Pencarian

Setan Harpa 16

Setan Harpa Karya Khu Lung Bagian 16


jalan keluar. Kedua orang itu menjadi ragu-ragu dan bimbang untuk
sesaat lamanya, dengan sinar mata tajam mereka berusaha
mencari ke sana ke mari disekitar sana, akhirnya ia berhasil
menemukan sebuah gua karang didepan sana, agaknya gua
itulah merupakan satu-satunya jalan tembus ditempat itu.
Dengan suatu gerakan cepat Ong Bun kim segera
menerjang masuk ke dalam gua itu, kemudian setelah
memberi tanda kepada temannya, bersama Thia Eng
mereka berlarian menelusuri gua itu.
Gua itu besar sekali, juga panjang, hampir belasan kaki
dalamnya, tiba-tiba dari depan sana berkumandang suara
percikan air yang cukup nyaring, ketika Ong Bun kim
mendongakkan kepalanya, tampak sebuah air terjun yang
amat besar telah menghadang jalan pergi mereka.
Setelah menembusi air terjun tersebut, tibalah mereka
didalam kolam dimana mereka terjatuh sebelumnya.
Ong Bun kim menjadi girang sekali, serunya tanpa
terasa. "Akhirnya kita berhasil meloloskan diri dari kurungan!"
"Aaai...! Bagaimana pun juga, aku tetap merasa tak tega
untuk pergi meninggalkan mereka!".
"Jangan kuatir, suatu ketika kami pasti akan kembali lagi
untuk mencari mereka"
"Aku takut Yu Cing tak dapat memaafkan diriku..."
Ong Bun kim menghela napas panjang, katanya
kemudian: "Kita harus menryuruh mereka unttuk memahami
keqadaan kita yangr sesungguhnya."
"Aku kuatir kalau hal ini sulit sekali" gumam Thia Eng
sambil menghela napas dalam-dalam.
"Untuk sementara waktu, lebih baik kita jangan
memikirkan persoalan ini lebih dulu, mari kita pergi!"
Dengan murung Thia Eng manggut-manggut, kemudian
bersama Ong Bun-kim melompat naik keatas tepi kolam
dan berlarian pergi meninggalkan tempat itu.
Dikala Ong Bun-kim dan Thia Eng sudah siap-pergi da-ri
sana inilah, mendadak terdengar suara bentakan nyaring
bergema memecahkan keheningan.
"Berhenti!". Dua sosok bayangan manusia laksana sambaran petir
cepatnya langsung, menerjang ke arah Ong Bun-kim dan
Thia Eng. Bentakan tersebut amat dikenal oleh kedua orang
pemuda tersebut, dan pada hakekatnya bagaikan dua batu
besar yang menghantam dada mereka keras-keras, membuat
kedua orang itu tertegun dan berdiri melongo.
Terasa bayangan manusia berkelebat lewat, dua sosok
bayangan manusia tahu-tahu sudah melayang turun
dihadapan mereka. Ong Bun-kim dan Thia Eng segera mengalihkan sorot
matanya ke depan, apa yang kemudian terlihat membuat
kedua orang pemuda itu terkesiap sekali.
Rupanya kedua sosok bayangan manusia itu adalah Lu
Hong dan Lu Yan! Lu Hong muncul dengan wajab penuh
kemarahan, sedangkan La Yan bermuram durja dan
kelihatan amat sedih. Sambil tertawa dingin Lu Hong segera menegur:
"Heehhh heeehh heeehh kalian berdua akan pergi
dengan begitu saja"!"
Teguran tersebut membuat Ong Bun kim serta Thia Eng
menjadi serba salah dan tak tahu bagaimana harus
menjawab, mereka pun tak mengira kalau begitu cepat Lu
Hong dan Lu Yan telah tiba disitu. untuk sesaat mereka
menjadi tertegun dan berdiri bodoh.
Lu Hong kembali tertawa dingin, ejeknya.
"Tidakkah kalian berdua merasa kalau kepergian kalian
ini terlampau cepat..."
"Nona Lu!" ucap Thia Eng dengan tergagap, "kami...
kami..." "Bukankah kalian harus pergi dari sini, Ong Bun kim,
tindakanmu ini sungguh jauh diluar dugaan kami."
Merah padam selembar wajah Ong Bun kim karena
jengah, tapi sahutnya dengan cepat:
"Bagaimanapun juga kami harus pergi dari sini!"
"Tidakkah kalian merasa kalau kepergian Ini terlampau
tergesa-gesa" Setelah mempermainkan tubuh kami, kalian
lantas ingin pergi dengan begitu saja?"
"Kami sama sekali tidak bermaksud demikian!" seru Ong
Bun kim dengan gelisah. "Kalau begitu, kalian berdua menganggap kami sudah
tiada harganya untuk dikenang kembali?"
Kamipun tidak pernah berpendapat demikian, cuma,
bagaimanapun juga kami harus pergi dari sini."
"Lupakah kalian berdua dengan apa yang sudah kalian
janjikan?" "Kami tak pernah melupakannya!"
"Kalau memang belum melupakannya, mari ikut kami
pulang kedalam lembah!"
"Tidak, kami tak bisa turut kalian pulang kembali
kedalam lembah" sahut Ong Bun kim dingin.
Paras muka Lu Hong segera berubah hebat.
"Bagaimana" Jadi kalian bersikeras akan pergi juga dari
tempat ini?" tegurnya.
"Benar !" "Kalau aku tidak memperkenankan kalian pergi dari
sini?" "Aku harap kalian sudi beringan tangan terhadap kami"
"Aku tak akan membiarkan kalian pergi dari sini," kata
Lu Hong dengan wajah berubah, "Ong-Bun kim, ketika
kalian mengatakan bersedia tinggal disini, aku telah
berbicara sangat jelas, seandainya kalian ingin melarikan
diri maka yang rugi kalian sendiri"
"Apa yang hendak kau lakukan?" tanya Ong Bun kim
dengan perasaan bergidik.
"Sederhana sekali, jika kalian bersikeras akan pergi
meninggalkan tempat ini, terpaksa aku akan membinasakan
kalian berdua." "Tegakah nona turun tangan sekeji itu terhadap kami?"
"Jika kalian tidak setia lebih dulu, kenapa aku tidak tega
untuk membunuh kalian?"
Diam-diam Ong Bun kim merasa amat bergidik sekali,
tapi di luar dia tetap berkata.
"Tapi bagaimanapun juga kami harus pergi dari sini."
"Kalau begitu cobalah kau pergi dari sini !"
Paras muka Ong Bun kim menjadi berubah hebat, dia
segera tertawa dingin tiada hentinya, dia tidak percaya
kalau Lu Hong kakak beradik benar-benar bisa membunuh
mereka berdua. Begitu selesai tertawa dingin, dia lantas menutulkan
ujung kakinya keatas tanah dan meluncur kedepan dengan
kecepatan luar biasa. Gerakan tubuh dari Ong Bun kim ini dilakukan dengan
kecepatan luar biasa, tapi gerakan tubuh dari Lu Hong jauh
lebih cepat lagi daripada dirinya.
Diantara berkelebatnya bayangan manusia, tahu-tahu ia
sudah menghadang jalan pergi Ong Bun-kim sambil
membentak keras. "Cari mampus rupanya kau..."
Ditengah bentakan nyaring, telapak tangan kanannya
segera diayunkan kedepan.
Pukulan itu dilancarkan dengan kecepatan luar biasa,
seketika itu juga Ong Bun kim di desak mundur kembali
kebelakang, selapis hawa pukulan tak berwujud yang kuat
sekali Belum sempat tubuhnya berdiri tegak, serangan kedua
dari Lu Hong telah dilancarkan kembali.
Agaknya Ong Bun kim tidak menyangka kalau
musuhnya memiliki gerakan tubuh yang sedemikian
cepatnya, dengan cepat dia menggerakkan badannya siap
untuk menghindarkan diri kesamping. tapi pada saat itulah
serangan ketiga dari lawan telah meluncur tiba.
Menghadapi datangnya ancaman tersebut tak sempat lagi
buat si anak muda itu untuk menghindarkan diri, agaknya
dia segera akan terluka diujung telapak tangan Lu Hong.
Disaat yang kritis itulah, mendadak terdengar suara
bentakan nyaring bergema memecah keheningan.
"Tahan !" Bentakan itu amat keras dan membuat Lu Hong yang
sedang melancarkan serangan tanpa terasa menarik kembali
gerakan tubuhnya dan mundur kebelakang,
Untung saja bentakan tersebut datang tepat pada
waktunya, kalau tidak niscaya Ong Bun kim sudah terluka
diujung telapak tangan musuh.
Ketika semua orang mendongakkan kepalanya, maka
tampaklah Iblis cantik pembawa maut dan Dewi mawar
merah telabh muncul di depdan mata.
"Hei, apa yang telah terjadi?" Iblis cantik pembawa maut
segera berpura-pura menegur.
"Kedua orang itu bersiap-siap kabur dari sini setelah
merenggut mahkota kegadisan kami!" kata Lu Hong dengan
dingin. Dengan paras muka berubah, Iblis cantik pembawa maut
segera berseru keras. "Bun kim, tindakanmu ini keliru besar".
"Keliru besar?"
"Benar, kedua orang gadis itu toh sudah menikah dengan
kalian berdua, mengapa kalian pergi meninggalkan istri-istri
kalian yang baru dikawini?"
"A ih, kami tidak bermaksud melarikan diri dari
pertanggungan jawab..."
"Kalau begitu, kalian...."
"Kami hanya terpaksa harus pergi dari sini!"
"Kenapa?" "Aku adalah seorang ketua dari perguran Sin kiam bun
yang membawahi beratus-ratus orang jago, bayangkan saja
mungkinkah suatu perguruan besar dibiarkan sehari tanpa
pemimpin" Apalagi aku mempunyai dendam kesumat
sedalam lautan dengan Yu leng lojin, bagaimanapun juga,
dendam kesumat ini harus dituntut balas..."
"Betul." kata Iblis cantik pembawa maut kemudian,
"sudah puluhan tahun lamanya Yu leng lojin mencelakai
dan menyiksa diriku, akupun harus pergi mencarinya untuk
membalas dendam atas sakit hati ini..."
Ong Bun kim segera berkata kembali. "Andaikata Yu
leng lojin menggunakan kesempatan ini melaksanakan
penyerbuan terhadap perguruan Sin kiam bun, maka
akibatnya benar-benar tak bisa dilukiskan dengan katakata."
"Oleh sebab itu kalian harus pergi dari sini."
"Benar." Iblis cantik pembawa maut segera berpaling kearah Lu
Hong, kemudian katanya; "Nona Lu, lebih baik biarkan saja mereka pergi dari
sini!" "Apa" Kau... kau.... kau bilang apa?"
"Biarkan saja mereka pergi dari sini!"
"Tidak." "Tetapi mereka telah berjanji untuk tinggal di sini
bersama kalian, tapi seandainya kalian pun mencintai
mereka berdua, sewajar-nya bila kalian membantu kedua
orang itu. Orang lelaki lebih mementingkatn tanggung
jawab pekerjaan darri pada soal cinta, dalam hal ini kalian
tak akan sanggup untuk menghalangi niatnya!"
"Tidak bisa. mereka tak bisa pergi tinggalkan tempat ini,
bagaimana bila mereka tidak bertanggung jawab dan kabur
dengan begitu saja?"
"Tidak mungkin, mereka bukan terhitung manusia
semacam itu, atau lebih baik begini saja, bagaimana kalau
kalian berdua ikut bersama kami untuk pergi meninggalkan
tempat ini?" "Aaaah, hal ini mana mungkin?"
"Kenapa tidak mungkin" Toh kalian belum tentu enak
tinggal di sini terus menerus...."
Mendadak Lu Hong seperti teringat akan sesuatu, ia
lantas berkata: -oo0dw0oo-- Jilid 31 "AKU lupa menanyakan sesuatu hal, apakah mereka
berdua telah beristri?"
"Waah, kalau soal itu sih aku kurang begitu tahu. . .. "
jawab Iblis cantik pembawa maut.
"Sudah!" sahut Ong Bun-kim cepat.
"Haaaah" Sungguhkan perkataan itu....?" seru Lu Hong
sambil menjerit tertahan.
"Benar!" "Kenapa .... kenapa tidak kalian katakan sedari dulu?"
Suara dari Lu Hong itu keras dan nyaring, juga penuh
diliputi oleh gejolak emosi!
"Kalian tidak menanyakan soal itu kepada kami,
sedangkan kami pun melupakannya ..... aku telah
mempunyai tiga isteri, sedangkan Thia congkoan juga
sudah mempunyai seorang kekasih...."
Untuk sesaat lamanya Lu Hong berdiri tertegun disitu,
agaknya peristiwa ini merupakan suatu peristiwa yang
sangat memedihkan hati mereka.
Mendadak kedua orang kakak beradik itu saling
berangkulan dan menangis tersedu-sedu.
Isak tangis mereka yang memedihkan hati ini sebaliknya
malah membuat Ong Bun-kim dan Thia Eng sama-sama
menjadi tertegun. Iblis cantik pembawa maut memandang sekejap ke arah
Ong Bun kim serta Thia Eng, kemudian sambil menepuk
bahu Lu Hong dan Lu Yan, hiburnya lembut:
"Kalian berdua tak usah bersedih hati..."
"Mereka... mereka adalah seorang Iblis." maki Lu Hong
sambil menangis tersedu-sedu. "mereka... mereka telah
membohongi kami berdua."
"Mereka toh tidak membohongi kalian apa-apa..."
kembali hibur iblis cantik pembawa maut sambil menghela


Setan Harpa Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

napas. "bagaimanapun juga, bukan suatu hal yang aneh bila
ada seorang lelaki memiliki tiga istri empat orang gundik..
"Tidak.... kaa.,.. kam...." la menangis dengan teramat
sedihnya, saking pedih perasaannya ia sampai tak tahu apa
yang harus diucapkan. "Sudahlah." kembali Iblis cantik pembawa maut
menghibur, "bagaimanapun juga. toh urusan telah menjadi
begini rupa, lagipula mereka juga tidak termasuk manusia
yang melupakan budi, asal kau dapat bergaul dengan
berdampingan perempuan yang lain, sesungguhnya hal ini
bukan terhitung suatu masalah besar.."
"Tapi. setelah kepergian mereka dari sini, mungkinkah
akan balik kembali kemari?"
"Jika kalian pun ikut bersama kami pergi meninggalkan
tempat ini, urusan toh beres" Kemungkinan sekali, kami
masih membutuhkan bantuanmu dalam menghadapi
perguruan Yu-leng bun nanti."
"Kau suruh kami ikut kesana hanya disuruh menerima
ejekan dan sindiran mereka ?"
"Tidak mungkin."
"Tidak, kami tiada sanak tiada keluarga, andaikata sikap
mereka terhadap kami tidak baik!"
"Begini saja" kata Iblis cantik pembawa maut kemudian,
"jika kalian tidak menampik, bagaimana kalau menjadi
putriku saja" Jadi andaikata mereka sampai berbuat sesuatu
yang menyia-nyiakan kalian, akulah yang akan membuat
perhitungan dengan mereka, setuju bukan?"
"Keadaan situasi telah berkembang menjadi begini rupa.
tampaknya terpaksa mereka harus berbuat demikian."
Maka Lu Hong dan Lu Yan bersama-sama menjatuhkan
diri berlutut diatas tanah kemudian setelah melakukan
penyembahan, ujarnya. "Ibu angkat, harap terimalah hormat dari kami berdua!"
Iblis cantik pembawa maut menjadi girang sekali,
katanya kemudian. "Bagus, bagus! Tak usah banyak adat"
Dengan kedua belah tangannya dia membimbing bangun
kedua orang gadis itu, sementara matanya bergidik kearah
Ong Bun kim dan Thia-Eng.
Kedua orang pembuda itu segera maju bersama ke depan
sambil katanya dengan lambat.
"Terima kasih banyak atas kesediaan Niocu (istri) untuk
memaklumi keadaan kami"
Lu Hong melirik sekejap ke arah Thia Eng lalu berkata.
"Asal kau tidak melupakan apa yang telah kukatakan
kepadamu hal ini sudah lebih dari cukup."
"Thia Eng tak akan melupakan untuk selamanya"
oooOdwOooo BAB 98 "SUDAH, sudahlah" seru Iblis cantik pembawa maut
kemudian, "kejadian yang sudah lewat biarkan saja lewat,
kita harus layangkan pikiran kemasa depan. Nah! waktu
sudah tidak pagi lagi, kita harus segera lanjutkan perjalanan
!" Mendengar ucapan tersebut, Lu Hong segera berkata
kehadapan Iblis cantik pembawa maut. "Ibu angkat, harap
kalian menunggu sebentar disini, aku hendak membereskan
buntalanku lebih dulu, sekalian akan kuajak serta satusatunya
dayang yang hidup bersama kami selama ini,
kasihan kalau membiarkannya hidup seorang diri disini!"
"Baik, pergilah untuk menyelesaikan pekerjaanmu,
cepatlah pergi dan cepat kembali"
Lu Hong tidak banyak berbicara lagi, dia segera
membalikkan badan dan berlarian menuju ke gua Lui lian
tong. Tak lama kemudian, ia sudah muncul kembali bersama
dengan seorang dayang berbaju hijau.
Menanti semua orang sudah berkumpul, Iblis cantik
pembawa maut baru berkata:
"Baiklah! Sekarang semuanya telah beres, hayo kita
melakukan perjalanan"
Begitulah, satu rombongan yang terdiri dari lima orang
perempuan dua orang lelaki segera berangkat meninggalkan
Jeram Siao sui kian menuju ke daratan Tionggoan.
Suatu hari sampailah mereka disuatu tempat yang tak
jauh letaknya dari gua Bu cing toh.
Mendadak terdengar seseorang membentak dengan suara
dingin "Siapa disitu?"
Menyusul bentakkan tersebut, sesosok bayangan
manusia dengan kecepatan bagaikan sambaran petir
melayang turun persis dihadapan Ong Bun-kim, ternyata
yang datang adalah Yu Cing. . ".
Begitu menjumpai kehadiran Ong Bun kim dan Thia Eng
disitu, dengan perasaan bergolak keras Yu Cing segera
berteriak keras. "Engkoh Thia..."
Dia segera menjatuhkan diri ke dalam pelukan Thia Eng
dan menangis terisak saking girangnya.
Tindakan yang dilakukan gadis tersebut sungguh diluar
dugaan siapapun termasuk Thia Eng sendiri, ia menjadi
tertegun untuk beberapa saat lamanya.
"Nona Yu, kenapa kau?" tegur pemuda itu kemudian.
"Kau. .. . akhirnya kau kembali juga!"
Rasa cintanya yang amat mendalam terpancar keluar
dari balik ucapannya itu.
Ong Bun-kim yang menyaksikan kejadian itu segera
tertawa lebar- godanya: "Nona Yu, jangan lupa masih ada kami semua disini!
Masa ditinggal pacaran sendiri?"
Merah padam selembar wajah Yu Cing karena jengah,
kemudian kepada Ong Bun-kim ujarnya:
"Tecu menjumpai Buncu!"
"Tak usah banyak adat!"
Pelan-pelan Yu Cing mengalihkan sinar matanya
kebelakang kedua orang pemuda lalu, kemudian bertanya:
"Siapakah keempat orang itu?"
"Dia adalah A ih ku, yang ini enciku, yang ini..."
Ketika memperkenalkan diri Lu Hong, ia menjadi
terhenti sebentar, tapi segera sambungnya kembali:
"Dia adalah istri Thia congkoan..."
"Apa?" Yu Cing segera menjerit tertahan, paras mukanya
berubah sangat hebat dan secara beruntun dia mundur
sejauh tiga-empat langkah lebih kebelakang.
Diam-diam tercekat juga perasaan Ong-Bun kim setelah
menyaksikan kejadian itu, tapi ujarnya kembali:
"Dia adalah isteri Thia Eng congkoan, bernama Lu
Hong." Mendengar perkataan itu, paras muka Yu Cing segera
berubah menjadi pucat pias bagaikan mayat, perkataan dari
Ong Bun kim ibaratnya guntur yang membelah bumi
ditengah hari bolong dengan cepat membuat Yu Cing
berdiri bodoh dan kaku bagaikan sebuah patung arca di
dalam sebuah kuil. Yaa, hakekatnya kenyataan ini merupakan suatu
pukulan yang sangat berat bagi perasaan gadis ritu.
Air matanyta segera jatuh qbercucuran bagarikan anak
sungai, mukanya berubah menjadi pucat pias seperti mayat,
sambil menahan isak tangisnya ia bergumam lirih.
"Kau telah kembali akhirnya kau telah kembali juga....
tapi kau kembali dengan membawa seorang isteri....!"
Mendadak ia menutup muka sendiri sambil menangis
tersedu-sedu, kemudian tanpa berbicara lagi ia
membalikkan tubuhnya berlari menuju ke gua Bu cing tong.
Dengan perasaan tercekat Thia Eng memburu kemuka
dan menghadang dihadapan Yu Cing, lalu serunya-dengan
cemas. "Nona Yu! Jangan pergi dulu.... coba dengarkan dahulu
penjelasanku" "Tidak perlu! Kau tidak perlu memberi keterangan lagi"
bentak Yu Cing dengan setengah kalap, "aku tak sudi
mendengarkan perkataanmu lagi, enyah kau dari
hadapanku" Tanpa berpikir panjang, telapak tangannya segera
diputar sambil menepuk kedepan, sebuah pukulan dahsyat
segera dilontarkan ke dada Thia Eng.
Dengan cekatan Thia Eng menghindarkan diri ke
samping. kemudian melompat mundur kebelakang.
Pada saat itulah Ong Bun kim meIompat ke-muka dan
menghadang ditengah antara kedua orang itu, bentaknya.
"Nona Yu, tahan"
Mendengar bentakan itu, serta merta Yu Cing menarik
kembali serangannya sambil mundur dua langkah
kebelakang, kemudian sambil mengawasi wajah Ong Bun
kim lekat-lekat ia bertanya dengan suara yang serak
kedengarannya. "Buncu ada perintah apa?"
Ong Bun kim segera tertawa terbahak-bahak dengan
nada setengah menggoda serunya.
"Nona Yu, tampaknya besar juga api cemburumu" Tapi
kata orang semakin besar rasa cemburunya, itu
menandakan kalau semakin besar pula rasa cintanya!"
"Aku..." "Nona Yu, apabila duduknya persoalan tidak diketahui
dengan jelas, lebih baik jangan mengumbar rasa
cemburumu lebih dulu, tahukah kau, coba kalau kami tidak
diselamatkan jiwanya oleh nona Lu, sudah sedari dulu
nyawa kami pulang ke alam baka"
"Ooh! Jadi ia menikah dengannya lantaran untuk
membalas budi pertolongan itu?"
Dalam pada itu, Lu Hong telah berjalan menghampiri
Yu Cing, kemudian ujarnya dengan lembut.
"Nona Yu, dalam peristiwa ini kamilah yang bersalah,
sesungguhnya dia memang tak mau menikah denganku..."
Secara ringkas dia lantas menceritakan semua peristiwa
yang telah terjadi, menceritakan juga dimana letak luka
yang diderita Ong Bun kim berdua sehingga mau tak mau
terpaksa mereka harus memaksa kedua orang pemuda itu
untuk mengawini dirinya berdua.
Setelah mendengar penjelasan tersebut, Yu Cing segera
menghela napas panjang katanya.
"Kalau begitu aku yang sudah salah menuduh kalian...
seandainya taci berdua tidak menolong mereka, mungkin
jiwa mereka berdua sudah melayang sedari dulu....
sudahlah, aku..... aku tidak akan menyalahkan kalian."
"Kalau begitu, kau bersedia memaafkan aku bukan?"
"Kau tidak seharusnya meminta maaf kepadaku, sebab
kau sana sekali tidak bersalah."
"Kalau memang begitu, kau harus kawin dengan Thia
congkoan, aku tahu dia sangat mencintai dirimu...
bersediakah kau untuk mempunyai suami yang sama
denganku?" Yu Cing menghela napas panjang, agaknya dia tak
menyangka, kalau Lu Hong memiliki jiwa yang begitu
terbuka, kepada Lu Hong segera ujarnya:
"Asal kau bersedia, aku akan berterima kasih sekali
kepadamu.... Apa pula yang akan kukatakan lagi?"
Suatu pergolakan samudra cinta, akhirnya berhasil juga
ditenangkan kembali. Maka Yu Cing lantas berkata kepada Ong Bun kim:
"Semua anggota perguruan mengira kalian berdua telah
tewas ditangan musuh..."
"Bagaimana dengan Hu kaucu..?" tanya Ong Bun kim
kemudian dengan cepat. "Kemarin dulu dia sudah kembali kemarkas!"
"Selama beberapa hari belakangan ini, apakah didalam
perguruan telah terjadi sesuatu peristiwa yang luar biasa?"
"Tidak ada, cuma selama dua hari belakangan ini dalam
perguruan telah kehilangan dua puluhan orang anggota
kita, malah termasuk juga diantaranya Ti teng kok dan
kelelawar malam." "Aaah Masa benar benar sudah terjadi perisitiwa
semacam itu ?" "Betul" "Mari kita cepat masuk !"
Selesai berkata, dengan suatu gerakan yang amat cepat
Ong Bun kim segera meluncur kedepan dan menerobos
masuk kedalam gua Bu cing-tong.
Dalam pada itu wakil ketua Tan Liok, Giok-bin hiap
Tiang seng lojin. Tay khek cinkun. Kwan Siau ciu sekalian
beserta ratusan anggota perguruan lainnya telah
menyambut kedatangannya di luar gua.
"Tecu sekalian menyongsong kedatangan Buncu didalam
markas besar perguruan." kata Tan Liok.
"Silahkan kalian semua bangkit berdiri" ucap Ong Bun
kim. "Terima kasih Buncu"
Serentak semua orang bangkit berdiri.
Ketika Dewi mawar merah bersua kembali dengan Hian
ih lihiap kedua duanya saling berpelukan sambil menangis
tersedu-sedu. Ong Bun kim sendiri setelah bertemu dengan ketiga
orang istrinya yakni Lan Siok ling, Kwan Siok kim dan
bunga Iblis dari neraka, ia baru memperkenalkan Iblis
cantik pembawa maut kepada semua orang.
Serentak semua orang bangkit berdiri dan memberi
hormat kepada Iblis cantik pembawa maut.
Setelah itu Tan Liok baru berkata kepada Ong Bun kim:
"Buncu bagaimana ceritamu sehingga bisa meloloskan
diri dari mara bahaya?"
Ong Bun kim lantas mengisahkan kembali
pengalamannya selama ini, sekalian memperkenalkan Lu
Hong dan Lu Yan kepada semua orang.
Lu Yan pun lantas memberi hormat kepada Lan Siok
ling, Tan Hong hong serta Kwan Siok kim, sementara
ketiga orang gadis itu pun menaruh rasa suka dan sayang
kepada Lu Yan, berhubung gadis itu telah menyelamatkan
jiwa Ong Bun kim. Setelah suasana santai berlalu, dengan wajah serius Ong
Bun kim baru berseru.

Setan Harpa Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Hu buncu" "Tecu ada disini!"
"Konon dalabm perguruan kitda telah kehilangan
belasan orang anggota perguruan tanpa diketahui jejaknya
lagi?" "Benar!" "Kenapa.?" "Maaf Buncu, tecu tak mampu untuk memecahkan tekateki
ini, meski penyelidikan telah dilakukan dengan
seksama, akan tetapi hasilnya tetap nihil."
Mendengar jawaban tersebut, Ong Bun kim mengerutkan
dahinya rapat-rapat, ia merasa kejadian tersebut sesuatu
yang mustahil bisa terjadi, masa dua puluhan orang anggota
perguruan bisa lenyap dengan begitu saja hingga hilang tak
berbekas" Akhirnya Ong Bun kim memimpin para anggota
perguruannya masuk kembali ke dalam gua Bu cing tong.
Setelah Tan Liok menyerahkan kembali pedang Sin kiam
tersebut, berkatalah Ong Bun kim. "Silahkan kalian
beristirahat, jika ada urusan kita bereskan besok saja!"
Semua anggota perguruan segera mengundurkan diri dari
ruangan pertemuan dan kembali ke kamarnya masingmasing
untuk beristirahat. Ong Bun kim dengan mengajak Lan Siok ling, Tan Hong
hong, Kwan Siok kim dan Lu Yan kembali kedalam
kamarnya sendiri, makin dipikir persoalan itu dia merasa
kejadian ini semakin mencurigakan dan sama sekali tak
masuk diakal. Kepada Kwan Siok kim tanyanya kemudian:
"Adik Kwan, ketika terjadi peristiwa tersebut, apakah
kau sama sekali tidak tahu apa-apa?"
"Aaaa masa begitu aneh kejadiannya ! Kapan terjadinya
peristiwa itu?" "Hari ini dan kemarin!"
Mendadak satu ingatan melintas dalam benak Ong Bun
kim, tanyanya kembali: "Siapa-siapa saja yang turut lenyap dalam peristiwa aneh
yang terjadi kali ini?"
Satu persatu Kwan Siok kim segera menyebutkan namanama
mereka yang turut lenyap dalam peristiwa itu.
Ternyata diantara yang lenyap itu selain si kelelawar
malam dan Tamu pembawa lampu, terdapat Juga kaucu
dari Hiat hoo kau dan Cengcu dari Pek im ceng.
Mendadak Ong Bun kim bangkit berdiri dan berjalan
keluar dari kamar... "Kau hendak kemana?" dengan cepat Tan Hong hong
bertanya. "Kalian tidurlah dulu, aku akan keluar."
Setelah berada diluar pintu, Ong Bun kim langsung
menuju ke kamar tidurnya Hu buncu Tan Liok.
Jarak antara kamar Hu buncu dengan kamarnya hanya
selisih beberapa langkah saja.
Ong Bun kim segera mengetuk pintu.
"Siapa ?" dari ruangan terdengar suara dari Hu buncu
Tan Liok menyahut. "Hu buncu, aku..."
Tan Liok segera membuka pintu dan buru-buru memberi
hormat, katanya cepat. "Buncu, ada urusan apa malam-malam begini kau
berkunjung kedalam kamarku?"
"Hu Buncu, terhadap lenyapnya para anggota perguruan
kita, apakah kau sudah mengutus orang untuk melakukan
pemeriksaan dan penyelidikan yang seksama?"
"Sudah, sudah dilakukan pemeriksaan yang seksama,
akan tetapi hasilnya nihil!"
"Kalau begitu coba undanglah kemari Tiang-siang lojin
membahas bersama persoalan ini!"
"Baik !" Setetah mengiakan Tan Liok segera berangkat dan
berjalan keluar dari pintu ruangan.
Begitu Tan Liok sudah berlalu dari dalam ruangan,
dengan suatu gerakan yang amat cepat Ong Bun kim
menerobos masuk ke dalam ruangan, sementara sepasang
matanya yang jeli memeriksa setiap sudut dinding ruangan
itu dengan seksama. Apakah Ong Bun kim curiga kalau Tan Liok yang telah
membunuh anggota perguruannya"
Yaa, benar, ia memang mencurigai Tan-Liok, sebab
ketika mereka meninggalkan perguruan Yu leng bun, Tan
Liok masih melangsungkan pertarungan sengit melawan Yu
leng lojin, siapa tahu kalau Tan Liok telah ditawan oleh Yu
leng lojin dan dicekoki pil Huan sim wan"
Bila pil itu telah masuk kedalam perut, maka dia akan
mulai membunuh manusia. Kecuali Tan Liok yang melakukan pembunuhan
tersebut, siapa pula yang bisa membuat kawanan jago lihay
itu lenyap tak berbekas. Setelah masuk kedalam kamar Tan Liok, dengan
seksama Ong Bun kim mulai melakukan pemeriksaan
disetiap saat ruangan, akhirnya dalam kamar tersebut ia
berhasil menemukan sebuah pintu kecil.
Ketika pintu didorong maka terbukalah pintu itu
kesamping dan muncul sebuah ruangan, ruangan tersebut
gelap sekali, dengan sangat berhati-hati Ong Bun kim segera
berjalan masuk kedalam. Baru berjalan lebih kurang satu kaki mendadak kakinya
seperti tersangkut dengan suatu benda, ketika diamati
dengan seksama, tiba-tiba ia menjerit kaget.
Ternyata puluhan sosok mayat bergelimpangan diatas
tanah. Bergidik Ong Bun-kim menyaksikan kejadian itu, untuk
beberapa saat lamanya dia sampai berdiri tertegun di tempat
itu. Peristiwa ini benar-benar merupakan suatu kejadian yang
tak berani dia percayai, ternyata Tan Liok betul-betul sudah
diberi pil Huan-sim-wan oleh Yu-leng lojin dan ia sudah
mulai membantai anggota perguruannya secara keji.
Mendadak . . . Dikala Ong Bun-kim sedang berdiri termangu-mangu
itulah, terdengar suara tertawa dingin yang menyeramkan
berkumandang memecahkan keheningan.
Dengan perasaan terkesiap Ong Bun-kim segera
berpaling ke belakang entah sejak kapan Tan Liok telah
berdiri dibelakangnya dengan wajah yang mengerikan
sekali. Hawa napsu membunuh yang amat tebal menyelimuti
seluruh wajahnya, dengan suara yang menyeramkan dia
berkata: "Buncu! Kau memang terlalu cerdik....sudah kuduga,
kau pasti mengetahui rahasiaku ini..."
Semacam perasaan seram, ngeri dan takut yang belum
pernah dirasakan sebelumnya dengan cepat menyelimuti
perasaan Ong Bun-kim, segera bentaknya dengan keras:
"Hu-buncu, kau..."
"Benar, akulah yang telah menjagal ke dua puluhan
orang anggota perguruan kita yang telah lenyap beberapa
hari ini!" "Hu-buncu, kau masih tidak menyerahkan diri untuk
mengaku dosa ?" Mendengar perkataan itu, Tan Liok segera
mendongakkan kepalanya dan tertawa terbahak-bahak.
"Haaahhh..... haaahh.... haaahhh..... Buncu, kau pun
seseorang yang sudah hampir mati..."
Ong Bun-kim memandang sekejap sinar mata Tan Liok
yang diliputi oleh hawa pembunuhan itu, kemudian
tegurnya: "Kau... kau apa... apa yang hendak kau lakukan?"
"Apa yang hendak kau lakukan" Haahhh... haaahh...
haahhh... tentu saja membunuhmu!"
"Kau... kau berani?"
"Buncu rahasiaku sudah kau ketahui, tentu saja aku tak
akan berdiam diri saja menunggu sampai kau yang datang
membunuhku. Buncu! Serahkan pula selembar nyawamu!"
Tiba-tiba dia menggerakkan tubuhnya dan langsung
menerjang ke arah Ong Bun kim.
Kejadian ini segera membuat perasaan Ong-Bun kim
menjadi amat terkesiap. Sewaktu memasuki ruangan kecil itu tak seorangpun
yang mengetahui selain itu ilmu silat yang dimiliki Tan
Liok juga jauh lebih Iihay dari pada kepandaiannya bila
pertarungan sampai berlangsung maka sudah pasti dia bakal
tewas ditangan Tan Liok. Yaa. kejadian ini sesungguhnya merupakan suatu
peristiwa yang cukup menggetarkan perasaan siapa pun.
Begitu Tan Liok menubruk kemuka sambil melancarkan
serangan, Ong Bun kim segera meloloskan pedangnya
sambil melancarkan sebuah serangan dengan kecepatan luar
biasa. Ong Bun kim tahu dalam hatinya, dalam keadaan
demikian dia perlu nekad dan bila perlu beradu jiwa,
apapun yang terjadi, ia harus berusaha keras untuk
meloloskan diri dari dalam ruangan rahasia tersebut.
Asal pertarungan tersebut dapat dialihkan kedalam
kamar Tan Liok, maka Thia Eng yang tinggal di kamar
sebelah, Giok bin hiap dan istrinya yang berada dalam
kamar lain, niscaya akan mendengar suara pertarungan ini
dan berdatangan ke sana. Oleh karena itu didalam melancarkan serangannya ini,
Ong Bun kim telah mengerahkan segenap tenaga dalam
yang dimilikinya. Pedang Sin kiam memang bukan sebilah pedang
sembarangan, dibawah sambaran cahaya pedang yang
berkilauan. Tan Liok kena di desak balik kembali ke tempat
semula. Ong Bun kim segera membentak keras, secara beruntun
dia melancarkan tiga buah serangan lagi.
Tan Liok memang tak malu disebut seorang jagoan yang
berilmu sangat tinggi, setelah berhasil memunahkan ketiga
buah serangan berantai yang dilancarkan Ong Bun-kim,
dengan cepat dia balas melancarkan pula dua buah
serangan dahsyat. oooOdwOooo BAB 99 DI DALAM melancarkan serangan tersebut, Tan Liok
bukan saja mempergunakan tenaga serangan yang kuat,
gerakkannya pun amat cepat dan jurus serangannya amat
ganas, tampaknya ia bertekad untuk membinasakan Ong
Bun kim di ujung telapak tangan.
Ong Bun kim pantang menyerah dengan begitu saja, dia
melakukan perlawanan dengan mati-matian, soal mati
hidup sudah tidak dipikirkan lagi.
Suatu pertarungan sengit antara mati dan hidup pun
segera berlangsung dengan hebatnya.
Walaupun Ong Bun kim telah melancarkan serangkaian
serangan nekad yang tidak memperdulikan mati hidupnya,
namun tetap gagal untuk memaksa Tan Liok mundur
kebelakang, dengan keadaan semacam itu, Ong Bun kim
segera menyadari kalau gelagat tidak menguntungkan.
Mendadak... Tan Liok membentak keras, dua buah pukulan dahsyat
dilancarkan secepat kilat.
Ong Bun kim menjadi amat kaget dan tak sempat
menghindarkan diri lagi, tubuhnya segera tersapu oleh
tenaga pukulan lawan... "Uaak!" darah kental segera
menyembur keluar membasahi seluruh permukaan,
tubuhnya juga turut roboh terjengkang keatas tanah.
Tan Liok semakin garang, sambil melompat ke muka dia
lancarkan tubrukan maut. Mendadak Ong Bun kim melompat bangun dari atas
tanah, cahaya tajam berkilauan diudara, bersamaan dengan
melompat bangunnya badan tadi, pedang Sin kiam tersebut
disambitkan ke arah Tan Liok.
Tindakan yang dilakukan Ong Bun kim ini sama sekali
diluar dugaan Tan Liok, buru-buru dia berkelit kesamping
mencoba untuk menghindarkan diri, sayang sekalipun dia
cepat toh tindakan tersebut terlambat juga selangkah.
"Breeet....!" pakaian yang dikenakannya itu gobek
sebagian besar, darah segar segera bercucuran membasahi
seluruh tubuhnya. Dikala Tan Liok sedang menghindarkan diri dari
ancaman itulah. Ong Bun kim sambil mempertaruhkan
jiwanya kabur menuju ke arah jalan semula.
Tindakan dari Ong Bun kim ini sama sekali diluar
dugaan Tan Liok, menanti ia menyadari akan hal tersebut,
Ong Bun kim sudah keluar dari dalam ruang rahasia
tersebut. Tan Liok segera membalikkan badan sambil
melancarkan tubrukan, bentaknya:
"Kau anggap bisa kabur dari cengkeramanku ?"
Dengan gaya harimau lapar menerkam kambing, ia
menerjang ketubuh Ong Bun kim. Dalam pada itu Ong Bun
kim sudah berada didalam kamarnya, darah segar muntah
terus dari mulutnya, tampaknya ia sudah tak bertenaga
untuk melakukan serangan lagi.
Mendadak... Ditengah bentakan keras yang memekikkan telinga,
sekali lagi Tan Liok melancarkan serangannya menghantam
tubuh Ong-Bun kim, serangan tersebut dilancarkan dengan
kecepatan luar biasa. Ong Bun kim membentak nyaring!
"Tan Liok kau berani membunuhnya?"
Sewaktu membentak Ong Bun kim telah berteriak
dengan mempergunakan sisa sekuatan yang dimilikinya,
suara itu keras memekikkan telinga, dalam bentakan itu
pula dia menangkis datangnya ancaman tersebut.
"Blaaammm !" Benturan kekeresan itu membuat Ong-Bun kim
merasakan pandangan matanya berkunang-kunang dan
kepalanya pusing tujuh keliling, "Uaaaaakkkk...."!" sekali
lagi dia muntah darah tegar, tubuhnya segera roboh


Setan Harpa Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

terkapar diatas tanah. Tan Liok tertawa seram.... selangkah demi selangkah dia
maju kedepan siap mencabut nyawa pemuda itu.
"Blaamm....!" tiba-tiba terdengar benturan yang keras
sekali, pintu kamar itu tahu2 didobrak orang menyusul
kemudian Thia Eng melangkah masuk dengan tindakan
Iebar. Ketika dia mengetahui apa yang telah terjadi, dengan
perasaan tercekat segera tanyanya.
"Hai apa yang terjadi?"
Tan Liok tidak menjawab pertanyaan itu. selangkah
demi selangkah dia berjalan menghampiri Thia Eng,
kemudian bertanya. "Thia congkoan, serahkan saja selembar nyawamu!"
Thia Eng sama sekali tidak tahu apa gerangan yang telah
terjadi, ketika serangan dahsyat dari Tan Liok meluncur
datang, bagaimana ia mungkin bisa menghindarkan diri"
"Blaaamm..." ditengah benturan keras, serangan itu
bersarang telak diatas tubuh Thia Eng, sambil muntah
darah segar tubuhnya segera mencelat ke luar pintu.
Sesosok bayangan manusia segera menyambut
datangnya tubuh Thia Eng yang sedang melayang keluar
itu. Dalam pada itu puluhan orang jago telah bermunculan
didalam ruangan itu, orang yang berada dipaling depan
adalah Giok bin hiap, kedengaran ia membentak dengan
suara keras: "Hu buncu. apa-apaan kau ini... Hai, apakah kau sudah
tidak waras otaknya?"
Tan Liok mengalihkan sinar matanya memperhatikan
keadaan disekeliling tempat itu, tampak olehnya Tiang seng
lojin, Tay khek Cinkun, Lui Thian ciu, Kwan Siau ciu,
Leng po siancu, Iblis cantik pembawa maut. keempat orang
istri Ong-Bun kim beserta Lu Hong telah berdatangan
semua ditempat itu. Dengan suara yang menggetarkan sukma, wakil ketua
dari Sin kiam bun ini kembali membentak.
"Hm kalian boleh maju kedepan dan mencoba-coba
untuk menyerang diriku!"
"Hu buncu !" dengan suara menggeledek Giok bin hiap
membentak keras, "sebenarnya apa yang telah terjadi?"
Dalam pada itu, Ong Bun kim telah bangkit berdiri, terus
menyeka darah yang membasahi ujung bibirnya, ia
membentak keras: "Hu buncu, mengapa kau tidak segera menyerahkan diri
untuk mengaku dosa-dosamu?"
Tan Liok mendongakkan kepalanya dan tertawa
terbahak-bahak dengan seramnya.
"Haaahhh..... haaahh... haaahhh mengaku salah"
Hmmm... Siapakah diantara kalian yang sanggup untuk
menghadapi diriku" Siapa.....?"
"Buncu, sebenarnya apa yang telah terjadi?" dengan
perasaan keheranan Giok bin hiap segera bertanya.
"Dia telah membunuh puluhan orang jago lihay kita,
orang-orang yang lenyap selama ini ternyata dibantai semua
ditangannya! Dialah pembunuh keji itu!"
"Haaahhh !" Giok bin hiap menjerit kaget. "sungguhkah
perkataanmu itu?" "Tidak salah lagi?" jawab Tan Liok pula sambil tertawa
dingin, "aku telah membunuh mereka, oleh karena
perbuatanku diketahui oleh Buncu, maka aku hendak
membunuh dirinya..."
Pengakuannya yang terang-terangan ini segera membuat
semua orang merasa terperanjat sekali sehingga untuk
beberapa waktu lamanya mereka hanya berdiri tertegun.
Peristiwa ini merupakan suata bkejadian yang
mdimpipun tak peranah diduga olehbnya tapi kenyataannya
telah terjadi, yaa siapa yang akan menduga jika anggota
perguruan Sin kiam bun mereka sendiri.."
Sambil tertawa dingin Tan Liok lantas berkata: "Minggir
kalian semua, aku akan pergi."
Seraya berkata dia lantas beranjak dan siap berlalu dari
dalam ruangan tersebut. Dengan suara dalam dan berat Giok bin hiap segera
membentak: "Hu buncu, dosamu besar dan tak terampuni, apakah
kau belum juga menyerahkan diri?"
Tan Liok adalah seseorang yang kesadaran otaknya
sudah mundur dan tidak normal, ketika mendengar
perkataan itu ia mendongakkan kepalanya dan tertawa
seram. Mendadak sebelum gelak tertawanya selesai, ia
melompat kedepan sambil melancarkan terjangan kilat,
sebuah pukulan dahsyat segera dilontarkan kemuka.
Mendadak.,... Suara bentakan nyaring bergema memecahkan
keheningan, Lu Hong yang berdiri disamping telah
menerjang kemuka dengan kecepatan luar biasa, begitu tiba
dihadapan Tan Liok, sebuah pukulan dahsyat segera
dilontarkan ke depan. Serangan yang dilancarkan Lu Hong ini dilakukan
dengan kecepatan luar biasa, ternyata akibat-nya Tan Liok
kena didesak oleh serangan tersebut sehingga terus mundur
kembali ketempat semula. Paras muka semua orang berubah hebat setelah
menyaksikan kejadian itu, tak seorangpun yang menduga
kalau ilmu silat yang dimiliki Lu Hong telah mencapai
kehebatan yang begitu luar biasa.
Sekalipun Tan Liok sendiri juga dibikin terperanjat oleh
serangan ini, Tanpa terasa mukanya berubah hebat,
bentaknya: "Siapa kau?" "Aku bernama Lu Hong, sejak pertama kali berjumpa
denganku tadi, aku telah tahu kalau tubuhmu sudah terkena
racun yang teramat keji, coba kalau kedudukanmu bukan
wakil ketua dari perguruan Sin kiam bun, sejak tadi
rahasiamu sudah kubongkar, sekarang lebih baik menyerah
saja." "Hmm ! Jangan dianggap kau hebat sendiri, silahkan saja
untuk menjajal kemahiranku ?"
Lu Hong segera membentak keras, sekali lagi dia
meluncur ke depan sambil melancarkan sebuah pukulan
dahsyat. Dalam melancarkan serangan kali ini, Lu Hong telah
memakai segenap tenaga dalam yang dimilikinya,
kehebatan dari serangan terdsebut betul-betaul luar biasa
sbekali. Tan Liok juga tak mau menunjukkan kelemahan dengan
cepatnya, secara beruntun dia melancarkan juga tiga buah
serangan. Dalam pada itu, Giok bin hiap telah berjalan kehadapan
Ong Bun kim, segera tegurnya:
"Bun-cu, bagaimana keadaanmu" Tidak apa-apa bukan?"
Dengan keadaan yang mengenaskan Ong Bun kim
mengangguk lirih. Giok bin hiap cukup memahami perasaan Ong Bun kim
pada saat ini, sebab Tan Liok adalah seorang anggota
perguruan yang setia tapi ia toh melakukan juga peristiwa
semacam ini, tak heran kalau kejadian ini membuat hatinya
merasa pedih sekali. Mendadak terdengar suara bentakan nyaring
berkumandang memecahkan keheningan.
"Roboh kau...!"
"Blaaammm..." diiringi bentakan keras yang
memekikkan telinga, tubuh Tan Liok roboh terjengkang ke
atas tanah. Akhirnya Tan Liok berhasil juga dikuasahi, semua orang
yang berada disekeliling arena baru tersadar kembali dari
lamunannya. Ong Bun Kim menghela napas panjang, tiba-tiba air
matanya jatuh bercucuran membasahi pipinya.
Kepada Lu Hong katanya kemudian.
"Terima kasih banyak atas bantuanmu yang telah
menaklukkan dirinya, kalau tiada kau entah bagaimana
akibatnya?" "Buncu perlukah ku bunuh dia.......?" tanya Giok bin
hiap tiba-tiba. "Jangan!" sahut Ong Bun kim sambil menggelengkan
kepalanya berulang kali, kemungkinan besar dia sudah
dicekoki pil Huan sim wan dari Yo leng lojin sehingga ia
sampai melakukan perbuatan terkutuk tersebut. Sekarang
yang harus kita lakukan adalah bagaimana caranya untuk
selamatkan dia dari pengaruh obat beracun itu."
"Buncu aku mempunyai obat yang mujarab untuk
membebaskan dia dari pengaruh obat itu!" kata Lu Hong
tiba-tiba. "Sungguh?" "Betul!" "Kalau begitu cepat bebaskan dia dari pengaruh obat
sesat yang menghilangkan pikiran itu."
Lu Hong manggut-manggut, dari dalam sakunya dia
mengeluarkan sebuah botol porselen kecil dalam botol
porselen itu berisikan cairan berrwarna putih, dengan paksa
dia membuka mulut Tan Liok lalu meneteskan beberapa
tetes cairan kedalam mulutnya kemudian dengan
mengerahkan tenaga dalamnya yang sempurna mulai
menguruti berbagai jalan darah penting disekujur badan
Tan Liok. Sementara itu, Ong Bun kim telah berjalan maju kedepan
dan memungut kembali pedang sin kiamnya dari atas
tanah, Tiang seng lojin juga mengeluarkan sebutir pil dan
diberikan kepada Ong Bun kim agar ditelan, kemudian
katanya: "Ternyata dugaanku tidak meleset, pada akhirnya ilmu
sesat dari Yu leng lojin berhasil juga dipatahkan oleh orang,
ya...! Jasa ini boleh dibilang merupakan jasa dari Lu Hong"
Ong Bun kim manggut-manggut, dalam kenyataan
seandainya dalam peristiwa hari ini tiada Lu Hong yang
hadir disana, maka akibatnya sukar untuk dibayangkan
dengan kata-kata. Dalam pada itu setelah Tan Liok diberi minum air suci
"Leng sui", kemudian diuruti beberapa jalan darah dalam
tubuhnya dan segera tersadar kembali.
Dengan pandangan berat dia membuka matanya kembali
dan memperhatikan sekeliling tempat itu dengan
pandangan keheranan, kemudian serunya tertahan.
"Hei apa yang sebenarnya telah terjadi?"
"Hu buncu, apakah engkau tidak tahu perbuatan apa saja
yang telah kau lakukan selama ini..." tanya Tiang Seng lojin
dengan suara nyaring. Tan Liok menggelengkan kepalanya berulang kali,
kemudian berusaha uatuk mengingat kembali semua
kejadian yang telah dialaminya ini.
Tiba-tiba mukanya mulai berubah mulutnya juga mulai
bergumam lirih. "Ya aku teringat sudah sekarang aku terkena obat
pemabuk dari Yu leng lojin dan dibekuk olehnya kemudian
aku dicekoki sebutir pil Huan sim wan, setelah itu aku
merasa kesadaranku makin punah, aku tak bisa
mengendalikan jalan pikiran serta perasaanku lagi.... semua
perintah dan perkataannya kuturuti... sekembalinya ke
markas, aku mulai membunuh orang secara diam-diam, aku
mulai membantai anak buahku secara rahasia, aku berbuat
demikian hanya menuruti perintah Yu leng lojin
belaka....yaa, perintah tersebut terasa tak bisa kulawan tak
mampu kubangkang... aku merasa terkendalikan olehnya."
Ketika berbicara sampai disitu, tiba-tiba ia berteriak
seperti orang kalap: "Ooh Thian ! Aku telah membunuh orang anggota
perguruan.... aku pun ingin membunuh Bun cu, aku...
aku..." Jeritan keras macam orang kalap itu kedengarannya
mengerikan sekali, membuat setiap orang merasakan
hatinya menjadi bergidik.
Semua orang menjadi terkesiap dibuatnya dengan
pandangan terperanjat bercampur seram mereka mengawasi
tingkah lakunya itu tanpa berkedip.
Tiba-tiba Tan Liok berteriak lagi seperti orang kalap.
"Yu leng tojin telah mencelakai diriku... dia telah
nencelakai diriku..."
Mendadak tangan kanannya diayunkan ke udara,
kemudian membacok keatas ubun-ubun sendiri.
Setelah sadar kembali dari pengaruh sesat itu, Tan Liok
merasa amat bersedih hati sekali, akhirnya terbentik ingatan
untuk bunuh diri guna menebus dosa-dosanya itu. kalau
tidak, bagaimanakah pertanggung jawabnya terhadap
sukma-sukma gentayangan yang telah tewas ditangannya
itu" Belum sempat telapak tangan itu menghajar diatas ubunubun
sendiri, Lu Hong telah menggerakkan tangannya
untuk mencengkeram tangan Tan Liok, kemudian katanya:
"Mau apa kau?" "Biarkan aku mati... biarkan aku mati..." teriak Tan Liok
dengan suara keras. Ong Bun kim segera bertindak cepat, dengan suatu
lompatan kilat dia menyerbu ke depan kemudian bentaknya
keras-keras: "Hu buncu, kau sudah gila?"
Sesudah dibentak oleh Ong Bun kim, Tan Liok baru
seperti sadar dari impiannya, dia segera berteriak.
"Buncu...!" Dengan cepat dia maju kehadapan Ong Bun kim, lalu
menjatuhkan diri berlutut dihadapannya seraya berkata.
"Bun cu. berilah kematian kepada tecu! Berilah
kesempatan bagi tecu untuk menebus dosa, tecu telah
melakukan kesalahan besar, tecu teramat berdosa... oooh
Bun cu! Ijinkan kepada tecu untuk menghabisi nyawaku..."
Ong Bun-kim menggelengkan kepalanya berulang kali,
kemudian menghela napas panjang.
"Aaaai... kau tak bisa disalahkan, dalam peristiwa ini kau


Setan Harpa Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tidak bersalah..." "Aku telah membantai anggota perguruan secara brutal,
dosaku sudah teramat besar dan tak bisa diampuni lagi."
"Yaa, itulah disebabkan kau sudah terpengaruh boleh pil
Huan sim-wan dari Yu-leng lojin!"
Tan Liok kembali menjerit.
"Buncu, berilah kematian kepadaku. Bila tidak, hatiku
tak akan menjadi tenteram!"
Ong Bun kim menggelengkan kepalanya berulang kali.
"Hu buncu." ujarnya lembut, "aku ingin bertanya
kepadamu, sesudah Yu leng lojin memberi obat Huan sim
wan tersebut, bukankah kau diperintahkan untuk
membunuh anggota perguruanku?"
"Benar, dia menyuruh aku untuk membantai para jago
anggota perguruan kita yang berilmu silat agak tinggi,
kemudian aku di-suruh menulis surat rahasia memberi
kabar kepadanya, agar dia dapat segera turun tangan untuk
membasmi perguruan Sin kiam bun dari muka bumi."
Tiba-tiba satu ingatan melintas didalam benak Ong Bun
kim dengan cepat katanya.
"Bagus sekali, Hu buncu! Bersediakah kau membuat
pahala untuk menebus dosamu itu?"
"Tecu bersedia!"
"Kalau begitu, mari kita mempergunakan siasat untuk
menjebak siasatnya, sebentar tulislah sepucuk surat rahasia
kepadanya, katakan kalau kau telah berhasil membunuh
para jago perguruan Sin kiam bun yang berilmu tinggi serta
mereka yang berkedudukan agak tinggi di dalam perguruan,
kemudian suruh dia memimpin anak buahnya untuk datang
melakukan penyerbuan. Di samping itu kabarkan juga dalam surat tersebut
bahwa aku masih bilang tak ada kabar beritanya dan hingga
kini belum kembali, bisa kau lakukan bukan?"
"Baik! Akan tecu lakukan dengan sebaik-baiknya!"
"Kalau begitu, tulislah surat sekarang juga."
Siasat ini memang betul-betul merupakan suatu siasat
yang amat bagus sekali untuk membunuh Yu leng lojin,
seandainya Yu leng lojin membawa kawanan begundalnya
berdatangan kesana, maka keadaan mereka ibaratnya ikan
yang masuk kedalam jala, tak akan ada kesempatan lagi
buat mereka untuk melarikan diri.
Suatu keadaan yang berbahaya, penuh diliputi hawa
pembunuhan dan menyeramkan akhirnya berhasil juga
teratasi dengan aman dan tentram tanpa menimbulkan
pertumpahan darah lebih jauh.
Saat itu juga Ong Bun kim menitahkan Tan -Liok untuk
menulis sepucuk surat dan menitahkan kepada Lu Yan
untuk membawanya ke perguruan Yu leng bun.
Lu Yan bisa terpilih untuk melaksanakan tugas ini,
karena pertama Yu leng lojin tidak kenal dengan Lu Yan,
kedua andaikata siasat itu gagal dan ketahuan belangnya,
dengan kepandaian silat yang dimiliki gadis tersebut ia
masih sanggup untuk menghadapinya.
Suatu badai pertempuran berdarah pun segera
berkembang dan makin mendekati ke ambang pintu.
"Buncu" ujar Tan Liok kemudian kepada Ong Bun kim,
"Yu leng lojin sudah pasti tidak tahu kalau pengaruh obat
Huan sim wan dalam tubuh ku telah dipunahkan, sampai
waktunya nanti kalian boleh menyembunyikan diri dibalik
kegelapan, biar aku yang menghadapi mereka, kalau tidak
bisa jadi akan mempergunakan rencananya yang lihay
untuk mengatasi keadaan, apabila sampai terjadi keadaan
seperti ini sudah pasti banyak sekali anggota perguruan kita
yang akan menjadi korban di tangannya"
"Bagus sekali! "seru Ong Bun kim kegirangan," kalau
begitu, kita laksanakan rencana ini dengan begini saja"
Sepuluh hari kemudian, Yu Lan telah kembali dengan
selamat, setelah melaporkan semua kejadian yang
dialaminya sepanjang perjalanan, gadis inipun
menyerahkan juga sepucuk surat balasan yang ditulis oleh
Yu leng lojin! 000OdwO000 BAB 100 DENGAN hati berdebar semua orang memperhatikan isi
surat tersebut, terbacalah isi surat tersebut berbunyi
demikian. Tan Hu buncu. Surat laporan rahasiamu telah kuterima, sungguh
gembira hatiku setelah mengetahui akan kesuksesan mu
melenyapkan para jago lihay dari perguruan Sin kiam bun.
Secepat mungkin aku akan datang ke sana bersama
kawanan jago andalanku, harap kau menyambut
kedatanganku. Bila perguruan Sin kiam bun telah kita lenyapkan.
seluruh dunia persilatan didunia ini akan menjadi milik
kita. Semoga sukses. Tertanda: Yu leng lojin"
Selesai membaca isi surat tersebut, Ong Bun kim segera
tertawa dingin tiada henti-nya.
"Yu leng lojin wahai Yuleng lotjin." serunya sinis "tak
nyana pada akhirnya kau akan termakan juga oleh siasat
busuk yang kau susun sendiri."
Alhasil, Tiang-seng lojin, Giok-bin-hiap serta sekalian
anggota perguruan Sin kiam bun kelas satu dipersiapkan
untuk menyembunyikan diri diuar pintu gua sambil
menantikan kedatangan musuh.
Sedangkan para jago yang berjaga-jaga di dalam gua,
jumlahnya kurang lebih mencapai empat lima puluhan
orang. Hari itu terlihatlah dari luar gua Bu cing tong berkelebat
datang puluhan sosok bayangan manusia dengan kecepatan
luar biasa, menyaksikan kehadiran dari kawanan iblis
tersebut, semua orang yang menyembunyikan diri disekitar
tempat itu merasakan hatinya bergetar keras sekali...
Tak salah lagi. Yu leng lojin benar-benar telah
memimpin anggota perguruannya datang ke situ untuk
melakukan pembantaian secara besar-besaran.
Tak lama kemudian, puluhan sosok bayangan manusia
itu telah tiba didepan mulut gua, orang yang berada
dipaling depan tak lain adalah Yu leng lojin sendiri.
Terdengar gembong iblis tua itu tertawa dingin tiada
hentinya, dengan langkah yang sombong dia melayang
turun tepat didepan mulut gua Bu cing tong.
Dibelakangnya turut serta kurang lebih empat puluhan
orang anggota perguruannya!
Setelah rombongan itu tiba disana, salah seorang Yu leng
jin yang ada dalam rombongan itu bertanya kepada Yu leng
lojin dengan suara agak lirih.
"Bun-cu, apakah sudah tiba pada waktunya untuk
melancarkan serbuan ?"
"Benar!" "Bisa dipercayakah keadaannya?"
"Jangan kuatir, Tan Liok akan membantu usaha
penyerbuan kita ini dari dalam!"
"Siapa yang akan dikirim untuk menyerbu lebih dahulu
kedalam gua tersebut?"
"Aku!" Begitu selesai berkata, Yu leng lojin segera melompat
maju lebih dahulu menyerbu ke depan sana.
Tapi belum berapa langkah dia menerjang masuk ke
dalam gua, mendadak terdengar suara-suara bentakan
nyaring yang amat memekikkan telinga berkumandang
memecahkan keheningan. "Siapa kau?" Dua sosok bayangan manusia melayang turun didepan
mulut gua, mereka ternyata adalah dua orang penjaga gua
tersebut: Yu leng lojin segera tertawa dingin tiada hentinya,
kemudian membentak nyaring:
"Minggir !" Orang yang ada disebelah kanan itu berlagak pilon,
seperti tidak tahu maksud lawan, dia menegur.
"Siapakah kau?"
"Aku datang kemari untuk membasmi semua orang dari
Sin kiam bun dari muka bumi..."
Belum habis ucapan tersebut diucapkan, serangan
telapak tangannya sudah diayunkan kedepan.
Dua kali jeritan ngeri yang menyayatkan hati
berkumandang memecahkan keheningan, lalu kedua orang
penjaga gua itu roboh terjengkang ke atas tanah.
Tiba-tiba... Kembali ada sesosok bayangan manusia berkelebat
lewat, tahu-tahu Tan Liok sudah melayang turun didepan
gua. Dengan cepat Yu leng lojin mengalihkan sinar matanya
kepada Tan Liok, kemudian bertanya.
"Hu buncu. bagaimanakah keadaannya disini?"
"Berkat doa restu dari Bun cu, segala sesuatunya berjalan
dengan lancar dan sukses!"
Mendengar jawaban itu, Yu leng lojin menjadi teramat
bangga sekali ia segera mendongakkan kepalanya dan
tertawa terbahak-bahak. "Haaahhh... haaahh.. haaahhh..... Hu buncu, jasamu
sungguh tidak kecil!"
"Buncu apa yang harus kulakukan sekarang" Harap kau
segera memberi petunjuk!"
"Sebentar, kita akan melangsungkan suatu pertarungan,
dan waktu itu kau harus berlagak tidak tahan serta
melarikan diri dari depan gua ini..mengerti?"
"Baik." sahut Tan Liok dengan cepat, kemudian ia
tertawa dingin tiada hentinya.
Pada saat itulah Tan Liok segera mendongakkan
kepalanya lalu sambil tertawa tergelak-gelak dengan
nyaringnya dia membentak:
"Yu leng lojin! Ada urusan apa kau berkunjung kedalam
markas perguruan kami?"
"Mau apa..." Haaahhh... haaahhh.... haaahhh.... aku
datang untuk membasmi perguruan Sin kiam bun..."
"Hmmm..... tua bangka celaka kau jangan tekebur lebih
dahulu sebelum bicara benar, lebih baik dicoba dulu
kemampuanmu!" Waktu itu, sudah barang tentu Yu leng lojin tidak tahu
kalau pengaruh pil Huan sim wan ditubuh Tan Liok sudah
dipunahkan lama sekali, diapun tak menyangka kalau Tan
Liok akan menyerang secara berpura-pura lagi bila
pertarungan berkobar nanti.
Demikianlah, seusai mengucapkan kata-kata tersebut,
Yu leng lojin segera membentak keras, kemudian
mengayunkan telapak tangannya melancarkan sebuah
pukulan dahsyat ke arah Tan Liok.
Didalam melancarkan serangannya kali ini, Yu leng lojin
tidak menyerang dengan sesungguh hati, serangan yang
dilancarkan olehnya itu tak lebih cuma sebuah serangan
ripuan belaka. Mendadak... Dengan cekatan Tan Liok menghindarkan diri dari
serangan maut Yu leng lojin itu, kemudian sambil mengigos
dia menerjang ke hadapan Yu leng lojin, sebuah pukulan
yang dahsyat dengan cepat dilancarkan ke muka.
Tentu saja Yu leng lojin tidak menyangka kalau Tan
Liok bisa melancarkan serangan tersebut bersungguh hati,
tak sempat untuk berkelit lagi. badannya segera terkejar
telak oleh serangan itu. "Blaamm..." diiringi suara yang keras, pukulan itu
menghajar telak didada lawan.
Dengan sempoyongan Yu leng lojin segera mundur
belasan langkah ke belakang, tak tahan dia segera
muntahkan darah segar. Dengan perasaan amat terkesiap, Yu leng lojin
membentak keras: "Tan Liok, kau..."
Tan Liok mendongakkan kepalanya dan tertawa seram,
serunya dengan suara dingin bagaikan es:
"Yu leng lojin, aku menghendaki jiwa anjingmu!"
Suara bentakan dari Tan Liok ini penuh disertai dengan
hawa napsu membunuh yang mengerikan, sedemikian
seramnya suara itu sehingga membuat semua orang yang
mendengarnya menjadi bergidik.
Begitu bentakan dikumandangkan, tubuhnya seperti
anak panah yang terlepas dari busurnya segera meluncur
kehadapan Yu leng lojin. "Tan Liok!" dengan suara keras Yu leng lojin
membentak, "kau telah memunahkan pengaruh pil Huan
sim wan milikku." Suaranya mulai kedengaran agak gemetar dia merasa hal
ini mearupakan suatu kejadian yang tak mungkin.
Mendadak dari sisi tubuhnya bergema suara Ong Bun
kim yang sedang berkata dengan suara dingin.
"Benar, perkataanmu Yu leng lojin, ia telah berhasil
membebaskan diri dari pengaruh pil Hian sim wan milikmu
itu" Mendengar perkataan itu dengan paras muka berubah
hebat Yu leng lojin membalikkan tubuhnya, terlihat olehnya
bahwa puluhan jago Yu leng bun yang didampinginya itu
telah berada didalam kepungan musuh yang jumlahnya
beberapa kali lipat lebih besar dari jumlah kawanan
jagonya. Menyaksikan kesemuanya itu, paras muka Yu leng lojin
segera berubah menjadi pucat pias seperti mayat.
Ong Bun kim segera tertawa dingin ujarnya.
"Yu leng lojin, tidak kau sangka bukan bakal menjumpai
keadaan seperti ini?"
Paras muka Yu leng lojin berubah menjadi kehijauhijauan.
peristiwa yang berlangsung dihadapannya sekarang
benar-benar diluar dugaannya, kenyataan tersebut membuat
perasaannya menjadi terkejut bercampur bergetar keras.
Ong Bun kim tertawa dingin, kembali ujarnya:
"Yu leng lojin, sepanjang hidupmu kau selalu
mempergunakan siasat busuk untuk mencelakai orang, tak


Setan Harpa Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kau sangka bukan akhirnya bakal termakan oleh siasat
busukmu sendiri." Ditengah pembicaraan tersebut, selangkah demi
selangkah pelan-pelan la berjalan mendekati Yu leng lojin.
Tiba-tiba Yu leng lojin membentak keras, tubuhnya
melompat kedepan dan secepat kilat berusaha melarikan
diri melalui jalan semula.
Dengan cekatan Thia Eng munculkan diri dari tempat
persembunyiannya, seraya menghadang jalan perginya, dia
membentak keras. "Yu leng lojin, kau anggap masih mampu melarikan diri
dari hadapan kami?" Ditengah bentakan tersebut, sebuah pukulan dahsyat
segera dilontarkan kedada Yu Leng Lojin.
Sebagaimana diketahui Yu Ieng lojin sudah menderita
luka dalam yang cukup parah akibat dari pukulan dahsyat
yang dilontarkan Tan Liok, sudah barang tentu dalam
keadaan seperti ini, kelihayannya juga jauh berkurang.
Buru-buru dia menangkis datangtnya serangan yang
dilancarkan roleh Thia Eng tersebut...
"Blaaam!" ditengah benturan nyaring, kuda-kudanya
menjadi tergempur dan tak tahan tubuhnya segera mundur
puluhan langkah dengan sempoyongan.
Paras muka Yu leng lojin berubah menjadi keabu-abuan,
sekarang ia benar-benar mati kutunya.
Ong Bun kim segera tertawa dingin, ejeknya.
"Yu leng lojin. kau tak akan berhasil melarikan diri dari
tempat ini dalam keadaan selamat!"
"Belum tentu!" sahut Yu leng lojin sambil tertawa dingin
pula, sekalipun keadaan yang terbentang didepan mata
sudah tidak menguntungkan baginya, namun dia enggan
untuk mengakui kelemahan tersebut.
"Yu-leng lojin. saatmu untuk melakukan kejahatan telah
berakhir, hari ini serahkan saja selembar jiwa anjingmu
kepada kami!" Begitu selesai berkata, Ong Bun-kim segera
menggerakkan tubuhnya dan menerjang ke arah Yu-leng
lojin, pedang Sin-kiam diputar kencang dan langsung
dibabat ke atas tubuh lawan.
Berbareng waktunya ketika Ong Bun-kim mengayunkan
pedang sin-kiam untuk menyerang Yu-leng lojin, puluhan
orang anggota Yu-leng-bun yang berada disekitar tempat
itupun segera menerjang pula ke depan sambil melancarkan
serangan. Mendadak terdengar suara bentakan keras yang
memekikkan telinga berkumandang memecahkan
keheningan, beratus orang jago dari Sin kian-bun bagaikan
gelombang besar disamudra serentak menyerbu pula ke
dalam arena pertempuran. Kawanan jago dari Yu-leng-bun jumlahnya hanya
mencapai puluhan orang saja, mana mungkin mereka bisa
menandingi serbuan dari jago-jago Sin-kiam-bun yang telan
diliputi oleh hawa napsu membunun itu"
Dalam waktu singkat, jeritan demi jeritan ngeri bergema
memecahkan keheningan. Dengan suatu gerakan cepat, mendadak Thia Eng
menyerbu ke hadapan Yu-leng lojin sambil membentak
keras: "Yu leng lojin, serahkan jiwa anjingmu!"
Sebuah pukulan dahsyat segera dilontarkan ke depan.
Dikala Thia Eng melepaskan serangannya itu, suara
bentakan lain bergema pula, Lu Hong dengan gerakan
tubuh yang amat cepat telah menubruk ke muka sambil
melancarkan serangan. Sesudah Lu Hong turun tangan, Ong Bun kim, Giok-binhiap
Iblis cantik pembawa maut, Tay-khek cinkun bersamasama
maju pula ke depan melakukan serangan berantai.
Bayangkan saja betapa cepat dan lihaynya serangan dari
beberapa orang itu, jangan toh Yu-leng lojin memang sudah
terluka dan tak tahan, sekalipun seorang jago yang memiliki
kepandaian silat beberapa kali lipat lebih hebat pun tak akan
tahan juga. Didalam keadaan seperti ini, tentu saja tiada waktu atau
kesempatan lagi baginya untuk melepaskan racun.
Dengusan tertahan berkumandang memecahkan
keheningan, sebuah pukulan dahsyat dari Thia-Eng telah
menghajar telak ditubuh Yu leng lojin.
Menyusul kemudian cahaya tajam berkilauan membelah
angkasa, pedang Sin kiam dari Ong-Bun kim meluncur pula
kedepan dengan kecepatan luar biasa.
Jeritan ngeri yang menyayatkan hati segera bergema
memenuhi angkasa, tahu-tahu dada Yu leng lojin sudah
tertusuk oleh pedang Sin kiam tersebut sehingga tembus ke
punggungnya. Tidak banyak mengerang lagi, tewaslah gembong iblis
yang berhati keji Ini dalam keadaan mengerikan, akhirnya
dia harus mati juga diujung pedang Sin kiam.
Iblis cantik pembawa maut segera menggeledah
tubuhnya dan mengambil kembali kitab pusaka Hek mo
keng tersebut. Beginilah akhir dari seorang manusia yang berhati busuk,
siapa berbuat mulia dia akan memperoleh kebajikan, siapa
berbuat jahat dia akan memperoleh hukuman.
Rasa dendam dan benci Iblis cantik pembawa maut,
Dewi mawar merah, Hian Ih lihiap dan Tan Liok terhadap
Yu leng lojinm tampaknya belum terlampiaskan semua,
secara beruntun mereka lancarkan beberapa pukulan
dahsyat ke atas tubuhnya sehingga gembong iblis tua yang
banyak melakukan kejahatan itu harus mati dengan tubuh
yang hancur tak karuan. Suara bentakan mulai mereda.
Hawa napsu membunuhpun pelan-pelan makin
menghilang. Puluhan jago Yu leng bun yang bterlibat dalam
dpertarungan senagit itu akhirnyba berhasil dibasmi sampai
habis. Dengan suara dingin Ong Bun kim berkata.
"Pentolan Iblis yang banyak melakukan kejahatan telah
lenyap dari muka bumi. dunia penilaian pun untuk
sementara waktu akan menjadi aman dan tentram."
Tan Liok mendongakkan kepalanya teriaknya seram.
"Haaahh....haaahhh... haaahh... Yu-leng lojin, akhirnya
kau mampus juga...."
Mendadak... Dia mengangkat tangan kanannya ke udara lalu dibabat
keatas ubun-ubun sendiri.
Menyaksikan kejadian itu. dengan suara keras Ong Bun
kim segera membentak: "Hu-buncu..." Dia melompat kedepan dan menyambar tangan kanan
Tan Liok, sayang tindakannya itu terlambat selangkah.
Jeritan ngeri yang menyayatkan hati segera
berkumandang memecahkan keheningan.
Tan Liok dengan batok kepala yang hancur serta isi
benak yang berceceran diatas tanah tergeletak mati diatas
tanah. Semua orang menjadi terkesiap dibuatnya oleh peristiwa
berdarah ini.... Dengan suara keras dan mendekati histeris, Tan Hong
hong berteriak keras. "Ayah..." Dia melompat kedepan dan menubruk kedalam pelukan
Tan Liok kemudian, menangis tersedu-sedu.
Tan Liok menghantam batok kepala sendiri untuk
membunuh diri, kejadian mi benar-benar merupakan suatu
peristiwa yang jauh diluar dugaan siapapun juga, sehingga
untuk beberapa saat lamanya segenap jago yang berada
dalam ruangan itu menjadi tertegun dan berdiri kaku seperti
patung patung arca. Air mata jatuh bercucuran membasahi seluruh wajah
Ong Bun-kim. bisiknya dengan pedih:
"Oooh Thian, ia benar-benar menghabisi nyawa sendiri
untuk menebus dosanya itu."
"Yaa. dia memang menghabisi nyawa sendiri untuk
menebus dosa-dosanya terhadap perguruan."
Ia telah dicelakai oleh Yu leng lojin dan melakukan
pembantaian terhadap puluhan orang anggota
perguruannya, sekalipun kejadian ini berlangsung karena
ada sebab musababnya, namun kejadian ini tetap amat
menyakitkan hatinya, sebab itu dia menggunakan darah
dan jiwanya buntuk menebus ddosa-dosanya itua.
Titik air matba jatuh berlinang hampir di seluruh wajah
para jago yang hadir disana, peristiwa tersebut memang
merupakan suatu kejadian yang amat mengharukan sekali.
Tiang seng lojin segera menepuk bahu Tan Hong hong
sambil hiburnya lembut. "Nona Tan.... ooh, Buncu hujin! Harap jangan bersedih
hati, sekalipun ayahmu te ah melakukan kehilafan terhadap
perguruan, akan tetapi iapun berjasa besar karena telah
selamatkan perguruan Sin kiam bun dari kehancuran...
untuk menebus dosanya terhadap anggota perguruan yang
tewas di-tangannya, ia tak segan-segan menghabisi jiwanya
sendiri, perbuatannya ini benar2 merupakan suatu
perbuatan yang sangat mulia dan agung.....!"
Ong Bun kim yang berada disampingnya, buru-buru
turut menghibur pula dengan suara lembut:
"Niocu! Harap kau jangan terlalu bersedih hati. sekalipun
ia telah tiada, namun kesetiaan serta jiwa ksatrianya akan
selalu berada dalam kalbu setiap orang...."
Tiba-tiba Tan Hong hong menubruk kedalam pelukan
Ong Bun kim dan menangis tersedu-sedu.
Selang beberapa saat kemudian Ong Bung kim baru
berseru dengan suara lantang.
"Thia congkoan!"
"Tecu siap !" "Gunakan upacara yang paling megah dan paling besar
untuk penguburan jenasah Hu buncu, sekarang bawalah
layonnya kembali ke dalam perguruan.."
"Baik !" Thia Eng segera membopong jenazah Tan Lok dan
pelan-pelan rombongan itupun kembali kegua Bu cing tong.
Tiba-tiba Dewi mawar merah berjalan mendekati Ong
Bun kim, kemudian bisiknya.
"Adik Ong, Ada apa?"
Ong Bun kim memandang sekejap wajah Dewi mawar
merah ketika menyaksikan mimik mukanya yang penuh
diliputi oleh rasa sedih itu, dia menjadi agak tertegun.
"Aku hendak pergi dari sini." bisik Dewi mawar merah
dengan suara pedih. "Kenapa" Kenapa kau hendak pergi dari sini" Apa yang
telah terjadi" Katakan kepadaku."
"Aku tak ingin berdiam terlalu lama ditempat ini, sebab
keadaan tersebut hanya akan menambah kesedihan dalam
hatiku saja... maka lebih baik aku pergi saja dari tempat
ini?" "Kau merasa sedih..." Katu merasa sedih..." Kenapa"
Kenapa kau bersedih hati?"
"Yaa, aku merasa amat pedih!"
Mendadak Ong Bun kim seperti memahami akan
sesuatu, dia segera berseru.
"Ooh... mengerti aku sekarang, apakah disebabkan kau
mencintai Thia congkoan?"
Dewi mawar merah menunduk dengan tersipu-sipu, lalu
dengan wajah agak memerah dia mengangguk.
"Yaa, benar!" Ong Bun kim segera tertawa lebar setelah menyaksikan
pengakuan gadis tersebut.
"Andaikata kau memang mencintai Thia congkoan,
mengapa kau harus pergi dari sini?"
"Sebab.... sebab dia tidak mencintai diriku, lagi pula dia
telah mempunyai dua orang istri aai..."
"Seandainya kau bersedia untuk mempunyai seorang
suami secara bersama sama dengan mereka, tak ada
salahnya kalau aku akan menjadi mak comblang bagimu."
"Aku kuatir mereka justru tak sudi untuk-menerima
kehadirannya ini.." Belum habis ucapan tersebut, mendadak dari belakang
tubuhnya terdengar suara Lu Hong sedang berkata:
"Semenjak berada didalam jeram Sian siu tian tempo
hari, aku sudah mengetahui kalau kau mencintai Thia
congkoan, nona Yap kau tak usah pergi dari sini!
Bagaimana kalau persoalan ini serahkan saja
penyelesaiannya ditanganku?"
Dewi mawar merah tidak menyangka kalau Lu Hong
yang berada dibelakang tubuhnya sempat mendengarkan
pembicaraannya itu, kontan saja wajahnya berubah menjadi
merah padam seperti kepiting rebus.
Lu Hong segera maju ke depan dan menggenggam
tangannya erat erat, kemudian katanya:
"Enci Yap, mari kita masuk!"
Dengan mulut membungkam Dewi mawar merah
mengangguk, kemudian bersama Lu Hong masuk kedalam
gua. Suasana diluar gua Bu cing tong pulih kembali dalam
keheningan. Disana berbaring empat puluhan sosok mayat, mayatmayat
tersebut melambangkan suatu kematian, juga
melambangkan suatu kedamaian setelah lewatnya suatu
pertempuran berdarah. Tapi benarkah dunia persilatan bisa tenang dan damai
untuk selamanya... Sampai disini pula cerita "Setan Harpa" ini, semoga
pembaca sekalian bisa puas dengan cerita tersebut.
TAMAT Pendekar Pengejar Nyawa 23 Naga Naga Kecil Kisah Para Naga Di Pusaran Badai Karya Marshall Memanah Burung Rajawali 20
^