Pencarian

Rajawali Sakti Langit Selatan 6

Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Lanjutan Sin Tiauw Hiap Lu Karya Sin Long Bagian 6


berdirinya Kun Lun Pai ditahun yang keempat ratus ini...!
Sebagai pintu perguruan silat yang berusia tua, dan kebetulan disaat jatuhnya hari ulang tahun yang keempat ratus ini, justru tengah dipimpin oleh Pinto, maka alangkah baiknya jika kita bertukar pikiran mengenai ilmu silat !"
Dan setelah berkata begitu tampak Ma Liang Cinjin telah memberi hormat lagi.
"Dengan memberaniku diri kami bermaksud
memperlihatkan kebodohan didepan sahabat2 semoga tidak ditertawakan !"
Dan setelah berkata begitu, tampak Ma Liang Cinjin
mengibaskan tangannya, maka dua murid Kun lun Pai telah melompat kedepan mimbar membungkukkan tubuhnya,
memberi hormat kepada Ciangbunjin mereka.
"Kami Thio In dan Thio Bun ingin meminta petunjuk
Couwsu" kata mereka serentak.
Kedua imam murid Kun Lun Pai Ini adalah keturunan
tingkat kelima, dan itulah sebab nya dia memanggil Ma Liang Cinjin dengan sebutan Couwsu (kakek guru), karena guru mereka itu adalah Bung Hong Cinjin dari tingkat ketiga.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ma Liang Cinjin telah tertawa kecil, ramah sekali sikapnya, diapun telah berkata sabar "Nah, kini kalian perlihatkan kebodohan diantara sahabat2...... !"
Dan sambil berkata begitu dia telah mengibaskan
tangannya, memberikan isyarat agar kedua murid Kun Lun Pai itu mulai memperlihatkan kepandaian ilmu pedang
masing2. Kedua murid Kun Lun Pay itu, Thio In dan Thio Bun, telah merangkapkan tangannya untuk sekali lagi memberi hormat, kemudian dengan saling berhadapan mereka telah berdiri untuk memberi hormat kepada para tamu disusul dengan
kata2 mereka; "Kami yang bodoh ingin memperlihatkan keburukan kami, harap tidak ditertawakan oleh sahabat dan cianpwe...!"
Dan setelah berkata begitu. Thio In dan Thio Bun saling serang memperlihatkan ilmu pedang mereka.
Luar biasa ilmu pedang yang mereka perlihatkan, karena ilmu pedang itu ber-kelebat2 dengan cepat sekali, dengan gerakan yang ringan dan juga gesit mengancam tempat2
berbahaya. Itulah suatu pertunjukan permainan ilmu pedang yang luar biasa indahnya, dan setiap serangan yang mereka lancarkan itu menimbulkan angin yang dahsyat sekali.
Tetapi ilmu silat yang diperlihatkan olen kedua murid Kun Lun Pay itu hanya indah dibagian luarnya saja karena mereka bersilat dengan cepat dan gesit, tetapi isinya masih kurang sempurna.
Bagi jago2 yang berkepandaian sedang2 saja memang ilmu pedang itu menimbulkan perasaan kagum, tetapi bagi jago2
yang memiliki kepandaian sempurna, kepandaian kedua murid Kun Lun Pai tersebut masih jauh dari sempurna karena banyak bagian2nya yang lemah.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sehingga telah membuat beberapa orang jago yang ikut
menyaksikan ilmu pedang itu telah saling berbisik "Hanya sebegini saja ilmu pedang Kun Lun Pai".
Tetapi bagi Tiang Hu dan Yo Him yang menyaksikan ilmu pedang itu, merupakan suatu kejadian yang luar biasa.
Mereka melihat pedang ber-kelebat2 dengan cepat dan
tampaklah suatu pemandangan yang mendebarkan hati,
karena gerakan pedang itu yang cepat sekali telah berkelebat2 membuat pandangan mata mereka jadi kabur ber-kunang2.
"Akhhh--- !" berseru Ciangbunjin Kun Lun Pai akhirnya, suaranya nyaring. "Ilmu pedang Kun Lun Kiam Hoat kurang diyakini dengan baik oleh kalian, banyak kesalahan2 yang telah dilakukan oleh kalian...".
Kedua murid Kun Lun itu, Thio In dan Thio Bun, jadi
menghentikan gerakan pedang mereka.
Keduanya membungkuk memberi hormat kepada Couwsu
mereka. "Kami minta petunjuk ...!" kata mereka dengan suara yang perlahan.
"Banyak kesalahan yang kalian lakukan !" kata Couwsu itu dengan sabar. "Kalian harus banyak melatih diri dan meminta petunjuk kepada guru kalian !"
"Kami akan memperhatikan baik2 petunjuk Couwsu", kata kedua murid Kun Lun Pai tersebut.
Dan mereka sudah ber-siap2 hendak mengundurkan diri.
Tetapi belum lagi mereka meninggalkan gelanggang
pertandingan itu, justru dari arah rombongan tamu undangan dibarisan belakang, telah terdengar suara seorang berkata dengan suara yang dingin:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"ilmu butut, murid butut !" kata suara itu dengan nada yang mengejek. "Bukan main ! Bukan main ! Ilmu pedang rombengan seperti itu dipertunjukkan, sehingga membuat mata jadi sakit melihatnya".
Tentu saja kata2 seperti itu kurang ajar sekali, membuat semua orang telah terkejut dan menoleh kearah datangnya suara itu.
Ma Liang Cinjin dan yang lainnya juga telah mengawasi kearah suara itu.
Dari arah belakang tampak telah melompat gesit sekali sesosok tubuh ketengah gelanggang.
Gerakannya itu luar biasa cepatnya dan juga ringan sekali tubuhnya, waktu kedua kakinya menyentuh lantai tidak
menimbulkan suara. Semua orang mengawasi, dan mereka segera dapat
melihat jelas. Orang itu bertubuh tinggi besar dan tegap sekali, dialah seorang pendeta Mongolia yang wajahnya bengis dan juga matanya bersinar tajam.
Wajahnya itu memperlihatkan keangkuhan yang sangat.
"Hudya" Tiat To Hoat ong hendak melihat berapa tinggi kepandaian ilmu pedang Kun Lun Kiam Hoat! Bisakah
Ciangbunjin memperlihatkan sendiri ilmu pedang itu dan memberi petunjuk kepada Hudya ?"
Kata2 itu memang seperti merendah tetapi didalam kata2
itu mengandung tantangan untuk Ma Liang Cinjin.
Tetapi Ma Liang Cinjin sabar sekali, dia mengawasi sejenak kepada pendeta Mongol itu.
"Siapakah Taisu itu ?" akhirnya dia telah bertanya.
"Pendapat Pinto, Taisu tentunya datang tanpa membawa kartu undangan . . . !"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pendeta Mongoi itu yang memang tidak lain dari Tiat To Hoat ong telah tertawa mengejek.
"Memang. Memang. Justru nama Kun Lun Kiam Hoat yang
menarik Hudya kemari ... ! Apakah itu suatu kelancangan ?"
balik tanya Tiat To Hoat-ong.
Ma Liang Cinjin telah tersenyum sabar. Segera dia
mengetahui bahwa sipendeta Mongoi ini jelas datang dengan maksud untuk menimbulkan kerusuhan belaka.
"Baiklah! Taisu dari pintu perguruan mana?" tanya Ma Liang Cinjin.
"Tidak perlu kau ketahui."
"Mengapa begitu?"
"Yang terpenting Hudya hanya datang untuk melihat
sampai berapa tinggi ilmu pedang Kun Lun Kiam Hoat."
"Hemmm. . . baiklah!" kata Ma Liang Cinjin sambil
menggerakkan tangannya, dia ingin memberikan isyarat
kepada sutenya agar siadik seperguruannya itu melayani Tiat To Hoat-ong.
Namun kenyataannya Tiat To Hoat-ong yang melihat itu
segera juga telah berkata ; "Dan kedatangan Hudya bukan untuk melayani yang lain. . . maka dari itu Hudya minta agar Totiang sendiri yang melayani kami!!"
Dan setelah begitu, dengan cepat sekali Tiat To Hoat ong telah mulai menggerakkan tangannya dan kedua kakinya, dia mulai berdiri dengan kuda2nya yang kuat, mulai bersiap untuk menerima serangan.
Dengan sikapnya itu berarti gerakannya tersebut
merupakan tantangan untuk Ma Liang Cinjin.
Sebagai Ciangbunjin dari Kun Lun Pai yang memiliki nama sangat terkenal, sesungguhnya Ma Liang Cinjin tidak bisa
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sembarangan menerima tantangan orang, karena derajatnya yang tinggi.
Tetapi karena Tiat To Hoat-ong telah menantangnya
demikian rupa sehingga jika dia tidak melayaninya niscaya akan menjatuhkan nama Kun Lun Pai.
Maka dari itu cepat sekali Ma Liang Cinjin berdiri dari kursi didepan mimbarnya, lalu katanya dengan suara yang sabar :
"Sungguh terpaksa sekali Pinto harus memperlihatkan kebodohan Pinto !" katanya kemudian.
Dan setelah berkata begitu Ma Liang Cinjin melonpat
ketengah gelanggang. Sesungguhnya kedua sute dari Ma Liang Cinjin hendak
mencegah Ciangbunjin mereka turun tangan sendiri, tetapi sudah terlambat, Ma Liang Cinjin telah berhadapan dengan Tiat To Hoat-ong.
"Hahaha !" tertawa Tiat To Hoat-ong dengan suara yang nyaring sekali. "Bukankah Totiang mengadakan pertemuan ini justru ingin memperkenalkan kepada orang2 rimba persilatan, bahwa ilmu pedang Kun Lun Pai memiliki kepandaian yang hebat sekali"
Disaat itu tampak Ma Liang Cinjin juga sudah tidak
mengambil sikap yang segan2 lagi, karena dia menyadari bahwa tamu tidak diundang ini memang sengaja datang untuk menimbulkan kerusuhan belaka.
Cepat sekali diapun telah merangkapkan sepasang
tangannya, dia telah melancarkan serangan pembukaan
sebagai tanda hormat. Tetapi Tiat To Hoat ong berdiam diri saja dia tidak berkelit atau menangkis.
Karena serangan yang dilancarkan oleh Ma Liang Cinjin memang merupakan jurus pembukaan, dengan sendirinya hal
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
itu merupakan serangan yang tidak sungguh2 dan juga telah menyebabkan serangan tersebut jatuh ditempat kosong.
Namun dengan cepat sekali Tiat To Hoat ong tidak ingin membuang waktu, dia juga telah mengibaskan lengan
jubahnya sebagai serangan pembukaan.
Keduanya melompat mundur dan mulailah piebu, adu
kepandaian itu dibuka. Tangan kanan Ma Liang Cinjin meraba kepunggungnya,
mencekal gagang pedang. Gerakannya itu sabar dan tenang sekali, dan ketika
pedangnya dicabut maka sinar yang berkilauan terlihat menerangi sekitar tempat itu. Itulah pedang mustika.
Sedangkan Tiat To Hoat-ong tertawa dengan suaranya
yang tidak sedap didengar.
"Cabutlah senjata Taisu !" kata Ma Liang Cinjin yang sudah tidak ingin banyak bicara.
Tiat To Hoat-ong menggelengkan kepalanya.
"Sesungguhnya Hudya biasa mempergunakan golok, tetapi biarlah untuk menghadapi Kun Lun Kiamhoat yang hebat, Hudya akan mempergunakan kedua tangan ini saja untuk
menyambutinya!" Bukan main mendongkol dan murkanya murid2 dari Kun
Lun Pai, karena mereka merasa Ciangbunjin mereka
diremehkan dan dihina. Tetapi justru Ma Liang Cinjin membawa sikap yang tenang sekali, dia telah tersenyum.
"Memang terkadang senjata tajam kalah hebat dengan
kedua telapak tangan manusia !" katanya sabar. "Nah, ,Taisu, terimalah serangan Pinto ...... inilah kebodohan yang selayaknya ditertawakan."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dan membarengi dengan perkataannya itu tampak Ma
Liang Cinjin menggerakkan pedang nya, dia telah menikam lurus2 kearah dada Tiat To Hoat-ong yang saat itu berdiri dengan sepasang kaki agak tertekuk,
Tentu saja hal itu telah membuat semua orang jadi terkejut karena cara menyerang Ma Liang Cinjin akan membahayakan diri Ma Liang Cinjm sendiri, sebab dengan cara menyerang seperti itu, berarti Ma Liang Cinjin membuka bagian lowong didirinya.
Sedangkan Tiat To Hoat Ong yang melihat serangan tiba, dia mandekkan tubuhnya dengan kaki tetap tertekuk dia telah melancarkan serangan membalas dengan telapak tangannya yang menyampok dari samping.
Angin sampokan tangan Tiat To Hoat-ong ternyata bukan main kuatnya.
Angin serangan itu justru telah menyampok miring pedang Ma Liang Cinjin.
Keruan saja Ma Liang Cinjin jadi terkejut sekali. dia Sampai mengeluarkan seruan tertahan.
Hebat luar biasa tampak Tiat To Hoat ong bukan hanya
melancarkan serangan dengan sampokan saja, dia juga telah meluncurkan tangan kirinya mengancam kearah kepala Ma Liang Cinjin.
Tentu saja Ma Liang Cinjin tidak bisa tinggal diam. cepat sekali dia telah menarik pulang pedangnya.
Dia juga menarik pulang pedangnya bukan untuk
mengelakan serangan Tiat To Hoat-ong, melainkan telah membarengi untuk melancarkan serangan lagi.
Gerakan itu luar biasa hebatnya, karena ujung pedang itu digetarkan sehingga mata pedang seperti juga telah
menyambar kebeberapa bagian ditubuh Tiat To Hoat ong
bagian yang semuanya berbahaya dan bisa mematikan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tetapi pendeta Mongol Tiat To Hoat-ong seperti tidak
memandang sebelah mata ilmu pedang Kun Lun, dia telah mengeluarkan suara tertawa yang nyaring, mengempos
semangatnya di dadanya, dan dia telah berdiri tegak menantikan serangan tiba, kemudian disambutnya ujung pedang itu dengan dadanya.
Semua orang terkejut, bahkan ada yang telah
mengeluarkan seruan karena kaget.
Dan disaat itulah dalam keadaan yang cukup menegangkan ketika mata pedang menyentuh kulit dada dari Tiat To Hoatong, namun anehnya mata pedang tidak bisa menikam masuk kulit tubuh itu melainkan telah melejit.
Membarengi disaat Ma Liang Cinjin tengah kaget, maka Tiat To Hoat-ong telah melancarkan pukulan lurus dengan telapak tangannya.
"Bukkk!" Ma Liang Cinjin tidak sempat mengelakkan diri dan tubuhnya jadi terhuyung dengan pucat.
Sebagai seorang Ciangbunjin dari sebuah partai persilatan ternama seperti Kun Lun Pai sampai terserang seperti itu, sesungguhnya benar2 merupakan urusan yang luar biasa dan mengherankan juga.
Tiat To Hoat ong telah tertawa ber-gelak2 keras sekali, dia telah melancarkan beruntun tiga kali serangan lagi, pukulan telapak tangannya menimbulkan angin serangan sekuat
runtuhnya gunung. Tentu saja Ma Liang Cinjin tidak berani berlaku lambat, dengan tidak berayal lagi dia telah memutar pedangnya itu dengan cepat seperti juga titiran.
Diantara suara deru angin itu, tampak Ma Liang Cinjin juga mengempos semangat dan tenaga dalamnya, sehingga angin serangan pedang nya selain mengincar bagian2 yang
mematikan dari jalan darah ditubuh Tiat To Hoat ong. juga
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengandung kekuatan tenaga yang dahsyat, yang dapat
menindih serangan tenaga dari Tiat To Hoat-ong.
Kenyataan seperti ini telah mengejutkan Tiat To Hoat ong juga, dia sampai mundur dua langkah dan berobah cara
bertempurnya. Dengan gerakan yang cepat sekali, silih berganti kedua tangannya itu telah melancarkan pukulan yang dahsyat dan mematikan, semakin lama semakin kuat dan mengurung
tenaga serta pedang Ma Liang Cinjin.
Tentu saja Ma Liang Cinjin jadi terkejut dan mengucurkan keringat dingin.
Dia merasakan tenaga Tiat To Hoat ong seperti juga
menghisap tenaganya, semakin lama tenaga Ma Liang Cinjin semakin tersedot.
Ma Liang Cinjin mati2an telah berusaha untuk meloloskan pedangnya itu dari libatan tenaga dalam sipendeta Mongol.
Berulang kali Tiat To Hoat-ong telah mengeluarkan suara tertawa bergelak, dan berulang kali pula dia melancarkan serangan yang semakin lama semakin hebat, yang memaksa Ma Liang Cinjin akhirnya hanya dapat bertempur dengan main kelit dan main mundur.
Murid2 Kun Lun Pai yang melihat keadaan Ciangbunjin
mereka, semuanya jadi berkuatir sekali.
Disaat itulah dengan cepat sekali Ma Liang Cinjin memutar dan menghentak pedangnya dengan mempergunakan jurus
kesembilan belas dari Kun Lun Kiam Hoat, dengan
menggetarkan pedangnya tampak Ma Liang Cinjin telah
menjejakkan kakinya, untuk melompat kebelakang menjauhi diri dari lawannya.
Tetapi Tiat To Hoat-ong tidak ingin memberikan
kesempatan kepadanya Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dia telah melancarkan serangan dalam bentuk pukulan
yang kuat sekali. Dan serangannya itu telah menghantam pinggul Ma Liang Cinjin, sehingga tulang pinggul dari Ciangbunjin Kun Lun Pai itu menjadi remuk dan tubuhnya terhuyung tidak bisa berdiri tetap.
Uh Pie Cinjin dan Tui Ho Cinjin, kedua sute dari Ma Liang Cinjin jadi terkejut sekali, muka mereka jadi berobah pucat seketika.
Dan mereka telah melompat untuk melindungi kakak
seperguruan mereka. Gerakan mereka itu sangat cepatnya, dan bertepatan disaat Tiat To Hoat-ong melancarkan serangan berikutnya kepada Ciangbunjin Kun Lun Pai tersebut.
Gerakan mereka itu telah menolong Ma Liang Cinjin dari kematian, karena serangan Tiat To Hoat-ong telah berhasil ditangkisnya.
"Bukk!" tubuh Uh Pie dan Tui Ho Cinjin berhasil digempur Tiat To Hoat ong sampai terpental.
Tetapi kedua sute Ma Liang Cinjin dengan cepat telah
melompat dan melancarkan serangan lagi kepada Tiat To Hoat ong. guna melindungi Ciangbunjin mereka.
Saat itu beberapa orang murid kepala Kun Lun Pai lainnya telah menyerbu untuk mengepung Tiat To Hoat-ong, sambil beberapa orang melindungi Ma Liang Cinjin, yang akan
dibawanya kedalam. Namun Tiat To Hoat-ong rupanya bertindak tidak
tangguug2. Dengan cepat sekali tangannya telah menjambret baju dari kedua murid kepala Kun Lun yang berada terdekat dengannya dan melemparkannya. Setelah itu dengan ujung jubahnya yang panjang, tampak Tiat To Hoat ong telah mengibas,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sehingga dua orang murid Kun Lun lainnya telah terlempar dan terbanting.
Dengan Caranya itu Tiat To Hoat Ong seperti mengamuk
ingin membuka kepungan lawannya Dan memang dia telah
menimbulkan perasaan jeri dihati murid2 Kun Lun tersebut.
Gerakan yang mereka lakukan itu memang merupakan
gerakan yang dahsyat, tetapi menghadapi Tiat To Hoat ong yang memiliki kepandaian yang telah sempurna dan juga tenaga yang kuat, mau tidak mau murid2 Kun Lun Pai yang berjumlah banyak itu tidak berdaya.
Begitu juga Tui Ho Cinjin maupun Uh Pie Cinjin, kedua tojin yang liehay itu tampaknya jadi tidak berdaya menghadapi pendeta Mongol yang luar biasa ini.
Dalam sekejap mata saja pertempuran hebat telah terjadi ditempat itu.
Sedangkan Tui Ho Cinjin telah berhasil di hajar dadanya, sampai imam itu meringkuk dilantai dengan memuntahkan darah segar.
Dalam melancarkan serangannya Tiat To Hoat-ong sama
sekali tidak mau berlaku lunak !.
Setiap pukulannya tentu mengandung tenaga menggempur
yang bisa mematikan. Maka tidak mengherankan ketika dia telah melancarkan
serangan yang ber-tubi2 dan juga serangan itu datangnya bagaikan angin badai, telah membuat murid2 Kun Lun Pai tidak berani mendekatinya. Saat itu dengan nekad Uh Pie Cinjin telah mengeluarkan teriakan yang nyaring, dia telah memutar pedangnya menyerbu kearah Tiat To Hoat-ong.
Maksud imam ini adalah untuk mengadu jiwa dengan Tiat To Hoat ong agar binasa bersama. Tetapi hasrat hatinya itu tidak kesampaian.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hal itu disebabkan Tiat To Hoat ong liehay sekali, dia sama sekali tidak bermaksud untuk mengelakkan serangan
lawannya, dia menerima tikaman dari siimam tetapi ujung pedang itu telah melejit tidak berhasil menembus kulitnya yang licin dan kebal itu.
Mempergunakan kesempatan disaat Uh Pie Cinjin tengah
terkejut begitu, disaat itulah Tiat To Hoat ong telah melancarkan pukulan dahsyat dengan telapak tangannya,
"Bukkkl" batok kepala iman itu telah berhasil dipukulnya dengan jitu sekali.
Tanpa sempat menjerit lagi tubuh Uh Pie Cinjin
menggeletak dilantai. Napasnya juga telah putus...!
Semua murid Kun Lun lainnya jadi panik, mereka telah
menyerbu dengan nekad dan gusar mengepung Tiat To Hoatong.
Saat itu Tiat To Hoat-ong telah mengeluarkan suara siulan yang nyaring, maka dari arah belakang barisan tamu,
melompat beberapa sosok tubuh.
Ternyata yang melompat muncul tidak lain dari Chiluon, Talengkie dan Turkichi.
Mereka telah ikut mengamuk.
Kepandaian ketiga orang Mongoi inipun hanya berada satu tingkat, dibawah Tiat To Hoat-ong. maka tidaklah
mengherankan jika mereka dengan cepat telah berhasil
merubuhkan murid Kun Lun Pai, Gerakan yang mereka
lakukan juga selalu mendatangkan korban.
Murid2 Kun Lun Pai yang melihat kehebatan ketiga orang itu jadi menggidik. Walaupun bagaimana mereka memang merasa sangat jeri dan takut berurusan dengan ke empat orang yang berkepandaian sempurna itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mereka telah melihatnya bahwa kepandaian yang mereka
miliki tidak mungkin dapat menandingi kepandaian empat orang Mongol itu.
Tetapi Tiat To Hoat-ong berempat terus juga mengamuk
menghantam kesana kemari.
Tampaknya keempat orang Mongoi itu memang sengaja
tidak ingin melepaskan seorangpun murid Kun Lun terlolos dari kematian.
Disaat itu dengan kecepatan bagaikan kilat, Talengkie berulang kali menggerakkan tangannya.
Paku2 beracunnya telah berhamburan membinasakan
belasan orang tamu. Keruan saja tamu2 yang merupakan jago2 dari berbagai
pintu perguruan silat itu jadi panik dan kalut.
Dengan cepat beberapa orang diantara mereka telah
menerjang maju untuk membantu pihak tuan rumah.
Tetapi bantuan mereka itu rupanya sama sekali tidak
memberikan hasil. Dengan mudah sekali Tiat To Hoat-ong telah melakukan
serangan yang selalu membinasakan lawannya.
Jago2 yang lainnya disamping jeri juga sangat gusar sekali melihat sepak terjang Tiat To Hoat-ong berempat dengan kawannya.
Ramai2 mereka telah melompat kegelanggang
pertempuran, mereka telah melancarkan serangan dengan serentak untuk mengeroyok pendeta Mongol ini.


Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Lanjutan Sin Tiauw Hiap Lu Karya Sin Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tetapi Tiat To Hoat ong dan keempat kawannya itu
tangguh sekali, mereka telah membinasakan satu persatu lawannya, sehingga didalam waktu yang sangat singkat sekali puluhan jiwa telab melayang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dan sisanya telah cepat2 memutar tubuh melarikan diri untuk meloloskan diri dari kematian. Tiat To Hoat-ong telah tertawa ber-gelak2 puas.
Saat itu mayat2 melintang tidak keruan di lantai, keadaan sangat mengerikan sekali. Di-ruangan tersebut yang masih segar dan hidup hanyalah Tiat To Hoat-ong berempat, tidak terlihat orang lainnya.
Tiang Hu dan Yo Him yang bersembunyi dibalik tirai, lagi menggigil keras ketakutan.
"Tadi tadi telah kukatakan, agar kita jangan kemari !" bisik Yo Him ketakutan. "Kau lihat, iblis2 itu menakutkan sekati !"
Tiang Hu tidak bisa menyahuti, dia hanya berdiam diri belaka.
Ketakutan yang meliputi hati Tiang Hu bukan main
hebatnya, sampai anak ini tidak bisa mengeluarkan perkataan.
Dilihatnya betapa mayat2 itu melintang tidak keruan dan mengerikan sekali. Saat itu keadaan sepi sekali. Tetapi mata Tiat To Hoat-ong yang tajam telah melihat tirai yang bergoyang itu.
Cepat2 dia telah menghampirinya, sekali hantam tirai itu tersingkap dan dua sosok tubuh kecil menggelinding keluar.
Tentu Saja saking ketakutan Tiang Hu telah menangis dan berlutut meminta ampun.
Sedangkan Yo Him hanya diam memandang dengan sinar
mata ketakutan, tetapi dia tidak berlutut seperti yang dilakukan oleh Tiang Hu.
"Ihh !" berseru pendeta Mongol itu karena terkejut dan heran melihat kedua anak itu,
Talengkie telah melompat maju, dia mencengkeram baju Yo Him dan Tiang Hu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Diangkatnya tubuh kedua anak itu, lalu dibantingnya
dengan keras keatas lantai sehingga menimbulkan suara gedebukan yang keras.
Mata Yo Him dan Tiang Hu jadi ber-kunang2 dan kepala
mereka pusing, disamping itu mereka juga menderita
kesakitan yang sangat hebat.
Tiang Hu yang sangat ketakutan, telah menangis sambil sesambatan meminta ampun.
Sedangkan Yo Him hanya merintih perlahan karena dia
menderita kesakitan yang sangat.
"Siapa kau ?" bentak Talengkie dengan suara yang bengis.
"Mengapa kalian berada disini?"
"Kami ... kami ingin menyaksikan keramaian" kata Tiang Hu dengan suara yang parau antara isak tangisnya.
Tetapi berbeda dengan Tiang Hu, Yo Him telah memutar
otak sejak tadi dan kini dia telah memperoleh pikiran yang dianggapnya baik.
Maka dari itu. dia telah berkata lantang "Kami datang untuk mengambil sisa makanan karena ditempat ini tengah diadakan keramaian, tidak kami sangka ...tidak kami sangka justru adanya peristiwa seperti ini ..."
"Hmm .....kalian dua pengemis cilik rupanya?" bentak Talengkie.
"Benar." "Cepat menggelinding pergi?" bentak Talengkie dengan suara yang bengis.
Tentu saja hal itu menggirangkan hati Yo Him dan Tiang Hu mereka cepat2 melangkah untuk pergi meninggalkan
tempat yang menyeramkan itu,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tahan !, bentak Tiat To Hoat-ong, Tentu saja kedua anak itu jadi ketakutan mereka menahan langkah kaki mereka tidak berani bertindak terus.
Yo Him telah menoleh, tanyanya dengan ragu2: ,Ada. . ada apa lagi, Taisu?" suaranya dibuat setenang mungkin. Mata Tiat To Hoat ong bersinar tajam.
Berbeda dengan Talengkie, yang berhasil ditipu oleh Yo Him, tetapi Tiat To Hoat-ong yang cerdik itu telah
memperhatikan kedua anak itu dalam2.
Dia telah melihatnya bahwa kedua anak ini tidak mungkin dua orang pengemis kecil.
Maka timbullah kecurigaannya. Dia telah melihat pakaian Yo Him dan Tiang Hu bersih dan juga tidak ada tambalannya, maka tidak mungkin Yo Him dan Tiang Bu ini dua anak
pengemis. Tetapi, jika bukan pengemis, lalu mengapa kedua anak tersebut bisa berada di tempat ini" Itulah sebabnya Tiat To Hoat-ong bermaksud ingin menyelidikinya.
"Kalian bicara terus terang, sesungguhnya siapa kalian berdua?" bentak Tiat To Hoat-ong dengan suara yang bengis sekali.
"Kami. .kami memang pengemis kecil di kampung ini!"
menyahuti Yo Him dengan suara agak tergetar, karena dia ketakutan melihat sinar mata Tiat To Hoat-ong yang tajam dan menyeramkan itu.
"Hemm, jika engkau masih tidak ingin bicara terus terang, biarlah kami akan membunuh kalian juga?" mengancam Tiat To Hoat-ong sambil melangkah maju.
Semula Yo Him ingin berkeras dengan dustanya itu, bahwa mereka adalah dua orang pengemis kecil, dia yakin jika mereka tetap mengakui diri mereka sebagai pengemis kecil tentu mereka akan dibebaskan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tetapi siapa sangka karena ketakutan bukan main melihat ancaman Tiat To Hoat-ong, dengan tubuh yang menggigil keras Tiang Hu telah berlutut sambil meng angguk2kan
kepalanya sampai keningnya itu telah menghantam lantai berulang kali.
"Ampun Taisu..kawanku tadi memang telah berbohong.
kami memang bukan pengemis kami hanya dua orang anak
penduduk kampung dibawah kaki gunung ini...kami
....kami...kami," Tiat To Hoat-ong telah tertawa dingin. "Kami, kami, kenapa
?" bentaknya dengan suara yang semakin bengis saja.
"Kami hanya ingin menyaksikan keramaian ...!" kata Tiang Hu sambil menangis.
Tiat To Hoat ong telah mendelik kepada Yo Him.
"Hemm, engkau kecil2 sudah pandai berbohong !"
bentaknya. "Baiklah, kami akan memberikan sedikit pelajaran kepada kalian !".
Tentu saja Yo Him dan Tiang Hu jadi ketakutan sekali.
Tubuh mereka menggigil keras, namun belum lagi mereka mengetahui apa2 telah berkelebat bayangan hitam, tahu2
punggung mereka sakit dan tubuh mereka menjadi ringan seperti melayang.
Ternyata Tiat To Hoat ong telah mencengkeram punggung kedua anak itu.
Kemudian dengan keras dia telah melempar nya keluar kuil.
Tidak mengherankan jika Yo Him dan Tiang Hu terbanting keras diatas tanah, bahkan Tiang Hu telah menghantam batu kerikil dengan kuningnya, membuat kening anak itu jadi berlumuran darah...
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengan merangkak, tanpa berani menoleh lagi Yo Him dan Tiang Hu segera berlari menuruni gunung itu, mereka berlari untuk pulang.
Tiat To Hoat ong tertawa gelak2 dengan suara yang keras sekali.
Dan disaat itu Chiluon, Talengkie dan Turkichi telah
mengajak Tiat To Hoat ong untuk berlalu.
"Kita telah melaksanakan tugas kita dengan baik ! Hari ini kita telah membinasakan lebih seratus jago2 silat Tionggoan !
Untuk selanjutnya pihak Kun Lun Pai tidak bisa mengangkat nama mereka" berkata Tiat To Hoat ong dengan suara yang angkuh.
"Benar " menyahuti Chiluon. "Dan berarti berkurangnya tenaga jago didaratan Tionggoan ! Seperti perintah Khan yang agung, kita harus berusaha sebanyak mungkin membinasakan jago2 daratan Tionggoan, disamping untuk membuktikan
bahwa jago2 Mongolia tidak ada tandingan nya, juga untuk mempersedikit jago2 yang membantu pemerintahan Song,
sehingga jika kelak Khan yang agung itu menerjang kedaratan Tiong goan, tentu tidak akan menemui rintangan lagi !"
Dan keempat orang jago Mongol itu telah tertawa keras sekali, tampaknya mereka puas bukan main. Suara tertawa mereka keras sekali menggetarkan tempat itu, lalu dengan mempergunakan ilmu meringankan tubuh mereka, jago2
Mongol itu telah meninggalkan tempat tersebut.
YO HIM dan Tiang Hu yang ber lari2 ketakutan, akhirnya telah tiba dirumah masing2,
Ciang Pehunya yang mengambil Yo Him sebagai anak
angkatnya, jadi kaget sekali melihat Yo Him ketakutan seperti itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ada apa?" tanya Ciang Pehu tersebut. Dengan hati masih tergoncang hebat dan menahan perasaan sakit, Yo Him telah menceritakan pengalamannya.
Sedangkan Tiang Hu juga telah mengejutkan ibu dan
ayahnya dengan keadaan seperti itu.
Sambil membersihkan darah yang mengucur deras dari
keningnya, kedua orang tua Tiang Hu menanyakan sebab2nya putera mereka bisa babak belur begitu.
Sambil terus menangis, Tiang Hu telah menceritakan
pengalamannya. Tentu saja kedua orang tuanya jadi terkejut bukan main.
Mereka memang merupakan penduduk lama dikampung ini,
maka dari itu mereka pun mengetahui jelas bahwa Kun Lun Pai merupakan sebuah pintu perguruan silat yang luar biasa hebatnya, dengan sendirinya pintu perguruan silat itupun merupakan tempat pemujaan yang disegani oleh penduduk kampung di sekitar gunung Kun Lun San tersebut.
Kini mereka mendengar pendeta2 dari kuil itu telah
dibinasakan orang asing, bahkan jumlah korban meliputi ratusan jiwa, keruan saja telah membuat merekapun jadi ketakutan dan berulang kali memuji akan kebesaran Thian untuk meminta berkah dan perlindungan terhadap
keselamatan keluarga mereka.
Dan setelah dua hari, barulah orang2 kampung yang telah digemparkan oleh peristiwa itu berani naik keatas gunung, untuk mendatangi kuil Kun Lun Sie.
Dan mereka jadi berdiri dengan hati tergoncang keras
diliputi ketakutan, karena dari jauh mereka telah mencium bau busuk dari mayat dan amisnya darah tersiar dari kuil itu.
Beberapa orang penduduk kampung yang memiliki nyali
agak besar telah memberanikan diri untuk melihat kedalam kuil itu, mereka melihat mayat2 yang malang melintang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Maka dari itu mereka jadi menghela napas, karena didalam kuil tidak terlihat seorang imam pun juga.
Semuanya hanya mayat2 yang mengerikan sekali, dengan
tubuh yang rusak dan darah yang menggenang serta telah membeku menyiarkan bau busuk dan amis.
Setelah melihat disekitar tempat itu tidak ada orang Mongol yang di-sebut2 oleh Yo Him dan Tiang Hu, merekapun
mengumpulkan mayat sambil menggali tanah untuk mengubur korban2 itu.
Peristiwa itu tentu saja merupakan peristiwa yang pertama kali terjadi menimpa perguruan silat Kun Lun Pai.
Dan penduduk kampung itu, untuk satu tahun lebih tidak berani naik keatas gunung, mereka takut diganggu oleh setan2 penasaran.
Yo HIM setelah mengalami peristiwa seperti itu, kini jadi sering melamun karena walaupun bagaimana dia telah
terpengaruh oleh peristiwa tersebut, yang tentunya
memberikan bayang-bayang yang tidak menggembirakan
hatinya. Dia telah melihat betapa jiwa manusia di bunuh seperti juga tidak ada harganya, bagaikan jiwa kecoa, dan juga disamping itu walaupun dia masih berusia kecil dia cerdik sekali, maka Yo Him berpikir jauh sekali yaitu dia
perbandingkan peristiwa tersebut dengan Ilmu silat.
Tentunya korban2 itu. yaitu peristiwa dari terjadinya pertempuran tersebut, berawal pangkal dari ilmu silat.
Kalau mereka tidak mengerti ilmu silat jelas mereka tidak akan memperoleh bencana seperti itu .
Dan Yo Him jadi tidak menyukai ilmu silat . . . dia berpikir didalam hatinya yang masih polos dan suci itu bahwa dia untuk selama2nya tidak ingin mempelajari ilmu silat.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tetapi walaupun bagaimana kepandaian seperti ini telah membuat Yo Him tergempur jiwa nya, suatu gempuran yang tidak kecil.
Dia telah menyaksikan betapa manusia yang dibunuh-
bunuhi seperti juga menjagal hewan dati darah telah
berhisabi>*a-i. Pembunuhan itu bukan terjadi didiri seorang atau dua orang manusia, melainkan ratusan jiwa . . . maka se tidak-nya telab merusak jiwa anak ini.
Ciang Pehunya yang melihat Yo Him akhir2 ini sering
melamun begitu, jadi menguatirkan sekali kesehatannya, dia sering memberikan nasehat2nya.
Yo Him sering menyatakan kepada Ciang Pehunya, bahwa
dia ingin pergi kesebuah tempat yang jauh . . . jauh sekali . .
Betapa sedihnya Ciang Pehunya itu karena dia sangat
menyayangi Yo Him sama seperti putera kandung mereka
sendiri. Lebih2 Ciang Pebo, isteri Ciang Pehunya Yo Him, telah menangis selama dua hari dua malam mereka kuatir kalau2
anak angkat mereka itu akan benar2 membuktikan
perkataannya, yaitu pergi jauh meninggalkan mereka. . .
MALAM itu sepi dan sunyi sekali, dan hanya terdengar
suara binatang malam yang berdendang, sedangkan Yo Him terlentang di pembaringannya tanpa bisa memejamkan
matanya. Dia telah melihatnya, betapa manusia hidup didalam dunia seperti juga tengah membawakan peranan diatas panggung sandiwara, bisa hidup gembira, bisa menderita, dan bisa mati disetiap saat.
Maka didalam usia yang sedemikian kecil, ternyata Yo Him telah dirasuki oleh berbagai
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pikiran yang tidak2, yang telah merusak jiwanya sendiri.
Entah mengapa Yo Him juga jadi membenci sekelilingnya, membenci dirinya membenci juga ketidak mampuannya.
Waktu dia melihat imam2 dari Kun Lun Pai itu dibinasakan oleh Tiat To Hoat-ong dan kawan2nya, sesungguhnya hatinya penasaran dan marah sekali, dia ingin sekali untuk
membantui. Namun justru dia tidak memiliki kepandaian apa2, diapun masih kecil dan tidak memiliki tenaga, dan disamping itu diapun dalam ketakutan yang sangat hebat, maka apa yang bisa dilakukannya"
Diam2 Yo Him jadi mengutuki dirinya sendiri yang tidak punya guna, yang hanya bisa menyaksikan betapa manusia telah dijagal begitu rupa oleh jago2 Mongol.
Didalam jiwanya yang masih belum bisa menentukan
sesuatu apapun itu, dia telah merasakan bahwa dirinya harus pergi merantau, dia tidak dapat hidup terus menerus disebuah perkampungan kecil itu.
Berbagai ingatan segera muncul mengganggu hatinya, dia teringat kepada Sintiauw, burung rajawali yang sangat sayang kepadanya, yang telah merawatnya sejak bayi. sampai dia berusia tujuh tabun, dan dia teringat juga kepada Ciang Pehu dan Ciang Pebonya yang telah melimpahkan kasih sayangnya untuk dia. maka dari itu kini jika dia pergi meninggalkan Ciang Pehu dan Pebonya itu, dia pun tidak tega.
Tetapi Yo Him sudah tidak bisa menahan keinginan hatinya untuk pergi merantau.
Dia telah membuka pintu kamarnya, dilihatnya pintu kamar Pehu dan Pebonya tertutup rapat.
Cepat2 dan hati2 Yo Him membereskan beberapa potong
bajunya, lalu dibuntalnya menjadi satu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ber-indap2 dia telah keluar dari kamarnya, membuka pintu luar, dia telah melangkah ketaman dari rumah tersebut. Tetapi waktu Yo Him ingin membuka pintu taman itu, tahu2
dibelakangnya ada orang yang menegur halus: "Him jie (anak Him) malam2 seperti ini kau hendak pergi kemana?"
Yo Him terkejut, dia menoleh pada Ciang Pehunya berdiri dihadapannya dengan muka yang muram. Cepat2 Yo Him
menjatuhkan dirinya berlutut dihadapan Ciang Pehunya itu dengan hati yang sedih. Dia menceritakan keinginannya untuk pergi merantau, karena dia ingin mencari pengalaman. Ciang Pehunya jadi berduka sekali, mukanya jadi tambah muram.
Dengan sabar dia telah membangunkan Yo Him dari
berlututnya, di-usap2 rambut anak itu.
"Dengarlah Himjie, kami sangat sayang kepadamu," kata Ciang Pehunya itu. "Kau masih terlalu kecil, belum ada yang bisa kau lakukan... ! Jika memang kau ingin merantau guna mencari pengalaman, kami tentu akan melepaskan dan
mengizinkannya asalkan kau telah dewasa, tetapi sekarang"
Usiamu masih terlampau kecil dan kami kuatirkan kau akan mengalami bencana !."
Yo Him menggeleng lemah. "Memang Himjie anak yang Put-hauw Put gie (tidak
berbakti dan tidak berbudi), sehingga melupakan kebaikan Pehu dan Pebo.... tetapi Him jie tentu akan menengoki Pehu dan Pebo."
"Apakah perlakuan kami kurang baik?" tanya Pehu itu dengan suara yang sabar. "Apakah ada perlakuan kami yang melukai perasaanmu sehingga kau ingin pergi meninggalkan kami?"
Ditanya begitu, Yo Him cepat2 menggeleng sambil
mengucurkan air mata, dia telah memeluk Pehunya itu,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bukan ! Bukan Pehu, kalian baik sekali terlalu baik," kata Yo Him kemudian. "Justru disebabkan sikap kalian yang terlampau baik. membuat Himjie tidak dapat menerimanya, Him jie malu menerima budi Pehu dan Pebo terus menerus ....
biarlah Himjie pergi merantau, jika kelak Himjie telah berhasil menjadi manusia maka Himjie akan datang kemari untuk
mencari Pehu dan Pebo gura membalas budi kalian yang
besar....!" Ciang Pehu itu menghela napas dalam2, kemudian berkata.
"Baiklah! rupanya ada sesuatu persoalan yang tidak ingin kau katakan dan tetap kau sembunyikan !"
Ciang Pehu itu berkata demikian, karena dia melihat Yo Him seperti menyembunyikan suatu rahasia.
Sedangkan dugaan Ciang Pehu itu memang tepat, karena
Yo Him tengah digeluti oleh semacam perasaan, dimana dia sering diganggu oleh pertanyaan : "Siapa ayah " Siapa ibu ?"
Dan pertanyaan seperti itu mengganggu sekali hatinya. Dia sering berpikir : "Ayahku atau ibuku tidak pernah ku
lihat....apapun tidak kuketahui tentang mereka, Siapa ayahku
" Siapa ibuku " Akhhh.. akulah sianak yatim piatu yang tidak mengerti apa2 !"
Dan maksud Yo Him ingin merantau adalah untuk mencari ayah dan ibunya !
Setelah barlutut lagi dihadapan Ciang Pehu nya itu,
akhirnya Yo Him telah membalikkan tubuhnya, dia berlari dengan cepat untuk menyembunyikan air matanya yang telah menitik turun.
Sedangkan Ciang Pehunya juga telah mengawasi kepergian Yo Him dengan air mata ber-linang2.
Sengaja Ciang Pehu tidak membangunkan isterinya, dia
takut kalau2 isterinya itu bertambah sedih menyaksikan keberangkatan Yo Him..
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
SETELAH melakukan perjalanan sampai menjelang fajar, Yo Him sampai dikampung Pu-cung cung, sebuah kampung yang masih berada didaerah kaki Gunung Kun Lun, terpisah kurang lebih dua ratus lie dari perkampungannya Ciang Pehunya itu.
Tetapi Yo Him tidak bermaksud Untuk singgah dikampung itu, dia telah meneruskan perjalanannya.
Dia bermaksud merantau kemana kedua kakinya
membawanya, karena dia memang tidak memiliki tujuan dan tempat yang akan dituju.
Hanya yang menjadi pemikiran Yo Him, dia akan berusaha untuk menyelidiki siapakah sebenarnya ayahnya, siapakah sesungguhnya ibunya.
Pernah Yo Him menanyakannya kepada Ciang Pehunya
atau Ciang Pebonya, tetapi kedua orang itupun tidak
mengetahui apa2 mengenai asal usul Yo Him.
Mereka, kedua pasangan suami isteri she Ciang yang baik hati itu hanya mengatakan bahwa Yo Him seringkali dibawa terbang oleh Rajawali sakti, yang diturunkan dipintu kampung sehingga Yo Him bisa bermain dengan anak2 kampung
lainnya, kemudian disore hari Sintiauw telah menjemputnya lagi membawa Yo Him terbang masuk kedalam jurang yang dalam sekali. Kini Sintiauw sudah tidak pernah dilihatnya setelah yang terakhir kali rajawali itu terjun ke dalam jurang dan tidak pernah muncul lagi.
Sehingga Yo Him sudah tidak bisa bertanya kepada
siapapun juga mengenai asal usulnya.
Siang itu Yo Him telah tiba dipintu sebuah kota yang tidak diketahui namanya, Yo Him hanya melihat kota itu merupakan sebuah kota kecil yang sedikit sekali penduduknya.
Disaat itu perut Yo Him telah berkeruyukan karena lapar, dia memasuki kedai arak dan memesan nasi dengan dua
macam lauknya yang sederhana.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Anak ini telah memakannya dengan lahap, sampai dua
mangkok nasi dihabiskan. Setelah membayar harga barang makanan itu, Yo Him melanjutkan perjalanannya lagi.
Tetapi sebagai seorang anak yang baru berusia tujuh
tahun, mana bisa dia merantau seorang diri " Segala apapun dia tidak tahu, bahkan ketika dia melihat keramaian dikota tersebut, Yo Him sering berhenti untuk menyaksikannya.
Seperti penjual silat, pedagang barang2 mainan, dan macam2
lagi. Dan disaat dia telah melangkah pula untuk melanjutkan perjalanannya, tidak hentinya Yo Him menghela napas.
Dia merasakan dirinya hidup tidak wajar, sebagai seorang anak yang berusia demikian kecil dia sudah tidak memiliki ayah ibu, sudah tidak mengenal siapa ayahnya dan siapa ibunya, maka diapun merasakan bahwa dirinya merupakan seorang anak yatim piatu yang hidup dalam penderitaan.
Sedang pikiran Yo Him menerawang dibawa oleh
lamunannya, tiba2 dia mendengar suara teriakan2 nyaring, disertai oleh suara tertawa yang nyaring.
Yo Him mengangkat kepalanya, dia melihat dari arah
depannya tampak seorang pengemis berusia belasan tahun tengah berlari sambil ter tawa2, dikejar oleh tiga orang pengemis lainnya lagi.
Mereka rupanya tengah main kejar2an sebab merekapun
ter tawa2 dengan riang. Disaat pengemis yang dikejar oleh ketiga kawannya telah berada dekat dengan Yo Him, dia berlari terus seperti ingin menubruk Yo Him, cepat2 Yo Him menyingkir kesamping.
Tetapi gerakan Yo Him kurang cepat, sehingga bahunya
terbentur oleh tubrukan tubuh pengemis itu, sehingga tubuh Yo Him maupun pengemis yang seorang itu bergulingan diatas tanah.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengan menahan sakit Yo Him bangun berdiri untuk
menegur dan memarahi pengemis yang ceroboh itu,
Tetapi alangkah kagetnya Yo Him karena disaat dia belum membuka mulut, justru pengemis yang seorang itu telah berdiri tolak pinggang mengawasi Yo Him dengan mata
mendelik lebar2, mukanya galak sekali.
"Setan kecil, mengapa kau sengaja menghadang jalannya tuan besarmu hah?" bentak pengemis itu dengan suara yang nyaring.
Saat itu ketiga pengemis yang tadi mengejarnya telah tiba ditempat itu, merekapun ter-tawa2 sambil mengurung Yo Him.
Tentu saja Yo Him jadi tertegun, lalu tanyanya tergagap :
"Menghadangmu" justru aku tengah berjalan baik2 telah dilanggar olehmu sehingga aku terjatuh, bagaimana kau bisa mengatakan bahwa aku yang telah menghadang jalanmu"
Lihatlah tanganku telah terluka!"
Sambil berkata begitu Yo Him telah mengulurkan
tangannya untuk memperlihatkan luka di tangannya, luka terbeset. Pengemis itu mendengus galak.
"Hemmm engkau rupanya orang asing di-tempat ini dan
datang dikota ini ingin main jago2an?" bentaknya.
Muka Yo Him jadi berobah, dia jadi gugup melihat sikap pengemis yang tidak keruan itu. "Aku sama sekali tidak usil kepada kalian ....... minggirlah, aku mau melanjutkan perjalanan ku !" kata Yo Him.
"Hemm, apakah begitu enak saja ingin pergi ?" bentak
pengemis itu dengan galak.
Yo Him mengerutkan sepasang alisnya.
"lalu apa yang diinginkan kalian ?" tanya nya. "Kalau memang kalian menganggap aku bersalah, maafkanlah !"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hemm, begitu mudah untuk meminta maaf " Kau harus
memberikan uang sepuluh tail kepada kami, sebagai ganti rugi
!" "Benar !" teriak ketiga pengemis kecil lain nya dengan suara yang nyaring, dengan muka sengaja dibuat agar terlihat galak "Jika dia tidak mau ganti rugi , kita hajar saja biar babak belur !"
Hati Yo Him jadi mendongkol, namun nyalinya ciut. Mana bisa dia melawan pengemis yang lebih besar usianya dari dia "
Terlebih lagi pengemis2 kecil itu berjumlah empat orang.
"Aku tidak memiliki uang sebanyak itu jika kalian mau, aku bersedia membagi kalian satu tail...!" kata Yo Him kemudian.


Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Lanjutan Sin Tiauw Hiap Lu Karya Sin Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tetapi pengemis itu telah tertawa mengejek tahu2
tangannya telah menyambar buntalan pakaian Yo Him yang kemudian dibawa lari dengan cepat sekali.
"Hei, hei, jangan mengambil barangku?" teriak Yo Him gugup sekali, sambil berusaha mengejar.
Tetapi ketiga pengemis kecil lainnya telah meng halang2i Yo Him, disaat Yo Him memaksa untuk menerobos lewat,
ketiga pengemis itu tahu2 telah mengayunkan tangan2
mereka memukuli Yo Him. Bahkan salah seorang diantara ketiga pengemis itu telah mendorong Yo Him, sampai anak she Yo ini telah rubuh diatas tanah dan tubuh nya diduduki oleh dua orang pengemis yang menghajarinya pulang pergi, sehingga muka Yo Him matang biru dan babak belur.
Pengemis yang seorang lagi mempergunakan kakinya
menendangi muka Yo Him. Setelah puas menyiksa Yo Him yang menjerit kesakitan, ketiga pengemis kecil itu pun segera angkat kaki karena mereka takut kalau suara jeritan Yo Him nanti mengundang datangnya orang banyak.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengan merangkak Yo Him telah berdiri, Dia melihat
pengemis2 kecil itu sudah lenyap tidak terlihat bayangannya lagi.
Keadaan dijalan yang seperti lorong itu sepi sekali. Yohim merasakan seluruh tubuhnya pada sakit akibat pukulan dan tendangan ketiga pengemis kecil itu. Disusutnya darah yang mengucur dari mulut dan hidungnya dia berjalan dengan tubuh yang lesu, dengan pakaian yang kotor dan pecah
sebagian, tindakan kakinya lemah dan lesu, sambil menahan sakit yang diderita disekujur tubuhnya.
Ketika orang2 melihat keadaan Yo Him mereka hanya
menduga bahwa Yo Him adalah
seorang anak nakal yang baru berkelahi dengan anak2
sebayanya, sehingga mukanya jadi babak belur begitu.
Sedikitpun keadaan Yo Him tidak menarik perhatian orang2
disekitarnya. Tentu saja Yo Him jadi bingung kini bajunya telah robek dan kotor, sedangkan buntalan pakaian dan uangnya telah dibawa lari oleh Pengemis2 kecil itu.
Maka seperti seorang pengemis kecil Yo Him telah
mengelilingi kota itu untuk mencari pengemis kecil yang telah merampas buntalannya itu.
Tetapi sampai sore, disaat hari mulai gelap tetap saja Yo Him tidak berhasil mencari pengemis2 itu. Bahkan celakanya, perut Yo Him juga telah berkeruyukan lapar.
"Akhhh, inilah disebabkan kecerobohanku yang tidak ber-hati2, sehingga uang dan bajuku telah dirampas oleh
pengemis2 kurang ajar itu" berpikir Yo Him didalam hatinya.
Dengan tubuh yang lesu, dan menahan lapar Yo Him telah berjalan tanpa arah dan tujuan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Akhirnya ketika dia tiba didekat pintu sebelah utara dari kota tersebut, bahunya ditepuk seseorang. Tentu saja Yo Him jadi terkejut.
Ketika dia menoleh, ternyata orang yang menepuknya itu tidak lain dari seorang pengemis juga, usianya telah empat puluh tahun, pakaiannya compang-camping dan kumis
maupun jenggotnya yang kasar itu tumbuh tidak teratur.
Melihat orang yang menepuknya seorang pengemis, hati Yo Him sudah tidak senang, karena dia telah mengalami betapa pergemis2 kecil yang tadi telah mengganggunya dan
merampas barang2nya. Maka dari itu Yo Him telah menduga mungkin pengemis
inipun ingin mengganggunya juga.
"Anak, mengapa keadaanmu seperti ini ?" Sapa pengemis itu dengan itu dengan suara ramah.
Sebetulnya Yo Him sudah tidak ingin melayani pengemis itu, namun mendengar suara sipengemis yang ramah den
sabar, maka dia telah menyahuti juga. "Aku telah dihina oleh pengemis2 sebangsamu !"
"Ihh " !" pengemis itu mengeluarkan seruan karena terkejut, rupanya jawaban yang diberikan Yo Him tidak pernah diduga sebelumnya "Aku dipukuli dan juga barang2ku telah di rampas mereka .... !" kata Yo Him lagi.
Dengan muka yang muram dan sepasang alis yang
dikerutkan, pengemis itu telah bertanya sabar ; "Apakah kau mengetahui nama mereka ?""
"Mana tahu " Sedang lihat saja baru tadi!" kata Yo Him mendongkol
"Hemm, apakah ada peristiwa seperti ini?" menggumam pengemis itu. "Apakah kau tidak berdusta?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Untuk apa aku membohongimu " Apakah dengan
menceritakan pengalamanku itu kau bisa mengembalikan
barangku " Hemm, itulah memang sudah nasibku yang buruk
!" mengeluh Yo Him sambil memutar tubuhnya, maksudnya ingin berlalu.
"Tunggu dulu adik kecil .......!" kata pengemis itu mencegah kepergian Yo Him.
"Ada apa lagi yang ingin kau ketahui ?" tanya Yo Him tidak sabar.
"Aku masih ingin menanyakan kau perihal uang dan
pakaianmu yang telah dirampas itu ......."
" Percuma . . . "
"Mengapa percuma! Katakanlah, bagaimana wajah
pengemis yang telah mengganggumu ?"
"Semuanya ada tiga orang !"
"Ihh !" kembali pengemis itu mengeluarkan suara seruan heran. "Tiga orang ?"
"Ya," mengangguk Yo Him "Mereka baru pertama kali kulihat dan dengan sengaja telah menubrukku, disaat itu mereka menaduh aku justru yang telah menghadang jalan mereka, sehingga salah seorang diantara mereka terjungkel ditanah ! Tetapi sebenarnya bukan salahku, justru memang mereka sengaja menubrukku...!" Pengemis itu tertawa.
"Baiklah, kini kau jelaskan wajah mereka mungkin aku bisa bantu carikan barangmu yang telah lenyap itu."
"Ohhh, benarkah ?" tanya Yo Him girang. "Maka dari itu.
cepat kau ceritakan." kata pengemis itu lagi. "Mudahkan saja barang itu belum dipergunakan mereka."
Mendengar itu, tentu saja Yo Him jadi girang dia
menceritakan peristiwa yang telah dialaminya dan juga menceritakan wajah ketiga pengemis kecil itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mendengar cerita Yo Him pengemis itu telah menghela
napas dalam2. semula dia menduga bahwa yang menggangu Yo Him adalah pengemis dewasa, dan kini dia baru
mengetahui yang mengganggu Yo Him adalah pengemis2 kecil.
"Hemmm, aku tidak menyangka ada juga anak2 kami yang
nakal..." kata pengemis itu sambil menghela napas. "Mari ikut aku, kita cari mereka!"
Yo Him ragu2, tetapi tangannya telah dicekal oleh
pengemis itu. "Keadaanmu seperti ini, padahal kau bukan pengemis, Jika baju dan uangmu itu tidak dicari sampai pulang kembali, bagaimana engkau bisa bersalin pakaian dan membeli
makanan mengisi perut yang lapar?" kata pengemis itu, Yo Him berpikir memang apa yang dikatakan pengemis itu ada benarnya juga. Maka dia mengangguk.
"Baiklah...jika memang benar2 Lojinkee (kau siorang tua) bisa mencarikan uang dan bajuku, tentu aku sangat berterima kasih sekali." kata Yo Him.
"Itu urusan nanti yang terpenting kini kau harus mencari baju dan uangmu ! Mari kita cari ketiga arak2 itu !" Dan setelah itu sipengemis. mengajak Yo Him memasuki lorong yang kotor dan sepi sekali.
Lorong2 itu jarang sekali dilalui orang dan dikedua pinggir lorong itu tertutup juga oleh dinding2 tinggi dari tembok2
bangunan rumah. Disitupun tidak jarang terlihat menggeletak pengemis2 yang tengah tertidur nyenyak.
Disaat memasuki lorong yang satu2nya tampak banyak
pengemis yang tengah duduk berkerumun.
"Akhh, Wie Tocu ( pemimpin Wie ) datang !" berseru beberapa orang pengemis itu sambil berdiri dan
merangkapkan tangannya memberi hormat.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Melihat sikap mereka, pengemis2 itu tampaknya
menghormati sekali pengemis yang mengajak Yo Him, yang disebutnya sebagai Wie Tocu.
Dengan muka yang muram, Wie Tocu telah berkata dengan suara yang tawar : "Sesungguhnya memang memalukan
diantara kita terdapat anak2 nakal yang main rampas dan main pukul! Mereka tiga orang pengemis berusia belasan tabun telah mengganggu adik kecil ini! Apakah diantara kalian ada yang mendengar siapa yang telah melakukannya"!"
Pengemis2 itu menggelengkan kepalanya, semuanya
mengatakan tidak tahu. Dengan kesal Wie Tocu telah menuntun tangan Yo Him
memasuki lorong itu. Kepada beberapa orang pengemis lainnya. Wie Tocu
menanyakan lagi perihal ketiga anak itu tetap saja tidak ada yang mengetahui.
Dengan sendirinya Yo Him jadi putus asa dan dia berpikir mungkin sipengemis yang dipanggil Wie Tocu ini sengaja ingin mempermainkan dirinya atau memperdayakan dirinya agar menjadi pengikutnya, yaitu jadi pengemis.
Setelah melalui beberapa lorong dan ber-tanya2 kepada beberapa orang kelompok pengemis lainnya serta tetap tak berhasil memperoleh petunjuk kepada ketiga anak pengemis yang mengganggu Yo Him. Wie Tocu itu telah menawarkan Yo Him kuwe kering.
"Untuk mencegah lapar...." katanya ramah. "Kau jangan kuatir, walaupun bagaimana barangmu pasti kembali ..."
Tetapi sebegitu jauh kau ber-tanya2 kepada kawan2mu,
tidak seorangpun yang mengetahui ..." kata Yo Him bimbang.
Sipengemis tersenyum. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tetapi akhirnya akan diketahui juga....!" yakin sekali suara pengemis itu. "kami memang tersebar diseluruh kota, maka dari itu mau atau tidak kita harus mencarinya dengan
berkeliling! Percayalah nanti kita akan berhasil mencari mereka! sekarang kau tenangkan hatimu, makanlah kue
kering itu ....!" Yo Him memakan kue kering yang diberikan sipengemis,
tetapi dia kurang berselera, dia hanya memakan satu potong.
"Makan lebihan, nanti kau masuk angin!" membujuk pengemis itu.
"Sesungguhnya, siapakah kau sebenarnya?" tanya Yo Him akhirnya. ,.Tadi aku melihat semua pengemis menghormati Lojinke.. ."!" Sipengemis tersenyum.
"Akupun pengemis biasa seperti mereka'' sahutnya seperti ingin menyembunyikan sesuatu, Yo Him juga tidak mendesak lebih jauh, dan mereka telah berkeliling lagi, dari lorong yang satu kelorong yang lain,
Disaat mereka tengah berjalan menanyai pengemis-
pengemis yang mereka jumpai, justru di saat itu mereka melihat dari arah belakang mereka ber-lari2 tiga sosok tubuh.
Ketika telah dekat, tampak tiga orang pengemis kecil yang ber lari2 kearah mereka.
,,Itu mereka .... mereka yang telah mengambil barangku !"
kata Yo Him sambil menunjuk kearah ketiga pengemis kecil itu."
Sedangkan ketiga orang pengemis kecil itu telah tiba
dihadapan Yo Him dan Wie Tocu.
Mereka tiba2 sekali menjatuhkan diri berlutut dihadapan Wie Tocu dan Yo Him.
"Kami memohon ampun, kami telah melakukan dosa ...... !"
berkata ketiga pengemis kecil itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tentu saja perbuatan ketiga pengemis itu telah membuat Yo Him jadi heran sekali, dia sampai mengawasi tertegun saja.
Wie Tocu tampak memandang ketiga pengemis kecil itu
dengan muka yang merah padam karena gusar.
"Kalian telah melanggar larangan, telah berani merampas milik orang lain, lalu mengapa kalian melakukan dosa lainnya dengan mengeroyok, dan memukuli engko kecil ini ?" bentak Wie Tocu dengan suara yang bengis.
ketiga pengemis kecil itu berlutut sambil me-manggut2kan kepalanya tidak hentinya, sampai kening mereka menghajar tanah dan kening itu terluka serta mengeluarkan darah.
Merekapun menangis sedih sekali.
"Kami memang pantas menerima hukuman yang berat,
tetapi kami mohon kemurahan hati Wie Tocu untuk
mengampuni kami, mengampuni jiwa kami .."
Dan setelah berkata begitu, ketiga pengemis kecil itu tetap dalam keadaan berlutut, telah menggerakkan kedua tangan mereka menghajari muka mereka dengan keras, menghantam muka sendiri dangan tempilingan yang gencar sehingga
terdengar suara ketepak-ketepok tidak hentinya.
Keruan saja Yo Him tambah heran. Sedangkan Wie Tocu
hanya menyaksikan dengan berulang kali tertawa dingin.
Dan kemudian setelah dia melibat muka ke tiga pengemis kecil itu babak belur, barulah Wie Tocu puas, dia mengibaskan lengan bajunya.
"Pergilah kalian...!" katanya dengan suara yang dingin.
JILID 11 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ketiga pengemis kecil itu jadi girang bukan main, mereka telah berlutut sambil menganggukkan kepalanya berulang kali.
"Terima kasih atas kemurahan hati Wie Tocu .. . !" kata mereka dan segera ketiganya telah pergi meninggalkan
tempat itu. Sedangkan buntalan Yo Him tampak menggeletak tanpa ada perobahan apa2.
Tentu saja Yo Him gembira sekali waktu melihat
barang2nya utuh, dan Wie Tocu telah mengambil buntalan itu serta menyodorkan kepada Yo Him.
"Periksalah olehmu, apakah ada barang dan uangmu yang hilang?" katanya.
Yo Him memeriksanya, ternyata tidak satu chi pun
uangnya terganggu. "Tidak ada Lojinke.... dan Lojinke jangan marah, ini untuk terima kasihku atas bantuan lojinke....." sambil berkata begitu, Yo Him telah mengangsurkan dua tail perak kepada
penolongnya. Muka We Tocu jadi berubah, tampaknya dia jadi tidak
senang. "Aku mencari2 ketiga anak itu bukan hanya sekedar
menolongi dirimu, tetapi juga menolongi nama baik Kaypang, perkumpulan kami !" kata Wie Tocu dengan suara yang keras.
"Walaupun kami kaum pengemis, tetapi kami tidak kemaruk uang !".
Yo Him saat itu jadi kaget melihat sipengemis mendongkol begitu cepat2 dia meminta maaf dan menyimpan uangnya
kembali. Wie Tocu telah menghela napas.
"Aku tahu kau memberikan uangmu itu bukan, sekali2
dengan maksud menghina" katanya. "Kau memang
memberikan setulusnya karena tidak mengetahui peraturan Kaypang"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Yo Him heran sekali. "Kaypang itu sesungguhnya perkumpulan apa, Lojinke"
tanya Yo Him. "Itulah sebuah perkumpulan pengemis,yang sudah berusia berabad abad. Kami memiliki, peraturan yang keras sekali, yaitu tidak boleh mencuri, tidak,boleh memaksa, tidak boleh melakukan kejahatan, tidak boleh menipu,tidak boleh bersikap rendah.. "
Mendengar perkataan sipengemis yang biasa dipanggil
kawan2nya itu dengan sebutan Wie Tocu ini, hati Yo Him jadi kagum.
Se tidak2nya Wie Tocu telah memperlihatkan bahwa
pengemis itu belum tentu rendah atau hina, karena
merekapun memiliki hati yang agung.
"Tetapi mengapa ketiga anak ini bisa datang
mengembalikan barang2ku?" tanya Yo Him dengan perasaan heran.
"Seperti telah kukatakan, di dalam Kaypang kami terdapat pantangan mencuri, merampas atau juga. menghina orang yang lemah ....,maka di saat mereka mendengar dari
pengemis2 yang lainnya bahwa aku tengah mencarinya,
mereka jadi ketakutan dan mereka datang menemuiku untuk mengembalikan barang2mu."
Yo Him jadi kagum sekali. "Mereka mendengar bahwa
Lojinke ..tengah., mencari mereka justru mereka ketakutan.
Tetapi mereka tidak menyembunyikan diri bahkan mereka telah mencari Wie Tocu untuk mengakui kesalahan mereka.
Bukan main! Itulah lambang jiwa kesatria!"
Wie Tocu tersenyum mendengar perkataan Yo Him.
"Kau terlalu memuji !" katanya kemudian. "Memang sudah menjadi peraturan rumah tangga kami karena itu semua yang terjadi bukan suatu persoalan yang luar biasa.. !"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Setelah Yo Him mengetahui, Wie Tocu memiliki kekuasaan dan kedudukan yang tinggi sekali dalam Kaypang, maka dari itu tidak meng herankan, waktu ketiga pengemis kecil itu mendengar bahwa Wie Tocu tengah mencari mereka, mereka telah menggigil ketakutan setengah mati, karena mereka telah melakukan perbuatan berdosa yang menjadi pantangan dari perkumpulan mereka ... .
"Nah anak manis, kini pergilah kau melanjutkan
perjalananmu! Ake wakili ketiga anak nakal itu menyatakan maaf !" kata Wie Tocu sambil menjura.
Tentu saja Yo Him jadi terkejut cepat2 dia menyingkir.
"Tidak berani aku menerima penghormatan begitu berat
dari Lojinke." katanya,
Dan Yo Him juga telah mengatakan terima kasih kepada
Wie Tocu, Sedangkan Wie Tocu setelah tersenyum lagi dia memutar tubuhnya meninggalkan Yo Him.
Yo Him mengawasi kepergian Wie Tocu, sampai bayangan sipengemls lenyap,
Disaat itu. dari sudut sudut jalan yang gelap tahu2 telah melompat tiga sosok tubuh kecil. Tentu saja Yo Him jadi terkejut sekali. Terlebih lagi dia mengenali bahwa ketiga sosok bayangan itu tidak lain dari ketiga pengemis itu.
"Apakah mereka ingin membalas sakit hati karena aku telah membongkar rahasia mereka kepada Wie Tocu mereka itu"."
berpikir Yo Him ngeri, karena dia takut justeru dirinya akan dipukuli terus menerus lagi oleh ketiga pengemis itu yang usianya memang jauh lebih besar dari dia.
Tetapi siapa sangka ketiga pengemis itu tahu2 telah
berlutut dihadapannya. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kongcu (tuan muda) harap mau memaafkan dosa kami,
harap kau mau mengampuni kami ..." sesambatan ketiga pengemis kecil itu sambil menangis.
Tentu saja Yo Him jadi tertegun, dia memandang melengak kepada ketiga pengemis kecil itu. Tidak sepatah perkataanpun juga yang keluar dari mulutnya.
Ketiga pengemis kecil itu waktu melihat Yo Him berdiam diri saja, jadi menangis lebih keras.
"Harap Kongcu mau mengampuni dan menolong kami l"
kata mereka dengan menangis lebin keras.
Tentu saja kelakuan ketiga pengemis kecil itu membuat Yo Him tambah bingung.
"Menolong kalian " Apakah kalian menghendaki aku
menderma satu dua tail perak kepada kalian?" tanya Yo Him yang menduga bahwa pengemis2 kecil itu meminta derma
padanya. "Ohhh, kami mana berani menerimanya ?" cepat sekali ketiga, pengemis kecil itu telah berkata sambii menghapus air mata, juga mereka masih dalam keadaan berlutut.
"kami hanya memohon agar kongcu memintakan
pengampunan untuk kami bertiga kepada Wie Tocu !".
"ahh !", Yo Him jadi mengeluarkah suara seruan tertahan,
"Bukankah Wie Tocu kalian itu sudah mengampuni, bukankah tadi Wie Tocu ketika itu telah perintahkan kalian pergi ?"
"Benar tetapi menurut peraturan partai, besok kami akan disidang dan dijatuhi hukuman !" menyahut ketiga pengemis itu terisak.
Tentu saja Yo Him jadi heran.
"Tadi kelian telah menyiksa diri sendiri sampai muka kalian babak belur dipukul oleh kalian sendiri, mana mungkin kalian akan dijatuhi hukuman lagi ?" tanya Yo Him tidak mengerti.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ketiga pengemis itu tetap berlutut sambil meng-
angguk2kan kepalanya. Tangisan ketiga pengemis itu juga bertambah keras dan menyayatkan hati.
Tentu saja Yo Him tambah bingung dan gugup, tidak tahu dia apa yang harus dilakukannya.
"Sesungguhnya...apa yang kalian kehendaki" Apa yang
kalian inginkan, dan apa yang harus kulakukan untuk kalian bertiga ?" tanya Yo Him akhirnya.
"Kami hanya memohon kerelaan Kongcu untuk
mengampuni kami dan memohonkan pengampunan kami
kepada Wie Tocu..." kata ketiga pengemis itu.
"Apakah didalam perkumpulan Kaypang kalian memang
terdapat peraturan begitu ?".
"Kalau tidak, besok begitu kami disidang dan dijatuhi hukuman, sedikitnya kami akan menerima hukuman yang
membuat kami bercacad seumur hidup !".
"Akhh ?" Yo Him berseru kaget. "Apakah ada peraturan yang begitu kejam ?"
"Itu merupakan hukuman yang sangat ringan, dan kalau
kami terbukti berdosa besar, berarti kami akan menerima hukuman mati !".
Mendengar perkataan ketiga pengemis kecil itu, Yo Him jadi berdiri tertegun. Dia telah memandangi sejenak kepada ketiga pengemis itu dengan wajah yang pucat, karena dia jadi ngeri mendengar bahwa di Kaypang terdapat hikuman yang begitu berat.
"Tolonglah kami, kongcu. tolonglah kami !", sesambatan ketiga pengemis kecil itu.
Yohim jadi tambah binggung saja.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku mana bisa menolongi kau" Wie Tocu tentu tidak akan mengindahkan kata2ku...".
"Tetapi justru yang menjadi korban kami adalah Kongcu, maka asal kongcu, mau membuka satu dua patah kata
memohonkan pengampunan untuk kami, Wie Tocu tentu akan meluluskan..."
"Dimana aku harus menemui Wie Tocu " tanya Yo Him
ragu2. "Mari ikut kami, kami yang akan menunjukan tempat
dimana Wie Tocu biasa berdiam," kata ketiga pengemis itu serentak.
Dihati Yo Him tiba2 sekail muncul kecurigaan lagi terhadap ketiga pengemis kecil ini.
Tadi ketiga pengemis ini yang telah mencelakai dan
merampas buntalannya. Bukan sekarang mereka tengah mengatur rencana untuk
mencelakai dirinya lagi" Bukankah ketiga pengemis ini tengah berusaha mengajak Yo Him ketempat yang sepi dan nanti membunuhnya sambil merampas buntalannya" Dengan
demikian bukankah mereka tidak meninggalkan jejak.
Yo Him jadi ketakutan ketika berpikir begitu.Dia telah menggeleng keras2.
"Tidak! Aku tidak mau ikut kalian" katanya kemudian dengan suara nyaring. "Aku ada urusan penting, aku harus pergi cepat".
Ketiga pengemis kecil itu semula girang mendengar Yo Him bersedia menolongi mereka.


Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Lanjutan Sin Tiauw Hiap Lu Karya Sin Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tetapi waktu mendengar Yo Him merubah pikirannya,
wajah ketiga pengemis itu jadi pucat.
Serentak mereka telah menjatuhkan diri berlutut dihadapan Yo Him.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kongcu, tolonglah jiwa kami sekali ini ...!" sesambatan mereka sambil menangis keras.
Yo Him jadi ragu2 lagi. Dilihat dari sikap mereka bertiga, ketiga pengemis kecil itu bukan sedang bersandiwara, karena tampaknya ketiga
pengemis kecil itu memang tengah ketakutan.
Akhirnya setelah bimbang sejenak, Yo Him mengangguk.
"Baiklah !" Kalian tunjukan dimana aku bisa menemui Wie Tocul" katanya.
Keruan Saja ketiga pengemis kecil itu jadi girang bukan main.
Mereka berulang kali telah menyatakan terima kasih yang tak terhingga.
Dengan hati yang diliputi oleh tanda tanya dan ke ragu2an, Yo Him mengikuti ketiga pengemis kecil itu.
Ketiga pengemis kecil itu mengajak Yo Him melalui
beberapa lorong yang penuh oleh pengemis2 dari berbagai usia dan tingkat umur.
Semua pengemis2 yang berpapasan hanya menghela
napas, bahkan ada yang menggumam.
"Salah mereka bertiga juga, yang telah berani melakukan perbuatan hina seperti itu...!"
Tentu saja Yo Him mengetahui bahwa yang dimaksudkan
oleh orang itu adalah ketiga pengemis kecil tersebut.
Disaat itulah Yo Him baru menyadari bahwa ketiga
pengemis kecil itu memang benar2 tengah ketakutan oleh ancaman hukuman berat dan benar2 membutuhkan
pertolongannya. Maka Yo Him mempercepat langkahnya, agar lebih cepat
dapat menjumpai Wie Tocu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Disaat itu ketiga pengemis kecil tersebut telah mengajak Yo Him kesebuah tikungan jalan yang gelap.
Yo Him melihat dikejauhan tampak duduk Wie Tocu
disebuah undakan anak tangga dimuka bangunan rumah yang sudah tua.
Cepat2 ketiga pengemis kecil itu telah menunjuk kearah Wie Tocu sambil katanya perlahan; "Wie Tocu berada disana kami menanti di sini".
Yo Him mengerti. Dengan langkah lebar, Yo Him telah menghampiri Wie
Tocu, yang ternyata tengah duduk sambil setengah rebah, memejamkan matanya rapat2.
"Wie Tocu" panggil Yo Him.
Wie Tocu seperti tidak mendengarnya.
"Wie Tocu ... aku datang ingin mengganggu mu sebentar".
Tetapi Wie Tocu seperti tidak mendengar perkataan Yo
Him, karena pengemis dengan kumis dan jenggot yang kaku tidak beraturan itu, tetap memejamkan matanya.
"Wie Tocu. . . " panggil ! Yo Him dengan suara sengaja diperkeras.
Per lahan2 Wie Tocu membuka sepasang matanya, dan
ketika melihat yang memanggilnya bukan seorang pengemis, melainkan Yo Him, dia jadi terkejut, karena itu dia telah duduk tegak dengan cepat dan wajahnya yang tadi angker telah dihiasi senyuman.
"Akhh, kau belum pergi ", kukira siapa, tidak tahunya kau
!" kata Wie Tocu "Ada urusan apa lagi".
Yo Him ragu2 sejenak tetapi akhirnya dia telah berkatga juga.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku ingin meminta pertolongan sedikit dari Wie Tocu, bolehkah aku bicara terus ?" tanya Yo Him.
"Katakanlah," kata Wie Tocu
"Sesungguhnya, kedatanganku ini untuk memintakan
pengampunan..." kata Yo Him,
"Meminta pengampunan?" "Ya," mengangguk Yo Him
"Pengampunan apa"
"Pengampunan dari hukuman"
"Kau bersalah apa ?"
"Bukan, untukku, tetapi untuk orang lain "
"Untuk orang lain?"
"Ya, untuk orang lain "
Sepasang alis Wie Tocu jadi mengkerut
"Adik kecil, aku merasa tertarik ketika pertama kali aku melihatmu aku juga merasa kasihan ketika melihat kau
mengalami nasib buruk karena barangmu telah dirampas oleh anak2 Kaypang. Tetapi jangaa kau berpikir yang tidak2 untuk meminta segala macam persoalan yang bukan menjadi
urusanmu! Yang terpenting sekali kau tidak boleh usil mencampuri urusan orang lain..."
Yo Him jadi berobah merah mukanya.
"Tetapi Wie Tocu aku benar2 membutuhkan sekali
pertolonganmu!" kata Yo Him kemudian
"Mengapa begitu?"
"Aku bermaksud menyelamatkan tiga orang anak buahmu
dari hukuman." Mendengar perkataan Yo Him sampai disitu, muka Wie
Tocu telah berobah menjadi merah padam.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kau maksudkan ketiga pengemis kecil?" tanyanya dengan suara dingin
Yo Him ragu2 sejenak melihat wajah Wie Tocu begitu rupa, tetapi akhirnya dia jadi nekad dan telah menganggukkan kepalanya.
"Benar!" menyahuti Yo Him.
"Plakk !" tahu2 Wie Tocu telah mengayunkan tangannya, dia telah menghantam pilar batu, sehingga pilar itu sempal dan sebagian menjadi bubuk. Tentu saja hal itu telah
membuat Yo Him jadi tertegun kaget, hatinya jadi ngiris sekali.
"Kau keterlaluan sekali !" berkata Wie Tocu dengan suara yang dingin. "Kau baru saja kutolong untuk mencari pulang barang2mu. Kini barang2 dan uangmu telah kembali
ketanganmu, bukannya pergi membawa dirimu, engkau malah mau usil mencampuri urusan rumah tangga dari perkumpulan kami !".
Waktu berkata begitu, wajah Wie Tocu tampak dingin dan juga suaranya tidak mengandung perasaan, ditekan dalam sekali.
Yo Him jadi takut, tetapi teringat betapa ketiga pengemis kecil itu mengalami ancaman hukuman yang katanya bisa membuat mereka bercacad. dengan sendirinya mau tidak mau membuat Yo Him bertekad harus menolonginya.
Setelah berpikir sejenak, tahu2 Yo Him menekuk kedua
kakinya. Yo Him telah berlutut dihadapan Wie Tocu sambil katanya :
"Lojinke...jika memang kau mau mengampuni ketiga orang anak buahmu itu aku bersedia untuk bekerja kepadamu satu bulan lamanya ! Atau sebagai imbalannya kau sebutkan saja, asal aku dapat melakukannya, pasti aku akan melakukannya menuruti permintaanmu!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Wie Tocu sama sekali tidak menduga bahwa Yo Him bisa
berlutut dihadapannya hanya sekedar ingin menolongi ketiga orang pengemis kecil itu, Justeru yang ingin ditolong Yo Him adalah pengemis2 kecil yang telah mengganggu-nya.
Untuk sejenak Wie Tocu jadi tertegun, saat itu sebetulnya dia tengah mendongkol dan gusar tetapi dengan adanya
peristiwa yang tidak diduganya ini, dimana Yo Him berlutut dihadapannya dengan hati tulus itu untuk menolong ketiga orang pengemis kecil yang menjadi anak buahnya, kemarahan dan kemendongkolan Wie Tocu seketika meiosot delapan
bagian... Dengan mengibaskan lengan bajunya. Wie Tocu telah
membentak : "Berdirilah kau !".
Aneh sekali. Yo Him yang tengah berlutut merasakan
betapa ada serangkum kekuatan tenaga yang hebat sekali mendorong bahunya, dan tanpa bisa ditahannya lagi tubuhnya jadi berdiri, menuruti perintah dari Wie Tocu.
Wie Tocu mengawasi Yo Him sejenak, sampai akhirnya dia berpikir :
"Biarlah aku menguji sampai berapa besar jiwa kesatria yang dimilikinya..." dan setelah berpikir begitu, tampak Wie Tocu memperlihatkan muka yang bengis dan telah berkata ;
"Apakah engkau benar2 memang ingin menolong ketiga
pengemis kecil yang pernah mengganggumu itu"
Yo Him mengangguk dengan pasti, tanpa ragu2 sedikitpun juga.
"Benar l" sahutnya.
"Hemm, tahukah engkau bahwa didalam perkumpulan kami
terdapat peraturan yang keras, yang akan menghukum anak buahnya yang melakukan pelanggaran. Maka dari itu hukuman akan dijatuhkan oleh sidang yang akan kami adakan besok, tidak bisa dibantah oleh siapapun juga! Jika memang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
siterhukum meminta keringanan, maka dia harus mencarikan wakilnya, yaitu orang lain yang bersedia berkorban untuk mereka!"
Dan setelah berkata begitu, tampak Wie Tocu telah
menggerakan tangannya, dia telah mengibas lagi,
"Pergilah kau!" katanya. "Aku sudah mengatakan bahwa kau tidak mungkin bisa mewakili mereka.
Yo Hijn jadi berdiri ragu2
"Sesungguhnya hukuman apakah yang akan diterima
mereka bertiga?" tanya Yo Him kemudian.
Mereka akan dipatahkan kedua kaki dan ke dua
tangannya!" kata Wie Tocu "Akkhhh!"
Memang hukuman yang disebut oleh Wie-Tocu telah
mengejutkan sekali Yo Him,
Tubuh anak itu juga telah tergetar menggigil menahan perasaan terkejutnya, Tetapi Wie Tocu telah tertawa dingin.
"Jika memang engkau ingin mewakili ketiga pengemis kecil itu, berarti kau harus mewakili mereka, dipatahkan kaki dan tanganmu . . bahkan disebabkan mereka tiga orang, maka kau harus menjalankan hukuman itu sebanyak tiga kali!"
"Sebuah cara menghukum yang kejam sekali !"
menggumam Yo Him dengan suara yang serak.
"Hemmm... bukan kejam, tetapi peraturan kami dijalankan dengan keras. Kalau kami sendiri tidak menjunjung tinggi peraturan kami, lalu siapa yang akan mentaatinya?"
Mendengar begitu, tentu saja Yo Him jadi berdiri
mematung sesaat lamanya. Mana mungkin dia mewakili ketiga pengemis kecil itu,
untuk dipatahkan kedua kaki dan kedua tangannya"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bahkan Untuk mewakili ketiga pengemis kecil itu, berarti dia harus menjalani hukuman seperti itu sebanyak tiga kali !
Bukanlah itu merupakan Urusan yahg terlampau gila?""
Melihat muka Yo Him telah berobah pucat dan berdiri
dengan tubuh yang kaku,seperti itu Wie Tocu mengeluarkan suara tertawa dingin, kemudian Wie Tocu merebahkan
tubuhnya lagi dia telah memejamkan matanya seperti tidak mengacuhkan lagi kepada Yo Him.
Yo Him berdiri diam ditempatnya agak lama, sampai
akhirnya dia memanggil "Wie Tocu..."
Tetapi Wie Tocu tidak menyahut, dia tetap memejamkan
matanya "Wie Tocu... !" Yo Him telah memanggil lagi.
Wie Tocu membuka matanya tanyanya dengan suara yang
dingin. "Apa lagi?" "Aku ingin bertanya kepada lojinke, seumpama kata aku mewakili mereka menjalankan hukuman, apakah ketiga
pengemis kecil itu akan bebas dari hukuman yang harus mereka terima?"
"Oh jelas....!"
Yo Him menggigit bibirnya keras2, kemudian dengan
nekad dia berkata. "Baiklah! Baiklah..Biarlah aku yang mewakili mereka menerima hukuman itu!"
Muka Wie Tocu jadi berobah, sepasang alis nya ber-gerak2.
"Kau ber-sungguh2?" tanyanya dengan suara tidak lancar,
"Mengapa aku harus berdusta?" tanya Yo Him lagi:
"Seorang lelaki tentu tidak akan bohong".
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bagusi Apakah kau tidak takut kalau harus menjalankan tiga kali hukuman seperti itu'" tanya Wie Tocu lagi.
"Mengapa harus takut! Hukuman berat dan kejam itu
diciptakan oleh manusia, untuk menghukum manusia juga, maka walaupun manusia bersalah itu telah bertobat dan memohon pengampunan, hukuman itu harus tetap mereka
jalankan. Dan ketiga pengemis kecil itu berjumlah tiga orang, sedangkan aku hanya satu orang. Biarlah, dari pada mereka bertiga harus celaka semuanya, bukankah lebih baik aku seorang saja yang berkorban?"
"Tetapi walaupun engkau mewakili mereka engkau tetap
harus menerima tiga kali hukuman itul" kata Wie Tocu menegasi. "Bukankah engkau mewakili tiga pengemis kecil itu?"
"Ohh. memang begitu !" menyahut Yo Him cepat "Memang aku telah bersiap sedia untuk menerima tiga kali hukuman kejam itu. Bukankah menerima satu kali atau sepuluh kali akan sama saja " maka daripada ketiga pengemis kecil itu mesti bercacad bertiga lebih baik hanya aku saja yang bercacad, sama bukan ?"
Bukan main kagumnya hati Wie Tocu, dia sampai
mengawasi Yo Him dengan mata yang terpentang lebar2 dan meng-geleng2kan kepalanya.
"bukan main" katanya beberapa kali dengan suara yang
perlahan "Engkau hebat sekali adik kecil, hebat sekali !"
Yo Him mengawasi Wie Tocu, dia heran melihat sikap Wie Tocu seperti itu.
"Kau jangan memandang sinis kepadaku seperti itu !" kata Yo Him mendongkol.
"Walau pun hukuman itu bukan hukuman yang ringan,
tetapi kukira masih dapat kutahan !"
Wie Tocu telah memperlihatkan ibu jarinya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hebat !" serunya nyaring. "Engkau hebat adik kecil !".
Dan Wie Tocu telah tertawa gelak2 dengan suara
tertawanya yang keras sekali.
Yo Him tidak mengerti sikap Tocu itu, dia telah mengawasi saja.
"Untuk menolongi ketiga anak kecil yang telah merampas barang2mu, bahkan yang telah memukulimu juga, kini engkau membelai mereka, bersedia untuk berkorban sedemikian rupa mewakili hukuman untuk mereka, benar2 merupakan urusan yang jarang sekali kusaksikan dalam usia sudah setua ini ...."
dan Wie Tocu telah tertawa lagi ber-gelak2 dengan keras.
Tentu Saja Yo Him belum mengerti maksud perkataan dari Wie Tocu, tetapi dia telah melihat bahwa muka Wie Tocu sudah tidak sedingin tadi, bahkan telah tertawa keras dan begitu lapang.
"Baiklah !" kata Wie Tocu kemudian. "Aku membebaskan ketiga pengemis kecil itu ....Mereka kubebaskan dari hukuman yang seharusnya mereka terima...... dan begitu pula kau kubebaskan juga dari hukuman itu"
Setelah berkata begitu, dengan cepat Wie Tocu
menghampiri Yo Him, sambil katanya "Mari kita mengikat tali persahabatan... !"
Inilah suatu peristiwa yang benar2 luar biasa dan jarang terjadi, karena sebagai orang penting di Kaypang. luar biasa sekali dia mengajak seorang anak kecil Yo Him untuk
mengikat tali persahabatan.
Yo Him jadi memandang tertegun sejenak, tetapi kemudian ikut tertawa.
"Lojinke engkau luar biasa juga!" kata nya "Engkau telah mau memenuhi permintaanku untuk membebaskan ketiga
orang pengemis kecil itu dari hukuman yang seharusnya mereka terima, sudah merupakan urusan yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menggembirakan sekali. Bagaimana aku berani begitu kurang ajar untuk menjadi sahabat Lojinke?" Mendengar perkataan Yo Him, kembali Wie Tocu telah tertawa ber-gelak.
"Hahaha. dalam mengikat tali persahabatan, tidak
tergantung dari usia, tidak melihat dari tingkat dan kedudukan
! dalam mengikat tali persahabatan sejati adalah dua potong hati yang cocok dan merasa saling menghormati! Bukankah sebagai sahabat, kita harus tolong menolong dan menaruh hormat dan segan " Aku telah melihatnya, walaupun usiamu masih demikian muda, namun engkau memiliki hati yang
benar2 gagah dan kesatria." Cepat2 Yo Him menjura.
"Lojinke terlalu memuji berat sekali" katanya.,
Tetapi Wie Tocu telah tertawa lagi. dia me narik tangan Yo Him.
"Mari, mari! Aku akan mentraktir kau makan dan minum!"
katanya. Yo Him ingin menolak, tetapi cekalan tangan Wie Tocu
sangat kuat, tubuhnya juga telah ditarik. Maka dari itu Yo Him akhirnya terpaksa hanya ikut saja, kalena jika dia bertahan tentu dirinya akan terseret dan jatuh.
Saat itu Wie Tocu telah mengajak Yo Him kesebuah rumah arak, dia telah memilih sebuah meja dan duduk disitu sambil memukul meja. "Mana pelayan?" teriaknya.
Dua orang pelayan segera, mendatangi dengan sikap yang menghormat sekali.
"Wie Tocu ingin dahar dan minum apa?" Pelayan itu dengan sikap yang sangat hormat sekali, sehingga membuat Yo Him kembali merasa kagum kepada Wie Tocu. Karena
Walaupun dia seorang pengemis, namun kenyataannya dia sangat dihormati sekali oleh pelayan rumah arak itu.
"Lima kati arak dan empal kati daging bakar!" kata Wie Tocu nyaring.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Setelah pelayan pergi, Wie Tocu menunjuk kursi
dihadapannya. "Kau duduk disitu, adik kecil." katanya, kemudian, karena dia melihat Yo Him masih saja berdiri ditempatnya tidak bergerak.
Yo Him ragu2 sejenak tetapi karena dia takut Wie Tocu tersinggung dan marah, akhirnya dia telah duduk juga.
"Akhhhh..." berkata Wie Tocu itu lagi "Dan kau selanjutnya tidak perlu merasa segan kepada sahabatmu! Karena usiaku lebih tua banyak dari kau untuk selanjutnya akulah si kakak, maka kau panggil aku dengan sebutan Toako, sedangkan kau siadik, yaitu si Hiante !"
Yo Him yang tengah tertegun mendengar dan melihat sikap Wie Tocu hanya diam mematung saja.
"Nah, Yo Hiante, kau dengar bukan perkataanku?" tanya Wie Tocu itu sambil mengawasi Yo Him dengan disertai
tertawanya yang lebar, Yo Him mengangguk. "Terima kasih Lojinte ... " kata Yo Him dengan gugup.
"Mengapa masih memanggil dengan sebutan Lojinke" Aku
begini2 juga belum terlalu tua sekali untuk menjadi kakakmu!"
berkata Wie Tocu sambil tertawa. "Sebagai orang berjiwa ke satria, apa susahnya sih mengucapkan Kata 2 Toako?"
"Baiklah Wie Toako !" mengangguk Yo Him akhirnya.
Mendengar dia dipanggil Toako, Wie Tocu telah tertawa ber-gelak2 keras sekali, tampaknya dia girang bukan main.
"Terima kasih Hiante ! Terima kasih Yo Hiante! Ternyata kau tidak memandang rendah aku sipengemis butut ini".
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mana berani adikmu memandang rendah Toako?" cepat2
Yo Him telah mengimbangi. Segera juga keduanya jadi asyik ber cakap2.
Waktu pelayan mengantarkan arak dan daging bakar. Wie Tocu telah memaksakan Yo Him meneguk satu cawan arak.
Semula Yo Him menolak, tetapi akhirnya karena didesak terus, terpaksa dia menuruti juga perintah kakaknya itu.
Begitulah mereka telah ber cakap2 banyak sekali. Tetapi yang pasti adalah si kakak angkat itu yang telah banyak berbicara
Dengan mendengarkan ceritanya Wie Tocu, maka Yo Him
jadi mengetahui sedikit gambaran mengenai penghidupan jago2 didalam rimba persilatan.
Dan disaat itu Yo Him teringat peristiwa yang telah terjadi di kuil Kun Lun San.
Segera juga Yo Him menceritakan pengalamarnya itu
kepada Wie Toakonya itu. "Akkhhh " berseru Wi Tocu. "Apakah ada peristiwa hebat seperti itu" Sebelumnya tidak pernah aku mendengarnya !"
Tampaknya Wie Tocu benar2 kaget, muka nya juga telah
berobah pucat. "Dan Yo Hiante tahukah kau nama keempat orang Mongol yang telah mencelakai imam2 dari Kun Lun Pay itu."
Yo Him menggelengkan kepalanya.
"Sayang adikmu tidak mengetahui apa2 katanya
kemudian. "Aneh sekali, Siapakah pendeta itu?" menggumam Wie Tocu.
Tetapi akhirnya Wie Tocu menghela napas panjang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sudahlah, urusan imam2 Kun Lun Pai itu nanti akan
kuselidiki. Nanti akan kuperintahkan beberapa orang Kaypang untuk pergi kekuil Kun Lun Sie untuk menyelidiki urusan itu.
Dan setelah berkata begitu Wie Tocu telah merogoh
sakunya, dia telah mengeluarkan sebuah Kimpay yaitu sebuah lencana emas.
Sambil memperlihatkan Kimpay itu, Wie-Tocu telah berkata
; "Yo Hiante, kau lihatlah..." katanya "Walaupun aku dari perkumpulan pengemis tetapi pay kami terbuat dari emas.
Nah. Kau peganglah Kimpay ini, kelak tentu banyak
kegunaannya untukmu. Aku menghadiahkan kenang2an
untukmu karena Toako mu di-saat sekarang ini tidak memiliki barang lainnya Untuk dihadiahkan kepadamu !".
"Toako ?" Yo Him ragu2, karena dia melihat Kimpay itu terbuat dari emas dan ukurannya juga agak besar.
"Terimalah, jangan kau menolak, karena jika kau menolak, berarti menghina Toakomu !" kata sipengemis.
Dengan sikap masih ragu2 Yo Him telah menyambuti Kim
Pay itu. Dia memasukkan kedalam sakunya.
"Yo hiante kau dengarlah. Diseluruh daratan Tionggoan tersebar anggota Kaypang" kata Wie Tocu. "Setiap propinsi, setiap kecamatan setiap kampung dan setiap kota, pasti terdapat anggota Kaypang. Kakakmu bukan bicara besar, tetapi memang sesungguhnya Kaypang memiliki anggota yang sangat banyak jumlahnya. Walaupun belum bisa disebut
sebagai perkumpulan nomor satu, tetapi tidak mudah orang menghina Kaypang. Jika kelak suatu saat kau menemui
kesulitan, kesulitan apa saja, kau temuilah seorang anggota Kaypang setempat dan perlihatkan Kimpay itu sambil
menyebutkan dan menceritakan kesulitanmu. maka dengan segera kesulitanmu itu akan teratasi, walaupun dalam bentuk apa saja kesulitan itu...!"


Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Lanjutan Sin Tiauw Hiap Lu Karya Sin Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Begitu hebatkah pengaruh Kimpay yang Toako hadiahkan kepadaku?" tanya Yo Him.
Wie Tocu telah mengangguk meyakinkan, sambil katanya.
"Sekarang begini saja kau mungkin belum percaya perkataan Toakomu, kau perlu bukti. Sekarang pergilah kau keluar, kau pilih pengemis mana saja yang kau kira belum pernah
bertemu dengan kau, setelah kau panggil ,segera kau
perlihatkan Kimpay ini apa yang akan segera dilakukan oleh pengemis itu pasti akan membuktikan perkataan Toakomu yang terkebur ini...".
Yo Him jadi ragu2, tetapi karena diapun ingin mengetahui kasiat dari Kimpay itu, akhirnya mau juga dia menuruti perkataan kakak angkatnya itu. Namun baru saja dia berdiri, Yo Him telah merangkapkan sepasang tangannya, dia telah memberi hormat kepada Wie tocu.
"Jika adikmu menuruti perkataanmu, Toako, berarti adikmu ini tidak tahu diri, tidak mempercayai perkataanmu" kata Yo Him kemudian. "Bukankah sebagai seorang kakak, engkau tidak akan mendustai adikmu ?" dan setelah berkata begitu Yo Him duduk kembali di kursinya.
Wie Tocu berterima kasih atas sikap Yo Him.
Mereka telah ber-cakap2 banyak sekali, akhirnya mereka berpisahan, karena Yo Him ber maksud melanjutkan
perjalanannya. Semula Wie Tocu menahan Yo Him, agar bermalam dikota
tersebut, tetapi Yo Him telah menolaknya sambil menyatakan terima kasihnya. Menurut Yo Him, dia telah terlalu banyak merepotkan sang kakak. "Mungkin kau takut diminta tidur diemperan toko dan ditepi jalan, bukan?" tanya Wie Tocu sambil tertawa: "Jangan takut aku pasti akan memintakan kamar kelas satu dirumah penginapan kelas satu !"
"Aku percaya Toako, tetapi tidak mau merepotkan Toako lebih jauh.!" menyahuti Yo Him sambil tertawa.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dan ber pisahlah mereka, Saat itu mendekati fajar, dimana matahari hampir muncul memperlihatkan dirinya.
Yo Him telah melanjutkan perjalanannya meninggalkan
kota itu. Ketika berjalan belasan lie, Yo Him telah tiba disebuah kampung yang tidak begitu besar, dia telah menginap dirumah seorang penduduk,
Setelah puas tidur, akhirnya Yo Him melanjutkan perjalanan lagi.
Waktu itu sudah mendekati awal musim dingin, disaat
mana semua pohon telah gundul karena pohon itu telah
melepaskan bunga dan daunnya gugur semua... salju juga mulai turun tipis2.
Walaupun udara belum terlalu dingin, namun nyatanya
orang jarang melakukan perjalanan dalam udara seburuk itu.
Yo Him telah membeli sebuah jubah tebal, dengan itu dia melindungi tubuhnya dari serangan hawa dingin. Dan Yo Him terus juga melanjutkan perjalanan.
Anak ini sama sekali tidak memiliki tujuan, dia hanya berjalan kemana kakinya membawanya...
Waktu Yo Him tiba di kota Phui-sie-kwaan anak ini tertarik melihat kota yang padat penduduknya dan ramai sekali, walaupun musim dingin mulai tiba.
Waktu Yo Him memasuki pintu kota, tiba tiba dia
mendengar suara ramai. Dilihatnya banyak orang berdiri berkerumun seperti juga tengah menyaksikan sesuatu.
Yo Him jadi tertarik, dia segera mendekati dan menyelinap diantara orang ramai itu.
Segera juga dia mengetahui bahwa yang dikerumuni orang itu tidak lain dari dua orang yang tengah bertempur hebat.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kedua orang itu masing2 berusia empat puluh tahun lebih, mereka berkelahi seru sekali dengan mempergunakan kedua tangan mereka.
Muka mereka telah babak belur, karena keduanya telah
saling terpukul. Yang hebat justeru adalah mereka tidak mau berhenti dari pertempuran itu, walaupun hidung dan mulut mereka telah mengucurkan darah,
Sedangkan belasan orang yang berkerumun itu telah
mengeluarkan suara sorakan yang ramai sekali, mereka
seperti menyaksikan dua ayam jago yang tengah diadu.
Yo Him jadi mengerutkan sepasang alisnya, dia melihat kedua orang itu seperti manusia2 tolol yang mau diadu begitu saja.
Saat itu salah seorang diantara keduanya telah
mengulurkan tangannya, lalu mencekik leher lawannya
dengan keras. Tetapi lawannya itu tidak mau mengalah, dia telah
mempergunakan sikut tangan kanannya menyodok perut
lawannya. Hebat sekali sikutannya itu. sehingga menimbulkan suara yang nyaring.
Tubuh lawan yang disikut juga terdorong kebelakang, jatuh terjengkang hingga cekikannya tidak bisa dipertahankan.
Sedangkan orang yang telah berhasil dengan sikutannya itu, telah memutar tubuhnya sambil menubruk dan
menghantami muka lawannya.
Hebat sekali pukulannya itu, sehingga darah mengucur
deras dari hidung dan mulut lawannya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tetapi orang itu juga meronta2 dengan kedua kaki dan
tangannya, sampai akhirnya dia berhasil meloloskan diri dan terbalik menghantam kelawannya.
Begitulah keduanya telah berkelahi terus tanpa
memperdulikan darah yang telah mengucur deras.
Orang2 yang berkerumun menyaksikan perkelahian itu,
telah ber-sorak2 riuh sekali, mereka justru menganjurkan agar kedua orang itu terbangkit semangatnya untuk bertempur terus.
Salju dikaki kedua orang yang tengah berkelahi itu telah banyak yang merah oleh siraman darah, tetapi kedua orang itu seperti tidak memperdulikannya, mereka terus juga saling baku hantam tidak hentinya.
Tetapi, disaat orang2 yang menyaksikan perkelahian itu tengah ber-sorak2 bergemuruh berisik sekali, tahu2 telah melompat seorang hweshio, yang tubuhnya kurus tinggi
dengan kepala yang gundul dan jubah pendeta yang berwarna kuning. Gerakannya begitu cepat dan gesit sekali, karena begitu kedua kakinya hinggap, begitu kedua tangannya
bekerja. Tahu2 pendeta itu telah mencengkeram punggung kedua
orang itu, "Pergilah !" bentak hweshio itu. Seketika itu juga tubuh kedua orang yang tengah bertempur itu terpelanting
bergulingan. Mereka berdua juga mengeluarkan suara jeritan kaget.
Sedangkan orang2 yang menyaksikan perkelahian itu telah berhenti bersorak, keadaan jadi sepi sekali.
Yo Him juga heran melihat kedatangan hweshio itu, yang tanpa bicara dan tanpa mengucapkan sepatah kata, telah melontarkan kedua orang yang tengah berkelahi itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sedangkan kedua lelaki yang tadi bertempur telah bangun berdiri.
Muka mereka merah padam diliputi kegusaran yang bukan main. Dengan darah berlepotan dimuka, mereka telah
memandang bengis kepada si hweshio.
"Siapa kau kerbau gundul ?" bentak salah seorang diantara mereka.
"Apa maksudmu begitu usil mencampuri urusan kami ?".
Hweshio kurus itu tersenyum sabar, dia telah
merangkapkan sepasang tangannya
"Siancai ! Siancai ! Justru Lolap heran melihat kalian berkelahi begitu rupa. Apakah yang kalian perebutkan ?" tanya sihweshio
"Buka urusanmu ! Tetapi kau telah melemparkan aku,
engkau harus mempertanggung jawabkannya!" teriak yang seorang, yang memakai baju bulu warna abu2 dengan suara yang bengis.
"benar ! engkau juga telah melontarkan aku maka
engkaupun harus kuhajar !" teriak yang memakai baju biru.
Lalu seperti telah berjanji, kedua orang itu serentak melompat menerjang kearah si hweshio dia telah melancarkan serangan pukulan yang kuat sekali.
Tetapi hweshio Itu sama sekali tidak takut sikapnya juga tenang sekali.
Hweshio itu hanya mengawasi saja, serangan tangan kedua orang itu yang tengah meluncur kearah muka dadanya, ketika serangan hampir tiba, si hweshio tahu2 menggeser kakinya, dan luar biasa sekali, tahu2 dia telah lenyap dari hadapan kedua orang yang menyerangnya.
Tahu2 tangan si hweshio telah menepuk punggung kedua
orang itu cukup keras tepukannya, karena menimbulkan suara
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Buuukkkkk! Buukkkkk!" yang nyaring walaupun si hweshio menepuknya perlahan sekali.
Disaat itu kedua orang tersebut tengah kehilangan
keseimbangan tubuhnya, karena sasaran mereka lenyap tiba2
dan tubuh mereka tengah menyelonong kedepan. Maka ketika punggung mereka kena ditepuk begitu rupa, dengan sendiri nya tidak ampun lagi mereka terjerembab dan mencium tanah bersalju.
Merekapun telah mengeluarkan suara jeritan, karena dari hidung mereka telah mengucur darah yang cukup banyak.
Dengan gusar kedua orang itu telah melompat berdiri lagi.
Bagaikan harimau yang terluka, keduanya telah melompat menerjang kearah si hweshio.
Berulang kali mereka menyerang, berulang juga mereka
terjungkal rubuh kembali, seperti dipermainkan oleh si hweshio dengan mudah.
Setelah beberapa kali mengalami kejadian .seperti itu.
akhirnya kedua orang tersebut tidak meneruskan serangan mereka lagi, keduanya hanya berdiri mengawasi si hweshio dengan tatapan mata takjub.
"Sudah cukup ?" mengejek sihweshio sambil tersenyum sabar.
"Siapa kau sesungguhnya ?" bentak kedua lelaki itu hampir berbareng.
"Lolap bergelar In Lap Siansu ...." menjelaskan hweshio itu.
"Kebetulan sekali disaat Lolap lewat ditempai ini, Lolap menyaksikan jie wie sicu tengah saling baku hantam seperti tidak memikirkan keselamatan diri lagi. Sesungguhnya urusan apakah yang telah menyebabkan jie wie sicu (tuan2 berdua) saling serang seperti itu ?".
Muka kedua laki2 itu tiba2 berobah merah.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ternyata kedua lelaki itu adalah dua orang penduduk kota Phui-sie-kwan. Mereka berdua sebetulnya merupakan sahabat yang cukup akrab.
Tetapi tadi malam mereka telah mengunjungi rumah bunga hidup, yaitu tempat pelacuran , secara kebetulan mereka jatuh hati terhadap pelacur yang sama, maka setelah terjadi keributan, mereka akhirnya berkelahi.
Akhirnya oleh pihak keamanan tempat pelacuran itu
mereka dipisahkan. Namun hari ini, disaat bertemu dipintu kota, mereka telah saling sindir dan akhirnya berkelahi lagi ...
Mendengar pengakuan seperti itu, sihweshio telah meng geleng2kan kepalanya.
"Apakah bisa dipersamakan nilai persahabatan dengan nilai seorang pelacur". Mengapa hanya disebabkan seorang wanita pelacur, kalian rela untuk merusak persahabatan ?" tegur si hweshio kemudian.
Muka kedua lelaki itu jadi berobah semakin merah. Karena mereka mengetahui bahwa hweshio ini bukanlah hweshio
sembarangan dan memiliki kepandaian yang tinggi sekali, maka mereka jadi menghormati.
Keduanya telah merangkapkan tangan dan memberi
hormat. "Kami memang berpikiran cupat, Taisu...kami mengaku
bersalah !" kata mereka serentak, Kemudian keduanya saling memberi hormat, saling meminta maaf.
Si Hweshio tampak senang melihat kedua orang itu berhasil didamaikan.
Setelah mengucapkan kebesaran sang Budha beberapa
kali, si hweshio yang mengaku bergelar In Lap Siansu itu telah memutar tubuhnya dan berlalu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Yo Him tadi telah menyaksikan, betapa hweshio itu hebat sekali kepandaiannya, juga hweshio itu sangat sabar dan manis budi.
Karena memang tidak mempunyai tujuan yang tetap,
akhirnya Yo Him telah mengikuti hwesio itu secara diam2.
Dilihatnya In Lap Siansu memasuki sebuah rumah makan, maka Yo Him pun memasuki rumah makan itu. Didalam hati Yo Him merasa kagum atas kehebatan ilmu silat hweshio dan kebijaksanaannya dalam menyelesaikan urusannya dua lelaki itu.
Dilihatnya in Lap Siansu telah duduk di sebuah meja,
tengah menikmati tehnya. Dia duduk membelekangi pintu, sehingga kedatangan Yo
Him tidak dilihatnya. Cepat2 Yo Him telah memilih meja yang berjauhan dengan sihweshio itu. sehirgga dia bisa mengawasi gerak gerik hweshio yarg luar biasa itu.
Semula In Lap Siansu meneguk tehnya dengan berdiam diri saja, tetapi akhirnya dia menggumam perlahan ;
"Akhh, akhh, persahabatan!" perlahan sekali suaranya, dia juga telah meneguk tehnya lagi.
Tentu saja Yo Him jadi heran sekali melihat perlakuan hweshio itu, yang membuat Yo Him semakin memperhatikan In Lap Siansu,
Saat itu sihwesbio telah menggumam "Persahabatan
memang sangat berharga jika memang ingin bersahabat, mengapa harus sembunyi2 seperti seekor tikus". Bukankah mengikat tali persahabatan sangat berharga sekali !"
Yo Him mendengar jelas sekali perkataan sihweshio, tetapi dia tidak mengetahui entah perkataan In Lap Siansu itu ditujukan untuk siapa.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tatapi sebagai seorang anak yang sangat cerdik sekali, Yo Him dapat meraba sedikit banyak kata2 itu merupakan
sindiran untuk dirinya, Rupanya In Lap Siansu telah mengetahui bahwa dirinya
diikuti olehnya! Teringat akan itu muka Yo Him jadi berobah merah
sendirinya dan diapun jadi merasa malu!
Tetapi sebagai seorang anak yang berjiwa besar. walaupun usianya masih kecil sekali, Yo Him telah bangkit dari duduknya dia telah menghampiri meja In Lap Siansu.
Setelah berada dihadapan, Yo Him telah merangkapkan
tangannya, dia telah memberi hormat sambil katanya: "Taisu, kepandaianmu sangat hebat sekali, benar2 aku kagum
melihatnya!" In Lap Siansu mengawasi Yo Him yang berdiri
dihadapannya, "Duduklah!" katanya kemudian ramah sambil menunjuk kursi kosong dihadapannya,
Yo Him segera duduk tanpa merasa segan lagi, karena dia melihatnya bahwa si hweshio memiliki jiwa yang sangat bebas.
"Siapa namamu nak ?" tanya hweshio itu. "Dan kulihat kau tadi merasa tidak senang menyaksikan perkelahian diantara kedua lelaki itu dipintu kota, bukan ?"
"Aku she Yo dan bernama Him" menjelaskan Yo Him. "Dan apa yang dikatakan oleh Taisu memang benar, alangkah
memuakkan kedua orang itu berkelahi tanpa mengenal malu saling baku hantam ditontoni oleh orang banyak Terlebih memalukan sekali adalah urusan yang menyebabkan mereka berkelahi ...".
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mendengar perkataan Yo Him, In Lap Siansu tersenyum
lebar sambil meng-angguk2kan kepalanya dan berulang kali memuji akan kebesaran sang Buddha.
"Bemar !" kata In Lap Siansu akhirnya.
"justru Lolap turun tangan memisahkan mereka adalah
disebabkan memandang mukamu, anak ..".
"Ihh !" Yo Him berseru kaget.
"Mengapa begitu ?" tanyanya tidak mengerti.
"Justru Lolap memisahkan mereka disebabkan melihat kau sebagai seorang anak dibawah umur saja telah merasa muak melihat kelakuan kedua lelaki itu! Hanya anehnya justru Lolap melihat orang2 lain yang menyebut dirinya telah dewasa itu justru sama sekali tidak memperlihatkan perasaan seperti kau, mereka bahkan girang sekali, mereka telah ber-sorak2 dan menganjurkan kedua lelaki itu terus berkelahi, seperti juga dua ekor ayam yang tengah diadu ...!"
Yo Him mengangguk. "Itulah yang telah membuat aku jadi heran mengapa kedua orang itu mau diadu dan dipertandingkan hanya dengan suara sorak sorai belaka?" kata Yo Him. Sihweshio telah tersenyum sabar lagi.
"Ya, begitulah sifat manusia". yang selalu ingin
dibangkitkan emosinya" katanya. Dan setelah berkata begitu, In Lap Siansu mengawasi Yo Him sejenak lamanya, tatapan matanya memancarkan sinar yang sangat tajam.
"Sifatmu sangat hebat sekali nak" kata In Lap Siansu akhirnya. "Umurmu tidak lebih dari delapan tahun, tetapi dari sinar matamu, kau memiliki sifat2 yang jauh lebih luas dari manusia2 yang menamakan dirinya telah dewasa"
"Taisu terlalu memuji" kata Yo Him sambil menggeleng.
"Mana bisa aku memiliki peruntungan yang begitu baik ?".
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sambil berkata begitu, Yo Him juga telah mengambil cawan tehnya dan meneguknya beberapa kali.
In Lap Siansu telah tertawa dengan sikapnya yang sabar.
"Lolap tidak pernah mencela dan tidak pernah memuji, apa adanya yang akan Lolap katakan dengan sesungguhnya.
Mengapa harus mencela " Mengapa harus memuji " Akhh,
memang kenyataan yang ada engkau merupakan seorang
anak yarg agak luar biasa. Tentu saja, sebagai seorang manusia, Lolap bisa saja salah mata, tapi kenyataan yang ada membuat Lolap kagum atas Kecerdasan dan juga pandangan luas darimu"
"Dari mana Taisu bisa mengetahui bahwa aku memiliki
kecerdasan dan pandangan luas?" tanya Yo Him sambil tersenyum, karena dia menganggap bahwa hweshio itu
memang hendak memujinya belaka.
"Hemmmm, dari sinar matamu telah memperlihatkan
bahwa engkau seorang anak agak luar biasa! Seperti tadi waktu kau menyaksikan kedua lelaki itu saling kerkelahi satu dengan yang lainnya, ternyata engkau telah mengawasinya dengan sikap tidak senang. Lolap melihat sepasang alismu mengkerut dalam, disamping itu juga kau tidak terpengaruh seperti anak anak umumnya yang senang menyaksikan
keramaian dan juga senang sekali menyaksikan orang
berkelahi. Maka dari itu dengan adanya peristiwa seperti itulah Lolap telah turun tangan untuk memisahkan kedua orang lelaki yang tengah ber kelahi itu."
Yo Him menunduk, dia jadi malu sendiri karena hweshio itu terlalu memuji dirinya.
"Sesungguhnya ingin pergi kemanakah Taisu?" tanya Yo Him kemudian.
"Langit merupakan genting rumah Lolap, bumi merupakan rumah Lolap, maka dimana Lolap berada, disitulah Lolap akan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menetap. Lolap hanyalah seorang pendeta pengembara yang tidak tentu tempat tinggalnya." menyahuti pendeta itu.
"Ohhh ....!" dan Yo Him meng-angguk2 sedangkan didalam hatinya dia telah berkata. "Sesungguhnya nasib kita hampir serupa."
Disaat itu diantara beberapa orang tamu yang memasuki ruang rumah makan tersebut, tampak seorang pengemis tua berusia diantara tujuh puluh tahun, tengah memandang
kesekeliling ruangan dengan sinar matanya yang sangat tajam. Pakaiannnya compang-camping dan dipunggungnya
menggemblok lima helai karung.
Ketika melihat si hweshio, mukanya telah berobah jadi bengis. Wajahnya yang semula memang sudah tidak enak
dilihat itu jadi semakin tidak sedap dipandang.
Maka dari itu, dengan cepat Yo Him menundukkan
kepalanya, dia takut. kalau2 sipengemis tersinggung jika dipandangi terus olehnya.
Tetapi siapa sangka, justru pengemis itu telah menghampiri mejanya, malah ketika telah berada dekat dengan meja Yo Him dan In Lap Siansu, pengemis itu telah mengeluarkan suara tertawa dingin yang menyeramkan.
"Keledai gundul! Rupanya kau bersembunyi disini !"
katanya dengan suara yang menyeramkan sekali.
In Lap Siansu memperlihatkan sikap yang tenang sekali, sama sekali dia tidak gugup atau takut melihat wajah
sipengemis yang menyeramkan itu.
"Siapakah sicu atau saudara?" tanyanya kemudian dengan suara yang sabar. "Menurut Lolap, belum pernah kita
berkenalan?" "Hemm, kau telah menghajar babak belur dua orang murid Kaypang, apakah kau bermimpi akan dapat meninggalkan kota ini dengan mudah begitu saja ?" mengejek pengemis itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Benar, Lolap memang tadi pagi telah mengajar adat
kepada kedua Siauwkay (pengemis kecil) yang ingin coba2
mencuri uang dari seorang nyonya ! Maka jika memang Sicu tidak senang, katakanlah dengan cara bagaimana Lolap harus menyatakan maaf.
Sabar sekali pendeta itu, walaupun dia di bentak2 begitu oleh sipengemis tetapi dia masih bisa bersenyum dan ber kata2 dengan suara yang sabar sekali, dengan menanyakan juga dengan cara apa dia bisa mengajukan permintaan
maafnya kepada pengemis itu.
Sepasang Pedang Iblis 3 Han Bu Kong Karya Tak Diketahui Pendekar Pendekar Negeri Tayli 5
^