Si Racun Dari Barat 1
Si Racun Dari Barat See Tok Ouw Yang Hong Tay Toan Karya Jin Yong Bagian 1
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
DINO Presents Karya Jin Yong (Chin Yung)
Dengan Judul : Si Racun Dari Barat
See Tok Ouw Yang Hong Tay Toan
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Bab 1 Orang selalu berlalu lalang dari Selatan ke Utara, buku merupakan harta yang tak ternilai, jalanan berliku-liku penuh bahaya.
Konon pada Dinasti Tay Song, ketika Siauw Cong naik tahta, terjadi peperangan di perbatasan. Pasukan Kini (Tatar) menyerbu ke dalam perbatasan Kerajaan Tay Song, sehingga menduduki beberapa wilayah kerajaan Song, menimbulkan kesengsaraan para rakyat jelata.
Di daerah Selatan panorama sangat indah. Di sana terdapat tempat pelesiran dan rumah makan mewah, maka tidak heran daerah itu amat ramai. Di kotaraja, para pejabat dan hartawan hidup bersenang dengan minuman keras serta makanan lezat, sedangkan di jalanan justru terdapat begitu banyak mkyat jelata yang menderita, menahan lapar dan kedinginan.
Konon ketika Kaisar Kauw Cong melalui sebuah sungai di daerah selatan, pernah mencetuskan sumpah akan menghancurkan pasukan Kim (Tatar). Maka rakyat pun bersatu hati menghancurkan pasukan Kim yang menyerbu ke dalam perbatasan Kerajaan Tay Song.
Memang tidak begitu sulit melaksanakan itu, sebab di dalam istana terdapat seorang menteri bernama Lie Kang yang amat setia, sedangkan di perbatasan terdapat seorang jenderal yang amat gagah berani bernama Gak Hui.
Kalau mereka bersungguh hati untuk menghancurkan pasukan Kim, bukankah pasukan Kim yang menduduki beberapa wilayah Kerajaan Tay Song dapat diusir sekaligus dihancurkannya"
Akan tetapi, di dalam istana justru terdapat seorang menteri dorna, sehingga membuat Kerajaan Tay Song menjadi berantakan.
Sedangkan kaisar hanya tahu bersenang-senang dengan para selir yang cantik jelita. Sudah barang tentu Kerajaan Tay Song menjadi bobrok tidak karuan, rakyat jelata sengsara dan menderita.
Secara tidak langsung, kotaraja telah berubah menjadi kota
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
pelesiran. Para pejabat dan para hartawan bersenang-senang siang malam, sebaliknya rakyat jelata hidup menderita dan kelaparan.
Di sudut sebuah jalanan, terdapat sebidang tanah yang amat luas dan di sana tampak beberapa buah gubuk yang keadaannya sangat memperihatinkan.
Di depan salah satu gubuk itu, terlihat belasan orang mengerumuni seseorang. Orang itu memakai jubah panjang yang dibikin dari bahan kasar. Dia sedang bercerita dan bernyanyi, tangannya menggenggam dua potong belahan bambu, sekaligus membunyikannya mengiringi suara nyanyiannya.
Belasan orang mendengarkan dengan mulut ternganga lebar, bahkan beberapa orang tampak terbelalak pula, sedangkan orang itu terus bernyanyi.
Sejak dahulu para menteri setia pasti mati penasaran, menteri dorna yang hidup senang dan mewah.
Menteri setia mati meninggalkan nama harum, menteri dorna mati meninggalkan nama busuk.
Perang di sungai, membunuh musuh dua ribu orang/ Tentara Kim berjumlah empat laksa, tentara Song hanya ratusan, tapi dapat melawan pasukan Kim. Begitu mendengar nama Gak Hui, pasukan Kim sudah gentar. Pasukan Kim mengakui akan kegagahan Jenderal Gak Hui. . .
Mendengar sampai di situ, para pendengar langsung bertepuk tangan sambil berseru.
"Bagus! Bagus!"
Sungguh mengherankan, orang itu dan para pendengar berani mencela kebusukan menteri dorna! Padahal ketika itu, siapa yang berani mencela para pejabat, pasti ditangkap dan langsung dijatuhi hukuman berat. Sementara orang yang bernyanyi itu melanjutkan.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Menteri dorna Cing Kwei memfitnah Jenderal Gak Hui di hadapan kaisar, sehingga Gak Hui yang gagah berani dijatuhi hukuman mati .
. . Ketika orang itu bernyanyi sampai di situ, mendadak terdengar suara bentakan sengit.
"Orang bermarga Cing, aku sudah buta bersahabat denganmu!
Menteri dorna Cing Kwei berpihak pada musuh demi hidup senang dan mewah! Aku tidak menyangka orang marga Cing berakhlak seperti itu!"
Orang yang membentak sengit itu adalah teman baik orang bermarga Cing tersebut. Orang bermarga Cing diam saja sebab Cing Kwei memang menteri dorna, sedangkan dia bermarga Cing.
Setelah orang itu membentak, yang lain pun menatap gusar kepada orang bermarga Cing tersebut.
"Hajar dia! Orang marga Cing memang harus mampus!"
Terdengar suara seruan di sana-sini. Di saat bersamaan, mendadak terdengar suara tawa dingin.
Pada hal saat itu, hati semua orang sedang panas, namun suara tawa dingin itu membuat hati semua orang berubah dingin seketika.
Kemudian terdengar salah seorang membentak.
"Siapa" Siapa yang tertawa" Cepat tampil untuk bicara!"
Wajahnya berseri tapi kelihatan angkuh sekali.
Dia memandang semua orang yang berada di situ, kemudian berkata dengan suara lantang.
"Kelihatannya hati kalian telah tergerak semua!"
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Siapa kau?" tanya salah seorang dari mereka yang berkerumun.
Orang itu sama sekai tidak memandang sebelah mata pun kepada orang yang bertanya. Dia menyahut dengan angkuh.
"Siapa aku, tidak perlu kau tahu!"
Orang yang bertanya diam seketika, tapi semua orang yang berada di situ mulai memperhatikan orang yang berbicara itu.
Orang tersebut berusia dua puluhan. Wajahnya tampan tapi kelihatan lemah seperti seorang sastrawan. Tangannya memegang sebuah kipas dan memakai jubah panjang warna abu-abu. Semua orang tertegun menyaksikannya, dan dalam hati mereka memuji akan ketampanannya.
Berselang sesaat, salah seorang memandangnya seraya bertanya.
"Setelah kau mendengar Tay Song menghancurkan pasukan Kim, kenapa kau kelihatan acuh tak acuh?"
Orang itu tertawa, lalu menyahut.
"Memang bagus cerita itu, namun tidak perlu dibanggakan. Tay Song melaksanakan sesuatu, setelah Kaisar Kauw Cong menyeberang sungai, sudah tiada yang berharga untuk diceritakan lagi. Aku justru tidak habis berpikir, kalian semua hanya bisa menceritakan Tay Song, bahkan pandai mengeritik pihak lain pula!"
Usai orang itu menyahut, tampak seorang berbadan gemuk berteriak dengan gusar.
"Sungguh penasaran! Sungguh penasaran!"
Salah seorang yang berdiri di sisinya segera bertanya.
"Kenapa kau penasaran?"
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Jelas Kerajaan Tay Song punya pahlawan dan jenderal yang gagah berani, tapi orang itu malah bilang tidak perlu dibanggakan.
Bukankah itu sungguh keterlaluan?" jawab si Gemuk.
Ketika berbicara, si Gemuk mengangkat kedua tangannya saking nafsunya. Tampak sepasang tangannya berwana hitam, pertanda dia ahli ilmu pukulan Hek Sah Ciang (Pukulan Pasir Hitam).
Apa yang dikatakan si Gemuk tadi memang benar, maka semua orang langsung menatap pemuda tampan itu dengan bengis, seakan ingin menelannya bulat-bulat
Semula orang yang bercerita itu juga merasa gusar terhadap pemuda tampan tesebut. Dia berharap semua orang menghajarnya.
Namun kini menyaksikan semua orang kelihatan begitu gusar, dia khawatir akan terjadi sesuatu. Karena itu, dia segera berkata untuk menenangkan semua orang.
"Apa yang dikatakan pemuda ini juga ada benarnya. Tay Song kita memang sudah bobrok, tidak heran dia mengatakan begitu."
Dia bermaksud baik, yakni ingin menenangkan semua orang. Namun ketika dia baru mau melanjutkan ceritanya, mendadak si Gemuk membentak gusar.
"Kau kira di bawah kaki kaisar, sudah boleh bicara sembarangan?"
Semua orang langsung membungkam dan berpikir, mungkin si Gemuk adalah perwira dalam istana, maka berani membentak begitu.
Akan tetapi, pemuda tampan itu malah tertawa dingin dan memandang si Gemuk seraya bertanya.
"Siapa kau?" Si Gemuk memang berharap pemuda tampan itu bertanya demikian, karena itu, dia tertawa gelak, lalu menyahut.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Siapa aku" Aku justru adalah pengawal dalam istana, Tiat Ciang (Pukulan Tangan Besi) Sui Peng!"
Orang tersebut tahu namanya cukup terkenal di dalam atau di luar istana, maka dia memandang remeh terhadap pemuda itu.
"Sebetulnya siapa kau?" bentaknya.
Pemuda itu tertawa nyaring, lalu menyahut.
"Aku adalah orang yang tak terkenal. Maka kalaupun aku beritahukan, kau pasti tidak akan tahu."
Tiat Ciang Sui Peng manggut-manggut, kemudian membusungkan dada sambil berkata besar.
"Tentunya kau bukan orang yang terkenal, sebab aku tidak mengenalmu! Dalam istana hingga dunia persilatan, aku banyak mengenal orang terkenal, maka bagaimana aku tidak tahu tentang dirimu" Aku yakin kau bukan warga kotaraja! Sebetulnya kau berasal dari mana?"
Pemuda itu tidak menjelaskan, hanya tertawa ringan seraya berkata.
"Memang benar, aku bukan warga kotaraja, melainkan datang dari daerah lain."
Tiat Ciang Sui Peng bergirang dalam hati mendengar itu. Pemuda itu datang dari daerah lain, maka sudah pasti bukan sanak famili pejabat tinggi kotaraja, karena itu, nyali orang tersebut menjadi besar.
Dadanya terangkat sedikit, kemudian tertawa seraya berkata.
"Baik, sebut namamu!"
"Tidak apa-apa kuberitahukan padamu, aku berasal dari Tho Hoa To (Pulau Bunga Persik) di Tong Hai (Laut Timur). Mengenai namaku, kau juga ingin mengetahuinya?" sahut pemuda itu acuh tak acuh.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Pemuda itu memberitahukan tempat tinggalnya, membuat Tiat Ciang Sui Peng mengira dia takut kepadanya, maka timbullah pikiran jahat, ingin menangkap pemuda itu untuk dijebloskan ke dalam penjara, lalu menghukum mati padanya!
Setelah timbul pikiran jahatnya, Tiat Ciang Sui Peng mendengus dingin dan membentak.
"Hei! Aku bertanya, sebetulnya siapa namamu?"
Pemuda itu mengerutkan kening, sama sekali tidak menyahut, hanya tertawa dingin.
Tiat Ciang Sui Peng tampak gusar sekali, lalu membentak lagi.
"Cepat beritahukan namamu!"
Pemuda itu tersenyum dingin, kemudian menyahut dengan hambar.
"Namaku Oey Yok Su!"
Tiat Ciang Sui Peng tertegun dan terheran-heran mendengar nama pemuda itu. Kemudian dengan mata agak terbelalak dia bertanya.
"Sapa namamu" Oey Yok Su" Kau Yok Su (Ahli Obat) apa" Kau mirip seorang sastrawan, bagaimana mungkin kau adalah Yok Su" Apakah kau tukang obat keliling?"
Tiat Ciang Sui Peng salah menduga. Dia tidak tahu bahwa Tho Hoa To di Tong Hai merupakan tempat yang amat terkenal di kolong langit, dan Oey Yok Su adalah majikan pulau itu. Salah seorang dari lima pesilat tangguh dalam dunia persilatan, ilmu silat Pulau Tho Hoa To merupakan aliran tersendiri, sama terkenalnya dengan Ong Tiong Yang, ketua Coan Cin Kauw dan Toan Hong Ya dari Tayli. Akan tetapi, sungguh sayang sekali. Tiat Ciang Sui Peng merupakan pengawal rendahan dalam istana, sama sekali tidak tahu pesilat tangguh dalam dunia persilatan. Tidak heran ketika mendengar nama Oey Yok Su, malah mentertawakannya.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Wajah Oey Yok Su berubah tak sedap dipandang, lalu dia tertawa dingin seraya berkata.
"Tidak salah, namaku memang mirip tukang obat keliling. Aku adalah tukang obat, tentunya tidak melanggar hukum yang berlaku di kotaraja. Ya, kan?"
Pada hal sesungguhnya, Oey Yok Su sudah berkata sungkan terhadap Tiat Ciang Sui Peng, sebab di sini bukan Pulau Tho Hoa To, melainkan adalah kotaraja.
Akan tetapi, Tiat Ciang Sui Peng justru tidak tahu diri, bahkan juga tidak tahu bahwa Oey Yok Su sudah naik darah, dia malah membentak.
"Hei! Kau tukang obat, kenapa berani tertawa dingin di hadapanku?"
Kening Oey Yok Su langsung berkerut. Seandainya dia mau menyudahi urusan itu, cukup baginya berkata sungkan. Namun dia adalah Oey Yok Su, majikan Pulau Tho Hoa To, sudah pasti tidak akan membiarkan Tiat Ciang Sui Peng bertingkah di hadapannya.
Oleh karena itu, Oey Yok Su tertawa dingin lagi dan berkata.
"Aku tertawa dingin lantaran melihat orang-orang Tay Song menganggap dirinya amat setia kepada kerajaan! Tapi sesungguhnya cuma bersifat seperti kaum wanita, melihat tanah Kerajaan Tay Song akan jatuh ke tangan suku Kim, namun masih dapat bersabar seakan tiada urusan! Di sini hanya terdengar cerita akan kegagahan orang-orang Tay Song, mengapa tidak menceritakan kebusukan menteri Cing Kwei, serta kebobrokan Kerajaan Tay Song, juga tidak menceritakan Tay Song harus mempersembahkan upeti-upeti kepada Bangsa Kim" Itu disebabkan apa?"
Semua orang yang mendengar kata-kata itu, bersorak penuh kegirangan. Mereka sama sekali tidak menyangka, bahwa pemuda yang tampak lemah itu ternyata begitu berani. Semula semua orang
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
amat gusar kepadanya, tapi kini justru malah menaruh hormat karena keberaniannya itu.
Akan tetapi, orang yang di hadapan pemuda itu adalah pengawal dalam istana, tentunya pemuda itu akan celaka.
Namun di saat semua orang mencemaskannya, Oey Yok Su malah tertawa dingin, sudah barang tentu membuat Tiat Ciang Sui Peng melotot.
"Baik, kau sungguh berani! Kalau begitu, kau harus mampus di dalam penjara!"
Usai berkata, Tiat Ciang Sui Peng memukul meja yang berada di sisinya.
Bukan main terkejutnya semua orang, ternyata Tiat Ciang Sui Peng berkepandaian tinggi, sebab meja yang dipukulnya menimbulkan bekas telapak tangannya berwarna hitam, kelihatannya seperti hangus terbakar. Apabila pukulan itu menghantam Oey Yok Su, bukankah nyawa pemuda itu akan melayang"
Namun Oey Yok Su tidak tampak terkejut, hanya tertegun memandang Tiat Ciang Sui Peng sambil tertawa dan tangannya mengusap-usap meja tersebut sambil berkata.
"Tuan, mengapa harus merusak meja ini?"
Oey Yok Su mengusap meja itu perlahan, namun meja itu justru telah berubah rata. Melihat kejadian itu, semua orang berseru.
"Lihat! Lihat! Lihat meja itu!"
Ternyata Oey Yok Su memperlihatkan kungfu tingkat tinggi. Walau tangannya mengusap begitu perlahan, namun bekas telapak tangan Tiat Ciang
Sui Peng di meja itu telah hilang, rata seperti semula.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Seandainya Tiat Ciang Sui Peng berpengalaman, pasti tahu bahwa itu merupakan kungfu tingkat tinggi, maka dia harus tahu diri dan segera mundur.
Akan tetapi, orang tersebut justru berpengalaman cetek dan berpengetahuan dangkal, lagi pula menganggap dirinya adalah pengawal dalam istana, sehingga selalu berlaku sok, tidak ingat akan suatu pepatah, bahwa di luar langit masih ada langit, di atas gunung masih terdapat gunung lain.
Ketika menyaksikan perbuatan Oey Yok Su, dia malah tampak gusar sekali, dan membentak keras.
"Kau berani mempermainkanku?"
Biasanya tiada seorang pun berani bersikap demikian terhadapnya, karena itu, kegusarannya sudah tak tertahan lagi, dan dia langsung menggerakkan sepasang tangannya untuk menyerang Oey Yok Su.
Oey Yok Su sama sekali tidak bergerak, juga tidak memperdulikannya, hanya berdiri diam di tempat, tapi keningnya berkerut-kerut.
Sedangkan Tiat Ciang Sui Peng hanya menggunakan tujuh bagian tenaganya karena tidak bermaksud membunuh Oey Yok Su, hanya ingin menghajarnya.
Orang-orang langsung menyingkir, karena pukulannya menimbulkan angin yang menderu-deru.
Perlu diketahui, Tiat Ciang Sui Peng memang mahir ilmu pukulan Tiat Sah Ciang (Ilmu Pukulan Pasir Besi).
Ketika semua orang menyaksikan pukulannya, segera bertepuk tangan memujinya, itu agar Tiat Ciang Sui Peng merasa puas.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Ternyata benar, orang tersebut merasa girang. Dia yakin namanya akan lebih terkenal, sebab semua orang pasti akan menyebar luaskan tentang kejadian itu.
Lagi pula dia pun mempunyai alasan tertentu untuk menghajar Oey Yok Su, karena Oey Yok Su berani menghina kaisar.
Berpikir sampai di situ, Tiat Ciang Sui Peng semakin merasa puas, sehingga membuatnya ingin merobohkan Oey Yok Su dalam sekali pukul.
Sedangkan Oey Yok Su tetap berdiri diam di tempat, kelihatannya seperti tidak berani melawan, dan itu sungguh mencemaskan semua orang. Sungguh sial pemuda yang berasal dari Pulau Tho Hoa To itu, hari ini dia pasti celaka di tangan Tiat Ciang Sui Peng! Pikir semua orang. Kalau tidak mati, dia pun pasti akan terluka parah!
Tiat Ciang Sui Peng tidak tahu, bahwa Oey Yok Su masih berusaha mengendalikan diri. Sebaliknya dia malah ingin memamerkan kepandaiannya, agar namanya lebih terkenal.
Oey Yok Su mundur, tapi Tiat Ciang Sui Peng terus menyerangnya.
Itu membuat Oey Yok Su terpaksa mundur dan terus mundur, akhirnya punggungnya membentur tembok, maka dia sudah tidak bisa mundur lagi.
Di saat itulah dia memandang Tiat Ciang Sui Peng, lalu tertawa seraya berkata dengan lantang.
"Baiklah! Kegusaranmu telah dilampiaskan. Dari tadi kau terus menyerangku, tapi aku sama sekali tidak membalas! Kini sudah cukup kau menyerang, aku pun sudah harus pergi!"
Semua orang langsung bersoraksorai. Mereka sudah melihat jelas, bahwa Oey Yok Su memiliki kungfu tingkat tinggi. Kalau tidak, bagaimana mungkin dia tidak terluka ketika terkena pukulan Tiat Ciang Sui Peng"
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Seandainya semua orang tidak bersorak-sorai, mungkin Tiat Ciang Sui Peng akan menyudahi urusan itu. Namun dikarenakan semua orang bersorak-sorai, kelihatannya seakan memuji Oey Yok Su, itu membuat Tiat Ciang Sui Peng menjadi penasaran sekali. Sebab dari tadi dia terus menyerang dan memukul, tapi Oey Yok Su tidak membalas dan tidak tampak terluka, maka Tiat Ciang Sui Peng menganggap semua orang sedang men t er lawakannya.
Di saat bersamaan, terdengar seseorang berkata sambil tertawa, sehingga membuat Tiat Ciang Sui Peng bertambah penasaran dan kegusarannya pun memuncak.
"Memukul tak kena malah kelelahan! Ha ha ha . . .!"
Sesungguhnya saat itu, semua orang memang ingin melihat Oey Yok Su menghajar Tiat Ciang Sui Peng, karena para pengawal dalam istana, selalu bertindak sewenang-wenang terhadap rakyat jelata.
Sementara Tiat Ciang Sui Peng menatap Oey Yok Su dengan mata melotot, kemudian mendadak menyerang lagi dengan pukulan dahsyat.
Sedangkan Oey Yok Su sudah tidak bisa mundur, maka terpaksa mengangkat sebelah tangannya untuk menangkis pukulan Tiat Ciang Sui Peng.
Plak! Terdengar suara benturan. Tiat Ciang Sui Peng terhuyung-huyung ke belakang beberapa langkah. Sepasang matanya yang melotot bertambah melotot, namun mulutnya menutup rapat.
Bukan main terkejutnya Tiat Ciang Sui Peng. Dia tahu dirinya telah terluka dalam, sebab dadanya terasa sakit sekali. Maka dia tidak berani membuka mulut, sebab apabla membuka mulut, pasti menyemburkan darah segar. Itu membuatnya mengeluh dalam hati.
"Habislah! Tak kusangka akan kalah di tangan pemuda berasal dari Pulau Tho Hoa To! Aku memperoleh ilmu pukulan Tiat Sah Ciang
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
dari partai Tiat Sah Ciang, tapi justru dilukai oleh pemuda ini, selanjutnya bagaimana aku menaruh kakiku di kotaraja lagi?"
Sambil menahan rasa sakit di dadanya, dia terus melotot i Oey Yok Su, namun nyalinya telah ciut.
Pemuda itu berkepandaian begitu tinggi. Sebetulnya tempat apa Pulau Tho Hoa To itu" Kepandaiannya begitu tinggi, dia berasal dari partai mana"
Tiat Ciang Sui Peng bertanya dalam hati. Setelah rasa sakit di dadanya agak berkurang, barulah dia berkata dengan lemah.
"Kepandaian Anda sungguh tinggi, di luar dugaanku. Aku tun . . ."
Karena membuka mulut berbicara, akhirnya Tiat Ciang Sui Peng memuntah darah segar.
Semua orang tahu, Tiat Ciang Sui Peng sudah terluka parah. Betapa kagumnya mereka terhadap Oey Yok Su, sebab yang menyerang adalah Tiat Ciang Sui Peng, sedangkan Oey Yok Su cuma mundur dan akhirnya menangkis, tapi justru tangkisannya membuat Tiat Ciang Sui Peng terluka parah. Kalau tidak menyaksikan dengan mata kepala sendiri, siapa pun tak akan percaya.
Tiat Ciang Sui Peng tahu apabila saat ini tidak pergi, tentunya akan memperoleh ejekan dari semua orang. Oleh karena itu, dia segera berjalan pergi dengan sempoyongan.
Semua orang tahu dia sudah terluka parah, maka membiarkannya pergi tanpa mengejeknya.
Akan tetapi, ketika Tiat Ciang Sui Peng baru berjalan beberapa langkah, mendadak terdengar suara bentakan.
"Berhenti!" Apa boleh buat, Tiat Ciang Sui Peng terpaksa berhenti. Ternyata yang membentak itu adalah Oey Yok Su. Karena hawa kegusarannya belum reda, dia berkata dengan lantang.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Sui Peng, katakanlah! Kau orang Tay Song, namun bukankah seorang tolol?"
Tiat Ciang Sui Peng tidak dapat menyahut, hanya melototi Oey Yok Su dengan mulut membungkam.
Semua orang saling memandang. Sudah barang tentu suasana di tempat itu berubah menjadi hening sekali. Akan tetapi tiba-tiba terdengar suara sahutan.
"Omitohud! Kalau Sui Tayjin berniat bertobat Oey Siauhiap juga harus mengampuninya! Hud Couw (Sang Buddha) pun pernah melakukan kekeliruan, apalagi orang awam?"
Semua orang tersentak, tidak menyangka akan ada orang menyahut. Mereka segera menoleh, ternyata yang menyahut itu adalah seorang padri muda, wajahnya agak merah dan tampan, tampak lembut dan welas asih.
Oey Yok Su menatap padri muda itu, dan seketika tahu bahwa dia bukan merupakan padri biasa.
"Apakah padri ingin memberi petunjuk kepadaku?" tanyanya sambil tertawa dingin.
Saat ini, orang belum tahu bahwa ilmu silat Pulau Tho Hoa To yang di laut Timur amat tinggi. Sudah barang tentu kaum rimba persilatan pun tidak tahu dan tidak kenal akan Oey Yok Su, majikan pulau tersebut, hanya tahu dalam dunia persilatan terdapat seorang tosu muda dari Coan Cin Kauw bernama Ong Tiong Yang, berkepandaian tinggi dan amat harum namanya.
Tosu muda Ong Tiong Yang pernah memimpin rakyat melawan pasukan Kim, namun gagal. Maka sejak itu, Ong Tiong Yang kembali ke Cong Lam San untuk memperdalam ajaran Coan Cin Kauw dan tidak pernah berkecimpung dalam dunia persilatan lagi.
Masih terdapat keluarga Toan di Kerajaan Tayli. Keluarga Toan turun temurun merupakan raja di Tayli, juga amat terkenal dalam dunia persilatan, karena memiliki ilmu It Yang Ci (Jari Sakti), ilmu yang amat tinggi dalam dunia persilatan.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Konon di Gunung Pek Tho San, di daerah See Hek (Bagian Barat Luar Tionggoan) terdapat satu aliran yang memiliki ilmu silat tinggi. Aliran tersebut tergolong tidak lurus dan tidak sesat. Ilmu silat yang dimiliki aliran itu tidak berada di bawah keluarga Toan maupun Ong Tiong Yang dari Coan Cin Kauw di Gunung Cong Lam San.
Sementara padri muda itu tersenyum, kemudian menyahut.
"Aku tahu di Laut Tong Hai terdapat sebuah Pulau Tho Hoa To. Aku pun tahu tidak lama lagi Pulau Tho Hoa To akan terkenal dalam dunia persilatan, semua kaum rimba persilatan akan mengetahuinya.
Karena aku tahu di pulau itu terdapat seseorang, orang itu adalah kau bernama Oey Yok Su."
Semua orang terheran-heran, sebab kemunculan padri muda itu bukan untuk melawan Oey Yok Su, melainkan hanya ingin berbicara panjang lebar saja.
Akan tetapi, wajah Oey Yok Su justru berubah ketika mendengar apa yang dikatakan padri muda itu, perubahan yang menaruh hormat kepada padri muda tersebut.
Oey Yok Su cepat-cepat menjura, lalu berkata dengan sopan.
"Terimakasih atas ucapan padri, di sini aku memberi hormat!"
Dengan sopan padri muda itu pun cepat-cepat balas memberi hormat, kemudian tersenyum dan berkata lembut.
"Apa yang kuucapkan tadi merupakan hal sesungguhnya, harap Tocu (Majikan Pulau) dapat mawas diri, dan jangan berkepandangan seperti orang lain!"
Seusai padri muda itu berkata demikian, wajah Oey Yok Su tampak berubah tak sedap dipandang.
"Taysu telah keliru. Aku paling tidak mau mengerjakan dua pekerjaan di dunia ini, perlukah aku memberitahukan kepada Taysu?" katanya dingin.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Padri muda itu tercengang. Padahal tadi sikap Oey Yok Su begitu sopan, tapi kenapa mendadak sontak berubah menjadi begitu"
Apakah aku telah salah bicara" Padri muda itu bertanya dalam hati.
Kalaupun aku salah bicara, tidak seharusnya dia berubah menjadi begitu dingin.
Padri muda itu memandang Oey Yok Su, kemudian memberi hormat dan berkata lembut
"Harap Anda sudi memberitahukan!"
Oey Yok Su tetap tertawa dingin.
"Aku tinggal di Pulau Tho Hoa To, tentunya tidak berpengetahuan luas. Namun aku paling benci dua macam orang. Kesatu adalah sastrawan, karena orang macam itu selalu berbicara tentang kebenaran, keadilan dan kebijaksanaan, namun begitu berhasil meraih kedudukan, langsung pula menjadi kaki tangan pejabat tinggi, berlaku sewenang-wenang menindas rakyat jelata. Aku paling benci orang macam itu. Kedua adalah orang yang berpura-pura berbaik hati, pada hal sesungguhnya hanya ingin mengorbitkan nama mereka, lalu mengeruk keuntugan yang berlimpah-limpah.
Mereka adalah penjahat yang bertopeng dermawan. Aku sungguh penasaran karena lahir terlambat, kalau tidak, pasti sudah kubunuh mereka semua!"
Mendengar itu, padri muda malah tertawa seraya berkata.
"Oey Tocu berkata terbuka, tapi bukankah akan membunuh orang?"
"Orang semacam itu memang harus dibunuh. Namun di kolong langit justru terdapat begitu banyak orang semacam itu, maka tidak akan habis dibunuh. Karena itu, aku menjadi penasaran sekali!"
sahut Oey Yok Su. Padri muda itu tersenyum.
"Omitohud! Bagaimana menurut pendapat Oey Tocu tentang itu?"
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Menurutku, pengawal dalam istana ini harus mati!" sahut Oey Yok Su.
Semua orang tertegun mendengar itu. Semula mereka semua berharap Oey Yok Su menghajar Tiat Ciang Sui Peng, namun kini pemuda tersebut justru ingin membunuhnya. Mereka semua masih terdapat nurani dan rasa prikemanusiaan, maka ketika Oey Yok Su mengatakan mau membunuh
Tiat Ciang Sui Peng, timbullah rasa tidak senang terhadap Oey Yok Su, majikan Pulau Tho Hoa To itu.
Sedangkan padri muda itu hanya tersenyum, memandang Oey Yok Su seraya berkata.
"Bagaimana Oey Tocu memandang mukaku mengampuni orang itu?"
"Mudah-mudahan Taysu dapat mencegahku!" sahut Oey Yok Su perlahan.
Itu merupakan jawaban yang menantang, maka membuat hati semua orang berdebar-debar dan membatin. "Padri muda, mengapa kau begitu usil mencampuri urusan itu" Tadi Oey Yok Su hanya satu kali menangkis, membuat Tiat Ciang Sui Peng terluka parah, bagaimana kau sanggup melawannya?"
Sementara Oey Yok Su memandang padri muda. Dia tahu padri muda itu berkepandaian tinggi, maka tidak berani menyerang sembarangan, melainkan perlahan-lahan menggerakkan tangannya sambil membaca dua baris puisi.
Bayangan bunga persik rontok
pedang sakti terbang, ombak menderu-deru dahan pohon meluncur. Semua orang tahu dia sedang membaca dua baris puisi, namun tidak tahu itu adalah dua baris puisi yang bergantung di depan rumahnya di Pulau
Tho Hoa To. KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Ketika Oey Yok Su menggerakkan tangannya, tampak membentuk tiga kuntum bunga, sungguh indah sekali!
Akan tetapi, semua orang tidak tahu, itu adalah ilmu Koan Hoa Kin Na Ciu (Ilmu Cengkeram Bunga Jari). Ilmu itu ciptaan keluarga Oey di Pulau Tho Hoa To, tentunya tiada seorang kaum rimba persilatan mengenali ilmu tersebut.
Padri muda yang berdiri diam, begitu melihat Oey Yok Su menggerakkan tangannya, langsung bergerak ringan ke belakang beberapa langkah, dan sepasang matanya tampak terbelalak.
"Ih" Oey Tocu, bukankah itu ilmu Hud Ci Kou Hoa (Buddha Menunjuk Bunga)?"
"Pengetahuan Taysu sungguh dangkal, tentunya tidak tahu di Pulau Tho Hoa To terdapat semacam ilmu Koan Hoa Kin Na Ciu (Ilmu Cengkeram Bunga Jari)!" sahut Oey Yok Su sambil tertawa.
Usai menyahut, Oey Yok Su mulai menyerang lagi mendesak padri muda itu, sedangkan padri muda itu terus mundur.
Menyaksikan pertarungan itu hati semua orang bertambah berdebar-debar. Akan tetapi, mendadak padri muda itu mengangkat sebelah tangannya, dan tampak jari telunjuknya menyentil. Sungguh luar biasa, sentilan itu berhasil menghalau serangan Oey Yok Su.
"Ha ha ha!" Oey Yok Su tertawa gelak. "Aku sudah tahu dari tadi, bahwa taysu berkepandaian tinggi! Ternyata Anda marga Toan dari Kerajaan Tayli, aku harus memberi hormat!"
Walau di mulut mengatakan memberi hormat, namun di wajah Oey Yok Su tidak memperlihatkan rasa hormatnya.
Dia terus menatap padri muda itu, kemudian berkata lagi.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"It Yang Ci (Ilmu Jari Sakti) dari keluarga Toan di Tayli sungguh membukakan mataku!"
Padri muda tersenyum lalu berkata.
"Aku dengar Pulau Tho Hoa To di Laut Tong Hai memiliki ilmu silat tinggi. Sesungguhnya aku ingin ke sana, tapi tidak mahir mengemudikan kapal. Itu amat sayang sekali, namun kini bisa bertemu Oey Tocu di sini, merupakan suatu keberuntungan bagiku!"
Oey Yok Su hanya tertawa, sama sekali tidak mengucapkan sepatah kata pun.
"Kelihatannya Oey Tocu bersedia menerima pendekatanku!" kata padri muda itu lagi.
"Kalau Taysu setuju, aku pasti melayanimu!" sahut Oey Yok Su.
Semua orang semakin tertarik, sebab yang satu tampak seperti sastrawan lemah, sedangkan yang satu lagi adalah seorang padri, pasti akan terjadi suatu tontonan yang amat menarik.
Oey Yok Su dan padri muda segera duduk berhadapan di meja.
Sepasang tangan mereka ditaruh di atas meja pula, sehingga kelihatan seperti dua orang sahabat yang akan bercakap-cakap.
Mendadak Oey Yok Su menjulurkan sebelah tangannya, kemudian digerak-gerakkannya. Itu adalah ilmu Koan Hoa Kin Na Ciu yang berjumlah tujuh puluh dua jurus. Sungguh lemas dan indah gerakan tangannya, namun mengarah pada padri muda yang duduk di hadapannya.
Sedangkan padri muda pun mulai menggerakkan jari telunjuknya menunjuk ke sana ke mari dengan perlahan.
Semua orang terbelalak menyaksikannya, sebab kedua orang itu tidak seperti sedang mengadu kepandaian, melainkan kelihatan seakan bermain-main seperti anak kecil bermain tepuk tangan.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Akan tetapi, makin lama gerakan tangan mereka berdua makin cepat, membuat kabur penglihatan semua orang. Walau cuma sebentar, namun sesungguhnya mereka berdua sudah bergebrak beberapa jurus.
Wajah Oey Yok Su berubah serius. Dia menatap padri muda seraya berkata dengan suara dalam.
"Sungguh hebat dan luar biasa ilmu It Yang Ci milik keluarga Toan!"
Padri muda itu bangkit berdiri, lalu menyahut sambil tertawa.
Si Racun Dari Barat See Tok Ouw Yang Hong Tay Toan Karya Jin Yong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Oey Tocu, kaum rimba persilatan harus tahu, ada seorang bernama Oey Yok Su dari Pulau Tho Hoa To, memandang kejahatan bagaikan musuh."
Oey Yok Su tertawa gelak, begitu pula padri muda. Berselang sesaat, Oey Yok Su bertanya.
"Bolehkah aku tahu sebutan Taysu?"
"Maaf, aku hanya merupakan padri muda dari Tayli, lagi pula padri biasa!" sahut padri muda.
"Buddha mengurusi laksaan masalah. Meskipun Taysu punya laksaan perubahan, tapi aku cuma punya satu kebiasaan," kata Oey Yok Su sambil tertawa.
Padri muda manggut-manggut, lalu berkata sambil tersenyum.
"Tidak salah, hanya ada satu kebiasaan! Tidak tahu mati hidup, tidak tahu kemewahan, namun tahu kebajikan."
Mereka berdua tertawa gelak. Sementara Tiat Ciang Sui Peng sudah tidak kelihatan batang hidungnya, dia sudah pergi dari tadi.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Oey Yok Su dan padri muda terus tertawa. Setelah itu, mereka berdua berjalan pergi meninggalkan tempat itu, tak lama sudah tidak kelihatan lagi.
Orang yang bercerita tadi, juga segera membubarkan semua orang, sehingga tempat itu menjadi sepi.
*** Bab 2 Oey Yok Su dan It Sok Taysu, padri muda itu berjalan bersama sambil tertawa-tawa, dan itu mencengangkan orang yang menyaksikannya, sebab padri bergaul dengan sastrawan lemah.
Mereka berdua memasuki sebuah rumah ma-kan kemudian Oey Yok Su segera memesan be-berapa macam hidangan dan arak wangi.
Ternyata It Sok Taysu tidak pantang makanan maupun minuman.
Dia bersantap bersama Oey Yok Su sambil bercakap-cakap.
Oey Yok Su tampak gembira sekali. Dia terus menceritakan tentang Pulau Tho Hoa To yang amat indah menakjubkan, tentang telaga pedang dan lain sebagainya.
It Sok Taysu terus mendengarkan, kemudian tertawa seraya berkata.
"Oey Tocu, lebih baik kau jangan menceritakan itu lagi! Kalau kau melanjutkan, bisa-bisa aku akan terpengaruh dan sehutanku It Sok pun harus diganti."
Oey Yok Su tampak tertegun.
"Kau menceritakan tentang Pulau Tho Hoa To yang begitu indah, sehingga menyebabkanku ingin ke sana melihat-lihat. Bukankah telah menambah niatku" Karena itu, sehutanku harus diganti dengan Toh Sok Taysu (Padri Banyak Niat) kan?"
"Ha ha ha!" Oey Yok Su tertawa gelak. It Sok Taysu pun ikut tertawa.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Setelah itu, Oey Yok Su menaruh setael perak di atas meja dan mereka berdua meninggalkan rumah makan itu.
Ternyata hari sudah malam. Tampak bulan bersinar terang dan angin pun bertiup sepoi-sepoi.
Oey Yok Su dan It Sok Taysu memasuki sebuah rimba, lalu duduk berhadapan di atas sebidang tanah dan mulai bercakap-cakap lagi.
"It Sok Taysu, kali ini aku datang di kotaraja. Aku senang sekali dan beruntung bertemu Taysu yang memiliki ilmu It Yang Ci," kata Oey Yok Su.
It Sok Taysu tersenyum. "Oey Tocu terlampau memuji, pada hal ilmu It Yang Ci dari Tayli tak dapat dibandingkan dengan ilmu Koan Hoa Kin Na Ciu milik Oey Tocu."
Saat itu, Oey Yok Su dan It Sok Taysu ber-cakap-cakap dengan sungkan. Namun mendadak terdengar seseorang menyahut lantang.
"Kentut! Kentut! Betul-betul merupakan ken-tut! Semua orang tahu di kolong langit terdapat beberapa orang yang suka kentut, tidak tahunya di sini pun terdapat orang yang mengeluarkan ken-tut!"
Oey Yok Su dan It Sok Taysu tesentak, sebab berdasarkan kungfu yang mereka miliki, kalaupun ada sebatang jarum jatuh di sekitar tempat itu, mereka pasti mendengarnya, apalagi orang. Tapi mereka berdua justru tidak tahu akan keberadaan orang itu di situ, tentunya membuat mereka berdua terkejut sekali.
Mereka berdua bagkit berdiri, lalu menengok ke sana ke mari. Di bawah sinar rembulan, tampak seseorang duduk di atas dahan pohon, memandang mereka berdua dengan mata melotot.
Rupa orang itu agak aneh. Dia mengenakan pakaian kumal yang penuh tambalan. Matanya terus memandang Oey Yok Su dan It Sok Taysu dengan melotot, kemudian dia tertawa seraya berkata.
"Kalian berdua merupakan orang tolol di ko-long langit kan"
Berbicara apa kalian di tempat ini" Yang bernama Oey Yok Su
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
kelihatan angkuh dan menganggap dirinya tidak terikat oleh adat istiadat, justru bersama seorang padri busuk saling memuji, itu hanya merupakan kentut! Aku bilang, walau kungfu Oey Tocu amat tinggi, tapi tidak bisa disebut nomor wahid di kolong langit! Di tempat yang sepi ini saling memuji kungfu masing-masing, itu sama juga membual, mengira tiada orang mendengarnya, siapa tahu malah terdengar oleh aku seorang pengemis! Itu sih tidak apa-apa, tapi kalau terdengar oleh orang gagah di kolong langit, bukankah akan ditertawakan orang?"
Oey Yok Su memang bersifat angkuh. Ketika mendengar apa yang dikatakan pengemis itu, timbullah kegusarannya, dan dia langsung membentak keras.
"Phui! Siapa kau" Kok berani turut bicara di sini?"
Pengemis itu tertawa lalu menyahut.
"Aku tidur di sini. Ketika aku sedang tidur nyenyak, mendadak mencium semacam bau . . ."
"Pengemis, kami berdua duduk baik-baik di sini, tidak terdapat bau apa pun. Kenapa kau bilang mencium semacam bau?" kata It Sok Taysu dengan sabar.
Pengemis itu tertawa gelak.
"Ha ha ha! Kalian berdua saling mebuang kentut di sini, itu sungguh bau sekali!"
Oey Yok Su yang tadi amat gusar, ketika men-dengar itu malah tertawa.
"Pengemis, turunlah! Mari kita bercakap-cakap!" katanya.
Pengemis itu tidak menolak. Dia segera meloncat turun ke sini Oey Yok Su dan It Sok Taysu, lalu duduk.
"Kalian berdua, seorang adalah padri dan seorang lagi orang biasa.
Kini bertambah aku si Pengemis, pasti menggembirakan sekali!"
katanya sambil tertawa. Oey Yok Su dan It Sok Taysu tertegun, Mereka berdua tahu, pengemis itu bukan pengemis biasa. Keduanya menatapnya dengan penuh perhatian, sepertinya ingin tahu siapa sebetulnya pengemis itu.
Pengemis tersebut masih muda, berusia tiga puluhan. Wataknya kasar, tapi tampak jujur.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Ketika mengetahui Oey Yok Su dan It Sok Taysu memperhatikannya, dia tertawa seraya berkata.
"Kalian berdua bukannya makan enak dan ti-dur nyenyak di kota, namun justru malah ke mari untuk saling memuji. Bukankah kalian berdua su-dah gila?"
"Kau melihat kami adalah orang gila, kami pun melihatmu adalah orang gila pula. Urusan di dunia bagaikan asap, sulit dikatakan,"
sahut It Sok Taysu. Pengemis itu tidak mengerti akan makna ucapan It Sok Taysu, maka dia berkata lantang.
"Taysu tidak perlu memberi ajaran Buddha kepadaku, sebab aku paling pusing terhadap kalian para padri! Kalian selalu mengatakan segala-galanya kosong, itu omong kosong yang tidak karuan, aku tidak mau dengar!"
Oey Yok Su dan It Sok Taysu saling memandang sejenak. Mereka berdua tahu, bahwa dia bukan pengemis sembarangan, dan kepandaiannya juga pasti tinggi. Namun mereka berdua berpikir, dalam Kay Pang (Perkumpulan Para Pengemis) terdapat pengemis yang macam apa" Mereka berdua yang satu datang dari Tayli, yang satu lagi datang dari Pulau Tho Hoa To di Laut Timur, tentunya tidak tahu tentang Kay Pang, hanya tahu pengemis itu bukan orang biasa.
Tapi kemunculannya, justru telah mengganggu kegembiraan Oey Yok Su dan It Sok Taysu. Pada hal mereka berdua merasa puas dan saling memuji mengagumi kepandaian pihak lain, tak menyangka akan muncul seorang pengemis yang memutuskan percakapan mereka.
Berselang sesaat, Oey Yok Su berkata.
"Pengemis, mau apa kau ke mari" Apakah ingin bercakap-cakap dengan kami?"
"Siapa mau mendengar bualan kalian" Ketika hari gelap, aku memasuki dapur istana, mencuri makan hidangan kaisar. Kini aku sudah kenyang, bagaimana punya waktu bercakap-cakap dengan kalian" Di saat aku baru mau pulas, justru ter-ganggu oleh bualan kalian! Kalau tidak, saat ini aku sudah tidur nyenyak!" sahut pengemis itu.
It Sok Taysu memandangnya seraya berkata.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Menurutku, alangkah baiknya kau pergi tidur karena sudah kenyang, kami berdua masih ingin bercakap-cakap!"
Pengemis itu bersin beberapa kali, lalu me-nyahut dengan suara keras.
"Baik, baik! Aku akan tidur, kalian berdua boleh melanjutkan bualan itu! Aku orang tua tidak akan mencampuri urusan kalian berdua!"
Pada hal sesungguhnya, pengemis itu baru berusia tiga puluhan, tapi menyebut dirinya 'orang tua', itu membuat Oey Yok Su tertawa geli dalam hati.
Usai berkata, pengemis itu membaringkan dirinya, dan tak lama sudah terdengar suara deng-kurannya.
Sedangkan Oey Yok Su dan It Sok Taysu tetap duduk berhadapan, hanya saja di hadapan mereka terdapat seorang pengemis kotor yang sudah pulas*.
It Sok Taysu memandang Oey Yok Su. Dia manggut-manggut seraya berkata.
"Oey Tocu berjodoh dengan Sang Buddha, mengapa tidak mau menjadi padri?"
Oey Yok Su tersenyum, kemudian berkata.
"Kalau Hud Couw (Sang Buddha) masih berada di dunia, juga akan seperti Yok Su, tidak memperoleh kesenangan dunia. Bagaimana mungkin aku masuk ke pintu kosong menjadi padri?"
It Sok Taysu memang sudah dalam mengenai ajaran-ajaran Buddha.
Dia tahu bahwa yang di-ucapkan Oey Yok Su itu masuk akal. Maka padri muda itu merasa sayang. Oey Yok Su tidak mau memasuki pintu kosong.
"Oey Tocu, cepat atau lambat kau pasti akan berada di dalam pintu kosong." It Sok Taysu ter-senyum. "Sakarang bagaimana kalau kita mem-bahas soal ilmu pengetahuan?"
Mendengar itu, Oey Yok Su tertawa gelak.
"Ha ha ha! Baik, baik!" Kemudian Oey Yok Su membaca sebuah syair. "Bunga Persik mekar tiap tahun, orang pun segar tiap tahun."
It Sok Taysu manggut-manggut.
"Segala apa pun sudah merupakan suratan takdir, hidup tak perlu mengeluh maupun putus asa. Siang dan malam silih berganti, hidup
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
memang banyak cobaan, kalau tiada cobaan, itu bukan hi-dup."
Oey Yok Su manggut-manggut. "Betul."
"Hidup ada batasnya, dari mana kita datang, di situlah akan kita pergi," kata It Sok Taysu lagi. Oey Yok Su tertawa.
"Ha ha! Taysu adalah seorang padri, namun masih belum bisa terlepas dari urusan kedunia-wian!"
It Sok Taysu tersenyum, lalu diam tidak ber-kata apa-apa lagi.
Oey Yok Su menatapnya, namun tidak bisa menyelami isi hati padri muda itu, oleh karena itu, dia pun diam.
Berselang sesaat, Oey Yok Su mengeluarkan sebatang suling. Suling itu memancarkan cahaya kehijau-hijauan, ternyata suling giok.
Begitu melihatnya, It Sok Taysu tahu bahwa suling itu suling pusaka yang amat berharga.
"Oey Tosu, di tanganmu memegang suling giok. mengapa tidak dibunyikan?"
Oey Yok Su tidak menyahut, melainkan lang-sung menaruh suling itu pada bibirnya, kemudiaa mulai meniup.
Terdengarlah alunan suara suling yang amal merdu, namun benada sedih seakan menutur tentang penderitaan manusia.
It Sok Taysu mendengarkan dengan penuh perhatian, akhirnya dirinya pun tenggelam dalam alunan suara suling itu.
Di depan mata Oey Yok Su sepertinya muncul Pulau Tho Hoa To.
Ketika masih kecil, ayahnya sudah meninggal. Dia hidup bersama ibunya dan beberapa pelayan di pulau itu. Sejak kecil dia sudah belajar ilmu silat tingkat tinggi. Dia pun tahu kepandaiannya amat tinggi, sulit mencari tandingannya di kolong langit. Sebelumnya tak terpikirkan olehnya akan punya kawan, dan tak terpikirkan akan meninggalkan Pulau Tho Hoa To.
Setelah ibunya meninggal, dia hidup kesepian hampir sepuluh tahun di pulau tcrsebi Dalam sepuluh tahun itu, dia hanya memandang ombak dan meniup suling serta melatih ilmu silat yang dimilikinya.
Dia sudah menjadi jago tangguh yang jarang terdapat di kolong langit, namun dia terus berlatih, seakan hidupnya hanya untuk berlatih ilmu silat.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Dia pun sering berlatih ilmu ginkang di rimba bambu hijau, melesat ke sana ke mari di sana, bahkan juga berlatih ilmu Koan Hoa Kin Na Ciu, ilmu pedang dan ilmu lainnya.
Oleh karena itu, saat ini begitu meniup suling, terbayanglah Pulau Tho Hoa To tempat kediamannya itu.
Berselang beberapa saat, It Sok Taysu berkata dengan suara rendah.
"Oey Tocu, begitu banyak pikiranmu, itu bukan berniat satu, melainkan banyak pikiran."
"Taysu, entah aku di Tionggoan akan mela-kukan pekerjaan apa?"
tanya Oey Yok Su. It Sok Taysu menatapnya. Di bawah sinar rembulan, Oey Yok Su tampak tampan dan gagah. Padri muda itu manggut-manggut seraya berkata.
"Menurutku, Oey Tocu akan mengalami hal yang menggembirakan!"
Hati Oey Yok Su tergerak ketika It Sok Taysu mengatakannya akan mengalami hal yang meng-gembirakan, namun tidak tahu hal apa itu. Oey Yok Su bersifat aneh, maka tidak mau bertanya, hanya memandang padri muda itu, seraya berkata.
"Taysu, mudah-mudahan begitu!"
It Sok Taysu tersenyum lembut.
"Oey Tocu, apakah kau punya kegembiraan untuk bermain catur denganku?"
Saat ini walau sinar rembulan cukup terang, namun tetap tidak dapat melihat jelas segala apa yang ada di depan mata.Bagaimana mungkin ber-main catur dengan It Sok Taysu" Namun karena padri muda itu yang mengajak, maka Oey Yok Su bersedia melayaninya.
It Sok Taysu menggambar sebuah catur di permukaan tanah, lalu memandang Oey Yok Su.
"Silakan!" It Sok Taysu dan Oey Yok Su sama-sama menjulurkan sebelah tangan ke atas, tahu-tahu tangan mereka telah menggenggam sesuatu benda, yang ternyata ranting pohon.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Mereka mulai bermain catur dengan potongan ranting itu.
Entah berapa lama kemudian, hari pun sudah mulai tampak terang, namun mereka berdua masih terus melanjutkan permainan itu.
Mendadak pengemis yang tidur itu mendusin. Ketika melihat mereka berdua sedang bermain catur, dia berteriak.
"Apakah kalian berdua sudah gila" Tidak mau tidur hanya bercakap-cakap dan bermain catur!
Huh! Sungguh bau!" Oey Yok Su dan It Sok Taysu sedang serius bermain catur, maka sama sekali tidak meladeni pengemis itu.
Pengemis itu pun tidak menghiraukan sikap mereka. Dia memandang kedua orang itu seraya berkata.
"Oh ya! Aku tahu hari ini di dapur istana terdapat hidangan lezat, kalian mau pergi menik-matinya?"
Oey Yok Su dan It Sok Taysu tetap serius bermain catur, sama sekali tidak menyahut.
Pengemis itu tampak gusar. Dia membanting kaki seraya berteriak-teriak sekeras-kerasnya.
"Aneh bin ajaib! Di kolong langit masih ter-dapat orang yang begini macam" Ada hidangan lezat justru tidak mau pergi menikmatinya!
Sung-guh aneh!" Walau pengemis itu terus berteriak, tapi Oey Yok Su dan It Sok Taysu tetap tidak memper-dulikannya, hanya terus bermain catur dengan serius sekali.
Itu membuat pengemis tersebu bertambah gusar. Dia membanting kaki lagi sambil berteriak.
"Aku akan mati saking gusar! Aku akan mati saking gusar . . .!"
Mendadak dia menjulurkan tangannya mengacak susunan catur itu, lalu pergi dan terus berteriak-teriak.
"Aku akan mati saking gusar! Akan mati saking gusar . . .!"
Oey Yok Su memandang It Sok Taysu, ke-mudian bertanya
"Taysu, semalam Taysu menyanyikan lagu yang bernada sedih, sebetulnya bermaksud apa?"
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
It Sok Taysu tersenyum lalu menyahut.
"Aku yakin Oey Tocu pasti paham."
Oey Yok Su manggut-manggut.
It Sok Taysu bangkit berdiri, lalu memandang Oey Yok Su sambil berkata.
"Oey Tocu, aku mau pergi, kita akan berjumpa kembali kelak."
Usai berkata, dia melesat pergi. Dalam sekejap dia sudah mencapai belasan depa tapi masih terdengar suara nyanyiannya.
"Langit dan bumi tiada batas, manusia hidup berapa lama" Tak merasa duluan atau belakangan, pasti ada waktunya."
Setelah itu, tidak kelihatan bayangannya lagi.
Oey Yok Su tetap duduk di tempat. Berselang sesaat barulah dia bangkit berdiri, sekaligus me-langkah pergi.
Oey Yok Su tinggal beberapa hari di kotaraja. Hari ini dia datang di wisma Cui Fan, yang dulu merupakan tempat tinggal Li Su Su, wanita tuna susila yang amat terkenal. Kaisar Song Wei Cong membuat terowongan rahasia menembus ke tempat itu untuk setiap waktu menemui Li Su Su.
Kini banyak orang berkunjung ke sana dan tempat itu pun sudah bertambah indah menakjubkan. Oey Yok Su memandang wisma itu seraya membatin. Kaisar Song Wei Cong merupakan kaisar yang hobi bersenang-senang, namun harus diakui bahwa kaisar itu amat pandai, sebab tulisannya sangat indah, begitu pula lukisannya.
Di saat Oey Yok Su berdiri termangu-mangu, justru terdengar suara orang menegurnya.
"Tuan, mengapa kau berdiri bengang-bengong sambil menghela nafas di sini?"
Suara teguran itu amat nyaring dan bertenaga, maka Oey Yok Su tahu yang menegurnya bukan orang biasa.
Dia segera menoleh. Dilihatnya seorang ber-pakaian agak aneh.
Pakaiannya dibuat dari kulit yang tak sedap dipandang. Orang itu terus menatap Oey Yok Su dengan mata tak berkedip.
Oey Yok Su tahu, orang itu bukan orang kota-raja. Karena pernah bersitegang dengan orang kotaraja, maka begitu melihat orang itu bukan orang kotaraja, tidak heran dalam hati Oey Yok Su timbul
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
kesan baik terhadapnya. Oey Yok Su tersenyum, kemudian menyahut.
"Aku menghela nafas karena menyaksikan tu-lisan dan lukisan Kaisar Song Wei Cong. Bukankah dia lebih baik menulis dan melukis daripada menjadi kaisar?"
"Ha ha!" Orang itu tertawa. "Kau anggap Song Wei C ong merupakan kaisar yang tak baik, namun baik dalam hal tulisan dan lukisan" Justru karena tidak bisa menjadi kaisar yang baik, maka dia berusaha baik dalam hal menulis dan melukis!" katanya.
Oey Yok Su tersentak mendengar ucapan orang itu. Dia tidak menyangka orang itu akan menyahut begitu, membuktikan bahwa orang itu bukan orang sembarangan. Dia pernah bertemu It Sok Taysu yang berkepandaian tinggi, dan luas pula pengetahuannya.
Hari ini bertemu orang tersebut, juga merupakan orang yang luar biasa. Begitu meninggalkan Laut Tong Hai, dia sudah bertemu begitu banyak orang pandai, maka merasa dirinya sungguh merupakan katak dalam sumur.
Orang yang ada di depan matanya bukan hanya gagah, namun juga tampak angkuh. Diam-diam Oey Yok Su merasa kagum padanya, lalu maju dua langkah seraya bertanya.
"Kau ke mari juga ingin melihat tulisan dan lukisan Kaisar Song Wei Cong itu?"
"Kira-kira begitulah. Dia tidak bisa menjadi kaisar yang baik, namun aku tetap mengagumi tulisan dan lukisannya. Kaum lelaki suka pelesiran, begitu pula seorang kaisar," sahut orang itu.
Usai menyahut, orang itu lalu tertawa gelak, namun tawanya kedengaran agak cabul.
Oey Yok Su mengerutkan kening. Saat itu dia baru tahu, bahwa orang itu tidak berhati lurus, pasti berasal dari golongan sesat.
Akan tetapi, Oey Yok Su justru tidak mempermasalahkan itu, sebab dia amat membenci orang yang berpura-pura berlaku sopan.
Namun Oey Yok Su juga melihat, orang itu pun bersifat jahat, kelak dia pasti membuat onar dalam rimba pesilatan Tionggoan, entah bagaimana ilmu silatnya"
Setelah berpikir sejenak Oey Yok Su tertawa seraya berkata.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Masuk akal apa yang kau ucapkan itu. Boleh-kah aku tahu kau berasal dari mana, dan mau berbuat apa di kotaraja?"
"Aku berasal dari luar perbatasan, namaku Ouw Yang Hong, penduduk biasa di kaki Gunung Pek lho San di daerah See Hek (Bagian Barat Luar perbatasan Tionggoan)," sahut orang itu sambil tersenyum.
Hati Oey Yok Su tersentak mendengar orang itu berasal dari Gunung Pek Tho San di daerah See Hek. Sebab di daerah See Hek terdapat semacam ilmu silat yang amat tinggi dan lihay, bahkan amat ganas pula. Kaum rimba persilatan amat takut terhadap ilmu silat aliran See Hek, karena amat lihay dan ganas.
Apakah Ouw Yang Hong juga adalah jago tangguh dari daerah See Hek" Tanya Oey Yok Su dalam hati.
Kelihatannya Oey Yok Su ingin menjajal ke-pandaiannya, sebab begitu dia meninggalkan Laut Tong Hai baru tiba di kotaraja sudah bertemu It Sok Taysu yang berkepandaian tinggi, maka tahu di kolong langit masih terdapat jago tangguh lain-nya. Oleh karena itu, dia pun tidak berani memandang remeh terhadap Ouw Yang Hong, sebaiknya ingin menjajal kepandaiannya.
Sedangkan Ouw Yang Hong sama sekali tidak tahu, bahwa dalam sekejap di hati Oey Yok Su telah timbul niat tersebut.
Oey Yok Su memandangnya, kemudian ter-senyum seraya berkata.
"Apa yang dikatakan Saudara Ouw Yang, sungguh sedap didengar.
Tapi. . . apakah Saudara Ouw Yang juga sepertiku megunjungi wisma Cui Fan?"
Ouw Yang Hong menatapnya, lalu tertawa ge-lak dan berkata.
"Kalua Anda tidak menganggap diriku kasar, aku senang sekali bersama Anda mengunjungi wisma Cui Fan ini."
Oey Yok Su manggut-manggut, kemudian me-reka berdua berjalan ke dalam wisma Cui Fan. Betapa indahnya wisma tersebut, bahkan di sana terdapat pula berbagai macam benda antik, per-hiasan wanita dan lain sebagainya.
Menyaksikan semua itu, Ouw Yang Hong menghela nafas sambil berkata sekeras-kerasnya.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Jadi orang kalau bisa seperti Kaisar Song Wei Cong, mati pun tidak akan menyesal!"
Para pengunjung lain tampak tertegun ketika mendengar perkataan Ouw Yang Hong. Karena pandangan mereka berbeda dengan Ouw Yang Hong. Mereka mencela Kaisar Song Wei Cong hanya tahu bersenang-senang, maka mempunyai wanita simpanan bernama Li Su Su. Pada hal kaisar sudah mempunyai begitu banyak selir yang cantik jelita, tapi masih ada main di luar. Memang tidak salah, bunga liar yang di luar lebih harum dari bunga yang ada di dalam rumah.
Karena kaisar hanya bersenang-senang, sehingga kerajaan Song harus diserahkan sebagian kepada bangsa Kim.
Karena itu, para pengunjung lain memandang Ouw Yang Hong dengan penuh kebencian. Namun Ouw Yang Hong tidak merasakan itu masih tertawa seraya berkata.
"Saudara Oey, lihatlah! Kalau kau menjadi kaisar, juga harus seperti Song Wei Cong, ber-senang-senang setiap hari! Betul kan" Kita tidak boleh seperti kaisar yang bloon, cuma bangun tidur dan membaca laporan, itu tiada artinya sama sekali! Ya, kan?"
Oey Yok Su yang bersifat aneh itu, ketika mendengar Ouw Yang Hong berkata begitu dalam hatinya merasa gembira sekali.
"Ouw Yang Hong ini pasti tergolong orang luar biasa! Kalau tidak bagaimana mungkin dia berani berkata demikian di tempat ini"
Namun bagaimana kepandaiannya aku harus menjajalnya," katanya dalam hati.
Kemudian dia tertawa, sambil memandang Ouw Yang Hong.
"Ha ha ha! Pengetahuan Saudara Ouw Yang amat luas, aku sungguh kagum dan salut!"
Usai berkata begitu, dia mendekati Ouw Yang Hong, kemudian mendadak bersandar di badannya sambil mengerahkan Iwee kang.
Sudah barang tentu Iwee kang yang dikerah-kannya itu menerjang Ouw Yang Hong. Karena tidak berjaga-jaga, maka Ouw Yang Hong terpen-tal beberapa langkah.
"Saudara Oey, mengapa kau mendorongku?" teriaknya.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Oey Yok Su tertawa dalam hati dan membatin, ternyata Ouw Yang Hong tidak memiliki kepan-daian apa-apa. Karena ketika Oey Yok Su me-ngerahkan Iwee kangnya, tidak mendapat perla-wanan dari Iwee kang Ouw Yang Hong, itu pertanda Ouw Yang Hong tidak memiliki kepandaian tinggi.
Akan tetapi, mendadak Ouw Yang Hong me-natapnya dengan tajam.
"Aku lihat, kali ini Saudara Oey hukan tak kuat berdiri kan?"
tanyanya. Tersentak Oey Yok Su, segera menyahut.
"Maaf! Aku . . . aku saking terpesona akan benda-benda di sini, sehingga kakiku terpeleset. Harap Saudara Ouw Yang jangan menyalahkan-ku!"
Ouw Yang Hong masih menatapnya sejenak, namun tidak berkata apa-apa lagi.
Seusai mengunjungi wisma Cui Fan, mereka berdua lalu mampir di sebuah rumah makan Hui Jin Lou, artinya para tamu yang makan di situ, semuanya terdiri dari orang pandai, tidak ada tamu yang bloon.
Begitu Oey Yok Su dan Ouw Yang Hong me-masuki rumah makan itu, seketika juga mereka tertawa gelak. Ternyata para tamu sudah dalam keadaan mabuk tidak karuan, bahkan di antaranya ada yang tergeletak di lantai.
Di sebuah meja, tampak beberapa orang masih terus meneguk arak, kemudian salah seorang dari mereka berkata.
"Seekor katak punya satu mulut, dua buah mata, empat buah kaki.
Plum! Katak itu meloncat ke dalam air. Dua ekor katak punya dua mulut, empat buah mata, delapan buah kaki. Pium! Dua ekor katak itu meloncat ke dalam air. Tiga ekor katak punya tiga mulut, eh"
Tiga ekor katak punya berapa mata?"
Teman-temannya menyahut ngawur, sebab mereka sudah mabuk berat. Ada yang menyahut tiga ekor katak punya lima buah mata, mengapa cuma lima buah mata" Karena salah seekor buta sebelah matanya.
Salah seorang berkata dengan suara parau. Matanya pun setengah terpejam seakan ingin tidur.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Salah! Tiga ekor katak harus punya tujuh buah mata! Kalau tidak percaya silakan lihat. . ."
Orang itu memperlihatkan telapak tangannya, kemudian menghitung-hitung jari tangannya, na-mun hitungannya salah semua.
Oey Yok Su dan Ouw Yang Hong tertawa terpingkal-pingkal, kemudian Oey Yok Su memandang mereka seraya berkata.
"Sungguh merupakan setan mabuk, bagaimana disebut Hui Jin (Orang Pandai)?"
Orang-orang yang sedang mabuk itu, merasa tersinggung oleh ucapan Oey Yok Su dan mereka langsung membentak.
"Siapa kalian" Kami bukan orang pandai, apa-kah kalian berdua orang pandai?"
Usai membentak, orang-orang yang dalam ke-adaan mabuk itu menerjang ke arah mereka berdua sambil memukul pula.
Pada hal sesungguhnya, kalau Oey Yok Su mau turun tangan, orang-orang itu pasti roboh seketika. Akan tetapi, Oey Yok Su justru tidak melakukannya, karena masih yakin Ouw Yang Hong bukan orang biasa, kelihatannya memiliki sedikit Iwee kang, hanya tidak pernah belajar Iwee kang tingkat tinggi. Mungkin juga dia berpura-pura di hadapan Oey Yok Su, agar Oey Yok Su tidak tahu dia berkepandaian tinggi. Kalau begitu, bukankah Oey Yok Su yang baru memasuki daerah Tionggoan akan tertipu olehnya" Kini dia tidak mau turun tangan, ingin melihat cara bagaimana Ouw Yang Hong menghadapi para setan mabuk itu"
Karena berpikir demikian, maka dia segera mundur. Justru menyusahkan Ouw Yang Hong, sebab orang-orang mabuk itu terus memukulnya.
Betapa gusarnya Ouw Yang Hong, dan dia membentak sekeras-kerasnya.
"Kalian kok pukul orang" Sudah gila ya?"
Walau dia membentak begitu keras, tapi orang-orang mabuk itu terus memukulnya. Ouw Yang Hong bertambah gusar karena kesakitan dan dia pun mencaci.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Bangsat! Jahanam! Mengapa kalian memukulku?"
Ow Yang Hong pun mulai menggerakkan se-pasang tangannya. Itu memang merupakan jurus-jurus ilmu silat, namun bukan jurus-jurus ilmu silat yang hebat dan lihay.
Salah seorang dari mereka yang mabuk itu tertawa dingin, dan menatapnya dengan mata merah seraya berkata.
"Bagus! Bagus! Kau harus merasakan kelihay-anku!"
Usai berkata, orang mabuk itu pun memukul Ouw Yang Hong dengan sekuat tenaganya. Duuuk!
Ouw Yang Hong terpukul jatuh di lantai. Dia mulai panik dan berteriak-teriak.
"Saudara Oey, mengapa kau masih belum mau turun tangan" Cepat hajar mereka, agar mereka tahu akan kelihayanmu!"
Oey Yok Su memandangnya. Memang Ouw Yang Hong tidak terluka parah, namun nafasnya sudah mulai memburu.
Sementara beberapa orang mabuk pun mulai memukul Oey Yok Su, tapi Oey Yok Su masih tidak mau membalas memukul mereka. Dia hanya ter-senyum sambil menyahut.
"Saudara Ouw Yang, aku masih dapat bertahan, biar mereka memukul terus!"
Sedangkan Ouw Yang Hong mulai menjerit-jerit, sebab mukanya sudah membengkak.
"Aduh! Aku akan mati dipukul! Akan mati dipukul!"
Orang-orang mabuk yang memukulnya menyahut, tapi tidak berhenti memukulnya.
"Mati ya sudah, tidak usah menjerit! Cepat katakan, tiga ekor katak punya berapa mata?"
"Kau tuh anak anjing! Ibumu punya tujuh buah mata!" sahut Ouw Yang Hong dengan gusar.
Orang itu melotot, kemudian mencaci.
"Makmu punya tujuh buah mata, punya tiga suami!"
Teman-temannya menyambung.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Betul! Maknya punya tujuh buah mata, punya tiga suami!"
Si Racun Dari Barat See Tok Ouw Yang Hong Tay Toan Karya Jin Yong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Mereka mulai memukul Ouw Yang Hong lagi. Sedangkan para pelayan rumah makan itu tampak panik, namun mereka tidak berani meleraikan, karena takut dipukul juga.
Berselang sesaat, pakaian Ouw Yang Hong dan Oey Yok Su sudah tidak karuan, dan muka mereka pun kelihatan membengkak.
"Kalian berdua sudah tunduk?" tanya salah seorang dari mereka.
Betapa gusarnya Ouw Yang Hong. Dia me-nyahut dengan penuh kegusaran.
"Tunduk" Tunduk apa" Aku akan pukul mati kalian! Pukul mati kalian!"
Ouw Yang Hong menerjang ke arah mereka, sekaligus melancarkan pukulannya.
Akan tetapi, orang-orang mabuk itu pun me-nyerangnya, sehingga membuat Ouw Yang Hong terdesak mundur kembali sambil menjerit-jerit.
Di saat bersamaan, Oey Yok Su menyeka noda darah yang di bibirnya, kemudian berkata kepada mereka.
"Aku bernama Oey Yok Su, berasal dari Pulau Tho Hoa To di Laut Tong Hai. Aku membawa emas, harap kalian sudi memandang mukaku me-lepaskan temanku ini, emas yang kubawa itu akan kuberikan pada kalian!"
Walau orang-orang itu dalam keadaan mabuk, namun begitu mendengar Oey Yok Su membawa emas, seketika juga mereka berhenti memukul Ouw Yang Hong, dan salah seorang dari mereka langsung berkata,
"Baik! Baik! Kalau benar punya emas, kami pasti mengampuni kalian berdua! Tapi kalau kalian mempermainkan kami, kami pasti memukul kalian hingga mampus!"
Oey Yok Su pura-pura ketakutan, dan segera manggut-manggut lalu berkata.
"Tidak berani! Tidak berani mempermainkan kalian. Kalau tiada emas, kalian boleh memukul kami lagi!"
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Betulkah temanmu itu punya emas?" tanya salah seorang dari mereka kepada Ouw Yang Hong.
Ouw Yang Hong tertegun. Dia memandang Oey Yok Su, kelihatan diam saja. Ouw Yang Hong tahu dia mempermainkan orang-orang mabuk itu. Ka-rena Oey Yok Su sudah naik pitam, kemungkinan besar dia akan membunuh orang-orang mabuk itu. Oleh karena itu, Ouw Yang Hong akan mencegah orang-orang mabuk itu mempercayainya.
"Sudahlah! Bagaimana mungkin dia punya emas, dia . . ." sahutnya.
Orang itu melotot. "Apa" Dia tidak punya emas?"
"Mungkin . . . cuma hanya sedikit," sahut Ouw Yang Hong.
Orang itu tampak girang. "Bagus! Kalau begitu, cepat berikan kepada kami! Asal ada emas, kami tidak akan pukul kalian lagi!"
Oey Yok Su tertawa dalam hati. Kelihatannya mereka sama sekali tidak tahu penyakit. Aku harus menghajar mereka! Kata Oey Yok Su dalam hati, namun tetap bersikap seolah-olah penuh ketakutan.
"Kalian jangan memukul kami! Jangan me-mukul kami! Aku pasti memberikan emas kepada kalian, percayalah!"
Salah seorang segera berkata.
"Baik! Kalau begitu, cepat berikan emas itu kepada kami!" kata orang itu.
Oey Yok Su mengeluarkan sebuah kantong kain, sekaligus membukanya. Begitu melihat, semua orang itu terbelalak, karena di dalam kantong kain tersebut memang berisi uang emas.
Dengan hati berdebar-debar mereka mulai menjulurkan tangan untuk mengambil uang emas itu, namun mendadak terdengar suara bentakan keras.
"Berhenti!" KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Orang-orang itu tertegun dan tak bergerak lagi. Ternyata yang membentak itu adalah teman mereka yang berbadan tinggi besar.
Orang itu memandang Oey Yok Su sambil ter-tawa, lalu berkata.
"Saudara, tadi kami memang berlaku agak kasar, harap Saudara sudi memaafkan kami! Kalau kita tidak berkelahi tidak akan saling kenal.
Aku ingin mengundang kalian berdua ke tempat kami. Bagaimana?"
Oey Yok Su tertawa dalam hati dan membatin. Kalian semua adalah penjahat kecil, bagaimana aku tidak tahu rencana busukmu" Hari ini kalian bertemu denganku, pasti akan mati di tanganku!
Walau berkata demikian dalam hati, namun wajahnya tetap tampak biasa.
"Tidak baik kami mengganggu kalian!" sahut-nya.
"Jangan berkata begitu, kini kita sudah menjadi teman! Ayolah! Mari kita pergi!" kata orang itu dengan ramah.
Orang itu memberi isyarat kepada teman-temannya, dan teman-temannya segera mengiring
Oey Yok Su dan Ouw Yang Hong meninggalkan rumah makan itu.
Ouw Yang Hong diam saja, namun mengerti. Bagaimana mungkin Oey Yok Su akan menyerah-kan uang emasnya kepada orang-orang itu" Ten-tunya dia ingin menghajar mereka di tempat yang sepi.
Kemudian dia menggerutu. "Gara-gara kau ..."
Salah seorang langsung memhentak samhil memukul Ouw Yang Hong.
"Jangan hergerutu, cepat jalan!"
Ouw Yang Hong melotot, tapi tidak berani melawan.
Orang yang berbadan tinggi besar berteriak-teriak.
"Cepat jalan! Cepat jalan! Kita ke pinggir ko-ta!"
Berselang beberapa saat mereka sudah sampai di pinggir kota.
"Berhenti, sudah sampai!" seru orang yang berbadan tinggi besar.
Oey Yok Su dan Ouw Yang Hong berhenti, lalu berdua menengok ke sana ke mari. Tempat itu amat sepi dan tidak tampak sebuah rumah pun, yang terlihat hanya sebuah sungai kecil.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Apakah di sini tempat tinggal kalian" Kok tidak ada rumah?" tanya Ouw Yang Hong.
Orang berbadan tinggi besar itu tertawa gelak, begitu pula teman-temannya, Usai tertawa, orang berbadan tinggi besar itu berkata.
"Kami tidak punya rumah, justru amat mem-butuhkan uang emas itu! Kalau tidak diberikan pada kami, bagaimana akibatnya tentunya kalian tahu!"
Mereka tertawa gelak lagi, sedangkan Oey Yok Su pura-pura melongo, memandang mereka seraya berkata.
"Ternyata kalian . . . kalian membohongi kami. Mengapa kalian membohongi kami?"
Orang berbadan tinggi besar menyahut sengit.
"Aku menghendaki nyawa kalian, cepat serah-kan uang emas itu!"
Oey Yok Su bersikap apa boleh buat, kemudian menaruh kantong uangnya ke tanah.
"Semua ada di sini, silakan kalian ambil!"
Orang-orang itu langsung menyerbu ke arah kantong uang itu. Ouw Yang Hong mengira Oey Yok Su akan segera turun tangan, tapi ternyata tidak, hanya tertegun memandang mereka.
Mereka sudah memperoleh uang emas, sehingga wajah mereka tampak gembira sekali.
Akan tetapi, mendadak orang berbadan tinggi besar itu membentak.
"Cepat taruh kembali."
Orang-orang itu terkejut, tapi tiada seorang pun menaruh uang emas itu ke bawah.
Wajah orang yang berbadan tinggi besar ber-ubah bengis, maka semua orang tampak ketakutan dan cepat-cepat menaruh uang emas itu ke tempat semula.
Oey Yok Su tertawa gembira lalu berkata.
"Bagus! Bagus! Saudara adalah orang baik, sedangkan mereka berhati tamak, aku sungguh kagum padamu!"
Orang berbadan tinggi besar menatap Oey Yok Su.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Kau memang bodoh, aku justru ingin mem-bunuh kalian berdua!"
katanya dalam hati. Kemudian dia tertawa dan berkata sepatah demi sepatah.
"Setelah aku melihat uang emas itu, timbullah niatku untuk membunuh kalian berdua!"
Oey Yok Su kelihatan terkejut, lalu berteriak-teriak dengan suara gemetar.
"Jangan . . . jangan membunuh kami, aku akan meuyerahkan uang emas itu kepadamu dan tidak akan ke kota melapor! Aku mohon kalian jangan membunuh kami!"
"Maaf, aku terpaksa membunuh kalian berdua! Kalau kalian ingin melapor, silakan lapor ke alam baka saja!" sahut orang berbadan tinggi besar.
Usai menyahut, dia mengeluarkan sebiah pisau vang amat tajam, lalu mendekati Oey Yok Su dan )uw Yang Hong.
Sedangkan Oey Yok Su terus memandang Ouw Yang Hong. Orang itu kelihatan tenang sekali, dia pasti mahir ilmu silat. Kalau tidak, bagaimana mungkin dia kelihatan begitu tenang" Pikir Oey Yok Su.
Setelah berpikir demikian, mendadak dia berteriak-teriak.
Bukan main gusarnya orang berbadan tinggi besar itu.
"Mengapa berteriak" Kau kira akan muncul orang menolongmu?"
bentaknya sengit. "Aku memohon kepadamu ..." sahut Oey Yok Su ketakutan.
Orang berbadan tinggi besar itu tertawa gelak.
"Ha ha ha! Kau mau mohon apa?"
Oey Yok Su memandang Ouw Yang Hong se-jenak, kemudian menyahut.
"Aku mohon kepadamu, bunuh dia dulu! Kalau sudah melihat dia mati, aku pun tidak akan mati penasaran."
Orang berbadan tinggi besar itu manggut-manggut.
"Baik! Karena memandang uang emas itu, maka aku mengabulkan permohonanmu. Kami akan bunuh dia dulu, lalu membunuhmu!"
Dia segera mengayunkan pisaunya ke arah Ouw Yang Hong.
Kalaupun Ouw Yang Hong mengerti ilmu silat, kelihatannya sulit
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
untuk berkelit, dan dia pasti akan mati di bawah sambaran pisau tajam itu.
Oey Yok Su diam saja, tapi tangannya telah menggenggam sebuah batu kecil. Apabila pisau itu hampir mengena leher Ouw Yang Hong, barulah dia akan menyentil batu kecil itu untuk menye-lamatkannya.
Akan tetapi, justru mendadak Ouw Yang Hong berteriak-teriak.
"Tidak bisa! Tidak bisa!"
Orang berbadan tinggi besar itu berhenti mengayunkan pisaunya, lalu menatap Ouw Yang Hong seraya bertanya.
"Mengapa kau bilang tidak bisa?"
"Coba kau bilang, kami berdua siapa kantong-nya yang berisi uang emas?"
Orang berbadan tinggi besar itu tertawa.
"Kantongnya yang berisi uang emas!"
Ouw Yang Hong manggut-manggut.
"Betul! Kantongnya yang berisi uang emas, kalau kantongnya tidak berisi uang emas, apakah kalian tidak akan membunuh kami?"
Orang berbadan tinggi besar dan teman-temannya tertawa gelak, kemudian salah seorang menyahut.
"Kalau kalian tidak punya uang emas, kami pun malas membunuh kalian!"
"Karena dia memiliki uang emas, sehingga menimbulkan urusan ini.
Seharusnya kalan membunuhnya dulu. Bagaimana mungkin membunuhku duluan" Aku tidak punya uang emas, sungguh malang nasibku akan mati di sini. Kalau aku mati, bukankah aku akan menjadi arwah penasaran" Oleh karena itu, lebih baik kalian bunuh dia dulu!" kata Ouw Yang Hong.
Orang berbadan tinggi besar dan teman-temannya saling memandang. Di saat itulah Oey Yok Su berseru.
"Kalian ingin membunuhku duluan?"
"Betul!" sahut orang berbadan tinggi besar.
Kemudian dia menerjang ke arah Oey Yok Su sambil mengayunkan pisaunya.
Akan tetapi, mendadak Oey Yok Su mengibaskan tangannya. Orang
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
berbadan tinggi besar itu terpental seketika, lalu jatuh ke dalam sungai.
Plum! Tidak tampak orang berbadan tinggi besar itu timbul lagi. Bukan main terkejutnya teman-temannya. Mereka ingin kabur, tapi sudah terlambat, karena Oey Yok Su sudah mulai turun tangan terhadap mereka. Sungguh cepat gerakannya, sehingga mereka satu persatu terpental ke dalam sungai.
Kini hanya tinggal Ouw Yang Hong, yang berdiri di hadapan Oey Yok Su dengan mata terbelalak. Berselang sesaat dia berkata.
"Aku pernah dengar dari orang ketika berada di daerah See Hek, bahwa orang yang berkepandaian tinggi, begitu tangannya bergerak pasti mematikan pihak lawan. Aku tidak percaya, namun setelah menyaksikan dengan mata kepalaku sendiri, aku sudah percaya sekarang."
Oey Yok Su manggut-manggut, lalu menatap-nya seraya berkata.
"Aku bertanya kepadamu, mengapa kau menghendaki mereka membunuhku lebih dulu?"
Wajah Oey Yok Su amat tak sedap dipandang. Kalau Ouw Yang Hong tidak memberi jawaban yang memuaskannya, pasti akan turun tangan membunuhnya. Memang gampang sekali baginya membunuh Ouw Yang Hong, cukup menotok jalan darahnya saja!
Ouw Yang Hong menyahut dengan wajah tak berubah.
"Karena aku tahu kau tidak akan membiarkan mereka membunuhmu, lagi pula aku pun tahu, mereka tidak akan dapat membunuhmu."
"Bagaimana kalau mereka dapat membunuh-ku?" tanya Oey Yok Su lagi.
Ouw Yang Hong tertawa lalu menyahut.
"Kalau kau mati di tangan mereka, aku pun pasti mati pula."
Tersentak Oey Yok Su mendengar itu, sebab jawaban Ouw Yang Hong amat tepat. Dia meman-dangnya seraya membatin. Orang itu amat ber-bakat dan licik. Sekarang dia belum mengerti ilmu silat, namun kelak apabila dia berhenti mempela-jari ilmu silat tingkat
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
tinggi, dia akan terkenal. Apakah aku perlu membunuhnya saat ini"
Mendadak Ouw Yang Hong tertawa, dan me-mandang Oey Yok Su dengan mata tak berkedip.
"Ha ha! Kau sedang berpikir apakah perlu membunuhku kan?"
"Tidak salah. Aku tahu kalau aku membunuh-mu, maka kejadian hari ini tiada seorang pun mengetahuinya Katakanlah! Apakah aku perlu membunuhmu?" sahut Oey Yok Su dengan per-lahan.
Sesungguhnya Ouw Yang Hong amat tegang dalam hati, tapi ketegangannya itu tidak diperlihatkan pada wajahnya. Dia tertawa hambar seraya berkata.
"Kalau ada orang bilang, Saudara Oey adalah orang gagah di kolong langit, aku akan percaya tadi. Tapi kini, aku sudah tidak percaya lagi."
"Mengapa kau tidak percaya lagi?" tanya Oey Yok Su.
"Entah sudah berapa kali kau ingin menjajal kepandaianku. Kalau aku berkepandaian tinggi, tentunya aku sudah turun tangan. Tidak akan membiarkan bajingan-bajingan itu memukulku. Seandainya kelak aku berkepandaian tinggi, aku pasti akan bertanding denganmu, aku pasti lebih kuat darimu," sahut Ouw Yang Hong.
Oe Yok Su menatapnya dalam-dalam, kemudian mendadak tertawa gelak sambil menunjuknya.
"Lihatlah dirimu, kalau kau ke neraka bertemu Giam Lo Ong, dia pasti akan terkejut mendengar perkataanmu barusan."
Ouw Yang Hong tertawa sambil bertepuk ta-ngan.
"Dirimu sendiri lebih mengenaskan dariku."
Terdengar suara tawa gelak, ternyata Oey Yok Su juga ikut tertawa, sedangkan Ouw Yang Hong terus tertawa hingga matanya terpejam.
Ketika matanya melek, di hadapannya sudah tidak tampak bayangan Oey Yok Su, yang terlihat hanya sungai dan rimba itu.
Ouw Yang Hong memandang sungai tesebut. Semua orang yang terpukul jatuh ke sungai, tiada seorang pun yang timbul, semuanya telah mati di tangan Oey Yok Su.
Ouw Yang Hong manggut-manggut, kemudian berkata dengan suara lantang.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Betul! Betul! Jadi orang memang harus begitu, mengerjakan sesuatu jangan kepalang tanggung!"
Bab 3 Setelah berpisah dengan Oey Yok Su, Ouw Yang Hong seorang diri kembali ke kotaraja. Dia tahu ilmu silatnya amat rendah, maka tidak berani menimbulkan masalah, hanya ingin jalan-jalan di kotaraja, kemudian kembali ke Gunung Pek Tho San, mencari Ouw Yang Coan saudaranya untuk belajar ilmu silat.
Dia berjalan sambil berpikir. Tiba-tiba melihat seorang pengemis muda yang sedang melangkah perlahan sambil bernyanyi kecil.
"Orang sukses kau harus kagum, jangan membiarkan masa muda berlalu begitu saja. Ketika hidup kau minum arak wangi, punya uang makan enak. Tapi setelah mati, kau membawa apa . . .?"
Ouw Yang Hong tahu pengemis muda itu bukan orang biasa. Dia segera tersenyum kepadanya sekaligus menyapanya.
"Hei! Sobat, tadi kau bernyanyi tentang minum dan makan, kau kira semua orang yang hidup di kolong langit, hanya minum dan makan saja?"
Pengemis itu memandang Ouw Yang Hong dan mendadak sepasang matanya bersinar terang, lalu tertawa seraya berkata.
"Betul! betul! Oh ya, ke mana Oey Yok Su yang bersamamu itu?"
Pertanyaan tersebut membuat Ouw Yang Hong tersentak kaget. Dia makin yakin pengemis itu pasti orang luar biasa yang berkepandaian tinggi.
Kemudian Ouw Yang Hong tertawa dan menyahut.
"Dia pergi ke tempat tujuannya, aku pergi ke tempat tujuanku. Kau bertanya kepadaku tentang dia, bagaimana aku tahu?"
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Pengemis itu manggut-manggut, lalu berkata.
"Kau tahu orang yang hidup di kolong langit harus bagaimana?"
"Lihatlah diriku, seandainya kelak aku dapat mencapai sukses, pertama-tama yang harus kulakukan, yakni mengumpulkan beberapa gadis cantik untuk melayaniku. Menurutku itu jauh menyenangkan daripada makan dan minum," sahut Ouw Yang Hong lalu tertawa gelak.
Sebaliknya pengemis itu malah menggoyang-goyangkan kepala dan bertanya.
"Namamu?" "Namaku Ouw Yang Hong!" jawabnya.
Pengemis itu menggeleng-gelengkan kepala.
"Tidak baik, tidak baik! Nama itu tidak baik! Dulu ada seseorang bernama Ouw Yang Siu, dia amat terkenal. Bagaimana kalau namamu diganti Ouw Yang Siu saja?"
"Apa baiknya Ouw Yang Siu" Dia tidak becus jadi pejabat, bahkan juga tidak pandai menulis. Di mana letak kepandaiannya?"
Pengemis itu tertegun, lalu menatap Ouw Yang Hong seraya bertanya.
"Kau anggap dirimu lebih pandai darinya?"
Ouw Yang Hong tertawa lalu menyahut.
"Bagaimana aku tidak lebih pandai darinya" Dia hanya pandai menulis beberapa buah syair, lalu menjadi pejabat beberapa hari."
Kelihatan Ouw Yang Hong amat memandang rendah Ouw Yang Siu, pengemis itu menggeleng-gelengkan kepala lagi, kemudian bertanya.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Kau mahir kungfu?"
Ouw Yang Hong tertegun, sebab dia paling pusing kalau ada orang mengajukan pertanyaan tersebut kepadanya. Kalau dia jawab mahir, justru amat rendah ilmu silat yang dimilikinya. Seandainya bilang tidak bisa, dia justru berasal dari See Hek Gunung Pek Tho San.
Pada hal ilmu silat aliran Gunung Pek Tho San amat terkenal, bagaimana mungkin orang akan percaya kalau dia bilang tidak bisa"
Dia termenung sejenak, akhirnya menyahut. "Cuma bisa sedikit, tidak setinggi ilmu silatmu."
Pengemis itu tertawa gelak, lalu berkata.
"Tentu! Tentu! Apabila ilmu silatmu lebih baik dariku, bagaimana mungkin aku si Pengemis Tua ini akan gembira" Dan bagaimana mungkin aku akan menyuruhmu mendengarkan perkataanku?"
Ouw Yang Hong terperangah, sebab pengemis itu baru berusia dua puluhan, tapi menyebut dirinya 'Aku si Pengemis Tua'. Bukankah itu aneh sekali" Tapi mungkinkah pengemis itu awet muda"
Ouw Yang Hong terus menatapnya, sedangkan pengemis itu tampak puas dan bangga.
"Bolehkah aku tahu namamu?" tanya Ouw Yang Hong.
Pengemis itu tertawa sambil manggut-manggut.
"Baik! Baik! Kau ingin tahu namaku, sebetulnya aku cuma merupakan pengemis tua yang tak berharga, begitu pula namaku.
Tidak apa-apa kuberitahukan namaku, aku bermarga Ang dan nomor tujuh di rumah. Orang memanggilku Ang Cit Kong, kau juga harus memanggilku Ang Cit Kong."
Ouw Yang Hong menggelengkan kepala.
"Tidak baik! Tidak baik!" katanya.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Ang Cit Kong tercengang, lalu bertanya dengan mata terbelalak.
"Mengapa tidak baik?"
"Usiamu masih muda tapi dipanggil Cit Kong (Kakek Ketujuh). Kalau aku bertemu orang lain, bukankah harus dipanggil Ouw Yang Kong (Kakek Ouw Yang) juga?"
Begitu menyebut Ouw Yang Kong, mereka berdua saling memandang, kemudian tertawa gelak. Ternyata di Pak Song (Song Utara), orang yang amat terkenal bernama Ouw Yang Siu, semua orang memanggilnya Ouw Yang Kong. Kini Ouw Yang Hong menyebut dirinya Ouw Yang Kong, maka tidak heran mereka berdua tertawa gelak.
Setelah tertawa gelak, Ang Cit Kong berkata dengan suara lantang,
"Baiklah! Kau mau memanggilku Ang Cit atau Ang Cit Kong juga terserah! Oh ya, maukah kau ke dapur istana mencicipi hidangan-hidangan lezat di sana?"
Ketika berbicara mengenai dapur istana, wajah Ang Cit Kong tampak gembira sekali, tersenyum sambil melanjutkan.
"Ouw Yang Hong, di dapur istana amat ramai, di sana sibuk hingga malam. Tahukah kau kaisar makan berapa kali sehari" Berapa macam hidangan yang dinikmatinya, dan ketika kaisar mau bersantap, apa yang dibicarakan" Kau pasti tidak tahu semua itu, bukan" Kuberitahukan, di dapur istana terdapat begitu banyak tukang masak yang terkenal. Hidangan-hidangan yang akan disantap kaisar, terlebih dulu harus dicatat dan lain sebadainya. Bukankah itu aneh sekali?"
Mendengar itu, Ouw Yang Hong amat tertarik sekali. Dia berminat pergi ke dapur istana, namun kalau kurang berhati-hati, kepala pasti akan melayang.
Ang Cit Kong menatapnya, kemudian tertawa seraya berkata.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Kau (akut ya" Kali itu aku berada di dapur istana hampir sepuluh hari, sungguh menyenangkan di sana!"
Ang Cit Kong tertawa gembira, menunjuk Ouw Yang Hong sambil melanjutkan.
"Aku lihat kepandaianmu tidak begitu tinggi, tapi aku pasti mengajakmu ke sana, lalu membawamu keluar lagi. Bagaimana" Kau mau ikut?"
Ouw Yang Hong bukan orang bernyali kecil, maka dia manggut-manggut lalu menyahut.
"Baik, Cit Kong, aku ikut."
Setelah itu, Ouw Yang Hong memberi hormat kepada Ang Cit Kong, dan itu membuat Ang Cit Kong terbelalak.
"Eeeh" Kenapa kau memberi hormat kepadaku?"
"Kepandaianku memang amat rendah, maka akan mengalami bahaya di dapur istana, harap Cit Kong melindungiku!" sahut Ouw Yang Hong.
Karena Ouw Yang Hong terus memanggilnya Cit Kong, tentunya amat menggirangkannya.
"Baik, Ouw Yang Hong. Kau tidak usah kuatir, aku pasti menjagamu.
Pokoknya kita akan makan sekenyang-kenyangnya di dapur istana."
Mereka berdua terus mengobrol, hingga tak terasa hari sudah mulai gelap. Mendadak Ang Cit Kong berubah serius.
"Ouw Yang Hong, ikut aku!"
Ouw Yang Hong mengangguk, tapi ilmu gin-kangnya amat rendah, maka tidak dapat berlari cepat.
Ang Cit Kong tampak tidak sabaran. Dia langsung menyambarnya lalu mengerahkan ginkang meninggalkan tempat itu.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Walau sebelah tangan Ang Cit Kong menjinjing Ouw Yang Hong, namun dia masih dapat berlari bagaikan terbang.
Bukan main kagumnya Ouw Yang Hong, kemudian dia berkata dalam hati. Kelihatannya kepandaian pengemis ini masih di atas kepandaian kakekku. Dulu aku tidak begitu mau belajar ilmu silat, itu sungguh merupakan kesalahan besar. Lihat Ang Cit Kong ini, dia berani ke dapur istana mencicipi berbagai macam hidangan. Apabila aku berkepandaian tinggi, bukankah aku dapat berbuat semaunya"
Seandainya kali ini aku bisa pulang ke Gunung Pek Tho San, aku pasti memohon kepada kakak agar mengajariku ilmu silat tingkat tinggi. Aku ingin menjadi seorang pendekar besar.
Sementara Ang Cit Kong terus mengerahkan ginkangnya agar cepat sampai di istana. Tentunya dia tidak tahu apa yang sedang dipikirkan Ouw Yang Hong.
Tak seberapa lama kemudian, sampailah mereka di belakang istana.
Ouw Yang Hong yang masih dijinjing Ang Cit Kong merasa amat tegang, dun dia pun berkata dalam hati pula. Ouw Yang Hong! Ouw Yang Hong! Kau sungguh gegabah karena ikut seseorang yang tak dikenal ke dapur istana. Kalau kurang hati-hati, bukankah kau akan mati" Ang Cit Kong itu berkepandaian tinggi, apabila terjadi sesuatu, dia pasti dapat meloloskan diri. Sedangkan kau sendiri . . . bukankah akan celaka"
Ouw Yang Hong terus berpikir dan tahu, bahwa kemungkinan dirinya akan mati di dalam istana.
Sementara Ang Cit Kong telah menjinjingnya meloncat ke atap istana, kemudian berkata dengan suara rendah.
"Kalau kau merasa takut boleh tidak ikut. Aku akan menurunkanmu ke bawah, lalu kau seorang diri kembali ke rumah penginapan."
Ucapan Ang Cit Kong itu membuat hati Ouw Yang Hong tersinggung, lalu dia berkata dalam hati. Ang Cit Kong! Kau hanya mahir ilmu silat, tapi di kolong langit ini masih banyak orang yang berkepandaian tinggi! Hanya dikarenakan aku tidak mau belajar ilmu
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
silat, maka berkepandaian rendah. Apabila aku mau belajar, saat ini kepandaianku tidak akan di bawahmu!
Walau Ouw Yang Hong berkata demikian dalam hati, namun tidak diperlihatkan pada wajahnya. Kemudian dia memandang Ang Cit Kong sambil tertawa dan berkata.
"Apakah Cit Kong tidak mau mengajakku ke dapur istana" Pada hal tadi kau bilang, sudah sering ke dapur istana. Apakah kau cuma membual" Lagi pula kalau kau mengajakku ke dapur istana, mungkin akan menimbulkan bahaya, sehingga kau merasa takut. Ya, kan?"
Mendengar itu, Ang Cit Kong langsung melotot, dan langsung menjambak leher baju Ouw Yang Hong seraya membentak.
"Kau bilang apa" Kau bilang aku takut membawamu ke sana?"
"Cit Kong, aku tahu kau adalah orang gagah dan berkepandaian tinggi. Tapi di sini adalah istana. Kalau kau mengajakku ke dalam, apakah kau berani menjamin keselamatanku" Seandainya aku mati di dalam istana, memang tidak apa-apa, namun akan mencemarkan namamu. Inilah yang kusayangkan . . ." sahut Ouw Yang Hong dengan sungguh-sungguh.
Ang Cit Kong terus menatap Ouw Yang Hong. Sepasang matanya bersinar aneh dan kemudian dia tertawa gelak.
"Ha ha ha! Baik, baik! Kau berani memanasi hatiku, tahukah kau, aku sama sekali tidak takut apa pun" Aku akan membawamu ke dalam istana, hingga esok aku akan membawamu keluar. Pokoknya kau akan tahu kehebatanku."
Ouw Yang Hong tersenyum, sedangkan Ang Cit Kong sudah menjinjingnya lagi. Ketika melayang
turun ke halaman istana, dia berpesan. "Hati-hatilah!"
Halaman istana itu amat luas. Setelah kakinya menginjak tanah, Ang Cit Kong segera melepaskan Ouw Yang Hong, kemudian memungut
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
beberapa batu kecil, sekaligus disambitkannya ke arah lentera yang bergantung di sana. Lentera-lentera itu padam semua dan seketika terdengar suara bentakan.
"Siapa?" Guguplah Ouw Yang Hong. Dia nyaris menyahut tapi mulutnya langsung dibekap Ang Cit Kong.
Tampak beberapa pengawal istana berjalan ke luar. Mereka menengok ke sana ke mari, tidak melihat apa pun, lalu kembali ke dalam.
Ouw Yang Hong menarik nafas lega. Ang Cit Kong menariknya ke samping istana, lalu berendap-endap berjalan ke belakang.
Berselang sesaat sampailah mereka di dapur istana. Ang Cit Kong memandang Ouw Yang Hong sambil tertawa.
"Ha ha! Gampang sekali kan" Kita sudah sampai di dapur istana!"
Pada hal sesungguhnya, Ouw Yang Hong amat takut, tapi tetap manggut-manggut. Dia tidak mau memperlihatkan rasa takutnya di hadapan Ang Cit Kong, sebab Ang Cit Kong pasti akan mentertawakannya.
Ang Cit Kong mengajak Ouw Yang Hong ke dalam, kemudian bersembunyi di tempat yang gelap.
Barulah Ouw Yang Hong berlega hati dan mulai mengintip ke luar.
Si Racun Dari Barat See Tok Ouw Yang Hong Tay Toan Karya Jin Yong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Sungguh besar dapur istana itu! Di dalamnya terdapat beberapa meja dan puluhan panci tembaga yang berisi masakan lezat.
Tampak pula beberapa orang di sana. Ternyata mereka semua adalah tukang masak dalam istana. Salah seorang mencicipi semacam masakan, kemudian bergumam.
"Betul tidak" Betul tidak" Tidak! Bukan begini rasanya, salah! Salah!
Bukan begini rasanya!"
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Orang itu terus mengerutkan kening, kelihatannya sedang memikirkan suatu masalah. Berselang beberapa saat, mendadak dia melompat, lalu menyambar sayur dari atas meja, sekaligus mengendus-endusnya.
Sementara Ang Cit Kong terus memperhatikan orang itu. Sebaliknya Ouw Yang Hong mulai cemas. Dia ingin mengajak Ang Cit Kong pergi, namun sulit untuk mengatakannya.
Orang itu mengambil sebuah buku, lalu dibacanya dengan penuh perhatian. Ternyata buku tersebut adalah buku petunjuk tentang masakan.
"Harus ditambah bumbu ini dan itu, kemudian . . ." gumam orang itu sambil berjalan mondar-mandir.
Ouw Yang Hong menyaksikan tingkah orang itu lalu berbisik.
"Orang itu amat rajin belajar, apakah dia ingin menjadi pejabat?"
Ang Cit Kong tertawa dingin lalu menyahut.
"Kau tahu apa" Dia bukan sedang belajar, melainkan membaca petunjuk mengenai masakan. Dia tukang masak dalam istana, membuat masakan untuk kaisar, harus hati-hati sekali, sebab kalau terdapat kesalahan, lehernya pasti putus."
Ouw Yang Hong terperangah, lalu diam tidak banyak bicara lagi.
Sedangkan tukang masak itu mulai masak, dan tak lama terciumlah aroma masakan yang amat harum, membuat Ouw Yang Hong menelan air liur.
Ang Cit Kong tertawa kecil.
"Ouw Yang Hong, bagaimana" Harum sekali kan" Karena itu, aku sering ke mari!"
Ketika Ouw Yang Hong baru mau menyahut, mendadak terdengar seseorang berkata sambil tertawa.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Siauw Cih Cu! Coba kau bilang, kaisar sedang berbuat apa sekarang?"
"Maaf, budak tidak berani mengatakannya!" sahut Siauw Cih Cu dengan takut-takut.
"Siauw Cih Cu, kau jangan kira aku tidak tahu. Apa yang kau katakan kepada si Pendek, sudah kudengar semua. Kalau kau tidak mau bilang . . ."
Anak itu tampak ketakutan.
"Bukan budak tidak mau bilang, melainkan merasa takut," jawabnya terputus-putus.
Orang itu tertawa. "Siauw Cih Cu, apa yang kau takutkan" Kaisar tidak tahu kau sedang berbuat apa sekarang. Kau sering melayani kaisar, tentunya kau tahu apa yan^ sering dilakukan kaisar. Beritahukankah padaku! Kau tidak usah takut sebab hanya kita berdua yang tahu!"
Anak itu memang merasa takut, namun juga merasa takut kepada orang itu, maka tidak berani untuk tidak memberitahukannya, dan akhirnya dia berkata.
"Hari ini kaisar bersama seorang gadis penari. Kaisar memuji akan keindahan tariannya. Gadis itu tidak tahu peraturan dalam istana, tapi berani menari bersama kaisar. Kalau ketahuan para selir, gadis itu pasti celaka."
"Siauw Cih Cu, mungkin kau keliru. Para dayang dalam istana, asal memperoleh perhatian dari kaisar, pasti akan hidup senang," kata orang itu dengan suara rendah.
"Apakah kau tidak tahu, begitu banyak dayang di dalam istana"
Malam ini kaisar bersama salah seorang dayang, lusa sudah melupakannya. Bukankah ada seorang dayang mati secara tengenaskan gara-gara dipermainkan kaisar?" sahut Siauw Cih Cu.
Orang itu terkejut bukan main, lalu cepat-cepat memberi isyarat.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Ssst! Omong jangan kencang-kencang!"
Mereka berdua tidak berani bercakap-cakap lagi, hanya menggeserkan badan saja, justru berdiri di hadapan tempat Ang Cit Kong dan Ouw Yang Hong bersembunyi. Kemudian orang itu berseru.
"Lu Sam! Lu Sam!"
Terdengar suara sahutan. "Ya!" Tampak seseorang berlari-lari ke hadapannya, lalu bertanya.
"Kalian berdua . . . mau membawa hidangan untuk kaisar?"
"Betul. Lu Sam, cepat siapkan! Kalau terlambat, lehermu pasti putus," sahut orang itu.
"Kaisar punya urusan besar apa" Tentunya cuma dikarenakan urusan itu saja!" kata Lu Sam sambil menepuk dada.
"Lu Sam, kau sudah gila ya" Berani mengatai kaisar?" bentak Siauw Cih Cu.
Lu Sam kelihatan sedikit mabuk, maka dia menyahut dengan suara keras.
"Orang lain memang tidak tahu, mengira kaisar setiap hari mengurusi urusan kerajaan, sehingga sibuk sekali. Tidak tahunya kaisar menyibukkan apa setiap hari" Hanya Lu Sam yang tahu, setiap hari kaisar cuma bersenang-senang dengan para selir dan dayang saja. Hari itu aku melihat para dayang melewati sisiku, mereka . . ."
"Kau berani mencela kaisar?" kata Siauw Cih Cu dengan gusar.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Lu Sam menarik nafas dalam-dalam, lalu menyahut.
"Mana berani aku mencela kaisar" Hanya saja . . . aku melihat para dayang berlutut di hadapan kaisar, aku melihat . . ."
Orang yang bersama Siauw Cih Cu tertawa.
"Ha ha! Kau pasti melihat dada dan paha para dayang itu! Ya, kan?"
Lu Sam diam. Sebaliknya Siauw Cih Cu dan orang itu malah tertawa terpingkal-pingkal.
Berselang sesaat, barulah Lu Sam berkata.
"Jangan kan kaisar, kalau aku yang melihat juga akan . . ."
Mendadak terdengar suara tawa dingin dan berkata.
"Lu Sam, kau pasti mati! Sebab kau berani berlaku tidak hormat terhadap kaisar!"
Bukan main terkejutnya Lu Sam. Dia langsung berlutut sambil memohon.
"Miau Toaya (Tuan Besar Miau)! Miau Toaya! Ampunilah aku! Aku cuma bergurau . . ."
Miau Toaya tertawa dingin, lalu berkata.
"Lu Sam, kau bergurau atau tidak, yang jelas kau pasti mati! Kau harus tahu, di luar tembok masih terdapat telinga lain! Kalau aku tidak membunuhmu, aku pasti dihukum mati oleh kaisar!"
Mendengar itu, Lu Sam tahu percuma memohon lagi, maka mendadak dia menerjang ke arah Miau Toaya.
Akan tetapi, Miau Toaya langsung mengibaskan tangannya. Lu Sam terpental seketika menimpa meja, sehingga semua hidangan yang ada di atas meja itu tertumpah semuanya.
Buk! Lu Sam jatuh ke bawah. Tubuhnya tergeletak di lantai, di hadapan Ouw Yang Hong. Ternyata nyawanya telah melayang.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Betapa tegangnya Ouw Yang Hong, sebab apabila orang itu memeriksa tempat tersebut, pasti akan menemukan mereka berdua.
Akan tetapi, Miau Toaya tidak memeriksa tempat itu, melainkan berkata kepada Siauw Cih Cu dan orang yang bersamanya.
"Kalian berdua harus tahu, bahwa kaisar tetap kaisar! Kalian berdua jangan tahu urusan kaisar, kalian berdua tidak dihukum mati!"
Usai berkata begitu, Miau Toaya lalu menyeret mayat Lu Sam pergi.
Kini cuma tinggal Siauw Cih Cu dan orang itu. Mereka berdua sama sekali tidak berani bersuara, dan cepat-cepat mengambil apa yang dibutuhkan, kemudian meninggalkan tempat itu.
Setelah mereka pergi, barulah Ouw Yang Hong menarik nafas lega.
"Cit Kong, bolehkah kita keluar sekarang?" tanyanya dengan suara rendah.
Ang Cit Kong merasa gembira sekali, karena Ouw Yang Hong memanggilnya 'Cit Kong'. Dia tertawa gelak seraya menyahut.
"Kau kira masih ada orang ke mari" Di sini hanya tinggal kita berdua.
Apa yang berada di sini merupakan hidangan-hidangan untuk kaisar, kau boleh mencicipinya."
Ang Cit Kong meloncat ke luar dari tempat persembunyian, kemudian mengambil berbagai macam makanan untuk disantap.
Begitu pula Ouw Yang Hong, dia pun mulai bersantap sambil tertawa-tawa.
Akan tetapi, mendadak Ang Cit Kong mencegahnya bersantap, dan itu membuat Ouw Yang Hong terheran-heran.
"Perlahan dikit! Perlahan dikit!"
"Kenapa harus perlahan dikit" Kau mengajakku ke mari bukankah untuk makan" Kenapa kau malah menyuruhku perlahan dikit?"
Ang Cit Kong tertawa. KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Ha ha! Ouw Yang Hong, kau justru tidak tahu kalau makanan yang di dalam panci itu tidak boleh di makan."
Ouw Yang Hong tercengang. "Kenapa?"
"Kalau kau makan, pasti tidak akan tahan. Sebab biasanya setelah makan kaisar pasti bersenang-senang dengan para selirnya. Itu merupakan makanan yang telah dicampuri obat kuat. Maka kalau kau mau makan, harus cari perempuan di sini."
Ouw Yang Hong tersentak mendengar penuturan itu, dan dia baru tahu mengapa Ang Cit Kong melarangnya makan makanan itu.
Oleh karena itu, dia tidak berani sembarangan makan, hanya mengikuti Ang Cit Kong.
Itu membuat Ang Cit Kong mengerutkan kening, lalu berkata dengan suara keras.
"Hei! Bagaimana kau" Di sini begitu banyak makanan, tapi kenapa kau ikut aku makan" Kau boleh pilih makanan lain!"
Ouw Yang Hong melotot. "Tadi kau melarangku makan makanan itu, tapi sekarang . . ."
Ang Cit Kong tertawa gelak.
"Ha ha ha! Kecuali makanan yang di dalam panci itu, makanan lain boleh kau makan!"
Ouw Yang Hong manggut-manggut, kemudian mulai makan lagi.
Di saat dia sedang makan dengan lahap, mendadak Ang Cit Kong berkata.
"Tidak boleh! Tidak boleh!"
Ouw Yang Hong terbelalak, dan segera bertanya.
"Apa maksudmu?"
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Kau harus ingat, semua ini adalah hidangan untuk kaisar. Kau tidak boleh makan begitu banyak. Sebab kalau kau makan begitu banyak, berarti kau maling lho!"
Ouw Yang Hong mengangguk.
"Ya! Ya!" Ang Cit Kong tertawa lagi dan berkata.
"Coba kau katakan, bagaimana selera kaisar?"
"Tentunya luar biasa. Kalau tidak, bagaimana mungkin makanan di sini begitu lezat?" sahut Ouw Yang Hong.
Ang Cit Kong tertawa gelak.
"Ha ha ha! Betul! Betul! Semua makanan di sini amat lezat, tidak terdapat di luar!"
Ouw Yang Hong juga ikut tertawa, kemudian mulai bersantap lagi.
Akan tetapi, mendadak Ang Cit Kong berbisik.
"Celaka! Ada orang datang!"
Bukan main terkejutnya Ouw Yang Hong. Pada waktu bersamaan Ang Cit Kong menyambarnya untuk bersembunyi.
Tak seberapa lama, muncullah beberapa orang, yang langsung memasuki ruang dapur, mereka berjumlah lima orang.
Bab 4 Setelah berada di dalam ruang dapur itu, salah seorang dari mereka berkata dengan suara lantang.
"Kaisar mau minum teh, kita harus segera menyeduh teh istimewa untuk kaisar!"
Empat orang lainnya manggut-manggut. Orang itu langsung duduk, tapi yang lain tetap berdiri. Kelihatannya dia merupakan pemimpin.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Ouw Yang Hong dan Ang Cit Kong mengintip. Orang itu memang tampak sombong. Salah seorang bawahannya membawakan sebaskom air. Dia itu mencuci tangannya perlahan-lahan, bahkan juga membersihkan kukunya yang panjang.
Setelah itu, barulah dia bangkit berdiri, lalu menghampiri sebuah tungku. Diambilnya sebuah kipas, lalu mulai mengipas. Tak lama tungku itu mulai menyala.
Dia kembali duduk. Salah seorang bawahannya segera memasak air, sedangkan yang lain memijit-mijit bahunya. Berselang sesaat, air yang dimasak itu sudah mulai mendidih.
Orang itu bangkit berdiri, lalu menghampiri tungku. Dia melihat sejenak lalu mengambil sebuah botol kecil. Ternyata botol itu berisi daun teh, yang kemudian dituangnya ke dalam teko. Setelah itu, dia pun menambah sedikit bahan lain. Tak lama kemudian, terciumlah aroma teh yang amat harum.
Orang itu tertawa gembira, kelihatan bang;' sekali.
"Di mana ada kemauan, di situ pasti ada jalan' Tidak sia-sia setiap hari aku membaca kitab kuno! Kemarin aku menemukan semacam resep rahasia, sepertinya berasal dari jaman Cin Sie Ong! Siap;; yang makan, pasti akan awet muda!" katanya.
Begitu mendengar perkataannya, yang lain tampak tertegun dan kurang percaya.
"Benarkah itu?" tanya salah seorang di antara mereka.
Orang itu tertawa dingin, karena keempat temannya itu tampak kurang percaya.
"Kalian kira aku cuma omong besar" Kalian akan menyaksikannya!"
Keempat orang temannya diam saja.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Orang itu mengeluarkan sebuah tabung dan sebuah bungkusan kecil lalu ditaruhnya di atas meja.
"Lihatlah agar kalian percaya! Resep aneh kelihatan memang seperti resep biasa, tapi justru ada keajaibannya. Pokoknya lihatlah, kalian pasti akan menyaksikan sesuatu yang tidak pern??.H kalian saksikan," katanya sambil membuka bungkusan kecil itu.
Keempat orang itu juga merupakan tukang masak yang cukup terkenal dalam istana, tentunya mereka ingin tahu, orang itu menemukan resep rahasia apa.
Orang itu mulai menyebut beberapa macam bahan sambil menunjuk bungkusan yang sudah dibukanya. Keempat orang itu tampak terkejut, begitu pula Ang Cit Kong dan Ouw Yang Hong yang sedang bersembunyi. Tenyata orang itu menyebut beberapa jenis binatang berbisa.
"Ulat berdarah dari Gunung Hwa San, selalu menghisap darah ayam hutan. Belut dari Gunung Tiang Pek San ditambah semacam rumput obat, semua itu dicampur jadi satu, akan menghasilkan semacam belatung. Tabung itu berisi belatung tersebut, warnanya putih dan bercahaya."
Usai berkata, orang itu mengeluarkan seekor belatung dari dalam tabung tersebut, lalu ditaruh di atas meja.
Keempat orang itu segera memandang ke situ. Tampak belatung itu berbentuk aneh dan memancarkan cahaya putih. Mereka berempat kelihatan tercengang, karena tidak tahu maksud orang itu rvsengeluarkan belatung.
Sambil tersenyum orang itu mengambil secangkir air, lalu dimasukkannya belatung itu ke dalamnya. Setelah itu digoyang-goyangkannya cangkir itu sejenak, lalu diangkatnya belatung itu sekaligus dimasukkannya lagi ke dalam tabung.
Wajah orang itu tampak serius, kemudian berkata sungguh-sungguh.
"Kalian saksikan saja!"
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Keempat temannya manggut-manggut, sedangkan orang itu mulai meneguk air yang di dalam cangkir tersebut.
Setelah meneguk, dia mulai batuk-batuk, lalu tangannya gemetar seakan kedinginan.
Keempat orang itu terkejut bukan main menyaksikannya.
"Kau tidak apa-apa" Perlukah kau minum obat pemunah racun?"
tanya mereka serentak dengan rasa cemas.
Ternyata mereka berempat menganggap orang itu telah keracunan.
Akan tetapi, orang itu justru telah berhenti batuk, bahkan tangannya tidak gemetar lagi.
Dia memejamkan mata, kelihatannya sedang menikmati suatu rasa yang amat memuaskannya. Badannya bergoyang-goyang ringan, kemudian bernyanyi-nyanyi kecil pula.
"Jadi manusia sungguh tak gampang. Selalu memikirkan berbagai macam urusan, sehingga rambut berubah putih. Banyak istri banyak masalah, banyak harta jadi penyesalan, banyak anak banyak kepusingan. Sungguh tak gampang jadi manusia! Minum arak untuk bermabuk-mabukan, hidup manusia seperti berada di atas papan catur."
Keempat orang itu terus memandangnya, begitu pula Ang Cit Kong dan Ouw Yang Hong. Akan tetapi tiada seorang pun tahu, apa yang telah terjadi atas diri orang itu.
Mendadak salah seorang berseru.
"Mabuk tak merasakan apa-apa, melayang-layang seakan berada di sorga . . .!"
Ang Cit Kong dan Ouw Yang Hong tidak paham, mengapa orang itu secara tiba-tiba kelihatan seperti kehilangan kesadarannya. Apakah terpengaruh oleh air yang diminumnya tadi" Kalau begitu, belatung yang di dalam tabung itu pasti merupakan binatang langka yang amat bermanfaat.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Sementara keempat orang itu pun mulai meneguk air yang di dalam cangkir. Persis seperti yang dialami orang tadi, mereka pun batuk-batuk, tangan gemetar, mata terpejam dan badan ber-goyang-goyang.
Namun wajah mereka tampak berseri-seri, seakan merasa puas dan nyaman. Ada yang duduk di kursi dan ada pula yang berbaring di lantai sambil menikmati apa yang dirasakannya.
Berselang beberapa saat, orang yang minum
lebih dulu itu telah sadar kembali. Dia tertegun melihat keempat temannya, tapi tidak memperlihatkan reaksi apa pun.
Tak lama keempat orang itu pun sadar. Mereka segera memberi hormat kepada orang itu seraya bertanya.
"Kau sungguh hebat! Apa nama resep rahasia itu?"
"Saudara sekalian, kita semua sudah bersusah payah, namun aku yang beruntung menemukan resep rahasia itu, maka tidak perlu diherankan!" sahut orang itu sambil tertawa.
Keempat orang itu amat sirik dalam hati, namun tidak diperlihatkan pada wajah, sebaliknya malah berlaku amat sungkan.
"Kalau begitu, bolehkah kami tahu nama minuman itu?" tanya salah seorang dari mereka.
"Minuman itu amat bermanfaat, namun justru disebut Sari Air Hitam!
Itu sungguh tak sedap didengar, bukan?"
Keempat orang itu manggut-manggut.
"Menurutku, itu amat tak sedap didengar. Bagaimana kalau nama itu kita ganti dengan Sari Cin Cu (Mutiara)?"
Keempat orang itu saling memandang, kemudian salah seorang dari mereka menyahut dengan wajah serius.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Itu masih kurang tepat. Kita harus memilih sebuah nama yang paling tepat dan sedap didengar untuk minuman itu."
"Ng . . ." Orang itu manggut-manggut. "Baik. Kira-kira nama apa yang tepat dan sedap didengar untuk minuman itu?"
Mereka berlima mulai berpikir, namun tidak mendapatkan nama yang cocok untuk minuman tersebut, akhirnya salah seorang dari mereka ber-kata.
"Bagaimana kalau minuman itu kita beri nama Sari Wan Yo (Nama Burung Langka)?"
Sari Wan Yo" Ang Cit Kong dan Ouw Yang Hong yang bersembunyi itu saling memandang, kemudian manggut-manggut seakan setuju minuman itu diberi nama Sari Wan Yo.
Salah seorang berkata lagi dengan kening ber-kerut.
"Kalau kaisar minum Sari Wan Yo, pasti akan seperti kita, batuk-batuk dulu. Itu . . . mungkin tidak baik."
Yang lain diam, sebab apabila kaisar minum lalu batuk-batuk, sudah pasti marah besar, bahkan kemugkinan besar mereka berlima akan dihukum mati karena dituduh meracuni kaisar.
Berselang beberapa saat kemudian, salah seorang dari mereka berkata.
"Menurutku, terlebih dahulu aku harus men-jelaskan kepada kaisar akan manfaat minuman itu. Kalau hatinya tergerak, beliau pasti akan menyuruh salah seorang Thay Kam (Sida-Sida) minum dulu. Kita pun harus memberitahukan kepada kepala bagian dapur istana.
Bagaimana menurut kalian?"
Yang lain manggut-manggut setuju, sebab apabila kepala bagian dapur istana mengetahui itu, pasti akan melapor kepada kaisar maka mereka berlima akan memperoleh hadiah dari kaisar.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Betapa gembiranya kelima orang itu. Mereka langsung membawa minuman itu untuk memberitahukan kepada kepala bagian dapur istana.
Di saat bersamaan, Ang Cit Kong dan Ouw Yang Hong pun berpikir, itu merupakan minuman aneh, kalau tidak mencicipinya, pasti akan menyesal selama-lamanya.
Kini kelima orang itu telah melangkah pergi. Orang yang membuat minuman tersebut membawa cangkir berisi minuman itu. Mereka sama sekali tidak tahu, bahwa ada dua orang berniat mencuri minuman tersebut.
Orang yang membawa minuman itu terus ber-jalan dengan wajah berseri-seri. Ternyata dia sedang memikirkan hadiah yang akan diterimanya dari kaisar.
Mendadak dia menjerit kaget, karena tangan-nya yang membawa minuman itu terasa sakit sekali, sehingga cangkir itu terlepas dari tangannya. Di saat itulah, tampak sosok bayangan berkelebat laksana kilat menyambar cangkir itu, lalu menghilang entah ke mana.
Kelima orang itu tidak tahu siapa yang mencuri minuman tersebut.
Tidak tampak tumpahan minuman itu di lantai, dan di tangan mereka berlima pun tidak memegang cangkir itu.
Hilang ke mana cangkir yang berisi Sari Wan Yo" Itu sungguh mengherankan sekali!
Wajah orang yang membuat minuman itu tam-pak dingin. Dia menatap keempat orang seraya berkata dengan dingin pula.
"Saudara sekalian, aku adalah teman kalian, bergurau harus pada waktunya. Aku yang membuat minuman itu, sudah barang tentu kalian pun akan mendapat keuntungan.
Apabila kaisar merasa suka akan minuman itu, kalian pun akan memperoleh hadiah besar. Siapa di antara kalian yang mencuri
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
minuman itu, harap segera kembalikan kepadaku, agar aku tidak perlu turun tangan dan merusak hubungan baik kita selama ini."
Keempat orang itu tampak tercengang. Tiada seorang pun tahu siapa yang mencuri minuman itu. Akan tetapi, mereka berempat bergirang dalam hati karena minuman itu telah hilang, maka kaisar pun tidak akan menikmati minuman yang dibuat orang itu, sehingga dia tidak akan memperoleh hadiah apa pun dari kaisar, jadi sia-sialah penemuannya itu.
Berselang sesaat, salai ..curang dari mereka menyahut.
"Aku cuma melihatmu menjerit, karena itu, aku pun maju dengan maksud ingin memapahmu, sebab badanmu kelihatan sempoyongan. Tidak disangka minuman yang berada di tanganmu malah hilang begitu saja."
"Aku melihat sebuah tangan menjulur, tapi aku kira itu adalah tanganmu. Lagi pula kau pasti kuat memegang minuman itu, bagaimana mungkin aku mencurinya?" sambung temannya.
Orang itu kelihatan terheran-heran, kemudian berkata dengan kening berkerut.
"Kok aku tidak melihat tangan itu, bagaimana begitu cepat?"
"Menurutku, kau tidak usah memikirkan itu. Bukankah esok kau masih bisa membuat minuman itu lagi untuk kaisar?" kata salah seorang lagi.
Yang lain juga mengatakan begitu, akhirnya orang itu menggeleng-gelengkan kepala seraya menyahut.
"Kalian harus tahu, aku telah memeras otak membuat bahan-bahannya, barulah dapat mem-buat secangkir minuman itu. Kalian pun harus tahu, di dalam tabung itu berisi berbagai macam bahan, salah satunya adalah rumput Rusa yang hanya tumbuh di Gunung Thian San. Bersusah payah aku mencarinya, hanya sedikit yang kudapatkan, dan tidak gampang aku mendapatkannya lagi.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Mendengar ucapannya, keempat orang itu lalu berkata dalam hati.
Sungguh memeras tenaga orang itu memperoleh bahan-bahan tersebut, itu hanya demi menyenangkan kaisar agar mendapat hadiah! Tapi tak disangka minuman yang dibuatnya itu malah menghilang seperti dicuri setan. Mereka berempat merasa sayang juga merasa girang. Karena kalau minuman itu tidak hilang, orang itu pasti akan hidup senang selamanya, sebab berhasil membuat minuman itu untuk menyenangkan kaisar.
Sementara orang itu pun berkata dalam hati. Aku cuma merasa tanganku sakit, justru tidak tahu siapa di antara mereka berempat yang mencuri minuman itu. Kelihatannya aku telah keliru menilai mereka berempat, salah seorang di antara mereka pasti berkepandaian tinggi. Kini harus mengatakan apa, kepandaiannya jauh lebih rendah dari orang tersebut. Dia justru masih tidak mengerti, bagaimana orang yang dimaksud itu, begitu turun tangan, cangkir yang berisi minuman buatannya langsung hilang begitu saja.
Medali Wasiat 9 Patung Emas Kaki Tunggal ( Unta Sakti ) Karya Gan K H Harimau Kemala Putih 15
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
DINO Presents Karya Jin Yong (Chin Yung)
Dengan Judul : Si Racun Dari Barat
See Tok Ouw Yang Hong Tay Toan
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Bab 1 Orang selalu berlalu lalang dari Selatan ke Utara, buku merupakan harta yang tak ternilai, jalanan berliku-liku penuh bahaya.
Konon pada Dinasti Tay Song, ketika Siauw Cong naik tahta, terjadi peperangan di perbatasan. Pasukan Kini (Tatar) menyerbu ke dalam perbatasan Kerajaan Tay Song, sehingga menduduki beberapa wilayah kerajaan Song, menimbulkan kesengsaraan para rakyat jelata.
Di daerah Selatan panorama sangat indah. Di sana terdapat tempat pelesiran dan rumah makan mewah, maka tidak heran daerah itu amat ramai. Di kotaraja, para pejabat dan hartawan hidup bersenang dengan minuman keras serta makanan lezat, sedangkan di jalanan justru terdapat begitu banyak mkyat jelata yang menderita, menahan lapar dan kedinginan.
Konon ketika Kaisar Kauw Cong melalui sebuah sungai di daerah selatan, pernah mencetuskan sumpah akan menghancurkan pasukan Kim (Tatar). Maka rakyat pun bersatu hati menghancurkan pasukan Kim yang menyerbu ke dalam perbatasan Kerajaan Tay Song.
Memang tidak begitu sulit melaksanakan itu, sebab di dalam istana terdapat seorang menteri bernama Lie Kang yang amat setia, sedangkan di perbatasan terdapat seorang jenderal yang amat gagah berani bernama Gak Hui.
Kalau mereka bersungguh hati untuk menghancurkan pasukan Kim, bukankah pasukan Kim yang menduduki beberapa wilayah Kerajaan Tay Song dapat diusir sekaligus dihancurkannya"
Akan tetapi, di dalam istana justru terdapat seorang menteri dorna, sehingga membuat Kerajaan Tay Song menjadi berantakan.
Sedangkan kaisar hanya tahu bersenang-senang dengan para selir yang cantik jelita. Sudah barang tentu Kerajaan Tay Song menjadi bobrok tidak karuan, rakyat jelata sengsara dan menderita.
Secara tidak langsung, kotaraja telah berubah menjadi kota
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
pelesiran. Para pejabat dan para hartawan bersenang-senang siang malam, sebaliknya rakyat jelata hidup menderita dan kelaparan.
Di sudut sebuah jalanan, terdapat sebidang tanah yang amat luas dan di sana tampak beberapa buah gubuk yang keadaannya sangat memperihatinkan.
Di depan salah satu gubuk itu, terlihat belasan orang mengerumuni seseorang. Orang itu memakai jubah panjang yang dibikin dari bahan kasar. Dia sedang bercerita dan bernyanyi, tangannya menggenggam dua potong belahan bambu, sekaligus membunyikannya mengiringi suara nyanyiannya.
Belasan orang mendengarkan dengan mulut ternganga lebar, bahkan beberapa orang tampak terbelalak pula, sedangkan orang itu terus bernyanyi.
Sejak dahulu para menteri setia pasti mati penasaran, menteri dorna yang hidup senang dan mewah.
Menteri setia mati meninggalkan nama harum, menteri dorna mati meninggalkan nama busuk.
Perang di sungai, membunuh musuh dua ribu orang/ Tentara Kim berjumlah empat laksa, tentara Song hanya ratusan, tapi dapat melawan pasukan Kim. Begitu mendengar nama Gak Hui, pasukan Kim sudah gentar. Pasukan Kim mengakui akan kegagahan Jenderal Gak Hui. . .
Mendengar sampai di situ, para pendengar langsung bertepuk tangan sambil berseru.
"Bagus! Bagus!"
Sungguh mengherankan, orang itu dan para pendengar berani mencela kebusukan menteri dorna! Padahal ketika itu, siapa yang berani mencela para pejabat, pasti ditangkap dan langsung dijatuhi hukuman berat. Sementara orang yang bernyanyi itu melanjutkan.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Menteri dorna Cing Kwei memfitnah Jenderal Gak Hui di hadapan kaisar, sehingga Gak Hui yang gagah berani dijatuhi hukuman mati .
. . Ketika orang itu bernyanyi sampai di situ, mendadak terdengar suara bentakan sengit.
"Orang bermarga Cing, aku sudah buta bersahabat denganmu!
Menteri dorna Cing Kwei berpihak pada musuh demi hidup senang dan mewah! Aku tidak menyangka orang marga Cing berakhlak seperti itu!"
Orang yang membentak sengit itu adalah teman baik orang bermarga Cing tersebut. Orang bermarga Cing diam saja sebab Cing Kwei memang menteri dorna, sedangkan dia bermarga Cing.
Setelah orang itu membentak, yang lain pun menatap gusar kepada orang bermarga Cing tersebut.
"Hajar dia! Orang marga Cing memang harus mampus!"
Terdengar suara seruan di sana-sini. Di saat bersamaan, mendadak terdengar suara tawa dingin.
Pada hal saat itu, hati semua orang sedang panas, namun suara tawa dingin itu membuat hati semua orang berubah dingin seketika.
Kemudian terdengar salah seorang membentak.
"Siapa" Siapa yang tertawa" Cepat tampil untuk bicara!"
Wajahnya berseri tapi kelihatan angkuh sekali.
Dia memandang semua orang yang berada di situ, kemudian berkata dengan suara lantang.
"Kelihatannya hati kalian telah tergerak semua!"
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Siapa kau?" tanya salah seorang dari mereka yang berkerumun.
Orang itu sama sekai tidak memandang sebelah mata pun kepada orang yang bertanya. Dia menyahut dengan angkuh.
"Siapa aku, tidak perlu kau tahu!"
Orang yang bertanya diam seketika, tapi semua orang yang berada di situ mulai memperhatikan orang yang berbicara itu.
Orang tersebut berusia dua puluhan. Wajahnya tampan tapi kelihatan lemah seperti seorang sastrawan. Tangannya memegang sebuah kipas dan memakai jubah panjang warna abu-abu. Semua orang tertegun menyaksikannya, dan dalam hati mereka memuji akan ketampanannya.
Berselang sesaat, salah seorang memandangnya seraya bertanya.
"Setelah kau mendengar Tay Song menghancurkan pasukan Kim, kenapa kau kelihatan acuh tak acuh?"
Orang itu tertawa, lalu menyahut.
"Memang bagus cerita itu, namun tidak perlu dibanggakan. Tay Song melaksanakan sesuatu, setelah Kaisar Kauw Cong menyeberang sungai, sudah tiada yang berharga untuk diceritakan lagi. Aku justru tidak habis berpikir, kalian semua hanya bisa menceritakan Tay Song, bahkan pandai mengeritik pihak lain pula!"
Usai orang itu menyahut, tampak seorang berbadan gemuk berteriak dengan gusar.
"Sungguh penasaran! Sungguh penasaran!"
Salah seorang yang berdiri di sisinya segera bertanya.
"Kenapa kau penasaran?"
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Jelas Kerajaan Tay Song punya pahlawan dan jenderal yang gagah berani, tapi orang itu malah bilang tidak perlu dibanggakan.
Bukankah itu sungguh keterlaluan?" jawab si Gemuk.
Ketika berbicara, si Gemuk mengangkat kedua tangannya saking nafsunya. Tampak sepasang tangannya berwana hitam, pertanda dia ahli ilmu pukulan Hek Sah Ciang (Pukulan Pasir Hitam).
Apa yang dikatakan si Gemuk tadi memang benar, maka semua orang langsung menatap pemuda tampan itu dengan bengis, seakan ingin menelannya bulat-bulat
Semula orang yang bercerita itu juga merasa gusar terhadap pemuda tampan tesebut. Dia berharap semua orang menghajarnya.
Namun kini menyaksikan semua orang kelihatan begitu gusar, dia khawatir akan terjadi sesuatu. Karena itu, dia segera berkata untuk menenangkan semua orang.
"Apa yang dikatakan pemuda ini juga ada benarnya. Tay Song kita memang sudah bobrok, tidak heran dia mengatakan begitu."
Dia bermaksud baik, yakni ingin menenangkan semua orang. Namun ketika dia baru mau melanjutkan ceritanya, mendadak si Gemuk membentak gusar.
"Kau kira di bawah kaki kaisar, sudah boleh bicara sembarangan?"
Semua orang langsung membungkam dan berpikir, mungkin si Gemuk adalah perwira dalam istana, maka berani membentak begitu.
Akan tetapi, pemuda tampan itu malah tertawa dingin dan memandang si Gemuk seraya bertanya.
"Siapa kau?" Si Gemuk memang berharap pemuda tampan itu bertanya demikian, karena itu, dia tertawa gelak, lalu menyahut.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Siapa aku" Aku justru adalah pengawal dalam istana, Tiat Ciang (Pukulan Tangan Besi) Sui Peng!"
Orang tersebut tahu namanya cukup terkenal di dalam atau di luar istana, maka dia memandang remeh terhadap pemuda itu.
"Sebetulnya siapa kau?" bentaknya.
Pemuda itu tertawa nyaring, lalu menyahut.
"Aku adalah orang yang tak terkenal. Maka kalaupun aku beritahukan, kau pasti tidak akan tahu."
Tiat Ciang Sui Peng manggut-manggut, kemudian membusungkan dada sambil berkata besar.
"Tentunya kau bukan orang yang terkenal, sebab aku tidak mengenalmu! Dalam istana hingga dunia persilatan, aku banyak mengenal orang terkenal, maka bagaimana aku tidak tahu tentang dirimu" Aku yakin kau bukan warga kotaraja! Sebetulnya kau berasal dari mana?"
Pemuda itu tidak menjelaskan, hanya tertawa ringan seraya berkata.
"Memang benar, aku bukan warga kotaraja, melainkan datang dari daerah lain."
Tiat Ciang Sui Peng bergirang dalam hati mendengar itu. Pemuda itu datang dari daerah lain, maka sudah pasti bukan sanak famili pejabat tinggi kotaraja, karena itu, nyali orang tersebut menjadi besar.
Dadanya terangkat sedikit, kemudian tertawa seraya berkata.
"Baik, sebut namamu!"
"Tidak apa-apa kuberitahukan padamu, aku berasal dari Tho Hoa To (Pulau Bunga Persik) di Tong Hai (Laut Timur). Mengenai namaku, kau juga ingin mengetahuinya?" sahut pemuda itu acuh tak acuh.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Pemuda itu memberitahukan tempat tinggalnya, membuat Tiat Ciang Sui Peng mengira dia takut kepadanya, maka timbullah pikiran jahat, ingin menangkap pemuda itu untuk dijebloskan ke dalam penjara, lalu menghukum mati padanya!
Setelah timbul pikiran jahatnya, Tiat Ciang Sui Peng mendengus dingin dan membentak.
"Hei! Aku bertanya, sebetulnya siapa namamu?"
Pemuda itu mengerutkan kening, sama sekali tidak menyahut, hanya tertawa dingin.
Tiat Ciang Sui Peng tampak gusar sekali, lalu membentak lagi.
"Cepat beritahukan namamu!"
Pemuda itu tersenyum dingin, kemudian menyahut dengan hambar.
"Namaku Oey Yok Su!"
Tiat Ciang Sui Peng tertegun dan terheran-heran mendengar nama pemuda itu. Kemudian dengan mata agak terbelalak dia bertanya.
"Sapa namamu" Oey Yok Su" Kau Yok Su (Ahli Obat) apa" Kau mirip seorang sastrawan, bagaimana mungkin kau adalah Yok Su" Apakah kau tukang obat keliling?"
Tiat Ciang Sui Peng salah menduga. Dia tidak tahu bahwa Tho Hoa To di Tong Hai merupakan tempat yang amat terkenal di kolong langit, dan Oey Yok Su adalah majikan pulau itu. Salah seorang dari lima pesilat tangguh dalam dunia persilatan, ilmu silat Pulau Tho Hoa To merupakan aliran tersendiri, sama terkenalnya dengan Ong Tiong Yang, ketua Coan Cin Kauw dan Toan Hong Ya dari Tayli. Akan tetapi, sungguh sayang sekali. Tiat Ciang Sui Peng merupakan pengawal rendahan dalam istana, sama sekali tidak tahu pesilat tangguh dalam dunia persilatan. Tidak heran ketika mendengar nama Oey Yok Su, malah mentertawakannya.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Wajah Oey Yok Su berubah tak sedap dipandang, lalu dia tertawa dingin seraya berkata.
"Tidak salah, namaku memang mirip tukang obat keliling. Aku adalah tukang obat, tentunya tidak melanggar hukum yang berlaku di kotaraja. Ya, kan?"
Pada hal sesungguhnya, Oey Yok Su sudah berkata sungkan terhadap Tiat Ciang Sui Peng, sebab di sini bukan Pulau Tho Hoa To, melainkan adalah kotaraja.
Akan tetapi, Tiat Ciang Sui Peng justru tidak tahu diri, bahkan juga tidak tahu bahwa Oey Yok Su sudah naik darah, dia malah membentak.
"Hei! Kau tukang obat, kenapa berani tertawa dingin di hadapanku?"
Kening Oey Yok Su langsung berkerut. Seandainya dia mau menyudahi urusan itu, cukup baginya berkata sungkan. Namun dia adalah Oey Yok Su, majikan Pulau Tho Hoa To, sudah pasti tidak akan membiarkan Tiat Ciang Sui Peng bertingkah di hadapannya.
Oleh karena itu, Oey Yok Su tertawa dingin lagi dan berkata.
"Aku tertawa dingin lantaran melihat orang-orang Tay Song menganggap dirinya amat setia kepada kerajaan! Tapi sesungguhnya cuma bersifat seperti kaum wanita, melihat tanah Kerajaan Tay Song akan jatuh ke tangan suku Kim, namun masih dapat bersabar seakan tiada urusan! Di sini hanya terdengar cerita akan kegagahan orang-orang Tay Song, mengapa tidak menceritakan kebusukan menteri Cing Kwei, serta kebobrokan Kerajaan Tay Song, juga tidak menceritakan Tay Song harus mempersembahkan upeti-upeti kepada Bangsa Kim" Itu disebabkan apa?"
Semua orang yang mendengar kata-kata itu, bersorak penuh kegirangan. Mereka sama sekali tidak menyangka, bahwa pemuda yang tampak lemah itu ternyata begitu berani. Semula semua orang
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
amat gusar kepadanya, tapi kini justru malah menaruh hormat karena keberaniannya itu.
Akan tetapi, orang yang di hadapan pemuda itu adalah pengawal dalam istana, tentunya pemuda itu akan celaka.
Namun di saat semua orang mencemaskannya, Oey Yok Su malah tertawa dingin, sudah barang tentu membuat Tiat Ciang Sui Peng melotot.
"Baik, kau sungguh berani! Kalau begitu, kau harus mampus di dalam penjara!"
Usai berkata, Tiat Ciang Sui Peng memukul meja yang berada di sisinya.
Bukan main terkejutnya semua orang, ternyata Tiat Ciang Sui Peng berkepandaian tinggi, sebab meja yang dipukulnya menimbulkan bekas telapak tangannya berwarna hitam, kelihatannya seperti hangus terbakar. Apabila pukulan itu menghantam Oey Yok Su, bukankah nyawa pemuda itu akan melayang"
Namun Oey Yok Su tidak tampak terkejut, hanya tertegun memandang Tiat Ciang Sui Peng sambil tertawa dan tangannya mengusap-usap meja tersebut sambil berkata.
"Tuan, mengapa harus merusak meja ini?"
Oey Yok Su mengusap meja itu perlahan, namun meja itu justru telah berubah rata. Melihat kejadian itu, semua orang berseru.
"Lihat! Lihat! Lihat meja itu!"
Ternyata Oey Yok Su memperlihatkan kungfu tingkat tinggi. Walau tangannya mengusap begitu perlahan, namun bekas telapak tangan Tiat Ciang
Sui Peng di meja itu telah hilang, rata seperti semula.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Seandainya Tiat Ciang Sui Peng berpengalaman, pasti tahu bahwa itu merupakan kungfu tingkat tinggi, maka dia harus tahu diri dan segera mundur.
Akan tetapi, orang tersebut justru berpengalaman cetek dan berpengetahuan dangkal, lagi pula menganggap dirinya adalah pengawal dalam istana, sehingga selalu berlaku sok, tidak ingat akan suatu pepatah, bahwa di luar langit masih ada langit, di atas gunung masih terdapat gunung lain.
Ketika menyaksikan perbuatan Oey Yok Su, dia malah tampak gusar sekali, dan membentak keras.
"Kau berani mempermainkanku?"
Biasanya tiada seorang pun berani bersikap demikian terhadapnya, karena itu, kegusarannya sudah tak tertahan lagi, dan dia langsung menggerakkan sepasang tangannya untuk menyerang Oey Yok Su.
Oey Yok Su sama sekali tidak bergerak, juga tidak memperdulikannya, hanya berdiri diam di tempat, tapi keningnya berkerut-kerut.
Sedangkan Tiat Ciang Sui Peng hanya menggunakan tujuh bagian tenaganya karena tidak bermaksud membunuh Oey Yok Su, hanya ingin menghajarnya.
Orang-orang langsung menyingkir, karena pukulannya menimbulkan angin yang menderu-deru.
Perlu diketahui, Tiat Ciang Sui Peng memang mahir ilmu pukulan Tiat Sah Ciang (Ilmu Pukulan Pasir Besi).
Ketika semua orang menyaksikan pukulannya, segera bertepuk tangan memujinya, itu agar Tiat Ciang Sui Peng merasa puas.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Ternyata benar, orang tersebut merasa girang. Dia yakin namanya akan lebih terkenal, sebab semua orang pasti akan menyebar luaskan tentang kejadian itu.
Lagi pula dia pun mempunyai alasan tertentu untuk menghajar Oey Yok Su, karena Oey Yok Su berani menghina kaisar.
Berpikir sampai di situ, Tiat Ciang Sui Peng semakin merasa puas, sehingga membuatnya ingin merobohkan Oey Yok Su dalam sekali pukul.
Sedangkan Oey Yok Su tetap berdiri diam di tempat, kelihatannya seperti tidak berani melawan, dan itu sungguh mencemaskan semua orang. Sungguh sial pemuda yang berasal dari Pulau Tho Hoa To itu, hari ini dia pasti celaka di tangan Tiat Ciang Sui Peng! Pikir semua orang. Kalau tidak mati, dia pun pasti akan terluka parah!
Tiat Ciang Sui Peng tidak tahu, bahwa Oey Yok Su masih berusaha mengendalikan diri. Sebaliknya dia malah ingin memamerkan kepandaiannya, agar namanya lebih terkenal.
Oey Yok Su mundur, tapi Tiat Ciang Sui Peng terus menyerangnya.
Itu membuat Oey Yok Su terpaksa mundur dan terus mundur, akhirnya punggungnya membentur tembok, maka dia sudah tidak bisa mundur lagi.
Di saat itulah dia memandang Tiat Ciang Sui Peng, lalu tertawa seraya berkata dengan lantang.
"Baiklah! Kegusaranmu telah dilampiaskan. Dari tadi kau terus menyerangku, tapi aku sama sekali tidak membalas! Kini sudah cukup kau menyerang, aku pun sudah harus pergi!"
Semua orang langsung bersoraksorai. Mereka sudah melihat jelas, bahwa Oey Yok Su memiliki kungfu tingkat tinggi. Kalau tidak, bagaimana mungkin dia tidak terluka ketika terkena pukulan Tiat Ciang Sui Peng"
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Seandainya semua orang tidak bersorak-sorai, mungkin Tiat Ciang Sui Peng akan menyudahi urusan itu. Namun dikarenakan semua orang bersorak-sorai, kelihatannya seakan memuji Oey Yok Su, itu membuat Tiat Ciang Sui Peng menjadi penasaran sekali. Sebab dari tadi dia terus menyerang dan memukul, tapi Oey Yok Su tidak membalas dan tidak tampak terluka, maka Tiat Ciang Sui Peng menganggap semua orang sedang men t er lawakannya.
Di saat bersamaan, terdengar seseorang berkata sambil tertawa, sehingga membuat Tiat Ciang Sui Peng bertambah penasaran dan kegusarannya pun memuncak.
"Memukul tak kena malah kelelahan! Ha ha ha . . .!"
Sesungguhnya saat itu, semua orang memang ingin melihat Oey Yok Su menghajar Tiat Ciang Sui Peng, karena para pengawal dalam istana, selalu bertindak sewenang-wenang terhadap rakyat jelata.
Sementara Tiat Ciang Sui Peng menatap Oey Yok Su dengan mata melotot, kemudian mendadak menyerang lagi dengan pukulan dahsyat.
Sedangkan Oey Yok Su sudah tidak bisa mundur, maka terpaksa mengangkat sebelah tangannya untuk menangkis pukulan Tiat Ciang Sui Peng.
Plak! Terdengar suara benturan. Tiat Ciang Sui Peng terhuyung-huyung ke belakang beberapa langkah. Sepasang matanya yang melotot bertambah melotot, namun mulutnya menutup rapat.
Bukan main terkejutnya Tiat Ciang Sui Peng. Dia tahu dirinya telah terluka dalam, sebab dadanya terasa sakit sekali. Maka dia tidak berani membuka mulut, sebab apabla membuka mulut, pasti menyemburkan darah segar. Itu membuatnya mengeluh dalam hati.
"Habislah! Tak kusangka akan kalah di tangan pemuda berasal dari Pulau Tho Hoa To! Aku memperoleh ilmu pukulan Tiat Sah Ciang
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
dari partai Tiat Sah Ciang, tapi justru dilukai oleh pemuda ini, selanjutnya bagaimana aku menaruh kakiku di kotaraja lagi?"
Sambil menahan rasa sakit di dadanya, dia terus melotot i Oey Yok Su, namun nyalinya telah ciut.
Pemuda itu berkepandaian begitu tinggi. Sebetulnya tempat apa Pulau Tho Hoa To itu" Kepandaiannya begitu tinggi, dia berasal dari partai mana"
Tiat Ciang Sui Peng bertanya dalam hati. Setelah rasa sakit di dadanya agak berkurang, barulah dia berkata dengan lemah.
"Kepandaian Anda sungguh tinggi, di luar dugaanku. Aku tun . . ."
Karena membuka mulut berbicara, akhirnya Tiat Ciang Sui Peng memuntah darah segar.
Semua orang tahu, Tiat Ciang Sui Peng sudah terluka parah. Betapa kagumnya mereka terhadap Oey Yok Su, sebab yang menyerang adalah Tiat Ciang Sui Peng, sedangkan Oey Yok Su cuma mundur dan akhirnya menangkis, tapi justru tangkisannya membuat Tiat Ciang Sui Peng terluka parah. Kalau tidak menyaksikan dengan mata kepala sendiri, siapa pun tak akan percaya.
Tiat Ciang Sui Peng tahu apabila saat ini tidak pergi, tentunya akan memperoleh ejekan dari semua orang. Oleh karena itu, dia segera berjalan pergi dengan sempoyongan.
Semua orang tahu dia sudah terluka parah, maka membiarkannya pergi tanpa mengejeknya.
Akan tetapi, ketika Tiat Ciang Sui Peng baru berjalan beberapa langkah, mendadak terdengar suara bentakan.
"Berhenti!" Apa boleh buat, Tiat Ciang Sui Peng terpaksa berhenti. Ternyata yang membentak itu adalah Oey Yok Su. Karena hawa kegusarannya belum reda, dia berkata dengan lantang.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Sui Peng, katakanlah! Kau orang Tay Song, namun bukankah seorang tolol?"
Tiat Ciang Sui Peng tidak dapat menyahut, hanya melototi Oey Yok Su dengan mulut membungkam.
Semua orang saling memandang. Sudah barang tentu suasana di tempat itu berubah menjadi hening sekali. Akan tetapi tiba-tiba terdengar suara sahutan.
"Omitohud! Kalau Sui Tayjin berniat bertobat Oey Siauhiap juga harus mengampuninya! Hud Couw (Sang Buddha) pun pernah melakukan kekeliruan, apalagi orang awam?"
Semua orang tersentak, tidak menyangka akan ada orang menyahut. Mereka segera menoleh, ternyata yang menyahut itu adalah seorang padri muda, wajahnya agak merah dan tampan, tampak lembut dan welas asih.
Oey Yok Su menatap padri muda itu, dan seketika tahu bahwa dia bukan merupakan padri biasa.
"Apakah padri ingin memberi petunjuk kepadaku?" tanyanya sambil tertawa dingin.
Saat ini, orang belum tahu bahwa ilmu silat Pulau Tho Hoa To yang di laut Timur amat tinggi. Sudah barang tentu kaum rimba persilatan pun tidak tahu dan tidak kenal akan Oey Yok Su, majikan pulau tersebut, hanya tahu dalam dunia persilatan terdapat seorang tosu muda dari Coan Cin Kauw bernama Ong Tiong Yang, berkepandaian tinggi dan amat harum namanya.
Tosu muda Ong Tiong Yang pernah memimpin rakyat melawan pasukan Kim, namun gagal. Maka sejak itu, Ong Tiong Yang kembali ke Cong Lam San untuk memperdalam ajaran Coan Cin Kauw dan tidak pernah berkecimpung dalam dunia persilatan lagi.
Masih terdapat keluarga Toan di Kerajaan Tayli. Keluarga Toan turun temurun merupakan raja di Tayli, juga amat terkenal dalam dunia persilatan, karena memiliki ilmu It Yang Ci (Jari Sakti), ilmu yang amat tinggi dalam dunia persilatan.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Konon di Gunung Pek Tho San, di daerah See Hek (Bagian Barat Luar Tionggoan) terdapat satu aliran yang memiliki ilmu silat tinggi. Aliran tersebut tergolong tidak lurus dan tidak sesat. Ilmu silat yang dimiliki aliran itu tidak berada di bawah keluarga Toan maupun Ong Tiong Yang dari Coan Cin Kauw di Gunung Cong Lam San.
Sementara padri muda itu tersenyum, kemudian menyahut.
"Aku tahu di Laut Tong Hai terdapat sebuah Pulau Tho Hoa To. Aku pun tahu tidak lama lagi Pulau Tho Hoa To akan terkenal dalam dunia persilatan, semua kaum rimba persilatan akan mengetahuinya.
Karena aku tahu di pulau itu terdapat seseorang, orang itu adalah kau bernama Oey Yok Su."
Semua orang terheran-heran, sebab kemunculan padri muda itu bukan untuk melawan Oey Yok Su, melainkan hanya ingin berbicara panjang lebar saja.
Akan tetapi, wajah Oey Yok Su justru berubah ketika mendengar apa yang dikatakan padri muda itu, perubahan yang menaruh hormat kepada padri muda tersebut.
Oey Yok Su cepat-cepat menjura, lalu berkata dengan sopan.
"Terimakasih atas ucapan padri, di sini aku memberi hormat!"
Dengan sopan padri muda itu pun cepat-cepat balas memberi hormat, kemudian tersenyum dan berkata lembut.
"Apa yang kuucapkan tadi merupakan hal sesungguhnya, harap Tocu (Majikan Pulau) dapat mawas diri, dan jangan berkepandangan seperti orang lain!"
Seusai padri muda itu berkata demikian, wajah Oey Yok Su tampak berubah tak sedap dipandang.
"Taysu telah keliru. Aku paling tidak mau mengerjakan dua pekerjaan di dunia ini, perlukah aku memberitahukan kepada Taysu?" katanya dingin.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Padri muda itu tercengang. Padahal tadi sikap Oey Yok Su begitu sopan, tapi kenapa mendadak sontak berubah menjadi begitu"
Apakah aku telah salah bicara" Padri muda itu bertanya dalam hati.
Kalaupun aku salah bicara, tidak seharusnya dia berubah menjadi begitu dingin.
Padri muda itu memandang Oey Yok Su, kemudian memberi hormat dan berkata lembut
"Harap Anda sudi memberitahukan!"
Oey Yok Su tetap tertawa dingin.
"Aku tinggal di Pulau Tho Hoa To, tentunya tidak berpengetahuan luas. Namun aku paling benci dua macam orang. Kesatu adalah sastrawan, karena orang macam itu selalu berbicara tentang kebenaran, keadilan dan kebijaksanaan, namun begitu berhasil meraih kedudukan, langsung pula menjadi kaki tangan pejabat tinggi, berlaku sewenang-wenang menindas rakyat jelata. Aku paling benci orang macam itu. Kedua adalah orang yang berpura-pura berbaik hati, pada hal sesungguhnya hanya ingin mengorbitkan nama mereka, lalu mengeruk keuntugan yang berlimpah-limpah.
Mereka adalah penjahat yang bertopeng dermawan. Aku sungguh penasaran karena lahir terlambat, kalau tidak, pasti sudah kubunuh mereka semua!"
Mendengar itu, padri muda malah tertawa seraya berkata.
"Oey Tocu berkata terbuka, tapi bukankah akan membunuh orang?"
"Orang semacam itu memang harus dibunuh. Namun di kolong langit justru terdapat begitu banyak orang semacam itu, maka tidak akan habis dibunuh. Karena itu, aku menjadi penasaran sekali!"
sahut Oey Yok Su. Padri muda itu tersenyum.
"Omitohud! Bagaimana menurut pendapat Oey Tocu tentang itu?"
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Menurutku, pengawal dalam istana ini harus mati!" sahut Oey Yok Su.
Semua orang tertegun mendengar itu. Semula mereka semua berharap Oey Yok Su menghajar Tiat Ciang Sui Peng, namun kini pemuda tersebut justru ingin membunuhnya. Mereka semua masih terdapat nurani dan rasa prikemanusiaan, maka ketika Oey Yok Su mengatakan mau membunuh
Tiat Ciang Sui Peng, timbullah rasa tidak senang terhadap Oey Yok Su, majikan Pulau Tho Hoa To itu.
Sedangkan padri muda itu hanya tersenyum, memandang Oey Yok Su seraya berkata.
"Bagaimana Oey Tocu memandang mukaku mengampuni orang itu?"
"Mudah-mudahan Taysu dapat mencegahku!" sahut Oey Yok Su perlahan.
Itu merupakan jawaban yang menantang, maka membuat hati semua orang berdebar-debar dan membatin. "Padri muda, mengapa kau begitu usil mencampuri urusan itu" Tadi Oey Yok Su hanya satu kali menangkis, membuat Tiat Ciang Sui Peng terluka parah, bagaimana kau sanggup melawannya?"
Sementara Oey Yok Su memandang padri muda. Dia tahu padri muda itu berkepandaian tinggi, maka tidak berani menyerang sembarangan, melainkan perlahan-lahan menggerakkan tangannya sambil membaca dua baris puisi.
Bayangan bunga persik rontok
pedang sakti terbang, ombak menderu-deru dahan pohon meluncur. Semua orang tahu dia sedang membaca dua baris puisi, namun tidak tahu itu adalah dua baris puisi yang bergantung di depan rumahnya di Pulau
Tho Hoa To. KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Ketika Oey Yok Su menggerakkan tangannya, tampak membentuk tiga kuntum bunga, sungguh indah sekali!
Akan tetapi, semua orang tidak tahu, itu adalah ilmu Koan Hoa Kin Na Ciu (Ilmu Cengkeram Bunga Jari). Ilmu itu ciptaan keluarga Oey di Pulau Tho Hoa To, tentunya tiada seorang kaum rimba persilatan mengenali ilmu tersebut.
Padri muda yang berdiri diam, begitu melihat Oey Yok Su menggerakkan tangannya, langsung bergerak ringan ke belakang beberapa langkah, dan sepasang matanya tampak terbelalak.
"Ih" Oey Tocu, bukankah itu ilmu Hud Ci Kou Hoa (Buddha Menunjuk Bunga)?"
"Pengetahuan Taysu sungguh dangkal, tentunya tidak tahu di Pulau Tho Hoa To terdapat semacam ilmu Koan Hoa Kin Na Ciu (Ilmu Cengkeram Bunga Jari)!" sahut Oey Yok Su sambil tertawa.
Usai menyahut, Oey Yok Su mulai menyerang lagi mendesak padri muda itu, sedangkan padri muda itu terus mundur.
Menyaksikan pertarungan itu hati semua orang bertambah berdebar-debar. Akan tetapi, mendadak padri muda itu mengangkat sebelah tangannya, dan tampak jari telunjuknya menyentil. Sungguh luar biasa, sentilan itu berhasil menghalau serangan Oey Yok Su.
"Ha ha ha!" Oey Yok Su tertawa gelak. "Aku sudah tahu dari tadi, bahwa taysu berkepandaian tinggi! Ternyata Anda marga Toan dari Kerajaan Tayli, aku harus memberi hormat!"
Walau di mulut mengatakan memberi hormat, namun di wajah Oey Yok Su tidak memperlihatkan rasa hormatnya.
Dia terus menatap padri muda itu, kemudian berkata lagi.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"It Yang Ci (Ilmu Jari Sakti) dari keluarga Toan di Tayli sungguh membukakan mataku!"
Padri muda tersenyum lalu berkata.
"Aku dengar Pulau Tho Hoa To di Laut Tong Hai memiliki ilmu silat tinggi. Sesungguhnya aku ingin ke sana, tapi tidak mahir mengemudikan kapal. Itu amat sayang sekali, namun kini bisa bertemu Oey Tocu di sini, merupakan suatu keberuntungan bagiku!"
Oey Yok Su hanya tertawa, sama sekali tidak mengucapkan sepatah kata pun.
"Kelihatannya Oey Tocu bersedia menerima pendekatanku!" kata padri muda itu lagi.
"Kalau Taysu setuju, aku pasti melayanimu!" sahut Oey Yok Su.
Semua orang semakin tertarik, sebab yang satu tampak seperti sastrawan lemah, sedangkan yang satu lagi adalah seorang padri, pasti akan terjadi suatu tontonan yang amat menarik.
Oey Yok Su dan padri muda segera duduk berhadapan di meja.
Sepasang tangan mereka ditaruh di atas meja pula, sehingga kelihatan seperti dua orang sahabat yang akan bercakap-cakap.
Mendadak Oey Yok Su menjulurkan sebelah tangannya, kemudian digerak-gerakkannya. Itu adalah ilmu Koan Hoa Kin Na Ciu yang berjumlah tujuh puluh dua jurus. Sungguh lemas dan indah gerakan tangannya, namun mengarah pada padri muda yang duduk di hadapannya.
Sedangkan padri muda pun mulai menggerakkan jari telunjuknya menunjuk ke sana ke mari dengan perlahan.
Semua orang terbelalak menyaksikannya, sebab kedua orang itu tidak seperti sedang mengadu kepandaian, melainkan kelihatan seakan bermain-main seperti anak kecil bermain tepuk tangan.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Akan tetapi, makin lama gerakan tangan mereka berdua makin cepat, membuat kabur penglihatan semua orang. Walau cuma sebentar, namun sesungguhnya mereka berdua sudah bergebrak beberapa jurus.
Wajah Oey Yok Su berubah serius. Dia menatap padri muda seraya berkata dengan suara dalam.
"Sungguh hebat dan luar biasa ilmu It Yang Ci milik keluarga Toan!"
Padri muda itu bangkit berdiri, lalu menyahut sambil tertawa.
Si Racun Dari Barat See Tok Ouw Yang Hong Tay Toan Karya Jin Yong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Oey Tocu, kaum rimba persilatan harus tahu, ada seorang bernama Oey Yok Su dari Pulau Tho Hoa To, memandang kejahatan bagaikan musuh."
Oey Yok Su tertawa gelak, begitu pula padri muda. Berselang sesaat, Oey Yok Su bertanya.
"Bolehkah aku tahu sebutan Taysu?"
"Maaf, aku hanya merupakan padri muda dari Tayli, lagi pula padri biasa!" sahut padri muda.
"Buddha mengurusi laksaan masalah. Meskipun Taysu punya laksaan perubahan, tapi aku cuma punya satu kebiasaan," kata Oey Yok Su sambil tertawa.
Padri muda manggut-manggut, lalu berkata sambil tersenyum.
"Tidak salah, hanya ada satu kebiasaan! Tidak tahu mati hidup, tidak tahu kemewahan, namun tahu kebajikan."
Mereka berdua tertawa gelak. Sementara Tiat Ciang Sui Peng sudah tidak kelihatan batang hidungnya, dia sudah pergi dari tadi.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Oey Yok Su dan padri muda terus tertawa. Setelah itu, mereka berdua berjalan pergi meninggalkan tempat itu, tak lama sudah tidak kelihatan lagi.
Orang yang bercerita tadi, juga segera membubarkan semua orang, sehingga tempat itu menjadi sepi.
*** Bab 2 Oey Yok Su dan It Sok Taysu, padri muda itu berjalan bersama sambil tertawa-tawa, dan itu mencengangkan orang yang menyaksikannya, sebab padri bergaul dengan sastrawan lemah.
Mereka berdua memasuki sebuah rumah ma-kan kemudian Oey Yok Su segera memesan be-berapa macam hidangan dan arak wangi.
Ternyata It Sok Taysu tidak pantang makanan maupun minuman.
Dia bersantap bersama Oey Yok Su sambil bercakap-cakap.
Oey Yok Su tampak gembira sekali. Dia terus menceritakan tentang Pulau Tho Hoa To yang amat indah menakjubkan, tentang telaga pedang dan lain sebagainya.
It Sok Taysu terus mendengarkan, kemudian tertawa seraya berkata.
"Oey Tocu, lebih baik kau jangan menceritakan itu lagi! Kalau kau melanjutkan, bisa-bisa aku akan terpengaruh dan sehutanku It Sok pun harus diganti."
Oey Yok Su tampak tertegun.
"Kau menceritakan tentang Pulau Tho Hoa To yang begitu indah, sehingga menyebabkanku ingin ke sana melihat-lihat. Bukankah telah menambah niatku" Karena itu, sehutanku harus diganti dengan Toh Sok Taysu (Padri Banyak Niat) kan?"
"Ha ha ha!" Oey Yok Su tertawa gelak. It Sok Taysu pun ikut tertawa.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Setelah itu, Oey Yok Su menaruh setael perak di atas meja dan mereka berdua meninggalkan rumah makan itu.
Ternyata hari sudah malam. Tampak bulan bersinar terang dan angin pun bertiup sepoi-sepoi.
Oey Yok Su dan It Sok Taysu memasuki sebuah rimba, lalu duduk berhadapan di atas sebidang tanah dan mulai bercakap-cakap lagi.
"It Sok Taysu, kali ini aku datang di kotaraja. Aku senang sekali dan beruntung bertemu Taysu yang memiliki ilmu It Yang Ci," kata Oey Yok Su.
It Sok Taysu tersenyum. "Oey Tocu terlampau memuji, pada hal ilmu It Yang Ci dari Tayli tak dapat dibandingkan dengan ilmu Koan Hoa Kin Na Ciu milik Oey Tocu."
Saat itu, Oey Yok Su dan It Sok Taysu ber-cakap-cakap dengan sungkan. Namun mendadak terdengar seseorang menyahut lantang.
"Kentut! Kentut! Betul-betul merupakan ken-tut! Semua orang tahu di kolong langit terdapat beberapa orang yang suka kentut, tidak tahunya di sini pun terdapat orang yang mengeluarkan ken-tut!"
Oey Yok Su dan It Sok Taysu tesentak, sebab berdasarkan kungfu yang mereka miliki, kalaupun ada sebatang jarum jatuh di sekitar tempat itu, mereka pasti mendengarnya, apalagi orang. Tapi mereka berdua justru tidak tahu akan keberadaan orang itu di situ, tentunya membuat mereka berdua terkejut sekali.
Mereka berdua bagkit berdiri, lalu menengok ke sana ke mari. Di bawah sinar rembulan, tampak seseorang duduk di atas dahan pohon, memandang mereka berdua dengan mata melotot.
Rupa orang itu agak aneh. Dia mengenakan pakaian kumal yang penuh tambalan. Matanya terus memandang Oey Yok Su dan It Sok Taysu dengan melotot, kemudian dia tertawa seraya berkata.
"Kalian berdua merupakan orang tolol di ko-long langit kan"
Berbicara apa kalian di tempat ini" Yang bernama Oey Yok Su
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
kelihatan angkuh dan menganggap dirinya tidak terikat oleh adat istiadat, justru bersama seorang padri busuk saling memuji, itu hanya merupakan kentut! Aku bilang, walau kungfu Oey Tocu amat tinggi, tapi tidak bisa disebut nomor wahid di kolong langit! Di tempat yang sepi ini saling memuji kungfu masing-masing, itu sama juga membual, mengira tiada orang mendengarnya, siapa tahu malah terdengar oleh aku seorang pengemis! Itu sih tidak apa-apa, tapi kalau terdengar oleh orang gagah di kolong langit, bukankah akan ditertawakan orang?"
Oey Yok Su memang bersifat angkuh. Ketika mendengar apa yang dikatakan pengemis itu, timbullah kegusarannya, dan dia langsung membentak keras.
"Phui! Siapa kau" Kok berani turut bicara di sini?"
Pengemis itu tertawa lalu menyahut.
"Aku tidur di sini. Ketika aku sedang tidur nyenyak, mendadak mencium semacam bau . . ."
"Pengemis, kami berdua duduk baik-baik di sini, tidak terdapat bau apa pun. Kenapa kau bilang mencium semacam bau?" kata It Sok Taysu dengan sabar.
Pengemis itu tertawa gelak.
"Ha ha ha! Kalian berdua saling mebuang kentut di sini, itu sungguh bau sekali!"
Oey Yok Su yang tadi amat gusar, ketika men-dengar itu malah tertawa.
"Pengemis, turunlah! Mari kita bercakap-cakap!" katanya.
Pengemis itu tidak menolak. Dia segera meloncat turun ke sini Oey Yok Su dan It Sok Taysu, lalu duduk.
"Kalian berdua, seorang adalah padri dan seorang lagi orang biasa.
Kini bertambah aku si Pengemis, pasti menggembirakan sekali!"
katanya sambil tertawa. Oey Yok Su dan It Sok Taysu tertegun, Mereka berdua tahu, pengemis itu bukan pengemis biasa. Keduanya menatapnya dengan penuh perhatian, sepertinya ingin tahu siapa sebetulnya pengemis itu.
Pengemis tersebut masih muda, berusia tiga puluhan. Wataknya kasar, tapi tampak jujur.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Ketika mengetahui Oey Yok Su dan It Sok Taysu memperhatikannya, dia tertawa seraya berkata.
"Kalian berdua bukannya makan enak dan ti-dur nyenyak di kota, namun justru malah ke mari untuk saling memuji. Bukankah kalian berdua su-dah gila?"
"Kau melihat kami adalah orang gila, kami pun melihatmu adalah orang gila pula. Urusan di dunia bagaikan asap, sulit dikatakan,"
sahut It Sok Taysu. Pengemis itu tidak mengerti akan makna ucapan It Sok Taysu, maka dia berkata lantang.
"Taysu tidak perlu memberi ajaran Buddha kepadaku, sebab aku paling pusing terhadap kalian para padri! Kalian selalu mengatakan segala-galanya kosong, itu omong kosong yang tidak karuan, aku tidak mau dengar!"
Oey Yok Su dan It Sok Taysu saling memandang sejenak. Mereka berdua tahu, bahwa dia bukan pengemis sembarangan, dan kepandaiannya juga pasti tinggi. Namun mereka berdua berpikir, dalam Kay Pang (Perkumpulan Para Pengemis) terdapat pengemis yang macam apa" Mereka berdua yang satu datang dari Tayli, yang satu lagi datang dari Pulau Tho Hoa To di Laut Timur, tentunya tidak tahu tentang Kay Pang, hanya tahu pengemis itu bukan orang biasa.
Tapi kemunculannya, justru telah mengganggu kegembiraan Oey Yok Su dan It Sok Taysu. Pada hal mereka berdua merasa puas dan saling memuji mengagumi kepandaian pihak lain, tak menyangka akan muncul seorang pengemis yang memutuskan percakapan mereka.
Berselang sesaat, Oey Yok Su berkata.
"Pengemis, mau apa kau ke mari" Apakah ingin bercakap-cakap dengan kami?"
"Siapa mau mendengar bualan kalian" Ketika hari gelap, aku memasuki dapur istana, mencuri makan hidangan kaisar. Kini aku sudah kenyang, bagaimana punya waktu bercakap-cakap dengan kalian" Di saat aku baru mau pulas, justru ter-ganggu oleh bualan kalian! Kalau tidak, saat ini aku sudah tidur nyenyak!" sahut pengemis itu.
It Sok Taysu memandangnya seraya berkata.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Menurutku, alangkah baiknya kau pergi tidur karena sudah kenyang, kami berdua masih ingin bercakap-cakap!"
Pengemis itu bersin beberapa kali, lalu me-nyahut dengan suara keras.
"Baik, baik! Aku akan tidur, kalian berdua boleh melanjutkan bualan itu! Aku orang tua tidak akan mencampuri urusan kalian berdua!"
Pada hal sesungguhnya, pengemis itu baru berusia tiga puluhan, tapi menyebut dirinya 'orang tua', itu membuat Oey Yok Su tertawa geli dalam hati.
Usai berkata, pengemis itu membaringkan dirinya, dan tak lama sudah terdengar suara deng-kurannya.
Sedangkan Oey Yok Su dan It Sok Taysu tetap duduk berhadapan, hanya saja di hadapan mereka terdapat seorang pengemis kotor yang sudah pulas*.
It Sok Taysu memandang Oey Yok Su. Dia manggut-manggut seraya berkata.
"Oey Tocu berjodoh dengan Sang Buddha, mengapa tidak mau menjadi padri?"
Oey Yok Su tersenyum, kemudian berkata.
"Kalau Hud Couw (Sang Buddha) masih berada di dunia, juga akan seperti Yok Su, tidak memperoleh kesenangan dunia. Bagaimana mungkin aku masuk ke pintu kosong menjadi padri?"
It Sok Taysu memang sudah dalam mengenai ajaran-ajaran Buddha.
Dia tahu bahwa yang di-ucapkan Oey Yok Su itu masuk akal. Maka padri muda itu merasa sayang. Oey Yok Su tidak mau memasuki pintu kosong.
"Oey Tocu, cepat atau lambat kau pasti akan berada di dalam pintu kosong." It Sok Taysu ter-senyum. "Sakarang bagaimana kalau kita mem-bahas soal ilmu pengetahuan?"
Mendengar itu, Oey Yok Su tertawa gelak.
"Ha ha ha! Baik, baik!" Kemudian Oey Yok Su membaca sebuah syair. "Bunga Persik mekar tiap tahun, orang pun segar tiap tahun."
It Sok Taysu manggut-manggut.
"Segala apa pun sudah merupakan suratan takdir, hidup tak perlu mengeluh maupun putus asa. Siang dan malam silih berganti, hidup
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
memang banyak cobaan, kalau tiada cobaan, itu bukan hi-dup."
Oey Yok Su manggut-manggut. "Betul."
"Hidup ada batasnya, dari mana kita datang, di situlah akan kita pergi," kata It Sok Taysu lagi. Oey Yok Su tertawa.
"Ha ha! Taysu adalah seorang padri, namun masih belum bisa terlepas dari urusan kedunia-wian!"
It Sok Taysu tersenyum, lalu diam tidak ber-kata apa-apa lagi.
Oey Yok Su menatapnya, namun tidak bisa menyelami isi hati padri muda itu, oleh karena itu, dia pun diam.
Berselang sesaat, Oey Yok Su mengeluarkan sebatang suling. Suling itu memancarkan cahaya kehijau-hijauan, ternyata suling giok.
Begitu melihatnya, It Sok Taysu tahu bahwa suling itu suling pusaka yang amat berharga.
"Oey Tosu, di tanganmu memegang suling giok. mengapa tidak dibunyikan?"
Oey Yok Su tidak menyahut, melainkan lang-sung menaruh suling itu pada bibirnya, kemudiaa mulai meniup.
Terdengarlah alunan suara suling yang amal merdu, namun benada sedih seakan menutur tentang penderitaan manusia.
It Sok Taysu mendengarkan dengan penuh perhatian, akhirnya dirinya pun tenggelam dalam alunan suara suling itu.
Di depan mata Oey Yok Su sepertinya muncul Pulau Tho Hoa To.
Ketika masih kecil, ayahnya sudah meninggal. Dia hidup bersama ibunya dan beberapa pelayan di pulau itu. Sejak kecil dia sudah belajar ilmu silat tingkat tinggi. Dia pun tahu kepandaiannya amat tinggi, sulit mencari tandingannya di kolong langit. Sebelumnya tak terpikirkan olehnya akan punya kawan, dan tak terpikirkan akan meninggalkan Pulau Tho Hoa To.
Setelah ibunya meninggal, dia hidup kesepian hampir sepuluh tahun di pulau tcrsebi Dalam sepuluh tahun itu, dia hanya memandang ombak dan meniup suling serta melatih ilmu silat yang dimilikinya.
Dia sudah menjadi jago tangguh yang jarang terdapat di kolong langit, namun dia terus berlatih, seakan hidupnya hanya untuk berlatih ilmu silat.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Dia pun sering berlatih ilmu ginkang di rimba bambu hijau, melesat ke sana ke mari di sana, bahkan juga berlatih ilmu Koan Hoa Kin Na Ciu, ilmu pedang dan ilmu lainnya.
Oleh karena itu, saat ini begitu meniup suling, terbayanglah Pulau Tho Hoa To tempat kediamannya itu.
Berselang beberapa saat, It Sok Taysu berkata dengan suara rendah.
"Oey Tocu, begitu banyak pikiranmu, itu bukan berniat satu, melainkan banyak pikiran."
"Taysu, entah aku di Tionggoan akan mela-kukan pekerjaan apa?"
tanya Oey Yok Su. It Sok Taysu menatapnya. Di bawah sinar rembulan, Oey Yok Su tampak tampan dan gagah. Padri muda itu manggut-manggut seraya berkata.
"Menurutku, Oey Tocu akan mengalami hal yang menggembirakan!"
Hati Oey Yok Su tergerak ketika It Sok Taysu mengatakannya akan mengalami hal yang meng-gembirakan, namun tidak tahu hal apa itu. Oey Yok Su bersifat aneh, maka tidak mau bertanya, hanya memandang padri muda itu, seraya berkata.
"Taysu, mudah-mudahan begitu!"
It Sok Taysu tersenyum lembut.
"Oey Tocu, apakah kau punya kegembiraan untuk bermain catur denganku?"
Saat ini walau sinar rembulan cukup terang, namun tetap tidak dapat melihat jelas segala apa yang ada di depan mata.Bagaimana mungkin ber-main catur dengan It Sok Taysu" Namun karena padri muda itu yang mengajak, maka Oey Yok Su bersedia melayaninya.
It Sok Taysu menggambar sebuah catur di permukaan tanah, lalu memandang Oey Yok Su.
"Silakan!" It Sok Taysu dan Oey Yok Su sama-sama menjulurkan sebelah tangan ke atas, tahu-tahu tangan mereka telah menggenggam sesuatu benda, yang ternyata ranting pohon.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Mereka mulai bermain catur dengan potongan ranting itu.
Entah berapa lama kemudian, hari pun sudah mulai tampak terang, namun mereka berdua masih terus melanjutkan permainan itu.
Mendadak pengemis yang tidur itu mendusin. Ketika melihat mereka berdua sedang bermain catur, dia berteriak.
"Apakah kalian berdua sudah gila" Tidak mau tidur hanya bercakap-cakap dan bermain catur!
Huh! Sungguh bau!" Oey Yok Su dan It Sok Taysu sedang serius bermain catur, maka sama sekali tidak meladeni pengemis itu.
Pengemis itu pun tidak menghiraukan sikap mereka. Dia memandang kedua orang itu seraya berkata.
"Oh ya! Aku tahu hari ini di dapur istana terdapat hidangan lezat, kalian mau pergi menik-matinya?"
Oey Yok Su dan It Sok Taysu tetap serius bermain catur, sama sekali tidak menyahut.
Pengemis itu tampak gusar. Dia membanting kaki seraya berteriak-teriak sekeras-kerasnya.
"Aneh bin ajaib! Di kolong langit masih ter-dapat orang yang begini macam" Ada hidangan lezat justru tidak mau pergi menikmatinya!
Sung-guh aneh!" Walau pengemis itu terus berteriak, tapi Oey Yok Su dan It Sok Taysu tetap tidak memper-dulikannya, hanya terus bermain catur dengan serius sekali.
Itu membuat pengemis tersebu bertambah gusar. Dia membanting kaki lagi sambil berteriak.
"Aku akan mati saking gusar! Aku akan mati saking gusar . . .!"
Mendadak dia menjulurkan tangannya mengacak susunan catur itu, lalu pergi dan terus berteriak-teriak.
"Aku akan mati saking gusar! Akan mati saking gusar . . .!"
Oey Yok Su memandang It Sok Taysu, ke-mudian bertanya
"Taysu, semalam Taysu menyanyikan lagu yang bernada sedih, sebetulnya bermaksud apa?"
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
It Sok Taysu tersenyum lalu menyahut.
"Aku yakin Oey Tocu pasti paham."
Oey Yok Su manggut-manggut.
It Sok Taysu bangkit berdiri, lalu memandang Oey Yok Su sambil berkata.
"Oey Tocu, aku mau pergi, kita akan berjumpa kembali kelak."
Usai berkata, dia melesat pergi. Dalam sekejap dia sudah mencapai belasan depa tapi masih terdengar suara nyanyiannya.
"Langit dan bumi tiada batas, manusia hidup berapa lama" Tak merasa duluan atau belakangan, pasti ada waktunya."
Setelah itu, tidak kelihatan bayangannya lagi.
Oey Yok Su tetap duduk di tempat. Berselang sesaat barulah dia bangkit berdiri, sekaligus me-langkah pergi.
Oey Yok Su tinggal beberapa hari di kotaraja. Hari ini dia datang di wisma Cui Fan, yang dulu merupakan tempat tinggal Li Su Su, wanita tuna susila yang amat terkenal. Kaisar Song Wei Cong membuat terowongan rahasia menembus ke tempat itu untuk setiap waktu menemui Li Su Su.
Kini banyak orang berkunjung ke sana dan tempat itu pun sudah bertambah indah menakjubkan. Oey Yok Su memandang wisma itu seraya membatin. Kaisar Song Wei Cong merupakan kaisar yang hobi bersenang-senang, namun harus diakui bahwa kaisar itu amat pandai, sebab tulisannya sangat indah, begitu pula lukisannya.
Di saat Oey Yok Su berdiri termangu-mangu, justru terdengar suara orang menegurnya.
"Tuan, mengapa kau berdiri bengang-bengong sambil menghela nafas di sini?"
Suara teguran itu amat nyaring dan bertenaga, maka Oey Yok Su tahu yang menegurnya bukan orang biasa.
Dia segera menoleh. Dilihatnya seorang ber-pakaian agak aneh.
Pakaiannya dibuat dari kulit yang tak sedap dipandang. Orang itu terus menatap Oey Yok Su dengan mata tak berkedip.
Oey Yok Su tahu, orang itu bukan orang kota-raja. Karena pernah bersitegang dengan orang kotaraja, maka begitu melihat orang itu bukan orang kotaraja, tidak heran dalam hati Oey Yok Su timbul
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
kesan baik terhadapnya. Oey Yok Su tersenyum, kemudian menyahut.
"Aku menghela nafas karena menyaksikan tu-lisan dan lukisan Kaisar Song Wei Cong. Bukankah dia lebih baik menulis dan melukis daripada menjadi kaisar?"
"Ha ha!" Orang itu tertawa. "Kau anggap Song Wei C ong merupakan kaisar yang tak baik, namun baik dalam hal tulisan dan lukisan" Justru karena tidak bisa menjadi kaisar yang baik, maka dia berusaha baik dalam hal menulis dan melukis!" katanya.
Oey Yok Su tersentak mendengar ucapan orang itu. Dia tidak menyangka orang itu akan menyahut begitu, membuktikan bahwa orang itu bukan orang sembarangan. Dia pernah bertemu It Sok Taysu yang berkepandaian tinggi, dan luas pula pengetahuannya.
Hari ini bertemu orang tersebut, juga merupakan orang yang luar biasa. Begitu meninggalkan Laut Tong Hai, dia sudah bertemu begitu banyak orang pandai, maka merasa dirinya sungguh merupakan katak dalam sumur.
Orang yang ada di depan matanya bukan hanya gagah, namun juga tampak angkuh. Diam-diam Oey Yok Su merasa kagum padanya, lalu maju dua langkah seraya bertanya.
"Kau ke mari juga ingin melihat tulisan dan lukisan Kaisar Song Wei Cong itu?"
"Kira-kira begitulah. Dia tidak bisa menjadi kaisar yang baik, namun aku tetap mengagumi tulisan dan lukisannya. Kaum lelaki suka pelesiran, begitu pula seorang kaisar," sahut orang itu.
Usai menyahut, orang itu lalu tertawa gelak, namun tawanya kedengaran agak cabul.
Oey Yok Su mengerutkan kening. Saat itu dia baru tahu, bahwa orang itu tidak berhati lurus, pasti berasal dari golongan sesat.
Akan tetapi, Oey Yok Su justru tidak mempermasalahkan itu, sebab dia amat membenci orang yang berpura-pura berlaku sopan.
Namun Oey Yok Su juga melihat, orang itu pun bersifat jahat, kelak dia pasti membuat onar dalam rimba pesilatan Tionggoan, entah bagaimana ilmu silatnya"
Setelah berpikir sejenak Oey Yok Su tertawa seraya berkata.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Masuk akal apa yang kau ucapkan itu. Boleh-kah aku tahu kau berasal dari mana, dan mau berbuat apa di kotaraja?"
"Aku berasal dari luar perbatasan, namaku Ouw Yang Hong, penduduk biasa di kaki Gunung Pek lho San di daerah See Hek (Bagian Barat Luar perbatasan Tionggoan)," sahut orang itu sambil tersenyum.
Hati Oey Yok Su tersentak mendengar orang itu berasal dari Gunung Pek Tho San di daerah See Hek. Sebab di daerah See Hek terdapat semacam ilmu silat yang amat tinggi dan lihay, bahkan amat ganas pula. Kaum rimba persilatan amat takut terhadap ilmu silat aliran See Hek, karena amat lihay dan ganas.
Apakah Ouw Yang Hong juga adalah jago tangguh dari daerah See Hek" Tanya Oey Yok Su dalam hati.
Kelihatannya Oey Yok Su ingin menjajal ke-pandaiannya, sebab begitu dia meninggalkan Laut Tong Hai baru tiba di kotaraja sudah bertemu It Sok Taysu yang berkepandaian tinggi, maka tahu di kolong langit masih terdapat jago tangguh lain-nya. Oleh karena itu, dia pun tidak berani memandang remeh terhadap Ouw Yang Hong, sebaiknya ingin menjajal kepandaiannya.
Sedangkan Ouw Yang Hong sama sekali tidak tahu, bahwa dalam sekejap di hati Oey Yok Su telah timbul niat tersebut.
Oey Yok Su memandangnya, kemudian ter-senyum seraya berkata.
"Apa yang dikatakan Saudara Ouw Yang, sungguh sedap didengar.
Tapi. . . apakah Saudara Ouw Yang juga sepertiku megunjungi wisma Cui Fan?"
Ouw Yang Hong menatapnya, lalu tertawa ge-lak dan berkata.
"Kalua Anda tidak menganggap diriku kasar, aku senang sekali bersama Anda mengunjungi wisma Cui Fan ini."
Oey Yok Su manggut-manggut, kemudian me-reka berdua berjalan ke dalam wisma Cui Fan. Betapa indahnya wisma tersebut, bahkan di sana terdapat pula berbagai macam benda antik, per-hiasan wanita dan lain sebagainya.
Menyaksikan semua itu, Ouw Yang Hong menghela nafas sambil berkata sekeras-kerasnya.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Jadi orang kalau bisa seperti Kaisar Song Wei Cong, mati pun tidak akan menyesal!"
Para pengunjung lain tampak tertegun ketika mendengar perkataan Ouw Yang Hong. Karena pandangan mereka berbeda dengan Ouw Yang Hong. Mereka mencela Kaisar Song Wei Cong hanya tahu bersenang-senang, maka mempunyai wanita simpanan bernama Li Su Su. Pada hal kaisar sudah mempunyai begitu banyak selir yang cantik jelita, tapi masih ada main di luar. Memang tidak salah, bunga liar yang di luar lebih harum dari bunga yang ada di dalam rumah.
Karena kaisar hanya bersenang-senang, sehingga kerajaan Song harus diserahkan sebagian kepada bangsa Kim.
Karena itu, para pengunjung lain memandang Ouw Yang Hong dengan penuh kebencian. Namun Ouw Yang Hong tidak merasakan itu masih tertawa seraya berkata.
"Saudara Oey, lihatlah! Kalau kau menjadi kaisar, juga harus seperti Song Wei Cong, ber-senang-senang setiap hari! Betul kan" Kita tidak boleh seperti kaisar yang bloon, cuma bangun tidur dan membaca laporan, itu tiada artinya sama sekali! Ya, kan?"
Oey Yok Su yang bersifat aneh itu, ketika mendengar Ouw Yang Hong berkata begitu dalam hatinya merasa gembira sekali.
"Ouw Yang Hong ini pasti tergolong orang luar biasa! Kalau tidak bagaimana mungkin dia berani berkata demikian di tempat ini"
Namun bagaimana kepandaiannya aku harus menjajalnya," katanya dalam hati.
Kemudian dia tertawa, sambil memandang Ouw Yang Hong.
"Ha ha ha! Pengetahuan Saudara Ouw Yang amat luas, aku sungguh kagum dan salut!"
Usai berkata begitu, dia mendekati Ouw Yang Hong, kemudian mendadak bersandar di badannya sambil mengerahkan Iwee kang.
Sudah barang tentu Iwee kang yang dikerah-kannya itu menerjang Ouw Yang Hong. Karena tidak berjaga-jaga, maka Ouw Yang Hong terpen-tal beberapa langkah.
"Saudara Oey, mengapa kau mendorongku?" teriaknya.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Oey Yok Su tertawa dalam hati dan membatin, ternyata Ouw Yang Hong tidak memiliki kepan-daian apa-apa. Karena ketika Oey Yok Su me-ngerahkan Iwee kangnya, tidak mendapat perla-wanan dari Iwee kang Ouw Yang Hong, itu pertanda Ouw Yang Hong tidak memiliki kepandaian tinggi.
Akan tetapi, mendadak Ouw Yang Hong me-natapnya dengan tajam.
"Aku lihat, kali ini Saudara Oey hukan tak kuat berdiri kan?"
tanyanya. Tersentak Oey Yok Su, segera menyahut.
"Maaf! Aku . . . aku saking terpesona akan benda-benda di sini, sehingga kakiku terpeleset. Harap Saudara Ouw Yang jangan menyalahkan-ku!"
Ouw Yang Hong masih menatapnya sejenak, namun tidak berkata apa-apa lagi.
Seusai mengunjungi wisma Cui Fan, mereka berdua lalu mampir di sebuah rumah makan Hui Jin Lou, artinya para tamu yang makan di situ, semuanya terdiri dari orang pandai, tidak ada tamu yang bloon.
Begitu Oey Yok Su dan Ouw Yang Hong me-masuki rumah makan itu, seketika juga mereka tertawa gelak. Ternyata para tamu sudah dalam keadaan mabuk tidak karuan, bahkan di antaranya ada yang tergeletak di lantai.
Di sebuah meja, tampak beberapa orang masih terus meneguk arak, kemudian salah seorang dari mereka berkata.
"Seekor katak punya satu mulut, dua buah mata, empat buah kaki.
Plum! Katak itu meloncat ke dalam air. Dua ekor katak punya dua mulut, empat buah mata, delapan buah kaki. Pium! Dua ekor katak itu meloncat ke dalam air. Tiga ekor katak punya tiga mulut, eh"
Tiga ekor katak punya berapa mata?"
Teman-temannya menyahut ngawur, sebab mereka sudah mabuk berat. Ada yang menyahut tiga ekor katak punya lima buah mata, mengapa cuma lima buah mata" Karena salah seekor buta sebelah matanya.
Salah seorang berkata dengan suara parau. Matanya pun setengah terpejam seakan ingin tidur.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Salah! Tiga ekor katak harus punya tujuh buah mata! Kalau tidak percaya silakan lihat. . ."
Orang itu memperlihatkan telapak tangannya, kemudian menghitung-hitung jari tangannya, na-mun hitungannya salah semua.
Oey Yok Su dan Ouw Yang Hong tertawa terpingkal-pingkal, kemudian Oey Yok Su memandang mereka seraya berkata.
"Sungguh merupakan setan mabuk, bagaimana disebut Hui Jin (Orang Pandai)?"
Orang-orang yang sedang mabuk itu, merasa tersinggung oleh ucapan Oey Yok Su dan mereka langsung membentak.
"Siapa kalian" Kami bukan orang pandai, apa-kah kalian berdua orang pandai?"
Usai membentak, orang-orang yang dalam ke-adaan mabuk itu menerjang ke arah mereka berdua sambil memukul pula.
Pada hal sesungguhnya, kalau Oey Yok Su mau turun tangan, orang-orang itu pasti roboh seketika. Akan tetapi, Oey Yok Su justru tidak melakukannya, karena masih yakin Ouw Yang Hong bukan orang biasa, kelihatannya memiliki sedikit Iwee kang, hanya tidak pernah belajar Iwee kang tingkat tinggi. Mungkin juga dia berpura-pura di hadapan Oey Yok Su, agar Oey Yok Su tidak tahu dia berkepandaian tinggi. Kalau begitu, bukankah Oey Yok Su yang baru memasuki daerah Tionggoan akan tertipu olehnya" Kini dia tidak mau turun tangan, ingin melihat cara bagaimana Ouw Yang Hong menghadapi para setan mabuk itu"
Karena berpikir demikian, maka dia segera mundur. Justru menyusahkan Ouw Yang Hong, sebab orang-orang mabuk itu terus memukulnya.
Betapa gusarnya Ouw Yang Hong, dan dia membentak sekeras-kerasnya.
"Kalian kok pukul orang" Sudah gila ya?"
Walau dia membentak begitu keras, tapi orang-orang mabuk itu terus memukulnya. Ouw Yang Hong bertambah gusar karena kesakitan dan dia pun mencaci.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Bangsat! Jahanam! Mengapa kalian memukulku?"
Ow Yang Hong pun mulai menggerakkan se-pasang tangannya. Itu memang merupakan jurus-jurus ilmu silat, namun bukan jurus-jurus ilmu silat yang hebat dan lihay.
Salah seorang dari mereka yang mabuk itu tertawa dingin, dan menatapnya dengan mata merah seraya berkata.
"Bagus! Bagus! Kau harus merasakan kelihay-anku!"
Usai berkata, orang mabuk itu pun memukul Ouw Yang Hong dengan sekuat tenaganya. Duuuk!
Ouw Yang Hong terpukul jatuh di lantai. Dia mulai panik dan berteriak-teriak.
"Saudara Oey, mengapa kau masih belum mau turun tangan" Cepat hajar mereka, agar mereka tahu akan kelihayanmu!"
Oey Yok Su memandangnya. Memang Ouw Yang Hong tidak terluka parah, namun nafasnya sudah mulai memburu.
Sementara beberapa orang mabuk pun mulai memukul Oey Yok Su, tapi Oey Yok Su masih tidak mau membalas memukul mereka. Dia hanya ter-senyum sambil menyahut.
"Saudara Ouw Yang, aku masih dapat bertahan, biar mereka memukul terus!"
Sedangkan Ouw Yang Hong mulai menjerit-jerit, sebab mukanya sudah membengkak.
"Aduh! Aku akan mati dipukul! Akan mati dipukul!"
Orang-orang mabuk yang memukulnya menyahut, tapi tidak berhenti memukulnya.
"Mati ya sudah, tidak usah menjerit! Cepat katakan, tiga ekor katak punya berapa mata?"
"Kau tuh anak anjing! Ibumu punya tujuh buah mata!" sahut Ouw Yang Hong dengan gusar.
Orang itu melotot, kemudian mencaci.
"Makmu punya tujuh buah mata, punya tiga suami!"
Teman-temannya menyambung.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Betul! Maknya punya tujuh buah mata, punya tiga suami!"
Si Racun Dari Barat See Tok Ouw Yang Hong Tay Toan Karya Jin Yong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Mereka mulai memukul Ouw Yang Hong lagi. Sedangkan para pelayan rumah makan itu tampak panik, namun mereka tidak berani meleraikan, karena takut dipukul juga.
Berselang sesaat, pakaian Ouw Yang Hong dan Oey Yok Su sudah tidak karuan, dan muka mereka pun kelihatan membengkak.
"Kalian berdua sudah tunduk?" tanya salah seorang dari mereka.
Betapa gusarnya Ouw Yang Hong. Dia me-nyahut dengan penuh kegusaran.
"Tunduk" Tunduk apa" Aku akan pukul mati kalian! Pukul mati kalian!"
Ouw Yang Hong menerjang ke arah mereka, sekaligus melancarkan pukulannya.
Akan tetapi, orang-orang mabuk itu pun me-nyerangnya, sehingga membuat Ouw Yang Hong terdesak mundur kembali sambil menjerit-jerit.
Di saat bersamaan, Oey Yok Su menyeka noda darah yang di bibirnya, kemudian berkata kepada mereka.
"Aku bernama Oey Yok Su, berasal dari Pulau Tho Hoa To di Laut Tong Hai. Aku membawa emas, harap kalian sudi memandang mukaku me-lepaskan temanku ini, emas yang kubawa itu akan kuberikan pada kalian!"
Walau orang-orang itu dalam keadaan mabuk, namun begitu mendengar Oey Yok Su membawa emas, seketika juga mereka berhenti memukul Ouw Yang Hong, dan salah seorang dari mereka langsung berkata,
"Baik! Baik! Kalau benar punya emas, kami pasti mengampuni kalian berdua! Tapi kalau kalian mempermainkan kami, kami pasti memukul kalian hingga mampus!"
Oey Yok Su pura-pura ketakutan, dan segera manggut-manggut lalu berkata.
"Tidak berani! Tidak berani mempermainkan kalian. Kalau tiada emas, kalian boleh memukul kami lagi!"
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Betulkah temanmu itu punya emas?" tanya salah seorang dari mereka kepada Ouw Yang Hong.
Ouw Yang Hong tertegun. Dia memandang Oey Yok Su, kelihatan diam saja. Ouw Yang Hong tahu dia mempermainkan orang-orang mabuk itu. Ka-rena Oey Yok Su sudah naik pitam, kemungkinan besar dia akan membunuh orang-orang mabuk itu. Oleh karena itu, Ouw Yang Hong akan mencegah orang-orang mabuk itu mempercayainya.
"Sudahlah! Bagaimana mungkin dia punya emas, dia . . ." sahutnya.
Orang itu melotot. "Apa" Dia tidak punya emas?"
"Mungkin . . . cuma hanya sedikit," sahut Ouw Yang Hong.
Orang itu tampak girang. "Bagus! Kalau begitu, cepat berikan kepada kami! Asal ada emas, kami tidak akan pukul kalian lagi!"
Oey Yok Su tertawa dalam hati. Kelihatannya mereka sama sekali tidak tahu penyakit. Aku harus menghajar mereka! Kata Oey Yok Su dalam hati, namun tetap bersikap seolah-olah penuh ketakutan.
"Kalian jangan memukul kami! Jangan me-mukul kami! Aku pasti memberikan emas kepada kalian, percayalah!"
Salah seorang segera berkata.
"Baik! Kalau begitu, cepat berikan emas itu kepada kami!" kata orang itu.
Oey Yok Su mengeluarkan sebuah kantong kain, sekaligus membukanya. Begitu melihat, semua orang itu terbelalak, karena di dalam kantong kain tersebut memang berisi uang emas.
Dengan hati berdebar-debar mereka mulai menjulurkan tangan untuk mengambil uang emas itu, namun mendadak terdengar suara bentakan keras.
"Berhenti!" KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Orang-orang itu tertegun dan tak bergerak lagi. Ternyata yang membentak itu adalah teman mereka yang berbadan tinggi besar.
Orang itu memandang Oey Yok Su sambil ter-tawa, lalu berkata.
"Saudara, tadi kami memang berlaku agak kasar, harap Saudara sudi memaafkan kami! Kalau kita tidak berkelahi tidak akan saling kenal.
Aku ingin mengundang kalian berdua ke tempat kami. Bagaimana?"
Oey Yok Su tertawa dalam hati dan membatin. Kalian semua adalah penjahat kecil, bagaimana aku tidak tahu rencana busukmu" Hari ini kalian bertemu denganku, pasti akan mati di tanganku!
Walau berkata demikian dalam hati, namun wajahnya tetap tampak biasa.
"Tidak baik kami mengganggu kalian!" sahut-nya.
"Jangan berkata begitu, kini kita sudah menjadi teman! Ayolah! Mari kita pergi!" kata orang itu dengan ramah.
Orang itu memberi isyarat kepada teman-temannya, dan teman-temannya segera mengiring
Oey Yok Su dan Ouw Yang Hong meninggalkan rumah makan itu.
Ouw Yang Hong diam saja, namun mengerti. Bagaimana mungkin Oey Yok Su akan menyerah-kan uang emasnya kepada orang-orang itu" Ten-tunya dia ingin menghajar mereka di tempat yang sepi.
Kemudian dia menggerutu. "Gara-gara kau ..."
Salah seorang langsung memhentak samhil memukul Ouw Yang Hong.
"Jangan hergerutu, cepat jalan!"
Ouw Yang Hong melotot, tapi tidak berani melawan.
Orang yang berbadan tinggi besar berteriak-teriak.
"Cepat jalan! Cepat jalan! Kita ke pinggir ko-ta!"
Berselang beberapa saat mereka sudah sampai di pinggir kota.
"Berhenti, sudah sampai!" seru orang yang berbadan tinggi besar.
Oey Yok Su dan Ouw Yang Hong berhenti, lalu berdua menengok ke sana ke mari. Tempat itu amat sepi dan tidak tampak sebuah rumah pun, yang terlihat hanya sebuah sungai kecil.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Apakah di sini tempat tinggal kalian" Kok tidak ada rumah?" tanya Ouw Yang Hong.
Orang berbadan tinggi besar itu tertawa gelak, begitu pula teman-temannya, Usai tertawa, orang berbadan tinggi besar itu berkata.
"Kami tidak punya rumah, justru amat mem-butuhkan uang emas itu! Kalau tidak diberikan pada kami, bagaimana akibatnya tentunya kalian tahu!"
Mereka tertawa gelak lagi, sedangkan Oey Yok Su pura-pura melongo, memandang mereka seraya berkata.
"Ternyata kalian . . . kalian membohongi kami. Mengapa kalian membohongi kami?"
Orang berbadan tinggi besar menyahut sengit.
"Aku menghendaki nyawa kalian, cepat serah-kan uang emas itu!"
Oey Yok Su bersikap apa boleh buat, kemudian menaruh kantong uangnya ke tanah.
"Semua ada di sini, silakan kalian ambil!"
Orang-orang itu langsung menyerbu ke arah kantong uang itu. Ouw Yang Hong mengira Oey Yok Su akan segera turun tangan, tapi ternyata tidak, hanya tertegun memandang mereka.
Mereka sudah memperoleh uang emas, sehingga wajah mereka tampak gembira sekali.
Akan tetapi, mendadak orang berbadan tinggi besar itu membentak.
"Cepat taruh kembali."
Orang-orang itu terkejut, tapi tiada seorang pun menaruh uang emas itu ke bawah.
Wajah orang yang berbadan tinggi besar ber-ubah bengis, maka semua orang tampak ketakutan dan cepat-cepat menaruh uang emas itu ke tempat semula.
Oey Yok Su tertawa gembira lalu berkata.
"Bagus! Bagus! Saudara adalah orang baik, sedangkan mereka berhati tamak, aku sungguh kagum padamu!"
Orang berbadan tinggi besar menatap Oey Yok Su.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Kau memang bodoh, aku justru ingin mem-bunuh kalian berdua!"
katanya dalam hati. Kemudian dia tertawa dan berkata sepatah demi sepatah.
"Setelah aku melihat uang emas itu, timbullah niatku untuk membunuh kalian berdua!"
Oey Yok Su kelihatan terkejut, lalu berteriak-teriak dengan suara gemetar.
"Jangan . . . jangan membunuh kami, aku akan meuyerahkan uang emas itu kepadamu dan tidak akan ke kota melapor! Aku mohon kalian jangan membunuh kami!"
"Maaf, aku terpaksa membunuh kalian berdua! Kalau kalian ingin melapor, silakan lapor ke alam baka saja!" sahut orang berbadan tinggi besar.
Usai menyahut, dia mengeluarkan sebiah pisau vang amat tajam, lalu mendekati Oey Yok Su dan )uw Yang Hong.
Sedangkan Oey Yok Su terus memandang Ouw Yang Hong. Orang itu kelihatan tenang sekali, dia pasti mahir ilmu silat. Kalau tidak, bagaimana mungkin dia kelihatan begitu tenang" Pikir Oey Yok Su.
Setelah berpikir demikian, mendadak dia berteriak-teriak.
Bukan main gusarnya orang berbadan tinggi besar itu.
"Mengapa berteriak" Kau kira akan muncul orang menolongmu?"
bentaknya sengit. "Aku memohon kepadamu ..." sahut Oey Yok Su ketakutan.
Orang berbadan tinggi besar itu tertawa gelak.
"Ha ha ha! Kau mau mohon apa?"
Oey Yok Su memandang Ouw Yang Hong se-jenak, kemudian menyahut.
"Aku mohon kepadamu, bunuh dia dulu! Kalau sudah melihat dia mati, aku pun tidak akan mati penasaran."
Orang berbadan tinggi besar itu manggut-manggut.
"Baik! Karena memandang uang emas itu, maka aku mengabulkan permohonanmu. Kami akan bunuh dia dulu, lalu membunuhmu!"
Dia segera mengayunkan pisaunya ke arah Ouw Yang Hong.
Kalaupun Ouw Yang Hong mengerti ilmu silat, kelihatannya sulit
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
untuk berkelit, dan dia pasti akan mati di bawah sambaran pisau tajam itu.
Oey Yok Su diam saja, tapi tangannya telah menggenggam sebuah batu kecil. Apabila pisau itu hampir mengena leher Ouw Yang Hong, barulah dia akan menyentil batu kecil itu untuk menye-lamatkannya.
Akan tetapi, justru mendadak Ouw Yang Hong berteriak-teriak.
"Tidak bisa! Tidak bisa!"
Orang berbadan tinggi besar itu berhenti mengayunkan pisaunya, lalu menatap Ouw Yang Hong seraya bertanya.
"Mengapa kau bilang tidak bisa?"
"Coba kau bilang, kami berdua siapa kantong-nya yang berisi uang emas?"
Orang berbadan tinggi besar itu tertawa.
"Kantongnya yang berisi uang emas!"
Ouw Yang Hong manggut-manggut.
"Betul! Kantongnya yang berisi uang emas, kalau kantongnya tidak berisi uang emas, apakah kalian tidak akan membunuh kami?"
Orang berbadan tinggi besar dan teman-temannya tertawa gelak, kemudian salah seorang menyahut.
"Kalau kalian tidak punya uang emas, kami pun malas membunuh kalian!"
"Karena dia memiliki uang emas, sehingga menimbulkan urusan ini.
Seharusnya kalan membunuhnya dulu. Bagaimana mungkin membunuhku duluan" Aku tidak punya uang emas, sungguh malang nasibku akan mati di sini. Kalau aku mati, bukankah aku akan menjadi arwah penasaran" Oleh karena itu, lebih baik kalian bunuh dia dulu!" kata Ouw Yang Hong.
Orang berbadan tinggi besar dan teman-temannya saling memandang. Di saat itulah Oey Yok Su berseru.
"Kalian ingin membunuhku duluan?"
"Betul!" sahut orang berbadan tinggi besar.
Kemudian dia menerjang ke arah Oey Yok Su sambil mengayunkan pisaunya.
Akan tetapi, mendadak Oey Yok Su mengibaskan tangannya. Orang
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
berbadan tinggi besar itu terpental seketika, lalu jatuh ke dalam sungai.
Plum! Tidak tampak orang berbadan tinggi besar itu timbul lagi. Bukan main terkejutnya teman-temannya. Mereka ingin kabur, tapi sudah terlambat, karena Oey Yok Su sudah mulai turun tangan terhadap mereka. Sungguh cepat gerakannya, sehingga mereka satu persatu terpental ke dalam sungai.
Kini hanya tinggal Ouw Yang Hong, yang berdiri di hadapan Oey Yok Su dengan mata terbelalak. Berselang sesaat dia berkata.
"Aku pernah dengar dari orang ketika berada di daerah See Hek, bahwa orang yang berkepandaian tinggi, begitu tangannya bergerak pasti mematikan pihak lawan. Aku tidak percaya, namun setelah menyaksikan dengan mata kepalaku sendiri, aku sudah percaya sekarang."
Oey Yok Su manggut-manggut, lalu menatap-nya seraya berkata.
"Aku bertanya kepadamu, mengapa kau menghendaki mereka membunuhku lebih dulu?"
Wajah Oey Yok Su amat tak sedap dipandang. Kalau Ouw Yang Hong tidak memberi jawaban yang memuaskannya, pasti akan turun tangan membunuhnya. Memang gampang sekali baginya membunuh Ouw Yang Hong, cukup menotok jalan darahnya saja!
Ouw Yang Hong menyahut dengan wajah tak berubah.
"Karena aku tahu kau tidak akan membiarkan mereka membunuhmu, lagi pula aku pun tahu, mereka tidak akan dapat membunuhmu."
"Bagaimana kalau mereka dapat membunuh-ku?" tanya Oey Yok Su lagi.
Ouw Yang Hong tertawa lalu menyahut.
"Kalau kau mati di tangan mereka, aku pun pasti mati pula."
Tersentak Oey Yok Su mendengar itu, sebab jawaban Ouw Yang Hong amat tepat. Dia meman-dangnya seraya membatin. Orang itu amat ber-bakat dan licik. Sekarang dia belum mengerti ilmu silat, namun kelak apabila dia berhenti mempela-jari ilmu silat tingkat
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
tinggi, dia akan terkenal. Apakah aku perlu membunuhnya saat ini"
Mendadak Ouw Yang Hong tertawa, dan me-mandang Oey Yok Su dengan mata tak berkedip.
"Ha ha! Kau sedang berpikir apakah perlu membunuhku kan?"
"Tidak salah. Aku tahu kalau aku membunuh-mu, maka kejadian hari ini tiada seorang pun mengetahuinya Katakanlah! Apakah aku perlu membunuhmu?" sahut Oey Yok Su dengan per-lahan.
Sesungguhnya Ouw Yang Hong amat tegang dalam hati, tapi ketegangannya itu tidak diperlihatkan pada wajahnya. Dia tertawa hambar seraya berkata.
"Kalau ada orang bilang, Saudara Oey adalah orang gagah di kolong langit, aku akan percaya tadi. Tapi kini, aku sudah tidak percaya lagi."
"Mengapa kau tidak percaya lagi?" tanya Oey Yok Su.
"Entah sudah berapa kali kau ingin menjajal kepandaianku. Kalau aku berkepandaian tinggi, tentunya aku sudah turun tangan. Tidak akan membiarkan bajingan-bajingan itu memukulku. Seandainya kelak aku berkepandaian tinggi, aku pasti akan bertanding denganmu, aku pasti lebih kuat darimu," sahut Ouw Yang Hong.
Oe Yok Su menatapnya dalam-dalam, kemudian mendadak tertawa gelak sambil menunjuknya.
"Lihatlah dirimu, kalau kau ke neraka bertemu Giam Lo Ong, dia pasti akan terkejut mendengar perkataanmu barusan."
Ouw Yang Hong tertawa sambil bertepuk ta-ngan.
"Dirimu sendiri lebih mengenaskan dariku."
Terdengar suara tawa gelak, ternyata Oey Yok Su juga ikut tertawa, sedangkan Ouw Yang Hong terus tertawa hingga matanya terpejam.
Ketika matanya melek, di hadapannya sudah tidak tampak bayangan Oey Yok Su, yang terlihat hanya sungai dan rimba itu.
Ouw Yang Hong memandang sungai tesebut. Semua orang yang terpukul jatuh ke sungai, tiada seorang pun yang timbul, semuanya telah mati di tangan Oey Yok Su.
Ouw Yang Hong manggut-manggut, kemudian berkata dengan suara lantang.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Betul! Betul! Jadi orang memang harus begitu, mengerjakan sesuatu jangan kepalang tanggung!"
Bab 3 Setelah berpisah dengan Oey Yok Su, Ouw Yang Hong seorang diri kembali ke kotaraja. Dia tahu ilmu silatnya amat rendah, maka tidak berani menimbulkan masalah, hanya ingin jalan-jalan di kotaraja, kemudian kembali ke Gunung Pek Tho San, mencari Ouw Yang Coan saudaranya untuk belajar ilmu silat.
Dia berjalan sambil berpikir. Tiba-tiba melihat seorang pengemis muda yang sedang melangkah perlahan sambil bernyanyi kecil.
"Orang sukses kau harus kagum, jangan membiarkan masa muda berlalu begitu saja. Ketika hidup kau minum arak wangi, punya uang makan enak. Tapi setelah mati, kau membawa apa . . .?"
Ouw Yang Hong tahu pengemis muda itu bukan orang biasa. Dia segera tersenyum kepadanya sekaligus menyapanya.
"Hei! Sobat, tadi kau bernyanyi tentang minum dan makan, kau kira semua orang yang hidup di kolong langit, hanya minum dan makan saja?"
Pengemis itu memandang Ouw Yang Hong dan mendadak sepasang matanya bersinar terang, lalu tertawa seraya berkata.
"Betul! betul! Oh ya, ke mana Oey Yok Su yang bersamamu itu?"
Pertanyaan tersebut membuat Ouw Yang Hong tersentak kaget. Dia makin yakin pengemis itu pasti orang luar biasa yang berkepandaian tinggi.
Kemudian Ouw Yang Hong tertawa dan menyahut.
"Dia pergi ke tempat tujuannya, aku pergi ke tempat tujuanku. Kau bertanya kepadaku tentang dia, bagaimana aku tahu?"
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Pengemis itu manggut-manggut, lalu berkata.
"Kau tahu orang yang hidup di kolong langit harus bagaimana?"
"Lihatlah diriku, seandainya kelak aku dapat mencapai sukses, pertama-tama yang harus kulakukan, yakni mengumpulkan beberapa gadis cantik untuk melayaniku. Menurutku itu jauh menyenangkan daripada makan dan minum," sahut Ouw Yang Hong lalu tertawa gelak.
Sebaliknya pengemis itu malah menggoyang-goyangkan kepala dan bertanya.
"Namamu?" "Namaku Ouw Yang Hong!" jawabnya.
Pengemis itu menggeleng-gelengkan kepala.
"Tidak baik, tidak baik! Nama itu tidak baik! Dulu ada seseorang bernama Ouw Yang Siu, dia amat terkenal. Bagaimana kalau namamu diganti Ouw Yang Siu saja?"
"Apa baiknya Ouw Yang Siu" Dia tidak becus jadi pejabat, bahkan juga tidak pandai menulis. Di mana letak kepandaiannya?"
Pengemis itu tertegun, lalu menatap Ouw Yang Hong seraya bertanya.
"Kau anggap dirimu lebih pandai darinya?"
Ouw Yang Hong tertawa lalu menyahut.
"Bagaimana aku tidak lebih pandai darinya" Dia hanya pandai menulis beberapa buah syair, lalu menjadi pejabat beberapa hari."
Kelihatan Ouw Yang Hong amat memandang rendah Ouw Yang Siu, pengemis itu menggeleng-gelengkan kepala lagi, kemudian bertanya.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Kau mahir kungfu?"
Ouw Yang Hong tertegun, sebab dia paling pusing kalau ada orang mengajukan pertanyaan tersebut kepadanya. Kalau dia jawab mahir, justru amat rendah ilmu silat yang dimilikinya. Seandainya bilang tidak bisa, dia justru berasal dari See Hek Gunung Pek Tho San.
Pada hal ilmu silat aliran Gunung Pek Tho San amat terkenal, bagaimana mungkin orang akan percaya kalau dia bilang tidak bisa"
Dia termenung sejenak, akhirnya menyahut. "Cuma bisa sedikit, tidak setinggi ilmu silatmu."
Pengemis itu tertawa gelak, lalu berkata.
"Tentu! Tentu! Apabila ilmu silatmu lebih baik dariku, bagaimana mungkin aku si Pengemis Tua ini akan gembira" Dan bagaimana mungkin aku akan menyuruhmu mendengarkan perkataanku?"
Ouw Yang Hong terperangah, sebab pengemis itu baru berusia dua puluhan, tapi menyebut dirinya 'Aku si Pengemis Tua'. Bukankah itu aneh sekali" Tapi mungkinkah pengemis itu awet muda"
Ouw Yang Hong terus menatapnya, sedangkan pengemis itu tampak puas dan bangga.
"Bolehkah aku tahu namamu?" tanya Ouw Yang Hong.
Pengemis itu tertawa sambil manggut-manggut.
"Baik! Baik! Kau ingin tahu namaku, sebetulnya aku cuma merupakan pengemis tua yang tak berharga, begitu pula namaku.
Tidak apa-apa kuberitahukan namaku, aku bermarga Ang dan nomor tujuh di rumah. Orang memanggilku Ang Cit Kong, kau juga harus memanggilku Ang Cit Kong."
Ouw Yang Hong menggelengkan kepala.
"Tidak baik! Tidak baik!" katanya.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Ang Cit Kong tercengang, lalu bertanya dengan mata terbelalak.
"Mengapa tidak baik?"
"Usiamu masih muda tapi dipanggil Cit Kong (Kakek Ketujuh). Kalau aku bertemu orang lain, bukankah harus dipanggil Ouw Yang Kong (Kakek Ouw Yang) juga?"
Begitu menyebut Ouw Yang Kong, mereka berdua saling memandang, kemudian tertawa gelak. Ternyata di Pak Song (Song Utara), orang yang amat terkenal bernama Ouw Yang Siu, semua orang memanggilnya Ouw Yang Kong. Kini Ouw Yang Hong menyebut dirinya Ouw Yang Kong, maka tidak heran mereka berdua tertawa gelak.
Setelah tertawa gelak, Ang Cit Kong berkata dengan suara lantang,
"Baiklah! Kau mau memanggilku Ang Cit atau Ang Cit Kong juga terserah! Oh ya, maukah kau ke dapur istana mencicipi hidangan-hidangan lezat di sana?"
Ketika berbicara mengenai dapur istana, wajah Ang Cit Kong tampak gembira sekali, tersenyum sambil melanjutkan.
"Ouw Yang Hong, di dapur istana amat ramai, di sana sibuk hingga malam. Tahukah kau kaisar makan berapa kali sehari" Berapa macam hidangan yang dinikmatinya, dan ketika kaisar mau bersantap, apa yang dibicarakan" Kau pasti tidak tahu semua itu, bukan" Kuberitahukan, di dapur istana terdapat begitu banyak tukang masak yang terkenal. Hidangan-hidangan yang akan disantap kaisar, terlebih dulu harus dicatat dan lain sebadainya. Bukankah itu aneh sekali?"
Mendengar itu, Ouw Yang Hong amat tertarik sekali. Dia berminat pergi ke dapur istana, namun kalau kurang berhati-hati, kepala pasti akan melayang.
Ang Cit Kong menatapnya, kemudian tertawa seraya berkata.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Kau (akut ya" Kali itu aku berada di dapur istana hampir sepuluh hari, sungguh menyenangkan di sana!"
Ang Cit Kong tertawa gembira, menunjuk Ouw Yang Hong sambil melanjutkan.
"Aku lihat kepandaianmu tidak begitu tinggi, tapi aku pasti mengajakmu ke sana, lalu membawamu keluar lagi. Bagaimana" Kau mau ikut?"
Ouw Yang Hong bukan orang bernyali kecil, maka dia manggut-manggut lalu menyahut.
"Baik, Cit Kong, aku ikut."
Setelah itu, Ouw Yang Hong memberi hormat kepada Ang Cit Kong, dan itu membuat Ang Cit Kong terbelalak.
"Eeeh" Kenapa kau memberi hormat kepadaku?"
"Kepandaianku memang amat rendah, maka akan mengalami bahaya di dapur istana, harap Cit Kong melindungiku!" sahut Ouw Yang Hong.
Karena Ouw Yang Hong terus memanggilnya Cit Kong, tentunya amat menggirangkannya.
"Baik, Ouw Yang Hong. Kau tidak usah kuatir, aku pasti menjagamu.
Pokoknya kita akan makan sekenyang-kenyangnya di dapur istana."
Mereka berdua terus mengobrol, hingga tak terasa hari sudah mulai gelap. Mendadak Ang Cit Kong berubah serius.
"Ouw Yang Hong, ikut aku!"
Ouw Yang Hong mengangguk, tapi ilmu gin-kangnya amat rendah, maka tidak dapat berlari cepat.
Ang Cit Kong tampak tidak sabaran. Dia langsung menyambarnya lalu mengerahkan ginkang meninggalkan tempat itu.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Walau sebelah tangan Ang Cit Kong menjinjing Ouw Yang Hong, namun dia masih dapat berlari bagaikan terbang.
Bukan main kagumnya Ouw Yang Hong, kemudian dia berkata dalam hati. Kelihatannya kepandaian pengemis ini masih di atas kepandaian kakekku. Dulu aku tidak begitu mau belajar ilmu silat, itu sungguh merupakan kesalahan besar. Lihat Ang Cit Kong ini, dia berani ke dapur istana mencicipi berbagai macam hidangan. Apabila aku berkepandaian tinggi, bukankah aku dapat berbuat semaunya"
Seandainya kali ini aku bisa pulang ke Gunung Pek Tho San, aku pasti memohon kepada kakak agar mengajariku ilmu silat tingkat tinggi. Aku ingin menjadi seorang pendekar besar.
Sementara Ang Cit Kong terus mengerahkan ginkangnya agar cepat sampai di istana. Tentunya dia tidak tahu apa yang sedang dipikirkan Ouw Yang Hong.
Tak seberapa lama kemudian, sampailah mereka di belakang istana.
Ouw Yang Hong yang masih dijinjing Ang Cit Kong merasa amat tegang, dun dia pun berkata dalam hati pula. Ouw Yang Hong! Ouw Yang Hong! Kau sungguh gegabah karena ikut seseorang yang tak dikenal ke dapur istana. Kalau kurang hati-hati, bukankah kau akan mati" Ang Cit Kong itu berkepandaian tinggi, apabila terjadi sesuatu, dia pasti dapat meloloskan diri. Sedangkan kau sendiri . . . bukankah akan celaka"
Ouw Yang Hong terus berpikir dan tahu, bahwa kemungkinan dirinya akan mati di dalam istana.
Sementara Ang Cit Kong telah menjinjingnya meloncat ke atap istana, kemudian berkata dengan suara rendah.
"Kalau kau merasa takut boleh tidak ikut. Aku akan menurunkanmu ke bawah, lalu kau seorang diri kembali ke rumah penginapan."
Ucapan Ang Cit Kong itu membuat hati Ouw Yang Hong tersinggung, lalu dia berkata dalam hati. Ang Cit Kong! Kau hanya mahir ilmu silat, tapi di kolong langit ini masih banyak orang yang berkepandaian tinggi! Hanya dikarenakan aku tidak mau belajar ilmu
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
silat, maka berkepandaian rendah. Apabila aku mau belajar, saat ini kepandaianku tidak akan di bawahmu!
Walau Ouw Yang Hong berkata demikian dalam hati, namun tidak diperlihatkan pada wajahnya. Kemudian dia memandang Ang Cit Kong sambil tertawa dan berkata.
"Apakah Cit Kong tidak mau mengajakku ke dapur istana" Pada hal tadi kau bilang, sudah sering ke dapur istana. Apakah kau cuma membual" Lagi pula kalau kau mengajakku ke dapur istana, mungkin akan menimbulkan bahaya, sehingga kau merasa takut. Ya, kan?"
Mendengar itu, Ang Cit Kong langsung melotot, dan langsung menjambak leher baju Ouw Yang Hong seraya membentak.
"Kau bilang apa" Kau bilang aku takut membawamu ke sana?"
"Cit Kong, aku tahu kau adalah orang gagah dan berkepandaian tinggi. Tapi di sini adalah istana. Kalau kau mengajakku ke dalam, apakah kau berani menjamin keselamatanku" Seandainya aku mati di dalam istana, memang tidak apa-apa, namun akan mencemarkan namamu. Inilah yang kusayangkan . . ." sahut Ouw Yang Hong dengan sungguh-sungguh.
Ang Cit Kong terus menatap Ouw Yang Hong. Sepasang matanya bersinar aneh dan kemudian dia tertawa gelak.
"Ha ha ha! Baik, baik! Kau berani memanasi hatiku, tahukah kau, aku sama sekali tidak takut apa pun" Aku akan membawamu ke dalam istana, hingga esok aku akan membawamu keluar. Pokoknya kau akan tahu kehebatanku."
Ouw Yang Hong tersenyum, sedangkan Ang Cit Kong sudah menjinjingnya lagi. Ketika melayang
turun ke halaman istana, dia berpesan. "Hati-hatilah!"
Halaman istana itu amat luas. Setelah kakinya menginjak tanah, Ang Cit Kong segera melepaskan Ouw Yang Hong, kemudian memungut
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
beberapa batu kecil, sekaligus disambitkannya ke arah lentera yang bergantung di sana. Lentera-lentera itu padam semua dan seketika terdengar suara bentakan.
"Siapa?" Guguplah Ouw Yang Hong. Dia nyaris menyahut tapi mulutnya langsung dibekap Ang Cit Kong.
Tampak beberapa pengawal istana berjalan ke luar. Mereka menengok ke sana ke mari, tidak melihat apa pun, lalu kembali ke dalam.
Ouw Yang Hong menarik nafas lega. Ang Cit Kong menariknya ke samping istana, lalu berendap-endap berjalan ke belakang.
Berselang sesaat sampailah mereka di dapur istana. Ang Cit Kong memandang Ouw Yang Hong sambil tertawa.
"Ha ha! Gampang sekali kan" Kita sudah sampai di dapur istana!"
Pada hal sesungguhnya, Ouw Yang Hong amat takut, tapi tetap manggut-manggut. Dia tidak mau memperlihatkan rasa takutnya di hadapan Ang Cit Kong, sebab Ang Cit Kong pasti akan mentertawakannya.
Ang Cit Kong mengajak Ouw Yang Hong ke dalam, kemudian bersembunyi di tempat yang gelap.
Barulah Ouw Yang Hong berlega hati dan mulai mengintip ke luar.
Si Racun Dari Barat See Tok Ouw Yang Hong Tay Toan Karya Jin Yong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Sungguh besar dapur istana itu! Di dalamnya terdapat beberapa meja dan puluhan panci tembaga yang berisi masakan lezat.
Tampak pula beberapa orang di sana. Ternyata mereka semua adalah tukang masak dalam istana. Salah seorang mencicipi semacam masakan, kemudian bergumam.
"Betul tidak" Betul tidak" Tidak! Bukan begini rasanya, salah! Salah!
Bukan begini rasanya!"
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Orang itu terus mengerutkan kening, kelihatannya sedang memikirkan suatu masalah. Berselang beberapa saat, mendadak dia melompat, lalu menyambar sayur dari atas meja, sekaligus mengendus-endusnya.
Sementara Ang Cit Kong terus memperhatikan orang itu. Sebaliknya Ouw Yang Hong mulai cemas. Dia ingin mengajak Ang Cit Kong pergi, namun sulit untuk mengatakannya.
Orang itu mengambil sebuah buku, lalu dibacanya dengan penuh perhatian. Ternyata buku tersebut adalah buku petunjuk tentang masakan.
"Harus ditambah bumbu ini dan itu, kemudian . . ." gumam orang itu sambil berjalan mondar-mandir.
Ouw Yang Hong menyaksikan tingkah orang itu lalu berbisik.
"Orang itu amat rajin belajar, apakah dia ingin menjadi pejabat?"
Ang Cit Kong tertawa dingin lalu menyahut.
"Kau tahu apa" Dia bukan sedang belajar, melainkan membaca petunjuk mengenai masakan. Dia tukang masak dalam istana, membuat masakan untuk kaisar, harus hati-hati sekali, sebab kalau terdapat kesalahan, lehernya pasti putus."
Ouw Yang Hong terperangah, lalu diam tidak banyak bicara lagi.
Sedangkan tukang masak itu mulai masak, dan tak lama terciumlah aroma masakan yang amat harum, membuat Ouw Yang Hong menelan air liur.
Ang Cit Kong tertawa kecil.
"Ouw Yang Hong, bagaimana" Harum sekali kan" Karena itu, aku sering ke mari!"
Ketika Ouw Yang Hong baru mau menyahut, mendadak terdengar seseorang berkata sambil tertawa.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Siauw Cih Cu! Coba kau bilang, kaisar sedang berbuat apa sekarang?"
"Maaf, budak tidak berani mengatakannya!" sahut Siauw Cih Cu dengan takut-takut.
"Siauw Cih Cu, kau jangan kira aku tidak tahu. Apa yang kau katakan kepada si Pendek, sudah kudengar semua. Kalau kau tidak mau bilang . . ."
Anak itu tampak ketakutan.
"Bukan budak tidak mau bilang, melainkan merasa takut," jawabnya terputus-putus.
Orang itu tertawa. "Siauw Cih Cu, apa yang kau takutkan" Kaisar tidak tahu kau sedang berbuat apa sekarang. Kau sering melayani kaisar, tentunya kau tahu apa yan^ sering dilakukan kaisar. Beritahukankah padaku! Kau tidak usah takut sebab hanya kita berdua yang tahu!"
Anak itu memang merasa takut, namun juga merasa takut kepada orang itu, maka tidak berani untuk tidak memberitahukannya, dan akhirnya dia berkata.
"Hari ini kaisar bersama seorang gadis penari. Kaisar memuji akan keindahan tariannya. Gadis itu tidak tahu peraturan dalam istana, tapi berani menari bersama kaisar. Kalau ketahuan para selir, gadis itu pasti celaka."
"Siauw Cih Cu, mungkin kau keliru. Para dayang dalam istana, asal memperoleh perhatian dari kaisar, pasti akan hidup senang," kata orang itu dengan suara rendah.
"Apakah kau tidak tahu, begitu banyak dayang di dalam istana"
Malam ini kaisar bersama salah seorang dayang, lusa sudah melupakannya. Bukankah ada seorang dayang mati secara tengenaskan gara-gara dipermainkan kaisar?" sahut Siauw Cih Cu.
Orang itu terkejut bukan main, lalu cepat-cepat memberi isyarat.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Ssst! Omong jangan kencang-kencang!"
Mereka berdua tidak berani bercakap-cakap lagi, hanya menggeserkan badan saja, justru berdiri di hadapan tempat Ang Cit Kong dan Ouw Yang Hong bersembunyi. Kemudian orang itu berseru.
"Lu Sam! Lu Sam!"
Terdengar suara sahutan. "Ya!" Tampak seseorang berlari-lari ke hadapannya, lalu bertanya.
"Kalian berdua . . . mau membawa hidangan untuk kaisar?"
"Betul. Lu Sam, cepat siapkan! Kalau terlambat, lehermu pasti putus," sahut orang itu.
"Kaisar punya urusan besar apa" Tentunya cuma dikarenakan urusan itu saja!" kata Lu Sam sambil menepuk dada.
"Lu Sam, kau sudah gila ya" Berani mengatai kaisar?" bentak Siauw Cih Cu.
Lu Sam kelihatan sedikit mabuk, maka dia menyahut dengan suara keras.
"Orang lain memang tidak tahu, mengira kaisar setiap hari mengurusi urusan kerajaan, sehingga sibuk sekali. Tidak tahunya kaisar menyibukkan apa setiap hari" Hanya Lu Sam yang tahu, setiap hari kaisar cuma bersenang-senang dengan para selir dan dayang saja. Hari itu aku melihat para dayang melewati sisiku, mereka . . ."
"Kau berani mencela kaisar?" kata Siauw Cih Cu dengan gusar.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Lu Sam menarik nafas dalam-dalam, lalu menyahut.
"Mana berani aku mencela kaisar" Hanya saja . . . aku melihat para dayang berlutut di hadapan kaisar, aku melihat . . ."
Orang yang bersama Siauw Cih Cu tertawa.
"Ha ha! Kau pasti melihat dada dan paha para dayang itu! Ya, kan?"
Lu Sam diam. Sebaliknya Siauw Cih Cu dan orang itu malah tertawa terpingkal-pingkal.
Berselang sesaat, barulah Lu Sam berkata.
"Jangan kan kaisar, kalau aku yang melihat juga akan . . ."
Mendadak terdengar suara tawa dingin dan berkata.
"Lu Sam, kau pasti mati! Sebab kau berani berlaku tidak hormat terhadap kaisar!"
Bukan main terkejutnya Lu Sam. Dia langsung berlutut sambil memohon.
"Miau Toaya (Tuan Besar Miau)! Miau Toaya! Ampunilah aku! Aku cuma bergurau . . ."
Miau Toaya tertawa dingin, lalu berkata.
"Lu Sam, kau bergurau atau tidak, yang jelas kau pasti mati! Kau harus tahu, di luar tembok masih terdapat telinga lain! Kalau aku tidak membunuhmu, aku pasti dihukum mati oleh kaisar!"
Mendengar itu, Lu Sam tahu percuma memohon lagi, maka mendadak dia menerjang ke arah Miau Toaya.
Akan tetapi, Miau Toaya langsung mengibaskan tangannya. Lu Sam terpental seketika menimpa meja, sehingga semua hidangan yang ada di atas meja itu tertumpah semuanya.
Buk! Lu Sam jatuh ke bawah. Tubuhnya tergeletak di lantai, di hadapan Ouw Yang Hong. Ternyata nyawanya telah melayang.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Betapa tegangnya Ouw Yang Hong, sebab apabila orang itu memeriksa tempat tersebut, pasti akan menemukan mereka berdua.
Akan tetapi, Miau Toaya tidak memeriksa tempat itu, melainkan berkata kepada Siauw Cih Cu dan orang yang bersamanya.
"Kalian berdua harus tahu, bahwa kaisar tetap kaisar! Kalian berdua jangan tahu urusan kaisar, kalian berdua tidak dihukum mati!"
Usai berkata begitu, Miau Toaya lalu menyeret mayat Lu Sam pergi.
Kini cuma tinggal Siauw Cih Cu dan orang itu. Mereka berdua sama sekali tidak berani bersuara, dan cepat-cepat mengambil apa yang dibutuhkan, kemudian meninggalkan tempat itu.
Setelah mereka pergi, barulah Ouw Yang Hong menarik nafas lega.
"Cit Kong, bolehkah kita keluar sekarang?" tanyanya dengan suara rendah.
Ang Cit Kong merasa gembira sekali, karena Ouw Yang Hong memanggilnya 'Cit Kong'. Dia tertawa gelak seraya menyahut.
"Kau kira masih ada orang ke mari" Di sini hanya tinggal kita berdua.
Apa yang berada di sini merupakan hidangan-hidangan untuk kaisar, kau boleh mencicipinya."
Ang Cit Kong meloncat ke luar dari tempat persembunyian, kemudian mengambil berbagai macam makanan untuk disantap.
Begitu pula Ouw Yang Hong, dia pun mulai bersantap sambil tertawa-tawa.
Akan tetapi, mendadak Ang Cit Kong mencegahnya bersantap, dan itu membuat Ouw Yang Hong terheran-heran.
"Perlahan dikit! Perlahan dikit!"
"Kenapa harus perlahan dikit" Kau mengajakku ke mari bukankah untuk makan" Kenapa kau malah menyuruhku perlahan dikit?"
Ang Cit Kong tertawa. KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Ha ha! Ouw Yang Hong, kau justru tidak tahu kalau makanan yang di dalam panci itu tidak boleh di makan."
Ouw Yang Hong tercengang. "Kenapa?"
"Kalau kau makan, pasti tidak akan tahan. Sebab biasanya setelah makan kaisar pasti bersenang-senang dengan para selirnya. Itu merupakan makanan yang telah dicampuri obat kuat. Maka kalau kau mau makan, harus cari perempuan di sini."
Ouw Yang Hong tersentak mendengar penuturan itu, dan dia baru tahu mengapa Ang Cit Kong melarangnya makan makanan itu.
Oleh karena itu, dia tidak berani sembarangan makan, hanya mengikuti Ang Cit Kong.
Itu membuat Ang Cit Kong mengerutkan kening, lalu berkata dengan suara keras.
"Hei! Bagaimana kau" Di sini begitu banyak makanan, tapi kenapa kau ikut aku makan" Kau boleh pilih makanan lain!"
Ouw Yang Hong melotot. "Tadi kau melarangku makan makanan itu, tapi sekarang . . ."
Ang Cit Kong tertawa gelak.
"Ha ha ha! Kecuali makanan yang di dalam panci itu, makanan lain boleh kau makan!"
Ouw Yang Hong manggut-manggut, kemudian mulai makan lagi.
Di saat dia sedang makan dengan lahap, mendadak Ang Cit Kong berkata.
"Tidak boleh! Tidak boleh!"
Ouw Yang Hong terbelalak, dan segera bertanya.
"Apa maksudmu?"
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Kau harus ingat, semua ini adalah hidangan untuk kaisar. Kau tidak boleh makan begitu banyak. Sebab kalau kau makan begitu banyak, berarti kau maling lho!"
Ouw Yang Hong mengangguk.
"Ya! Ya!" Ang Cit Kong tertawa lagi dan berkata.
"Coba kau katakan, bagaimana selera kaisar?"
"Tentunya luar biasa. Kalau tidak, bagaimana mungkin makanan di sini begitu lezat?" sahut Ouw Yang Hong.
Ang Cit Kong tertawa gelak.
"Ha ha ha! Betul! Betul! Semua makanan di sini amat lezat, tidak terdapat di luar!"
Ouw Yang Hong juga ikut tertawa, kemudian mulai bersantap lagi.
Akan tetapi, mendadak Ang Cit Kong berbisik.
"Celaka! Ada orang datang!"
Bukan main terkejutnya Ouw Yang Hong. Pada waktu bersamaan Ang Cit Kong menyambarnya untuk bersembunyi.
Tak seberapa lama, muncullah beberapa orang, yang langsung memasuki ruang dapur, mereka berjumlah lima orang.
Bab 4 Setelah berada di dalam ruang dapur itu, salah seorang dari mereka berkata dengan suara lantang.
"Kaisar mau minum teh, kita harus segera menyeduh teh istimewa untuk kaisar!"
Empat orang lainnya manggut-manggut. Orang itu langsung duduk, tapi yang lain tetap berdiri. Kelihatannya dia merupakan pemimpin.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Ouw Yang Hong dan Ang Cit Kong mengintip. Orang itu memang tampak sombong. Salah seorang bawahannya membawakan sebaskom air. Dia itu mencuci tangannya perlahan-lahan, bahkan juga membersihkan kukunya yang panjang.
Setelah itu, barulah dia bangkit berdiri, lalu menghampiri sebuah tungku. Diambilnya sebuah kipas, lalu mulai mengipas. Tak lama tungku itu mulai menyala.
Dia kembali duduk. Salah seorang bawahannya segera memasak air, sedangkan yang lain memijit-mijit bahunya. Berselang sesaat, air yang dimasak itu sudah mulai mendidih.
Orang itu bangkit berdiri, lalu menghampiri tungku. Dia melihat sejenak lalu mengambil sebuah botol kecil. Ternyata botol itu berisi daun teh, yang kemudian dituangnya ke dalam teko. Setelah itu, dia pun menambah sedikit bahan lain. Tak lama kemudian, terciumlah aroma teh yang amat harum.
Orang itu tertawa gembira, kelihatan bang;' sekali.
"Di mana ada kemauan, di situ pasti ada jalan' Tidak sia-sia setiap hari aku membaca kitab kuno! Kemarin aku menemukan semacam resep rahasia, sepertinya berasal dari jaman Cin Sie Ong! Siap;; yang makan, pasti akan awet muda!" katanya.
Begitu mendengar perkataannya, yang lain tampak tertegun dan kurang percaya.
"Benarkah itu?" tanya salah seorang di antara mereka.
Orang itu tertawa dingin, karena keempat temannya itu tampak kurang percaya.
"Kalian kira aku cuma omong besar" Kalian akan menyaksikannya!"
Keempat orang temannya diam saja.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Orang itu mengeluarkan sebuah tabung dan sebuah bungkusan kecil lalu ditaruhnya di atas meja.
"Lihatlah agar kalian percaya! Resep aneh kelihatan memang seperti resep biasa, tapi justru ada keajaibannya. Pokoknya lihatlah, kalian pasti akan menyaksikan sesuatu yang tidak pern??.H kalian saksikan," katanya sambil membuka bungkusan kecil itu.
Keempat orang itu juga merupakan tukang masak yang cukup terkenal dalam istana, tentunya mereka ingin tahu, orang itu menemukan resep rahasia apa.
Orang itu mulai menyebut beberapa macam bahan sambil menunjuk bungkusan yang sudah dibukanya. Keempat orang itu tampak terkejut, begitu pula Ang Cit Kong dan Ouw Yang Hong yang sedang bersembunyi. Tenyata orang itu menyebut beberapa jenis binatang berbisa.
"Ulat berdarah dari Gunung Hwa San, selalu menghisap darah ayam hutan. Belut dari Gunung Tiang Pek San ditambah semacam rumput obat, semua itu dicampur jadi satu, akan menghasilkan semacam belatung. Tabung itu berisi belatung tersebut, warnanya putih dan bercahaya."
Usai berkata, orang itu mengeluarkan seekor belatung dari dalam tabung tersebut, lalu ditaruh di atas meja.
Keempat orang itu segera memandang ke situ. Tampak belatung itu berbentuk aneh dan memancarkan cahaya putih. Mereka berempat kelihatan tercengang, karena tidak tahu maksud orang itu rvsengeluarkan belatung.
Sambil tersenyum orang itu mengambil secangkir air, lalu dimasukkannya belatung itu ke dalamnya. Setelah itu digoyang-goyangkannya cangkir itu sejenak, lalu diangkatnya belatung itu sekaligus dimasukkannya lagi ke dalam tabung.
Wajah orang itu tampak serius, kemudian berkata sungguh-sungguh.
"Kalian saksikan saja!"
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Keempat temannya manggut-manggut, sedangkan orang itu mulai meneguk air yang di dalam cangkir tersebut.
Setelah meneguk, dia mulai batuk-batuk, lalu tangannya gemetar seakan kedinginan.
Keempat orang itu terkejut bukan main menyaksikannya.
"Kau tidak apa-apa" Perlukah kau minum obat pemunah racun?"
tanya mereka serentak dengan rasa cemas.
Ternyata mereka berempat menganggap orang itu telah keracunan.
Akan tetapi, orang itu justru telah berhenti batuk, bahkan tangannya tidak gemetar lagi.
Dia memejamkan mata, kelihatannya sedang menikmati suatu rasa yang amat memuaskannya. Badannya bergoyang-goyang ringan, kemudian bernyanyi-nyanyi kecil pula.
"Jadi manusia sungguh tak gampang. Selalu memikirkan berbagai macam urusan, sehingga rambut berubah putih. Banyak istri banyak masalah, banyak harta jadi penyesalan, banyak anak banyak kepusingan. Sungguh tak gampang jadi manusia! Minum arak untuk bermabuk-mabukan, hidup manusia seperti berada di atas papan catur."
Keempat orang itu terus memandangnya, begitu pula Ang Cit Kong dan Ouw Yang Hong. Akan tetapi tiada seorang pun tahu, apa yang telah terjadi atas diri orang itu.
Mendadak salah seorang berseru.
"Mabuk tak merasakan apa-apa, melayang-layang seakan berada di sorga . . .!"
Ang Cit Kong dan Ouw Yang Hong tidak paham, mengapa orang itu secara tiba-tiba kelihatan seperti kehilangan kesadarannya. Apakah terpengaruh oleh air yang diminumnya tadi" Kalau begitu, belatung yang di dalam tabung itu pasti merupakan binatang langka yang amat bermanfaat.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Sementara keempat orang itu pun mulai meneguk air yang di dalam cangkir. Persis seperti yang dialami orang tadi, mereka pun batuk-batuk, tangan gemetar, mata terpejam dan badan ber-goyang-goyang.
Namun wajah mereka tampak berseri-seri, seakan merasa puas dan nyaman. Ada yang duduk di kursi dan ada pula yang berbaring di lantai sambil menikmati apa yang dirasakannya.
Berselang beberapa saat, orang yang minum
lebih dulu itu telah sadar kembali. Dia tertegun melihat keempat temannya, tapi tidak memperlihatkan reaksi apa pun.
Tak lama keempat orang itu pun sadar. Mereka segera memberi hormat kepada orang itu seraya bertanya.
"Kau sungguh hebat! Apa nama resep rahasia itu?"
"Saudara sekalian, kita semua sudah bersusah payah, namun aku yang beruntung menemukan resep rahasia itu, maka tidak perlu diherankan!" sahut orang itu sambil tertawa.
Keempat orang itu amat sirik dalam hati, namun tidak diperlihatkan pada wajah, sebaliknya malah berlaku amat sungkan.
"Kalau begitu, bolehkah kami tahu nama minuman itu?" tanya salah seorang dari mereka.
"Minuman itu amat bermanfaat, namun justru disebut Sari Air Hitam!
Itu sungguh tak sedap didengar, bukan?"
Keempat orang itu manggut-manggut.
"Menurutku, itu amat tak sedap didengar. Bagaimana kalau nama itu kita ganti dengan Sari Cin Cu (Mutiara)?"
Keempat orang itu saling memandang, kemudian salah seorang dari mereka menyahut dengan wajah serius.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Itu masih kurang tepat. Kita harus memilih sebuah nama yang paling tepat dan sedap didengar untuk minuman itu."
"Ng . . ." Orang itu manggut-manggut. "Baik. Kira-kira nama apa yang tepat dan sedap didengar untuk minuman itu?"
Mereka berlima mulai berpikir, namun tidak mendapatkan nama yang cocok untuk minuman tersebut, akhirnya salah seorang dari mereka ber-kata.
"Bagaimana kalau minuman itu kita beri nama Sari Wan Yo (Nama Burung Langka)?"
Sari Wan Yo" Ang Cit Kong dan Ouw Yang Hong yang bersembunyi itu saling memandang, kemudian manggut-manggut seakan setuju minuman itu diberi nama Sari Wan Yo.
Salah seorang berkata lagi dengan kening ber-kerut.
"Kalau kaisar minum Sari Wan Yo, pasti akan seperti kita, batuk-batuk dulu. Itu . . . mungkin tidak baik."
Yang lain diam, sebab apabila kaisar minum lalu batuk-batuk, sudah pasti marah besar, bahkan kemugkinan besar mereka berlima akan dihukum mati karena dituduh meracuni kaisar.
Berselang beberapa saat kemudian, salah seorang dari mereka berkata.
"Menurutku, terlebih dahulu aku harus men-jelaskan kepada kaisar akan manfaat minuman itu. Kalau hatinya tergerak, beliau pasti akan menyuruh salah seorang Thay Kam (Sida-Sida) minum dulu. Kita pun harus memberitahukan kepada kepala bagian dapur istana.
Bagaimana menurut kalian?"
Yang lain manggut-manggut setuju, sebab apabila kepala bagian dapur istana mengetahui itu, pasti akan melapor kepada kaisar maka mereka berlima akan memperoleh hadiah dari kaisar.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Betapa gembiranya kelima orang itu. Mereka langsung membawa minuman itu untuk memberitahukan kepada kepala bagian dapur istana.
Di saat bersamaan, Ang Cit Kong dan Ouw Yang Hong pun berpikir, itu merupakan minuman aneh, kalau tidak mencicipinya, pasti akan menyesal selama-lamanya.
Kini kelima orang itu telah melangkah pergi. Orang yang membuat minuman tersebut membawa cangkir berisi minuman itu. Mereka sama sekali tidak tahu, bahwa ada dua orang berniat mencuri minuman tersebut.
Orang yang membawa minuman itu terus ber-jalan dengan wajah berseri-seri. Ternyata dia sedang memikirkan hadiah yang akan diterimanya dari kaisar.
Mendadak dia menjerit kaget, karena tangan-nya yang membawa minuman itu terasa sakit sekali, sehingga cangkir itu terlepas dari tangannya. Di saat itulah, tampak sosok bayangan berkelebat laksana kilat menyambar cangkir itu, lalu menghilang entah ke mana.
Kelima orang itu tidak tahu siapa yang mencuri minuman tersebut.
Tidak tampak tumpahan minuman itu di lantai, dan di tangan mereka berlima pun tidak memegang cangkir itu.
Hilang ke mana cangkir yang berisi Sari Wan Yo" Itu sungguh mengherankan sekali!
Wajah orang yang membuat minuman itu tam-pak dingin. Dia menatap keempat orang seraya berkata dengan dingin pula.
"Saudara sekalian, aku adalah teman kalian, bergurau harus pada waktunya. Aku yang membuat minuman itu, sudah barang tentu kalian pun akan mendapat keuntungan.
Apabila kaisar merasa suka akan minuman itu, kalian pun akan memperoleh hadiah besar. Siapa di antara kalian yang mencuri
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
minuman itu, harap segera kembalikan kepadaku, agar aku tidak perlu turun tangan dan merusak hubungan baik kita selama ini."
Keempat orang itu tampak tercengang. Tiada seorang pun tahu siapa yang mencuri minuman itu. Akan tetapi, mereka berempat bergirang dalam hati karena minuman itu telah hilang, maka kaisar pun tidak akan menikmati minuman yang dibuat orang itu, sehingga dia tidak akan memperoleh hadiah apa pun dari kaisar, jadi sia-sialah penemuannya itu.
Berselang sesaat, salai ..curang dari mereka menyahut.
"Aku cuma melihatmu menjerit, karena itu, aku pun maju dengan maksud ingin memapahmu, sebab badanmu kelihatan sempoyongan. Tidak disangka minuman yang berada di tanganmu malah hilang begitu saja."
"Aku melihat sebuah tangan menjulur, tapi aku kira itu adalah tanganmu. Lagi pula kau pasti kuat memegang minuman itu, bagaimana mungkin aku mencurinya?" sambung temannya.
Orang itu kelihatan terheran-heran, kemudian berkata dengan kening berkerut.
"Kok aku tidak melihat tangan itu, bagaimana begitu cepat?"
"Menurutku, kau tidak usah memikirkan itu. Bukankah esok kau masih bisa membuat minuman itu lagi untuk kaisar?" kata salah seorang lagi.
Yang lain juga mengatakan begitu, akhirnya orang itu menggeleng-gelengkan kepala seraya menyahut.
"Kalian harus tahu, aku telah memeras otak membuat bahan-bahannya, barulah dapat mem-buat secangkir minuman itu. Kalian pun harus tahu, di dalam tabung itu berisi berbagai macam bahan, salah satunya adalah rumput Rusa yang hanya tumbuh di Gunung Thian San. Bersusah payah aku mencarinya, hanya sedikit yang kudapatkan, dan tidak gampang aku mendapatkannya lagi.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Mendengar ucapannya, keempat orang itu lalu berkata dalam hati.
Sungguh memeras tenaga orang itu memperoleh bahan-bahan tersebut, itu hanya demi menyenangkan kaisar agar mendapat hadiah! Tapi tak disangka minuman yang dibuatnya itu malah menghilang seperti dicuri setan. Mereka berempat merasa sayang juga merasa girang. Karena kalau minuman itu tidak hilang, orang itu pasti akan hidup senang selamanya, sebab berhasil membuat minuman itu untuk menyenangkan kaisar.
Sementara orang itu pun berkata dalam hati. Aku cuma merasa tanganku sakit, justru tidak tahu siapa di antara mereka berempat yang mencuri minuman itu. Kelihatannya aku telah keliru menilai mereka berempat, salah seorang di antara mereka pasti berkepandaian tinggi. Kini harus mengatakan apa, kepandaiannya jauh lebih rendah dari orang tersebut. Dia justru masih tidak mengerti, bagaimana orang yang dimaksud itu, begitu turun tangan, cangkir yang berisi minuman buatannya langsung hilang begitu saja.
Medali Wasiat 9 Patung Emas Kaki Tunggal ( Unta Sakti ) Karya Gan K H Harimau Kemala Putih 15