tinggi daripada tingkat kepandaian tiga orang itu, maka begitu dia
menggerakkan tubuhnya, maka bayangannya berkelebatan di antara gulungan sinar tiga batang
golok para pengeroyok. Ge rakan kedua tangannya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
jauh le bih cepat ketimbang gerakan tiga batang
golok lawan. Thian Ki tidak ingin berkelahi te rlalu
lama menghadapi orang-orang kasar itu, maka
begitu Harimau Kumis Tebal yang kini tidak
berkumis itu terjun pula ke dalam medan
perkelahian, menahan nyeri pada mukanya dan
membacokkan goloknya dengan nekat, Thian Ki
sudah mengeluarkan bentakan melengking empat
kali dan akibatnya, empat orang itu te rpelanting ke
kanan kiri, golok mereka te rpental entah ke mana
dan tulang le ngan kanan mereka semua patah-
patah! Barulah empat orang itu te rkejut dan je rih,
dan tanpa diperintah lagi mereka lari tunggang
langgang meninggalkan te mpat itu, tidak berani
menoleh lagi.! Ketika Thian Ki menoleh ke arah wanita itu,
dengan kaget dia melihat wanita sudah berlutut di
depannya. "Taihiap.........terima kasih, taihiap.
Sekarang aku percaya......taihiap kiranya yang
akan dapat menolongku......" katanya terharu.
"Aih, nyonya. Jangan begitu, bangkitlah dan
jangan menghormatiku secara berlebihan. Engkau
seorang pute ri bangsawan, bangkitlah...." Terpaksa
Thian Ki menyentuh kedua pundak wanita itu dan
Ai Yin merasakan getaran hebat yang membuat ia
te rpaksa bangkit duduk. Kemudian iapun kembali
duduk berhadapan dengan Thian Ki di bawah
pohon besar itu. "Nah, sekarang katakanlah, pertolongan apa
yang harus kuberikan kepadamu, nyonya" Apakah
engkau menghendaki aku menemui suamimu dan
memaksanya agar dia bersikap baik kepadamu?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tidak, tidak! Dan jangan sebut aku nyonya,
taihiap. Namaku Li Ai Yin, dan aku bukan lagi
pute ri bangsawan, juga bukan lagi is teri ketua
Koai-liong-pang. Aku tidak sudi lagi kembali
kepadanya, le bih baik aku mati daripada harus
kembali kepadanya........"
"Akan te tapi, kalau dia berjanji akan bersikap
baik kepadamu?" "Tidak, tidak mungkin! Dia seorang perayu yang
palsu, andaikata engkau dapat memaksanya untuk
bersikap baik kepadaku, te ntu itu hanya tipuan
belaka, dan kalau engkau sudah tidak ada, dia
pasti akan melampiaskan dendamnya kepadaku.
Dia perayu dan kejam seperti iblis, taihiap."
"Nyonya, kalau engkau tidak ingin kusebut
nyonya, jangan sebut aku tai-hiap. Namaku Coa
Thian Ki, rasanya kikuk kalau engkau menyebut
aku taihiap." "Baiklah, siauw-te (adik).... padahal engkau
memang pantas disebut pendekar besar. Aku
berte rima kasih sekali, dan agaknya engkaulah
harapanku satu-satunya. Hanya engkau yang
kiranya akan dapat membebaskan aku dari derita
ini." "Akan te tapi, bagaimana caranya, enci Ai Yin?"
tanya Thian Ki yang kini tanpa ragu menyebut enci
kepada wanita itu. "Kalau engkau tidak ingin
kembali kepada suamimu, lalu apa yang dapat
kulakukan untuk membantumu?"
"Terserah kepadamu, Coa-siauwte. Terserah apa
yang akan kaulakukan. Aku hanya ingin hidup
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
te rbebas dari Can Hong San. Aku ingin hidup
sendiri tanpa terancam oleh dia dan anak
buahnya. Mereka itu kejam sekali, bukan hanya
kepadaku, akan te tapi kepada rakyat daerah Sin-
yang. Ah, engkau tidak tahu apa saja yang mereka
lakukan siauwte." Ai Yin lalu menceritakan tentang
semua sepak te rjang suaminya. Setelah terjadi
penyerbuan pasukan istana kepada Pangeran Tua
Li Siu Ti yang diketahui hendak memberontak, Ai
Yin diajak pergi melarikan diri oleh Can Hong San.
Wanita ini menurut saja, karena ia telah dikuasai
oleh bekas pembantu ayahnya itu, telah menyerahkan diri di luar kesadarannya. Dalam
pelarian ini, Can Hong San bersikap baik dan


Naga Beracun Lanjutan Naga Sakti Sungai Kuning Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mencinta padanya, maka agak terhiburlah hatinya.
Setelah merantau berpindah-pindah tempat karena takut akan pengejaran dan pencarian dari
kota raja, akhirnya beberapa tahun kemudian
mereka menetap di Sin-yang. Keadaan sudah aman
dan tidak ada pencarian, maka Can Hong San
mulai menata hidupnya. Mengandalkan kepandaiannya yang tinggi, dia menaklukkan para
tokoh kangouw dan para jagoan di daerah Sin-
yang, dan ketika dia mendirikan perkumpulan
yang diberi nama Koai-liong-pang, banyak jagoan
yang suka menjadi anak buahnya. Dan perkumpulan ini dalam waktu singkat menundukkan para jagoan, menguasai semua
te mpat pelesir dan kemaksiatan dengan memungut
semacam "pajak" yang besar. Sebentar saja, nama
Koai-liong-pang ditakuti orang dan pemilik segala
macam perusahaan, terutama sekali yang bersangkutan dengan hiburan tidak berani Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
membantah dan membayar uang pajak atau
sumbangan yang dikatakan sebagai biaya penjagaan keamanan. Siapa yang tidak mau membayar, te ntu akan
menjadi tidak aman lagi. Sebentar saja Can Hong
San menjadi kaya raya dan setelah memperoleh
kekayaan dan kedudukan atau kuasa, mulailah
nampak belangnya terhadap Li Ai Yin yang menjadi
isterinya. "Dia mengambil banyak gadis , bahkan is teri
orang, sebagai selir paksaan, bahkan sering dia
memaksa seorang wanita di dalam kamar kami, di
depan mataku sendiri. Kalau aku mencela, dia
memukul dan menyiksaku. Pernah dia dengan
te rus te rang mengatakan bahwa dahulu dia
mempersuntingku bukan karena cinta, melainkan
karena ingin menjadi mantu pangeran. Sekarang,
setelah keluarga ayah hancur, dan aku bukan lagi
pute ri pangeran, diapun tidak membutuhkan aku
lagi. Ahh, siaute, bertahun-tahun aku harus
menahan diri te rhadap siksaan lahir bathin itu.
Penderitaan itu sampai dipuncaknya ketika malam
tadi dia memberikan aku kepada para pembantunya! Aku tidak sudi dan karena para
anak buahn ya masih segan kepadaku, maka aku
masih mampu mempertahankan kehormatanku
dan pagi ini aku melarikan diri ke sini."
"Betapa kejam dan jahatnya!" Thian Ki berseru
sambil mengepal tinju. "Untung bahwa dalam pernikahanku dengannya,
kami belum mempunyai keturunan, Coa-siauwte.
Nah, sekarang engkau te ntu mengerti bahwa satu-
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
satunya keinginanku hanya agar aku dapat
te rbebas darinya. Aku han ya mau melanjutkan
hidup ini kalau te rbebas dari cengkeraman
manusia iblis itu." Thian Ki mengangguk-angguk. Dia mengerti. Li
Ai Yin ini bukan seorang isteri yang tidak setia
kepada suami. "Baiklah, enci Ai Yin. Gerombolan
Koai-liong-pang itu tidak boleh dibiarkan saja
merajalela dan mencelakai penduduk. Hal ini
harus dilaporkan kepada yang berwajib. Mari kau
ikut denganku, enci."
Thian Ki lalu mengajak Ai Yin memasuki kota
Sin-yang. Wanita itu tentu saja ketakutan,
khawatir kalau sampai diganggu ana k buah
suaminya, akan tetapi agaknya pihak Koai-liong-
pang te rlalu kaget mendengar akan nasib tiga
orang pembantu utama ketua mereka yang
berte mu seorang pemuda yang amat lihai, sehingga
Thian Ki dan Ai Yin tidak sempat diganggu sampai
mereka tiba di gedung pembesar setempat, yaitu
rumah dan kantor kepala daerah Sin-yang yang
bernama Gan Hok. Gan-taijin adalah seorang yang
berusia limapuluh tahun, dan dialah pejabat
pemerintah yang paling tinggi kedudukannya di
Sin-yang. Seperti kebanyakan pejabat pemerintah
di masa itu, Gan-taijin juga seorang pejabat yang
kurang memperhatikan keadaan atau kehidupan
rakyatnya, hanya memikirkan kesejahteraan keluarganya sendiri saja. Maka, dia tidak begitu
tahu akan sepak te rjang Koai-liong-pang, bahkan
andaikata tahupun, asalkan para anggota Koai-
liong-pang tidak mengganggu pemerintah, dan
le bih-lebih kalau perkumpulan itu membayar pajak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dan sumbangan yang besar, diapun akan pura-
pura tidak tahu saja. Karena dia tidak mengenal Thian Ki dan Ai Yin,
maka diapun menyambut kedatangan mereka
dengan sikap dingin dan acuh saja. "Hemm,
siapakah kalian dan ada urusan apakah sepagi ini
sudah mengganggu kesibukanku?" te gurnya dengan sikap ketus. Thian Ki mengerutkan alis nya. Sudah terlampau
sering dia melihat pembesar yang seperti ini
sikapnya, memandang rendah orang lain, akan
tetapi bersikap manis kepada orang yang datang
membawa hadiah yang bes ar.
"Maafkan kalau kami mengganggu, Taijin," kata
Thian Ki dengan sikap te nang. "Saya bernama Coa
Thian Ki dan ini adalah kakak perempuan saya
yang bernama........Coa Ai Yin. Kami sedang
melakukan perjalanan dan kebetulan lewat di Sin-
yang. Dan di kota Taijin ini, kami melihat seorang
buronan kota raja, bahkan dia te lah menyusun
kekuatan di kota ini. Kalau hal ini sampai
diketahui Sri baginda, tentu nama baik Taijin akan
te rcemar." Seketika wajah pembesar itu menjadi pucat.
Kalau ada yang ditakuti, maka satu satunya
adalah kota raja, di mana terdapat kaisar dan para
atasannya! Sekali gerakan telunjuk para atasan,
akan hancurlah kedudukann ya dan kehidupannya.
"Apa kau bilang" Seorang buronan di kota inil"
Siapa dia" Hayo ceritakan dengan jelas dan jangan
melempar fitnah kepada orang!" bentak pembesar
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
itu dan para pembantunya yang hadir juga
te rbelalak heran dan terkejut.
Thian Ki tetap tenang. "Ingatkah Taijin akan
peristiwa yang terjadi di kota raja enambelas tahun
yang lalu ketika Pangeran Tua Li Siu Ti sekeluarga
dihukum karena dia melakukan pemberontakan?"
"Tentu saja! Akan tetapi apa hubungannya
dengan kota ini?" "Begini, Taijin. Diantara para pembantu utama
mendiang Pangeran Tua yang memberontak,
pembantu yang paling lihai, telah berhasil meloloskan diri dan sampai sekarang belum
te rtangkap. Dan kami melihat buronan itu sekarang menjadi penduduk Sin-yang, bahkan
memiliki pengaruh dan kekuasaan besar. Kalau hal
ini diketahui kota raja, bukankah Taijin akan
dituduh bersekongkol dengan buronan itu dan
melindunginya?" Thian Ki lalu memberi isyarat
kepada Ai Yin dan mereka bangkit. "Akan te tapi
kalau Taijin tidak percaya kepada kami, sudahlah,
kami akan melanjutkan perjalanan dan semua
akibat silakan Taijin tanggung sendiri!."
"Hei...., eh, nanti dulu.......orang muda, jangan
te rgesa-gesa dan silakan duduk." Pembesar itu
te rgopoh-gopoh mencegah Thian Ki dan Ai Yin
pergi. Kedua "Kakak beradik" itupun duduk
kembali dan kini sikap pembesar itu menjadi lain.
Dia memerintahkan pembantunya untuk memanggil komandan pasukan keamanan yang
segera muncul, seorang laki-laki tinggi besar dan
gagah berusia empatpuluh tahun lebih. Mereka
semua duduk mendengarkan laporan Thian Ki.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Taijin, orang itu bernama Can Hong San, ketika
menjadi pembantu mendiang Pangeran Tua dia
memakai nama Siauw Can. Dan dia sekarang
berhasil menghimpun para tokoh kangouw, para
penjahat keji mendirikan perkumpulan Koai-liong-
pang di kota ini!" Gan-taijin terbelalak. "Koai-liong-pang" Akan
tetapi......sikap mereka selama ini baik-baik saja,
tidak pernah mengganggu petugas pemerintah,
bahkan amat baik......" tiba-tiba pejabat itu diam
karena ingat bahwa tidak semestinya dia menceritakan kebaikan Koai-1iong-pang yang suka
memberi sumbangan dan hadiah yang cukup
banyak! "Maksudku........koai-liong-pang
tidak pernah memusuhi kami."
"Mungkin saja begitu, Taijin, karena Can Hong
San itu memang licik sekali. Akan tetapi tidak
tahukah Taijin akan sepak terjang para anggota
Koai-liong-pang te rmasuk pimpinannya" Mereka
seringkali mengganggu penduduk, melakukan
pemerasan, bahkan tidak segan merampas barang
orang, juga sudah sering mereka memaksa gadis
bahkan is te ri orang, menjadi selir mereka. Mereka
melakukan perkosaan dan penindasan."
Wajah pembesar itu berubah. Berita ini sungguh
amat mengejutkan hatinya. Dia menoleh kepada
komandan pasukan keamanan. "Benarkan itu, Lui
ciangkun?" tanyanya.
Komandan itu menghela napas panjang. "Me mang Koai-1iong-pang tidak pernah memusuhi
kita, Taijin, akan tetapi mereka memang menguasai semua tempat hiburan, dan memungut
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pajak dari toko-toko besar. Semua ini pernah s aya
laporkan kepada Taijin, akan tetapi karena mereka
tidak memusuhi kita, Taijin tidak memerintahkan
menindak mereka." "Brakk!" Pembesar itu memukul meja dengan


Naga Beracun Lanjutan Naga Sakti Sungai Kuning Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

telapak tangannya. "Lui-ciangkun, kalau kami tahu
dia itu buronan kota raja, te ntu kami sudah sejak
dulu menyuruh engkau menangkapnya. Kenapa
kau tidak tahu bahwa dia itu bekas pemberontak"
Hayo kerahkan pasukanmu dan tangkapi mereka
semua, kalau melawan, gempur dan bunuh mereka
agar kita tidak dianggap bersekongkol dengan
pemberontak. Kau tahu hukumannya kalau kita
dianggap membantu pemberontak" Tolol kau!"
Komandan itu memberi hormat. "Siap melaksanakan perintah, Taijin!"
"Taijin, Can Hong San itu lihai bukan main. Saya
khawatir kalau-kalau dia akan dapat lolos lagi
seperti ketika terjadi pembasmian pemberontak di
kota raja. Karena itu biar saya yang menghadapinya dan menangkapnya, akan te tapi
saya menitipkan kakak perempuan saya ini agar ia
aman dari balas dendam Can Hong San yang kami
laporkan kepada Tai-jin."
"Baik, baik, silakan masuk, nona." Pembesar itu
memberi isyarat kepada seorang pembantu yang
segera mengantar Ai Yin masuk ke dalam gedung
itu. Pembesar itu tentu saja senang dititipi Ai Yin
karena wanita itu bahkan seolah menjadi jaminan
akan kebenaran laporan yang disampaikan adiknya! Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Thian Ki mendampingi Lui-ciangkun yang
memimpin hampir tiga ratus orang perajuritnya
dan gegerlah kota Sin-yang ketika melihat pasukan
keamanan mengepung rumah besar yang menjadi
pusat Koai-liong-pang. Yang lebih kaget lagi adalah
Can Hong San dan para pembantunya. De ngan
membawa pedang pusakanya, dan diiringkan para
pembantunya, dan para anggota Koai-liong-pang
yang ketika itu berada di situ kurang le bih tiga
puluh orang, sedangkan yang lainnya berada di
luar melaksanakan tugas mengumpulkan sumbangan, dia keluar dengan tabah. Can Hong
San menganggap bahwa selama ini sudah banyak
dia memberi sogokan hadiah kepada semua
petugas pemerintah di Sin-yang, maka tidak
mungkin dia akan diganggu. Setelah tiba di luar
pintu depan, Can Hong San diam-diam terkejut
melihat banyaknya perajurit yang mengepung
rumahnya. Dan seorang pembantunya, yaitu
seorang di antara mereka yang pagi tadi hendak
menangkap Ai Yin di dalam hutan menyentuh
le ngannya. "Pangcu, itu dia pemuda yang tadi menolong
nyonya." Can Hong San mengerutkan alisnya, memandang kepada Thian Ki yang berdiri di antara
para perwira yang berada di depan pasukan. Dia
tidak mengenal pemuda itu dan tiba-tiba saja
jantungnya berdebar te gang. Isterinya, Li Ai Yin
telah diselamatkan pemuda itu dan diajak pergi,
dan sekarang pasukan keamanan Sin-yang mengepung rumahnya. Apakah Ai Yin telah
mengkhianatinya" Akan tetapi, melihat bahwa
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
komandan itu adalah Lui-ciangkun yang tentu saja
sudah dikenalnya, diapun menenangkan hatinya
dan segera melangkah maju menghadapi komandan itu dan tersenyum ramah.
"Aih, kiranya Lui-ciangkun yang datang. Apakah
yang te rjadi, ciangkun" Kenapa ciangkun memimpin pasukan keamanan" Apakah te rjadi
kerusuhan" Kalau begitu, biar kami akan membantumu!" Thian Ki memperhatikan orang itu. Seorang laki-
laki yang gagah perkasa dan tampan menarik
pikirnya. Usianya te ntu sudah empatpuluh tahun
le bih, namun masih nampak perkasa dan tampan.
Hidungnya mancung dan besar, dan bibirnya
merah bergairah seperti bibir wanita. Akan te tapi
matanya mengandung kecerdikan yang luar biasa.
Biji mata itu bergerak-gerak ke kanan kiri, dan
sinarnya tajam, bahkan mencorong ketika mengerling kepadanya. Seorang yang amat berbahaya, pikirnya. Sikapnya ketika menyambut
Lui-ciangkun itu saja sudah menunjukkan kelicikannya. Sikap itu membuat Lui-ciangkun nampak agak
te rsipu. Bagaimanapun juga, dia sendiri adalah
seorang di antara sekian banyaknya petugas
penting memiliki kedudukan yang pernah menikmati hadiah dari ketua Koai-liong-pang ini!
Biarpun dia sendiri tidak pernah membantu
perkumpulan itu berbuat kejahatan, namun selama ini dia memang, seperti para pembesar lain,
agak memejamkan mata pura-pura tidak tahu apa
yang telah mereka perbuat. Akan tetapi, mengingat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
akan kemarahan dan perintah atasannya, apalagi
di situ terdapat Thian-Ki sebagai saksi, dan
mengingat pula bahwa orang yang nampak ramah
dan baik ini adalah seorang kaki tangan pemberontak dan menjadi buronan kota raja,
diapun memandang dengan bengis dan suaranyapun lantang dan tegas.
"Can Hong San, kami datang sebagai utusan
pemerintah untuk menangkap engkau dan anak
buahmu. Koai-liong-pang harus dibubarkan dan
ditutup!" Tentu saja Can Hong San menjadi te rkejut
bukan main mendengar ucapan lantang itu.
Seketika dia dapat menduga apa yang mungkin
te rjadi dan jantungnya berdebar keras. Tak salah
lagi, pikirnya, setelah ditolong pemuda itu, tentu
isterinya telah menceritakan segalanya tentang
dirinya kepada pemuda itu, dan pemuda itu yang
melapor kepada kepala daerah, maka kini pemerintah daerah mengirim pasukan untuk
menangkapnya dan membubarkan perkumpulannya. Dia marah sekali, akan tetapi
masih berusaha untuk membela diri dan berpura-
pura kaget. "Ahh, Lui-ciangkun. Apa alasannya" Bukankah
selama ini perkumpulan kami bersahabat dengan
pemerintah" Bukankah kami juga membantu
mengamankan daerah ini dari gangguan penjahat"
Kenapa tiba-tiba ciangkun hendak membubarkan
Koai-liong-pang dan menangkap kami?"
Mendengar pertanyaan itu, Lui-ciangkun menjadi semakin tidak enak hati. Maka, dia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menoleh kepada Thian Ki yang berdiri di sampingnya, lalu berkata lirih, "Coa-sicu, engkau
saja yang menjelaskan kepadanya."
Thian Ki merasa khawatir kalau-kalau perwira
atau komandan pasukan keamanan ini akan
te rdesak oleh ucapan ketua Koai-liong-pang itu,
karena jelas kalah wibawa, maka dia melangkah
maju dan berkata dengan suara lantang. "Can
Hong San, pasukan pemerintah ini ditugaskan
untuk menangkap kalian semua dan membubarkan Koai-1iong-pang karena engkau
adalah bekas pemberontak yang menjadi orang
buronan pemerintah. Lebih baik kalian menyerah
dari pada harus dipergunakan kekerasan.
Can Hong San melotot, "Orang muda, siapa
engkau yang begini lancang" Dan berani engkau
melempar fitnah kepada kami" Lui-ciangkun,
pemuda ini melontarkan fitnah keji! Kami berbaik
dengan pemerintah dan membantu pemerintah,
bagaimana dikatakan memberontak" Jahanam ini
memfitnah! Jangan percaya kepadanya, Lui-
ciangkun. Dialah pengacau yang seharusnya
ditangkap, karena dia te lah melarikan isteri saya!
Nah, dengarlah baik-baik, Lui-ciangkun. Pemuda
ini telah berjinah dengan isteri saya dan ketika
kami hendak menangkapnya, dia melawan, melukai beberapa orang anggota kami, kemudian
melarikan isteri saya!"
Tentu saja Lui-ciangkun terbelalak kaget dan
kini memandang kepada Thian Ki penuh keraguan.
Kalau benar apa yang dikatakan ketua Koai-liong-
pang itu, berarti mereka semua telah dipermainkan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pemuda asing ini! Dan pemuda ini memang datang
menghadap kepala daerah bersama seorang wanita
cantik, dan baru sekarang dia te ringat bahwa
wanita itu adalah isteri sang ketua ini. Pernah satu


Naga Beracun Lanjutan Naga Sakti Sungai Kuning Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kali dia melihat wanita itu, ketika dia dan para
pejabat lain di Sin-yang menghadiri sebuah pesta
yang diselenggarakan ole h Koai-liong-pang.
"Ciangkun, saya akan menjawab semua itu.
Penjahat yang satu ini memang licik sekali," kata
Thian Ki melihat keraguan di mata komandan itu,
lalu diapun berkata dengan lantang sehingga
te rdengar oleh semua anak buah Koai-liong-pang
dan para perajurit yang mengepung tempat itu.
"Can Hong San, tidak perlu engkau bersilat lidah
dan memutar-balikkan kenyataan.! Ingatlah kami
telah mengetahui semua rahasiamu. Belasan
tahun yang lalu engkau sudah ditangkap dan
dihukum oleh Kerajaan Sui sebagai seorang
penjahat dan pemberontak. Setelah Kerajaan Tang
berdiri engkau lolos dari penjara dan membantu
Pangeran Cian Bu Ong melakukan pemberontakan,
bahkan engkau dan kawan-kawanmu yang menyerbu dan membunuh para pendekar He k-
houw-pang yang membantu pemerintah. Setelah
pemberontakan Pangeran Cian Bu Ong gagal,
engkau berhasil menjadi pengawal pribadi Pangeran Tua Li Siu Ti yang memberontak pula
dan yang dihancurkan oleh pemerintah. Akan
tetapi engkau dapat lolos dan membentuk Koai-
liong-pang di te mpat ini. Dan engkau semakin
jahat! Engkau dan ana k buahmu menguasai
semua te mpat hiburan, memeras para pedagang,
bahkan tidak segan menculik dan meraperkosa
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
wanita, baik isteri orang maupun gadis . Dan
isterimu sendiri bukan saja kau sia-siakan, kau
siksa dan hina, bahkan engkau memberikannya
kepada anak buahmu untuk dipermainkan. Ia
melarikan diri dan di dalam hutan, ia mencoba
untuk menggantung diri! Aku datang menyelamatkannya, lalu datang empat orang
pembantumu yang kausuruh untuk mengejar dan
menangkapnya, dan kauberikan is terimu itu
kepada mereka. Aku melindungi nyonya itu dan
mengalahkan orang-orangmu. Nah,
masihkah engkau hendak menyangkal" Kalau engkau benar
merasa difitnah dan tidak berdosa, menyerah
sajalah agar Gan-taijin dapat mengirimmu ke kota
raja dan di sana engkau akan diadili."
Mendengar tuduhan panjang dari pemuda itu
wajah Can Hong San sebentar pucat sebentar
merah. Bagaimana pemuda ini dapat mengetahui
semua itu" Bahkan is terinya sendiri tidak tahu
bahwa dia pernah membantu Pangeran Cian Bu
Ong yang memberontak! Kalau tentang sepak
te rjang Koai-liong-pang, te ntu isterinya yang telah
membocorkannya. "Bagaimana engkau dapat mengetahui semua
itu" Siapa engkau?" bentaknya marah.
"Namaku Coa Thian Ki dan ayahku menjadi
seorang di antara korban di tanganmu ketika
engkau dan kawan-kawanmu membantu Pangeran
Cian Bu Ong dan menyerbu He k-houw-pang di
dusun Ta-bun-cung!" "Kau.......tentu isteriku yang te lah mengkhianatiku. Aku harus membunuhnya, dan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sebelum itu, aku akan membunuhmu le bih dulu!"
Karena sudah tidak melihat kemungkinan untuk
menyangkal lagi. Can Hong San menjadi nekat dan
diapun menerjang ke depan, mengirim serangan
kilat. Karena sudah mendengar dari para pembantunya bahwa pemuda ini lihai sekali, maka
begitu menyerang dia sudah menggunakan ilmu
andalannya yang dipakai untuk nama perkumpulannya, yaitu Koai-liong-kun (Silat Naga
Setan). Tangan kirinya yang membentuk cakar
naga itu menyambar dari atas ke arah ubun-ubun
kepala lawan, sedangkan tangan kanannya menyusul cepat mencengkeram ke arah dada
dengan tenaga yang dikerahkan sepenuhnya.
Thian Ki mengenal jurus ampuh dan berbahaya,
maka diapun cepat menarik kepala ke belakang
dan menggeser kaki ke kiri, lalu tangan kanannya
sendiri dengan jari terbuka dihantamkan menyambut cengkeraman tangan kanan lawan ke
arah dadanya itu. Melihat pemuda itu berani
menyambut tangan kanannya, Can Hong San
khawatir kalau jari-jari tangannya tidak kuat
menahan telapak tangan lawan, maka dia sudah
mengepal jari-jarinya sehingga kini yang berte mu
dengan telapak tangan Thian Ki adalah kepalan
tangan kanannya. "Wuuuuuuuutttt......desss.......!!" Kepalan tangan
kanan Can Hong San yang didorong te naga
sinkang amat kuat itu, yang dapat menjebolkan
te mbok, merobohkan pohon bahkan menghancurkan batu, kini bertumbuk pada telapak tangan Thian Ki yang tetap tidak mau
mempergunakan kelebihannya, yaitu hawa Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
beracun di tubuhnya. Akibat benturan dua te naga
dahsyat itu, tubuh Can Hong San te rdorong ke
belakang sampai tiga langkah, sedangkan tubuh
Thian Ki hanya bergoyang-goyang saja. Tentu saja
hal ini membuat Can Hong San te rkejut setengah
mati. Bagaimana mungkin ada seorang pemuda
mampu menahan cengkeramannya, bahkan tangkis an itu dapat membuat dia sampai melangkah mundur sedangkan pemuda itu kuat
te gak berdiri dan hanya bergoyang-goyang" Ini
tidak mungkin! Selama hidupnya, hanya beberapa
orang saja yang mampu menandingi kekuatannya,
yaitu para pendekar yang te rkenal di dunia
persilatan seperti Huang-ho Sin-liong (Naga Sakti
Sungai Kuning) Si Han Beng atau isterinya yang
bernama Giok Cu, dan Pangeran Cian Bu Ong.
De ngan perasaan penasaran dan marah, juga
nekat karena dia telah tersudut dan akan
ditangkap pasukan, dia mencabut pedangnya,
pedang Koai-liong-kiam, dan tangan kiri mencabut
sebatang suling dari ikat pinggangnya. Itulah
senjatanya yang ampuh, pedang dan suling.
"Jahanam busuk, kau harus mampus di
tanganku!" bentaknya sambil memasang kuda-
kuda, kedua kakinya te rpentang lebar dengan
kedua lutut dite kuk, dan sepasang senjata itu
bersilang di atas kepalanya, matanya mencorong
menatap lawan. Karena tahu bahwa lawannya lihai dan berbahaya. Thian Ki juga mengeluarkan pedangnya
dan begitu pedang dicabut, nampak sinar hitam
yang menyeramkan seolah pedang itu mengandung
hawa dingin yang dahsyat. Itulah pedang Cui-mo
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
He k-kiam (Pedang Hitam Pengejar Iblis), pedang
berwarna Hitam milik ibunya yang diberikan
kepadanya sebagai bekal ketika dia berangkat
melaksanakan dua tugasnya. Pertama, dia harus
mencari orang-orang pandai untuk membersihkan
darahnya agar dia dapat menikah tanpa membahayakan nyawa is te rinya, dan kedua, dia
harus mencari dan mendapatkan pedang pusaka
Liong-cu-kiam seperti yang dikehendaki ayah
tirinya atau gurunya. Kini Thian Ki juga memasang kuda-kuda
berhadapan dengan Can Hong San, dan ingatannya
mulai bekerja, perlahan-lahan terbayanglah semua
peristiwa yang lalu, ketika dia masih kecil. Lamat-
lamat saja ia teringat betapa ketika dia masih kecil
sekali, mungkin baru berusia empat tahun, dalam
kamar mereka, yaitu kamar dia, ibu dan ayahnya,
masuk seorang Jai-hwa-cat (penjahat pemetik
bunga) yang amat lihai. Penjahat cabul itu
menyanderanya, dan dengan mengancam akan
membunuhnya, memaksa ibunya menotok ayahnya sehingga tidak mampu bergerak, kemudian memaksa ibunya untuk melayaninya
dan mau digaulinya! Dalam keadaan yang amat
gawat itu muncul Si Naga Sakti Sungai Kuning Si
Han Beng menyelamatkan ibunya dari aib dan
ayahnya dari maut. Dan orang jahat cabul itu
bukan lain adalah Can Hong San ini! Kemudian,
ketika dia berusia lima enam tahun, dua tahun
sesudah itu, ketika dia diajak ayah ibunya
berkunjung ke He k-houw-pang di Ta-bun-cung,
dan perkumpulan itu diserbu oleh para pembantu
Pangeran Cian Bu Ong, ayahnya tewas dan ibunya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ditangkap pula oleh Can Hong San ini! Semua itu
kini membayang di benaknya, membuat sepasang
mata Thian Ki mencorong. Biarpun kini ibunya
menjadi isteri Cian Bu Ong yang te rnyata
merupakan seorang gagah perkasa dan yang selain
menjadi ayah tirinya juga menjadi gurunya, namun
te ntu dia akan memilih kehidupan dahulu,
bersama ayah kandungnya. Melihat pedang hitam di tangan pemuda itu,
Hong San mengerutkan alisnya.
"Heii, bukankah itu pedang Ban-tok He k-kiam"
Pedang itu milik seorang wanita, pute ri mendiang
Ban-tok Mo-li (Iblis Betina Selaksa Racun). Apa
hubunganmu dengan Sim Lan Ci?"
"Can Hong San, kejahatanmu

Naga Beracun Lanjutan Naga Sakti Sungai Kuning Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bertumpuk sehingga engkau lupakan semua perbuatanmu
yang te rkutuk. Engkau membunuh ayahku ketika
menyerbu He k-houw-pang dan engkau menawan
ibu kandungku dan aku. Sekarang, engkau harus
menebus semua dosamu itu!"
Hong San terbelalak dan suaranya agak gemetar
ketika dia bertanya, "Kau........kau... tok-tong (anak
beracun) itu?" Thian Ki te rsenyum. "Biarpun dengan mudah
aku dapat menggunakan hawa beracun untuk
membunuhmu, akan te tapi aku tidak akan
mempergunakannya. Aku akan menaklukkanmu
dengan ilmu silat, bukan dengan racun. Majulah,
manusia berhati iblis!"
Diam-diam Can Hong San gentar bukan main.
Anak ini, dalam usia lima atau enam tahun,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pernah membuat dia bergidik ngeri karena bocah
yang belum mengenal ilmu silat itu telah menewaskan beberapa orang rekannya yang
memiliki ilmu kepandaian tinggi, bahkan menjadi
tokoh-tokoh kang-ouw te rkenal seperti Thio Ki Lok
dan Gulana, dua orang di antara para pembantu
Cian Bu Ong yang te was oleh anak beracun ini,
hanya karena Gulana digigit tengkuknya, dan Thio
Ki Lok mencengkeram punggung anak itu. Anak
Beracun! Dalam usia lima enam tahun saja sudah
mampu membunuh orang-orang yang tangguh,
apalagi sekarang.! Dan diapun teringat ketika
mereka mengadu tangan tadi, betapa dia terdorong
ke belakang oleh kekuatan yang amat dahsyat. Can
Hong San gentar dan diapun memberi perintah
kepada anak buahnya. "Serbu.........!"
Anak buah Koai-liong-pang mencabut senjata
dan dengan nekat mereka menerjang maju,
disambut oleh Lui-ciangkun yang menggerakkan
pasukannya. Terjadilah perte mpuran berat sebelah
karena pihak pasukan sepuluh kali lebih banyak
dibandingkan ana k buah Koai-liong-pang. Biarpun
para anggota itu merupakan jagoan-jagoan pilihan,
namun tiap orang dikeroyok sepuluh, bagaimana
mungkin mereka akan mampu bertahan.
Sementara itu, Can Hong San sudah bertanding
melawan Thian Ki. Pedang dan suling di tangan
Hong San mengamuk, suara pedangnya bercuitan,
suara sulingnya berdengung-dengung.
Memang hebat sekali ilmu pedang Koai-liong-
kiam dan Hong San telah memiliki ilmu yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
matang. Namun, sekali ini dia terkejut bukan
main. Tubuh lawannya tidak nampak, yang
nampak hanya gulungan sinar hitam
yang berdesing-desing, seolah-olah ribuan lebah yang
menyerangnya. Ketika Hong San melihat betapa para anak
buahnya mulai berjatuhan, dia merasa gentar
sekali. Baru belasan jurus saja dia bertanding
melawan Thian Ki, dia maklum bahwa pemuda ini
memiliki ilmu kepandaian yang hebat. Tanpa
mempergunakan hawa beracun di tubuhnya
sekalipun, pemuda itu merupakan lawan yang
amat berbahaya dan amat s ukarlah baginya untuk
mendapatkan kemenangan. Kalau sampai para
perajurit mengepung ketat dan dia harus menandingi pemuda ini, dia akan celaka dan tidak
mempunyai kesempatan lagi untuk meloloskan
diri. "Hyaattttt.........!!"
Dia menyerang dengan pedangnya , membabat ke arah kedua kaki Thian
Ki sambil menggulingkan diri di atas tanah. Thian
Ki meloncat ke belakang, dan sebatang suling
dengan kecepatan seperti anak panah, meluncur
ke arah dadanya dari jarak dekat. Itulah suling di
tangan kiri Hong San yang dilontarkan dengan
pengerahan tenaga. "Trakkkk !!" Suling itu patah-patah bertemu
dengan pedang hitam di tangan Thian Ki.
Kesempatan itu dipergunakan ole h Hong San
untuk melompat dari medan pertempuran yang
sedang berlangsung. Thian Ki mengejar, akan
tetapi lawannya itu menyelinap dan hilang di
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dalam keadaan yang sedang kacau itu. Hong San
te rus berlari sambil membabat siapa saja yang
menghalanginya. Banyak perajurit berjatuhan ketika Can Hong San membuka jalan darah
mencari kebebasan, dan akhirnya dia dapat
melarikan diri dari tempat itu, terus berlari ke luar
kota Sin-yang. Hal ini mudah dia lakukan karena
penduduk kota sedang ketakutan dan kacau
karena adanya penyerbuan pasukan ke pusat Koai-
liong-pang. Melihat Can Hong San melarikan diri,
Thian Ki tidak mau membiarkan begitu saja,
diapun melakukan pengejaran. Biarpun agak
te rlambat, namun dapat memperoleh kete rangan
dan mene mukan jejak lawan yang melarikan diri ke
luar kota melalui pintu gerbang selatan. Thian Ki
segera melakukan pengejaran. Sebelah selatan Sin-
yang merupakan daerah tandus yang jarang
dite mpati orang, maka jalan menuju ke selatan
selain buruk dan tidak te rpelihara, juga sunyi dan
berbukit-bukit, namun tanahnya agak tandus
mengandung kapur. Akan te tapi, setelah keluar kota, tidak nampak
seorangpun dan sudah setengah jam dia mengejar,
tidak nampak ada orang le wat. Akan tetapi tiba-
tiba dia melihat tiga orang laki-laki
yang berpakaian seperti petani, berlari-lari dari depan.
Mereka kelihatan ketakutan.
"Paman, ada apakah" Kalian kelihatan ketakutan!" kata Thian Ki.
"Di sana ada orang berkelahi. Seorang laki-laki
melawan seorang wanita. Kami takut terbawa-
bawa, maka kami melarikan diri."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mendengar keterangan itu, Thian Ki meloncat
dan le nyap dari depan mereka. Tentu saja tiga
orang petani sederhana itu menjadi semakin
ketakutan dan mereka berlari tunggang langgang
menuju kota Sin-yang. Belum jauh Thian Ki berlari cepat, di sebuah
tikungan dia melihat dua orang yang sedang
berkelahi dengan serunya. Yang seorang jelas
adalah Can Hong San, yang kini hanya menggunakan pedangnya, karena sulingnya tadi
telah dia pergunakan untuk menyerang Thian Ki
dengan sambitan. Akan tetapi ketika Thian Ki
melihat siapa yang menjadi lawan Hong San, dia
te rbelalak dan jantungnya berdebar te gang. Lawan
itu seorang wanita, seorang gadis yang mempergunakan sebatang pedang bersinar hijau
dan yang gerakannya tangkas dan dahsyat, akan
tetapi lengan kirinya buntung sebatas pergelangan.
"Cin Cin........!" Thian Ki menahan teriakan
hatinya ketika mengenal gadis itu. Dia termangu,
tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Pertandingan antara kedua orang itu seru dan
yang membuat dia te rtegun dan heran adalah
ketika melihat betapa gerakan kedua orang itu
sama! Mereka jelas memainkan satu macam ilmu
pedang yang sama, bahkan gulungan sinar pedang
sama, yaitu sama-sama hijau.
Bagaimana Cin Cin dapat berkelahi dengan Hong
San di tempat itu" Ketika tadi Can Hong San
berhasil keluar dari pintu gerbang kota Sin-yang,
dia merasa le ga karena tidak te rkejar Thian Ki.
Akan te tapi di samping kelegaan hati bahwa dia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dapat meloloskan diri, tentu saja te rdapat kemarahan, penasaran dan kesedihan. Dia telah
mendapatkan kedudukan yang lumayan, hidupnya
sudah enak dan mewah, biarpun tidak se perti dulu
ketika menjadi pembantu Pangeran Tua, akan
tetapi sekarang dia kehilangan segala-galanya,
isterinya yang sudah membosankannya, selir-selir
yang banyak, harta bendanya, perkumpulannya,
kehilangan teman dan penghibur hidupnya,
kehilangan harta bendanya, kehilangan kedudukann ya. Semua itu gara-gara si anak
beracun! Dan teringat betapa munculnya pemuda
itu karena ulah Li Ai Yin, dia merasa menyesal
mengapa tidak dulu-dulu dia melenyapkan wanita
yang sudah tidak ada gunanya baginya itu.
Hatinya lega ketika tiba di luar kota, di tempat
sunyi, dan tiba-tiba saja wajahnya berseri-seri
ketika dia melihat seorang wanita berjalan dari
depan. Makin dekat, semakin berseri wajahnya dan
lupalah dia akan semua kehilangannya, karena
gadis itu ternyata cantik jelita, manis bukan
kepalang! Ah, agaknya para dewa te lah menolongnya, mengantarkan seorang penghibur
kepadanya. Wanita itu akan menjadi penghiburnya, menggantikan semua kehilangannya. Wanita itu seorang gadis muda,
usianya kurang le bih duapuluh satu tahun,
berjalan seperti melamun dan tangan kirinya
dimasukkan ke dalam baju, tangan kanan melenggang perlahan dan seolah ia tidak melihat
Can Hong San. "Aih, nona manis, kenapa berjalan seorang diri
di te mpat yang sunyi ini, dan kenapa pula
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
melamun" Engkau masih muda dan cantik je lita,
masa depanmu cerah, kenapa membiarkan diri
te nggelam ke dalam lamunan duka?" Hong San
berkata dengan gayanya yang memang menarik.
Gadis itu adalah Cin Cin! Mendengar ucapan
yang merayu itu akan te tapi tidak kasar, dengan
kata-kata lembut, ia mengangkat muka memandang dan hatinya semakin tertarik melihat
bahwa yang bicara adalah seorang laki-laki yang


Naga Beracun Lanjutan Naga Sakti Sungai Kuning Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

jantan gagah dan tampan, dan usianya empatpuluh tahun lebih, akan tetapi masih
nampak muda dan menarik. Hanya saja, pandang
matanya itu mengandung cahaya yang aneh dan
sekali pandang saja Cin Cin tahu bahwa ia
berhadapan dengan orang yang mempunyai wibawa dan kekuatan. "Paman, kenapa engkau usil menegur seorang
gadis yang berjalan seorang diri di te ngah jalan"
Apakah engkau hendak kurang ajar?"
Can Hong San tertawa. "Ha-ha, jangan khawatir,
nona. Aku Can Hong San bukan laki-laki yang
kurang ajar kepada wanita! Aku bahkan selalu
ingin menyenangkan seorang wanita cantik sepertimu ini dan......." Hong San tidak melanjutkan rayuannya karena melihat betapa
gadis itu tiba-tiba saja memandang dengan sinar
mata mencorong, bahkan begitu tangan kanannya
bergerak, gadis itu telah mencabut sebatang
pedang dan nampak sinar hijau berkelebat. Melihat
pedang itu, mata Can Hong San semakin terbelalak
le bar. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Engkau bernama Can Hong San. pute ra
mendiang Cui-beng Sai-kong?" tanya Cin Cin
dengan suara lantang. Hong San te rtegun. Jarang ada orang yang
mengetahui bahwa mendiang ayahnya bernama
atau berjuluk Cui Beng Sai-kong, a kan tetapi gadis
ini anehnya mengetahui hal itu! Dan ketika gadis
itu bergerak tadi, tangan kirinya juga keluar dari
dalam baju dan te rnyata bahwa tangan itu
buntung sebatas pergelangan! Melihat tangan kiri
buntung itu, makin yakin hati Hong San bahwa dia
belum pernah berte mu dengan gadis ini dan sama
sekali tak mengenalnya. Akan te tapi, menghadapi
seorang gadis yang buntung tangan kirinya, tentu
saja dia tidak takut sama sekali. Bahkan hatinya
makin te rtarik, karena biarpun tangan kiri gadis
itu buntung, hal itu tidak te rlalu mengurangi daya
tariknya, bahkan menambah titik menyentuh
perasaan mendatangkan iba dan memperdalam
kasih sayang. Apalagi gadis itu memegang pedang
yang membuat dia te rkejut dan terheran-heran.
"Benar sekali, nona. Siapakah nona
dan bagaimana dapat mengetahui julukan ayahku?"
"Bagus! Can Hong San, bersiaplah e ngkau untuk
mampus di tanganku. Aku Kam Cin, sengaja
mencarimu untuk membunuhmu!"
"Eh, nanti dulu, nona manis. Boleh saja engkau
membunuhku, akan te tapi katakan dulu apakah
alas annya, agar kalau aku mati di tanganmu, aku
tidak akan menjadi setan penasaran."
"Ada dua hal yang membuat a ku bertekad untuk
membunuhmu. Pertama, karena engkau Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
merupakan seorang penjahat keji yang pernah
membantu Cian Bu Ong menyerbu Hek-houw-pang
di Ta-bun-cung. Aku adalah pute ri ketua Hek-
houw-pang yang te rbunuh dalam penyerbuan
kejam itu. Dan ke dua, aku mentaati perintah
guruku untuk membunuhmu karena engkau telah
membunuh suhengnya, yaitu ayahmu sendiri."
"Gurumu adik seperguruan mendiang ayahku"
Ahhh......., jadi engkau ini agaknya murid Tung-hai
Mo-li Bhok Sui Lan" Pantas engkau memegang
sebatang Koai-1iong-kiam! Ha-ha-ha, mari kita
bertaruh. Kalau aku kalah olehmu, tentu saja
engkau akan membunuhku. Akan te tapi kalau
engkau yang kalah, engkau harus menemani aku
sebagai kekasihku, sampai aku merasa bosan
kepadamu!" Kedua pipi Cin Cin menjadi merah sekali dan
matanya mencorong. "Jahanam busuk, engkau
layak mati seribu kali!" dan iapun sudah
menyerang dengan pedangnya sehingga nampak
sinar hijau meluncur cepat. Hong San meloncat ke
belakang dan di lain saat, dia sudah mencabut
pedangnya yang berbentuk persis sama dengan
pedang di tangan Cin Cin, juga ketika dia
gerakkan, mengeluarkan sinar kehijauan. Memang
pedang itu sama. Mendiang Cui-beng Sai-kong Can
Siok, selain lihai ilmu silatnya dan pendiri Thian-te
Kwi-ong yang disembah-sembah, juga seorang ahli
pembuat pedang. Dialah yang membuat pedang
Koai-liong-kiam untuk sumoinya dan sebatang lagi
untuk pute ranya. Maka, setelah Cin Cin dan Hong
San bertemu dan bertanding, keduanya menggunakan pedang yang sama segala-galanya,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
karena memang merupakan pedang kembar
buatan mendiang Cui-beng Sai-kong.
Ketika Hong San menggerakkan pedangnya,
maka ilmu pedang merekapun sama. Tentu saja
perkelahian mati-matian itu
nampak seperti latihan saja, karena keduanya mempergunakan
ilmu pedang yang sama. Hanya, Hong San le bih
matang karena le bih berpengalaman, juga dia
memiliki tenaga sin-kang yang agak le bih unggul,
sehingga setelah mereka bertanding mati-matian
selama limapuluh jurus, Cin Cin mulai terdesak.
Pada saat itulah Thian Ki tiba dan pemuda ini
menyelinap dan mendekati kedua orang yang
bertanding itu, mengintai dari belakang semak-
semak yang te rdekat. Dia melihat betapa Cin Cin
te rdesak, akan te tapi dia masih ragu-ragu. Kalau
dia keluar membantu, apakah gadis itu tidak akan
bertambah marah dan benci kepadanya" Akan
tetapi, tiba-tiba Hong San memperkuat serangannya dan hampir saja le her gadis itu
te rtusuk pedang. Cin Cin masih dapat mengelak ke samping, akan
tetapi karena sanggul rambutnya te rle pas, sebagian ujung rambutnya te rbabat pedang dan
berhamburan! Hong San te rtawa dan mendesak, bermaksud
menawan gadis itu hidup-hidup. Akan te tapi pada
saat itu, nampak bayangan berkelebat dan Thian
Ki telah menyerangnya dari samping sambil
berseru, "Can Hong San iblis jahat!"
Hong San kaget setengah mati. Tak disangkanya
pemuda beracun yang ditakutinya itu dapat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
muncul begitu tiba-tiba. Sinar hitam Cui-mo Hek-
kiam menyambar dahsyat dan Hong San terpaksa
menjatuhkan diri ke samping untuk menghindarkan diri. Akan te tapi pedang di tangan
Cin Cin sudah menyambutnya dengan cepat sekali.
"Wuuuttt......crakkk!"
Hong San berte riak kesakitan dan tangan kirinya buntung sebatas
siku! Karena rasa nyeri yang luar biasa, Hong San
menjadi marah. Terdengar suara tangis dari
kerongkongannya dan diapun menubruk dengan
pedangnya, menyerang Cin Cin seperti orang gila.
"Trangg........!!" Cin Cin menangkis dan gadis ini
te rhuyung ke belakang. Dalam keadaan marah dan
nekat itu, agaknya te naga Hong San bertambah
kuat. Kini Hong San te rtawa bergelak. Dia sudah
menjadi gila, hal yang memang agaknya sejak
dahulu telah mencengkeram batinnya. Sejak muda,
Hong San memang memiliki kelainan, wataknya
berubah-ubah, kadang seperti pendekar, kadang
te ramat kejam, kadang mudah menangis dan
te rtawa. Kalau dia seorang yang berbatin normal,
kiranya tidak mungkin dia membunuh ayah
kandungnya se ndiri! Kini, setelah te rtawa bergelak. Hong San kembali
menyerang Cin Cin. Dia tidak memperdulikan
le ngan kiri yang buntung sebatas siku dan yang
masih bercucuran darah. Ge rakan tubuhnya
membuat darah itu berceceran dan menyambar ke
mana-mana, membuat Cin Cin merasa ngeri dan
meloncat terus ke belakang, te rdesak.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kembali Thian Ki maju membantu. Sebuah
dorongan tangan kirinya membuat Hong San
te rhuyung ke samping dan kesempatan ini
dipergunakan Cin Cin untuk menggerakkan lagi
pedangnya. "Singggg.......cappp!"
Pedangnya sekali ini te rbenam ke dalam lambung Hong San, akan tetapi
cepat gadis itu mencabut pedangnya kembali dan
meloncat ke belakang karena Hong San dengan
nekat, seolah tidak merasakan bahwa lambungnya
sudah ditembus pedang gadis itu, dia menubruk
dan mengayunkan pedangnya ke arah Cin Cin.
Melihat Cin Cin mundur, Hong San hendak
mengejar, akan tetapi mendadak dia te rkulai.
Darah bercucuran dari lambung dan siku kiri yang
buntung. Dia menggelepar seperti ayam disembelih
dan tak lama kemudian diapun tewas dengan mata
te rbelalak. Thian Ki menghampiri mayat itu, menggunakan
jari tangan untuk menutupkan kedua mata yang
te rbelalak dan diapun bangkit berdiri lagi,
memandang kepada Cin Cin, lalu memandang
kepada mayat itu dan menghela napas panjang.
"Cin Cin......" katanya lirih karena dia masih
gelisah sekali kalau-kalau gadis itu masih marah
dan semakin marah kepadanya.
Cin Cin menatap wajah Thian Ki, sinar mata itu
mencorong dan mengandung kemarahan. "Kau...."
Kenapa engkau membantuku" Aku tidak butuh
bantuanmu dan tidak minta kaubantu!" suaranya
te rdengar ketus. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Maaf, Cin Cin, aku tidak membantumu,
hanya........" "Cukup! Sudah je las bahwa engkau tadi
menyerangnya dan karena seranganmu maka aku
berhasil membunuhnya. Kalau engkau tidak
membantu, mungkin aku yang menggeletak mati.
bukan dia. Akan te tapi, aku le bih senang mati di
tangannya daripada menang karena bantuanmu.
Engkau membuntungi tanganku, sekarang bahkan
datang untuk menghinaku dengan bantuanmu!"
Gadis itu marah sekali dan suaranya menggetar,
mengandungi tangis. Thian Ki memandang dengan
penuh iba, diapun menundukkan muka dengan
sedih. -ooo0dw0ooo-

Naga Beracun Lanjutan Naga Sakti Sungai Kuning Karya Kho Ping Hoo di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Jilid 26 "Engkau te ntu tahu bahwa aku tidak sengaja
membuntungi tanganmu, melainkan untuk mencegah engkau mati keracunan, dan sekarangpun aku bukan datang sengaja membantumu. Akan te tapi, kalau engkau merasa
sakit hati, kalau engkau tetap menganggap aku
bersalah, akupun rela menerima pembalasanmu,
Cin Cin. Aku.. ..demi Tuhan, aku merasa menyesal
sekali mengenai peristiwa itu, aku menyebabkan
engkau kehilangan tangan kiri. Aku menyesal
sekali dan engkau boleh menghukumku untuk
itu...." "Coa Thian Ki, engkau tentu tahu, hutang darah
bayar darah, hutang nyawa bayar nyawa. Engkau
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berhutang tangan kepadaku, harus membayar
dengan tangan kirimu pula!" Gadis itu mengamangkan pedangnya, akan te tapi tangan
yang memegang pedang itu te rgetar dan wajahnya
nampak pucat. Thian Ki tersenyum sedih. Setelah kini dia
berhadapan dengan Cin Cin, dia semakin yakin
bahwa dia mencinta gadis ini! Dia rela mengorbankan apa saja demi kebahagiaan gadis
ini. Entah mengapa, ada sesuatu pada diri Cin Cin
yang amat menarik hatinya, mempesonakan,
menimbulkan rasa sayang, iba dan haru. Diapun
menjulurkan lengan kirinya ke depan, berkata
le mbut. "Silakan, Cin Cin. Kalau itu yang kau
kehe ndaki, ini tangan kiriku!" katanya dengan
sikap tenang dan suaranya yang le mbut itu
mengandung kes ungguhan dan kete gasan.
Sejenak Cin Cin memandang nanar ke arah
tangan yang dijulurkan itu, tidak percaya bahwa
pemuda itu begitu saja menyerahkan tangannya
untuk dibuntungi! Ia mengeluarkan suara aneh,
seperti isak te rtahan di kerongkongannya, lalu
diangkatnya pedangnya ke atas, dan kini ia
menatap wajah Thian Ki, seolah hendak bertanya
apakah pemuda itu benar-benar rela tangannya ia
buntungi dan ia melihat Thian Ki tersenyum rela.
Ia mencoba untuk mengerahkan tenaga dan
membacokkan pedangnya ke arah pergelangan
tangan kiri Thian Ki yang sudah dijulurkan. Akan
tetapi sebelum pedang itu menyambar turun, ia
mengeluh, gemetar pedangnya te rlepas dan tangan
kanannya memegang pundak kiri, dan Cin Cin
te rhuyung dan terkulai, tentu akan roboh kalau
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
saja Thian Ki tidak cepat menahan dan merangkul
punggungnya. "Cin Cin, kau kenapakah......?" Dengan khawatir
Thian Ki lalu membantu gadis itu rebah di atas
rumput. Cin Cin menyeringai menahan rasa nyeri
dan ia merintih dalam keadaan setengah sadar.
Melihat gadis itu menggeliat dan merintih, dan
tangan kanannya memegangi pundak kiri, Thian Ki
khawatir sekali. Apakah racun dari tubuhnya
dahulu masih juga menjalar naik dari le ngan"
Tanpa banyak membuang waktu lagi, dia lalu
merobek sedikit baju di bagian pundak kanan
gadis itu untuk memeriksanya. Dan di sana, di
depan tulang pundak, nampak ada titik hitam
kebiruan sebesar ibu jari!
Bukan, bukan karena racun tu buhnya, dia
berpikir. Pula, kalau yang bekerja itu racun dari
tubuhnya, te ntu tidak sampai selama ini gadis itu
bertahan hidup. Dia memeriksa lebih teliti dan
mengerti bahwa gadis itu telah terkena totokan jari
beracun yang cukup ganas.
"Cin Cin, engkau te rluka!" katanya, akan tetapi
Cin Cin tidak menjawab. Gadis itu telah pingsan.
Kebetulan malah, pikir Thian Ki. Kalau Cin Cin
dalam keadaan sadar, gadis yang masih marah dan
sakit hati kepadanya itu, tentu tidak mau dia obati!
Kini, dalam keadaan pingsan, gadis itu tentu tidak
tahu apa yang terjadi dan dia dapat cepat mencoba
untuk menghilangkan pengaruh totokan beracun
itu... Tentu ketika tadi berkelahi melawan Can
Hong San, gadis itu te lah terkena totokan Hong
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
San yang lihai dan menderita luka dalam
keracunan. Thian Ki membuka kancing baju Cin Cin,
dengan hati-hati menyingkap bagian pundak,
menjaga jangan sampai dia menyingkap bagian
dada sehingga titik hitam di depan tulang pundak
itu nampak nyata sekali pada kulit yang putih
kuning mulus itu. Lalu sambil duduk bersila di
dekat tubuh Cin Cin, dia mengerahkan sin-kang,
menempelkan telapak tangan kirinya di bawah titik
hitam, lalu jari tangan kanannya mengurut di
seputar titik yang semakin lama semakin membesar, namun warnan hitamnya menjadi
pucat. Kemudian dia menempelkan telapak tangan
kanan te pat di atas titik yang membesar itu, dan
mengerahkan te naga sin-kang utnuk menyedot
hawa beracun. Karena tubuhnya sendiri merupakan sumber racun, maka dengan mudah
racun dari Cin Cin dapat te rsedot keluar, seperti
air yang te rjun ke dalam te laga. Penambahan
sedikit hawa beracun dari pundak Cin Cin itu tidak
ada artinya bagi Thian Ki.
Cin Cin mengeluh dan membuka mata. Ia
berseru kaget dan bangkit sambil menggerakkan
tangan menampar ke arah muka Thian Ki yang
tidak mengelak. "Plakkk!!" Pipi kiri Thian Ki terkena tamparan
tangan Cin Cin, demikian kerasnya tamparan itu
sampai membuat Thian Ki te rpelanting dan ketika
dia bangkit berdiri, pipi kirinya membengkak
merah kebiruan! Dia melihat betapa Cin Cin sudah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengancingkan lagi bajunya dan wajah gadis itu
merah sekali, matanya berapi-api.
"Jahanam busuk kau, Thian Ki! Tak kusangka
bahwa pute ra mendiang Paman Coa Siang Lee dan
Bibi Sim Lan Ci menjadi seorang berhati keji, kotor
dan hina seperti engkau! Aku dalam keadaan
pingsan dan engkau berani berbuat hina dan
kurang ajar kepadaku" Alangkah rendahnya....."
"Tenanglah, Cin Cin. Tenanglah karena kemarahan membuat engkau tidak mampu mempertimbangkan dengan baik. Aku sama sekali
tidak melakukan kesesatan, sama sekali tidak
bermaksud rendah dan keji, melainkan terpaksa
melakukan hal itu..........."
"Thian Ki! Dahulu ketika membuntungi tanganku, engkau memakai alasan bahwa aku
keracunan dan engkau te rpaksa membuntungi
tangan kiriku. Sekarang, alas an apalagi yang akan
kau kemukakan sehingga engkau te rpaksa membuka kancing bajuku dan meraba.....melakukan kekurangajaran seperti tadi?" "Dengarlah baik-baik. Engkau tadi hendak
membuntungi tangan kiriku sebagai hukuman,
lalu tiba-tiba engkau roboh dan memegangi
pundak kirimu, lalu pingsan, bukan" Nah, ketika
aku memeriksamu, te rnyata memang engkau
keracunan, di pundak kirimu. Aku te rpaksa
membuka kancing bajumu bagian atas untuk
dapat mengobatimu. Sekarang, racun itu telah
le nyap, dan sebagai upah pengobatanku, engkau
malah menamparku dan memaki, menuduh yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bukan-bukan. Rabalah pundakmu, te ntu sudah
tidak terasa lagi kenyerian tadi."
Cin CIn menggunakan jari tangan kanannya
untuk meraba pundak kirinya. Tadi memang amat
nyeri di sana, akan tetapi sekarang sudah tidak
lagi. Ia meragu. Agaknya pemuda itu tidak
berbohong dan sekarang ia te ringat bahwa tadi
ketika ia berkelahi melawan Can Hong San, ia
memang te rkena totokan jari tangan kiri musuh
itu, yang mula-mula tidak te rasa terlalu nyeri,
akan te tapi tadi ketika ia hendak membuntungi
tangan kiri Thian Ki, tiba-tiba pundak itu te rasa
nyeri bukan main sampai menusuk ke jantung dan
Iblis Sungai Telaga 23 Perkampungan Misterius Seri Pendekar Cinta 4 Karya Tabib Gila Rahasia Kunci Wasiat 5
^