Pencarian

Rajawali Sakti Langit Selatan 14

Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Lanjutan Sin Tiauw Hiap Lu Karya Sin Long Bagian 14


Perkataan wanita she Thang ini membuat Phang Kui In
bertiga bertambah heran. "Peminipinmu mengundang kami?" tanya Phang Kui In masih belum bisa menerkanya "Benar ....." gadis itu telah mengangguk cepat sekali "Aku sebagai atusan untuk
mengundang kalian singgah dimarkas kami!" dan dia telah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tersenyum manis lagi.wajahnya yang cantik jadi semakin gemilang dibawah cahaya rembulan dimalam hari itu.
"Apa nama perkumpulanmu nona " Dan siapakah ketuamu
itu " tanya Phang Kui In.
"Nanti jika kalian telah bertemu dengan pemimpinku,
engkau baru mengetahuinya " sahut sigadis.
"Mana mungkin kami pergi, sedangkan orang yang
mengundang kami itu tidak kami ketahui siapa adanya "
membantah Phang Kui In. "tidak perlu gelisah dan ragu, kalian ikut saja denganku, dan nanti setelah bertemu dengan pemimpin kami, kalian akan mengetahuinya siapa kami...".
Phang Kui In berdiri ragu2 dan dia telah memandang
kepada Yo Him dan Kwee Siang seperti ingin meminta
pendapat kedua kawannya itu.
Tetapi Yo Him dan Kwee Siang juga tidak bisa memberikan tanggapan apa2, mereka menyerahkan segalanya kepada
Phang Kui In untuk memutuskannya.
Saat itu sigadis telab bertanya lagi : "Bagaimana keputusan kalian, menerima undangan ini atau tidak ?"
Phang Kui In cepat2 merangkapkan tangannya, dia berkata dengan suara yang sabar : "Maafkan nona, bukan kami tidak menghargai undangan yang diberikan ketuamu ini... tetapi sayang sekali kami tidak mengenal dan tidak mengetahui.
siapa pemimpin kalian itu dan apa tujuannya...!"
Mendengar perkataan Phang Kui In, sigadis telah
tersenyum lebar. "Ya., kalian memang agak ragu tampaknya ! Baiklah aku memberitahukan juga, kami dari perkumpulan Tiauw pang dan pemimpin kami, Ciong Lam Cie mengundang Kalian.."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sigadis bicara dengan suara yang perlahan dan sekata demi sekata dengan mulut tersenyum dan wajah yang berseri tidak memperlihatkan tanda2 dia tengah mengundang seorang yang memiliki kepandaian, atau setidak tidaknya perasaan
bermusuhan dengan pangcu Tiauw Pang.
"Tiauw Pang ?" tanya Phang Kui In dengan suara terkejut.
Begitu juga Yo Him dan Kwee Siang jadi sangat terkejut, mereka telah mengawasi wanita she Thang itu dengan sorot mata yang tajam.
"Benar aku dari Tiauw Pang dan menerima tugas dari Pangcu kami untuk mengundang kalian.....!!"
"Hem," kalau begitu engkau bukan manusia baik2 !" kata Phang Kui In yang akhirnya jadi berobah tidak gembira dan tidak menghormat lagi pada gadis she Thang itu. Sampaikan kepada pangcumu itu, tidak dapat, kami terima..!" Setelah berkata begitu Phapg.Kui In berhenti sejenak, kemudian dia telah berkata lagi, "Hemm, perlakuannya beberapa saat yang lalu telah cukup membuat kami menderita, kau pergilah, jangan memancing kemarahanku !"
Thang Kim Lian tampak tenang2 saja, dia telah berkata dengan suara yang tawar : "Jika kalian tidak mau menerima undangan secara baik2 seperti sekarang ini, tentu kelak kalian akan menerima perlakuan yang tidak enak menerima
undangan secara paksa. Maka sekarang aku anjurkan lebih baik kalian memilih undangan dengan cara yang baik seperti sekarang ini . . !'
Muka Kwee Siang bertiga jadi berobah merah padam,
karena mereka telah diliputi kemarahan. Dengan di
jelaskannya bahwa Thang Kim Lian ini adalah anggota dari perkumpulan Tiauw Pang yang dipimpin oleh Ciong Lam Cie, mereka jadi teringat perlakuan yang diterima mereka oleh ketua Perkumpulan Rajawali itu beberapa waktu yang lalu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kami sudah mengatakan dengan jelas bahwa kami tidak
bisa menerima undangan pangcu kalian, sekarang silahkan
...!" waktu berkata "silahkan" itu, tampak Pang Kui In memperlihatkan sikap seperti sedang mempersilahkan tamu untuk berlalu.
Muka Thang Kim Lan telah berobah tidak seperti tadi,
lembut dan manis. Sekarang justru mukanya memperlihatkan sikap yang sungguh2 dan keras.
"Hemm, baiklah! Kalian sendiri yang menolak undangan
secara baik2 ini...walaupun aku telah berusaha memberikan pengertian kepadamu, bahwa kalian lebih baik memilih jalan yang baik itu, dengan memenuhi undangan yang diajukan oleh Pangcu kami, namun....kalian kepala batu ! Baiklah ! Aku akan melihat sampai berapa tinggikah kepandaian mu bertiga sehingga kalian berani jual lagak begitu tinggi dan berani menolak undangan pangcu kami....!"
Dan setelah berkata begitu, Thang Kim Lian melepaskan angkin (pengikat pinggang) yang berwarna kuning itu, dia mengedutnya dan ikat pinggang itu seperti juga cambuk mengeluarkan suara menggeletar ditengah udara. Itulah menunjukkan lwekang Thang Kim Lian bukan kepandaian
yang sembarangan, dengan hanya memegang satu dari ujung angkin itu, dia telah bisa menyalurkan lwekangnya, maka angkin yang lemas itu bisa berobah menjadi tegang kaku seperti lempengan besi dan bisa menjadi lemas seperti juga seekor naga yang tengah melingkar lingkar.
Keadaan demikian telah membuat Phang Kui In jadi
terkejut juga. Dia menyadari bahwa kepandaian .wanita ini tidak berada disebelah bawahnya. Mungkin juga berada diatas kepandaiannya, karena dengan sehelai ankin saja dia telah bisa mempergunakannya sebagai senjata yang sanggup
diandalkannya. "Nah, sekarang siapa yang ingin menerima pelajaran dariku
", apakah sekaligus bertiga kalian mengeroyok diriku ?" itulah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kata2 menghina yang keterlaluan dan membangkitkan
kemarahan Phang Kui In bertiga.
"Phang susiok, biar aku yang menghadapinya !" seru Yo Him.
Phang Kui In dan Kwee Siang yang telah mengetahui
bahwa kini Yo Him memiliki kepandaian yang tinggi, maka mereka percaya dengan majunya Yo Him memang lebih baik, dibandingkan jika mereka yang maju. Karena kepandaian Yo Him sekarang sudah berada di atas mereka, walaupun usia Yo Him itu masih muda sekali.
"Baiklah Himjie, hati2 menghadapinya, dia seorang ahli lwekeh"
Phang Kui In telah memperingati Yo Him.
Yo Him hanya mengangguk saja dan telah melangkah maju mendekati Thang Kim Lian.
"Nona Thang" kata Yo Him sambil merangkapkan kedua
tangannya, dia telah menjura memberi hormat "silahkan nona menyerang, siauwte hanya akan menuruti saja apa yang
hendak dilakukan olehmu, nona .."
"hemmm, memang engkau sebagai putera Yo Ko tidak
percuma. Dan sekarang engkaupun baru saja memperoleh
sebuah gelaran bukan ?"
Yo Him mengangguk perlahan, dia tidak mau berdusta.
"Ya, gelaran itu kuperoleh dari seorang sahabatku "
sahutnya. "Aku tidak bertanya mengenai sahabatmu itu, tetapi aku katakan sekarang engkau telah memiliki gelaran, yaitu sebagai Sin Tiauw Thian Lam (si Rajawali Sakti dari Langit Selatan), bukan ?"
Yo Him kembali mengangguk.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tidak salah !"
"Dan sebagai putra dari Sin Tiauw Taihiap memang engkau sesuai sekali memakai gelaran Sin Tiauw Thian Lam ! Tetapi tahukah engkau bahwa antara pangcu kami dengan ayahmu itu terdapat ganjalan dengan hati yang tidak kecil?"
"Aku telah tahu, Ciong Lam Cie sendiri yang telah
mengatakannya kepada kami.!"
"Bagus, bagus !" kata Thang Kim Lian. Jika memang engkau telah mengetahuinya itulah lebih baik lagi....! Tetapi disamping itu kau juga harus hati2, angkinku ini tidak bermata, sewaktu waktu bisa melibat batang lehermu dan engkau akan binasa...,.!"
Dan setelah berkata begitu, dengan cepat sigadis
mengedut angkin kuningnya itu, sehingga menggeletar di tengah udara. Lalu dia berkata lagi "Mari kita mulai ! Engkau yang lebih muda silahkan menyerang aku tiga jurus lebih dulu, dan selama tiga jurus itu aku akan mengalah !" Yo Him merasa terhina dengari kata2 terakhir sigadis she Thang itu.
dia telah menggelengkan kepalanya.
"Cara itu Kurang baik , .!" katanya. Lebih baik kita menyerang berbareng saja ."
Muka Thang Kim Lian jadi berubah tidak senang.
"Bocah, engkau terlalu sombong! Aku sengaja mengalah membiarkan engkau tiga jurus melancarkan serangan
kepadaku, tetapi nyatanya engkau terlalu besar kepala!
Baiklah, jika engkau tidak mau menerima kebaikan hatiku itu, biarlah terimalah seranganku ini....!"
Sambil mengakhiri perkataannya itu sigadis she Thang
telah menghentakan tali ikat pinggangnya, dan disaat itulah terdengar suara memgeletar ditengah udara. Tampak angkin itu meliuk liuk seperti seekor ular yang panjang, ujungnya akan menotok jalan darah didada Yo Him.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kwee Siang yang melihat ini telah keterlepasan berteriak "
Adik Him, hati2 ...!"
Yo Him mengiyakan. tetapi dia tidak bisa memecahkan perhatiannya, karena saat itu ikat pinggang Thang Kim Lian telah menyambar datang dengan cepat sekali, menjurus kearah lehernya, akan melibas lehernya pemuda tersebut.
Yo Him mana mau membiarkan lehernya dilibat oleh angkin Thang Kim Lian.
Dengan mengeluarkan suara seruan perlahan, dia melejit kesamping sambil membungkukkan tubuhnya. Maka angkin itu telah lewat diatas kepalanya.
Mempergunakan kesempatan itu, tampak Yo Him telah
menggerakan tangannya yang kiri dengan kelima jari tangan terbuka.
Itulah satu jurus dari Pek Kong Ciang (Pukulan udara
kosong). Thang Kim Lian terkejut melihat cara Yo Him menyerang.
Jurus pukulan yang dipergunakannya itu memang merupakan jurus yang biasa saja. Tetapi dipergunakan oleh Yo Him ternyata dari jurus Pek Kong Ciang itu jadi hebat luar biasa.
Angin pukulannya itu men-deru2 seperti runtuhnya gunung, karena Yo Him mempergunakan jurus itu sambil disertai oleh tenaga lweekang Kui Im Cin Kang dan juga
menggabungkannya dengan ilmu pukulan yang diajarkan oleh Lie Bun Hap.
"Ihhh.....!" Thang Kim Lian telah mengeluarkan suara seruan tertahan, dia menjejakkan kaki, tubuhnya telah melompat dengan gesit ketika tubuhnya masih berada
ditengah udara dia telah menggerakkan angkinnya yang
segera menyambar kepergelangan tangan kanan Yo Him.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tentu saja hal itu membuat Yo Him jadi terkejut sekali, tubuhnya sedang membungkuk kedepan dan sekarang
lawannya dari tengah udara melancarkan serangan yang
mendadak dengan angkinnya yang meluncur bagaikan ular kepergelangan tangan Yo Him.
Phang Kui In dan Kwee Siang telah memandang jalannya
pertempuran itu dengan mata yang terbuka lebar2, karena mereka menguatirkan sekali keselamatan Yo Him
Waktu ujung angkin menyamber dekat sekali dengan
pergelangan tangan, Yo Him menarik pulang tangan, dia telah mengeluarkan suara seruan yang sangat kuat sekali :
"Rubuh!" dan sambil berteriak begitu dia telah melancarkan gempuran dengan kedua telapak tangan nya
"Suttttt !" angin serangan itu terdengar tajam sekali. Thang Kim Lian tidak berani. menangkis dengan kekerasan, maka dia telah ber jumpalitan sambil menarik pulang angkinnya.
Gerakan Thang Kim Lian memang cepat, tetapi Yo Him
bergerak lebih cepat sekali, tahu-tahu telapak tangan Yo Him telah menghantam punggung kanan dari Thang Kim Lian
waktu gadis itu baru saja menginjak tanah.
"Bukkk ....!" terdengar suara hajaran yang tepat itu, dan Thang Kim Lian telah ter huyung2, kemudian tubuhnya rubuh ditanah, waktu gadis ini merangkak bangun, dia telah
memuntahkan darah segar sebanyak tiga kali.
Muka Thang Kim Lian tampak pucat pias, dia telah berkata dengan suara yang tidak lancar : "Terima kasih..atas petunjuk kalian..terima kasih......" dan dia telah memutar tubuhnya, dengan ginkangnya dia berlari pergi meninggalkan tempat itu.
"Hem, Ciong Lam Cie rupanya melakukan pengejaran terus menerus kepada kita.....!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kata Phang Kui In sambil menarik napas dalam2, karena dimana saja mereka tiba, tentu akan diganggu oleh orang2
pangcu Tiauw Pang itu. "Mulai sekarang, kita harus lebih hati2.... ...!" kata Kwee Siang.
"Karena kemungkinan besar pangcu dari Tiauw Pang itu
telah menyebar orang2nya untuk mengikuti jejak kita !"
Phang Kui In mengangguk "Jika dilain waktu kita bertemu dengan anggota Tiauw
Pang, kita tidak perlu main kasihan2 lagi. kita binasakan, saja untuk menggertak Pangcu Tiauw Pang. agar dia menghentikan pengejarannya kepada kita..."
Yo Him setuju, tetapi Kwee Siang tidak. "Yang melakukan kesalahan adalah pangcunya, bukan anak buahnya. Anak
buahnya hanya menuruti perintah dari pangcunya maka
mereka tak bersalah! Jika memang kita memiliki kesempatan, biarlah kita cari pangcu Tiauw-pang itu untuk mengadakan perhitungan dengannya, Sekarang yang terpenting kita harus mencari Yo Taihiap.. .
Phang Kui In membenarkan pendapat sigadis, begitu juga Yo Him
"Benar cici Siang, memang itu cara yang cukup bijaksana.!"
kata Yo Him, Begitulah! mereka kemudian kembali kekamar masing2
KEESOKAN paginya Phang Kui In telah meninggalkan
rumah penginapannya seorang diri, sedangkan Yo Him bercakap2 asyik sekali berdua dengan Kwee Siang. Karena Yo Him merasakan bahwa hati Kwee Siang lembut dan memiliki kasih sayang sebagai seorang kakak, sehingga dia
menyenangi sigadis itu. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sedangkan Kwee Siang sendiri karena mengetahui Yo Him adalah putera dari pria yang dikagumi dan dipujanya, yaitu Sin Tiauw Taihiap, maka dia memperlakukan Yo Him dengan
lemah lembut dan sabar, seperti sikap seorang kakak terhadap adiknya.
Phang Kui In telah mengelilingi kota itu, ber-tanya2 kepada orang2, apakah mereka itu melihat Sin Tiauw Taihiap Yo Ko beberapa saat yang lalu. Sedangkan ciri2 dari orang yang dicarinya itu disebutkan, yaitu buntung tangan kanannya.
Tetapi umumnya orang2 itu menyatakan telah dua tahun
lebih mereka tidak pernah melihat Sin Tiauw Taihiap singgah dikota ini. Dulu memang mereka suka bertemu karena sering kali Sin Tiauw Taihiap berkunjung kekota Su-po Kwan ini.
Setelah ber-tanya2 lebih dari seratus orang, Phang Kui In jadi lemas dan putus asa, dia segera menyadari untuk mencari Sin Tiauw Taihiap sangat sulit sekali.
Menjelang sore hari Phang Kui ln baru kembali kerumah penginapan, dia melihat Yo Him dan Kwee Siang tengah
gelisah menantikan dia kembali, untuk makan malam.
"Maafkan aku pulang terlambat...!" kata Phang Kui In sambil duduk dikursi yang satu nya.
"Berhasilkah usahamu itu, paman Phang?" tanya Yo Him dengan hati yang berdebar.
"Ya, berhasilkah usahamu. Lo-enghiong ?" tanya Kwee Siang juga.
Phang Kui In menggelengkan kepalanya dengan lesu, dia telah berkata : "Tidak...telah dua tahun lebih penduduk kota ini tidak pernah melihat lagi datangnya Sin Tiauw Taihiap !
Mungkin juga Sin Tiauw Taihiap tengah menyelesaikan suatu urusan yang besar sehingga tidak pernah berkunjung ke Su-po-kwan selama dua tahun terakhir ini."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Yo Him dan Kwee Siang jadi murung, mereka kecewa
sekali. "Tetapi nanti kita akan menyelidikinya terus, melalui mulut orang2 rimba persilatan tentu kita bisa mencari keterangan yang lebih jelas....!" kata Phang Kui In menghibur Yo Him dan Kwee Siang.
Setelah ber-cakap2 sebentar lagi. Phang Kui In memesan santapan untuk mereka.
Dan waktu malam belum begitu larut, mereka telah masuk kekamar masing2 dan tidur dengan nyenyak.
Keesokan paginya mereka bertiga telah berlayar kembali meninggalkan kota Su-po kwan.
Dua hari mereka berlayar tanpa menemui daratan dan
mereka mengarahkan kapal nya kearah selatan.
Waktu itu angin berhembus perlahan sekali dan ombak2
kecil bagaikan kemilaunya permata, beriak gelombang kecil2, Indah sekali suasana laut disaat itu, karena air laut yang begitu luas dan sejauh mata memandang antara kaki langit dengan laut bertemu, hanya warna biru belaka yang bening dan menyegarkan pandangan mata.
Dalam keadaan seperti ini, Yo Him telah duduk melamun memandangi keluasan laut itu
Pikiran pemuda ini melayang2 memikirkan ayahnya, dia
juga membayang bayangkan ayah nya, menduga duga entah bagaimana rupa wajah dan keadaannya.
Disaat Yo Him tengah duduk melamun seorang diri seperti itu, Kwee Siang telah menghampiri dan duduk disebelah Yo Him mengawasi laut yang luas itu.
.Adik Him .... apa yang sedang kau pikirkan ?" tanya Kwee Siang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Yo Him menghela napas. ,,Aku sedang memikirkan
ayahku....!" kata Yo Him kemudian.
"Akupun selalu ingin cepat2 bertemu dengan ayahmu itu tetapi keadaan rupanya tidak memungkinkan . . . !" kata Kwee Siang dengan suara yang dalam, mengandung
kesedihan juga ." Entah Yo Koko berada dimana ....dan bagaimana keadaan encie Siauw Liong Lie.... sampai
demikian lama, beberapa tahun kulewati dengan perasaan yang selalu kesepian, karena selalu pula aku gagal mencari mereka.......!"
Setelah berkata begitu! tampak Kwee Siang telah menghela napas lagi.
Keduanya jadi berdiam diri, mereka hanya mengawasi air yang beriak gelombang perlahan karena sentuhan perahu yang meluncur dengan perlahan juga.
Phang Kui In yang memegang kemudi telah berteriak
kepada Yo Him dengan suara yang nyaring : "Him-jie, engkau tidak perlu memikirkan segala itu, dan engkau juga tidak perlu terlalu memusingkan hal2 yang belum tentu itu, yang
terpenting kita harus berusaha mencari ayah kau itu !"
Yo Him mengiyakan. Tetapi anak ini masih juga duduk termenung. Kwee Siang sendiri telah beberapa kali menarik napas karena merasa sedih dan jengkel,
Angin laut sepoi2 basah itu karena mendekati sore hari, telah membuat mereka semakin tenggelam dalam kekalutan pikiran,
MEREKA berlajar enam hari tanpa berjumpa daratan
untung saja mereka membawa bekal cukup banyak, sehingga bisa dipergunakan sampai dua bulan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kapal meluncur terus dengan pesat. Phang Kui In
bermaksud untuk menuju kelautan Tang Hay. Dari tempat itu tentu mereka mudah mendatangi kota2 seperti Bu-cie-kwan, Liong-cu-kwan atau kota2 lain2nya yang ber dekatan dengan tempat tersebut karena Phang Kui In bermaksud untuk me-nyerap2i kabar mengenai keadaan Sin Tiauw Taihiap dikota-kota itu.
Lautan hari itu tenang tanpa gelombang dan badai, udara cerah sekali.
Yo Him duduk digeladak, mengawasi air laut yang diterjang kapal, tetapi belum juga berhasil menemui jejak ayahnya.
Sehingga perasaan rindu dihati Yo Him jadi semakin kuat saja.
Tetapi apa daya, Justru orang yang dirindukannya itu tidak diketahui berada dimana.
Sedang Yo Him termenung begitu, tiba2 dia melihat dua buah kapal tengah meluncur mendatangi, semakin lama
semakin besar. "Paman Phang.....ada dua kapal yang sedang mengejar
kita ...mungkin orang2nya Tiauw pang" kata Yo Him dengan suara nyaring.
Kwee Siang cepat2 menghampiri Yo Him dan dia memang
melihat ada dua kapal yang tengah mendatangi.
Phang Kui In mengerutkan alisnya, dia berkata perlahan :
.,Bukan ! Bukan kapal orang2 Tiauw pang . . . mereka . . .
kalau tidak salah merupakan orang asing, lihatlah bentuk kapal mereka itu yang agak luar biasa, berukiran singa . . .
mereka kalau bukan dari India tentu nya orang Persia ....!"
Mendengar keterangan Phang Kui In. Yo Him dan Kwee
Siang jadi heran. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Orang India " Orang Persia ?" tanya mereka hampir berbareng.
,,Ya, tidak salah lagi, mereka tentu rombongan orang2
Persia . . . memang akhir2 ini banyak orang Persia yang datang kedaratan Tionggoan untuk berdagang . . . !"
Diwaktu mereka tengah ber-cakap2 begitu kedua kapal
asing yang bentuknya sangat aneh, dengan dikepala kapal itu terukir kepala singa yang besar, telah mendatangi lebih dekat.
Dan akhirnya kapal mereka saling berjajar, kapal Phang Kui In diapit oleh kedua kapal asing itu, ditengah2.
Dari samping geladak kapal yang sebelah kiri, telah muncul dua orang pendeta yang memakai jubah merah. Itulah
Hweeshio atau Lhama dari Tibet. Kepala mereka gundul dan tubuh mereka tegap besar sekali, mengenakan pakaian yang berwarna merah sehingga tampaknya kontras sekali.
"Kami mohon bertanya l' kata seorang diantara kedua
pendeta itu. '"Apakah lautan yang sedang kami layari ini adalah lautan Tang Hay
Yo Him kagum sekali, walaupun kedua pendeta Lhama itu merupakan orang asing, tetapi mereka dapat ber-kata2
dalam bahasa Han yang baik dan halus. Itulah suatu
kelebihan dari orang2 asing ini.
Phang Kui In merangkapkan sepasang tangannya menjura
sambil menyahuti ,Benar tidak salah lautan disekitar ini adalah lautan Tang Hai..."
"Dan, kami mohon bertanya lagi apakah kalian mengetahui dimana pusat dari Agama Beng Kauw ?"
"Kami kurang begitu mengetahuinya, maafkanlah Taisu !"
menyahuti Phang Kui In. Hweeshio itu tidak menjadi marah atau mendongkol, dia telah mengangguk.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Baiklah...terima kasih atas keterangan kalian itu !"
katanya. "Tunggu dulu Taisu, tampaknya Taisu datang dari Tibet bukan ?" tanya Phang Kui In ingin mengetahui.
"Bukan !" menyahut sipendeta itu.
,,Bukan " Lalu Taisu dari mana ?"
"Kami memang Budha-budha hidup dari Tibet, tetapi sudah sepuluh tahun kami bekerja untuk Persia......!" menyahuti pendeta itu.
"Ohh........!" "Dan sekarang kami tengah melaksanakan tugas yang
diberikan raja kami Persia, untuk menangkap seseorang.......!"
"Menangkap seseorang ?" Phang Kui In menjadi terkejut.
Pendeta itu mengangguk. Benar ! Kami tengah membawa tugas yang berat sekali, yaitu harus menangkap tokoh persilatan didaratan
Tionggoan........yaitu. Yo ....."
JILID 24 SUTEE.. jangan kau banyak bicara!" tiba2 lhama yang seorangnya lagi telah membentak Dan rupanya sang sutee, adik seperguruan itu, menyadari dengan cepat
kecerobohannya itu. "Maafkan kami harus berangkat lagi.....terima kasih atas keterangan kalian..!" kata sang sutee itu sambil ingin memutar tubuhnya.
Tetapi Phang Kui In telah terkejut sekali waktu mendengar orang yang ingin ditangkap lhama merah itu seorang tokoh
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
persilatan dan memiliki she Yo, maka dia jadi tegang
sendirinya.

Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Lanjutan Sin Tiauw Hiap Lu Karya Sin Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Melihat orang itu ingin membalikkan tubuh, Phang Kui In cepat2 berteriak memanggilnya : ,,Taisu, apakah boleh aku bertanya sedikit ?"
Lhama itu batal membalikkan tubuhnya, sambil tersenyum dia lalu berkala . "Omitohud ! Tanyakanlah ! Jika memang aku mengetahui, tentu aku akan memberitahukannya...!".
Phang Kui In jadi ragu2 sejenak, tetapi kemudian dia telah berkata lagi :
"Tadi Taisu mengatakan orang yang Taisu cari itu she Yo
.... apakah yang dimaksudkan oleh Taysu adalah Sin Tiauw Tiahiap Yo Ko ?" "Tepat !'' berseru pendeta itu .
"Sutee .... !" tiba2 sikakak seperguruannya, yaitu hweshio lhama yang seorangnya lagi, telah membentaknya dan sang Sute jadi tersadar dengan cepat, dia telah menahan kata2
lainnya yang baru saja ingin diucapkannya .
"Maafkan aku harus meninggalkan kalian .... !" kata pendeta itu kemudian sambil membalikan tubuhnya.
Sedangkan sang suheng, kakak seperguruan itu, telah melirik sedikit kepada Phang Kui In, Yo Him dan Kwee Siang
bergantian, lalu tanpa memperlihatkan muka manis, dia telah memutar tubuhnya dan lenyap dibalik ruangan kapal itu.
Phang Kui In masih berdiri tegak ditempatnya, tampaknya dia tegang sekali.
Yo Him telah menarik ujung bajunya.
"Paman Phang ." panggilnya,
"Apakah mereka sedang mancari ayah untuk
menangkapnya " Apa kesalahan ayahku itu ?"
"Aku sendiri belum mengetahui apa sebabnya...memang
didalam rimba persilatan terdapat banyak sekali peristiwa2
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang membingungkan. Maka kita harus mengikuti mereka, yang pasti mereka itu memusuhi ayahmu, yaitu Sin Tiauw Taihiap Yo Ko...!"
Yo Him jadi gelisah. "Kita harus mengikuti mereka, Phang Susiok !! " katanya kemudian.
"Ya, kita ikuti saja mereka, kita lihat saja nanti apa yang hendak mereka lakukan dengan menangkap ayahmu itu !
Tetapi terus terang saja kusampaikan sekarang kepadamu, bahwa kepandaian kedua lhama tadi, mungkin di dalam kapal itu masih banyak lhama lainnya, adalah manusia2 yang
memiliki kepandaian sangat tinggi sekali...karena dari Persia mereka berani datang ke daratan Tionggoan untuk mencari ayahmu berarti mereka memiliki kepandaian yang tinggi sekali...! Waktu aku mengantarkan engkau dan akhirnya kita bentrok dengan pihak Tiauw-pang yang mengakibatkan kita terdampar dipulaunya Lie Bun Hap, sesungguhnya Sin Tiauw Taihiap tengah sibuk untuk mencari musuhnya yang telah mencelakai ibumu, yaitu Siauw Liong Lie...!"
"ibuku dicelakai orang " Siapa orang itu paman Phang ?"
tanya Yo Him dengan kaget.
"Orang yang menjadi biang keladinya adalah Tiat To Hoat ong maka Sin Tiauw Taihiap bermaksud menangkap Tiat To Hoat Ong untuk membalas sakit hatinya itu.... !"
Tiba2 Yo Him jadi menangis keras sekali dia jadi berduka bukan main.
Kwee Siang jadi sibuk membujuknya.
Setelah puas menangis, Yo Hirn mengangkat kepalanya, dia telah memandang kepada Phang Kui In dengan mata yang
merah basah. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Paman Phang, katakanlah terus terang ibuku dicelakai Tiat To Hoat-ong itu, lalu apakah dia hanya dilukai atau memang telah terbinasa.....!"
"Inilah yang sulit untuk dikata juga, karena ibumu waktu bertempur dengan Tiat To Hoat Ong, disaat itu kau baru dilahirkan berusia diantara lima puluh hari..... dan ibumu dikeroyok oleh Tiat To Hoat Ong bersama kawan2nya,
sehingga ibumu terdesak, akhirnya ketika tiba di tepi jurang, karena sudah tidak ada jalan lain, terpaksa ibumu melompat masuk kejurang dipegunungan Kun Lun San .... karena ibumu tidak mau terjatuh ditangan musuh, yang tentu akan
menyiksanya !" Mendengar cerita Phang Kui In, kembali Yo Him jadi menangis sedih.
Setelah tangisnya mereda, dia bertanya lagi :
"Lalu ayah tidak mengambil tindakan apa2 ?"
"Waktu itu ibumu diculik terpisah dari ayah mu sehingga ayahmu sulit sekali mencari jejak penculik ibumu. Maka dari itu, sampai sekarang ini mungkin ayahmu masih sibuk men cari2 Tiat To Hoat ong."
"Dan pendeta lhama merah itu juga musuh ayah ?" tanya Yo Him lagi.
"Dilihat dari cara dan sikap mereka waktu menyebut nama ayahmu, kemungkinan besar mereka itu lawan2 ayahmu juga
. . . . " "Kalau begitu kita ikuti saja mereka ....!" kala Yo Him.
"Memang, akupun bermaksud untuk mengikuti mereka
siapa tahu lebih mengetahui dimana beradanya ayahmu !"
menyahuti Phang Kui In. "Akupun berpikir begitu," kata Kwee Siang menyetujui juga untuk mengikuti rombongan lhama merah itu.
Kapal kedua lhama merah itu berlayar dengan cepat.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sedangkan Phang Kui In mengikuti dari kejauhan saja.
Setelah berlayar dua hari lagi, tampaklah dihadapan mereka daratan.
"Itulah pelabuhan kota Kong-nam, kemungkinan besar
rombongan lhama merah itu akan berlabuh disitu ......!"
menjelaskan Phang Kui in.
Dan terkaan Phang Kui In memang tidak meleset..... kedua kapal rombongan lhama merah yang mengaku bekerja pada raja Persia itu telah berlabuh.
Phang Kui In juga telah melabuhkan kapaklnya, setelah itu mereka bertiga turun dari kapal.
Rombongan lhama merah itu ternyata ber jumlah sangat
banyak sekali, karena yang turun kedarat saja meliputi jumlah sampai empat puluh orang, suara mereka berisik sekali karena semuanya mengenakan jubah warna merah, dengan
sendirinya menarik banyak per hatian penduduk kota itu.
Sedangkan yang tinggal dikapal masih berjumlah sangat banyak, berdiri dipinggir kapal mereka sambil melambai2kan tangan.
Jumlah mereka keseluruhannya mungkin meliputi seratus orang lebih.
Dirombongan lhama merah yang turun kedarat itu, tampak seorang lhama berpakaian jubah putih. Dengan mengenakan jubah putih maka dia lebih menarik perhatian dari ketiga puluh sembilan lhama lainnya. Rupanya lhama berjubah putih itu adalah seorang lhama yang menjadi pemimpin mereka.
Dan apa yang diduga oleh Phang Kui In benar adanya,
ketiga puluh sembilan orang lhama merah telah berbaris dan lhama berbaju putih itu telah berkata "kita membagi diri masing2 dua orang. Kita menyebar keseluruh kota ini, dan jika ada salah seorang diantara kita melihat si buntung she Yo itu dia harus memberikan isyarat dengan panah api !"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ketiga puluh sembilan lhama itu telah mengiyakan dan
memencar membagi diri. Mereka ber dua2 memisahkan diri, menyabar keseluruh kota itu.
Lhama putih yang menjadi pemimpin mereka telah
melakukan penyelidikan bersama seorang Lhama merah
lainnya. Phang Kui In mengajak Yo Him dan Kwee Siang untuk
mengikuti Lhama berjubah putih itu, karena sebagai pemimpin dari Lhama merah itu, tentu dia akan lebih banyak mengetahui segala hal. Dan laporan anak buahnya itu tentu akan jatuh pada dirinya,
Sedangkan Lhama berjubah putih itu dan seorang Lhama
merah, tidak menyadari bahwa mereka tengah dikuntit karena Phang Kui In mengikutinya dengan hati2 dan jarak terpisah cukup jauh.
Lhama merah yang berjalan dengan Lhama putih itu.
adalah Lhama yang diatas kapal ditengah laut Waktu bertemu dengan Phang Kui in. dipanggil sebagai suheng, Dia
merupakan seorang Lhama merah yang pendiam dan selama jalan dengan pemimpinnya itu. dia tidak banyak bicara.
Ketika mereka tiba dimuka sebuah rumah makan, kedua
Lhama itu telah memasuki rumah makan itu. Mereka
memesan teh dan sayur2 tidak berjiwa. Kemudian mereka bersantap dengan lahap.
Selesai makan si lhama jubah putih telah memanggil
pelayan rumah makan itu, dia telah memberikan uang seberat lima tail perak. kemudian dia bertanya: " Apakah engkau pernah melihat seorang lelaki berusia diantara tiga puluh tahun lebih dengan lengan kanannya yang buntung ?"
Pelayan itu seperti ber pikir2, sedangkan sesungguhnya hati pelayan itu tengah kegirangan karena telah memperoleh hadiah yang demikian besar, belum pernah dia mengalami menerima hadiah dari tamu sebesar itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Cepat katakan, kau pernah melihat atau tidak ?" tanya lhama jubah putih itu tidak sabar.
Sipelayan telah tersenyum menyeringai: "Begini Taisu, orang yang lengan kanannya buntung memang banyak sekali, hampir setiap hari kami menerima kunjungan dari orang2
seperti itu dan aku mana mengetahui orang buntung yang mana telah dicari oleh Taisuhu ?"
Tampak pendeta jubah putih itu telah meng geleng2kan
kepalanya perlahan rupanya dia mendongkol berurusan dengan pelayan ini yang tampaknya agak licik.
,,Yang kami cari itu adalah Sin Tiauw Taihiap Yo Ko !" kata si lhama jubah merah dengan jengkel.
,,Sin Tiauw Taihiap Yo Ko " Ah, baru saja kurang lebih satu jam yang lalu dia meninggalkan rumah makan kami ini, tadi dia bersantap disini !!" kata sipelayan rumah makan itu dengan gembira.
Kedua pendeta itu melompat berdiri, mereka tampaknya
tidak berselera untuk makan lagi.
"Cepat katakan, kearah mana perginya si buntung itu?"
tanya si lhama putih. "Tadi Sin Tiauw Taihiap Yo Ko mengambil jalan yang
menuju kebarat.. !" menjelaskan si pelayan.
Pendeta Lhama putih itu cepat2 memutar tubuhnya untuk berlalu.
Tetapi pendeta lhama merah telah menahannya.
"Tunggu dulu...!" kata lhama merah itu. "Kita belum menanyakan kepadanya mengapa dia bisa mengetahui bahwa itu adalah Sin Tiauw Taihiap Yo Ko. bukankah keadaan
demikian sangat aneh sekali ?"
Lhama jubah putih itu rupanya baru tersadar, dia cepat2
menahan langkah kakinya, dia menoleh kepada pelayan itu,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
katanya dengan muka yang bengis : ,,Engkau jangan
berdusta, benar atau tidak engkau bertemu dengan Sin Tiauw Taihiap. Mengapa engkau mengetahui orang itu Sin Tiauw Taihiap...?"
Pelayan itu jadi ketakutan melihat sikap sipendeta dia sampai mundur kebelakang, kemudian dengan suara ter-bata2
dia telah berkata gugup "Aku...aku memang mengetahui dia adalah Sin Tiauw Taihiap. yang tangan kanannya telah
buntung itu...!" Mendengar jawaban pelayan itu, tentu saja kedua lhama tersebut jadi tambah curiga. Dia telah berkata lagi dengan sikap yang lebih bengis : "Engkau jangan berbohong kepada kami, jika memang tidak kenal engkau bilang tidak kenal, jika tidak engkau harus berlaku jujur mengatakan tidak ! Nah.
cobalah bagaimana roman muka dan tubuh Sin Tiauw
Taihiap.." "Sin Tiauw Taihiap ?" tanya sipelayan tampaknya semakin gugup. "Tangan kanannya buntung, tubuhnya pendek gemuk dan gesit, hidungnya besar ... matanya bersinar tajam dan
...dan...dan.. ." "Plaakkk! Plookkk !"' dua kali muka pelayan yang tampaknya sedang berpikir itu di tempeleng oleh si lhama putih.
,,Ngaco belo kau !! " bentak si lhama putih. ,,Sekali lagi jika dilain waktu engkau membohongi kami seperti sakarang, kepalamu akan kami pukul pecah !"
Pelayan itu ter-aduh2, akhirnya dia mengatakan sambil meringis kesakitan. ..Aku .aku memang tidak tahu siapa itu Sin Tiauw Tai-hiap adanya, hanya tadi Taisuhu menyebutkannya Sin Tiauw Taihiap Yo Ko maka aku bermaksud untuk membuat engkau bergembira, Taisuhu..!"
"Kurang ajar kau !" kata pendeta itu dengan suara mendongkol.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kedua pendeta itu tidak jadi meninggalkan rumah makan dan melanjutkan makan mereka.
Phang Kui In, Yo Him dan Kwee Siang yang mengintai serta menyaksikan semua kejadian itu jadi tersenyum geli
sendirinya. Setelah kenyang bersantap, kedua pendeta itu telah
meninggalkan rumah makan dan menyusuri jalan demi jalan, dia menanyakan kepada orang2 yang kebetulan berpapasan dengan mereka mengenai Sin Tiauw Taihiap Yo Ko.
Tetapi semua yang ditanyakannya itu tidak seorangpun
tahu siapa itu Sin Tiauw Ta-hiap,
"Aneh sekali !" menggumam lhama putih itu. "Kita terakhir kali sebulan yang lalu menerima berita dari mata2 kita bahwa Sin Tiauw Taihiap Yo Ko berada dikota ini! Tetapi sekarang tidak seorangpun yang mengetahui akan diri pendekar
Rajawali Sakti itu."
"Kita cari saja per-lahan2. tentu akan dapat kita temui jejaknya terlebih lagi kita datang dalam jumlah yarg banyak, seratus dua puluh jago, mana bisa dia meloloskan diri dari kita lagi.. ..?" nada suara dari lhama merah itu angkuh sekali.
Sedangkan si Lhama pulih itu telah men dengus dingin, katanya: "Hemm,. kalau bisa ditemukan jejaknya kalau tidak"
Kita yang celaka! Bukankah kita telah dipesan berulang kali oleh baginda raja, agar berusaha menangkapnya hidup2 dan membawanya ke Persia.. !"
"Benar ! Tetapi sesungguhnya di Persia tidak kurang tenaga yang memiliki kepandaian tinggi seperti dia, mengapa baginda Raja justru menghendaki dia juga yang memimpin dan
membimbing Bengkauw ?"
"Aku sendiri tidak mengetahui apa sebabnya !" menyahuti Lhama jubah putih itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sebetulnya kepandaian Sin Tiauw Taihiap belum tentu bisa menindih kepandaian kita" kata lhama merah itu. Tampaknya penasaran sekali.
"Namun kita harus melaksanakan perintah Baginda Raja
sebaik mungkin .. !" kata lhama jubah putih itu.
"Ya, memang benar apa yang kau katakan itu, tetapi
didalam persoalan ini kita harus menguji dulu kepandaian dari sitangan buntung itu !" rupanya lhama merah itu masih penasaran sekali.
Lhama putih itu telah mengangguk saja, tanpa memberikan komentar lagi.
Phang Kui In bertiga yang mendengar pembicaraan itu jadi terkejut.
"Jadi orang2 dari Persia ini ingin menangkap Yo Ko untuk di serahi menjadi pemimpin dari golongan Bengkauw. Hal ini agak luar biasa karena lhama itu datang dalam jumlah yang sangat banyak sekali maka Yo Him bertiga berkuatir kalau2
nanti ayahnya itu dianiaya dan diperlakukan tidak baik oleh lhama ini.
Waktu itulah tampak si lhama putih telah mengangkat
kepalanya sambil berseru "Lihat ! Itu tanda dari kawan kita, panah api bersuara....!"
Lhama merah itu juga telah menoleh dan memandang
kearah yang ditunjuk oleh lhama putih itu. Diapun telah melihat panah api yang bersuara itu.
Dalam keadaan demikian, mereka sudah tidak berpikir apa2
lagi, karena dengan adanya tanda panah api itu tentu kawan2 mereka yang melepaskan tanda rahasia itu berhasil menemui jejak Yo Ko.
Cepat seperti terbang kedua pendeta itu telah ber-lari2
kearah barat, dari mana panah api terlihat. Setelah berlari
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sesaat lamanya mereka telah tiba di sebuah tanah lapang yang luas, yang hanya ditumbuhi rumput2 hijau.
Ditengah tanah lapang itu tampak dua orang Lhama merah sedang berdiri tegak mengawasi kearah segundukan tanah kuburan yang belum lagi kering masih merah.
Lhama putih dan kawatnya dengan cepat menghampiri.
"Mana dia sibuntung itu?" tanya lhama pulih dengan mata yang memandang kesekelilingnya.
Kedua lhama merah itu telah berkata sambil menunjuk
kekuburan itu. "Dia berada didalam kuburan itu. Tadi kami secara kebetulan melihat nya disebuah jalan dalam kota. kami mengikutinya. Dan dia menuju kemari lalu memegang batu nisan itu (bongpai) permukaan kuburan itu terbuka dan dia masuk kedalamnya....Waktu kami memburu kemari ternyata kuburan itu telah tertutup kembali. Kami tidak berani lancang untuk membukanya, maka dari itu kami melepaskan anak
panah itu untuk memanggil kawan2....."
Waktu dia berkata sampai disitu, lhima-lhama lainnya telah tiba disitu.
lhama putih itu menunjuk kepada kuburan itu tanpa
mengucapkan sepatah katapun juga. dia telah menghampiri dan me megang2 Bongpai kuburan itu.
Di cari2nya alat rahasia yang bisa membuka kuburan itu.
tetapi tidak ada sesuatu yang mencurigakan dan tidak ada tanda2 alat rahasia.
Saking kesal dan jengkelnya, tampak lhama ber jubah putih itu merah padam mukanya Tetapi akhirnya dia memperoleh suatu akal, dia telah berjalan menjauhi kuburan itu kemudian melambaikan tangannya memanggil lhama2 yang lainnya.
Setelah mereka berkumpul, lharna putih itu berkata kita duduk bersemadhi mengurung kuburan itu untuk menunggu si buntung keluar dari dalam kuburan ... "
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Semua lhama merah itu mengiyakan lalu dengan hati2 dan langkah kaki yang perlahan agar tidak menimbulkan suara mereka duduk mengelilingi kuburan itu mengambil sikap mengurung.
Seandainya kuburan itu terbuka dan Sin Tiauw Taihiap
yang tengah mereka cari2 itu keluar dari sebelah kanan, keadaan disitu telah dikepung, begitu pula dari arah lain.
Dengan demikian tidak mungkin orang yang mereka cari itu akan dapat meloloskan diri....!
Lhama itu dengan sabar telah bersemadhi mengurung
kuburan itu, sampai menjelang malam kuburan itu belum juga terbuka.
Si lhama putih telah tidak sabar, katanya kepada lhama merah yang ada disampingnya.
"Apakah kita gempur saja kuburan itu lalu menerjang
masuk....?" katanya mengemukakan sarannya.
Tetapi lhama merah itu menggeleng sambil katanya: ,,Dia memiliki kepandaian yang tinggi jika kita yang menerjang kedalam, kita rugi keadaan, karena dengan ruangan yang sempit tentu dia bisa memberikan perlawanan yang gagah dan leluasa, tetapi kita ditempat yang sempit tentu saja tidak bisa mengeroyoknya dengan jumlah banyak."
"Benar juga perkataanmu itu, "kata lhama putih sambil menggangguk. "Biarlah kita menantikan saja dia keluar, disaat itu barulah kita melancarkan serangan kepadanya...."
Begitulah dengan sabar para lhama itu telah menantikan munculnya orang yang tengah dicari.
Tetapi Sin Tiauw Taihiap Yo Ko masih juga belum muncul2.
Malam telah larut, menjelang tengah malam, tiba2 batu bongpai itu bergerak perlahan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Si lhama putih dan ketiga puluh sembilan kawannya,
lhama2 merah jadi tegang sendirinya. Mata mereka telah terbuka lebar2 mengawasi kearah kuburan itu. .
Disaat itu, tampak batu nisan tersebut telah bergerak lebih keras, disusul dengan suara 'plakkk' dan kuburan itu seperti terbelah dua.
Rupanya kuburan itu merupakan kuburan rahasia yang
memiliki pintu untuk keluar masuk.
Dari dalam kuburan itu kemudian tampak me!ompat keluar sesosok tubuh dengan gerakan yang ringan sekali. Orang itu memakai jubah putih, tangan kanannya kosong dimana
jubahnya ber-goyang2 lemas tertiup angin malam. Dialah Sin Tiauw Taihiap Yo Ko, yang tengah mereka cari !
Yo Ko sendiri jadi bingung juga, karena begitu dia
melompat keluar, dia melihat empat puluh pendeta itu
mengambil posisi mengurung padanya. Sedangkan dia sendiri tidak mengetahui apa maksud dari pendeta2 asing itu
mengurung dirinya. Lhama jubah putih telah melompat berdiri, dan berkata dengan suara yang dingin : "Engkaulah yang bernama Yo Ko
?" Yo Ko diam sejenak tidak menyahut , sampai akhirnya dia telah berkata : "Benar , . . aku she Yo dan bernama Ko".
"Dan engkau yang bergelar Sin Tiauw Taihiap ?" tanya lhama putih itu.
Yo Ko cepat2 merangkapkan tangannya memberi hormat,
sampai akhirnya. dia telah berkata : "Tidak berani aku memakai gelar itu, jika orang2 menyebut demikian tentunya hanya bergurau saja . . . !" kata Yo Ko merendah.
"Hemm, kami datang dari luar lautan, dari Persia. Kami telah lama mendengar. nama besarmu yang terkenal itu sama dengan kepandaianmu......!!" setelah berkata begitu, Lhama
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
putih itu membungkukkan tubuhnya seperti juga ingin
memberi hormat, tetapi sesungguhnya dari kedua tangannya itu telah meluncur keluar tenaga yang sangat kuat sekali, yang langsung menyerang kearah Yo Ko.
Yo Ko tidak terkejut diserang begitu, dia telah tertawa sambil katanya kemudian: "Jangan main2 Taisu !"
"Aku bukan sedang main2 dengan kau ! Kami ber-
sungguh2. Lihatlah, kami dari tempat yang jauh telah datang kemari, untuk melihat berapa tinggikah kepandaian yang engkau miliki...!"
Selesai berkata, Lhama putih itu telah menjulurkan tangan kanannya, dia bermaksud untuk mencengkeram dada Yo Ko.
"Tunggu dulu, Taisu..!" kata Yo Ko sambil mengelakkan serangan itu.
"Tunggu apa lagi Keluarkan kepandaianmu !" bentak si
lhama putih. Yo Ko jadi mendongkol juga, orang telah melancarkan
serangan berulang kali kepadanya, dan serangan2 si lhama putih itu meiupakan serangan2 yang mematikan, maka Yo Ko bermaksud untuk men-coba2 beberapa jurus bertempur
dengan lhama putih yang galak ini.
Begitu lhama putih itu melancarkan serangan dengan Siang Cie Tian Hoat (totokan sepasang jari), tampak telah
mengeluarkan suara siulan dan mengebaskan lengan jubah tangan kanannya yang kosong, karena tangan kanannya itu buntung, tampak lengan baju itu telah melibat lengan kanan dari lawannya, sekali saja Yo Ko menarik dan menghentaknya, maka pendeta lhama putih itu jadi terkejut dan dengan tangan kirinya dia menyerang akan menotok biji mata Yo Ko.
Yo Ko melepaskan libatan lengan jubahnya sambil
melompat kebelakang. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Cukup !" kata Yo Ko. "Kepandaianmu tinggi sekali, taysu, percuma engkau mempertaruhkan jiwa hanya untuk urusan kecil seperti itu, yaitu hanya soal nama saja dan tempat yang jauh taysu ramai2 telah melakukan perjalanan yang panjang untuk melihat dan menentukan siapa yang lebih tinggi
kepandaian nya diantara kita ! Bukankah itu merupakan hal yang sangat lucu sekali ?"
Tetapi Lhama puiih itu telah berkata dengan suara yang dingin :
"Aku datang kemari dengan membawa firman dari raja
kami .... tetapi sebelumnya kami ingin membuktikan diri benarkah engkau ini seorang jago besar dijaman ini ! Nah terimalah seranganku . . . !" Dan setelah berkata begitu dengan cepat sekali tampak Lhama putih itu telah
menggerakkan tangan kanannya, angin serangannya itu
berdesir menerjang kearah Yo Ko.
Tetapi Yo Ko mana bisa digertak dengan serangan seperti itu, sambil berseru keras dia mengibaskan lengan tangan kanannya yang buntung itu dan juga tangan kirinya telah bergerak menampar pergelangan tangan lawannya.
"Aduhhh ! Aduhhh !" Lhama putih itu jadi menjerit kesakitan, sambil menarik pulang tangannya dia melompat mundur kebelakang. tangan kirinya telah memegangi dan menguruti pergelangan tangannya yang dirasakan demikian sakit.
Ketiga puluh sembilan lhama merah lainnya jadi terkejut sekali melihat pemimpin mereka kena dibuat celaka oleh Yo Ko.
Dengan cepat cepat mereka memencar diri mengurung Yo
Ko, mereka masing2 telah mencabut sebatang pedang pendek yang tadinya mereka sisipkan di pinggang.
Melihat Lhama merah yang memiliki kepandaian tentunya tidak rendah itu telah mulai mengurung dirinya, Yo Ko bingung
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
juga karena walaupun bagaimana dengan dikepung ber-lapis2
oleh keempat puluh Lhama itu tidak mudah dia bisa
meloloskan diri. Tetapi Yo Ko memiliki kepandaian yang benar2 telah
sempurna, dia bisa mempergunakan tangan kirinya yang tunggal itu sebaik mungkin.
Melihat dirinya dikepung begitu rapat. Yo Ko tidak menjadi jeri, dia hanya memikirkan betapa lamanya dia harus
membuang tenaga dan waktunya untuk menghadapi
lawan2nya yang berjumlah banyak dan tampaknya rata2
memiliki kepandaian cukup tinggi.
Saat itu pendeta jubah putih itu telah berkurang rasa sakit pada pergelangan tangannya, dia telah melangkah maju
sambil ber seru: ,,Hari ini aku ingin mengadu jiwa dengan kau ! Jika aku belum dapat kau binasakan, aku akan terus menyerang
kepadamu ! Kata2 itu diucapkan dengan suara yang bengis, sekali diapun telah menjejakan kaki kanannya, tubuhnya meloncat cukup tinggi, waktu tubuh nya melambung ketengah udara itu, tampak lhama putih itu telah mengulurkan tangan kirinya menerjang Yo Ko, sedangkan tangan kanannya meraba pinggangnya, kemudian dengan cepat ditangan kanannya itu telah mencekal sebatang pedang pendek yang terus
ditikamkan kearah tenggorokan Yo Ko.
Yo Ko juga terkejut melihat cara menyerang pendeta itu yang tampaknya nekad sekali Dia mengeluarkan suara siulan nyaring, dengan kaki tunggal, yaitu dengan gerakan ,,Kim Kee Tok Pit" atau "Ayam Emas Berdiri Di kaki Tunggal", dia telah memutar tubuhnya, dan waktu pedang lawan lewat disamping lehernya Yo Ko mengulurkan tangan kirinya dia telah
menyentil pedang itu ! Tiraikasih Website http://kangzusi.com/


Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Lanjutan Sin Tiauw Hiap Lu Karya Sin Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Hebat kesudahannya dari sentilan itu karena pedang
lawannya tergetar seperti juga akan terlepas dari cekalan tangan lhama putih itu.
Lhama putih itu jeri sekali karena dia merasakan telapak tangannya itu pedih bukan main akibat getaran sentilan tangan lawannya.
Ketiga puluh sembilan lhama merah yang menjadi anak
buah lhama putih itu telah mengeluarkan suara seruan yang disusul dengan serangan pedang mereka masing2.
Menghadapi lawan yang demikian banyak dan melancarkan serangan ber tubi2 kearah dirinya, Yo Ko kuatir juga, Karena tidak mungkin dengan tangan kiri tunggalnya dia menghalau sekaligus pedang2 yang tengah menyambar kedirinya. Maka jalan satu2nya Yo Ko telah menjejakan kakinya, tubuhnya meloncat sejauh lima tombak itulah kegesitannya yang jarang sekali dimiliki orang2 rimba persilatan masa kini,
Keempat puluh orang lhama itu tampak merasa kagum
juga melihat ginkang Yo Ko yang telah mencapai tingkat begitu tinggi dan sempurna.
Yo Ko bukan hanya sekedar melompat ke atas saja, dia
telah mengeluarkan kepandaiannya. Tangan kirinya bergerak kesekeliling tubuhnya, untuk melakukan totokan2 yang gencar kediri lhama2 itu. Itulah salah satu jurus dari It Yang Cie yang telah dtrobahnya sedemikian rupa, sehingga jadi lebih hebat dari yang sebenarnya.
"Aduhhh...! Aduhhh ..!" lima orang lhama telah
mengeluarkan suara jeritan tertahan mengandung kesakitan, dan lhama2 yang lainnya jadi tertegun sejenak, mereka tidak berani menerjang dulu, karena mereka melihat dengan
mempergunakan satu jari saja Yo Ko bisa merubuhkan kelima kawan mereka.
Tetapi Lhama putih itu menjadi penasaran sekali, dia telah, berseru dengan marah: "Hari ini aku akan mengadu jiwa
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dengan engkau, buntung....!'' dan lhama putih itu tidak hanya berkata saja. Karena dia telah menggerakkan pedangnya untuk menikam kearah Yo Ko.
"Tunggu dulu, sabar. Jelaskan dulu mengapa kalian
demikian nekad mencari urusan denganku " mengapa kalian memusuhi aku, sedangkan kita tidak pernah saling bertemu ?"
"Jangan banyak bertanya, terimalah serangan !"
Dan pedang lhama putih telah meluncur terus akan
menikam bahu Yo Ko. Tetapi semua serangan lhama itu dihadapi dengan baik
oleh Yo Ko menggerak-gerakkan tangan kirinya dengan jurus-jurus It Yang Cie, dan juga lengan baju kanannya yang kosong itu di-kibas2kannya pula kesegala penjuru. Kibasan lengan jubah itu bukan kibasan sembarangan, karena
mengandung kekuatan yang sangat tinggi sekali, yaitu disaluri lwekang yang tangguh, maka jika ada lawan yang terkena sabetan lengan tangan baju Yo Ko, tentu orang itu akan tergempur hebat seperti dihantam lempengan besi.
Karena melihat lhama2 itu merupakan rombongan manusia yang sulit diajak bicara, kali ini Yo Ko juga tidak bersikap segan2 lagi, dia mempergunakan lwekangnya, yang telah dilatih mencapai puncaknya, untuk menghadapi semua
serangan yang dilakukan lawan2 nya itu.
Si Lhama putih yang saat itu sedang kalap, kembali dia melancarkan serangan dengan jurus "Dewi Manyajikan Arak Untuk Sang Buddha", maka pedangnya meluncur pesat tanpa memikirkan keselamatan dirinya lagi ! Yo Ko heran melihat kenekadan pendeta itu. Pendeta2 yang mengurung dirinya umumnya merupakan jago2 yang melatih ilmu Yoga.
======== HALAMAN 33 HILANG SALAH PENJILIDAN
======== Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Yo Ko juga cepat menjura memberi hormat.
Jangan berkata begitu taysu. Didalam dunia ini tidak ada perkataan tinggi dan rendah. Setiap orang yang mempelajari ilmu silat, tidak boleh sekali2 merasakan dirinya telah mencapai puncaknya. Karena jika dia berpikir begitu niscaya akan menyebabkan orang tersebut tidak mengalami kemajuan lagi ..! orang yang memiliki kepandaian tinggi, tentu akan ada yang lebih tinggi lagi, dan begitupun seterusnya...!"
Lhama putih itu telah menjura lagi, katanya : "Omitohud !
Pinceng benar2 merasa kagum dan tunduk ! terima kasih atas nasehat taihiap !"
Setelah berkata begitu lhama putih itu mengibaskan tangan kirinya memberi isyarat kepada kawan2nya, agar menyimpan pedang mereka. Kemudian ketiga puluh sembilan orang lhama merah itu menekuk satu kaki mereka berlutut dihadapan Yo Ko. Begitu juga dengan lhama putih. Telah berlutut dengan kaki satu, sehingga membuat Yo Ko tambah bingung saja.
"Taihiap baginda Raja telah berpesan agar dengan cara apapun, aku harus dapat mengundang Taihiap..,.jika kami gagal, tentu kami akan menerima hukuman yang sangat berat dari raja kami...."
Yo Ko tersenyum sabar. "Kembalilah kenegerimu dan ceritakanlah yang sebenarnya, tentu rajamu itu akan mau mengerti dan juga akan
mengampuni kalian. Aku berjanji, begitu urusanku didaratan Tiong goan ini selesai, aku segera akan berkunjung ke Persia "
"Tetapi Taihiap,...."
"Menyesal sekali aku tengah mengejar musuh yang telah menculik isteriku, tentunya Taisu semua mau mengerti
kesulitanku ini!" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hmm" tiba2 Lhama putih itu telah mem perlihatkan sikap ber sungguh2. "Jika Taihiap menolak undangan kami ini, berarti kami terpaksa harus mengadu jiwa denganmu....karena jika kami pulang dengan tangan kosong, itupun percuma saja
..berarti kami akan menerima hukuman mati . . dan lebih baik kami mempertaruhkan jiwa kami disini saja . . !!!"
Yo Ko tersenyum sabar, dia telah berkata dengan suara menghibur : "Kepandaian para taysu memang sangat tinggi, mungkin dalam satu dua jurus aku bisa bertahan dari
serangan2 kalian. tetapi setelah itu dengan mudah aku tentu dapat dirubuhkan kalian.
Itulah kata2 yang merendah dari Sin Tiauw Taihiap.
walaupun sekarang ini dia terhitung sebagai pendekar super sakti yang tiada lawannya tokh dia masih membawa sikap yang manis tidak takabur atau congkak.
Rombongan lhama itu jadi malu sendirinya, tetapi mereka serba salah, mundur tidak bisa maju pun tidak dapat. Jika mereka mengundurkan diri dan kembali ke Persia dengan tangan kosong, selain akan menderita malu juga mereka tentunya akan menerima hukuman dari raja mereka. Tetapi jika maju untuk menempur Yo Ko, jelas pula mereka tidak memiliki kesanggupan sampai kearah itu, tentu dalam
beberapa jurus saja mereka akan dapat dirubuhkan oleh pendekar super sakti itu, hampir tidak bisa diterima oleh akal sehat !
"Taihiap. . apakah sungguh2 Taihiap tidak bisa ikut
bersama kami ke Persia?" tanya lhama putih itu kemudian.
"Orang yang menculik isteriku itu merupakan jago dari Mongolia bergelar Tiat To Hoat ong. Dan aku sungguh2
menyesal harus mengecewakan kalian Taysu, memang
sesungguhnya aku tidak bisa ikut disaat seperti sekarang ini.
Tolong sampaikan salamku kepada raja kalian, dan percayalah dalam satu atau dua tahun mendatang, jika urusanku telah selesai, aku akan berangkat ke Persia untuk menghunjuk
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
hormat kepada raja kalian, dan juga untuk mengunjungi kalian agar kita bisa bertukar pikiran."
Lhama putih itu ragu2 sejenak, tetapi a-khirnya dia
mengangguk juga. Memaksa Sih Tiauw Taihiap ikut mereka ke Persia sama saja dergan melakukan pekerjaan yang sia2, walaupun bagaimana tidak mungkin mereka bisa menandingi kepandaian Sin Tiauw Taihiap.
"Baiklah Taihiap...nanti kami menantikan kedatangan
Taihiap, dan kunjungan Taihiap
======== HALAMAN 40 HILANG SALAH PENJILIDAN
======== Dengan Kwee Siang, gadis ini seperti sudah tidak sabar lagi dan hendak keluar dari tempat persembunyiannya. Namun Phang Kui In telah memberikan isyarat agar mereka menahan perasaan mereka, karena disaat itu masih terdapat keempat puluh pendeta yang menjadi utusan raja Persia itu, tentu bisa menimbulkan urusan lainnya. Kwee Siang dan Yo Him
menuruti isyarat Phang Kui In. Mereka telah berdiam diri memandang kearah Yo Ko dengan mata ber kaca2 sedangkan tubuh Kwee Siang sering menggigil karena begitu girang terharu dan berduka, bermacam2 perasaan berkecamuk
didalam hati gadis itu. Sekarang setelah Yo Ko berkata begitu, Yo Him dan Kwee Siang tidak bisa menahan perasaannya juga, mereka telah melompat keluar dari tempat persembunyiannya.
"Ayah... !" berseru Yo Him dengan suara yang nyaring, dan menjatuhkan diri berlutut dikaki Yo Ko sambil menangis ter isak2.
Sedangkan Kwee Siang dengan terharu juga telah berseru
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
,,Engko Yo !" dan gadis itu sudah tidak bisa ber-kata2 lebih lanjut, karena air matanya telah mengucur deras sekali.
Yo Ko jadi berdiri tertegun melihat Yo Him berlutut
dihadapannya, seorang pemuda tanggung yang mungkin baru berusia lima atau enam belas tahun. Dia tidak mengenali pemuda ini, tetapi pemuda yang tidak dikenalnya itu telah memanggil dia dengan sebutan "Ayah!", keruan saja Yo Ko jadi berdiri ter mangu seperti sedang bermimpi.
Dan yang lebih menakjubkan hatinya dicampur perasaan
heran, dia melihat Kwee Siang yang muncul sambil menangis terharu juga.
Kemudian tidak lama disusul dengan munculnya Phang Kui In, yang segera dikenal oleh Yo Ko.
"Adik Siang...kau ada disini " Dan kau saudara
Phang...mengapa kalian bisa berada ber-sama2 ?" tanya Yo Ko masih dalam keheranan yang sangat.
Phang Kui In maju mendekati Yo Ko, dia telah
merangkapkan kedua tangannya memberi hormat kepada
pendekar sakti itu. "Yo enghiong, apakah selama ini kau sehat2 saja ?" tanya Phang Kui In.
"Terima kasih saudara Phang ...tetapi yang membuat aku jadi heran adalah kalian yang bisa berada ber-sama2 !, Apa yang terjadi. Dan engko kecil ini telah memanggil aku dengan sebutan "Ayah!" siapakah anak ini sebenarnya ?"
Phang Kui In tersenyum sambil berkata : Memang mungkin sudah tiba waktunya kalian dipertemukan oleh Thian, maka terjadilah peristiwa hari ini ! Tidakkah Yo enghiong
mengetahui siapa adanya engko kecil ini ! Dia bernama tunggal Him dan she Yo !"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Yo Him," ah, itulah nama yang sangat bagus sayangnya
aku tidak mengetahui dimana adanya istriku itu mengapa bisa terjadi demikian kebetulan ?"
"Engko Yo. seharusnya engkau berterima kasih dan
bergirang kepada Phang Enghiong, karena Phang Enghiong lah yang telah berusaha untuk mempertemukan kalian ayah dan anak . . Yo Him adalah puteramu yang diperoleh dari Encie Siauw Liong Lie ... !"
,,A . . apa ?" tanya Yo Ko kaget sekali seperti disambar petir.
"Adik kecil ini..... anakku","
Yo Him yang sudah tidak bisa menahan harunya, menangis meng-gerung2 sambil memeluki kedua kaki Yo Ko.
"Ayah, anakmu menundukan hormat....!" kata Yo Him diantara isak tangisnya.
Yo Ko segera berjongkok, dia telah memperhatikan Yo Him sejenak lamanya, dan dia melihat wajah Yo Him mirip dengan wajah dia seusia Yo Him. Disamping itu mata dan hidungnya itu mirip dengan Siauw Liong Lie.
"Anakku...,!" tiba2 Yo Ko telah mengulurkan tangan tunggalnya itu untuk merangkul Yo Him, dan pendekar sakti yang super itu telah menangis terharu. "Mana ibumu.,..mana ibumu, nak?"
Sambil menangis Yo Him menceritakan segala apa yang
diingatnya, dia menceritakan dirinya dirawat oleh seekor burung rajawali yang besar sekali, dan dia tidak mengetahui dimana adanya sang ibu, karena Yo Him hanya tahu bahwa dia dibesarkan rajawali itu, sampai akhirnya dia telah diterbangkpn keatas lembah dan diangkat anak oleh penduduk dikampung itu.
Mendengar semua itu Yo Ko jadi menghela napas dalam2, tampaknya dia berduka sekali: "Kasihan ibumu itu nak, dalam
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
keadaan hamil justru kami menerima cobaan2 yang tidak ringan, yaitu Tiat To Hoat ong selalu mencari urusan dengan kami bahkan akhirnya ibumu telah kena diculiknya oleh pendeta jahat itu "
Setelah berkata begitu. Yo Ko menghela napas berulang kali dan memandang jauh.
Phang Kui Siang tersenyum terharu, mereka girang melihat pertemuan ayah dan anak ini, dimana pertemuan ini
merupakan yang per tama kali sejak Yo Him dilahirkan.
Setelah melepaskan rindunya kepada anak kandungnya itu, Yo Ko menoleh kepada Kwee Slang.
"Adik Siang mengapa kalian bisa ber-sama2 ?" tanyanya, Kwee Siang menceritakan pengalamannya, dan YoKo jadi
terharu mendengar gadis ini belasan tahun telah berkelana dalam kalangan Kang ouw hanya sekedar, untuk bertemu
dengan dia dan Siauw Liong Lie.
"Terima kasih atas perhatianmu kepada kami, adik Siang"
kata Yo Ko Kemudian. Phang Kui In juga menceritakan pengalamannya. Dan
sepasang alis Yo Ko jadi mengkerut dalam2 waktu mendegar ketua Tiauw Pang yang bernama Ciong Lam Cie itu menawan mereka bertiga dan hendak menganiaya Yo Him.
"Memang orang she Ciong ini terlalu sekali !" kata Yo Ko kemudian setelah menghela napas lagi "Dan orang seperti itu memang harus diberikan pelajaran. Jika tidak tentu orang she Ciong itu akan melakukan hal2 yang tidak2.
Waktu itulah tampak Phang Kui In melanjutkan ceritanya pula, dimana dia telah mengatakan bahwa mereka setelah tertawan oleh orang2 Tiauw Pang itu, mereka berhasil
meloloskan diri dan hanyut terbawa oleh user2 air.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kembali Yo Ko menghela napas lagi, dia mendengarkan
terus cerita Phang Kui In.
"Setelah kami pingsan tak sadarkan diri. ternyata kami telah dibawa oleh user2 air itu ketepi pantai sebuah pulau, disana kami bertemu dengan seorang jago tua yang memiliki kepandaian tinggi, hanya sayang kedua kakinya bercacad, sehingga dia tidak bisa bergerak leluasa walaupun
kepandaiannya....." "Siapakah jago yang buntung kedua kakinya itu?" tanya Yo Ko tertarik sekali.
"Dia she Lie, bernama Bun Hap. Dia juga telah mengangkat Yo Him sebagai muridnya....selama dua tahun kami berdiam dipulau itu, di mana Yo Him telah meyakinkan ilmu yang diturunkan Lie Bun Hap Lo-enghiong."
Yo Ko girang mendengar itu.
"Jadi kepandaian Him-jie telah lumayan, juga?" katanya.
"Baiklah....jika kelak urusan kita telah selesai, yaitu mencari jejak pembunuh atau penculik dari isteriku itu, maka kita akan pergi ke Persia untuk memenuhi undangan raja itu, sekarang kita lebih baik pergi ke Kun Lun San untuk melihat apakah terdapat tanda2 bahwa istriku itu berada disana .. !"
Mendengar itu Yo Him cepat2 merogoh sakunya, dia
mengeluarkan secarik kain berkembang. Diberikannya kain putih berkembang itu kepada Yo Ko.
"Ayah .. waktu Sin Tiauw ingin menghabiskan hidupnya dengan terjun kedalam jurang, sebelumnya dia telah
menunjukkan kepadaku sebuah kuburan kecil yang ketika kubuka terdapat kain2 ini !"
Yo Ko menerima carikan kain itu dan memperhatikan
sejenak dan diwaktu itulah dalam keadaan hening dan semua orang membungkam menutup mulut, terdengar isak tangis Yo Ko.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Benar.. ini adalah pakaian ibumu, pecahan dari bajunya...
kalau begitu ... kalau begitu......ah, Yong jie, engkau telah mendahului aku ! Walau bagaimana penasaranmu itu harus dibalas, aku akan mencari Tiat To Hoat ong untuk
mengadakan perhitungan dengan nya."
Dan setelah berkata begitu tampak Yo Ko mendekap
carikan kain dari baju isterinya itu kedadanya sambil menanggis keras ter-isak2.
Yo Him bertiga tidak berani ber kata2, mereka hanya
berdiam menundukkan kepalanya saja, diliputi perasaan haru melihat seorang pendekar sakti Seperti Yo Ko bisa menangis dengan keras ter-isak2 seperti anak kecil saja.
Setelah puas menangis, tiba2 Yo Ko telah mengeluarkan suara meraung yang keras dan panjang, sampai sekitar
tempat itu tergetar keras. Yo Him bertiga jadi tambah terkejut, karena merasakan tubuh masing2 menggigil,
Yo Ko tertawa dengan suara yang sambung menyambung,
dan tiba2 dengan diiringi suara bentakannya, tampak
tubuhnya telah jongkok ditanah dan tangan tunggalnya itu telah bergerak cepat sekali.
"Siuttt, bukkk !" telapak tangan Yo Ko telah menghantam batang pohon besar yang terdapat disitu, sehingga
memperdengarkan suara benturan yang keras sekali, disusul lagi dengan suara 'krekkk !' yang nyaring, maka batang pohon itu telah patah rubuh ! Itulah ilmu pukulan Hamokang, ilmu pukulan kodok yang diterima Yo Ko dari Auwyang Hong !
Tidak mengherankan jika batang pohon itu tumbang seketika begitu terkena pukulan tangan Yo Ko, sedangkan batu gunung yang besarpun jika terkena gempuran seperti itu akan lumat hancur.
Phang Kui In dan Kwee Siang yang melihat hebatnya
tenaga serangan dari Yo Ko yang sekaligus bisa
menumbangkan batang pohon itu, jadi meleletkan lidah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mereka. Sedangkan Yo Him sendiri telah memandang dengan wajah ber seri2, karena dia bangga sekali memiliki seorang ayah yang demikian tangguh ilmu pukulannya.
Waktu itulah Yo Ko telah menghentikan tangisnya, karena dia telah berhasil melampiaskan kemendongkolan, dan juga dendam dihatinya
lewat pukulan keras pada batang pohon itu
Cepat sekali dia menoleh kepada Yo Him tangan anaknya itu dicekal keras.
"Ayah ....!" berseru Yo Him dengan suara tertahan karena dia kaget sekali begitu pergelangan tangannya kena dicekal oleh Yo Ko ayahnya, mendatangkan perasaan sakit bukan main, pergelangan tangannya itu seperti juga kena dijepit oleh jepitan besi.
Dalam hal ini memang Yo Ko telah mempergunakan tenaga yang cukup kuat dan sekali dia membentak "Rubuhlah", maka disaat itu juga tubuh Yo Him jadi terlempar tinggi sekali.
,,Engko Yo ...!" berseru Kwee Siang, karena dia kuatir Yo Ko dalam kedukaan yang begitu mendalam telah
mempergunakan tenaga yang besar dan diluar kesadarannva mencelakai anaknya sendiri.
"Yo Taihiap !" Phang Kui In juga berteriak dengan suara yang gugup, karena dia melihat betapa tubuh Yo Him telah terlempar begitu keras.
Tetapi Yo Ko seperti tidak memperdulikannya, dia telah melompat lagi dengan cepat, dan tubuh Yo Him yang tengah meluncur turun itu telah disamber, baju dibagian
punggungnya telah dicengkeram keras oleh sang ayah ini dan tampak Yo Ko menghentak lagi, tangannya maka disaat itulah tubuh Yo Him terlontar kembali dengan kuat, terlontar dengan lemparan yang mengandung kekuatan sulit diukur.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Yo Him sendiri kaget dirinya tahu2 di lemparkan begitu rupa oleh ayahnya. Tetapi sebagai seorang yang telah
memiliki kepandaian cukup banyak yang diperolehnya dari beberapa orang, termasuk Lie Bun Hap, cepat sekali Yo Him bisa mengendalikan kaki dan tangannya berjumpalitan
beberapa kali diudara dan meluncur turun ketanah dengan kedua kakinya terlebih dahulu.
Disaat itu Yo Ko tidak menerjang maju lagi, dia berdiri tegak sambil tertawa ber-gelak2 dengan keras, sehingga kembali tubuh Phang Kui In dan Kwee Siang tergetar
menggigil dipengaruhi suara tertawa yang luar biasa itu.
Yo Him sendiri merasakan jantungnya tergoncang keras
sekali ketika mendengar suara tertawa ayahnya itu, dia cepat2
mempergunakan tangannya untuk menutupi kedua telinganya.
Lama juga Yo Ko tertawa seperti itu sampai akhirnya dia telah berhenti sendiri.
Diawasinya Yo Him yang saat itu masih menutupi kedua
telinganya. "Anak baik, ternyata engkau benar2 telah memiliki ilmu yang lumayan Dengan memiliki dasar seperti itu tentu tidak sulit lagi buatku menurunkan semua kepandaian yang kumiliki.
Mari, kemarilah nak ... !"
Yo Him baru mengerti bahwa ayahnya hanya menguji
kepandaian saja, hatinya jadi tenang kembali dan dia
membuka tutupan kedua tengannya pada kedua
telinganya.Lalu dia menghampiri ayahnya.
Yo Ko mengulurkan tangannya yang kiri itu untuk
mengusap usap kepala anaknya.
"Saudara Phang !" kata Yo Ko kepada Phang Kui In .
Cepat2 Phang kui In menghampirinya. "Ada apa Taihiap ?"
tanya orang she Phang itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Yo Ko telah menggerakkan tangan kirinya untuk memberi hormat, kemudian katanya: "Terima kasih atas usaha dan bantuanmu sehingga kami ayah dan anak bisa berkumpul
kembali ! Kami sangat berterima kasih sekali padamu, saudara Phang, dan katakanlah jika engkau memiliki suatu permintaan, aku tentu akan memenuhinya...!"
Phang Kui In cepat2 merangkapkan kedua tangannya
memberi hormat, dengan rendah hati dia telah berkata: "Mana berani aku yang rendah memikirkan hal yang tidak2! Asal kalian ayah dan anak telah berkumpul kembali, itupun telah membuat hatiku puas. .!"
Yo Ko sekali lagi mengucapkan sukur dan terima kasihnya.
"Mari kita mencari rumah penginapan. di sana nanti kita bisa ber-cakap2 dengan leluasa.. !" kata Yo Ko,
Yang lainnya menyetujui dan mereka telah kembali kekota dan mencari sebuah rumah penginapan yang tidak begitu besar.
Yo Ko banyak mendengarkan cerita Yo Him, betapa
terharunya Yo Ko waktu mendengar penderitaan Yo Him
sebagai anak yang jauh dari kedua orang tuanya. Tetapi betapa bangganya hati Yo Ko waktu mendengar Yo Him
mengikat tali persaudaraan dengan Wie Tocu. Betapa
hebatnya anak ini dalam usia sekecil itu telah bisa mengikat tali persahabatan dengan tokoh persilatan yang ternama seperti Wie Tocu.
"Memang engkau merupakan anak yang hebat, Him jie !"
memuji Yo Ko Phang Kui In juga banyak bercerita mengenai kegagahan Yo Him. Phang Kui In menceritakan kepandaiannya sendiri.
Diceritakan juga oleh Phang Kui In pertempuran2 mereka yang cukup hebat menghadapi orang2nya Tiauw Pang .
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mereka ber cakap2 sampai jauh malam, dan ketika
kentongan telah dipukul dua kali, disaat malam telah larut mereka baru masuk tidur.
Yo Ko, Yo Him dan Phang Kui In tidur dalam sebuah kamar, sedangkan Kwee Siang tidur dikamar lainnya. Sebelum tidur, Kwee Siang juga bercakap2 lama sekali dengan Yo Ko.
Dia merasakan kerinduannya kepada pendekar sakti she Yo itu agak berkurang dengan adanya pertemuan ini.
Keesokan paginya sambil dahar makanan pagi, mereka
telah ber-cakap2 lagi. Banyak dan ada2 saja yang diceritakan, oleh mereka. Bahkan Yo Ko telah menceritakan, sejak dia kehilangan isterinya yang diculik oleh Tiat To Hoat-ong, hidupnya jadi serba sepi dan sengsara. Telah dijelajahinya seluruh daratan Tionggoan, dan selama itu pula Yo Ko tidak henti nya mengalami banyak pertempuran.
"Mungkin tahun ini pasukan Kublai Khan akan menyerbu
kedaratan Tionggoan untuk memukul kerajaan Song. Dua
tahun terakhir ini aku sibuk sekali menghimpun jago2 yang cinta tanah air untuk bantu mempertahankan negeri. Tetapi Kublai Khan memiliki banyak sekaii orang2 pilihan, maka kemungkinan kami bisa mempertahankan daratan Tionggoan dari injakan kaki orang Mongolia itu tipis sekali...." dan setelah berkata begitu Yo Ko menghela napas berulang kali.
Phang Kui In bersama Yo Him dan Kwee Siang jadi
berdiam diri saja, mereka telah memandang kearah
YoKodengan sorot mata yang seperti, meminta keterangan lebih jauh.
Waktu itu Yo Ko telah memandang jauh keluar jendela.
Kemudian sambil menghela napas sekali lagi dia berkata :
"Sesungguhnya, jika aku memusatkan seluruh perhatianku untuk mencari jejak musuh besarku itu yang telah mencuiik Yong-jie bisa saja aku menemui jejaknya tanpa bersusah payah. tetapi justru urusan pribadi itu masih kurang penting
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
jika dibandingkan dengan keselamatan negeri, maka dari itu aku telah menghabiskan waktu belasan tahun untuk
menggalang para orang gagah untuk membela negara ...
tentu saja jika tentara mongolia sempat memasuki daratan Tionggoan, habislah harapan kita untuk selamanya kita akan menjadi negeri jajahan.
Phang Kui in jadi terharu. Betapa besarnya jiwa pendekar sakti ini, karena urusan pribadinya bisa dikesampingkan, dan dia bersedia untuk mengorbankan urusan pribadinya demi membela tanah air. Phang Kui In jadi menghormati Yo Ko.
Kwee Siang telah berkata : "Sungguh manusia yang jahat sekali Tiat To Hoat-ong... dan mengapa encie Liong bisa diculik oleh Tiat To Hoat-ong bukankah kepandaian enci Liong itu berimbang dengan kepandaian engko Yo?"
Yo Ko menghela napas dalam2.
"Kukira didalam urusan ini terselip sesuatu, yaitu pihak musuh melakukan perbuatan hina-dina dengan akal licik untuk merubuhkan Liong-jie,..tetapi...tetapi jika memang Liong-jie binasa,. tentu dia tidak akan bisa melahirkan dan
kenyataannya Yo Him kini telah berusia lima belas tahun, dan memiliki secarik kain baju ibunya, dengan demikian berarti Siauw Liong Lie bisa meloloskan diri dari penculiknya itu, karena dia masih sempat melahirkan Yo Him. Dugaanku Liongjie tentu bisa meloloskan diri dan selamat, hanya dia entah bersembunyi dimana..... Jika menurut Yo Him dia dirawat oleh rajawali sakti, dan akhirnya setelah berusia enam tahun dia dibawa naik dari lembah dan diangkat anak oleh seorang penduduk dikampung dekat kaki Kun Lun San. Hai Hai Liongjie, entah apa yang telah terjadi pada dirimu !"
"Bagaimana jika sekarang kita menuju ke Kun Lun San.
untuk me lihat2 keadaan didalam lembah itu tanya Kwee Siang. "Bukankah dengan demikian kita bisa mencari jejak dari encie Liong. Sehingga kita bisa memperoleh kepastian, yaitu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
encie Liong itu telah meninggal atau memang masih hidup dan hanya bersembunyi disuatu tempat..... "
Saran yang diberikan oleh Kwee Siang merupakan saran
yang baik dan disetujui oleh Yo Ko dan Phang Kui In.
"Tetapi jarak dan tempat ini menuju ke Kun Lun San masih terpisah jauh, mungkin memakan waktu perjalanan hampir setengah tahun ....!" kata Yo Ko lagi kemudian.
"Hal itu tidak menjadi persoalan yang terpenting kita bisa mencari tahu apa yang telah terjadi didiri encie Liong...."
"Benar !" Phang Kui In juga ikut bicara "Lebih baik kita memeriksa keadaan dilembah dimana Yo Him pernah
dibesarkan oleh burung rajawali itu ...ditempat itu kita bisa menyelidiki sesungguhnya apa yang telah terjadi didiri Siauw Liehiap.
Tiba2 Yo Him yang disamping ayahnya, telah teringat pada segundukan tanah kuburan yang memiliki pintu rahasia
sehingga Yo Ko bisa keluar dan masuk kedalam kuburan itu.
"Ayah, sebetulnya untuk apakah kuburan rahasia
itu....Maukah ayah menjelaskannya?"' kata Yo Him.
Yo Ko jadi berobah murung dan menghela napas dengan
wajah yang berduka, dia telah berkata: "Itu adalah sebuah kuburan untuk kenang2an dan sengaja kubuat untuk
mengenang Liong jie. ibumu....dulu waktu aku masih kecil, banyak orang yang menghina, hanya ibumu yang tidak
menghina dan memperlakukan aku dengan baik, bahkan aku telah diijinkan tinggal didalam kuburan Mayat Hidup, di mana ibumu yang mengurusnya. Dan aku juga telah dididik ilmu silat tingkat tinggi, sampai akhirnya aku bisa memiliki kepandaian yang sangat tinggi seperti sekarang ini! Untuk mengenang kebaikan! ibumu itu, sengaja aku membuat
kuburan ini dan jika aku tengah rindu terkenang kepada ibumu, aku ber semadhi didalam kuburan, untuk
menenangkan hati yang sering tergoncang...!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/


Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Lanjutan Sin Tiauw Hiap Lu Karya Sin Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Mendengar perkataan ayahnya, hati Yo Him jadi terharu sehingga dia menitikkan air mata.
Sedangkan Kwee Siang dan Phang Kui In juga jadi terharu dan semakin menghormati. Rupanya cinta Yo Ko kepada
isterinya itu sangat suci dan murni.
Waktu itu mereka telah merencanakan esok hari untuk
berangkat ke Kun Lun San.
Malam itu mereka tidur dengan nyenyak.
Waktu matahari baru terbit diufuk Timur justru mereka telah siap untuk berangkat. Setelah membayar ongkos sewa kamar dan barang makanan yang mereka makan, Yo Ko
bersama Yo Him, Kwee Siang dan Phang Kui In telah membeli empat ekor kuda. Yang mereka pergunakan masing2 itu
merupakan kuda2 pilihan, yang bisa berlari seribu lie dalam satu hari, karena selain tinggi besar dan tegap, juga kuda mereka itu merupakan kuda dari Mongolia yang terkenal sangat kuat.
Tanpa mengenal istirahat mereka telah melakukan
perjalanan, dan setengah bulan mereka melakukan
perjalanan, keempat orang ini telah sampai dikota Kiang-cie-kwan, sebuah kota yang tidak begitu besar, tetapi padat penduduk nya.
Yo Ko mengajak Yo Him dan Kwee Siang bersama Phang
Kui In untuk bermalam dikota ini.
"Telah belasan hari melakukan perjalanan tanpa mengenal waktu. Dikota ini kita beristirahat dua hari dulu, untuk memulih tenaga kita . . . !" kata Yo Ko. Yang lainnya setuju.
Mereka memilih rumah makan yang tidak begitu besar.
Sebagai kota kecil, rumah makan ini juga tidak begitu ramai .
Waktu Yo Ko, dan yang lainnya melangkah masuk, ada
seseorang didalarn rumah makan itu tengah berseru keras :"
Memang aku tanpa tanding! Siapa yang bilang aku takut untuk
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menghadapi Sin Tiauw Sibuntung itu " Hmmm, Taihiap!
Taihiap apa sekali kugerakkan kedua tanganku dia akan segera dapat kumampuskan .... !" dan kemudian disusul dengan suara tertawa ber gelak2 dari orang itu.
Yo Ko telah menatap kearah dalam, dia melihat orang yang mengeluarkan kata2 sombong itu adalah seorang pemuda
pelajar yang memiliki raut muka sangat kasar sekali, dengan kumis jenggot yang kasar dan kaku. Dilihat dari bentuk tubuhnya, tentunya dia seorang akhli gwakee (tenaga luar).
Tanpa memperdulikan orang itu, walaupun mengetahui
dirinya yang dimaksudkan oleh orang itu dengan perkataan Sin Tiauw si buntung
Yo Ko telah mengajak Phang Kui In, Kwee Siang dan Yo
Him duduk dikursi yang didekat jendela, terpisah cukup jauh dengan pemuda pelajar bermuka kasar itu.
Saat itu, pelajar bermuka kasar itu telah berkata kepada kawannya yang ada dihadapannya, yaitu seorang tojin berusia diantara enam puluh tahun: "Sekarang juga engkau cari sibuntung itu, aku akan melayaninya, tunggu disini.....!"
Tojin itu telah tersenyum sabar.
JILID 25 JANGAN terlalu terkebur, Hengtai, "kata pendeta itu: Jangankan engkau yang hanya memiliki kepandaian bisa
dihitung dengan jari, sedangkan Ciangbunjin2 dari berbagai perguruan silat ternama, seperti Siauw Lim Sie dan lainnya tidak ada yang berani membentur Sin Tiauw Taihiap Apalagi yang memiliki kepandaian sedikit, tentunya sekali saja Yo Taihiap menggerakan lengan baju kanannya yang tidak
berlengan itu, engkau sudah akan me-raung2 meminta
ampun." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Muka pelajar yang wajahnya kasar itu jadi berobah tidak senang, tangan kanannya telah dipergunakan untuk memukul meja, sehingga ada dua cawan yang terbentur dan jatuh kelantai menimbulkan suara berisik karena cawan2 yang jatuh itu telah hancur.
"Sabar Hiantee (adik), engkau tampaknya begitu bernapsu sekali ingin menguji ilmumu dengan Sin Tiauw Taihiap. Jika memang telah bertemu dengannya, engkau tentu akan cepat2
ambil langkah seribu."
"Jangan terlalu menghina begitu Totiang", kata pelajar muka kasar itu. "Aku Bong Siu Kang, tidak pernah mengenal apa itu perkataan takut. Dalam hal ini memang engkau belum pernah menyaksikan aku bertempur Totiang ! Nanti jika aku bisa mencari jejak sibuntung itu akan ku . . , haappppp !" dan orang she Bong itu telah menjerit terkejut, karena tahu2 ada sebatang sumpit yang telah menyamar dan menghantam
giginya. Tepat sekali hantaman itu karena sumpit tersebut telah menghantam terlepas gigi didepan pemuda itu. sehingga gigi itu rontok menimbulkan perasaan Sakit yang bukan main.
Ternyata Phang Kui In yang melihat kekurang ajaran orang she Bong itu, karena mendongkol sekali dia telah
menyambitkan sumpit nya kedalam mulut pemuda sombong
itu. Setelah tersadar dari sakit dan terkejutnya, Bong Siu Kang telah melompat berdiri dengan muka merah padam karena marah.
"Siapa yang lancang mempermainkan aku Bong Siu Kang.
jago tanpa tanding ini !" teriak Bong Siu Kang dengan suara yang garang.
"Aku .... !" menyahuti Phang Kui In dengan suara yang dingin.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"apakah engkau tidak senang "'
Muka Bong Siu Kang semakin merah, karena dia sangat
gusar sekali. Kemudian dia melangkah dengan kaki lebar menghampiri
Phang Kui In, sedangkan Yo Ko dan yang lainnya hanya
mengawasi saja Merekapun sebal sekali melihat sikap
sombong Bong Siu Kang, hanya mereka menahan tertawa
sendiri, sebab melihat betapa mulut Bong Siu Kang telah berlumuran darah merah dari giginya yang copot.
"Kamu lancang tangan berani menghina tuan besarmu, heh
?" sambil membentak begitu, tangan Bong Siu Kang telah bergerak melancarkan serangan. Dia mempergunakan jurus
"Mie Hong Ciu Tang atau Mie Hong gemar arak dewa ", kedua kepalan tangannya itu bergerak seperto orang yang tengah menyuguhi persembahan arak, yang diincernya adalah
punggung Phang Kui In. Tetapi Phang Kui In tetap duduk diam sama sekali tidak bergerak. Dia membiarkan pukulan Bong Siu Kang mengenai punggungnya, diam2 dia telah mengerahkan tenaga
lwekangnya yang disalurkan kepunggungnya.
"Bukk !" Suara benturan antara kepalan tangan Bong Siu Kang
dengan punggung Phang Kui In terdengar keras dan disaat itu juga terdengar jeritan dari Bong Siu Kang, karena tubuhnya telah terlempar kelantai.
Rupanya walaupun Phang Kui In tidak mengadakan
penangkisan terhadap serangan lawannya. Tetapi dia telah mengembalikan tenaga serangan lawannya melalui tenaga lwekangnya yang memenuhi pundaknya. Maka tidak
mengherankan ketika kepalan tangan Bong Siu Kang
menghantam, segera tenaga serangan itu berbalik kembali, sehingga tubuh orang she Bong itu terlempar bergulingan di lantai.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tetapi Bong Siu Kang penasaran sekali dan tidak pernah mengenal menyerah. Walau pun dia telah kena diserang
dengan cara mengembalikan tenaga lweekang, membuktikan bahwa tenaga serangan itu sangat kuat, dan tentu pemiiiknya memiliki kepandaian yang sangat tinggi sekali.
Dengan mempergunakan gerakan "Lee Ie Ta Teng" atau
"Ikan Gabus Meletik", tubuh Bong Siu Kang telah melompat tinggi dan berada didekat Phang Kui In.
"Kau . . . mempergunakan ilmu siluman! Jika memang
engkau seorang hohan, layanilah seranganku dengan jujur".
Phang Kui In jadi tambah sebal kepada orang she Bong
tersebut, yang dianggapnya tidak tahu diri.
Dengan ayal2an Phang Kui In berdiri dari duduknya,
sedangkan Yo Ko hanya tersenyum2 saja dan Yo Him bersama Kwee Siang tidak memperdulikan semua itu, mereka tengah bicara dengan asyik.
"Apa yang kau kehendaki lagi ?" tanya Phang Kui In dengan suara yang dingin, dia juga sengaja membuka
matanya lebar2 untuk menyelidiki lawannya itu.
"Aku menghendaki kau melayani aku dengan cara hohan "
kata Bong Sui Kang. "Caranya?" "Engkau harus mempergunakan kedua tanganmu, tidak
seperti tadi engkau mempergunakan ilmu siluman"
"Ilmu Siluman >"
"ya engkau memiliki ilmu siluman, tidak keruan !, aku yang memukul dirimu, tetapi toh justru aku yang telah terpental.
Bukankan dengan demikian membuktikan bahwa engkau
mempergunakan ilmu siluman ?"
Mendengar perkataan Bong Siu Kang, nampak Phang Kui In tertawa tergelak2.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Muka Bong Siu Kang jadi berobah merah padam karena dia merasa tersinggung.
"apa yang kau tertawakan ?"
Bentaknya dengan suara yang aseran, karena dia
mengetahui Phang Kui In tertawa begitu tentunya dengan maksud mengejeknya.
Phang Kui In telah berhenti tertawa.
Kemudian dengan muka yang sungguh2 dia berkata :
"engkau terlalu takabur !. tadi aku bukan mempergunakan ilmu siluman, tetapi justru kepandaianmu yang masih terlalu rendah ! aku tadi telah mempergunakan lwekangku untuk mengembalikan tenaga seranganmu, sehingga engkau jadi jungkir balik begitu rupa ! Hemm, karena itu engkau harus melatih diri selama dua puluh tahun lagi barulah engkau bisa memahami ilmu itu !"
Keruan saja Bong Siu Kang jadi tambah marah.
"Bangsat kecil, kau ingin menggertakku dengan ilmu
silumanmu itu " Hemm, Hemm, aku Bong Siu Kang tidak akan takut menghadapi siapapun juga, terimalah seranganku yang kali ini...!" dan dia bukan hanya berkata karena dia telah mengerakkan tangan kirinya dengan jurus air terjun menimpa bumi, dan disusul dengan jurus terjangan badai mengamuk pada naga, merupakan jurus kedua yang cukup lumayan
kerasnya. Tetapi buat Phang Kui In mana dia memandang sebelah
mata kepandaian orang she Bong itu. Dengan mengeluarkan seruan kecil dia berkelit kesamping, tahu2 dia telah berada dibelakangnya Bong Siu Kang. dan kemudian menepuk bahu orang she Bong itu perlahan sekali.
"Aku disini...!" katanya sambil tersenyum lagi.
Semangat Bong Sui Kang seperti terbang meninggalkan
raganya, cepat2 dia memutar tubuhnya dan menggerakkan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kedua tangannya berulang kali untuk mencecar diri Phang Kui In.
Tetapi Phang Kui In dengan mudah bisa mengelakkan diri dari serangan2 lawannya, sama sekali dia tidak membalas menyerang.
Bong Siu Kang jadi tambah penasaran, berulang kali dia mengamuk sambil mengulangi serangan2nya seperti juga
orang kesurupan hantu saja.
Namun Phang Kui In tetap tidak mau membalas
menyerang. Namun setelah lebih dari empat puluh jurus, disaat itulah dengan cepat sekali Phang Kui In mencengkeram tangan kanan orang she Bong itu.
"Aduhhh... !" menjerit Bong Siu Kang ketika tangannya dicekal dengan keras sekali. Tetapi suara jeritan kesakitan itu belum lagi habis diucapkannya, tiba2 tubuhnya telah diangkat oleh Phang Kui In, lalu dilemparkannya dengan kuat sekali melambung ketengah udara, Lemparan Phang Kui In itu cukup keras, karena telah disertai oleh tenaga Iwekangnya sebanyak empat bagian.
Dalam keadaan demikian, Bong Siu Kang hanya bisa
menjerit saja, dan tuhuhnya terbanting keras diatas lantai, diam tidak berkutik la gi karena dia telah rubuh pingsan.
Semua tamu2 lainnya jadi berdiam diri dengan tertegun karena dikota mereka ini, Bong Siu Kang boleh dibilang sebagai jagonya dan tidak ada orang yang berani berurusan dengannya.
tetapi kini dengan begitu mudah telah dirubuhkan oleh Phang Kui In, sehingga mereka jadi duduk bengong saja ditempat masing2 sambil memandang kepada Phang Kui in dengan sorot mata menunjukan kekaguman.
Waktu itu Phang Kui In telah memutar tubuhnya hendak
kembali kekursinya. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tetapi belum lagi dia duduk, telah ada yang berseru
kepadanya: "Tahan dulu, sahabat .... !"
Phang Kui In telah menoleh dan mengawasi orang yang
menegurnya itu. Dilihatnya orang yang menegurnya itu tidak lain dari pada si tojin yang tadi ber-cakap2 dengan Bong Siu Kang.
Cepat2 Phang Kui In telah berkata dengan suara yang
ramah: ,,Ada petunjuk apakah totiang.,.."
Tojin itu tidak segera menyahuti, dia telah mengawasi Phang Kui In beberapa saat lamanya, sampai Phang Kui In tidak sabar sendirinya
"Katakanlah Totiang jika memang engkau memiliki
petunjuk. Kalau engkau tidak memiliki urusan apa2, maafkan aku akan kembali kemejaku."
Tojin itu telah tersenyum mengejek.
"Aku bergelar Cing Siu Cinjin." katanya
"Cing Siu Cinjin?" tanya Phang Kui-In. "Aku serasa pernah mendengar gelaran Totiang." kemudian dia memperhatikan baik2 tojin itu. dia melihat orang memiliki muka berbentuk segi tiga, dadanya dada burung, membusung keluar dan
tubuhnya tidak gemuk juga tidak kurus. Matanya yang agak luar biasa, memandang
Phang Kui In dengan sinarnya yang tajam sekali.
"Tadi pinto telah beruntung bisa menyaksikan kiesu (orang gagah), merubuhkan Bong Siu Kang, anak itu memang suka sekali berlaku sombong dan takabur. Tetapi, sebagai orang rimba persilatan jika melihat ada orang yang memiliki kepandaian tinggi membuat tangan menjadi gatal karenanya.
Maka jika kiesu tidak keberatan, pinto ingin minta beberapa jurus petunjuk dari kiesu !"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Cepat2 Phang Kui In merangkapkan tangannya, dia telah menjura memberi hormat kepada tojin tersebut.
"Maafkan totiang, kepandaianku tidak berapa tinggi, aku hanya mengerti satu dua jurus saja," katanya merendahkan diri dengan sikap yang manis sekali. "Maka dari itu aku mana bisa menghadapi Totiang " Tojin itu tertawa tawar.
"Biar saja Kiesu merendahkan diri! Tadi aku telah sempat menyaksikan kepandaian Kiesu ini, mungkin juga lebih tinggi dibandingkan dengan kepandaianku, tetapi karena aku tertarik sekali dan ingin men-coba2 dengan kepandaian kiesu,
hendaknya kiesu tidak keberatan dan tidak menolaknya . . . !"
Selesai berkata, dengan gerakan yang ayal2 an dia telah mencabut pedangnya yang diatas punggungnya, dan kebutan hudtimnya itu dicekal ditangan kiri.
"Majulah Kiesu, mari kita coba2 ..!"
kata tojin itu. Phang Kui In jadi kikuk juga. Dia tidak mengenal siapa adanya tojin itu, tetapi orang ini telah mendesak dia terus menerus, sehingga membuat dia tidak memiliki pilihan lainnya.
Hanya disaat itu Phang Kui In menoleh dulu kepada Yo Ko, dimana Sin Tiauw Taihiap telah mengangguk perlahan, tanda setuju Phang Kui In bertempur dengan tojin itu.
"Baiklah Totiang", kata Phang Kui In kemudian: "Karena Totiang mendesak terus, terpaksa aku memberanikan diri untuk menerima petunjuk .... !"
Kemudian tangan kanannya mencekal gagang goloknya
dan "Sreenggg !", golok itu telah dicabutnya keluar dari serangkanya.
,,Mulailah !" kata tojin itu seperti tidak sabar.
Phang Kui In tidak menunda2 lagi, karena dia juga telah habis sabar melihat tingkah dari tojin itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengan mengeluarkan suara teriakan "Awas serangan!", tampak golok Phang Kui In secepat kilat membacok kearah lengan si tojin.
Tetapi tojin itu memiliki kepandaian tidak rendah, begitu melihat datangnya serangan golok lawannya, dia telah
mengeluarkan suara tertawa mengejek dan menangkis
dengan, pedangnya. Tojin itu bukan hanya menangkis saja, karena dengan
cepat sekali hudtim ditangan kiri nya telah dikebutkan kemuka Phang Kui In.
Kebutan itu terdiri dari bulu2 yang halus, tetapi ditangan seorang akhli lwekang seperti tojin itu, bulu2 hudtim yang terbuat dari benang2 emas campuran baja itu, jadi luar biasa kerasnya.
Hudtim itu merupakan senjata lemas sekali, tetapi jika dikerahkan tenaga lwekang pada bulu2 itu, maka hudtim itu bisa tegak lurus kaku, sehingga bisa dipergunakan juga untuk menotok jalan darah lawan.
Dalam keadaan demikianlah tampak Cing Siu Cinjin telah menggerakkan Hudtimnya itu mengincer jalan darah yang mematikan diperut Phang Kui In.
Yo Ko yang menyaksikan pertempuran itu jadi terkejut
juga, karena tojin itu telah mempergunakan gerakan yang mematikan. Maka dari itu, dapat diduga bahwa tojin ini bukan dari golongan baik2 se tidak2nya dia merupakan tojin dari golongan hitam.
Waktu itu Phang Kui In tidak menjadi gugup karenanya, dia telah mengeluarkan suara bentakan nyaring sambil
mengelakkan diri dari totokan hudtim si tojin. Lalu dengan tidak membuang waktu lagi tampak Phang Kui In telah
memutar goloknya akan menabas leher si tojin.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Melihat datangnya serangan yang begitu hebat dan kuat, Cing Siu Cinjin tidak berani berlaku ayal.
Dia telah menarik pulang hudtimnya dan kemudian
mempergunakan pedangnya menangkis serangan yang
dilancarkan Phang Kui In.
Phang Kui In tidak ingin membenturkan goloknya pada
pedang lawan, sebelum pedang dan golok saling bertemu.
Phang Kui In telah menarik pulang kembali goloknya itu, tojin tersebut juga telah menyadari bahwa dirinya kali ini telah bertemu dengan lawan berat.
Dengan mengeluarkan suara siulan nyaring tampak tojin itu telah meng-gerak2kan kedua senjatanya, yaitu hudtim dan pedang itu bergantian.
Cara menyerangnya juga cepat, sinar pedang itu telah
berkelebat2 mencari sasaran yang mematikan, terlebih lagi de3ngan dibantu oleh hudtimnya yang setiap kali mengancam akan menotoknya membuat Phang Kui In jadi terdesak hebat.
Telah lebih dari lima puluh jurus mereka bertempur, dan Phang Kui In tampak berada dibawah angin.
Yo Ko sedang menyaksikan pertempuran itu dan ketika
melihat keadaan Phang Kui In, dia telah menoleh kepada Yo Him.
,,Him jie, coba engkau yang menghadapi tojin itu, aku ingin melihat sampai dimana ke pandaianmu !"
Tentu saja perintah ayahnya itu menggembirakan hati Yo Him.
"Baik ayah . aku akan coba2 minta pengajaran dari totiang itu.. !"
Waktu Yo Him berdiri dari duduknya, di saat itu Yo Ko telah berteriak nyaring :"Saudara Phang, kau mundur, biarkan Himjie yang menghadapinya . . . !"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Phang Kui In yang sedang terdesak begitu hebat, tidak berani membantah perintah Sin Tiauw Taihiap Yo Ko. Dia telah menggerakkan goloknya yang menyambar cepat sekali kearah leher lawannya dengan gerakan yang menyimpang, menabas dari kiri kekanan.
Gerakan yang dilakukan Phang Kui In memaksa Cin Siu
Cinjin melompat mundur mengelakkan diri untuk
menyelamatkan lehernya dari sambaran golok jago she Phang tersebut, dan kesempatan seperti itu telah dipergunakan sebaik mungkin oleh Phang Kui In untuk melompat mundur menjauhi diri dari tojin itu.
Yo Him juga tidak tinggal diam, waktu melihat Phang Kui In melompat mundur, dengan cepat anak itupun telah melompat ketengah gelanggang. Dia telah merangkapkan kedua
tangannya sambil katanya: "Totiang aku yang muda ingin meminta petunjuk dari kau !"
,,Hati2 Him-jie dia memiliki Kepandaian yang tinggi
sekali...!" Phang Kui In telah memperingatinya.
Yo Him hanya mengangguk Sedangkan Cin Siu Cinjin telah berobah mukanya menjadi merah padam, karena dengan majunya Yo Him yang masih
begitu muda, juga pipi siimam telah ditampar oleh Yo Him.
,.Bocah tidak mengenal mampus, apakah engkau memang
ingin mengantarkan jiwa ?" tegurnya dengan suara yang menggeletar keras.
Lalu Cing Siu Cinjin telah menoleh memandang kepada
Phang Kui In. "Hey orang she Phang rnengapa engkau memajukan anak
kecil ini. apakah engkau tidak merasa kasihan jika dia binasa ditanganku ?" bentakan itu keras, dan mata Cing Siu Cinjin juga merah, menunjukkan bahwa dia tengah diliputi
kemarahan yang sangat. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Disaat itu Yo Him telah berkata dengan suara yang dingin :
"Walaupun aku masih berusia muda, belum tentu dapat
dirubuhkan oleh Totiang...!"
Mendengar perkataan Yo Him, imam itu bertambah marah, dengan me-ngangguk2an kepalanya dia telah berkata: "Baik, baik, baik! Engkau sendiri yang telah mencari mampus dengan mengantarkan jiwamu secara cuma2!"
Setelah berkata begitu, dengan sikap yang mengancam
tampak pendeta itu telah menggerakan kebutan Hudtimnya dan mengibaskan pedangnya.
"Srinnng.....!" pedang tojin itu telah menyambar dengan cepat kearah dada Yo Him.
Gerakan itu tetah membuat Yo Him jadi kagum juga,
karena dengan melihat jurus yang dipergunakan oleh Cing Siu Cinjin segera diketahui bahwa kepandaian imam itu telah tinggi.
Tetapi sebagai seorang pemuda yang telah menerima
gemblengan dari tokoh2 sakti Yo Him tidak gentar
menghadapi serangan seperti itu. Dengan tenang dia
menantikan tibanya serangan pedang lawan, itu dengan gesit, sekali dia menyentil pedang sitojin dengan gerakan It Cie Cut Hun atau satu jari mencabut jiwa maka dengan terdengarnya suara "tranggg" yang cukup nyaring pedang imam itu telah terlepas dari cekalannya.
Muka sipendeta jadi berobah pucat dan dia telah berdiri tertegun mengawasi kearah lawannya yang masih muda
sekali. Dia tidak habis mengerti waktu pedangnya tadi disentil oleh pemuda itu, dia merasakan betapa pedangnya itu
tergetar dan juga telapak tangannya pedih sekali, lalu tanpa dikehendakinya pedangnya terlepas dan menancap dilantai.
Keruan saja Cing Siu Cinjin jadi terkejut dan dia berdiri bengong sesaat lamanya, Waktu itu Yo Him telah berkata lagi
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dengan suara yang dingin: "Ehmm, apakah kita akan
meneruskan pertempuran ini?"
Si Tojin jadi tersadar karenanya dia telah menganggukkan kepalanya.
"Ya...." dan tahu2 Hudtimnya telah menyambar akan menghantam muka Yo Him.
Dia penasaran sekali, dan saat itu kemendongkolan dan penasaran tengah mengamuk, menjadi satu didadanya,
dengan sendirinya serangan yang kali ini dilakukannya merupakan serangan yang dahsyat sekali, karena si tojin seperti juga tidak ingin memberiku kesempatan kepada Yo Him guna menangkis serangannya itu.
Yo Him juga terkejut melihat cara menyerang lawannya, jika dia terlambat mengelakkan diri tentu matanya yang akan menjadi korban dan menjadi buta.
Phang Kui In dan Kwee Siang yang menyaksikan hal itu jadi gugup dan berkuatir. Bahkan Yo Ko telah berseru "Him-Jie", hati2.
"Adik Him, cepat berkelit ..!" teriak Kwee Siang dengan hati berdebar gelisah.
Sedangkan Phang Kui In yang tengah gugup melihat jiwa dan keselamatan, Yo Him terancam, jadi berdiri diam tak bisa mengeluarkan suara apa...
Tetapi walaupun terkejut, Yo Him tidak menjadi gugup. Dia telah mengeluarkan suara seruan yang nyaring sekali dan disaat itu telah menggerakan tangan kanannya kearah ulu hati lawannya, mengincer jalan darah Ma-tiong-hiatnya si tojin.
Gerakannya itu mempergunakan jurus Ma Sai Tung Cie atau Kuda Terbang Dimusim Dingin.
Waktu itu si Tojin tengah gembira sekali melihat
serangannya akan berhasil dan juga tampaknya Yo Him sudah tidak keburu untuk mengelakkan diri, maka dia telah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menambah tenaga serangannya itu, dengan maksud untuk
menghancurkan batok kepala Yo Him.
Tetapi alangkah terkejutnya dia waktu melihat tangan Yo Him diulurkan akan menyerang jalan darah Ma Tioog Hiatnya, yang berarti jika terserang dia akan terbinasa disaat itu juga.
Walaupun dia bisa berhasil dengan serangannya tetapi jika diapun harus terserang pada jalan darah terpenting
ditubuhnya itu, tentu saja si tojin tidak mau. Dengan mengeluarkan suara seruan yang keras dia telah melompat mundur sambil menarik pulang hudtimnya.
Gerakan tojin itu memang sangat cepat sekali, sehingga serangan Yo Him jatuh ditempat kosong.


Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Lanjutan Sin Tiauw Hiap Lu Karya Sin Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Mari diteruskan !" tantang Yo Him sambil tertawa mengejek.
Tojin itu tidak menyahuti, dia hanya ber jongkok
mengambil pedangnya, kemudian pedang itu telah
dikibaskannya dengan kuat, sehingga menimbulkan suara Siut...sringg !!"
Hari ini biarlah aku mengadu jiwa dengan kau, karena
jikalau aku sampai dikalahkan olehmu, tentu saja akan membuar aku malu ...!
Terimalah seranganku "
Dan benar saja tojin ini telah malancarkan serangan lagi dengan pedangnya, mata pedangnya menuju kebahu Yo Him, sedangkan hudtimnya telah menyambar kearah tenggorokan Yo Him.
Keruan saja hal ini memaksa Yo Him harus me lompat2
beberapa kali, dia telah berhasil mengelakkan dari setiap serangan yang dilancarkan oleh lawannya. Tetapi karena tojin itu melancarkan serangan dengan gencar dan ber tubi2 maka dia tidak sempat membalas menyerang dan hanya berkelit dengan tidak henti2nya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Yo Him setelah berkelit berulang kali sebanyak enam jurus, disaat itu dia telah mengeluarkan suara jeritan yang nyaring sambil kedua tangannya disilangkan didepan dadanya,
rupanya Yo Him baru ingin mencoba mempergunakan
gerakan2 ilmu silat yang diturunkan oleh Lie Bun Hap.
Si Tojin heran melihat sikap Yo Him, dia men duga2 entah ilmu silat jenis apa yang ingin dipergunakan oleh Yo Him.
Sekarang telah cukup aku mengalah hanya menerima
serangan tanpa balas menyerang, tetapi sekarang sudah tiba saatnya engkaupun harus menerima serangan2ku ..!"
Dan selesai berkata Yo Him telah mengerakkan dua
tangannya sekaligus, dia telah menyerang dengan gerakan kera memanjat pohon dan kemudian disusul dengan gerakan, kera memetik buah dimana jurus itu merupakan jurus2
istimewa yang diciptakan oleh Lie Bun Hap.
Sedangkan Cing Siu Cinjin yang melihat datangnya
serangan yang aneh seperti itu, cepat2 melompat mundur menjauhi Yo Him.
Tetapi Yo Him tidak mau sudah hanya sampai disitu saja dengan mengeluarkan suara tertawa mengejek dia telah
meloncat mengejar dan kedua tangannya itu tetap
melancarkan yang cukup kuat kepada tojin itu.
Melihat gesitan Yo Him yang menyamai gesitan dirinya, tojin itu tambah terkejut dan heran, mengapa pemuda
semuda itu sudah memiliki kepandaian yang demikian tinggi.
Tetapi disebabkan Yo Him telah mendesaknya terus dan
diapun telah diliputi kenekadan pula, maka tojin itu sudah tidak mengelakkan diri pula dari serangan yang dilancarkan Yo Him, melainkan dengan mengeluarkan suara bentakkan
mengandung marah, dia telah melancarkan serangan balasan dengan mempergunakan hudtimnya.
Yo Him tidak mau membiarkan tangannya dilibat oleh bulu hudtim, maka dengan cepat sekali dia telah menarik pulang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kedua tangannya, dan kaki kirinya telah bekerja menyepak pergelangan lawannya.
Sepakan itu merupakan tendangan yang disertai tenaga
dalam, maka tidak ampun lagi tojin itu meraung mengeluarkan suara jerit kesakitan waktu pergelangan tangannya telah kena ditendang oleh Yo Him.
Sedangkan kebutan ditangannya juga telah terlepas dan melayang jatuh kelantai.
Untuk seketika itu, Tojin tersebut berdiri dengan muka pucat bagaikan patung, mulutnya ternganga karena merasa heran dan takjub disamping marah dan mendongkol.
Yo Him tidak mendesak lagi, dia telah merangkap
tangannya memberi hormat.
,,Terima kasih atas petunjuk Totiang...!"
Muka tojin itu jadi berobah merah karena malu bercampur marah.
"baiklah hari ini nasibku benar2 sial karena telah rubuh ditangan seorang anak yang masih bau pupuk seperiti kau ini tetapi jika dilain waktu ada kesempatan tentu aku akan mencarimu untuk meminta pengajaran, dari kau.....!"
Satelah berkata begitu, tampak Cing Siu Cinjin telah
mengambil pedang dan hudtimnya tanpa menoleh lagi kepada Yo Ko dan yang lainnya dia telah melangkah keluar pintu.
Tetapi waktu sampai dimuka pintu, dia telah menoleh lagi dan bertanya kepada Yo Him. "Siapa namamu .... aku belum lagi mengetahuinya"
Yo Him menjura "Aku she Yo dan bernama Him."
"Yo Him...." Hemmm, engkau she Yo, tentunya engkau ada hubungan dengan Yo Ko bukan?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
" Itulah ayahku "
"Apa?" "Sin Tiauw Taihiap Yo Ko adalah ayah kandungku!"
menyahuti Yo Him. Dan dalam terkejutnya itu, Cing Siu Cinjin telah melirik kepada Phang Kui In bertiga. Dia melihat Yo Ko, yang lengan baju kanannya kosong lemas tidak ada isinya, seketika itu juga dia telah dapat menduganya bahwa orang itu adalah Yo Ko, pendekar sakti yang tiada duanya.
Cepat2 dia menghampiri dan berlutut di hadapan Yo Ko
sambil katanya : "Ampunilah aku, Sin Tiauw Taihiap...!" katanya dengan suara yang berat tersendat. Aku...aku memang bersalah...aku terlalu usil... jika sejak tadi aku mengetahui bahwa engko kecil itu adalah puteramu, tentu aku tidak akan
mengganggunya...!" Yo Ko tersenyum manis dan sabar sekali, dia perintahkan tojin itu berdiri.
"Engkau tidak tersalah, karena hanya penasaran melihat kawanmu dirubuhkan, maka engkau ingin membelanya.
Sebetulnya engkau sama sekali tidak bersalah. Asal diingat, dilain waktu engkau tidak boleh terlalu usil seperti itu.
Sekarang untung hanya bertemu dengan putraku yang tidak menurunkan tangan keras karena dia rupanya menghormati kau juga.coba kalau bertemu dengan orang yang bertangan telengas, bukankah engkau bisa celaka ?"
"Terima kasih atas petunjuk yang diberikan Taihiap, tentu aku akan menyimpan baik2 nasehat itu " kata Cing Siu Cinjin.
"Ya, itulah yang kuharapkan."
"Tetapi Taihiap..."
,.Apa lagi?" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sepak Terjang Hui Sing 7 Ksatria Negeri Salju Karya Sujoko Amarah Pedang Bunga Iblis 3
^