Pencarian

Setan Harpa 15

Setan Harpa Karya Khu Lung Bagian 15


dibelakang tubuhnya tampak ada dua sosok bayangan
manusia sedang berdiri sambil bersiap siaga.
Sekarang Yu leng lojin sudah dapat bangkit berdiri,
rupanya dari kitab Hek mo keng yang berhasil diperolehnya
itu, ia telah berhasil memahami cara untuk menembusi
nadi-nadinya yang kaku, sekalipun sekarang masih lemas,
akan tetapi boleh dikata sudah mendekati taraf
penyembuhan. Yu leng lojin tertawa seram:
"Heeh.....heehh....heeh.... Ong Buncu sungguh tidak
disangka kita akan berjumpa lagi ditempat ini!"
Ong Bun kim tertawa dingin.
"Betul!" sahutnya, "So buncu memang seorang yang
hebat sekali!" "Ong Buncu!" kata Yu leng lojin sambil tertawa dingin,
"ketika perguruanmu diresmikan tempo hari, maaf kalau
aku orang she So tak dapat ikut menghadirinya."
"Tidak berani!" sahut Ong Bun kim ketus "kau telah
mengutus anak buahmu untuk turut serta dalam upacara
itu, kehadirannya jauh lebih mengharukan dari pada
kehadiranmu sendiri, entah So buncu hendak menghadapi
diriku dengan cara apa?"
"Ooh.. . jangan berkata begitu serius, aku orang she So
ada urusan hendak mengajakmu untuk berunding!"
"Katakan saja terang terang!"
"Aku minta kau bersedia masuk menjadi anggota
perguruanku" "Soal itu, aku rasa tak nanti Ong Bun kim bersedia
melakukannya?" Mendengar jawaban itu Yu leng lojin segera tertawa
dingin, katanya lagi. "Jika kau tak mau menyanggupi permintaanku ini, maka
semua anggota perguruanmu akan mampus semua
ditanganku." Ucapan tersebut diucapkan dengan penuh kobaran hawa
napsu membunuh, bagaimanapun juga Ong Bun kim
merasakan hatinya sangat berat sehingga tanpa terasa bulu
romanya pada bangun berdiri.
Sambil tertawa dingin Yu leng lojin kemudian berkata.
"Ong buncu apakah kau tidak percaya?" Semenjak
semula Ong Bun kim sudah menduga kalau Yo leng lojin
bakal menggunakan cara yang licik tapi keji untuk
menghadapinya, kini dia yakin Yu leng lojin tak akan
mampu membunuh segenap anggota perguruannya, sebab
hal ini tidak masuk diakal.
Kecuali kalau telah menggunakan ilmu hipnotis Gi sin
tay hoatnya untuk mempengaruhi orang.
Teringat kembali akan ilmu hipnotis Gi sin tay hoat
tersebut, tanpa terasa Ong Bun kim merasakan sekujur
badannya bergidik, mungkinkah Yu leng lojin akan
menghadapinya dengan mempergunakan ilmu sesat
tersebut sehingga ia kehilangan kesadarannya dan
membunuh habis segenap anak muridnya dalam perguruan
Sin kiam bun. Seandainya dugaannya itu tidak meleset, akibat dari
peristiwa tersebut benar-benar akan mengerikan sekali.
oooOdwOooo BAB 91 BERPIKIR sampai ke situ Ong Bun kim benar-benar
merasakan hatinya amat bergidik, sambil menggertak gigi
menahan diri serunya kemudian agak sangsi.
"Apakah kau hendak mempergunakan ilmu hipnotis Gi
sin tay hoat untuk mempengaruhi orang?"
"Tidak usah, apalagi meski Ong Buncu mengetahui cara
penggunaan ilmu Hipnotis Gi sin tay hoat tersebut, sayang
terhadap manusia semacam kau tak akan memberi manfaat
yang terlalu besar, oleh karena itu aku mempunyai sebuah
cara lain yang lebih bagus dari Gi sin tay hoat untuk
mempraktekkan kehebatannya!"
"Apakah caramu itu, aku Ong Bun kim ingin sekali
mendengar keterangan!"
Yu leng lojin tertawa dingin, kemudian katanya:
"Dengan mengorbankan waktu selama hampir dua puluh
tahun lamanya, aku telah berhasil menciptakan sejenis pil
yang dinamakan Hian sim wan, barang siapa yang menelan
pil tersebut maka keadaanya tidak akan jauh berbeda
dengan orang yang terpengaruh oleh ilmu Gi sin tay hoat,
cuma keistimewaannya setiap hari dia akan bernapsu sekali
untuk membunuh paling tidak dua puluh empat orang..."
"Apa?" Ketika mendengar keterangan tersebuut Ong Bun kim
merasakan sekujur badannya menggigil keras, berita itu
betul-betul merupakan suatu berita yang mesgerlkan sekali,
sebab seandainya apa yang dikatakan itu menjadi suatu
kenyataan maka akibatnya benar-benar akan mengerikan
sekali. Yu leng lojin tertawa seram, katanya kemudian.
"Oleh sebab itu, aku minta kau bersedia untuk bekerja
sama dengan diriku dan menjagoi seluruh dunia persilatan,
kalabu tidak. Heeehhd..... heeeh....a heeehhh.... tebrpaksa
aku akan mempersilahkan kau untuk merasakan pil Huan
sim wan tersebut!" Ong Bun kim tertawa dingin, katanya kemudian:
"Kerja sama macam apakah itu" Lebih baik kau
terangkan lebih dahulu..."
"Kau melaksanakan semua perintah yang kuberikan,
pertama sekarang juga menulis surat kepada wakil ketuamu
agar membawa segenap kekuatan perguruan yang ada
untuk menyerang partai Siau lim...."
Mendengar perkataan itu, paras muka Ong Bun kim
segera berubah hebat, katanya:
"Baru permintaan yang pertama, aku Ong Bun kim
sudah tak mampu untuk melaksanakannya"
"Kalau begitu, kau tidak bersedia untuk bekerja sama
denganku?" seru Yu leng lojin dengan wajah berubah.
"Syarat yang kau ajukan itu tak mungkin bisa diterima
oleh aku orang she Ong?"
Sekali lagi paras muka Yu leng lojin berubah sangat
hebat, katanya dengan menyeramkan: "Ong buncu, kau
tampik arak kehormatan dengan memilih arak hukuman"
Hanya manusia yang pintarlah yang dapat menyesuaikan
diri dengan keadaan, tindak tanduk yan angkuh dan keras
kepala hanya akan mendatangkan ketidak beruntungan saja
bagimu." "So buncu, buat apa kau musti banyak berbicara?" tukas
Ong Bun kin dengan wajah berubah.
Selapis hawa napsu membunuh yang mengerikan dengan
cepat menyelimuti seluruh wajah Yu leng lojin, dengan
suara dalam bentaknya. "Utusan kiri kanan!"
"Siap!" Dua sosok bayangan hitam segera mengiakan dengan
suara yang dingin menyeramkan.
"Bekuk dia!" bentak Yu leng lojin lagi. Dua sosok
bayangan hitam itu segera mengiakan, dari kiri dan kanan
mereka menerjang maju ke depan dan mencengkeram
tubuh Ong Bun kim erat-erat.
"Ong Buncu!" seru Yu leng lojin lagi sambil tertawa
seram, "sekali lagi kuberi sebuah ketempatan kepadamu."
Paras muka Ong Bun kim telah berubah menjadi amat
mengerikan, keadaan sudah tertera jelas sekali, jika dia
menolak kerja sama tersebut, maka sudah pasti dia akan
dicekoki pil Huran sim wan itu melakukan perbuatan
perbuatan diluar kemauannya.
Tapi dia tak bisa menerimanya.
Tentu saja Ong Bun kim tak dapat meluluskan
permintaannya itu, kalau tidak maka dia akan berubah
menjadi seorang raja iblis pembunuh manusia yang teramat
keji, seluruh umat persilatan yang ada di dunia ini bisa jadi
akan musnah semua ditangannya.
Berpikir sampai disitu, hampir meledak dada Ong Bun
kim saking gusar dan mendongkolnya, segera bentaknya:
"Yu leng lojin, kau..."
"Semua perkataanku sudah kuterangkan dengan sejelasjelasnya,
jika Ong buncu tidak bersedia untuk bekerja sama
dengan diriku, maka jangan kau salahkan jika aku berhati
keji dan turun tangan kejam terhadap dirimu."
"Kau berani menggunakan cara yang terkutuk itu untuk
menghadapiku?" bentak Ong Bun kim.
"Kenapa tidak berani" Sekali lagi ku bertanya
kepadamu." "Jangankan sepatah kata, seribu patah atau sepuluh ribu
patah kata pun percuma."
"Bagus sekali."
Begitu selesai berkata, Yu leng lojin segera mengayunkan
tangan kanannya kedepan melancarkan sebuah totokan.
Ong Bun kim segera merasakan sekujur badannya
menjadi kaku dan kesemutan kemudian tak dapat bergerak
lagi. Yu leng Iojin dengan senyuman mengerikan menghiasi
ujung bibirnya segera merogoh ke dalam sakunya dan
mengeluarkan sebutir pil berwarna kuning yang besarnya
seperti ibu jari. Kemudian sambil pelan-pelan berjalan kehadapan si
anak muda itu, bentaknya.
"Buka mulutmu!"
Dalam keadaan seperti ini, Ong Bun-kim sudah tak dapat
berbicara lagi, dia cuma bisa menggertak giginya sambil
menutup mulutnya rapat-rapat, sekalipun harus
mengorbankan jiwanya, dia juga tak akan menelan pil
tersebut. Yu-leng lojin tertawa dingin, disaat suara tertawanya
yang menyeramkan itu belum berakhir, mendadak
terdengar suara langkah kaki yang amat ramai
berkumandang datang dari luar pintu gua tersebut.
Yu-leng lojin menjadi tertegun, kemudian bentaknya
dengan suara dalam yang berat:
"Siapa disitu?"
"Lapor buncu, keadaan tidak beres..."
"Apa yang telah terjadi?"
"Ada orang telah tiba dalam perguruan kita..."
"Tangkap orang itu!"
"Lapor buncu orang itu memiliki ilmu silat yang sangat
lihay, dia telah membunuh beberapa orang anggota kita, Hu
buncu sendiripun sudah terluka di tangannya."
"Sungguhkah perkataan itu."
"Benar, oleh sebab itu hamba sekalian datang
melaporkan kejadian ini kepada Bun cu!"
Selapis hawa napsu membunuh yang sangat tebal dengan
cepat menyelimuti wajah Yu-leng lojin, sinar matanya
segera dialihkan ke atas wajah Ong Bun kim, setelah itu
tanyanya lagi dengan suara dalam.
"Apakah orang itu berasal diri perguruan Sin kiam bun?"
"Lapor Buncu, orang itu memang anggota perguruan Sin
kiam bun!" "Gunakan racun untuk memusnahkan orang itu"
"Lapor Buncu, orang itu tidak mempan terhadap racun!"
"Apa" Tidak mempan terhadap racun?"
"Benar!" Tiba-tiba sekujur badan Yu leng lojin gemetar keras,
setelah sinar matanya dialihkan sekejap ke arah Ong Bun
kim, mendadak katanya dengan suara keras.
"Sudah tahu, mundur kau!"
Setelah selesai berkata, Yu leng lojin segera bergerak
menuju ke luar pintu gerbang.
Tapi baru saja Yu leng lojin tiba didepan pintu gerbang,
terdengarlah seseorang membentak dengan suara keras.
"Hayo cepat suruh Yu leng lojin menggelindingi keluar
dari tempat persembunyiannya."
Orang yang berteriak keras itu bukan lain adalah Thia
Eng. Dalam ruang tengah perguruan Yu leng-bun, saat itu
sudah diselimuti oleh selapis hawa pembunuhan yang
sangat mengerikan sekali, berpuluh-puluh orang jago dari
Yu leng bun telah menghadang jalan pergi Thia Eng,
sementara lima enam sosok mayat terkapar diatas tanah.
Dengan sorot mata tajam Thia Eng memandang sekejap
sekeliling tempat itu, kemudian bentaknya lagi.
"Mengapa kalian tidak menyuruhnya untuk
menggelindingi keluar dari tempat persembunyiannya?"
Baru selesai Thia Eng berseru mendadak terdengar suara
tertawa dingin yang menyeramkan berkumandang datang
dari balik ruangan tengah itu.
Sesosok bayangan manusia bagaikan setan gentayangan
telah meluncur masuk kedalam ruangan dengan kecepatan
luar biasa. Paras muka Thia Eng berubah, kemudian bentaknya:
"Yu Ieng lojin, masih ingat dengan Thia Eng?"
Yu leng lojin agak tertegun, kemudian sahutnya.
"Ooh... rupanya kau, ketika berada dalam kuil Siau lim si
tempo hari, kita agaknya sudah pernah bersua."
"Betul sungguh tak kusangka Buncu memiliki daya
ingatan yang lumayan juga..."
"Ada urusan apa kau datang kemari?"
"Minta kepadamu untuk menyerahkan Buncu perguruan
kami..." "Suruh aku menyerahkan Ong Bun kim kepadamu?"
"Tepat sekali!"
"Apa yang kau andalkan sehingga berani mengatakan
begitu" Kau anggap ilmu silatmu sudah hebat?"
Paras muka Thia Eng berubah, bentaknya:
"Sebenarnya kau hendak menyerahkan Buncu kami atau
tidak?" "Asal kau punya kepandaian..."
Thia Eng tak dapat menahan diri lagi sambil membentak
keras tubuhnya segera meluncur ke depan dengan
kecepatan luar biasa dia langsung menerjang ke arah tubuh
Yu leng lojin. Serangan yang dilancarkan oleh Thia Eng ini boleh


Setan Harpa Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dibilang cepatnya bukan kepalang, tapi pada saat yang
bersamaan itu juga, dua sosok bayangan hitam telah
meluncur juga ke tengah arena dari sisi kiri dan kanan
gelanggang. -oo0dw0oo-- Jilid 29 KEDUA sosok bayangan hitam itu bukan lain adalah
utusan kiri dan utusan kanan dari Yu leng Iojin.
Kepandaian silat yang dimiliki utusan kiri kanan boleh
dibilang lihay sekali, kecuali Yu leng lojin seorang, boleh
dibilang tiada orang kedua yang mampu menandingi
kemampuannya itu, tubrukan yang dilakukan kedua orang
ini, sudah barang tentu dilakukan juga dengan kecepatabn
yang mengerikdan. "Bagus ! Ruapanya kalian bebrdua sudah bosan hidup?"
bentak Thia Eng dengan keras.
Sepasang lengannya direntangkan melancarkan dua buah
pukulan dahsyat yang ditujukan ke tubuh utusan kiri dan
utusan kanan, di dalam serangannya ini Thia Eng telah
sertakan juga segenap tenaga pukulan yang dimilikinya,
kehebatannya tak terlukiskan dengan kata-kata.
Ilmu silat yang dimiliki utusan kiri kanan juga bukan
sembarangan, satu maju yang lain menghindar, dua sosok
bayangan tubuh dengan gerakan yang saling membantu
telah menerjang ke tubuh Thia Eng dengan seranganserangan
mengerikan. Mendadak... Yu leng lojin membentak dengan suara yang amat keras:
"Tahan !" Mendengar bentakan dari Yu Ieng lojin yang diucapkan
secara tiba-tiba itu, serentak utusan kiri dan utusan kanan
menarik kembali serangannya sambil melompat mundur ke
belakang. Dengan suatu gerakan sangat cepat Yu leng lojin, segera
meluncur ke depan menerjang ke arah Thia Eng.
Menghadapi terjangan itu, tanpa sadar Thia Eng mundur
dua langkah ke belakang dan melototi wajah Yu leng lojindengan
wajah penuh kegusaran. Yu leng lojin segera tertawa seram.
"Heeehhh... heehh...heeehh bukankah kau datang untuk
mencari diriku" Tentu saja aku tak dapat membiarkan kau
bertarung melawan anak buah ku, cuma seandainya kau
memang berhasrat untuk menyelamatkan Ong Bun kim,
sebenarnya itu pun tidak susah, asal kau bersedia
memenuhi sebuah permintaanku."
"Apa syaratku itu"*
"Mencoba untuk menerima ilmu hipnotis Gi- sin tayhoat,
jikalau kau sanggup mempertahankan diri dari
pengarah ilmu hipnotis Gi sin-tay-hoat tersebut, maka aku
akan menyerahkan Ong Bun kim kepadamu..."
"Sungguhkah ucapan dari Buncu itu?" seru Thia Eng
sambil tertawa dingin... "Betul !" "Bagus sekali, aku ingin sekali menjajal sampai
dimanakah kehebatan dari ilmu hipnotis Gi sin tay hoat
yang sangat kau unggul-unggulkan itu."
"Kalau begitu, ikutilah aku !"
Sambil berkataq, Yu leng lojin segera berjalan masuk
lebih dahulu menuju ke pintu rahasia ketujuh.
Thia Eng tertawa dingin, dia pun turut masuk
dibelakangnya. Dalam waktu singkat, kedua orang itu sudah berada
didalam, Yu leng bun, ketika Ong Bun-kim menyaksikan
kemunculan Thia Eng di tempat itu, paras mukanya segera
berubah hebat, akan tetapi tak sepatah katapun yang
sanggup dia ucapkan. Thia Eng sendiri ketika menjumpai Ong Bun-kim berada
disana, segera berteriak pula:
"Buncu !" Dia melompat ke depan dan menghampiri Ong-Bun kim,
akan tetapi gerakan tubuh dari Yu leng lojin jauh lebih
cepat lagi, dengan suatu gerakan saja tahu-tahu ia sudah
menghadang jalan perginya.
"Saudara, apakah kau tidak merasa bahwa tindakanmu
itu terlalu terburu napsu?" tegurnya sambil tertawa dingin.
Paras muka Thia Eng berubah hebat, baru saja akan
membentak, utusan kiri dan utusan kanan telah mengempit
tubuh Ong Bun kim sambil mundur kebelakang.
Paras muka Thia Eng semakin berubah hebat.
Yu-leng lojin segera tertawa seram katanya. "Asalkan
kau tidak sampai terpengaruh oleh ilmu hipnotis Gi sin tayhoat,
bukankah aku sudah bilang akan menyerahkan Ong
Bun-kim kepadamu?" "Cepat gunakan ilmu Gi sin tay-hoat tersebut!" bentak
Thia Eng dengan suara keras.
Pelan-pelan Yu-leng lojin duduk kembali di atas
kursinya, dia lantas berseru:
"Saudara, sekarang tataplah sepasang mataku !"
"Baik !" Setelah mengiakan, Thia Eng segera mengalihkan sinar
matanya keatas mata Yu leng lojin yang tajam bagaikan
sembilu itu untuk menyambut pengaruh dari ilmu Gi sin
tay-hoat Ong Bun-kim yang menyaksikan itu segera merasakan
hatinya bergetar keras. Bila dibilang dengan andalkan
kepandaian silat yang dimiliki Thia Eng sekarang untuk
melawan Gi-sin-tay-hoat dari Yu-leng lojin, sesungguhnya
kejadian ini bukan sesuatu yang sulit untuk dilakukan.
Akan tetapi, kepandaian yang dimiliki Yu leng lojin kini
sudah jauh berbeda bila dibandingkan dengan keadaan
dulu, sebab sejak mendapatkan kitab pusaka Hek-mo keng,
kemajuan pesat yang diperolehnya dalam tenaga dalam,
boleh dibilang telah mencapai ke tingkatan yang
mengerikan sekali. Sayangnya dia tak sanggup berbicara apa-apa, yang bisa
dilakukan-sekarang hanya mengawasi Yu-leng lojin dengan
sepasang matanya yang berapi-api.
Sementara itu pengaruh ilmu hipnotis Gi sin tayhoat
sudah dimulai Mendadak... Disaat yang amat kritis itulah terdengar suara langkah
kaki manusia berkumandang dari luar pintu, menyusul
kemudian sesosok bayangan manusia berbaju merah
berkelebat lewat, tahu-tahu si Dewi mawar merah sudah
menyelinap masuk ke dalam.. Dia memandang sekejap
sekeliling tempat itu, kemudian bisiknya dengan suara lirih:
"Lapor buncu!" Sementara itu Yu leng lojin sedang mengerahkan ilmu
Gi sin tay hoat untuk menyerang lawannya, dalam keadaan
demikian, tak sepatah katapun dari Dewi mawar merah
yang terdengar olehnya. Utusan kanan segera bertanya:
"Ada urusan apa?"
"Ada orang mencari Buncu!"
"Siapa ?" "Seorang yang bernama Pak khek tong!"
Ong Bun kim yang mendengar nama itu kembali
merasakan hatinya bergitar keras, sebab wakil ketua dari
perguruan Sin kiam-bun juga telah datang disitu.
Terdengar utusan kanan berseru dengan suara dalam:
"Beritahu kepadanya kalau Buncu belum ada waktu
sekarang, suruh dia menunggu dulu !"
Belum habis utusan kanan menyelesaikan kata-katanya,
terdengar suara bentakan keras menggelegar memecahkan
keheningan disusul kemudian suara pertarungan yang amat
sengit berkobar di ruangan tersebut.
Kalau didengar dari suara bentakan dan pertarungan
yang sedang berlangsung dapat diketahui kalau suasana
dalam ruang tengah Yu leng bun telah diliputi ketegangan,
dan suasana mengerikan yang luar biasa sekali.
Mendadak... Sesosok bayangan manusia berkelebat masuk ke dalam
pintu gerbang dengan kecepatan luar biasa, utusan kanan
yang menyaksikan kejadian itu segera menyadari bahwa
gelagat tidak menguntungkan, tarpa berpikir panjang lagi
dia segera menerjang ke depan dan menghadang jalan pergi
orang itu... Sesosok bayangan manusia segera menerjang masuk ke
dalam, tak salah lagi, orang itu bukan lain adalah Tan Liok.
Sementara Tan Liok masuk kedalam ruangan, puluhan
sosok bayangan manusia segera menyusul tiba dan
menerjang ke arahnya secara kalap dan ganas....
"Mundur...." Tan Liok segera membentak keras.
Tangan kanannya melancarkan sebuah pukulan untuk
membendung datangnya terjangan tersebut, kemudian
sebuah pukulan dahsyat dilontarkan ke depan.
Dengan cepat tubrukan dari puluhan orang Yu leng jin
tersebut sama sekali terbendung.
Utusan kanan kembali membentak dengan suara dingin:
"Tahan!" Tan Liok menarik kembali serangannya dan mundur
beberapa langkah kebelakang, kemudian sambil
mengalihkan sinar matanya ke wajah utusan kanan,
katanya dengan dingin: "Mana Yu leng lojin?"
"Mau apa kau?" Tan Liok segera tertawa dingin. "Tentu saja untuk
berbincang-bincang," sahutnya.
"Sekarang Buncu kami belun ada waktu!"
"Tidak ada waktupun harus menjumpai juga"
"Tampaknya kedatanganmu kemari adalah untuk
membuat perhitungan lama..."
"Benar!" "Bagus, rupanya kau ingin mampus?"
"Belum tentu !"
"Jika kau berani bergerak lagi, jangan salah kan kalau
segera kujagal dirimu!"
"Kalau memang begitu silahkan saja untuk mencoba"
tantang Tan Liok sambil tertawa dingin.
Ditengah bentakan keras, tubuh Tan Liok segera
meluncur kearah utusan kanan seraya melancarkan sebuah
pukulan yang sangat dahsyat.
Serangan yang dilancarkan oleh Tan Liok ini
dilancarkan dengan kecepatan bagaikan sambaran kilat.
Utusan kanan mana menyangka kalau ilmu silat yang
dimiliki Tan Liok sudah mencapai ke tingkatan yang tiada
tandingannya didunia ini" Ternyata serta merta dia
lepaskan juga sebuah pukulan untuk menyambut datangnya
ancaman tersebut dengan keras melawan keras.
Menanti sepasang tenaga sudah saling berjumpa, dia
baru terkesiap dan merasa gelagat tidak menguntungkan,
buru-buru tubuhnya menyelinap ke samping dan
mengundurkan diri, untung saja dia mengetahui keadaan
ini terlalu awal, coba kalau tidak sudah pasti dia akan
terluka oleh serangan lawan.
000OdwO000 BAB 92 MENDADAK... Suatu bentakan keras menggelegar memecahkan
keheningan, Yu-leng lojin yang sudah menyalurkan tenaga
dalamnya itu dalam keadaan tiba-tiba dan sama sekali tak
terduga langsung menerjang kearah Thia Eng dengan
kecepatan bagaikan sambaran petir
Tenaga serangan yang dilancarkan kali ini telah
disertakan dengan segenap tenaga dalam yaag dimiliki Yu
leng lojin. kekuatannya benar-benar mengerikan sekali.
Thia Eng mana mengira kalau pihak lawan yang sedang
mengerahkan tenaga dalamnya itu bisa melakukan serangan
secara mengerikan" menanti ia merasakan keadaan tersebut,
untuk menghindarkan diri waktu sudah terlambat sekali.
Akan-tetapi dia memang tidak malu disebut orang yang
berilmu tinggi, dikala Yu leng lojin melakukan tubrukan
tersebut, dia pun melancarkan sebuah pukulan dahsyat.
"Blaaamm..." Suatu ledakan keras yang memekikkan telinga segera
berkumandang memecahkan keheningan.
Thia Eng merasakan kepalanya menjadi pusing dan
muntah darah segar, tubuhnya segera roboh terjengkang
keatas tanah. Sebaliknya Yu leng lojin sendiripun mundur sejauh tujuh
delapan langkah dengan sempoyongan, mukanya menjadi
pucat pasi dan darah dalam tubuhnya segera bergolak keras.
Pada saat itulah, si Dewi mawar merah sudah meluncur
kedepan sambil melancarkan sebuah cengkeraman maut ke
tubuh Thia Eng. Baru saja Yu leng Iojin bisa berdiri tegak, sesosok
bayangan manusia dengan kecepatan yang luar biasa telah
meluncur kehadapannya dan orang itu ternyata bukan lain
adalah Tan Liok. Dengan suatu lejitan keras Tan Liok menerjang
kehadapan Yu leng lojin, mendadak ia menjumpai Ong Bun
kim berada disana, dengan wajah berubah hebat dia lantas
mengalihkan sasarannya dan menerjang ke arah utusan kiri.
Tubrukan yang dilakukan oleh Tan Liok ini boleh
dibilang dilancarkan dengan kecepatan bagaikan sambaran
petir, tampaknya Utusan kiri itu tidak menyangka kalau
Tan Liok bakal melancarkan serangan kearahnya, dengan
perasaan terkesiap buru-buru dia menghindarkan diri ke
samping. Sungguh luar biasa cepatnya serangan dari Tan Liok itu,
gagal dengan serangan yang pertama, serangan kedua telah
dilancarkan lagi ke muka.
Mendadak... "Tahan !" suatu bentakan keras menggema dari mulut Yu
Leng lojin. Bayangan manusia melintas, tahu-tahu ia sudah
menghadang dihadapan Tan Liok.
Pelan-pelan sinar mata Tan Liok dialihkan ke atas wajah
Yu Leng lojin dan menatapnya lekat-lekat.
Situasi yang dihadapinya sekarang sangat tidak
menguntungkan bagi pihaknya, sebab Ong Bun-kim


Setan Harpa Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

maupun Thia Eng telah terjatuh ditangan orang, salah-salah
bisa jadi dia sendiripun tak bisa keluar lagi dari Yu leng-bun
ini dalam keadaan selamat.
Maka dengan sekuat tenaga dia berusaha menekan hawa
napsu membunuh yang berkobar dalam hatinya, kemudian
sambil tertawa dingin katanya:
"So buncu, kau masih-kenal dengan aku orang she Tan?"
Paras muka Yu-leng lojin segera berubah hebat.
"Kau adalah Tan Liok?" serunya.
"Benar!" "Kau..." "Kau tidak menyangka bukan kalau aku belum mati?"
"Benar!" "Dua puluh tahun berselang, kau telah menodai istriku,
dan hari ini aku datang untuk menuntut perhitungan ini
denganmu!" Yu-leng lojin segera tertawa dingin.
"Heehhh...heeehhh heeehhh... Tan Liok, sungguh tidak
ku sangka kau masih teringat dengan peristiwa tersebut..."
"Betul!" kata Tan Liok sambil tertawa seram, "selama
hidup aku orang she Tan tak akan melupakan peristiwa
tersebut, karena kau sangat baik sekali kepadaku, bukaokab
kau amat mencintai istriku?"
"Benar." "Sekarang dia sudah pulang ke akhirat, maka Iebih baik
kaupun pergi menemaninya!"
Tampaknya Yu leng lojin masih belum tahu kalau Tan
Liok adalah wakil ketua dari perguruan Sin kiam bun,
sambil tertawa dingin dia lantas berkata.
"Tan Liok, urusan yang sudah lewat biarkan saja lewat,
mengapa kau tidak menggabungkan diri denganku dan
bersama-sama menguasahi seluruh dunia persilatan?"
Tan Liok tertawa dingin. "Sayang aku orang she Tan tidak mempunyai ambisi
sebesar itu, apalagi bekerja sama denganmu!"
"Jadi maksudmu..."
"Aku hendak membunuhmu!"
Mendengar perkataan tersebut Yu leng lojin segera
mendongakkan kepalanya dan tertawa seram.
"Haaahh haaahh.... haaahh Tan Liok, mampukah kau
untuk mewujudkan keinginanmu itu?"
"Soal ini akan segera kau ketahui setelah dicobanya
nanti!" Ditengah bentakan yang amat keras, Tan Liok segera
bergerak mendekati Yu leng lojin, suasana dalam arenapun
kembali diliputi oleh hawa pembunuhan yang sangat
mengerikan. Tampaknya sebelum salah seorang diantara Tan Liok
dan Yu leng lojin mati, pertarungan diantara mereka berdua
tak akan berakhir. Tan Liok bisa menyusul Thia Eng ketempat itu, sudah
barang tentu dia pun cukup mengetahui akan kelihayan
ilmu Gi sin tay hoat yang dimiliki Yu leng lojin, maka dia
lantas meninggalkan tugas perguruannya dan menyusul
kesitu. Kini Tan Liok sudah sampai disitu, tentu saja diapun
dapat membayangkan bahwa Yu leng lojin akan
mempergunakan racun, maka Tiang seng lojin
menghadiahkan sebutir pil pemunah racun kepadanya
dengan harapan dia bisa bertarung melawan Yu leng lojin
tanpa kuatir akan terserang oleh racun keji.
Begitulah, ketika Tan Liok melakukan serangan
kedepan, paras muka Yu leng lojin segera berubah hebat,
tampak sorot mata kedua belah pihak sama-sama saling
bertatapan tanpa berkedip barang sedikitpun juga.
Mendadak... Suatu bentakan keras yang memekikkan telinga
berkumandang daari mulut Tan Liok, dia menerjang
kehadapan Yu leng lojin dan melepaskan sebuah pukulan
dahsyat. Didalam serangannya ini, Tan Liok hanya menggunakan
enam bagian saja dari tenaga dalam yang dimilikinya, dia
harus menyembunyikan kekuatan yang sebenarnya
sehingga bila ada kesempatan baik dan diluar dugaan Yu
leng lojin, dia akan melancarkan serangan dengan sepenuh
tenaga. Walaupun serangan ini hanya mempergunakan tenaga
sebesar enam bagian, tapi kedahsyatannya mengerikan
sekali, Yu lenglo jin segera tertawa dingin diapun
melancarkan sebuah pukulan untuk menyambut datangnya
ancaman tersebut. Kedua belah pihak sama-sama melakukan serangan
dengan kecepatan luar biasa, betul juga, serangan yang
dilancarkan oleh Yu leng lojin itu segera berhasil
membendung ancaman yang dilakukan oleh Tan Liok,
akan tetapi dalam detik berikutnya Tan Liok telah
melancarkan kembali serangannya yang kedua.
Kedua orang itu sama-sama berilmu tinggi dan
menyerang dengan kecepatan yang mengerikan, di antara
berkelebatnya bayangan manusia, masing-masing pihak
telan melepaskan tiga buah serangan berantai, tampaknya
Tan Liok kena didesak sehingga berada dipihak kalah.
Padahal didalam kenyataannya, ilmu silat yang dimiliki
Tan Liok masih jauh diatas kepandaian yang dimiliki Yu
leng lojin, cuma saja dia memang sengaja berlagak seperti
terdesak hebat dengan berharap pada suatu kesempatan dia
akan menyerang dengan segenap kekuatan yang
dimilikinya... Yu leng lojin segera tertawa seram. "Haahh....
haaahh....haahh...Tan Liok, dengan tenaga dalam yang kau
miliki sekarang, mana mungkin bisa membalas dendam"
Aku lihat lebih baik kau bekerja sama dengan diriku saja..."
"Kentut busuk..."
"Makilah haaahh.. hahhh.. haaaahh.. jika aku berhasil
menawanmu maka aku akan menyuruhmu setia seratus
persen kepadaku..." Dengan tertawanya yang mengerikan secara beruntun
dia lancarkan tiga buah serangan berantai, untuk sesaat Tan
Liok menjadi terkurung dibalik pukulan-pukulan musuh
yang sangat hebat itu sehingga posisinya makin lama
semakin bertambah gawat. Sementara itu Ong Bun kim yang tertotok jalan darahnya
merasa terkejut sekali setelah menyaksikan kejadian itu.
Pada saat itulah mendadak... sesosok bayangan manusia
secepat sambaran petir menerjang masuk kedalam ruangan
itu! Utusan kanan segera mengalihkan sinar matanya kearah
orang itu, kemudian dengan terkejut bentaknya.
"Mau apa kau datang kemari?"
Yang datang ternyata bukan lain adalah iblis cantik
pembawa maut. Dengan sorot mata yang tajam, iblis cantik pembawa
maut memandang sekejap sekeliling tempat itu, kemudian
dengan paras muka berubah hebat, ia tertawa dingin tiada
hentinya. "Iblis cantik pembawa maut!" bentak Utusan kanan
dengan suara dingin seperti es, "jika kau tidak kembali lagi
kedalam penjara. segera kucabut selembar jiwamu!"
"Aku datang untuk mencari Yu leng lojin."
Sembari menjawab, iblis cantik pembawa maut segera
menerjang kearah Utusan kanan.
Dengan situasi yang dihadapinya sekarang, dia harus
berusaha keras untuk menguasahi Utusan kiri dengan suatu
serangan tak terduga sehingga dapat menyelamatkan Ong
Bun-kim. Sedangkan Utusan kiri dan kanan sama sekali tidak tahu
kalau Iblis cantik pembawa maut telah terbebas dari
pengaruh racun Si-sim ci tok setelah makan buah Hiat-li.
"Ada urusan apa kau pergi mencarinya?" kembali utusan
kanan membentak dengan suara keras.
"Ada persoalan yang hendak kutanyakan kepadanya!"
"Persoalan apa?"
Belum habis si Utusan kanan berkata, Iblis cantik
pembawa maut sudah melompat kedepan dengan kecepatan
bagaikan sambaran kilat, dia langsung menerjang ke arah
tubuh utusan kanan tersebut.
Serangan yang dilancarkan dengan gerakan beradu jiwa
ini sungguh cepat luar biasa, tampak bayangan manusia
berkelebat lewat, kemudian terdengar dengusan tertahan
bergema memecahkan keheningan, tahu-tahu utusan kanan
sudah roboh terkapar diatas tanah
Menyaksikan peristiwa ini, Utusan kiri menjadi tertegun.
Dalam waktu singkat tubuh Iblis Cantik pembawa maut
sudah meluncur kembali ke depan, sementara perempuan
itu menyerang utusan kiri dengan serangan yang bertubitubi,
sesosok bayangan manusia telah menyelinap masuk ke
dalam ruang itu. Bayangan tersebut bukan lain adalah Bu kek lojin
adanya. Begitu Bu kek lojin masuk ke dalam ruangan ketika itu
Thia Eng juga sedang mengerahkan segenap kekuatan yang
dimilikinya untuk melancarkan sebuah pukulan dahsyat
ketubuh si Dewi mawar merah dikala perempuan itu
teledor. Sekali pun Thia Eng sudah menderita luka, akan tetapi
dalam waktu yang amat singkat tadi dia telah
menyelesaikan pengobatannya, maka serangan yang
dilancarkan dengan segenap kekuatan yang dimilikinya ini
boleh dibilang benar-benar mengerikan sekali.
Menanti si Dewi mawar merah menyadari kalau
keadaan tidak beres, keadaan sudah terlambat.....
Serangan dahsyat yang dilancarkan Thia Eng tersebut
tahu-tahu sudah meluncur datang
"Blaam." ditengah benturan keras, Dewi mawar merah
mendengus tertahan lalu tubuhnya terlempar ke belakang.
Pada saat yang bersamaan, dengusan tertahan
berkumandang pula dari mulut si utusan kiri, ternyata
serangan maut yang dilancarkan Iblis cantik pembawa maut
itu tak sanggup ditahan olehnya.
Dengusan tertahan bergema memecahkan keheningan,
tubuh Ong Bun-kim segera terlepas dari cekalan dan
terlempar ke belakang. Dengan suatu gerakan yang cepat Iblis cantik pembawa
maut menyambar tubuh Ong Bun-kim dan dilempar kearah
Thia Eng, kemudian bentaknya keras-keras:
"Cepat pergi!" Tapi Thia Eng malah menjadi tertegun dan berdiri
melongo. Mendadak terdengar Tan Liok membentak keras, tibatiba
melompat ke tengah udara, akhirnya dengan
mengerahkan segenap tenaga dalam yang dimilikinya dia
melancarkan sebuah pukulan dahsyat.
Termakan oleh serangan tersebut, Yu leng lojin dipaksa
mundur sejauh sepuluh langkah sebelum bisa berdiri tegak
kembali. "Tahan!" suatu bentakan yang amat keras mendadak
berkumandang memecahkan keheningan.
Bentakan itu berasal dari mulut Bu-khek lojin.
Dengan cepat Tan Liok maupun Yu leng lojin menarik
kembali serangannya dan mundur ke beIakang.
Ketika Yu leng lojin mendapat tahu siapakah yang
berada disitu, paras mukanya segera berubat hebat
bentaknya. "Kalian..." Bu khek lojin tertawa sahutnya.
"Kenapa kami masih dapat mencarimu" Yu leng lojin,
tindakan keji yang kau lakukan terhadap kami sudah cukup
keji, sekarang akhirnya datang juga saat buat kami untuk
mencarimu" "Kalian bukankah sudah terkena..."
"Haaah haaahh haaahh, kau anggap racunmu itu tak
mampu dipunahkan orang lain" Jangan kuatir, racun yang
mengeram dalam tubuhku pun sudah punah sama sekali"
Rasa terkejut yang menyelimuti diri Yu leng lojin ketika
itu sungguh tak terlukiskan dengan kata-kata, tanpa disadari
dia mundur dua tiga Iangkah dengan tubuh menggigil.
Akan tetapi dia memang tidak malu disebut seorang
manusia licik yang berpengalaman, sambit tertawa paksa
katanya kemudian. "Sebenarnya apa yang kalian inginkan?"
"Apakah utang piutang diantara kita tidak pantas untuk
diperhitungkan kembali?"
"Yaaa memang pantas diperhitungkan, pantas untuk
diperhitungkan, tapi harus diperhitungkan dengan cara
apa?" Sembari berkata, pelan-pelan dia mundur ke belakang.
Mendadak... Iblis cantik pembawa maut melompat
kedepan dan menerjang kearah Yu leng lojin, kemudian
bentaknya keras-keras: "Yu leng lojin, serahkan selembar nyawamu!"
Sebuah pukulan dasyat dengan cepat dilontarkan
kedepan. "Bangsat, kau pingin mampus......." teriak Yu leng
lojin sangat marah. Tangannya diayunkan kedepan untuk menangkis
serangan itu, kemudian secara tiba-tiba badannya meluncur
kebalik kegelapan sana. Menyaksikan kejadian itu, Iblis cantik pembawa maut
menjadi tertegun, pada saat itulah berbintik-bintik senjata
rahasia berhamburan sederasnya ke sekeliling tubuhnya.
Menghadapi ancaman senjata rahasia itu, Iblis cantik
pembawa maut menjadi terkejut sekali, buru-buru tangan
kanannya diayun ke depan memukul rontok seluruh senjata
rahasia yang tertuju ke arahnya.
Pada saat itulah terdengar bunyi gemerincing yang
sangat nyaring menggema memecahkan keheningan.
Secara tiba-tiba pintud gerbang Yu leng bun menutup
dengan sendirinya rapat-rapat.
"Cepat kabur!" seru Bu khek lojin dengan cepat.
Dengan suatu lompatan kilat dia menerjang ke pintu
gerbang dan melancarkan sebuah pukulan dahsyat.


Setan Harpa Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Blaaammm....!" benturan keras menggelegar
memecahkan keheningan, akan tetapi pintu itu masih tetap
utuh dan sama sekali tidak bergoncang barang sedikitpun
juga. Menyaksikan kejadian ini, paras muka semua orang
segera berubah menjadi hebat.
Mendadak terdengar Yu leng lojin tertawa seram,
kemudian terdengar suara berseru.
"Jangan harap kalian bisa lolos dari sini, akan kugunakan
kabut beracun pelebur hati untuk meracuni kalian sampai
mati, satu jam kemudian kalian semua sudah akan
berpulang keakhirat,...."
oooOdwOooo BAB 93 BERSAMAAN dengan selesainya ucapan itu, mendadak
dari sudut kedelapan gua itu melayang keluar gumpalan
kabut putih yang amat tebal...
Semua orang yang berada disana tak ada yang tahu
sampai dimanakah kelihayan dari kabut beracun pelebur
hati itu, cuma kalau didengar dari ucapan Yu leng lojin itu,
tam paknya kabut beracun itu sangat lihay sekali. Saking
gemasnya Tan Liok sampai menggertak giginya kencangkencang,
serunya: "Yu -Leng-Lojin. meskipun hari ini kau dapat melarikan
diri, jangan harap lain kali bisa lolos"
Yu Leng Lojin segera tertawa dingin.
"Heeehh heeehhh heenhbh tak usah omong besar lagi"
ejeknya, "satu jam kemudian, kalian semua akan berubah
menjadi gumpalan darah dan mati!"
Mendengar perkataan itu semua orang menjadi bergidik
dan bulu romanya tanpa terasa pada bangun berdiri.
Tampak kabut putih itu mengepul keluar dan pelan-pelan
menyebar ke empat penjuru, makin lama kabut itu semakin
menebal dan pelan-pelan meluncur ke arah pintu gerbang
tersebut. Seandainya apa yang dikatakan Yu leng-lojin bukan
gertak sambal belaka, maka peristiwa ini benar-benar
merupakan suatu peristiwa yang mengerikan sekali.
Untuk masuk tiada jalan, untukb mundur tiada pdintu,
dengan tearkesiap dan terbmangu-mangu kawanan jago itu
berdiri tertegun ditempat, seakan-akan sedang menantikan
datangnya saat kematian. Yaa! Mereka memang sedang menunggu datangnya saat
kematian. Sementara itu, si Iblis cantik pembawa maut telah
menerjang kesisi Dewi mawar merah dan memeluk
tubuhnya kencang kencang, seperti seorang ibu yang
menemukan kembali putrinya yang telah banyak tahun
hilang lenyap. "Bagaimana sekarang?" tanya Thia Eng kemudian.
Tak seorangpun yang tahu apa yang mesti di lakukan,
mereka hanya bisa saling berpandangan dengan wajah
terkesiap dan perasaan bimbang.
Akhirnya Thia Eng menghela napas panjang, laIu
bertanya. "Hu kaucu, kenapa kau bisa turut pula kesini?"
Tan Liok segera menghela napas panjang katanya:
"Sepeninggalmu tadi, aku merasa amat tidak tenteram,
seandainya salah seorang diantara kalian berdua ada yang
terkena ilmu hipnotis Gi sin-tay hoat dari Yu leng lojin,
maka bagaimana jadinya" Maka aku dan Tiang seng lojin
segera berunding sebentar, kemudian kuputuskan untuk
menyusul kemari" "Sekarang bagaimana baiknya" Kau tidak kemari, urusan
rada mendingin, tapi sekarang...."
Sekali lagi dia menghela napas panjang.
Andaikata Tan Liok tidak datang maka tentu saja akan
mengurangi selembar jiwa yang bakal mati konyol,
persoalan partai juga ada yang mengurusinya.
Kabut putih dengan cepatnya telah menyelimuti seluruh
ruangan tersebut: Suasana menjadi sangat tenang, tapi mereka tak berdaya
menghadapi kabut putih yang demikian tebalnya itu, sebab
benda tersebut sudah jelas tak mungkin bisa dibendung
dengan ilmu silat Mendadak... Utusan kanan yang ditotok roboh oleh iblis cantik
pembawa maut itu mulai menggerakkan badannya dan
tersadar kembali kemudian pelan-pelan bangkit berdiri.
Akan tetapi satelah menyaksikan keadaan yang
terbentang didepan matanya itu, kontan saja ia menjerit
ketakutan. "Haahh " Kabut itu adalah kabut beracun pelebur hati."
Mendengar suara bentakan itu, berubah semua orang
merasakan hatinya bergetar keras sehingga tanpa rterasa
banyak dtiantaranya yangq menggigil kerars.
Seperti orang gila utusan kanan menerjang ke arah pintu
gerbang kemudian menggebrak, pintu keras-keras seraya
berteriak: "Buncu masih ada kami di sini."
Hanya suara dengungan keras yang kedengaran, tidak
terdengar suara jawaban dari Yu leng lojin.
Sekali lagi utusan kanan menjerit-jerit seperti orang
kalap: "Buncu, lepaskan kami keluar..."
Teriakan dan jeritan itu amat memilukan hati membuat
seluruh gua Yu leng bun tersebut menjadi penuh dengan
suara melengking yang menambah seramnya suasana. Thia
Eng segera tertawa dingin, serunya:
"Kau tak perlu berteriak-teriak lagi, tak nanti dia akan
menolongmu!" Sorot mata utusan kanan yang dingin dan menyeramkan
itu dengancepat dialihkan ke wajah Thia Eng.
Melihat itu Thia Eng tertawa hambar, kembali katanya:
"Lebih baik kau menemani kami untuk mati ditempat ini
saja!" Utusan kanan mengawasi wajah Thia Eng beberapa saat
lamanya, kemudian secara tiba-tiba mendongakkan
kepalanya lagi sambil tertawa seram, lalu dia membalikkan
badannya dan langsung menerjang ketengah gumpalan
kabut patih yang sangat tebal itu.
Menyaksikan tindakan yang diambil itu semua orang
menjadi kaget dan segera berseru tertahan.
"Kraaak !" mendadak terdengar bunyi gemertak yang
keras menyusul kemudian suasana menjadi sunyi senyap
kembali. Setelah berkumandang suara "Kraak " yang sangat keras
tadi, kabut putih yang mengepul ke dalam ruangan itupun
terputus sampai ditengah jalan, menyusul kemudian tampak
utusan kanan berlarian keluar dari balik kabut putih itu.
Dengan cepat semua orang lantas menyadari apa
gerangan yang sebenarnya telah terjadi, sudah pasti si
"utusan kanan" telah menyerempet bahaya untuk menutup
pintu masuknya kabut beracun itu.
Tapi setelah sampai ditempat semula si "utusan kanan"
itu menjadi sempoyongan lalu roboh terjengkang keatas
tanah. Melihat itu, semua orang menjadi, terke jut dan berseru
tertahan, kelihatan badannya mengejang keras sekali.
Thia Eng melompat ke depan dan segera menghampiri
ke hadapannya, kemudian serunya:
"Sobat, kau .... kau tidak apa-apa bukan?"
Si "Utusan kanan" mendongakkan kepalanya dan
membuka kain cadar hitam yang menutupi wajahnya, maka
dengan cepat tampaklah seorang kakek kurus berusia enam
puluh tahunan yang sedang mengucurkan darah kental dari
mulutnya. Dia memandang sekejap kearah Thia Eng, lalu tertawa
terbahak-bahak dengan seramnya:
"Haaahh... haaahh... haaahh... aku tak akan hidup lebih
lama...tubuhku sudah terkena kabut beracun... sebentar lagi
badanku akan berubah menjadi darah kental dan mati,
engkoh cilik, sungguh tak kusangka kalau aku bakal mati
ditangan Yu leng lojin. haaahh...haaahh...haaahh...inilah...
inilah yang dinamakan takdir..."
Berbicara sampai disitu, kembali dia mendongakkan
kepalanya sambil tertawa terbahak-bahak.
Setelah berhenti beberapa saat lamanya, si "Utusan
kanan" kembali berkata.
"Pintu kabut telah kututup....kabut beracun juga tak akan
bisa muncul kembali, cuma yang telah masuk itu, kabut
racun tersebut masih bisa menyebar dan... dan berbahaya...
kalian... kaliai harus cepat-cepat pergi."
Darah mengucur keluar tiada hentinya dari ujung bibir,
dia sudah tak berdaya untuk berbicara lebih jauh.
Dia suruh Thia Eng sekalian pergi, tapi pergi lewat
mana" Dimanakah letak pintu keluarnya "
Belum sempat Thia Eng bertanya, kepala "Utusan
kanan" sudah terkulai dan mati!
Kematiannya betul-betul mengerikan sekali, badannya
makin lama berkerut makin kencang, mula-mula tangannya
lebih dulu yang mencair jadi gumpalan darah, menyusul
kemudian sekujur badannya.
Sungguh mengerikan sekali keadaan waktu itu, semua
orang menjadi bergidik hatinya segera menyaksikan
peristiwa tersebut. Kekejaman dan kebuasan yang diperlihatkan sekarang
sungguh membuat orang merasa tak berani untuk
mempercayainya, kini seluruh badan utusan kanan telah
berubah menjadi gumpalan darah, yang tbak melihat,
menddengar cerita saemacam inipun bboleh dibilang belum
pernah. Mendadak,.., Saat itulah si utusan kiri telah sadar pula dari pingsannya
dengan sempoyongan dia bangun berdiri, lalu memandang
sekejap sekeliling tempat itu, ketika menyaksikan kabut
putih yang melayang dalam ruangan, kontan saja ia
menjerit keras. "Haah. .."! Itulah kabut beracun pencair hati..."
"Betul" sahut Thia Eng dingin, "temanmu itu sudah
tewas terkena kabut beracun itu"
Si utusan kiri itu seakan-akan tidak mendengar sama
sekali ucapan dari Thia Eng, seperti orang kalap dia lari
menuju ke arah pintu gerbang, lalu menggebrak pintu keraskeras,
serunya menjerit lengking.
"Buncu, lepaskan aku keluar..."
"Blaam....blamm... suara benturan keras bergema
memecahkan keheningan. Tapi keadaan yang dialaminya waktu itu tidak jauh
berbeda dengan keadaan dari si Utusan kanan tadi, sayang
sekali Yu leng lojin tidak menjawab juga tidak
melepaskannya masuk kedalam.
"Sobat!" kembali Thia Eng berkata dengan suara dingin,
"jangan mimpi Yu leng lojin bersedia melepaskan dirimu!"
Utusan kiri segera mengalihkan sorot matanya ke atas
wajah Thia Eng, kemudian menatapnya lekat-lekat.
Dengan suara dalam kembali Thia Eng berkata.
"Andaikata Yu leng lojin bersedia menolongmu,
temanmu itu tak akan mati dan tubuhnya tak akan berubah
menjadi gumpalan darah akibat keracunan kabut pelebur
hati itu" Utusan kiri melirik sekejap jenasah utusan kanan yang
sudah berubah menjadi gumpalan darah itu, tiba-tiba ia
tertawa kalap, suaranya keras dan menyeramkan, penuh
mengandung napsu amarah yang luar biasa.
Kemudian sambil berhenti tertawa dia berteriak:
"So Hui pi! Kau yang lebih dulu turun tangan keji,
jangan salahkan kalau akupun tak akan bertindak sungkansungkan
kepadamu." Mendengar perkataan itu para jago segera merasakan
semangatnya berkobar kembali, besar kemungkinan si
Utusan kiri ini mengetahui jalan keluarnya, siapa tahu
kalau ia bersedia membawa mereka keluar dari tempat itu"
"Sobat, sekarang tentunya kau sudah tahu jelas bukan
manusia macam apakah Yu leng lojin itu?" kata Thia Eng
dengan suara dingin, "Benar, anggap saja aku sudah kenal dengannya,
engkohku sudah mati oleh kabut beracun itu. tapi aku toh
masih hidup...haahh... haaahh...haaahh..."
"Sobat, kau bisa keluar dari tempat ini."
"Tentu saja bisa !" jawab utusan kiri cepat.
Sorot matanya dialihkan sekejap memperhatikan
sekeliling tempat itu, kemudian secara tiba-tiba dia berjalan
menuju ke sebelah kanan gua.
Tak lama kemudian terdengarlah bunyi gemerincing
yang amat nyaring menggema memecahkan keheningan,
sementara utusan kiri sudah mengundurkan diri kembali ke
tempat semula.. Ketika semua orang mencoba untuk memperhatikan
pintu gerbang, ternyata pintu itu masih tetap tertutup rapat
seperti sedia kala. Melihat itu, Thia Eng menjadi tertegun, kemudian
katanya. "Apa yang telah terjadi?"
"Aku telah membuka pintu rahasia." jawab utusan kiri
dengan suara dingin. "Sungguh" Di mana"*"
"Pintu rahasia tersebut letaknya berada dibagian ruangan
yang diselimuti kabut beracun itu...."
"Bukankah itu berarti untuk keluar dari tempat ini, kita
harus menembusi kabut beracun Iebih dulu?" .
"Benar !" "Bukankah hal ini sama artinya dengan menghantar
kematiannya diri sendiri?"
"Asal kita tidak menghirup kabut beracun sehingga tidak
melumerkan hati, tidak mencairkan tulang, otomatis jiwa
kitapun tidak terancam oleh bahaya"
"Maksudmu asal kita tidak menghirup kabut beracun itu,
maka jiwa kita akan selamat?"
"Betul!"

Setan Harpa Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Seusai berkata dia lantas melompat kedepan dan
menerjang masuk ke dalam kabut beracun itu, dalam waktu
singkat bayangan tubuhnya sudah lenyap dari pandangan
mata. Menyaksikan kesemuanya itu, paras muka semua orang
segera berubah menjadi hebat.
"Hayo berangkat!" seru Bu khek lojin kemudian.
Diapun menggerakkan badannya menerjang masuk ke
balik kabut putih beracun itu, sekejap mata kemudian
bayangan tubuhnya sudah lenyap dari pandangan mata.
Sambil mengempit tubuh Ong Bun kim, Thia -Eng juga
bersiap siap melompat maju kedepan, tapi sebelum ia
sempat menggerakan tubuhnya. mendadak Tan Liok
membentak keras: "Tunggu sebentar."
Thia Eng tertegun dan tanpa terasa menghentikan
gerakan tubuhnya. "Hu kaucu, kau ada pesan apa lagi?"
"Bebaskan dulu jalan darah Buncu yang tertotok!"
Hingga kini semua orang baru teringat kalau jalan darah
Ong Bun kim belum dibebaskan.
Sesungguhnya, Ong Bun kim dapat menyaksikan semua
peristiwa yang berlangsung disitu dengan jelas, tapi sayang
ia tak mampu berkutik maupun berbicara apa-apa.
Tan Liok mendekati Oag Bun kim dan mencoba untuk
meraba jalan darahnya, tapi dengan cepat paras mukanya
berubah hebat. "Aduh celaka " serunya, "rupanya totokan yang dipakai
adalah suatu ilmu totokan menunggal.
Begitu mendengar perkataan dari Tan Liok tersebut,
paras muka semua orang turut berubah hebat.
Thia Eng segera bertanya: "Apa susah untuk
dibebaskan?" "Yaa. memang susah untuk dibebaskan!"
"Lantas bagaimana baiknya sekarang?"
Tak seorangpun yang tahu apa yang musti dilakukan
sekarang untuk mengatasi masalah tersebut.
"Aku pikir lebih baik kita tinggalkan tempat ini lebih
dulu!" usul Thia Eng kemudian.
"Tidak mungkin, bagaimana seandainya ia sampai
menghirup kabut beracun itu?"
"Yaa, apa jadinya andaikata Ong Bun kim sampai
menghirup kabut beracun itu" Sebab keadaannya sekarang
tak jauh berbeda dengan seseorang yang tidak memiliki
tenaga dalam, andaikata kabut beracun itu sampai terhirup,
bukankah dia tak akan bisa hidup lebih jauh didunia ini?"
Ong Bun kim menjadi amat gelisah sekali, dia ingin
memberi tahu kepada mereka kalau dirinya masih memiliki
tenaga murni meski jalan darahnya sudah tertotok. ia masih
sanggup untuk menutup napasnya bilamana diperlukan,
cuma sayang ia tak mampu untuk mengungkapkan isi
hatinya itu. Tan Liok lantas berkata kepada Ong Bun kim.
"Buncu, bagaimana baiknya sekarang?"
Dengan biji matanya Ong Bun kim menatap ke arah Tan
Liok dan mengartikan untuk keluar dari situ.
"Kau maksudkan keluar dari sini?" tanya Tan Liok
dengan wajah agak tertegun.
Ong Bun kim manggut-manggut, Tan Liok segera
bertanya lagi. "Kau sanggup untuk menutup pernapasanmu?"
Sekali lagi Ong Bun kim mengangguk menandakan kalau
ia mampu untuk melakukan hal itu.
Dengan perasaan berat Tan Liok segera mengangguk,
ujarnya kepada Thia Eng. "Thia congkoan..."
"Tecu berada disini"
"Bawa Buncu keluar dari sini, tapi gerakan tubuhmu
harus cepat." "Aku mengerti."
Maka dengan langkah yang sangat berhati-hati Thia Eng
berjalan kedepan dan akhirnya berhenti pada satu jengkal
dari kabut beracun itu, ujar nya kepada Ong Bun kim.
"Buncu, harap kau menutup pernapasanmu." Ong Bun
kim manggut-manggut. Dengan suatu gerakan tubuh yang amat cepat, Thia Eng
segera melompat ketengah udara dan secepat kilat meluncur
ke balik kabut beracun itu...
Tan Liok segera mengalihkan sorot matanya ke arah iblis
cantik pembawa maut yang sedang memeluk dewi mawar
merah sambil berdiri termangu-mangu disitu, kemudian
tegurnya: "Hujin, harap segera tinggalkan tempat ini."
Seperti baru sadar dari impiannya, Iblis cantik pembawa
maut bergumam lirih: "Luka yang dideritanya cukup
parah!" "Siapakah dia?"
"Putriku!" "Putrimu?" . "Benar, putriku! Toh aku tak bisa membiarkan dia mati
ditempat ini..." "Kalau begitu, mari kita gunakan tenaga yang kita miliki
untuk menyembuhkan dulu luka yang dideritanya."
Iblis cantik pembawa maut manggut-manggut, maka
dengan tenaga gabungan kedua orang itu mereka mengobati
luka yang diderita si Dewi mawar merah...
Sebagamana diketahui, kedua orang ini semuanya
adalah jago lihay dalam dunia persilatan dewasa ini, dalam
beberapa saat saja mereka telah berhasil menyembuhkan
luka yang dideritanya Dewi mawar merah.
Setelah sembuh dari lukanya. Dewi mawar merah
memandang kedua orang itu sekejap, lalu tanyanya.
"Hei, apa yang telah terjadi?"
Iblis cantik pembawa maut tak kuasa menahan rasa
sedihnya lagi, dengan air mata bercucuran mendadak
katanya. "Putriku, kau..."
Tak tahan lagi ia memeluk gadis itu kencang-kencang
dan menangis tersedu sedu.
Buru-buru Tan Liok berseru:
"lebih baik kalian segera tinggalkan tempat ini, kalau
tidak, kuatirnya kalian tak bisa pergi dari tempat ini?"
Tiba-tiba Dewi mawar merah mendorong tubuh Iblis
cantik pembawa maut seraya membentak: "Kau bukan
ibuku..." "Oooh, putriku..."
"Aku bukan putrimu, jangan panggil aku lagi, kau bukan
ibuku, kau bukan ibuku."
Iblis cantik pembawa maut cukup menyadari bahwa
Dewi mawar merah sudah sangat terpengaruh oleh ilmu
hipnotis Gi sin tay hoat, sudah barang tentu ia tak akan
percaya kalau Iblis cantik pembawa maut adalah ibu
kandungnya. Maka iapun lantas berkata lembut:
"Entah kau bersedia mengaku atau tidak diriku sebagai
ibumu, yang pasti kita harus segera tinggalkan tempat ini,
kalau tidak andaikata kabut beracun itu menyerang
kedalam tubuh, niscaya sekujur badanmu akan berubah
menjadi gumpalan darah dan mati secara mengenaskan!"
Mendengar ucapan tersebut, paras muka Dewi mawar
merah kontan saja berubah sangat hebat.
Sambil membopong gadis itu, kembali iblis cantik
pembawa maut membentak: "Hentikan napasmu, kalau tidak kau tak akan bisa hidup
lagi!" Terlepas apakah Dewi mawar merah sudah menjadi
seorang manusia buas atau tidak, yang pasti dia toh tetap
manusia hidup dan setiap manusia hidup tentu memiliki
harapan untuk bisa hidup lebih jauh didunia ini."
Maka ia segera manggut-manggut.
Dengan cepat iblis cantik pembawa maut menggerakkan
tubuhnya menerjang masuk ke balik kabut putih itu diikuti
oleh Tan Liok dibelakangnya...
Tiba di belakang ruangan, tampak sebuah pintu
terbentang lebar diatas dinding batu, tanpa berpikir panjang
lagi Iblis cantik pembawa maut meIuncur masuk kedalam
pintu, menembusi pintu rahasia dan menerobos masuk
kedalam. Ternyata dalam ruangan dibalik pintu rahasia-itu masih
terdapat kabut putih yang beracun.
oooOdwOooo BAB 94 DIBALIK pintu rahasia tampak sebuah lorong yang
sempit dan panjang sekali, setelah melakukan perjalanan
sejauh enam tujuh kaki, mereka baru lolos dari lingkungan
kabut beracun, tanpa terasa ketiga orang itu
menghembuskan napas lega.
"Thia congkoan!" dengan suara lantang Tan Liok segera
berseru: "Hu buncu. kami berada disini!" suara sahutan Tbia Eng
berasal dari depan sana. Tan Liok dan Iblis cantik pembawa maut segera
berlarian kembali menuju kedepan sana.
Betul juga, ditempat itu mereka jumpai Thia Eng
sekalian telah menunggu disitu, bagaikan baru lolos dari
suatu ancaman maut beberapa orang itu cuma berdiri
tertegun disitu. Tan Liok segera menghampiri utusan kiri seraya berkata.
"Sobat, terima kasih banyak atas pertolonganmu."
"Tak usah berterima kasih, toh aku bertindak demikian
demi menyelamatkan diriku sendiri" sahut Utusan kiri
dingin. "Sobat, dimanakah kita berada sekarang?"
"Di lorong rahasia!"
"Jalan keluarnya?"
"Sudah tersumbat..."
"Aaah, bukankah berarti kita tak mungkin bisa
meloloskan diri dari sini?"
"Didalam Yu leng bun terdapat banyak sekali lorong
rahasia yang jumlahnya mencapai ratusan buah, setiap
lorong tersebut memiliki banyak sekali pintu rahasia, tapi
sampai sekarang aku masih belum teringat jalan rahasia
manakah yang sekarang kita tempuh sekarang ini."
"Asal kau terinrgat kembali arath dari lorong rahasia ini,
apakah kau akan menemukan pula jalan keluarnya?"
"Benar ! Biar kucoba untuk membayangkan dulu"
Selesai berkata dia lantas duduk di atas tanah dan mulai
memejamkan matanya untuk berpikir.
Sekali ancaman bahaya maut sudah lewat, tapi ancaman
bahaya untuk kedua kalinya telah berada didepan mata,
apakah bisa lolos dari dalam lorong rahasia itu masih
merupakan suatu persoalan.
Kepada Ong Bun kim Tan Liok lantas berkata "Buncu,
kau tidak apa apa bukan?"
Ong Bun kim menggelengkan kepalanya berulang kali.
Iblis cantik pembawa maut segera-berjalan kehadapan
Ong Bun kim lalu katanya.
"Mari kuperiksa keadaanmu, coba kulihat apakah aku
bisa membebaskan totokan jalan darahmu atau tidak, siapa
tahu kalau ilmu silat yang digunakan olehnya itu berasal
dari kitab pusaka Hek mo keng?"
Selesai berkata, dia lantas meraba sebentar jalan darah
diatas tubuh Ong Bun kim itu, kemudian katanya.
"Aaah, benar juga, ternyata yang dipergunakan adalah
ilmu menotok jalan darah yang tercantum dalam kitab
pusaka Hek mo-keng."
"Kau sanggup untuk membebaskannya?"
"Sanggup!" Seusai berkata, tangan kanan Iblis cantik pembawa maut
segera diayunkan ke bawah dengan kecepatan luar biasa,
dalam waktu singkat dia sudah melancarkan lima buah
totokan di atas lima buah jalan darah penting di sekujur
badan Ong Bun kim, setelah itu dia mengurut sejenak jalan
darah Mia Bun hiat ditubuh pemuda itu.
Tak lama kemudian, Ong Bun kim merasakan tenaga
dalamnya telah pulih kembali seperti sedia kala.
Iblis cantik pembawa maut segera mengundurkan diri
kembali, lalu katanya: "Ong Bun kim, bagaimana rasamu sekarang?"
Untuk sesaat lamanya Ong Bun kim masih belum dapat
berbicara, sampai lama sekali, dia baru menghela napas
panjang. "Terima kasih banyak atas pertolongan A-ih yang telah
membebaskan diriku dari pengaruh totokan, aaai Sungguh
keadaan yang mengerikan sekali, suatu siksaan yang lama
dan panjang, masih untung jiwaku dapat lolos dari
ancaman kematian." Mendadak terdengar si utusan kiri berseru: "Aah! Aku
sudah teringat sekarang?"
Ucapan tersebut segera disambut oleh semua orang
dengan kobaran semangat menyala-nyala, yaa, siapa yang
tidak gembira dikala mengetahui kalau mereka masih
mempunyai harapan untuk melanjutkan kehidupan..."
Ong Bun kim segera maju kedepan seraya berkata:
"Sobat, terimalah sebuah hormat dari Ong Bun kim
sebagai ucapan terima kasih kami atas pertolonganmu kali
ini!" Selesai berkata, dia lantas membungkukkan badannya
dan memberi hormat.... Sambil tertawa dingin si utusan kiri menukas:
"Mengapa harus berterima kasih kepadaku" Aku sendiri
toh ingin juga meloloskan diri dari ancaman bahaya maut,
sudahlah, tak usah dipikirkan lagi !"
Selesai berkata, tiba-tiba badannya berjalan balik
kebelakang, sementara sorot matanya dengan tajam
mengawasi sekeliling tempat itu seakan-akan mencari
sesuatu, tiba-tiba ia berhenti.
Setelah itu sambil membungkukkan badannya dia
meraba-raba diatas tanah, akhirnya orang itu berseru
tertahan:

Setan Harpa Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Aaah, benar! Ini dia, disini!"
Dari atas tanah dia menyingkap sebuah lapisan batu
persegi empat, kemudian tangannya meraba-raba kebalik
gua dibalik lapisan batu tersebut.
"Kraaak.... kraak... kraaak...!" diiringi bunyi yang cukup
keras, dinding batu itu merekah dan segera muncul sebuah
pintu rahasia... Semua orang menjadi sangat girang setelah menyaksikan
kejadian itu, sebab dengan terbukanya pintu rahasia
tersebut, berarti jiwa mereka bisa terbebas dari ancaman.
"Mari, marilah !" seru utusan kiri kemudian.
Seusai berkata dia berjalan lebih dulu, memasuki pintu
batu rahasia tersebut. Bu khek lojin segera menyusul dibelakangnya dan orangorang
yang lainpun mengikuti secara teratur.
Lorong rahasia itu penuh dengan tikungan dan berlikuliku
jalannya, entah berapa lama sudah lewat, mendadak
mereka dengar suara tertawa dingin dari Yu leng lojin
berkumandang dari dalam lorong rahasia tersebut.
Selapis hawa membunuh yang cukup tebal dengan cepat
menyelimuti seluruh wajah Ong Bun-kim bentaknya
dengan lantang. "Yu leng lojin, kalau punya kepandaian ayoh muncul
dirimu, buat apa menyingkir melulu?"
Yu leng lojin masih saja tertawa dingin dengan
seramnya, lalu kemudian dia baru berkata.
"Utusan kiri, besar amat nyalimu."
Utusan kiri segera mendongakkan kepalanya dan tertawa
seram pula. "Haahh... haah... haahh... Yu leng lojin, kau yang
menghianati kami lebih dulu sehingga nyawa kami hilang,
jangan salahkan kalau sekarang akupun akan mengkhianati
dirimu." "Heeehhhh....,heeehh....heeeehh.... utusan kiri barang
siapa berani mengkhianati aku dia harus mati!"
Ong Bun-kim balas tertawa dingin serunya kembali:
"Hmmm, belum tentu demikian!"
Suara dari Yu leng lojin tidak kedengaran berkumandang
lagi, suasana dalam lorong rahasia itu segera dicekam
dalam keheningan yang luar biasa seramnya, seolah-olah
lorong rahasia itu sudah diliputi oleh bayangan kematian
yang mengerikan sekali, dan tanpa terasa perasaan tersebut
menekan perasaaan semua orang.
Dengan sekali lompatan Ong Bun-kim melompat
kesamping utusan kiri, lalu katanya sambil tertawa dingin.
"Ingin kulihat dengan cara apakah dia hendak
menghadapi dirimu!" Dia lantas melakukan perjalanan bersama dengan utusan
kiri sambil berjaga-jaga terhadap segala kemungkinan yang
tidak diinginkan. Baru berjalan sejauh tiga kaki, tiba-tiba terdengar suara
bentakan keras bergema memecahkan keheningan,
menyusul kemudian tampak sesosok bayangan hitam
menerjang kearah utusan kiri tersebut.
Serangan yang dilakukan oleh bayangan hitam itu
sungguh teramat cepat sekali, dengan cekatan urusan kiri
berkelit ke samping untuk menghindarkan diri.
Pada saat utusan kiri menyelinap ke samping itulah,
tubuh Ong Bun kim telah menerjang maju kemuka sambil
melancarkan sebuah pukulan dahsyat.
Didalam serangan yang dilancarkan ini telah disertakan
segenap tenaga dalam yang dimiliki Ong Bun kim,
kekuatannya maha dahsyat ibaratnya gulungan ombak
ditengah samudra. Pada saat yang bersamaan Tan Liok juga meluncur
kedepan dengan kecepatan tinggi.
Gerakan tubuh dari kedua orang ini dilakukan samasama
dengan kecepatan tinggi, ibaratnya sambaran kilat
yang menyambar tiba. dalam waktu singkat mereka telah
berada di hadapan orang itu.
Mendadak bayangan hitam tersebut membentak keras,
lalu melancarkan serangan senjata rahasia yang secara
terpisah mengancam tubuh Ong Bun kim serta Tan Liok.
Melihat datangnya serangan itu, Tan Liok maupun Ong
Bun kim segera membentak keras, sepasang telapak tangan
mereka serentak diayunkan kedepan.
"Jangan disambut dengan serangan pukulan."
Tiba-tiba Utusan kiri berteriak.
Sekalipun peringatan datangnya cepot, toh keadaan tetap
terlambat setindak, tahu-tahu angin pukulan yang
dilancarkan Ong Bun kim serta Tan Liok sudah menghajar
senjata rahasia tersebut secara telak.
"Blaam! Blaaam! Blaaam !"
Terjadi tiga kait ledakan dahsyat yang memekikkan
telinga dan menggoncangkan seluruh permukaan gua.
Ong Bun kim serta Tan Liok menjadi terperanjat sekali,
serentak mereka menarik kembali serangannya dan
mengundurkan dirinya kebelakang dengan kecepatan luar
biasa. Begitu ledakan terjadi tadi, kabut putih dengan cepat
menyelimuti seluruh lorong sempit tersebut.
Dengan cepatnya pula kabut putih itu menyambar ke
empat penjuru... Dalam waktu singkat semua orang yang berada ditempat
itu tak mampu untuk memperhatikan pemandangan
disekitar sana lagi. Utusan kiri segera membentak dengan suara nyaring.
"Kita terjang kedepan"
Begitu selesai berkata, tubuhnya segera menerjang
kemuka dengan kecepatan tinggi disusul Bu-khek lojin
dibelakangnya. Mendadak terdengar jeritan ngeri yang menyayatkan hati
menggema dari depan sana.
Lalu terdengar pula Bu khek lojin membentak. "Yu leng
lojin, aku akan beradu jiwa denganmu!"
Ong Bun kim serta Tan Liok sama-sama tertegun, sambil
membentak keras Ong Bun kim segera menerjang kedepan
dengan kecepatan yang luar biasa hebatnya.
Dikala Ong Bun kim sedang bergerak maju ke-depan
itulah, jeritan ngeri untuk kedua kalinya berkumandang
memecahkan keheningan, kemudian tampak sesosok
bayangan manusia meluncur kehadapan Ong Bun kim.
Dengan kedua belah tangannya Ong Bun kim
menyambut datangnya bayangan hitam itu, ketika diamati
orang itu dengan seksama, dia segera menjerit tertahan dan
mundur tiga empat langkah dengan sempoyongan, orang
yang berada ditangannya pun turut terjatuh keatas tanah.
Tampak Bu khek lojin telah muntahkan darah segar dan
tewas dalam keadaan mengerikan.
Ong Bun kim segera saja meraung keras, teriaknya
lantang: "Yu leng lojin, kau sungguh amat kejam!"
Setelah membentak penuh kegusaran tadi, pemuda itu
segera menerjang masuk kebalik kabut putih yang
menyelimuti tempat itu. Mendadak.... dikala Ong Bun kim sedang meluncur
kedepan dengan kecepatan luar biasa inilah, dia merasakan
datangnya segulung tenaga pukulan yang langsung
menghantam keatas badannya.
Dibalik kabut putih yang sangat tebal, pada hakekatnya
sulit buat Ong Bun kim untuk memperhatikan keadaan
disekeliIing tempat itu. tanpa terasa ia menjadi terkejut
sekali, seraya membendung datangnya ancaman dari
tangan kanannya, dia buru-buru mengundurkan diri
kebelakang.... Baru saja Ong Bun kim mundur, Thia Eng telah
menerjang maju kedepan, tiba-tiba terasa ada sambaran
angin tajam yang menyergap tiba dengan kecepatan luar
biasa, ketika Ong Bun kim mengetahui kalau serangan itu
berupa senjata rahasia, buru-buru dia lancarkan serangan
untuk menghalanginya. Baru saja serangan dilepaskan, perutnya segera menjadi
kesemutan, tapi dengan cepat pula keadaan pulih kembali
seperti sedia kala, Ong Bun kim segera mengerti bahwa ia
sudah terkena serangan senjata rahasia lawan.
"Hati-hati dia menggunakan senjata rahasia..." segera
bentaknya dengan lantang.
Baru selesai ia berkata, Tan Liok sudah menerjang
kedepan sambil membentak keras.
"Yu leng lojin, sambut dulu sebuah pukulanku ini"
Begitu selesai berkata, sebuah pukulan yang disertai
dengan deraian angin tajam segera meluncur kedepan,
secara beruntun dia lancarkan tiga buah serangan berantai.
"Hayo berangkat!" teriak iblis cantik pembawa maut
dengan suara amat nyaring.
Dia maju kedepan dan berkelebat lebih dulu
meninggalkan tempat tersebut.
Ditengah kabut putih yang menyelimuti seluruh lorong
tersebut, terdengar suara bentakan dari Tan Liok dan Yu
leng lojin sedang menggema memecahkan keheningan.
"Thia congkoan!" kedengaran Ong Bun kim berseru
dengan suara keras dan nyaring.
"Tecu ada di sini?"
"Mari kita berangkat!"
"Buncu, aku sudah terkena senjata rahasia bagaimana
dengan dirimu sendiri?"
"Apa" Kau sudah terkena sambitan senjata rahasia"
"Betul, cuma ku pikir luka tersebut tidak terlalu
mengganggu gerak-gerikku!"
"Akupun terkena pula sambitan senjata rahasia."
Mendadak... Suara dari Tan Liok kembali berkumandang datang:
"Buncu, mari kita pergi dari sini."
"Bagaimana dengan kau?"
"Harap buncu tak usah kuatir, setelah menghabisi
jiwanya nanti, aku bisa keluar sendiri dari tempat ini!"
Ong Bun kim cukup merasa yakin dengan kemampuan
serta kepandaian silat yang dimiliki Tan Liok, boleh
dibilang kepandaian yang dimiliki orang itu jauh diatas
kepandaiannya, dia pun merasa lega dan tidak
menguatirkan keselamatannya lagi.
Kepada Thia Eng segera serunya.
"Thia congkoan, hayo berangkat."
"Baik!" Ditengah sahutan dari Thia Eng tersebut, Ong Bun kim
melompat kedepan dan meluncur keluar dari lingkaran
kabut putih yang amat tebal, didepan sana ia menyaksikan
ada cahaya terang yang menyorot masuk dari depan gua.
Mendadak... -oo0dw0oo-- Jilid 30 KEDENGARAN suara bentakan keras berkumandang
dari depan sana, Ong Bun kim dan Thia Eng segera
menerjang bersama ke luar dari gua itu dengan kecepatan
tingi. Tampak dimulut gua terdapat puluhan orang manusia
tanpa sukma sedang mengerubuti Iblis cantik pembawa
maut, pertarungan sedang berlangsung amat seru sekali.
Meskipun Iblis cantik pembawa maut harus mengempit
tubuh Dewi mawar merah di bawah ketiaknya, tapi gerak
geriknya masih gesit, cepat, cekatan dan berbahaya.
Dengan suatu lompatan lebar Ong Bun kim segera
meluncur kedeapan sana, di tengah bentakan nyaring
tenaga pukulannya telah dilancarkan berulang kali.
Jeritan-jeritan kesakitan yang memilukan hati segera
berkumandang saling susul menyusul.
Thia Eng tidak ambil diam, diapun segera terjun ke arena
pertempuran dan melibatkan diri dalam pertempuran yang
amat sengit itu. Mendadak terdengar Iblis cantik pembawa maut
mendengus tertahan, tiba-tiba badannya terjungkal keatas
tanah dan tak mampu berkutik lagi.
Peristiwa ini dengan cepat mengejutkan sekali hati Ong
Bun kim yang sedang bertempur.
Dengan suatu lompatan kilat Thia Eng meluncur
kedepan dan mencengkeram badan Iblis cantik pembawa
maut. Tapi pada saat itu juga muncullah puluhan gulung
tenaga pukulan maha dahsyat yang segera menyelimuti
sekujur badannya. Dalam keadaan begini, kendatipun harus pertaruhkan
keselamatan jiwanya. Thia Eng bertekad akan menolong
nyawa Iblis cantik pembawa maut, maka dikala ia berhasil
mencengkeram tubuh perempuan itu, tiga buah pukulan
dahsyat dengan telak menghajar diatas tubuhnya.
"Uaaaak...!" darah kental segera menyembur keluar dari
mulutnya. "Kubunuh kalian semua" bentak Ong Bun kim dengan
geramnya. . Ditengah bentakan yang amat nyaring, tenaga
pukulannya yang maha dahsyat telah dilontarkan kedepan.
Ditengah jeritan ngeri yang memilukan hati, dua orang
manusia Yu leng lojin tergeletak mati diatas tanah.
Puluhan orang Yu leng jin lainnya bertambah kalap,
sekali lagi mereka menerjang kemuka dan menerkam Ong
Bun kim dengan geramnya. Ong Bun kim membentak nyaring, telapak tangan
kirinya diayunkan kedepan melancarkan sebuah pukulan
dahsyat. Tenaga pukulan yang digunakan Ong Bun kim dalam
serangannya kali ini benar-benar luar biasa sekeji, sayang
pada saat itulah mendadak ia merasakan kepalanya pusing
tujuh keliling, semuanya ber putar-putar dan pandangannya
menjadi gelap setelah itu tiba-tiba badannya terjungkal
keatas tanah. Keadaan tersebut tak jauh berbeda dengan keaadaan
yang dialami iblis cantik pembawa maut barusan.
Thia Eng yang menyaksikan kejadian ini menjadi
terperanjat sebkali. "Buncu!" teriaknya tertahan.
Tangan kanannya dengan cepat menyambar kedepan


Setan Harpa Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dan mencengkeram tubuh Ong Bun kim.
Sesungguhnya Ong Bun kim jatuh pingsan lantaran ia
sudah terkena senjata rahasia yang amat beracun sekali,
sebagai mana diketahui, sewaktu menerjang keluar dari
lapisan kabut putih yang sangat tebal tadi paha nya telah
terhajar sebatang senjata rahasia-beracun, dengan kekejian
racun tersebut, dalam waktu singkat daya kerja racun
didalam tubuhnya sudah mulai bereaksi.
Iblis cantik pembawa maut sendiripua roboh diatas tanah
lantaran termakan oleh sambitan senjata rahasia beracun
itu. Begitulah, disaat Thia Eng sedang menyambar tubuh
Ong Bun kim yang roboh terkapar, puluhan gulung, tenaga
pukulan yang maha dahsyat kembali meluncur datang
dengan kecepatan luar biasa.
"Blaamn! Blaaamn!" dua kali benturan keras terjadi, lagilagi
Thia Eng termakan oleh dua buah pukulan keras yang
dahsyat sekali. Untuk kesekian kalinya dia muntah darah segar.
Bayangan manusia segera berkelebat lewat, beberapa
sosok bayangan manusia dengan cepatnya menerjang ke
arahnya. Andaikata Thia Eng tidak takut terhadap pengaruh
racun, niscaya keadaannya sekarang tak akan jauh berbeda
dengan keadaan Ong Bun-kim maupun iblis cantik
pembawa maut. Untung saja keadaannya berbeda, maka dengan dua
belah tangan menenteng tiga sosok tubuh manusia dia
berusaha melarikan diri dari sana, padahal ketika itu dia
sudah tak bertenaga lagi untuk melakukan perlawanan, ia
sadar kecuali kabur dari tempat celaka tersebut, kalau tidak
sudah pasti nyawa mereka akan lenyap disana.
Maka sambil berpekik nyaring, tiba-tiba tubuhnya
berkelebat kedepan dan melarikan diri cepat-cepat.
"Hmmm . . . . ! Kau anggap masih mampu untuk kabur
dari tempat ini?" seseorang mengejek dari belakang.
Puluhan sosok manusia Yu-leng-jin dengan ketatnya
mengejar terus dari belakang, sebaliknya Thia Eng meski
sudah menderita luka yang cukup parah, namun gerakan
tubuhnya masih tetap cepat dan ringan sebali.
Sepanjang jalanr melarikan diri dari situ, berulang kali
Thia Eng muntah darah segar...
Sungguhpun badannya sudah lemas tak bertenaga,
pandangan matanya sudah menjadi gelap dan langkahnya
makin sempoyongan, akan tetapi ia tetap mempertahankan
dirinya, dia bertekad untuk menyelamatkan diri dari sana,
yang paling penting adalah menyelamatkan jiwa Ong Bunkim
dari ancaman bahaya maut.
0000OdwO0000 BAB 95 BEGITU ingatan tersebut muncul didalam benaknya,
tekad itu menjadi semakin bulat dan dia merasa seolah-olah
mendapatkan tambahan tenaga sehingga larinya semakin
lama semakin kencang. Rupanya kawanan Yu leng jin dibelakangnya tak rela
melepaskan musuhnya yang sudah terluka parah itu dengan
begitu saja, dengan ketatnya mereka mengikuti terus dari
belakang. Setelah melarikan diri sekian lama, pemuda ini mulai
sempoyongan dan akhirnya roboh terjengkang keataa
tanah, darah segar kembali menyembur keluar dari
mulutnya. Hampir bolah dibilang ia sudah tak bertenaga lagi untuk
melangkah bangun dari atas tanah.
Suara bentakan keras dan pekikan nyaring dari belakang
sana terdengar makin lama semakin mendekat, suara
tersebut bagaikan guntur dahsyat yang menggetarkan benak
Thia Eng, membuat hatinya bergetar kembali dengan
kerasnya. Dengan susah payah dia merangkak bangun lagi dari
atas tanah, kemudian sambil menggigit bibir ia membopong
tubuh Iblis cantik pembawa maut serta Ong Bun kim dan
kembali dia lanjutkan usahanya untuk melarikan diri dari
sana. Pandangan matanya sudah demikian kabur, hampir
boleh dibilang ia sudah tak sanggup lagi untuk melihat jelas
pemandangan yang terbentang didepan matanya.
"Lari !" Hanya ingatan "lari" saja yang berada dalam benaknya,
kecuali itu dia boleh dibilang sudah lupa dimanakah ia
berada, ia sudah lupa dengan keadaan yang ada disekeliling
tempat itu. Begitulah, dengan berlarian tanpa arah tujuan, beberapa
li kembali sudah dilewatkan.
Akhirnya tibalah ia diatas sebuah tebing yang amat
terjal, dalam lamat-lamatnya pikiran, dia tak tahu kalau
dirinya berada disuatu tempat yang berbahaya, dengan
sempoyongan dia berlarian terus menelusuri tebing curam
itu menuju ke atas. Tiba-tiba kakinya menginjak tempat yang kosong..
"Aaaa !" ditengah jeritan tertahan, tubuhnya berikut
tubuh Ong Bun kim dan Iblis cantik pembawa maut segera
mencebur kedalam jurang yang tiada taranya itu.
Dalam keadaan setengah sadar setengah tidak, setelah
mengalami suatu goncangan yang sangat keras, Ong Bun
kim merasakan sekujur badannya menjadi amat dingin, ia
mulai sadar kembali diri pingsannya.
Pemuda itu mencoba untuk menggelengkan kepalanya
lalu bangkit berdiri, dengan pandangan sayu dia awasi
sekejap sekeliling tempat itu, dijumpai ia berada dalam
sebuah kolam yang tidak begitu besar, air kolam itu tidak
dalam, sewaktu berdiri airnya hanya sebatas dada, hampir
boleh dibilang ia tak tahu apa gerangan yang sesungguhnya
telah terjadi. Mendadak.. .. Ia mendengar jeritan kaget seorang gadis berkumandang
memecahkan keheningan. Ketika Ong Bun kim mencoba untuk berpaIing kearah
mana datangnya suara itu, maka tampaklah seorang gadis
telanjang sedang mandi didalam kolam tersebut.
Ong Bun kim merasa terkesiap sekali, sehingga untuk
beberapa saat lamanya dia hanya berdiri termangu disitu.
Lama, lama kemudian, ia baru teringat akan Thia Eng
sekalian, sambil mengerahkan sisa tenaga yang dimilikinya,
dia segera menyeret mereka naik keatas tepi kolam.
Setelah mengerahkan semua sisa kekuatan yang dimiliki
Ong Bun kim, akhirnya pemuda itu berhasil juga menyeret
semua orang naik ketepi kolam namun dia sendiri segera
roboh terjengkang setelah kehabisan tenaga...
000OdwO000 KETIKA sadar kembali dari pingsannya, pemuda itu
menemukan dirinya sedang berbaring didalam sebuah
kamar, agaknya kamar tidur seorang perempuan maka
diapun lantas teringat kembali akan gadis telanjaag yang
dijumpai kolam dalam tadi.
"Mungkinkah dia yang telah menyelamatkan jiwanya"
Bagaimana dengan rekan-rekannya"
Teringat sampai di situ, diam-diam Ong Bun kim merasa
terkejut sekali.. Mendadak ia mendengar ada suara langkah kaki
manusia bergema kearah dalam ruangan itu.
Ketika Ong Bun kim mendongakkan kepalanya, maka
tampaklah seorang dayang berbaju hijau yang berusia lima
enam belas tahunan berjalan masuk kedalam ruangan dan
menghampiri pembaringan. Ong Bun kim ingin melompat bangun, namun tak
berdaya sebab seluruh badannya lemas tak bertenaga.
Dayang berbaju hijau itu langsung berjalan kehadapan
Ong Bun kim, wajahnya tanpa emosi, setelah memandang
sekejap diri Ong Bun kim, katanya:
"Kau sudah lama sadar kembali?"
Ong Bun kim agak tertegun, kemudian sahutnya.
"Baru saja sadar, tempat manakah ini?"
"Kamar dari Ji siocia kami!"
"Bagaimana dengan rekan-rekanku?"
"Tak usah kuatir, mereka sedang merawat lukanya
dalam kamar yang lain, keadaannya sudah tak
menguatirkan lagi!... Sehabis mendengar perkataan itu Ong Bun kim baru
merasa lega sekali, katanya kemudian:
"Terima kasih banyak nona atas budi pertolongan
kalian!" "Toh bukan aku yang menolongmu, buat apa kau musti
berterima kasih kepadaku?"
"Kalau begitu, tolong sampaikan kepada siocia mu
bahwa aku merasa berterima kasih sekali atas
pertolongannya!" "Siocia suruh aku datang membawamu pergi
menjumpainya" ujar dayang berbaju hijau itu dingin.
"Mau apa?" "Aku tidak tahu!"
"Tapi aku..." "Disini ada sebungkus obat, telan dulu!"
Dia merogoh ktdalam sakunya dan mengeluarkan
sebungkus obat kemudian diserahkan kepada Ong Bun kim.
Si anak muda itu tertegun, akhirnya dia menerima juga
pemberian obat itu dan menelannya.
Tak lama setelah minum obat, akhirnya Ong Bun kim
dapat bergerak kembali, ia lantas bangkit berdiri dan
menengok kearah dayang berbaju hijau itu. ujarnya sambil
tersenyum. "Nona, harap kau suka membawa jalan."
Dayang berbaju hijau itu tidak berbicara apa-apa, dia
membalikkan badan dan berjalan keluar dari sana.
Ong Bun kim tak tahu dimanakah ia berada sekarang,
terpaksa diikutinya dayang berbaju hijau itu keluar dari
ruangan tersebut. Sesudah keluar dari pintu mereka berbelok menelusuri
sebuah serambi panjang, diluar serambi adalah sebuah
kebun bunga dengan gunung-gunungan, pemandangannya
sangat indah. Tak lama kemudian, ia sudah diajak masuk ke dalam
sebuah ruangan besar, perabot dalam ruangan itu rata-rata
sangat indah dan mewah, Ong Bun kim menjumpai ada
dua orang gadis berbaju hijau duduk berjajar didalam
ruangan tersebut. Salah seorang diantaranya ternyata gadis telanjang yang
pernah dijumpai sedang mandi didalam kolam itu.
Paras muka-kedua orang gadis itu rata-rata amat cantik,
sikapnya juga anggun sekali, buru-buru Ong Bun kim maju
kedepan memberi hormat kemudian katanya.
"Terima kasih banyak atas pertolongan yang telah nona
berdua berikan kepada kami!"
"Tak usah banyak adat" tukas nona baju hijau yang agak
tua-an dengan dingin. Ketika mendengar suara dingin yang hakekatnya tanpa
emosi ataupun perasaan itu, Ong Bun-kim merasakan
hatinya bergidik, dengan wajah agak berubah diawasinya
kedua orang itu tanpa berkedip.
Nona baju hijau yang lebih tua-an itu kembali berkata
dengan suara dingin. "Kau jangan keburu senang dulu, aku belum
menyelamatkan kalian, jarum beracun itu masih belum
tercabut keluar" Ong Bun kim merasa tercekat sekali, tapi kemudian
katanya sambil tertawa. "Tapi bagaimanapun juga kau telah menolong kami
semua dari ancaman maut."
"Siapa namamu?"
"Aku bernama Ong Bun kim!"
"Siapa pula kedua perempuan dan seorang pria itu?"
"Yang lelaki adalah anak buahku!"
"Kalau begitu, kau adalah seorang ketua dari suatu
perguruan besar dalam dunia persilatan?"
"Benar!" "Apa nama perguruanmu itu" Aah, soal ini tak perlu
kutanyakan, toh kami sama sekali tidak tahu menahu
tentang segala macam perguruan yang ada dalam dunia
persilatan." Setelah berhenti sebentar, kembali lanjutnya: "Siapa pula
yang perempuan itu?"
"Dia adalah bibiku dan ciciku !"
"Mereka bertiga sudah terkena jarum berbisa" kata nona
berbaju hijau itu dengan suara dingin, "Terutama sekali
cicimu, agaknya dia sudah terkena pengaruh ilmu sesat!"
Mendengar perkataan itu Ong Bun kim merasa
terperanjat sekali. "Dari... dari mana kau bisa tahu?"
"Aku dapat melihatnya !"
Timbul rasa hormat dan kagum dalam hati Ong Bun kim
setelah mendengar perkataan itu. katanya:
"Tidak kusangka kalau nona adalah seorang tokoh lihay
yang berilmu silat sangat tinggi, maaf kalau Ong Bun kim
kurang hormat" "Tak usah sungkan-sungkan, aku ingin bertanya
kepadamu, kalian ingin mati ataukah ingin hidup?"
Mendengar pertanyaan tersebut, kembali Ong Bun kim
menjadi termangu-mangu. "Bagaimana dengar, mati" Bagaimana pula dengan
hidup?" "Ada syaratnya!"
"Apakah syaratnya?"
"Jika ingin mati, kami tak akan menolong kalian dan
menghantar kalian keluar dari Siau sui kian ini..."
"Seandainya ingin hidup?"
"Aku akan menolong kalian, tapi kalian dilarang pergi
meninggalkan tempat ini."
"Jadi kami harus tetap tinggal disini untuk selamanya?"
"Benar, lagi pula kau sudah melihat tubuh adikku dalam
keadaan telanjang bulat, lelaki dan perempuan ada


Setan Harpa Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

batasnya, setelah kau melihat bagian rahasia dari tubuh
adikku, sudah sepantatnya jika kau memberi pertanggungan
jawabnya pula!" Ong Bun kim segera merasakan tubuhnya bergidik dan
merinding, katanya agak gemetar.
"Maksudmu... maksudmu..."
"Kau harus mengawini adikku!"
"Soal ini..." "Jika kau tak sanggup untuk melakukan nya, lebih baik
kalian mati saja disini."
"Kau menggertak aku?" seru Ong Bun kim.
"Boleh dibilang begitulah!"
Untuk sesaat lamanya Ong Bun kim menjadi tertegun
dan berdiri termangu-mangu, sampai lama sekali dia baru
berkata: "Boleh saja untuk mengawininya, tapi kami harus pergi
meninggalkan tempat ini!"
"Tidak bisa." "Kenapa kau bersikeras menyuruh kami untuk tetap
tinggal disini?" seru Ong Bun-kim penasaran.
"Sebab kau dan anak buahmu itu akan menjadi suami
kami. kalian harus tahu bahwa jarum beracun itu sudah
menghajar paha dan bawah perut kalian, teori ini sudah
teramat jelas sekali, dan andaikata kami harus menolong
kalian maka terpaksa pakaian musti di..."
Ketika berbicara sampai disitu, mendadak ia
membungkam dan tertawa jengah, tambahnya:
"Sekalipun tidak ku jelaskan, tentunya kau juga mengerti
bukan?" "Yaa, aku mengerti!"
"Maka dari itu kalian harus tetap tinggal ditempat ini!"
"Kami toh bisa saja membawa kalian pergi
meninggalkan tempat ini...?" kata Ong Bun kim.
"Kami tidak akan pergi dari sini, sekarang kau musti
pertimbangkan secara baik-baik, mau atau tidak terserah
kepadamu sendiri, kami tak akan memaksa!"
Ketika dilihatnya pihak lawan sudah tidak memberi
kesempatan lagi untuk melakukan perundingan, maka
iapun bertanya Iagi. "Apakah kau bisa membebaskan pengaruh ilmu Gi sin
tay hoat dari kakak misanku itu?"
"Tentu saja bisa!"
Tiba-tiba muncul suatu saat didalam benaknya, dia
merasa kalau pun pihak lawan memaksanya dengan
menggunakan kekerasan, mengapa tidak ia luluskan lebih
dulu kemudian baru membuat rencana selanjutnya"
Jika mereka ingin melarikan diri dari tempat itu, rasanya
hal tersebut masih bukan sesuatu perbuatan yang terlalu
menyulitkan. Berpikir sampai disitu, maka ujarnya sambil tersenyum:
"Baiklah kululuskan permintaanmu itu"
"Benar-benar meluluskan atau cuma berpura-pura."
"Tentu saja benar-benar meluluskan!"
"Bagus sekali, jika kau mempunyai niat jahat, akhirnya
yang rugi toh juga kalian sendiri!"
Ong Bun kim merasakan hatinya bergidik setelah
mendengar perkataan itu, tapi wajahnya masih tetap tenang
seperti sedia kala, katanya:
"Tak mungkin, harap kau jangan kuwatir"
"Aku tak akan bisa berlega hati..." Dia lantas berpaling
kearah gadis berbaju hijau disisinya seraya berkata lagi:
"Adikku, ajaklah dia untuk mengobati luka itu!"
Nona berbaju hijau itu segera bangkit berdiri sembari
berkata. "Ong sauhiap, harap kau bersedia mengikuti diriku!"
Seraya berkata ia lantas bangkit berdiri dan beranjak dari
tempat tersebut. Baru saja Ong bun-kim akan pergi, nona baju hijau
tersebut telah bertanya lagi:
"Ong Sauhiap, ada satu hal lupa kutanyakan kepadamu."
"Urusan apa?" "Siapakah nama anak buah mu itu?"
"Dia bernama Thia Eng!"
"Ehmm. silahkan kalian pergi!"
Ong Bun kim segera mengikuti nona berbaju hijau yang
lebih muda itu menuju ke kamar sendiri.
"Berbaringlah" kata nona berbaju hijau itu kemudian.
Ong Bun kim tersenyum, tanyanya kemudian:
"Nona siapa namamu?"
"Aku bernama Lu Lan, enciku bernama Lu Hong!"
Ia tertawa, cantik sekali sewaktu tertawa juga menawan
hati. "Nona Lu kenapa kalian bersikeras untuk menahan kami
tetap tinggal disini?" tanya Ong Bun kim kemudian.
"Ibuku yang menetapkan peraturan tersebut" jadwab Lu
Yan sambail tertawa, lalu setelah berhenti sejenak terusnya.
"Ong sauhiap, kaupun jangan terlalu menyalahkan kami
karena kami telah memaksamu untuk mengawini kami
berdua, andaikata luka yang kalian derita letaknya ditempat
lain, tentu saja kamipun tak akan memaksa kalian untuk
tetap tinggal ditempat ini...."
"Aku mengerti!"
"Suatu perkawinan yang berdasarkan pada suatu paksaan
tak mungkin bisa mendapat kebahagiaan, sebab hubungan
antara suami isteri adalah hubungan yang didasari oleh
cinta kasih, aku pikir lebih baik tunggu saja sampat kalian
memahami kami sebelum perkawinan dilangsungkan."
Gadis itu bisa mengucapkan itu, sesungguhnya hal ini
sama sekali diluar dugaan Ong Bun kim, mendadak ia
menemukan bahwa pihak lawan sangat baik dan berbudi
luhur. Maka diapun tertawa dan manggut-manggut.
Kembali gadis itu berkata. "Berbaringiah, aku hendak
menotok jalan darahmu?"
Sekali lagi Ong Bun kim manggut-manggut dengan suatu
gerakan cepat nona berbaju hijau itu mengayunkan tangan
kanannya melancarkan sebuah totokan. Ong Bun kim
segera tertidur dengan nyenyaknya...
Ketika sadar kembali, Lu Yan si nona berbaju hijau itu
sudah berdiri didepan pembaringan seraya berkata:
"Jarum beracun itu sudah kucabut keluar, akupun telah
membubuhkan obat diatasnya, lewat satu dua hari
kemudian luka tersebut akan sembuh dengan sendirinya
kau tak usah kuatir."
Ong Bun kim menghela napas panjang ujarnya
kemudian: "Nona Lu entah bagaimana caranya aku harus
mengucapkan banyak terima kasih kepadamu ?"
"Sudahlah, jumpai mereka!"
"Baiklah!" Ong Bun-kim lantas turun dari pembaringan dan berjalan
keluar dari ruangan, ia merasa meski mulut lukanya agak
sakit, akan tetapi sama sekali tidak menjadi halangan lagi,
maka dia mengikuti Lu Yan menuju keruangan lain.
Dari dalam kamar tampak seseorang berjalan keluar, dia
adalah Lu Hong, wajahnya masih tetap dingin, kaku, tanpa
emosi. Setelah memandang sekejap ke arah Ong Bun-kim,
katanya: "Sekalipun Thiar sauhiap sudah ttermakan oleh jqarum
beracun, trapi berhubung kekuatan tubuhnya luar biasa,
racun dari jarum tersebut tak mampu menjalar kemanamana,
sekarang ia telah sembuh kembali, masuk dan
tengoklah dia, adikku, mari kita pergi."
"Bagaimana dengan bibi dan kakak misanku?"
"Sekarang kami akan pergi menolong mereka berdua."
Sesusah berkata, mereka lantas beranjak pergi
meninggalkan tempat tersebut.
Ong Bun kim juga jalan masuk kedalam kamar. Ia
saksikan Thia Eng sedang berdiri didepan pembaringannya
sambil termangu-mangu, ketika mendengar suara langkah
kaki, dia lantas mendongakkan kepalanya dan menatap
wajah Ong Bun kim lekat-lekat, kemudian tegurnya.
"Buncu, apakah kau?"
"Benar, baikkah keadaanmu?"
"Terima kasih banyak atas perhatian buncu, tapi
bagaimana kita sekarang ?"
"Apanya yang bagaimana?"
"Nona itu bilang kau dan aku harus tetap tinggal disini"
"Ya, betul!" "Aaah, hal ini mana boleh jadi" Seandainya dalam
perguruan sampai terjadi suatu musibah, akibatnya tentu
tak akan terlukiskan dengan kata-kata, apakah Buncu tidak
berpikir sampai kesitu?"
"Aku sudah berpikir sampai kesitu, tapi kita harus tinggal
ditempat ini." Secara ringkas dia lantas menceriterakan apa yang terjadi
kepada Thia Eng. Mendengar itu, dengan wajah berubah Thia-Eng lantas
berseru. "Kita harus kawin dengan mereka?"
"Benar?" "Aaaah, hal ini mana boleh jadi... tidak mungkin, tidak
mungkin... aku tak bisa menerima syarat ini, aku telah
berjanji dengan Yu Cing..."
"Aku tahu," bisik Ong Bun kim, "itulah sebabnya kita
harus melarikan diri dari sini."
"Tapi.... mampukah kita kabur dari sini?"
Yaa. mampukah mereka untuk melarikan diri dan situ"
Dengan suara dalam dan berat sahut Ong Bun kim;
"Sekalipun tidak mampu untuk melarikan diri, kita juga
harus mencobanya." "Buncu adalah seorang ketua dari suatu perguruan besar,
mana boleh kau ingkari janji yang telah kau ucapkan" Aku
lihat cara ini tak bisa dilakukan."
Kontan Ong Bun kim berdiri tertegun setelah mendengar
perkataan dari Thia Eng tersebut, betul, bagaimanapun juga
dia adalah ketua dari suatu perguruan besar, mana boleh
ucapan seorang ketua dari satu perguruan tak bisa dipegang
teguh" Seandainya dia sampai mengingkari janji, dan peristiwa
itu sampai tersiar luas didalam dunia persilatan, bukankah
semua orang akan mentertawakannya"
Maka sesudah termangu-mangu sejenak, dia pun lantas
berpaling dan memandang sekejap kearah Thia Eng, lalu
tanyanya: "Lantas.apa yang musti kita lakukan?"
"Aku.... aku mana tahu !"
0000OdwO0000 BAB 96 SETELAH tertegun beberapa saat lamanya, Ong Bun
kim segera menggertak giginya kencang-kencang, kemudian
berkata. "Demi teratasinya semua masalah yang kita hadapi, mau
tak mau aku harus mengingkari janji satu kali, selesai
membasmi perguruan Yu leng bun dari muka bumi, aku
baru akan balik lagi kesini untuk memberi keterangan
kepada mereka!" "Tapi bagaimana caranya untuk melarikan diri"
"Tentu saja kabur dikala mereka sedang tidak menaruh
perhatian!" Thia Eng manggut-manggut, ia cukup memahami
perasaan dari Ong Bun kim, seandainya bukan dikarenakan
tugas dan kewajibannya yang berat demi kepentingan
perguruan, sesungguhnya dia bukan seseorang yang mau
mengingkari janji. Maka kembali Thia Eng bertanya.
"Seandainya mereka memaksa kita untuk kawin?"
"Kita berusaha untuk mengulur waktu."
"Maksudmu kita menunda terus saat perkawinan itu, dan
kalau bisa tidak kawin dengan mereka...?" tanya Thia Eng
dengan wajah tertegun. "Benar!" "Tapi kau toh sudah meluluskan permintaan orang!"
"Yaa, ketika itu aku terdesak oleh keadaan, mau tak mau
aku musti meluluskan permintaannya."
Thia Eng menghbela napas panjadng, katanya.
"Aaai... aku kuatir bkalau kejadian ini bakal
mengakibatkan terjadinya suatu peristiwa yang tak
terselesaikan." Belum lagi perkataan itu disampaikan, terdengar suara
langkah perlahan bergema memecahkan keheningan,
sewaktu mendongakkan kepala, tampak Lu Yan sambil
mengajak Iblis cantik pembawa maut berjalan mendekati
mereka. Kepada Ong Bun kim, Lu Yan berkata sambil tertawa.
"Ong sauhiap, bibimu sudah sembuh dan sehat kembali
seperti sedia kala, nah berbincang-bincanglah dengannya."
"Bagaimana keadaan ciciku?"
Dia sedang di bawa oleh ciciku untuk mendapat
pengobatan secara khusus guna mematahkan pengaruh Gi
sin tay hoat didalam tubuhnya, aku percaya tak lama lagi
kesehatannya akan pulih kembali seperti sedia kala, harap
kalian berlega hati, apakah masih ada pekerjaan lain yang
kalian butuhkan untuk kulakukan?"
Dalam pembicaraan tersebut, dapat terlihat pancaran
sinar matanya yang lembut dan mendalam.
"Aai... tak ada urusan lainnya lagi." jawab Ong Bun kim
sambil tertawa. "tolong sampaikan kepada cicimu bahwa
Ong Bun kim merasa berterima kasih sekali."
"Tak perlu sungkan-sungkan, nah aku pergi dulu"
"Silahkan nona !"
Lu Yan tertawa ewa dan segera beranjak pergi
meninggalkan tempat itu...
Menatap bayangan punggung Lu Yan dengan wajah
termangu, akhirnya tanpa sadar Ong Bun kim menghela
napas panjang. "Mereka betul-betul sepasang nona yang sangat baik!"
puji Iblis cantik pembawa maut dengan lirih.
"Baik?" kata Ong Bun kim dengan wajah tertegun.
"Yaa, aku merasa mereka amat baik, terutama sekali


Setan Harpa Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

encinya!" "Apa" Encinya amat baik?" teriak Thia Eng pula dengan
suara keras, "tampangnya dingin kaku tanpa emosi..."
"Kau keliru besar, sesungguhnya gadis semacam itulah
baru bisa dibilang seorang gadis yang berhati sangat baik,
sekalipun mukanya dingin kaku tanpa emosi, padahal
perasaannya hangat dan ramah, dan kesemuanya ini
merupakan suatu kenyataan yang tak bisa dibantah."
"Aku lihat tak mungkin?"
"Mau percaya atau tidak terserah kepadamu Bun kim,
tentunya saudara ini adalah Thia congkoan dari
perguruanmu bukan?" "Betul A ih, aku lupa untuk memperkenalkan kalian
berdua." Iblis cantik pembawa maut segera tertawa katanya.
"Tidak menjadi soal, bila pengaruh Gi-sin tay hoat pada
Soh cu telah bebas nanti, kita boleh segera pergi
meninggalkan tempat ini."
"Pergi?" kata Thia Eng sambil tertawa dingin, "aku kuatir
kalau kita tak akan pergi lagi dari sini untuk selamanya!"
"Kenapa?" "Mereka tidak memperkenankan kami untuk pergi dari
sini!" "Ooooh... Bun kim, benarkah ada peristiwa semacam
ini...?" Ong Bun kim manggut-manggut dan secara ringkas
menceritakan apa yang telah mereka alami kepada Iblis
cantik pembawa maut. Ketika setelah mendengar perkataan itu, paras muka Iblis
cantik pembawa maut segera berubah hebat.
"Kalau begitu... kau sudah meluluskan permintaan
mereka untuk tidak pergi dari sini?" serunya dengan
perasaan terperanjat. "Benar!" "Dan kaupun sudah mengabulkan permintaan mereka
untuk kawin dengan mereka?"
"Betul !" "Setuju untuk kawin dengan mereka bukan suatu
masalah yang terlampau serius, akan tetapi kalau tak boleh
pergi meanggalkan tempat ini, urusan jadi berabe,
perguruan Sin kiam-bun akan kehilangan pemimpinnya,
andaikata sampai terjadi sesuatu peristiwa yang tak
diinginkan bagaimana jadinya?"
"Betul, itulah sebabnya kita harus berusaha untuk
melarikan diri dari sini!"
"Melarikan diri?"
"Ya, betul, selain melarikan diri aku rasa tiada cara lain
yang lebih baik lagi!"
Iblis cantik pembawa maut mengerutkan dahinya rapatrapat,
kemudian berkata. "Yaa, tampaknya terpaksa kita harus berbuat begitu,
cuma seandainya kita bisa mempunyai suatu cara yang bisa
diubah-ubah menurut keadaan, hal ini jauh lebih baik lagi."
"Cara apakah itu?"
"Tak ada salahnya bagi kalian untuk menikah dengan
kedua orang gadis itu."
"Aaah, hal ini mana boleh terjadi?" teriak Thia Eng
memprotes "aku toh sudah punya kekasih..."
"Wouw...! Tak kusangka begitu setia Thia congkoan
terhadap kekasihnya, cuma, andaikata sobat perempuanmu
itu tahu kalau gadis itulah yang telah menyelamatkan
jiwamu, dia pasti dapat memaafkan perbuatanmu ini"
"Setelah kawin, apa yang harus kami lakukan?" tanya
Ong Bun kim kemudian. "Setelah kawin kalian baru melarikan diri, entah berhasil
atau tidak, akulah yang akan mengatasi keadaan tersebut
nantinya." "Cara apa yang hendak kau pergunakan untuk
menyelesaikan masalah tersebut."
"Pokoknya akal bagus sudah kususun didalam benak, tak
usah kuatir, urusan tak nanti akan bertambah runyam."
Tak lama kemudian kembali terdengar suara langkah
kaki manusia menggema datang, menyusul kemudian
tampak Lu Hong sambil mengajak si Dewi mawar merah
berjalan mendatang, paras muka gadis itu masih tetap
dingin, kaku, tanpa emosi.
Sedangkan paras muka Dewi mawar merah penuh
diliputi perasaan bingung dan sangsi, ditatapnya sekejap
wajah Ong Bun-kim sekalian dengan termangu, kemudian
berdiri tertegun disitu tanpa mengetahui apa yang harus
dilakukan. Ong Bun kim sekalian pun berdiri termangu-mangu
disana tidak mengetahui pula apa yang musti diperbuat.
Sampai lama, lama sekali, akhirnya Lu Hong yang
memecahkan keheningan, katanya.
"Pengaruh ilmu sesat Gi sin tay hoat yang mencekam
benakmu kini sudah kupunahkan."
"Terima kasih banyak atas bantuan nona!"
Dengan termangu-mangu Dewi mawar merah menatap
wajah Ong Bun kim sekian lama, setelah itu katanya.
"Adik Ong, apa yang telah terjadi" Aku... aku seolaholah
telah melupakan segala sesuatu-nya.... aku...akupun
merasa seakan-akan telah melakukan banyak pekerjaan?"
"Ya, kau memang sudah melakukan suatu pekerjaan
yang menakutkan sekali. Hayo cepat menjumpai ibumu!"
"Ibuku.....?" dengan perasaan bergidik dan ngeri ia
menatap wajah Iblis cantik pembawa maut lekat-lekat.
Iblis cantik pembawa maut segera menghela napas
panjang, ujarnya kemudian.
"Ceritakanlah segala sesuatu yang telah terjadi
kepadanya, agar ia menjadi jelas dengan segala peristiwa
ini!" Ong Bun kim manggut-manggut dan secara ringkas
menceritakan segala sesuatu yang telah terjadi itu kepada
Dewi mawar merah... Ketika selesai mendengarkan kisah cerita itu, tiba-tiba
Dewi mawar merah menutupi wajah sendiri sambil
menangis tersedu-sedu, serunya dengan amat sedih.
"Oooh Thian! Benarkah aku telah melakukan perbuatanperbuatan
yang begitu menakutkan !"
"Benar !" "Aku..." Tiba-tiba ia menutupi mukanya sambil menangis terisak,
kemudian beranjak dari situ dan menerjang keluar lewat
pintu depan. Ong Bun kim terperanjat sekali, sekali melompat ia
lantas mengejar kedepan sambil bentaknya.
"Cici, mau apa kau?"
"Minggir... aku... aku tak ingin hidup lagi..."
Seperti orang gila dia lari meninggalkan tempat itu.
Sekali lagi Ong Bun kim melompat ke depan dan
menghadang jalan perginya, kemudian membentak lagi
keras-keras. "Cici, kau sudah gila?"
"Aku telah melakukan perbuatan yang amat
menakutkan... aku... aku...tak ingin hidup lagi!"
Dalam kesedihan yang luar biasa ia menjadi kalap seperti
kehilangan ingatan dan kesadarannya.
"Weess...!" sebuah pukulan dahsyat tiba-tiba dilontarkan
kedada Ong Bun kim. "Cici," hardik Ong Bun kim keras-keras.
Tangan kanannya segera diayunkan kemuka untuk
menangkis datangnya ancaman tersebut, kemudian sebuah
pukulan lain dilontarkan untuk menyongsong serangan dari
Dewi mawar merah. "Blamm." suatu benturan keras yang memekikkan telinga
segera menggema memecahkan keheningan, secara
beruntun Dewi mawar merah mundur sejauh tujuh delapan
langkah. "Cici kau sudah gila?" sekali lagi Ong Bun kim
membentak dengan suara menggelegar.
Dengan termangu-mangu dewi mawar merah mengawasi
wajah Ong Bun kim tanpa berkedip lalu katanya.
"Adik Ong, aku tak ingin hidup....."
"Bodoh, semua peristiwa ini terjadi karena hasil karya
dari Yu leng Iojin, kesalahan tidak terletak diatas dirimu,
jika lantaran urusan kecil saja kau lantas tak ingin hidup,
apakah tindakkan mu itu tidak akan menyedihkan ibumu?"
"Tapi... tapi.. aku..."
"Tak perlu berpikir yang bukan-bukan lagi, cepat jumpai
ibumu!" Dewi mawar merah belum beranjak, ia masih berdiri
termangu-mangu di situ. Sementara itu, Iblis cantik pembawa maut telah berjalan
mendekat, dengan wajah yang basah oleh air mata
pekiknya: "Soh-cu !" "Ibu !" Dewi mawar merah menjerit pedih, kemudian secara
tiba-tiba lari ke muka dan menubruk ke dalam pelukan Iblis
cantik pembawa maut sambil menangis tersedu-sedu.
Yaa, sesungguhnya pertemuan ini memang merupakan
suatu peristiwa yang sangat mengharukan.
Lama, lama kemudian Iblis cantik pembawa maut baru
mendorongnya bangun, setelah itu katanya sambil
menghela napas. "Sudahlah, segala sesuatunya kini sudah lewat, kau pun
tak perlu bersedih hati lagi"
"Tapi ibu....aku... aku merasa amat bersalah kepadamu...
aku malu kepadamu..."
"Kesalahan toh bukan terletak pada dirimu, kenapa kau
musti merasa bersalah kepadaku?"
Ong Bun kim yang berada di sampingnya segera
menimbrung sambil tertawa lebar:
"Cukup! Sekarang kau musti berterima kasih kepada
nona Lu serca Thia sauhiap!"
Dewi mawar merah manggut-manggut dan beranjak
meninggalkan ruangan tersebut.
Setelah berada dalam kamar lain, Dewi mawar merah
lantas berkata kepada Lu Hong.
"Nona Lu terima kasih banyak atas budi
pertolonganmu!" "Tak usah !" "Cici, sekarang jumpailah Thia sauhiap." kata Ong Bun
kim kemudian, dia adalah congkoan dan perguruan kami."
Sewaktu sorot mata Dewi mawar merah dialihkan keatas
wajah Thia Eng, ia tampak agak tertegun, kemudian untuk
sesaat lamanya mengawasi wajah pemuda itu sambil
termangu-mangu. Menyaksikan keadaan ini, semua orang menjadi tertegun
dan berdiri melongo. Ong Bun kim seperti telah menemukan sesuatu, tanpa
terasa bergidik hatinya. "Cici, kenapa kau?" tegurnya kemudian.
Seperti baru sadar dari impiannya, buru-buru Dewi
mawar merah memberi hormat, katanya.
"Thia sauhiap, terimalah salam hormat dari Yap Soh
cu." "Nona Yap tak perlu banyak adat!" sahut Thia Eng
cepat-cepat sambil tertawa..
Dalam pada itu Lu Hong telah berkata kepada Ong Bun
kim sekalian: "Silahkan kalian berbincang bincang, aku hendak pergi
dulu!" Sambil tertawa Iblis cantik pembawa maut segera
berkata. "Nona Lu, kami bisa mendapat kembali keselamatan
jiwa, kesemuanya ini adalah berkat bantuan serta
pertolonganmu, kamipun tak akan banyak berterima kasih
kepadamu, toh dikemudian Thia sauhiap pasti akan lebih
menyayangi dirimu." Mendengar ucapan tersebut, paras muka Lu Hong yang
dingin kaku seperti es itu segera tampak warna semu merah
karena jengah. "Ibu apa yang sedang kau katakan?" tiba-tiba terdengar
Dewi mawar merah berseru keras.
"Aku sedang mengatakan, Nona Lu dan Thia sauhiap
akan segera melangsungkan pernikahannya"
"Sungguh,.,.., sungguhkah ini?"
Suaranya kedeagaraa agak gemetar keras, seakan-akan
perasaan kecilnya mendapatkan saatn pukulan yang berat
sekali. Siapa saja itu orangnya dapat mendengar bahwa dibalik
ucapan dari Dewi mawar merah itu penuh diliputi oleh
perasaan kecewa, sedih dan kecewa yang sangat besar.
Mendengar itu iblis cantik pembawa maut merasakan
jantungnya berdebar keras, dia merupakan seorang
perempuan juga, sudah barang tentu dia-pun bisa
memahami arti perkataan dari putrinya itu.
Tanpa terasa bergidik keras perasaan hati perempuan ini,
sahutnya kemudian. "Tentu saja sungguh."
Tentu saja Lu Hong sendiri dapat melihat jelas
perubahan wajah maupun pekikan hati dalam perasaan
Dewi mawar merah. Ong Bun kim sendiri hanya bisa berdiri termangu-mangu
sambil mengawasi wajah Dewi mawar merah, perasaan
pedih tanpa terasa muncul dalam hati kecilnya.
Kepada Lu Hong, Iblis cantik pembawa maut itu segera
berkata. "Nona Lu, ada satu persoalan aku ingin bertanya
kepadamu" "Katakanlah!" "Tolong tanya, perkawinan ini hendak dilangsungkan
dengan upacara yang bagaimana?"
"Soal ini...." Lu Hong menjadi jengah sekali sehingga tak
sanggup melanjutkan kata-katanya.
"Tak usah malu-malu" kata Iblis cantik pembawa maut
Iagi, toh kita sudah menjadi orang sendiri, upacara
perkawinan macam apapun yang kau inginkan boleh


Setan Harpa Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dikatakan secara terang-terangan"
"Aku tidak tahu, pokoknya yang sederhanapun sudah
cukup!" "Kalau begitu bagaimana kalau perkawinan tersebut kita
selenggarakan pada hari ini jugs!"
"Locianpwe..." teriak Thia Eng. "oooh, betul! Aku dan
Ong buncu adalah sesama saudara angkat dia menyebutmu
A ih, akupun harus memanggil A Ih pula kepadamu. A ih!
Haruslah persoalan ini diselenggarakan cepat-cepat?"
Iblis cantik pembawa maut segera tertawa.
"Cepat atau lambat toh akhirnya kalian harus kawin
juga, daripada menunda-nunda lagi, toh ada baiknya kita
cepat-cepat selesaikan persoalan ini!"
Kemudian sambil berpaling ke arah Lu-Hong, ucapnya:
"Nona Lu, bagaimana menurut pendapatmu"
"Aku aku.... tidak tahu... saat kalian bersungguh hati,
kapanpun upacara itu akan diselenggarakan, bagi kami
adalah sama saja" Selesai berkata dengan tersipu-sipu dia lantas
menundukan kepalanya rendah-rendah.
Kembali Iblis cantik pembawa maut tertawa.
"Kalau begitu, malam ini juga upacara perkawinan
kalian berdua akan diselenggarakan."
Begitulah, malam itu dengan suatu upacara perkawinan
yang sederhana dan hidmat Ong Bun kim serta Thia Eng
melangsungkan pernikahannya dengan kakak beradik
keluarga-Lu yang cantik jelita itu, selesai upacara
merekapun dihantar masuk kedalam kamar pengantin.
Malam semakin hening... Setelah berada didalam kamar pengantin, baik Ong Bunkim
maupun Lu Yan tak tahu apa yang musti dikatakan,
mereka berdua sama-sama merasa rikuh untuk mulai
dengan suatu pembicaraan.
Sampai lama, lama sekali, akhirnya Lu Yan
memecahkan keheningan lebih dahulu, katanya:
"Ong siangkong, apakah kau tidak bersungguh hati untuk
menikah denganku?" Mendengar pertanyaan itu, Ong Bun-kim segera tertawa.
"Nona tak usah berpikir yang bukan-bukan." hiburnya.
"Asal kau bersungguh hati dan tidak mengandung
maksud yang tidak baik, aku akan merasa puas sekali, mari
kita tidur!" Gadis itu segera memadamkan lentera dan bersamasama
naik ke atas pembaringan.
Malam yang syahdu dan penuh romantis itupun berlalu
oleh terbitnya sinar matahari diufuk timur.
Semua kejadian bagaikan suatu impian... dengan
suasana yang mirip dalam impian inilah kedua orang lelaki
tersebut melewati suatu malam yang bahagia, romantis dan
syahdu tapi justru karena peristiwa semalam membuat
kedua orang itu sama-sama merasa sedih dan bimbang.
Sesungguhnya kedua orang gadis itu masih suci bersih
merekapun ramah dan halus budinya.
oooOdwOooo BAB 97 TETAPI, dalam suatu keadaan yang terpaksa, kedua
orang gadis itu harus menyerahkan kebahagiaan hidupnya
kepada dua orang lelaki asing yang sebelum itu tak pernah
dikenalnya, berbicara bagi mereka sendiri, siapakah yang
bersedia untuk berbuat demikian"
Keesokan harinya, tiba-tiba Ong Bun kim menjumpai
Thia Eng agak murung dan sedih, tanpa terasa dia lantas
bertanya: "Thia congkoan kenapa kau?"
Thia Eog memandang sekejap kearah Ong Bun kim lalu
sahutnya: "Buncu, dia..."
Ia menjadi tergagap dan tak sanggup melanjutkan katakatanya.
"Kenapa dia?" tanya Ong Bun-kibm keheranan.
"Sdebetulnya merekaa adalah sepasabng nona yang baik
sekali!" "Kenapa?" "Tahukah kau, mengapa mereka tidak memperkenankan
kita berdua pergi meninggalkan tempat ini?"
"Tidak tahu!" "Sebab ayah mereka dimasa lalupun pergi meninggalkan
ibu mereka dan tak pernah kembali lagi, kejadian tersebut
membuat ibu mereka menjadi sedih sepanjang hari sehingga
akhirnya mati dalam keadaan mengenaskan. Sekarang
merekapun takut kehilangan kita berdua, malah semalam ia
telah menangis sedih semalam suntuk!"
"Kenapa ia menangis?"
"Dia menangis karena cepat atau lambat kita pasti akan
pergi, dia bilang begini: "Segala sesuatunya sekarang
terserah pada suara liangsim kalian sendiri, aku hanya
berharap agar kalian jangan lupa dengan kami perempuanperempuan
yang mengenaskan!" "Lantas menurut pendapatmu haruskah kita pergi?"
"Aku tidak tahu!"
"Jadi kita tak akan pergi?"
"Akupun tak tahu!"
Yaa, perasaan batin Thia Eng saat ini betul-betul saling
bertentangan, tentu saja hal ini dikarenakan dia adalah
seorang pemuda yang jujur, berbudi, tahu akan tanggung
jawabnya sebagai seorang lelaki.
Kini ia sudah kawin dengan Lu Hong, tapi
bagaimanakah pertanggungan jawabnya nanti dengan Yu
Cing" Sebaliknya kini Lu Hong telah menyerahkan kehormatan
serta mahkota kegadisannya kepadanya, tegakah dia pergi
meninggalkan gadis tersebut seorang diri" Apakah dia ingin
menjadi seorang lelaki pengecut yang tak bertanggung
jawab. Oleh sebab itu, untuk sesaat lamanya Thia Eng hanya
bisa berdiri termangu disana.
Kembali Ong Bun kim berkata:
"Kita harus pergi bagaimanapun juga, kita harus pergi
diri sini, pokoknya kau harus ingat, asal kita bisa pergi dari
sini. Aku pasti bisa membereskan persoalan selanjutnya"
"Ya, tampaknya kita memang harus berbuat demikian."
Belum habis Thia Eng berkata, terdengar suara langkah
kaki manusia berkumandang memecahkan keheningan, lalu
kelihatan Iblis cantik pembawa maut berjalan masuk
kedalam ruangan. Setelah kedua orang pemuda itu memberi hormat, Iblis
cantik pembawa maut berbisik kepada mereka.
"Malam ini kalian boleh pergi dari sini!" Ong Bun kim
dan Thia Eng segera manggut-manggut bersama.
Malam itu, selesai bersantap malam dengan
menggunakan alasan hendak kencing Ong Bun kim
meninggalkan pengawasan Lu Yan sementara Thia Eng
juga mengikuti Ong Bun kim berjalan keluar dari
kamarnya. Kedua orang itu saling bertukar pandangan sekejap
kemudian-bersama-sama meluncur keluar dari gedung
tersebut. Setelah keluar dari pintu gerbang, mereka baru
menjumpai lembah tersebut dikelilingi oleh bukit karang
yang keras disekelilingnya, untuk beberapa waktu lamanya
Ong Bun kim dan Thia Eng tidak berhasil menemukan
Maling Romantis 2 Istana Pulau Es Karya Kho Ping Hoo Rahasia 180 Patung Mas 15
^