Pencarian

Pengelana Rimba Persilatan 10

Pengelana Rimba Persilatan Jiang Hu Lie Ren Karya Huang Yi Bagian 10


"Buug..." Perut pengurus Wang terkena sebuah pukulan.
"Paak...plak!" Wajahnya terkena tamparan bolak-balik. "Ssst......'
Pengurus Wang berteriak, mengerutkan kepalanya, jatuh dibawah kaki Fu Ke-wei sambil merintih-rintih.
0oD-Kzo0 Bab 20 "Aku marga Fu, Fu-jiu." Fu Ke-wei melanjutkan menjawabnya, matanya sedikit pun tidak berkedip, sepertinya barusan tidak terjadi apa-apa, "tadi kau tidak kenal aku, sekarang kau sudah kenal, seharusnya tahu tujuan kedatangan aku."
"Mati kau......"
Sambil membentak tangan kiri pengurus lapangan melancarkan jurus Dua Naga Merebut Mutiara menyerang bagian atas mengarah sepasang mata, sedang tangan kanannya melancarkan jurus Dibawah Daun Mencuri Buah Tao, memcengkram dada dan perut. Cakarnya sekeras besi, jangan kata terpukul telak, asal tersentuh, tidak mati juga kulitnya akan terkelupas.
Tangan Fu Ke-wei juga bergerak satu diatas satu dibawah, masing-masing mengunci sepasang tangan lawan, menariknya lalu dibuka ke kiri dan kanan, bersamaan itu lutut kanannya diangkat, dengan ganas membenturkan ke bagian bawah tubuh lawan, kemudian sepasang tangannya melepaskan cengkramannya, mendorong kedepan.
"Nnn......ngeek......"
Sepasang tangan pengurus dalam memeluk bagian bawah tubuhnya, saking sakitnya sampai membuka mulut menarik nafas, tubuh atasnya membungkuk, seperti sapi kebiri jatuh kebawah.
Pemilik peternakan Ji dengan cepat mencabut belati dipinggangnya, wajahnya berubah, dua pembantu yang sangat diandalkan begitu bergebrak langsung dirobohkan, dia jadi ketakutan, didalam kamar rahasia tidak ada persediaan senjata, terpaksa dia bertarung memakai belati yang selalu dibawanya.
"Belatimu bagus sekali." Kata Fu Ke-wei sambil tertawa penuh arti, dia berdiri mantap sambil memeluk tangan, "entahlah, apa bisa lebih cepat dari panah lengan baju tiga-empat kali atau tidak" silahkan lemparkan! Tunggu apalagi?"
Mana berani pemilik peternakan Ji menggunakan belati sebagai pisau terbang" Kecepatan dia tidak mungkin bisa lebih cepat tiga atau empat kali lipat dari pada panah lengan baju.
Dengan satu teriakan, belatinya telah menyerang, menjelma jadi satu sinar menusuk ke arah antara perut dan dadanya Fu Ke-wei.
Fu Ke-wei tertawa tawar, dia tidak perdulikan sinar yang datang menyerang, dia hanya mengangkat tangan kanan mendorong dari kejauhan.
Serangan belatinya pemilik peternakan Ji adalah serangan tipuan, serangan sebenarnya adalah serangan tangan kiri dari kejauhan mencakar keluar.
Aliran tenaga yang menakutkan bertemu dengan tenaga telapak yang hebat, ditengah jalan bentrok mengeluarkan suara letusan, angin kencang menyebar kemana-mana, didalam udara dingin bisa terasa ada aliran panas, keadaan aneh ini ditimbulkan akibat beradunya tenaga cakar dan telapak.
Tangan kirinya Fu Ke-wei telah mengunci punggung telapak tangannya pemilik peternakan Ji, mengunci tangannya dengan kuat berikut belatinya, tenaga dalamnya terus mengalir mengen dalikan lima jari yang mencengkram, ingin menekan menghancurkan tangan pemilik peternakan Ji.
"Cakar Unggas Langit." Fu Ke-wei tertawa dingin, tangan kanannya telah berada di atas pundak kiri pemilik peternakan Ji, mengunci pundak dan menarik orangnya ke depan, "ilmu silatmu, sudah termasuk pesilat kelas satu, malah lebih, Cakar Unggas Langit bisa melukai orang dalam jarak delapan che, tapi sebagai pesilat kelas satu malah sembunyi disini jadi seorang peternak, pasti diam-diam kau telah banyak melakukan kejahatan yang kalau tidak sadis, mungkin lebih kejam dari pada ketua benteng Xi, aku tidak bisa mengampunimu."
Tangan kirinya pemilik peternakan Ji telah dikunci mati, tangan kiri sudah tidak ada berdaya, jurus Cakar Unggas Langit sudah tidak berguna karena tenaganya hilang, dimana bisa menahan tekanan yang begitu besarnya" Dia seperti seekor anak kambing yang tidak bisa bergerak, terserah mau diapakan.
Tangan kanan yang menggenggam belati lebih parah lagi, Fu Ke-wei mengunci mati punggung telapak tangannya, pelan-pelan memelintir tangannya, ujung belati yang bersinar pelan pelan naik menusuk tenggorokannya, satu senti satu senti mendekati tenggorokan, hawa dinginnya sudah lebih dulu dirasakan kulit.
"Aku......sumpah......aku tidak pernah......tidak pernah melakukan kejahatan......yang tidak berkeprimanusiaan......" teriak pemilik peternakan Ji ketakutan, "ku akui aku adalah......adalah seorang perampok besar yang......yang sembunyi, tapi saat merampok mengikuti a......aturan Jiang Hu, ingin......ingin hartanya tidak......tidak mengambil... nyawa......am......ampuni......a... aku"
Ujung belati telah menyentuh kulit tenggorokkan, pemilik peternakan sudah hampir mendekati ajal.
"Ketua benteng Xi......"
"Dia ingin harta juga nyawa, tidak...tidak ingin meninggalkan saksi. ..saksi hidup......"
"Dia setiap tahun keluar berkelana di dunia persilatan, telah menjalin hubungan dengan berbagai macam orang. Kau adalah temannya, sejak dulu merampok, hubungannya sangat erat, kau ikut dibelakang dia diam-diam melakukan kejahatan, keadaan dia kau sangat jelas sekali, betul tidak?"
"Aku......" "Dia punya teman mana saja yang bisa di minta perlindungan, ada berapa banyak harta jarahan dan disembunyikan, dimana saja, semua tidak luput dari pengawasanmu, betul tidak?"
"Dia......dia sebenarnya sudah sejak dulu mempunyai rencana kelinci pintar menggali tiga lubang, tidak......tidak seperti aku hanya mempertahankan satu tempat saja......"
"Kau tahu lubang dia, betul tidak?"
"Aku......aku tidak bisa......bisa pastikan."
"Kau paling baik pastikan, karena jika aku tidak bisa mendapatkan dia, maka aku akan kembali lagi mencarimu, mencabut myawamu sampai keakar akarnya."
"Ohh langit......"
"Jangan sebut langit, langit tidak bisa melindungi kau. Jangan kira kau bisa membohongi aku, lari keseluruh dunia sampai kaki patah, kau bisa dengan tenang meninggalkan diri, seperti dia melarikan diri mencari tempat menghindar kejaran, tapi jangan harap kau bisa berhasil, tuan!"
"Aku... aku hanya bisa.. .bisa menduganya"
"Aku percaya kau pasti bisa menduga dengan tepat, jika tidak kau akan repot sekali, aku bisa menggunakan cara yang tiada duanya di dunia, mengunci jalan darahmu, sampai aku bisa mendapatkan dia, baru kembali membuka kunciannya. Aku punya banyak pembantu, ada yang bisa menyamar didekatmu, mengawasi gerak gerikmu, asalkan rencana kau melarikan diri dilaksanakan, artinya hari kematianmu sudah tiba. Saat itu, seorang biasa pun kau tidak bisa menghadapinya."
"Aku......aku duga......"
"Aku sedang mendengarkan."
"Dia mungkin ada di......"
0-0-0 Hu-guang, pemandangannya walau tidak seindah pemandangan Jiang-nan, tapi ada keindahan yang membuat dada orang menjadi lapang, hatinya tenang. Lebih-lebih dataran Jiang Han dan dataran Dong-ding-hu, yang tadinya adalah dasar 'Rawa besar Yun-meng' di jaman purba, daerahnya sangat rendah, banyak air sungai bercabang mengalir kesana, hingga sawah dan ladang tidak kekurangan air, menjadikan kampung menjadi subur akan hasil ikan dan beras.
Kota pemerintahan Wu-chang, adalah kota damai dan menyenangkan.
Disini banyak sekali keluarga kaya, pejabat pemerintah setempat tinggal, banyaknya seperti bulu sapi.
Didalam kota pemerintahan, orang persilatan yang punya sedikit nama tidak berani membuat onar, malah tidak berani muncul.
Di daerah ini ada perumahan raja Yue, ada kantor kejaksaan, ada kantor keamanan politik, ada kantor keamanan pemerintah......keamanan air dan darat juga diawasi dengan pasukan bersenjata......
Mereka yang terdiri kelompok-kelompok kecil dengan kompak bersatu, berhubungan dengan pejabat pemerintah, bisa bergerak di dalam dan diluar kota, membuat orang yang sangat berani bertindak seenaknya, benar-benar adalah musangnya kota tikusnya masyarakat.
Di luar kota, apalagi dari pintu Wang-shan sampai ke selatan Hai-chuan, memanjang hingga Qiu Yu-yao, merupakan daerah orang-orana, persilatan mencari makanan, di jalanan panjang yang panjangnya ada sekitar tiga empat li, disini apa pun tidak ada.
Tidak semua penguasa setempat berkelakuan memeras rakyat, paling tidak tuan besar Guan Tian-fu hartawan kota ini yang memiliki dua pertanian besar di luar kota, satu perumahan besar di dalam kota, dan satu perusahaan pelayaran di Ping Hu, dia tidak bisa disebut penguasajahat.
Walau tuan besar Guan berhubungan dengan pejabat pemerintah, dia kadang juga merampas, tapi dia juga sering mengeluarkan uang membangun jembatan menambal jalan dan menolong rakyat miskin. Apalagi dua pertanian besarnya, satu adalah kebun teh, satu adalah kebun kapas, jumlah karyawannya mencapai lima-enam ratus orang, semua diurusnya dengan baik sekali, hingga tidak pernah terjadi keributan.
Tuan besar Guan sendiri jarang mengurus pekerjaan pertanian dan pelayaran, dia sendiri adalah hartawan kelas atas di kota ini, menurut cerita di dalam ujian yang dilakukan dua puluh tahun sekali dia mendapatkan gelar Xiu-cai, maka dengan hormat dijuluki orang Shi-shen.
Mengenai apakah dia benar benar ada kemampuan itu, mungkin harus ditanyakan pada pejabat tinggi politik, tuan besar Bian Fei-an yang sudah menjabat dua puluh tahun lalu. Dan selama dua puluh tahun, pejabat tinggi pendidikan sudah beberapa kali diganti, pejabat tinggi pendidikan yang menjabat waktu itu, mungkin sudah lama disembahyangi makamnya!
Pekarangan besar didalam kota kepunyaannya tuan besar Guan, juga besarnya membuat orang matanya jadi merah, didalamnya ada ratusan rumah besar kecil, masuk kedalam sulit membedakan mana timur mana barat, mana utara mana selatan."
Tuan besar Guan mempunyai seorang putra dua putri, orang-orang yang membuat kepala pusing. Mereka adalah penerus, adalah pemimpinnya para putra-putrinya orang kaya, mahir dalam segala bidang hiburan.
Nona yang paling besar bernama Guan Yue-yun sudah menikah, suaminya bernama Jing Ru-ming adalah pemimpinnya para putra-putri yang tidak punya pekerjaan, nona besar Guan tiap hari kerjanya bersolek, bermain dengan para putra-putri yang tidak punya pekerjaan itu, Jing Ru-ming sedikit pun tidak merasa terganggu.
Nona keduanya bernama Guan Mei-yun, tahun ini usianya sudah dua puluh tahun, sudah melewati usia pantas untuk menikah. Tapi dia sedikit pun tidak gelisah, dengan senang dia bermain dan menarik perhatian laki laki, para putra romantis dari dalam dan luar kota bergaya untuk menarik perhatiannya, vila dan kebunnya para orang kaya dari dalam dan luar kota, sering kelihatan nona kedua Guan sedang bermain.
Orang dari aliran lurus di kota, hampir semuanya menyayangkan tuan besar Guan, seorang dermawan besar yang ternama seperti dia, bisa melahirkan tiga putra putri yang kelakuannya begitu jelek, sungguh tuan langit tidak punya mata.
Sore hari itu, sebuah perahu penumpang bertipe setengah besar dari perusahaan pelayaran San Jiang, sedang berlayar kembali dari Nan Jing, berlabuh di pelabuhan Sha-guan kota Wu-chang.
Perusahaan pelayaran San-jiang khusus berlayar dalam pelayaran jarak jauh, perahu penumpangnya bertipe setengah besar ini biasanya disebut perahu cepat, jika mengikuti arus dan mengikut angin, kecepatannya boleh juga, tapi penumpangnya tidak bisa muat banyak, hanya muat empat puluh orang, pos terakhirnya adalah Nan-jing.
Perusahaan pelayaran itu memiliki perahu cepat sebanyak lima belas buah, setiap hari satu perahu berlayar satu rit, setelah sepuluh hari baru bisa tiba di Nan-jing. Lamanya hari pelayaran, jika segala sesuatunya lancar, kira-kira dua puluh hari sudah bisa tiba di kota Wu-chang, tapi kadang juga bisa meleset tiga-lima hari.
Disepanjang perjalanan, perahu tidak menaikan atau menurunkan penumpang, tapi langsung berlayar menuju Nan-jing.
Bos perusahaan pelayaran ini adalah tuan besar Guan Tian-fu, tapi yang benar-benar mengurusnya adalah pengurus besar perusahaan pelayaran Jin Jia-sun.
Perahu cepat yang kembali dari Nan-jing kali ini, mengangkut dua puluh empat penum-pang.
Setelah awak perahu mengikat tali, membentangkan papan jembatan, para penumpang segera berturut-turut naik kedarat.
Didalam perahu, ada seorang sastrawan melancong belajar yang sangat tampan, romantis, membawa seorang pelayan berusia tujuh-delapan belas tahun yang bersih juga tampan, mereka menginap di penginapan tua Jiang-han sebelah barat luar kota.
Di buku catatan penginapan tua Jiang-han, telah mencatat surat jalan sastrawan yang sah.
He Xian-wei, penduduk ibu kota, dua puluh lima tahun, pelajar di Guo-zi-jian. Melancong belajar, tujuan kota Cheng-du di Si-chuan, batas waktu satu tahun. Pelayan yang ikut bernama Yung-lin, tujuh belas tahun, warga Nu.
Dia bicara dengan logat pejabat, dijamin asli. Diatas surat jalannya penuh dengan cap pengawas gerbang kota yang harus diperiksa setiap pelancong lewat, jati dirinya tidak ada yang mencurigakan.
Putra terbaik Nan-jing juga banyak, dan sering datang melancong kekota ini, tapi putra terbaik dari ibu kota, sangat sedikit yang datang.
Orang yang mampu belajar di Guo-zi-jian, seharusnya bergelar diatas Ji-ren, lebih tinggi satu kelas dari pada Xiu-cai, kedudukannya tentu saja lebih tinggi satu tingkat, di dalam masyarakat biasa pantas disebut tuan, makanya pelayan penginapan menyebut dia tuan muda.
Dia sebenarnya adalah Fu Ke-wei, sedang pelayannya adalah Nie-sha-yin-hoa (Wanita Jahat Bunga Perak) Chao Yung-ling. Kali ini dia juga mengganti marganya.
Di Jiang-hu, Fu Ke-wei telah mengadu nyawa selama banyak tahun, di usia tujuh belas tahun turun gunung melabrak lautan pedang gunung golok, tapi dia tidak menginginkan dirinya ternama, dia tidak ingin menonjol, dia tidak mau memberitahukan nama aslinya. Hari ini adalah Fuxian, besok mungkin jadi Fu-jiu. Tapi kali mi, dia harus ganti marga, dia punya alasan M-mlui mengganti marganya.
Ada pepatah berkata, laki-laki sejati jalan tidak mengganti nama, duduk tidak mengganti marga, apa lagi mengganti marga dipandang sebagai hal yang hina.
Dia pernah berkata, dia bukan laki laki sejati, mengganti marga tidak ada pengaruh pada tujuan besarnya.
Jika seseorang memerankan peran misteriusnya di dunia persilatan, maka tidak akan memandang hina mengganti marga.
Nie-sha-yin-hoa juga orang persilatan yang tidak mementingkan aturan, tentu saja juga tidak perdulikan marga atau nama.
Saat ini penampilan He Xian-wei berbeda dengan saat di Shan-xi, yang tingkahnya seperti pengelana dunia persilatan.
Tadinya terhadap penyamaran wajah dia cukup mahir, setelah Hoa-fei-hoa (Bunga Bukan Bunga) mengajarkan dia teknik merubah wajah, membuat dia semakin leluasa, bisa dikatakan dia bisa menyamar apa jadi apa, sampai Nie-sha-yin-hoa yang cantik tiada duanya, matang memikat orang, juga bisa berubahnya jadi pelayan kecil yang putih bersih, sedikit pun tidak terlihat sikap genit, bisa dilihat kemahirannya sudah sampai tingkat sempurna.
Pagi-pagi, Fu Ke-wei berpakaian sutra hijau, tangannya menggoyang kipas lipat, membawa pelayan kecil mengunjungi kantor pendidikan yang berada di sebelah timur kantor keamanan, melakukan kunjungan kehormatan, mencari tahu kapan ada seseorang guru besar atau sastrawan besar yang datang mengajar. Setelah berkunjung hampir dua jam lebih, baru dia pergi ke Jin Feng lou yang megah yang berada digerbang timur, menikmati pemandangan dalam dan luar kota.
Berturut-turut tiga hari, jejaknya telah berada diseluruh tempat ternama didalam mau pun didalam kota, termasuk Huang-he-lou yang berada di kabupaten Wu-chang (Berbeda tempatnya dengan kota Wu-chang) disisi sungai gerbang Han-yang.
Menurut cerita, dulu Zhu Ge-liang meminam angin timur mempermainkan Zhou-yu di Huang He-lou, diatas loteng kuno ada lentera Zhu-ge. Satu sajak dengan tujuh hurufnya Cui-ying "Huang He-lou", menggambarkan pemandangan disekitar Chang-jiang dan Han-jiang hingga membuat orang terus menerus teringat dan membayangkannya. Sayang sekarang lotengnya telah ada tentara yang menjaga, jadi tidak sembarang orang bisa naik, tidak bisa menyaksikan hijaunya rumput Han-yang dan Ying-wu-zhou, orang hanya bisa didepan loteng melihat ke arah gelombang asap diatas dua sungai, membuat orang jadi sedih.
Aktifitas Fu Ke-wei telah menjadi perhatian orang-orang kota, memang dia orangnya menonjol, ditambah kedudukan dia, ingin tidak menjadi perhatian orang juga sulit.
Hari ini, dia muncul dijalan raya barat kota di toko Gu-gu-xuan.
Ini adalah toko barang antik yang paling besar namanya, kepercayaannya tinggi.
Ruang toko Gu-gu-xuan besar, diatas rak, barang antik banyak sekali, hingga alat tembaga di zaman Cun-qiu Zhan-guo, ke bawah sampai dinasti sekarang bermacam-macam batu pusaka yang didatangkan dari India, semuanya tersedia.
Tiga pelayan toko satu pengurus tua terus dengan rajin melayaninya, dengan merendah diri menemani dia berkeliling melihat-lihat, terakhir dia tertarik oleh sebuah penggaris giok yang seluruhnya putih, bersinar.
Pelayan mengeluarkan penggaris giok, ditaruh diatas meja besar yang bersinar, mendadak diruang toko tercium bau wangi, tahu tahu disisinya telah berdiri seorang wanita.
Pelayan dan pengurus baru saja akan menyapa, tapi di beri tanda oleh wanita dengan diam-diam menggoyangkan tangan.
Wangi wanita itu memabukan orang, tubuhnya yang langsing lebih-lebih menarik orang.
Seorang nona remaja cantik, sudah tentu memiliki daya tarik yang memabukan, tidak perlu bersolek hanya berias sedikit lebih menarik orang.
Nona remaja besar ini, daya tariknya lebih besar lagi, dia sudah cantik seperti bunga, baju hijau giok bercorak awan tipis yang dikenakan, juga konde wanita diatas kepalanya, lebih-lebih menonjolkan kecantikannya.
Baju terusan yang mewah ini, jika tidak ditutup selendang kecil kembang indah dari Liu Shu, pasti akan terlihat kerah di dadanya, bisa terlihat kulit segi tiga putih dibawah lehernya, yang menarik sorot mata laki-laki, membuat orang membayangkan yang tidak tidak, daya tariknya sungguh kuat sekali.
Nona ini memang tidak memakai selendang, juga kerahnya dibuka lebar dan rendah, kulit yang ditampilkan besar sekali, asal laki-laki melihatnya, akan timbul keinginan membukanya lebih besar sedikit.
Asalkan dibuka lebih lebar sedikit, dijamin bisa melihat dengan jelas lekukan buah dadanya, malah......
"Hey! Barang ini mahal sekali lho!"
Lima jari yang putih mulus si nona, mengangkat penggaris giok, dengan tanpa sungkan menyapa, dengan pakaian wanita baik-baik yang dia kenakan sedikit pun tidak serasi, tidak seperti wanita baik-baik.
"He he he! Barang bagus biasanya mahal.'' Dia dengan santai tersenyum, "aku tahu barang apa yang bagus."
"Aku juga." Mata terang nona yang hitam, lincah berbicara, tanpa malu-malu menyapu wajah tampannya, "aku juga tahu apa yang paling bagus paling menyenangkan, Ooo...! Kau suka?"
"Sangat suka, makanya ingin membelinya."
"Apakah tahu asal-usulnya?"
"Tidak tahu, asalkan aku suka, buat apa tahu asal-usulnya?"
"Mungkin dari dinasti Han."
"Tidak mungkin, nona." Dia melirik pada penggaris giok, "diatasnya ada ukiran sajaknya Liu-ke-jing 'Yu-lou-cun', seharusnya benda ukiran setelah dinasti Sung Selatan."
"He he he! Kalian berdua tidak perlu berdebat, itu memang benda pusaka." Pengurus dengan baik mendamaikan, mengakhiri perdebatan yang tidak perlu, "Kukatakan dengan jujur, kualitet gioknya memang kualitet bagus, jika tuan muda menyukainya, toko kami sangat tersanjung sekali."
"Aku datang dari ibu kota, harga pasaran barang pusaka tidaklah asing......"
"Tuan muda harap tenang, nama baik toko kami dipercayai di seluruh Hu-guang, dijamin pasti sesuai. Tuan muda datang dari ibu kota, mana berani toko kami menipu pelanggan?"
"Berapa harganya?"
"Harap tuan muda bayar saja tiga ratus liang perak, jika sepuluh tahun lalu, seribu liang emas juga tidak mahal lho!"
"Sangat adil, terima kasih!"
Tahun itu, gaji satu tahun seorang pegawai biasa, tidak akan lebih dari seratus liang perak, juga didalamnya termasuk uang hadiah dan tahunan.
Fu Ke-wei mengambil kantong besar di pinggangnya, mengeluarkan setumpukan cek pemerintah dari bank Bao-qian, dan cek dari bank swasta, jumlah uang yang tertera ada yang besar ada yang kecil, dibawahnya masih ada beberapa daun mas dan perak kecil.
"Aku berikan barang ini untukmu." Si nona menekan tangannya, membuatnya seperti ada perasaan tersengat listrik, "anggap sebagai persembahan dan tanda hormatku buat orang penting yang datang dari ibu kota, aku adalah tuan rumah yang sangat menyukai tamu."
"Ooo! Hanya bertemu dengan kebetulan..."
Wajah dia menjadi merah, menghindar sorot mata si nona yang lembut memikat itu.
"Bertemu juga ada jodoh, betul kan?" nona dengan santainya, menarik tangan memberi isyarat pada pengurus, "Aku marga Guan, nama Mei-yun, nama yang sangat biasa sekali, benar tidak?"
"Tidak, tidak, nona memang secantik awan!" dia tidak canggung lagi, tersenyum ramah, "aku marga He, nama Hong, biasa dipanggil Xian-wei. Nona Guan tinggal dimana?"
"Kami keluarga turun-temurun Wu-chang." Guan Mei-yun menerima kotak penggaris giok, tidak diberikan padanya, juga tidak membayar, melenggok jalan keluar, "rumahku disisi gerbang Ping-hu, tuan muda He datang kekota ini ada urusan apa?"
"Aku mau ke selatan melancong sambil belajar, kebetulan lewat kota anda ini." Dia jalan berdampingan, "di sekolah pemerintah awal bulan depan, ada seorang guru ternama, guru Li dari Nan-jing yang datang mengajar, aku tidak ingin lewatkan teori pengalamannya yang menggemparkan dua ibu kota, apa lagi teori dia mengenai siasat lapangan ujian, dijunjung sebagai kunci kesuksesan para pelajar seluruh dunia!"
Yang disebut teori siasat lapangan ujian, dijaman sekarang disebut buku panduan, dengan kata lain, adalah kunci atau intinya.
"Bagus! Hitung-hitung kau harus tinggal setengah bulan disini." Guan Mei-yun gembira sekali, "biar selama ini aku jadi penunjuk jalanmu, apakah kau mau menerimanya?"
"Aku terkejut di layani begini, hanya saja tidak berani mengganggu......"
"Kau bukan seorang kutu buku kan?" kata Guan Mei-yun, dijalan raya yang ramai pejalan kaki, tanpa malu-malu dia berjalan berdampingan dengan seorang laki-laki, berjalan kearah Xi-guan, "Nanti aku perkenalkan saudara dan teman-teman ku, kegiatan melancong selanjutnya, aku yang atur baik tidak" Aku akan jadi seorang pemandu yang disambut dengan baik."
"Aku asing disini, tentu sangat mengharapkan seorang pemandu! Terima kasih nona Guan!"
"Namaku Mei-yun." Nona Guan melirik dia dengan mata putihnya, tingkahnya genit sangat menggairahkan orang.
"Aku......" "kalau kupanggil kau Xian-wei, kau tidak marahkan!"
Tentu saja Fu Ke-wei tidak marah, juga itu menurut aturan.
Diantara sesama satu generasi, memanggil nama menyebut marga adalah hal yang tidak sopan, seharusnya memanggil sebutannya, kecuali lawan belum dewasa (Setelah berusia dua puluh tahun baru bisa memanggil sebutan), dengan orang-orang persilatan yang kasar dan terbuka berbeda.
"Nona......" "Mmm?" Guan Mei-yun bukan saja kembali melihat dia dengan mata putihnya, dan juga menyentuh sisi tangan dia.
"Sungguh aku terima kasih padamu." Dengan tanpa kesulitan dia pelan memanggil namanya, "aku telah bertemu dengan seorang penolong, di tempat asing yang jauh, bertemu dengan teman wanita yang cantik pintar, aku gembira sekali."
"Aku juga, Xian-wei." Guan Mei-yun matanya yang jernih timbul sorot mata yang aneh, "aku tahu restoran mana yang masakannya enak, biar hari ini aku yang traktir, anggap saja sebagai sambutan kedatanganmu, mencoba masakan enak di kota ini."
Dua orang ini berbincang-bincang, laki-laki ada maksud wanita ada cinta, yang satu ada maksud yang satu ada hati, tentu saja jadi merapatkan jarak, rapatnya sulit dipisahkan.
Sehari sebelum Fu Ke-wei tiba dikota Wu-chang, di jalan raya dari Jiu-jiang ke Wu-chang, ramai dengan para pelancong, ini adalah jalan raya yang paling ramai, adalah jalur darat penting dari Jiu-jiang ke Wu-ghang.
Dua orang penunggang kuda yang pakaiannya tidak terlalu mewah, berjalan menuju utara, topi pelindung matahari yang dipakai sangat rendah sekali, tapi dari lidah topi bisa melihat wajah dibawah hidungnya, bisa melihat dengan jelas kumisnya, wajah hitam coklat yang kurang sehat, dan bibir yang kering keriput, perawakannya kurus kecil, benar-benar melambangkan pedagang kecil yang kurang gizi, tahan banting rajin kerja, mengirit-irit makan dan pengeluarannya, orang biasa yang jalan kemana pun, tidak akan menimbulkan perhatian orang.
Satu li lebih di depan, ada sepuluh lebih kuda juga sedang berjalan menuju ke utara, yang laki-laki tampan dan kasar terbuka, yang wanitanya cantik tapi langsing bertenaga, sekali melihat sudah jelas itu jago wanita yang sedang melancong dunia. Karena tidak perduli laki-laki atau wanitanya semua membawa senjata pembunuh, tingkahnya di dunia ini seperti tidak ada orang yang bisa melawan mereka.
Penunggang kuda laki-laki dan perempuan yang memimpin didepan, ternyata adalah Yu-shu-xiu-shi Gao Yun-fei dan Ling-yun-yan Liu Fei-yan.
Dua orang pedagang kecil mengikuti dengan ketat puluhan pununggang kuda yang ada di depannya, dengan santainya menuju terus ke utara.
Mereka adalah Hoa-fei-hoa dan Ouw Yu-zhen.
Hoa-fei-hoa di Jiang-hu adalah penyamar wajah yang tidak ada tandingannya, Ouw Yu-zhen adalah pembunuh bayaran misterius, teknik penyamarannya juga tidak kalah oleh Hoa-fei-hoa.
Reaksi orang biasa terhadap musuh, biasanya ada dua macam.
Satu adalah menghindar, paling bagus selamanya tidak ketemu lagi.
Satu lagi adalah menghilangkan dia memutus selamanya bahaya dikemudian hari.
Benteng Zhang-feng telah menjalin persekongkolan dengan perkumpulan Cun-qin, dan sudah jadi kenyataan yang tidak bisa didebat lagi. keduanya dianggap musuh juga amat logis.
Ketika Fu Ke-wei malam-malam menyerang benteng Zhang-feng, siapapun yang ditemuinnya langsung dibunuhnya, di dalam pertempuran itu. siapa pun tidak bisa mengenalnya, Fu Ke-wei dan Hoa-fei-hoa dengan kawan-kawan semua tidak tahu orang-orangnya perkumpulan Cun-qiu telah diam-diam melarikan diri.
Ketua benteng Xi dan anaknya tanpa bertempur sudah melarikan diri, orang-orangnya perkumpulan Cun-qiu juga secara diam diam telah meninggalkan Shan-xi, Fu Ke-wei belum berhasil mengejar Pedang Naga Terbang Lu-zhao, dendam Hoa-fei-hoa juga belum terbalas, mana mereka mau berhenti"
Dia menduga asalkan menguntip ketat orang pentingnya perkumpulan Cun-qiu, pasti bisa menemukan keberadaannya ketua benteng Xi dan anaknya.
Ketua benteng Xi dan anaknya bereaksi jenis orang pertama: menghindar.
Fu Ke-wei dan Hoa-fei-hoa bereaksi jenis orang kedua: memusnahkan musuh.
Dengan demikian, terjadi saling mengejar, saling memburu untuk membunuhnya.
Kebanyakan orang didunia ini, demi melanjutkan hidupnya jadi sibuk lari kesana kemari, asalkan bisa hidup tenang dan gembira sudah merasa puas.
Orang punya tujuan hidup masing-masing, ada yang demi nama, demi keuntungan, demi harapan, demi budi dendam.......bermacam macam tujuan.
Semua ini walau merupakan sumber kekacauan, tapi jika tidak ada orang-orang ini, dunia ini juga jadi terlalu sepi, setiap orang hidupnya akan seperti ulat sutra, dunia macam apa itu"
Orang kadang seperti seekor keledai yang ditutup matanya mendorong gilingan. Saat pecut dipukulkan kepunggungnya, dia hanya bisa jalan kedepan, walau sampai dia sendiri pun tidak tahu harus jalan sampai kapan baru berhenti.
Saat ini dijalan raya ini, ada banyak keledai yang ditutup matanya seperti mendorong gilingan.
Dari kejauhan tampak satu kota, yaitu kota kabupaten Wu-chang yang letaknya ditengah tengah pertemuan jalur darat dan jalur air, yang ternama, tapi jarak ke kota Wu-chang masih ada setengah hari perjalanan.
Sudah sekitar jam empat sore, sebelum malam baru bisa mencari penginapan dulu.
Yu-shu-xiu-shi dan kawan-kawannya, sebelas orang laki-laki dan perempuan, menginap di penginapan Yue-bin dipelabuhan Da-he, sebuah penginapan paling besar diluar kota kabupaten, garasi kereta dan kandang kudanya paling komplit.
Hoa-fei-hoa dan Ouw Yu-zhen memperlambat kudanya, kemudian pelan-pelan turun dari kuda didepan penginapan tua Han-jiang yang berada di sebelah selatan pelabuhan.
Mereka tidak berniat membunuh orang-orang itu, hanya berharap dari orang-orang itu bisa mendapatkan berita tentang ketua benteng Xi dan anaknya.
Mereka berdua adalah ahlinya pembunuh bayaran, didalam kerumunan orang mereka bisa diam-diam membunuh orang, semudah seperti membalikan tangan.
Mereka menginap dipenginampan dengan menyamar sebagai laki-laki, untuk menyesuaikan dengan dandanan pedagang kecil, mereka hanya menyewa satu kamar.
Dikatakan kebetulan ya kebetulan sekali, baru saja, membawa buntalannya mengikuti pelayan masuk kekamar, mereka sudah melihat bayangan punggung seorang yang dikenal sedang jalan dikoridor seberang.
"Kenapa dia bisa ada disini." Hoa-fei-hoa merasa aneh, dia berkata pelan pada Ouw Yu-zhen, "mungkin dia tahu, mungkinkah datang dengan tujuan yang sama?"
Hoa-fei-hoa adalah ahlinya penyamaran, sekali melihat dia sudah tahu wajah asli lawannya.
"Sangat mungkin, nanti kita cari dia." Ouw Yu-zhen juga melihat wajah asli orang itu.
Setelah mandi, hari masih belum malam, dua orang jalan kekoridor seberang, mengetuk pintu dengan pelan.
"Siapa?" didalam ada orang yang tanya.
"Mengantarkan teh, tuan." Jawab Hoa-fei-hoa menggunakan suara laki-laki.
"Pintunya tidak dikunci."
Mereka berdua berjongkok kebawah, mengulurkan kaki membuka pintu kamar.
Benar saja didalam kamar keluar satu tangan besar, lima jarinya seperti cakar baja.
Dua orang itu seperti ular, dari bawah menyelinap masuk kedalam kamar.
"Masih kurang waspada."
Dua wanita itu berdiri tertawa, kembali mengeluarkan suara wanitanya.
"Kalian, waspada sekali." Sambil menutup pintu kamar, wajah Xie-shen jadi merah, begitu tangkapannya gagal, dia merasa malu, "Persis seperti pelayan, hebat, hebat, hayo duduk."
Tiga orang itu duduk, Xie-shen menumpahkan dua gelas air teh.
"Kau tidak ikut dengan dia?" Tanya Hoa-fei-hoa, tidak perlu mengatakan dengan jelas, Xie-shen tahu siapa yang dimaksud dia ini.
"Dia tidak mengikuti perjanjian meninggalkan jejaknya, itu artinya tidak mau aku ikut dia, bagaimana bisa aku bersikukuh mengikutinya." Xie-shen mengeluh, "apa kalian juga tidak tahu jejaknya?"
"Dia itu paling menyebalkan, hal yang sudah dibicarakan, malah tidak ditepati, jelas dia tidak ingin kita membantu dia menyelesaikan masalahnya." Kata Hoa-fei-hoa dengan putus asa.
"Sifat tuan aku sedikit tahu, dia sudah terbiasa hidup bebas di dalam bahaya. Jika kita ada disisinya, memang bisa jadi mempermudah pekerjaannya, tapi jika sekali ada kesalahan. Dia pasti akan merasa sedih dan tidak bisa tenang, sehingga, dia tidak mau meninggalkan jejaknya." Kata Ouw Yu-zhen dengan tenang.
"Tapi dia lupa ketua benteng Xi dan anaknya juga adalah musuh kita, mana bisa memisahkan kita?" kata Hoa-fei-hoa merasa tidak puas, "kenapa kau bisa datang ke Hu-guan?"
"Mencari dia!" Wajah Xie-shen ada warna bangga, "dia kira dia tidak meninggalkan jejak, bisa menghindarkan aku."
"Bagus! Kau tahu keberadaan dia?"
"Maaf, tidak bisa aku katakan," kata Xie-shen dengan misterius.
"Kenapa tidak bisa dikatakan?"
"Karena takut kalian mencari dia, bisa mengganggu pekerjaannya."
"Mana bisa?" kata Hoa-fei-hoa merasa aneh, "bagaimana kalau begini saja, kita diam-diam mengawasi, jika keadaannya tidak mendesak jangan muncul?"
"Dia pergi kemarin." Xie-shen berkata, "menuju barat, pergi ke kota Wu-chang, sepertinya ingin mengerjakan satu hal yang amat penting."
"Ooo...! Bagaimana kau bisa tahu?"
"Dua bulan lebih ini, aku terus secara sabar diam-diam mengikuti mereka. Di Nan-jing, aku baru tahu dia akan ke kota Wu-chang mengerjakan sesuatu. Dia membawa Wanita Jahat menyamar sebagai pelayannya, dua hari lalu menginap dipenginapan ini."
"Kau tidak mengikuti dia?"
"Apa mengikuti dia akan mengganggu" Jika sudah tahu arah perginya, buat apa terburu-buru" Dia mengerjakan sesuatu selalu tidak tergesa-gesa, tunggu sampai dia selesai mengaturnya, baru mengikutinya, juga tidak terlambat."
"Dia ingin mengerjakan apa?"
"Tidak tahu, aku sedang menunggu kesempatan membantunya, tapi melihat keadaannya, sepertinya aku tidak perlu mengayunkan golok." Xie-shen mengeliatkan tubuhnya, terhadap tidak perlu menggunakan golok, dia merasa tidak bersemangat.
"Maksud kau......"
"Dia berdandan seperti seorang pelajar, nama yang didaftar di penginapan adalah He Xian-wei, murid dari Guo Zi-jian di ibu kota, penampilannya intelektual romantis, jelas tidak perlu menggunakan senjata, makanya aku tidak diperlukan."
"Belum tentu! Kita pergi sama-sama baik tidak?"
"Bagus juga, kita berangkat besok hari." Xie-shen dengan gembira menyetujui.
"Sayang!" "Sayang apa?" "Sayang terpaksa sementara aku melepaskan kesempatan menguntit Yu-shu-xiu-shi, aku dengan adik Zhen telah mengikutinya dari Zhen Jiang hingga Nan-jing, mengikutinya sampai disini, kami berharap dari dia bisa mendapatkan tempat persembunyiannya ketua benteng Xi dan anaknya."
"Aku lihat bajingan itu membawa anak buahnya, menginap di penginapan Yue-bin." Xie-shen tertawa, "ternyata kalian sedang menguntit dia, jangan menghabiskan waktu padanya, Xiao Ji."
"Kenapa?" "Kau dengar, disaat benteng Zhang-feng terjadi kekacauan besar, bajingan itu tidak perdulikan rasa setia kawan, sebelumnya sudah melarikan diri melalui belakang benteng. Temannya si anjing tua Xi di Zhong-yuan, membencinya sampai ke tulang sumsum, dan sedang menunggu kesempatan membunuhnya! Kalian ingin dari dia mendapatkan tempat persembunyian si anjing tua Xi, bukankah akan sia-sia saja?"
"Jadi menurutmu, kita telah menyia-nyiakan tidak sedikit waktu?" dia menyesal sekali, "Kelihatannya, harus mencari jalan lainnya. Haruskah menyembelih dulu bajingan ini?"
"Buat apa" Bagaimana pun peristiwa Lin-jia-gou tidak ada hubungannya dengan dia, dia bertamu ke benteng Zhang-feng, bukan salahnya."
"Ih.! Paman Tu, hatimu sudah lembek?"
Ouw Yu-zhen tidak berani percaya telinga sendiri, mengira dia salah dengar.
"Tidak bisa dikatakan hatiku jadi lembek, Xiao Zhen." Xie-shen tertawa pahit, "manusia bagaimana pun bisa berubah, sedikit merobah sikap memandang dunia, hari selanjutnya akan sedikit lebih mudah dilewati. Disaat mengikuti saudara kecil Fu, bukan saja aku tidak menggunakan golok, kesabaran dan pengetahuanku juga telah mendapat hasil yang tidak sedikit. Sial! Sebutan aku Xie-shen ini mungkin akan terkikis."
"Mari jalan! Kita keluar cari tempat untuk mengisi perut, kita adalah hartawan besar, jangan menyiksa diri sendiri." Kata Hoa-fei-hoa tertawa.
Zui-xian-lou adalah gedung pesta yang paling mewah di tempat ini, tamunya rata-rata adalah orang kaya pedagang besar yang punya kedudukan tinggi, juga sering muncul anggota keluarga wanita, lentera merah, arak hijau, wangi parfum, situasinya memabukan orang.
Ruang vip diloteng, disediakan dinding penyekat yang dapat digerakan, bisa menyekat ruangan yang dibutuhkan, dua-tiga meja di kelompokkan menjadi satu, dapat menampung banyak sekali tamu. Kadang juga bisa diatur sesuai permintaan tamu, supaya tamu wanita bisa bertindak bebas, maka jadilah ruangan kecil yang berhubungan, sangat mudah sekali.
Xie-shen bertiga, duduk dimeja vip disisi jendela, karena Hoa-fei-hoa dan Ouw Yu-zhen menyamar sebagai laki-laki, maka tempatnya tidak minta dipisahkan.
Mereka memesan makanan yang enak-enak, ditambah seteko arak tawar Nu-er-hong berwarna keemasan, sambil minum sambil menikmati pemandangan sungai.
Diatas sungai perahu berlalu lalang tidak hentinya, lampu-lampu ditiang perahu bersinar gemerlapan tidak jauh disisi pelabuhan, lampunya terang-benderang, suara orang samar-samar terdengar, saat masuk malam tetap saja ramai.
Tangga loteng terdengar derap kaki, naik empat orang tamu
"Itu bajingan marga Gao!" kata Hoa-fei-hoayang duduk menghadap ke tangga, dia memberi isyarat mata pada Xie-shen dan Ouw Yu-zhen.
Dibawah layanan pelayan, empat orang duduk di meja bersebelahan dengan Hoa-fei-hoa.
Walau Yu-shu-xiu-shi saat akan duduk, telah melihat pada tamu disekelilingnya, tapi mimpi pun tidak terpikir tiga pedagang kecil yang duduk di sebelah adalah musuhnya.
Pedagang kecil seperti ini, ada dimana-mana didunia ini, tidak perlu diwaspadai.
"Besok pagi, ketua cabang Xiao akan membawa orang-orang pergi ke utara dulu, setelah tiba di Xiang-yang, segera minta Pedang Pemutus Arwah Li Yung-tai mengerahkan para tikus setempat menyelidiki." Kata Yu-shu-xiu-shi dengan tertawa misterius, "wakil ketua cabang Qiu dan kepala bagian Ji sementara tinggal, membantu aku menyelidiki apa tujuannya orang-orang Jin-she-dong (goa ular emas) datang ke Hu-guang, setelah selesai, kita secepatnya akan pergi berkumpul ke Xiang-yang."
"Apa tujuan sebenarnya wakil ketua perkumpulan tinggal disini adalah demi dua orang cantik di Jin-she-dong!" Seruling Damai tertawa penuh arti, "kau harus hati hati nona Liu bisa cemburu!"
"Kau jangan sembarangan bicara, aku memikirkan ini demi perkumpulan. Jika bisa menjadikan orang-orang Jin-she-dong sebagai teman, kekuatan perkumpulan kita segera akan mengembang sampai daerah Chua-xi," Kata Yu-shu-xiu-shi tidak perduli tersenyum, "mengenai Liu Fei-yan, dia tidak akan cemburu, aku sudah bisa sepenuhnya mengendalikan dia."
"Sungguh?" "Tentu saja sungguh, wanita yang muda cantik sombong merasa diri paling benar, asalkan pernah satu kali naik ranjang, seterusnya kau ingin dia mati dia dengan suka rela meloncat kesungai."
"Tidak diduga Liu Fei-yan yang namanya sangat tenar, yang berwajah cantik, berhati dingin seperti salju, menjadi wanita yang mau merendahkan dirinya, kau sungguh beruntung, bisa bertemu dengan wanita yang sangat penurut." Seruling Damai menggeleng gelengkan kepala.
"Ha ha ha! seharusnya kau berkata, aku punya kemampuan tinggi membuat wanita rela menuruti kehendakku." Yu-shu-xiu-shi dengan bangga tertawa keras, "makanya, dua wanita cantik dari Jin-she-dong, pasti bisa kudapat-kan......yaa! Itu dua wanita cantik telah datang!"
Di tangga loteng muncul dua wanita, bau wangi segera menerjang hidung, dua orang wanita ini memang cantik mendebarkan hati, pakaiannya berani, membuat orang bengong melihatnya. Pakaiannya tipis dengan lengan baju yang ketat, membuat buah dadanya tinggi, lebih sexy lagi, berjalan menggoyang pinggang kecilnya, sungguh memancing orang berbuat dosa. Pipinya merah, sepasang matanya genit, sungguh mampu menggaet roh orang.
Mulut Yu-shu-xiu-shi menganga tidak bisa bicara, dia jadi bengong, nafsu dari dalam hatinya mendadak timbul, aliran darah bertambah cepat, denyut nadinya bertambah satu kali lipat.
Dua orang wanita cantik itu memesan satu meja vip, dipisahkan dengan dinding pemisah bergambar, dipisahkan dengan meja sebelah supaya tidak terganggu.
Dua wanita sambil minum-minum, sambil menikmati pemandangan sungai.
"Kak, besok tengah hari kita baru pulang ke kota baik tidak?" suara manja wanita baju putih di dalam meja vip sangat memikat, "pagi-pagi kita pergi dulu ke gerbang Han Yang, melancong Huang He Lou, kan hanya memakan waktu setengah hari sudah bisa sampai ke kota, mendengar cerita......"
"Tidak bisa, itu akan menghabiskan waktu setengah hari lebih, saat itu paman Ming akan mengomel," Kata wanita baju hijau tertawa, "juga jalan itu jalannya tidak bagus, banyak berlubang, tidak cocok untuk kereta kecil kita."
Di depan meja vip, muncul Yu-shu-xiu-shi yang tampan sambil pelan mengipas kipas tilap, memakai baju panjang hitam hijau.
"Perusahaan angkutan kereta keledai yang ada diluar kota bisa mencarikan kuda bagus, berjalan menunggang kuda akan lebih enak di banding naik kereta." Kata Yu-shu-xiu-shi sambil tersenyum, dia menampilkan tingkah yang paling sopan sedikit membungkuk, "aku sangat hafal akan keadaan sekitar sini, bisa jadi pemandu dua nona ini."
Dua wanita itu sama-sama menatap dia, tapi wajahnya tidak ada perasaan, dengan sorot mata tenang menatap dia, tidak menjawab, juga tidak ada niat mempersilahkan dia duduk, sepertinya dia pajangan tidak bernyawa yang hanya untuk dilihat orang.
Jika ingin menyapa wanita, kulit muka harus tebal, berani, tidak takut ditolak, menggunakan ilmu menempel terus pasti akan menimbulkan perhatian lawannya.
Buat diri Yu-shu-xiu-shi yang pandai, dia sangat percaya diri, wanita yang cantik muda sulit menolak rayuannya, dia percaya akan daya tarik dirinya, bisa mendapatkan hati wanita.
Tapi keadaan hari ini tampaknya berbeda, dia tidak enak dengan keadaan ini, selain tidak ada sambutan, juga wajahnya tidak berubah, menyatakan dia tidak sopan, mereka dengan tawar memandang dia, seperti sedang berkata: Aku mau lihat kau mau main sandiwara apa.
Tidak ada hasil seperti yang diharapkan, dia sedikit merasa ragu, dia lalu melapangkan dada, melipat kipas lipat, sambil tersenyum melangkah mendekat.
"Aku marga Gao, nama Yun-fei, julukan Yu-shu-xiu-shi, disini sedang bertamu." wajahnya tersenyum yang bisa membuat lawan jenis terpikat, dengan penuh percaya diri memperkenalkan diri, "dua orang nona pasti datang dari Jin-she-dong di Chuan-xi......"
Wanita baju putih tidak sabaran, dia menjulurkan telunjuknya menunjuk keluar, lalu digerakan dua-tiga kali, maksudnya mengusir, dia tidak bicara, wajahnya juga tidak terlihat marah.
"Nona asing disini, aku bermaksud baik hati......" dia tidak putus asa, senyumnya lebih tebal berjuang ingin merubah keadaan.
Satu tangan lainnya wanita baju putih tiba-tiba dilayangkan, gelas arak berkelebat, arak menjelma jadi hujan deras, sebuah gelas arak menyembur diwajarinya, jari tangan untuk kedua kalinya menyatakan ingin dia segera keluar.
Dulu dia di restorang di Lin-jia-gou, tubuhnya disembur dengan masakan oleh Fu Ke-wei, kali ini wajahnya disembur arak oleh wanita baju putih, dua-duanya dia ingin menghindar tapi tidak mampu, karena terlalu cepat.


Pengelana Rimba Persilatan Jiang Hu Lie Ren Karya Huang Yi di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Nona jangan marah." Dengan sopan sambil tetap tersenyum, malah senyumnya lebih lebar, "harap jangan salah paham, aku sungguh berniat baik......"
"Niatnya buatmu sendiri saja! Wakil ketua Gao." Wanita baju hijau akhirnya bicara, nadanya sedikit dingin.
Jelas, dua wanita tahu asal-usul dia, malah mungkin tahu tujuan dia datang ke Hu-guang.
Gao Yun-fei tertegun sebentar, saat akan bicara, tangannya wanita baju putih memegang piring masakan.
"Jika kau masih tidak mau pergi, maka dirimu akan sangat tidak enak dipandang." Wanita baju hijau buru-buru mengulur tangan, menekan lengannya wanita baju putih berkata, "bagus atau jelek kau adalah orang nomor empat di perkumpulan Cun-qiu, kau bertingkah seperti seorang berandalan, apa kau tidak takut di tertawakan bawahanmu dan tamu restoran!"
"Aku......" "Kau tidak perlu berkata lagi." Kata wanita baju hijau dingin, "aku dengan adikku sudah melanglang ke setengah negara, telah bertemu dengan laki-laki yang bermacam-macam rupanya, situasi besar apa yang tidak pernah aku alami" Aku sudah banyak melihat wajah para laki-laki yang merasa dirinya romantis tapi sebenarnya hina, mengira dirinya adalah kekasih banyak orang tapi sebenarnya bodoh tidak tahu diri, kau pergilah!"
Jika Yu-shu-xiu-shi bodoh juga sudah harus mengerti, dua wanita cantik ini sama sekali tidak memandang dia, merasa tidak ada wanita yang bisa menolaknya, semua dugaan dan harapannya telah gagal, jika meneruskan lagi dengan menebalkan muka, maka masakan dipiring itu sangat mungkin akan tumpah diwajahnya! Penghinaan yang berturut-turut mana bisa dia menahannya"
Maka dengan pintar tanpa berkata apa-apa dia mengundurkan diri.
Cinta dan benci diantara laki-laki dan perempuan, adalah satu mata uang dua muka, jika tidak mendapatkan cinta, kebalikannya akan menjadi benci, hal yang aneh-aneh bisa saja terjadi.
Sambil menggigit gigi dia kembali ketempat duduknya, memberi isyarat tangan pada temannya, kakinya segera melangkah turun dari loteng, pergi.
"Malam ini si berandalan telah kena batunya, wajahnya yang terhina itu, memang membuat orang merasa simpati." Xie-shen menggelengkan kepala pada bayangan belakang Yu-shu-xiu-shi yang pergi membawa marahnya.
"Dia seperti menelan satu gentong mesiu, sudah hampir meledak." Hoa-fei-hoa gembira melihat orang terkena musibah.
"Dia bukanlah orang yang bisa menahan kemarahannya, dua nona dari Jin-she-dong mungkin akan mendapat kerepotan." Kata Ouw Yu-zhen tertawa.
0-0-0 Bab 21 Yu-shu-xiu-shi dengan Liu Fei-yan, sudah menjadi kekasih secara terbuka.
Mereka berdua sudah lama berpasangan keluar masuk, semua orang tahu mereka adalah sepasang suami istri yang belum menikah. Di dalam pandangan orang-orang persilatan, itu bukanlah hal yang amat berdosa, di dalam pandangan orang yang memegang adat istiadat, malah suami istri gelap yang tidak bisa dimaafkan. Begitu masuk kamar, situasinya sangat tidak biasa.
"Kau harus bantu aku gunakan pisau terbang membunuh mereka." Yu-shu-xiu-shi bukan saja marah, malunya tidak mereda, malah juga, "Du-xin-lang-jun (Hati laki laki beracun) Ji Xing-zhu, telah menaruh tabung beracun di kamar mereka. Kau tunggu di luar kamar, membantu Ji Xing-zhu."
"Yun-fei, lima racunnya Ji Xing-zhu sangat ampuh, dia seorang diri sudah cukup, tidak perlu kau turun tangan lagi! Apakah kau tidak percaya pada dia?"
"Aku menjaga jika terjadi hal yang diluar dugaan, maka kau perlu membantunya." Yu-shu-xiu-shi dingin berkata, "orang-orang Jin-she-dong (goa ular emas), semua berlatih ilmu gaib, kemampuan mereka mencegah racun lebih hebat dari pada orang biasa. Jika mereka menyadari ada yang mencurigakan, dan racunnya tidak berfungsi, mereka akan melabrak keluar kamar, maka saat itu harus mengandalkan Hui-feng-liu-yue-dao mu."
"Aku tidak mau pergi, Yun-fei, jangan paksa aku sembarangan membunuh orang"
Rupanya jiwa Liu Fei-yan masih belum terlalu rusak, hingga dia menolak menggunakan pisau terbang membunuh orang.
"Kau......" "Yun-fei, aku tidak ada permusuhan atau dendam dengan mereka, dan juga......" Liu Fei-yan sedikit marah menatap dia, "dan juga, aku tahu bukan sengaja mereka mempermalukan kau, tapi......tapi......"
"Apa katamu?" Yu-shu-xiu-shi bangkit berdiri sambil memukul meja, wajahnya marah sekali.
"Yun-fei, apakah bukan karena kau yang telah merayu mereka?" kata Liu Fei-yan dengan sedih, "jangan usik mereka... kumohon... jika gagal, akibatnya sangat serius sekali, orang-orang Jin-she-dong, ilmu silat dan ilmu mistik mereka sangat ternama di dunia, cara mereka membalas dendam sangat mengerikan......"
"Kau jangan menggembosi aku." Yu-shu-xiu-shi dengan kasar menangkap kerah baju dadanya, dengan keras mendorongnya, hampir saja Liu Fei-yan jatuh diatas ranjang, "jika aku bermaksud merayu mereka, kenapa tidak menggunakan obat bius menangkap mereka hidup-hidup?"
"Yun-fei......" Liu Fei-yan mengucurkan air mata.
"Fei-yan, jangan salah paham?" Yu-shu-xiu-shi merubah wajah kejinya, dia menghampiri duduk di pinggir ranjang. Dengan lembut dia memeluk dan duduk berdampingan, dengan hangat menciumnya, "ini masalah nama baik perkumpulanku, terhormat atau terhinanya kau dan aku adalah senasib sepenanggungan, kita harus menghabisi musuh, dan mempertahankan nama baik perkumpulanku. Apa lagi kau pergi membantu, hanya untuk berjaga-jaga, dan persentase keberhasilannya Ji Xing-zhu kira-kira delapan puluh persen lebih, mungkin kau tidak perlu turun tangan sama sekali. Dengarlah kata-kataku, aku tahu kau bisa diandalkan, jadi jangan menghilangkan harapan ku, baikkan?"
Tindakan membujuk selanjutnya, semua menunjukan kemampuan Yu-shu-xiu-shi sebagai laki-laki yang ahli pada wanita. Dia mencium dari pipi yang lembut, pindah kemulut yang munggil, dari leher mencium sampai ke bahu......
"Ooo...! Xiao Fei-yan sayangku......"
Mulut merayu, tangan juga bergerak lebih aktif, membuka kancing baju, mencium buah dada yang putih seperti giok, tangan dengan hausnya mempermainkan sepasang puting yang terbuka.
Sebuah rintihan nafsu birahi, membuat Liu Fei-yan jatuh ke dalam rayuan Yu-shu-xiu-shi, wajahnya penuh nafsu sangat memikat sekali, tubuh yang setengah telanjang menyambut usapan yang menggairahkan, nafas jadi tersendat-sendat, lengan yang telanjang seperti ular, memeluk tubuh yang panas yang menindih diatas tubuhnya, nafsu birahinya jadi naik kepuncak yang paling tinggi.
"Aku.. .pergi..." dia merintih seperti mabuk.
Lampu tiba-tiba padam, terdengar gelombang suara yang mendidihkan darah.
Di luar jendela, Ouw Yu-zhen menggulung tubuhnya mengecil seperti seekor babi, telinganya ditempelkan di celah jendela, mendengarkan suara di dalam kamar.
Lampu telah padam, tidak bisa lagi melihat pemandangan di dalam kamar, laki-laki dan perempuan yang di dalam kamar adalah pesilat tinggi, mana berani dia membuka jendela mencuri pandang"
Dia merasa seluruh tubuhnya terjadi perubahan aneh, hatinya berdebar seperti rusa meloncat-loncat, dia menggigit gigi tidak berani mendengarkan lagi, diam-diam dia mengundurkan diri.
Hampir tengah malam, dua wanita cantik dari Jin-she-dong, melenggok masuk ke-pekarangan, melewati koridor.
Penginapan masih tetap sibuk, lampu terang benderang, tamu yang datangnya malam masih sibuk mencuci atau memesan makanan pada pelayan.
Lentera penerangan jalan di sekitar kamar atas bergoyang-goyang ditiup angin, sering terlihat pelayan sedang jalan, tamu yang membawa keluarga wanita kebanyakan telah istirahat.
Diujung belakang koridor, disudut tembok tiba-tiba keluar tiga bayangan manusia.
Dua wanita itu sedikit pun tidak menyadarinya, mereka terus berjalan menuju kamarnya. Kemudian wanita baju putih itu mengeluarkan kunci kamar, siap membuka kunci pintu kamar.
"Hey...! Menurutmu..." Hoa-fei-hoa bersuara seperti laki-laki yang tidak persis, "jika di dalam kamarmu, ada orang menaruh racun yang mematikan, kau akan bagaimana?"
"Ganti kamar dong! Bodoh benar." Ouw Yu-zhen juga menjawab juga dengan suara yang telah dirubah.
"Yang kalian katakan semuanya tidak berguna." Xie-shen berkata juga dengan suara yang telah dirubah.
"Mengapa kata-katanya tidak masuk akal?"
"Kalian kan bukan wanita yang secantik dewi, siapa yang tidak ada pekerjaan menaruh racun dikamar kalian?"
Wanita baju putih baru saja memegang kunci, mendengar perkataan ini segera melepaskan tangan melihat kesekelilingnya.
Di koridor seberang, di satu kamar yang pintunya tidak ditutup rapat, tadinya masih ada celah, saat ini telah tertutup rapat.
Orang yang ada di seberang, tidak mungkin bisa melihat celah pintu yang dibuka kemudian ditutup.
Tapi wanita baju hijau yang seperti dewi, seperti sudah tahu apa yang terjadi sebelumnya, tubuhnya berkelebat, meloncat melewati pekarangan yang lebarnya tiga zhang lebih, muncul diatas koridor.
Tangan kirinya menekan dari kejauhan, tampak pintu kamarnya seperti didobrak oleh palu besar, mendadak terbuka, angin kencang bertiup masuk.
Kamar ini disewa oleh sepasang suami istri setengah baya, sekarang mereka tampak mati kaku di atas ranjang, mati karena kepalanya dipukul hancur, mereka telah mati satu jam lebih.
Jendela belakangnya juga telah rusak, orang yang berbuat pasti kabur dengan mendobrak jendela.
Siasatnya telah terbongkar, bagaimana tidak melarikan diri.
Xie-shen tiga orang, juga telah menyelusup ke tempat gelap, melewati satu branghang, lalu naik ke atas atap rumah dengan cepat pergi.
Yu-shu-xiu-shi telah menghilang, dia adalah orangyang tidak bertanggung jawab.
Di penginapan telah terjadi pembunuhan, kerepotan pemilik penginapan akan besar sekali.
Dua orang wanita persilatan yang sama-sama menginap di penginapan, akhirnya berhasil mengetahui racun dikamarnya, racunnya Ji Xing-zhu dari perkumpulan Cun-qiu.
Dalam buku daftar tamu, nama wanita baju hijau adalah Jin Wen-wen, sedang wanita baju putih adalah Jin Ying-ying, asal dari Si-chuan.
Dua wanita ini tidak pergi, mereka mengawasi terus anak buahnya Yu-shu-xiu-shi, dan tanpa sungkan mengancam, Jika Yu-shu-xiu-shi dan Du-xin-lang-jun tidak keluar menyelesaikan persoalannya, akibatnya tahu sendiri.
Masalah sudah terbuka, anak buahnya Yu-shu-xiu-shi tidak berani pergi tanpa ada penyelesaian" Mereka tinggal di penginapan menunggu perkembangannya.
Tentu saja, mereka tahu orang Jin-she-dong, tidak akan menimpakan masalahnya pada mereka, siapa pelakunya sudah jelas, orang-orang Jin-she-dong bukanlah orang yang tidak tahu aturan.
Pagi-pagi di hari ke tiga, tujuh orang anak buah Yu-shu-xiu-shi yang tinggal di penginapan, diam-diam bercampur dengan tamu yang akan pergi ke utara melarikan diri, dua wanita itu pura-pura tidak tahu, mereka membiarkansaja mereka melarikan diri.
Saat tengah hari, dua wanita baru pergi keluar, tidak ada orang yang tahu tujuan mereka, kereta dan bungkusan bajunya ditinggalkan di penginapan, rasanya mereka tidak akan pergi jauh, pergi lama.
Hari baru saja gelap, di tempat liar di utara kota, lima bayangan hitam berjalan cepat, kadang berjalan, kadang berhenti, tampak sangat hati-hati.
Di kedua sisi jalan adalah sawah-sawah, orang tidak bisa menganggap galangan sawah yang tidak beraturan itu sebagai jalan raya, itu hanya tempat liar yang ada didaerah ini, satu-satunya jalan untuk melakukan perjalanan rahasia di malam hari, jalan melalui alam liar dan menyusup diantara rumput dan pohon, seharusnya akan aman sekali.
Setelah berjalan sejauh dua li, disebelah kanan, padi tampak menguning, daerah liarnya jadi mengecil, mereka berjalan harus melalui tanah liar disebelah kiri.
Orang yang memimpin didepan sembunyi di dalam rerumputan, memeriksa keadaan didepan kalau-kalau ada yan g mencurigakan.
Bulan sabit akan tenggelam dibarat, sinar bintang terang, suara katak disawah menggetarkan telinga, ditanah liar suara serangga menging-king, langit gelap, jarak pandang jadi terbatas.
"Setelah melewati lapangan liar, maka kita akan bisa memutar keutara." Kata Du-xin-lang-jun pelan, "enam tujuh li lagi maka akan sampai di jalan raya, kuharap jangan terjadi hal yang tidak diduga."
"Tidak mungkin bisa terjadi hal itu." Kata Yu-shu-xiu-shi menarik Liu Fei-yan yang ada di belakangnya, "Fei-yan, kau juga jalanlah didepan, jika ada orang yang mencurigakan, kau harus gunakan pisau terbangmu membunuhnya."
"Baiklah, aku dan Ji Xing-zhu akan berjalan di depan." Kata Liu Fei-yan menurut, dia melangkah maju ke depan.
"Ssssst...diam!" Du-xin-lang-jun yang berjalan di depan berteriak pelan, tubuhnya berjongkok serendah mungkin, "tiga puluh langkah di sebelah kiri depan, ada benda yang bergerak, hati-hati!"
Bukan ada benda bergerak, tapi orang sedang bercakap-cakap.
"Bocah Gao dari perkumpulan Cun-qiu itu, mengira nona hanya berdua, makanya pasti akan bersembunyi dulu beberapa hari, baru diam-diam melarikan diri." Satu suara yang keras dengan jelas terdengar, "di daerah ini nona menugaskan kita menebar jaring, sangat mungkin bisa menjaring beberapa ekor ikan kecil. Tapi, aku duga mereka masih akan menanti beberapa hari lagi, beberapa malam ini kita tidak perlu terlalu sibuk."
"Belum tentu!" kata seorang lagi, "anak buah bocah itu telah satu hari melarikan diri, bocah sombong itu pasti sangat gelisah, sangat mungkin nekad menempuh bahaya pergi ke Xiang Yang untuk berkumpul dengan orang-orangnya, jika dia bisa sampai lolos, kita orang-orang Jin-she-dong, dimana mau menaruh muka kita" Kalian sama sekali tidak boleh ceroboh."
Yu-shu-xiu-shi berlima hatinya jadi dingin, diam-diam mengeluh.
Musuh mengatakan menebar jaring, pasti orangnya sembunyi ditempat gelap menunggu ikan masuk kedalam jaring. Jelas orang yang sembunyi didepan cukup banyak, melewati garis penjagaan ini sangat bahaya sekali.
"Celaka, benar saja Jin-she-dong punya banyak orang, diam-diam mengawal dua wanita setan itu." Kata Yu-shu-xiu-shi putus asa, "untung kita menyusup sebagian-sebagian, hampir saja masuk kedalam perangkap mereka."
"Bagaimana?" Liu Fei-yan sependapat, "jika sekali serang tidak bisa membunuh beberapa orang, maka......"
"Tidak mungkin, musuh di tempat gelap kita di tempat terang," Tangan Pengail Arwah Qiu-wu juga merasa takut, "orang-orang keluaran Jin-she-dong ilmu silatnya hebat-hebat, hatinya pun keji, ditambah lagi mereka bisa menyerang secara diam-diam, kekuatannya akan berkali lipat, siapa yang bisa bertahan?"
"Tiga orang yang membocorkan itu, siapa sebenarnya mereka" Benar-benar membuat celaka kita." Seruling Damai Xiao Tai-ping tertawa pahit.
"Tiga orang itu sungguh harus mati, aku ingin menyelidiki asal-usul mereka dan mengupas kulit mereka." Yu-shu-xiu-shi menggigit gigi menghujat, "dasar wanita sialan, kita tidak bisa terus-menerus bersembunyi, kita kembali dulu."
Bersembunyi bisa didaerah pelabuhan di luar kota, karena kota kabupaten Wu-chang adalah pusat lalu lintas darat dan air, penduduk-nya ada empat-lima puluh ribu jiwa, jadi lebih mudah bersembunyi didalam kota, bersembunyi dikota adalah satu-satunya cara yang paling aman. Tapi jalannya harus merayap seperti serangga, merayap diantara sawah-sawah, kalau tidak jangan harap bisa selamat melewati garis penjagaan, begitu mengharuskan mereka jalan merayap, Liu Fei-yan mana bisa merayap.
"Jika dugaanku tidak salah, disekitar kota sudah ada orang yang menebarkan jaring." Seruling Damai menolak kembali.
"Kau punya akal bagus apa" Melabraknya?" kata Yu-shu-xiu-shi.
"Mereka telah menutup jalan keutara."
"Pasti." "Mereka tidak mungkin lama menunggu."
"Seharusnya sama dengan kita, ingin cepat-cepat pergi."
"Kita berjalan kebarat dulu, pasti berhasil, Ini tentu diluar dugaan mereka."
"Menuju barat?"
"Menuju kekota Wu-chang, menghindar sementara," Kata Seruling Damai dengan pasti, "apakah kau sudah lupa, mereka juga menuju kota Wu-chang" bukankah ini sama dengan menyerahkan diri?"
"Justru itu, kita bisa bergerak diluar dugaan, mereka pasti menduga kita tidak berani jalan menuju barat, maka kearah barat pasti tidak ada penjagaan. Apa lagi didalam kota itu ada temanku, bersembunyi satu tahun atau setengah tahun juga tidak ada masalah."
"Baiklah! Kita kebarat!" Yu-shu-xiu-shi segera memutuskan, "jika perlu kita lewat jalan air ke Xiang-yang."
Begitu diputuskan, lima orang itu diam-diam kembali membelok arah.
0-0-0 Guan Mei-yun adalah pemandu yang paling baik, terhadap tempat-tempat melancong ternama dia sangat hafal sekali, selain teman melancong yang baik, orangnya juga terbuka, kewanitaannya membuat orang jadi romantis, penampilannya selalu sebagai nona besar keluarga kaya.
Ada seorang nona kaya yang cantik, hangat, terbuka, berkuasa jadi pemandu, senang dan mudah adalah hal yang sudah diduga.
Fu Ke-wei seperti telah mendapatkan tambang mas, sebisanya menampilkan tingkah putra berkuasa dari ibu kota.
Guan Mei-yun membawa dia kesebuah perumahan amat besar di luar gerbang barat kota, bertemu dengan kakaknya Guan Ji-zhong dan Guan Yue-yun.
Perumahan yang amat besar ini juga adalah harta tidak bergeraknya tuan besar Guan Tian-fu, tempat ini biasanya digunakan untuk tinggal para tamu.
Rumah tinggal keluarga Guan yang ada di dalam kota tidak untuk tinggal para tamu, orang-orang kota semuanya tahu, walau pun famili atau teman baik, semua dilayani di rumah diseberang jalan. Teman dari dunia persilatan dilayani di perumahan besar yang diluar gerbang barat kota, tanahnya luas sekali, tidak hanya ada gunung buatan dan taman, juga ada danau buatan setengah hektar. Kakak beradik keluarga Guan, sering melayani tamunya makan minum di perumahan ini.
Usia Guan Ji-zhong sudah lewat dua puluh lima-enam, mempunyai seorang istri dan seorang istri muda, tapi masih sering berfoya-foya diluar.
Guan Yue-yun juga jenis yang sama, sudah punya suami, di luar masih menarik orang, sampai keluarga mertuanya juga tidak dipandang, orang lain tentu saja lebih-lebih tidak dipandang.
Keluar dari gerbang Bin Yang, mereka naik perahu pribadi melancong ke Dong Hu.
Diatas perahu ada lima orang, selain Fu Ke-wei dan kakak beradik Guan, seorang lagi Du Lan-yin juga putri tunggal seorang terkaya dikota Du Jin-yuan.
Begitu naik keperahu, Guan Ji-zhong telah menempel Fu Ke-wei.
Tuan muda kaya ini pernah sekolah beberapa tahun, setiap ujian selalu gagal, selanjutnya dia jadi tidak sekolah lagi, dia mengikuti para pengawal rumahnya belajar beberapa tahun ilmu silat, tinju, kaki, golok, pedang disini dia malah mendapat hasil sedikit. Karena orangnya bertubuh tegap, bertarung diantara tuan muda kaya, dia selalu menang tidak pernah kalah, makanya dia sangat membanggakan kemahiran silatnya.
Diatas perahu perempuan lebih banyak daripada laki-laki, para nonanya duduk dibelakang, hanya dua orang laki laki duduk didepan perahu, nampak jelas tuan muda Guan sengaja menempell Fu Ke-wei, tidak tahu ada maksud apa.
"Saudara He sekolah di ibu kota, kecuali pelajaran menunggang kuda memanah dari Guo Zi jian, apakah pernah belajar silat dari para pengawal rumah anda?" Tuan muda Guan tidak begitu antusias terhadap pemandangan setempat, dia lahir dan besar disini sudah sering lihat pemandangan setempat jadi tidak dilihat sebagal pemandangan menarik lagi!
"Di ibu kota ilmu silat sedang giat-giatnya anak muda suka mengejar model terkini, aku juga tidak terkecuali, pernah mendapatkan pelajaran silat tangan kosong selama tiga tahun dari seorang komandan Dong-cang, juga pernah mengikuti Tiga Pesilat Pedang ibu kota belajar beberapa jurus pedang, sayang aku ini tidak ada bakatnya, hanya bisa belajar kembangnya saja, dan beberapa jurus pedang membelah balok kayu." Fu Ke-wei tertawa pahit menghibur diri.
"Ohh! Saudara He terlalu merendah diri" Guan Ji-zhong tertawa.
Fu Ke-wei telah mendengar maksud diluar kata-katanya.
Benar saja, tiba-tiba Guan Ji-zhong mengunci tangannya, sepuluh jarinya di cengkramkan
Dia juga balas mengunci, masing-masing mencengkram dengan kuatnya, dan mengerahkan tenaga, ingin menghancurkan tulang jari lawan dan bersamaan menarik kearah sisi tubuh.
Fu Ke-wei pura-pura kepayahan, setelah tarik ulur beberapa kali, akhirnya bisa memantapkan diri, malah pelan-pelan menarik tangan lawan nya keluar.
Beberapa saat wajah Guan Ji-zhong sudah menjadi merah, lehernya membesar, nafas jadi berat, beruntung masih bisa menahan tangan tidak sampai jatuh, selanjutnya terjadi tarik ulur kecil sejenak, kedua belah pihak juga tidak bisa menjatuhkan lawan.
Tiga wanita yang duduk dibelakang, terus mengawasi gerak gerik mereka berdua, melihat dengan jelas keadaan pertarungan tenaga ini, seimbang sulit menentukan siapa pemenangnya.
"Tuan muda Guan, buat apa kau mempermainkan teman adikmu?" Du Lan-yin membela Guan Ji-zhong, dia telah tahu dia tidak akan bisa bertahan lama lagi, "tampaknya kau telah mendapatkan pembantu yang handal, tuan muda He pasti bisa membantu kau menghadapi para berandalan dari Wen-chang-men itu."
"Kak, aku tidak izinkan kau menarik tuan muda He kedalam lingkungan teman-temanmu." Guan Mei-yun dengan serius berkata, "dia adalah temanku, tahu tidak?"
"Jangan gelisah?" Guan Ji-zhong melepaskan tangan sambil tertawa penuh arti, "tenaga tangannya besar tapi belum tentu berguna, harus bisa ilmu silat baru berguna, lain hari aku ingin mencoba tangan kosongnya saudara He."
"Kau berani?" Guan Mei-yun melotot, "jangan harap kau bisa membawa dia membantumu, Xian-wei, jangan perdulikan dia."
"Saudara Guan, ada masalah apa sebenarnya?" tanya Fu Ke-wei.
"Ha ha ha......" Guan Ji-zhong tertawa terbahak, "sekarang aku tidak enak mengatakannya, bagaimana pun kau telah menjadi temanku, aku akan membuat kau mendapatkan kehormatan dan selamat datang di rumahku, dijamin pasti seperti dirumah sendiri, kita laki-laki ada tempatnya untuk laki-laki, jangan sampai adikku dan temannya menempelmu terus. Besok, aku akan kepenginapan mencarimu, pastikan itu!"
Tertawa, belum tentu benar-benar menyatakan senang.
Tawanya Guan Ji-zhong, membuat orang yang memperhatikan hatinya jadi dingin, tawanya bukan menyatakan senang, tapi ada maksud tertentu.
Wajah Fu Ke-wei juga tampak tersenyum, senyum semacam ini juga ada arti lain, arti sebenarnya hanya dia sendiri yang mengerti.
"Kau jangan berharap." Nona besar Guan yang telah menjadi istrinya juga angkat bicara, sedikit pun tidak menghormati kekuasaan kakaknya, dia berkata pelan pada adiknya Guan Mei-yun, "persilahkan tuan muda He datang ketaman anggrekku."
"Besok aku temani kalian, supaya tidak ada orang sembarang bicara." Du Lan-yin dengan genit melirik Fu Ke-wei, mungkin harus disebut diam-diam mengantar cinta, lirikan menggaet laki-laki nya memang sangat menarik, "kakak kalian memang ada niat mengumpulkan orang pintar, sebenarnya menguntungkan kalian juga, buat apa membuat dia kecewa" Paling sedikit bisa dengan atas nama kakak kalian, terang-terangan mengundang dia kerumah!"
Nada bicaranya Du Lan-yin penuh dengan rasa tidak berdaya.
"Tidak bisa, ayahku tidak izinkan membawa orang luar tinggal dirumah, kakak hanya akan menempatkan dia ke tempat tempat kotor, aku tidak akan tertipu." Kata Guan Mei-yun menggelengkan kepala.
Malam itu, nona kedua Guan menjamu tamunya di restoran Wu-fu, tamu pentingnya adalah Fu Ke-wei, tamu pendampingnya adalah nona besar Guan dan Du Lan-yin.
Orang dikota, semua tahu asal-usulnya para orang kaya ini, nona besar mengadakan pesta menjamu tamu laki-laki, sudah tidak aneh lagi seperti memang harus begitu.
Begitu kembali ke penginapan, hari sudah tengah malam.
Fu Ke-wei tadinya sudah setengah mabuk, sudah mabuk baru bisa bergerak bebas, bermain dengan sekelompok wanita, bisa tetap tidak mabuk, itu sudah sangat sulit sekali boleh dipuji.
Dua orang pelayan keluarga Guan mengantar Fu Ke-wei pulang kepenginapan, setelah menyerahkannya pada pelayan kecil Yung-lin, langsung pulang melapor.
Kamar atas dibagi dua ruangan luar dan dalam, Nie-sha-yin-hoa yang menyamar jadi pelayan kecil membantu dia mencuci muka, kembali ke kamar dalam, wajah Fu Ke-wei sudah tidak terlihat mabuk.
"Bagaimana?" dia menerima teh yang diantarkan oleh Nie-sha-yin-hoa perlahan tanya.
"Mereka telah mengutus orang, menipu aku keluar dan dua kali memeriksanya." Nie-sha-yin-hoa pelan menjawab, "orang yang memeriksa bungkusan baju semuanya orang-orang ahli, gerakannya mahir tidak ada yang terlewatkan, jika tuan sebelumnya tidak mengatakan, aku sungguh tidak percaya seorang kaya, bisa memperkerjakan ahli yang sangat cekatan. Tuan, kau harus hati-hati."
"Aku tahu, Xiao Ling." Dia tertawa dingin, "rumah keluarga Guan banyak sekali, jebakan di dalamnya juga banyak, tamu tidak bisa menginap di dalamnya, jadi tidak ada kesempatan melihat asal-usul si penjahat, terpaksa merubah cara mencari akal dari para anjing ini, cepat atau lambat aku pasti akan masuk, memang sedikit repot menemukan tempat persembunyiannya si bangsat itu, aku akan hati-hati menghadapinya. Ooo...! Apakah ada kabar dari para anak buahnya Jin Chao-chen?"
"Petugas Shu Bai-yun melaporkan, rumah besar dan kecil keluarga Guan di seluruh kota, tidak pernah ditemukan ada orang yang mencurigakan keluar masuk, si anjing tua Guan menyamar jadi seorang kaya sangat berhasil, sedikit pun tidak menarik perhatian orang, harap tuan menambah kewaspadaan mencegah hal yang tidak diinginkan." Nie-sha-yin-hoa memang pembantu yang cekatan, "tamu di kamar sebelah kiri mau pun kanan sangat mencurigakan, mungkin mata-mata keluarga Guan."
"Bukan, mereka adalah mata-matanya keluarga Du." Kata Fu Ke-wei yakin, "putri tuan besar Du Jin-yuan berteman denganku, dia merasa tidak tenang jadi mengutus orang mengawasi. Tenang saja, mereka tidak membahayakan aku."
"Aku akan perhatikan mereka, orang-orangnya keluarga Du juga bukan orang sembarangan."
"Saat aku tidak ada, kau harus sangat hati-hati." Dia dengan serius berpesan, "sekali ada gejala yang tidak menguntungkan, kau harus segera pergi ketempat jauh, jangan takut menggagalkan usahaku, aku bisa melakukannya dengan cara lain, mengerti tidak?"
"Tuan, aku akan sangat waspada."
Nie-sha-yin-hoa lupa dirinya menyamar jadi laki-laki, tanpa sadar tersenyum manis, penuh dengan rasa kewanitaan.
"Aku khawatir kau terlalu percaya diri, Xiao Ling, paling baik selain waspada kau harus sedikit rendah hati, telapak kaki banyak diolesi minyak. Jika terjadi sesuatu pada dirimu, seumur hidup aku tidak akan bisa tenang!" tiba-tiba tanpa sadar Fu Ke-wei menarik memeluk Nie-sha-yin-hoa.
"Walau begitu, aku juga rela sepenuhnya." Nie-sha-yin-hoa menurut saja dipeluknya.
"Tidak, ini adalah masalah antara aku dengan Xi Zhang-feng, jangan melibatkanmu, itu sudah tidak seharusnya, jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, aku......" dia melepaskan tangan pelan mendorong tubuh dari pelukannya.
"Apakah tuan lupa hutang nyawanya Xi Zhang-feng padaku juga belum dibayar" tentu saja aku juga berhak terlibat dalam masalah ini." Nie-sha-yin-hoa malah sebaliknya menempelkan tubuhnya dengan erat, "malah Xie-shen dan adik Ji, semua juga ada hak melibatkan diri, tapi kau malah sengaja meninggalkan mereka, melakukan tindakan seperti ini apakah adil" saat mereka tidak mendapatkan jejakmu di tempat yang telah dijanjikan, apakah kau tahu perasaan di dalam hati mereka?"
"Hal ini tidak bisa berbuat apa apa." Fu Ke-wei mengeluh, "aku mengejar ketua benteng Xi dan anaknya, selain membalaskan dendam nyawa teman, tujuan utamanya adalah menyelidiki di mana Pedang Naga Langit Lu-zhao, masalah ini tidak ada sangkut pautnya dengan orang lain, apa lagi......"
"Apa lagi apa?"
"Apa lagi jika di sisiku banyak orang, tidak terhindar akan kurang perlindungannya, jika terjadi hal yang tidak diinginkan, bukankah akan membuat aku menyesal seumur hidup?"
"Tuan terlalu banyak khawatir! Kami semua terlahir sebagai orang yang bermain nyawa, tidak memandang penting hidup atau mati, semua akibat akan ditanggung sendiri, yang kau katakan itu bukan alasan." Nie-sha-yin-hoa dengan banyak pertanyaan di dalam hati memandang dia, "apakah kau merasa sebutan kami tidak bagus, hingga bisa merusak nama baik?"
"Nama baik" Memangnya aku punya nama baik! Kau kira aku ini orang suci?" kata Fu Ke-wei tertawa, "kau tahu di dunia persilatan ada berapa banyak orang ingin sekali makan dagingku, tidur di atas kulitku?"
"Betulkah?" Nie-sha-yin-hoa tertawa, "aku malah mengira penilaian Tian-ya-koay terhadap mu sangat tepat."
"Ooo..! Bagaimana dia mengatakannya?"
"Ingat saat berpisah di Shan-xi, dia kata kau bertingkah aliran hitam, berhati pendekar." Kata Nie-sha-yin-hoa tertawa, "setelah tinggal bersamamu beberapa waktu, apa yang kau lakukan, apa yang kau perbuat, membuat aku merasakan kau adalah seorang yang bisa diandalkan, aku kira penilaiannya si pengemis tua itu tepat sekali. Xie-shen dan mereka juga pasti ada perasaan yang sama, jika tidak mana mau dengan suka rela melayani kau?"
"Itu karena mata kalian keluar dari kelopaknya." Kata Fu Ke-wei tertawa, "di kemudian hari kalian bisa menyadari, aku ini tidak seperti yang kalian bayangkan."
"Kami terhadap pandangan kami sangat percaya......"
"Sudahlah, tidurlah dengan tenang!" dia tiba-tiba mempertinggi suaranya, diam-diam memberi isyarat, ada orang sedang mengawasi, "besok aku masih harus bertemu dengan nona kedua Guan!"
"Ya, tuan." Nie-sha-yin-hoa juga memperkeras suaranya, membereskan alat minum keluar kekamar depan tempat tidurnya, dengan teratur membereskan ranjang tidur, membetulkan bantal dengan tenang tidak tergesa-gesa, semua tindakannya menunjukan dia adalah pelayan yang teliti dan rajin.
Kamarnya ada beberapa jendela terang, diatas jendela terang yang ada disisi, ada satu bayangan menggunakan ilmu meringankan tubuh yang tinggi, Gordin Mutiara Menggantung Terbalik, bayangan itu menggantung dibawah atap, kertas minyak jendela telah dilubangi satu lubang kecil, dari lubang kecil mengintip kedalam.
Guan Mei-yun sudah tertarik pada Fu Ke-wei, dia memang juga wanita nakal yang tidak taat aturan, putra para orang yang punya kedudukan di kota ini, melihat dia seperti melihat wabah"
Dan para putra orang kaya yang pikirannya hanya wanita dan mengaku dirinya romantis, malah menjadikan dia sebagai sasaran, dengan giatnya mengikuti kemana dia pergi.
Kali ini, akhirnya dia menemukan pria idaman yang membuat hatinya tergerak, mendapat kesempatan berkenalan, membuka jaring cinta dengan terencana, menangkap pria tampan yang segalanya membuat dia tergila-gila.
Dia tahu, kakaknya tidak bisa tenang terhadap orang asing yang datang dari ibu kota, dia sedang merencanakan sebuah siasat menghadapi pria idaman hatinya, kakak perempuan dia sepertinya juga ada maksud terhadapnya, di dalam hati tentu saja dia tidak rela. Tadinya dia ada niat membawa ke Taman Anggrek kakaknya, tapi dibatalkan.
Pagi-pagi keesokan harinya, dia mengutus pelayan mengundang Fu Ke-wei ke Taman Qing fengnya Du Lan-yin.
Taman Qing-feng adalah harta tidak bergeraknya tuan besar Du Jin-yuan, biasanya hanya digunakan oleh keluarga wanita, diurus oleh putri tunggal kesayangannya Du Lan-yin, di dalam taman ada paviliun dan kebun bunga, adalah tempat yang bagus untuk bermain.
Dia tidak menginginkan kakak laki-lakinya membawa Fu Ke-wei jadi berandalan.
Para lelaki berkumpul, selain mengejar arak dan wanita, yaitu memainkan tongkat atau tombak, berebut kekuasaan dengan berandalan jalanan, tidak bisa melakukan hal yang baik.
Dia juga menjaga kakak perempuannya mengincar Fu Ke-wei, menjaga supaya kakak wanitanya tidak merebut pria idamannya.
Dia dan Du Lan-yin di ruang kecil, menemani Fu Ke-wei sarapan pagi.
Makanannya enak enak, ada pelayan wanita melayani.
Fu Ke-wei sedikit pun tidak kaku, dengan lancar berkata-kata, tingkahnya selain hangat dan sopan juga tampak tingkah sombong yang tidak kelewat batas para putra orang kaya yang romantis, mengatakan kata-kata yang terselubung yang tidak merusak situasi, membuat dua wanita cantik tingkahnya jadi genit, mendekatkan jarak hubungan antar lawan jenis.
Du Lan-yin adalah tuan rumah, dia menemani mereka berdua melihat-lihat ke sekeliling taman.
Taman Qing-feng berada di luar kota, tanahnya luas sekali, semua bangunan berbentuk tunggal terpisah masing-masing, merupakan salah satu taman ternama setempat, berjalan sekeliling harus memakan waktu setengah hari lebih.
Du Lan-yin menemani mereka sampai di vila teratai, lalu dengan tahu diri meninggalkan mereka pergi dengan pelayan wanita.
Vila teratai luasnya kira-kira enam tujuh ha, penuh dengan teratai dan kuncup teratai, di kelilingi dengan pohon dan bunga yang indah.
Vila teratai dibangun di tengah danau, ada jembatan dengan sembilan belokan menghubung ke daratan, satu belokan yang dekat ke vila adalah model jembatan gantung, begitu papan jembatannya diangkat maka terputuslah hubungan ke daratan.
Du Lan-yin dengan alasan ada urusan yang harus diselesaikan, meninggalkan mereka berdua di vila menikmati pemandangan bunga teratai atau naik perahu.
Setelah main setengah harian, para nona harusnya telah lelah.
Tapi Guan Mei-yun tidak merasa lelah, tapi pura-pura lemah, dengan leluasa menggaet lengan Fu Ke-wei, duduk diatas tiang melintang vila, dengan genitnya mengambil sapu tangan wangi, dan indahnya mengelap keringat di lehernya, wajah yang merah tidak pakai kosmetik, tampak lebih cantik memikat.
Fu Ke-wei menggaet tangannya, tersenyum membalikan wajah menatap Guan Mei-yun sedikit tidak bisa menahan diri, tidak saja wajahnya memikat dan harum tubuhnya juga merangsang.
"Kau......kau lihat apa?"
Dia juga melihat Fu Ke-wei dengan sorot mata yang aneh hangat, di dalam tubuhnya timbul gelombang aneh, dengan genit melihat Fu Ke-wei dengan mata putihnya, warna merah di leher naik ke atas.
"Cantik alami, cantik sekali." Fu Ke-wei mengusap tangannya dengan pelan, senyumnya membuat hatinya bergelombang, perasaan yang datang dari tangannya juga membuat dia lupa diri, "Mei Yun, akhirnya aku mengerti juga makna kecantikan bisa dinikmati."
"Gombal!" Seluruh tubuh Guan Mei-yun jadi panas, dia pura-pura akan menarik tangannya.
Fu Ke-wei mengambil kesempatan menariknya, melumpuhkan tarikan dia, hmmm... sekali, tubuhnya setengah diputar, mengikuti arah jatuh di pelukan Fu Ke-wei.
Semua gerakan jatuh ke pelukan tampak sangat alami.
Guan Mei-yun memeluk dengan kuat, dia seperti meloncat di awan, menutup matanya, pura-pura meronta tubuh yang panas itu.
"Mei......Mei......Yun......"
Hati Fu Ke-wei juga bergelombang, matanya menyorot sinar aneh, dia bisa merasakan denyut hatinya lebih cepat satu kali lipat, ingin mengendalikannya juga tidak mampu, tangan menambah tenaga.
"Mmm, Xian-wei, kau......kau......"
"Ooo..Aku......"
Fu Ke-wei tertegun, tenaga di tangan mengendur.
"Kau, terhadapku apa......apa bersungguh sungguh?" dia menyandar di pelukan Fu Ke-wei berguman, wajahnya menempel di dada yang kuat dan hangat.
"Mei-yun, percayalah padaku," Kata Fu Ke-wei di sisi telinganya dengan lembut, tangan di atas tubuhnya dengan lembut mengusap-usap.
"Akhirnya aku menemukan orang yang bisa mencurahkan hati, ya......yaitu......kau......." Dia seperti mabuk seperti bengong, hampir lumpuh di pelukan Fu Ke-wei.
"Jika ayahmu tidak menolaknya, bawa aku menemui ayahmu, bagaimana" Mei-yun, biarkan ayahmu melihatku apakah pantas buat kau......"
"Ayahku terlalu sibuk dengan kegiatan rutinnya, entah lewat beberapa hari lagi, baik tidak?"
"Ooo! Ayahmu keluarganya besar usahanya juga besar, apakah setelah kembali dari perkebunan teh dan persawahan?"
"Aku juga tidak tahu......mmm! Kau......kau jahat sekali......"
Tangan Fu Ke-wei bergeser menyentuh di bagian tubuh yang sensitif, satu gelombang aneh menerjang Guan Mei-yun, tanpa sadar dia merintih genit, menghembus nafas seperti anggrek, seperti ular menggeliat di pelukan Fu Ke-wei, dia tersesat di dalam gelombang yang liar ini.
Pria menginginkan wanita, terhalang satu gunung, wanita menginginkan pria, terhalang kertas satu lembar.
Fu Ke-wei merasa lepas kontrol, mencium bibir kecilnya yang panas itu.
Di sekeliling tidak ada orang, taman Qing-feng yang luas ini tampak tenang, waktu yang bagus, pemandangan yang indah, seorang laki-laki seorang perempuan, tidak ada saru halangan pun, hal apa pun bisa terjadi.
Rambut kacau, perak mengeletak, baju setengah terbuka, buah dada putih seputih giok, cukup menyalakan bara api nafsu.
Fu Ke-wei sudah tidak bisa menahan diri, tadinya dia sengaja menimbulkan nafsu wanita sembarangan ini, ciuman yang terus menerus dari bawah leher turun hingga pada buah dada yang menggiurkan.
Baju perlahan dibuka, sekarang tubuh Guan Mei-yun hampir menjadi kota yang tanpa penjagaan.
Di tengah jembatan sembilan belokan, tiba tiba terdengar satu batuk pelan.
Guan Mei-yun dengan sangat terkejut cepat cepat menarik bajunya, menutup buah dadanya yang terbuka.
"Lan-yin......kau......"
Sambil memakai baju dia duduk dengan benar sambil berteriak marah.
"Bukan nona Du." Kata Fu Ke-wei juga cepat-cepat duduk kembali.
Seorang wanita cantik yang bisa membuat orang berdebar hatinya, memakai baju warna putih bulan, baju tipis dengan lengan baju ketat, membuat buah dada yang tinggi itu lebih seksi, mata genit yang berair benar-benar bisa menggaet roh orang.
Walau wanita ini telah menyaksikan pemandangan mesra kedua orang itu, tapi sepertinya tidak terkejut.
"Kau ini siapa?"
Guan Mei-yun dari malu menjadi marah, dia membenci sekali wanita yang tidak tahu kesenangan orang ini, yang telah merusak kenikmatan dia, sambil meloncat marah memaki-maki, sambil cepat-cepat membereskan baju yang kacau.
Model rambut dari pakaian wanita ini, sudah menjelaskan kedudukannya berbeda, tapi dia pasti bukan pelacur di rumah bordil.
"Aku datang mencari tuan rumahnya taman ini," Wanita baju putih menunggu dua orang itu membereskan bajunya, baru pelan-pelan mendekat, "taman setan ini vilanya terlalu banyak dan juga terlalu luas, orang yang bersembunyi di dalam sini, jika orangnya sedikit, sulit bisa mencarinya, makanya harus mencari orang menanyakannya."
Guan Mei-yun adalah tamu yang sering datang ke taman Qing-feng, pelayan di taman ini, dia hampir semuanya tahu, malu yang ditimbulkan karena perbuatannya terlihat tidaklah membuat dia jadi tidak waspada, begitu melihat dia sudah merasakan orang ini tidak di kenal, sehingga dia berteriak bertanya pada orang ini.
Begitu mendengar nadanya, dia tahu betul orang ini benar saja orang asing.
Seharusnya dia berpura-pura jadi seorang wanita baik-baik, tapi dia telah mencium ada bahaya, nada wanita itu tidak benar, dia tidak bisa berpura-pura menjadi seorang wanita baik-baik yang tidak bisa ilmu silat.
"Wanita murahan yang pantas mati, kau berani masuk ke tempat khusus untuk keluarga wanita yang terlarang untuk orang luar, sungguh tidak tahu malu." Dengan marah dia menerjang pada wanita yang masuk ke tempat terlarang ini, kakinya lincah dan cepat, "Jika kau senang mengintip hal yang begini, kenapa tidak cari sendiri laki laki......lah......"
Seharusnya dia menyadari bahaya dari nada bicaranya si wanita, hingga dia tidak akan sampai bertindak sembarangan, dengan marah dia menerjang maju menampar si wanita.
Fu Ke-wei telah terjerumus ke dalam nafsu birahi Guan Mei-yun, nafsu birahinya mengantarkan dia kedalam pelukannya, tubuh telanjang yang sempurna dan memikat membuat dia sedikit tidak bisa menahan diri, walau dia telah mempersiapkan diri, tetap saja dia terangkat nafsunya.
Tapi dia masih dalam keadaan sadar, nafsu yang timbul tadi jadi memudar karena di kacaukan oleh keadaan di luar, kesadaran yang sementara tertutup oleh nafsu mendadak kembali lagi, dia sudah dapat melihat kedatangan wanita itu, tujuannya tidak bersahabat, dia bukan orang biasa, sesaat memusatkan pikiran reaksinya jadi terlambat, dia tidak dapat mencegah emosi Guan Mei-yun, begitu tidak berhasil mencegah, Guan Mei-yun dalam keadaan marah, sudah menerjang mengangkat tangan dengan gegabah menempeleng.
Menempeleng adalah tindakan paling bahaya, begitu tangan bergerak posisinya sudah terbuka terlebih dulu, kecuali lawan benar-benar reaksinya lambat, atau ilmunya kurang, jika tidak dengan mudah lawan bisa membalas menyerang.
Buug... paak... terdengar suara aneh, ada orang terkena tamparan dan terpukul.
Guan Mei-yun bergerak cepat sekali, tapi wanita baju putih lebih cepat lagi, sungguh seperti kilat, dia sama sekali tidak menangkis tangan mulus Guan Mei-yun yang datang menempeleng, tubuhnya miring memotong masuk mengulur tangan, pertama di pipi kiri Guan Mei-yun yang masih merah itu dia melayangkan telapaknya, lalu membalikan telapak memukul telinga kanan, seperti memukul dalam waktu bersamaan.
Walau Guan Mei-yun seorang jago wanita yang berilmu tinggi, dalam keadaan tidak ada perlindungan, mana bisa menahan pukulan keras yang mengena telinga kanannya, Ngeek... tubuhnya terlontar satu zhang lebih, meronta beberapa kali langsung pingsan.
Fu Ke-wei terkejut, gerakan wanita ini sangat cepat dan lancar, jelas setingkat dengan pesilat tinggi yang ternama, tenaganya juga bisa di kendalikan dengan bebas, menghadapi lawan sedikit pun tidak ada emosi, sungguh membuat hati dia tergerak.
Kewaspadaannya baru saja timbul, wanita itu telah mendekat padanya.
"Kau lebih memalukan lagi! Datang kemari untuk sembunyi menghindar bahaya, tapi tetap saja menggaet wanita."
Sambil bicara orangnya bergerak, bayangannya menekan dari depan, seperti sinar kilat, telapak mulusnya datang ke arah pipi kiri dia.
Saat ini satu-satunya gerakan tepat adalah membalasnya.
Tapi dia tidak bisa membalas menyerang, dia masih belum tahu tujuan lawan datang!
Segera dia mengeserkan tubuhnya menghindar, dia mengetahui kecepatan serangan wanita ini mengejutkan siapapun, dia mengerahkan ilmu silat sebenarnya, mempercepat kecepatan menghindar.
Begitu serangan telapaknya tidak berhasil, wanita itu jadi terkejut, wajahnya berubah, seperti bayangan mengikuti benda, dia bergerak kembali dengan kecepatan yang mengejutkan orang, berturut-turut menyerang tiga kali.
Biasanya seorang anak muda emosinya masih tinggi dan tidak mau mengaku kalah, ini adalah reaksi yang timbul tanpa disadari. Banyak perselisihan terjadi, semua terjadi karena emosi yang tidak mau mengaku kalah ini.
Setelah serangan telapak wanita itu gagal, dia terkejut oleh kecepatan gerakan menghindar Fu Ke-wei, tapi itu juga menimbulkan reaksinya yang tidak mau kalah, dia merasa lebih kuat dari lawan, tanpa pikir lagi segera dia mengerahkan kepandaian sebenarnya, sedikit pun tidak memikirkan akibatnya, mengejar dan menyerang tiga jurus telapak berturut-turut pada bayangan yang berkelebat yang sulit bisa dilihat dengan jelas karena emosi, serangan pun menggunakan seluruh tenaganya, dia ingin cepat meraih kemenangan
Walau Fu Ke-wei tahu wanita ini berilmu hebat, dia juga tahu wanita ini salah mengenali orang, tapi dia tidak ada kesempatan untuk menjelaskannya, lebih-lebih tidak menduga dia bisa menyerang dengan sepenuh tenaga.


Pengelana Rimba Persilatan Jiang Hu Lie Ren Karya Huang Yi di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Telapak kedua sudah mengenai dirinya, dalam keadaan tidak siap dan di dalam hati tidak ada persiapan, tenaga yang seperti angin kencang datang menerpa, mendorong sejauh satu zhang lebih mengenai bahu kirinya.
Dia seperti terkena godam besar, mundur tiga langkah, baru bisa berdiri tetap.
"Wanita yang ingin mati!" teriak Fu Ke wei menggigit gigi, "terhadap orang yang tidak kenal juga memukul dengan sekejam ini, kau tidak bisa diberi hati."
Wajah dia mendadak berubah, berubah jadi dingin sekali, dia menyambut dengan tangan kanan, dengan satu jurus yang paling biasa Naga Awan Menampilkan Cakar, tanpa takut memotong masuk menyambut serangan, jurusnya tampak angkuh sekali.
Telapak dan cakar begitu bentrok, wanita baju putih terkejut, dia merasakan cakar Fu Ke-wei seperti terbuat dari besi, tenaga cakarnya sepertinya tidak begitu kuat, tapi saat menyentuh tangan seperti besi panas yang merah, ads semacam tenaga aneh menggetarkan seluruh tubuhnya, mengisap seluruh'tenaga yang dikeluarkannya, dengan sendirinya dia mundur sambil menarik telapaknya.
Tapi reaksinya sudah terlambat, buug... paak... sepasang bahunya terkena satu pukulan, seluruh tubuh kehilangan tenaga, lalu dadanya mengencang, ditangkap, dilempar, diterbangkan oleh satu tenaga besar yang tidak bisa ditahan, byaar..., jatuh ke dalam danau teratai.
Teknik berenangnya si wanita sepertinya sangat hebat, begitu masuk ke dasar danau, segera 'ssst'... dari dalam air dia meloncat keatas jembatan, kakinya baru saja menginjak papan jembatan, mendadak dia merasa tubuhnya bergetar, jalan darah Du-mai dipunggungnya telah ditotok oleh jurus yang aneh, seluruh tubuh jadi kaku, sama sekali tidak bisa bergerak.
Di sekitar itu tidak ada orang yang tinggal, Du Lan-yin dan Guan Mei-yun adalah ahlinya bermain asmara, sudah dari tadi mereka menyuruh para pelayan pergi jauh-jauh, meninggalkan tempat ini untuk kesenangan mereka.
Pertempuran di atas vila air, dan suara tercebur ke dalam air, tidak menimbulkan perhatian para pelayan yang berada jauh, langit jatuh pun mungkin tidak akan ada orang yang peduli!
0-0-0 Bersamaan waktunya, Xie-shen, Hoa-fei-hoa dan Ouw Yu-zhen, di ruangan sederhana tempat mereka sembunyi, di rumah orang miskin di ujung lorong, situasinya tampak tegang.
Mereka bertiga mengira tempatnya sangat tersembunyi, di rumah orang miskin ini mereka datang seperti tiga orang famili jauh, di kota sebesar ini tidak mungkin menimbulkan perhatian orang.
Tidak diduga baru menetap satu hari, pagi hari keesokannya sudah didatangi orang.
Tamu yang tidak diundang adalah wanita baju hijau dari Jin-she-dong itu.
Dengan terang-terangan dia membuka pintu masuk ke dalam rumah, di luar pintu ditinggalkan dua orang laki-laki setengah baya yang menyamar sebagai pelayan berbadan tegap, menghadang pintu seperti dua dewa pintu, siapa pun jangan harap bisa keluar masuk sesuka hati.
Tiga orang itu di ruangan sedang mengobrol dengan tuan rumah, sedang bersiap keluar, tiba-tiba mereka melihat ada orang membuka pintu masuk ke dalam rumah, mereka jadi terkejut!
Setelah melihat jelas yang datang adalah wanita baju hijau, hati ketiga orang jadi lega.
Diam-diam mereka jadi kagum, mimpipun tidak menduga dua orang wanita layang, bisa dengan mudahnya mengikuti tiga orang persilatan yang sudah berpengalaman, berhasil mengikuti jejak mereka.
"Aku khusus datang untuk berterima kasih pada kalian bertiga." Wanita cantik baju hijau dengan tersenyum menyatakan maksud kedatangannya, "aku marga Jin, bersama dengan adikku tinggal sebentar di kota kabupaten Wu-chang, tanpa alasan ada berandalan yang mengganggu, jika kalian bertiga tidak cepat memberi peringatan, mungkin sudah mengalami hal yang tidak diinginkan."
"Orang persilatan kadang timbul semangat mengurus hal kecil, itu hal yang biasa." Xie-shen tidak menyembunyikan dirinya adalah seorang persilatan, dengan ramah berkata, "nona Jin silahkan duduk, kami juga sedang bertamu tidak bisa dengan pantas menyambut tamu, harap maklum."
"Terima kasih."
Nona Jin mengucapkan terima kasih dan duduk, tuan rumah tahu diri buru-buru pamit kembali ke ruang dalam.
"Sebenarnya, aku dan kawan-kawan dengan wakil ketua perkumpulan Cun-qiu, Yu-shu-xiu-shi, dulu pernah terjadi perselisihan kecil, hanya saja tidak enak memperhitungkannya. Memberi ingat pada kalian berdua, bukan di sengaja, makanya jangan ditaruh dihati."
"Orang persilatan harus bisa membedakan dendam dan budi dengan jelas, aku dari Jin-she-dong di Chuan Xi, juga bisa dikatakan setengah orang persilatan, sehingga tetap merasa sangat berterima kasih. Boleh tahu nama dan marga kalian bertiga, dan sebutannya?"
Di dunia persilatan, julukan lebih penting dari pada nama, ada beberapa orang julukannya diketahui semua orang, tapi tidak tahu siapa namanya, apa marganya"
Larangan di dunia persilatan banyak sekali, wanita cantik baju hijau menanyakan nama dan sebutan, sesungguhnya berniat baik, tapi Xie-shen bertiga merasa kesulitan.
"Maaf sekali." Xie-shen menolak dengan sopan, di saat ini di tempat ini, bagaimana dia bisa membuka dirinya" Di dunia persilatan banyak orang yang serakah sedang mencari mereka!
"Malah aku yang kurang sopan." Wanita cantik baju hijau minta maaf, dia sendiri juga hanya memberi tahu marga tidak menyebut nama, "jika dugaan aku tidak salah, dua orang tuan ini juga wanita yang menyamar jadi laki-laki."
Dia mengangkat tangan tersenyum menatap pada Hoa-fei-hoa dan Ouw Yu-zhen, nadanya pasti penuh percaya diri.
"Nona Jin sungguh hebat." Hoa-fei-hoa diam-diam terkejut, "kami kakak beradik sangat percaya akan teknik penyamaran, tapi tetap tidak lolos dari matamu."
"Teknik penyamaran nona memang hebat sekali, tapi suara kalian saat memperingatkan, membuat aku jadi berani menduganya. Tolong tanya apakah kalian bertiga datang kesini juga demi Yu-shu-xiu-shi?"
"Bukan khusus demi orang ini, hanya sekalian saja." Xie-shen berkata, "jika maksud membalas dendam, dia sulit bisa meninggalkan kota kabupaten Wu-chang hidup-hidup. Setelah membongkar siasat keji dia, kami sudah tidak perhatikan dia lagi, mungkin dia akan menyelidik orang yang membongkar siasatnya, sehingga kami bersembunyi di penginapan tiga hari, tidak pernah melangkah keluar. Sekarang ini, seharusnya dia sudah menuju ke utara ke Xiang-yang!"
"Dia telah sampai ke tempat ini."
"Apa?" Xie-shen terkejut, "apa dia datang mengikuti jejak kami?"
"Saat kalian bertiga pergi setelah memperingati, kalian sudah di bawah pengawasan anak buahku. Makanya kami tahu gerakan kalian. Si bangsat itu tiba disini lebih lambat setengah hari, dia datang bertiga, sama sekali tidak tahu tentang kalian bertiga."
Kemudian nona Jin pamit, membawa anak buahnya pergi.
0-0-0 JILID KE TIGA Bab 23 "Tidak disangka dua wanita ini, diam-diam ada orang yang melindung boleh dikata kita telah dikalahkan!" kata Ouw Yu-zhen khawatir, "Paman Du, apakah sebaiknya kita pindah?"
"Tampaknya harus begitu." Kata Xie-shen juga sedikit ngeri, sejak awal hingga akhir kita dalam pengawasannya, aku merasa ngeri. Tapi kita tidak perlu terburu-buru, malam hari nanti kita baru pindah. Mari kita pergi ke penginapan diam-diam melihat siapa sebenarnya pelayan wanita yang kecil itu.
"Mana bisa dia membawa seorang pelayan wanita disampingnya" Benar..benar !"Hoa-fei-hoa dengan memonyongkan mulut kecilnya berguman, Sangat tidak leluasa, kecuali dia...."
"Kau jangan berpikir kearah negatif, Xiao Ji!" Xie-shen dengan nada aneh, "kamar atas biasanya dibagi ruang depan dan ruang belakang, kau jangan berpikir mereka berdua tidur bersama! Jangan berpikir yang tidak-tidak."
"Sialan kau, kau ingin dipukul yaa?"
Hoa-fei-hoa seperti seekor kucing yang terinjak ekornya, meloncat marah-marah.
"He he he......" Xie-shen hanya tertawa aneh sebagai jawaban, "anggap saja mereka... itu juga bukan urusan kau..., kau......"
"Kau ingin mati......"
"Kalian jangan berkelakar lagi, aku sedang berpikir......" kata Ouw Yu-zhen sambil berpikir.
"Sedang memikirkan apa?" tanya Hoa-fei-hoa.
"Pelayan tuan itu, sangat mungkin penyamaran dari kakak Chao." Kata-kata Ouw Yu-zhen mengejutkan orang.
"Tidak mungkin!" Xie-shen tertegun, "dia meninggalkan kita bertiga, budi dan dendam, kebenaran dan kejahatan, terpisah dengan jelas, mana bisa dia membawa nona besar itu di-sampingnya?"
"Sifat tuan memang begitu, tapi kalian lupa satu hal." Kata Ouw Yu-zhen tertawa.
"Hal apa?" Hoa-fei-hoa berebut.
"Kakak Chao tahu beberapa teman yang berhubungan secara rahasia dengan ketua benteng Xi dan anaknya, dia bisa membantu mengejar dan memberitahukan jejak ketua benteng Xi, tuan pasti membawa dia disampingnya, makanya aku menduga pelayan kecil itu mungkin kakak Chao yang menyamar......"
"Dugaan adik Zhen tidak salah." Hoa-fei-hoa menyela, "pelayan itu memakai nama Yung-ling, bukankah bunyi katanya sama dengan nama aslinya" Pasti itu dia, lebih baik kita mencari dia ke penginapan."
"Jika benar dia, kita jangan gegabah mencarinya." Kata Xie-shen serius.
"Kenapa?" tanya Hoa-fei-hoa.
"Tuan kali ini tampil sebagai pelajar dari ibu kota, pasti ada tujuannya. Aku percaya gerakan dan tempat tinggalnya, diam-diam ada orang yang mengawasi, jika kita gegabah pergi menemuinya, akan menimbulkan kecurigaan orang yang mengawasinya, bukankah malah akan merusak rencananya tuan?" Xie-shen menganalisa, "makanya, kita hanya bisa diam-diam menyelidik, melihat perkembangannya baru membantu tuan, itu baru cara yang terbaik."
"Benar kata-kata paman Tu, kita harus bergerak dari kegelapan, baru cara yang terbaik." Ouw Yu-zhen berkata.
"Baiklah!" Hoa-fei-hoa terpaksa setuju.
0-0-0 Tubuh langsing yang basah kuyup merangsang orang melihatnya, tubuh itu dilemparkan ke atas jembatan.
Fu Ke-wei yang sedang marah sampai amarahnya akan meledak, mendadak wajahnya jadi merah, buru-buru membalikan tubuh, api amarahnya pun mereda.
Baju sutra putih yang dipakai si wanita, bagaimana tidak basah di"terendam air"
Seperti bunga teratai muncul dari dalam air, wanita itu hampir tampil seperti bentuk asalnya, bentuk tubuhnya yang terpeta bisa mengembangkan urat nadi para lelaki, tubuhnya penuh dengan daya tarik, kalau sudah begini hal apa pun bisa terjadi, seperti ada tenaga setan yang siap meledak.
Wanita baju putih itu tentu saja tahu keadaan dirinya, dia sudah ketakutan tidak tahu harus berbuat apa, apa lagi dia tadi melihat keadaan Fu Ke-wei dengan Guan Mei-yun sedang bermain cinta, sekarang dia harus menghadapi seorang laki-laki yang menakutkan, di sekelilingnya sepi tidak ada orang, ingin minta tolong tidak ada orang, setelah dipikir-pikir dia jadi ketakutan sampai seluruh tubuhnya gemetar, dia sudah tidak mampu menghadapi nafsu sek yang seperti srigala atau macan ini.
Tapi begitu melihat Fu Ke-wei merasa malu dan buru-buru membalikan tubuhnya, hatinya menjadi lega, hatinya juga merasa aneh.
"Terhadap orang yang belum kenal kau sudah menyerang begini hebat." Kata Fu Ke-wei, matanya tidak mau melihat pada tubuh seksi yang bisa membuat denyut nadinya jadi cepat, amarahnya kembali naik, menggigit gigi dengan nada dalam berkata lagi, "kau pantas mati, kau menggunakan jurus setan apa menyerang bahuku?"
"Aku......aku aku......"
"Kenapa" Sungguh pantas dihukum, kau wanita yang sudah berusia dua puluh tahun lebih, kau tentu tahu di ruang pribadi keluarga wanita bisa terjadi hal apa, kau sungguh tebal muka, telapak tanganmu hampir saja menghilangkan setengah nyawaku, aku tidak bisa memaafkan dirimu."
"Jangan salahkan aku." Si wanita melihat Fu Ke-wei tidak pernah membalikan kepala, dia lupa keadaannya sendiri yang setengah tembus pandang, keberaniannya jadi bertambah, "gerakanmu, cepat seperti setan, itu menandakan kau sudah menggerakan tenaga dalam dan dapat menahan pukulan yang keras, kau tidak menyalahkan diri sendiri belajar silat tidak becus, malah menyalahkan aku......"
Fu Ke-wei naik pitam, mendadak dia membalikan tubuh.
Si wanita jadi ketakutan, cepat-cepat memejamkan matanya.
Dengan kasar Fu Ke-wei melepaskan totokan jalan darah Du-mai nya, tubuh wanita yang seksi itu sudah tidak menjadi beban dalam hatinya.
"Bersiaplah!" dia meloncat sambil berteriak, "lihat siapa sebenarnya yang tidak becus belajar silat, jika tidak memberi pelajaran keras padamu, hatiku tidak akan puas."
Wanita itu merangkak berdiri, melihat keadaan dirinya yang tembus pandang, cepat-cepat dia membalikan tubuh, seluruh tubuhnya jadi jengah, tapi akhirnya dia jadi tenang juga, setelah menarik nafas menenangkan diri, sedikit menggerakan kaki dan tangan, hawa murni di dadanya sudah menyalur ke seluruh tubuh.
Fu Ke-wei juga telah mengerahkan tenaga dalamnya, bertemu dengan lawan kuat, dia tidak berani bertindak sembarangan.
Memang, serangan tiga jari berturut turut tadi, menurut dugaannya tidak mungkin bisa mengenai dirinya yang menggunakan kecepatan menghindar yang sulit dilihat oleh mata, tapi ternyata dia masih terkena sebuah serangannya, jadi bisa dinilai ilmu silat wanita ini sangat mengejutkan orang, dia jadi berani bertindak gegabah.
Di belakang tubuh terdengar suara wanita itu, dia dengan waspada membalikan tubuh.
Bayangan tubuh wanita ini, membuat wajah dia menjadi merah lagi.
Dalam keadaan begini bagaimana bisa dia bertarung"
Wajah si wanita juga merah seperti api, sambil menggigit gigi, dengan satu teriakan, telapaknya dijulurkan menyerang.
Tenaga telapak yang tidak berbentuk datang menekan dengan kuatnya, dia menggerakan tubuh dengan jurus Tali Mas Membelit Pergelangan dia menangkap tangan, bersamaan kaki menyapu.
Menyerang sepasang kaki tampaknya tempat yang paling pantas di serang, bertarung dengan wanita memang tempat yang dapat diserang tidak banyak, kaki dan tangan adalah sasaran yang paling bagus, di atas menyerang tangan di bawah menyerang kaki, adalahtindakan seorang pria sejati.
Wanita ini lincah seperti ular, dia menarik tangan dan kakinya dengan mudah menghindar serangan baliknya, dibarengi satu teriakan lagi, jari nya sepertinya mendadak memanjang, lima jari sudah sampai disikut kanan dia, kecepatan refleknya sulit dibayangkan.
Kedua belah pihak segera mengerahkan kemampuan masing-masing, melakukan pertarungan yang cepat dan seru, setiap jurus selalu berubah ditengah jalan, sehingga sulit melihat jelas jurus sebenarnya, hanya terlihat bayangan orang dengan cepat berkelebat, kaki dan tangan sudah sulit dibedakan, pertarungannya sudah menjadi pertarungan semangat, jurus serangan jurus pertahanan sudah tidak penting lagi.
Tenaga yang dikerahkan semaian besar, semakin bertarung sungguh-sungguh semakin bersemangat, ingin menang begitu timbul tidak bisa disetop lagi.
Kedua belah pihak masing-masing ada untungnya, suara beradunya tinju dan telapak terus-menerus terdengar, semakin terlihat perta-rungannyajadi pertarungan jarak dekat.
Hal ini tidak menguntungkan bagi si wanita, beberapa tempat walau tidak penting, tapi begitu terkena bisa menimbulkan beban didalam hati, makanya dia harus hati-hati sekali.
Wanita memang tidak cocok bertarung jarak dekat dengan laki laki.
Di satu pihak keterbatasan fisiknya, di lain pihak tempat-tempat sensitifnya paling banyak, maka bertarung dengan laki laki, yang terpenting adalah serangan cepat ke titik berbahaya, begitu mengena pada sasaran, langsung berkelit, menghindar di dekati lawan.
Orang-orang persilatan yang bertarung dengan wanita, tidak boleh menganggap enteng, paling baik seorang laki-laki jangan bertarung dengan wanita, menghindar jika tidak mati pasti terluka. Apalagi wanita suka sekali menggunakan racun.
Tampaknya posisi Fu Ke-wei juga tidak menguntungkan, tidak saja dia harus hati-hati tempat berbahayanya terkena pukulan, lebih-lebih dia tidak bisa menyerang daerah sensitif lawannya. Untung saja pengalaman bertarung dia sangat banyak, cara menyelamatkan diri juga kelincahannya yang tinggi dia bisa bergerak leluasa, setelah bertarung kurang lebih dua-tiga ratus jurus, tenaganya tetap dahsyat, ganas seperti singa.
Akhirnya, dia mendapatkan kesempatan bagus memotong masuk, sebelah bahunya menangkis tangan si wanita yang akan mengunci tenggorokan, tubuhnya dengan cepat berputar, balik menempel bahu kanan belakang dia, tangannya mencengkram dan berhasil menangkap ketek kanan si wanita, empat jarinya menyentuh buah dada yang lembut, tangan kirinya diayunkan, menahan bokong si wanita, sekali berteriak keras, dia melemparkan orangnya keatas.
Begitu dadanya si wanita di sentuh tangan, dengan sendirinya seluruh tubuh si wanita bergetar, dia tidak keburu bereaksi, tubuhnya sudah dilempar keatas.
Buug..., tubuh si wanita di lempar ke atas rumput, jatuh di bawah papan pot bunga.
Fu Ke-wei menyusul terbang meloncat datang, tapi mendadak dia menghentikan langkah.
"Hayo berdiri!" dia teriak marah sambil mengepal tinju, "aku ingin memberi hajaran supaya sadar, supaya kau tidak merasa dirimu paling hebat dan tidak sembarangan bertindak."
Si wanita dengan benci menatap dia, mendadak dia bangkit, terbang ke pinggir dua zhang lebih, berjaga saat bangkit lawan menyerang dirinya.
Fu Ke-wei tidak mengambil kesempatan itu menyerang, dia berdiri di tempat dengan posisi kuda-kuda.
"Kau memang sangat hebat, malah hebat sekali." Fu Ke-wei sedikit terkejut tanpa sadar memuji, "tenagamu sudah habis setengah lebih, masih bisa meloncat sejauh dua zhang lebih, tidak aneh kau sembarangan bertindak, disini bukan tempat yang harus kau kunjungi, pergilah!"
"Aku......aku mau......" Si wanita tertegun.
"Apa kau tidak mau." Fu Ke-wei memotong, "cepat pergi, lihat rupamu. Apa masih merasa hebat dan ingin meneruskan pertarungan" Bentuk tubuh begitu jelas, malu pun sudah tidak tahan."
Dia membalikan kepala langsung pergi sambil menggelengkan kepala tertawa pahit!
"Berhenti!" Di belakang terdengar teriakan dingin yang tenang dari si wanita.
Dia dengan tenang membalikan tubuh, wajahnya berubah.
Si wanita tetap masih berdiri diatas rumput, sepasang tangannya di satukan, matanya yang hitam seperti dalamnya danau, memikat tidak memikat lagi, menyinarkan sinar dingin yang aneh, seperti datang dari mata setan di dalam neraka, hawa setannya membuat orang gemetar tidak kedinginan, seluruh tubuh timbul perasaan dingin.
Dia sedikit berjongkok, mata macannya bersinar jernih, menghirup nafas menyatukan hati dan semangat, berdiri tegak seperti gunung, sepasang tangannya berhadapan atas bawah di depan dada dan perut, telapak tangan sedikit mengarah keluar, baju atasnya bergerak sendiri tanpa ada angin.
Dia adalah seorang ahli, dia tahu dirinya telah ditutup oleh suatu tenaga gaib, tekanan yang besarnya tanpa batas sedang menekan dia, mengerut dan menerjang, dan sumber tenaganya berasal dari hati dan semangat si wanita.
Misteri Kapal Layar Pancawarna 6 Panji Tengkorak Darah Ko Lo Hiat Ki Karya S D Liong Pendekar Guntur 21
^