Si Racun Dari Barat 6
Si Racun Dari Barat See Tok Ouw Yang Hong Tay Toan Karya Jin Yong Bagian 6
Namun Cha Ceh Ih tidak langsung turun tangan membunuhnya, melainkan bertanya dengan sengit.
"Ada kebaikan apa Cen Tok Hang terhadapmu, sehingga membuatmu rela berkorban demi dirinya" Asal kau memberitahukan bagaimana cara memasuki ruang rahasia itu, aku pasti melepaskanmu!"
Si Golok Cepat tertawa sedih.
"Dia menyelamatkan anak istriku, maka aku harus berkorban demi dirinya," sahutnya.
Usai menyahut, mendadak dia mengangkat sebelah tangannya untuk menepuk ubun-ubunnya sendiri. Cha Ceh Ih ingin menolongnya, tapi terlambat, maka si Golok Cepat mati dengan otak berhamburan.
Cha Ceh Ih membanting-banting kaki karena jengkelnya, kemudian melancarkan beberapa pukulan ke arah mayat si Golok Cepat untuk melampiaskan kejengkelannya itu.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Setelah itu, dia berlari ke sana ke mari mencari pintu rahasia, namun tidak berhasil, akhirnya dia terpaksa meninggalkan ruangan itu.
Sementara tempat tidur itu terus merosot ke bawah. Berselang sesaat barulah sampai di lantai dasar. Hati Ouw Yang Hong pun jadi lega. Dia menengok ke sekelilingnya, ternyata dirinya berada di sebuah ruang batu yang cukup besar. Di dalam ruang batu itu terdapat meja kursi, makanan ringan, buah-buahan dan lain sebagainya, tidak kurang suatu apa pun.
"Suhu, tempat apa ini?" tanyanya kepada Cen Tok Hang.
Cen Tok Hang tertawa dingin.
"Ini adalah kuburanku."
Hati Ouw Yang Hong tersentak. Ruang batu ini adalah kuburan gurunya" Kalau begitu, apakah gurunya berniat mati bersamanya di ruang batu tersebut"
Ouw Yang Hong diam, kemudian memapah Cen Tok Hang lalu mendudukkannya di kursi. Setelah didudukkan di kursi, Cen Tok Hang menatapnya seraya berkata.
"Ouw Yang Hong, aku mengajarmu ilmu Ha Mo Kang. Kau boleh membunuhku, lalu meninggalkan ruang batu ini. Kalau tidak, kau pasti mati terkurung di sini."
"Suhu, aku akan berada di sini merawat lukamu, setelah lukamu sembuh, barulah kita meninggalkan ruang batu ini," sahut Ouw Yang Hong.
Cen Tok Hang tertawa dingin, tapi tidak berkata apa-apa lagi. Ouw Yang Hong segera mengambil secangkir teh, lalu ditaruhnya di atas meja.
Cen Tok Hang menatapnya, kemudian mendadak berkata.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Di dalam hatimu ada suatu rencana, maka kini kau amat puas dalam hati, bukan" Kau kira kalau bisa bersamaku, pasti bisa belajar ilmu lwee kang Ha Mo Kang?"
Ouw Yang Hong memandang Cen Tok Hang. Dia cuma tersenyum getir, tidak tahu harus berkata apa pada gurunya itu.
"Mengapa kau tidak mau meloncat ke luar ketika tempat tidur sedang merosot ke bawah?" tanya Cen Tok Hang.
"Aku tidak boleh meninggalkan Suhu, harus bersama Suhu. Ketika tempat tidur itu sedang merosot ke bawah, aku tidak bisa banyak berpikir, hanya tahu harus bersama Suhu," sahut Ouw Yang Hong.
Cen Tok Hang kelihatan tidak percaya akan jawaban Ouw Yang Hong. Dia terus tertawa dingin.
Ouw Yang Hong tidak banyak bicara, hanya duduk di hadapan Cen Tok Hang. Sedangkan orang tua itu terus menatapnya, sejenak kemudian barulah berkata dengan perlahan-lahan.
"Kenapa kau tidak bertanya padaku, bagaimana si Golok Cepat itu bisa muncul di sisi tempat tidur?"
Ouw Yang Hong berpikir sejenak, dan langsung tahu apa maksud Cen Tok Hang, tertawa seraya berkata.
"Meskipun Suhu tidak bilang, aku juga tahu. Si Golok Cepat amat berterimakaih atas kebaikan budi Suhu. Maka setiap hari dia menjaga di tempat rahasia dekat tempat tidur Suhu. Apabila Suhu dalam keadaan bahaya dia pasti muncul untuk menyelamatkan Suhu."
Cen Tok Hang menatap Ouw Yang Hong, kemudian mendadak tertawa gila dan setelah itu berkata.
"Kau hilang apa" Kau kira aku akan begitu baik terhadap orang lain"
Kau kira aku bukan orang yang amat jahat" Kuberitahukan, selama ini aku tidak pernah berlaku baik terhadap siapa pun. Tiada gunanya
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
kau baik terhadap orang. Seharusnya kau membuat orang lain takut, itu baru benar. Seperti halnya si Golok Cepat, dia amat takut padaku. Tahukah kau, mengapa dia begitu takut padaku?"
Ouw Yang Hong menggeleng kepala.
"Teecu tidak tahu."
Cen Tok Hang tersenyum. "Aku menyandra anak istrinya di suatu tempat, yang amat sepi dan nyaman. Setiap bulan dia boleh pergi menemui anak istrinya di sana, tapi hanya setengah hari saja. Coba kau katakan, apakah tidak cukup setengah hari itu baginya?"
Ouw Yang Hong tidak menyahut, namun tahu jelas dalam hatinya.
Bagaimana mungkin waktu setengah hari itu cukup bagi si Golok Cepat untuk berkumpul dengan anak istrinya"
Cen Tok Hang berkata. "Tentunya tidak cukup, tapi kukatakan padanya, kalau dia tidak mati dan berhasil menyelamatkanku dari bahaya, maka dia boleh berkumpul lagi dengan anak istrinya untuk selamanya. Karena itu, barulah dia bersedia menyelamatkanku dari bahaya. Sudah mengertikah kau?"
Ouw Yang Hong diam saja. "Kenapa kau diam saja?" tanya Cen Tok Hang.
"Aku tidak ingin bicara," sahut Ouw Yang Hong.
Cen Tok Hang berkata. "Aku sudah terluka parah. Setelah keluar dari sini, kau harus membunuh kelima muridku itu, kemudian membunuh adik seperguruanku itu pula. Bersediakah kau mengabulkan permintaanku ini?"
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Ouw Yang Hong berpikir, kalau tidak mengabulkannya, gurunya pasti akan marah besar. Apabila gurunya marah besar, sudah pasti lukanya akan bertambah parah. Tapi kalau mengabulkannya, sudah pasti harus pergi membunuh mereka berenam. Bagaimana mungkin sebab kepandaiannya masih rendah" Hal itu membuatnya termangu-mangu.
Melihat Ouw Yang Hong tidak menjawab, Cen Tok Hang segera berkata dengan sengit.
"Apakah kau tidak bersedia" Kalau tidak bersedia, kau boleh pergi!"
Ouw Yang Hong tidak bergerak. Dia tidak tega meninggalkan gurunya yang dalam keadaan terluka parah itu.
Akan tetapi, mendadak Cen Tok Hang membentak keras.
"Cepat pergi! Cepatlah kau pergi! Aku tidak mau melihat kalian yang seperti telor busuk! Kalian semua tiada satu pun yang baik! Kau pun begitu, berada di sampingku, hanya ingin menipu diriku agar kau memperoleh ilmu silat tinggi saja! Apakah kau masih punya tujuan lain?"
Ouw Yang Hong berjalan ke samping, tidak mau mendengar perkataannya. Dia tahu gurunya amat jengkel pada kelima muridnya, tentunya akan mencaci maki mereka. Dalam hal ini, Ouw Yang Hong sama sekali tidak menyalahkan gurunya. Ketika melihat Ouw Yang Hong menyingkir ke samping, Cen Tok Hang bertambah gusar.
"Ouw Yang Hong, kau juga seperti kelima muridku itu! Kemari cuma ingin menipuku!"
Mendadak Cen Tok Hang memuntahkan darah segar dan nafasnya mulai memburu lagi, sehingga wajahnya berubah menjadi pucat pias.
"Suhu, baik-baiklah istirahat! Suhu jangan marah-marah, sebab akan membuat lukamu bertambah parah!" kata Ouw Yang Hong.
Cen Tok Hang tertawa dingin.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Kau tidak usah pura-pura berbaik hati padaku! Kau juga bukan murid yang baik!"
Usai berkata, sekonyong-konyong badannya bergerak ke arah Ouw Yang Hong. Walau dalam keadaan terluka parah, namun masih bertenaga.
Leher Ouw Yang Hong tercengkeram oleh tangan Cen Tok Hang.
Kelihatannya orang tua itu ingin mencekiknya hingga mati.
Sesungguhnya saat ini, tenaga Ouw Yang Hong lebih kuat dari Cen Tok Hang. Namun Ouw Yang Hong merasa tidak sampai hati memukul gurunya itu.
"Suhu! Suhu! Cepat lepaskan tanganku!" teriaknya.
Akan tetapi, Cen Tok Hang malah menambah tenaganya untuk mencekik leher Ouw Yang Hong, sehingga membuat mata Ouw Yang Hong berkunang-kunang, dan akhirnya pingsan.
Ketika Ouw Yang Hong siuman, Cen Tok Hang duduk di hadapannya. Walau wajah gurunya masih pucat, namun kelihatan tidak begitu lesu lagi.
Cen Tok Hang menatapnya, kemudian berkata dengan dingin.
"Kau tidak cukup jadi seorang jahat, maka tidak pantas jadi muridku.
Kalau kau betul-betul seorang jahat, tadi sudah turun tangan membunuhku!"
Cen Tok Hang dan Ouw Yang Hong sama-sama tahu, apabila tadi Ouw Yang Hong melawannya, sudah pasti Cen Tok Hang akan celaka. Namun Ouw Yang Hong justru tidak berbuat begitu, malah membiarkan gurunya mencekiknya hingga pingsan, bahkan nyaris mati.
Cen Tok Hang amat menyesal, karena Ouw Yang Hong yang dibawa dari Kota Ciau Liang, bukan merupakan orang jahat, melainkan merupakan seorang sastrawan yang lemah lembut.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Berselang sesaat, Cen Tok Hang berkata secara terang-terangan.
"Kalau aku tahu kau begini, aku pasti sudah membunuhmu tempo hari, agar aku tidak gusar saat ini!" Orang tua itu menatap Ouw Yang Hong tajam, lalu melanjutkan dengan sengit. "Aku tidak akan mengajarmu lwee kang Ha Mo Kang. Sikapmu seperti itu, maka meskipun kau berhasil menguasai ilmu Ha Mo Kang juga tak akan ada gunanya. Sebab aku pasti akan dibunuh oleh orang licik kelak, sehingga kaum rimba persilatan akan mengatakan, bahwa ilmu Ha Mo Kang hanya merupakan ilmu biasa. Bukankah itu akan mencemarkan nama baikku?"
Ouw Yang Hong tidak menyahut. Namun dalam hatinya berkata. Aku harus membunuhmu" Aku justru tidak bisa. Biar kau omong apa, kau tetap guruku. Aku tidak mau jadi murid durhaka!
Cen Tok Hang menatapnya, kemudian berkata.
"Ouw Yang Hong, di dunia ini terdapat penjahat besar dan penjahat kecil. Kau hanya merupakan penjahat kecil, sebab kau masih memiliki hati nurani. Itu apa gunanya" Kau harus tahu, jadi penjahat besar juga bisa jadi kesatria besar. Kau mengerti itu?"
Hati Ouw Yang Hong tergerak. Kalau tadi dia mati di tangan Cen Tok Hang, bukankah akan mati secara penasaran sekali" Dia belum melaksanakan pekerjaan besar, tapi malah mati di sini, tentunya akan menyesal setelah mati. Dia terus berpikir, entah benar atau tidak pengajaran gurunya.
Cen Tok Hang berkata. "Orang melaksanakan pekerjaan baik tidak sulit, justru sulit melaksanakan pekerjaan jahat. Melaksanakan pekerjaan jahat kira-kira ada tiga macam. Pertama yaitu pekerjaan jahat yang tiada manfaatnya bagi orang lain dan bagi diri sendiri. Itu berarti penjahat yang tiada gunanya. Penjahat semacam itu harus dibunuh agar tidak mencemarkan nama para penjahat. Kedua yaitu penjahat yang pekerjaan jahatnya ada sedikit manfaatnya bagi orang lain, juga
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
bermanfaat bagi diri sendiri. Itu pun tergolong penjahat yang tiada harganya. Aku tidak suka akan penjahat semacam itu. Mungkin kau melaksanakan pekerjaan jahat, tapi merupakan pekerjaan besar, juga dapat menolong banyak orang. Itu merupakan yang ketiga.
Lalu mengapa kau tidak mau melaksanakannya" Seperti halnya dengan kasar wanita Bu Cek Thian, bukankah banyak sekali orang memperoleh kemanfaatannya" Kalau dia sepertimu bertele-tele, sudah pasti akan merusak pekerjaan besar."
Apa yang dikatakan Cen Tok Hang, membuat Ouw Yang Hong terus berpikir. Masuk akal juga
apa yang dikatakan guru. Asal dapat memberi kebaikan pada orang lain dan pada diri sendiri, tidak jadi masalah membunuh orang.
Siapa tidak membunuh orang" Sastrawan membunuh orang dengan tulisan, pesilat membunuh orang dengan senjata. Mana yang tidak merupakan penjahat" Seperti halnya dengan paman guru dan kelima kakak seperguruannya, bukankah mereka tergolong penjahat" Kalau bertemu mereka, tidak membunuh, pasti akan dibunuh oleh mereka.
Mereka adalah penjahat yang harus mati . . .
Cen Tok Hang tahu bahwa Ouw Yang Hong terus berpikir. Berselang sesaat orang tua itu berseru.
"Bocah bodoh! Apakah pikiranmu sudah terbuka" Kalau kau tidak bersedia, janganlah kau belajar ilmu Ha Mo Kang! Tapi . . . kau pasti mati. Asal kau keluar dari sini, kelima suhengmu pasti mencarimu, lalu mendesakmu memberitahukan rahasia ilmu Ha Mo Kang, setelah itu baru membunuhmu!"
"Aku masih belum berhasil menguasai ilmu Ha Mo Kang," sahut Ouw Yang Hong.
"Jangan bilang padaku, bahwa kau akan mem-beritahu mereka, bahwa kau belum berhasil menguasai ilmu Ha Mo Kang! Kau kira mereka akan mempercayaimu?" kata Cen Tok Hang dengan dingin sambil menatapnya.
Usai berkata, Cen Tok Hang pun tertawa gelak.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Ouw Yang Hong terdiam. Dia tahu apa yang dikatakan gurunya memang masuk akal. Kalau dia tidak memberitahukan tentang ilmu lwee kang Ha Mo Kang, mereka pasti membunuhnya, mungkin juga akan menyiksanya hingga mati.
Bukan main cemasnya hati Ouw Yang Hong. Aku harus bagaimana"
Aku harus mati di tangan mereka ataukah harus berada di sini mempelajari ilmu lwee kang Ha Mo Kang, lalu keluar membunuh mereka" Katanya dalam hati.
*** Tengah malam, angin di musim gugur berhembus dingin menusuk tulang. Di tempat yang amat sunyi sepi ini, tampak beberapa ekor burung gagak beterbangan sambil berkaok-kaok.
Di tempat tersebut, tampak sebuah bangunan yang telah runtuh tidak karuan. Di malam yang amat sunyi, mendadak dipecahkan oleh suara nyanyian.
"Lihatlah gumpalan awan, dengarlah suara gemuruh ombak! Hanya tinggal kampung halaman yang sudah berantakan, sunyi sepi menyedihkan
Suara nyanyian itu bernada sedih. Tampak sosok bayangan yang tinggi besar di bawah sebuah pohon. Dia mengenakan pakaian hitam, berdiri termangu-mangu sambil memandang bangunan yang runtuh itu. Berselang sesaat, orang itu bergumam.
"San Ji, San Ji . . . San Ji! Sungguh mengenaskan kematianmu! Aku bersamamu hanya bermesraan semalam, amat panjang malam itu.
Aku kembali dari Kota Ciau Liang, membawa perhiasan untukmu!
Aku tahu, kau amat menyukai perhiasan! Siapa tahu malam ini kau justru tidak dapat melihat lagi! Malam itu kita bermesraan, saling memeluk sampai pagi. Setelah itu, aku sibuk melaksanakan pekerjaan guru! Aku tidak berpikir bahwa kau akan mati, San Ji! Aku harus membunuhnya! Aku harus membunuhnya!"
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Di saat orang itu bergumam, tampak pula seorang anak kecil duduk di atas tembok. Ternyata yang bernyanyi tadi anak kecil itu. Dia tertawa sedih, kemudian bernyanyi lagi.
"Sejak dahulu kala, orang jahat selalu membicarakan kegagahan!
Tapi bagaimana melewati pedang dan golok ..."
Anak kecil itu bernyanyi sambil tertawa. Di luar tembok berdiri dua orang. Mereka berdua tidak mengeluarkan suara dari tadi. Sesaat kemudian mereka berdua berjalan perlahan mendekati anak kecil itu.
Salah seorang dari mereka sudah tua. Di punggungnya terdapat sebuah bungkusan, ternyata berisi seorang anak kecil yang telah lama mati.
Orang yang berdiri di sisinya, berdandan seperti sastrawan.
Wajahnya putih bersih tapi amat dingin. Dia terus memandang anak kecil yang duduk bernyanyi di atas tembok itu.
Anak kecil itu sepertinya tidak melihat kehadiran mereka. Dia terus bernyanyi sambil tertawa-tawa.
Mendadak orang tua itu bertanya dengan suara parau.
"Tau Ji (Anak Tau), Tau Ji! Apakah kau merasa lelah" Kalau lelah marilah ikut kakak tidur! Ingat, jangan makan kembang gula orang lain, sebab kembang gula itu mengandung racun!"
Orang tua itu menoleh ke belakang, memandang anak kecil yang di punggungnya dengan lemah lembut.
"Toako! Kau harus tahu, anak itu sudah lama mati. Walaupun kau telah membalsemnya, namun lama kelamaan juga akan berbau.
Mengapa kau terus-menerus memanggulnya?" kata orang yang berdiri di belakangnya.
"Sute, kau hilang apa" Kau bilang Tau Ji sudah mati" Kau yang sudah mampus!" bentak orang tua itu.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Sekonyong-konyong orang tua tersebut menyerangnya. Kemudian terjadilah pertarungan sengit. Mereka adalah saudara seperguruan, maka sudah barang tentu saling mengetahui jurus masing-masing.
Puluhan jurus kemudian, barulah mereka berhenti dengan nafas memburu.
"Cu Kuo Cia, kau jangan mendesakku, musuhmu duduk di atas tembok. Kenapa kau tidak ke sana membunuhnya, malah menyerangku?" kata orang yang lebih muda.
"Su Bun Seng, kalau kau masih bilang Tau Ji sudah mati, aku pasti menghabiskanmu!" sahut Cu Kuo Cia dengan dingin.
Kemudian Cu Kuo Cia menolehkan kepalanya memandang anak kecil yang duduk di atas tembok, dan mengepal tinjunya sambil berkertak gigi.
Anak kecil itu menoleh memandang mereka berdua. Dia tidak merasa heran maupun terkejut, malah tertawa.
"Kalian sudah datang?" katanya.
"Susiok, selama ini kami berlima tidak begitu tunduk pada Susiok, namun hari ini setelah bertemu Susiok, kami jadi tunduk dan kagum.
Susiok amat cerdik, kami berlima tidak dapat menyamai Susiok,"
sahut Su Bun Seng. Anak kecil itu ternyata Cha Ceh Ih, si Kecil yang tidak bisa tumbuh besar itu.
Cha Ceh Ih tertawa, lalu menyahut dengan wajah berseri-seri.
"Oh, ya" Kalian berlima hanya tunduk pada tua bangka itu, sama sekali tidak memandang sebelah mata padaku" Tapi . . . mengapa hari ini kalian justru merasa tunduk dan kagum padaku?"
Su Bun Seng menjawab. KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Susiok cerdik, amat cerdik sekali! Kini Susiok sudah memperoleh ilmu rahasia Ha Mo Kang, tentunya akan menjadi orang nomor wahid di kolong langit. Namun bagi orang lain, apabila sudah memperoleh kitab rahasia ilmu itu, pasti lalu pergi ke tempat sepi untuk mempelajarinya. Namun Susiok malah tidak pergi. Bagaimana kami berlima bisa membunuhmu" Dan bagaimana bisa tahu Susiok menyimpan kitab ilmu lwee kang Ha Mo Kang itu?"
Cha Ceh Ih menunjuk Cu Kuo Cia dan Su Bun Seng, kemudian tertawa seraya berkata.
"Hanya berdasarkan kalian berlima, sama sekali tidak berada dalam mataku lho! Kalau aku sudah memperoleh kitab ilmu lwee kang Ha Mo Kang, tentunya sudah kubunuh kalian beserta keluarga kalian semua! Untuk apa membiarkan kalian hidup?"
Su Bun Seng berkata perlahan-lahan.
"Kepandaian Susiok amat tinggi, namun mau turun tangan membunuh kami sekaligus, itu mungkin tidak gampang. Apabila aku, toasuheng dan sam sute turun tangan serentak, pasti dapat membunuhmu!" Dia berkertak gigi sambil melanjutkan. "Karena kau telah membunuh istriku, aku akan mengorek jantungmu untuk melampiaskan dendam itu!"
Cha Ceh Ih tertawa, lalu berkata.
"Su Bun Seng, bukankah kau bilang sudah tidak suka lagi pada istrimu" Begitu mendengar itu aku langsung membantumu. Itu demi kebaikanmu lho!"
Ketika mendengar ucapan Cha Ceh Ih itu, Cu Kuo Cia gusar bukan kepalang.
"Sialan kau! Kau harus mengembalikan Tau Jiku! Kau harus mengembalikan Tau Jiku!" bentaknya keras.
Dia lalu melesat ke arah Cah Ceh Ih, setelah itu terjadilah pertarungan sengit dan seru.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Menyaksikan pertarungan itu, Su Bun Seng bergirang dalam hati.
Aku akan lihat kalian bertarung sampai kapan. Padahal sesungguhnya, Cu Kuo Cia amat licik. Kalau bukan karena enam belas orang keluarganya mati di tangan Cha Ceh Ih, dia tidak akan bertarung dengan Cha Ceh Ih dan Su Bun Seng pun tidak akan memperoleh kesempatan tersebut.
Semakin lama bertarung, Cu Kuo Cia semakin nekat, kelihatannya dia ingin mengadu nyawa dengan Cha Ceh Ih.
"Kembalikan Tau Jiku! Kembalikan Tau Jiku! Kembalikan . . .!"
teriaknya. Wajah Cha Ceh Ih tetap dingin dan terus berkelit ke sana ke mari.
Ketika Cu Kuo Cia mengayunkan kakinya, Cha Ceh Ih menangkis. Di saat bersamaan, dia juga membentak.
"Cu Kuo Cia, apakah kau seorang tolol" Sudah puluhan tahun kau tinggal di Perkampungan Liu Yun Cun, beristri dan anak! Setelah itu, anakmu pun punya istri, dan tak lama istrinya juga punya anak! Nah, bukankah itu amat merepotkanmu" Aku telah membantumu menghabiskan mereka, agar kau bisa bebas! Seharusnya kau berterima-kasih padaku, sebab mulai sekarang kau sudah bebas, bisa makan enak dan tidur nyenyak, tidak usah memikirkan beban apa pun!"
Apa yang dikatakan Cha Ceh Ih, membuat Cu Kuo Cia termangu-mangu, dan tak sempat berpikir panjang. Dia menganggap masuk akal apa yang dikatakan Cha Ceh Ih kalau tiada anak istri dan cucu, bukankah dia akan bebas untuk pergi ke mana pun"
Cha Ceh Ih berkata dengan lembut.
"Cu Kuo Cia, hidup manusia hanya beberapa puluh tahun saja. Kini semua keluargamu telah mati, untuk apa kau masih hidup" Percuma kau hidup! Cu Kuo Cia, kini kau telah kehilangan anak istri dan cucu!
Kalau kau tidak mati, pasti menderita sekali!"
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Pikiran Cu Kuo Cia jadi kacau balau, bahkan bertanya pula dalam hati. Apakah aku sudah mati" Kini hanya tinggal aku seorang diri, apakah artinya hidup" Lebih haik aku mati! Kemudian dia mengangkat sebelah tangannya ke atas, seakan ingin memukul ubun-ubunnya sendiri.
Bukan main cemasnya Su Bun Seng menyaksikan itu.
"Cu Kuo Cia, bukankah kau ingin menuntut balas kematian anak istri dan cucumu?" serunya.
Cu Kuo Cia memandang Su Bun Seng dengan mata sayu.
"Menuntut balas apa" Tau Ji sudah mati, semuanya sudah mati! Kini tinggal aku seorang diri, apa artinya aku hidup?" gumamnya perlahan-lahan.
Su Bun Seng bertambah cemas. Kalau Cu Kuo Cia mati, sudah pasti dia seorang diri bukan lawan Cha Ceh Ih. Kemungkinan besar dia pun akan mati di tempat ini. Maka, dia segera berkata.
"Cu Kuo Cia, setelah kau mengkhianati si Racun Tua Cen Tok Hang, bukankah sudah jadi penjahat" Tapi . . . sebaliknya malah kau suruh orang untuk membunuhmu. Bukankah itu amat penasaran sekali?"
Cu Kuo Cia tertegun. Air matanya meleleh.
Kemudian dia menengadahkan kepala seraya berseru.
"Aku harus jadi penjahat! Aku harus jadi penjahat" Penjahat bisa berbuat apa" Keluargaku telah habis semua! Sudahlah! Untuk apa aku jadi penjahat?"
Dia langsung memukul ubun-ubunnya sendiri, akan tetapi Su Bun Seng bergerak lebih cepat me-notok jalan darahnya, sehingga membuatnya berdiri mematung di tempat.
Cha Ceh Ih tertawa gelak, lalu berkata.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Su Bun Seng, kau punya maksud begitu, maka tidak seharusnya kau terkena oleh rencana busukku! Maksud hatimu dan Cu Kuo Cia hanya ditujukan pada tua bangka itu, tentunya melupakan diriku!
Itulah kelalaian kalian, sehingga jadi gagal!"
Setelah berkata begitu, Cha Ceh Ih tertawa gelak lagi hingga badannya bergoyang-goyang.
Usai tertawa, Cha Ceh Ih memandang rembulan, kemudian berkata perlahan-lahan.
"Su Bun Seng, kau paling cerdik. Coba katakan, sebelum gurumu mati apakah dia akan menurunkan ilmu lwee kang Ha Mo Kang?"
Su Bun Seng berpikir sejenak, lalu menjawab.
"Berdasarkan adat suhu, pasti akan menurunkan ilmu itu. Tapi ketika itu, suhu sama sekali tidak menaruh perhatian pada kami, bahkan mengatakan bahwa dia punya seorang pewaris di Kota Ciau Liang.
Pewaris itu harus membawa syairnya ke sana untuk dilanjutkan.
Mungkin dia takut kami mengerjainya, namun mungkin juga dia bersungguh-sungguh menyuruh kami mencari pewarisnya itu.
Karena itu, kami mencari seorang sastrawan, agar tidak dapat digembleng jadi penjahat. Tapi perhitungan orang tidak dapat disamakan dengan takdir. Ternyata kami telah salah serangkah. Kini kau telah memperoleh kitab itu, maka jangan terlampau mendesak kami. Kalau kami terdesak, tentunya akan mati bersama."
Cha Ceh Ih meloncat turun dari atas tembok, berdiri di hadapan Su Bun Seng dan menatapnya dalam-dalam.
"Su Bun Seng, kuberitahukan! Aku tidak memperoleh kitab ilmu Iwee kang itu, kau percaya tidak?" katanya.
Su Bun Seng tidak begitu mempercayainya, membuat Cha Ceh Ih tidak sabaran, dan segera menutur tentang kejadian malam itu.
Ternyata malam itu, setelah si Golok Cepat bunuh diri, dia mulai mencari ruang rahasia, namun tiada hasilnya. Akhirnya dia menyuruh semua penghuni Perkampungan Liu Yun Cun untuk
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
membantu mencari, tapi tetap tiada hasilnya. Hari pun sudah pagi, semua orang jadi malas mencari ruang rahasia tersebut.
Bukan main gusarnya Cha Ceh Ih, dia menyambar sebuah obor yang menyala, kemudian berteriak-teriak.
"Walau kalian berdua bersembunyi, tapi pasti mampus di tanganku!
Aku akan membakar perkampungan ini! Coba kalian berdua keluar atau tidak?"
Cha Ceh Ih mulai membakar beberapa rumah. Api langsung berkobar-kobar, membuat semua orang jadi panik. Mereka segera kembali ke rumah masing-masing untuk menyelamatkan harta benda dan anak istri mereka.
Sedangkan Cha Ceh Ih tetap berdiri di depan rumah Cen Tok Hang, menunggu Cen Tok Hang dan Ouw Yang Hong keluar dari rumah itu.
Akan tetapi, kedua orang tersebut justru tidak keluar.
Cha Ceh Ih berkata dalam hati. Bagus sekali aku membakar perkampungan ini. Walau tidak memperoleh kitab ilmu lwee kang Ha Mo Kang, namun akan membakar mati Cen Tok Hang dan Ouw Yang Hong!
Tak seberapa lama kemudian, Perkampungan Kiu Yun Cun telah musnah dilalap api. Tetapi Cha Ceh Ih masih ragu, apakah Cen Tok Hang dan Ouw Yang Hong sudah mati terbakar"
Dia terus mencari jejak kedua orang itu. Namun hingga belasan hari, tetap tidak menemukan jejak mereka. Karena itu, setiap hari dia pasti duduk di atas tembok menunggu, sekaligus memandang Perkampungan Liu Yun Cun yang telah musnah itu.
"Kau menghendaki aku mempercayai kata-katamu" Bagaimana aku bisa percaya?" kata Su Bun Seng.
"Kalau kau tidak percaya, aku pun tidak bisa apa-apa. Tapi aku harap kau mempercayaiku. Kalau tidak, tentunya tiada kebaikan bagimu," sahut Cha Ceh Ih.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Kau mau apa?" tanya Su Bun Seng.
"Perkampungan Liu Yun Cun telah musnah, namun kita masih ada.
Kalau kalian berdua mau mendengar perkataanku, mari kita berkelana da lain dunia persilatan, melaksanakan pekerjaan besar, agar kaum dunia persilatan tahu akan ke-lihayan orang-orang Perkampungan Liu Yun Cun! Ha ha ha . . .!" sahut Cha Ceh Ih.
Su Bun Seng berpikir, sejenak kemudian barulah berkata.
"Aku tidak mau merantau bersamamu, sebab kau selalu meracuni orang. Bagaimana kami akan merantau bersamamu?"
Cha Ceh Ih tertawa, lalu memandangnya seraya berkata.
"Lihatlah kalian berdua, yang satu sinting dan yang lain bloon. Kalau kalian berdua tidak bersamaku, apakah kalian berdua mampu melakukan sesuatu yang menggemparkan dunia persilatan?"
Su Bun Seng kelihatan berpikir keras, setelah itu barulah memandang Cu Kuo Cia.
Bab 18 "Toako, kepandaian kita memang tidak bisa menyamai susiok, bagaimana kita bergabung dengannya?" katanya.
Cu Kuo Cia diam saja, sebab dia masih dalam keadaan tertotok.
Namun dia tetap dapat berpikir secara jernih.
"Susiok, kau telah membantai seluruh keluargaku, mengapa aku harus bergabung denganmu?" katanya sambil menatap Cha Ceh Ih dengan tajam.
"Aku menghendakimu bergabung denganku, agar kau dapat malang melintang di dunia persilatan, dapat melakukan sesuatu yang menggemparkan dunia persilatan. Bukankah itu baik sekali?"
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Mendengar ucapan itu, Cu Kuo Cia diam. Sedangkan Su Bun Seng membebaskan totokannya. Kemudian mereka bertiga duduk dengan mulut membungkam.
Berselang sesaat, ketika mereka baru mau membuka mulut, mendadak muncul sosok bayangan hitam, yang langsung menyerang mereka dengan golok.
Sambaran golok itu justru terarah pada Cha Ceh Ih. Kemunculannya tidak mengeluarkan suara, namun sambaran goloknya menimbulkan suara menderu-deru. Terdengar pula suara pekik-annya.
"Kembalikan nyawa San Jiku! Kembalikan nyawa San Jiku!"
Cha Ceh Ih segera menghindar, namun orang berpakaian hitam itu terus menyerangnya dengan sengit sekali, membuat Cha Ceh Ih kelabakan.
"Cu Kuo Cia, Su Bun Seng! Mengapa kalian berdua masih diam saja"
Cepat turun tangan, halangi dia!" teriaknya.
Cu Kuo Cia dan Su Bun Seng tetap duduk diam. Kemudian Su Bun Seng berkata sambil tersenyum dingin.
"Kalau Susiok bergebrak dengan sam sute, harus baik-baik memberi pelajaran padanya, agar dia tidak berlaku kurang ajar pada Susiok!"
Saat ini pikiran Cu Kuo Cia mulai kacau lagi. Dia menyaksikan pertarungan itu sambil bergumam.
"Aku harus membunuhnya! Aku harus membunuhnya! Aku harus menuntut balas kematian Tau Ji! Aku harus membunuhnya!"
Ketika Cu Kuo Cia baru mau menerjang ke arah Cha Ceh Ih, justru dicegah oleh Su Bun Seng.
"Toako, lihatlah ilmu golok sam sute! Bukankah selama ini kau tidak pernah menyaksikannya?"
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Cu Kuo Cia memperhatikan ilmu golok yang digunakan Ciok Cuang Cak. Sungguh aneh dan hebat ilmu golok itu.
Setelah memperhatikan sejenak, dia manggut-manggut paham.
"Ji sute, aku memang tidak pernah menyaksikan ilmu golok itu.
Jurus itu amat aneh. Betul! Jurus itu khusus untuk menghadapimu!
Ya, kan?" Su Bun Seng manggut-manggut.
"Lihatlah jurus itu, Toako! Bukankah jurus itu khusus untuk menghadapimu?" sahutnya dengan suara dalam.
Hati mereka berdua tersentak. Mereka tidak menyangka kalau Ciok Cuang Cak memiliki ilmu golok yang khusus untuk menghadapi mereka berdua. Kini karena ingin membunuh Cha Ceh Ih yang telah membantai anak istrinya, maka dikeluarkannya ilmu golok simpanannya itu untuk menghadapi Cha Ceh Ih.
Ketika melihat Ciok Cuang Cak menyerang dengan maksud mengadu nyawa, Cha Ceh Ih berkeluh dalam hati. Kalau cuma Ciok Cuang Cak seorang, tentunya Cha Ceh Ih tidak akan merasa cemas. Namun masih ada Cu Kuo Cia dan Su Bun Seng menghendaki nyawanya.
Maka kalau dia tidak segera merobohkan Ciok Cuang Cak, sudah pasti dirinya akan celaka.
Di saat Ciok Cuang Cak menyerang, Cha Ceh Ih cepat-cepat berkelit seraya berseru.
"Ciok Cuang Cak, aku akan menggunakan racun!"
Ciok Cuang Cak memang paling takut apabila Cha Ceh Ih menggunakan racun. Namun kini dia telah kehilangan anak istri, sehingga membuatnya tidak merasa takut lagi. Maka, dia terus menyerang Cha Ceh Ih dengan golok.
Di saat bersamaan, mendadak Cha Ceh Ih menggerakkan tangannya ke arah Ciok Cuang Cak. Ternyata si Kecil itu telah menggunakan racun. Tapi Ciok Cuang Cak justru tidak menghiraukannya, tetap menyerangnya.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Akan tetapi, setelah menghirup racun itu, wajah Ciok Cuang Cak berubah menjadi hebat.
"Kau . . . kau menggunakan Pah Ong Hun (Bubuk Racun Algojo)?"
serunya dengan suara gemetar.
Dia termundur-mundur, lalu roboh tak bergerak lagi.
"Bagus! Susiok memang cerdik dan mahir menggunakan racun, aku salut sekali pada Susiok!" kata Su Bun Seng memuji.
Si Racun Dari Barat See Tok Ouw Yang Hong Tay Toan Karya Jin Yong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Sementara Cu Kuo Cia diam saja. Jelas dia masih amat mendendam pada Cha Ceh Ih yang telah membunuh anak istri dan cucunya.
"Susiok mau diapakan Ciok Cuang Cak?" tanya Su Bun Seng.
Cha Ceh Ih tertawa. "Menurutmu harus diapakan?"
"Memang tidak jadi masalah Susiok membunuhnya, sebab Susiok adalah penjahat besar. Namun belum tentu Susiok akan membunuhnya Bagaimana kalau dia dibiarkan hidup agar dapat membantu Susiok melakukan sesuatu?" sahut Su Bun Seng.
"Melihat sikapnya, kemungkinan besar dia tidak sudi membantuku melakukan sesuatu. Idemu itu salah," kata Cha Ceh Ih.
Su Bun Seng tersenyum. "Susiok terlampau curiga. Apabila Susiok menaruh sedikit racun pada dirinya, bagaimana dia tidak akan mendengar perkataan Susiok?"
Cha Ceh Ih tertawa gembira sambil bertepuk tangan, lalu berkata dengan wajah berseri-seri.
"Bagus! Bagus! Idemu itu bagus sekali! Aku akan memberinya obat pelupa diri sendiri. Bukankah dia akan menjadi orangku?"
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Usai berkata dia tertawa gelak. Su Bun Seng juga ikut tertawa gelak hingga badannya bergoyang-goyang.
Sementara itu di dalam ruang rahasia, Ouw Yang Hong melayani Cen Tok Hang dengan penuh perhatian dan kesabaran, memberikannya makan dan minum, namun Cen Tok Hang hanya selalu makan sedikit.
Mendadak terdengar suara hiruk pikuk di luar, maka tersentak Ouw Yang Hong, dan langsung bertanya kepada Cen Tok Hang.
"Suhu, apa yang terjadi di luar?"
Cen Tok Hang mendengarkan suara hiruk pikuk itu dengan penuh perhatian, kemudian tertawa dingin seraya menyahut.
"Aku duga pasti Cha Ceh Ih menyuruh semua orang mencari ruang rahasia ini."
Bukan main terkejutnya Ouw Yang Hong.
"Suhu, mereka pasti akan mencari sampai di sini!" katanya.
"Kau tidak baik-baik mempelajari ilmu Ha Mo Kang. Begitu keluar pasti mati, takut juga percuma," kata Cen Tok Hang.
Ouw Yang Hong menundukkan kepala, dan berpikir. Suhu menghendakiku berlaku kejam terhadap orang, juga harus membunuh orang. Aku justru tidak bisa berlaku kejam, dan tidak sudi membunuh orang. Itu pasti akan mengecewakan suhu. Tapi bagaimana mungkin aku dapat melakukan itu"
Di saat Ouw Yang Hong sedang berpikir, mendadak terdengar suara menderu-deru di luar, seakan timbul angin topan.
"Suhu, mengapa di luar timbul angin topan?" tanya Ouw Yang Hong.
Cen Tok Hang tertawa. KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Itu bukan suara angin topan, melainkan dia mulai membakar perkampungan ini," sahutnya.
Dapat dibayangkan betapa terperanjatnya Ouw Yang Hong.
"Suhu! Kalau begitu, bagaimana cara kita keluar?"
"Bagaimana cara kita keluar" Kau dan aku pasti akan mati di sini.
Aku memang sudah hampir mati. Ruang ini merupakan kuburanku.
Kau menemaniku di sini, sungguh bagus sekali!"
Usai menyahut, orang tua itu lalu memejamkan matanya, kelihatannya ingin beristirahat.
Ouw Yang Hong jadi gugup dan panik. Bagaimana cara keluar"
Kalau aku tidak keluar, bukankah akan mati sia-sia di ruang ini" Dia semakin panik, berlari ke sana ke mari di dalam ruang rahasia itu, akhirnya melihat sebuah batu besar. Dia yakin batu besar itu merupakan jalan ke luar, maka segera didorongnya batu besar itu dengan sekuat-kuatnya. Akan tetapi, batu besar itu tak bergeming sedikit pun. Ouw Yang Hong berhenti mendorong, lalu memperhatikan batu besar tersebut. Bukan main girangnya, karena melihat sebuah tombol kecil di sisi batu besar itu.
Ouw Yang Hong cepat-cepat menekan tombol kecil itu, namun batu besar tersebut tetap tidak bergeming. Setelah menekan beberapa kali, barulah Ouw Yang Hong tahu, bahwa tombol kecil itu sudah tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Dia jatuh duduk. Sekujur badannya merasa tak bertenaga, kemudian berkata dalam hati.
Bagus! Kali ini aku mau jadi orang jahat, tapi tidak bisa, hanya bisa jadi setan jahat di alam baka! Seketika timbul rasa gusarnya. Dia membentak keras sambil bangkit berdiri, lalu memukul-mukul tombol kecil itu sekuat tenaganya. Tapi batu besar itu tetap tak bergeming, malah akhirnya tangannya yang berdarah.
Ouw Yang Hong menghela nafas panjang. Dia mendekati Cen Tok Hang, lalu duduk di hadapan orang tua itu dengan mulut membungkam.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Cen Tok Hang menatapnya, lalu tertawa dingin seraya berkata.
"Lebih baik kau tidak keluar. Kalau kau keluar sekarang, pasti akan mati di tangan Cha Ceh Ih, bahkan dia akan menganiayaimu dulu, agar kau menderita dan tersiksa."
Ouw Yang Hong diam. Matanya terus memandang Cen Tok Hang, namun hatinya justru teringat pada kakaknya dan Bokyong Cen, sehingga timbul pula rasa dukanya dalam hati.
Saat itu yang paling dibenci Ouw Yang Hong adalah Cen Tok Hang.
Orang tua itu bukan guru yang baik. Setiap hari sekeluarga hanya saling membunuh tak henti-hentinya, bagaimana mungkin bisa menjadi seorang penjahat besar di dunia persilatan" Itu cuma omong kosong belaka!
Cen Tok Hang memandangnya, kemudian berkata perlahan-lahan.
"Katakan! Kau mau belajar ilmu Ha Mo Kang atau tidak?"
"Kalaupun aku belajar ilmu Ha Mo Kang, juga belum tentu dapat menyelamatkan nyawaku sendiri. Untuk apa aku belajar ilmu itu?"
sahut Ouw Yang Hong. Cen Tok Hang tertawa gelak.
"Ha ha ha! Bocah, kau meremehkan ilmu silat Perkampungan Liu Yun Cun, seharusnya kau mati! Dengarlah! Pada masa itu aku menggunakan ilmu Ha Mo Kang, dapat menghancurkan sebuah batu besar dari jarak satu depa!"
Hati Ouw Yang Hong tersentak. Dia tahu Cen Tok Hang tidak membual.
"Apabila aku berhasil menguasai ilmu Ha Mo Kang, bisakah aku keluar dari sini?" tanyanya segera.
Cen Tok Hang menyahut dengan sungguh-sungguh.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Kalau kau berhasil menguasai ilmu Ha Mo Kang, bukan cuma bisa keluar dari sini, bahkan kau pun dapat malang melintang di kolong langit. Tapi kau harus bersumpah di hadapanku, setelah keluar asiri sini, harus membunuh para penghuni Perkampungan Liu Yun Cun, sebab para penghuni itu terdiri dari keluarga Cu Kuo Cia, Su Bun Seng,
Ciok Cuang Cak dan lainnya. Kau pun harus membunuh Cha Ceh Ih.
Maukah kau melakukan itu?"
"Suhu, mengapa kita harus membunuh begitu banyak orang?" tanya Ouw Yang Hong.
"Kau kira aku sudi membunuh orang" Mereka berada di luar, sama sekali tidak memikirkan kita berdua. Kalau mereka memikirkan kita, tentunya tidak akan membakar perkampungan ini, artinya mereka ingin membakar kita hingga mati hangus! Kau kira mereka berniat baik terhadapmu" Asal kau berkecimpung di dunia persilatan, begitu mereka tahu, pasti menggunakan berbagai macam rencana busuk untuk menghadapimu! Jika kau tidak bisa ilmu Ha Mo Kang, mereka menggunakan racun, kau pasti mati!"
Apa yang dikatakan Cen Tok Hang, membuat Ouw Yang Hong terus berpikir. Harus bagaimana" Apabila tidak belajar ilmu Ha Mo Kang, tentunya akan mati di ruang ini.
Setelah berpikir, beberapa saat kemudian barulah dia berkata dengan suara rendah.
"Suhu, aku mau belajar."
Cen Tok Hang menatapnya dengan tajam, hatinya merasa gembira dan kemudian dia berkata.
"Aku melakukan sesuatu sudah enam puluh tahun, begitu pula malang melintang di dunia persilatan. Selama ini tiada seorang pun yang mampu menghalangiku. Namun aku melakukan sesuatu, sama sekali tidak menimbulkan suara, maka tidak begitu banyak kaum rimba persilatan tahu tentang Perkampungan Liu Yun Cun.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Padahal aku ingin melakukan sesuatu yang menggemparkan. Tapi ketika aku berusia empat puluh tahun, aku bergebrak dengan susiokmu. Dia terluka parah dan aku pun terluka parah, sehingga niatku untuk melakukan sesuatu yang menggemparkan, justru kandas begitu saja. Kalau kau berhasil menguasai ilmu Ha Mo Kang, hanya takut pada seorang jenius masa itu, dia bernama Oey Sang.
Aku pernah dengar, ketika itu di Tionggoan muncul sebuah kitab pusaka, yaitu kitab pusaka Kiu Im Cin Keng. Orang tersebut yang menulis kitab pusaka itu. Seandainya kau berhasil keluar dari sini, kau harus segera pergi mencari kitab pusaka itu, sekaligus mempelajarinya."
Ouw Yang Hong mendengarkan cerita itu dengan penuh perhatian, sebab dia tahu Cen Tok Hang berkata dengan sungguh-sungguh.
Tentang kitab pusaka Kiu Im Ci Keng, kakaknya pergi, ke Tionggoan justru mencari kitab pusaka tersebut. Oleh karena itu, dia manggut-manggut.
Cen Tok Hang melanjutkan.
"Aku pikir, kitab pusaka Kiu Im Cin Keng memang merupakan kitab pusaka yang aneh dan hebat. Aku pernah mendengar dari orang, bahwa kini kitab tersebut jatuh di tangan Ong Tiong Yang, ketua muda Partai Coan Cin Kauw. Kalau kau ke sana, sudah pasti harus bertarung dengannya. Dia adalah ketua Partai Coan Cin Kauw, tentunya tidak akan menyerahkan kitab pusaka begitu saja padamu."
Ouw Yang Hong terus mendengarkan. Keitika teringat akan dirinya menjadi seorang racun tua, ke Tionggoan merebut kitab pusaka Kiu Im Cin Keng, dirinya bukan seorang sastrawan lemah lagi, yang selalu dihina orang. Hal itu membuatnya ber-girang dalam hati, bahkan amat terharu pula.
Dia segera menjatuhkan diri berlutut di hadapan Cen Tok Hang, bersujud dengan hormat sekali, sambil memanggut-manggutkan kepalanya sampai sembilan kali. Setelah itu, dia pun bersumpah berat di hadapan orang tua itu.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Teecu Ouw Yang Hong telah mengambil ke-putusan untuk menjadi pewaris Racun Tua Cen Tok Hang. Seumur hidup teecu akan berlaku kejam dan jahat di dunia persilatan, dan melakukan sesuatu tidak akan sama seperti orang lain. Setelah teecu berhasil menguasai ilmu Ha Mo Kang, keluar dari sini pasti teecu membunuh Susiok Cha Ceh Ih dan seluruh penghuni Perkampungan Liu Yun Cun . . ."
Bersumpah sampai di situ, Ouw Yang Hong mendongakkan kepalanya memandang Cen Tok Hang seraya bertanya. "Suhu, apakah teecu juga harus membunuh para pelayan di perkampungan ini?"
Cen Tok Hang menyahut dengan lantang.
"Bunuh! Mengapa tidak bunuh mereka" Kau harus membunuh mereka! Siapa suruh mereka tidak ke mari menyelamatkan kita"
Mereka melihat aku tidak ada, maka mereka pun pergi! Karena itu, mereka harus dibunuh!"
Ouw Yang Hong melanjutkan sumpahnya.
"Aku pun akan membunuh para pelayan, baik yang kecil, muda maupun yang tua. Aku pasti membunuh mereka semua! Kalau teecu Ouw Yang Hong tidak melakukannya, pasti akan mati secara mengenaskan!"
Bukan main girangnya hati Cen Tok Hang setelah mendengar sumpah Ouw Yang Hong itu.
"Kau kucari justru ingin kujadikan pewarisku. Kini kau akan melanjutkan niatku, bukankah sepertinya aku hidup kembali?"
Usai berkata begitu, Cen Tok Hang mengucurkan air mata, kelihatannya hatinya amat terhibur.
Ouw Yang Hong terus berlutut. Dia mendengarkan dengan penuh perhatian ketika Cen Tok Hang menjelaskan ilmu Iwee kang Ha Mo Kang. Setelah itu, Cen Tok Hang berkata.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Kau harus tahu, lwee kang Ha Mo Kang amat sulit dipelajari. Ketika susiokmu masih kecil, secara diam-diam melatih Iwee kang Ha Mo Kang, sehingga mengalami kesesatan. Sejak itu dirinya tidak bisa tumbuh besar, malah menuduhku mencelakainya. Oleh karena itu, dia amat membenciku. Kau adalah orang yang cerdik, harus dengar baik-baik dan ingat selalu apa yang kuberitahukan."
Cen Tok Hang menjelaskan lagi mengenai Iwee kang Ha Mo Kang, dan Ouw Yang mendengarkan dengan penuh perhatian.
"Tenaga besar seperti tidak ada, tidak berjalan lima langkah, harus mengerahkan hawa yang ada di dalam tubuh . . ."
Cen Tok Hang hanya menjelaskan dua kali, tapi Ouw Yang Hong sudah paham akan inti pelajaran Iwee kang Ha Mo Kang. Itu sungguh mengejutkan Cen Tok Hang. Kemudian dia berkata dalam hati. Kalau aku dalam keadaan sehat, melihatnya begitu jenius, tentu menjadi tidak enak tidur. Setelah aku membunuhnya barulah hatiku bisa tenang. Orang ini sedemikian jenius, sedangkan diriku sudah sekarat. Sungguh beruntung diriku! Setelah aku mati, tidak akan merasa penasaran lagi.
Ilmu Ha Mo Kang merupakan semacam Iwee kang sesat. Namun setelah belajar Ha Mo Kang, tidak sulit untuk belajar ilmu lain.
Ouw Yang Hong terus berlatih sesuai dengan petunjuk Cen Tok Hang. Gerakannya persis seperti kodok berloncat-loncatan, namun amat aneh dan penuh mengandung Iwee kang.
Cen Tok Hang mengajarnya dengan sepenuh hati, sedangkan Ouw Yang Hong berlatih dengan sungguh-sungguh. Sepuluh hari kemudian, Ouw Yang Hong sudah berhasil menguasai ilmu tersebut.
Malam harinya, ketika Cen Tok Hang tidur pulas, Ouw Yang Hong bangun lalu mendekati mulut goa. Ternyata dia masih ingat akan perkataan gurunya itu, bahwa asal dia berhasil menguasai ilmu Ha Mo Kang, maka bisa membuka mulut goa tersebut. Maka malam itu Ouw Yang Hong ingin mencobanya. Apabila berhasil membuka mulut goa itu, dia akan meninggalkan tempat itu bersama gurunya.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Ouw Yang Hong berjongkok seperti kodok, menghimpun Iwee kang, lalu menghantam ke arah mulut goa itu.
Seketika terdengar suara bergemuruh. Ouw Yang Hong segera meloncat ke samping, lalu memandang mulut goa. Tampak tanah meleleh, namun tidak terlihat jalan keluar. Hatinya menjadi dingin dan berpikir. Berdasarkan kungfunya, mungkin sulit baginya untuk meninggalkan tempat ini. Guru mendustaiku! Guru mendustaiku!
Teriaknya dalam hati sambil memandang mulut goa itu. Kalau gurunya mati, bukankah akan tinggal dirinya sendiri di tempat tersebut"
Ouw Yang Hong menjadi putus asa. Perasaan sedih dan kecewa membaur menjadi satu. Berselang sesaat, barulah dia kembali ke ruang batu, lalu duduk dengan nafas memburu.
Mendadak Cen Tok Hang bersuara.
"Kau sudah pergi mencoba, apakah tidak berhasil membuka mulut goa itu?"
"Tidak salah," sahut Ouw Yang Hong dengan lesu.
"Kalau kau baru sekali turun tangan sudah berhasil membuka mulut goa itu, tentunya sungguh menakjubkan! Kau baru berhasil menguasai ilmu Ha Mo Kang, sudah pasti belum bisa membuka mulut goa itu. Kalau aku tidak terluka parah, pasti bisa membuka mulut goa itu."
Ouw Yang Hong diam Gurunya memang terluka parah, bagaimana mungkin mengerahkan Iwee kang untuk mendorong pintu goa itu"
Sedangkan Iwee kangnya masih dangkal, apakah mereka berdua tidak dapat keluar selamanya"
Sudah tiga bulan mereka berdua berada di dalam ruang rahasia itu.
Kian hari kondisi badan Cen Tok Hang kian melemah. Ouw Yang Hong tidak bisa berbuat apa-apa, kecuali menyaksikan gurunya dalam keadaan sekarat. Kini Iwee kang Ouw Yang Hong semakin
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
maju. Dia telah menguasai Iwee kang Ha Mo Kang sebanyak empat bagian.
Hari ini Cen Tok Hang memanggil Ouw Yang
Hong. Dipandangnya Ouw Yang Hong dengan mata sayu.
"Ouw Yang Hong, mulai hari ini kau adalah penjahat si Racun Tua yang jarang ada di kolong langit. Mudah-mudahan kau tidak melupakan kebencian dan dendam!"
Air mata Ouw Yang Hong meleleh.
"Suhu telah menolongku, aku amat berterima-kasih pada Suhu.
Bagaimana mungkin aku membenci Suhu?" katanya terisak-isak.
Cen Tok Hang menghela nafas panjang.
"Kau membenciku juga tidak apa-apa. Namun kau jangan lupa akan sumpahmu itu. Kalau kau tidak melaksanakannya, biar mati pun aku tidak akan melepaskanmu."
Ouw Yang Hong manggut-manggut.
"Kungfu perguruan kita ini ada pula semacam kungfu yang disebut Hua Kang Tay Hoat (Ilmu Menyedot Lwee Kang). Asal kau menyedot Iwee kangku, pasti dapat keluar dari ruang rahasia ini. Telapak tanganmu harus ditaruh pada Keng Tiong Kiatku."
Usai berkata, Cen Tok Hang bangkit berdiri. Akan tetapi, Ouw Yang Hong justru berteriak-teriak.
"Tidak, tidak! Suhu, aku tidak akan melakukan itu!"
"Apakah kau adalah murid dari perguruan Kiu Sia Tok Ong"
Mengapa mengerjakan sesuatu harus bertele-tele" Itu bukan sifat dari perguruan kita!" kata Cen Tok Uang.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Setelah berkata begitu, mendadak dia ber teriak-teriak sekeras-kerasnya.
"Ouw Yang liong! Kalau kau tidak mendengar kataku, aku pasti mati penasaran dan mataku tidak akan dapat dipejamkan!"
Orang tua itu berjalan ke hadapan Ouw Yang Hong, kemudian dengan tiba-tiba dia menyambar tangan Ouw Yang Hong, lalu ditaruh pada Keng Tiong Hiatnya.
Sesungguhnya Ouw Yang Hong tidak sudi berbuat begitu. Namun ilmu Ha Mo Kang merupakan ilmu yang amat aneh. Jika dia semakin meronta justru membuat Iwee kangnya semakin besar pula menerjang keluar, sehngga telapak tangannya menempel pada Keng Tiong Hiat gurunya, maka dia tidak bisa bergerak lagi.
Apa boleh buat, dia terpaksa harus memusatkan perhatiannya untuk menyedot Iwee kang gurunya.
Ketika Ouw Yang Hong mulai menyedot Iwee kang Cen Tok Hang, orang tua itu merasa nyaman.
Berselang beberapa saat kemudian, mendadak Cen Tok Hang menjerit.
"Aduuuh!" Badannya terlepas dari tangan Ouw Yang Hong, lalu terkulai. Ouw Yang Hong segera memapahnya, namun wajah gurunya semakin pucat pias, bahkan nafasnya memburu.
Itu membuat Ouw Yang Hong langsung menangis terisak-isak.
"Suhu! Suhu! Mengapa Suhu menyusahkan diri sendiri . . .?" katanya dengan suara gemetar.
"Ouw Yang Hong, ingatkah kau akan perkataanku?" tanya Cen Tok Hang.
Ouw Yang Hong mengangguk, tak mampu berkata apa-apa.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Kau harus ingat akan perkataanku. Jadi . . . seorang penjahat harus melakukan sesuatu yang menggemparkan ..." kata Cen Tok Hang.
Nafas orang tua itu semakin lemah, membuat hati Ouw Yang Hong seperti tersayat. Suhu tidak begitu baik terhadap kelima muridnya, tapi amat baik terhadapku. Aku berhutang budi padanya. Aku harus mendengar perkataan suhu, jadi seorang penjahat yang jarang ada di kolong langit. Aku harus membunuh susiok, kelima suheng dan para penghuni Perkampungan Liu Yun Cun. Katanya dalam hati.
Ouw Yang Hong duduk beristirahat. Dia tahu Iwee kangnya sudah amat tinggi, karena menyedot iwee kang suhunya yang telah berlatih selama enam puluh tahun. Itu membuat hatinya girang dan sedih, sebab Cen Tok Hang telah berkorban demi dirinya. Aku harus keluar. Aku percaya akan perkataan suhu. Aku pasti bisa keluar!
Begitu keluar, aku pasti membalaskan dendam suhu, membunuh mereka semua, agar suhu dapat tenang di alam baka! Pikir Ouw Yang Hong, lalu bersujud di hadapan Cen Tok Hang.
"Suhu, aku mau pergi. Kalau benar apa yang dikatakan Suhu, aku pasti bisa keluar. Setelah aku keluar, aku pasti membalas dendammu."
Ouw Yang Hong segera mendekati mulut goa, lalu menatap lekat-lekat batu besar itu. Dia menarik nafas dalam-dalam sambil mengerahkan Iwee kang, kemudian mendorong ke arah batu besar itu.
*** Sementara itu, ketika Ciok Cuang Cak, Su Bun Seng, Cu Kuo Cia dan C ha Ceh Ih sedang bercakap-cakap di atas tumpukan puing-puing.
Mendadak terdengar suara mengggelegar dari kamar istirahat Cen Tok Uang, dan tampak bayangan mencelat ke atas setinggi beberapa depa, lalu melayang turun. Bayangan itu ternyata sesosok manusia.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Mereka berempat tersentak kaget, dan langsung meloncat ke belakang. Orang yang baru melayang turun itu berdiri tertegun, kemudian menengok ke sana ke mari dengan mata terbelalak.
Orang itu berpakaian biru, yang sobek-sobek dan rambutnya awut-awutan. Kemunculannya yang mendadak sungguh menyerupai arwah penasaran.
Cha Ceh Ih segera mendekatinya.
"Siapa kau?" tanyanya dengan suara keras.
Orang tersebut menyingkap rambutnya, kemudian tertawa dingin dengan nada yang amat tajam. Bukan main terkejutnya Cha Ceh Ih, sebab suara tawa orang itu penuh mengandung lwee kang, pertanda dia berkepandaian amat tinggi.
"Siapa kau?" tanya Cha Ceh Ih lagi dengan suara keras pula.
"Apakah Susiok sudah tidak mengenaliku lagi?" Orang itu balik bertanya dengan suara dalam.
Pertanyaan tersebut membuat Cha Ceh Ih tersentak. Dia menatap orang itu dengan penuh perhatian. Orang itu ternyata Ouw Yang Hong. Ketika mengetahui orang itu adalah Ouw Yang Hong, Cha Ceh Ih bergirang dalam hati. Pada hal dia mengira Cen Tok Hang dan Ouw Yang Hong telah mati di ruang rahasia itu, siapa tahu Ouw Yang Hong masih hidup. Oleh karena itu, dia tertawa gembira seraya berkata.
"Ouw Yang Hong, di mana suhumu" Kenapa dia tidak keluar bersamamu?"
"Kau ingin membunuh suhuku, tapi mengapa masih menaruh perhatian padanya?" Ouw Yang Hong balik bertanya.
"Suhumu sudah mati, bukan?" kata Cha Ceh Ih dengan gembira.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Ouw Yang Hong menengadahkan kepala, memandang rembulan yang tertutup awan hitam.
"Suhu memang sudah mati," sahutnya kemudian.
Cha Ceh Ih bertepuk tangan, lalu berkata dengan wajah berseri-seri.
"Bagus! Racun Tua itu telah mati! Itu betul-betul kemauan kita! Ouw Yang Hong, ketika Racun Tua itu mati, apakah dia menurunkan ilmu lwee kang Ha Mo Kang kepadamu?"
Ouw Yang Hong merasa muak dalam hati. Tak disangka orang-orang Perkampungan Liu Yun Cun, sama sekali tidak menaruh perhatian akan kematian Cen Tok liang. Tapi, ternyata ketika gurunya mati, dia sendiri yang menunggunya di dalam ruang rahasia. Oleh karena itu, Ouw Yang Hong menghela nafas panjang.
Cha Ceh Ih menatapnya, kemudian bertanya lagi.
"Suhumu menurunkanmu ilmu Ha Mo Kang?"
Ouw Yang Hong manggut-manggut. Dia sudah bersiap-siap, karena yakin susioknya itu punya suatu rencana busuk.
Cha Ceh lh tertawa gembira dan memandang Ouw Yang Hong.
"Ouw Yang Hong, maukah kau menurunkan Ha Mo Kang itu padaku?" tanyanya dengan sungguh-sungguh.
Ketika mendengar pertanyaan itu, Ouw Yang Hong tertawa. Sampai lama sekali barulah dia menyahut.
"Susiok mau belajar ilmu Ha Mo Kang, terpaksa harus berguru padaku. Kalau Susiok berguru padaku, bukankah tingkatan Susiok akan berubah rendah dariku" Itu sungguh tidak baik, bukan?"
Wajah Cha Ceh Ih berseri-seri.
"Ouw Yang Hong, aku tumbuh seperti anak kecil, berguru padamu juga tidak akan merasa malu. Apalagi kau satu-satunya ahli waris
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
perguruan kita. Maka apabila aku berguru padamu, akan menambah cemerlang perguruan kita."
Sesungguhnya Ouw Yang Hong hanya menyindir Cha Ceh Ih, tapi tidak tahunya si Kecil itu malah ingin berbuat begitu. Maka hati Ouw Yang Hong tersentak.
"Pada hal aku boleh mengabulkannya, namun kau yang mencelakai suhu dan diriku pula. Kalau suhu tidak menyelamatkanku, kini aku pasti sudah mati. Aku membencimu sampai ke tulang sumsum!
Bagaimana mungkin aku bisa menerimamu sebagai muridku?"
Cha Ceh Ih tertawa terkekeh-kekeh, kemudian mendadak wajahnya berubah menjadi dingin.
"Lihatlah! Ada diriku dan para suhengmu di sini. Kalau kau tidak mengabulkan, apakah masih ada jalan hidup bagimu?" katanya sepatah demi sepat ah.
"Ketika suhu mau mewariskan ilmu lwee kang Ha Mo Kang padaku, aku disuruh bersumpah di hadapannya harus membunuh kalian semua berikut sanak keluarga kalian yang berada di perkampungan ini. Susiok, cepatlah kau turun tangan!"
Cha Ceh Ih bertepuk tangan seraya berkata.
"Ouw Yang Hong! Ouw Yang Hong! Apakah kau seorang tolol"
Selama dua puluh tahun ini suhumu tidak dapat membunuhku! Aku pun tidak dapat membunuhnya, karena kami berdua seimbang!
Sedangkan kau . . . ingin membunuhku, pertanda kau tidak tahu akan kemampuanmu sendiri!"
Ouw Yang Hong tidak menyahut.
Sementara Su Bun Seng terus menatapnya. Setelah itu, dia pun berkata dengan nada lembut.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Ouw Yang Hong, ketika kami berada di Kota Ciau Liang, melihatmu bukan seorang penjahat, barulah kami membawamu kemari.
Menurutku, memang ada baiknya kau belajar ilmu Ha Mo Kang, namun kau harus memberitahukan rahasia ilmu lwee kang Ha Mo Kang itu, lalu kau boleh kembali ke Kota Ciau Liang mencari kakakmu. Bukankah baik sekali bagimu?"
Ouw Yang Hong tidak menyahut. Dia cuma tersenyum, tapi senyumannya amat dingin.
Sedangkan Cu Kuo Cia yang masih tercekam hatinya, tidak begitu berani memandang Ouw Yang Hong.
"Kau manusia atau setan" Apakah kau yang membawa pergi Tau Ji"
Kau harus kembalikan Tau Ji padaku!" gumamnya.
Kemudian dia bergerak maju ke hadapan Ouw Yang Hong. Akan tetapi, Su Bun Seng segera berseru.
"Toako! Toako! Dia bukan setan! Kau jangan bergebrak dengannya!
Biar susiok saja yang menghadapinya!"
Orang itu langsung menghadang di depan Cu Kuo Cia. Sedangkan Ouw Yang Hong terus memandang mereka. Ketika melihat Ciok Cuang Cak berdiri mematung di situ, Ouw Yang Hong pun tercengang. Sebab orang itu berdiri diam seakan sedang mendengarkan sesuatu. Setahu Ouw Yang Hong, orang tersebut berhati jujur dan dapat mengatasi masalah. Tapi kini, mengapa dia berdiri tertegun di tempat, tidak bicara sama sekali"
Su Bun Seng melihat Ouw Yang Hong memperhatikan Ciok Cuang Cak, hatinya pun tergerak.
"Susiok, Ouw Yang Hong ikut suhu belajar ilmu Ha Mo Kang. Lwee kangnya pasti sudah tinggi, maka lebih baik Susiok membiarkannya bergebrak sejenak dengan sam sute," katanya segera kepada Cha Ceh Ih.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Cha Ceh Ih juga berotak cerdas. Ketika mendengar perkataan Su Bun Seng yang tiada ujung pangkalnya, hatinya sudah terpikirkan sesuatu. Dia melihat ke arah Su Bun Seng. Dia tahu orang itu cukup setia padanya, maka segera berkata pada Ciok Cuang Cak.
"Cuang Cak, lihatlah orang itu! Dialah yang meracuni anak istrimu.
Kau harus membunuhnya!"
Ciok Cuang Cak telah makan semacam obat bius pelupa diri, maka dalam hatinya hanya ingat pada istrinya yang dipanggil San Ji, dan ingat bahwa istrinya telah mati dibunuh orang, maka harus membalas dendam. Namun bagaimana cara istrinya mati, dia justru tidak begitu jelas. Maka ketika mendengar perkataan susioknya, dia langsung bertanya.
"Apakah dia yang membunuh San Ji?" tanyanya sambil menunjuk Ouw Yang Hong.
Cha Ceh Ih menyahut. "Dia! Memang dia. Dia yang meracuni San Ji. Tahukah kau"
Perkampungan Liu Yun Cun kita selalu damai, selama puluhan tahun tidak pernah mengalami kejadian yang mengenaskan, semuanya hidup dengan akur dan damai. Tapi kini banyak yang mati keracunan, itu disebabkan kedatangannya. Dia ingin jadi penjahat besar, maka dia membunuh San Ji, Tau Ji dan membunuh istri ji su hengmu juga. Kalau kau tidak percaya, tanyakanlah pada mereka!"
Ciok Cuang Cak menatap Su Bun Seng, menunggunya berbicara.
"Tidak salah, sam sute! Istriku pun dibunuh olehnya."
Ciok Cuang Cak mengangkat goloknya.
"Ji suheng, katakanlah! Apakah dia yang membunuh San Ji?"
tanyanya lagi. "Ya!" sahut Su Bun Seng.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Seketika juga Ciok Cuang Cak menyerang Ouw Yang Hong dengan golok. Bukan main dahsyatnya serangan itu, sehingga mengejutkan Cu Kuo Cia, Su Bun Seng dan Cha Ceh Ih.
Mereka bertiga yakin Ouw Yang Hong pasti mati di bawah sambaran golok Ciok Cuang Cak. Akan tetapi, mendadak mereka terbelalak, ternyata Ouw Yang Hong mampu berkelit dengan ringan sekali.
Setelah itu, sekonyong-konyong tangannya bergerak dan berhasil menepuk punggung golok itu, sehingga golok itu nyaris terlepas dari (angan Ciok Cuang Cak. Betapa terkejutnya Ciok Cuang Cak, maka gerakan goloknya menjadi agak lamban.
Hati mereka yang menyaksikan pertarungan itu semakin terkejut, karena mereka tidak menyangka Ouw Yang Hong dapat bergerak begitu gesit.
"Ciok suheng, apakah kau juga ingin membunuh suhuku?" tanya Ouw Yang Hong.
"Kalau tua bangka itu masih hidup, aku pasti membacoknya hingga terpotong-potong!" sahut Ciok Cuang Cak dengan membentak sambil menyerang.
Ouw Yang Hong menatapnya, kemudian bersiul panjang sekaligus meloncat ke belakang.
"Mau kabur ke mana?" bentak Ciok Cuang Cak.
Di saat bersamaan, Ouw Yang Hong membungkukkan badannya, seakan mau berjongkok. Mulutnya mengeluarkan suara 'Krok! Krok!
Krok!' Lalu sepasang tangannya mendorong ke depan ke arah Ciok Cuang Cak. Seketika itu juga terdengar suara benturan.
Golok di tangan Ciok Cuang Cak terpental, dan tampak pula debu berterbangan. Setelah debu itu sirna, tidak terlihat Ciok Cuang Cak berada di situ. Su Bun Seng dan Cha Ceh Ih menengok ke sana ke mari. Mendadak mereka berdua terbelalak, ternyata melihat Ciok Cuang Cak menembus ke dalam sebuah pohon. Su Bun Seng dan Cha Ceh Ih cepat-cepat menariknya, namun nafas Ciok Cuang Cak telah putus.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Mereka berdua tersentak, karena baru beberapa bulan mereka tidak melihat Ouw Yang Hong, tak disangka kungfunya sudah begitu tinggi.
Sementara Cu Kuo Cia hanya berdiri tertegun di tempat, sedangkan Cah Ceh Ih terus menatap Ouw Yang Hong dengan mata terbeliak, tak mampu bersuara sedikit pun. Ouw Yang Hong sendiri juga terbengong-bengong di tempat. Ketika mengerahkan ilmu Ha Mo Kang, dia justru masih ragu, apakah mampu merobohkan Ciok Cuang Cak" Kalau tidak, dirinya pula yang akan celaka. Namun begitu mengerahkan ilmu Ha Mo Kang, terdengarlah suara benturan dan debu pun beterbangan. Berselang sesaat, dia melihat Su Bun Seng dan Cha Ceh Ih menarik seseorang dari pohon, tidak lain adalah Ciok Cuang Cak yang sudah tak bernyawa lagi.
Hatinya berdebar-debar, kemudian dia berkata dalam hati. Aku sudah membunuh orang. Aku sudah membunuh orang dengan tanganku sendiri. Dia ingin membunuhku, aku pun harus membunuhnya. Kalau aku tidak memiliki kungfu aneh itu, pasti tidak dapat membunuhnya, sebaliknya malah aku yang akan terbunuh.
Kini aku telah membunuh orang. Tanganku sudah berlumuran darah.
Aku ingin menjadi orang baik sudah tidak bisa lagi.
Cha Ceh Ih, Su Bun Seng dan Cu Kuo Cia memandang Ouw Yang Hong. Wajah Ouw Yang Hong tampak bengis dan matanya berapi-api.
"Aku sudah membunuh orang. Aku sudah membunuh orang. Suhu, aku sudah membunuh satu orang. Aku adalah penjahat. . ."
Usai bergumam, Ouw Yang Hong tampak gembira sekali, namun air matanya justru mengucur deras.
Cha Ceh Ih terus memandangnya, lalu berkata dalam hati. Ouw Yang Hong telah memiliki kungfu aneh, kelihatannya sulit dilawan.
Tapi kini kami berjumlah tiga orang. Kalau kami turun tangan serentak dan menggunakan racun, mungkin masih dapat menundukkannya. Setelah mengambil ke putusan demikian, dia berkata dengan suara nyaring.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Ouw Yang Hong, kau berhasil membunuh Ciok Cuang Cak, namun tidak akan berhasil membunuhku!"
Dia memandang Su Kuo Cia dan Su Bun Seng, lalu memberi isyarat pada mereka.
Su Bun Seng segera berkata pada Cu Kuo Cia.
"Toako, orang itu sungguh kejam. Dia telah membunuh keluarga kita, kini juga membunuh sam sute. Kau menyaksikannya, pasti percaya, bukan?"
Cu Kuo Cia memandang Su Bun Seng. Dia tampak tertegun.
"Dia . . . dia telah membunuh sam sute?" tanyanya perlahan.
Su Bun Seng mengangguk. "Betul!" "Bunuh ya bunuh! Sam sute juga bukan orang baik ..." kata Cu Kuo Cia lalu bertanya. "Kau bilang, dia . . . dia adalah seorang penjahat besar?"
Su Bun Seng memandang Cu Kuo Cia. Tampak sepasang matanya menyorot bengis, membuat Su
Bun Seng cepat-cepat menundukkan kepala.
Si Racun Dari Barat See Tok Ouw Yang Hong Tay Toan Karya Jin Yong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Toako, kau dan aku tak dapat dibandingkan dengan dirinya lagi.
Kita cuma penjahat kecil, sedangkan dia penjahat besar. Pantas suhu mengejarnya kedua macam ilmu silat itu."
Cu Kuo Cia kelihatan gusar sekali. Ternyata dia masih ingat akan didikan gurunya, harus menjadi seorang penjahat besar. Kini dia mendengar bahwa Ouw Yang Hong sudah menjadi seorang penjahat besar, bahkan juga menjadi pewaris suhunya, kegusarannya menjadi memuncak.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Mendadak dia membentak keras, lalu menyerang Ouw Yang Hong.
Cha Ceh Ih tampak tersenyum. Asal Cu Kuo Cia bertarung dengan Ouw Yang Hong, maka dia akan memanfaatkan kesempatan itu untuk membokong Ouw Yang Hong.
Dia berjalan ke belakang Ouw Yang Hong, kemudian mengeluarkan sedikit bubuk racun. Di kibaskannya bubuk racun itu ke arah Ouw Yang Hong, tetapi Ouw Yang Hong justru tidak merasakannya.
Bukan main terkejutnya Cha Ceh Ih. Kemudian dia segera meloncat ke belakang.
Melihat Cha Ceh Ih tidak berhasil meracuni Ouw Yang Hong, Su Bun Seng pun cepat-cepat mundur.
Cu Kuo Cia sama sekali tidak tahu akan kejadian itu, maka masih terus menyerang Ouw Yang Hong dengan sengit.
Ouw Yang Hong berkelit sambil memandang wajah Cu Kuo Cia. Tiba-tiba di pelupuk matanya muncul bayangan gurunya yang mati secara mengenaskan. Itu membuat Ouw Yang Hong bersiul panjang, sekaligus turun tangan menyerang Cu Kuo Cia.
Plak! Dada Cu Kuo Cia terpukul, sehingga dia terhuyung-huyung ke belakang. Kesempatan itu dimanfaatkan oleh Ouw Yang Hong untuk memukulnya lagi.
Plak! Dada Cu Kuo Cia terpukul lagi. Pukulan kedua itu membuatnya menyemburkan darah segar.
Menyaksikan kejadian itu, Su Bun Seng segera berteriak-teriak.
"Toako! Cepat pergi! Cepat pergi!"
Akan tetapi, Cu Kuo Cia tidak menghiraukan teriakan itu.
Kelihatannya malah ingin mengadu nyawa dengan Ouw Yang Hong.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Su Bun Seng segera berteriak-teriak lagi.
"Toako, cepat pergi! Toako, Ouw Yang Hong ingin membunuh Tau Ji! Kalau kau tidak cepat-cepat pergi, dia pasti akan membunuh Tau Ji!"
"Jangan membunuh Tau Ji, jangan membunuh Tau Ji! Aku pergi, aku segera pergi!" teriak Cu Kuo Cia.
Dia langsung melesat pergi, begitu pula Cha Ceh Ih dan Su Bun Seng. Dalam sekejap mereka bertiga telah lenyap dari pandangan Ouw Yang Hong.
Padahal Ouw Yang Hong ingin membunuh mereka bertiga, namun ketiga orang itu kabur begitu cepat. Tidak mungkin Ouw Yang Hong akan berhasil mengejar mereka bertiga.
Dia berdiri termangu-mangu, memandang semua rumah yang telah berubah menjadi puing sambil bergumam.
"Suhu! Apa yang telah terjadi"Apa yang telah terjadi" Suhu, aku harus pergi. Kalau aku bertemu mereka, pasti kubunuh mereka untuk membalas dendam suhu."
Dia melangkah pergi seorang diri menuju jalan besar. Sambil berjalan dia berpikir. Sudah sekian lama dia tidak bertemu kakaknya, entah bagaimana keadaan Bokyong Cen yang bersama kakaknya, apakah gadis itu masih memikirkannya"
Sementara itu, Ouw Yang Coan dan Bokyong Cen yang berpisah dengan Ouw Yang Hong di kota Ciau Liang, terus melakukan perjalanan menuju Gunung Cong Lam San. Di sepanjang jalan, wajah Ouw Yang Coan tampak murung karena terus memikirkan adiknya. Dia penasaran sekali sebab kepandaiannya masih di bawah orang lain. Kalau tidak, bagaimana mungkin adiknya akan ikut orang lain berangkat ke daerah Utara" Oleh karena itu, dalam perjalanan
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
menuju Gunung Cong Lam San, wajah Ouw Yang Coan tampak murung sekali.
Hari ini Ouw Yang Coan dan Bokyong Cen sudah tiba di kaki Gunung Cong Lam San. Mereka berdua melihat ada sebuah kedai arak di pinggir jalan. Terlihat pula beberapa tamu sedang minum di sana.
Karena ingin menanyakan jalan yang harus mereka tempuh, maka mereka memasuki kedai arak itu. Ketika mereka berdua baru saja duduk, tiba-tiba terdengar suara ringkikan kuda. Tak lama kemudian tampak tiga orang berdandan sebagai orang suku Kim (Tatar) memasuki kedai arak itu pula. Ketiga orang Kim itu duduk di sebelah meja Ouw Yang Coan. Mereka bertiga memesan arak dan daging, lalu salah seorang berkata.
"Aku lihat, kalau kali ini Lang Cu (Majikan Srigala) berniat, Cong Lam San akhirnya pasti tidak bisa hidup lagi. Tapi . . . apakah Ong Tiong Yang punya kepandaian yang amat tinggi?"
Seorang lagi langsung berkata dengan suara rendah.
"Bicaramu jangan keras-keras. Di sini termasuk wilayah Cong Lam San, jangan-jangan semua orang yang ada di sini adalah orang-orang Ong Tiong Yang."
Orang yang berkata duluan itu memukul meja, lalu berkata dengan keras.
"Bangsat! Kalau mereka orang-orang Ong Tiong Yang, lalu mau apa" Aku justru berkata sekeras-kerasnya, ingin tahu mereka mau apa" Kalau mereka tidak tunduk, aku akan suruh mereka mati di tanganku!"
Usai berkata, orang tersebut mendongakkan kepala menengok ke sana ke mari, sepertinya ingin tahu siapa yang berani meladeninya.
Semua orang yang ada di kedai arak itu, tiada yang berani memandangnya, rupanya takut akan menimbulkan urusan.
Ouw Yang Coan melirik orang itu. Dia merasa tidak senang melihat orang-orang Kini itu bertingkah di wilayah Tay Song. Kelihatannya ke
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
rajaan Tay Song memang sudah berada di ambang kehancuran, bahkan rakyatnya akan ditindas dan dihina.
Saat ini, orang Kim yang agak muda itu berkata.
"Saudara, mereka bukan Ong Tiong Yang. Mengapa kau gusar pada mereka" Apa gunanya?"
"Begitu bertemu Ong Tiong Yang, jangan-jangan nyalinya sudah hilang," sahut temannya yang berbadan kurus.
Orang Kim yang satu itu bersifat keras. Maka ketika mendengar sindiran itu, dia langsung berteriak-teriak saking gusarnya.
"Aku akan mati kegusaran! Aku adalah pahlawan Kim! Apakah aku akan takut pada Ong
Tiong Yang" Aku akan pergi bersama kalian berdua ke Cong Lam San mencari Ong Tiong Yang! Lihat dia menyerahkan kitab Kiu Im Cin Keng atau tidak! Kuampuni dia kalau mau menyerahkan kitab itu! Tapi kalau tidak, aku pasti turun tangan terhadapnya!"
Ouw Yang Coan memandang Bokyong Cen. Gadis itu tahu akan maksud pandangannya itu, bahwa mereka sudah tiba di Gunung Cong Lam San, dan tidak lama lagi akan bertemu Ong Tiong Yang.
Seandainya benar Kitab Kiu Im Cin Keng itu berada di tangannya, berarti ada harapan untuk memperoleh kitab pusaka tersebut. Akan tetapi, ketiga orang Kini itu membicarakan kitab pusaka itu secara terang-terangan di kedai arak, pertanda seluruh kaum rimba persilatan sudah tahu tentang kitab pusaka tersebut. Bukankah itu sulit sekali memperolehnya"
Ketika Ouw Yang Hong dan Bokyong Cen tenggelam dalam lamunan sendiri, tiba-ttiba terdengar suara orang memuji kebesaran Sang Buddha.
"Omitohud!" KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Tampak seorang padri muda memasuki kedai arak itu. Wajahnya welas asih dan telinganya amat lebar.
Padri itu duduk dengan kepala tertunduk. Kemudian seorang pelayan menghampirinya dan bertanya dengan hormat.
"Taysu mau pesan apa?"
"Semangkok air putih," sahut padri muda itu dengan suara ringan.
Pelayan itu masih menunggu, mengira padri muda itu akan melanjutkan ucapannya, namun ternyata tidak. Padri itu malah memejamkan matanya.
"Taysu mau pesan makanan apa?" tanya pelayan itu lagi.
"Semangkok air putih," sahut padri muda. Pelayan tercengang, menggaruk-garuk kepala.
"Taysu tidak pesan makanan lain?"
Padri itu mendongakkan kepala sambil membuka matanya.
Sepasang matanya bersinar terang, memandang si pelayan.
"Hanya semangkok air putih saja!"
Sementara ketiga orang Kim yang duduk di belakang meja padri muda itu, terus menatapnya dengan mata tak berkedip.
Sedangkan pelayan sudah mengambil semangkok air putih, ditaruh di atas meja padri muda.
Padri muda merangkapkan sepasang tangannya, matanya memandang air putih itu seraya berkata.
"Penitisan sang padri sungguh tidak gampang! Makan makanan orang lain dan ingin menyerakahi kitab pusaka orang lain merupakan pantangan besar. Dosa! Sungguh berdosa!"
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Kemudian padri itu mengeluarkan sebuah bun talan kecil dari dalam jubahnya, lalu ditaruhnya di atas meja dan dibukanya. Buntalan itu berisi bunga-bunga yang telah kering. Dengan dua jarinya padri muda mengambil bunga itu sekuntum, lalu dimasukkan ke dalam mulutnya. Ternyata dia menyantap bunga kering itu dan minum air putih yang di dalam mangkok.
"Dosa! Dosa! Bunga juga punya jiwa. Menyantap bunga merupakan dosa yang tak ringan," katanya.
Sejak tadi Ouw Yang Coan dan Bokyong Cen terus menatap padri muda itu. Mereka berdua merasa heran sekali. Padri muda itu memang aneh, cuma minum air putih dan menyantap bunga kering.
Apakah dia bisa hidup hanya dengan minum dan bersantap seperti itu"
Semua orang memandangnya. Mereka menganggapnya sebagai makluk aneh. Namun padri muda itu tampak tenang. Dia mengikat kembali buntalannya, lalu disimpan ke dalam jubahnya. Setelah itu, dia menaruh uang receh di atas meja dan bangkit berdiri.
Semua orang mengira padri muda itu mau pergi, tapi ternyata tidak.
Dia mendekati ketiga orang Kim, lalu memberi hormat seraya berkata.
"Tadi kudengar kalian bertiga bilang, bahwa Ong Tiong Yang memperoleh sebuah kitab pusaka.
Apakah itu benar?" Orang Kim yang agak muda menyahut dengan suara dalam sambil melotot.
"Cepat pergi! Cepat pergi! Kitab pusaka apa" Kau kira itu adalah kitab ajaran Sang Buddha" Yang kami katakan tadi adalah kitab ilmu silat, tiada hubungannya dengan kaum hweeshio!"
Padri muda itu manggut-manggut.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Yang kumaksudkan justru kitab ilmu silat. Kalau tidak salah, itu adalah kitab pusaka Kiu Im Cin Keng. Entah berada di mana kitab pusaka itu. Kalau kalian bertiga tahu, tolong antar aku ke sana mencari kitab pusaka tersebut. Bagaimana?"
Orang Kim yang agak muda tertawa dingin, kemudian berkata dengan suara keras.
"Mei! Keledai gundul! Apakah kau berderajat menanyakan tentang kitab Kiu Im Cin Keng itu?"
Padri muda itu tertegun, memandang orang Kim itu seraya berkata.
"Menurutmu, aku tidak berderajat menanyakan itu?"
Mendadak orang Kim yang agak muda itu memukul meja, sehingga semua piring mangkok yang ada di atas meja itu jatuh berantakan di lantai.
Semua orang terkejut, termasuk Ouw Yang Coan dan Bokyong Cen, sebab kepandaian orang Kim itu cukup tinggi.
Akan tetapi, padri muda itu justru malah tampak tenang sekali. Dia memandang meja itu sambil menghela nafas panjang.
"Merusak barang orang merupakan suatu dosa. Meja itu diam di tempat, mengapa kau menggunakannya untuk melampiaskan kegusaranmu?"
Orang Kim itu mendengus dingin.
"Hm! Hweeshio busuk! Kalau aku tidak memberi sedikit pelajaran padamu, kaum rimba persilatan Tionggoan tentu tidak tahu akan kelihayan para pahlawan Kerajaan Kim!"
Orang Kim itu langsung menyerang ke arah dada padri muda tersebut. Serangannya menimbulkan angin yang menderu-deru.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Para tamu yang ada di kedai arak berseru kaget, sebab kalau dadanya terpukul, sudah pasti padri muda itu akan terluka parah.
Ouw Yang Coan juga berseru saking kagetnya. Dia ingin turun tangan menolong padri muda itu, namun terhalang tiga buah meja.
Kalaupun dia dapat bergerak cepat, tidak akan keburu menolong padri tersebut. Dia terpaksa duduk di tempatnya sambil menyaksikan padri muda itu terpukul dadanya.
Padri muda tak bergerak sama sekali, begitu pula orang Kim itu.
Namun orang Kim itu tetap menjulurkan tangannya ke dada padri muda. Mereka berdua berdiri berhadapan tanpa bergerak.
Ternyata tinju orang Kim itu berada di dada padri. Sedangkan padri muda itu hanya tersenyum-senyum.
"Hatimu tidak baik, hweeshio terpaksa berbuat dosa. Harap kau bisa memaafkan hweeshio!" katanya dengan perlahan.
Orang Kim itu tidak bersuara, tapi salah seorang temannya justru meloncat bangun.
"Hweeshio! Cepat lepaskan dia!" katanya dengan lantang.
Kemudian kedua orang Kim itu menyerang padri muda dari kiri kanan dengan golok.
Walau serangan mereka berdua amat cepat, tapi gerakan padri muda justru jauh lebih cepat, maka berhasil mengelak serangan-serangan mereka.
Menyaksikan pertarungan itu, para tamu tertawa gembira.
"Hanya berdasarkan kepandaian kalian bertiga, berani pergi mencari Ong Tiong Yang, ketua partai Coan Cin Kauw itu" Sungguh tak tahu diri!" teriak salah seorang dari mereka.
"Katanya Ong Tiong Yang merupakan orang aneh, kepandaiannya amat tinggi, orang biasa bukan tandingannya! Entah itu benar atau tidak?" sambung salah seorang tamu yang lain.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Terdengar suara sahutan dari seorang tamu yang lain lagi.
"Jangankan Ong Tiong Yang, menghadapi kedua muridnya juga kewalahan!"
Tamu itu tidak dapat menyebut nama kedua murid Ong Tiong Yang, karena dia memang tidak tahu namanya.
Sementara itu padri muda terus mempermainkan ketiga orang Kim.
Mendadak terdengar suara jeritan, ternyata salah seorang dari mereka terpental hingga jatuh. Dia cepat-cepat bangun, lalu kabur bersama kedua temannya.
Ouw Yang Coan tertawa dingin seraya berkata dalam hati.
Kelihatannya tidak boleh memandang rendah kaum rimba persilatan Tionggoan. Misalnya hweeshio ini, sulit bagiku melawannya.
Wajahnya tampak biasa, tapi begitu bergerak, justru memiliki kepandaian aneh. Sungguh di luar dugaanku!
Ouw Yang Coan memandang padri mda, ternyata padri itu sudah berjalan menuju pintu kedai.
Ketika melihat padri muda melangkah pergi, Ouw Yang Coan segera memberi isyarat pada Bokyong Cen, lalu bergerak cepat ke hadapan padri muda. Padri itu tampak tersentak, ketika menyaksikan gerakan Ouw Yang Coan.
"Bagus!" katanya dengan suara rendah.
Padri muda memandang Ouw Yang Coan, kemudian menundukkan kepala.
"Menundukkan kepala di hadapan orang, seakan memberi hormat kepada Sang Buddha!" katanya.
Maksudnya menundukkan kepala di hadapan orang, sepertinya sudah memberi hormat kepada Sang Buddha. Berarti dia mengharap
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Ouw Yang Coan memberi jalan padanya, tidak mau berurusan dengan Ouw Yang Coan, hanya ingin pergi saja.
"Aku bernama Ouw Yang Coan, datang dari gurun pasir.
Menyaksikan kepandaian Taysu, aku merasa kagum sekali, Karena itu, aku ingin mohon sedikit petunjuk pada Taysu!"
Padri itu mengerutkan kening.
"Omitohud! Hweeshio tidak ingin bertarung dengan orang. Adapun ketiga orang itu terlampau mendesak hweeshio, sehingga hweeshio terpaksa berkelit."
Ouw Yang Coan tertawa seraya berkala. "Maaf! Bolehkah aku tahu Taysu datang dari mana?"
"Hweeshio datang dari Tayli," sahut padri muda. '
Ouw Yang Coan tersentak, sebab dia tahu musuh besar gurunya adalah orang Tayli. Lagi pula dia pun pernah mendengar dari Ouw Yang Hong, ada seorang padri berasal dari Tayli, bergelar It Sok Taysu, kepandaiannya amat tinggi sekali. Apakah padri ini adalah musuh besar gurunya bergelar It Sok Taysu" Berpikir sampai di situ, hati Ouw Yang Coan mulai bergolak. Kalau kau adalah musuh besar guruku, aku terpaksa bertarung denganmu! Apabila aku berhasil membunuhmu, guruku tidak perlu lagi memikirkan bagaimana caranya membalas dendam, juga tidak usah melewati hari-hari yang penuh siksaan.
Ouw Yang Coan terus menatap padri itu, namun wajahnya tidak memperlihatkan ekspresi apa pun.
"Bolehkah aku tahu gelar Taysu?" tanyanya.
"Gelarku It Sok," sahut padri muda.
Begitu mendengar gelar padri tersebut, hati Bokyong Cen pun terkejut bukan kepalang. Gadis itu tahu guru Ouw Yang Coan amat mendendam pada padri tersebut, namun tidak tahu ada dendam apa di antara mereka berdua.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Bokyong Cen memandang Ouw Yang Coan. Gadis itu tahu apa yang sedang dipikirkannya.
"Taysu berasal dari Tayli?" tanyanya kepada padri muda sambil tersenyum.
"Betul," sahut It Sok Taysu.
Bokyong Cen tersenyum lagi.
Bab 19 "Aku dengar Tayli merupakan tempat yang amat indah. Di mana-mana gunung menghijau dan bunga memekar segar. Betulkah begitu?"
Para tamu terheran-heran ketika melihat gadis cantik jelita itu bercakap-cakap dengan padri muda. Entah mengandung maksud apa dalam hati gadis itu.
It Sok Taysu tidak berani memandang Bokyong Cen.
"Memang betul di tempat kami terdapat gunung menghijau dan bunga memekar segar. Lagi pula semua orang Tayli berpengetahuan," sahutnya dengan kepala tertunduk.
"Bagus! Bagaimana kalau aku bersama Taysu pergi ke Tayli, untuk menikmati keindahan alam di sana" Bolehkah?"
It Sok Taysu berhati bersih. Tenttunya tidak tahu Bokyong Cen dan Ouw Yang Coan ingin mencari gara-gara dengannya. Dia juga tidak tahu Ouw Yang Coan adalah murid Pek Bin Lo Sat. Ketika Bokyong Cen bertanya demikian, justru membuatnya tertegun.
"Hweeshio sudah terbiasa berpergian seorang diri, tidak bisa berpergian bersama Nona. Dalam hal ini, harap Nona maklum! Aku
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
adalah seorang hweeshio, tidak baik jalan bersama Nona." Bokyong Cen tertawa cekikikan.
"Kau adalah orang yang menyucikan diri" Kenapa aku lihat kau tidak seperti orang yang menyucikan diri, tapi sebaliknya malah mirip seorang tuan muda" Apakah kau bermarga Toan?"
Ouw Yang Coan tahu Bokyong Cen sudah mengetahui tentang musuh besar gurunya, maka ketika gadis itu berkata begitu, dia diam saja.
"Aku seorang hweeshio, artinya sudah menyucikan diri dan melepaskan diri dari keduniawian, apa margaku sudah tidak jadi masalah lagi," sahut It Sok Taysu.
Bokyong Cen berkata dalam hati. Kau memang hweeshio licik. Aku bertanya tentang margamu, hanya ingin tahu apakah kau adalah musuh guru Ouw Yang Coan, tapi kau malah mengelak pertanyaanku.
Gadis itu tertawa kecil, lalu berkata dengan nyaring.
"Taysu kelihatannya bergurau. Aku lihat Taysu tidak akan melupakan marga sendiri. Aku dengar dari seseorang bahwa keluarga Toan di Tayli merupakan keturunan raja Tayli. Menurutku Taysu tidak mirip seorang hweeshio, tapi mirip orang dari keluarga Toan. Kalau tidak salah, Taysu pasti bermarga Toan."
"Hweeshio memang tidak bisa melupakan marganya sendiri, namun kini hweeshio adalah It Sok," sahutnya.
"Tuan Muda Toan, aku lihat kau terpelajar, bahkan juga memiliki ilmu silat yang amat tinggi. Namun entah apa sebabnya Tuan Muda Toan melepaskan kesenangan dunia, rela menjadi murid Sang Buddha?" kata Ouw Yang Coan.
"Aku mau bertobat, itu merupakan keberuntungan. Buddha membicarakan sebab dan akibat, juga membicarakan tentang penitisan. Masa hidupku ini banyak melakukan dosa, maka aku
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
menyucikan diri. Gelarku It Sok, artinya telah melepaskan semua urusan keduniawian ..."
"Mendengar perkataan Tuan Muda Toan, maka aku pun menduga ada sesuatu yang terganjal dalam hatimu. Apakah dulu Tuan Muda Toan pernah membunuh orang ataukah pernah melukai seseorang, sehingga menanamkan suatu hutang?" tanya Ouw Yang Coan.
"Tidak salah, apa yang dikatakanmu memang benar adanya," sahut It Sok Taysu dengan suara dalam.
"Taysu datang di Gunung Cong Lam San ini, juga ingin merebut kitab pusaka Kiu Im Cin Keng itu?" tanya Bokyong Cen sambil tersenyum.
"Hweeshio tidak ingin merebut kitab pusaka itu, hanya merasa gembira saja. Dengar-dengar Ong Tiong Yang, ketua partai Coan Cin Kauw memperoleh sebuah kitab pusaka yang jarang terdapat di kolong langit, maka hweeshio cuma ingin menambah pengetahuan saja."
"Aku pun seperti Taysu, ingin melihat-lihat kitab pusaka Kiu Im Cin Keng tersebut. Bagaimana kalau kita melakukan perjalanan bersama?" tanya Ouw Yang Coan.
It Sok Taysu diam, namun memandang mereka berdua. Dia tahu kedua orang itu bukan berasal dari Tionggoan, maka dia tidak ingin melakukan perjalanan bersama mereka berdua. Namun setelah berpikir sejenak, dia setuju pula agar tidak menimbulkan hal-hal yang tak diinginkan.
"Baik! Mari kita melakukan perjalanan bersama menuju Istana Tiong Yang!"
Bokyong Cen tertawa gembira.
"Terimakasih, Taysu!"
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
It Sok Taysu merangkapkan kedua tangannya di dada, lalu memuji kebesaran Sang Buddha. "Omitohud!"
Mereka bertiga meninggalkan kedai arak itu, melanjutkan perjalanan menuju Istana Tiong Yang.
Sungguh lucu Gunung Cong Lam San!
Gunung itu ditumbuhi pohon-pohon besar. Di Gunung Cong Lam San ini tampak menghijau. Sayup-sayup terdengar pula suara air terjun.
Berselang beberapa saat, mereka sudah tiba di sebuah jalan kecil yang berliku-liku. Mereka bertiga mengikuti jalan kecil itu ke atas.
Tak seberapa lama, mendadak terdengar suara senandung yang bergema-gema.
"Tak perduli kacau balau di kolong langit, untuk apa membicarakan kaisar, hatinya hanya tahu berpelesiran dan bersenang-senang ..."
Senandung tersebut menyindir Kaisar Song masa itu, karena Kaisar Song hanya tahu bersenang-senang dengan para selir yang cantik-cantik, justru tidak menghiraukan penyerbuan pasukan Kim, sehingga menyebabkan rakyat jelata yang menjadi korban, melewati hari-hari yang penuh penderitaan.
Ouw Yang Coan kurang mengerti akan senandung itu. Dia memandang Bokyong Cen dan It Sok Taysu.
Dilihatnya wajah mereka berdua tampak serius.
Ouw Yang Coan segera bertanya pada Bokyong Cen.
"Nona Bokyong, senandung itu mengandung arti apa?" tanyanya.
Bokyong Cen menjelaskan. "Mungkin yang bersenandung itu salah seorang dari Istana Tiong Yang. Dia bersenandung tentang kebobrokan Kaisar Song, yang
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
setiap hari hanya bersenang-senang dengan para selir, sama sekali tidak menghiraukan penderitaan rakyat jelata. Namun senandung itu bernada mencintai kerajaan Song."
Ouw Yang Coan manggut-manggut, kemudian berpikir. Ong Tiong Yang merupakan orang gagah. Kalau aku bergebrak dengannya, apakah akan berhasil memperoleh kitab pusaka Kiu Im Cin Keng"
Aku menghormati kegagabannya. Kalau kepandaiannya berada di bawahku, aku tidak akan membunuhnya.
Di saat Ouw Yang Coan berpikir itulah mendadak It Sok Taysu berkata.
"Omitohud! Orang bilang, dalam sepuluh langkah pasti terdapat rumput yang menghijau. Hwee shio mempercayai itu. Ong Tiong Yang pasti seorang gagah. Menurutku tentang kitab pusaka Kiu Ini Cin Keng, memang benar ada."
Sedangkan Bokyong Cen termangu-mangu. Ternyata ketika mendengar senandung itu, mendadak dia teringat pada Ouw Yang Hong yang berangkat ke daerah Utara. Entah bagaimana keadaannya, masih hidup atau sudah mati" Tiba-tiba wajahnya berubah merah. Ouw Yang Hong adalah sastrawan tolol, mengapa harus memikirkannya" Gadis itu cepat-cepat menundukkan kepala.
Untung Ouw Yang Coan dan It Sok Taysu tidak tahu apa yang sedang dipikirkannya. Kalau tahu, gadis tersebut pasti bertambah malu.
*** Kini Ouw Yang Coan, Bokyong Cen dan It Sok Taysu sudah sampai di depan pintu masuk Istana Tiong Yang.
Tampak beberapa tosu (Pendeta Taosme) menjaga di tempat itu.
Salah seorang dari mereka masih muda.
Dia memandang It Sok Taysu, Ouw Yang Coan dan Bokyong Cen yang sedang berjalan menuju pintu masuk. Penjaga itu tahu bahwa
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
pendatang itu bukan orang sembarangan. Maka dia segera memberi hormat.
"Kami adalah murid pertama Ong Tiong Yang, bernama Ma Cing.
Entah ada urusan apa kalian ke mari?" tanyanya.
Ouw Yang Coan tidak menyahut. Dia membiarkan It Sok Taysu yang menyahutnya. It Sok Taysu melihat Ouw Yang Coan diam saja, langsung maju sambil memberi hormat.
"Aku adalah It Sok dari Kuil Thian Liong Si di Tayli. Mendengar bahwa Tuan Ong Tiong Yang memperoleh sebuah kitab pusaka Kiu Im Cin Keng, maka aku ingin tahu apakah itu benar?"
Walau Ma Cing masih muda, namun dia lelaki sejati. Dia memberi hormat kepada It Sok Taysu seraya berkata.
"Memang benar suhu memperoleh sebuah kitab pusaka. Namun kiab pusaka itu diperoleh secara kebetulan saja. Lagi pula panjang sekali kalau dituturkan. Belum lama ini suhu selalu menghela nafas terhadap kitab pusaka tersebut, entah apa sebabnya. Taysu berasal dari Yun Lam Tayli. Aku pernah dengar dari suhu, ilmu silat aliran Tayli amat tinggi. Taysu berasal dari sana, sungguh merupakan suatu keberuntungan bagi kami."
Ouw Yang Coan tertawa dingin dalam hati ketika mendengar Ma Cing berkata begitu. Orang itu halus tutur bahasanya, entah bagimana ilmu silatnya" Kalau Istana Tiong Yang hanya memiliki beberapa pendeta ini, sudah pasti kitab pusaka Kiu Im Cin Keng akan jatuh ke tangannya. Ujarnya dalam hati.
Ketika Ouw Yang Coan tertawa dingin, tidak terlepas dari mata It Sok Taysu. Padri muda itu mengira Ouw Yang Coan merasa diremehkan.
"Ini adalah Ouw Yang Coan, jago tangguh dari gurun pasir di See Hek. Dia juga ingin melihat kitab pusaka Kiu Im Cin Keng. Apakah Coan Cin Kauw mengizinkan kami melihat kitab pusaka tersebut?"
katanya segera. KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Aku tidak tahu bagaimana pendapat suhu. Namun kami tahu jelas sifat suhu, tidak mungkin suhu akan melarang kalian bertiga melihat kitab pusaka itu," sahut Ma Cing.
Usai menyahut, pendeta itu lalu mempersilakan mereka bertiga memasuki pintu gapura itu.
Tak seberapa lama kemudian, mereka sampai di depan Istana Tiong Yang. Cukup besar istana itu, tapi tampak sederhana.
Ma Cing mempersilakan mereka bertiga menunggu, dia masuk ke dalam untuk melapor.
Mereka bertiga menunggu di depan istana. Di saat mereka bertiga mulai tidak sabar, mendadak terdengar suara tawa. Mereka segera menoleh.
Tampak seorang aneh berusia dua puluhan. Orang itu berbadan seperti anak kecil, begitu pula pakaiannya dan rambutnya dikepang panjang.
Mereka bertiga terbelalak ketika menyaksikan orang itu.
"Siapa kau" Mau apa kau kemari?" tanya Ouw Yang Coan dengan suara dalam.
Begitu melihat air muka Ouw Yang Coan, orang itu langsung tertawa.
"Hi hi hi! Lihatlah kau! Lihatlah kau! Hi hi hi!"
Orang itu hanya tertawa dan berkata begitu, tidak menjawab pertanyaan Ouw Yang Coan.
Bokyong Cen terbengang-bengong ketika melihat orang itu. Dia tertawa geli sambil melihatnya.
"Siapa kau" Mau apa sih kau ke mari?" tanyanya.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Lelaki itu melirik ke arah Bokyong Cen. Warna hiiam pada biji matanya tidak tampak, membuat Ouw Yang Coan dan It Sok Taysu tertawa geli.
"Sudah cukupkah tertawa kalian?" tanya lelaki aneh itu.
Ouw Yang Coan dan It Sok Taysu berhenti tertawa. Kemudian It Sok Taysu memberi hormat kepada lelaki aneh itu.
"Maaf, hweeshio telah berlaku kurang sopan!"
Lelaki itu menyahut. "Sudahlah! Sudahlah! Berlaku kurang sopan ya berlaku kurang sopan. Siapa yang membutuhkan kesopanan" Selama ini aku tidak pernah berlaku sopan terhadap siapa pun, maka aku tidak menyalahkan orang berlaku kurang sopan. Tapi kalian harus memberitahukan padaku, sebetulnya mau apa kalian datang ke mari?"
"Hweeshio ke mari khususnya ingin menemui Ong Tiong Yang Cinjin," sahut It Sok Taysu.
Lelaki berdandan seperti anak kecil itu tampak tersentak.
"Waduh! Celaka! Celaka! Kalian kemari juga ingin mencarinya?"
teriaknya. It Sok Taysu, Ouw Yang Coan dan Bokyong Cen mengangguk.
Wajah lelaki itu tampak murung.
"Habis! Habislah! Mengapa kalian ke mari mencarinya" Kalian tidak tahu sudah lama aku mencarinya" Sudah tiga tahun aku mencarinya.
Menurutku, Ong Tiong Yang bukan orang gagah, melainkan seorang pengecut!"
Ouw Yang Coan segera menyambung.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Betul! Ong Tiong Yang belum tentu seorang yang tangguh,"
sambung Ouw Yang Coan. Mendengar itu, lelaki tersebut langsung meloncat, kemudian menuding Ouw Yang Coan seraya berkata.
"Siapa kau" Sungguh berani kau tidak meng-hormatinya! Kau lebih tangguh darinya" Kalau kau lebih tangguh darinya, aku pasti berguru padamu!
Tapi apabila kau tidak setangguh dia, aku pasti memukulmu hingga terpelanting-pelanting!"
Ouw Yang Coan tertegun. Dia tidak menyangka bahwa lelaki itu sangat menghormati Ong Tiong Yang, sekaligus mengaguminya juga, hingga mau berguru padanya. Tapi sudah tiga tahun lelaki itu mencari Ong Tiong Yang, sebaliknya Ong Tiong Yang malah tidak mau menemuinya, itu pasti ada sebab musababnya.
Si Racun Dari Barat See Tok Ouw Yang Hong Tay Toan Karya Jin Yong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Saudara siapa namamu?" tanya Bokyong Cen mendadak.
"Kau merupakan gadis yang baik. Begitu lihat aku sudah tahu. Tapi kau suruh aku bilang . . ." sahut lelaki itu sambil tertawa dan memandang Bokyong Cen.
Lelaki itu tidak dapat melanjutkan ucapannya, sehingga membuat Bokyong Cen terheran-heran.
"Sesungguhnya siapa namamu" Mengapa kau tidak mau memberitahukan" Beritahukanlah!"
Lelaki itu tertawa lagi, kemudian menyahut.
"Betulkah kau menghendakiku memberitahukan?"
Bokyong Cen mengangguk. "Baik, kuberitahukan, namaku ..." kata lelaki itu.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
It Sok Taysu, Ouw Yang Coan dan Bokyong Cen terus menunggu, namun lelaki itu tidak melanjutkan ucapannya.
"Kok diam" Beritahukanlah!" desak Bokyong Cen.
Barulah lelaki itu memberitahukan.
"Namaku Ciu Pek Thong. Kau pernah mendengar namaku?"
Sudah tentu mereka bertiga tidak pernah mendengar nama tersebut, maka menggelengkan kepala.
Ciu Pek Thong terbelalak, kemudian tertawa gelak seraya berkata.
"Tidak benar! Tidak benar! Apa yang dikatakan Ong Tiong Yang tidak benar! Dia bilang aku adalah orang yang paling aneh di kolong langit dan amat ternama pula, mereka semua tahu itu, tapi kalian bertiga justru tidak tahu diriku!"
Lelaki itu terus tertawa gelak, kemudian ber-guling-gulingan di tanah, kelihatannya merasa gembira sekali.
Berselang sesaat, barulah dia meloncat bangun, lalu berkata pada mereka bertiga sambil cengar-cengir.
"Kalian bertiga . . . juga ingin belajar ilmu silat pada Ong Tiong Yang?"
Ouw Yang Coan menggeleng-gelengkan kepala. Ciu Pek Thong segera memandang Bokyong Cen. Gadis itu pun menggeleng-gelengkan kepala, sehingga Ciu Pek Thong tampak gembira sekali.
"Sungguh bagus sekali! Sungguh bagus sekali!
Kalau kalian juga ingin belajar ilmu silat padanya, maka dia tidak akan mengajariku lagi! Ya, kan" Menurutku kalian tidak perlu belajar ilmu silat padanya. Berrdasarkan ilmu silat yang kalian miliki, kalian tidak bisa belajar padanya. Kepandaiannya nomor wahid di kolong
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
langit. Kalaupun kalian belajar padanya, kepandaian kalian tidak akan sebanding denganku. Untuk apa kalian belajar" Ya, kan?"
It Sok Taysu yang tidak berhati ambisi itu hanya tersenyum-senyum saja, lain halnya dengan Ouw Yang Coan. Ketika mendengar Ciu Pek Thong mengatakan begitu, timbul rasa tidak senang dalam hatinya.
"Saudara Ciu, bagaimana kau tahu kepandaian Ong Tiong Yang nomor wahid di kolong langit" Tahukah kau bahwa di luar langit masih terdapat langit?" tanyanya.
Ciu Pek Thong menyahut. . "Waduh! Kau justru tidak mengerti!
Sesudah kau bertemu Ong Tiong Yang, kau pasti tidak akan mengatakan di luar langit masih terdapat langit lagi. Menurutku, apabila ingin memiliki kepadaian tinggi, harus punya guru yang baik dan berkepandaian tinggi. Aku ingin berguru pada Ong Tiong Yang, itu karena dia adalah jago nomor wahid di kolong langit. Coba kau katakan, kalau aku berguru padanya, bukankah kepandaianku juga akan tinggi?"
"Pernahkah kau menyaksikan kepandaian Ong Tiong Yang?" tanya Ouw Yang Coan.
Ciu Pek Thong menggeleng-gelengkan kepala.
"Jangan dikatakan lagi! Bagaimana mungkin dia bersedia memperlihatkan kepandaiannya padaku" Dia cuma bilang, bahwa dia bukan guruku, maka tidak bersedia mengajarku kungfu. Dia pun bilang, Coan Cin Kauw tidak akan menerimaku sebagai murid. Lagi pula aku tidak tahan akan peraturannya, sebab aku tidak mau terikat oleh peraturan. Dia justru menatapku, kemudian menceritakan urusan besar yang ada di kolong langit. Aku tidak mau mendengar semua itu, maka dia bilang tidak mau menerimaku."
Bokyong Cen tertawa, lalu berkata setengah bergurau.
"Kalau Ong Tiong Yang tidak mau menerimamu sebagai murid, bagaimana kalau aku menerimamu sebagai murid?"
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Ciu Pek Thong sama sekali tidak tahu bahwa Bokyong Cen hanya bergurau. Maka dia segera berlutut saking girangnya. Tapi mendadak dia membatalkan niatnya dan langsung berkata.
"Oh ya! Tidak usah buru-buru! Tidak usah buru-buru! Kalau terburu-buru malah akan keliru. Aku harus bertanya padamu dulu, apakah ilmu silatmu nomor wahid di kolong langit?"
Pertanyaan lelaki itu membuat Bokyong Cen tertegun. Ilmu silatnya nomor wahid di kolong langit" Jangankan nomor wahid, nomor keseratus pun tidak dapat diraihnya.
"Kau ingin berguru kepada Ong Tiong Yang, namun dia tidak sudi menerimamu. Aku merasa kasihan padamu, maka aku mau menerimamu sebagai murid. Tapi kau tidak usah perduli ilmu silatku nomor wahid di kolong langit atau tidak! Itu tidak jadi masalah, bukan?"
Ciu Pek Thong berteriak-teriak.
"Siapa bilang tidak jadi masalah" Justru akan jadi masalah besar!
Lihatlah kungfuku, tentunya lumayan! Siapa tahu kungfuku lebih tinggi darimu! Kau ingin menjadi guruku, harus bagaimana mengajariku?"
Kemudian Ciu Pek Thong mulai bersilat. Ouw Yang Cong dan It Sok Taysu manggut-manggut menyaksikannya.
Setelah memperlihatkan ilmu silatnya, Ciu Pek Thong bertanya pada mereka bertiga.
"Bagaimana ilmu silatku" Aku lihay atau Nona ini lebih lihay?"
Bokyong Cen memang bergurau, tapi tidak disangka Ciu Pek Thong justru ingin menjadi muridnya. Ketika menyaksikan ilmu silatnya, gadis itu segera bertepuk tangan seraya berkata.
"Memang kau yang lebih lihay, aku tidak jadi menerimamu sebagai murid."
Ciu Pek Thong tampak gembira sekali.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Betul! Betul! Memang lebih baik demikian! Aku tidak bisa baik terhadap kaum wanita! Kalau kau jadi guruku, aku justru tidak tahu harus bagai mana melayanimu!" katanya.
Di saat bersamaan, tampak Ma Cing berjalan ke luar, lalu memberi hormat seraya berkata.
"Maaf, cukup lama kalian bertiga menunggu. Suhu mengundang kalian masuk."
Seketika juga hati Ouw Yang Coan berdebar debar tegang. Bisa bertemu Ong Tiong Yang, tentunya akan tahu bahwa dirinya akan berhasil merebut kitab pusaka Kiu I m Cin Keng atau tidak. Juga akan mengetahui bagaimana kepandaian Ong Tiong Yang, mampu menandinginya atau tidak. Hal itu membuat pikirannya agak kacau.
Sedangkan Bokyong Cen merasa heran, sebab dalam perjalanan dia mendengar semua orang memuji Ong Tiong Yang. Sebetulnya Ong Tiong Yang itu orang macam apa" Hari ini bisa bertemu dengannya, membuat hati gadis itu berdebar-debar pula.
It Sok Taysu tampak biasa-biasa saja, karena kedatangannya memang tidak berniat merebut kitab pusaka Kiu Im Cin Keng. Dia segera balas memberi hormat.
"Omitohud! Terimakasih!"
Ma Cing berjalan memasuki istana. It Sok Taysu, Ouw Yang Coan dan Bokyong Cen mengikutinya dari belakang. Begitu pula Ciu Pek Thong.
Walau disebut Istana Tiong Yang, namun di dalamnya hanya terdapat perabotan yang sederhana, dan keadaannya amat sepi.
Tampak dua orang tosu duduk di ruang itu. Salah seorang tosu itu berusia tiga puluhan, mengenakan jubah pendeta yang bergemerlapan, dan sepasang matanya bersinar terang.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Yang duduk di sebelah kanannya malah lebih muda. Dia menatap keempat orang itu, kelihatannya agak tidak sabaran.
Ma Cing memberi hormat. "Suhu, mereka bertiga ingin menemui Suhu. Yang satu itu adalah Ciu Pek Thong, yang telah berulang kali ke mari ingin berguru di sini."
Yang duduk di tengah adalah Ong Tiong Yang, ketua partai Coan Cin Kauw, yang amat kesohor itu. Dia segera bangkit berdiri, lalu memberi hormat seraya bertanya.
"Ada petunjuk apa kalian bertiga jauh-jauh ke mari?"
Ketika melihat Ong Tiong Yang, entah apa sebabnya Ouw Yang Coan merasa segan padanya. Dia adalah ketua Coan Cin Kauw di Tionggoan, sedangkan diriku adalah jago nomor satu di daerah See Hek. Mengapa aku harus merasa segan padanya" Pikirnya.
Ouw Yang Coan balas memberi hormat, kemudian menyahut.
"Aku bernama Ouw Yang Coan. Aku mendapat perintah dari guruku untuk ke mari menemui Coan Cin Kauw Kauwcu. Konon Coan Cin Kauw mem proleh sebuah kitab pusaka Kiu Im Cin Keng, maka aku ingin meminjam kitab pusaka tersebut untuk dibaca."
It Sok Taysu memberi hormat lalu berkata.
"Hweeshio dari Kuil Thian Liong Si di Yun Lam Tayli. Hweeshio bergelar It Sok Taysu, juga ingin melihat kitab pusaka Kiu Im Cin Keng. Harap Ong Tiong Yang Cinjin mengabulkannya!"
Ciu Pek Thong yang berdiri di belakang segera menyambung.
"Aku ke mari hanya ingin berguru, Ong Tiong Yang! Kau sudi atau tidak menerimaku sebagai murid" Kalau kau sudi berarti urusan ini beres, tapi kalau tidak sudi berarti setiap hari aku akan ke mari.
Bukankah kau akan pusing tujuh keliling?"
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Ong Tiong Yang memang sabar sekali. Dia memberi hormat kepada mereka sambil mengucapkan beberapa patah kata, lalu berkata pada Ciu Pek Thong.
"Sudah kukatakan berkali-kali, kau memang orang yang beruntung.
Namun kau tidak berjodoh denganku."
Ciu Pek Thong berteriak-teriak.
"Ong Tiong Yang, kau adalah jago nomor wahid di kolong langit!
Kalau kau tidak mau menerimaku sebagai murid, lalu aku harus ke mana mencari guru?"
Laki-laki itu tampak penasaran sekali. Dia terus-menerus membanting kakinya. Namun Ong Tiong Yang tidak menggubrisnya, malah mempersilakan It Sok Taysu, Ouw Yang Coan dan Bokyong Cen duduk. Setelah itu dia berkata perlahan-lahan.
"Memang benar aku memperoleh kitab pusaka Kiu Im Cin Keng secara tidak sengaja. Namun kemudian tersiar ke dunia persilatan.
Aku sama sekali tidak berniat menyerakahi kitab pusaka tersebut.
Sudah lama aku ingin menyalinnya agar seluruh kaum rimba prsilatan dapat membacanya. Tapi bukan kemarin aku mempelajari kitab pusaka itu. Di dalamnya memang mengandung ilmu silat yang amat dalam dan tinggi. Akan tetapi, aku juga melihat di dalam kitab pusaka itu terdapat sedikit penyakit . . ."
Usai berkata begitu, Ong Tiong Yang meng-geleng-gelengkan kepala sambil menghela nafas panjang.
Ouw Yang Coan segera berkata.
"Berdasarkan kungfu yang Kauwcu miliki, Kauwcu dapat melihat ada sedikit penyakit di dalam kitab pusaka itu, maka aku yakin benar. Namun entah sedikit penyakit apa itu?"
Ong Tiong Yang menyahut. KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Kitab pusaka itu berisi pelajaran ilmu silat yang amat tinggi, namun
. . . berisi pula ilmu silat yang agak sesat. Apabila kaum golongan sesat yang memperoleh kitab pusaka itu, justru akan membuat kacau rimba persilatan. Oleh karena itu, aku membatalkan niatku untuk menyalin kitab pusaka tersebut."
Ouw Yang Coan masih merasa ragu akan penuturan Ong Tiong Yang, bahkan mencurigainya telah mempelajari seluruh isi Kiu Im Cin Keng, maka ingin memusnahkan kitab pusaka tersebut, agar hanya dirinya yang memiliki ilmu silat paling tinggi.
It Sok Taysu sama sekali tidak berpikir seperti apa yang dipikirkan Ouw Yang Coan. Setelah bertemu Ong Tiong Yang, padri muda itu tahu bahwa Ong Tiong Yang liukan orang licik, maka tidak merasa ragu maupun mencurigainya.
"Omitohud! Buddha yang Maha Pengasih! Cin jin telah berpikir panjang, justru menolong banyak orang!"
Sementara Bokyong Cen terus memandang Ong Tiong Yang, dalam hati tidak begitu mempercayai perkataannya.
"Kalau begitu, Ong Tiong Yang Cinjin sudah membaca kitab pusaka itu?"
Ong Tiong Yang mengangguk. "Betul!"
"Berdasarkan apa yang dikatakan Tiong Yang Cin jin, kini hanya kau seorang yang telah menghafal kungfu yang tercantum di dalam kitab pusaka Kiu Im Cin Keng, kira-kira begitu kan?"
Ong Tiong Yang sama sekali tidak tahu maksud tujuan pertanyaan Bokyong Cen, maka dia menjawab sejujurnya.
"Memang begitu."
"Tiong Yang Cinjin telah mempelajari Kiu Im Cin Keng, selanjutnya rimba persilatan akan memperoleh kebaikan, ataukah akan
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
menimbulkan suatu badai yang tiada akhirnya?" ujar Bokyong Cen lagi.
Ong Tiong Yang tertegun, sebab pertanyaan tersebut membuatnya sulit sekali untuk menjawabnya. Sementara itu Bokyong Cen tertawa, kemudian berkata dengan lancar.
"Tiong Yang Cinjin mempelajari Kiu Im Cin Keng, namun tidak menimbulkan badai dalam rimba persilatan. Tetapi kalau orang lain yang mempelajarinya mengapa akan menimbulkan badai itu" Tiong Yang Cinjin dan It Sok Taysu sama-sama telah menyucikan diri, menjauhi urusan keduniawian, seharusnya mereka sudah berhati beku. Kebaikan dan kejahatan manusia hanya bergantung pada pikiran yang sekejap. Sang Buddha saja pernah melakukan tiga kali kekeliruan, apalagi ma n usia awam" Kini Tiong Yang Cinjin memegang kitab pusaka Kiu Im Cin Keng. Itu pertanda berhati tamak! Namun berdasarkan kepribadian Tiong Yang Cinjin, tentunya tidak akan begitu, kan?"
Ong Tiong Yang orang yang berpengalaman. Dirinya pernah memimpin para orang gagah untuk melawan pasukan Kim, maka dia telah bertemu berbagai macam orang. Kini mendengar apa yang dikatakan Bokyong Cen, dia cuma tersenyum ringan.
"Kiu Im Cin Keng memang merupakan kitab pusaka, namun menurutku . . ." Ong Tiong Yang memandang It So Taysu, memandang Ouw Yang Coan, memandang Bokyong Cen dan kedua muridnya yang berdiri di belakang gadis itu. Kemudian ditatapnya pula Ciu Pek Thong. "Bukan aku bicara sembarangan, menurutku hanya ada dua orang yang berjodoh dengan kitab pusaka Kiu Im Cin Keng!"
Mendengar itu, It Sok Taysu dan lainnya mengira Ong Tiong Yang mengatakan dirinya sendiri. Begitu pula Ma Cing dan adik seperguruannya bernama Seh Gwa Kie, mereka berdua gembira sekali.
Sedangkan Ouw Yang Coan mengira Ong Tiong Yang mengatakan dirinya dan Bokyong Cen, sehingga berpikir dalam hati: "Kalau aku
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
berhasil merebut kitab pusaka itu, aku pasti akan belajar bersama gadis itu!"
Ciu Pek Thong juga berpikir, tosu bau itu mengatakan hanya ada dua orang yang berjodoh dengan kitab pusaka Kiu Im Cin Keng.
Tentu bukan dirinya, sebab tosu bau itu tidak sudi menerimanya sebagai murid, bagaimana mungkin dirinya berjodoh dengan kitab pusaka tersebut. Dia tidak tahu, di antara semua orang, hanya dirinya yang banyak memperoleh kemanfaatan dari kitab pusaka tersebut, sehingga kalau dia dijuluki Lo Boan Tong (Bocah Tua) Ciu Pek Thong.
Ketika mendengar Ong Tiong Yang berkata begitu, It Sok Taysu tidak memikirkan kitab pusaka itu.
"Tiong Yang Cinjin berkata demikian, apakah kami semua tiada berjodoh dengan kitab pusaka Kiu Im Cin Keng?" tanya Ouw Yang Coan tiba-tiba.
Ong Tiong Yang menoleh. "Kira-kira begitulah!" sahutnya.
Ouw Yang Coan berkata lagi.
"Tiong Yang Cinjin ingin menyerakahi kitab pusaka itu" Aku ingin mohon petunjuk beberapa jurus pada Cinjin, agar tahu Kiu Im Cin Keng tidak bernama kosong!"
Ouw Yang COan mengeluarkan sebuah kantong kain berbentuk panjang yang ternyata berisi tongkat ularnya.
Ong Tiong Yang tersenyum melihat hai itu.
"Walau hidupku menyepi di sini, tapi aku pernah mendengar nama besarmu, kau adalah jago nomor satu di daerah See Hek. Sungguh beruntung aku akan bergebrak beberapa jurus denganmu!"
Semua orang berjalan ke luar, ingin menyaksikan pertandingan Ong Tiong Yang dengan Ouw Yang Coan.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Kedua orang itu telah saling berhadapan. Wajah Ouw Yang Coan tampak serius, sementara wajah Ong Tiong Yang kelihatan tenang sekali.
Ciu Pek Thong memandang Ouw Yang Hong, kemudian memandang Ong Tiong Yang seraya berpikir. "Aku terus-menerus bermohon jadi murid mu, namun kau tolak terus, siapa tahu kau berkepandaian asli atau berkepandaian palsu! Kalau kau berkepandaian asli, aku akan bersujud padamu dengan kepala membentur tanah, agar diterima sebagai murid. Namun apabila kau tidak berkepandaian apa-apa, buat apa aku harus bermohon-mohon padamu?"
Di antara mereka ada satu orapg yang hatinya berdebar-debar tegang. Orang itu tak lain Bokyong Cen. Sejak melakukan perjalanan bersama Ouw Yang Coan, perasaannya sudah semakin dekat padanya. Maka, melihat Ouw Yang Coan akan bertarung dengan Ong Tiong Yang, hatinya merasa tegang dan cemas. Gadis itu tahu jelas, tipis sekali harapan bagi Ouw Yang Coan meraih kemenangan.
Ini berarti sulit untuk memperoleh kitab pusaka Kiu Im Cin Keng, lalu bagaimana tanggung jawab Ouw Yang Coan terhadap gurunya"
Pengelana Rimba Persilatan 4 Pedang Bengis Sutra Merah ( Tan Ceng In) Karya See Yan Tjin Djin Kemelut Di Majapahit 21
Namun Cha Ceh Ih tidak langsung turun tangan membunuhnya, melainkan bertanya dengan sengit.
"Ada kebaikan apa Cen Tok Hang terhadapmu, sehingga membuatmu rela berkorban demi dirinya" Asal kau memberitahukan bagaimana cara memasuki ruang rahasia itu, aku pasti melepaskanmu!"
Si Golok Cepat tertawa sedih.
"Dia menyelamatkan anak istriku, maka aku harus berkorban demi dirinya," sahutnya.
Usai menyahut, mendadak dia mengangkat sebelah tangannya untuk menepuk ubun-ubunnya sendiri. Cha Ceh Ih ingin menolongnya, tapi terlambat, maka si Golok Cepat mati dengan otak berhamburan.
Cha Ceh Ih membanting-banting kaki karena jengkelnya, kemudian melancarkan beberapa pukulan ke arah mayat si Golok Cepat untuk melampiaskan kejengkelannya itu.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Setelah itu, dia berlari ke sana ke mari mencari pintu rahasia, namun tidak berhasil, akhirnya dia terpaksa meninggalkan ruangan itu.
Sementara tempat tidur itu terus merosot ke bawah. Berselang sesaat barulah sampai di lantai dasar. Hati Ouw Yang Hong pun jadi lega. Dia menengok ke sekelilingnya, ternyata dirinya berada di sebuah ruang batu yang cukup besar. Di dalam ruang batu itu terdapat meja kursi, makanan ringan, buah-buahan dan lain sebagainya, tidak kurang suatu apa pun.
"Suhu, tempat apa ini?" tanyanya kepada Cen Tok Hang.
Cen Tok Hang tertawa dingin.
"Ini adalah kuburanku."
Hati Ouw Yang Hong tersentak. Ruang batu ini adalah kuburan gurunya" Kalau begitu, apakah gurunya berniat mati bersamanya di ruang batu tersebut"
Ouw Yang Hong diam, kemudian memapah Cen Tok Hang lalu mendudukkannya di kursi. Setelah didudukkan di kursi, Cen Tok Hang menatapnya seraya berkata.
"Ouw Yang Hong, aku mengajarmu ilmu Ha Mo Kang. Kau boleh membunuhku, lalu meninggalkan ruang batu ini. Kalau tidak, kau pasti mati terkurung di sini."
"Suhu, aku akan berada di sini merawat lukamu, setelah lukamu sembuh, barulah kita meninggalkan ruang batu ini," sahut Ouw Yang Hong.
Cen Tok Hang tertawa dingin, tapi tidak berkata apa-apa lagi. Ouw Yang Hong segera mengambil secangkir teh, lalu ditaruhnya di atas meja.
Cen Tok Hang menatapnya, kemudian mendadak berkata.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Di dalam hatimu ada suatu rencana, maka kini kau amat puas dalam hati, bukan" Kau kira kalau bisa bersamaku, pasti bisa belajar ilmu lwee kang Ha Mo Kang?"
Ouw Yang Hong memandang Cen Tok Hang. Dia cuma tersenyum getir, tidak tahu harus berkata apa pada gurunya itu.
"Mengapa kau tidak mau meloncat ke luar ketika tempat tidur sedang merosot ke bawah?" tanya Cen Tok Hang.
"Aku tidak boleh meninggalkan Suhu, harus bersama Suhu. Ketika tempat tidur itu sedang merosot ke bawah, aku tidak bisa banyak berpikir, hanya tahu harus bersama Suhu," sahut Ouw Yang Hong.
Cen Tok Hang kelihatan tidak percaya akan jawaban Ouw Yang Hong. Dia terus tertawa dingin.
Ouw Yang Hong tidak banyak bicara, hanya duduk di hadapan Cen Tok Hang. Sedangkan orang tua itu terus menatapnya, sejenak kemudian barulah berkata dengan perlahan-lahan.
"Kenapa kau tidak bertanya padaku, bagaimana si Golok Cepat itu bisa muncul di sisi tempat tidur?"
Ouw Yang Hong berpikir sejenak, dan langsung tahu apa maksud Cen Tok Hang, tertawa seraya berkata.
"Meskipun Suhu tidak bilang, aku juga tahu. Si Golok Cepat amat berterimakaih atas kebaikan budi Suhu. Maka setiap hari dia menjaga di tempat rahasia dekat tempat tidur Suhu. Apabila Suhu dalam keadaan bahaya dia pasti muncul untuk menyelamatkan Suhu."
Cen Tok Hang menatap Ouw Yang Hong, kemudian mendadak tertawa gila dan setelah itu berkata.
"Kau hilang apa" Kau kira aku akan begitu baik terhadap orang lain"
Kau kira aku bukan orang yang amat jahat" Kuberitahukan, selama ini aku tidak pernah berlaku baik terhadap siapa pun. Tiada gunanya
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
kau baik terhadap orang. Seharusnya kau membuat orang lain takut, itu baru benar. Seperti halnya si Golok Cepat, dia amat takut padaku. Tahukah kau, mengapa dia begitu takut padaku?"
Ouw Yang Hong menggeleng kepala.
"Teecu tidak tahu."
Cen Tok Hang tersenyum. "Aku menyandra anak istrinya di suatu tempat, yang amat sepi dan nyaman. Setiap bulan dia boleh pergi menemui anak istrinya di sana, tapi hanya setengah hari saja. Coba kau katakan, apakah tidak cukup setengah hari itu baginya?"
Ouw Yang Hong tidak menyahut, namun tahu jelas dalam hatinya.
Bagaimana mungkin waktu setengah hari itu cukup bagi si Golok Cepat untuk berkumpul dengan anak istrinya"
Cen Tok Hang berkata. "Tentunya tidak cukup, tapi kukatakan padanya, kalau dia tidak mati dan berhasil menyelamatkanku dari bahaya, maka dia boleh berkumpul lagi dengan anak istrinya untuk selamanya. Karena itu, barulah dia bersedia menyelamatkanku dari bahaya. Sudah mengertikah kau?"
Ouw Yang Hong diam saja. "Kenapa kau diam saja?" tanya Cen Tok Hang.
"Aku tidak ingin bicara," sahut Ouw Yang Hong.
Cen Tok Hang berkata. "Aku sudah terluka parah. Setelah keluar dari sini, kau harus membunuh kelima muridku itu, kemudian membunuh adik seperguruanku itu pula. Bersediakah kau mengabulkan permintaanku ini?"
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Ouw Yang Hong berpikir, kalau tidak mengabulkannya, gurunya pasti akan marah besar. Apabila gurunya marah besar, sudah pasti lukanya akan bertambah parah. Tapi kalau mengabulkannya, sudah pasti harus pergi membunuh mereka berenam. Bagaimana mungkin sebab kepandaiannya masih rendah" Hal itu membuatnya termangu-mangu.
Melihat Ouw Yang Hong tidak menjawab, Cen Tok Hang segera berkata dengan sengit.
"Apakah kau tidak bersedia" Kalau tidak bersedia, kau boleh pergi!"
Ouw Yang Hong tidak bergerak. Dia tidak tega meninggalkan gurunya yang dalam keadaan terluka parah itu.
Akan tetapi, mendadak Cen Tok Hang membentak keras.
"Cepat pergi! Cepatlah kau pergi! Aku tidak mau melihat kalian yang seperti telor busuk! Kalian semua tiada satu pun yang baik! Kau pun begitu, berada di sampingku, hanya ingin menipu diriku agar kau memperoleh ilmu silat tinggi saja! Apakah kau masih punya tujuan lain?"
Ouw Yang Hong berjalan ke samping, tidak mau mendengar perkataannya. Dia tahu gurunya amat jengkel pada kelima muridnya, tentunya akan mencaci maki mereka. Dalam hal ini, Ouw Yang Hong sama sekali tidak menyalahkan gurunya. Ketika melihat Ouw Yang Hong menyingkir ke samping, Cen Tok Hang bertambah gusar.
"Ouw Yang Hong, kau juga seperti kelima muridku itu! Kemari cuma ingin menipuku!"
Mendadak Cen Tok Hang memuntahkan darah segar dan nafasnya mulai memburu lagi, sehingga wajahnya berubah menjadi pucat pias.
"Suhu, baik-baiklah istirahat! Suhu jangan marah-marah, sebab akan membuat lukamu bertambah parah!" kata Ouw Yang Hong.
Cen Tok Hang tertawa dingin.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Kau tidak usah pura-pura berbaik hati padaku! Kau juga bukan murid yang baik!"
Usai berkata, sekonyong-konyong badannya bergerak ke arah Ouw Yang Hong. Walau dalam keadaan terluka parah, namun masih bertenaga.
Leher Ouw Yang Hong tercengkeram oleh tangan Cen Tok Hang.
Kelihatannya orang tua itu ingin mencekiknya hingga mati.
Sesungguhnya saat ini, tenaga Ouw Yang Hong lebih kuat dari Cen Tok Hang. Namun Ouw Yang Hong merasa tidak sampai hati memukul gurunya itu.
"Suhu! Suhu! Cepat lepaskan tanganku!" teriaknya.
Akan tetapi, Cen Tok Hang malah menambah tenaganya untuk mencekik leher Ouw Yang Hong, sehingga membuat mata Ouw Yang Hong berkunang-kunang, dan akhirnya pingsan.
Ketika Ouw Yang Hong siuman, Cen Tok Hang duduk di hadapannya. Walau wajah gurunya masih pucat, namun kelihatan tidak begitu lesu lagi.
Cen Tok Hang menatapnya, kemudian berkata dengan dingin.
"Kau tidak cukup jadi seorang jahat, maka tidak pantas jadi muridku.
Kalau kau betul-betul seorang jahat, tadi sudah turun tangan membunuhku!"
Cen Tok Hang dan Ouw Yang Hong sama-sama tahu, apabila tadi Ouw Yang Hong melawannya, sudah pasti Cen Tok Hang akan celaka. Namun Ouw Yang Hong justru tidak berbuat begitu, malah membiarkan gurunya mencekiknya hingga pingsan, bahkan nyaris mati.
Cen Tok Hang amat menyesal, karena Ouw Yang Hong yang dibawa dari Kota Ciau Liang, bukan merupakan orang jahat, melainkan merupakan seorang sastrawan yang lemah lembut.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Berselang sesaat, Cen Tok Hang berkata secara terang-terangan.
"Kalau aku tahu kau begini, aku pasti sudah membunuhmu tempo hari, agar aku tidak gusar saat ini!" Orang tua itu menatap Ouw Yang Hong tajam, lalu melanjutkan dengan sengit. "Aku tidak akan mengajarmu lwee kang Ha Mo Kang. Sikapmu seperti itu, maka meskipun kau berhasil menguasai ilmu Ha Mo Kang juga tak akan ada gunanya. Sebab aku pasti akan dibunuh oleh orang licik kelak, sehingga kaum rimba persilatan akan mengatakan, bahwa ilmu Ha Mo Kang hanya merupakan ilmu biasa. Bukankah itu akan mencemarkan nama baikku?"
Ouw Yang Hong tidak menyahut. Namun dalam hatinya berkata. Aku harus membunuhmu" Aku justru tidak bisa. Biar kau omong apa, kau tetap guruku. Aku tidak mau jadi murid durhaka!
Cen Tok Hang menatapnya, kemudian berkata.
"Ouw Yang Hong, di dunia ini terdapat penjahat besar dan penjahat kecil. Kau hanya merupakan penjahat kecil, sebab kau masih memiliki hati nurani. Itu apa gunanya" Kau harus tahu, jadi penjahat besar juga bisa jadi kesatria besar. Kau mengerti itu?"
Hati Ouw Yang Hong tergerak. Kalau tadi dia mati di tangan Cen Tok Hang, bukankah akan mati secara penasaran sekali" Dia belum melaksanakan pekerjaan besar, tapi malah mati di sini, tentunya akan menyesal setelah mati. Dia terus berpikir, entah benar atau tidak pengajaran gurunya.
Cen Tok Hang berkata. "Orang melaksanakan pekerjaan baik tidak sulit, justru sulit melaksanakan pekerjaan jahat. Melaksanakan pekerjaan jahat kira-kira ada tiga macam. Pertama yaitu pekerjaan jahat yang tiada manfaatnya bagi orang lain dan bagi diri sendiri. Itu berarti penjahat yang tiada gunanya. Penjahat semacam itu harus dibunuh agar tidak mencemarkan nama para penjahat. Kedua yaitu penjahat yang pekerjaan jahatnya ada sedikit manfaatnya bagi orang lain, juga
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
bermanfaat bagi diri sendiri. Itu pun tergolong penjahat yang tiada harganya. Aku tidak suka akan penjahat semacam itu. Mungkin kau melaksanakan pekerjaan jahat, tapi merupakan pekerjaan besar, juga dapat menolong banyak orang. Itu merupakan yang ketiga.
Lalu mengapa kau tidak mau melaksanakannya" Seperti halnya dengan kasar wanita Bu Cek Thian, bukankah banyak sekali orang memperoleh kemanfaatannya" Kalau dia sepertimu bertele-tele, sudah pasti akan merusak pekerjaan besar."
Apa yang dikatakan Cen Tok Hang, membuat Ouw Yang Hong terus berpikir. Masuk akal juga
apa yang dikatakan guru. Asal dapat memberi kebaikan pada orang lain dan pada diri sendiri, tidak jadi masalah membunuh orang.
Siapa tidak membunuh orang" Sastrawan membunuh orang dengan tulisan, pesilat membunuh orang dengan senjata. Mana yang tidak merupakan penjahat" Seperti halnya dengan paman guru dan kelima kakak seperguruannya, bukankah mereka tergolong penjahat" Kalau bertemu mereka, tidak membunuh, pasti akan dibunuh oleh mereka.
Mereka adalah penjahat yang harus mati . . .
Cen Tok Hang tahu bahwa Ouw Yang Hong terus berpikir. Berselang sesaat orang tua itu berseru.
"Bocah bodoh! Apakah pikiranmu sudah terbuka" Kalau kau tidak bersedia, janganlah kau belajar ilmu Ha Mo Kang! Tapi . . . kau pasti mati. Asal kau keluar dari sini, kelima suhengmu pasti mencarimu, lalu mendesakmu memberitahukan rahasia ilmu Ha Mo Kang, setelah itu baru membunuhmu!"
"Aku masih belum berhasil menguasai ilmu Ha Mo Kang," sahut Ouw Yang Hong.
"Jangan bilang padaku, bahwa kau akan mem-beritahu mereka, bahwa kau belum berhasil menguasai ilmu Ha Mo Kang! Kau kira mereka akan mempercayaimu?" kata Cen Tok Hang dengan dingin sambil menatapnya.
Usai berkata, Cen Tok Hang pun tertawa gelak.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Ouw Yang Hong terdiam. Dia tahu apa yang dikatakan gurunya memang masuk akal. Kalau dia tidak memberitahukan tentang ilmu lwee kang Ha Mo Kang, mereka pasti membunuhnya, mungkin juga akan menyiksanya hingga mati.
Bukan main cemasnya hati Ouw Yang Hong. Aku harus bagaimana"
Aku harus mati di tangan mereka ataukah harus berada di sini mempelajari ilmu lwee kang Ha Mo Kang, lalu keluar membunuh mereka" Katanya dalam hati.
*** Tengah malam, angin di musim gugur berhembus dingin menusuk tulang. Di tempat yang amat sunyi sepi ini, tampak beberapa ekor burung gagak beterbangan sambil berkaok-kaok.
Di tempat tersebut, tampak sebuah bangunan yang telah runtuh tidak karuan. Di malam yang amat sunyi, mendadak dipecahkan oleh suara nyanyian.
"Lihatlah gumpalan awan, dengarlah suara gemuruh ombak! Hanya tinggal kampung halaman yang sudah berantakan, sunyi sepi menyedihkan
Suara nyanyian itu bernada sedih. Tampak sosok bayangan yang tinggi besar di bawah sebuah pohon. Dia mengenakan pakaian hitam, berdiri termangu-mangu sambil memandang bangunan yang runtuh itu. Berselang sesaat, orang itu bergumam.
"San Ji, San Ji . . . San Ji! Sungguh mengenaskan kematianmu! Aku bersamamu hanya bermesraan semalam, amat panjang malam itu.
Aku kembali dari Kota Ciau Liang, membawa perhiasan untukmu!
Aku tahu, kau amat menyukai perhiasan! Siapa tahu malam ini kau justru tidak dapat melihat lagi! Malam itu kita bermesraan, saling memeluk sampai pagi. Setelah itu, aku sibuk melaksanakan pekerjaan guru! Aku tidak berpikir bahwa kau akan mati, San Ji! Aku harus membunuhnya! Aku harus membunuhnya!"
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Di saat orang itu bergumam, tampak pula seorang anak kecil duduk di atas tembok. Ternyata yang bernyanyi tadi anak kecil itu. Dia tertawa sedih, kemudian bernyanyi lagi.
"Sejak dahulu kala, orang jahat selalu membicarakan kegagahan!
Tapi bagaimana melewati pedang dan golok ..."
Anak kecil itu bernyanyi sambil tertawa. Di luar tembok berdiri dua orang. Mereka berdua tidak mengeluarkan suara dari tadi. Sesaat kemudian mereka berdua berjalan perlahan mendekati anak kecil itu.
Salah seorang dari mereka sudah tua. Di punggungnya terdapat sebuah bungkusan, ternyata berisi seorang anak kecil yang telah lama mati.
Orang yang berdiri di sisinya, berdandan seperti sastrawan.
Wajahnya putih bersih tapi amat dingin. Dia terus memandang anak kecil yang duduk bernyanyi di atas tembok itu.
Anak kecil itu sepertinya tidak melihat kehadiran mereka. Dia terus bernyanyi sambil tertawa-tawa.
Mendadak orang tua itu bertanya dengan suara parau.
"Tau Ji (Anak Tau), Tau Ji! Apakah kau merasa lelah" Kalau lelah marilah ikut kakak tidur! Ingat, jangan makan kembang gula orang lain, sebab kembang gula itu mengandung racun!"
Orang tua itu menoleh ke belakang, memandang anak kecil yang di punggungnya dengan lemah lembut.
"Toako! Kau harus tahu, anak itu sudah lama mati. Walaupun kau telah membalsemnya, namun lama kelamaan juga akan berbau.
Mengapa kau terus-menerus memanggulnya?" kata orang yang berdiri di belakangnya.
"Sute, kau hilang apa" Kau bilang Tau Ji sudah mati" Kau yang sudah mampus!" bentak orang tua itu.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Sekonyong-konyong orang tua tersebut menyerangnya. Kemudian terjadilah pertarungan sengit. Mereka adalah saudara seperguruan, maka sudah barang tentu saling mengetahui jurus masing-masing.
Puluhan jurus kemudian, barulah mereka berhenti dengan nafas memburu.
"Cu Kuo Cia, kau jangan mendesakku, musuhmu duduk di atas tembok. Kenapa kau tidak ke sana membunuhnya, malah menyerangku?" kata orang yang lebih muda.
"Su Bun Seng, kalau kau masih bilang Tau Ji sudah mati, aku pasti menghabiskanmu!" sahut Cu Kuo Cia dengan dingin.
Kemudian Cu Kuo Cia menolehkan kepalanya memandang anak kecil yang duduk di atas tembok, dan mengepal tinjunya sambil berkertak gigi.
Anak kecil itu menoleh memandang mereka berdua. Dia tidak merasa heran maupun terkejut, malah tertawa.
"Kalian sudah datang?" katanya.
"Susiok, selama ini kami berlima tidak begitu tunduk pada Susiok, namun hari ini setelah bertemu Susiok, kami jadi tunduk dan kagum.
Susiok amat cerdik, kami berlima tidak dapat menyamai Susiok,"
sahut Su Bun Seng. Anak kecil itu ternyata Cha Ceh Ih, si Kecil yang tidak bisa tumbuh besar itu.
Cha Ceh Ih tertawa, lalu menyahut dengan wajah berseri-seri.
"Oh, ya" Kalian berlima hanya tunduk pada tua bangka itu, sama sekali tidak memandang sebelah mata padaku" Tapi . . . mengapa hari ini kalian justru merasa tunduk dan kagum padaku?"
Su Bun Seng menjawab. KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Susiok cerdik, amat cerdik sekali! Kini Susiok sudah memperoleh ilmu rahasia Ha Mo Kang, tentunya akan menjadi orang nomor wahid di kolong langit. Namun bagi orang lain, apabila sudah memperoleh kitab rahasia ilmu itu, pasti lalu pergi ke tempat sepi untuk mempelajarinya. Namun Susiok malah tidak pergi. Bagaimana kami berlima bisa membunuhmu" Dan bagaimana bisa tahu Susiok menyimpan kitab ilmu lwee kang Ha Mo Kang itu?"
Cha Ceh Ih menunjuk Cu Kuo Cia dan Su Bun Seng, kemudian tertawa seraya berkata.
"Hanya berdasarkan kalian berlima, sama sekali tidak berada dalam mataku lho! Kalau aku sudah memperoleh kitab ilmu lwee kang Ha Mo Kang, tentunya sudah kubunuh kalian beserta keluarga kalian semua! Untuk apa membiarkan kalian hidup?"
Su Bun Seng berkata perlahan-lahan.
"Kepandaian Susiok amat tinggi, namun mau turun tangan membunuh kami sekaligus, itu mungkin tidak gampang. Apabila aku, toasuheng dan sam sute turun tangan serentak, pasti dapat membunuhmu!" Dia berkertak gigi sambil melanjutkan. "Karena kau telah membunuh istriku, aku akan mengorek jantungmu untuk melampiaskan dendam itu!"
Cha Ceh Ih tertawa, lalu berkata.
"Su Bun Seng, bukankah kau bilang sudah tidak suka lagi pada istrimu" Begitu mendengar itu aku langsung membantumu. Itu demi kebaikanmu lho!"
Ketika mendengar ucapan Cha Ceh Ih itu, Cu Kuo Cia gusar bukan kepalang.
"Sialan kau! Kau harus mengembalikan Tau Jiku! Kau harus mengembalikan Tau Jiku!" bentaknya keras.
Dia lalu melesat ke arah Cah Ceh Ih, setelah itu terjadilah pertarungan sengit dan seru.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Menyaksikan pertarungan itu, Su Bun Seng bergirang dalam hati.
Aku akan lihat kalian bertarung sampai kapan. Padahal sesungguhnya, Cu Kuo Cia amat licik. Kalau bukan karena enam belas orang keluarganya mati di tangan Cha Ceh Ih, dia tidak akan bertarung dengan Cha Ceh Ih dan Su Bun Seng pun tidak akan memperoleh kesempatan tersebut.
Semakin lama bertarung, Cu Kuo Cia semakin nekat, kelihatannya dia ingin mengadu nyawa dengan Cha Ceh Ih.
"Kembalikan Tau Jiku! Kembalikan Tau Jiku! Kembalikan . . .!"
teriaknya. Wajah Cha Ceh Ih tetap dingin dan terus berkelit ke sana ke mari.
Ketika Cu Kuo Cia mengayunkan kakinya, Cha Ceh Ih menangkis. Di saat bersamaan, dia juga membentak.
"Cu Kuo Cia, apakah kau seorang tolol" Sudah puluhan tahun kau tinggal di Perkampungan Liu Yun Cun, beristri dan anak! Setelah itu, anakmu pun punya istri, dan tak lama istrinya juga punya anak! Nah, bukankah itu amat merepotkanmu" Aku telah membantumu menghabiskan mereka, agar kau bisa bebas! Seharusnya kau berterima-kasih padaku, sebab mulai sekarang kau sudah bebas, bisa makan enak dan tidur nyenyak, tidak usah memikirkan beban apa pun!"
Apa yang dikatakan Cha Ceh Ih, membuat Cu Kuo Cia termangu-mangu, dan tak sempat berpikir panjang. Dia menganggap masuk akal apa yang dikatakan Cha Ceh Ih kalau tiada anak istri dan cucu, bukankah dia akan bebas untuk pergi ke mana pun"
Cha Ceh Ih berkata dengan lembut.
"Cu Kuo Cia, hidup manusia hanya beberapa puluh tahun saja. Kini semua keluargamu telah mati, untuk apa kau masih hidup" Percuma kau hidup! Cu Kuo Cia, kini kau telah kehilangan anak istri dan cucu!
Kalau kau tidak mati, pasti menderita sekali!"
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Pikiran Cu Kuo Cia jadi kacau balau, bahkan bertanya pula dalam hati. Apakah aku sudah mati" Kini hanya tinggal aku seorang diri, apakah artinya hidup" Lebih haik aku mati! Kemudian dia mengangkat sebelah tangannya ke atas, seakan ingin memukul ubun-ubunnya sendiri.
Bukan main cemasnya Su Bun Seng menyaksikan itu.
"Cu Kuo Cia, bukankah kau ingin menuntut balas kematian anak istri dan cucumu?" serunya.
Cu Kuo Cia memandang Su Bun Seng dengan mata sayu.
"Menuntut balas apa" Tau Ji sudah mati, semuanya sudah mati! Kini tinggal aku seorang diri, apa artinya aku hidup?" gumamnya perlahan-lahan.
Su Bun Seng bertambah cemas. Kalau Cu Kuo Cia mati, sudah pasti dia seorang diri bukan lawan Cha Ceh Ih. Kemungkinan besar dia pun akan mati di tempat ini. Maka, dia segera berkata.
"Cu Kuo Cia, setelah kau mengkhianati si Racun Tua Cen Tok Hang, bukankah sudah jadi penjahat" Tapi . . . sebaliknya malah kau suruh orang untuk membunuhmu. Bukankah itu amat penasaran sekali?"
Cu Kuo Cia tertegun. Air matanya meleleh.
Kemudian dia menengadahkan kepala seraya berseru.
"Aku harus jadi penjahat! Aku harus jadi penjahat" Penjahat bisa berbuat apa" Keluargaku telah habis semua! Sudahlah! Untuk apa aku jadi penjahat?"
Dia langsung memukul ubun-ubunnya sendiri, akan tetapi Su Bun Seng bergerak lebih cepat me-notok jalan darahnya, sehingga membuatnya berdiri mematung di tempat.
Cha Ceh Ih tertawa gelak, lalu berkata.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Su Bun Seng, kau punya maksud begitu, maka tidak seharusnya kau terkena oleh rencana busukku! Maksud hatimu dan Cu Kuo Cia hanya ditujukan pada tua bangka itu, tentunya melupakan diriku!
Itulah kelalaian kalian, sehingga jadi gagal!"
Setelah berkata begitu, Cha Ceh Ih tertawa gelak lagi hingga badannya bergoyang-goyang.
Usai tertawa, Cha Ceh Ih memandang rembulan, kemudian berkata perlahan-lahan.
"Su Bun Seng, kau paling cerdik. Coba katakan, sebelum gurumu mati apakah dia akan menurunkan ilmu lwee kang Ha Mo Kang?"
Su Bun Seng berpikir sejenak, lalu menjawab.
"Berdasarkan adat suhu, pasti akan menurunkan ilmu itu. Tapi ketika itu, suhu sama sekali tidak menaruh perhatian pada kami, bahkan mengatakan bahwa dia punya seorang pewaris di Kota Ciau Liang.
Pewaris itu harus membawa syairnya ke sana untuk dilanjutkan.
Mungkin dia takut kami mengerjainya, namun mungkin juga dia bersungguh-sungguh menyuruh kami mencari pewarisnya itu.
Karena itu, kami mencari seorang sastrawan, agar tidak dapat digembleng jadi penjahat. Tapi perhitungan orang tidak dapat disamakan dengan takdir. Ternyata kami telah salah serangkah. Kini kau telah memperoleh kitab itu, maka jangan terlampau mendesak kami. Kalau kami terdesak, tentunya akan mati bersama."
Cha Ceh Ih meloncat turun dari atas tembok, berdiri di hadapan Su Bun Seng dan menatapnya dalam-dalam.
"Su Bun Seng, kuberitahukan! Aku tidak memperoleh kitab ilmu Iwee kang itu, kau percaya tidak?" katanya.
Su Bun Seng tidak begitu mempercayainya, membuat Cha Ceh Ih tidak sabaran, dan segera menutur tentang kejadian malam itu.
Ternyata malam itu, setelah si Golok Cepat bunuh diri, dia mulai mencari ruang rahasia, namun tiada hasilnya. Akhirnya dia menyuruh semua penghuni Perkampungan Liu Yun Cun untuk
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
membantu mencari, tapi tetap tiada hasilnya. Hari pun sudah pagi, semua orang jadi malas mencari ruang rahasia tersebut.
Bukan main gusarnya Cha Ceh Ih, dia menyambar sebuah obor yang menyala, kemudian berteriak-teriak.
"Walau kalian berdua bersembunyi, tapi pasti mampus di tanganku!
Aku akan membakar perkampungan ini! Coba kalian berdua keluar atau tidak?"
Cha Ceh Ih mulai membakar beberapa rumah. Api langsung berkobar-kobar, membuat semua orang jadi panik. Mereka segera kembali ke rumah masing-masing untuk menyelamatkan harta benda dan anak istri mereka.
Sedangkan Cha Ceh Ih tetap berdiri di depan rumah Cen Tok Hang, menunggu Cen Tok Hang dan Ouw Yang Hong keluar dari rumah itu.
Akan tetapi, kedua orang tersebut justru tidak keluar.
Cha Ceh Ih berkata dalam hati. Bagus sekali aku membakar perkampungan ini. Walau tidak memperoleh kitab ilmu lwee kang Ha Mo Kang, namun akan membakar mati Cen Tok Hang dan Ouw Yang Hong!
Tak seberapa lama kemudian, Perkampungan Kiu Yun Cun telah musnah dilalap api. Tetapi Cha Ceh Ih masih ragu, apakah Cen Tok Hang dan Ouw Yang Hong sudah mati terbakar"
Dia terus mencari jejak kedua orang itu. Namun hingga belasan hari, tetap tidak menemukan jejak mereka. Karena itu, setiap hari dia pasti duduk di atas tembok menunggu, sekaligus memandang Perkampungan Liu Yun Cun yang telah musnah itu.
"Kau menghendaki aku mempercayai kata-katamu" Bagaimana aku bisa percaya?" kata Su Bun Seng.
"Kalau kau tidak percaya, aku pun tidak bisa apa-apa. Tapi aku harap kau mempercayaiku. Kalau tidak, tentunya tiada kebaikan bagimu," sahut Cha Ceh Ih.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Kau mau apa?" tanya Su Bun Seng.
"Perkampungan Liu Yun Cun telah musnah, namun kita masih ada.
Kalau kalian berdua mau mendengar perkataanku, mari kita berkelana da lain dunia persilatan, melaksanakan pekerjaan besar, agar kaum dunia persilatan tahu akan ke-lihayan orang-orang Perkampungan Liu Yun Cun! Ha ha ha . . .!" sahut Cha Ceh Ih.
Su Bun Seng berpikir, sejenak kemudian barulah berkata.
"Aku tidak mau merantau bersamamu, sebab kau selalu meracuni orang. Bagaimana kami akan merantau bersamamu?"
Cha Ceh Ih tertawa, lalu memandangnya seraya berkata.
"Lihatlah kalian berdua, yang satu sinting dan yang lain bloon. Kalau kalian berdua tidak bersamaku, apakah kalian berdua mampu melakukan sesuatu yang menggemparkan dunia persilatan?"
Su Bun Seng kelihatan berpikir keras, setelah itu barulah memandang Cu Kuo Cia.
Bab 18 "Toako, kepandaian kita memang tidak bisa menyamai susiok, bagaimana kita bergabung dengannya?" katanya.
Cu Kuo Cia diam saja, sebab dia masih dalam keadaan tertotok.
Namun dia tetap dapat berpikir secara jernih.
"Susiok, kau telah membantai seluruh keluargaku, mengapa aku harus bergabung denganmu?" katanya sambil menatap Cha Ceh Ih dengan tajam.
"Aku menghendakimu bergabung denganku, agar kau dapat malang melintang di dunia persilatan, dapat melakukan sesuatu yang menggemparkan dunia persilatan. Bukankah itu baik sekali?"
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Mendengar ucapan itu, Cu Kuo Cia diam. Sedangkan Su Bun Seng membebaskan totokannya. Kemudian mereka bertiga duduk dengan mulut membungkam.
Berselang sesaat, ketika mereka baru mau membuka mulut, mendadak muncul sosok bayangan hitam, yang langsung menyerang mereka dengan golok.
Sambaran golok itu justru terarah pada Cha Ceh Ih. Kemunculannya tidak mengeluarkan suara, namun sambaran goloknya menimbulkan suara menderu-deru. Terdengar pula suara pekik-annya.
"Kembalikan nyawa San Jiku! Kembalikan nyawa San Jiku!"
Cha Ceh Ih segera menghindar, namun orang berpakaian hitam itu terus menyerangnya dengan sengit sekali, membuat Cha Ceh Ih kelabakan.
"Cu Kuo Cia, Su Bun Seng! Mengapa kalian berdua masih diam saja"
Cepat turun tangan, halangi dia!" teriaknya.
Cu Kuo Cia dan Su Bun Seng tetap duduk diam. Kemudian Su Bun Seng berkata sambil tersenyum dingin.
"Kalau Susiok bergebrak dengan sam sute, harus baik-baik memberi pelajaran padanya, agar dia tidak berlaku kurang ajar pada Susiok!"
Saat ini pikiran Cu Kuo Cia mulai kacau lagi. Dia menyaksikan pertarungan itu sambil bergumam.
"Aku harus membunuhnya! Aku harus membunuhnya! Aku harus menuntut balas kematian Tau Ji! Aku harus membunuhnya!"
Ketika Cu Kuo Cia baru mau menerjang ke arah Cha Ceh Ih, justru dicegah oleh Su Bun Seng.
"Toako, lihatlah ilmu golok sam sute! Bukankah selama ini kau tidak pernah menyaksikannya?"
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Cu Kuo Cia memperhatikan ilmu golok yang digunakan Ciok Cuang Cak. Sungguh aneh dan hebat ilmu golok itu.
Setelah memperhatikan sejenak, dia manggut-manggut paham.
"Ji sute, aku memang tidak pernah menyaksikan ilmu golok itu.
Jurus itu amat aneh. Betul! Jurus itu khusus untuk menghadapimu!
Ya, kan?" Su Bun Seng manggut-manggut.
"Lihatlah jurus itu, Toako! Bukankah jurus itu khusus untuk menghadapimu?" sahutnya dengan suara dalam.
Hati mereka berdua tersentak. Mereka tidak menyangka kalau Ciok Cuang Cak memiliki ilmu golok yang khusus untuk menghadapi mereka berdua. Kini karena ingin membunuh Cha Ceh Ih yang telah membantai anak istrinya, maka dikeluarkannya ilmu golok simpanannya itu untuk menghadapi Cha Ceh Ih.
Ketika melihat Ciok Cuang Cak menyerang dengan maksud mengadu nyawa, Cha Ceh Ih berkeluh dalam hati. Kalau cuma Ciok Cuang Cak seorang, tentunya Cha Ceh Ih tidak akan merasa cemas. Namun masih ada Cu Kuo Cia dan Su Bun Seng menghendaki nyawanya.
Maka kalau dia tidak segera merobohkan Ciok Cuang Cak, sudah pasti dirinya akan celaka.
Di saat Ciok Cuang Cak menyerang, Cha Ceh Ih cepat-cepat berkelit seraya berseru.
"Ciok Cuang Cak, aku akan menggunakan racun!"
Ciok Cuang Cak memang paling takut apabila Cha Ceh Ih menggunakan racun. Namun kini dia telah kehilangan anak istri, sehingga membuatnya tidak merasa takut lagi. Maka, dia terus menyerang Cha Ceh Ih dengan golok.
Di saat bersamaan, mendadak Cha Ceh Ih menggerakkan tangannya ke arah Ciok Cuang Cak. Ternyata si Kecil itu telah menggunakan racun. Tapi Ciok Cuang Cak justru tidak menghiraukannya, tetap menyerangnya.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Akan tetapi, setelah menghirup racun itu, wajah Ciok Cuang Cak berubah menjadi hebat.
"Kau . . . kau menggunakan Pah Ong Hun (Bubuk Racun Algojo)?"
serunya dengan suara gemetar.
Dia termundur-mundur, lalu roboh tak bergerak lagi.
"Bagus! Susiok memang cerdik dan mahir menggunakan racun, aku salut sekali pada Susiok!" kata Su Bun Seng memuji.
Si Racun Dari Barat See Tok Ouw Yang Hong Tay Toan Karya Jin Yong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Sementara Cu Kuo Cia diam saja. Jelas dia masih amat mendendam pada Cha Ceh Ih yang telah membunuh anak istri dan cucunya.
"Susiok mau diapakan Ciok Cuang Cak?" tanya Su Bun Seng.
Cha Ceh Ih tertawa. "Menurutmu harus diapakan?"
"Memang tidak jadi masalah Susiok membunuhnya, sebab Susiok adalah penjahat besar. Namun belum tentu Susiok akan membunuhnya Bagaimana kalau dia dibiarkan hidup agar dapat membantu Susiok melakukan sesuatu?" sahut Su Bun Seng.
"Melihat sikapnya, kemungkinan besar dia tidak sudi membantuku melakukan sesuatu. Idemu itu salah," kata Cha Ceh Ih.
Su Bun Seng tersenyum. "Susiok terlampau curiga. Apabila Susiok menaruh sedikit racun pada dirinya, bagaimana dia tidak akan mendengar perkataan Susiok?"
Cha Ceh Ih tertawa gembira sambil bertepuk tangan, lalu berkata dengan wajah berseri-seri.
"Bagus! Bagus! Idemu itu bagus sekali! Aku akan memberinya obat pelupa diri sendiri. Bukankah dia akan menjadi orangku?"
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Usai berkata dia tertawa gelak. Su Bun Seng juga ikut tertawa gelak hingga badannya bergoyang-goyang.
Sementara itu di dalam ruang rahasia, Ouw Yang Hong melayani Cen Tok Hang dengan penuh perhatian dan kesabaran, memberikannya makan dan minum, namun Cen Tok Hang hanya selalu makan sedikit.
Mendadak terdengar suara hiruk pikuk di luar, maka tersentak Ouw Yang Hong, dan langsung bertanya kepada Cen Tok Hang.
"Suhu, apa yang terjadi di luar?"
Cen Tok Hang mendengarkan suara hiruk pikuk itu dengan penuh perhatian, kemudian tertawa dingin seraya menyahut.
"Aku duga pasti Cha Ceh Ih menyuruh semua orang mencari ruang rahasia ini."
Bukan main terkejutnya Ouw Yang Hong.
"Suhu, mereka pasti akan mencari sampai di sini!" katanya.
"Kau tidak baik-baik mempelajari ilmu Ha Mo Kang. Begitu keluar pasti mati, takut juga percuma," kata Cen Tok Hang.
Ouw Yang Hong menundukkan kepala, dan berpikir. Suhu menghendakiku berlaku kejam terhadap orang, juga harus membunuh orang. Aku justru tidak bisa berlaku kejam, dan tidak sudi membunuh orang. Itu pasti akan mengecewakan suhu. Tapi bagaimana mungkin aku dapat melakukan itu"
Di saat Ouw Yang Hong sedang berpikir, mendadak terdengar suara menderu-deru di luar, seakan timbul angin topan.
"Suhu, mengapa di luar timbul angin topan?" tanya Ouw Yang Hong.
Cen Tok Hang tertawa. KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Itu bukan suara angin topan, melainkan dia mulai membakar perkampungan ini," sahutnya.
Dapat dibayangkan betapa terperanjatnya Ouw Yang Hong.
"Suhu! Kalau begitu, bagaimana cara kita keluar?"
"Bagaimana cara kita keluar" Kau dan aku pasti akan mati di sini.
Aku memang sudah hampir mati. Ruang ini merupakan kuburanku.
Kau menemaniku di sini, sungguh bagus sekali!"
Usai menyahut, orang tua itu lalu memejamkan matanya, kelihatannya ingin beristirahat.
Ouw Yang Hong jadi gugup dan panik. Bagaimana cara keluar"
Kalau aku tidak keluar, bukankah akan mati sia-sia di ruang ini" Dia semakin panik, berlari ke sana ke mari di dalam ruang rahasia itu, akhirnya melihat sebuah batu besar. Dia yakin batu besar itu merupakan jalan ke luar, maka segera didorongnya batu besar itu dengan sekuat-kuatnya. Akan tetapi, batu besar itu tak bergeming sedikit pun. Ouw Yang Hong berhenti mendorong, lalu memperhatikan batu besar tersebut. Bukan main girangnya, karena melihat sebuah tombol kecil di sisi batu besar itu.
Ouw Yang Hong cepat-cepat menekan tombol kecil itu, namun batu besar tersebut tetap tidak bergeming. Setelah menekan beberapa kali, barulah Ouw Yang Hong tahu, bahwa tombol kecil itu sudah tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Dia jatuh duduk. Sekujur badannya merasa tak bertenaga, kemudian berkata dalam hati.
Bagus! Kali ini aku mau jadi orang jahat, tapi tidak bisa, hanya bisa jadi setan jahat di alam baka! Seketika timbul rasa gusarnya. Dia membentak keras sambil bangkit berdiri, lalu memukul-mukul tombol kecil itu sekuat tenaganya. Tapi batu besar itu tetap tak bergeming, malah akhirnya tangannya yang berdarah.
Ouw Yang Hong menghela nafas panjang. Dia mendekati Cen Tok Hang, lalu duduk di hadapan orang tua itu dengan mulut membungkam.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Cen Tok Hang menatapnya, lalu tertawa dingin seraya berkata.
"Lebih baik kau tidak keluar. Kalau kau keluar sekarang, pasti akan mati di tangan Cha Ceh Ih, bahkan dia akan menganiayaimu dulu, agar kau menderita dan tersiksa."
Ouw Yang Hong diam. Matanya terus memandang Cen Tok Hang, namun hatinya justru teringat pada kakaknya dan Bokyong Cen, sehingga timbul pula rasa dukanya dalam hati.
Saat itu yang paling dibenci Ouw Yang Hong adalah Cen Tok Hang.
Orang tua itu bukan guru yang baik. Setiap hari sekeluarga hanya saling membunuh tak henti-hentinya, bagaimana mungkin bisa menjadi seorang penjahat besar di dunia persilatan" Itu cuma omong kosong belaka!
Cen Tok Hang memandangnya, kemudian berkata perlahan-lahan.
"Katakan! Kau mau belajar ilmu Ha Mo Kang atau tidak?"
"Kalaupun aku belajar ilmu Ha Mo Kang, juga belum tentu dapat menyelamatkan nyawaku sendiri. Untuk apa aku belajar ilmu itu?"
sahut Ouw Yang Hong. Cen Tok Hang tertawa gelak.
"Ha ha ha! Bocah, kau meremehkan ilmu silat Perkampungan Liu Yun Cun, seharusnya kau mati! Dengarlah! Pada masa itu aku menggunakan ilmu Ha Mo Kang, dapat menghancurkan sebuah batu besar dari jarak satu depa!"
Hati Ouw Yang Hong tersentak. Dia tahu Cen Tok Hang tidak membual.
"Apabila aku berhasil menguasai ilmu Ha Mo Kang, bisakah aku keluar dari sini?" tanyanya segera.
Cen Tok Hang menyahut dengan sungguh-sungguh.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Kalau kau berhasil menguasai ilmu Ha Mo Kang, bukan cuma bisa keluar dari sini, bahkan kau pun dapat malang melintang di kolong langit. Tapi kau harus bersumpah di hadapanku, setelah keluar asiri sini, harus membunuh para penghuni Perkampungan Liu Yun Cun, sebab para penghuni itu terdiri dari keluarga Cu Kuo Cia, Su Bun Seng,
Ciok Cuang Cak dan lainnya. Kau pun harus membunuh Cha Ceh Ih.
Maukah kau melakukan itu?"
"Suhu, mengapa kita harus membunuh begitu banyak orang?" tanya Ouw Yang Hong.
"Kau kira aku sudi membunuh orang" Mereka berada di luar, sama sekali tidak memikirkan kita berdua. Kalau mereka memikirkan kita, tentunya tidak akan membakar perkampungan ini, artinya mereka ingin membakar kita hingga mati hangus! Kau kira mereka berniat baik terhadapmu" Asal kau berkecimpung di dunia persilatan, begitu mereka tahu, pasti menggunakan berbagai macam rencana busuk untuk menghadapimu! Jika kau tidak bisa ilmu Ha Mo Kang, mereka menggunakan racun, kau pasti mati!"
Apa yang dikatakan Cen Tok Hang, membuat Ouw Yang Hong terus berpikir. Harus bagaimana" Apabila tidak belajar ilmu Ha Mo Kang, tentunya akan mati di ruang ini.
Setelah berpikir, beberapa saat kemudian barulah dia berkata dengan suara rendah.
"Suhu, aku mau belajar."
Cen Tok Hang menatapnya dengan tajam, hatinya merasa gembira dan kemudian dia berkata.
"Aku melakukan sesuatu sudah enam puluh tahun, begitu pula malang melintang di dunia persilatan. Selama ini tiada seorang pun yang mampu menghalangiku. Namun aku melakukan sesuatu, sama sekali tidak menimbulkan suara, maka tidak begitu banyak kaum rimba persilatan tahu tentang Perkampungan Liu Yun Cun.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Padahal aku ingin melakukan sesuatu yang menggemparkan. Tapi ketika aku berusia empat puluh tahun, aku bergebrak dengan susiokmu. Dia terluka parah dan aku pun terluka parah, sehingga niatku untuk melakukan sesuatu yang menggemparkan, justru kandas begitu saja. Kalau kau berhasil menguasai ilmu Ha Mo Kang, hanya takut pada seorang jenius masa itu, dia bernama Oey Sang.
Aku pernah dengar, ketika itu di Tionggoan muncul sebuah kitab pusaka, yaitu kitab pusaka Kiu Im Cin Keng. Orang tersebut yang menulis kitab pusaka itu. Seandainya kau berhasil keluar dari sini, kau harus segera pergi mencari kitab pusaka itu, sekaligus mempelajarinya."
Ouw Yang Hong mendengarkan cerita itu dengan penuh perhatian, sebab dia tahu Cen Tok Hang berkata dengan sungguh-sungguh.
Tentang kitab pusaka Kiu Im Ci Keng, kakaknya pergi, ke Tionggoan justru mencari kitab pusaka tersebut. Oleh karena itu, dia manggut-manggut.
Cen Tok Hang melanjutkan.
"Aku pikir, kitab pusaka Kiu Im Cin Keng memang merupakan kitab pusaka yang aneh dan hebat. Aku pernah mendengar dari orang, bahwa kini kitab tersebut jatuh di tangan Ong Tiong Yang, ketua muda Partai Coan Cin Kauw. Kalau kau ke sana, sudah pasti harus bertarung dengannya. Dia adalah ketua Partai Coan Cin Kauw, tentunya tidak akan menyerahkan kitab pusaka begitu saja padamu."
Ouw Yang Hong terus mendengarkan. Keitika teringat akan dirinya menjadi seorang racun tua, ke Tionggoan merebut kitab pusaka Kiu Im Cin Keng, dirinya bukan seorang sastrawan lemah lagi, yang selalu dihina orang. Hal itu membuatnya ber-girang dalam hati, bahkan amat terharu pula.
Dia segera menjatuhkan diri berlutut di hadapan Cen Tok Hang, bersujud dengan hormat sekali, sambil memanggut-manggutkan kepalanya sampai sembilan kali. Setelah itu, dia pun bersumpah berat di hadapan orang tua itu.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Teecu Ouw Yang Hong telah mengambil ke-putusan untuk menjadi pewaris Racun Tua Cen Tok Hang. Seumur hidup teecu akan berlaku kejam dan jahat di dunia persilatan, dan melakukan sesuatu tidak akan sama seperti orang lain. Setelah teecu berhasil menguasai ilmu Ha Mo Kang, keluar dari sini pasti teecu membunuh Susiok Cha Ceh Ih dan seluruh penghuni Perkampungan Liu Yun Cun . . ."
Bersumpah sampai di situ, Ouw Yang Hong mendongakkan kepalanya memandang Cen Tok Hang seraya bertanya. "Suhu, apakah teecu juga harus membunuh para pelayan di perkampungan ini?"
Cen Tok Hang menyahut dengan lantang.
"Bunuh! Mengapa tidak bunuh mereka" Kau harus membunuh mereka! Siapa suruh mereka tidak ke mari menyelamatkan kita"
Mereka melihat aku tidak ada, maka mereka pun pergi! Karena itu, mereka harus dibunuh!"
Ouw Yang Hong melanjutkan sumpahnya.
"Aku pun akan membunuh para pelayan, baik yang kecil, muda maupun yang tua. Aku pasti membunuh mereka semua! Kalau teecu Ouw Yang Hong tidak melakukannya, pasti akan mati secara mengenaskan!"
Bukan main girangnya hati Cen Tok Hang setelah mendengar sumpah Ouw Yang Hong itu.
"Kau kucari justru ingin kujadikan pewarisku. Kini kau akan melanjutkan niatku, bukankah sepertinya aku hidup kembali?"
Usai berkata begitu, Cen Tok Hang mengucurkan air mata, kelihatannya hatinya amat terhibur.
Ouw Yang Hong terus berlutut. Dia mendengarkan dengan penuh perhatian ketika Cen Tok Hang menjelaskan ilmu Iwee kang Ha Mo Kang. Setelah itu, Cen Tok Hang berkata.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Kau harus tahu, lwee kang Ha Mo Kang amat sulit dipelajari. Ketika susiokmu masih kecil, secara diam-diam melatih Iwee kang Ha Mo Kang, sehingga mengalami kesesatan. Sejak itu dirinya tidak bisa tumbuh besar, malah menuduhku mencelakainya. Oleh karena itu, dia amat membenciku. Kau adalah orang yang cerdik, harus dengar baik-baik dan ingat selalu apa yang kuberitahukan."
Cen Tok Hang menjelaskan lagi mengenai Iwee kang Ha Mo Kang, dan Ouw Yang mendengarkan dengan penuh perhatian.
"Tenaga besar seperti tidak ada, tidak berjalan lima langkah, harus mengerahkan hawa yang ada di dalam tubuh . . ."
Cen Tok Hang hanya menjelaskan dua kali, tapi Ouw Yang Hong sudah paham akan inti pelajaran Iwee kang Ha Mo Kang. Itu sungguh mengejutkan Cen Tok Hang. Kemudian dia berkata dalam hati. Kalau aku dalam keadaan sehat, melihatnya begitu jenius, tentu menjadi tidak enak tidur. Setelah aku membunuhnya barulah hatiku bisa tenang. Orang ini sedemikian jenius, sedangkan diriku sudah sekarat. Sungguh beruntung diriku! Setelah aku mati, tidak akan merasa penasaran lagi.
Ilmu Ha Mo Kang merupakan semacam Iwee kang sesat. Namun setelah belajar Ha Mo Kang, tidak sulit untuk belajar ilmu lain.
Ouw Yang Hong terus berlatih sesuai dengan petunjuk Cen Tok Hang. Gerakannya persis seperti kodok berloncat-loncatan, namun amat aneh dan penuh mengandung Iwee kang.
Cen Tok Hang mengajarnya dengan sepenuh hati, sedangkan Ouw Yang Hong berlatih dengan sungguh-sungguh. Sepuluh hari kemudian, Ouw Yang Hong sudah berhasil menguasai ilmu tersebut.
Malam harinya, ketika Cen Tok Hang tidur pulas, Ouw Yang Hong bangun lalu mendekati mulut goa. Ternyata dia masih ingat akan perkataan gurunya itu, bahwa asal dia berhasil menguasai ilmu Ha Mo Kang, maka bisa membuka mulut goa tersebut. Maka malam itu Ouw Yang Hong ingin mencobanya. Apabila berhasil membuka mulut goa itu, dia akan meninggalkan tempat itu bersama gurunya.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Ouw Yang Hong berjongkok seperti kodok, menghimpun Iwee kang, lalu menghantam ke arah mulut goa itu.
Seketika terdengar suara bergemuruh. Ouw Yang Hong segera meloncat ke samping, lalu memandang mulut goa. Tampak tanah meleleh, namun tidak terlihat jalan keluar. Hatinya menjadi dingin dan berpikir. Berdasarkan kungfunya, mungkin sulit baginya untuk meninggalkan tempat ini. Guru mendustaiku! Guru mendustaiku!
Teriaknya dalam hati sambil memandang mulut goa itu. Kalau gurunya mati, bukankah akan tinggal dirinya sendiri di tempat tersebut"
Ouw Yang Hong menjadi putus asa. Perasaan sedih dan kecewa membaur menjadi satu. Berselang sesaat, barulah dia kembali ke ruang batu, lalu duduk dengan nafas memburu.
Mendadak Cen Tok Hang bersuara.
"Kau sudah pergi mencoba, apakah tidak berhasil membuka mulut goa itu?"
"Tidak salah," sahut Ouw Yang Hong dengan lesu.
"Kalau kau baru sekali turun tangan sudah berhasil membuka mulut goa itu, tentunya sungguh menakjubkan! Kau baru berhasil menguasai ilmu Ha Mo Kang, sudah pasti belum bisa membuka mulut goa itu. Kalau aku tidak terluka parah, pasti bisa membuka mulut goa itu."
Ouw Yang Hong diam Gurunya memang terluka parah, bagaimana mungkin mengerahkan Iwee kang untuk mendorong pintu goa itu"
Sedangkan Iwee kangnya masih dangkal, apakah mereka berdua tidak dapat keluar selamanya"
Sudah tiga bulan mereka berdua berada di dalam ruang rahasia itu.
Kian hari kondisi badan Cen Tok Hang kian melemah. Ouw Yang Hong tidak bisa berbuat apa-apa, kecuali menyaksikan gurunya dalam keadaan sekarat. Kini Iwee kang Ouw Yang Hong semakin
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
maju. Dia telah menguasai Iwee kang Ha Mo Kang sebanyak empat bagian.
Hari ini Cen Tok Hang memanggil Ouw Yang
Hong. Dipandangnya Ouw Yang Hong dengan mata sayu.
"Ouw Yang Hong, mulai hari ini kau adalah penjahat si Racun Tua yang jarang ada di kolong langit. Mudah-mudahan kau tidak melupakan kebencian dan dendam!"
Air mata Ouw Yang Hong meleleh.
"Suhu telah menolongku, aku amat berterima-kasih pada Suhu.
Bagaimana mungkin aku membenci Suhu?" katanya terisak-isak.
Cen Tok Hang menghela nafas panjang.
"Kau membenciku juga tidak apa-apa. Namun kau jangan lupa akan sumpahmu itu. Kalau kau tidak melaksanakannya, biar mati pun aku tidak akan melepaskanmu."
Ouw Yang Hong manggut-manggut.
"Kungfu perguruan kita ini ada pula semacam kungfu yang disebut Hua Kang Tay Hoat (Ilmu Menyedot Lwee Kang). Asal kau menyedot Iwee kangku, pasti dapat keluar dari ruang rahasia ini. Telapak tanganmu harus ditaruh pada Keng Tiong Kiatku."
Usai berkata, Cen Tok Hang bangkit berdiri. Akan tetapi, Ouw Yang Hong justru berteriak-teriak.
"Tidak, tidak! Suhu, aku tidak akan melakukan itu!"
"Apakah kau adalah murid dari perguruan Kiu Sia Tok Ong"
Mengapa mengerjakan sesuatu harus bertele-tele" Itu bukan sifat dari perguruan kita!" kata Cen Tok Uang.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Setelah berkata begitu, mendadak dia ber teriak-teriak sekeras-kerasnya.
"Ouw Yang liong! Kalau kau tidak mendengar kataku, aku pasti mati penasaran dan mataku tidak akan dapat dipejamkan!"
Orang tua itu berjalan ke hadapan Ouw Yang Hong, kemudian dengan tiba-tiba dia menyambar tangan Ouw Yang Hong, lalu ditaruh pada Keng Tiong Hiatnya.
Sesungguhnya Ouw Yang Hong tidak sudi berbuat begitu. Namun ilmu Ha Mo Kang merupakan ilmu yang amat aneh. Jika dia semakin meronta justru membuat Iwee kangnya semakin besar pula menerjang keluar, sehngga telapak tangannya menempel pada Keng Tiong Hiat gurunya, maka dia tidak bisa bergerak lagi.
Apa boleh buat, dia terpaksa harus memusatkan perhatiannya untuk menyedot Iwee kang gurunya.
Ketika Ouw Yang Hong mulai menyedot Iwee kang Cen Tok Hang, orang tua itu merasa nyaman.
Berselang beberapa saat kemudian, mendadak Cen Tok Hang menjerit.
"Aduuuh!" Badannya terlepas dari tangan Ouw Yang Hong, lalu terkulai. Ouw Yang Hong segera memapahnya, namun wajah gurunya semakin pucat pias, bahkan nafasnya memburu.
Itu membuat Ouw Yang Hong langsung menangis terisak-isak.
"Suhu! Suhu! Mengapa Suhu menyusahkan diri sendiri . . .?" katanya dengan suara gemetar.
"Ouw Yang Hong, ingatkah kau akan perkataanku?" tanya Cen Tok Hang.
Ouw Yang Hong mengangguk, tak mampu berkata apa-apa.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Kau harus ingat akan perkataanku. Jadi . . . seorang penjahat harus melakukan sesuatu yang menggemparkan ..." kata Cen Tok Hang.
Nafas orang tua itu semakin lemah, membuat hati Ouw Yang Hong seperti tersayat. Suhu tidak begitu baik terhadap kelima muridnya, tapi amat baik terhadapku. Aku berhutang budi padanya. Aku harus mendengar perkataan suhu, jadi seorang penjahat yang jarang ada di kolong langit. Aku harus membunuh susiok, kelima suheng dan para penghuni Perkampungan Liu Yun Cun. Katanya dalam hati.
Ouw Yang Hong duduk beristirahat. Dia tahu Iwee kangnya sudah amat tinggi, karena menyedot iwee kang suhunya yang telah berlatih selama enam puluh tahun. Itu membuat hatinya girang dan sedih, sebab Cen Tok Hang telah berkorban demi dirinya. Aku harus keluar. Aku percaya akan perkataan suhu. Aku pasti bisa keluar!
Begitu keluar, aku pasti membalaskan dendam suhu, membunuh mereka semua, agar suhu dapat tenang di alam baka! Pikir Ouw Yang Hong, lalu bersujud di hadapan Cen Tok Hang.
"Suhu, aku mau pergi. Kalau benar apa yang dikatakan Suhu, aku pasti bisa keluar. Setelah aku keluar, aku pasti membalas dendammu."
Ouw Yang Hong segera mendekati mulut goa, lalu menatap lekat-lekat batu besar itu. Dia menarik nafas dalam-dalam sambil mengerahkan Iwee kang, kemudian mendorong ke arah batu besar itu.
*** Sementara itu, ketika Ciok Cuang Cak, Su Bun Seng, Cu Kuo Cia dan C ha Ceh Ih sedang bercakap-cakap di atas tumpukan puing-puing.
Mendadak terdengar suara mengggelegar dari kamar istirahat Cen Tok Uang, dan tampak bayangan mencelat ke atas setinggi beberapa depa, lalu melayang turun. Bayangan itu ternyata sesosok manusia.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Mereka berempat tersentak kaget, dan langsung meloncat ke belakang. Orang yang baru melayang turun itu berdiri tertegun, kemudian menengok ke sana ke mari dengan mata terbelalak.
Orang itu berpakaian biru, yang sobek-sobek dan rambutnya awut-awutan. Kemunculannya yang mendadak sungguh menyerupai arwah penasaran.
Cha Ceh Ih segera mendekatinya.
"Siapa kau?" tanyanya dengan suara keras.
Orang tersebut menyingkap rambutnya, kemudian tertawa dingin dengan nada yang amat tajam. Bukan main terkejutnya Cha Ceh Ih, sebab suara tawa orang itu penuh mengandung lwee kang, pertanda dia berkepandaian amat tinggi.
"Siapa kau?" tanya Cha Ceh Ih lagi dengan suara keras pula.
"Apakah Susiok sudah tidak mengenaliku lagi?" Orang itu balik bertanya dengan suara dalam.
Pertanyaan tersebut membuat Cha Ceh Ih tersentak. Dia menatap orang itu dengan penuh perhatian. Orang itu ternyata Ouw Yang Hong. Ketika mengetahui orang itu adalah Ouw Yang Hong, Cha Ceh Ih bergirang dalam hati. Pada hal dia mengira Cen Tok Hang dan Ouw Yang Hong telah mati di ruang rahasia itu, siapa tahu Ouw Yang Hong masih hidup. Oleh karena itu, dia tertawa gembira seraya berkata.
"Ouw Yang Hong, di mana suhumu" Kenapa dia tidak keluar bersamamu?"
"Kau ingin membunuh suhuku, tapi mengapa masih menaruh perhatian padanya?" Ouw Yang Hong balik bertanya.
"Suhumu sudah mati, bukan?" kata Cha Ceh Ih dengan gembira.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Ouw Yang Hong menengadahkan kepala, memandang rembulan yang tertutup awan hitam.
"Suhu memang sudah mati," sahutnya kemudian.
Cha Ceh Ih bertepuk tangan, lalu berkata dengan wajah berseri-seri.
"Bagus! Racun Tua itu telah mati! Itu betul-betul kemauan kita! Ouw Yang Hong, ketika Racun Tua itu mati, apakah dia menurunkan ilmu lwee kang Ha Mo Kang kepadamu?"
Ouw Yang Hong merasa muak dalam hati. Tak disangka orang-orang Perkampungan Liu Yun Cun, sama sekali tidak menaruh perhatian akan kematian Cen Tok liang. Tapi, ternyata ketika gurunya mati, dia sendiri yang menunggunya di dalam ruang rahasia. Oleh karena itu, Ouw Yang Hong menghela nafas panjang.
Cha Ceh Ih menatapnya, kemudian bertanya lagi.
"Suhumu menurunkanmu ilmu Ha Mo Kang?"
Ouw Yang Hong manggut-manggut. Dia sudah bersiap-siap, karena yakin susioknya itu punya suatu rencana busuk.
Cha Ceh lh tertawa gembira dan memandang Ouw Yang Hong.
"Ouw Yang Hong, maukah kau menurunkan Ha Mo Kang itu padaku?" tanyanya dengan sungguh-sungguh.
Ketika mendengar pertanyaan itu, Ouw Yang Hong tertawa. Sampai lama sekali barulah dia menyahut.
"Susiok mau belajar ilmu Ha Mo Kang, terpaksa harus berguru padaku. Kalau Susiok berguru padaku, bukankah tingkatan Susiok akan berubah rendah dariku" Itu sungguh tidak baik, bukan?"
Wajah Cha Ceh Ih berseri-seri.
"Ouw Yang Hong, aku tumbuh seperti anak kecil, berguru padamu juga tidak akan merasa malu. Apalagi kau satu-satunya ahli waris
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
perguruan kita. Maka apabila aku berguru padamu, akan menambah cemerlang perguruan kita."
Sesungguhnya Ouw Yang Hong hanya menyindir Cha Ceh Ih, tapi tidak tahunya si Kecil itu malah ingin berbuat begitu. Maka hati Ouw Yang Hong tersentak.
"Pada hal aku boleh mengabulkannya, namun kau yang mencelakai suhu dan diriku pula. Kalau suhu tidak menyelamatkanku, kini aku pasti sudah mati. Aku membencimu sampai ke tulang sumsum!
Bagaimana mungkin aku bisa menerimamu sebagai muridku?"
Cha Ceh Ih tertawa terkekeh-kekeh, kemudian mendadak wajahnya berubah menjadi dingin.
"Lihatlah! Ada diriku dan para suhengmu di sini. Kalau kau tidak mengabulkan, apakah masih ada jalan hidup bagimu?" katanya sepatah demi sepat ah.
"Ketika suhu mau mewariskan ilmu lwee kang Ha Mo Kang padaku, aku disuruh bersumpah di hadapannya harus membunuh kalian semua berikut sanak keluarga kalian yang berada di perkampungan ini. Susiok, cepatlah kau turun tangan!"
Cha Ceh Ih bertepuk tangan seraya berkata.
"Ouw Yang Hong! Ouw Yang Hong! Apakah kau seorang tolol"
Selama dua puluh tahun ini suhumu tidak dapat membunuhku! Aku pun tidak dapat membunuhnya, karena kami berdua seimbang!
Sedangkan kau . . . ingin membunuhku, pertanda kau tidak tahu akan kemampuanmu sendiri!"
Ouw Yang Hong tidak menyahut.
Sementara Su Bun Seng terus menatapnya. Setelah itu, dia pun berkata dengan nada lembut.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Ouw Yang Hong, ketika kami berada di Kota Ciau Liang, melihatmu bukan seorang penjahat, barulah kami membawamu kemari.
Menurutku, memang ada baiknya kau belajar ilmu Ha Mo Kang, namun kau harus memberitahukan rahasia ilmu lwee kang Ha Mo Kang itu, lalu kau boleh kembali ke Kota Ciau Liang mencari kakakmu. Bukankah baik sekali bagimu?"
Ouw Yang Hong tidak menyahut. Dia cuma tersenyum, tapi senyumannya amat dingin.
Sedangkan Cu Kuo Cia yang masih tercekam hatinya, tidak begitu berani memandang Ouw Yang Hong.
"Kau manusia atau setan" Apakah kau yang membawa pergi Tau Ji"
Kau harus kembalikan Tau Ji padaku!" gumamnya.
Kemudian dia bergerak maju ke hadapan Ouw Yang Hong. Akan tetapi, Su Bun Seng segera berseru.
"Toako! Toako! Dia bukan setan! Kau jangan bergebrak dengannya!
Biar susiok saja yang menghadapinya!"
Orang itu langsung menghadang di depan Cu Kuo Cia. Sedangkan Ouw Yang Hong terus memandang mereka. Ketika melihat Ciok Cuang Cak berdiri mematung di situ, Ouw Yang Hong pun tercengang. Sebab orang itu berdiri diam seakan sedang mendengarkan sesuatu. Setahu Ouw Yang Hong, orang tersebut berhati jujur dan dapat mengatasi masalah. Tapi kini, mengapa dia berdiri tertegun di tempat, tidak bicara sama sekali"
Su Bun Seng melihat Ouw Yang Hong memperhatikan Ciok Cuang Cak, hatinya pun tergerak.
"Susiok, Ouw Yang Hong ikut suhu belajar ilmu Ha Mo Kang. Lwee kangnya pasti sudah tinggi, maka lebih baik Susiok membiarkannya bergebrak sejenak dengan sam sute," katanya segera kepada Cha Ceh Ih.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Cha Ceh Ih juga berotak cerdas. Ketika mendengar perkataan Su Bun Seng yang tiada ujung pangkalnya, hatinya sudah terpikirkan sesuatu. Dia melihat ke arah Su Bun Seng. Dia tahu orang itu cukup setia padanya, maka segera berkata pada Ciok Cuang Cak.
"Cuang Cak, lihatlah orang itu! Dialah yang meracuni anak istrimu.
Kau harus membunuhnya!"
Ciok Cuang Cak telah makan semacam obat bius pelupa diri, maka dalam hatinya hanya ingat pada istrinya yang dipanggil San Ji, dan ingat bahwa istrinya telah mati dibunuh orang, maka harus membalas dendam. Namun bagaimana cara istrinya mati, dia justru tidak begitu jelas. Maka ketika mendengar perkataan susioknya, dia langsung bertanya.
"Apakah dia yang membunuh San Ji?" tanyanya sambil menunjuk Ouw Yang Hong.
Cha Ceh Ih menyahut. "Dia! Memang dia. Dia yang meracuni San Ji. Tahukah kau"
Perkampungan Liu Yun Cun kita selalu damai, selama puluhan tahun tidak pernah mengalami kejadian yang mengenaskan, semuanya hidup dengan akur dan damai. Tapi kini banyak yang mati keracunan, itu disebabkan kedatangannya. Dia ingin jadi penjahat besar, maka dia membunuh San Ji, Tau Ji dan membunuh istri ji su hengmu juga. Kalau kau tidak percaya, tanyakanlah pada mereka!"
Ciok Cuang Cak menatap Su Bun Seng, menunggunya berbicara.
"Tidak salah, sam sute! Istriku pun dibunuh olehnya."
Ciok Cuang Cak mengangkat goloknya.
"Ji suheng, katakanlah! Apakah dia yang membunuh San Ji?"
tanyanya lagi. "Ya!" sahut Su Bun Seng.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Seketika juga Ciok Cuang Cak menyerang Ouw Yang Hong dengan golok. Bukan main dahsyatnya serangan itu, sehingga mengejutkan Cu Kuo Cia, Su Bun Seng dan Cha Ceh Ih.
Mereka bertiga yakin Ouw Yang Hong pasti mati di bawah sambaran golok Ciok Cuang Cak. Akan tetapi, mendadak mereka terbelalak, ternyata Ouw Yang Hong mampu berkelit dengan ringan sekali.
Setelah itu, sekonyong-konyong tangannya bergerak dan berhasil menepuk punggung golok itu, sehingga golok itu nyaris terlepas dari (angan Ciok Cuang Cak. Betapa terkejutnya Ciok Cuang Cak, maka gerakan goloknya menjadi agak lamban.
Hati mereka yang menyaksikan pertarungan itu semakin terkejut, karena mereka tidak menyangka Ouw Yang Hong dapat bergerak begitu gesit.
"Ciok suheng, apakah kau juga ingin membunuh suhuku?" tanya Ouw Yang Hong.
"Kalau tua bangka itu masih hidup, aku pasti membacoknya hingga terpotong-potong!" sahut Ciok Cuang Cak dengan membentak sambil menyerang.
Ouw Yang Hong menatapnya, kemudian bersiul panjang sekaligus meloncat ke belakang.
"Mau kabur ke mana?" bentak Ciok Cuang Cak.
Di saat bersamaan, Ouw Yang Hong membungkukkan badannya, seakan mau berjongkok. Mulutnya mengeluarkan suara 'Krok! Krok!
Krok!' Lalu sepasang tangannya mendorong ke depan ke arah Ciok Cuang Cak. Seketika itu juga terdengar suara benturan.
Golok di tangan Ciok Cuang Cak terpental, dan tampak pula debu berterbangan. Setelah debu itu sirna, tidak terlihat Ciok Cuang Cak berada di situ. Su Bun Seng dan Cha Ceh Ih menengok ke sana ke mari. Mendadak mereka berdua terbelalak, ternyata melihat Ciok Cuang Cak menembus ke dalam sebuah pohon. Su Bun Seng dan Cha Ceh Ih cepat-cepat menariknya, namun nafas Ciok Cuang Cak telah putus.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Mereka berdua tersentak, karena baru beberapa bulan mereka tidak melihat Ouw Yang Hong, tak disangka kungfunya sudah begitu tinggi.
Sementara Cu Kuo Cia hanya berdiri tertegun di tempat, sedangkan Cah Ceh Ih terus menatap Ouw Yang Hong dengan mata terbeliak, tak mampu bersuara sedikit pun. Ouw Yang Hong sendiri juga terbengong-bengong di tempat. Ketika mengerahkan ilmu Ha Mo Kang, dia justru masih ragu, apakah mampu merobohkan Ciok Cuang Cak" Kalau tidak, dirinya pula yang akan celaka. Namun begitu mengerahkan ilmu Ha Mo Kang, terdengarlah suara benturan dan debu pun beterbangan. Berselang sesaat, dia melihat Su Bun Seng dan Cha Ceh Ih menarik seseorang dari pohon, tidak lain adalah Ciok Cuang Cak yang sudah tak bernyawa lagi.
Hatinya berdebar-debar, kemudian dia berkata dalam hati. Aku sudah membunuh orang. Aku sudah membunuh orang dengan tanganku sendiri. Dia ingin membunuhku, aku pun harus membunuhnya. Kalau aku tidak memiliki kungfu aneh itu, pasti tidak dapat membunuhnya, sebaliknya malah aku yang akan terbunuh.
Kini aku telah membunuh orang. Tanganku sudah berlumuran darah.
Aku ingin menjadi orang baik sudah tidak bisa lagi.
Cha Ceh Ih, Su Bun Seng dan Cu Kuo Cia memandang Ouw Yang Hong. Wajah Ouw Yang Hong tampak bengis dan matanya berapi-api.
"Aku sudah membunuh orang. Aku sudah membunuh orang. Suhu, aku sudah membunuh satu orang. Aku adalah penjahat. . ."
Usai bergumam, Ouw Yang Hong tampak gembira sekali, namun air matanya justru mengucur deras.
Cha Ceh Ih terus memandangnya, lalu berkata dalam hati. Ouw Yang Hong telah memiliki kungfu aneh, kelihatannya sulit dilawan.
Tapi kini kami berjumlah tiga orang. Kalau kami turun tangan serentak dan menggunakan racun, mungkin masih dapat menundukkannya. Setelah mengambil ke putusan demikian, dia berkata dengan suara nyaring.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Ouw Yang Hong, kau berhasil membunuh Ciok Cuang Cak, namun tidak akan berhasil membunuhku!"
Dia memandang Su Kuo Cia dan Su Bun Seng, lalu memberi isyarat pada mereka.
Su Bun Seng segera berkata pada Cu Kuo Cia.
"Toako, orang itu sungguh kejam. Dia telah membunuh keluarga kita, kini juga membunuh sam sute. Kau menyaksikannya, pasti percaya, bukan?"
Cu Kuo Cia memandang Su Bun Seng. Dia tampak tertegun.
"Dia . . . dia telah membunuh sam sute?" tanyanya perlahan.
Su Bun Seng mengangguk. "Betul!" "Bunuh ya bunuh! Sam sute juga bukan orang baik ..." kata Cu Kuo Cia lalu bertanya. "Kau bilang, dia . . . dia adalah seorang penjahat besar?"
Su Bun Seng memandang Cu Kuo Cia. Tampak sepasang matanya menyorot bengis, membuat Su
Bun Seng cepat-cepat menundukkan kepala.
Si Racun Dari Barat See Tok Ouw Yang Hong Tay Toan Karya Jin Yong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Toako, kau dan aku tak dapat dibandingkan dengan dirinya lagi.
Kita cuma penjahat kecil, sedangkan dia penjahat besar. Pantas suhu mengejarnya kedua macam ilmu silat itu."
Cu Kuo Cia kelihatan gusar sekali. Ternyata dia masih ingat akan didikan gurunya, harus menjadi seorang penjahat besar. Kini dia mendengar bahwa Ouw Yang Hong sudah menjadi seorang penjahat besar, bahkan juga menjadi pewaris suhunya, kegusarannya menjadi memuncak.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Mendadak dia membentak keras, lalu menyerang Ouw Yang Hong.
Cha Ceh Ih tampak tersenyum. Asal Cu Kuo Cia bertarung dengan Ouw Yang Hong, maka dia akan memanfaatkan kesempatan itu untuk membokong Ouw Yang Hong.
Dia berjalan ke belakang Ouw Yang Hong, kemudian mengeluarkan sedikit bubuk racun. Di kibaskannya bubuk racun itu ke arah Ouw Yang Hong, tetapi Ouw Yang Hong justru tidak merasakannya.
Bukan main terkejutnya Cha Ceh Ih. Kemudian dia segera meloncat ke belakang.
Melihat Cha Ceh Ih tidak berhasil meracuni Ouw Yang Hong, Su Bun Seng pun cepat-cepat mundur.
Cu Kuo Cia sama sekali tidak tahu akan kejadian itu, maka masih terus menyerang Ouw Yang Hong dengan sengit.
Ouw Yang Hong berkelit sambil memandang wajah Cu Kuo Cia. Tiba-tiba di pelupuk matanya muncul bayangan gurunya yang mati secara mengenaskan. Itu membuat Ouw Yang Hong bersiul panjang, sekaligus turun tangan menyerang Cu Kuo Cia.
Plak! Dada Cu Kuo Cia terpukul, sehingga dia terhuyung-huyung ke belakang. Kesempatan itu dimanfaatkan oleh Ouw Yang Hong untuk memukulnya lagi.
Plak! Dada Cu Kuo Cia terpukul lagi. Pukulan kedua itu membuatnya menyemburkan darah segar.
Menyaksikan kejadian itu, Su Bun Seng segera berteriak-teriak.
"Toako! Cepat pergi! Cepat pergi!"
Akan tetapi, Cu Kuo Cia tidak menghiraukan teriakan itu.
Kelihatannya malah ingin mengadu nyawa dengan Ouw Yang Hong.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Su Bun Seng segera berteriak-teriak lagi.
"Toako, cepat pergi! Toako, Ouw Yang Hong ingin membunuh Tau Ji! Kalau kau tidak cepat-cepat pergi, dia pasti akan membunuh Tau Ji!"
"Jangan membunuh Tau Ji, jangan membunuh Tau Ji! Aku pergi, aku segera pergi!" teriak Cu Kuo Cia.
Dia langsung melesat pergi, begitu pula Cha Ceh Ih dan Su Bun Seng. Dalam sekejap mereka bertiga telah lenyap dari pandangan Ouw Yang Hong.
Padahal Ouw Yang Hong ingin membunuh mereka bertiga, namun ketiga orang itu kabur begitu cepat. Tidak mungkin Ouw Yang Hong akan berhasil mengejar mereka bertiga.
Dia berdiri termangu-mangu, memandang semua rumah yang telah berubah menjadi puing sambil bergumam.
"Suhu! Apa yang telah terjadi"Apa yang telah terjadi" Suhu, aku harus pergi. Kalau aku bertemu mereka, pasti kubunuh mereka untuk membalas dendam suhu."
Dia melangkah pergi seorang diri menuju jalan besar. Sambil berjalan dia berpikir. Sudah sekian lama dia tidak bertemu kakaknya, entah bagaimana keadaan Bokyong Cen yang bersama kakaknya, apakah gadis itu masih memikirkannya"
Sementara itu, Ouw Yang Coan dan Bokyong Cen yang berpisah dengan Ouw Yang Hong di kota Ciau Liang, terus melakukan perjalanan menuju Gunung Cong Lam San. Di sepanjang jalan, wajah Ouw Yang Coan tampak murung karena terus memikirkan adiknya. Dia penasaran sekali sebab kepandaiannya masih di bawah orang lain. Kalau tidak, bagaimana mungkin adiknya akan ikut orang lain berangkat ke daerah Utara" Oleh karena itu, dalam perjalanan
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
menuju Gunung Cong Lam San, wajah Ouw Yang Coan tampak murung sekali.
Hari ini Ouw Yang Coan dan Bokyong Cen sudah tiba di kaki Gunung Cong Lam San. Mereka berdua melihat ada sebuah kedai arak di pinggir jalan. Terlihat pula beberapa tamu sedang minum di sana.
Karena ingin menanyakan jalan yang harus mereka tempuh, maka mereka memasuki kedai arak itu. Ketika mereka berdua baru saja duduk, tiba-tiba terdengar suara ringkikan kuda. Tak lama kemudian tampak tiga orang berdandan sebagai orang suku Kim (Tatar) memasuki kedai arak itu pula. Ketiga orang Kim itu duduk di sebelah meja Ouw Yang Coan. Mereka bertiga memesan arak dan daging, lalu salah seorang berkata.
"Aku lihat, kalau kali ini Lang Cu (Majikan Srigala) berniat, Cong Lam San akhirnya pasti tidak bisa hidup lagi. Tapi . . . apakah Ong Tiong Yang punya kepandaian yang amat tinggi?"
Seorang lagi langsung berkata dengan suara rendah.
"Bicaramu jangan keras-keras. Di sini termasuk wilayah Cong Lam San, jangan-jangan semua orang yang ada di sini adalah orang-orang Ong Tiong Yang."
Orang yang berkata duluan itu memukul meja, lalu berkata dengan keras.
"Bangsat! Kalau mereka orang-orang Ong Tiong Yang, lalu mau apa" Aku justru berkata sekeras-kerasnya, ingin tahu mereka mau apa" Kalau mereka tidak tunduk, aku akan suruh mereka mati di tanganku!"
Usai berkata, orang tersebut mendongakkan kepala menengok ke sana ke mari, sepertinya ingin tahu siapa yang berani meladeninya.
Semua orang yang ada di kedai arak itu, tiada yang berani memandangnya, rupanya takut akan menimbulkan urusan.
Ouw Yang Coan melirik orang itu. Dia merasa tidak senang melihat orang-orang Kini itu bertingkah di wilayah Tay Song. Kelihatannya ke
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
rajaan Tay Song memang sudah berada di ambang kehancuran, bahkan rakyatnya akan ditindas dan dihina.
Saat ini, orang Kim yang agak muda itu berkata.
"Saudara, mereka bukan Ong Tiong Yang. Mengapa kau gusar pada mereka" Apa gunanya?"
"Begitu bertemu Ong Tiong Yang, jangan-jangan nyalinya sudah hilang," sahut temannya yang berbadan kurus.
Orang Kim yang satu itu bersifat keras. Maka ketika mendengar sindiran itu, dia langsung berteriak-teriak saking gusarnya.
"Aku akan mati kegusaran! Aku adalah pahlawan Kim! Apakah aku akan takut pada Ong
Tiong Yang" Aku akan pergi bersama kalian berdua ke Cong Lam San mencari Ong Tiong Yang! Lihat dia menyerahkan kitab Kiu Im Cin Keng atau tidak! Kuampuni dia kalau mau menyerahkan kitab itu! Tapi kalau tidak, aku pasti turun tangan terhadapnya!"
Ouw Yang Coan memandang Bokyong Cen. Gadis itu tahu akan maksud pandangannya itu, bahwa mereka sudah tiba di Gunung Cong Lam San, dan tidak lama lagi akan bertemu Ong Tiong Yang.
Seandainya benar Kitab Kiu Im Cin Keng itu berada di tangannya, berarti ada harapan untuk memperoleh kitab pusaka tersebut. Akan tetapi, ketiga orang Kini itu membicarakan kitab pusaka itu secara terang-terangan di kedai arak, pertanda seluruh kaum rimba persilatan sudah tahu tentang kitab pusaka tersebut. Bukankah itu sulit sekali memperolehnya"
Ketika Ouw Yang Hong dan Bokyong Cen tenggelam dalam lamunan sendiri, tiba-ttiba terdengar suara orang memuji kebesaran Sang Buddha.
"Omitohud!" KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Tampak seorang padri muda memasuki kedai arak itu. Wajahnya welas asih dan telinganya amat lebar.
Padri itu duduk dengan kepala tertunduk. Kemudian seorang pelayan menghampirinya dan bertanya dengan hormat.
"Taysu mau pesan apa?"
"Semangkok air putih," sahut padri muda itu dengan suara ringan.
Pelayan itu masih menunggu, mengira padri muda itu akan melanjutkan ucapannya, namun ternyata tidak. Padri itu malah memejamkan matanya.
"Taysu mau pesan makanan apa?" tanya pelayan itu lagi.
"Semangkok air putih," sahut padri muda. Pelayan tercengang, menggaruk-garuk kepala.
"Taysu tidak pesan makanan lain?"
Padri itu mendongakkan kepala sambil membuka matanya.
Sepasang matanya bersinar terang, memandang si pelayan.
"Hanya semangkok air putih saja!"
Sementara ketiga orang Kim yang duduk di belakang meja padri muda itu, terus menatapnya dengan mata tak berkedip.
Sedangkan pelayan sudah mengambil semangkok air putih, ditaruh di atas meja padri muda.
Padri muda merangkapkan sepasang tangannya, matanya memandang air putih itu seraya berkata.
"Penitisan sang padri sungguh tidak gampang! Makan makanan orang lain dan ingin menyerakahi kitab pusaka orang lain merupakan pantangan besar. Dosa! Sungguh berdosa!"
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Kemudian padri itu mengeluarkan sebuah bun talan kecil dari dalam jubahnya, lalu ditaruhnya di atas meja dan dibukanya. Buntalan itu berisi bunga-bunga yang telah kering. Dengan dua jarinya padri muda mengambil bunga itu sekuntum, lalu dimasukkan ke dalam mulutnya. Ternyata dia menyantap bunga kering itu dan minum air putih yang di dalam mangkok.
"Dosa! Dosa! Bunga juga punya jiwa. Menyantap bunga merupakan dosa yang tak ringan," katanya.
Sejak tadi Ouw Yang Coan dan Bokyong Cen terus menatap padri muda itu. Mereka berdua merasa heran sekali. Padri muda itu memang aneh, cuma minum air putih dan menyantap bunga kering.
Apakah dia bisa hidup hanya dengan minum dan bersantap seperti itu"
Semua orang memandangnya. Mereka menganggapnya sebagai makluk aneh. Namun padri muda itu tampak tenang. Dia mengikat kembali buntalannya, lalu disimpan ke dalam jubahnya. Setelah itu, dia menaruh uang receh di atas meja dan bangkit berdiri.
Semua orang mengira padri muda itu mau pergi, tapi ternyata tidak.
Dia mendekati ketiga orang Kim, lalu memberi hormat seraya berkata.
"Tadi kudengar kalian bertiga bilang, bahwa Ong Tiong Yang memperoleh sebuah kitab pusaka.
Apakah itu benar?" Orang Kim yang agak muda menyahut dengan suara dalam sambil melotot.
"Cepat pergi! Cepat pergi! Kitab pusaka apa" Kau kira itu adalah kitab ajaran Sang Buddha" Yang kami katakan tadi adalah kitab ilmu silat, tiada hubungannya dengan kaum hweeshio!"
Padri muda itu manggut-manggut.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Yang kumaksudkan justru kitab ilmu silat. Kalau tidak salah, itu adalah kitab pusaka Kiu Im Cin Keng. Entah berada di mana kitab pusaka itu. Kalau kalian bertiga tahu, tolong antar aku ke sana mencari kitab pusaka tersebut. Bagaimana?"
Orang Kim yang agak muda tertawa dingin, kemudian berkata dengan suara keras.
"Mei! Keledai gundul! Apakah kau berderajat menanyakan tentang kitab Kiu Im Cin Keng itu?"
Padri muda itu tertegun, memandang orang Kim itu seraya berkata.
"Menurutmu, aku tidak berderajat menanyakan itu?"
Mendadak orang Kim yang agak muda itu memukul meja, sehingga semua piring mangkok yang ada di atas meja itu jatuh berantakan di lantai.
Semua orang terkejut, termasuk Ouw Yang Coan dan Bokyong Cen, sebab kepandaian orang Kim itu cukup tinggi.
Akan tetapi, padri muda itu justru malah tampak tenang sekali. Dia memandang meja itu sambil menghela nafas panjang.
"Merusak barang orang merupakan suatu dosa. Meja itu diam di tempat, mengapa kau menggunakannya untuk melampiaskan kegusaranmu?"
Orang Kim itu mendengus dingin.
"Hm! Hweeshio busuk! Kalau aku tidak memberi sedikit pelajaran padamu, kaum rimba persilatan Tionggoan tentu tidak tahu akan kelihayan para pahlawan Kerajaan Kim!"
Orang Kim itu langsung menyerang ke arah dada padri muda tersebut. Serangannya menimbulkan angin yang menderu-deru.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Para tamu yang ada di kedai arak berseru kaget, sebab kalau dadanya terpukul, sudah pasti padri muda itu akan terluka parah.
Ouw Yang Coan juga berseru saking kagetnya. Dia ingin turun tangan menolong padri muda itu, namun terhalang tiga buah meja.
Kalaupun dia dapat bergerak cepat, tidak akan keburu menolong padri tersebut. Dia terpaksa duduk di tempatnya sambil menyaksikan padri muda itu terpukul dadanya.
Padri muda tak bergerak sama sekali, begitu pula orang Kim itu.
Namun orang Kim itu tetap menjulurkan tangannya ke dada padri muda. Mereka berdua berdiri berhadapan tanpa bergerak.
Ternyata tinju orang Kim itu berada di dada padri. Sedangkan padri muda itu hanya tersenyum-senyum.
"Hatimu tidak baik, hweeshio terpaksa berbuat dosa. Harap kau bisa memaafkan hweeshio!" katanya dengan perlahan.
Orang Kim itu tidak bersuara, tapi salah seorang temannya justru meloncat bangun.
"Hweeshio! Cepat lepaskan dia!" katanya dengan lantang.
Kemudian kedua orang Kim itu menyerang padri muda dari kiri kanan dengan golok.
Walau serangan mereka berdua amat cepat, tapi gerakan padri muda justru jauh lebih cepat, maka berhasil mengelak serangan-serangan mereka.
Menyaksikan pertarungan itu, para tamu tertawa gembira.
"Hanya berdasarkan kepandaian kalian bertiga, berani pergi mencari Ong Tiong Yang, ketua partai Coan Cin Kauw itu" Sungguh tak tahu diri!" teriak salah seorang dari mereka.
"Katanya Ong Tiong Yang merupakan orang aneh, kepandaiannya amat tinggi, orang biasa bukan tandingannya! Entah itu benar atau tidak?" sambung salah seorang tamu yang lain.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Terdengar suara sahutan dari seorang tamu yang lain lagi.
"Jangankan Ong Tiong Yang, menghadapi kedua muridnya juga kewalahan!"
Tamu itu tidak dapat menyebut nama kedua murid Ong Tiong Yang, karena dia memang tidak tahu namanya.
Sementara itu padri muda terus mempermainkan ketiga orang Kim.
Mendadak terdengar suara jeritan, ternyata salah seorang dari mereka terpental hingga jatuh. Dia cepat-cepat bangun, lalu kabur bersama kedua temannya.
Ouw Yang Coan tertawa dingin seraya berkata dalam hati.
Kelihatannya tidak boleh memandang rendah kaum rimba persilatan Tionggoan. Misalnya hweeshio ini, sulit bagiku melawannya.
Wajahnya tampak biasa, tapi begitu bergerak, justru memiliki kepandaian aneh. Sungguh di luar dugaanku!
Ouw Yang Coan memandang padri mda, ternyata padri itu sudah berjalan menuju pintu kedai.
Ketika melihat padri muda melangkah pergi, Ouw Yang Coan segera memberi isyarat pada Bokyong Cen, lalu bergerak cepat ke hadapan padri muda. Padri itu tampak tersentak, ketika menyaksikan gerakan Ouw Yang Coan.
"Bagus!" katanya dengan suara rendah.
Padri muda memandang Ouw Yang Coan, kemudian menundukkan kepala.
"Menundukkan kepala di hadapan orang, seakan memberi hormat kepada Sang Buddha!" katanya.
Maksudnya menundukkan kepala di hadapan orang, sepertinya sudah memberi hormat kepada Sang Buddha. Berarti dia mengharap
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Ouw Yang Coan memberi jalan padanya, tidak mau berurusan dengan Ouw Yang Coan, hanya ingin pergi saja.
"Aku bernama Ouw Yang Coan, datang dari gurun pasir.
Menyaksikan kepandaian Taysu, aku merasa kagum sekali, Karena itu, aku ingin mohon sedikit petunjuk pada Taysu!"
Padri itu mengerutkan kening.
"Omitohud! Hweeshio tidak ingin bertarung dengan orang. Adapun ketiga orang itu terlampau mendesak hweeshio, sehingga hweeshio terpaksa berkelit."
Ouw Yang Coan tertawa seraya berkala. "Maaf! Bolehkah aku tahu Taysu datang dari mana?"
"Hweeshio datang dari Tayli," sahut padri muda. '
Ouw Yang Coan tersentak, sebab dia tahu musuh besar gurunya adalah orang Tayli. Lagi pula dia pun pernah mendengar dari Ouw Yang Hong, ada seorang padri berasal dari Tayli, bergelar It Sok Taysu, kepandaiannya amat tinggi sekali. Apakah padri ini adalah musuh besar gurunya bergelar It Sok Taysu" Berpikir sampai di situ, hati Ouw Yang Coan mulai bergolak. Kalau kau adalah musuh besar guruku, aku terpaksa bertarung denganmu! Apabila aku berhasil membunuhmu, guruku tidak perlu lagi memikirkan bagaimana caranya membalas dendam, juga tidak usah melewati hari-hari yang penuh siksaan.
Ouw Yang Coan terus menatap padri itu, namun wajahnya tidak memperlihatkan ekspresi apa pun.
"Bolehkah aku tahu gelar Taysu?" tanyanya.
"Gelarku It Sok," sahut padri muda.
Begitu mendengar gelar padri tersebut, hati Bokyong Cen pun terkejut bukan kepalang. Gadis itu tahu guru Ouw Yang Coan amat mendendam pada padri tersebut, namun tidak tahu ada dendam apa di antara mereka berdua.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Bokyong Cen memandang Ouw Yang Coan. Gadis itu tahu apa yang sedang dipikirkannya.
"Taysu berasal dari Tayli?" tanyanya kepada padri muda sambil tersenyum.
"Betul," sahut It Sok Taysu.
Bokyong Cen tersenyum lagi.
Bab 19 "Aku dengar Tayli merupakan tempat yang amat indah. Di mana-mana gunung menghijau dan bunga memekar segar. Betulkah begitu?"
Para tamu terheran-heran ketika melihat gadis cantik jelita itu bercakap-cakap dengan padri muda. Entah mengandung maksud apa dalam hati gadis itu.
It Sok Taysu tidak berani memandang Bokyong Cen.
"Memang betul di tempat kami terdapat gunung menghijau dan bunga memekar segar. Lagi pula semua orang Tayli berpengetahuan," sahutnya dengan kepala tertunduk.
"Bagus! Bagaimana kalau aku bersama Taysu pergi ke Tayli, untuk menikmati keindahan alam di sana" Bolehkah?"
It Sok Taysu berhati bersih. Tenttunya tidak tahu Bokyong Cen dan Ouw Yang Coan ingin mencari gara-gara dengannya. Dia juga tidak tahu Ouw Yang Coan adalah murid Pek Bin Lo Sat. Ketika Bokyong Cen bertanya demikian, justru membuatnya tertegun.
"Hweeshio sudah terbiasa berpergian seorang diri, tidak bisa berpergian bersama Nona. Dalam hal ini, harap Nona maklum! Aku
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
adalah seorang hweeshio, tidak baik jalan bersama Nona." Bokyong Cen tertawa cekikikan.
"Kau adalah orang yang menyucikan diri" Kenapa aku lihat kau tidak seperti orang yang menyucikan diri, tapi sebaliknya malah mirip seorang tuan muda" Apakah kau bermarga Toan?"
Ouw Yang Coan tahu Bokyong Cen sudah mengetahui tentang musuh besar gurunya, maka ketika gadis itu berkata begitu, dia diam saja.
"Aku seorang hweeshio, artinya sudah menyucikan diri dan melepaskan diri dari keduniawian, apa margaku sudah tidak jadi masalah lagi," sahut It Sok Taysu.
Bokyong Cen berkata dalam hati. Kau memang hweeshio licik. Aku bertanya tentang margamu, hanya ingin tahu apakah kau adalah musuh guru Ouw Yang Coan, tapi kau malah mengelak pertanyaanku.
Gadis itu tertawa kecil, lalu berkata dengan nyaring.
"Taysu kelihatannya bergurau. Aku lihat Taysu tidak akan melupakan marga sendiri. Aku dengar dari seseorang bahwa keluarga Toan di Tayli merupakan keturunan raja Tayli. Menurutku Taysu tidak mirip seorang hweeshio, tapi mirip orang dari keluarga Toan. Kalau tidak salah, Taysu pasti bermarga Toan."
"Hweeshio memang tidak bisa melupakan marganya sendiri, namun kini hweeshio adalah It Sok," sahutnya.
"Tuan Muda Toan, aku lihat kau terpelajar, bahkan juga memiliki ilmu silat yang amat tinggi. Namun entah apa sebabnya Tuan Muda Toan melepaskan kesenangan dunia, rela menjadi murid Sang Buddha?" kata Ouw Yang Coan.
"Aku mau bertobat, itu merupakan keberuntungan. Buddha membicarakan sebab dan akibat, juga membicarakan tentang penitisan. Masa hidupku ini banyak melakukan dosa, maka aku
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
menyucikan diri. Gelarku It Sok, artinya telah melepaskan semua urusan keduniawian ..."
"Mendengar perkataan Tuan Muda Toan, maka aku pun menduga ada sesuatu yang terganjal dalam hatimu. Apakah dulu Tuan Muda Toan pernah membunuh orang ataukah pernah melukai seseorang, sehingga menanamkan suatu hutang?" tanya Ouw Yang Coan.
"Tidak salah, apa yang dikatakanmu memang benar adanya," sahut It Sok Taysu dengan suara dalam.
"Taysu datang di Gunung Cong Lam San ini, juga ingin merebut kitab pusaka Kiu Im Cin Keng itu?" tanya Bokyong Cen sambil tersenyum.
"Hweeshio tidak ingin merebut kitab pusaka itu, hanya merasa gembira saja. Dengar-dengar Ong Tiong Yang, ketua partai Coan Cin Kauw memperoleh sebuah kitab pusaka yang jarang terdapat di kolong langit, maka hweeshio cuma ingin menambah pengetahuan saja."
"Aku pun seperti Taysu, ingin melihat-lihat kitab pusaka Kiu Im Cin Keng tersebut. Bagaimana kalau kita melakukan perjalanan bersama?" tanya Ouw Yang Coan.
It Sok Taysu diam, namun memandang mereka berdua. Dia tahu kedua orang itu bukan berasal dari Tionggoan, maka dia tidak ingin melakukan perjalanan bersama mereka berdua. Namun setelah berpikir sejenak, dia setuju pula agar tidak menimbulkan hal-hal yang tak diinginkan.
"Baik! Mari kita melakukan perjalanan bersama menuju Istana Tiong Yang!"
Bokyong Cen tertawa gembira.
"Terimakasih, Taysu!"
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
It Sok Taysu merangkapkan kedua tangannya di dada, lalu memuji kebesaran Sang Buddha. "Omitohud!"
Mereka bertiga meninggalkan kedai arak itu, melanjutkan perjalanan menuju Istana Tiong Yang.
Sungguh lucu Gunung Cong Lam San!
Gunung itu ditumbuhi pohon-pohon besar. Di Gunung Cong Lam San ini tampak menghijau. Sayup-sayup terdengar pula suara air terjun.
Berselang beberapa saat, mereka sudah tiba di sebuah jalan kecil yang berliku-liku. Mereka bertiga mengikuti jalan kecil itu ke atas.
Tak seberapa lama, mendadak terdengar suara senandung yang bergema-gema.
"Tak perduli kacau balau di kolong langit, untuk apa membicarakan kaisar, hatinya hanya tahu berpelesiran dan bersenang-senang ..."
Senandung tersebut menyindir Kaisar Song masa itu, karena Kaisar Song hanya tahu bersenang-senang dengan para selir yang cantik-cantik, justru tidak menghiraukan penyerbuan pasukan Kim, sehingga menyebabkan rakyat jelata yang menjadi korban, melewati hari-hari yang penuh penderitaan.
Ouw Yang Coan kurang mengerti akan senandung itu. Dia memandang Bokyong Cen dan It Sok Taysu.
Dilihatnya wajah mereka berdua tampak serius.
Ouw Yang Coan segera bertanya pada Bokyong Cen.
"Nona Bokyong, senandung itu mengandung arti apa?" tanyanya.
Bokyong Cen menjelaskan. "Mungkin yang bersenandung itu salah seorang dari Istana Tiong Yang. Dia bersenandung tentang kebobrokan Kaisar Song, yang
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
setiap hari hanya bersenang-senang dengan para selir, sama sekali tidak menghiraukan penderitaan rakyat jelata. Namun senandung itu bernada mencintai kerajaan Song."
Ouw Yang Coan manggut-manggut, kemudian berpikir. Ong Tiong Yang merupakan orang gagah. Kalau aku bergebrak dengannya, apakah akan berhasil memperoleh kitab pusaka Kiu Im Cin Keng"
Aku menghormati kegagabannya. Kalau kepandaiannya berada di bawahku, aku tidak akan membunuhnya.
Di saat Ouw Yang Coan berpikir itulah mendadak It Sok Taysu berkata.
"Omitohud! Orang bilang, dalam sepuluh langkah pasti terdapat rumput yang menghijau. Hwee shio mempercayai itu. Ong Tiong Yang pasti seorang gagah. Menurutku tentang kitab pusaka Kiu Ini Cin Keng, memang benar ada."
Sedangkan Bokyong Cen termangu-mangu. Ternyata ketika mendengar senandung itu, mendadak dia teringat pada Ouw Yang Hong yang berangkat ke daerah Utara. Entah bagaimana keadaannya, masih hidup atau sudah mati" Tiba-tiba wajahnya berubah merah. Ouw Yang Hong adalah sastrawan tolol, mengapa harus memikirkannya" Gadis itu cepat-cepat menundukkan kepala.
Untung Ouw Yang Coan dan It Sok Taysu tidak tahu apa yang sedang dipikirkannya. Kalau tahu, gadis tersebut pasti bertambah malu.
*** Kini Ouw Yang Coan, Bokyong Cen dan It Sok Taysu sudah sampai di depan pintu masuk Istana Tiong Yang.
Tampak beberapa tosu (Pendeta Taosme) menjaga di tempat itu.
Salah seorang dari mereka masih muda.
Dia memandang It Sok Taysu, Ouw Yang Coan dan Bokyong Cen yang sedang berjalan menuju pintu masuk. Penjaga itu tahu bahwa
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
pendatang itu bukan orang sembarangan. Maka dia segera memberi hormat.
"Kami adalah murid pertama Ong Tiong Yang, bernama Ma Cing.
Entah ada urusan apa kalian ke mari?" tanyanya.
Ouw Yang Coan tidak menyahut. Dia membiarkan It Sok Taysu yang menyahutnya. It Sok Taysu melihat Ouw Yang Coan diam saja, langsung maju sambil memberi hormat.
"Aku adalah It Sok dari Kuil Thian Liong Si di Tayli. Mendengar bahwa Tuan Ong Tiong Yang memperoleh sebuah kitab pusaka Kiu Im Cin Keng, maka aku ingin tahu apakah itu benar?"
Walau Ma Cing masih muda, namun dia lelaki sejati. Dia memberi hormat kepada It Sok Taysu seraya berkata.
"Memang benar suhu memperoleh sebuah kitab pusaka. Namun kiab pusaka itu diperoleh secara kebetulan saja. Lagi pula panjang sekali kalau dituturkan. Belum lama ini suhu selalu menghela nafas terhadap kitab pusaka tersebut, entah apa sebabnya. Taysu berasal dari Yun Lam Tayli. Aku pernah dengar dari suhu, ilmu silat aliran Tayli amat tinggi. Taysu berasal dari sana, sungguh merupakan suatu keberuntungan bagi kami."
Ouw Yang Coan tertawa dingin dalam hati ketika mendengar Ma Cing berkata begitu. Orang itu halus tutur bahasanya, entah bagimana ilmu silatnya" Kalau Istana Tiong Yang hanya memiliki beberapa pendeta ini, sudah pasti kitab pusaka Kiu Im Cin Keng akan jatuh ke tangannya. Ujarnya dalam hati.
Ketika Ouw Yang Coan tertawa dingin, tidak terlepas dari mata It Sok Taysu. Padri muda itu mengira Ouw Yang Coan merasa diremehkan.
"Ini adalah Ouw Yang Coan, jago tangguh dari gurun pasir di See Hek. Dia juga ingin melihat kitab pusaka Kiu Im Cin Keng. Apakah Coan Cin Kauw mengizinkan kami melihat kitab pusaka tersebut?"
katanya segera. KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Aku tidak tahu bagaimana pendapat suhu. Namun kami tahu jelas sifat suhu, tidak mungkin suhu akan melarang kalian bertiga melihat kitab pusaka itu," sahut Ma Cing.
Usai menyahut, pendeta itu lalu mempersilakan mereka bertiga memasuki pintu gapura itu.
Tak seberapa lama kemudian, mereka sampai di depan Istana Tiong Yang. Cukup besar istana itu, tapi tampak sederhana.
Ma Cing mempersilakan mereka bertiga menunggu, dia masuk ke dalam untuk melapor.
Mereka bertiga menunggu di depan istana. Di saat mereka bertiga mulai tidak sabar, mendadak terdengar suara tawa. Mereka segera menoleh.
Tampak seorang aneh berusia dua puluhan. Orang itu berbadan seperti anak kecil, begitu pula pakaiannya dan rambutnya dikepang panjang.
Mereka bertiga terbelalak ketika menyaksikan orang itu.
"Siapa kau" Mau apa kau kemari?" tanya Ouw Yang Coan dengan suara dalam.
Begitu melihat air muka Ouw Yang Coan, orang itu langsung tertawa.
"Hi hi hi! Lihatlah kau! Lihatlah kau! Hi hi hi!"
Orang itu hanya tertawa dan berkata begitu, tidak menjawab pertanyaan Ouw Yang Coan.
Bokyong Cen terbengang-bengong ketika melihat orang itu. Dia tertawa geli sambil melihatnya.
"Siapa kau" Mau apa sih kau ke mari?" tanyanya.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Lelaki itu melirik ke arah Bokyong Cen. Warna hiiam pada biji matanya tidak tampak, membuat Ouw Yang Coan dan It Sok Taysu tertawa geli.
"Sudah cukupkah tertawa kalian?" tanya lelaki aneh itu.
Ouw Yang Coan dan It Sok Taysu berhenti tertawa. Kemudian It Sok Taysu memberi hormat kepada lelaki aneh itu.
"Maaf, hweeshio telah berlaku kurang sopan!"
Lelaki itu menyahut. "Sudahlah! Sudahlah! Berlaku kurang sopan ya berlaku kurang sopan. Siapa yang membutuhkan kesopanan" Selama ini aku tidak pernah berlaku sopan terhadap siapa pun, maka aku tidak menyalahkan orang berlaku kurang sopan. Tapi kalian harus memberitahukan padaku, sebetulnya mau apa kalian datang ke mari?"
"Hweeshio ke mari khususnya ingin menemui Ong Tiong Yang Cinjin," sahut It Sok Taysu.
Lelaki berdandan seperti anak kecil itu tampak tersentak.
"Waduh! Celaka! Celaka! Kalian kemari juga ingin mencarinya?"
teriaknya. It Sok Taysu, Ouw Yang Coan dan Bokyong Cen mengangguk.
Wajah lelaki itu tampak murung.
"Habis! Habislah! Mengapa kalian ke mari mencarinya" Kalian tidak tahu sudah lama aku mencarinya" Sudah tiga tahun aku mencarinya.
Menurutku, Ong Tiong Yang bukan orang gagah, melainkan seorang pengecut!"
Ouw Yang Coan segera menyambung.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Betul! Ong Tiong Yang belum tentu seorang yang tangguh,"
sambung Ouw Yang Coan. Mendengar itu, lelaki tersebut langsung meloncat, kemudian menuding Ouw Yang Coan seraya berkata.
"Siapa kau" Sungguh berani kau tidak meng-hormatinya! Kau lebih tangguh darinya" Kalau kau lebih tangguh darinya, aku pasti berguru padamu!
Tapi apabila kau tidak setangguh dia, aku pasti memukulmu hingga terpelanting-pelanting!"
Ouw Yang Coan tertegun. Dia tidak menyangka bahwa lelaki itu sangat menghormati Ong Tiong Yang, sekaligus mengaguminya juga, hingga mau berguru padanya. Tapi sudah tiga tahun lelaki itu mencari Ong Tiong Yang, sebaliknya Ong Tiong Yang malah tidak mau menemuinya, itu pasti ada sebab musababnya.
Si Racun Dari Barat See Tok Ouw Yang Hong Tay Toan Karya Jin Yong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Saudara siapa namamu?" tanya Bokyong Cen mendadak.
"Kau merupakan gadis yang baik. Begitu lihat aku sudah tahu. Tapi kau suruh aku bilang . . ." sahut lelaki itu sambil tertawa dan memandang Bokyong Cen.
Lelaki itu tidak dapat melanjutkan ucapannya, sehingga membuat Bokyong Cen terheran-heran.
"Sesungguhnya siapa namamu" Mengapa kau tidak mau memberitahukan" Beritahukanlah!"
Lelaki itu tertawa lagi, kemudian menyahut.
"Betulkah kau menghendakiku memberitahukan?"
Bokyong Cen mengangguk. "Baik, kuberitahukan, namaku ..." kata lelaki itu.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
It Sok Taysu, Ouw Yang Coan dan Bokyong Cen terus menunggu, namun lelaki itu tidak melanjutkan ucapannya.
"Kok diam" Beritahukanlah!" desak Bokyong Cen.
Barulah lelaki itu memberitahukan.
"Namaku Ciu Pek Thong. Kau pernah mendengar namaku?"
Sudah tentu mereka bertiga tidak pernah mendengar nama tersebut, maka menggelengkan kepala.
Ciu Pek Thong terbelalak, kemudian tertawa gelak seraya berkata.
"Tidak benar! Tidak benar! Apa yang dikatakan Ong Tiong Yang tidak benar! Dia bilang aku adalah orang yang paling aneh di kolong langit dan amat ternama pula, mereka semua tahu itu, tapi kalian bertiga justru tidak tahu diriku!"
Lelaki itu terus tertawa gelak, kemudian ber-guling-gulingan di tanah, kelihatannya merasa gembira sekali.
Berselang sesaat, barulah dia meloncat bangun, lalu berkata pada mereka bertiga sambil cengar-cengir.
"Kalian bertiga . . . juga ingin belajar ilmu silat pada Ong Tiong Yang?"
Ouw Yang Coan menggeleng-gelengkan kepala. Ciu Pek Thong segera memandang Bokyong Cen. Gadis itu pun menggeleng-gelengkan kepala, sehingga Ciu Pek Thong tampak gembira sekali.
"Sungguh bagus sekali! Sungguh bagus sekali!
Kalau kalian juga ingin belajar ilmu silat padanya, maka dia tidak akan mengajariku lagi! Ya, kan" Menurutku kalian tidak perlu belajar ilmu silat padanya. Berrdasarkan ilmu silat yang kalian miliki, kalian tidak bisa belajar padanya. Kepandaiannya nomor wahid di kolong
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
langit. Kalaupun kalian belajar padanya, kepandaian kalian tidak akan sebanding denganku. Untuk apa kalian belajar" Ya, kan?"
It Sok Taysu yang tidak berhati ambisi itu hanya tersenyum-senyum saja, lain halnya dengan Ouw Yang Coan. Ketika mendengar Ciu Pek Thong mengatakan begitu, timbul rasa tidak senang dalam hatinya.
"Saudara Ciu, bagaimana kau tahu kepandaian Ong Tiong Yang nomor wahid di kolong langit" Tahukah kau bahwa di luar langit masih terdapat langit?" tanyanya.
Ciu Pek Thong menyahut. . "Waduh! Kau justru tidak mengerti!
Sesudah kau bertemu Ong Tiong Yang, kau pasti tidak akan mengatakan di luar langit masih terdapat langit lagi. Menurutku, apabila ingin memiliki kepadaian tinggi, harus punya guru yang baik dan berkepandaian tinggi. Aku ingin berguru pada Ong Tiong Yang, itu karena dia adalah jago nomor wahid di kolong langit. Coba kau katakan, kalau aku berguru padanya, bukankah kepandaianku juga akan tinggi?"
"Pernahkah kau menyaksikan kepandaian Ong Tiong Yang?" tanya Ouw Yang Coan.
Ciu Pek Thong menggeleng-gelengkan kepala.
"Jangan dikatakan lagi! Bagaimana mungkin dia bersedia memperlihatkan kepandaiannya padaku" Dia cuma bilang, bahwa dia bukan guruku, maka tidak bersedia mengajarku kungfu. Dia pun bilang, Coan Cin Kauw tidak akan menerimaku sebagai murid. Lagi pula aku tidak tahan akan peraturannya, sebab aku tidak mau terikat oleh peraturan. Dia justru menatapku, kemudian menceritakan urusan besar yang ada di kolong langit. Aku tidak mau mendengar semua itu, maka dia bilang tidak mau menerimaku."
Bokyong Cen tertawa, lalu berkata setengah bergurau.
"Kalau Ong Tiong Yang tidak mau menerimamu sebagai murid, bagaimana kalau aku menerimamu sebagai murid?"
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Ciu Pek Thong sama sekali tidak tahu bahwa Bokyong Cen hanya bergurau. Maka dia segera berlutut saking girangnya. Tapi mendadak dia membatalkan niatnya dan langsung berkata.
"Oh ya! Tidak usah buru-buru! Tidak usah buru-buru! Kalau terburu-buru malah akan keliru. Aku harus bertanya padamu dulu, apakah ilmu silatmu nomor wahid di kolong langit?"
Pertanyaan lelaki itu membuat Bokyong Cen tertegun. Ilmu silatnya nomor wahid di kolong langit" Jangankan nomor wahid, nomor keseratus pun tidak dapat diraihnya.
"Kau ingin berguru kepada Ong Tiong Yang, namun dia tidak sudi menerimamu. Aku merasa kasihan padamu, maka aku mau menerimamu sebagai murid. Tapi kau tidak usah perduli ilmu silatku nomor wahid di kolong langit atau tidak! Itu tidak jadi masalah, bukan?"
Ciu Pek Thong berteriak-teriak.
"Siapa bilang tidak jadi masalah" Justru akan jadi masalah besar!
Lihatlah kungfuku, tentunya lumayan! Siapa tahu kungfuku lebih tinggi darimu! Kau ingin menjadi guruku, harus bagaimana mengajariku?"
Kemudian Ciu Pek Thong mulai bersilat. Ouw Yang Cong dan It Sok Taysu manggut-manggut menyaksikannya.
Setelah memperlihatkan ilmu silatnya, Ciu Pek Thong bertanya pada mereka bertiga.
"Bagaimana ilmu silatku" Aku lihay atau Nona ini lebih lihay?"
Bokyong Cen memang bergurau, tapi tidak disangka Ciu Pek Thong justru ingin menjadi muridnya. Ketika menyaksikan ilmu silatnya, gadis itu segera bertepuk tangan seraya berkata.
"Memang kau yang lebih lihay, aku tidak jadi menerimamu sebagai murid."
Ciu Pek Thong tampak gembira sekali.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Betul! Betul! Memang lebih baik demikian! Aku tidak bisa baik terhadap kaum wanita! Kalau kau jadi guruku, aku justru tidak tahu harus bagai mana melayanimu!" katanya.
Di saat bersamaan, tampak Ma Cing berjalan ke luar, lalu memberi hormat seraya berkata.
"Maaf, cukup lama kalian bertiga menunggu. Suhu mengundang kalian masuk."
Seketika juga hati Ouw Yang Coan berdebar debar tegang. Bisa bertemu Ong Tiong Yang, tentunya akan tahu bahwa dirinya akan berhasil merebut kitab pusaka Kiu I m Cin Keng atau tidak. Juga akan mengetahui bagaimana kepandaian Ong Tiong Yang, mampu menandinginya atau tidak. Hal itu membuat pikirannya agak kacau.
Sedangkan Bokyong Cen merasa heran, sebab dalam perjalanan dia mendengar semua orang memuji Ong Tiong Yang. Sebetulnya Ong Tiong Yang itu orang macam apa" Hari ini bisa bertemu dengannya, membuat hati gadis itu berdebar-debar pula.
It Sok Taysu tampak biasa-biasa saja, karena kedatangannya memang tidak berniat merebut kitab pusaka Kiu Im Cin Keng. Dia segera balas memberi hormat.
"Omitohud! Terimakasih!"
Ma Cing berjalan memasuki istana. It Sok Taysu, Ouw Yang Coan dan Bokyong Cen mengikutinya dari belakang. Begitu pula Ciu Pek Thong.
Walau disebut Istana Tiong Yang, namun di dalamnya hanya terdapat perabotan yang sederhana, dan keadaannya amat sepi.
Tampak dua orang tosu duduk di ruang itu. Salah seorang tosu itu berusia tiga puluhan, mengenakan jubah pendeta yang bergemerlapan, dan sepasang matanya bersinar terang.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Yang duduk di sebelah kanannya malah lebih muda. Dia menatap keempat orang itu, kelihatannya agak tidak sabaran.
Ma Cing memberi hormat. "Suhu, mereka bertiga ingin menemui Suhu. Yang satu itu adalah Ciu Pek Thong, yang telah berulang kali ke mari ingin berguru di sini."
Yang duduk di tengah adalah Ong Tiong Yang, ketua partai Coan Cin Kauw, yang amat kesohor itu. Dia segera bangkit berdiri, lalu memberi hormat seraya bertanya.
"Ada petunjuk apa kalian bertiga jauh-jauh ke mari?"
Ketika melihat Ong Tiong Yang, entah apa sebabnya Ouw Yang Coan merasa segan padanya. Dia adalah ketua Coan Cin Kauw di Tionggoan, sedangkan diriku adalah jago nomor satu di daerah See Hek. Mengapa aku harus merasa segan padanya" Pikirnya.
Ouw Yang Coan balas memberi hormat, kemudian menyahut.
"Aku bernama Ouw Yang Coan. Aku mendapat perintah dari guruku untuk ke mari menemui Coan Cin Kauw Kauwcu. Konon Coan Cin Kauw mem proleh sebuah kitab pusaka Kiu Im Cin Keng, maka aku ingin meminjam kitab pusaka tersebut untuk dibaca."
It Sok Taysu memberi hormat lalu berkata.
"Hweeshio dari Kuil Thian Liong Si di Yun Lam Tayli. Hweeshio bergelar It Sok Taysu, juga ingin melihat kitab pusaka Kiu Im Cin Keng. Harap Ong Tiong Yang Cinjin mengabulkannya!"
Ciu Pek Thong yang berdiri di belakang segera menyambung.
"Aku ke mari hanya ingin berguru, Ong Tiong Yang! Kau sudi atau tidak menerimaku sebagai murid" Kalau kau sudi berarti urusan ini beres, tapi kalau tidak sudi berarti setiap hari aku akan ke mari.
Bukankah kau akan pusing tujuh keliling?"
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Ong Tiong Yang memang sabar sekali. Dia memberi hormat kepada mereka sambil mengucapkan beberapa patah kata, lalu berkata pada Ciu Pek Thong.
"Sudah kukatakan berkali-kali, kau memang orang yang beruntung.
Namun kau tidak berjodoh denganku."
Ciu Pek Thong berteriak-teriak.
"Ong Tiong Yang, kau adalah jago nomor wahid di kolong langit!
Kalau kau tidak mau menerimaku sebagai murid, lalu aku harus ke mana mencari guru?"
Laki-laki itu tampak penasaran sekali. Dia terus-menerus membanting kakinya. Namun Ong Tiong Yang tidak menggubrisnya, malah mempersilakan It Sok Taysu, Ouw Yang Coan dan Bokyong Cen duduk. Setelah itu dia berkata perlahan-lahan.
"Memang benar aku memperoleh kitab pusaka Kiu Im Cin Keng secara tidak sengaja. Namun kemudian tersiar ke dunia persilatan.
Aku sama sekali tidak berniat menyerakahi kitab pusaka tersebut.
Sudah lama aku ingin menyalinnya agar seluruh kaum rimba prsilatan dapat membacanya. Tapi bukan kemarin aku mempelajari kitab pusaka itu. Di dalamnya memang mengandung ilmu silat yang amat dalam dan tinggi. Akan tetapi, aku juga melihat di dalam kitab pusaka itu terdapat sedikit penyakit . . ."
Usai berkata begitu, Ong Tiong Yang meng-geleng-gelengkan kepala sambil menghela nafas panjang.
Ouw Yang Coan segera berkata.
"Berdasarkan kungfu yang Kauwcu miliki, Kauwcu dapat melihat ada sedikit penyakit di dalam kitab pusaka itu, maka aku yakin benar. Namun entah sedikit penyakit apa itu?"
Ong Tiong Yang menyahut. KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Kitab pusaka itu berisi pelajaran ilmu silat yang amat tinggi, namun
. . . berisi pula ilmu silat yang agak sesat. Apabila kaum golongan sesat yang memperoleh kitab pusaka itu, justru akan membuat kacau rimba persilatan. Oleh karena itu, aku membatalkan niatku untuk menyalin kitab pusaka tersebut."
Ouw Yang Coan masih merasa ragu akan penuturan Ong Tiong Yang, bahkan mencurigainya telah mempelajari seluruh isi Kiu Im Cin Keng, maka ingin memusnahkan kitab pusaka tersebut, agar hanya dirinya yang memiliki ilmu silat paling tinggi.
It Sok Taysu sama sekali tidak berpikir seperti apa yang dipikirkan Ouw Yang Coan. Setelah bertemu Ong Tiong Yang, padri muda itu tahu bahwa Ong Tiong Yang liukan orang licik, maka tidak merasa ragu maupun mencurigainya.
"Omitohud! Buddha yang Maha Pengasih! Cin jin telah berpikir panjang, justru menolong banyak orang!"
Sementara Bokyong Cen terus memandang Ong Tiong Yang, dalam hati tidak begitu mempercayai perkataannya.
"Kalau begitu, Ong Tiong Yang Cinjin sudah membaca kitab pusaka itu?"
Ong Tiong Yang mengangguk. "Betul!"
"Berdasarkan apa yang dikatakan Tiong Yang Cin jin, kini hanya kau seorang yang telah menghafal kungfu yang tercantum di dalam kitab pusaka Kiu Im Cin Keng, kira-kira begitu kan?"
Ong Tiong Yang sama sekali tidak tahu maksud tujuan pertanyaan Bokyong Cen, maka dia menjawab sejujurnya.
"Memang begitu."
"Tiong Yang Cinjin telah mempelajari Kiu Im Cin Keng, selanjutnya rimba persilatan akan memperoleh kebaikan, ataukah akan
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
menimbulkan suatu badai yang tiada akhirnya?" ujar Bokyong Cen lagi.
Ong Tiong Yang tertegun, sebab pertanyaan tersebut membuatnya sulit sekali untuk menjawabnya. Sementara itu Bokyong Cen tertawa, kemudian berkata dengan lancar.
"Tiong Yang Cinjin mempelajari Kiu Im Cin Keng, namun tidak menimbulkan badai dalam rimba persilatan. Tetapi kalau orang lain yang mempelajarinya mengapa akan menimbulkan badai itu" Tiong Yang Cinjin dan It Sok Taysu sama-sama telah menyucikan diri, menjauhi urusan keduniawian, seharusnya mereka sudah berhati beku. Kebaikan dan kejahatan manusia hanya bergantung pada pikiran yang sekejap. Sang Buddha saja pernah melakukan tiga kali kekeliruan, apalagi ma n usia awam" Kini Tiong Yang Cinjin memegang kitab pusaka Kiu Im Cin Keng. Itu pertanda berhati tamak! Namun berdasarkan kepribadian Tiong Yang Cinjin, tentunya tidak akan begitu, kan?"
Ong Tiong Yang orang yang berpengalaman. Dirinya pernah memimpin para orang gagah untuk melawan pasukan Kim, maka dia telah bertemu berbagai macam orang. Kini mendengar apa yang dikatakan Bokyong Cen, dia cuma tersenyum ringan.
"Kiu Im Cin Keng memang merupakan kitab pusaka, namun menurutku . . ." Ong Tiong Yang memandang It So Taysu, memandang Ouw Yang Coan, memandang Bokyong Cen dan kedua muridnya yang berdiri di belakang gadis itu. Kemudian ditatapnya pula Ciu Pek Thong. "Bukan aku bicara sembarangan, menurutku hanya ada dua orang yang berjodoh dengan kitab pusaka Kiu Im Cin Keng!"
Mendengar itu, It Sok Taysu dan lainnya mengira Ong Tiong Yang mengatakan dirinya sendiri. Begitu pula Ma Cing dan adik seperguruannya bernama Seh Gwa Kie, mereka berdua gembira sekali.
Sedangkan Ouw Yang Coan mengira Ong Tiong Yang mengatakan dirinya dan Bokyong Cen, sehingga berpikir dalam hati: "Kalau aku
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
berhasil merebut kitab pusaka itu, aku pasti akan belajar bersama gadis itu!"
Ciu Pek Thong juga berpikir, tosu bau itu mengatakan hanya ada dua orang yang berjodoh dengan kitab pusaka Kiu Im Cin Keng.
Tentu bukan dirinya, sebab tosu bau itu tidak sudi menerimanya sebagai murid, bagaimana mungkin dirinya berjodoh dengan kitab pusaka tersebut. Dia tidak tahu, di antara semua orang, hanya dirinya yang banyak memperoleh kemanfaatan dari kitab pusaka tersebut, sehingga kalau dia dijuluki Lo Boan Tong (Bocah Tua) Ciu Pek Thong.
Ketika mendengar Ong Tiong Yang berkata begitu, It Sok Taysu tidak memikirkan kitab pusaka itu.
"Tiong Yang Cinjin berkata demikian, apakah kami semua tiada berjodoh dengan kitab pusaka Kiu Im Cin Keng?" tanya Ouw Yang Coan tiba-tiba.
Ong Tiong Yang menoleh. "Kira-kira begitulah!" sahutnya.
Ouw Yang Coan berkata lagi.
"Tiong Yang Cinjin ingin menyerakahi kitab pusaka itu" Aku ingin mohon petunjuk beberapa jurus pada Cinjin, agar tahu Kiu Im Cin Keng tidak bernama kosong!"
Ouw Yang COan mengeluarkan sebuah kantong kain berbentuk panjang yang ternyata berisi tongkat ularnya.
Ong Tiong Yang tersenyum melihat hai itu.
"Walau hidupku menyepi di sini, tapi aku pernah mendengar nama besarmu, kau adalah jago nomor satu di daerah See Hek. Sungguh beruntung aku akan bergebrak beberapa jurus denganmu!"
Semua orang berjalan ke luar, ingin menyaksikan pertandingan Ong Tiong Yang dengan Ouw Yang Coan.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Kedua orang itu telah saling berhadapan. Wajah Ouw Yang Coan tampak serius, sementara wajah Ong Tiong Yang kelihatan tenang sekali.
Ciu Pek Thong memandang Ouw Yang Hong, kemudian memandang Ong Tiong Yang seraya berpikir. "Aku terus-menerus bermohon jadi murid mu, namun kau tolak terus, siapa tahu kau berkepandaian asli atau berkepandaian palsu! Kalau kau berkepandaian asli, aku akan bersujud padamu dengan kepala membentur tanah, agar diterima sebagai murid. Namun apabila kau tidak berkepandaian apa-apa, buat apa aku harus bermohon-mohon padamu?"
Di antara mereka ada satu orapg yang hatinya berdebar-debar tegang. Orang itu tak lain Bokyong Cen. Sejak melakukan perjalanan bersama Ouw Yang Coan, perasaannya sudah semakin dekat padanya. Maka, melihat Ouw Yang Coan akan bertarung dengan Ong Tiong Yang, hatinya merasa tegang dan cemas. Gadis itu tahu jelas, tipis sekali harapan bagi Ouw Yang Coan meraih kemenangan.
Ini berarti sulit untuk memperoleh kitab pusaka Kiu Im Cin Keng, lalu bagaimana tanggung jawab Ouw Yang Coan terhadap gurunya"
Pengelana Rimba Persilatan 4 Pedang Bengis Sutra Merah ( Tan Ceng In) Karya See Yan Tjin Djin Kemelut Di Majapahit 21