Pencarian

Ikat Pinggang Kemala 5

Ikat Pinggang Kemala Sabuk Kencana Karya Khu Lung Bagian 5


tinggi hati, salama hidup tak pernah pandang tinggi kaum
wanita, tapi setelah beruntun berkenalan dengan Tonghong
Beng Coe serta Poei Hong, ia merasa begitu tertarik dengan
sepasang gadis cantik itu. sehingga tanpa terasa timbullah tali
asmara dalam hati kecilnya.
seorang lelaki sejati mencintai kaum gadis cantik
sebetulnya bukan terhitung suatu kejadian aneh, justeru
celakanya baik Tonghong-Beng Coe maupun Poei Hong sama2
merupakan gadis cantik yang rupawan dan bersamaan pula
telah jatuh cinta kepadanya.
Kejadian ini membuat pemuda she Hoo jadi bimbang,
haruskah ia tinggalkan ikan untuk mendapatkan telapak
beruang, ataukah tinggalkan telapak beruang untuk
mendapatkan ikan- sementara ia masih kesal dan murung, mendadak
didapatinya berita bahwa kedua orang itu ternyata adalah
sepasang saudara kembar timbullah suatu niat untuk
mendapatkan ikan serta telapak beruang dalam waktu yang
bersamaan- Belum habis ingatan tersebut berkelebat dalam benaknya,
terdengar Koe sian sin-poo dengan suaranya yang nyaring
telah berkata kembali: Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Delapan belas tahun berselang, ketika aku sinenek tua
lewat di see Gak Hoa-san mendadak bertemu dengan dua
orang tokoh sakti dari aliran hitam yang sedang mencoba
memperkosa seorang nyonya muda berwajah cantik dengan
kekerasan, diatas punggung nyonya cantik itu menggendong
seorang bayi kecil yang belum genap berusia satu tahun,
ketika bayi itu tadi menangis tiada hentinya.
"Menyaksikan apa yang hendak dilakukan kedua orang
bajingan itu, aku sinenek tua jadi amat gusar, dalam suatu
pertarungan sengit aku berhasil membinasakan salah satu di
antaranya, sementara orang kedua rada licik, mengambil
suatu kesempatan bagus ternyata ia melarikan diri"
"Aku sinenek tua masih ingat, orang yang berhasil
melarikan diri itu memiliki perawakan badan tinggi besar lagi
kekar, diatas keningnya terdapat sebuah codet bekas babatan
senjata". "Aaah dia adalah Peng Pok sin-Mo " teriak Poei Hong
dengan nada terperanjat. " T epat sekali " sambung Tonghong Beng Coe dengan alis
melentik. " Kemarin malam, berada dibawah sorotan sinar
rembulan aku melihat jelas sekali, diatas kening jahanam
tersebut benar2 terdapat sebuah codet bekas babatan
senjata". Koe sian sin-Poo menyapu sekejap kearah sepasang kakak
beradik itu, lalu sambungnya lebih jauh:
"setelah kejadian itu aku baru tahu, kiranya bajingan yang
berhasil me loloskan diri itu bernama Loe Thian Ciang. itulah
nama asli kecil Peng Pok sin-Mo" Nyonya tua ini merandek
sejenak lalu terusnya lagi:
"Beruntung nyonya itu belum diperkosa, karena kasihan
maka aku sinenek tua lantas membawa ibu dan anak ini
pulang kegunung Koei-san dan sementara berdiam disana.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dis itulah nyonya muda itu menceritakan kisah asal-
usulnya, ternyata ia she Poei bernama oen Hoa puteri dari
Poei T o seorang guru silat kenamaan dikota Loksyang, setelah
dewasa ia dikawinkan dengan Tonghong Koen putra dari
Tonghong Leng yang berdiam dikota Kay-hong."
"sejak kecil Tonghong Koen amat dimanja karena itu
setelah dewasa ini jadi jumawa lagi amat cemburuan.
suatu hari datanglah Go Lee saudara misan kerabat jauh
dari Tonghong Koen untuk tinggal selama beberapa saat
dirumah mereka tabiat orang itu sangat buruk dan gemar
sekali dengan paras elok. menemukan iparnya Poei ong Hoa
berparas sangat cantik lagi menarik. la tidak memperdulikan
apakah iparnya sudah punya bayi kembar atau tidak, selalu
dicobanya untuk menggoda, maupun menjawil kesana kemari
dengan maksud di ajak main cinta.
Mula2 Poei oen Hoa selalu menyingkir atau menjauhi
saudara misan yang berperangai jelek ini, lama kelamaan ia
tak tahan dan mulai menegur dengan kata2 pedas, namun Go
Lee tetap membandel dan tebal muka, bukan nya berhenti
menggoda ia malah semakin nekad.
suatu hari sewaktu Go Lee kembali menggoda iparnya yang
cantik itu, mereka kepergok oleh Tonghong Koen,
menyaksikan kejadian itu Tonghong Koen jadi naik pitam,
tanpa menyelidiki dahulu duduknya perkara ia tuduh istrinya
main serong dan antara kedua orang itu sudah melakukan
perbuatan2 terkutuk yang menodai nama baiknya, disamping
segera mengusir Go Lee si bajingan tengik itu dari rumah,
iapun mengusir Poei oen Hoa untuk segera pulang kerumah
orang tuanya. sia2 belaka penjelasan yang diberikan oen Hoa kepada
suaminya. Tonghong Koen tetap berkeras kepala tak mau tahu
atas semua penjelasan tersebut, ia tetap dalam tuduhan
semula. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mengikuti adat istiadat ketika itu bilamana sang bini tidak
melanggar salah satu diantara tujuh pasal sang suami yang
dapat memulangkan isterinya.
oen Hoa malu pulang kerumah orang tuanya, dalam
keadaan putus asa ia tinggalkan sehelai topeng kulit manusia,
habis mencium dahi bayinya yang satu, dengan membawa
bayinya yang lain tinggalkan kota Kay-hong menuju keutara
kekota Tiang-an untuk sementara mondok dirumah bibinya
Hong sip Kioe-Nio." Koe sian sin-poo merandek sejenak untuk tukar napas,
setelah berhenti sejenak ia meneruskan kembali.
"Dalam perjalanan ini penderitaan oen Hoa belum selesai,
sepanjang jalan Go Lee menguntit terus di belakangnya sambil
menggoda dan mengucapkan kata cabul, semua dibiarkan
saja oleh oen Hoa, tapi akhirnya nyonya muda ini jadi naik
pitam juga, pedangnya segera meloloskan dan menerjang
sang misan hidung bangor itu habis2an, sebagai puteri
seorang guru silat kenamaan ilmu silatnya tentu saja tidak
lemah." "Mana mungkin bajingan cabul itu bisa menandingi dirinya"
menurut bisikan hatinya ingin sekali ia cabut jiwa orang itu
apa lacur oen Hoa adalah seorang gadis berbelas kasihan,
selama hidup tak pernah ia bunuh selembar jiwa manusiapun,
maka itu ia cuma mengutungi telinga kiri Go Lee saja sebagai
peringatan bagi manusia bangor tersebut."
"semenjak itu perjalanannya keutara tidak mendapat
rintangan ataupun gangguan lagi, baru saja ia bisa
menghembuskan napas lega, siapa sangka bajingan itu belum
juga jera, diam2 ia sudah bersekongkol dengan Peng Pok sin-
mo, Loe Thian ciang untuk sama2 melakukan perbuatan
terkutuk itu". "Aaai.. kalau bukannya waktu itu secara kebetulan aku
sinenek tua lewat digunung Hoa san-...".
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bicara sampai disitu, sinyonya tua itu berpaling kearah
murid kesayangannya Poei Hong.
"Budak cilik, apakah kau anggap kau bisa hidup sampai
sekarang ?" serunya.
sepasang alis Poei Hong melentik, biji matanya yang bening
memancarkan cahaya duka. "oouw suhu. tentunya kau orang tua telah menerima diriku
sebagai murid, lalu dimanakah ibu " sekarang ia berada
dimana ?". Dipandangnya wajah gadis itu, kemudian Koe sian sin-poo
menghela napas panjang. "Aaii... ibumu tentu saja masih
hidup ". sementara itu Tonghong Beng Coe yang berada disisi
kalangan tak dapat menahan rasa sedihnya lagi, titik2 air mata
jatuh berlinang dengan derasnya membasahi seluruh
wajahnya. "Tidak aneh kalau selama banyak tahun ayah tak pernah
memberitahukan persoalan tentang ibu kepadaku, siapa
sangka ternyata beginilah kejadiannya ooouw ibu. kau
sungguh kasihan sekali " keluhnya.
Begitu sedih hatinya, bicara sampai disitu gadis Tonghong
tak bisa menahan diri lagi, ia menangis ter-sedu2.
Menemukan adiknya menangis begitu sedih, Poei Hong
ambil keluar sepucuk sapu tangan berwarna hijau dan diam2
membesut air mata yang jatuh membasahi pipi gadis itu.
katanya: "ooouw .... suhu, kalau benar ibu masih hidup, entah
sekarang ia berada dimana?"?".
Peristiwa menyedihkan macam ini paling mudah mempengaruhi orang lain untuk ikut berduka, mengetahui
betapa menderitanya oen Hoa serta betapa jeleknya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
peruntungan Tong hong Beng Coe serta Poei Hong, semua
orang merasa sedih, seketika itu juga seluruh ruangan dilicuti
oleh kabut kemurungan- Bukan begitu saja, bahkan Lam-Hay siang In sang
saudagar kosen dari laut se latan yang punya pandangan lebih
luaspun tak dapat menahan rasa sedih tersebut, kelihatan
jelas betapa murung dan kesalnya wajah sang jago berperut
gendut ini. "sekarang ibumu tinggal didusun Wie-Kiok Tin yang
letaknya diluar kota Tiang-an, didusun itulah bibimu Hong sip
Kioe Nio berada ..." kata Koe sian sin-poo sedih. Ia melirik
sekejap keatas wajah murid kesayangannya, setelah itu
menambahkan- "Bocah, dalam hati kecilmu pasti kau sesal kan gurumu
kenapa selama banyak tahun tak kuceritakan kejadian ini
kepadamu dan terus mengelabuhi dirimu bukan ?".
"oouw,suhu..." Poei Hong mengeluh sedih.
"Pantangan terberat bagi seseorang yang sedang belajar
silat adalah pikiran yang cabang serta perhatian yang tak
dapat dipusatkan jadi satu" ujar Koe sian sin-poo dengan
wajah serius. "seandainya kabar berita ini kuberitahukan sejak
semula, maka tindakanku ini hanya mendatangkan keburukan
bukan keuntungan bagimu, tentang soal ini apakah kau masih
belum jelas ?". Poei Hong bungkam dalam seribu bahasa, sepasang
saudara kembar ini cuma bisa saling berangkulan dengan
eratnya sambil melelehkan air mata.
Tiba2 Koe Sian Sin-poo mendehem ringan, mendengar
suara itu Poei Hong segera lepaskan rangkulannya pada
Tonghong Beng Coe dau mengundurkan diri kesisi nyonya tua
itu. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bukankah kau berhasil merampas selembar peta mustika
petunjuk kitab pusaka Yoe Leng Pit Kip dari tangan Peng Pok
sin-mo?" tanya Loo sin-sian itu kemudian-
"Benar " Poei Hong mengangguk.
"Menurut petunjuk yang tertera diatas peta, dimanakah
letak tersimpannya kitab pusaka itu ?".
"Ditebing Pek-Yan-Gay "
"sudah ditemukan ?".
"Belum selama beberapa hari beruntun aku dengan engkoh
Hoo mendatangi tebing Pek Yan-Gay dan melakukan
pencarian dengan teliti mengikuti petunjuk peta tersebut,
namun sama sekali tidak ditemukan sedikit tanda2 yang
mencurigakanpun, karena itu dengan putus asa dan kecewa
kami pulang...". Koe sian sin-poo mengerutkan dahinya rapat2, setelah
termenung beberapa saat lamanya dia berkata:
"Kitab pusaka YOE LONG PIT KIP bukanlah kitab pusaka
berisi ilmu s ilat mana sakti seperti yang disiarkan dalam dunia
persilatan, menurut apa yang kuketahui isi kitab itu tidak lebih
merupakan ilmu silat beraliran kiri yang sesat, keji dan ganas.
Beberapa ratus tahun berselang kepandaian silat ini pernah
muncul dalam Bu-lim tapi dalam waktu singkat telah punah
kembali. sejak aku lahir dikolong langit tak pernah perkumpulan
yang menyebut diri sebagai perkumpulan Yoe Leng Kauw itu
munculkan diri kembali dalam dunia persilatan-
" Kitab ilmu silat macam begini tidak akan mendatangkan
manfaat apabila terjatuh ditangan kaum pendekar dan
kalangan lurus, tapi seandainya benda tersebut didapatkan
oleh para gembong iblis dari aliran sesat maka paling mudah
menimbulkan malapetaka dalam dunia persilatan, iblis2 itu
bisa menggunakan ilmu sesat tadi untuk mencelakai serta
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
memusnahkan umat manusia, daripada mendatangkan
bencana, keluarkanlah peta tadi, agar aku bisa memusnahkannya dari muka bumi "
Dengan cepat Poei Hong ambil keluar peta mustika
tersebut dari dalam saku kemudian dipersembahkan ketangan
gurunya. Koe sian Sin-poo memperhatikan sekejap peta mustika tadi,
kemudian di-lipat2nya benda tadi jadi segumpal kecil, setelah
itu diletakannya benda itu keatas telapak tangan-Dalam
sekejap mata, peta mustika tadi bergemerisik lalu punah dan
hancur jadi abu. Menyaksikan peristiwa itu, semua jago yang ada didalam
ruangan sama2 dibikin terkesiap.
"llmu s ilat apakah itu?" pikir mereka hampir berbareng.
setelah memusnahkan kertas yang berisi peta mustika tadi,
lambat2 Koe sian sin-poo berpaling, memandang kearah


Ikat Pinggang Kemala Sabuk Kencana Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sikakek hun-cwee dari gunung Bong-san serta Cian Liong
Poocu Lie K ie Hwie dengan sinar mata minta maaf, ujarnya:
"Aku serta si saudagar berkerut gendut segera akan
berangkat tinggalkan tempat ini dengan membawa serta Gong
Yu dan wan Hiang, kalianpun boleh mengundurkan diri untuk
teruskan percakapan diantara kalian"
Kedua orang tua itu mengiakan- setelah memberi hormat
mereka segera mengundurkan diri dari ruang tengah.
sepeninggalnya kedua orang tua itu, air muka Koe sian-poo
berubah jadi amat serius, ia berpaling kearah Hoo Thian Heng
dan berkata: "Bocah, tahukah kau apa hubunganmu dengan diriku?""
kalau dibicarakan dari soal tingkatan sulit bagiku untuk
menjelaskan sampai terang, pokoknya kau adalah keturunan
dari keluarga Hoo kami yang ada dikota siang-yang dan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
akulah yang serahkan dirimu ketangan si saudagar berperut
gendut ini untuk dirawat serta dididik ilmu silat.
" Gurumu cuma pandai dan gemar akan ilmu berdagang,
yang dibicarakan melulu soal jual beli belaka sehingga
akhirnya mendidik kau jadi angkuh, dingin- kaku dan tinggi
hati. syukur meski begitu kau masih belum tinggalkan tingkah
laku seorang diri kalangan lurus, itulah bagus sekali ".
Ucapan ini membuat Hoo Thian Heng jadi terperanjat,
peluh dingin segera mengucur keluar membasahi seluruh
tubuhnya. Perlahan-lahan air muka Koe sian sin-poo pulih kembali
seperti sediakala, seraya menuding kearah Poei Hong serta
Tonghong Beng Coa katanya dengan nada menyayang:
"Jikalau mata tuaku belum melamur, kalian bertiga
tentunya sudah jatuh cinta satu sama lainnya bukan?"
demikianpun bagus juga, aku sinenek tuapun akan segera
mewujudkan apa yang kalian harapkan dan cita-citakan
selama ini." Bicara sampai disitu ia merandek dan berpaling kearah Lam
hay siang In si saudagar kosen dari Laut selatan-
"Eee.... saudagar perut gendut, setuju kah kau?"?"
Wajah saudagar perut gendut yang dasarnya jenuh dengan
daging segera dikerutkan sehingga tinggal sepasang matanya
yang kecil s ipit, ia tertawa terbahak-bahak.
"Haaa... ..haaa. ...haaa inilah suatu dagang bermodal besar
yang pasti bakalan datangkan keuntungan berlipat ganda,
tentu saja perusahaan kami menerimanya dengan hati
girang". Meskipun Poei Hong dan Tonghong Beng Coe samai
merupakan pendekar wanita yang berpandangan maupun
berjiwa besar, membicarakan soal pernikahan, tak urung
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dibikin jengah juga sehingga kelihatan sekali gerak geriknya
penuh perasaan kikuk. Sekarang digoda pula oleh Lam-hay Siang In, mereka
semakin likat sampai2 tak berani angkat kepalanya, sambil
tundukan kepalanya rendah2 dan cibirkan bibir mereka
berbisik: "Hmmm sungguh menyebalkan"
Lam-hay Siang In atau si Saudagar kosen dari laut Selatan
meng-usap2 perutnya yang gendut, sekali lagi mendongak
tertawa ter-bahak2. "Haaa,..haaa...bagus, bagus sekali belum saja jadi menantu
kalian sudah berani memaki yang jadi gurunya?"
"Eeeei.... kau betul2 tak tahu diri" tegur Koe Sian Sie-poo
dengan mata melotot. "Sudah tua bangka masih juga ajak
kaum boan-pwee bergurau..."
"Apa salahnya?" goda sang saudagar kosen dari Lam-hay
ini sambil memperlihatkan muka setan.
Tingkah laku yang lucu dari tokoh maha sakti
mendatangkan rasa geli bagi semua orang yang ada didalam
ruangan, namun mereka tak berani tertawa kecuali tutup
mulut-sambil menahan suara cekikikan yang serasa meloncat
keluar dari ujung bibir. Koe Sian Sin-Poo tidak menggubris si saudagar perut
gendut lagi, air mukanya kembali berubah serius kepada Hoe
Thian Heng katanya: "Kaupun tak usah pulang ke Lam-hay lagi, sekarang juga
hantariah T onghong kakak beradik berangkat kekota T iang-an
untuk mencari ibunya, setelah bertemu sampaikan maksud
hatiku kepadanya, katakan bahwa aku setuju apabila mereka
dua bersaudara sama2 dikawinkan dengan dirimu, setelah
nikah mau tinggal dikota kay-hong juga boleh, mau dikota
siang-yang pun terserah pada kalian sendiri"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sembari bicara dari dalam sakunya ia ambil keluar
sekantong mutiara yang memancarkan cahaya gemerlapan,
tak usah dibilang lagi harganya tentu melebihi sebuah kota.
setelah itu sambungnya lebih jauh:
"Ambil dan bawalah barang2 ini, yang separuh boleh kalian
gunakan untuk keperluan nikah sedang yang separuh lagi
gunakanlah untuk membeli sawah, kerbau dan rumah".
Dengan penuh rasa hormat dan berterima kasih Hoo Thian
Heng menerima pemberian tersebut, sembari menjura dalam2
katanya: "Budi kebaikan serta pemberian yang Loo Couw-cong
berikan, Cucu sepanjang hidup tak nanti melupakannya
dikemudian hari apabila Loo Couw-cong serta suhu turun
gunung, kami mohon dengan sangat agar suka memerlukan
singgah sebentar dikota Kay-hong, dengan begini aku yang
jadi cucu bisa berbakti dan melayani Loo Couw-cung serta
suhu sebisanya" Lam-hay siang in atau si saudagar kosen dari
Laut selatan tertawa ter-bahak2.
"Haaa....haaa bocah kalau mau masih punya liang-sim,
semestinya sediakan beberapa guci arak berusia banyak tahun
serta Ham-Kang-hoa yang paling kudoyani untuk melayani aku
siorang tua" "Aaai.... aku lihat, makin tua kau semakin tak tahu diri."
gerutu Koe siau sin-poo dengan alis me lentik:. "Tak aneh
kalau muridmupun kau bawa jadi rusak macam kau.. aku baru
tahu kiranya kau adalah seorang rakus yang pikiran isi
perutmu yang gendut belaka, kau bukan pedagang sejati yang
lebih utamakan membicarakan soal jual beli"
Tiba2 nyonya tua itu merasa ucapannya rada sedikit
keterlaluan, ia lantas tertawa dan menambahkan:
"Loote, tentunya kau tidak akan merasa gusar karena
ucapan dari toa-ci rada sedikit kasar bukan?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"ooouw ...... tentu saja tidak. tentu saja tidak" jawab si
saudagar Kosen dari Laut selatan sambil mengelus perutnya
yang gendut, ia benar2 berjiwa besar dan tidak pikirkan
sindiran tersebut kedalam hati.
sementara itu Koe sian sin-poo telah berpaling kembali,
sembari menatap wajah Hoo Thian Heng bertiga pesannya:
"setelah menikah, kalian tak boleh abaikan latihan ilmu
silatmu, kalian harus mulai bersiap siaga menghadapi
malapetaka yang bakal melanda dunia persilatan dikemudian
hari. Di samping itu kalianpun harus pasang mata baik2
mengawasi sepak terjang serta tingkah laku perkumpulan2
rahasia dalam dunia persilatan, seandainya keadaan sangat
gawat. segeralah kirim kabar kelembah Leng-im-Kok di-
gunung T hay-Liang-san untuk laporkan kejadian itu kepadaku"
sementara Hoo Thian Heng mengiakan, Gong Yu serta Lie
Wan Hiang yang ada diluar ruangan telah siap dengan
buntalan masing2, demikianiah Koe sian sin-poo serta Lam-
Hay siang In masing2 orang menggandeng seorang bocah
segera tinggalkan tempat itu dengan suatu gerakan yang
cepat laksana sambaran kilat, dalam sekejap mata mereka
telah lenyap dari pandangan.
Bong-san Yen Shu si kakek huncwee dari gunung Bong-san
menghisap huncweenya berulang kali, kemudian mengepulkan
asapnya segumpal demi segumpal sehingga menutupi hampir
seluruh jagad. "Akupun sudah semestinya kembali ke gunung Bong-san "
katanya. Ucapan si kakek ini kedengaran sekali membawa nada
kesepian, murung, kesal dan sedih.
Cian Liong Poocu Lie Kie Hwie serta isterinya burung hong
Hijau Thio see meskipun merasa girang hati karena putrinya
diterima seorang tokoh sakti sebagai muridnya, tak urung
merekapun merasa sedih hati atas perpisahan ini, mendengar
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pula ucapan si kakek huncwee dari gunung Bong-san yang
membawa nada sedih dan murung, tak terasa muncul pula
perasaan semacam itu dalam hati kecil mereka, suami istri
berdua lantas menahan si kakek tua itu sebisanya.
Melihat maksud baik tuan rumah tak bisa ditampik lagi, si
kakek huncwee dari gunung Bong-san inipun terpaksa
batalkan niatnya untuk berdiam beberapa hari lagi dalam
benteng. sementara itu Hoo Thian Heng dengan membawa Poei
Hong, T onghong Beng Coe serta empat orang dayang segera
berpamit kepada tuan rumah dan berangkat ke utara menuju
kota Tiang an. Cian- Liong Poocu tahu kedua orang gadis itu keburu ingin
menemukan kembali ibunya, maksud kepergian mereka tak
dapat ditahan lagi, sedangkan Hoo Thian Heng pun harus
melindungi keselamatan mereka sepanjang jalan, oleh karena
itu ia tidak menahan lebih jauh.
sambil tertawa s i burung hong hijau Thio see berkata:
"Eeei.... kalian bertiga jangan lupa beritahu hari besar
pernikahan kalian kepada kami suami isteri berdua yang
bodoh looo... kami berdua pasti akan berangkat kekota Kay-
hong atau siang-yang untuk menghadiri pesta perkawinan
kalian sekalian mencicipi arak kegirangan".
Poei Hong serta Tonghong Beng Coe merasa amat girang
sekali, meski demikian wajah mereka telah berubah merah
dadu saking jengahnya menahan rasa malu.
Hoo Thian Heng buru2 menjura,janjinya: "Begitu ada kabar
tentang hari pernikahan kami, kartu undangan pasti akan kami
kirim kemari guna mengundang cianpwe sekalian datang
kekota Kay-hong untuk ikut serta bergembira dengan kami."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Selesa i berkata ia lantas meloncat naik ke atas kuda
tunggangannya untuk menyusul beberapa orang gadis yang
telah berangkat duluan. Kuda "Hwee-Lioe-kie" dari Poei Hong serta keledai "Hek-jie"
dari Hoo Thian Heng meskipun merupakan kuda2 jempolan
yang dapat lari cepat, apa lacur kuda2 yang ditunggangi
Tonghong Beng Coe beserta keempat orang dayangnya
merupakan kuda2 biasa yang tak bisa mengimbangi kecepatan
kuda2 tersebut, maka dari itu perjalanan tak bisa dilakukan
seperti apa yang diharapkan.
Pada waktu itu sudah mendekati pertengahan bulan dua
belas,jarak dengan tutupan tahun sudah tidak terlalu jauh lagi.
Pikiran kedua orang gadis itu semakin gelisah lagi, mereka
berharap bisa temukan kembali ibunya Poei oen Hoa dalam
waktu singkat, sedangkan Hoo Thian Heng sendiripun
mengharapkan pula bisa berjumpa dengan ibu mertuanya
sebelum akhir tahun, dengan demikian pada tahun baru
mendatang, seluruh keluarga dapat berkumpul dan bergembira bersama. siapa tahu, kuda2 dari dayang2 tersebut tak bisa lari cepat,
mereka selalu ketinggalan jauh, maka dengan hati mangkel
dan perasaan apa boleh buat mereka kendorkan kembali
kecepatan kuda masing2. Hari itu mereka sudah memasuki Propinsi Auw Pak.
sewaktu beristirahat disebuah rumah penginapan Hoo Thian
Heng menyampaikan usulnya kepada Tonghong Beng Coe
untuk mengutus keempat orang dayangnya pulang kekota
Kay-hong lebih dahulu setelah itu mereka bertiga melanjutkan
perjalanan siang malam, dengan berbuat demikian mungkin
sebelum tutupan tahun nanti mereka sudah tiba dikota T iang-
an. Tonghong Beng Coe sendiripun merasakan pula membawa
serta keempat orang dayang itu hanya menyusahkan mereka
serta membuang waktu dengan percuma saja, maka dari itu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
usul dari Hoo Thian Heng disetujui dengan suara bulat, Leng
Lam, Coei Giok empat orang dayang segera dipanggil, sete lah
disampaikan pesan2 penting mereka diutus pulang lebih
dahulu kekota Kay-hong. Keesokan harinya tiga ekor kuda berlari dengan cepatnya
meninggalkan rumah penginapan melanjutkan perjalanan ke
utara. tidak sampai empat lima hari mereka telah keluar kota
Tong Kwan. Dalam pada itu bulan dua belas tanggal dua puluh lima
telah menjelang datang, kalau dihitung waktunya satu dua
hari lagi mereka bisa tiba didusun Wie-Kiok-Tin luar kota
Tiang-an. karena itu perjalanan tidak dilakukan secepat
semula lagi, mereka lanjutkan perjalanan dengan riang
gembira dan penuh gelak tertawa.
Tampaklah Poei Hong sambil mengelus bulu merah dari
kuda Hwee-Lioe-Kie nya berkata:
"Liong-jie selama beberapa hari ini aku selalu menyusahkan
dirimu saja kau tentu merasa amat lelah bukan ?"?".
Kuda Hwee-Lioe-Kie meringkik panjang, se-akan2 ia merasa
amat berterima kasih atas hiburan serta perhatian dari
majikannya. Hoo Thian Heng serta Tonghong Beng Coe yang melihat
kecerdikan kuda tersebut, mereka sama2 memuji kuda Hwee
Lioe-Kie benar2 merupakan kuda mustika yang jempolan.
Kuda itu benar2 cerdik, mendengar semua orang memuji
akan kehebatannya, sepasang telinga segera dipentangkan
lebar2, empat anggota kaki bergerak semakin cepat, dengan
di pimpin olehnya mereka lari laksana sambaran kilat
membelah bumi. Agaknya keledai Hek Jie dari Hoo Thian Heng tak mau
kalah, binatang itupun membedal cepat2 kakinya menyusul
kuda dihadapan nya, dengan demikian maka tertinggalah


Ikat Pinggang Kemala Sabuk Kencana Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tonghong Beng Coe seorang diri yang harus berusaha keras
menyusul dua orang lainnya.
setelah melewati Hoa-Im dan Lam-Thian. sewaktu sang
surya lenyap dibalik gunung mereka telah tiba didusun Wie-
Kiok-Tinluar kota Tiang-an.
Hong sip Kioe Nio adalah sa lah satu di antara keluarga kaya
yang ada dalam dusua itu, tentu saja dengan gampang sekali
rumah nya berhasil ditemukan.
Demikianiah, ketiga orang muda itu dengan cepat telah tiba
didepan perkampungan Liok Yang-san-Cung dan segera
melayang turun dari atas kuda.
sang penjaga pintu menjumpai tetamu yang datang
berdandan keren danperlente, dimana yang lelaki ganteng
rupawan, sedang yang perempuan cantik mempesonakan.
segera lari masuk kedalam perkampungan untuk melaporkan
kehadiran tiga orang itu.
Dalam waktu singkat, dari dalam kampung muncul seorang
Koan-Kee atau pengurus rumah rangga yang segera
membawa tetamu nya masuk kedalam kampung.
setelah berada dalam ruang tamu, sisastrawan berbaju biru
Hoo Thian Heng mengutarakan maksud kedatangannya
sembari mengajukan harapannya agar bisa berjumpa dengan
Tonghong Hujien. Tengah mereka bercakap cakap. dari luar pintu ruangan
tamu munculah dua orang wanita, seorang adalah nenek tua
yang rambutnya telah berubah semua, sedang perempuan
kedua masih berusia pertengahan, bajunya sederhana sekali
dengan roman muka agung, baik potongan badan maupun
raut wajahnya persis mirip Poei Hong serta Tonghong Beng
Coe berdua. Tentu saja perempuan inipun dapat melihat jelas bahwa
raut muka sepasang gadis yang berada didalam ruangan tamu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
persis satu sama lainnya dengan wajah sendiri, atau dengan
perkataan lain wajah kedua orang gadis itu merupakan
penjelmaan dari wajah semasa masih muda dulu.
Hatinya sangat terperanjat, dua orang kakak beradik ini
satu di utara yang lain di selatan secara bagaimana bisa
berkumpul jadi satu?""
Enam buah mata saling berbentur satu sama lain, masing2
orang merasakan hatinya tergetar keras.
Poei Hong serta Tonghong Beng Coe tak kuasa menahan
diri lagi, mereka sama2 berseru: "oouw ibu...."
Tubuh mereka berdua bagaikan burung walet terbang
diangkasa segera berkelebat menubruk kedalam pangkuan
Tonghong Hujien Poei oen Hoa.
Melihat sepasang putri kesayangannya sudah menginjak
dewasa, lagi pula berwajah amat cantik bagaikan bidadari.
Nyonya tua itu merasa hatinya kejut bercampur sedih,
disamping rasa girang yang me-luap2.
sepasang anak kembar ini sejak bayi telah berpisah dari
kasih sayang ibu kandung mereka, kini mendapat cinta kasih
itu kembali, saking girangnya bagaikan lebah dalam sarang,
mendengung dan mengoceh tiada hentinya, hal ini ma lahan
membuat Hoo Thian Heng merasa bagaikan diasingkan.
sisastrawan berbaju biru Hoo Thian Heng bukan manusia
bodoh, ia tahU diri dam tak ingin perlihatkan sikap kurang
hormat dihadapan mertUanya, setelah merapikan bajU ia
lantas majU kedepan dan menghunjuk hormat dalam2 kepada
nyonya tua itu, kemudian berlutut pula didepan Hong sip K ioe
Nio. Menjumpai Hoo Thian Heng berwajah ganteng, gagah, dan
penuh sopan santun, si nenek tua itu jadi simpatik dan amat
senang sekali, terutama sewaktu diajukannya beberapa
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pertanyaan ternyata dijawab semua oleh pemuda itu dengan
lancar, hatinya makin senang.
Begitu gembiranya Hong sip Kioe Nio, sampai2 akhirnya ia
hela napas panjang dan mengeluh:
"seandainya cucuku yang bodoh sun in Liong bisa
mendapatkan separuhnya darimu Wahh... aku akan merasa
amat bangga sekali" Keesokan harinya, Tonghong Hujien mengundang Hoo
Thian Heng untuk menghadap ke hadapannya, setelah
meneliti seluruh badan sastrawan berbaju biru ini dari atas
hingga ke bawah, ia mengangguk tiada hentinya.
"Ehmm.. kau memang naga diantara manusia, sebagai
keturunan dari Koe sian sin-poo serta anak murid dari Lam-
hay siang In, si saudagar Kosen dari Laut selatan, aku rasa
tidak bakal salah lagi Kemarin ma lam siauw-li telah
menuturkan seluruh kejadian serta duduknya perkara
kepadaku. Bocah aku amat setuju apabila mereka kakak
beradik bisa dikawinkan dengan dirimu, dan menjadi istrimu
yang setia, semoga kau bisa mencintai mereka berdua dengan
segenap hati dan menjadi seorang suami yang baik dan terpuji
" Mendengar Poei oen Hoa, sang Tonghong Hujien ini setuju
untuk mengawinkan kedua orang putrinya kepada dia
seorang, sisastrawan berbaju biru Hoo Thian Heng jadi amat
girang, dengan amat hormat ia lantas menjura kearah nyonya
itu dalam2. "Gak-boe " sapa nya. (Gak-Boe artinya lbu mertua).
00000000 Jilid 8 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
UNTUK sementara waktu kita tinggalkan s isatrawan berbaju
biru Hoo Thian Heng yang berhasil mengawini dua orang gadis
cantik sekaligus. Mari kita balik pada Tiga manusia beracun
dari propinsi B iauw. sewaktu berada ditebing Pek Yan Gay gui - Bung Im Boe-
san yang termasuk dalam propinsi Koei Chiu dimana mereka
saksikan tujuh orang saudara angkatnya ada empat orang
telah menemui ajalnya, bahkan Im-yang siauw su, Cie Tiong
Kian sebagai ketua perkumpulan Im Yang Kauwpun kena
terguling jatuh kedalam jurang oleh ikat pinggang Poei Hong,
yang menyaru sebagai sastrawan berbaju putih, mereka lalu
sadar dengan kekuatan beberapa orang tidaklah mungkin bisa
mendapat harapan untuk peroleh peta mustika kitab pusaka
Yoe Leng pit Kip tersebut.
Pek si-Tok-shu atau si kakek seratus bangkai Kiang Tiang
Koei sebagai pemimpin diantara tiga manusia beracun itu
cukup cerdik dan s igap. ditengah terlemparnya tubuh Im Yang
siuw-su kedalam jurang yang dalamnya tak terhingga itu, ia
lantas berpaling kearah Looe-jie serta Loo sini sambil berseru
lirih: "Hei. kalian mau tunggu apa lagi" sekarang kita tidak pergi
?" nanti apa bisa lolos dari s ini ?"?".
Berbicara sampai disitu tanpa menunggu jawaban lagi,
bajunya yang berwarna biru dikibaskan kemudian bagaikan
seekor burung bangau melejit ketengah udara dan meluncur
turun kebawah tebing, disusul oleh manusia beracun, kedua
Hiam-Im-Tok-shu atau si kakek bisa dingin cia Ie Chong sana
si manusia beracun ketiga Han-Peng-Tok-shu atau si kakek
racun si Chin Tin san- Menanti tubuh mereka bertiga sudah meluncur dua puluh
tombak jauhnya, sewaktu berpaling maka tampaklah pada
waktu itu para jago yang berada diatas tebing Pek-Yan-Gay
pun sama2 melayang turun kebawah.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tiga manusia beracun pernah melakukan kejahatan, hati
mereka kuatir apabila gadis yang menyaru sebagai sastrawan
berbaju putih itu mendendam kepada mereka atas
perbuatannya dimana dengan paksa akan merampas kuda
jempolannya, mereka sudah jera terhadap pemuda tetiruan
tersebut. Karena ketiga orang itu sadar bila mereka sampai
bertemu kembali dengan orang itu niscaya tiga lembar jiwa
mereka bakal melayang. Mengingat betapa lihaynya pihak lawan, pecahlah nyali tiga
manusia beracun itu, mereka melarikan diri se-kuat2nya dari
tempat itu. Gunung In Boe-san meskipun sepanjang tahun tertutup
oleh kabut yang tebal, sekalipun ma lam ini rembulan
memancarkan cahayanya keempat penjuru bintang bertaburan
diangkasa. cukup permukaan salju yang putih sudah
memantulkan sinar yang cemerlang.
Tiga manusia beracun mengerahkan ilmu meringankan
tubuh mereka hingga mencapai pada puncaknya, walaupun
diantara sepuluh manusia sesat kepandaian mereka terhitung
paling lemah, tapi cukup sebanding kalau dibandingkan
dengan tokoh2 kelas wahid lainnya tentu saja selihay dan
secepatnya mereka tak bisa dikatakan luar biasa.
Tampaklah tiga sosok bayangan manusia melayang dengan
cepatnya diatas permukaan salju, menanti mereka sudah tiba
dikaki gunung Im Boe-san fajarpun telah menyingsing,
kokokan ayam bergema diempat penjuru.
Pek si Tok shu yang lari didepan tiba2 dikejutkan oleh
teguran Hian im Tok shu, Cia le chong:
"Loo-toa, kita akan pergi kemana " apakah kau punya
rencana lain?" Pada saat itu Pek si Tok-shu atau si Kakek seratus bangkai
keadaannya bagaikan ikan yang terperangkap didalam jaring,
ia cuma tahu menyingkir jauh2 dari gunung Im-Boe-san dan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
jangan sampai kena disusul oleh dua ekor anjing kecil
tersebut, otaknya kosong melompong dan bingung, tentu saja
ia tak punya rencana apapun. Kini setelah ditegur oleh Hian im
Tok-shu, ia baru mendusin, pikirnya:
"Aah, benar, bukan tindakan yang tepat kalau lari terus
menerus tanpa tujuan, kita harus berunding dan menyusun
rencana lebih dahulu ". Im Tok-shu serta Han-Peng-Tok-shu
pun lantas berhenti. Membicarakan dari watak maupun tabiat tiga manusia
beracun dari wilayah Biauw ini, maka Kiang T iang Koei adalah
orang yang paling cerdik dalam menghadapi segala perubahan
maupun segala situasi, Cia le Chong adalah orang yang paling
licik, banyak akal, sedangkan orang yang paling kejam, ganas
dan kasar adalah simanusia beracun ketiga Chin Teng san-
Ketiga orang ini saling berunding dan saling bertukar
pendapat, akhirnya didapatilah sebuah kesimpulan yang
menyatakan bahwa musuh tangguh bermunculan di-mana2
sementara komplotan mereka makin hari makin menipis,
banyak diantaranya sudah menemui ajalnya.
Dalam keadaan ter-lunta2 tanpa rekan, tanpa sahabat
mereka rasa satu2nya jalan yang paling tepat adalah pulang
dulu kegunung Kho-Lee Kong-san dan sementara waktu
bersembunyi didalam sarang mereka.
Selesa i berunding tiga manusia beracun itu lantas kabur
kearah Barat, sementara itu jalan raya masih sepi dan tak
nampak sesosok bayangan manusiapun yang berlalu lalang,
tiga orang membentuk satu garis lurus berkelebat dengan
cepatnya kearah depan, menanti siang hari telah tiba mereka
sudah tiba dikota Hoei swie.
setelah mengalami pertarungan sengit, sekarang harus pula
melakukan perjalanan cepat, ketiga orang kakek tua ini
merasa amat lapar, haus dan letih sekali, tanpa banyak bicara
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
lagi begitu sampai dikota mereka langsung mencari sebuah
rumah makan untuk beristirahat sambil menangsal perut.
Warung makan kecil kebanyakan pada saat seperti ini
hanya menjual bakpao, pia, serta kue2 kecil lainnya, untuk
bersantap kenyang bukannya saatnya.
Mengenai keadaan tersebut Kiang Tiang-Keei maupun cia
In chong mengerti sangat jelas, maka dari itu setibanya dikota
Hoei-swie mereka lantas mencari rumah makan yang rada
besar dan mencari tempat duduk dekat jendela.
Pelayan segera menghidangkan tiga mangkuk Bakmie kuah
serta semangkuk besar kukusan daging, dasar perut sudah
lapar tanpa sungkan2 lagi ketiga orang kakek itu dengan
lahapnya menyikat seluruh makanan yang ada, keadaan
mereka persis dengan angin puyuh yang menyapu daun
kering, dalam sekejap mata telah tersapu bersih tanpa sisa.
Begitu habis, mereka meneriaki sang pelayan untuk
menambahi lagi dengan hidangan lain sampai akhirnya tiga
orang kakek itu menghabiskan empat puluh mangkuk
banyaknya. Kejadian yang luar biasa ini seketika memancing perhatian
dari tetamu2 lain, dengan sinar mata tercengang mereka
saling berpandangan- Menyaksikan mereka bertiga diawasi banyak orang, Han
Peng Tok shu Chin Teng san jadi naikpitam, dasar wataknya
yang buas dengan sinar mata galak dipelototinya orang2 di
sekitarnya. "Maknya.... mau apa kalian awasi terus kakek moyangmu?"
makinya keras2. Didepan jendela duduk seorang pemuda berperawakan
tinggi besar lagi kekar, wataknya agak berangasan- melihat
tiga orang kakak tua berbaju biru yang kasar main kasar dan
main maki seenaknya, ia jadi amat tidak puas, mendengar
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
makian tersebut alisnya langsung dikerutkan dan balas
memaki: "Hmm Tuan kau sudah bukan nona manis yang berusia
delapan belas, kenapa takut ditonton orang" takut nggak laku
kawin atau takut lama dilamar orang?""
Sebenarnya waktu itu Hian-Im-Tok-Shu Cie Ie Chong ada
maksud mencegah adiknya yang nomor tiga ini bikln onar, tapi
setelah mendengar diantara makian pemuda itu membawa
nada sindiran yang pedas, ia segera mendengus, ucapan yang
hendak diutarakan pun di telan kembali ditengah jalan.
Diantara tiga manusia beracun Han-Peng Tok-Shu Chin
Teng san paling ganas dan kejam, kalau orang lain tidak
mengganggu dia mungkin ia akan berdiam diri, sekarang
mendengar sindiran pedas dari pemuda tersebut hawa
gusarnya langsung meledak, ia membentak keras badannya
bagaikan seekor burung elang segera melayang ketengah
udara dan menyambar kedepan,

Ikat Pinggang Kemala Sabuk Kencana Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sepasang telapak dibentangkan bagaikan cakar setan langsung mencengkeram
batok kepala pemuda itu. Peristiwa ini terjadi sangat mendadak. bagaikan menjumpai
bayangan setan disiang hari belong, para tetamu yang
kebetulan hadir dalam rumah makan itu jadi panik dan gaduh,
jeritan kaget bergema memenuhi seluruh ruangan,
Walaupun pemuda itupun mengerti sedikit banyak ilmu s ilat
kasaran, mimpipun ia tidak mengira si kakek tua yang
memakai baju kasar sebetulnya memiliki ilmu silat sangat
lihay, hatinya amat terkesiap.
Ingin sekali ia menyingkir tapi tidak sempat lagi, diiringi
jeritan ngeri yang menyayatkan hati, batok kepalanya kena
dicengkeram telak, otak segera berhamburan diatas lantai,
jiwapun melayang seketika itu juga.
Han-Peng-Tok-shu Chin Teng san masih merasa belum
puas, ketika tubuhnya melayang turun keatas tanah, sekali
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sepak ia tendang mayat pemuda itu ketengah jalan, lalu
masukkan sepasang tangannya yang berlopotan darah
kedalam mulut dan dihisapnya dengan nikmat, sehingga
keadaannya waktu itu mirip dengan iblis penghisap darah.
Beberapa orang tetamu yang bernyali kecil tak kuat melihat
adegan yang mengerikan itu. mereka pada jatuh tidak
sadarkan diri, sampai-sampai para pelayan serta pemilik kedai
pun gemetar keras saking takutnya.
Chin Teng san belum juga puas, sinar mata nya yang buas
menyapu wajah para tetamu lainnya, mendadak ia bergerak
cepat, telapak tangannya kembali bekerja mengancam
seorang kakek tua berbadan gemuk yang duduk disekitar
sana, tapi sebelum ia sempat melancarkan serangan
mematikan tiba2 dari luar kedai menggema datang dua
bentakan nyaring. Mengikuti bentakan tersebut melayang datang dua sosok
bayangan manusia, Cahaya pedang berkilauan menembus
udara, dengan dahsyat langsung menusuk jalan darah "Im
Tok-Hiat" pada pergelangan Han-Peng Tok shu.
"Binatang keji yang baru lolos dari jaring, kalian masih
berani mengganas dihadapan umum sambil membunuh orang
seenaknya?" bentak bayangan manusia tadi nyaring.
Chin Teng san terperanjat, buru2 ia tarik, kembali
telapaknya sambil melayang mundur kebelakang, ia sadar
jagoan yang barusan datang adalah seorang tokoh Bu-lim
yang memiliki ilmu silat sangat lihay.
sementara itu si manusia racun pertama, si kakek seratus
bangkai Kiang T iang Koei telah bangkit berdiri, sambil tertawa
dingin serunya: "Aku kira tokoh mana sakti dari mana yang telah datang
dan berani mencampuri urusan pribadi kami tiga bersaudara,
tidak tahunya adalah Goan Kiang Gie-Hu atau si Nelayan dari
sungai Goan Kiang serta sian Hee-It-Kiam atau si pedang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tunggal dari sian Hoe-san Hee.....heee.....kalau kalian benar2
bernyali, ayoh mari kita bereskan persoalan ini ditepi sungai
Liang- Kiang sebelah selatan kota"
"Hmm sungguh kecewa nama kalian tercantum diantara
sepuluh manusia sesat dari kolong langit, setelah membunuh
orang hendak ngeloyor pergi. Hukum Negara memang tak bisa
berbuat apa2 terhadap kalian bertiga, tapi kau kira jalan dari
loohu sudi me lepaskan ikan2 yang sudah terperangkap
didalam jaring?"?", jengek si Nelayan dari sungai Goan Kiang
Tong soe Kiat sambil mendengus dingin.
Manusia beracun kedua Hian-Im-Tok-shu Cia Ie Chong
merasa amat mendongkol, sepasang mata nya memancarkan
cahaya berkilat, ia tertawa seram.
"Loo-tua, Loo-sam buat apa banyak usil dan bersilat lidah
lebih jauh dengan keledai tua ini?"" sungguh menyebalkan
kalau sebentar lagi hamba negeri pada berdatangan. HHmmm
ayoh kita pergi" serunya.
Besamaan dengan ucapan tersebut, ujung baju dikebebaskan dan meluncurkan tiga sosok bayangan biru
kearah depan, begitu cepat lari mereka dalam sekejap mata
telah berada ditepi sungai.
Menjumpai ketiga manusia beracun itu melarikan diri,
sipedang tunggal dari sian-Hee san serta si Nelayan dari
sungai Goan-Kiang segera mengejar dari belakang, gerakan
tubuh merekapun tidak kalah cepatnya.
sambil lari Pek-si-Tok-shu Kiang Tiang Keei berputar tiada
hentinya, manusia beracun ini tersohor karena akalnya yang
cerdik, tentu saja banyak akal yang bisa muncul dari
benaknya, ia berpikir: "Meskipun ilmu silat dari Goan-Kiang-Gie Hu serta sian-Hee
It-Kiam sangat luar biasa rasanya kami bertiga masih sanggup
untuk me layani kemauan mereka, hanya bagaimana
kesudahannya apabila para jago yang baru turun dari bukit
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pek-Yan-Gay sama2 menyusul kemari dan mengerubuti kami
bertiga?"?""
"Aaai waktu itu menyesalpun tak berguna, aku lihat lebih
baik untuk sementara waktu kita harus menyingkir dahulu dari
dua setan alas ini" sementara otaknya baru berputar, mendadak terdengar
simanusia beracun ketiga Han-Peng-Tok-shu-chin-Teng san
berseru: "Loo-toa, bukankah kita berjanji akan me lakukan duel
sengit ditempat ini?""
Manusia beracun kedua Hian-Im-Tok-shu-Cia Ie Chong jauh
lebih cerdik, menjumpai Pek-si-Tok-shu berkelebat masuk
kedalam hutan yang ada ditepi sungai, ia lantas mengerti
kehendak saudara tuanya ini.
"Tutup mulut ayoh ikuti saja dirinya" segera hardiknya.
sang tubuh dengan cepat menyusul ke depan diikuti Loo-
sam dari belakang. Pada hari2 biasa Chin Teng san simanusia beracun ketiga
paling kagum atas tingkah laku dari Loo-toa serta Loo-jie,
walaupun ia tak tahu permainan setan apa yang sedang
dilakukan kedua orang itu, tapi ia jakin bahwa tindakan
saudara2nya tentu tak bakal salah.
Barusan saja tiga bersaudara itu menyusup kedalam hutan,
mendadak terdengar suara yang serak tapi nyaring
berkumandang datang dari tepi sungai:
"Yauw-heng, sungguh licik dan lihay ketiga ekor ikan
tersebut, aku lihat selembar jalaku ini agaknya tidak berdaya
untuk menjaring mereka..."
suara yang lain serak tapi nyaring pula segera menjawab
ucapan tersebut, terdengar orang itu menyahut:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apa kau menyangka ikan2 itu benar2 sudah menyingkir
jaUh " kalau kau menduga demikian maka kelirulah
sangkaanmu itu, padahal mereka justru belum pergi jauh, saat
ini mereka lagi pasang telinga dan buka mata untuk
mengawasi gerak gerik kita berdua ".
Mendengar ucapan itu simanusia beracun ke tiga Chin Teng
san jadi amat terperanjat, pikirnya:
"Sungguh lihay ketajaman mata orang she-Yauw itu dari
mana ia bisa tahu kalau kami sedang bersembunyi sambil
mengawasi gerak gerik mereka ?"".
Ia tidak menyangka kalau ocehan dari si pedang tunggal
sian-Hee-It-Kiam Yauw Kie itu hanya akal licik yang hendak
digunakan untuk memperdayai mereka.
Baru saja dadanya ingin bergerak. simanusia racun kedua
telah menekan pundaknya sambil tertawa.
" Kalau kau bergerak, bukankah dengan tepat malah masuk
kedalam perangkap mereka ?"?" bisiknya lirih.
setelah mendengar ucapan itu, simanusia racun ketiga baru
sadar, kiranya pihak lawan sedang menggunakan akal untuk
memperdayai mereka, ia jadi sadar dan mengangguk.
"oooouw kira nya begitu " pikirnya.
Dalam pada itu orang yang buka suara pertama kali tadi,
kembali berkata dengan suara nyaring:
"Apakah kau maksudkan ketiga ekor ikan yang lolos dari
jaring sedang bersembunyi di-dalam hutan tersebut ?"?".
"Kenapa tidak " sahut orang kedua. "Rupanya tiga manusia
beracun dari wilayah Biauw tidak lebih hanya pencoleng2
kurcaci yang bisanya curi ayam, tangkap anjing belaka,
manusia macam begini mana sesuai dicantumkan diantara
sepuluh manusia sesat dari kolong langit " hai...haa...Tong-
heng, aku lihat lebih baik kita lepaskan saja mereka satu kali
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ini, coba lihat ketiga ekor cucu kura2 itu hanya berani
bersembunyi belaka. oouw sungguh patut dikasihani..."
Betapa gusar dan murkanya Han-Peng-Tok Shu atau si
kakek Racun es Chin Teng san setelah mendengar penghinaan
tersebut, begitu marahnya sampai rambut dan jenggot sama2
berdiri, mata melotot bulat dan mulutnya mendesis buas. ia
ingin menubruk keluar dan adu jiwa dengan kedua orang itu:
Pek-si-Tok-shu si kakek seratus bangkai yang menyaksikan
keadaan saudaranya, buru2 cekal lengannya erat2 dan
mengirim beberapa kerlingan mata kearahnya, dicegah oleh
sang Loo toa, simanusia racun ketiga tak bisa berbuat lain
kecuali menghela napas panjang dalam hatinya.
sementara ia menghela napas, suara yang serak dan
nyaring tadi kembali berkumandang keluar dari luar hutan,
terdengar ia berseru: "Yauw-heng, tahukah kau?"" seandainya
tiga manusia beracun dari wilayah Biauw benar2 adalah tiga
ekor ikan, orang lain suka buka jaring melepaskan mereka,
jaring aku si Loo-Tong yang lebih besar dan lebih kuat pun
akan melepaskan mereka pula untuk loloskan diri. Justru yang
kutakuti adalah setelah ketiga ekor kura2 ini berhasil tapa jadi
siluman kura". "Waaah mereka akan ciptakan gelombang terbitkan
bencana, membunuh orang seenaknya inilah bahaya dan patut
diatas i mulai sekarang ".
Mengikuti ucapan tersebut teriringlah helaan napas masgul,
meski tiga manusia beracun tak dapat melihat jelas
bagaimanakah perubahan air muka kedua orang itu, mereka
bisa menduga kedua tokoh silat tersebut tentu sedang murung
dan kesal. Lewat beberapa saat kemudian, barulah terdengar orang
kedua bicara dengan suara lirih:
"Bukankah sastrawan berbaju biru Hoo Thian Hong serta
nona yang bersenjata ikat pinggang kumala itu telah masuk
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kedalam kota ?" mari kita kesana dan undang mereka datang
untuk sama2 melakukan pencarian?"" Hmmm aku tidak takut
mereka berhasil terba kelangit".
"Benar, kita berbuat demikian saja" seru orang pertama
tadi dengan suara yang lirih, begitu lirih se-akan2 bisikan
nyamuk. Selesa i bicara terdengarlah ujung baju tersampok angin,
beruntun kedua orang itu sama2 tinggalkan tempat itu dan
dalam sekejap mata telah lenyap dari pendengaran.
Tidak lama setelah Goan Kiang Gie Hu atau si nelayan dari
sungai Goan Kang, serta sian Hoe It Kiam atau si pedang
tunggal dari sian-Hoe-san meninggalkan tepi sungai, tiga
manusia beracun dari wilayah Biauw sama2 meloncat keluar
dari dalam hutan. "Mari kita cepat pergi dari sini" seru Pek si Tok shu, Kiang
Tiang Kei dengan air muka terkejut serta ketakutan. "Menanti
musuh tangguh pada berdatangan, bukankah kita bakal
kerepotan dan mati konyol?"
-00000000- MELIHAT saudara tuanya gugup serta ketakutan, Hian im
Tok shu si Kakek bisa Dingin cia le chong segera tertawa ter-
bahak2. "Haaa.. .haaa...,Loo-toa, kali ini dugaanmu meleset sama
sekali. Menurut pendapatku kedua orang tua bangka itu tidak
bakal kembali lagi."
"Bagaimana kau bisa tahu?"" tanya Pek-si Tek-shu,
agaknya orang she-Kiang ini rada kurang percaya.
Hian-Im T ok-shu Gia le Chong mengelus2 jenggotnya yang
terurai dijanggut, memandang sang surya yang baru muncul
dari balik awan ia termenung berpikir sebentar setelah itu
katanya: Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
" Kalau apa yang dikatakan kedua orang itu benar, mereka
tidak akan berbuat misterius dan sok rahasia tapi sengaja
membiarkan kita ikut mendengar kedua orang setan tua itu
tidak lebih hanya takut kita tiga saudara bikin onar lagi
didusun serta kota2 kecil sekeliling tempat ini. disamping itu
merekapun harus mentaati pula pantangan bagi orang Bu-lim
untuk mengejar musuh kedalam hutan, maka dari itu
digunakannya siasat ini untuk memperdayai kita?"
Pek-Sie-Tok-Shu Kiang Tiang Koei merasa pendapat ini
sedikitpun tidak salah, ia lantas manggut2. Mendadak...
Gelak tertawa aneh berkumandang dari belakang tubuh
mereka, suara ituamat dingin, kaku dan menyeramkan begitu
mengerikan sampai bulu roma pada bangun berdiri. Mereka
bertiga jadi sangat terperanjat.
Dengan gerakan cepat, tiga manusia beracun dari Wilayah
Biauw ini me loncat mundur beberapa tombak kebelakang,
sinar mata dengan tajam menyapu sekeliling tempat itu.
Tapi suasana amat sunyi, hening dan tidak nampak sesosok
bayangan manusiapun kecuali alang2 yang bergoyang
terhembus angin sungai. Terang2an mereka dengar suara tertawa seram itu muncul
dari belakang tubuh mereka, sekarang kenapa tak nampak
sesosok bayangan manusiapun" ketiga orang itu jadi tertegun
dan melengak. hati mereka tercengang, heran dan merasa
ngeri.... "Heeeeee..... heeeee....."
sekali lagi gelak tertawa aneh tadi bergema menusuk
pendengaran, suaranya seram membuat jantung berdetak
keras. Kali ini ke tiga orang manusia beracun itu mendengar


Ikat Pinggang Kemala Sabuk Kencana Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

jelas, suara tadi muncul dari lima depa disisi tubuh mereka.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tiga manusia beracun dari wilayah Biauw semakin
ketakutan lagi, sukma mereka seraya telah me layang dari
raganya. Haruslah diketahui ilmu silat yang dimiliki tiga manusia
beracun ini meski tidak bisa menandingi kelihayan Peng Pok
sin- mo. tapi merekapun masih terhitung jagoan nomor wahid
dalam dunia, persilatan hembusan angin maupun gugurnya
dedaun disekeliling beberapa tombak tak akan berhasil
mengelabuhi pendengaran mereka.
Kini suara tertawa itu muncul dari lima depa dibelakang
tubuh nya namun mereka bertiga tak seorangpun yang
merasa. seandainya pihak lawan ada maksud mencabut jiwa
mereka bertiga, bukankah sangat gampang bagaikan
membalik telapak sendiri"
Tanpa ragu2 lagi tiga saudara bagaikan telah sepakat
sama2 putar badan dan lari dari s itu, tiga sosok bayangan biru
laksana kilat telah me luncur dua tombak kedepan dalam hati
mereka berpikir "Aaaai kali ini, mungkin kami sudah lolos dari tangannya."
siapa sangka kejadian kembali berlangsung diluar dugaan
mereka, baru saja ketiga orang itu menghentikan gerakannya
seraya menyapu sekeliling tempat itu, tertawa seram tadi
kembali berkumandang dari belakang mereka bertiga.
Meski manusia racun pertama cerdas, manusia racun kedua
licik dan manusia racun ketiga buas, terhadap musuh yang
mengeluarkan suara tanpa kelihatan wujud dibelakang mereka
ini, ketiga orang itu tak bisa berkutik.
Begitu mendengar suara tersebut, ketiga orang kembali
berkelebat kedepan melarikan diri tapi tertawa seram tadi se-
akan2 melekat dibelakang mereka kemana saja ketiga orang
itu pergi dan sebagaimana cepatnya mereka lari, suara
tersebut selalu muncul di belakang tubuh mereka.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
simanusia racun perta ma Pek-si-Tok-shu membentak
keras, badannya langsung kabur kearah Barat diikuti manusia
racun kedua dan ketiga, mereka sama2 lari ter-birit2 seperti di
uber setan. Perduli bagaimana cepat tiga manusia beracun dari wilayah
Biauw melarikan diri, tertawa seram tersebut tiada berputusan
menggema datang terus. Tidak lama kemudian ketiga orang itu sudah memasuki
daerah pegunungan Pek-In-san.
Pek-In-san masih termasuk rentetan pegunungan Biauw
yang tingginya dua ribu dua ratus meter dari permukaan air
laut, letaknya tepat saling ber-hadap2an dengan gunung Im-
Boe-san. Diatas gunung pepohonan tumbuh dengan subur dan
rimbunnya, awan putih melayang dekat dengan permukaan,
jalan pegunungan ber-liku2 penuh dengan tikungan tajam,
tebing curam lagi terjal, jurang yang dalam menganga siap
menantikan korbannya, bukan begitu saja, binatang buaspun
banyak berkeliaran disana-sini dengan ular2 berbisa malang
melintang di-mana2, diantara kesemuanya ini
kabut beracunlah terhitung paling lihay.
Begitu berbahaya dan mengerikannya gunung Pek-In-san
ini, sehingga gunung tersebut dijuluki gunung angker
siapapun tak berani menerobos masuk kedalam secara
gegabah. Tiga manusia beracun dari wilayah Biauw bukannya tidak
mengerti akan mara bahaya, tapi mereka terpaksa harus
melarikan diri ke-sana, dalam keadaan seperti ini tidak lain
yang bisa dilakukan kecuali mengikuti suratan Takdir.
Kiranya si manusia racun pertama Pekssi Tok shu Kiang
Tiang Koei sembari melarikan diri ter-birit2 otaknya berputar
keras pikirnya: Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kendati ilmu silatmu sangat lihay, tidak nanti berani
memasuki daerah pegunungan Pek-In-san ini. HHmm kalau
bajingan keparat ini masih juga mengejar terus tanpa pikirkan
untung ruginya, akan kupancing dia memasuki daerah lembah
gunung yang penuh dengan kabut beracun. Hmmm....hmmm.....sampai saatnya, kalau bukan mati
terpagut ular berbisa, kau akan mati karena menghirup hawa
beracun" Apa yang dipikirkan memang bagus sekali tapi tertawa
seram yang berkumandang dari belakang menggema tiada
hentinya, se-akan2 orang itu sama sekali tidak tahu akan
keseraman serta kengerian gunung Pek In san.
Dengan napas ngos2an ketiga orang itu lari terus kedepan,
seperminum teh kemudian tiga puluh li sudah dilewati,
menurut dugaan mereka asalkan telah memasuki daerah
pegunungan maka mereka bertiga bisa beristirahat dengan
lega hati, siapa sangka musuh yang ada dibelakang tidak mau
juga melepaskan mangsanya, ia selalu membayangi bagaikan
kutu dalam rambut. Makin lari tiga manusia beracun itu semakin terperanjat
bercampur ngeri, bagaikan tiga ekor kelinci yang diancam
pemburu, mereka ngaCir kekiri kekanan dengan hebatnya
hampir boleh dikata seluruh punggung gunung Pek-In-san
telah dijelajahi. Entah sudah berapa lama mereka lari dan berapa jauh
dilalui, keringat telah mengucur keluar membasahi tubuh
mereka, napas ter-sengkal2 bagaikan kerbau, baju biru yang
mereka kenakan basah kuyup bagaikan diguyur air segentong,
celana pada robek tersangkut duri dan rotan bahkan tangan
merekapun lecet dan sehingga mengucurkan darah tersangkut
duri yang tajam. Selama hidup belum pernah tiga manusia beracun dari
wilayah Biauw mengalami pengalaman yang begitu memalukan, sungguh mengenaskan keadaan orang2 itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Meskipun demikian, suara tertawa seram yang bergema
dari belakang tubuh mereka masih belum- juga berhenti,
bagaikan bayangan setan mengikuti terus kemana mereka
pergi. Sejak semula simanusia racun ketiga, Han-Peng-Tok-Shu
chin Teng San sudah tidak sabaran, seandainya ia tidak
kagum terhadap Loo-toa serta Loo-jie, Tadi ia sudah
kehabisan sabar, Sekarang. Setelah ia tahu Loo-toa tak bisa
mengetahui Loo-jie tak bisa memperhas ketenangan hati. ia
jadi mendongkol, sambil meraung keras mendadak tubuhnya
berhenti berlari, sepasang alis berkerut dan putar badan
dengan sebat. Teriaknya keras2:
"Maknya setan alas jangan rneng gertak. orang orang
belaka dengan perma inan setaramu, kalau punya kepandaian
ayoh tunjukan diri, aku Han-Peng-Tok-shu chiu Teng San
berada disini, berani kau layani diriku bertarung sebanyak tiga
ratus gebrakan?" Menjumpai Loo-sam berhenti dan menantang perang, mau
tak mau Pek-Si-Tok-Shu-Kiang Tiang Koei serta Hian In-Tok-
shu-cia ie ciong ikut berhenti berlari, mereka sama2
menggabungkan diri jadi satu.
"Heeee....heeee.....lebih baik jangan banyak tingkah jangan
dikata bertarung sebanyak tiga ratus gebrakan, untuk
menghadapi sebuah jari kelingkingku pun kau sudah tak
sanggup, " sewaktu pihak lawan mengucapkan kata2 itu, dengan sebat
tiga bersaudara itu putar badan, sekarang mereka dapat
saksikan kurang lebih lima depa dihadapannya berdirilah
searang kakek tua yang tinggi besar dan gemuk.
Wajah orang itu sangat dikenal oleh tiga manusia beracun,
begitu menjumpai bahwasanya pihak lawan bukan lain adalah
sikakek gemuk mereka sama2 menjerit kaget, bagaikan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
terpagut ular beracun air muka mereka bertiga, sama2
berubah hebat. Kiranya orang itu bukan lain adalah si kakek gemuk yang
hendak dicengkeram Han Peng-tok-shu sewaktu berada
dirumah makan dalam kota Hoei-swie siang tadi.
orang itu menyusul datang dengan kencangnya, tak usah
ditanya bisa diduga maksud kedatangannya tentu hendak
mencari balas. "Mengherankan kalau benar orang ini memiliki ilmu silat
yang sangat lihay, kenapa ia sama sekali tidak menunjukan
tanda2 hendak berkelit ataupun menghindar sewaktu aku
hendak mencengkeram batok kepalanya?"" pikir Han-Peng
Tok-shu Chin Teng san dengan hati tercengang. "Aku tidak
percaya kalau batok kepalanya lebih keras daripada baja."
Karena punya pikiran demikian, tak tahan lagi dengan
perasaan ingin tahu ia lirik sekejap batok kepala sikakek
gemuk yang gede dan aneh itu.
Agaknya orang itu bisa menebak apa yang sedang
dipikirkan chin Teng san, kembali ia tertawa seram, sembari
gelengkan kepalanya ia berkata:
"Bocah keparat dengan andaikan ilmu silat kucing kaki tiga
mu, kau anggap bisa mengganggu atau merusak seujung
rambut loohu?" Hmm jangan bermimpi disiang hari bolong.
Terus terang kuberitahu kepadamu, pagi tadi kalau bukan
Sian-Hen-It-Kiam keparat cilik she-Tauw itu menolong
selembar jiwamu Hmm Hmm saat ini mungkin tulang
kerangkamu pun sudah punah sama sekali"
Biauw-Kiang sam-Tok atau tiga manusia beracun dari
wilayah Biauwjadi merasa geli habis mendengar ucapan itu.
mereka merasa sikakek gemuk ini telah membalikan
kenyataan, tidak lebih ia hanya main gertak sambal sembari
mengibul. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bagaimana dalam kenyataannya" seperti apa yang
diucapkan sikakek gemuk itu. jikalau waktu itu sian-Hee-It-
Kiam Yauw Kie tidak me lancarkan serangan memaksa Han-
Peng Tok shu mundur ke belakang, asal jari tangan chin T eng
san menempel sedikit saja diatas rambutnya, maka bagaikan
kena listrik bertegangan tinggi ia akan mati binasa dalam
keadaan mengerikan, dalam sekejap mata tubuhnya akan
punah tinggal segumpal darah kental.
Bagaimana bisa begini" dan apa alasannya" dalam cerita
selanjutnya akan diterangkan lebih jauh.
Dalam pada itu rasa takut yang menyerang hati tiga
manusia beracun sudah lenyap bebefapa bagian, teringat
mereka tiga bersaudara terdiri dari jago-jago lihay, bahkan
tercantum pula sebagai anggota sepuluh manusia sesat dari
kolong langit yang disegani tokoh silat baik dari golongan
hitam maupun dari golongan lurus, sekarang apabila harus
merasa ketakutan bagaikan tikus ketemu kucing Bukankah
keadaan itu sangat memalukan ?"
Lagi pula walaupun dikatakan sikakek gemuk ini memiliki
kepandaian silat yang sangat lihay, dengan gabungan mereka
bertiga apa yang perlu ditakuti lagi.
Kemungkinan besar bangsat ini cuma andaikan ilmu
langkah serta ilmu meringankan tubuhnya yang rada aneh
hendak menggertak mereka, kalau tidak kenapa ia tidak turun
tangan terhadap mereka bertiga " tentu ia punya rencana
hendak menakut-nakuti mereka bertiga sampai kehabisan
tenaga, setelah itu baru menggunakan kesempatan itu turun
tangan membereskan mereka.
seandainya ilmu meringankan tubuh yang dimiliki benar-
benar dahsyat, kenapa ia tidak meloncat melampaui mereka
kemudian menghadang perjalanan mereka ?" kenapa ia selalu
hanya menguntit saja dari belakang ?" Berpikir sampai disitu
Pek-si-Tok-shu Kiang Tiang Koei merasa apa yang diduga tak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bakal salah lagi, semangat, kemantapan serta keberaniannya
pulih kembali seperti tempo dulu, ia segera tertawa seram.
"siapakah anda?"" ia menegur. "Kami tiga bersaudara sama
sekali tidak bermusuhan dengan dirimu, hubungan kita
bagaikan air sungai yang tidak mengganggu air sumur apa
sebabnya kau menguntil terus tiada habisnya" haruslah kau
ketahui kami tiga manusia beracun dari wilayah Biauw bukan
manusia yang bisa diganggu dan diremehkan seenaknya" si
kakek gemuk itu sama sekali tidak naik pitam, ia ma lah
tertawa tergelak. "Nah begitulah baru mirip seorang jagoan kangouw, ketika
kujumpai keadaan kalian macam cucu kura2 yang tak berani
nongolkan kepala serta macam kijang yang lari ketakutan,
hatiku jadi ikut dongkol Hmmm, masa seorang jagoan
kenamaan kok nyalinya sekecil nyali tikus sungguh
memalukan" Bicara sampai disitu ia lantas geleng2kan kepalanya dan
melanjutkan: "Mengenai nama besar dari aku siorang tua jangan dikata
kalian, meskipun sucouw mu yang sudah modar Pek-Tok-
Tong-cu atau si-jejaka seratus racun Lie In muh masih harus
sebut aku sebagai Lo-Couw Cong, coba katakan kalau sesuai
tidak untuk tanya namaku?",
Ia merandek sejenak. kemudian terusnya: "Membicarakan
saal hutang piutang yang kalian buat tadi pagi, yang kalian
bunuhkan orang lain, sedang akupun bukan hamba negeri,
apa perlunya aku ikut campur sama saja" seraya menuding
kearah Han-Peng-Tok-shu Chin Teng san serunya:
"Keparat cilik ini hendak bikin sebuah jendela diatas batok
kepalaku, secara bagaimana kau bisa katakan kalau hubungan
kita bagaikan air sungai yang tidak mengganggu air sumur?""
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sewaktu berbicara, sikakek gemuk itu geleng2kan
kepalanya, sehingga ludah muncrat kesana kemari persis
hujan gerimis disiang hari bolong.
semula Pek-si-Tok-shu Kiang T iang Koei serta Hian-Im-Tok-


Ikat Pinggang Kemala Sabuk Kencana Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

shu Cia le Chong merasa terperanjat sewaktu mendengar
pihak lawan mengetahui asal usul perguruannya, tapi dengan-
cepat merekapun berpikir:
"Aaaah benar, tadi kami sudah sebutkan gelar kami sebagai
Tiga manusia beracun dan Wilayah Biauw, sebagai jago-jago
kenamaan dalam dunia persilatan sudah sepantasnya kalau
kakek gemuk ini bisa menduga siapakah nama kakek guru
kami dan berasal dari perguruan manakah kami ini".
Karena punya pikiran demikian, kedua orang itupun tidak
pikirkan persoalan ini lebih mendalam lagi.
Kan-Peng Tok-Shu chin Teng san hatinya panas, sebagai
orang yang berhati kejam dan buas, ia tak tahan dihina terus-
terusan, sambil tertawa seram badannya meluruk kedepan,
sepasang lengan dengan salurkan hawa beracun, Han-Peng
Tok-Kang segera didorong kedepan.
orang ini berniat membinasakan sikakek gemuk itu dalam
sekali gebrakan, maka dari itu tenaga beracunnya dikerahkan
hingga mencapai delapan bagian, kehebatannya benar-benar
laksana angin puyuh membelah bumi, begitu dahsyat sampai
daun, debu dan pasir beterbangan di angkasa.
Dengan cepat sikakek gemuk itu menyingkir kebelakang,
sambil gelengkan kepalanya yang-gede dan aneh itu
gumamnya: "Waaah..... waaah....bahaya, bahaya sekali kalau sampai
dibiarkan pukulan Racun es ini bersarang dibadan, seluruh
cairan darah dalam badan akan membeku. Eeeee....bukan
main tersiksanya kalau sampai begitu....Hiiiii ngeri."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sambil berteriak ia lantas angkat kaki lari dari situ. ilmu
meringankan tubuhnya benar2 hebat, dalam sekejap mata ia
sudah berada dua puluh tombak jauhnya dari tempat semula.
Menyaksikan sikakek gemuk itu kabur ter-birit2, tiga orang
manusia beracun itu jadi kecewa segera pikirnya.
"Sialan.... makinya, ternyata si tua bangka celaka itu tidak
lebih cuma macan2an dari kertas, bisanya cuma main gertak
sambal belaka ....Huuu.,..sialan benar"
Tanpa terasa lagi kejadian barusan terbentang kembali
didepan mata, teringat betap angenesnya sewaktu melarikan
diri ter-birit2 tadi, dari malu mereka jadi gusar, begitu sakit
hati ketiga orang ini sampai ingin menguliti kakek sialan itu
kemudian menggigit dagingnya keras2.
Mereka bertiga sama2 membentak keras bagaikan anak
panah yang terlepas dari busur segera melesat kedepan
mengejar sikakek gemuk yang sudah ngacir lebih duluan.
Kakek gemuk itu lihay juga, meskipun tiga manusia
beracun dari wilayah Biauw telah kerahkan segenap tenaga
yang dimiliki-nya, ilmu meringankan tubuh sudah digunakan
mencapai puncaknya, namun jarak diantara mereka masih
tetap seperti sedia kala.
Beberapa tebing telah dilewati, beberapa puncak sudah
dilampaui tapi yang paling menjengkelkan adalah sikakek
gemuk itu tetap bergerak dengan ringannya mengikuti
hembusan angin, mereka bertiga cuma bisa melihat tak bisa
menyusul orang. Diam2 mereka bertiga jadi mendongkol,
pikirnya. "Hmm aku tidak percaya kalau tak dapat menyusul
dirimu" Mereka segera kerahkan ilmu meringankan tubuh Pat-Poh-
Kan-san yang jarang sekali digunakan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Para pengejar laksana sambaran kilat berkelebat kedepan,
orang yang dikejar masih tetap seperti sedia kala bergerak
lenggang2 kangkung seenaknya saja.
Tidak lama kemudian sikakek gemuk itu telah menerobos
masuk kedalam sebuah lembah hingga dilihatnya tiga manusia
beracun itu masih mengejar tiada hentinya ia lantas berpaling
dan tertawa nyengir. Melihat diri mereka diejek, ketiga orang itu jadi naik pitam.
"Hmm, akan kulihat kau hendak lari ke mana?" pikir mereka
didalam hati. Dalam sekejap mata tiga manusia beracun secara beruntun
telah meloncat masuk kedalam lembah, tapi secara mendadak
bayangan sikakek gemuk itu telah lenyap tak berbekas.
Tidak temukan jejak musuhnya ada disana Hian-Peng Tok-
Shu Chin Teng San betul2 sangat murka, ia tak tahan dan
mulai berkaok2 memaki kalang kabut:
Dalam pada itu Pek-si-Tok-shu-Kiang-Tiaag
Koei mengawasi keadaan disekelilingnya. tiga penjuru merupakan
dinding tebing yang tinggi menjulang keangkasa, tegak lurus
dan curam sekali, kiranya lembah tersebut merupakan sebuah
lembah buntu. Belum berhasil ditemukan apa sebabnya bayangan sikakek
gemuk itu bisa lenyap secara tiba-tiba, Hian-Im-Tok-Shu-cia le
chong telah kerutkan sepasang alisnya seraya berkata:
"Loo-toa, bajingan itu pancing kita masuk kedalam lembah,
apakah ia mempunyai rencana keji terhadap kita orang?""
"Loo-jie, kau tak usah ragu-ragu dan menduga yang bukan-
bukan, digeledah saja " dengus Han-Peng-Tok-Shu Chin Teng
san tidak sabaran- Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bersamaan dengan selesainya ucapan tersebut, tubuhnya
segera berkelebat kearah lembah untuk melakukan penggeladahan. Pek-Si-Tok-Shu serta Hian-Im-Tok-Shu sama sama merasa
tindakan Loo-sam rada gegabah, meski dem ikian mereka ikuti
juga tindakan saudaranya, masing-masing berpisah pada dua
arah yang berhadapan untuk mulai dengan penggeledahan
mereka. Ketiga orang itu sudah menjelajahi hampir seluruh lembah,
namun belum juga menemukan bayangan dari s ikakek gemuk
itu, dalam keadaan putus asa akhirnya mereka bertiga kumpul
diatas sebuah batu cadas.
Pada saat itulah mendadak terdengar suara gelak tertawa
berkumandang keluar dari celah celah tebing kemudian
menggema dan memantul dalam seluruh lembah, sehingga
dalam waktu singkat seluruh angkasa telah dipenuhi oleh
gelak tertawa sikakek gemuk itu.
"Keparat itu sedang main setan, kita jangan sampai
terperangkap " seru Siracun ketiga dengan alis berkerut.
Pek-Si-Tok-Shu mengelus jenggotnya, setelah berbatuk ia
berteriak: "Hey sahabat. Tadi kau mentertawakan kami tiga
bersaudara, sekarang bukankah kau sendiri pun main
sembunyi macam cucu kura- kura ?""
"Bukankah aku si orang tua berada sama-sama kalian tiga
orang keparat cilik telur busuk?"......"
Kembali suara itu muncul dari belakang tubuh mereka,
ketika ketiga- orang manusia beracun itu berpaling maka
tampaklah sikakek gemuk yang punya kepala besar, aneh lagi
licin sehingga memantulkan sinar tajam itu sudah berdiri di
belakang mereka. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Setengah harian diperma inkan terus oleh sikakek gemuk
itu, lama kelamaan tiga manusia beracun dari wilayah Biauw
tidak kuat menahan diri, perut mereka terasa hampir meledak
bertemu dengan musuh bebuyutan sepasang mata kontan
merah membara. Ketiga orang itu sama-sama membentak keras, enam buah
telapak berbareng me lancarkan pukulan yang dahsyat
bagaikan gulungan angin puyuh menyapu jagad, dengan
disertai desiran tajam serta bau busuk bangkai segera
menerjang kearah dada lawan.
Tenaga serangan itu datangnya memang sangat dahsyat,
tetapi cukup s ikakek gemuk itu kebaskan tangannya kedepan,
serangan yang begitu dahsyat tadi seketika lenyap tanpa
bekas. "Haa haaa....,haaa keparat cilik, ayoh tambah tenaga lagi,
kalau curra begini mana bisa mengapa apakah diri Loohu ?""
jengek nya sambil tertawa tergelak.
Menyaksikan kehebatan lawan, ketiga orang manusia
beracun itu jadi amat terperanjat. Pek-Si-Tok-Shu melirik
sekejap kearah rekan rekannya kemudian pada saat yang
bersamaan ketiga orang itu sama sama membuat gerakan
setengah lingkaran busur didepan dada......
Braak enam buah bayangan telapak serempak didorong
kedepan, tiga macam hawa pukulan beracun yang maha
dahsyat dengan bergabung jadi satu garis lurus laksana
gulungan ombak ditengah samudra serta mengiringi sambaran
geledek sekali lagi menggasak keluar. "Aduuuh...." jerit
sikakek gemuk sambil s ipitkan matanya.
"Braaak.. diiringi getaran keras tubuhnya yang besar lagi
gemuk itu segera tergulung angin pukulan tersebut dan
mencelat ke tengah angkasa.
Melihat lawannya terpental, tiga manusia beracun sama2
tertawa tergelak, suara mereka keras dan seram, seluruh rasa
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mangkel. dongkol dan marah yang selama ini berkumpul
dalam dada segera tersalurkan semua.
Dalam perkiraan ketiga orang itu... sikakel gemuk itu tentu
bakal menemui ajalnya termakan serangan beracun itu.
Sebab mereka sadar tiga macam ilmu pukulan beracun
yang mereka gunakan merupakan pukulan beracun yang
maha dahsyat, siapapun tokoh sakti dalam dunia persilatan
dewasa ini tak ada yang sanggup menahannya, jangan dikata
pukulan beracun itu sendiri, cukup tenaga gabungan tiga
orang pun sudah mencapai empat lima ribu kati, tenaga
sebesar itu cukup untuk menggetar hancur isi perut
seseorang. Sungguh tak nyana seorang tokoh sakti dunia persilatan
yang memiliki ilmu silat maha lihay harus menemui ajalnya
ditangan mereka tiga bersaudara tanpa mengerti duduknya
perkara, kejadian ini sedikit banyak patut disayangkan.
Tapi ingatan lain segera berkelebat memenuhi benak
mereka, siapa suruh orang itu tidak tahu diri dan mengganggu
terus sampai menggusarkan kami....
Walaupun dalam hati tiga manusia beracun dari wilayah
Biauw berpikir demikian, sepasang matanya sama sekali tidak
berhenti memandang arah jatuhnya korban mereka.
Tampak tubuh sikakek gemuk itu berjumpalitan dan
berguling tiada hentinya ditengah udara, rambutnya yang
putih berkibar ditiup angin, dengan kaki diatas kepala dibawah
tubuhnya terbanting jatuh keatas tanah, keadaannya persis
dengan sebiji labu masak..... Kekejaman tiga manusia beracun
ini sungguh melebihi harimau lapar, karena takut si kakek
gendut itu belum putus nyawa, sewaktu tubuh korban mereka
terbanting keatas tanah, secara serentak enam buah
bayangan telapak kembali berkelebat menambahi dengan
sebuah pukulan dahsyat lagi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kejadian aneh tiba2 berlangsung didepan mata, sikakek
gemuk yang diduga pasti akan menemui ajalnya itu mendadak
berteriak keras: "Aduuuh mak, mati aku....."
sepasang lengan dikebaskan ditengah udara tenaga
serangan yang menggulung kearahnya mendadak lenyap tak
berbekas. Tiga orang manusia beracun itu jadi terkesiap. sukma
mereka terasa bagaikan melayang dari badan- Pek-si-Tok-Shu-
Kiang-Tiang Koei segera menghardik lirih.
"Angin kencang berhenti"
Tiga sosok bayangan biru laksana anak panah lepas dari
busur segera berkelebat kete-ngah lembah.
Terdengar sikakek gemuk bersuit nyaring, suaranya tinggi
melengking bagaikan jeritan kuntilanak ditengah malam buta.
Bersamaan dengan jeritan tersebut bayangan hitam segera
beterbangan dari seluruh penjuru lembah, suara cicit serta
raungan aneh bergema amat ramai, suasana ketika itu sangat
hiruk-pikuk dan menusuk pendengaran.
Empat, lima belas tombak sekeliling mulut lembah, secara
mendadak muncul ular beracun, tokek beracun, cicak beracun,
laba2 beracun, kelabang terbang serta tawon hitam sekalian
ber-juta2 macam binatang beracun mengerumuni seluruh
permukaan tanah, begitu dahsyat sehingga permukaan
langsung menghitam bagaikan permadani alam. suatu
pertemuan pelbagai binatang beracun yang paling dahsyat
selama ratusan tahun belakangan.
Tiga manusia beracun dari W ilayah Biauw adalah seorang
ahli dalam ilmu beracun, mereka sadar binatang-binatang itu
sangat berbisa, asalkan kena ditempeli niscaya akan mati
binasa. Mereka jadi terperanjat dan pecah nyali, dengan hati kebat
kebit segera mengundurkan diri dari situ.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
" Keparat keparat cilik, setelah kalian datang kelembah
Cian-Cang-Kek ku kenapa buru buru hendak pergi?" bukankah
kalian disebut orang tiga manusia beracun dari Wilayah Biauw,
kenapa musti takut dengan binatang binatang cilik yang tak
berarti itu ?".."
Bicara sampai disitu, ia lantas mengelus jenggotnya yang
terurai sepanjang dada. sambil goyang kepala terusnya:
"sekarang siang hari telah tiba, eeeei keparat c ilik sekalian,
kemarin kalian sudah berlarian sepanjang malam, pagi inipun
belum sarapan, apakah perut kalian tidak merasa lapar?" aku
telah mempersiapkan perjamuan selaksa racun untuk
menghormati kalian tamu tamu agung kalau dikatakan,
bukankah santapan lezat ini merupakan hidangan istimewa
buat dirimu ?" "
Tidak menanti orang itu menyelesaikan kata-katanya tiga
manusia berbisa segera putar badan menghadap kearah
sikakek gemuk itu mereka sadar telah bertemu dengan
seorang tokoh silat maha sakti, tiada harapan lagi buat
mereka bertiga untuk loloskan diri, karena itu tak rasa lagi air
muka mereka berubah hebat, perasaan jeri,ngeri dan berduka


Ikat Pinggang Kemala Sabuk Kencana Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

meliputi seluruh wajahnya.
Walaupun Tiga manusia beracun dari W ilayah Biauw
tersohor dalam dunia persilatan karena ilmu berbisanya, tetapi
kepandaian yang mereka kuasai terbatas sekali. Alasannya
sewaktu belum lama mereka masuk perguruan dan belajar
ilmu dari gurunya, Tok Nio-cu suhu mereka secara tiba tiba
mati dibunuh musuh bebuyutannya, oleh karena itu
kepandaian yang mereka dapatkan terutama dalam ilmu racun
mereka belum menguasai terlalu mendalam.
Dalam keadaan ilmu yang terbatas, jangan dikata
mendahar binatang2 beracun, untuk menangkap makhluk
makhluk berbisa inipun mereka masih ragu ragu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Melihat keadaan terkepung, merasakan pula kepandaiannya
tidak ungguli orang. Terpaksa Peks si-Tok-shu Kiang
merasakan pula kepandaiannya tidak ungguli orang, terpaksa
Pek-si-Tok-shu Kiang Tiang Koei maju kedepan sembari
menjura, katanya: "Tak nyana cianpwee seorang tokoh maha sakti dari dunia
persilatan, boanpwee sekalian punya mata tak berbiji, apabila
perbuatan perbuatan kami sebelumnya telah melanggar serta
berbuat dosa kepada cianpwee, harap cianpwee sudi kiranya
untuk memafkan." si Kakek gemuk itu tidak menggubris atas ucapan tersebut,
kembali ia tertawa terkekeh kekeh.
"Pepatah kuno mengatakan : Tuan Rumah tidak dahar,
tetamu tak akan minum haa ....haa....haa....agaknya aku yang
menjadi tuan rumah harus bergerak dahulu baru tetamu
tetamuku mau ikut mencicipi perjamuan selaksa Racun ini ".
Bicara sampai disitu ia lantas merogo ke-dalam sakunya
dan ambil keluar sebuah botol arak yang terbuat dari porselen
serta sebuah cawan yang menyiarkan cahaya tajam, katanya
kembali: " Keparat cilik sekalian, arak ini merupakan arak simpanan
Bunga Merah Ciang-Hong-I-Hua yang dibuat setelah dicampuri
rumput pemutus usus serta pelbagai jenis bisa bisa yang
hebat. siapa saja yang meneguk arak ini maka dia akan selalu
awet muda, tidak mempan terhadap serangan beracun
badannya bertambah gemuk dan pikirannya bertambah
terbuka, mari mari, mari kita keringkan secawan."
sembari gelengkan kepalanya berulang kali ia buka tutup
botol arak tadi dan menuangnya kedalam cawan, arak tadi
warnanya hijau gelap dan baunya amis sekali.
seandainya sikakek gemuk itu tidak mengatakan dari bahan
apa saja arak tersebut dibuat, tiga manusia beracun dari
wiiayah Biauw tentu akan sambuti pemberian arak itu dengan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
senang hati. tapi kini setelah mengetahui arak itu terdiri dari
pelbagai macam jenis racun yang lihay, mereka tak berani
menyambutnya. Kembali sikakek genuk itu angsurkan cawan araknya
kepada tiga orang itu, tiga manusia beracun dari wilayah
Biauw mundur berulang kali kebelakang dengan ketakutan.
"Boanpwee sadar bahwa rejeki kami tipis sekali, lebih baik
arak kehormatan itu menikmati sendiri saja buat Loocianpwee"
katanya. Memandang tiga orang tetamunya yang berdiri dengan
wajah likat, sikakek gemuk itu kembali tertawa tergelak.
"Tiga sahabat cilikku yang terhormat kalau kalian tidak
doyan minum arak. silahkan mencicipi sayur serta hidangan
lezat ini" saat ini keempat orang itu sudah saling berubah sebutan
bagi lawannya, rasa permusuhanpun makin lama semakin
hilang. Bersamaan dengan selesainya ucapan sikakek gemuk itu,
sepasang tangannya menyambar kedepan menangkap seekor
ular berbisa yang bentuk badannya kecil dan bersisik kuning
emas serta seekor labal beracun.
Bagaikan makan bak-pao saja orang tua gemuk itu
masukkan laba2 beracun tadi kedalam mulut lantas dikunyah
dengan penuh rasa nikmat, pemandangan yang sangat
mengerikan ini membuat tiga bersaudara tersebut jadi
bergidik dan merasa hatinya tidak tenteram.
selesai mengunyah laba2 beracun, kembali ia robek robek
badan ular racun bersisik emas itu, lalu sepotong demi
sepotong dimasukkan kedalam mulut, dikunyah dan ditelan
dengan lezatnya, darah amis segera muncrat menodai seluruh
mulutnya. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Begitu nikmat siorang tua gemuk itu mengunyah santapan
istimewanya, membuat Pek si-Tok-shu Kiang Tiang Koei serta
Hian-Im Tok-Shu Cia le Chong berdua yang menyaksikan jadi
muak hampir2 saja mereka muntah, sepasang alis dikerut
kencang. Han-Peng-Tok-Shu chin Teng-san adalah seorang bodoh
yang tak pernah menggunakan akalnya, sejak tadi perutnya
sudah keroncongan minta diisi. sekarang melihat sikakek
gemuk itu menikmati santapannya dengan begitu lezat, dalam
hati ia lantas berpikir: "Begitu nikmat ia sikat hidangan istimewa tersebut se-
akan2 masakan yang lezat. Ehmm.... mungkin binatang jelek
itu memang rasanya nikmat, daripada menanggung rasa lapar
yang menyiksa badan, kenapa aku tidak ikut mencicipi" taruh
kata akhirnya aku mati keracunan rasanya jauh lebih baik
daripada mati jadi setan gentayangan"
Karena punya pikiran demikian, ia lantas maju kedepan dan
menyambar seekor kadal beracun yang panjangnya satu depa,
kemudian sambil pejam mata dimasukkan kedalam mulut dan
mulai dikunyah. Ternyata rasanya segar, gurih dan nikmat
sekali. Tak tahan lagi segera ia mendongak dan tertawa ter-
bahak2. "Haaa haaaa....bagus bagus sekali, Loo-toa, Loo-jie, ayoh
cepat sikat binatang2 jelek itu Waaah....rasanya sungguh
segar, gurih dan nikmat."
Dalam menghadapi masalah apapun, yang paling ditakuti
adalah tak adanya orang yang sudi buka jalan. setelah Loo-
sam berkaok-kaok dengan penuh kegirangan, Pek-si-Tok shu
serta Hian-Im-Tok-shu segera ikut berebut maju, menyambar
binatang-binatang berbisa itu dan dikunyah dengan penuh
kenikmatan. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
setelah dilihatnya ketiga orang itu saling berebut mendahar
binatang-binatang beracun yang dihidangkan, kembali sikakek
gemuk itu gelengkan kepalanya berulang kali.
"Nah beginilah baru bisa disebut sebagai anak murid
perguruan Ciat-Tok-Bun yang tersohor itu Ehmmm. Keberanian serta kenekatan kalian memang masih patut
dipuji". Mendengar mereka dipuji-puji oleh sikakek gemuk itu, tiga
manusia beracun-dari W ilayah Biauw ini jadi kegirangan
setengah mati. Tengah mereka sedang bergembira, mendadak dari tengah
lembah berhembus datang angin keras yang membawa bau
amis, disusul segulung bau harum semerbak menyambar
datang menusuk hidung, dari balik lembah Cian-Ciang-Kok
muncullah kabut yang segera membentuk jadi segumpal awan
tebal. Dibawah sorotan sinar matahari, kabut tersebut memancarkan cahaya keemas emasan tiba tiba meluncur
turun dari tengah udara bagaikan sebutir peluru, lalu
menyebar ke empat penjuru lambat-lambat, diantaranya ada
yang menggumpal laksana sebuah roda kereta yang secara
tiba-tiba merekah dan memancarkan lima buah warna warni
bagaikan bianglala, bau harum semakin tebal dan menyebar
ke seluruh penjuru lembah.
"Aaah kabut beracun Huang-Mao-Ciang" teriak Pek-si-Tok-
Shu Kiang T iang Koei dengan hati terperanjat.
Mendengar seruan itu air muka Hian-Im-Tok-Shu Cia Ie
Chong berubah hebat, sementara Han-Peng-Tok-shu-Chin
Teng san sembari mengusap kering darah amis yang ber-
pelepotan diujung bibir bertanya:
"Loo-toa, apa sih yang disebut kabut beracun Huang-Mao-
Ciang itu?" kenapa membuat Loo-jie jadi ketakutan setengah
mati?". Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Menyaksikan kebodohan Loo-sam mereka yang sama sekali
tak paham apa yang disebut kabut beracun Huang-Mao-Ciang,
Pek-Si-Tok Shu menghela napas lirih.
"Habislah sudah Aaaaaai tak nyana lembah Cian-Ciang-Kok
merupakan tanah kubur bagi kita tiga bersaudara. Loo-sam
selamanya kau tak pernah pikirkan masalah apapun kedalam
hati, sekarang akan kuberitahukan kepadamu dan lain kali tak
usah tanya lagi. Menurut ilmu pengetahuan kabut beracun
adalah suatu gas jahat yang sering muncul didalam hutan,
dipuncak gunung ataupun didalam lembah. Kabut macam
begini banyak sekali terdapat dipropinsi In-Lam serta Koei-
Cioe. Sepanjang tahun semuanya ada empat macam kabut,
Dimusim semi kabut itu disebut kabut Rumput hijau atau Cing
Cau Ciang. Dimusim panas kabut itu disebut kabut bunga
Hwee kuning atau Huang Bwee Ciang, dimusim gugur kabut
itu disebut kabut Padi Baru atau Sim Hoo Ciang disamping itu
masih ada pula kabut-kabut beracun yang bernama kabut
bunga T auw atau Tauw- Hoa- Ciang, kabut bunga seruni atau
Kiok- Hoa-Ciang, kabut bunga Koei atau Koei- Hoa-Ciang serta
nama-nama lain yang aneh ".
Pek Si-Tok-Shu masih ingin meneruskan kata-katanya,
namun dengan cepat Hiaa-Im Tok-Shu menarik ujung baju
loo-toa nya sembari berbisik: "Cepat lihat "
Tampak sikakek gemuk itu sedang pentangkan mulutnya
lebar2, kabut beracun lima warna yang sedang me-layang2
diudara dengan cepat terhisap dan me luncur masuk kedalam
mulut nya semua, dengan tenang kakek gemuk itu menelan
asap beracun tadi dan dinikmati dengan penuh kenikmatan-
Tiga manusia beracun yang menyaksikan peristiwa itu jadi
terbelalak dan berdiri melongo, pikir mereka. "Kepandaian
apakah ini?" Tak tahan lagi diatas tiga lembar wajah mereka yang jelek
terlintaslah rasa kagum dan salut.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tidak selang seperminum teh kemudian, si kakek gemuk itu
sudah habis menghisap seluruh kabut beracun yang melayang
diatas lembah itu kedalam perutnya, menjumpai wajah tiga
manusia beracun yang demikian mengenaskan, ia jadi geli dan
tertawa ter-kekeh2. Bersamaan dengan melebarnya mulut sikakek gemuk itu,
serentetan cahaya emas mendadak meluncur keluar bagaikan
anak panah terlepas dari busur, pohon serta tumbuhan yang
ada dua tombak dihadapannya mendadak jadi layu, daun
ranting berguguran kemudian matilah pohon tersebut.
Apa yang barusan didemontrasikan benar2 merupakan
suatu kepandaian yang tak pernah dijumpai selada hidup
ketiga orang beracun ini, meski merekapun ahli dalam ilmu
pukulan beracun, namun tak ada yang mengira bahwa
dikolong langit ada orang yang bisa me lancarkan serangan
mautnya lewat tiupan mulut.
Tiga manusia beracun dari Wilayah Biauwjadi sangat
kagum dan takluk benar-benar, mereka anggap sikakek
gemuk ini sebagai malaikat yang baru turun dari nirwana.
Bukan begitu saja, saking kagumnya ketiga orang itu,
mereka sama-sama berlutut diatas tanah, menjalankan
penghormatan besar dan mohon sikakek gemuk itu sudi
kiranya mewariskan kepandaian maha saktinya kepada
mereka. Mendengar permintaan ketiga orang itu, air muka sikakek
gemuk itu mendadak berubah jadi serius. Katanya:
"Loohu adalah ciangbunjien keturunan ketiga dari
perguruan Ciat-Tok-Bun. tempo dulu orang-orang sebut aku
sebagai Ban-Tok-Ci-ong atau Maha Raja Laksa Racun. Karena
tiap hari terjerumus dalam menyelidiki ilmu racun dan pukulan
racun maka selama seratus tahun ini tak pernah munculkan
diri kembali dalam dunia persilatan menanti ilmu silat Ban-tok
Koei-Tiong yang loohu latih telah mencapai puncak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kesempurnaan, anak murid dari perguruan Cian-Tok-Bun telah
punah dan tiada jejaknya lagi."
"Beberapa waktu berselang aku baru berhasil temukan
kembali jejak dari kalian tiga ekor binatang tolol, ternyata
kepandaiai mau pun pengetahuanmu dalam hal ilmu beracun
sangat cetek sekali, bukan saja amat cetek bahkan sama
sekali tiada berarti, kalian tidak lebih cuma bikin ma lu nama
besarku saja. Hmmm mulai ini hari kalian harus berdiam
dilembah selaksa kabut ini dan berlatih lebih giat, pelbagai
ilmu beracun akan kuwariskan kepada kalian. Tapi kalian
harus perhatikan selama berlatih kepandaian kalian dilarang
keluar dari mulut lembahku ini barang setengah langkahpun,
apakah kalian sanggup melakukannya?"?"
Tiga manusia beracun dari wilayah Biauw segera jatuhkan
diri berlutut diatas tanah, sahutnya serentak:
"Anak murid keturunan kesepuluh menjunjung tinggi semua
titah yang diucapkan Couw su tecu sekalian akan mentaati
dengan setia." 00000000 Jilid 9 SEMENJAK pertempuran dipuncak Pek-Yan-Gay yang
terletak digunung in-Boe San dalam propinsi Koei-chiu untuk
memperebutkan peta mustika dari kitab pusaka Yoe Leng pit
Kip. dalam sekejap mata dua tahun telah lewat.
selama dua tahun ini dunia persilatan benar2 merasakan
ketenangan yang luar biasa, meski ada terjadi bentrokan2


Ikat Pinggang Kemala Sabuk Kencana Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kecil namun semuanya merupakan pertarungan tak berarti,
sepanjang masa keheningan tak sekalipun muncul peristiwa
hebat yang menggemparkan.
Tentu saja selama beberapa waktu ini banyak jagoan dari
kaum Liok-lim yang bermunculan, tidak ketinggalan pula jago2
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
muda dari kaum pendekar bermunculan disana-sini bagaikan
jamur dimusim hujan. Antara golongan Hek-to serta golongan Pek-to sepanjang
jaman memang selalu bermusuhan bagaikan air ketemu api,
walaupun tak bisa dihindari pertarungan2 yang menimbulkan
bencana kematian, boleh dikata peristiwa tersebut bagaikan
riak gelombang kecil ditengah samudra luas, tidak berharga
untuk diungkap. setahun kembali sudah lewat, perkumpulan Im-Yang-Kauw
yang terkenal akan kekuatan serta pengaruh besarpun tiada
kabar beritanya, se-akan2 mereka punah tanpa sebab hilang
lenyap dari muka bumi bagaikan uap di-siang hari...
Bukan begitu saja, bahkan para tokoh silat dari kalangan
Hek-to yang punya nama tersohor seperti: Tiang-Pek-Siang-
Hiong atau sepasang orang gagah dari gunung T iang-Pek-san,
cin-Nia-su-Cay atau Empat srigala dari bukit Chin-Nia, Boe-san
sam-sioe atau Tiga manusia-jelek dari gunung Boe-san, Hian-
Auw Tjhiet-Yan atau Tujuh Walet dari telaga Hian Auw, Bin-
Lam-Liok-Pa atau Enam Raja ganas dari Hokkian selatan, say-
Pak-Nao-Hiong atau lima manusia bengis diri gunung Lauw-
san serta Cenghay-Ang-Hoa-Touw too atau sipendeta
berambut merah dari Ceng hay pun tiada kabar beritanya,
mereka semua hilang dari peredaran Bulim.
Masih hidupkah manusia-manusia ganas serta iblis-iblis
bengis ini?" ataukah mereka sudah mati semua ?" tak
seorangpun yang tahu jelas. Atau mungkin mereka berkumpul
di suatu tempat dan sedang mempersiapkan suatu rencana
baru yang maha besar" siapapun tak berani menduga.
Ketenangan serta keheningan yang meliputi seluruh dunia
persilatan membuat Bu- lim Jie seng atau ada Rasul rimba
persilatan ikut lenyap dari keramaian oe-Lwee-Ngo-Khie atau
lima manusia aneh dari kolong langitcun bisa menggunakan
waktu senggang ini untuk berpesiar menikmati pemandangan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
indah serta bersenang-senang minum arak, main catur atau
cuma kongkouw-kongkouw belaka.
Dari pihak sembilan partai besar, seperti Siauw-lim-pay, Bu-
tong-pay, Hoa-san-Pay, Kun-lun-pay, Go-bie-pay, Khong-tong-
Pay, Thian-Cong-pay serta Heng-san-pay sama2 mengawasi
gerak gerik anak muridnya dengan ketat, mereka berusaha
untuk menghindari pelbagai bentrokan2 yang tak berguna.
sedangkan dari partai Im-san-Pay, Kiong-Lay-Pay, Pek-Hoo-
pay, Thian-Tay-pay, Hin-An pay, Tiang-pek-Pay karena
kekurangan anggota serta manusia2 berbakat, menggunakan
kesempatan ini mereka memupuk kader2 baru serta
memperlihay jago2 mereka yang bisa diandalkan untuk
menjaga keutuhan partai mereka masing2.
Makin tahun dunia persilatan berubah semakin hening
semakin sunyi dari tahun sebelumnya, begitu hening, begitu
sepi sehingga mendatangkan perasaan sumpek dan kesal
dihati setiap orang. Pada mulanya si sastrawan berbaju biru Hoo Thian Heng
masih tiada hentinya mengawasi gerak-gerik dari tokoh2 silat
kalangan, hitam, sejak para gembong iblis itu secara beruntun
mengundurkan diri dari dunia persilatan dan hilang lenyap dari
keramaian, iapun dapat hidup dengan bahagia dirumah
bersama kedua orang istrinya.
selama ini dari pihak Poei Hong walaupun belum
melahirkan seorang putrapun, dari T onghong Beng Coe secara
beruntun telah melahirkan sepasang anak kembar, dengan
demikian iapun telah memberikan bibit menyambung
keturunan buat keluarga Hoo.
Pada waktu Hoo Thian Heng tinggal diluar kota Kay-hong
disana ia bangun sebuah perkampungan yang dinamakan
perkampungan pa In-san- cung letaknya tidak lebih dari satu li
dari induk rumah keluarga Tonghong.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Loo Hujien, Poei oeti Hoa amat menyayangi cucu luarnya,
maka ia lantas utus siauw Leng, siauw Lan, siauw Coei serta
siauw-Giok empat orang dayang untuk pindah kedalam
perkampungan Pa- In-san- cung, dimana mereka melayani
nonanya dengan seksama. semua orang dibikin repot oleh empat orang bayi kembar
tersebut, sedangkan keempat orang bayi kembar tadipun
makin tumbuh makin menarik hati, membuat orang yang lihat
jadi ketarik dan menyenangkannya.
Keempat bocah itu semuanya lelaki, yang sulung diberi
nama In Boen dan In Boe sedang yang kecil diberi nama In
Jien serta In Gie. Hoo Thian Heng yang kini sudah jadi ayah
jadi kegirangan luar biasa, sebentar ia meraba yang ini
sebentar lagi membopong yang itu. sepanjang hari tersenyum
simpul terus, watak sombong, dingin, kaku serta tinggi hati
yang pernah diperlihatkan tiga tahun berselang kini sudah
lenyap tak berbekas. Gian Liong Poocu Lie K ie Hwie serta isterinya siburung hong
Hijau Thio See sejak putri kesayangan mereka Lie Wan Hiang
bersama-sama dengan pendekar cilik Gong Yu mengikuti
sepasang Rasul Rimba Persilatan berangkat kelembah Leng-in-
Kok untuk belajar silat, setiap hari mereka merasa kesepian,
oleh karena itu setiap tahun mereka tentu mengunjungi
perkampungan Pa-In san-cung dan mertamu disana sampai
beberapa bulan lamanya. Sikakek huncwee dari gunung Bong-san Yu Boepun merasa
kesepian, tapi ia pandai menghibur diri, sebagai seorang yang
suka merantau, ia selalu berkelana kesana kemari disamping
untuk hilangkan segala kemurungan-Boleh dikata diantara
jago2 lihay hanya dia seorang yang masih mengembara tiada
putusnya dalam rimba persilatan.
Suatu hari, ketika itu magrib telah menjelang datang
ditengah musim semi yang berhawa sejuk.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sang surya telah bersembunyi dibalik gunung, senja telah
menjelang datang. Ketua kampung perkampungan Pa-In-san-
cung, Ho Thian Hong ber-sama2 Cian-Liang Poocu- Lie- Kie-
Hwie yang kebetulan mertamu disana sedang berrjalan2 ditepi
sungai yang letaknya diluar perkampungan.
Air jernih mengalir dengan tenangnya rerumput nan hijau
tumbuh subur bagaikan permadani, bunga2 tumbuh semerbak
menyiarkan bau harum, pepohonan membuat suasana
bertambah rindang, menyambut sinar lembayung dari sang
surya yang bersembunyi di-balik bukit, pemandangan ketika
itu benar2 indah dan mempesonakan.
Lie K ie Hwie benar2 dibikin terpesona sampai ia berdiri ter-
mangu2, atau secara tiba2 ia dikejutkan oleh sampokan ujung
baju yang membelah angkasa, tampaklah Hoo Thian-- Heng
sedang berdiri ditepi sungai sambil pasang telinga
memperhatikan sesuatu. "Keponakan Thian Heng, apakah kau telah menemukan
suatu peristiwa yang mencurigakan ?"" segera ia bertanya
dengan nada tercengang. Hoo Thian Heng mengangguk.
"secara lapat2 boanpwe mendengar ada seekor kuda
sedang berlarian dari jalan raya berbelok menuju kearah
perkampungan kita dengan kecepatan laksana kilat."
sahutnya. "Aku rasa kehadiran orang ini tentu dengan
membawa berita yang penting."
Mendengar perkataan itu cian-Liong-PooCit segera ikut
pasang telinga untuk mendengar, sedikitpun tidak salah
terdengarlah suara keliningan serta derap kaki kuda yang
santar secara lapat2 berkumandang datang kira2 lima li dari
tempat ini. Hatinya jadi terperanjat. Pikirnya:
"Tenaga lweekang dari Thian Heng-te benar benar luar
biasa, tak kusangka dalam waktu s ingkat ia berhasil mencapai
kemajuan yang amat pesat. Agaknya berlatih ilmu silat yang
paling penting adalah bakat yang paling baik aku sudah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
banyak tahun berlatih giat, tapi s ia2 belaka. Kepandaianku tak
dapat mengungguli kemampuan pemuda ini....."
sementara ia masih menghela napas dalam hatinya suara
keleningan tadi makin lama ber gerak semakin dekat, Dalam
sekejap mata penunggang kuda itu sudah mulai nampak
didepan mata. Ketika kedua orang itu menjumpai siapakah penunggang
kuda tersebut, mereka sama2 perdengarkan jeritan kaget.
Kiranya orang itu adalah seorang kakek tua berusia enam
puluh tahunan, wajahnya persegi empat warna merah padam-
jenggot pendek menghiasi janggutnya dan memakai baju
warna abu-abu, ditangan kakek itu mencekal sebuah benda
yang panjangnya kira-kira tiga depa. Benda itu bukan cambuk
kulit me lainkan sebuah pipa huncwee yang panjang lagi
berwarna hitam pekat. Tak usah dipandang untuk kedua kalinya, siapapun akan
tahu bahwa orang itu bulan lain adalah sikakek huncwee dari
gunung Bong san, Yu Boe adanya.
Sepanjang hidup Bong-san-Yen-Shu paling gemar berkelana dengan jalan kaki, jarang sekali ia menunggang
kuda, ini hari ia datang dengan terburu-buru bahkan
membedal kudanya secepat itu. kalau bukan menjumpai
peristiwa penting yang maha besar, tak bakalan ia berbuat
demikian- "Ayoh cepat pulang " tak kuasa lagi kedua orang itu
berseru hampir berbareng.
Laksana anak panah teriepas dari busur, mereka enjotkan
badan dan melayang kearah perkampungan, menanti s i kakek
Huncwee dari gunung Bong-san biru saja meloncat turun dari
atas pelana, Hoo Thian Heng serta Lie Kie Hwie telah tiba
didepan perkampungan dan menyambut kedatangannya
dengan hormat. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Si kakek huncwee dari gunung Bong-san segera
menyerahkan kuda itu ketangan seorang pelayan, sebagai
seorang tetamu yang sering datang berkunjung, iapun tidak
memakai segala peradatan. Begitu turun dari kuda langsung
berjalan masuk kedalam kampung dan menuju keruang tamu.
Dalam pada itu ruang tamu terang benderang bermandikan
cahaya, ketika mereka bertiga melangkah masuk kedalam,
serentetan suara teguran yang merdu menggema memecahkan kesunyian, kedua orang nyonya Hoo yaitu Poei
Hong serta Tonghong Beng Coe sambil menarik si burung
hong hijau Thio see telah muncul menyambut kedatangan
mereka. Diantara sesama pendekar, tak pernah mereka bicarakan
tentang segala tetek bengek kesopanan maupun adat istiadat.
Begitu ambil tempat duduk Hoo Thian Heng siketua kampung
perkampungan Pa-In-san-Cung segera menanyakan maksud
kedatangan siorang tua itu. "Yu Loocianpwe, apa sebabnya
kau datang kemari dengan ter-gesa2 macam diuber setan?"
Bong-san Yen-shu tidak langsung menjawab pertanyaan
tuan rumah, bagaikan sepanjang perjalanan tak pernah
menghisap huncweenya saat ini ia hisap asap huccwee
tersebut dalam-dalam, bergumpal gumpal asap putih segera
menyebar memenuhi seluruh ruang tamu.
Air muka sikakek huncwee dari gunung Bong-san yang
tegang membuat suasana dalam ruangan jadi sunyi-senyap
tak kedengaran sedikit suarapun, beberapa saat kemudian
barulah terdengar orang tua itu berkata:
"Malapetaka mulai melanda seluruh dunia persilatan, aku
lihat cuwi sekalian belum mendapat kabar berita dari tempat
luaran, aku lihat mulai sekarang kalian semua tak bakal bisa
hidup tenteram lagi dirumah masing2, ketenangan serta
kebahagian sudah lewat, bibit bencana mulai menentang
dihadapan kita." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ucapan ini bagaikan guntur membelah bumi disiang hari
bolong, semua orang pada melengak dan berdiri menjublek.
"Cianpwee, kenapa tidak kau utarakan sejelas2nya kabar
berita ini" seru T onghong Beng Coe dengan gagah, meski saat
ini perempuan tersebut kembali hamil, namun kegagahannya
sama sekali tidak berkurang.
"Akan kulihat kurcaci dan badut dari mana yang begitu
bernyali berani terbitkan malapetaka"
sikakek Huncwee dari gunung Bong-san menghirup seteguk
air teh yang dihidangkan pelayan, memandang kearah
Tonghong Beng Coe yang dipengaruhi emosi dalam hati ia
merasa geli. Tapi sebagai seorang angkatan tua tentu saja ia
tak mau tertawa dihadapan perempuan itu.
"Kalau cuma beberapa kurcaci cilik serta badut2 gentong
nasi, tentu saja aku tak perlu repot2 melakukan perjalanan
ribuan li untuk datang kemari minta bantuan" katanya sambil
tersenyum. "Coba bayangkan saja, tempo dulu apakah loohu jeri
terhadap sepuluh manusia iblis dari kolong langit yang
tersohor akan keganasan serta kelihayannya itu ?"?".
Maksud dari ucapan tersebut jelas sekali, malapetaka yang
timbul kali ini jauh lebih lihay dan ber-lipat2 ganda lebih
mengerikan dari pada malapetaka yang diterbitkan sepuluh
manusia sesat tempo dulu.
si burung hong hijau Thio see kerutkan sepasang alisnya
rapat2, agaknya ia merasa tidak sabaran sebab sikakek
huncwee dari gunung Bong-san ini bicara putar kayun belaka,
sementara pokok persoalan sama sekali tidak di-singgung2.
"Toako cepat katakan sebenarnya apa yang telah terjadi
?"" serunya keras2
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
cian- Liong-Poocu Lie Kie Hwie segera melotot sekejap
kearah istrinya, agaknya ia menegur bininya tidak pantas


Ikat Pinggang Kemala Sabuk Kencana Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kehilangan tata sopan di hadapan sikakek itu.
Tentu saja sikakek huncwee dari gunung Bong-san dapat
menyaksikan seluruh kejadian itu, tak terasa ia lantas tertawa
ter-bahak2. "Haa...haa...hia... teguran dari Te-hoe sedikitpun tidak
salah. makin tua aku memang bertambah pikun, tidak
kusampaikan kabar berita yang amat penting dan amat serius
ini kepada kalian sebaliknya malah mengucapkan kata2 yang
tidak berguna...". sinar matanya per-lahan2 menyapu sekejap para jago yang
berkumpul didalam ruangan, air mukanya mendadak berobah
amat keren dan serius, setelah ter-batuk2 terusnya:
"sejak pertarungan diatas tebing Pek-Yan-Gay, kawanan
iblis makin lama makin berkurang, boleh dikata hampir selama
tiga tahun ini, dunia persilatan benar2 diliputi keheningan,
tenang dan damai, siapa tahu pada tujuh hari berselang,
dipropinsi selatan maupun Barat telah terjadi peristiwa
pembunuhan berdarah yang sangat menggemparkan dunia
persilatan-" "Para korban dari pembunuhan biadab itu kebanyakan
merupakan pemuda-pemuda Bu-lim yang punya pamor hebat
serta pemimpin2 kaum patriot yang menjagoi suatu daerah
tertentu." "Ditinjau dari peristiwa tersebut, pembunuhan biadab ini
pasti bukan terjadi karena kebetulan, menurut perkiraan loohu
dibalik peristiwa ini tentu sudah tersusun suatu rencana besar
yang keji dan buas. Bahkan termasuk pula ambisi untuk
merajai seluruh dunia persilatan, mendatangkan malapetaka
serta bencana bagi umat Bu-lim".
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Yu Cianpwee, tahukah kau orang tua siapa-siapa saja yang
menjadi korban dalam pembunuhan biadab itu ?"" sela Poei
Hong tiba-tiba. Menggunakan kesempatan itu sikakek hun cwee dari
gunung Bong-san menghisap huncweenya, setelah menghembuskan segulung asap hitam terusnya:
"Korban-korban dalam pembunuhan biadab itu kebanyakan
sudah dikenal oleh kalian semua, meski tidak kenal tentu
Misteri Bayangan Setan 12 Alap Alap Laut Kidul Seri Ke 3 Pecut Sakti Bajrakirana Karya Kho Ping Hoo Pendekar Guntur 9
^