Pencarian

Rajawali Sakti Langit Selatan 13

Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Lanjutan Sin Tiauw Hiap Lu Karya Sin Long Bagian 13


mengalami cidera apa2. Yo Him berlari menghampiri Phang Kui In yang masih
menggeletak pingsan ditanah.
"Paman Phang ! Paman Phang !" berseru anak itu dengan suara sedih waktu melihat keadaan Phang Kui In.
"Totok jalan darah Tu-lie-hiat didekat tulang piepe, dia akan segera sadar kembali !" Kwee Siang telah memberikan petunjuk kepada Yo Him.
Yo Him menuruti petunjuk yang diberikan oleh Kwee Siang, dia menotok jalan darah Tu lie-hiat dari paman Phangnya itu.
Lie Bun Hap saat itu tengah berdiri tegak dengan sikap tidak gembira, wajahnya juga murung sekali. Dia hanya memperhatikan sikap Yo Him dengan sebentar2 mengeluarkan suara dengusan mengandung kemendongkolan.
Totokan Yo Him memang benar2 telah menyadarkan
paman Phangnya itu dari keadaaa pingsannya yang cukup lama itu, begitu membuka kelopak matanya, Phang Kui In melihat Yo Him berada dihadapannya.
Kegembiraannya jadi meluap. Lupa akan luka ditangan
kirinya, dia mengulurkan kedua tangannya untuk mencekal tangan Yo Him.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tetapi begitu tangan kirinya digerakkan, dimana tulang lengannya telah hancur, Phang Kui In menjerit kesakitan, tangan itu seperti juga lumpuh tidak memiliki kekuatan apa2
lagi. Mukanya juga jadi berobah pucat menahan perasaan sakit.
Yo Him terkejut. "Kenapa kau, paman Phang ?". "Lenganku sakit...". "Lengan kiri ?".
"Ya, tulang lengan kiriku telah dihancurkan oleh iblis buntung itu...!" sambil berkata begitu tampak Phang Kui In telah memandang kepada Lie Bun Hap dengan sorot mata
mengandung kebencian dan dendam.
Tetapi Lie Bun Hap tidak mengacuhkan sikap Phang Kui In, dengan suara yang tawar dia telah berkata kepada Yo Him.
,,Yo Him, kemarin engkau telah berjanji bahwa engkau
tidak akan membantah perkataanku, bukan ?".
Yo Him mengangguk cepat. "Ya, aku telah berjanji tidak akan membantah perintah dari Lopehpeh, yang telah
menyelamatkan jiwaku dari kematian.... ditolong dari terjangan ombak."
"Bagus, bagus !" kata Lie Bun Hap dengan suara yang tetap dingin, bahkan disudut bibirnya tampak seulas
senyuman bergaris sinis. ,,Sekarang juga aku perintahkan engkau kembali kerumahku dan tinggalkan manusia tidak punya guna itu !".
"Lo pehpeh "!" Yo Him terkejut. "Kukatakan, kini engkau kuperintahkan untuk kembali kerumahku!".
"Tapi lopehpeh, paman Phangku int telah menderita luka cukup serius yang harus cepat2 ditolong...!" kata Yo Him.
Mata Lie Bun Hap jadi berkilat bengis, dia telah
berkata.dengan suara yang dingin :
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tadi kau baru menyatakan akan menuruti setiap
perintahku, tetapi belum lagi janjimu itu lenyap dari telingaku, kau telah melanggarnya sendiri !".
Yo Him jadi serba salah, dia telah berkata dengan suara yang ragu2,
"Tapi Lopehpeh, paman Phang sudah kuanggap sebagai
orang tuaku. Dan enci Siang sebagai cici kandungku,..!
Bagaimana aku bisa membiarkan mereka menderita "
Lopehpeh, silahkan memerintahkan kepadaku untuk
melakukan pekerjaan lainnya saja, walaupun harus terjun kedalam kobaran api atau minyak panas, aku tidak akan menampiknya...!";
"Sungguh kata2 yang takabur sekali !" kata Lie Bun Hap.
"Apakah kata2mu yang sekarang ini bisa dipegang
kebenarannya ?". Yo Him mengangguk cepat tanpa ragu2
"Benar lopehpeh, perintahkanlah apa saja asal kau tidak mengganggu paman Phang dan encie Siang, aku akan
melakukan semua perintah itu sebaik mungkin !" tegas waktu Yo Him berkata begitu, dia juga memperhatikan sikap bersungguh2.
Phang Kui In jadi berkuatir sekali, disamping itu diapun jadi berduka. Dia mengetahui sejak kecil Yo Him telah menerima banyak kesengsaraan dan juga dia selalu menderita dibawah tekanan2 yang terjadi pada keluarganya, dimana sejak
dilahirkan Yo Him belum pernah melihat ayah kandungnya.
Dan begitu juga dia dengan ibunya, ketika masih berusia tidak lebih dua bulan, harus berpisah dengan ibu kandungnya.
Sekarang demi kepentingan dan keselamatan Phang Kui In dan Kwee siang dia bersedia menjadikan dirinya sebagai tumbal, tentu saja hal itu telah membuat Phang Kui In jadi terharu sekali. Sampai dia menitikkan air matanya. Dan disaat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
itu tangan kanannya yang tidak mengalami cidera telah diulurkan dan mencekal tangan anak itu.
"Him jie engkau jangan memikirkan kami, pergilah dan
ikutilah loenghiong itu, tentu engkau akan menjadi murid yang pandai dan kelak memiliki kepandaian yang tinggi ... !"
Saat itu Lie Bun Hap telah tertawa dengan suara yang
nyaring, katanya "sekarang mari engkau buktikan kata2mu itu
! Aku akan memberikan perintah diluar dari kepentingan kedua orang tolol itu, tetapi jika perintahku kali ini ditampik olehmu, hemm, hemm, kau tidak perlu bicara lagi, orang itu akan kubinasakan !"
Kemudian Lie Bun Hap telah bertanya lagi "Tadi engkau mengatakan tidak takut untuk terjun kedalam minyak panas atau terjun kedalam kobaran api, bukankah begitu ?".
Yo Him mengangguk cepat, sedikitpun dia tidak
memperlihatkan ke ragu2an.
"Tepat ! Perintah apa saja yang akan diberikan lopehpeh akan kulaksanakan, asal lopehpeh mau mengampuni jiwa
paman Phangku ini dan juga membebaskan encie Siang...!".
Lie Bun Hap telah tertawa gelak2 dengan suara yang
sangat mengerikan, dia telah menggerakkan kedua
tongkatnya, dimana tubuhnya memang mengandalkan kedua tongkat tersebut untuk berjalan karena dia tidak memiliki sepasang kakinya lagi.
Waktu tiba didekat sebatang pohon, dia menoleh kepada Yo Him.
"Nah, sekarang engkau siapkan kayu2 kering, kumpulkan cukup banyak...!!", kata Li Bun Hap kemudian.
Yo Him menuruti perintah itu, walaupun hatinya ber-debar2
karena dia dapat menduganya apa yang akan dihadapinya nanti.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tetapi tidak urung anak yang besar hati dan tabah ini melaksanakan perintah Lie Bun Hap, dia mengumpulkan
cabang dan ranting kering, yang ditumpuknya menjadi cukup tinggi.
Selesai mengumpulkan ranting2 itu Yo Him menoleh
kepada Lie Bun Hap. "Apa yang harus kulakukan lagi ?" tanyanya kemudian.
"Nyalakan api pada ranting2 kering itu" perintah Lie Bun Hap pula.
Him jie, jangan kau turuti perintah gila dari manusia tidak mengenal perikemanusiaan ini !" teriak Kwee Siang ketika menyaksikan semua itu dan dapat menduga apa yang hendak diperintahkan Lie Bun Hap kepada Yo Him.
Yo Him menoleh kepada Kwee Siang sambil katanya "
"Encie Siang, bukankah seorang kuncu tidak akan menjilat kembali ludahnya yang telah dibuang ". bukankah kata2
seorang kuncu merupakan kuda yang dicambuk dan tidak bisa ditarik mundur pula ", sudahlah encie Siang asal lopehpeh ini mau mengampuni kalian, apa saja yang diperintahkannya akan kulaksanakan !"
Muka Kwee Siang berubah menjadi pucat.
"Yo Him, kau .... ?"
Tetapi belum habis suara Kwee Siang, disaat itu tampak Lie Bun Hap telah tertawa ber gelak2, menyeramkan sambil
mengawasi kearah Phang Kui In yang duduk numprah dengan muka yang pucat pias.
Sedangkan Yo Him telah mulai menyalakan api pada
tumpukan ranting itu. Sebentar saja api telah berkobar tinggi.
Lie Bun Hap berhenti tertawa. Kemudian katanya dengan suara yang nyaring : ,,Sekarang aku perintahkan kepadamu.
Him jie, untuk terjun kedalam kobaran api...!''.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Muka Yo Him pucat seketika, dia memang telah menduga
akan menerima perintah seperti itu, tetapi dia tidak yakin bahwa Lie Bun Hap benar2 tidak memiliki perikemanusiaan dan ingin membuktikan kata2nya dengan perintahkan dia terjun kedalam kobaran api itu.
Tetapi perobahan dimuka Yo Him hanya sejenak, kemudian sambil tersenyum tabah dia telah berkata kepada Lie Bun Hap:
"Lopehpeh, aku akan membuktikan bahwa janjiku bukan
main2, dan aku akan menuruti perintah yang diberikan
Lopehpeh, tetapi lopehpeh juga harus menepati janjimu tidak akan mengganggu lagi encie Siang dan paman Phang, mereka harus dibebaskan,..!".
"Oh, tentu, tentu kata Lie Bun Hap dengan suara yang
keras. Kemudian dia tertawa, lalu melanjutkan kata2nya lagi :
"Aku akan membebaskan jika mereka telah melihat engkau membuktikan perkataanmu itu !",
"Jangan Him-jie !" teriak Phang Kui In dengan suara gemetar dan berusaha untuk bangkit. "Biar aku yang binasa, engkau tidak perlu mengorbankan jiwa untuk kami...!".
"benar Him-jle, jangan kau lakukan perbuatan gila seperti itu...!" teriak Kwee Siang sambil melompat akan menolongi dan mencegah Yo Him terjun dalam kobaran api.
Suara tertawa Lie Bun Hap terdengar nyaring sekali, dia tertawa mengejek.
Yo Him karena kuatir nanti dicegah dan dihalangi oleh Kwee Siang, tanpa berpikir lagi dia telah menjejakkan kakinya, tubuhnya melompat kedalam kobaran api sambil berteriak :
"Selamat tinggal paman Phang ! Selamat tinggal Encie Siang
!". "Phang Kui In dan Kwee Siang masing2 mengeluarkan
suara jeritan ngeri menyaksikan itu. Mereka telah
mengeluarkan suara teriakan yang sangat menyayatkan,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bahkan Kwee Siang telah menutup mukanya dengan kedua
telapak tangannya. "Tetapi waktu tubuh Yo Him melunur atau terjun dalam
kobaran api yang sangat besar itu, sesosok bayangan yang tidak jelas ujudnya telah bergerak cepat sekali, disusuli dengan kata2 : "Anak yang baik ! Engkau memang berbakat menjadi muridku !"
Dan bayangan itu bukan hanya sekedar ber-kata2 saja,
tetapi telah mempergunakan sebatang tongkat untuk
menahan lajunya tubuh Yo Him, karena tongkat itu telah melemparkan Yo Him, sehingga tubuh anak itu terpental dan bergulingan ketanah, terpisah cukup jauh dari kobaran api.
Dengan merangkak Yo Him telah bangkit kembali, mukanya telah dilumuri darah yang mengucur keluar dari hidungnya yang terantuk batu.
"Him-jie..!" teriak Kwee Siang kagr dan cepat2 lompat menghampirinya. " Kau.. kau tidak apa2 ?".
"Him...!" Phang Kui In juga telah memanggilnya sambil berjalan dengan bersusah payah karena memang tenaganya seperti telah habis dan luka di tangan kirinya itu menyebabkan kelumpuhan sebelah tubuhnya yang kiri.
Yo Him telah menggelengkan kepalanya perlahan.
"Aku tidak apa2 encie Siang dan paman Phang, kalian tidak usah berkuatir begitu !"
dan setelah berkata begitu Yo Him menoleh kepada Lie Bun Hap, katanya : "Lopehpeh, mengapa engkau melakukan hal itu, memukul perutku dengan tongkatmu sehingga aku tidak bisa melaksanakan perintahmu terjun kedalam api ?".
Memang yang tadi berkelebat adalah Lie Bun Hap yang
bergerak sangat gesit sekali, dan dia mempergunakan
tongkatnya untuk menahan lajunya tubuh Yo Him. Tadi dia hanya ingin menguji hati Yo Him belaka, sesungguhnya dia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
merasa sayang kepada anak ini, yang dilihatnya memiliki otak yang cerdas dan juga memiliki bakat yang baik.
"Aku tadi hanya ingin melihat kesungguhanmu terhadap
janjimu sendiri. Aku lihat engkau anak yang baik yang selalu menepati janjimu ! Baiklah ! Kalian bertiga kubebaskan untuk meninggalkan pulau ini".
Yo Him cepat2 berlutut menyatakan terima kasihnya. Phang Kui In juga telah mengangguk dengan sorot mata berterima kasih, walaupun Lie Bun Hap tadi telah mencelakai dirinya, yaitu tangan kirinya yang jadi lumpuh karena telah hancur tulang lengannya.
Kwee Siang memasukkan pedangnya kedalam
serangkanya, kemudian merangkapkan kedua tangannya, dia telah memberi hormat sambil berkata "Terima kasih atas kebaikan locianpwe...!".
"Hemm, seharusnya bukan kepadaku kalian menyatakan
terima kasih tetapi kalian harus berterima kasih kepada Yo Him. Karena anak inilah yang telah menyelamatkan jiwa kalian dari kematian".
Yo Him cepat2 mengeluarkan kata2 merendah.
"Anak Him. ." kata Lie Bun Hap lagi, "Apakah kau bersedia menjadi murudku ?".
Mendengar tawaran seperti itu, Yo Him jadi serba salah, tapi akhirnya dia telah berkata : "Maafkan lopehpeh
sebetulnya kami melakukan perjalanan untuk menemui
seseorang yang sangat besar artinya untukku,yaitu ayah kandungku Sin Tiauw Taihiap Yo Ko. Maka dari itu alangkah sulitnya bagiku untuk belajar ilmu silat sekarang2 ini !"
"Aku ingin menurunkan seluruh kepandaianku, dan engkau bisa mempelajarinya nanti setelah engkau memiliki waktu yang luang. Kulihat engkau seorang anak yang cerdas sekali ..
maka aku akan membacakan Kauwkoat ilmu silatku itu selama
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
satu bulan, setelah itu kalian boleh melanjutkan perjalanan kalian."
Waktu berkata begitu, sikap Lie Bun Hap bersungguh2 dan Yo Him tidak tega untuk menolak permintaan tersebut. Dia telah mengangguk. Lalu menoleh kepada Phang Kui In dan Kwee Siang.
"Bagaimana baiknya paman Phang dan encie Siang ?"
tanya Yo Him kemudian. "Terserah padamu sendiri !" jawab Phang Kui In sambil tersenyum girang, karena dengan orang tua she Lie itu menurunkan kepandaiannya kepada Yo Him, walaupun baru kauwkoatnya saja, tetapi tentu memiliki faedah yang tidak kecil buat Yo Him.
"Dan engkau encie Siang ?" tanya Yo Him kepada Kwee
Siang juga, waktu melihat Kwee Siang masih berdiam diri.
"Jika memang engkau tidak keberatan untuk belajar, ya kami hanya menanti saja sampai kau selesai menerima ajaran locianpwe itu dan kita melanjutkan pula perjalanan kita !"
Mendengar sampai disitu, hati Yo Him telah tetap, Tahu2
dia telah paykui berlutut dihadapan Lie Bun Hap, sambil katanya "Suhu, tecu memberi hormat" katanya.
Lie Bun Hap cepat2 membangunkan anak itu berdiri.
"Bangunlah muridku, sejak saat ini engkau menjadi murid tunggalku.Sebagai murid satu2nya, yang pertama dan juga penutup ! Kuharap saja engkau bisa belajar dengan tekun dan baik, sehingga kelak engkau bisa menjadi pendekar yang berdiri dikeadilan membela yang lemah. Watakmu tentu tidak buruk, aku yakin anak dari pendekar besar Sin Tiauw Taihiap Yo Ko tentu saja memiliki sifat2 baik seperti ayahnya. Dan juga kelak jika kau telah bertemu dengan ayah kandungmu, Him-jie, engkau bisa minta dituruni ilmu2nya yang hebat2...!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Terima kasih suhu" kata Yo Mim dengan suara berterima kasih. ,,Tecu (murid) akan berusaha sedapat mungkin untuk belajar dari menghapal semua ilmu yang diturunkan suhu!"
,,Bagus !" kata Lie Bun Hap. ,,Sekarang mari kita obati dulu tulang paman Phangmu itu, agar segera dapat sembuh, Disaat engkau belajar ilmu silat padaku paman Phangmu itu bisa beristirahat, dan sebulan lagi tentunya paman Phangmu itu telah sembuh",
Begitulah sejak hari itu Phang Kui In dan Kwee Siang
bersama Yo Him telah menetap dipulau itu.
Lie Bun Hap ternyata memiliki obat yang sangat mujarab sekali, dia telah mengobati tulang Phang Kui In yang semula hancur.
lewat lima belas hari tangan kiri Phang Kui In sudah dapat dipergunakan dan di gerak2kan lagi.
Sedangkan Kwee Siang selama itu melatih diri dengan giat, dan dia telah memperoleh kemajuan yang pesat sebab Lie Bun Hap yang sangat berpengalaman, walaupun kepandaiannya mereka berimbang, dapat melihat beberapa kelemahan didiri Kwee Siang dan dia telah memberitahukannya agar
merobahnya. Dibawah petujuk2 seorang jago yang memiliki kepandaian setinggi Lie Bun Hap dengan sendirinya Kwee Siang
memperoleh kemajuan yang pesat. Terlebih lagi memang
kepandaian yang diberikan oleh kedua orang tuanya dan kakek luarnya, Oey Yok Su telah cukup dikuasainya dan juga dia pernah menerima petunjuk2 langsung dari Yo Ko.
Yo Him telah menerima didikan dari Lie Bun Hap, dimana anak ini telah diberikan teori2 ilmu silat Kelas satu dia juga diajarkan gerakan2 untuk melatih diri.
Betapa terkejutnya Lie Bun Hap waktu melihat Yo Him
memiliki kepandaian yang luar biasa, yaitu kepandaian tenaga
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dalam yang mujijat sekali. Dengan demikian tampak Lie Bun Hap melatih Yo Him jadi lebih bersemangat lagi.
Tanpa terasa telah lewat dua bulan...
Tetapi ilmu yang diturunkan oleh Lie Bun Hap belum juga selesai, karena jago she Lie ini memiliki kepandaian yang tinggi sekali dan bermacam ragam.
Akhirnya lewat lagi tiga bulan...dan atas saran Phang Kui In, yang girang melihat Yo Him bisa memperoleh ilmu2 yang hebat itu, merasa sayang jika memang harus meninggalkan pulau itu, dia menganjurkan agar Yo Him meneruskan
pelajarannya sampai selesai.
Semakin dipelajari, semakin tertarik hatinya, karena jurus demi jurus akhirnya dipelajari bukan hanya kauwkoatnya saja, tetapi juga prakteknya, dimana Yo Him telah melatihnya dua atau tiga hari untuk setiap jurusnya.
Dalam keadaan seperti itu, Yo Him akhir2nya tidak
menyadari telah satu tahun lebih dia berada dipulau terpencil tersebut.
Phang Kui In juga membiarkan Yo Him belajar terus, begitu pula dengan Kwee Siang, karena mereka melihatnya bahwa dalam satu tahun saja Lie Bun Hap berhasil mendidik Yo Him memiliki kepandaian yang tinggi.
Walaupun belum bisa menandingi kepandaian Kwee Siang
atau Phang Kui In tetapi jika berhadapan dengan lawan yang memiliki kepandaian biasa saja Yo Him tidak mungkin kalah !
Selesailah sudah Lie Bun Hap melatih Yo Him ilmu silat tangan kosong, mempergunakan delapan belas macam
senjata tajam dan juga menurunkan pelajaran tenaga
Lwekang yang berasal dari tingkat tinggi, sehingga dalam setahun saja Yo Him telah memiliki kepandaian lwekang yang berimbang dengan Kwee Siang dan Phang Kui In. Telah dua tahun tidak terasa mereka menetap dipulau itu, dan kini Yo
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Him sudah menjadi seorang pemuda berusia lima belas tahun yang memiliki paras sangat tampan.
Yo Him rajin sekali mempelajari ilmu silat yang diturunkan Lie Bun Hap, dan lewat setengah tahun lagi, waktu pemuda ini telah berusia enam belas tahun, selesailah pelajarannya.
Suatu hari Phang Kui In mengingatkan Yo Him bahwa
mereka harus segera meninggalkan pulau ini karena harus mencari Sin Tiauw Taihiap.
Maka pada pagi itu Yo Him telah menemui gurunya, dia
menceritakan keinginannya untuk berkelana mencari jejak ayahnya. Dengan perasaan sedih dan berat, Lie Bun Hap meluluskan juga keinginan muridnya.
"Engkau harus baik2 menjaga diri. dan juga harus berlatih terus, agar kepandaianmu bertambah baik, dan ingat, engkau hanya boleh mempergunakan kepandaian itu untuk membela keadilan saja, tidak boleh dipergunakan se mau2nya saja...!".
"Tecu akan menjunjung pesan Suhu !" kata Yo Him
kemudian. Begitulah, keesokan harinya Kwee Siang, Phang Kui In dan Yo Him telah pamitan kepada jago tua Lie Bun Hap. Yo Him berjanji jika kelak dia telah berhasil bertemu dengan ayahnya, tentu akan sering2 datang kepulau ini untuk menjenguk gurunya.
Dengan mempergunakan sebuah perahu yang buatannya
sederhana sekali, mereka bertiga melakukan pelayaran.
Sedangkan Lie Bun Hap telah mengantarkan mereka sampai ditepi pantai.
Dua hari dua malam mereka berlayar terus tanpa hentinya.
Dan selama itu mereka tidur dengan bergantian. Untung saja selama dalam pelayaran itu mereka tidak menderita gangguan angin topan atau badai, sehingga mereka bisa sampai
dipinggiran kota Mu-ting-kwan, sebuah kota yang sangat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ramai. Telah sepuluh hari lamanya mereka melakukan
perjalanan yang meletihkan sekali, maka Phang Kui In
bermaksud mengajak Yo Him dan Kwee Siang beristirahat dikota tersebut.
Kota Mu ting kwan merupakan kota yang cukup besar,
karena kota yang terletak ditepi laut itu merupakan bandar perdagangan yang banyak dikunjungi orang dari berbagai kota.
Phang Kui In mengajak Kwee Siang dan Yo Him memasuki
sebuah rumah makan, yang mewah sekali. Tamu2 juga
banyak memenuhi ruangan makan itu.
Phang Kui In bertiga memilih sebuah meja yang masih
kosong, lalu mereka memesan makanan kegemaran mereka, yaitu kodok salju yang dicah, ditambah lagi dengan beberapa macam sayur2 lainnya.
Ketika pelayan mempersiapkan pesanan mereka, ketiga
orang ini makan dengan lahap. Selama sepuluh hari mereka berada ditengah laut, tentu Saja hal itu membuat mereka mengiler dan lahap sekali menghadapi makanan sedap seperti itu.
Suara tawa dari teriak yang ramai dari para tamu2 lainnya yang memenuhi ruangan makan itu tidak diperdulikan oleh mereka, karena mereka tengah menikmati sayur2 dan nasi dimangkok masing2.
Phang Kui In sampai menghabiskan tiga mangkok nasi,
sedangkan Kwee Siang hanya satu mangkok saja, begitu juga dengan Yo Him yang makan tidak begitu banyak.
Phang Kui In sambil makan menceritakan perihal orang2
Kang-ouw yang senang berkelana, setiap tiba disebuah kota, tentu akan mencicipi makanan khas dari kota yang
bersangkutan. Menarik sekali cerita Phang Kui In, sehingga menambah selera makan mereka. Waktu Phang Kui In ingin memanggil pelayan untuk minta tambah nasi semangkok lagi,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tiba2 terpisah tiga meja dari mereka, ada seseorang yang berkata dengan suara yang nyaring : ,,Ha ha, ha ! Apakah kalian tidak melihat monyet gunung yang sedang makan ?".
Muka Phang Kui In jadi berobah merah, karena dia
mengetahui kata2 itu tentunya di tujukan kepadanya, ketika dia menoleh segera dilihatnya orang yang duduk terpisah tiga meja dari dia, telah memandangi dia sambil tertawa. Kelima orang kawannya juga telah tertawa ber-gelak2.
Mereka mengenakan pakaian mewah sekali, menunjukkan
bahwa mereka itu berasal dari keluarga berada dan kaya.
"Lihat ! Lihat ! Monyet hutan itu jika marah, sangat
menakutkan sekali" kata orang yang tadi membuka suara.
Segera riuh suara tertawa kelima orang kawannya.
Sedangkan tamu2 lainnya juga telah ikur tertawa.
Muka Phang Kui In jadi berobah kian merah. Sedangkan Yo Him dan Kwee Siang ikut menoleh, mereka melihatnya bahwa orang itu memang tengah meng olok2 Phang Kui In. Darah mereka jadi meluap juga.
Phang Kui In telah membanting mangkok nasinya keatas
meja "Pranggg" mangkok itu telah pecah hancur ber keping2.
kemudian dia telah meloncat berdiri dengan penuh
kemarahan. Tuan2 kami tidak saling mengenal dengan kalian, tetapi mengapa mulut kalian begitu lancang menyebut bahwa diriku sebagai monyet hutan ?" teguran Phang Kui In pedas sekali, diapun berani, sama sekali tidak gentar walaupun melihat orang yang mengejek dirinya itu berjumlah enam orang.
Orang yang tadi ber kata2, yang usianya kurang lebih tiga puluhan tahun, telah tertawa terus sambil kemudian dia berkata dengan suara yang dingin : "Lalu apa maumu " Mau minta dihajar " Hemmm...jika memang engkau meminta
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
penggebuk silahkan maju kemari !".
Dan benar2 orang itu memasang sikap menantang, berdiri tegak dan wajahnya memantulkan sikap mengejek.
Sedangkan salah seorang kawannya telah berkata : ,,Benar Han Twako, monyet hutan memang harus digebuk, jika tidak, bisa semakin kurang ajar! Biarlah Han Twako, aku Cie Siung Hu yarg mewakilimu menggebuk monyet hutan itu,..!".
"Boleh! Boleh! kata Han Twako dengan suara disertai
tertawanya. "Jika monyet hutan itu telah digebuk barulah kita pesta pora Untuk merayakannya !".
"Setuju ! Setuju !" teriak kawan2nya yang lain.
Muka Phang Kui In jadi berobah tambah merah. Inilah
penghinaan yang belum pernah diterimanya. Dia telah
melangkah maju lebih dekat tahu2 baju dibagian dada dari kawan Han Twako itu, yang menyebut dirinya bernama Cie Siung Hu itu, telah kena dicengkeram keras.
Tetapi waktu Phang Kui In ingin menghentaknya untuk
menghantam kepala orang she Cie tersebut, tiba2 Cie Siung Hu telah menggerakan tangan kanannya, dan "tukk !" dada Phang Kui In telah tertotol jitu sekali. Sesungguhnya kepandaian Phang Kui In tidak berada dibawah kepandaian lawannya, namun karena dia tidak bersiap siaga dan berlaku ceroboh, maka dia telah kena tertotok yang membuat dia akhirnya terjungkel rubuh tidak dapat bergerak lagi.
Waktu itu Kwee Siang dengan cepat telah melompat sambil mencabut pedangnya.
"kalian manusia usil dan jahat !" katanya sambil membaling balingkan pedangnya itu.
Han twako tertawa dingin, dia telah berkata dengan suara yang congkak.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/


Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Lanjutan Sin Tiauw Hiap Lu Karya Sin Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Nona manis, engkau ingin main2 dengan ku ?" tanyanya kemudian dengan ceriwis sekali , Baik ! Baik ! mari aku menemanimu untuk main2. Jangan takut, aku, Han Pu Sian bukan sebangsa manusia jahat..!"
"Orang she Han, engktu keterlaluan sekali, cepat
perintahkan pembantumu itu untuk membebaskan kawan
kami yang tertotok itu !" kata Kwee Siang dengan berang.
"Hemmm, jadi engkau keberatan jika kawanmu itu
tertotok" Nah jika begitu, kau bebaskanlah." tantangan itu nadanya tengik sekali.
Tetapi Kwee Siang yang diliputi kemarahan melihat sikap cerengesan dari lawannya itu, sambil menabas udara kosong dengan pedangnya dia telah berkata : "Baik, kau siapkanlah Senjatamu...!".
"Senjata ?". "Ya, senjatamu !''. ,,Seumurku belum pernah mempergunakan senjata tajam.
Baiklah jika memang nona bersedia untuk main2 dengan aku, Han Twakomu ini akan menemanimu!".
Bukan main mendongkolnya Kwee Siang dia merasakan
pipinya sampai berobah panas memerah, Sambil
menggerakkan pedangnya menikam kearah paha lawannya
yang cerengesan itu, tampak sigadis juga telah berseru "Lihat pedang...!''.
Han Twako itu mengeluarkan seruan sambil tertawa centil, katanya : "Nona manis yang galak ! Sungguh menakutkan !
Tetapi wajahmu... amboi, wajahmu itu demikian cantik, dan menarik, terlebih lagi dalam keadaan marah seperti itu."
Dan sambil mengejek, tampak Han Twako itu telah berkelit kesamping dengan gesit, gerakannya tidak bisa dilihat oleh mata orang biasa.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bahkan untuk kagetnya Kwee Siang, jari telunjuk orang telah mencolek pipinya, menambah kemarahan Kwee Siang.
Dia melihat kepandaian Han Pu Sian tidak lebih tinggi dari kepandaiannya, hanya orang she Han itu memiliki lwekang yang lebih kuat sehingga membuat Kwee Siang jadi kelabakan juga. Telah sepuluh kali Kwee Siang melancarkan tikaman dan tusukan pedangnya, beruntun2 dia mempergunakan jurus
"Buddha tersenyum melambaikan tangan", disusul pula dengan "Kupu2 terbang menotol air", lalu jurus2 hebat lainnya yang menyambar gencar kepada orang she Han itu. Tapi
dengan mengandalkan kegesitan tubuhnya, orang she Han itu selalu berhasil mengelakkan diri.
"Jagalah seranganku !" kata Han Pu Sian dengan suara
yang nyaring ketika suatu kali dia telah mengelakkan diri dari serangan Kwee Siang. Dia melancarkan cengkeraman tangan kearah dada sigadis dengan sikap ceriwis sekali, dengan jurus
"Menangkap ikan menghalau Air" Itulah penyerangan yang dilakukannya dengan gerakan yang biasa, tetapi karena dia telah sempurna ginkangnya, dengan sendirinya dia dapat melaksanakan serangannya itu secepat kilat.
Waktu itu Kwee Siang jadi tambah gusar saja, karena dia melihat semakin lama Han Pu Sian itu semakin kurang ajar.
Pedangnya diputar melindungi tubuhnya dan sinar pedang yang putih gemerlapan itu telah mengurung dirinya, sehingga tidak ada satu serangan pun yang berhasil menembus
penjagaannya yang ketat itu.
Han Pu Sian melihat betapa serangannya tidak berhasil, bahkan sigadis mengadakan penjagaan diri begitu rapat, jadi semakin penasaran. Beberapa kali dia melancarkan serangan lagi.
Waktu itulah Yo Him telah berteriak nyaring : "encie Siang, mundurlah, biarlah aku yang menghadapi orang ceriwis itu !!".
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kwee Siang sebetulnya tidak setuju dengan tawaran jasa Yo Him, tetapi karena mengingat Yo Him baru saja
menyelesaikan. pelajarannya pada gurunya, yaitu Lie Bun Hap, dia ingin melihat sampai dimana Yo Him bisa
menghadapi lawan yang cukup berat ini.
"Baik adik Him...tetapi engkau harus hati2...!" kata Kwee Siang sambil menikam kepada lawannya dan waktu Han Pu Sian melompat mundur, disaat itulah dia telah membarengi melompat kebelakang.
Sedangkan Yo Him telah loncat maju mendekati Han Pu
Sian sambil berkata : "Aku yang akan mewakili ercie Siang untuk mengajar adat padamu, lelaki hidung belang... !" kata Yo Him.
Semula Han Pu Sian dan kawan2nya heran dan tertegun
melihat pemuda dihadapannya.
"Engkau Sedang bergurau atau ber-sungguh2 kawan kecil
?" tegur Han Pu Sian dengan suara yang dingin, disertai dengan suara tertawa yang meremehkan sekali.
,,Aku ber-sungguh" ! Majulah! Kau tidak mempergunakan senjata, akupun akan menghadapimu dengan bertangan
kosong !" kata Yo Him.
Bola mata Han Pu Sian jadi ber-gerak2 bermain tidak
hentinya, karena dia jadi diliputi kemarahan yang bukan main.
"Kau...kau terlalu menghinaku !" kata Han Pu Sian mendongkol. "Dan engkau jangan menyesal jika kelak aku menurunkan tangan keras padamu. .!'.
"Silahkan !" kata Yo Him sambil tersenyum tenang.
Kemudian Yo Him telah membenarkan ke dudukan kakinya, memperkuat bhesi2 kedua kakinya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Silahkan menyerang....! katanya menantang lagi. Karena gusar sekali telah membuat Han Pu Sian tertawa gelak2
dengan suara yang mengandung hawa pembunuhan.
"Baik! Baik! Aku akan melancarkan serangan kepadamu!
engkau jagalah!!" dan Han Pu Sian dalam gusarnya sudah tidak memperdulikan nanti akan ada yang mengatakan situa menghina sikecil, yang terpenting dia harus dapat
merubuhkan anak muda ini.
Tangan kirinya telah digerakkan me-lingkar2 seperti juga seekor ular saja, kemudian tangan kanannya juga telah bergerak2 lagi dengan cepat. Dalam waktu yang sangat singkat sekali, dia telah meluncurkan empat gempuran dari empat penjuru.
Tetapi Yo Him yang sekarang bukan Yo Him beberapa saat yang lalu. Yo Him sekarang telah merupakan seorang pemuda yang tangguh dan gagah. Kepandaiannya tidak berada
disebelah bawah kepandaian Kwee Siang atau Phang Kui In, dia hanya masih kalah pengalaman dibandingkan dengan
kedua orang itu. Sekarang melihat lawannya melancarkan serangan
kepadanya, tampak Yo Him masih berdiri tegak menantikan saja, sampai akhirnya setelah kepalan kedua tangan Han Pu Sian hampir tiba didada dan lambungnya, disaat itu juga tampak Yo Him telah mengerakkan kedua tangannya seperti gunting japit, dan dia ingin mengunci tangan lawannya.
Namun karena memang baru kali ini Yo Him berkelahi
mempergunakan tenaga latihannya, maka dia masih kurang pengalaman. Dia telah berhasil menjapit dan menggunting kedua tangan lawannya serta sikuncinya, tetapi waktu dia harus menekan kebawah agar tangan lawannya it patah, Yo Him tidak sampai hati dan dia melepaskan kunci tangannya itu kembali.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Han Pu Sian yang semula telah putus asa dan terkejut
waktu kedua tangannya terkunci tangan lawan, dan mengeluh dalam hati, akhirnya jadi bernapas lega waktu merasakan kedua tangannya terbebaskan dari jepitan tangan Yo Him.
Tanpa membuang kesempatan yang ada tampak Han Pu
Sian telah meluncurkan tangan kanannya kearah lambung Yo Him.
"Dukk" Yo Him yang tidak menyangka bahwa lawannya
bisa berlaku curang seperti itu telah kena digempur
lambungnya, sampai dia mengeluarkan jerit tertahan dan telah terguling, tetapi cepat sekali dia telah bangkit pula.
Kwee Siang yang menyaksikan hal itu jadi marah sekali, dia telah membentaknya : "Kau seorang pengecut yang tidak tahu malu !".
Baru saja Kwee Siang ingin melancarkan serangan kepada lawannya, tiba2 Yo Him yang telah melompat berdiri lagi telah berseru :
"Mundur encie Siang, biar aku mewakilimu menghajar adat padanya...!" teriaknya sambil melompat kedepan Kwee Siang.
Kwee Siang ragu2, tetapi setelah berkata : "Hati2 adik Him... dia licik sekali !" lalu dia mengundurkan diri.
"Ya, aku telah merasakannya tadi....manusia seperti dia tidak perlu dikasihani...!" mengangguk Yo Him.
Dan kali ini Yo Him tidak meminta lawannya menyerang, sambil menjejakkan kakinya tampak tubuh Yo Him telah
meloncat cepat sekali, kedua tangannya telah bergerak melancarkan pukulan2 yang dahsyat.
Dalam sekejap mata saja sepuluh jurus sudah berlalu, dan Han Pu Sian telah terdesak sementara waktu. Walaupun dia memiliki ginkang yang tinggi tetapi karena dia diserang dengan gencar dan memang Yo Him tengah marah sekali,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
maka dia jadi sibuk sendirinya.
Tetapi Han Pu Sian cepat sekali berhasil mengendalikan keadaan dengan mengeluarkan suara bentakan yang nyaring beruntun dua kali dia telah menggerakkan kedua tangannya untuk membalas serangan2 YoHim Gerakan2 yang
dilakukannya ternyata bisa menindih juga tenaga serangan Yo Him.
"Pergunakan jurus2 Kim-ie Kun Hoat (ilmu pukulan tangan kosong Ikan Emas) " teriak Kwee Siang ketika melihat Yo Him agak gugup dikurung oleh serangan2 kedua tangan lawannya.
Yo Him baru teringat kepada jurus ilmu pukulan tangan kosong yang diajarkan oleh gurunya, yaitu Lie Bun Hap Kemudian dia telah merobah cara menyerangnya. Dengan
menjejakkan kakinya, tubuhnya cepat sekali meloncat
ketengah udara dengan meletik seperti seekor ikan, tubuhnya melengkung dan meluncur turun menyambar kepada
lawannya dengan kedua tangan dijulurkan.
Waktu itu. tampak Han Pu Sian telah mengeluarkan
kegesitannya melompat kebelakang, ingin mengelakkan diri dari serangan yang dilancarkan Yo Him.
Tetapi gerakan Yo Him tidak kalah gesitnya, begitu
serangannya gagal, dia mengulangi lagi dengan serangan berikutnya. ,
Kali ini kedua tangan Yo Him menyambar dengan cepat
sekali, mengandung kekuatan lwekang yang murni, angin serangan berdesir halus, tetapi memiliki kekuatan yang dahsyat sekali.
"Dukk !" tidak dapat Han Pu Sian mengelakkan diri dari serangan itu. Dan dia telah terjungkel bergulingan diatas tanah.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ketiga orang kawannya telah melompat menyerang kepada Yo Him dengan mempergunakan senjata masing2, yaitu
sebatang golok panjang. Sedangkan kawan Han Pu Sian yang Seorangnya lagi telah melompat kesampihg Han Pu Sian untuk memeriksa keadaan kawan nya yang seorang ini.
Tetapi Yo Him dengan berani telah melayani ketiga orang lawannya.
Kwee-Siang tidak senang melihat lawan2nya melakukan
penyerangan secara mengeroyok, maka dia telah
mengeluarkan suara bentakan sambil melompat menghampiri kegelanggang pertempuran dan memutar pedangnya.
Ketiga orang kawan Han Pu Sian itu mana bisa menghadapi serangan Yo Him dan Kwee Siang. Baru berlangsung sepuluh jurus saja tampak dua orang diantara mereka telah tergempur dadanya oleh kepalan tangan Yo Him, rubuh pingsan tidak sadarkan diri. Sedangkan yang seorangnya lagi telah terkena tikaman pedang Kwee Siang, rubuh pingsan juga setelah merintih beberapa kali.
Kawan Han Pu Sian yang seorang lagi, yang tadi telah
menotok jalan darah Phang Kui In jadi ketakutan setengah mati, cepat2 dia pentang langkah lebar untuk melarikan diri.
Sedang kan Han Pu Sian telah merangkak untuk bangun.
"Kau harus binasa jika tidak mau membuka totokan
kawanmu itu pada sahabat kami..." kita Kwee Siang mengancam sambil mendelikkan matanya.
"Aku akan membukanya...aku akan membukanya..." kata Han Pu Sian dengan ketakutan dan merintih menahan sakit pada dadanya.
Dengan bersusah payah dia telah berjongkok disamping
Phang Kui In dan menguruti beberapa jalan darahnya,
sehingga dalam waktu yang singkat Phang Kui In telah
tersadar dari pingsannya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Han Pu Sian tanpa mengatakan sesuatu telah membalikkan tubuhnya dan berlari meninggalkan tempat itu.
Sedangkan saat itu Phang Kui In telah berdiri sambil
mencaci maki kecurangan lawan nya itu.
Seorang pelayan yang sejak tadi bersembunyi ketakutan ber-sama2 dengan kawan2nya menghampiri Phang Kui In.
"Loya (tuan besar), kalian harus ber-hati2...tentu, bajingan she Han itu tidak mau sudah...!" kata pelayan itu. "Lebih baik Loya bertiga pergi saja dari sini, untuk mencegah kerewelan".
Phang Kui In tertawa dingin.
"Hemm, berapa hebatnya sih kepandaian orang she Han itu
?" kata Phang Kui In.
"Bukan soal kepandaiannya, juga kawannya yang
berjumlah banyak masih tidak apa2 tetapi justru dia
merupakan putera Han Tetok seorang yang paling berkuasa dikota ini".
Han Tetok berarti Gubernur she Han.
,.Oh pantas kalau begitu...!" kata Phan Kui In sambil senyum sinis. "Pantas dia berani bertindak sewenang2
ditempat ini...!". "Itulah Loya... sebentar lagi dia tentu akan datang kembali bersama anak buah ayahnya .. jalan yang paling selamat lebih baik Loya bertiga cepat2 berlalu saja...!".
Tetapi Phang Kui In malah menggelengkan kepalanya.
"Tidak...aku justru ingin melihat bagaimanakah anak
buahnya Han Tetok itu ! Jika mereka berlaku se-wenang2, hemm, hemm, nanti kami menghajar mereka tidak
tanggung2...!" dan setelah berkata begitu, tampak Phang Kui In mendengus beberapa kali dengan penuh kemarahan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pelayan itu jadi tidak berdaya membujuk ketiga orang
tamunya itu. Terlebih lagi Yo Him juga telah berkata : ,Justru
kesempatan ini yang harus kita pergunakan untuk membasmi manusia2 jahat seperti Han Tetok dan puteranya itu...
bukankah begitu paman Phang dan encie Siang?".
Phang Kui In dan Kwee Siang telah menganggukkan
kepalanya. Dan mereka telah perintahkan pelayan untuk mempersiapkan makanan untuk mereka.
Para pelayan yang tadi telah menyaksikan kehebatan Yo Him bertiga, jadi sangat menghormat sekali, dan mereka melayaninya dengan telaten sekali. Mereka mempersiapkan semua makanan dan minuman untuk ketiga orang tamu
tersebut. Waktu itu Yo Him telah makan pula menghabiskan satu
mangkok nasi. Sedangkan Phang Kui In yang memang gemar makan itu menghabiskan dua mangkok nasi lagi. Hanya Kwee Siang yang tidak makan nasi, hanya sekali2 mencobai
makanan yang terdiri dari beberapa rupa masakan itu.
Pelayan2 rumah makan itu seperti juga ketakutan dan
bercampur kuatir, karena mereka telah mengetahui siapa itu Han Tetok, ayah dari Han Pu Sian.
"Tentu akan ramai nanti.,.!" bisik beberapa orang tamu yang memiliki sedikit keberanian dan tetap berada diruangan itu.
"Ya, Han Tetok tentu akan mengirim orang2nya, dia
bermaksud akan menangkap ketiga orang yang telah
menghinanya, seperti yang terjadi beberapa saat yang lalu ada orang yang ditangkap dan dijebloskan kepenjara hanya di sebabkan berkelahi dengan anaknya Tetok itu!"
"Benar, kita akan menyaksikan keramaian...!" bilang yang lainnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tiba2 dari arah luar rumah makan itu terdengar suara hiruk pikuk, muka para pelayan rumah makan itu telah berubah pucat, tubuh
mereka menggigil. Begitu juga tamu2 yang masih berada diruangan itu telah jadi ketakutan. Suara hiruk pikuk itu makin terdengar jelas dan semakin lama semakin berisik disusul dengan melangkah masuknya beberapa orang berpakaian tentara yang
berseragam. "Mana yang tadi telah menghina tuan muda kami ?"
Teriak beberapa orang diantara mereka saling susul.
Dengan berani Yo Him berdiri, karena Yo Him tidak mau kalau nanti pemilik rumah makan dan pelayannya akan
menjadi korban dari pasukan Han Tetok.
"Aku tadi yang menghajar Han Pu Sian" menyahut Yo Him dengan suara nyaring.
Pasukan tentara berseragam itu telah memandang kearah Yo Him, dengan bengis. Tetapi kemudian sinar mata mereka memancarkan keheranan, karena mereka tidak bisa percaya, bahwa yang mengaku telah menghajar Han Pu Sian tidak lain seorang pemuda tanggung yang mungkin baru berusia
diantara lima belas tahun.
"Kau... kau yang telah menghina Han Siauwjin kami tegur salah seorang diantara mereka.
Yo Him mengangguk. "Benar" dia mengangguk pasti. "Memang tadi aku yang telah menghina majikan mudamu itu...! Tidak ada sangkut pautnya dengan orang lain".
Muka para pasukan berseragam itu berobah hebat, mereka memandang bengis, sampai akhirnya yang menjadi pemimpin mereka itu telah berdiri sambil katanya : "Baik ! Karena !
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
engkau telah mengaku jujur dan berterus terang, engkau kubebaskan dari hukuman dipukuli rotan ! Tetapi kau harus ikut kami menemui Han Tetok Taijin, untuk mendengar
keputusan Han Tetok ! Kau kami tangkap...!".
Yo Him tertawa dingin. "Apakah kau tidak salah bicara ?" tanya Yo Him tawar.
"Apanya yang salah ?". "Tadi kau ingin menangkap aku !".
"Benar, engkau kami tangkap karena engkau telah berani menghina majikan muda kami...!".
"Aku bukan menghinanya, justru dia merupakan gentong
kosong yang tidak punya guna !" menyahuti Yo Him dengan mengejek.
Perwira pasukan itu jadi gusar, dia melangkah mendekati Yo him.
"Anak muda kurang ajar. tahukan kau, bahwa kami bisa
merobek mulutmu yang telah berani mengeluarkan kata2 yang tidak baik itu?".
Yo Him tidak gentar oleh ancaman seperti itu, dia tertawa dingin.
"kukira tidak semudah itu untuk menangkap aku !" katanya kemudian tawar sekali. "Jika kalian tidak percaya, silahkan kalian maju dan aku akan melayanimu"
"Anak muda congkak dan tekebur !" bentak perwira berseragam itu dengan marah, dia mengangkat tangan
kanannya, untuk mengisyaratkan kepada anak buahnya agar maju menangkap Yo Him.
Tetapi Yo Him tidak menjadi takut, dia tetap berdiri dengan sikap yang tegak dan bibirnya tersungging seulas senyuman mengejek,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
waktu dua orang dari pasukan tentara Tetok itu
menghampiri dekat dan mengulurkan tangannya untuk
mencengkeram pergelangan tangan pemuda ini telah
menggeser sedikit kedudukan kaki kanannya, dia membuat setengah lingkaran dengan jari tangannya menengadah
sehingga seperti juga ingin menotok pergelangan tangan dari kedua tentara pasukan Tetok itu.
Tentu saja tentara itu jadi terkejut dan cepat2 menarik pulang tangan mereka, dan melompat mundur. Gerakan yang dilakukan Yo Him tadi merupakan gerakan membela diri, karena jika kedua orang tentara Tetok itu memaksakan diri untuk melancarkan serangan mereka, berarti mereka juga tidak akan luput dari totokan yang dilancarkan Yo Him.
Kedua tentara Tetok itu masih menguatirkan keselamatan mereka sendiri, itulah sebabnya mereka membatalkan
maksudnya untuk me lancarkan serangan dan telah menarik pulang tangan mereka masing2.
Tetapi Yo Him mana mau melepaskan mereka begitu saja, secepat kilat kedua tangannya telah bekerja, tangan yang kiri telah melayang kearah dada dari salah seorang lawannya dan mencengkeramnya dengan kuat dan keras, sedangkan tangan yang satunya lagi bergerak menghantam dada lawannya yang lain.
,,Dukkk!" terdengar suara tinju Yo Him singgah didada korbannya, dan orang itu mengeluarkan suara jeritan keras, tubuhnya terapung, kemudian terbanting dilantai tidak bergerak lagi sebab jatuh pingsan.
Sedangkan lawan Yo Him yang seorang lagi, yang kena
dicengkeram dadanya oleh tangan kiri Yo Him. tampaknya benar2 menderita kesakitan dan ketakutan, kesakitan karena kulit dadanya kena dicengkeram oleh Yo Him. Sedangkan ketakutan karena dia kuatir dirinya akan mengalami nasib yang sama seperti yang dialami kawannya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Yo Him melakukan segalanya tanpa membuang waktu,
hanya dalam beberapa detik itu, selesai menghantam rubuh lawannya yang seorang, tenaga dalamnya segera disalurkan kedada lawannya yang sedang dicengkeram, kemudian
mengangkatnya dan membantingnya kelantai.....
"Bukkk!" tubuh orang itu telah kena terbanting keras sekali, dan dia mengeluarkan suara jeritan yang sangat
menyayatkan hati Sedangkan Yo Him telah mengibaskan bajunya beberapa
kali dengan sikap yang angkuh. sehingga membuat perwira pemimpin rombongan tentara Tetok itu tambah mendongkol.
"Maju, tangkap dia !" kata pemimpin perwira itu.
Sisa tentara Tetok yang berjumlah belasan orang itu telah mengiyakan dan mereka mengurung Yo Him dengan ditangan masing2 telah tercekal sebatang golok.
Tetapi para tentara Tetok itu tidak berani berbuat
sembarangan, karena tadi mereka telah menyaksikan betapa dua orang rekan mereka telah berhasil dirubuhkan Yo Him dengan mudah, hanya dengan satu gebrakan saja kedua
orang Tetok itu jatuh pingsan. Maka tentara2 Tetok yang lainnya ini tidak mau mengalami nasib seperti kedua
kawannya. Yo Him tidak takut walaupun dia dikurung di-tengah2
ancaman para tentara Tetok itu.
Perwira yang menjadi pemimpin dari pasukan Tetok telah mengeluarkan teriakan2 menganjurkan anak buahnya segera mulai melancarkan serangan.
Karena teriakan2 dari perintah perwira atasannya,
walaupun hati masing2 merasa takut menghadapi Yo Him, tokh pasukan tentara Tetok itu telah menyerbu serentak.
Golok mereka ber-kelebat2 menyilaukan mata disamping
mengerikan sekali. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tetapi belum lagi Yo Him mengelakkan diri atau membalas menyerang, bersamaan waktunya dengan itu tiga orang
tentara Tetok telah terpental keras dan terbanting dilantai sambil mengeluarkan suara jeritan, karena mereka telah kena dibuat terpental oleh tendangan kaki Phang Kui In.
Begitu pula Kwee Siang telah melompat dan memutar
pedangnya melancarkan serangan kepada tentara Tetok itu.
Setiap sinar putih dari pedangnya itu menyambar, maka disaat itu pula tampak seorang tentara Tetok rubuh terguling dilantai, binasa dan ada juga yang hanya terluka berat dengan paha yang terpotong atau tangan yang buntung.
Dalam sekejap mata saja terdengar suara jeritan2
kesakitan yang ramai sekali.
Perwira yang menjadi pemimpin pasukan tersebut jadi
terkejut dan ketakutan. Bukannya dia ikut menerjang maju guna membantui anak buahnya, justru dia telah memutar tubuhnya dengan maksud ingin mengambil langkah seribu.
Waktu itu Kwee Siang bertindak cepat sekali, dia telah mengeluarkan suara nyaring, tahu2 tubuhnya telah melompat melambung ketengah udara menyusul perwira yang menjadi pemimpin pasukan itu. dan mata pedangnya telah menempel ditengkuk perwira yang menjadi pemimpin pasukan tentara Tetok itu.
"Jika kau berusaha melarikan diri, pedangku tidak akan kenal kasihan dan akan menusuk masuk dagingmu !"
Ancam Kwee Siang dengan suara sungguh2
Perwira itu ketakutan bukan main, tetapi dia berusaha untuk menyembunyikan perasaan takutnya dan telah
membalikkan tubuhnya menatap tajam pada Kwee Siang,
sambil bentaknya dengan suara bengis : "Apakah kau seorang wanita berani menghina hamba negeri !, apakah engkau tidak takut akan dihukum pancung dengan perbuatanmu ini ?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Menghinamu " hemm, justru engkau sendiri yang telah
mengajak anak buahmu untuk mengacau ditempat ini !
hemm, jika dalam urusan ini engkau masih berusaha membela diri, baik, baik !, cabutlah pedangmu. Mari kita bertempur untuk menentukan siapa yang kalan dan siapa yang menang
!" Dingin sekali suara Kwee Siang, dai telah berkata-2 dengan wajah tidak memperlihatkan perasaan apa2. hati perwira itu jadi ciut sendirinya, tetapi dalam keadaan terjepit seperti itu telah membuat dia terpaksa mencabut keluar goloknya yang sejak tadi tergantung dipinggangnya.
"Bagus! Aku memberikan kesempatan padamu untuk
melancarkan serangan terlebih dulu !" kata Kwee Siang. "Nah mulailah!".
Ditantang dan didesak terus menerus dengan cara seperti itu, perwira yang menjadi pimpinan pasukan Tetok itu telah menggerakkan goloknya, dengan mengeluarkan suara seruan yang sangat bengis, tahu2 goloknya telah bergerak dengan mempergunakan jurus2 ilmu golok perguruan Cin su pay, sebuah perguruan yang cukup punya nama didaerah barat daratan Tionggoan.
Golok itu menyambar dengan menimbulkan suara kesiutan yang sangat kuat dan keras sekali, mennyambar kearah Kwee Siang dengan gerakan yang aneh sekali, seperti juga
menikam. Seperti juga menabas, sehingga sulit diterka arah sasaran mana yang dipilihnya,
"Hmmm ! Rupanya dia akhli ilmu To-hoat (ilmu silat golok) yang memiliki kepandaian cukup lumayan." pikir Yo Him didalam hatinya, tetapi dia tidak menjadi takut karenanya!
Waktu golok itu menyambar dengan cepat sekali kearah


Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Lanjutan Sin Tiauw Hiap Lu Karya Sin Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dadanya, tampak Yo Him telah menggerakkan tangan kirinya, tahu2 dia telah menjepit golok lawan, kemudian sekali
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menghentak, patahlah golok itu menjadi tiga potongan yang dua potongan jatuh menimbulkan suara berisik dilantai.
Sedangkan tangan kanan Yo Him juga tidak tinggal diam, dia telah memukulkan kepalannya tangan kanannya kearah dada perwira tentara tetok itu,
"Bukk !" jitu sekali serangan itu mengenai sasarannya sehingga perwira itu merasakan dadanya seperti juga akan melesak hancur.
Dalam keadaan demikianlah, dengan adanya peristiwa
seperti itu, walaupun siperwira itu bermaksud mengelakkan diri dan menyelamatkan jiwanya, Sudah tidak bisa sebab begitu kepalan tangan Yo Him menghantam segera tubuhnya terpental keras dan ambruk diatas lantai dengan
mengeluarkan suara gedebugan yang keras, jiwanya juga telah melayang tubuhnya hanya sempat berkelejetan
beberapa kali, kemudian diam, untuk selama2nya.
Waktu itu Yo Him dan Kwee Siang tengah sibuk melayani tentara
Tetok yang berjumlah cukup banyak itu Kembali Yo Him
telah berhasil merubuhkan dua orang lagi. Sedangkan pedang Kwee Siang juga telah berhasil melukai tiga orang tentara Tetok itu. Sisanya yang kurang lebih hanya tinggal enam orang, jadi ketakutan.
Juga diwaktu itu mereka melihat pemimpin mereka telah terpental dan binasa ditangan Yo Him. Phang Kui In sendiri dengan mengeluarkan suara seruan yang sangat nyaring telah mengibaskan golok dan tangan kirinya berulang kali, dalam sekejap mata saja keenam tentara Tetok itu telah dapat dihabiskan semuanya, yang menggeletak merintih kesakitan.
"Apakah kalian tidak ingin cepat2 angkat kaki ?" bentak Phang Kui In kepada tentara Tetok yang hanya terluka dan tengah merintih kesakitan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Yo Him menghampiri dua orang tentara Tetok yang tengah berjongkok kesakitan karena paha mereka kena tertabas goloknya Phang Kui In.
"Kalian ingin mati seperti pemimpin kalian ?" tanyanya dengan suara yang bengis. Kedua orang tentara itu tentu saja jadi ketakutan mereka menangis sesambatan meminta ampun.
"Hemmm, kalian ingin diampuni oleh kawan2ku...tetapi
ingat, jika dilain saat kalan masih melakukan perbuatan yang sewenang2 tentu aku tidak akan berlaku setengah hati dan akan membinasakan kalian tanpa mengenal kasihan lagi !
Nah, sekarang pergilah, bawa pula itu mayat kawan2mu...!".
Kedua orang tentara Tetok itu berulangkali telah
menyatakan terima kasihnya sambil berlutut meng-
angguk2kan kepalanya. Phang Kui In dan Kwee Siang jadi berterima kasih, sekali, karena mereka telah tertolong justru dengan adanya Yo Him.
Coba kalau mereka berdua saja, Kwee Siang dan Phang Kui In tentunya tidak akan semudah itu memperoleh
kemenangan, karena tentara Tetok itu umumnya memiliki kepandaian yang tinggi dan terlatih.
"Him-jie, hebat sekali kepandaianmu itu. Tidak sia2 engkau belajar pada Lie Bun Hap Locianpwe !"
"Benar adik Him, engkau hebat sekali, aku yang telah
melatih diri puluhan tahun, ternyata tidak bisa melebihi kepandaianmu yang hanya berlatih selama dua tahun itu !
Benar2 kau hebat sekali..!"
Yo Him cepat2 mengeluarkan kata2 merendah, dia juga
merasa malu. Para tentara Tetok yang terluka dan tengah membereskan mayat2 kawan mereka mendengar percakapan Kwee Siang
bertiga. Mereka jadi berpikir: "Entah siapa pemuda tampan ini
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang memiliki kepandaian demikian tinggi walaupun usianya masih demikian muda" pikir mereka.
Salah seorang dari tentara tetok telah memberanikan diri mendekati Yo Him, kemudian dia berlutut memberi hormat sambil bertanya takut2 ,,Siauw enghiong, bolehkan kami mengetahui namamu yang besar dan gelaranmu yang harum
?". Yo Him jadi kikuk sendirinya
,,Aku bukan enghiong, aku juga tidak memiliki kepandaian apa2. namaku Yo Him tidak memiliki gelaran apapun..." sahut Yo Him akhirnya.
"Siauw Enghiong she Yo " tanya tentara tetok itu.
Yo Him mengangguk. ,,Benar., apakah yang dibuat heran oleh kau?" tanya Yo Him sambil mengawasi tentara itu dengan sorot mata yang tajam.
"Bukan begitu Siauw enghiong... justru mendengar Siauw Enghiong she Yo. maka aku teringat kepada seorang, seorang pendekar yang paling terkenal dan merupakan super sakti dalam persilatan, yaitu Sin Tiauw Taihiap Yo Ko."
"Beliau ayahku ..!" menjelaskan Yo Him.
"Ohh...!" berseru tentara itu sambil memperlihatkan sikap terkejut dan girang. "Dulu dua puluh tahun yang lalu. semasa dalam peperangan yang hebat dengan tentara .Mongolia aku pernah menerima pertolongan Sin Tiauw Taihiap Yo Ko
sehingga aku terhindar dari injakan kaki kuda..!".
"Kau pernah bertemu dengan ayahku ?" tanya Yo Him jadi tertarik mendengar orang me-nyebut2 perihal pertemuannya dengan ayahnya.
"Pernah dua kali, kedua kalinya pertemuan itu terjadi dikota Siang yang..,!" kata tentara Tetok tersebut. Waktu itu dia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
telah menghela napas panjang, katanya kemudian : "Dan sekarang, saya menyesal sekali, karena aku tidak mematuhi petunjuk2 yang diberikan oleh Sin Tiauw Taihiap Yo Ko agar aku rajin2 melatih diri tiga jurus yang diberikan, kata Sin Tiauw Taihiap Yo Ko, jika aku bisa menguasai benar2 ketiga jurus itu, dimedan pertempuran tentu tidak ada tentara musuh yang bisa melawan kepandaianku...! Sayang sekali aku bodoh, dan otakku pun tumpul...aku tidak bisa menangkap benar ketiga jurus itu, akhirnya membuat aku malas melatih diri, dan sekarang aku telah lupa sama sekali ketiga jurus itu...!"
Setelah berkata begitu, tentara Tetok yang seorang ini telah mengawasi Yo Him dengan sorot mata yang tajam, lalu sambungnya lagi "Yo Siauw enghiong, apakah benar2 engkau tidak memiliki gelaran "' .
Yo Him mengangguk. "Aku tidak memiliki kepandaian bagaimana aku bisa
mempergunakan gelaran yang hanya bisa membuat aku
congkak dan sombong...untuk apakah gelaran itu ?".
,,Maaf dan ampunkan, Siauw enghiong jika memang Siauw enghiong belum memiliki gelaran, apakah tidak ada baiknya untuk mengenang jasa2 ayah Siauw-enghiong yang pernah berhasil mengusir musuh dan mempertahankan kota
Siangyang. Didaerah selatan maka Siauw-enghiong boleh mengambil setengah gelaran dari ayahmu lalu ditambah
setengah lagi. Bagaimana kalau engkau bergelar Sin Tiauw Thian Lam (Rajawali sakti dari langit selatan) maafkan jika itu kurang baik dan maafkan juga akan kelancanganku
memberikan gelaran "
"Bagus !" berseru Phang Kui In.
Yo Him jadi heran, dia memandang kepada paman
Phangnya itu. "Apanya yang bagus paman Phang?" tanya Yo Him sambil mengawasi terus paman Phangnya ini.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Gelaranmu itu yang bagus" kata Phang Kui In "Gelaranmu itu yang baik sekali ! untuk selanjutnya engkau bisa
mempergunakan gelaranmu itu, yaitu Sin Tiauw Thian Lam Yo Him ! Nah terimalah ucapanku ini, dimana telah lahir seorang pendekar sakti Sin Tiauw Thian Lam Yo Him !" dan setelah berkata begitu tampak Phang Kui In telah merangkapkan sepasang tanganya untuk memberi hormat kepada Yo Him.
Keruan saja Yo Him jadi gugup dan kikuk dia cepat2
membalas hormat dari Phang Kui In.
Kwee Siang juga telah memberikan selamat padanya
dengan memberi hormat. Tentara Tetok yang seorang itu yang telah berikan gelaran kepada Yo Him, tampaknya gembira sekali.
"Siapakah namamu !" tanya Phang Kui In sambil tersenyum pada tentara itu.
,,Siauwjin she Bian dan bernama Tung Pah. Nanti jika
kalian bertemu dengan Yo Ko Taihiap, tolong sampaikan salamku...!".
"Terima kasih engkoh Bian !" kata ?o Him sambil
membungkukkan tubuhnya memberi hormat. "Engkau telah
menghadiahkan aku gelaran yang baik, bahkan disetujui oleh paman Phang dan encie Siang Aku yakin, beradanya engkau dalam pasukan Tetok hanyalah terpaksa saja, karena dalam hal ini engkau tentu hanya menuruti perintah atasan saja, bukan..."'".
Bian Tung Pah menganggukkan kepalanya beberapa kali
dia telah membenarkan perkataan Yo Him.
"Dan aku telah memikirkan untuk mengundurkan diri dari pekerjaanku sebagai alat negara, karena terkadang aku menerima perintah untuk melakukan pekerjaan yang tidak menurut isi hatiku.... maka dari itu, nanti aku minta pensiun saja dan hidup dengan berdagang kecil2an".
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bagus ! itu bagus sekali...!" kata Phang Kui ln. "Itulah cara yang terbaik, sehingga engkau tidak perlu korban
perasaan...!" Bian Tung Pah juga menyatakan terima kasihnya atas
perlakuan Yo Him bertiga. Kemudian ber-sama2 dengan
kawan2nya yang hanya terluka mengangkat mayat2 kawan
mereka. Semua tentara Tetok yang masih hidup itu bergidik
sendirinya setelah mengetahui bahwa Yo Him adalah
puteranya Yo Ko. Sedangkan pelayan rumah makan telah membersihkan
darah dan merapihkan bangku kursi dan meja yang telah pada terbalik itu. sedangkan noda sarah dilantai segera dihapus dengan kain pembasuh. Dalam sekejap mata saja ruangan rumah makan itu telah rapih lagi.
Sedangkan Yo Him bertiga telah Makan2 lagi.... mereka tidak memperdulikan tamu2 berdatangan dan kasak kusuk membicarakan mereka.
Setelah puas makan minum Yo Him bertiga meninggalkan
rumah makan itu. Banyak orang2 penduduk Kota itu yang berdatangan ingin melihat rupa dan wajah dari putera Sin Tiauw Taihiap, tapi Yo Him bertiga
Telah melarikan diri dengan cepat sekali meninggalkan tempat itu Mereka mem perguna kan ginkang yang telah
semparna, hanya dalam beberapa detik mereka sudah jauh meninggalkan rumah makan dan penduduk kota tersebut. Hal ini dilakukan karena mereka tidak ingin dipersulit dengan berbagai pertanyaan dan sanjung puji dari penduduk kota itu.
Waktu itu, Yo Him telah berkata kepada Phang Kui In,
disaat mana mereka telah berada diluar kota sebelah timur.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Phang Susiok....apakah kita melanjutkan perjalanan kita lagi ?" tanyanya.
Phang Kui In mengangguk membenarkan. Maka mereka
telah menghampiri perahu mereka dan telah melompat naik keatas perahu tersebut.
Perahu itupun berlayarlah meninggalkan tempat itu.
Setelah berlayar selama empat hari lagi, mereka tiba
dipelabuhan kota Mu-sing-kwan. Tetapi mereka hanya singgah untuk makan dan minum mengisi perut, lalu melanjutkan perjalanan mereka pula.
Berlayar lagi sebelas hari tentu kita akan tiba dikota Su-po-kwan, dikota itu kita bisa meminta keterangan dari orang2
yang pernah melihat Sin Tiauw Taihiap...karena Sin Tiauw Taihiap pernah ber-kali2 datang dikota tersebut...!".
Yo Him girang bukan main mendengar hal itu, dia serasa ingin cepat2 bertemu dengan ayah kandungnya, bertemu
muka. Dan juga Kwee Siang, begitu rindu ingin bertemu dengan Pendekar Super Sakti tersebut.
Benar saja, setelah mereka berlayar sebelas hari, disaat itu mereka telah tiba dikota Su-po-kwan, kota perdagangan yang ramai sekali dan memiliki penduduk yang padat.
,.Kita telah sampai !" menjelaskan Phang Kui In waktu mereka telah tiba dipelabuhan kota tersebut.
Dengan tidak sabar Yo Him telah melompat kedermaga dan berjalan dengan langkah lebar.
"Tunggu dulu Himjie !" teriak Phang Kui In yang sedang mengikat perahunya. "Nanti kau tersesat...!".
Yo Him sudah tidak Sabar sekali.
"Cepat sedikit paman Phang...!" katanya dengan suara tidak sabar.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kwee Siang yang melihat kelakuan Yo Him jadi tersenyum, dia pun merasakan hatinya tergoncang keras sekali.
Waktu itu Phang Kui In telah selesai mengikat perahunya, tetapi ketika dia ingin menghampiri Yo Him dan Kwee Siang untuk meninggalkan tempat tersebut, tiba2 dari arah ujung dermaga yang satunya, telah berjalan seseorang dengan langkah kaki yang lebar. Dan orang itu juga sambil
menghampiri telah berteriak2 dengan suara yang sangat nyaring : "Hei tunggu dulu ! Tunggu dulu !".
Phang Kui In mengerutkan alisnya, karena dia melihat
bahwa orang itu memiliki wajah yang kurang berkesan baik, tampaknya mata orang itu bersinar tajam dan jahat.
"Ada urusan apakah, hengtai (saudara)" tanya Phang Kui In berusaha bersikap semanis mungkin, karena dia menyadari dirinya merupakan pelancongan belaka.
Kalian memakai perahu " Dan perahu kalian ini diikatkan didermaga ini ! Kalian harus membayar seratus tail perak !"
kata orang itu setelah datang dekat. Dan Phang Kui In saat itu juga telah bisa melihat jelas wajah orang itu yang
berpotongan empat persegi dan mata nya memandang tajam menyeramkan. Ukuran kedua matanya itu tampaknya lebih besar dari mata orang dewasa yang wajar. Kumis, dan
jenggotnya yang tumbuh kaku itu menambah wajahnya
semakin tidak enak dilihat, dengan lobang hidung yang dongak keatas.
"Apa...apa kau biang ?" tanya Phang Kui In tergagap, karena dia terkejut atas permintaan orang itu. Mana ada uang sewa titip perahu sebesar seratus tail perak seperti yang diminta orang itu " Sedangkan paling tidak hanya satu atau dua cie saja !
"Aku mengatakan jika kau ingin menitipkan perahu
didermaga ini. maka kalian harus menyerahkan uang sewanya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sebesar seratus tail perak" Tidak dengar " Seratus tail perak!
Sudah dengar " Seratus tail perak !"
Mendengar perkataan orang itu tentu saja Yo Him bertiga jadi tidak menyukai orang ini.
"Hemm, mungkin dia ini seorang buaya darat yang
menguasai daerah ini, sehingga leluasa baginya untuk
melakukan pemerasan2 terhadap orang yang lemah." pikir Phang Kui In.
Karena berpikir begitu, sikap Phang Kui In jadi tenang kembali dan lenyap dari perasaan herannya. Sengaja dia memperlihatkan senyuman sabar "Cukupkah uang sewanya sebesar seratus tail perak ?" tanyanya.
"Jika engkau mau menambahkannya, itu lebih bagus lagi, tentu perahumu akan kujagakan sebaik mungkin, agar tidak dirusak orang atau dicuri hilang oleh orang yang banyak berkeliaran ditempat ini ! Ketahuilah dipelabuhan ini banyak sekali pemeras2.
Mendengar perkataan orang itu, Phang Kui In kembali
tersenyum. "Lucu ! Lucu sekali !" katanya.
"Apanya yang lucu ?" tanya orang itu tidak mengerti.
"Aku membeli perahu itu hanya dengan harga seratus
sepuiuh tail ! Tetapi sekarang, ingin menitipkan perahu itu, harus membayar seharga seratus tail perak ! Bukankah itu merupakan suatu kejadian yang lucu sekali...?".
Mendengar perkataan Phang Kui In, muka orang
berewokan itu jadi berobah merah padam, karena dia
menyadarinya bahwa kata2 Phang Kui In itu hanya ditujukan untuk menyindir dirinya.
JILID 23 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
DIA telah berseru nyaring, sambil membanting kakinya
yang kanan ketanah, dia telah berkata garang : "Engkau jangan sekali2 coba mempermainkan aku...!! Cepat serahkan uang yang seratus tail itu padaku...jika engkau ber-lama2.
jangan salahkan aku mengambil tindakan keras.. !"
"Tetapi seperti tadi kuakatakan, aku membeli perahu itu hanya dengan harga seratus tail lebih sedikit, jika sekarang aku harus membayar seharga seratus tail kepadamu, lebih baik kubiarkan saja perahu tersebut diletakkan disitu saja, jika tidak hilang itu namanya nasib kami yang baik, tetapi jika hilang ya, bisa saja kami membeli perahu yang baru !"
"Benarkah engkau tidak mau membayar , uang sewa
menaruh perahu itu?" tanya orang orang itu dengan muka yang garang. "Aku Hek Sin Ho (Rase Hitam yang Sakti) tidak akan berlaku segan2 lagi ..."
"Tidak segan2 itu apa maksudmu?" tanya Phang Kui In dengan suara mengejek.
"Ya, tentu saja aku tidak segan-segan mengambil tindakan keras kepada kalian . . .!"
,,Tindakan keras bagaimana?"
"Tindakan kekerasan untuk membinasakan kalian!" teriak Hek Sin Ho habis sabar, dan dia menggerakkan kedua
tangannya, kepalan tangannya yang besar itu telah meluncur akan menghantam dada Phang Kui In.
Tampak kepalan tangan orang itu, Hek Sin Ho, datang
dengan cepat sekali, dan juga. mengeluarkan angin yang berkesiuran dahsyat sehingga semua orang yang melihat ini jadi terkejut sekali.
Wuuttt . . . Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Angin serangan itu telah menyambar keras tetapi waktu Phang Kui In menggeser sedikit kaki kirinya dan memiringkan tubuhnya, kepalan tangan lawannya itu tidak berhasil
mengenai sasaran. Bahkan Waktu tangan Hek Sin Ho lewat disisi dadanya,
secepat kilat Phang Kui In telah mengangkat tangan kanannya yang diangkat mengarah keatas, sedangkan tangan kirinya diturunkan menumbuk pergelangan tangan Hek Sin Ho.
sehingga tangan Hek Sin Ho seperti juga telah dikunci dan digunting. Tidak ampun lagi tulang pergeiangan tangan hancur!
Peristiwa ini baru pertama kali dialami oleh Hek Sin Ho, maka disamping kesakitan dan terkejut dia juga jadi tidak habis mengerti, mengapa orang yang dilihatnya tidak begitu tegap bisa memiliki kepandaian begitu tinggi" Phang Kui In telah berkata pada saat itu " Apakah engkau tidak mau cepat2
angkat kaki" Atau memang engkau menghendaki tangan yang satunya itu dihancurkan pula ?"
Muka Hek Sin Ho telah berubah pucat. Dia berdiri ragu2
ditempatnya. "Bolehkah aku mengetahui siapa hohan (orang gagah : pendekar) sebenarnya " tanya Hek Sin Ho kemudian dengan suara yang tidak begitu lampias, karena dia menahan
perasaan sakit pada pergelangan tangannya yang telah hancur tulangnya itu.
"Tidak perlu kau mengetahuinya . . tetapi yang terpenting mulai hari ini engkau harus baik2 menjaga diri agar tidak melakukan perbuatan2 jahat atau memeras orang! Jika di lain waktu aku mendengar engkau masih melakukan pekerjaan
tersebut, tentu engkau akan kubinasakan tanpa mengenal ampun.
Hek Sin Ho telah mengangguk.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Baiklah, memang aku juga ingin memilih pekerjaan yang halal dan baik, tetapi sayangnya. aku tidak pernah dipercaya orang, sehingga terpaksa aku mengambil jalan singkat yang bisa mendatangkan uang banyak dengan cara yang mudah!"
Phang Kui In tersenyum. "Jika engkau ber-sungguh2 dan bertekad untuk merobah perbuatanmu, maka engkau tentu mudah mencari pekerjaan walaupun gajimu tentu saja tidak sebesar yang kau kehendaki, tetapi jika engkau hidup baik2
dan sederhana tentu lebih dari cukup. Umpamanya saja
engkau menjadi piauwsu (pengawal barang berharga), atau menjadi buruh dari toko2 dan perusahaan yang memerlukan tenaga yang sangat besar . . .
Mendengar perkataan Phang Kui In. tampak Hek Sin Ho
telah menghela napas dalam2, kemudian dia telah bilang:
"Baiklah, terimakasih atas nasehatmu ! Aku akan berusaha melamar Pekerjaan sebagai piauwsu !"
"Bagus ! Nah ini hadiah dariku untuk bekal sebelum memperoleh pekerjaan....!" sambil berkata begitu, Phang Kui In telah merogoh Sakunya dan mengeluarkan lima tail perak yang diberikan kepada Hek Sin Ho.
Hek Sin Ho mengucapkan terima kasihnya berulang kali, kemudian dia membalikkan tubuhnya untuk berlalu setelah memberi hormat kepada Yo Him dan juga Kwee Siang.
Phang Kui In menggeleng2 kepalanya sambil menghela
napas. "Sesungguhnya kepandaian orang itu tidak lemah, jika dia memiliki watak yang baik tentu tidak sulit baginya untuk mencari pekerjaan yang bisa menghasilkan uang cukup
banyak dan hidup dengan berkecukupan, seandainya saja dia mau bekerja dengan rajin dan tekun, dan juga mau bekerja sebagai Piauwsu atau juga centeng pengawal para pegawai.
Bukankah dia akan menerima gaji yang cukup besar ?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kwee Siang yang mendengar perkataan Phang Kui In dia
membenarkannya. Begitulah mereka telah memasuki kota
untuk mencari rumah makan.
Su po Kwan merupakan kota yang sangat padat
penduduknya dan sepanjang waktu ramai sekali, tidak perduli malam hari, karena pelabuhan Su-po-kwan merupakan
pelabuhan yang. menampung para pedagang yang mengambil jalan air untuk mendatangi kota2 di sekeliling Su po kwan Phang Kui In mengajak Yo Him dan Kwee Siang memasuki
sebuah rumah makan yang bertingkat dua tampaknya mewah sekali.
Waktu itu dia telah berkata: "Masakan rumah makan ini sangat enak dan terkenal sekali . . . kita bersantap dulu, dan nanti kita bisa menanyai pelayan mengenai ayahmu itu, Himjie"'
Yo Him girang bukan main dan Kwee Siang juga setuju
saran yang diberikan Phang Kui In. Hati gadis ini juga berdebar. Telah bertahun2 dia menyelidiki dimana adanya Yo Ko, dan selama bertahun2 itu juga dia telah berusaha untuk mencari jejak Yo Ko dan Siauw Liong Lie. Dia telah
mengembara dan juga sampai Siauw Lim Sie pernah
didatanginya dua kali Tetapi selama itu dia tidak berhasil menemui jejak Yo Ko,
Kini Phang Kui In berkati kapada dirinya bahwa Yo Ko
pernah datang bahkan sering muncul dikota ini, dan tentunya sebagai seorang sakti yang memiliki kepandaian sangat tinggi disamping itu juga memiliki tangan tunggal tentu saja mudah sekali Yo Ko dikenali orang, jika dari hasil penyelidikan ini mereka bisa bertemu dengan Yo Ko, Kwee Siang bertekad tidak mau berpisah dengan Yo Ko pula.
Memang waktu perpisahan yang terakhir dengannya, Yo Ko pernah berkata "tiada pesta yang tidak bubar, tiada
pertemuan tanpa perpisahan .. dan memang benar apa yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
diucapkan Yo Ko, tiada pertemuan yang tiada berpisah, karena itu Kwee Siang dari tahun ketahun sejak perpisahannya dengan Yo Ko hanya jadi merana.
Kwee Siang mencintai Yo Ko tanpa disertai dengan hawa nafsu kotor, dan Yo Ko maupun Siauw Liong Lie sangat
mencintainya. Perasaan cinta yang diperlihatkan dan muncul dihati Kwee Siang merupakan cinta yang tulus dan murni tanpa disertai oleh pikiran2 kotor. Dia memang mencintai Yo Ko, tetapi cintanya itu bukan untuk menguasai Yo Ko,
melainkan untuk berada berdekatan saja dengan pria yang dicintainya itu, dia sudah puas. Hal itu disadari juga oleh Siauw Liong Lie, maka nyonya Yo itu tidak merasa dengki atau cemburu kepada Kwee Siang.
Begitu pula halnya dengan Kwee Siang sendiri, walaupun dia mengetahui bahwa Yo Ko sudah menjadi suami Siauw
Liong Lie, tetapi disebabkan dia memang memiliki cinta yang tulus dan murni, maka persoalan suami isteri dari kedua orang yang dicintainya itu tidak menimbulkan perasaan cemburu sedikitpun dihatinya. Yang dikehendaki Kwee Siang adalah keinginan yang sederhana sekali, yaitu ingin berada berdekatan dengan kedua orang yang dicintainya itu. Cinta yang dilimpahkan Kwee Siang lebih mirip merupakan cinta persaudaraan.......
Sekarang dengan perantara Phang Kui In, dia kemungkinan besar bisa berjumpa dengan orang yang dikasihinya itu, tentu saja hatinya jadi berdebar tidak hentinya.
Didalam rumah makan itu cukup banyak tamu, Phang Kui
In telah memesan beberapa macam sayur. Mereka bersantap dengan lahap sekali selesai berantap mereka telah
mengelilingi kota Su Po Kwan, menyaksikan betapa kota ini luas dan besar, disamping itu bangunan2 yang terdapat dikota tersebut sangat besar dan umumnya bertingkat. Banyak
rumah2 yang tingkat bawah dibuka sebagai toko dan tingkat atas dipergunakan sebagai tempat tinggal.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sehingga Yo Him dan Kwee Siang tidak hentinya memuji
akan kemewahan kota tersebut.
Waktu itu tampak Phang Kui In telah menghampiri sebuah toko kelontong, pemiliknya seorang lelaki tua setengah baya memelihara jenggot dan kumis yang panjang. lalu mereka telah bicara bisik2, dan Yo Him maupun Kwee Siang melihat pemilik toko itu telah menggeleng geleng kepala.
Phang Kui In kemudian menghampiri Yo Him dan Kwee
Siang yang menantikannya diseberang lainnya.
"Sayang sekali akhir2 ini Sin Tiauw Taihiap Yo Ko tidak pernah datang kekota ini lagi, hampir dua tahun ini Sin Tiauw Taihiap tidak pernah kelihatan...! Pemilik toko kelontong itu merupakan sahabat Sin Tiauw Taihiap, karena setiap kali Sin Tiauw Taihiap datang kekota ini, tentu akan singgah atau menginap dirumah pemilik toko kelontong itu."
Yo Him dan Kwee Siang tampak jadi kecewa, bahkan Yo
Him telah menundukkan kepala dalam2.
"Jangan putus asa, Him-jie,'" kata Phang Kui In. Kita bisa menyelidikinya lagi dibeberapa tempat...!'
Yo Him mengangguk lesu, begitu juga Kwee Siang tampak mukanya muram tidak memancarkan kegembiraan.
Phang Kui In menyarankan agar mereka, bermalam satu malaman dikota Su-po-kwan ini.
Tengah malam, Yo Him tidak bisa tidur dengan nyenyak, dia gulak gulik dengan gelisah.
Phang Kui In yang menyaksikan sikap anak ini, jadi
menghela napas dalam2. Kwee Siang sendiri dikamar, lainnya rebah gelisah tanpa bisa tidur, karena dia selalu memikirkan Yo Ko dan Siauw Liong Lie
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Semula dia mengharapkan dikota Su Po kwan ini mereka
bisa bertemu dengan Yo Ko dan Siauw Liong Lie. tetapi kenyataannya sekarang, mereka tidak berhasil menjumpai orang2 yang dicintainya itu.
Tengah malam telah tiba, dikelarutan malam, terdengar suara kentongan dua kali.
Tetapi Kwee Siang belum juga bisa tidur, dia masih diliputi kegelisahan. Walaupun dipejamkan matanya kuat,2 tetapi tetap saja dia tidak bisa tertidur nyenyak.
Waktu itu Phang Kui In sedang duduk terpekur dikursi
dengan tangan berada diatas meja bertopang dagu,
tampaknya dia juga kecewa sekali. Semula Phang Kui In mengharapkah dapat mencari kabar berita mengenai Sin


Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Lanjutan Sin Tiauw Hiap Lu Karya Sin Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tiauw Taihiap. Jika tidak juga berhasil, dia bisa mencarinya ketempat yang kebetulan dia pernah bertemu dengan Sin TiauwTaihiap beberapa waktu yang lalu. Tetapi sekarang setelah dia menyelidiki Sin Tiauw Taihiap telah dua tahun ini tidak pernah berkunjung kekota Su Po Kwan.
Phang Kui In juga telah melihat betapa kecewanya Yo Him dan Kwee Siang. Hal ini membuat Phang Kui In jadi tidak gembira.
Sedang Phang Kui In diliputi oleh kekecewaan dan duduk seperti terpekur seperti itu. tiba2 dia mendengar suara berisik perlahan di atas genting.
Sebagai seorang pendekar yang memiliki kepandaian tinggi dan pendengaran yang tajam, Phang Kui In segera
mengetahui bahwa ada orang pejalan malam yang sedang
lewat diatas gentingnya. Tetapi Phang Kui In tidak mau usil dengan urusan itu, dia menduga mungkin ada pejalan malam yang tengah mencari seseorang dan Phang Kui in juga telah berkeyakinan bahwa dia tidak memiliki musuh dikota ini. Maka dia hanya menduga
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mungkin pejalan malam itu kebetulan saja lewat diatas gentingnya.
Tetapi suara berkelisik itu telah diam tidak terdengar lagi.
Phang Kui In jadi heran, Dia bergerak perlahan mendekati jendela kamarnya dan mendengarkannya dengan baik.
Terdengar desah napas orang yang perlahan sekali. Segera Phang Kui In yang telah berpengalaman itu mengetahui
bahwa orang yang menjadi pejalan malam Itu telah berada didekat jendelanya dan tengah memasang telinga.
Cepat2 Phang Kui In menghampiri meja dengan langkah
kaki yang ringan sekali, meniup api penerangan kamar, dan melompat ke dekat pembaringan, Dia telah menggoyang-goyangkan tubuh Yo Him, meminta anak itu bangun.
Yo Him terkejut waktu terbangun kamar mereka gelap, dan belum lagi dia bertanya, Phang Kui In telah berbisik
ditelinganya: ,,Hati-hati ada musuh pejalan malam yang tengah mengintai kamar kita!"
Yo Him segera mengerti, dia telah mementang matanya
untuk memperhatikan kegelapan dalam kamarnya. Akhirnya selang sejenak, pemuda ini telah biasa dan bisa melihat dengan samar2 keadaan dikamar itu.
Waktu itu, tampak Phang Kui In berindap indap mendekati jendela. Dia berdiri diam sejenak, tahu2 tangannya itu telah mendorong terbuka daun jendela dengan gerakan yang tiba2
sekali. berbareng dengan terbukanya daun jendela, tampak Phang Kui In telah melompat keluar sambil berseru : "Penjahat kecil tidak bernama manakah yang berani men-curi2 lihat kamar kami ?"
Dan tangannya telah digerakkan untuk menjaga
keselamatan tubuhnya dari serangan gelap dan tiba2 dari lawannya. Apa yang dilakukan oleh Phang Kui In memang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kuat sekali, angin yang meluncur keluar dari kedua telapak tangannya yang digerakkan itu ternyata telah berhasil melindungi tubuhnya, sehingga jika ada senjata rahasia yang menyambar datang, tentu tidak bisa mencapai sasaran
ditubuhnya, sebab terbendung oleh kekuatan angin serangan yang begitu dahsyat.
"Ihhh...!" terdengar suara seruan yang sangat perlahan dari seseorang.
Waktu itu Yo Him telah melompat keluar juga, dia telah berdiri disamping Phang Kui In.
Mereka telah melihat seseorang yang berdiri tegak
dihadapan mereka. Keduanya jadi mengeluarkan seruan tertahan waktu melihat muka orang itu, yang rusak seperti juga muka hantu. Hidungnya tidak ada, matanya yang sebelah kiri berlobang seperti mata tengkorak, dan rambutnya hanya tumbuh dibelakang kepalanya orang itu berdiri diam dengan mulutnya yang lebar dan suwing tampak barisan giginya, membuat Yo Him dan Phang Kui In tergetar sejenak hatinya.
,Siapa kau " mengapa kau main sembunyi2 seperti itu "
tegur Phang Kui In. "Aku datang ingin menyampaikan kabar kepadamu. kepada kalian menyahuti orang bermuka buruk itu dengan suara yang tetap, tidak memperlihatkan perasaan terkejut.
"memberitahukan apa ?" tanya Phang Kui In lagi.
"memberitahukan hal yang cukup luar biasa !"
"Cepat katakan !"
"Sabar ! Tadi siang engkau mencari berita mengenai Sin Tiauw Taihiap, bukan?" tanya orang itu lagi.
Muka Phang Kui In dan Yo Him jadi berobah mendengar
pertanyaan orang itu. Tetapi Phang Kui In telah mengangguk membenarkan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
,,Ya, memang kami sedang mencari Sin Tiauw Taihiap."
menyahuti Phang Kui In akhirnya.
"Untuk keperluan apa?" tanya orang bermuka buruk itu lagi.
Pnang Kui In jadi habis kesabarannya, dengan suara keras dia membentak: "Tidak perlu banyak cerewet, sekarang
katakanlah apa maksudmu?"
"Orang bermuka buruk itu telah tertawa dengan sikap yang mengerikan, karena wajahnya yang rusak itu terlampau buruk.
Waktu itu rembulan bersinar penuh dengan hawa udara
dingin sekali. Lewat cahaya rembulan itulah Phang Kui In berdua Yo Him bisa melihat jelas muka orang yang buruk dan tidak menimbulkan kesan baik.
Mendengar perkataan orang bermuka buruk itu. habislah kesabaran Phang Kui ln. Dia telah berkata dengan suara yang dingin: "Jika engkau tidak mengatakan terus terang, apa maksudmu, sekarang juga aku akan menganggap bahwa
engkau ini adalah pencuri yang hina dan aku akan
melancarkan serangan!"
Simuka buruk itu tertawa dingin
"Kukira tidak mudah untuk menyerang diriku !" serunya tegas,
"Mengapa ?" tanya Phang Kui In saking herannya
mendengar perkataan orang itu.
"Belum tentu kepandaianmu cukup untuk merubuhkan diriku " Dan setelah berkata begitu tampak si muka buruk telah mengawasi Yo Him.
"Anak ini tampaknya memiliki tulang yang bagus dan berbakat untuk melatih ilmu silat.....!" katanya kemudian dengan suara yang tawar.
"Siapa namamu, nak !"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku .... aku ..." jawab Yo Him ragu2, dia telah melirik kepada Phang Kui In, dimana orang she Phang itu telah menggelengkan kepalanya perlahan.
"Dia belum menjawab pertanyaan kita dan belum
mengetahui apa maksudnya, maka tidak perlu kita
memperkenalkan diri kita padanya !" kata Phang Kui In, Dan Yo Him jadi membatalkan apa yang hendak
dijawabnya dia telah berkata :"Sayang sekali kau main belakang dan tidak pernah mau menjawab pertanyaan Phang Susiok, maka kami pun keberatan untuk memperkenalkan
diri!" "Kau akan menyesal dengan tindakanmu ini!" kata orang bermuka buruk itu, "Mengapa?" tanya Yo Him.
"Karena engkau akan mati dengan penasaran . . !."
menyahuti orang itu. Tetapi Yo Him tidak bisa digertak, dia telah menjawab marah: "Belum tentu juga engkau bisa mencelakai kami!"
Orang muka buruk itu telah tertawa dingin, lalu katanya lagi: "Kaliankah yang telah merubuhkan Hek Sin Ho?"
tanyanya. "Benar!" menyahuti Phang Kui In dengan suara yang tegas.
"Dan engkaukah yang telah menghancurkan pergelangan
tangan Hek Sin Ho?" tanya orang itu lagi.
"Benar!" mengangguk Phang Kui In dengan berani sekali.
"Hemm, sekarang jawab dulu satu pertanyaanku, apa
keperluan dan kepentingan kalian mencari Sin Tiauw Taihiap Yo Ko?"
"Itu urusan kami tidak ada sangkut pautnya dengan kau!"
menyahuti Phang Kui In. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sudah tentu ada hubungannya dengan aku karena akupun tengah mencari Sin Tiauw Taihiap Yo Ko itu !"
"Apa ?" tanya Phang Kui In agak terkejut. " Apa keperluanmu mencari Sin Tiauw Taihiap ?"
"Itu nanti akan kujelaskan, karena engkau sendiri belum mau menjawab pertanyaanku ada kepentingan apa kalian
mencari Sin Tiauw Taihiap ?"
Phang Kui In telah memutar otak, dan cepat sekali dia telah menjawabnya : " Kami sahabat2 Sin Tiauw Taihiap dan ingin nienyambanginya. Kami mendengar berita terakhir bahwa Sin Tiauw Taihiap sering berkunjung ke Su Kwan, maka kami telah datang kemari untuk mencari ....!"
"Hemm, manusia macam kalian ini merupakan sahabat2
dari Sin Tiauw Taihiap" Sungguh perkataan kosong yang terlampau berani ! Tahukah engkau, dengan mengaku aku sebagai.sahabat Sin Tiauw Taihiap, maka kalian juga akan menerima bahaya yang tidak kecil ?"
Setelah berkata begitu, dengan cepat sekali tampak orang bermuka buruk itu telah mengeluarkan suara tertawa dingin sambil mengerang perlahan.
Phang Kui In dan Yo Him jadi heran melihat sikap muka buruk yang terakhir itu.
,,Kami telah menjawab pertanyaanmu, nah sekarang
giliranmu untuk menjelaskan apa perlunya engkau juga
mencari2 Sin Tiauw Taihiap?" kata Phang Kui In.
,,Aku hendak membinasakannya!" menyahuti orang
bermuka buruk itu dengan suara yang dingin. "Nah, kalian lihatlah!" Sambil berkata begitu, orang bermuka buruk itu menunjuk kearah mukanya sendiri.
Rembulan bersinar terang benderang dan tidak tertutup awan. cahayanya yang gemilang itu menyinari muka buruk orang aneh ini sehingga dengan bentuk muka yang rusak dan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
buruk seperti itu, ditambah dengan sinar rembulan kepada wajahnya, membuat muka siburuk itu semakin menakutkan sekali.
Yo Him sendiri sampai tidak berani memandang lama2,
hanya sekejap saja dia memandang kemudian telah
menundukkan kepalanya. "Nah, kalian telah melihatnya, bukan?" tanya orang bermuka buruk itu kemudian sambil menyeringai
menyeramkan, suaranya juga mengandung kekejaman,
kemarahan dan juga kekecewaan: "Inilah hadiah dari Sin Tiauw Taihiap! Maka dari itu, setelah aku mempelajari ilmu silatku lebih mendalam selama tujuh tahun, kukira telah cukup untuk menandingi kepandainnya dan setelah berkata begitu, orang bermuka buruk tersebut telah berkata dengan suara yang perlahan tetapi menakutkan. ,,Bersiap2lah menghadapi serangan."
Yo Him dan Phang Kui In segera menduga, mungkin orang ini terganggu syarapnya karena dia tampaknya bicara dengan lagak yang tidak beres.
Disaat itu, orang bermuka buruk itu telah berkata lagi: "Aku sudah mendidik Hek Sin Ho bersusah payah dan sebagai
murid tunggalku aku mengharapkan dia kelak bisa mewarisi seluruh kepandaianku . . . tetapi engkau relah merusak menghancurkan tulang pergeiangan tangannya . . maka
dengan cacad seperti itu tentu saja dikemudian hari dia tidak bisa diharapkan lagi pergelangan tangan merupakan bagian terpenting dari anggota tubuh yang bisa dipergunakan untuk bertempur...!"
Setelah berkata begitu, tahu2 mulut orang itu
dimonyongkan, dan "Fuiii ! Fuiii !" tahu2 ada beberapa butir biji buah Lay yang menyambar datang dengan cepat sekali.
Jika biji buah Lay itu menyambar dengan cepat, memang tidak mengherankan, tetapi yang aneh walaupun biji itu berukuran kecil sekali seperti kwaci, tetapi dia bisa menyemburkannya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mendatangkan samberan angin yang sangat kuat. Bahkan
yang agak luar biasa biji buah Lay itu telah menyambar dua jalan darah terpenting ditubuh Phang Kui In.
Tetapi Phang Kui In juga memiliki kepandaian yang tidak lemah, cepat sekali dia menggeser tubuhnya dan menyingkir dari ke dua biji buah Lay itu. Kedua biji buah Lay itu telah lewat disisi pinggangnya.
Baru saja Phang Kui In hendak ber-kata2 menegur orang itu, justru kedua biji buah Lay itu telah menyambar datang lagi seperti juga bisa dikendalikan, membalik menyambar kearah punggung Phang Kui In.
Inilah peristiwa yang agak aneh dan luar biasa, karena biasanya jika seseorang melancarkan serangan dengan
senjata rahasia atau apa saja yang ditimpukkan, jika sudah tidak mengenai sasaran tentu akan jatuh ditanah. Tetapi justru sekarang telah terjadi yang sebaliknya, karena waktu itu biji buah Lay yang tidak berhasil mengenai sasaran, telah memutar kembali menyerang punggung Phang Kui In dengan tenaga samberan yang tidak berkurang. Yang diincer oleh kedua biji buah Lay itu adalah jalan darah Ciang kie hiat dan Lu-sung-hiat.
Phang Kui In karena terkejut telah mengeluarkan suara seruan tertahan dan melompat kesamping lagi.
Tetapi biarpun Phang Kui In bergerak sangat cepat,
disebabkan dia tidak menduga akan datangnya serangan aneh seperti itu, lengannya telah kena diterjang oleh biji buah Lay yang satunya.
Waktu lengannya itu terbentur dengan biji buah Lay itu, Phang Kui In merasakan lengannya kesemutan, tetapi tidak sampai cidera.
"Manusia licik !" berseru Phang Kui In dengan suara yang mengandung kemarahan. "Engkau merupakan manusia hina-dina yang perlu memperoleh pengajaran!!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dan setelah berkata begitu dengan cepat Phang Kui In
mencabut goloknya. "Ha, ha, ha! Sudah kukatakan, engkau mencari mati sendiri
!" kata orang bermuka buruk itu. "Aku Thian San Hok Mo (Iblis Kodok dari Thian San) Cu Cu Ciang tidak akan berlaku kasihan lagi dan akan melancarkan serangan2 yang sekaligus bisa mematikanmu ! Jika aku kelak tidak berhasil membalas
dendamku kepada Yo Ko, berarti dendamku telah berkurang banyak, sebab telah berhasil membinasakan kawannya orang she Yo itu...!"
Setelah berkata begitu, dengan cepat dia mengelakkan diri dari samberan golok Phang Kui In, karena orang she Phang itu telah melancarkan bacokan dengan tenaga yang kuat sekali.
Waktu golok itu menyambar, menimbulkan angin yang
berkesiuran sangat keras sekali.
Dengan mudah orang bermuka buruk itu mengelakkan diri dari samberan golok orang she Phang tersebut, kemudian dengan mengeluarkan suara teriakan yang sangat keras, dia telah berkata dengan garang : "Nah, jagalah serangan !"
sambil berkata begitu tampak. Cu Cu Ciang telah memutar kedua tangannya, tubuhnya dimiringkan kekanan, tangan kirinya mengibas kearah golok Phang Kui In yang menyambar datang, lalu dengan gerakan yang sangat cepat sekali tangan kanannya telah menerobos masuk penjagaan Phang Kui In, menghantam jitu sekali dada Phang Kui In, sampai
mengeluarkan suara benturan 'bukkk !' yang sangat keras sekali, sehingga tidak ampun lagi tubuh Phang Kui In terpental dan bergulingan ditanah beberapa tombak.
Yo Him yang menyaksikan ini jadi terkejut sekali, dia telah mengeluarkan teriakan perlahan, dan melompat mendekati Phang Kui In yang saat itu tengah merangkak untuk berdiri.
"Paman Phang, kau tidak apa2...?" tanya Yo Him
kemudian. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
" Mundurlah Him-jie, biar aku menerima pelajaran lagi dan dia !" kata Phang Kui In dengan marah.
Tetapi waktu dia ingin merangkak bangun, disaat itu
mukanya meringis menahan kesakitan yang sangat didadanya yang terpukul oleh Cu Cu Ciang.
Cu Cu Ciang telah tertawa dengan suara yang ber-gelak2
dia berkata dengan suara yang takabur: "Nah sekarang marilah kita betempur lagi!" tantangnya. "Aku jamin dalam dua tiga jurus engkau sudah dapat kumampuskan!!"
Kembali Cu Cu Ciang telah tertawa bergelak gelak dengan suara yang nyaring sekali.
Yo Him habis sabar, dia berkata kepada Pbang Kui In :
"paman, kau diamlah beristirahat mengatur pernapasanmu....
biar aku menghadapi orang sombong itu !!" dan tidak menanti persetujuan dari Phang Kui In, tampak Yo Him telah melompat dengan gerakan yang gesit sekali kehadapan Cu Cu Ciang.
"Orang she Cu !" bentak Yo Him kemudian. ''Mari kau menyerang lagi, aku yang akan menerima pelajaranmu !" , Melihat yang maju itu adalah seorang pemuda yang belum dewasa Cu Cu Ciang jadi tertegun sejenak tetapi kemudian dia telah tertawa bergelak gelak.
Waktu Cu Cu Ciang telah mendesis dengan suara yang
sangat dingin dan kejam: "Engkaupun tidak boleh dibiarkan hidup. Baiklah sekarang terimalah serangan dariku ini!"
Dan dengan bergerak yang cepat sekali dia telah
menerjang kedepan sambil menggerakan sekaligus kedua
tangannya melancarkan gempuran kepada Yo Him.
Yo Him telah mengejek dia, melihat memang serangan
orang she Cu ini sangat kuat tetapi dia tidak takut. Dengan gerakan lincah Yo Him telah melompat kesamping. Dengan latihan selama dua tahun dibawah petunjuk gurunya, yaitu Lie Bun Hiap, maka Yo Him memiliki kepandaian yang tidak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berada disebelah bawah phang Kui In apalagi diapun juga memiliki lwekang yang sempurna, karena Kwee Siang telah membuka seluruh jalan darahnya dan lweekangnya itu
merupakan tenaga dalam yang mujijat. Maka jika ingin
diperbandingkan kepandaian Yo Him masih berada diatas kepandaian Phang Kui In dan Kwee Siang, dia hanya bekal pengalaman saja,
Maka waktu melihat datangnya serangan Cu Cu Ciang, dia telah berkelit dengan jurus "Capung Melompati Sungai", gerakannya manis sekali, tangan kanannya juga telah
meluncur dengan cepat mencengkeram punggung Cu Cu
Ciang waktu kepalan tangan lawan ini meluncur lewat
disampingnya. Cu Cu Ciang juga tidak menyangka bahwa lawannya yang
demikian muda bisa memiliki kepandaian yang lebih tinggi dari kepandaian Phang Kui In. Maka waktu tadi dia melancarkan serangan, dia tidak mempergunakan seluruh kekuatan
lwekangnya, dia hanya mempergunakan enam bagian tenaga dalamnya.
"Hem, tidak seberapa kepandaianmu !" kata Yo Him mengejek setelah mengelakkan serangan lawannya dan
tangannya berhasil mencengkeram pundak lawannya dengan kuat.
Cu Cu Ciang jadi kaget dan kesakitan, sampai dia
mengeluarkan suara seruan yang sangat keras, tetapi sebagai seorang yang memiliki kepandaian tinggi, dia tidak menjadi gugup walaupun baju dipunggungnya berikut kulit
punggungnya kena dicengkeram kuat oleh Yo Him, dia telah menggerakkan tangan kanannya tahu2 menotok kearah
pinggang Yo Him. Itulah serangan yang sangat kuat dan berbahaya, "karena dalam keadaan terjepit seperti itu, Cu Cu Ciang telah menggunakan jurus "Pa Kong Jo Cu" atau "Pa-Kong Merebut Mustika" dan memang jalan darah yang ingin ditotoknya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
adalah jalan darah "Su-siang hiat" yakni jalan darah yang terpenting sekali ditubuh manusia. Jika sampai jalan darah Su-Siang-hiat tertotok, maka korban totokan itu jangan harap bisa hidup, karena seluruh peredaran darahnya akan menjadi kacau balau dan dalam satu hari saja akan terbinasa.
Waktu itu Yo Him juga menyadari bahaya yang mengancam dirinya. Dia telah mengeluarkan suara seruan yang nyaring dan menggerakan tangan kirinya untuk menghantam pundak lawannya, cekalannya dilepaskan.
"Bukkk . . .!" kuat-sekali tenaga serangan itu, yang telah menyebabkan tubuh Cu Cu Ciang jadi terjerembab jatuh
ketanah bergulingan. Tetapi sebagai jagoan yang memiliki kepandaian tinggi, dengan sendirinya Cu Cu Ciang bisa bangkit dengan cepat.
Dengan muka yang merah padam, dan Wajah yang seperti
itu, keadaan Cu Cu Ciang lebih menyeramkan lagi, diapun telah
memperlihatkan sikap yang mengancam.
Yo Him tidak gentar melihat sikap musuhnya ini, dia telah mengeluarkan suara mengejek. Sambil katanya kemudian
dengan nada sinis "Hayo majulah menyerang lagi, mengapa diam begitu saja seperti seekor kura2 ?"
Diejek demikian tentu saja Cu Cu Ciang jadi sangat marah, dia telah menurunkan tangan kirinya dengan siku menempel pada pinggang, lalu tangan kanannya dilonjorkan dengan keras menerjang maju.
Yo Him lebih cepat.lagi dengan mengeluarkan suara jeritan keras, tubuh iblis kodok dari Thian San terpental lima tombak lebih mukanya juga pucat sekali waktu dia merangkak
bangun. "Mau diteruskan !" ejek Yo Him.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tetapi Cu Cu Ciang tidak menyahuti, dia hanya meringis dan matanya mengawasi bengis. Dia merasakan dadanya itu sangat sakit sekali.
Dengan mengeluarkan seruan menahan sakit akhirnya Cu
Cu Ciang telah berhasil berdiri, tetapi untuk sejenak lamanya dia tidak bisa berdiri diam, terhuyung huyung juga ingin jatuh kembali.
Melihat keadaan lawannya itu timbul perasaan kasihan
dihati Yo Him. Dia tidak melancarkan serangan lagi, lalu dia berkata:" Sekarang kau pergilah! Tetapi jika dilain hari aku bertemu dengan kau dan engkau masih melakukan kejahatan, hemmm, hemmm, tentu disaat itu aku tidak bisa mengampuni lagi jiwamu !" Cu Cu Ciang tidak segera menyahuti dia hanya mengawasi dengan muka meringis, karena dadanya dirasakan masih sakit sekali. Dia telah mengangkat kepalanya, kemudian dengan suara ter-sendat2 menahan sakir didadanya, Cu Cu Ciang telah berkata,
"Beritahukan namamu, tentu suatu hari nanti aku akan
mencarimu untuk meminta pengajaran lagi...!" katanya sambil matanya mendelik bengis dan mukanya yang buruk itu ber tambah menyeramkan, sedangkan tangan kirinya meng-usap2
dadanya yang tadi tergempur oleh Yo Him.
Cu Cu Ciang menyadari bahwa kepandaiannya masih
berada dibawah kepandaian Yo Him, maka walaupun dia
merasa dendam kena dirubuhkan oleh Yo Him, tetapi dia tidak berani, menyerang lagi. Dan itulah sebabnya dia menanyakan nama Yo Him, maksudnya jika kelak dia teiah melatih diri lebih giat lagi, dia ber maksud akan mencari pemuda tanggung ini untuk membalas dendam.
Yo Him ragu2 sejenak, tetapi kemudian dia telah berkata :
"Baiklah ! Aku she Yo dan bernama Him !"
"She Yo ?" tanya Cu Cu Ciang dengan muka yang berobah menjadi pucat.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Benar !" "Masih ada hubungan apa engkau dengan Sin Tiauw taihiap Yo Ko ?"
"Beliau adalah ayahku !"
"Kau....?" "Mengapa " Ada sesuatu yang tidak beres dan membuat
engkau terkejut ?" tanya Yo Him mengejek.,
"Hemm...pantas ! Pantas !"
"Apanya yang pantas ?"
"Pantas" engkau memiliki kepandaian yang tinggi !" kata Cu Cu Ciang kemudian.
"Sekarang kau pergilah, jangan sampai aku berobah pikiran pula ! Engkau tidak perlu memiliki dendam kepadaku,karena dendam itu merupakan hasutan iblis yang akan merusak
dirimu sendiri!" Cu Cu Ciang telah berdiam diri sejenak tidak menyahuti perkataan Yo Him, tampaknya dia tengah berpikir keras.
"Lebih baik engkau membuka sebuah pintu perguruan dan menerima murid2 yang kau didik baik2...bukankah dengan bekerja baik2 seperti itu engkau akan menerima hasil yang baik pula ?"
Cu Cu Ciang tiba2 telah merangkapkan sepasang
tangannya, dia menjura sambil berkata kepada Yo Him: "Aku berterima kasih dan kagum padamu, Siauw-enghiong.!
Walaupun usiamu masih demikian muda, tetapi ternyata
engkau telah memiliki pandangan hidup yang jauh sekali!
Tidak kecewa Sin Tiauw Taihiap Yo Ko memiliki anak seperti engkau...dan sekarang aku telah menyadari, akan sia2lah jika aku menaruh dendam terus menerus kepada Sin Tiauw
Taihiap Yo Ko, karena puteranya saja tidak bisa kutandingi...
tentu kepandaian Sin Tiauw Taihiap sekarang ini jauh lebih
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sempurna lagi dari yang lalu...! Terima kasih Siauw
Enghiong...aku akan berusaha untuk hidup baik2...!"
Setelah berkata begitu, Cu Cu Ciang telah merangkapkan tangannya memberi hormat lagi kepada Yo Him, lalu menjura kepada Phang Kui In : "Maafkan aku tadi telah berlaku ceroboh, untung saja Siauw Enghiong ini memiliki pandangan yang luas sehingga telah mengampuni jiwaku ! Jika tidak, tadi dia tentu telah mempergunakan tenaga sepenuhnya dan aku akan terbinasa, Terima kasih untuk pengampunan jiwaku yang buruk ini, dan aku ber janji untuk hari2 mendatang aku akan hidup baik2. Aku minta diri...!"
Dan sebelah berkata begitu, Cu Cu Ciang telah memutar tubuhnya, dan berlalu.
Phang Kui In girang sekali melihat Yo Him benar2 telah menjadi seorang pendekar yang memiliki kepandaian melrbihi dirinya sendiri. Tadi saja Phang Kui In telah kena dirubuhkan lawannya dan tidak berdaya memberikan perlawanan kepada Cu Cu Ciang, tetapi justru Yo Him hanya dalam beberapa jurus saja telah berhasil menghajar lawan yang tangguh itu.
"Bagus! Bagus! Memang luar biasa kepandaianmu, Him-te (adik Him)!" tiba2 terdengar orang memuji dengan suara yang nyaring, suaranya seorang wanita.
Yo Him dan Phang Kui In menoleh terkejut, mereka melihat dikejauhan berdiri seorang wanita, yang tidak lain dari Kwee Siang.
"Sejak kedatangan orang she Cu itu, aku telah keluar
memperhatikan gerak-geriknya, tetapi karena aku melihat Yo Him bisa menghadapinya aku membiarkan saja tanpa
memperlihatkan diri."
Phang Kui In telah menjura dan katanya: "Terima kasih atas perhatian nona Kwee, juga tidak percuma Yo Him
menjadi anaknya Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sin Tiauw Taihiap, lihat saja dalam usia semuda ini dia telah berhasil merubuhkan seorang lawan setangguh Cu Cu Ciang. Menurut pendengaran, Cu Cu Ciang yang bergelar Thian San Hok Mo itu sangat tinggi sekali kepandaiannya! Dan tadi memang telah terbukti, betapa aku telah dirubuhkannya dengan mudah sekali olehnya ! Maka hal itu bisa dijadikan ukuran bahwa kepandaianku masih berada dibawah
kepandaian Him-jie, sebab orang yang berhasil merubuhkan aku itu telah dipukul rubuh pula oleh Yo Him hanya dalam beberapa jurus saja. Bukankah itu sangat menggembirakan sekali " Tentu Sin Tiauw Taihiap jika mengetahui hal ini akan girang sekali...!"
Mendengar disinggungnya nama Sin Tiauw Taihiap, maka
Kwee Siang jadi berobah muram.
"Sayang kita tidak berhasil menemui jejak Yo koko...!" kata Kwee Siang seperti juga menggumam kepada dirinya sendiri.
Phang Kui In yang melihat sikap sigadis telah menghela napas.
"Tetapi jika kita sabar mencarinya, suatu saat kita akan bertemu dengan Yo Taihiap. .!" katanya menghibur.
Kwee Siang mengangguk. Baru saja mereka mau kembali kekamar masing2, tiba2


Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Lanjutan Sin Tiauw Hiap Lu Karya Sin Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

terdengar suara seseorang berkata dengan sabar: "Kalian tengah mencari Yo Taihiap, apakah keperluan kalian?" suara itu ternyata adalah suara seorang wanita.
Semuanya menoleh, dan mereka melihat tidak jauh dari
tempat mereka berdiri, tampak berdiri seorang wanita
berwajah cantik se kali, memakai gaun berwarna hijau dengan pita yang kuning. Usianya mungkin baru dua puluh tiga tahun.
Phang Kui In merangkapkan tangannya memberi hormat
kepada wanita itu. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Siapakah nona, bolehkah kami mengetahui nama dan
gelaran nona yang harum"'"
"Aku Kim Lian, she (marga) Thang, menyahuti gadis itu dengan suara yang tetap halus dan sabar. ..Tadi aku telah bertanya ada persoalan apa kalian ingin mencari Sin Tiauw Taihiap Yo Ko?"
"Kami memiliki sedikit urusan dengan Yo Taihiap!"
menyahuti Phang Kui In. .,Oya" Memang dengan mencari seseorang tentunya
memiliki urusan ! Tidak mungkin kalian tidak memiliki urusan dengan Yo Taihiap lalu kalian men cari2nya dan setelah bertemu hanya bengong saja?"
Ditanggapi begitu, muka Phang Kui In jadi berobah merah.
"Benar apa yang dikatakan nona, kami memang memiliki
sedikit urusan yang sulit dijelaskan disini, terima kasih atas perhatianmu nona Thang !"
Sigadis telah senyum lagi sikapnya sangat sabar.
"aku tahu apa maksudmu mencari Yo Taihiap" kata gadis itu sambil tetap tersenyum.
Muka Phang Kui In bertiga jadi berobah bahkan karena
heran dan ingin tahu telah bertanya "nona mengetahui
maksud kami mencari Yo Taihiap ?"
" Ya " "Coba nona katakan, jika benar aku akan membenarkan,
jika salah akupun akan memberitahukan bahwa dugaan nona meleset"
Kata Phang Kui In. "Hemm. Kalian tentunya penasaran dan tidak percaya
bahwa aku mengetahui apa tujuan dan maksud kalian mencari Yo Taihiap bukan ?" tanya si gadis.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ya katakanlah ! jika memang terkaan nona tepat, tentu kami akan kagum dan menghormati akan kelihayan nona....!"
menyahuti Kui In. ,,Kalian mencari Sin Tiauw Tayhiap karena ingin
memperkenalkan engko kecil itu adalah anaknya Yo Taihiap bukan?" tanya sigadis
Terkaan yang tepat seperti itu membuat Phang Kui In
bertiga sementara waktu menjadi tertegun karenanya.
Kemudian Kwee Siang telah berkata: ,,Cici hebat benar terkaanmu, tepat sekali! Dari mana engkau mengetahuinya?"
Thang Kim Lian tertawa kecil, lalu katanya, "Aku memiliki ilmu meramal"
Kwee Siang memandang setengah percaya dan setengah
tidak. Begitu juga Phang Kui In dan Yo Him Mereka menduga bahwa gadis ini telah bersembunyi cukup lama ditempat tersebut waktu mereka sedang berurusan dengan Thian San Hok Mo Cu Cu Biang sehingga dia telah mendengar semua pembicaraan Cu Cu Ciang dengan Yo Him,
"Tentunya encie Thang mencari kami memiliki urusan juga, bukan?" tanya Kwee Siang kemudian.
"Oh, tentu, tentu! jika aku tidak memiliki urusan aku tidak akan mencari kalian."
menyahuti sigadis dengan suara yang nyaring, lebih tinggi dari nada sebelumnya, " Aku diutus oleh pemimpin kami untuk mencari kalian, mengundang agar singgah dimarkas kami."
Raja Pedang 2 Pendekar Pendekar Negeri Tayli Karya Jin Yong Pedang Kilat Membasmi Iblis 3
^