Pencarian

Si Racun Dari Barat 5

Si Racun Dari Barat See Tok Ouw Yang Hong Tay Toan Karya Jin Yong Bagian 5


Ouw Yang Hong sama sekali tidak tahu apa sebabnya mereka membawanya ke daerah utara. Dia hanya tahu, mereka punya
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
seorang majikan yang sudah tua, sedang menunggu dan ingin bertemu Ouw Yang Hong.
Sepanjang jalan, Cu Sianseng dan Cu Kuo Lo Hu Cu melarang semua orang menimbulkan masalah. Namun Cu Sianseng berlaku amat sungkan terhadap Ouw Yang Hong.
Dalam perjalanan, Ouw Yang Hong sering bertanya pada Cu Sianseng, mengapa mereka membawanya ke daerah utara, apa yang harus dikerjakannya di sana, dan mengapa majikan mereka ingin menemuinya. Walau Ouw Yang Hong bertanya berulang kali, Cu Sianseng cuma tersenyum tanpa memberi jwaban. Hati Ouw Yang Hong jadi kesal, akhirnya tidak mau bertanya lagi, bahkan juga tidak mau bicara dengan mereka.
Kian lama hawa kian bertambah dingin. Saat itu memang bulan delapan, pertengahan musim gugur. Malam harinya, angin berhembus dingin menusuk tulang. Ouw Yang Hong yang hanya mengenakan pakaian biasa, tentunya merasa kedinginan. Sebaliknya orang-orang itu tidak tampak kedinginan, Cu Sianseng malah bersenandung.
"Langit tiada batas, rimba tiada ujung. Tinggal di rumah gubukku dan mencuci pakaianku, bulu burung amat panjang, adalah ibuku.
Seekor kijang, kau, dan aku sama-sama menikmatinya. Melahirkan anak . . ."
Mendengar senandung itu, semua orang segera menyambungnya dengan suara lantang.
"Lihatlah gubuk itu, ada istriku yang tercinta, menungguku pulang, hidup bahagia hingga berambut putih!"
Ouw Yang Hong yang juga mendengar, berkata dalam hati, mereka semua berasal dari daerah utara, tapi datang ke kota Ciau Liang menunggu diriku lingga tiga tahun. Apakah hanya demi me-lanjutkan syair itu" Sungguh tak dapat dipercaya, namun nyatanya memang begitu.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Malam itu mereka bermalam di sebuah rimba, menyalakan ranting dan menyuruh seseorang menjaga, yang lain boleh tidur.
Ouw Yang Hong tidak bisa pulas, dia tahu orang-orang itu amat sungkan padanya, maka dia tidak berniat untuk kabur.
Mendadak terdengar suara derap kaki kuda, terdengar pula suara siulan yang saling menyusul. Tak lama tampak beberapa orang berkuda menerjang ke arah tempat itu. Mereka mengenakan pakaian kulit binatang, membawa busur, golok, dan tombak.
Setelah sampai di depan api unggun, terdengar suara bentakan yang amat keras.
"Kalian semua dengar, kami adalah Pak Cong Ngo Pit (Lima Jagoan Daerah Utara)! Harimau,
Macan Tutul, Macan Belang, Srigala, dan Anjing! Cepat tinggalkan barang-barang kalian dan berlutut, kami akan mengampuni nyawa kalian!"
Orang-orang yang tidur itu langsung terjaga. Ouw Yang Hong memandang mereka, tahu jelas mereka berkepandaian amat tinggi, tapi pendatang yang tak diundang itu membawa busur dan panah.
Kalau mereka melepaskan panah, tentunya akan merepotkan orang-orang itu. Hatinya jadi cemas.
Akan tetapi, Cu Sianseng dan beberapa orang tetap duduk tak bergerak, memandang para pendatang itu sambil tersenyum. Mereka tahu yang baru muncul itu adalah perampok, namun mereka tetap bersikap acuh tak acuh.
Kepala perampok membentak dengan suara mengguntur.
"Cepat tinggalkan barang-barang kalian, apakah aku harus turun tangan?"
"Kau menghendaki barang-barang kami?" sahut Cu Sianseng sambil tertawa.
Kepala perampok itu mengangguk.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Betul!" Cu Sianseng tertawa sambil berkata pada kepala perampok itu.
"Kami memang memiliki sedikit barang, datang dari kota Ciau Liang, tentunya membawa barang."
Kepala perampok itu tampak tertegun.
"Siapa kalian?"
Cu Kuo Lo Hu Cu berkata sambil tersenyum.
"Lo Ji, Lo Sam! Kita ke Ciau Liang baru tiga tahun, orang-orang di sini sudah tidak mengenali kita lagi!"
"Toako (Kakak Pertama), asal kita mendekati mereka, sudah pasti mereka akan mengenali kita!" sahut Cu Sianseng menimpali.
Mereka berenam bangkit berdiri. Kepala perampok itu tampak tersentak, lalu berkata dengan suara bergemetar.
"Kalian adalah orang Liu Yun Cun (Perkampungan Liu Yun)?"
Cu Sianseng dan lainnya tidak menyahut, hanya tertawa.
Menyaksikan itu kepala perampok tahu, mereka pasti orang-orang Liu Yun Cun. Maka cepat-cepat meloncat turun dari kuda, dan langsung menjatuhkan diri berlutut di hadapan mereka.
"Tuan besar berenam, hamba tidak tahu Tuan-tuan berada di sini, hamba memang harus mampus!"
Cu Sianseng tertawa. "Kalian berlima harus mampus atau tidak, aku juga tidak tahu. Tapi kami sedang tidur di sini. Kalian muncul mengganggu kami, tentunya kalian harus bertanggung jawab tentang itu!"
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Orang yang dipanggil Hou toako berkertak gigi, kemudian berkata dengan suara bergemetar.
"Kami memang sial tidak mengenali Tuan besar berenam, maka aku
. . ." Hou toako itu mengangkat sebelah tangannya, mendadak bergerak cepat mencungkil keluar sebuah matanya. Dia menjerit keras, lalu roboh dan pingsan.
Yang lain tak berani bergerak sama sekali, tetap berlutut di tanah dengan wajah pucat pias.
Cu Sianseng memandang mereka sambil tertawa, setelah itu berkata perlahan-lahan.
"Kalian masih belum mau pergi dari sini" Aku mau tidur lagi!"
Mereka segera mengucapkan terimakasih, dan terbirit-birit meninggalkan tempat itu.
Bab 15 Tidak terjadi urusan apa-apa lagi. Kini Cu Sianseng, Ouw Yang Hong dan lainnya sudah sampai di kaki Gunung Cian San daerah utara.
Tak seberapa lama kemudian, mereka sudah berada di depan sebuah perkampungan. Tampak pohon-pohon dan rerumputan menghijau. Sungguh indah tempat itu!
Di depan pintu perkampungan, terlihat belasan orang menjaga.
Begitu melihat kedatangan mereka bertujuh, para penjaga itu tampak tersentak. Ke-mudian salah seorang dari mereka yang berdandan sebagai pengurus segera menghampiri mereka, dan memegang bahu Cu Kuo Hu Cu erat-erat.
"Bagus! Bagus! Kalian sudah pulang!" katanya.
Air mata pengurus itu meleleh. Dia pun me-meluk yang lain dengan air mata bercucuran. Se-telah itu dia berpaling seraya berseru.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Cepat buka pintu! Salah seorang harus pergi melapor ke ruang tengah, ruang belakang dan harus memberitahukan pada paman guru kecil, bahwa lo toa dan lainnya sudah pulang!"
Usai berseru, pengurus itu memandang Ouw Yang Hong dengan penuh perhatian, lama sekali barulah tertawa seraya berkata.
"Toako, tentunya kalian berenam tidak salah mencari orang. Tahun kemarin, Coh Cun membawa seorang ke mari, katanya orang itu yang ditunggu majikan, tapi bukan. Kali ini kalau toako berhasil menemukan orang yang ditunggu majikan, majikan pasti girang sekali. Jangan seperti kejadian tahun kemarin, Coh Cun membawa seorang tolol ke mari, sehingga membuat majikan amat gusar sekali.
Kami harap toako tidak akan mengecewa kan majikan!"
"Harap saudara berlega hati, kami berenam tidak akan salah melihat orang!" sahut Cu Sianseng sambil tersenyum.
Pengurus itu manggut-manggut.
"Syukurlah!" Dia lalu mengajak mereka masuk ke dalam perkampungan, menuju sebuah rumah yang amat besar. Ketika memasuki halaman perkampungan tersebut, Ouw Yang Hong menjadi tercengang, sebab dia melihat begitu banyak syair bergantung di tembok halaman, bahkan terdapat tulisan 'Harimau' dan tulisan 'Tenang'
serta sebuah tulisan yang amat besar, yaitu 'Racun'.
Setelah melihat tulisan-tulisan itu, Ouw Yang Hong yakin bahwa majikan perkampungan ini pasti orang aneh.
Ketika berjalan beberapa langkah, Ouw Yang Hong melihat sepasang syair yang bunyinya agak aneh. 'Rumah punya majikan banyak rejeki, dalam kamar terdapat ibu amat menakutkan hati.'
Setelah membaca sepasang syair itu, air muka Ouw Yang Hong tampak biasa-biasa saja.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Pengurus itu menatap Ouw Yang Hong, ke-lihatannya memang ingin mengujinya, kemudian menjura seraya berkata.
"Yang menulis sepasang syair itu adalah majikan kami, tapi kami amat bodoh, tidak tahu apa maknanya. Tuan pasti orang cendekiawan, kalau tidak, bagaimana diundang ke Liu Yun Cun kami" Aku mohon tanya pada Tuan, sesungguhnya se-pasang syair itu mengandung makna apa?"
Ouw Yang Hong yang belum berpengalaman dalam dunia persilatan, langsung menjawab dengan sejujurnya.
"Berdasarkan sepasang syair itu, dapat diketahui bahwa majikanmu tergolong orang Sin Sang Tie. Dahulu kala, Sin Sang Tie menelan racun, itu bukan dikarenakan dia suka akan racun, melainkan agar keluarganya tidak keracunan. Di tempat ini terdapat begitu banyak tulisan 'Racun'. Lagi pula dua buah huruf yang terdapat di dalam kedua syair itu, kalau digabungkan akan menjadi huruf Ibu Majikan.
Tulisan 'Racun' begitu penting bagi majikanmu, tentunya majikanmu bermaksud dengan Racun memunahkan Racun."
Ketujuh orang itu mendengarkan dengan serius, kemudian mereka memandang Ouw Yang Hong dengan kagum, terutama pengurus itu.
Dia cepat-cepat memberi hormat seraya berkata.
"Terimakasih atas petunjuk Tuan!" Kemudian dia memandang Cu Sianseng dan lainnya sambil memberi hormat. "Kelihatannya toako tidak sia-sia menunggu di kota Ciau Liang hingga tiga tahun."
Semua orang tertawa gembira, lalu mengantar Ouw Yang Hong memasuki rumah besar itu. Setelah melewati beberapa ruangan, barulah mereka sampai di ruangan belakang.
Wajah mereka tampak serius ketika berdiri di depan ruangan tersebut. Badannya pun dibungkuk-kan sedikit. Cu Kuo Hu Cu berdiri di paling depan. Di belakangnya berdiri Cu Sianseng atau si Peramal dan lainnya.
Sesaat kemudian Cu Kuo Hu Cu berkata dengan suara ringan.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Majikan, kami berenam sudah pulang dari kota Ciau Liang, kini melapor pada majikan!"
Suara Cu Kuo Hu Cu amat ringan dan halus, sepertinya dia khawatir akan mengejutkan orang sakit, atau mengejutkan bayi yang sedang tidur pulas. Itu membuat Ouw Yang Hong terheran-heran dan tidak habis pikir. Ketika bertemu Ouw Yang Coan dan Bokyong Cen, mereka tampak begitu gagah. Namun kini justru berubah begitu tak bernyali, kelihatannya mereka takut kepada orang yang berada di dalam ruangan itu.
Cu Kuo Hu Cu memanggil dua kali, tapi tiada sahutan dari dalam ruangan tersebut. Oleh karena itu dia tidak berani bersuara lagi.
Tujuh orang itu berbaris di depan ruangan, tak berani bergerak dan bersuara.
Ouw Yang Hong berpikir dalam hati, sungguh angkuh sang majikan itu! Orang sudah memanggil dua kali, namun sama sekali tidak mau menyahut.
Di saat Ouw Yang Hong sedang berpikir, men-dadak terdengar suara anak kecil.
"Aku lihat tuh! Keenam orang itu juga tiada gunanya. Yang tua itu amat kurus! Terlampau banyak berpikir setiap hari, sering mempermainkan orang hingga badan menjadi kurus kering! Cu Sianseng itu tampak seperti lelaki sejati, wajah selalu serius, justru kelihatan angker, sepertinya banyak orang di daerah utara ini punya hutang kepadanya! Begitu pula yang lain, tiada seorang pun yang benar!"
Ouw Yang Hong mendengar jelas bahwa itu suara anak kecil, tapi dibikin-bikin seperti suara orang tua. Siapa anak kecil itu" Mengapa dia berani menegur keenam orang tersebut" Sedangkan ke-enam orang itu tidak berani menyahut, hanya men-dongakkan kepala memandang ke atas sebuah po-hon, kemudian mereka serentak memberi hormat.
"Susiok (Paman Guru), apakah susiok baik-baik saja?"
Ouw Yang Hong memandang ke atas pohon itu. Tampak seorang anak kecil duduk di dahan sedang tertawa-tawa. Dia berpakaian
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
kembang-kembang, rambut dikuncir ke atas. Justru sungguh menggelikan, karena anak itu baru berusia sekitar se-puluh tahun, tapi mengapa keenam orang itu me-manggilnya paman guru"
Anak kecil itu menyahut, "Cu Kuo Cia (Nama Cu Kuo Hu Cu)! Kau pergi tiga tahun, menantumu tidak baik terhadapku. Bulan kemarin dia bikin kembang gula, hanya berikanku sekotak kecil! Hm! Katanya khawatir aku sakit kebanyakan makan kembang gula. Itu jelas tidak menghormati tingkatan tua! Masih ada hal lain lagi, dia sering menghinaku! Kini kau sudah pulang, bagus! Kau harus menghajar mereka, agar selanjutnya mereka lebih menghormatiku!"
Ouw Yang Hong terbelalak mendengar ucapan anak itu. Namun keenam orang itu tetap bersikap biasa, bahkan Cu Kuo Hu Cu manggut-manggut.
"Terimakasih atas nasihat paman guru!" kata-nya.
Anak kecil itu memandang Ciok Cuang Cak.
"Ciok Sam, mengapa istrimu terus menangis selama tiga tahun ini"
Terutama di malam hari, dia memeluk bantal sambil menangis, tapi kemudian tertawa-tawa. Mengapa dia tertawa" Nanti tanyalah kau kepadanya, dan besok kau harus mem-beritahukan kepadaku!
Jangan lupa!" Wajah Ciok Cuang Cak alias Ciok Sam itu memerah. Bibirnya bergerak tapi tak mampu mengucapkan sepatah kata pun.
OuwYang Hong memandang anak kecil itu yang duduk di dahan pohon. Begitu tinggi hampir sepuluh depa. Bagaimana cara anak kecil itu meloncat ke atas, dan bagaimana dia adalah paman guru keenam orang tersebut"
Ouw Yang Hong tidak habis pikir. Di saat bersamaan, anak kecil itu justru memandangnya. Ketika melihat Ouw Yang Hong, anak kecil itu tampak gembira, bertepuk tangan seraya berkata.
"Bagus sekali! Kaukah orangnya yang mereka cari?"
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Anak kecil itu kelihatan periang, membuat Ouw Yang Hong menjadi gembira.
"Tidak salah, aku memang orang yang mereka cari," sabutnya sambil tertawa.
Mendadak air muka anak kecil itu berubah, kemudian berseru-seru.
"Celaka! Celaka! Kau terjebak, kau sudah ter-tipu!"
Ouw Yang Hong tersentak. "Apa maksudmu?" tanyanya segera.
Badan anak kecil itu tampak bergerak. Tahu-tahu dia sudah melayang turun dengan ringan sekali ke hadapan Ouw Yang Hong, lalu menyahut.
"Kuberitahukan, cepatlah kau kabur! Mereka mencarimu dengan maksud tidak baik. Kau akan disuruh belajar tentang racun. Padahal itu bukan pekerjaan yang baik. Sungguh sial kau jika bertemu mereka! Cepatlah kau kabur mumpung masih ada waktu! Aku akan memberimu uang perak dan sedikit makanan kering. Kau cepat kabur, biar aku yang menghadapi mereka bertujuh!"
Anak kecil itu menyodorkan sebuah bungkusan kecil kepada Ouw Yang Hong. Apa yang dikatakan anak kecil itu, membuat Ouw Yang Hong menjadi curiga.
Akan tetapi, di saat bersamaan justru terdengar suara seorang tua yang amat perlahan.
"Apakah kalian berenam sudah pulang?"
Begitu mendengar suara itu, sekujur badan Cu Sianseng tampak gemetar.
"Guru, kami berenam sudah pulang," sahutnya.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Sudahkah kalian berhasil mencari orang itu?" tanya orang tua.
Cu Sianseng segera menjawab.
"Sudah! Sudah! Dia adalah Tuan Ouw Yang Hong, berdiri di samping kami."
Sementara itu, setelah mendengar suara orang tua tersebut, wajah anak kecil itu pun berubah lesu.
"Habislah kau! Habislah kau! Tua bangka itu sudah mendusin, kau tidak bisa kabur lagi!" bisiknya kepada Ouw Yang Hong.
Usai berbisik, mendadak dia melesat pergi, dan dalam sekejap sudah hilang dari pandangan Ouw Yang Hong.
Ouw Yang Hong terheran-heran. Dia mendengar suara tua itu, tapi tidak melihat orangnya. Maka dia menengok ke sana ke mari, tapi tetap tidak melihat orang tua tersebut.
Di saat dia terheran-heran itulah, keenam orang itu mengajak Ouw Yang Hong ke dekat sebuah pohon besar. Ouw Yang Hong terbelalak, karena melihat sebuah lubang besar di pohon itu.
Keenam orang itu membawanya ke dalam. Dengan hati berdebar-debar tegang Ouw Yang Hong berjalan ke dalam lubang pohon itu.
Setelah memasuki lubang pohon itu, Ouw Yang Hong tampak tersentak. Ternyata dia melihat se-orang tua bergantung dengan kepala di bawah kaki di atas.
Ujung kakinya bergantung di dahan, rambutnya panjang menyentuh tanah, dan sepasang matanya dipejamkan. Ketika Ouw Yang Hong masuk ke dalam, orang tua itu langsung bertanya.
"Kaukah yang berhasil melanjutkan syairku?"
"Ya! Ketika itu aku berada di Kota Ciau Liang. Tanpa sengaja aku berhasil melanjutkan syair itu, sahut Ouw Yang Hong.
Orang tua tertawa. KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Ha ha! Bagus, bagus! Ha ha ha . .."
Usai tertawa, dia lalu membaca sebuah syair, Ouw Yang Hong segera melanjutkan syair tersebut.
Orang tua itu diam sejenak, baru kemudian berkata.
"Anak muda, kau salah melanjutkan. Sejak dahulu kala, syair apa pun yang terdapat huruf Langit, harus dijawab dengan huruf Bumi.
Hem-busan Angin harus dijawab dengan arus Air. Kau mahir mengenai syair, tentunya tahu akan hal ter-sebut. Oleh karena itu, kau telah keliru melanjutkan syairku itu. Cobalah kau pikirkan yang lebih tepat untuk melanjutkan syairku!"
Ouw Yang Hong tertawa. "Mohon tanya, apakah kau adalah majikan rumah ini?"
Orang tua itu diam sejenak, setelah itu baru menyahut.
"Aku memang majikan rumah ini."
Ouw Yang Hong tertawa lagi, lalu berkata.
"Ketika aku memasuki rumah ini, aku melihat sepasang syair, katanya kau yang menulis syair itu. Tentunya tidak salah kan?"
Orang tua itu manggut-manggut.
"Syair itu kutulis secara sembarangan, harap jangan ditertawakan!"
"Syair itu amat bagus, mengandung makna yang amat dalam. Aku kagum sekali," kata Ouw Yang Hong.
Orang tua tampak gembira karena Ouw Yang Hong memuji syair yang ditulisnya.
"Aku justru tidak tahu bagaimana bagusnya syair itu," katanya.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Sebelum menyahut, mendadak Ouw Yang Hong teringat akan anak kecil yang menyuruhnya cepat-cepat kabur. Maka dia yakin, cepat atau lambat nyawanya pasti akan melayang di tempat ini. Oleh kaerna itu dia mengambil keputusan tidak mau mati secara penasaran.
"Terus terang, sepasang syair itu terdapat sedikit penyakit, boleh dikatakan tidak masuk akal," sahutnya.
Orang tua itu sedang merasa bangga terhadap syair yang dituliskannya itu, namun kini Ouw Yang Hong justru mencelanya.
Maka seketika wajahnya berubah menjadi tak sedap dipandang, kemudian dia berkata dengan dingin sekali.
"Katakan, di mana letaknya kesalahan syairku itu!"
Mendadak dia mengibaskan tangannya, dan seketika tampak dua batang ranting meluncur ke arah Ouw Yang Hong. Dapat dibayangkan betapa terkejutnya Ouw Yang Hong. Namun dia cepat-cepat meloncat ke belakang, sehingga hanya satu ranting yang menyambar kepalanya. Sedangkan ranting yang lain melesat lalu menancap di sebuah pohon.
Wajah Ouw Yang Hong pucat pias. Perlahan-lahan dia mengangkat sebelah tangannya untuk meraba kepalanya. Ternyata salah satu ranting itu menancap di rambutnya. Ketika dia melihat tangannya, tidak bernoda darah, barulah hatinya merasa lega.
"Orang tua, mengapa kau berbuat begitu?"
"Cepat katakan, di mana letak kesalahan syair-ku itu?" Orang tua balik bertanya.
"Kau menggunakan kata Majikan dan Ibu, serta menggunakan kata Rumah dan kamar, bukankah itu merupakan suatu kesalahan?"
sahut Ouw Yang Hong dengan lantang.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Orang tua itu tertawa terkekeh-kekeh, sambil memandang Ouw Yang Hong dan berkata dengan suara nyaring.
"Kau memang pintar! Aku justru memandang remeh para sastrawan.
Mereka menganggap dirinya berpengetahuan luas, bahkan sering membicarakan ajaran Sang Buddha. Tapi mereka cuma sok pintar.
Rasanya aku ingin membunuh mereka satu persatu!"
Ouw Yang Hong menatap orang tua itu, ke-mudian mendadak berloncat-loncatan seraya ber-kata sekeras-kerasnya.
'Bagus! Bagus! Ucapanmu itu sesuai dengan maksud hatiku!"
Orang tua itu tertawa ringan, lalu berkata.
"Bagus! Tapi kau masih tidak tahu, bahwa di kolong langit ini terdapat seseorang yang berjalan sendiri. Kuberitahukan, namaku adalah Tok liang (Berjalan Sendiri)."
Kini Ouw Yang Hong baru tahu, bahwa ternyata di dalam dua pasang syair yang dilanjutkannya itu, terdapat nama orang tua tersebut.
"Siapa yang paling kau benci?" tanya orang tua.
Ouw Yang Hong tertegun mendengar perta-nyaan itu. Siapa yang paling dibencinya" Pek Tho San San Kun Jen It Thian atau gadis yang bernama Bokyong Cen" Sebab gadis itu pernah menghina dan mempermainkannya. Mungkinkah Su Ciau Hwa Cu Si Pengemis tua itu" Ouw Yang Hong terus berpikir.
"Kalau kau bisa membunuh orang, apakah kau ingin membunuh mereka?" tanya orang tua itu lagi. "Bunuh! Mengapa aku tidak membunuhnya?"
sahut Ouw Yang Hong. Orang tua tertawa terkekeh-kekeh.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"He he he! Oh ya, kau menyukai perhiasan, uang, kekuasaan dan wanita cantik?"
"Suka! Tapi bagaimana mungkin aku bisa memperolehnya?" sahut Ouw Yang Hong dengan suara dalam.
Orang tua tertawa gelak, kemudian bersiul pan-jang dan mendadak badannya melayang ke atas, setelah itu melesat turun sekaligus duduk di ha-dapan Ouw Yang Hong. Dia tertawa sambil memandang Ouw Yang Hong lalu berkata.
"Bocah! Kau telah berhasil melanjutkan syairku itu, pertanda kau berjodoh denganku! Aku memiliki kungfu aneh, akan kuajarkan padamu!" Usai berkata begitu, orang tua itu pun bergumam. "Kodok berloncat di tanah, kodok berloncat sendiri dengan kekuatan Ha Mo Kang."
Setelah bergumam, orang tua itu bergerak cepat sekali, lalu mendadak berjongkok di tanah. Dia membuka mulutnya sambil mengeluarkan suara Krok! Krok! Krok! Lalu mendongakkan kepalanya dan sepasang tangannya bergerak cepat sekali se-hingga tampak menjadi puluhan pasang. Kemudian dia membentak keras dan sepasang tangannya di-julurkan ke depan, ke arah sebuah pohon, sehingga pohon itu hancur berantakan.
Terbelalak Ouw Yang Hong menyaksikan itu. Dia yakin kepandaian orang tua itu masih jauh di atas kepandaian guru kakaknya.
Orang tua itu tersenyum lalu berkata, "Inilah dua macam kungfu yang amat tinggi di kolong langit, disebut Hong Huang Lat (Kekuatan Phoenix) dan Ha Mo Kang (Tenaga Sakti Kodok). Apabila kau setuju, aku akan mengajarmu kedua macam kungfu itu."
Tentu saja Ouw Yang Hong setuju. Bahkan saking girangnya dia langsung menjatuhkan diri bersujud di hadapan orang tua itu.
Akan tetapi, mendadak orang tua itu men-cegahnya.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Tidak bisa! Kau ingin belajar kungfuku, ter-lebih dahulu harus belajar menggunakan racun, makan racun dan menjadikan dirimu seorang bera-cun," katanya.
Bukan main terkejutnya Ouw Yang Hong. Dia teringat akan anak kecil yang menyuruhnya cepat-cepat kabur, apakah dikarenakan ini"
Seandainya dia makan racun, bukankah dirinya akan mati keracunan" Setelah berpikir demikian, dia berseru sekeras-kerasnya.
"Aku tidak mau menjadi orang beracun, aku tidak mau menjadi orang beracun!"
Orang tua itu tersenyum, lalu berkata dengan ringan.
"Apakah tidak baik menjadi orang beracun" Di kolong langit itu banyak terdapat orang beracun.
Kalau ditambah kau seorang, itu tidak akan menjadi masalah."
"Aku tidak sudi, aku tidak sudi!" sahut Ouw Yang Hong.
Orang tua itu menatapnya seraya berkata.
"Kuberitahukan, kau jangan mendengarkan omongan anak kecil itu.
Apa yang diomongkannya, hanya dusta belaka. Lebih baik kau dengar kataku. Bagaimana?"
Ouw Yang Hong menatapnya. Dia merasa aneh dan tiba-tiba teringat akan Bokyong Cen yang me-natap Pek Tho San San Kun, lalu berjalan ke luar meninggalkan rumahnya, seakan dalam keadaan tak sadar.
Orang tua itu juga tampak demikian, apakah dia akan mempengaruhi Ouw Yang Hong dengan ilmu sesat" Berselang sesaat, orang tua itu berkata dengan lembut dan ringan.
"Semua orang di kolong langit berlaku tidak adil terhadapmu.
Bukankah mereka sering menghina, mencaci dan memukulmu"
Mengapa kau tidak mau melawan mereka?"
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Ouw Yang Hong tidak menyahut.
"Betul kan mereka sering menghina, mencaci dan memukulmu?"
tanya orang tua itu lagi.
"Betul," sahut Ouw Yang Hong.
"Kalau begitu, mengapa kau tidak, mau turun tangan melawan mereka?"
"Karena aku tidak memiliki ilmu silat tinggi, maka tidak dapat membalas mereka," sahut Ouw Yang Hong tanpa banyak pikir.
"Ha ha!" Orang tua itu tertawa. "Kau boleh memiliki wanita cantik, juga boleh memiliki banyak budak dan pelayan! Kau menghendaki mereka mengerjakan apa, mereka pasti menurut! Bukankah itu baik sekali?"
Ouw Yang Hong mengangguk.
"Kau akan menjadi orang nomor wahid di kolong langit. Mau menjadi kaisar pun boleh. Kalau kau tidak mau menjadi kaisar, kau boleh menjadi raja dalam rimba persilatan! Bagaimana menurutmu, baik tidak begitu?" lanjut orang tua.
Timbul pertentangan dalam hati Ouw Yang Hong. Aku tidak boleh menurutinya. Kalau aku menurutinya, aku pasti akan menuju ke jalan iblis. Tapi apabila aku tidak menurutinya, bukankah selamanya aku akan dihina, dicaci dan dipukul orang" Ouw Yang Hong terus berpikir, sehingga tidak tahu harus bagaimana memberi jawaban.
Orang tua itu tersenyum, lalu memandangnya sambil berkata.
"Ouw Yang Hong, apakah kau ingin mencoba dan melewati hari-hariku?" Mendadak orang tua itu berseru, dan seketika juga muncul seorang gadis pelayan, yang langsung memberi hormat kepadanya.
"Majikan ada pesan apa?" tanyanya.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Bawalah Tuan Muda Ouw Yang ini ke dalam rumahku, biar dia tinggal di rumahku saja!"
Gadis pelayan itu tampak tersentak. Dipan-dangnya orang tua itu dengan terheran-heran, ke-mudian berkata.
"Majikan, sudah beberapa tahun rumah itu tidak dihuni."
Orang tua itu tertawa, lalu berkata dengan ringan.
"Bawalah Tuan Muda Ouw Yang ini ke sana, agar dia menikmati kesenangan hidup manusia!"
Gadis pelayan itu tersenyum, lalu menoleh me-mandang Ouw Yang Hong.
"Tuan Muda Ouw Yang, silakan!" ajaknya de-ngan lembut.
Gadis pelayan itu berjalan di depan, Ouw Yang Hong mengikutinya dari belakang. Tak lama mereka sampai di sebuah rumah yang amat besar.
Mereka berdua berdiri di depan rumah besar itu. Tampak dua penjaga berdiri di sana.
"Di sini adalah tempat tinggal majikan. Mengapa kau berani membawa orang luar ke mari?" tanya salah seorang dari dua penjaga itu.
Gadis pelayan itu tertawa, lalu menyahut de-ngan nyaring.
"Kau kira dia adalah orang luar" Majikan sama sekali tidak menganggapnya sebagai orang luar, bahkan mengundangnya tinggal di rumah ini untuk menikmati berbagai macam kesenangan."
Kedua penjaga itu segera memberi hormat ke-pada Ouw Yang Hong.
"Silakan Tuan Muda, budak telah berlaku ku-rung hormat, harap Tuan Muda sudi memaafkan kami!" katanya dengan serentak.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Ouw Yang Hong berjalan ke dalam rumah. Ketika memasuki rumah tersebut, terbelalaklah matanya, karena menyaksikan kemewahan rumah itu, yang dihiasi dengan berbagai macam batu mus-tika, mutiara dan benda-benda antik.
"Tuan Muda, kalau ingin menyalakan lampu, goyang saja perlahan-lahan pohon ini, lampu pasti menyala," kata gadis pelayan itu.
Usai berkata, gadis pelayan itu menggoyangkan sebuah pohon perlahan-lahan. Seketika juga muncul sebuah mutiara yang amat besar, sinarnya me-nerangi ruangan itu.
Setelah itu, gadis pelayan tersebut menjelaskan mengenai semua benda yang ada di sana. Ouw Yang Hong mendengarkan dengan mulut ternganga lebar dan membatin. Apakah aku bisa menikmati semua ini" Mungkinkah aku akan menjadi orang yang demikian"
Bukankah aku akan menyerupai seorang pangeran atau sebagai majikan Perkampungan Liu Yu Cun ini"
Ketika Ouw Yang Hong sedang berpikir, gadis pelayan itu membuka pintu, lalu berjalan pergi meninggalkannya.
Ouw Yang Hong duduk di sana dengan hati berdebar-debar.
Mendadak terdengar suara lang-kah yang amat ringan, yang disusul oleh suara yang amat merdu.
"Tuan Muda harus mandi dulu!"
Ouw Yang Hong menoleh. Tampak dua wanita cantik berdiri di depan ranjang, memandang Ouw Yang Hong sambil tersenyum dan berkata.
"Tuan Muda pasti masih lelah dan badan Tuan Muda pun kotor.
Lebih baik Tuan Muda mandi dulu, setelah itu barulah beristirahat!"
Usai berkata, kedua wanita itu mendekati Ouw Yang Hong, lalu memapahnya ke dalam melewati sebuah koridor, kemudian melewati halaman be-lakang dan sampai di sebuah rumah.


Si Racun Dari Barat See Tok Ouw Yang Hong Tay Toan Karya Jin Yong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Kedua wanita itu membawa Ouw Yang Hong ke dalam rumah tersebut. Begitu sampai di dalam, Ouw Yang Hong menjadi melongo.
Ternyata di dalam rumah itu terdapat sebuah kolam mandi yang cukup besar, dan tampak pula dua gadis telanjang bulat berdiri di sisinya.
Ketika melihat kedua gadis telanjang itu, hati Ouw Yang Hong berdebar-debar tegang, karena dia yakin mereka berdua akan memandikan dirinya.
Kedua gadis itu memberi hormat kepada Ouw
Yang Hong, lalu berkata. "Harap Tuan Muda mandi dulu!"
Mereka memapah Ouw Yang Hong ke dalam kolam mandi. Air kolam itu hangat, namun sekujur badan Ouw Yang Hong malah gemetar.
Itu bukan karena kedinginan, melainkan karena badannya dipapah oleh kedua gadis yang telanjang itu. Belum pernah dia mengalami hal seperti itu, maka badan-nya menjadi gemetar saking tegangnya.
Kedua gadis itu menatapnya,kemudian salah satu dari mereka bertanya.
"Apakah Tuan Muda merasa tidak enak" Biasa-nya majikan mandi dengan cara demikian."
"Baik, baik! Ikuti saja cara mandi majikan kalian!" sahut Ouw Yang Hong.
Kedua gadis itu tampak berlega hati, lalu me-nanggalkan pakaian Ouw Yang Hong dan mulailah jari tangan mereka yang halus menggosok-gosok badannya, sehingga membuat Ouw Yang Hong merasa nyaman sekali. Selama ini aku tidak tahu sama sekali, seorang lelaki akan melewati hari-hari yang sedemikian senang dan nyaman, ini sungguh tak terduga . . .
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Di saat Ouw Yang Hong berkata dalam hati, kedua gadis itu terus menggosok badannya, mem-buat wajahnya menjadi memerah.
Kedua gadis itu tertawa cekikikan, kemudian berkata hampir serentak.
"Tuan muda jangan merasa malu!"
Ouw Yang Hong manggut-manggut, namun wajahnya tetap tampak memerah. Di saat ber-samaan, mendadak dia teringat akan Bokyong Cen. Kini dia baru sadar, bahwa dirinya terkesan baik terhadap gadis itu.
Tiba-tiba masuk beberapa anak gadis lagi, yang semuanya juga telanjang bulat seperti kedua gadis itu. Mereka berjalan dengan lemah gemulai ke hadapan Ouw Yang Hong. Ketika melihat gadis-gadis itu, salah satu gadis yang menggosok badan Ouw Yang Hong segera berbisik.
"Tuan Muda, kalau Tuan Muda tertarik salah satu di antara gadis-gadis itu, Tuan Muda manggut saja! Aku akan menyuruhnya menemanimu!"
Ouw Yang Hong segera memperhatikan gadis-gadis itu. Semuanya cantik dan kelihatannya semua ingin menemaninya sehingga membuatnya menjadi bingung memilihnya.
Anak gadis yang menggosok badannya tahu akan hal itu. Maka dia tersenyum seraya berbisik.
"Kalau Tuan Muda setuju, bagaimana kalau kusuruh mereka semua menemanimu?"
Ouw Yang Hong memang setuju, namun dia baru saja tiba di tempat itu, maka bagaimana mungkin bersama gadis-gadis tersebut"
Mendadak Ouw Yang Hong menolehkan kepalanya. Dilihatnya seraut wajah yang berseri-seri, ternyata adalah salah satu gadis yang menggosok badannya. Gadis itu tampak lemah-lembut dan amat cantik, mengapa tidak dia saja yang menemaniku" Pikirnya.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Setelah berpikir demikian, dia berkata pada gadis itu dengan suara ringan.
"Bagaimana kalau kau saja yang tinggal di sini menemaniku?"
"Baik, tapi . . . bagaimana dengan para gadis itu?" sahut gadis itu.
"Suruh mereka pergi!" bisik Ouw Yang Hong.
Gadis itu mengangguk, lalu segera memberi isyarat kepada para gadis tersebut. Mereka meng-angguk, lalu meninggalkan kolam mandi.
Kini Ouw Yang Hong hanya bersama gadis itu, sebab salah satu gadis yang menggosok badannya juga ikut pergi. Betapa tegangnya Ouw Yang Hong, karena sejak dia dewasa, belum pernah berdekatan dengan kaum gadis. Saat ini dia begitu dekat dengan gadis itu, maka sudah barang tentu hatinya berdebar-debar tidak karuan, bahkan merasa je-ngah pula.
Tak lama kemudian, mereka berdua kembali ke rumah besar. Ouw Yang Hong duduk di kursi, tampak segar dan bersemangat.
Seorang gadis mendekatinya, lalu menjatuhkan diri berlutut sambil menyodorkan sebuah Cu Ko (Buah Cu Ko). Gadis itu memberitahukan bahwa buah tersebut berusia seribu tahun, kalau dimakan dapat menambah Iwe kang.
Ouw Yang Hong tidak menyahut, tapi segera makan buah itu.
Rasanya manis terasa kepahit-pahitan. Setelah makan buah itu, badannya merasa bertambah segar dan bertenaga.
Sesaat kemudian tampak beberapa anak gadis masuk ke dalam lagi.
Mereka memberi hormat lalu salah seorang bertanya.
"Tuan Muda, apakah Tuan Muda suka men-dengarkan musik?"
Hati Ouw Yang Hong girang bukan main, sebab dia memang amat menyukai musik.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Majikan mengumpulkan kitab-kitab musik, akhirnya menciptakan musik.
Mudah-mudahan Tuan Muda suka mendengarnya!" kata gadis itu.
Ouw Yang Hong manggut-manggut, namun ha-tinya tidak percaya, bahwa para gadis itu mahir memainkan musik.
"Baiklah! Kalian boleh memainkan musik itu, aku ingin mendengarnya!" katanya.
Ketujuh gadis itu, menggunakan tujuh macam alat musik. Ouw Yang Hong memperhatikan alat-alat musik itu, di antaranya ada yang belum pernah dilihatnya.
Sesaat kemudian, terdengarlah suara musik yang amat merdu, membuat Ouw Yang Hong ber-girang hati dan berseri-seri.
"Bagus! Bagus sekali!" serunya.
Ouw Yang Hong pun berkata dalam hati, kalau aku tidak ikut ke mari, bagaimana mungkin dapat menikmati musik ini" Kalau bisa menjadi majikan perkampungan ini, tentunya amat menyenangkan sekali!
"Baik, kalian boleh pergi beristirahat sebentar! Kapan-kapan aku akan menyuruh kalian main mu-sik lagi!"
Seketika musik berhenti dan gadis-gadis itu saling memandang, tapi tiada seorang pun yang mau meninggalkan tempat itu.
Ouw Yang Hong tercengang.
"Mengapa kalian tidak mau pergi?" tanyanya sambil memandang gadis-gadis itu.
"Kami bersedia memainkan musik penggetar sukma untuk Tuan Muda!" sahut salah seorang gadis.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Ouw Yang Hong tersentak, mendengar ucapan gadis itu sebab dia tahu bahwa musik penggetar sukma adalah semacam musik bernada porno. Ba-nyak orang tahu tentang hal itu, namun tidak pernah mendengarnya.
"Dulu majikan kami amat senang akan musik dan tarian penggetar sukma. Apakah Tuan Muda ingin menikmatinya?" lanjut gadis itu.
Ouw Yang Hong berpikir sejenak, kemudian manggut-manggut.
"Baiklah! Aku ingin menikmatinya!" katanya.
Para gadis itu tampak girang sekali. Kemudian mereka mulai memainkan musik tersebut.
Ouw Yang Hong memperhatikan gadis-gadis itu. Mereka semua tersenyum-senyum, menatapnya dengan penuh rasa cinta, kemudian bernyanyi dengan merdu dan merangsang.
"Hatimu mendekap pada dadaku. Sepasang payudaraku merupakan bukit bagimu. Semoga hatimu selalu berada di dalam lubuk hatiku.
Walau tidak bertemu orangnya, tapi hati tetap bertemu."
Ketika mendengar suara nyanyian itu, jantung Ouw Yang Hong berdetak lebih cepat, bahkan terasa bergejolak.
Para gadis itu bernyanyi lagi.
"Kau bilang mau datang, maka aku menunggu-mu. Terus menunggu. Apakah kau sudah datang" Kau memang harus mati.
Kau bilang mau datang, maka aku menunggumu.
Menunggu dan terus me-nunggu. Apakah kau sudah datang" Kau memang harus mati."
Ouw Yang Hong mendengarkan nyanyian itu dengan hati berdebar-debar, sedangkan para gadis itu terus bernyanyi.
"Kau bilang mau datang, maka aku menunggu-mu. Menunggu dan terus menunggu. Aku takut tidak bisa hidup lagi. Tinggal kau seorang diri pasti akan kesepian. Lebih baik kau jangan datang ..."
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Gadis-gadis itu mulai menari dengan indahnya.
Tarian mereka sangat merangsang, membuat Ouw Yang Hong tenggelam dalam lamunan. Kalau ada seorang gadis menunggunya, dia pasti mencarinya. Dia tidak akan membuat gadis itu terus menunggu.
Sesaat kemudian, musik, nyanyian dan tarian itu berhenti, para gadis itu mendekati Ouw Yang Hong. Mereka mengerumuninya, duduk dan berlutut di dekat kakinya, lalu berkata dengan ringan.
"Tuan muda, ketika kau mendengar nyanyian kami, air matamu meleleh. Itu pertanda kau adalah orang yang berperasaan. Kalau kami bisa mem-peroleh cinta kasih darimu, kami pasti merasa bahagia dan beruntung."
Usai berkata, gadis-gadis itu mulai bernyanyi lagi dengan merdu.
Bahkan mereka pun bersandar di badan Ouw Yang Hong.
"Aku menunggumu, terus menunggu. Aku takut tidak bisa hidup lagi.
Tinggal kau seorang diri pasti akan kesepian. Lebih baik kau tidak datang ..."
Mereka bernyanyi sambil memandang Ouw Yang Hong dengan penuh rasa cinta kasih, bahkan juga menggoyang-goyangkan badannya dengan perlahan-lahan, sehingga membuat pikiran Ouw Yang Hong menjadi menerawang.
Demikian menjadi orang, memang sungguh me-nyenangkan! Orang lain bisa demikian, aku Ouw Yang Hong juga harus bisa demikian.
Asal aku mau belajar ilmu Ha Mo Kang dari majikan tempat ini, bukankah aku akan menjadi orang yang tanpa tanding di kolong langit" Pada waktu itu tentunya aku dapat malang melintang di dunia persilatan, mau berbuat apa pun bisa. Pikirnya.
Pada malam harinya, ketika Ouw Yang Hong tidur sambil memeluk seorang wanita, tiba-tiba terdengar suara seseorang.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Ouw Yang Hong, mengapa kau masih belum mau bangun?"
Ouw Yang Hong tersentak, lalu mendongakkan kepala, namun tidak melihat siapa pun berada di sekitarnya.
"Siapa kau" Mau apa kau ke mari?" sahutnya.
Terdengar suara sahutan. "Siapa aku, apakah kau tidak melihat?"
Di bawah remang-remang cahaya mutiara, tampak seorang tua duduk di pinggir ranjang, sedang memandang Ouw Yang Hong sambil ter-senyum.
"Bagaimana" Apakah kau mau melewati hari-hari yang begini?"
Ouw Yang Hong tentu mau, maka dia meng-angguk.
"Tinggallah kau di sini! Kau pasti akan hidup senang, sebab di sini banyak wanita cantik, berbagai macam benda mustika dan lain sebagainya. Aku mau berbuat apa, pasti dapat kulakukan. Aku ingin membunuh siapa, pasti bisa. Segala apa yang ada di dunia berada di tanganku. Apabila ku-senang, aku pun dapat menolong siapa pun.
Tapi aku juga dapat memusnahkan semua perguruan dalam rimba persilatan dalam waktu sekejap. Cobalah kau pikir, haikkah aku orang yang begini macam?"
"Baik," sahut Ouw Yang Hong.
"Aku menghendakimu menjadi orang beracun, justru menginginkanmu membunuh orang. Asal kau mau, kau boleh membunuh orang. Lihatlah! Wanita itu milikku, namun kalau aku turun tangan, dia pasti mati. Segera pula aku akan memperoleh penggantinya." Orang tua memandang wanita yang tidur di atas ranjang. Ternyata orang tua itu telah menotok jalan tidurnya, sehingga wanita tersebut tidak mendusin. Berselang sesaat, dia menatap Ouw Yang Hong, kemudian melanjutkan kata-katanya dengan sungguh-sungguh, "Asal kau mau, kau akan menjadi
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
seorang pendekar besar di kolong langit, dan akan memiliki kungfu yang aneh."
Ouw Yang Hong mengangguk. Dia rela menjadi murid orang tua tesebut, akan mewarisi semua kepandaiannya, menjadi orang beracun untuk malang melintang di dunia persilatan.
Bab 16 Di kolong langit, memang banyak terdapat ke-anehan. Ketika Ouw Yang Hong tiba di perkam-pungan Liu Yun Cun, justru tidak terpikirkan bahwa dirinya akan rela menjadi murid orang tua itu, akan berubah menjadi orang beracun malang melintang di kolong langit.
Dia ingin belajar ilmu silat agar dirinya bisa berkepandaian tinggi untuk berkecimpung dalam dunia persilatan.
Kini dia ingin berguru kepada Tok Hang, si orang tua itu, yakni belajar ilmu Hong Hoang Lat dan ilmu Ha Mo Kang.
Di dalam sebuah rumah kecil yang berada di dalam lubang pohon, Cen Tok Hang berkata kepada Ouw Yang Hong.
"Kedua macam ilmuku ini, tidak pernah ku-turunkan kepada murid-muridku. Bukan karena mereka tidak berbakat, melainkan turun temurun harus orang yang melakukan sesuatu dengan hati keji. Lagi pula harus orang yang mengerti ilmu surat dan sastra, maka pilihanku jatuh pada dirimu. Mereka yang belajar ilmu silat harus dari sejak kecil, begitu pula belajar Iwee kang. Sepuluh tahun baru lumayan, dua puluh tahun berbentuk, tiga puluh tahun hingga empat puluh tahun baru bisa ternama, lima puluh tahun baru bisa sempurna. Itu adalah cara golongan lurus belajar ilmu silat.
Bukankah akan membosankan" Berapa lama orang hidup di dunia"
Kalau hanya untuk belajar ilmu silat, bagaimana mereka hidup"
Tentunya akan keburu tua sebelum menikmati hidup. Ya, kan" Aku
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
mengajarmu ilmu sesat, tidak seperti ilmu silat aliran putih. Yang kita kehendaki adalah aneh, cepat, racun dan keji. Asal begitu, barulah ada hasilnya. Ha Mo Kang adalah ilmu aneh di kolong langit. Semua orang meremehkan ilmu tersebut, tapi siapa pun tidak tahu akan kelihatannya. Tentang Iwee kangnya hanya mementingkan hawa.
Lihat semua makluk yang ada di dunia, seperti halnya kuda berpacu, dan binatang kecil yaitu kodok. Hanya menggunakan hawa, kodok bisa meloncat tinggi dan jauh. Itu adalah Ha Mo Kang, lain hari akan kujelaskan. Mengenai Hong Hoang Lat, itu adalah ginkang (Ilmu Peringan Tubuh). Setelah aku berusia empat puluh, barulah kuciptakan ilmu tersebut. Hong Hoang Lat terdiri dari tiga belas jurus. Ketiga belas jurus itu merupakan ilmu gin-kang yang tiada duanya di kolong langit. Aku akan menjelaskan padamu .. ."
Kemudian orang tua itu menjelaskan tentang ilmu ginkang Hong Hoang Lat, dan setelah itu, dia pun memperagakannya. Badannya mencelat ke atas ke sebuah pohon yang tingginya belasan depa.
Begitu ringan gerakannya, membuat Ouw Yang Hong terheran-heran.
Kemudian mendadak badan orang tua itu ber-gerak melayang turun, namun berhenti di tengah udara, lalu melambung kembali ke atas pohon itu. Gerakannya sungguh mirip seekor burung Hong Hoang.
"Ouw Yang Hong, inilah ilmu Hong Hoang Lat," katanya.
Ouw Yang Hong manggut-manggut.
"Aku paling benci orang-orang golongan putih. Mereka pandai berpura-pura dan bermuka-muka. Rasanya aku ingin membunuh mereka satu persatu, agar mereka habis semua!" lanjut orang tua itu.
Ouw Yang Hong terus manggut-manggut. Jiwa-nya mulai terpengaruh oleh ucapan-ucapan orang tua tersebut.
Di perkampungan Liu Yun Cun, Ouw Yang Hong selalu tinggal bersama orang tua itu. Justru membuatnya tercengang, mengapa orang tua itu tidak mau tinggal di rumah, melainkan tinggal di dalam
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
lubang pohon" Ouw Yang Hong pun tidak tahu apa sebabnya Cu Kue Hu Cu dan lainnya begitu takut kepada orang tua itu. Dia pun tidak tahu siapa anak kecil itu, mengapa menyuruhnya cepat-cepat kabur ketika dia baru tiba di perkampungan Liu Yun Cun"
Setelah tinggal bersama, orang tua itu dan Ouw Yang Hong sering membicarakan soal sastra, se-hingga membuat Ouw Yang Hong mulai menaruh hormat padanya.
"Kau akan menolong siapa" Seandainya kau berlayar seperahu dengan ayah, ibu dan istrimu, mendadak perahu itu tenggelam!"
Tertegun Ouw Yang Hong, lalu balik bertanya.
"Bagaimana ada kejadian yang begitu kebe-tulan?"
"Di kolong langit ini, tentunya ada kejadian yang kebetulan, justru kejadian tersebut. Kau harus bagaimana?" sahut orang tua.
Ouw Yang Hong berpikir sejenak.
"Tentunya harus menolong ayah dan ibu, sebab anak merupakan darah daging mereka," sahutnya kemudian.
Orang tua itu menggeleng-geleng kepala.
"Salah! Salah!"
Ouw Yang Hong berpikir lagi. Tiba-tiba dia teringat akan keturunan, kalau tiada istri, bagai-mana mungkin punya keturunan"
"Menurut Guru, harus menolong istri duluan?" tanyanya.
Orang tua itu tertawa. "Kuberitahukan, empat puluh tahun yang lam-pau, aku malang melintang di dunia persilatan, hingga memperoleh julukan Si Racun Tua. Karena tindakanku amat keji dan tak berperasaan, kalau perahu yang kau tumpangi itu tenggelam, harus menolong ayah ibu
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
atau istrimu duluan, tentunya tidak bisa tanpa dipikirkan. Seandainya ayahmu amat kaya, dapat membuatmu hidup senang, meng-apa kau tidak menolongnya" Tapi apabila ayahmu hanya memberimu sesuap nasi, dan mengandalmu memeliharanya, bukankah kalau dia mati akan meringankan bebanmu" Tentang istrimu, jika dia cantik jelita dan lemah lembut, kalau kau tidak menolongnya, bukankah sayang sekali" Ke mana kau cari istri yang begitu cantik dan baik" Tapi seandainya istrimu selalu ribut denganmu, dan wa-jahnya terus masam setiap hari, kalau dia tidak mati, bukankah kau akan tersiksa setiap hari" Nah! Lelaki jantan, harus bisa mengambil dan menaruh-kannya, barulah bisa sukses!"
Ouw Yang Hong memberi hormat, mendengar-kan dengan khidmat.
Namun dalam hatinya dia tidak setuju akan apa yang dikatakan orang tua itu. Walau demikian, dia tetap bersikap menurut.
Orang tua memandangnya, kemudian tertawa dingin seraya berkata.
"Kalau hari ini kau tidak mau mendengar per-kataanku, cepat atau lambat kau pasti akan men-derita!"
Ouw Yang Hong tidak menyahut.
Malam harinya, ketika dia berada di dalam ruangan orang tua itu, terdengar suara tawanya dan suara tawa wanita. Sejak tinggal di perkampungan Liu Yun Cun, setiap hari dia bersenang-senang dengan wanita cantik.
Ouw Yang Hong pernah teringat akan Bokyong Cen, namun kini Bokyong Cen bersama kakaknya menuju daerah selatan.
Kelihatannya gadis itu amat tertarik pada kakaknya, sebaliknya amat me-mandang rendah pada Ouw Yang Hong. Oleh karena itu, Ouw Yang Hong tidak mau memikirkannya lagi, karena di tempat ini begitu banyak wanita cantik, yang selalu siap menemaninya.
Saat itu ketika Ouw Yang Hong sedang ber-cakap-cakap dengan kedua gadis yang memandi-kannya, tiba-tiba terdengar suara yang amat nya-ring.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Hei! Kaukah yang baru datang?"
Ouw Yang Hong segera menoleh. Dilihatnya seorang anak kecil duduk di atas meja di belakang-nya.
Wajah Ouw Yang Hong langsung memerah, karena kebetulan sebelah tangannya sedang me-rangkul salah seorang dari kedua gadis itu. Ke-mudian tangannya cepat-cepat dilepaskan.
Anak kecil itu tertawa, lalu menatapnya seraya berkata dengan nada orang yang sudah tua.
"Kelihatannya kau tidak begitu jahat, tidak seperti para murid tua bangka itu. kau bercumbu-cumbuan dengan gadis, lebih baik jangan terlihat oleh aku orang tua, aku akan marah ..."
"Kalau kau orang tua berminat, juga boleh ikut bersenang-senang.
Di dalam perkampungan Liu Yun Cun banyak wanita cantik," sahut Ouw Yang Hong.
Mendengar ucapan Ouw Yang Hong itu, anak kecil tersebut tampak gusar.
"Kau kira aku ini siapa" Aku akan sepertimu" Aku orang tua sudah tiga puluh tahun lebih tidak pernah mendekati kaum wanita!"
katanya dengan sengit. Ouw Yang Hong tercengang. Dia tahu bahwa anak kecil itu adalah paman guru Cu Kuo Cia dan lainnya. Usianya baru sekitar sepuluh tahun, tapi selalu menyebut dirinya orang tua. Bukankah itu sungguh menggelikan" Biar bagaimana pun anak kecil itu tetap adalah adik seperguruan Cen Tok Hang, yang sudah pasti memiliki kepandaian tinggi. Maka Ouw Yang Hong tidak berani bersikap kurang ajar terhadapnya.
"Bukankah dia akan mengajarmu dua macam ilmu silat, yaitu Hong Hoang Lat dan Ha Mo Kang" Dia pasti memberitahukan padamu, bahwa kedua macam ilmu silat itu amat tinggi, tiada seorang pun yang dapat dibandingkan dengannya. Ya kan?" kata anak kecil itu.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Ouw Yang Hong tidak tahu harus bagaimana menjawabnya. Dia memandangnya dan mendadak bertanya.
"Apakah kau adalah adik seperguruan guruku?"
Anak kecil itu menepuk dada seraya menyahut.
"Tidak palsu! Kuberitahukan padamu, dia dipanggil Cen Tok liang, aku dipanggil Cha Ceh Ih. Aku adalah adik seperguruannya. Semua kaum dunia persilatan sudah tahu itu. Kalau kau tidak percaya, boleh bertanya kepada orang lain!"
"Kalau begitu, berarti kau adalah paman guruku. Usiamu masih kecil sudah menjadi paman guruku, bukankah akan membuat tidak enak hatimu?"
Anak kecil itu menggeleng-gelengkan kepala, kemudian menyahut.
"Tidak benar. Tidak benar. Kau tidak usah perduli berapa usiaku.
Aku adalah paman gurumu. Betul kan" Jangan kan kau yang baru mulai berkecimpung dalam rimba persilatan, yang sudah lama seperti Cu Kuo Cia dan lainnya pun harus menaruh hormat padaku.
Katakan, berapa usiaku sekarang?"
Ouw Yang Hong tertawa seraya menyahut. .
"Aku lihat . . . Paman Guru berusia sekitar sepuluh tahun sekarang."
Anak kecil itu tertawa gelak mendengar ucapan itu, lalu bertepuk tangan seraya berkata dengan gembira.
"Ha ha! Kau memang bocah tolol, mengira usiaku sekitar sepuluh tahun. Kuberitahukan pa-damu, aku orang tua sudah berusia tiga puluh sembilan tahun."
Ouw Yang Hong tidak percaya, justru juga tidak bisa tidak percaya.
Wajah paman guru ini, kelihatannya baru berusia sekitar sepuluh tahun, namun dia mengatakan sudah berusia tiga puluh sembilan tahun, entah apa sebabnya dia mengata-kan demikian"
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Anak kecil itu mendekati Ouw Yang Hong, lalu berkata dengan suara ringan.
"Sebelum aku berusia dua puluh sembilan ta-hun, aku sudah belajar ilmu Ha Mo Kang. Namun gara-gara gurumu yang sial dangkalan itu, sehingga membuat diriku mengalami kesesatan. Untung guru menyelamatkanku, kalau tidak, nyawaku pasti sudah melayang."
Ouw Yang Hong tersentak, karena gurunya mengatakan bahwa ilmu Hong Hoang Lat dan Ha Mo Kang, hanya diturunkan dari generasi ke generasi penerus. Bagaimana paman guru ini mem-pelajarinya" Oleh karena itu dia segera berkata.
"Aku dengar dari guru, kedua macam ilmu itu hanya diturunkan kepada generasi penerus saja. Bagaimana Paman Guru juga bisa ilmu Ha Mo Kang?"
Anak kecil itu tertawa dingin lalu berkata. "Kau sudah berguru kepada Cen Tok Hang itu, mengapa tidak bertanya kepadanya saja?"
"Kalaupun aku bertanya, belum tentu guru akan memberitahukan,"
sahut Ouw Yang Hong. Anak kecil itu berkata dengan dingin.
"Tentunya dia tidak akan memberitahukan, Ketika itu aku bersamanya berguru kepada Kiu Sia Tok Ong (Raja Racun Sembilan Sesat). Dia murid sulung, sedangkan aku murid bungsu. Guru mengajarnya ilmu Hong Hoang Lat, dan mengajarku ilmu Ha Mo Kang. Di saat guru sedang sakit, dia melakukan suatu kejahatan, yakni menyerangku ketika aku berlatih lwee kang, sehingga membuat hawa murniku buyar. Untung guru berhasil menyelamatkanku. Tapi sejak itu aku tidak bisa tumbuh besar lagi."
Ouw Yang Hong memandangnya, kemudian berkata dengan suara keras.
"Aku tidak percaya! Aku tidak percaya! Kau omong kosong, kau membohongiku!"
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Ternyata Ouw Yang Hong mendengar dari gurunya, bahwa ilmu Hong Hoang Lat diciptakan gurunya ketika berusia empat puluh tahun. Kini paman guru mengatakan, bahwa ilmu tersebut dari perguruannya, sesungguhnya siapa yang berbohong tentang itu"
Wajah anak kecil itu tampak serius.
"Kalau kau tidak percaya, silakan tanya kepada gurumu itu!" katanya sepatah demi sepatah lalu pergi.
Ouw Yang Hong telah kehilangan gairah untuk bersenang-senang.
Dia cepat-cepat meninggalkan ruangan itu, menuju pohon besar yang berlubang, tempat tinggal gurunya, kemudian berdiri di bawah pohon besar itu.
"Ouw Yang Hong ya" Masuklah!" Terdengar suara gurunya.
Ouw Yang Hong segera masuk ke lubang pohon itu. Dilihatnya gurunya bergantung pada dahan pohon dengan mata terpejam, kelihatannya sudah pulas, membuatnya tidak berani bersuara.
Di saat Ouw Yang Hong berdiri termenung, mendadak terdengar suara Cen Tok Hang, gurunya.
"Ouw Yang Hong, kenapa kau tidak bersenang-senang di ruangan, malah datang di tempat yang kotor dan dingin ini?"
Ouw Yang Hong terharu, sebab ucapan gurunya penuh perhatian, juga amat baik terhadapnya. Kelihatannya apa yang dikatakan paman guru hanya dusta belaka. Karena berpikir demikian, maka dia tidak bertanya pada gurunya mengenai apa yang dikatakan paman guru.
"Teecu bersenang-senang di rumah Guru, se-dangkan Guru hidup sengsara di sini, teecu merasa tidak tenang," katanya sambil memberi hormat.
"Ouw Yang Hong, kuberitahukan! Sejak aku mengajarmu kedua macam ilmu silat tingkat tinggi itu, aku menghendakimu menjagoi dunia persilatan. Kalau kau bisa menjadi jago nomor wahid di dunia
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
persilatan, mati pun aku tidak akan penasaran," kata Cen Tok Hang.
Ketika berkata begitu, nada suara Cen Tok Hang kedengaran agak sedih. Wajah pun berubah menjadi muram. Mendengar ucapan itu, Ouw Yang Hong pun telah melupakan apa yang dikatakan paman gurunya itu, bahkan yakin pula gurunya adalah orang yang amat baik.
Cen Tok Hang memandangnya.
"Apakah hatimu terganjal sesuatu, mengapa tengah malam ke mari?" tanyanya kepada Ouw Yang Hong.
"Ketika teecu berada di dalam ruang, mendadak paman guru muncul
. . ." sahut Ouw Yang Hong dengan jujur.
Cen Tok Hang mengerutkan kening.
"Oh" Dia bilang apa padamu?"
"Suhu, teecu . . ." sahut Ouw Yang Hong terputus.
Cen Tok Hang menatapnya tajam.
"Apakah bocah itu memberitahukan padamu, bahwa aku yang mencelakainya?" tanyanya dengan suara keras.
Ouw Yang Hong mengangguk.
Cen Tok Hang tampak gusar sekali.
"Dia bilang aku yang mencelakainya ketika dia sedang berlatih Iwee kang, sehingga membuatnya mengalami jalan kesesatan, bahkan nyawanya nya-ris melayang kan?" tanyanya sengit.
Ouw Yang Hong mengangguk lagi.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Cen Tok Hang tertawa aneh, kemudian men-dadak melayang turun ke hadapan Ouw Yang Hong.
"Dia bilang gurumu orang jahat, kau percaya atau tidak?" tanyanya sambil menatapnya dalam-dalam.
Ketika melihat Cen Tok Hang begitu serius, Ouw Yang Hong segera menyahut dengan sungguh-sungguh.
"Aku tidak percaya, dia cuma omong sem-barangan. Walau dia adalah paman guru, namun tidak omong sesungguhnya."
"Dia memang berkata sesungguhnya!" kata Cen Tok Hang dengan lantang.
Ouw Yang Hong tercengang, sebab tidak tahu mengapa gurunya mengatakan begitu.
Cen Tok Hang berkata lagi.
"Kuberitahukan, gurumu ini adalah seorang jahat. Adalah makluk racun tua. Bukan hanya mencelakai paman gurumu, bahkan juga telah me-racuni para suhengmu. Kalau tidak, bagaimana mereka begitu takut padaku?"
Ouw Yang Hong tidak mengerti.
"Apakah henar apa yang dikatakan Guru, tidak membohongi teecu?"
tanyanya dengan penuh rasa heran.
"Buat apa aku membohongimu" Kuberitahukan, kelak kalau kau berkecimpung dalam rimba persilatan, juga harus menggunakan huruf 'Racun'. Kalau kau tidak beracun, bagaimana bisa malang melintang dalam rimba persilatan" Kalau kau tidak menggunakan racun, orang lain pasti akan menggunakan racun terhadapmu. Kau pasti akan mati."
"Aku tidak mau berbuat begitu terhadap orang. Aku tidak sudi meracuni orang. Aku haik terhadap orang, orang juga akan haik terhadapku," kata Ouw Yang Hong.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Baik terhadap orang, orang juga akan haik terhadapku!" kata Cen Tok Hang lalu tertawa gelak, tapi suara tawanya berubah sedih.
Ouw Yang Hong berpikir, mungkin gurunya pernah mengalami pukulan batin, maka menganggap tiada orang baik di dunia. Apakah aku harus seperti guru" Tentunya tidak. Sebab terhadap sesama manusia, aku harus memiliki perasaan.
Walau berpikir demikian, Ouw Yang Hong sama sekali tidak memprotes akan perkataan gurunya.
"Kau telah belajar ilmu Ha Mo Kangku, para suhengmu pasti tidak mengandung niat baik terhadapmu. Mereka pergi begitu jauh dan mem-bawamu ke mari, itu bukan atas kemauan mereka, melainkan karena terpaksa. Karena aku telah me-racuni mereka, agar mereka mau menunggu di kota Ciau Liang. Aku menghendaki seorang generasi penerus, tidak seperti mereka yang begitu goblok. Untung mereka menemukan dirimu, sehingga ter-penuhi harapanku. Setelah mereka membawamu ke mari, barulah kuberi mereka seorang sebutir obat pemunah racun, maka mereka bisa hidup hingga tahun depan."
Hati Ouw Yang Hong terasa dingin mendengar ucapan itu. Dia berkata dalam hati, kalau guru tidak baik terhadapku, bukankah aku juga akan seperti para suheng" Dia telah melakukan perjalanan bersama Cu Kuo Cia dan lainnya, maka sudah barang tentu timbul suatu kasih dalam hatinya terhadap mereka. Ketika mendengar ucap gurunya, timbullah tanda tanya dalam hatinya. Apakah gurunya sedang bergurau" Mengapa harus mengatakan begitu"
Di saat bersamaan, mendadak terdengar suara seruan di luar.
"Suhu! Teecu mohon bertemu!"
"Lihatlah mereka datang lagi. Mereka pasti tiada urusan baik, mungkin akan membunuhku."
Orang tua itu tertawa dingin, sedangkan Ouw Yang Hong memandang ke depan, melihat Cu Kuo
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Cia, Ciok Cuang Cak dan Su Bun Seng berdiri di depan. Di belakang mereka berdiri dua orang. Mereka berlima memandang ke dalam lubang po-hon dengan sikap hormat sekali.
"Suhu, teecu Cu Kuo Cia berlima mohon ber-temu!" Terdengar lagi suara seruan Cu Kuo Cia.
Cen Tok Hang yang berada di dalam lubang pohon cuma menengok, sama sekali tidak bersuara. Kemudian dia berpaling memandang Ouw Yang Hong.
"Selama ini kelima orang itu tidak berniat baik terhadapku. Kali ini mereka ke mari pasti akan mencelakaiku," katanya.
Ouw Yang Hong tidak begitu mempercayai omongan gurunya.
Kelima suhengnya datang di tengah malam, pasti karena ada urusan penting. Kalau tidak, tentunya mereka tidak mungkin datang di tengah malam.
Kemudian dia memandang ke depan lagi. Men-dadak kelima orang itu menjatuhkan diri berlutut.
"Suhu, ketika teecu berada di Kota Ciau Liang, teecu mendengar dari orang bahwa di dalam istana tersimpan arak wangi. Teecu semua sudah ke sana mengambil arak itu untuk Suhu," kata Cu Kuo Cia.
Ketika melihat kelima suhengnya berlutut de-ngan sikap begitu hormat, Ouw Yang Hong berkata dalam hati. Guru terlampau bercuriga, tidak mem-percayai para muridnya. Mereka berlima membawa arak wangi untuk guru, itu merupakan maksud baik.
Namun guru justru mengatakan mereka berlima ingin mencelakainya. Bukankah itu tidak masuk akal"


Si Racun Dari Barat See Tok Ouw Yang Hong Tay Toan Karya Jin Yong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Cen Tok Hang berkata kepada Ouw Yang Hong dengan suara ringan.
"Mereka pasti sudah menaruh racun ke dalam arak wangi itu . . ."
Wajahnya berubah serius. "Kuberitahukan padamu, itu pasti arak wangi, tapi sudah beracun." Dia tertawa dingin. "Kau kira murid-
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
muridku itu bernama kosong" Cu Kuo Cia dan Su Bun Seng amat mahir menggunakan racun," lanjutnya lalu tertawa dingin lagi.
Cu Kuo Cia menaruh sebuah guci di atas tanah.
"Yang melahirkanku adalah ibu, yang menge-tahuiku adalah Guru.
Walau teecu jatuh berada di Kota Ciau Liang, namun selalu rindu pada Guru. Teecu membawa arak wangi khusus untuk meng-hormati Guru," katanya.
Dia lalu mengeluarkan sebuah cangkir antik yang sangat indah.
Cangkir itu terbuat dari giok, maka bergemerlapan ketika tertimpa cahaya rem-bulan.
Ketika melihat cangkir itu, Cen Tok Hang tam-pak tersentak.
"Cu Kuo Cia! Dari mana kau peroleh cangkir itu?" tanyanya.
"Suhu, cangkir ini merupakan benda pusaka dari Istana Ciau Liang.
Teecu mencuri dari dalam istana. Kalau Suhu suka, silakan ambil!"
Cu Kuo Cia menuang sedikit arak ke dalam cangkir, lalu meneguknya.
"Cangkir giok berada di tangan, arak wangi berada di dalam cangkir giok. Sungguh sedap rasanya arak wangi ini!" katanya kemudian.
Usai berkata, Cu Kuo Cia menaruh cangkir itu di samping guci arak, lalu bersama saudara seperguruannya mundur tiga depa.
Kelihatannya Cen Tok Hang amat menyukai cangkir giok. Namun dia merupakan orang yang banyak curiga. Sepasang matanya terus menatap cangkir giok itu, yang bergemerlapan kehijau-hijauan tertimpa cahaya rembulan.
"Ouw Yang Hong, cangkir giok ini pasti cangkir giok itu. Pasti cangkir giok itu. Sudah sekian tahun aku ingin memilikinya, tapi Cu Kuo Cia yang berhasil memperolehnya. Sungguh tidak gampang memperoleh cangkir itu!"
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Ouw Yang Hong tampak melongo. Sebab Cen Tok Hang mengatakan cangkir giok ini dan cangkir giok itu. Dia tidak mengerti akan maksud ucapan tersebut, maka hanya menatap orang tua itu dengan mata terbelalak.
"Cangkir giok itu dipergunakan Raja Toan di masa itu. Raja Toan amat romantis. Sebelah tangan memegang cangkir giok, yang sebelah lagi memeluk wanita cantik. Hidup manusia kalau bisa seperti Raja Toan, sungguh tidak sia-sia! Walau mereka berniat jahat dalam hati, tapi aku harus keluar untuk melihat cangkir giok dan arak wangi itu," kata Cen Tok Hang.
Orang tua itu lalu mengayunkan kakinya, ber-jalan ke luar meninggalkan lubang pohon.
Ouw Yang Hong melihatnya mendekati guci arak, kemudian mengambil cangkir giok itu. Cen Tok Hang tampak girang sekali.
Jelas dia amat menyukai cangkir giok tersebut.
"Kalian memang berbakti, mempersembahkan arak wangi dan benda pusaka," katanya sambil memandang Cu Kuo Cia dan lainnya.
Kemudian dia menatap Ciok Cuang Cak dan berkata dengan ringan dan lembut.
"Anak Cak, arak wangi ini tidak akan menim-bulkan penyakit apa-apa, bukan?"
Ciok Cuang Cak tersentak mendengar perta-nyaan itu. Dia segera berlutut seraya menyahut.
"Teecu tidak berani."
Cen Tok Hang tertawa dingin.
"Mengapa kau tidak berani" Suheng-suhengmu sudah puluhan tahun ikut suhu. Mereka amat ber-nyali dan serba bisa. Kenapa kau tidak berani?"
Sementara air muka Cu Kuo Cia dan lainnya tampak biasa-biasa saja. Orang tua itu duduk ber-sila, lalu sebelah tangannya membuka
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
tutup guci arak, dan yang sebelah lagi mengambil cangkir giok.
Setelah itu, mulailah dia meneguk arak wangi itu secangkir demi secangkir.
Berselang sesaat, dia memandang murid-muridnya seraya berkata.
"Bagus! Cu Kuo Cia, kalau kalian berlima bisa terus demikian terhadap suhu, cepat atau lambat pasti akan menerima manfaatnya."
"Suhu, arak wangi itu amat keras, jangan ter-lampau banyak minum!" kata Su Bun Seng.
Cen Tok Hang tampak tidak senang, maka langsung membentak gusar.
"Kau berani melarangku?"
Mendadak tangan orang tua itu bergerak, dan seketika tampak sebuah batu meluncur ke arah kepala Su Bun Seng. Di bawah cahaya rembulan, tampak kepala Su Bun Seng mengucurkan darah kehitam-hitaman.
Orang tua itu mencaci dengan sengit lagi.
"Cu Kuo Cia, kau memang telor busuk! Tahukah kau telah melakukan kesalahan?"
Cu Kuo Cia tersentak, dan segera memberi hormat.
"Suhu, teecu telah melakukan kesalahan apa?" Orang tua itu menyahut dengan mata melotot. "Arak ini sangat wangi dan sedap.
Kenapa kau cuma membawa seguci untukku?"
Ouw Yang Hong cuma tertawa dalam hati.
Kelihatannya mereka adalah orang baik, hanya saja guru itu agak kelewatan dan bersifat aneh.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Di saat Ouw Yang Hong sedang berpikir, men-dadak terdengar gurunya bersiul panjang, kemu-dian tertawa dengan nada sedih, dan melesat ke hadapan Cu Kuo Cia.
Cu Kuo Cia dan lainnya segera meloncat ke belakang beberapa depa.
Orang tua itu menudingnya sambil berkata de-ngan suara gemetar.
"Kau . . . kau meracuniku?"
Badannya kelihatan sempoyongan, bahkan menggigil seperti kedinginan.
Dia segera duduk bersila dan menghimpun iwee kangnya. Di saat bersamaan, terdengar Cu Kuo Cia tertawa aneh dan berkata.
"Berhasil! Berhasil! Tua bangka ini jatuh ke tangan kita hari ini!"
Cu Kuo Cia dan lainnya mendekati Cen Tok Hang, sekaligus mengurungnya di tengah-tengah, namun tetap menjaga jarak.
Kelihatannya mereka berlima masih merasa takut terhadap orang tua itu.
Begitu lama Cen Tok Hang duduk bersila. Tam-pak kepalanya mengepulkan uap putih.
Cu Kuo Cia menudingnya sambil berkata de-ngan penuh kebencian.
"Kau tidak menganggap kami sebagai murid, mengapa kami harus menghormatimu sebagai gu-ru" Kau meracuni kami dengan racun Pemutus Usus, membuat kami sangat menderita! Kau pun mengurung sanak keluarga kami di Perkampungan Liu Yun Cun! Kau memang harus cepat mampus, agar tidak menimbulkan malapetaka lagi!"
Cen Tok Hang mendongakkan kepala meman-dang Su Bun Seng, lalu berkata.
"Anak Bun, sejak kecil kau ikut aku, bahkan aku pun telah tiga kali menyelamatkan nyawamu! Tentunya hari ini kau tidak akan bersekongkol dengan suhengmu untuk mencelakaiku! Asal kau bisa membantuku memunahkan racun di dalam tubuhku, setelah aku
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
sembuh, pasti menurunkan ilmu Ha Mo Kang padamu, dan mengangkatmu sebagai generasi kelima Perkampungan Liu Yun Cun ini."
Sebetulnya Ouw Yang Hong ingin menerjang ke luar, tapi setelah berpikir sejenak, dibatalkannya niat itu karena tahu dirinya masih bukan tandingan kelima orang itu. Kalau dia nekat menerjang ke luar, itu sama juga mencari mati. Ketika mendengar gurunya berkata begitu pada Su Bun Seng, giranglah hati Ouw Yang Hong.
Terdengar Su Bun Seng bertanya.
"Suhu, betulkah Suhu akan mengajarku ilmu Ha Mo Kang?"
Cen Tok Hang manggut-manggut.
"Betul." "Baik, Suhu tunggu saja! Aku pergi sebentar," kata Su Bun Seng.
Cen Tok Hang mengerutkan kening.
"Bun Seng, kau tidak menolongku, kok malah mau pergi?"
Su Bun Seng tertawa. "Aku akan pergi membunuh Ouw Yang Hong."
Cen Tok Hang bertanya. "Mengapa kau ingin membunuhnya?" tanya Cen Tok Hang.
Su Bun Seng tertawa licik, lalu berkata.
"Kalau dia tidak mati, bagaimana Suhu akan mengajarkanku?"
Cen Tok Hang terdiam. Orang tua itu tidak menghendaki Ouw Yang Hong mati, sebab tindak-tanduknya menyerupainya. Lagi pula dia
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
amat menyukai Ouw Yang Hong, bagaimana mungkin dibunuh secara sembarangan"
Su Bun Seng menatap Cen Tok Hang, kemudian tertawa dingin seraya berkata dengan dingin pula.
"Kau membohongiku, aku tidak akan terjebak. Aku harus menghabiskanmu!"
Cen Tok Hang membungkam, dan menunduk-kan kepala seakan sedang menunggu kematian.
Sudah tiga tahun, kelima orang itu berada di kota Ciau Liang. Dalam tiga tahun itu, mereka tidak mengerjakan apa-apa, hanya berpikir bagaimana membunuh Cen Tok Hang.
Hari ini rencana mereka telah berhasil, maka merasa girang. Namun mereka masih merasa takut, tidak tahu harus berbuat apa.
Berselang sesaat, Cu Kuo Cia berkata.
"Cen Tok Hang, serahkan kitab ilmu racun padaku. Kau juga harus menyerahkan ilmu Ha Mo Kang pada kami, agar kami membuatmu mati secara baik-baik!"
Cen Tok Hang tidak menyahut.
"Suhu, tubuhmu telah keracunan, dan tidak akan sembuh. Cepat atau lambat kau pasti mati. Maka, lebih baik kau serahkan kedua macam ilmu itu pada kami, agar kau bisa mati dengan tenang!" kata Su Bun Seng.
"Suhu, lebih baik serahkan saja agar suheng membiarkan Suhu mati secara baik-baik!" sambung Ciok Cuang Cak dengan terisak-isak.
"Selama ini aku Cen Tok Hang malang melin-tang, tak diduga justru akan mati di tangan kalian!" bentak Cen Tok Hang.
Cu Kuo Cia tampak puas sekali.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Cen Tok Hang, kalau kau mati di tanganku, apakah kau akan merasa puas?" katanya sambil tertawa gelak.
Orang tua itu menundukkan kepala, kelihatan sudah putus asa.
Cu Kuo Cia memandang adik seperguruannya, kemudian berkata.
"Si Sute (Adik Seperguruan Keempat), ngo sute (Adik Seperguruan Kelima)! Majulah kalian, masing-masing herikan sebuah pukulan, agar dia terluka parah!"
Kedua orang yang pendiam itu memandang Cu Kuo Cia, kemudian memandang Cen Tok Hang yang duduk di tanah. Mereka berdua kelihatan serba salah. Sesungguhnya mereka berdua memang setuju bersekongkol dengan Cu Kuo Cia untuk mencelakai guru mereka itu, namun kalau harus turun tangan duluan, mereka berdua tidak berani melakukannya.
Begitu menyaksikan sikap kedua adik seper-guruannya itu, Cu Kuo Cia segera berkata.
"Kita berenam harus turun tangan agar dapat bertanggung jawab bersama!"
Apa boleh buat, kedua orang itu terpaksa maju untuk turun tangan terhadap orang tua itu. Si Sute berlutut di hadapan Cen Tok Hang, setelah itu meloncat bangun, sekaligus melancarkan sebuah pukulan.
Cen Tok Hang tidak mampu berkelit karena tubuhnya sudah keracunan. Maka pukulan itu tepat mengenai dadanya, sehingga membuatnya terpental lalu roboh dengan mulut menyemburkan darah segar.
Orang yang dipanggil ngo sute juga segera me-lancarkan sebuah pukulan ke arah orang tua itu, membuatnya muntah darah lagi.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Cu Kuo Cia tertawa gelak, sambil menatap orang tua itu, dan berkata.
"Suhu! Kau telah terluka parah, tidak mungkin bisa hidup lama lagi, lebih baik mati saja! Walau Suhu amat kaya raya dan memiliki begitu banyak benda pusaka, dan di perkampungan Liu Yun Cun ini juga tersimpan begitu banyak wanita cantik, tapi Suhu justru tidak bisa menikmatinya! Setiap hari Suhu cuma bergantung di pohon! Hidup seperti itu apa artinya" Karena itu, lebih baik mati saja! Suhu boleh berlega hati, kalau Suhu mati, pasti kami kubur baik-baik, dan sepersepuluh dari benda pu-saka Suhu, akan kami kubur juga bersama Suhu. Wanita-wanita cantik yang Suhu sukai itu juga akan kami bunuh, agar dapat mendampingi Suhu di alam baka! Baikkah begitu?"
Cen Tok Hang terbatuk-batuk beberapa kali, kemudian muntah darah lagi.
"Suhu, kami sudah memperoleh obat pemunah racun Pemutus Usus.
Kami tidak akan mati tahun depan! Ha ha ha . . .!" kata salah seorang muridnya.
Kemudian Cu Kuo Cia berkata kepada Ciok Cuang Cak.
"Sam Sute, berikanlah sebuah pukulan! Tapi hati-hatilah, sebab kau harus menghancurkan se-belah kakinya!"
Ciok Cuang Cak diam. Kelihatannya dia tidak tega melakukannya.
Akan tetapi, Cu Kuo Cia segera membentak.
"Satu sute, kau masih belum mau turun tangan"!"
Su Bun Seng berkata dengan dingin.
"Sam sute, aku lupa memberitahukan. Kalau kau tidak turun tangan, kemungkinan istrimu akan keracunan hari ini . . ."
Ciok Cuang Cak berseru kaget.
"Ji suko, kau mau apa?"
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Aku sudah berpesan pada istriku, apabila kami tidak pulang esok pagi, maka istriku akan mem-berikan sebutir pil Pemutus Nyawa untuk istrimu," sahut Ji suko itu dengan dingin.
Bukan main terkejutnya Ciok Cuang Cak. Dia menghela nafas panjang seraya berkata dengan lesu.
"Baik, aku menurut pada kalian."
Ciok Cuang Cak lalu maju ke hadapan Cen Tok Hang, setelah itu bersujud di hadapannya seraya berkata.
"Suhu, maafkan teecu berbuat dosa terhadap Suhu!"
Usai berkata begitu, mendadak Ciok Cuang Cak melancarkan sebuah pukulan ke arah kaki Cen Tok Hang. Orang tua itu menjerit menyayat hati dan roboh telentang seketika.
Cu Kuo Cia dan Su Bun Seng saling memandang sambil tertawa, kemudian Su Bun Seng berkata.
"Suheng, kau dan aku siapa duluan?" Cu Kuo Cia tersenyum.
"Kalau salah satu di antara kita turun tangan, dia pasti mampus.
Nah, lebih baik kau saja yang turun tangan," sahutnya.
Su Bun Seng memandang Cu Kuo Cia. Kelihatannya dia amat menghormati suhengnya itu, namun di dalam hatinya penuh kebencian. Kau menghendakiku memikul dosa atas perbuatan ini.
Cepat atau lambat kau pasti akan membunuhku pula. Kau amat keji dan licik, bagaimana aku akan masuk ke dalam perangkapmu" Akan tetapi, kalau dia tidak melakukan itu, tentunya tiada kebaikan bagi dirinya. Oleh karena itu, dia lalu berjalan ke hadapan Cen Tok Hang dan berkata.
"Suhu, maafkan teecu berlaku tidak hormat!"
Usai berkata, dia bersujud di hadapan orang tua itu.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Ji Suheng, kami sudah bersujud di hadapan Suhu. Mengapa kau masih berbuat begitu?" kata Ciok Cuang Cak.
Su Bun Seng tersenyum. "Kau bersujud dengan alasanmu, aku bersujud dengan alasanku pula! Suhu amat baik terhadap kita, hanya saja . . . tidak mau menurunkan kedua macam ilmu silat itu pada kita."
Setelah berkata begitu, mendadak dia meloncat bangun, sekaligus melancarkan sebuah pukulan ke arah Cen Tok Hang.
Orang tua itu menjerit menyayat hati. Dia ter-pental dan roboh pingsan seketika.
Betapa gusarnya Ouw Yang Hong menyaksikan semua kejadian itu.
Dia tahu nyawa orang tua itu sulit diselamatkan. Tapi dia pun tahu, kalau dia keluar, pasti akan mati di tangan kelima orang itu. Maka, dia mengambil keputusan untuk tidak keluar. Setelah berhasil menguasai ilmu Ha Mo Kang, barulah dia akan menuntut balas terhadap mereka. Ouw Yang Hong berkertak gigi, matanya menatap kelima orang yang menyiksa Cen Tok Hang dengan mata berapi-api.
Berselang sesaat Cen Tok Hang mulai siuman. Dia duduk sambil menatap kelima orang itu sambil berkata perlahan-lahan.
"Kalian kira gampang membunuhku" Cu Kuo Cia, kemarilah, bunuhlah aku!"
Cu Kuo Cia memandang Su Bun Seng. Ke-lihatannya dia merasa tidak puas terhadap adik seperguruannya itu. Dengan kening berkerut, dia maju selangkah demi selangkah menghampiri Cen Tok Hang.
Setelah berada di hadapan orang tua itu, dia mengangkat sebelah tangannya, ke arah kepala orang tua itu. Apabila dia turun tangan, orang tua itu pasti mati.
Betapa gugup dan paniknya Ouw Yang Hong. Apa boleh buat dia harus menerjang ke luar demi menyelamatkan orang tua itu.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Akan tetapi, di saat bersamaan, terdengar pula suara orang, yang nadanya seperti anak kecil.
"Aaaah! Kau sungguh menyulitkan aku orang tua. Kalau aku menyelamatkanmu, kau pasti tidak akan mati. Tapi kalau kau tidak mati, justru membuat hatiku terganjel sesuatu. Namun asal aku masih hidup, bagaimana mungkin Cu Kuo Cia dan lainnya membunuhmu" Kalau berita penganiayaan terhadap guru ini tersiar keluar, bagaimana mungkin kami semua yang ada di bawah perguruan Kiu Sia Tok Ong masih punya muka untuk berkecimpung di dunia persilatan?"
Cu Kuo Cia dan lainnya menengok ke sana ke mari, namun tidak melihat siapa pun. Maka dia langsung membentak.
"Susiok, keluarlah! Cepat keluarlah!"
Terdengar suara tawa dan sahutan.
"Cu Kuo Cia, mau apa kau menghendakiku keluar" Kalau aku keluar, kau pasti celaka!"
"Susiok, suhu tidak baik terhadapmu! Kami membunuhnya, juga melampiaskan kemendong-kolan susiok lho!" kata Cu Kuo Cia.
Terdengar sahutan perlahan.
"Tidak bisa! Kalau kau membunuh suhengku, tentu akan tersiar ke dunia persilatan. Apakah aku masih punya muka" Lebih baik aku yang mem-bunuhnya, sebab aku setingkat dengannya. Bagai-mana menurutmu?"
Betapa girangnya hati Cu Kuo Cia dan lainnya mendengar ucapan itu. Apabila mereka yang mem-bunuh orang tua itu, tentu akan memikul nama busuk selamanya. Kini ada orang bersedia membunuhnya, bukankah baik sekali"
Oleh karena itu, Cu Kuo Cia menyahut.
"Susiok, itu memang baik sekali!"
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Mendadak berkelebat sosok bayangan yang ke-mudian berdiri di hadapan Cen Tok Hang. Bayangan itu ternyata Cha Ceh Ih, paman guru kecil.
Dia memandang Cen Tok Hang.
"Kasihan! Sungguh kasihan! Kukira kau pintar selama ini, tidak tahunya ceroboh! Bagaimana Cu Kuo Cia terhadapmu setiap hari, tentunya kau tahu! Mengapa kau menuruti kemauannya?" katanya lalu mengalihkan pandangannya kepada Cu Kuo Cia. "Kau menggunakan racun apa sehingga gurumu yang mahir racun terkena racunmu?" tanyanya.
Cu Kuo Cia merasa puas dalam hati, namun memperlihatkan sikap merendah.
"Susiok terlampau memuji. Ketika aku berada di Kota Ciau Liang, justru memperoleh suatu cara yang amat bagus. Cara itu disebut
'Setengah racun setengah racun dan setengah racun lagi!' Oleh karena itu, disebut Tiga Setengah. Artinya arak sete-ngah racun, cangkir giok setengah racun dan orang pun setengah racun. Siapa yang terkena racun tersebut, pasti tidak bisa hidup. Guruku telah ter-kena racun itu, maka pasti akan mati!"
Cha Ceh Ih manggut-manggut.
"Cu Kuo Cia, beritahukan padaku! Bagaimana orang juga setengah racun?"
Cu Kuo Cia tahu Cha Ceh Ih berkepandaian amat tinggi, maka tidak berani menjawab dengan sembarangan.
"Arak bersifat keras dan mengandung api, se-dangkan cangkir giok amat dingin. Kalau arak dituang ke dalam cangkir giok, memang sedap sekali untuk diminum dan bermanfaat bagi orang. Tapi kalau orang terlampau banyak mengandung hawa panas, justru merupakan orang setengah racun. Karena itu, tiga setengah racun pasti mencabut nyawanya."
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Cu Kuo Cia menjelaskan dengan bangga. Cha Ceh Ih manggut-manggut, kemudian memandang Cen Tok Hang seraya berkata.
"Orang yang berbuat jahat, tidak bisa berakhir dengan baik. Suheng, kau menyesal atau tidak?"
"Aku amat penasaran tidak dapat membunuh mereka, bagaimana menyesal?" sahut Cen Tok liang.
Cha Ceh Ih tertawa sambil bertepuk tangan. Sepasang biji matanya berputar-putar.
"Bagus! Bagus! Sudah muncul suatu ide yang bagus! Seharusnya aku yang paling membencimu! Tapi kini aku pun membenci Cu Kuo Cia, karena istrinya tidak memperbolehkanku makan kembang gula, bahkan anaknya juga berani berkelahi de-nganku. Sungguh kurang ajar sekali! Sedangkan istri Su Bun Seng, selalu bermuka masam terhadapku, lebih jahat dari Su Bun Seng! Aku harus membuat mereka menderita! Kalau kau sudah mati, bagaimana mungkin mereka masih akan menghar-gaiku" Tidak bisa! Tidak bisa! Kau tidak boleh mati!"
Usai berkata, dengan penuh rasa iba Cha Ceh Ih menghapus noda darah yang ada di wajah orang tua itu.
"Susiok, lebih baik kau jangan macam-macam! Kalau kami berlima maju serentak, kau pasti bukan lawan kami!" bentak Cu Kuo Cia.
Cha Ceh Ih bertepuk-tepuk tangan.
"Bagus! Bagus! Boleh berkelahi lagi!" sahutnya. Namun ketika dia baru mau maju, tiba-tiba teringat sesuatu. "Lupa! Aku lupa memberitahukan suatu urusan besar pada kalian!" Kemudian dia menunjuk Ciok Cuang Cak, sambil berkata perlahan-lahan.
"Bocah! Tadi aku berada di rumahmu, makan burung dara goreng bersama istrimu. Di saat sedang menikmati burung dara goreng, mendadak istrimu jatuh pingsan. Padahal udara tidak panas, namun dia justru pingsan. Sungguh mengherankan! Mungkin dia masuk
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
angin?" Ciok Cuang Cak terkejut bukan kepalang, lalu segera pergi.
"Kau harus cepat ke sana! Kalau tidak, nyawa istrimu pasti tidak akan tertolong!" seru Cha Ceh Ih di belakangnya.
Usai berseru Cha Ceh Ih pun tertawa, kemudian memandang Su Bun Seng seraya berkata.
"Su Bun Seng! Kau harus segera pulang menengok istrimu!"
Air muka Su Bun Seng berubah, lalu berkata dengan suara dalam.
"Isteriku selalu bermuram durja. Kalau Susiok membunuhnya, amat menggembirakan hatiku! Aku akan mencari istri yang lebih muda dan cantik, dan akan segera kuperkenalkan pada Susiok."
Ketika melihat Su Bun Seng tidak mencemaskan istrinya, Cha Ceh Ih menjadi agak gugup.
Sementara Cu Kuo Cia, Su Bun Seng dan kedua orang yang pendiam itu sudah mulai mendekati Cha Ceh Ih.
"Celaka! Mau bunuh orang!" teriak Cha Ceh Ih.
Walau Cha Ceh Ih berteriak-teriak, namun tiada seorang pun muncul di tempat itu. Sebab tempat itu merupakan tempat terlarang, maka tiada seorang pun berani ke tempat itu, kecuali Cha Ceh Ih, Ouw Yang Hong, Cu Kuo Cia dan beberapa adik seperguruannya.
Mendadak Cha Ceh Ih tampak gembira sekali. Dia memandang Cu Kuo Cia sambil tertawa.
"Betul! Betul! Aku masih menyimpan enam biji kembang gula, tapi telah kumakan satu biji. Kau katakan, masih tersisa berapa biji?"
Sebelum Cu Kuo Cia menyahut, Cha Ceh Ih sudah melanjutkan.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Masih tersisa lima biji, kan" Tapi kenapa cuma tersisa empat biji"
Waduh celaka! Pasti anakmu yang makan sebiji kembang gulaku!"
Air muka Cu Kuo Cia berubah hebat, dan dia tidak berani maju lagi.
"Toa suheng, jangan kau dengarkan kata-kata-nya! Kalau kita membunuhnya, pasti dapat mencari obat pemunah!"
Cha Ceh Ih memiringkan kepalanya, lalu me-nyahut sambil tersenyum.
"Oh, ya" Aku punya tujuh belas biji kembang gula. Setiap biji mengandung semacam racun. Ba-gaimana kalian bisa mencari obat pemunahnya" Anak kecil itu pasti sudah mati!"
Usai berkata, dia tertawa gelak sehingga badannya bergoyang-goyang.
Bab 17 Walau Cu Kuo Cia berhati kejam, namun dia amat menyayangi anaknya itu. Maka, ketika mendengar anaknya terkena racun, hatinya menjadi kacau balau. Seketika dia tidak tahu harus berbuat apa. Sudah sepuluh tahun lebih dia ingin membunuh gurunya, dan saat ini memperoleh kesempatan. Tentunya kesempatan itu tidak akan disia-siakannya. Namun nyawa anaknya jauh lebih penting. Di saat dia tercekam kepanikan itulah Su Bun Seng berseru.
"Toa suheng! Susiok cuma menakut-nakutimu, kau jangan percaya!"
Sesungguhnya Cu Kuo Cia juga tidak percaya, tapi hatinya tetap merasa tidak tenang.
Berselang sesaat, dia berkata pada Cha Ceh Ih.
"Susiok! Betulkah kau menyuruh anakku makan kembang gula itu?"
Cha Ceh Ih tertawa lalu menyahut.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Omongan anak kecil, tidak seperti omongan orang besar, selalu berdusta! Kalau berdusta, wajah pasti memerah. Nah, lihatlah wajahku, apakah memerah?"
Disaat bersamaan, Su Bun Seng ingin membunuh Cen Tok Hang, namun Cu Kuo Cia segera membentak.
"Jangan bergerak!"
Ternyata Su Bun Seng memanfaatkan kesempatan ketika Cu Kuo Cia sedang berbicara dengan Cha Ceh Ih untuk turun tangan membunuh Cen Tok Hang, tapi gerak-geriknya tidak terlepas dari mata Cu Kuo Cia.
"Toa suheng, kau memelihara macan, pasti akan celaka kelak!"
sahut Su Bun Seng. Wajah Cu Kuo Cia tampak berubah.
"Sute! Jangan banyak bicara, cukup mendengarkanku saja!"
katanya. Usai berkata, wajahnya tampak gusar sekali. Ternyata dia tidak senang Su Bun Seng mencampuri urusannya.
Cha Ceh Ih tersenyum-senyum, sebentar memandang Cen Tok Hang, sebentar memandang Cu Kuo Cia dan lainnya yang tampak bimbang.
"Susiok! Kalau kami melepaskan guru, apakah Susiok juga mau melepaskan kami?" tanya Cu Kuo Cia kepada Cha Ceh Ih.
Cha Ceh Ih tampak berpikir sejenak, kemudian barulah menyahut.
"Baik!" Bukan main girangnya Cu Kuo Cia. Namun berkata dalam hati, kau si Kecil mana tahu akan kelihayanku" Cepat atau lambat kau pasti akan celaka di tanganku! "Harap Susiok memberitahukan kami, bagaimana cara memunahkan racun itu, agar aku dan sute dapat menolong mereka! Guru
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
berada di sini, kami serahkan pada Susiok!" katanya kemudian.
Cha Ceh Ih tertawa gelak, kemudian mengeluarkan dua biji kembang gula, dan diberikannya kepada Cu Kuo Cia dan Su Bun Seng.
"Cepat ambil, jangan merepotkanku lagi!" katanya.
Cha Ceh Ih tampak tidak sabar. Akan tetapi, Cu Kuo Cia dan Su Bun Seng justru tidak tahu, apakah kedua biji kembang gula itu adalah obat pemunah racun. Walau bercuriga dalam hati, mereka berdua tidak herani mencetuskannya dan kemudian kedua-duanya meninggalkan tempat itu.
Cha Ceh Ih memandang Cen Tok Hang, kemudian menengok kesana kemari. Setelah itu, dia memandang ke dalam lubang pohon seraya berseru.
"Boleh yang di dalam lubang pohon, cepatlah kau keluar! Kau memang bocah aneh, menyaksikan guru mau mati, kau malah tak bergerak sama sekali! Hanya mementingkan nyawa sendiri, Cen tua!
Banyak orang di kolong langit, namun telor busuk itu tidak banyak, cara bagaimana kau mem-perolehkannya?"
Ouw Yang Hong tidak menyahut.
"Ouw Yang Hong, cepatlah kau keluar!" seru Cha Ceh Ih lagi.
Saat ini Ouw Yang Hong merasa amat malu dalam hati. Gurunya dalam keadaan bahaya, seharusnya dia keluar untuk menyelamatkannya, tapi ilmu silatnya masih rendah, mengapa harus bertindak gagah" Di saat nyawa gurunya terancam, haruslah keluar demi mati bersama guru. Kini ada orang berseru memanggil namanya, itu membuatnya merasa malu sekali.
Apa boleh buat, dia memang harus keluar. Di bawah cahaya rembulan, tampak seorang anak kecil berdiri di situ. Di sisi anak kecil itu berbaring Cen Tok Hang dalam keadaan pingsan.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Ouw Yang Hong maju ke hadapan Cen Tok Hang, lalu memhungkukkan badannya untuk me meriksa nafas di hidung gurunya. Memang masih ada nafas, tapi amat lemah sekali, membuatnya cemas dan tidak tenang.
"Susiok, apakah luka suhu bisa sembuh?" tanyanya kepada Cha Ceh Ih.
Cha Ceh Ih memandangnya, tertawa dingin seraya menyahut.
"Kau jangan berpura-pura! Kalau suhumu mati, di kolong langit ini hanya tinggal kau seorang yang mahir kedua macam ilmu silat itu.
Carilah tempat yang sunyi sepi, baik-baiklah melatih kedua ilmu silat itu! Tentunya kau akan menjadi jago yang amat tangguh. Kalau dia mati, bukankah kau akan bergembira dalam hati?"
Ouw Yang Hong diam saja, tidak berani mengucapkan apa pun.
"Ayoh! Bantu aku memapahnya ke dalam ruangan itu!" ajak Cha Ceh Ih.


Si Racun Dari Barat See Tok Ouw Yang Hong Tay Toan Karya Jin Yong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Ouw Yang Hong dan Cha Ceh Ih memapah Cen Tok Hang ke rumah, langsung menuju ruang santai. Badan Cen Tok Hang tergoncang, sehingga membuat orang tua itu merintih-rintih.
"Kau begini macam, bagaimana dijuluki Racun Tua" Bukankah akan ditertawakan orang-orang di kolong langit" Kau amat cerdik, namun justru dikerjai para muridmu itu. Kau memang patuh dikasihani,"
kata Cha Ceh Ih sengit. Yang Hong tidak mengatakan apa-apa. Namun ia merasa masuk akal apa yang dikatakan paman gurunya itu. Maka dia berkata dalam hati, guruku amat terkenal dan gagah, tapi saat ini jadi begini. Itu membuktikan bahwa jadi orang dan melaksanakan sesuatu, memang harus kejam. Tapi pikirannya berubah lagi, teringat kalau gurunya tidak begitu jahat terhadap murid, Cu Kuo Cia dan lainnya pasti tidak akan bertindak begitu terhadap guru dan tentunya tidak ada kejadian itu.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Ouw Yang Hong dan Cha Ceh Ih membaringkan Cen Tok Hang di tempat tidur yang dibuat dari giok. Wajah Cen Tok Hang pucat pias, nafasnya amat lemah dan dalam keadaan pingsan. Ouw Yang Hong dan Cha Ceh Ih terus memandangnya. Perasaan mereka berdua amat tercekam.
Entah berapa lama kemudian, terdengar suara kokok ayam, menyusul terdengar pula suara seseorang. Mereka berdua tersentak sadar, baru tahu hari sudah pagi. Cha Ceh Ih menatap Cen Tok Hang, kemudian mengeluarkan sebilah belati, sepertinya ingin menusuk orang tua itu, apabila dia siuman.
Sementara nafas Cen Tok Hang semakin lemah. Cha Ceh Ih duduk di pinggir tempat tidur. Mendadak badannya berputar-putar, mirip seorang anak kecil sedang bermain, tidak memperdulikan mati hidupnya Cen Tok Hang.
Ouw Yang Hong menariknya, lalu berkata dengan wajah murung.
"Susiok! Luka suhu begitu parah, menurut Susiok harus bagaimana?"
"Terus terang, suhumu sudah sekarat. Kalaupun ada tabib yang terbaik di kolong langit, juga tidak mampu mengobatinya. Apalagi kau dan aku. Menurutku lebih baik menangislah kau sejenak, agar suhumu tenang dan terhibur hatinya!"
"Susiok, di sini tersimpan begitu banyak obat-obatan, berikan saja kepada suhu! Siapa tahu suhu bisa sembuh!"
Cha Ceh Ih manggut-manggut.
"Baik! Berilah dia obat! Racun pun boleh kau berikan. Kalau dia mati, urusan jadi beres. Kalau dia bisa hidup sejenak, itu pun baik sekali."
Kemudian dia meloncat turun, dan langsung menuju lemari penyimpan berbagai macam obat. Dengan sembarangan diambilnya beberapa macam obat dari dalam lemari itu, lalu mendekati Cen Tok Hang yang berbaring di tempat tidur.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Dimasukkannya obat-obat itu ke dalam mulut Cen Tok Hang yang masih dalam keadaan pingsan, namun obat-obat itu keluar lagi.
Cha Ceh Ih tampak gusar. "Ayoh! Cepat makan obat! Cepat makan obat!" bentaknya dengan sengit.
Usai berkata, Cha Ceh Ih mengangkat kepala Cen Tok Hang, kemudian memasukkan semua obat itu lagi ke dalam mulutnya.
Karena Cen Tok Hang tidak bisa menelan, maka Cha Ceh Ih menepuk bahunya dua kali.
Plak! Plak! Ouw Yang Hong terkejut bukan main. Namun justru sungguh mengherankan, bersamaan dengan tepukan itu, semua obat itu pun masuk ke teng-gorokan Cen Tok Hang.
Entah berapa lama kemudian, tampak Cen Tok Hang siuman. Orang tua itu memandang Cha Ceh Ih lalu memandang Ouw Yang Hong dengan pandangan yang penuh kedukaan. Berselang sesaat, dia bertanya kepada Cha Ceh Ih.
"Kaukah yang menolongku?"
"Siapa yang menolongmu" Apakah kau orang baik yang harus ditolong" Lain kali kalau kita bertemu lagi kau boleh membunuhku dan aku pun boleh membunuhmu! Kau tua bangka, sudah mati setengah, bagaimana mungkin masih ada lain kali?" sahut Cha Ceh Ih.
Cen Tok Hang tampak gusar.
"Hm! Lihatlah aku akan menghabiskanmu!" katanya dengan dingin.
Cen Tok Hang ingin bangun, tapi justru membuat sekujur badannya jadi sakit bukan main, sehingga membuatnya merintih-rintih.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Cha Ceh Ih girang sekali. Dia meloncat ke atas tempat tidur, lalu duduk sambil menuding orang tua itu dan berkata.
"Empat puluh tahun yang lampau, kau menerima seorang murid yaitu Cu Kuo Cia! Kau menyaksikannya membunuh orang dengan mata tak berkedip dan langsung menganggapnya sebagai orang jahat! Karena itu, kau menerimanya sebagai murid. Tapi justru kau tidak tahu bahwa dia amat bodoh dan kejam! Huh! Kau telah salah menerimanya sebagai murid!"
"Salah! Memang sudah salah!" sahut Cen Tok Hang dengan suara parau.
Cha Ceh Ih tertawa. "Karena salah maka harus menerima akibatnya." Dia menjulurkan tangannya untuk mencabut beberapa helai jenggot Cen Tok Hang, kemudian
ditiupnya. "Setelah itu, kau berada di dalam sebuah kedai arak, melihat beberapa pengemis memukul seorang anak kecil. Anak kecil itu tidak takut mati, maka kau menerimanya sebagai murid kedua.
Dia adalah Su Bun Seng. Sifatnya aneh dan berhati kejam. Dia pun tidak pantas menjadi seorang racun tua, tapi kau menerimanya sebagai murid kedua, salah atau tidak?"
Wajah Cen Tok Hang berubah muram.
"Memang salah! Di dunia ini yang bisa jadi orang jahat, hanya ada beberapa orang," sahutnya perlahan.
Cha Ceh Ih tertawa lagi. Setelah itu dia menjulurkan tangannya untuk mencabut jenggot Cen Tok Hang, membuat orang tua itu kesakitan hingga menjerit-jerit.
Ouw Yang Hong terheran-heran ketika menyaksikan tingkah laku mereka berdua. Dia lalu berkata dalam hati. Mereka berdua melakukan sesuatu amat berbeda dengan orang lain, kedua-duanya selalu mengatakan ingin jadi orang jahat, tapi tidak tahu bagaimana macamnya orang jahat. Setelah berkata dalam hati, dia pun berkata pada Cen Tok Hang dan Cha Ceh Ih.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Suhu, Susiok! Kalian berdua selalu mengatakan ingin menjadi penjahat besar, tapi justru tidak tahu bagaimana macamnya penjahat besar."
Kedua orang itu memandang Ouw Yang Hong, mereka tertawa kemudian Cha Ceh Ih menyahut.
"Lihatlah aku dan suhumu! Kami berdua adalah penjahat besar di kolong langit. Aku lebih jahat dari dia, sedangkan dia lebih kejam dariku."
"Aku yang lebih jahat dan kejam darimu," kata Cen Tok Hang.
"Bukan kau, tapi aku ..." sahut Cha Ceh Ih.
Mereka berdua menjadi ribut, akhirnya Cha Ceh Ih membentak.
"Sudahlah! Kau sudah tua, tapi masih mau ribut dengan anak kecil.
Kau sungguh tak berguna!"
"Kau anak kecil apa" Cuma tidak bisa besar saja! Kecil orangnya, tapi besar usianya!" sahut Cen Tok Hang.
Mereka berdua ribut lagi, namun mendadak Ouw Yang Hong bertanya.
"Suhu, Susiok! Bagaimana disebut penjahat besar" Apakah toa suheng dan ji suheng terhitung penjahat besar?"
Cen Tok Hang cuma tertawa dingin.
Cha Ceh Ih menyahut. "Kuberitahukan padamu, para murid Kiu Sia Tok Ong, selalu ingin menjadi penjahat besar. Yang mereka kagumi hanya tiga orang, yaitu Kaisar Cin Sie Ong. Ketika masih muda, dia sudah menjadi Kaisar Cin. Dia membunuh ayahnya sendiri, bahkan juga membunuh adik-adik tirinya. Dia menyerang sekaligus mencaplok enam kerajaan kecil, dan merebut harta kekayaan keenam kerajaan itu serta para
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
wanita cantiknya. Setiap hari dia bersenang-senang dengan para wanita cantik itu. Akhirnya dia mati dan istananya dibakar oleh rakyat. Api berkobar selama tiga hari tiga malam. Nah, katakanlah!
Apakah dia tidak cukup menjadi penjahat besar di kolong langit?"
Kelihatannya Cen Tok Hang juga amat kagum terhadap Kaisar Cin Sie Ong.
"Orang kedua yang disebut penjahat besar adalah seorang wanita,"
lanjut Cha Ceh Ih. "Dia selir di masa Dinasti Song generasi kedua, bergelar Kui Hui. Dia adalah selir yang amat berambisi, bahkan amat gusar kalau dirinya harus berlutut di hadapan kaisar. Oleh karena itu, dia menghendaki kaum wanita di kolong langit bertekuk lutut di bawah kaki wanita. Setelah menjadi permaisuri, dia mengangkat dirinya sebagai kaisar wanita, dikenal dengan nama Bu Cek Thian.
Sejak itulah kaum wanita pun diangkat sebagai menteri dan lain sebagainya, sehingga para jenderal harus berlutut di hadapan kaum wanita. Siapa yang tidak menurutinya, pasti dibunuh tanpa ampun, terutama kaum lelaki. Bahkan dia pun sering mempermainkan kaum lelaki. Lelaki mana yang tidak menyenangkannya, pasti dibunuhnya.
Jadi orang memang harus begitu, baru ada artinya."
Wajah Cen Tok Hang tampak serius. Kelihatannya dia juga amat kagum terhadap kaisar wanita itu.
Ouw Yang Hong adalah sastrawan, tentunya tahu tentang riwayat kedua orang tersebut. Cin Sie Ong dan Bu Cek Thian meninggalkan nama busuk sepanjang masa, akan tetapi, Cen Tok Hang dan Cha Ceh Ih malah amat memuja mereka. Hal itu membuatnya tidak habis pikir.
Cha Ceh Ih tertawa gembira, kemudian berkata pada Ouw Yang Hong.
"Bukankah kau juga ingin melakukan suatu kejahatan. Setelah kau melakukan kejahatan tanpa diketahui oleh orang lain, apakah hatimu merasa gembira sekali" Jadi orang jahat ada manfaatnya, karena boleh berbuat sesuka hatinya. Kuberitahukan, masih ada seorang jahat. Aku dan gurumu amat kagum dan salut kepadanya. Dia
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
adalah seorang menteri bernama Cing Kwei. Dia memang amat jahat dan kejam.
Membunuh Gak Hui dan menghancurkan kerajaan, sehingga kerajaan Lam Ciau dikuasai oleh pasukan Kim (Tatar). Di dunia memang terdapat banyak orang jahat, tapi siapa yang dapat menyamai Cing Kwei" Ha ha! Kalau ingin menjadi orang jahat janganlah kepalang tanggung, harus betul-betul jahat agar dikenang sepanjang masa, itu haru ada artinya."
Mendengar itu, darah Ouw Yang Hong agak bergejolak, sebab dia adalah seorang sastrawan, yang dapat membedakan mana jahat dan baik. Namun guru dan paman gurunya ...
Cen Tok Hang memandangnya,kemudian berkata dengan ringan.
"Ouw Yang Hong, kuberitahukan padamu bahwa Cu Kuo Cia dan lainnya pasti akan menipuku, bahkan juga akan mencelakaiku. Tapi kau tidak percaya, bukan?"
Ouw Yang Hong tidak menyahut.
Cen Tok Hang berkata lagi.
"Ouw Yang Hong, kini aku telah terluka parah, sedangkan kau telah memperoleh kedua macam ilmu silatku itu. Mumpung aku masih hidup, cepatlah kau melarikan diri! Kalau aku mati, susiokmu pasti akan membunuhmu."
Ouw Yang Hong tertegun, dia tidak percaya akan apa yang dikatakan gurunya. Susiok mau menolong guru, sudah pasti tidak akan mencelakai dirinya. Ujar Ouw Yang Hong dalam hati. Kemudian dia memandang Cha Ceh Ih, tapi paman gurunya itu cuma tertawa-tawa. Hati Ouw Yang Hong tersentak, karena teringat tadi paman gurunya memuji ketiga orang jahat itu.
Walau hatinya tersentak dan merasa takut, namun tetap merasa tidak sampai hati meninggalkan gurunya.
"Suhu, aku harus merawatmu, sebab lukamu amat parah, harus ada orang yang merawatmu," katanya kepada Cen Tok Hang.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Ouw Yang Hong, kuberitahukan padamu, susiokmu berkepandaian amat tinggi. Kalau kau tidak pergi sekarang, nyawamu pasti melayang nanti," sahut Cen Tok Hang.
Ouw Yang Hong memandang Cha Ceh Ih.
"Kalau Susiok ingin membunuhku, itu terserah dia saja," katanya perlahan.
Malam itu amat panjang. Mereka bertiga du duk dengan membungkam. Cen Tok Hang menatap Ouw Yang Hong. Dalam hatinya berkata, apabila kelak Ouw Yang Hong menjadi penjahat besar, hatiku akan terhibur dan diriku pun akan menjadi seorang racun tua. Akan tetapi, kini aku sudah sekarat. Kalau dia tidak berhati licik, bagaimana mungkin dapat menghadapi paman gurunya" Juga bagaimana mungkin menghadapi Cu Kuo Cia dan lainnya" Berpikir sampai di situ, dia pun amat menyesal tidak membunuh Ouw Yang Hong.
Sedangkan Ouw Yang Hong menatap Cha Ceh Ih, lalu berkata dengan sungguh-sungguh.
"Paman Guru, lebih baik kau beristirahatlah! Biar aku yang menjaga guru. Kalau aku merasa capek, aku akan memanggil Paman Guru untuk menggantikanku!"
Cha Ceh Ih tertawa. "Aku tidak perlu beristirahat, harus menjaganya. Jangan menelantarkan urusan!"
Ouw Yang Hong mengerutkan kening.
"Menelantarkan urusan apa" Susiok, beritahu-kan padaku, aku akan mengingatkanmu!"
Cha Ceh Ih menunjuk hidung Ouw Yang Hong, lalu bertanya dengan lantang.
"Kau akan mengingatkanku?" Dia tertawa gelak. "Bocah! Aku sedang menunggu urusan yang tidak akan dilakukan gurumu. Aku
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
menunggu saat itu untuk menyelesaikan dua urusan. Urusan pertama yaitu aku ingin menggunakan Ilmu Sedot untuk menyedot lwee kangnya ke dalam tubuhku. Urusan kedua, aku sedang menunggunya mati, agar aku bisa menggeledah badannya untuk mencari kedua kitab ilmu silatnya itu. Kedua urusan tersebut tentu tidak usah menyuruhmu mengingatkanku."
Usai berkata, Cha Ceh Ih tertawa gelak lagi dan tak henti-hentinya.
Bukan main terperanjatnya Ouw Yang Hong. Dia segera berkata kepada Cen Tok Hang.
"Suhu, Suhu! Beritahukanlah padaku, apakah susiok sedang bergurau?"
"Dia berkata sesungguhnya. Asal Suhu mati, dia pasti membunuhmu. Bahkan dia pun akan menghancurkan mayatku, agar dendamnya terhadapku terbalas," sahut Cen Tok Hang sambil menarik napas panjang.
Kini Ouw Yang Hong baru tersadar bahwa dirinya dalam keadaan bahaya. Kalau gurunya mati, Cha Ceh Ih pasti membunuhnya. Oleh karena itu, dia harus mencari akal untuk melarikan diri.
Namun walau sudah berpikir sekian lama, Ouw Yang Hong tetap tidak menemukan suatu akal apa pun. Dia memandang Cen Tok Hang. Tampak wajah gurunya semakin pias. Nafas pun semakin lemah. Itu membuat Ouw Yang Hong amat gugup, maka terpaksa duduk termenung. Dia akan menyaksikan gurunya menemui ajal, dan menunggu paman gurunya membunuhnya. Hanya itu yang dapat ditunggunya. Karena itu, rasa takutnya pun menjadi hilang perlahan-lahan, menunggu mati dengan tenang.
Entah berapa lama kemudian, mendadak Cen Tok Hang memanggil Cha Ceh Ih dengan suara lemah.
"Ceh Ih! Ceh Ih! Aku ingin bicara sejenak dengan Ouw Yang Hong mengenai lwee kang Ha Mo Kang. Maukah kau mencuri mendengarnya?"
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Cha Ceh Ih kelihatan gusar sekali. Ditudingnya Cen Tok Hang dan Ouw Yang Hong seraya membentak dengan keras.
"Kalian berdua merupakan orang mati, mengapa aku harus mencuri dengar" Aku akan membunuhmu dulu, setelah itu baru gilirannya!
Dia pasti akan berlutut memohon ampun padaku dan memberitahukan rahasia kedua ilmu silat itu padaku! Untuk apa aku harus mencuri dengar" Bukankah itu akan merusak nama baikku?"
"Setelah kuberitahukan padanya tentang lwee kang Ha Mo Kang, dia pasti dapat melawanmu! Kau tidak takut itu?" kata Cen Tok Hang.
Cha Ceh Ih tertawa. "Ha ha! Dia baru belajar ilmu Ha Mo Kang, apa hebatnya?"
Cen Tok Hang memandang Ouw Yang Hong.
"Duduklah kau di sisiku!" perintahnya.
Ouw Yang Hong menurut, segera duduk di sisi Cen Tok Hang, kemudian menatap gurunya itu dengan rasa iba. Suhu akan mati, biar bagaimana pun aku harus mencari akal untuk mencegah susiok menghinanya. Kata Ouw Yang Hong dalam hati. Namun dia sama sekali tidak menemukan suatu akal. Akhirnya dia mengambil suatu keputusan, apabila susioknya akan turun tangan terhadap gurunya, maka dia akan melawan susioknya dengan mati-matian.
Cen Tok Hang terus memandangnya.
"Ouw Yang Hong, kau melihatku hampir mati, apakah kau juga seperti para suhengmu amat ber-girang dalam hati?" tanyanya dengan sedih.
"Suhu, aku ..." sahut Ouw Yang Hong.
Mendadak Cen Tok Hang membentak keras.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Kau harus girang! Kalau tidak, kau bukan muridku si Racun Tua!"
"Suhu telah salah. Aku hanya berpikir bagaimana cara mencegah susiok turun tangan terhadap suhu," kata Ouw Yang Hong.
Cen Tok Hang menatapnya dengan nafas memburu.
"Aku Cen Tok Hang berbuat jahat seumur hidup, sebaiknya malah menerimamu sebagai murid yang berhati bajik, ini sungguh tidak gampang!" katanya.
Ketika Cen Tok Hang berkata begitu, justru tidak tahu apakah dia bergirang, benci, gusar atau dendam. Ouw Yang Hong tahu bahwa hati Cen Tok Hang sedang kacau balau, maka tidak mau banyak bicara dengannya, hanya menatapnya saja.
"Sudahlah! Aku lihat kau berjodoh denganku. Aku akan menurunkan lwee kang Ha Mo Kang padamu!" kata Cen Tok Hang.
Cen Tok Hang tahu jelas mengenai lwee kang Ha Mo Kang. Lwee kang itu amat hebat dan ganas. Kalau tidak berhati-hati mempelajari lwee kang tersebut, orang akan gampang sekali mengalami kesesatan. Oleh karena tu, begitu mulai mengajarkan gerakan-gerakan Ha Mo Kang, Cen Tok Hang tidak pernah mengajarnya ilmu lwee kang tersebut, melainkan mengajarnya lwee kang lain yang ringan-ringan. Tapi kini keadaan Cen Tok Hang sudah krisis, apabila tidak memberitahukan ilmu lwee kang itu pada Ouw Yang Hong, sudah pasti tiada kesempatan lagi untuk memberitahukannya.
Sementara Cha Ceh Ih tampak tersenyum-senyum, sepertinya tidak mau mencuri dengar tentang itu. Namun dia tertawa dalam hati dan membatin. Cen Tok Hang! Kau cerdik selama ini, tapi justru ceroboh!
Kau di sini memberitahukan ilmu lwee kang pada Ouw Yang Hong, apakah tidak khawatir akan kudengar semua" Aku dibandingkan dengan muridmu yang tolol ini, tentunya dia tidak akan lebih mengerti dariku tentang ilmu lwee kang Ha Mo Kang, sebaliknya justru aku yang akan mengerti! Pada saat itu, kau pasti sudah mampus, aku pun akan membunuh muridmu ini! Di kolong langit
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
hanya aku seorang yang mahir ilmu tersebut. Bukankah amat menggembirakan" Ketika berpikir sampai di situ, hatinya merasa gembira sekali.
Mendadak Cen Tok Hang memandangnya dan berkata dengan perlahan-lahan.
"Ceh Ih, aku akan memberitahukan ilmu lwee kang Ha Mo Kang pada Ouw Yang Hong. Kau tidak boleh mencuri dengar! Kau harus tahu, orang sejahat apa pun, dalam melakukan sesuatu harus terang-terangan!"
Usai berkata, nafas Cen Tok Hang semakin memburu. Cha Ceh Ih memandang Ouw Yang Hong, kemudian memandang Cen Tok Hang.
"Baik! Apakah dia bisa terbang ke langit?" katanya.
Ternyata Cha Ceh Ih sudah punya perhitungan di dalam hati. Dia membiarkan Cen Tok Hang memberitahukan ilmu lwee kang Ha Mo Kang pada Ouw Yang Hong, sebab cepat atau lambat Ouw Yang Hong pasti akan jatuh ke tangannya. Maka, dia tidak perlu terburu nafsu.
Cha Ceh Ih tersenyum, lalu berkata lagi.
"Tua bangka, kau terlampau memandang rendah diriku! Apakah aku begitu membutuhkan Ha Mo Kangmu" Hm! Cepat atau lambat muridmu itu pasti akan mampus gara-gara belajar ilmu tersebut!"
Cen Tok Hang diam saja, tapi memberi isyarat agar Ouw Yang Hong lebih mendekatinya.
Ouw Yang Hong tahu Cen Tok Hang akan menurunkan ilmu tersebut padanya, maka segera mendekatinya.
Di saat bersamaan, mendadak Cen Tok Hang berseru.
"Golok Cepat!" KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Sambil berseru dia pun menjulurkan tangannya untuk menekan pinggir tempat tidur. Sungguh tak terduga sama sekali, tempat tidur itu langsung merosot ke bawah.
Cha Ceh Ih tertegun menyaksikan kejadian itu, dan ketika dia baru mau meloncat ke arah tempat tidur itu, mendadak merasa ada sambaran angin dibelakangnya. Bukan main terkejutnya Cha Ceh Ih.
Mau tidak mau dia harus berkelit, sebab tahu itu adalah sambaran senjata tajam.
Ternyata ketika dia baru mau meloncat ke arah tempat tidur, justru muncul seseorang di belakangnya. Ouw Yang Hong pernah bertemu orang itu, yakni ketika baru tiba di perkampungan Liu Yun Cun.
Orang tersebut adalah Si Golok Cepat.
Dia langsung menyerang Cha Ceh Ih dengan golok, sehingga membuat si Kecil itu terdesak mundur. Jadi dia tak dapat mendekati tempat tidur yang sedang merosot itu. Sedangkan lantai di tempat itu pun mulai tertutup kembali.
Cha Ceh Ih gusar sekali. Kalau si Golok Cepat tidak muncul, saat ini Cha Ceh Ih pasti sudah berada di tempat tidur itu bersama Cen Tok Hang dan Ouw Yang Hong. Kini hanya tinggal dia seorang, bagaimana mencari Cen Tok Hang dan bagaimana mengetahui rahasia ilmu lwee kang Ha Mo Kang" Cha Ceh Ih betul-betul marah besar.
"Golok Cepat, akan kuhabiskan kau!" bentaknya mengguntur.
Cha Ceh Ih langsung menyerangnya, namun si Golok Cepat menangkis dan balas menyerang dengan goloknya. Sesuai dengan julukannya, gerakan goloknya amat cepat sekali.
Cha Ceh Ih menyerangnya dengan pikiran bercabang, karena sedang berpikir bagaimana cara memasuki ruang rahasia itu, bagaimana cara membunuh Cen Tok Hang dan cara bagaimana memaksa Ouw Yang Hong memberitahukannya tentang rahasia ilmu lwee kang Ha Mo Kang.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Lantaran pikirannya bercabang, bahunya tersambar golok, sehingga darahnya langsung mengucur.
Cha Ceh Ih meloncat ke belakang sambil menatap si Golok Cepat dengan mata berapi-api.
"Golok Cepat! Kalau kau tidak kabur sekarang, nyawamu pasti melayang!" bentaknya sengit.
Akan tetapi, si Golok Cepat sama sekali tidak menghiraukan ancamannya, terus menyerangnya bertubi-tubi.
Kini Cha Ceh Ih betul-betul marah. Mendadak dia melancarkan tiga buah pukulan yang penuh mengandung lwee kang. Bukan main dahsyatnya ketiga pukulan itu, membuat golok di tangan si Golok Cepat terpental, bahkan dirinya juga ikut terpental, lalu roboh tak bergerak lagi. Dia menatap Cha Ceh Ih, sepertinya menunggu si Kecil itu turun tangan membunuhnya.
Petualang Asmara 19 Kemelut Di Ujung Ruyung Emas Karya Khu Lung Manusia Yang Bisa Menghilang 2
^