Pencarian

Pedang Keadilan 17

Pedang Keadilan Karya Tjan I D Bagian 17


merupakan pentolan perampok. tapi ada juga jago-iago
dari golongan lurus, para ketua partai besar serta jagojago
kelana. Dari sekian banyak orang, sifat mereka pun berbedabeda,
ada yang tinggi hati tapi ada pula yang rendah
hati. Dengan kondisi semacam ini, tidak heran jika terjadi
bentrokan- bentrokan kekerasan di dalam pertemuan
tersebut. "Duuuukk..."
1447 Kembali dua orang itu saling beradu pukulan dengan
keras melawan keras, tapi posisi Tio su ya kelihatan jauh
lebih menguntungkan. Ketika bentrokan berlangsung,
tubuh lelaki berewok itu segera tergetar mundur sejauh
lima enam depa dari posisi semula,
Mendadak terdengar suara dengusan dingin, enam
orang lelaki yang duduk semeja dengan lelaki berewok
itu serentak bangkit berdiri, Agaknya mereka siap turun
tangan bersama. "Bagus Sekali" teriak nyaring kembali bergema
"Rupanya kalian cucu kura-kura ingin main keroyokan"
Tiga orang lelaki berbaju sutera serentak bangkit
berdiri pula dari tempat duduk masing-masing. Ketiga
orang itu bukan saja memakai baju yang sama, bahkan
senjata yang digunakan pun tak berbeda, pada pinggang
masing-masing tergulung sebuah ruyung lemas.
Meskipun Hongpo Lan jarang sekali berkelana dalam
dunia persilatan, namun dari ayahnya ia pernah
mendengar nama besar empat ruyung dari Juan pak ini,
sebaliknya meski dia tak tahu siapakah lelaki berewok
itu, tapi dari rombongan mereka yang terdiri dari tujuh
orang serta mampu menghadiri pertemuan puncak ini,
bisa diduga bahwa mereka pun bukan manusia
sembarangan 1448 Anak muda ini dapat membayangkan andaikata
pertarungan massal ini sampai terjadi, situasi tentu akan
bertambah kalut, Tanpa sadar dia melirik lagi wajah Giok
yan. Kali ini ia melihat sekulum senyuman telah
tersungging di bibir gadis itu, tampaknya ia mulai
gembira karena usaha mengadu dombanya
mendatangkan hasil. Tanpa berpikir panjang lagi Hongpo Lan segera
melompat bangun dan menerjang masuk ke dalam arena
pertarungan, dengan jurus " memotong awan
memenggal bukit" dia sambut tenaga pukulan kedua
orang itu, kemudian serunya keras-keras: " Harap kalian
berdua berhenti sejenak. dengarkan dulu beberapa patah
perkataanku" Ketika tenaga pukulan Tio su ya dan lelaki berewok itu
disambut oleh Hongpo Lan, mereka berdua segera
merasakan hatinya bergetar keras. Kedua orang itu
segera sadar bahwa mereka telah menjumpai musuh
tangguh, bila pertarungan tidak dihentikan maka mereka
tentu akan menderita kerugian besar. Karena itu tanpa
banyak bicara mereka melompat mundur ke belakang.
Bagi lelaki berewok itu, peristiwa tersebut tidak
mendatangkan kesan apa-apa, berbeda dengan Tio su
ya, dengan penuh kegusaran ia melepaskan ruyung
lemasnya lalu mengumpat dengan penuh amarah: "Anak
kura-kura yang tidak tahu diri?" senjatanya segera
1449 disentak hingga lurus bagaikan tombak, dengan jurus
"Naga hitam keluar gua" ia sodok dada pemuda itu.
Dengan cekatan Hongpo Lan memutar badannya
menghindarkan diri dari serangan itu, kembali serunya:
"saudara, jangan menyerang dulu Ada beberapa patah
kata ingin kusampaikan dulu, selesai mendengar
perkataanku nanti, belum terlambat bila ingin bertarung
lagi" "Tadi aku bermaksud membantumu, sekarang kau
malah memusuhi aku..."
"Aku merasa berterima kasih sekali atas bantuan
saudara Tio, tapi situasi yang dihadapi kita hari ini sangat
luar biasa, saudara itu belum tahu kejadian yang
sebenarnya, meski telah memaki diriku, namun dalam hal
ini kita tak bisa salahkan dia...."
"Bagus sekali" teriak Tio su ya sambil berkaok-kaok
gusar. " Kalau ia memakimu dianggap betul, maka aku
membantumu malah kau anggap salah?"
"sebenarnya saudara Tio dan saudara yang ini telah
diadu domba orang agar saling membunuh, Perlu
diketahui apa yang kalian lakukan sekarang justru yang
paling diharapkan nona itu"
"Sebenarnya kami telah terkena perangkap apa" cepat
kaujelaskan kepada kami"
1450 "Tentunya kalian semua diundang oleh pemilik bunga
bwee untuk menghadiri pertemuan puncak ini bukan...?"
"Tentu saja Kalau pemilik bunga bwee tidak mengirim
surat undangan untuk mengundang kami hadir di
pertemuan ini, siapa sih yang kesudian datang ke tempat
yang terpencil dan sepi ini"
"Nah, itulah dia Aku percaya kalian semua adalah para
jago yang sudah lama berkelana dalam dunia persilatan,
pengetahuan serta pengalaman yang kalian miliki jauh di
atas kemampuanku Sekarang coba kalian perhatikan
nona-nona yang bertugas menerima tamu, bukankah
mereka semua rata-rata berwajah cantik dan bertubuh
menawan" Tapi coba perhatikan lebih seksama, yang
manakah di antara mereka yang tidak memiliki tenaga
dalam sempurna" Kini, nona-nona cantik itu sedang
mengawasi kita dengan penuh harapan, Mereka berharap
di antara kita bisa segera berlangsung pertarungan
sengit yang diakhiri dengan saling membunuh"
Dengan sinar matanya yang tajam Tio Su ya menyapu
sekejap sekeliling tempat itu, tiba-tiba ia memberi
hormat seraya berseru: "Aku Tio Su ya, merasa berterima kasih sekali atas
petunjuk anda, boleh kutahu siapa namamu?"
"Aku Hongpo Lan"
1451 "Apa yang saudara Hongpo katakan memang sangat
tepat. Kalau begitu pertarungan ini tak periu
dilangsungkan lagi."
setelah menyimpan kembali ruyungnya ia kembali ke
tempat duduknya semula. Lelaki berewok itu memandang Hongpo Lan sekejap.
kemudian sambil memberi hormat katanya: "Aku Lo Tay
piau ucapkan banyak terima kasih kepada saudara
Hongpo." Hongpo Lan segera balas memberi hormat, "saudara
Lo terlalu serius, aku tak berani menerimanya . "
"Terima kasih benar atas keteranganmu itu, sekarang
aku sudah mengerti keadaan yang sebenarnya, Bila aku
telah bicara kasar hingga menyinggung perasaan
saudara Hongpo tadi, harap kau sudi memaafkan" selesai
berkata dengan langkah lebar dia balik pula ke tempat
duduknya semula. Hongpo Lan tersenyum, sembari berjalan kembali ke
tempat duduknya ia melirik Giok yan sekejap sambil
jengeknya: "Tampaknya usaha nona kali ini sia-sia
belaka...." Giok yan tertawa hambar.
"sifat serakah, tamak dan sok gengsi adalah sifat
dasar tiap manusia, sifat macam ini tak nanti bisa
dihilangkan Apa yang terjadi sekarang tak lebih hanya
1452 suatu permulaan sebelum tibanya badai biasanya akan
diawali dengan angin kencang, kau jangan keburu
gembira dulu." Dengan kening berkerut Hongpo Lan duduk kembali,
sedang dalam hati ia berpikir: "Bagaimana pun hebatnya
ilmu silat yang dimiliki pemilik bunga bwee, sulit rasanya
bagi dia untuk memusuhi seluruh jago dari kolong langit
ini berarti dia mempunyai rencana lain, Apa yang
diucapkan Giok yan barusan perlu kuterima sebagai
suatu peringatan yang berharga...."
Sementara ia masih termenung, tiba-tiba terdengar
seseorang menegur dengan suara nyaring: "Maaf
saudara, apakah meja ini sudah diisi orang?"
Ketika Hongpo Lan mengangkat kepalanya, tampak
seorang pemuda tampan berbaju biru yang membawa
kipas telah berdiri di sampingnya sambil memandang
dirinya dengan senyuman dikulum.
orang itu mempunyai sinar mata yang tajam dan
wajah yang segar, dalam sekilas pandangan saja dapat
diketahui bahwa dia adalah seorang jagoan berilmu
tinggi, Diam-diam Hongpo Lan memuji di dalam hati:
"Entah siapa orang ini" Kegagahan dan keperkasaannya
tidak berada di bawah saudara Lim...."
Cepat-cepat ia bangkit berdiri seraya sa-hutnya: "Di
meja ini baru ada aku seorang, silahkan duduk"
1453 Pemuda itu tersenyum, setelah duduk ia baru
menyapa lagi: "Apakah saudara Hongpo datang seorang
diri?" Hongpo Lan tertegun, kembali pikirnya: "Darimana ia
bisa mengetahui nama- ku?"
Tampaknya pemuda itu memahami kecurigaan
Hongpo Lan, sambil tersenyum kembali ujarnya: "Aku
sudah datang cukup lama sehingga sempat kudengar
nama saudara Hongpo ketika kau memperkenalkan diri
tadi, aku betul-betul kagum dengan kemampuanmu
untuk menahan terjadinya pertikaian ini."
Hongpo Lan berpaling melirik Giok yan sekejap.
kemudian katanya: "Aku tak percaya pemilik bunga bwee
benar-benar hendak mengandalkan ilmu silatnya untuk
bertarung melawan para jago dari seluruh kolong langit.
Dia pasti menggunakan siasat untuk menjebak kita,
antara lain dengan mengadu domba para jago hingga
mereka saling membunuh..."
setelah berhenti sebentar, tambahnya: "Maafkan
ketidaksopananku, boleh aku tahu nama anda?"
"Aku Li Bun yang" Pemuda itu tertawa. Hongpo Lan
segera bangkit berdiri sambil menjura, serunya: "Maaf,
maaf... rupanya ahli waris generasi ketiga dari keluarga
persilatan bukit Hong san. sudah lama kukagumi nama
1454 besarmu, sungguh beruntung kita dapat bertemu hari
ini." Teriakannya ini segera mengejutkan para jago lain
yang ada di sekitar sana, serentak mereka bangkit berdiri
dan memberi hormat kepada Li Bun yang.
Perlu diketahui nama besar keluarga persilatan bukit
Hong san sudah termashur selama tiga generasi, bukan
saja pergaulannya amat luas, teman dan orang yang
dikenal pun amat banyak jumlahnya.
Bagi para jago persilatan kendatipun belum tentu
mereka pernah bersua dengan Li Bun yang, paling tidak
mereka pasti pernah mendengar nama besar keluarga
persilatan bukit Hong san, Karena itulah dari ratusan
orang jago silat yang hadir di tempat itu sekarang hampir
separuhnya telah berdiri untuk bertegur sapa dengan
pemuda ini. Tampak Giok yan mengernyitkan alis matanya, sambil
membawa sebuah cawan air teh ia berjalan menghampiri
pemuda itu lalu tegurnya: "Li kongcu, rupanya nama
besarmu amat termashur?"
" Nona jangan mentertawakan-..."
"Menyimpan pusaka mendatangkan bencana,
menyandang nama besar menerbitkan kesulitan. Bila
1455 seseorang mempunyai nama terlalu terkenal, aku pikir
hal ini bukan sesuatu yang terlalu baik."
"Terima kasih banyak atas petunjuk nona," Li Bun
yang tertawa hambar. setelah meletakkan cawan di meja, kembali Giok yan
berkata: "Bila kau tidak takut air teh ini sudah dicampuri
racun, silahkan meneguk habis isinya."
BAB 43. Empat Manusia Buas
Hongpo Lan kuatir Li Bun yang panas hatinya oleh
ejekan gadis itu sehingga meneguk teh yang tersedia,
buru-buru ia me-nyela: "Nona Giok yan, kau memang
luar biasa, Menghasut, mengadu domba, memanasi hati
orang... rupanya memang menjadi keahlianmu."
Pelan-pelan Li Bun yang mengangkat cawan air teh
itu, lalu sambil menatap wajah Giok yan lekat-lekat,
katanya: "Aku hanya ingin mengajukan satu pertanyaan
kepada nona, adakah racun dalam air teh ini?"
Giok yan merasakan sinar mata pemuda itu lebih
tajam daripada sebilah pisau belati yang secara langsung
menghunjam ke dalam ulu hatinya, ia merasa amat
terperanjat sambil berpaling ke arah lain sahutnya: "Jika
kau takut ada racunnya, lebih baik tak usah diminum"
1456 Tiba-tiba Li Bun yang mengangkat cawan itu dan
meneguk habis isinya dalam sekali tegukan-
Tindakannya itu dilakukan cepat sekali, sebenarnya
Hongpo Lan ingin mencegah namun sudah terlambat,
akhirnya sambil menghela napas ujarnya: "saudara Li,
kendatipun air teh ini tidak beracun, kau tidak perlu
menyabung nyawa...."
Sambil meletakkan kembali cawan kosong itu ke meja
Li Bun yang tertawa dan menyahut: "Bila air teh itu
beracun, kendatipun aku bakal mati keracunan tapi
setiap jago yang hadir dalam pertemuan ini pasti akan
meningkatkan kewaspadaannya...."
Tiba-tiba ia berpaling memandang Giok- yan,
kemudian tambahnya seraya tertawa: "Bagaimana
menurut pendapat nona atas ucapanku ini?"


Pedang Keadilan Karya Tjan I D di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Mau berkorban demi orang lain, tentu saja
perbuatanmu itu terhitung perbuatan orang gagah"
jawab Giok yan sambil tertawa hambar.
"Kalau begitu nona merasa sangat setuju dengan
tindakanku barusan?"
Berubah paras muka Giok yan, ia tak berani menjawab
lagi dan segera mengundurkan diri ke sisi meja.
Dengan ilmu menyampaikan suara Li Bun yang segera
berbisik kepada Hongpo Lan: "saudara Hongpo,
1457 tampaknya nona Giok yan adalah pemimpin dari
kawanan gadis penerima tamu, Meskipun dia pintar, tapi
agaknya masih kurang berpengalaman dalam dunia
persilatan Asal kita memancingnya dengan beberapa
kata, tidak sulit untuk memancingnya untuk
membocorkan sedikit rahasia."
"Terima kasih atas petunjukmu...."
Kemudian setelah berhenti sejenak, tambahnya:
"Apakah saudara Li bisa merasakan adakah racun dalam
air teh itu?" "sifat racunnya tidak terlalu keras," sahut Li Bun yang
sambil tertawa. Jawaban ini sengaja diutarakan agak keras, membuat
semua jago yang berada di sekeliling tempat itu dapat
mendengarnya secara jelas.
"Apa?" teriak Lo Tay piau keras-keras.
"Li kongcu telah meneguk air teh beracun?"
"Tidak apa-apa," kata Li Bun yang sambil melirik Giok
yan sekejap. "Menurut nona ini air teh tersebut tidak
beracun" sebenarnya Giok yan hendak membantah, tapi ketika
dilihatnya puluhan pasang mata para jago tertuju ke
arahnya, ia takut begitu salah bicara maka kegaduhan
1458 segera akan terjadi. padahal saat ini waktunya belum
sampai, para jagopun masih berduyun-duyun datang
menghadiri pertemuan ini. Andaikata kegaduhan terjadi
pada saat ini, majikannya pasti akan menegur dan
menyalahkan dia. oleh sebab itulah ia berusaha menahan
diri dan membungkam dalam seribu bahasa.
Mendadak terlihat para jago mengalihkan pandangan
matanya ke arah jalan masuk, tanpa terasa Hongpo Lan
ikut berpaling pula ke arah tersebut Tampak empat
orang pendeta berjubah abu-abu pelan-pelan berjalan
masuk ke arena perjamuan.
Usia ke empat orang pendeta itu kira-kira limapuluh
tahunan, pada kepalanya yang gundul tertera enam buah
codet pantangan. Dengan suara lirih Li Bun yang
bertanya: "saudara Hongpo, kau kenal dengan keempat
orang pendeta itu?" "Aku amat jarang berkelana dalam dunia persilatan,
sedikit tokoh silat yang kukenal, harap saudara Lisudi
memberi petunjuk." "Tidak berani, tidak berani. Keempat orang taysu itu
adalah para pendeta siau lim pay dari ruang Tat mo wan.
orang yang berjalan di depan adalah ketua ruang Tat mo
wan, Coat pin taysu, sedangkan tiga orang di
belakangnya adalah para pelindung hukum ruang Tat
mo. Keempat pendeta ini termasuk tokoh-tokoh kelas
satu dalam partai siau lim. Ditinjau dari kehadiran
1459 mereka dalam pertemuan ini, dapat disimpulkan bahwa
ketua siau lim memandang serius pertemuan puncak ini."
Belum lagi ke empat orang pendeta itu mengambil
tempat duduk- kembali ada tiga orang tosu muncul di
pintu masuk ruang pertemuan, Tosu yang berjalan paling
depan berusia empat puluh tahunan, jenggotnya panjang
berwarna hitam, sedang dua orang tosu di belakangnya
berusia dua puluh tiga empat tahunan, bermuka bersih
tanpa kumis dan menyoren pedang .
setengah berbisik Hongpo Lan segera tanya: "Ketiga
orang totiang ini berwajah angker dan sinar matanya
tajam, mereka tentu berasal dari perguruan kaum lurus
bukan?" "Dugaan saudara Hongpo tepat sekali Totiang
berjenggot panjang itu adalah salah satu dari tiga
bangau partai Butong yang dinamakan si bangau hijau Ui
Yap cu, sedang dua orang tosu muda yang mengiringinya
dari belakang adalah dua orang murid kesayangan dari
ketua Bu tong pay saat ini, si Bangau hitam Thian ceng
cu yang bernama Hu im dan Beng gwee."
"saudara Li, pengetahuanmu betul-betul amat luas,
aku merasa sangat kagum," puji Hongpo Lan sambil
menghela napas. Mendadak terdengar suara pekikan keledai bergema di
luar arena, kemudian tampaklah seekor keledai kecil
1460 berbulu putih berlari masuk ke dalam arena perjamuan,
di punggung keledai itu berbaring tubuh seseorang.
Kalau keledai itu sudah terlihat amat kecil, maka orang
yang berbaring di punggung keledainya itu lebih kecil
dari bentuknya. walaupun kakinya diluruskan ternyata
panjangnya tak lebih dari tubuh keledai itu. sebuah topi
lebar menutupi hampir seluruh wajahnya, sepasang
tangannya bersilang di depan dada dan waktu itu ia
sedang mendengkur keras, nyenyak sekali tidurnya.
setelah termangu sejenak Li Bun yang berbisik pelan:
"saudara Hongpo, pertemuan hari ini bakal ramai sekali,
tak nyana dia orang tua pun ikut datang untuk meramaikan
pertemuan puncak ini,"
"Kau maksudkan orang yang berbaring dicunggung
keledai itu?" tanya Hongpo Lan setelah menengok
keledai itu sekeiap. Buru-buru Li Bun yang menempelkan
jari tangannya di atas bibir, bisiknya lagi: "sstt... orang
tua ini berwatak aneh sekali, Dia paling suka mengumpat
orang, jangan sekali-sekali kau usik dia, kalau bicara pun
lebih baik berbisik. Kalau sampai dibuat urusan, kita
bakal pusing tujuh keliling."
"Pengetahuanku amat cetek. ternyata aku tak bisa
mengenal tokoh besar ini, siapa sih dia?"
" Walaupun orang tua itu punya nama yang besar, tapi
jarang sekali umat persilatan dewasa ini yang kenal atau
1461 pernah berjumpa dengannya. Aku sendiri pun secara
kebetulan dapat berjumpa dengannya tujuh tahun
berselang ketika ia menghadiri pesta ulang tahun ibuku
yang kelima puluh, Ke-mampuan keledai kecilnya yang
sanggup naik turun bukit terjal amat berkesan di hatiku,
oleh sebab itulah si orang tua ini meninggalkan pula
kesan yang mendalam bagiku."
Baru selesai dia berbicara, tiba-tiba terdengar
bentakan keras yang memekikan telinga bergema di
udara: "Bocah muda, berani amat kau gabungkan nama
aku si orang tua dengan keledaiku ini?"
suara bentakan itu begitu keras dan nyaring membuat
para jago yang hadir di situ merasakan telinganya amat
sakit Tanpa terasa semua orang celingukan ke sana ke
mari berusaha mencari sumber datangnya suara
bentakan itu. sementara itu suara dengkuran masih terdengar amat
teratur, sedang keledai putih itu berjalan mengitari meja
perjamuan yang ditempati Li Bun yang itu dengan
menerobos pula tempat duduk para jago 1ain-nya.
Hongpo Lan segera berbisik: "Tajam amat
pendengaran orang tua ini, kalau memang saudara Li
kenal, kenapa kau tidak menyapanya?"
1462 " Wataknya terlalu aneh, apalagi kalau sedang tidur,
lebih baik kita jangan mengusiknya dulu, semisalnya mau
menyapa, kita bakalan dicaci maki habis-habisan...."
Tiba-tiba terdengar seseorang mengumpat dengan
suara keras: "sialan benar binatang berbulu putih ini,
berani betul menerobos meja perjamuan... mau apa sih
berkeliaran terus di sini?"
Li Bun yang segera berseru lirih: "Celaka, entah siapa
yang berani menyatroni dia, orang itu pasti bakalan
mendapat siksaan besar...."
Baru selesai dia berkata, suara orang itu kembali
bergema: "Binatang sialan- berani menyepak orang..."
Menyusul kemudian terdengar suara benturan keras
bergema di udara diikuti suara pecahan cawan yang
sangat ramai. Dari meja perjamuan yang berada dua kaki
di depan sana terjadi kegaduhan yang luar biasa.
Hongpo Lan segera bangkit berdiri sambil melongok ke
depan, ia saksikan seorang lelaki kekar sedang
merangkak bangun dari atas tanah, sebuah meja
perjamuan telah ambruk berantakan sementara si keledai
putih itu masih juga berkeliaran menyusup di antara
meja-meja perjamuan yang lain.
Terdengar lelaki itu membentak keras: "Binatang
sialan, akan kulihat kau hendak kabur ke mana..."
1463 Goloknya telah dicabut keluar dan dia siap menyusul
ke muka, tapi pada saat itulah seseorang menghadang
jalan perginya, lalu membisikkan sesuatu di sisi
telinganya. Lelaki tadi cepat-cepat menyarungkan kembali
goloknya, lalu tanpa mengucapkan sepatah kata pun
kembali ke tempat duduknya.
"Tak kusangka ternyata dalam dunia persilatan
dewasa ini masih ada juga yang kenal dengan orang tua
itu," kata Li Bun yang setelah menyaksikan peristiwa itu.
"Saudara Li, sudah setengah hari kau singgung orang
tua itu, tapi belum kau jelaskan siapa sih locianpwee
itu?" "Si Dewa cebol Cu Gi pernah kau dengar nama ini
saudara Hongpo?" Hongpo Lan termenung berpikir berapa saat lamanya,
kemudian sahutnya: "Aku dengar tokoh silat yang paling
termashur dalam dunia persilatan dewasa ini adalah si
Hakim sakti ciu Huang, tapi ia sudah tidak mencampuri
urusan dunia persilatan lagi, sedang tokoh kedua adalah
si Dewa jinsom Phang Thian hua, disusul kemudian
keluarga persilatan bukit Hong san, rasa-rasanya aku
belum pernah mendengar nama si Dewa cebol Cu Gi"
1464 "Dewa cebol cu locianpwee sudah tiga puluh tahun
lamanya mengundurkan diri dari dunia persilatan selama
ini belum pernah ia munculkan diri satu kali pun, tak
heran kalau saudara Hongpo tidak mengenalnya."
"Bagaimana kalau Cu locianpwee ini dibandingkan
dengan si hakim sakti Ciu taihiap?"
"sukar dikata. selama hidupnya Ciu taihiap selalu
membela kaum lemah menegakkan keadilan, tak sedikit
orang pernah menerima budi kebaikannya, sebaliknya -
Dewa cebol Cu Gi agak aneh orangnya, ia tak pernah
mau mencampuri urusan orang lain, meski hendak
menolong orang pun, dia akan menolong seCara diamdiam.
ia tak suka menonjolkan diri karenanya jarang
dikenal orang, jikalau gerak-gerik Ciu taihiap diketahui
hampir seluruh umat persilatan maka kebalikannya
perbuatan dewa cebol tidak diketahui siapa pun."
"Nah itulah dia. Tak heran kalau aku belum pernah
mendengar nama besar Dewa cebol Cu Gi"
"Menurut kebiasaan cu locianpwee, ia selalu turun
tangan secara diam-diam dan paling segan diketahui
orang lain, Kali ini dia telah melanggar kebiasaan
tersebut dengan munculkan diri secara terang-terangan,
hal ini semakin membuktikan bahwa pemilik bunga bwee
memang bukan seorang tokoh yang gampang dihadapi."
1465 "Pengetahuan saudara Li amat luas dan sangat
mengagumkan, tentunya kau sudah mengetahui asal
usul pemilik bunga bwee bukan?"
Dengan cepat Li Bun yang menggeleng, "Kalau
masalah itu aku kurang tahu, belum pernah kudengar
nama pemilik bunga bwee sebelum peristiwa hari ini...."
Kemudian setelah menghela napas terus-nya: "siapa
tahu ada orang yang sengaja menggunakan nama
seaneh itu untuk mengelabui umat persilatan agar
mereka sukar melacak jejaknya yang sebenarnya...."
"Tampaknya ayahku sudah berhasil menemukan titik
terang, sayang sekali dia orang tua enggan
membicarakan masalah tersebut denganku."
"Ayahmu adalah...."
"Hongpo Tiang hong, di masa lalu umat persilatan
menyebutnya si pedang sakti dari Lam kiang."
Berkilat sepasang mata Li Bun yang, serunya tanpa
terasa: "Rupanya ayahmu adalah pedang sakti dari Lam
kiang, maaf... maaf...."
"Terima kasih, pengetahuan saudara Li benar-benar
luas, Ayahku sudah puluhan tahun lamanya hidup
mengasingkan diri, ternyata saudara Li masih mengenal
juga namanya?" 1466 "Aku sendiripun hanya pernah mendengar nama itu
dari pembicaraan orang lain, sayang belum ada
kesempatan untuk menyambanginya."
Tiba-tiba terdengar seseorang berseru: "Aaaah, si
Dewa jinsom Phang Thian hua juga telah datang"
Meskipun kedudukan si Dewa jinsom Phang Thian hua
dalam dunia persilatan amat tinggi, namun gerak
geriknya selalu diliputi hawa misteri, sekalipun nama
besarnya sudah termashur sejak puluhan tahun
berselang hingga hampir semua umat persilatan pernah
mendengar namanya, tapi orang yang benar-benar
pernah bertemu dengannya hanya beberapa gelintir,jadi
jarang sekali ada umat persilatan yang mengenali
bagaimana macam bentuk rupa Phang Thian hua itu.
Dengan cepat berita kehadirannya tersebar luas dalam


Pedang Keadilan Karya Tjan I D di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

arena perjamuan, suara hiruk pikukpun terhenti seketika,
beratus-ratus pasang mata serentak dialihkan ke arah
jalan masuk menuju arena perjamuan.
"saudara Li, kau kenal dengan phang Thian hua?" bisik
Hongpo Lan. "Phang Thian hua tinggi hati dan sepanjang tahun
bermukim diperkampungan pit tim sancengnya, ia jarang
mengadakan hubungan dengan umat persilatan,
Prinsipnya selama orang tidak mengganggunya, dia pun
tak akan mengganggu orang, tapi bagi mereka yang
1467 berani memasuki wilayah kekuasaannya kalau tidak mati
biasanya pasti terluka parah. selama puluhan tahun
banyak sudah jago persilatan yang menemui ajalnya
dalam wilayah kekuasaannya itu.
Karena itulah nama besar Phang Thian hua jadi
termashur dan tersebar luas di seluruh dunia persilatan
sekalipun ia jarang melakukan perjalanan dalam dunia
persilatan, tapi permusuhan yang diikatnya dengan umat
silat banyak sekali, Phang Thian hua memang seorang
tokoh silat yang begini aneh...."
setelah menghela napas, terusnya: "Dewa cebol Cu Gi,
Hakim sakti Ciu Huang serta Dewa jinsom Phang Thian
hua terhitung jago-jago tua dengan tiga watak yang
berbeda...." Terdengar suara langkah kaki bergema semakin
mendekat, kembal terjadi sedikit kegaduhan dalam arena
perjamuan, suara bisik-bisik yang bercampur dengan
suara bangku yang digeser, Tapi suara kegaduhan itu
hanya berlangsung sejenak. dengan cepat suasana pulih
kembali dalam keheningan. Begitu sepinya sampai tak
kedengaran sedikit suara pun.
Dalam suasana beginilah terlihat empat orang pemuda
berbaju biru yang menyoren pedang berjalan masuk ke
dalam arena perjamuan dengan langkah tegap. Di
belakang keempat orang itu mengikuti seorang kakek
berambut putih yang membawa sebuah tongkat kayu,
1468 mukanya merah segar bagaikan bocah, sinar matanya
tajam penuh wibawa. Di belakang kakek itu mengikuti
pula empat orang lelaki berusia empat puluh tahunan,
mereka berseragam hitam dengan golok dipinggang
serta kotak kayu dipunggung.
"orang ini pasti Phang Thian hua" bisik Hongpo Lan.
"ia disebut dewa jinsom, kegemarannya tentu
mengumpulkan daun obat, karena itu pula badannya
tetap kekar dan wajahnya tetap segar meski usianya
sudah amat lanjut." "Betul," sahut Li Bun yang sambil tertawa, "Konon ia
pun pandai ilmu pertabiban sayang sekali ilmu yang
dimilikinya itu tidak digunakan untuk beramal dan
menolong sesamanya."
"Coba kau lihat, meski sudah tua tapi sikapnya benarbcnar
acuh tak acuh, seakan-akan disini hanya hadir dia
seorang." Dengan cepat Li Bun yang berpaling, Betul
juga kakek berambut putih itu sedang melangkah masuk
ke arena perjamuan dengan pandangan mata ke atas,
seolah-olah dia sedang melalui daerah yang tak
berpenghuni. sebetulnya banyak jago yang hadir disitu amat
mengagumi namanya dan ingin bertegur sapa
dengannya, tapi setelah menyaksikan sikapnya yang
acuh tak acuh seperti jumawa itu, serentak suasana jadi
1469 hening, siapa pun tak ingin mencari penyakit buat diri
sendiri. Kakek itu langsung mencari tempat duduk di sebuah
meja yang masih kosong, sementara ke delapan orang
pengikutnya tak seorang pun berani duduk. mereka
berdiri berjajar di belakang tubuhnya.
sambil tertawa Li Bun yang berbisik lagi: "Tampaknya
Phang Thian hua ini bukan cuma angkuh terhadap orang
lain, sikapnya terhadap anak buah sendiri pun begitu
keras dan ketat." Dalam kesempatan itu Giok yan telah berjalan
menghampiri Li Bun yang berdua sambil berkata pelan:
"Tengah hari sudah menjelang, perjamuan pun akan
segera dimulai tempat duduk yang tersedia makin penuh,
Aku lihat kalian berdua tak mungkin bisa mengangkangi
sebuah meja untuk sendiri..."
"Nona tak perlu gelisah...." tukas Li Bun yang cepat.
Tiba-tiba terlihat seorang lelaki dengan membawa
sebuah panji putih bertulisan warna merah berjalan
masuk ke dalam arena perjamuan Para jago dapat
melihat tulisan itu dengan jelas sekali, tulisan pada panji
putih itu berbunyi: "Hian Hong Kau Cu."
sekalipun perkumpulan Hian hong punya pengaruh
yang besar dalam dunia persilatan namun jejaknya sukar
1470 dilacak hingga menimbulkan misteri bagi umat persilatan
apalagi ketua mereka yang ibarat naga sakti kelihatan
kepala tak nampak ekornya, hampir semua jago ingin
mengetahui siapa gerangan ketua partai besar ini.
oleh sebab itu tak heran bila para jago dibuat terkejut
bercampur keheranan setelah membaca tulisan pada
panji yang dibawa lelaki itu. sinar mata semua orang
sekali lagi dialihkan kejalan masuk ke arena perjamuan
itu, semua orang ingin melihat manusia macam apakah
ketua Hian hong yang penuh misteri itu.
"saudara Li, kau kenal dengan ketua Hian hong kau?"
tanya Hongpo Lan kemudian.
"Kenal,..."jawab Li Bun yang tersenyum
"Apa...." tampaknya Hongpo Lan sangat terkejut.
Dalam perkiraannya, kendatipun pengetahuan Li Bun
yang amat luas, tapi mustahil kalau dia pun mengenali
ketua Hian hong kau yang penuh misteri itu, karenanya
ia bertanya sambil lalu. Siapa tahu ternyata pemuda itu
mengatakan kalau kenal, tentu saja kenyataan ini
membuatnya merasa amat terkejut
Tampaknya Li Bun yang sudah melihat rasa kaget dan
curiga dari Hongpo Lan itu, sambil tertawa katanya
kemudian: "Kalau dugaanku tak keliru, ketua Hian hong
kau itu bakal duduk semeja dengan kita."
1471 "Kalau begitu saudara Li tentu kenal sekali dengan
ketua dari Hian hong kau..." seru Hongpo Lan semakin
tercengang. Belum habis ia berkata, tampak lelaki pembawa panji
putih itu sudah berjalan menuju ke arahnya.
Di belakang lelaki pembawa panji itu mengikuti tiga
orang manusia berdandan aneh, wajah mereka tertutup
kain kerudung hitam sedang tubuhnya tersembunyi di
balik mantel hitam yang lebar. Mantel itu panjangnya
sampai permukaan tanah sehingga sepasang kaki pun
tertutup rapat, malahan tangan mereka pun mengenakan
sarung tangan berwarna hitam.
Kecuali sepasang mata yang lamat- lamat
memancarkan sinar tajam, sulit bagi siapapun untuk
melihat macam apakah bentuk rupa dan kulit orangorang
itu, Satu-satu-nya pertanda yang bisa diduga para
jago adalah perawakan tubuh yang tersembunyi di balik
mantel hitam itu tampaknya kecil dan pendek.
Di belakang tiga orang manusia aneh itu mengikuti
seorang kakek bemata satu, Kakek itu membawa sebuah
tongkat kayu, wajahnya penuh penyakitan dan mata
tunggalnya yang setengah terpejam itu memancarkan
sinar yang amat lelah, Di belakang kakek bermata satu
1472 itu mengikuti juga empat lelaki kekar berpakaian
ringkas hitam, sebilah golok tersoren di pinggang
masing-masing. seperti apa yang diduga Li Bun yang tadi, lelaki
pembawa panji putih itu berhenti di depan meja yang
ditempati mereka berdua dan menancapkan panjinya di
atas tanah. Selesai menancapkan panji tersebut, lelaki kekar itu
segera mengundurkan diri dan berdiri berjajar dengan
keempat lelaki bersenjata golok itu. Ketiga orang
manusia berkerudung hitam itu langsung mengambil
tempat duduk. tak seorang pun di antara mereka yang
bertegur sapa dengan Li Bun yang berdua.
Hongpo Lan mencoba berpaling ke arah Li Bun yang,
ia saksikan pemuda itu cuma duduk sambil tersenyum,
terhadap ketua Hian hong kau yang duduk di sisinya ia
seperti tidak melihat. Tampak kakek bermata satu itu menarik bangku dan
segera duduk pula di samping Li Bun yang.
Dengan bertambahnya empat manusia aneh tersebut
dalam meja perjamuannya Hongpo Lan segera merasa
amat tidak leluasa. Bukan saja ia merasa tidak leluasa
untuk bicara, bahkan untuk meletakkan sepasang tangan
pun rasanya mengganjal. Tiba-tiba terdengar Li Bun yang
dengan ilmu menyampaikan suaranya berbisik:
1473 "saudara Hongpo tak usah kelewat tegang, sedikitlah
bersantap kita semua adalah orang sendiri"
Dengan perasaan terkejut Hongpo Lan berpikir: "Di
atas panji itu sudah jelas tertuliskan ketua Hian Hong
kau. Kalau dilihat dari dandanan mereka yang begitu
aneh, rasanya dugaanku tidak salah, padahal
perkumpulan Hian hong kau adalah suatu organisasi
rahasia yang penuh misteri, bagaimana mungkin
keturunan generasi ketiga dari keluarga persilatan bukit
Hong san punya hubungan yang begitu akrab dengan
orang Hian hong kau...?"
Mendadak satu ingatan melintas dalam benaknya,
kembali pikirnya: "Jangan-jangan ia sudah terpengaruh
oleh sejenis obat dari partai Hian hong sehingga sikapnya
berubah...?" Karena berpendapat dugaannya ini benar, tanpa
terasa dia amati wajah Li Bun yang tajam-tajam. Tampak
sinar mata Li Bun yang amat jernih dan bersih, sama
sekali tidak menunjukkan petanda atau gejala bahwa
otaknya sudah dipengaruhi semacam obat. Kebetulan Li
Bun yang juga berpaling ke arahnya sambil berseru:
"saudara Hong-po..."
Kontan saja Hongpo Lan gelagapan setengah mati, ia
gugup tak tahu apa yang mesti diperbuat.
1474 Melihat kegugupan pemuda itu, sambil tertawa
hambar Li Bun yang menegur: "Kenapa kau?"
sikapnya begitu santai, seakan-akan di sekitar situ
tidak hadir orang lain. Aneka kecurigaan berkecamuk dalam benak Hongpo
Lan, tapi dia pun merasa kurang leluasa untuk menanyai
Li Bun yang di hadapan ketua Hian hong kau itu apakah
ia telah dipaksa minum sejenis obat. Dalam gugupnya ia
segera alihkan pokok pembicaraan kesoal lain-
"saudara Li, apa benar teh yang kau minum tadi
beracun?" tanyanya. "sebelum meneguk air teh tersebut aku telah
membuat persiapan, jadi air teh itu sesungguhnya telah
kutumpahkan keluar,saudara Hongpo tidak usah kuatir."
Tampaknya ia sudah melihat bahwa pertanyaan dari
Hongpo Lan itu bukan pertanyaan yang sebenarnya
hendak ditanyakan karena itu sambil tertawa ia bangkit
berdiri dan pindah ke sisi Hongpo Lan, setelah itu baru
katanya pelan: "Meskipun perkumpulan Hian hong kau
dianggap umat persilatan sebagai partai sesat namun
kenyataan belum tentu berita itu benar. Hubunganku
dengan mereka cukup erat, hanya saat ini kurang leluasa
bagiku untuk memperkenalkan mereka dengan saudara
Hongpo, selesai pertemuan puncak ini, aku pasti akan
jelaskan latar belakangnya kepadamu...."
1475 Tiba-tiba suara teriakan aneh berkumandang datang,
memotong pembicaraan Li Bun yang yang belum selesai.
Ketika Hongpo Lan berpaling, ia saksikan empat
manusia berdandan sangat aneh sedang berjalan masuk
ke dalam arena perjamuan sambil berkaok-kaok dan
berteriak aneh. Gerak-gerik mereka seperti orang yang
mabuk arak. langkahnya gontai dan tingkah lakunya
ngawur, teriak-teriakannya kasar, kotor dan mesum.
setelah melihat jelas wajah keempat orang itu, dengan
wajah serius Li Bun yang berkata: "Keempat orang itu
adalah empat manusia buas yang paling memusingkan
umat persilatan si Dewa buas, iblis jahat, setan gusar
dan sukma murung...."
"Jadi mereka adalah Empat manusia buas yang pernah
malang melintang dalam dunia persilatan selama puluhan
tahun?" seru Hongpo Lan terkejut.
"Betul, tapi keempat orang ini sudah belasan tahun
hidup mengasingkan diri dan tak pernah muncul lagi
dalam dunia persilatan konon mereka sudah mati. Tak
nyana ternyata mereka masih tetap hidup segar bugar
bahkan datang menghadiri pula pertemuan puncak ini."
"Aku pernah mendengar nama keempat manusia buas
ini dari pembicaraan ayahku, tapi kalau dilihat wajah
mereka rasanya tidak sebuas apa yang dilukiskan orang,
Andaikata mereka tidak berdandan aneh, tingkah lakunya
1476 tidak jumawa dan ngawur, sulit rasanya bagi orang
awam untuk mengenali mereka sebagai manusia
berbahaya." "Betul juga ucapanmu saudara Hongpo. coba mereka
tidak berdandan aneh dan nyentrik, tingkah lakunya tidak
ngawur dan jumawa, aku sendiri pun tak akan
menyangka kalau mereka adalah empat manusia buas"
"Kenapa"Jadi saudara Li sendiri pun baru pertama kali
ini berjumpa dengan mereka" Darimana kau bisa tahu


Pedang Keadilan Karya Tjan I D di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kalau mereka adalah empat manusia buas yang
termashur dalam dunia persilatan?"
"Walaupun aku belum pernah berjumpa dengan
keempat manusia buas ini, namun aku pernah melihat
lukisan muka mereka, ditambah lagi sikap mereka yang
berteriak-teriak macam orang gila, maka dalam sekali
pandang saja aku dapat mengenali mereka...."
"Apakah lukisan itu persis seperti mimik muka
keempat orang itu sekarang?"
"Lukisan itu paling tidak sudah dilukis oleh ibuku sejak
limabelas tahun berselang, Meski sudah selisih waktu
belasan tahun ternyata keadaan keempat orang itu serta
mimik mukanya sama sekali tidak berubah, dari sini kita
dapat simpulkan bahwa tenaga dalam yang dimiliki
keempat orang ini benar- benar amat sempurna."
1477 Dalam pada itu keempat manusia buas itu telah
menghentikan langkahnya dengan sorot mata yang liar
mereka awasi sekejap sekeliling tempat itu, kemudian
manusia berbaju merah yang berada dipaling depan
tertawa terbahak-bahak sambil serunya:
"saudara bertiga, sudah lama kita dengar ketua Hian
Hong kau adalah seorang wanita cantik, mari kita
tengok bagaimana sih bentuk wajah cantiknya itu."
Ketiga orang rekan lainnya yang memakai baju
berwarna hijau, hitam dan putih itu serentak mengiakan,
dengan langkah lebar mereka berjalan menghampiri
Hong-po Lan sekalian- Agak berubah wajah Li Bun yang menyaksikan tingkah
laku keempat orang itu, bisiknya: "Hati-hati saudara
Hongpo, keempat orang ini rata- rata berhati kejam dan
buas, sedikit saja salah bicara, jiwa orang bisa
melayang...." sementara pembicaraan itu berlangsung, keempat
orang tersebut sudah berada dekat dengan meja mereka.
Dengan suara keras kembali manusia berbaju merah
itu berseru: "Kami empat bersaudara, Dewa, Iblis, setan
dan sukma sudah lama mendengar nama besar ketua
Hian hong kau, boleh aku tahu siapakah di antara kalian
yang menjadi ketuanya?" Waktu itu keempat lelaki
bergolok yang berdiri di belakang meja perjamuan telah
1478 menggenggam gagang goloknya sambil bersiap sedia,
Tampaknya asal ketua mereka memberi perintah,
serentak mereka akan maju melancarkan serangan-
Hongpo Lan mencoba memperhatikan tiga orang
manusia berkerudung hitam itu, ia sendiri pun tidak tahu
siapa di antara mereka yang merupakan ketua Hian hong
kau, maka sambil bersiap siaga, ia amati terus gerak
gerik ketiga orang manusia berkerudung itu
Terdengar manusia buas berbaju hijau itu berseru
dengan gusar: "Masa dengan mengandalkan nama besar
kami berempat sebagai empat manusia aneh dari sin ciu
pun belum pantas melihat wajah asli dari ketua Hian
hong kau?" Hongpo Lan berpaling memperhatikan wajah keempat
manusia aneh itu, ia saksikan hawa pembunuhan telah
menyelimuti manusia- manusia buas itu, rupanya mereka
pun sudah siap melancarkan serangan.
Dengan perasaan terkejut segera pikirnya: "Meskipun
perkumpulan Hiang hong kau belum lama muncul dalam
dunia persilatan namun mereka berkembang sangat
cepat, pengaruhnya juga amat luas, sebagai seorang
ketua dari suatu organisasi besar, tentu saja ia tak sudi
menuruti keempat manusia buas itu. Tampaknya
pertarungan sengit di antara mereka tak bisa dihindari
lagi hari ini." 1479 sementara dia masih berpikir, suara Li Bun yang
dengan ilmu menyampaikan suaranya telah bergema
lagi: "Dalam lukisannya tentang keempat manusia buas
ini, ibuku telah mencantumkan juga keterangan tentang
sifat-sifat mereka, Keem-pat manusia ini selain kejam
dan buas, mereka pun suka membunuh orang bila
pembicaraan terasa tak cocok, sekarang mereka belum
juga turun tangan, rupanya hal ini disebabkan mereka
sadar bahwa ketua Hian hong kau yang dihadapinya
cukup tangguh. Kalau bukan lantaran agak jeri, mustahil
mereka mau bersabar sampai sekarang...."
"Kedua belah pihak sama-sama merupakan tokoh
berkedudukan tinggi dalam dunia persilatan, sekalipun
kedua belah pihak sama-sama jeri, aku rasa pertarungan
sulit dihindari," sahut Hongpo Lan-
"Aku rasa belum tentu demikian- Asal ketua Hian hong
kau tidak melayani tantangannya, delapan puluh persen
pertarungan ini tak bakalan berlangsung."
"Yaa, akupun berpendapat perselisihan di antara
sesama umat persilatan harus dihindari dalam situasi
begini, Yang penting bagi kita sekarang adalah bersatu
padu menghadapi pemilik bunga bwee, dengan begitu
kesempatan hidup bagi kita jadi lebih besar...."
"Ketua Hian hong kau adalah seorang yang sangat
pintar, Apa yang bisa kita pikirkan tentu terpikirkan juga
olehnya, aku yakin pertarungan ini tak bakal terjadi"
1480 pada saat itu si Dewa buas, iblis jahat, setan gusar
dan sukma murung telah menghimpun tenaga dalamnya
siap melancarkan serangan. Dengan nama besar serta
kemampuan keempat manusia buas itu, bila serangan
benar- benar dilancarkan, maka kedahsyatannya pasti
ibarat gulungan ombak samudra ditengah badai, Hongpo
Lan kuatir pengaruh angin pukulan mereka berempat
akan mempengaruhi juga dirinya, maka secara diamdiam
ia pun menghimpun tenaga untuk bersiap sedia.
Di saat yang kritis dan pertarungan segera akan
dimulai inilah tiba-tiba tampak manusia berkerudung
hitam yang duduk di sebelah tengah itu bangkit berdiri,
dengan suaranya yang merdu ia menegur: "sudah lama
aku kagum dengan nama besar Dewa, iblis, setan dan
sukma, sungguh beruntung kita dapat bersua hari ini...."
Manusia buas berbaju putih itu segera tampil ke muka
menukas: "Dari suaramu yang merdu dan lembut aku
bisa menduga bahwa wajahmu pasti cantik jelita,
silahkan kaucu membuka kain kerudung mukamu agar
kami empat bersaudara dapat menyaksikan wajah
aslimu, Kau harus tahu apa yang sudah kami ucapkan
tak pernah ditarik kembali, satu tetap satu"
"Celaka" pikir Hongpo Lan. "Bila empat manusia buas
ini mendesak terus dengan kata-kata kasarnya, sebagai
seorang ketua sebuah organisasi besar ketua Hian hong
1481 kau tak akan mampu manahan diri, pertarungan pasti
akan terjadi...." siapa tahu apa yang terjadi kemudian sama sekali di
luar dugaannya, terdengar ketua Hian hong kau itu
tertawa terkekeh "He he he... hari ini, kita semua adalah tamu
undangan orang, sebagai tamu kita tak pantas
menyusahkan tuan rumah sehingga menghilangkan
kegembiraan pemilik bunga bwee.
Apabila kalian berempat benar- benar ingin melihat
wajahku, dengan senang hati akan kupenuhi, asal kalian
berempat dapat meloloskan diri dari pertemuan hari ini,
besok pagi akan kutunggu petunjuk kalian berempat."
Manusia berbaju merah itu tertawa terbahak-bahak:
"Ha ha ha... kami berempat adalah manusia- manusia
yang senang melihat keindahan sampai waktunya nanti
harap kaucu sudi membawa serta tiga orang gadis cantik
sebagai teman, sehingga Kami berempat bisa
mendapatjatah secara adil perlu gontok-gontOkan sendiri
berebut perempuan" sekali lagi Hongpo Lan merasa terperanjat pikirnya:
"Ucapan itu terlalu menghina dan mempermalukan
orang, apa mungkin ketua Hian hong kau dapat
menahan diri..?" 1482 Ternyata ketua Hian hong kau tetap bersikap tenang,
sahutnya halus: "Tak sedikit anak buahku berwajah
cantik jelita, tapi kalian berempat pun harus memiliki
kepandaian yang lebih bila ingin memperoleh pelayanan
yang memuaskan." "Baik, kita tetapkan demikian saja" seru iblis jahat
yang berbaju hijau itu cepat. "Bila kaucu ingkar janji,
setiap saat, setiap waktu bila kami berempat bertemu
dengan anggota Hian hong kau, jangan salahkan kalau
akan kubunuh mereka semua"
"sebagai ketua partai aku telah mengadakan janji
dengan kalian, masa aku bakal ingkar janji?" sahut ketua
Hian hong kau sambil duduk kembali.
Keempat manusia buas itu saling bertukar pandangan
sekejap, kemudian bersama-sama mencari tempat duduk
di meja dekat situ, sambil menarik sebuah bangku si
Dewa buas berteriak ketus: "Eeeh... bagaimana kalau
kalian menyingkir dan berikan tempat ini kepadaku?"
sebenarnya meja itu sudah ditempati enam orang
lelaki bergolok, dandanan mereka gagah dan angker,
Namun setelah mendengar teriak dewa buas itu, ternyata
tak seorang pun di antara mereka berani membantah
serentak mereka bangkit berdiri dan menyingkir ke
tempat lainTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
1483 Dewa buas, iblis jahat, setan gusar dan sukma murung
pun segera menempati meja itu.
si sukma murung yang berbaju putih adalah anggota
termuda di antara keempat manusia buas itu. Meski
paling muda namun sifatnya justru paling jahat dan
berangasan sambil menggebrak meja keras-keras
teriaknya: "Hei, tengah hari sudah lewat, kenapa sayur
dan arak belum juga di-hidangkan-."
seorang gadis cantik berbaju hijau buru-buru
menghampiri dan menyahut sambil tertawa: "Harap
kalian berempat menanti sejenak lagi, sayur dan arak
segera dihi-dangkan."
iblis jahat yang berbaju hijau dengan cepat
menyambar tangan gadis berbaju hijau itu, sambil
membetotnya ke dalam pelukan serunya: "sebelum sayur
dan arak dihidangkan lebih baik kau temani kami
berempat dulu untuk menghilangkan kesal."
"Empat manusia buas ini benar-benar kurang ajar dan
bedebah" umpat Hongpo Lan di dalam hati, "Di hadapan
umumpun mereka berani berbuat semena-mena, Hmmm
suatu saat, manusia macam iniperlu dilenyapkan dari
muka bumi" sementara itu paras muka si nona berbaju hijau yang
dibetot ke dalam pelukan iblis jahat telah berubah hebat,
tapi hanya sejenak kemudian senyuman kembali telah
1484 tersungging di ujung bibirnya, Dengan suara lembut
katanya: "Budak memang ditugaskan untuk melayani
kebutuhan kalian, Bila ingin sesuatu silahkan saja
diutarakan, kenapa sih kalian mesti terburu-buru?"
BAB 44. Empat Manusia Buas Membuat onar
"Ha ha ha.,." iblis buas tertawa keras, "Mumpung arak
belum dihidangkan, bagaimana kalau kau temani kami
berempat minum air teh dulu?"
Li Bun yang berpaling melirik Hongpo Lan sekejap,
ketika melihat rekannya sedang melototi tingkah laku
iblis buas dengan penuh amarah, buru-buru ia berbisik:
"Biarkan saja orang jahat mempermainkan orang jahat
jangan kau anggap nona-nona berbaju hijau itu halus
dan lembut, sesungguhnya mereka pun tergolong
manusia sesat, Biarkan saja Orang-orang itu berbuat
onar, jika tingkah lakunya bisa menggusarkan pemilik
bunga bwee, biarkan keempat manusia buas itu menjadi
korban pertama jago-jago lihai perguruan bunga bwee
yang misterius...." "Yaa, betul sekali, inilah yang disebut dengan racun
melawan racun," sahut Hongpo Lan sambil manggutmanggut.
1485 Dalam saat itu si setan gusar yang berbaju kuning
telah mengambil cawan air teh dari meja dan langsung
disuguhkan ke mulut gadis berbaju hijau itu sambil
katanya: "Coba kau habiskan air teh ini lebih dulu"
Berubah paras muka gadis berbaju hijau itu,
bentaknya gusar: "Aku harap kalian bertindaklah lebih
sopan" setan gusar tertawa terbahak-bahak:
"Ha ha ha... siapakah di kolong langit saat ini yang
tidak tahu kalau kami empat bersaudara selalu berbuat
menurut suara hati" Baru saja nona berbaju hijau itu hendak membantah
lagi, tiba-tiba terdengar Giok yan berseru: "Adik Giok
sian, bersabarlah turuti saja semua permintaannya.
sebagai budak yang bertugas melayani tamu kita wajib
memuaskan para tetamu agung kita"
"Ha ha ha... bagus, bagus sekali Tampaknya kau si
bocah perempuan lebih tahu urusan" seru sukma murung
sambil tertawa tergelak "Bagaimana kalau kau pun
bergabung kemari untuk menemani kami berempat?"
Meskipun ia bicara luwes, namun tubuhnya sudah
menubruk kearah Giok yan dengan kecepatan luar biasa.
Hongpo Lan segera berpikir: "Ilmu silat yang dimiliki
Giok yan cukup tangguh, masa dia rela dipermainkan
1486 orang" Aku yakin ia pasti akan melancarkan serangan
balasan-..." Tampak si sukma murung dengan kecepatan luar
biasa telah meluncur turun di hadapan Giok yan lalu
dengan cekatan mencengkeram pergelangan tangannya,
begitu mangsanya tertangkap, dengan langkah lebar dia


Pedang Keadilan Karya Tjan I D di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

balik kembali ke tempatnya semula.
Di luar dugaan, Giok yan ternyata menurut sekali
bagaikan anak domba yang penurut. Dengan bersandar
pada bahu sukma murung, ia menunjukkan sikap yang
amat manja. Melihat itu Li Bun yang menghela napas panjang,
kepada Hongpo Lan katanya: "Budak perempuan itu
benar- benar licik dan berakal banyak, kita harus
menaruh sikap yang sangat hati-hati terhadap dirinya."
Mendengar itu Hongpo Lan segera menjadi paham,
pikirnya: "Rupanya dia memang sengaja berlagak apa
boleh buat dan minta dikasihani sehingga memancing
belas kasihan orang lain untuk datang menolongnya,
sekali ada orang beriba hati dengannya serta memberi
pertolongan maka pertarungan sengit dengan empat
manusia buas pun segera akan terjadi, moga-moga saja
tak ada orang yang termakan siasat adu dombanya ini."
Waktu itu sesungguhnya Giok sian sudah tak sanggup
menahan emosinya, terutama setelah iblis buas serta
1487 setan gusar berulang kali mempermainkan dirinya
dengan lagak mesum, Tapi sebelum ia sempat turun tang
an, tiba-tiba dilihatnya Giok yan datang mengikuti
disamping sukma murung dengan lagak patut dikasihani.
satu ingatan segera melintas dalam benaknya.
seketika itu juga hawa amarahnya segera ditekan,
sambil tertawa katanya kemudian- "Kalian memandang
begitu berharga diriku, masa budak tak mau melayani
keinginan kalian...?"
Dengan manja diambilnya cawan air teh itu dari
tangan setan gusar lalu diminumnya satu tegukan.
Dengan sikap si nona yang menurut itu, setan gusar
malah dibuat rikuh sendiri, ia segera letakkan kembali
cawan di atas meja, kemudian katanya sambil tertawa:
"Asal nona mau menuruti kemauan kami, jangan kuatir,
kami empat bersaudara adalah lelaki yang mengerti
memanjakan perempuan, kau pasti akan merasa senang
bersama kami." "silahkan duduk nona" kata iblis jahat pula sambil
melepaskan tangan gadis tersebut.
sementara itu si sukma murung telah sampai pula di
sisi meja sambil menggandeng tangan Giok yan- Dengan
sikap yang manja dan halus Giok-yan segera mengambil
tempat duduk pula disamping mereka.
1488 "saudara sekalian," ujar sukma murung sambil
tertawa, "Coba kau lihat bocah perempuan ini, manja,
cantik, sungguh jarang kujumpai gadis semacam ini...."
"Kalau sudah tahu gadis itu manja, cantik dan langka
dijumpai, semestinya kau suguhkan dulu kepada
toakomu," sambung iblis jahat dingin-
"Aaah... aku memang bermaksud begitu" sambil bicara
ia segera dorong tubuh Giok yan ke samping iblis jahat.
Walaupun sesungguhnya si Dewa buas sudah gatal
hati sejak tadi, namun sebagai kakak tertua mau tak mau
dia harus bersikap jaga diri, karena itu meski saudarasaudara
lainnya sudah menubruki wanita, ia sendiri tetap
duduk dengan wajah dingin.
Dengan lirikan genit Giok yan mengerling sukma
murung sekejap, lalu sambil tertawa katanya: "Kalian
empat bersaudara, sedang sekarang baru ada kami
berdua yang menemani, bukankah dua orang rekanmu
yang lain bakal menggigit jari?"
"Aaah, betul juga perkataan ini" seru setan gusar
sambil menggebrak meja. "Lo su, mari kita juga memilih
dua orang gadis manis untuk menemani kita berempat."
sebenarnya si sukma murung sedang mendongkol
karena harus menyerahkan Giok yan kepada si Dewa
buas, maka begitu mendapat ajakan dari saudaranya, ia
1489 segera melompat bangun seraya berseru: "Betul, kita
pilih lagi dua gadis manis untuk menemani kita minum
arak.." Menyaksikan tingkah laku keempat manusia buas itu,
Li Bun yang geleng-geleng kepalanya berulang kali
sambil menghela napas panjang, katanya pelan-
"Keempat orang ini kelewat tekebur dan kurang ajar, .
Tanpa mereka sadari sebenarnya orang-orang itu sudah
terkena siasat berantai dari Giok yan-
Moga-moga saja gadis pelayan yang mereka pilih
adalah pelayan-pelayan yang melayani kelompok jago
yang sudah keburu keder oleh nama besar empat
manusia buas ini, kalau tidak pasti akan terjadi keributan
yang bisa diakhiri dengan pertumpahan darah...."
Perlu diketahui, di arena perjamuan itu seluruhnya
tersedia tiga puluh enam buah meja perjamuan yang
dilayani tiga puluh enam orang gadis cantik, kini sudah
ada dua puluh meja yang ditempati tamu. sebagai jago
persilatan kebanyakan jago-jago itu terlalu memandang
tinggi masalah gengsi dan harga diri, Bagi mereka gengsi
jauh lebih berharga dari pada nyawa sendiri, seandainya
dua manusia buas itu memilih gadis cantik yang melayani
meja mereka, hal ini sama artinya dengan tidak
memandang sebelah mata terhadap jago-jago yang
dilayani gadis tersebut. Mereka tentu akan tersinggung
merasa harga dirinya diinjak-injak.
1490 Andaikan mereka tak tahan hingga bentrok dengan
kedua manusia buas itu, otomatis tanpa disadari
merekapun terjebak oleh siasat adu domba Giok yan-
Pada saat itu si setan gusar dan sukma murung telah
berjalan menelusuri meja-meja perjamuan itu sambil
celingukan memperhatikan gadis-gadis berbaju hijau
yang berdiri di sisi meja perjamuan-
Kejumawaan dan kesombongan dua orang ini betulbetul
luar biasa. Dengan angkuhnya mereka berkeliaran
di antara meja-meja perjamuan itu tanpa memperdulikan
para jago yang duduk di sekelilingnya.
Hongpo Lan yang menyaksikan kejadian itu segera
berpikir: "semisalnya di antara para jago itu ada satu
saja yang bernyali dan secara tiba-tiba membokong
mereka atau menyerang dengan senjata rahasia beracun,
betapa pun hebatnya ilmu silat yang mereka berdua
miliki, aku yakin mereka pasti akan terluka parah...."
Tapi sayang kawanan jago itu sudah keburu keder dan
ngeri terhadap keempat manusia buas ini, tak seorang
pun di antara mereka berani melakukan serangan gelap.
sementara itu si setan gusar dan sukma murung
sudah melewati empat lima buah meja perjamuan, tibatiba
mereka berhenti, lalu sambil tertawa tergelak si
setan gusar berseru: "Losu, coba kau lihat perempuan
itu, cantik tidak?" 1491 sukma murung memandang sekejap gadis itu,
kemudian sahutnya seraya tertawa: "Ehmm. cantik
benar, saudara ke-tiga. Ketajaman matamu memang
mengagumkan" Tanpa banyak bicara si Setan gusar menjejakkan
kakinya ke atas tanah lalu menerjang ke hadapan gadis
berbaju hijau itu, Tangannya bergerak cepat
mencengkeram urat nadi pada pergelangan tangan gadis
itu, serunya sambil tertawa: "Ayoh temani samya-mu
minum teh" Nona berbaju hijau itu bertugas melayani meja
perjamuan yang ditempati delapan orang lelaki kekar,
tapi saat ini tak seorang pun di antara kedelapan orang
itu berani bicara ataupun melakukan sesuatu tindakan.
Bahkan sewaktu gadis berbaju hijau itu diseret pergi, tak
ada seorang pun berani menghadang,
setelah menarik nona itu si setan gusar segera
berteriak keras: "Losu, cepat kau pi-lih seorang nona,
sebentar lagi sayur dan arak akan dihidangkan?"
Dengan mata yang liar sukma murung menyapu
sekejap sekeliling tempat itu. Tiba-tiba ia melejit dan
melayang di udara melewati tiga empat buah meja,
kemudian bagaikan burung alap-alap yang menyambar
anak ayam ia sambar seorang nona berbaju hijau yang
berada di hadapannya. 1492 Waktu itu si nona sedang membawa poci untuk
memenuhi cawan tetamu dengan air teh, Karena
kedatangan sukma murung sangat mendadak, gadis itu
segera menjerit kaget, tak kuasa lagi pocinya terjatuh
dan cawan pun berantakan ke mana-mana.
Pada meja perjamuan yang dilayani gadis itu duduk
lima orang tamu, dua orang kakek berusia enam puluh
tahunan dan tiga orang lelaki setengah timur yang
bertubuh kekar, di antaranya ada dua orang lelaki
sedang menerima cawan itu, tak ampun air teh yang
tumpah membasahi seluruh tubuh mereka,.
begitu berhasil mencekal urat nadi gadis berbaju hijau
itn, tanpa menoleh lagi sukma murung menyeret
korbannya meninggalkan tempat tersebut.
"Hei bangsat Berhenti" bentakan keras bergema
memecahkan keheninganseorang
lelaki kekar yang duduk menghadap kearah
selatan telah melompat bangun sambil menggebrak
meja. sukma murung segera menghentikan langkahnya
sambil pelan-pelan membalikkan tubuhnya, hawa napsu
membunuh telah menyelimuti seluruh wajahnya.
"Siapa yang kau maki?" tegurnya.
"Kau..." 1493 "Hmmm Tampaknya kau sudah bosan hidup, Kalau
ingin mampus, cepat tampil ke depan"
Lelaki itu segera meloloskan goloknya dan tampil ke
muka dengan langkah lebar, sukma murung melepaskan
cengkeramannya pada lengan gadis berbaju hijau itu,
kemudian tangan kanannya diayunkan ke muka dari
kejauhan, arahnya adalah lelaki bergolok itu.
Jeritan ngeri yang memilukan hati segera bergema
memecahkan keheningan lelaki bergolok yang sedang
menerjang maju itu tahu-tahu membuang senjatanya
dan roboh terjengkang ke atas tanah.
Begitu berhasil memukul roboh lelaki bergolok itu, si
sukma murung kembali menggandeng si nona tadi dan
pelan-pelan meninggalkan arena, sikapnya amat santai
seakan-akan tak pernah terjadi sesuatu pun.
Melihat kehebatan si sukma murung dalam
merobohkan rekannya, kelima orang rekan semejanya
tak ada yang berani berkutik lagi. Rata-rata mereka
hanya bisa duduk di tempat dengan mata terbelalak,
saking kaget dan takutnya mereka hanya bisa melongo.
sampai si sukma murung sudah pergi jauh, kedua
orang kakek itu baru berani bangkit berdiri dan
mendekati lelaki itu. 1494 Ketika diperiksa denyut nadinya ternyata orang itu
sudah tewas. orang yang di sebelah kiri segera berbisik "Tampaknya
ilmu yang digunakan tidak mirip ilmu pukulan tenaga
kosong, juga tidak mirip pukulan sakti seratus langkah,
kepandaian silat apa yang telah digunakannya?"
"Coba kita buka pakaian bagian dadanya dan
diperiksa," sahut orang yang di sebelah kanan.
Dengan cepat mereka robek pakaian bagian depan
mayat itu. Di atas dadanya yang merah tertera jelas lima
buah bekas jari tangan yang amat nyata.
Melihat itu dengan perasaan tertegun orang itu
berseru: "jangan-jangan dia terkena ilmu cakar pencabut
sukma" Kakek di sebelah kiri itu menghela napas panjang:
"Hampir saja aku lupa, empat manusia buas dari sin ciu
rata- rata memiliki ilmu andalan yang luar biasa, sesuai
dengan urutan namanya Dewa, iblis, setan dan sukma,
aku pikir orang berbaju putih itu pastilah si sukma
murung. Ketika mereka berempat masih mengembara
dalam dunia persilatan dulu, ilmu cakar pencabut
nyawanya sudah termasyur, setelah lewat banyak tahun
kepandaian andalannya itu tentu jauh lebih maju lagi...."
1495 "sudah lama kudengar nama ilmu cakar pencabut
nyawa, baru hari ini aku dapat menyaksikan dengan
mata kepala sendiri."
"Kita sadar kemampuan kita amat terbatas," kata
kakek di sebelah kiri sambil menutup kembali baju mayat
itu. "Rasanya amat sulit untuk jelaskan dendam atas
kematiannya, apa boleh buat, terpaksa kita harus
berdiam diri saja...."
sambil berkata pelan-pelan dia berjalan kembali ke
tempat duduknya. pada saat itu si sukma murung
berbaju putih telah menggandeng gadis berbaju hijau itu
kembali ke tempat duduknya, sambil tertawa terbahakbahak
serunya: "Ha ha ha... saudaraku bertiga, coba
kalian lihat bagaimana dengan nona cilik yang kubawa
kemari ini?" "Aku lihat semua murid perguruan bunga bwee ratarata
berwajah cantik jelita, Aku yakin kecantikan pemilik
bunga bwee pasti ibarat bidadari dari kahyangan-.." kata
si iblis jahat berbaju hijau,
si setan gusar berbaju kuning tak mau kalah, ia
menimbrung:"jika kecantikan pemilik bunga bwee betulbetul
seperti apa yang jiko katakan, bagaimana kalau kita
menangkapnya hidup, hidup lalu kita persembahkan
untuk toako..?" Giok yan tertawa cekikikan, selanya:
1496 " Lebih baik kalian berempat minum teh dulu untuk
membasahi kerongkongan dengan begitu nanti kalian
bisa makan dan minum arak lebih banyak." Dewa buas


Pedang Keadilan Karya Tjan I D di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

berbaju merah mendengus dingin, sambil mengangkat
cawan ujar nya: "sekalipun air teh ini beracun, kami
berempat tak akan memandang sebelah matapun-"
sekali teguk ia habiskan isinya, iblis jahat berbaju
hijau, setan gusar berbaju kuning dan sukma murung
berbaju putih serentak mengambil cawan masing-masing
dan meneguk habis isinya,
Sambil tertawa Giok yan segera berseru: "Aku percaya
ilmu silat yang kalian berempat miliki sangat hebat,
tenaga dalam pun amat sempurna, kendatipun dalam air
teh ini betul-betul dicampuri racun, mana mungkin bisa
menewaskan kalian semua?"
"Toako kami selama hidup paling suka binatang
beracun, malah semakin beracun semakin bagus," kata
Sukma murung berbaju putih, "Sekalipun kemampuan
kami bertiga sukar menandingi lotoa, tapi kalau cuma
makan dua tiga ekor ular beracun atau kelabang, itu mah
urusan biasa, lumrah "
"Waaah.... jadi kalian berempat benar-benar memiliki
kemampuan seperti ini" seru Giok yan tertawa, "Baru
pertama kali ini kudengar ada kemampuan semacam ini.
Sayang di sini tak ada ular beracun atau kelabang, kalau
tidak tentu akan menambah pengetahuan kami."
1497 Sukma murung berbaju putih tertawa terbahak-bahak:
"Ha ha ha... kalau nona ingin menyaksikan adegan ini,
lebih baik ikutlah kami berempat pulang gunung, Ha ha
ha... bukan saja kau dapat menyaksikan kami empat
bersaudara makan binatang beracun, bahkan...."
Mendadak terdengar seseorang menierit lengking:
"Ular.." Giok yan berpaling, tapi ia segera menjerit kaget dan
menubruk ke dalam pelukan si Dewa buas berbaiu
merah. Tampak seekor ular kecil berwarna merah darah
sedang bergerak mendekat dengan lidah apinya yang
menjilat-jilat, bentuknya sangat mengerikan.
Tidak diketahui dari mana asalnya ular kecil berwarna
merah darah itu, tapi dengan arah yang pasti binatang
melata itu bergerak menuju ke meja yang ditempati
empat manusia saat itu Giok yan sudah bersembunyi di dalam pelukan
Dewa buas berbaju merah, Giok sian bersembunyi dalam
pelukan iblis jahat berbaju hijau, sedang dua orang berbaju
hijau lainnya pun seakan-akan merasa amat
ketakutan masing-masing bersembunyi dalam pelukan
setan gusar berbaju kuning dan sukma murung berbaju
putih, 1498 Kalau pada mulanya keempat manusia buas ini
jumawa, tekebur dan tinggi hati seakan-akan tak ada
yang mereka takuti, tapi setelah melihat ular kecil
berwarna merah tua itu, serentak mereka melompat
bangun. Giok yan melirik sekejap wajah sukma murung berbaju
putih, lalu serunya dengan nada manja: "Bukankah suya
pandai menaklukkan binatang beracun" Cepat kau
tangkap ular itu. hiih.,. Menjijik-kan"
"Losu" seru Dewa buas berbaju merah pula dingin,
"Yakinkah kau dapat menaklukkan ular itu?"
"siaute bersedia mencoba" sahut sukma murung
berbaju putih sambil mendorong tubuh nona berbaju
hijau itu dari pelukan-nya.
"Losu, biar aku membantumu" sambung iblis jahat
berbaju hijau tiba-tiba, jari tangannya segera diayunkan
melepaskan serangan. Sebenarnya ular kecil berwwarna merah itu sedang
bergerak pelan ke depan, tapi begitu diserang oleh iblis
jahat berbaju hijau, tiba-tiba saja kepalanya diangkat dan
celingukan ke sana kemari, tampaknya ular itu sedang
mencari siapa pembokongnya.
1499 Dengan suara lirih Hongpo Lan segera berbisik: "Ular
kecil itu pasti dilepas orang secara diam-diam untuk
menyusahkan ke-empat manusia buas dari Sin ciu."
"Benar," Li Bun yang mengangguk "Dan si pelepas ular
itu tentu sudah dibuat jengkel oleh ulah keempat
manusia buas itu, dan sekarang hendak menggunakan
ular tersebut untuk mempermalukan mereka."
"Tapi ular kecil itu...."
Hongpo Lan segera membatalkan ucapannya begitu
melihat jidat Sukma murung berbaju putih telah basah
oleh keringat, satu ingatan melintas dalam benaknya,
pikirnya: "Kalau cuma ular biasa, mana mungkin salah
satu dari keempat manusia buas ini bisa dibuat
ketakutan" Tentu ular kecil itu memiliki keistimewaan
khusus...." Mendadak ia saksikan Sukma murung berbaju putih
mengayunkan tangan kirinya melepaskan sebuah
pukulan, sementara tangan kanannya segera melakukan
cengkeraman. "B la aammmmmm. . "
Di tengah benturan keras, pasir dan debu beterbangan
ke udara. Menanti suasana menjadi terang kembali,
tampaklah si Sukma murung berbaju putih telah menjepit
leher ular kecil itu dengan ibu jari, jari telunjuk dan jari
tengahnya. sebaliknya tubuh ular itu pun melilit
1500 pergelangan tangan kanan Sukma murung berbaju putih
itu kencang-kencang. Sekali lagi Hongpo merasa keheranan, pikirnya: "Kalau
sudah berhasil mencengkeram leher ular itu, kenapa
tidak segera mencengkeramnya sampai hancur dan
patah" Kenapa ia biarkan pergelangan tangannya dililit
tubuh ular itu...?" Terdengar iblis jahat berbaju hijau telah berteriak
dengan suara keras: "Ayo mengaku, siapa yang telah
melepaskan ular itu" sekarang ularmu sudah kami
tangkap...." Bentakan itu diutarakan berulang kali, namun tak
seorang pun yang mengakui sementara itu ular kecil
berwarna merah tua yang melilit pergelangan tangan
sukma murung berbaju putih itu makin lama semakin
kencang. Agaknya tubuh ular tersebut telah menembusi
daging tangannya hingga tersangkut pada tulang.
Hongpo Lan yang menyaksikan hal itu jadi amat
terkesiap, bisiknya: "saudara Li, coba kau lihat tubuh ular
itu, makin melilit semakin kecil tampaknya?"
"Ular ini termasyur sebagai ular benang baja hitam,
Konon dalam seratus tahun sisiknya akan berubah jadi
hitam lalu seratus tahun kemudian sisik hitamnya akan
berubah jadi merah, Walaupun dongeng semacam ini
1501 belum tentu bisa dipercaya, tapi perubahan sisik hitam
menjadi merah patut dipercayai.
Ular semacam benang besi, ular bisa semuanya
bersumber dari jenis yang sama, hanya saja ular baja
mempunyai kulit yang amat berharga karena kebal
terhadap bacokan dan tusukan, orang persilatan amat
menghargai kulit ular ini.
Bersamaan dengan bertambahnya usia ular itu, sisiknya
yang hitam biasanya akan berubah jadi merah,
konon semburan beracunnya mampu membunuh
korbannya." "Ular benang besi termasuk jenis ular yang lebih
beracun ketimbang ular baja, tapi panjang seluruh
badannya hanya satu depa dua inci, Bersamaan dengan
bertambahnya umur ular itu, sisik tubuhnya akan
berubah jadi keras, Konon bila sisiknya telah jadi hitam
maka bacokan golok tak akan mempan melukainya.
Apalagi kalau warnanya sudah jadi merah, bukan cuma
amat kokoh dan keras, bahkan sisiknya menjadi lebih
tajam dari pada pisau mestika. sekarang pergelangan
tangan kanan sukma murung berbaju putih telah terlilit
oleh badannya yang tajam, bisa dibayangkan
penderitaannya sekarang luar biasa sekali"
"Mendengar uraianmu barusan rasanya jauh lebih
unggul ketimbang membaca buku sepuluh tanun,
1502 luasnya pengetahuan saudara Li betul-betul membuat
aku merasa amat kagum."
"Aaah aku hanya mengetahui sedikit saja...." Li Bun
yang tetap merendah. Tiba-tiba terdengar Dewa buas berbaju merah
berteriak sambil tertawa dingin: "Losu, kau masih
sanggup menahan diri?"
dalam saat itu ular kecil berwarna merah itu sudah
menyusut semakin kecil, jelas sebagian besar badannya
telah terbenam di dalam daging lengan si sukma murung
berbaju putih. Di bawah sinar matahari tampak peluh yang
membasahi jidat si sukma murung berbaju putih sebesar
kacang kedele dan bercucuran dengan amat derasnya,
tapi ia tetap menggigit bibir menahan sakit sambil
sahutnya: "Aku percaya masih mampu bertahan
sepenanakan nasi lagi"
Bau harum arak dan daging tiba-tiba tersebar di
udara, Dari balik tenda kini telah bermunculan
serombongan bocah lelaki berbaju putih yang segera
menghidangkan daging serta arak ke meja-meja
perjamuan. Mendadak Dewa buas berbaju merah mengeluarkan
sebilah belati dari sakunya, lalu sambil ditancapkan ke
1503 atas meja katanya: "Losu, jika kau menganggap tak
sanggup bertahan lagi, kutungi lengan kananmu, jangan
biarkan tubuhmu tergigit"
"Akan... akan kuingat" sahut sukma murung berbaju
cutih sambil menggertak gigi.
sekarang ia sudah mengerahkan segenap tenaga
dalam yang dimilikinya untuk melawan ular merah itu,
karena itu ketika cabangkan pikiran untuk bicara
perkataannya jadi terputus-putus .
sinar marah dan penasaran kini telah mencorong
keluar dari mata iblis jahat berbaju hijau, ia pelototi
sekeliling tempat itu tajam-tajam, agaknya dia berharap
bisa menemukan orang yang melepaskan ular tersebut
secara diam-diam. Mendadak terdengar Dewa buas berbaju merah
menghardik dengan penuh amarah: "singkirkan semua
sayur dan arak itu, sebelum pelepas ular itu tertangkap.
Siapa pun dilarang makan nasi"
Bocah-bocah lelaki berbaju putih yang sedang
menghidangkan sayur serta arak itu tampak agak
tertegun, tapi sebentar kemudian mereka telah
melanjutkan langkahnya kembali, seakan-akan perkataan
dari Dewa buas berbaju merah itu tak digubrisnya sama
sekali. 1504 Melihat ucapannya tidak diacuhkan, Dewa buas
berbaju merah semakin berang, dia melompat bangun
lalu hardik-nya: "Hei, sudah kalian dengar perkataan
toayamu?" sebuah pukulan dahysat langsung dilontarkan ke
depan. suara dengusan tertahan bergema di angkasa,
tubuh si bocah berbaju putih yang berada tepat di
hadapannya itu mendadak mencelat ke udara dan
berjumpalitan beberapa kali, sayur dan arak yang berada
dibakipun kontan tersebar keempat penjuru dan
mengotori daerah seluas dua kaki persegi.
Para jago yang kebetulan duduk di sekitar tempat itu
buru-buru berlompatan bangun untuk menghindar,
mereka kuatir kecipratan sayur dan arak yang sedang
berhamburan itu, suasana jadi kacau balau.
Mendadak terdengar iblis jahat berbaju hijau
membentak marah, tubuhnya melejit ke udara dan
menerjang ke arah utara, Dengan kecepatan bagaikan
sambaran petir, tangan kanannya mencengkeram tubuh
seorang kakek ceking berpakaian compang camping,
bersepatu butut yang sedang duduk di tempat itu.
Dengan cekatan dan lincah kakek itu menyusup masuk
ke dalam kerumunan orang banyak. Dengan cara amat
manis ia berhasil meloloskan diri dari gempuran iblis
jahat berbaju hijau itu. 1505 Dengan suara lirih Li Bun yang segera menerangkan "
Kakek ceking berpakaian compang camping itu adalah si
Dewa ular Lu Khong, ilmU menangkap ularnya terhitung
nomor wahid di kolong langit. Konon di dalam sakunya
selalu tersimpan tiga ekor ular beracun yang amat
berharga, sudah pasti dialah yang telah melepaskan ular
benang baja itu...."
Belum habis perkataan itu diucapkan, tampak
bayangan manusia berkelebat lewat. si Dewa ular Lu
Khong tahu-tahu sudah menyelinap datang dan
bersembunyi di belakang tubuh ketua Hiang hong kau.
Agaknya si setan gusar berbaju kuning juga telah
mengetahui keadaan yang sesungguhnya, sambil
membentak ia melompat maju memutar ke belakang
tubuh ketua Hian liong kau, secepat kilat tangan
kanannya mencengkeram bahu kanan Lu Khong,
Tampak si Dewa ular Lu Khong memutar badannya
dengan cekatan, begitu lolos dari cengkeraman lima jari
lawan, kembali dia menyelinap kesamping Li Bun yang,
sementara itu keempat lelaki yang berdiri di belakang
ketua Hian hong kau telah sama-sama mencabut
senjatanya dan melindungi di seputar tubuh ketuanya.
si kakek bermata satu tetap duduk tenang sambil
menikmati air teh yang diminumnya sampai habis.
1506 iblis jahat berbaju hijau tertawa dingin, ia melompat


Pedang Keadilan Karya Tjan I D di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ke muka dan menghadang persis di depan Lu Khong. si
setan gusar berbaju kuning yang menyusul dari belakang
dengan cepat menghadang jalan mundur-nya, dengan
demikian posisi Lu Khong jadi terjepit
Waktu itu posisi si Dewa ular Lu Khong dengan Li Bun
yang serta Hongpo Lan hanya selisih empat lima langkah,
seandainya terjadi pertarungan dua orang pemuda itu
pasti akan terkena pengaruhnya.
sambil menghimpun hawa murninya bersiap sedia,
Hongpo Lan berseru kepada Li Bun yang dengan ilmu
menyampaikan suara: "saudara Li, kalau mereka sampai
bertarung dekat kita, apa yang harus kita lakukan?"
"Kepandaian yang paling diandalkan Dewa ular Lu
Khong hanya memelihara ular, dalam soal ilmu silat dia
tak akan mampu menandingi keempat manusia buas itu,
tapi orang ini licik, banyak akal dan lagi dilindungi ularular
mustika. Kita tak perlu menguatirkan keselamatan
jiwa-nya, cUma jarak kita dengan mereka memang
terlampaU dekat, jika pertarungan benar-benar terjadi,
kita akan terkena juga akibatnya." sreeet...
Si iblis jahat berbaju hijau telah mengayunkan jari
tangannya melepaskan sebuah serangan tajam. Dewa
ular Lu Khong segera mengegos ke samping
menghindarkan diri, sementara badannya menubruk ke
muka semakin mendekati Li Bun yang ber-dua.
1507 segulung desingan angin tajam menyambar lewat dari
atas kepala Hongpo Lan-Lamat-lamat pemuda itu dapat
merasakan betapa tajam dan kuatnya serangan tersebut
Mendadak setan gusar berbaju kuning menggerakkan
tubuhnya mendesak lebih ke depan, tangan kanannya
secepat petir mencengkeram pergelangantangan kiri Lu
Khong, Kali ini Dewa ular Lu Khong tidak menghindar
lagi, ia sambut datangnya serangan tersebut dengan
tangan kanannya. Di saat tangan kanannya diayunkan ke muka itulah,
tiba-tiba dari balik ujung bajunya meluncur keluar seekor
ular berwarna hijau yang langsung mematuk jari tangan
setan gusar berbaju kuning.
Belum sempat serangannya mencapai sasaran,
dengan terkesiap dan ngeri setan gusar berbaju kuning
menarik kembali tangannya sambil melompat mundur
sejauh delapan depa. Agaknya orang ini tidak puas karena terdesak mundur
oleh lawannya, begitu lolos dari ancaman, tangan
kanannya kembali diayunkan ke muka, segulung tenaga
pukulan yang maha dahsyat langsung membentur badan
si Dewa ular Lu Khong. Tampaknya si Dewa ular Lu Khong pun sadar bahwa
kepandaiannya tak sanggup menerima serangan lawan
yang amat dahsyat itu dengan kekerasan, ia tak sudi
1508 melayani pertarungan keras lawan keras, sambil
memutar tubuhnya kembali dia menghindarkan diri
Empat manusia buas dari sin ciu selamanya sombong,
jumawa, tinggi hati dan tak pernah mau memperdulikan
keselamatan orang lain, begitu Lu Khong menghindar,
tenaga pukulan yang amat dahsyat membawa deruan
tajam itu pun langsung menerjang Li Bun yang serta
Hongpo Lansebenarnya bukan pekerjaan yang sulit bagi Li Bun
yang maupun Hongpo Lan untuk menghindari angin
pukulan tersebut Tapi bila mereka berkelit angin
serangan yang kuat itu pasti akan menggempur meja,
akibatnya meja itu beserta poci dan cawan air teh akan
berantakan tak karuandalam
keadaan terdesak dua orang itu tak sempat
berpikir panjang lagi, serentak mereka ayunkan pula
tangannya melepaskan pukulan untuk menyambut
datangnya ancaman dari setan gusar berbaju kuning.
Blaaammmmm. . . Ketika angin pukulan itu saling berbenturan dengan
serangan yang dilepaskan dua orang pemuda ini,
terjadilah ledakan dahsyat yang menimbulkan pusaran
angin kencang, pasir debu beterbangan mengaburkan
pandangan. 1509 Hongpo Lan merasakan hatinya bergetar keras, hawa
darahnya menggelora. Buru-buru dia tarik napas panjang
untuk mengendalikan pergolakan hawa darahnya itu.
Ketika berpaling kearah Li Bun yang, dijumpainya
paras muka pemuda itu hanya berubah jadi sedikit
merah, Hal ini membuatnya terperanjat bisiknya
kemudian- "Hebat benar tenaga pukulan dari empat
manusia buas ini." Dalam saat itu si iblis jahat berbaju hijau telah
membentak penuh amarah: "orang she Lu, kalau hari ini
aku tak bisa mencincang tubuhmu hingga hancur
berkeping-keping, percuma kami empat manusia buas
berkelana dalam dunia persilatan-..."
"Tahan" Mendadak bentakan keras memotong ucapan
si iblis jahat berbaju hijau yang belum selesai.
Ketika semua orang berpaling, tampaklah seorang
kakek tinggi besar berbaju kuning telah berdiri angker di
sana, jenggot putihnya panjang sedada, sedang sebuah
sangkar besi dengan dua ekor burung aneh berbulu abuabu
bertengger di antara lekukan lengannya.
iblis jahat berbaju hijau segera tertawa dingin:
"IHmmm, apakah kau ingin mencampuri urusanku
dengan menggantikan kedudukan bangsat she Lu ini?"
1510 "Saat ini semua jago dari segenap penjuru telah
berkumpul di sini, pertemuan puncak juga belum dimulai.
Aku tak ingin suasana dibuat kalut oleh ulah kalian semua.
Apabila benar-benar ingin bertarung, tunggu saja
setelah perjamuan selesai nanti, saat itu dendam pasti
dibalas dan hutang harus dibayar, mau bertempur
sampai habis-habisan pun dipersilahkan"
Jawaban dari kakek berbaju kuning itu diucapkan
dengan suara dingin dan menggidikkan hati.
"Kalau kudengar dari pembicaraanmu barusan,
agaknya kau berasal dari perguruan bunga bwee?"
"Benar, Tujuan majikan kami menyelenggarakan
perjamuan ini dengan mengumpulkan seluruh jago dari
segala penjuru, antara lain juga ingin menikmati
kehebatan ilmu silat dari pelbagai perguruan Kami tak
akan melarang bilamana ada di antara kalian yang
bertarung, cuma sekarang waktunya belum sampai, jadi
aku berharap kalian sudi menahan diri sejenak serta
menunda pertarungan ini."
iblis jahat berbaju hijau tertawa dingin: "Pengemis ini
telah mengandaikan ularnya mencelakai adikku...." ia
melirik sukma murung berbaju putih sekejap. kemudian
melanjutkan: "Kecuali ia segera menarik kembali ular
beracunnya yang melilit di pergelangan tangan
saudaraku, kalau tidak maaf aku tak bisa menuruti
kemauanmu itu." 1511 Dengan sorot mata yang tajam bagaikan pisau belati
kakek berbaju kuning itu memandangi wajah si Dewa
ular Lu Khong, kemudian tegurnya: "Bersediakah anda
memberi muka kepadaku?"
Dewa ular Lu Khong tertawa terbahak-bahak.
"Ha ha ha... sebagai orang yang sering berkelana
dalam dunia persilatan, masa aku tidak mengerti
peraturan dunia persilatan pada umumnya" Kalau tuan
rumah sudah tampilkan diri, tentu saja aku mesti
menuruti kemauannya." Kakek berbaju kuning itu
tersenyum. "Tak nyana saudara ini begitu sudi memberi muka
kepadaku, selanjutnya kita harus berkenalan lebih dekat
lagi, boleh ku-tahu nama anda?"
"Aku Lu Khong" Pelan-pelan kakek berbaju kuning itu berpaling,
ditatapnya iblis jahat berbaju hijau sekejap dengan
pandangan dingin, lalu katanya: "Dalam suatu
pertarungan antar jago-jago persilatan, tak pernah ada
batasan yang melarang seseorang menggunakan
keahliannya. saudara Lu ini kebetulan saja mempunyai
keahlian dalam memelihara ular beracun, kepandaian
semacam ini terhitung juga semacam ilmu andalan, jadi
sah saja bila ia menghadapi musuhnya dengan ular
beracunnya. Nah, andaikata majikanku tidak keburu akan
1512 muncul dalam perjamuan ini sehingga terpaksa aku
harus menengahi, tak nanti aku akan mencampuri urusan
kalian" iblis jahat berbaju hijau berpaling sekejap, ia saksikan
si sukma murung berbaju putih sudah siap mencabut
pisau belati yang tertancap di atas meja,jelas saudaranya
ini sudah mulai tak mampu menahan diri hingga siap
mengutungi lengan kanannya itu.
Maka sembari menahan gelora amarah di dalam
dadanya, ia berteriak keras-keras: "Losu, tunggu
sebentar" Lalu kepada kakek berbaju kuning itu serunya pula: "
Kalau toh seusai perjamuan masih ada kesempatan
untuk meneruskan pertarungan kami empat bersaudara
pun tak ingin mengaCau aCara selanjutnya. Baiklah,
suruh si Dewa ular Lu Khong bebaskan dulu lilitan ular
beracunnya atas pergelangan tangan saudaraku itu, kami
pun sementara waktu tak akan berbuat apa-apa,"
Kakek berbaju kuning itu segera memberi hormat
kepada Lu Khong, pintanya: "saudara Lu, bagaimana
kalau kau panggil balik ular beracunmu?"
Dewa ular Lu Khong segera menggenggam sepasang
tangannya sambil ditempelkanpada mulutnya, suatu
pekikan lengking yang amat tajam pun bergema di
udara. Kalau diceritakan memang aneh sekali.
1513 Begitu pekikan tajam itu berkumandang, ular kecil
berwarna merah yang melilit di lengan sukma murung
berbaju putih itu segera mengendorkan lilitannya dan
meluncur turun ke atas tanah. .
Mengikuti mengendornya lilitan ular tersebut darah
segar segera menyembur keluar dari mulut luka di
pergelangan tangan sukma murung berbaju putih .Begitu
deras cucuran darahnya hingga membasahi seluruh
permukaan tanah dan pakaian-nya. sementara itu si ular
kecil berwarna merah itu telah meluncur balik ke sisi
tubuh Dewa ular Lu Khong dengan kecepatan luar biasa.
Kehebatan ular tersebut seketika meningkatkan
kewaspadaan para jago terhadap binatang itu. Di mana
ular itu bergerak. semua orang beramai-ramai
menghindarkan diri. "Losu, apa tanganmu sudah cacad?"
tegur Dewa buas berbaju merah kemudian dingin-
"oooh, hanya terluka ringan-"
Dari dalam sakunya Dewa buas berbaju merah
mengeluarkan dua butir pil dan dilemparkan ke muka,
katanya lagi: "Hancurkan sebutir lalu bubuhkan pada
mulut luka, sebutir yang lain segera ditelan"
Kini kebuasan si sukma murung berbaju putih telah
lenyap tak berbekas, setelah menerima pil itu katanya
sedih: "Aku benar-benar tak becus sehingga memalukan
toako.. aku...." 1514 "Menang atau kalah sudah lumrah dalam suatu
pertarungan," tukas si Dewa buas berbaju merah sambil
tertawa dingin, "Apa lagi sute bukan dikalahkan oleh
manusia." Giok yan yang duduk di sisinya segera bangkit dan
menghampiri sukma murung, katanya pula sambil
menghela napas: "Tahu begini, aku tak akan suruh kau
menangkap ular itu...."
Dirobeknya ujung bajunya lalu membalut mulut luka
itu. sementara itu ular merah tadi telah tiba di sisi Lu
Khong dan menyusup masuk ke balik ujung bajunya.
iblis jahat berbaju hijau yang menyaksikan hal ini
segera berseru sambil tertawa dingin: "ingat baik-baik
bangsat she Lu. Kalau ada dendam, empat manusia buas
dari sin ciu pasti akan menagihnya, Bila kau masih bisa
hidup sampai matahari tenggelam hari ini, kami empat
bersaudara percuma disebut orang empat manusia aneh
dari sin ciu.,." Lu Khong tertawa hambar. "sekalipun aku betul-betul bakal mati, namun aku pun
akan suruh kalian berempat makan tak enak tidurpun tak
nyenyak" Pada saat itulah kakek berbaju kuning itu berseru
lantang: "Hidangkan sayur dan arak"
1515 Dalam pada itu kawanan bocah berbaju putih yang
bertugas membawa sayur dan arak sudah berdiri
disekitar meja perjamuan begitu perintah diberikan,
mereka pun segera bekerja cepat.
Tampaknya jalur yang mereka lalui sudah diatur
sangat rapi. Tampak bayangan putih berkelebat kian ke
mari, Dalam waktu singkat semua hidangan telah siap.
Tapi para jago tetap duduk tak bergerak. tak seorang
pun di antara mereka berani menggerakkan sumpitnya
untuk makan hidangan tersebut.
Dengan sorot mata yang tajam kakek berbaju kuning
itu menyapu sekejap kawanan jago itu, kemudian
dengan suara keras katanya: "Karena masih ada sedikit
urusan, majikan akan datang sedikit terlambat. oleh
sebab itu aku sengaja diutus untuk mengabarkan kepada
saudara sekalian sambil menunggu silahkan saudara
sekalian menikmati dulu sayur dan arak yang telah
disiapkan.,." Berulang kali dia persilahkan tamunya untuk


Pedang Keadilan Karya Tjan I D di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bersantap. namun tak seorang pun di antara para jago
yang menggerakkan sumpit setelah mendengus dingin
kakek berbaju kuning itu berkata: "Apabila kalian kuatir
sayur dan arak itu sudah dicampur racun, aku akan
memakannya lebih dulu untuk membuktikan kepada
kalianTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
1516 Dengan langkah lebar dia mendekati sebuah meja
perjamuan, mengambil sumpit dan mencicipi setiap
hidangan yang disiapkan di meja, setelah itu dia pun
memenuni cawan dengan arak serta meneguk sampai
tiga cawan, selesai semuanya itu dia baru berseru sambil
tertawa tergelak: "sekarang tentunya kalian bisamakan
dengan hati lega bukan"
Mendadak terdengar seseorang dengan suara yang
dingin ketus berkata: "Aku tak perduli apakah sayur dan
arak itu beracun atau tidak, ketika mengundang kami
datang pemilik bunga bwee mengatakan hendak
mengumumkan beberapa persoalan yang luar biasa,
sekarang aku sudah datang memenuhi undangan,
kenapa pemilik bunga bwee masih jual lagak?"
Ucapan tersebut tidak terlalu keras tapi setiap patah
kata dapat terdengar dengan jelas sekali.
Tanpa terasa semua jago bersama-sama mengalihkan
perhatiannya kearah mana datangnya suara itu, ternyata
orang yang berbicara adalah si Dewa jinsom Phang Thian
hua, seorang tokoh silat yang disegani banyak jago
persilatan- Kakek berbaju kuning itu tertawa terbahak-bahak.
suaranya keras bagai guntur yang menggelegar disiang
hari bolong, membuat telinga para jago mendengung
dan sakit sekali rasanya.
1517 sesaat kemudian baru ia menjawab: " Kalian sudah
meluangkan waktu untuk jauh-jauh datang ke mari,
masa untuk menunggu sejenak lagi pun kalian sudah tak
sabar?" "Saudara Li," Hongpo Lan berbisik. "Siapa sih kakek
berbaju kuning itu" sempurna amat tenaga dalamnya."
Dengan sinar mata yang tajam Li Bun yang mencoba
memperhatikan kakek itu, sahutnya kemudian- "Agaknya
orang ini jarang sekali munculkan diri didalam dunia
persilatan sehingga aku tidak mengenalinya. Tapi jika
dilihat dari kedua ekor burung aneh yang bertengger di
lengannya, ia mirip sekali dengan seorang jago yang
disebut orang sebagai si Raja burung Tan Ke.."
Belum selesai dia berkata, tiba-tiba terdengar suara
seorang wanita yang halus telah bergema datangi "ooh...
benar-benar sebuah tempat yang sepi dan terpencil Aku
tak habis mengerti kenapa pemilik bunga bwee memilih
tempat semacam ini untuk menyelenggarakan
perjamuan?" Ketika semua orang berpaling, terlihatlah dua orang
perempuan setengah umur yang bertubuh kekar dengan
menggotong sebuah tandu berjalan masuk ke dalam
arena perjamuan. 1518 Di atas tandu itu duduk seorang gadis berwajah cantik
yang memakai pakaian aneh, sepasang lengannya yang
putih bersih dibiarkan telanjang.
Tanpa terasa perhatian para jagopun tersedot oleh
kehadiran perempuan aneh itu, serentak pandangan
mereka pun tertuju ke arahnya.
Meskipun dipandang orang banyak seperti ini,
perempuan itu tetap duduk dengan santainya sambil
celingukan ke sana kemari, sama sekali tak ada rasa
malu barang sedikit pun. "saudara Li, siapa sih perempuan ini?" tanya Hongpo
Lan lagi. "Seandainya dia sering muncul dalam dunia persilatan,
sekalipun aku belum pernah bertemu dengannya paling
tidak pasti pernah kudengar, tapi orang ini sama sekali
tidak kukenal, mendengarpun belum pernah."
"Aaaai... Cukup dilihat dari pakaiannya yang aneh pun
kita sudah dapat menduga kalau dia bukan manusia
sembarangan-..." Mendadak terdengar lagi suara teriakan yang keras
berkumandang datang: "Majikan tiba.."
Kakek berbaju kuning itu segera berlarian menuju ke
depan jalan masuk dan berdiri dengan sikap hormat
begitu mendengar teriakan itu berkumandang.
1519 Gadis berdandan aneh itu segera tertawa terkekehkekeh,
jengeknya: "Waah... besar amat lagaknya, betulbetul
luar biasa..." sambil menjengek tubuhnya melejit meninggalkan
tandunya, Di antara gaunnya yang berkibar terhembus
angin tampak sepasang pahanya yang putih mulus, ia
berputar beberapa kali di udara sebelum melayang turun
kembali ke atas tanah. Gerakan tubuhnya itu sangat
indah dan membetot sukma, kontan saja para jago
bersorak memuji. setelah melayang turun ke tanah, ia membenahi
sebentar rambutnya yang kusut sambil memperhatikan
sekitar tempat itu. Akhirnya ia berjalan menuju ke meja
perjamuan di mana Li Bun yang sekalian berada.
Dari sikapnya yang genit serta pahanya yang sengaja
dipamerkan, Hongpo Lan sudah menaruh kesan yang
kurang baik terhadap perempuan itu. Melihat ia berjalan
menuju ke meja perjamuannya, dengan suara lirih
segera bisiknya kepada Li Bun yang: "Waaah celaka
saudara Li, ia berjalan menuju ke tempat kita.
Bagaimana baiknya?" Belum sempat Li Bun yang menjawab, gadis itu sudah
tiba di depan meja sambil berseru genit: "Apakah meja
ini masih cukup menampung aku seorang...?"
1520 setelah mendehem Hongpo Lan segera menyahut: "Di
tempat lain masih banyak tempat kosong, lebih baik
nona pindah ke tempat lain saja, di sini sudah terlalu
penuh." "Nona, mari duduk di tempat kami..." teriakan keras
segera bergema dari meja perjamuan lain.
Dengan genit gadis itu mengerling sekejap sekitar
tempat itu, kemudian sambil duduk di sisi Hongpo Lan
katanya seraya tertawa: "Mengajak kalian bcrunding
hanya ungkapan basa basi saja, kalau aku tetap mau
duduk di sini, masa ada orang berani mengusirku?"
Hongpo Lan tertegun dan kontan tak mampu
mengucapkan sepatah katapun, mimpipun dia tak
mengira kalau di hadapan begitu banyak orang gadis
tersebut ternyata punya muka yang begitu tebal untuk
nekad duduk di situ. Untuk sesaat dia tak tahu apa yang
mesti diperbuatnya, wajahnya jadi amat kikuk.
seakan-akan tak pernah terjadi suatu peristiwa pun
gadis itu mengangkat cawan arak di hadapannya dan
segera diteguk habis isinya, "Ayo minum.,." serunya.
BAB 45. Dewa Jinsom Membacok Kotak pusaka
"Nona, jangan kau minum Arak itu beracun-.."
terdengar seseorang berteriak dengan suara keras.
1521 Paras muka gadis itu berubah hebat, sambil
memegangi perutnya dia menjerit lengking: "Aduh
celaka, arak itu benar-benar beracun Aduh sakit benar
perutku... Ach..sakit..."
Kakek berbaju kuning itu tak sanggup menahan diri
lagi, ia melompat ke hadapannya lalu menegur: "Nona,
rupanya kau memang sengaja datang untuk mengacau?"
Dua ekor burung aneh berwarna abu-abu itu
mendadak terbang ke udara sambil memperdengarkan
suara pekikan nyaring, sepasang tangan si nona yang memegangi perutnya
itu segera diturunkan, dengan tubuh yang sempoyongan
ia tinju perut kakek berbaju kuning itu.
sambil tertawa dingin kakek itu berkelit dua depa ke
samping untuk menghindari tubrukan gadis tersebut,
tangan kirinya segera diayunkan ke depan, bagaikan
babatan sebilah golok dia bacok tubuh nona itu.
Dengan gerakan yang amat genit gadis itu mundur ke
belakang, seakan-akan tubuhnya tak sanggup untuk
berdiri tegak. Dengan amat lincahnya ia sudah lolos dari
serangan kakek berbaju kuning itu.
Li Bun yang maupun Hongpo Lan yang mengikuti
jalannya pertarungan itu dapat melihat jelas bahwa nona
itu memiliki ilmu silat yang amat tangguh, Gerakan untuk
1522 menghindari sergapan kakek tersebut barusan
menunjukkan bahwa ilmu yang digunakan adalah ilmu
gerakan tubuh tingkat tinggi.
Perlu diketahui selisih jarak antara si kakek dengan
gadis tersebut hanya terpaut beberapa depa, ini berarti
serangan kakek tersebut dapat mengancam semua jalan
darah penting di tubuh lawannya.
Tapi dalam kenyataan gadis itu tidak mencoba
menangkis dengan sepasang tangannya dan nyatanya
dapat meloloskan diri dengan selamat Apabila ia tidak
memiliki gerakan tubuh yang luar biasa, sulit rasanya
untuk bisa lolos dengan selamat.
Dari kemampuan si nona untuk menghindarkan diri,
kakek berbaju kuning itu sudah sadar kalau ia telah
bertemu musuh tangguh, sambil tertawa dingin katanya
kemudian-"Bagus sekali, nona benar-Denar seorang
pandai yang tidak menonjol, aku ingin minta berapa
petunjukmu" Gadis itu meluruskan badannya, lalu katanya: "Pemilik
bunga bwee telah datang"
Kakek berbaju kuning itu berpaling, tampak empat
manusia aneh berbaju serba hitam dan berkerudung kain
hitam telah muncul di situ dengan langkah pelan- Tanpa
menggubris gadis itu lagi buru-buru ia maju untuk
menyambut. 1523 Di belakang keempat manusia berbaju hitam itu
mengikuti seorang kakek pendek bertubuh ceking yang
memakai baju warna hijau, jenggot putihnya panjang
sedada, mukanya dingin dan kaku. Tampak kakek
berbaju kuning itu membungkukkan badan memberi
hormat sambil serunya: "Menyambut kedatangan
majikan" "Tak usah banyak adat" seru kakek berbaju hijau itu
sambil mengulapkan tangannya Dengan langkah lebar ia
berjalan menuju ke meja perjamuan yang terletak di
bagian tengah. Pemilik bunga bwee yang menggemparkan seluruh
kolong langit ternyata hanya seorang kakek ceking yang
amat bersahaja, Kenyataan ini sama sekali di luar dugaan
para jago. Meskiperhatian semua orang tertuju ke
arahnya, namun perasaan yang semula tak tenang kini
jauh lebih tenang dan tenteram.
Dengan suara lirih Hongpo Lan berbisik: "saudara Li,
jadi inikah pemilik bunga bwee yang menyebar undangan
mengundang seluruh jago dari kolong langit untuk
berkumcul di sini" Benar-benar tidak serasi dengan nama
besarnya" Dengan wajah agak bimbang Li Bun yang berkata:
"Dalam situasi dan keadaan seperti ini, semestinya
pemilik bunga bwee tak akan bermain gila lagi dengan
1524 kita semua, Tapi kalau dibilang kakek berbaju hijau itulah
pemilik bunga bwee, rasanya aku sukar untuk percaya."
Jadi saudara Li curiga kalau orang itu hanya duplikat si
pemilik bunga bwee?"
Tiba-tiba terdengar ketua Hian hong kau berkata:
"Apakah kalian berpikir begitu karena menganggap
kehadirannya yang diikuti anak buah minim kurang
begitu memancarkan kewibawaannya" "
"Kalau menurut pandangan kaucu?" Li Bun yang balik
bertanya. " orang ini amat cerdik, apa yang dilakukan seringkali
di luar dugaan orang lain, ia justru sengaja muncul
dengan kekuatan yang minim tak lain bermaksud agar
kewaspadaan para jago jadi mengendor dan berkurang.
Bila semua orang sudah menurunkan kewaspadaannya,
maka ia baru bisa bertindak menurut kehendak
hatinya..." Li Bun yang manggut-manggut "Pendapat kaucu
memang tepat sekali."
sementara itu Hongpo Lan sudah merasa amat curiga
setelah melihat hubungan ano-
o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o
Jilid ^ Ha la man 62/6-^ Hilang
1525 o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o
dah timbul rasa kecewanya setelah melihat
keadaanmu itu. jika aku menjadi kau, aku tak akan
mengundang seluruh jago untuk menghadiri pertemuan
puncak ini." Pemilik bunga bwee tertawa hambar.
"Apakah karena aku tak punya wajah yang luar biasa
serta kekuatan yang terlalu minim sehingga para jago
merasa kecewa dengan kehadiran mereka di sini?"
"Maksudku, aku minta anda segera mengumumkan
kejadian besar apa yang kau maksudkan dalam surat
undanganmu itu. Kalau tidak, aku segera akan
mengundurkan diri dari perjamuan ini..."
"Kau sudah jauh-jauh datang kemari untuk menghadiri
pertemuan ini, sebelum memperoleh hasil apakah kau
akan pulang dengan tangan hampa" Tidakkah kau
merasa bahwa perjalananmu jadi sia-sia?" kata pemilik
bunga Bwee tenang.

Pedang Keadilan Karya Tjan I D di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Meskipun aku tak senang mencampuri urusan dunia
persilatan, tapi dengan tegas kubedakan mana budi dan
mana dendam. Kalau ada budi tentu kubayar, kalau ada
dendampun harus kubalas"
Pemilik bunga bwee tidak menggubris Phang Thian
hua lagi, dia berpaling memandang Dewa buas berbaju
1526 merah yang telah bangkit berdiri pula, tanyanya: "Kau
ada urusan apa?" "Bagaimana kalau aku memohon beberapa orang
dayangmu untuk menemani kami berempat?"
"Ya, empat orang yang berada di sisi kami sekarang.
Apakah kau bersedia.,.?" sambung iblis jahat berbaju
hijau. " Lebih baik kalian berempat jangan kelewat terburu
napsu. sekalipun aku setuju, belum tentu kalian
berempat sanggup mengajak mereka pergi dari sini"
"soal ini tak perlu kau kuatirkan" sela setan gusar
berbaju kuning. Tiba-tiba pemilik bunga bwee mengangkat tangan
kanannya ke atas dan melakukan gerakan melingkar di
atas kepalanya, suara musik pun segera bergema
memecahkan keheningan, dua orang bocah berwajah
tampan dengan menggotong sebuah peti berwama hitam
berjalan menuju ke sisi pemilik bunga bwee dan
meletakkan kotak kayu itu ke atas tanah.
Tanpa menunggu perintah dari pemilik bunga Dwee,
keempat manusia berbaju hitam yang berdiri di belakang
majikannya itu serentak maju ke depan dan meletakkan
kotak tadi ke atas meja. 1527 Pelan-pelan pemilik bunga bwee bangkit berdiri,
membuka penutup peti itu, melongok sekejap isinya
kemudian duduk kembali. Para jago yang hadir dalam arena tak ada yang bisa
melihat apa isi kotak kayu itu, tapi justru karena itu
merangsang timbulnya rasa ingin tahu di hati mereka,
meski demikian tak nampak ada yang berusaha untuk
bangkit berdiri dan menghampiri kotak tadi.
sementara itu Hongpo Lan merasa amat gelisah,
tengah hari telah menjelang tapi bukan aja ayahnya tak
tampak muncul di situ, bahkan Lim Han kimpun tidak
tampak muncul disana untuk mengembalikan suratnya,
Karena panik, ia pun celingukan kian ke mari dengan
peraSaan tak tenang. Untung saja perhatian para jago waktu itu sudah
tersedot oleh benda dalam kotak kayu itu sehingga
kegelisahan Hongpo Lan ini tak ada yang
memperhatikan. Mendadak tampak seseorang bangkit berdiri lalu
berjalan menghampiri kotak kayu itu dengan langkah
lebar, Dengan berdirinya satu orang, jago-jago lainnya
segera memberikan reaksi yang sama, dalam waktu
singkat ada belasan orang yang bangkit berdiri dan
memburu 1528 ke depan- Bagi kawanan jago yang mempunyai kedudukan dan
menjaga gengsi meski tetap duduk namun sorot mata
mereka yang tajam bergerak mengikuti gerakan kawanan
jago itu, Di antara jago- jago itu ada seorang lelaki kekar
bergolok besar melangkah paling cepat, dalam dua
lompatan saja ia telah tiba di tepi kotak serta melongok
isinya, Baru saja dia hendak mengambil benda di dalam
kotak itu, dari arah Utara seorang jelaki bersenjata
gelang emas telah tiba di tepi kotak kayu tersebut
Dengan suatu gerakan cepat lelaki bergolok itu menutup
kembali kayu peti itu, serunya: "Tak ada yang bisa dilihat
dalam peti itu, lebih baik tak usah diperiksa lagi."
Belum sempat lelaki bersenjata gelang emas itu
melihat jelas barang apa yang berada dalam peti itu,
penutup peti sudah ditutup kembali secara tiba-tiba.
Tentu saja tindakan tersebut sangat tidak memuaskan
hatinya, dengan cepat ia berusaha membuka kembali
penutup peti itu. Lelaki bergolok itu memutar tangan kanannya dan
menekan di atas penutup peti itu agar tak bisa dibuka,
kembali serunya: "Sudah kubilang jangan diperiksa lagi
isi-nya Kau sudah dengar belum kata2 ini?"
1529 Ucapannya tajam memojokkan orang dan bernada
seolah-olah dialah yang paling berkuasa.
"Siapa bilang tak boleh dilihat" teriak lelaki bersenjata
gelang emas itu gusar, " Kalau aku memaksa untuk melihatnya, mau apa
kau?" Lelaki bergolok itu tertawa dingin-
"He he he... kapan sih ucapan harimau sakti penakluk
kerbau tak digubris orang"
"Kebetulan sekali senjata gelang emasku memang
khusus dipakai untuk menaklukkan harimau macam
dirimu itu..." Tanpa banyak bicara si Harimau sakti penakluk kerbau
mencabut keluar golok raksasanya, Di atas golok itu
terdapat tujuh buah gelang tembaga yang berbunyi
keliningan apabila senjata tersebut digerakkan sambil
menggebrak peti itu keras-keras tantangnya: "Kalau kau
tak percaya, coba saja untuk membuka penutup peti ini"
Lelaki bersenjata gelang emas itu maju ke muka,
sambil mengerahkan tenaga tangan kanannya
menyambar penutuppeti itu dan berusaha membukanya
secara paksa. Harimau sakti penakluk kerbau segera mengayunkan
goloknya melancarkan sebuah bacokan, Tampaknya ia
sudah membuat persiapan yang matang, bacokan ini
1530 dilancarkan dengan kecepatan luar biasa. Buru-buru
lelaki itu menarik kembali tangannya, sayang terlambat
Tampak cahaya tajam berkelebat lewat disusul kemudian
darah segar berhamburan ke dua jari manis dan
kelingking lelaki itu sudah terbabat hingga kutung.
Harimau sakti penakluk kerbau tertawa terbahakbahak,
jengeknya: "Ha ha ha... kalau tidak kuberi sedikit
pelajaran tentu kau tak mau menuruti perkataan Sun
toaya-mu..." Sambil menahan rasa sakit lelaki itu mundur dua
langkah, merobek ujung bajunya dan membalut luka
kutungan tersebut, kemudian senjata gelang emasnya
dicabut keluar. Dengan jurus "sepasang angin
menembusi telinga" ia lepaskan satu serangan kilat,
Harimau sakti penakluk kerbau memutar golok
bergelang tujuhnya lalu di dorong ke depan melepaskan
satu bacokan. Buru-buru lelaki bersenjata gelang emas itu
menggerakkan gelang di tangan kanannya untuk
menangkis golok lawan, bentrokan diiringi suara
dentingan nyaring segera bergema memecahkan
keheningan. Selama pertarungan berlangsung, Harimau sakti
penakluk kerbau hanya melayani gelang emas musuhnya
dengan tangan kanan, sementara tangan kirinya tetap
1531 menekan di atas penutup peti itu, perbuatannya yang
sangat aneh ini otomatis memancing kecurigaan
kawanan jago lainnya, terdengar seseorang berseru
keras: "Barang apa sih di dalam peti itu sehingga kau
melarang orang lain untuk menengoknya" Aku mau
periksa..." Menyusul seruan itu sebuah ruyung lemas telah
diayunkan ke depan menyodok tangan kiri Harimau sakti
penakluk kerbau. Dipaksa oleh keadaan mau tak mau Harimau sakti itu
melepaskan tangan kirinya sambil mundur dua langkah.
Tiba-tiba tampak bayangan manusia berkelebat lewat,
seorang manusia berbaju hitam yang kecil pendek telah
melompat maju lebih dulu, Gerakan tubuh orang ini
cepat dan gesit, ilmu meringankan tubuhnya benar-benar
hebat, ternyata ia sanggup menerobos dari bawah
sambaran senjata ruyung lemas itu untuk melompat naik
ke atas meja dan membuka penutup peti kayu itu
sedetik sebelum peti itu terbuka, kembali tampak
bayangan putih berkelebat lewat, sebuah titik cahaya
tajam meluncur ke depan tepat menghajar pipi kanan
manusia berbaju hitam itu. Kontan tangannya
mengendor dan peti itu menutup kembali
1532 " Keparat" suara tertawa dingin bergema di udara.
"Berani amat menggunakan senjata rahasia untuk
melukai saudara kami.,."
"Kenapa?" suara lain yang tinggi melengking balas
berteriak " Kalau tak puas, kalian tujuh iblis dari Leng pak
boleh maju bersama Buktikan saja nama Malaikat
bertangan delapan hanya nama kosong atau bukan."
Dalam waktu singkat sebagian besar para jago sudah
mengerumun ke depan, suasana amat kalut dan gaduh
malah banyak di antara mereka yang telah meloloskan
senjata, agaknya suatu pertarungan massal akan segera
terjadi. Tiba-tiba terdengar lagi suara bentakan keras bergema
di udara: "Berhenti"
segulung angin pukulan meluncur ke depan. Lelaki
bergolok gelang tujuh itu menjerit keras, tahu-tahu
tubuhnya bersama senjatanya sudah mencelat ke udara
dan terlempar sejauh tujuh delapan depa, untung saja
ada seseorang yang segera menyongsong badannya,
kalau tidak mungkin orang itu sudah terluka parah.
Ketika para jago berpaling, tampaklah orang yang
barusan bicara ternyata adalah si Dewa jinsom Phang
Thian hua. Nama besarnya sudah cukup termashur di
seantero dunia, banyak orang kagum bercampur jeri
kepadanya apalagi setelah dibuktikan dengan kehebatan
1533 pukulannya barusan, kontan saja para jago yang mulai
kalut itu menjadi tenang kembali.
Dengan sorot mata yang tajam Dewa jinsom Phang
Thian hua menyapu sekejap sekeliling arena, lalu
ujarnya: "Aku lihat kalian telah meloloskan senjata dan
siap beradu nyawa, boleh aku tahu sebenarnya lantaran
apa kalian hendak bertarung?"
Para jago saling bertukar pandangan tanpa menjawab,
tak seorang pun bisa memberikan jawabannya.
selang berapa saat kemudian baru terdengar
seseorang berseru: "Malaikat bertangan delapan telah
melukai seorang saudara kami dengan mengandalkan
senjata rahasia, apakah hutang ini tak boleh ditagih?"
"Kenapa si Malaikat bertangan delapan menggunakan
senjata rahasia untuk melukai kalian tujuh malaikat dari
Leng pak?" seru Phang Thian hua dingin, Meski ia amat
jarang berkelana di dalam dunia persilatan, tapi cukup
hapal dan kenal dengan nama-nama para jago dari dunia
persilatan, orang yang berbicara tadi adalah Pemimpin
dari tujuh iblis Leng pak, orang menyebutnya si Elang api
Tu swan. setelah berpikir sejenak si Elang api membantah:
"Dalam dunia persilatan berlaku satu aturan, membunuh
orang membayar nyawa, hutang uang bayar uang, Bagaimana
pun seorang saudaraku telah dilukainya dengan
1534 senjata rahasia, kami tetap akan menuntut bafas
kepadanya" "Bagus" jengek Phang Thian hua dingin. "Apabila
kalian tujuh iblis dari Leng pak menganggap mampu
untuk menyambut tenaga pukulanku, silahkan saja untuk
men-coba." Begitu semua urusan dilimpahkan ke atas pundaknya,
tujuh iblis dari Leng pak itu tak berani berkutik lagi,
serentak mereka terbungkam dalam seribu bahasa.
Pada saat itu lelaki yang bersenjata gelang emas itu
sudah menyimpan kembali senjatanya dan balik ke dalam
kerumunan para jago. Meskipun kawanan jago tersebut
masih mengelilingi kotak kayu itu, namun suasana yang
semula gaduh dan kacau balau kini menjadi tenang
sekali, Dewa jinsom Phang Thian hua berpaling ke arah
pemilik bunga bwee, sesudah memberi hormat tanyanya:
"sebenarnya apa isi peti itu" silahkan saudara untuk
mengeluarkan sendiri.." pemilik bunga bwee tertawa
hambar. " Kenapa kau tidak membuka sendiri?"
Pelan-pelan phang Thian hua mengalihkan pandangan
matanya menyapu sekejap sekeliling tempat itu,
1535 kemudian katanya: "sekalipun aku ingin melihatnya, aku
rasa tak ada yang berani menghalangi diriku bukan?"
Dengan langkah lebar ia berjalan maju ke muka.
Tiba-tiba terdengar si Harimau sakti penakluk kerbau
membentak keras dan menyerbu ke depan, Golok
bergelang tubuhnya dengan jurus "naga sakti muncul di
mega" langsung menusuk ke depan.
Phang Thian hua mengayunkan tangan kanannya ke
depan, tampak cahaya tajam berkilauan disusul
kemudian terdengar jeritan ngeri yang menyayat hati
bergema memecahkan keheningan-
Ternyata ujung golok bergelang tujuh milik si Harimau
sakti penakluk kerbau itu tahu-tahu sudah berbalik
menembusi dada sendiri Darah segar berhamburan ke
luar dan tewaslah orang itu dalam keadaan sangat
mengenaskan Dari sekian banyak jago yang hadir di sana, dialah
orang pertama dan satu-satu-nya yang telah melihat isi


Pedang Keadilan Karya Tjan I D di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kotak kayu itu. Tapi nyatanya justru dia pula yang tewas
nomor satu. Berubah hebat paras muka para jago yang hadir di
sana setelah menyaksikan peristiwa itu. Nama besar
Phang Thian hua terbukti memang bukan nama kosong
belaka, bukan saja dalam satu gebrakan ia berhasil
1536 mengalihkan serangan yang tertuju ke arahnya bahkan
mampu pula meminjam tenaga lawan untuk memaksa
orang itu senjata makan tuan dengan akibat hilangnya
nyawa sendiri Di tengah kepanikan dan keseraman yang mencekam
perasaan para jago, tiba-tiba terdengar seseorang
berseru dengan suara di-ngin "HHmmm, suatu siasat
meminjam tangan membunuh orang yang amat jitu"
Ketika Phang Thian hua berpaling, ia jumpa si
pembicara ternyata adalah iblis jahat berbaju hijau,
sekalipun dia tak takut menghadapi manusia buas itu,
tapi ia pun sadar bahwa keempat manusia buas ini sukar
dihadapi, karena itu dia hanya tertawa dingin tanpa
menggubris. semua perhatian kawanan jago itu kembali dialihkan
ke arah Phang Thian hua serta peti kayu itu. Dalam hati
kecil setiap orang pun timbul pertanyaan serta tanda
tanya besar, pikir mereka: "Apa isi sebenarnya peti kayu
itu" Kenapa Harimau sakti penakluk kerbau rela
mempertaruhkan nyawa untuk mempertahankan peti
itu?" Semakin dipikir rasa ingin tahu mereka pun semakin
Pedang Ular Mas 15 Playboy Dari Nanking Karya Batara Kitab Pusaka 5
^