Pencarian

Tangan Berbisa 15

Tangan Berbisa Karya Khu Lung Bagian 15


Ditengah perjalanan, Kim Hong bertanya: "Bagaimana
hasil pertempuran tadi?"
Suma Siu Khim berkata: "Si codet sudah menderita luka,
tapi aku juga berat memenangkan pertandingan tadi. "
"Mengapa kita harus mengejar mereka?"
"Kalau kita biarkan mereka manantang penguasa rumah
penjara yang baru, aku tidak bisa memenangkannya lagi."
"Mereka datang dan daerah Tay wan." berkata Kim
Hong. "Menurut cerita, jumlah mereka sembilan orang.
Tiga jago kelas satu. Tiga jago kelas dua dan tiga jago kelas
tiga, Tadi, anak muda yang bernama Dakocan itu adalah
jago kelas tiga. Dan entah bagaimana kedudukannya
siorang tua bercodet?"
"Tentu saja termasukjago kelas satu." berkata kata Suma
siu Khim. "ia terlalu mengagul diri, maka bisa kukalahkan.
Mengetahui tak ungkulan melawan aku, mereka melarikan
diri." "Tidak disangka, daerah itu memiliki jago hebat. Apa
maksud mereka datang kedaerah Tionggoan?"
"Yang penting, aku harus mencegah mereka menantang
rumah penguasa rimba persilatan yang baru."
"Ibu juga hendak menempur penguasa rumah penjara
yang baru." "Tidak sekarang. Kukira harus satu bulan"
"Mengapa harus satu bulan kemudian?"
"Sebab-sebabnya, biar lain kali kuberi tahu kepadamu."
Mereka berdua membikin pengejaran terus-menerus, tiga
puluh lie kemudian masih tidak nampak jejaknya orang tua
bercodet. "Lebih baik kita berpencaran-" berkata Suma siu Khim.
"Atau aku kejar sendiri, kau balik menunggu dirumah
penjara Tay-pa-san."
"Tidak." berkata Kim Hong. "Aku mau pergi ketelaga
Tay-pek tie mencari Yo in-jie sumoay. Dan sekalian
membantu dua belas partay besar menempur golongan
Kalong." "Jangan usil." berkata Suma siu Khim. "Lebih baik
mengurus diri sendiri .Jangan turut campur dengan urusan
orang lain-" "Ini bukan urusan orang lain-" berkata Kim Hong.
"Inipun termasuk salah satu urusan kita."
"Sudahlah. Aku hendak mengejar mereka." berkata
Suma Siu Khim. "Biar lain kali kita bertemu dirumah
penjara Tay-pa-san saja."
Tabuh Suma siu Khim melejit lagi bagaikan asap yang
melepus maju kedepan teruskan pengejaran.
Kim Hong memandang lenyapnya bayangan ibu itu, ibu
yang menciptakan drama rumah penjara rimba persilatan-
Menunggu sampai lenyapnya bayangan sang ibu, Kim
Hong berganti arah, menuju kearah telaga Tay-pek tie.
Tiga hari kemudian-... Gunung Tay-pek san yang menjulang tinggi telah berada
diambang mata. Kim Hong menguatirkan keselamatan Yo in-jie, dan
tanpa istirahat, langsung ia mendekati bukit Tay-pek san.
Disaat ini, tiba-tiba seorang pemuda berpakaian ringkas
berlari datang, menghampiri Kim Hong dan berteriak:
"Kawan yang didepan, kau yang menjadi murid It-hu
Sianseng ?" Kim Hong menoleh kearah orang itu menganggukkan
kepala dan bertanya: "Saudara dari mana ?"
"Kau yang bernama Cin Hong" murid It-hu Sianseng?"
mengulang pertanyaan orang itu.
orang lebih mengenal nama Cin Hong daripada Kim
Hong nama Kim Hong digunakan sesudah sipemuda tahu
asal usulnya. Dia adalah putra Kim Hoong.
"Ya." jawab Kim Hong singkat.
"Ada orang yang hendak bertemu, Mari ikut aku."
berkata Sipemuda berpakain ringkas itu.
"Siapa yang hendak bertemu?" bertanya Kim Hong,
"Segera kau tahu." berkata pemuda tersebut.
Tidak lama kemudian, mereka sudah berada disebuah
tanah pekuburan, disana terdapat patung-patung batu, dan
pemuda berpakaian rinkas itu menuju kesalah satu makam,
membungkukkan kepala tanda hormat, inilah yang
membuat Kim Hong merasa heran.
Dan yang lebih heran lagi segera ternyata batu makam
kuburan itu terpentang, perlahan-lahan terbuka, ternyata
terdapat kunci, rasanya disana sangat gelap. tidak teriihat.
Pemuda itu memandang Kim Hong dan berkata
"Silahkan Saudara Cin Hong masuk kedalam."
Kesiap siagaan Kim Hong tidak pernah mereda, kalau
seorang yang berjiwa ksatria, tidak mungkin mau
menggunakan tempat yang seperti ini sebagai penghuni,
karena ia menduga kepada golongan jahat, ia menolak,
"Aku tidak mau. Siapa yang hendak berjumpa dengan
aku, silahkan saja kemari. orang yang menggunakan
makam sebagai tempat tinggal adalah orang-orang yang
sudah tidak normal."
Tiba-tiba dari dalam makam itu terdengar satu suara.
"omitobud," satu bayangan meloncat keluar, itulah
hweeshlo siauw-lim-sie yang bernama Tie hui taysu.
Kim Hong terbelalak heran, cepat-cepat memberi hormat
kepada Tie- hui taysu, katanya: "Ternyata Tie- hui taysu,
Mengapa Taysu bisa berada ditempat ini ?"
Tie- hui taysu membalas hormat itu dan berkata:
"Banyak sekali yang harus diceritakan- Silahkan Cin
kongcu masuk kedalam."
Adanya Tie- hui taysu ditempat ini tidak meraguragukan
Kim Hong, ia mengikuti dibelakangnya memasuki
makam itu. Didalam makam terdapat lorong gelap. semakin lama
semakin lebar, ternyata itulah istana terpendam.
Di ruang pertemuan dari istana terpendam telah
berkumpul banyak orang, di dalam istana terpasang banyak
lilin, tapi keadaannya sangat sepi. Setelah tiba disana. Tiehui
Taysu menyilakan Kim Hong duduk.
Kim Hong memandang kearah hweeslo itu dan bertanya:
"Apa maksud Tie-hui Taysu membawa boanpwee ke
tempat seperti ini?"
"Lihat" Berkata Tie-hui Taysu.
Berbareng dengan ucapan Tie-hui Taysu disana tampil
beberapa orang, orang pertama adalah ketua golongan
Kalong Jie Hiong Hu. Hari masih siang, ketua golongan Kalong itu menjadi
seorang laki-laki, kita sebut Saja Jie Hiong Hu.
Rupanya tempat itu adalah markas golong Kalong
Dibelakang Jie Hiong Hu berdiri tiga orang wanita,
mereka adalah ouw yang Po kui, Touw Kim Hoa dan Lim
Keng Hee. orang yang menjadi ketiga selir Jie Hiong Hu.
Kim Hong terlompat dari tempat duduknya
menudingkan jari kearah Tie-hui Taysu dan membentak:
"Taysu......" Tie-hui Taysu meraup wajahnya, disana terjadi
perubahan, itulah ketua Hek bok-tong dari golongan
Kalong yang menyamar. ia menggunakan kedok kulit Tiehui
Taysu, Perangkap yang liehay
Kim Hong merasa tertipu, didalam keadaan ini, tidak
mungkin bisa melarikan diri lagi.
Disaat bersamaan, di belakang Kim Hong sudah
menyusul dua orang, seorang putih dan seorang merah,
itulah Lam-kek Sin-kun Im-liat Hong dan Tamu tidak
diundang dari luar daerah yang palsu.
Disana sudah berkumpul jago-jago kelas satu untuk
golongan Kalong Kemajuan ilmu silat Kim Hong sudah hampir tiada yang
menandingi, ia tidak takut kepada Tamu Tidak Diundaog
dari luar daerah yang palsu, juga tidak takut kepada im Liat
Hong. Tapi kalau im Liat Hong dan Tamu Dari Luar Daerah
yang palsu menempur dirinya secara serentak, tidak
mungkin bisa mengalahkan mereka.
Disaat ini, terdengar suara cengekannya ketua golongan
Kalong Jie Hiong Hu: "Kim Hong, lebih baik kau duduk saja."
Kim Hong menghadapi simanusia banci dan membentak
"Mau apa?" "Duduklah" Berkata Jie Hiong Hu.
"Ada apa?" "Ada setuatu yang hendak kurundingkan denganmu."
"Urusan apa?" Bentak Kim Hong.
"Banyak sekali yang hendak dibicarakan- seperti
mengambil contoh, golongan kami telah berhasil
mendapatkan kotak ajaib peninggalan Dewa Purbakala
ditelaga Tay-pek tie."
"Apa?" Berteriak Kim Hong. "Kalian sudah berhasil
menemukan kotak batu kumala didasar telaga Tay-pek tie?"
cerita ini betul-betul mengejutkan Kim Hong, apa yang
bisa dilakukan olehnya"
Seperti apa yang Kim Hong mengetahui, ketiga nyonya
Jie Hiong Hu dan im Liat Hong sudah terluka oleh pukulan
Oey Ceng. Oey Ceng adalah ayah Kim Hong, nama aslinya Kim
Hoong ini diketahui dikemudian hari
Jie Hiong Hu bisa merasakan, tetap keragu-raguan Kim
Hong, segera ia berkata: "Aku tahu, kau tidak percaya. Nah Untuk membuktikan
kebenaran kata-kataku, akan ku-perlihatkan sesuatu."
Jie Hiong Hu mengangkat tangannya, maka dari balik
tirai kain bergerak sembilan orang, masing-masing
membawa sebuah bungkusan, bungkusan itu diletakkan
didepan Kim Hong, satu persatu membukanya,jelas itulah
sembilan kepala manusia yang masih mengetel darah.
Dari kepala-kepala manusia itu, terdapat kepala tosu,
terdapat kepala hweeshlo, dan terdapat juga kepala dari
orang-orang biasa, rata-rata mendelikkan mata, meleletkan
lidah. mereka ialah korban-korban yang sudah mati secara
penasaran. Wajah Kim Hong menjadi pucat pasi, menunjukkan jari
kearah Jie Hiong Hu dan membentak:
"Manusia banci, kau kejam Biar kuhajar dirimu"
Manusia wadam itu mengibaskan lengan, maka gagallah
serangan Kim Hong. Jie Hiong Hu memberi perintah kepada orang-orangnya
untuk menyimpan kembali sembilan kepala manusia itu.
Dan dia mengeluarkan sesuatu kotak yang berwarna hitam,
diletakkan diatas meja dan berkata:
"orang-orang itu tidak mempunyai hubungan baik
denganmu. Tidak perlu dipikiri, inilah yang harus kita
perhatikan." Kim Hong segera menduga kepada kotak batu kumala.
Ingin sekali Kim Hong merampas kotak batu kumala itu,
tapi didepannya begitu banyak jago-jago kelas Satu, apa
yang bisa dilakukan olehnya " Ketua golongan Kalong .Jie
Hiong Hu berkata: "Inilah kotak ajaib yang ditinggalkan oleh Dewa
persilatan Thay-pek Sian ong. Didalamnya berisi dua belas
butir obat anti tua, dan dua belas macam ilmu silat ternama.
Hari ini, akutelah mendapatkannya. ha-ha......Apa artinya
penguasa rumah penjara yang lama " Apa artinya penguasa
rumah penjara yang baru " Mulai saat ini, aku adalah jago
tunggaL Tak ada orang yang bisa memenangkan aku lagi.
Hua, hua, hua . . . ."
"Hm . . . ." berdengus Kim Hong. "Kau sudah berhasil
mendapatkan kotak ini, tapi kau belum berhasil
mendapatkan dua belas kunCinya apa guna ?"
"Kau belum tahu." berkata ketua golongan Kalong Jie
Hong Hu. "Digunung ong ok-san aku telah mendapatkan
delapan kunci mas. Kemudian, secara beruntun, dari
Siauw-lim-pay, Bu-tong-pay dan Khong-tong-pay, aku
mendapatkan tiga kunci mas lagi. hanya kurang satu, kunci
mas Hoa-san-pay itu. Sedangkan kunci mas oey-san pay
berada ditanganmu, kau sudah berada disini, apa susahnya
lagi. ha ha ha..." Hati Kim Hong semakin tercekat, tapi ia berusaha
menenangkan hatinya, ia berkata:
"Jangan mempunyai pikiran yang tidak-tidak. Kunci mas
itu sudah tidak berada diatas tubuhku."
"Tidak perlu menyangkaL" berkata ketua golongan
Kalong Jie Hiong Hu. "Telah kuseliki betul-betul, kunci
mas itu masih berada didalam tanganmu."
Kim Hong tidak berhasil mengelabui si iblis banci itu, ia
memegang kunci masnya dan lalu mengeluarkan ancaman:
"Betul kunci mas ini adalah hakku. Siapa yang hendak
merampasnya akan kuhancurkan."
Wajah Jie Hiong Hu berubah, kalau saja, kunci Kim
Hong dihancurkan ludeslah pengharapannya, tidak
mungkin menggunakan sebelas kunci mas membuka kotak
ajaib. Tapi, dia sudah siap dengan rencana berikutnya.
"Cin Hong." ia berkata, "lebih baik kita bekerja sama,
akan kubagi bagian untukmu."
Cin Hong adalah panggilan yang lain kepada Kim Hong.
"Aku tidak mau." maka Kim Hong menolak.
"fifty fifty ?" Ketua golongan Kalong Jie Hiong Hu
merayu. "juga tidak mau" Berkata Kim Hong.
"Apa yang kau kehendaki ?"
"Aku menghendaki kotak ini dan sebelas kunci lainnya."
Berkata Kim Hong. "Huh " Ketua golongan Kalong Jie Hiong Hu berkerut
alis. "Baik Mm, kemana orang " Bawa dia kemari."
Dia mengganti taktik baru
Membarengi perintah Jie Hong Hu dua anak buah
golongan Kalong menenteng papan salib, papan Salib itu
sangat besar, diatas papan salib terikat seorang gadis
berbaju merah, tangannya terikat, kedua kakinya juga
terikat, kepalanya ditundukkan-Munculnya papan salib itu
sangat mengejutkan Kim Hong, itulah Yo In-jie.


Tangan Berbisa Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Papan Salib diletakkan di depan Jie Hiong Hu, Jie Hiong
Hu menjulurkan tangan, ditujukan kearah ubun-ubun Yo
in-jie, dengan suara tawa yang menghina ia berkata: "Nah
Sudah kau lihat" Berani kau bergerak sedikit" Hilanglah
sudah jiwanya." Didalam situasi yang seperti ini, Kim Hong tidak
berdaya. ia diam. "Bagaimana?" Bertanya Jie Hiong Hu. "Sudah mau
menyerahkan kunci mas itu?"
Yo In-jie memandang kearah Kim Hong, berkata: "Kim
Hong koko, lekas lari"
"Lari?" Berkata ketua golongan Kalong Jie Hiong Hu.
"Mau lari kemana lagi" Kim Hong sedang mencari jalan
untuk menghadapi persoalan ini."
Ketua golongan Kalong menjulurkan tangan meminta
kunci mas kepada Kim Hong dan berteriak:
"Serahkan kunci itu."
Kim Hong masih mematung ditempatnya.
"Kau tidak mau menyerahKan kunci tersebut?" Bertanya
Jie Hiong Hu. "Tidak." Berkata Kim Hong.
"Baik " Berkata ketua golongan Kalong .
Jie Hiong Hu. la memandang kepada kedua orang anak
muridnya dan berkata: "Lucuti bajunya."
Tipu berikutnya dijalankan Dua anak muridnya
menghampiri Yo In-jie, menyobek-nyobek baju si gadis.
Dalam keadaan seperti itu, tidak mungkin dapat
diperpanjang, dengan air mata bercucuran ia berteriakteriak:
"Tidak tahu malu---tidak tahu malu....."
Secepat itu pula, Kim Hong mengeluarkan suara
teriakan: "Stop Hentikan perbuatan itu"
Kedua anak murid golongan Kalong memandang kearah
pemimpinnya meminta intruksi.
"Hentikan" berkata ketua golongan kalong. Kemudian ia
menoleh kearah Kim Hong, mengulurkan tangan dan
berkata: "Serahkan kunci itu."
"Baik," berkata Kim Hong menyerah. "Bebaskan dahulu
sumoayku." Lalu ketua golongan Kalong tertawa dan bekata: "Aku
tidak takut pada kalian- Baik lebih baik kau menyerahkan
kunci lebih dulu." Dalam keadaan yang seperti itu, Kim Hong tak berdaya,
ia melempar kunci masnya, ketua golongan Kalong
menyambuti lemparan kunci mas itu, diperhatikannya
beberapa Waktu dan ia tertawa berkakakan.
Kim Hong membentak: "Lekas bebaskan sumoayku."
Ketua golongan Kalong memandang pada kedua
muridnya dan berkata "Bebaskan."
Yo In-jie mendapat kebebasan, cepat2 menarik kembali
pakaiannya, dia menangis berkata :
"Kim Hong koko, aku mencari akan dirimu." Dia
menghampiri Kim Hong. Kim Hong menjulurkan kedua
tangannya siap sedia menyambuti in-jie.
Tiba-tiba, iga Kim Hong dirasakan ditotok lenyap semua
kekuatannya, dia jatuh ngeloso.
Yo In-jie menotok jalan darah Kong- hong- hiat
Yo in-jie meloncat, wajahnya yang sedih itu berubah
segera. kini ceria dan riang, ia tertawa, menepuk tangan dan
berkata: "Ha-ha........"
Wajah Kim Hong menjadi pucat, dia berteriak: "in-jie
permainan apa lagl nih?"
Yo In-jie menggunakan tangannya dia mengusap
wajahnya, maka copotlah selembar kulit tipis, turut copot
pula kulit in-jie disana berdiri seorang gadis lain, itulah Patkiong-
cu dari golongan Kalong. "Aaaa..," Kim Hong ditipu mentah-mentah.
Kemarahan Kim Hong meluap-luap. lagi2 ia
dipermainkan oleh golongan Kalong.
Lain perasaan datang meranggang, itulah perasaan lega
dan tenang, karena Yo In-jie masih belum jatuh kedalam
tangan golongan Kalong. Ketua golongan Kalong Jie Hiong Hu alias Jie Biauw
Kow tertawa terbahak-bahak:
"Ha, ha ...dengar, Cin Hong, hubunganmu dengan
penguasa rumah penjara rimba persilatan gunung Tay-pasan
sangat baik, karena itu aku tidak bisa melepaskan
dirimu." Kita menyebut Jie Hiong Hu alias Jie Biauw Kow,
karena sudah hampir tiba. apabila malam telah
berlangsung, terjadilah seorang wanita yang bernama Jie
Biauw Kow. Bersamaan itu pula lenyaplah Jie Hiong Hu,
ini keistimewaan manusia wadam. Hati Kim Hong
terCekat, dia mendelikan mata dan membentak:
"Apa yang kau tahu" Mungkin kau belum tanu kalau
penguasa rumah penjara digunung Tay-pa-san itu adalah . .
. dia adalah ayahku. Berani kau mengganggu selembar
rambutku, daging-dagingmu akan dikeping-kepingkan
olehnya." sibanci Jie Hiong Hu Jie Biauw Kow terbelalak inilah
berita baru "ouw" ia mengeluarkan suara tertahan, "Penguasa rumah
penjara rimba persilatan digunung Tay-pa-san adalah
ayahmu?" "Tidak salah," Berkata Kim Hong, "Lekas bebaskan aku.
Dan serahkan kembali kunci emas naga itu."
Selaput hawa pembunuhan meliputi wajah ketua
golongan Kalong, dengan geram dia berkata:
"Biarpun kau sudah menjadi putra penguasa rumah
penjara rimba persilatan, pekerjaan hari ini tidak diketahui
olehnya, kalau saja kau sudah kubunuh mati, siapa yang
tahu kau mati dibawah tanganku?"
Kim Hong tertawa dingin. katanya: "Mengapa tidak
tahu" Ayahku sudah memperhatikan adanya rombongan
kalian yang hendak mengambil kotak Sim-kie-ie-hat, maka
aku diutus olehnya untuk melihat-lihat keadaan- Hari ini
kematianku pasti bukan ditangan orang lain, mana
mungkin kalian tidak tahu, siapa yang membunuhku?"
Ketua golongan Kalong tertegun sebentar, tiba-tiba ia
tertawa lagi: "Ha-ha, biarpun ia tahu, sesudah aku mendapatkan
kotak ajaib itu, sesudah aku mendapat obat pel panjang
umur, dan mempelajari dua balas macam ilmu mujijat
tersimpan disana siapa lagi yang kutakuti" Dua penguasa
rumah penjara juga tidak kutakuti."
Sukma Kim Hong dirasakan mau terbang, inilah
kejadian yang menyulitkannya, dia berseru:
"Dengar, ayahku segera tiba. Apa kau masih mempunyai
waktu melatih ilmu kepandaian silat yang tercatat didalam
kotak ajaib?" Ketua golongan Kalong Jie Hiong Hu berkata:
"Apa ayahmu tahu, kalau sekarang kau berada didalam
kuburan ini" IHm . . .hmm . .. dengarlah, inilah markas
pusat golongan Kalong. Sesudah berhasil menipumu
ketempat ini, rencanaku berikutnya adalah merenggut jiwa
anjingmu itu. Hati.....hmm....."
Sambil berkata, sibanci Jie Hiong Hu-Jie Biauw Kow
melangkahkan kaki, perlahan-lahan diangkat tinggi kaki
tersebut, hendak diterapkan keatas wajah Kim Hong......
Kalau saja telapak kaki itu ditancapkan ketempat batok
kepala Kim Hong, ludeslah semua harapan Kim Hong,
otaknya pasti berceceran, jiwanya pasti melayang. Tiba-tiba
........ "Pangcu . . ." Tamu Tidak Diundang dari Luar daerah
yang palsu mengeluarkan suara tertahanMendengar
seruan sang penasehat, ketua golongan
Kalong yang banci itu menarik kembali tangannya,
menolehkan kepala dan- bertanya: "Ada apa?"
Kedudukan simanusia imitasi adalah penasehat
golongan Kalong. Dengan patuh Tamu dari Luar daerah
palsu itu berkata: "Tidak salahnya membunuh si Cin Hong tapi bukan
sekarang, baik juga mengurungnya, mungkin kita bisa
menggunakan untuk digunakan sebagai sesuatu."
Ketua golongan Kalong Jie Hiong Hu berpikir sebentar,
akhirnya ia menganggukkan kepala, setuju kepada usul sang
penasehat, katanya: "Baiklah"
Menoleh kearah seorang anak buah ia memberi perintah:
"Ambil urat sapi, dia harus diikat keras-keras, harus
berhati-hati agar tidak bisa meloloskan diri dia bukan Cin
Hong yang masih upilan, ilmu kepandaiannya telah
majusatu lompatan besar, mungkin bisa menjebolkan
totokan-totokan- kalau gunakan urat sapi berbahaya"
Anak buah golongan Kalong itu segera menjalankan
perintah ketua, dia menggulungkan urat sapi keseluruh
tubuh Kim Hong. Ketua golongan Kalong duduk kembali di kursi
kebesarannya, mengeluarkan kotak ajaib, dikumpulkan dua
belas kunci emas mulai dari kunci tikus, dibukanya terusmenerus,
sehingga pada kunci emas yang kesepuluh tibatiba
ia mengeluarkan jeritan kaget: "Eh, kunci emas ini
mungkin tidak beres."
Tamu dari luar daerah imitasi mendekat dan berkata:
"Kunci emas ini telah kudapat dari ketua partay Bu-tongpay."
Ketua golongan Kalong Jie Hiong Hu berkata: "Mungkin
kunci emas palsu." "Palsu?" Berkata tamu dari luar daerah palsu itu.
"Dimana letak Kepalsuannya?"
Ketua golongan Kalong Jie Hiong Hu berkata
"Setiap kumasukan kunci emas ketempat lobang,
terdengar suara klik, hanya kunci mas kesepuluh ini tidak
mengeluarkan suara."
Tamu dari luar daerah yang palsu berkata "Mungkinkah
Yoe Hoa Liong sudah mengetahui rencana, dia telah
membawa kunci mas palsu yang dikantongi padanya ?"
Ketua golongan Kalong Jie Hiong Hu berkata:
"Yoe Hoa Liong memiliki otak yang bercabang
kemungkinan tadi besar sekali."
"Pangcu tidak bisa meneruskan pembukaan kotak ajaib
itu?" Bertanya tamu tidak diundang dari luar daerah.
"Kita harus menemukan Yoe Hoa Liong, Meminta kunci
mas yang asli." Berkata Jie Hiong Hu.
Seperti yang sudah kita ketahui, kotak ajaib bisa dibuka
dengan dua belas kunci mas satupun tidak boleh salah.
Maka isi dari kotak ajaib tersebut yang berupa dua belas
butir obat panjang umur dan dua belas macam pelajaran
ilmusilat luar biasa didapatkan olehnya.
Tentu saja, kalau kunci- kunci mas itu adalah anak kunci
mas yang asli. Dimisalkan ada sesuatu kekurangan maka kotak ajaib itu
bisa meledak menghancurkan seluruh isi ruangan,
Adanya kunci mas palsu yang diragukan. membuat ketua
golongan Kalong tidak bisa meneruskan usahanya, Ketua
golongan Kalong Jie Hiong Hu berata:
"Yoe Hoa Liong masih berada didalam rumah penjara
rimba persilatan, kita harus memintanya . "
Tamu dari luar daerah yang palsu berkata: "Bagaimana
caranya bisa memasuki tempat itu?"
"Sudah kurecanakan- Hamid beserta ketiga kawankawannya
sedang menantang penguasa rumah perjara
rimba persilatan itu, entah bagaimana dari hasil
pertempurannya?" Disaat mana, tiba-tiba seorang anggota golongan Kalong
berlari masuk. lalu beri hormat pada Jie Hong Hu dan
berkata: "Pangcu. Hamid cianpwee berempat sudah
kembali." Ketua golongan Kalong Jie Hiong Hu meletakkan kotak
ajaib dibawah laci meja, ia ber-gegas2 hendak menyambut
kedatangan rombongan yang baru datang itu.
Disaat ini, empat orang berpakaian kembang-kembang
berjalan masuk, mereka adalah orang-orang dari luar
daerah. Seorang dari ke empat orang itu adalah kakek-kakek, tiga
lainnya adalah laki-laki setengah umur. Rambut mereka
merah, mata mereka berwarna biru, mempunyai badan
tinggi. Kedatangan keempat orang itu mendapat penyambutan
dari semua golongan Kalong, semua memberi hormat
patuh. Lebih-lebih kakektua yang bernama Hamid itu, langsung
mendekati tempat duduk ketua golongan Kalong, dan
menduduki tempar ketua tertinggi. Ketua golongan Kalong
mengalah, duduk disampingnya.
Kim Hong mengkerutkan alis, dia heran dan tidak tahu
keempat orang dari luar daerah itu adalah jago-jago
ternama. Tapi nama golongan kalong juga hebat, mengapa
harus tunduk dibawah kekuasaannya"
Ketua golongan Kalong mendampingi Hamid, dia
berkata: "Hamid cianpwe sudah menantang rumah penjara
digunung Tay-pa San" Bagaimana hasilnya?"
Hamid memang menemukan sesuatu yang murung,
mendapat pertanyaan itu, dia mendelikkan mata, dengan
tidak senang berkata: "Kau kira aku bisa kalah?"
Jie Hiong Hu membungkukkan badan berkata:
"Hamid cianpwee adalah jago silat nomor satu dari
daerah See-hek. apa lagi ilmu Tay-yang-sin-kang sangat luar
biasa, tentu saja tidak bisa dikalahkan orang. Betapa
hebatpun ilmu kepandaian penguasa rumah penjara itu,
mana mungkin bisa menandingi cianpwee?"
"Jangan banyak Cingcong" Berkata Hamid mendamprat.
"Aku belum menempur jago silat itu, daerah Tionggoan
betul-betul luas, kukira belum tentu bisa mengalahkan dia."
Jie Hiong Hu memperlihatkan sikapnya yang sangat
serius, dia berkata: "Hamid cianpwee dan ketiga suheng
belum pergi kesana?"
Hamid berkata: "Sudah. Tapi penguasa rumah penjara di gunung Tay-pasan
telah memberi pengumuman istirahat untuk satu bulan-


Tangan Berbisa Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Huh Aku tidak perduli, langsung menerjang masuk.
ternyata Penguasa rumah penjara di gunung Tay-pa-san
tidak ada di tempatnya."
"Wah" "Jie Hiong Hu-Jie Biauw Kouw terbelalak.
"Betul-betul penguasa rumah penjara sudah turun gunung?"
Menurut keterangan yang ia dapat dari Kim Hong,
penguasa rumah penjara di gunung Tay-pa San adalah ayah
bocah ini, dikatakan sedang turun gunung, dia tidak
percaya, baru sekarang ia yakin, karena itu rasa takutnya
menjadi-jadi, cepat-cepat menggapaikan tangan kepada
seorang anak buahnya dan berkata:
"Hui, lekas bawa bocah ini ke penjara di bawah air.
Baik-baik menjaganya."
Hatinya mengkirik takut Anak buah golongan Kalong itu
menjalankan perintah, menggendong Kim Hong untuk
diajak berangkat. Hamid memperhatikannya dan bertanya:
"Siapa anak itu?" Jie Hiong Hu berkata:
"Dia adalah putra dari Penguasa rumah penjara di
gunung Tay-pa-san." "Apa guna kau menangkapnya?" Bertanya Hamid.
Ketua golongan Kalong Jie Hiong Hu mennjadi bingung,
dia berkata: "Bocah ini--- bocah ini selalu memusuhi golongan kita.
Maka meringkusnya, kalau perlu kita bisa membunuhnya."
orang tua berambut merah segera menggapaikan tangan
kearah anak buah golongan Kalong itu dan membentak:
"TUnggu dulu. Bawa dia kemari"
Anak buah golongan Kalong tersebut memandang
kearah Jie Hiong Hu. Jie Hiong Hu menganggukkan kepala, suatu tanda
bahwa ia mengijinkan adanya permintaannya itu.
Anak buah golongan Kalong segera meletakkan Kim
Hong ditanah, dan berdiri disamping sisinya.
Tertawa cengar-cengir, ketua golongan Kalong bertanya:
"Ada petunjuk baru?"
Hamid menganggukkan kepala dan berkata
"Sesudah mengetahui ini anak penguasa rumah penjara,
aku mau menjajalnya dahulu Kalau saja aku bisa
memenangkan orang ini, tentu saja bisa memenangkan
Rumah penjara rimba persilatan---"
Tiba-tiba Hamid teringat sesuatu, Hamid mengalihkan
pembicaraan, ia berkata lagi
"Perjalananku ke daerah Tionggoan telah mendapat
penemuan baru, ternyata daerah Tionggoan tidak persis apa
yang kau katakan, bukan tidak becus semua, mengambil
contoh, kejadian disaat kemarin, disaat aku menerjang
masuk ke dalam rumah penjara rimba persilatan di gunung
Tay-pa-san, aku telah menemukan tokoh silat hebat."
"ouw?" Berkata Jie Hiong Hu. "Tay Giam ong yang
dimaksudkan?" "Bukan-" Berkata orang tua berambut merah Hamid,
"Seorang kakek bersifat kegila-gilaan, dia bersama seorang
gadis kecil itu, itulah dia yang berhasil meloloskan diri dari
telaga Tay-pek tie, mereka kebetulan bertemu denganku.
entah apa yang diucapkan oleh si gadis ciik, tiba-tiba si
kakek gila menerjang......"
"Bagaimana hasilnya?"
"Aku tidak dikalahkan. Tapi kenyataannya jauh berbeda
lagi, kalau penyakit gila orang itu sudah sembuh, menurut
perkiraanku. orang yang seperti si kakek gila bisa menjadi
orang tawanan rumah penjara rimba persilatan, kukira
betul-betul penguasa rumah penjara yang memiliki
kepandaian hebat." "Ouw......kakek yang cianpwee temukan adalah kakek
gelandangan, dia adalah putra Dewa persilatan Kiat Hian-
Dia ditipu orang memasuki rumah penjara Tay-pa San,
entah dengan cara bagaimana, menggunakan penguasa
rumah penjara tidak berada ditempatnya, dia melarikan
diri." orang tua berambut merah Hamid berkata
"Aku tidak sependapat dengan rencanamu itu, para jago
dari daerah kami, Tay-wan-kok hanya ingin menggunakan
tipu silat asli menempur jago-jago Tionggoan, tapi kau
menggunakan keliCinan dan akal bulus, cara ini tidak bisa
menundukkan orang." "Boanpwee menerima salah." Berkata Jie Hiong Hu.
"Sekarang, lekas bebaskan totokan anak muda itu. Beri
kesempatan dia istirahat sebentar."
Ketua golongan Kalong Jie Hiong Hu memberi perintah
kepada anak buahnya membuka kembali ikatan urat sapi
yang membelenggu kebebasan Kim Hong, sesudah itu dia
turun tangan dan membebaskan totokannya pula,
menendang pundak Kim Hong dia berkata:
"Cin Hong, baik-baik kau istirahat, sebentar lagi kau bisa
merasakan kehebatan ilmu kepandaian asli dari daerah Taywan-
kok, ilmu Tay-yang Sin-kang yang hebat."
Sebelum Kim Hong mengetahui asal-usul dirinya dia
bernama Cin Hong karena itu sebagian besar dari orangorang
masih memanggilnya dengan panggilan Cin Hong.
Kim Hong bisa menduga, Hamid beserta tiga lelaki
berambut merah itu adalah jago-jago pilihan dari daerah
Tay-wan-kok, kalau saja ia hari ini dikalahkan, mungkin
pamor daerah Tionggoan juga turutjatuh maka dia segera
menenangkan dirinya, membenarkan peredaran jalan
darah. Ini waktu, Hamid memandang ketua golongan Kalong
Jie Hiong Hu, dia bertanya: "Kau pernah menempur anak
muda ini?" Jia Hiong Hu menjawab : "Dihulu. Itu waktu ilmu kepandaiannya biasa-biasa saja.
Sesudah mendapat petunjuk dari beberapa tokoh silat, dia
mendapat kemajuan yang pesat. sekarang belum pernah
dicoba, menurut apa yang kutahu. im Liat Hong sudah
dilukai olehnya." Hamid menoleh kearah Lam-kek sin-kun im Liat Hong,
orang yang dipandang menundukkan kepala.
Hamid menoleh lagi kearah Jie Hiong Hu dan berkata:
"coba kau jajal dia."
Jie Hiong Hu membawakan sikap yang malu-malu,
terjadi perobahan besar. Kalau sebelumnya ia galak dan
garang, kini ia menjadi seorang pemalu dan lincah. Dengan
suara keCil ia berkata "Disaat ini mungkin tidak bisa,
seperti apa yang cianpwee ketahui...."
suara Jie Hiong Hu yang terakhir adalah suara wanita.
Terjadi perobahan pada banci lihay itu, banyak yang
tidak diketahui oleh umum, kala siang dia menjadi lelaki,
kalau malam dia jadi perempuan-Sudah Waktunya dia
menjelma jadi betina, Hamid tertawa berkakakan: "Ha,
ha...apa sudah waktunya?"
"Iya........"Berkata Jie Biauw Kow. Kini namanya harus
menggunakan Jie Biauw Kow.
karena waktu wanitanya sudah tiba, "Sekarang sudah
malam." "Ha ha...." orang tua berambut merah Hamid tertawa
lagi. "sangat menyenangkan sekali, kalau berkawan dengan
orang yang seperti kau ini, sebentar kau menjadi jantan,
sebentar berubah perempuan. He he he....." Ketiga laki-laki
berambut merah juga ikut tertawa.
Tapi saat ini, Kim Hong sudah selesai mengatur
peredaran jalan darahnya. Ia berhasil memulihkan tenagatenaga
yang luntur. Dengan sepasang sinar mata yang bercahaya terang
menghadapi orang-orang itu.
Hamid menghentikan tertawanya, dia memandang
kearah Kim Hong, berpandangan beberapa saat. Akhirnya
Hamid berkata: "Anak muda, aku hendak mencoba mencoba ilmu
kepandaianmu, bertandinglah dengan muridku, siapa yang
kalah" Kalau kau berhasil memenangkannya, kau mendapat
kebebasan." "Baik." jawab Kim Hong menerima tantangan, "Aku
bersedia menempur." Hamid menoleh kearah tiga laki-laki berambut merah
yang dibawa olehnya, itulah muridnya, ia berkata: "Brey,
lawan dia" Laki-laki yang bernama Brey itu adalah jago kenamaan
dari daerah Tay-wan-kok juga segera ia menghampiri Kim
Hong dengan sikap bersitegang. Kim Hong selalu siap
sedia, mendapat penyambutan yang saperti itu, dia
bertanya: "Bagaimana caranya kita bertanding?"
Brey berkata tawar: "Kalau betul kau bisa mengalahkan Lam-kek Sin-kun im
Liat Hong didalam tiga gebrakan, ini membuktikan ilmu
kepandaianmu cukup hebat. Begini saja kuatur, kita
menempur tangan tiga kali, kalau aku kalah, aku
menyerah." "Baik." Jawab Kim Hong. "Kapan boleh mulai?"
"Sekarangpun boleh, "Jawab Brey.
Kim Hong mengerahkan tenaganya, didorongnya
kedepan, itulah salah satu tipu dari jurus Tiga Pukulan
Maut. Kekuatan ini bisa membelah gunung, bisa
menghancurkan batu, apa lagi dibantu oleh tenaganya yang
tidak kunjung padam, tidak bisa disamakan dengan tiputipu
biasa, kalau saja gerakkan oleh penguasa rimba
persilatan, pasti orang ini jatuh.
Sayang, kekuatan Kim Hong belum bisa disamakan
dengan ibunya maka kekuatannya pun merosot.
Brey mempunyai kedudukan kelas dua didalam jago-jago
daerah Tay-wan-kok, pengalamannya sangat banyak,
tampak pukulan Kim Hong yang tanpa desiran angin, dia
bisa mengetahui sampai dimana kehebatan kepandaian ini.
Wajahya berubah. Benar-benar dia tidak berani
memandang ringan- Dengan bersungguh-sungguh hati dia
juga mendorong kedua tangan, memapak pukulan itu.
Pukulan haWa panas meluncur keluar dari telapak
tangan Brey "Bluaarr..."
Seolah-olah terjadi gempa bumi, ruang rahasia dibawah
tanah kuburan itu bergoyang sebentar. Tubuh Kim Hong
terdorong mundur kebelakang, tangannya seperti terbakar,
panas dan sakit. Brey juga tidak mendapat kemenangan mutlak, dadanya
tergebuk, darahnya bergejolak, dia juga mundur kebelakang
sampai empat langkah, Si KAKEK RAMBUT MERAH Hamid bangkit dari
tempat duduknya, dia membentak: "Bagaimana?"
Brey menggeleng-gelengkan kepala. berkata: "Aku belum
dikalahkan. Dia hebat Tapi aku masih kuat"
Sesudah itu dia menyedot napas dalam, maju pula ke
depan-"Bang......."
Terjadi benturan pukulan pula, Kim Hong merasakan
dirinya seperti mau dilebur api, panas, sakit, nyeri,
terdorong mundur dan membentur pilar. Buk Kim Hong
jatuh duduk. Jatuhnya Kim Hong bukan berarti kemenangan Brey,
jago daerah Tay-wan-kok itu juga menyemburkan darah,
matanya dipelototkan, dia sangat galak. Kim Hong sudah
meletik bangun, dia menerjang pula.
Saat yang sama, Brey sudah bersiap siaga, keadaannya
lebih baik, dari sudut yang lebih menguntungkan- dia
memukul Kim Hong. "Bung......."
Lagi-lagi tanah bergetar, akibat dari beradunya kekuatan
raksasa itu. Kim Hong jatuh menggeletak, pingsan tak
sadarkan diri Lagi-lagi Brey memuntahkan darah, dia menudingkan
jarinya kearah Kim Hong, tertawa berkakakan dan berkata:
"Ha, ha......aku menang Lihat Lihat dia sudah....." rubuh
Brey juga jatuh roboh. Disaat Kim Hong sadarkan diri, dia mendapatkan
dirinya terikat pada sebuah pilar, dia tertawan di dalam
ruangan di bawah tanah, air menggenangi sebatas dada.
Kim Hong disekap didalam tawanan air
Rasa dingin air membuat luka-lukanya nyeri, tapi akibat
dari pukulan Brey yang panas berapi membuatnya agak
nyaman- Timbul pikiran untuk melarikan diri, Kim Hong
berontak. tubuhnya mengejang. dia telah ditotok orang.
Teringat kata kata Jie Hong Hu, sebagai ahli waris
rumah penguasa rumah penjara, Kim Hong bisa
meyakinkan dan membebaskan totokan yang
mengekangnya. Kim Hong telah mendapatkan kemajuan pesat, ilmunya
berlipat ganda, ia belum menjajal bagaimana untuk
membebaskan totokan-totokan yang dijatuhkan kepada
dirinya, hal ini mungkin saja bisa dilakukan. Yang menjadi
gangguan ialah sesudah berhasil membebaskan totokannya,
bisakah ia memutuskan tali urat sapi"
Kim Hong mengosongkan pikirannya, mencurahkan
daya imannya, menjebol peredaran darah yang tersumbat.
Detik-detik berlalu. . . .
Waktu sangat cepat berlalu, suatu ketika. telinga Kim
Hong yang tajam bisa menangkap datangnya suara derap
langkah kaki, walau sangat perlahan, derap langkah kaki itu
mendatangi kearahnya. Kim Hong terkurung diruangan dibawah tanah,
tergenang oleh air. Diatas Kim Hong terbuka sebuah papan, menuruni
tangga-tangga batu, dari atas sana bertindak jalan
seseorang. "Aaaa Mungkinkan ibu yang datang menolongku?" Hati
Kim Hong berdebar-debar, menantikan reaksi itu.
Dugaan Kim Hong tidak mengenakan sasaran, orang
yang baru datang bukanlah penguasa rumah penjara rimba
persilatan digunung Tay-pa-san Suma Siu Khim, orang
yang datang itu lebih muda dari ibu Kim Hong, itulah selir
ketiga dari ketua golongan Kalong Jie Hiong Hu, namanya
Lim Keng Hee. Lim Keng Hee adalah selir tercantik dari Jie Hiong Hu,
Seperti apa yang kita ketahui Jie Hiong Hu itu adalah
seorang wadam istimewa. Menjadi laki disaat siang hati,


Tangan Berbisa Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dan menjadi wanita disaat malam hari.
Membutuhkan wanita disiang hari dan membutuhkan
pria pada malam hari. Walau mendapat Cinta kasih yang berlebih-lebihan,
tidak mungkin Lim Keng Hee mendapat kepuasan- Karena
itu, sesudah bertemu dengan Kim Hong, timbul daya
pemberontakannya . Sekarang. Lim Keng Hee telah mendatangi kamar
tahanan dibawah tanah, dengan maksud menolong Kim
Hong. Wajah Lim Keng Hee yang cantik sudah berada didepan
wajah Kim Hong, air mulai menggenangi tubuhnya yang
montok. dengan suara yang merdu perlahan- wanita itu
bertanya: "Adik Cin Hong, bagaimana keadaanmu?"
"cici Lim Keng Hee...." Panggil Kim Hong perlahan.
"Kau tidak takut diketahui orang ?" Bertanya Kim Hong.
"Apa boleh buat." jawab Lim Keng Hee. "Dengan
menolong kebebasanmu, aku bersedia berkorban."
"oh....." "Eh," berkata Lim Keng Hee. "Apa maksud
kedatangannya?" "Kedatangan siapa?" bertanya Kim Hong heran.
Wajah Lim Keng Hee juga memperlihatkan
keheranannya, ia berkata "Kulihat Tamu tak diundang dari luar daerah imitasi itu
baru keluar dari tempat ini, Tingkah lakunya sangat
mencurigakan, dia telah meninggalkan dirimu,. aku kaget
sekali,. karena itu aku terlambat datang menolong mu."
"Tamu tak diundang dari luar daerah initadi datang
kemari?" bertanya Kim Hong heran-
Tentu saja, didalam keadaan pingsan, dia tak tahu, siapa
yang telah menolong menyembuhkan luka-luka dalamnya.
"Kau tidak tahu?" Bertanya Lim Keng Hee, "oh Mungkin
kau masih berada dalam keadaan tak sadarkan diri. Dia
baru saja keluar dari tempat ini, kuketahul dengan pasti.
Entah apa maksud tujuannya?"
"Apa maksud tujuan Tamu tidak diundang dari luar
daerah imitasi keluar dari kamar tahanan Kim Hong?"
Hal ini betul-betul membingungkan si pemuda. juga
membingungkan Lim Keng Hee, dia hendak menolong
Kim Hong, tentu saja takut diketahui orang, terlebih- lebih
pula Tamu tidak diundang imitasi yang berkepandaian silat
tinggi itu. Kim Hong memikir sebentar dan berkata: "Mungkin dia
yang mengikat diriku di tempat ini?"
"Salah "Berkata Lim Keng Hee. "orang yang melakukan
perbuatan itu adalah anak buah biasa."
Kim Hong tidak habis mengerti, Lim Keng Hee bertanya
"Eh, bagaimana dengan lukamu?"
Kim Hong berkata: "Aku tidak menderita luka."
"Bohong Kau sudah terkena serangan ilmu Tay-yang sinkang
darijago daerah Tay-wan-kok yang bernama Brey itu."
"Aku tidak terluka." Mengulangi keterangan Kim Hong.
"Aku hanya jatuh pingsan karena tidak tahan panasnya
kekuatan Tay-yang Sin-kang."
"Ah.......tidak mungkin. Itu waktu lukamu berat,
menurut keterangan Hamid, didalam tiga hari kalau tidak
mendapat obat pel Sin-tan- tidak mungkin kau berumur
panjang." Kim Hong mendelikkan mata selebar-lebar ia tidak
mengerti. Ya Kalau tidak ada Tamu tidak diundang dari luar
daerah imitasi yang menolong, Kim Hong tidak bisa
bertahan hidup lebih dari tiga hari. Lim Keng Hee berkata:
"Lekas gUnakan kekuatanmu, coba luka-luka itu."
Betul-betul Kim Hong menjalankan berputaran
peredaran jalan darahnya dengan lebih gencar, sangat
lancar. Tidak ada sesuatu gangguan. ia tersenyum dan
berkata: "Tidak apa- apa, kau jangan kena obrolan kakek rambut
merah itu. Eh, orang-orang dari luar daerah itu banyak
sekali. Apa maksud kedatangannya" Bagaimana hubungan
mereka dengan golongan Kalong ?"
Mengetahui Kim Hong kalau betul-betul tidak menderita
luka, hati Lim Keng Hee agak gembira, ini sangat
mengherankan dirinya, telah disaksikan dengan pasti bahwa
Kim Hong itu sudah menderita luka hebat, mengapa bisa
lenyap mendadak" "Mereka adalah jago-jago istimewa dari negara Tay-wankok,"
berkata Lim Keng Hee memberi keterangan- "Hamid
adalah jago nomor satu, diwaKtu Jie Hiong Hu lari dalam
pengembaraan menyelamatkan dirinya dinegara Tay-wankok.
Disana pernah mendapat petunjuk ilmu silat dari
Hamid itu, maka ilmu kepandaiannya bertambah-tambah,
ia datang kedaerah Tionggoan dengan rencana yang sudah
diatur oleh Hamid, untuk menaklukkan daerah Tionggoan."
Kim Hong berkata: "Kuharap saja ibuku dapat mengalahkan orang tua
berambut merah itu."
"Ibumu?" bertanya Lim Keng Hee heran, Kim Hong
memberi keterangan, "Ya. ibuku adalah penguasa rumah penjara digunung
Tay-pa San- Namanya Suma Siu Khim."
"Tadi kau katakan penguasa rumah penjara digunung
Tay-pa San adalah ayahmu."
"Aku mengelabui mereka,"
Lim Keng Hee memancarkan sepasang sinar matanya
yang girang, mengeluarkan pisau yang dibawa, ia berkata:
"Mari...Biar kupotong belenggu yang mengikat
kebebasanmu." "Jangan-" Berkata Kim Hong. "Kalau sampai Jie Hiong
Hu mengetahui perbuatanmu, kau bisa mendapat celaka."
Lim Keng Hee meneruskan usahanya, seutas demi seutas
dipegangnya tali urat sapi itu, dia membebaskan belenggubelenggu
Kim Hong sambil mengerjakan perbuatan tadi, ia
berkata: "Jie Hiong Hu adalah nama disiang hari, kini namanya
harus diganti denganJie Biauw Kow.Jangan kuatir, dia
sedang menemani murid Hamid yang bernama Kasefu itu."
Singkatnya cerita, Lim Keng Hee berhasil membebaskan
Kim Hong dari belenggu didalam kamar tahanan dibawah
tanah. Mereka keluar dari tempat itu.
Kini mereka berada didalam sebuah lorong, didepan
pintu kamar tahanan itu berjongkok dua orang anggota
golongan Kalong, mereka tertidur nyenyak. Memandang
kepada orang itu, Lim Keng Hee berkata:
"Penjaga-penjaga ini memang sangat malas disaat aku
tiba, mereka tertidur, sampai sekarang."
Tentu saja Lim Keng Hee tidak tahu, kedua penjaga itu
bukan tertidur. mereka telah ditotok oleh Tamu Tidak
Diundang dari Luar Daerah imitasi. Disini letak
kemisteriusannya Tamu tidak diundang imitasi. sebentar ia
seperti memihak kepada golongan Kalong, sebentar pula
seperti berpihak dipihak Kim Hong. Kim Hong bertanya:
"cici Lim Keng Hee. dimanakah kotak ajaib
disembunyikan oleh Jie Biauw kow?" Lim Keng Hee
berkata: "Tidak tahu. sekarang harus berusahalah untuk
membebaskan diri. Jangan mempunyai pikiran sampai
disitu." Kim Hong berkata "Kotak ajaib itu sangat penting sekali...."
Mereka sudah menembusi lorong dibaWah tanah itu,
begitu keluar mereka terkejut, disana mendatangi seseorang.
Itulah tamu tidak diundang dari luar daerah yang palsu.
Lim Keng Hee tertegun, tubuhnya gemetaran, gagallah
usahanya. Ia Tidak tahu bahwa Tamu Tidak Diundang
yang palsu itu telah berdiri dipihaknya. Tamu Tidak
Diundang dari luar daerah menghampiri mereka, ia berkata
perlahan- "Harus berhati-hati lewat diruang depan, murid si Hamid
yang bernama Paul itu sedang berada disana.
"Apa?" Lim Keng Hee berteriak heran, ia tidak mengerti
sikapnya Tamu Tidak Diundang dari luar daerah yang
palsu ini. "Sekarang kau tidak mempunyai kesempatan untuk
mendengar cerita." Berkata Tamu Tidak Diundang dari luar
daerah yang palsu. "Lain kali saja kuberitahukan padamu."
Sesudah itu ia berjalan pergi.
Kim Hong memandang kearah Lim Keng Hee yang
masih gemetaran, ia bertanya: "cici Lim Keng Hee, apa
artinya kata-kata tadi?"
"Aku juga tidak tahu." jaWab Lim Keng Hee.
"Siapakah Tamu Tidak Diundang dari luar daerah yang
palsu ini?" "Kecuali Jie Hiong Hu, tidak ada yang tahu dari mana
asal usulnya,"jawab Lim Keng Hee.
Seperti apa yang Kim Hong ketahui, dia telah berjumpa
dengan dua Tamu tidak diundang dari luar daerah, Satu asli
dan satu palsu. Yang asli berpihak kepada panji kebenaran,
berpihak kepada dirinya, dan yang palsu berpihak kepada
golongan Kalong, mengekor dibelakang Jie Hiong Hu.
Yang berpihak kepada golongan Kalong adalah Tamu
tidak diundang imitasi. Kini Tamu tidak diundang yang
imitasi ini berganti arah pula. Permainan apa yang hendak
dilakukan" Mendapat peringatan Tamu tidak diundang dari luar
daerah yang palsu, ia berjalan lebih hati-hati.
Betul saja, disaat mereka hendak melewati ruangan
tengah, tiba-tiba terdengar satu suara bentakan-"Siapa yang
benda di depan?" "Aku" Jawab Lim Keng Hee terkejut. "Lim Keng Hee"
Suara itu datangnya dari sebelah kamar, itulah suara
Paul. "Ha-ha-ha...." Paul tertawa. "Aku sedang bercakapcakap
dengan cabo golongan Kalong ini, sedang
kuperbincangkan, kecuali kau, tidak ada wanita yang
kupetujui. Ayo kemari"
Lim Keng Hee menoleh kearah Kim Hong memberi
isyarat agar si pemuda menyembunyikan diri, sesudah itu,
dengan menenangkan hatinya ia menjawab kearah kamar:
"Saudara Paul, jangan bergurau, aku mempunyai urusan
penting....." Terdengar suara bentakan Paul yang marah. "Urusan
penting apa" Kalau aku memberi perintah Jie Biauw Kow
menemani aku, berani dia membantah" Apalagi kau" Lekas
masuk" "sebentar." jawab Lim Keng Hee.
"Jangan tunggu-tunggu lagi." berkata pula Paul didalam
kamar. "Lekas" Lim Keng Hee berkata: "Bukankah saudara Paul sudah
dikawani?" Paul berteriak: "cabo ini tak guna, dia mempunyai bau busuk."
Sesudah Kim Hong mempersilahkan dirinya dengan
baik. Lim Keng Hee mendorong pintu kamar itu, ia berjalan
masuk. Terdengar lagi suara Paul.
"Lekas " Lim Keng Hee memberi isyarat kepada Kim Hong, ia
memasuki kamar itu. Terdengar suara berkakakan didalam
kamar, terdengar pula suara: "cabo genit, lekas pergi Aku
tidak membutuhkanmu lagi."
Beberapa saat kemudian, dari dalam kamar itu berjalan
keluar seorang perempuan golongan Kalong, dia adalah
kawan tidur yang disediakan untuk para tamu dari daerah
Tay-wan-kok itu. Tentu saja, kalau dibandingkan dengan Lim Keng Hee
wanita anggota golongan Kalong itu jauh tidak menarik,
maka Paul tidak membutuhkannya lagi.
Wanita itu sedang mengenakan pakaian dengan tergesagesa,
menundukkan kepala berjalan keluar.
"creet....." Kim Hong menjulurkan jarinya, menotok
rubuh wanita tersebut. "ouw....." wanita itu menjeluarkan jeritan tertahan, dan
tubuhnya menggeloso. cepat-cepat Kim Hong maju kedepan, menyanggah
jatuhnya tubuh orang itu. Dengan-pelahan-lahan
diletakkannya di tanah. Di dalam kamar, ternyata Paul mempunyai pendengaran
yang hebat, suara teriakan tertahan dari wanita yang sudah
digerayangi olehnya membuat ia terkejut, ia berkata: "Eh,
mengapa cabo tadi berteriak?"
Terdengar suara Lim Keng Hee cekikikan, "Kau sudah
menyepaknya pergi, tentu saja dia bersedih."
"Ha ha..." Paul tertawa. "Siapa yang suruh dia tidak
memakai parfum banyak2" Mengapa dia berbau busuk" Haha...
hayo, lekas buka baju,"
"Tidak" terdengar suara Lim Keng Hee,
Terdengar lagi suara Paul berkata: "Ha- ha. takut apa"
Semua orang ingin beginian, semua orang dari daerah Taywan-
kok semua seperti ini berbulu."
Masih tidak terdengar suara Lim Keng Hee. "Ha-ha...."
suara Paul tertawa sangat puas. "Lekas"
Kim Hong memasang kuping betul-betul, tidak terdengar
suara Lim Keng Hee Tiba-tiba terdengar suara orang yang
berteriak: "Eh, kau. . . ."
Suara itu terputus, dan seterusnya tidak terdengar lagi
suara ini. Disaat pintu terbuka, Lim Keng Hee muncul disana, ia
membereskan bajunya menggapaikan tangan kearah Kim
Hong dan berkata: "Kemari bawa orang itu" Lim Keng Hee menunjuk
kearah wanita yang disediakan untuk Paul.
Kim Hong menjinjing perempuan anggota golongan
Kalong itu, diletakkannya didalam kamar, disana Paul
sudah menggeletak. ternyata sudah ditotok oleh Lim Keng
Hee. Kim Hong masih belum puas. dengan gemas dan
ganasnya menotok jalan darah Cin-kau ia membentak:


Tangan Berbisa Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Kau, manusia dari luar daerah berani mengganggu
daerah Tionggoan, kini akan kuberi sedikit hajaran- Untuk
selanjutnya. kau tidak berkepandaian silat lagi."
Kim Hong menotok dan memunahkan semua ilmu
kepandaian Paul. Lim Keng Hee membentak membanting-bantingkan kaki
dan berkata "Lekas Kita harus meninggalkan tempat ini."
Setelah membaringkan wanita golongan Kalong
disebelah Paul, Kim Hong dan Lim Keng Hee
meninggalkan ruangan tersebut.
Tidak terjadi gangguan, sehingga tiba di ruang depan,
sesudah mendapat peringatan Tamu tak diundang dari luar
daerah yang palsu, Kim Hong dan Lim Keng Hee saling
pandang. "Tunggu sebentar," berkata Lim Keng Hee Dia
meninggalkan Kim Hong, dan menyerap-nyerapi kamar.
Betul saja, diruangan depan itu duduk seorang tua
berambut merah, itulah jago nomor satu dari luar daerah
Tay-wan-kok yang bernama Hamid. Kini Lim Keng Hee
menghampiri Hamid dan berkata "Hamid cianpwee, kau
seorang diri saja?" "Ya," jawab Hamid sangat singkat.
"Mengapa Hamid cianpwee tidak istirahat?" Bertanya
lagi Lim Keng Hee, "Aku sedang menunggu kembalinya mereka."
"JoosS cianpwee dan Mobilson cianpwee yang Hamid
cianpwee maksudkan?"
"Ngg......." Hamid mengeluarkan suara dari hidung.
"Kemana mereka pergi?" bertanya Lim Keng Hee.
"Yang seorang sedang pergi menyerap-nyerapi kabar
dirumah penjara batu digunung Bu-san. Seorang lagi pergi
kegunung Lui San mencari istrinya yang melarikan diri.
Menurut perhitunganku sudah waktunya mereka kembali."
"Mengapa cianpwe tidak menunggu di dalam?"
"Didalam keadaan sangat lembab. Aku tidak biasa."
"Ilmu kepandaian Tay-yang Sin-kang cianpwee bisa
menghanguskan setangkai pohon. Dengan ilmu kepandaian
sehebat ini mungkinkah masih takut dingin?"
"Ha-ha..." Hamid tertawa, "Budak tolol, betapapun lihay
ilmu seseorang, ada juga yang harus ditakutinya?"
"Masakan ilmu Tay-yang sing-kang takut hawa lembab?"
"Bah Siapa yang takut kepada hawa lembab" ilmu
kepandaian yang seperti Jie Biauw Kouw juga tidak
kutakuti sifatnya lebih lembab dan lebih dingin, tapi masih
berani dia menerima seranganku?"
"oo....keadaan didalam kamar itu tak begitu dingin,
mengapa cianpwe harus menunggu ditempat ini?"
Hamid kalah berdebat, untuk bebarapa waktu dia
terdiam. "Hamid cianpwee...." panggil lagi Lim Keng Hee, ia
sedang berusaha memanCing Hamid menyingkir dari
ruangan tersebut. "Hai," Hamid kewalahan: "Mengapa kau banyak usil?"
"Boanpwee heran," kata Lim Keng Hee. "Mengapa
Hamid cianpwee belum istirahat?"
"Mengapa kau juga tidak istirahat?" bertanya Hamid.
Lim Keng Hee berkata "Aku tidak biSa tidur, Brey
suheng merintih-rintih. aku merasa terganggu."
"Apa?" Hamid terkejut, "Apa yang menyebabkan Brey
merintih-rintih?" "Entahlah" Lim Keng Hee memaparkan sepasang
tangannya "Biar kulihat apa yang telah terjadi."
Betul-betul Hamid meninggalkan ruangan itu, menuju
kedalam. Sesudah betul-betul menyaksikan Hamid pergi jauh. Lim
Keng Hee menggapaikan tangan kearah Kim Hong, cepatcepat
mereka melarikan diri dari dalam kuburan yang
lembab itu. Berhasilkah Kim Hong dan Lim Keng Hee
melarikan diri" Tidak begitu Cepat disaat itu, dari luar berlari datang
empat orang, empat orang ini dibawah pimpinan seorang
kakek bercodet, dibelakangnya adalah Sulek. Alwi, dan
Dokucan. Kim Hong bergerak cepat, mengayun tangan dan
memukul mereka. Kakek bercodet terserang oleh pukulan
Kim Hong. Kim Hong bergerak cepat tanganya diayun kembali,
sudah waktunya kena giliran. kini memukul kearah Sulek.
Alwi dan Dokucan. orang tua bermuka codet adalah jago nomor satu dari
daerah Tay-wan-kok, namanya Mobilson, urutannya hanya
berada dibawah Hamid dan Jooss. Kedatangannya
Kedaerah Tionggoan adalah untuk mengembangkan dan
menjajakan ilmu kepandaian mereka. Begitu memasuki
daerah Tionggoan, dia bertemu dengan Suma Siu Khim
dan hampir terpukul jatuh.
Kini menuju kearah markas besar golongan Kalong,
mana disangka, kalau dari dalam markas besar itu muncul
seorang musuh. Pukulan Kim Hong adalah ciok-kok-thian- keng, salah
satu dari tiga pukulan maut yang terlihay. Pukulan-pukulan
itu sudah dijuruskan kearah Mobilson, Sulek. Alwi dan
Dokucan. orang tua bercodet Mobilsan bergerak cepat, walau
didalam keadaan tidak terduga, dia mendorong tangan
menerima pukulan Kim Hong. Hal ini berarti menolong
jiwa Suiek. Alwi dan Dokucan. "Pang...."
Kim Hong terpukul mundur, kepalanya dirasakan sangat
berat membentur Lim Keng Hee, dua-duanya jatuh
kebelakang. Yang beruntung, si codet Mobilson sudah menderira
luka, karena itu pukulan Tay-yang-sin-kangnya tidak
sehebat apa yang dimiliki, ia juga termundur sampai empat
langkah. Disaat yang sama, Alwi, Sulek dan Dokucan sudah
menghadapi Kim Hong, juga merintangi jalan maju Lim
Keng Hee. Alwi. Sulek dan Dokucan adalah jago-jago dari luar
daerah, untuk menghadapi seorang diantaranya, mungkin
bisa saja Kim Hong bertahan, tapi untuk sekaligus bertahan
melawan tiga jago itu, tidak mungkin Kim Hong bisa
menerjang. Keadaan sangat krisis....
Terlebih lebih krisis lagi, karena disaat ini Mobilson,
siorang tua berambut merah yang bercodet, terhuyunghuyung
maju ke depan Kim Hong dipaksa mundur ke
belakang. Tiba-tiba..... "Siiuuuuutt. ....."
Dari lubang kuburan gerbang golongan Kalong muncul
seseorang, dia menggunakan kerudung, inilah Tamu tidak
diundang dari luar daerah
Ada dua orang tokoh silat yang menggunakan nama
Tamu tidak diundang dari luar daerah. Yang satu tulen,
yang Satu imitasi. Yang tulen mengabdikan diri kepada
kebenaran. Yang palsu mengekor di kalangan golongan
Kalong.... Yang ini adalah tiruan-
Tangan Tamu tidak diundang dari luar daerah imitasi
terayun, dari sana berhamburan beberapa gelintir jarumjarum.
Dibarengi oleh terdengarnya jeritan-jeritan Sulek.
Alwi dan Dokucan. masing- masing jatuh berkelojotan-
Tentu saja keadaan yaag berada diluar dugaan, kalau
Tamu tidak diundang dari luar daerah yang palsu itu bisa
membela Kim Hong, mana mungkin pemuda kita bila
melarikan diri" Maka Sulek. Alwi dan Bokucan jatuh terbokong. Lim
Keng Hee menarik Kim Hong dan berkata:
"Mari kita lari"
Disaat yang sama, Tamu tidak diundang dari luar daerah
melemparkan sebuah bungkusan kearah Kim Hong. dia
berkata "Terima bingkisan ini."
Kim Hong menyambutinya, bersama-sama dengan Lim
Keng Hee melarikan diri. Disana masih ada seorang yang belum terkalahkan,
itulah Mobilson, tangannya terayun, memukul kearah Kim
Hong. Pusat perhatian Kim Hong sedang dicurahkan ketempat
bungkusan yang dioper oleh Tamu tidak diundang dari luar
daerah, dia agak lengah, karena itu ia alpa terhadap
penyerangan Mobilson. Lim Keng Hee selalu siap sedia, dia menghadang di
depan Kim Hong, menghadang datangnya pukulan itu.
"Aduuuhhh.,..."
Tubuh Lim Keng Hee terlempar jauh, dari mulutnya
bersembur darah hidup, Dia terkena serangan Mobilson
disaat Mobilson hendak meneruskan penyerangannya
Tamu tidak diundang dari luar daerah yang palsu sudan
bergerak datang, ke dua jago ini bertarung,
Kim Hong tercekat, ia lompat menghampiri Lim Keng
Hee, terdengar suara rintihan nyonya ketua golongan
Kalong itu: "Adik Kim Hong lekas kau lari seorang diri."
Tanpa banyak suara, Kim Hong menggendong tubuh
Lim Keng Hee, mereka melarikan diri meninggalkan
Mobilson yang mulai bergebrak dengan Tamu tidak
diundang dari luar daerah.
Itu waktu, Sulek. Alwi, dan Dokucan sudah dijatuhkan,
maka, tidak ada orang yang mengejar.
Dengan kecepatan lari Kim Hong, mereka sudah jauh
meninggalkan tempat itu, meletakkan Lim Keng Hee
dibaiik tanah kuburan, ia bertanya: "cici Lim Keng Hee,
bagaimana keadaanmu?"
Lim Keng Hee tertawa meringis, dia berkata terputusputus:
"Tidak... tidak apa... walaupun aku segera
menghembuskan napasku... aku,.. aku puas ...."
Kim Hong berkata: "cici Lim Keng Hee,jangan berkata seperti itu. Lukamu
segera sembuh." Napas Lim Keng Hee sudah menjadi agak lemah, dan
berkata lagi: "Lukaku....iukaku tidak bisa ditolong..."
"Akan kuusahakan." teriak Kim Hong.
"sebelum aku mati... aku hendak ..." Suara Lim Keng
Hee terputus. "Jangan berpikir jauh seperti itu."
"Aku hendak mengajukan satu permintaan-" berkata Lim
Keng Hee, "Katakanlah." Kau tidak malu berkawan dengan orang yang seperti
aku, bukan,?" cepat-cepat Kim Hong berkata "Mengapa harus malu?"
Lim Keng Hee berkata dengan air mata berlinang-linang
"Karena aku .. karena aku... adalah istri dari seorang
manusia aneh.,. manusia banci... manusia yang bisa
berubah menjadi wanita dan laki-laki....."
"Jangan memikir yang bukan-bukan," berkata Kira
Hong. "cici Lim Keng Hee, aku percaya kesucianmu. Kau
tidak salah." "Masih... ingat.., ceritaku?" berkata Lim Keng Hee
dengan sinar mata redup, "Ingat....ceritera riwayat hidupku
yang sedih" Aku mengharapkan bisa merasakan seorang
pemuda idaman,pemuda yang normal. Bukan laki-laki,
perempuan yang seperti Jie Hong Hu. aku... entah
kesalahan apa yang sudah diperbuat oleh kedua orang
tuaku" Aku harus kawin dengan Jie Hiong Hu, sesudah kau
tahu rahasia ini kuharap saja kau tidak memandang rendah
kepadaku....." Buru-buru Kim Hong berkata: "Sesudah kujelaskan,
tidak pernah memandang rendah kepada cici."
Lim Keng Hee tersendat sebentar, sesenggukkan ia
berkata: "Maksudku... maksadku... sabelum aku mati bisakah
kau...." "Kau tidak akan mati," kata Kim Hong.
Lim Keng Hee menangis semakin sedih, katanya lagi
"Seluruh isi jeroanku sudah bancur... kau...kau ..."
"Katakanlah apa yang kau mau?"
Lim Keng Hee berkata: "Adik Cin Hong ...anggaplah aku sudah gila...sebelum
aku mati, kuharap kau bisa menciumku."
Kim Hong tertegun, tapi cepat- cepat pula ia mengecupi
seluruh tubuh Lim Keng Hee.
"cici Lim Keng Hee," ia berkata, "aku She Kim, bukan
she Cin. Penguasa rumah penjara digunung Tay-pa San
adalan ibuku, bukan ayahku, tadi aku menakut-nakuti
mereka..." Mendapat ciuman Kim Hong yang sementara itu, Lim
Keng Hee tersenyum sebentar, Dia puas napasnya
tersendat, dan sampai disinilah berakhir riwayat hidupnya.
Lim Keng Hee menghembuskan napasnya yang
penghabisan didalam pelukan Kim Hong.
Kim Hong memanggil-manggil nama wanita itu, tiada
penyahutan, membuktikan bahwa Lim Keng Hee sudah
tiada napas lagi, akhirnya Kim Hong menjadi bersedih dia
memanggilnya berulang-ulang .
"cici... cici... Lim Keng Hee, cici Lim Keng Hee. ..."
Disaat itu, tiba-tiba tampak satu bayangan mendatangi
tempat itu, inilah bayangan sitamu tak Diundang dari luar
daerah yang palsu, badannya berlepotan darah,
memandang kearah Kim Hong dan bertanya: "sudah mati?"
Kim Hong melepaskan pelukannya, meletakkan tubuh
Lim Keng Hee, ia menganggukkan kepala dan berkata:
"Dia mati. karena menolong diriku, isi dalamnya hancur
dipukul oleh sicebol itu..."
Tamu Tidak Diundang dari luar daerah yang palsu
memeriksa urat nadi Lim Keng Hee betul-betul sudah
berhenti, memandang Kim Hong dan membentak marah
"Mengapa tidak kau beri makan obat kepadanya?"
Kim Hong menundukkan kepala berkata "Aku tidak
mempunyai obat luka yang parah ini."
Tamu Tidak Diundang dari luar daerah yang palsu
menghardik lagi "Kau tidak membuka bungkusan yang kuberikan itu?"
"Belum," jawab Kim Hong.


Tangan Berbisa Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Mengapa tidak kau buka?" Berkata Tamu Tidak
Diundang dari luar daerah yang palsu yang penuh
penyesalan. "Apa?" Kim Hong terbelalak. "Disini tersedia obat
untuknya?" Tamu Tidak Diundang dari luar daerah yang palsu
berkata: "Itulah kotak ajaib."
Kim Hong mengeluarkan bungkusan yang diberi dari
Tamu Tidak Diundang dari luar daerah, ia berkata
mengeluh: "ob, tidak kusangka kalau disini terdapat kotak ajaib.
Tapi ....bukankah, kunci mas yang kesepuluh itu belum
diketemukan?" "Ini termasuk salah satu dari rencanaku." Berkata Tamu
Tidak Diundang dari luar daerah yang palsu.
"oh......." Tamu tidak diundang dari luar daerah yang palsu
menghela napas, berpikir sebentar dan ia berkata:
"Di dalam kotak ajaib terdapat dua belas butir obat
Tiang-seng-pu-lo-tan, konon menurut cerita bisa
menghidupkan orang yang baru mati, bisa menambah
latihan tenaga dalam, tapi dua belas butir obat Tiang-sengpu-
lo-tan milik dua belas partai besar, dimisalkan kalau
diambil satu atau dua butir, bagaimana penilaianmu?"
Kim Hong terkejut, dia berkata:
"Sulit boanpwe menjawab. Tapi kalau boanpwe
mempunyai seperdua belas dari bag ian itu, boanpwe
bersedia diserahkan kepada cianpwee."
Tamu tidak diundang dari luar daerah yang palsu
berkata: "Bukan untuk kugunakan send iri, maksud aku Untuk
digunakan kepada nona Lim Keng Hee. Beri saja sebutir
obat Tiang-seng-pu-lo-tan mungkin bisa mengembalikan
jiwanya." Hati Kim Hong tergerak. cepat-cepat membuka
bungkusan yang berisi kotak ajaib itu, ia berkata:
"Demi menolong jiwanya. obat bagian oey-san-pay itu
biar menjadi tanggung jawab ku."
"Lekas," berkata Tamu tidak diundang dari luar daerah.
"Lekas buka kotak ajaib itu."
Kim Hong sudah mengeluarkan kotak ajaib itu, tapi dia
ragu-ragu dan bertanya: "Ei, bagaimana persoalan kunci
mas yang kesepuluh itu?"
Tamu tidak diundang dari luar daerah yang palsu
berkata: "Kunci yang kuserahkan kepada Jie Biauw Kow adalah
kunci palsu, yang berada disini adalah kunci yang asli, buka
saja." Kim Hong tidak ragu-ragu lagi, mulai dari kunci mas
yang pertama, dimasukkan kedalam lubang-lubang kotak
ajaib, satu persatu diputar. Dan, krek, krek, krek... sehingga
kunci yang terakhir, kotak ajaib itupun terbuka
Keadaan Tamu tidak diundang yang palsu yang
sebelumnya sudah murung, secara tiba-tiba saja menjadi
segar, memanjangkan lehernya dan bertanya:
"Bagaimana?" "Aaaaaa......" Berbarengan terdengar suara teriakan Kim Hong yang
kaget. "Mengapa?"
"cianpwee lihat sendiri. Kukira kotak ini bukan kotak
ajaib." Pada kotak yang sudah terbuka itu, terdapat lekukanlekukan-
tapi..... isinya kosong "Kosong?" Berteriak Tamu tidak diundang dari luar
daerah yang palsu. Wajah Kim Hong menjadi murung
kembali, dia berkata: "Boanpwe kira, dua belas butir obat Tiang-seng pu-lo-tan
dan catatan-catatan kitab pelajaran silat sudah diambil oleh
ketua golongan kalong."
Tamu tidak diundang dari luar daerah yang palsu
menggelengkan kepala, dia berkata:
"Tidak mungkin. Sesudah dia membunuh mati wakil
ketua dari dua belas partay, sesudah mengambil kotak ajaib,
belum pernah aku meninggalkan dirinya Belum pernah
membuka, apa lagi mengingat kunci mas yang kesepuluh
itu adalah kunci yang palsu sengaja aku serahkan
kepadanya. Kalau Ssja dia berani membuka kunci set terjadi
perobahan, kotak ini bisa meledak."
Dengan dingin Kim Hong bertanya: "Heran, menurut
cerita orang, di dalam kotak ajaib berislkan dua belas butir
obat Tiang-seng-pu-lo-tan dan dua belas macam ilmu
mujijat, kemanakah obat-obat dan catatan ilmu-ilmu itu"
Mungkinkah satu tipu muslihat untak mengelabui orang?"
"Kesucian si Dewa persilatan Kat Thian Bin jangan
disangsikan, hal itu tidak bisa terjadi."
"Inilah yang Sedang kubingungkan-"
"Siapa yang mengambil kotak ajaib ini dari dasar telaga
Tay-pek tie?" "orang itu tidak perlu disangsikan, orang yang
mengambil kotak ajaib dari telaga Tay-pek tie adalah aku
pribadi........" "oh ... ." Kim Hong menjadi bingung. Permainan apa
yang dilakukan oleh Tamu Tidak Diundang dari luar
daerah yang palsu ini" Sebentar memihak kepada golongan
Kalong sebentar memihak kepadanya" Dan kini terjadi pula
perobahan ajaib yang tidak mungkin bisa terjadi.
Dugaan Kim Hong jatuh kepada tipu muslihatjago
samaran yang berada didepannya, pertama-tama, sengaja
mengambil isi dari pada benda-benda berharga yang berada
didalam kotak ajaib, sesudah itu diserahkan kepadanya.
Seolah-olah hendak menjadi orang baik. Mau mengambil
hatinya" Inilah rencana tertentu. Tiba-tiba saja Kim Hong
tertawa berkakakan: "Ha ha ha........."
"Apa yang kau tertawa kan?" Bertanya Tamu tidak
diundang dari luar daerah imitasi.
Secepat itu pula, tangan Kim Hong bergerak, dia
memegang pergelangan tangan Sijago silat misterius,
dengan dingin ia berkata:
"Hei, sandiwaramu lumayan juga Sayang Kau terlalu
memandang rendah diriku, kalau saja kau tidak
menyerahkan catatan-catatan ilmu silat peninggalan dua
belas partay dan obat Tiang Seng-pu-lo-tan, jangan harap
kau bisa hidup keluar dari tempat ini."
Keadaan Tamu tidak diundang dari luar daerah sangat
lemah, sesudah terpukul oleh Mobilson, dia menderita luka
dibeberapa tempat. Karena itu dengan mudah dia bisa
dibekuk orang, Dituduh seperti itu dia tidak marah, hanya tertegun
sebentar, dengan suara tenang dan datar dia berkata:
"Sama..... cocok"
Kim Hong membentak: "Apa yang sama" Apa yang
cocok?" "Inilah tabiat-tabiat yang dimiliki oleh ayahmu." Berkata
Tamu tidak diundang dari luar daerah yang palsu. "Dia
penuh curiga. Kau juga penuh curiga. Dia banyak
menyebar Cinta, kau juga banyak menyebar Cinta.
Demikian ayahmu, demikian pula anaknya. sangat sama.
Mirip sekali. cocok setali tiga uang."
"Kau kenal kepada ayahku?" Bentak Kim Hong. Dengan
dingin, Tamu tidak diundang dan luar daerah berkata: "Lebih
daripada kenal. Huh......"
"Huh apa?" Bentak Kim Hong marah. "Apa kesalahan
ayahku?" "Apa kesalahan ayahmu?" Berkata jago misterius itu.
"Tanya sendiri kepadanya , dia bukan dewa, apa diwajibkan
aku patuh dan hormat kepadanya?"
"Kau siapa?" bentak Kim Hong,
"Tanya kepada ibumu, siapa aku, "berkata Tamu Tidak
Diundang dari luar daerah yang palsu.
"Kau kenal dengan ibuku?" Hal ini berada diluar dugaan
Kim Hong. "Mengapa tidak kenal?" Berkata Tamu tak diundang dari
luar daerah yang palsu. "Dia Sudah menjadi penguasa
rumah penjara rimba persilatan digunung Tay-pa San"
Anggapannya tak ada orang yang tahu" ha ha ha..."
Kim Hong menjadi heran, dia bertanya: "Tapi ibuku
tidak kenal kepadamu. Kalau dia kenal, Sudah tentu dia
beritahu." "Tidak kenal?" Ulang tamu tidak diundang dari luar
daerah yang palsu. Ha ha..., apa betul" Apa betul dan tidak
kenal, apa sengaja melupakan diriku. coba tanya lagi, pasti
dia ingat." "Berpikir sebentar, tiba-tiba setitik pikiran berkelebat,
Kim Hong berkata. "Mungkinkah kau adalah Suheng dari
ibuku?" "Aku lebih suka disebut orang sebagai murid Suma Cin,"
berkata tamu tak diundang dari luar daerah yang palsu.
"Daripada disebut suheng dari ibumu."
Dugaan Kim Hong tidak salah Tamu tak diundang dari
luar daerah yang palsu adalah SUheng dari ibunya,
namanya cie Hoa Hong Menurut Cerita Suma Siu Khim sang suheng cie Hoa
Hong adalah seorang baik. Tapi dari kenyataan yang Kim
Hong saksikan, tindak tanduk tamu tidak diundang dari
luar daerah yang palsu ini sangat menyulitkan dirinya,
karena itu ia berkata: "Betul-betul aku tidak mengerti ?"
Tamu tak diundang dari luar daerah yang palsu cie Hoa
Hong berkata: "Apa yang tidak dimengerti ?"
"Kau memalsukan seseorang, kau berkomplot dengan
golongan Kalong, terakhir kau berkhianat pula kepada
golongan Kalong Apa maksud tujuanmu?"
cie Hoa Hong berkata: "Kau tidak mengerti maksud tujuanku, karena aku sudah
menyerahkan kotak ajaib kepadamu?"
"Ya. Betul-betul tidak mengerti."
cie Hoa Hong melirik kearah mayat Lim Keng Hee,
Walau hanya sebentar, cukup menyuruhkan perasaannya,
seraya menghela napas berkata: "Sedikit banyak ada
hubungannya dengan nyonya ini "
"Apa hubunganmu dengan cici Lim Keng Hee?"
Bertanya Kim Hong. Tamu tak diundang dari luar daerah
yang palsu cie Hoa Hong berkata
"Lim Keng Hee adalah seorang Wanita yang baik
seorang wanita suci. Terus terang kukatakan kepadamu,
sesudah meninggalkan ibumu, aku berkelana dirimba
persilatan selama duapuluh tahun, aku hidup dengan
kekosongan hati belum pernah terganggu, tapi...sesudah
bertemu dengan Lim Keng Hee. kelelakianku hidup
kembali, walau dia tak tahu betapa Cintaku kepadanya, tapi
hanya hatiku seorang diri yang tahu."
"Aaaa..." Berteriak Kim Hong kaget. "Mengapa kau
tidak memberi tahu kepadanya?"
Ternyata cie Hoa IHong menyintai Lim Keng Hee
Tamu tak diundang dari luar daerah yang palsu cie Hoa
Hong berkata: "Masih belum waktunya, Lim Keng Hee adalah seorang
wanita suci, aku takut, lebih takut lagi kalau bisa
mengganggu usahaku."
"Eh, apa usaha supek?"
Kim Hong harus memanggil Supek kepada cie Hoa
Hong, mengingat cie Hoa Hong adalah suheng dari ibunya.
cie Hoa Hong berkata: "Tujuanku menyatmar jadi tamu
tak diundang dari luar daerah yang palsu ada dua maCam
yang pertama adalah mengambil kotak ajaib ini"
Napas cie Hoa Hang menjadi sangat sengal, suaranya
lemah, ia mengambil sesuata, ditelannya segera, itu obat
penguat badan-.. Dan sesudah makan obat tersebut, cie Hoa Hong
menjadi kuat kembali, ia berkata "Sebelum aku mati ..."
"Apa" kau juga mau mati?" Berteriak Kim Hong.
"Lukaku lebih berat dari Lim Keng Hee, aku terkena
pukulan Hamid sampai dua kali, hanya obat inilah obat
yang terakhir, sebelum aku mati, tolong sampaikan pesan
kepada seseorang, namanya Bok Siu..."
"Piauw-peng-klam-khek Bok Siu?" berkata Kim Hong
terkejut. Ternyata Piauw-peng-kiam-khek Bok Siu adalah murid
dari Tamu tak diundang dari luar daerah yang palsu.
"Dia adalah muridku," berkata cie Hoa Hong. "Dia
adalah putri tunggal dari panglima perbatasan, aku pernah
menjadi guru pelatih pada tentara ayahnya. aku kenal
kepadanya Negara Tay-Wan-kok adalah negara yang kuat,
laki dan wanita berkepandaian silat, disaat aku memasuki
negara tersebut. aku menemukan sibanci Jie-hong Hu dan
jago nomor satu Hamid dan Jooss serta Mobilson. aku tahu
sifat-sifat Jie Hiong Hu, atas desakan dan ajakan Jie Hiong
Hu, Hamid, Jooss dan Mobilson telah berkomplot, mereka
hendak menguasai daerah Tionggoan- Maka itu aku
beritahu kepada panglima perbatasan, seperti apa yang
kuduga Jie Hiong Hu mendirikan partay Kalong, karena itu
aku menggunakan nama Kebesaran tamu tak diundang dari
luar daerah mengabdikan diri kepadanya, sehingga suatu
hari pertemuanku dengan ayahmu. sesudah pertemuan
dengan ayahmu, hingga Jie Hiong Hu mengetahui bahwa
aku adalah Tamu Tak diundang dari luar daerah yang
palsu, tapi, tak menganggap sesuatu apa...."
"Bila supek bertemu dengan ayah?" Berteriak Kim Hong
kaget. Tamu tak diundang dari luar daerah yang palsu cie Hoa
Hong berkata: "Itu waktu kau juga ada, disaat aku sama sikakek ie-oe
saling tarik urat, kau dan Leng Bie Sian datang, aku
terpaksa menempur ayahmu."
"Eh...Tamu tidak diundang dari luar daerah itu yang
diartikan sebagai ayah ?" Berteriak Kim Hong kaget.
"Ehm," cie Hoa Hong memandang Kim Hong,
"Mungkinkah ayahmu belum mau mengaku?"
"Apa yang di aku?" Bertanya Kim Hong.
"Dia belum membuka tutup kerudungannya. Dia tak


Tangan Berbisa Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menyebut bahwa dia adalah ayahmu?"
"Maksudmu. Tamu tidak diundang dari luar daerah yang
asli itu adalah ayah?" Bertanya Kim Hong.
"Ya, Tamu tak diundang dari luar daerah Kim Hoong
adalah ayahmu." "Tidak mungkin-...tidak mungkin-.." berkata Kim Hong.
"Apa yang tidak mungkin?" bertanya cie Hoa Hong.
"Mana mungkin Tamu tidak diundang dari luar daerah
yang asli menjadi ayahku?"
"Ha ha...." cie Hoa Hong terrawa. "Betul-betul tamu tak
diundang dari luar daerah adalah ayahmu."
Kim Hong berkerut alis, ia berkata:
"Terus terang kukatakan, aku sudah berhasil menemukan
ayahku. itulah yang bernama oey-ceng, itu waktu aku tidak
tahu, ia menyerahkan kipas Han-Siong-Giok-tlok. Dan
sesudah dibuktikan ibuku, betul-betul dia adalah ayahku."
"Tidak salah lagi. Tamu tak diundang dari luar daerah
asli itu adalah ayahmu namanya Kim Hoong."
"Tidak mungkin." Berkata Kim Hong. "Tamu tak
diundang dari luar daerah yang asli sudah tertawan didalam
rumah penjara rimba persilatan yang baru."
"Mengapa kau keras kepala." bertanya cie Hoa Hong.
"Apa buktinya?" Bertanya Kim Hong.
"Karena urusan ibumu dan ayahmu. telah bertahuntahun
kuikuti dirinya, mungkin orang lain tidak tahu, siapa
nama asli Tamu Tidak Diundang dari luar daerah tapi aku
cie Hoa Hong tahu. Tamu Tidak Diundang dari luar daerah
adalah Kim Hoong, siapa berhasil mendidiknya, aku juga
tahu, aku tahu orang yang menjadi gurunya."
"Siapa gurunya?" Bertanya Kim Hong.
"Kongsun Bwee Kun-" Berkata cie Hoa Hong. "orang
yang berhasil mendidik ayahmu berkepandaian silat tinggi
adalah Kongsun Bwee Kun adalah kekasih sikakek
gelandangan Kiat Hian, Kongsun Bwee Kun gagal kawin
dengan sikakek gelandangan karena bujukan orang, dia
berhasil kena ajakan dan desas-desus, sesudah
meninggalkan daerah Tionggoan dia lari kenegara Taywan-
kok, disana dia kenal kepada jago Tay-wan-kok Jooss,
dan akhir Kongsun Bwee Kun menikah dengan Jooss.
Kemudian mengetahui kalau langkahnya itu adalah
langkah yang salah, dia kena bujukan orang, tidak
seharusnya dia meninggalkan sikakek gelandangan Kiat
Hian, Karena itu dia juga meninggalkan suaminya kembali
kedaerah Tionggoan, menyucikan diri menjadi biarawati,
dia mengganti nama menjadi Pan Su Lonnie. Hal ini betulbetul
terjadi belum lama, seperti apa yang sudah kau
katakan Jooss sedang pergi kegunung Lui-san mencari
istrinya lagi, istri Jooss yang melarikan diri adalah Kongsun
Bwee Kun" Kim Hong semakin hebat, ia bertanya: "Pan su Lonnie
Kong-sunBwee Kun menetap digunung Lui-san?"
cie Hoa Hong menganggukkan kepala seraya berkata:
"Dia pernah menetap untuk beberapa waktu, Karena dia
malu kepada sikakek gelandangan Kiat Hian, tidak berani
bertemu dengan sikakek gelandangan Kiat Hian maka dia
tidak menetap disuatu tempat yang pasti. Kini dimana ia
menetap" Aku tidak tahu"
Sampai Cerita ini, baru Kim Hong mengerti, apa yang
menyebabkan Sifat gilanya si kakek gelandangan Kiat Hian,
ternyata Kiat Hian tergila-gila Kongsun Bwee Kun, walau
Kongsun Bwee Kun sudah menjadi biarawati, mengganti
nama menjadi Pan Su Lonnie, Kiat Hian masih mencaricarinya
tidak berhasil, karena itu ia sakit ingatan. Lagi-lagi
korban asmara Terdengar elahan napas panjang cie Hoa Hong berkata
lagi: "Umur mereka sudah hampir mencapai delapan puluhan
tahun, tapi kepada kekasihnya masih tetap tidak bisa
dilupakan, dalam soal ini aku tidak bisa menandingi sifat
mereka........" Kim Hong bertanya: "Apa yang menyebabkan Kongsun Bwee Kun cianpwee
meninggalkan Kiat Hian cianpwee?"
cie Hoa Hong berkata :"Fitnah itu keluar dari mulut Yap
Yok Hong. Yap Yok Hong adalah nenek ubanan yang kau
jumpai digunung Lie-Liang San itu. Yap Yok Hong hendak
kawin kepada kakek gelandangan Kiat Hian, maka dia
membuat fitnah jahat sengaja dikatakan kalau Kiat Hian
sudah menikah dan mempunyai anak, itulah yang
menyakiti hati Kongsun Bwee Kun, tanpa menyelidiki
kebenaran dari cerita tersebut, tanpa menyadari akibatnya
Kongsun Bwee Kun meninggalkan sang kekasih..."
"Apa Yap Yok Hong berhasil kawin dengan Kian Hian
cianpwe?" "Kau kira Kiat Hian mau mengawini Yap Yok Hong?"
"ouw......" "Karena itulah urusan mereka berantakan, berceceran,"
"Eh, kau katakan kalau Tamu tak diundang dari luar
daerah yang asli itu sebagai ayahku, siapa pula laki-laki
yang menggunakan nama samaran Oey Ceng?" cie Hoa
Hong berkata: "Aku belum melihat laki-laki yang menggunakan nama
samaran Oey Ceng itu, maka aku tidak bisa
memberitahukannya. Tapi yang pasti Oey Ceng bukanlah
ayahmu." "Tidak mungkin. Ibu mengatakan dia adalah ayahku.
Dari mana dia mendapatkan kipas wasiat Hian-siang-Gioktiok"
"Mana kutahu!" jaWab cie Hoa Hong. "Kalau kau
mempunyai pegangan kuat bisa memenangkan penguasa
rumah penjara yang baru mengapa kau tidak menantang,
menyelidiki sendiri ?"
"Aku tidak bisa memenangkan pertandingan itu. Ilmu
silat penguasa rumah penjara rimba persilatan yang baru
sangat misterius, aku bukan tandingannya."
Sesudah itu, ceritakan bagaimana dia bersama-sama lakilaki
yang menggunakan nama samaran Oey Ceng itu
memasuki rumah penjara yang baru, menantang penguasa
rumah penjara tersebut, terakhir dikalahkan.
cie Hoa Hong berpikir beberapa saat, sesudah menghela
napas ia berkata: "Kalau kau berhasil memakan obat Tiang-seng-pu-lo-tan,
keajaiban bisa berubah, aku kira kau mempunyai kekuatan
untuk mengalahnya....."
Disebutnya nama obat Tiang-Seng-pu-lo-tan yang berada
di dalam kotak ajaib, kecurigaan Kim Hong kambuh
kembali, dia bertanya: "Kau mengaku suheng dari ibuku yang bernama cie Hoa
Hong, apa buktimu?" cie Hoa Hong membuka tutup kerudung mukanya,
disana tampak sebuah wajah yang cukup tampan- ditengahtengah
dari kedua alis terdapat tahi lalat hitam,
menunjukkan jarinya pada tahi lalat hitam itu, dia berkata:
"Bisakah memberi tanda ini sebagai bukti?"
Kim Hong berkata: "Aku harus bertanya dulu kepada ibu."
"Sebelum kau mengaku aku sebagai supekku, apa yang
hendak kau lakukan?"
"Aku hendak membawa kau kepada ibu, disana dia bisa
membuktikannya." "tidak mungkin, Sudah terlambat, seperti juga keadaan
Lim Keng Hee, aku bisa terbaring di tempat ini. Terbaring
untuk selama-salanya."
Kim Hong terkejut, hampir dia berteriak: "Betul-betul
sudah tidak bisa ditolong lagi?"
"Aku terpukul oleh Hamid, keadaan lukaku lebih hebat
dari Lim Keng Hee, aku tidak mati, karena bantuannya
obat-obat ini, tapi obat terakhir sudah kumakan habis, tidak
mungkin dapat ditolong lagi."
"Betul-betul tidak bisa ditolong lagi?" Bertanya Kim
Hong, "Kecuali mendapat obat Tiang-seng-pu-lo-tan," berkata
Tamu tidak diundang dari luar daerah yang palsu itu.
Kim Hong masih belum yakin, siapa dianya orang yang
menggunakan nama samaran Tamu tidak diundang dari
luar daerah yang palsu ini. Apa bukan mungkin sebagai tipu
muslihat" Siapakah Tamu tidak Diundang dari luar daerah yang
palsu" Dia mengaku sebagai suheng dari rumah penjara
rimba persilatan digunung Tay-pa-san- Apa buktinya"
Betulkah namanya cie Hoa Hong" Apa betul-betul dia
sudah hampir mati" Napas Tamu tidak Diundang dari luar daerah yang palsu
lemah kembali, ia berkata rendahan:
"Mungkin kesalahanku. Itu waktu saat aku memasuki
telaga Tay-pek tie, terlalu cepat mendapatkan kotak ajaib.
Sekarang kupikir kembali mungkin kotak ajaib ini adalah
kotak ajaib yang palsu. Kotak ajaib yang asli masih
terpendam ditelaga Tay-pek-tie. Karena salah mengambil
kotak ajaib tidak mungkin mendapat pel obat Tiang sengpu-
lo-tan, tidak mungkin jiwaku diperpanjang pula........"
Kim Hong berkata: "Menurut cerita Lim Keng Hee cici. Sesudah Jie Hiong
Hu mendapatkan kotak ajaib selalu dibawa-bawa olehnya,
mengapa kau mengatakan kau yang menemukan didasar
telaga Tay-pek-tie?"
"Ya Akulah yang mengambil kotak itu. Kuambil dari
dasar telaga Tay-pet-tie."
"Betul-betul cianpwee yang mengambil kotak ajaib
didasar telaga Tay-pek-tie?" Bertanya Kim Hong.
"tidak perlu kau ragukan. Akulah yang mengambil kotak
ajaib dari telaga Tay-pek-tie kuserahkan kepada jie Hiong
Hu, tapi tidak begitu tolol, kuganti kunci mas yang
kesepuluh dengan kunci mas yang palsu, maka diapun tidak
membukanya" "Mengapa kotak ajaib sudah kosong?"
"Inilah yang membingungkan diriku."
"Mengapa cianpwee mau bernaung dibawah panji
kebesaran partay Kalong?"
"Dalam soal ini, ada sebab-sebab penting mengambil
bagian juga urusan ayahmu. Terus terang kukatakan sedikit
banyak aku tidak puas kepada ayahmu, aku memalsukan
dirinya dan bernaung dibawah panji golongan Kalong
itulah suatu pembalasan, dengan harapan ini agar ayahmu
menjadi marah, biar dia menempur ibumu digunung Taypa-
san, tapi tidak berhasil, ayahmu kukuh kepala....."
Baru sekarang Kim Hong mengerti, siapa adanya tamu
tak diundang dari laar daerah yang asli, siapa adanya Tamu
tak diundang dari luar daerah yang palsu" Tapi.....Siapa
pula Oey Ceng" Menurut pengakuan ibunya, Oey Ceng adalah nama
samaran dari ayahnya. Persoalan ini yang membingungkan Kim Hong, satu
bayangan lagi hadir ditempat itu, Kim Hong terkejut dan
bersiap siaga, tiba-tiba ia berteriak
"Aaaa ... ibu" Orang yang datang adalah penguasa rumah penjara
rimba persilatan gunung Tay-pa San Suma Siu Khim
Tanpa menghiraukan anaknya, Suma Siu Khim berkata:
"Lekas, lekas mencari tempat bersembunyi. Mereka sudah
datang" Sesudah itu, memandang kearah Tamu tak diundang
yaog palsu cie Hoa Hong, Suma Siu Khim berkata:
"Suheng, aku datang......"
Tamu tak diundang dari luar daerah yang palsu betulbetul
adalah cie Hoa Hong. Dia sudah berada diambang
pintu kematian- matanya dikatupkan, mendengar suara
Suma siu Khim, ia mementangkan matanya lebar-lebar,
hampir tidak percaya, ia bertanya; "Sumoay, betul-betul
kau?" Suma Siu Khim berkata; "Bukan waktunya kita bicara, lekas cari tempat
persembunyian-" Kim Hong mengangkat cie Hoa Hong, mereka melarikan
diri. cie Hoa Hong cepat berkata; "Kesitu Buka baju itu"
Menurut petunjuknya, Kim Hong mengangkat sebuah
batu besar, disana terdapat goa, bersama-sama memasuki
goa tersebut. Sesudah membaringkan cie Hoa Hong di dalam goa
tersebut, Suma Siu Khim dan Kim Hong memandangnya
dengan lirih. Suma siu Khim berkata:
"Aku dari kota Lie wie mengejar sicodet merah itu
hingga disini, belum lama, aku melihat kau menempur
seseorang. Lagi urusan orang-orang dari Tay-wan-kok. itu
waktu aku tidak tahu kalau kau, kulihat kau terpukul,
kulihat kau melarikan diri sehingga sampai disini, ternyata
kau adalah cie suheng....."
Sesudah itu, Suma Siu Khim menoleh kearah Kim Hong
dan berkata: "Kau jaga mulut goa, kudengar seperti ada
orang yang datang." Meninggalkan ibunya dan cie Hoa Hong, Kim Hong
menuju kemulut goa. tidak lama kemudian, dari jauh, dari luar goa tersebut
terdengar Lam-kek Sin-kun Im Liat Hong;
"Hamid cianpwe, disini ada segumpal darah"
Berbareng terdengar pula suara yang lain; "Ya Disini
juga ada bekas tanda darah" Disusul dengan suara yang lain
pula: "tidak salah lagi Mereka melarikan diri tempat ini. Lekas
ikuti tanda darah itu, kejar mereka"
Itulah suara sikakek rambut merah bercodet Mobilson
MENDENGAR suara Mobilson, hati Kim Hong
tercekat, mengintip keluar goa, disana terdapat enam orang
sedang menuju kearahnya. Keenam orang itu berada dibawah pimpinan orangorang
berambut merah, mereka adalah Hamid, Mobilson
dan lain-lainnya. Mengetahui rombongan Hamid sedang menuju ketempat
ini, hati Kim Hong semakin tercekat.
Disini masih ada ibunya, sang ibu pernah menempur
Mobilson, itu waktu Mobilson harus menderita sedikit luka,


Tangan Berbisa Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tapi selisih silat mereka tidak terlalu jauh. Sesudah datang
bantuan Hamid dan kawan-kawan, mungkinkah sang ibu
mempunyai kekuatan untuk mengalahkan begitu banyak
jago kelas satu?" Kaki Kim Hong sudah dilejitkan, bersiap keluar untuk
menampili pergi rombongan Hamid. Tapi hal itu gagal
dilakukan, mengingat bahaya yang lebih besar.
Darah cie Hoa Hong yang bertetesan dijalan menjadikan
pedoman mereka, memberi petunjuk kepada rombongan
itu, dimana sang buronan menyembunyikan diri. sebentar
kemudian, terdengar suara Mobilson berteriak girang: "Ha
Disini ada bekas tetesan darah. Mereka lari kearah sini."
Terdengar suara Alwi yang berteriak girang. "ada goa...
Tentu bersembunyi disana"
Terdengar suara Sulek berkata: "Biar teecu yang masuk
menangkapnya." Terdengar suara Hamid berkata: "Tunggu dulu"
"Tungga apa lagi?" Inilah suafa Mobilson-
Terdengar suara Hamid: "Mobilson sute, apa betul-betul dia sudah terluka?"
Terdengar suara Mobilson: "tidak perlu diragukan. Ia
telah kena pukulanku, lihat... Dia sudah muntah darah
segar. Inilah bukti."
Hamid ragu-ragu sebentar dan bertanya: "Goa itu
tertutup oleh batu besar. mengapa dia masih mempunyai
kekuatan geser batu-batu besar" Bobot batu besar itu paling
sedikit seribu kati."
Terdengar suara Mobilson- "Jangan lupa, menyertainya
adalah sibocah Cin Hong."
Terdengar suara Hamid: "Im Liat Hong, coba kau lihat"
Lam-kek Sin-kun Im Liat Hong mengiakan, perlahanlahan
menuju kearah goa. Didalam goa Kim Hong menahan napas, ia sedang
memaki Hamid yang licik, tidak mau menyuruh orang
sendiri, tapi membiarkan si Im Liat Hong dan golongan
Kalong yang mengantarkan jiwa.
"Hah tidak perduli, siapa yang masuk. akan kupukul
sampai remuk." Kemudian bgrpikir Kim Hong.
Suara Lam-kek Sin-kun Im Liat Hong semakin dekat,
derap langkah kaki bergeser, keadaan menjadi tegang, Kim
Hong menunggu didalam goa.
Goa itu cukup dalam, sebentar kemudian Lam-kek Sinkun
Im Liat Hong tidak meneruskan langkahnya, terdengar
ia berteriak dalam: "Cin Hong kalau betul-betul pria sejati, hayo Keluar..
Jangan main petak-umpat ditempat gelap"
Hati Kim Hong tercekat, sangkanya tempat
persembunyiannya sudah diketahui oleh Lam-kek Sin-kun
Im Liat Hong, maka gagallah rencana membikin
pembokongan, dia bermaksud menerjang keluar, tiba-tiba
pundaknya terasa dipegang orang, itulah Suma Siu Khim
yang membisiki anaknya: "Jangan ladeni"
Betul-betul Lam-kek Sin-kun Im Liat Hong bersifat
menggertak, ia takut mendapat bokongan, karena itu
berteriak-teriak. Menunggu beberapa waktu, tidak ada reaksi, Lam-kek
sin-kun Im Liat Hong semakin berani, putusannya. tidak
ada orang, Maju lagi tiga langkah dan berkata:
"Cin Hong, lebih baik kau keluar. dengan nama ayahmu
sebagai penguasa rumah penjara rimba persilatan, mereka
tidak berani mengganggu dirimu. Keluar Aku berpura-pura
kalah kau boleh melarikan diri. Setuju?"
Suara Lam-kek Sin-kun Im Liat Hong jadi agak
melemah, seolah-olah hendak mencari persahabatan-
Kim Hong menolehkan kepala, memandang kearah
ibunya yang berdiri dibelakang.
Suma siu Khim menggeleng-gelengkan kepala, itulah
suatu tanda jangan ladeni Lam kek Sin-kun Im Liat Hong.
Terdengar lagi suara Lam-kek Sin-kun Im Liat Hong:
"Cin Hong, kuberitahu kepadamu, aku memasuki
golongan Kalong bukan sejujurnya, aku tidak tahu kalau Jie
Hiong Hu si banci itu hendak berlaku jahat, apa lagi
sesudah kedatangan orang-orang dari luar daerah, mereka
petantang-petenteng, sangat sombong, aku tidak bisa
menyaksikan sikap mereka yang seperti itu maksudku
hendak meninggalkan golongan Kalong, tapi tak ada
kesempatan- Hayo, keluarlah, aku tidak mengganggu."
Hati Kim Hong terharu, pengalamannya masih cetek.
menoleh lagi, memandang kearah sang ibu, seolah-olah
berkata: "Bagaimana, kukira dia betul-betul."
Suma Siu Khim masih tetap menggelengkan kepala.
sebentar kemudian, terdengar suara Lam-kek Sin-kun Im
Liat Hong tertawa seram"
"Maknya dirodok, bocah ini tidak berada didalam, aku
ketakutan kepada bayangan sendiri. Biarpun disertai
bapaknya pemilik rumah penjara rimba persilatan aku tidak
takut" Mata Kim Hong mulai melihat satu bentuk tubuh yang
besar, ada bayangan yang memasuki kearah dekatnya.
Disaat Kim Hong hendak mengayun tangan gerakan
Suma Siu Khim lebih cepat, "crat!! dia menotok jatuh Im
Liat Hong dengan sepasang matanya yang memancarkan
cahaya. Suma Siu Khim membentak:
"Im Liat Hong kenal kepada suaraku?"
Dalam keadaan samar-samar Lam-kek Sin-kun melihat
seorang yang mengenakan pakaian warna hitam, suaranya
adalah suara penguasa rumah penjara rimba persilatan
digunung Tay-pa-san, ia berteriak kaget: "Kau.......Laucu
rumah penjara?" Suma Siu Khim menganggukkan kepala dan berkata:
"Bagus Kukira kau tidak berani berteriak keras, berteriak
berarti mati." Lam-kek Sin-kun Im Liat Hong adalah seorang iblis
jahat, tapi dihadapan Suma siu Khim tidak Ubahnya seperti
seekor tikus bertemu kuCing, tidak ada perlawanan sama
sekali, dia berkata memohon:
"Laucu, aku tidak pernah mengganggu dirimu.........."
"Hmm......." Berdehem Suma siu Khim. "Apa yang tadi
kau katakan?" Disaat ini dari luar goa terdengar suara Sulek berkata:
"Im Liat Hong mengapa tidak bersuara?"
Lam-kek Sin-kun Im Liat Hong memandang kearah
Suma Siu Khim, meminta petunjuknya. Suma Siu Khim
berkata perlahan: "Beri tahu kepadanya kau menemukan sebuah benda
ajaib, Suruh mereka masuk"
Lam-kek Sin-kun Im Liat Hong segera berteriak keras:
"Saudara Sulek. ada sesuatu yang sangat ajaib lekas
kalian masuk" Sebelum Sulek menjawab terdengar suara Hamid
bergeram diluar: "Apa yang kau saksikan?"
Im Liat Hong menjawab: "SuSah disebut. Masuklah..
Saksikan bersama-sama."
Terdengar suara Hamid: "Coba kau gambarkan benda
ajaib apa yang kau temukan?"
Lam-keK Sin-kun Im Liat Hong memandang kearah
Suma siu Khim lagi, meminta petunjuk berikutnya.
Suma Siu Khim berkata: "Kau beri gambaran sebuah
rumput leng-cie, tapi jangan disebut leng-cie."
Mengikuti petunjuk itu, Im Liat Hong berteriak keluar
goa: "Hamid cianpwe, disini ada sebuah rumput yang aneh,
bentuknya seperti jamur, ada selembar daun putih, seperti
telapak tangan....."
"ouw......."Berkata Hamid ogah-ogahan- "Mungkin
semacam rumput lengci. Tapi kau belum menemukan
musuh?" Im Liat Hong menjawab: "Belum, goa ini dalam sekali."
Hamid berkata: "Masuklah kedalam. Kalau ada berita
lain, beritahu lagi kepadaku."
Suma siu Khim gagal membawakan rencananya,
ternyata Hamid tidak tertarik kepada rumput Leng-ci.
Sesudah itu, ia membisiki ditelinganya Im Liat Hong
beberapa patah kata. Im Liat Hong berteriak keluar:
"ouw.... aduh...."
Terdengar suara Mobilson diluar goa: "Im Liat Hong"
Mengapa?" Sesudah berteriak menjerit, Im Liat Hong merintih:
"Aku keracunan. Tangan dan kakiku tak bisa digerakkan
Nah, tentu rumput ajaib ini.. Lekas kalian bantu"
Mobilson berkata diluar goa: "Kau keluar dulu."
Im Liat Hong merintih lagi: "tidak bisa Kakiku tidak bisa
digerakkan lagi." Terdengar suara Mobilson: "Heran, mengapa kau begitu
tidak becus?" Im Liat Hong berteriak: "Rumput ajaib ini sangat hebat, sudah ku usahakan,
aduh.....aduh....." Permainan sandiwara Im Liat Hong memang agak
lumayan, ia berhasil memanCing orang datang.
Tanpa suara, tiada desiran angin, stsuatu bayangan
memasuki lorong goa yang gelap itu.
Suma Siu Khim mempunyai mata yang lihay, ia
memukul kearah Si bayangan- Tepat dan cepat
Bayangan itupun menjulurkan kedua tangannya dan
terjadi benturan dua kekuatan- Bang
Berbareng. batu-batu di dalam goa rontok berguguran,
terjadi hujan abu. sebentar kemudian, sesudah keadaan itu
mereda. Suma Siu Khim menempel di dinding goa. tidak
bergerak dan bayangan hitam itu sudah terpukul keluar goa
lagi. Menyaksikan keadaan sang ibu, Kim Hong mendekati
dan berteriak "Ibu, bagaimana keadaanmu ?"
Im Liat Hong yang terbaring juga bisa menyaksikan
keadaan Suma Siu Khim, dia terus berteriak:
"Aaa,..kau....Seorang wanita ."
Suma siu Khim mengurut peredaran jalan darahnya
sebentar, mengeluarkan keluhan napas panjang, ia berkata
perlahan: "tidak apa-apa, Hamid itu memang lebih lihay dari
Mobilson. Tapi aku tidak kalah darinya. Lihat Ibumu masih
kuat bicara, sampai sekarang Si Hamid masih belum
terdengar suaranya."
Bersamaan dengan ini, diluar goa terdengar suara
Hamid; "Mobilson sute, awasi musuh didalam goa ada dua
orang. Yang satu adalah sibocah Cin Hong, seorang lagi
berbaju hitam wajahnya tak terlihat jelas....."
Mobilson menyambung suaranya
"Ha ....Itulah Wanita yang pernah kujumpai dahulu, istri
penguasa rumah penjara?"
Hamid bertanya heran: "Berita dari mana yang kau dapat" Masakan ada
penguasa rumah penjara rimba persilatan yang mempunyai
istri?" Mobilson berkata: "Wanita itu mengaku sebagai ibu Cin Hong, Cin Hong
mengatakan, penguasa rumah penjara adalah ayahnya,
kalau bukan istri dari Penguasa rumah peajara, siapa lagi?"
Terdengar suara gerungan Hamid, kemudian dengan
dingin berkata: "Bah Kalau betul penguasa rumah penjara mempunyai
istri begitu hebat, lebih baik kita pulang mudik saja sudah"
Mobilson bertanya: "Menurut pendapatmu?"
Dengan dingin Hamid berkata: "Kukira dia adalah
penguasa rumah penjara pribadi."
Dengan heran Mobilson bertanya: "Seorang wanita yang
menjadi penguasa rumah penjara."
Hamid berkata; "Apa kau pernah kau melihat, kalau si penguasa rumah
penjara seorang laki-laki?"
Mobilson berkata: "Dimisalkan betul, kalau orang ini adalah penguasa
rumah penjara rimba persilatan....."
Hamid memotong pembicaraan kawannya;
"tidak perlu menempur secara berkeras, perjalanan kita
kedaerah Tionggoan, yang penting untuk menyingkirkan
orang ini, lebih baik begini saja, kita atur....."
tidak menceritakan rencana Mobilson dan Hamid, di
luar goa. Dan mengikuti cerita didalam.
Suma siu Khim memagsang telinga panjang-panjang,
tidak ada reaksi yang lebih penting, dengan lega hati ia
menarik tangan Kim Hong memasuki goa lebih dalam, tiba
di riepan Tamu tidak diundang dari luar daerah yang palsu
cie Hoa Hong, dia menundukkan kepala, memegang urat
nadi suheng itu, ia berkata sedih: "Betul-betul tidak bisa
ditolong." Dua butir air mata menetes turun, Suma siu Khim
bersedih atas kematian sang suheng.
Kim Hong juga memeriksa jalan pernapasan sang supek.
betul-betul sudah gugur, dimedan pertempuran.
"Ibu." ia berkata, "Dia seorang jago silat."
Suma Siu Khim tidak bisa bicara, suatu waktu, sang
suheng pernah menaruh Cinta kepadanya, tapi itu Waktu
orang yang diCintainya adalah Kim Hoong, hingga terjalin
Cinta segi tiga, dan terakhir mereka pun berceceran-
Kini dia harus menghadapi kenyataan- orang yang
menyintai dirinya itu telah menghembuskan napasnya yang
penghabisan. cie Hoa Hong berkorban untuk menolong Kim Hong,
putra dari wanita yang pernah diCintai olehnya.
Disaat ini, dari luar goa berhembus angin masuk berasap
tebaL Lam-kek Sin-kun Im Liat Hiong yang tertotok dalam goa
itu terbatuk-batuk, tahulah rencana busuk apa yang sedang
direncanakan oleh rombongan dari luar daerah Tay-wankok
itu, dia berteriak keluar "Hamid cianpwee....jangan
kalian-, aeih....." Lam-kek Sin-kun Im Liat-Hong tidak bisa meneruskan
kata-katanya, ia terbatuk-batuk di-asap seperti itu.


Tangan Berbisa Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Terdengar suara Alwi diluar goa yang tertawa terbahakbahak:
"Sulek. masih ingatkah dimasa kecil kita, suatu waktu
bertemu tikus memasuki Liang, maka sang tikus diasap.
keadaannya seperti apa yang sekarang dihadapi, ha ha......"
Suma Siu Khim sudah cepat-cepat mengebumikan
jenazah cie Hoa Hong, menarik tangan Kim Hong, berkata
: "Ayo, mari kita berangkat, jangan biarkan mereka
mengasap tikus-tikus ditempat ini."
Suma Sui Khim mengajak Kim Hong memasuki Lubang
goa yang Lebih dalam, Kim Hong memandang ibu itu dan
bertanya: "Lubang goa ini ada tembusannya?"
"ada," berkata Suma Siu Khim berjaLan Lebih cepat.
"Bagaimana ibu tahu?"
"Supekmu yang memberi tahu, tembusan lobang goa ini
adalah puncak gunung Tay-pek san"
"Aaaa..." Kim Hong berteriak girang. "Sekalian kita bisa
ketelaga Tay-pek-tie, melihat rahasia kotak ajaib yang
sebenarnya." Suma Siu Khim berkata : "Bukan saja melihat-lihat, aku hendak menyuruh kau
menyelam kedasar telaga, mengambil kotak ajaib yang asli
Kukira kotak ajaib yang asli maSih tenggelam didasar yang
dalam." "Ibu hendak mendapatkan kotak ajaib?"
"Dahulu tidak, tapi sekarang sangat kubutuhkan- seperti
apa yang kau ketahui, ketiga jago dari daerah Tay-wan-kok
yang bernama Hamid,Jooss dan Dokucan itu mempunyai
kekuatan hebat, kalau saja mereka bergabung, celakalah
aku......" "Tapi........kotak ajaib adalah hak milik bersama dari dua
belas partay besar. Mana boleh ibu mengangkangi sendiri?"
"Apa hanya golongan Kalong saja yang boleh
mengangkanginya ?" "Golongan Kalong adalah orang dari jurusan fanatik,
tidak bisa disamakan dengan kita."
"Ibumu juga bukan dari golongan kesatria."
Suma Siu Khim menutup pembicaraan itu. Hati Kim
Hong bersedih, menundukkan kepala dan menetes air mata.
Suma Siu Khim dan Kim Hong meninggalkan Im Liat
Hong yang diasap didalam goa, mereka merayap naik
berliku-liku setengah hadan, akhirnya tembus juga dimulut
goa lain itulah goa timbunan, mereka berada dipuncak
gunung Tay-pek San- Setelah Suma Siu Khim dan Kim Hong muncul digoa
tembusan, hari baru saja menjadi pagi, pedut masih
mengumpul, puncak itu masih dengan salju yang memutih.
Menyaksikan keindahan alam yang begitu indah. Suma
Siu Khim menoleh kearah sang putra, dengan maksud
memberi petunjuk yang lebih berharga, tampak olehnya,
kedua kelopak mata Kim Hong yang menjadi basah, Suma
Siu Khim terkejut dan bertanya: "Eh, mengapa kau
bersedih?" Kim Hong menjawab: "Aku bersedih atas kematian cici Lim Keng Hee,
kematian supek dan kata kata ibu tadi....."
"ouw....." Suma Siu Khim berkata.
"Jangan menganggap sesuatu itu terlalu baik. Seseorang
yang hidup didalam dunia, kadang-kadang harus
menyeleweng dari kematian, agar tidak bisa terjerumus
kedalam kekangan-kekangan yang tidak rela "
"Ibu." Kim Hong menghela napas. "Aku hendak pergi
kepuncak Tay-pek hong."
"Apa yang hendak kau kerjakan dipuncak Tay-pekhong?"
Kim Hong menjaWab. "Melihat-lihat sesuatu yang belum juga kuketahui."
Suma siu Khim menganggukkan kepala dan menoleh
kearah lubang goa, menggerakan tangan, maka "belegur"
terjadi gempa bumi kecil ia menutup lubang goa itu dengan
tenaga dalamnya yang luar biasa.
Kim Hong meleletkan lidah, betul-betul sang ibu
memiliki kekuatan tenaga dalam hebat tenaga super sakti,
kalau saja tenaga dalam ini dijatuhkan kepada seseorang,
apa tidak remuk redam"
sesudah menutup goa tembusan itu, Suma Siu Khim
berkata: "Mungkin juga Hamid memasuki goa, kalau kita balik
kemulut goa yang pertama, mungkin kita mendapat giliran,
kita yang menjadi kuCing, mengasap tikus didalam goa."
"Betul" berteriak Kim Hong girang. "Mari kita
memutar." Suma Siu Khim tertawa dan berkata:
"Hanya satu kemungkinan- Tapi bukannya pasti. Si
Hamid itu adalah rambut merah berakal bulus, mana mau
dia menyerempet bahaya, paling-paling menyuruh ketiga
anak buafhnya yang masuk kedalam goa."
"Aaaa . percumalah kita balik kesana."
Suma Siu Khim menganggukkan kepala, dia berkata:
"Mari kita kepuncak Tay-pek-hong, melihat sesuatu yang
kau sendiri tidak ketahui itu."
Ibu dan anak merembet diantara lereng-lereng gunung,
melewati puncak Ngo-lo-hong, tidak lama kemudian
mereka sudah tiba dipuncak Tay-pek-hong.
Kim Hong merembet-rembet dan mencari-cari pada
rumput-rumput yang menghijau, pada suatu tempat batu
cadas dia berteriak: "Ini dia.. Ibu Lekas lihat"
Suma siu Khim mendatangi ketempat putera itu,
memandang kearah batu cadas tadi.
disana terdapat tulisan-tulisan, tulisan itu digoreskan
dengan tenaga dalam, tulisan yang dibagian kanan agak
rusak. yang dikiri berupa tulisan baru, suatu bukti bahwa
tulisan itu tidak tertera pada waktu yang bersamaan, tulisan
yang di kanan lebih lama dari tulisan dikiri lebih baru.
Tulisan yang dikanan berbunyi seperti berikut,
"Kutunggu rembulan yang turun, kutunggu kuli angin
yang dingin, bagaimana keadaan malam ini" Dimana
bayanganmu?" Tulisan yang disebelah kiri berbunyi lain, demikian
bunyinya: "Rambut kita sudah putih, jaman kita sudah selam. Apa
yang hendak diimpi-kan" Kerjaku memukul alat bok-kie."
Alat bok-khie adalah alat pemukul kentongan
sembahyang yang khusus tersedia bagi biarawati.
Memeriksa huruf diatas batu tulisan itu. Suma Siu Khim
menganggukkan kepala. Sebagai seorang wanita yang
cerdik, dia bisa membedakan yang disebelah kanan adalah
tulisan pria yang disebelah kiri adalah tulisan halus, tulisan
tangan seorang wanita. Dari kata-kata yang tertera pada
surat itu Suma siu Khim bisa menduga-duga, apa yang
terjadi diantara kisah Cinta pasangan itu, yang laki-laki
adalah seorang yang mempunyai perasaan halus, Cintanya
tak pernah terpadamkan- Yang wanita baru saja datang, sesudah meninggalkan
kata-kata itu, pergi lagi dan menyucikan diri.
Suma Siu Khim teringat kepada nasib dirinya sendiri,
kisah diantara kasih remajanya dengan Kim Hoong hanya
berselang beberapa Waktu, mereka telah melahirkan
seorang putera. tapi mereka belum melakukan perkawinan-Suma Siu
Khim terharu, dia bersedih dan bertanya: "Siapa yang
tulis?" Kim Hong menjawab: "Yang laki-laki adalah sikakek gelandangan Kiat Hian,
tulisan yang perempuan adalah tulisan Kongsun Bwee
Kun." Menoleh dan memandang kearah putera tersebut, Suma
Siu Khim bertanya: "Eh, bagaimana kau tahu?"
Kim Hong berkata: "Sikakek gelandangan yang memberitahu kepadaku,
setiap tahun, pada suatu hari dia pasti mengunjungi kesini,
karena dia tertawan dirumah penjara rimba persilatan,
maka dia meminta pertolonganku, hari itu aku terlambat
datang, menuju kerumah penjara yang baru. maka meminta
tolong In-jie melihat-lihat kalau-kalau ada tanda balasan,
tentunya Yo In-jie sesudah melihat adanya tanda baru ini,
dia sudah kembali kerumah penjara kita, dan memberitahu
akan akan adanya jawaban dari Kongsun Bwee Kunmemberitahu
kepada kakek gelandangan Kiat Hian."
Dengan heran, Suma Siu Khim bertanya.
"Bagaimana kau tahu, kalau Yo In-jie sudah datang
kepada Kiat Hian-" Kim Hong menyedot napas dalam-dalam, ia berkata
perlahan. "Aku tahu kejadian ini dari mulut Hamid disaat ibu
meninggalkan rumah penjara, pernah mengirim tantangan,
menerjang masuk. dan disaat itu sikakek gelandangan Kiat
Hian melarikan diri, mereka pernah bergebrak dan
bertempur, sepasang sinar mata Suma Siu Khim menjadi
liar kembali, dengan marah ia berkata: "Hai, berani dia
melarikan diri dari rumah penjaraku?"
Kim Hong menghela napas dan berkata: "Ibu mendirikan
rumah penjara rimba persilatan karena hendak memanCing
ayah. Karena itu ibu telah banyak orang dipenjarakan
hanya karena egoistis. Mementingkan diri sendiri. Pikirlah,
apa tidak keterlaluan ?"
"Aku tidak peduli, aku harus menangkapnya kembali,
dipenjarakan dan diberi hukuman yang lebih berat. Kalau
tidak bagaimana aku mempunyai muka menjadi penguasa
rumah penjara rimba persilatan?"
Kim Hong memandang kearah ibu itu, dia berkata
dengan penuh rasa kuatir.
"Ibu, aku mempunyai firasat tidak baik, perbuatanmu
yang ugal-ugalan ini bisa membawa akibat yang buruk.
Mungkin pula karena inilah, ayah tidak mau
menjumpaimu." "Siapa yang sudi dengan ayahmu," berkata Suma siu
Khim. "Dia mau datang, atau tidak, terserah kepadanya."
"kalau betul ibu mempunyai pikiran yang seperti itu,
mengapa tidak membubarkan rumah penjara rimba
persilatan?" Kemarahan Suma siu Khim tidak kepalang, tangannya
terayun. "Pang...." menempeleng pipi sang putra dengan
suaranya yang melengking, membentak: "Kau dilahirkan
dari mana" Berani melawan ibu sendiri?"
Butiran air mata turun menetes dari kedua kelopak mata
Kim Hong, ia menatapnya sebentar, tiba-tiba loncat turun
berlari pergi meninggalkan sang ibu.
Suma siu Khim hanya mempunyai seorang putra, dalam
kemarahan, ia menempeleng Kim Hong, melihat putra itu
cukup besar, ia mengejar. ilmu meringankan tubuhnya lebih
hebat dari sang putra, sebentar saja ia berhasil menyeret
sang putra ditariknya tangan putra itu, dan membentak:
"Mau lari kemana" Huh Hanya memukul kau satu kali,
kau sudah tidak mau ibu lagi?"
Kim Hong menangis Sedih, dia berkata;
"Ibu, didalam anggapanmu. keculi kau seorang,
mungkinkah jiwa semua orang itu bukan jiwa manusia?"
suma siu Khim tertegun, beberapa saat tidak bisa
menjawab pertanyaan putra tersebut, Tiba-tiba diapun turut
menangis. "Ibu gunakanlah sedikit aturan," bujuk Kim Hong
perlahan- "Jangan kau menyebut-nyebut aturan," berkata Suma Siu
Khim masih menangis. "Didalam riunla ini memang tidak
ada aturan, kalau ada aturan sudah seharusnya, sudah
aturannya, kalau ayahmu itu datang menjumpai aku."
Suma siu Khim mendirikan rumah penjara rimba
persilatan karena hendak memaksa Kim Hoong datang
menjumpainya. Suma siu Khim menjadi ugal-ugalan, menawan banyak
orang, adatnya keras dan berangasan itu disebabkan karena
patah hati. Teringat kepada nasibnya yang sedih, tangis Suma siu
Khim semakin panjang. Kim Hong terharu atas jawaban sang ibu entah
bagaimana, ia harus bisa membantu usaha merangkapkan
perjodohannya, ingin sekali sang ayah muncul ditempat itu,
agar mereka bisa kumpul menjadi satu. Melenyapkan
bencana rumah penjara rimba persilatan-
Teringat kepada ayahnya, Kim Hong bisa mengenang
kembali keterangan Tamu tidak di-undang dari luar daerah
yang palsu cie Hoa Hong, dikatakan, kalau Tamu tidak
diundang dari luar daerah yang asli adalah ayahnya yang
betul. Karena itu, Kim Hong menarik lengan bajunya dan
berkata: "Ibu Jangan menangis Kuberitahukan sesuatu."
"Sesuatu apa?" Suma siu Khim masih ter-isak-isak. Kim
Hong berkata: "Menurut cerita cie Hoa Hong supek. orang yang
menggunakan nama samaran Tamu tidak diundang dari
luar daerah yang asli itulah baru ayahku."
Mata Suma Sia Khim dipentangkan lebar-lebar, dengan
tidak percaya ia berkata: "Ia berkata seperti itu ?"
Kim Hong menganggukkan kepala lalu berkata; "cie Hoa
Hong supek menjamin kebenaran ini, dikatakannya juga ,
orang yang melatih ilmu silat kepandaian ayah adalah
tunangan si-kakek gelandangan Kongsun Bwee Kun- Kini
sudah menyucikan diri menjadi biarawati. mengganti nama
menjadi Pan-su Lonni. itulah tulisan tangannya."
Kim Hong menunjuk kearah tempat batu diatas
bertuliskan tadi. Suma Siu Khim mengedip-ngedipkan
matanya. Khim Hong berkata lagi: "Alasan cie Hoa Hong Supek
menggunakan nama samaran tamu tidak diundang dari luar
daerah menyelundup masuk menjadi anggota golongan
Kalong, adalah memanCing keluar ayah. Maka dengan
harapan ayah bisa menyerang ke rumah penjara rimba
persilatan, disana bisa menjumpai ibu."
Hal ini berupa satu berita baru. Suma Siu Khim
mengoceh, "Keterangan supekmu tidak perlu disangsikan lagi.


Tangan Berbisa Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Mungkin juga Tamu tidak diundang dari luar daerah yang
asli itu adalah ayahmu. Tapi...siapa lagi yang bernama Oey
Ceng" Mengapa dia memiliki ilmu wasiat Han-tiong-Gioktiok
?" Kim Hong mengangkat pundak berkata: "Ini juga
membingungkannya, kalau hendak ingin mendapat
kenyataan, mengapa kita tidak pergi kerumah penjara yang
baru digunung Bu-san?"
Suma Siu Khim berkerut alis, lalu menggelengkan kepala
dan berkata: "tidak mungkin- Rumah penjara digunung Tay-pa-san
sudah belasan tahun, sedangkan sejarah rumah penjara
yang baru di gunung Bu-san baru dua bulan. Kalau saja aku
datang menantang, bukankah mengakui keunggulannya?"
Mendengar kata-kata ibu yang seperti itu, Kim Hong tak
sepaham, ia menggelengkan kepala, berkata: "ibu kukuh
pendapat." "Persoalannya, siapa yang lebih lama. Dia harus
memimpin rimba persilatan,"
"Ibu merasa nama penguasa rumah penjara digunung
Tay-pa San tercemar kalau ibu menantang rumah penjara
gunung Bu-san?" "Tentu saja. Seharusnya dia menantang kerumah
penjaraku." Kim Hong berpikir sebentar, tiba-tiba dia menepuk paha,
berkata segera: "Betul!! Mengapa kita tidak menggunakan cara yang
seperti ini" ini tidak perlu menggunakan nama dari
penguasa rumah penjara, ini boleh mengggunakan nama
samaran menantang rumah penjara yang baru agar tak
terjadi rintangan gengsi, bukan?"
Suma Siu Khim berpikir untuk menimbang-nimbang
usul sang putra, lama sekali, akhirnya ia bicara:
"Bukan tidak boleh. Tapi. Kalau sampai diketahui
olehnya, bukankah sangat menurunkan martabat sendiri?"
Kim Hong berkata: "Tak mungkin, siapa yang pernah melihat wajah asli
penguaSa rumah penjara di gunung Tay-pa San" Siapa yang
tahu kalau seorang Wanita yang bernama suma Siu Khim
menjadi penguasa rumah penjara digunung Tay-pa-san,
Mana mereka tahu?" Suma Siu Khim berkata: "Sebelum aku menantang
rumah penjara yang baru, lebih dahulu kau harus
menyelam kedasar telaga Tay-pek-tie mengambil kotak
ajaib yang asli." Dengan berkerut alis Kim Hong bertanya: "Apa yang ibu
inginkan" obat Tiang-seng-pu-lo-tan, atau dua belas catatan
ilmu silat luar biasa."
Suma Siu Khim berkata: "obat Tiang-seng-pu-lo-tan, obat
ini penting untuk menambah tenaga kekuatan kita, kalau
ibumu tidak mendapatkan obat ini mana mungkin bisa
mengalahkan ketiga jago dari daerah Tay-wan-kok" Lebih
baik kau jangan kukuh kepala, jangan kau tentang maksud
ibumu, aku bersedia dikalahkan oleh siapapun juga tetapi
tidak mau dikalahkan oleh ketiga orang berambut merah
itu." Kim Hong bisa menerima dan berkata: "Baiklah. Tapi
ibu hanya boleh mengambil sebutir obat Tiang-seng-pu-lotan,
hak itu adalah hak dari oey-san.pay, yang sebelas butir
lainnya harus dikembalikan kepada partai-partai yang
bersangkutan." Suma Siu Khim menggebahnya, dengan uring-uringan ia
berkata: "Baiklah....baiklah....lekas kau ambil kotak ajaib di
dasar telaga Tay-pek-tie itu."
Sesudah mengambil putusan yang dianggap tepat, Suma
siu Khim mengajak Kim Hong menuju kearah telaga Taypek-
tie kembali. Disaat itu, dua bayangan mendatangi kearah mereka,
seorang adalah kakek berpakaian kotor, beKWarna hitam,
rambutnya sudah putih beruban, terumbang-ambing dan
awut-awutan-seorang lagi adalah gadis bertubuh kecil,
mengenakan pakaian berwarna merah, sangat lincah dan
gesit. Mereka adalah sikakek gelandangan Kiat Hian dan Yo
In-jie Menampak datangnya dua bayangan itu, wajah Suma
Siu Khim ditekuk masam-masam, dengan dingin ia berkata:
"Bagus." orang buronanku dan Sumoaymu itu datang,"
Ikat Pinggang Kemala 1 Bara Dendam Menuntut Balas Seri Kesatria Hutan Larangan Karya Saini K M Dendam Empu Bharada 34
^