Pencarian

Pengelana Rimba Persilatan 9

Pengelana Rimba Persilatan Jiang Hu Lie Ren Karya Huang Yi Bagian 9


"Tidak tahu." Dia menggelengkan kepala, "Mereka tidak mengatakan, aku juga tidak enak menanyakannya."
"Mereka adalah Sepasang Cantik Jiang-nan yang sedang kita cari." Kata Ouw Yu-zhen pelan, "tiga tahun yang lalu, di Shu-zhou aku pernah melihat mereka dari kejauhan, karena sudah lama, jadi tidak berani memastikannya, bagusnya telah di pastikan oleh tetua Jie memang itu adalah Sepasang Cantik. Jika tidak, mungkin akan terlewatkan!"
Di dalam hati Fu Ke-wei merasa gembira, tapi dia lalu menundukan kepala berpikir.
"Saudara kecil, kau mencari mereka ada masalah apa?" tanya Tian-ya-koay dengan aneh.
"Aku mendapat pesan dari teman mencarikan mereka berdua, masalah sebenarnya tidak jelas." Fu Ke-wei tidak ingin menceritakan sebenarnya, dia hanya berkata basa-basi.
"Teman-teman itu menunggu di dalam hutan setengah li dari sini, apakah perlu memberi tahukan mereka untuk menjemput orangnya?" tanya Ouw Yu-zhen.
"Sementara waktu jangan beritahu mereka dulu, aku ingin menggunakan mereka sebagai satu biji catur untuk menghadapi Xi Zhang-feng." Kata Fu Ke-wei dengan yakin, "ingat, sama sekali jangan sampai mereka curiga, supaya tidak menimbulkan kecurigaannya. Kau dan tetua Jie bantu dulu Xie-shen kembali ke tempat semula untuk istirahat, aku ingin pergi menyelidik dulu, mungkin agak malam baru pulang."
Fu Ke-wei kembali kesisi Sepasang Cantik Jiang-nan, dan memperhatikan mereka sekali.
"Jalan Darah kalian sudah dikunci berapa lama?" tanya dia tersenyum.
"Hampir satu bulan." Kata Wanita Cantik Sinar Bulan.
"Kalau begitu agak sedikit susah, harus menghabiskan waktu tujuh delapan hari, setiap hari menggunakan tenaga dalam melancarkannya selama satu jam, baru dapat bebas." Kata Fu Ke-wei dengan serius.
"Jika tuan muda tahu caranya, rasanya pasti ada kemampuan untuk melancarkannya, apakah tuan muda bisa menolong, kami akan membalas dengan segala yang ada." Kata Wanita Cantik Sinar Bulan dengan nada mengharap.
Apa yang bisa diserahkan wanita" Apa lagi tampang kedua wanita ini tidak karuan.
"Aku bisa mencobanya, tapi saat ini aku belum sempat, tunggu setelah satu dua hari baru bisa melakukannya." Kata Fu Ke-wei tertawa, "oh betul, belum tahu siapa nama nona berdua" Aku marga Fu, dipanggil Fu-jiu."
"Aku marga Li, Li Yu-lian." Kata Wanita Cantik Sinar Bulan tertawa genit, "dia adalah adik angkatku, dipanggil Gong Yu-qin."
"Ternyata adalah Sinar Bulan dan Ning-xiang dua dewi cantik, aku sudah lama mendengar julukan kalian, sayang tidak pernah bertemu." Kata Fu Ke-wei gembira.
"Bagaimana tuan muda bisa tahu nama kami berdua?" tanya Wanita Cantik Sinar Bulan merasa aneh dan juga timbul waspada.
"Aku dengan Yun-sang-nie nona Bai teman baik, dia pernah menyebutkan kalian."
"Oh! Begitu." Wanita Cantik Sinar Bulan jadi mengerti, "Jika tuan muda adalah teman kakak Bai, kalau begitu kita bukan orang luar. Apakah kak Bai akhir-akhir ini baik saja?"
Sepasang Cantik Jiang-nan saat ini sudah memandang dia sebagai orang sendiri.
"Dia tinggal di Qing-yun, hari-harinya sangat lancar."
"Dia memang bernasib baik, tidak seperti kami kakak beradik, terus sial." Keluh Wanita Cantik Sinar Bulan.
"Aku mendengar nona Bai pernah mengatakan, bukankah kalian berdua sudah minta perlindungannya benteng Zhang-feng" Kenapa ketua benteng Xi bisa memerintahkan orang mengunci jalan darah kalian, dan juga seperti buronan menangkap kalian kembali ke benteng?"
"Inilah hal sial yang dikatakan kakak Li." Ning-xiang-yan-nie menyela, "sebulan yang lalu, si anjing tua Xi Zhang-feng karena melihat harta lupa setia kawan, mengambil kesempatan saat kami berdua tidak siap, memerintahkan penganut Budha Zhang-cun mengunci jalan darah kami, memaksa kami mengatakan tempat persembunyian harta......"
Lalu Ning-xing-yan-nu menceritakan bagaimana dia melarikan diri dari benteng Zhang-feng.
0-0-0 Bab 18 "Orang ini berani melakukan hal yang melanggar aturan, apakah tidak takut orang-orang persilatan bersatu meminta pertanggung jawaban dia" wah celaka, Pedang Naga Langit Lu-zhao juga berlindung di benteng itu, apakah juga mengalami nasib yang sama dengan kalian" Apakah kalian tahu keadaan mereka sekarang?"
"Dia datang ke benteng Zhang-feng dua bulan yang lalu, kami berdua hanya pernah bertemu sekali, selanjutnya tidak pernah bertemu dengannya lagi, menurut kabar, dia tidak di tempatkan di bangunan tamu di daerah timur, tapi di tempatkan di suatu tempat rahasia di dalam benteng." Kata Wanita Cantik Sinar Bulan, "harta pusaka yang dia miliki, jumlahnya tidak lebih sedikit dibandingkan dengan gudang pusaka bawah tanah benteng Zhang-feng, kecuali sebagian disimpan di benteng Naga Terbang, juga dengan rahasia disimpan di beberapa tempat, dijaga oleh orang kepercayaannya. Apakah si anjing tua Xi juga timbul niat merebut hartanya, sulit diduga."
"Serahkan pada langit saja!" dia menggeleng gelengkan kepala, Fu Ke-wei lalu mengganti pokok pembicaraan, "apa rencana kalian selanjutnya?"
"Setelah tuan muda membebaskan kunciannya, kami ingin pergi dulu ke Shan-dong bertemu kakak Bai, melihat situasi baru menentukan tujuan selanjutnya." Kata Wanita Cantik Sinar Bulan.
"Kalian mungkin sudah satu tahun lebih tidak bertemu! Aku pikir dia juga sangat berharap bisa bertemu dengan kalian." Kata Fu Ke-wei tersenyum.
"Tentu saja, kami bertiga seperti saudara, jika bukan keadaan memaksa, mana mungkin berjalan masing-masing." Wanita Cantik Sinar Bulan merubah cara bicaranya, "tuan muda dengan benteng Zhang-feng apakah punya permusuhan besar, makanya tadi membunuh semua orang-orang itu?"
"Benar." Dia menceritakan dengan singkat peristiwa yang terjadi di Lin-jia-gou.
"Kami kakak beradik juga bersumpah, ada aku tidak ada dia!"
"Disini tidak baik tinggal berlama-lama, lebih baik menghindar dulu."
Walau Ketua benteng Xi perhatiannya sebagian besar ditujukan pada masalah pengejaran Sepasang Cantik Jiang-nan, tapi pada masalah Fu Ke-wei yang menyusup tetap sangat memperhatikan.
Baru saja terang tanah, seluruh anak buah benteng telah diperintahkan bekerja, menambah jebakan dan penghalang jalan, mendirikan pos penjagaan, menutup rapat jalan yang mungkin digunakan penyusup.
Tamu agung yang minta perlindungan juga bergerak membantu, memperbaiki peralatan penjagaan bangunan tamu.
Ketua dua, Golok Pemutus Arwah Han Zhi-jian telah menyatakan pada mereka, kemarin malam ada dua orang tamu agung yang hilang, mungkin melarikan diri, juga ada kemungkinan telah menjadi korban, maka dia berharap para tamu agung bertanggung jawab pada keamanan lingkungan bangunan tamu, jangan sampai terjadi hal yang tidak diharapkan.
Karena tuan rumah ada kesulitan, tamu agung tidak bisa menolak, terpaksa mereka ikut bersatu melawan musuh.
Yu-shu-xiu-shi dengan lima puluh lebih orang-orang perkumpulan Cun-qiu, termasuk Liu Fei-yan bertiga, semua jadi tidak bisa pergi meninggalkan benteng! Usahanya belum selesai, barang yang diinginkan telah melarikan diri, bagaimana dia mempertanggung jawabkan pada ketua perkumpulan" Paling sedikit dia harus menunggu hasil dari pencarian ke hutan dan ke gunung, baru bisa menentukan arah, apa lagi tuan rumah beberapa hari ini telah melayani mereka dengan gratis, dia telah mendapat keuntungan dari tuan rumah, seharusnya ada balas budinya.
Liu Fei-yan telah pindah, tempat tinggalnya sekarang bersama dengan Yu-shu-xiu-shi, hasil yang dia dapat paling banyak, tidak saja telah mendapatkan laki-laki idaman yang tampan, pintar sastra dan silatnya mahir, di perkumpulan Cun-qiu juga memegang jabatan penting, Ketua benteng Xi juga telah menyanggupi membantu dia menyelidiki jejak tiga perampok, kelihatannya harta benda dia akan kembali dan balas dendam-nya juga akan terkabul.
Saat tengah hari, pasukan yang mencari kearah barat dan belakang benteng telah berturut turut kembali ke benteng.
Tentu saja, semua kembali dengan tangan kosong, juga tidak bisa menyalahkan mereka, pegunungan terlalu luas, hutannya lebat rumputnya tinggi, ingin mencari dua orang persilatan tua selicik rase, apa mudah mengerjakannya"
Empat belas orang yang mencari ke arah timur, tidak ada kabar beritanya.
Sekitar jam dua siang, satu pasukan telah dikerahkan berjumlah sebanyak tiga puluh orang, sebuah pasukan yang amat besar.
Hasilnya, kembali membawa pulang empat belas mayat.
Seluruh benteng menjadi gempar, masing-masing jadi dingin dan merasa was-was.
Semangat ketua benteng Xi turun drastis, setelah melihat mayat anak buahnya, penguasa besar ini sekarang sudah tahu bagaimana rasa ketakutan.
Begitu hari malam, seluruh benteng terjerembab kedalam ketakutan yang menyeramkan, suara angin, kicauan bangau, rumput dan pohon semua seperti tentara, semua orang tidak berani tidur lelap, orang yang bertugas jaga, mendengar angin bertiup, rumput bergoyang juga menjadi ketakutan hingga bisa meloncat.
Bangunan tamu dan ruang tamu agung walau dibangun disatu tempat, tapi diantaranya masih ada jarak, ditengahnya dihalangi oleh beberapa bangunan rumah, kebun bunga, pekarangan. Tamu agung yang ditempatkan ditempat ini, sifatnya berbeda.
Bangunan tamu semua adalah tamu yang tinggal lama, yang minta perlindungan, ruang tamu agung adalah tempat untuk tamu yang benar-benar berkunjung, waktu menginapnya tidak akan lama.
Walau ketua benteng Xi tidak meminta tamu yang menginap melakukan sendiri penjagaan, Yu-shu-xiu-shi juga sudah punya cukup orang-orangnya melakukan penjagaan sendiri, malah dia menyatakan ingin membantu tuan rumah, menghadapi orang yang menyusup.
Ketua benteng Xi memang berniat menggunakan tenaga Yu-shu-xiu-shi, mendengar dia mengajukan dirinya ingin membantu, di dalam hati dia gembira sekali.
Ketua benteng Xi telah menangkap Hoa-fei-hoa dan kawan-kawannya, hati Yu-shu-xiu-shi jadi lebih tenang, orang yang menyusup masuk kemampuannya juga hanya segini, bagaimana memerlukan bantuan dari perkumpulan Cun-qiu nya"
Tapi, orang yang belakangan menyusup masuk adalah Fu Ke-wei.
Terpikir di penginapan Yung-an, rasa masakan dan kuah yang membasahi dirinya, dia benar-benar gentar, dia sungguh tidak ada keberanian menghadapi Fu Ke-wei yang ilmu silatnya sulit diukur.
Untungnya saat ini anak buahnya banyak, tidak perlu dirinya sendiri yang menghadapi lawan berat.
Setelah malam tiba, dia mengumpulkan semua orang di sekeliling ruang tamu, merencanakan penjagaan yang ketat, kecuali setengah orang yang beristirahat, malam hari penjagaan dibagi dua grup, begitu ada gerakan, orang yang istirahat harus dengan cepat tiba di tempat yang sudah di tentukan, supaya bisa menggerakan seluruh kemampuan kelompok.
Bangunan tamu yang berada tidak jauh, penjagaannya tampak lebih ketat lagi, kecuali empat puluh lebih tamu yang menginap, saat hampir malam, ketua benteng Xi mengutus tidak sedikit pesilat tinggi datang ke bangunan tamu memperkuat penjagaan.
Tamu yang menginap adalah sumber pemasukan benteng Zhang-feng, jadi ketua benteng Xi berkewajiban melindungi keamanan tamunya.
Mendapat uang orang, melepaskan mala petaka orang.
Benteng Zhang-feng dalam melindungi tamu tidak pernah terjadi kesalahan, sama sekali tidak boleh ada orang luar yang bisa melukai tamu.
Tentu saja, kalau orang sendiri melukai tamu itu adalah pengecualian, bagaimana pun jika hal itu terjadi, tidak ada orang yang tahu.
Fu Ke-wei sudah pindah ke lereng gunung sebelah barat benteng, ke benteng Zhang-feng berjarak tidak sampai lima li, dari atas dia melihat ke bawah, melalui celah pohon dan rumput, bisa melihat dengan jelas pemandangan orang-orang di dalam benteng sedang sibuk memperkuat penjagaan, di dalam hati dia tahu, ketua benteng Xi telah ketakutan.
Racun di tubuhnya Shi-tu Yu-yao telah hilang, senjata dan senjata rahasianya pun telah diambil kembali, dengan gembira dia pulang.
Tapi Hoa-fei-hoa malah ngotot tidak mau pergi, dengan alasan Niu Lang-xing terluka harus ada orang yang mengawalnya, jika ditnggalkan, di tengah jalan bertemu orang-orangnya benteng Zhang-feng yang menghadang, bukankah itu akan seperti melabrak ke pintu akhirat" Alasannya masuk akal juga, Fu Ke-wei jadi tidak enak mengusirnya.
Tian-ya-koay juga ngotot tidak mau pergi, terhadap ini Fu Ke-wei tidak bisa berbuat apa-apa. Pertama dia pernah menolong Ouw Yu-zhen di bukit Hao-han, kedua walau dia sangat dekat dengan para pendekar, tapi perbuatannya selalu hanya melihat benar atau tidak, tidak perduli hubungannya, tetap tidak kehilangan prilaku sebagai manusia hebat yang aneh, Fu Ke-wei sangat cocok dengannya, jadi tidak enak mengusir dia"
Sore hari, ketika sedang makan makanan kering mereka membagi kelompok.
Xie-shen dan Tian-ya-koay berbaring di atas cabang pohon, sedang menikmati arak enak di dalam Hu-lu yang berada dipinggang Tian-ya-koay.
Nie-sha-yin-hoa menemani Sepasang Cantik Jiang-nan, duduk di atas rumput kering, makan pelan-pelan, kadang-kadang mengeluarkan tawa!
Zhi Nu-xing sedang menyuapi Niu Lang-xing di atas rumput kering.
Ouw Yu-zhen dengan Hoa-fei-hoa ditempat lainnya, mengobrol sambil makan minum, tidak tahu sedang berbicara apa"
Fu Ke-wei sudah selesai makan, sedang mempersiapkan cara untuk masuk ke dalam benteng Zhang-feng, tiba-tiba dia merasakan ada sesuatu, dia mengangkat kepala, begitu melihat, ternyata Shi-tu Yu-yao sudah kembali lagi, malah membawa seorang mata-mata berusia empat puluhan, berwajah persegi dengan telinga besar, saat itu wajahnya tampak serius.
"Kau......kau buat apa kembali lagi?" dia sangat tidak senang, wajahnya sangat tidak enak di pandang, "nona Shi-tu, pelajaran yang kau terima tadi pagi apa masih belum cukup" Melakukan suatu hal di luar kemampuan diri sendiri, adalah hal yang paling bodoh."
Shi-tu Yu-yao tadinya adalah seorang nona besar yang berwajah cantik, pandangannya luhur dan manja, karena sejarah keluarganya bagus, ilmu silat dirinya juga lebih tinggi dari pada orang umumnya, ilmu silatnya dibandingkan dengan tujuh wanita terhebat masih lebih tinggi sedikit, keangkuhan dan percaya dirinya tidak terhindarkan, dia selalu menganggap rendah laki-laki, dan memandang rendah pada para laki-laki yang sombong, bermulut manis dan mengejarnya.
Tapi kali ini, dia sepertinya telah berubah sama sekali.
"Aku datang untuk membantumu, memberi semangat, membantumu membalas dendam, bolehkan!" kata Shi-tu Yu-yao tertawa, dia telah merubah wajah yang angkuh dan percaya dirinya, "pendekar besar Fu, bagaimana pun kau tidak ingin aku mengatakan kata-kata balas budi, terima kasih, semacam itu bukan?"
"Paling bagus kau tutup mulut!" dia sedikit pun tidak bersikap seperti seorang laki-laki sopan, "aku bukan pendekar besar, juga bukan sengaja menolongmu, kau tidak hutang apa-apa padaku."
"Aku tidak perduli apa pun yang kau katakan..."
"Aku tidak mau berkata apa-apa, juga tidak ingin mendengar kata-katamu." Fu Ke-wei membalikan kepala, melotot pada Hoa-fei-hoa yang sedang mencuri tawa, "dan kau Bunga galak, juga Sepasang Bintang Perak, kalian juga tidak hutang apa-apa padaku, aku tidak ingin kalian melibatkan diri dalam masalahku, apa kalian mengerti?"
"Jangan marah padaku." Hoa-fei-hoa telah berubah menjadi lembut, dia tertawa manis, "Aku hanya mencari ketua benteng Xi untuk membalaskan dendam famili dan teman ku, mana mau melibatkan diri di dalam masalahmu" Tuan Fu, aku takut padamu setengah mati."
Xie-shen yang melihatnya sampai menggeleng-gelengkan kepala, tidak berhentinya tertawa pahit!
"Pengemis tua, kau lihat! Tuanku telah mendapat masalah besar." Xie-shen berbaring di atas cabang pohon, minum seteguk arak, dengan nada gembira melihat orang mendapat kesulitan, "berhubungan dengan wanita adalah hal yang paling merepotkan, apa lagi wanita yang cantik-cantik, bukankah akan mendapat kerepotan sebesar langit! Aku ini lebih pintar dari pada majikanku, seumur hidup tidak berhubungan dengan wanita."
Perkataannya walau pelan, tapi pendengaran orang-orang di tempat itu sangat tajam, mereka mendengar jelas setiap kata yang diucapkan dia.
"Kau sedang menyindir, aku bunuh kau!" Fu Ke-wei marah sekali, maju dengan langkah besar.
Xie-shen tertawa keras, bangkit melarikan diri.
"Saudara kecil, aku marga Gan, Gan Xian-feng, julukannya Pedang Kuasa." Laki-laki yang mengikuti Shi-tu Yu-yao memberi hormat sikapnya bersahabat, "saudara kecil jika berkelana di dunia persilatan, mungkin terhadap aku ini tidak terlalu asing. Nona Shi-tu adalah putri kesayangan almarhum temanku, aku bisa dibilang angkatan tuanya. Siang hari tadi aku mendapat titipan dari Sepasang Pedang Langit Selatan, menemani dia masuk ke gunung."
"Pedang Kuasa Gan Xian-feng, nama salah seorang dari sembilan jago pedang terbesar, pendekar dari aliran putih, aku tentu saja pernah mendengarnya." Fu Ke-wei tertawa tawar, "bangga bisa bertemu tetua Gan, kau orang yang mengerti." Dia dimulutnya mengatakan bangga bisa bertemu, tapi sikapnya sedikit pun tidak seperti beruntung.
"Maksud saudara kecil......"
"Kau lihat!" dia menunjuk masing-masing pada orang di dekatnya, "Xie-shen adalah pembunuh yang dewa kewalahan setan pun membencinya, Nie-sha-yin-hoa adalah petualang wanita yang biasa hitam makan hitam, Hoa-fei-hoaa dalah bunga galak yang tidak pernah mengampuni orang, Sepasang Bintang Perak lebih-lebih adalah berandalan yang hampir termasuk dalam aliran hitam, dan aku, adalah petualang dunia persilatan yang bertemu orang langsung membunuh melihat harta merampasnya."
"Lalu kenapa?" "Kalian para pahlawan pendekar dari aliran putih, apakah bisa berteman dengan kami, duduk sama rendah berdiri sama tinggi?" wajah Fu Ke-wei muncul senyum yang sulit dimengerti, "apa sudah mengerti maksudku" Kenapa tetua tidak bujuk nona Shi-tu meninggalkan kami. supaya nama baik nya tidak rusak?"
"Saudara kecil, mungkin orang yang tidak mengerti adalah kau sendiri."
"Aku tidak mengerti?"
"Yang dikatakan sifat kesatria pembela kebenaran, adalah harus mengerti masalah dan tahu mana yang benar mana yang salah, juga harus menanyakan pada diri sendiri dulu, apakah perbuatannya tidak ada kepalsuan tidak ada penyesalan, lebih-lebih harus melihat diri sendiri adalah jelmaan dari kebenaran."
"Seharusnya begitu."
"Di dalam dunia persilatan sekarang, siapa yang bisa melakukan perbuatan yang tidak ada kepalsuan dan tidak ada penyesalan" Kecuali orang suci, tapi selama aku hidup begini lama, masih belum pernah bertemu dengan orang suci. Hari ini di dunia persilatan mereka yang disebut pendekar, kebanyakan adalah kata benda yang setengah menyindir setengah menjilat. Aku sendiri juga termasuk orang semacam ini. Sehingga, aku tidak mengaku aku adalah pendekar, juga tidak menganggap yang kulakukan adalah membela kebenaran." sikap Pedang Kuasa tulus, "saudara kecil, walau benar kau adalah seorang yang suka membunuh, melihat harta langsung merampas, apa hubungannya dengan aku" Kecuali kau melakukan dihadapanku, apakah kau bisa melakukannya?"
"Nona Shi-tu bisa menjadi saksi hidup, dia hari ini menyaksikan dengan mata kepala sendiri aku membunuh habis orang-orang benteng Zhang-feng."
"Ha ha ha! Dia malah setuju, kau melakukan dengan tepat sekali, kau ada hak membalaskan dendam temanmu."
"Sudah, sudah, dikatakan terus jadi tidak akan habis." Fu Ke-wei tahu telah diikat oleh lawan bicaranya, dia tidak ingin memperpanjang pembicaraan, "kau punya aturan sendiri, aku ada caraku sendiri, kita masing-masing jalan sendiri-sendiri."
"Bagaimana pun kami akan mendengar kata-katamu." Shi-tu Yu-yao tersenyum, "kau adalah peran utamanya, kami pasti tidak akan sembarangan bertindak sendiri, supaya tidak mengacaukan rencanamu."
"Kacau sekali!" dia membalikan kepala pergi, sampai di sisi pohon, merampas Hu-lu araknya Tian-ya-koay, lalu menenggak satu teguk, "kenapa aku bisa bertemu dengan hal sial begini?"
"Tuan, hati-hati kena sakit maag." Nie-sha-yin-hoa datang mendekat, menyodorkan sehelai kertas peta kemungkinan letak ruang rahasia yang di gambar singkat oleh Sepasang Cantik Jiang-nan, "malam ini, kita harus pergi ke dalam benteng mengambil makanan untuk menambah perbekalan makanan."
"Malam ini kalian semua jangan pergi." dengan tenang dia berkata, "aku harus mengetahui dengan jelas dahulu rencana mereka, juga ada seberapa banyak dan ada siapa saja pesilat tinggi yang bersembunyi, aku tidak berharap mereka bisa dengan mudah membunuh kita, aku lebih suka menarik atau membuat mereka marah lalu keluar, aku tidak akan membiarkan mereka menyiapkan jaring jebakan menunggu kita masuk ke dalam perangkap mereka."
"Kau pergi sendirian?" tanya Xie-shen.
"Tidak salah." "Tuan, kami......"
"Kau ini bukan pelayan yang baik."
"Pelayan yang baik harus memperhatikan keselamatan majikannya."
"Kau tidak menuruti pengaturan majikan, maka akan menjerumuskan majikan kedalam bahaya."
"Ini......" "Pastikan begitu saja." Dengan tidak sabar dia berteriak, "tetua Gan, makanannya tidak cukup, makan seadanya saja, kalian malam ini masih bisa makan kenyang, besok harus ada persiapan lagi, silahkan!"
Ouw Yu-zhen mengeluarkan bungkusan makanan, dengan bersahabat memberikannya pada Pedang Kuasa dan Shi-tu Yu-yao.
Fu Ke-wei tetap dengan santai memeriksa perlengkapan masuk ke dalam benteng.
Malam sudah gelap sekali!
Jam sembilan malam, Fu Ke-wei telah menghilang.
Yu-shu-xiu-shi walau seorang pendatang baru, tapi ilmu silatnya tinggi sulit diduga, orangnya juga pintar, makanya Seruling Damai yang usianya selipat lebih tua dari dia, sangat menghormati atasan ini.
0-0-0 Didalam kamar sebuah lampu menyala, tapi pintu dan jendelanya tertutup rapat.
Begitu malam tiba di dalam benteng tidak diijinkan menyalakan lampu, supaya tidak mengganggu penglihatan penjaga dan penentuan arah orang yang menyusup.
"Tuan, situasinya jelek." bisik Seruling Damai gelisah sambil mengerutkan alis, "hanya langit yang tahu, tiba-tiba bisa muncul orang seperti Fu-jiu yang menakutkan, dan beraninya menantang kekuasaan benteng Zhang-feng. Ketua benteng Xi telah jadi gentar, duduk tidak tenang karena mengalami kerugian besar, orang-orangnya banyak yang mati dan terluka, jika kita tidak cepat cepat pergi, bisa-bisa kita juga terlibat, kalau disini kita kalah, bukankah ini hal yang tidak bisa di terima?"
"Apakah kita bisa segera pergi?" kata Yu-shu-xiu-shi juga gelisah, "ketua benteng Xi pasti tidak akan membiarkan kita pergi, saat ini dia membutuhkan semua orang untuk membantu dia, aku sungguh menyesal, malah sangat percaya dia sanggup menangkap kembali Sepasang Cantik Jiang-nan, seharusnya kemarin malam saat ada kesempatan kita pergi."
"Sekarang menyesal juga sudah tidak keburu lagi, tuan." Seruling Damai tertawa pahit, "untungnya kita hanya bertamu......"
"Kepala cabang Xiao, kau sepertinya masih belum mengerti seriusnya masalah ini."
"Maksud tuan adalah......"
"Apakah kau sudah lupa pertengkaran kita dengan bocah Fu di penginapan Jung-an itu" Apakah tujuan dia hanya ditujukan pada ketua benteng Xi saja" Dan lagi, aku curiga......"
"Tuan curiga pada apa?"
"Aku curiga Sepasang Cantik Jiang-nan telah ditolong oleh bocah Fu, jika mereka telah mengetahui hubungan rahasia antara perkumpulan kita dengan ketua benteng Xi, pasti mereka akan membujuk bocah Fu mencari kita."
"Aduh..! Memang harus dipikirkan." Wajah Seruling Damai berubah, "kita harus cepat mencari alasan untuk meninggalkan benteng ini, supaya bisa meninggalkan tempat yang berbahaya ini."
"Aku sedang mencari akal." Kata Yu-shu-xiu-shi dengan cukup percaya diri, "bila perlu, langsung pergi saja."
"Semoga saja sebelum kita pergi, bocah Fu jangan datang kemari."
"Sulit dikatakan, bagaimana pun kita harus memperkuat penjagaan, tidak boleh ada kesalahan. Apakah orang-orang kita telah ada di tempat masing-masing?"
"Semua sudah ada di tempat masing-masing, barisan senjata gelap dan tempat pengepungan semua sudah siap, bala bantuan juga sudah siap di tempatnya, setiap saat bisa datang membantu. Tuan lebih baik istirahat dulu! Aku harus berpatroli, semoga malam ini bisa aman tidak terjadi sesuatu."
Seruling Damai meninggalkan tempatnya, keluar dari kamar.
Hampir lewat tengah malam, penjaga dan anjing pelacak di dalam benteng semua meningkatkan kewaspadaan, membuka mata memasang telinga, memperhatikan keadaan sekeliling.
Ada satu bayangan abu-abu, menyelinap masuk ke dalam kamar bangunan tamu tanpa mengeluarkan suara sedikit pun, penjaga yang berada dijalan, semua tidak bisa melihat gerakan bayangan abu-abu itu.
Bayangan abu-abu itu memanfaatkan bayangan hitam rumah dan daun pohon, mengikuti bentuk keadaannya, seperti telah menyatu menjadi pemandangan setempat, saat bergerak secara sembunyi-sembunyi, membuat mata manusia sulit melihatnya.
Dikatakan lebih tepat, bayangan abu-abu itu seperti serangga yang bisa merubah bentuk, mata manusia di malam hari mana bisa melihat serangga kecil" Apa lagi serangga yang bisa merubah bentuk.
Kadang dia berjongkok di kebun bunga yang hanya setinggi lutut, tubuhnya sepertinya mengecil hingga tiga perempat, manusia mana yang bisa mengecil sekecil itu"
Tapi dia bisa melakukannya, bentuk kecilnya sulit dibayangkan, sampai seperti hilang bentuk manusianya, sepertinya kaki tangan dan kepalanya tidak ada, seperti sedang main sulap.
Baju yang dipakainya, juga barang pusaka, bisa berubah bentuk, mengembang mengerut sesuai dengan bentuk pemakainya, sampai orang yang berdiri didekatnya pun tidak merasakannya, ilmu merubah bentuk memang ilmu yang hebat sekali.
Kira-kira seperempat jam, dia keluar dari bangunan tamu, melewati ruang tamu agung, dengan samar-samar mendekati daerah pusat, bayangan itu berdiri sejenak dekat bayangan tembak, terakhir seperti arwah menghilang di dalam pusat ruangan.
Malam ini, benteng Zhang-feng aman tidak terjadi apa apa.
Satu satunya tempat yang agak kacau, di bangunan tamu dan bangunan pusat.
Dua orang pengurus di bangunan tamu, dan kepala pengurus ruang dalam, dipukul pingsan tanpa ada yang tahu, setelah disadarkan malah jadi idiot, seperti mayat hidup.
Ketua benteng Xi merasa tidak mengerti, pelakunya seperti tidak ingin mencuri pusaka, juga tidak seperti mau membalas dendam, siapa sebenarnya orang ini" Apa tujuan sebenarnya"
Dia berpikir keras, tapi tidak mendapatkan jawaban yang masuk akal.
Dia malah mencurigai orang ini bukan menyusup masuk dari luar benteng, tapi ada seseorang di dalam benteng.
Penjaga dan anjing pelacak malam itu, semua menyangkal bahwa ada orang luar yang menyusup, dia sendiri juga melakukan pemeriksaan terhadap jalan yang mungkin dilalui musuh, tapi tidak ada jejak yang mencurigakan.
Jika bukan orang luar yang menyusup, itu pasti dilakukan oleh orang dalam.
Tentu saja tidak mungkin orang benteng Zhang-feng sendiri, tamu yang minta perlindungan juga tidak ada alasan melakukan hal ini, sisanya adalah orang-orang perkumpulan Cun-qiu yang tinggal di bangunan tamu, yang paling mungkin dicurigai.
Tapi tanpa bukti, mana bisa dia menuduh mereka yang melakukannya"
Ketua benteng Xi hanya bisa menyimpan kecurigaannya didalam hati, dan diam-diam mengawasi dengan ketat gerak-geriknya Yu-shu-xiu-shi dan orang-orangnya.
Di dalam hutan di lereng gunung, semua orang menikmati makanan yang di bawa Fu Ke-wei dari dalam benteng, sepertinya tidak merasakan bahwa Ouw Yu-zhen telah menghilang.
Hoa-fei-hoa adalah orang yang paling tidak bisa diam, mungkin sudah sifat alami wanita yang ingin segala tahu! Setelah selesai makan, dia mengelap tangan, lalu duduk di sisi Fu Ke-wei.
"Kemarin malam kau benar-benar tidak membunuh beberapa dari mereka?" tanya dia sembarangan.
"Tidak!" Fu Ke-weijawab seadanya.
"Kenapa?" "Tujuan utamaku, adalah untuk mengetahui dengan pasti keadaan di dalam sana, dan juga menyelidiki pesilat hebat yang tidak diketahui orang, maka aku tidak ingin memukul rumput mengejutkan ular." tentu saja Fu Ke-wei tidak akan mengatakan tujuan sebenarnya masuk ke dalam benteng itu.
"Apakah sekarang kita akan melakukan serangan besar-besaran?"
"Tadinya ada rencana ini, tapi sekarang aku merubah rencananya."
"Kenapa?" "Karena aku telah terpikirkan satu rencana yang lebih keji."
Shi-tu Yu-yao yang datang mendekat melihat sekali pada Fu Ke-wei dengan mata putihnya, dia tidak sependapat.
"Saudara Fu, kenapa kau mengatakan kata keji ini." Shi-tu Yu-yao berseru, "yang dilakukan orang-orangnya benteng Zhang-feng baru disebut keji, kau hanya......"
"Jangan mencari-cari kesalahan kecil dengan kata-kata, anak kecil." Fu Ke-wei tertawa, dia memandang Shi-tu Yu-yao sebagai nona kecil, memang dia orangnya kecil, "dengan racun menyerang racun, itu disebut keji."
"Kau tidak mengerti, pergi sana!" Hoa-fei-hoa yang melihat Shi-tu Yu-yao jadi merasa tidak leluasa, dan juga semakin kesal, "membicarakan cara dan siasat adalah urusan orang tua. Saudara Fu, bagaimana keji nya, coba katakan! Aku mau tahu"
"Aku kan tidak mengganggumu!" Shi-tu Yu-yao menatap pada Hoa-fei-hoa, dia pun duduk di sisi Fu Ke-wei, sengaja ingin membuat marah bunga galak yang cantik dan matang ini, "aku malah tidak mau pergi!"
"Sudahlah, jangan ribut." Fu Ke-wei mencegah mereka bertengkar, dia menunjuk pada Sepasang Cantik Jiang-nan, "dua nona ini, adalah tamu yang minta perlindungan pada benteng Zhang-feng, ketua benteng Xi tahu mereka menyembunyikan beberapa puluh ribu uang jarahan, sehingga melihat harta timbul niat tidak baik, dia mengunci jalan darah mereka, memaksa mereka mengatakan tempat persembunyian uang rampokan itu, dan juga sepakat memberikan mereka pada perkumpulan Cun-qiu, sebagai pertukaran tanda setuju, perjanjian tidak saling menyerang, dan diam-diam bekerja sama.
Aku ingin mereka berdua muncul di depan gerbang benteng, mengumumkan perbuatan ketua benteng Xi terhadap mereka, empat puluh lebih tamu yang minta perlindung, mungkin bisa menjadi sumbu kehancurannya benteng Zhang-feng."
"Bagus sekali, dengan demikian di luar dan di dalam benteng Zhang-feng mendapat tekanan, dan di pastikan nasibnya akan hancur." Kata Hoa-fei-hoa dengan gembira.
"Saudara Fu, dua nona ini dari mana asalnya?" tanya Shi-tu Yu-yao.
"Wanita Cantik Sinar Bulan dan Ning-xiang-yan-nie......"
"Sepasang Cantik Jiang-nan!" Hoa-fei-hoa memotong, "tahun lalu mereka malam-malam merampok sekitar tujuh delapan keluarga, menurut kabar hasilnya ada satu juta lebih uang perak, tidak aneh ketua benteng Xi jadi menginginkannya."
"Bagaimana Sepasang Cantik Jiang-nan bisa tahu ketua benteng Xi akan menyerahkan mereka pada perkumpulan Cun-qiu?" tanya Shi-tu Yu-yao tidak mengerti.
"Aku tahu dari hasil kemarin malam, dari mulutnya kepala pengurus ruang dalam di benteng itu." Fu Ke-wei tertawa tawar. Dia membalikan kepala berkata pada Nie-sha-yin-hoa yang sedang mengelap pedang, "nona Chao, coba kesini sebentar."
Nie-sha-yin-hoa menyimpan lapnya, memasukan pedang pada sarung pedang, melenggok menghampiri.
"Tuan, ada perintah apa?"
Nie-sha-yin-hoa tersenyum manis, matanya bersinar, genit sekali.
Hoa-fei-hoa melihat sampai hatinya entah kenapa merasakan rasa tidak enak.
"Tolong kau buka kuncian jalan darahnya Sepasang Cantik Jiang-nan." Fu Ke-wei bangkit berdiri, lalu jalan menuju Sepasang Cantik Jiang-nan.
Nie-sha-yin-hoa tertegun, di dalam hati berpikir, bagaimana dia ada kemampuan semacam ini"
Dengan hati penuh ragu-ragu dia datang kepada Sepasang Cantik Jiang-nan.
"Kalian berdua, aku segera akan melakukan tindakan terhadap benteng Zhang-feng, sengaja minta tolong pada nona Chao membebaskan kuncian jalan darah kalian, paling sedikit tenaganya harus bisa pulih lima puluh persen, supaya bisa bergerak."
Lalu Fu Ke-wei berbisik pada Nie-sha-yin-hoa sejenak.
Lalu di tulang punggung masing-masing Nie-sha-yin-hoa berturut-turut menotok Sepasang Cantik Jiang-nan di delapan belas titik jalan darahnya, lalu mengurut perutnya beberapa saat, baru selesai.
Setelah Sepasang Cantik Jiang-nan mengucapkan terima kasih pada Nie-sha-yin-hoa, mereka segera mencoba menggerakan kaki dan tangannya dan merasakan tenaga dalamnya memang pulih sebagian besar, hatinya menjadi gembira sekali.
Fu Ke-wei kembali ke gubuk rumput, memeriksa lagi lukanya Niu Lang-xing.
"Kau tetap tidak bisa melakukan gerakan yang kuat, nanti kalian suami istri menonton saja di sini." Dia sambil tertawa dan berpesan pada Zhi Nu-xing, "kau harus perhatikan keadaan di-sekeliling, aku punya beberapa teman yang segera akan datang kesini, aku akan suruh mereka bertanggung jawab atas keamanan di sekeliling ini, rasanya keamanannya tidak akan ada masalah."
Terdengar ada suara langkah kaki, Ouw Yu-zhen membawa tujuh orang laki-laki besar dengan cepat menghampiri.
Seorang laki-laki besar setengah baya yang berjalan di depan melangkah melewati Ouw Yu-zhen, datang di depan Fu Ke-wei.
"Hao Bai-yun menghadap pada pendekar besar Fu." Laki-laki besar setengah baya dengan sopan memberi hormat pada Fu Ke-wei.
"Dengan beruntung aku telah berhasil melaksanakan tugas." Fu Ke-wei mengatakan dua kalimat yang orang lain tidak bisa mengerti, "keamanan disini harap kalian bisa menjaganya."
"Baik, kami akan melaksanakan perintah."
Hao Bai-yun membungkuk menyanggupi, dan juga dengan dua tangan memberikan pisau tajam bersarung.
"Terima kasih." Fu Ke-wei mengulurkan tangan menerimanya, mengangkat kepala melihat cuaca, "Xie-shen, tetua Tu."
"Ya, tuan!" Xie-shen dengan nada aneh kelakar, menjawab seperti serius.
"Sudah tidak pagi lagi."
"Benar, tuan, sudah lewat jam sembilan, matahari juga sudah setinggi empat bokong."
"Apakah kembangnya sudah siap" Kita sudah saatnya bergerak."
"Pisau sudah diasah sangat tajam, pasti akan lancar membunuh orang."
"Jika sudah siap mari berangkat." Fu Ke-wei melangkah dengan langkah besar, "Xiao Zhen, Kau temani Sinar Bulan dan Ning-xiang bergerak, bertanggungjawab atas keamanan mereka."
"Ya, harap tuan tenang saja."
Beberapa orang itu bertanya jawab, untuk memudarkan suasana yang serius, sepertinya memandang pembunuhan sebagai permainan anak-anak, artinya di dalam hati mereka tidak ada beban.
Jalanan di depan gerbang benteng turun ke bawah, hingga dapat menampung kuda berlari.
Di daerah ini kebanyakan lalu lintasnya menggunakan kuda, jarang menggunakan kereta, maka jalannya memutar menelusuri kali, pohon dan rumput di kedua sisinya hijau segar, berbeda sekali dengan di atas gunung yang gundul.
Sepasang Cantik Jiang-nan berjalan dari dalam hutan, keluar menuju jalanan, mereka berdiri di ujung jembatan mengumpat dengan suara tajam, menceritakan sambil mengumpat ketua benteng Xi yang melihat harta timbul hati merampasnya, menghianati tamu yang meminta perlindungan, dan berniat menyerahkan mereka pada perkumpulan Cun-qiu.
Orang yang berkumpul di loteng di atas pintu gerbang semakin banyak, di atas tembok benteng juga berturut-turut muncul tidak sedikit orang, diantaranya ada orang dari perkumpulan Cun-qiu, termasuk tamu yang minta perlindungan.
Pintu gerbang di buka, keluar sekelompok besar pengawal benteng yang marah, beramai-ramai memasang papan jembatan yang dibongkar kemarin.
Jembatan di bagian kedua baru saja dipasang tiang utama, para pengawal itu sudah berebut menerjang maju.
Sepasang Cantik Jiang-nan membalikan kepala buru-buru pergi, tapi tidak kembali masuk ke dalam hutan, malah menelusuri jalan dan lari ke bawah, memancing orang-orang benteng Zhang-feng mengejarnya.
Orang-orang itu berebut mengejar, kecepatannya tiga kali lipat dari pada dua wanita itu.
Setelah berlari lima-enam puluh langkah. Enam tukang pukul yang paling cepat sudah mendekat, mereka bersemangat sekali, masing-masing mempercepat langkah, ingin menangkap dua wanita itu hidup-hidup.
Dari kedua sisi jalan keluar dua orang manusia, Xie-shen dengan golok besarnya pertama-tama memotong, begitu golok lewat darah memancar laksana memotong buah mengiris sayur sedikit pun tidak ada yang terhalang.
Enam orang yang ingin menangkap dengan tangan kosong, sedikit pun tidak ada kesempatan mencabut senjata menangkisnya, melihat sinar golok yang menyilaukan mata, goloknya sudah masuk ke dalam tubuhnya, kepala segera terpisah, kaki dan tangan putus beterbangan.
Pedang Nie-sha-yin-hoa menyerang orang-orang itu dari belakang, sinar kilat menerjang, datang satu bunuh satu, menerjang seperti gila pada orang-orang yang datang mengejar, pedang sampai orangnya roboh, tidak pernah gagal.
Fu Ke-wei muncul di ujung jembatan, menghadang orang yang mengejar berikutnya, pisau tajamnya seperti geledek menerjang, datang satu sabet satu, hanya dalam sekejap, pintu gerbang yang terbuka lebar sudah tidak ada orang yang menerjang keluar, di ujung jembatan tergeletak mayat-mayat yang putus kepala atau kaki tangannya.
Di belakang dia, Hoa-fei-hoa dan Pedang Kuasa beberapa orang, dari dua arah menyerang dua belas pengawal benteng, juga seperti macan masuk ke gerombolan kambing, mengerikan, betul-betul mengerikan.
Pengawal yang keluar benteng jumlahnya sekitar enam puluh orang lebih, semua dipotong jadi tiga bagian masing-masing dibabat dibunuh, diantaranya tidak sedikit pesilat tinggi, tapi Fu Ke-wei dan kawan-kawan seperti gurunya pesilat tinggi, jadi akibatnya bisa dibayangkan.
Pintu gerbang benteng telah ditutup kembali, ketua benteng Xi dan anaknya, di atas benteng menyaksikan dengan bengong orang-orangnya dibunuh, melihat mayat yang bertebaran, hatinya gemetaran.
Sepasang Cantik Jiang-nan kembali muncul diujung jembatan, sambil menghitung mengumpat, frekwensi suara wanita lebih tinggi dari pada suara laki-laki, suara makian mereka sampai satu li jauhnya masih bisa terdengar.
Hanya Fu Ke-wei seorang diri yang tinggal di tempatnya, berdiri di samping sedang mengibas-ibaskan pisaunya dengan perlahan, menendang potongan kaki tangan dan kepala ditumpuk di ujung jembatan, jelas penampilannya untuk melindungi Sepasang Cantik Jiang-nan.
"Marga Xi, kalian ayah dan anak jika tidak keluar menyelesaikannya dengan aku, marga Fu akan datang malam ini, menerjang masuk ke dalam benteng, begitu melihat orang aku akan membunuhnya." Dia berdiri diatas jembatan, pada orang-orang diatas loteng yang ketakutan dia berteriak, "paling baik kalian segera keluar, di atas jembatan bertarung hidup atau mati. Kami adalah penagih hutang yang sangat setia, kau harus berani keluar membayar hutangmu, benteng Zhang-feng mu yang kecil ini, tidak akan bisa menghalangi aku masuk dan keluar, bentengmu tidak akan bisa melindungi mu."
Apa ketua benteng Xi berani keluar"
Di luar sudah ada enam puluh lebih mayat, sudah membuat orang-orang di dalam benteng ketakutan setengah mati. Ketua benteng Xi tahu bagaimana kemampuan dirinya, apa dia bisa lolos dari pisaunya Fu Ke-wei"
Tadi Fu Ke-wei sekaligus telah membunuh delapan belas orang, dengan sebilah pisau, tidak satu orang pun bisa menahannya.
Julukan ketua benteng Xi adalah Satu Pedang Dunia, salah satu dari sembilan jago pedang terbesar, tapi menggunakan pedang ingin membunuh delapan belas orang seperti yang dilakukan Fu Ke-wei, dia tidak sanggup, jadi jelas kekuatan kedua belah pihak terlalu jauh, jika benar-benar bertarung, hasilnya sudah bisa dibayangkan.
Ketua benteng Xi dan anaknya sudah tidak berada diatas loteng, pintu gerbang benteng tertutup rapat, tidak ada orang yang keluar menjawab.
Makian Sepasang Cantik Jiang-nan, telah mendapatkan hasil yang sudah diduga sebelumnya.
Sekelompok besar pesilat tinggi telah menjaga ketat bangunan tamu, melarang tamu yang minta perlindungan keluar.
Tamu di dalam bangunan tamu menjadi ribut, bersama berjalannya waktu, situasinya bertambah tidak tenang, dari tidak tenang menjadi tegang, begitu tegang maka muncul keadaan yang bertentangan.
Di ruang tamu agung kelompok Yu-shu-xiu-shi, pertama yang dimusuhi oleh kelompok para tamu di bangunan tamu.
Sepertinya semua orang di dalam benteng sedang menunggu hari gelap, keadaan hati setiap orang berbeda-beda, tapi sikap ketakutannya semua sama.
Di ruang tamu ketua benteng Xi menemui Yu-shu-xiu-shi dan Seruling Damai.
Di antara tamu dan tuan rumah, telah nampak ada perselisihan.
"Ketua benteng, bagaimana Sepasang Cantik Jiang-nan bisa tahu perjanjian kita?" tanya Yu-shu-xiu-shi, "aku duga ini pasti dibocorkan oleh orang-orangmu."
"Aku pun telah berpikir keras tapi tetap tidak mengerti, yang tahu akan hal ini hanya tiga empat orang, aku berani jamin mereka tidak akan membocorkannya."
"Pengakuan Sepasang Cantik Jiang-nan, apa ketua benteng telah mendengar semuanya?"
Wajah Yu-shu-xiu-shi yang tidak senang tampak jelas.
"Belum." Ketua benteng Xi merasa seluruh tubuhnya tidak enak, "aku telah mengunci jalan darah mereka, tapi juga tidak mendapatkan jawabannya, mereka hanya menyatakan uangnya diserahkan pada Yun-sang-nie. Dia mengatakan sama seperti tidak mengatakannya, menurut kabar Yun-sang-nie telah menghilang dari dunia persilatan selama satu tahun, siapa yang tahu dia sembunyi dimana?"
"Perkumpulan kami sama sekali belum menerima orangnya, tapi orangnya melarikan diri dari bentengmu." Kata Yu-shu-xiu-shi sambil tertawa dingin, "penjagaan benteng mu sangat ketat, dua orang yang jalan darahnya dikunci, malah bisa melarikan diri keluar dari benteng, masalah begini jika dikatakan" Siapa pun tidak akan percaya, ketua benteng Xi, coba kau pikir, apakah aku bisa percaya begitu saja?"
"Kata-katamu terarah, kenapa tidak mengatakan langsung saja!" kata ketua benteng Xi menekan wajahnya.
"Artinya, semua orang sudah mengerti dan tahu, tidak perlu dijelaskan lagi, karena tidak akan ada artinya lagi." Yu-shu-xiu-shi tertawa dingin, "di depan benteng begitu Sepasang Cantik Jiang-nan mengumumkan masalahnya, perkumpulan kami jadi mendapatkan getahnya, beberapa orang persilatan yang serakah, pasti mengira perkumpulan kami mengetahui juga tempat persembunyiannya harta rampokan itu, mereka akan seperti belatung tulang mengawasi perkumpulan kami, karena ingin mendapatkan harta jarahan itu. Daging kambing belum dimakan, malah seluruh tubuh menjadi bau amis, perkumpulan kami sungguh sial sekali."
"Wakil ketua Gao, kau tidak pantas mengatakan ini." Ketua benteng Xi menekan wajahnya, "syarat perjanjian kedua belah pihak, adalah atas dasar keinginan masing-masing, jika terjadinya perubahan, itu bukan salahku, jelas dikatakan, yang paling dirugikan adalah aku, karena nama baik benteng Zhang-feng telah jadi rusak."
"Tentu, aku tidak salahkan ketua benteng." Yu-shu-xiu-shi mengerti dirinya dalam hal aturan tidak bisa berdiri tegak, dan juga masalahnya sudah terjadi, saat ini menyalahkan orang sudah tidak ada artinya lagi, terpaksa dia merubah sikap, "ketua benteng, bagaimana akan menghadapinya?"
"Sebenarnya datang dari mana Fu-jiu" Anggota perkumpulan anda ada diseluruh dunia persilatan, beritanya bisa didapatkan dimana-mana, orangnya banyak yang mampu, seharusnya kalian tahu sedikit akan dia?" tanya ketua benteng Xi tidak menjawab malah balik bertanya.
"Jujur saja kukatakan, perkumpulan kami sama sekali tidak tahu orang ini." Kata Yu-shu-xiu-shi dengan tulus, "peristiwa aku mendapat hinaan di Lin-jia-gou, ketua benteng telah mengetahuinya, justru aku tidak tahu asal-usul orang ini, makanya sambil menahan malu aku tidak perdulikan dia, tidak leluasa menyerang dia beramai-ramai. Apa lagi waktu itu orang-orangku tidak ada disampingku, jadi orang yang dapat digunakan terbatas. Nona Liu tahu dia dipanggil Fu-xian, di dunia persilatan siapa pun tidak tahu siapa itu Fu-xian atau Fu-jiu."


Pengelana Rimba Persilatan Jiang Hu Lie Ren Karya Huang Yi di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Saudara kecil, apakah kau bisa keluar bertemu dan bicara dengan dia?"
Barulah ketua benteng Xi menyebutkan pokok pembicaraan dan tujuannya.
"Aku bicara dengan dia?" Yu-shu-xiu-shi tertegun, dia merasa diluar dugaan, "membicarakan apa dengan dia?"
"Membicarakan syarat untuk berdamai, aku ingin mengalah, mengganti kerugian dia, tidak perduli masalah apa aku percaya ada jalan untuk menyelesaikannya."
Di dalam hati Yu-shu-xiu-shi memaki: nyawa manusia apakah ada jalan untuk diselesaikan dengan damai" Orang tua ini sedang bermimpi.
Tadinya dia ingin menolak dengan halus, terakhir hatinya bergerak, bukankah ini satu kesempatan baik untuk meninggalkan tempat yang bergejolak ini"
Ini adalah masalah utang piutangnya antara ketua benteng Xi dengan Fu-jiu, dia bisa mendapatkan kesempatan untuk keluar dari masalah ini, supaya tidak terjerumus lebih dalam, dia tidak perlu mempertaruhkan hidupnya untuk benteng Zhang-feng.
"Baik, aku akan pergi mencari dia dan membicarakannya." Dengan senang dia menyanggupi, "tapi apakah ketua benteng sudah mempersiapkan membuka harga dulu dan persiapannya?"
"Saat ini, harus dia yang membuka harga, benar kan?"
Walau kenyataannya begitu, tapi juga menyatakan ketulusan ketua benteng Xi menyelesaikan masalahnya tidak begitu tulus.
"Memang begitu." Dia tidak ingin banyak bicara, banyak bicara bisa membuka tujuan sebenarnya, "baiklah, aku sekarang keluar berbicara dengan dia."
Sepasang Cantik Jiang-nan telah meninggalkan ujung jembatan.
Di ujung jembatan telah di ganti oleh Xie-shen, golok besar sering diayun-ayunkannya.
Pintu gerbang dibuka, lalu keluar Yu-shu-xiu-shi dan Liu Fei-yan.
"Ah! Laki-laki pintar, wanita cantik, kalian berdua sungguh sepasang manusia yang serasi." Xie-shen memalangkan golok berteriak mengejek, "kalian bukan pelaku kejahatan benteng Zhang-feng, bisa bebas meninggalkan tempat ini, tapi jika ada tindakan yang tidak bersahabat, itu lain lagi halnya. Ha ha ha! Kalian berdua bukan sekedar keluar jalan-jalan, atau sedang menjalin cinta bukan?"
"Kau jangan bicara sembarangan padaku!" Liu Fei-yan mengangkat alis dan marah, "Xie-shen tua, apakah kau ingin mencoba Hui-feng-liu-yue-dao milikku?"
"Nona Liu, mungkin Hui-feng-liu-yue-dao mu memang lihay sekali, tapi paling bagus jangan disia-siakan pada tubuhku, karena kau akan berhadapan dengan pesilat sangat hebat seratus kali lipat lebih hebat dari aku, yaitu majikan ku Fu-jiu." Xie-shen menghentikan ejekannya, suara seperti geledek, dia merasa bangga mempunyai majikan yang baik dan hebat, "sekarang ini bukan waktu yang tepat untuk jalan-jalan, paling baik kalian jangan keluar."
"Aku ingin bertemu dengan Fu-jiu." Yu-shu-xiu-shi perlahan mendekat, "dimana sekarang dia?"
Di depan hutan sebelah kanan, berjalan keluar Fu Ke-wei memakai sabuk, pinggangnya terselip golok panjang bersarung.
"Aku disini!" Fu Ke-wei sambil tertawa menghampiri, "wakil ketuanya perkumpulan Cun-qiu ingin bertemu denganku, aku merasa tersanjung. Sekarang, kau telah bertemu dengan aku."
"Kita harus bicarakan dengan baik-baik." Yu Shi Xiu Shi berkata dengan nada ditekan.
"Apakah perlu?"
"Pasti perlu." "Aku sungguh tidak terpikirkan, apa yang harus dibicarakan!"
"Kau tahu aku datang ke benteng Zhang-feng untuk bertamu."
"Betul! Makanya Xie-shen telah mengatakan dengan jelas sekali, kau bisa dengan bebasnya pergi meninggalkan tempat ini. Ketua benteng Xi yang mempunyai hutang nyawa pada kami, itu adalah masalah antara dia dengan kami, tidak ada sangkut pautnya dengan orang lain, ketua benteng Xi juga tidak memerlukan kau membayarkan hutangnya.
Tapi, jika kau didalam benteng Zhang-feng membantu dia membayar hutangnya, itu lain lagi halnya, aku percaya kau tahu aturannya membayarkan hutang dan akibatnya, betulkan?"
"Aku dengan kau......"
"Jangan mengutarakan perselisihan kecil antara aku dengan kau, sebagai alasan membagi hutang." Fu Ke-wei tertawa menyesat-kan, mata macannya melirik sekali pada Liu Fei-yan, sorot matanya mengandung arti, "di Lin-jia-gou, di depannya nona besar yang cantik kau bertingkah sok pahlawan, memaksakan diri sebagai pelindung bunga, ingin menghina aku, ini adalah hal biasa, setelah perselisihannya lewat ya selesai sudah.
Jika diganti aku, aku juga akan bertingkah samajadi pahlawan di depan wanita yang aku suka, walau kepala pecah, juga akan menepuk dada menolong orang sebagai pelingdung bunga. Makanya, aku sedikit pun tidak menaruh hati pada perselisihan kecil waktu itu, sekarang aku dengan senang hati membiarkan kalian meninggalkan tempat ini.
Tapi jika kau beraninya melukai orang-orang ku! tanpa ampun aku akan membunuh habis orang-orangmu sebagai balasan, tanpa ampun, apakah yang aku katakan cukup jelas?"
"Kau bicara besar......"
"Betulkah"' "Heh marga Fu, kau jangan sombong." Liu Fei-yan sungguh sudah tidak tahan melihat tingkah Fu Ke-wei yang mengancam itu, lebih-lebih tidak tahan pada Fu Ke-wei yang menghina kekasihnya, "aku tantang kau, berani tidak secara resmi bertarung hidup atau mati dengan ku?"
"sekali lagi aku peringatkan, nona kecil," Fu Ke-wei sedikit pun tidak memberi dia muka, "aku berani datang ke benteng Zhang-feng menagih hutang, sudah menganggap semua orang yang ada di dalam benteng sebagai musuhku, tentu saja termasuk perkumpulan Cun-qiu dan kau.
Aku telah setuju memberikan kalian satu jalan untuk hidup, aku mengerjakan sesuatu tidak akan terlalu mutlak. Jika kau tidak mau menerimanya, tanpa ragu aku akan membunuh mu. Sekarang, kalian pergilah! Jika ingin bertarung sampai mati, cabut pedangnya dan maju! Yu-shu-xiu-shi, kau boleh bersama dengan wanita tidak tahu diri ini maju bersama."
Di dalam hutan, berjalan keluar Shi-tu Yu-yao, tangan kanannya ada tombak, tangan kiri memperlihatkan beberapauang mas.
"Saudara Fu, aku ikut dalam bagian ini." Mata cantik Shi-tu Yu-yao bersinar dingin, "pisau terbang berhadapan dengan uang terbang, coba lihat senjata siapa yang lebih lihay."
0-0-0 "Nona Shi-tu, harap jangan melibatkan diri." Fu Ke-wei tegas menolak, "aku izinkan mereka maju bersama. Supaya mereka tahu diluar orang masih ada orang, di luar langit masih ada langit, supaya mereka mengerti, berebut kekuasaan di dunia persilatan, mengandalkan satu-dua jurus hebat itu belum cukup, cepat atau lambat nyawa pun akan habis dalam permainan ini.
Di dunia persilatan aku telah bermain nyawa beberapa tahun, aku percaya ilmu silat dan pengalamanku sudah cukup banyak, tapi aku tidak berani sombong memandang rendah segala-nya, melakukan segala hal juga tidak berani sembarangan. Dengan kemampuan mereka, jujur kukatakan, mereka bisa menahan lima jurus seranganku juga masih tanda tanya besar."
"Aku Yu-shu-xiu-shi juga orang persilatan yang punya nama, kau malah tidak menghargai aku. Baik, aku tidak ingin mengambil keuntungan dua lawan satu." Yu-shu-xiu-shi marah, hampir saja memuntahkan darah, perlahan dia mencabut pedang, menggoyangkan tangan supaya Liu Fei-yan mundur kebelakang, "kau sudah siap, aku mau..."
"Yang kau mau hanya satu peti mati." Fu Ke-wei sambil tawa dingin mencabut golok, "Untungnya kau bersikap jantan, jika tidak, kau hanya bisa hidup sampai di usia ini. Satu lawan satu, aku tidak akan membunuh orang, kau telah mempertahan-kan nyawamu, tapi apakah bisa kehilangan tangan atau kaki, aku tidak berani menjaminnya. Majulah! Tuan, aku temani kau main-main."
0oo0 Bab 19 Semangat tinggi, hawa yang menekan dalam sekejap ini keluar dari tubuhnya.
Xie-shen adalah bintang pembunuh yang, namanya menggemparkan dunia, adalah algojo yang hawa pembunuhannya sudah ada sejak lahir, belum lagi menggerakan golok hawa membunuh-nya sudah menakutkan orang, melihat pengaruh Fu Ke-wei yang sangat besar, dia sendiri yang sangat pemberani, juga merasa didalam hatinya terkejut.
Golok yang diulurkan dia, dia bawah sinar matahari hawanya tetap terasa dingin sekali, sinar yang memantul berkilat-kilat seperti listrik, matanya bersorot sinar jernih, disudut mulut terkulum tawa dingin yang keji.
Yu-shu-xiu-shi menggigil dingin, kesombongannya telah lenyap.
Di Lin-jia-gou, dia dipermainkan oleh Fu Ke-wei, dia mengira itu karena tidak hati hati dia kena siasat lawannya, tidak ada hubungan dengan tinggi rendahnya ilmu silat, saat ini jika ditangannya ada pedang dia pasti bisa mengirim Fu Ke-wei kedalam neraka, tapi dia lupa, waktu itu ditangannya ada pedang, tapi dia dipukul oleh Fu Ke-wei dengan kaki kursi hingga kelabakan.
Sorot mata Fu Ke-wei sudah berubah, hawa yang menakutkan orang yang mendadak timbul, menekan kepercayaan diri Yu-shu-xiu-shi hingga setengahnya, ini barulah tampak wajah seorang lawan yang kuat.
Anak panah sudah dipasang diatas busur, mau tidak mau harus dilepas.
Saat ini jika berniat mengundurkan diri juga sudah tidak keburu, dikemudian hari apakah dia masih bisa membuat namanya terkenal"
Loteng benteng di seberang jembatan, sudah banyak berdiri orang yang mengawasi, saat ini jika dia mencari alasan untuk mundur, mau ditaruh dimana mukanya"
Dengan satu teriakan dingin, Yu-shu-xiu-shi yang sudah tidak ada pilihan lain, menggerakan pedang dengan jurus keji menebar bintang-bintang merebut kesempatan lebih dulu, menyerang dengan ganas, dalam gemuruhnya geledek, bayangan bintang perak yang banyak variasinya berkembang, sulit menentukan mana yang benar-benar menyerang mana yang tidak, kecepatannya terlalu cepat, orang didepannya sulit memastikan bintang perak yang mana adalah benar-benar serangan mematikan.
"Hemm!" Fu Ke-wei berteriak dingin, sepasang kakinya sedikit pun tidak bergerak, goloknya dikibaskan membuat lingkaran kecil, di tempatnya dia menerima serangan pedang.
"Traang traang traang!"
Tiga suara benturan keras berturut-turut terdengar, suara yang keluar satu suara lebih keras dari suara sebelumnya, bentrokan pedang dan golok memancarkan kembang api, suara ketiga malah kerasnya hampir membuat telinga jadi tuli.
Sinar golok dan pedang yang mendadak bersatu, mendadak pula berpencar, sekali sentuhan kemenangan sudah ditentukan.
Pedang Yu-shu-xiu-shi dan orangnya terpental, melayang mundur, baju hijaunya yang di depan telah robek.
Dia mundur satu zhang lebih, sepasang kakinya baru saja berdiri mantap, sinar kilat sudah seperti bayangan mengikuti mengejar tiba, golok telah sampai di depan dadanya.
"Roboh kekiri!" Terdengar teriakan Fu Ke-wei diikuti sinar kilat.
Yu-shu-xiu-shi tidak bisa tidak roboh, dalam keadaan terdesak dia mengangkat pedang, dengan jurus Menunjuk Langit Bersumpah menangkis miring sinar kilat yang datang, ini adalah satu-satunya jalan untuk bisa selamat, selain jurus ini tidak ada jurus lain yang bisa menolong dirinya.
Traang satu getaran keras, Yu-shu-xiu-shi roboh miring satu zhang lebih, setelah roboh dia cepat berguling dua kali, seluruh tubuhnya jadi kotor, saat sesudah berdiri wajahnya pucat, tubuhnya berkeringat dingin, dia seperti telah mati satu kali.
Golok Fu Ke-wei, menunjuk pada Liu Fei-yan yang karena gelisah datang menerjang, dengan tertawa dingin, matanya bersinar lebih tajam lagi.
Liu Fei-yan buru-buru menahan kakinya, hatinya jadi merasa tenang, melihat Yu-shu-xiu-shi meloncat berdiri, dia tahu kekasih tidak terluka.
Didalam hati dia tahu, jika Fu Ke-wei menginginkan nyawanya Yu-shu-xiu-shi, walau kecepatannya ditambah tiga kali lipat, dia juga tidak akan bisa menolongnya.
"Aku menunggumu melemparkan pisau terbang." Fu Ke-wei tertawa dingin, "tapi kau tidak ada sedikitpun kesempatan, aku pernah melihat senjata gelap yang lebih lihay dari pada pisau Hui-feng-liu-yue milik mu."
"Hemm! Kau......"
"Apakah kau tahu Ratu Lebah?"
"Di dunia persilatan aku hanya mendengar namanya, tapi siapa pun tidak pernah melihat orangnya."
"Jarum Ekor Lebahnya bisa dikatakan rajanya senjata gelap, sangat keji sekali."
"Betul, kabarnya memang begitu."
"Dia bisa mengambil kesempatan saat aku tidak siap, di dalam jarak satu uluran tangan, melemparkan tiga buah Jarum Ekor Lebah pada ku."
"Bagaimana hasilnya?"
"Bukankah aku masih hidup dengan baik, inilah akibatnya."
"Jangan omong besar! Dalam jarak begitu dekatnya, kau bisa menghindar dari serangan mengelapnya?"
"Percaya atau tidak terserah kau. Pisau Hui-feng-liu-yue milikmu, jauh sekali bila di bandingkan dengan Jarum Ekor Lebah. Senjata mu yang lebih besar seribu kali lipat dibandingkan dengan Jarum Ekor Lebah, di mataku tidak lebih kecil dari pada seekor sapi, juga aku......"
"Juga apa?" "Sudahlah, aku tidak ingin berkata terlalu banyak. Hey! Apakah kau tidak mau menyerang dengan pisau terbang yang bisa menakut-nakuti orang itu?"
"Fei-yan, mari kita pergi!" Yu-shu-xiu-shi membalikan kepala langsung pergi.
"Marga Fu, kau membual, aku sedikit pun tidak percaya." Kata Liu Fei-yan menggigit gigi, "aku peringatkan, di kemudian hari janganlah dekat-dekat dengan kami, jika tidak aku pasti menggunakan pisau terbang mencabut nyawamu, aku pasti bisa membunuhmu."
Habis bicara, buru-buru mengikuti Yu-shu-xiu-shi pergi.
Xie-shen menotokan golok ke tanah, tidak hentinya menggelengkan kepala tertawa pahit.
"Tuan, kau tidak tega membunuh dia, di kemudian hari akan juga tidak akan bunuh dia, kerepotanmu akan besar sekali. Dia sudah membencimu sampai ketulang sumsum, selanjutnya bagaimana kau bisa hidup tenang?"
Fu Ke-wei menggelengkan kepala tertawa pahit.
Hoa-fei-hoa duduk disisinya Fu Ke-wei, sikap duduknya menampilkan kewanitaan yang anggun, jika diatas tanah digelar karpet sutra, pasti dia akan menampilkan sikap kebangsawanan yang terpelajar.
Saat ini, dia benar-benar menampilkan sikap seorang wanita matang yang cantik memikat, dengan sikap wanita galak yang perkasa memainkan pedang seperti dua orang yang berbeda.
"Kau melepaskan mereka, dikemudian hari kau pasti akan menyesal." Sikapnya sedikit tidak tenang, "Liu Fei-yan termasuk tujuh wanita terhebat di dunia persilatan, adalah seorang wanita yang berprestasi, sombong dan bertindak sekehendak hati, semua orang juga tahu, lebih-lebih perkumpulannya Cun-qiu, adalah perkumpulan yang tidak tahu aturan, kekuatannya besar sekali, di kemudian hari kalau kau berkelana di dunia persilatan, aku......aku sungguh khawatir padamu."
"Aku berani mengusik mereka, tentu tidak takut besarnya kekuatan mereka, perkumpulan perampok yang setengah terang setengah gelap begini, sebenarnya tidak sukar menghadapinya." Nada bicara Fu Ke-wei berubah jadi hangat dan tulus, "jangan khawatir, dengan hati-hati aku akan menghadapinya, aku membebaskan mereka, ada alasannya."
"Alasannya adalah......"
"Membuat keretakan antara perkumpulan Cun-qiu dengan benteng Zhang-feng, menanamkan sumbu pertengkaran diantara mereka. Aku berani bertaruh, ketua benteng Xi tidak akan membiarkan mereka pergi begitu saja, tapi mereka ingin segera meninggalkan tempat perselisihan ini, akibatnya hampir bisa diramalkan."
"Jika malah sebaliknya mereka jadi bersatu......"
"Apa mungkin" Dua perampok yang bersatu berdasarkan tujuan untung rugi, pasti akan pecah karena perselisihan untung rugi, itu adalah akibat yang pasti."
"Perkumpulan Cun-qiu adalah perkumpulan setengah terang setengah gelap, orang yang di dalam kelompok gelap, menggunakan segala cara, diam-diam membunuh orang, dari belakang menggunakan pisau menusuk orang, membuat rencana licik, menghalalkan segala cara."
"Pasti." Kata Fu Ke-wei tertawa, "tapi mereka tidak akan bisa mencari aku, setelah masalah disini selesai, Fu-jiu mungkin sudah menghilang di dunia ini, dunia begitu luas, ingin mencari aku sama seperti mengambil jarum di dasar lautan, aku hanyalah seorang berandalan dunia persilatan, setiap saat bisa mengganti nama merubah marga, tidak perduli orang lain mau mengatakan apa."
"Saudara Fu, apakah kau mau mempelajari ilmu merubah wajah ku, teknik dan alat-alatnya?" Hoa-fei-hoa dengan lemah lembut, "bagi seorang yang berani mengaku dirinya berandalan dunia persilatan, dikemudian hari mungkin ada gunanya."
0-0-0 Ketua dua benteng Golok Pemutus Arwah Han Zhi-jian, muncul di ujung jembatan, di tangannya menggenggam golok panjang dengan sarungnya.
"Aku ingin bertemu dengan Fu-jiu." Kata Golok Pemutus Arwah dengan nada dalam.
Orang yang menghadang jembatan telah diganti oleh Hoa-fei-hoa, di tangan kirinya menggenggam pedang panjang dengan sarungnya, matanya yang cantik menatap tajam Golok Pemutus Arwah.
"Kenapa?" "Membicarakan perdamaian."
"Baik, katakanlah! Aku bisa memutuskannya. Tuan Fu perlu istirahat, dia tidak akan menemui kau."
"Aku harus bertemu dengan dia." Kata Golok Pemutus Arwah dengan tegas.
"Kau tidak cukup berbobot. Kau hanya pantas bicara dengan aku."
"Aku ingin......"
"Kau harus lewati dulu aku, setelah itu mungkin tuan Fu akan menemuimu." Nada bicaranya Hoa-fei-hoa lebih pasti lagi, "kalau kau tidak mau bicara, kenapa tidak balikan tubuhmu ke belakang?"
"Aku memang seorang berandalan dunia persilatan yang tidak punya nama......"
"Kalau begitu kau ini mau?" teriak Hoa-fei-hoa dengan gembira menyela, "Saudara Fu, aku sangat gembira sekali!"
"Iii! Apa yang telah aku mau?"
"Kau sudah mengatakan mau, tidak boleh menyangkalnya lagi lho!"
"Baik, berkata dengan kau juga boleh. Benteng ku tidak ingin bertarung, di dunia tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan, kami berharap merubah permusuhan jadi perdamaian, silahkan saudara tua Fu buka harga."
"Tuan Fu telah mengatakannya dengan jelas." Hoa-fei-hoa satu kata satu kata mengatakannya, "dia hanya ingin ketua benteng anda dan anaknya, melakukan pertarungan adil di atas jembatan, mudah dan jelas, yang lainnya tidak perlu dibicarakan."
"Ini bukan satu harga......"
"Ini sudah jumlah harga yang paling rendah, tuan." Hoa-fei-hoa memotong, "ketua benteng anda dan anaknya bertarung, ada lima puluh persen harapan hidup. Kalau dua puluh tiga orang laki-laki perempuan yang mati di Lin-jia-gou, selamanya sudah tidak ada harapan bisa hidup lagi. Jumlah harga yang tidak adil ini, jika diganti kau, juga tidak akan mengusulkannya, kau pergilah! Tidak perlu dibicarakan lagi."
"Jika aku tidak mau pergi?"
"Aku akan usir kau pergi!"
"Apa kau sanggup" Hoa-fei-hoa, kau memang seorang generasi muda yang hebat, jika ingin mengusir aku, bobotmu masih belum cukup."
"Kau ingin mencobanya?"
"Aku memang bermaksud itu."
"Ssst!" sebuah suara terdengar, Golok Pemutus Arwah mencabut goloknya melangkah maju.
Hoa-fei-hoa juga mencabut pedangnya, maju ke depan, pedang diangkat diulurkan ke depan, hawa pembunuhan yang tidak berbentuk seperti gelombang laut menerjang kearah Golok Pemutu s Arwah.
Wajah Golok Pemutus Arwah berubah jadi serius, golok di tangannya juga dengan cepat diulurkan, badan golok bersinar seperti air jernih, dingin sekali, itulah sebilah golok bagus.
Hawa pedang dan golok menerjang ke wajah masing-masing terasa dingin, golok dan pedang berhadapan dari kejauhan, masing-masing mengerahkan tenaga dalam, tidak merubah posisi merebut kekosongan, sekali dimulai sudah menentukan posisi serangan yang keras, sepertinya sama-sama bertujuan satu serangan langsung menjatuhkan lawannya, yang kuat hidup yang lemah mati.
"Traang traang traang!" suara benturan logam mendadak terdengar.
Sulit melihat dengan jelas siapa yang lebih dulu bergerak, pokoknya kedua orang itu bersamaan mendekat, mendadak timbul sinar kilat dan keluar suara benturan logam yang keras, kecepatan menyerangnya sulit dibayangkan.
Kedua orang itu bersamaan mundur kebelakang delapan che, benturan yang terjadi di atas senjatanya tampak seimbang.
Bersamaan waktu, kedua orang kembali maju menerjang lagi, menerjang lagi......
"Traang traang traang......"
Kedua kalinya berpisah......ketiga kalinya berpisah.
Bertemu lawan seimbang, siapa pun tidak berani lengah.
"Kalau begini terus, sampai hari gelap pun jangan harap bisa menghasilkan pemenangnya." Golok Pemutus Arwah mundur selangkah berkata, "bagaimana kalau kita menyerang sekuat tenaga?"
"Aku merasakan hal yang sama." Hoa-fei-hoa dengan tenang berkata, "kepandaianmu, diluar dugaanku, aku akan menggunakan jurus hebat membalas menyerang."
Golok Pemutus Arwah tertawa dingin, sikapnya berubah jadi ganas, matanya menyorotkan hawa membunuh, golok di tangan pelan-pelan diulurkan miring, suara siulan golok seperti siulan naga, auman macan, dengan tenaga dalam mengendalikan golok, ilmu silatnya sudah mencapai taraf kesempurnaan.
Wajah Hoa-fei-hoa pelan-pelan berubah jadi putih perak, matanya yang cantik menyorot sinar yang dingin jernih, di sudut mulut terkulum senyum dingin yang keji.
Pedang dia juga diulurkan ke depan, di saat sekejap ini, sinar di badan pedangnya sepertinya mendadak bertambah tiga kali lipat, pedangnya mengeluarkan suara, seperti suara air mendidih di dalam laut yang dalam sekali.
Bersama teriakannya, tubuh Golok Pemutus Arwah menjelma jadi aliran sinar yang menerjang, tubuh dan golok menjadi satu, dengan dahsyat melakukan serangan, kecepatannya sangat mengejutkan orang, samar-samar keluar suara geledek, dahsyat yang sulit ditahan.
Hoa-fei-hoa juga teriak, orang dan pedang sepertinya mendadak menjadi satu, hanya terlihat sinar menyilaukan mata yang seperti jaring dan bayangan orang yang samar-samar, yang tipis, dengan kecepatan mengejutkan orang, sekelebat sudah tiba, tanpa gentar maju menyambut.
Sinar golok yang seperti guntur bersentuhan dengan bayangan pedang yang seperti jaring langit, malah tidak mengeluarkan suara benturan logam, dalam sekejap dua bayangan orang lewat berpapasan.
Suara guntur mendadak berhenti, bayangan orang kembali tampak.
Hoa-fei-hoa muncul di belakang Golok Pemutus Arwah satu zhang lebih, wajahnya dingin serius, sinar di matanya tetap bersinar.
Ujung pedangnya ada jejak darah, tapi darahnya tidak banyak.
Orang yang menonton diatas loteng benteng hening tidak bersuara, tenang seperti mati.
Seluruh sorot mata, terfokus pada Hoa-fei-hoa, di mata setiap orang ada rasa ketakutan, tidak mengerti, bengong, dan sulit percaya, bermacam-macam sikap.
Senjatanya Golok Pemutus Arwah tetap menunjuk miring kedepan, tapi wajah seperti setan, dengan susah payah melangkah kedepan.
Selangkah, dua langkah, tiga langkah......
Sepertinya kaki dia beratnya ada ribuan jin, begitu sulit menggerakannya.
Di dada kiri bawahnya, darah segar memerahkan baju yang dirobek oleh pedang, jejak darah membesar, dengan cepat menyebar ke bawah bajunya.
Langkah keempat, tubuh dia bergoyang, tubuhnya dengan sulit dibalikan.
"Traang!" Goloknya lepas dari tangannya, jatuh ketanah.
"Kau...kau..." dia teriak dengan terengah-engah.
Hoa-fei-hoa tidak memperdulikannya, pelan-pelan melangkah kembali ketempat semula, menggunakan bawah sepatunya mengelap jejak darah di ujung pedang, memasukan pedang kedalam sarungnya.
"Akh...!" Golok Pemutus Arwah menjerit ngeri, mendadak roboh telungkup.
Orang-orang di loteng benteng ribut, wajah nya juga pada berubah.
Ketua dua benteng mereka ternyata tidak bisa menahan sebuah serangan Hoa-fei-hoa, membuat ketakutan orang-orang yang menganggap ilmu silatnya sudah hebat.
Tertutup sudah pintu perundingan damai, ketua benteng Xi dan anaknya mana berani keluar bertarung secara jantan" Orang yang berkuasa dan punya cukup banyak anak buah yang bisa di suruh, mana mau dirinya menempuh bahaya"
Tepat jam lima sore, semua orang makan makanan kering di dalam hutan yang berada di depan benteng.
Tian-ya-koay menarik Xie-shen datang ke depan hutan, sambil makan gepuk daging yang dingin, sambil mengawasi gerak-gerik benteng Zhang-feng.
Fu Ke-wei menelan sepotong gepuk terakhir, mengelap bersih tangannya, setelah berpesan dengan perlahan pada Ouw Yu-zhen, dia segara berjalan pelan menuju pada Hoa-fei-hoa dan duduk di sisinya.
"Apakah malam ini tetap mengikuti rencana, menyelidik ke dalam benteng?" tanya Hoa-fei-hoa tertawa.
"Tidak, malam ini langsung menyerang masuk."
"Kenapa merubah rencana?" kata Hoa-fei-hoa tidak mengerti.
"Karena kau." "Aku?" "Tidak salah, siang hari tadi kau telah membunuh ketua dua, Golok Pemutus Arwah Han Zhi-jian, sudah membuat mereka jadi ketakutan. Aku menduga, ketua benteng Xi telah berencana melepaskan benteng, melarikan diri, makanya malam ini kita harus menyerang masuk kedalam benteng. Jika sampai ketua benteng Xi dan anaknya menggunakan siasat, serangga mas melepas kulit melarikan diri, tidak saja tujuan kita menagih hutang menjadi gagal, dan jejakku menyelidiki satu persoalan juga akan jadi terputus."
"Masalah kau menyelidiki jejak itu, apakah penting sekali?"
"Iya, malah lebih penting dari pada menagih hutang pada benteng Zhang-feng." Fu Ke-wei menganggukan kepala, tapi kemudian dia membelokan arah pembicaraan, "aku ingin menanyakan satu hal pada nona, jika nona merasa tidak mau menjawabnya, anggap saja aku tidak menanyakannya."
"Ooo...! Masalah apa" Mendengar kata-katamu tampak serius sekali." Kata Hoa-fei-hoa merasa aneh.
"Masalah kepandaian yang kau pelajari."
"Asal-usul dan perguruanku bukan rahasia, tidak ada yang sulit dikatakan?" Hoa-fei-hoa tertawa, "kau tanyalah! Terhadap kau, aku pasti mengatakannya, dan mengatakan semuanya."
"Terima kasih atas kepercayaan nona." Kata Fu Ke-wei dengan serius, "nona selain belajar silat dari ketua vihara Mei-hoa, apakah punya guru lain?"
"Sama sekali tidak ada." Kata Hoa-fei-hoa dengan tegas.
"Serangan terakhir nona pada Golok Pemutus Arwah tadi siang, jurus pedang yang digunakan, jika aku tidak salah melihatnya, pasti bukan gurumu yang mengajarkannya, apaka kata-kataku benar atau tidak?"
"Saudara Fu matamu tajam sekali, bagaimana kau bisa tahu bukan guruku yang mengajarnya?" Hoa-fei-hoa terkejut sekali.
"Sementara kau jangan tanya dulu, nanti aku akan jelaskan." Fu Ke-wei dengan serius sekali, "siapakah yang mengajarkan jurus pedang ini?"
"Bukan orang lain yang mengajarkannya, tapi aku berhasil melatih sendiri mengikuti gambar sketsa yang ditinggalkan ayahku......"
"Apakah jurus pedang ini ada namanya?" Fu Ke-wei menyela pembicaraan dia, "saat kau melakukannya apakah ada perasaan tidak bisa mengendalikannya?"
"Tidak salah, memang ada perasaan itu. Jurus pedang ini sangat dahsyat sekali, tapi karena ada kekurangan ini, maka aku jarang menggunakannya. Mengenai apa namanya, karena di dalam sketsa tidak ada catatannya, maka aku tidak tahu."
"Ayahmu dia......"
"Ayahku meninggalkan rumah saat aku berumur empat tahun, dia dengan temannya bermain ke gunung Kun Lun sebelah barat, dua tahun kemudian, di kampung terjadi wabah penyakit, ibuku membawa aku meninggalkan kampung tinggal di rumah famili. Hitung-hitung ayahku meninggalkan rumah sudah sembilan belas tahun, sampai sekarang tidak ada kabar beritanya, aku berkelana di dunia persilatan, tujuan utamanya adalah mencari keberadaan beliau......"
"Apakah ibumu sekarang ini masih tetap tinggal di rumah famili?"
"Ibu telah meninggal saat aku berusia sembilan tahun." Wajah Hoa-fei-hoa tampak sedih.
Fu Ke-wei berpikir sejenak, matanya menatap Hoa-fei-hoa.
"Apakah nama ayahmu diatasnya Ruo bawahnya Tian, sebutannya Tian-ruo-fei-mo?" Fu Ke-wei menanyakan dengan satu kata persatu kata.
"Ih...! Kenapa kau bisa tahu?" Hoa-fei-hoa terkejut sekali, hampir mengira dirinya salah dengar.
"Kalau begitu nona seharusnya marga Ling, bukan marga Hoa." Fu Ke-wei wajahnya tenang, tapi didalam matanya ada sinar rindu.
"Kau......kau kenapa bisa tahu?"
"Karena ayahmu adalah guruku!"
"Ahh......! Benarkah" Dimana ayahku sekarang?" Hoa-fei-hoa terkejut dan senang sekali.
"Guru telah berhasil menjelma, terbang ke langit barat." Kata Fu Ke-wei dengan sedih, "makam beliau ada di kampungku, jika ada waktu nanti aku temani kau pergi membersihkan dan sembahyang di makam beliau."
"Tidak di duga aku susah payah mencari di dunia persilatan, akhirnya harapan tetap tidak terkabul......"Hoa-fei-hoa mengucurkan air mata.
"Adik seperguruan, kau jangan sedih. Guru telah berhasil mendapatkan dao, duduk terbang ke langit, ini adalah harapan yang sangat dimimpi-kan oleh orang-orang aliran misterius berlatih dao." Fu Ke-wei dengan lembut menghibur, "jika arwah guru di langit mengetahui aku telah bertemu dengan adik seperguruan, pasti dia akan sangat gembira, beliau tadinya mengira seluruh keluarganya telah meninggal dalam wabah penyakit itu."
"Mulai sekarang familiku di dunia ini hanya ada kakak seperguruan seorang." Hoa-fei-hoa menghapus air mata dengan sapu tangan sutra,
"mendapatkan satu kehilangan satu, apakah ini sudah ditakdirkan langit......"
"Aku juga begitu, tapi aku telah mendapatkan seorang adik seperguruan." Fu Ke-wei dengan sayang melihat pada Hoa-fei-hoa.
"Aku tidak mau kau jadi kakak seperguruanku, aku hanya mau memanggil kau kakak tua, boleh tidak?" kata Hoa-fei-hoa dengan nada memohon.
Fu Ke-wei tertegun, tapi segera kembali ke sikap biasa.
"Baik, kalau begitu aku panggil kau adik kecil." Dia tersenyum.
"Aku kecil" Aku sudah cukup tua, tidak boleh panggil aku adik kecil, kau harus panggil aku Yu-ji, atau adik Ji, panggil aku Ji kecil juga boleh." Kata Hoa-fei-hoa dengan manja.
Tidak terpikir oleh Fu Ke-wei, wanita yang berprestasi di dunia persilatan, bunga galak ini, malah masih bisa bersikap manja.
"Baik, baik, aku turut saja." Dia segera menyanggupi, bersamaan itu dia membalikan kepala, "Xiao Zhen, kau kemari sebentar."
"Tuan, ada apa?" Ouw Yu-zhen datang ke-depan dua orang.
"Kuperkenalkan padamu seorang familiku, kecuali tetua Tu dan nona Chao, harap jangan beri tahukan pada orang lain." Lalu dia menceritakan hubungannya dengan Hoa-fei-hoa.
"Selamat pada tuan dan nona." Kata Ouw Yu-zhen perlahan dengan gembira.
"Terima kasih kak Fu." Kata Hoa-fei-hoa dengan ramah.
"Xiao Ji, dia bukan bermarga Fu, juga bukan pelayannya kakak." Fu Ke-wei pelan berkata, "kau seharusnya pernah mendengar di dunia persilatan ada seorang pembunuh bayaran wanita yang misterius Ratu Lebah, dia adalah nona di depan matamu ini, nona Ouw Yu-zhen. Mungkin kau lebih tua sedikit dari dia, harus panggil dia adik baru benar."
"Akh! Ternyata adik Ouw ini adalah orang misterius yang di dunia persilatan namanya sangat menakutan! Betul-betul beruntung bisa mengenalmu, aku sungguh gembira, bisa mendapatkan seorang adik." Kata Hoa-fei-hoa gembira sekali.
"Nona Ling......"
"Tunggu! Dik Ouw, kau panggil aku apa?" Hoa-fei-hoa menyela kata katanya Ouw Yu-zhen.
"Kakak Ling, terima kasih kau tidak memandang hina aku yang pernah jadi seorang pembunuh bayaran, aku......"
"Sudah sudah! Xiao Zhen jangan merendahkan diri. Kalian berdua paling bagus sekarang ini sementara jangan saling memanggil menggunakan marga, kalian mengobrol dulu, aku mau keluar melihat-lihat keadaan." Fu Ke-wei berkata sambil berjalan kesisi hutan.
0-0-0 Langit akhirnya menjadi gelap, di dalam benteng tidak ada yang menyuruh orang mengangkat papan jembatan.
Seluruh orang di benteng dikerahkan menjaga papan jembatan, lentera dan obor terang seperti disiang hari.
Sekitar jam sembilan malam, Fu Ke-wei dengan menggendong golok, mendadak menerjang keatas jembatan, menggunakan papan jembatan dia terbang melewatinya, gerakannya sangat cepat, beberapa penjaga yang ada di atas loteng benteng baru saja melihat ada bayangan bergerak, orangnya telah loncat naik ke atas tembok benteng setinggi dua setengah zhang. Benteng Xi memang sudah lemah, orang yang menjaga diatas tembok benteng di kerahkan setengahnya, dan dari setengahnya, mereka harus dibagi rata menelusuri tembok benteng, karena tidak bisa mengira-ngira orang yang menyusup masuk akan naik dari arah mana, makanya penjagaan di gerbang benteng hanya lebih banyak sedikit saja, dalam perkiraannya, tidak mungkin penyusup masuk dari arah gerbang benteng.
Tapi Fu Ke-wei di luar dugaan malah masuk melalui gerbang benteng, penjaga yang di loteng benteng begitu menemukan ada bahaya, segera naik keatas loteng, tapi sinar golok mendadak sudah menerjang.
Ilmu meringankan tubuhnya Hoa-fei-hoa dan kawan-kawannya semua hebat-hebat, mereka mengikuti dari belakangnya meloncat terbang keatas. hanya Niu Lang-xing yang masih terluka tidak ikut, dia dengan Zhi Nu-xing masih bersembunyi di dalam hutan.
Pedang Kuasa Gan Jin-feng mengikuti Shi-tu Yu-yao dari belakang, dia bertugas melindungi Shi-tu Yu-yao, bukan saja ilmu meringankan tubuhnya sangat tingi, ilmu silatnya juga hebat, tugas dia sebenarnya sangat ringan, cukup menghilangkan ancaman dari belakang Shi-tu Yu-yao.
Sepuluh penjaga enam telah dilumpuhkan oleh Fu Ke-wei, dengan sebilah golok dia bergerak sangat lancar sekali, sisa empat lagi dibunuh oleh Hoa-fei-hoa dan kawan-kawannya, semua orang telah naik keatas.
Suara kentongan tanda bahaya terdengar menggetarkan telinga, seluruh benteng berada dalam kekacauan.
Empat puluh lebih laki-laki dan perempuan tamu yang tinggal di bangunan tamu yang minta perlindungan, juga melakukan serangan terhadap anak buah benteng yang menjaga mereka, tuan rumah yang tidak setia kawan dan ingkar janji membuat mereka jadi marah, tawanan terselubung ini lebih-lebih membuat mereka jadi marah"
Yu-shu-xiu-shi dan lima puluh orang lebih anggota perkumpulan Cun-qiu di dalam ruangan tamu, sudah sejak tadi siap menghadapi perubahan.
"Sudah waktunya." Yu-shu-xiu-shi memberi perintah pada orang yang berkumpul, "Ketua cabang Xiao, kau bawa mereka keluar kurungan dari arah tenggara benteng, aku dengan nona Liu mengawal dari belakang. Harus selalu ingat, jika tidak perlu, jangan melukai orang-orangnya benteng Zhang-feng, harus menghindari bocah Fu dan orang-orangnya, meloloskan diri adalah yang utama, jalan."
"Wakil ketua Gao, kuda dan bungkusan kita......" tanya seorang setengah baya buru-buru.
"Lebih penting menyelamatkan nyawa dulu." Kata Seruling Damai dengan tidak senang, "kau berharap ketua benteng Xi datang menyiapkan kuda mengantar kita pergi" Dia pernah menyatakan, meminta kita jika ada bahaya, segera membantu menghadang bocah Fu, apakah kau ingin mati di benteng Zhang-feng?"
"Jangan banyak bicara lagi, nanti tidak keburu." Teriak Tangan Pengail Arwah Qiu-wu, dia yang pertama buru-buru menerjang keluar dari pintu pekarangan belakang.
Yang utama meloloskan diri, menyelamatkan nyawa.
Yu-shu-xiu-shi sangat pintar, tidak ada pentingnya membela mati-matian benteng Zhang-feng.
Seluruh benteng jadi kacau sekali, bau amis darah menusuk hidung.
Goloknya Fu Ke-wei lebih menakutkan dari pada guntur, dengan kekuatan yang sangat dahsyat, dia khusus menerjang kearah berkumpulnya orang, tempat yang dilewati sinar golok, kepala putus, kaki dan tangan terlepas, tidak ada satu orang pun yang sanggup menahan goloknya, sungguh seperti macan masuk ke dalam gerombolan kambing, sangat mengerikan"
Xie-shen dan Nie-sha-yin-hoa, di sebelah kiri kanan Fu Ke-wei, membunuh anak buah yang muncul sehingga mengalirkan darah, lebih ganas dari pada Fu Ke-wei.
Hoa-fei-hoa dan Ouw Yu-zhen bertugas mengamankan belakangnya Fu Ke-wei, seperti menangkap ikan yang lolos dari jaring.
Tongkat pemukul anjing Tian-ya-koay, malam ini hampir tidak bisa mengeluarkan kedahsyatannya, karena dia termasuk gelombang kedua dengan Pedang Kuasa dan Shi-tu Yu-yao yang masuk kebenteng, orang-orang benteng hampir telah dibabat habis oleh gelombang pertama yang masuk.
Satu penjagalan besar-besaran yang amat mengerikan berlangsung, sepertinya semua orang telah jadi gila.
Orang yang paling tidak takut mati, juga jadi ketakutan oleh gerakan penjagalan besar-besaran ini, setelah ketakutan timbul niat melarikan diri, orang yang lincah mulai melarikan diri keluar dari benteng, beruntunglah orang yang melarikan diri.
Ketua benteng Xi dan anaknya juga orang yang beruntung, karena sejak dari mulai hingga akhir, tidak pernah terlihat kedua orang ayah dan anak ini.
Orang pertama yang mengundurkan diri dari lapangan penjagalan ini, adalah Shi-tu Yu-yao.
Dia benar-benar ngeri oleh pertarungan yang mengerikan ini, seluruh tubuhnya bercucuran keringat dingin, tangan yang menggenggam pedang gemetaran terus. Dia merasa bau amis darah ini membuat dia ingin muntah, terpaksa dia mundur ketempatjauh dengan bengong.
"Terlalu mengerikan, terlalu mengerikan..." sorot matanya masih mengikuti bayangan belakang Fu Ke-wei yang sedang mengejar membunuh lawan, dengan suara gemetar berkata sendiri, "dia......dia kenapa bisa begitu sadis?"
"Yu Yao, kau pernah menyaksikan dua puluh tiga mayat yang tidak berdosa."
Pedang Kuasa di sampingnya menghunus pedang mengawasi. Suaranya dalam.
"Benar, tapi......"
"Temannya tanpa bersalah telah dibunuh. Dia punya hak membalas dendam demi teman." Nada Pedang Kuasa lebih dingin, "jika sudah berhadapan dengan musuh, maka tidak dapat ada hati tidak tega, ini adalah satu-satunya cara orang persilatan melindungi nyawanya, jika ilmu silatnya tidak tinggi, yang tergeletak di tanah pasti dia, orang yang bermain nyawa di dunia persilatan, pandangan terhadap hidup mati berbeda dengan orang biasa, nasib mereka ditaruh di atas daun yang mengambang, orang seperti mereka ini hidup lima belas hari dihitung setengah bulan, semua memandang hidup mati nya tawar sekali."
"Paman Gan, jangan......katakan......lagi!" dia menutup wajahnya berteriak gemetar.
"Mari kita pergi!" kata Pedang Kuasa dingin, "sekali kau tidak bisa sama pandangan dengan perbuatannya, di antara kau dan dia, akan timbul perasaan jauh di dalam hati, cepat atau lambat akan berpisah. Yu Yao, lebih baik tinggalkan dia!"
"Aku......" "Pandangan tidak sama tidak akan saling mendukung." Pedang Kuasa mengeluh, dia mencoba memberi nasihat dengan penuh arti, "malah suatu hari nanti bisa berbalik menjadi musuh, hari ini datangnya akan sangat cepat. Hoa-fei-hoa dan Nie-sha-yin-hoa baru orang yang sejenis dengan dia, mereka baru bisa hidup dalam dunia kacau yang melihat orang seperti rumput liar ini. Yu Yao, apakah sudah siap pergi?"
Dia mengeluh, menggerakan langkahnya dengan sangat berat.
Hari sudah terang, dimana-mana masih tertinggal sisa lentera yang menyala.


Pengelana Rimba Persilatan Jiang Hu Lie Ren Karya Huang Yi di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Rumah-rumah dilapis pertama di lingkar luar benteng, bara api dan lilin masih menyala.
Fu Ke-wei lima orang, ditambah Tian-ya-koay dan Sepasang Bintang Perak yang belakangan ikut bergabung, melewati lapangan api masuk ke pusat.
Setelah diperiksa seluruh bagian pusat, tapi tidak ditemukan ketua benteng Xi, anaknya dan orang-orang kepercayaannya, tentu saja, lebih-lebih tidak menemukan jejaknya Pedang Naga Langit Lu-zhao.
"Sumber mala petaka ini kembali bisa melarikan diri!" kata Fu Ke-wei kesal.
"Tuan, mungkin telah di bunuh oleh ketua benteng Xi. Sepasang Cantik Jiang-nan adalah contoh yang hidup." Ouw Yu-zhen menyatakan pendapatnya.
"Tentu saja ada kemungkinan ini, tapi sebelum dibuktikan, aku tetap tidak putus asa."
"Saudara kecil, orang yang kau cari sepertinya bukan Xi Zhang-feng dan anaknya, tapi orang lainnya?" tanya Tian-ya-koay yang ada di pinggir dengan penuh pertanyaan.
"Betul." "Siapa" mungkin aku bisa berikan sedikit berita." Desak Tian-ya-koay.
Karena Tian-ya-koay sudah tahu asal-usul dia yang sebenarnya, apa lagi pergaulannya pengemis tua luas sekali, hubungannya bagus sekali, dan juga bukan orang yang cerewet; sehingga, maka dia berpendapat tidak perlu merahasiakannya.
"Orang yang aku cari adalah ketua benteng Tian-long Pedang Naga Langit Lu-zhao."
"Benteng Tian-long di bukit Bai-zhang gunung Huang sudah lama lenyap di dunia, ketua benteng Lu-zhao juga menghilang, kenapa bisa bersembunyi di benteng Zhang-feng?" kata Tian-ya-koay tidak mengerti.
"Sumber berita ku pasti bisa dipercaya."
"Beritanya didapat dari siapa?"
"Istri gelapnya Lu-zhao, Yun-sang-nie Bai Ru-lian." Kata Fu Ke-wei tenang, "Lu-zhao minta perlindungannya benteng Zhang-feng dia yang memperkenalkannya, Sepasang Cantik Jiang-nan datang ke benteng Zhang-feng juga hasil karya-nya, malah tidak terpikirkan olehnya hampir saja menjerumuskan kedua adik angkatnya itu."
"Memalukan, aku pengemis tua malah tidak tahu masalah ini." Tian-ya-koay menggaruk-garuk rambutnya yang kacau itu, "Sepasang Cantik Jiang-nan itu apakah juga sama seperti Yun-sang-nie......"
"Tidak salah." Fu Ke-wei memotong, "mereka bertiga adalah buruan teman-temanku, maka aku telah serahkan pada mereka untuk membawanya."
"Saudara kecil sebenarnya ada dendam apa dengan Lu-zhao?"
Fu Ke-wei menceritakan bagaimana awal permusuhannya.
Terakhir dia dengan tegas berkata, "Aku harus melenyapkan sumber mala petaka ini, tidak boleh tidak, dia telah menyembunyikan banyak sekali harta nya di seluruh pelosok dunia, setiap saat bisa menyewa pembunuh bayaran diam-diam membunuhku, mana bisa aku hidup tenang?"
"Aku malah tahu ketua benteng Xi punya beberapa teman yang berhubungan rahasia, tunggu setelah kita selesaikan masalah disini, baru kuberitahukan pada tuan, aku percaya dari mulut mereka, mengetahui tempat yang mungkin tempat tujuannya ketua benteng Xi." Kata Nie-sha-yin-hoa.
"Baik, kita selesaikan dulu masalah disini." Fu Ke-wei menganggukan kepala.
Delapan orang berpisah mencari pintu rahasia masuk ke gudang pusaka di bawah tanah, kira-kira setengah jam, baru ditemukan, tempatnya di dalam kamar buku.
Mereka mencari beberapa tongkat besi panjang, mulai menghancurkan tempat yang diduga ada jebakannya lalu dengan selamat masuk ke gudang harta.
Sepasukan pedagang sedang menuju ke selatan, saking sederhana barang yang di bawa, membuat perampok kecil malah meliriknya.
Barang dagangan yang menuju selatan, biasanya hasil bumi kasar dari daerah perbatasan, dan kurang berharga, barang dagangan yang menuju utara, baru barang mewah yang berharga dari selatan.
Satu kereta keledai, sepuluh ekor lebih keledai pembawa barang, bungkusan besar ikatannya besar sedikit pun tidak mencolok, jika semua dirampok juga tidak berharga seberapa uang.
Delapan orang pengawal barang yang berpakaian kumal, sulit dibedakan laki laki atau wanita, kecuali dua orang kusir yang sedikit bersemangat, enam orang yang diatas punggung keledai, tampak lesu, lelah, sedikit pun tidak ada semangat.
Kerugian yang diderita Hoa-fei-hoa kali ini cukup besar, dia kehilangan seorang pelayan wanita yang sangat berguna, masih ada saudaranya yang masih tinggal di pegunungan Zhong-tiao, bermain petak umpet dengan anak buahnya benteng Zhang-feng yang mencari di gunung. Orang-orang ini tidak tahu ketua muda benteng Xi diam-diam telah kabur dengan cepat menuju utara, makanya tidak keburu membantu majikannya.
Tapi mereka tanpa sengaja kebetulan bisa bertemu dengan Fu Ke-wei, akhirnya bisa terbayar kesedihan kehilangan seorang pelayan wanita.
Mereka menyamar sebagai seorang kuli laki-laki, menunggang keledai, mendampingi Fu Ke-wei yang juga menyamar sebagai seorang kuli, pelan-pelan berjalan keselatan.
Barang-barang diatas kereta besar dan di atas empat belas punggung keledai, semua adalah barang-barang pusaka dan perhiasan emas perak yang didapat dari benteng Zhang-feng.
"Saudara kecil, barang pusaka di atas dua ekor keledai ini, kau suruh aku bagaimana mengurusnya?" kata Tian-ya-koay diatas punggung keledai, dia juga menyamar seperti seorang kuli, dia membalikan kepala pada Fu Ke-wei yang diatas keledai sedang mengantuk.
"Itu adalah kesulitanmu sendiri, tidak ada urusannya dengan aku."
Fu Ke-wei dengan malas menguap, bicaranya juga bermalas-malasan.
"Aku pengemis tua seumur hidup belum pernah melihat harta sebanyak ini, jika disuruh aku memakannya, sepuluh generasi juga tidak akan habis, bukankah ini menyulitkan aku?" Tian-ya-koay tertawa pahit.
"Inilah kesulitan menganggap dirinya sebagai seorang pendekar." Fu Ke-wei tertawa tawar, "aku dengan Xiao Ji dan mereka beberapa orang tidak ada beban semacam ini; harta kekayaan haram ini, terhadap kami, walau tidak ada artinya, tapi terhadap beberapa orang lain, artinya sangat besar sekali."
"Ooo! Maksud kau......"
"Tidak ada maksud."
"Pengemis tua sudah tahu caranya mengurus harta kekayaan yang haram ini." Tian-ya-koay jadi tersadarkan berkata, "saudara kecil, sejak mengenalmu, pengemis tua menyadari, walau kau bertingkah seperti aliran hitam, tapi berhati pendekar, benar-benar seorang pahlawan besar, pengemis tua menghormati kau."
"Ha ha ha, laki-laki besar sudah lama mati, di dunia walau masih ada dua tiga orang, tapi juga tidak akan hidup lama lagi, tetua! Kau salah melihat orang." Wajah Fu Ke-wei sekelebat semangat tidak menentu yang sulit dilihat, "aku hanya pemburu makan di dunia persilatan, seorang pengelana dunia persilatan yang tidak ada kerjaan, di mata beberapa kelompok orang, aku malah seorang sesat yang membunuh orang tanpa mengedipkan mata, menghindar saja takut tidak keburu, kau malah menyebut aku pahlawan besar, bukankah satu kelakar sebesar langit?"
Tian-ya-koay adalah seorangnya tua yang sudah banyak pengalaman, bagaimana dia tidak mengerti kata-katanya ada maksudnya"
"Itu karena bocah kecil dari perumahan Wu-ling kurang pengalaman, dia baru turun gunung, dia belum pernah bertemu peristiwa besar, tidak aneh karena jarang melihat jadi merasa aneh, buat apa kau taruh di hati" Tunggu setelah dia berkelana di dunia persilatan satu atau setengah tahun, pandangannya terhadap masalah di dunia ini pasti akan berubah." Tian-ya-koay bicara dengan adil, tidak ada maksud membela Shi-tu Yu-yao.
"Aku melakukan sesuatu selamanya tidak perduli orang lain berpikir apa, juga tidak perduli orang lain mau mengatakan apa. Hanya ingin hatiku tenang dan aturannya benar begitu saja, jika tidak bukankah hidupku akan repot sekali?" Dia tertawa tawar, "di depan adalah kota Yu, kita sudah harus berpisah, tetua apakah akan mengambil jalan Sou-yang melalui Niang Zi-guan kembali ke Shan-dong?"
"Tidak salah, jalan ini pengemis tua paling hafal." Tian-ya-koay menuntun dua ekor keledai, belok kekiri masuk kejalan yang menuju ke Sou-yang, dan melambaikan tangan pada semua orang, "kita bertemu lagi dikemudian hari."
"Sampai ketemu lagi!" semua orang juga melambaikan tangan membalasnya.
"Tuan, keberadaanmu selanjutnya, harus menyuruh anak buahnya Jin Chao-chen setiap saat beritahukan kami lho!" kata Xie-shen diatas punggung keledai membalikan kepala.
"Kau sembarangan berteriak apa!" Fu Ke-wei tertawa pahit, "masalah benteng Zhang-feng telah selesai, kita sudah tidak ada hubungan apa apa, biarkan aku hidup lebih lama beberapa tahun lagi, boleh tidak?"
"Ha ha ha, kau ingin membuang aku Xie-shen" Itu tidaklah mungkin, ketua benteng Xi dan anaknya melepaskan benteng Zhang-feng melarikan diri, apa itu bisa dihitung selesai?" kata Xie-shen dengan bangga.
"Makanya kau tetap majikan kami." Nie-sha-yin-hoa memotong, "sekarang ini di dunia persilatan sudah banyak orang yang tahu hubungan pelayan dan majikan diantara kita, kau ingin menyangkalnya juga sudah tidak bisa, tunggu sampai perhitungan dengan ketua benteng Xi dan anaknya benar-benar selesai, kau mengusir kami juga tidak terlambat."
"Kakak Chao, setelah menyelesaikan pekerjaan, kami bertiga akan segera datang berkumpul dengan kalian. Hati tuan terlalu lembek, mudah diambil kesempatan oleh orang, kau harus banyak berpikir. Apa lagi si Liu Fei-yan, kau harus hati-hati benar, dia bisa diam-diam melakukan sesuatu." Ouw Yu-zhen dengan suara pelan berpesan pada Nie-sha-yin-hoa.
"Kalian tenang saja, aku akan hati-hati sekali menjaganya." mata cantiknya menyorot sinar dingin lalu sekelebat menghilang, "Wanita setan ini adalah sumber bahaya, asalkan dia berani muncul dihadapan aku, aku akan bergerak lebih dulu membunuh dia."
Suara mereka berdua pelan sekali, tapi buat Fu Ke-wei" Dia bisa mendengar dengan jelas pembicaraan mereka.
"Aku pikir seharusnya dia tidak mencari aku lagi." Fu Ke-wei tertawa pahit, "aku sudah beberapa kali mengalah, dan juga telah melepaskan Yu-shu-xiu-shi, dia sudah tidak ada alasan untuk mencariku lagi."
"Alasan yang kau katakan, mungkin kau sendiri juga tidak akan percaya." Kata Hoa-fei-hoa dengan gelisah, "dia adalah seorang wanita yang angkuh, merasa dirinya yang paling benar, dia tidak akan bisa bertahan terus menerus" Jika kau tidak tega membunuhnya, kenapa tidak serahkan saja pada kami mengurusnya?"
"Sebenarnya dia bukan wanita yang terlalu jahat, perkembangan masalahnya mungkin tidak sejelas seperti perkiraan kalian, kita hanya bisa melakukan dengan melihat keadaannya, tidak boleh berpegang pada pendirian sebelumnya." Kata Fu Ke-wei dengan tenang, "waktu sudah tidak pagi lagi, kita berpisah disini, sepanjang perjalanan harus perhatikan keamanan, tetua Tu adalah seorang persilatan tua, kalian harus banyak mendengar pendapat dia."
"Tuan harap tenang, dua nona besar ini baru benar-benar orang persilatan tua lho! Kami jamin pasti selamat tiba di tujuan, sampai jumpa!"
Fu Ke-wei dan Nie-sha-yin-hoa mengantar mereka dengan pandangan hingga jauh, sesudah itu baru mereka berjalan masuk ke jalan kecil di sebelah kiri, menghilang di dalam satu hutan.
Di dunia persilatan sedang tersiar kabar sebab akibat musnahnya benteng Zhang-feng.
Empat puluh orang lebih yang minta perlindungan, beruntung bisa meloloskan diri dari bangunan tamu benteng Zhang-feng, mereka adalah saksi mata dari kabar itu, mereka mulai lagi mencari tempat perlindungan, melarikan diri dari kejaran musuh dan tindakan hukum dari pemerintah, menghindari dari balasan orang-orang pembela kebenaran.
Markas gunung perkumpulan Cun-qiu di Zhen-jiang, tidak mengeluarkan pernyataan resmi, tindakan dosa tanpa prikemanusiaannya ketua benteng Zhang-feng dan anaknya, tidak ada hubungannya dengan perkumpulan Cun-qiu.
Kenyataannya juga memang begitu, perkumpulan Cun-qiu bertamu ke benteng Zhang-feng, adalah hal yang paling biasa di dunia persilatan, tidak ada kewajiban bertanggung jawab atas kejahatan yang dilakukan tuan rumah.
Satu Pedang Dunia ketua benteng Xi dan anaknya, menjadi sasaran semua orang, semua pihak menyalahkannya, ada beberapa orang malah bersumpah akan mencari dia dan anaknya, meminta keadilan dan demi menegakan kebenaran.
Fu Ke-wei menjadi perhatian semua orang, tapi siapa pun tidak ada yang tahu asal-usul orang yang dipanggil Fu-jiu ini, ada banyak orang yang menyelidik dengan terang-terangan atau diam-diam, berharap bertemu pesilat hebat yang muda ini.
Tapi, Fu-jiu sepertinya lenyap begitu saja di udara. Dia seperti meteor yang melintas di langit, datangnya tiba-tiba, perginya pun tiba-tiba, tidak ada orang yang tahu dia datang dari mana, juga tidak ada orang yang tahu dia berada dimana, dunia ini luas sekali! Bagaimana bisa mencari orang yang tidak ada akarnya tidak ada dasarnya"
Hoa-fei-hoa, Xie-shen, Nie-sha-yin-hoa, dan juga Sepasang Bintang Perak dan kawan-kawan, tadinya juga orang yang sangat ternama di dunia persilatan, sekarang namanya tambah melonjak, ketenarannya naik makin tinggi.
Yang aneh adalah, orang-orang ini juga seperti Fu-jiu menghilang, tidak tahu rimbanya.
Orang yang sensitif menduga-duga, di dunia persilatan mungkin akan berdiri satu kekuatan baru, muncul seorang penguasa baru.
Karena menurut kabar yang bisa dipercaya membuktikan, sampai Xie-shen salah satu dari empat penjahat besar dan wanita jahat dari aliran hitam Nie-sha-yin-hoa, semua menyebut pesilat tinggi muda Fu-jiu yang misterius itu sebagai majikan, dan rela menjadi pelayannya.
Semua membuat penguasa kaya di berbagai tempat melakukan sedia payung sebelum hujan terhadap kekuasaannya.
Peristiwa perampokan keluarga kaya di Jiang-ning yang mencapai jutaan uang perak, kembali menjadi perhatian orang-orang dunia persilatan, semua mencari Sepasang Cantik Jiang-nan dan Yun-sang-nie, berharap dari mereka bisa memperoleh uang perak yang sangat besar ini.
Karena Sepasang Cantik Jiang-nan, pernah dijadikan tanda mata perjanjiannya perdamaian antara ketua benteng Xi dengan perkumpulan Cun-qiu, orang yang sedikit punya otak semua mengira perkumpulan Cun-qiu telah mendapatkan pengakuannya, uang perak sebanyak jutaan mungkin malah diam-diam telah diperoleh oleh perkumpulan Cun-qiu.
Sekarang perkumpulan Cun-qiu jadi kerepotan, uang perak jutaan adalah jumlah harta yang bisa menakutkan orang setengah mati, siapa yang matanya tidak jadi merah mendengar ini"
Pandangan orang-orang persilatan adalah, makan sendiri tidak akan tambah gemuk, emas dibagikan sama-sama untung.
Perkumpulan Cun-qiu makan sendiri uang ini, tentu saja ada orang yang tidak rela, paling sedikit juga harus dibagikan sebagian pada orang yang pantas dibagi.
Tapi ada beberapa orang persilatan, malah mengarahkan perhatiannya pada ketua benteng Xi.
Jika Sepasang Cantik Jiang-nan punya harta sebanyak hampir satu juta liang perak, mana mungkin memberikan mereka pada perkumpulan Cun-qiu sebagai tanda mata kerja sama" Ketua benteng Xi bukan seorang bodoh. Lain halnya kalau dia sendiri sudah berhasil memeras keluar uang perak itu dari tubuh mereka.
Dugaan demikian, bukan tidak beralasan.
Sifat ketua benteng Xi yang serakah, sudah diketahui oleh seluruh dunia persilatan.
Sepasang Cantik Jiang-nan seperti daging gemuk ini jatuh ketangan dia, apa dia tidak akan menggigitnya" Jika dia belum mendapatkan keuntungan, mana mungkin mau memberikan pada orang lain"
Ada juga beberapa orang persilatan, mengarahkan perhatiannya pada pesilat tinggi muda Fu Jiu yang misterius itu.
Saat Sepasang Cantik Jiang-nan didepan benteng Zhang-feng membuka kejahatan yang dilakukan oleh ketua benteng Xi, pernah mengumumkan adalah Fu-jiu yang menolong mereka lari dari tangkapan orang-orang benteng Zhang-feng. Tidak perduli apakah kata-kata dia bisa dipercaya atau tidak, tapi mereka berdua tampil disisi Fu-jiu adalah kenyataan.
Kenapa tanpa sebab musabab dia menolong Sepasang Cantik Jiang-nan" Pasti ada maksud tertentu.
Di dunia ini, tidak ada makan siang yang gratis, Sepasang Cantik Jiang-nan pasti telah membayar dengan harga yang setimpal.
Satu-satunya harga yang bisa mereka bayar, yaitu harta jarahan yang mereka rampok dari Jiang-ning.
Ini sama dengan uang untuk membeli nyawa, yang mereka bayar pasti jumlahnya tidak sedikit.
Di dunia persilatan orang yang pernah melihat Fu-jiu jumlahnya tidak banyak, ingin mencari seseorang yang asal-usulnya misterius, dan belum pernah terlihat, itu sama juga dengan mencari jarum didasar laut.
Tapi jika mencari beberapa pelayannya yang namanya sangat tenar itu, itu akan lebih mudah, bisa mendapatkan pelayan dia, sama dengan telah berhasil setengah.
Sehingga, Xie-shen dan Nie-sha-yin-hoa menjadi sasaran pencarian beberapa orang persilatan.
Kabupaten Shou-yang terletak sekitar seratus li ditenggara kota Tai-yuan, tempatnya ditengah-tengah antara jalan timur dan barat, walau kotanya kecil, tapi mempunyai lapangan peternakan yang cukup besar bertebaran di beberapa tempat disebelah selatan luar kota.
Lapangan peternakan ini yang diternak sapi dan kambing, orang luar dilarang masuk, orang asing pun tidak boleh sembarangan berjalan di daerah ini, supaya tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Sebab para pengembala yang selalu waspada terhadap pencuri-pencuri sapi.
Pada jam sebelas malam, di lapangan peternakan Wei-yuan yang paling besar, tempat tinggal pemilik peternakan dengan pekarangan luas, muncul dua bayangan aneh yang tidak jelas seperti setan.
Benteng Zhang-feng telah dimusnahkan enam hari yang lalu, orang-orang Shou-yang yang jauhnya tiga ratus li lebih, seharusnya sudah mendapat beritanya, orang yang ada hubungan rahasia dengan benteng Zhang-feng, yang merasa bersalah, pasti diam-diam telah mempersiapkan dirinya menghadapi perubahan.
Orang yang berhubungan erat dengan ketua benteng Xi, sejak dua hari lalu sudah meninggalkan rumah keluar melancong!
Di Shou-yang tampaknya tidak ada orang yang tahu tentang benteng Zhang-feng, tentu saja di kabupaten yang kecil ini, tidak ada hubungannya dengan penguasa di pegunungan yang jaraknya jauh sekali.
Tapi peternakan Wei-yuan sepertinya ditutupi oleh hawa yang membuat orang gelisah, sepertinya ada firasat akan terjadi peristiwa, walau di luar tidak tampak gejala apa-apa, para pegawai peternakan pun tenang seperti biasa.
Di luar tenang tapi di dalam tegang, di dalam peternakan sudah ditambah penjagaannya.
Hari sudah tengah malam, pemilik peternakan Elang Besar Sayap Mas, Ji Jing-wei masih sibuk diruang rahasianya, dengan dua orang pembantunya, pengurus luar dan pengurus dalam, sambil minum-minum mereka membicara-kan pekerjaan peternakan.
Kamar rahasia itu berada di dalam rumah di pekarangan belakang, adalah tempat terlarang bagi orang yang bukan anggota keluargaJi. Para pekerja di bagian luar pekarangan, juga tidak tahu tentang kamar rahasia ini, pekarangan dalam, siapa yang berani sembarangan masuk"
Dua pengurus luar dan dalam, pasti bukan dipanggil siang hari, masuk kedalam kamar rahasia ini.
Setelah selesai membicarakan pekerjaan peternakan, pemilik peternakan Ji diam-diam keluar dari kamar rahasia, berpatroli kerumah-rumah disekitarnya, dimana-mana tidak ada yang tampak ganjil, setelah itu baru dengan puas kembali kekamar rahasia.
"Pengurus Wang, bagaimana kabarnya?" sepasang mata pemilik peternakan Ji, menatap pengurus luarnya.
"Dari Jie-zhou datang laporan, Hoa-fei-hoa dan teman-temannya memang sudah berkumpul di Feng Ling-du, menunggu majikan mereka melintasi sungai." Pengurus Wang berkata dengan optimis, "rasanya Hoa-fei-hoa sudah hampir mendekati Jie-zhou, ini menunjukan Fu-jiu dan beberapa orang yang berjalan bersama menuju selatan, sayang mata-mata kita tidak bisa menemukan jejak mereka, menurut logika, mereka tidak mungkin berlama-lama tinggal di Shan-xi melakukan penyelidikan."
"Kita harus menemukan dan mengikuti jejak mereka baru bisa tenang." Kata Pemilik peternakan Ji merasa tidak puas terhadap berita yang di peroleh, "orang-orang kita, sama sekali tidak boleh ketahuan, mata-mata yang diutus harus melakukannya menurut yang telah ditentukan, hanya boleh mengawasi dari samping, tidak boleh bertindak sembarangan. Kita berharap si marga Fu tinggal di Shan-xi jadi tidak usah mencari kemana-mana, jika jejak kita ketahuan olehnya, dan tidak beruntung jatuh ke tangan anjing kecil ini, kita......"
Di dalam kamar sinar lampu terang, seluruh pintu dan jendela ditutup rapat-rapat, tidak mungkin ada sinar lampu yang bocor keluar, juga tidak akan ada suara yang bisa keluar. Sekali pintu kamar ditutup, terpisah lah bagian dalam dan luar, walau ada tamu yang tidak diundang masuk, di jamin akan sia-sia saja mencari dan mendapatkan kamar rahasia ini, walau disiang hari, tetap sulit menemukan kamar rahasia ini. hingga mereka sangat tenang, dan yalin tidak akan ada orang yang bisa menyusup kedalam kamar rahasia.
Tapi...di pintu kamar rahasia tiba-tiba terdengar ada batuk pelan, pintu kamar rahasia pelan-pelan ada yang mendorong terbuka.
"Kalian akan tertimpa mala petaka." Fu Ke-wei yang tiba-tiba muncul didalam kamar tertawa penuh arti, sikapnya bersahabat sekali, "aku telah menanyai tiga mata-mata kalian, makanya aku bisa datang. Mereka sangat kompak, ilmu silatnya juga cukup hebat, menjadikan mereka mata-mata sungguh merendahkan mereka, menjadi pegawai peternakan lebih mensia-siakan kepandaiannya."
"Siapa kau?" kata pemilik peternakan Ji terkejut, sambil siap-siap bertanya dengan keras.
"Orang yang harus kau perhatikan......"
Pengurus Wang diam-diam mengangkat tangannya, sebuah suara panah pencabut nyawa terbang keluar dari lengan bajunya, seperti sinar kilat, orangnya juga mengikuti panah maju menerjang, reaksinya sangat cepat sekali.
Jaraknya tidak sampai satu zhang, begitu terdengar suara, panah telah sampai, biasanya begitu panah keluar orang langsung jatuh, gerakan panah sulit di lihat dengan mata, apalagi untuk menghindar, lebih-lebih tidak mungkin.
0-0-0 Siapa pun tidak melihat jelas perubahannya, begitu panah keluar seharusnya keadaan seperti yang di inginkan. Tapi pemilik peternakan Ji malah hanya melihat satu kejadian aneh yang tidak bisa dipercaya, terlihat bayangan Fu Ke-wei bergoyang sekali, bayangannya mendadak menghilang, kemudian mendadak muncul lagi, bayangannya seperti tidak bergerak. Dengan ketajaman mata Ji Jing-wei, dia masih bisa melihat kejadian itu.
Burung elang adalah rajanya burung, matanya sangat tajam sekali, dalam jarak sepuluh li diatas langit, dia masih dapat melihat dengan jelas binatang kecil yang bergerak ditanah.
Begitu panahnya melesat langsung lenyap, pengurus Wang merasa, panahnya telah menembus tubuh lawannya, dan perutnya Fu Ke-wei pasti berlubang tembus dari depan ke belakang, dia sudah menjadi orang mati setengah, saat tepat menangkapnya, orang mati setengah tidak akan berbahaya.
Dendam Empu Bharada 41 Senyuman Dewa Pedang Karya Khu Lung Kembalinya Sang Pendekar Rajawali 19
^