Pencarian

Irama Seruling Menggemparkan 12

Irama Seruling Menggemparkan Rimba Persilatan Karya Opa Bagian 12


Seorang di antara mereka menjawab dengan sikap
menghormat, "Sekarang berada di tepi sungai, sedang
menunggu kedatangan Teng-ya dan Koan-ya."
Teng Soan Nampak mengerutkan alisnya, "Apakah ada
urusan pentinga?" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Orang itu Nampak bersangsi, lama baru menjawab, "Kita telah mendapat perintah untuk menyambut Teng-ya dan
Koan-ya supaya lekas menyusul ke tepi sungai, agaknya"."
Orang itu agaknya mempunyai kesulitan, sehingga tidak dapat melanjutkan perkataannya.
Teng Soan yang menyaksikan keadaan itu, sudah tahu
bahwa di sana terjadi suatu kejadian penting, maka ia lalu berkata, "Tidak usah kau katakana, lekas tunjuk jalan kita."
Ia lalu menggapai kepada kusir keretanyak, kereta keladai itu dengan cepat menghampiri, Teng Soan segera naik ke atas untuk pergi ke tepi sungai.
Koan Sam Seng meninggalkan kudanya, ia berjalan kaku
ber-sama2 rombongan orang banyak.
Sebentar kemudian, mereka sudah menampak sungai yang
lebar itu. Di tepi sungai tampak sebuah kapal layar besar, di atas daratan nampak ber-gerak2 bayangan orang yang agaknya sedang bertempur.
Tiat Bok Taysu mempercepat tindakan kakinya lari menuju ke tempat itu.
Hui Kong Leang, Koan Sam Seng, Ki Bok Taysu, Ong Khian dan lain2nya segera menyusul.
Tiba di tempat itu, baru melihat bahwa kapal layar besar itu di tempat di permukaan air, sejarak lima tombak dari tepi sungai, di antara kapal layar dan tepi sungai, ditambat sebuah perahu kecil.
Di atas perahu kecil itu berdiri seorang pemuda bermuka kuning, tetapi berbadan tegap, dengan mata yang bersinar, pemuda itu mengawasi orang2 di tepi sungai.
Seorang laki2 berpakaian warna kuning, berdiri di tepi sungai sambil mengawasi pemuda itu tanpa berkedip.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Teng Soan menghampiri orang berbaju kuning itu, lalu
berkata dengan suara perlahan, "Pangcu, adakah orang2 kita yang dilukai oleh pemuda di atas perahu itu?"
Orang berbaju kuning itu yang bukan lain dari pada Pangcu dari golongan pengemis lalu menjawab, "Benar, sudah ada delapan orang yang coba melawan kepadaian pemuda itu, tiada seorang pun yang dapat melawan sampai sepuluh
jurus." Seorang laki2 bermuka sawo matang yang berdiri di satu sudut berkata, "Pangcu, bagaimana kalau kau yang
mencobanya?" "Tidak perlu"." berkata Teng Soan, "Tiat Bok dan Ki Bok Taysu dari Siao-lim-sie serta Hui Kong Leang dari gunung Oey-san dan yang lain2nya semua ada di sini, apakah Pangcu ingin menemui mereka?"
Pemimpin golongan pengemis itu agaknya sudah tertarik semua perhatiannya oleh pemuda bermuka kuning itu,
matanya tidak berkisar dari badan pemuda itu, sehingga sudah tidak tahu kedatangan rombongan orang banyak itu, setelah mendengar perkataan Teng Soan, ia baru menoleh, setelah mengetahui kedatangan orang2 itu baru menghampiri dengan tindakan lebar, sambil tertawa ter-bahak2 ia berkata,
"Losiansu berdua, sudah lama kita tidak berjumpa."
Tiat Bok Taysu menjawab dengan merangkapkan kedua
tangannya smabil berkata, "Auw-yang Pangcu, apakah selama kita berpisah baik2 saja?"
Teng Soan ketika menyaksikan Pangcunya ber-omong2
dengan Tiat Bok Taysu, lalu berkata kepada Pek Kong Po dengan suara perlahan, "Pemuda di atas perahu itu, benarkah tinggi sekali kepandaiannya?"
"Sedikitpun tidak salah, dengan anggauta pelindung hukum perkumpulan kita, satu persatu dipaksa terjun ke dalam air olehnya," jawab Pek Kong Po.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Pemuda itu mukanya kering dan kuning, tetapi kedua
tangannya putih halus, pasti mempunyai kepandaian istimewa, kalau tidak begitu, tentunya menggunakan obat untuk
merubah mukanya." Sipengawal besi Ciu Cay Cie lantas berkata, "Teng-ya, aku ingin naik ek perahu untuk mencoba kepandaiannya."
"Tidak perlu, Pancu tidak mau memerintahkan kalian
berdua naik ke atas perahu itu, tentunya sudah dapat lihat bahwa kepandaian pemuda itu, tidak di bawah kepandaian kalian."
Ciu Cay Cie berkata sambil terawa dingin, "AKu siorang she Ciu sejak mengikuti Pangcu, entah beberapa banyak
pertempuran aku lakukan, entah berapa banyak orang kuat aku hadapi, apakah satu bocah saja aku tidak sanggup
menghadapi" Asal Teng-ya suka memberi perintah, lihat aku siorang she Ciu nanti akan membuat diri pemuda itu takluk di hadapanku!"
"DAlam urusan ini harus mendapat putusan Pangcu sendiri, maafkan aku tidak berani melampaui batas2 kekuasaanku."
Ciu Cay Cie nampaknya penasaran, tetapi ia tidak bisa berbuat apa2.
Teng Soan juga tidak memperdulikan kepadanya, dengan
suara perlahan ia berkata kepada Pek Kong Po, "Kau awasi Ciu Cay Cie, jangan sampai ia bertindak sendiri."
Penasehat golongan pengemis itu berjalan menghampiri
Tiat Bok Taysu. Pada saat itu Tiat Bok dan Ki Bok Taysu serta Hui Kong Leang sedang bicara dengan pemimpin golongan pengemis sambil menunjuk kea rah kapal besar.
Terdengar perkataan Tiat Bok Taysu, "Malam itu ketika lolap berada di gedung keluarga Pan, sudah pernah melihat orang itu, ditilik keadaannya pada waktu itu, agaknya bukan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
orang keluarga Pan, tetapi sekarang dengan seorang diri ia mencegah orang2 yang hendak ke atas akapl, rupanya ia hendak membela gadis baju putih itu, menurut pikiran lolap, mungkin ia sudah dilupakan pikirannya oleh pengaruh obat."
Pemimpin golongan pengemis itu berkata, "Memang benar, ketika orang2 golongan kita bertempur dengannya, aku juga pernah menyaksikan dengan seksama gerak-geriknya,
meskipun tinggi kepandaiannya, tetapi gerakannya sedikit kaku, mungkin tidak salah anggapan taysu itu."
Hui Kong Leang tiba2 berkata dengan suara nyaring, "Auwyang Pangcu, benarkah budak perempuan keluarga Pan itu berada di atas kapal layar besar itu?"
"Jika suadara Hui tidak percaya, silahkan pergi periksa sendiri, siaotee selamanya tidka pernah membohong,"
demikian pemimpin golongan pengemis itu menjawab.
Sebagai satu pemimpin, sudah tentu ia merasa tidak
senang ditanya dengan suara keras seperti Hui Kong Leang itu, sekalipun ia sendiri masih bisa berlaku sabar, tetapi orang2 golongan pengemis mungkin penasaran, maka ia
menjawab dengan perkataan agak kasar, supaya anak2 murid golongan pengemis jangan sampai merasa kurang senang.
Hui Kong Leang melengak, ia berkata sambil tertawa
dingin, "Auw-yang Thong, apakah kau sudah memastikan aku siorang she Hui tidak mampu meliwati perahu kecil itu?"
Koan Sam Seng ketika mendengar Hui Kong Leang
memanggil nama pemimpin secara tidka sopan, seketika itu lantas marah, dia berkata sambil tertawa dingin, "Hui Kong Leang, apabila kau yakin dapat menerjang perahu kecil itu, kau boleh segera bertindak, kau bukan murid atau anggauta golongan pengemis, tidak perlu minta ijin kepada Pangcu."
"Sudah berapa tahun aku tidak turun gunung segala kurcaci hendak berlakau bertingkah"." berkata Hui Kong Leang gusar.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Koan Sam Seng membentak dengan suara keras, "Mulutmu
jangan asal dibuka saja, kau maki siapa?"
Sikaki sakti dan sipengawal besi yang berdiri tidak jauh, ketika melihat dua orang itu bertengkar, segera lari
menghampiri dan berdiri mendampingi pemimpinnya.
Tiat Bok Taysu setelah memuji nama budha, lalu berakata,
"Tuan2 berdua jangan rebut di hadapan musuh tanguh, kita bagaimana boleh timbul pertikaian sendiri di dalamnya, harap tuan2 sudi pandang muka lolap, berlakulah sabar untuk sementara>"
Auw-yang Thong tersenyum, ia berkata kepada Tiat Bok
Taysu sambil menghormat, "Losiansu jangan khawatir, siaote sudah lama mendengar kabar nama besar saudara Hui, hanya sepatah dua patah kata yang diucapkan menurut hawa napsu, tidak nanti sampai menimbulkan pertikaian."
Hui Kong Leang yang masih belum sirap hawa amarahnya, dengan tindakan lebar berjalan menghampiri perahu itu sambil berkata dengan suara nyaring, "Aku tidak percaya ia sanggup menjaga perahu kecil itu tanpa dapat dilewati orang."
Tiba2 ia mendengar suara tindakan kaki orang, empat laki2
berpakaian ringkas lari melalui Hui Kong Leang dan melompat ke atas perahu kecil itu.
Hui Kong Leang yang menyaksikan gerakkan empat orang
itu, nampaknya semua mempunyai kepandaian cukup
tinggi"." Pemuda muka kering kuning yang menjaga di atas perahu kecil itu, bukan lain dari pada Siang-koan Kie, ketika melihat ada orang lompat ke atas perahunya, segera disambut dengan satu serangan tangan.
Satu di antara empat orang yang lompat ke atas perahu itu menyambut dengan tangannya, tetapi segera terpental ke tengah udara, kemudian terjatuh dalam air.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hui Kong Leang yang menyaksikan kejadian itu, dalam hati diam2 berpikir, "Bocah ini di luarnya tidak menunjukan tanda2
luar biasa, mengapa kekuatannya begitu hebat" Apakah aku salah mata?"
Tiga orang lainnya ketika menyaksikan kawannya kecebur ke dalam sungai, segera menyerang dari tiga jurusan.
Siang-koan Kie tiba2 melesat tinggi ke atas, tangannya melancarkan satu serangan kepada orang yang berada di tengah itu.
Orang itu agaknya tidak menduga pemuda itu bisa melesat tinggi, maka waktu diserang nampaknya sangat bingung, selagi masih berpikir harus menyambut serangan itu atau tidak, tinju Siang-koan Kie yang hebat sudah mampir di dadanya, hingga orang itu berjumpalitan dua kali kemudian kecebur ke dalam air.
Siang-koan Kie yang sudah berhasil menjatuhkan lawannya, badannya berputaran bagaikan kitiran dan menyerbu kepada orang yang berdiri disebelah kiri itu.
Orang yang berdiri di sebelah kanan ketika melihat Siangkoan Kie menyerang kawannya, segera mengerahkan
kekuatan tenaganya, dengan cepat menyerang belakang
punggung Siang-koan Kie. Orang yang berdiri di sebelah kiri itu mengerahkan seluruh kekuatan tenaganya, menyambut serangan Sianbg-koan Kie, tetapi ia telah terpental hamper roboh.
Orang yang berdiri di sebelah kanan, ketika serangannya itu hendak mengenai belakang punggung Siang-koan Kie, tiba2 melihat Siang-koan Kie berkelit ke samping
menghindarkan serangannya.
Karena orang itu menggunakan tenaga terlalu besar, ketika serangannya mengenai tempat kosong, badannya lalu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
nyelonong ke depan, Siang-koan Kie menggunakan
kesempatan itu menyerang punggung orang tersebut.
Serangan itu cukup berat hingga orang itu mulutnya
menyemburkan darah kemudian kecebur ke dalam sungai.
Orang yang berdiri di sebelah kiri, ketika menyaksikan kawannya diserang oleh Siang-koan Kie, sebelum ia dapat memberi bantuan, telah tertumbuk oleh kedua kawannya, hingga ikut tercebur ke dalam air.
Hui Kong Leang yang menyaksikan pemuda itu
merobohkan keempat lawannya demikian mudah, dalam hati terkejut, ia tidak tahu murid siapa pemuda yang belum pernah dikenalnya itu. Setelah itu ia lalu melompat melesat ke atas perahu itu.
Siang-koan Kie yang melihat kedatangan Hui Kong Leang, segera melanjutkan serangannya.
Kali ini mungkin ia menggunakan tenaga penuh, hingga
perahu itu sampai ber-goyang2.
Hui Kong Leang mengerahkan kekuatan tenaga dalamnya
di tangan kanan, untuk menyambut serangan Siang-koan Kie, Ketika kekuatan tenaga dua orang itu saling beradu timbul goncangan hebat pada perahu kecil itu, Siang-koan Kie tidak bisa berdiri tegak, dengan beruntun mundur tiga empat langkah.
Perahu kecil yang sudah bergoncang hebat itu ketika
diinjak oleh Siang-koan Kie yang mundur sampai tiga langkah, perahu itu berguncang semakin hebat.
Hui Kong Leang juga terpental ke atas, sehingga terbang setinggi sembilan kaki, baru berhasil mempertahankan dirinya.
Dengna mengadu kekerasan itu, terkejutnya dalam hati Hui Kong Leang, dirasakan lebih hebat dari pada terpental dirinya, setelah ia berhasil menenangkan kembali pikirannya, sebelum Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Siang-koan Kie berdiri tegak, ia sudah melompat turun ke dalam perahu.
Pada saat itu, ia sudah memandang Siang-koan Kie sebagai lawan tangguh, ketika berada dalam perahu, segera
melancarkan serangannya, ia ingin mendorong Siang-koan Kie ke dalam air sebelum pemuda itu berdiri tegak.
Di luar dugaan sebelum serangannya itu menyentuh diri Siang-koan Kie, pemuda itu tiba2 lompat melesat, dengan gaya yang sangat bagus sekali mengelakkan serangannya, kemudian melayang turun dan balas menyerang.
Hui Kong Leang tiba2 maju dua langkah, tangan kanannya menyerang dada, kakinya membabat bagian tulang iga.
Siang-koan Kie yang menghadapi dua macam serangan
hebat itu, ternyata tidak menyingkir, dengan merangkapkaan kedua tangannya, ia menggunakan gerak tipu yang luar biasa, telah berhasil menyingkirkan dua serangan Hui Kong Leang yang hebat itu.
Kini keadaan telah memaksa Hui Kong Leang mau tidak
mau harus mundur dua langkah, untuk menghindarkan
serangan pembalasan Siang-koan Kie.
Disaksikan oleh orang banyak, Hui Kong Leang tidak
berhasil menjatuhkan lawannya yang dianggap ringan tadi, hingga dalam hati marah sekali. Pikirnya, "Hari ini apabila aku tidak berhasil menjatuhkan bocah ini, pasti akan ditertawakan oleh orang2 golongan pengemis."
Karena berpikiran demikian, timbullah napsunya hendak membunuh Siang-koan Kie, tiba2 ia mengankat kaki
tangannya, sedang tangan kirinya menggunakan ilmu Kin-na-ciu-hoat, dan tangan kanannya dikepal untuk melancarkan serangannya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ia melakukan serangan dengan kedua tangannya dan
macam gerak tipu, gerakannya itu menimbulkan rasa kagum bagi semua orang yang menyaksikannya.
Siang-koan Kie agaknya tidak menghiraukan serangan
orang she Hui itu, dengan badan berputaran, dan gaya yang luar biasa anehnya, ia telah berhasil mengelakkan serangan Hui Kong Leang, bahkan dapat balas menyerang dengan
menggunakan kaki dan tangannya.
Serangan pembalasan itu dilakukan sangat cepat dan hebat sekali.
Hui Kong Leang ternyata sudah terdesak mundur sampai
dua langkah, kini ia baru tidak berani memandang ringan lawannya itu lagi, ia harus menghadapi lawannya dengan sangat hati2, namun demikian setiap serangannya juga masih dilakukan dengan cepat.
Demikainlah di atas perahu kecil itu lalu terjadi
pertempuran hebat yang jarang tertampak dalam rimba
ptersilatan. Tiat Bok Taysu, Ki Bok Taysu, Auw-yang Thong dan Koan Sam Seng, semua telah dikejutkan oleh kepandaian Siangkoan Kie yang luar biasa itu, sungguh tidak diduga bahwa satu orang muda yang belum terkenal namanya, ternyata bisa mengimbangi kekuatan dan kepandaian Hui Kong Leang yang sudah terkenal sebagai tokoh terkuat dalam dunia Kang-ouw.
Pada saat itu, orang2 di atas kapal layar besar itu, juga dikejutkan oleh pertempuran sengit itu, Touw Thian Gouw dan Wan Huaw juga terdapat di antara orang2 yang menyaksikan pertempuran tersebut.
Wan Huaw dengan sikapnya yang tegang, matanya terus
mengawasi jalannya pertempuran, khawatir Siang-koan Kie tidak sanggup melawan musuhnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tidak lama kemudian, gadis berbaju putih itu per-lahan2
keluar dari dalam kapal, ia berdiri di kepala kapal menyaksikan pertempuran itu.
Hui Kong Leang yang hendak mempertahankan nama baik
dan kedudukannya, saat itu sudah marah benar2,
serangannya makin lama makin hebat.
Siang-koan Kie agaknya juga mempunyai kekuatan tenaga dalam yang tidak terbatas dan gerak tipunya yang tidak habis2, tidak perduli betapa ganas dan hebat serangan Hui Kong Leang, semua dilayani dengan mudah.
Dalam waktu sangat singkat, pertempuran itu sudah
berjalan dua ratus jurus lebih, bahkan jalannya pertempuran semakin seru, kedua fihak agaknya sama2 mempunyai
kekuatan tenaga yang tidak habis2nya, hingga sebegitu jauh belum kelihatan tanda2 mana yang akan kalah.
Tiat Bok Taysu menarik napas perlahan, ia berpaling dan berkata kepada Auw-yang Thong, "Auw-yang Pangcu sudah lama berkelana di dunia Kang-ouw, apakah sudah tahu dari golongan mana kepandaian ilmu silat pemuda itu?"
Auw-yang Thong menjawab sambil menggelengkan kepala,
"Gerak tipu yang digunakan sangat luas sekali, ada pelajaran ilmu silat dari golongan kalian Siao-lim-pay, juga ada dari golongan Bu-tong-pay, banyak lagi gerak tipu serangan dari berbagai golongan, semua gerak2 tipunya itu ada dari
golongan kebenaran yang hebat keras, tetapi ada yang ganas telegas, sehingga sangat membingungkan orang."
"Kedua orang itu seperti mempunyai kekuatan yang tidak habis2nya, nampaknya pertempuran hebat ini akan
berlangsung lama." Tiat Bok Taysu berkata, "Apabila orang2nya gadis berbaju putih itu masing2 mempunyai kepandaian seperti pemuda itu, maka dalam pertempuran yang akan terjadi nanti, barangkali kedua pihak akan sama2 mengalami kerusakan hebat."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Auw-yang Thong juga sudah dapat melihat bahwa Hui
Kong Leang sudah mengeluarkan seluruh kepandaiannya,
setiap serangannya dilakukan dengan tanpa kenal kasihan, kepandaian dua orang itu sangat berimbang, hanya kekuatan tenaga dalam Hui Kong Leang nampak lebih unggul, tetapi gerak tipu serangan Siang-koan Kie yang lebih aneh, yang menguntungkan pemuda itu.
Auw-yang Thong setelah menyaksikan lagi pertandingan itu lalu berkata, "Sudah beberapa puluh tahun siaote
berkecimpung di kalangan Kang-ouw, bukan saja sudah
pernah menyaksikan, tetapi juga sudah mengalami sendiri banyak sekali pertempuran sengit, tetapi belum pernah menyaksikan pertempuran dengan menggunakan kepandaian untuk bertempur dalam jarak pendek seperti ini, nampaknya kita hanya dapat mengharap pengalaman saudara Hui untuk dapat memenangkan pertempuran ini.
Tiat Bok Taysu berkata, "Pendapat saudara Auw-yang
memang benar, lolap juga piker begitu, aih! Seandainya Hui tayhiap jatuh di tangan pemuda itu, ini besar sekali
pengaruhnya bagi nama baiknya."
Ki Bok Taysu tiba2 menyela, "Perlukah siaote yang
menggantikannya?" "Hui tayhiap beradat keras, kali ini ia sudah marah benar2, apabila kau menggantikannya, barangkali ia akan merasa tidak senang, apalagi kepandaian kita juga belum tentu di atas Hui tayhiap." Berkata Tiat Bok Taysu.
"Meskipun ucapan suheng ini benar, tetapi kita toh tidak dapat membiarkan sampai nama Hui tayhiap ternoda karena pertempuran ini, seandainya ia kalah, barangkali"."
Pada saat itu tiba2 terdengar suara bentakan Hui Kong Leang, "Coba sambut ilmuku tangan Cu-see-ciang!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ki Bok Taysu yang mendengar suara bentakan itu, tidak melanjutkan perkataannya, matanya ditujukan kepada Hui Kong Leang.
Di bawah sinar matahari, tangan kanan Hui Kong Leang
Nampak merah membara, tangan itu didorong kea rah Siangkoan Kie.
Siang-koan Kie menyaksikan tangan yang agak berbeda itu, tidak berani menyambut ia lompat menyingkir.
Hui Kong Leang tertawa bergelak-gelak, tangan itu
digunakan untuk menyerang.
Dari serangan tangan itu mengeluarkan hembusan angin
panas yang hebat. Siang-koan Kie mengerutkan alisnya, ia melompat ke suatu sudut di atas perahu, kembali berhasil mengelakkan serangan itu.
Dua kali Hui Kong Leang menyerang tidak berhasilm ia
tidak mengejar lagi, ia berdiri di tengah2 perahu, per-lahan2
mengangkat tangan kanannya.
Tiat Bok Taysu berkata, "Ilmu pukulan Cu-see-ciang yang sulit dipelajari, oleh Hui tayhiap sudah dilatih demikian sempurna, ilmu pukulan ini terlalu panas, mungkin pemuda itu tidak sanggup menyambutnya."
Sementara itu mata Siang-koan Kie terus ditujukan kepada tangan kanan Hui Kong Leang yang meran membara itu,
agaknya ia sudah tahu hebatnya tangan itu.
Akhirnya tangan merah Hui Kong Leang itu per-lahan2
mendorong maju, kali ini gerakan itu sangat lambat sekali, jauh berbeda dari pada yang duluan.
Pada saat itu, gadis berbaju putih yang berdiri di atas kapal besar, agaknya juga sudah mengetahui tangan Hui Kong
Leang mengandung bisa itu, ia takut Siang-koan Kie terluka, Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
segera berpaling dan memberi pesan kepada Touw Thian
Gouw yang berdiri di sampingnya.
Pada saat itu tiba2 Siang-koan Kie membusungkan dada, kemudian mengulur tangan kanannya, dengan dua jari tangan menyerang tangan Hui Kong Leang yang merah itu.
Ketika jari tangan itu menyentuh telapak tangan merah, Hui Kong Leang tiba2 melompat mundur, sedang Siang-koan Kie masih tetap berdiri di tempatnya.
Sesosok bayangan manusia dari atas kapal melayang turun ke dalam perahu kecil itu.
Tiat Bok Taysu sambil memuji nama Budha ia berkata, "Hui tayhiap barang kali sudah terluka."
Sesaat itu juga ia lompat melesat ke dalam perahu kecil.
Walaupun ia bergerak belakangan, tetapi karena gerak
badannya sangat gesit, hampir serentak dengan Touw Thian Gouw tiba di atas perahu kecil itu.
Touw Thian Gouw menghalang di depan Siang-koan Kie,
sedang Tiat Bok Taysu turun di samping Hui Kong Leang.
Hui Kong Leang mengawasi Tiat Bok Taysu sejenak lalu
berkata, "Orang ini melatih ilmu kepandaian jari tangan Thian-seng-cie, yang khusus untuk memecahkan segala kepandaian yang aneh2, siaote karena tadi kurang hati2, sehingga mengalami kerugian.
Tiat Bok Taysu tahu bahwa Hui Kong Leang itu yang
beradat keras dan sombong, di bawah mata orang banyak, telah mengalami kerugian sebesar itu, kemarahannya sudah pasti makin memuncak, maka ia lantas menghibur;
"Sesuatu kepandaian mempunyai lawannya ter-sendiri2,
kalau menemukan lawan lebih hebat memang harus menerima kekalahan, ini bukan berarti kalah benar2, tetapi entah bagaimana keadaan luka tayhiap?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Masih untung, selagi jari orang itu baru menyentuh
tanganku, aku sudah dapat melihat bahwa orang itu
menggunakan ilmu Thian-seng-cie, suatu kepandaian ilmu silat yang sudah beberapa puluh tahun menghilang dari dunia Kang-ouw, maka aku segera tarik kembali seranganku,
andaikata aku bertindak kurang gesit, barangkali aku sudah terluka parah."
"Harap Hui tayhiap beristirahat dulu, lolap hendak
mencobanya." Sementara itu Ki Bok Taysu dan Auw-yang Thong, juga
sudah melayang turun ke dalam perahu kecil.
-odwo- Bab 35 PEMIMPIN golongan pengemis itu setelah berdiri di atas perahu kecil, lalu berkata ke arah kapal layar, "Aku yang rendah Auw-yang Thong dari golongan pengemis, siapakah kiranya yang berhak berbicara denganku?"
Gadis berbaju putih itu tertawa dingin, kemudian berkata,
"Kau kiranya Auw-yang Pangcu, nama itu sering aku dengar dari ayah."
Auw-yang Thong sudah mendapat keterangan dari Koan
Sam Seng apa yang telah terjadi di dadam kuil tua itu, hingga tahu gadis itu bukan anak perempuan Pan Loya, maka ia lalu berkata sambil tersenyum, "Bensarkah Khiun-cu adalah nona Pan?"
Wajah gadis berbaju putih itu mendadak berobah, lalu
balas menanya, "Kalau ia bagaimana" Dan kalau bukan mau apa?"
Auw-yang Thong tiba tiba tertawa bergelak-gelak,
kemudian berkata, "Aku dengan Pan Lo Enghiong, bukan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
merupakan sahabat biasa, kalau nona benar adalah anak perempuan Pan Lo Enghiong silahkan nona datang
keperkumpulan kami, aku sebagai seorang golongan tua, sepatutnya terima nona sebagaimana pantasnya, apabila nona bukan nona Pan, terpaksa aku akan perlakukan dengan lain cara"."
Di atas wajah gadis berbaju putih yang angkuh dingin itu, tiba2 menunjukkan senyum ramai.
"Jikalau aku tidak mau pergi, bagaimana?"
"Urusan sudah sampai ke suatu titik yang tidak boleh tidak harus diselesaikan, pergi atau tidak, barangkali tidak dapat nona putuskan sendiri."
"Benar saja sebagai seorang pemimpin dari satu golongan, perkatanmu juga sombong sekali."
"Apabila nona tetap tidak mau pergi, terpaksa aku hendak menggunakan kekerasan."
Gadis itu mengawasi keadaan di sekitarnya sejenak, lalu berkata, "Apabila Pangcu yakin mempunyai kekuatan, boleh coba saja."
"Kalau kau berkata demikian, aku tidak akan berlaku
sungkan lagi." Berkata Auw-yang Thong sambil tertawa dingin, mendadak menggapaikan tangannya, Pek Kong Po yang
berdiri di pantai, lalu mengeluarkan benda yang seperti tanduk kerbau dan ditiupnya.


Irama Seruling Menggemparkan Rimba Persilatan Karya Opa di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Gadis itu mengawasi perbuatan Pek Kong Po itu hanya
tersenyum saja, sedikitpun tidak menghiraukan.
Saat itu terdengar suara Tiat Bok Taysu yang berrkata dengan bersikap agung, "Tidak disangka sipecut sakti dari luar perbatasan yang namanya sangat kesohor dalam rimba
persilatan ternyata juga telah menjadi kaki tangan musuh yang diperbudak oleh orang."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Touw Thian Gouw yang pikirannya masih waras seperti
biasa, mendengar teguran itu hatinya merasa pilu, tetapi ia juga takut perbuatannya itu diketahui oleh gadis berbaju putih
, maka lekas2 berpaling pura2 tidak dengar.
Ki Bok Taysu berkata kepada kawanya dengan suara
perlahan, "Biarlah aku yang mencobanya."
Dengan tindakan lebar Ki Bok Taysu menghampiri Touw
Thian Gouw. Siang-koan Kie yang sudah lupa kepada diri sendiri, begitu melihat orang mendatangi, segera disongsongnya.
Touw Thian Gouw sebetulnya ingin berkata apa2, tetapi ia tidak berani membuka mulut, meskipun ia sudah dianggap oleh gadis berbaju putih itu sebagai orang yang sudah diberi makan obat melupakan dirinya sendiri, sehingga segala apa yang terjadi di sekitarnya ia dapat menyaksikannya, tetapi perbuatan orang berbaju hijau yang sangat misterius itu, hingga saat itu ia masih belum dapat tahu siapa sebetulnya orang itu, ia tidak mau melepaskan kesempatan menjadi mata2 itu, apalagi tentang asal usulnya dari siapa ia juga masih belum tahu, ia harus sabar menerima sagala hinaan, menantikan kesempatan untuk mendapat tahu asal usul
orang2 itu. Ini memang merupakan suatu pekerjaan yang sangat
berat, setiap saat ada bahaya apabila kepergok perbuatannya, sebab Siang-koan Kie dan kedua jago pedang dari Ceng Sia Pay semua sudah makan obat yang melupakan dirinya sendiri, maka ia harus berlaku hati2, supaya terus ber-pura2 sebagai orang sudh diberi obat lupa diri.
Pada saat itu, Siang-koan Kie sudah berdiri ber-hadap2an dengan Ki Bok Taysu dalam jarak yang sangat dekat sekali.
Ki Bok Taysu bertanya kepada Siang-koan Kie, "Sicu sapa namanya?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Siang-koan Kie seperti orang bingung, ia balas menanya,
"Kau menanyaku?"
"Benar, lolap menanyakan namamu."
Siang-koan Kie Nampak berpikir sejenak, baru menjawab,
"Alu bernama Siang-koan Kie."
Ki Bok Taysu menyaksikan keadaan Siang-koan Kie seperti seorang linglung, sehingga hampir tak tahu namanya sendiri, dalam hati diam2 merasa heran, ia menghela napas perlahan2 dan berkata pula, "Apakah kau telah makan obat yang membuat lupa pada dirimu sendiri?"
"Apa kau bilang?"
Sebelum Ki Bok Taysu bertanya lagi, gadis berbaju putih itu sudah mengeluarkan sebilah pedang pendek dan
memerintahkan kepada Siang-koan Kie untuk segera
membunuh paderi itu sambil menunjuk kea rah Ki Bok Taysu.
Ki Bok Taysu yang merasa kasihan, saat itu ia sudah
melihat bahwa pemuda itu sudah makan obat sehingga
melupakan keadaan dirinya sendiri, ketika ia diserang ia hanya lompat menyingkir sambil tersenyum.
Pedang pendek di tangan gadis itu terus bergerak gerak, Siang-koan Kie dengan mengikuti gerakan pedang pendek, melakukan serangannya semakin hebat.
Ketika Ki Bok Taysu merasakan tekanan hebat, ternyata sudah terlambat, sebab serangan Siang-koan Kie terus
dilakukan tanpa kenal kasihan.
Ki Bok Taysu berusaha keras memperbaiki kedudukannya, dua kali ia pernah melakukan serangan pembalasan, tetapi tidak berhasil memperbaiki kedudukannya.
Siang-koan Kie semakin lama semakin hebat serangannya, setiap serangannya sangat aneh, bahkan seperti orang gila.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ki Bok Taysu meskipun tidak dapat memperbaiki
kedudukannya, tetapi sanggup bertahan, di luar dugaan serangan Siang-koan Kie semakin lama semakin hebat dan ganas, hingga mengejutkan dirinya. Dalam hatinya diam2
berpikir, "Sejak aku muncul di dunia Kang-ouw, belum pernah mengalami kekalahan, hari ini apabila dijatuhkan oleh seorang yang belum terkenal, ini benar benar merupakan suatu hinaan besar, bagi aku sendiri masih tidak apa, tetapi nama baik Siao-lim-sie tidak boleh kubikin noda."
Oleh karena pikiran itu maka ia berusaha sedapat mungkin supaya dapat merebut kemenangan, diam diam mengerahkan kekuatannya tenaga dalam menyambuti serangan Siang-koan Kie yang hebat.
Ia menyambuti serangan itu dengan menggunakan
kekuatan tenaga hampir sepenuhnya, ia mengharap supaya dapat menahan serangan Siang-koan Kie yang hebat itu.
Akan tetapi, kenyataannya ternyata di luar dugaannya, bukan saja tidak berbasil menahan serangan Siang-koan Kie, bahkan serangan itu nampak lebih hebat.
Ki Bok Taysu baru merasakan bahwa ia sudah berhadapan dengan musuh tangguh yang belum pernah dijumpai dalam seumur hidupnya, maka ia harus berhati-hati, kemudian mengeluarkan ilmu silatnya Lo-han-ciang dari golongan Siao-lim-sie yang sudah terkenal.
Siang-koan Kie agaknya mempunyai banyak pengetahuan
berbagai ilmu silat, tidak peduli Ki Bok Taysu menggunakan ilmu silat apa, ia selalu dapat mengatasinya, sedangkan kekuatan tenaga dalamnya, seperti tidak ada habisnya.
Gadis berbaju putih itu sudah timbul pikirannya hendak membasmi semua lawannya itu, sambil meng-goyang2kan
pedang pendek di tangannya ia berseru, "Lekas bunuh!"
Siang-koan Kie melihat gerakan pedang, tiba2
mengeluarkan bentakan keras, kemudian dengan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menggunakan ilmu jari tangan Thian-seng-cie dengan
beruntun melancarkan serangan sampai tiga kali. Ki Bok Taysu merasakan hembusan angin dari tangan itu bagaikan pedang tajamnya, sesungguhnya tidak mudah dilawannya dengan
kekerasan. Tiat Bok Taysu khawatir suteenya akan menempuh bahaya, maka segera berseru, "Jangan menyambuti serangan itu, lekas menyingkir!"
Kemudian paderi tua itu mengibaskan lengan jubahnya
untuk menghalaukan serangan jari tangan Siang-koan Kie.
Sementara itu Ki Bok Taysu sudah lompat ke samping
mengelakkan serangan Siang-koan Kie.
Serangan Siang-koan Kie yang dihalaukan oleh Tiat Bok Taysu, menimbulkan kegusaran padanya, hingaa mengawasi paderi itu desngan mata menyala.
Pada saat itu dari permukaan sungai tertampak beberapa titik hitam yang menuju ke kapal besar itu, kecuali Auw-yang Thong yang dapat melihat itu, yang lainnya semua tidak ambil perhatian.
Gadis berbaju putih itu tiba2 menujukan pedang pendeknya kepada Auw-yang Thong sambil berseru, "Hajar dia!"
Siang-koan Ie segera lompat maju dan melancarkan
serangan kepada Auw-yang Thong.
Auw-yang Thong sambil meyambut serangan Siang-koan
Kie ia berkata, "Orang ini sudah melakukan pertempuran terus menerus, sekalipun bertenaga besar, juga tidak sanggup menghadapi aku lagi, apa lagi ia sudah makan obat yang membikin lupa dirinya."
Gadis berbaju putih itu sebetulnya merasa sayang kepada Siang-koan Kie, ia sudah bersedia menyuruh Touw Thian Gouw yang menggantikannya, tetapi ketika mendengar
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ucapan terakhir A uw-yang Thong itu, mendadak gusar,
pikirnya, "Biarlah dia mati kehabisan tenaga."
Sementara itu dua orang itu sudah mulai bertempur.
Benar saja Siang-koan Kie sudah kehabisan tenaga, Wan Hauw yang berdiri di atas kapal, tiba2 lompat masuk ke dalam perahu kecil itu, ia melayang turun di samping Touw Thian Gouw, matanya terus mengawasi Siang-koan Kie, asal melihat Siang-koan Kie terdesak mundur, ia pasti turun tangan.
Apabila Siang-koan Kie belum lupa keadaannya sendiri
karena pengaruh obat, ia pasti akan mengetahui keadaan sendiri yang membahayakan dirinyaa, mungkin lekas mundur, tetapi saat itu pikirannya tidak jernih, ia hanya ingin merebut kemenangan, sehingga semua kepandaian yang didapat dari orang peniup seruling itu, ia keluarkan seluruhnya.
Meskipun ia hampir kehabisan tenaga, tetapi gerak tipunya amat luar biasa, sehingga Auw-yang Thong hampir
kewalahan. Tetapi Auw-yang Thong yang sudah banyak
pengalamannya dan pernah menghadapi musuh besar,
sikapnya tenang luar biasa meskipun ia dikejutkan oleh kepandaian Siang-koan Kie yang juga sedang kesulitan karena hampir tidak sanggup melawan, tetapi ia masih tetap tidak menunjukkan sikap bingung, dengan rapat ia menutup dirinya sendiri.
Ia mengerti bahwa sipemuda sudah hampir kehabisan
tenaga, asal ia sendiri sanggup menutup rapat dirinya tidak usah menyerang, Siang-koan Kie pasti tidak sanggup
melakukan serangan lagi. Di luar dugaannya, serangan Siang-koan Kie tiba tiba
berobah, setiap serangannya semakin ganas, terutama
serangannya dengan jari tangan merupakan suatu ancaman besar bagi Auw-yang Thong.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Usaha Auw-yang Thong yang hendak mengulur waktu
dengan menutup rapat dirinya, ternyata dikacaukan oleh serangan jari tangan Siang-koan Kie yang hebat, hingga nampak sedikit kalut.
Tiat Bok Taysu yang menyaksikan keadaan itu, diam diam berpikir, "Nampaknya Auw-yang Thong sudah mulai
kewalahan, asal ia sedikit lengah, pasti akan terluka di tangan pemuda itu, tetapi apabila aku turun tangan memberi
bantuan, sekalipun dapat menangkapnya, juga akan membuat tertawaan orang, apabila aku berpeluk tangan, ini berarti membiarkan Auw-yang Thong menempuh bahaya"."
Selagi berada dalam keadaan kesulitan, tiba2 dari jauh terdengar suara irama seruling.
Sungguh aneh, suara seruling itu setelah masuk ke telinga setiap orang, Siang-koan Kie mendadak menghentikan
serangannya. Ketika Auw-yang Thong mengancam dengan serangannya,
Siang-koan Kie se-olah2 tidak tahu dirinya terancam.
Pada saat itu, tiba2 terdengar suara bentakan tajam,
"Jangan melukai toakoku!"
Suara itu segera disusul oleh munculnya Wan Hauw yang menghalang di depan Siang-koan Kie.
Sebetulnya gerakan Auw-yang Thong tadi hanya suatu
gerakan pura pura saja, apabila bermaksud hendak
membinasakan Siang-koan Kie, betapapun cepatnya Wan
Hauw bertindak, juga sudah tidak terburu.
Sementara itu irama seruling itu terus mengalun, hingga semua orang yang berada di dalam perahu kecil pada
mendongakkan kepala, agaknya hendak mencari dari mana datangnya suara seruling itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Gadis berbaju putih itu tiba2 menggerakkan pedang
pendeknya dan membentak dengan suara nyaring, "Mengapa kau tidak bergerak lagi, lekas bertindak!"
Siang-koan Kie mengawasi pedang itu dengan mata
melongo, tetapi tidak mau bertindak.
Gadis itu menyaksikan Siang-koan Kie tidak dengar lagi perintahnya, dalam hati merasa gusar ia memerintahkan lagi sambil meng-goyang2kan pedangnya.
Siang-koan Kie terus mengawasi gerakan pedang itu, tetapi masih tetap berdiri dengan tenang tidak bergerak apa2.
Pada saat itu, suara seruling itu makin lama makin nyata, hingga semua orang dapat mendengar suara itu.
Dengan tanpa sadar semua orang yang ada di situ se-olah2
sudah dipengaruhi oleh suara seruling itu.
Tiba2 terdengar suara bentakan Wan Hauw, yang
kemudian lompat dan terjun ke sungai, dengan suatu gerakan luar biasa ia lari di permukaan air menuju ke sebuah perahu kecil yang jauh dari perahunya sendiri.
Pemuda yang mirip seperti monyet itu, semula memang
tidak menarik perhatian orang, tetapi ilmu meringankan tubuhnya yang bisa berjalan di atas air itu, kini telah mengejutkan semua orang.
Badanya yang lari pesat itu per-lahan2 telah menghilang seperti tertelan air ombak.
Semua orang yang menyaksikan perbuatan Wan Hauw itu,
selain menunjukkan sikap yang kagum, juga agaknya merasa terharu.
Mungkin orang2 itu sudah menganggap Wan Hauw
terkubur dalam air sungai.
Sementara itu suara seruling tadi mendadak berhenti.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pada saat itu, di antara orang banyak itu, yang paling menderita perasaannya adalah Touw Thian Gouw, sebab di antara semua orang itu, hanya ia yang sedikit mengetahui tentang diri Wan Hauw. Meskipun Siang-koan Kie juga terkena pengaruhnya obat, sehingga sifatnya sudah berubah, ia sudah tidak dapat membedakan yang baik dan yang jahat, suka atau duka, ia hanya berdiri ter-mangu2 bagaikan patung hidup.
Tiat Bok Taysu setelah memuji nama Budha lalu berkata,
"Auw-yang Pangcu, Hui tayhiap biar bagaimana hari ini kita tidak boleh melepaskan gadis itu."
"Benar." Berkata Hui Kong Leang, dan bergerak lebih dulu kea rah kapal besar itu.
Ketika ia lewat di samping Siang-koan Kie, tangannya
menotok dua bagian jalan darah pemuda itu.
Siang-koan Kie setelah mendengar suara seruling tadi, ingatannya sedikit pulih, tetapi kelelahan membuat dirinya merasa kehabisan tenaga, waktu Hui Kong Leang menotok dirinya, ia sudah tak sadar.
Touw Thian Gouw sebetulnya ingin merintangi tindakan Hui Kong Leang itu, tetapi kemudian ia berpikir, Siang-koan Kie sudah terlalu letih, sebaiknya dibiarkan saja ia tertotok jalan darahnya supaya mendapat kesempatan untuk beristirahat, maka ia pura2 tidak tahu.
Hui Kong Leang setelah menotok jalan darah Siang-koan Kie lantas berseru, "Losiansu jangan memikirkan hendak berlaku kasihan lagi, lekas menerjang ke kapal besar itu, tangkap lebih dulu gadis baju putih itu."
"Saudara Hui tidak perlu ter-gesa2, mereka juga tidak bisa kabur lagi." Berkata Auw-yang Thong sambil tertawa.
Tiat Bok Taysu mengawasi keadaan di sekitarnya, ia
melihat beberapa puluh buah perahu kecil dating dari berbagai penjuru mengurung kapal besar itu, setiap perahu itu berdiri Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
empat orang berpakaian abu2 yang terdapat banyak
tambalan. Perahu itu semua berjumlah dua belas buah, orang2 yang membawa senjata macam2 semua berjumlah empat puluh
delapan orang. Dari dandanan orang2 itu, segera dapat dikenali bahwa orang2 itu adalah dari golongan pengemis.
Sementara itu Hui Kong Leang sudah berada di atas kapal besar.
Mata gadis itu berputaran mengawasi keadaan sekitarnya, ia sudah tahu bahwa dirinya telah terkurung.
Tetapi ia masih berlaku tenang, sedikitpun tidak gugup atau bingung.
Ia berpaling dan berkata dengan suara perlahan, "Kim Siao Ho, awas kapal kita."
Kim Siao Ho menyahut, lalu berjalan masuk ke dalam
kamar kapal. Gadis itu dengan sinar mata dingin mengawasi Hui Kong Leang, kemudian berkata, "Kau apakah Hui Kong Leang dari gunung Oey-san?"
"Benar, Hui Kong Leang adalah aku sendiri."
Gadis itu tiba2 berkata dengan suara nyaring, "Touw Thian Gouw, lekas buka totokannya."
Touw Thian Gouw menyahut dan berjalan menghampiri
Siang-koan Kie. Dua jago pedang partai Ceng Sia Pay yang sejak tadi
berdiri ter-manggu2, ketika melihat pedang pendek di tangan gadis itu bergerak ke arahnya, masing2 segera menghunus pedangnya dan bertindak maju.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dua jago pedang yang namanya sudah kesohor dalam
kalangan dunia Kang-ouw apabila mereka turun tangan bersama2, Hui Kong Leang pasti susah melawan, maka ketika menyaksikan dua orang itu menghampiri, bukan kepalang terkejutnya, sambil menyoja ia berkata kepada mereka,
"Kedua toheng, sudah lama kita tidak berjumpa."
Di luar dugaan dua jago pedang itu sama sekali tidak
menghiraukan tegurn Hui Kong Leang.
Tiat Bok Taysu lantas memperingatkan kepada Hui Kong
Leang, "Saudara Hui hati2, kedua toyu itu sudah makan obat yang melupakan dirinya"."
Belum lagi habis ucapan Tiat Bok Taysu, dua jago pedang Ceng Sia Pay itu sudah turun tangan serentak menyerang Hui Kong Leang.
Dua imam itu terkenal dengan kepandaiannya
menggunakan pedang, sudah beberapa puluh tahun ia
mendapat nama baik di kalangan Kang-ouw, dan saat itu justru mereka dalam keadaan tidak ingat dirinya sendiri, maka serangannya itu lebih ganas dari biasanya.
Hui Kong Leang tidak berani melawan dengan tangan
kosong, ia melompat mundur ke dalam perahu kecil.
Tiat Bok Taysu berkata dengan suara perlahan, "Harap
saudara Hui juga menggunakan senjata, dua jago pedang Ceng-sia-pay itu sudah lupa kepada dirinya sendiri, maka jangan berlaku gegabah."
Hui Kong Leang menganggukan kepala, tangan kirinya
mengeluarkan sebuah garisan besi, tangan kanannya
mengeluarkan sebuah rantai mas, dengan dua rupa senjata itu ia melompat lagi ke atas kapal.
Dua jago pedang dari Ceng-sia-pay, ketika melihat Hui Kong Leang balik lagi, segera menyambut dengan
serangannya yang hebat. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hui Kong Leang kali ini sudah siap, ia segera menyambut serangan itu dengan senjata garisannya, ternyata dapat menyingkirkan serangan itu, dan ia sendiri berada di atas kapal.
Setelah berada di atas kapal, ia melakukan serangan
pembalasan dengan menggunakan rantai mas.
Pada saat itu Touw Thian Gouw sudah berada di samping Siang-koan Kie, ia hendak membuka totokannya.
Meskipun ia sendiri dalam keadaan sadar tetapi tidak boleh tidak harus menurut perintah gadis baju putih itu supaya jangan terbuka rahasianya, kalau ia lambat2 bertindak, se-mata2 hanya mengharap supaya Tiat Bok Taysu dan lain2nya turun tangan merintangi perbuatannya.
Benar saja Tiat Bok Taysu sudah lompat maju dan
menyerang dengan tangan kirinya.
Touw Thian Gouw menyingkir mengelakkan serangan
tersebut, kemudian balas menyerang.
Dua orang itu lalu bertempur di atas perahu kecil itu.
Tiat Bok Taysu kini telah mengetahui bahwa kapal besar itu sudah terkepung rapat oleh beberapa perahu kecil itu, ia lalu bertanya kepada Auw-yang Thong dengan suara perlahan,
"Apakah pasukan perahu itu semua anak buah Pangcu?"
"Benar"." jawab Auw-yang Thong sambil bersenyum.
Tiat Bok Taysu tergerak hatinya, sambungnya, "Apakah
pasukan perahu ini adalah empatpuluh delapan jago yang namanya sudah lama terkenal dikalangan Kang-ouw ini?"
"Itu hanya nama kosong belaka, taysu jangan percaya,"
jawab Auw-yang Thong merendah.
"Lolap sudah lama mendengar bahwa pasukan, yang terdiri dari empatpuluh delapan jago ini, mereka merupakaa satu pasukan yang kuat, dapat menggerakkan tujuh macarn
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
barisan, kabarnya setiap orang mempunyai kepandaian
istimewa, kekuatan pasukan itu tidal kalah dengan barisan Lohan-tin kita"."
"Taysu terlalu memuji."
"Jikalau tidak perlu, sebaiknya jangan menggunakan
mereka, biarlah lolap yang membantu Hui tayhiap."
Paderi tua itu lalu lompat melesat ke kapal besar.
Gerakan pedang dua jago pedang Ceng-sia-pay itu,
mendadak berobah, sinar pedangnya melebar, sehingga Tiat Bok Taysu yang baru tiba juga berada di bawah ancaman sinar pedang mereka.
Sementara itu duabelas perahu kecil itu, sudah mulai
melakukan gerakan mengurung.
Gadis berbaju putih itu tertawa dingin, ia menggapai ke dalam kapal, dari dalam kapal itu muncul dua belas laki2
berpakaian hitam, di punggung setiap orang ada membawa pedang, di bagian depan orang2 itu ada sebuah benda hitam bagaikan gelas bentuknya, dengan cepat lari ke atas kapal, setiap orang menghadapi perahu kecil yang datang
mengurung itu. Auw-yang Thong mengangkat tangan kanannya, duabelas
perahu kecil itu, semua berhenti sejarak dua tombak di sekitar kapal besar itu.
Pada saat itu Teng Soan mengeluarkan sebuah bendera
berwarna merah, lalu di- kibar2kan.
Auw-yang Thong tahu penasehatnya itu hendak bicara,
tetapi saat itu keadaan sedang gawat, kedua pihak sedang bertempur, demikian tanda kibaran bendera yang diberikan oleh Teng Soan itu juga merupakan tanda paling gawat, tidak boleh tidak harus dilayani, maka terpaksa ia melompat ke tepi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bersamaan pada saat itu gadis berbaju putih itu juga
melompat tinggi di tengah udara, ia jumpalitan dua kali, lantas melayang turun ke dalam perahu kecil, lalu membuka totokan Siang-koan Kie.
Ki Bok Taysu dengan tangan kiranya mendesak mundur
Touw Thian Gouw, tangan kanannya digunakan untuk
menyerang gadis berbaju putih itu.
Gadis berbaju putih itu pentang lima jari tangannya, balik menyambar pergelangan tangan Ki Bok Taysu, sedang jari tangan kanannya digunakan untuk membuka totokan Siangkoan Kie.
Ki Bok Taysu menghalau serangan Touw Thian Gouw
dengan kakinya, tangannya digunakan untuk menahan
perbuatan gadis berbaju putih itu.
Tetapi usahanya itu ternyata tidak berhasil, gadis itu sudah membuka totokan Siang-koan Kie, setelah itu tangannya digunakan untuk menyambuti serangan Ki Bok Taysu.
Karena kekuatan tenaga dalamnya masih dibawah Ki Bok
Taysu, maka ia terpental mundur dua langkah.
Siang-koan Kie yang sudah terbuka totokannya, kala itu tertumbuk oleh gadis baju putih itu, dan saat itu juga darahnya jalan seperti biasa.
Gadis berbaju putih itu maju lagi, ia membalas menyerang dengan kedua tangannya, meskipun kekuatan tenaga
dalamnya tidak seimbang dengan Ki Bok Taysu, tetapi gerak tipunya sangat aneh, gerak badannya juga sangat lincah, keduanya segera bertempur.
Siang-koan Kie setelah terbuka jalan darahnya meskipun darahnya sudah mengalir seperti biasa tetapi badannya dirasakan letih sekali, maka ia buru2 beristirahat mengatur pernapasannya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Touw Thian Gouw diam2 memeriksa keadaan kedua pihak,
dalam jumlah orang meskipun golongan pengemis lebih
banyak, tetapi pertempuran itu sudah tentu akan dilakukan di atas kapal, apabila Siang-koan Kie, dua jago pedang Ceng Sia Pay dan ditambah lagi dengan gadis berbaju putih itu serta dirinya sendiri, pertempuran itu bagaimana kesudahannya nanti, sesungguhnya susah diramalkan.
Di samping itu, ia juga tidak tahu di dalam kapal itu masih ada terdapat orang kuat lagi atau tidak" Selagi ia masih berpikir, tiba2 terdengar suara Auw-yangThong yang berkata,
"Saudara Hui dan jiwie taysu, harap mundur dulu ke dadam perahu kecil, siaotee ingin bicara."
Hui Kong Leang yang sedang bertempur sengit ketika
mendengar panggilan Auw-yang Thong serta peringatan Tiat Bok Taysu, agaknya baru tersadar, pikirnya, "Dua jago Ceng Sia Pay ini sudah kena pengaruhnya obat, sehingga bertempur mati2an tanpa menghiraukan jiwanya sendiri, jikalau aku sampai melukai mereka, pasti akan menanam permusuhan
dengan partai Ceng Sia Pay."
Karena berpikir demikian, maka ia segera melompat turun ke dalam perahn kecil dan kemudian melompat ke pantai.
Tiat Bok Taysu juga segera meniru perbuatan orang she Hui itu.
Gadis berbaju putih yang sedang bertempur dengan Ki Bok Taysu, tiba2 berkata kepada Siang-koan Kie, "Kau tahan dia."
Siang-koan Kie berpaling segera dapat melihat Tiat Bok Taysu yang baru turun dari kapal besar, tanpa bicara apa2 ia segera menyerangnya.
Tiat Bok Taysu menyambuti serangan itu, kemudian


Irama Seruling Menggemparkan Rimba Persilatan Karya Opa di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

membalas menyerang. Keduanya lalu bertempur sengit hingga perahu ber-gerak2
tidak berhentinya. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
-odwo- Bab 36 PERTEMPURAN berlangsung baru lima jurus, Tiat Bok
Taysu sudah merasa bahwa pemuda ini merupakan lawan
paling tangguh selama hidupnya, sehingga dalam hati diam2
berpikir, "Pantas dengan kepandaian seperti Hui Kong Leang dan Aaw-yang Thong masih belum sanggup mengalahkan dia, kepandaian pemuda ini sesungguhnya jarang kujumpai."
Gadis berbaju putih itu terus memperhatikan setiap
gerakan Siang-koan Kie, ia dapat lihat gerakan pemuda itu gesit sekali, serangannya makin ganas, sehingga dalam hati merasa girang pikirnya, "Kepandaian orang ini demikian tinggi sesungguhnya merupakan salah satu pembantu yang paling kuat bagiku, maka untuk selanjutnya aku harus
menyayanginya." Karena ia memikirkan dirinya Siang-koan Kie sehingga
pikirannya agak lengah, kesempatan itu digunakan se-
baik2nya oleh Tiat Bok Taysu, paderi tua itu menyerang bertubi2, sehingga gadis itu sangat repot dan mundur ke tepi perahu.
Pada saat itu, tiba2 terdengar suara siulan panjang,
kemudian sesosok bayangan orang dari tengah udara
melayang turun ke perahu kecil itu.
Orang2 yang sedang bertempur semua berhenti karena
dikejutkan oleh suara tajam itu.
Kini semua baru tahu bahwa orang itu bukan lain dari pada Wan Hauw yang saat itu sedang berdiri di tengah2 perahu, tangannya memegang sebatang seruling perak yang
gemerlapan. Sambil mengangkat seruling perak di tangannya, Wan
Hauw berkata kepada Siang-koan Kie, "Toako"."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Siang-koan Kie memandang sambil menyeringai, kemudian dengan mendadak tanganya bergerak menyerang Ki Bok
Taysu. Wajah Ki Bok Taysu berubah, ia melompat menyingkir,
kemudian balas menyerang.
Wan Hauw mengibaskan tangan kirinya menutup serangan
Ki Bok Taysu, kemudian berkata, "Toakoku telah dibuat lupa dirinya sendiri oleh pengaruhnya obat, taysu jangan berpikir seperti dia."
Setelah itu angkat serulingnya dan ditiup.
Begitu mendengar suara seruling, Siang-koan Kie segera menghentikan serangannya.
Gadis berbaju putih itu membuka lebar matanya
mengawasi wajah Wan Hauw dengan penuh kebencian dan
ke-heran2an. Siang-koan Kie tiba2 menarik napas dan berduduk di atas perahu.
Dua jago pedang dari Ceng Sia Pay agaknya juga
dipengaruhi oleh suara seruling itu, per-lahan2 menurunkan pedangnya.
Touw Thian Gouw menyaksikan Siang-koan Kie dan dua
jago pedang itu seperti orang letih, juga buru2 berlaku demikian.
Gadis berbaju putih itu ketika menyaksikan keadaan
demikian, bukan kepalang rasa terkejut dan khawatirnya, tiba2 ia bergerak menghampiri Wan Hauw, tangannya dengan cepat menotok jalan darah di belakang punggung Wan Hauw.
Touw Thian Gouw terkejut, tetapi ia tidak dapat memberi peringatan, hanya perasaan sendiri yang sangat khawatir.
Di luar dugaan, Wan Hauw seperti mempunyai mata di
belakang kepalanya, ketika ditotok oleh gadis itu, dengan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
cepat ia memiringkan badannya, kemudian maju dua langkah mengelakkan serangan gadis itu, selama melakukan gerakan, ia tetap meniup serulingnya tanpa menoleh.
Suara seruling yang mengalun ke angkasa kedengarannya me-rayu2, duabelas 1aki2 berpakian hitam yang berdiri di atas kapal besar, juga per-lahan2 terpengaruh suara seruling itu, mereka per-lahan2 mengundurkan diri.
Gadis berbaju putih itu tak berhasil dalam serangannya, segera menggunakan dua jari tangannya dengan serentak menyerang jalan darah seluruh badan Wan Hauw.
Wan Hauw melompat melesat mengelakkan serangan itu
sambil meneruskan tiupan serulingnya.
Serangan gadsi berbaju putih itu hampir dua puluh kali, tetapi tiada satu kalipun yang mengenakan sasarannya, tiba2
menghentikan serangannya dan berkata dengan suara tajam,
"Kau jangan meniup lagi."
Wan Hauw terkejut, lalu berhenti meniup, kemudian
bertanya, "Mengapa?"
Ia teringat suara ibunya kalau sedang marah juga pernah mengeluarkan suara tajam dan penuh rasa sedih seperti itu, maka ketika ia mendengar suara jeritan si gadis berbaju putih itu, pikirannya lalu tergoncang.
Gadis berbaju putih itu berbuat demikian, karena ia melihat Siang-koan Kie, dua jago pedang Ceng Sia Pay dan lain2nya, semua telah terpengaruh oleh suara seruling itu akhirnya juga tergoncang pikirannya, sehingga hatinya sangat gemas.
Meskipun di waktu biasa ia bisa berlaku tenang, tetapi ketika pikirannya tergoncang tanpa sadar ia lalu mengeluarkan jeritan.
Sisa suara seruling itu hilang membuyar di angkasa,
keadaan di permukaan sungai kembali sunyi senyap seperti semula.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tiba2 angin meniup, air sungai yang tertiup angin keras menimbulkan gumpalan gelombang air, di bawah sinar
matahari gelombang itu memancarkan sinar yang indah.
Tetapi gumpalan air gelombang yang indah itu sebentar kemudian sudah tertelan oleh gelombang yang lebih besar, dengan mengikuti arusnya gelombang itu mengalir ke timur.
Gadis berbaju putih itu menyaksikan pemandangan di
permukaan air itu, agaknya teringat kejadian di masa yang lampau, sambil mengerutkan alisnya ia Nampak berpikir keras kemudian mengelengkan kepala dan menghela napas
perlahan. Teng Soan yang berdiri di pantai, terus memperhatikan setiap perobahan wajah gadis berbaju putih itu".
Wan Hauw setelah berpikir tertegun sebentar baru
bertanya lagi, "Mengapa kau tidak mengijinkan aku meniup seruling?"
Pada saat itu gadis berbaju putih itu sudah pulih kembali ketenangannya, sambil tertawa dingin ia menjawab,
"Tiupanmu tidak enak didengar, hanya menimbulkan perasaan sedih orang lain saja."
Wan Hauw berkata sambil menggelengkan kepala dan
tertawa, "Aku baru saja bisa meniup seruling, sudah tentu tidak enak kedengarannya, setapi lambat laun aku pasti bisa meniup lebih baik"."
Gadis berbaju putih itu biji matanya berputaran, ia
bersenyum, kemudian mengulurkan tangannya dan berkata,
"Bolehkah aku melihat seruling itu?"
"Tidak bisa, seruling ini adalah hadiah pemberian suhuku, bagaimana boleh diperlihatkan orang secara sembarangan."
Gadis baju putih itu tahu bahwa permuda seperti monyet itu sifatnya jujur dan terus terang, kalau ia sudah kata tidak boleh, jangan harap dapat dipaksa, maka seketika itu ia tarik Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kembali tangannya dan berkata, "Setan2 sekakar, aku melihat saja toh tidak akan rusak, kau takut apa?"
"Suhu pernah berpesan kepadaku, seruling ini tidak boleh diperlihatkan kepada siapapun juga."
Ia berpaling ke arah Siang-koan Kie, kemudian berkata pula, "Sudah tentu, jikalau toako itu ingin melihat, aku tidak boleh tidak harus perlihatkan kepadanya."
"Siapakah suhumu itu?"
"Suhu adalah suhu."
"Dan siapakah suhu toakomu?"
"Suhu toako adalah suhuku juga."
Gadis itu diam-diam memaki, "Tidak disangka orang bodoh seperti kau ini, ternyata sangat licin.
"Kalau begitu toakomu dengan kau berguru kepada satu
orang?" "Benar! Dugaanmu jitu sekali!"
Gadis berbaju putih itu meski dalam hati sangat
mendongkol, tetapi di luarnya ia berlaku tetap tenang, ia tahu bahwa orang yang bodoh tetapi jujur seperti Wan Hauw itu, apabila marah di hadapannya, hanya akan
menimbulkankericuhan saja, maka sambil menahan sabarnya ia berkata, "Orang itu bernama siapa?"
"Kau menanyakan siapa?"
"Suhumu yang kumaksudkan."
"Kau menanya suhuku" Siapa namanya aku sendiri juga tak tahu, bagaimana bisa menjawab pertanyaanmu ini?"
"Apakah dia tidak mempunyai nama atau she?"
"Ia tidak perlu menggunakan namanya lagi, kita
memanggilnya suhu, toh sama juga."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apabila ada orang luar datang berkunjung apakah juga memanggil dia suhu?"
"Aku belum pernah melihat ada orang luar yang mencari dia."
Gadis berbaju putih itu sangat mendongkol, tetapi ia tak bisa berbuat apa2.
Tadi ketika ia melakukan serangan kepada Wan Hauw,
sudah mengetahui bahwa pemuda itu mempunyai kepandaian ilmu silat luar biasa, apabila hendak bertempur dengannya, ia yakin benar bahwa ia sendiri tak sanggup mengalahkannya, apalagi seruling perak di dalam tangannya itu, merupakan sebuah benda yang paling ditakuti sebab apabila pemuda itu meniupnya, bukan saja semua orang2nya akan terpengaruh perasaannya, ia sendiri juga tak sanggup menahan gangguan itu.
Keadaan memaksa ia mau tak mau harus mengendalikan
hawa amarahnya, dengan pura2 tersenyum ia berkata, "Kau sendiri she apa?"
"Aku she Wan, toakoku she Siang-koan."
"Aku tidak menanyakan toakomu."
"Toakoku adalah orang ketiga yang paling kuhormati
dalam hidupku ini. Bagaimana kau boleh tidak
menanyakannya"."
"Dan siapakah orang pertamaa yang paling kau hormati
itu?" "Orang pertama yang paling kuhomati adalah ibuku yang merawat dan membesarkan aku."
"Dan orang kedua?"
"Orang kedua, adalah suhu yang mendidik dan mempelajari aku ilmu sitat."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mata gadis berbaju putih itu tiba2 dialihkan ke arah Siangkoan Kie, lalu berkata, "Orang ketiga itu apakah toakomu yang mukanya kering kuning itu?"
Wan Hauw menghela napas perlahan, "Toakoku sebetulnya sangat tampan, dan seorrang yang pintar sekali, tetapi"."
Per-lahan2 matanya ditujukan kepada Touw Thian Gouw,
tetapi tiba2 ia membungkam.
Hati gadis berbaju putih itu tergerak, ia lalu mengibaskan tangannya dan berkata kepada Siang-koanKie dan Touw Thian Gouw, "Kalian balik ke atas kapal."
Siang-koan Kie lompat melesat ke atas kapal layar, begitu juga Touw Thian Gouw.
Gadis itu berkata pula kepada Wan Hauw, "Bagaimana"
Apakah kau hendak balik ke kapal besar bersama kita?"
Wan Hauw mengawasi Siang-koan Kie yang sudah berada
di atas kapal besar lalu menarik napas panjang, kemudian berkata, "Di mana toakoku berada, sudah tentu aku harus menyertainya."
Setelah itu ia juga lompat melesat ke atas kapal.
Tiat Bok Taysu mengawasi gadis berbaju putih itu balik ke atas kapal layar dengan membawa Siang-koan Kie dan
lainnya, barulah bertanya kepada Auw-yang Thong, "Pangcu memanggil kita, entah ada keperluan apa?"
Auw-yang Thong berpaling dan mengawasi Teng Soan
sejenak, selagi hendak menjawab telah didahului oleh Teng Soan, "Taysu berdua dan Hui tayhiap, sejak tadi malam hingga saat ini, berangkali masih belum makan dan minum, siaotee sudah memerintahkan orang menyediakan hidangan, harap taysu sekalian bersantap dahulu, siaotee masih perlu berunding lagi dengan taysu sekalian."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jui Kong Leang berpaling dan mengawasi kapal besar itu, lalu berkata, "Kalau kita nanti berlalu, apabila kapal yang ditumpangi oleh gadis berbaju putih itu berlayar, mungkin tidak mudah bagi kita mengejarnya lagi."
"Tentang ini Hui tayhiap tidak usah khawatir, siaotee sudah perintahkan orang2 golongan kita, supaya mengawasi kapal besar itu, asal ada gerakan apa2, harus segera bertindak merintanginya serta melaporkan dengan suatu tanda bahaya.
Di permukaan air sungai ini siaotee sudah mempersiapkan beberapa puluh kapal pesat, biar bagaimana mereka juga tidak bisa telepas dari pengawasan kita."
Teng Soan berkata sambil menggoyang-gyangkan
tangannya. "Menurut pandangan siaote, dalam waktu beberapa jam ini, kapal besar itu tidak mungkin melakukan gerakan apa-apa."
"Bagaimana diketahuinya?" bertanya Hui Kong Leang.
"Sudah beberapa lama gadis itu berada di atas kapal,
apabila hendak pergi, seharusnya kapal itu sudah berlayar, tetapi hingga kini ia belum mengangkat jangkar, berdasar atas ini, maka siaotee menduga mereka mungkin di sini ada yang ditunggu." Menjawab Teng Soan.
"Tunggu apa?" "Tentang ini siaote juga tidak tahu, mungkin menunggu orang, mungkin juga menunggu bala bantuan."
Hui Kong Leang diam2 berpikir, kemudian mengulurkan
tangannya menggenggam tangan Teng Soan seraya berkata,
"Sudah lama siaote mendengar nama besar saudara Teng, hari ini kita bertemu muka, benar saja saudara Teng
merupakan seorang pandai, siaotee benar-benar sangat
kagum." "Hui tayhiap terlalu memuji," berkata Teng Soan kemudian memberi hormat dan berkata kepada Tiat Bok Taysu, "Siaote Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
hendak berjalan lebih dulu, untuk menunjuk jalan bagi saudara2 sekalian."
Setelah berkata demikian ia memutar tubuh dan berjalan lebih dulu.
Tiat Bok Taysu bertiaa mengikuti di belakangnya, berjalan kira2 tiga pal, tiba di bawah sebuah pohon besar. Di bawah pohon itu sudah disiapkan barang hidangan yang ditunggui oleh empat orang yang berpakaian abu abu.
Teng Soan memberi pesan kepada empat orang itu, "Kalian pasang mata di sekitar tempat ini, begitu ada gerakan apa apa, segera melaporkan."
Empat orang itu berlalu setelah mendapat perintah itu.
Si pengawal besi Ciu Tay Cie dan si kaki sakti Pek Kong Po, terus berjalan mengikuti Auw-yang Thong, ketika Auw-yang Thong duduk, dua orang itu masih tetap berdiri di kanan dan kiri belakang Auw-yang Thong.
Hui Kong Leang mengawasi dua orang itu sejenak lalu
berkata sambil tertawa, "Dua orang di belakang Pangcu itu, apakah si saki sakti dan si pengawal besi yang namanya sangat termasyur di dunia Kang-ouw itu?"
"Itu hanya sahabat-sahabat dunia Kang-ouw yang terlalu memuji-muji. Hui tayhiap tidak usah percaya," berkata Auwyang Thong yang lalu mengangkat cawan araknya, kemudian berkata pula, "Saudara2 silahkan minum."
Tiat Bok Taysu berkata, "Sebagai murid golongan budha selalu pantang minum arak, biarlah lolap menggunakan air the sebagai gantinya arak."
Hui Kong Leang setelah mengeringkan dua cawan arak,
berkata sambil bersenyum, "Pangcu mengajak kita datang kemari, entah ada keperluan apa?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Teng Soan menjawab sambil tersenyum, "Tadi ketika tuan2
bertempur dengan orang2nya gadis itu, siaotee menyaksikan dari samping, nampaknya untuk menghadapi mereka kita
hanya dapat menggunakan akal, tidak boleh menggunakan kekuatan tenaga."
"Ucapan saudara Teng ini memang benar, tetapi entah
harus menggunakan akal bagaimana?"
"Siaotee mengundang tuan2 datang kemari, pertama
mengundang tuan2 untuk makan dan minum, kedua untuk
merungingkan suatu rencana menghadapi musuh tangguh
ini." "Saudara Teng adalah seorang cerdik dan banyak akal,
tentunya sudah mempunyai suatu rencana positip dalan
tangan, maka lolap sekalian bersedia mendengarkan uraian saudara." Berkata Tiat Bok Taysu.
"Losiansu terlalu memuji, siaotee adalah seorang pelajar yang lemah, berkecimpung di dalam dunia Kang-ouw ini se-mata2 karena permintaan Auw-yang Pangcu, siaotee merasa malu tidak pernah mendirikan pahala apa2 bagi golongan pengemis."
"Sianseng terlalu merendahkan diri, selama beberapa tahun ini dengan bantuan Sianseng sehingga golongan golongan pengemis mendapat kedudukan seperti sekarang ini, terhadap bantuan Sianseng yang sangat berharga ini kami hingga kini masih belum sempat mengucapkan terima kasih kami,"
berkata Auw-yang Thong. Teng Soan menghela napas perlahan, dengan suara
tertharu berkata, "Tetapi pada saat ini kita golongan pengemis sedang menghadapi musuh tangguh yang belum pernah
dihadapinya, musuh tangguh ini bukan hanya menunjukkan permusuhannya terhadap golongan pengemis sendiri, bagi seluruh rimba persilatan, juga merupakan suatu ancaman besar."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tiat Bok Taysu berkata sambil menghela napas, "Ucapan saudara Teng ini apakah ditujukan kepada gadis berbaju putih itu?"
"Ia hanya merupakan salah seorang kaki tangannya saja, orang yang sebenarya pegang rol penting di belakang layar, jauh lebih tinggi dan cerdik dari pada gadis itu entah beberapa lipat ganda."
"Entah siapa orangnya itu" Apakah saudara Teng kiranya sudah menemukan tanda2nya?"
"Dia adalah Kun-liong Ong yang namanya sudah lama
tersiar di kalangan Kang-ouw. Tetapi siapa sebetulnya dia itu, sekarang ini masih belum diketahui, namun orang itu tinggi kepandaiannya, juga mempunyai kecerdikan luar biasa,
sesungguhnya tidak dapat dibandingkan dengan sembarangan orang. Bukan hanya itu saja, gerak geriknya selalu
dirahasiakan hampir seumur hidupnya ia mengenakan kedok kulit manusia, untuk menyembunyikan wajah aslinya, segala sepak terjangnya di dalam kalangan Kang-ouw, bagaikan naga sakti yang sangat misterius."
"Entah berdasarkan apa ucapan sianseng ini?"
"Apabila siaotee tidak mempunyai bukti yang nyata juga tidak berani berkata sembarangan, taysu silahkan tanya kepada saudara Ong ini dan saudara Koan dari golongan kita, nanti taysu akan tahu sendiri bahwa ucapan siaotee itu bukan cuma suatu karangan belaka."
Koan Sam Seng segera bangkit dan berkata, "Urusan ini adalah siaotee dan saudara Ong yang menyaksikan dengan mata kepala sendiri sedikitpun tidak salah."
Ia lalu rmenceritakan apa yang disaksikanya di dalam kuil tua itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Keterangan itu mengejutkan Tiat Bok Taysu, Ki Bok Taysu dan Hui Kong Leang, sehingga wajah mereka berobah
seketika itu juga. Hui Kong Leang setelah berpikir sejenak, lalu bertanya,
"Apakah saudara Koan berdua tidak melihat wajah orang itu?"
"Suasana pada waktu itu, sesungguhnya membuat kita
tidak berdaya untuk pasang mata sungguh sungguh, sebab pandangan kita terhalang oleh meja sembahyang," menjawab Koan Sam Seng.
Ong Kian lalu menyambung, "Apabila tidak terhalang oleh meja sembahyang itu, meskipun kita bisa melihat lebih nyata, tetapi kita sendiri juga akan kepergok oleh mereka."
Tiat Bok tayau berkata, "Meskipun lolap jarang injak kaki di dunia Kang-ouw, tetapi juga sudah pernah dengar nama Kun-liong Ong ini, orang itu sudah lama menunjukkan diri di dalam dunia Kang-ouw, tetapi orang yang pernah menyaksikannya benar2 jumlahnya sedikit sekali."
Teng Soan berkata, "Bukan cuma sedikit saja boleh dikata hampir tidak ada, hal ini membuat siaotee ingat kepada suatu peristiwa penting."
"Lolap ingin keterangan sianseng," berkata Tiat Bok Taysu.
"In Cengcu In Kiu Liong yang di muka umum seperti sudah mengundurkan diri, tetapi di belakang layar masih memimpin dunia rimba persilatan daerah selatan, agaknya sudah lama tidak ada kabar, orang itu dengan golongan pengemis ada mempunyai hubungan pribadi sangat dalam, siaotee juga pernah dua kali bertemu muka dengannya"."
Ong Khian berkata, Ucapan saudara Teng ini mengingatkan siaotee tentang suatu peristiwa."
Semua mata orang2 dari situ ditujukan kepada Ong Khian, ucapan itu agaknya menarik perhatian mereka.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ong Khian berkata pula, "Setiap tahun In Kiu Liong selalu mengundang berkumpul kepada beberapa sahabat akrabnya untuk diajak pesiar di telaga "Tong-teng-ouw", selama sepuluh tahun tidak pernah putus"."
Hui Kong Leang tiba-tiba menyela, "Apakah saudara Ong dapat memastikan bahwa In Kiu Liong benar-benar hanya untuk pesiar di telaga saja?"
Ong Khian tiba2 tertawa terbahak-bahak, kemudian
berkata, "Sudah tentu bukan, orang yang setiap tahun
diundangnya kebanyakan orang2 yang berkepandaian luar biasa, bahkan waktu pesiar kadang2 sampai tiga hari, kalau mau dikata hanya pesiar saja, barang kali ia tidak mempunyai kegembiraan demikian rupa sehingga harus diadakan setiap tahun sekali, lagi pula harinya mereka mengadakan pesiar, agaknya juga sudah tentu hari dan tanggal itu2 juga"."
"Tanggal berapa?" bertanya Tiat Bok Taysu.
Kalau aku tidak salah ingat seperti sesudah lewat musim Tiong-ciu, sebelum tanggal lima belas bulan Sembilan, selalu pada tanggal itu," jawab Ong Khian, kemudian mengangkat cawannya mengeringkan araknya, lalu berkata pula sambil mengawasi Auw-yang Thong, "Apabila siaotee tidak salah ingat, Auw-yang Pangcu seperti juga merupakan salah satu orang yang pernah diundang oleh In Kiu Liong."
Auw-yang Thong berkata, "Memang benar, pada beberapa
tahun berselang, siaotee memang sering diundang olehnya, tetapi beberapa tahun waktu akhir2 ini, karena repot dalam urusan perkumpulan, aku tidak dapat membagi waktuku untuk pergi, sehingga dua kali aku pernah menolak undangan itu dan selanjutnya tidak pernah menerima undangannya lagi."
Hui Kong Leang berkata, "Auw-yang Pangcu maafkan kalau aku terlalu banyak mulut, bolehkah aku bertanya dengan maksud apa In Kiu Liong mengundang kawannya pesiar di atas telaga?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Auw-yang Thong menjawab, "Secara terang katanya untuk menikmati pemandangan alam musim kemarau di atas telaga itu, tetapi menurut pikiran siaotee, ia mungkin mencari sesuatu barang, setiap orang yang pernah diajak pesiar hamper semua mengetahui, tetapi In Kiu Liong belum pernah mengatakan."
"Tiat Bok Taysu berkata, "Lolap juga sering dengar cerita orang tentang diri In Kiu Liong yang memimpin rimba
persilatan daerah selatan, tetapi belum pernah bertemu muka dengannya"."
Teng Soan berkata, "In Cengcu itu adalah seorang baik dan ramah serta baik budi bahasanya"."
Tiat Bok Taysu berkata, "Tetapi lolap pernah mendengar orang mengatakan banyak yang kurang baik terhadap dirinya, katanya di luarnya ramah tamah dan baik budi bahasanya, tetapi sebetulnya adalah seorang jahat yang banyak akalnya, pura2 mengasingkan diri, sebetulnya diam2 memerintah
golongan rimba hijau di daerah selatan yang kemudian dibagi keuntungan yang didapat oleh mereka"."
Teng Soan berkata sambil tertawa, "Apa yang taysu
dengar, tidak boleh dikata salah, perbedaan antara pendekar dan penjahat memang sedikit sekali, In Kiu Liong memang benar sudah pernah melakukan perbuatan yang terkutuk, tetapi juga melakukan banyak pekerjaan yang mulia, orangnya terhitung orang2 yang berdiri di-tengah2 antara golongan baik dan jahat, kalau losiansu mengatakan ia baik atau jahat kedua2nya tidak salah."
Tiat Bok Taysu berkata sambil merangkapkan kedua
tangannya, "Kalau begitu apa yang lolap dengar itu tidak boleh dipercaya."
"Apabila ada sahahat yang baik yang dapat menasehatinya supaya mengendalikan diri, In Kiu Liong tidak susah menjadi seorang pendekar rimba persilatan dewasa ini."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bagaimana orangnya In Kiu Liong, siaotee tidak ingin memberi penilaian," berkata Auw-yang Thong. "Tetapi
kepandaian ilmu silatnya benar2 sangat tinggi sekali, siaotee sendiri juga mengaku kalah dengannya."
"Sayang seorang jago seperti dia itu, siaotee tidak
mempunyai jodoh untuk bertemu muka dengannya, di
kemudian hari masih mengharap bantuan Pangcu, supaya
perkenalkan dengannya." berkata Hui Kong Leang.
"Siaotee bersedia membantu saudara." berkata Auw-yang Thong.
Teng Soan menyambung sambil menggoyangkan kipasnya.
"Tetapi pada waktu belakangan ini In Kiu Liong se-olah2
mendadak menghilang dari dunia Kang-ouw, sedikitpun tak ada kabar beritanya."
"Apakah saudara Teng mencurigai Kun-liong Ong adalah In Kiu Liong yang menyamar?" bertanya Hui Kong Leang.
"Siaotee boleh mengatakan dengan pasti bahwa Kun-liong Ong bukan In Kiu Liong." Menjawab Teng Soan tegas.
"Di dalam dunia ini banyak kejadian di luar dugaan kita, saudara Teng jangan keburu napsu memberikan kepastian."
"Biarlah siaotee omong agak terkebur, In Kiu Liong bukan saja bukan Kun-liong Ong, malah kemungkinan besar ia sudah dibinasakan oleh Kun-liong Ong."
"Bagaimana saudara berpendapat demikian?"
"Daerah Selatan dan Utara sungai Tiang-kang merupakan daerah kekuasaan golongan pengemis, apa yang terjadi dalam daerah ini tak bisa lolos dari mata orang2 golongan pengemis, tetapi Pangcu kita selamanya bekerja sangat hati2, tidak mau bertindak sembarangan sebelum mengetahui asal usul


Irama Seruling Menggemparkan Rimba Persilatan Karya Opa di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sebenarnya, tak perduli siapa saja yang berbuat di daerahnya, kita tidak akan gampang3 campur tangan"."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apabila ada orang mati karena perkara pipi licin, apakah golongan pengemis juga tak mau perduli?"
"Tentang ini, golongan kita bisa kirim orang untuk
mencegah secara diam2, supaya usaha mereka tak akan
tercapai, setelah mengetahui sebab musabab sebenarnya atau asal usul orang yang bersangkutan dari golongan atau partai mana, kita lalu mengirim orang untuk golongan atau partai yang bersangkutan, supaya mengirim orangnya untuk
menangkap sendiri orang yang bersalah, kemudian dihukum menurut peraturan partai. Sudah tentu, apabila golongan atau partai yang bersangkutan tidak mau perduli, atau orang yang bersalah itu orang2 penjahat besar terpaksa harus kita hadapi dan selesaikan sendiri."
Tiat Bok Taysu berkata, "Rakyat beberapa propinsi daerah Tiong-goan di mana lolap pernah kunjung, semua pandang golongan pengemis sebagai Budha hidup, rakyat dari daerah2
tersebut mungkin sudah banyak menerima budi kalian"."
"Tetapi sepak terjang In Kiu Liong jauh berbeda dengan golongan kita," berkata Teng Soan.
Hui Kong Leang menghela napas perlahan, nampaknya
hendak berkata apa2, tetapi kemudian dibatalkan.
Teng Soan mengawasi wajah ketiga orang itu, agaknya
sedang menantikan reaksi mereka, setelah itu ia baru berkata lagi, "Dalam rimba persilatan daerah selatan, meskipun tidak bisa dikata sudah di bawah pengaruh In Kiu Liong seluruhnya, tetapi memang bukti pengaruh dialah yang paling kuat, seperti Kui-liong Ong, orang yang begitu ganas apabila belum
mendapat ijin In Kiu Liong, tidak mungkin dia berani berbuat demikian sesukanya di daerah selatan"."
"Tetapi keadaan pada dewasa ini, adlah Kun-liong Ong
yang malang melintang di rimba persilatan daerah selatan, sabaliknya tidak mendengar kabar cerita tentang diri In Kiu Liong"." berkata Tiat Bok Taysu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Inilah yang membuat kita tidak habis mengerti, tetapi In Kiu Liong bukanlah ciptaan diri In Kiu Liong, hal ini siaotee berani pastikan, maka siaotee khawatir bahwa In Kiu Liong sudah dibinasakan oleh Kun-liong Ong." berkata Teng Soan.
"In Kiu Liong mempunyai kedudukan kuat dan nama baik di kalangan Kang-ouw, tidak perduli apa telah terjadi atas dirinya, di kalangan Kang-ouw pasti sudah tersebar luas, setidak2nya orang baik baik dari golongan hitam maupun
golongan putih, tentunya sudah lama menyiarkan beritanya,"
berkata Tiat Bok Taysu. "Apabila tempat di mana ia mendapat kecelakaan ada
sangat terpencil atau sepi, dan setelah peristiwa itu terjadi sengaja dirahasiakan, untuk sementara waktu juga tidak mungkin diketahui orang". juga ada kemungkinan ia sudah digunakan oleh Kun-liong Ong dengan pengaruhnya obat."
Semua orang yang ada di situ, agaknya sangat kagum akan analisa penasehat yang sangat cerdik itu, sehingga semua pada diam dan berpikir.
Teng Soan berkata sambil meng-goyang2kan kipasnya,
"Meskipun siaotee belurn pernah melihat bagaimana rupa Kun-liong Ong itu, tetapi dari bahan-bahan yang dapat dikumpulkan oleh orang2 golongan kita, memang dia adalah seorang jago kuat yang mewarisi segala kepandaian, baik kepandaian ilmu silatnya, maupun kepandaian ilmu suratnya dan pikirannya, semua jauh di atas In Kiu Liong, baik bertanding dalam kekuatan tenaga maupun akal, In Kiu Liong sekali-kali bukan tandingannya."
Hui Kong Leang menyelak, "Auw-yang Pangcu bersahabat
demikian akrab dengan In Kiu Liong, apa salahnya kalau menulis sepucuk surat, lalu mengutus seseorang
mengantarkan ke In-kee-cung?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Usul saudara Hui ini, siaotee terima baik," berkata Auwyang Thong, kemudian berpaling dan berkata kepada Pek Kong Po, "Kau ambil alat2 tulis."
Setelah disediakan alat tulis, Auw-yang Thong lalu menulis sepucuk surat kemudian diberikan kepada Pek Kong Po seraya berkata, "Kau bawa surat ini, segera berangkat ke In-kee-cung, kau harus serahkan pada In Kiu Liong sendiri."
Pek Kong Po menerima surat yang diberikan, sebelum
berangkat ia bertanya, "Bagaimana apabila In Kiu Liong tidak di rumah?"
Setelah berpikir agak lama, Auw-yang Thong baru
menjawab, "Kau boleh minta bertemu dengan nyonya In,
minta ia segera membuka surat itu dan segera memberi
balasan dengan tulisan maupun lisan."
Pek Kong Po menerima baik tugasnya, lalu berlalu.
Hui Kong Leang berkata, "Sudah lama siaotee mendengar Pek Kong Po ini mempunyai nama julukan si kaki sakti, dalam perjalanannya ini, entah memerlukan waktu berapa lama?"
"Itu hanya nama kosong belaka, ia bisa berjalan satu hari kira2 enam atau tujuh ratus pal saja." menjawab Auw-yang Thong.
"Perjalanan dari sini ke In-kee-cung, apabiaa berhasil menjumpai In Kiu Liong sendiri, nanti jam dua malam ia bisa kembali. Tetapi apabila tidak menjumpai orangnya, susah dikata." berkata Teng Soan.
"Jika diingat persahabatan In Kiu Liong dengan Pangcu kita, asal dia berada di rumah, tidak nanti ia tak mau menemui. Hanya, dapat menemukan In Kiu Liong bukan soal penting, asal kita dapat menangkap gadis berbaju putih itu, tidak susah bagi kita untuk mencari tahu siapa adanya orang yang pegang rol di belakang layar itu"."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Orang2 yang ada di situ sejak melakukan pertempuran
dengan gadis berbaju putih itu, sudah tahu bahwa gadis itu berkepandaian tinggi sekali, hingga mereka tak mempunyai keyakinan dapat menangkap gadis itu hanya mengandalkan kepandaian atau kekuatan saja, maka tiada seorangpun yang berani membuka mulut.
Teng Soan berkata pula sambil meng-goyang2kan
kipasnya, "Apabila kita berlaku keras dengan mengandalkan kekuatan dan kepandaian terhadap gadis itu, sekalipun bisa merebut kemenangan, tetapi juga membawa banyak korban, maka siaotee pikir hendak menangkapnya dengan
menggunakan akal." "Pikiran saudara Teng ini betul, tetapi entah hendak
menggunakan akal apa?" bertanya Hui Kong Leang.
"Mereka menggunakan pengaruh obat untuk
mengendalikan anak buahnya, maka kita juga menggunakan obat racun untuk menghadapi mereka. Siaotee sudah
memerintahkan kepada dua belas orang anak buah kita yang pandai menyelam dalam air, supaya menambat kapal mereka, jikalau perlu boleh dilobangi, sehingga kapal itu tenggelam, kemudian kita menangkapnya di dalam air. Tetapi kemudian siaotee berpikir pula, mereka berani menambat kapalnya di tengah sungai, mungkin juga pandai berenang, maka siaotee baru berpikir hendak menggunakan pengaruhnya obat mabuk, apabila bisa membuat mereka mabuk dan kemudian
ditangkapnya dengan tidak perlu menggunakan kekerasan"."
Matanya mengawasi Tiat Bok dan Ki Bok Taysu, kemudian berkata pula, "Mungkin kedua taysu ini tidak menyetujui perbuatan siaotee ini, tetapi keadaan sudah mendesak, musuh kita bukan saja berkepandaian tinggi, bahkan di antara mereka ada yang dipengaruhi oleh pengaruhnya obat, orang2
ini sudah tidak dapat mengendalikan pikirannya sendiri hingga semuanya berubah menjadi buas dan tidak takut mati.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Siaotee tadi sudah menyaksikan pertempuran dari pantai, pendapat siaotee ini tidak bisa salah lagi. Dua jago pedang partai Ceng Sia Pay terang adalah orang2 dari golongan partai kebenaran, dan pemuda bermuka kuning itu mungkin juga dari golongan kebenaran, pemuda itu tangannya putih bersih, tetapi mukanya kuning mungkin sudah menggunakan obat
untuk merobah warna mukanya"."
Siucai itu nampaknya sangat gembira, bibirnya ramai
dengan senyuman, setelah meng-goyang2kan kipasnya berulang2, lalu berkata pula, "Mungkin pemuda itu setelah mencuci bersih mukanya, tuan2 sudah pernah mengenalnya."
"Dalam rimba persilatan sudah lama tersiar nama baik
golongan pengemis, hari ini setelah lolap mendengar uraian saudara Teng, benar2 bahwa apa yang dikabarkan itu benar adanya." berkata Tiat Bok Taysu.
Muka Teng Soan mendadak berobah sungguh2, lalu
berkata, "Kedua siansu dan tayhiap, siaotee masih ada ucapan yang mungkin kurang tepat, harap saudara2 jangan berkecil hati."
Tiat Bok Taysu tercengang.
"Lolap bersedia untuk mendengarkan." demikian katanya.
"Saudara Teng hendak mengutarakan apa2, katakan saja
terus terang." berkata Hui Kong Leang.
"Siaotee melihat wajah kalian," berkata Teng Soan, "Semua sudah kemasukan racun, tetapi racun itu ada yang berat ada yang ringan, waktu bekerja mungkin agak lama, bisa jadi sampai sepuluh hari, setengah bulan atau sebulan. Tetapi apabila tidak lekas diobati, biar bagaimana akan menyulitkan saudara2 sendiri."
"Kalau begitu, saudara Teng tentunya dapat
menyembuhkan racun dalam tubuh kita ini?" bertanya Hui Kong Leang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Susah dikata, meskipun siaotee mengerti sedikit
menggunakan atau menggunakan racun, tetapi racun terlalu banyak jenisnya, orang yang pandai mempergunakan racun, kadang2 bisa mencampur beberapa jenis racun, dijadikan menjadi satu macam racun yang sangat jahat, sekalipun ahli racun, juga sulit untuk dapat menentukan dalam waktu yang sangat singkat"."
"Saudata Teng lihat, bagaimana racun dalam diri lolap dan sutee lolap?" bertanya Tiat Bok Taysu.
"Keadaan racun dalam tubuh taysu berdua, jauh lebih berat daripada racun yang berada dalam tubuh Hui tayhiap."
"Lolap sudah mencobanya dengan mengatur jalan
pernapasan, tetapi tidak ada tanda2 kemasukan racun."
"Sahabat2 rimba persilatan, kebanyakan dihinggapi suatu perasaan yang salah, mereka menganggap bahwa dengan
mengandalkan kekuatan tenaga dalam sendiri yang sudah sempurna, selama bersemedi atan mengatur jalan
pernapasannya lalu dapat mengetahui dirinya kemasukan racun atau tidak, cara ini memang tidak boleh terlalu disalahkan, tetapi bagi orang yang suka menggunakan racun, juga selalu mengadakan perubahan caranya menggunakan
racunnya; Penggunaan racun yang terdiri dari beberapa jenis racun, dalam dunia Kang-ouw sudah merupakan suatu hal biasa, tetapi beberapa ratus tahun berselang sudah ada orang memikirkan suatu cara, yang tidak lagi memasukkan racunnya kedalam tubuh korbannya melalui ucus dan kantong nasi, tetapi dimasukan kedalam urat syaraf sehingga sang korban tidak dapat merasakan, sehingga racunnya bekerja, korban itu baru berasa, tetapi sudah terlambat, sekalipun ada tabib berilmu tinggi, juga sudah tidak sanggup menyembuhkan lagi"."
"Lolap omong2 tidak sampai satu jam dengan sianseng,
sudah mendapat tambah pengetahuan seperti hasil bersekolah sepuluh tahun," berkata Tiat Bok Taysu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Siaotee hanya merupakan satu siucai yang meninggalkan posnya sendiri, omong2 perihal keprajuritan di atas kertas, sesungguhnya tidak ada gunanya, semua itu siaotee hanya dapatkan dari hasil pembacaan buku, betul begitu atau tidak, masih susah dikata, harap losiansu jangan keburu memuji dulu."
"Penguraian Teng sianseng benar2 memang membuka
pikiran orang, se-olah2 mendengar suara lonceng gereja di waktu pagi hari." betkats Hui Kong Leang.
"Ah, itu adalah anggapan saudara Hui saja. Tentang
penggunasn racun campuran, kadang menimbulkan banyak
kejadian yang sangat lucu. Sering kejadian racun2 penting saling beradu sendiri, sehingga racun itu kehilangan sifatnya, racun yang sudah dicampur dengan susah payah, akhirnya tidak ada gunanya. Ada kalanya bahan racun yang sifatnya tidak begitu berbisa, tetapi setelah dicampur dengan racun lainnya, segera berubah menjadi sangat berbisa. Cara untuk menggunakan racun, juga sudah banyak kemajuan, ada yang menggunakan dengan meminjam kekuatan angin, ada juga
yang menggunakan kekuatan air, api, senjata rahasia dan sebagainya, warna racun juga turut berubah, sehingga saat ini, racun yang tiada warna dan rasa, tetapi hebat sekali kekuatannya, masih jarang orang bisa menggunakan, racun itu dengan sedikit saja sudah cukup melukai korbannya"."
-ooo0dw0oo- Jilid: 10 Bab 37 MATANYA per-lahan2 menyapu wajah tiap orang,
sambungnya: "Seperti racun yang berada di dalam tubuh saudara2,
seharusnya merupakan racun yang paling susah di-jaga2?"..
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
siaotee telah mendengar penuturan dari saudara Koan, semua apa yang telah terjadi agaknya hanya pada waktu saudara2
menuliskan nama di buku kematian itu, merupakan
kesempatan satu2nya bagi saudara2 kemasukan racun itu, apabila benar demikian asalnya, racun itu kalau bukan berada di dalam buku kematian, tentunya berada di atas alat tulisnya, di waktu saudara2 memegang alat tulis dan menuliskan
namanya, tanpa disadari sudah kemasukan racun?".."
"Penguraian Teng sian-seng memang tepat, lolap juga
merasakan kemasukan racun, tetapi karena keadaan sekarang ini sedemikian gawat, sehingga tidak mendapat kesempatan untuk menyembuhkan, terpaksa menunggu sampai lolap
pulang ke Siao-lim-sie, barulah akan berusaha lagi," berkata Tiat Bok Taysu.
"Losiansu meskipun sangat repot, tetapi juga tidak boleh membiarkan racun dalam tubuh bekerja sesukanya, setidak2nya juga harus makan sedikit obat pemunah racun, supaya bekerjanya racun sedikit lemah," berkata Teng Soan.
"Apakah Teng sian-seng mempunyai obat pemunah racun?"
"Siaote hanya berdiam di dalam rumah, dengan
mempelajari buku2 yang ditulis oleh orang2 dahulu, membuat semacam obat pemunah racun tetapi obat ini hanya cocok untuk sejenis racun, apakah dapat digunakan bagi racun yang luar biasa atau tidak, siaote masih belum berani memastikan."
Setelah itu ia mengeluarkan sebuah botol, dari dalam botol itu diambilnya beberapa butir obat pel, lalu di-bagi2kan kepada orang2 itu seraya berkata:
"Obat pemunah bikinan siaote ini, meskipun belum tentu dapat menyembuhkan racun yang ada dalam tubuh saudara2, tetapi tidak ada jahatnya untuk dimakan, hal ini siaote berani jamin saudara boleh makan, jangan khawatir apa-apa.
Hui Kong Leang agaknya masah belum mau percaya
sepenuhnya, ia cium2 sebentar pel itu, dan menunggu sampai Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Koan Sam Seng, Ong Khian dan lain2nya sudah menelan pel itu, barulah dimasukan ke dalam mulutnya.
Sebaliknya dengan Tiat Bok Taysu dan Kie Bok Taysu, dua paderi itu makan tanpa ragu2.
Teng Soan berkata: "Di waktu biasa setelah makan obat ini, harus ber-jalan2
sebentar supaya obatnya lekas bekerja, tetapi karena
saudara2 semua adalah orang2 yang mempunyai kepandaian tinggi, sudah tentu tidak memperlukan itu, asal mengaso dan mengatur pernapasan sebentar sudah cukup."
Tiat Bok Taysu tersenyum, ia yang lebib dulu memejamkan matanya mengatur pernapasannya.
Perbuatan itu segera ditiru oleh yang lainnya, sebentar kemudian, mereka merasakan ada hawa panas yang mulai
bergerak di badan masing2.
Teng Soan menyimpan lagi botolnya, matanya mengawasi
wajah setiap orang, tampak di dahi setiap orang ada tanda merah dadu, segera mengetahui bahwa obatnya sudah mulai menunjukkan hasilnya, dalam hatinya segera berpikir: Obat ini setelah bekerja, dalam tubuh setiap orang akan timbul semacam peraaaan yang tidak enak, apabila aku tidak
menerangkan lebih dahulu, mungkin bisa menimbulkan
kesalah pahaman?".."
Tetapi sebelum ia memberi keterangan, Tiat Bok Taysu
sudah membuka matanya, dengan sinar mata aneh menatap wajah Teng Soan.
Teng Soan lalu berkata sambil tersenyum:
"Apakah tubuh losiansu merasa sedikit panas?"
"Benar." Jawabnya sambil menganggukkan kepala.
Teng Soan berkata dengan suara agak nyaring:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tidak apa, obat pemunah itu sudah beradu dengan racun yang mengeram dalam tubuh taysu, dengan sendirinya
menimbulkan perasaan tidak enak dalam tubuh, barangkali tidak lama lagi, perassan itu akan lenyap sendiri."
Sementara itu Hui Kong Leang dan Ki Bok Taysu juga
sudah membuka matanya, Hui Kong Leang dengan sangat
penuh kebencian menatap wajah Teng Soan, tetapi setelah mendengar keterangan Teng Soan, amarahnya mulai lenyap, lalu bertanya sambil tertawa dingin:
"Apakah keterangan saudara Teng ini dengan sejujurnya?"
"Karena tadi siaotee tidak memberi keterangan lebih dulu, siaotee tisak salahkan Hui tayhiap timbul salah pengertian."
menjawab Teng Soan menganggukkan kepala.
Hui Kong Leang kembali memperdengarkan suara tertawa
dingin, kemudian berkata:
"Jikalau obat ini bukan obat pemunah racun?"..?"
Teng Soan mengeritlam a;osmua dan berlata:
"Hui tayhiap agaknya tidak percaya keteranganku,
sekalipun aku member keterangan dengan sejujurnya, juga susah untuk meyakinkan kepada Hui tayhiap, untung perasaan tidak enak ini hanya dalam waktu yang singkat saja, perasaan itu nanti akan lenyap sendiri?".."
Hui Kong Leang mengawasi Auw-yang Thong sejenak, per-
lahan2 menundukkan kepala, tetapi diam2 mengerahkan
kekuatan, kaki kanannya tiba2 bergerak menotok jalan darah paha kecil Teng Soan.
Bagian jalan darah yang ditotok oleh Hui Kong Leang itu, merupakan salah satu jalan darah terpenting dalam anggota badan manusia, Teng Soan yang tertotok seketika itu seperti diguyur air dingin, sekujur badannya gemetar, mukanya pucat pasih.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Auw-yang Thong yang menyaksikan itu sangat terkejut,
tanyanya: "Teng sian-seng kenapa?"
Teng Soan mengeluarkan sapu tangan untuk menghapus
keringat dingin di dahinya, kemudian menjawab sambil
tertawa: "Tidak apa, barangkali tadi malam kena sedikit angin, sehingga badan merasa sedikit kurang enak, sebentar tentu baik sendiri."
Hui Kong Leang tiba2 berpaling dan bertanya kepada Tiat Bok Taysu:
"Apakah losiansu berdua sudah merasa sedikit enakan?"
Dalam perut merasa bergolak, badan sedikit panas, tetapi tidak ada tanda2 tambah berat?" menjawab Tiat Bok Taysu.
"Apabila obat yang kita makan tadi bukan obat pemunah racun?".."
Teng Soan segera menyahut sambil tertawa:
"Apabila Hui tayhiap sampai terbinasa karena makan obat siaotee, barang kali siaotee sendiri juga tidak bisa hidup lagi."
Hui Kong Leang menganggukkan kepala sambil tertawa,
kemudian berkata: "Apabila saudara Teng tidak merasa bersalah, tidak perlu merasa takut."
"Dalam dunia Kang-ouw sudah lama tersiar kabar bahwa
Hui tayhiap adalah orang yang susah dihadapinya, hari ini setelah siaotee menghadapi sendiri, apa yang tersiar itu benar2 bukan kabar bohong belaka."
"Siaotee tidak mempunyai pikiran lain, satu2nya sifat yang istimewa bagiku adalah selama hidupku ini tidak suka
dirugikan." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Teng Soan sudah merasa bahwa bagian bawah tubuhnya
sudah mulai kejang, tangan kanannya juga agak merasa ngilu, tetapi ia masih tetap bersikap tenang.
"Saudara Hui sekarang boleh mengatur pernapasan dengan hati lega." Demikian ia berkata.
Ucapan kedua orang itu yang nampaknya saling
bertentangan, mengherankan semua orang yang ada di situ, sehingga semua mata ditujukan kepada mereka.
Auw-yang Thong yang menyaksikan wajah Teng Soan
sudah mulai merah lagi, hatinya merasa lega, ia berkata sambil menarik napas pasjang:
"Badan sian-seng memang lemah, lagi pula harus bekerja keras untuk kepentingan golongan kita, hingga keadaannya semakin tidak baik, kalau memang merasa tidak enak badan, sebaiknya lekas pergi mengaso dulu, untung kedua taysu dan Hui tayhiap semua adalah orang2 yang berjiwa besar, sudah tentu tidak akan menyesalkan perbuatan sian-seng."
"Terima kasih atas perhatian Pangcu, walaupun siaotee merasa kurang enak badan, tetapi masih sanggup bertahan, losiansu dan Hui tayhiap semua adalah orang2 yang
mempunyai kedudukan tinggi dalam rimba persilatan,
bagaimana kita boleh memperlakukannya secara tidak
aturan," menjawab Teng Soan sambil tertawa hambar.
"Auw-yang Thong yang mendengar jawaban demikian,
merasa tidak enak untuk memaksa, maka segera berkata
sambil tersenyum: "Sian-seng paham ilmu obat2an, kalau tidak enak
meninggalkan tempat ini, bagaimana kalau sian-seng makan sedikit obat dulu?"
"Tidak usah, keadaan siaotee sekarang ini sudah banyak baik."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tiat Bok Taysu melihat gelagat tidak beres, ia berpaling dan mengawasi Hui Kong Leang sejenak, kemudian bertanya:
"Bagaimana perasaan saudara Hui?"
"Siaotee masih merasa sedikit panas, entah bagaimana
dengan losiansu sendiri?"
"Apa yang dikatakan oleh Teng sian-seng memang benar, lolap sekarang sudah merasa lebih baik?".."
"Tetapi siaotee masih belum merasakan apa2," berkata Hui Kong Leang sambil tertawa sinis, kemudaian memejamkan matanya untuk mengatur pernapasannya.
Sementara itu Auw-yang Thong agaknya juga melihat
tanda2 perobahan sikap Hui Kong Leang itu, ia lalu berpaling dan berkata kepada Ciu Tay Cie dengan suara perlahan. Ciu Tay Cie setelah menganggukkan kepala lantas berlari, Auwyang Thong segera berbangkit dan berjalan menghampiri Teng Soan, lalu bertanya dengan suara perlahan:
"Benarkah Sian-seng merasa tidak enak badan?"
Teng Soan member isyarat dengan mata kepada Auw-yang
Thong supaya Pangcu itu jangan campur tangan, kemudian menjawab sambil tertawa besar:
"Siaotee tahu bagaimana harus menjaga diri sendiri, harap Pangcu jangan khawatri."
Auw-yang Thong selamanya sangat kagum terhadap
penasehatnya itu, ketika menyaksikan Teng Soan member isyarat dengan mata kepadanya, ia segera mengetahui bahwa Teng Soan pasti mempunyai maksud tertentu maka terpaksa balik kembali ke tempat duduknya.
Hui Kong Leang yang duduk mengatur pernapasannya,
tiba2 membuka mata dan berkata sambil bersenyum:
"Obat saudara Teng benar2 sangat ajaib sekali
pengaruhnya, siaote merasa bahwa obat itu sudah bekerja."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Syukurlah, semoga obat yang Hui tayhiap makan, jangan menimbulkan kejadian yang tidak diinginkan," jawab Teng Soan sambil tertawa.
Hui Kong Leang tiba2 berbangkit dan berkata:
"Apabila saudara Teng percaya kepada siaotee, bagaimana kalau kita bicara sedikit?"
"Hui tayhiap ada keperluan apa?"
"Ada sedikit urusan siaotee ingin minta keterangan?".."
Teng Soan tersenyum sambil menggeleng2kan kepala,
masih tetap duduk di tempatnya.
Hui Kong Leang bergerak hatinya, pikirnya: Mungkin karena totokanku tadi hingga ia tidak bisa bergerak?"..
Ia lalu mengulurkan tangannya memegang pergelangan
tangan kiri Teng Soan, dengan mengerahkan kekuatan tenaga dalamnya ia mengangkat diri Teng Soan.
Teng Soan menggerakkan kakinya, ber-sama2 dengan Hui
Kong Leang berjalan ke tepi sungai.
Auw-yang Thong mendadak berdiri, agaknya ingin
mengejar, tetapi dirintangi oleh Tiat Bok Taysu seraya berkata dengan suara perlalaan:
"Pamgcu jangan khawatir, betapapun besarnya keberanian Hui Kong Leang, juga tidak berani mencelakakan Teng sianseng, mereka mungkin hendak merundingkan sesuatu?".."
Auw-yang Thong meskipun dalam hati merasa curiga,
tetapi melihat sikap Tiat Bok Taysu sudah tentu tidak dapat menggunakan kekerasan, hanya sinar matanya terus
memperhatikan gerak gerik Hui Kong Leang dan Teng Soan.
Dua orang itu berjalan ke tepi sungai, lalu duduk berhadap-hadapan di bawah sebuah pohon besar, Hui Kong Leang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menggerak-gerakan kedua tangannya, agaknya sedang
merundingkan sesuatu dengan Teng Soan.
Tidak lama kemudian keduanya sudah kembali lagi kepada rombongan orang banyak.
Tiat Bok Taysu menarik napas lega, ia berkata sambil
tertawa: "Jiwie berdua sama sama ahli pikir, dalam perundingan tadi tentunya sudah mendapatkan suatu rencana untuk
menghadapi musuh kita."
"Hui tayhiap bukan saja kepandaiannya dalam ilmu silatnya melebihi diriku, tetapi kecerdikannya dan pikirannya juga tidak di bawahku," berkata Teng Soan sambil tertawa.
"Bisa saja! Siaotee bagaimana dapat dibandingkan dengan Sian-seng?" berkata Hui Kong Leang dengan suara nyaring.
Tiat Bok Taysu berkata: "Kalian berdua tak perlu merendahkan diri, yang penting sekarang ini adalah untuk merundingkan persoalan yang sedang kita hadapi, entah kalian bagaimana hendak
menghadapi gadis berbaju putih itu?"
Teng Soan mendongakkan kepala melihat cuaca, kemudian berkata:
"Siaotee sudah kirim orang membawa obat mabuk


Irama Seruling Menggemparkan Rimba Persilatan Karya Opa di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

nyelundup di atas kapal besar mereka, mungkin sebelum matahari selam sudah dapat kabar, selambat lambatnya juga tidak sampai meliwati tengah malam hari ini."
"Maksud Teng sian-seng, apakah menunggu sampai
terdapat kabar, baru kita mencari mereka?" bertanya Tiat Bok Taysu.
"Apakah obat mabuk itu membawa hasil baik, niscaya kita dapat mengirit banyak tenaga," berkata Teng Soan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apabila pihak mereka sudah ber-jaga2 dan susah turun tangan, bagaimana?" bertanya Hui Kong Leang.
"Terpaksa kita mencari akal lain?".., tetapi siaotee piker rencana yang kita lakukan secara tidak ter-duga2 ini, barangkali tidak akan gagal, yang siaotee khawatirkan adalah bala bantuan mereka nanti tiba sebelum obat mabuk itu bekerja, sehingga keburu mendapat pertolongan."
"Tidak tahu dengan cara bagaimana sian-seng mengetahui mereka masih ada bala bantuan?" bertanya Tiat Bok Taysu.
"Di tempat sekitar ini, waktu siaotee mengadakan
penyelidikan keadaan muruh, pernah menemukan beberapa tanda rahasia dan tanda2 rahasia itu semua menunjukkan kea rah tepi sungai ini, siaotee mengirim orang lagi untuk melakukan penyelidikan yang lebih luas, benar saja
menemukan banyak tanda rahasia yang sama, tanda2 itu
semua menuju kemari, setelah siaotee pelajari, siaotee merasa bahwa tanda2 itu adalah tanda2 petunjuk untuk bala bantuan mereka, maka siaotee merasa bahwa mereka
menambat kapalnya di tempat ini, pasti ada maksudnya,"
berkata Teng Soan. "Begini saja, siaotee akan menyaru sebagai nelayan lebih dulu nyelundup ke atas kapal itu untuk melihat keadaan sebenarnya." Berkata Hui Kong Leang sambil tertawa.
"Tidak usah, di sekitar kapal besar itu, semua sudah terjaga keras oleh perahu2 golongan kita, tidak mungkin kapal itu dapat melarikan diri, seandai ada kejadian apa2 di atas kapal juga tidak akan lolos dari pengawasan orang2 kita."
"Sudah lama kita meninggalkan pantai itu, sebaiknya kita selidiki sekali lagi?".." Berkat Tiat Bok Taysu.
Ia agaknya merasa bahwa perkataannya itu diucapkan
terlalu ter-gesa2, sehingga orang lain susah menangkap arti kata yang sebenarnya dalam ucapannya itu, maka ia lalu berdiri dan berkata pula:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Dalam perjalanan ke selatan lolap kali ini, sebetulnya membawa perintah ketua lolap, biar bagaimana harus dapat menyelidiki sebab musabab kematian Pan Lo Enghiong, tetapi dewasa ini sulit untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya.
Nampaknya hanya setelah kita berhasil menangkap gadis berbaju putih itu, lalu lolap bawa pulang ke kuil untuk menunaikan tugas lolap, peraturan dalam kuil lolap sangat keras, karena ketua sudah mengeluarkan perintah, biar bagaimana lolap tidak dapat kembali dengan tangan kosong."
"Apabila orang2 golongan kalian bisa membuat mabuk
mereka, sudah tentu lolap bersedia tidak menggunakan
tenaga, tetapi gadis itu agaknya memegang peranan penting dalam persoalan ini, barangkali golongan sicu sendiri juga perlu mendapat keterangannya, maka dalam hal ini lolap ingin minta bantuan Pangcu?".."
"Dalam hal ini seharusnya siaotee member bantuan, hanya apabila benar2 dapat menangkap gadis itu dalam keadaan hidup, golongan kami juga perlu mendapatkan keterangan yang sebenarnya dari dirinya, untuk mencari tahu sebab2
orang yang memegang peranan yang di belakang layar itu mengapa bermusuhan dengan golongan kita. Dalam soal ini sebetulnya masih ada satu cara yaug baik bagi kedua pihak, tetapi entah taysu setuju atau tidak?"
"Cara bagaimana?"
"Setelah dapat menangkap gadis itu, lebih dulu akan kita tanyakan hal hal yang ada bersangkutan dengan golongan kita, barulah taysu bawa pergi, bagaimana?"
"Di manakah Pangcu hendak menanyakan kepadanya"
Apakah Pangcu hendak membawanya ke markas besar
golongan pengemis?" "Ada siaotee di sini, tidak perlu membawanya ke pusat, menanya di sini sudah cukup."
Hui Kong Leang tiba2 menyelak:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bagaimana kalau ia tidak mau memberi keterangan?"
"Apabila bukan sedang bertempur atau menyangkut urusan yang perlu ditanya secara mendesak, siaotee selalu tidak setuju mengompres dengan menggunakan kekerasan, tetapi keadaan gadis itu adalah lain, biar bagaimana, golongan kita harus mendapat keterangan yang sebenarnya."
Ong Khian lalu berkata: "Pangcu, taysu, untuk sementara, sekarang ini jangan
memperbincangkan urusan itu, nanti setelah kita berhasil menangkap gadis itu, baru bicarakan lagi, rasanya masih belum terlambat."
"Apabila tidak dibicarakan lebih dahulu, nanti bisa
menimbulkam pertengkaran, hal itu akan menimbulkan
kesulitan bagi kedua pihak, maka sebaiknya kita bicarakan dabulu," berkata Tiat Bok Taysu.
"Pikiran taysu benar, walaupun kita melakukan
pemeriksaan lebih dahulu, tetapi juga tidak sampai melampaui waktu duabelas jam," berkata Auw-yang Thong.
Tiat Bok Taysu terpaksa mengalah, ia berkata sambil
menarik napas: "Ucapan Pangcu ini lolap percaya semuanya, sekarang lolap pikir sebelum racun dalam tubuh lolap bekerja, supaya bertindak, ini juga berarti membantu Pangcu supaya lekas dapat menundukkan musuh tangguh?".."
Teng Soan yang masih mendongakkan kepala melihat
keadaan cuaca segera berkata:
"Harap tuan2 tunggu lagi sebentar, apabila masih belum ada kabar, kita membuat rencana lagi bagaimana kita harus bertindak?"...., tuan2 memang benar sudah kemasukan
racun, bukanlah maksud siaotee hendak me-nakut2i, apabila racun tidak bisa lekas disembuhkan, dikemudian hari pasti akan membawa bahaya bagi tuan2 sendiri, apabila tuan2 bisa Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menyembuhkan sendiri, harap lekas mulai, seandai tidka bisa menyembuhkan sendiri harap datang ke pusat markas kita di gunumg Kun-san di telaga Tong-teng-ouw, siaotee pasti berusaha untuk membantu menyembuhkan, tetapi jangan
sampai lewat dua bulan, siaotee bersedia menunggu tuan2 di sana."
Tiat Bok Taysu memberi hormat dengan merangkapkan
kedua tangannya, kemudian berkata:
"Budi kebaikan sian-seng, lolap mengucapkan banyak2
terima kasih, di dalam kuil kita Siauw-lim-sie, juga ada obat untuk menyembuhkan racun, hanya tidak tahu dapat
digunakan untuk menyembuhkan racun ini atau tidak" Apabila tidak bisa menyembuhkan, sebelum batas waktu tiba, siaotee pasti akan datang ke gunung Kun-san untuk minta bantuan sian-seng."
Hui Kong Leang juga bangkit, ia berkata dengan sikapnya yang menghormat:
"Siaotee barangkali juga hendak minta bantuan sian-seng."
Teng Soan membalas hormat serta berkata:
"Siaotee merasa bangga dapat membantu menyembuhkan
tuan2 sekalian." Auw-yang Thong tiba tiba menarik napas panjang, ia
mengisi arak dalam cawannya dan mengajak semuanya
minum lagi ber-sama2. Tiat Bok Taysu berkata sambil mengerutkan alisnya:
"Pangcu agaknya sedang memikirkan sesuatu yang berat, bolehkah kiranya lolap ingin tahu apa yang sedang
dipikirkan?" "Sejak siaotee menerima jabatan Pangcu dalam golongan pengemis ini, hingga kini sudah duapuluh tahun lebih
lamanya," berkata Auw-yang Tong. "Selama itu, bukan saja Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tidak dapat memperluas pengaruh golongan pengemis,
bahkan beberapa kali mengalami banyak kejadian besar yang menimpah golongan pengemis, sehingga ambisiku mulai
pudar, apabila tidak mendapat banguan tenaga Teng sianseng yang menbuat segala rencana dalam perkumpulan, nama golongan pengemis ini barang kali sudah lama tinggal menjadi catatan dalam buku sejarah dalam rimba persilatan saja, kita boleh merasa bersyukur bahwa selama beberapa tahun paling akhir ini dunia rimba persilatan tenang tidak mengalami kejadian apa2, di luar dugaan karena kematiannya Pan Lo Enghiong, rimba persilatan kembali terlibat dalam arus pergolakan hebat?".."
Hui Kong Leang tiba2 tertawa ter-bahak, kemudian
berkata: "Gelombang dalam dunia Kang-ouw, seperti juga
gelombang air sungai, satu gelombang disusul oleh lain gelombang yang tidak ada berhentinya, siaotee sendiri sudah sepuluh tahun mengundurkan diri tetapi akhirnya bagaimana"
Bukankah masih harus terlibat lagi dalam arus gelombang itu"
Hingga kini terpaksa menceburkan diri dalam dunia Kang-ouw lagi?".., nampaknya nama yang kita dapat dari dalam dunia Kang-ouw se-olah2 partisan yang telibat pohon, begitu kita terlibat sudah tidak dapat menarik diri lagi, kau tidak ingin mencari orang, tetapi orang akan mencari dirimu, satu hari kita masih hidup dalam dunia, tidak mungkin untuk
Kuda Besi 4 Burung Hoo Menggetarkan Kun Lun Karya Wang Du Lu Pertemuan Di Kotaraja 8
^